PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SDN PLAOSAN 2
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Didit Yudianto NIM: 121134145
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat dan hidayahNya dalam hidupku. 2. Kedua orangtuaku: Bapak Sarjuni dan Ibu Sutinah yang selalu memberi dukungan, menyayangi, mencintaiku serta mendoakanku. 3. Nenekku: Ibu Rubinah yang selalu mendoakanku. 4. Kakakku Dani Yuda Tama dan Widyasanti yang telah memberikan semangat. 5. Sahabat-sahabatku: Terimakasih atas semangat, dukungan, dan bantuan kalian. 6. Universitas Sanata Dharma almamater kebanggaanku.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Menghendaki sesuatu hanya karena tidak ada jalan lain adalah tindakan seorang hamba. Menghendaki sesuatu hanya karena tidak ada kesulitan adalah cara bertindak manusia yang berakal budi. Sedangkan menghendaki sesuatu walaupun ada kesulitan di dalamnya karena berpegang teguh pada suatu cita-cita yang luhur, itulah cara bertindak seorang pahlawan. -Narciso Irala-
Orang-orang menjadi begitu luar biasa ketika mereka mulai berpikir bahwa mereka bisa melakukan sesuatu. Saat mereka percaya pada diri mereka sendiri, mereka memiliki rahasia kesuksesanyang pertama -Norman Vincent Peale-
Selalu lakukan yang terbaik dan biarkan Tuhan melakukan selanjutnya -Ben Carson-
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Didit Yudianto NIM
: 121134145
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN
KEAKTIFAN
MENGGUNAKAN
PENDEKATAN
REALISTIK
INDONESIA
DAN
(PMRI)
PRESTASI
PENDIDIKAN PADA
BELAJAR
MATEMATIKA
MATA
PELAJARAN
MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SDN PLAOSAN 2”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 18 Februari 2016 Yang Menyatakan,
Didit Yudianto
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Februari 2016 Penulis,
Didit Yudianto
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK SISWA KELAS III SDN PLAOSAN 2 DIDIT YUDIANTO 121134145 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 Latar belakang penelitian ini adalah adanya masalah keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III di SDN Plaosan 2 masih dikatakan rendah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika, (2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran pendekatan PMRI, (3) meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran pendekatan PMRI. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Plaosan 2 berjumlah 22 siswa, sedangkan obyek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI. Peningkatan keaktifan belajar siswa berdasarkan kegiatan observasi diperoleh persentase jumlah siswa yang minimal cukup aktif pada kondisi awal 30% dengan nilai keaktifan 40 (termasuk dalam kriteria siswa sangat kurang aktif), meningkat pada siklus I mencapai 77% dengan nilai keaktifan 64 (termasuk dalam kriteria siswa cukup aktif), dan pada siklus II mencapai 81,8%dengan nilai keaktifan 68,4 (termasuk dalam kriteria siswa aktif). Peningkatan prestasi belajar siswa berdasarkan nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 62 meningkat pada siklus I yaitu 76,54dan pada siklus II mencapai 79. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 47,3% meningkat pada siklus I menjadi 72,72% dan pada siklus II meningkat menjadi 86,36%. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran Matematika semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Kata kunci: keaktifan, prestasi belajar, matematika, pendekatan PMRI
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT BY USING INDONESIAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (PMRI) ON THE MATHEMATICS SUBJECT TO THE THIRD GRADE STUDENTS OF SDN PLAOSAN 2 Didit Yudianto 121134145 Sanata Dharma University of Yogyakarta 2016 The background study of this research were activity problem and learning achievement of third grade students of SDN Plaosan 2. The purposes of this research are: (1) explain the learning implementation using Indonesian Realistic Mathematics Education Approach (PMRI) as the effort to increase the 3rd grade students’ activeness and learning achievement of Mathematics in SDN Plaosan 2; (2) increase and know the enhancement of 3rd grade students’ activeness of Mathematics in SDN Plaosan 2 using PMRI Approach; (3) increase and know the enhancement of 3rd grade students’ learning achievement of Mathematics in SDN Plaosan 2 using PMRI. This research uses Class Action Research by using 2 cycles. Subjects of this research are the 3rd grade students’ of SDN Plaosan 2 who are 22 students, whereas the objects of this research are the students’ activeness and learning achievement using PMRI. The enhancement of students’ learning activeness based on the observation obtained the percentage on the first condition 30% by the values of the activeness are 40 (included in the criteria for the student who is so less active), the enhancement in the first cycles reached 77% by the values of the activeness are 64 (included in the criteria for the student who is fairly active), and the second cycles reached 81,8%by the values of the activeness are 68,4 (include in the criteria for the student who is active). The enhancement of students’ learning achievement based on the first condition of the class’ average values are 62, the first cycle increased until 76,54 and the second cycle increase until 79. The percentages of students’ pass score on the first condition are 47.3%, increased in the first cycle to 72.72%, and increased in the second cycle to 86,36%. The conclusion of the research shows the PMRI can enhance the activeness and the learning achievement of learning Mathematics in the 3rd grade students’ of SDN Plaosan 2 in odd semester 2015/2016 academic year. Keywords: Activeness, learning achievement, mathematics, PMRI approach
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Pendidikan Metamatika Realistik Indonesia (PMRI) Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas III SDN Plaosan 2” Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa studi dan penyusunan skripsi, penulis mendapat dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Ibu Wahyu Wido Sari, M. Biotech selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Andri Anugrahana S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Seluruh dosen dan staf PGSD, terima kasih atas bantuannya. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Ibu Sudarini, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN Plaosan 2 yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 9. Bapak Wijiyanto, S.Pd., selaku guru kelas III SDN Plaosan 2 yang telah membantu dalam melaksanakan penelitian dan kerjasamanya. 10. Teman-teman PPL yang telah membantu dalam melaksanakan dalam melaksanakan penelitian. 11. Siswa-siswi SDN Plaosan 2 yang telah menyambut dengan baik dan dapat bekerja sama. 12. Orangtuaku dan nenekku yang tercinta, yang telah memberikan dukungan, doa, dan menunjang segala kebutuhan. 13. Kakakku yang tersayang yang telah memberikan semangat. 14. Sahabat-sahabatku: Dika, Deni, Yosafat, Ade, Vani, Christo, Mira, Epri, Eni, Debora, Defirra, dan semua teman-teman kelas D terima kasih atas dorongan, semangat dan bantuannya. 15. Teman-teman kelas D angkatan 2012. 16. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga karya penelitian ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, bahasa, dan penyusunannya, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan tulisan ini. Yogyakarta, 18 Februari 2016 Penulis
Didit Yudianto xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................................................................................................. vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 1.2 Pembatasan Masalah .............................................................................. 4 1.3 Rumusan Masalah.................................................................................. 4 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 5 1.5 Batasan Pengertian................................................................................. 5 1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................. 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ....................................................................................... 8 2.1.1 Teori Perkembangan Anak ................................................................. 8 2.1.2 Keaktifan Belajar ................................................................................ 10 2.1.3 Prestasi Belajar ................................................................................... 13 xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.4 Matematika ......................................................................................... 16 2.1.5 PMRI .................................................................................................. 17 2.1.6 Perkalian ............................................................................................. 20 2.1.7 Pembagian........................................................................................... 20 2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan .............................................................. 21 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 23 2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 26 3.2 Setting Penelitian ................................................................................... 27 3.3 Desain Penelitian ................................................................................... 28 3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 33 3.5 Instrumen Penelitian .............................................................................. 36 3.6 Teknik Pengujian Instrumen .................................................................. 42 3.7 Teknik Analisa Data .............................................................................. 58 3.8 Indikator Keberhasilan........................................................................... 61 3.9 Jadwal Penelitian ................................................................................... 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian ............................................................................... 64 4.2 Hasil Penelitian ...................................................................................... 73 4.2.1 Keaktifan Siklus I dan Siklus II................................................... 73 4.2.2 Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II ......................................... 82 4.3 Pembahasan .......................................................................................... 88 4.3.1 Peningkatan Keaktifan belajar Siswa .......................................... 89 4.3.2 Peningkatan Prestasi Belajar ....................................................... 91 4.3.3 Penerapan PMRI .......................................................................... 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 98
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................. 99 5.3 Saran ............................................................................................... 99 DAFTAR REFERENSI ....................................................................................100 BIODATA PENELITI ......................................................................................194
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Keaktifan Siswa ..................................................................... 37 Tabel 3.2 Kriteria PAP tipe II ............................................................................... 38 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ............................................................ 38 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi .............................. 39 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi ............................... 40 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi ............................. 40 Tabel 3.7 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah Validasi .............................. 41 Tabel 3.8 Hasil Validasi Silabus ........................................................................... 43 Tabel 3.9 Hasil Validasi RPP ................................................................................ 45 Tabel 3.10 Hasil Validasi LKS ............................................................................. 46 Tabel 3.11 Hasil Validasi Materi Ajar .................................................................. 47 Tabel 3.12 Hasil Validasi Soal Evaluasi ............................................................... 49 Tabel 3.13 Hasil Validasi Keaktifan ..................................................................... 49 Tabel 3.14 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I.................................................. 51 Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 2 ................................................. 52 Tabel 3.16 Kualifikasi Reliabilitas........................................................................ 54 Tabel 3.17 Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 20 Siklus 1.................... 54 Tabel 3.18 Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS 20 Siklus 2.................... 54 Tabel 3.19 Kriteria Indeks Kesukaran .................................................................. 56 Tabel 3.20 Indeks Kesukaran Siklus 1 .................................................................. 56 Tabel 3.21 Indeks Kesukaran Siklus 2 .................................................................. 57 Tabel 3.22 Rentang Skor Keaktifan ...................................................................... 59 Tabel 3.23 Indikator Keberhasilan ........................................................................ 62 Tabel 4.1 Kriteria Keaktifan Siklus 1 Pertemuan 1 .............................................. 74 Tabel 4.2 Kriteria Keaktifan Siklus 1 Pertemuan 2 .............................................. 75 Tabel 4.3 Kriteria Keaktifan Siklus 1 pertemuan 1&2 ......................................... 76
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.4 Kriteria Keaktifan Siklus 2 Pertemuan 1 .............................................. 78 Tabel 4.5 Kriteria Keaktifan Siklus 2 Pertemuan 2 .............................................. 79 Tabel 4.6 Kriteria Keaktifan Siklus 2 ................................................................... 80 Tabel 4.7 Peningkatan Keaktifan Kondisi Awal Siklus 1 dan 2 ........................... 82 Tabel 4.8 Daftar Nilai Kondisi Awal Siswa.......................................................... 83 Tabel 4.9 Rekap Nilai Yang Dicapai Siswa Pada Siklus 1 ................................... 84 Tabel 4.10 Data Nilai Rata-Rata KKM Prestasi Belajar Siswa Siklus I ............... 84 Tabel 4.11 Rekap Nilai Yang Dicapai Siswa Pada Siklus 2 ................................. 86 Tabel 4.12 Analisis Data Siklus 2 ........................................................................ 87 Tabel 4.13 Hasil Rekap Keaktifan Siswa ............................................................. 89 Tabel 4.14 Peningkatan Rata-Rata Prestasi Belajar Siswa .................................. 91
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Terdahulu ................................................. 23 Gambar 3.1 Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas......................................... 27 Gambar 3.2 Rumus Korelasi Product Moment.................................................... 51 Gambar 3.3 Rumus rata-rata skor keaktifan ........................................................ 59 Gambar 3.3 Rumus nilai keaktifan ...................................................................... 59 Gambar 3.4 Rumus Rentang Skor Keaktifan ...................................................... 60 Gambar 3.5 Rumus Persentase Siswa Minimal Cukup Aktif .............................. 60 Gambar 3.6 Rumus menghitung nilai siswa ........................................................ 61 Gambar 3.7 Rumus menghitung nilai rata-rata kelas .......................................... 61 Gambar 3.8 Rumus menghitung persentase siswa yang mencapai KKM ........... 61 Gambar 4.1 Grafik Hasil Keseluruhan Persentase Keaktifan Siklus 1 ............... 77 Gambar 4.2 Grafik Hasil Nilai Keaktifan Siklus 1 ............................................. 77 Gambar 4.3 Grafik Hasil Keseluruhan Persentasse Keaktifan Siklus 2.............. 81 Gambar 4.4 Grafik Hasil Nilai Keaktifan Siklus 2 ............................................. 81 Gambar 4.5 Grafik Capaian Kondisi Awal, Target Siklus 1 & Siklus 1 ............ 85 Gambar 4.6 Grafik Nilai Capaian Kondisi Awal, Siklus 1, Target Siklus 2 & Siklus 2 ............................................................................................ 88 Gambar 4.7 Grafik Hasil Persentase Keaktifan Kondisi Awal, Siklus 1, & Siklus 2 ............................................................................................ 90 Gambar 4.8 Grafik Hasil Nilai Keaktifan Kondisi Awal, Siklus 1, & Siklus 2 .. 90 Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Siswa yang Lulus KKM .................................. 92 Gambar 4.10 Karakteristik 4 Siswa Menuliskan & Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok ........................................................................... 94 Gambar 4.11 Karakteristik 3 Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok ....................... 95 Gambar 4.12 Karakteristik 2 Siswa Menggunakan Media Dakon & ManikManik ............................................................................................... 96 Gambar 4.13 Karakteristik 2 Siswa Berdiskusi Dalam Kelompok dengan Menggunakan Media ....................................................................... 97
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian .........................................................................103 Lampiran 2 Surat Telah Melaksanakan Penelitian .............................................104 Lampiran 3 Validasi Pembelajaran .....................................................................105 Lampiran 4 Silabus Pembelajaran .......................................................................128 Lampiran 5 RPP, Materi, Soal & Jawaban, dan Penilaian Pemb.1&2 Siklus 1..132 Lampiran 6 RPP, Materi, Soal & Jawaban, dan Penilaian Pemb.1&2 Siklus 2..147 Lampiran 7 Jawaban LKS Kelompok .................................................................164 Lampiran 8 Lembar Observasi Keaktifan Siklus 1 & 2 ......................................169 Lampiran 9 Hasil Tes Prestasi Belajar Siswa Siklus 1 & Siklus 2 .....................177 Lampiran 10 Nilai Siklus 1 & Siklus 2 ...............................................................182 Lampiran 11 Tabulasi Validasi Siklus 1 & 2 ......................................................184 Lampiran 12 Hasil Perhitungan SPSS 20 Siklus 1 & 2 ......................................188 Lampiran 13 Indeks Kesukaran Soal Siklus 1 & 2 .............................................190 Lampiran 14 Pedoman Wawancara ....................................................................192 Lampiran 15 Foto-Foto Kegiatan ........................................................................193 Lampiran 16 Biodata Peneliti .............................................................................194
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreaktivitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi matematika (Susanto, 2013:187). Penggunaan konteks dalam pembelajaran matematika dapat membuat konsep matematika menjadi lebih bermakna bagi siswa (Wijaya, 2012:31). Fungsi matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol, serta mengembangkan ketajaman penalaran yang dapat memperjelas dan menyelesaikan permasalahan matematis dalam kehidupan sehari-hari (Jihad, 2008:153). Pembelajaran matematika yang ideal senantiasa mengupayakan aktivitas fisik siswa seperti aktivitas yang mudah dan dapat diamati langsung oleh siswa karena terlihat dari bentuk kegiatan yang melibatkan fisik, serta aktivitas psikis siswa seperti berdiskusi dan mengerjakan tugas. Pembelajaran matematika sebaiknya menghadapkan siswa dengan masalah yang berkaitan dengan realitas yang mengandung permasalahan matematis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari pendidikan matematika merupakan salah satu pendidikan yang dibutuhkan manusia. Namun dalam kenyataan yang ada sekarang, penguasaan matematika, baik oleh siswa sekolah dasar maupun siswa sekolah menengah, selalu menjadi permasalahan besar. Hal ini terbukti dari hasil
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
ujian nasional yang diselenggarakan memperlihatkan rendahnya persentase kelulusan siswa dalam ujian tersebut, baik diselenggarakan ditingkat pusat maupun di daerah. Pada umumnya, yang menjadi faktor penyebab ketidaklulusan siswa dalam ujian nasional ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam materi pelajaran matematika (Susanto, 2013:185). Kecenderungan pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru dengan bercerita atau berceramah. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran rendah. Disamping itu, media jarang digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna (Mohamad, 2012:75). Salah satu materi atau pokok bahasan yang disajikan di kelas III SD adalah perkalian dan pembagian. Siswa banyak mengalami kesulitan atau permasalahan dalam hal perkalian dan pembagian dikarenakan siswa kesulitan dalam menjumlahkan
maupun
mengurangkan
bilangan.
Dalam
membelajarkan
matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai (Daryanto dan Rahardjo, 2012:240). Berdasarkan hasil observasi di kelas tanggal 11 Agustus 2015, ketika pembelajaran berlangsung dikelas siswa terlihat diam. Siswa kurang memahami materi yang diajarkan dan siswa terlihat pasif di dalam kegiatan pembelajaran. Saat guru memberikan pertanyaan, hanya terdapat beberapa siswa yang mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan. Pada proses pembelajaran, siswa tidak dihadapkan pada realitas kehidupan sehari-hari yang memuat masalah matematis, sehingga siswa menganggap tidak relevan dengan kehidupan nyata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas III pada tanggal 15 Agustus 2015, diperoleh informasi bahwa di kelas III ini tingkat keaktifan siswa masih dikatakan rendah. Terlebih pembelajaran matematika dalam operasi hitung perkalian dan pembagian. Materi yang dirasa sulit oleh siswa terutama pada soal cerita, sehingga siswa pada materi tersebut keaktifan belajar dapat dikatakan masih rendah dan nilai rata-rata kelas prestasi belajar yang diperoleh siswa masih belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Hal tersebut didukung dengan data dokumentasi keaktifan. Hasil observasi dokumentasi keaktifan diperoleh data siswa yang masuk kriteria minimal cukup aktif pada indikator 1 berjumlah 20% dengan nilai keaktifan 40, indikator 2 berjumlah 30% dengan nilai keaktifan 45, dan indikator 3 berjumlah 20% dengan nilai keaktifan 40. Keseluruhan indikator nilai keaktifan hanya 40 dengan persentase keseluruhan siswa yang memenuhi kriteria minimal cukup aktif 30%. Siswa dikatakan sangat kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, mengungkapkan pendapat dan pertanyaan, dan tidak bertanggung jawab terhadap tugas. Sedangkan, hasil observasi dokumentasi nilai prestasi belajar diperoleh data bahwa hasil rata-rata nilai ulangan harian pada Kompetensi Dasar memecahkan masalah yang melibatkan perkalian dan pembagian SDN Plaosan 2 kelas III sebagai kondisi awal adalah 62. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 9 siswa dari 19 siswa (47,3%). Nilai KKM matematika yang ditetapkan adalah 65. Permasalahan yang telah diuraikan diatas guru harus mencari suatu pendekatan yang tepat untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Salah satu pendekatan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
menggunakan pendekatan PMRI untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dan prestasi belajar siswa dapat mencapai KKM yang telah ditentukan. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang harus selalu menggunakan masalah sehari-hari (Wijaya, 2012:20). Pendekatan ini dipilih karena dapat menghubungkan matematika dengan permasalahan sehari-hari yang dapat dibayangkan oleh siswa. Berdasarkan latar belakang, peneliti ingin mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik indonesia (PMRI) pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas III SDN Plaosan 2.
1.2 Pembatasan Masalah Penerapan pendekatan PMRI dibatasi pada Standar Kompetensi 1. Pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angka dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar 1.3 perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka yang sering digunakan pada siswa kelas III SDN Plaosan 2. Pendekatan ini menggunakan realitas dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dibayangkan oleh siswa.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah diatas, masalah dari penelitian ini dapat dirumusan sebagai berikut: 1.3.1 Bagaimana pelaksanaan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada siswa kelas III SDN Plaosan 2?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
1.3.2 Apakah pelaksanaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan pada siswa kelas III SDN Plaosan 2? 1.3.3 Apakah pelaksanaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas III SDN Plaosan 2?
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Untuk menjelaskan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) sebagai upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika. 1.4.2 Untuk menjelaskan peningkatan keaktifan belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran pendekatan PMRI. 1.4.3 Untuk menjelaskan peningkatan prestasi belajar siswa kelas III SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran matematika melalui pembelajaran pendekatan PMRI.
1.5 Batasan Pengertian 1.5.1 Pendekatan PMRI adalah pendekatan yang menghadapkan siswa pada realitas kehidupan sehari-hari. 1.5.2 Keaktifan adalah siswa ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
1.5.3 Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti seluruh kegiatan pembelajaran yang hasilnya berupa skor atau nilai. 1.5.4 Perkalian adalah penjumlahan yang dilakukan dengan cara berulang. 1.5.5 Pembagian adalah pengurangan yang dilakukan dengan cara berulang. 1.5.6
Siswa SD adalah siswa kelas III SD yang bersekolah di SDN Plasoan 2.
1.6 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini mencakup manfaat teoritis dan manfaat praktis yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1.6.1 Manfaat teoritis Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI. 1.6.2 Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti. 1.6.2.1 Bagi siswa Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar dalam penggunaan Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). 1.6.2.2 Bagi guru Guru mendapatkan pengalaman baru ketika memberikan pembelajaran dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). 1.6.2.3 Bagi sekolah Dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa, sehingga mutu sekolah dapat meningkat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
1.6.2.4 Bagi peneliti Peneliti mendapat pengalaman dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Perkembangan Anak Teori perkembangan anak ini telah membahas bagaimana anak mengalami perkembangan sejak lahir sampai dewasa. Perkembangan ini dilihat dari berbagai kondisi yaitu fisik dan kognitif. Fisik dilihat dari perkembangan kondisi tubuh anak, sedangkan kogitif melihat perkembangan kemampuan berpikir anak. Tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget (dalam Adisusilo, 2012:12). Menurut Piaget ada 4 tahap perkembangan anak yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal. Dalam tahap-tahap tersebut anak dibagi dalam kategori sesuai umur. 2.1.1.1 Tahap sensorimotor Tahap sensorimotor merupakan tahap paling awal dalam perkembangan kognitif anak yang terjadi dari bayi lahir sampai berumur 2 tahun. Dalam tahap ini pemikiran anak lebih menggunakan indera yang dimilikinya untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dalam tahap ini anak belum dapat berbicara dengan dengan bahasa. Biasanya anak hanya melakukan pergerakan menggunakan anggota tubuh. 2.1.1.2 Tahap Praoperasi Pada tahap praoperasi ini terjadi pada anak yang berumur 2 sampai 7 tahun. Unsur simbol sudah digunakan dalam tahap ini. Anak sudah dapat menjelaskan apa saja yang dia lihat dengan menggunakan bahasa.
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
2.1.1.3 Tahap Operasi Konkret Tahap operasi konkret ini terjadi pada anak yang berumur 7 sampai 12 tahun. Dalam tahap ini anak sedang duduk dalam bangku sekolah dasar. Anak sudah dapat berpikir secara teratur dan terarah. Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis yang dapat dimengerti dalam dua arah yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan kepada awalnya lagi. Misalnya, bila “a + b = c”, dapat dibuat juga “c - b = a”. Dalam operasi ini, anak telah mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi. 2.1.1.4 Tahap Operasi Formal Pada tahap operasi konkret ini anak berusia 11 atau 12 tahun ke atas. Anak sudah dapat dikatakan dewasa karena sudah dapat berpikir secara nyata ketika menyelesaikan suatu masalah atau persoalan yang dihadapinya. Dalam tahap ini logika anak mulai berkembang dengan baik seperti yang sudah dimiliki oleh orang dewasa. 2.1.1.5 Tahap Perkembangan Kognitif Siswa Kelas III SD Dalam tahap perkembangan anak menurut Piaget, siswa kelas III SD yang berumur 7-12 tahun termasuk dalam salah satu tahap perkembangan anak yaitu tahap operasi konkret. Berdasarkan perkembangan kognitif tersebut, siswa pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami materi yang bersifat abstrak. Karena keabstrakannya matematika relatif tidak mudah untuk dipahami oleh siswa terutama siswa sekolah dasar pada umumnya. Siswa masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indra. Siswa memerlukan alat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
bantu berupa media, dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.
2.1.2 Keaktifan Belajar 2.1.2.1 Pengertian Keaktifan Belajar Slameto (2010:31) berpendapat belajar aktif adalah suatu proses belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Zaini (2008:14) belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Sanjaya (2006:101) berpendapat bahwa keaktifan tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik, namun juga ditentukan oleh aktivitas non-fisik seperti mental, intelektual, dan emosional. Sedangkan Yamamoto (dalam Daryanto dan Rahardjo, 2012:4) melihat kadar keaktifan siswa itu dari segi intensionalitas atau kesengajaan terencana dari peran serta kegiatan oleh kedua pihak (siswa dan guru) dalam proses belajar mengajar. Dari pendapat ahli, keaktifan memiliki kesamaan mengenai pengertian keaktifan, yaitu dalam hal kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik dan non-fisik. Dari kesamaan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh siswa baik secara fisik maupun nonfisik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. 2.1.2.2 Ciri-Ciri Keaktifan Belajar Menurut Sanjaya (2006:140) keaktifan belajar terlihat dari keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan tersebut antara lain:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
1. Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran. 2. Siswa menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 3. Siswa melakukan kerjasama atau diskusi dalam kelompok. 4. Siswa terlibat dalam kegiatan mencari sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran. 5. Siswa memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. 6. Siswa menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun siswa lainnya dalam pembelajaran. 7. Siswa berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau timbul selama proses pembelajaran. 8. Keterlibatan siswa dalam mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukan. 2.1.2.3 Prinsip-Prinsip Keaktifan Belajar Prinsip-prinsip keaktifan belajar menurut Ahmadi (1991): 1. Stimulasi belajar pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Proses pemberian stimulus tersebut dapat berbentuk verbal, bahasa, visual, auditif, dan lainnya. Stimulus hendaknya benar-benar mengkomunikasikan informasi yang dingin disampaikan guru kepada siswa. 2. Perhatian dan motivasi perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil belajar yang dicapai siwa tidak akan optimal. Stimulus belajar yang diberikan guru tidak akan berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi dari siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Perhatian dan motivasi belajar siswa tidak akan lama bertahan selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh sebab itu perlu diusahakan oleh guru untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi. 3. Respons yang dipelajari Belajar adalah proses yang aktif, sehingga apabila siswa tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respons siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar yang dikehendaki. Keterlibatan siswa atau respons siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi, tindakan nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar dan sebagainya. Keterkaitan guru dan siswa dalam kaitannya dengan stimulus dan respon didukung oleh penerapan strategi belajar yang tepat. Strategi pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa, lebih efektif daripada tanpa bantuan dari guru 4. Penguatan setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap kebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali manakala diperlukan. Hal ini berarti apabila respons siswa terhadap stimulus guru memuaskan kebutuhannya, maka siswa cenderung untuk mempelajari tingkah laku tersebut. Sumber penguat belajar untuk memuaskan kebutuhan berasal dari nilai, pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa, ganjaran, hadiah dan lainnya. 5. Pemakaian dan pemindahan pikiran manusia mempunyai kesanggupan menyimpan informasi yang tidak terbatas jumlahnya. Dalam hal penyimpanan informasi yang tidak terbatas penting sekali diperhatikan pengaturan dan penempatan informasi sehingga dapat digunakan kembali apabila diperlukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
2.1.2.4 Indikator Keaktifan Belajar Menurut (Uno, 2012:33) berpendapat indikator keaktifan (1) siswa aktif mencari atau memberikan informasi, bertanya dan membuat kesimpulan (2) adanya interaksi (3) adanya kesempatan siswa menilai hasil karyanya (4) adanya pemanfaatan sumber belajar. Keachie
(dalam Daryanto, 2012:4) berpendapat
keaktifan terjadi apabila terdapat partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, utama yang berbentuk interaksi antar siswa, kesempatan yang diberikan kepada siswa. Berdasarkan dari penjelasan para ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan indikator keaktifan menjadi 3 yaitu (1) Partisipasi Siswa dalam kegiatan pembelajaran, meliputi Interaksi antar siswa satu dengan siswa yang lain, mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru, membaca sumber belajar, mencatat informasi penting. (2) Keberanian mengungkapkan pendapat dan pertanyaan. (3) tanggung jawab siswa terhadap tugas, meliputi turut serta dalam mengerjakan tugas kelompok, saling mengingatkan dalam mengerjakan tugas kelompok.
2.1.3 Prestasi Belajar 2.1.3.1 Pengertian Prestasi dan Belajar Menurut KBBI (2005:895) pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan). John Dewey (dalam Dimyati dan Mudjiono, 1999:44) mengemukakan belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Sedangkan menurut Ahmadi (1991:121) belajar ialah suatu proses usaha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:10) menjelaskan bahwa “belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sikap stimilasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru”. Suyono dan Hariyanto (2011:9) mengungkapkan bahwa belajar yakni suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. 2.1.3.2 Pengertian Prestasi Belajar Menurut Ahmadi (1991:130-139), prestasi belajar adalah prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interkasi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam (faktor internal) maupun faktor luar (faktor eksternal) individu. Menurut KBBI (2008:1101) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang telah diberikan oleh guru. Arifin (1988:3) berpendapat prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Berdasarkan penjelasan dari ahli mengenai prestasi belajar, peneliti menyimpulkan prestasi belajar adalah hasil berupa nilai yang diperoleh seseorang dari bidang tertentu yang dicapai melalui kegiatan pembelajaran. Arifin (1988:3) menyatakan prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pengenalan terhadap faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya: 1. Faktor Internal Contoh dari faktor internal adalah faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh. Ke dua adalah faktor psikologis seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial dan faktor non-sosial. Faktor sosial meliputi hubungan manusia dengan berbagai situasi sosial. Contoh, Sekolah, masyarakat, teman, lingkungan keluarga, dan lain-lain. Faktor non-sosial bukan menyangkut seperti keadaan fisik atau lingkungan alam, melainkan lebih ke keadaan rumah, fasilitas belajar, ruang belajar, dan lain-lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
2.1.4 Matematika 2.1.4.1 Pengertian Matematika Matematika adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ideide abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat seharihari (Susanto, 2013:185). Menurut Hans Freudental (dalam Susanto, 2013:189) matematika merupakan aktivitas insani (human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas. Dengan demikian, matematika merupakan cara berpikir logis yang dipresentasikan dalam bilangan, ruang, dan bentuk aturan-aturan yang telah ada yang tak lepas dari aktivitas insani tersebut. Soedjadi (2000:11) berpendapat bahwa matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. Dari pendapat ahli mengenai matematika, peneliti menyimpulkan bahwa matematika adalah pengetahuan dengan kegiatan berhitung menggunakan bilangan dan simbol-simbol yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan realita kehidupan sehari-hari. 2.1.4.2 Tujuan Pendidikan Matematika Departemen Pendidikan Nasional (dalam Susanto, 2013:190) menyatakan bahwa ada lima tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu sebagai berikut: 1. Memahami konsep matematika, keterkaitan antar konsep dan penerapan konsep matematika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan seharihari.
2.1.5 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) 2.1.5.1 Pengertian PMRI Suryanto (2010:37) berpendapat PMRI merupakan pendekatan yang mengadopsi pendekatan dari Belanda yaitu Realistik Mathematics Education (RME) yang mana disesuaikan dengan kondisi budaya, geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia. PMRI sendiri merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang dapat dibayangkan oleh siswa (Wijaya, 2012:20). Susanto (2013:205) berpendapat Pendidikan
Matematika
Realistik
Indonesia
adalah
suatu
pendekatan
pembelajaran matematika yang berhubungan dengan masalah-masalah sehari-hari. Penggunaan kata “realistik” tersebut tidak sekedar menunjukan adanya hubungan dengan dunia nyata, tetapi lebih memfokuskan ke Pendidikan Matematika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Realistik yang menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa PMRI dapat menghadapkan siswa pada realitas kehidupan sehari-hari. 2.1.5.2 Karakteristik PMRI Suryanto (2010:44) merumuskan lima karakteristik Pendidikan Matematika Realistik, diantaranya: 1. Menggunakan konteks Pembelajaran menggunakan masalah kontekstual, terutama pada taraf penemuan konsep baru, sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip baru. Konteks yang dimaksud adalah lingkungan siswa yang nyata baik aspek budaya maupun aspek geografis. 2. Menggunakan model Pembelajaran suatu topik matematika sering memerlukan waktu yang panjang, serta bergerak dari berbagai tingkat abstraksi. Dalam abstraksi itu perlu digunakan model. Model itu dapat bermacam-macam, dapat konkret berupa benda, atau semikonkret berupa gambar atau skema, yang kesemuanya dimaksudkan sebagai jembatan dari konkret ke abstrak atau dari abstrak ke abstrak yang lain. Jembatan dapat berupa model yang serupa atau mirip dengan masalah nyatanya. 3. Menggunakan kontribusi siswa Dalam pembelajaran perlu seakli diperhatikan sumbangan atau kontribusi siswa, yang berupa ide, atau variasi jawab, atau variasi pemecahan masalah.Kontribusi siswa itu dapat memperbaiki atau memperluas kontruksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
siswa yang perlu dilakukan atau diproduksi yang perlu dihasilkan sehubungan dengan pemecahan masalah kontekstual. 4. Menggunakan format interaktif Dalam pembelajaran jelas bahwa sangat diperlukan adanya interaksi, baik antara siswa dan siswa, atau antara siswa dan guru yang bertindak sebagai fasilitator. Interaksi mungkin juga terjadi antara siswa dan sarana, atau antara siswa dan matematika atau lingkungan. Bentuk interaksi itu dapat juga macammacam, misalnya diskusi, negoisasi, memberi penjelasan, atau komunikasi, dan sebagainya. 5. Memanfaatkan Keterkaitan Dalam pembelajaran matematika perlu disadari bahwa adalah suatu ilmu yang terstruktur, dengan konsistensi yang ketat. Keterkaitan antara topik, konsep, operasi, dan sebagainya sangat kuat, sehingga sangat dimungkinkan adanya integrasi antara topik-topik dan sebagainya, bahkan mungkin saja antara matematika dan bidang studi lain, untuk lebih mempertajam kebermanfaatan belajar matematika. 2.1.5.3 Keuntungan PMRI Menurut Jihad (2008:150) keuntungan pembelajaran matematika realistik antara lain: 1. Melalui penyajian masalah yang kontekstual, pemahaman konsep siswa meningkat dan bermakna, mendorong siswa melek matematika, dan memahami keterkaitan matematika dengan dunia sekitarnya. 2. Siswa terlibat langsung dalam proses kegiatan matematika sehingga mereka tidak takut belajar matematika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
3. Siswa dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari dan mempelajari bidang studi lainnya. 4. Memberi peluang pengembangan potensi dan kemampuan berpikir alternatif. 5. Kesempatan cara penyelesaian yang berbeda. 6. Melalui belajar kelompok: berlangsung pertukaran pendapat dan interaksi antar guru-siswa dan antar siswa, saling menghormati pendapat yang berbeda, dan menumbuhkan konsep diri siswa. 7. Melalui matematisasi vertikal, siswa dapat mengikuti perkembangan matematika sebagai suatu disiplin.
2.1.6 Perkalian Soesilowati (2011:35) berpendapat perkalian sebenarnya adalah bentuk lain dari penjumlahan yang berulang. Heruman (2007:22) menyatakan bahwa kemampuan prasarat yang harus dimiliki oleh siswa sebelum mempelajari perkalian adalah penguasaan penjumlahan. Ruseffendi (1990:38) perkalian bagi anak-anak di tingkat rendah dijelaskan dengan menggunakan peraga atau gambar benda-benda konkret dan dikaitkan pula dengan kehidupan sehari-hari. Alat peraga itu misalnya dengan dakon dan manik-manik. Penggunaan alat peraga sempoa dan kelereng, misalnya mengelompokkan kelereng menjadi 5 kelompok yang setiap kelompok berisi 4 kelereng, guru menjelaskan bahwa 5 x 4 adalah 20. Dengan cara mengelompokkan, guru menunjukkan bahwa 4 x 5 juga 20. Sama hasilnya tetapi beda makna perkaliannya. Dapat disimpulkan bahwa 5 x 4 = 4 x 4 x 4 x 4 x 4 = 20, atau 4 x 5 = 5 x 5 x 5 x 5 = 20. Hasil perkalian tersebut sama, namun konsep perkalian itu tidak sama. Contoh konkret yang lain adalah soal minum obat, pengertian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
perkalian 3 x 1 adalah obat itu diminum tiga kali sehari sebanyak satu butir setiap kali minum. Berbeda sekali dengan 1 x 3 yang artinya bahwa obat itu diminum satu kali sehari sebanyak tiga butir satu kali minum.
2.1.7 Pembagian Heruman (2007:26) berpendapat pembagian merupakan lawan dari perkalian. Pembagian disebut juga pengurangan berulang sampai habis. Pembagian juga terdapat soal cerita. Soal cerita adalah soal diungkapkan atau dinyatakan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat dalam bentuk cerita yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari (Heruman 2007:122). Misalnya Pak Husna mempunyai 12 telur. Untuk membuat 1 adonan kue dibutuhkan 4 telur. Jika Pak Husna menggunakan semua telur untuk membuat adonan kue, berapa adonan kue yang dibuatnya? Arti pembagian tersebut adalah 12 : 4 =....., 12 - 4 - 4 - 4 = 0. Pengurangan dengan nilai 4 dilakukan sebanyak 3 kali. Jadi 12 : 4 = 3.
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian pertama dilakukan oleh Cosmas Petrus Billi (2014) yang berjudul peningkatan keaktifan dan kemampuan kognitif dalam operasi hitung campuran menggunakan garis bilangan pada siswa kelas IV SD Kanisius Notoyudan Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil penelitian menunjukkan 1) pada kondisi awal skor rata-rata keaktifan siswa sebesar 45,80 yang termasuk kategori rendah sedangkan akhir sikluss II skor rata-rata sebesar 53,43 dan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 11,12 % sedangkan akhir siklus II nilai rata-rata kelas sebesar 80 dan persentase siswa yang mencapai KKM sebesar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
65,38%.2) penggunaan garis bilangan dilakukan melalui a) pengenalan media garis bilangan, b)media garis bilangan, c) menentukan hasil operasi hitung campuran menggunakan media garis bilangan secara berkelompok, dan d) presentasi hasil operasi hitung campuran menggunakan media garis bilangan meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif siswa. Penelitian kedua dilakukan oleh Poliyon Sugiro (2012) yang berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Perkalian dan Pembagian Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Teknik Mencari Pasangan Kelas III Semester I SD Kanisius Kintelan I Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai diatas ketuntasan minimal sebanyak 32 siswa atau 83,79 %, dari 37 siswa. Peningkatan prestasi belajar siswa yang tuntas dari siklus I ke siklus II mencapai 45,95%. Penelitian ketiga dilakukan oleh Melania Dwi Kristanti (2013) yang berjudul peningkatan hasil belajar matematika dan kerjasama siswa kelas IV SD Kanisius Kentelan dengan menggunakan pendekatan PMRI. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil belajar sebelum tindakan ketuntasan klasikal hanya sebanyak 20 siswa (66,6%) dari 30 siswa, setelah tindakan meningkat menjadi 25 siswa (83,3%) atau meningkat sebanyak 5 siswa (36,6%). Peningkatan kerjasama dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum melakukan tindakan, kerjasama sebanyak 11 siswa (36,6%). Setelah dilakukan tindakan hasil kerjasama siswa meningkat menjadi 23 siswa (76,6%) atau meningkat sebanyak 12 siswa atau sebesar 40%. Penelitian yang relevan yang digunakan sebagai pandangan pada penelitian yang berjudul peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
pendekatan pendidikan matematika realistik indonesia (PMRI) pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas III SDN Plaosan 2. Adapun perbedaan dari penelitian yang relevan adalah model pembelajaran menggunakan garis bilangan digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan kognitif, model pembelajaran cooperative teknik mencari pasangan digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar, dan pendekatan PMRI digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika dan kerjasama. Berikut literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya:
(Peningkatan Keaktifan) Cosmas Petrus Billi (2014) meneliti tentang peningkatan keaktifan dan kemampuan kognitif dalam operasi hitung campuran menggunakan garis bilangan pada siswa kelas IV SD Kanisius Notoyudan Yogyakarta
(Prestasi Belajar)
(PMRI)
Poliyon Sugiro (2012) meneliti tentang peningkatan prestasi belajar mata pelajaran matematika materi pokok perkalian dan pembagian menggunakan model pembelajaran cooperative teknik mencari pasangan kelas III semester I SD Kanisius Kintelan I tahun pelajaran 2011/2012
Melania Dwi Kristanti (2013) meneliti tentang peningkatan hasil belajar matematika dan kerjasama siswa kelas IV SD Kanisius Kentelan dengan menggunakan pendekatan PMRI
Yang diteliti : . Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekaan PMRI pada mata pelajaran matematika untuk siswa kelas III SD SDN Plaosan 2
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian Terdahulu
2.3 Kerangka Berpikir Pendidikan sangat penting untuk seseorang. Pendidikan tidak hanya menjadi keinginan sesorang tetapi juga kebutuhan sesorang. Pendidikan yang didapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
seseorang salah satunya adalah di Sekolah Dasar melalui pembelajaran di kelas. Salah satu mata pelajaran yang diperoleh dalam pembelajaran di Sekolah Dasar adalah mata pelajaran matematika. Matematika adalah mata pelajaran yang menggunakan operasi berhitung dengan menggunakan bilangan dan simbolsimbol matematis. Dalam proses pembelajaran siswa dihadapkan pada realitas kehidupan sehari-hari. Siswa akan mudah memahami materi pelajaran apabila materi tersebut terkait dan berhubungan dengan apa yang ditemui dan diketahui dalam kehidupan sehari-hari, sehingga membuat siswa akan menjadi aktif ketika mengikuti pembelajaran. Keaktifan belajar siswa dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa keaktifan siswa masih dikatakan rendah. Hanya beberapa siswa saja yang dominan bertanya serta menjawab pertanyaan. Rendahnya keaktifan belajar membuat prestasi belajar yang dicapai siswa belum mencapai
kriteria
ketuntasan
minimal
(KKM)
yang
telah
ditentukan.
Diperlukannya suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Pendekatan yang dirasa sesuai untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah pendekatan PMRI. Pendekatan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang berhubungan dengan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dibayangkan oleh siswa. Berdasarkan uraian dari paragraf sebelumnya, peneliti berinisiatif untuk menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik indonesia (PMRI)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
untuk operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan pada siswa kelas III SDN Plaosan 2 sebagai solusi dari permasalahan yang terdapat di SD tersebut.
2.4 Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan penelitian ini adalah: 2.4.1 Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa kelas III SDN Plaosan 2 dalam pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angka melalui penerapan pendekatan PMRI yakni dengan menggunakan karakteristik pendekatan PMRI antara lain, (a) menggunakan konteks (b) menggunakan model (c) menggunakan kontribusi siswa (d) menggunakan format interaktif dan (e) memanfaatkan keterkaitan. 2.4.2 Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika dalam pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angka pada kelas kelas III SDN Plaosan 2. 2.4.3 Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan Prestasi belajar matematika dalam pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angka pada kelas kelas III SDN Plaosan 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah, 2010:9). Arikunto (2002:3) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib, 2008:5). Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan MC Taggart. Model penelitian Kemmis dan McTaggart pada hakikatnya berupa langkahlangkah dengan setiap langkah terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang keempatnya merupakan satu siklus (Kunandar, 2008:71-75). Setelah satu siklus dilaksanakan, akan diadakan refleksi dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Selanjutnya dilakukan perencanaan ulang untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Siklus dikatakan tercapai apabila telah mencapai target yang direncanakan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini:
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS I
Observasi
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS II Observasi
Perencanaan
Refleksi
Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart Gambar 3.1 menunjukkan bahwa ada empat tahap dalam setiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD N Plaosan 2 yang beralamat di Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bangunan sekolah tersebut terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas satu sampai kelas enam, ruang UKS, kantin sekolah, ruang perpustakaan dan komputer, lapangan olahraga, taman bermain, mushola, tempat parkir guru dan siswa, serta toilet guru dan siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
3.2.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Plaosan 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. 3.2.3 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah 1) Peningkatan keaktifan mata pelajaran matematika siswa kelas III SDN Plaosan 2 menggunakan PMRI, 2) Peningkatan prestasi belajar mata pelajaran matematika siswa kelas III SDN Plaosan 2 menggunakan PMRI. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016 di SDN Plaosan 2 yaitu pada bulan september.
3.3 Desain Penelitian 3.3.1 Persiapan Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitian, yaitu: 1) Meminta surat ijin dari kampus melalui sekertariat PGSD untuk melaksanakan observasi, 2) Meminta ijin kepada Kepala Sekola dan Guru kelas III SD N Plaosan 2 untuk mengadakan penelitian, 3) Melakukan observasi saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui gambaran mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SD mata pelajaran matematika, 4) Melakukan wawancara dengan guru kelas III SDN Plaosan 2, 5) Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan masalah, 6) Menentukan materi pokok pada kompetensi dasar yang akan diberi tindakan, 7) Menyusun Silabus,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, dan Soal evaluasi untuk diterapkan dalam pembelajaran, 8) Menyiapkan alat dan bahan, sumber belajar, dan media belajar yang diperlukan selama proses pembelajaran, 9) Melaksanakan uji coba instrumen penelitian berupa soal di SD. 3.3.2 Siklus 1 3.3.2.1 Rencana Tindakan Siklus pertama dilakukan dalam dua kali pertemuan di setiap pertemuan beralokasi 2 JP (2 x 35 Menit) berikut ini tahapan pelaksanaan tindakan secara umum, meliputi: 1) Peneliti mengidentifikasi data awal siswa mengenai tingkat kemampuan siswa, 2) Peneliti membuat perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, soal evaluasi, bahan ajar, lembar observasi, media, dan sumber belajar). 3.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan 1. Pertemuan 1 Eksplorasi 1. Guru bertanya jawab tentang perkalian. 2. Guru memberikan penjelasan mengenai dasar perkalian. Elaborasi 3. Setelah guru memberi contoh, salah satu siswa diminta maju kedepan untuk mengerjakan soal. 4. Siswa dibagi dalam 5 kelompok kelompok. 5. Guru memberikan media dakon kepada kelompok. 6. Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan soal dengan ditambah media dakon 7. Setiap kelompok menuliskan hasil di depan kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Konfirmasi 8. Setiap kelompok memberikan tanggapan atas pekerjaan kelompok lain yang ditulis didepan kelas. 9. Guru memberikan tanggapan atas jawaban siswa. 2. Pertemuan 2 Eksplorasi 1. Siswa diberi penjelasan bagaimana cara menyelesaikan perkalian dengan cara pengelompokkan. 2. Guru memberikan contoh bagaimana menyelesaikan soal berbentuk cerita dengan cara pengelompokan. Elaborasi 3. Salah satu siswa diminta maju ke depan untuk mengerjakan soal. 4. Siswa dibagi dalam 5 kelompok. 5. Guru memberikan soal berbentuk cerita kepada setiap kelompok. 6. Siswa berdiskusi mengerjakan soal secara berkelompok dengan menggunakan media. 7. Siswa menuliskan hasil pekerjaan di depan. Konfirmasi 8. Siswa memberi tanggapan atas hasil pekerjaan temannya. 9. Siswa bersama Guru menanggapi pekerjaan siswa. 3.3.2.3 Observasi Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan keaktifan dari masing-masing anggota kelompok. Dilanjutkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
dengan pengumpulan hasil pekerjaan kelompok untuk mengetahui tingkat perkembangan siswa dalam memahami materi. 3.3.2.4 Refleksi 1. Melihat proses pembelajaran, hasil tes, dan mengidentifikasi dampak dari tindakan dalam siklus sebagai upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar yang diharapkan peneliti. 2. Membuat kesimpulan mengenai dampak siklus yang sudah dilakukan.
3.3.3 Siklus II 3.3.3.1 Rencana Tindakan Rencana dan pelaksanaan yang dilakukan pada siklus kedua ini hampir sama dengan siklus pertama. Kegiatan dalam siklus II meliputi; 1) Peneliti merencanakan dan menentukan tindak lanjut yang dilakukan atas hasil yang diperoleh siklus I, 2) Peneliti mengidentifikasi data awal siswa mengenai tingkat kemapuan siswa, 3) Peneliti membuat perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS, soal evaluasi, bahan ajar, lembar observasi, media, dan sumber belajar). 3.3.3.2 Pelaksanaan Tindakan 1. Pertemuan 1 Eksplorasi 1. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pembagian. 2. Guru menjelaskan tentang konsep pembagian. Elaborasi 3. Siswa dibagi dalam 5 kelompok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
4. Guru membagikan soal kepada kelompok disertai media dakon dan manikmanik. 5. Siswa berdiskusi di dalam kelompok. 6. Siswa menyelesaikan soal dalam kelompok dengan media dakon dan manikmanik. 7. Setiap kelompok menuliskan hasil di depan. Konfirmasi 8. Siswa bersama Guru melakukan perbaikan mengenai konsep pembagian. 9. Siswa mengerjakan soal individu untuk melihat pemahaman materi yang dipelajari. 10. Siswa bersama Guru melakukan konfirmasi dan perbaikan mengenai jawaban yang telah dikerjakan siswa. 2. Pertemuan 2 Eksplorasi 1. Siswa diberi penjelasan bagaimana cara menyelesaikan pembagian dengan cara bersusun panjang dan bersusun pendek. 2. Guru memberikan contoh menyelesaikan soal. 3. Siswa maju di depan untuk mengerjakan soal. Elaborasi 4. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok satu kelompok berisi 4 orang. 5. Guru memberikan permasalahan berupa soal dan penyelesaiannya harus menggunakan cara bersusun panjang dan bersusun pendek. 6. Siswa mendiskusikan soal dalam kelompok. 7. Siswa diminta untuk maju kedepan untuk menuliskan hasil jawaban.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
8. Siswa lain memperhatikan lalu mengamati benar atau tidak jawaban yang dituliskan oleh temannya. Konfirmasi 9. Guru memberikan tanggapan hasil presentasi siswa. 10. Guru memberikan memberikan penilaian kepada masing-masing kelompok. 11. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. 12. Guru dan siswa membahas bersama-sama jawaban dari soal evaluasi. 13. Siswa memberikan penilaian individu. 3.3.3.3 Observasi Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar pengamatan keaktifan yang dibantu observer dari kelompok studi. 3.3.3.4 Refleksi Refleksi bertujuan untuk: 1) Melihat hasil tes dan observasi dan mengidentifikasi dampak dari tindakan dalam siklus sebagai upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar yang diharapkan peneliti, 2) Membuat kesimpulan mengenai dampak siklus yang sudah dilakukan berdasarkan ketercapaian target akhir, dan 3) Merencanakan dan menentukan tindak lanjut yang dilakukan atas hasil yang diperoleh siklus II.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Non Tes Teknik pengumpulan data non tes dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
3.4.1.1 Observasi Observasi
adalah
metode pengumpulan
data dimana
peneliti
atau
kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengar, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin (Gulo, 2002:116). Lembar pengamatan keaktifan diisi oleh observer dari kelompok studi yang membantu penelitian. Pengamatan dilakukan di setiap pertemuan. Lembar pengamatan keaktifan juga disusun sesuai dengan indikator keaktifan. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dalam bentuk observasi bertujuan untuk melihat tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran di kelas. 3.4.1.2 Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2011:188). Wawancara satu cara untuk mengumpulkan data ialah dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada subjek penelitian. Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai fakta, keyakinan, perasaan, niat, dan sebagainya (Kusumah, 2010:77). Menurut Hopkins (dalam Wiriatmadja, 2007:117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Wawancara (dalam Arifin, 2009:157) adalah salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan dengan percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Teknik wawancara dibagi menjadi wawancara langsung dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
tidak langsung. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara dan orang yang di wawancarai tanpa melalui perantara. Penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara langsung, karena peneliti berhadapan dan melakukan tanya jawab secara langsung dengan narasumber. 3.4.1.3 Dokumentasi Dokumentasi adalah dokumen-dokumen yang digunakan peneliti untuk mengumpukan data penelitian. Dokumentasi dilakukan dengan dua tahap. Kegiatan dokumentasi yang pertama dilakukan saat pra-penelitian atau sebelum penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam belajar matematika. Prestasi siswa dalam belajar matematika dilihat melalui daftar nilai siswa tahun sebelumnya. Sedangkan dokumentasi yang kedua dilihat setelah diadakan dengan melihat prestasi belajar siswa dari hasil perhitungan lembar soal evaluasi yang telah siswa kerjakan. Selain prestasi, peneliti juga melihat keaktifan belajar siswa. 3.5.1 Tes Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Kusumah, 2009:78). Adapun jenis tes dalam penelitian adalah tes prestasi belajar yang dilakukan melalui soal evaluasi yang dikerjakan setiap akhir siklus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
3.5 Instrumen Penelitian Penelitian ini mempunyai dua variabel peubah sesuai dengan judul, yaitu keaktifan dan prestasi belajar. Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.6.1 Observasi Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi/interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok (Kusumah, 2010:66). Instrumen observasi ini menggunakan check list. Menurut Sanjaya (2009:93) check list adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda ada atau tidaknya dengan tanda cek (√) tentang aspek yang diobservasi. Lembar pengamatan diisi oleh observer dari kelompok studi di setiap pertemuan. Lembar pengamatan keaktifan juga disusun sesuai dengan indikator keaktifan. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dalam bentuk observasi bertujuan untuk melihat tingkat keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran di kelas. 3.5.1.1 Lembar Observasi Keaktifan Lembar observasi keaktifan diisi oleh observer saat mengamati siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Berikut ini akan diuraikan kisi-kisi keaktifan siswa dalam bentuk tabel 3.1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Keaktifan Indikator
Deskriptor
Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran
Interaksi antar siswa satu dengan yang lain Memperhatikan penjelasan dari guru
Membaca sumber belajar
1 Siswa tidak berinteraksi
Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
Siswa tidak membaca sumber belajar
Mencatat informasi penting Siswa tidak mencatat penjelasan guru
Siswa berani mengungkapkan pendapat dan pertanyaan
Mengungkapkan pendapat
Siswa bertanya
Siswa bertanggung jawab terhadap tugas
Turut serta dalam mengerjakan tugas kelompok
Mengungkapkan pendapat dalam kelompok
Memberi tanggapan pendapat teman dalam kelompok
Siswa tidak berani mengungkapkan pendapat Siswa tidak berani bertanya Siswa bermain saat mengerjakan tugas kelompok
Siswa tidak mengungkapkan pendapatnya dalam kelompok
Siswa menghiraukan pendapat teman
Nilai 2 Siswa hanya mendengarkan lawan bicara Siswa memperhatikan penjelasan guru hanya di awal atau akhir pelajaran Siswa membaca sumber belajar sambil bermain atau berbicara Siswa mencatat penjelasan guru tidak menggunakan bahasanya sendiri atau menyalin Siswa mengungkapkan pendapat jika disuruh Siswa bertanya saat disuruh oleh guru Siswa tidak ikut serta mengerjakan tugas kelompok namun masih dalam kelompok Siswa memberikan tanggapan yang tidak berhubungan dengan bahan diskusi kelompok Siswa hanya mendengarkan dan tidak memberikan tanggapan
3 Siswa mampu berkomunikasi antar siswa satu dengan yang lain Siswa memperhatikan penjelasan guru dari awal hingga akhir pelajaran Siswa membaca sumber belajar yang diberikan guru Siswa mencatat penjelasan guru dengan menggunakan bahasanya sendiri
Siswa berani mengungkapkan pendapat Siswa berani bertanya hal yang belum jelas Siswa aktif mengerjakan tugas kelompok
Siswa memberi tanggapan pendapat teman dalam kelompok
Siswa memberi tanggapan pendapat teman dalam kelompok
Tabel 3.2 Peneliti melakukan observasi dan mendapatkan data keaktifan belajar siswa di dalam kelas, kemudian data keaktifan belajar akan ditentukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
masuk dengan kriteria minimal cukup aktif dengan menggunakan kriteria PAP tipe II sebagai berikut (Masidjo, 1995:157) sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria PAP tipe II No 1 2 3 4 5
Persentase 81% - 100% 66% - 80% 56% - 65% 46% - 55% Di bawah 46%
Indkiator 1 19,44 – 24 15,84 – 19,43 13,44 – 15,83 11,04 – 13,43 < 11,03
Rentang skor Indikator 2 Indikator 3 9,72 – 12 14,58 – 18 7,92 – 9,71 11,88 – 14,57 6,72 – 7,91 10,08 – 11,87 5,52 – 6,71 8,28 – 10,07 < 5,51 < 8,27
Keterangan Keseluruhan 43,74 – 54 35,64 – 43,73 30,24 – 35,63 24,84 – 30,23 < 24,83
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang aktif
3.5.2 Wawancara Wawancara dilakukan untuk melengkapi hasil observasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti sehingga mendapat informasi yang lebih lengkap mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa. Dalam wawancara ini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru. Berikut adalah kisi-kisi pedoman wawancara yang diuraikan pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman wawancara No 1
Indikator Keaktifan Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran
2
Siswa berani dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan Siswa bertanggung jawab terhadap tugas
3
Pertanyaan 1.Apakah siswa berani mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas ? 2.Apakah siswa berdiskusi dengan siswa lain ketika mengerjakan tugas di dalam kelompok? 3.Apakah siswa memperhatikan di saat guru menjelaskan? 4.Bagaimana keaktifan siswa ketika guru sedang menjelaskan dalam proses pembelajaran? 5.Apakah siswa ikut berpartisipasi dalam menjelaskan materi yang diajarkan? 6.Apakah siswa ikut berkontribusi pada saat pembelajaran? 1.Apakah siswa mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat pembelajaran? 1.Apakah siswa mencatat atau menulis informasi saat proses pembelajaran? 2. Apakah ketika proses pembelajaran siswa selalu mengerjakan tugas?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
3.6.3 Tes Peneliti menggunakan tes berupa soal evaluasi bentuk pilihan ganda. Peneliti menggunakan 25 soal pada siklus 1 dan 25 soal pada siklus 2. Pemberian tes digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran. Pada tabel 3.4 dituliskan kisi-kisi tes prestasi belajar siswa. Tabel 3.4 Kisi-kisi tes prestasi siklus I sebelum divalidasi Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar No
: SDN Plaosan 2 : Matematika :1 :1 Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka :1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka Komponen Indikator Jumlah Soal Soal Nomor
1
Mengingat fakta dasar perkalian sampai 100
15
2
Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian dengan cara mendatar
10
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11,12,13,14,15 16,17,18,19,20,21,22 ,23,24,25
Tabel 3.4 menunjukkan mengenai indikator dan jumlah soal yang digunakan pada evaluasi pada siklus I. Pada penelitian ini terdapat 2 indikator yang berbeda untuk Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka, dan Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Indikator 1 terdapat 15 soal dan indikator 2 terdapat 10 soal. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menguji soal yang sudah dibuat tersebut, kemudian peneliti mengolahnya menggunakan progam SPSS 20 dan peneliti memilih 15 soal yang mewakili dari setiap indikator yang sudah ada untuk dipakai sebagai soal evaluasi dalam penelitian yang diujikan di setiap akhir siklus. Penskoran yang digunakan oleh peneliti pada siklus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
I adalah apabila siswa menjawab dengan benar mendapat poin 1, sedangkan menjawab dengan salah mendapat poin 0. Soal-soal yang valid kemudian dikelompokkan dan dibuat kisi-kisi. Kisi-kisi soal evaluasi dalam siklus II yang sudah divalidasi dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Kisi-kisi tes prestasi siklus I sesudah divalidasi Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar No
: SDN Plaosan 2 : Matematika :1 :1 Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka :1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka Komponen Indikator Jumlah Soal Soal Nomor
1
Mengingat fakta dasar perkalian sampai 100
12
2
Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perkalian dengan cara mendatar
3
1,2,3,4,5,6,10,11,12,13 ,14,15 16,18,19
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa terdapat 15 soal pilihan ganda yang valid dan digunakan oleh peneliti untuk penelitian. Penskoran yang digunakan oleh peneliti pada siklus 1 adalah apabila siswa menjawab dengan benar mendapat poin 1, sedangkan menjawab dengan salah mendapat poin 0. Kisi-kisi soal evaluasi siklus II sebelum validasi yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Kisi-kisi tes prestasi siklus II sebelum divalidasi Satuan Pendidikan : SDN Plaosan 2 Mata Pelajaran : Matematika Semester :1 Standar Kompetensi :1.Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka Kompetensi Dasar : 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka No Komponen Indikator Jumlah Soal Soal Nomor 1
Mengingat fakta dasar pembagian sampai 100
15
2
Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan pembagian dengan cara bersusun panjang dan bersusun pendek
10
1,2,3,4,5,6,7,8,9, 10,11,12,13,14,15 16,17,18,19,20,21,22,2 3,24,25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Tabel 3.6 menunjukkan mengenai indikator dan jumlah soal yang digunakan pada evaluasi pada siklus 2. Pada penelitian ini terdapat 2 indikator yang berbeda untuk Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka, dan Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Indikator 1 terdapat 15 soal dan indikator 2 terdapat 10 soal. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menguji soal yang sudah dibuat tersebut, kemudian peneliti mengolahnya menggunakan progam SPSS 20 dan peneliti memilih 15 soal yang mewakili dari setiap indikator yang sudah ada untuk dipakai sebagai soal evaluasi dalam penelitian yang diujikan di setiap akhir siklus. Penskoran yang digunakan oleh peneliti pada siklus 2 adalah apabila siswa menjawab dengan benar mendapat poin 1, sedangkan menjawab dengan salah mendapat poin 0. Soal-soal yang valid kemudian dikelompokkan dan dibuat kisi-kisi. Kisi-kisi soal evaluasi dalam siklus II yang sudah divalidasi dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Kisi-kisi tes prestasi siklus II sesudah divalidasi Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar No
: SD N Plaosan 2 : Matematika :1 :1 Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka :1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka Komponen Indikator Jumlah Soal Soal Nomor
1
Mengingat fakta dasar pembagian sampai 100
10
2
Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan pembagian dengan cara bersusun panjang dan bersusun pendek
5
1,2,3,4,5,6,7,8,10, 11 15,16,17,18,19
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa terdapat 15 soal pilihan ganda yang valid dan digunakan oleh peneliti untuk penelitian. Penskoran yang digunakan oleh peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
pada siklus 2 adalah apabila siswa menjawab dengan benar mendapat poin 1, sedangkan menjawab dengan salah mendapat poin 0.
3.6 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ini menguji instrumen dengan menghitung validitas dan reliabilitas dari tiap-tiap instrumen baik dari variabel keaktifan dan prestasi belajar siswa. 3.6.1 Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2011:5). Validitas bertujuan untuk menguji instrumen yang akan digunakan untuk menentukan instrumen layak untuk diujikan atau tidak. Instrumen yang sudah valid maka dapat diujikan kepada obyek. 3.6.1.1 Validitas Isi Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat profesional judgment. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauhmana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur (Azwar, 2011:45). Validitas isi pada penelitian ini digunakan untuk perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar, Lembar Kerja Siswa, dan soal evaluasi. Uji validitas isi ini dilakukan dengan meminta pertimbangan para ahli. Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SD N Plaosan 2, dan validator III yaitu guru kelas III SD N Plaosan 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Rentang skor validasi dalam penelitian ini adalah 5, 4, 2, dan 1 dengan kriteria 5 = sangat baik, 4 = baik, 2 = kurang, dan 1 = kurang sekali. Rata-rata hasil validasi yang kurang dari skor 3 memperlihatkan bahwa komponen tersebut perlu direvisi, sedangkan komponen yang memiliki rata-rata skor lebih dari 3 tidak direvisi. Jika validator memberikan komentar secara positif pada komponen yang memiliki skor kurang dari 3, maka komponen tersebut tetap direvisi. Jika komponen memiliki skor yang lebih dari 3 namun mendapatkan komentar yang negatif, maka komponen tersebut tetap direvisi juga. Komponen penilaian pada masing-masing validasi diuraikan oleh peneliti sebagai berikut: 1. Validitas Silabus Validasi yang pertama yaitu silabus. Komponen penilaian silabus meliputi: 1) Kelengkapan komponen silabus, 2) Kesesuaian SK, KD, dan Indikator, 3) Kesesuaian pemilihan metode pembelajaran, 4) Penggunaan bahasa dan tata tulis baku, 5) Kesesuaian antara penilaian dengan indikator yang dirumuskan. Hasil validasi silabus yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SD N Plaosan 2, dan validator III yaitu guru kelas III SD N Plaosan 2. Output validator dapat dilihat pada table 3.8: Tabel 3.8 Hasil Validasi Silabus Validator Validator I Validator II Validator III Rata-rata
1 5 5 4 4,6
Komponen Penilaian 2 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4,3
5 5 4 5 4,6
Rata-rata 4,6 4 4 4,2
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh dalam validasi silabus adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
silabus adalah 4. Tabel 3.8menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu 4,6, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 4, rata-rata skor yang diperoleh dari validator III yaitu 4. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator diperoleh skor 4,2. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Dilihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. 2. Validitas RPP Komponen penilaian RPP meliputi: 1) kejelasan rumusan, 2) kelengkapan cakupan rumusan indikator, 3) kesesuaian dengan Kompetensi Dasar, 4) kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai, 5) kesesuaian dengan karakteristik peserta didik, 6) keruntutan dan sistematika materi, 7) kesesuaian materi dengan alokasi waktu, 8) kesesuaian sumber belajar/metode pembelajaran dengan Standar kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai, 9) kesesuaian sumber belajar/metode pembelajaran dengan materi pembelajaran, 10) kesesuaian sumber belajar/metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, 11) kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran, 12) kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran, 13) kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik, 14) kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai, 15) kejelasan prosedur penilaian (awal, proses akhir, tindak lanjut), 16) kelengkapan instrumen (soal, rubrik, kunci jawaban), 17) ketepatan ejaan, 18) ketepatan pilihan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
kata, 19) kebakuan struktur kalimat, serta 20) bentuk huruf dan angka baku. Hasil validasi RPP yang divalidasi oleh validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SDN Plaosan 2, dan validator III yaitu guru kelas III SDN Plaosan 2. Output validator dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Hasil Validasi RPP Nomor Komponen Penilaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-rata
Validator I 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4.65
Validator Validator II 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4.15
Validator III 4 2 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4.05
Rata-rata 4.0 3.3 4.7 4.3 4.3 4.7 4.3 4.3 4.0 4.3 4.7 5.0 4.3 4.3 4.3 4.0 4.0 4.3 4.0 4.3 4.07
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh dalam validasi RPP adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus adalah 2. Tabel 3.9 menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu 4,65, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 4,15, rata-rata skor yang diperoleh dari validator III yaitu 4,05. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator diperoleh skor 4,07. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator kurang dari 3 maka perlu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Dilihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. Validator yang memberikan komentar yaitu validator III. Komponen penilaian yang dikomentari oleh validator III nomor 2, dan 7. Komentar nomor 2 yaitu indikator yang akan dicapai terlalu banyak untuk 2x35 menit. Komentar nomor 7 yaitu materi yang akan dicapai terlalu banyak untuk 2x35 menit. Berdasarkan kriteria penilaian yang mendapat komentar negatife direvisi maka peneliti merevisi RPP berdasarkan komentar yang diberikan oleh validator III. 3. Validitas LKS Hasil validasi LKS yang divalidasi oleh validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SD N Plaosan 2, dan validator III yaitu guru kelas III SD N Plaosan 2. Komponen penilaian LKS meliputi; 1) Kelengkapan unsur LKS, 2) Kesesuaian indikator/tujuan pembelajaran dengan LKS, 3) Rumusan petunjuk pengerjaan LKS sederhana dan mudah dipahami siswa, 4) LKS membantu siswa dalam memahami materi ajar, 5) LKS menunjukkan keruntutan kegiatan belajar, 6) Tampilan LKS menarik dan indah, 7) Penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Output validator dapat dilihat pada tabel 3.10. Tabel 3.10 Hasil Validasi LKS Validator Validator I Validator II Validator III Rata-rata
1 4 4 4 4.0
2 5 4 2 3.7
Komponen Penilaian 3 4 5 4 5 4 5 4 2 2 4 4 3.7 4.3 3.0
6
7
Rata-rata
4 4 4 4.0
4 2 4 3.0
4.3 3.6 3.4 3.8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh dalam validasi silabus adalah 5 dan skor minimal yang diperoleh adalah 2. Tabel 3.10 menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu 4,3, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 3,6, rata-rata skor yang diperoleh dari validator III yaitu 3,4. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator diperoleh skor 3,8. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Dilihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. 4. Validitas Materi Ajar Hasil validasi materi ajar yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SDN Plaosan 2, dan validator III yaitu guru kelas III SDN Plaosan 2. Komponen penilaian bahan ajar, meliputi: 1) Materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai, 2) Kesesuaian materi ajar dengan karakteristik peserta didik, 3) Materi ajar cakupannya luas dan memadai, 4) Pengorganisasian materi ajar runtut dan sistematik, 5) Kesesuaian alokasi waktu dengan kesesuaian materi ajar, 6) Penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Output validator dapat dilihat pada tabel 3.11 Tabel 3.11 Hasil Validasi Materi Ajar Validator Validator I Validator II Validator III Rata-rata
1 5 2 4 4.3
2 4 4 4 4
Komponen Penilaian 3 4 4 4 2 4 4 2 3.3 3.3
5 4 4 4 4
6 5 2 2 3.0
Rata-rata 4.3 3.0 3.3 3.5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh dalam validasi silabus adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus adalah 2. Tabel 3.11 menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu 4,3, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 3,0, rata-rata skor yang diperoleh dari validator III yaitu 3,3. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator diperoleh skor 3,5. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Dilihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. 5. Validitas Soal Evaluasi Hasil validasi soal evaluasi yang divalidasi oleh Validator I yaitu salah satu dosenx Universitas Sanata Dharma sebagai ahli dalam bidang Matematika, validator II yaitu Kepala Sekolah SDN Plaosan 2, dan validator III yaitu guru kelas III SDN Plaosan 2. Komponen penilaian soal evaluasi meliputi: 1) Kesesuaian indikator dengan butir soal, 2) Kalimat yang digunakan sederhana dan tidak berlebihan, 3) Bahasa jelas, baku, dan sederhana, 4) Keluasan cakupan soal, 5) Pilihan jawaban tidak mengandung ambigu, 6) Urutan alternatif jawaban logis, 7) Soal tidak berisi jebakan yang tidak ada jawabannya, 8) Pertanyaan tidak mengandung kunci jawaban. Output validator dapat dilihat pada tabel 3.12.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Tabel 3.12 Hasil Validasi Soal Evaluasi Komponen Penilaian
Validator Validator I Validator II Validator III Rata-rata
1 4 2 4 3.3
2 5 4 4 4.3
3 4 4 4 4.0
4 4 4 4 4.0
5 5 4 2 3.7
Rata-rata 6 4 4 4 4.0
7 5 4 4 4.3
8 5 4 2 3.7
4.5 3.8 3.5 3.9
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh dalam validasi LKS adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus adalah 2,7. Tabel 3.12 menjelaskan rata-rata skor yang diperoleh dari validator I yaitu 4,5, rata-rata skor yang diperoleh dari validator II yaitu 3,8, rata-rata skor yang diperoleh dari validator III yaitu 3,8. Rata-rata secara keseluruhan dari 3 validator diperoleh skor 4,0. Peneliti dan kelompok studi menentukan target rata-rata minimal yaitu 3. Dilihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. 6. Validitas Lembar Observasi Keaktifan Validasi ini divalidasi oleh dosen ahli yang memiliki latar belakang pendidikan psikolog anak dan berprofesi sebagai dosen di Universitas Sanata Dharma. Hasil perhitungan validasi lembar observasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.13 Hasil Validasi Lembar Observasi Keaktifan No 1 2 3 4 5
Komponen Penilaian Kelengkapan Lembar Observasi Kesesuaian antara indikator dengan deskriptor Kalimat tidak bermakna ganda Kualitas perilaku yang dituntut dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan keaktifan Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Rata-rata
Validasi 1 5 5 5 5 5 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Tabel 3.13 menunjukkan bahwa skor maksimal pada komponen yang diperoleh dalam validasi lembar observasi keaktifan adalah 5. Skor minimal yang diperoleh dalam validasi silabus adalah 5. Tabel 3.13 menjelaskanrata-rata skor yang diperoleh dari validator yaitu 5. Validator tidak memberikan komentar pada lembar observasi keaktifan maka lembar observasi dapat digunakan dalam penelitian. Peneliti dan kelompok studi menentukan target yaitu 3. Jika hasil rata-rata yang diberikan validator kurang dari 3 maka perlu dilakukan revisi, namun jika hasil rata-rata yang diperoleh lebih dari 3 maka tidak perlu dilakukan revisi. Dilihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. 3.6.1.2 Validitas Konstruk Menurut Alen & Yen (dalam buku Azwar 2011: 48) validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauhmana tes mengungkapkan suatu trait atau konstrak teoretik yang hendak diukurnya. Validitas konstruk digunakan untuk memeriksa sejauh mana tes mengukur suatu konstruk tertentu entah berupa kemampuan yang lebih didominasi oleh fungsi kognitif seperti intelegensi maupun kecenderungan kepribadian tertentu yang lebih didominasi oleh fungsi afektif seperti sifat (Supratiknya, 2012:29). Peneliti melakukan uji validitas soal evaluasi di kelas III yang berjumlah 45 siswa di SD Negeri yang berada di Sleman. Penelitian ini menggunakan responden berjumlah 45, maka r tabel yang digunakan adalah r tabel dengan N = 45 dengan r tabel sebesar 0,294. Pada taraf signifikasi 5% berarti peneliti mengambil resiko kesalahan 5% dan tingkat kepercayaan atau benar 95% (Hadi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
2000:288). Jika item sudah menunjukan skor 0,294>item dinyatakan tidak valid, apabila item sudah mencapai >0,294 maka item dinyatakan valid. Taraf validitas dinyatakan dalam suatu koefisien validitas yang dihitung dengan teknik korelasi Product Moment (Masidjo, 1995:210), dengan rumus berikut:
Gambar 3.2 Rumus Korelasi Product Moment Keterangan : rxy
= Koefisien korelasi
Σx
= Jumlah skor dalam sebaran x (skor item per butir)
Σy
= Jumlah skor dalam sebaran y (skor item per total)
Σx2
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
Σy2
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
N
= Jumlah responden
Hasil penghitungan menggunakan SPPS 20 dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut. Tabel 3.14 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
r hitung 0,703** 0,490** 0,502** 0,386** 0,692** 0,529** 0,281 0,205 0,260 0,722** 0,548** 0,541** 0,511** 0,522** 0,539** 0,455** 0,235 0,617** 0,493**
r table 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Tindak Lanjut Dipakai (soal no.1) Dipakai (soal no.2) Dipakai (soal no.3) Dipakai (soal no.4) Dipakai (soal no.5) Dipakai (soal no.6) Tidak Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai Dipakai (soal no.10) Dipakai (soal no.11) Dipakai (soal no 12) Dipakai (soal no.13) Dipakai (soal no.14) Dipakai (soal no.15) Dipakai (soal no.16) Tidak Dipakai Dipakai (soal no.18) Dipakai (soal no.19)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20 21 22 23 24 25
0,451** 0,183 0,599** 0,469** 0,701** 0,672**
0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294
Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
52
Tidak Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai
Tabel 3.14 menunjukkan bahwa terdapat 25 soal pilihan ganda yang diujikan oleh peneliti. Soal yang valid berjumlah 20 soal dan digunakan oleh peneliti untuk soal evaluasi berjumlah 15 soal. Simbol asterik satu (*) menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat pada taraf signifikan 0,05, sedangkan simbol asterik dua (**) menandakan soal tersebut juga valid dilihat dengan taraf signifikan 0,01. Tabel 3.15 menunjukkan keseluruhan soal yang valid dengan simbol asterik dua (**). Hasil validasi soal evaluasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut: Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
r hitung 0,604** 0,587** 0,648** 0,676** 0,689** 0,617** 0,709** 0,418** 0,006 0,689** 0,587** 0,586** 0,558** 0,290 0,453** 0,467** 0,332* 0,708** 0,675** 0,708** 0,147 0,473** 0,371* 0,709** 0,587**
r table 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294 0,294
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
Tindak Lanjut Dipakai (soal no.1) Dipakai (soal no.2) Dipakai (soal no.3) Dipakai (soal no.4) Dipakai (soal no.5) Dipakai (soal no.6) Dipakai (soal no.7) Dipakai (soal no.8) Tidak Dipakai Dipakai (soal no.10) Dipakai (soal no.11) Tidak Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai Dipakai (soal no.15) Dipakai (soal no.16) Dipakai (soal no.17) Dipakai (soal no.18) Dipakai (soal no.19) Tidak Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai Tidak Dipakai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Tabel 3.15 menunjukkan bahwa terdapat 25 soal pilihan ganda yang diujikan oleh peneliti. Soal yang valid sebanyak 22 soal dan dipakai oleh peneliti untuk diujikan sebanyak 15 soal. Simbol asterik satu (*) menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat pada taraf signifikan 0,05, sedangkan simbol asterik dua (**) menandakan soal tersebut juga valid dilihat dengan taraf signifikan 0,01. 3.7.2 Reliabilitas Reliabilitas suatu tes merupakan taraf dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi hasil pengukuran yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo, 1995:209). Teknik yang digunakan untuk mencari reliabilitas adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Soal dikatakan reliabel jika memenuhi yaitu harga Alpha Cronbach> 0,60. Rumus untuk menghitung reliabilitas suatu instrumen penelitian adalah sebagai berikut: Rumus: Alpha Cronbach
Keterangan: = koefisien reliabilitas n
= banyaknya butir soal = jumlah kuadran S dari masing-masing item = kuadran dari S total keseluruhan item Untuk memudahkan perhitungan dalam mencari reliabilitas instrumen
penelitian, maka peneliti menggunakan program SPSS 20. Kualifikasi reliabilitas dari Masidjo (1995:209) dapat dilihat pada tabel 3.16 berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Tabel 3.16 Kualifikasi Reliabilitas Koefisien Korelasi
Kualifikasi
0,91 – 100 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Tabel 3.16 menunjukkan peneliti menggunakan tabel kualifikasi reliabilitas untuk melihat masuk dalam kategori yang mana instrumen yang telah dibuat. Penghitungan menggunakan SPSS 20 dapat melalui beberapa langkah, yaitu: 1) buka SPSS 20 , 2) copy data tabulasi dari excell (yang gugur dan jumlah total tidak dimasukkan), 3) paste pada spss, seperti langkah pada uji validitas, 4) Scale >reliabilitas analisis. Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20 dapat dilihat pada tabel 3.17 sebagai berikut: Tabel 3.17 Hasil pengolahan data Menggunakan SPSS 20 Siklus 1 Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.888
20
Tabel 3.17 menunjukkan bahwa hasil reliabilitas pada siklus I dengan jumlah 25 soal yaitu 0,888, termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi, sehingga instrumen soal evaluasi siklus I tidak perlu diganti. Tabel 3.18 Hasil pengolahan data Menggunakan SPSS 20 Siklus 2 Reliability Statistics Cronbach's Alpha .911
N of Items 22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Tabel 3.18 menunjukkan bahwa hasil reliabilitas pada siklus 2 dengan jumlah 25 soal yaitu 0,911, termasuk dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi, sehingga instrumen soal evaluasi siklus II tidak perlu diganti. Tabel siklus I dan siklus II menunjukkan hasil reliabilitas soal evaluasi pada siklus 1 dan siklus II reliabel dan layak digunakan untuk penelitian.
3.6.3 Indek Kesukaran Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyak siswa yang menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam suatu bilangan indeks yang disebut indeks kesukaran, yang dimaksud adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu item. Biasanya indeks kesukaran item akan berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00 (Masidjo, 1995:189). Supaya memperoleh kualitas soal yang baik selain validitas dan reliabilitas juga perlu adanya keseimbangan kesukaran soal yaitu antara soal yang mudah, sedang, dan sukar proporsinya seimbang (Sudjana, 2008:135). Rumus yang digunakan untuk menghitung kesukaran soal menurut Sudjana (2008:137). I=
Keterangan : I = Indeks kesukaran untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Semakin kecil hasil indeks yang diperoleh maka soal tersebut dikategorikan semakin sulit, sedangkan semakin besar indeksnya maka soal tersebut dapat dikategorikan semakin mudah. Kriteria indeks kesukaran menurut Sudjana (2008:137) sebagai berikut: Tabel 3.19 Kriteria Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran 0 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00
Kategori Sukar Sedang Mudah
Berdasarkan tabel 3.19 kriteria indeks kesukaran ada tiga. Ketiga kriteria tersebut adalah sukar, sedang dan mudah. Diperoleh kriteria tersebut dilihat dari hasil indeks kesukarannya. Kriteria sukar dengan interval indeks kesukaran antara 0 – 0,30. Kriteria Sedang dengan interval indeks kesukaran antara 0,31 – 0,70. Kriteria mudah dengan interval indeks kesukaran antara 0,71 – 1,00. Tabel 3.20 Indeks Kesukaran Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
B 32 32 34 31 25 34 29 35 35 22 29 32 31 25 28 32 31 32 34 29 32 30
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
I 0,71 0,71 0,75 0,68 0,55 0,75 0,64 0,77 0,77 0,48 0,64 0,71 0,68 0,55 0,62 0,71 0,68 0,71 0,75 0,64 0,71 0,66
Tingkat Kesukaran Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23 24 25
23 29 29
45 45 45
0,51 0,64 0,64
57
Sedang Sedang Sedang
Dari tabel 3.20 diperoleh data indeks kesukaran soal dengan 3 kategori tingkat kesukaran yaitu sukar, sedang, dan mudah. Dari 25 soal terdapat 0 soal dengan kategori sukar, 14 soal dengan kategori sedang yaitu nomor 4, 5, 7, 10, 11, 13, 14, 15, 17, 20, 22, 23, 24, dan 25. Sedangkan kategori mudah terdapat 10 soal, dengan nomor 1, 2, 3, 6, 9, 12, 16, 18, 19, dan 21. Tabel 3.21 Indeks Kesukaran Siklus 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
B 32 29 29 32 21 23 31 31 13 21 29 33 30 33 28 33 31 32 35 32 32 38 9 31 29
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
I 0,71 0,64 0,64 0,71 0,46 0,51 0,68 0,68 0,28 0,46 0,64 0,73 0,66 0,73 0,62 0,73 0,68 0,71 0,77 0,71 0,71 0,84 0,2 0,68 0,64
Tingkat Kesukaran Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sukar Sedang Sedang
Dari tabel 3.21 diperoleh data indeks kesukaran soal dengan 3 kategori tingkat kesukaran yaitu sukar, sedang, dan mudah. Dari 25 soal terdapat 2 soal dengan kategori sukar yaitu nomor 9 dan 23. Kategori sedang terdapat 13 soal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
dengan nomor 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 15, 17, 24, dan 25. Sedangkan kategori mudah terdapat 10 soal yaitu nomor 1, 4, 12, 14, 16, 18, 19, 20, 21, dan 22.
3.8 Teknik Analisis Data Data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang bisa diolah dengan perhitunganperhitungan statistik. Data yang demikian biasanya disimbolkan dengan jumlah secara kuantitas yang berupa angka-angka. Data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan kualitas tertentu seperti, baik, sedang, dan kurang (Sanjaya, 2009:85). 3.7.1 Perhitungan Keaktifan Belajar Siswa Data keaktifan di dapat dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh 2 observer pada waktu pembelajaran berlangsung dalam setiap siklus dengan menggunakan lembar observasi. Siswa mendapat tanda (√) sesuai dengan kolom indikator dalam lembar observasi keaktifan. Analisis keaktifan siswa dapat diketahui dengan membandingkan keadaan awal keaktifan siswa dengan keadaan setelah siklus I dan siklus II. Teknik statistik deskriptif pada penelitian ini adalah mencari skor rata-rata keaktifan, nilai keaktifan kelas, menentukan rentang skor kriteria keaktifan, dan menghitung persentase siswa minimal cukup aktif. 3.7.1.1 Analisis Keaktifan Belajar Data keaktifan siswa diperoleh peneliti berdasarkan hasil observasi menggunakan lembar observasi keaktifan. Observasi dan wawancara yang dilakukan sebelum tindakan digunakan untuk menentukan kondisi awal keaktifan yang dimiliki oleh siswa. Peneliti juga melakukan observasi terhadap keaktifan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
siswa ketika berlangsungnya tindakan untuk menentukan data keaktifan. Data keaktifan sebelum dan ketika tindakan pada lembar observasi keaktifan dibandingkan untuk melihat adanya peningkatan atau tidak data keaktifan yang dimiliki oleh siswa. Langkah-langkah menghitung keaktifan siswa adalah sebagai berikut. 1. Menghitung skor keaktifan setiap siswa. Skor yang diberikan pada siswa 1 - 3. Skor 1 jika siswa tidak nampak melakukan aktivitas yang dinilai, skor 2 jika siswa cukup nampak melakukan aktivitas yang diukur berjumlah 1x, skor 3 jika siswa nampak melakukan aktivitas yang diukur berjumlah lebih dari 1x. 2. Menghitung jumlah skor keaktifan siswa seluruh kelas. 3. Menghitung skor rata-rata keaktifan.
Gambar 3.3 Rumus rata rata skor keaktifan 4. Menghitung nilai keaktifan kelas
Gambar 3.4 Rumus nilai keaktifan 5. Menentukan rentang skor kriteria keaktifan Tabel 3.22 Rentang Skor Keaktifan No
Persentase
1 2 3 4 5
81% - 100% 66% - 80% 56% - 65% 46% - 55% Di bawah 46%
Rentang skor I1 19,44 – 24 15,84 – 19,43 13,44 – 15,83 11,04 – 13,43 < 11,03
I2 9,72 – 12 7,92 – 9,71 6,72 – 7,91 5,52 – 6,71 < 5,51
I3 14,58 – 18 11,88 – 14,57 10,08 – 11,87 8,28 – 10,07 < 8,27
Keterangan Keseluruhan 43,74 – 54 35,64 – 43,73 30,24 – 35,63 24,84 – 30,23 < 24,83
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang aktif
Cara menentukan rentang skor keaktifan dengan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Persentase setiap kriteria X Skor maksimal
Gambar 3.5 Rumus Rentang Skor Keaktifan 6. Menghitung jumlah siswa yang memenuhi kriteria keaktifan minimal cukup aktif. 7. Menghitung persentase siswa yang memenuhi kriteria keaktifan minimal cukup aktif. x 100% Gambar 3.6 Rumus Persentase Siswa Minimal Cukup Aktif 8. Membandingkan tingkat keaktifan belajar siswa antara kondisi awal siswa dengan kondisi keaktifan belajar siswa tiap akhir siklus yang diperoleh berdasarkan hasil lembar observasi keaktifan setiap siklus untuk mengetahui penerapan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa.
3.7.2 Analisis Prestasi Belajar Data awal mengenai prestasi belajar siswa diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan tindakan, sedangkan data akhir diperoleh berdasarkan hasil evaluasi pada setiap akhir siklus. Langkah-langkah untuk pengolahan data prestasi belajar siswa pada aspek kognitif diuraikan oleh peneliti sebagai berikut. 1. Penilaian akhir siklus Peneliti menggunakan tes dengan bentuk pilihan ganda untuk mengukur hasil evaluasi siswa. Berikut adalah langkah langkah penskorannya:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0
Menghitung nilai setiap siswa:
Gambar 3.7 Rumus menghitung nilai siswa 2. Peneliti menghitung jumlah skor rata-rata kelas dengan menggunakan rumus =
Gambar 3.8 Rumus menghitung nilai rata rata kelas 3. Menghitung persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dengan menggunakan rumus =
Gambar 3.9 Rumus menghitung persentase siswa yang mencapai KKM 3. Membandingkan tingkat prestasi belajar siswa untuk mengetahui penerapan pendekatan PMRI dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi
perkalian
dan
pembagian.
Perbandingan
dilakukan
dengan
membandingkan antara data prestasi belajar siswa berdasarkan kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2.
3.8 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan digunakan untuk mengetahui kondisi awal dan kondisi pada tiap akhir siklus. Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
meliputi keberhasilan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.23 Indikator keberhasilan
No.
Variabel
Keaktifan Partisipasi dalam 1. kegiatan pembelajaran
Indikator Target Target Siklus I Siklus II
20%
30%
40%
40
45
64
Keberanian dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan
30%
50%
80%
45
60
71
Tanggung jawab terhadap tugas
20%
30%
50%
40
55
65
30%
50%
78%
40
55
66
47,3 %
59,09%
77,27%
62
70
78
Keaktifan keseluruhan siswa
2.
Kondisi Awal
Prestasi belajar a. Persentase siswa yang mencapai KKM b. Rata-rata kelas
Deskripsi
Persentase siswa yang memenuhikriteria minimal cukup aktif Rata-rata skor di bagi skor maksimal di kali 100 Persentase siswa yang memennuhi kriteria minimal cukup aktif Rata-rata skor di bagi skor maksimal di kali 100 Persentase siswa yang memenuhi kriteria minimal cukup aktif Rata-rata skor di bagi skor maksimal di kali 100 Jumlah siswa yang memenuhi kriteria minimal cukup aktif : jumlah seluruh siswa x 100% Rata-rata skor di bagi skor maksimal di kali 100 Jumlah siswa mencapai KKM : jumlah seluruh siswa x 100%
Jumlah nilai seluruh kelas : jumlah seluruh siswa x 100
Tabel 3.23 menunjukkan target keberhasilan keaktifan keseluruhan indikator pada kondisi awal adalah sebesar 30% dengan nilai keaktifan 40. Target keberhasilan keaktifan keseluruhan indikator pada siklus 1 adalah sebesar 50% dengan nilai keaktifan 55. Target keberhasilan keaktifan keseluruhan indikator pada siklus 2 adalah sebesar 78% dengan nilai keaktifan 66. Indikator prestasi belajar dengan rata-rata kondisi awal 62, target keberhasilan siklus 1 yaitu 70, dan target keberhasilan siklus 2 yaitu 78. Siswa yang tuntas KKM pada kondisi awal 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
siswa dengan presentase 47,3%, target keberhasilan siswa yang mencapai KKM pada siklus 1 adalah 13 siswa dengan presentase 59,09%, dan target keberhasilan siswa yang mencapai KKM pada siklus 2 adalah 16 siswa 77,27%. Peneliti menentukan target persentase indikator keberhasilan siklus 1 dan 2 berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan guru kelas. Siklus dalam penelitian ini dihentikan jika target akhir siklus 2 sudah tercapai.
3.9 Jadwal Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016. Berikut ini jadwal penelitian yang akan dilaksanakan.
Tahun 2015/2016 No
Kegiatan
1.
Penyusunan proposal skripsi
2.
Pengajuan proposal skripsi
3. 4. 5.
Pengajuan rancangan penelitian Pelaksanaan penelitian Penyusunan laporan hasil penelitian
6.
Ujian skripsi
7.
Revisi Pengesahan dokumen skripsi
8.
oleh dosen pembimbing dan dekan dan penggandaan.
Juli
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan tentang proses pelaksanaan penelitian. 4.1.1 Siklus I 4.1.1.1 Perencanaan Penelitian Pada bagian perencanaan penelitian ini, peneliti mempersiapkan teknis peneliti. Adapun teknis penelitian ini adalah diawali dengan meminta izin kepada Kepala Sekolah SD N Plaosan 2 untuk melaksanakan penelitian di kelas III. Tahap selanjutnya adalah meminta ijin kepada guru kelas III. Setelah meminta ijin dilanjutkan wawancara kepada guru kelas III untuk mengetahui permasalahan yang ada di kelas III khususnya pada mata pelajaran matematika. Untuk mendapatkan fakta terkait permasalahan yang ada di kelas, guru juga memberi data-data nilai kelas. Setelah mengetahui kondisi di kelas, peneliti berkonsultasi kepada guru untuk menentukan SK , KD, dan pendekatan yang sesuai digunakan. Peneliti berkonsultasi dengan guru tentang SK, KD, dan pendekatan yang akan digunakan. Peneliti telah menentukan SK dan KD yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka, Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka, dengan menggunakan pendekatan PMRI. Dengan menggunakan pendekatan PMRI diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada di kelas III SDN Plaosan 2 seperti keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Tahap penelitian selanjutnya adalah membuat silabus, RPP, dan instrumen penelitian, LKS, soal evaluasi di akhir siklus, mempersiapkan alat peraga perkalian, dan membuat lembar observasi yang digunakan untuk melihat keaktifan siswa. 4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian berlangsung selama 1 minggu dan dalam 2 pertemuan. Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 September 2015, dan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 5 September 2015. Dari segi waktu dan isi penelitian, pelaksanaan penelitian telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pelaksanaan penelitian subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SDN Plaosan 2. 1. Pertemuan 1 Penelitian ini diawali dengan baris berbaris di depan kelas sebelum bel berbunyi tanda masuk kelas yang menjadi kegiatan rutin dari seluruh kelas di SDN Plaosan 2. Siswa masuk kelas bersalaman dengan guru kemudian duduk rapi ditempat masing-masing. Salah satu siswa diminta memimpin doa pembuka. Siswa bersama guru menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya secara bersamasama. Guru menanyakan kabar siswa sekaligus melakukan presensi. Setelah itu, guru bersama siswa membuat sebuah kontrak belajar. Selanjutnya guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menggali pemahaman siswa tentang perkalian. Guru memberikan peneguhan terhadap jawaban siswa. Setelah bertanya jawab dengan siswa mengenai perkalian yang mereka ketahui, guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 sampai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
5 siswa. Setelah siswa duduk dalam kelompok masing-masing, guru membagikan media dakon dan manik-manik. Guru membagikan soal dan siswa mengerjakan soal disertai penggunaan media dalam pengerjaannya. Selesai mengerjakan, setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Kelompok yang tidak mempresentasikan dipersilahkan untuk memberikan tanggapan atas jawaban yang sudah disampaikan. Agar siswa menjadi lebih paham mengenai jawaban dari soal yang dibagikan, maka guru memberikan peneguhan atas jawaban siswa. Untuk mengetahui pemahaman siswa pada pertemuan 1 dalam siklus I, guru memberikan soal atau kuis sebanyak 5 soal. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Guru memberikan reward atau hadiah kepada siswa atau guru yang aktif. Siswa bersama guru melakukan refleksi. Setelah refleksi, Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah. 2. Pertemuan 2 Pada pertemuan 2 siklus 1 ini diawali dengan baris berbaris di depan kelas sebelum bel berbunyi tanda masuk kelas yang menjadi kegiatan rutin dari seluruh kelas di SDN Plaosan 2. Siswa masuk kelas bersalaman dengan guru, kemudian duduk rapi di tempat masing-masing. Salah satu siswa diminta memimpin doa pembuka. Siswa bersama guru menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya secara bersam-sama. Guru menanyakan kabar siswa sekaligus melakukan presensi. Setelah itu, guru bersama siswa membuat sebuah kontrak belajar. Selanjutnya guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menggali pemahaman siswa tentang perkalian dengan soal cerita. Siswa diminta duduk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
dalam kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Siswa diminta mencari benda-benda yang terdapat di sekitar mereka untuk dijadikan sebagai media pembelajaran. Siswa dalam kelompok mengerjakan soal dengan menggunakan media yang mereka temukan. Setiap kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Pertemuan ini, guru langsung memberikan peneguhan atas jawaban siswa. Siswa yang menjawab pertanyaan dari guru dan berani maju ke depan kelas diberi reward untuk memberikan semangat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Reward tersebut berbentuk permen dan berupa bintang. Peneliti memberikan soal evaluasi berjumlah 15 soal untuk melihat pengetahuan siswa selama 2 pembelajaran yang telah mereka lakukan dan sekaligus digunakan untuk mengetahui peningkatan siswa di akhir pembelajaran. Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Siswa bersama guru melakukan refleksi. Siklus ini ditutup dengan doa dan salam penutup. 4.1.1.3 Observasi Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung. Salah satu
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah
pengamatan atau observasi keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran pada siklus I. Dalam observasi juga menggunakan lembar keaktifan yang telah dibuat atau disiapkan. Indikator keaktifan yang digunakan untuk mengamati keaktifan siswa yaitu 1) Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, meliputi: interaksi antar siswa satu dengan siswa yang lain, mendengarkan penjelasan guru, memperhatikan penjelasan guru, membaca sumber belajar, dan mencatat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
informasi penting. 2) Siswa berani dalam mengungkapkan pendapat dan siswa berani dalam mengungkapkan pertanyaan. 3) Siswa bertanggung jawab terhadap tugas, meliputi: turut serta dalam mengerjakan tugas kelompok dan saling mengingkatkan dalam mengerjakan tugas kelompok. Observasi dalam penelitian dilakukan peneliti dibantu kelompok studi. Jika siswa melaksanakan indikatorindikator keaktifan maka dalam lembar keaktifan diberi tanda (√). Pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti mendapatkan bahwa pada siklus I, keaktifan siswa pada siswa kelas III SD N Plaosan 2 belum begitu memuaskan, karena siswa yang aktif masih dominan pada beberapa siswa. 4.1.1.4 Refleksi Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan sesuai perencanaan penelitian tindakan kelas, maka pada akhir setiap pembelajaran diadakan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk bahan perbaikan untuk siklus berikutnya. Peneliti membentuk sebuah kelompok yang bertujuan supaya siswa merasa lebih aktif bekerja sama dengan siswa lain untuk menyelesaikan soal. Pembagian kelompok dibuat rata antara siswa yang pandai dan sedang dikarenakan sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I ini, peneliti terlebih dahulu berkonsultasi dengan guru kelas mengenai karakteristik siswa di kelas. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, ternyata siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal. Untuk itu, peneliti akan melanjutkan pada siklus II. Hal ini dikarenakan siswa belum berinteraksi secara aktif dalam proses pembelajaran di kelas, serta ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM. Oleh karena itu, sebelum melanjutkan pada siklus II maka peneliti akan merevisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, meliputi: RPP, materi ajar, LKS, serta media pembelajaran.
4.1.2 Siklus II 4.1.2.1 Perencanaan Penelitian Pada bagian perencanaan penelitian ini, peneliti perlu melengkapi kekurangan pada siklus sebelumnya agar pada siklus II target penelitian dapat meningkat dan tercapai. Teknis penelitian selanjutnya adalah memperbaiki silabus,
RPP,
LKS,
soal
evaluasi,
lembar
observasi
keaktifan,
serta
mempersiapkan alat peraga pembagian. 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan penelitian berlangsung selama I siklus. Siklus 2 terdiri dari dua pertemuan. Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 September 2015, dan siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari senin tanggal 14 September 2015. Dari segi waktu dan isi penelitian, pelaksanaan penelitian telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pelaksanaan penelitian subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD N Plaosan 2. 1. Pertemuan 1 Pertemuan awal di siklus II diawali baris berbaris di depan kelas sebelum bel berbunyi tanda masuk kelas menjadi kegiatan rutin dari seluruh kelas di SDN Plaosan 2. Dilanjutkan dengan doa, salam pembuka dan presensi. Setelah itu, guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menggali pemahaman siswa tentang pembagian. Materi pada pertemuan I siklus II ini adalah pembagian dengan konsep pengurangan dengan cara berulang sampai habis. Pembagian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
dengan konsep tersebut merupakan kebalikan dari materi di siklus I. Untuk mempermudah dan membuat anak-anak menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran, guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok dan membagikan media dakon dan manik-manik kepada setiap kelompok untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Sebelum bekerja dalam kelompok, guru meminta siswa untuk menuliskan soal beserta jawabannya mengenai contoh pembagian dengan pengurangan berulang. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah siswa sudah mulai mengerti mengenai materi tersebut atau masih terlihat bingung. Tugas yang diberikan guru di dalam setiap kelompok adalah mengerjakan soal mengenai pengurangan berulang dengan penyelesaian menggunakan media yang telah dibagikan. Saat siswa mengerjakan dan berdiskusi dalam kelompok, guru berkeliling untuk menanyakan pada setiap kelompok apakah kesulitan atau tidak saat mengerjakan soal. Setelah selesai mengerjakan soal, guru meminta salah satu siswa dalam setiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Siswa yang lain diminta untuk menanggapi atas jawaban yang telah disampaikan, untuk meningkatkan keaktifan siswa di dalam pembelajaran. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. Guru memberikan reward atau hadiah kepada siswa atau guru yang paling aktif dalam pembelajaran ini. Siswa bersama guru melakukan refleksi. Setelah refleksi, Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah dan menyampaikan pembelajaran lanjutan di akhir pembelajaran. Pertemuan ini ditutup dengan doa dan salam penutup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
2. Pertemuan 2 Pertemuan akhir di siklus II diawali baris berbaris di depan kelas sebelum bel berbunyi tanda masuk kelas yang menjadi kegiatan rutin dari seluruh kelas di SDN Plaosan 2. Siswa masuk satu per satu dan langsung duduk dalam kelompok. Setelah siswa tenang dan duduk rapi, siswa bersama guru melakukan doa dan salam pembuka. Guru dan siswa berdiri sejenak untuk menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan dengan menanyakan kabar siswa dan presensi. Guru sedikit mengulas materi yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Hal ini dilakukan apakah siswa sudah benar-benar memahami pembelajaran yang telah diterima atau belum memahami. Selanjutnya, guru bertanya tentang pembagian dengan menggunakan soal cerita. Penyelasaian soal pada pertemuan ini berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Dalam hal ini memang tidak mudah untuk memberikan pemahaman kepada siswa, karena berbeda dengan pertemuan sebelumnya yang menggunakan pengurangan berulang. Setiap kelompok diminta mencari media yang ada di sekitar untuk dijadikan media pembelajaran, dikarenakan dengan media tersebut siswa terlihat lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, berdiskusi dalam kelompok, dan menyelesaikan soal. Guru memberikan permasalahan berupa soal kepada siswa, dan diselesaikan secara berkelompok. Setelah selesai mengerjakan soal, guru meminta salah satu siswa dalam setiap kelompok
untuk
mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Siswa yang lain diminta untuk menanggapi. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasilnya, guru memberikan peneguhan terhadap jawaban siswa. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Guru memberikan soal evaluasi berjumlah 15 soal yang dikerjakan siswa untuk mengetahui apakah penelitian ini sudah mencapai target yang diinginkan atau belum. Setelah mengerjakan soal dan dikumpulkan, kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi pembelajaran. Guru juga memberikan reward atau hadiah kepada siswa yang berani maju ke depan, menjawab pertanyaan, dan bertanya kepada guru dalam pembelajaran ini. Siklus 2 ditutup dengan doa dan salam penutup. 4.1.2.3 Observasi Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan di siklus II ini, hal yang diperoleh peneliti adalah saat proses pembelajaran siswa yang memenuhi kriteria minimal cukup aktif sudah meningkat dari kondisi awal dan siklus 1. Terlihat ketika siswa banyak yang bertanya ketika mereka belum memahami materi, serta saat diberi pertanyaan banyak siswa yang angkat tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru. 4.1.2.4 Refleksi Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus II, siswa dalam proses pembelajaran matematika sudah berinteraksi secara aktif pada saat kerja kelompok. Siswa memiliki antusias yang tinggi saat mengikuti proses pembelajaran. Siswa banyak yang bertanya ketika mereka belum mengerti atau belum paham atas materi yang diajarkan. Penggunaan media pembelajaran sangat mempengaruhi aktivitas siswa di dalam pembelajaran. Dalam siklus II ini peneliti merasa sudah lebih baik dari siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
4.2 Hasil Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Plaosan 2 yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. Pada akhir setiap siklus peneliti memberikan soal evaluasi berjumlah 15 soal. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa serta untuk mengetahui jumlah siswa yang telah mencapai KKM yaitu 70,0. Setelah dilakukan penelitian hasil prestasi setiap siswa, selanjutnya peneliti mengelompokkan siswa dengan nilai kurang dari KKM dan siswa dengan nilai diatas KKM. Berikut ini adalah hasil penelitian yang diperoleh peneliti. 4.2.1 Keaktifan Siswa Data keaktifan siswa didapat peneliti melalui pengamatan kelas pada waktu penelitian dibantu oleh teman sejawat. Data ini di dapat peneliti menggunakan lembar observasi. Observer hanya menuliskan pada lembar observasi keaktifan dengan menggunakan tanda checklist ( √ ) pada lembar observasi kepada setiap siswa yang melakukan aktivitas. Hasil data keaktifan akan mengetahui siswa memperoleh salah satu kriteria yang tercantum pada tabel 4.1. 4.2.1.1 Siklus I Berikut ini adalah perhitungan siswa untuk memperoleh skor keaktifan pada siklus I dan siklus II. 1. Pertemuan 1 Tabel 4.1 akan membahas tentang hasil observasi Siklus 1 pertemuan 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Tabel 4.1 Kriteria Keaktifan Pertemuan 1 Nama
CKP AT ATW APA APS ARN BSA DP FAD FRD FW GAR MRO NSA NFC NW ON RRY RB SHA PMR DT
1 10 7 11 7 8 8 9 5 10 5 8 8 8 10 7 5 9 8 5 8 11 10
Siklus 1 Pertemuan 1 Indikator 2 5 4 4 3 4 5 5 3 4 3 5 5 4 5 4 4 5 4 3 3 5 6
3 8 6 8 4 8 5 5 3 5 5 5 7 5 7 5 5 7 5 4 4 7 8
Tabel 4.1 menunjukkan pertemuan 1 dalam lembar observasi keaktifan yang telah diubah dengan menggunakan format angka bukan menggunakan cheklist. Pada data terlihat bahwa siswa melakukan aktivitas sesuai dengan indikatorindikator yang sudah ada. Namun pada dasarnya setiap siswa berbeda-beda dalam keaktifan di dalam kelas. Pada tabel 4.1 keaktifan yang di dapat siswa akan dijumlah dan hasilnya pada kolom jumlah tersebut. Pada tabel 4.2 akan membahas hasil observasi keaktifan siklus 1 pertemuan 2. Berikut adalah hasil observasi keaktifan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Tabel 4.2 Kriteria Keaktifan Pertemuan 2 Nama
CKP AT ATW APA APS ARN BSA DP FAD FRD FW GAR MRO NSA NFC NW ON RRY RB SHA PMR DT
1 9 7 8 6 7 6 9 5 9 5 6 7 7 8 7 4 4 5 4 8 10 11
Siklus 1 Pertemuan 2 Indikator 2 4 3 5 3 3 3 4 4 5 3 4 5 5 5 4 5 4 3 3 4 5 4
3 5 6 9 6 6 5 5 4 6 4 5 5 7 4 5 4 4 4 5 7 8 7
Tabel 4.2 menunjukkan pertemuan 2 yang telah dirubah dengan menggunakan format angka bukan menggunakan cheklist. Pada data terlihat bahwa siswa melakukan aktivitas sesuai dengan indikator-indikator yang sudah ada. Namun pada dasarnya setiap siswa berbeda-beda dalam keaktifannya. Hasil observasi yang didapat pada siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang telah diolah sehingga peneliti merangkumnya menjadi satu. Peneliti lalu menggunakan data yang sudah dirangkum tersebut sebagai hasil keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas III SDN Plaosan 2 seperti pada tabel berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Tabel 4.3 Kriteria Keaktifan Siklus I Pertemuan 1 dan 2 Nama
CKP AT
Indikator 1 19 14
ATW
19
APA
13
APS
15
ARN
14
BSA
18
DP
10
FAD
19
FRD
10
FW
14
GAR
15
MRO
15
NSA
18
NFC
14
NW
9
ON
13
RRY
13
RB
9
SHA
16
PMR
21
DT
21
Jumlah 329 skor Rata rata 14,9 skor Nilai 62,3 keaktifan Jumlah Siswa yang minimal cukup aktif Persentase siswa minimal cukup aktif
Ket Aktif Cukup Aktif Aktif
Indikator 2 9 7 9
Kurang Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif
6
Siklus 1 Indikator 3 Aktif 13 Cukup 12 Aktif Aktif 17 Ket
Ket
Keseluruhan
Ket
Aktif Aktif
41 33
Sangat Aktif Cukup Aktif Aktif
45
Aktif Cukup Aktif Sangat Aktif Kurang Aktif Aktif
Cukup Aktif Cukup Aktif Sangat Kurang Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif
32
25
Kurang Aktif
33 37
Cukup Aktif Aktif
10
8
Kurang Aktif Cukup Aktif Aktif
9
Aktif
10
Sangat Kurang Aktif Aktif
7
Cukup Aktif
7
9
Aktif
11
Sangat Kurang Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif
6
Kurang Aktif
9
9
Aktf
10
10
Sangat Aktif Aktif
12
Cukup Aktif Aktif
12
Aktif
36
Aktif
11
Cukup Aktif Cukup Aktif Kureang Aktif
39
Aktif
32
Cukup Aktif Kurang Aktif
Cukup Aktif Kurang Aktif Kurang Aktif
32
Cukup Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif
35
7
9 10
14 10
Cukup Aktif Sangat Kurang Aktif Kurang Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif Aktif
8
Sangat Aktif Aktif
9
Aktif
9
8
Aktif
11
9
Aktif
9
8
Aktif
9
8
Aktif
11
Sangat Aktif Sangat Aktif
10
Sangat Aktif Sangat Aktif
15
10
10
15
29 36
37 24
39
27
31 26
46 46
185
247
761
8,4
11,2
34,6
70
62,3
64
Cukup Aktif Aktif Sangat Kurang Aktif Aktif
Cukup Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Cukup Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif
8
17
8
Cukup Aktif Cukup Aktif 17
36%
77%
36%
77%
Tabel 4.3 menunjukkan peneliti telah melakukan perhitungan pada siklus 1 pada indikator 1, 2, dan 3 siklus 1 adalah 8, 17, dan 8. Jika dilihat secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
keseluruhan indikator maka siswa yang masuk dalam kriteria minimal cukup aktif terdapat 17 siswa, dengan nilai keaktifan 64 serta persentase sebesar 77%. sedangkan pada kondisi awal persentase siswa yang dikatakan masuk dalam kriteria minimal cukup aktif pada indikator 1, 2, dan 3 adalah 7 siswa dengan nilai keaktifan 40 dan persentase sebesar 30%. Berikut grafik peningkatan keaktifan: 100% 80% 60% 40% 20%
77% 30%
50%
0% Keseluruhan persentase keaktifan Siklus 1
Target
Siklus 2
Gambar 4.1 Grafik Hasil Keselurahan Persentase Keaktifan Siklus 1
Nilai Keaktifan 80 60 40 20
45
55
64
0
Keseluruhan nilai keaktifan siklus 1
target
siklus 2
Gambar 4.2 Grafik Hasil Nilai Keaktifan Siklus 1 Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2 hasil rekap data diperoleh bahwa keseluruhan indikator pada siswa yang memenuhi kriteria minimal cukup aktif pada kondisi awal nilai keaktifannya adalah 40 kemudian meningkat menjadi 64 dan untuk persentase siswa yang memenuhi kriteria minimal cukup aktif pada kondisi awal 30% menjadi 77% pada siklus 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Dari pemaparan pada paragraf sebelumnya, dapat dikatakan keaktifan yang didapatkan siswa pada siklus 1 dari kondisi awal sudah meningkat, dan telah mencapai target yang telah ditentukan. 4.2.1.2 Siklus II Tabel 4.4 akan membahas hasil observasi siklus 2 pertemuan 1. Tabel 4.4 Kriteria Keaktifan Siklus 2 Pertemuan 1 Nama
CKP AT ATW APA APS ARN BSA DP FAD FRD FW GAR MRO NSA NFC NW ON RRY RB SHA PMR DT
1 10 8 11 6 9 8 8 5 10 7 7 9 7 9 7 7 6 5 6 7 10 10
Siklus 2 Pertemuan 1 Indikator 2 5 5 5 5 5 4 4 3 6 3 4 5 5 4 4 4 4 3 3 6 6 5
3 8 6 8 6 8 7 3 3 6 4 6 7 8 7 6 7 6 4 3 8 8 9
Tabel 4.4 menunjukkan pertemuan 1 dalam lembar observasi keaktifan yang telah diubah dengan menggunakan format angka bukan menggunakan cheklist. Pada data terlihat bahwa siswa melakukan aktivitas sesuai dengan indikatorindikator yang sudah ada. Namun pada dasarnya setiap siswa berbeda-beda dalam keaktifan di dalam kelas. Pada tabel 4.4 bahwa keaktifan yang di dapat siswa akan di jumlah dan hasilnya pada kolom jumlah tersebut. Selanjutnya tabel 4.5 akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
membahas hasil observasi keaktifan siklus 1 pertemuan 2. Berikut adalah hasil observasi keaktifan tersebut. Tabel 4.5 Kriteria Keaktifan Siklus 2 Pertemuan 2 Nama
CKP AT ATW APA APS ARN BSA DP FAD FRD FW GAR MRO NSA NFC NW ON RRY RB SHA PMR DT
1 10 7 10 8 9 8 8 4 10 6 7 5 8 10 6 8 5 6 4 12 10 10
Siklus 2 Pertemuan 2 Indikator 2 5 4 6 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 5 5
3 8 6 8 6 5 7 6 4 7 6 8 8 5 6 4 7 4 4 5 9 8 9
Tabel 4.5 menunjukkan hasil observasi yang didapat pada siklus 2 pertemuan 1 dan pertemuan 2 yang telah diolah sehingga peneliti merangkumnya menjadi satu. Data terlihat bahwa siswa melakukan aktivitas sesuai dengan indikatorindikator yang sudah terdapat pada lembar observasi. Peneliti lalu menggunakan data yang sudah dirangkum tersebut sebagai hasil keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas III SDN Plaosan 2 seperti pada tabel berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Tabel 4.6 Kriteria Keaktifan Siklus 2 Pertemuan 1 dan 2 Nama
CKP
Indikator 1 20
Ket
Indikator 2 10
Siklus 2 Indikator 3 Sangat 16 Aktif Aktif 12
Ket
Keseluruhan
Ket
Sangat Aktif Aktif
46
Sangat Aktif Aktif
Sangat Aktif Aktif
16
48
12
Sangat Aktif Aktif
Sangat Aktif Aktif Aktif
13
Aktif
41
14 9
Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif Aktif
38 34
Cukup Aktif Aktif
29 36
Kurang Aktif Aktif
Sangat Aktif Aktif
38
Aktif
37
Aktif
Aktif Cukup Aktif Aktif
40 30
Aktif Cukup Aktif Aktif
Cukup Aktif Sangat Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif
30
Ket
AT
15
ATW
21
APA
14
APS
18
Sangat Aktif Cukup Aktif Sangat Aktif Cukup Aktif Aktif
ARN BSA
16 16
Aktif Aktif
8 9
DP
9
7
Cukup Aktif
7
FAD
20
10
13
FW
14
8
Sangat Aktif Kurang Aktif Aktif
13
FRD
GAR
14
9
Aktif
15
MRO
15
9
Aktif
13
NSA NFC
19 13
8 7
15
8
Aktif Cukup Aktif Aktif
13 10
NW ON
11
9
Aktif
10
RRY
11
Sangat Kurang Aktif Sangat Aktif Kurang Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif Aktif Kurang Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Kurang Aktif
8
Aktif
8
RB
10
6
Kurang Aktif
8
SHA
19
10
17
PMR
20
DT
20
Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif
Jumlah 343 skor Rata rata 15,6 skor Nilai 65 keaktifan Jumlah Siswa yang minimal cukup aktif Persentase siswa minimal cukup aktif
Sangat Kurang Aktif Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif
9 11 9 10
6
11 10
10 14
14
16 18
36
35
23
43
37
27
24
46 47 48
Sangat Aktif Cukup Aktif Aktif Aktif Cukup Aktif Sangat Kurang Aktif Aktif
Cukup Aktif Kurang Aktif Sangat Kurang Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif
192
278
813
8,7
12,6
40
Aktif
72,7
70,2
68,4
Aktif
10
18
15
18
45%
82%
68%
81,8%
Tabel 4.6 menunjukkan peneliti telah melakukan perhitungan pada siklus pertama pada indikator 1, 2, dan 3 siklus 2 adalah 10, 18, dan 15. Jika dilihat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
secara keseluruhan indikator maka siswa yang masuk dalam kriteria minimal cukup aktif terdapat 18 siswa, dengan nilai keaktifan 68,4 serta persentase sebesar 81,8%, sedangkan pada siklus 1 persentase siswa yang dikatakan cukup aktif pada indikator 1, 2 dan 3 terdapat 17 siswa dengan nilai keaktifan 64 dan persentase sebesar 77%. Berikut grafik peningkatan keaktifan: 84% 82% 80% 78% 76% 74%
81.8% 77%
78%
Keseluruhan persentase keaktifan Siklus 1
Target
Siklus 2
Gambar 4.3 Grafik Hasil Keselurahan Persentase Keaktifan Siklus 2
Nilai Keaktifan 70 65 64
66
68.4
60 Keseluruhan nilai keaktifan siklus 1
target
siklus 2
Gambar 4.4 Grafik Hasil Nilai Keaktifan Siklus 2 Berdasarkan gambar 4.3 dan 4.4 hasil rekap data diperoleh bahwa keaktifan siswa mengalami peningkatan dibandingkan siklus 1. Dilihat keseluruhan indikator pada siswa yang memenuhi kriteria minimal cukup aktif pada siklus 1 nilai keaktifannya adalah 64 kemudian meningkat menjadi 68,4 dan untuk persentase siswa dengan kriteria minimal cukup aktif pada siklus 1 sebesar 77% menjadi 81,8% pada siklus 2. Sehingga bisa dikatakan target capaian yang kedua pada siklus 2 telah tercapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Peningkatan keaktifan yang didapatkan siswa pada siklus 1 dan siklus 2 dari kondisi awal dan peningkatan keaktifan siswa secara keseluruhan di setiap pertemuan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan
pendekatan
PMRI
dapat
meningkatkan
keaktifan
belajar
matematika siswa kelas III SDN Plaosan 2. Hasil dari peningkatan keaktifan dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini : Tabel 4.7 Peningkatan keaktifan kondisi awal Siklus 1 dan 2 Indikator Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran
Kondisi awal 20%
Target 1 30%
Siklus 1 36%
Target 2 40%
Siklus 2 45%
40 30%
45 50%
62,3 77%
64 80%
65 82%
45
60
70
71
72,7
20% 40 30% 40
30% 55 50% 55
36% 62,3 77% 64
50% 65 78% 66
65% 70,2 81,8% 68,4
Siswa berani dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan Siswa bertanggung jawab terhadap tugas Keseluruhan
4.2.2 Prestasi Belajar Siswa Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Prestasi belajar diperoleh dari kondisi awal siswa dan hasil soal evaluasi siswa di setiap akhir siklus (soal evaluasi siklus I dan soal evaluasi siklus II) yang berjumlah 15 soal. Kondisi awal siswa diperoleh dari nilai ulangan harian tahun lalu. Nilai yang ingin dicapai pada siklus I adalah 70 dan siklus II adalah 78 dengan nilai KKM 70. Indikator ketercapaian pada prestasi belajar yaitu persentase siswa yang mencapai KKM. Berikut ini adalah tabel daftar nilai hasil evaluasi siswa:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
4.2.2.1 Kondisi Awal Data kondisi awal penelitian ini adalah nilai yang diperoleh oleh siswa kelas III SD N Plaosan 2 tahun ajaran sebelumnya mata pelajaran matematika. Tabel 4.8 Daftar Nilai Kondisi Awal Siswa No. Nama Siswa 1. S 2. BS 3. MZM 4. CKP 5. AWDN 6. RAP 7. AMG 8. AEP 9. BAK 10. CVA 11. ESS 12. FDP 13. GPAD 14. KBG 15. MSTR 16. MRH 17. SAJ 18. VDAP 19. RRK Jumlah Skor Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa yang Tuntas Presentase Ketuntasan
Nilai Ulangan 43 40 60 50 70 70 73 53 53 80 80 75 73 50 70 60 43 87 55 1185 62 87 40 9 47,3 %
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
Dari tabel 4.8 diatas diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa adalah 62. Siswa yang lulus mencapai KKM sebanyak 9 siswa dengan persentase 47,36% dan siswa yang tidak tuntas KKM mencapai 10 siswa dengan persentase 52,63%. Nilai maksimal adalah 87 dan nilai minimal adalah 40. Data dari kondisi awal menunjukkan 9 siswa sudah mencapai KKM dan 10 siswa belum mencapai KKM. 4.2.2.2 Siklus I Data prestasi belajar siklus 1 penelitian ini diperoleh dari
nilai yang
diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan soal evaluasi berjumlah 15 soal yang dikerjakan di akhir siklus penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Tabel 4.9 Rekap nilai yang dicapai siswa pada siklus I No. Nama Siswa 1. CKP 2. AT 3. ATW 4. APA 5. APS 6. ARN 7. BSA 8. DP 9. FAD 10. FRD 11. FW 12. GAR 13. MRO 14. NSA 15. NFC 16. NW 17. ON 18. RRY 19. RB 20 SHA 21. PMR 22. DT Jumlah Skor Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa yang Tuntas Presentase Ketuntasan
Nilai Ulangan 53 87 100 73 80 87 73 53 80 73 80 87 80 73 93 66 53 87 60 66 100 80 1684 76,54 100 53 16 72,72%
Keterangan Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Dari tabel 4.9 diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76,54. Siswa yang lulus mencapai KKM sebanyak 16 siswa dengan persentase 72,72% dan siswa yang tidak tuntas KKM mencapai 6 siswa dengan persentase 27,27%. Nilai maksimal adalah 100, dan nilai minimal adalah 53. Hasil ini sudah mencapai KKM yang ditentukan yaitu 70,0. Berikut adalah tabel analisis data kondisi awal dan siklus 1. Tabel 4.10 Data, nilai rata-rata, KKM prestasi belajar siswa siklus I Data Kondisi Awal Target Siklus I
Nilai rata-rata 62 70 76,54
Jumlah siswa yang mencapai KKM (%) 47,3 59,09 72,72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa yang mencapai KKM dari kondisi awal 47,3% dan peningkatan siswa yang telah mencapai KKM pada siklus I adalah 72,72%, dengan target yang ingin dicapai adalah 59,09%. Hasil yang diperoleh pada siklus I dapat dikatakan telah memenuhi target. Akan tetapi, penelitian ini tetap dilanjutkan ke siklus II untuk memantapkan hasil yang didapatkan dalam penelitian. Berikut grafik yang menunjukan peningkatan dari variabel prestasi belajar siswa.
Persentase siswa yang mencapai KKM 80.0% 60.0% 40.0% 47.3%
20.0%
59.09%
72.72%
0.0% prestasi siswa yang mencapai KKM kondisi awal
target siklus 1
capaian siklus 1
Gambar 4.5 Grafik Nilai Capaian kondisi awal, target siklus 1 dan siklus 1
4.2.2.3 Siklus II Data prestasi belajar siklus 2 diperoleh dari nilai siswa setelah mengerjakan soal evaluasi berjumlah 15 soal yang dikerjakan di akhir siklus. Materi soal yang diujikan pada siklus 2 ini mengenai pembagian yang telah dipelajari pada siklus 2 pertemuan 1 dan pertemuan 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Tabel 4.11 Rekap nilai yang dicapai siswa pada siklus 2 No. Nama Siswa 1. CKP 2. AT 3. ATW 4. APA 5. APS 6. ARN 7. BSA 8. DP 9. FAD 10. FRD 11. FW 12. GAR 13. MRO 14. NSA 15. NFC 16. NW 17. ON 18. RRY 19. RB 20 SHA 21. PMR 22. DT Jumlah Skor Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa yang Tuntas Presentase Ketuntasan
Nilai Ulangan 73 80 93 80 87 80 73 53 80 73 87 80 87 87 87 73 53 87 66 73 100 87 1739 79 100 53 19 86,36%
Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Dari tabel 4.11 diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa adalah 79. Siswa yang lulus mencapai KKM sebanyak 19 siswa dengan persentase 86,36%, dan siswa yang tidak tuntas KKM mencapai 3 siswa dengan persentase 13,63%. Nilai maksimal adalah 100, dan nilai minimal adalah 53. Data dari siklus II juga menunjukkan 19 siswa sudah mencapai KKM dan 3 siswa belum mencapai KKM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan siswa pada siklus II yang mencapai KKM yaitu 19 siswa. Berikut ini akan dihitung persentase banyak siswa yang telah mencapai KKM atau dikatakan tuntas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Analisis data dilakukan setelah pembelajaran pada siklus II berakhir. Berdasarkan tabel 4.11 hasil tes evaluasi siswa dapat diperoleh data rata-rata nilai kelas untuk siklus II adalah 79, serta persentase jumlah siswa yang telah tuntas KKM pada siklus II adalah 86,36%, sehingga dapat diperoleh analisis data sebagai berikut: Tabel 4.12 Analisis Data Siklus II Data Kondisi Awal Siklus I Target Siklus II
Nilai rata-rata
Jumlah siswa yang mencapai KKM (%)
62 76,54 78 79
47,3 72,72 77,27 86,36
Dari tabel 4.12 dapat dilihat ada peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 86,36% dari kondisi awal 47,3% serta peningkatan rata-rata kelas 79 dari kondisi awal 62. Pada siklus II ini persentase pencapaian KKM sudah tercapai dan mengalami peningkatan dari kondisi awal dan siklus I. Dengan hal tersebut dapat dikatakan prestasi belajar dalam pembelajaran dengan pendekatan PMRI dapat meningkat. Dibuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan penerapan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian pada siswa kelas III SDN Plaosan 2.
Berikut grafik yang menunjukan peningkatan dari variabel
prestasi belajar siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Persentase Siswa yang Mencapai KKM 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0%
72.72%
77.27%
86.36%
47.3%
0.0% prestasi siswa yang mencapai KKM kondisi awal
siklus 1
target siklus 2
capaian siklus 2
Gambar 4.6 Grafik Nilai Capaian kondisi awal, Siklus 1, target siklus 2 dan siklus 2 4.3 Pembahasan Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian ini mengambil Standar Kompetensi 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka, serta Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka. Selain melakukan penelitian terhadap prestasi belajar siswa, peneliti juga melakukan penelitian terhadap keaktifan siswa. Data yang diperoleh dari wawancara kepada guru kelas mengenai kurangnya keaktifan siswa di dalam pembelajaran menjadi salah satu faktor rendahnya prestasi belajar siswa. Dari permasalahan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan PMRI sebagai upaya untuk mengatasi masalah yang ada serta meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas III SDN Plaosan 2. Pada 2 siklus penelitian ini, peneliti telah melakukan perencanaan pelaksanaan tindakan dengan membuat silabus, RPP, LKS, mempersiapkan alat peraga, membuat lembar observasi yang digunakan untuk melihat keaktifan siswa, serta soal evaluasi di akhir siklus untuk melihat prestasi belajar siswa. Data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
prestasi belajar siswa diperoleh dari penilaian kognitif siswa dari soal evaluasi. Penilaian kognitif ini diperoleh dari nilai siswa dalam mengerjakan 15 soal evaluasi pada siklus I dan siklus II. Soal evaluasi diberikan pada setiap akhir siklus. Hasil penelitian baik dari siklus I maupun siklus II, selanjutnya dianalisis menggunakan teknik dokumentasi. Selain itu, peneliti menganalisis perbandingan nilai yang dicapai siswa pada kondisi awal dan kondisi pada siklus II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Plaosan 2. 4.3.1 Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Tabel 4.13 Hasil rekap keaktifan siswa Indikator
Kondisi awal
Siswa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran Siswa berani dalam mengungkapkan pendapat dan pertanyaan Siswa bertanggung jawab terhadap tugas Keseluruhan
20%
Siklus 1 Target Siklus 1 capaian
Ket
Siklus 2 Target Siklus 2 capaian
Ket
Ket
Tercapai
Jumlah siswa yang minimal masuk dalam kriteria minimal cukup aktif pada indikator 1, 2 dan 3 : jumlah seluruh siswa X 100%
Keaktifan 30%
36%
40%
45%
64
65
80%
82%
71
72,7
50%
65%
65
70,2
78% 66
81,8% 68,4
Tercapai 40
45
62,3
30%
50%
77%
45
60
70
20%
30%
36%
40
55
62,3
30% 40
50% 55
77% 64
Tercapai
Tercapai
Tercapai
Tercapai
Tercapai
Tercapai
Jumlah seluruh persentase setiap siklus : 3
Berdasarkan data di atas menunjukan peningkatan keaktifan belajar siswa Pada kondisi awal rata rata persentase keaktifan belajar hanya 30% siswa yang dapat dikatakan memenuhi kriteria minimal cukup aktif. Pada siklus 1 meningkat menjadi 77% dan sudah mencapai target dari 50%. Pada siklus 2 meningkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
menjadi 81,8% dan sudah mencapai target siklus 2 yaitu sebesar 78%. Berikut grafik yang menunjukan peningkatan dari variabel keaktifan belajar siswa. 90% 80% 70% 60%
Kondisi awal
50%
target siklus 77% 78% 81.8%
40% 30% 20% 10%
Capaian Siklus target siklus 2
50%
siklus 2
30%
0% Grafik Persentase Keseluruhan Indikator Keaktifan Belajar
Gambar 4.7 Grafik Hasil Persentase Keaktifan kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 80 70 60 Kondisi awal
50
target siklus
40 30 20
55
64
66
68.4
40
Capaian Siklus target siklus 2 siklus 2
10 Grafik Nilai Keaktifan Belajar Keseluruhan Indikator
Gambar 4.8 Grafik Hasil Nilai Keaktifan kondisi awal, siklus I dan siklus II Pada Gambar 4.7 dan 4.8 dapat dilihat bahwa rata rata persentase keaktifan siswa dari kondisi awal meningkat. Siswa yang memenuhi kriteria minimal cukup aktif pada keseluruhan indikator pada kondisi awal hanya 30% dengan nilai keaktifan 40 kemudian pada siklus 1 meningkat menjadi 77% dengan nilai keaktifan 64 yang sudah mencapai target persentase siklus 1 yaitu sebesar 50%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
dengan target nilai keaktifan 55, kemudian pada siklus 2 meningkat lagi melebihi target siklus 2 adalah 78% dengan target nilai keaktifan 66, menjadi 81,8% dengan nilai keaktifan 68,4. Peningkatan keaktifan yang didapatkan siswa pada siklus 1 dan siklus 2 dari kondisi awal dan peningkatan keaktifan siswa secara keseluruhan di setiap pertemuan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan
pendekatan
PMRI
dapat
meningkatkan
keaktifan
belajar
matematika siswa. 4.3.2 Peningkatan PrestasI Belajar Siswa Soal evaluasi yang masing-masing berjumlah 15 soal yang diujikan di setiap akhir siklus yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa Berikut adalah data peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa. Tabel 4.14 Peningkatan Rata-rata Prestasi Belajar Siswa
Variabel
Rata-rata Prestasi Belajar Lulus KKM
Siklus I
Kondisi Awal
Siklus II
Target
Capaian
Keterangan
Target
Capaian
Keterangan
62
70
76,54
Tercapai
78
79
Tercapai
47,3%
59,09%
72,72%
Tercapai
77,27%
86,36%
Tercapai
Menurut Arifin (1988:2) hasil evaluasi akan lebih baik bila sudah diadakan pengukuran-pengukuran sebelumnya karena dalam pengukuran itulah kita menentukan alat dan teknik tentang apa yang hendak diukur. Dari pengukuran kita akan memperoleh data-data kasar. Dengan nilai kita dapat membandingkan kemampuan seorang siswa dengan siswa yang lain. Pengukuran umumnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
berkenaan dengan masalah kuantitatif. Misalnya, bila kita ingin mengukur IQ seseorang, kita memerlukan alat yang disebut tes. Dalam penelitian ini salah satu tes yang digunakan adalah tes evaluasi untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Menurut Bloom (dalam Hawadi, 2004:68) prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis, dan evaluasi. Tabel 4.14 menunjukkan bahwa kondisi awal rata-rata prestasi belajar 62, dengan target 70, dan memperoleh capaian 76,54. Rata-rata prestasi belajar pada siklus 1 tercapai. Rata-rata prestasi belajar capaian siklus 1 76,54, target capaian siklus II 78, rata-rata prestasi belajar capaian siklus II 79, maka rata-rata prestasi siklus II tercapai. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa rata-rata prestasi belajar meningkat karena menggunakan pendekatan PMRI. Tabel 4.14 juga menunjukkan siswa yang lulus KKM dengan menggunakan pendekatan PMRI. Siswa yang lulus KKM siklus I pada kondisi awal ada 47,3 %, dengan target 59,09%, dan capaian 72,72%. Siswa yang lulus KKM pada siklus II, dari capaian siklus I 72,72%, dengan target 77,27%, dan memperoleh capaian 86,36%. Data peningkatan siswa yang lulus KKM dapat dilihat pada gambar berikut:
Peningkatan Siswa yang Mencapai KKM 100.0% 50.0% 47.3%
72.72%
86.36%
0.0% prestasi siswa yang mencapai KKM kondisi awal
siklus 1
siklus 2
Gambar 4.9 Grafik Peningkatan Siswa yang Lulus KKM
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa data siswa yang lulus KKM pada kondisi awal ada 47,3%, pada siklus I mencapai 72,72%. Peningkatan siswa yang lulus KKM setelah menggunakan pendekatan PMRI pada siklus I yaitu 25,42%. Data siklus II siswa yang lulus KKM setelah menggunakan pendekatan PMRI mencapai 86,36% maka peningkatan siswa yang lulus KKM setelah menggunakan pendekatan PMRI pada siklus II ada 13,64%.
4.3.3 Penerapan PMRI 4.3.3.1 Siklus 1 Pada Pertemuan pertama pada siklus I ini, 5 karakteristik PMRI terdapat pada beberapa bagian kegiatan. Karakteristik pertama, yaitu menggunakan konteks yaitu pada kegiatan siswa di ajak untuk mencari benda benda yang mereka ketahui yang dapat digunakan untuk perkalian dengan cara penjumlahan berulang. Karakteristik kedua adalah menggunakan model. Pada pertemuan ini penggunaan model terdapat pada kegiatan siswa berdiskusi dengan kelompoknya masingmasing tentang perkalian dengan cara penjumlahan berulang menggunakan media yang telah dibagikan oleh guru. Karakteristik ketiga menggunakan kontribusi siswa. Karakteristik ini muncul pada kegiatan siswa berdiskusi dengan teman temannya dengan menggunakan media perkalian, pada karakteristik ini lebih menekankan pada penguasaan siswa menggunakan media. Karakteristik keempat yaitu menggunakan format interaktif. Karakteristik ini terlihat pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka di dalam kelompok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Gambar 4.10 Siswa menuliskan dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok Selain itu juga karakteristik ini juga terlihat pada saat siswa dan guru bersama sama menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan. Karakteristik terakhir adalah
memanfaatkan
keterkaitan.
Karakteristik
ini
muncul
pada
saat
menyamakan konsep pemikiran antara siswa yang satu dengan konsep pemikiran siswa yang lainnya. Pada siklus I pertemuan pertama ini telah melibatkan 5 karakteristik yang terdapat pada PMRI. Pada pertemuan kedua di siklus I peneliti menerapkan 5 karakteristik PMRI sama seperti pada pertemuan I. Karakteristik pertama yaitu menggunakan konteks, sama halnya pada pertemuan I peneliti menggunakan benda benda sekitar
untuk
menyelesaikan
permasalahan
dengan
memecahkannya
menggunakan media yang ditemukan siswa. Karakteristik yang kedua yaitu menggunakan model. karakteristik ini terlihat pada kegiatan saat siswa menggunakan media untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Karakteristik ketiga adalah menggunakan kontribusi siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Gambar 4.11 Karakteristik 3 Siswa berdiskusi dalam kelompok Pembelajaran menggunakan kontribusi siswa di sini adalah siswa mampu secara terampil menggunakan media yang dibagikan guru untuk digunakan dalam memecahkan permasalahan. Karakteristik keempat yaitu menggunakan format interaktif. Karakteristik tersebut muncul pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusinya tentang penyelesaian perkalian dengan cara mendatar. Karakteristik PMRI yang terakhir adalah memanfaatkan keterkaitan. Pada karakteristik ini seperti pada pertemuan pertama yaitu mengaitkan pemahaman yang diterima antara siswa satu dengan siswa lain. 4.3.3.2 Siklus 2 Pada pertemuan pertama pada siklus 2 ini, 5 karakteristik PMRI yang muncul terdapat
pada
beberapa
bagian
kegiatan.
Karakteristik
pertama,
yaitu
Menggunakan konteks yaitu pada kegiatan siswa di ajak untuk mencari benda benda yang ada di sekitar mereka yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan berupa pembagian dengan cara pengurangan berulang. Karakteristik kedua adalah Menggunakan model.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Gambar 4.12 Karakteristik 2 Siswa menggunakan media pembelajaran Pada pertemuan ini karakteristik menggunakan model terdapat pada kegiatan siswa berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing mengenai pembagian dengan cara pengurangan berulang menggunakan media yang telah dibagikan oleh guru. Karakteristik ketiga menggunakan kontribusi siswa. Karakteristik ini muncul pada kegiatan siswa berdiskusi dengan teman temannya dengan menggunakan media pembagian, pada karakteristik ini lebih menekankan siswa pada penguasaan menggunakan media. Karakteristik keempat yaitu menggunakan format interaktif Karakteristik ini terlihat pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan. Karakteristik keempat ini juga terlihat pada saat siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan. Karakteristik yang terakhir adalah memanfaatkan keterkaitan. Karakteristik ini muncul pada saat siswa menyamakan pemahaman mereka terkait materi yang telah dipahami dengan siswa lain. Pada pertemuan kedua di siklus 2 peneliti menerapkan 5 karakteristik PMRI sama seperti pada pertemuan I. Karakteristik pertama yaitu menggunakan konteks, sama halnya pada pertemuan I peneliti meminta siswa untuk mencari benda benda sekitar lingkungan siswa untuk dijadikan permasalahan yang dapat diselesaikan secara berkelompok dengan menggunakan pembagian dengan cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
bersusun panjang dan bersusun pendek. Karakteristik yang kedua yaitu menggunakan model.
Gambar 4.13 Karakteristik 2 Siswa berdiskusi dalam kelompok dengan menggunakan media Karakteristik ini terlihat pada kegiatan saat siswa menggunakan media yang mereka cari dan mereka gunakan untuk memecahkan permasalahan. Karakteristik ketiga adalah menggunakan kontribusi siswa. Mengunakan kontribusi siswa di sini adalah siswa mampu menggunakan media tersebut dengan tepat. Karakteristik keempat yaitu menggunakan format interaktif. Interaktivitas ini muncul pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan. Karakteristik PMRI yang terakhir adalah memanfaatkan keterkaitan. Pada karakteristik ini muncul saat siswa dapat mengaitkan pemahaman yang mereka terima dengan siswa lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Dalam bab V ini peneliti membahas tentang kesimpulan, keterbatan penelitian dan saran dalam penelitian. 5.1 Kesimpulan Peneliti melalui penelitian dengan judul “Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Pendidikan Metamatika Realistik Indonesia (PMRI) Pada Mata Pelajaran Matematika Untuk Siswa Kelas III SDN Plaosan 2” menyimpulkan sebagai berikut: 5.1.1 Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa menggunakan pendekatan PMRI. Pendekatan ini dilakukan melalui 5 karakteristik yaitu 1) Menggunakan konteks, 2) Menggunakan model, 3) Menggunakan kontribusi
siswa,
4)
Menggunakan
format
interaktif,
serta,
5)
Memanfaatkan keterkaitan. 5.1.2 Pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan siswa pada materi pengerjaan hitung bilangan tiga angka di kelas III SDN Plaosan 2 tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatan keaktifan belajar siswa berdasarkan hasil observasi diperoleh data rata-rata keaktifan belajar siswa pada kondisi awal sebesar 30% meningkat pada siklus 1 sebesar 77%, dan meningkat pada siklus 2 sebesar 81,8%, dengan nilai keaktifan kondisi awal 40 (termasuk dalam kriteria siswa sangat kurang aktif), siklus 1 dengan nilai keaktifan 64 (termasuk dalam kriteria siswa cukup aktif), dan siklus 2 dengan nilai keaktifan 68,4 (termasuk dalam kriteria siswa aktif).
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
5.1.3 Pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi pengerjaan hitung bilangan tiga angka di kelas III SDN Plaosan 2 tahun pelajaran 2015/2016. Diperoleh data siswa yang mencapai KKM Pada kondisi awal ada 47,3% dengan nilai rata-rata kelas 62, pada siklus I mencapai 72,72% dengan nilai rata-rata kelas 76,54. Data siklus II siswa yang lulus KKM setelah menggunakan pendekatan PMRI mencapai 86,36% dengan nilai rata-rata kelas 79.
5.2 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 5.2.1 Buku mengenai Pendekatan PMRI masih terlalu sedikit. 5.2.2 Penilaian prestasi belajar hanya dilihat dari soal evaluasi setiap akhir siklus. 5.2.3 PMRI hanya diterapkan pada saat pelaksanaan penelitian.
5.3 Saran 5.3.1 Bagi Guru Guru harus melakukan penilaian prestasi belajar siswa dalam setiap pembelajaran. 5.3.2 Bagi Sekolah Sekolah dapat menerapkan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dalam proses pembelajaran. 5.3.3 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti harus mempunyai inisiatif dan aktif untuk mencari buku PMRI sebanyak mungkin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
DAFTAR REFERENSI
Adisusilo,
Sutarjo.(2012).Pembelajaran
Nilai-Karakter.PT.Raja
Grafindo
Persada:Jakarta. Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono.(1991). Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Aqib, Zainal., et all.(2008).Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK.Bandung:Yrama Widya. Arifin,
Zainal.(1988).Evaluasi
Instruksional
Prinsip-Teknik-
Prosedur.Bandung:CV Remadja Karya. Arifin, Zainal.(2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, et all.(2006).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Bumi Aksara. Azwar, Saifuddin.(2011).Reliabilitas dan Validitas.Pustaka Pelajar:Yogyakarta. Daryanto,
&
Rahardjo,
M.(2012).Model
Pembelajaran
Inovatif.
Yogyakarta:Penerbit Gava Media. Dimyati & Mudjiono.(2006).Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:PT Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri.(1994).Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya: Usaha Nasional. Gulo, W.(2002).Metodologi Penelitian.Jakarta:PT Grasindo. Hadi, Sutrisno.(2000).Statistik.Yogyakarta:Andi. Hawadi, R.A.(2004).A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual.Jakarta:PT.Grasindo. Heruman.(2007).Model
Pembelajaran
Matematika.PT.Remaja
Rosdakarya:Bandung. Hudojo, Herman.(1988).Mengajar Belajar Matematika.Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan:Jakarta. Jihad, Asep Z., Abdul, Haris.(2012).Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:Multi Pressindo. Jihad,
A.(2008).Pengembangan
Pressindo.
Kurikulum
Matematika.Yogyakarta:Multi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kunandar.(2008).Langkah
Mudah
Penelitian
Tindakan
Kelas
101
Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kristanti, D.M.(2013).Peningkatan Hasil Belajar Matematika dan Kerjasama Siswa Kelas IV SD Kanisius Kentelan Dengan Menggunakan Pendekatan PMRI.Universitas Santa Dharma Yogyakarta:Tidak diterbitkan. Kusumah, Wijaya & Dwitagama, Dedi.(2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.PT Indeks:Jakarta. Kusumah, Wijaya & Dwitagama, Dedi.(2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas Edisi Kedua.PT Indeks:Jakarta. Leonardus Gangga Setiyanto.(2014).Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Siswa Kelas VA SD Cahaya
Nur
Kudus
Jawa
Tengah.Universitas
Sanata
Dharma
Yogyakarta:Tidak diterbitkan. Masidjo.(1995). Penilaian Pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mohamad, Nurdin., Uno, Hamzah. (2012) Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. PT Bumi Aksara:Jakarta. Russeffandi.(1990).Pengajaran
Matematika
Modern
Dan
Masa
Kini.
Tarsito:Bandung. Sanjaya, W.( 2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Sanjaya,
W.(2006).
Strategi
pembelajaran
berorientasi
standar
proses
pendidikan. Jakarta: Kencana. Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.PT. Rineka Cipta: Jakarta. Soedjadi, R.(2000).Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional. Soesilowati.(2011).Perkalian Itu Asyik dan Menyenangkan.PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Sudjana, Djudju.(2008).Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah untuk Pendidikan
Nonformal
dan
Pengembangan
Manusia:Bandung:PT Remaja Rosdakarya..
Sumber
Daya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Sugiro, P.(2012).Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Materi
Pokok
Perkalian
Dan
Pembagian
Menggunakan
Model
Pembelajaran Cooperative Teknik Mencari Pasangan Kelas III Semester I SD Kanisius Kintelan I Tahun Pelajaran 2011/2012. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:Tidak diterbitkan. Sugiyono.(2011).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods).Bandung:ALFABETA. Supratiknya,
A.(2012).Penilaian
Hasil
Belajar
dengan
Teknik
Nontes.Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma. Suryanto, & dkk.(2010).Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Yogyakarta:Penerbit Koleksi Pustaka. Susanto,
Ahmad.(2013).Teori
Belajar
dan
Pembelajaran
di
Sekolah
Dasar.Kencana:Jakarta Suyono & Hariyanto.(2011).Belajar dan Pembelajaran.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya. Wijaya.(2012).Pendidikan Matematika Realistik.Graha Ilmu:Yogyakarta. Winarti, E.S., Harmini, S.(2015).Matematika Untuk PGSD.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wiriatmadja, Rochiati.(2007).Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Zaini, Hisyam., Munthe, Bermawy., Aryani, S,A.(2008).Strategi Pembelajaran Aktif.Yogyakarta:Pustaka Insan Madani.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 188
Siklus 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 189
Siklus 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Indeks Kesukaran Siklus I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
B 32 32 34 31 25 34 29 35 35 22 29 32 31 25 28 32 31 32 34 29 32 30 23 29 29
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
I 0,71 0,71 0,75 0,68 0,55 0,75 0,64 0,77 0,77 0,48 0,64 0,71 0,68 0,55 0,62 0,71 0,68 0,71 0,75 0,64 0,71 0,66 0,51 0,64 0,64
Tingkat Kesukaran Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Indeks Kesukaran Siklus II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
B 32 29 29 32 21 23 31 31 13 21 29 33 30 33 28 33 31 32 35 32 32 38 9 31 29
N 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
I 0,71 0,71 0,64 0,71 0,46 0,51 0,68 0,68 0,28 0,46 0,64 0,73 0,66 0,73 0,62 0,73 0,68 0,71 0,77 0,71 0,71 0,84 0,2 0,68 0,64
Tingkat Kesukaran Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah Sukar Sedang Sedang
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara No
Indikator
Pertanyaan
Keaktifan 1
Siswa berpartisipasi 1.Apakah siswa berani mempresentasikan hasil dalam
kegiatan
pembelajaran
pekerjaannya di depan kelas ? 2.Apakah siswa berdiskusi dengan siswa lain ketika mengerjakan tugas di dalam kelompok? 3.Apakah siswa memperhatikan di saat guru menjelaskan? 4.Bagaimana keaktifan siswa ketika guru sedang menjelaskan dalam proses pembelajaran? 5.Apakah
siswa
ikut
berpartisipasi
dalam
menjelaskan materi yang diajarkan? 6.Apakah siswa ikut berkontribusi pada saat pembelajaran? 2
Siswa berani dalam mengungkapkan pendapat
1.Apakah siswa mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat pembelajaran?
dan
pertanyaan 3
Siswa
bertanggung
jawab terhadap tugas
1.Apakah siswa mencatat atau menulis informasi saat proses pembelajaran? 2. Apakah ketika proses pembelajaran siswa selalu mengerjakan tugas?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
FOTO-FOTO KEGIATAN
Kegiatan guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
Siswa menuliskan jawaban di depan
Siswa berdiskusi dalam kelompok menyelesaikan permasalahan berupa soal
Siswa mengerjakan soal disertai dengan media pembelajaran
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
BIODATA PENELITI
Didit Yudianto merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sarjuni dan Ibu Sutinah. Lahir di Kabupaten
Sleman,
12
Oktober
1993.
Penulis
telah
menyelesaikan Sekolah Dasar selama enam tahun di SDN Susukan pada tahun 2000-2006 dan dinyatakan lulus pada tahun 2006. Setelah menyelesaikan Sekolah Dasar kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Seyegan dan menyelesaikan pendidikan selama tiga tahun dan dinyatakan lulus pada tahun 2009. Setelah lulus dari SMPN 1 Seyegan, penulis melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Seyegan dan menempuh pendidikan selama tiga tahun pada tahun 2009-2012. Penulis dinyatakan lulus dari SMA N 1 Seyegan pada tahun 2012 Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Sanata Dharma dengan mengambil Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.