PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI EVALUASI IMPLEMENTASI ANGGARAN PENDIDIKAN PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH ( Studi Kasus di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman )
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Rosalia Jiwa Yurista NIM : 102114009
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
EVALUASI IMPLEMENTASI ANGGARAN PENDIDIKAN PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH ( Studi Kasus di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman )
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Rosalia Jiwa Yurista NIM : 102114009
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya, jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. (Mazmur 127:1) Bertindaklah sedemikian rupa sehingga kau selalu menghargai kemanusiaan, baik yang terdapat dalam dirimu sendiri maupun sembarang orang lain, bukan hanya sebagai sarana melainkan sekaligus sebagai tujuan. (Immanuel Kant) Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. (Yesaya 40:29)
Skripsi ini kupersembahkan :
Untuk Tuhan Yesus Kristus.
Untuk Almamaterku Program Studi Akuntansi Sanata Dharma Yogyakarta.
Untuk kedua orangtuaku.
Untuk Seluruh Keluarga Besar.
Untuk Sahabat dan teman-temanku.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas ridhoNya telah berkenan melimpahkan rahmat-Nya, sehingga tercapailah keinginan Penyusun untuk menyusun sebuah skripsi yang berjudul "Evaluasi Implementasi Anggaran Pendidikan Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah". Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dengan Program Studi Akuntansi pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Materi skripsi ini didapatkan dari berbagai sumber baik dari hasil penelitian kepustakaan, hasil wawancara dengan Nara Sumber maupun dari pengetahuan yang diperoleh selama kuliah. Pada kesempatan ini Penyusun tidak lupa pula mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, khusunya kepada : 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar di fakultas ekonomi.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS..................
v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS.................
vi
HALAMAN KATA PENGANTAR.........................................................
vii
HALAMAN DAFTAR ISI........................................................................
ix
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN........................................................
xiii
HALAMAN DAFTAR TABEL................................................................
xiv
HALAMAN DAFTAR GAMBAR...........................................................
xviii
ABSTRAK................................................................................................
xix
ABSTRACT..............................................................................................
xx
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah............................................................
1
B. Rumusan Masalah.....................................................................
4
C. Batasan Masalah........................................................................
5
D. Tujuan Penelitian....................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian.....................................................................
6
F. Sistematika Penulisan................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................
9
A. Anggaran Daerah......................................................................
9
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)................
12
C. Penyusunan Anggaran Daerah.................................................
26
D. Anggaran Pendidikan 20%......................................................
28
E. Realisasi Anggaran Pendidikan 20%.......................................
29
F. Hasil Penelitian Terdahulu.......................................................
31
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................
33
A. Jenis Penelitian........................................................................
33
B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................
33
C. Jenis Data dan Sumber Data....................................................
33
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................
34
E. Variabel Operasional.................................................................
36
F. Teknik Analisis Data.................................................................
38
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN SLEMAN.....................
45
A. Sejarah Singkat Kabupaten Sleman........................................... 45 B. Keadaan Geografis..................................................................... 46 C. Pemerintahan Kabupaten Sleman............................................... 47 D. Kependudukan..........................................................................
50
E. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.............................
52
F. Ekonomi dan Keuangan.............................................................
53
G. Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Sleman....................................... 54 H. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Kabupaten Sleman........................................
58
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN................................
64
A. Deskripsi Data..........................................................................
64
1. Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Tahun Anggaran 2009-2014.........................................
67
2. Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2009-2014.....................................................................
72
3. Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2009-2014....................................................
80
4. Anggaran dan Realisasi Bantuan Pendidikan Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009-2014.........
83
B. Analisis Data...........................................................................
84
1. Analisis Anggaran Pendidikan Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009-2014........................................
84
2. Analisis Realisasi Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014...................................................
105
C. Pembahasan............................................................................
112
1. Hasil Analisis Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014.....................................................
112
2. Hasil Analisis Realisasi Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014.........................................
115
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI PENUTUP..................................................................................
119
A. Kesimpulan...............................................................................
119
1. Anggaran Pendidikan di Kabupaten Sleman.................
119
2. Realisasi Anggaran Pendidikan di Kabupaten Sleman..........................................................................
119
B. Saran........................................................................................
120
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
121
LAMPIRAN...........................................................................................
123
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Laporan Hasil Wawancara DPKAD...................................
124
Lampiran 2. Laporan Hasil Wawancara DISDIKPORA........................
127
Lampiran 3. Surat Rekomendasi Ijin Penelitian......................................
130
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian I Untuk Pemerintah BAPPEDA........
131
Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian II Untuk Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.................................................
132
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian III Untuk Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.........................................................
133
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 : Data Kecamatan, Desa dan Pedukuhan di Kabupaten Sleman...................................................................................
49
Tabel 4.2 :Proporsi Penduduk Kabupaten Sleman yang Bekerja Per Lapangan Usaha (%) Tahun 2011...................................
51
Tabel 4.3 : Kondisi Pendidikan Kabupaten Sleman Tahun 2010 dan 2011............................................................................... 52 Tabel 4.4 : Kondisi Pendidikan Luar Sekolah Kabupaten Sleman Tahun 2010 dan 2011...........................................................
52
Tabel 5.1 : Anggaran Belanja Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009-2014.............................................................................
65
Tabel 5.2 : Realisasi Anggaran Belanja Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009-2014.............................................................
66
Tabel 5.3 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2009..................................... 73 Tabel 5.4 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2010..................................... 74 Tabel 5.5 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2011..................................... 75 Tabel 5.6 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2012..................................... 76 Tabel 5.7 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2013..................................... 77
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.8 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2014......................................
78
Tabel 5.9 : Anggaran Belanja Tidak Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Tahun Anggaran 2009-2014..............................................................
81
Tabel 5.10 : Realisasi Belanja Tidak Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Tahun Anggaran 2009-2014............................................................
82
Tabel 5.11 : Anggaran dan Realisasi Bantuan Pendidikan Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009-2014..................
83
Tabel 5.12 : Anggaran Belanja Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (Sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ tahun 2008)..............................
86
Tabel 5.13 : Anggaran Belanja Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (Sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ tahun 2008) (Lanjutan)............
87
Tabel 5.14 : Realisasi Anggaran Belanja Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (Sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ tahun 2008)..................
88
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.15 :Realisasi Anggaran Belanja Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (Sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ tahun 2008) (Lanjutan).............................................................................
89
Tabel 5.16 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2009......................................................................................
98
Tabel 5.17 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2010......................................................................................
99
Tabel 5.18 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2011......................................................................................
100
Tabel 5.19 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2012......................................................................................
100
Tabel 5.20 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2013......................................................................................
101
Tabel 5.21 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2014......................................................................................
102
Tabel 5.22 : Total Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014.............................................................................
102
Tabel 5.23 : Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009-2014............................................................
103
Tabel 5.24 : Rasio Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014.............................................................................
104
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.25 : Realisasi Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014............................................................................ 110 Tabel 5.26 : Realisasi Total Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009-2014.............................................................................
110
Tabel 5.27 : Rasio Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014.............................................................................
111
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Sleman..........
.....
57
Sleman (Perda No.9 tahun 2009).......................................
63
Gambar 4.2 : Struktur Organisasi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Kabupaten
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK EVALUASI IMPLEMENTASI ANGGARAN PENDIDIKAN PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (Studi Kasus di Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman) Rosalia Jiwa Yurista 102114009 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi implementasi anggaran dan realisasi pendidikan pada tahun anggaran 2009-2014 sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI/2008 yang teralokasi minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah studi kasus.Teknik pengumpulan data yaitu dokumentasi data dan wawancara.Teknik analisis data dilakukan, yaitu: (1) peneliti menjumlahkan belanja langsung dan tidak langsung pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan belanja tidak langsung pada SKPKD, (2) peneliti menghitung rasio anggaran pendidikan sesuai Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 903/2706/SJ, (3) membagi total anggaran pendidikan dengan total belanja daerah. Rasio dari realisasi anggaran pendidikan dihitung dengan cara membagi antara realisasi anggaran pendidikan dengan realisasi total anggaran belanja daerah. Penelitian ini memperoleh kesimpulan, (1) Hasil perhitungan rasio implementasi anggaran pendidikan tahun anggaran 2009sebesar 34,48%, tahun anggaran 2010 sebesar 49,95%, tahun anggaran 2011 sebesar 62%, tahun anggaran 2012 sebesar 62,15%, tahun anggaran 2013 sebesar 56,12% dan tahun anggaran 2014 sebesar 41,67%. Ini berarti pada tahun anggaran 2009-2014 anggaran pendidikan telah dialokasikan lebih dari 20% dari total anggaran belanja daerah.(2) Hasil perhitungan rasio implementasi realisasi anggaran pendidikan tahun anggaran 2009 sebesar 40,97%, tahun anggaran 2010 sebesar 41,07%, tahun anggaran 2011 sebesar 56,53%, tahun anggaran 2012 sebesar 61,24%, tahun anggaran 2013 sebesar 56,93% dan tahun anggaran 2014 sebesar 43,66%. Hasilnya Pemerintah Kabupaten Sleman juga telah mengalokasikan lebih dari 20% dari total realisasi anggaran belanja daerah untuk pendidikan. Kata Kunci : Implementasi, Anggaran Pendidikan, APBD, Kabupaten Sleman
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT EVALUATION OF EDUCATION BUDGETIMPLEMENTATION OF THE LOCAL GOVERNMENT BUDGET (Case Study at Local Government of Sleman Regency)
Rosalia Jiwa Yurista 102114009 Sanata Dharma University Yogyakarta 2015
The aim of this study is to evaluate the implementation and realization of the education budget in fiscal year of 2009-2014 in accordance with the decision of the Constitutional Court Number 13/PUU-VI/2008. This research is a case study. The data was collected by interviewing the local government and reviewing the documentation.The steps of this research is done as followed : (1) Summing spending directly and indirectly to the ministry of youth and sports and indirect expenditure on SKPKD, (2)Calculating the ratio of educational budget in accordance with the circular ( SE )Minister of Home Affairs No. 903/2706/SJ, (3) Dividing the total education budget to total expenditure. The ratio of the realization of the education budget is calculated by dividing the actual realization of the total education budget to the local budget. As the conclusion, (1) The ratio of the budget of education spending in 2009 amounted to 34,48%, in 2010 fiscal year amounted to 49,95%, the fiscal year 2011 was 62%, the fiscal year 2012 amounted to 62,15%, for the fiscal year 2013 by 56,12% and for the fiscal year 2014 amounted to 41,67%. This means that in fiscal year 2009-2014 education budget has been allocated more than 20% of total budget expenditure. (2) The ratio of actual implementation of the education budget spending in 2009 amounted to 40,97%, the 2010 fiscal year amounted to 41,07%, the fiscal year 2011 was 56,53%, the fiscal year 2012 amounted to 61,24%, for the fiscal year 2013 by 56,93% and for the fiscal year 2014 amounted to 43,66%.
Keywords: Implementation, Education Budget, Local Government Budget (APBD), Sleman Regency
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksana Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2009. Pasal (1) Nomor urut 41 menyebutkan anggaran pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui kementrian negara atau lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, namun tidak termasuk anggaran pendidikan, kedinasan untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggungjawab pemerintah. Sukses pembangunan pendidikan itu sendiri pada tahap awal diukur dari kepatuhan Presiden terhadap amanat Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 31 ayat (4) disebutkan bahwa anggaran pendidikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), sehingga benar-benar dapat membebaskan seluruh biaya pendidikan dasar yang harus ditanggung keluarga. Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal-pasal didalamnya menyebutkan antara lain : 1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. 2. Setiap warga negara yang berusia 7 tahun sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
3. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib memberikan pelayanan
dan
kemudahan
serta
menjamin
terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. 4. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya anggaran guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun. Dalam peraturan perundangan, pendidikan dasar lebih diartikan sebagai sekumpulan mata ajar (Subject Matters) dengan materi yang telah dituangkan. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memutuskan besarnya anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN setelah adanya pengurangan dari utang luar negeri, anggaran perimbangan, dan subsidi minyak bumi, atau dengan kata lain 20 persen dari belanja pemerintah pusat. Anggaran pendidikan terus meningkat terutama sejak tahun 2004 dan pada tahun 2007 dana yang dialokasikan sudah mencapai 11,8 persen. Telah disepakati antara pemerintah dan DPR bahwa anggaran pendidikan 20 persen itu akan dilakukan secara bertahap agar dapat dicapai mulai tahun 2009, dan pada tahun anggaran berikutnya proporsi anggaran pendidikan tidak mengalami kenaikan. Pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20 persen tersebut disamping untuk memenuhi amanat Pasal 31 Ayat (4) UUD 1945 juga dalam rangka memenuhi Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 13 Agustus 2008 Nomor 13/PUU-VI/2008. Menurut putusan Mahkamah Konstitusi, selambat-lambatnya dalam UU APBN Tahun Anggaran 2009,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Pemerintah dan DPR harus telah memenuhi kewajiban konstitusionalnya untuk menyediakan anggaran sekurang-kurangnya 20 persen untuk pendidikan. Pemerintah dan DPR memprioritaskan pengalokasian anggaran pendidikan 20 persen dari APBN tahun anggaran 2009 supaya UU APBN tahun anggaran 2009 yang memuat anggaran pendidikan tersebut mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan sejalan yang sesuai dengan UU Nomor 41 Tahun 2008. Hal tersebut harus diwujudkan dengan sungguh-sungguh supaya Mahkamah Konstitusi tidak menyatakan bahwa keseluruhan APBN yang tercantum dalam UU APBN tahun anggaran 2009 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat yang disebabkan oleh adanya bagian dari UU APBN, yaitu mengenai anggaran pendidikan yang bertentangan dengan UUD 1945. Sedangkan pengalokasian anggaran pendidikan meliputi alokasi yang melalui beIanja pemerintah pusat dan melalui transfer ke daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menyatakan bahwa Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas pembantuan. Dalam pasal 2 dinyatakan bahwa pemerintah daerah mempunyai hubungan dengan pemerintah pusat yang meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum serta pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang dilaksanakan secara adil dan selaras. Pelayanan di sektor pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
merupakan salah satu pelayanan publik yang menjadi urusan wajib bagi pemerintah daerah dan sekarang ini sektor pendidikan mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat dengan mengalokasikan anggaran 20 persen
dari APBN. Dengan anggaran tersebut
diharapkan bisa
mewujudkan program wajib belajar sembilan tahun serta mengurangi angka anak putus sekolah. Namun yang menjadi masalah bahwa dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Pasal 49 ayat (1) menyebutkan bahwa amanat anggaran pendidikan 20 persen tidak termasuk gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan. Faktor pendidikan menunjukkan kemampuan dan bidang ilmu yang dikuasai seseorang selama menempuh jalur pendidikan formal. B. Rumusan Masalah 1. Apakah implementasi anggaran pendidikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman tahun anggaran 2009-2014 telah sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI/2008 ? 2. Apakah implementasi realisasi anggaran pendidikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman tahun anggaran 2009-2014 telah sesuai dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI/2008 ?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
C. Batasan Masalah Studi kasus yang dilakukan penulis terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman terutama pada Dinas Pendidikan dan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ini meneliti alokasi anggaran pendidikan 20 persen tahun anggaran 2009-2014 dan realisasi anggaran pendidikan 20 persen tahun anggaran 2009-2014. Anggaran pendidikan yang akan diteliti dan dievaluasi menyangkut anggaran pendidikan 20 persen sebagaimana telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada keputusan
Mahkamah
Konstitusi
Nomor 13/PUU-VI/2008
bahwa
pemerintah wajib membiayai dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan. D. Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014 yang teralokasi minimal 20 persen dari APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman. 2. Tujuan lain yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui sejauh mana implementasi realisasi anggaran pendidikan yang teralokasi minimal 20 persen tersebut apakah sudah sesuai dengan perencanaan dalam APBD Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman tahun anggaran 20092014.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun bagi pihak lain: 1. Manfaat Pengetahuan Manfaat dari segi pengetahuan adalah dapat mengetahui apakah optimalisasi perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sesuai dengan realisasi pembangunan sektor pendidikan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman yang dapat dijadikan masukkan dalam melakukan kebijakan dan pengalokasian dana yang benar, serta kajian bagi masyarakat luas untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di wilayahnya. Penelitian ini juga digunakan sebagai proses pengembangan
ilmu,
terutama
dalam
hal
ini
adalah
untuk
pengembangan ilmu ekonomi publik dan keuangan daerah. 2. Manfaat Praktis Bagi pemerintah sebagai input dalam pengambilan kebijakan ekonomi khususnya yang menyangkut kebijakan keuangan daerah di sektor pendidikan sangatlah penting karena anggaran pendidikan bila kurang dari batasan minimal 20% yang telah ditentukan berarti kurangnya tanggung jawab pemerintah, seharusnya pemerintah memandang pendidikan sebagai proses untuk membantu anak dan generasi muda untuk menjadi manusia dewasa yang cerdas, berkarakter, bermoral, berilmu dan bertaqwa dan menguasai keterampilan
vokasional/profesional,
sedangkan
Bagi
Penulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi penulis untuk memperdalam dan menerapkan teori-teori mengenai keuangan daerah dan APBD yang diperoleh selama dibangku perkuliahan. F. Sistematika Penulisan Penelitian studi kasus ini secara keseluruhan disajikan dalam VI bab, yaitu: Bab I : Pendahuluan Bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab ini berisi uraian tentang studi pustaka. Bab landasan teori ini juga berisi penjelasan mengenai pengertian dalam penelitian yaitu pengertian Anggaran Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Penyusunan Anggaran Daerah, Anggaran Pendidikan 20%, Realisasi Anggaran Pendidikan 20% , Hasil Penelitian Terdahulu. Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisi tentang Jenis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Jenis Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Penjelasan Variabel Operasional, Teknik Analisis Data yang akan digunakan oleh peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Bab IV : Gambaran Umum Kabupaten Sleman Bab ini berisi tentang uraian kondisi Kabupaten Sleman secara umum mengenai sejarah Kabupaten Sleman, kondisi geografis dan
iklim,
pemerintah
daerah,
pembagian
wilayah,
kependudukan, nilai-nilai budaya, ekonomi dan keuangan, tenaga kerja, transportasi, sumber daya alam dan lingkungan hidup. Bab V : Analisis Data Dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskripsi data, analisis data dan pembahasan penelitian. Bab VI : Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan dan hasil analisis penelitian serta saran yang diperlukan yang berkaitan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) khususnya pada 20% Anggaran Pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anggaran Daerah Menurut Mardiasmo ( 2002 : 177 ), Anggaran Daerah adalah rencana kerja Pemerintah Daerah dalam bentuk uang (rupiah) dalam satu periode tertentu (satu tahun). Anggaran daerah merupakan instrument kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah. Sebagai instrument kebijakan, anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan Kapabilitas dan Efektivitas Pemerintah Daerah menjalankan fungsi dan peranannya secara efesien, sedangkan efektivitas diartikan sebagai upaya untuk menyelaraskan kapabilitasnya dengan tuntutan dan kebutuhan publik. Anggaran daerah harus mampu secara optimal difungsikan sebagai alat menentukan besarnya pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan, otorisasi pengeluaran dimasa-masa yang akan datang, sumber pengembangan ukuran-ukuran standard untuk evaluasi kinerja, alat untuk memotivasi para pegawai dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kinerja ( Jones Prendlebulry ( 1999 ) dalam Mardiasmo, 2002 : 177 ). Hingga saat ini belum terdapat definisi yang baku dari anggaran berbagai institusi mencoba untuk mendefinisikannya
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
sebagai berikut : Pengertian anggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis menunjukkan alokasi sumber daya manusia, material dan sumber daya lainnya. Pendapat lain menyebutkan Anggaran mengungkapkan apa yang dilakukan dimasa mendatang. Anggaran
dapat
diinterprestasikan
sebagai
paket
pernyataan
perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang. Didalam tampilannya anggaran selalu menyertakan data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu. Dan menurut Mulyadi ( 2001 : 488 ) Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain mencangkup jangka waktu satu tahun. Sedangkan menurut National Commitee On Governmental Accounting (NCGA) yang saat ini telah menjadi Governmental Accounting Standards Board (GASB) definisi anggaran (budget) adalah sebagai rencana operasi keuangan yang mencangkup estimasi pengeluaran yang diusulkan dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu. Anggaran Pendidikan sesuai penjelasan Pasal 1 Urutan 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang APBN Tahun 2009 adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui Kementrian Negara atau Lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidikan namun tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
termasuk
anggaran
penyelenggaraan
pendidikan,
pendidikan
kedinasan
yang
untuk
menjadi
11
membiayai
tanggungjawab
pemerintah. Berdasarkan ketentuan pasal 21 ayat 1 Undang-Undang nomor 41 Tahun 2008 tentang APBN Tahun 2009 Anggaran Pendidikan melalui transfer daerah sebesar Rp117.862.678.657.000,00 dengan perincian, sebagai berikut : 1. Dana Bagi Hasil (DBH) Pendidikan
Rp
817.941.597.000,00
2. Dana Alokasi Khusus Pendidikan
Rp 9.334.900.000.000,00
3. Dana Alokasi Umum Pendidikan
Rp 97.982.837.000.000,00
4. Dana Tambahan Dana Alokasi Umum Rp
7.490.000.000,00
5. Dana Otonomi Khusus Pendidikan
2.237.000.000,00
Rp
Anggaran Daerah sendiri mempunyai beberapa fungsi antara lain: a. Sebagai planning tool yaitu anggaran digunakan untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan serta berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut b. Sebagai control tool yaitu merupakan instrumen pengendalian yang digunakan untuk menghindari adanya overspending dan salah sasaran dalam mengalokasikan anggaran pada bidang lain yang bukan prioritas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
c. Sebagai peformance measurement tool, dimana anggaran merupakan wujud komitmen dan budget holder kepada pemberi wewenang d. Sebagai public sphere, dimana anggaran digunakan sebagai alat untuk menciptakan ruang publik yang melibatkan pemerintah, birokrat, DPR, masyarakat perguruan tinggi dan berbagai organisasi kemasyarakatan. Adapun prinsip Penganggaran yaitu: 1. Transparansi dan akuntabilitas anggaran 2. Disiplin anggaran 3. Keadilan anggaran 4. Efisiensi dan efektifitas anggaran 5. Disusun dengan pendekatan kinerja ( Mardiasmo, 2002 : 63 ) B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pengertian APBD menurut Bastian ( 2006 : 189 ), “Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana kerja Pemerintah daerah dalam bentuk satuan uang untuk kurun waktu satu tahun tahunan dan berorientasi pada tujuan kesejahteraan publik”. Sementara yang dikemukakan oleh Nordiawan ( 2007 : 39 ), “APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah”. Sementara itu, menurut Mardiasmo ( 2005 : 61 ), “Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan instrumen kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah. Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan besar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
pendapatan dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan. Tujuan dan manfaat penyusunan APBD adalah untuk mengetahui anggaran pengeluaran belanja daerah serta untuk mengetahui dan membandingkan pengeluaran serta pemasukan pendapatan daerah dari tahun ke tahun. Fungsi APBD dan Kedudukan APBD menurut Ateng Syafruddin
(http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-
apbd-dan-apbn.html), yaitu : a. Sebagai dasar kebijakan menjalankan keuangan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk masa tertentu yaitu satu tahun anggaran. b. Sebagai pemberian kuasa dari pihak legislatif yaitu DPRD kepada kepala daerah sebagai pimpinan eksekutif untuk melakukan pengeluaran dalam rangka menjalankan aktivitas keuangan di pemerintahan daerah. c. Sebagai penetapan kewenangan kepada kepala daerah untuk melakukan
pembangunan
daerah
dan
pelayanan
kepada
masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 20 disebutkan bahwa APBD merupakan kesatuan yang terdiri dari: a.
Pendapatan daerah Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
tertentu ( UU.No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah ), pendapatan daerah berasal dari penerimaan dari dana perimbangan pusat dan daerah, juga yang berasal daerah itu sendiri yaitu pendapatan asli daerah serta lain-lain pendapatan yang sah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah yang menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Sesuai dengan ketentuan pasal (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pendapatan Daerah terdiri dari : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pengertian
pendapatan
asli
daerah
menurut Undang-
Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang didapat dari wilayah daerah yang bersangkutan. a. Pajak daerah
yang selanjutnya disebut Pajak adalah
kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. b.
Retribusi
daerah
adalah
pungutan
Daerah
sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Penerimaan ini antara lain dari BPD, perusahaan daerah, dividen BPR-BKK dan penyertaan modal daerah kepada pihak ketiga. d. Lain-lain PAD yang sah ialah pendapatan yang tidak termasuk
dalam
jenis
pajak
daerah,
retribusi
daerah, pendapatan dinas. Lain-lain usaha daerah yang sah mempunyai sifat yang pembuka bagi pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan baik berupa materi dalam kegiatan tersebut bertujuan untuk menunjang atau memantapkan suatu kebijakan daerah disuatu bidang tertentu. Lain-lain PAD yang sah terdiri dari : 1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan 2. Jasa giro 3. Pendapatan bunga 4. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
2. Dana Perimbangan Dana perimbangan diperoleh melalui bagian pendapatan daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan baik dari pedesaan, perkotaan, pertambangan sumber daya alam serta bea perolehan hak atas tanah dan bangunan. Dana perimbangan terdiri dari : a. Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. b. Dana Alokasi Umum adalah sejumlah dana yang dialokasikan kepada setiap Daerah Otonom (provinsi/kabupaten/kota) di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. DAU merupakan salah satu komponen belanja pada APBN, dan menjadi salah satu komponen pendapatan pada APBD. c. Dana Alokasi Khusus adalah alokasi dari Anggaran Pendapatan
dan
provinsi/kabupaten/kota mendanai
kegiatan
Belanja tertentu khusus
Negara kepada
dengan yang
tujuan
untuk
merupakan
urusan Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah merupakan seluruh pendapatan daerah selain PAD dan dana perimbangan yang meliputi hibah, dana darurat, dan lain-lain pendapatan yang ditetapkan pemerintah. b. Belanja Daerah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Menurut Halim ( 2003 ), belanja daerah adalah pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah diatasnya. Menurut Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, belanja daerah adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah. Menurut Sri Lesminingsih ( Abdul Halim, 2001 : 199 ) bahwa belanja daerah adalah semua pengeluaran kas daerah selama periode tahun anggaran bersangkutan yang mengurangi kekayaan pemerintah daerah. Menurut Permendagri No 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah diungkapkan pengertian belanja daerah yaitu belanja daerah daerah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Pengertian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belanja daerah adalah semua pengeluaran pemerintah daerah pada satu periode anggaran yang berupa arus aktiva keluar guna melaksanakan kewajiban, wewenang,
dan
tanggung
jawab
kepada
masyarakat
dan
pemerintah pusat. Klasifikasi Belanja Daerah terdiri dari: 1. Klasifikasi menurut Ketentuan Undang-Undang di Bidang Keuangan Negara Berdasarkan ketentuan Pasal 14 ayat (2) dan Pasal 19 ayat (2) Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, disebutkan bahwa rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga (di tingkat pemerintah pusat) dan rencana kerja dan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (di tingkat pemerintah daerah) disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Ketentuan tersebut ditegaskan lagi dengan Pasal 14 dan 15
Undang-Undang
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Perbendaharaan Negara yang menyatakan bahwa di dalam dokumen pelaksanaan anggaran perlu diuraikan sasaran yang hendak dicapai, fungsi, program dan rincian kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan
rencana
penarikan
dana
kerja, serta pendapatan yang diperkirakan.
tiap-tiap
satuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
2. Klasifikasi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Menurut paragraf 34 PSAP Nomor 02, ditetapkan bahwa belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi dan fungsi. Rincian tersebut merupakan persyaratan minimal yang harus disajikan oleh entitas pelaporan. Selanjutnya dicontohkan pada Paragraf 39 PSAP 02 klasifikasi belanja menurut ekonomi (jenis belanja) yang dikelompokkan lagi menjadi Belanja Operasi, Belanja Modal dan Belanja Lain-lain/Tak Terduga. 3. Klasifikasi Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Klasifikasi belanja sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, yaitu : a. Klasifikasi belanja dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi
kewenangan
provinsi
dan/atau kabupaten/kota yang terdiri dari belanja urusan wajib dan belanja urusan pilihan. b. Klasifikasi belanja menurut fungsi digunakan untuk tujuan
keselarasan pengelolaan keuangan negara yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar
Akuntansi
Pemerintahan. Menurut
klasifikasi ini, belanja terdiri atas pelayanan umum,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
ketertiban dan ketentraman, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum kesehatan, pariwisata dan budaya, pendidikan dan perlindungan sosial. c. Klasifikasi menurut kelompok belanja terdiri dari belanja langsung dan belanja tak langsung. Pengklasifikasian belanja ini berdasarkan kriteria apakah suatu belanja mempunyai kaitan langsung dengan program/kegiatan atau tidak. Belanja yang berkaitan langsung dengan program/kegiatan (misalnya belanja honorarium, belanja barang, belanja modal) diklasifikasikan sebagai belanja Buletin Teknis Penyajian dan Pengungkapan Belanja Pemerintah langsung, sedangkan belanja yang tidak secara langsung dengan program/kegiatan (misalnya gaji dan tunjangan pegawai bulanan, belanja bunga, donasi, belanja
bantuan
keuangan,
sebagainya) diklasifikasikan
belanja sebagai
hibah, belanja
dan tidak
langsung. 4.
Klasifikasi Belanja Menurut Fungsi Klasifikasi belanja menurut fungsi digunakan sebagai dasar untuk penyusunan anggaran berbasis kinerja. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang sebesarbesarnya dalam menggunakan sumber daya yang terbatas. Program dan kegiatan kementerian negara/lembaga/Satuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPKD) ini harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana kerja pemerintah. 5.
Klasifikasi Belanja Daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Menurut pemerintahan daerah, berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor
58 Tahun
2005
yang
kemudian
dijabarkan dalam Permendagri 13 Tahun 2006, belanja diklasifikasikan berdasarkan jenis belanja sebagai belanja tidak langsung dan belanja langsung. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang
dianggarkan
terkait secara
langsung
dengan
pelaksanaan program dan kegiatan. Selanjutnya, kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari : a. Belanja Pegawai Menurut Widodo ( 2012 ), Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
b. Belanja Bunga Menurut Sutarman ( 2010 ), Belanja Bunga adalah pengeluaran
pemerintah
untuk
menganggarkan
pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok
utang
(principal
outstanding)
berdasarkan
perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. c. Belanja Subsidi Menurut
Erwan
dalam
tulisannya
(Erwan,
2010) yang menjelaskan lebih jauh tentang subsidi bahwa subsidi adalah suatu pemberian (kontribusi) dalam bentuk uang atau finansial yang diberikan oleh pemerintah atau suatu badan umum. d. Belanja Hibah Menurut Eto Baghi ( 2012 ), Hibah adalah pengeluaran pemerintah pusat dalam bentuk uang/barang atau jasa
kepada
pemerintah
daerah,
perusahaan
daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak secara terus menerus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
e. Bantuan Sosial Menurut Rachmawati ( 2013 ), Bantuan Sosial yaitu transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat atau lembaga kemasyarakatan di bidang pendidikan, keagamaan, kesehatan, dan pangan. f. Belanja Bagi Hasil Menurut Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2006 Belanja bagi Hasil, yaitu untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah Iainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. g. Bantuan Keuangan Menurut Farid ( 2010 ), Bantuan Keuangan yaitu belanja yang digunakan untuk bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan kepada pemerintah daerah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan. h. Belanja Tidak Terduga Menurut Paragraf 35 PSAP Nomor 02, istilah “Belanja Lain-lain digunakan oleh pemerintah pusat, sedangkan istilah “Belanja Tak Terduga” digunakan oleh pemerintahan daerah. Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa
dan
tidak
diharapkan
berulang
seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat/daerah. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, mengenai belanja langsung yang terdapat dalam Pasal 50, Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari : a. Belanja Pegawai Belanja pegawai adalah pengeluaran honorarium atau upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Belanja dan administrasi pembelian atau pembangunan untuk jenis ini antara lain untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menampung
honorarium panitia
25
pengadaan
memperoleh setiap aset yang dianggarkan pada belanja modal sebagaimana dianggarkan pada belanja pegawai atau belanja barang dan jasa. Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian atau pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. b. Belanja Barang dan Jasa Belanja barang dan jasa adalah belanja barang pakai habis, bahan atau material, jasa kantor, premi asuransi,
perawatan
kendaraan
bermotor,
sewa
rumah/gedung/gudang, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas, dan pemulangan pegawai. c. Belanja Modal Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan aset tetap lainnya. Nilai pembelian atau pembangunan aset tetap berwujud yang dianggarkan dalam belanja modal hanya sebesar harga beli atau bangun aset. c. Pembiayaan daerah Menurut Eto Baghi ( 2012 ), Pembiayaan daerah adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah daerah, baik penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali yang dalam penganggaran pemerintah daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil investasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan modal oleh pemerintah daerah. C. Penyusunan Anggaran Daerah Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selalu diatur dengan peraturan perundang-undangan dalam pembuatannya. Dimulai dengan Undang-undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, kemudian diperjelas dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, serta diarahkan pelaksanaannya dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Selain itu, setiap Tahunnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Permendagri tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk tahun anggaran berikutnya. Menurut Mardiasmo ( 2002 : 129 ) beberapa tahap yang harus dilalui dalam mekanisme penyusunan arah dan kebijakan umum anggaran daerah antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan analisis kebutuhan pelatihan (needs asessment) untuk menentukan posisi dan kebutuhan daerah pada waktu itu; 2. Pemerintah Daerah berdasarkan aspirasi yang diperoleh dari hasil evaluasi dan analisis kondisi benar adanya keberadaan di lokasi secara fisik untuk mempersiapkan bahan-bahan, masukan dan pertimbangan bagi DPRD dalam pertemuan untuk membuat kesepakatan dengan DPRD; 3. Membuat kesepakatan antara DPRD dan Pemerintah Daerah. kesepakatan yang dibuat tersebut menghasilkan arah dan kebijakan umum APBD serta strategi dan prioritas. Aturan Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 15/PMK.07/2014 tentang Penjabaran Anggaran Daerah di bidang Pembangunan Nasional selain memperhatikan kebijakan dan teknis penyusunan Anggaran Daerah, juga memperhatikan hal-hal khusus, antara lain sebagai berikut: 1. Penyelesaian permasalahan mengenai pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dalam Peraturan bersama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Menteri
Keuangan
dan
Menteri
Dalam
Negeri
28
Nomor
15/PMK.07/2014 dan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Tahapan Persiapan dan Pelaksanaan Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Sebagai Pajak. 2. Peningkatan dibidang pendidikan, pemerintah daerah secara konsisten dan berkesinambungan harus mengalokasikan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari belanja daerah, sesuai amanat peraturan perundang-undangan, termasuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bersumber dari APBD. 3. Meningkatkan efektifitas penyusunan Anggaran BOS, pemerintah daerah perlu memperhatikan bahwa dana BOS yang bersumber dari APBN diperuntukkan bagi penyelenggaraan satuan pendidikan dasar sebagai pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun. D. Anggaran Pendidikan 20% (Dua puluh persen) Anggaran pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik namun tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah. Anggaran pendidikan sebesar 20 persen ini akan dilakukan secara bertahap sebagaimana tercantum dalam pasal 21 ayat (1) Undang-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Undang Nomor 41 Tahun 2008 (www.anggaran.depkeu.go.id) disebutkan anggaran pendidikan sebesar Rp207.413.513.763.000,00 (dua ratus tujuh triliun empat ratus tiga belas milliar lima ratus tiga puluh satu juta tujuh ratus enam puluh tiga ribu rupiah). Ayat (2) prosentase anggaran pendidikan adalah 20 persen yang merupakan perbandingan alokasi anggaran pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap total anggaran belanja nergara sebesar Rp1.037.067.338.122.000,00 (seribu tiga puluh tujuh triliun enam puluh tujuh milliar tiga ratus tiga puluh delapan juta seratus dua puluh dua ribu rupiah). Selain itu, Pemerintah dan DPR memprioritaskan pengalokasian anggaran pendidikan 20 persen dari APBN Tahun 2009 agar UU APBN Tahun 2009 (www.anggaran.depkeu.go.id) yang memuat anggaran pendidikan tersebut mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan sejalan dengan amanat UUD 1945. E. Realisasi Anggaran Pendidikan 20% (Dua Puluh Persen) Realisasi Anggaran Pendidikan adalah menindaklanjuti dari rencana anggaran sesuai dengan alokasi dana yang telah tertuang di dalam APBN dan merupakan proses pelaksanaan segala sesuatu yang telah direncanakan dan dianggarkan oleh organisasi publik. Realisasi anggaran pendidikan merupakan penyampaian pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Realisasi Anggaran Pendidikan merupakan salah satu komponen yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran pendidikan untuk suatu periode tertentu. Surat Edaran (SE) menteri dalam negeri Republik
Indonesia
Nomor
903/2706/SJ
mengenai
pendanaan
pendidikan dalam APBD Tahun 2009. Surat Edaran ini menyebutkan komponen realisasi untuk anggaran pendidikan, antara lain : 1. Belanja
langsung
merupakan
belanja
untuk
kegiatan
pendidikan (belanja honorarium, barang dan jasa, dan belanja modal) pada dinas pendidikan tidak termasuk belanja untuk pendidikan kedinasan. 2. Belanja tidak langsung yang terdiri dari : a. Gaji tenaga kependidikan b. Gaji PNS Dinas Pendidikan c. Bantuan
keuangan
Kabupaten/Kota
untuk
fungsi
pendidikan d. Hibah untuk fungsi pendidikan e. Bantuan Sosial ( Beasiswa pendidikan untuk masyarakat) f. Otonomi khusus untuk khusus fungsi pendidikan 3. Besarnya realisasi pendidikan sebesar 20 persen diperhitungkan dari total belanja pendidikan dibagi dengan total belanja daerah. Program adalah penjabaran kebijakan kementrian negara/lembaga dalam bentuk upaya yang berisi satu atau beberapa kegiatan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi yang dilaksanakan instansi atau masyarakat dalam koordinasi kementerian negara/lembaga yang bersangkutan. Seberapa
besar
komitmen
pemerintah
terhadap
pembangunan
pendidikkan antara lain tercermin dari anggaran pendidikan yang disediakan dalam APBN dan APBD. Besarnya dana pendidikan seperti ditetapkan dalam amandemen Pasal 31 UUD 1945, bahwa dana pendidikkan selain gaji pendidik dan biaya pendidikkan kedinasan direalisasikan minimal 20 persen dari APBN dan APBD. Pemerintah secara sederhana menyimpulkan bahwa makin besar penerimaan pendapatan negara dan daerah semakin besar realisasi dana yang dianggarkan untuk sektor pendidikan. F. Hasil Penelitian Terdahulu Deding ( 2009 ) melakukan penelitian mengenai kebijakan anggaran pendidikan di Provinsi Jawa Barat memperoleh hasil besar anggaran pendidikan dalam APBD Provinsi Jawa Barat hanya sebesar 7,8% dari jumlah APBD keseluruhan. Secara keseluruhan total anggaran pendidikan yang sudah terealisasikan adalah 4,1% dari jumlah keseluruhan APBD Provinsi Jawa Barat.
Nina dan Syaikhu ( 2004 ) melalui lembaga penelitian SMERU melakukan penelitian mengenai alokasi anggaran pendidikan di Era Otonomi Daerah: Implikasinya terhadap pengelolaan pelayanan pendidikan dasar yang mempunyai hasil bahwa pada tahun 2001-2002
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
anggaran yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di kabupaten atau kota telah mencapai lebih dari 30% dari total APBD merupakan penerima yang terbesar dibandingkan yang diterima oleh dinas lainnya. Proporsi anggaran belanja pegawai mencapai lebih dari 40% dari total anggaran rutin APBD atau sekitar 90% dari total anggaran dinas tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan hanya Kota Pasuruan dan Kota Cilegon yang telah mengalokasikan dana pendidikan di luar belanja pegawai lebih 20% dari APBDnya.
Aulia ( 2011 ) melakukan penelitian mengenai analisis alokasi anggaran pendidikan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2009-2010 Kota Pekalongan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepedulian pemerintah Kota Pekalongan terhadap masyarakat Kota Pekalongan yang dibuktikan dengan persentase anggaran untuk rakyat yang dialokasikan di sektor pendidikan serta menyeluruh baik dilihat dari total APBD yang ada juga dari anggaran di setiap satuan kerja. Kesimpulan dari hasil penelitian ini pemerintah Kota Pekalongan menunjukkan bahwa terjadi penurunan alokasi anggaran untuk sektor pendidikan antara tahun 20092010. Indikasi penurunan tersebut diakibatkan antara lain karena bantuan dana dari pemerintah pusat yang menurun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus ini akan dilakukan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi implementasi anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014. Data yang diambil berupa distribusi anggaran dan realisasi belanja langsung dan tidak langsung pada anggaran pendidikan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman tahun anggaran 2009-2014. Data anggaran dan realisasi anggaran pada periode ini akan dianalisis secara mendalam kemudian akan dibandingkan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi No.13/PUUVI/2008. B. Tempat dan Waktu Penelitian Secara spesifik penelitian ini mengambil tempat di wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan waktu penelitian dapat saya batasi selama 1 (satu) hingga 3 (tiga) bulan dalam tahun berjalan. C. Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian data yang bersifat kuantitatif. Jenis data yang akan dipergunakan dalam penelitian merupakan data primer dan data sekunder :
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
1. Data Primer : Data yang diperoleh langsung dari narasumber berupa hasil wawancara dengan menggunakan pertanyaan mengenai kebijakan-kebijakan yang diambil dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terutama pada anggaran pendidikan 20%. 2. Data Sekunder : Data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikelompokan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Data ini umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data ini berupa : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman tahun anggaran 2009-2014. b. Anggaran Pendidikan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman tahun anggaran 2009-2014. c. Laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman tahun anggaran 20092014. d. Laporan realisasi anggaran pendidikan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman tahun anggaran 2009-2014. D. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber penelitian lapangan dengan cara berpedoman pada wawancara dan dokumentasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
a. Wawancara Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang diperlukan secara face to face dengan informan yang sesuai dengan bidang penelitian. Data ini diambil dengan cara melakukan dialog langsung dengan narasumber dan peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya yang bersifat semi struktural yaitu kombinasi antara pedoman wawancara yang disusun secara terperinci dan disusun secara garis besarnya saja untuk mendapatkan data berupa penjelasan komponen-komponen
anggaran
pendidikan,
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 20092014. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai berupa dokumen. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan berbagai informasi khususnya untuk melengkapi data yang tidak diperoleh dalam observasi dan wawancara. Dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian adalah data pengelolaan keuangan mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), anggaran pendidikan, dan laporan realisasi anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014. Data tersebut diambil dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
E. Variabel Operasional Pelaksanaan anggaran pendidikan 20% pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman sangat penting untuk pemerintah mengeluarkan perincian lebih lanjut yang dipakai sebagai dasar pelaksanaan distribusi anggaran dan realisasi belanja langsung dan tidak langsung pada
anggaran
pelaksanaan
pendidikan
tersebut.
yang
Keputusan
merupakan untuk
dokumen
pelaksanaan
dasar
anggaran
pendidikan 20% merupakan tahapan kegiatan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat sebagai pelaksana anggaran pendidikan sangat penting dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, maka anggaran pendidikan 20% berarti bahwa program dan rencana operasional tahunan yang dianggarkan sudah dilaksanakan. Definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran pendidikan merupakan suatu rencana manajemen mengenai perolehan dan penggunaan sumber daya yang dinyatakan secara terperinci dalam bentuk kuantitatif dan dalam suatu periode tertentu. Anggaran pendidikan 20% ini termasuk serangkaian tindakan antisipasi untuk menyesuaikan dimasa yang akan datang dengan rencana yang telah ditetapkan karena itu anggaran pendidikan dipakai sebagai alat koordinasi dan implementasi antara rencana awal dengan aktivitas yang sedang berlangsung. Penyusunan anggaran pendidikan yang dibuat oleh masing-masing pelaksana anggaran merupakan dokumen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
untuk melaksanakan rencana anggaran pendidikan 20% yang sudah dibuat sebelumnya sangat penting dalam rangka penyelenggaran kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, maka dengan disusunnya penyusunan anggaran berarti bahwa program operasional tahunan yang dianggarkan untuk pendidikan telah dilaksanakan selama 5 tahun terakhir ini.
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah cenderung konsisten dengan realisasi anggaran pendidikan 20% disektor pendidikan pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun anggaran 2009-2014 yang dilihat dari aspek finansial dan tata kelola anggaran pendidikan di sektor pendidikan yang teralokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang dilihat dari realisasi anggaran pendidikan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman pada tahun anggaran 20092014 cenderung efektif dan efisien. Definisi Operasional Variabel Penelitian, ada beberapa variabel yang menjadi pertimbangan dalam mengukur efisiensi APBD terhadap anggaran pendidikan dan realisasi anggaran
pendidikan
Pemerintah
Daerah
Kabupaten Sleman.
Variabel-variabel yang digunakan terdiri atas: 1. APBD merupakan suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD. 2. Realisasi anggaran pendidikan merupakan perwujudan dari rencana strategi dalam anggaran pendidikan yang termuat dalam Rencana Kinerja Tahunan Dinas Pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Data rasio ini digunakan dengan cara menghitung tingkatan data dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, anggaran pendidikan dan laporan realisasi anggaran pendidikan pada tahun anggaran 20092014. F. Teknik Analisis Data Hasil penelitian yang diperoleh menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu penelitian yang menjabarkan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan norma atau aturan secara teoritis maupun praktis untuk kemudian dianalisis. Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk menganalisis suatu permasalahan dan mengklarifikasi fenomena yang terjadi, dalam hal ini peneliti mengambil data APBD tahun anggaran 2009-2014. Data APBD pada periode ini dapat dilihat besarnya fungsi anggaran pendidikan dalam Surat Edaran (SE) Menteri nomor 903/2706/53 pada tanggal 8 September 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dalam APBD tahun 2009. Surat Edaran ini ditujukan kepada Gubernur, Bupati, Walikota dan Ketua DPRD di seluruh Indonesia. Surat Edaran ini berisi tentang perhitungan mengenai alokasi fungsi anggaran pendidikan. Tujuan dibuatnya perhitungan ini untuk
menyamakan persepsi
terhadap
alokasi
belanja fungsi
pendidikan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Teknik
Analisis
data
yang
digunakan
untuk
implementasi anggaran pendidikan 20% sebagai berikut :
mengevaluasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
1. Peneliti menghitung anggaran pendidikan di Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman periode tahun anggaran 2009-2014. Analisis anggaran pendidikan dilakukan untuk mengetahui besarnya alokasi anggaran untuk pendidikan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menganalisa data adalah sebagai berikut : a. Mengelompokkan anggaran belanja langsung pada Dinas Pendidikan untuk kegiatan fungsi pendidikan (belanja honorarium/upah, barang dan jasa dan belanja modal) tahun anggaran
2009-2014,
pada
Dinas
Pendidikan
tidak
termasuk belanja untuk pendidikan kedinasan. Disamping itu peneliti juga mengelompokkan jumlah dana yang digunakan untuk membiayai belanja kegiatan pada masingmasing Dinas. b. Mengelompokkan anggaran belanja tidak langsung pada Dinas Pendidikan tahun anggaran 2009-2014. Data belanja tidak langsung adalah data gaji dan tunjangan untuk para tenaga kependidikan serta pegawai negeri yang bekerja (Guru, Pamong Belajar, Fasilitator, Penilik, Pengawas Sekolah dan Pengawas Mata Pelajaran dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya). c. Mengelompokkan belanja tidak langsung pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) tahun anggaran 2009-2014. Belanja tidak langsung pada SKPKD
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
adalah jumlah dana yang dibagikan oleh pemerintah untuk siswa-siswa kurang mampu, dana ini berupa dana bantuan sosial. Belanja tidak langsung pada SKPKD juga dapat berupa dana hibah kepada sekolah. d. Menjumlahkan total anggaran belanja langsung dan tidak langsung pendidikan tahun anggaran 2009-2014. Penjumlahan dari anggaran belanja langsung dan tidak langsung pada dinas pendidikan ditambah dengan anggaran belanja tidak langsung pada SKPKD. e.
Menjumlahkan anggaran total belanja daerah tahun anggaran 2009-2014. Belanja daerah digunakan untuk membiayai seluruh belanja yang terkait dengan urusan pemerintah. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja subsidi, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga. Belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.
f.
Menghitung rasio anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014. Rasio anggaran pendidikan dihitung sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ.
Rasio akan dihitung dengan cara rumus perhitungan :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
g. Kesimpulan dari hasil perhitungan rasio anggaran fungsi pendidikan tahun anggaran 2009-2014. Hasil perhitungan ini untuk menunjukkan besarnya presentase alokasi belanja daerah yang digunakan untuk membiayai pendidikan. Jika hasil menunjukkan anggaran pendidikan yang telah dialokasikan lebih besar atau sama dengan 20%, kesimpulannya bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman telah menjalankan amanat Keputusan Mahkamah Konstitusi
(MK)
untuk
mengalokasikan
sekurang-
kurangnya 20% dari total anggaran belanja daerah untuk belanja fungsi pendidikan. 2. Peneliti menghitung realisasi anggaran pendidikan di Kabupaten Sleman periode tahun anggaran 2009-2014. Analisis realisasi anggaran pendidikan dilakukan untuk mengetahui besarnya alokasi anggaran untuk melihat apakah dalam penggunaan anggaran pendidikan, Pemerintah Kabupaten Sleman tetap konsisten menggunakan seluruh anggaran pendidikan sesuai kebutuhan. Analisis realisasi anggaran pendidikan dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut : a. Mengelompokkan realisasi anggaran belanja langsung tahun anggaran 2009-2014. Data realisasi anggaran belanja langsung kegiatan akan dijumlah. Analisis akan diuraikan untuk
masing-masing
tahun,
supaya
dapat
melihat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
peningkatan dan penurunan yang terjadi antara anggaran dan realisasinya. b. Mengelompokkan realisasi anggaran belanja tidak langsung tahun anggaran 2009-2014. Realisasi anggaran belanja tidak langsung pada dinas pendidikan berupa besarnya gaji tenaga
kependidikan,
tunjangan,
serta
tambahan
penghasilan lain. Realisasi anggaran ini juga menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan belanja tidak langsung. c. Mengelompokkan realisasi anggaran belanja tidak langsung pada Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah pada tahun anggaran 2009-2014. Data pada komponen ini berupa bantuan sosial untuk pendidikan di Kabupaten Sleman. Realisasi anggaran bantuan sosial dapat dilihat setelah pencairan dan penyaluran dana bantuan sosial kepada siswa-siswi yang tercantum dalam daftar penerima bantuan tersebut. d. Menjumlahkan total realisasi anggaran belanja langsung dan tidak langsung pendidikan pada tahun anggaran 2009-2014. Total realisasi akan diperoleh dari penjumlahan realisasi anggaran belanja langsung dan tidak langsung dinas pendidikan, ditambah realisasi anggaran belanja tidak langsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
e. Menjumlahkan realisasi anggaran total belanja daerah pada tahun anggaran 2009-2014. Realisasi total belanja daerah merupakan total dana yang telah digunakan untuk membiayai seluruh belanja daerah baik secara langsung maupun tidak langsung untuk urusan pemerintahan yang terdapat di Kabupaten Sleman. f. Menghitung realisasi rasio anggaran pendidikan pada tahun anggaran 2009-2014. Realisasi rasio diperoleh dari realisasi anggaran pendidikan dibagi dengan realisasi total belanja daerah, dikalikan 100%. Besarnya presentase menunjukkan jumlah alokasi dana realisasi anggaran pendidikan. Rumus Perhitungan :
Perhitungan ini dibuat untuk menyamakan persepsi terhadap alokasi 20% anggaran pendidikan dalam APBD. g. Kesimpulan dari hasil perhitungan rasio realisasi anggaran fungsi pendidikan tahun anggaran 2009-2014. Hasil perhitungan ini untuk menunjukkan besarnya presentase alokasi belanja daerah yang digunakan untuk membiayai pendidikan. Jika hasil menunjukkan realisasi anggaran pendidikan yang telah dialokasikan lebih besar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
atau sama dengan 20%, kesimpulannya bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman telah menjalankan amanat Keputusan Mahkamah
Konstitusi
(MK)
untuk
mengalokasikan
sekurang-kurangnya 20% total anggaran belanja daerah untuk belanja fungsi pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Sejarah Singkat Kabupaten Sleman Pembentukan wilayah Kabupaten Sleman yang keberadaan dapat dilacak pada peraturan kerajaan/Kadipaten Pakualaman (Rijksblad) no. 11 Tahun 1916 tanggal 15 Mei 1916 yang membagi wilayah Kasultanan Yogyakarta dalam 3 Kabupaten, yakni Kalasan, Bantul, dan Sulaiman yang kemudian disebut Sleman, dengan seorang bupati sebagai kepala wilayahnya. Berdasarkan Perda no.12 Tahun 1998, tanggal 15 Mei tahun 1916 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Sleman. Menurut Almanak, hari tersebut tepat pada Hari Senin Kliwon, Tanggal 12 Rejeb Tahun Je 1846 Wuku Wayang. Beberapa tahun kemudian Kabupaten Sleman sempat diturunkan statusnya menjadi distrik dibawah wilayah Kabupaten Yogyakarta. Pada tanggal 8 April 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan penataan kembali wilayah Kasultanan Yogyakarta melalui Jogjakarta Koorei angka 2 (dua). Penataan ini menempatkan Sleman pada status semula, sebagai wilayah Kabupaten dengan Kanjeng Raden Tumenggung Pringgodiningrat sebagai
bupati.
Pada
masa
itu,
wilayah
Sleman
membawahi
17
Kapenewon/Kecamatan (Son) yang terdiri dari 258 Kalurahan (Ku). Ibu kota kabupaten berada di wilayah utara, yang saat ini dikenal sebagai desa Triharjo. Melalui Maklumat Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 tahun 1948 tentang perubahan daerah-daerah Kelurahan, maka 258
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Kelurahan di Kabupaten Sleman saling menggabungkan diri hingga menjadi 86 kelurahan/desa. Kelurahan/Desa tersebut membawahi 1.212 padukuhan. B. Keadaan Geografis 1. Batas Wilayah Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan. Berikut ini merupakan batas-batas wilayah Kabupaten Sleman : Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan KotaYogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah
2. Keadaan Alam Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33′ 00″ dan 110° 13′ 00″ Bujur Timur, 7° 34′ 51″ dan 7° 47′ 30″ Lintang Selatan. Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau 574,82 Km2 atau sekitar 18% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta 3.185,80 Km2 dengan jarak terjauh Utara-Selatan 32 Km, Timur-Barat 35 Km. Bagian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
utara kabupaten ini merupakan pegunungan dengan puncaknya Gunung Merapi diperbatasan dengan Jawa Tengah, salah satu gunung berapi aktif yang paling berbahaya di Pulau Jawa, Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang subur. Di antara sungai-sungai besar yang melintasi kabupaten ini adalah Kali Progo (membatasi kabupaten Sleman dengan
Kabupaten
Kulon
Progo), Kali
Code, Kali
Kuning,
Kali
Opak dan Kali Tapus. C. Pemerintahan Kabupaten Sleman 1. Visi dan Misi Kabupaten Sleman a. Visi Kabupaten Sleman memiliki visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai, yaitu “Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir batin, berdaya saing, dan berkeadilan gender". Pengertian visi ini Masyarakat Sleman yang lebih sejahtera lahir dan batin adalah masyarakat yang lebih sehat, cerdas dan berkemampuan ekonomi memadai sehingga dapat mengembangkan kehidupan sosial dan spiritualnya dengan baik. Masyarakat Sleman yang lebih berdaya saing adalah masyarakat yang mampu memanfaatkan keunggulan komparatif secara efektif dan mampu menciptakan keunggulan kompetitif sehingga dapat bersaing secara
sehat
dengan
internasional. Masyarakat
lingkungan yang
lebih
lokal, berkeadilan
regional gender
dan adalah
masyarakat yang mampu menyeimbangkan partisipasi dan akses terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan, sehingga dapat mengeliminasi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di segala bidang. b. Misi 1)
Meningkatkan
tata
kelola
pemerintahan
yang
baik
melalui
peningkatkan kualitas birokrasi dalam memberikan pelayanan prima bagi masyarakat. 2)
Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
3) Meningkatkan kemandirian ekonomi, pemberdayaan ekonomi rakyat dan penanggulangan kemiskinan. 4) Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup. 5) Meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan di segala bidang. 2. Kepala Daerah Kabupaten Sleman dipimpin oleh seorang Bupati. Sejak tahun 2010 Kabupaten Sleman dipimpin oleh seorang Bupati bernama Drs. H. Sri Purnomo, MSi dan seorang Wakil Bupati bernama Hj. Yuni Setia Rahayu S.S., M.Hum. Bupati dan Wakil Bupati dibantu beberapa staff ahli dalam menjalankan tugasnya. Para staff ahli ini membantu tugas bupati dalam berbagai bidang seperti: bidang hukum dan politik, bidang pemerintahan, bidang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
pembangunan, bidang kemasyarakatan dan sumber daya manusia, serta bidang ekonomi dan keuangan. 3. Pembagian Wilayah Kabupaten Sleman Kabupaten Sleman terdapat 17 kecamatan, 86 desa, dan 1.212 dusun. Pemerintahan untuk masing-masing daerah ini dipegang oleh camat, kepala desa, dan kepala dusun. Berikut ini merupakan data kecamatan di Kabupaten Sleman : Tabel 4.1 : Data Kecamatan, Desa, dan Pedukuhan di Kabupaten Sleman No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Kecamatan Moyudan Godean Minggir Gamping Seyegan Sleman Ngaglik Mlati Tempel Turi Prambanan Kalasan Berbah Ngemplak Pakem Depok Cangkringan
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
Desa 4 7 5 5 5 5 6 5 8 4 6 4 4 5 5 3 5
Pedukuhan 65 57 68 59 67 83 87 74 98 54 68 80 58 82 61 58 73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
D. Kependudukan 1. Jumlah Penduduk Pada tahun 2011 jumlah penduduk di Kabupaten Sleman adalah tercatat sebanyak 1.125.369 jiwa. Jumlah penduduk berjenis kelamin lakilaki berjumlah 559.302 jiwa (49,70%), sedangkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 566.067 jiwa (50,30%) dengan pertumbuhan penduduk sebesar 0,73% dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 305.376 jiwa. Berdasarkan data angkatan kerja tahun 2009 jumlah tenaga kerja sebanyak 422.490 jiwa, jumlah pengangguran pada tahun 2009 sebanyak 45.534 jiwa (9,73%). Data angkatan kerja tahun 2010 jumlah tenaga kerja sebanyak 415.295 jiwa, jumlah pengangguran pada tahun 2010 sebanyak 58.295 jiwa (12,31%), sedangkan data angkatan kerja tahun 2011 jumlah tenaga kerja sebanyak 484.405 jiwa, jumlah pengangguran pada tahun 2011 sebanyak 39.921 jiwa (7,61%). 2. Sosial Pada tahun 2011 sebagian besar sumber mata pencaharian penduduk di Kabupaten Sleman bergerak di sektor pertanian sebanyak 28,6%, sehingga jumlah terbesar penduduk menurut lapangan usahanya sebagai petani. Kabupaten Sleman juga menyimpan banyak potensi pada bidang jasa-jasa dan bangunan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Tabel 4.2 : Proporsi Penduduk Kabupaten Sleman yang Bekerja Per Lapangan Usaha (%) Tahun 2011 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Lapangan Pekerjaan Utama
Persentase 28,26 2,47 11,24 2,06 11,47 10,53 4,23 4,8 24,95 100,00
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas & Air Bangunan Perdagangan Angkutan dan Komunikasi Keuangan Jasa-jasa Jumlah
Sumber : www.slemankab.go.id
3. Pendidikan Pendidikan adalah suatu pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting bagi setiap masyarakatnya. Pemerintah sebagai pelaksanaan tugas dalam suatu pembangunan untuk memprioritaskan pendidikan bagi seluruh penduduknya. Pemerintah Kabupaten Sleman juga melaksanakan tugas untuk pembangunan demi tercapainya tujuan negara tersebut, maka pemerintah
membangun
sekolah-sekolah
mencerdaskan kehidupan bangsa.
sebagai
sarana
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Tabel 4.3 : Kondisi Pendidikan Kabupaten Sleman Tahun 2010 dan 2011
No.
Jenjang
1 2 3 4
TK/RA SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA
Tahun 2010 Jumlah Jumlah Sekolah Siswa 519 26.356 519 89.335 121 39.519 110 33.257
Tahun 2011 Jumlah Jumlah Sekolah Siswa 521 27.141 521 90.622 123 39.857 110 34.195
Sumber : www.slemankab.go.id
Berdasarkan data persentase penduduk untuk warga belajar yang tidak dapat mengakses pendidikan formal telah dilaksanakan kelompok belajar paket A setara dengan SD, kelompok belajar paket B setara dengan SMP dan kelompok belajar paket C setara dengan SMA. Pada tahun 2011 kelompok belajar kejar paket jumlahnya berkurang sehingga dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Sleman kualitas pendidikannya mengalami peningkatan karena masyarakat semakin lebih memahami pendidikan yang mereka dapatkan sangat penting. Tabel 4.4 : Kondisi Pendidikan Luar Sekolah Kabupaten Sleman Tahun 2010 dan 2011 No. 1 2 3
Jenjang Kejar Paket A Setara SD Kejar Paket B Setara SMP Kejar Paket C Setara SMA
Tahun 2010 Warga Belajar 60 2.620 1.040
Tahun 2011 Warga Belajar 0 360 400
Sumber : www.slemankab.go.id
E. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Luas Hutan Rakyat di Kabupaten Sleman pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 2,18% menjadi 4167,41 ha. Pengurangan lahan sangat kritis 2,59% dan pengurangan lahan kritis sebesar 6,17% ha. Penanaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
perindang jalan 5.000 batang. Hasil produksi kehutanan adalah kayu bundar 9.422,22 m3, kayu olahan adalah 4.044,27 m3, bambu 691.244 batang, dan madu 4.030 kg. Pembangunan taman kota meningkat tajam dari 37.838 m2 pada tahun 2008 menjadi 56.562 m2 pada tahun 2009. Luasa hutan kota di Kabupaten Sleman dapat dipertahankan 1,5 hektar dan secara kumulatif telah dilakukan perlindungan terhadap 138 mata air. Dibidang energi alternatif, sampai dengan tahun 2009 telah dibangun 181 unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 3 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), dan 105 unit instalasi biogas limbah ternak. F. Ekonomi dan Keuangan Kondisi
perekonomian
suatu wilayah dapat
dilihat dari neraca
perekonomiannya yang tercermin dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data peningkatan PDRB dapat menunjukkan kondisi makro ekonomi suatu daerah. Data PDRB Kabupaten Sleman juga menunjukkan kondisi ekonomi di Kabupaten Sleman. Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar Rp13.611.725 menjadi Rp14.975.573 pada tahun 2011. Terdapat empat sektor yang mempunyai kontribusi tertinggi terhadap pertumbuhan PDRB yaitu sektor pertanian yang mengalami penurunan dari 13,02% pada tahun 2010 menjadi 12,56% pada tahun 2011, sektor industri pengolahan sebesar 14,16% pada tahun 2010 menjadi 13,84% pada tahun 2011,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
sektor jasa-jasa mengalami peningkatan dari 18,80% menjadi 18,48% pada tahun 2011 dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 22,76% menjadi 23,16% pada tahun 2011. Berdasarkan data PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar Rp6.373.200 menjadi Rp6.681.917 pada tahun 2011. G. Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Sleman 1. Tugas dan Fungsi DPKAD Kabupaten Sleman Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sleman mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan di bidang pengelolaan keuangan dan aset-aset yang dimiliki daerah. DPKAD mempunyai fungsi perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan dan aset; penyelenggaraan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan di bidang pengelolaan keuangan dan aset; pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pengelolaan keuangan dan aset; pelaksanaan kesekretariatan dinas; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugasnya. 2. Visi dan Misi a. Visi Terwujudnya dinas pengelolaan keuangan dan aset daerah sebagai institusi yang profesional dalam pengelolaan keuangan dan aset daerah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
b. Misi 1) Menyelenggarakan pelayanan pemerintahan di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah. 2) Mewujudkan penyelenggaraan pelayanan pemerintahan di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah yang berkualitas, efektif dan efisien. 3) Meningkatkan kemampuan keuangan daerah. 3. Tujuan a. Terwujudnya sistem kerja yang profesional dengan didukung oleh sarana, prasarana dan SDM yang berkualitas. b. Terwujudnya sistem dan prosedur pengelolaan keuangan dan aset daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan. c. Terwujudnya pengeloaan keuangan dan aset daerah yang akuntabel, transparan, fungsional, kepastian hukum, kepastian nilai, profesional dan bertanggungjawab. d. Terwujudnya peningkatan kualitas laporan keuangan daerah, dan e. Terwujudnya sistem pengelolaan keuangan dan aset daerah yang berbasis teknologi informasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
4. Sasaran a. Meningkatkan kapasitas pembiayaan pembangunan daerah b. Meningkatkan efektivitas APBD c. Mewujudkan peningkatan kualitas penilaian atas laporan keuangan daerah d. Mewujudkan peningkatan sistem penganggaran secara ekonomis e. Mewujudkan pengelolaan keuangan dan aset daerah berbasis teknologi informasi yang terintegerasi f. Mengupayakan terwujudnya sistem dan prosedur pengelolaan keuangan dan aset daerah yang berkualitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
KEPALA DINAS SEKRETARIAT Kelompok Jabatan Fungsional
Subbagian Umum dan Kepegawaian
Subbagian Keuangan
Bidang Aset
Bidang Belanja
Seksi Anggaran Seksi Perbendaharaan Seksi Investasi Daerah
Seksi Perencanaan dan Distribusi Barang
Subbagian Perencanaan dan Evaluasi Bidang Pembukuan dan Pelaporan Seksi Verifikasi
Seksi Pemanfaatan dan Pemeliharaan Aset
Seksi Pembukuan
Seksi Penatausahaan dan Pengendalian Aset
Seksi Pelaporan
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Sleman Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
H.
Gambaran
Umum
Dinas
Pendidikan,
Pemuda
dan
58
Olahraga
(DISDIKPORA) Kabupaten Sleman 1. Tugas dan Fungsi DISDIKPORA Kabupaten Sleman Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dibidang pendidikan. DISDIKPORA mempunyai fungsi perumusan kebijakan teknis di bidang pemuda dan olahraga; penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendidikan, pemuda dan olahraga; pembinaan dan fasilitasi bidang pendidikan, pemuda dan olahraga; pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang pendidikan, pemuda dan olahraga serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2. Visi dan Misi a. Visi Visi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga tahun 2011-2015 adalah “TERWUJUDNYA INSAN YANG BERKUALITAS DAN BERBUDAYA”. Makna dari visi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga adalah harapan bahwa pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan insan yang cerdas dan kompetitif yang dilandasi akhlak mulia dan mengedepankan nilai-nilai keutamaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
b. Misi 1) Meningkatkan akses dan pemerataan kualitas pendidikan 2) Meningkatkan pemberdayaan pemuda dan pembinaan olahraga 3) Meningkatkan kualitas layanan pendidikan, pemuda dan olahraga serta peran serta masyarakat dalam pembangunan bidang pendidikan. 3. Nilai-Nilai Organisasi Untuk mencapai visi dan misi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman, dikembangkan nilai-nilai organisasi sebagai berikut : a.
Tanggung Jawab
b.
Integritas
c.
Profesional
d.
Disiplin
e.
Kreatif Inovatif
f.
Berbudaya
g.
Agamis
h.
Kerjasama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
4. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah a. Tujuan dan Sasaran dari misi 1 : 1) Meningkatkan
pemerataan
dan
perluasan
kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu a) Meningkatnya kesempatan belajar bagi anak usia pra sekolah, sekolah dan masyarakat melalui jalur pendidikan formal dan nonformal. 2) Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan a) Meningkatnya kualifikasi, kompetensi dan profesionalitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. 3) Meningkatkan kualitas siswa a) Meningkatnya pembinaan karakter dan pemahaman budaya. 4) Mengembangkan kurikulum yang berwawasan lingkungan, budaya serta mitigasi bencana a) Tersedia dan terlaksananya kurikulum dalam pembelajaran yang berwawasan lingkungan, budaya dan mitigasi bencana. 5) Meningkatkan kualitas sarana prasarana pendidikan a) Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan. b. Tujuan dan Sasaran dari misi ke 2 : 1) Meningkatnya pemberdayaan generasi muda dan olahraga a) Meningkatnya keaktifan organisasi pemuda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b)
61
Meningkatnya prestasi olahraga
c) Meningkatnya sarana prasarana olahraga c. Tujuan dan Sasaran dari misi ke 3 : 2) Mewujudkan lembaga pendidikan, organisasi pemuda dan olahraga yang berkualitas dan peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan a)
Tersedianya data lembaga pendidikan yang valid
b)
Meningkatnya transparansi publik dalam pengelolaan lembaga
c)
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan.
5. Strategi dan Kebijakan a)
Strategi 1) Penyediaan sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan 2) Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan 3) Perbaikan strategi pembelajaran 4) Penyediaan sarana prasarana pendidikan 5) Peningkatan akses pendidikan 6) Peningkatan kemampuan pemuda melalui pemberdayaan dan pelatihan pemuda 7) Peningkatan kualitas data, pelayanan dan peningkatan peran serta masyarakat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b)
62
Kebijakan 1) Meningkatkan kualitas pembelajaran, SDM, sarana prasarana 2) Peningkatan kemandirian, kepribadian generasi muda, daya saing, rasa nasionalisme dan peningkatan prestasi olahraga. 3) Meningkatkan kualitas data 4) Meningkatkan
kualitas
pelayanan
dan
penyelenggaraan
pendidikan 5) Meningkatkan pendidikan.
peran
serta
masyarakat
dalam
bidang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
KEPALA DINAS SEKRETARIS Kelompok Jabatan Fungsional
Bid.Pembinaan Kurikulum dan Kesiswaan Seksi Kursis TK dan SD Seksi Kursis SMP Seksi Kursis SMA dan SMK
Sub Bagian Umum
Bid.Pembinaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Sub Bagian Kepegawaian
Bid.Pengelolaan Sarpras Pendidikan
Seksi Tenaga Pendidik dan Kependidikan TK dan SD Seksi Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Seksi Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA dan SMK
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
Bid.Pemberdayaan Pend.Nonformal dan Informal
Seksi Sarpras TK dan SD Seksi Sarpras SMP Seksi Sarpras SMA dan SMK
Bidang Pemuda dan Olahraga
Seksi PAUD Seksi Dikmas Seksi Pembinaan Kelembagaan Pend.Nonformal dan Informal
Unit Pelaksana Teknis Gambar 4.2 : Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Kabupaten Sleman (Perda No.9 tahun 2009) Sumber : DISDIKPORA Kabupaten Sleman
Seksi Pemuda
Seksi Olahraga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Setelah Mahkamah Konstitusi mengeluarkan keputusan Nomor 13/PUU-VI/2008 pada tanggal 13 Agustus 2008 atas pengujian Undangundang Nomor 45 tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 2008 Pemerintah wajib melaksanakan tindak lanjut dari keputusan ini tentang anggaran pendidikan sebesar 20 persen. Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 903/2706/SJ pada tanggal 8 September 2008 yang berisi tentang alokasi belanja pendidikan dalam APBD sebagai perhitungan anggaran pendidikan. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sleman, tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi implementasi anggaran pendidikan pada APBD Kabupaten Sleman. Data yang digunakan adalah anggaran pendidikan dan realisasi anggaran pendidikan di Kabupaten Sleman serta laporan anggaran dan realisasi anggaran belanja daerah selama tahun anggaran 2009-2014. Berikut ini merupakan data anggaran dan realisasi belanja daerah Kabupaten Sleman tahun anggaran 2009-2014 :
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
Tabel 5.1 : Anggaran Belanja Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009-2014 (dalam rupiah)
Uraian Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Bawahan Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal
2009
2010
2011
2012
1.228.530.332.845,17 1.244.286.348.597,65 1.376.859.030.800,05
2013
2014
1.595.739.879.570,00 1.946.380.363.064,13 2.288.645.856.460,56
821.368.291.114,92
826.537.234.022,65
909.074.256.758,05
1.077.495.829.077,60 1.215.579.447.776,32 1.321.166.036.239,10
699.031.742.556,00 144.000.000,00
726.295.742.307,49 144.000.000,00
797.031.956.946,05 144.000.000,00
958.072.749.327,51 1.025.827.941.556,40 1.143.891.239.513,81 144.000.000,00 144.000.000,00 144.000.000,00
-
-
-
-
34.745.931.658,00
-
19.411.418.350,00 59.779.802.439,00
20.280.011.487,00 35.183.302.725,00
37.714.827.000,00 32.667.194.225,00
50.562.429.581,00 17.211.724.500,00
45.430.797.100,00 28.581.731.500,00
26.157.473.850,00 41.701.077.000,00
18.528.558.295,92
19.528.558.295,24
19.693.062.267,00
24.316.536.860,00
33.879.052.826,99
41.583.030.285,00
21.466.635.000,00
20.701.460.733,00
20.818.935.000,00
23.462.935.000,00
34.574.225.000,00
41.397.451.000,00
3.006.134.474,00 407.162.041.730,25 67.856.742.547,00
4.404.158.474,92 417.749.114.575,00 75.213.856.466,00
1.004.281.320,00 467.784.774.042,00 91.357.792.678,00
3.725.453.809,09 518.244.050.492,40 100.546.836.055,00
12.395.768.134,93 730.800.915.287,81 135.696.427.280,00
26.291.764.590,29 967.479.820.221,46 144.501.680.983,46
200.546.704.118,25
215.743.125.709,00
230.691.104.566,00
138.758.595.065,00
126.792.132.400,00
145.735.876.798,00
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
235.720.324.392,00 181.976.890.045,40
334.114.081.862,81 260.990.406.145,00
435.746.963.796,00 387.231.175.442,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
Tabel 5.2 : Realisasi Anggaran Belanja Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009-2014 (dalam rupiah)
Uraian Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Desa Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Bawahan Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal
2009
2010
958.045.675.886,63
1.028.576.356.891,85
1.073.315.161.014,51 1.439.946.412.998,38
1.733.223.825.924,23 1.978.674.626.620,63
642.596.620.789,63
714.414.696.411,85
712.782.326.677,11 1.032.856.495.943,18
1.144.812.399.150,23 1.209.959.642.739,63
558.942.145.776,76 144.000.000,00
571.211.809.040,33 144.000.000,00
633.066.626.173,11 144.000.000,00
-
2011
-
2012
-
2013
897.126.904.212,64 144.000.000,00
-
2014
992.715.698.928,80 1.051.282.076.217,20 144.000.000,00 144.000.000,00 15.807.638.030,00 28.113.485.950,00
-
17.634.765.642,87
78.268.930.600,00
14.127.500.000,00
29.433.802.950,00
30.786.000.000,00
29.208.271.343,20
29.364.639.225,00
58.123.541.302,22
15.543.667.908,00
16.316.145.467,40
16.374.579.959,00
22.498.270.862,32
33.879.052.826,99
34.947.552.827,00
15.000.678.987,00
14.939.060.733,00
15.000.700.000,00
21.922.735.000,00
34.291.400.000,00
41.167.900.000,00
4.545.362.475,00 315.449.055.097,00 60.589.245.265,00
4.326.479.227,92 314.161.660.480,00 69.375.666.272,00
4.704.281.320,00 360.532.834.337,40 78.750.772.172,00
3.607.241.616,00 407.089.917.055,20 76.574.717.985,00
11.919.550.414,44 588.411.426.774,00 122.974.352.940,00
17.971.940.895,43 768.714.983.881,00 125.875.393.310,00
175.874.564.257,00
179.452.913.838,00
171.000.249.110,40
199.840.724.115,00
263.764.884.241,00
331.560.836.197,00
78.985.245.575,00
65.333.080.370,00
110.781.813.055,00
130.674.474.955,20
201.672.189.593,00
311.278.754.374,00
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
27.941.573.000,00
24.501.795.800,00 39.944.377.000,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
1. Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009-2014 Belanja daerah merupakan kewajiban pemerintah daerah yang harus diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih. Belanja daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung. Total anggaran belanja daerah pada tahun 2009 sebesar Rp1.228.530.332.845,17. Tahun 2010 anggaran belanja daerah sebesar Rp1.244.286.348.597,65. Pada tahun 2011 total anggaran belanja daerah sebesar Rp1.376.859.030.800,05. Tahun 2012 anggaran belanja daerah sebesar Rp1.595.739.879.570,00. Pada tahun
2013
total
anggaran
belanja
daerah
sebesar
Rp1.946.380.363.064,13. Tahun 2014 total anggaran belanja daerah hingga mencapai sebesar Rp2.288.645.856.460,56. a. Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung merupakan belanja yang digunakan untuk membiayai belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan Desa, belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Provinsi/Pemerintah Daerah dan Pemerintah Bawahan, dan belanja tidak terduga. Total anggaran belanja tidak langsung pada tahun anggaran 2009 sebesar Rp821.368.291.114,92. Tahun anggaran 2010 sebesar Rp826.537.234.022,65. Pada tahun anggaran 2011
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
belanja daerah sebesar Rp909.074.256.758,05. Tahun anggaran 2012 sebesar Rp1.077.495.829.077,60. Pada tahun anggaran 2013 belanja daerah sebesar Rp1.215.579.447.776,32 dan tahun
anggaran
2014
Rp1.321.166.036.239,10.
belanja
Berikut
ini
daerah
sebesar
merupakan
uraian
komponen belanja tidak langsung : 1) Belanja Pegawai Belanja pegawai merupakan jenis belanja yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan penggajian Pegawai Negeri Sipil
Daerah
(PNSD),
pengangkatan
calon
PNSD,
kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai, asuransi kesehatan yang dibebankan pada APBD. 2) Belanja Bunga Belanja bunga merupakan belanja yang digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga pinjaman baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. 3) Belanja Subsidi Belanja subsidi diberikan kepada perusahaan atau lembaga tertentu agar harga jual dari hasil produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Produk yang diberi subsidi merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut kebutuhan hidup yang diperlukan orang banyak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
4) Belanja Hibah Belanja
hibah
ini
untuk
mendukung
fungsi
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh Pemerintah (instansi vertikal seperti TMMD dan KPUD); semi pemerintah seperti PMI, KONI, Pramuka, KORPRI dan PKK; Pemerintah Daerah lainnya, perusahaan daerah, serta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan. 5) Belanja Bantuan Sosial Pemerintah Daerah menjalankan fungsinya di bidang kemasyarakatan
dan
guna
memelihara
kesejahteraan
masyarakatnya dalam skala tertentu. Pemerintah Daerah dapat
memberikan
suatu
bantuan
sosial
kepada
kelompok/anggota masyarakat yang telah dilakukan secara selektif. 6) Belanja Bagi Hasil kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Desa Dana Bagi Hasil ini merupakan dana yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota atau pendapatan Pemerintah Kabupaten/Kota diberikan kepada Pemerintah Desa. 7) Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Provinsi/ Pemerintah Daerah dan Pemerintah Bawahan Belanja
Bantuan
kesenjangan
fiskal,
Keuangan membantu
ini
untuk
mengatasi
pelaksanaan
urusan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
pemerintah daerah yang tidak tersedia alokasi dananya sesuai kemampuan keuangan pada masing-masing daerah. Pemberian bantuan keuangan dapat bersifat umum dan bersifat khusus. Bantuan keuangan yang bersifat umum ini digunakan untuk mengatasi kesenjangan fiskal dengan menggunakan formula antara lain variabel pendapatan daerah
dan
jumlah
penduduk.
Sedangkan
Bantuan
keuangan yang bersifat khusus digunakan untuk membantu pencapaian
kinerja
program
prioritas
pemerintah
daerah/desa penerima bantuan keuangan sesuai dengan urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangan penerima bantuan tersebut. 8) Belanja Tidak Terduga Belanja tidak terduga ini dilakukan karena adanya kegiatankegiatan yang bersifat tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada tahun anggaran tertentu, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
b. Belanja Langsung Belanja Langsung digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan daerah. Belanja langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan yang manfaat pencapaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka
peningkatan
kualitas
pelayanan
publik
dan
keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik. Berikut ini merupakan komponen dari belanja langsung : 1. Belanja Pegawai Belanja
pegawai
pada
komponen
belanja
langsung
digunakan untuk memenuhi honorarium bagi PNSD dan non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan. 2. Belanja Barang dan Jasa Belanja Barang dan Jasa digunakan untuk belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPKD, jumlah
pegawai
dan
volume
pekerjaan
serta
memperhitungkan sisa persediaan barang tahun anggaran tertentu. Selain itu digunakan untuk membiayai perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
baik perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas diluar negeri, biaya untuk menghadiri pendidikan, bimbingan
teknis
dan
sejenisnya,
pelatihan
dan
penyelenggaraan rapat. 3. Belanja Modal Belanja Modal ini akan digunakan untuk pengadaan kebutuhan barang milik daerah menggunakan dasar perencanaan kebutuhan barang milik daerah. 2. Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Tahun Anggaran 2009-2014 Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 903/2706/SJ tahun 2008 menyebutkan bahwa belanja langsung merupakan belanja untuk kegiatan fungsi pendidikan seperti belanja honorarium/upah, barang dan jasa dan belanja modal pada dinas pendidikan, tidak termasuk belanja untuk pendidikan kedinasan. Belanja langsung pada dinas pendidikan digunakan untuk membiayai program-program kerja. Berikut ini merupakan anggaran belanja langsung Dinas Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Tabel 5.3 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2009 (dalam rupiah)
No. 1 2
3
4
5 6 7 8
9 10 11
Jenis Kegiatan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pengembangan Kreatifitas Siswa dan Guru Jumlah Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2009
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
Anggaran
Realiasasi
5.153.897.500,00
4.987.657.000,00
1.507.334.000,00
1.457.983.000,00
115.400.000,00
115.400.000,00
450.890.000,00
325.986.000,00
642.900.000,00
598.850.000,00
55.960.300.000,00 35.800.000.000,00 3.830.967.000,00
2.567.000.000,00
518.897.000,00
506.897.000,00
20.450.500.000,00 14.705.800.000,00 2.453.700.350,00
2.264.950.000,00
1.897.543.000,00
1.625.400.250,00
92.982.328.850,00 64.955.923.250,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Tabel 5.4 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2010 (dalam rupiah)
No. 1 2
3
4
5 6 7 8
9 10 11
Jenis Kegiatan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pengembangan Kreatifitas Siswa dan Guru Jumlah Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2010
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
Anggaran
Realiasasi
4.875.900.000,00
4.875.900.000,00
1.102.183.000,00
1.102.183.000,00
137.050.000,00
137.050.000,00
341.650.000,00
341.650.000,00
627.127.350,00
513.127.350,00
112.708.318.715,00
34.376.920.465,00
2.097.739.750,00
2.417.739.750,00
394.050.000,00
394.050.000,00
402.300.100,00
381.300.100,00
2.477.650.000,00
2.477.650.000,00
1.338.934.750,00
1.338.934.750,00
126.502.903.665,00
48.356.505.415,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Tabel 5.5 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2011 (dalam rupiah)
No. 1 2 3
4
5 6 7 8
9 10 11
Jenis Kegiatan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pengembangan Kreatifitas Siswa dan Guru Jumlah Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2011
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
Anggaran
Realiasasi
4.748.828.000,00
4.743.823.000,00
1.187.183.000,00
1.177.183.000,00
142.500.000,00
142.500.000,00
390.809.000,00
390.809.000,00
589.751.000,00
449.751.000,00
140.754.179.130,00
50.283.202.700,00
2.526.840.000,00
2.690.550.000,00
405.000.000,00
405.000.000,00
586.300.100,00
586.300.100,00
3.072.805.000,00
2.494.325.100,00
1.135.261.000,00
1.135.261.000,00
155.539.456.230,00
64.498.704.900,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Tabel 5.6 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2012 (dalam rupiah)
No. 1 2
3
4
5 6 7 8
9 10 11
Jenis Kegiatan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pengembangan Kreatifitas Siswa dan Guru Jumlah Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2012
Sumber : DPKAD kabupaten Sleman
Anggaran
Realiasasi
5.658.538.600,00
5.421.240.600,00
1.406.662.000,00
1.326.558.000,00
112.500.000,00
112.500.000,00
405.380.000,00
297.500.000,00
769.921.000,00
604.171.000,00
68.304.758.054,00
26.385.644.425,00
3.341.466.000,00
2.390.125.000,00
617.400.000,00
608.400.000,00
22.660.200.000,00
15.706.700.000,00
2.673.391.700,00
2.434.136.350,00
1.469.936.000,00
1.360.177.000,00
107.420.153.354,00
56.647.152.375,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Tabel 5.7 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2013 (dalam rupiah)
No. 1 2 3
4
5 6 7 8
9 10 11
Jenis Kegiatan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pengembangan Kreatifitas Siswa dan Guru Jumlah Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2013
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
Anggaran
Realiasasi
7.020.625.400,00
6.999.685.400,00
1.564.253.000,00
1.564.253.000,00
91.547.000,00
91.547.000,00
384.204.000,00
384.204.000,00
1.708.259.000,00
1.708.259.000,00
60.412.291.200,00 36.634.315.100,00 3.542.737.300,00
3.669.824.800,00
631.623.000,00
631.623.000,00
21.687.804.000,00 21.570.916.500,00 1.324.510.000,00
1.324.510.000,00
1.563.642.950,00
1.449.002.000,00
99.931.496.850,00 76.028.139.800,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Tabel 5.8 : Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2014 (dalam rupiah)
No. 1 2
3
4
5 6 7 8
9 10 11
Jenis Kegiatan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pengembangan Kreatifitas Siswa dan Guru Jumlah Belanja Langsung Kegiatan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun Anggaran 2014
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
Anggaran
Realiasasi
7.271.084.500,00
7.416.845.000,00
1.811.130.000,00
1.811.130.000,00
304.000.000,00
304.000.000,00
560.000.000,00
560.000.000,00
2.428.831.000,00
2.278.831.000,00
54.562.705.706,00
45.578.615.750,00
12.156.619.250,00
13.336.132.250,00
835.000.000,00
835.000.000,00
24.663.785.000,00
24.081.600.000,00
4.985.313.000,00
5.117.011.000,00
1.942.515.000,00
1.793.180.000,00
111.520.983.456,00 103.112.345.000,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Alokasi belanja langsung pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dituangkan ke dalam program-program kerja. Program-program kerja ini terdiri dari program administrasi perkantoran. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, program peningkatan pengembangan sistem pelaporan pencapaian kinerja dan keuangan, program wajib belajar pendidikan sembilan tahun, dan lain-lain. Belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Belanja pegawai terdiri dari honorarium PNS, honorarium non PNS, honorarium pegawai honorer atau tidak tetap, honorarium panitia pelaksana kegiatan, uang lembur, uang lembur PNS, dll. Belanja barang dan jasa terdiri dari belanja bahan pakai habis, belanja perangko, materai dan benda pos lainnya, belanja telepon, belanja air dan listrik, belanja perawatan kendaraan bermotor, belanja surat tanda nomor kendaraan, dll. Belanja modal terdiri dari belanja modal pengadaan instalasi listrik dan telepon, belanja modal pengadaan alat-alat komunikasi, pengadaan peralatan hotspot, dll.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
3. Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Tahun Anggaran 2009-2014 Menurut Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ tahun 2008, selain belanja langsung juga terdapat komponen lain untuk belanja pendidikan yaitu belanja tidak langsung. Belanja tidak langsung terdiri dari gaji tenaga kependidikan yaitu guru, pamong belajar, fasilitator, pengawas sekolah dan pengawas mata pelajaran. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga membuat anggaran dan realisasi anggaran belanja tidak langsung. Anggaran dan realisasi anggaran belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai. Belanja pegawai seperti gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS. Gaji dan tunjangan merupakan terdiri dari gaji pokok PNS/uang representasi, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan,
tunjangan
fungsional,
tunjangan
PPh.
Tambahan
penghasilan PNS terdiri dari tunjangan profesi guru PNSD, tambahan penghasilan guru PNSD. Berikut ini merupakan anggaran dan realiasasi anggaran belanja tidak langsung pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
Tabel 5.9 : Anggaran Belanja Tidak Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Tahun Anggaran 2009-2014 (dalam rupiah) Uraian BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA PEGAWAI Gaji dan Tunjangan Gaji Pokok PNS/Uang Representasi Tunjangan Keluarga Tunjangan Jabatan Tunjangan Fungsional Tunjangan Fungsional Umum Tunjangan Beras Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus Pembulatan Gaji Tambahan Penghasilan PNS Tunjangan Profesi Guru PNSD Tambahan Penghasilan Guru PNSD
2009
2010
2011
2012
2013
2014
323.615.809.809,99
487.900.617.227,68
692.181.369.703,61
874.212.888.491,13
981.004.363.855,95
829.992.292.028,49
323.615.809.809,99
487.900.617.227,68
692.181.369.703,61
874.212.888.491,13
981.004.363.855,95
829.992.292.028,49
323.365.309.809,99
381.088.748.227,68
404.079.796.983,61
462.144.800.491,13
484.679.718.755,95
528.191.484.820,49
232.665.123.080,00
298.461.271.719,68
307.349.563.376,00
356.596.647.503,20
378.653.449.013,27
415.865.328.404,73
20.604.069.743,53
23.151.792.869,00
26.787.585.334,00
31.072.125.258,44
31.227.485.884,29
36.487.102.833,25
258.303.000,00
263.025.000,00
494.213.000,00
1.010.000.000,00
1.013.030.000,00
1.588.650.000,00
45.980.099.000,00
3.610.890.000,00
40.664.867.000,00
41.410.000.000,00
41.617.050.000,00
39.497.902.500,00
3.854.495.000,00
36.327.118.750,00
3.017.672.000,00
2.020.000.000,00
2.022.020.000,00
2.123.121.000,00
13.186.330.658,27
12.303.438.860,00
17.487.814.410,00
17.720.764.257,20
17.809.368.078,29
22.899.836.482,20
6.811.667.211,35
6.965.444.067,00
8.271.751.716,00
12.307.433.510,90
12.329.446.670,02
9.721.281.034,73
5.222.116,84
5.766.962,00
6.330.147,61
7.829.961,39
7.869.110,08
8.262.565,58
250.500.000,00
106.811.869.000,00
288.101.572.720,00
412.068.088.000,00
496.324.645.100,00
301.800.807.208,00
250.500.000,00
106.811.869.000,00
139.769.286.360,00
203.581.544.000,00
241.083.783.000,00
301.800.807.208,00
-
-
148.332.286.360,00
208.486.544.000,00
255.240.862.100,00
-
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
Tabel 5.10 : Realisasi Belanja Tidak Langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Tahun Anggaran 2009-2014 (dalam rupiah) Uraian BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA PEGAWAI Gaji dan Tunjangan Gaji Pokok PNS/Uang Representasi Tunjangan Keluarga Tunjangan Jabatan Tunjangan Fungsional Tunjangan Fungsional Umum Tunjangan Beras Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus Pembulatan Gaji Tambahan Penghasilan PNS Tunjangan Profesi Guru PNSD Tambahan Penghasilan Guru PNSD
2009
2010
2011
2012
2013
2014
320.529.288.797,99
367.087.196.294,64
535.743.742.123,61
817.937.024.583,34
902.821.054.999,80
748.579.764.675,14
320.529.288.797,99
367.087.196.294,64
535.743.742.123,61
817.937.024.583,34
902.821.054.999,80
748.579.764.675,14
320.299.138.797,99
346.443.796.294,64
404.079.796.983,61
465.890.120.383,34
482.373.176.879,80
478.108.604.976,14
232.665.123.080,00
263.816.319.786,64
307.349.563.376,00
328.375.631.994,84
376.825.023.893,80
374.653.449.013,27
20.604.069.743,53
23.151.792.869,00
26.787.585.334,00
42.026.677.230,32
31.072.125.258,00
31.227.485.884,29
201.200.000,00
263.025.000,00
494.213.000,00
1.295.328.000,00
1.010.000.000,00
1.513.000.000,00
43.980.099.000,00
3.610.890.000,00
40.664.867.000,00
55.801.449.000,00
41.410.000.000,00
37.617.050.000,00
2.845.495.000,00
36.327.118.750,00
3.017.672.000,00
3.639.075.000,00
2.020.000.000,00
2.022.020.000,00
13.186.330.658,27
12.303.438.860,00
17.487.814.410,00
22.559.113.486,00
17.720.764.257,00
21.809.368.078,29
6.811.667.211,35
6.965.444.067,00
8.271.751.716,00
12.185.577.733,56
12.307.433.510,00
9.258.362.890,21
5.154.104,84
5.766.962,00
6.330.147,61
7.267.938,62
7.829.961,00
7.869.110,08
230.150.000,00
20.643.400.000,00
131.663.945.140,00
352.046.904.200,00
420.447.878.120,00
270.471.159.699,00
230.150.000,00
20.643.400.000,00
131.413.945.140,00
203.964.617.840,00
216.856.635.220,00
270.471.159.699,00
-
-
250.000.000,00
148.082.286.360,00
203.591.242.900,00
-
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
4. Anggaran dan Realisasi Bantuan Pendidikan Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009-2014 Menurut Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ tahun 2008 menyebutkan salah satu komponen belanja tidak langsung dibagi menjadi dua bagian yaitu terdiri dari belanja tidak langsung pada dinas pendidikan dan belanja tidak langsung pada SKPKD. Belanja tidak langsung pada SKPKD terdiri dari bantuan keuangan kabupaten atau kota berfungsi untuk dana pendidikan, hibah untuk fungsi pendidikan, bantuan sosial seperti beasiswa pendidikan untuk masyarakat dan otonomi khusus untuk pendidikan (NAD dan Papua). Tabel 5.11 : Anggaran dan Realisasi Bantuan Pendidikan Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009-2014 (dalam rupiah) Tahun
Anggaran
Realisasi
2009
7.100.400.000,00
7.048.230.000,00
2010
7.150.350.000,00
7.066.200.000,00
2011
6.644.820.000,00
6.576.400.000,00
2012
10.178.200.000,00
7.313.160.000,00
2013
11.456.680.000,00
7.913.670.000,00
2014
12.219.000.000,00
12.218.450.000,00
Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman
Pencairan dana bantuan pendidikan dilakukan berdasarkan keputusan Bupati. Setelah dana bantuan sosial diberikan langsung kepada siswa apabila jumlah dana melebihi jumlah siswa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
terdapat pada proposal maka Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) wajib mengembalikan kelebihan itu kepada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD). B. Analisis Data 1. Analisis
Anggaran
Pendidikan
Kabupaten
Sleman
Tahun
Anggaran 2009-2014 Amandemen IV UUD 1945 pasal 31 ayat 4 menyebutkan negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN serta dari APBD. Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri juga menerbitkan Surat Edaran (SE) nomor 903/2706/SJ tahun 2008. Surat Edaran ini berisi tentang pendanaan pada pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD. Surat Edaran yang diterbitkan oleh Menteri Dalam Negeri juga menuliskan
penjelasan
perhitungan
belanja
pendidikan
dan
pemahaman terhadap total belanja daerah sebagai dasar dalam penetapan besaran alokasi 20%. Belanja Langsung ini tidak termasuk di dalamnya belanja untuk pendidikan kedinasan, Sedangkan belanja tidak langsung terdiri dari gaji tenaga kependidikan, gaji PNS dinas pendidikan pemuda dan olahraga, bantuan keuangan kabupaten/kota untuk fungsi pendidikan, hibah untuk fungsi pendidikan, bantuan sosial dan otonomi khusus untuk fungsi pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Peneliti juga membuat perhitungan yang sama dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri. Data yang dikumpulkan oleh peneliti berupa data belanja langsung Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, belanja tidak langsung pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga dan belanja tidak langsung pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Data ini kemudian dijumlahkan supaya peneliti dapat mengetahui jumlah belanja untuk pendidikan. Berikut ini merupakan hasil pengolahan data anggaran pendidikan sesuai dengan Surat Edaran nomor 903/2706/SJ tahun 2008:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Tabel 5.12 : Anggaran Belanja Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (Sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ tahun 2008) (dalam rupiah)
No
1
2
3
4
5
Komponen Perhitungan
2009
2010
2011
92.982.328.850,00
126.502.903.665,00
154.959.019.131,00
323.615.809.809,99
487.900.617.227,68
692.181.369.703,61
B. Belanja Tidak Langsung pada SKPKD
7.100.400.000,00
7.150.350.000,00
6.644.820.000,00
a. Bantuan Pendidikan bagi warga tidak mampu
7.100.400.000,00
7.150.350.000,00
6.644.820.000,00
JUMLAH A+B
330.716.209.809,99
495.050.967.227,68
698.826.189.703,61
Belanja Langsung (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga) A. Belanja Tidak Langsung pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Anggaran Fungsi Pendidikan termasuk Gaji Pendidik (1+2) Total Belanja Daerah Ratio Anggaran Pendidikan Terhadap Total Belanja Daerah (3:4x100%)
423.698.538.659,99
621.553.870.892,68
1.228.530.332.845,17 1.244.286.348.597,65
34,48%
49,95%
853.785.208.834,61
1.376.859.030.800,05
62%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Tabel 5.13 : Anggaran Belanja Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (Sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ tahun 2008) (Lanjutan) (dalam rupiah)
No
1
2
Komponen Perhitungan
2012
2013
2014
Belanja Langsung (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga)
107.420.153.354,00
99.931.496.850,00
111.520.983.456,00
A. Belanja Tidak Langsung pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
874.212.888.491,13
981.004.363.855,95
829.992.292.028,49
B. Belanja Tidak Langsung pada SKPKD
10.178.200.000,00
11.456.680.000,00
12.219.000.000,00
a. Bantuan Pendidikan bagi warga tidak mampu
10.178.200.000,00
11.456.680.000,00
12.219.000.000,00
JUMLAH A+B
884.391.088.491,13
992.461.043.855,95
842.211.292.028,49
3
Anggaran Fungsi Pendidikan termasuk Gaji Pendidik (1+2)
4
Total Belanja Daerah
5
Ratio Anggaran Pendidikan Terhadap Total Belanja Daerah (3:4x100%)
Sumber : Data Diolah
991.811.241.845,13
1.092.392.540.705,95
953.732.275.484,49
1.595.739.879.570,00 1.946.380.363.064,13 2.288.645.856.460,56
62,15%
56,12%
42%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Tabel 5.14 : Realisasi Anggaran Belanja Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (Sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ tahun 2008) (dalam rupiah)
No
1
Komponen Perhitungan Belanja Langsung (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga) A. Belanja Tidak Langsung pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
2
B. Belanja Tidak Langsung pada SKPKD a. Bantuan Pendidikan bagi warga tidak mampu
2009
2010
2011
64.955.923.250,00
48.356.505.415,00
64.498.704.900,00
320.529.288.797,99
367.087.196.294,64
535.743.742.123,61
7.048.230.000,00
7.066.200.000,00
6.576.400.000,00
7.048.230.000,00
7.066.200.000,00
6.576.400.000,00
374.153.396.294,64
542.320.142.123,61
JUMLAH A+B
327.577.518.797,99
3
Anggaran Fungsi Pendidikan termasuk Gaji Pendidik (1+2)
392.533.442.047,99
4
Total Belanja Daerah
958.045.675.886,63 1.028.576.356.891,85
5
Ratio Anggaran Pendidikan Terhadap Total Belanja Daerah (3:4x100%)
40,97%
422.509.901.709,64
41,07%
606.818.847.023,61
1.073.315.161.014,51
56,53%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Tabel 5.15 : Realisasi Anggaran Belanja Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (Sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 903/2706/SJ tahun 2008) (Lanjutan) (dalam rupiah)
No
1
2
3
4
5
Komponen Perhitungan Belanja Langsung (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga)
2012
2013
2014
56.647.152.375,00
76.028.139.800,00
103.112.345.000,00
A. Belanja Tidak Langsung pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
817.937.024.583,34
902.821.054.999,80
748.579.764.675,14
B. Belanja Tidak Langsung pada SKPKD
7.313.160.000,00
7.913.670.000,00
12.218.450.000,00
a. Bantuan Pendidikan bagi warga tidak mampu
7.313.160.000,00
7.913.670.000,00
12.218.450.000,00
JUMLAH A+B
825.250.184.583,34
910.734.724.999,80
Anggaran Fungsi Pendidikan termasuk Gaji Pendidik (1+2) Total Belanja Daerah Ratio Anggaran Pendidikan Terhadap Total Belanja Daerah (3:4x100%)
Sumber : Data Diolah
881.897.336.958,34
986.762.864.799,80
1.439.946.412.998,38 1.733.223.825.924,23
61,24%
56,93%
760.798.214.675,14
863.910.559.675,14
1.978.674.626.620,63
43,66%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Pemerintah Kabupaten Sleman juga menyusun APBD setiap tahunnya. Selain itu pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) juga menyusun anggaran dan realisasi fungsi pendidikan. Peneliti melakukan evaluasi implementasi anggaran pendidikan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan analisis anggaran dan realisasi pendidikan di Kabupaten Sleman tahun anggaran 2009-2014: a. Peneliti mengelompokkan anggaran belanja langsung pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Belanja langsung yang disusun oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga merupakan belanja langsung yang digunakan untuk membiayai program-program kerja yang dijalankan. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga membuat anggaran serta realisasi belanja langsung yang terdiri dari belanja honorarium/upah, barang dan jasa, serta belanja modal. Berikut ini merupakan analisis anggaran belanja langsung: 1) Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2009 Total
anggaran belanja langsung tahun
anggaran 2009 sebesar
Rp92.982.328.850,00 dari total belanja daerah. Pada tahun 2009 anggaran belanja langsung digunakan untuk membiayai sebelas jenis program. Tabel 5.3 berisi mengenai program-program yang telah dijalankan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga pada tahun 2009. Dari sebelas program yang dijalankan pada tahun anggaran 2009 ini, program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun merupakan program yang jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
anggarannya sangat banyak. Besar kecilnya anggaran yang dialokasikan untuk masing-masing program tergantung dari besarnya prioritas pemerintah untuk menjalankan program-program ini. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun menjadi prioritas utama Pemerintah Kabupaten Sleman pada tahun 2009. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Sleman memberikan perhatian lebih terhadap program ini dan diberikan anggaran yang besar. 2) Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2010 Total anggaran belanja langsung pada tahun anggaran 2010 sebesar Rp126.502.903.665,00 dari total belanja daerah. Total anggaran belanja langsung mengalami peningkatan dari tahun anggaran 2009 karena adanya peningkatan untuk biaya program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Pada tahun anggaran 2010 ini anggaran belanja langsung terbesar digunakan untuk membiayai program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yaitu sebesar Rp112.708.318.715,00 sehingga total belanja tahun anggaran 2010 menjadi meningkat. 3) Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2011 Pada tabel 5.5 menunjukkan total anggaran belanja langsung pada tahun anggaran 2011 sebesar Rp154.959.019.131,00 dari total belanja daerah. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun anggaran 2010 karena biaya untuk program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun bertambah dan kenaikan/penurunan biaya juga terjadi pada program-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
program yang lainnya. Pada tahun anggaran 2011 ini anggaran belanja langsung terbesar digunakan untuk membiayai program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yaitu sebesar Rp140.754.179.130,00 sehingga total belanja tahun anggaran 2011 mengalami peningkatan. 4) Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2012 Total
anggaran belanja langsung tahun anggaran 2012 sebesar
Rp107.420.153.354,00 dari total belanja daerah. Jumlah ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan dari tahun anggaran 2011. Penurunan ini terjadi karena adanya pengurangan jumlah anggaran untuk beberapa program seperti wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dan program peningkatan pengembangan sistem pelaporan pada capaian kinerja dan keuangan. 5) Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2013 Pada tabel 5.7 menunjukkan total anggaran belanja langsung pada tahun anggaran 2013 sebesar Rp99.931.496.850,00 dari total belanja daerah. Jumlah ini semakin mengalami penurunan dari tahun anggaran 2012 karena biaya untuk program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun berkurang dan penurunan terjadi pada program peningkatan pengembangan sistem pelaporan pada capaian kinerja dan keuangan. Pada tahun anggaran 2013 ini anggaran belanja langsung untuk membiayai program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yaitu sebesar Rp60.412.291.200,00 sehingga total belanja tahun anggaran 2013 mengalami penurunan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
6) Anggaran Belanja Langsung Tahun Anggaran 2014 Total
anggaran belanja langsung tahun anggaran 2014 sebesar
Rp111.520.983.456,00 dari total belanja daerah. Jumlah ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dari tahun 2012 dan 2013. Peningkatan ini terjadi hanya pada total belanja daerah tetapi untuk program seperti wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun anggaran yang diberikan mengalami penurunan menjadi sebesar Rp54.562.705.706,00 lebih kecil dari tahun anggaran 2012 dan 2013 karena adanya pengurangan jumlah anggaran untuk beberapa program seperti wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dan program peningkatan pengembangan sistem pelaporan pada capaian kinerja dan keuangan. Belanja Langsung kegiatan merupakan besarnya dana yang digunakan untuk membiayai program-program yang direncanakan oleh Pemerintah. Apabila terjadi kenaikan atau penurunan yang disebabkan oleh banyaknya jumlah program-program yang dilakukan oleh Pemerintah, selain itu terjadinya kenaikan atau penurunan anggaran pada masing-masing program yang dijalankan. Jumlah belanja langsung pada disdikpora merupakan total belanja langsung untuk pendidikan. Pada tahun anggaran 2009 total belanja langsung untuk pendidikan sebesar Rp92.982.328.850,00. Tahun anggaran 2010 total belanja langsung untuk pendidikan sebesar Rp126.502.903.665,00. Pada tahun anggaran
2011
total
belanja
langsung
untuk
pendidikan
sebesar
Rp154.959.019.131,00. Tahun anggaran 2012 total belanja langsung untuk pendidikan sebesar Rp107.420.153.354,00. Pada tahun anggaran 2013 total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
belanja langsung untuk fungsi pendidikan sebesar Rp99.931.496.850,00 sedangkan pada tahun anggaran 2014 total belanja langsung untuk fungsi pendidikan sebesar Rp111.520.983.456,00. b. Peneliti mengelompokan anggaran belanja tidak langsung pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) Belanja tidak langsung merupakan belanja untuk membiayai gaji tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan yang dimaksud adalah guru, pamong belajar, fasilitator, pengawas sekolah, pengawas mata pelajaran, dan lain-lain. Disdikpora memiliki anggaran belanja tidak langsung. Anggaran belanja tidak langsung disdikpora di Kabupaten Sleman digunakan untuk membiayai gaji dan tunjangan PNS, tambahan penghasilan serta belanja penghasilan lain. 1) Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2009 Pada tabel 5.9 menunjukkan jumlah total untuk anggaran belanja tidak langsung Disdikpora sebesar Rp323.615.809.809,99. Belanja tidak langsung Disdikpoa tahun anggaran 2009 ini digunakan untuk membiayai belanja pegawai berupa gaji dan tunjangan. Belanja gaji dan tunjangan pegawai digunakan untuk membiayai gaji pokok PNS, tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, tunjangan fungsional, tunjangan fungsional umum, dan lain-lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
2) Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2010 Tahun anggaran 2010 total belanja tidak langsung Disdikpora sebesar Rp487.900.617.227,68, jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun anggaran 2009. Peningkatan belanja tidak langsung tahun anggaran 2010 terjadi karena meningkatnya belanja pegawai yang disebabkan oleh penambahan
anggaran
pada
gaji
dan
tunjangan
menjadi
sebesar
Rp381.088.748.227,68 selisih anggaran pada gaji dan tunjangan pada tahun anggaran 2009 dengan tahun anggaran 2010 sebesar Rp57.723.438.417,69. 3) Anggaran Belanja Tidak Langsung tahun Anggaran 2011 Pada tabel 5.9 menunjukkan jumlah total untuk anggaran belanja tidak langsung Disdikpora tahun anggaran 2011 sebesar Rp692.181.369.703,61. Anggaran belanja tidak langsung pada tahun anggaran 2011 meningkat. Peningkatan jumlah anggaran ini disebabkan oleh penambahan jumlah gaji dan tunjangan, selain itu juga penambahan anggaran untuk tambahan penghasilan PNS untuk penghasilan guru. Selisih anggaran belanja tidak langsung pada tahun anggaran 2010 dengan tahun anggaran 2011 sebesar Rp204.280.752.475,93. 4) Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2012 Anggaran belanja tidak langsung Disdikpora tahun anggaran 2012 meningkat menjadi sebesar Rp874.212.888.491,13. Peningkatan ini terjadi karena bertambahnya jumlah anggaran untuk gaji dan tunjangan menjadi sebesar Rp462.144.800.491,13 serta tambahan penghasilan PNS menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
sebesar Rp412.068.088.000,00 sehingga selisih inilah yang membuat anggaran pada tahun ini mengalami peningkatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan tahun anggaran 2011. 5) Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2013 Tahun anggaran 2013 total belanja tidak langsung Disdikpora sebesar Rp981.004.363.855,95, jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun anggaran 2012. Peningkatan belanja tidak langsung tahun anggaran 2013 terjadi karena meningkatnya belanja pegawai yang disebabkan oleh penambahan
anggaran
pada
gaji
dan
tunjangan
menjadi
sebesar
Rp484.679.718.755,95 serta tambahan penghasilan PNS menjadi sebesar Rp496.324.645.100,00 sehingga inilah yang membuat anggaran pada tahun anggaran 2013 mengalami peningkatan dari tahun-tahun anggaran sebelumnya. 6) Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2014 Anggaran belanja tidak langsung Disdikpora tahun anggaran 2014 mengalami menurun menjadi sebesar Rp829.992.292.028,49. Penurunan ini terjadi karena menurunnya jumlah anggaran untuk tambahan penghasilan PNS sebesar Rp301.800.807.208,00 sehingga selisih inilah yang membuat anggaran pada tahun ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun anggaran 2013 tetapi untuk gaji dan tunjangan mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp528.191.484.820,49 dari tahun anggaran sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Total belanja tidak langsung pada Disdikpora merupakan belanja tidak langsung untuk fungsi pendidikan. Anggaran belanja tidak langsung untuk pendidikan pada tahun anggaran 2009 sebesar Rp323.615.809.809,99. Tahun anggaran
2010
belanja
tidak
langsung
untuk
pendidikan
sebesar
Rp487.900.617.227,68. Pada tahun anggaran 2011 pemerintah Kabupaten Sleman mempunyai anggaran belanja tidak langsung untuk pendidikan sebesar Rp692.181.369.703,61. Pada tahun anggaran 2012 belanja tidak langsung untuk fungsi pendidikan di Kabupaten Sleman sebesar Rp874.212.888.491,13. Tahun anggaran
2013
belanja
tidak
langsung
untuk
pendidikan
sebesar
Rp981.004.363.855,95. Pada tahun anggaran 2014 belanja tidak langsung untuk fungsi pendidikan di Kabupaten Sleman sebesar Rp829.992.292.028,49. c. Peneliti mengelompokan Belanja Tidak Langsung pada SKPKD Belanja tidak langsung pada SKPKD dalam Surat Edaran No. 903/2706/SJ terdiri dari bantuan keuangan kabupaten/kota berfungsi untuk pendidikan, hibah untuk fungsi pendidikan dan bantuan sosial (beasiswa untuk masyarakat). Pemerintah Kabupaten Sleman juga mempunyai anggaran bantuan sosial untuk pendidikan. Dana bantuan sosial ini dibagikan secara bertahap untuk setiap tahunnya. 1) Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2009 Pada tahun anggaran 2009 pembagian dana bantuan pendidikan dikelola oleh Disdikpora bagian Bantuan Sosial Pendidikan. Dana bantuan pendidikan dibagikan kepada 3.508 proposal. Jumlah dana yang dianggarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
sebanyak Rp7.100.400.000,00. Berikut ini merupakan dana bantuan sosial untuk pendidikan :
Tabel 5.16 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2009 (dalam rupiah)
Tahap I
Total Dana Dicairkan 7.048.230.000,00
Jumlah Proposal 3.508
Total Realisasi Anggaran
7.048.230.000,00 7.048.230.000,00 7.100.400.000,00
3.508
Sumber : Disdikpora Kabupaten Sleman
Tabel 5.16 mencantumkan besarnya anggaran yang digunakan untuk bantuan sosial setiap tahun. Pada proposal ini digunakan untuk mengetahui jumlah siswa yang mendapatkan bantuan sosial pendidikan karena satu proposal sama dengan satu siswa. Masing-masing proposal dinyatakan memenuhi syarat apabila siswa telah mempunyai surat keterangan tidak mampu atau Jamkesmas. 2) Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2010 Tahun anggaran 2010 dana bantuan pendidikan dibagikan sebagai lanjutan dari tahapan sebelumnya. Dana bantuan pendidikan dibagikan kepada 3.993 proposal. Pada tahun ini terjadi kenaikan jumlah proposal yang diajukan. Jumlah dana yang dianggarkan sebesar Rp7.150.350.000,00. Berikut ini merupakan data mengenai dana bantuan sosial pendidikan tahun 2010 :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Tabel 5.17 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2010 (dalam rupiah)
Tahap II Total Realisasi Anggaran
Total Dana Dicairkan 7.066.200.000,00
Jumlah Proposal 3.993
7.066.200.000,00 7.066.200.000,00 7.150.350.000,00
3.993
Sumber : Disdikpora Kabupaten Sleman
Bantuan sosial pendidikan tahun anggaran 2010 digunakan untuk bantuan sosial setiap tahun. Pada proposal ini digunakan untuk mengetahui jumlah siswa yang mendapatkan bantuan sosial pendidikan karena satu proposal sama dengan satu siswa. Jumlah dana yang dibagikan berbeda-beda sesuai dengan jumlah proposal yang diajukan. 3) Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2011 Dana bantuan sosial tahun anggaran 2011 dibagikan sesuai tahapan pada tahun sebelumnya. Pada tahun ini mengalami penurunan pada jumlah proposal yang diajukan. Tahun anggaran 2011 mencatat jumlah anggaran bantuan sosial sebesar Rp6.644.820.000,00 dan dibagikan untuk 3.707 proposal. Berikut ini merupakan tabel dana bantuan sosial pendidikan tahun anggaran 2011 :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Tabel 5.18 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2011 (dalam rupiah)
Tahap III Total Realisasi Anggaran
Total Dana Dicairkan 6.576.400.000,00
Jumlah Proposal 3.707
6.576.400.000,00 6.576.400.000,00 6.644.820.000,00
3.707
Sumber : Disdikpora Kabupaten Sleman
4) Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2012 Dana bantuan sosial tahun anggaran 2012, anggaran yang akan dibagikan sebesar Rp10.178.200.000,00 dan dibagikan untuk 3.844 proposal. Berikut ini merupakan data bantuan sosial tahun anggaran 2012 : Tabel 5.19 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2012 (dalam rupiah)
Tahap IV
Total Dana Dicairkan 7.313.160.000,00
Jumlah Proposal 3.844
Total Realisasi Anggaran
7.313.160.000,00 7.313.160.000,00 10.178.200.000,00
3.844
Sumber : Disdikpora Kabupaten Sleman
Bantuan sosial pendidikan tahun anggaran 2012 digunakan untuk bantuan sosial setiap tahun. Pada proposal tahun ini meningkat menjadi berjumlah 3.844 proposal karena pada tahun anggaran 2011 jumlah proposal menurun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
5) Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013 Tahun anggaran 2013 dana bantuan pendidikan dibagikan sebagai lanjutan dari tahapan sebelumnya dan tahun ini bantuan sosial memiliki dua tahapan. Dana bantuan pendidikan dibagikan kepada 7.447 proposal. Pada tahun ini terjadi kenaikan untuk jumlah proposal yang diajukan, meningkatnya jumlah proposal ini karena pada tahapan kedua banyaknya siswa yang membutuhkan bantuan sosial tersebut untuk keperluan pendidikan.. Jumlah dana
yang
dianggarkan
sebesar
Rp11.456.680.000,00.
Berikut
ini
merupakan data mengenai dana bantuan sosial pendidikan tahun 2013 : Tabel 5.20 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2013 (dalam rupiah)
Tahap V VI Total Realisasi Anggaran
Total Dana Dicairkan 3.040.530.000,00 4.873.140.000,00 7.913.670.000,00 7.913.670.000,00 11.456.680.000,00
Jumlah Proposal 2.657 4.790 7.447
Sumber : Disdikpora Kabupaten Sleman
6) Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2014 Dana bantuan sosial tahun anggaran 2014 dibagikan sesuai tahapan pada tahun sebelumnya. Pada tahun ini mengalami peningkatan pada jumlah proposal yang diajukan. Tahun anggaran 2014 mencatat jumlah anggaran bantuan sosial sebesar Rp12.219.000.000,00 dan dibagikan untuk 12.673 proposal untuk tahun ini. Berikut ini merupakan tabel dana bantuan sosial pendidikan tahun anggaran 2014 :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Tabel 5.21 : Dana Bantuan Sosial Pendidikan Tahun Anggaran 2014 (dalam rupiah)
Tahap VII VIII Total Realisasi Anggaran
Total Dana Dicairkan 4.927.800.000,00 7.290.650.000,00 12.218.450.000,00 12.218.450.000,00 12.219.000.000,00
Jumlah Proposal 5.265 7.408 12.673
Sumber : Disdikpora Kabupaten Sleman
d. Peneliti menjumlahkan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung untuk fungsi pendidikan Total anggaran pendidikan diperoleh dari penjumlahan anggaran belanja langsung, anggaran belanja tidak langsung dan anggaran belanja tidak langsung pada SKPKD. Jumlah total anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014 sebagai berikut : Tabel 5.22 : Total Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (dalam rupiah)
Tahun
Anggaran
2009 2010 2011 2012 2013 2014
423.698.538.659,99 621.553.870.892,68 853.785.208.834,61 991.811.241.845,13 1.092.392.540.705,95 953.732.275.484,49
Sumber : Data Diolah
Anggaran belanja langsung terdiri dari belanja kegiatan pada dinas pendidikan. Belanja tidak langsung pada dinas pendidikan terdiri dari belanja pegawai untuk membiayai gaji PNS pada dinas pendidikan serta gaji tenaga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
kependidikan. Belanja tidak langsung pada SKPKD terdiri dari bantuan sosial (bantuan pendidikan) untuk siswa-siswi yang keluarganya kurang mampu. e. Peneliti mengumpulkan data total belanja daerah tahun anggaran 2009-2014 Belanja daerah Kabupaten Sleman digunakan untuk membiayai seluruh urusan pemerintah, semua pengeluaran pemerintah daerah pada satu periode anggaran yang berupa arus aktiva keluar guna melaksanakan kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab kepada masyarakat. Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak langsung. Belanja langsung meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil dan belanja tidak terduga. Berikut total belanja daerah Kabupaten Sleman tahun anggaran 2009-2014 : Tabel 5.23 : Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2009-2014 (dalam rupiah) Tahun
Anggaran
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1.228.530.332.845,17 1.244.286.348.597,65 1.376.859.030.800,05 1.595.739.879.570,00 1.946.380.363.064,13 2.288.645.856.460,56
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
f. Peneliti menghitung rasio anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya alokasi anggaran belanja pendidikan dari total belanja daerah. Pemerintah pusat memprioritaskan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari total belanja daerah. Peneliti ingin mengetahui besarnya rasio anggaran pendidikan. Rasio anggaran pendidikan diperoleh dari anggaran pendidikan dibagi dengan total belanja daerah. Tabel berikut merupakan hasil perhitungan rasio anggaran pendidikan : Tabel 5.24 : Rasio Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (dalam ribuan)
Tahun
Anggaran Pendidikan
2009 423.698.538.659,99 2010 621.553.870.892,68 2011 853.785.208.834,61 2012 991.811.241.845,13 2013 1.092.392.540.705,95 2014 953.732.275.484,49 Sumber : Data Diolah
Total Belanja Daerah 1.228.530.332.845,17 1.244.286.348.597,65 1.376.859.030.800,05 1.595.739.879.570,00 1.946.380.363.064,13 2.288.645.856.460,56
Rasio Anggaran Pendidikan 34,48% 49,95% 62% 62,15% 56,12% 41,67%
g. Peneliti menarik kesimpulan dari hasil perhitungan rasio anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014 Hasil analisis dari rasio anggaran pendidikan menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Sleman telah mengalokasikan anggaran pendidikan lebih dari 20% dari total belanja daerah. Hasil analisis rasio anggaran pendidikan menunjukkan pada tahun anggaran 2009 rasio anggaran pendidikan sebesar 34,48%. Tahun anggaran 2010 rasio anggaran pendidikan meningkat sebesar 49,95%. Pada tahun anggaran 2011 rasio anggaran pendidikan meningkat lagi sebesar 62%. Pada tahun anggaran 2012 rasio anggaran pendidikan sebesar 62,15%. Tahun anggaran 2013 rasio anggaran pendidikan menurun sebesar 56,12% dan pada tahun anggaran 2014 rasio anggaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
pendidikan menurun lagi sebesar 41,67%. Penurunan ini disebabkan adanya pengurangan anggaran belanja langsung pada program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, penurunan yang kedua disebabkan pengurangan anggaran belanja tidak langsung terhadap gaji dan tunjangan serta tambahan penghasilan PNS. 2. Analisis Realisasi Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 Pada setiap akhir tahun anggaran pemerintah Kabupaten Sleman melalui DPKAD wajib membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran. Bagian akuntansi pada DPKAD bertanggungjawab merangkum laporan realisasi anggaran dari setiap SKPKD (Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah). Rumusan masalah dalam penelitian ini menyebutkan bahwa peneliti ingin mengevaluasi apakah implementasi anggaran pendidikan telah sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI/2008. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk menganalisis realisasi anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014 : a. Peneliti mengelompokkan realisasi anggaran belanja langsung pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DISDIKPORA) 1) Realisasi Anggaran Belanja Langsung Disdikpora Tahun Anggaran 2009 Total realisasi anggaran belanja langsung Disdikpora tahun anggaran 2009 sebesar Rp64.955.923.250,00. Tabel 5.3 menunjukkan realisasi anggaran belanja
langsung
Disdikpora
ini
Rp28.026.405.600,00 dari anggarannya.
mempunyai
selisih
sebesar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
2) Realisasi Anggaran Belanja Langsung Disdikpora Tahun Anggaran 2010 Realisasi anggaran belanja langsung Disdikpora tahun 2010 sebesar Rp48.356.505.415,00. Jumlah ini mempunyai selisih Rp78.146.398.250,00 dari anggarannya. 3) Realisasi Anggaran Belanja Langsung Disdikpora Tahun Anggaran 2011 Realisasi anggaran belanja langsung Disdikpora tahun 2011 sebesar Rp64.498.704.900,00.
Selisih
dari
anggarannya
sebesar
Rp90.460.314.231,00 untuk belanja langsung. 4) Realisasi Anggaran Belanja Langsung Disdikpora Tahun Anggaran 2012 Realisasi anggaran belanja langsung Disdikpora tahun 2012 sebesar Rp56.647.152.375,00.
Jumlah
ini
mempunyai
selisih
sebesar
Rp50.773.000.979,00 dari anggarannya. 5) Realisasi Anggaran Belanja Langsung Disdikpora Tahun Anggaran 2013 Realisasi anggaran belanja langsung Disdikpora tahun 2013 sebesar Rp76.028.139.800,00.
Jumlah
ini
mempunyai
selisih
sebesar
Rp23.903.357.050,00 dari anggarannya. 6) Realisasi Anggaran Belanja Langsung Disdikpora Tahun Anggaran 2014 Realisasi anggaran belanja langsung Disdikpora tahun 2011 sebesar Rp103.112.345.000,00.
Selisih
dari
Rp8.408.638.456,00 untuk belanja langsung.
anggarannya
sebesar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
b. Peneliti mengelompokkan realisasi anggaran belanja tidak langsung pada Disdikpora 1) Realisasi Belanja Tidak Langsung Disdikpora Tahun 2009 Tabel 5.10 menunjukkan realisasi anggaran belanja tidak langsung Disdikpora sebesar Rp320.529.288.797,99. Tahun 2009 terjadi selisih negatif pada tunjangan jabatan, tunjangan fungsional, pembulatan gaji dan tambahan penghasilan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang jumlahnya realisasi lebih kecil dari anggarannya, Sedangkan komponen gaji pokok PNS/uang representasi,
tunjangan
keluarga,
tunjangan
beras
dan
tunjangan
PPh/tunjangan khusus terjadi selisih positif karena realisasi lebih besar dari anggarannya. 2) Realisasi Belanja Tidak Langsung Disdikpora Tahun 2010 Tahun 2010 Disdikpora mencatat realisasi belanja tidak langsung sebesar Rp367.087.196.294,64. Jumlah ini menunjukkan bahwa realisasi anggaran belanja tidak langsung Disdikpora gaji pokok PNS/uang represntasi dan tambahan penghasilan PNS lebih kecil dari anggarannya sehingga belanja tidak langsung memiliki selisih negatif karena anggarannya lebih besar dari realisasi anggarannya. 3) Realisasi Belanja Tidak Langsung Disdikpora Tahun 2011 Pada tahun 2011 ini jumlah realisasi belanja tidak langsung Disdikpora sebesar Rp535.743.742.123,61. Jumlah realisasi anggaran tahun ini lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
kecil dari jumlah yang dianggarkan dan memiliki selisih negatif pada tambahan penghasilan PNS yang jumlah realisasi anggaran lebih kecil dari jumlah anggarannya. 4) Realisasi Belanja Tidak Langsung Disdikpora Tahun 2012 Jumlah realisasi anggaran belanja tidak langsung Disdikpora tahun 2012 sebesar Rp817.937.024.583,34. Tahun 2012 terjadi selisih negatif karena jumlah anggaran lebih besar dari jumlah realisasi anggarannya. Selisih ini terjadi pada gaji dan tunjangan serta tambahan penghasilan PNS. 5) Realisasi Belanja Tidak Langsung Disdikpora Tahun 2013 Tahun 2013 Disdikpora mencatat realisasi belanja tidak langsung sebesar Rp902.821.054.999,80. Jumlah ini menunjukkan bahwa realisasi anggaran belanja tidak langsung Disdikpora gaji dan tunjangan serta tambahan penghasilan PNS lebih kecil dari anggarannya sehingga belanja tidak langsung memiliki selisih negatif karena anggarannya lebih besar dari realisasi anggarannya. 6) Realisasi Belanja Tidak Langsung Disdikpora Tahun 2014 Pada tahun 2014 ini jumlah realisasi belanja tidak langsung Disdikpora sebesar Rp748.579.764.675,14. Jumlah realisasi anggaran tahun ini lebih kecil dari jumlah yang dianggarkan dan memiliki selisih negatif pada gaji dan tunjangan serta tambahan penghasilan PNS yang jumlah realisasi anggaran lebih kecil dari jumlah anggarannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
c. Peneliti mengelompokkan realisasi anggaran belanja tidak langsung pada SKPKD Realisasi anggaran belanja tidak langsung SKPKD pendidikan di Kabupaten Sleman berupa realisasi dan dana bantuan pendidikan/bantuan sosial. Realisasi anggaran bantuan pendidikan pada tahun 2009 sebesar Rp7.048.230.000,00.
Tahun
2010
realisasi
anggaran
bantuan
pendidikan/bantuan sosial sebesar Rp7.006.200.000,00. Pada tahun 2011 realisasi
anggaran
Rp6.576.400.000,00.
untuk
bantuan
Pada
tahun
pendidikan/bantuan 2012
realisasi
sosial
anggaran
sebesar bantuan
pendidikan/bantuan sosial adalah Rp7.313.160.000,00. Tahun 2013 realisasi anggaran bantuan pendidikan/bantuan sosial adalah Rp7.913.670.000,00. Pada tahun 2014 ini realisasi anggaran bantuan pendidikan/bantuan sosial meningkat menjadi sebesar Rp12.218.450.000,00. d. Peneliti menjumlahkan realisasi anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung pendidikan Total realisasi anggaran belanja langsung atau belanja tidak langsung pendidikan merupakan realisasi anggaran pendidikan. Berikut ini merupakan realisasi anggaran pendidikan :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Tabel 5.25 : Realisasi Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (dalam rupiah)
Realisasi Anggaran Pendidikan 392.533.442.047,99 422.509.901.709,64 606.818.847.023,61 881.897.336.958,34 986.762.864.799,80 863.910.559.675,14
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : Data diolah
e. Peneliti mengumpulkan data realisasi total belanja daerah tahun anggaran 2009-2014 Belanja daerah digunakan untuk membiayai seluruh program kegiatan yang telah disusun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman. Realisasi total belanja daerah tahun anggaran 2009-2014 adalah sebagai berikut : Tabel 5.26 : Realisasi Total Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009-2014 (dalam rupiah)
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Realisasi 958.045.675.886,63 1.028.576.356.891,85 1.073.315.161.014,51 1.439.946.412.998,38 1.733.223.825.924,23 1.978.674.626.620,63
Sumber : DPKAD Kabupaten Sleman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
f. Peneliti menghitung realisasi rasio anggaran pendidikan tahun anggaran 20092014 Rasio anggaran pendidikan diperoleh dari anggaran pendidikan dibagi dengan total belanja daerah. Tabel berikut merupakan hasil perhitungan rasio anggaran pendidikan : Tabel 5.27 : Rasio Anggaran Pendidikan Tahun Anggaran 2009-2014 (dalam rupiah)
Tahun
Realisasi Anggaran Pendidikan
Realisasi Total Belanja Daerah
2009 2010 2011 2012 2013 2014
392.533.442.047,99 422.509.901.709,64 606.818.847.023,61 881.897.336.958,34 986.762.864.799,80 863.910.559.675,14
958.045.675.886,63 1.028.576.356.891,85 1.073.315.161.014,51 1.439.946.412.998,38 1.733.223.825.924,23 1.978.674.626.620,63
Realisasi Rasio Anggaran Pendidikan 40,97% 41,07% 56,53% 61,24% 56,93% 43,66%
Sumber : Data Diolah
g. Peneliti menarik kesimpulan dari hasil perhitungan rasio anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014 Hasil analisis realisasi rasio anggaran pendidikan menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah mengalokasikan anggaran pendidikan lebih dari 20% dari total belanja daerah. Pada tahun 2009 besarnya implementasi alokasi anggaran pendidikan adalah 40,97%. Tahun 2010 besarnya implementasi alokasi anggaran pendidikan adalah 41,07%. Pada tahun 2011 besarnya implementasi alokasi anggaran pendidikan adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
56,53%. Tahun 2012 besarnya implementasi alokasi anggaran pendidikan sebesar 61,24%. Pada tahun 2013 besarnya implementasi alokasi anggaran pendidikan sebesar 56,93%. Tahun 2014 besarnya implementasi alokasi anggaran pendidikan sebesar 43,66%. C. Pembahasan Setelah peneliti melakukan analisis rasio anggaran pendidikan, maka perlu dilakukan pembahasan yang lebih lanjut mengenai hasil analisis ini. Pembahasan yang pertama adalah mengenai hasil analisis anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014. Pembahasan kedua mengenai hasil analisis realisasi anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014. 1. Hasil analisis anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014 a. Tahun Anggaran 2009 Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah mengalokasikan cukup dana untuk dialokasikan ke fungsi pendidikan. Tahun anggaran 2009 ini Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman mengalokasikan anggaran
pendidikan
sebesar
Rp423.698.538.659,99.
Besarnya
persentase anggaran untuk pendidikan ditentukan dengan membagi antara total anggaran pendidikan dengan total belanja daerah. Anggaran belanja daerah pada tahun ini sebesar Rp1.228.530.332.845,17. Persentase alokasi APBD untuk pendidikan sebesar 34,48% dari total belanja daerah artinya Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah melaksanakan amanat Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
13/PUU-VI/2008 karena anggaran belanja untuk pendidikan telah dialokasikan lebih besar atau sama dengan 20% dari total belanja daerah. b. Tahun Anggaran 2010 Tahun ini telah terjadi peningkatan pada anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung pada Disdikpora. Peningkatan ini menyebabkan anggaran pendidikan juga naik. Tahun 2010 besarnya anggaran fungsi pendidikan adalah Rp621.553.870.892,68. Anggaran belanja daerah tahun anggaran 2010 juga meningkat menjadi Rp1.244.286.348.597,65 sehingga besarnya persentase anggaran pendidikan naik menjadi 49,95% dari total belanja daerah. Tahun anggaran 2010 Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman juga telah melaksanakan amanat Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI/2008 karena telah mengalokasikan anggaran pendidikan melebihi 20% dari total belanja daerah. c. Tahun Anggaran 2011 Tahun
anggaran
2011
jumlah
anggaran
pendidikan
sebesar
Rp853.785.208.834,61, sedangkan total anggaran belanja daerah tahun anggaran 2011 adalah Rp1.376.859.030.800,05. Persentase anggaran pendidikan tahun anggaran 2011 naik menjadi 62% artinya Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah mengalokasikan anggaran pendidikan lebih dari 20% dan telah mematuhi keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI/2008.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
d. Tahun Anggaran 2012 Pada
anggaran
pendidikan
tahun
anggaran
2012
sebesar
Rp991.811.241.845,13 sedangkan total anggaran belanja daerah tahun anggaran 2012 sebesar Rp1.595.739.879.570,00. Perhitungan rasio anggaran pendidikan terhadap total anggaran belanja daerah pada tahun 2012 menunjukkan bahwa Pemerintah Dearah Kabupaten Sleman telah mengalokasikan anggaran pendidikan melebihi 20% dari total belanja daerah karena besarnya alokasi anggaran pendidikan terhadap total belanja daerah tahun anggaran 2012 sebesar 62,15%. e. Tahun Anggaran 2013 Tahun
anggaran
2013
besarnya
anggaran
pendidikan
adalah
Rp1.092.392.540.705,95. Anggaran belanja daerah tahun anggaran 2013 juga meningkat menjadi Rp1.946.380.363.064,13 tetapi besarnya persentase anggaran pendidikan turun menjadi 56,12% dari total belanja daerah karena selisih antara anggaran pendidikan dan total belanja daerah sebesar Rp853.987.822.358,18 sehingga selisih yang tidak banyak ini membuat hasil persentase anggaran pendidikan turun. Pada tahun anggaran 2013 ini hasil persentase menurun tetapi Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah melaksanakan amanat Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI/2008 karena telah mengalokasikan anggaran pendidikan melebihi 20% dari total belanja daerah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
f. Tahun Anggaran 2014 Pada tahun anggaran 2014 besarnya anggaran pendidikan adalah Rp953.732.275.484,49. Anggaran belanja daerah tahun anggaran 2014 juga meningkat menjadi Rp2.288.645.856.460,56 tetapi besarnya persentase anggaran pendidikan turun menjadi 41,67% dari total belanja daerah karena selisih antara anggaran pendidikan dan total belanja daerah sebesar Rp1.334.913.580.976,07 sehingga selisih yang banyak ini membuat hasil persentase anggaran pendidikan menjadi menurun. Pada tahun anggaran 2014 ini hasil persentase menurun tetapi Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah melaksanakan amanat Mahkamah
Konstitusi
Nomor
13/PUU-VI/2008
karena
telah
mengalokasikan anggaran pendidikan melebihi 20% dari total belanja daerah. 2. Hasil analisis realisasi anggaran pendidikan tahun anggaran 2009-2014 Tahun
anggaran
2009-2014
persentase
anggaran
pendidikan
di
Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah dialokasikan lebih besar 20% dari total belanja daerah sehingga peneliti perlu melakukan evaluasi terhadap implementasi anggaran pendidikan ini. Implementasi anggaran pendidikan ditunjukkan melalui laporan realisasi anggaran. Oleh karena itu, peneliti melakukan analisis terhadap laporan realisasi anggaran khususnya untuk pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
a. Tahun Anggaran 2009 Pada tahun anggaran 2009 realisasi anggaran pendidikan sebesar Rp392.533.442.047,99 sedangkan total realisasi anggaran belanja daerah sebesar Rp958.045.675.886,63. Persentase realisasi anggaran pendidikan terhadap realisasi anggaran belanja daerah sebesar 40,97% artinya realisasi anggaran untuk pendidikan telah mematuhi putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor
13/PUU-VI/2008.
Hasil
evaluasi
peneliti
menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman konsisten untuk menggunakan anggaran untuk pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari total realisasi belanja daerah. b. Tahun Anggaran 2010 Realisasi anggaran pendidikan sebesar Rp422.509.901.709,64 sedangkan realisasi belanja daerah sebesar Rp1.028.576.356.891,85. Perhitungan persentase implementasi anggaran untuk pendidikan sebesar 41,07% dari total realisasi belanja daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah menggunakan anggaran untuk pendidikan lebih dari 20% dari realisasi belanja daerah, sehingga telah konsisten melaksanakan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI/2008. c. Tahun Anggaran 2011 Pada tahun anggaran 2011 realisasi anggaran pendidikan sebesar Rp606.818.847.023,61, sedangkan realisasi belanja daerah sebesar Rp1.073.315.161.014,51. Perhitungan persentase implementasi anggaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
pendidikan sebesar 56,53% dari total realisasi belanja daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah menggunakan anggaran untuk pendidikan lebih dari 20% dari realisasi belanja daerah sehingga telah konsisten melaksanakan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI/2008. d. Tahun Anggaran 2012 Pada tahun anggaran 2012 realisasi anggaran pendidikan sebesar Rp986.762.864.799,80 sedangkan realisasi anggaran belanja daerah sebesar
Rp1.733.223.825.924,23.
Persentase
realisasi
anggaran
pendidikan terhadap realisasi total anggaran belanja daerah sebesar 61,24%
artinya
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Sleman
telah
menggunakan anggaran untuk pendidikan lebih dari 20% dari realisasi anggaran belanja daerah. e. Tahun Anggaran 2013 Tahun
anggaran
2013
besarnya
anggaran
pendidikan
adalah
Rp986.762.864.799,80. Anggaran belanja daerah tahun anggaran 2013 juga meningkat menjadi Rp1.733.223.825.924,23 tetapi besarnya persentase anggaran pendidikan turun menjadi 56,93% dari total belanja daerah karena selisih antara anggaran pendidikan dan total belanja daerah sebesar Rp746.460.961.124,43 sehingga selisih yang cukup banyak ini membuat hasil persentase anggaran pendidikan turun. Pada tahun anggaran 2013 ini hasil persentase menurun tetapi Pemerintah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Daerah Kabupaten Sleman telah melaksanakan amanat Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI/2008 karena telah mengalokasikan anggaran pendidikan melebihi 20% dari total belanja daerah. f. Tahun Anggaran 2014 Pada tahun anggaran 2014 besarnya anggaran pendidikan adalah Rp863.910.559.675,14. Anggaran belanja daerah tahun anggaran 2014 juga meningkat menjadi Rp1.978.674.626.620,63 tetapi besarnya persentase anggaran pendidikan turun menjadi 43,66% dari total belanja daerah karena selisih antara anggaran pendidikan dan total belanja daerah sebesar Rp1.114.764.066.945,49 sehingga selisih yang banyak ini membuat hasil persentase anggaran pendidikan menjadi menurun. Pada tahun anggaran 2014 ini hasil persentase menurun tetapi Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah melaksanakan amanat Mahkamah
Konstitusi
Nomor
13/PUU-VI/2008
karena
telah
mengalokasikan anggaran pendidikan melebihi 20% dari total belanja daerah. Selama enam tahun yaitu tahun anggaran 2009-2014 Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah secara konsisten mengalokasikan anggaran belanja pendidikan sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI/2008 karena implementasi anggaran pendidikan telah dialokasikan lebih dari 20% dari realisasi anggaran belanja daerah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi Anggaran Pendidikan di Kabupaten Sleman Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah membuat anggaran pendidikan dengan persentase alokasi anggaran pendidikan sudah sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 13/PUU-VI/2008 yakni lebih dari 20% dari total belanja daerah Kabupaten Sleman. Pada tahun anggaran 2009-2014 Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah menjalankan secara konsisten keputusan MK Nomor 13/PUU-VI/2008 karena besarnya anggaran untuk pendidikan sebesar lebih dari 20% dari total belanja daerah yaitu tahun anggaran 2009 sebesar 34,48%, pada tahun anggaran 2010 adalah 49,95%, tahun anggaran 2011 adalah sebesar 62%, pada tahun anggaran 2012 sebesar 62,15%, tahun anggaran 2013 sebesar 56,12% dan pada tahun anggaran 2014 adalah 41,67%. 2. Implementasi Realisasi Anggaran Pendidikan di Kabupaten Sleman Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah membuat laporan realisasi anggaran pendidikan. Besarnya realisasi anggaran pendidikan tidak jauh berbeda dari anggarannya. Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman telah membuat laporan realisasi anggaran sesuai dengan persentase
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
realisasi anggaran pendidikan lebih dari 20% dari total realisasi belanja daerah Kabupaten Sleman. Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman juga telah melaksanakan keputusan MK Nomor 13/PUU-VI/2008 secara konsisten. Pada tahun anggaran 2009-2014 Pemerintah Daerah telah menggunakan anggaran pendidikan lebih dari 20% dari anggaran belanja daerah karena dalam laporan realisasi anggaran pada tahun anggaran 2009 persentase realisasi anggaran pendidikan sebesar 40,97%, tahun anggaran 2010 sebesar 41,07%, pada tahun anggaran 2011 sebesar 56,53%, tahun anggaran 2012 adalah sebesar 61,24%, tahun anggaran 2013 sebesar 56,93% dan pada tahun anggaran 2014 adalah 43,66%. B. Saran Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah harus selalu konsisten dalam melaksanakan keputusan
Mahkamah
Konstitusi
Nomor
13/PUU-VI/2008
yaitu
mengalokasikan sekurang-kurangnya 20% untuk anggaran pendidikan dari APBD.
Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Sleman
sebaiknya
juga
mempublikasikan perhitungan anggaran dan realisasi anggaran pendidikan pada situs resmi Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman atau setidaknya mempunyai file yang sudah tertata rapi supaya saat ada peneliti lain tidak menunggu lama untuk mencari buku anggaran yang dibutuhkan karena bila buku tersebut lupa disimpan peneliti menjadi menunggu lebih lama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adriana Novia. (2011). Analisis Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Terhadap Realisasi Tata Kelola Anggaran Pembangunan di Sektor Pendidikan Pemerintah Kabupaten Jombang. Skripsi S1, Candra Offset, Jombang.
Azwan, M. Surya Hidayat, Syamsuddin. (2014). Analisis Anggaran Pendidikan Provinsi Jambi. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Volume I, No 4, Aditama, Jambi.
Azhar, Nawang Aviani. "Pengertian Belanja Daerah". 25 Mei 2013. http://nawangavianiazhar.blogspot.com/2013/05/belanja-daerah.html
Bungin, Burhan. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah. 2004. UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. http://www.kpu.go.id/dmdocuments/UU_32_2004_Pemerintahan%20Daerah. pdf
Hery Susanto, I Gede Dewa Bisma. (2010). Evaluasi Kinerja Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran 2003-2007. Jurnal Gane Swara Edisi Khusus Volume IV, No 3, Staff IKIP, Mataram.
Irwanto, M.Aziz dan Moh.Khusaini. (2014). Evaluasi Keberhasilan Kinerja Keuangan Daerah dan Pelayanan Publik Pada Sektor Pendidikan dan Kesehatan di Provinsi Jawa Timur. Jurnal Ilmiah, Universitas Brawijaya, Malang.
Lazio, Sonny. "Pengertian dan Sumber Pendapatan Asli Daerah". 23 Juni 2012. http://sonnylazio.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-sumber-sumberpendapatan.html.
Mahkamah Konstitusi, Risalah Sidang Perkara Nomor 13/PUU-VI/2008 Perihal Pengujian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2008 tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2007
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2008 terhadap Undang-Undang Dasar 1945.
Menteri Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84 Tahun 2009 Tentang Alokasi Anggaran Belanja Fungsi Pendidikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan. https://darsyam.wordpress.com/2013/03/13/pp-48-tahun-2008-tentangpendanaan-pendidikan/
Republik Indonesia. 2006. UU No 18 Tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2007. http://www.anggaran.depkeu.go.id/peraturan/UU%2018%20-%202006%20%20APBN%202007.pdf Widayaningsih, Kristina. (2006). Analisis Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Yogyakarta). Skripsi SI, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Lampiran 1 : Laporan Hasil Wawancara Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) 1. Jadwal Wawancara a. Hari/Tanggal
: Kamis, 30 Juli 2015
b. Waktu mulai dan selesai : 09.00-14.00 2. Identitas Informan a. Nama
: Ibu Fana
b. Usia
: 41 Tahun
c. Jabatan
: Kasubbag Perencanaan dan Evaluasi
d. Pendidikan Terakhir
: S2
3. Pertanyaan Penelitian a. Apakah prosedur penganggaran biaya pendidikan minimal sebesar 20 persen sudah dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan No 48 Tahun 2008 ? Jawaban : Ya sudah dilaksanakan karena Pemerintah Daerah harus menaati peraturan yang telah diberikan dari Pemerintah Pusat. Prosedur anggaran biaya pendidikan sangatlah penting untuk kemajuan pendidikan di Kabupaten Sleman. b. Apakah penyusunan kebutuhan pembelanjaan dan gaji pegawai telah dialokasikan sesuai dengan jenis dan pekerjaanya ? Jawaban : Selama ini laporan yang kami dapat mengenai kebutuhan untuk pembelanjaan dan gaji pegawai sudah sesuai dengan jenis dan pekerjaan yang bersangkutan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
c. Apakah biaya pendidikan sebesar 20 persen sudah disusun dengan memperhatikan perkiraan beban kerja dan kapasitas pekerjaan dalam jangka waktu tertentu ? Jawaban : Laporan yang kami dapatkan untuk memperhatikan beban dan kapasitas telah disusun karena biaya pendidikan tersebut sangat berguna bagi pekerjanya tetapi dengan jangka waktu yang sudah ditentukan. d. Apakah biaya pendidikan tersebut dikeluarkan dengan memperhatikan peralatan yang tersedia dan metode kerja yang digunakan oleh instansi pendidikan ? Jawaban : Ya karena untuk mengetahui pengeluaran dan penghematan pada biaya pendidikan atau program yang sudah digunakan, misalnya metode kerja untuk pendidikan tersebut berhasil dengan baik dan membutuhkan biaya kami membantu supaya metode yang dijalankan lancar. e. Apakah biaya pendidikan tersebut juga memperhitungkan pegawai dari segi kualitas maupun kuantitas termasuk yang akan pensiun atau mutasi ? Jawaban : Untuk biaya pegawai yang akan pensiun atau mutasi kami kurang paham karena kami tidak mendapatkan informasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
f. Apakah biaya pendidikan 20 persen itu sudah sesuai dengan prinsip pelaksanaan kegiatan yang dianut Undang-Undang ? Jawaban : Ya sudah karena sebelum kami melaksanakan biaya pendidikan, kami harus memahami prinsip-prinsip yang dianut pada undang-undang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Lampiran 2 : Laporan Hasil Wawancara Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (DIKPORA) 1. Jadwal Wawancara a. Hari/Tanggal
: Rabu, 5 Agustus 2015
b. Waktu mulai dan selesai : 08.30-12.00 2. Identitas Informan a. Nama
: Ibu Yuni
b. Usia
: 40 Tahun
c. Jabatan
: Kasubbag Perencanaan
d. Pendidikan Terakhir
: S2
3. Pertanyaan Penelitian a. Apakah prosedur penganggaran biaya pendidikan minimal sebesar 20 persen sudah dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan No 48 Tahun 2008 ? Jawaban : Iya sudah karena semua anggaran yang diberikan harus sesuai dengan peraturan pada undang-undang dan dinas pendidikan harus menaati peraturan itu. b. Apakah penyusunan kebutuhan pembelanjaan dan gaji pegawai telah dialokasikan sesuai dengan jenis dan pekerjaanya ? Jawaban : Sudah sesuai karena pelaporan yang digunakan harus jelas penggunaan kebutuhan dan pengalokasiannya supaya hasil dari penyusunan itu dapat dilihat anggaran yang telah digunakan untuk kebutuhan belanja apa saja dan gaji yang diberikan kepada pegawai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
c. Apakah biaya pendidikan sebesar 20 persen sudah disusun dengan memperhatikan perkiraan beban kerja dan kapasitas pekerjaan dalam jangka waktu tertentu ? Jawaban : Seharusnya sudah karena pemerintah mengeluarkan peraturan tersebut sudah memperkirakan beban kerja dan kapasitas untuk pekerjaannya. d. Apakah biaya pendidikan tersebut dikeluarkan dengan memperhatikan peralatan yang tersedia dan metode kerja yang digunakan oleh instansi pendidikan ? Jawaban : Iya sudah karena setiap biaya yang digunakan untuk sarana pendidikan semua harus terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing instansi supaya pekerjaannya juga tidak terhambat dan metode kerja yang digunakan dapat berjalan lancar. e. Apakah biaya pendidikan tersebut juga memperhitungkan pegawai dari segi kualitas maupun kuantitas termasuk yang akan pensiun atau mutasi ? Jawaban
:
Pegawai
yang
akan
pensiun
dinas
pendidikan
memperhitungkan gaji yang didapat disetiap bulannya misalnya ada salah satu pegawai atau guru yang akan pensiun pada bulan Juli tetapi pegawai atau guru tersebut pada bulan Juni masih menerima gaji perbulannya secara utuh dan setelah syarat untuk pensiun tersebut terpenuhi maka pegawai atau guru yang bersangkutan pada bulan Juli atau perbulannya sesuai dengan uang pensiun yang diberikan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
sedangkan untuk mutasi pegawai dinas pendidikan tidak mengetahui hal ini karena hanya melakukan mutasi pada siswa yang pindah sekolah. f. Apakah biaya pendidikan 20 persen itu sudah sesuai dengan prinsip pelaksanaan kegiatan yang dianut Undang-Undang ? Jawaban : Sudah sesuai karena sebelum melakukan biaya pendidikan ini pada saat rapat telah dijelaskan kegiatan yang akan dijalankan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 : Surat Rekomendasi Izin Penelitian
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian I untuk Pemerintah Bappeda
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian II untuk Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian III untuk Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
133