PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KEMANDIRIAN EMOSIONAL SISWA KELAS IX SMP N 2 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh: CHINTYA SEKAR SEPTESA DANI NIM: 101114020
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KEMANDIRIAN EMOSIONAL SISWA KELAS IX SMP N 2 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: CHINTYA SEKAR SEPTESA DANI NIM: 101114020
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI Studi Deskriptif Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal
Oleh: Chintya Sekar Septesa Dani NIM: 101114020
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Dr. Gendon Barus, M.Si
Tanggal 8 Desember 2014
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI Studi Deskriptif Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Chintya Sekar Septesa Dani NIM: 101114020
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 18 Desember 2014 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Dr. Gendon Barus, M. Si
……………….
Sekretaris
: Juster Donal Sinaga, M. Pd
………………..
Anggota
: Dr. Gendon Barus, M. Si
………………..
Anggota
: Dr. M. M Sri Hastuti, M. Si
………………..
Anggota
: Dra. M. J Retno Priyani, M. Si
………………..
Yogyakarta, 18 Desember 2014 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” (QS. Al Imran: 145)
Dari Abu Hurairah- Nashr berkata; yaitu dari Rasulullah SAW beliau bersabda: “Berbaik sangka merupakan (pertanda) baiknya ibadah”
Kupersembahkan skripsi ini untuk: Kedua orang tuaku tercinta; mama Sri Mulyani dan papa Enget Yulianto Adikku tersayang Sabda Girijati Program Studi Bimbingan dan Konseling USD Sahabat-sahabat BK 2010 A Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman Yogyakarta SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Desember 2014
Chintya Sekar Septesa Dani
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Chintya Sekar Septesa Dani NIM
: 101114020
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Studi Deskriptif Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempulikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 18 Desember 2014
Chintya Sekar Septesa Dani
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK STUDI DESKRIPTIF TINGKAT KEMANDIRIAN EMOSIONAL SISWA KELAS IX SMP N 2 MLATI SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL Chintya Sekar Septesa Dani Universitas Sanata Dharma 2014 Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 107 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mengungkap kemandirian emosional yang terbagi dalam empat aspek, yaitu tidak mengidealkan orang tua, dapat memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya, bergantung kepada dirinya sendiri dan merasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Teknik analisis data yang digunakan adalah kategorisasi tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan kriteria Azwar. Terdapat lima tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: ada 4 (3, 74%) siswa yang tergolong memiliki tingkat kemandirian emosional yang sangat tinggi, 68 (63, 55%) siswa tergolong memiliki tingkat kemandirian emosional yang tinggi, 35 (32, 71%) siswa tergolong memiliki tingkat kemandirian emosional yang sedang, dan tidak ada (0%) siswa yang tergolong memiliki tingkat kemandirian emosional yang rendah dan sangat rendah. Berdasarkan item-item kuesioner yang menunjukkan bahwa kemandirian emosional siswa termasuk rendah dan sedang, peneliti membuat/mengusulkan topiktopik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkannya.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
DESKRIPTIVE STUDY LEVEL OF EMOTIONAL AUTONOMY OF THE NINETH GRADE STUDENTS AT 2 MLATI JUNIOR HIGH SCHOOL SLEMAN YOGYAKARTA IN 2014/2015 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATION TOWARDS THE SUGGESTED TOPICS CLASSICAL GUIDANCE Chintya Sekar Septesa Dani Sanata Dharma University 2014
This research aims to obtain a description of level of emotional autonomy of the nineth grade students at 2 Mlati Junior High School Sleman Yogyakarta in 2014/2015 academic year and its implication towards the suggested topics classical guidance. The subject of this research is nineth grade students at 2 Mlati Junior High School Sleman Yogyakarta in 2014/2015 academic year, consisting of 107 students. The research instrument used is in the from of a quetionnaire that describes the emotional autonomy which was devided into four aspects, namely de-idealized, parents as people, nondependency and individuated. The technique of data analysis used is category of the level of emotional autonomy of the nineth grade students at 2 Mlati Junior High School Sleman Yogyakarta in 2014/2015 academic year based on Azwar’s criteria. There are five levels of students level of emotional autonomy, namely very high, high, moderate, low and very low. The result shows that: 4 (3, 74%) students have very high level of emotional autonomy, 68 (63, 55%) students have high level of emotional autonomy, 35 (32, 71%) students have moderate level of emotional autonomy, and no one (0%) student have low and very high level of emotional autonomy. Based items of quetionnaire shows that emotional autonomy students include low and moderate, researcher made/proposed the topics of classical guidance to increased it.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Studi Deskriptif Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal. Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Gendon Barus, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 3. R. H. Dj. Sinurat, M. A., selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan petunjuk, pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Rini Trimurti, M. Pd., selaku Kepala SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian. 5. Sukemi, S. Pd., selaku Koordinator BK di SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta yang selalu membantu peneliti dalam mengadakan penelitian.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 atas kerjasama saat pelaksanaan penelitian. 7. Sri Mulyani dan Enget Yulianto; kedua orangtua yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, doa dan dukungan. 8. Sabda Girijati; adik yang selalu memberi semangat dan dukungan. 9. Keluarga besar R. Dulhadi dan keluarga besar Saguh S atas semua dukungannya. 10. Keluarga baru di Yogyakarta; Budhe, Pakdhe, Mbak Neri, Mbak Raras, Mbak Dita yang selalu membantu penulis selama di Yogya. 11. Angela Rosari, Erni Kristi, Bernadeta, Yunni PS, Aneke, Rima, Prisca, Peni Cristanti, Andria, Christian Hendra, Josaphat Joko, Anang Cahyono, Yosef Tri yang selalu memberi semangat dan terima kasih atas persahabatan ini. 12. Teman-teman BK 2010 A yang selalu memberikan dukungan dan selalu kompak. 13. Keluarga baru kost “Mushala”; Mbak Ani, Mbak Wulan, Dek Nining, Dek Wahyu, Dek Putri, Dek Dyah yang selalu memberi semangat. 14. Mitra Perpustakaan Paingan USD; Mbak Odil, Mbak Nasa, Mbak Prima, Mbak Nisa, Mbak Anna, Mbak Lana, Mbak Rea, Mbak Tika, Mbak Lala, Mbak Herlina, Mas Hani, Mas Fandra, Mas Yoha, Mas Agung, Iwan, Remma, Nia, Tata, Istri, Yovi, Erni, Agnes yang selalu memberi motivasi. 15. Semua rekan dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu; terima kasih dukungannya. Penulis
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................................. xi DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xiiiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xv BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5 E. Definisi Operasional Variabel ................................................... 6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 7 A. Kemandirian ............................................................................. 7 1. Pengertian Kemandirian ........................................................ 7 2. Aspek-Aspek Kemandirian..................................................... 8 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandiri...................... 9 B. Emosi .......................................................................................... 12 1. Arti Emosi.......................................................................... 12 2. Macam-Macam Emosi....................................................... 13 C. Kemandirian Emosional .............................................................. 14 D. Masa Remaja .............................................................................. 18 1. Pengertian Masa Remaja .................................................... 18 2. Karakteristik Masa Remaja ................................................ 19 E. Bimbingan Klasikal .................................................................... 21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 23 A. Jenis Penelitian .................................................................................. 23 B. Subjek Penelitian .............................................................................. 23 C. Instrumen Penelitian .......................................................................... 24 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 31 E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 32
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIKTOPIK BIMBINGAN KLASIKAL………………………………. 34 A. Tingkat Kemandirian Emosional Para Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015……………………………………………………. 34 B. Pembahasan .................................................................................... . 36
C. Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal yang Sesuai untuk Meningkatkan Kemandirian Emosional Para Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta yang Kemandirian Emosionalnya Masih Rendah........................... 38 BAB V
PENUTUP ................................................................................................ 44 A.
Kesimpulan ..................................................................................... 44
B.
Saran................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 46 LAMPIRAN .................................................................................................................. 49
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Rincian Jumlah Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 ............................................................................ 24 Tabel 2: Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Item Instrumen Penelitian ....... 28 Tabel 3: Kriteria Guilford ........................................................................................... 29 Tabel 4: Kisi-Kisi Kuesioner Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX Setelah Uji Coba .......................................................................................................... 30 Tabel 5: Norma Kategorisasi ...................................................................................... 33 Tabel 6: Tingkat Kemandirian Emosional Para Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 .............................. 35 Tabel 7: Penggolongan Item Kemandirian Emosional Para Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor ......................................................... 39 Tabel 8: Item-Item Kuesioner Kemandirian Emosional Para Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang Menunjukkan bahwa Kemandirian Emosional Siswa Rendah dan Sedang ............................................................................................................. 41 Tabel 9: Usulan Topik-Topik Bimbingan untuk Meningkatkan Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta ........ 43
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1: Hasil Penghitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner Uji Coba ............................................................................... 49 Lampiran 2: Kuesioner Siswa ..................................................................................... 54 Lampiran 3: Tabulasi Data Penelitian............................................................................. 58 Lampiran 4: Satuan Pelayanan Bimbingan Klasikal ................................................. 64 Lampiran 5: Surat Izin Penelitian .................................................................................. 79
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia terlahir dalam kondisi yang tidak berdaya dan akan tergantung pada orang tua atau orang-orang yang berada di lingkungannya hingga waktu tertentu. Seiring berlalunya waktu dan perkembangan selanjutnya, seorang anak perlahan-lahan akan melepaskan diri dari ketergantungannya pada orangtua dan belajar untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh semua makhluk hidup (Mutadin: 2002). Pada masa remaja, terdapat tugas perkembangan yang harus diselesaikan antara lain mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Remaja yang mencapai kemandirian emosional mampu mengembangkan kasih sayang terhadap orang tua, menunjukkan perasaan hormat terhadap orang tua dan orang dewasa lainnya serta membina ikatan emosional terhadap lawan jenis (Prayitno, 2006: 45). Remaja terkadang harus menentang, berdebat, bertarung pendapat dan mengkritik dengan pedas sikap-sikap orang tua dalam mencapai kemandirian emosional. Hal ini menyebabkan konflik berkepanjangan sehingga timbul sikap pertentangan dan hubungan yang semakin jauh antara orang tua dan anaknya (Ariani, 2004: 103).
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Di tengah berbagai gejolak perubahan yang terjadi di masa remaja, banyak remaja yang mengalami kekecewaan dan rasa frustrasi mendalam terhadap orang tua. Akibatnya remaja yang bersangkutan tidak memiliki motivasi belajar, kehilangan gairah untuk sekolah dan tidak jarang justru berakhir dengan drop out dari sekolah (Mutadin: 2002). Mencermati kenyataan tersebut, dibutuhkan dukungan dan dorongan dari keluarga serta lingkungan di sekitarnya untuk dapat mencapai kemandirian emosional. Guru pembimbing juga mempunyai peran yang besar dalam proses pembentukan kemandirian emosional siswanya. Guru pembimbing diharapkan dapat memberikan kesempatan pada siswa agar dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, belajar mengambil inisiatif, mengambil keputusan mengenai apa yang ingin dilakukan dan belajar mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Dengan demikian siswa akan dapat mengalami perubahan dari keadaan yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi mandiri. Jika kemandirian emosional tidak dicapai, hal ini bisa saja dapat menghambat perkembangan psikologis remaja di masa mendatang (Mutadin: 2002). Apabila remaja masih bergantung pada orang tuanya dan belum memiliki kemandirian yang sesuai dengan usianya, remaja akan mengalami kesulitan membangun hubungan heteroseksual, mengejar pekerjaan dengan rasa percaya diri atau mendapatkan identitas diri yang jelas (Conger: 1991 dalam Permana, 2011: 3). Dacey & Kenny (1997 dalam Desmita, 2009: 222) juga mengatakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
remaja yang tetap tergantung secara emosional pada orangtuanya mungkin dirinya selalu merasa enak, mereka terlihat kurang kompeten, kurang percaya diri, kurang berhasil dalam belajar dan bekerja dibanding dengan remaja yang mencapai kebebasan emosional. Perkembangan kemandirian emosional pada remaja merupakan salah satu isu yang sama penting dan menarik untuk diuji secara serius. Pentingnya kajian secara serius terhadap isu perkembangan kemandirian remaja didasarkan pada pertimbangan bahwa bagi remaja, pencapaian kemandirian merupakan dasar untuk menjadi orang dewasa. Kemandirian dapat mendasari orang dewasa dalam menentukan sikap, mengambil keputusan dengan tepat, serta keajegan dalam menentukan dan melakukan prinsip-prinsip kebenaran dan kebaikan. Pentingnya kemandirian dimiliki oleh remaja juga tampak dari komitmen profesi bimbingan dan konseling yang menyarankan bahwa bimbingan dan konseling pada jalur pendidikan formal adalah bimbingan dan konseling yang memandirikan (Ditjen PMPTK 2007 dalam Budiman: 2012). Guru pembimbing hendaknya mampu membuat program yang relevan untuk mengembangkan kemandirian siswa, karena bimbingan dan konseling di sekolah juga berfungsi dalam memandirikan siswanya. Banyak siswa yang masih tergantung kepada orang tua dalam memutuskan sesuatu dan siswa merasa cemas dan takut jika ia tidak mengikuti keinginan orang tuanya adalah kenyataan yang peneliti lihat di SMP N 2 Mlati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 pada kelas IX. Untuk itu guru pembimbing perlu mampu menyajikan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk mengembangkan kemandirian emosional siswa. Hal ini perlu dilakukan karena para siswa juga perlu mampu mengembangkan kemandirian emosionalnya sebagai bekal menghadapi tantangan dan tugas perkembangan di masa dewasa. Maka diperlukanlah sebuah penelitian untuk menjawab seberapa tinggi tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 guna mendukung perkembangannya sebagai pribadi.
B. Rumusan Masalah Penelitan ini difokuskan untuk mengetahui tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Pertanyaan yang dijawab adalah sebagai berikut: 1. Seberapa tinggi tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015? 2. Topik-topik bimbingan klasikal mana yang sesuai untuk membantu siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta yang masih tergolong rendah kemandirian emosionalnya?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. 2. Merumuskan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk meningkatkan kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta, yang masih termasuk rendah.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Sekolah: a. Sebagai bahan informasi dan refleksi bagi tenaga pendidik mengenai tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. b. Sebagai bahan informasi dan refleksi bagi konselor dalam memberikan topik-topik bimbingan klasikal yang berkaitan dengan kemandirian emosional. 2. Peneliti: a. Sebagai bahan informasi bagi peneliti tentang tingkat kemandirian emosional pada siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
b. Dapat mengetahui topik-topik bimbingan klasikal yang relevan untuk mengembangkan kemandirian emosional siswa.
E. Definisi Operasional Variabel 1. Kemandirian adalah kemampuan orang tanpa tergantung pada orang lain. 2. Kemandirian emosional siswa adalah kemampuan siswa untuk tidak tergantung pada orang lain dengan tidak mengidealkan orang tuanya, dapat memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya, bergantung kepada dirinya sendiri, dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. 3. Bimbingan klasikal adalah bimbingan yang akan diberikan guru BK kepada siswa dalam satuan kelas di tingkat tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian tentang kemandirian, emosi, kemandirian emosional, remaja dan bimbingan klasikal. A. Kemandirian 1. Pengertian Kemandirian Kemandirian berasal dari kata “autonomy” yaitu kesanggupan untuk berdiri sendiri dengan keberanian dan tanggung jawab atas segala tingkah laku sebagai manusia dewasa dalam melaksanakan kewajibannya guna memenuhi kebutuhannya sendiri (Kartono, 1990 dalam Rini, 2012: 62-63). Orang yang mandiri adalah individu yang mampu mengekspresikan dirinya secara bebas tanpa adanya kontrol dari luar (Kartono, 1999 dalam Yessica, 2008: 8). Mu’tadin (2002) juga mengatakan bahwa kemandirian mengandung pengertian suatu keadaan dimana seorang individu memiliki hasrat untuk bersaing demi kebaikan dirinya, mampu mengambil keputusan dan berusaha untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya. Djiwandono (2002: 102-103) mengatakan bahwa dengan mengajarkan kemandirian remaja dibantu untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi kemandirian merupakan kemampuan orang untuk tidak tergantung pada orang lain. 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Kemandirian penting dimiliki remaja dan harus dicapai dalam proses perkembangan remaja. Steinberg (2002: 288) menjelaskan bahwa “for most adolescents, establishing a sense of autonomy is as important a part of becoming an adult as is establishing a sense of identity. Becoming an autonomous person –a self governing person- is one of the fundamental tasks of the adolescent years”.
Steinberg (2002: 290) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis kemandirian remaja, yaitu kemandirian emosional, kemandirian tingkah laku dan kemandirian nilai. Kemandirian emosional adalah kemampuan orang untuk tidak tergantung pada orang tua dengan tidak mengidealkan orang tuanya, dapat memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya, bergantung kepada dirinya sendiri, dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Kemandirian tingkah laku adalah kemampuan seorang dalam membuat keputusan tanpa tergantung pada orang lain dan melakukannya secara bertanggungjawab. Kemandirian nilai merupakan kemampuan untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah, apa yang penting dan apa yang tidak penting.
2. Aspek-Aspek Kemandirian Havighurst (Mu’tadin: 2002) menyatakan bahwa kemandirian terdiri dari beberapa aspek yaitu: a. Emosi: aspek ini merupakan kemampuan mengontrol emosi dan tidak bergantung kebutuhan emosi dari orang tua.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
b. Ekonomi: aspek ini merupakan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak bergantung kepada kebutuhan ekonomi pada orang tua. c. Intelektual: aspek ini merupakan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. d. Sosial: aspek ini merupakan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung atau menunggu aksi dari orang lain.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan
kemandirian
(Masrun dkk: 1986, dalam Listyaningrum, 2007: 26) adalah sebagai berikut: a. Usia Sarwono (2009, dalam Listyaningrum, 2007: 26) mengatakan bahwa anak-anak terutama pada fase pertama perkembangannya berada dalam keadaan yang selalu tergantung dan selalu meminta tolong pada orang tuanya. Tanpa ada pertolongan, anak tidak dapat melanjutkan hidupnya. Semakin
anak
berkembang
menuju
arah
kedewasaan,
sifat
menggantungkan diri pada orang lain semakin berkurang dan akhirnya dapat berdiri sendiri. b. Jenis kelamin Penelitian yang dilakukan Masrun (1986, Listyaningrum, 2007: 26) menunjukkan bahwa kemandirian seseorang dipengaruhi oleh jenis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
kelamin. Sesuai dengan peranannya, laki-laki diharapkan menjadi kuat, mandiri, agresif, mampu memanipulasi lingkungan, berprestasi serta dapat membuat keputusan. Dalam kehidupan sosial, laki-laki diharapkan mampu berkompetisi, tegas dan dominan, sedangkan perempuan diharapkan lebih tergantung, sensitif dan keibuan. c. Pendidikan Pendidikan
adalah
proses
pengubahan
sika
dan
tata
laku
seseorang/kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pngajaran dan pelatihan (KBBI 4). Dengan belajar, seseorang dapat memajukan dirinya sendiri sehingga orang yang bersangkutan memiliki keinginan memutuskan sesuatu secara tepat tanpa bergantung pada orang lain. d. Perlakuan orang tua Cara orang tua membiasakan anak untuk bertindak mandiri pada usia awal, telah banyak mempengaruhi kemandiriannya pada masa remaja dan dewasa. Jika sejak kecil orang tua sudah membiasakan anak untuk bersikap mandiri, membiasakan anak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, memberi dorongan, pujian terhadap sikap mandiri anak, maka anak akan semakin mandiri di masa remaja dan dewasanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
e. Intelegensi Intelegensi membuat individu cenderung menetapkan tujuan tertentu sehingga individu akan semakin memiliki inisiatif dalam menentukan tujuan dan tidak mudah dipengaruhi orang lain. Semakin cerdas seseorang, semakin mandiri ia dalam menentukan keputusan. f. Urutan kelahiran Anak dengan urutan kelahiran tertentu dalam keluarga cenderung memiliki kepribadian yang khas. Hurlock (1980, Listyaningrum, 2007: 26) menyatakan bahwa orang tua dan saudara cenderung memberi perlakuan pada anak sulung, anak tengah, anak bungsu maupun anak tunggal serta anak kembar secara berbeda-beda. Demikian pula harapanharapan
yang
diberikan
kepada
masing-masing
anak,
sehingga
kemandirian yang dimiliki anak pun berbeda-beda. g. Interaksi sosial Kemampuan seorang remaja dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dengan melakukan penyesuaian diri yang baik akan mendukung perilaku bertanggung jawab, mempunyai perasaan aman dan mampu menyelesaikan permasalahan dengan tidak mudah menyerah akan mendukung tingkah laku untuk mandiri (Hurlock: 1980, dalam Listyaningrum, 2007: 26).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
B. Emosi 1. Arti Emosi Akar kata emosi adalah movere, kata kerja bahasa latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-“ untuk memberi arti “bergerak menjauh” (Goleman, 2007:7). Oxford English Dictionary mendefinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap” (Goleman, 2007: 411). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 4) emosi diartikan sebagai keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan). Emosi adalah cara bersikap dari tubuh karena berada dalam kondisi tertentu (Sartre: 2002). Emosi juga didefinisikan sebagai reaksi penilaian (positif dan negatif) yang kompleks dari sistem syaraf seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya sendiri (Sarwono, 2009: 124). King (2010) menjelaskan bahwa emosi (emotion) adalah perasaan atau afeksi yang dapat melibatkan rangsangan fisiologis, pengalaman disadari dan ekspresi perilaku. Perbedaan antara emosi dan perasaan tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya (Sarwono, 2009: 123). Dari beberapa pendapat ahli, dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
disimpulkan emosi adalah suatu perasaan yang sedemikian intensif sehingga timbul perubahan fisiologis dan dorongan untuk berperilaku tertentu.
2. Macam-Macam Emosi Menurut Goleman (2007: 411) ada beberapa golongan emosi yaitu: a. Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, benci. b. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak dan putus asa. c. Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali. d. Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, dll. e. Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih. f. Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana. g. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. h. Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati yang hancur lebur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Winkel dan Sri Hastuti (2004: 384) mengelompokkan emosi/perasaan ke dalam dua golongan, yaitu perasaan senang dan perasaan tidak senang. Perasaan senang meliputi: merasa akrab, antusias, bahagia, bebas, bergairah atau bersemangat, bangga, bersukacita, cocok, cinta, diakui, damai, enak, geli, kagum, betah, lega, mantap, nyaman, nikmat, optimis, pantas, puas, penuh harapan, penuh harga diri, riang, rindu, syukur, santai, simpati, sabar, terlindung, terhibur, tenang, tertarik, terharu, tabah, terpukau, terpesona, tergugah dan suka. Sedangkan perasaan tidak senang meliputi: apatis, antipati, asing, benci, bingung, bosan, berat hati, berdukacita, bersalah, curiga, cemburu, canggung, diabaikan, dihina, dendam, dingin, dikerjai, gugup, heran, hampa, hancur, iri hati, jengkel, jera, jauh, khawatir, kecewa, kesepian, kehilangan, iba, kecil hati, lesu, lemah, malu, marah, malas, merana, muak, jijik, pesimis, putus asa, pasrah, panik, patah hati, panas hati, ragu-ragu, prihatin, risih, rendah, sedih, sakit hati, segan, masgul, terancam, tertipu, takut, terkejut, terpukul, tertekan, terpakas, tidak tega, tidak mampu, tersinggung, tersiksa, terganggu, tersayat, terpojok, tersesat, tercekam, tak berdaya, tegang, goyah, terasing dan duka.
C. Kemandirian Emosional Kemandirian emosional merupakan kemampuan orang untuk tidak tergantung pada orang tua dengan tidak mengidealkan orang tuanya, dapat memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya, bergantung kepada dirinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
sendiri, dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri (Steinberg: 2002: 290). Kemandirian emosional berhubungan dengan perubahan kedekatan atau keterikatan hubungan emosional antara anak dengan orangtua. Remaja berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan kekanak-kanakan dengan orangtua. Rice (1996, dalam Dini: 2010) berpendapat bahwa hubungan antara orangtua dan anak akan mengalami perubahan sangat cepat, terutama sekali pada saat anak memasuki usia remaja pada saat mana anak sudah dapat mengurus dirinya sendiri, sehingga waktu yang diluangkan orang tua untuk anak remajanya akan semakin berkurang. Beyers & Goosens (Dini: 2010) menjelaskan bahwa kemandirian emosional harus dicapai oleh remaja dengan melepaskan diri dari ketergantungan kepada orang lain, belajar mengontrol diri sendiri dan mengenali orang tua sebagai teman yang dapat dipercaya, bukan lagi sebagai model yang harus ditiru. Sesungguhnya tidak mudah bagi remaja dalam memperjuangkan kemandirian emosionalnya. Kesulitannya terletak pada upaya pemutusan ikatan infantile (sifat kekanak-kanakan) yang telah berkembang dan dinikmati dengan penuh rasa nyaman selama masa kanak-kanak. Bahkan pemutusan ikatan infantile itu seringkali menimbulkan reaksi yang sulit dipahami (misunderstood) bagi kedua belah pihak, yaitu remaja dan orang tua (Rice, 1996 dalam Budiman: 2012). Terkadang remaja sering kali kesulitan dalam memutuskan simpul-simpul ikatan emosional kekanak-kanakannya secara logis dan objektif. Dalam upayanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
itu mereka kadang-kadang harus menentang keinginan dan aturan orang tua (Budiman: 2012). Ada empat aspek kemandirian emosional (Steinberg: 2002: 292), yaitu: 1. Remaja tidak Mengidealkan Orang Tuanya Remaja tidak mengidealkan orang tuanya atau disebut juga dengan deidealized; dapat juga diartikan bahwa remaja memiliki pandangan bahwa ia tidak harus selalu sama seperti dengan keinginan orang tuanya. Remaja tidak lagi memandang orang tua sebagai orang yang mengetahui dan menguasai segalanya (Steinberg: 2002: 291), sehingga remaja tidak lagi tergantung kepada orang tua saat menentukan sesuatu. Remaja dapat memandang orang tua bahwa orang tua juga terkadang membuat kesalahan. Remaja tidak lagi memandang orangtua sebagai orang yang serba tahu, benar dan memiliki kekuasaan. Oleh karena itu, pada saat menentukan sesuatu mereka tidak lagi bergantung kepada dukungan emosional orangtuanya. Remaja juga dapat mengerti keterbatasan orang tuanya. Penelitian yang dilakukan Smollar dan Younis tahun 1985 (Budiman: 2012) menyatakan bahwa tidak mudah bagi remaja untuk melakukan deidealized. Mereka masih menganggap orang tua sebagai orang yang serba tahu, benar, dan berkuasa atas dirinya. Mereka terkadang sulit untuk menerima pandangan bahwa orang tua juga terkadang melakukan kesalahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
2. Remaja Dapat Memandang Orang Tua sebagai Orang Dewasa Lainnya Remaja dapat memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya berarti remaja memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orangtua, baik sebagai orangtua sesungguhnya maupun sebagai teman dalam mendiskusikan berbagai hal (Steinberg, 2002: 291). Remaja melihat orang tua sebagai individu selain sebagai orang tuanya dan berinteraksi dengan orang tua tidak hanya dalam hubungan orang tua-anak tetapi juga dalam hubungan antar individu (Budiman, 2012: 7). Remaja juga dapat menolak pendapat orang tua dan remaja dapat mengungkapkan perasaannya dengan bebas pada orang tuanya. Selain itu, dalam berinteraksi dengan orang tua, remaja tetap dapat menampilkan emosi cinta kepada orang tua. 3. Remaja Bergantung kepada Dirinya Sendiri Remaja
bergantung
kepada
dirinya
sendiri
(non-dependency)
merupakan suatu tingkat dimana remaja memiliki sikap yang lebih bergantung kepada kemampuan sendiri daripada meminta bantuan orangtua. (Steinberg, 2002: 292). Remaja pada umumnya memiliki kekuatan emosi yang hebat untuk dapat menyelesaikan berbagai permasalahan di luar keluarga dan dalam kenyataannya remaja merasa lebih dekat dengan teman dibanding dengan orangtua (Steinberg, 2002: 291). Remaja yang memiliki kemandirian emosional yang tinggi, mampu menunda keinginan untuk segera meminta dukungan emosional kepada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
orangtua atau orang dewasa lain ketika menghadapi masalah. Saat remaja memiliki suatu kesalahan, mereka tidak selalu bergantung kepada orang tua untuk mencari jalan keluar. 4. Remaja Merasa Bertanggung Jawab Atas Dirinya Sendiri Remaja merasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri (individuated) artinya
remaja
merasa
mampu
menampilkan
perilaku
yang
lebih
bertanggungjawab dalam hubungannya dengan orangtua. Remaja tidak begitu saja datang ataupun meminta bantuan kepada orang tua jika mendapat kesulitan, kesedihan, kekecewaan dan kekhawatiran (Steinberg, 2002: 292). Remaja mampu melihat perbedaan antara pandangan orang tua dengan pandangannya sendiri tentang dirinya dan menunjukkan perilaku yang lebih bertanggung jawab. Ia mampu bertanggung jawab sehingga dapat mengatasi perasaannya sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya sendiri. Remaja juga dapat mengontrol dan mengendalikan emosi yang ditampilkannya.
D. Masa Remaja Bahasan mengenai masa remaja sangat penting dalam penelitian ini karena kemandirian emosional juga berkaitan dengan tugas perkembangan remaja. Salah satu tugas perkembangan remaja adalah mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Selain itu, kebanyakan remaja melewati masa remajanya juga sebagai seorang siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
1. Pengertian Masa Remaja Istilah adolescence atau masa remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata bendanya adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 1995: 206). Masa remaja adalah tahapan yang dilalui sesudah tahap kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa remaja berada dalam kisaran usia 11-19 tahun. Masa ini juga disebut usia sekolah dan merupakan masa perubahan dan masa menghadapi berbagai pengalaman baru. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang tidak lagi dapat digolongkan ke dalam golongan anak, tetapi juga belum sepenuhnya ada dalam golongan orang dewasa (Haditono: 2006). Masa remaja menjadi dua periode, yaitu periode awal dan akhir (Santrock, 2007: 6-7). Masa remaja awal (early adolescence) kurang lebih berlangsung di masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir. Masa remaja akhir (late adolescence) kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan.
2. Karakteristik Masa Remaja Desmita (2009: 37) menjelaskan bahwa masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu: a. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya. b. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. c. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif. d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. e. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya. f. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak. g. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara. h. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. i. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku. j. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Disamping karakteristik remaja yang telah dikemukakan di atas, dalam masa remaja terdapat gejala-gejala yang sering disebut dengan gejala negative phase. Hurlock menguraikan tentang negative phase sebagai berikut: keinginan untuk menyendiri (desire of isolation), berkurang kemauan untuk bekerja (disinclination to work), kurangnya koordinasi fungsi-fungsi tubuh (incoordination),
kejemuan
(boredom),
kegelisahan
(restlessness),
pertentangan sosial (social antagonism), penantangan terhadap kewibawaan orang dewasa (resistance to authority), kepekaan perasaan (heightened emotionality), kurang percaya diri (lock of self-confidence), mulai timbul minat pada lawan jenis (preoccupation with sex), kepekaan perasaan susila (excessive modesty), dan kesukaan berkhayal (day dreaming) (Mappiare, 1982: 32).
E. Bimbingan Klasikal Bimbingan adalah proses membantu individu untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya (Winkel dan Hastuti, 2004: 1). Bimbingan klasikal merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri (Winkel, 1997:519). Bimbingan klasikal bermanfaat bagi tenaga bimbingan dan juga bagi para siswa (Winkel dan Hastuti, 2004: 565-566). Manfaat bimbingan klasikal bagi tenaga bimbingan adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
1. Mendapat kesempatan dapat berkontak langsung dengan para siswa sekaligus mengenal banyak siswa. 2. Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok sangat menghemat waktu dan tenaga dalam memberikan informasi yang diperlukan. 3. Memperluas ruang geraknya, terlebih jika tenaga pembimbingnya hanya satu atau dua orang.
Bagi para siswa manfaat bimbingan klasikal antara lain: 1. Menjadi lebih sadar akan tantangan yang dihadapi sehingga mereka memutuskan untuk berwawancara dengan konselor. Dalam hal ini siswa diajak untuk terbuka kepada konselor. 2. Lebih rela menerima dirinya sendiri, setelah menyadari bahwa temantemannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan yang kerap kali sama. 3. Lebih berani mengemukakan pandangannya sendiri. 4. Siswa mendapat kesempatan untuk mendiskusikan suatu hal bersama. 5. Siswa menjadi lebih menerima suatu pandangan atau pendapat bila dikemukakan oleh seorang teman. Dalam kegiatan ini siswa diberi kesempatan oleh konselor untuk memberi nasehat kepada temannya. 6. Siswa tertolong untuk mengatasi suatu masalah yang dirasa sulit untuk dibiarakan secara langsung kepada konselor.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas dan teknik pengumpulan data. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2013: 7). Dari kedalaman analisisnya, penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran secara sistematik dan akurat fakta serta karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu (Azwar, 2013: 7). Sejalan dengan pengertian tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, akan diusulkan
topik-topik
bimbingan
klasikal
untuk
mengembangkan
kemandirian emosional siswa.
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Jumlah kelas IX di SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 sebanyak empat kelas, yaitu kelas IX A, IX B, IX C dan IX D. Penelitian ini adalah penelitian populasi karena
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
semua siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun 2014/2015 menjadi subjek penelitian. Ada tiga alasan dipilihnya SMP N Mlati Sleman Yogyakarta sebagai tempat penelitian, yaitu: (1) SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta mudah dijangkau oleh peneliti, (2) SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta pernah menjadi tempat bagi peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPLBK), (3) siswa SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tergolong remaja yang berusia 13 sampai 15 tahun. Rincian jumlah siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 ada pada tabel 1.
Tabel 1 Rincian Jumlah Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Kelas Jumlah IX A 32 IX B 32 IX C 32 IX D 30 126 Total C. Instrumen Penelitian 1. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner
Kemandirian
Emosional.
Kuesioner
merupakan
teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Item-item kuesioner ini disusun oleh peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
berdasarkan aspek-aspek kemandirian emosional yang dikemukakan Steinberg (2002: 292). Kuesioner terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian pertama memuat tujuan kuesioner dan petunjuk kuesioner. Bagian kedua memuat pernyataan-pernyataan tentang kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian menggunakan empat opsi atau alternatif jawaban yaitu “Selalu” (S), “Sering” (Sr), “Jarang” (J) dan “Tidak Pernah” (TP).
2. Pemberian Skor Pemberian skor untuk setiap alternatif jawaban untuk masingmasing item pernyataan adalah sebagai berikut: a. Untuk pernyataan yang bersifat favorable (pernyataan positif), alternatif jawaban S (Selalu) diberi skor 4, alternatif jawaban Sr (Sering) diberi skor 3, alternatif jawaban J (Jarang) diberi skor 2 dan alternatif jawaban TP (Tidak Pernah) diberi skor 1. b. Untuk masing-masing pernyataan unfavorable (pernyataan negatif), alternatif jawaban S (Selalu) diberi skor 1, alternatif jawaban Sr (Sering) diberi skor 2, alternatif jawaban J (Jarang) diberi skor 3 dan alternatif jawaban TP (Tidak Pernah) diberi skor 4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
3. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti kemampuan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur atau sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2009: 5). Validitas yang diperiksa dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan validitas yang mengukur elevasi item kuesioner dengan indikator keperilakuan dan tujuan ukur (Azwar, 2012: 132). Validitas isi dilakukan melalui professional judgment, yaitu penilaian oleh ahli. Professional judgment dalam penelitian ini hanya diperoleh dari dosen pembimbing skripsi. Dosen pembimbing skripsi memberikan penilaian mengenai isi dan struktur kalimat yang sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD). Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Formula yang digunakan dalam analisis konsistensi internal butir item adalah sebagai berikut:
Keterangan: : koefisien korelasi antara skor item dengan skor total : jumlah perkalian antara skor item dengan skor total : jumlah skor item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
: jumlah skor total : jumlah subjek
Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0.30 dianggap memuaskan dan jika kurang dari 0.30 item diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah (Azwar: 2007: 65). Pemeriksaan konsistensi internal dilakukan dengan komputer melalui program SPSS (Statistical Program for Social Science) versi 16.0. Dari hasil perhitungan, diperoleh 35 item yang memiliki korelasi ≥ 0.30, sedangkan 5 item ≤ 0.30. Hasil penghitungan koefisien korelasi item instrument penelitian dapat dilihat pada tabel 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 2 Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Item Instrumen Penelitian Indikator No Item Valid
Aspek Remaja tidak mengidealkan orang tuanya (deidealized)
Remaja dapat memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya (parent as people) Remaja bergantung kepada dirinya sendiri (nondependency)
Remaja merasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri (individuated)
Remaja memandang orang tua bukan sebagai orang yang paling ideal. Remaja memandang bahwa orang tua tidak selamanya benar, tahu dan punya kekuasaan. Remaja tetap menganggap orang tua sebagai teladan bagi dirinya. Remaja memandang dan berinteraksi dengan orangtua (sebagai orangtua sesungguhnya maupun orang dewasa pada umumnya). Remaja dapat menolak pendapat orang tua. Remaja bersandar pada kemampuan sendiri. Remaja mampu menunda keinginan untuk segera meminta dukungan emosional kepada orangtua. Remaja bergantung kepada orang tua untuk mencari jalan keluar. Remaja tidak begitu saja datang kepada orang tua jika mendapat kesulitan, kesedihan, kekecewaan dan kekhawatiran. Remaja mampu melihat perbedaan pandangan antara pandangan orang tua dan pandangan sendiri. Remaja menunjukkan perilaku yang lebih bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Jumlah Item
1, 2, 3, 4
1, 2, 3, 4
Tidak Valid -
5, 6, 7, 8
5, 6, 7, 8
-
9, 10
10
9
11, 12, 13, 14
11, 12, 13, 14
-
15, 16, 17, 18
15, 16, 17, 18
-
19, 20, 21, 22, 23, 24 25, 26
20, 21, 22, 23, 24 25,
19
27, 28
27, 28
-
29, 30
29, 30
-
31, 32
31
32
33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
33, 34, 35, 36, 38, 39, 40
37,
40
35
5
28
26
4. Reliabilitas Reliabilitas suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat yang bersangkutan dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan: 2011). Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (Azwar, 2011: 4). Pengujian reliablitas instrument dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
dengan teknik belah dua. Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach (α) dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: : koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dan
: varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 : varians skor skala
Setelah dihitung dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS
16.0,
diperoleh
perhitungan
reliabilitas
seluruh
instrumen
menggunakan rumus koefisien alpha (α) yaitu 0,647. Hasil penghitungan taraf validitas dan reliabilitas kuesioner kemandirian emosional disajikan dalam lampiran 1. Setelah itu, hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford yang dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Kriteria Guilford Koefisien Korelasi 0,91-1,00 0,71-0,90 0,41-0,70 1,21-0,40 Negatif-0,20
Berdasarkan
kriteria
Kualifikasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Rendah Sangat Rendah
Guilford
diketahui
bahwa
koefisiensi
realibilitas kuesioner termasuk cukup tinggi. Data hasil penghitungan taraf
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
validitas dan reliabilitas kuesioner uji coba terdapat pada lampiran 1. Item kuesioner yang telah lolos uji validitas dan reliabilitas disusun kembali menjadi kuesioner yang digunakan untuk pengambilan data penelitian. Kisi-kisi kuesioner kemandirian emosional yang final dapat dilihat pada tabel 4. Kuesioner yang final disajikan dalam lampiran 2.
Tabel 4 Kisi-Kisi Kuesioner Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX Setelah Uji Coba Aspek Remaja tidak mengidealkan orang tuanya (deidealized)
Remaja dapat memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya (parent as people) Remaja bergantung kepada dirinya sendiri (nondependency)
Remaja merasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri (individuated)
Jumlah Item
Indikator Remaja memandang orang tua bukan sebagai orang yang paling ideal. Remaja memandang bahwa orang tua tidak selamanya benar, tahu dan punya kekuasaan. Remaja tetap menganggap orang tua sebagai teladan bagi dirinya. Remaja memandang dan berinteraksi dengan orangtua (sebagai orangtua sesungguhnya maupun orang dewasa pada umumnya). Remaja dapat menolak pendapat orang tua. Remaja bersandar pada kemampuan sendiri. Remaja mampu menunda keinginan untuk segera meminta dukungan emosional kepada orangtua. Remaja bergantung kepada orang tua untuk mencari jalan keluar. Remaja tidak begitu saja datang kepada orang tua jika mendapat kesulitan, kesedihan, kekecewaan dan kekhawatiran. Remaja mampu melihat perbedaan pandangan antara pandangan orang tua dan pandangan sendiri. Remaja menunjukkan perilaku yang lebih bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
No Item Favorable 1, 2, 3, 4
Unfavorable
5, 6
7, 8
9
10, 11, 12
13
14
15, 16, 17
18, 19, 20, 21
22 23
24
25
26, 27
28
29, 30, 31, 32
35
33, 34, 35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Persiapan dan Pelaksanaan a. Mempelajari buku-buku tentang kemandirian emosional. b. Menyusun
kuesioner
tentang
kemandirian
emosional
dengan
mengikuti beberapa langkah yaitu: 1) Menetapkan dan mendefinifikan variabel penelitian. 2) Menjabarkan variabel penelitian ke dalam aspek-aspek dan indikator-indikatornya. 3) Menyusun item-item pernyataan sesuai dengan aspek dan indikator yang telah dibuat. 4) Memperoleh expert judgment. 5) Bertemu dengan Kepala Sekolah dan guru BK SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta untuk meminta ijin mengadakan uji coba alat penelitian dan melaksanakan penelitian. 6) Melaksanakan uji coba penelitian di SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta pada kelas IX A. 7) Pengumpulan data uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner uji coba dan merevisi kuesioner. 8) Melaksanakan pengumpulan data (pengisian kuesioner) di SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta pada kelas IX. 2. Tahap Pengumpulan Data Kuesioner yang telah diujicobakan dan telah direvisi kemudian dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Pengumpulan data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
(pengisian kuesioner) dilaksanakan pada semua siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 11 dan 12 Agustus 2014. Jumlah peserta didik yang menjadi subjek penelitian sebanyak 107 orang.
E. Teknik Analisis Data Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis data yaitu: 1. Memberi skor pada setiap alternatif jawaban yang dipilih. Norma skoring untuk pernyataan positif adalah: Selalu = 4, Sering = 3, Jarang = 2 dan Tidak Pernah = 1. Norma skoring untuk pernyataan negatif adalah: Selalu = 1, Sering = 2, Jarang = 3 dan Tidak Pernah = 4. 2. Mentabulasi dan menghitung skor total masing-masing responden maupun item kuesioner dan skor rata-rata maupun rata-rata butir. Tabulasi data penelitian terdapat pada lampiran 3. 3. Mengkategorisasikan Kemandirian Emosional Kategorisasi kemandirian emosional dilakukan dengan cara kategorisasi jenjang. Tujuan kategorisasi jenjang adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara jenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2007: 107). Norma kategorisasi adalah mengikuti norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2007: 109). Terdapat lima kategori dalam penelitian ini yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi dengan norma kategorisasi yang dapat dilihat pada Tabel 5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5 Norma Kategorisasi Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X
Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Keterangan: Skor maksimum teoritik: Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala Skor minimum teoritik: Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala Standar deviasi (σ / sd): Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran µ (mean teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan mengenai seberapa tinggi tingkat kemandirian emosional para siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan topiktopik bimbingan klasikal mana yang sesuai untuk membantu siswa kelas IX di SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta dalam meningkatkan kemandirian emosionalnya. Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan dan usulan topik-topik bimbingan klasikal. A. Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Kategorisasi skor subjek penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memetakan tinggi rendahnya kemandirian emosional subjek penelitan. Norma kategorisasinya adalah sebagai berikut: X maksimum teoritik
: 4 x 35 = 140
X minimum teoritik
: 1 x 35 = 35
Luas jarak
: 140 – 35 = 105
σ (standar deviasi)
: 105 : 6 = 17, 5 dibulatkan menjadi 18
μ (mean teoritik)
: (140 + 35): 2 = 87, 5 dibulatkan menjadi 88
Setelah dilakukan perhitungan, diketahui bahwa tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 adalah seperti yang disajikan pada tabel 6.
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Tabel 6 Tingkat Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Norma/Kriteria Skor Jumlah Prosentase Kategori Skor Subyek X≤ µ -1,5σ <60 Sangat Rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ 61-79 Rendah 0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ 80-96 35 32, 71 % Sedang +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ 97-114 68 63, 55 % Tinggi +1,5 σ µ +1,5 σ <X >115 4 3, 74 % Sangat Tinggi Dari tabel 6 terlihat bahwa: a. Ada 4 (3, 74 %) siswa yang memiliki tingkat kemandirian emosional yang sangat tinggi. b. Ada 68 (63, 55 %) siswa yang memiliki tingkat kemandirian emosional yang tinggi. c. Ada 35 (32, 71%) siswa yang memiliki tingkat kemandirian emosional yang sedang. d. Tidak ada (0 %) siswa yang memiliki tingkat kemandirian emosional yang rendah dan sangat rendah.
Peneliti menyimpulkan bahwa kebanyakan siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 memiliki kemandirian emosional yang tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
B. Pembahasan Untuk membatasi pembahasan dan untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu, tingkat kemandirian emosional yang tinggi dan sangat tinggi disatukan saja menjadi tinggi. Tingkat kemandirian emosional yang sedang peneliti anggap sebagai tingkat kemandirian emosional yang kurang tinggi. Hal-hal yang menyebabkan tingkat kemandirian emosional para siswa SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tinggi dapat tercermin dari pendapat siswa bahwa siswa-siswa tidak harus menjadi seperti orang tuanya. Siswa juga tidak lagi memandang orang tua sebagai orang yang serba tahu. Selain itu, siswa memiliki sikap yang menganggap orang tuanya sebagai teman dalam mendiskusikan berbagai hal dan siswa juga dapat berbicara dengan leluasa kepada orang tuanya. Tingkat kemandirian emosional yang tinggi juga disebabkan 3 hal. Pertama, para siswa merasa nyaman dalam mengungkapkan pendapatnya kepada orang tua. Kedua, siswa memiliki sikap tergantung kepada diri sendiri yang tercermin dari kemampuan siswa yang dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa melibatkan orang tuanya. Selain itu, sikap bergantung pada diri sendiri terlihat dari kemampuan siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler antara lain seni tari, futsal, basket dan seni musik sesuai dengan pilihannya sendiri; bukan tergantung dari orang tuanya. Ketiga, siswa juga merasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Hal ini tercermin dari sikap siswa yang tidak menyalahkan orang tua saat siswa mengalami kekecewaan. Selain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
itu, siswa sudah dapat menanggung resiko jika ia tidak mengerjakan tugas sesuai yang telah ditetapkan oleh guru. Tingkat kemandirian emosional yang tinggi juga dipengaruhi oleh usia para siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta. Usia siswa kelas IX rata-rata 15 tahun yang masuk dalam usia remaja. Di usia remaja ini, sifat menggantungkan diri pada orang lain semakin berkurang dan akhirnya menjadi makhluk yang dapat berdiri sendiri. Siswa yang memiliki kemandirian emosional yang tinggi memiliki dua keuntungan, yaitu: Pertama, ia sudah mampu memutuskan hal mengenai dirinya sendiri, sehingga ia mulai terlepas dari ketergantungan orang tuanya. Kedua, siswa juga dapat mendiskusikan berbagai hal dengan leluasa kepada orang tuanya. Pada awal penelitian, peneliti menduga bahwa tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 memiliki tingkat kemandirian emosional yang rendah. Namun setelah diadakan penelitian, ternyata hasil penelitian tak sejalan dugaan semula. Hal ini bisa jadi disebabkan karena pada saat peneliti melakukan obsevasi, banyak siswa yang mengungkapkan bahwa mereka masih sangat tergantung kepada orang tua dalam memutuskan sesuatu. Dari hasil penelitian 35 siswa masih memilki tingkat kemandirian emosional sedang dalam hal ini termasuk kategori kurang tinggi. Menurut peneliti, ada tiga hal yang menyebabkan kemandirian emosional siswa termasuk kategori kurang tinggi. Dalam hal ini peneliti menyesuaikan realita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
yang ada di lapangan saat peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada beberapa siswa. Pertama, siswa kurang mampu dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang tua. Beberapa siswa mengatakan bahwa mereka kurang akrab dengan orang tuanya, sehingga siswa merasa cemas dan takut jika ia tidak mengikuti keinginan orang tuanya. Kedua, ada beberapa siswa juga yang masih mengandalkan orang tuanya dalam mengambil keputusan bagi siswa itu sendiri. Ketiga, beberapa siswa juga sering mengalami emosi marah karena tidak sejalan dengan orang tua. Tiga hal ini yang mengakibatkan siswa memiliki tingkat kemandirian emosional yang kurang tinggi. Jika ini dibiarkan terus menerus akan membuat siswa menjadi tidak berkembang.
C. Usulan
Topik-Topik
Bimbingan
Klasikal
yang
Sesuai
untuk
Meningkatkan Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta yang Kemandirian Emosionalnya Masih Rendah Kategorisasi
item
kuesioner
penelitian
dilakukan
berdasarkan
perhitungan (dengan jumlah subjek 107) sebagai berikut: X maksimum teoritik
: 4 x 107 = 428
X minimum teoritik
: 1 x 107 = 107
Luas jarak
: 428 – 107 = 321
σ (standar deviasi)
: 321 : 6 = 53, 5 dibulatkan menjadi 54
μ (mean teoritik)
: (428+107) : 2 = 267,5 dibulatkan menjadi 268
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Setelah dilakukan perhitungan, penggolongan item kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan tinggi rendahnya skor dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7 Penggolongan Item Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor Norma/Kriteria Skor Jumlah Prosentase Kategori Nomor Skor Item (%) Item X≤ µ -1,5σ <187 Sangat rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ 1882 5, 71 % rendah 7, 13 0,5 σ 241 µ -0,5 σ <X≤ µ 24212 34, 28 % sedang 2, 6, 8, +0,5 σ 294 11, 12, 14, 16, 22, 24, 25, 27, 28 µ +0,5 σ <X≤ µ 29515 42, 85 % Tinggi 1, 3, 4, +1,5 σ 348 5,10, 15, 18, 19, 20, 21, 23, 30, 32, 33, 35 µ +1,5 σ <X >349 6 17, 14 % Sangat 9, 17, tinggi 26, 29, 31, 34 Dari tabel 7 tampak bahwa item-item kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 menurut tinggi rendahnya skor adalah sebagai berikut: a. Ada 6 (17, 14 %) item yang menunjukkan kemandirian emosional sangat tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
b. Ada 15 (42, 85 %) item yang menunjukkan kemandirian emosional tinggi. c. Ada 12 (34, 28 %) item yang menunjukkan kemandirian emosional sedang. d. Ada 2 (5, 71 %) item yang menunjukkan kemandirian emosional rendah. e. Tidak ada item yang menunjukkan kemandirian emosional sangat rendah.
Item-item yang menunjukkan bahwa kemandirian emosional siswa termasuk rendah dan sedang disajikan pada tabel 8.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
Tabel 8 Item-Item Kuesioner Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang Menunjukkan bahwa Kemandirian Emosional Siswa Rendah dan Sedang Aspek Remaja tidak mengidealkan orang tuanya (de-idealized)
Remaja dapat memandang orang tua sebagai orang dewasa lainnya (parent as people)
Indikator Remaja memandang orang tua bukan sebagai orang yang paling ideal. Remaja memandang bahwa orang tua tidak selamanya benar, tahu dan punya kekuasaan.
Remaja memandang dan berinteraksi dengan orangtua (sebagai orangtua sesungguhnya maupun orang dewasa pada umumnya). Remaja dapat menolak pendapat orang tua.
Remaja bergantung kepada dirinya sendiri (non-dependency)
Remaja merasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri (individuated)
Remaja bersandar pada kemampuan sendiri. Remaja bergantung kepada orang tua untuk mencari jalan keluar. Remaja tidak begitu saja datang kepada orang tua jika mendapat kesulitan, kesedihan, kekecewaan dan kekhawatiran. Remaja mampu melihat perbedaan pandangan antara pandangan orang tua dan pandangan sendiri.
Item Saya mampu mengambil keputusan saya sendiri tanpa tergantung pada orang tua. Saya merasa tidak perlu memberi tahu segala hal kepada orang tua saya. Saya selalu memandang orang tua saya sebagai orang yang kehendaknya harus saya turuti. Saya selalu melakukan apa saja yang diminta orang tua saya. Saya dapat berbicara dengan leluasa kepada orang tua saya. Saya tidak canggung membicarakan masalah pribadi saya kepada orang tua saya. Saya kurang jujur dalam mengungkapkan isi hati saya kepada orang tua. Saya dapat dengan jelas dan tenang mengungkapkan keberatan saya kepada orang tua saya. Saya menolak pendapat orang tua dengan diam saja dan mengurung diri di kamar. Saya masih sangat bergantung pada orang tua untuk mengatasi masalah-masalah pribadi saya. Biasanya saya dapat menyelesaikan masalah saya sendiri tanpa melibatkan orang tua. Saya selalu mengikuti saja pendapat dari orang tua saya. Saat saya sedang sedih, saya biasanya langsung mengungkapkannya kepada orang tua saya.
Saya selalu bisa menyelesaikan masalah berdasarkan pandangan saya sendiri.
Nomor Item 2
Skor 273
6
247
7
232
8
286
11
290
12
271
13
234
14
286
16
344
22
289
24
280
25 27
253 292
28
285
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Berdasarkan item-item yang menunjukkan bahwa kemandirian emosional siswa termasuk rendah dan sedang, peneliti membuat usulan topik-topik bimbingan klasikal yang dimaksudkan untuk mengembangkan kemandirian emosional siswa yang masih rendah. Usulan yang dimaksudkan disajikan pada tabel 9. Kemudian peneliti menyajikan beberapa contoh Satuan Pelayanan Bimbingan
Klasikal
pada
lampiran
4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
Tabel 9 Usulan Topik-Topik Bimbingan untuk Meningkatkan Kemandirian Emosional Siswa Kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta yang Kemandirian Emosionalnya Masih Rendah No. 1.
Nomor Item 2
2.
7
3.
13
Item
Topik
Tujuan
Metode
Waktu
Peserta didik dapat membuat pilihan yang bertanggung jawab
Menonton video, ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi
1 JP
Menonton video, ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi Ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi Ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi Ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi Ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi
2 JP
www.mjeduation.com
1 JP
Sinurat, R.H.Dj. 2008. Reader Mata Kuliah Praktikum Bimbingan Kelompok. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
2 JP
Sinurat, R. H. Dj. 1999. Reader Mata Kuliah Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
1 JP
Wisnuwardhani, Dian. 2013. Mama, papa, please. Jakarta: Kompas Gramedia
1 JP
Sinurat, R. H. Dj. 1999. Handout Mata Kuliah Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: USD.
Saya mampu mengambil keputusan saya sendiri tanpa tergantung pada orang tua.
Membuat pilihan yang bertanggung jawab
Saya selalu memandang orang tua saya sebagai orang yang kehendaknya harus saya turuti. Saya kurang jujur dalam mengungkapkan isi hati saya kepada orang tua.
Berkomunikasi dengan orang tua
Peserta didik dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi dengan orang tua
Kejujuran
Siswa mampu berkata jujur dalam mengungkapkan isi hati kepada orang tua.
Keterbukaan
Peserta didik dapat membagikan tentang perasaannya kepada orang lain. Peserta didik dapat berkomunikasi dengan orang tua
Mengungkapkan pendapat kepada orang tua Mengungkapkan perasaan.
Peserta didik dapat mengungkapkan perasaannya secara jelas.
Sumber 1. 2. 3.
Lewis, Barbara A. Character Building: untuk Anak-Anak. (p.162). Jakarta: Binarupa Aksara Rida, Akram. 2005. Making Choice. Jakarta: Hikmah http://forsharingknowledge.blogspot.com/2011/04/ 6-cara-untuk-mengambil-pilihan-pilihan.html
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran untuk pihak sekolah dan peneliti lain. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemandirian emosional siswa kelas IX SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 termasuk memiliki kemandirian emosional yang tinggi. B. Saran-saran Berikut ini dikemukakan saran bagi beberapa pihak: 1. Bagi guru Bimbingan dan Konseling SMP N 2 Mlati Sleman Yogyakarta a. Guru BK diharapkan dapat membuat program-program yang relevan untuk meningkatkan kemandirian emosional peserta didik. b. Guru BK diharapkan mencoba melaksanakan usulan yang disajikan dalam skripsi ini. c. Satuan-Satuan Pelayanan Bimbingan Klasikal yang disajikan dalam skripsi ini masih perlu direvisi supaya ada konsistensi atar komponenkomponennya. 2. Bagi peneliti lain. Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik kemandirian emosional diharapkan:
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
a. Berusaha menyusun instrumen yang dapat mengungkap kemandirian emosional siswa secara lebih tepat. b. Dalam menyusun kuesioner hendaknya digunakan bahasa yang mudah dipahami oleh subjek penelitian. c. Dalam menyusun kisi-kisi kuesioner hendaknya dibuat keseimbangan jumlah item pada setiap aspek dan indikator.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ariani, Risa Panti. 2004. Pola Asuh Authoritative Orang Tua dalam Kaitannya dengan Kemandirian Emosional Remaja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja No. 4 Th. XXXVII, Oktober 2004, 101-111. Azwar, Saifuddin. 2007. Penyusunan Skala Psikologis (Ed. 1). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______. 2009. Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______. 2011. Realibilitas dan Validitas (Ed. 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______. 2012. Penyusunan Skala Psikologis (Ed. 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ______. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiman, Nandang. 2012. Perkembangan Kemandirian pada Remaja. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBING AN/197102191998021NANDANG_BUDIMAN/PERKEMBANGAN_KEMANDIRIAN.pdf. Diunduh bulan Mei 2014 pukul 10.30 WIB.
Dini, Nurlaili Rahmah. 2010. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kepatuhan dan Kemandirian Santri Remaja di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Djiwandono, S. E. W. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Furchan, Arief. 2011. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Goleman, Daniel. 2007. Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Haditono, S. R, A. M. P Knoers dan F. J. Monks. 2006. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Hurlock, E. B. 1995. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan dalam Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. 1990. Psikhologi Anak. Bandung: Mandar Maju. King, Laura A. 2010. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika. Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Santrock, John W. 2007. Remaja Ed.11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Solita, L., Syahniar & Nurfarhanah. 2012. Hubungan antara Kemandirian Emosi dengan Motivasi Belajar. Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 1 No. 1, Januari 2012, 1-9. Listyaningrum, Maria Magdalena Tri Widyastuti. 2007. Kemandirian dalam Pengambilan Keputusan pada Remaja Akhir ditinjau dari Pengasuhan Orang Tua. Skripsi. (tidak diterbitkan) Universitas Katholik Soegijapranata Semarang. Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mutadin, Z. 2002. Kemandirian sebagai Kebutuhan Psikologis pada Remaja. http://epsikologi.com/artikel/individual/kemandirian-sbg-kebutuhan-psikologis-padaremaja. Oktober 2013. Prayitno, Elida. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya. Permana, Muhammad Sidiq. 2011. Program Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Kemandirian Siswa: Penelitian Pra-Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 3 Margahayu Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. http://aresearch.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6990. Diunduh bulan Juni 2014 pukul 07.00 WIB. Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta: Balai Pustaka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Rini, Agus Riyanti Puspito. 2012. Kemandirian Remaja Berdasarkan Urutan Kelahiran. Jurnal Pelopor Pendidikan Volume 3 Nomor 1, Januari 2012, 6170. Sartre, Paul dan Jean. 2002. Pengantar Teori Emosi (Terj.). Jendela: Yogyakarta. Sarwono, Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers. Schultz, Duane. 1998. Theories of Personality. California: Brooks/Cole Publishing Company. Steinberg, L. 2002. Adolescence. (edisi ke-6). USA: McGraw-Hill. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Winkel, W. S & Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Media Abadi. Yessica, Loretta Intan. 2008. Fenomena Kemandirian pada Anak Tunggal. Skripsi. (tidak diterbitkan). Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 1
LAMPIRAN 1 Hasil Penghitungan Taraf Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji Coba
No. Item
Parameter
VAR00001
Correlation Coefficient
.325
Sig. (2-tailed)
.080
N VAR00002
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
VAR00003
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
.576
**
Valid
.001 30 .585
**
Valid
.001 30 .483
**
Valid
.007 30 *
.375
Sig. (2-tailed)
.041
Correlation Coefficient
Valid
30
Correlation Coefficient
N
Valid
30
.098
N
VAR00009
*
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
VAR00008
30
.307
Correlation Coefficient
Valid
.001
Correlation Coefficient
N
VAR00007
**
.028
Sig. (2-tailed)
VAR00006
.591
Sig. (2-tailed)
Correlation Coefficient
Valid
30
.402
N VAR00005
Keputusan
Correlation Coefficient
N VAR00004
Hasil Hitung
Valid
30 .136
Tidak Valid
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 1
Sig. (2-tailed)
.475
N VAR00010
30
Correlation Coefficient
.304
Sig. (2-tailed)
.102
N
No. Item
Parameter
VAR00012
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
VAR00013
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
VAR00014
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
VAR00015
VAR00016
**
30 .641
**
Valid
.000 30 .552
**
Valid
.002 30 *
Valid
30 *
Correlation Coefficient
.403
Sig. (2-tailed)
.027
Valid
30
Correlation Coefficient
.346
Sig. (2-tailed)
.061
Valid
30
Correlation Coefficient
.350
Sig. (2-tailed)
.058
Correlation Coefficient
Valid
.000
.011
N VAR00019
.659
Keputusan
Sig. (2-tailed)
N VAR00018
Hasil Hitung
.456
N VAR00017
30
Correlation Coefficient
N
Valid
Valid
30 .395
*
Valid
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 1
Sig. (2-tailed) N
.031 30
No. Item
Parameter
VAR00021
Correlation Coefficient
.003
Sig. (2-tailed)
.987
N VAR00022
Sig. (2-tailed)
.088
Correlation Coefficient
N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N VAR00025
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
VAR00026
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
VAR00027
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
VAR00028
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Tidak Valid
30 .317
Sig. (2-tailed)
VAR00024
Keputusan
Correlation Coefficient
N VAR00023
Hasil Hitung
Valid
30 .494
**
Valid
.006 30 .464
**
Valid
.010 30 .504
**
Valid
.005 30 .505
**
Valid
.004 30 .660
**
Valid
.000 30 -.215 .253 30
Tidak Valid
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 1
VAR00029
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
.750
30
Correlation Coefficient
.315
Sig. (2-tailed)
.090
N VAR00031
.386
Sig. (2-tailed)
.035
Sig. (2-tailed)
.627
**
30
Parameter
VAR00034
Correlation Coefficient
.454
Sig. (2-tailed)
.012
VAR00036
*
.438
.360
Sig. (2-tailed)
.050
Valid
30 *
Correlation Coefficient
.365
Sig. (2-tailed)
.047
Sig. (2-tailed)
Tidak Valid
30
Correlation Coefficient
Correlation Coefficient
Valid
30
Sig. (2-tailed)
N VAR00038
Keputusan
.147
N VAR00037
Hasil Hitung
Correlation Coefficient
N
Valid
.000
No. Item
N
Valid
30
N
VAR00035
*
Correlation Coefficient
Correlation Coefficient
Valid
30
N VAR00032
Valid
.000
N VAR00030
**
Valid
30 .731
**
.000
Valid
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 1
N VAR00039
30
Correlation Coefficient
.582
Sig. (2-tailed)
30
Correlation Coefficient
.100
Sig. (2-tailed)
.598
N VAR00041
.371
Sig. (2-tailed)
.044
Correlation Coefficient
.344
Sig. (2-tailed)
.062
.319
Sig. (2-tailed)
.086 30
Reliabilitas Case Processing Summary N Valid a
Excluded Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
.647
Valid
30
Correlation Coefficient
Cronbach's Alpha
Valid
30
N
Cases
*
Correlation Coefficient
N VAR00043
Tidak Valid
30
N VAR00042
Valid
.001
N VAR00040
**
N of Items 40
Valid
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 1
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI tabulasi data penelitian Nama 1 2 3 4 1 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 5 4 2 2 3 6 4 3 3 3 7 4 2 2 3 8 3 3 3 3 9 4 3 4 4 10 4 3 4 4 11 4 2 4 4 12 2 2 4 3 13 2 3 1 4 14 4 3 2 3 15 4 2 2 4 16 2 2 2 2 17 4 4 4 2 18 4 2 3 4 19 4 2 3 4 20 3 3 3 4 21 3 3 3 4 22 4 4 1 4 23 4 1 3 4 24 3 4 4 4 25 3 3 3 4 26 3 2 3 4 27 4 2 1 2 28 4 4 3 4 29 3 3 3 4 30 4 2 3 3 31 2 3 3 3 32 4 3 2 3 33 3 3 2 4 34 4 2 3 2 35 3 3 4 3
5 2 3 2 3 2 3 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 4 3 1 1 2 2 3 4 3 3 1 1 1 1 3
6 1 3 2 4 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 2 1 2 3 2 3 2 1 3 3 2 2 1 2 4 1 2 1 2 3
7 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 1 3 3 2 1 3 2
8 1 2 3 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 2 1 4 3 2 2 2 3 4 1 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2
9 10 11 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 1 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 4 3 3 3 2 3 4 1 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 3 1 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 1 3 3 2 1 2 2 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 2 2 3 2
12 13 14 15 16 3 3 1 4 4 2 2 2 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 1 4 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 2 4 4 2 3 2 4 3 1 2 1 4 3 4 2 4 3 4 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 2 2 4 3 4 3 2 1 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 1 4 3 3 2 2 3 3 2 4 2 4 3 4 4 2 3 4 3 2 2 4 4 3 3 1 3 4 4 3 3 2 1 2 3 2 2 3 3
17 18 19 20 21 22 23 4 4 3 3 4 2 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 1 2 4 4 4 3 3 3 1 4 2 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 1 3 4 4 4 4 2 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 2 4 2 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 4 4 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 1 1 4 4 4 4 3 3 1 4 2 4 3 3 2 1 4 2 2 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 4 4 3 4 2 4 2 2 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2
24 25 26 27 28 2 1 4 3 2 2 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 2 3 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 4 1 2 4 3 2 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 2 3 2 3 4 2 2 2 3 4 2 2 1 4 4 3 3 2 4 4 1 1 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 1 2 4 1 4 3 4 2 2 4 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4 4 2 4 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 1 4 3 2 2 3 4 1 2 2 3 4 1 2 3 2 4 1 2 2 3 4 2 3 2 2 4 3 3
29 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4
30 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 1 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 2
31 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4
32 1 3 3 3 4 2 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 1 4 1 3 3 2 4 4 3 3 2 2 4 4 1 1 4 4 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 2 2 4 4 4 3 4 1 4 4 2 2 3 4 3 2 2 2 3 3 4 4 4 2 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 1 3 2 2 1 2 3 4 3 3 2 2 3 1 2 1 2 2 2 4 2 2 2 2 2
4 4 3 3 4 4 2 4 3 3 3 2 2 2 4 4 2 4 4 3 2 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 4 4 4 4 3
3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2
3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2 4 3 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 3 3 1 3 2 2 3 1 2 3
3 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 3 4 1 2 1 2 2 3 3 3 1 2 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3
3 3 2 2 1 2 4 1 3 3 3 1 2 3 2 1 3 1 2 2 3 1 1 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 1 3 3 3
3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 2 2 3
4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 2 3 2
2 2 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 1 3 3 2 1 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 4 2 3 3 3 4
2 2 2 2 3 1 2 3 2 4 3 2 3 2 3 3 2 2 4 4 1 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 2
2 2 2 2 2 1 2 2 2 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 4 2 3 4 3 3
3 3 2 2 1 3 3 1 1 3 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 1 3 1 3 1 2 2 3
3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 2 2 3
4 4 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 2 3 4 2
3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 2 3 3
4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4
2 2 3 2 4 3 2 4 3 3 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 2 2 3 4 2 2 2 2 4 2 3 3 3 2
2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3
3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 2 3 3 2 4 2 3 3 2 4 2 3 4 3 3
3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 2 2 4 4 2 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2
3 2 3 3 4 3 3 1 3 2 1 3 2 1 3 3 3 1 4 1 1 3 2 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 1 2 2
2 2 1 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 2 4 4 1 1 2 3 4 2 3 4 1 1 2 2 2 3 3 3 1 2 2
3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 4 2 3 2 3 1
2 2 3 3 1 3 2 4 2 2 2 3 2 1 2 2 3 4 3 1 2 2 3 1 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
4 4 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3
3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 4 2 4 2 3 3 4 2 3 3 1 2 3 2 3 3 3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 1
3 2 3 3 4 3 2 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 2 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2
3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2
2 2 3 3 4 2 3 4 3 2 2 2 3 4 4 2 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 1 2 3 3 4 2 3 4 3 2
3 4 3 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4
3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 2 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 1 4 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 1 4 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 ∑
3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 2 1 2 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 4 3 2 4 2 4 1 3 3 4 2 3 3 1 3 2 2 3 1 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 1 3 4 4 1 1 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 4 4 3 4 2 4 4 4 2 3 4 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 4 4 2 2 2 3 3 3 2 1 4 3 2 3 3 2 3 4 2 2 3 4 4 1 2 4 4 4 2 1 2 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 4 1 3 2 2 3 1 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 2 2 2 1 2 4 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 3 4 3 2 4 2 4 3 2 4 1 1 4 4 4 1 4 4 1 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 1 1 2 2 4 3 3 3 1 2 4 4 4 4 3 4 2 3 4 2 3 4 4 1 4 3 4 4 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 2 4 4 3 3 1 2 4 4 4 4 2 2 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 2 4 3 4 3 2 4 4 3 2 2 4 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 1 3 4 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 1 4 2 1 2 2 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 2 2 2 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 3 4 4 2 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 4 3 4 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 4 3 2 4 3 4 4 2 3 4 2 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 2 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 3 3 2 4 2 1 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 3 4 2 3 1 3 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 1 3 2 2 3 4 4 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 4 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 1 2 1 2 2 4 3 2 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 2 3 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 2 4 2 4 4 2 1 1 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 1 3 2 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 1 3 4 2 2 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 3 4 4 3 4 4 2 3 2 4 2 2 4 2 3 2 3 2 2 2 3 4 4 2 2 3 3 4 4 2 3 4 4 1 3 2 2 3 2 2 2 4 1 1 2 2 4 1 2 2 2 2 4 3 4 4 3 2 3 4 4 2 3 4 4 1 4 2 4 2 4 2 3 4 2 2 2 3 4 3 1 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 1 4 2 3 3 2 3 4 3 2 1 4 3 3 2 2 4 4 3 2 2 2 3 4 4 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 4 2 4 4 343 273 308 341 239 247 232 286 356 301 290 271 234 286 331 344 395 306 334 333 320 289 295 280 253 379 292 285 353 296 358 318
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ∑ Nama 33 4 1 2 2 2 3 2 4 2 5 3 6 3 7 3 8 2 9 4 10 2 11 4 12 2 13 3 14 3 15 3 16 3 17 3 18 3 19 3 20 3 21 3 22 3 23 4 24 4 25 2 26 2 27 1 28 2 29 1 30 3 31 3 32 4 33 3 34 4
34 35 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 3 2 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 1 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 1 1 2 2 4 3 4 3 4 3 4 1 4 3 4 3
94 91 110 98 98 110 99 112 116 120 108 115 113 114 118 106 114 129 118 112 130 122 130 145 125 117 119 130 132 137 128 131 133 134 136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
2 3 1 4 4 1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 4 2 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 4 1 3 1
4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 1 3 4
3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 4 1 1 2 1 3 3 3 3 3 3 1
138 140 134 142 155 134 132 144 140 148 134 137 138 152 162 156 152 162 165 162 147 156 150 153 160 162 156 155 145 158 156 160 187 169 171 161 170 160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 3 3 3 172 74 3 3 3 172 75 3 4 4 184 76 3 4 4 185 77 2 3 4 182 78 3 4 4 191 79 3 4 3 174 80 3 4 3 180 81 3 2 3 174 82 3 3 3 181 83 3 3 3 178 84 4 4 3 188 85 2 4 3 184 86 1 4 3 186 87 2 2 2 178 88 3 2 4 181 89 2 2 2 180 90 4 4 3 188 91 1 4 4 190 92 3 4 3 201 93 1 4 3 189 94 4 4 3 204 95 2 3 3 185 96 3 3 2 201 97 3 4 2 187 98 4 4 4 206 99 2 3 3 212 100 3 4 3 194 101 3 4 1 210 102 4 4 3 220 103 4 3 4 202 104 4 4 3 201 105 3 4 3 205 106 3 3 4 207 107 299 370 311 16419
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KUESIONER SISWA
CHINTYA SEKAR SEPTESA DANI (101114020)
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
KUESIONER SISWA
Pengantar: Dengan ini saya memohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini yang dimaksudkan untuk mengetahui pengalaman anda sendiri. Nama tidak perlu dituliskan. Diharapkan Anda menjawab secara jujur, sesuai dengan pengalaman Anda yang sesungguhnya. Atas kesediaan Anda saya mengucapkan terima kasih. Hormat saya,
Chintya Sekar Septesa Dani
Petunjuk Pengisian Instrumen: Berikut ini disajikan sejumlah pernyataan mengenai pengalaman anda sendiri. Seberapa sering Anda mengalami hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan berikut. Berilah tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban yang sesuai dengan pengalaman Anda. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut: S
: Selalu/hampir selalu
Sr
: Sering
J
: Jarang
TP
: Tidak Pernah
Contoh: S: Selalu/hampir selalu
Sr: Sering
J: Jarang
No. Item 1. Saya berpendapat bahwa saya tidak harus menjadi seperti orang tua saya.
S √
TP: Tidak Pernah Sr
J
TP
Karena penjawab selalu berpendapat bahwa dia tidak harus menjadi seperti orang tuanya, maka dia memberikan tanda centang pada kolom alternatif jawaban selalu/hampir selalu. Selamat Mengerjakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI S: Selalu/hampir selalu
Sr: Sering
J: Jarang
No. Seberapa sering Anda mengalami hal yang dimaksudkan dalam pernyataan yang berikut dengan pengalaman Anda? 1. Saya berpendapat bahwa saya tidak harus menjadi seperti orang tua saya. 2. Saya mampu mengambil keputusan saya sendiri tanpa tergantung pada orang tua. 3. Saya memiliki idola selain orang tua dan saya ingin seperti idola saya. 4. Saya selalu maklum bila keinginan saya belum dipenuhi oleh orang tua saya. 5. Saya tidak lagi memandang orang tua saya sebagai orang yang serba tahu. 6. Saya merasa tidak perlu memberi tahu segala hal kepada orang tua saya. 7. Saya selalu memandang orang tua saya sebagai orang yang kehendaknya harus saya turuti. 8. Saya selalu melakukan apa saja yang diminta orang tua saya. 9. Meskipun berbeda pendapat dengan orang tua saya, saya tetap mendengarkan pendapat orang tua saya dengan bersikap tenang. 10. Saya menganggap orang tua saya sebagai teman dalam mendiskusikan berbagai hal. 11. Saya dapat berbicara dengan leluasa kepada orang tua saya. 12. Saya tidak canggung membicarakan masalah pribadi saya kepada orang tua saya. 13. Saya kurang jujur dalam mengungkapkan isi hati saya kepada orang tua. 14. Saya dapat dengan jelas dan tenang mengungkapkan keberatan saya kepada orang tua saya. 15. Ada kalanya saya dengan kasar menolak pendapat orang tua saya. 16. Saya menolak pendapat orang tua dengan diam saja dan mengurung diri di kamar. 17. Jika saya tidak setuju dengan orang tua, saya mau kabur dari rumah. 18. Saya membersihkan dan merapikan perlengkapan pribadi saya tanpa meminta bantuan orang tua. 19. Saya memilih kegiatan ekstrakurikuler sesuai pilihan saya.
56
TP: Tidak Pernah S
Sr
J
TP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI S: Selalu/hampir selalu
Sr: Sering
J: Jarang
No. Seberapa sering Anda mengalami hal yang dimaksudkan dalam pernyataan yang berikut dengan pengalaman Anda? 20. Saya selalu berusaha mencoba mengatasi sendiri permasalahan yang saya alami. 21. Saya selalu berusaha sendiri mengerjakan tugas sekolah tanpa meminta bantuan orang tua. 22. Saya masih sangat bergantung pada orang tua untuk mengatasi masalah-masalah pribadi saya. 23. Saya selalu mengeluh dengan raut muka cemberut kepada orang tua saat saya mengalami masalah. 24. Biasanya saya dapat menyelesaikan masalah saya sendiri tanpa melibatkan orang tua. 25. Saya selalu mengikuti saja pendapat dari orang tua saya. 26. Saat saya kecewa dengan orang tua saya, saya selalu melampiaskan kekecewaan saya dengan berkata kasar kepada mereka. 27. Saat saya sedang sedih, saya biasanya langsung mengungkapkannya kepada orang tua saya. 28. Saya selalu bisa menyelesaikan masalah berdasarkan pandangan saya sendiri. 29. Saya bertanggung jawab atas apa yang saya lakukan. 30. Saya selalu menabung uang jajan tanpa sepengetahuan orang tua saya. 31. Saya bertanggung jawab atas perasaan saya sendiri. 32. Saya tidak menyalahkan orang tua atas kekecewaan yang saya alami. 33. Jika orang tua mengecewakan saya, saya akan memasang raut muka cemberut kepada orang tua saya. 34. Saya tidak mau menyapa orang tua saya saat orang tua saya belum dapat memenuhi keinginan saya. 35. Saat saya sedang menceritakan kesedihan saya, orang tua saya harus dapat menghibur saya saat itu juga. Terima
Kasih
57
TP: Tidak Pernah S
Sr
J
TP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4
64
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
A. Topik/Pokok Bahasan B. Tugas Perkembangan C. D. E. F. G. H. I.
J.
K.
: Mengungkapkan perasaan. : Mencapai pola hubungan yang baik dengan orangtua dalam peranannya sebagai orang yang lebih muda. Bidang Bimbingan : Pribadi/Sosial. Jenis Layanan : Bimbingan kelompok/kelas. Fungsi Layanan : Pengentasan. Sasaran Pelayanan : Siswa kelas IX. Standar Kompetensi : Siswa mampu mengungkapkan perasaannya. Kompetensi Dasar : Siswa dapat mengungkapkan perasaannya secara jelas. Indikator : 1. Siswa dapat menjelaskan akibat-akibat yang timbul apabila perasaan tidak diungkapkan. 2. Siswa mampu mengidentifikasi pengungkapan perasaan yang tidak deskriptif dan menjelaskan alasannya (mengapa tidak deskriptif). Materi Pelayanan : akibat-akibat yang timbul apabila perasaan tidak diungkapkan dan latihan pengungkapan perasaan yang tidak deskriptif dan alasannya (mengapa tidak deskriptif). Prosedur/Proses : 1. Metode: Ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi. 2. Langkah-langkah Kegiatan: No. Intrakurikuler Waktu Konselor (Guru BK) Konseli (Siswa) 1. Guru BK menjelaskan materi tentang akibat-akibat yang 7 „‟ timbul apabila perasaan tidak diungkapkan. 2. Guru BK meminta siswa membentuk kelompok yang 2‟‟ terdiri 3 orang. 3. Guru BK membagikan soal latihan pengungkapan 1‟‟ Terlibat aktif perasaan yang tidak deskriptif dan alasannya (mengapa tidak deskriptif). 4. Guru BK menjelaskan soal latihan pengungkapan 3‟‟ perasaan yang tidak deskriptif dan alasannya (mengapa tidak deskriptif). 5. Guru BK meminta siswa mengerjakan soal latihan 15‟‟ pengungkapan perasaan yang tidak deskriptif dan alasannya (mengapa tidak deskriptif). 6. Guru BK bersama siswa membahas soal soal latihan 10‟ pengungkapan perasaan yang tidak deskriptif dan alasannya (mengapa tidak deskriptif).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4
L. M. N. O. P.
Tempat Penyelenggaraan Waktu Penyelenggara Alat Evaluasi
Q. Rencana Tindak Lanjut
Mengetahui, Koordinator BK
65
: Ruang kelas. : 1 x 40 menit. : Guru BK : Laptop, LCD, kertas dan pena : Setelah melaksanakan kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa satu kelas, diharapkan siswa dapat memiliki perubahan positif dalam dirinya dengan dapat menjawab pertanyaan evaluasi sebagai berikut: 1. Jelaskan akibat-akibat yang timbul apabila perasaan tidak diungkapkan! 2. Identifikasikan pengungkapan perasaan yang tidak deskriptif dan alasannya (mengapa tidak deskriptif)! : Siswa didorong agar dapat mengungkapkan perasaannya terutama kepada orang tua.
Perencana Pelayanan Guru BK,
Chintya Sekar S. D
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4
66
Handout Mengungkapkan Perasaan. A. Akibat-Akibat yang Timbul Apabila Perasaan Tidak Diungkapkan Salah satu faktor yang sering menjadi penghambat dalam membangun hubungan antarpriadi yang intim adalah kesulitan mengkomunikasikan perasaan. Kita selalu mengalami perasaan tertentu terhadap lawan komunikasi kita maupun terhadap pengalaman kita, namun sering kali kita tidak mampu mengkomunikasikan perasaan kita secara efektif. Aneka masalah dalam komunikasi muncul terutama bukan karena perasaan yang kita alami itu sendiri, melainkan karena kita gagal mengkomunikasikannya secara efektif. Perasaanperasaan itu justru kita sangkal, kita alihkan atau kita sembunyikan. Berikut ini adalah beberapa akibat yang mungkin timbul bila perasaan-perasaan tidak kita sadari, tidak kita terima atau tidak kita ungkapkan secara jelas (Johnson, 1981): 1. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menciptakan aneka masalah dalam hubungan antarpribadi. 2. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menyulitkan kita dalam memahami dan mengatasi aneka masalah yang terlanjur timbul dalam hubungan antarpribadi. 3. Menyangkal dan menekan perasaan dapat meningkatkan kecenderungan kita untuk melakukan persepsi secara selektif. 4. Menyangkal dan menekan perasaan dapat menimbulkan penyimpangan dalam penilaian kita. 5. Dalam pengungkapan perasaan yang tidak jelas-efektif sering justru tersirat tuntutantuntuan tertentu. B. Latihan Pengungkapan Perasaan yang Tidak Deskriptif dan Alasannya (Mengapa Tidak Deskriptif). Prosedur: 1. Peserta diminta membentuk kelompok yang terdiri dari tiga orang. 2. Di bawah ini disajikan beberapa pernyataan. Setiap pernyataan melukiskan suatu situasi hubungan antarpribadi. 3. Pada setiap situasi: a. Temukanlah dua perasaan yang sebenarnya mau diungkapkan. b. Tuliskan apa yang seharusnya dikatakan oleh yang bersangkutan untuk mengungkapkan perasaannya itu secara jelas. 4. Setiap peserta diminta membandingkan jawabannya dengan jawaban teman-temannya dalam kelompok dan mendiskusikannya sampai ketiganya memahami jawaban setiap teman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4
67
5. Dalam kelompok besar, peserta diminta mendiskusikan akibat-akibat pengungkapan perasaan yang kabur dalam hubungan antarpribadi. a. Apa akibatnya bila orang mengungkapkan perasaannya secara kabur? Bagaimana tanggapan orang lain? Bagaimana perasaan orang lain? b. Mengapa kadang-kadang kita mengungkapkan perasaan secara kabur? Dalam situasi macam mana orang cenderung mengaburkan ungkapan perasaannya? Apa akibat yang mungkin terjadi? Daftar Pernyataan 1. Seorang gadis bertanya pada tunangannya: “Ngapain sih selalu terlambat?” a. Dua perasaan yang ingin diungkapkannya: ……………………………………… b. Yang sebaiknya dikatakan oleh gadis itu untuk mengungkapkan perasannya secara jelas: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 2. Dalam kelompok Anda, salah seorang teman yang sebelumnya banyak bicara tibatiba diam. a. Dua perasaan yang ingin diungkapkannya: ……………………………………….. b. Yang sebaiknya dikatakan oleh teman Anda untuk mengungkapkan perasaannya secara jelas: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 3. Dalam rapat, Anda mendengar Jono berbisik kepada Budi: “Bud, yang kau tuntut itu berlebihan”. a. Dua perasaan yang ingin diungkapkannya: ……………………………………….. b. Yang sebaiknya dikatakan oleh Jono untuk mengungkapkan perasaannya kepada Budi secara jelas: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… 4. Tiba-tiba Sari mengubah pembicaraan sesudah mendengar komentar Ana. a. Dua perasaan yang ingin diungkapkannya: ……………………………………….. b. Yang sebaiknya dikatakan oleh Sari untuk mengungkapkan perasaannya kepada Ana secara jelas: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… Sumber: Sinurat, R. H. Dj. 1999. Handout Mata Kuliah Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: USD.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4 68
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
A. Topik/Pokok Bahasan B. Tugas Perkembangan
K.
: Berkomunikasi dengan orangtua. : Mencapai pola hubungan yang baik dengan orangtua dalam peranannya sebagai orang yang lebih muda. Bidang Bimbingan : Pribadi/Sosial. Jenis Layanan : Bimbingan kelompok/kelas. Fungsi Layanan : Pengentasan. Sasaran Pelayanan : Siswa kelas IX. Standar Kompetensi : Siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orangtua. Kompetensi Dasar : Siswa dapat berkomunikasi dengan orangtua. Indikator : 1. Siswa dapat menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtua. 2. Siswa dapat menjelaskan hal yang akan diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtuanya dalam waktu dekat ini. Materi Pelayanan : Hal-hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtuadan hal yang akan diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtuanya dalam waktu dekat ini. Prosedur/Proses : 1. Metode:Ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi. 2. Langkah-langkah Kegiatan: No. Intrakurikuler Waktu Konselor (Guru BK) Konseli (Siswa) 1. Guru BK membagi angket kepada siswa. 1 „‟ 2. Guru BK meminta siswa mengisi angket yang sudah 4‟‟ dibagikan. 3. Guru BK membahas kuesioner yang telah diisi siswa. 5‟‟ 4. Guru BK menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan 15‟‟ Terlibat aktif dalam berkomunikasi dengan orangtua. 5. Guru BK memutar movie maker mengenai hal-hal yang 5‟‟ harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtua. 6. Guru BK meminta masing-masing siswa menjelaskan hal 10‟ yang akan diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtua dalam waktu dekat ini. L. Rencana Tindak Lanjut: Siswa didorong agar dapat berkomunikasi dengan orangtua dengan baik.
M. N. O. P.
Tempat Penyelenggaraan Waktu Penyelenggara Alat
C. D. E. F. G. H. I.
J.
: Ruang kelas. : 1 x 40 menit. : Guru BK : Laptop, LCD, kertas dan pena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4 69
Q. Evaluasi
Mengetahui, Koordinator BK
: Setelah melaksanakan kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa satu kelas, diharapkan siswa dapat memiliki perubahan positif dalam dirinya dengan dapat menjawab pertanyaan evaluasi sebagai berikut: 1. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtua! 2. Jelaskan hal yang akan diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtua dalam waktu dekat ini!
Perencana Pelayanan Guru BK,
Chintya Sekar S. D
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4 70
HANDOUT BERKOMUNIKASI DENGAN ORANGTUA A. Hal-Hal yang Harus diperhatikan dalam Berkomunikasi dengan Orangtua: 1. Pahami Perasaan Orang tuamu Pahami perasaan orang tuamu karena tujuan mereka adalah untuk kebaikan dan masa depanmu sendiri. 2. Cari waktu yang tepat dan lihat situasi serta kondisi mereka Jika mereka sedang lelah dan stress, lebih baik kamu menghindari sesaat. 3. Lakukan kegiatan yang bisa dilakukan bersama Kamu bisa melakukan kegiatan bersama seperti makan bersama keluarga kemudian mulailah perbicangan ringan, sebelum menyampaikan maksud dan tujuanmu. 4. Sampaikan dengan nada yang baik Cobalah menyampaikan niatmu dengan kata-kata dan nada yang halus serta jangan menyinggung perasaan mereka. 5. Dengarkan mereka Apapun reaksi mereka, jangan terpancing emosi.Coba dengar pendapat mereka dan hargai pendapat mereka.Jika ingin menyela, tunggu sampai mereka selesai berbicara. 6. Yakinkan mereka bahwa kamu bisa dipercaya Buktikan kepada orang tua bahwa pilihanmu tidak salah dan yakinkan kamu benar-benar bisa menjaga kepercayaan mereka.Jangan lupa belajar dan tetap menjaga diri dari pergaulan negatif. B. Hal yang akan diperhatikan dalam Berkomunikasi dengan Orangtua dalam Waktu Dekat Ini: Berilah tanda pada hal yang akan diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtua dalam waktu dekat ini! No. Hal yang akan diperhatikan dalam berkomunikasi dengan orangtua dalam waktu dekat ini. 1. Memahami Perasaan Orang tua 2. Mencari waktu yang tepat dan lihat situasi serta kondisi mereka 3. Melakukan kegiatan yang bisa dilakukan bersama 4. Menyampaikan dengan nada yang baik 5. Mendengarkan mereka 6. Meyakinkan mereka bahwa saya bisa dipercaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4 71
BERKOMUNIKASI DENGAN ORANGTUA Petunjuk: Bacalah setiap pernyataan dengan teliti! Lalu tuliskanlah tanda checklist (√) pada kolom Ya kalau Anda setuju bahwa maksud pernyataan yang bersangkutan sesuai dengan Anda, dan pada kolom tidak jika Anda tidak setuju! No. Pernyataan 1. Saya memahami Perasaan Orang tua 2. Saya mencari waktu yang tepat dan lihat situasi serta kondisi mereka 3. Saya melakukan kegiatan yang bisa dilakukan bersama 4. Saya menyampaikan dengan nada yang baik 5. Saya mendengarkan mereka 6. Saya meyakinkan mereka bahwa saya bisa dipercaya
Ya
Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4 72
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL A. Topik/pokok bahasan
: Pentingnya bersikap jujur
B. Tugas Perkembangan
: Mencapai pola hubungan yang baik dengan orang tua dalam peranannya sebagai orang yang lebih muda.
C. Bidang Bimbingan
: Pribadi-Sosial
D. Jenis Layanan
: Bimbingan kelompok/kelas
E. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman dan Pengembangan
F. Sasaran Pelayanan
: Siswa kelas IX
G. Standar Kompetensi
: Siswa mampu mengungkapkan perasaannya.
H. Kompetensi Dasar
: Siswa mampu berkata jujur dalam mengungkapkan isi hati kepada orang tua.
I. Indikator
: 1. Siswa mampu menjelaskan arti bersikap jujur. 2. Siswa mampu menjelaskan pentingnya bersikap jujur. 3. Siswa mampu menjelaskan hambatan bersikap jujur.
J. Materi
: Pengertian bersikap jujur, pentingnya bersikap jujur dan hambatan bersikap jujur.
K. Prosedur/Proses kegiatan : 1. Metode :Permainan, ceramah dan tanya jawab. No 1.
2.
Intrakurikuler
Kokulikuler
Pembukaan
siswa terlibat aktif
Memberi pengantar dengan
dalam kegiatan
menjelaskan pengertian kejujuran.
pelayanan bimbingan.
Menjelaskan pentingnya bersikap
Waktu 5‟
5‟
jujur. 3.
Menjelaskan hambatan bersikap jujur.
5‟
4.
Kegiatan permainan “jujur berani”
15‟
6.
Siswa diminta untuk merefleksikan
5‟
dari kegiatan permainan “jujur berani” 7.
Siswa diminta untuk sharing hasil refleksi dan kesimpulan.
10‟
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4 73
L. Waktu
: 1 x 40 menit
M. Tempat
: Ruang Kelas
N. Penyelenggara
: Guru BK
O. Alat
: botol plastik, kertas
P. Evaluasi
: setelah melaksanakan kegaitan yang diikuti seluruh siswa satu kelas, diharapkan siswa dapat memiliki perubahan positif dalam dirinya dengan dapat menjawab pertanyaan evaluasi sebagai berikut: 1. Jelaskan pengertian bersikap jujur! 2. Jelaskan pentingnya bersikap jujur! 3. Jelaskan hambatan bersikap jujur!
Q. Rencana Tindak Lanjut : pada pertemuan berikut akan dicek apakah siswa sudah bersikap jujur dan berkata jujur. R. Sumber Pustaka
: Sinurat, R.H.Dj. 2008. Reader Mata Kuliah Praktikum Bimbingan Kelompok. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Mengetahui, Koordinator BK
Perencana Pelayanan Guru BK,
Chintya Sekar S. D
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4 74
HANDOUT Pentingnya Bersikap Jujur A. Bersikap Jujur Kebiasaan atau sifat yang selalu menyerukan kebenaran, mengatakan fakta yang sebenarnya dengan ketulusan hati. B. Pentingnya Bersikap Jujur Bersikap jujur itu penting karena: 1. Dengan bersikap jujur maka kita dapat dipercaya orang lain 2. Dengan bersikap jujur maka kita akan disenangi orang lain 3. Dengan bersikap jujur maka kita akan merasa lega (tidak ada beban) C. Hambatan Bersikap Jujur 1.
Takut mendapat hukuman
2.
Takut dijauhi teman
3.
Takut diejek
4.
Takut tidak terima dalam pergaulan
D. Permainan Jujur dan Berani Langkah-langkahnya: 1. Dalam kelas tidak dibagi kelompok. 2. Fasilitator megeluarkan satu botol gelas dan kertas 3. Kemudian kertas itu diberi nomor sesuai dengan jumlah siswa. 4. Setelah siswa diberi nomor, para siswa mengambil nomor tersebut, layaknya arisan. 5. Setelah itu fasilitator menyebutkan nomor, setelah ada nomor yang bersangkutan dengan para siswa maka siswa tersebut harus maju. 6. Kemudian siswa dimintamemilih jujur atau berani. Berani artinya siswa harus berani melaksanakan keinginan apa pun dari teman-temannya. Namun jika siswa tersebut memilih jujur, ia harus jujur dalam menjawab pertanyaan. Jadi dalam permainan ini para siswa dilatih untuk berani memilih berbuat dan berkata jujur, karena betapa sulitnya orang-orangsekarang ini untuk berbuat jujur. Pertanyaan untuk kegiatan jujur berani:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4 75
1. Siapa diantara kedua orang tuamu yang paling dekat denganmu? 2. Kepada siapa kamu lebih berkata jujur? 3. Apakah kamu pernah mencontek saat ujian? Pelajaran apa? 4. Apakah kamu pernah mengambil barang tanpa seijin orang lain? 5. Apakah kamu pernah jajan di kantin tapi tidak membayar? 6. Apakah kamu pernah membohongi orangtua? Hal apa itu?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4 76
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
A. Topik/Pokok Bahasan B. Tugas Perkembangan C. D. E. F. G. H. I.
J. S.
: Pembukaan diri. : Mencapai pola hubungan yang baik dengan orangtua dalam peranannya sebagai orang yang lebih muda. Bidang Bimbingan : Pribadi/Sosial. Jenis Layanan : Bimbingan kelompok/kelas. Fungsi Layanan : Pengentasan. Sasaran Pelayanan : Siswa kelas IX. Standar Kompetensi : Siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orangtua. Kompetensi Dasar : Siswa dapat berkomunikasi dengan orangtua. Indikator : Siswa dapat mengklasifikaskan tiga daerah dalam diri yang dilukiskan dalam Jendela Johari, yaitu: daerah terbuka, daerahbuta dan daerah tersembunyi. Materi Pelayanan : Tiga daerah dalam diri yang dilukiskan dalam Jendela Johari, yaitu: daerah terbuka, daerah buta dan daerah tersembunyi. Prosedur/Proses : 1. Metode:Ceramah singkat, tanya jawab, diskusi, refleksi. 2. Langkah-langkah Kegiatan: No. 1.
2.
3.
4.
Intrakurikuler Konselor (Guru BK) Masing-masing peserta didik diminta mempelajari bagian-bagian dalam Jendela Johari. Lalu, pada selembar kertas siswa diminta menuliskan beberapa sifat yang siswa fikir diketahui oleh orang lain (Daerah Terbuka) serta beberapa sifat yang siswa fikir tidak diketahui oleh orang orang lain (Daerah Tersembunyi). Siswa diminta untuk menyisakan ruangan untuk menuliskan sifat-sifat yang terdapat dalam Daerah Buta. Guru BK meminta peserta didik membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari lima orang. Masing-masing peserta didik diminta mengambil lima lembar kertas. Peserta didik diminta menuliskan nama masing-masing peserta lain (termasuk nama peserta didik) pada salah satu sisi kertas. Di sebaliknya, peserta didik diminta menuliskan dua sifat positif dari orang yang bersangkutan. Pada kartu peserta didik sendiri, tuliskan dua sifat positif yang peserta sisik fikir tidak tahu (jadi, dari aerah tersembunyi peserta didik) dan yang ingin peserta didik buka kepada mereka. Guru BK meminta peserta didik mengumpulkan semua kartu, lalu mengocoknya dan dalam keadaan tertumpuk lalu meletakkannya di tengah kelompok dengan again yang bertuliska nama masing-masing perserta didik menghadap ke bawah. Secara bergiliran, masing-masing peserta didik mengambil satu kertas dan membaca isinya. Setiap kali kelompok memutuskan lembar kertas yang baru selesai dibaca tersebut milik siapa (tanpa melihat nama pemilik di sebaliknya). Letakkan kartu tersebut (nama tetap berada di bawah) di depan peserta didik yang telah diputuskan oleh kelompok sebagai pemiliknya. Ulangi langkah ini sampai seluruh kartu habis dibagikan. Guru BK meminta masing-masing peserta didik membalikkan kartu yang ada di depannya. masing-masing peserta didik diminta memberikan reaksi tentang kartu yang telah diterimanya. Jika ada peserta didik yang menerima kartu yang bukan namanya, maka kartu tersebut harus diberikan kepada pemiliknya. Kelompok lalu mendiskusikan hal-hal berikut: a. Mengapa kartu tersebut bisa diberikan secara tepat atau keliru kepada
Waktu Konseli (Siswa) 10 „‟
Terlibat aktif 15‟‟
20‟‟
20‟‟
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4 77
pemilik/bukan pemiliknya? Apakah deskripsi-deskripsi sifat yang diberikan cocok dengan orang yang dimaksudkan? c. Pelajaran apa yang didapat dari kegiatan ini? Guru BK meminta masing-masing peserta didik mengumpulkan kartu-kartu miliknya dan mengklasifikasikan isinya ke dalam Daerah Terbuka, Daerah Tersembunyi atau Daerah Buta dalam Lembar Pemahaman Diri. Rencana Tindak Lanjut: Siswa didorong agar dapat berkomunikasi dengan orangtua dengan baik. b.
5.
T.
U. V. W. X. Y.
Tempat Penyelenggaraan Waktu Penyelenggara Alat Evaluasi
Mengetahui, Koordinator BK
…………………
15‟‟
: Ruang kelas. : 2 x 40 menit. : Guru BK : Enam lembar kertas berukuran kartu pos : Setelah melaksanakan kegiatan yang diikuti oleh seluruh siswa satu kelas, diharapkan siswa dapat memiliki perubahan positif dalam dirinya dengan dapat menjawab pertanyaan evaluasi sebagai berikut: Deskripsikan Tiga daerah dalam diri yang dilukiskan dalam Jendela Johari, yaitu: daerah terbuka, daerah buta dan daerah tersembunyi.
Perencana Pelayanan Guru BK,
Chintya Sekar S. D
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 4 78
HANDOUT PEMBUKAAN DIRI
Joe Luft dan Harry Ingham melukiskan diri kita ibarat sebuah ruangan berserambi empat yang merka sebut Jendela Johari sesuai nama depan mereka. serambi pertama berisi hal-hal yang kita ketahui dan diketahui orang lain, maka disebut Daerah Terbuka. Serambi kedua berisi halhal yang tidak kita ketahui namun diketahui oleh orang lain, maka disebut Daerah Buta. Serambi ketiga berisi hal-hal yang kita ketahui namun tidak diketahui oleh orang lain, maka disebut Daerah Tersembunyi. Sermbi keempat berisi hal-hal yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain, dan disebut Daerah Tak Sadar. (Johnson: 1981). Diri Sendiri Tahu Orang Lain
Tahu Tidak tahu
1 Daerah Terbuka 3 Daerah Tersembunyi
Tidak Tahu 2 Daerah Buta 4 Daerah Tak Sadar
Lembar Pemahaman Diri Nama:……………………………………….. Tanggal:……………………………………. Daerah Terbuka 1. _________________________ 6. ________________________ 2. _________________________ 7.________________________ 3. _________________________ 8.________________________ 4. _________________________ 9.________________________ 5. _________________________ 10._______________________ Daerah Tersembunyi 1. _________________________ 6. ________________________ 2. _________________________ 7.________________________ 3. _________________________ 8.________________________ 4. _________________________ 9.________________________ 5. _________________________ 10._______________________ Daerah Buta 1. _________________________ 6. ________________________ 2. _________________________ 7.________________________ 3. _________________________ 8.________________________ 4. _________________________ 9.________________________ 5. _________________________ 10._______________________
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI