PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MENGGALI WAWASAN TENTANG MAKNA DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA UNTUK MENGEMBANGKAN IMAN KATOLIK KELUARGA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Maria Wuriusadani NIM: 101124014
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Keluargaku (Bapak M.Katmo, Ibu Y.Sumiastuti, Mas dan Mbak tersayang) yang selalu setia mendampingiku dalam studi sampai selesai.
Antonius Wahyu Budi Santosa beserta keluarga yang telah memotivasiku dalam menyelesaikan skripsi.
Keluarga Kristiani yang terkasih di dalam Kristus.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu (Luk.11: 9).
Prinsip dan komitmen itu penting untuk meraih cita-cita.
Langkah bijak hanyalah kata lebih bijaksana lagi dengan perbuatan konkret, walaupun hal kecil yakinilah itu.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 April 2015 Penulis
Maria Wuriusadani
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Wuriusadani NIM : 101124014 Demi
pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya berjudul: MENGGALI WAWASAN TENTANG MAKNA DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA UNTUK MENGEMBANGKAN IMAN KATOLIK KELUARGA beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan dan mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan royalti kepada saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Tanggal 28 April 2015 Yang menyatakan
Maria Wuriusadani
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Judul skripsi MENGGALI WAWASAN TENTANG MAKNA DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA UNTUK MENGEMBANGKAN IMAN KATOLIK KELUARGA dipilih karena Keluarga Katolik perlu menggali dan menekuni keterlibatannya dalam kegiatan gereja sejak usia dini supaya iman umat semakin berkembang dan terwujud dalam hidup sehari-hari, sebab iman menjadi dasar bagi umat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan membiasakan diri untuk selalu bijaksana dalam bertindak. Umat perlu terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Gereja. Maka dari itu, iman yang dimiliki oleh umat Katolik semakin berkembang dalam dirinya. Selain itu, umat juga perlu terlibat aktif dalam kegiatan kerohanian, antara lain mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan berdevosi kepada Bunda Maria. Keluarga Katolik yang belum aktif dalam devosi kepada Bunda Maria di paroki, di wilayah, bahkan di lingkungan, disebabkan oleh banyaknya kesibukan dalam keluarga mereka, sehingga kurang memperhatikan unsur-unsur penting yang bisa digunakan untuk mengembangkan iman Katolik melalui devosi. Maka, iman yang dimiliki oleh umat akan semakin bertumbuh dan berkembang melalui tindakan konkret dalam hidup sehari-hari. Permasalahan pokok dalam skripsi ini berkaitan dengan bagaimana cara berdevosi kepada Bunda Maria untuk mengembangkan iman Katolik keluarga itu semakin dipahami dan dimaknai oleh keluarga-keluarga Katolik. Untuk itu dalam memecahkan persoalan tersebut dibutuhkan teori-teori yang relevan yaitu dengan menggunakan metode studi pustaka. Teori-teori tersebut ditemukan dengan membaca, memahami buku-buku dan dokumen-dokumen yang sesuai dengan persoalan tersebut, sehingga mampu memberikan saran bagi keluarga-keluarga Katolik dalam mengembangkan imannya. Devosi kepada Bunda Maria merupakan bentuk kebaktian dan penghormatan terhadap Bunda Maria untuk menghayati iman kepercayaannya. Devosi tersebut bertujuan untuk mengembangkan iman Katolik bagi umat melalui perantara Bunda Maria. Oleh karena itu, keluarga-keluarga Katolik perlu memahami makna devosi kepada Bunda Maria dalam keluarga demi perkembangan iman Katoliknya. Untuk kepentingan tersebut, penulis menjelaskan salah satu bentuk devosi kepada Bunda Maria yang mudah dan sesuai untuk dilaksanakan dalam keluarga beserta cara-cara berdoanya. Bentuk devosi tersebut adalah doa rosario suci, karena doa rosario merupakan doa penggabungan antara doa lisan dengan doa batin, doa permohonan, syukur dan pujian kepada Tuhan melalui Bunda Maria.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Title of the thesis COLLECTED CONCEPT ABOUT THE MEANING OF DEVOTION TO THE MOTHER MARY FOR DEVELOPING THE CATHOLIC FAITH FAMILY was chosen because Catholic families needs collected and diligently the involvement their from an early age in the life so that the faith of people is increasingly developed and realized, because it is the basis for people to be closer to the Lord and to always be wise to familiarize them selves in the real action. Peoples need an actively involve religious activities organized by the Catholic Church. Because of the case, faith of the Catholic people are more develop in their self. Moreover, people also need to actively involve in spiritual activities, among others, attending the celebration of the Eucharist on Sundays and praying devotion to the Mother Mary. Catholic family that has not been active in the devotion to the blessed Mother Mary in the parish, in the region, even in the environment, caused by the large number of activities in their families, so little regard for the essential elements that can be used to develop the Catholic faith through devotion. Then, the faith which is owned by the people will increasingly grow and develop through concrete actions in daily life. The main problem of this thesis is how to devote to Mother Mary for developing Catholic family faith will be more understood and meant by Catholic families. To solve that problem, relevant theories are needed by using literature method. These theories are found by reading, understanding of books and documents that correspond to the issue. The aim is to provide advice for Catholic families in developing his faith. Devotion to Mother Mary is a form of worship and veneration of the Mother Mary to live up our faith. The aim of devotion is to develop Catholic faith for Church people through Mother Mary. Therefore, Catholic families need to understand the meaning of devotion to the blessed Mother Mary in the family for the sake of their Catholic faith development. For these purposes, the author describes one form of devotion to Mother Mary in an easy and suitable way to be carried out within the family including the ways. That devotion form is holy rosary, because this pray is combination between oral prayer, supplication, thanks giving and praise to God through Mother Mary.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus yang selalu setia menuntun dan menemani penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul MENGGALI WAWASAN TENTANG MAKNA DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA UNTUK MENGEMBANGKAN IMAN KATOLIK KELUARGA. Penulis menyusun skripsi dengan judul tersebut berkat keterlibatan dan pengamatan penulis terhadap keterlibatan umat dalam kegiatan menggereja.Skripsi ini akan menekankan tentang proses mengembangkan iman Katolik dengan cara devosi kepada Bunda Maria terutama oleh keluarga masing-masing dan dikembangkan kembali ke dalam keluarga Katolik secara umum. Skripsi ini juga digunakan sebagai syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Rm. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed., selaku Kepala Program Studi IPPAK yang memberikan persetujuan bagi penulis dalampenyusunan skripsi.
2.
Rm. Dr.Bernardus Agus Rukiyanto, SJ., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis untuk menyelesaikan skrispsi ini dengan sabar, tekun dan setia memberikan kritik dan saran bagi penulis.
3.
Rm. Dr.C.B. Putranta, SJ., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi arahan pada penulis untuk memperbaiki skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Bapak P. Banyu Dewa HS., S.Ag., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah memberi nasehat dan bimbingan bagi penulis untuk segera merevisi skripsi ini.
5.
Segenap civitas akademika Program Studi IPPAK, FKIP, USD Yogyakarta yang selalu memotivasi penulis selama studi.
6.
Saudara-saudari seperjuangan angkatan 2010 yang sanggup membantu dan memberi perhatian bagi penulis dalam belajar dan menyusun skripsi.
7.
Keluarga penulis dan keluarga Antonius Wahyu Budi Santosa, yang telah mendukung penyusunan skripsi ini sampai selesai.
8.
Semua
pihak yang selama ini
membantu
memotivasi penulis dalam
penyusunan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena adanya keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk memperbaiki
skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Akhirnya, penulis mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini.
Yogyakarta, 28 April 2015 Penulis
Maria Wuriusadani
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Hal. HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................. ABSTRAK .............................................................................................................
vii viii
ABSTRACT .............................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
x
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
xii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
1
A. Latar Belakang ...........................................................................................
1
B. Rumusan Permasalahan .............................................................................
8
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................
8
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................
8
E. Metode Penulisan .......................................................................................
9
F. Sistematika Penulisan ................................................................................
9
BAB II DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA DALAM KELUARGA ...............
10
A. Devosi ........................................................................................................
10
1. Pengertian Devosi ................................................................................
10
2. Ketentuan Devosi .................................................................................
11
a. Ketentuan Objektif .........................................................................
11
b. Ketentuan Subektif .........................................................................
11
3. Tujuan dan Manfaat Devosi .................................................................
12
4. Sarana Devosi .......................................................................................
12
5. Makna dan Dasar Kehidupan Devosi bagi Umat .................................
13
B. Bunda Maria ...............................................................................................
14
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Siapa Bunda Maria? .............................................................................
14
a. Hamba yang Rendah ......................................................................
14
b. Bunda Pendoa ................................................................................
15
c. Bunda Pemberani ...........................................................................
15
d. Bunda Pemersatu ............................................................................
16
e. Bunda Allah ...................................................................................
16
f. Bunda Gembala yang Baik ............................................................
18
g. Bunda Penebus ...............................................................................
19
h. Ibu Yesus ........................................................................................
19
i. Ibu Perawan ....................................................................................
20
2. Visi Iman Bunda Maria ........................................................................
21
3. Kekudusan dan Keistimewaan Bunda Maria .......................................
22
4. Jiwa dan Semangat Bunda Maria .........................................................
23
5. Gelar-gelar Bunda Maria ......................................................................
24
a. Cermin Kebenaran .........................................................................
24
b. Tahta Kebijaksanaan ......................................................................
24
c. Bejana Rohani dan Bejana Kebaktian Utama ................................
25
d. Benteng Daud dan Benteng Gading ...............................................
26
e. Rumah Kencana .............................................................................
26
f. Pintu Surga .....................................................................................
27
g. Bintang Timur/Kejora .....................................................................
27
h. Bunga Mawar yang Ajaib ..............................................................
27
i. Perlindungan Orang Berdosa dan Ratu Damai ..............................
28
6. Bentuk Devosi kepada Bunda Maria ....................................................
29
a. Pengertian Devosi kepada Bunda Maria ........................................
29
b. Bentuk-bentuk Devosi kepada Bunda Maria .................................
30
1) Salam Maria .............................................................................
31
2) Doa Rosario ..............................................................................
31
3) Doa Litani Santa Maria .............................................................
32
4) Doa Malaikat Tuhan .................................................................
32
5) Legio Maria ..............................................................................
33
6) Novena Tiga Salam Maria .......................................................
33
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7) Ziarah ke Gua-gua Maria .........................................................
34
7. Pesta Liturgi kepada Bunda Maria .......................................................
36
C. Keluarga .....................................................................................................
36
1. Pengertian Keluarga .............................................................................
36
a. Keluarga adalah Pribadi-pribadi dalam Cinta Kasih ......................
37
b. Keluarga adalah Persekutuan Pembela Kehidupan ........................
37
c. Keluarga adalah Gereja Rumah Tangga .........................................
37
d. Keluarga adalah Masyarakat Kecil .................................................
38
2. Makna Keluarga ...................................................................................
39
3. Hidup sebagai Keluarga yang Sehat ....................................................
40
a. Fase Pertama adalah Proses Memberi Dukungan ..........................
41
b. Fase Kedua adalah Menyembuhkan ..............................................
41
c. Fase Ketiga adalah Bertumbuh dan Berkembang ..........................
42
4. Peran dan Keterlibatan Keluarga .........................................................
43
a. Membentuk Persekutuan Pribadi-pribadi .......................................
43
b. Mengabdi kepada Kehidupan .........................................................
43
c. Ikutserta dalam Pengembangan Masyarakat ..................................
44
d. Berperanserta dalam Kehidupan dan Misi Gereja .........................
45
5. Hal-ikhwal Hidup Berkeluarga ............................................................
47
a. Permasalahan Keluarga ..................................................................
47
b. Pernikahan sebagai Sakramen ........................................................
47
c. Persiapan dan Pastoral Keluarga ....................................................
48
d. Keluarga sebagai Sel Gereja dan Masyarakat ................................
49
e. Tugas Pokok Orangtua dalam Keluarga ........................................
50
1) Pendidikan Dasar ......................................................................
50
2) Pendidikan Rohani ....................................................................
50
f. Kebutuhan Seorang Anak dalam Keluarga ....................................
52
Rangkuman ............................................................................................................
53
BAB III IMAN KATOLIK ....................................................................................
55
A. Iman ............................................................................................................
55
1. Pengertian Iman ...................................................................................
55
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Makna Iman .........................................................................................
57
3. Sikap dan Perbuatan dalam Iman .........................................................
59
4. Dasar Iman ...........................................................................................
60
a. Iman Para Rasul .............................................................................
60
b. Peristiwa Inkarnasi .........................................................................
61
5. Sumber Iman ........................................................................................
61
a. Tradisi dan Kitab Suci ....................................................................
61
b. Magisterium (Wewenang Mengajar) .............................................
63
B. Katolik ........................................................................................................
65
1. Pengertian Katolik ................................................................................
65
2. Beriman Katolik ...................................................................................
66
a. Berpikir Katolik .............................................................................
67
b. Berperilaku Katolik ........................................................................
69
3. Tujuan Beriman Katolik .......................................................................
70
4. Identitas Beriman Katolik ....................................................................
70
5. Ajaran-ajaran Pokok Iman Katolik ......................................................
71
a. Allah ...............................................................................................
71
b. Yesus ..............................................................................................
71
1) Putera Allah ..............................................................................
72
2) Anak Manusia ..........................................................................
73
3) Tuhan ........................................................................................
73
4) Kristus (Mesias, Almasih) ........................................................
73
5) Sang Sabda (Sabda Allah) ........................................................
74
6) Hamba Allah ............................................................................
74
7) Sebutan-sebutan Lain ...............................................................
75
c. Trinitas ...........................................................................................
75
d. Penebusan .......................................................................................
77
e. Sakramen ........................................................................................
78
f. Devosi ............................................................................................
79
C. Mengembangkan Iman Katolik ..................................................................
80
1. Mendalami dan Mendengarkan Firman Tuhan ....................................
80
2. Doa .......................................................................................................
80
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Devosi kepada Bunda Maria ................................................................
82
4. Spiritualitas ..........................................................................................
82
5. Pengharapan .........................................................................................
83
6. Mengikuti Suara Hati dari Tuhan .........................................................
83
Rangkuman ............................................................................................................
84
BAB IV MAKNA DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA BAGI KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN IMAN KATOLIK .............................. A. Makna Devosi kepada Bunda Maria bagi Keluarga dalam Mengembangkan Iman Katolik .................................................................. B. Doa Rosario sebagai Salah Satu Bentuk Devosi kepada Bunda Maria dalam Keluarga untuk Mengembangkan Iman Katolik ............................ 1. Alasan Devosi kepada Bunda Maria melalui Doa Rosario ...................
86 86 88 88
2. Cara Devosi kepada Bunda Maria bagi Keluarga melalui Doa Rosario........................................................................................... a. Pengantar dan Intensi Keluarga .....................................................
89 89
b. Cara Berdoa Rosario ......................................................................
90
c. Keterangan Cara Doa Rosario .......................................................
90
d. Catatan Doa-doa .............................................................................
91
1) Doa-doa yang didaraskan dalam Doa Rosario .........................
91
2) Peristiwa-peristiwa yang digunakan dalam Doa Rosario .............
93
a) Peristiwa Gembira (Senin, Sabtu) ......................................
93
b) Peristiwa Sedih (Selasa, Jumat) .........................................
95
c) Peristiwa Mulia (Rabu, Minggu) ........................................
97
d) Peristiwa Terang (Kamis) ..................................................
99
3. Aksi Konkret Bentuk Devosi kepada Bunda Maria .............................
101
BAB V PENUTUP .................................................................................................
103
A. Kesimpulan ................................................................................................
103
B. Saran ...........................................................................................................
105
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
106
LAMPIRAN ...........................................................................................................
107
DATA BUKTI LATAR BELAKANG BERDASARKAN PENGALAMAN KETERLIBATAN UMAT KATOLIK .........................
(1)
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A.
Singkatan Kitab Suci Singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini disesuaikan dengan Alkitab yaitu
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru serta Terjemahan Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia, Jakarta 2000
B.
Singkatan Dokumen Resmi Gereja
AA : Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II yang membahas tentang Kerasulan Awam, 2 Februari 1993 DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II yang membahas mengenai Wahyu Ilahi, 2 Februari 1993 FC
: Familiaris Consortio, Seri Dokumen Gerejawi no.30 Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada Para Uskup, Imam-imam dan Umat Beriman seluruh Gereja Katolik tentang Peranan Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern, 22 November 1981
LG
: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II yang membahas tentang Gereja, 2 Februari 1993
C.
Singkatan Lain
KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia. PGKI : Pedoman Gereja Katolik Indonesia.
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Keluarga Katolik perlu menggali dan menekuni keterlibatannya dalam kegiatan
gereja sejak usia dini supaya iman umat semakin berkembang dan terwujud dalam hidup sehari-hari, sebab iman menjadi dasar bagi umat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan membiasakan diri untuk selalu bijaksana dalam melakukan segala hal. Umat perlu terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Gereja. Maka dari itu, iman yang dimiliki oleh umat Katolik semakin bertumbuh dan berkembang dalam dirinya. Peduli, peka dan kesadaran diri dalam kegiatan penghayatan dan pengungkapan iman perlu ditingkatkan, supaya imannya akan Yesus Kristus terwujud melalui perbuatannya (data terlampir no.6). Iman itu sendiri dengan sendirinya akan muncul dalam diri umat, maka iman perlu dikembangkan dan diperjuangkan serta membutuhkan proses. Iman muncul sesuai rencana, tujuan dan kehendak Tuhan, umat perlu menjalin keakraban dengan Tuhan supaya imannya semakin meningkat dan mengalami perubahan dalam bersikap. Dalam surat Ibr.11:7 dituliskan bahwa “Karena iman, maka Nuh dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya”. Untuk itu, dalam surat Ibrani menganjurkan kepada keluarga Katolik untuk selalu taat mengikuti petunjuk-petunjuk dari Tuhan dengan kekuatan iman demi keselamatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
bersama, sehingga perlu meluangkan waktu untuk taat dengan ajaran-Nya (data terlampir no.3). Gereja dalam memperkembangkan dan mempertanggungjawabkan imannya antara lain melalui perbuatan konkret dan persekutuan doa bersama. Oleh sebab itu, seluruh keluarga yang beriman Katolik pun masih mengalami berbagai tantangan untuk melanjutkan karya-karya Allah yang diturunkan bagi seluruh umat Katolik. Umat Katolik menjadi bagian penting Gereja, karena Gereja Katolik itu akan semakin tumbuh dan berkembang apabila ada keaktifan, keterlibatan dan suatu pertemuan antar pribadi, sehingga iman kekatolikkan mereka semakin tampak dari keluarga-keluarga yang memiliki kedewasaan iman (data terlampir no.10). Umat Katolik telah mengetahui dan mengenal Tuhan secara mendalam, mereka mengetahui dan percaya kepada-Nya melalui kesadaran diri mereka masing-masing dan dengan perantara orang lain. Seseorang yang ingin mengenal Tuhan bisa dilaksanakan dengan cara meluangkan waktu untuk berkomunikasi dan bergaul dengan-Nya, supaya mereka semakin bersungguh-sungguh dalam memperdalam imannya. Tuhan menghendaki adanya suatu keyakinan umat yang ingin mengenalNya, maka salah satu sifat yang bisa membantu umat untuk mengenal Tuhan adalah sifat kepatuhan, karena dengan patuh dan taat dengan perintah-Nya, umat akan semakin beriman dan semakin mengenal kepribadian Tuhan yang sesungguhnya. Keluarga Katolik diharapkan mampu terlibat secara aktif dalam kegiatankegiatan menggereja. Tuhan mengajarkan sendiri dalam I Kor.15:58 yang mengatakan bahwa “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”. Jadi, ayat tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
mengajak keluarga Katolik supaya tetap berani berpegang teguh dan berusaha secara maksimal untuk kemuliaan Tuhan, karena segala sesuatu yang dilakukan keluarga Katolik melalui persekutuan sangat bermanfaat dalam memperkembangkan imannya terutama dalam menjalin komunikasi dengan-Nya. Keluarga-keluarga Katolik sendiri telah memikirkan dan menerapkan tindakantindakan yang dikehendaki oleh Tuhan dalam mengusahakan perkembangan imannya, bersedia mengorbankan kepentingan duniawi demi hidup bersama sebagai anggota Gereja yang mengenal Tuhan. Keluarga yang menjadi anggota Gereja mampu berpikir dan berperilaku Katolik dalam memperjuangkan imannya supaya semakin beriman kepada Tuhan. Iman Katolik pun membutuhkan perjuangan dari umat Katolik itu sendiri dengan pertolongan Allah, agar mereka semakin mampu menggali wawasan secara luas yang berkaitan dengan agama, teologi dan materi lain, karena hal tersebut bisa membantu semua umat yang menginginkan imannya bertumbuh dan berkembang di dalam tindakan konkret (data terlampir no.7). Selain terlibat aktif dalam kegiatan rohani, umat perlu juga melaksanakan suatu devosi kepada Bunda Maria dalam mengembangkan iman keluarganya. Devosi tersebut membutuhkan kesungguhan dan pemahaman bagi keluarga Katolik dengan memahami makna dan arti pentingnya. Pengertian devosi sebagai suatu bentuk kegiatan Gereja dalam menghayati iman katoliknya kepada Tuhan. Penghayatan iman agar berkembang dengan baik tidak dengan berdevosi saja, tetapi bisa dengan membaca dan memahami ayat Kitab Suci dan mendengarkan firman-Nya juga secara rutin (data terlampir no.5). Keluarga-keluarga Katolik bukan hanya memikirkan hidupnya sendiri dalam keluarganya masing-masing, melainkan juga mengingat Tuhan dan sesama. Umat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
Katolik diharapkan mampu menemukan tentang Tuhan secara totalitas, maka untuk menemukan jawaban tersebut, misalnya dengan menjalin keakraban bersama Tuhan baik dengan berdevosi kepada Bunda Maria, doa bersama maupun kegiatan lainnya yang sekiranya membantu, mendukung dan menunjang perkembangan imannnya. Akan tetapi, permasalahan yang dibahas dan menjadi fokus perhatian dalam skripsi ini mengenai devosi kepada Bunda Maria dalam mengembangkan iman Katolik keluarga (data terlampir no.9). Banyak cara yang bisa digunakan oleh keluarga dalam meningkatkan dan mengembangkan imannya pada Yesus Kristus (data terlampir no.1). Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengembangkan iman tersebut dengan melaksanakan devosi kepada Bunda Maria, karena Bunda Maria sebagai Perawan Sejati yang paling suci dan pantas untuk diteladani oleh orang-orang yang beriman. Setiap pribadi perlu memperjuangkan perkembangan iman Katoliknya dengan sungguhsungguh dan penemuannya sendiri meskipun membutuhkan bantuan orang-orang yang diutus oleh Tuhan. Devosi juga menjadi kekuatan dalam diri seseorang untuk berpasrah dan berserah diri kepada Tuhan agar iman yang dimiliki keluarga-keluarga Katolik semakin berkembang melalui proses perkenalan dan perjumpaan dengan Allah melalui perantara Bunda Maria, perkenalan tersebut akan membawa perubahan sikap bagi hidup seluruh umat beriman kristiani (Darminta, 1995a: 47). Maka, keterlibatan keluarga Katolik dalam devosi kepada Bunda Maria di paroki, di stasi, di wilayah dan di lingkungan, dikarenakan banyaknya kesibukan dalam keluarga dan pekerjaan mereka, sehingga umat mampu memahami dan memperhatikan unsur-unsur penting yang bisa digunakan untuk mengembangkan iman Katolik keluarga melalui devosi tersebut. Keluarga-keluarga Katolik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
membutuhkan daya tarik pemandu dalam menggunakan metode-metode, seperti dengan berdevosi kepada Bunda Maria, sehingga membuat umat semakin semangat untuk melibatkan diri dalam pendalaman iman tersebut. Dalam devosi pun keluarga Katolik mengharapkan metode yang variatif, supaya menarik minat umat Katolik untuk berdevosi kepada Bunda Maria, karena banyak cara yang bisa diterapkan oleh pemandu dalam mengembangkan iman kekatolikan keluarga (data terlampir no.4 dan no.7). Dalam
lingkup
keluarga
perlu
mengadakan
doa
bersama
dalam
mengembangkan iman Katolik dengan sepenuh hati terutama dengan melakukan devosi kepada Bunda Maria, karena Bunda Maria memiliki iman yang kuat dan selalu pasrah diri kepada Tuhan dalam menghadapi segala tantangan dan godaan dalam hidupnya. Bunda Maria sangat pantas untuk menjadi teladan bagi keluarga Katolik, karena Bunda Maria menjadi bagian dalam keluarga kudus Nazaret dan menjadi pilihan Allah. Kis.1:14 mengungkapkan bahwa “Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus”. Jadi, ayat tersebut mengajak keluarga-keluarga yang beriman Katolik untuk selalu setia dan tekun dalam doa secara bersama-sama dengan tulus dan sepenuh hati (data terlampir no.2 dan no.8). Konstitusi dogmatis Lumen Gentium yang membahas tentang Gereja juga mengingatkan semua umat beriman untuk melaksanakan bakti yang sejati kepada Bunda Maria, bukan hanya untuk menutup-nutupi diri sebagai orang yang tekun beribadah sekaligus beriman dan bersifat sementara, melainkan juga menyadari bahwa devosi sungguh-sungguh dilakukan dari hati dan bersifat kekal, karena hidup bakti atau hidup devosi berasal dari iman yang sejati dan bisa membantu umat untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
mengakui segala keunggulan Bunda Maria, bahkan memotivasi seluruh umat supaya semakin mencintai dan meneladan keutamaan-keutamaan dari pribadi Bunda Maria (LG 67). Bentuk devosi atau penghormatan kepada Bunda Maria merupakan suatu jalan untuk semakin menghormati kehadiran Tuhan sekaligus bentuk penghormatan kepada-Nya, karena Bunda Maria memiliki ikatan khusus dengan Yesus putera-Nya. Maka, Bunda Maria dan putera-Nya mempunyai ikatan yang sangat kuat, sehingga umat yang melihat penampakan Bunda Maria berarti ia melihat kehadiran Tuhan. Meskipun Bunda Maria hanya manusia biasa yang diberi rahmat dan diangkat oleh Allah untuk menjadi Bunda Allah dan Bunda bagi keluarga Katolik. Menghormati Bunda Maria bukan berarti mengabaikan Tuhan, melainkan mencari cara lain untuk menemukan Tuhan (data terlampir no.5). Maka, dalam injil Yoh.14:6 Yesus berkata kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. Jadi, keluarga-keluarga Katolik yang berdevosi kepada Bunda Maria, menjadikannya sebagai perantara untuk menghormati Tuhan, karena hanya Tuhan yang menjadi jalan untuk menemukan kebahagiaan hidup kekal, sehingga setiap keluarga membutuhkan perjuangan dan pengorbanan secara tulus ikhlas untuk menghadapi konsekuensi yang akan terjadi. Oleh sebab itu, perjuangan dari keluarga-keluarga Katolik perlu diusahakan tampak secara maksimal dalam melaksanakan devosi kepada Bunda Maria bersama anggota keluarganya yang lain. Perjuangan dari setiap keluarga menjadi rangkaian awal dalam mengembangkan iman Katolik dari masing-masing pribadi. Perjuangan setiap keluarga akan menentukan hasil yang akan dituai dikemudian hari, maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
dalam injil Mat.7:7 dikatakan bahwa “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”. Dengan demikian, sudah jelas bahwa setiap keluarga yang berusaha dan berjuang dengan penuh ketekunan, Tuhan akan menuntun keluarga tersebut dalam memperjuangkan imannya kepada Tuhan. Orangtua
yang
telah
berpengalaman
dan
bertanggungjawab
kepada
perkembangan iman anak perlu dibiasakan sejak usia dini dalam melakukan doa bersama, supaya anak-anak ketika tumbuh menjadi dewasa semakin mudah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui devosi kepada Bunda Maria. Dengan berdevosi bisa terbantu dalam mengembangkan imannya kepada Tuhan. Orangtua bisa menjadi dasar untuk mengarahkan anak-anaknya dalam mengembangkan iman akan Yesus Kristus (data terlampir no.4). Dengan demikian persoalan-persoalan yang dialami oleh setiap keluarga dalam bidang kerohanian itu berbeda-beda, antara lain kesibukan keluarga, kesulitan membagi waktu antara bekerja dan berdoa, perlu meningkatkan minat untuk terlibat di ladang Tuhan, perlu menggali pengetahuan baru yang luas tentang makna devosi, bentuk devosi dan cara berdevosi kepada Bunda Maria untuk mengembangkan iman Katolik keluarga (data terlampir no.2, no.3, no.7, no.8 dan no.9). Dengan demikian berdasarkan alasan-alasan yang tertulis di atas, penulis tertarik dan berminat untuk mengambil judul: “MENGGALI WAWASAN TENTANG MAKNA DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA UNTUK MENGEMBANGKAN IMAN KATOLIK KELUARGA”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
B.
Rumusan Permasalahan
1.
Apa makna Devosi kepada Bunda Maria untuk mengembangkan iman Katolik keluarga?
2.
Apa bentuk-bentuk devosi kepada Bunda Maria untuk mengembangkan iman Katolik?
3.
Bagaimana cara berdevosi kepada Bunda Maria untuk mengembangkan iman Katolik keluarga?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Memberikan informasi bagi para pembaca tentang makna Devosi kepada Bunda Maria untuk mengembangkan iman Katolik keluarga.
2.
Mengetahui
bentuk-bentuk
Devosi
kepada
Bunda
Maria
untuk
mengembangkan iman Katolik. 3.
Menemukan cara berdevosi kepada Bunda Maria untuk mengembangkan iman Katolik keluarga.
D.
Manfaat Penulisan
1.
Bagi Pembaca Pembaca memperoleh informasi dan inspirasi mengenai makna Devosi kepada
Bunda Maria untuk mengembangkan iman Katolik keluarga.
2.
Bagi Penulis Penulis menemukan dan memahami makna Devosi kepada Bunda Maria untuk
mengembangkan iman Katolik keluarga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
3.
Bagi Keluarga Keluarga semakin menyadari dan memahami pentingnya makna Devosi kepada
Bunda Maria bagi keluarga dalam mengembangkan iman Katolik.
E.
Metode Penulisan Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode studi pustaka. Metode ini
merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dengan mencari, membaca, memahami, menggali dan menguraikan teori-teori yang relevan berdasarkan pada buku-buku sebagai sumber utama dalam membahas dan menyusunnya.
F.
Sistematika Penulisan
Bab I
: membahas
dan
menguraikan
tentang
latar
belakang,
rumusan
permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II
: menguraikan tentang devosi kepada Bunda Maria dalam keluarga.
Bab III : mengulas dan membahas tentang iman Katolik dan cara mengembangkan iman Katolik. Bab IV : membahas tentang makna devosi kepada Bunda Maria bagi keluarga dalam mengembangkan iman Katolik dan salah satu bentuk devosi kepada Bunda Maria. Bab V : menguraikan kesimpulan dan saran bagi semua pihak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA DALAM KELUARGA
Dalam bab II ini, penulis akan menguraikan tentang devosi kepada Bunda Maria dalam keluarga. Bab ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pertama berisi tentang devosi, bagian kedua berisi tentang Bunda Maria dan bagian ketiga berisi tentang keluarga.
A.
Devosi
1.
Pengertian Devosi Devosi berasal dari bahasa Latin devotio dengan kata kerja devovere. Devosi
merupakan penghayatan iman. Devosi berarti suatu sikap yang diterapkan dalam perbuatan nyata oleh seorang pribadi dalam mengarahkan diri kepada sesuatu (seseorang) yang dihormati dan dicintai dalam hidup. Apabila dalam devosi tersebut mengarah kepada Allah, maka devosi tersebut sebagai devosi religius (keagamaan). Hal itu diungkapkan oleh Groenen (1988: 150-151) bahwa penghayatan iman itu namanya devosi. Devosi (Latinnya: devotio, kata kerjanya devovere), berarti: suatu sikap hati serta perwujudannya, yang dengannya orang secara pribadi mengarahkan diri kepada sesuatu atau seseorang, yang dihargai, dijunjung tinggi, dicintai dan ditujui. Maka, devosi tersebut melibatkan sikap umat yang dipandang melalui segi emosional dan afektif serta tidak mengutamakan pola pikir dan akal budi dari umat. Devosi merupakan bentuk kebaktian kepada sesuatu yang diyakini dan dipercaya oleh seseorang. Kekhasan devosi adalah objeknya sebagian dari iman Kristiani, objek tersebut dilambangkan dengan suatu bentuk yang nyata, sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
secara umum penghayatan seseorang menjadi peranan penting dalam melaksanakan devosi. Maka, devosi menjadi bentuk dari ungkapan iman Kristiani (Jacobs, 2002: 247). Devosi merupakan sikap iman yang dinamis dalam melaksanakan kebiasaan umat, karena devosi membutuhkan penerapan dan perwujudan secara konkret dalam hidup sehari-hari. Unsur penting dalam berdevosi adalah melibatkan hati atau kehidupan afektif seseorang (Darminta, 1995a: 36).
2.
Ketentuan Devosi Ketentuan dalam cara berdevosi ada dua macam yaitu ketentuan secara objektif
dan ketentuan secara subjektif. Ketentuan-ketentuan tersebut ialah sebagai berikut: a.
Ketentuan Objektif
1)
Devosi sunguh-sungguh merupakan motivasi dari Roh Kudus dan perlu adanya pedoman dalam pemilihan Roh, maka devosi perlu adanya persetujuan dari Gereja.
2)
Devosi mampu memupuk perubahan hidup manusia untuk tinggal di dalamNya, sehingga semakin menghayati perasaan Yesus bukan hanya melalui batin melainkan juga melalui tindakan dan pengabdian.
b.
Ketentuan Subjektif
1)
Menyentuh hati seseorang, sehingga memotivasi dirinya untuk dekat dengan Tuhan dan mengalami perubahan dalam batinnya.
2)
Devosi berdasarkan pada iman yang benar, maka seseorang dalam berdevosi perlu adanya keyakinan dan penghayatan terhadap imannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
3)
Sikap tanpa pamrih dalam mempertahankan dan mengembangkan bentuk pengabdian kepada Tuhan serta hidup demi kepentingan sesama.
4)
Penyerahan diri dan keprihatinan tidak hanya sebagai kebutuhan sesaat ketika berdevosi dan mengabdi Tuhan.
Jadi, dengan adanya ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan devosi, devosi merupakan kegiatan rohani yang sangat penting bagi umat dan sudah terbukti bahwa devosi merupakan bagian yang sulit dipisahkan dengan hidup beriman (Darminta, 1995a: 39-41).
3.
Tujuan dan Manfaat Devosi Devosi atau kebaktian yang sejati mampu memotivasi seseorang untuk
semakin mencintai sesama, membangun Gereja melalui persaudaraan dan persekutuan, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, untuk mengabdi kepada semua orang, untuk mengungkapkan rasa hormat dan bakti secara benar dalam memperoleh kekuatan Tuhan dalam
menjalani
peziarahan hidup
supaya
umat
selalu
mengandalkan bisikan Tuhan sampai akhir hidupnya. Maka St. Agustinus berkata bahwa rasa bakti itu sebagai kekuatan dalam menyucikan diri dan membantu tingkat keselamatan orang lain (Darminta, 1995a: 32-33).
4.
Sarana Devosi Patung dan gambar bagi umat Katolik berperan penting sebagai sarana devosi
dan menunjang kehangatan dan emosional. Devosi tersebut dilakukan dengan berlutut di depannya, entah dengan mencium, melambai-lambai, mengelus-elus, atau pun berbagai macam cara yang lainnya sesuai keinginan para peziarah. Devosi bukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
hanya menarik perhatian melainkan juga memancing pola pikir seseorang. Agama monoteisme, menolak dan melawan benda-benda tersebut baik patung dan gambar Allah maupun patung dan gambar umat atau makhluk lainnya sebagai sarana dalam kegiatan kerohanian atau peribadatan. (Groenen, 1988: 182-184).
5.
Makna dan Dasar Kehidupan Devosi bagi Umat Umat yang menjalin kesatuan dengan Tuhan ada berbagai macam bentuk,
maka juga ada berbagai macam bentuk kasih. Hubungan kasih kepada-Nya disebut sebagai hidup devosi atau hidup bakti kepada Tuhan. Oleh karena itu, umat dianjurkan untuk selalu mengabdi kepada Tuhan (Darminta, 1995a: 18). Sapaan dan cinta kasih Tuhan dapat mempengaruhi pemikiran dan hati umat dalam menanggapi sekaligus menjawab sapaan tersebut, berarti umat sanggup untuk menyerahkan diri seutuhnya terhadap sapaan Tuhan. Perkenalan dengan Tuhan akan semakin memperdalam hubungan kasih antara Tuhan dengan umat-Nya, sehingga dengan
hubungan
tersebut,
Tuhan
sendiri
memberi
jaminan
pernyataan,
perlindungan, dan pemberian kekayaan dalam menjalani hidup-Nya, sedangkan dari pihak umat berupa penyerahan diri, kepatuhan, dan kerelaan hati untuk dilibatkan dalam belas kasih Tuhan kepada sesama (Darminta, 1995a: 29). Umat yang secara penuh hidup bersatu dan berbakti dengan Allah berarti umat mengandalkan hidupnya kepada Tuhan sesuai dengan hukum-Nya dan menyerahkan dirinya secara totalitas, karena umat akan membuktikan diri bahwa ia selalu setia dengan-Nya. Darminta (1995a: 30) mengatakan bahwa Dengan begitu manusia menyerahkan diri seutuhnya untuk Allah, mau hidup mengutamakan Allah, dan mau mengatur hidupnya seturut hukum Allah dan perintah Allah. Hidup bakti atau hidup devosi merupakan wujud kesetiaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
kepada kasih Allah, karena Allah sendiri telah menunjukkan kesetiaan-Nya kepada manusia. Oleh sebab itu, umat diajak untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam melaksanakan segala sesuatu selama hidup-Nya, supaya kesetiaan umat yang ditujukan kepada Tuhan terbukti melalui tindakan sehari-harinya. Devosi berkaitan erat dengan hidup kebatinan seseorang yang ingin mengembangkan iman melalui sikap. Maka kehidupan devosi sebagai suatu sarana dan perantara dalam memahami dan menghayati cara mengabdi kepada Tuhan. Cara berdevosi merupakan wujud ungkapan dari hati umat beriman untuk berbakti kepada-Nya (Darminta, 1995a: 35). Kehidupan devosi masih dibutuhkan dalam rangka mengembangkan dan menghayati
iman,
sehingga
kehidupan
devosi
disebut
sebagai
devosi
populis/populer. Hal dasar pentingnya memupuk kehidupan devosi disebabkan devosi bisa membantu mengembangkan iman supaya menyentuh hati banyak orang yang mendalami imannya (Darminta, 1995a: 42-43).
B.
Bunda Maria
1.
Siapa Bunda Maria?
a.
Hamba yang Rendah Bunda Maria mengungkapkan rasa terdalam atas dirinya sebagai ciptaan Tuhan
melalui sebuah nyanyian seperti yang terdapat dalam Injil Luk.1:46-50. Menurut Maria, umat diciptakan untuk memuliakan dan memuji Tuhan. Oleh karena itu, Maria mengajak umat untuk menyadari bahwa umat diciptakan untuk memuji dan meluhurkan Allah. Umat tidak hanya merupakan ciptaan Tuhan, melainkan juga yang diselamatkan oleh-Nya. Jadi, Maria merasakan suatu kegembiraan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
istimewa atas segala sesuatu yang berasal dari Allah, meskipun ia hina masih memperoleh perhatiaan khusus dari Allah, sehingga kegembiraan Bunda Maria adalah kegembiraan orang yang merasa disapa dan diperhatikan oleh orang lain terlebih dari Tuhan sendiri, sekalipun ia kecil. Ia ditebus dari kerendahannya itu dan dibebaskan dari dosa (Darminta, 1994: 14-15).
b.
Bunda Pendoa Maria menjadikan hatinya sebagai tempat untuk berjumpa dan berkomunikasi
dengan Sabda Allah, Maria membiarkan dan menyerahkan dirinya pada kuasa Allah melalui tindakan dan hidup doanya dalam memperkuat imannya, berarti Maria berdoa dengan hati, sehingga ia semakin akrab dengan Allah. Dengan demikian, Bunda Maria mengajarkan bahwa berdoa dengan hati berarti bersikap dan berbakti kepada Tuhan dengan benar (Darminta, 1994: 26-27).
c.
Bunda Pemberani Maria menjadi teladan bagi semua orang yang beriman yang akan mengikuti
jejak Yesus Kristus. Perjuangan hati setiap orang memang menuntut suatu keberanian, maka seorang perempuan akan lebih peka terhadap permintaan Allah dan dalam memberikan diri secara penuh kepada-Nya. Maria adalah seorang perempuan yang gagah perkasa dari antara mereka, karena ia memberikan diri secara totalitas dan mengijinkan Allah berbuat sesuai dengan kehendak-Nya. Setiap saat Maria membuat prioritas untuk mengharapkan Allah supaya menjadikan Allah ada dalam hidupnya, maka Maria mempunyai keberanian untuk selalu jujur dengan Allah, karena Allah sendiri memberi perhatian khusus terhadap kerendahan hamba-Nya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
Berkat kerendahan hatinya, Maria memperoleh kekuatan dalam menghadapi musuhnya dan dalam memuji kuasa Allah (Maloney, 1990: 125).
d.
Bunda Pemersatu Maria yang kontemplatif, akrab, mengenal Sabda Allah, pendoa sejati sudah
pasti ia seorang pembawa damai dan menyatukan antara yang satu dengan yang lain. Maria menemukan kedamaian dan kekuatan yang berasal dari Allah sendiri. Maria sebagai perawan yang demikian menjadi kekuatan untuk menjadi pemersatu dan penyembuh bagi murid-murid yang terceraikan dan mempunyai iman yang lemah, sehingga kegembiraan dan kepasrahan Maria dapat membangun pribadi pada diri Maria dengan penuh harapan dan bertumpu pada pengakuan bahwa dirinya percaya akan kekuatan Allah (Darminta, 1994: 31).
e.
Bunda Allah Iman Maria menjadi pola hidup umat yang mengimani Yesus Kristus, pola
hidup iman Maria menjadi dasar pokok hidup iman umat, supaya umat selalu memuliakan Tuhan dalam menjalani panggilan hidupnya. Maka Maria disebut sebagai Bunda Allah, karena Maria bertindak sebagai pemersatu, pembawa damai, dan pembawa hidup baru bagi semua orang, sehingga hal tersebut menjadi dasar kokoh devosi umat kepada Bunda Maria (Darminta, 1994: 44). Dalam kristologi berpengaruh juga terhadap perkembangan mariologi. Apabila Yesus terbukti sebagai Allah, maka ibu Yesus terbukti juga sebagai Bunda Allah. Maria diberi gelar “Theo-tokos” dan “Dei-genitrix” yang berarti yang melahirkan Allah. Kemudian “Dei-genitrix” itu berasal dari kata “Dei Para” dan “Mater Dei”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
yaitu Bunda Allah. Namun, kenyataan-Nya gelar yang dipakai adalah “Theo-tokos” dan “Dei-genitrix” artinya yang melahirkan Allah, sebab istilah itu yang memang tepat dan tidak menjerumuskan umat beriman ketika menafsirkan gelar-gelar Maria. Oleh sebab itu, gelar tersebut tidak menjelaskan bahwa Allah mempunyai ibu, tetapi Umat yang disebut Allah jelas mempunyai ibu seperti layaknya umat yang tampak di dunia. Melalui gelar itu Maria sebagai ibu umat, sehingga Maria disebut “Anthropotokos” artinya yang melahirkan Kristus, sudah selayaknya bahwa Maria sebagai Bunda Allah telah diresmikan dalam konsili Efesus tahun 431 (Groenen, 1988: 41). Gelar tersebut menjadi tanda pemahaman ortodoks. Bunda Maria tidak melahirkan manusia yang menjadi Allah, akan tetapi ketika ia mengandung, puteraNya merupakan Anak Allah yang berasal dari Roh Kudus. Hal itu untuk menegaskan tentang kemanusiaan dan keallahan Sang Juru Selamat (Youcat 82). Oleh karena itu, Bunda Maria tetap menerima anugerah tersebut dan membuka hatinya bagi Allah, sehingga ia diangkat menjadi Bunda Allah berkat bantuan Roh Kudus sekaligus sebagai Bunda Kristus, Bunda orang Kristiani dan seluruh umat manusia (Youcat 117). Gelar “Bunda Allah” tepat ditujukan kepada Bunda Maria, karena gelar tersebut sudah lama dikenal dan dihormati oleh umat Katolik dan gelar tersebut bukan berarti Maria menjadi sumber dan melahirkan keallahan Yesus serta bentuk penghormatan kepadanya, melainkan juga menegaskan persatuan erat antara kehendak Allah dan kehendak manusia yang tinggal bersama di dalam Kristus. Kehendak Allah dan kehendak manusia memang dipersatukan dalam dan oleh pribadi satu dan sama yaitu Pribadi Putera Allah. Maria tetap manusia biasa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
diangkat menjadi Bunda Allah tetapi tidak melahirkan Allah, ia melahirkan Yesus yang disebut Allah sekaligus manusia (Pidyarto, 2012: 151-152). Bunda Maria memang sungguh-sungguh Bunda Allah dan Penebus dunia, karena telah melahirkan putera-Nya. Dalam LG 53 mengungkapkan bahwa Sebab Perawan Maria, yang sesudah warta Malaikat menerima Sabda Allah dalam hati maupun tubuhnya, serta memberikan Hidup kepada dunia, diakui dan dihormati sebagai Bunda Allah dan Penebus yang sesungguhnya. Karena pahala Putera-Nya, ia ditebus secara lebih unggul, serta dipersatukan dengan-Nya dalam ikatan yang erat dan tidak terputuskan. Ia dianugerahi kurnia serta martabat yang amat luhur, yakni menjadi Bunda Putera Allah, maka juga menjadi puteri Bapa yang terkasih dan kenisah dari Roh Kudus. Oleh karenanya, sebagai umat beriman akan Yesus Kristus sebaiknya juga perlu menghormati dan berbakti kepada Bunda Maria yang menjadi Bunda Allah, karena Bunda Maria juga menjadi bunda bagi semua umat yang beriman. Menghormati Bunda Maria bisa berbagai macam cara, misalnya dengan devosi kepada Bunda Maria melalui doa Rosario yang berulang kali mengucapkan doa Salam Maria.
f.
Bunda Gembala yang Baik Bunda Gembala yang Baik berarti ia sangat ikhlas dalam mencintai Allah,
sehingga mampu menemukan dengan tepat yang dilakukan dan dikehendaki oleh Yesus Kristus. Bunda Maria ialah Bunda bagi seluruh umat, baik umat yang beriman maupun yang berdosa, maka ia juga sebagai Bunda Gembala yang Baik. Bunda Maria pun menjadi bunda bagi para domba yang tersesat yakni umat yang berbuat dosa dan melanggar perintah-Nya. Domba yang tersesat itu telah dicari dan ditemukan oleh Bunda Maria, Bunda Gembala yang Baik. Ia sangat bergembira ketika menemukan domba yang tersesat, supaya kembali menjadi pengikut Yesus yang setia. Bahkan Bunda Maria disebut Ratu bagi umat di dunia, sehingga Tuhan memuliakan Maria dan memberi rahmat secara penuh kepadanya. Bunda Maria
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
tampil lebih unggul daripada Malaikat dan para suci serta semua pemimpin agama. Bunda Maria pun turut serta dalam pemerintahan putera-Nya, karena ia sebagai sumber kehidupan bagi umat. Namun yang utama sebagai sumber kehidupan adalah Tuhan Yesus. Selain itu, Bunda Maria tetap menjadi harapan bagi umat beriman dalam menjalin relasi dengan-Nya, karena ia menjadi salah satu jalan dan perantara bagi umat untuk menempuh dan mencapai pertobatan supaya sampai ke pintu surga (Alphen, 1966: 162-163).
g.
Bunda Penebus Maria dan Yesus mempunyai hubungan yang sangat erat dalam karya
penebusan. Hubungan erat tersebut sungguh-sungguh terlihat dalam ikatan persatuan dan kerja sama dengan Bunda Maria, sehingga ia ikut serta mengalami peristiwaperistiwa penting yang dilakukan oleh Yesus dalam peristiwa keselamatan manusia. Oleh sebab itu, Maria dibebaskan dari segala noda dosa sejak awal hidup-Nya. Hal tersebut bisa terjadi karena rahmat penebusan Yesus sudah berkarya dalam diri Bunda Maria sebelum Ia lahir dan menebus seluruh umat (Pidyarto, 2012: 165-166).
h.
Ibu Yesus Paulus menyebut ibu Yesus dengan menggunakan kata Yunani yaitu “Gune”,
artinya perempuan dan istri. Hal itu dikarenakan ibu Yesus dikategorikan sebagai perempuan sekaligus istri, sehingga Yesus tergolong sebagai umat, sebab Yesus lahir dari seorang perempuan. Yesus dan perempuan tersebut menjalin hubungan khusus dan tidak ada orang lain yang bisa menggantikan posisi ibu Yesus yaitu ibu Maria. Kedudukan dan peranan ibu Maria sangat penting dan berarti bagi Yesus, maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
Yesus dikatakan senasib dengan perempuan tersebut. Hal tersebut merupakan pemikiran dari Paulus dan sebagai bentuk karya penyelamatan dari Allah, sehingga karya penyelamatan tersebut juga bergantung pada diri ibu Maria (Groenen, 1988: 35-36). Dalam posisi yang demikian Maria menerima kabar sukacita dari Allah dengan bulat hati dan tulus ikhlas, meskipun menjadikan putera-Nya sebagai halangan bagi hidup Maria. Maka, Maria ikut serta dalam kesengsaraan hidup Yesus, sehingga Maria sering dilukiskan sebagai “Mater Dolorosa” yang berarti “Ibu Berdukacita”. Dalam injil pun dikatakan bahwa Yesus dicobai dan diuji kesetiaan-Nya dalam menghadapi pilihan hidup, begitu juga dengan Maria. Ia ikut merasakan kesengsaraan-Nya. Hal itu menjadi bukti bahwa Maria ibu-Nya mempunyai iman yang tangguh (Groenen, 1988: 38-40).
i.
Ibu Perawan Umat Katolik sesungguhnya mengalami kesulitan dalam menjelaskan
keperawanan Maria, karena hal tersebut merupakan suatu persoalan mengenai iman kepercayaan yang sudah sangat lama diimani oleh Gereja Katolik. Abad III sebagian besar penulis Kristen sangat bijaksana dan mengakui gelar Maria tetap Perawan, bahkan ajaran resmi keperawanan Maria sudah ada sejak tahun 391 (Pidyarto, 2012: 155). Yesus telah lahir dari seorang perempuan dan berasal dari Roh Kudus melalui karya penciptaan. Ibu Yesus sering disebut ibu perawan, dalam bahasa Yunani disebut “parthenos”, meskipun Maria dalam posisi mengandung Yesus. Maka, Groenen (1988: 43) mangatakan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
Baiklah diingat bahwa tradisi mengenai diperkandungnya Yesus oleh perawan Maria pertama-tama mengenai Yesus Kristus, bukan Maria. “Conceptio virginalis” (dikandungnya Yesus oleh perawan) pertama-tama termasuk Kristologi, bukan Mariologi. Tetapi secara tak langsung ajaran itu juga mengatakan sesuatu tentang Maria. Sebagai perawan ia menjadi ibu, sehingga ia ibu-perawan. Ia perawan dalam keibuannya dan tidak terlepas darinya. Sebagai perawan Maria mengandung Yesus. Jadi, keperawanan Maria bisa dipahami oleh semua umat beriman saat melahirkan Yesus, berarti sikap Maria memang sungguh-sungguh tulus dari hati. Maka, Maria diberi gelar “Maria tetap perawan”, sehingga terbukti bahwa Maria tetap perawan (LG 52), meskipun ia melahirkan Yesus.
2.
Visi Iman Bunda Maria Visi iman Maria ialah menaikkan dan menurunkan artinya Allah akan hadir di
tengah-tengah umat untuk melakukan perubahan-perubahan dalam hidup umat dengan tindakan. Hal tersebut diungkapkan oleh Darminta (1995b: 21) dan tertulis juga dalam ajaran Yesus yaitu menurut Luk.1:51-53 yang berbunyi: “Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hati-Nya. Ia menurunkan orangorang yang berkuasa dari takhta-Nya dan meninggikan orang-orang yang rendah. Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa”. Maka, orang-orang yang menonjolkan kedudukan akan diturunkan dan orang-orang yang berada dibawahnya akan ditinggikan oleh Allah sendiri, seperti pengalaman Bunda Maria yang ditinggikan oleh Allah yang mengunjunginya dalam kehinadinaannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kesederhanaan dan penuh rendah hati. Umat beriman yang hidup di dunia ini diharapkan mampu melayani orang lain dan sesama, karena Allah hadir di tengah-tengah umat untuk menjadi pelayan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
(Luk.22:27). Hidup umat diibaratkan sebagai perjamuan dengan tanda saling melayani (Luk.22:26) dan dengan lenyapnya segala bentuk perbedaan sosial, karena supaya umat semakin menyadari bahwa diri mereka sama-sama kecil di hadapanNya, sehingga hanya Allah sendiri yang mampu mengangkat hidup manusia, bukan kedudukan
sosial.
Apabila
mengutamakan
kedudukan
sosial,
maka
akan
mengakibatkan lahirnya penderitaan, penindasan, dan kekerasan dalam menghadapi segala sesuatu, bukan menghasilkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat (Darminta, 1995b: 24). Kunjungan Tuhan yang dirindukan akan membawa perubahan dalam tata kehidupan ekonomi bagi Maria dan semua orang beriman (Lukas 1:53). Semua umat sering mendengarkan firman tentang kedamaian dan keadilan, terutama keadilan dalam pembagian kebutuhan hidup bersama tanpa pandang bulu. Bagi orang yang kekurangan tidak mungkin kehilangan harta kekayaan kemanusiaan sejati, namun bagi orang yang kaya akan mengalami kemiskinan dalam bidang kemanusiaan. Maka dari itu, orang miskin akan ditinggikan dan orang kaya akan diturunkan oleh Allah yang berkarya dalam sejarah keselamatan (Darminta, 1995b: 26-27).
3.
Kekudusan dan Keistimewaan Bunda Maria Kekudusan Bunda Maria adalah sikap pasrah, artinya lawan kata dari sikap
gelisah secara jasmani, jiwani, dan rohani. Sikap gelisah muncul karena ada suatu perbuatan yang kurang sesuai dengan kehendak Allah. Sikap pasrah yang dimiki Bunda Maria pada dasarnya bergantung pada kedalaman imannya, kepercayaannya, dan kasihnya akan Allah yang diberikan oleh Roh Kudus bahkan kesadaran diri Bunda Maria atas kekuatan tangan Allah Bapa yang penuh kasih. Ia disebut kudus,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
sehingga ia merasakan kegembiraan dan kedamaian dalam menghayati hidup yang penuh dengan penyerahan, kepercayaan, dan kasih. Sikap pasrah Bunda Maria dibangun dengan dasar bahwa Allah akan selalu berkarya dalam kehidupannya (Maloney, 1990: 114-115). Keistimewaan Bunda Maria sebagai manusia biasa, perempuan yang suci, perawan, tanpa noda dosa berkat rahmat Allah. Kebiasaan umat beriman kristiani ialah mengunjungi tempat-tempat berziarah, memasang patung dan gambar Bunda Maria di gereja-gereja. Tujuan pemasangan patung dan gambar tersebut bukan untuk menyembahnya melainkan untuk membuktikan keakraban dan penghormatan kepada Bunda Maria yang suci. Kebiasaan umat adalah memohon kepadanya untuk berkomunikasi sekaligus berdoa kepada Tuhan dalam suatu kebersamaan (Michel, 2001: 66-67).
4.
Jiwa dan Semangat Bunda Maria Jiwa dan semangat Bunda Maria menjadi dasar bagi umat untuk meneladan
sikap dan tindakan Bunda Maria. Jiwa dan semangatnya tersebut dapat dilihat dalam hidup berimannya melalui hidup doa seseorang. Jiwa dan semangatnya juga dapat direnungkan dan didalami melalui Injil Luk.1:46-56 yaitu sebagai berikut: Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya. Dengan demikian, perikop Kitab Suci yang ditulis oleh Lukas akan menyampaikan bahwa jiwa dan semangat Bunda Maria sunggh-sungguh tampak dalam perikop tersebut, sehingga umat beriman yang ingin meneladan dan mengenalnya secara mendalam perlu terlebih dahulu memahami dan merenungkan doa-doa Bunda Maria yang menjadi perantara bagi umat untuk lebih akrab dengan putera-Nya demi kehidupan kekal.
5.
Gelar-gelar Bunda Maria
a.
Cermin Kebenaran Bunda Maria disebut sebagai Cermin Kebenaran, karena pribadi Maria
mencerminkan tentang kebenaran akan tindakan Tuhan bagi semua orang yang beriman. Groenen (1988: 179) mengatakan bahwa Dengan julukan Cermin Kebenaran (speculum justitiae) dimaksudkan bahwa diri Maria bagaikan cermin, mencerminkan, memantulkan, memperlihatkan bagi orang beriman “kebenarana Allah”, artinya “tindakan Allah” (berupa Yesus Kristus, I Kor.1:30), yang “membenarkan”, menyelamatkan, menguduskan manusia. Jadi, semua umat yang benar dan kudus merupakan berkat pertolongan Tuhan. Hal tersebut tampak dalam kepribadian Bunda Maria, sehingga sudah sepantasnya bahwa Bunda Maria dijuluki Cermin Kebenaran.
b.
Tahta Kebijaksanaan Bunda Maria sebagai Tahta Kebijaksanaan, artinya Kebijaksanaan ilahi
bertahta di dalam rahim ibu-Nya, Bunda Maria sendiri. Kebijaksanaan ilahi ialah Yesus Kristus sendiri. Groenen (1988: 179) mengutarakan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
Maria juga dijuluki “Tahta Kebijaksanaan” (sades sapientiae). Orang teringat akan Sirakh 24:4. Kebijaksanaan ilahi berkata tentang dirinya sendiri bahwa bertahta di atas tiang awan (yang menyertai umat Israel di gurun menurut Alkitab). Umat Kristen sudah lama menyamakan Kristus dengan Kebijaksanaan ilahi. Dengan menjadi Kebijaksanaan ilahi tidak lagi bertahta di atas tiang awan, tetapi dalam rahim ibu-Nya. Oleh sebab itu, Kebijaksaan ilahi juga terlihat dalam diri Bunda Maria. Bahkan Yesus Kristus tidak hanya bertahta di atas tiang awan, melainkan juga bertahta di dalam rahim Bunda Maria sebagai ibu-Nya.
c.
Bejana Rohani dan Bejana Kebaktian Utama Maria disebut juga sebagai Bejana Rohani yang berarti suatu bejana yang berisi
penuh dengan Roh Kudus. Hal itu dikatakan oleh Greoenen (1988: 180) sebagai berikut: juga julukan “Bejana Rohani” (Vas Spirituale) menyinggung inkarnasi. Maria kan mengandung dari Roh Kudus (Mat.1:18) dan dituruni Roh Kudus (Lukas 1:35). Jadi “bejana rohani” tidak berarti berlawanan dengan “bejana jasmani”, tetapi berarti Bejana yang penuh dengan Roh Kudus. Maka dari itu, bejana rohani tidak mungkin terpisah dari bejana jasmani, justru keduanya saling berhubungan, artinya bejana tersebut berisi penuh dengan Roh Kudus yang berasal dari Allah. Bunda Maria pun merupakan Bejana Kebaktian Utama yang berarti tempat yang paling utama untuk berpasrah diri hanyalah kepada Tuhan, Maria sebagai perantara bagi umat untuk berkomunikasi dengan-Nya. Groenen (1988: 180) menyatakan bahwa Terjemahan Indonesia yang berkata tentang “Bejana Kebaktian Utama” kiranya kurang jelas (dan kurang tepat). “Vas insigne devotionis” berarti bahwa Maria merupakan tempat unggul (vas insigne) penyerahan diri, keterarahan diri manusia kepada Allah semata-mata. Maria sepenuh-penuhnya merelakan diri bagi maksud Allah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
Jadi, berdevosi atau melaksanakan kebaktian kepada Bunda Maria sama halnya dengan berpasrah diri sepenuhnya kepada Tuhan, karena sasaran utama dalam devosi itu adalah Tuhan sendiri dengan perantara Bunda Maria.
d.
Benteng Daud dan Benteng Gading Bunda Maria dijuluki sebagai Benteng (menara, turris) Daud dan Benteng
Gading (turris eburneus), sehingga membuat umat berpikir tentang Kid.4:4 dan 7:4. Kidung Agung menyebutkan Benteng Daud yang melambangkan pengantin laki-laki yaitu Kristus sendiri, sedangkan Benteng Gading berarti pengantin perempuan yaitu Gereja. Maka Bunda Maria juga dijuluki seperti itu, artinya persatuan antara jiwa orang beriman dengan Maria. Dalam Litani Santa Maria menyebut Maria sebagai “Menara Gading” dan “Menara Daud”, hampir sama dengan yang disebutkan dalam Kidung Agung, yang dimaksud dengan hal tersebut adalah untuk melambangkan cinta kasih Bunda Maria yang hangat bersama Kristus yang melahirkan umat dalam karya keselamatan Allah (Groenen, 1988: 180).
e.
Rumah Kencana Bunda Maria disebut juga Rumah Kencana, karena umat teringat tentang Bait
Allah di bagian belakang dalam I Raj.6:20-22 dilapisi penuh dengan emas, sehingga Groenen (1988: 180) menyebutkan hal tersebut sebagai berikut: Julukan “Rumah Kencana” mengingatkan orang kepada Bait Allah (bagian belakang) yang menurut I Raj.6:20-22 dilapisi dengan emas. Maria yang mengandung Yesus, Allah dan manusia, mirip dengan bagian terdalam Bait Allah itu, tempat Allah dianggap hadir di tengah-tengah umat-Nya.
Jadi, julukan tersebut melambangkan bahwa Bunda Maria yang mengandung Yesus itu seperti Bait Allah. Bait Allah merupakan tempat kehadiran Tuhan bagi umat-Nya yang dengan sungguh-sungguh mendalami kehidupan menggereja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
f.
Pintu Surga Bunda Maria pun memperoleh julukan Pintu Surga yang artinya jalan Allah untuk
keluar dari surga karena akan mendatangi umat-Nya sekaligus jalan bagi umat beriman untuk masuk ke dalam surga. Untuk itu, Groenen (1988: 181) mengutarakan gagasannya sebagai berikut: Maria pun disebut “Pintu Surga”. Artinya: Tempat Allah ”keluar dari surga” untuk mendekati manusia dan serentak “Pintu Surga” itu tempat manusia dapat “masuk surga” berkat Anak Maria. Maka dari itu, sebaiknya umat waspada akan kehadiran Tuhan dan selalu siap sedia karena Tuhan akan hadir dalam waktu yang tidak dapat diduga oleh umat, sehingga umat perlu menjalin keakraban dengan Tuhan selama menjalani kehidupan sehari-hari di masyarakat.
g.
Bintang Timur/Kejora Bunda Maria yang hadir di tengah-tengah umat diberi sebutan Bintang
Timur/Kejora, karena bintang tersebut muncul sebelum matahari terbit, sehingga Groenen (1988: 181) menyampaikan bahwa Dengan tampilnya Maria di muka bumi dalam sejarah tata penyelamatan untuk menjadi ibu Yesus, Juru selamat, fajar penyelamatan menyingsing (Luk.1:79). Maka Litani menjuluki Maria sebagai “Bintang Timur/Kejora”(atau: Stella Matutina). Sebab bintang itu memang tampil di ufuk sebelum matahari terbit (Venus). Venus oleh orang Roma dahulu dipuja sebagai dewi kecantikan dan cinta. Oleh sebab itu, memang pantas bahwa Maria mendapat sebutan Bintang Timur/Kejora, karena Maria berperan dalam karya keselamatan Allah bagi semua orang yang berdosa.
h.
Bunga Mawar yang Ajaib Maria diberi julukan juga sebagai Bunga Mawar yang Ajaib (Rosa Mystica)
yang mengingatkan umat akan sebuah lagu terkenal yang menafsirkan kitab Yes.11:1 yang berbunyi bahwa suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Kata “tunas” dalam ayat itu mempunyai maksud keturunan baru dari Isai, ayah Daud, sedangkan kata “taruk” berarti Maria melahirkan Yesus sebagai buah rahimnya. Pohon mawar yang mati, secara ajaib bertumbuh dan bersemi kembali lalu berbunga, mirip dengan tongkat Harun (Bil.17:8). Menurut tradisi ibu dari Maria yaitu Anna, memang mandul dan secara ajaib juga telah mengandung Maria, sehingga Maria berperan sebagai perawan yang melahirkan Yesus, memang nyata bahwa pokok mawar itu adalah ajaib (Groenen, 1988: 181).
i.
Perlindungan Orang Berdosa dan Ratu Damai Akhirnya Bunda Maria dijuluki sebagai Perlindungan Orang Berdosa dan Ratu
Damai, perlindungan orang berdosa artinya perlindungan yang diberikan bagi orangorang berdosa dan doanya tergabung dalam doa Maria dan terbebas dari murka Allah. Sedangkan Ratu damai adalah berasal dari Sang Raja Damai, karena Maria adalah ibu Raja Damai yaitu Yesus Kristus. Groenen (1988: 182) berkata bahwa Maria masih dijuluki sebagai “Perlindungan orang berdosa” (refugium peccatorum). Orang berdosa yang dalam doanya berbagung dengan kasih Maria, tentu saja tidak terkena “murka” Allah, Hakim. Kalau Kristus diberi gelar “Raja Damai” (Yes.9:5), wajarlah juga ibu suri, Maria, yang melahirkanNya, dijuluki sebagai “Ratu Damai” artinya damai-sejahtera, keselamatan, yang berpancar dari Anak ibu suri itu. Dengan demikian, julukan Perlindungan Orang Berdosa dan Ratu Damai sungguh tercermin dalam diri Maria yang menjadi perantara bagi Tuhan, untuk membantu umat beriman supaya semakin dekat dengan-Nya, sehingga para umat beriman semakin terbebaskan dari belenggu-belenggu dosa yang dibuatnya sendiri demi hidup yang damai dan sejahtera seperti julukan Bunda Maria, Ratu Damai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
6.
Devosi kepada Bunda Maria
a.
Pengertian Devosi kepada Bunda Maria Devosi kepada Bunda Maria adalah devosi yang berbeda dengan bentuk
penyembahan yang layak diberikan kepada Tuhan sebagai Tritunggal Maha Kudus. Devosi terungkap dalam pesta-pesta liturgi yang ditujukan kepada Bunda Maria sebagai Bunda Allah, karena sebagai bentuk penghormatan Bunda Maria antara lain melalui doa rosario suci yang terdapat dalam injil (KWI, 2009: 72-73). Devosi disebut kebaktian kepada Bunda Maria berawal dari diangkatnya ke surga di bawah putera-Nya, di atas semua malaikat dan umat. Bunda Maria sebagai Bunda Allah yang tersuci dan selalu hadir dalam misteri Kristus, memang pantas Bunda Maria dihormati oleh kebanyakan orang beriman dan Gereja, sehingga penghormatan kepada Bunda Maria merupakan suatu bentuk kebaktian yang sangat istimewa. Maka, umat beriman ketika mengalami suatu permasalahan hidup, mereka berdoa kepada Tuhan supaya memperoleh perlindungan. Semua umat beriman yang melaksanakan
kebaktian
kepada
Bunda
Maria
semakin
meningkat
dan
mengagumkan, karena dalam kebaktian dan cinta kasih umat mengungkapkan namanya dan meneladan pribadi Bunda Maria (LG 66). Devosi kepada Bunda Maria membantu umat untuk menjalin relasi dengan Tuhan melalui perantara Bunda Maria sebagai bentuk penghayatan iman kepercayaan umat kepada Tuhan, bahkan devosi dapat mengembangkan iman umat. Oleh sebab itu Groenen (1988: 151) menyatakan bahwa Adapun cabang teologi spekulatif yang disebutkan Mariologi, ia memikirkan dan menjernihkan dan mau melayani devosi umat beriman terhadap ibu Yesus, Maria: bagaimana relasi dengan Maria dihayati oleh umat beriman di dalam keseluruhan penghayatan iman. Teologi selalu menempatkan Maria dalam keseluruhan, selalu menyorotinya dari segi relasinya dengan Allah dan Kristus serta dalam relasinya berkenaan hubungan timbal balik antara Allah dan umat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
Maka, menjalin relasi dengan Tuhan melalui devosi kepada Bunda Maria perlu dilaksanakan demi perkembangan dan penghayatan iman umat karena menjalin relasi dengan Tuhan merupakan hal pokok bagi umat dalam peristiwa keselamatan. Devosi kepada Bunda Maria juga membantu umat supaya semakin menghayati iman kepercayaan kepada Tuhan dengan menjalin keakraban bersama Bunda Maria sebagai ibu-Nya, karena Maria sebagai sasaran dalam penghayatan iman (devosi) itu sendiri demi tercipta-Nya kasih dan pengharapan. Bunda Maria sebagai simbol dan dipandang sebagai ibu kehidupan, artinya umat utuh sempurna tanpa dosa dan noda, sekaligus sebagai wanita unggul bahkan ia diangkat ke surga. Maka, Groenen (1988: 152-153) mengatakan bahwa Dalam devosi (khusus-Nya dalam devosi rakyat, tetapi juga dalam devosi Gerejawi resmi) Maria berperan sebagai suatu simbol, semacam “arkhi-typos”. Ia tampil dan dilihat sebagai “Ibu Kehidupan” (Ibu asali); “Umat utuh Sempurna” (tanpa dosa dan noda); “Wanita unggul” yang serentak perawan dan ibu; ia tetap ada (diangkat ke surga), simbol pengharapan umat, bahwa hidup sementara tidaklah sia-sia dan akhirnya akan bebas dari kefanaan. Oleh sebab itu, Bunda Maria menjadi simbol utama dalam devosi dan berperan penting yaitu menjadi perantara bagi umat dalam mengembangkan imannya kepada Tuhan melalui doa-doa yang telah diajarkan bagi seluruh umat.
b.
Bentuk-bentuk Devosi kepada Bunda Maria Devosi kepada Bunda Maria ada dua bentuk, yaitu devosi Gerejawi resmi dan
devosi rakyat. Devosi tersebut mempunyai sedikit perbedaan antara lain dalam devosi Gerejawi resmi, Maria disertakan dalam kegiatan penghayatan iman oleh seluruh umat, terutama dalam ibadat (liturgi) Ekaristi dan doa harian. Namun yang terpenting melalui kegiatan tersebut ada bagian (kesempatan) untuk menghormati Maria dengan devosi. Sedangkan devosi rakyat yang utama adalah Maria disertakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
dalam penghayatan iman oleh semua umat beriman baik secara pribadi maupun kelompok dan devosi tersebut dilaksanakan oleh umat yang berasal dari daerah tertentu. Devosi rakyat sangat digemari dan menarik perhatian banyak umat daripada devosi Gerejawi resmi. Ciri khas dari devosi rakyat yaitu banyak menggunakan simbol dari kebudayaan tertentu dan pemikiran rakyat setempat (Groenen, 1988: 155). 1)
Salam Maria Doa Salam Maria muncul menjelang tahun 1500. Doa Salam Maria merupakan
doa devosi gerejawi resmi yang terbagi menjadi dua bagian penting berdasarkan penggabungan dua ayat dalam injil Lukas. Bagian pertama merupakan ucapan salam yang berasal dari Malaikat Tuhan ditujukan kepada Bunda Maria (Lukas 1:28) sekaligus pujian Elisabet ketika dikunjungi oleh Bunda Maria. Pujian tersebut diberikan secara khusus kepadanya, karena Bunda Maria sungguh-sungguh pilihan Allah. Bagian kedua dalam doa Salam Maria ini merupakan doa permohonan kepada Bunda Maria supaya Bunda Maria juga mendoakan para pendoa sejati tersebut (Groenen, 1988: 169 (KWI, 1996: 233)).
2)
Doa Rosario Doa Rosario hampir sama dengan doa Malaikat Tuhan yaitu sebagai doa rakyat
sekaligus pengganti doa harian resmi. Doa ini merupakan suatu devosi rakyat yang hampir saja dimiliki oleh setiap agama. Rosario terdiri dari butir-butir berangkai untuk menghitung sejumlah rumus doa tertentu, pujian dan seruan dengan cara didaraskan. Rosario yang terkenal adalah rangkaian 150 Salam Maria yang terbagi dalam 15 sepuluhan, namun pada kenyataannya setiap doa rosario mendaraskan 50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
Salam Maria dan dibagi dalam 5 sepuluhan. Doa rosario dan cara berdoanya pun merupakan suatu sarana yang menunjang sikap religius bagi para pendoa yang sejati. Doa ini mulai digemari oleh umat dan berkembang pada tahun 1500 (Groenen, 1988: 174-177).
3)
Doa Litani Santa Maria Litani Santa Maria merupakan salah satu litani yang secara resmi diterima
dalam Gereja Katolik Roma. Litani Santa Maria adalah litani yang umum dipakai sedangkan dalam liturgi resmi sering menggunakan Litani Para Kudus. Doa yang berbentuk litani yaitu doa yang terdiri dari serangkaian permohonan dan seruan, dibawakan oleh seorang pemimpin, lalu umat menanggapi dengan rumusan atau seruan yang sama. Litani Santa Maria sekarang telah ada dan diresmikan, litani tersebut mulai beredar dan berkembang tahun 1550 (Groenen, 1988: 178).
4)
Doa Malaikat Tuhan Doa Malaikat Tuhan merupakan suatu rumusan ibadat bagi rakyat sebagai
pengganti ibadat resmi (doa liturgi harian). Rangkaian doa ini ada tiga rumusan ayat Kitab Suci dan disambut dengan doa Salam Maria yang sesuai dengan struktur doa harian yaitu ada pewartaan dan doa. Doa ini didoakan pukul 06.00, 12.00, 18.00 biasanya bersamaan dengan lonceng Gereja dibunyikan sebagai tanda Malaikat Tuhan hadir di tengah-tengah umat-Nya. Doa Malaikat Tuhan mulai berkembang sejak abad XVI. Jadi, melalui doa Malaikat Tuhan semua umat bisa mengenangkan peristiwa-peristiwa penyelamatan dan terlibat dalam peristiwa tersebut (Groenen, 1988: 173-174).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
5)
Legio Maria Legio Maria merupakan sekumpulan umat Katolik yang memperoleh
pengesahan Gereja dalam naungan Bunda Maria yang Tak Bercela, pengantar segala rahmat dan gemerlap seperti surga. Perkumpulan umat itu yang disebut Legio, karena untuk mengabdi Gereja dalam melawan segala tantangan yang mempengaruhi kehidupan umat. Peralatan yang digunakan dalam Legio tersebut antara lain meja (altar) sederhana, kain putih, patung Bunda Maria, dua lilin dan dua rangkaian bunga. Legio Maria pada mulanya dilaksanakan dengan berlutut, kepala ditundukkan kemudian Legioner mengucapkan doa kepada Roh Kudus melalui manik-manik dalam rangkaian rosario. Legioner pertama kali muncul tahun 1921 (Rahman Tamin, 1960: 7-9). Legio Maria bagi umat terutama untuk menguduskan para anggotanya melalui doa dan kerja sama untuk terlibat aktif dalam kegiatan gereja, dalam tugas Bunda Maria dan dalam mengembangkan Kerajaan Allah. Para Legioner berjiwa seperti Bunda Maria sendiri dan yang terpenting bersikap rendah hati, taat/patuh, berdoa dengan lembut secara berkelanjutan, sabar, bijaksana, mempunyai cinta kasih, penuh pengorbanan, siap sedia menyelesaikan tanggung jawabnya dengan sukacita dan beriman tangguh (Rahman Tamin, 1960: 10-11).
6)
Novena Tiga Salam Maria Novena sebagai bentuk devosi yang paling popular. Novena berasal dari kata
bahasa Latin Novem yang berarti sembilan. Jadi, novena berarti doa yang dilakukan selama sembilan kali. Devosi dilaksanakan sembilan kali berdasarkan pada Yesus yang memaklumkan sembilan hari berdoa sambil menantikan sebuah janji yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
diberikan oleh Bapa-Nya (Kisah Para Rasul 1:4-14). Devosi dilaksanakan secara rutin oleh semua umat setelah peringatan Hari Kenaikan Tuhan Yesus sampai Pantekosta. Novena pun merupakan perkembangan novena bagi para martir dengan menyatukan doa-doa kepada orang kudus melalui Bunda Maria demi pengampunan (http://www.katedraljakarta.or.id). Novena yang ditekankan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah Novena Tiga Salam Maria. Novena tersebut merupakan novena yang di dalamnya berdoa bersama St. Mechtildis, St. Antonius dari Padua, St. Leonardus dari Porto Mauritio, St. Brigita dan St. Alfonsus Ligouri sebagai rasul kerahiman serta guru bagi umat beriman.
7)
Ziarah ke Gua-gua Maria Devosi rakyat yang sering dilakukan oleh umat kristiani adalah ziarah,
terutama bagi agama rakyat sering melakukan ziarah ke tempat yang dianggap keramat. Ziarah yang demikian bisa dilakukan oleh umat beriman baik secara individual maupun berkelompok. Tempat yang biasa digunakan ziarah selalu ada sesuatu yang menjadi objek atau pusat perhatian bagi para peziarah sekaligus menjadi sasaran dalam devosi, misalnya patung dan gambar Bunda Maria. Tempat berziarah mengandung tiga unsur penting yaitu air (sumber, perigi, sungai ajaib), batu (mezbah, gua, tiang batu), dan pohon (keramat, aneh bentuknya, sangat tua). Ziarah digemari oleh umat sejak tahun 200 (Groenen, 1988: 187-189). Devosi rakyat yang sering dilakukan dan digemari oleh umat beriman antara lain ziarah ke gua-gua Maria. Daftar tempat ziarah yang dikenal oleh umat di Indonesia adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
Lokasi Keuskupan Bogor Keuskupan Bandung
Nama Gua Gua Maria Bukit Kanada Gua Maria Karmel Gua Maria Sawer Rahmat Keuskupan Agung Jakarta Gua Maria Fatima Keuskupan Agung Semarang Gua Maria Kerep Ambarawa Gua Maria Sendang Sriningsih Gua Maria Sendang Ratu Kenya Gua Maria Mojosongo Gua Maria Marganingsih Gua Mawar Maria Maria Lourdes Daerah Istimewa Yogyakarta Gua Sendangsono Gua Maria Sendang Jatiningsih Gua Maria Tritis Gua Maria Sendang Rosario Candi Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Gua Maria Bunda Berdukacita Gunung Sempu Keuskupan Purwakerto Gua Maria Kaliori Gua Maria Sendang Keuskupan Malang Purwaningsih Gua Maria Jatiningrum Keuskupan Surabaya Gua Maria Lourdes Puh Sarang Gua Maria Fatima Sendang Waluya Jatiningsih Keuskupan Pangkal Pinang Gua Maria Pelindung Segala Sumatera Utara Bangsa Belinyu Gua Maria Bunda Pelindung Teluk Dalam Bunda Maria di atas Perahu Gua Hati Tersuci Santa Perawan Maria
Peresmian 13 Agustus 1988 Mei 1989 21 Juli 1990 13 Mei 1950 15 Agustus 1954 29 Mei 1953
Gua Maria Lourdes Ratu Damai Gua Maria Ratu Rosari Keuskupan Palembang Keuskupan Tanjung Karang Gua Maria Padang Bulan Lampung
1 November 2006 7 Oktober 2002 19 Agustus 1984
30 September 1997 25 Desember 1983 27 Oktober 2002 25 Juni 1982 8 Desember 1929 1 Mei 1986 1974 11 Februari 1962 11 Februari 1930 20 Mei 1990 10 Oktober 1989 10 Mei 1990 15 Agustus 1956 2 Mei 1999 27 Mei 1988 8 Desember 1999 22 April 2001 30 September 1994 17 Maret 2002
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
Gua Maria Bunda Pengantara Rahmat Keuskupan Amboina Maluku Gua Maria dan Golgota di Masbait Keuskupan Agung Pontianak Gua Maria Toho Gua Maria Riam Merasap Kalimantan Gua Maria Ratu Pencinta Damai Anjungan Gua Maria Tahta Kebijaksanaan Keuskupan Sintang Putussibau
Keuskupan Atambua
Agustus 2001 2000 20 Oktober 1996 1993 29 April 1973 Awal Juni 2002
(https://id-id.facebook.com)
7.
Pesta Liturgi kepada Bunda Maria Pesta-pesta liturgi kepada Bunda Maria antara lain pesta St. Perawan Maria
Bunda Allah (1 Januari), Yesus dipersembahkan di Kenisah (2 Februari), Bunda Maria di Lourdes (11 Februari), Kabar Sukacita kepada Maria (25 Maret), Maria mengunjungi Elisabet (31 Mei), Hati Maria tak Bernoda (Sabtu Ketiga setelah Pentekosta), Bunda Maria di Gunung Karmel (16 Juli), Bunda Maria diangkat ke Surga (15 Agustus), Maria Ratu (22 Agustus), Kelahiran St. Perawan Maria (8 September), Maria Berduka Cita (15 September), Maria Ratu Rosario (7 Oktober), Maria dipersembahkan di Kenisah (21 November) dan Maria Terkandung Tanpa Noda (8 Desember) (KWI, 1996: 233).
C.
Keluarga
1.
Pengertian Keluarga Menurut Pedoman Gereja Katolik Indonesia dalam Sidang Agung KWI- Umat
Katolik mengatakan keluarga sebagai Gereja kecil yang berarti tempat untuk menanamkan nilai-nilai yang paling mesra, berpengaruh dan mendasar bagi seorang anak demi masa depan (Pedoman Gereja Katolik Indonesia, 1995: 132).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
Menurut Pedoman Pastoral Keluarga yang membahas mengenai keluarga sebagai cermin kasih Kristus kepada Gereja, pengertian keluarga dibagi menjadi: a.
Keluarga adalah Pribadi-pribadi dalam Cinta Kasih Keluarga merupakan komunitas yang pertama dan mengawali lahirnya umat
serta merupakan perkumpulan dari setiap pribadi yang perjalanan hidupnya berlandaskan hukum cinta kasih. Oleh sebab itu kasih yang sejati dalam suatu keluarga merupakan kasih yang menghasilkan kebahagiaan bagi seluruh anggota keluarganya, karena cinta kasih suami-istri Katolik merupakan ungkapan kasih Kristus terhadap Gereja, sehingga mereka mampu hidup saling mengasihi seperti Kristus mengasihi Gereja-Nya (KWI, 2011: 10-12).
b.
Keluarga adalah Persekutuan Pembela Kehidupan Tuhan telah mempersatukan laki-laki dengan perempuan untuk menjadi satu
daging dan turut serta dalam cinta kasih dan kekuasaan-Nya, terutama mereka ambil bagian dalam kisah penciptaan dengan melahirkan suatu kehidupan yang baru. Maka dari itu, dalam pernikahan yang menghasilkan keluarga yang sejahtera hendaknya bersifat unitif (kesatuan suami-istri) dan prokreatif (terbuka terhadap keturunan bagi pasangan suami-istri), sehingga suami-istri diberi tanggung jawab untuk menjaga dan membela kehidupan tersebut (KWI, 2011: 12-14).
c.
Keluarga adalah Gereja Rumah Tangga Keluarga tidak hanya komunitas umat tetapi juga komunitas gerejawi yang ikut
ambil bagian dalam tata penyelamatan Allah. Oleh karena itu, keluarga memang benar-benar Gereja rumah tangga yang terlibat dalam lima tugas Gereja yaitu hidup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
sebagai persekutuan (koinonia) yang mendasar, terlibat dalam doa dan ibadat (leiturgia), untuk mewujudkan pelayanan (diakonia) dalam berkarya, dan memberi kesaksian hidup (martyria) dalam persaudaraan sehingga hal tersebut menjadi sarana dalam mewartakan kabar gembira/informasi yang baru (kerygma) (KWI, 2011: 1518).
d.
Keluarga adalah Masyarakat Kecil Gereja menerima dan terbuka terhadap keluarga yang merupakan lingkup atau
atom terkecil dalam masyarakat. Keluarga Katolik diharapkan mampu memberi sumbangan hal-hal penting dalam hidup dan nilai-nilai keumatan yang dimiliki dan diakuinya, antara lain bersikap terbuka, toleran, dan pluralitas yang bukan hanya terjadi dalam masyarakat secara umum melainkan juga terjadi dalam keluargakeluarga. Umat lebih mampu membangun kerukunan dan dialog dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat dengan adanya semangat gotong royong demi terwujudnya prinsip solidaritas bersama dalam suatu masyarakat (KWI, 2011: 18-19). Keluarga merupakan suatu bentuk komunitas cinta kasih, hidup, dan keselamatan. Keluarga yang demikian berlaku juga bagi semua keluarga non kristiani. Keluarga yang sejahtera dan ideal sebagai bentuk komunitas yang berdasarkan pada cinta kasih. Keluarga tersebut berarti keluarga (komunitas) yang penuh rahmat yaitu rahmat ilahi yang berasal dari Allah. Namun, cinta kasih itu mengandung banyak pemahaman dan bermacam-macam serta berbeda-beda, antara lain cinta kasih yang berawal dari suatu pertemanan lalu sampai pada cinta kasih sepasang suami-istri. Cinta kasih suami-istri merupakan pemberian diri secara totalitas dan tidak terceraikan karena telah terikat dalam sakramen pernikahan oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
Gereja Katolik. Ikatan pernikahan tersebut merupakan bentuk cinta kasih yang paling sempurna, karena dengan adanya cinta kasih mampu menciptakan suatu bentuk komunitas yang terdiri dari suami-istri, sehingga pasangan tersebut pada umumnya melahirkan kehidupan baru sebagai buah cinta kasih mereka. Maka, komunitas yang demikian disebut sebagai keluarga (Eminyan, 2001: 20-23). Keluarga merupakan komunitas hidup dan cinta kasih yang sesuai dengan rencana Allah. Hal itu Eminyan (2001: 85) mengatakan bahwa Karena seturut Rencana Allah keluarga telah ditetapkan sebagai ‘persekutuan hidup dan kasih yang mesra’, maka keluarga mengemban misi untuk makin menepati jati dirinya; yakni suatu persekutuan hidup dan kasih, melalui usaha, yang – seperti segala sesuatu yang diciptakan dan ditebus akan mencapai pemenuhan-Nya dalam Kerajaan Allah. Dengan demikian, keluarga yang telah dibentuk dan direncanakan oleh Allah telah ditetapkan sebagai bentuk persatuan cinta kasih yang total dan hidup secara mesra demi terciptanya suatu keluarga yang sejati untuk selama-lamanya.
2.
Makna Keluarga Dalam Dekrit Apostolicam Actuositatem yang membahas tentang kerasulan
awam mengatakan bahwa persekutuan suami-istri ditetapkan oleh Tuhan, karena keluarga menjadi dasar bagi masyarakat, dan suami-istri disebut sebagai sakramen agung dalam Kristus dan Gereja. Suami-istri dan keluarga-keluarga bermakna penting sekaligus istimewa bagi Gereja dan masyarakat. Peran suami-istri sebagai saksi iman bagi yang lain, menjadi pewarta iman dan pendidik yang utama bagi anak-anak dalam menghayati hidup kristiani. Hal itu untuk mewujudkan dan membuktikan bahwa ikatan pernikahan umat kristiani tak terceraikan dan suci. Keluarga kristiani diutus Allah untuk menjadi sel pertama dan penting dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
kehidupan di masyarakat, karena keluarga diibaratkan sebagai tempat ibadat di rumah. Bahkan keluarga-keluarga kristiani menjalani hidup sesuai dengan Injil Kristus dan memberi contoh pernikahan yang baik serta memberikan kesaksian berharga tentang Kristus dan Gereja dalam hidup bermasyarakat (AA 11).
3.
Hidup sebagai Keluarga yang Sehat Keluarga menjadi tempat bagi seorang laki-laki dan seorang perempuan yang
membangun cinta kasih dalam suka dan duka selama menjalani hidup dan mendidik anak-anak sebagai buah cinta kasih mereka. Mereka tumbuh sebagai kesatuan yang penuh kasih sayang dan mau menghargai ciri khas serta kemampuan setiap pribadi. Mereka mampu berdialog secara jujur antar generasi dengan menghargai masa lalu dan membuka hidup baru serta berperan sebagai ahli waris tradisi-tradisi kemanusiaan untuk membentuk tradisi-tradisi keluarga kristiani. Mereka pun mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh setiap pribadi dalam keluarga, mampu mengabdi kepada gerejawi dan masyarakat, serta menyiapkan tenaga untuk terlibat aktif dalam menumbuhkan panggilan hidup Gereja dan masyarakat (PGKI, 1995: 10-11). Semua pribadi suami-istri merupakan suatu keberuntungan yang memberikan diri bagi kehidupannya dalam bentuk ikatan perkawinan. Ikatan perkawinan tersebut untuk menciptakan kehidupan baru berdasarkan kehendak Tuhan dalam hidup sebagai keluarga. Pasangan tersebut hendaknya memberi dan menerima diri secara berkelanjutan supaya mereka sama-sama berusaha membahagiakan dan memuaskan pasangan. Eminyan (2001: 88) menyatakan bahwa karena kesamaan martabat pribadi antara suami-istri, yang harus tampil dalam kasih sayang timbal balik yang penuh-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
purna, jelas sekali tampak kesatuan perkawinan yang dikukuhkan oleh Tuhan. Jadi, suami-istri memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama dalam keluarga di hadapan Tuhan. Cinta kasih yang sejati dan penuh kesetiaan pasangan suami-istri semakin subur dengan adanya keturunan, tetapi perlu menciptakan relasi yang subur antara dua pribadi yang tidak bisa dipisahkan. Memang tindakan hubungan seksualitas pasangan suami-istri bersifat prokreatif yaitu terbuka pada keturunan yang mampu menciptakan kehidupan baru berarti orangtua berperan sebagai penyangga dan dasar bagi kehidupan secara berkelanjutan (Eminyan, 2001: 93). Oleh sebab itu, menurut Jack Dominian pasangan suami-istri perlu melalui fase-fase penting yang saling memberikan diri yaitu sebagai berikut: a.
Fase Pertama adalah Proses Memberi Dukungan Suami-istri
hendaknya
mampu
menciptakan
suatu
komunikasi
yang
menimbulkan rasa aman dan damai bagi layaknya suami-istri dengan berbagai macam cara, supaya tampak bahwa mereka saling mendukung dan sebagai bukti dari buah cinta kasih mereka (Eminyan, 2001: 94-97).
b.
Fase Kedua adalah Menyembuhkan Setelah memberi dukungan, secara tidak sadar pasangan suami-istri dalam
keluarga saling mengungkapkan luka-luka yang dialami sebelumnya yang terpendam sampai sekarang ini. Mereka juga memperlihatkan dan menunjukkan cinta kasih mereka, supaya pengalaman kesedihan tersebut mengalami penyembuhan dengan cara memberikan pengalaman baru demi terciptanya rasa aman, saling percaya, saling memotivasi, dan saling menghilangkan rasa takut diantara pasangan suami-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
istri. Proses penyembuhan ini dimulai dengan mengungkapkan luka-luka tersebut, supaya setiap pribadi bisa membantu untuk menghapus hal-hal negatif dan menjadi seorang pribadi yang mau menerima diri secara positif. Namun, hal tersebut memerlukan jangka waktu yang lama dan menuntut adanya rasa saling percaya. Keluarga yang disebut berhasil adalah keluarga yang dapat menciptakan penyembuhan terhadap luka-luka yang terpendam dalam hati setiap pribadi (Eminyan, 2001: 97-100).
c.
Fase Ketiga adalah Bertumbuh dan Berkembang Pertumbuhan berarti perubahan secara bertahap dalam mewujudkan potensi
dan aktualisasi. Potensi dan aktualisasi berarti setiap orang mempunyai kemampuan untuk bertindak sesuatu secara konkret dalam hidup sehari-hari. Pertumbuhan pun hanya terjadi melalui relasi-relasi yang tetap dan berkelanjutan serta terdapat dalam keluarga yang dapat menciptakan kemesraan diantara suami-istri, sehingga penerus kehidupan keluarga sungguh-sungguh berasal dari buah cinta kasih mereka dan membiarkan Allah meneguhkan perjanjian cinta-Nya terhadap umat melalui mereka (Eminyan, 2001: 100-102). Keluarga berlandaskan pada pernikahan. Pernikahan adalah persatuan atau ikatan hidup antara laki-laki dan perempuan yang dinyatakan secara publik dan dalam ikatan pernikahan yang menjadi tempat bagi para generasi penerus kehidupan supaya saling membantu dan mengembangkan setiap pribadi melalui tuntutan kehidupan sosial dalam masyarakat (Eminyan, 2001: 273).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
4.
Peran dan Keterlibatan Keluarga Peran keluarga bagi Gereja dan masyarakat adalah sebagai berikut:
a.
Membentuk Persekutuan Pribadi-pribadi Menurut Familiaris Consortio yaitu dokumen Gereja yang berbicara tentang
keluarga mengatakan bahwa cinta kasih menjadi dasar terbentuknya keluarga dan dihidupkan oleh karenanya. Hal itu sebagai bentuk persekutuan dari masing-masing pribadi yang terdiri dari suami-istri dan anak serta sanak saudara. Tugas dan tanggung jawab keluarga yang paling pokok yaitu berusaha untuk selalu menghayati persekutuan untuk mengembangkan kerukunan hidup yang sungguh-sungguh murni dari setiap pribadi. Asas, kekuatan, dan tujuan akhir setiap pribadi hanyalah cinta kasih, karena tanpa adanya cinta kasih keluarga tidak bisa hidup dan berkembang untuk membentuk persekutuan antar pribadi, sehingga persekutuan mendasari dan menjiwai kerukunan hidup dalam pernikahan dan keluarga (FC 18).
b.
Mengabdi kepada Kehidupan Tugas mendasar setiap keluarga
yaitu mengabdi kepada kehidupan
mewujudkan peristiwa historis dari Tuhan secara nyata melalui pasangan suami-istri yang bersifat prokreatif artinya keterbukaan dan pengadaan keturunan untuk meneruskan gambar ilahi dari setiap pribadi. Kesuburan menjadi simbol dan hasil dari hubungan cinta kasih suami-istri dan kesaksian hidup melalui penyerahan diri seutuhnya diantara keduanya tanpa mengabaikan tujuan-tujuan pernikahan, yaitu supaya suami-istri selalu siap dan kuat bekerja sama dengan Tuhan sebagai Sang Pencipta dan penyelamat melalui mereka untuk memperkaya keluarga-Nya sendiri (FC 18).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
Ciri khas yang mendasar bagi orangtua dalam keluarga adalah berperan sebagai pendidik yang pertama dan utama. Ungkapan cinta kasih orangtua yang terwujud dalam tugas tersebut akan memperkaya dan menyempurnakan bentuk pengabdian bagi kehidupan. Cinta kasih juga menjadi prinsip bagi orangtua untuk melaksanakan tugasnya dalam mengembangkan nilai-nilai keramahan, ketabahan, kebaikan hati, pengabdian, sikap tanpa pamrih, dan pengorbanan sebagai hasil cinta kasih yang sangat berharga (FC 36). Bentuk pengabdian kepada kehidupan melalui cinta kasih yang paling utama dan tidak dapat digantikan yaitu cara melahirkan dan mendidik anak. Keluargakeluarga yang beriman dan mengakui diri sebagai putera-Nya akan bermurah hati menanggapi anak-anak yang kurang mampu di luar keluarganya sendiri berupa motivasi dan cinta kasih, karena mereka sebagai satu keluarga anak-anak Allah, sehingga mereka mampu tumbuh dan berkembang melalui ketenangan dan kepercayaan terhadap kehidupan dengan menerapkan nilai-nilai rohani dan persaudaraan. Oleh karenanya, Tuhan Yesus tetap tergerak hati-Nya oleh belaskasihan terhadap banyak orang melalui perantara keluarga-keluarga (FC 41).
c.
Ikutserta dalam Pengembangan Masyarakat Keluarga berperan sebagai sel pertama dan utama yang penting bagi
masyarakat. Keluarga mempunyai ikatan yang sangat kuat dengan masyarakat karena menjadi landasan dan selalu mengembangkannya melalui pengabdian keluarga bagi kehidupan. Keluarga-keluargalah yang melahirkan masyarakat untuk menemukan keistimewaan-keistimewaan sosial masyarakat (FC 42).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
d.
Berperanserta dalam Kehidupan dan Misi Gereja Keluarga-keluarga diutus untuk mengabdi dalam membangun Kerajaan Allah
dengan turut serta dalam menghayati kehidupan dan misi Gereja. Keterlibatan akan menjadi sarana untuk menghubungkan Gereja dengan keluarga dan menjadikan Gereja sebagai Gereja kecil atau Gereja rumah tangga, sehingga keluarga menjadi simbol yang hidup dalam peristiwa sejarah Gereja, karena keluarga terlibat pula dalam melanjutkan misi Gereja. Hal itu terbukti tidak hanya menerima cinta kasih Tuhan dengan semaunya sendiri, tetapi juga diharapkan mampu mewartakan cinta kasih tersebut bagi semua orang untuk membentuk persekutuan yang saling menyelamatkan (FC 49). Keluarga kristiani terlibat dalam membangun Kerajaan Allah melalui tindakan konkret dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga berpartisipasi dalam mewujudkan peristiwa perutusan Gereja yang mengacu pada tugas Tuhan sebagai nabi, imam, dan raja. Tiga pribadi tersebut menjadi dasar bagi keluarga yang berperan sebagai persekutuan yang beriman dan mewartakan injil, sebagai persekutuan dalam dialog dengan Allah dan sebagai persekutuan dalam pengabdian bagi sesama (FC 50). Keluarga tercipta dengan adanya persekutuan suami-istri yang saling memotivasi untuk saling menerima, mendidik, dan memenuhi keperluan anak yang dianugerahkan Tuhan pada pasangan tersebut dengan penuh cinta dan kemesraan. Gereja Katolik penuh dengan kepercayaan bahwa perkawinan sebagai monogam, yaitu hubungan antara seorang perempuan dengan seorang laki-laki. Keluarga Katolik diteguhkan dengan dasar keyakinan bahwa suami-istri menyatakan di hadapan Tuhan dan publik bahwa mereka saling setia sampai kematian memisahkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
mereka, sehingga mereka bertekad mengatasi segala tantangan yang terjadi di dalam keluarga secara bersama-sama (PGKI, 1995: 132). Pada saat ini keluarga Katolik ditantang dengan adanya perubahan masyarakat sebagai akibat munculnya globalisasi, industrialisasi, urbanisasi, pendewasaan seksualitas, hak yang mutlak dalam mencari kepuasan diri sendiri, meremehkan kesetiaan, dan dengan mudah terjadi perceraian. Tantangan-tantangan tersebut akan semakin menghambat tercapainya cita-cita kehidupan keluarga Katolik yang sejati. Contoh nyata kesulitan dalam menghadapi tantangan dalam keluarga terutama di kota-kota besar adalah orangtua tidak mampu untuk mendidik sekaligus mendampingi anak-anak mereka yang mengikuti cara hidup di kota yang semakin cepat berubah. Selain itu, pengaruh adat dan budaya di kota mempersulit pernikahan sesuai ajaran Gereja, maka di sana banyak terjadi perkawinan campur. Perkawinan campur terjadi karena kurangnya persiapan dan pastoral bagi pasangan suami-istri yang menjadi tantangan, sehingga perlu dihadapi oleh keluarga Katolik dan pelayan pastoral dari Gereja (PGKI, 1995: 132-133). Sarana penunjang dalam pastoral keluarga yang disediakan antara lain perangkat informasi sehubungan dengan pernikahan dan kehidupan kekeluargaan Katolik, adanya usaha pastoral dalam persiapan pernikahan, pendampingan keluarga Katolik, pastoral orangtua tunggal dan pastoral bagi keluarga pasca cerai. Maka pembinaan terhadap keluarga perlu adanya tindak lanjut, perhatian khusus, adanya pemeliharaan hidup berkeluarga yang nantinya bisa menjadi sumbangan umat untuk mewujudkan Gereja yang sejati (PGKI, 1995: 133-134).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
5.
Hal-ikhwal Hidup Berkeluarga
a.
Permasalahan Keluarga Masyarakat semakin mengangkat hidup berkeluarga, tetapi sampai saat ini
hidup berkeluarga perlu diteguhkan kembali, karena pada masa ini suami-istri sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, sehingga komunikasi dan berkumpul bersama dalam keluarga pun semakin menurun. Bahkan memberi perhatian khusus kepada anak-anaknya pun sangat terbatas. Hal itu juga akan mempengaruhi kemerosotan dalam bidang pendidikan mereka, sebab banyak perdebatan yang muncul dari pasangan suami-istri antara lain perbedaan cara menghargai pasangan, cara menilai hubungan batin dan kebiasaan dalam kegiatan keagamaan serta adanya gesekan yang memisahkan pernikahan mereka. Oleh karenanya, hidup berkeluarga perlu adanya persiapan yang sungguh-sungguh dan saling menjaga keutuhan pernikahan yang semakin membaik (PGKI, 1995: 21).
b.
Pernikahan sebagai Sakramen Umat Katolik mempunyai keyakinan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yaitu laki-laki dan perempuan. Hal tersebut tercipta karena laki-laki dan perempuan diutus untuk saling mencinta. Maka, Gereja mengakui bahwa pernikahan merupakan suatu persekutuan hubungan cinta kasih antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang berlandaskan pada kesadaran diri secara penuh dan bebas dalam menyerahkan seluruh hidup serta kemampuan yang dimiliki setiap pribadi untuk sepanjang hidupnya. Pernikahan menjadi lambang konkret dan sarana perjanjian baru antara Yesus dengan Gereja, sehingga pernikahan sebagai sakramen yaitu lambang bahwa Tuhan menjalin cinta kasih dengan seluruh umat-Nya, maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
cinta kasih suami-istri dalam keluarga tidak terputuskan. Kesatuan menjadi dasar cinta bagi keluarga, antara orangtua dengan anak dan antara anak dengan yang lainnya. Seorang anak perlu diberi kasih sayang sejak pembuahan baik berupa perhatian maupun hal lain yang menunjang kebutuhan anak. Dengan demikian, cinta suami-istri tidak hanya menghasilkan keturunan, melainkan juga menciptakan kekayaan moral dan spiritual di tengah-tengah hidup sebagai keluarga (PGKI, 1995: 21-22). Gereja Katolik percaya bahwa perkawinan sebagai sakramen, artinya sebagai tanda dan sarana kehadiran Tuhan sendiri yang telah membentuk mereka sebagai pasangan suami-istri, karena yang mempersatukan dan mengikat mereka ialah Tuhan sendiri, maka perkawinan dalam Gereja Katolik hanya satu kali dan untuk seumur hidup (PGKI, 1995: 132).
c.
Persiapan dan Pastoral Keluarga Pastoral keluarga semakin hari semakin penting dan harus mencakup semua
tahap persiapan dan pengembangan hidup dalam berkeluarga. Persiapan menjelang pernikahan dalam bentuk pemeriksaan sebelum pernikahan perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, liturgi yang terdapat dalam keluarga hendaknya disiapkan dengan cermat agar perayaannya dapat berlangsung secara meriah dan mengesan sesuai dengan kebiasaan
dan
tradisi
Gereja.
Perayaan
tersebut
bisa
divariasi
dengan
menggabungkan unsur-unsur budaya yang menyatakan janji pernikahan secara mendalam. Selain itu, perlu memperhatikan unsur-unsur dalam pernikahan supaya sesuai dengan ajaran iman kristiani (PGKI, 1995: 24-25).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
Para uskup beserta para imam meningkatkan dan menghidupkan karya pastoral dalam keluarga dengan berdialog bersama kaum awam. Bantuan tersebut dilaksanakan oleh para biarawan dan biarawati, contohnya antara lain memberi perhatian khusus kepada anak terlantar dan menderita sakit, serta keluarga-keluarga yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Bantuan berharga bisa juga disumbangkan oleh para awam, misalnya guru, dokter, apoteker, ahli hukum, ahli psikologis dan ekonom. Hal itu membutuhkan partisipasi dari pihak media masa yaitu penulis, wartawan, dan penerbit dalam membentuk semangat hidup berkeluarga secara sehat. Namun, prinsip utama yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan kembali dalam pastoral keluarga yang menjadi pelaku utama adalah suami, istri dan anak (PGKI, 1995: 24).
d.
Keluarga sebagai Sel Gereja dan Masyarakat Keluarga adalah sel (bagian terkecil dalam masyarakat) yang berperan sebagai
dasar dalam hidup di masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang perlu dikembangkan ialah rasa harga diri yang sehat dalam kesatuan dengan semangat pengabdian, pengorbanan, dialog, menghargai pendapat dan hak seseorang, adil, membantu bagi yang kecil, dan mengutamakan kepentingan bersama. Keluarga secara bersama terutama melalui anggota-anggotanya turut serta dalam kegiatankegiatan yang ada dalam masyarakat, karena dengan sakramen perkawinan, keluarga-keluarga diutus untuk membangun masyarakat terutama membantu mereka yang mengalami kekurangan (PGKI, 1995: 24).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
e.
Tugas Pokok Orangtua dalam Keluarga Para orangtua sebaiknya menyadari bahwa pendidikan dasar dan pendidikan
utama bagi anak-anak dalam keluarga merupakan tanggung jawab orang tua, sehingga pendidikan formal di sekolah bersifat bantuan. Pendidikan yang diwariskan orangtua dan dikembangkan dalam lingkup keluarga adalah pendidikan yang bersifat menyeluruh, antara lain pendidikan fisik, intelektual, iman dan moral, sosial, kepribadian (PGKI, 1995: 22). 1)
Pendidikan Dasar Pendidikan dasar mencakup pendidikan fisik dan pendidikan intelektual.
Pendidikan fisik antara lain berkaitan dengan kebugaran, pertumbuhan, dan kesehatan bagi anak. Pertumbuhan fisik mempengaruhi pertumbuhan anak, sehingga perkembangan pertumbuhannya berasal dari keaktifan dan keakraban bersama anggota keluarga yang lainnya. Pendidikan intelektual juga perlu diberikan kepada anak sejak kecil dalam suasana kekeluargaan dan pada waktu perkumpulan bersama seluruh anggota keluarga. (PGKI, 1995: 22).
2)
Pendidikan Rohani Pendidikan rohani meliputi pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan
kepribadian dan pendidikan sosial. Pendidikan dalam keluarga tersebut diterapkan melalui teladan dan penciptaan bersama, seperti menciptakan kerukunan dan kedamaian, mengasihi dan melayani sesama, tenggang rasa, peka, saling menghormati, saling menolong dalam proses mengenal dan mengasihi. Kemudian pendidikan tersebut dilanjutkan melalui pendidikan di sekolah-sekolah supaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
mengalami kemajuan dan berkembang sesuai perkembangan usia anak, sehingga dapat membentuk kepribadian dan karakter anak untuk semakin beriman. Pendidikan rohani dalam keluarga misalnya mengikuti perayaan Ekaristi bersama pada hari Minggu dan hari-hari tertentu yang diadakan oleh Gereja (rajin berdoa dan beribadah), persiapan menerima sakramen-sakramen dan merenungkan sabda Tuhan dalam keluarga, karena pewartaan Injil sebagai warisan dari orangtua yang perlu diterapkan bagi anak-anaknya. Akan tetapi, doa dan permenungan terhadap sabda Tuhan bukan berarti melalaikan keterlibatan keluarga dalam hidup bermasyarakat dan meninggalkan tanggung jawab dari masyarakat, melainkan sebagai sumber peneguhan bagi setiap keluarga dalam karya pelayanannya bagi sesama. Orangtua juga mempunyai tugas penting untuk mewariskan iman kepercayaannya kepada anak-anak, sehingga anak-anak mampu membedakan perbuatan baik dan perbuatan yang kurang baik bagi dirinya sendiri. Hal itu termasuk dalam pembentukan kepribadian yang bersifat rohani (pendidikan iman) dan pembinaan hati nurani, maka orangtua perlu berwawasan luas dan mendalam (PGKI, 1995: 23-24). Pendidikan iman dalam keluarga akan terwujud dengan adanya hubungan cinta kasih dan persekutuan mesra dalam kehidupan antara suami, istri dan anak. Hal tersebut sebagai tugas bagi keluarga untuk mengabdi kepada Allah, Gereja dan masyarakat. Keluarga menjadi lambang kesatuan dan kesetiaan antara suami, istri dan anak, sehingga keluarga menjadi Gereja kecil sebab cinta kasih dan kehidupan sebagai bagian inti tugas perutusan bagi keluarga dalam Gereja dan tugas bagi Gereja. Keluarga juga menjadi lambang hubungan Gereja dengan Allah, karena keluarga diberi tanggung jawab untuk membangun dan mengabdi kepada Kerajaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
Allah. Selain itu, keluarga pun menjadi generasi penerus cinta kasih dalam kehidupan yang telah diberikan oleh Allah kepada umat-Nya. Pendidikan iman keluarga berhubungan erat dengan tiga tugas Yesus yang berperan sebagai Nabi, Imam dan Raja. Maka, keluarga dipercaya sebagai persekutuan beriman dalam mewartakan injil dan menjalin dialog dengan Allah serta sebagai persekutuan yang mengabdi kepada sesama (FC 49-50).
f.
Kebutuhan Seorang Anak dalam Keluarga Dalam hidup berkeluarga, seorang anak memerlukan suatu perhatian yang
ekstra, kasih sayang, dan kemesraan bersama orangtua dan sanak saudaranya yang lain, karena anak pasti sangat berkeinginan untuk mengungkapkan ganjalan yang ada dalam hati, emosi dan pengalamannya kepada anggota keluarga, terutama orangtua yang mendidiknya. Maka, orangtua hendaknya selalu siap sedia dan bertindak sebagai teman dekat bagi anak-anaknya sesuai dengan perkembangan usianya. Anakanak perlu dibiasakan untuk bersikap dan bertindak secara tanggung jawab. Hal tersebut bertujuan untuk membuat anak merasa kerasan tinggal di rumah, bukan di luar rumah yang mungkin bisa masuk dalam pergaulan bebas, sehingga merusak sikap dan kepribadiannya sebagai akibat dari sesuatu yang kurang mendukung perkembangannya (PGKI, 1995: 23).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
Rangkuman Devosi kepada Bunda Maria dalam keluarga merupakan bentuk kebaktian atau penghormatan kepada Bunda Maria yang dilakukan oleh keluarga masing-masing dan dikembangkan dalam keluarga-keluarga Katolik. Devosi perlu diterapkan secara konkret dalam keluarga-keluarga terutama keluarga yang telah dipanggil menjadi pengikut-Nya. Hal tersebut perlu adanya pemahaman secara mendalam terhadap pentingnya makna devosi kepada Bunda Maria dalam keluarga sebelum melaksanakan devosi, supaya keluarga sungguh-sungguh menghayati kehadiran Tuhan melalui Bunda Maria dengan sepenuh hati. Keluarga-keluarga terutama para orangtua berperan penting dalam mendidik anak-anaknya dalam bidang kerohanian dan orangtua pun sebagai ahli waris iman bagi mereka. Devosi kepada Bunda Maria dalam keluarga bisa dilaksanakan dengan berbagai cara, antara lain doa Salam Maria, doa Rosario, doa Litani Santa Maria, doa Malaikat Tuhan (doa Ratu Surga), Legio Maria, doa Novena Tiga Salam Maria dan ziarah ke gua-gua Maria. Cara-cara tersebut sebagai bentuk untuk menghormati Bunda Maria yang diangkat menjadi Bunda Allah, Bunda pendoa sejati dan Bunda kaum beriman. Keluarga pun berperan penting dan bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak supaya semakin mengenal pribadi-Nya, sehingga keluarga mampu menjalin relasi yang akrab kepada Tuhan melalui tindakan sehari-hari dengan penuh keyakinan dan kepercayaan terhadap kekuatan Tuhan. Keluarga-keluarga perlu menyadari keistimewaan Bunda Maria supaya semakin mampu meneladan sikap dan kepribadian Bunda Maria yang selalu mengandalkan Tuhan, meskipun ia hanya manusia biasa dan hamba yang rendah. Bunda Maria mempunyai visi iman yang tegas dan kuat serta hidupnya terarah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
Maka, dengan menghormati Bunda Maria melalui devosi bukan berarti keluargakeluarga mengutamakan Bunda Maria sebagai sumber kekuatan iman, melainkan berarti Bunda Maria menjadi perantara bagi seluruh umat untuk selalu berdialog dengan Tuhan supaya hidup umat terarah kepada iman Katolik sejati yang dihidupi oleh Sabda Allah dalam mewujudkan dan mengembangkan imannya itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III IMAN KATOLIK
Dalam bab III, penulis akan membahas tentang iman Katolik dan cara mengembangkan iman Katolik. Pembahasan dalam bab ini terbagi menjadi tiga bagian pokok yang diawali dengan pembahasan yang berisi tentang iman, pembahasan yang berisi tentang Katolik dan diakhiri dengan pembahasan yang berisi tentang cara mengembangkan iman Katolik.
A.
Iman
1.
Pengertian Iman Iman dalam arti yang lebih luas dan sesungguhnya berarti suatu penyerahan
diri secara totalitas dan sepenuhnya baik dari hati, pikiran, maupun perbuatan kepada Tuhan, sehingga iman tersebut akan sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Iman tanpa pengakuan dan tanpa perbuatan tidak akan membuahkan keselamatan bahkan hanya sesuatu yang kosong (Pidyarto, 2012: 271). Iman adalah kepercayaan manusia terhadap Allah dan bentuk penyerahan diri kepada-Nya serta sebagai jawaban dan tanggapan manusia akan panggilan Allah. Maka, umat akan semakin beriman dengan adanya motivasi diri untuk lebih dekat dengan Tuhan (Pidyarto, 2012: 273). Iman adalah kekuatan yang berasal dari kepercayaan umat, mengakui dan berpasrah diri kepada Tuhan. Youcat 307 mengungkapkan bahwa iman adalah kekuatan yang dengannya manusia mempercayai Allah, mengakui kuasa-Nya, dan berserah diri secara pribadi kepada-Nya. Oleh sebab itu, sebagai umat Katolik perlu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56
mempunyai iman yang teguh dari Tuhan, sehingga perlu adanya kerjasama antara umat dengan Tuhan. Hal itu terjadi supaya umat tidak bekerja dengan kekuatannya sendiri tetapi bekerja sama dengan Tuhan. Iman merupakan suatu anugerah cuma-cuma yang berasal dari Allah bagi umat yang mencari-Nya dengan rendah hati. Maka, umat perlu menjalin hubungan timbal balik dengan Tuhan, agar umat menerima anugerah tersebut dengan melakukan perintah-Nya. Iman merupakan suatu tindakan gerejawi yang mengungkapkan dirinya dalam pengakuan “Kami Percaya” (Kompendium 28). Iman merupakan suatu hubungan khusus seseorang terhadap Allah supaya imannya berkembang, karena manusia bukan makhluk ciptaan-Nya saja, melainkan juga sebagai manusia yang berdosa dan diperbolehkan untuk memperoleh belas kasih dari Tuhan. Maka Jacobs (2002: 242) mengungkapkan bahwa Iman adalah relasi pribadi dengan Allah yang khususnya di luar bidang sakral, tidak terikat pada ekspresi tertentu. Yang pokok adalah subyek insani sendiri. Tentu saja, khususnya berkat wahyu dan tradisi penerusan wahyu itu, manusia memahami diri bukan hanya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tetapi juga sebagai pendosa yang boleh mengharapkan belas kasihan Tuhan. Oleh karenanya, berdasarkan kekuatan iman yang berasal dari Tuhan umat semakin diteguhkan untuk semakin berani dalam mencapai suatu kepenuhan hidupnya seharihari sesuai kehendak-Nya. Iman merupakan pengetahuan dan bisa disebut mengenal, namun perlu untuk dimengerti. Pengetahuan tidak mungkin tanpa iman, maka iman sebagai pengetahuan mengarah pada unsur kesadaran diri terhadap keselamatan yang diwartakan melalui wahyu, sehingga iman berarti bahwa adanya sikap keterbukaan untuk berjumpa dengan Allah demi persatuan. Hal tersebut sebagai pemersatu antara pengetahuan dan pengalaman hidup sehari-hari (Jacobs, 2002: 114).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
Iman selalu berhubungan dengan wahyu, karena wahyu sebagai hubungan pribadi bukan sebagai informasi tentang kebenaran-kebenaran ilahi. Menurut Konstitusi Dogmatis Dei Verbum yang membahas mengenai wahyu ilahi menyatakan bahwa iman sebagai penyerahan diri seutuhnya kepada Allah (DV 5). Iman dan wahyu saling berhubungan yaitu sebagai hubungan antara Allah dan manusia, pihak Allah disebut dengan wahyu dan pihak manusia disebut iman. Namun yang berkarya tetap Allah sendiri. Oleh sebab itu, wahyu lebih utama dari iman, sehingga iman merupakan jawaban dari manusia atas wahyu. Wahyu dan iman sungguh-sungguh nyata dalam hidup, karena iman berarti sebagai hubungan timbal balik antara Allah dan manusia (Jacobs, 2002: 106). Tuhan telah mewahyukan diri di hadapan umat, berarti Tuhan mengungkapkan suatu rahasia sesuai dengan kehendak-Nya tentang manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya, supaya menjadi keluarga serta mampu menciptakan relasi yang baru dengan Tuhan. Oleh sebab itu, hubungan umat dengan Sang Pencipta merupakan hubungan timbal balik, yang berarti bahwa berhubungan dengan Sang Pencipta sekaligus Penyelamat, maka umat memperoleh kesempatan untuk menjawab dan menanggapi-Nya secara positif dengan menerima segala anugerah dari Tuhan bagi umat. Tanggapan dan jawaban itulah yang dimaksud dengan iman (Dister, 2004: 146).
2.
Makna Iman Efesus 2:8-9 mengatakan bahwa “Sebab karena kasih karunia kamu
diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang yang memegahkan diri”. Surat Paulus kepada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
umat di Efesus mengajak seluruh umat untuk memahami tentang makna iman, karena umat hanya manusia biasa dan sangat rendah dan kecil di hadapan Tuhan. Seseorang akan memperoleh keselamatan tidak hanya melalui perbuatan baik dan taat hukum, melainkan juga dikarenakan iman yang ada dalam dirinya dan iman itu pemberian yang tulus dari Tuhan. Iman membutuhkan usaha dan perjuangan, ketika seseorang telah percaya kepada-Nya dan memperoleh keselamatan berarti ia sungguh-sungguh mewujudkan imannya melalui perbuatan-perbuatan yang nyata (Pidyarto, 2012: 267). Iman mempunyai keistimewaan dalam peristiwa keselamatan, sebagai anugerah Tuhan bagi umat-Nya. Tindakan manusia yang dilandasi oleh perintah dan sabda Tuhan, berarti iman bekerja sama dengan kasih sekaligus berkembang secara berkelanjutan melalui doa dan mendengarkan firman-Nya. Dengan iman manusia akan memperoleh kegembiraan ilahi di dalam Allah (Kompendium 28). Iman sebagai rahmat yang diterima seseorang ketika iman dimohon dengan sungguh-sungguh dan mendalam, sebagai kekuatan mutlak yang diperlukan untuk mencapai keselamatan, membutuhkan kehendak bebas dan pemahaman yang jelas dari seseorang ketika memperoleh panggilan Ilahi. Hal itu sebagai kepastian mutlak yang menjadikan Yesus sebagai jaminan hidupnya. Iman tidak sempurna kecuali apabila mengarah pada cinta kasih. Iman umat akan semakin bertumbuh melalui ketekunannya berdoa, mendalami dan mendengarkan sabda-Nya. Ia diberi kesempatan untuk merasakan kebahagiaan surgawi (Youcat 21). Iman sebagai karya Allah yang dianugerahkan kepada umat. Iman tersebut sebagai syarat bagi seluruh umat dalam memperoleh keselamatan. Iman umat berasal berdasarkan bimbingan Roh Allah sendiri. Jadi, iman sebagai anugerah murni yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
dipercayakan Allah bagi umat-Nya yang taat dan percaya akan karya-Nya. Umat perlu memperjuangkan imannya sendiri dalam memperoleh keselamatan melalui perbuatan konkret selama hidupnya. Dengan demikian, karya keselamatan merupakan suatu karya Allah yang membutuhkan kerja sama dari umat melalui tindakannya di dalam masyarakat (Pidyarto, 2012:272-273).
3.
Sikap dan Perbuatan dalam Iman Sikap merupakan hal pokok dari iman yang berhubungan dengan kepatuhan
akal budi serta kehendak yang sepenuhnya. Maka, yang ditekankan adalah pada kata kepatuhan, karena dengan patuh terhadap Allah, iman dapat memampukan umat untuk menjawab wahyu Allah yang diberikan padanya. Maka, iman sebagai bentuk penyerahan diri sepenuhnya terhadap Allah dengan sukarela (KWI, 1996: 128). Keselamatan memerlukan iman dan perbuatan nyata sebagai konsekuensinya. Iman dan perbuatan nyata mempunyai hubungan yang sangat kuat, namun yang utama adalah iman. Hal tersebut berarti bahwa keselamatan seseorang berdasarkan pada iman itu sendiri, akan tetapi seseorang yang telah menerima keselamatan harus hidup lebih baik supaya semakin mampu memaknai perjalanan hidup sehari-harinya (Pidyarto, 2012: 268). Iman tidak hanya berkaitan dengan sikap atau keyakinan terhadap sesuatu, tetapi juga mempunyai ikatan tetap yang dipercaya oleh Gereja Katolik dalam doa pengakuan iman dan seluruh umat yang akan beriman perlu mempercayai isi iman tersebut. Iman pun menjadi bagian dalam mengakui secara penuh kepada Tuhan berdasarkan hati, pikiran dan emosi. Iman akan terwujud dengan adanya cinta dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
kasih. Iman akan diukur melalui perbuatan kasih seseorang bukan dari perkataannya saja (Youcat 307). Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa iman merupakan kepercayaan, keyakinan, tanggapan (jawaban) manusia kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan sungguh merasakan kehadiran-Nya dalam hidup sehari-hari secara konkret. Iman berdasarkan pada sikap manusia itu sendiri, karena iman memampukan umat untuk menjawab wahyu yang diberikan oleh Allah, sehingga iman sebagai bentuk kepasrahan hidup manusia dalam keadaan apapun. Manusia dalam menyerahkan diri dilandasi oleh sikap rendah hati dan percaya diri di hadapan Tuhan.
4.
Dasar Iman
a.
Iman Para Rasul Iman yang dimiliki umat Katolik yang pertama berdasarkan pada iman para
rasul. Para rasul merupakan para murid Yesus yang berjumlah dua belas orang, dipanggil untuk mengikuti jejak dan turut serta dalam mewujudkan misi-Nya. Para murid bersama Yesus selama 1-3 tahun untuk mengikuti pengajaran dan menyaksikan perbuatan-perbuatan yang dilakukan-Nya. Kedua belas murid dan yang lain-lain meyakini bahwa Yesus tersebut merupakan Mesias yang telah dinantinantikan kedatangan-Nya oleh bangsa Yahudi. Yesus yang diutus oleh Allah untuk menyelamatkan bangsa tersebut (Michel, 2001:45-46). Para rasul mempunyai keyakinan bahwa bangsa Yahudi akan membentuk komunitas jemaat yang dikuatkan oleh Roh Allah (Roh kudus), dengan misi untuk mewartakan pribadi Yesus yang telah mengalami peristiwa kebangkitan dari Allah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
ketika wafat, sehingga Ia disebut sebagai Tuhan sekaligus Kristus. Iman para rasul bagi umat Katolik menjadi inti iman mereka yang tetap (tidak bisa diubah-ubah). Iman bukan berarti mendahului Kitab Suci, melainkan berarti sebagai penghasil dan penentu terbentuknya Kitab Suci, karena Kitab Suci merupakan suatu dasar bagi umat untuk berdiskusi mengenai ajaran-ajaran iman (Michel, 2001: 47-49).
b.
Peristiwa Inkarnasi Peristiwa inkarnasi menjadi dasar iman Katolik yang kedua. Inkarnasi itu
adalah suatu penjelmaan. Umat Katolik meyakini bahwa Sabda Allah terwujud dalam daging dan tinggal di tengah-tengah umat melalui manusia Yesus. Jadi, inkarnasi berarti mengambil bentuk atau menjadi daging yaitu menjadi manusia. Dalam istilah lain dikatakan bahwa Sabda Allah diwahyukan melalui pribadi manusia Yesus, sehingga umat Katolik berkeyakinan, Yesus adalah seorang manusia yang dilahirkan oleh kuasa Allah dari seorang perawan suci yang bernama Maria. Untuk itu bukan berarti Allah beristrikan Maria, melainkan Maria mengandung dari Allah (Roh Kudus) dan melahirkan seorang putera yang bernama Yesus (Michel, 2001: 50).
5.
Sumber Iman
a.
Tradisi dan Kitab Suci Tradisi dan Kitab Suci menjadi sumber iman bagi seluruh umat Katolik. Gereja
telah meyakini bahwa sumber iman kepercayaannya adalah wahyu yang berasal dari Allah. Namun wahyu tidak disamaartikan dengan Kitab Suci. Wahyu Allah diperoleh dari Tradisi lisan dan Kitab Suci. Jadi, sumber iman Katolik tidak hanya Kitab Suci.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
Ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Tuhan tidak perlu mencari kebenaran dengan menyelidiki Kitab Suci, karena masih ada sumber lain yang menjadi sumber iman kepercayaan kepada Tuhan yang disebut dengan Tradisi. Tradisi merupakan salah satu ajaran sekaligus sumber iman kepercayaan yang tidak tertulis (Pidyarto, 2012: 28-31). Wahyu dari Allah dimulai dari bangsa Israel yang dilanjutkan, dilengkapi, dan disempurnakan oleh Tuhan sendiri secara lisan yang kemudian dipahami dan diimani secara lisan pula melalui suatu ibadat, doa-doa, dan lain sebagainya sesuai dengan kebiasaan yang ada. Maka, Gereja Katolik memberi istilah Tradisi lisan. Tradisi lisan berarti bukan dalam bentuk tulisan. Tradisi lisan adalah sabda Allah sungguh menggema dalam kehidupan umat beriman sama artinya dengan iman umat akan hidup melalui sabda Allah. Berdasarkan Tradisi lisan ini mulai berkembang tahap demi tahap dalam bentuk bahasa manusia berupa tulisan. Akhirnya para pemimpin Gereja memutuskan dan memilih tulisan suci yang menjadi bagian dalam Kitab Suci dengan menetapkannya dalam bentuk kanon yaitu penetapan resmi tulisan-tulisan tersebut dalam bentuk Kitab Suci. Kitab Suci disebut juga dengan alkitab, Alkitab adalah sabda Allah diyakini oleh Gereja sebagai sumber iman. Hal ini tidak ditafsirkan bahwa Gereja di atas sabda Allah yang ada dalam Alkitab, tetapi Gereja sebagai pendengar diwartakannya sabda Allah dengan kesetiaan dan kerendahan hati. Jadi, Tradisi lisan dan Alkitab mempunyai hubungan khusus, sehingga Alkitab menjadi bentuk tertulis dari adanya Tradisi lisan (Pidyarto, 2012: 34-35). Bagi Gereja Katolik sumber iman tidak hanya Alkitab, tetapi juga berasal dari Tradisi. Wahyu dari Allah diterima dan diimani oleh Gereja serta dihayati secara lisan terutama dalam ibadat dan ajaran resmi Gereja para rasul dan penggantinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
Tradisi dalam bahasa Latin disebut tradere berarti melanjutkan, meneruskan. Penulis suci berkat dorongan Roh Kudus menuliskan wahyu tersebut dalam tradisi tadi, sehingga Tradisi itu disebut Alkitab. Jadi, Alkitab bagian dari Tradisi, sehingga Gereja mengatakan bahwa sumber iman dan ajaran Katolik berlandaskan pada Tradisi dan Alkitab (Pidyarto, 2012: 163). Akan tetapi, Tradisi (T kapital) berbeda dengan tradisi-tradisi (t bukan kapital), karena keduanya mengandung arti yang berbeda. Tradisi (T kapital) berarti berasal dari para rasul yang merupakan wahyu Allah sekaligus dihayati dan diimani oleh Gereja melalui ibadat, doa-doa, dan ajaran-ajarannya, sedangkan tradisi-tradisi (t bukan kapital) merupakan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh Gereja dan bersifat manusiawi (Pidyarto, 2012: 38).
b.
Magisterium (Wewenang Mengajar) Sumber iman yang lain yaitu Magisterium (Wewenang Mengajar). Untuk itu,
Yesus dalam ajaran iman Katolik tampil sebagai Guru dan umat-Nya sebagai murid, termasuk
pimpinan
Gereja.
Pimpinan
Gereja
(hierarki)
bertugas
untuk
mempersatukan umat dalam iman lewat pewartaan Injil. Pewartaan Injil mencakup semua pelayanan umat yang dilaksanakan oleh para rasul dalam bidang kerigma dan katekese, liturgi dan pastoral sesuai ketiga tugas Yesus sebagai Guru, Imam dan Raja/Gembala. Oleh sebab itu, para rasul menyerahkan tugas mulia tersebut kepada para uskup sebagai pengganti para rasul untuk mengajar, supaya Injil selalu dipelihara secara utuh dan menyeluruh oleh Gereja (Dister, 2004: 112). Pewartaan para rasul dan pelayanan para uskup merupakan unsur penerusan wahyu. Keduanya tak bisa dipisahkan, namun memiliki perbedaan. Perbedaannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
terletak pada pelaksanaan tugas, para rasul dalam pewartaannya bukan sebagai penerus wahyu melainkan juga sebagai wahyu itu sendiri, sebab para rasul menerima wahyu secara langsung sekaligus sebagai pelaku aktif. Untuk itu, penerusan wahyu yang dilakukan para rasul itulah yang menjadi dasar munculnya wahyu. Sedangkan tugas yang dilakukan para uskup melebihi tugasnya sebagai penerus wahyu. Para uskup bertugas untuk menjaga dan menafsirkan seluruhnya sesuai dengan yang diterima dari para rasul berarti para uskup tidak menambah, tidak mengurangi ataupun merubah hal tersebut. Oleh karena itu, wahyu yang telah diterima perlu dilestarikan dan dijaga serta dikembangkan secara penuh supaya mampu diterapkan sesuai dengan waktu dan tempat (Dister, 2004: 113). Menurut keyakinan Gereja Katolik, penafsir Kitab Suci berprinsip pada Roh Kudus dan pelakunya Wewenang Mengajar Gereja yang hidup. Menurut dokumen Konstitusi Dogmatis dijelaskan bahwa menafsirkan secara autentik sabda Allah yang tertulis atau diturunkan itu dipercayakan kepada wewenang Gereja yang hidup, yang kewibawaannya dilaksanakan atas nama Yesus Kristus (DV 10). Gereja Katolik sebagai umat Allah dan tubuh Kristus, seluruh umat beriman dipersatukan oleh-Nya melalui Roh Allah yang tampak dalam perkumpulan umat beriman. Jadi, kesatuan umat Allah dijamin oleh Roh Kudus sebagai asas kesatuan dan hierarki sebagai organ kesatuan (Dister, 2004: 113). Hal penting yang perlu diperhatikan adalah pimpinan Gereja tetap anggota umat beriman. Untuk itu, Magisterium tetap berada di bawah sabda Allah sebagai bentuk pengabdian kepadanya, karena Magisterium berperan sebagai penafsir yang berwenang dan sebagai murid yang mempunyai kerendahan hati, sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
Magisterium perlu mendengarkan sabda Allah dengan melihat gema sabda tersebut bagi seluruh umat beriman (Dister, 2004: 115-116).
B.
Katolik
1.
Pengertian Katolik Kata Katolik berasal dari bahasa Yunani: katholikos, dan terdiri dari dua kata
yaitu kata dan holou. Kata (Yunani) berarti mengenai dan holou (Yunani) berarti keseluruhan. Dalam istilah katholikos mengandung makna ruang yang tanpa batas (Ismartono, 1993: 70-71). “Katolik” (Yunani Kat’ holon) berarti berkaitan dengan semua atau keseluruhan. Gereja adalah Katolik, karena Tuhan telah memanggil Gereja supaya percaya
secara
penuh
akan
keseluruhan
iman,
mengamankan
sakramen,
menyampaikan ajaran, dan mewartakan kabar sukacita kepada semua umat dan seluruh bangsa (Youcat 133). Kata Katolik sulit untuk diartikan. Secara harfiah, kata Katolik ini mengandung arti bahwa Gereja semakin berkembang di seluruh dunia. Sama halnya dengan ada uskup berarti ada jemaat, ada Gereja Katolik berarti ada Yesus Kristus yang mempunyai makna suatu perayaan Ekaristi yang diselenggarakan oleh Gereja yang dipimpin oleh uskup dan jemaat yang hadir tidak hanya jemaat setempat tetapi juga seluruh jemaat Gereja yang lainnya. Katolik digunakan untuk menyebut Gereja yang benar dan universal. Gereja disebut Katolik, sebab tersebar di seluruh dunia dan mengajarkan secara totalitas (menyeluruh) mengenai iman yang ditujukan kepada semua umat secara lengkap. Katolik merupakan sekumpulan jemaat kristiani yang mengakui Paus sebagai pemimpin (KWI, 1996: 349-350).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
2.
Beriman Katolik Beriman Katolik bukan hanya berarti suatu hal bahwa umat yang beragama
Katolik berkumpul bersama karena memiliki iman kekatolikan yang sama, melainkan juga berarti suatu hal bahwa beriman seperti yang diimani oleh Gereja sekaligus percaya menurut ajaran yang disampaikan oleh Kristus. Pilarczyk (2002c: viii) mengatakan bahwa Beriman Katolik tidak menuntut suatu studi profesional seumur hidup sebelum seseorang dapat memulainya. Pada dasarnya, beriman Katolik adalah suatu bentuk pengetahuan, pemahaman, dan tanggapan/jawaban (respons) terhadap suatu kisah (sejarah), bukan suatu cerita rekaan (fiksi), tetapi kisah sejarah yang benar mengenai cinta Tuhan bagi kita sebagai umat ciptaan-Nya. Kisah itu memberikan dasar di mana semua aspek berpikir Katolik dan berperilaku Katolik bersandar. Jadi, beriman Katolik merupakan satu rangkaian dengan berpikir dan berperilaku Katolik dan semua terangkum didalamnya. Beriman Katolik sebagai wujud konkret dari berpikir Katolik dan berperilaku Katolik, karena beriman Katolik merupakan pengetahuan, pemahaman sekaligus tanggapan/jawaban bahwa seseorang yang menganut agama Katolik, sungguh-sungguh mempunyai iman yang teguh dan percaya akan kehadiran serta sapaan Tuhan. Bahkan turut serta dan ambil bagian dalam karya cinta-Nya dengan sesama dan dengan Tuhan. Iman mencakup penerimaan kebenaran-kebenaran, namun memiliki iman berarti memberi diri kepada seseorang dan menjadi bagian dari kisah hidup orang itu terutama tentang kisah yang benar. Beriman Katolik berarti juga berbagi iman, karena hal tersebut menjadi bagian dalam karya cinta Tuhan di seluruh dunia. Jikalau umat menolak keterlibatan dalam karya cinta-Nya berarti umat kehilangan pusatnya dan hidupnya tidak bermakna. Dengan demikian, umat Katolik perlu menyadari bahwa karya cinta Tuhan perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
sepenuh hati supaya Tuhan selalu tersenyum bagi umat-Nya, sebab iman tanpa perbuatan itu tidak bermanfaat dalam kehidupan (Pilarczyk, 2002c: 2). Iman kepercayaan setiap orang selalu mengalami sekaligus mendapat tantangan dari berbagai pihak dan berbagai faktor. Tantangan-tantangan dan faktorfaktor tersebut antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, keberhasilan dan kekayaan, pangkat dan kekuasaan, kepentingan diri sendiri, memanjakan diri melalui kesenangan dan kenikmatan duniawi. Maka dari itu, untuk menjadi orang yang beriman Katolik ketika Tuhan berperan dalam karya keselamatan-Nya melalui iman, umat Katolik menanggapi bahwa iman tersebut kurang relevan dengan situasi perkembangan zaman (Pilarczyk, 2002c: 5). Untuk itu, beriman Katolik perlu dilakukan oleh seluruh umat Katolik melalui dua unsur penting untuk menjadi orang yang beriman Katolik sejati. Unsur-unsur tersebut sebagai berikut: a.
Berpikir Katolik Berpikir Katolik berarti bahwa orang yang beragama Katolik tidak hanya
sekedar mengetahui tentang Kristus dan ajaran Gereja-Nya, melainkan juga mereka mampu
mendalami
pengetahuan-pengetahuan
tersebut
untuk
menunjang
perkembangan imannya, supaya semakin hidup dan semakin kokoh melekat dalam pribadi setiap orang yang beriman Katolik. Pilarczyk (2002a: x) mengungkapkan: Berpikir Katolik adalah suatu pola pikir (mindset), suatu sikap hati, suatu ikatan pengetahuan yang dalam, anggapan-anggapan, prioritas-prioritas, dan petunjuk-petunjuk yang diperoleh dari iman, dan yang pada gilirannya menguatkan dan menghidupkan iman itu sendiri. Berpikir Katolik seperti suatu file tersembunyi dalam program komputer kita yang mungkin tidak akan tampak dalam layar monitor, tetapi ia menentukan dan menguasai seluruh operasi program tersebut. Bila hal ini tidak ada, segalanya tidak akan berjalan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
Jadi, seseorang yang beragama Katolik tidak hanya dimengerti sebagai pengetahuan, tetapi juga dipahami sebagai sesuatu yang tersimpan dalam pikirannya dan mempengaruhi pola pikir, sikap hati, ikatan pengetahuan yang mendalam, angapananggapan, prioritas-prioritas, dan petunjuk-petunjuk dari iman itu sendiri supaya imannya semakin hidup dan berkembang dalam diri umat. Orang yang berpikir Katolik juga perlu memperhatikan dan menyadari kehadiran dan sapaan Tuhan yang selalu meraja sekaligus tinggal di tengah-tengah umat-Nya. Orang Katolik perlu menyadari hal itu, karena supaya umat semakin mengenal dan menjadikan-Nya yang utama dan pertama sebagai bekal hidup orang Katolik di masa yang akan datang. Maka, Piarczyk (2002a: 13) mengatakan bahwa
Tuhan adalah tuan rumah yang baik. Tuhan tidak hanya menyiapkan perayaan akan cinta, lalu keluar ruangan dan baru kembali pada akhir pesta untuk mematikan lampu-lampu dan membersihkan ruangan. Tidak, Tuhan adalah bagian dari perayaan itu sendiri. Ia hadir dan aktif dalam setiap tahapannya. Berpikir Katolik dalam hal ini meliputi kesadaran akan kehadiran tuan rumah dan mampu mengenal Dia, bukan hanya untuk menenteramkan hati kita bahwa Dia masih ada diantara kita, tetapi juga untuk belajar dari Dia tentang apa yang sedang berjalan dan bagaimana kita harus menanggapi-Nya.
Oleh sebab itu, orang berpikir Katolik perlu adanya kesadaran dalam diri mereka masing-masing secara sungguh-sungguh dan peka akan kehadiran dan sapaan aktif dari Tuhan yang selalu menjadi pusat hidup seseorang dalam berserah diri pada-Nya, sehingga orang tersebut mampu belajar dari Dia yang selalu berbuat kebaikan dan selalu cinta dengan para murid-Nya. Hal yang menjadi dasar bagi orang yang berpikir Katolik adalah menghormati Tuhan dan sesama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
b.
Berperilaku Katolik Berperilaku Katolik merupakan suatu keterlibatan dan keaktifan orang Katolik
dalam kegiatan rohani yang menunjang dalam mengembangkan iman kekatolikan umatnya. Pilarzcyk (2002b: xi) mengatakan tentang:
Berperilaku Katolik sungguh merupakan ekspresi dan dukungan bagi iman kita, suatu latihan teratur untuk menjadi apa yang merupakan tujuan panggilan Tuhan bagi kita. Namun, berperilaku Katolik juga merupakan suatu tanda komitmen keagamaan kita bagi orang lain: yang jelas, kita tidak menghayati iman kita supaya mengesankan bagi orang lain. Tetapi perilaku Katolik kita mengatakan sesuatu kepada orang lain tentang kita, Gereja, dan Tuhan. Perilaku Katolik kita memberi petunjuk sejauh mana kita menjadi bagian dalam Gereja (dan Tuhan), dan membiarkan orang lain melihat apa sesungguhnya yang dimaksud dengan menjadi bagian.
Jadi, berperilaku Katolik sebagai wujud nyata atau tindakan konkret yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari secara teratur untuk menemukan apa yang sebenarnya dinginkan oleh Tuhan atas panggilan-Nya terhadap umat. Berperilaku Katolik sebagai tanda bahwa umat mempunyai prinsip tertentu dalam berperilaku di hadapan Tuhan dan sesama berdasarkan iman Katoliknya. Seluruh umat dituntut untuk mewartakan sabda-Nya bagi orang lain baik tentang umat, Gereja, maupun Tuhan sendiri dalam tindakan sehari-hari. Menurut Pilarczyk berperilaku Katolik dilakukan dengan cara mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari-hari raya, menerima sakramensakramen, bertobat dan mengendalikan diri, pernikahan di Gereja, menjadi anggota aktif di paroki, berpasrah diri, menjalin komunikasi dan kedekatan dengan Bunda Maria dan orang kudus, serta mau menerima suatu perbedaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
3.
Tujuan Beriman Katolik Menjadi orang Katolik mempunyai suatu tujuan yaitu untuk hidup bersatu dan
dekat dengan Tuhan, serta menjadi anggota Gereja yang siap diutus-Nya untuk mewartakan karya keselamatan Allah di tengah-tengah masyarakat. Maka seseorang yang beriman Katolik mempunyai tanggung jawab mulia yaitu berjuang dalam karya pewartaan keselamatan ilahi supaya semakin dikenal dan diterima oleh kalayak umum dimanapun mereka berada (LG 33, AA 3).
4.
Identitas Beriman Katolik Menjadi Katolik mampu menjadikan imannya sebagai motivasi bagi setiap
umat dalam melaksanakan hukum cinta kasih yang berasal dari Tuhan untuk diterapkan dalam tindakan sehari-hari. Namun orang Katolik perlu mengusahakan empat hal dalam kehidupan sehari-hari yaitu pertama, hidup baik dan identitas jelas artinya usaha untuk hidup yang bersifat positif misalnya jujur, terbuka dan rela berkorban, kedua hidup baik tapi identitas tidak ditonjolkan berarti usaha dalam kehidupan yang baik dalam masyarakat tanpa menonjolkan agamanya masingmasing, ketiga identitas Katolik dapat menjadi tambahan semangat untuk hidup baik artinya usaha untuk menyatakan diri bahwa menjadi orang Katolik mau dituntut untuk hidup baik dan keempat mengakui diri Katolik tetapi tidak menunjukkan kehidupan yang baik hanya akan membawa orang-orang yang seagama ikut tercemar maksudnya usaha untuk menggunakan identitas Katolik sebagai motivasi dalam menemukan nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi tingkah laku sehari-hari, karena Gereja sebagai tempat untuk mengalami pertobatan dan pengampunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
sehingga Gereja memperoleh kekuatan untuk hidup yang semakin baik (Ismartono, 1993: 80-81). Umat Katolik yang sedang merasa bahwa dirinya berbuat yang tidak sesuai dengan yang diperintahkan dalam iman Katolik, identitasnya sebagai umat Katolik akan menjadi landasan bagi dirinya dalam bertingkah laku selama peziarahan hidupnya. Gereja Katolik sebagai tempat bagi umat yang hendak bertobat, mengalami pengampunan dari Tuhan, sehingga iman kepercayaannya sebagai umat Katolik semakin dikuatkan oleh-Nya, agar umat selalu berbuat kebaikan di tengahtengah hidup bermasyarakat (Ismartono, 1993: 81).
5.
Ajaran-ajaran Pokok Iman Katolik
a.
Allah Keyakinan dalam agama Katolik mengakui dan percaya bahwa Allah itu satu,
Allah itu bersifat abadi, Maha Kuasa, Maha Tahu, Pencipta alam semesta dan segala isinya, Penyelenggara kehidupan, Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Pengampun, Transenden (Allah jauh dari manusia), Imanen (Allah dekat karena ada dalam lubuk hati manusia), Maha Besar, Hakim bagi umat di Akhir Jaman dan Pemberi ganjaran dan hukuman yang kekal. Sabda atau kebijaksanaan Allah merupakan perwahyuan pribadi-Nya yang abadi dan menyatu di dalam diri-Nya. Allah disebut Bapa dalam ajaran Katolik (Michel, 2001: 49).
b.
Yesus Ajaran pokok dalam iman Katolik adalah peristiwa kehidupan Yesus. Yesus
dilahirkan oleh Perawan Maria di Bethlehem dan Yosef seorang tukang kayu yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
menjadi tunangannya. Kisah kelahiran Yesus ditemukan dalam injil Lukas dan Matius bagian awal. Setelah itu, ketika Yesus sudah dewasa mulai meninggalkan kota kelahiran-Nya untuk mengajar (Michel, 2001: 51). Ajaran Yesus yang pokok ada dua hal yaitu bertobatlah artinya murid-murid Yesus diajak untuk meninggalkan dosa yang telah dibuat untuk kembali kepada Allah dan terimalah Allah supaya meraja dalam hidup murid-murid-Nya artinya murid-murid Yesus diajak untuk menerima Kerajaan Allah. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Yesus setelah berkotbah dan mengajar murid-murid-Nya adalah memberikan mukjizat-mukjizat dan menyembuhkan orang yang sakit berdasarkan kuasa Allah, menerangi dan mengusir roh jahat, mengampuni dosa dalam nama Allah, memberi penghiburan kepada orang sakit, berkomunikasi dengan orang-orang berdosa, memberi kritikan dengan keras kepada orang Yahudi, memberi kemungkinan bahwa dunia akan krisis besar tetapi Allah memberi solusinya dan membentuk komunitas para murid yang hidup untuk mewartakan sabda-Nya (Michel, 2001: 52). Sebutan-sebutan Yesus adalah sebagai berikut: 1)
Putera Allah Putera Allah berarti sama dengan Anak Allah. Sebutan itu menunjuk pada
suatu keyakinan bahwa Allah mengangkat Yesus dalam suatu relasi intim denganNya, sehingga pesan abadi Allah terlukis dalam pribadi Yesus. Putera Allah berarti menunjukkan adanya saling akrab dan dekat antara Yesus dengan Bapa dan dalam satu kehendak (Yesus taat dengan yang dikehendaki oleh Bapa). Sebutan tersebut juga berarti jemaat melihat Yesus sebagai Israel Baru yang menjadi harapan sekaligus pemenuhan bagi orang-orang Yahudi. Maka orang-orang Yahudi diangkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
sebagai Putera Allah, artinya bangsa Yahudi menjadi bangsa pilihan Allah, karena mereka percaya kepada-Nya (Michel, 2001: 53-54).
2)
Anak Manusia Anak Manusia sebagai sebutan yang sering dijumpai dalam Injil, karena Yesus
menyebut diri-Nya Anak Manusia. Menurut Kitab Daniel Anak Manusia ialah sosok yang turun dari langit pada akhir jaman dan Allah mewarisi pengadilan dan kerajaanNya kepada Anak Manusia. Oleh sebab itu, sosok yang turun dari langit mengalahkan kuasa kejahatan yang merusak kehidupan, sehingga Anak Manusia mampu meraih kesuksesan dengan mendirikan Kerajaan Allah. Sosok yang dimaksud yaitu Yesus. Yesus yang sanggup memenuhi harapan bagi banyak orang (Michel, 2001: 54).
3)
Tuhan Yesus disebut Tuhan, karena memperoleh kekuatan dan kekuasaan yang murni
berasal dari Allah. Sebutan Tuhan berarti menunjukkan keyakinan bahwa Yesus menjadi perantara antara Allah dengan manusia. Kehadiran Tuhan yang bangkit dan tinggal di dalam pribadi jemaat telah digunakan secara istimewa bagi mereka yang berkeyakinan bahwa Tuhan sungguh-sungguh hidup dan bekerja bagi mereka atas Roh Kudus, maka Yesus mendapat sebutan sebagai Tuhan (Michel, 2001: 54).
4)
Kristus (Mesias, Almasih) Nama Kristus berasal dari kata Yunani terjemahan dari bahasa Ibrani (Mesiah:
Yang Diurapi) berarti penyelamat bangsa Yahudi melalui para nabi. Bangsa Yahudi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
mengartikan Mesias sebagai pemimpin dan mampu menegakkan kerajaan duniawi. Dengan demikian, setelah kebangkitan-Nya jemaat percaya bahwa Yesus itu Mesias yang telah dijanjikan, sehingga menyebut-Nya Kristus yaitu sinonim dari nama asli Yesus (Michel, 2001: 55).
5)
Sang Sabda (Sabda Allah) Yesus dipahami sebagai pribadi yang di dalam diri-Nya dipenuhi dengan Sabda
Allah. Sabda Allah yang abadi dan terlukis dalam kepribadian-Nya, membuat Ia tetap tiggal di dalam diri manusia yang bekerja, berteman, bersaudara, menderita dan mati, sama seperti yang dilakukan oleh manusia, namun perbedaan antara Yesus dan manusia lainnya terletak pada perbuatan dosa. Hal tersebut mengatakan bahwa Yesus bebas dari dosa dan manusia hidup penuh dosa (Michel, 2001: 56).
6)
Hamba Allah Yesus memahami misi-Nya sebagai Hamba Allah yang setia. Hamba Allah
yang tidak tampan dan miskin, menjadi segala sesuatu dengan penuh kesederhanaan, ketaatan dan kesetiaan terhadap kehendak Allah. Selain itu, Hamba Allah ini siap sedia untuk menebus perbuatan dosa semua orang melalui berbagai rintangan dan penderitaan, sampai mereka memperoleh keselamatan abadi. Jadi, Hamba tersebut sebagai pembawa keadilan dan pewarta kabar sukacita bagi orang-orang yang miskin dan menderita bahkan tidak akan melawan mereka yang berbuat kejahatan bagi-Nya (Michel, 2001: 56).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
7)
Sebutan-sebutan Lain Yesus
disebut
sebagai
Penyelamat
karena
melalui
diri-Nya
Allah
melaksanakan karya keselamatan bagi semua umat. Yesus disebut juga Nabi karena Ia sebagai pembawa kabar sukacita sekaligus sebagai penyalur pesan abadi Allah kepada manusia. Yesus pun mendapat sebutan Imam sebab diri-Nya menjadi persembahan yang sangat sempurna terhadap Allah untuk selama-lamanya (Michel, 2001: 56). Sebutan Yesus yang lain yaitu Gembala yang Baik, karena Ia telah menuntun dan menyertai domba-domba-Nya dan Gembala tersebut sebagai lukisan indah dalam Kitab Suci yang telah difungsikan oleh jemaat untuk mendalami belas-kasih yang diajarkan dan dilakukan oleh Yesus. Bahkan Ia peka bagi mereka yang lemah dan tersingkirkan. Sebutan yang lainnya lagi ialah Jalan, Kebenaran, dan Hidup berarti Yesus sebagai jalan Allah dan pembawa kebenaran yang diwujudkan dalam hidupNya demi keselamatan umat-Nya (Michel, 2001: 57).
c.
Trinitas Menurut umat Katolik hanya ada satu Allah yang diakui dan dipercaya yaitu
Bapa. Bapa yang mampu menciptakan segala sesuatu dan kehidupan umat diserahkan kepada-Nya. Trinitas yang sering diungkapkan oleh umat yang dimaksud adalah untuk menyampaikan bahwa Allah itu yang Maha Esa. Trinitas memang tidak tertulis dalam Kitab Suci, tetapi terdapat dalam sejarah agama Kristen. Bahkan dasardasar Trinitas dapat dilihat dalam Kitab Perjanjian Baru, yang utama dalam Injil Matius mengenai rumusan pembaptisan yaitu “Baptislah dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus” (Michel, 2001: 57-58).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
Para penginjil yang menulis Kitab Suci terkadang menyebut Allah sebagai “Bapa” yaitu merupakan warisan dari tradisi bangsa Yahudi. Yesus yang mengajar para murid-Nya menggunakan istilah “Abba”, supaya para murid-Nya mampu menciptakan suasana keakraban dan kekeluargaan yang begitu dekat dan tak terpisahkan. Yesus dan Allah mempunyai hubungan yang khusus yaitu sebagai BapaNya (Michel, 2001: 59). Selain itu Yesus secara khusus disebut Putera Allah, karena Putera Allah menjadi sarana bagi Gereja awal dalam menerapkan iman kepercayaannya terhadap peran Yesus yang sungguh-sungguh spesial bagi kehidupan Gereja. Oleh sebab itu, umat mempunyai keyakinan bahwa Allah menjalin relasi dengan umat-Nya melalui Yesus. Yesus yang diutus sekaligus hamba-Nya, sehingga Ia diberi ilmu dan kekuasaan untuk mengadili dan memberi hidup. Bahkan Ia sebagai perantara khas diantara Allah dan manusia serta karya-karya-Nya sehubungan dengan peristiwa keselamatan (Michel, 2001: 60). Kitab-kitab Perjanjian Baru banyak mengatakan bahwa Roh Kudus sebagai Roh Allah. Roh Kudus adalah Allah sendiri yang tinggal dan berkarya dalam hati manusia dan semua ciptaan-Nya. Roh Kudus menjadi tanda bahwa Allah hadir secara aktif di tengah-tengah umat-Nya, karena Yesus dikandung dan dibimbing oleh Roh Kudus serta dilahirkan oleh Perawan Maria. Roh Kudus pun diberi julukan Penolong, Roh Kebijaksanaan, Iman, Semangat, Kasih dan Kegembiraan (Michel, 2001: 60). Ajaran Trinitas mempunyai kekhasan, Allah yang satu dan sama menyatakan diri-Nya sebagai Pencipta yang Maha Kuasa. Tuhan bagi kehidupan biasanya disebut dengan “Bapa”, Allah yang mewahyukan Sabda Ilahi-Nya dalam diri Yesus sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
disebut “Putera”, bahkan Allah yang hadir secara imanen, aktif dan memberikan kekuatan hidup bagi dunia disebut “Roh Kudus” (Michel, 2001: 62). Menurut umat, Allah mewujudkan karya keselamatan dalam hidup manusia melalui dua cara yaitu dengan menjelmakan pesan-Nya secara maksimal dalam diri manusia, sehingga Allah mengungkapkan segala sesuatu lewat perbuatan dan perkataan-Nya. Yesus yang jaya dalam melampaui peristiwa kesengsaraan hidupNya, mampu dipastikan bahwa sesuatu yang diselesaikan oleh Allah hendak dikerjakan oleh-Nya bagi setiap pribadi. Keyakinan umat terhadap keselamatan yang dilaksanakan Allah telah dipenuhi melalui pribadi Yesus. Cara lain yang dilakukan Allah sehubungan dengan karya keselamatan diwujudkan melalui kehadiran-Nya dalam alam semesta yaitu alam ciptaan dan manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Karya Allah sungguh-sungguh mengena hati umat, sehingga Allah yang hadir menyentuh hati setiap individu untuk menuntun dan menyelamatkan. Maka, karya keselamatan Allah ditujukan bagi semua umat yang sanggup menjawab Allah dengan mengajak berkomunikasi dan berkarya dalam hati setiap orang (Michel, 2001: 63-64).
d.
Penebusan Ajaran Katolik mengenai penebusan melukiskan adanya suatu persoalan yang
mendasar. Persoalan tersebut berkaitan dengan apakah manusia perlu diselamatkan? Apabila perlu, bagaimana dan oleh siapa keselamatan itu? Semua orang yang mampu mengamati dan menemukan realitas hidup dalam suatu perpecahan akan mengakibatkan kesedihan. Oleh sebab itu setiap pribadi akan menanggapi hal tersebut sesuai dengan cara dan keyakinannya (Michel, 2001: 67).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
Persoalan mengenai keselamatan tidak begitu dipermasalahkan oleh para humanis sekuler. Keselamatan bukan masalah yang sesuai bagi mereka, sebab mereka berpandangan bahwa hidup seseorang sesuai dengan nilai-nilai manusiawi. Maka, setiap kepercayaan mempunyai keyakinan yang sama bahwa seluruh umat membutuhkan keselamatan dan tidak bisa menyelamatkan diri sendiri, karena keselamatan tersebut hanya berasal dari Allah (Michel, 2001: 68). Cara umat Katolik dalam menjawab karya keselamatan Allah dengan mengingat tentang Yesus yang tidak ingin mati bahkan Allah sendiri tidak berharap Yesus mati disalibkan. Yesus berkeinginan bahwa semua orang mampu memahami pesan yang diajarkan, sehingga membuat mereka mampu mengalami pertobatan untuk dijadikan bukti bahwa umat menaati hukum-Nya. Cara lain yang dilakukan belum tentu bahwa Allah menjelma menjadi Sang Sabda dalam pribadi Yesus dan Yesus mati melalui peristiwa penyaliban demi keselamatan semua umat. Jadi, umat Katolik meyakini bahwa Allah mempunyai kebebasan untuk memilih dan menyelamatkan mereka melalui Yesus. Begitu juga dengan Yesus, Allah mengutusNya bukan hanya menjelmakan sabda-Nya dalam Yesus, melainkan juga tindakantindakan-Nya berpengaruh terhadap peristiwa keselamatan. Yesus tampil sebagai pewarta supaya memotivasi umat untuk bertobat dan percaya kepada Allah (Michel, 2001: 69-70).
e.
Sakramen Sakramen merupakan suatu realitas dalam hidup yang kelihatan untuk
menghadirkan karya keselamatan Allah. Sakramen berarti juga sebagai tanda yang nyata bahwa Allah berkarya meskipun tak kelihatan raga-Nya. Keyakinan umat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
mengenai keberadaan Gereja menjadi tanda bahwa karya yang hendak, sedang dan dipenuhi oleh Allah bagi jemaat melalui diri Yesus. Karya tersebut adalah karya perdamaian (perdamaian antara manusia dengan Allah dan antara manusia dengan manusia) serta karya pengudusan (manusia dikuduskan yakni hidup dalam kasih dan taat kepada-Nya). Gereja menjadi saksi dalam karya perdamaian dan pengudusan yang diselesaikan Allah ketika memenuhi karya keselamatan bagi seluruh umat. Macam-macam sakramen ialah sakramen Baptis, sakramen Penguatan (Krisma), sakramen Ekaristi, sakramen Perkawinan, sakramen Imamat, sakramen Tobat dan sakramen Minyak Suci. (Michel, 2001: 78).
f.
Devosi Devosi merupakan bentuk kebaktian dan penghayatan terhadap sesuatu yang
dipercaya oleh seseorang dan menjadikannya sebagai sesuatu yang digemari serta melekat dalam dirinya. Devosi tersebut melibatkan hati dan membantu seseorang untuk mengalami perubahan sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Devosi yang ditekankan adalah devosi kepada Bunda Maria. Devosi kepada Bunda Maria merupakan suatu bentuk penghormatan kepada Bunda Maria, karena Bunda Maria sebagai perantara dalam devosi dan pesan melalui devosi akan tersampaikan kepada putera-Nya. Bunda Maria juga berperan sebagai sarana dalam devosi. Devosi tersebut bisa membantu umat dalam mengembangkan imannya, sehingga umat terbantu untuk merasakan karya keselamatan Allah yang telah dijanjikan. Devosi kepada Bunda Maria tersebut ada bermacam-macam antara lain doa rosario, doa yang mudah untuk dilaksanakan dalam hidup sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
C.
Mengembangkan Iman Katolik Tindakan iman merupakan tindakan umat yang manusiawi artinya tindakan
yang berasal dari umat sesuai dengan kehendak Tuhan dan iman berdasarkan pada Sabda Allah, iman bekerja dengan kasih, iman berkembang secara berkelanjutan. Bahkan dengan kekuatan iman, seseorang mampu menemukan kebahagiaan dan keselamatan sejati (Kompendium 28). Dengan demikian, dalam mengembangkan iman Katolik dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut: 1.
Mendalami dan Mendengarkan Firman Tuhan Dalam mengembangkan iman Katolik, umat perlu secara rutin membaca Kitab
Suci, mendengarkan firman Tuhan, menerima sakramen-sakramen yang diakui Gereja terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat sekaligus memaknainya melalui perwujudan iman secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Iman akan berkembang terus-menerus secara baru dengan mendengarkan firman Allah yang dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman hidupnya. Oleh karena itu, sulit dipisahkan antara pengetahuan, pengalaman dan iman. Semua itu menjadi satu dalam penghayatan hidup konkret di tengah-tengah masyarakat. Jadi, iman itu tidak hanya dimengerti dan dipahami oleh diri sendiri, namun juga perlu adanya bantuan orang lain (Jacobs, 2002:114).
2.
Doa Doa merupakan bentuk perwujudan dalam mengembangkan iman Katolik bagi
umat, karena doa berarti menghadap Tuhan. Dengan doa berarti menjalin relasi iman dengan Tuhan dan berpengaruh juga terhadap pengalaman hidup, sehingga mampu mengembangkan kehidupan doa dan pengalaman akan Allah dalam hidup. Cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
berdoa dengan budi atau hati, pikiran atau perasaan, memang sama maksudnya yaitu orang menghadap Tuhan. Doa bisa dilaksanakan secara pribadi dan bersama-sama, namun kekuatan doanya lebih kuat ketika bersama-sama. Meditasi mampu mengembangkan hubungan dengan Tuhan, baik dengan merenungkan bacaan Kitab Suci, maupun mendengarkan firman Tuhan dengan hati (Jacobs, 2002: 237-238). Bentuk doa ada dua macam yaitu puji syukur dan permohonan. Puji syukur berhubungan dengan bentuk jawaban manusia atas segala anugerah Tuhan, sedangkan permohonan berkaitan erat dengan kesadaran diri seseorang bahwa dirinya lemah di hadapan Tuhan, sebab manusia adalah pendosa. Permohonan bertujuan untuk memperoleh kekuatan dan mohon pengharapan dari-Nya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kolose 4: 2 mengatakan: “Bertekunlah dalam doa dan berjaga-jagalah sambil mengucap syukur” (KWI, 1996: 197-198). Doa merupakan cara untuk mengembangkan iman umat, supaya umat mampu menjalin keakraban bersama Allah, berdasarkan pengharapan (keyakinan) bahwa Tuhan selalu menyertai umat-Nya. Pengharapan merupakan pengalaman tentang Allah selama melaksanakan kesibukan sehari-hari. Syarat utamanya adalah seseorang sungguh-sungguh berusaha mencari arti hidup secara mendalam di hadapan Tuhan. Maksud dari pengalaman tersebut bukan hanya pengalaman rohani, melainkan juga pengalaman Allah dalam kehidupan sehari-hari dengan kekhasan keterbukaan bagi sesama. Hal tersebut terbukti dalam perjuangan dan usaha umat untuk mengarahkan hidup supaya mampu menemukan Tuhan sesuai suara hati (Jacobs, 2002: 235-236).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
3.
Devosi kepada Bunda Maria Devosi kepada Bunda Maria obyeknya merupakan sebagian dari iman Katolik,
obyek tersebut dilambangkan dengan suatu bentuk yang konkret, sehingga penghayatan iman umat mempunyai peranan penting untuk melaksanakan devosi (Jacobs, 2002: 247). Salah satu bentuk devosi yang paling popular adalah devosi kepada Bunda Maria. Devosi yang paling pokok adalah doa “Salam Maria”. Devosi ini sangat berkembang di Gereja. Kebaktian atau devosi tersebut merupakan ungkapan iman yang tulus dari hati dan ungkapan iman yang sejati (KWI, 1996: 233-234). Devosi kepada Bunda Maria bukan mengandalkan pola pikir dan akal budi umat, melainkan melibatkan sikap hati dan penerapannya dalam hidup sehari-hari, sehingga dengan sendirinya umat mampu mengarahkan diri terhadap sesuatu atau seseorang, yang dihargai, dijunjung tinggi, dicintai dan dipercaya. Maka, devosi tersebut melibatkan sikap dan hati yang dipandang melalui segi emosional dan afektif (Groenen 1988: 150-151).
4.
Spiritualitas Orang beriman yang hendak mengembangkan iman Katoliknya juga perlu
mengetahui dan memahami makna spiritualitas, karena kata spiritualitas berarti kerohanian. Namun, kara rohani ini bukan berarti lawan kata jasmani melainkan melakukan sesuatu dengan dasar gerakan Roh Allah. Jadi, yang utama memang rohani dalam arti umat menyadari diri di hadapan Tuhan dengan hati yang diwujudkan dalam hidup bermasyarakat. Spiritualitas menjadi sikap dasar dalam menghadapi kenyataan hidup sehari-hari yang bersifat duniawi. Spiritualitas juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
berkaitan dengan kepribadian hidup seseorang yang berhubungan langsung dengan iman. Ciri khasnya adalah pengharapan (Jacobs, 2002: 232).
5.
Pengharapan Pengharapan sering dihubungkan dengan masa yang akan datang. Apabila
iman semakin berkembang menjadi suatu keyakinan dan kesetiaan, maka iman berarti sama dengan pengharapan. Oleh sebab itu, pengharapan merupakan bentuk iman yang dinamis, iman mendorong hidup menuju masa depan. Pengharapan juga bentuk keyakinan bahwa umat mempunyai kerinduan terhadap misteri sebagai sesuatu yang konkret, sehingga hidup umat selalu melihat masa depan. Namun, keberanian dan keteguhan hati memang berasal dari iman. Hal itulah yang dimaksud dengan pengharapan. Sifat konkret yang sering kali diistilahkan dalam pengharapan ialah kesabaran hati, kesabaran tidak berarti sabar menanti, tetapi ketekunan dan penuh kepercayaan dalam menempuh perjalanan hidup yang terbuka bagi umat, sehingga pengharapan menjadi dasar kemantapan iman umat (Jacobs, 2002: 235).
6.
Mengikuti Suara Hati dari Tuhan Suara hati diteguhkan kembali ketika menemukan Tuhan yang menjadi dasar
dan tujuan hidup umat, maka keputusan juga sesuai dengan suara hati karena merupakan tanggapan kepada Tuhan. Suara hati itu sendiri menjadi bentuk perwujudan iman secara nyata. Suara hati juga menjadi tempat bagi umat sebagai pribadi untuk mendengarkan panggilan dalam menjalin keakraban dan relasi dengan Tuhan, sehingga mendorong umat beriman untuk benar-benar bertanggungjawab dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
menyadari bahwa iman adalah tanggapan dari manusia akan panggilan-Nya (KWI, 1996: 15-16).
Rangkuman Iman Katolik merupakan anugerah yang diberikan Allah bagi umat-Nya. Iman berarti suatu kepercayaan dan keyakinan kepada Allah melalui pribadi Yesus. Iman juga sebagai bentuk penyerahan diri secara penuh baik dari hati, pikiran, maupun perbuatan di hadapan-Nya, sehingga iman tersebut akan sungguh-sungguh tampak secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Iman pun membutuhkan kerja sama antara Allah dengan pihak manusia, karena iman sebagai syarat untuk memperoleh keselamatan sejati. Iman Katolik berdasar pada iman para rasul dan peristiwa inkarnasi. Iman Katolik bersumber pada Kitab Suci, Tradisi dan Magisterium. Beriman Katolik berarti pengetahuan, pemahaman sekaligus tanggapan (jawaban) bahwa orang tersebut menganut agama Katolik dan sungguh-sungguh mempunyai iman yang teguh dan penuh kepercayaan serta keyakinan terhadap kehadiran serta sapaan Tuhan. Bahkan umat Katolik ikut terlibat dalam karya cintaNya bagi sesama. Untuk itu, iman Katolik perlu dihayati dengan sepenuh hati oleh setiap orang yang beriman Katolik supaya memperoleh keselamatan dari Allah. Proses menjadi umat yang beriman Katolik sangat diharapkan mampu berpikir dan berperilaku secara Katolik dengan sepenuh hati. Oleh karena itu, umat Katolik dipercaya bahwa mereka mampu untuk menyadari dan merasakan kehadiran Allah melalui Yesus dalam hidup sehari-hari dan di tengah-tengah masyarakat untuk memberi kesaksian tentang kehidupan-Nya. Umat Katolik juga perlu memahami dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
mendalami ajaran-ajaran pokok iman Katolik antara lain mengenal pribadi Allah melalui Yesus. Menjadi anggota Gereja Katolik perlu mempunyai identitas dirinya secara jelas. Identitas tersebut antara lain hidup baik dan identitas jelas artinya usaha hidup yang bersifat positif, hidup baik tapi identitas tidak ditonjolkan, identitas Katolik dapat menjadi tambahan semangat untuk hidup baik dan mengakui diri Katolik bukan membawa pengaruh negatif terhadap umat yang lainnya. Iman umat Katolik akan semakin berkembang dan terwujud dengan cara mendalami dan mendengarkan firman-Nya, berdoa serta devosi kepada Bunda Maria secara rutin. Keluarga Katolik pun akan semakin mudah untuk menghayati imannya dan memahami makna spiritualitas dalam mengarahkan hidup mereka menuju pada suatu pengharapan yang menunjang perkembangan imannya. Dalam mewujudkan dan mengembangkan iman pun perlu mengikuti suara hati yang berasal dari Tuhan. Maka, keluarga Katolik pun akan semakin mampu menjalin keakraban dan kedekatan dengan Tuhan demi karya keselamatan Allah. Oleh sebab itu, menjadi orang Katolik berarti bersedia untuk merasakan kehidupan Yesus yang sanggup memikul beban berat dan menderita serta wafat di kayu salib untuk menebus perbuatan dosa seluruh umat dengan sepenuh hati dan hanya berpasrah diri serta percaya kepada Allah. Umat dalam menghayati iman Katoliknya kepada Tuhan dilaksanakan melalui penghormatan kepada Bunda Maria sebagai Bunda Allah dan Bunda seluruh umat manusia. Maka, salah satu bentuk dan cara yang ditekankan dan dicontohkan kepada keluarga Katolik adalah doa rosario sebagai pengganti doa harian resmi dalam Gereja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV MAKNA DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA BAGI KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN IMAN KATOLIK
Dalam bab IV, penulis akan membahas tentang makna devosi kepada Bunda Maria bagi keluarga dalam mengembangkan iman Katolik. Bab IV ini dibagi menjadi dua bagian, pertama berisi mengenai makna devosi kepada Bunda Maria bagi keluarga dalam mengembangkan iman Katolik dan kedua berisi mengenai doa rosario sebagai salah satu bentuk devosi kepada Bunda Maria dalam keluarga untuk mengembangkan iman Katolik.
A.
Makna
Devosi
kepada
Bunda
Maria
bagi
Keluarga
dalam
Mengembangkan Iman Katolik Berdasarkan uraian dalam bab sebelumnya dapat dikatakan bahwa devosi sebagai salah satu cara dan bentuk penghayatan iman akan Yesus Kristus. Penghayatan iman tersebut melalui kebaktian atau penghormatan kepada Bunda Maria. Devosi tersebut akan membantu perkembangan iman kepercayaan umat, karena iman sebagai dasar dan kekuatan hidup seseorang. Iman pun memerlukan bukti melalui tindakan konkret dalam hidup sehari-hari. Jadi, devosi kepada Bunda Maria bagi keluarga akan bermakna apabila umat menghayati kehadiran-Nya dan bisa mempengaruhi tindakan berdasarkan imannya kepada Yesus melalui Bunda Maria. Devosi kepada Bunda Maria akan mempengaruhi perkembangan iman umat dalam menyelesaikan pekerjaannya, karena devosi tersebut melibatkan hati umat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
untuk tinggal di dalam-Nya, sehingga umat akan mengalami perubahan sikap dan tindakan sesuai imannya dalam hidup sehari-hari. Selain itu umat perlu berserah diri secara totalitas dan bersyukur kepada Tuhan melalui kehidupan devosi tersebut, maka umat bisa bekerja sesuai dengan perintah-Nya dan selalu mengutamakan kekuatan-Nya, supaya umat semakin setia kepada Tuhan yang telah setia dengan umat-Nya. Umat dalam mengembangkan iman melalui devosi tersebut memerlukan penghayatan iman, agar umat semakin dekat dengan Tuhan yang nantinya membantu umat untuk ikut merasakan karya keselamatan Allah. Devosi kepada Bunda Maria juga menjadi sarana bagi umat Katolik untuk mengembangkan imannya kepada Tuhan, karena umat akan menjalin keakraban dengan-Nya melalui devosi kepada Bunda Maria tersebut. Devosi kepada Bunda Maria sebagai bentuk devosi yang populer atau dikenal oleh umat dan mudah untuk dilaksanakan sehingga dengan berdevosi kepada Bunda Maria, iman yang dimiliki umat akan mengakar dalam dirinya dan mengalami kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan dalam hidupnya, karena dalam devosi kepada Bunda Maria, ia berperan sebagai perantara bagi umat beriman untuk dilanjutkan kepada putera-Nya. Devosi kepada Bunda Maria juga mempunyai kekhasan bahwa objeknya merupakan sebagian dari iman umat. Cara devosi kepada Bunda Maria tersebut misalnya melalui doa rosario. Doa rosario juga merupakan kebiasaan yang indah bagi keluarga yang disertai dengan merangkai karangan bunga rohani dan mengungkapkan doa-doanya. Gereja dianjurkan untuk tekun beribadat dan melaksanakan kebaktian istimewa kepada Bunda Maria yang diberkati oleh Allah, karena Bunda Maria yang terlibat dalam doa rosario akan memberikan teladan istimewa juga bagi umatnya, karena Bunda Maria mempunyai sikap yang rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
hati, berbelas kasih, murah hati, penuh perdamaian, pendoa dan kontemplatif yang berarti mampu menyimpan segala persoalan yang terjadi dalam dirinya. Gereja mengalami banyak rintangan dalam mencari perlindungan kepada Bunda Maria yang berperan sebagai perantara yang murah hati dan sepenuh hati. Semua umat beriman perlu memusatkan perhatian kepadanya dan dijadikan jaminan bagi mereka untuk memperoleh keselamatan. Hal itu perlu didukung oleh umat dengan memanjatkan doa rosario secara tekun, karena doa tersebut merupakan doa yang mempunyai kekuatan besar bagi umat untuk memperoleh rahmat Allah demi perkembangan iman umat kepada Tuhan melalui perantara Bunda Maria. Maka, dalam bahasa Latin dikatakan bahwa “per Mariam ad Jesum”, artinya melalui Bunda Maria menuju pada Yesus.
B.
Doa Rosario sebagai Salah Satu Bentuk Devosi kepada Bunda Maria dalam Keluarga untuk Mengembangkan Iman Katolik
1.
Alasan Devosi kepada Bunda Maria melalui Doa Rosario Devosi kepada Bunda Maria yang digemari oleh umat Katolik yaitu doa
rosario, karena doa rosario merupakan salah satu bentuk doa devosi yang menjadi pengganti doa harian resmi Gereja. Rosario merupakan penggabungan antara doa lisan dengan doa batin, doa permohonan, syukur dan pujian kepada Tuhan melalui Bunda Maria. Paus pun menganjurkan untuk selalu berdoa rosario terutama dalam liturgi keluarga. Doa rosario pun merupakan suatu sarana yang menunjang sikap religius bagi para pendoa yang sejati. Bahkan cara berdoanya juga mudah yaitu dengan mendaraskan doa-doa dasar yang diajarkan kepada Gereja. Doa rosario sebagai rangkuman dari semua doa dan bentuk pewartaan yang diajarkan oleh Tuhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
sendiri. Doa rosario mengajak umat untuk merenungkan peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus. Peristiwa-peristiwa tersebut antara lain peristiwa gembira, peristiwa sedih, peristiwa mulia dan peristiwa terang. Doa rosario merupakan doa sederhana, bermakna mendalam dan mempunyai kuasa yang besar. Doa rosario menggabungkan antara pendoa dengan peristiwa inkarnasi dan hari Paskah bagi Yesus yang menyelamatkan hidup umat. Doa rosario merupakan doa bersama dengan Bunda Maria untuk berkontemplasi terhadap wajah Yesus. Doa rosario merupakan doa yang menghasilkan perdamaian dan kasih. Doa rosario merupakan doa keluarga dan doa Gereja.
Jadi, doa ini sangat sesuai untuk
doa bersama dalam keluarga yang diteruskan dalam doa bersama di lingkunganlingkungan atau keluarga-keluarga Katolik yang beriman kepada Yesus Kristus. Bentuk devosi kepada Bunda Maria melalui doa rosario ditekankan dalam karya ilmiah ini sebab doa tersebut sebagai doa yang sederhana dan umat pun mampu
mendaraskan
doa-doa
yang menjadi bagian dalam
doa rosario.
Kesederhanaan doa rosario terdapat pada kedalaman maknanya yang merenungkan kehidupan Yesus sejak dalam rahim Bunda Maria, lahir dan karya-karya-Nya sampai Ia wafat, bangkit dan naik ke surga.
2.
Cara Devosi kepada Bunda Maria bagi Keluarga melalui Doa Rosario
a.
Pengantar dan Intensi Keluarga Bunda Maria, Ratu Rosario datanglah ke dalam keluarga kami untuk
memberitakan kepada ketiga anak gembala rahmat yang terkandung dalam doa rosario. Sudilah membangkitkan hati keluarga kami dalam devosi ini, supaya semakin mampu merenungkan misteri-misteri penebusan putera-Mu, memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
perdamaian dan pertobatan bagi seluruh umat-Mu, sehingga ngga memperoleh anugerah yang kami mohon kepada-Mu melalui doa rosario.. Kami berdoa bagi … (menyebutkan intensi intensi). Kami mohon semuanya ini hanya demi kemuliaan Allah, untuk menghormati dan memperoleh keselamatan bagi kami, kini dan sepanjang masa. Amin
b.
Cara Berdoa oa Rosario
c.
Keterangan Cara Berdoa Rosario
1.
Membuat Tanda Salib Pembuka dan Aku Percaya
2.
Bapa Kami
3.
Kemuliaan dan Terpujilah
4.
Salam Mempelai Allah Roh Kudus Salam Maria
5.
Salam Bunda Allah Putera Salam Maria
6.
Salam Puteri Allah Bapa Salam Maria
7.
Kemuliaan dan Terpujilah Ya Yesus
8.
Peristiwa Pertama Bapa Kami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
9.
Berdoa sepuluh Salam Maria
10.
Kemuliaan dan Terpujilah Ya Yesus
11.
Peristiwa Kedua Bapa Kami
12.
Berdoa sepuluh Salam Maria
13.
Kemuliaan dan Terpujilah Ya Yesus
14.
Peristiwa Ketiga Bapa Kami
15.
Berdoa sepuluh Salam Maria
16.
Kemuliaan dan Terpujilah Ya Yesus
17.
Peristiwa Keempat Bapa Kami
18.
Berdoa sepuluh Salam Maria
19.
Kemuliaan dan Terpujilah Ya Yesus
20.
Peristiwa Kelima Bapa Kami
21.
Berdoa sepuluh Salam Maria
22.
Kemuliaan dan Terpujilah Ya Yesus dilanjutkan Doa Penutup Salam Ya Ratu diakhiri dengan membuat Tanda Salib Penutup
d.
Catatan Doa-doa
1)
Doa-doa yang didaraskan dalam Doa Rosario
a)
Aku Percaya Aku percaya akan Allah, Bapa yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi.
Dan akan Yesus Kristus, Putera-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan Maria. Yang menderita sengsara, dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan wafat dan dimakamkan. Yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Yang naik ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa. Dari situ Ia akan datang mengadili orang hidup dan mati. Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para Kudus, pengampunan dosa, Kebangkitan Badan, dan Kehidupan kekal. Amin
b)
Bapa Kami Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-
Mu jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rejeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin
c)
Salam Maria Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah Engkau diantara
wanita dan terpujilah buah tubuh-Mu, Yesus. Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin
d)
Kemuliaan Kemuliaan kepada Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan,
sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin
e)
Terpujilah
Terpujilah nama Yesus, Maria dan St. Yusup, sekarang dan selama-lamanya. Amin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
f)
Ya Yesus Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami. Selamatkanlah kami dari api
neraka dan hantarkanlah jiwa-jiwa ke dalam surga, terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin.
g)
Salam Ya Ratu Salam Ya Ratu, Bunda yang berbelas kasih, hidup, hiburan dan harapan kami.
Kami semua memanjatkan permohonan, kami amat susah, mengeluh, mengesah dalam lembah duka ini. Ya Ibunda, ya pelindung kami, limpahkanlah kasih sayangMu yang besar kepada kami. Dan Yesus, putera-Mu yang terpuji itu, semoga Kau tunjukkan kepada kami. O Ratu, O Ibu, O Maria, Bunda Kristus. P
: Doakanlah kami, ya santa Bunda Allah.
U
: Supaya kami dapat menikmati janji Kristus.
Marilah berdoa: Ya Allah, putera-Mu telah memperoleh bagi kami ganjaran kehidupan kekal melalui hidup, wafat dan kebangkitan-Nya. Kami mohon, agar dengan merenungkan misteri rosario suci Santa Perawan Maria, kami dapat menghayati maknanya dan memperoleh apa yang dijanjikan. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin
2)
Peristiwa-peristiwa yang digunakan dalam Doa Rosario
a)
Peristiwa Gembira (Senin, Sabtu)
Peristiwa Pertama: Maria Menerima Kabar dari Malaikat Gabriel “Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus” (Luk.1:28,30-31). Bapa, jika Engkau bersabda maka semuanya terjadi. Bersabdalah, ya Bapa, kami ini adalah hamba-Mu, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.
Peristiwa Kedua: Maria Mengunjungi Elisabeth “Lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan” (Luk.1:42-44). Bapa, hati kami memuliakan Dikau dan jiwaku bersorak-sorai karena Engkau Allah penuh kasih. Engkau menciptakan dan memelihara kami, anak-anak-Mu.
Peristiwa Ketiga: Yesus Lahir di Betlehem Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan (Luk.2:6-7). Bapa, kami bersyukur karena Engkau telah merelakan putera-Mu menjadi mausia demi menebus dan mengampuni dosa-dosa kami. Jadikanlah kami layak menjadi anak-anak-Mu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
Peristiwa Keempat: Yesus Dipersembahkan dalam Bait Allah Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang" (Luk.2:34-35). Bapa, kami mempersembahkan segenap diri kami kepada-Mu. Terimalah kami sebagai persembahan yang layak, demi jasa Putera-Mu, Juru Selamat kami.
Peristiwa Kelima: Yesus Diketemukan dalam Bait Allah “Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya” (Luk.2:49-51). Bapa, putera-Mu sepenuhnya hidup demi kemuliaan-Mu dan keselamatan kami. Bentuklah kami menjadi serupa dengan putera-Mu.
b)
Peristiwa Sedih (Selasa, Jumat)
Peristiwa Pertama: Yesus Berdoa kepada Bapa-Nya dalam Sakratul Maut "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Luk.22:42) Bapa, ajarilah kami selalu mengikuti kehendak-Mu. Pada saat kami dicobai, Engkau pasti menyertai kami sebagai Bapa, karena Engkau sangat menyayangi kami.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
Peristiwa Kedua: Yesus Didera Dan orang-orang yang menahan Yesus, mengolok-olokkan Dia dan memukuliNya. Dan ia melepaskan orang yang dimasukkan ke dalam penjara karena pemberontakan dan pembunuhan itu sesuai dengan tuntutan mereka, tetapi Yesus diserahkannya kepada mereka untuk diperlakukan semau-maunya (Luk.22:63 dan 23:25). Bapa, berilah rahmat untuk selalu mengingat sengsara-Mu, agar kami dapat berdiri teguh dan memikul salib dengan kasih.
Peristiwa Ketiga: Yesus Dimahkotai Duri Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!" Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya (Mrk.15:17-19). Bapa, putera-Mu dimahkotai duri, tetapi Ia tidak pernah membenci algojonya. Ajarlah kami mengampuni dan memberkati sesama kami.
Peristiwa Keempat: Yesus memanggul Salib-Nya ke Gunung Kalvari Mereka menerima Yesus. Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan di situ Ia disalibkan, mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah (Yoh.19:16b-18). Bapa, ajarilah kami memikul salib kehidupan ini tanpa mengeluh dan dengan penuh iman, supaya kami sungguh serupa dengan Yesus, putera-Mu sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
Peristiwa Kelima: Yesus Wafat disalib Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!" (Luk.23:46-47). Bapa, hadirlah dekat kami bersama putra dan roh-Mu pada saat kami menghadapi kematian, dan terimalah kami dalam kerajaan kasih-Mu yang kekal.
c)
Peristiwa Mulia (Rabu, Minggu)
Peristiwa Pertama: Yesus Bangkit dari antara Orang Mati Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring (Mat.28:5-6). Bapa, mampukanlah kami melanjutkan misi putera-Mu yaitu memberitakan Injil kepada semua orang agar kerajaan-Mu menjadi nyata di bumi ini.
Peristiwa Kedua: Yesus Naik ke Surga Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka dan berkata kepada mereka: "Hai orangorang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang diangkat ke surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke surga" (Kis.1:9,11).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
Bapa, Engkau tumpuan hidup dan harapan kami. Tanamkanlah dalam diri kami keyakinan bahwa Engkau menyertai kami selalu hingga akhir zaman.
Peristiwa Ketiga: Roh Kudus Turun atas Para Rasul Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masingmasing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya (Kis.2:2-4). Bapa, semoga Roh Kudus-Mu membimbing hidup kami dalam kasih dan kebenaran-Mu, serta menjadikan kami layak di hadapan-Mu.
Peristiwa Keempat: Maria Diangkat ke Surga Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersamasama dengan Tuhan (1Tes.4:16-17). Bapa, berilah kami iman yang hidup dan jadikanlah kami saksi-Mu di hadapan sesama kami.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
Peristiwa Kelima: Maria Dimahkotai di Surga Maka tampaklah
suatu
tanda besar di
langit:
Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya (Wahyu 12:1). Bapa, satu-satunya sumber kasih sejati, kobarkanlah dalam diri kami semangat kasih-Mu kepada Bunda putera-Mu sebab kami memandangnya sebagai teladan pengikut Yesus.
d)
Peristiwa Terang (Kamis)
Peristiwa Pertama: Yesus Dibaptis di Sungai Yordan Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" (Mat.3:16-17). Bapa, kami pun Engkau beri misi sebagai anak-Mu dan pengikut Yesus. Buatlah kami menerima tugas itu dengan hati terbuka dan penuh sukacita.
Peristiwa Kedua: Yesus Menyatakan Kemuliaan-Nya dalam Pesta Pernikahan di Kana Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang" (Yoh.2:7-8,10). Bapa, tolonglah kami mampu menghadapi setiap masalah hidup ini dengan tenang sambil mengandalkan kasih-Mu kepada kami.
Peristiwa Ketiga: Yesus Memberitakan Kerajaan Allah dan Menyerukan Pertobatan Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!" Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumahrumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu (Mat.4:17,23). Bapa, pertobatkanlah kami. Ampunilah dosa kami. Jadikanlah kami mampu mengampuni orang yang telah menyakiti kami.
Peristiwa Keempat: Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia" (Mat.17:2,5). Bapa, ajarlah kami mendengarkan Yesus dan sepenuhnya menerima ajaranNya. Izinkanlah kami semakin mengenal Dia, terutama dalam sengsara-Nya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
Peristiwa Kelima: Yesus Menetapkan Ekaristi Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang (Mrk.14:22-24). Bapa, kan dan kuduskanlah kami pada saat kami menerima Tubuh dan Darah putera-Mu yang terkasih; pakailah kami sekehendak-Mu.
3.
Aksi Konkret Bentuk Devosi kepada Bunda Maria Doa rosario secara kodrati merupakan suatu doa damai, karena dengan berdoa
rosario akan menghasilkan buah-buah kasih. Umat Katolik yang merenungkan dengan sungguh-sungguh terhadap peristiwa atau kisah kehidupan Yesus melalui doa rosario, umat akan terbawa kepada misteri-misteri-Nya, sehingga mereka terbantu untuk semakin mengenal wajah dan pribadi Yesus melalui sesama yang mengalami sakit, menderita dan kekurangan. Kasih yang diperoleh dari doa rosario akan membuahkan damai sejahtera seperti yang tertulis dalam surat-surat Paulus kepada Jemaat di Efesus 2:14-18 yang membahas tentang damai sejahtera. Doa rosario akan membuahkan damai dan kasih bagi sesama. Kegiatan konkret yang merupakan buah-buah kasih doa rosario, misalnya semangat berbagi misalnya berbagi sembilan bahan pokok menjelang perayaan Natal. Semangat berbagi tersebut bisa juga berupa salah satu dari sembilan bahan pokok yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Aksi konkret
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
tersebut berarti bahwa bantuan ditujukan kepada mereka yang membutuhkan tanpa memandang agama. Jadi, semangat berbagi tersebut dapat disimpulkan bahwa dari umat, oleh umat dan untuk umat yang sungguh-sungguh membutuhkan dan mengalami kesulitan dalam mencukupi kebutuhan keluarga terutama di bidang ekonomi. Semangat berbagi tersebut tidak akan berguna tanpa adanya iman dan perbuatan. Iman dan perbuatan berlandaskan pada keterbukaan hati dan relasi umat kepada Tuhan. Iman perlu diwujudkan dalam perbuatan, karena iman tanpa perbuatan akan mati. Oleh sebab itu, umat perlu mempunyai kebiasaan berdoa supaya semakin dekat dan akrab dengan Yesus, terutama melalui doa rosario yang merupakan rangkuman ajaran-Nya. Doa rosario yang didaraskan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari membuat umat semakin mempunyai pengharapan dan memperoleh jalan terang menuju keselamatan. Namun, iman yang hidup akan dimiliki oleh semua umat yang mempunyai kepercayaan, keyakinan dan kesetiaan dalam menjalin keakraban dengan Allah. Umat juga perlu membangun sikap yang baik terhadap Allah dan sesama terlebih melalui doa-doa yang diajarkan dan pesan-pesan injil yang terdapat dalam doa rosario. Doa rosario merupakan salah satu bentuk devosi yang menjadi sarana bagi umat untuk menjalin relasi intim dengan Yesus melalui Bunda Maria. Umat yang sudah terbiasa berdoa rosario dengan sepenuh hati akan memperoleh kemudahan dalam berelasi dengan Allah dan sesama. Untuk itu, melalui doa rosario tersebut iman umat akan karya keselamatan Allah semakin berkembang dan semakin terwujud melalui perbuatan dan sikap umat dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab V akan menguraikan kesimpulan dari keseluruhan bab dan saran yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Penulis berharap, semoga karya ilmiah ini dapat membantu memecahkan permasalahan bagi pembaca yang sehubungan dengan makna devosi kepada Bunda Maria bagi keluarga besar umat Katolik. Dalam karya ilmiah ini terdapat beberapa hal penting yang perlu dicermati, antara lain makna iman bagi umat Katolik dan pengembangan dari iman itu sendiri. Dengan demikian umat Katolik semakin mampu meneladan kehidupan Yesus dan Bunda Maria dalam menghadapi segala tantangan yang ada.
A.
Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
makna devosi kepada Bunda Maria bagi keluarga berarti seluruh keluarga yang beriman Katolik dan telah melaksanakan devosi secara rutin memampukan seluruh umat dalam menjalin kesatuan dan keakraban melalui doa-doa yang ditujukan Bunda Maria akan disampaikan kepada Yesus. Kesatuan dan keakraban tersebut merupakan hukum kasih. Hukum kasih berperan dalam hidup devosi atau hidup bakti kepadaNya. Hukum tersebut akan mempengaruhi pola pikir dan hati serta sikap umat beriman yang mampu menanggapi dan menjawab seluruh kehendak yang Ilahi. Untuk itu, umat beriman Katolik perlu menyadari adanya sapaan dan cinta kasih serta penyerahan diri sepenuhnya kepada Yesus untuk melaksanakan dan menyelesaikan peziarahan hidup seseorang melalui tindakan konkret sehari-hari,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
sehingga penghayatan dan perwujudan imannya sungguh-sungguh menunjukkan bahwa identitas dirinya itu sebagai umat yang beriman Katolik. Bentuk devosi kepada Bunda Maria untuk mengembangkan iman Katolik umat adalah devosi gerejawi resmi dan devosi rakyat. Seluruh umat mengikutsertakan Bunda Maria dalam kegiatan rohani atau kegiatan keagamaan terutama dalam liturgi Ekaristi, ibadat dan doa-doa harian, karena hal tersebut sebagai bentuk penghayatan dan pengembangan iman katolik mereka kepada Yesus melalui perantara Bunda Maria. Hal yang perlu diperhatikan dalam devosi gerejawi resmi yaitu ada bagian (kesempatan) untuk menghormati atau membaktikan diri kepada Bunda Maria melalui devosi. Hal utama yang perlu ditekankan dalam devosi rakyat adalah Bunda Maria diikutsertakan dalam kegiatan pendalaman (penghayatan) iman oleh semua umat baik secara pribadi maupun kelompok. Devosi rakyat merupakan devosi yang paling digemari dan membuat umat tertarik untuk melaksanakan devosi tersebut, sehingga kekhasan devosi rakyat yakni adanya sarana devosi, misalnya patung dan gambar Bunda Maria yang dihormati. Cara berdevosi kepada Bunda Maria bagi keluarga dalam mengembangkan iman Katolik antara lain doa Salam Maria, doa Rosario, doa Litani Santa Maria, doa Malaikat Tuhan (Ratu Surga), Legio Maria, Novena Tiga Salam Maria dan ziarah ke gua-gua Maria. Salah satu bentuk devosi yang ditekankan oleh penulis adalah doa rosario, karena doa rosario merupakan doa penggabungan antara doa lisan dengan doa batin, doa permohonan, syukur dan pujian kepada Tuhan melalui Bunda Maria. Doa rosario sebagai pengganti doa harian resmi yang mudah dan sederhana serta bermakna
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
mendalam bagi pendoa. Umat bisa merasakan perjuangan dan pengorbanan Yesus demi keselamatan umat kristiani melalui doa rosario tersebut, karena dalam doa rosario umat diajak untuk merenungkan dan memaknai peristiwa-peristiwa yang dialami oleh Yesus.
B.
Saran Berdasarkan pengkajian dan pengolahan informasi dari sumber yang digunakan
penulis dalam karya ilmiah ini, penulis menyarankan bahwa 1.
Bagi Keluarga Katolik Keluarga sebaiknya lebih tekun melaksanakan devosi kepada Bunda Maria
antara lain dengan cara berdoa rosario bersama, baik dalam keluarga, lingkungan, wilayah
maupun
paroki,
sehingga
keluarga
Katolik
semakin
mampu
mengembangkan iman Katoliknya.
2.
Bagi Keluarga Besar IPPAK Keluarga besar IPPAK seharusnya sebagai calon katekis perlu melaksanakan
devosi kepada Bunda Maria melalui doa rosario setiap satu bulan sekali dan tidak hanya bulan Oktober atau Mei, supaya iman dan kasih di kampus IPPAK semakin terwujud.
3.
Bagi Pembaca Pembaca hendaknya lebih tekun dalam berdevosi kepada Bunda Maria dengan
berdoa rosario, sehingga pembaca menjadikan doa rosario sebagai doa rutinitas yang perlu untuk dilaksanakan dalam mengembangkan imannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
DAFTAR PUSTAKA Darminta, J. (1994). Maria Bunda Iman Kita. Yogyakarta: Kanisius. ______. (1995a). Mistik, Devosi, & Hidup Rohani. Yogyakarta: Kanisius. ______. (1995b). Dari Madah Maria ke Spiritualitas Maria. Yogyakarta: Kanisius. Dister, Nico Syukur. (2004). Teologi Sistematika 1. Yogyakarta: Kanisius. Dokumen Gereja. (1993). Seri Dokumen Gerejawi no.30 Familiaris Consortio (Keluarga). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. Eminyan, Maurice. (2001). Teologi Keluarga. Yogyakarta: Kanisius. Gereja/Organisasi Religi. “Daftar Gua Maria di Indonesia”. https://id-id.facebook.com/notes/tempat-ziarah-retreat-gua-maria/daftar-goamaria-di-indonesia/119179404008. diakses 12 Maret 2015 Groenen, C. (1988). Mariologi Teologi dan Devosi. Yogyakarta: Kanisius. Ismartono, I. (1993). Kuliah Agama Katolik di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Obor. Jacobs, Tom. (2002). Paham Allah dalam Filsafat, Agama-agama, dan Teologi. Yogyakarta: Kanisius. Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Buku Informasi dan Refrensi. Yogyakarta: Kanisius. ______. (2009). Kompendium Katekismus Gereja Katolik. Yogyakarta: Kanisius. ______. (2011). Pedoman Pastoral Keluarga. Jakarta: Obor. Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor. Luluk Widyawan, A. “Devosi kepada Maria”. http://guamariaartikel.blogspot.com/2006/10/devosi-kepada-maria.html. diakses. 16 Februari 2015. Maloney, George A. (1990). Maria Rahim Allah. Yogyakarta: Kanisius. Michel, Thomas. (2001). Pokok-pokok Iman Kristiani. Sharing Iman Seorang Kristiani dalam Dialog antar Agama. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Panitia Kehidupan Doa FIC. (1970). Berdoa Bersama Maria. Yogyakarta; Kanisius. Pidyarto. (2012). Mempertanggungjawabkan Iman Katolik-Edisi Revisi-. Malang: Dioma. Pilarczyk, Daniel E. (2002a). Berpikir Katolik. Jakarta: Obor. ______. (2002b). Berperilaku Katolik. Jakarta: Obor. ______. (2002c). Beriman Katolik. Jakarta: Obor. Rahman Tamin. (1960). Legio Mariae. Vicarius Apostolicus Surabaya. Redaksi Katedral Jakarta. “Katedral Jakarta Berita Devosi”. http://www.katedraljakarta.or.id/beritadevosi.html#ixzz3Ry4PM2Xg. diakses 17 Februari 2015 Sidang Agung KWI. (1995). Pedoman Gereja Katolik Indonesia. Jakarta: SMK Grafika Mardi Yuana Bogor. Sugiatno, V. (2007). Rosario dalam Permenungan. Jakarta: Obor. Van Alphen, Quirinus. (1966). Bunda Surgawi. (Pater Piet Petu, Penyadur). EndeFlores: Arnoldus. Wibowo, Yustinus. “Bagaimana Melakukan Doa Rosario”. http://kumpulandoakristenkatolik.blogspot.co.uk/2013/01/bagaimanamelakukan-doa-rosario.html. diakses 23 April 2014. Youcat Indonesia Katekismus Populer. (2012). Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DATA BUKTI LATAR BELAKANG BERDASARKAN PENGALAMAN KETERLIBATAN UMAT KATOLIK
1.
Metode yang Monoton Daniel Trisnoyo (Surabaya, Jawa Timur) mengatakan bahwa setiap kali
memasuki masa Prapaskah, umat Katolik pasti akan diajak turut serta dalam acara pendalaman iman. Hal yang sama juga terjadi ketika masa Adven. Tentang pendalaman iman, terkesan itu-itu saja. Setiap kali pertemuan ada contoh kasus, lalu ada bacaan dari Kitab Suci, lalu umat yang berkumpul diminta membagikan pengalaman. Seperti itu, setiap tahun. Bukan materi yang membuat jenuh, tapi metode yang dipakai dalam pendalaman iman yang monoton. Apakah tak ada metode lain pendalaman iman itu? (sumber: Hidup 15 Maret 2015 hal.7, kol.3). Menurut saya ada banyak cara untuk mendalami iman. Kita bisa saja memanfaatkan aneka kemajuan teknologi dan informasi sebagai bahan menyusun metode pendalaman iman. Film, misalnya. Umat yang berkumpul bersama-sama menyaksikan satu film yang ditentukan, lalu mulailah membedah film tersebut dikaitkan dengan kehidupan iman sehari-hari. Atau bisa saja kita memandang umat beragama lain turut ambil bagian dalam dialog bersama. Dari situ, mau tidak mau kita kita akan mendalami pengetahuan iman kita. Selain terjadi dialog antarumat beragama, terjadi pula proses pendalaman iman. Jadi, sebenarnya ada beragam cara untuk pendalaman iman. Karena jika tak ada variasi dan kreativitas, acara pendalaman iman pasti akan semakin ditinggalkan umat. Kita juga perlu menggali kreativitas untuk mendalami dan mewartakan iman (sumber: Hidup 15 Maret 2015 hal.7, kol.4). (1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Bentuk Devosi kepada Bunda Maria antara lain melalui Ziarah Petrus Catur (Jakarta) mengungkapkan bahwa banyak iklan paket ziarah yang
dimuat dimajalah hidup. Namun, hampir semua iklan ziarah menawarkan paket ziarah ke luar negeri. Sedikit atau bahkan tak ada yang menawarkan paket ziarah dalam negeri. Melihat ini saya merasa prihatin. Mengapa harus berziarah ke luar negeri? Karena jika bukan kita, umat Katolik Indonesia, siapa lagi yang akan mengunjungi tempat-tempat ziarah lokal? (sumber: Hidup 22 Maret 2015 hal.7, kol.2).
3.
Kehidupan Devosional Membantu Meneguhkan Kedalaman Iman Umat Vst.Asmodiwongso menyatakan bahwa setiap hari Minggu keempat pukul
09.15 WIB, Gua Maria Mojosongo, Paroki St. Perawan Maria Regina Purbowardayan, Solo, Jawa Tengah banyak didatangi umat. Mayoritas umat yang berkumpul di gua yang diresmikan oleh Kardinal Julius Riyadi Darmaatmadja, SJ pada hari raya Natal 25 Desember 1983 itu, adalah anggota Jaringan Kerasulan Kerahiman Ilahi (JKKI) yang berasal dari 13 paroki di Kevikepan Surakarta. Jumlah anggota JKKI setiap paroki berkisar antara 20 hingga 60 orang. Dan, pada hari Minggu keempat itu, sekitar 600an orang berkumpul. Seusai berdoa, kegiatan di Gua Maria yang terletak sekitar tiga kilometer arah utara dari Kota Solo itu, ditutup dengan perayaan Ekaristi. Kegiatan devosi ini berawal sekitar tahun 2009 (sumber: Hidup 22 Maret 2015 hal.46, kol.1). Anggota komunitas menghidupi kegiatan dalam semangat “Karya, Ucapan, dan Doa, yang biasa mereka singkat menjadi KUD. Meskipun komunitas ini bersifat (2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
devosional, namun mereka juga giat dalam bidang pewartaan dan sosial. Setiap bulan JKKI mengisi siaran radio rohani di Radio Petra Surakarta. Isi siaran disesuaikan dengan Kalender Liturgi. Mereka yang aktif dalam bidang ini, antara lain Mien Sriyanto, V.Sri Redjeki dan M.M.Ning Yuliastuti (sumber: Hidup 22 Maret 2015 hal.47, kol.2). Sementara, M.M.Ning Yuliastuti merasakan kehadiran Tuhan yang berbelas kasih. Umat Paroki St.Maria Kartasura ini gembira saat bertemu dengan anggota JKKI dari paroki lain. “Melalui pertemuan dengan mereka, saya semakin diteguhkan dalam iman,” katanya (sumber: Hidup 22 Maret 2015 hal.4, kol.3).
4.
Pendidikan Iman Katolik berawal dari Keluarga Masing-masing Vincent Rahmadi (Jakarta) menyampaikan bahwa pendidikan tak bisa hanya
diserahkan kepada sekolah. segala yang baik dan buruk bermula dari rumah, dari keluarga. Maka, pendidikan iman Katolik harus dimulai dari keluarga (sumber: Hidup 19 April 2015 hal.6, kol.1).
5.
Bunda Maria sebagai Jalan menuju Sang Putera Sesilia Minarti (Bandung, Jawa Barat) mengutarakan bahwa devosi kepada
Bunda Maria menjadi devosi yang paling besar di kalangan umat Katolik. Umat Katolik percaya dan meyakini, Bunda Maria sebagai perantara doa dan permohonan kepada Yesus. Bunda Maria menjadi tempat dan jalan untuk melancarkan berbagai permohonan. Hal ini memunculkan aneka doa melalui perantara Bunda Maria. Pada bulan Maria, umat berduyun-duyun memadai tempat ziarah Maria. Umat juga (3)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
semakin rutin berdoa Rosario, baik pribadi maupun berkelompok. Berbagai seminar, sarasehan dan diskusi tentang Maria marak digelar di paroki-paroki. Namun, jangan dilupakan bahwa devosi kepada Bunda Maria merupakan jalan menuju Allah Putra (sumber: Hidup 26 April 2015 hal.7, kol.2).
6.
Terlibat Aktif dalam Kegiatan Gereja Maria Pertiwi menuliskan bahwa bersama istrinya, Maria Evitria Christiani dan
buah hati mareka, Dwita pun menghidupi doa dalam hari-harinya. Sebelum tidur malam, Dwita dan keluarga menyediakan waktu untuk membaca Kitab Suci dan berdoa bersama. “Doa Angelus bersama juga sering kami lakukan. Jika waktunya tidak memungkinkan secara bersama, kami melakukan masing-masing,” tutur Dwita. Setiap Minggu, bersama keluarga, ia menimba kekuatan dari perayaan Ekaristi di gereja. “Saya bisa bertahan dan bisa sampai sekarang saat ini, juga karena doa istri saya. Saya masih hidup sampai sekarang berkat doa istri saya,” ujar umat Lingkungan Bunda Hati Kudus 4, Paroki Arnoldus ini. Dicelah kesibukan pekerjaan, Dwita berharap bisa ambil bagian dalam kegiatan di lingkungan, seperti ibadat atau Misa lingkungan, doa rosario, family gathering. Sejurus dengan tema tahun syukur KAJ: “Tiada Syukur Tanpa Peduli”, Dwita menapaki peziarahan hidupnya. Ia berharap bisa menjadi berkat bagi orang lain. Kini, Dwita memeluk erat keyakinan bahwa Tuhanlah yang menyusun perjalanan hidupnya. Ia berusaha untuk mengikuti skenario dan jalan yang disusun-Nya (sumber: Hidup 26 April 2015 hal.41, kol.2-3).
(4)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
Beriman melalui Doa Rosario yang terwujud dalam Perbuatan Konkret Desyana Ratna (Jakarta) mengatakan bahwa saya pikir Bunda Maria tidak
menuntut seberapa banyak kita mendaraskan doa Rosario. Yang terpenting adalah berdoa dan mengaplikasikannya dalam tindakan nyata (sumber: Hidup 3 Mei 2015 hal 6, kol.1).
8.
Tekun dalam Berdoa Rosario pada Bulan Maria Valentinus S (Tangerang) berpendapat bahwa sepertinya kita perlu mengoreksi
diri. Di bulan Maria atau bulan Rosario kita sebagai umat Katolik rajin sekali berdoa Rosario. Saya harap Maria tidak jadikan tujuan doa kita tapi meneladaninya untuk sampai pada Bapa (sumber: Hidup 3 Mei 2015 hal.6, kol,3).
9.
Iman Berkembang dengan Menghormati dan Menghayati Bunda Maria Menurut Romo Riki, refleksi mengenai kedudukan dan figur bahwa
penghormatan kepada Bunda Maria sudah ada sejak awal ziarah Gereja. Jika sekarang devosi kepada Maria menjadi marak di kalangan umat Katolik, maka kita bisa menerimanya karena penghormatan kepada Bunda telah lebih dulu menyejarah sejak semula. Maka tidak heran juga kalau dalam tradisi Sarikat Yesus berkembang penghayatannya bahwa sebetulnya penampakan pertama Yesus setelah Ia bangkit bukan kepada Maria Magdalena tetapi kepada Maria, karena Maria bukan hanya sebatas ibu fisik, tetapi Maria adalah murid pertama Yesus, ketika ia menyetujui kabar dari Malaikat Gabriel untuk mengandung Putra Allah Mei 2015 hal.10, kol.2-3). (5)
(sumber: Hidup 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10.
Berserah Diri dalam Doa Menurut Fransiskus Xaverius Widiatmo (Umat paroki Keluarga Kudus Pasar
Minggu, Jakarta Selatan) mengatakan bahwa doa pagi itu untuk mengawali suatu karya, kita mempersembahkan karya kita kepada Tuhan, ketika malam hari sebelum tidur, kita berdoa untuk mensyukuri berkat yang diperoleh sepanjang hari itu. Dengan berdoa bersama, berdoa berdua dengan suami atau istri, kita bisa menyatukan diri. Kita bisa saling mendukung. Misa harian juga mendukung dalam hal iman dan kehidupan keluarga (sumber: Hidup 3 Mei 2015 hal.41, kol.2).
(6)