PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : GRACIA KRISTI MAHARANI
121134056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : GRACIA KRISTI MAHARANI
121134056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN Karya ini aku persembahkan kepada: 1.
Tuhan
Yesus
Kristus
yang
senantiasa
menyertaiku,
memberkatiku, serta memberi kekuatan dalam hidupku. 2.
Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah bekerja dan berdoa untuk membiayaiku. Bapakku Ag. Harjanto yang selalu membimbingku, memberi semangat kepadaku. Ibuku Rita Purwaningsih yang selalu mendoakanku, memberiku kasih sayang dan semangat untuk hidup serta mengerjakan tugas akhir. Serta adikku, Bernardeta Parama Shinta yang selalu memberi penghiburan ketika lelah mengerjakan skripsi.
3.
Kekasihku tercinta, Constantius Damar Wicaksono yang selalu memberiku semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Ratna, Dita, Asri yang selalu menyemangati satu sama lain, membantuku dalam berbagai hal. 5.
Dosen pembimbing yang dengan senantiasa penuh kesabaran dalam membimbing dan memberikan keteladanan.
6. Universitas
Sanata
Dharma
yang
telah
memberikan
kesempatan dan fasilitas kepadaku untuk melakukan proses pendidikan.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, barang siapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untu semuanya. (Markus 10 : 43 – 44)
Orang yang tak berpengalaman mendapatkan kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan. (Amsal 14:18)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2 SD NEGERI SE – KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN
GRACIA KRISTI MAHARANI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya pemahaman IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Godean yang masih mengalami kesalahan konsep atau miskonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 se-Kecamatan Godean. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Penelitian ini dilaksanakan di 20 Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman pada bulan Maret – Juni. Populasi dalam penelitian ini siswa Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Godean yang berjumlah 655. Sampel dari penelitian ini adalah 20 Sekolah Dasar Negeri dengan jumlah responden 242 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis. Instrumen penelitian ini adalah soal IPA Fisika pilihan ganda dan uraian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2. Siswa mengalami miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana, cahaya, pembentukan tanah, pelapukan, dan lapisan penyusun bumi. Pada instrumen pilihan ganda miskonsepsi terjadi rata-rata sebesar 40%. Miskonsepsi terbesar terjadi pada konsep sifat-sifat cahaya dan pelapukan batuan yakni sebesar 89,7% dan 53,7%. Sedangkan instrumen uraian rata-rata terjadi sebesar 45%. Miskonsepsi terbesar pada konsep cahaya dan pengungkit, yakni sebesar
62,2%
dan
61,3%.
Kata Kunci: Miskonsepsi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, IPA-Fisika. viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSRACT MISCONCEPTION OF PHYSICS SCIENCE SUBJECT FIFTH GRADE STUDENTS SEMESTER 2 SD NEGERI SE-KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN
GRACIA KRISTI MAHARANI UniversitasSanata Dharma Yogyakarta 2016
The background of this study is the lack of understanding of Physics Science u5 Grade Students semester 2 of SD Negeri Se Kecamatan Godean Kabupaten Sleman who still have misconceptions. This study aims to determine misconceptions Physical Science of the 5th Grade students semester 2 in Kecamatan Godean. This research is quantitative descriptive research with survey method. This study was conducted in 20 State Elementary School located in Kecamatan Godean, Sleman in March to June. The population in this study were 665 students from all of SD Negerise Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. The samples of the study were 20 State Elementary Schools with 242 students the number of respondents. The sampling technique in this research was random sampling. Data collection techniques used were written test. This is a research instrument Physics Science subject multiple choice questions and descriptions. These results indicate about the Physics Science misconception of fifth grade students of semester 2. Students have misconceptions on basic aircraft conception, light, soil formation, weathering and constituent layers of the earth. In the multiple-choice instrument misconceptions occur on average by 40%. The biggest misconception occurs in the concept of the properties of light and weathering of rocks which amounted to 89.7% and 53.7%. The description of the instruments occurs on average by 45%. The biggest misconception is light concept and levers, which amounted to 62.2% and 61.3%. th
Keywords: Misconception, School-Based, Sciences-Physics
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan dengan baik skripsi yang berjudul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se–Kecamatan Godean Kabupaten Sleman”. Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 4. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini hingga selesai. 5. Terima kasih kepada Romo Paul Suparno, Ibu Sri Agustin, Ibu Ari, dan Bapak Tarmadi yang telah menjadi validator dalam penelitian ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Kepala Bappeda Kabupaten Sleman yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. 7. Kepala UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Godean yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD se-Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. 8. Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Godean yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. 9. Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman yang sudah membantu dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 10. Kedua orang tuaku, Bapak Ag. Harjanto dan Ibu Rita Purwaningsih yang selalu memberiku dukungan dan motivasi, baik berupa doa, kasih sayang, maupun semangat sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Serta adikku Bernardeta Parama Shinta Kirana yang selalu memberiku semangat untuk mengerjakan skripsi. 11. Kekasihku tercinta, Constantius Damar Wicaksono yang memberiku semangat untuk menyelesaikan skrispi ini dengan baik. Terima kasih untuk cinta dan kasih sayangnya. 12. Seluruh keluargaku Simbah Kakung, Simbah Uti, Om, Bulik, Budhe, Pakdhe Keponakan yang tidak pernah bosan mengingatkanku untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 13. Para sahabat Ratna, Dita, Asri, Puput, Marcel yang selalu menguatkan dan memberi semangat satu sama lain untuk menyelesaikan skripsi ini. xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN .................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................... vii ABSTRAK ..................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xx BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5 C. Batasan Masalah .................................................................................. 5 D. Rumusan Masalah ............................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G. Definisi Operasional ............................................................................ 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Konsep .......................................................................................... 9 2. Konsepsi ....................................................................................... 11 3. Miskonsepsi .................................................................................. 12 4. Hakikat Pembelajaran IPA ........................................................... 18 5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 .............................. 23 6. Miskonsepsi IPA .......................................................................... 35 B. Hasil Penelitian Relevan ..................................................................... 37 C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 44 D. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................... 47 B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian .......................................................................... 48 2. Tempat Penelitian ......................................................................... 48 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi ........................................................................................ 49 2. Sampel .......................................................................................... 51 D. Variabel Penelitian .............................................................................. 54 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara ................................................................................... 54 2. Tes Tertulis .................................................................................... 56 xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Kuesioner ..................................................................................... 56 F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes ............................................................................... 57 G. Teknik Pengujian Instrumen 1. Validitas ...................................................................................... 63 2. Reliabilitas .................................................................................... 75 H. Teknik Analisis Data 1.
Analisis Deskripsi ........................................................................ 78
2.
Pengolahan Data ........................................................................... 78
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 82 2. Deskripsi Data Miskonsepsi ......................................................... 83 B. Pembahasan ......................................................................................... 134 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 139 B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 139 C. Saran .................................................................................................... 140 DAFTAR REFERENSI ................................................................................ 142 LAMPIRAN ................................................................................................... 145
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1
SK dan KD IPA kelas V semester 2 ........................................ 23
Tabel 2.2
Pengelompokan Gaya Berdasarkan Sumbernya ...................... 24
Tabel 2.3
Pengelompokan Jenis Tuas ...................................................... 26
Tabel 3.1
Daftar Populasi Sekolah .......................................................... 50
Tabel 3.2
Tabel Penentuan Sampel Berdasar Krejcie dan Morgan ......... 51
Tabel 3.3
Hasil Penghitungan Tabel Krejcie ........................................... 53
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda ................................................... 59
Tabel 3.5
Kisi-kisi Soal Uraian ............................................................... 61
Tabel 3.6
Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen ............................... 65
Tabel 3.7
Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda ......................................... 70
Tabel 3.8
Hasil Validitas Soal Uraian ..................................................... 72
Tabel 3.9
Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda setelah divalidasi ....................... 73
Tabel 3.10
Kisi-kisi Soal Uraian setelah divalidasi ................................... 74
Tabel 3.11
Koefisien Korelasi ................................................................... 76
Tabel 3.12
Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ............................................... 76
Tabel 3.13
Reliabilitas Soal Uraian ........................................................... 77
Tabel 3.14
Data Jumlah Siswa, Akreditasi, Pendidikan Orangtua ............ 80
Tabel 4.1
KD dan Nomor Soal yang Mewakili pada Instrumen Pilihan Ganda .......................................................................... 84
Tabel 4.2
Data Miskonsepsi Siswa Konsep Pengungkit ......................... 122
Tabel 4.3
Data Miskonsepsi Siswa Konsep Bidang Miring .................... 125
Tabel 4.4
Data Miskonsepsi Siswa Konsep Bayangan pada Cermin ...... 127 xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.5
Data Miskonsepsi Siswa Konsep Sifat-sifat Cahaya ............... 129
Tabel 4.6
Data Miskonsepsi Siswa Konsep Penggolongan Jenis Batuan ............................................................................. 132
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1
Contoh Gaya Magnet ............................................................... 24
Gambar 2.2
Contoh Gaya Gravitasi ............................................................ 24
Gambar 2.3
Contoh Gaya Gesek ................................................................. 25
Gambar 2.4
Contoh Pengungkit Pertama .................................................... 26
Gambar 2.5
Contoh Pengungkit Kedua ....................................................... 26
Gambar 2.6
Contoh Pengungkit Ketiga ...................................................... 26
Gambar 2.7
Contoh Penerapan Bidang Miring ........................................... 27
Gambar 2.8
Struktur Bumi .......................................................................... 34
Gambar 2.9
Struktur Matahari ..................................................................... 35
Gambar 2.10 Bagan Literature Map Penelitian Relevan .............................. 43 Gambar 3.1
Rumus Menghitung Sampel Penelitian ................................... 52
Gambar 4.1
Diagram Batang Miskonsepsi IPA secara umum .................... 85
Gambar 4.2
Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 1 ............................ 86
Gambar 4.3
Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 2 ............................ 88
Gambar 4.4
Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 3 ............................ 90
Gambar 4.5
Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 4 ............................ 92
Gambar 4.6
Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 5 ............................ 94
Gambar 4.7
Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 6 ............................ 95
Gambar 4.8
Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 7 ............................ 97
Gambar 4.9
Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 8 ............................ 99
Gambar 4.10 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 9 ............................ 101 Gambar 4.11 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 10 .......................... 103 xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.12 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 11 .......................... 104 Gambar 4.13 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 12 .......................... 106 Gambar 4.14 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 13 .......................... 108 Gambar 4.15 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 14 .......................... 109 Gambar 4.16 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 15 .......................... 111 Gambar 4.17 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 16 .......................... 113 Gambar 4.18 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 17 .......................... 114 Gambar 4.19 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 18 .......................... 116 Gambar 4.20 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 19 .......................... 118 Gambar 4.21 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 20 .......................... 119 Gambar 4.22 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Uraian secara umum ............................................................................ 121
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1a Surat Ijin Penelitian Kesatuan Bangsa .................................... 146 Lampiran 1b Surat Ijin BAPPEDA ............................................................... 147 Lampiran 1c Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian .................................... 148 Lampiran 2a Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda Expert Judgment .............. 149 Lampiran 2b Kisi-kisi Instrumen Uraian Expert Judgment .......................... 177 Lampiran 2c Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan Ganda .......................................................................... 192 Lampiran 2d Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Uraian ...................................................................................... 209 Lampiran 2e Hasil Uji Validitas Muka ......................................................... 213 Lampiran 3a Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris ............................. 214 Lampiran 3b Instrumen Soal Uraian Uji Empiris ......................................... 221 Lampiran 3c Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris .............................................................................. 223 Lampiran 3d Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris .............................................................................. 227 Lampiran 3e Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris .............................................................................. 228 Lampiran 3f Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris ............ 229 Lampiran 3g Instrumen Soal Pilihan Ganda dan Uraian Uji Penelitian ....... 230 Lampiran 3i
Hasil Sampel Instrumen Soal Pilihan Ganda dan Uraian Uji Penelitian ............................................................... 238 xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3j
Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 5.1 ..................................................................................... 245
Lampiran 3k Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 5.2 ..................................................................................... 247 Lampiran 3l Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 6.1 ..................................................................................... 252 Lampiran 3m Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 6.2 ..................................................................................... 255 Lampiran 3n Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 7.1 ..................................................................................... 256 Lampiran 3o Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 7.3 ..................................................................................... 259 Lampiran 4
Hasil Wawancara dengan Guru ................................................ 261
Lampiran 5
Daftar SD Negeri se-Kecamatan Godean ................................ 262
Lampiran 6
Dokumentasi Foto Penelitian .................................................. 263
Lampiran 7
Biodata Pribadi ........................................................................ 264
xxi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini peneliti akan membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Pendidikan sangatlah penting terutama untuk membangun dan mengembangkan suatu individu. Melalui pendidikan seseorang dapat mewujudkan cita-cita dan mengembangkan dirinya. Salah satu cara yang tepat untuk mendapatkan pendidikan adalah melalui sekolah. Sekolah atau sering juga disebut satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan seperti yang diungkapkan oleh Triwiyanto (2014:75). Di dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar terbagi menjadi dua, yakni pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu tempat yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Seperti yang tercantum pada Undangundang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tujuan pendidikan dasar adalah memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
sebagai pribadi, anggota umat manusia, serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah. Agar tujuan pendidikan tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan kurikulum khususnya untuk dunia pendidikan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No.20 Tahun 2003). Salah satu mata pelajaran yang terdapat pada Sekolah Dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain dan tumbuh sebagai hasil eksperimentasi
dan
observasi,
serta
berguna
untuk
diamati
dan
dieksperimentasikan lebih lanjut seperti yang diungkapkan oleh Samatowa (2011:1). Mempelajari IPA berarti melatih anak untuk bersikap tanggung jawab, disiplin, tekun, jujur, terbuka terhadap pendapat orang lain dan juga mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu hal. Pada dasarnya mata pelajaran IPA tidaklah rumit, karena berkaitan dengan lingkungan dan alam sekitar siswa. Selain itu, dalam IPA terdapat beberapa aktivitas yang membuat siswa menjadi tertarik untuk mengikutinya, seperti melakukan percobaan-percobaan sederhana dan juga jelajah alam. Usman (2011:4) menuturkan bahwa IPA di Sekolah Dasar perlu diajarkan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan berpikir kritis; membentuk kepribadian anak secara keseluruhan; IPA bermanfaat bagi suatu bangsa, suatu bangsa banyak tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
IPA penting dan perlu dipahami secara tepat, namun faktanya sampai saat ini masih ada siswa yang merasa kesulitan dalam mempelajari IPA. Hal ini dibuktikan dengan pra survei (wawancara) yang dilakukan kepada beberapa guru di SD Negeri Kecamatan Godean yang menyatakan bahwa hasil belajar anak terutama mata pelajaran IPA sampai saat ini masih tergolong rendah khususnya pada kelas V semester 2. Selain itu, pemahaman konsep dari masing-masing anak terutama Fisika juga berbeda-beda, terlihat dari jawaban mereka ketika ulangan harian. Apalagi pada materi-materi yang dianggap sulit oleh beberapa siswa. Tidak hanya itu data PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2015 menyatakan bahwa dari 76 negara, Indonesia termasuk rangking 69. PISA merupakan salah satu tes studi internasional mengenai prestasi membaca, matematika, dan sains. Hal ini menandakan bahwa prestasi siswa dalam bidang IPA masih rendah. Saat ini di dalam dunia pendidikan, khususnya pada Sekolah Dasar, miskonsepsi masih sering terjadi. Rahmi (2013) mengungkapkan dalam penelitiannya mengenai miskonsepsi IPA Fisika, siswa masih mengalami kesalahan konsep terutama dalam pokok bahasan gerak dan gaya. Rendahnya pemahaman konsep siswa menjadi sebuah tanggung jawab bagi seorang guru. Suparno (1992:2) mengungkapkan bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab untuk menggerakkan proses berpikir dan melakukan segala aktivitas melalui rangsangan-rangsangan, melalui usahausaha pendidikan. Guru Sekolah Dasar dituntut untuk serba bisa atau sering disebut sebagai “mumpuni”, karena menguasai berbagai mata pelajaran, kecuali pendidikan agama dan pendidikan jasmani. Agar bisa disebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
“mumpuni” seorang guru baiknya menguasai konsep terlebih dahulu sebelum mengajarkannya kepada siswa. Hal ini dilakukan agar tidak ada kesalahan konsep yang tertanam kepada diri siswa tersebut. Dahar (2011:62) mengungkapkan bahwa konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Seorang guru hendaknya memegang konsep yang bersumber dari beberapa buku bahkan media cetak ataupun elektronik yang sudah dipercaya kebenarannya, agar tidak terjadi kekeliruan saat pengajaran. Kekeliruan saat pengajaran akan menyebabkan miskonsepsi pada anak. Suparno (2005:8) mengungkapkan bahwa miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Miskonsepsi sendiri dapat dilihat dari jawaban siswa yang salah tetapi mempunyai keyakinan bahwa jawaban tersebut benar. Miskonsepsi pada Sekolah Dasar biasanya terjadi pada materi yang dianggap sulit. Miskonsepsi sendiri perlu dihindari agar konsep yang tertanam pada diri anak tidaklah salah hingga mereka dewasa nantinya, sehingga ketika mereka menjelaskan materi yang sama maka penjelasan yang mereka berikan itu benar adanya. Miskonsepsi perlu diteliti dengan tujuan untuk melihat apakah materi yang diberikan dan dikembangkan kepada anak itu sesuai dengan konsep yang ada atau justru berbeda, sehingga untuk ke depannya tidak akan terulang kesalahan yang sama. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik dan bermaksud untuk mengadakan penelitian mengenai “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas IV Semester 2 SD Negeri se Kecamatan Godean Kabupaten Sleman”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Miskonsepsi ini perlu diteliti agar tidak terjadi kesalahan konsep terusmenerus khususnya pada mata pelajaran IPA kelas V semester 2.
B. Identifikasi Masalah Penelitian ini mengungkapkan beberapa masalah yang mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Prestasi sains di Indonesia rendah. 2. Nilai hasil ulangan IPA
siswa kelas V di Indonesia khususnya di
Kecamatan Godean masih rendah. 3. Pemahaman konsep anak di SD Negeri se-Kecamatan Godean terhadap suatu materi yang berbeda-beda terutama pada IPA-Fisika semester 2.
C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai miskonsepsi IPA Fisika kelas IV Semester 2 se-Kecamatan Godean khususnya materi gaya, gerak dan energi, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya serta pelapukan. Adapun SD yang akan diteliti adalah SD yang menerapkan kurikulum 2006 atau KTSP. Peneliti menggunakan beberapa KD sebagai berikut: 5.1
Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
5.2
Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
6.1
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.2
6
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
7.1
Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
7.3
Mendeskripsikan struktur bumi.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Godean?
E. Tujuan Masalah Berkaitan dengan masalah yang diuraikan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk: mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se Kecamatan Godean.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang bermakna bagi: 1. Guru Bagi guru, penelitian ini menjadi sumber pengetahuan, wawasan mengenai miskonsepsi terutama pada pada mata pelajaran IPA. Selain itu, guru juga dapat meningkatkan mutu untuk memperbaiki kualitas pengajaran yang dilakukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
2. Sekolah Bagi sekolah, penelitian ini menjadi sumber wawasan dan masukan mengenai, untuk memperbaiki kualitas cara pengajaran pada guru, agar tidak terjadi kesalahan yang sama saat pembelajaran berlangsung. 3. Peneliti Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman mengenai penelitian yang dilakukan dan peneliti lebih mengetaui konsep mana saja yang rentan terjadinya miskonsepsi..
G. Definisi Operasional Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Miskonsepsi adalah suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep. Miskonsepsi dapat dilihat dari jawaban siswa yang menjawab salah tetapi memiliki keyakinan bahwa jawaban itu benar. 2. IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam dengan segala isinya. 3. Miskonsepsi IPA adalah suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep terutama pada mata pelajaran yang berkaitan dengan alam. 4. Siswa Kelas V SD adalah peserta didik yang duduk di bangku Sekolah Dasar di tingkat kelima.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
5. Kecamatan Godean adalah salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sleman. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Moyudan, Seyegan, dan Gamping.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II ini akan membahas landasan teori yang menjelaskan tentang kajian teori mengenai konsep, konsepsi, miskonsepsi, hakikat pelajaran IPA, pembelajaran IPA di SD kelas V semester 2, miskonsepsi IPA, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. A. Kajian Pustaka 1. Konsep a.
Pengertian Konsep Dahar (201:62) menjelaskan bahwa konsep adalah dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan itu didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. Senada dengan Dahar, Sudarminta (2002:87) mengungkapkan bahwa konsep adalah suatu representasi abstrak dan umum tentang sesuatu. Konsep menghubungkan subjek penahu, dan objek yang diketahui, pikiran serta kenyataan. Sedangkan Berg (1991:8) mengatakan bahwa konsep adalah benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi, atau ciri-ciri yang memiliki ciri khas dan yang terwakili dalam setiap budaya atau oleh suatu tanda atau simbol. Konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berpikir. 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Berdasarkan ketiga pendapat di atas data disimpulkan bahwa konsep merupakan perumusan prinsip dan generalisasi yang menghubungkan subjek, objek serta fakta yang memiliki kesamaan ciri sehingga mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia untuk berpikir. Contoh konsep dalam kehidupan adalah meja. Meja adalah sebuah benda berbentuk persegi panjang, segitiga, lingkaran yang memiliki warna, bahan dan ukuran yang bermacam-macam. Kata “meja” merupakan suatu abstraksi yang menunjukkan kesamaan semua meja. Meja adalah simbol yang dipakai oleh manusia untuk berkomunikasi mengenai suatu jenis benda dengan ciri-ciri tertentu. b.
Ciri-ciri Konsep Hamalik (2005:162) menyebutkan beberapa ciri-ciri konsep antara lain: 1) Atribut konsep adalah suatu sifat yang membedakan antara konsep satu dengan konsep lainnya. Sehingga membuat adanya keragaman antara konsep-konsep sebenarnya ditandai oleh adanya atribut yang berbeda. 2) Atribut nilai-nilai, adanya variasi-variasi yang terdapat pada suatu atribut. 3) Jumlah atribut juga bermacam-macam antara satu konsep dengan konsep lainnya. Semakin kompleks suatu konsep semakin banyak jumlah atributnya dan semakin sulit untuk mempelajarinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
4) Kedominanan atribut, menunjukkan pada kenyataan bahwa beberapa atribut dominan (obvious) daripada yang lainnya. Atribut nyata, maka lebih mudah menguasai konsep dan jika atributnya tidak nyata maka sulit untuk menguasai suatu konsep. Jadi dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep memiliki beberapa ciri-ciri, di antaranya adalah atribut konsep, atribut nilai-nilai, jumlah atribut dan juga kedominanan atribut.
2. Konsepsi Konsepsi adalah pemahaman setiap murid terhadap suatu konsep (Berg dalam Suryanto, 2002:13). Sebagai contohnya adalah mengenai konsep tentang gaya. Gaya dapat didefinisikan sebagai suatu tarikan atau dorongan yang memungkinkan perubahan gerak benda. Tetapi siswa terkadang menjadi bingung dalam membedakannya konsep dan satuan antara gaya, massa dan berat. Dalam fisika berat adalah suatu gaya dengan satuan Newton, sedangkan massa adalah ukuran inersia suatu benda dengan satuan kg. Namun, siswa masih menuliskan bahwa berat adalah sama dengan massa dan memiliki satuan kg. Mereka beranggapan bahwa jika tidak ada gaya, maka benda tidak akan bergerak. Senada dengan Berg, Rustaman (2012:26) juga mengungkapkan bahwa konsepsi seseorang berbeda dengan konsepsi orang lain. Budi (1992: 114) juga berpendapat bahwa konsepsi adalah kemampuan dalam memahami konsep baik yang diterima melalui indra maupun kondisi lingkungannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Duit (1996), konsepsi adalah representasi mental mengenai ciri-ciri dunia
luar
atau
domain-domain
teoritik.
Konsepsi
merupakan
perwujudan dari interpretasi seseorang terhadap suatu obyek yang diamatinya yang sering bahkan selalu muncul sebelum pembelajaran, sehingga sering diistilahkan konsepsi pra pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsepsi merupakan pemahaman seseorang dalam memahami konsep yang diterima melalui indra maupun kondisi lingkungannya.
3. Mikonsepsi a.
Pengertian Miskonsepsi Miskonsepsi merupakan penjelasan yang salah dan suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima para ahli. Miskonsepsi terjadi bukan hanya berasal dari siswa, tetapi bisa berasal juga dari guru maupun dari sebuah buku (Eka, 2014:1). Senada dengan Eka, Suparno (2005:8) menjelaskan bahwa miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Penyebab miskonsepsi dapat berasal dari siswa, guru, buku, konteks, dan metode mengajar. Sedangkan Feldsine (dalam Suparno, 2005:4) mengungkapkan bahwa miskonsepsi adalah sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Miskonsepsi merupakan kesalahan konsep terjadi perbedaan konsepsi antara orang satu dengan yang lainnya dalam mempelajari konsep dalam memahami makna konsep melalui proses presepsi tahap-tahap perekaman informasi (Budi, 1992: 114). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi adalah kesalahan konsep yang terjadi karena perbedaan konsepsi antara orang satu dengan lainnya dalam mempelajari konsep sehingga menyebabkan tidak adanya hubungan yang benar antara konsep-konsep seperti yang diungkapkan oleh para ahli. b.
Penyebab Terjadinya Miskonsepsi Paul (2005:35) menjelaskan bahwa penyebab miskonsepsi itu dapat dibedakan menjadi beberapa hal, di antaranya adalah: 1) Siswa Miskonsepsi dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, antara lain prakonsepsi atau konsep awal siswa yang sudah salah, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, alasan yang tidak lengkap/salah, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif siswa yang belum tepat, kemampuan siswa dalam memahami materi yang masih sulit, minat belajar siswa yang rendah. 2) Guru Seorang guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti akan materi yang diajarkan secara benar, maka akan menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi. Selain itu, guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
bukan berasal dari lulusan fisika sehingga tidak menguasai ilmu fisika dengan baik. Kebanyakan guru saat mengajar hanya melalui penjelasan (berbicara dan menulis) bukan melalui eksperimen ataupun diskusi. Pemberian rumusan materi juga langsung ditujukan kepada siswa, sehingga siswa kurang memahami konsep yang ada. 3) Buku Teks Buku teks merupakan salah satu yang dapat menyebarkan miskonsepsi. Beberapa buku teks melakukan kesalahan dalam menjelaskan materi. Buku teks yang terlalu sulit bagi level siswa yang sedang belajar dapat juga menumbuhkan miskonsepsi karena mereka sulit untuk menangkap isinya. 4) Konteks Miskonsepsi dapat juga terjadi dari konteks kehidupan siswa sehari-hari, misalnya pengalaman, bahasa sehari-hari, teman lain, keyakinan dan ajaran agama. Pengalaman dari siswa tentunya dapat menyebabkan miskonsepsi, misalnya pada kasus kekekalan energi. Dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengalami bahwa mereka akan merasa lelah setelah bekerja keras. Tampak bahwa energi hilang dan tidak kekal. Di sini siswa akan berpikir tentang kekekalan energi dalam pengertian terbatas dan tidak dalam pengertian luas. Selain itu, bahasa sehari-hari juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Misalnya dalam penggunaan satuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
berat. Biasanya satuan berat menggunakan kg, tetapi dalam fisika berat adalah suatu gaya dengan satuan Newton. Teman dalam hal ini juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Misalnya dalam kegiatan kerja kelompok. Jika salah satu dari anggota kelompok yang dianggap pandai membuat kesalahan konsep, maka teman lain dalam kelompok tersebut juga akan mengalami kesalahan konsep. Tidak hanya pengalaman, bahasa sehari-hari dan teman, tetapi keyakinan dan ajaran agama juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Misalnya mengenai kisah penciptaan alam semesta yang akan membuat siswa mempunyai dualisme gagasan, yakni gagasan menurut ilmu dan gagasan menurut agama. 5) Metode Mengajar Metode mengajar yang digunakan oleh guru, yang menekankan satu segi konsep bahan yang digeluti akan membuat siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan, tetapi hal ini justru akan menimbulkan miskonsepsi siswa. Guru perlu kritis dengan metode yang digunakan dan tidak membatasi diri dengan satu metode saja. Guru dapat menggunakan metode ceramah, metode praktikum, metode demonstrasi dan metode diskusi.
Penggunaan
beberapa
metode
mengajar
akan
memperkecil tingkat miskonsepsi siwa. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya guru, buku teks,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
konteks (pengalaman, bahasa sehari-hari, teman, keyakinan dan ajaran agama) serta metode mengajar. c.
Mendeteksi Adanya Miskonsepsi Miskonsepsi
dapat
dideteksi
melalui
enam
cara
yang
dikelompokkan sebagai berikut ini (Suparno, 2005: 121). 1) Peta Konsep Peta
konsep
dapat
digunakan
untuk
mendeteksi
miskonsepsi Fisika yang dialami oleh siswa. Identifikasi miskonsepsi dengan menggunakan peta konsep dapat diimbangi dengan wawancara. Menggunakan peta konsep, siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan pokok tentang konsep yang dianggap menggandung miskonsepsi dengan disusun secara hirarkis. Miskonsepsi dapat dilihat dari proporsisi yang salah dan tidak ada hubungan yang lengkap antar konsep. 2) Tes Multiple Choice dengan Reasoning terbuka Miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat diidentifikasi dengan menggunakan tes multiple choice (pilihan ganda) dengan reasoning (alasan) terbuka. Tipe tes ini mengharuskan siswa untuk menjawab soal pilihan ganda dan menuliskan alasan mengapa ia mempunyai jawaban seperti itu (Amir dkk, 1987). Melalui jawaban dari siswa itulah, peneliti dapat mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
3) Tes Esai Tertulis Tes esai tertulis juga menjadi salah satu cara untuk mendeteksi adanya miskonsepsi. Tetapi sebelumnya guru harus mempersiapkan tes esai terlebih dahulu. Selanjutnya Untuk mengetahui lebih mendalami tentang miskonsepsi yang dialami oleh siswa pada setiap bidangnya, maka guru dapat melakukan wawancara. 4) Wawancara Diagnosis Wawancara diagnosis dapat digunakan juga untuk mendeteksi miskonsepsi pada siswa. Guru memilih beberapa konsep terlebih dahulu yang diperkirakan sulit dimengerti siswa. Kemudian siswa diajak untuk mengekspresikan gagasan mereka mengenai konsep-konsep tersebut. Dari sinilah dapat dimengerti konsep alternatif yang ada dan sekaligus dinyatakan dari mana mereka memperoleh konsep alternatif tersebut. Wawancara dapat berbentuk bebas dan terstruktur. Untuk wawancara bebas, guru dapat bertanya dengan bebas dan siswa juga dapat menjawab sebebas mungkin. Wawancara terstruktur, guru sudah menyiapkan garis besar daftar pertanyaan. Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh siswa, maka guru dapat mendeteksi miskonsepsi yang dialami oleh siswa. 5) Diskusi dalam Kelas Diskusi dalam kelas bertujuan untuk mengungkapkan gagasan mereka mengenai konsep yang sudah diajarkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Melalui diskusi inilah, guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman mereka mengenai konsep yang sudah ada dan kesalahan atau miskonsepsi yang terjadi pada siswa. 6) Praktikum dengan Tanya Jawab Praktikum dengan tanya jawab akan membantu guru untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Selama kegiatan praktikum berlangsung guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa. Guru memperhatikan setiap uraian jawaban yang diungkapkan oleh siswa, apakah konsep tersebut benar adanya ataukah keliru. d.
Kiat Mengatasi Miskonsepsi Suparno (2005:55) menjelaskan bahwa secara garis besar langkah yang digunakan untuk membantu mengatasi miskonsepsi adalah: 1) mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa, 2) mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut, 3) mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi.
4. Hakikat Pembelajaran IPA Nash (dalam Samatowa 2011:3) menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara IPA mengamati dunia bersifat analisis, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
IPA membahas gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler dalam
Samatowa
(2011:3)
bahwa
IPA
merupakan
ilmu
yang
berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku untuk umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku untuk umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memeroleh hasil yang sama atau konsisten.
Selanjutnya
Winaputra
dalam
Samatowa
(2011:3)
mengemukakan bahwa IPA merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam, yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah. Hakikat IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang dapat diperoleh melalui proses ilmiah dan didasari oleh sikap ilmiah (Srini, 1997:2). Hakikat IPA dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu : a.
Hakikat IPA sebagai suatu produk
b.
Hakikat IPA sebagai suatu ketrampilan proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
20
Hakikat IPA sebagai suatu sikap
Ketiga hakikat IPA di atas akan dijabarkan lebih lanjut di bawah ini. a. IPA sebagai produk Bentuk IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum serta teori-teori. Fakta merupakan salah satu hasil kegiatan empirik dalam IPA. Sedangkan konsep, prinsip, hukum, serta teori merupakan hasil kegiatan analitik dalam IPA. Berikut ini akan dijelaskan bentuk IPA sebagai sebuah produk. 1. Fakta dalam IPA Fakta dalam IPA merupakan pernyataan-pernyataan tentang benda yang benar-benar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif. Contoh fakta dalam IPA adalah matahari terbit dari barat. 2. Konsep IPA Konsep dalam IPA adalah suatu ide yang mempersatukan faktafakta IPA atau penghubung antar fakta-fakta yang ada hubungannya.
Contoh
konsep
dalam
IPA
adalah
berat
merupakan suatu gaya dengan satuan Newton, sedangkan massa adalah ukuran inersia suatu benda dengan satuan kg. 3. Prinsip IPA Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara konsep-konsep IPA. Prinsip IPA merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa contoh sehingga bersifat analitik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Prinsip bersifat tentatif (sementara), dapat berubah bila ada observasi baru yang dilakukan. Prinsip juga merupakan deskripsi yang paling tepat tentang objek/kejadian. Contoh prinsip dalam IPA adalah udara yang dipanaskan dapat memuai. 4.
Hukum Alam Hukum-hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun juga bersifat tentatif, tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum akan bersifat lebih kekal. Contoh hukum alam dalam IPA adalah energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi hanya bisa berubah bentu dari energi satu ke energi lainnya (Hukum Kekekalan Energi).
5. Teori Ilmiah Teori ilmiah adalah kerangka yang lebih luas dari fakta, konsep, dan prinsip yang saling berhubungan. Teori dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh teori dalam IPA adalah model atom (elektron berputar pada orbitnya di sekitar inti) diganti dengan teori kuantum (electron seperti awan yang bermuatan negatif melingkupi inti atom). b. IPA sebagai proses Hakikat IPA sebagai suatu proses adalah suatu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Metode yang biasa digunakan disebut metode ilmiah atau metode keilmuan. Metode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
ilmiah atau keilmuan merupakan perpaduan antara pengetahuan yang didapat melalui pikiran (rasionalisme) dan pengetahuan melalui pengalaman (empirisme). Langkah-langkah metode ilmiah adalah sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah; pengamatan dan perumusan masalah yang relevan; penyusunan dan klasifikasi data; perumusan hipotesis; dedukasi dan hipotesis; tes dan pengujian kebenaran hipotesis. Sedangkan keterampilan proses IPA meliputi beberapa hal seperti mengamati, mengukur atau menghirung, mengklasifikasikan, mengendalikan
variabel,
merumuskan
hipotesis,
melakukan
eksperimen, menganalisis data, membuat laporan penelitian. c. IPA sebagai sikap Hakikat IPA sebagai sikap adalah mengenai berbagai keyakinan, pendapat, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan
khususnya
ketika
mencari
atau
mengembangkan
pengetahuan baru. Misalnya: rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, disiplin, tekun, jujur, dan terbuka terhadap pendapat orang lain. Ciriciri sikap ilmiah di antaranya adalah: 1. Objektif terhadap fakta 2. Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan 3. Berhati terbuka 4. Ingin menyelidiki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 Pada penelitian ini, peneliti mengambil pembelajaran IPA pada kelas V Semester 2 dengan menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berikut adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini. Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas V Semester 2 Standar Kompetensi Energi dan Perubahannya 5.
6.
5.1
Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
5.2
Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model.
Bumi dan Alam Semesta 7.
Kompetensi Dasar
Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.
6.1
Mendeskripsikan sifat-sfiat cahaya.
6.2
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
7.1
Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
Berdasarkan tabel 2.1, secara garis besar materi yang digunakan yaitu mengenai gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, merancang karya atau model dengan menerapkan sifat cahaya, serta struktur bumi dan matahari. Berikut adalah uraian dari materi tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
a. Gaya Gaya merupakan gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah. Berdasarkan sumbernya, gaya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu gaya magnet, gaya gravitasi, dan gaya gesek. Berikut adalah tabel ringkasan pengelompokan gaya berdasarkan sumbernya. Tabel 2.2. Pengelompokan Gaya Berdasarkan Sumbernya No
1.
Nama Gaya Gaya magnet
Pengertian
Contoh
Tarikan atau dorongan yang disebabkan oleh magnet.
Gambar 2.1. Contoh Gaya Magnet (sumber: https://kurniatria.wordpress.com/kelasvii/gaya-dan-percepatan/macam-macamgaya/) 2.
Gaya gravitasi
Gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Gaya gravitasi arahnya ke bawah. Gerak jatuhnya benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Gambar 2.2. Contoh Gaya Gravitasi (sumber: https://nanikhidayati.wordpress.com/
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Nama Gaya
Pengertian
25
Contoh
kelas-vii/gaya-2/) 3.
Gaya gesek
Gaya yang ditimbulkan oleh dua permukaan yang saling bersentuhan
Gambar 2.3. Contoh Gaya Gesek (sumber: http://idkf.bogor.net/yuesbi/eDU.KU/edukasi.net/SMP/Fisika/Gaya&Ger ak/)
Sumber : Sulistyanto (2008: 89) b. Pesawat Sederhana Pesawat sederhana adalah semua jenis alat yang digunakan
untuk
memudahkan
pekerjaan
manusia.
Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana. Pesawat sederhana dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah tuas, bidang miring, katrol dan roda berporos. Sulistyo dalam BSE (2008:109) mengungkapkan tuas lebih sering dikenal dengan pengungkit. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu yang digunakan untuk mengungkit suatu benda. Terdapat tiga titik yang menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban merupakan berat
benda,
sedangkan
titik
tumpu
merupakan
tempat
bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut kuasa. Pada dasarnya sistem kerja sebuah tuas terdiri atas beban,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
titik tumpu, dan kuasa. Tuas dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis. Berikut adalah tabel pengelompokan tuas. Tabel 2.3. Pengelompokan Jenis Tuas Tuas Jenis KeTuas jenis ke-1
Keterangan
Contoh
Kedudukan titik tumpu terletak diantara beban dan kuasa.
* gunting * jungkat-jungkit (sumber: http://bungazis.blogspot.co.id/2013/01/pesawatsederhana.html) Tuas jenis ke-2
Gambar 2.4. Contoh Tuas 1 (sumber: http://rumushitung.com/2014/05/11/pesawa t-sederhana-tuas-pengungkit/)
Kedudukan beban terletak diantara titik tumpu dan kuasa.
* gerobak (sumber: http://bungazis.blogspot.co.id/2013/01/pesawatsederhana.html)
Tuas jenis ke-3
* alat pemecah kemiri Gambar 2.5. Contoh Tuas 2 (sumber: http://www.artikelpendidikan.net/ 2011/04/pesawat-sederhana.html)
Kedudukan kuasa terletak diantara titik tumpu dan beban.
* orang mengangkat barbell
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tuas Jenis Ke-
Keterangan
Contoh
(sumber: http://bungazis.blogspot.co.id/2013/01/pesawatsederhana.html)
Bidang
miring
adalah
27
* sekop Gambar 2.6. Contoh Tuas 3 (sumber: http://www.artikelpendidikan.net/2011/04/ pesawat-sederhana.html)
permukaan
rata
yang
menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Bidang miring dapat ditemui pada jalan di daerah pegunungan yang dibuat berkelok-kelok dengan tujuan memudahkan pengendara agar dapat melewati jalan yang menanjak. Prinsip kerja bidang miring juga dapat kamu temukan pada beberapa perkakas, contohnya kampak, pisau, pahat, obeng, dan sekrup. Berikut adalah gambar contoh dari penggunaan bidang miring.
Gambar 2.7. Contoh Penerapan Bidang Miring (sumber: http://sepatuselop.blogspot.co.id/2014/04/bidangmiring.html)
Gambar di atas adalah penggunaan bidang miring pada jalan di pegunungan dan pada tangga untuk naik ke rumah. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa contoh dari pesawat sederhana jenis bidang miring dalam kehidupan sehari-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
hari adalah jalan berkelok-kelok dan tangga. Jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok dengan tujuan agar para pengendara sepeda motor lebih mudah untuk melewati jalan yang menanjak. Sedangkan tangga menggunakan prinsip bidang miring agar mempermudah kita untuk menuju tempat yang lebih tinggi. Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk. Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda. c. Sifat-sifat Cahaya Sulistyo dalam BSE (2008:125) mengatakan bahwa benda-benda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut. Cahaya yang mengenai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
benda akan dipantulkan oleh benda ke mata sehingga benda tersebut dapat terlihat. Cahaya berasal dari sumber cahaya. Semua benda yang dapat memancarkan cahaya disebut sumber cahaya. Contoh sumber cahaya adalah matahari, lampu, senter, dan bintang. Cahaya memiliki sifat-sifat antara lain: 1)
Cahaya merambat lurus Cahaya
merambat
lurus
menyebabkan
terbentuknya
bayangan dari benda yang terkena cahaya. Pembentukan bayangan tersebut dimanfaatkan untuk membuat kamera. Kamera merupakan alat yang digunakan untuk memotret. Selain kamera contoh lain dari cahaya merambat lurus adalah saat berkas cahaya lampu mobil sepeda atau motor dinyalakan di malam hari maka berkas cahayanya akan tampak merambat lurus. 2)
Cahaya menembus benda bening Kita dapat melihat dasar kolam. Elang dapat melihat ikan di laut. Ini karena benda yang dikenai cahaya (air) berupa benda bening. Benda bening adalah benda yang dapat meneruskan sebagian besar cahaya yang diterimanya. Jadi, air yang jernih termasuk benda bening. Selain benda bening terdapat pula benda yang tidak ditembus cahaya. Benda ini dinamakan benda gelap.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3)
30
Cahaya dapat dipantulkan Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul arahnya tidak beraturan. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin dan mengkilap. Permukaan yang mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin lengkung. Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin cembung dan cermin cekung.
4)
Cahaya dapat dibiaskan Apabila
cahaya
merambat
melalui
dua
zat
yang
kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan cahaya setelah melewati
medium
rambatan
yang
berbeda
disebut
pembiasan. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5)
31
Cahaya dapat diuraikan Pelangi
terjadi
karena
peristiwa
penguraian
cahaya
(disperse). Dispersi merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna. Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi. Sifat-sifat cahaya diterapkan dalam beberapa peralatan misalnya periskop, teropong, dan lensa. Periskop berguna untuk melihat benda-benda yang berada di balik tembok atau penghalang yang tinggi. Alat ini dibuat dengan memanfaatkan pembelokan cahaya dengan menggunakan dua cermin. d. Struktur Bumi Daratan tempat kita tinggal saat ini merupakan lapisan bumi yang padat dan tersusun dari tanah dan batuan. Lapisan ini disebut kerak bumi atau litosfer. Sebagian besar lapisan ini terbentuk dari batuan. 1)
Proses pembentukan dan jenis-jenis tanah a) Penggolongan batuan berdasarkan warna, kekerasan, dan permukaannya b) Proses pembentukan tanah Tanah merupakan hasil dari pelapukan yang terjadi pada batuan. Batuan yang berada di atas permukaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
tanah akan mengalami perubahan secara terus menerus karena adanya pengaruh dari lingkungan. Perubahan cuaca, suhu, dan tekanan udara dapat menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi batuan-batuan yang lebih kecil lagi. Batuanbatuan ini lama-kelamaan akan menjadi butiranbutiran halus. Apabila terjadi hujan, buitran-butiran halus tersebut kemudian akan terbawa oleh air dan mengendap di daerah aliran. Pengendapan inilah yang nantinya menyebabkan munculnya tumpukan atau lapisan tanah yang kaya akan mineral. Selain pengaruh suhu, curah hujan, dan tekanan, pelapukan pada batuan juga dapat disebabkan oleh tumbuhan. Tumbuhan yang hidup di atas batuan dapat menyebabkan lapuknya berbagai jenis batuan. Apabila berlangsung dalam waktu yang cukup lama maka batuan akan pecah menjadi butiran-butiran halus. Lapisan tanah yang merupakan hasil dari pelapukan
batuan
memiliki
komposisi
yang
bermacam-macam. Ada tanah yan berpasir ada juga tanah yang halus. c) Komposisi dan jenis-jenis tanah Jenis tanah yang dibentuk dari hasil pelapukan batuan tentunya berbeda antara tempat yang satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
dengan tempat yang lainnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh jenis batuan yang membentuknya. Berdasarkan
komposisi
penyusunnya,
tanah
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tanah berpasir, tanah berhumus, dan tanah liat. 2)
Struktur Bumi Bumi tempat kita tinggal saat ini merupakan salah satu anggota tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Jika bumi diiris maka akan tampak lapisan-lapisan seperti pada gambar di samping. Struktur bumi dari dalam ke luar adalah lapisan inti bumi dalam, inti bumi luar, selimut bumi, dan kerak bumi. Lapisan inti bumi dalam merupakan pusat bumi. Lapisan inti dalam memiliki diameter sebesar 2600 km. Lapisan ini terbentuk dari besi dan nikel padat dan merupakan lapisan yang paling panas. Lapisan inti bumi luar merupakan lapisan tersusun atas cairan yang sangat kental. Ketebalan lapisan ini adalah 2200 km. Lapisan inti bumi luar berbatasan dengan lapisan selimut bumi. Lapisan ini memiliki ketebalan 2900 km dan terdiri atas cairan silikat kental. Pada bagian atas lapisan selimut ini berbatasan dengan kerak bumi. Pada bagian inilah sering terjadi pergerakan yang diakibatkan karena melelehnya kerak bumi bagian bawah dan menerobosnya cairan silikat kental panas melalui celah-celah kerak bumi. Cairan ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
dikenal dengan sebutan magma. Pergerakan magma inilah yang menyebabkan terjadinya gempa bumi. Berikut ini adalah gambar struktur bumi.
Gambar 2.8. Struktur Bumi (sumber: http://sainsmini.blogspot.co.id/2014/12/struktur-bumi-dan-bulan.html) Dari gambar di atas, terlihat jelas bahwa susunan dari struktur bumi dari yang paling luar adalah kerak bumi, kemudian mantel bumi, inti luar, inti dalam.
3)
Struktur Matahari Matahari merupakan salah satu sumber cahaya yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Beberapa makhluk hidup menggunakan cahaya matahari untuk membuat makanan pada proses fotosintesis. Sama halnya dengan bumi, matahari juga tersusun atas beberapa lapisan. Perbedaannya adalah pada bahan penyusunnya. Sebagian besar lapisan yang ada pada matahari tersusun atas beberapa gas. Penyusun
lapisan
matahari
diantaranya
adalah
hidrogen, helium, oksigen, dan beberapa gas lainnya. Suhu di permukaaan matahari sekitar 6000 °C sedangkan suhu di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
dalah inti matahari mencapai 15.000.000 °C. Matahari menyerupai bola besar dengan diameter sekitar 1.400.000 km. Gas-gas yang menyusun matahari merupakan gas yang aktif sehingga setiap saat pada permukaan matahari terjadi loncatanloncatan api. Berikut ini adalah gambar struktur matahari.
Gambar 2.9 Struktur Matahari (sumber: https://ekliptika.wordpress.com/2014/11/28/lubang-hitamraksasa-yang-batal-menyantap-makanan/)
6. Miskonsepsi IPA Miskonsepsi adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diakui oleh para ahli (Suparno, 2005: 8). Miskonsepsi IPA merupakan kesalahan konsep yang diungkapkan seseorang pada bidang studi IPA. Suparno (2005:13) mengungkapkan miskonsepsi IPA yang sering terjadi yang berhubungan dengan materi pelajaran IPA di SD di antaranya adalah: a.
Gerak Beberapa siswa mempunyai miskonsepsi tentang percepatan. Mereka beranggapan bahwa percepatan selalu terjadi dalam arah yang sama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
dengan benda yang sedang bergerak. Mereka tidak mengerti bahwa ada yang disebut perlambatan atau percepatan negative, yang arahnya berlawanan dengan benda yang sedang bergerak. Para ahli menjelaskan miskonsepsi ini terjadi pada gerak parabola. Siswa sulit untuk memahami mengapa kecepatan pada puncaks suatu proyektil adalah nol, meskipun percepatannya tidak nol. Mereka berpikir, jika kecepatan nol maka percepatannya juga harus nol. b.
Gaya, massa, dan berat Beberapa siswa mempunyai miskonsepsi tentang gaya, karena mereka menghubungkan gaya dengan suatu aksi dan gerak. Mereka mengartikan bahwa setiap gaya mesti menyebabkan suatu gerakan. Akibatnya, mereka berpikir bahwa bila tidak ada gerak sama sekali, juga tidak ada gaya. Misalnya, jika siswa mendorong meja, dan meja itu bergerak, siswa mengatakan bahwa ada suatu gaya yang bekerja pada meja itu. Tetapi bila meja tidak bergerak, maka siswa tersebut mengatakan tidak ada gaya yang bekerja pada meja. Menurut fisika, meskipun meja tidak bergerak, tetap ada gaya yang bekerja padanya.
c.
Gelombang dan optika Beberapa siswa mempunyai miskonsepsi mengenai cahaya, di antaranya sebagai berikut. 1) Lilin yang tidak terang tidak memancarkan cahaya pada siang hari, hanya pada malam hari. Lilin redup hanya memancarkan cahaya pada malam hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
2) Cahaya yang lebih terang akan berjalan lebih cepat, dan hambatan seperti lensa, filter, dan kaca memperlambat perjalanan cahaya itu. Sebagian siswa SD ketika ditanya “mengapa sepeda dapat dilihat?”, pasti mereka akan menjawab karena ada cahaya yang bersinar pada sepeda itu. Apabila tidak ada cahaya, maka sepeda tidak akan terlihat. Cahaya adalah syarat mutlak agar benda dapat dilihat.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Suryanto dan Hewindati dalam penelitiannya tentang “Pemahaman Murid Sekolah Dasar (SD) Terhadap Konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2002. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pemahaman murid Sekolah Dasar terhadap konsep-konsep IPA berbasis biologi, (2) mengidentifikasi adanya miskonsepsi, dan (3) mencari penyebab miskonsepsi berdasarkan pola jawaban yang diberikan. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar yang ada di Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Barat. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah masing-masing dua SD yang ada di Kota Malang, Kabupaten Pasuruan, Kota Yogyakarta, Kabupaten Wonosari, Kota Bogorm dan Kabupaten Sukabumi. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan Kantor Dinas Pendidikan setempat yang menyatakan bahwa SD-SD tersebut mempunyai kualitas sedang. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
wawancara dan menghadapkan siswa langsung dalam situasi percobaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa miskonsepsi banyak terjadi pada konsep-konsep yang diteliti. Jika digunakan kriteria 75% sebagai ambang batas pemahaman konsep yang benar maka hanya ditemukan satu konsep yaitu konsep bernapas yang dapat dipahami dengan baik oleh murid. Berdasarkan analisis terhadap pola jawaban yang diberikan murid, ternyata dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi yang terjadi pada murid antara lain disebabkan oleh karena dalam memahami suatu konsep, murid mengandalkan pada pengalaman sehari-hari dan hasil pemikiran logis. Relevansi dari penelitian ini adalah sama-sama mencari miskonsepsi pada mata pelajaran IPA. Selain itu, tujuan dari penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengidentifikasi miskonsepsi serta mencari tahu penyebab miskonsepsi. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah dengan cara wawancara untuk mengetahui hasilnya secara langsung. Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Mustaqim yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa dengan Menggunakan Metode Certainty of Response Index (CRI) Pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap miskonsepsi siswa SMAN se-Kota Tangerang Selatan pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling, sehingga didapatkan sampel dari strata atas, tengah dan bawah sebanyak 1 sekolah dengan 2 kelas. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
miskonsepsi siswa berupa tes pilihan ganda beralasan terbuka disertai kolom CRI. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 37,9% dan lebih kecil dibandingkan dengan presentase siswa yang tidak tahu konsep. Miskonsepsi yang dialami siswa banyak terjadi pada penggunaan gas pada peristiwa fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan metode survey. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling. Instrumen yang digunakan juga sama-sama menggunakan PG (pilihan ganda). Selain itu mata pelajaran yang digunakan sama, yakni IPA. Penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan miskonsepsi adalah penelitian dari Rahmi yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi IPA/Fisika Berdasarkan Jenjang Pendidikan (SD, SMP, SMA) Menggunakan Tes ThreeTier pada Pokok Bahasan Gerak dan Gaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil miskonsepsi pada setiap jenjang pendidikan menggunakan tes three-tier pada pokok bahasan gerak dan gaya. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes. Populasi penelitian adalah seluruh kelas VI SD, IX SMP, dan XI SMA yang ada di Kecamatan Gerokgak, Singaraja, Bali, dan sampel penelitian yaitu kelas yang ada di sekolah terpilih secara acak. Analisis data miskonsepsi dilakukan secara kuantitatif sehingga diperoleh persentase miskonsepsi siswa kemudian dideskripsikan secara naratif. Berdasarkan analisis hasil data, diperoleh 12 miskonsepsi siswa pada pokok bahasan gerak, dan 17 miskonsepsi pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
pokok bahasan gaya. Persentase rata-rata miskonsepsi terbesar pada materi gerak jatuh bebas mengenai percepatan gravitasi di SD (53,57%), SMP (49,16%), dan SMA (44,55%) adalah benda dengan massa yang lebih besar akan mencapai tanah dahulu. Sedangkan persentase rata-rata miskonsepsi terkecil pada materi gerak jatuh bebas di SD (0,50%) adalah benda yang lebih padat akan mencapai tanah lebih dahulu, SMP (0,56%) adalah benda dengan permukaan yang lebih keras akan mencapai tanah lebih dahulu, SMA (0,45%) adalah benda dengan permukaan lebih kecil akan mencapai tanah lebih dahulu. Persentase rata-rata miskonsepsi terbesar pada pokok bahasan gaya di SD (47,30%), SMP (48,60%), SMA (30,91%) adalah mengenai aksi reaksi pada benda yang diam di atas meja maka tidak ada gaya yang bekerja pada meja. Relevansinya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Mata pelajaran yang digunakan sama-sama memilih IPA. Teknik pengumpulan data yang digunakan juga sama yakni menggunakan tes. Pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random sampling. Penelitian yang berkaitan dengan miskonsepsi adalah penelitian dari Pujayanto, Budiharti, dkk yang berjudul “Profil Miskonsepsi Siswa SD Pada Konsep Gaya dan Cahaya”. Penelitian ini dilakukan di SD yang berada di Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2006/2007, dengan menerapkan metode penelitian expost facto. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi pada konsep gaya dan cahaya yang dimiliki oleh siswa Kelas 5 SD di Kecamatan Tasikmadu, (2) untuk mengetahui profil miskonsepsi pada konsep gaya dan cahaya pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
siswa kelas 5 SD di Kecamatan Tasikmadu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 5 SD di Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Dalam menentukan sampel penelitian digunakan teknik stratified random sampling, yang terdiri dari 50 siswa. Untuk menjawab hipotesis penelitian digunakan teknik analisis deslriptif kuantitatii yaitu berupa analisis kualitatif tentang ada tidalnya miskonsepsi. Dari hasil analisis data ternyata terbukti bahwa siswa memiliki miskonsepsi pada konsep Gaya dan Cahaya. Pada sebagian besar konsep terjadi miskonsepsi, dengan tingkatan yang berbeda-beda. Adapun profil miskonsepsi yang dimiliki sebagian besar siswa (lebih dari 30%) adalah sebagai berikut: l). Gaya hanya akan mempercepat gerak benda, tidak dapat memperlambat gerak 2). Gaya tidak dapat rnembelokkan arah gerak benda; 3). Gaya magnet selalu berupa tarikan, sedangkan gaya gravitasi dapat berupa tarikan maupun dorongan; 4). Berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan, karena massa bend di bumi sama dengan di bulan. 5). Setiap dua benda yang bersentuhan mengalami gaya gesekan; 6). Batang besi hanya dapat dijadikan magnet dengan digosok magnet dan batang besi tidak dapat dijadikan magnet dengan cara induksi); 7). Pesawat sederhana dapat memperkecil energi yang digunakan dalam bekerja; 8). Cahaya tidak dapat dipantulkan oleh setia permukaan; 9). Di dalam sebuah medium cahaya dapat dibiaskan; 10). Benda dapat dilihat, jika ada cahaya dari mata sampai ke benda; 11). Benda dapat dilihat, apabila benda tersebut sumber cahaya; l2). Cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lanpu neon adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari. Relevansinya dengan penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
yang dilakukan oleh peneliti adalah tujuan yang dilakukan sama, yakni untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas 5. Mata pelajaran yang digunakan juga sama, yakni IPA. Materi yang dipilih juga sama, yakni ada gaya dan cahaya. Penelitian ini dilakukan dengan cara survey. Populasi yang diambil sama, yakni siswa kelas V SD. Sedangkan teknik pengambilan sampel dilakukan secara random sampling atau acak. Populasi yang digunakan sama-sama menggunakan kelas 5. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Febriyani yang berjudul “Miskonsepsi yang Terjadi pada Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar Segi Empat pada Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis miskonsepsi apa saja yang terdapat pada geometri terutama pada bangun datar segi empat dan penyebab terjadinya miskonsepsi pada geometri bangun datar segi empat siswa kelas IV SD Negeri Adisucipto 2 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Adisucipto 2 sejumlah 27 siswa yang diberikan soal tes esai. Metode yang digunakan adalah tes tertulis dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 6 subjek terpilih mengalami miskonsepsi dalam menyelesaikan soal materi bangun datar segi empat. Relevansi dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah tujuan yang dilakukan sama yakni untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi. Teknik pengumpulan data dilakukan secara tes dan wawancara. Berdasarkan kelima penelitian yang relevan tersebut, untuk itu peneliti juga melakukan penelitian yang sama dengan judul “Miskonsepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
IPA Fisika Kelas V Semester 2 se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.” Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada mata pelajaran IPA Fisika kelas V di SD seKecamatan Godean Kabupaten Sleman. Literature map penelitian yang relevan dilihat pada bagan di bawah ini.
Gambar 2.10 Bagan Literature map Penelitian-penelitian Relevan Berdasarkan gambar 2.10. dapat dijelaskan bahwa kelima penelitian sebelumnya mendasari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto (2002), Mustaqim (2014), Rahmi (2013), Pujayanto (2006), dan Febriyani (2014) sama-sama meneliti mengenai miskonsepsi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
C. Kerangka Berpikir IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam, yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah. Mempelajari IPA hendaknya sesuai dengan hakikat IPA, yakni IPA sebagai suatu produk, sebagai suatu keterampilan proses, dan juga sebagai suatu sikap. Di dalam IPA sebagai produk, terdapat beberapa hal yang perlu dipelajari dan disikapi dengan baik, antara lain mempelajari IPA sesuai dengan fakta yang ada dan bersumber pada buku yang tepat. Tidak hanya itu saja, konsep yang dipegang dalam mempelajari IPA juga harus kuat, tidak sebatas hanya penjelasan dari seseorang, satu sumber ataupun percaya pada pengajaran guru. Karena jika konsep tersebut sejak kecil sudah salah, maka sampai besarpun akan mengalami kekeliruan konsep. Selain mengetahui fakta dan konsep IPA dalam mempelajari IPA juga memahami prinsip IPA, hukum alam, dan juga teori ilmiah. Selain mempelajari IPA sebagai suatu produk seyogyanya juga mempelajari IPA juga sebagai proses. Tujuannya adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan langkah-langkah metode ilmiah yang baik dan benar. Tidak sampai di sini saja, mempelajari IPA juga harus mempunyai sikap yang baik, di antaranya berhati terbuka, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, objektif terhadap fakta. Dari ketiga hakikat tersebut kenyataannya sampai sekarang masih ada siswa yang mengalami kesalahan dalam sederhana, yakni kesalahan konsep. Kesalahan konsep ini disebut dengan miskonsepsi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Miskonsepsi merupakan penjelasan yang salah dan suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima para ahli. Miskonsepsi dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya adalah berasal dari siswa itu sendiri yang memiliki konsep awal salah, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, alasan yang tidak lengkap. Selain siswa itu sendiri, guru dan metode pengajarannya juga menjadi salah satu penyebab munculnya miskonsepsi.
Buku
teks
yang
digunakan
terkadang
juga
menjadi
penyebabnya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil judul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri Semester 2 se-Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman” untuk mengetahui terkait adanya miskonsepsi siswa SD Kelas V Semester 2 pada mata pelajaran IPA khususnya terkait dengan materi gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, periskop, proses terbentuknya tanah, proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan, susunan bumi dan mengetahui perbedaan miskonsepsi dilihat dari tingkat pendidikan orang tua. Peneliti menggunakan tes dengan bentuk soal pilihan ganda dan uraian yang kemudian diberikan kepada sampel siswa SD Negeri di Kecamatan Godean.
D. Hipotesis Tujuan Berdasarkan teori-teori dalam kajian pustaka dan kerangka berpikir, maka hipotesis pada penelitian ini adalah : Miskonsepsi IPA Fisika yang masih terjadi pada siswa kelas V SD semester 2 se-Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman pada konsep hubungan antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
gaya, gerak, dan energi, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, proses pembentukan tanah, membuat karya sederhana dengan prinsip sifat cahaya, dan struktur bumi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Pembahasan dalam metode ini meliputi jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik pengujian instrumen. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey. Mahdi (2014:104) mengungkapkan bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berorientasi pada data-data empiris berupa angka atau suatu fakta yang bisa dihitung. Senada dengan Mahdi, Suharsaputra (2014:49) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka-angka yang dijumlahkan sebagai data yang kemudian dianalisis. Berdasarkan kedua pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berorientasi pada sata empiris yang terdiri dari angka-angka yang dijumlahkan sebagai data untuk selanjutnya dapat dianalisis. Penelitian survei adalah metode penelitian yang memperoleh informasi dari sekumpulan orang yang diperoleh melalui beberapa pertanyaan (Kountour, 2003). Sedangkan penelitian dekriptif adalah suatu bentuk penelitian untuk mendekripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan datuan pendidikan (Sukmadinata, 2011: 72). Penelitian ini dimaksudkan 47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
untuk mengetahui miskonsepsi IPA SD kelas V Semester 2 se-Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan November 2015. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penyusunan proposal yang dilakukan awal bulan April 2015, kemudian melakukan perizinan kepada pemerintah melalui pengajuan surat ijin ke Kantor Kesatuan Bangsa, selanjutnya ke Kantor Bappeda Kabupaten Sleman pada akhir bulan April 2015, dilanjutkan permohonan ijin dengan UPT, Kecamatan Godean dan pihak Sekolah Dasar se-Kecamatan Godean dengan memberikan surat ijin pada awal bulan Mei 2015. Selanjutnya pengujian soal untuk uji validitas dilakukan pada pertengahan bulan Mei 2015, dan diakhiri dengan pengujian sampel penelitian pada akhir bulan Mei sampai awal bulan Juni 2015. Pengolahan data dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus. Dilanjutkan dengan penyusunan skripsi pada bulan September sampai November. Kemudian pada bulan Desember 2015 hingga Januari 2016 melakukan revisi dan pada bulan Februari mengikuti ujian skripsi. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa SD Negeri se-Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Pemilihan tempat di SD Negeri seKecamatan Godean berdasarkan wawancara pra survei dengan beberapa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
guru di SD Negeri di Kecamatan Godean yang mengatakan bahwa ditemukan permasalahan mengenai miskonsepsi khusunya pada mata pelajaran IPA Fisika. Berdasarkan hasil wawancara pra survei yang dilakukan oleh peneliti maka peneliti memutuskan untuk memilih Kecamatan Godean sebagai sampel penelitian. Penelitian dilakukan di seluruh sekolah Negeri se-Kecamatan Godean dengan jumlah 20 SD. Pemilihan SD ini juga khusus sekolah yang menerapkan Kurikulum KTSP atau Kurikulum 2006.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:215). Sedangkan Arikunto dalam Taniredja (2012:33) mengungkapkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dengan demikian, populasi adalah keseluruhan subjek/objek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang sudah ditetapkan peneliti yang selanjutnya dapat ditarik menjadi sebuah kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri se Kecamatan Godean yang menggunakan kurikulum 2006. Jumlah sekolah yang diambil peneliti adalah 20 sekolah.. Populasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Tabel 3.1. Daftar Populasi Sekolah No
Nama Sekolah Dasar
Jumlah Siswa
1
SD N Godean 1
74
2
SD N Godean 2
76
3
SD N Godean 3
20
4
SD N Karakan
27
5
SD N Ngrenak
29
6
SD N Jetak
21
7
SD N Sidomoyo
33
8
SD N Semarangan 1
13
9
SD N Semarangan 2
34
10
SD N Semarangan 4
26
11
SD N Semarangan 5
32
12
SD N Tinom
28
13
SD N Sidoluhur
13
14
SD N Krajan
36
15
SD N Sentul
20
16
SD N Brongkol
41
17
SD N Pengkol
37
18
SD N Krapyak
41
19
SD N Kwagon
16
20
SD N Sidoarum
38
Jumlah
655
Tabel 3.1 di atas merupakan populasi dari penelitian ini. Populasi penelitian ini yaitu pada 20 SD Negeri se-Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Peneliti memilih SD Negeri karena berbagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
pertimbangan. Salah satunya peneliti melakukan wawancara dengan guru yang mengatakan bahwa ada beberapa sekolah yang mengalami miskonsepsi pada mata pelajaran IPA khususnya kelas V. Sehingga peneliti memilih mata pelajaran IPA kelas V. 2. Sampel Sampel
penelitian
adalah
sebagian
yang
diambil
dari
keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu (Arikunto dalam
Taniredja,
2012:34).
Sedangkan
Sugiyono
(2011:215)
menjelaskan bahwa sampel penelitian adalah sebagian dari populasi itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari populasi yang diteliti. Sampel penelitian ini dihitung dengan menggunakan tabel krejcie dan morgan. Penghitungan menggunakan tabel krejcie dan morgan lebih memudahkan peneliti dalam menentukan jumlah sampel yang akan diambil setiap Sekolah Dasar. Tabel krejcie dan morgan dapat dilihat di bawah ini. Tabel 3.2. Penentuan Sampel Berdasar Krejcie dan Morgan N 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70
S 10 14 19 24 28 32 36 40 44 48 52 56 59
N 220 230 240 250 260 270 280 290 300 320 340 360 380
S 140 144 148 152 155 159 162 165 169 175 181 186 191
N 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600 2800
S 291 297 302 306 310 313 317 320 322 327 331 335 338
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
N S 75 63 80 66 85 70 90 73 95 76 100 80 110 86 120 92 130 97 140 103 150 108 160 113 170 118 180 123 190 127 200 132 210 136 Keterangan : N = Populasi S = Sampel
N 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100
S 196 201 205 210 214 217 226 234 242 248 254 260 265 269 274 278 285
N 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 1000000
52
S 341 346 351 354 357 361 364 367 368 370 377 379 380 381 382 382 384
Sumber: (Sugiono, 2005:63) Rumus untuk menghitungnya dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Rumus Menghitung Sampel Penelitian Keterangan : SP
: Sampel Penelitian
N
: Jumlah siswa kelas V masing-masing SD
Jp
: Jumlah polulasi siswa kelas V SD se-Kecamatan Godean (655 siswa)
Jumlah sampel
: Jumlah sampel sesuai dengan tabel krejcie
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Hasil penghitungan tabel Krejcie dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3. Hasil Penghitungan Tabel Krejcie No
Nama Sekolah Dasar
Jumlah Siswa
Sampel Penelitian
Pembulatan
1
SD N Godean 1
74
27
2
SD N Godean 2
76
28
3
SD N Godean 3
20
7
4
SD N Karakan
27
10
5
SD N Ngrenak
29
11
6
SD N Jetak
21
8
7
SD N Sidomoyo
33
12
8
SD N Semarangan 1
13
5
9
SD N Semarangan 2
34
13
10
SD N Semarangan 4
26
10
11
SD N Semarangan 5
32
12
12
SD N Tinom
28
10
13
SD N Sidoluhur
13
5
14
SD N Krajan
36
13
15
SD N Sentul
20
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Nama Sekolah Dasar
Jumlah Siswa
Sampel Penelitian
54
Pembulatan
16
SD N Brongkol
41
15
17
SD N Pengkol
37
14
18
SD N Krapyak
41
15
19
SD N Kwagon
16
6
20
SD N Sidoarum
38
14
Jumlah
655
242
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik random sampling. Teknik ini disebut juga acak, serampangan, tidak pandang bulu, objektif, sehingga seluruh elemen populasi mempunyai kesempatan untuk menjadi sampel penelitian (Taniredja, 2012:35). Peneliti menggunakan teknik random sampling dengan cara undian atau lotre, yakni dengan membuat lintingan kertas sebanyak populasi setiap SD, kemudian mengambil secara acak lintingan kertas tersebut sesuai dengan sampel yang diperlukan (sesuai dengan penghitungan pada tabel krejcie).
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai variasi nilai, baik itu kejadian, situasi, perilaku, maupun karakteristik individu (Cozby dalam Suharsaputra, 2014:75). Selanjutnya Sugiyono (2011:38) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu objek kajian yang mempunyai nilai yang dapat ditetapkan oleh peneliti untuk selanjutnya ditarik menjadi sebuah kesimpulan. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
miskonsepsi IPA kelas V Semester 2.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wawancara, tes tertulis, dan dokumentasi. 1. Wawancara Wawancara atau interview adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Sangadji dan Sopiah, 2010:151). Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual oleh peneliti. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi awal terkait dengan prestasi dan pemahaman konsep siswa kelas V SD se-Kecamatan Godean. Informasi awal ini digunakan sebagai data untuk memperkuat latar belakang penelitian. Teknik wawancara digunakan oleh peneliti karena peneliti memerlukan informasi terkait dengan miskonsepsi IPA kelas V Semester 2. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2011:140) bahwa wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas di mana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang dibuat hanya garis besar permasalahan yang akan ditanyakan, yakni seputar miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V Semester 2 mata pelajaran IPA. Pada tahap ini, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V disalah satu SD di Kecamatan Godean. Peneliti menanyakan seputar kesalahan konsep yang sering terjadi pada siswa, terutama pada mata pelajaran IPA. Hasil wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran 4. 2. Tes Tertulis Pengertian tes secara umum diungkapkan oleh Taniredja (2011:49) yang menyatakan bahwa tes merupakan cara yang dapat digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan,
sehingga
dapat
dihasilkan
nilai
yang
melambangkan prestasi siswa tersebut. Dalam tes tertulis, responden diberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Bentuk pertanyaan yang diberikan oleh peneliti berupa soal pilihan ganda yang berisi 20 soal. Hasil skor tes ini digunakan oleh peneliti untuk melakukan analisis data. 3. Kuesioner Teknik pengumpulan data dengan kuesioner akan digunakan oleh peneliti dalam proses penelitian untuk memperoleh data siswa. Sukmadinata (2010: 218) mengungkapkan bawa “kuesioner merupakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
salah satu teknik dalam pengumpulan data secara tidak langung (peneliti tidak langung bertemu atau bertanya jawab dengan responden)”. Senada dengan pendapat sebelumnya Sugiyono (2010: 199) berpendapat bahwa “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk soal yang dikerjakan oleh siswa. Kuisioner digunakan untuk menambah informasi profil siswa. Informasi yang dicari antara lain jenis kelamin, pendidikan orang tua siswa, pekerjaan orang tua dan akreditasi sekolah.
F. Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
merupakan
alat
yang
dipakai
untuk
menjembatani antara subjek dan objek (secara substansial antara hal-hal teoritis dengan empiris, antara konsep dengan data), sejauh mana data mencerminkan konsep yang ingin diukur tergantung pada instrumen (yang substansinya disusun berdasarkan penjabaran konsep/penentuan indikator) yang dipergunakan untuk mengumpulkan data (Suharsaputra, 2014:94). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. 1. Instrumen Tes Instrumen tes ini digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA siswa kelas V SD se Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Tes
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
merupakan suatu alat ukur yang diberikan pada individu (responden) untuk mendapatkan jawaban-jawaban, baik secara tertulis maupun lisan, sehingga dapat diketahui kemampuan individu yang bersangkutan (Suharsaputra, 2014:95). Penelitian ini menggunakan dua jenis tes, yaitu Tes Objektif dan Tes Subjektif. Tes objektif adalah tes yang penskorannya bersifat objektif, yaitu dipengaruhi oleh objek jawaban atau respons yang diberikan oleh peserta tes (Widiyoko, 2009:46). Dalam tes objektif ini, peneliti menggunakan tipe pilhan ganda (Multiple Choice Test). Tes pilihan ganda adalah tes di mana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban antara dua atau lima (Widiyoko, 2009:59). Peneliti menggunakan jumlah empat alternatif jawaban, yakni a, b, c, dan d. Tes pilihan ganda yang dibuat oleh peneliti berjumlah 20 soal. Namun, sebelumnya peneliti membuat 50 soal yang kemudian divalidasi oleh dua dosen yang ahli dibidangnya (Fisika) dan dua guru SD yang sudah mumpuni. Selain tes objektif, peneliti juga menggunakan tes subjektif untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V. Tes subjektif dalam penelitian ini berbentuk uraian (uraian). Tes bentuk uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan mengekspresikan pikiran peserta tes (Zaenul dan Nasution dalam Widiyoko (2009:79)). Melalui tes bentuk uraian ini, peneliti dapat mengetahui kemampuan setiap individu, karena setiap individu nantinya akan memiliki jawaban dan pemahaman yang berbeda akan konsep yang ditanyakan. Tahap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
pertama peneliti membuat sembilan soal uraian, kemudian divalidasi kepada empat validator seperti pada soal pilihan ganda. Setelah diujikan kepada 50 responden, soal tersebut divalidasi lagi menggunakan SPSS dan kemudian peneliti memilih lima soal untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. Kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraian dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4. Kisi-kisi Soal Pilhan Ganda No
1.
Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
Kompetensi Dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
Indikator
Nomor Butir Soal
5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan
1, 2, 3
5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
4, 5, 6
5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
7, 8, 9, 10, 11, 12
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama
13, 14, 15
5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
2.
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model
16, 17, 18
6.1.1
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Menyebutkansifat-sifat cahaya
19, 20, 21, 22, 23
6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
24, 25, 26, 27, 28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
60
Indikator
Nomor Butir Soal
Mengetahui alatdan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya
29, 30, 31
7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan
32, 33, 34, 35,
Kompetensi Dasar 6.2.1 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya
3.
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubunganny a dengan penggunaan sumber
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.2.1
7.2 Mengidentifikasi jenisjenis tanah
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
Mengetahui jenis-jenis tanah 7.3.1 Mendeskripsikan struktur permukaan bumi
Tabel 3.4. di atas merupakan kisi-kisi soal pilihan ganda. Jumlah kisi-kisi soal yaitu 50 butir soal untuk pilihan ganda. Jumlah soal tersebut merupakan jumlah soal sebelum dilakukan validasi oleh para ahli. Setelah dilakukan validasi oleh para ahli maka soal yang dikatakan baik dan memuat soal miskonsepsi IPA menjadi 38 soal pilihan ganda. Sebelum soal tersebut diujikan kepada sampel atau responden, kemudian peneliti melakukan revisi soal sesuai dengan masukan dari para ahli. Kisi-kisi soal uraian dapat dilihat pada tabel 3.5.
36, 37, 38
39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48
49, 50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Tabel 3.5. Kisi-kisi Soal Uraian
No
1.
2.
Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya.
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model
Nomor Butir Kompetensi Dasar
Indikator Soal
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
5.1.1 Menjelaskan hubungan gaya magnet.
5.2.1 Menjelaskan perbedaan golongan pengungkit 5.2.2 Menjelaskan fungsi bidang miring
3.
1
6
6.1.1
6.1 Mendeskripsikan sifatsifat cahaya
Mengidentifika si sifat-sifat cahaya 6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin 7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.
2
7.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.2 Mengidentifikasi jenisjenis tanah.
7.2.1 Mampu menjelaskan salah satu jenis tanah
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
7.3.1 Mendeskripsi kan struktur bumi
4
5
8
7
10, 11
3, 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Tabel 3.5. merupakan tabel kisi-kisi soal uraian. Jumlah kisi-kisi soal uraian yaitu 9 butir soal. Jumlah tersebut merupakan jumlah soal sebelum dilakukan validasi oleh para ahli. Setelah dilakukan validasi oleh para ahli maka soal yang dikatakan baik dan memuat soal miskonsepsi IPA ada 9 soal uraian. Sebelum soal tersebut diujikan, peneliti terlebih dahulu melakukan revisi sesuai dengan masukan para ahli. Soal pilihan ganda dan soal uraian yang telah direvisi sesuai dengan masukan para ahli, maka soal tersebut diuji validitas kepada siswa pada tanggal 11 Mei 2015. Pengujian soal diberikan kepada 6 SD dari jumlah populasi 20 SD Negeri se-Kecamatan Godean. Pengambilan 6 SD tersebut dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti. Uji validitas soal menggunakan SPSS versi 20 yang dilakukan setelah uji soal di 6 SD. Dari penghitungan soal validitas menggunakan SPSS maka diperoleh 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang dinyatakan valid untuk diujikan kepada responden yang sudah dihitung dengan tabel krejcie. Dari keterangan di atas, maka dapat disimpulkan tahapan peneliti dalam menyusun instrumen penelitian sebagai berikut. a. Penyusunan kisi-kisi soal pilihan ganda dan soal uraian. b. Melakukan uji validasi kepada empat validator ahli dibidangnya. c. Pemilihan soal yang sudah dianggap valid oleh validator.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
d. Pengujian soal (38 soal pilihan ganda dan 9 soal uraian) kepada 50 responden yang mewakili 6 SD Negeri di wilayah Kecamatan Godean. e. Menghitung validasi dan memilih 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian yang dianggap baik. f. Pengujian sampel penelitian kepada reponden yang telah dihitung dengan menggunakan tabel krejcie.
G. Teknik Pengujian Instrumen Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas meliputi tiga hal yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruk. Ketiga validitas ini dan reliabilitas akan dikenakan pada instrumen tes. Sementara instrumen daftar cek tidak melalui uji validasi dan reliabilitas. 1. Uji Validitas Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2011:267). Suatu tes dikatakan valid dapat dilihat dari keadaan dirinya dan setelah diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid (Masidjo, 2010:243). Uji validitas dalam penelitian ini meliputi tiga hal yaitu validitas isi, validitas muka, validitas konstruk. Ketiga validitas ini dan reliabilitas akan dikenakan pada instrumen tes.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a.
64
Validitas Isi Validitas isi adalah validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment (Anwar, 2009:45). Validitas isi diberikan oleh para ahli yang bidang keahliannya berhubungan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, instrumen yang divalidasi adalah soal pilihan ganda dan uraian. Peneliti memilih empat ahli untuk melakukan validasi, yakni dua dosen dan dua guru Sekolah Dasar. Ahli memberikan penilaian pada lembar penilaian yang diberikan. Skala skor yang digunakan dalam lembar penilaian insrumen ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:93). Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skala 1 – 4. Dalam penelitian ini lembar penilaian dibuat berdasarkan
indikator-indikator
dan
hasil
akhirnya
akan
diakumulasi kemudian dikategorikan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Ketentuan pelaksanaan revisi terhadap instrumen diatur dalam tabel berikut. Tabel 3.6. Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen Penilaian Kuantitatif
Penilaian Kualitatif
Keputusan
>3
Positif
Tidak Revisi
>3
Negatif
Revisi pada bagian tertentu
<3
Positif
Revisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penilaian Kuantitatif
Penilaian Kualitatif
Keputusan
<3
Negatif
Revisi
65
Dari tabel 3.6. di atas dapat diketahui bahwa jika soal yang divalidasi mendapat nilai kurang dari 3 tetapi komentar yang diberikan baik, maka soal perlu direvisi. Begitu juga dengan nilai yang kurang dari 3 tetapi mendapat komentar baik, maka soal perlu direvisi. Sedangkan jika soal yang telah divalidasi mendapat nilai lebih besar dari 3 dengan komentar negatif, maka soal perlu direvisi pada bagian tertentu. Namun, jika soal tersebut mendapat nilai lebih besar dari 3 dengan komentar yang baik, maka soal tersebut tidak perlu direvisi. Validasi pertama adalah validasi dari Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T. Peneliti memilih Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T. sebagai validator karena beliau berasal dari jurusan Fisika yang saat ini menjabat sebagai dosen Fisika di Universitas Sanata Dharma dan sering membuat buku terkait dengan miskonsepsi IPA. Hasil validasi dari Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T. menunjukkan bahwa beberapa soal perlu direvisi mulai dari susunan kalimat hingga miskonsepsi yang akan diungkap dan pada beberapa soal perlu diberi gambar untuk memudahkan siswa dalam memahami soal. Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ, M.S.T. rata-rata memberikan nilai 2 – 4 pada soal pilihan ganda maupun uraian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Validasi kedua adalah validasi dari Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si.. Peneliti memilih Bu Sri sebagai validator karena Bu Sri adalah seorang yang ahli dibidang Fisika. Beliau saat ini menjabat sebagai seorang dosen di Universitas Sanata Dharma. Hasil validasi dari Bu Sri menunjukkan bahwa beberapa soal untuk pilhan ganda perlu diberi gambar dan sedikit direvisi susunan kalimatnya. Sedangkan untuk soal uraian perlu direvisi terkait dengan kunci jawaban yang dibuat. Bu Sri rata-rata memberikan nilai 3 – 4 pada soal pilhan ganda dan uraian. Validasi ketiga adalah validasi dari Ari Trisnawati, S.Pd.. Beliau adalah seorang guru SD yang sudah mumpuni dibidangnya. Hasil validasi dari Bu Ari menunjukkan bahwa pada beberapa soal pilihan ganda dan uraian perlu direvisi, terutama dalam penggunaan bahasa. Sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Bu Ari rata-rata memberikan nilai 3 – 4 pada soal pilihan ganda dan uraian. Validasi keempat adalah validasi dari Agustinus Tarmadi, S.Pd.. Beliau adalah seorang guru SD yang juga sudah mumpuni dibidangnya. Hasil validasi dari beliau hampir sama dengan hasil validasi dari Bu Ari, yakni penggunaan bahasa yang perlu direvisi agar mudah dipahami oleh siswa dengan rata-rata nilai 3 – 4 pada soal pilihan ganda dan uraian. Berdasarkan validasi yang sudah dilakukan oleh validator ahli terhadap instrumen soal pilihan ganda, dapat disimpulkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
bahwa soal tersebut layak digunakan dengan revisi sesuai yang telah disarankan oleh validator, seperti pada lampiran 2c dan 2d. Revisi tersebut di antaranya adalah: a.
Susunan
kalimat
harus
memperhatikan
kaidah
Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. b.
Perintah yang digunakan belum jelas.
c.
Beberapa pernyataan masih terlalu membingungkan.
d.
Pada pilihan jawaban masih kurang baik dan sulit untuk melihat miskonsepsinya.
e.
Beberapa soal perlu diberi gambar, agar responden lebih mudah memahami soal.
f.
Pemilihan diksi dibuat sesederhana mungkin, agar responden tidak kesulitan dalam memahami soal. Kemudian setelah divalidasi oleh empat validator ahli
dibidangnya, peneliti menggunakan 38 soal yang sudah dianggap valid untuk diujikan kepada 50 responden yang mewakili SD Negeri di wilayah Kecamatan Godean. Selanjutnya, hasil pengujian tersebut dikoreksi oleh peneliti untuk dilihat soal yang valid. Setelah diujikan kepada 50 responden dan divalidasi menggunakan SPSS, kemudian peneliti memilih 20 soal yang sudah dianggap baik oleh ahlinya. Barulah tahap terakhir, soal tersebut digandakan sesuai dengan jumlah responden yang telah dihitung sesuai dengan tabel krejcie dan morgan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Selanjutnya hasil validasi untuk soal uraian, dapat disimpulkan bahwa soal tersebut layak digunakan dengan revisi sesuai yang telah disarankan oleh validator. Revisi tersebut di antaranya adalah: a. Penggunaan diksi yang tepat, agar responden mudah dalam memahami soal. b. Susunan kalimat harus memperhatikan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. c. Gambar yang digunakan lebih diperjelas lagi. d. Kriteria kunci jawaban sebaiknya juga lebih memperhatikan jawaban yang kurang lengkap. Selanjutnya, peneliti memilih soal yang sudah dianggap valid oleh ahlinya dan kemudian diujikan kepada 50 responden yang mewakili SD Negeri di wilayah Kecamatan Godean (sama seperti pilihan ganda). Setelah diujikan kepada 50 responden, soal tersebut divalidasi lagi menggunakan SPSS dan kemudian peneliti memilih lima soal untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. b.
Validitas Muka Validitas muka adalah tipe validasi yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada penilaian terhadap format penampilan (appearance) tes (Azwar, 2009:46). Tujuan dari validasi muka adalah mengetahui motivasi individu yang dites untuk
menghadapi
tes
tersebut
dengan
bersungguh-
sungguh.Validitas muka pada instrumen tes dilakukan oleh siswa kelas V di SD Negeri Candiroto 1, dengan jumlah siswa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
ditunjuk sebanyak lima siswa. Pemilihan SD ini dilakukan karena mereka sudah mempelajari materi dan kelasnya setara dengan sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu kelas V. Beberapa soal yang diujikan dianggap masih membingungkan dan hanya ditemui pada soal pilihan ganda. Hasil validitas muka dapat dilihat pada lampiran 2e. Berdasarkan hasil maka peneliti perlu melakukan revisi pada soal yang masih dianggap membingungkan. c.
Validitas Konstruk Validitas konstruk adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauhmana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoritik yang hendak diukurnya (Allen&Yen 1979 dalam Azwar, 2009:48). Validitas konstruk dilakukan pada 50 siswa yang pernah mendapatkan materi. Siswa tersebut dipilih secara acak yang mewakili SD Negeri di Kecamatan Godean. Peneliti memilih 6 SD untuk dijadikan sebagai validitas konstruk. Hasil uji validitas konstruk akan direkap menggunakan Microsoft Excel dan dihitung menggunakan SPSS versi 20 for windows. Hasil uji validitas yang dihitung menggunakan SPSS menunjukkan bahwa dari 38 soal pilihan ganda ada 9 soal yang mendapat bintang satu (*) artinya soal tersebut memiliki taraf kepercayaan sebesar 95%. Sedangkan yang mendapat bintang dua (**) artinya soal tersebut mempunyai kepercayaan sebesar 99%. Soal yang tidak mendapat bintang (*) (**) berarti soal tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
tidak valid. Dari 38 soal pilihan ganda yang telah divalidasi, maka peneliti menggunakan 20 soal yang mendapat bintang satu dan bintang dua untuk selanjutnya dijadikan sebagai sampel penelitian. Hasil uji validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 3.7. untuk soal pilihan ganda dan 3.8. untuk soal uraian. Tabel 3.7. Hasil Validitas Soal Pilihan Ganda No
Indikator
1
5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya 5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya 5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana
2
3
4
5
6
7
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama 5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari 6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya 6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
No. Butir Soal 1 2 3
0,279 0,279 0,279
r hitung Pearson Correlation .227 .242 .344*
4 5 6
0,279 0,279 0,279
7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sig. (2tailed)
Keputusan
.117 .093 .015
Tidak Valid Tidak Valid Valid
.305* .601** .190
.033 .000 .191
Valid Valid Tidak Valid
0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279 0,279
.190 .549** .667** .225 .510** .323* .156 .472* .370*
.191 .000 .000 .120 .000 .024 .284 .001 .009
Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
16 17 18
0,279 0,279 0,279
.128 .466** .159
.381 .001 .274
Tidak Valid Valid Tidak Valid
19 20 21
0,279 0,279 0,279
.055 .323* .067
.706 .001 .645
Tidak Valid Valid Tidak Valid
22 23 24 25 26
0,279 0,279 0,279 0,279 0,279
.471** .389** .326* .199 .141
.001 .022 .022 .171 .333
Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid
t tabel
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Indikator
8
6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya
9
7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan 7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.3.1 Mendeskripsika n struktur permukaan bumi
10
11
No. Butir Soal 27 28 29
0,279 0,279 0,279
r hitung Pearson Correlation .231 .266 .356*
30 31 32 33
0,279 0,279 0,279 0,279
34 35 36
37 38
71
Sig. (2tailed)
Keputusan
.110 .065 .012
Tidak Valid Tidak Valid Valid
.020 .322* .147 .310*
.892 .024 .312 .030
Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid
0,279 0,279 0,279
.153 .340* .320*
.293 .017 .025
Tidak Valid Valid Valid
0,279 0,279
.468** .382*
.001 .007
Valid Valid
t tabel
Berdasarkan output yang dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 untuk uji validitas instrumen diperoleh 21 aitem soal pilihan ganda yang dinyatakan valid yaitu aitem 3, aitem 4, aitem 5, aitem 8, aitem 9, aitem 11, aitem 12, aitem 14, aitem 15, aitem 17, aitem 20, aitem 22, aitem 23, aitem 24, aitem 29, aitem 31, aitem 33, aitem 35, aitem 36, aitem 37, dan aitem 38. Aitem valid dan tidak valid dianalisis dengan membandingkan rhitung > rtabel (Sugiyono, 2011:631). Peneliti menentukan rtabel menurut Sugiyono, melihat jumlah sampel yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
digunakan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 siswa, kemudian melihat sampel yang digunakan dalam menentukan rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah sampel. Nilai rtabel dengan jumlah sampel 50 adalah 0,279. Aitem yang dinyatakan valid dan memiliki tanda (*) memiliki taraf kepercayaan sebesar 95%. Sedangkan aitem yang memiliki tanda (**) memiliki taraf kepercayaan sebesar 99%. Dari 21 soal yang dinyatakan valid, akan diambil 20 soal untuk penelitian dan masing-masing indikator yang dibuat sudah terwakili oleh 20 soal tersebut. Soal pilihan ganda untuk penelitian dapat dilihat pada lampiran 3g. Tabel 3.8. Hasil Validitas Soal Uraian No
1
2
3 4 5 6
7
8 9
Indikator 5.2.1 Menjelaskan perbedaan golongan pengungkit 5.1.1 Menjelaskan hubungan gaya magnet. 7.3.1 Mendeskripsikan struktur bumi 6.1.1Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya 6.1.2Menjelaskan sifat bayangan pada cermin 5.2.2 Menjelaskan fungsi bidang miring 7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.1.1Menggolongkan jenis-jenis batuan 7.3.1 Mendeskripsikan struktur bumi
No. Butir Soal 1
r tabel 0,279
r hitung Pearson Correlation .796**
Sig. (2tailed) .000
Valid
2
0,279
.565**
.000
Valid
3
0,279
.624**
.000
Valid
4
0,279
.528**
.000
Valid
5
0,279
.402**
.004
Valid
6
0,279
.418**
.003
Valid
7
0,279
.843**
.000
Valid
8
0,279
.814**
.000
Valid
9
0,279
.786**
.000
Valid
Keputusan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Tabel 3.8. menunjukkan bahwa hasil validasi uraian. Hasil analisis soal uraian menunjukkan bahwa semua item soal dinyatakan valid dengan taraf kepercayaan sebesar 99%. Dari 9 soal yang dinyatakan valid diambil 5 soal yang digunakan dalam penelitian. Soal uraian untuk penelitian dapat dilihat pada lampiran 3g. Berdasarkan penghitungan menggunakan program SPSS versi 20 for windows untuk uji validitas instrumen pilihan ganda dan uraian, maka peneliti menggunakan 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian dari jumlah soal yang dinyatakan valid. Kisikisi soal yang telah dinyatakan valid dapat dilihat pada tabel 3.9. kisi-kisi pilihan ganda setelah divalidasi dan tabel 3.10. kisi-kisi uraian setelah divalidasi. Tabel 3.9. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda setelah divalidasi No
1.
Standar Kompetensi
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
Kompetensi Dasar
Indikator
Nomor Butir Soal
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan
3
5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
5,6
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
5.2.1 Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana 5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama 5.2.3
8, 11, 12
14, 15 17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
2.
3.
Standar Kompetensi
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber
Kompetensi Dasar
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
Indikator
74
Nomor Butir Soal
Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan seharihari 6.1.1 Menyebutkan sifatsifat cahaya 6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin 6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifatsifat cahaya
7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan
20, 22, 23
24
29
31, 33, 35
7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan karena pelapukan 7.3.1 Mendeskripsikan struktur permukaan bumi
36
37, 38
Berdasarkan tabel 3.9 peneliti memilih 20 soal pilihan ganda untuk digunakan sebagai uji penelitian. Sebelumnya peneliti melakukan revisi untuk beberapa soal agar menjadi sebuah pertanyaan yang mudah dipahami oleh siswa. Tabel 3.10 Kisi-kisi Soal Uraian setelah divalidasi No 1.
Standar Kompetensi 5. Memahami hubungan antara
Kompetensi Dasar
Indikator
Nomor Butir Soal
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan
5.1.1 Menjelaskan hubungan gaya magnet.
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Standar Kompetensi gaya, gerak dan energi serta fungsinya.
No
2.
3.
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungann ya dengan penggunaa n sumber daya alam.
Kompetensi Dasar energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
7.1 Mendiskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
75
Nomor Butir Soal
Indikator
5.2.1 Menjelaskan perbedaan golongan pengungkit 5.2.2 Menjelaskan fungsi bidang miring 6.1.1Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya 6.1.2Menjelaskan sifat bayangan pada cermin 7.1.1Menggolongkan jenis-jenis batuan 7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan 7.3.1 Mendeskripsi kan struktur bumi
Tabel 3.10 di atas menunjukkan semua instrumen soal uraian dinyatakan valid, tetapi peneliti dalam hal ini mengambil 5 dari 9 soal tersebut. Pemilihan kelima soal tersebut berdasarkan hasil validitas yang lebih tinggi dari lainnya. 2. Uji Reliabilitas Sukardi (2007:127) mengatakan bahwa reliabilitas sama dengan konsistensi
atau
keajekan.
Suatu
instrumen
penelitian
dikatakan
mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.
1
6
4
5
8
7
3, 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Dalam hal ini, reliabilitas dapat ditempuh dengan cara empiris atau diujikan di lapangan. Reliabilitas empiris digunakan untuk mengukur ketetapan dan ketelitian suatu tes yang dibuat oleh peneliti setelah diujikan di lapangan. Hasil perhitungan dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan 0,05. Jika rtabel lebih besar maka tidak reliabel. Jika r tabel lebih kecil, maka dinyatakan reliabel. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Besar koefisien dapat dilihat pada tabel 3.11. Tabel 3.11. Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi
Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat tinggi
0,71 – 0,90
Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup
0,21 – 0,40
Rendah
Negative – 0,20
Sangat rendah
Sumber: Masidjo (2010:310) Setelah mendapatkan butir pernyataan yang valid, kemudian aitem pernyataan dilakukan uji reliabilitasnya. Berikut hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.12 untuk soal pilihan ganda dan 3.13 untuk soal uraian. Tabel 3.12. Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Coronbach Alpha 0,791
Jumlah Item 21
Kategori Tinggi
Keterangan Reliabel
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Tabel 3.12. di atas menunjukkan hasil penghitungan untuk soal pilihan ganda. Hasil reliabel dilihat dari koefisien reliabilitas dengan hasil reliabilitas soal pilihan ganda 0,791. Hasil koefisien reliabilitas dilihat dari kualifikasi, maka soal pilihan ganda dikategorikan tinggi. Berdasarkan hasil kualifikasi reliabilitas maka instrumen soal pilihan ganda dinyatakan layak digunakan untuk alat ukur penelitian. Hasil penghitungan reliabilitas untuk soal uraian dapat dilihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13. Reliabilitas Soal Uraian Coronbach Alpha 0,762
Jumlah Item 9
Kategori Tinggi
Keterangan Reliabel
Berdasarkan tabel 3.13 maka dapat dilihat bahwa instrumen soal uraian yang valid dinyatakan reliabel. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien reliabilitas yang diperoleh soal uraian sebesar 0,762. Hasil koefisien reliabilitas dilihat dari kualifikasi reliabilitas maka soal uraian dikategorikan valid. Berdasarkan hasil kualifikasi reliabilitas maka instrumen uraian dinyatakan layak digunakan untuk alat ukur penelitian.
H. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan salah satu langkah dalam kegiatan penelitian yang sangat menentukan ketepatan dan kesahihan hasil penelitian (Yusuf, 2014:255). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis deskriptif, pengolahan data.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
1. Analisis Deskripsi Analisis deskripsi adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011:147). Fungsi analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk menganalisis data miskonsepsi dari jawaban siswa. Analisis dilakukan untuk setiap Kompetensi Dasar. Data dikelompokkan berdasarkan jenis respon yang diberikan. Setiap respon yang diberikan dimasukkan ke dalam tabel distribusi, kemudian dianalisis secara deskriptif berdasarkan frekuensi dan persentase setiap kelompok respon yang diberikan siswa. 2. Pengolahan Data Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu (Hasan, 2004: 24). Pengolahan data dalam penelitian ini meliputi dua langkah sebagai berikut : a. Editing Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data yang terkumpul tidak logis dan meragukan (Hasan, 2004: 24). Dalam tahap ini peneliti memeriksa kelengkapan identitas responden meliputi nama dan tingkat pendidikan orang tua untuk menghindari kurangnya data yang terkumpul. Kekurangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
data dapat dilengkapi dengan pengumpulan data ulang ataupun dengan interpolasi (penyisipan). b.
Pengelompokan jawaban per aitem (A, B, C, D) pada soal pilihan ganda. Sedangkan pada soal uraian pengelompokan jawaban berdasarkan jawaban per aitem.
c.
Menggolongkan jawaban untuk masing-masing opsi (A, B, C, D) berdasarkan tingkat keyakinan siswa pada soal pilihan ganda. Sedangkan pada soal uraian langkah selanjutnya adalah penyederhanaan jawaban dengan jawaban yang hampir serupa.
d.
Menghitung persentase setiap variasi jawaban siswa pada soal pilihan ganda dan uraian.
e.
Membuat bagan miskonsepsi untuk seluruh item secara keseluruhan pada soal pilihan ganda dan uraian.
f.
Mempersentasekan jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi terbesar dan terendah pada soal pilihan ganda dan uraian.
g.
Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan (Hasan, 2004:
24).
Tahap ini
dilakukan
dengan cara
memasukkan data yang sudah diberi kode ke dalam tabel. Di bawah ini merupakan tabel 3.14. tabulasi data jumlah siswa, akreditasi sekolah, tingkat pendidikan orangtua.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Tabel 3.14. Data Jumlah Siswa, Akreditasi, Pendidikan Orangtua No
Nama SD
Jumlah Siswa
Jenis Kelamin P
1
Semarangan 5
2
Sentul
3
Jetak
4
Tinom
5
Semarangan 1
6
Karakan
7
Semarangan 2
8
Godean 2
9
Semarangan 4
10
Krajan
11
Krapyak
12
Godean 1
13
Kwagon
14
Sidoarum
15
Ngrenak
16
Brongkol
17
Pengkol
18
Godean 3
19
Sidomoyo
20
Sidoluhur
L
Akredita si
Pendidikan Orangtua
SD
SMP
SMA
S1
S2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Tabel di atas merupakan tabulasi data yang digunakan untuk mengetahui data siswa dan memberikan informasi mengenai jenis kelamin dan status akreditasi sekolah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV dalam penelitian ini dibahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian meliputi deskripsi pelaksanaan penelitian dan deskripsi data miskonsepsi. A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar wilayah Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Pendidikan (UPT PP) Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Sebelum melakukan penelitian peneliti meminta kepada UPT Pelayanan Pendidikan mengenai daftar nama SD Negeri Se-Kecamatan Godean. Adapun daftar nama SD Negeri se-Kecamatan Godean dapat dilihat pada lampiran 5. Selain itu sebelum menyebarkan angket soal, peneliti juga membuat surat ijin kepada Bappeda yang selanjutnya diberikan kepada kecamatan, UPT dan yang terakhir adalah kepada sekolah. Penelitian ini dilakukan di 20 SD Negeri se-Kecamatan Godean yang menggunakan KTSP. Jumlah responden dalam penelitian
ini
sebanyak 242 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan non tes. Instrumen tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda dan uraian, sedangkan instrumen non tes yang digunakan berupa kuisioner. Untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi 82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
pada siswa maka peneliti menggunakan tes. Soal-soal tes terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Dalam soal siswa diminta untuk memilih jawaban dari pilihan jawaban yang tersedia dan melingkari salah satu pernyataan yang ada (yakin benar atau tidak yakin benar) dari setiap soal pilihan ganda. Soal-soal tersebut sudah teruji kualitasnya karena sebelumnya instrumen yang dibuat sudah divalidasi oleh 4 ahli dan sudah melalui proses revisi terlebih dahulu, setelah itu baru didistribusikan ke 20 SD Negeri se-Kecamatan Godean. Dari hasil jawaban siswa, dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD semester 2. 2. Deskripsi Data Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri seKecamatan Godean Deskripsi
data
dalam
penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan miskonsepsi yang dialami oleh siswa kelas V SD seKecamatan Godean. Analisis data dilakukan terhadap dua instrumen soal yaitu soal pilihan ganda dan uraian. Deskripsi data untuk soal pilihan ganda disajikan dan dianalisis berdasarkan Kompetensi Dasar. Dalam penelitian ini, terdapat 6 Kompetensi Dasar yang akan dibahas, di bawah ini peneliti akan menjelaskan Kompetensi Dasar tersebut beserta dengan aitem soal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Tabel 4.1 KD dan Nomor Soal yang Mewakili pada Instrumen Pilihan Ganda No
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet).
Aitem Soal
1
5.1
2
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
4, 5, 6, 7, 8, 9
3
6.1
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
10, 11, 12, 13
4
6.2
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifatsifat cahaya
14
5
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
15, 16, 17, 18
6
7.3
19, 20
Mendeskripsikan struktur bumi
1, 2, 3
Tabel 4.1. merupakan pembagian aitem soal sesuai dengan KD yang telah ditentukan oleh peneliti. Di bawah ini dijelaskan analisis deskripsi pilihan ganda tiap aitem soal. a.
Deskripsi Soal Pilihan Ganda Analisis deskripsi yang pertama adalah instrumen soal pilihan ganda. Analisis ini untuk mengetahui miskonsepsi soal pilihan ganda dilihat dari jawaban siswa yang salah tetapi yakin benar. Berdasarkan 20 soal pilihan ganda dapat dilihat hasil miskonsepsi secara umum pada diagram batang di bawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Gambar 4.1 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Kelas V secara umum
Dari gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa: 1.) Secara keseluruhan data miskonsepsi tiap butir soal. 2.) Rata-rata miskonsepsi pada diagram batang di atas adalah 40%. Pada tabel di atas terlihat bahwa semua KD dalam penelitian ini mengalami miskonsepsi. Artinya siswa mengalami miskonsepsi pada konsep pesawat sederhana (KD 5.1 dan KD 5.2), cahaya (6.1 dan 6.2), pembentukan tanah (KD 7.1) serta struktur bumi (KD 7.3). 3.) Miskonsepsi tertinggi terletak pada aitem 10 yakni mengenai konsep sifat-sifat cahaya, sedangkan miskonsepsi terendah terletak pada aitem 6 yakni mengenai ciri-ciri katrol. Selanjutnya
peneliti
mendeskripsikan
hasil
pengolahan
data
miskonsepsi IPA Fisika secara khusus yaitu dengan meninjau setiap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
KD yang telah diujikan. Hasil yang diperoleh peneliti pada pengujian soal setiap KD sebagai berikut: 1) KD 5.1 Mendeskripsikan hubungan gaya, gerak, dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). Untuk mengetahui miskonsepsi siswa tentang KD 5.1, siswa diuji dengan memberikan 3 soal yang mewakili dari 2 indikator. Pada indikator 5.1.1 diwakili oleh soal nomor 1, sedangkan indikator 5.1.2 diwakili oleh soal nomor 2 dan 3. a.) Analisis Aitem 1 Soal aitem 1 tentang penerapan gaya gravitasi. Jawaban benar adalah “air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah”, ditunjukkan oleh jawaban C, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, B, D dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.2 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 1 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep penerapan gaya gravitasi. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar seperti dalam lampiran 3j. Pada soal nomor 1 sebanyak 181 siswa dengan persentase 74,79%, mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban C dan yakin benar, bahwa penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh contoh air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah (lampiran 3j). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 1 dengan jawaban A salah dan yakin benar ada 36 siswa dengan jumlah persentase 14,88%, sedangkan dengan jawaban B salah dan yakin benar ada 10 siswa dengan persentase 4,13%, selanjutnya dengan jawaban D salah dan yakin benar ada 6 siswa dengan persentase 2,48%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 1 dengan jawaban salah dan yakin benar yakni sebesar 21,9% atau 52 siswa. Miskonsepsi terbesar pada jawaban A, artinya ada 36 siswa yang memiliki pemahaman bahwa jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
b.) Analisis Aitem 2 Indikator 5.1.2 terbagi menjadi 2 soal, yakni soal nomor 2 dan nomor 3. Soal aitem 2 mengenai yang bukan termasuk gaya gravitasi terhadap benda. Jawaban benar adalah “benda cepat mengalami pelapukan”, ditunjukkan oleh jawaban B, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, C, D dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.3 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 2
Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep faktor yang mempengaruhi gaya. Terjadinya miskonsepsi pada siswa kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar seperti dalam lampiran 3j.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Pada soal nomor 2 sebanyak 105 siswa dengan persentase 43,39% mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban B dan yakin benar, bahwa yang bukan termasuk gaya gravitasi terhadap benda adalah permukaan air selalu datar (lampiran 3j). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 2 antara lain dengan jawaban A salah dan yakin benar ada 27 siswa dengan jumlah persentase 11,16%, jawaban C salah dan yakin benar ada 38 siswa dengan jumlah persentase 15,70%, sedangkan dengan jawaban D salah dan yakin benar ada 41 siswa dengan persentase 16,94%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 2 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 44,24% atau 106 siswa. Miskonsepsi terbesar terletak pada jawaban D, artinya ada 41 siswa yang memiliki pemahaman bahwa permukaan air selalu datar bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda. c.) Analisis Aitem 3 Soal aitem 3 mengenai yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek. Jawaban benar adalah “memperhalus
permukaan
benda”,
ditunjukkan
oleh
jawaban D, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, B, C dengan tingkat keyakinan yakin benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.4 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 3
Gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 3 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep cara memperbesar gaya gesek. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar seperti dalam lampiran 3j. Pada soal nomor 3 sebanyak 111 siswa dengan persentase 45,87% mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban D dan yakin benar, bahwa yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah memperhalus permukaan benda (lampiran 3j). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 3 antara lain dengan jawaban A salah dan yakin benar ada 20 siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
dengan jumlah persentase 8,26%, jawaban B salah dan yakin benar ada 25 siswa dengan jumlah persentase 10,33%, jawaban C salah dan yakin benar ada 48 siswa dengan jumlah persentase 19,83%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 3 dengan jawaban salah dan yakin benar yakni sebesar 38,42% atau 93 siswa. Miskonsepsi terbesar pada jawaban C, artinya ada 48 siswa yang memiliki pemahaman bahwa memberi pula tau paku-paku pada sepatu sepak bola bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek. 2) KD 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Untuk mengetahui miskonsepsi siswa tentang KD 5.2, siswa diuji dengan memberikan 6 soal yang mewakili dari 3 indikator. Pada indikator 5.2.1 diwakili oleh soal nomor 4, 5, 6, selanjutnya indikator 5.2.2 diwakili oleh soal nomor 7 dan 8, sedangkan indikator 5.2.3 diwakili oleh soal nomor 9. d.) Analisis Aitem 4 Soal aitem 4 mengenai kedudukan titik tumpu, beban, dan kuasa pada pengungkit pertama (gunting). Jawaban benar adalah “pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa”, ditunjukkan oleh jawaban B, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, C, D dengan tingkat keyakinan yakin benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.5 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 4
Gambar 4.5 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 4 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep kedudukan suatu pengungkit. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar. Pada soal nomor 4 sebanyak 104 siswa dengan persentase 42,98%, mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban B dan yakin benar, bahwa gunting termasuk pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa (lampiran 3k). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 4 antara lain, jawaban A salah dan yakin benar ada 43 siswa dengan persentase 17,77%, jawaban C salah dan yakin benar ada 27 siswa dengan jumlah persentase 11,16%, sedangkan jawaban D salah dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
yakin benar ada 8 siswa dengan jumlah persentase 3,31%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 4 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 32,24% atau 78 siswa. Miskonsepsi terbesar terletak pada jawaban A, artinya ada 43 siswa yang memiliki pemahaman bahwa pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa adalah kedudukan dari pengungkit 1 atau gunting. e.) Analisis Aitem 5 Soal aitem 5 mengenai bagian sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring. Jawaban benar adalah “bagian badan dan bagian bawah atau ditunjukkan oleh nomor II dan III”, ditunjukkan oleh jawaban B, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, C, D dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Gambar 4.6 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 5
Gambar 4.6 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 5 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep bidang miring. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar seperti dalam lampiran 3k. Pada soal nomor 5 sebanyak 120 siswa dengan persentase 49,5% mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban B dan yakin benar, bahwa bagian sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring pada gambar yaitu nomor II bagian tengah dan nomor III bagian bawah (lampiran 3k). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 5 antara lain, jawaban A salah dan yakin benar ada 37 siswa dengan persentase 15,29%, jawaban C salah dan yakin benar ada 39 siswa dengan jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
persentase 16,1%, sedangkan jawaban D salah dan yakin benar ada 25 siswa dengan jumlah persentase 10,33%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 5 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 41,74% atau 101 siswa. Miskonsepsi terbesar pada jawaban C, artinya ada 39 siswa yang memiliki pemahaman bahwa nomor III dan I pada gambar sekrup menggunakan prinsip kerja bidang miring. f.) Analisis Aitem 6 Soal aitem 6 mengenai salah satu ciri-ciri katrol tetap. Jawaban benar adalah “katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap”, ditunjukkan oleh jawaban A, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya B, C, D dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.7 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Gambar 4.7 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 6 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep katrol tetap. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar dalam lampiran 3k. Pada soal nomor 6 sebanyak 199 siswa dengan persentase 82,23% mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban A dan yakin benar, bahwa salah satu ciriciri katrol tetap adalah katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap (lampiran 3k). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 6 antara lain, jawaban B salah dan yakin benar ada 6 siswa dengan jumlah persentase 2,48%, jawaban C salah dan yakin benar ada 5 siswa dengan jumlah persentase 2,07%, sedangkan jawaban D salah dan yakin benar ada 6 siswa dengan jumlah persentase 2,48%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 6 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 7% atau 17 siswa. Miskonsepsi terbesar pada jawaban B dan D, artinya ada 6 siswa yang memiliki pemahaman bahwa salah satu ciri katrol tetap adalah dapat bergerak bebas
dan
beberapa
roda
berdampingan dalam satu poros.
katrol
disusun
secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
g.) Analisis Aitem 7 Indikator 5.2.2 mengenai contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama yang diwakili oleh dua soal, yakni soal nomor 7 dan nomor 8. Soal aitem 7 mengenai gambar contoh sebuah tuas pada golongan pertama, kedua, atau ketiga.
Jawaban
benar
adalah
“golongan
kedua”,
ditunjukkan oleh jawaban B, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, C, D dengan tingkat keyakinan
yakin
benar.
Miskonsepsi
yang
terjadi
ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.8 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 7
Gambar 4.8 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 7 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep pengungkit golongan pertama. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar seperti dalam lampiran 3k. Pada soal nomor 7 sebanyak 132 siswa dengan persentase 54,55% mempunyai konsep benar dengan memilih jawaban B dan yakin benar, bahwa orang mendorong gerobak merupakan contoh jenis tuas golongan pertama (lampiran 3k). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 7 antara lain, jawaban A salah dan yakin benar ada 20 siswa dengan jumlah persentase 8,26%, jawaban C salah dan yakin benar ada 47 siswa dengan jumlah persentase 19,42%, sedangkan jawaban D salah dan yakin benar ada 3 siswa dengan jumlah persentase 1,24%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 7 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 28,9% atau 70 siswa. Miskonsepsi terbesar terletak pada jawaban C, artinya ada 47 siswa yang memiliki pemahaman bahwa orang mendorong celeng termasuk tuas atau pengungkit golongan ketiga. h.) Analisis Aitem 8 Soal aitem 8 mengenai letak titik kuasa pada tuas jenis ketiga. Jawaban benar adalah “ditunjukkan oleh nomor 1 atau bagian ujung sekop”, ditunjukkan oleh jawaban A, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya B,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
C, D dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.9 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 8
Gambar 4.9 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 8 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep pengungkit jenis ketiga. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar seperti dalam lampiran 3k. Pada soal nomor 8 sebanyak 88 siswa dengan persentase 36,36% mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban A dan yakin benar, bahwa pada gambar sekop yang merupakan contoh tuas jenis ketiga letak titik kuasa pada nomor 1 (lampiran 3k). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 8 antara lain, jawaban B salah dan yakin benar ada 68 siswa dengan jumlah persentase
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
28,10%, jawaban C salah dan yakin benar ada 27 siswa dengan jumlah persentase 11,16%, jawaban D salah dan yakin benar ada 19 siswa dengan jumlah persentase 7,85%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 8 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 47,11% atau 114 siswa. Miskonsepsi terbesar pada jawaban B, artinya ada 68 siswa yang memiliki pemahaman bahwa letak titik kuasa pada sekop ditunjukkan oleh nomor 2. i.) Analisis Aitem 9 Indikator
5.2.3
mengenai
penerapan
pesawat
sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang diwakili oleh satu soal. Soal aitem 9 mengenai jalan di pegunungan yang dibuat dengan lintasan berkelok-kelok. Jawaban benar adalah “bidang miring”, ditunjukkan oleh jawaban C, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, B, D dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Gambar 4.10 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 9
Gambar 4.10 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 9 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep penerapan bidang miring. Terjadinya miskonsepsi pada siswa kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar seperti dalam lampiran 3k. Pada nomor 9 sebanyak 215 siswa dengan persentase 88,84%, mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban C dan yakin benar, bahwa jalan di pegunungan
dibuat
dengan
lintasan
berkelok-kelok
merupakan jenis penerapan bidang miring (lampiran 3k). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 9 antara lain, jawaban A salah dan yakin benar ada 12 siswa dengan jumlah persentase 4,96%, jawaban D salah dan yakin benar ada 6 siswa dengan jumlah persentase 2,48%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 9 dengan jawaban
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
salah dan yakin benar sebesar 7,4% atau 18 siswa. Miskonsepsi terbesar terletak pada jawaban A, artinya ada 12 siswa yang memiliki pemahaman bahwa jalan di pegunungan
dibuat
dengan
lintasan
berkelok-kelok
merupakan penerapan dari roda berporos. 3) KD 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya Untuk mengetahui miskonsepsi siswa tentang KD 6.1, siswa diuji dengan memberikan 4 soal yang mewakili dari 2 indikator. Pada indikator 6.1.1 diwakili oleh nomor 10, 11, dan 12, sedangkan indikator 6.1.2 diwakili oleh nomor 13. j.) Analisis Aitem 10 Soal aitem 10 mengenai peristiwa yang tidak menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus. Jawaban benar
adalah
“terbentuknya
pelangi
setelah
hujan”,
ditunjukkan oleh jawaban C, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, B, D dengan tingkat keyakinan
yakin
benar.
Miskonsepsi
yang
terjadi
ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Gambar 4.11 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 10
Gambar 4.11 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 10 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep sifat cahaya yang merambat lurus. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar seperti dalam lampiran 3l. Pada soal nomor 10 sebanyak 5 siswa dengan persentase 2,07% mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban C dan yakin benar, bahwa salah satu sifat cahaya yang merambat lurus tidak dapat ditunjukkan melalui terbentuknya pelangi setelah hujan (lampiran 3l). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 10 yang paling besar adalah jawaban A salah dan yakin benar, yakni sebanyak 183 siswa dengan persentase 75,62%. Miskonsepsi lainnya juga terjadi pada jawaban B salah dan yakin benar sebanyak 5 siswa dengan jumlah persentase
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
2,07%, sedangkan jawaban D salah dan yakin benar ada 29 siswa dengan jumlah persentase 11,98%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 10 dengan jawaban salah dan yakin benar yakni sebesar 89,7% atau 217 siswa. Miskonsepsi terbesar terletak pada jawaban A, artinya ada 183 siswa yang memiliki pemahaman bahwa pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari tidak menunjukkan cahaya merambat lurus. k.) Analisis Aitem 11 Soal aitem 11 mengenai jarak benda terhadap cermin. Jawaban benar adalah “sama”, ditunjukkan oleh jawaban B, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, C, D dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.12 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Gambar 4.12 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 11 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep sifat cahaya. Terjadinya miskonsepsi siswa SD kelas V seKecamatan Godean dapat dilihat dari jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar seperti dalam lampiran 3l. Pada soal nomor 11 sebanyak 163 siswa dengan persentase 67,36% mempunyai konsep benar dengan memilih jawaban B dan yakin benar, bahwa ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin akan sama dengan jarak bayangan dengan cermin (lampiran 3l). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 11 antara lain, jawaban A salah dan yakin benar ada 17 siswa dengan jumlah persentase 7,02%, jawaban C ada 24 siswa dengan jumlah persentase 9,92%, sedangkan jawaban D ada 4 siswa dengan jumlah persentase 1,65%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 11 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 18,6% atau 45 siswa. Miskonsepsi terbesar ada pada jawaban C, artinya ada
24 siswa yang memiliki
pemahaman bahwa jarak benda dengan cermin akan dekat dengan jarak bayangan cemin datar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
l.) Analisis Aitem 12 Soal aitem 12 mengenai pengertian bayangan maya. Jawaban benar adalah “bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul”, ditunjukkan oleh jawaban D, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, B, C dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.13 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 12
Gambar 4.13 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 12 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep sifat-sifat cahaya. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar seperti dalam lampiran 3l.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Pada soal nomor 12 sebanyak 51 siswa dengaan persentase 21,07% mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban D dan yakin benar, bahwa bayangan maya adalah bayangan yang dapat dilihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul (lampiran 3l). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 12 antara lain, jawaban A salah dan yakin benar ada 52 siswa dengan persentase 21,49%, jawaban B salah dan yakin benar ada 20 dengan persentase 8,26%, jawaban C salah dan yakin benar ada 32 dengan persentase 13,22%. Persentase miskonsepsi pada aitem 12 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 43% dengan miskonsepsi terbesar pada jawaban A. Artinya ada 52 siswa yang memiliki pemahaman bahwa bayangan maya adalah bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya. m.) Analisis Aitem 13 Indikator 6.1.2 mengenai sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion diwakili oleh satu soal, yakni pada soal nomor 13. Soal aitem 13 mengenai sifat yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil atau motor. Jawaban benar adalah “semu, tegak, diperkecil”, ditunjukkan oleh jawaban A, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya B, C, D dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.14 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 13
Gambar 4.14 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 13 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep sifat cahaya pada kaca spion. Pada soal ini sebanyak 66 siswa dengan persentase 27,27% mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban A dan yakin benar, bahwa sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil atau motor adalah semu, tegak, dan diperkecil (lampiran 3l). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 13 antara lain, jawaban B salah dan yakin benar ada 58 siswa dengan persentase 23,97%, jawaban C salah dan yakin benar ada 18 siswa dengan persentase 7,44%, jawaban D salah dan yakin benar ada 52 siswa dengan persentase 21,49%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 13 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 53% atau 128 siswa. Miskonsepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
terbesar terjadi pada jawaban B, artinya ada 58 siswa yang memiliki pemahaman bahwa sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil atau motor adalah semu, tegak, dan diperbesar. 4)
KD 6.2 Membuat suatu karya.model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifatsifat cahaya. Untuk mengetahui miskonsepsi siswa tentang KD 6.2, siswa diuji dengan memberikan 1 soal yang mewakili dari 1 indikator. n.) Analisis Aitem 14 Soal aitem 14 mengenai bahan utama pembuatan kaca pembesar. Jawaban benar adalah “bola lampu”, ditunjukkan oleh jawaban A, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya B, C, D dengan tingkat keyakinan
yakin
benar.
Miskonsepsi
yang
terjadi
ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.15 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Gambar 4.15 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 14 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep bahan pembuatan kaca pembesar. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar. Pada soal nomor 14 sebanyak 183 siswa dengan persentase 75,62% mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban A dan yakin benar, bahwa bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana adalah bola lampu (lampiran 3m). Siswa yang mengalami miskonsepsi antara lain, jawaban B salah dan yakin benar ada 5 siswa dengan persentase 2,07%, jawaban C salah dan yakin benar ada 5 siswa dengan persentase 2,07%, selanjutnya jawaban D salah dan yakin benar ada 29 siswa dengan persentase 11,98%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 14 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 16,12% atau 39 siswa. Miskonsepsi terbesar terletak pada jawaban D, artinya ada 29 siswa yang memiliki pemahaman bahwa air merupakan bahan utama pembuatan kaca pembesar. 5) KD 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Untuk mengetahui miskonsepsi siswa tentang KD 7.1 siswa diuji dengan memberikan 4 soal yang mewakili dari 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
indikator. Pada indikator 7.1.1 diwakili oleh nomor 15, 16, dan 17, sedangkan indikator 7.1.2 diwakili oleh nomor 18. o.) Analisis Aitem 15 Soal aitem 15 mengenai ciri dari batuan granit. Jawaban benar adalah “terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama, dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin, tidak mengandung banyak gas”, ditunjukkan oleh jawaban A, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya B, C, D dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.16 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 15
Gambar 4.16 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 15 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep ciri-ciri batuan. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Pada soal nomor 15 sebanyak 78 siswa dengan persentase 32,23% yang menjawab benar dengan memilih jawaban A dan yakin benar yaitu ciri dari batuan granit ditunjukkan oleh terbentuknya dari lava yang membeku dengan sangat lama, dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin, tidak mengandung banyak gas (lampiran 3n). Siswa yang mengalami miskonsepsi antara lain, jawaban B salah dan yakin benar ada 52 siswa atau 21,49%, jawaban C salah dan yakin benar ada 22 siswa atau 9,09%, sedangkan jawaban D salah dan yakin benar ada 18 siswa atau 7,44%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 15 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 38% atau 92 siswa. Miskonsepsi terbesar terletak pada jawaban B, artinya ada 52 siswa yang memiliki pemahaman bahwa ciri-ciri batuan granit adalah terbentuk dari lava yang membeku, dapat digunakan
untuk
pelapis
dinding
atau
ubin,
tidak
mengandung banyak gas. p.) Analisis Aitem 16 Soal aitem 16 mengenai ciri-ciri dari batuan basal. Jawaban benar adalah “memiliki warna hijau keabu-abuan, berasal dari magma, memiliki rongga-rongga kecil”, ditunjukkan oleh jawaban B, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, C, D dengan tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keyakinan
yakin
benar.
Miskonsepsi
yang
113
terjadi
ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.17 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 16
Gambar 4.17 diagram batang di atas menunjukkan bahwa pada aitem 16 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep ciri-ciri batuan basal. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar seperti pada lampiran 3n. Pada soal nomor 16 sebanyak 57 siswa dengan persentase 23,55% mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban B dan yakin benar, bahwa ciri-ciri dari batuan basal adalah memiliki warna hijau keabu-abuan, berasal
dari
magma,
memiliki
rongga-rongga
kecil
(lampiran 3n). Siswa yang mengalami miskonsepsi pada soal nomor 16 antara lain, jawaban A salah dan yakin benar ada 31 siswa dengan persentase 12,81%, jawaban C salah dan yakin benar ada 38 siswa dengan persentase 15,70%,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
selanjutnya jawaban D salah dan yakin benar ada 16,12%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 16 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 44,6%. Miskonsepsi terbesar terletak pada jawaban D, artinya ada 39 siswa yang memiliki pemahaman bahwa ciri-ciri batuan basal adalah memiliki warna hijau keabu-abuan, berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah, terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus. q.) Analisis Aitem 17 Soal aitem 17 mengenai pengertian pelapukan fisis. Jawaban benar adalah “proses pelapukan batuan karema pengaruh suhu, hujan, dan angin”, ditunjukkan oleh jawaban A, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya B, C, D dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.18 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Gambar 4.18 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 17 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep pelapukan fisis. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar. Pada nomor 17 sebanyak 120 siswa dengan persentase 49,59% mempunyai konsep yang benar dengan memilih jawaban A dan yakin benar, bahwa pelapukan fisis adalah proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin (lampiran 3n). Siswa yang mengalami miskonsepsi antara lain, jawaban B salah dan yakin benar ada 23 siswa dengan persentase 9,50%, jawaban C salah dan yakin benar ada 31 siswa dengan persentase 12,81%, sedangkan jawaban D salah dan yakin benar ada 11 siswa dengan persentase 4,55%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 17 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 26,86% atau 65 siswa. Miskonsepsi terbesar terletak pada jawaban C, artinya ada 31 siswa yang memiliki pemahaman bahwa pelapukan fisis adalah pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan. r.) Analisis Aitem 18 Indikator 7.1.2 diwakili oleh satu soal, yakni soal nomor 18. Soal aitem 18 mengenai penyebab pelapukan biologi. Jawaban benar adalah “lumut kerak, lumut, humus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
dari daun dan akar tanaman”, ditunjukkan oleh jawaban D, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, B, C dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.19 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 18
Gambar 4.19 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 18 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep penyebab pelapukan biologi. Pada soal nomor 18 sebanyak 52 siswa dengan persentase 21,49% yang menjawab benar dengan memilih jawaban D dan yakin benar, bahwa beberapa penyebab pelapukan biologi adalah lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman (lampiran 3n). Siswa yang mengalami miskonsepsi antara lain, jawaban A salah dan yakin benar ada 67 siswa dengan persentase 27,69%, jawaban B salah dan yakin benar ada 31 siswa dengan persentase 12,81%, sedangkan jawaban C salah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
dan yakin benar ada 32 siswa dengan persentase 13,22%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 18 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 53,7% atau 130 siswa. Miskonsepsi terbesar terletak pada jawaban A, artinya ada 67 siswa yang memiliki pemahaman bahwa penyebab pelapukan biologi adalah lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan. 6) KD 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi Untuk mengetahui miskonsepsi siswa tentang KD 7.3 siswa diuji dengan memberikan 2 soal yang mewakili dari 1 indikator yakni nomor 19 dan 20. s.) Analisis Aitem 19 Soal aitem 19 mengenai urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam sesuai pada gambar. Jawaban benar adalah “inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi”, ditunjukkan oleh jawaban D, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya A, B, C dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Gambar 4.20 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 19
Gambar 4.20 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 19 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep lapisan penyusun bumi. Terjadinya miskonsepsi pada siswa SD kelas V se-Kecamatan Godean dapat dilihat dari pilihan jawaban siswa yang menjawab salah dan yakin benar. Pada soal nomor 19 sebanyak 89 siswa dengan persentase 36,78% menjawab benar dengan memilih jawaban D dan yakin benar, bahwa dari urutan gambar lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi (lampiran 3o). Siswa yang mengalami miskonsepsi antara lain, jawaban A salah dan yakin benar ada 48 siswa dengan persentase 19,83%, jawaban B salah dan yakin benarada 31 siswa dengan persentase 12,81%, sedangkan jawaban C salah dan yakin benar ada 33 siswa dengan persentase 13,64%. Persentase miskonsepsi siswa pada aitem 20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 46,3% atau 112 siswa. Miskonsepsi terbesar pada jawaban A, artinya ada 48 siswa yang memiliki pemahaman bahwa urutan lapisan penyusun bumi dalam (menurut gambar) adalah inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi. t.) Analisis Aitem 20 Soal aitem 20 mengenai magma yang ditunjukkan pada gambar. Jawaban benar adalah “ditunjukkan oleh huruf A (gambar paling bawah)”, ditunjukkan oleh jawaban A, maka siswa dinyatakan miskonsepsi ketika jawabannya B, C, D dengan tingkat keyakinan yakin benar. Miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada gambar diagram batang di bawah ini. Gambar 4.21 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Aitem 20
Gambar 4.21 di atas menunjukkan bahwa pada aitem 20 ada siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep letak magma dalam gambar. Sebanyak 170 siswa dengan persentase 70,25% menjawab benar dengan memilih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
jawaban A dan yakin benar yakni magma pada gambar ditunjukkan dengan huruf A (lampiran 3o). Siswa yang mengalami miskonsepsi antara lain, jawaban B salah dan yakin benar ada 28 siswa dengan persentase 11,57%, jawaban C salah dan yakin benar ada 13 siswa dengan persentase 5,37%, sedangkan jawaban D salah dan yakin benar ada 2 siswa dengan persentase 0,83%. Persentase miskonsepsi siwa pada aitem 20 dengan jawaban salah dan yakin benar sebesar 17,77% atau 43 siswa. Miskonsepsi terbesar terletak pada jawaban B, artinya ada 28 siswa yang memiliki pemahaman bahwa letak magma dalam gambar ditunjukkan oleh huruf B.
b.
Deskripsi Jawaban Siswa Pada Soal Uraian Analisis penelitian selanjutnya yaitu data berupa soal uraian. Jika pada soal pilihan ganda deskripsi data disajikan dan dianalisis berdasarkan Kompetensi Dasar, maka pada soal uraian deskripsi data disajikan dan dianalisis berdasarkan konsepnya. Terdapat 5 konsep yang akan dibahas, yaitu konsep mengenai pesawat sederhana (pengungkit dan bidang miring), cahaya, dan jenis-jenis batuan. Berdasarkan 5 soal uraian dapat dilihat hasil miskonsepsi secara umum pada diagram batang di bawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Gambar 4.22 Diagram Batang Miskonsepsi IPA Uraian Secara Umum
Gambar 4.22 di atas menunjukkan bahwa: a.) Ada miskonsepsi IPA Fisika pada instrumen uraian. Pada tabel di atas terlihat bahwa semua KD dalam penelitian ini mengalami miskonsepsi. b.) Miskonsepsi IPA yang terjadi pada instrumen uraian ratarata sebesar 45%. Pada tabel di atas terlihat bahwa semua KD dalam penelitian ini mengalami miskonsepsi. c.) Miskonsepsi paling besar terjadi pada aitem 1 mengenai konsep pengungkit. d.) Miskonsepsi paling rendah pada aitem 2 mengenai konsep pesawat sederhana (bidang miring). Selanjutnya deskripsi setiap konsep dipaparkan sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
1) Konsep Pesawat Sederhana Materi IPA Fisika kelas V semester 2 terdapat beberapa pesawat sederhana yang diajarkan antara lain pengungkit, bidang miring, katrol, dan roda berporos. Pada konsep pesawat sederhana terdapat dua soal yakni soal nomor 1 dan soal nomor 2. Pada soal nomor 1 membahas konsep pengungkit, sedangkan nomor 2 membahas konsep bidang miring. a) Pembahasan Soal Pengungkit (Soal Nomor 1) Pada soal nomor 1 membahas konsep pesawat sederhana,
khususnya
perbedaan
pengungkit.
Untuk
mengetahui konsep dasar terhadap pengetahuan siswa diberikan pertanyaan sebagai berikut: “Kedua alat di atas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian? Jelaskan” (gambar A: pemecah kemiri dan gambar B: tang). Jika ditinjau dari jawaban siswa per aitem maka persentase ditampilkan pada tabel 4.3. Tabel 4.2 Data Miskonsepsi Siswa Konsep Pengungkit No
Jawaban
Jumlah
1
Gambar a merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban di antara posisi kuasa dan titik tumpu. Gambar b merupakan pengungkit jenis pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada di antara beban dan kuasa.
90
37,8%
2
Karena A untuk memecah bangunan/memutar kawat
16
6,72%
3
Karena A pengungkit 2, B pengungkit 3
2
0,84%
biji
kemiri,
B
untuk
alat
Persentase
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
No
Jawaban
Jumlah
4
Karena A kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban, B pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa
2
0,84%
5
Gambar A pengungkit jenis 1 dan B pengungkit jenis 2
12
5,04%
6
Gambar A jenis pengungkit 3 (titik tumpu, kuasa, dan beban), gambar B merupakan jenis ke 1 (kuasa, titik tumpu, beban)
7
2,94%
7
Gambar A pengungkit jenis 2 (titik tumpu, beban, kuasa) dan B jenis 1 (kuasa, titik tumpu, beban)
4
1,68%
8
Karena berbeda titik tumpu, kuasa, dan beban
68
28,57%
9
Gambar A termasuk pengungkit jenis ke 1 dan gambar B termasuk pengungkit jenis ke 3
1
0,42%
10
Gambar A termasuk pengungkit jenis 3 dan gambar B pengungkit jenis ke 2
1
0,42%
11
Gambar A karena bahan untuk membuka tutup botol, gambar B untuk mencabut paku
13
5,46%
12
Gambar A merupakan jenis pengungkit ke 2; gambar B merupakan jenis pengungkit ke 2
2
0,84%
13
Gambar A pengungkit jenis ke 1 titik beban berada di tengah; gambar B pengungkit jenis ke 1 karna titik kuasa berada di tengah
2
0,84%
14
Tidak sesuai konteks
18
7,56%
Jumlah Data
238
100%
Jumlah Miskonsepsi
148
62,2%
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Godean mengenai pesawat sederhana (pengungkit) masih banyak mengalami kesalahan, itu artinya terjadi miskonsepsi pada materi ini. Terbukti dari 242 responden, hanya 238 yang menjawab pertanyaan dan 90 siswa dengan persentase 37,8% yang tepat sesuai dengan kunci jawaban, yakni “Gambar a
Persentase
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban di antara posisi kuasa dan titik tumpu. Gambar b merupakan pengungkit jenis pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada di antara beban dan kuasa”. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep pengungkit ini sebanyak 148 siswa atau sebesar 62,2%. Miskonsepsi terbesar jawaban siswa adalah bahwa gambar a dengan gambar b berbeda titik tumpu, kuasa dan beban dengan jumlah 68 siswa atau 28,57%. Selanjutnya miskonsepsi terbesar kedua jawaban siswa adalah bahwa gambar A untuk memecah biji kemiri dan gambar B untuk alat bangunan/memutar kawat dengan jumlah 16 siswa atau 6,72%. Sedangkan miskonsepsi terendah ada dua jawaban yakni bahwa gambar A termasuk pengungkit jenis ke 1 dan gambar B termasuk pengungkit jenis ke 3 ada 1 siswa, kemudian gambar A termasuk pengungkit jenis 3 dan gambar B pengungkit jenis ke 2 juga ada 1 siswa. Dalam materi ini ada juga siswa yang tidak menjawab sesuai dengan konteks yang ditanyakan, yakni 18 siswa atau 7,56%. b) Pembahasan Soal Bidang Miring (Soal Nomor 2) Pada soal nomor 2 membahas konsep pesawat sederhana, khususnya bidang miring. Untuk mengetahui konsep dasar terhadap pengetahuan siswa diberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
pertanyaan sebagai berikut: “Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok?” Jika ditinjau dari jawaban siswa per aitem maka miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Data Miskonsepsi Siswa Konsep Bidang Miring No
Jawaban
Jumlah
1
Jalan berkelok-kelok memanfaatkan cara kerja bidang miring. Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil. Dengan dibuat berkelok-kelok, pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak.
190
79,5%
2
Karena agar jalannya tidak tergelincir
14
5,9%
3
karena kalau tidak berkelok-kelok kendaraan tidak bisa naik ke pegunungan
1
0,4%
4
Karena biar tidak ada bidang miring
1
0,4%
5
Agar kuat saat pendakian kendaraan
1
0,4%
6
Karena daerah daratan tinggi maka jalannya dibuat berkelok-kelok
3
1,3 %
7
Supaya gaya geseknya diperbesar
1
0,4%
8
Karena memperbesar gaya gesek
1
0,4%
9
Karena menerapkan bidang katrol
1
0,4%
10
Karena di daerah pegunungan memperlambat gerak benda untuk menuju ke puncak
1
0,4%
11
Tidak sesuai dengan konteks
25
10,5%
Jumlah Data
239
100%
Jumlah Miskonsepsi
49
20,5%
Tabel 4.3. di atas menyatakan bahwa pemahaman siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Godean mengenai pesawat
sederhana
(bidang
miring)
masih
banyak
Persentase
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
mengalami kesalahan, itu artinya terjadi miskonsepsi pada materi ini. Terbukti dari 242 responden, hanya 239 siswa yang menjawab pertanyaan dan 190 siswa dengan persentase 79,5% tepat sesuai dengan kunci jawaban, yakni “Jalan berkelok-kelok memanfaatkan cara kerja bidang miring. Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil. Dengan dibuat berkelok-kelok, pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak.” Siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep bidang miring ini sebanyak 49 siswa dengan persentase 20,5% yakni jawaban siswa salah konsep dan tidak sesuai dengan konteks. Miskonsepsi terbesar jawaban siswa adalah bahwa jalan dibuat berkelok-kelok supaya tidak tergelincir dengan jumlah 14 siswa atau 5,9%. Sedangkan jawaban yang tidak sesuai dengan konteks ada 10,5%. 2) Konsep Cahaya Materi IPA Fisika kelas V semester 2 yang dibahas selanjutnya adalah cahaya. Dalam materi cahaya, terbagi atas beberapa hal yakni sifat-sifat cahaya (cahaya dapat diuraikan, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya merambat lurus), karya sederhana yang menerapkan sifat-sifat cahaya. Pada konsep cahaya terdapat dua soal yakni soal nomor 3 dan soal nomor 5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
a) Pembahasan Soal Bayangan Cermin (Soal Nomor 3) Pada soal nomor 3 membahas mengenai cahaya, khususnya
bayangan
yang
dibentuk
cermin.
Untuk
mengetahui konsep dasar terhadap pengetahuan siswa diberikan pertanyaan sebagai berikut: “Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan!” Jika ditinjau dari jawaban siswa per aitem maka miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Data Miskonsepsi Siswa Konsep Bayangan pada Cermin No
Jawaban
Jumlah
Persentase
1
Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara F (fokus) dan P(pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata, terbalik. Jika benda terletak di antara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maya, diperbesar, dan tegak
91
38,7%
2
Karena agar membuat bayangan cermin
4
1,7%
3
Karena cahaya dapat merambat lurus
2
0,9%
4
Cermin cekung tidak selalu terbalik
2
0,9%
5
Karena terbuat dari semu, tegak, dan diperbesar
6
2,6%
6
Karena semu, maya, terbalik
1
0,4%
7
Karena terdapat pantulan cermin cekung
12
5,1%
8
Karena cermin cekung cerminnya melengkung ke dalam
16
6,8%
9
Karena sifat bayangannya tidak terbalik
5
2,1%
10
karena tidak seperti cermin cembung
3
1,3%
11
Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya atau disebut konvergen
9
3,8%
12
Karena bayangan bersifat tidak nyata dan semu
4
1,7%
13
Karena cermin cekung memperkecil bayangan benda
1
0,4%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
14
Karena cermin cekung bersifat maya, terbalik, diperkecil
13
5,5%
15
Karena memiliki sifat semu, terbalik, dan diperkecil
5
2,1%
16
Karena bentuk cermin selalu cekung
9
3,8%
17
Karena memiliki sifat mendatar, kecil, dan terbalik
2
0,9%
18
Tidak ada konteks
50
21,3%
Jumlah Data
235
Jumlah Miskonsepsi
144
Tabel 4.4. menyatakan bahwa pemahaman siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Godean mengenai cahaya, khususnya bayangan yang dibentuk oleh cermin masih banyak
mengalami
kesalahan,
itu
artinya
terjadi
miskonsepsi pada materi ini. Terbukti dari 242 responden, hanya 235 siswa yang menjawab pertanyaan dan 91 siswa dengan persentase 38,7% yang tepat sesuai dengan kunci jawaban, yakni “Tidak. Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Jika benda terletak di antara F (fokus) dan P(pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata, terbalik. Jika benda terletak di antara O (pusat optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maya, diperbesar, dan tegak”. Dari diagram di atas terlihat bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep bayangan yang
61,3%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
dibentuk oleh cermin cekung sebanyak 144 siswa atau 61,3% yakni terdiri dari jawaban salah konsep dan tidak sesuai dengan konteks. Miskonsepsi terbesar terjadi karena jawaban siswa tidak sesuai dengan konteks, yakni 50 siswa menjawab tidak sesuai konteks atau 21,3%. Selanjutnya miskonsepsi terbesar kedua jawaban siswa adalah bahwa “karena cermin cekung cerminnya melengkung ke dalam” dengan jumlah 16 siswa atau 6,8%. Sedangkan miskonsepsi terendah dari jawaban siswa adalah bahwa “karena cermin cekung memperkecil bayangan benda” dan “karena semu, maya, terbalik” dengan jumlah 1 siswa atau 0,4%. b) Pembahasan Soal Sifat-sifat Cahaya (Soal Nomor 5) Pada soal nomor 5 membahas konsep mengenai salah satu sifat cahaya yang dibiaskan. Untuk mengetahui konsep terhadap pengetahuan siswa diberikan pertanyaan sebagai berikut: “Mengapa pensil pada gambar tampak seperti patah?” (di samping soal ada gambar pensil yang diletakkan di dalam gelas dan terlihat patah). Jika ditinjau dari jawaban siswa per aitem maka miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Data Miskonsepsi Siswa Konsep Sifat-sifat Cahaya No 1
Jawaban
Jumlah
Pensil pada gambar di atas, nampak seperti patah karena cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air
177
Persentase 75%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Jawaban
130
Jumlah
Persentase
lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal. 2
karena ada cahaya pantulan
4
1,7%
3
Karena gelas kaca terbuat dari cermin cembung
1
0,4%
4
Karena pensil di dalam air mengalami perubahan di dalam air
2
0,8%
5
Karena di dalam gelas terkena cahaya
8
3,4%
6
Karena pensil dicelupkan ke dalam air maka akan terlihat patah
18
7,6%
7
Karena cahaya dapat merambat lurus
6
2,5%
8
Karena di dalam air bayangannya tidak tegak, semu
3
1,3%
9
Karena pada saat di dalam air bayangan kita terbalik
1
0,4%
10
Karena pensil tegak lurus dan pensil kalau terkena cahaya akan semakin patah
1
0,4%
11
Karena terjadi kondensasi
1
0,4%
12
Karena bagian pensil yang tercelup terlihat lebih tinggi dari kedudukan yang sebenarnya
1
0,4%
13
Karena cahaya mempunyai sifat menembus benda bening
3
1,3%
14
Karena terjadi pembelokan cahaya yang menjauhi garis normal
1
0,4%
15
Tidak sesuai konteks
9
4%
Jumlah Data
236
100%
Jumlah Miskonsepsi
59
25%
Tabel 4.5 di atas menyatakan bahwa pemahaman siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Godean mengenai sifat-sifat cahaya masih banyak mengalami kesalahan, artinya terjadi miskonsepsi pada materi ini. Terbukti dari 242 responden, hanya 236 siswa yang menjawab pertanyaan dan 177 siswa atau 75% yang tepat sesuai dengan kunci
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
jawaban, yakni ” Pensil pada gambar di atas, nampak seperti patah karena cahaya datang dari zat yang kurang rapat menuju zat yang lebih rapat. Dalam hal ini, air lebih rapat dari udara sehingga cahaya dibiaskan mendekati garis normal.” Dari tabel di atas terlihat bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep sifat-sifat cahaya sebanyak 59 siswa atau 25% yakni terdiri dari jawaban salah konsep dan tidak sesuai dengan konteks. Miskonsepsi terbesar jawaban siswa adalah “Karena pensil dicelupkan ke dalam air maka akan terlihat patah” dengan jumlah 18 siswa atau 7,6%. Persentase terkecil dari miskonsepsi ini sebesar 0,4%. 3) Konsep Pembentukan Tanah (Pembahasan Soal Nomor 4) Materi IPA Fisika kelas V semester 2 terdapat pembentukan tanah yang diajarkan antara lain jenis-jenis batuan, pembentukan tanah karena pelapukan batuan, susunan tanah beserta jenis-jenisnya. Pada konsep pembentukan tanah terdapat satu soal yakni soal nomor 4. Pada soal nomor 4 membahas pembentukan tanah, khususnya jenis-jenis batuan. Untuk mengetahui konsep dasar terhadap pengetahuan siswa maka peneliti memberikan pertanyaan sebagai berikut, “Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen”. Jika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
ditinjau dari jawaban siswa per aitem maka miskonsepsi yang terjadi ditampilkan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Data Miskonsepsi Siswa Konsep Penggolongan Jenis-jenis Batuan No
Jawaban
Jumlah
Persentase
1
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
98
42,6%
2
Batuan beku terjadi karena pelapukan fisika atau biologi, batuan sedimen terbentuk oleh magma
9
3,9%
3
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari magma dan berwarna keabu-abuan. Batuan sedimen batuan yang terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus dan memiliki rongga-rongga kecil
3
1,3%
4
Tidak sama
14
6,1%
5
Batuan beku adalah batuan yang bisa membeku
14
6,1%
6
Batuan beku berasal dari es. Batuan sedimen berasal dari pasir
3
1,3%
7
Batuan beku adalah batuan alami. Batuan sedimen adalah batuan buatan
1
0,4%
8
Batuan beku berasal dari endapan magma dan keras. Batuan sedimen berasal dari magma.
37
16,1%
9
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari magma yang membeku. Batuan sedimen adalah batu yang terbentuk secara alami
2
0,9%
10
Batuan beku berasal dari letusan gunung berapi. Batuan sedimen berasal dari makhluk hidup.
7
3,0%
11
Batuan beku terbentuk dari lava. Batuan sedimen terbentuk dari batuan granit
1
0,4%
12
Batuan beku dibentuk oleh magma. Batuan sedimen terbentuk dari batu gamping
1
0,4%
13
Batuan beku terbuat dari lava dan api pijar di gunung. Batuan sedimen batuan yang sudah mengalami pelapukan dari tanah
10
4,3%
14
Batuan beku terjadi dari magma yang membeku. Batuan sedimen terbentuk dari pecahan batu bata
1
0,4%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Jawaban
133
Jumlah
Persentase
15
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena terjadi pengendapan lumut; batuan sedimen: batuan yang terbentuk karena terjadi pengendapan kerak lumut
1
0,4%
16
Batuan beku adalah batuan yang terbuat dari endapan pasir atau magma; batuan sedimen adalah batuan yang tidak dipengaruhi oleh pasir
1
0,4%
17
Batuan beku: batu yang terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama; batuan sedimen: mengalami metamorf
2
0,9%
18
Batuan beku: batuan yang beku; batuan sedimen: dibuat dari semen
2
0,9%
19
Batuan beku: terbuat dari magma yang membeku; batuan sedimen: terbentuk karena pengaruh cuaca
3
1,3%
20
Batuan beku: terbuat dari lava; batuan sedimen: batu yang terkubur
1
0,4%
21
Batuan beku: terbuat dari lava; batuan sedimen: terbentuk dari bahan tipis
1
0,4%
21
Tidak sesuai konteks
18
7,8%
Jumlah Data
230
100%
Jumlah Miskonsepsi
132
57,4%
Tabel 4.6. di atas menyatakan bahwa pemahaman siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Godean mengenai pembentukan tanah, khususnya jenis-jenis batuan masih mengalami kesalahan, artinya terjadi miskonsepsi pada materi ini. Terbukti dari 242 responden hanya 230 siswa yang menjawab pertanyaan dan 98 siswa atau 42,6% yang menjawab tepat sesuai dengan kunci jawaban, yakni ” Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Batuan sedimen adalah batuan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai”. Siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep jenis-jenis batuan ini sebanyak 132 siswa atau 57,4% terdiri dari jawaban salah konsep dan tidak sesuai dengan konteks. Miskonsepsi terbesar dari jawaban siswa adalah bahwa “Batuan beku berasal dari endapan magma dan keras. Batuan sedimen berasal dari magma.” yakni sebanyak 37 siswa atau 16,1%.
B. Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat miskonsepsi siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Godean untuk mata pelajaran IPA Fisika semester 2. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 242 siswa. Data analisis penelitian diperoleh dari hasil tes tertulis menggunakan dua instrumen penelitian yakni pilihan ganda dan uraian. Berdasarkan hasil analisis secara deskripsi diketahui bahwa siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Godean mengalami miskonsepsi terhadap materi IPA Fisika semester 2. Pada instrumen soal pilihan ganda miskonsepsi yang dilihat dari jawaban siswa salah tetapi keyakinan jawaban mereka yakin benar rata-rata sebesar 40%. Hasil penelitian pada soal pilihan ganda menunjukkan bahwa lebih dari 30% dari 242 siswa yang mengalami miskonsepsi pada aitem
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 18, dan 19. Hanya ada lima aitem yang memiliki persentase siswa yang mengalami miskonsepsi di bawah 20% yaitu pada aitem 6, 9, 11, 14, 20. Miskonsepsi paling besar terletak pada aitem 10 yakni konsep sifat-sifat cahaya yang tidak menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus. Sedangkan miskonsepsi paling rendah terletak pada aitem 6 yakni konsep pesawat sederhana khususnya sifat-sfiat katrol. Analisis yang kedua adalah untuk soal uraian, konsep dalam penelitian ini meliputi, konsep pesawat sederhana yang dibagi menjadi pengungkit (soal nomor 1) dan bidang miring (soal nomor 2), konsep cahaya yang dibagi menjadi bayangan pada cermin (soal nomor3) dan sifat cahaya yang dibiaskan (soal nomor 5), dan konsep pembentukan tanah yakni perbedaan batuan beku dan batuan sedimen (soal nomor 4). Miskonsepsi yang terjadi pada instrumen uraian rata-rata sebesar 45%, dengan miskonsepsi terbesar pada aitem 1 yakni konsep pengungkit, sedangkan miskonsepsi paling rendah pada konsep pesawat sederhana khususnya bidang miring. Data miskonsepsi untuk instrumen uraian yaitu aitem 1 sebesar 62,2%, aitem 2 sebesar 20,5%, aitem 3 sebesar 61,3%, aitem 4 sebesar 57,4%, aitem 5 sebesar 25%. Berdasarkan analisis data tersebut, miskonsepsi yang paling tinggi yaitu pada soal nomor 1 sebesar 62,2% yakni mengenai pengungkit. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Suryanto dan Hewindati (2002) mengenai pemahaman murid sekolah dasar (SD) terhadap konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berbasis Biologi: suatu diagnosis adanya miskonsepsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi banyak terjadi pada konsep-konsep yang diteliti. Berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
analisis terhadap pola jawaban yang diberikan siswa, miskonsepsi terjadi karena dalam memahami konsep, siswa mengandalkan pada pengalaman sehari-hari dan penikiran logis. Berdasarkan hasil penelitian tersebut memperkuat hasil penelitian peneliti yaitu adanya miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Godean. Peneliti
sejenis
dilakukan
oleh
Mustaqim
(2014),
yang
menginterpretasikan bahwa miskonsepsi siswa dengan menggunakan metode Certainty of Response Index (CRI) pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan terdapat miskonsepsi sebesar 37,9%. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai miskonsepsi IPA Fisika pada kelas V yang terdapat miskonsepsi hingga mencapai 89,7%. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmi (2013) tersebut menguatkan hasil penelitian ini. Hasil penelitian tersebut adalah terdapat miskonsepsi pada materi gerak jatuh bebas mengenai percepatan gravitasi sebesar 53,57%. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai miskonsepsi terhadap gaya gravitasi yakni sebesar 43,8%. Disimpulkan bahwa hasil ini menunjukkan bahwa terdapat miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2, hal ini terjadi karena berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut adalah karena pemahaman guru terhadap materi kurang baik, sehingga hal ini menyebabkan kesalahan konsep pada siswa. Berdasarkan hasil tersebut terdapat beberapa faktor yang menurut peneliti dapat mempengaruhi hasil dari analisis deskriptif tersebut, diantaranya siswa masih mengandalkan pengalaman sehari-hari dan hasil pemikiran logis. Hal ini selaras dengan teori yang diungkapkan oleh Suparno (2005: 35 -50)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
yang menyatakan bahwa penyebab miskonsepsi bisa berasal dari siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode pengajaran. Salah satu penyebab miskonsepsi yang terlihat pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Godean yaitu konteks. Konteks dapat menimbulkan miskonsepsi dari pengalaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab V ini akan membahas tentang kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Miskonsepsi terbesar pada instrumen pilihan ganda terjadi pada konsep peristiwa yang menunjukkan cahaya merambat lurus dengan persentase sebesar 89,7%. Selanjutnya persentase terbesar kedua terjadi pada konsep pelapukan biologi dengan persentase sebesar 53,7%. Miskonsepsi terendah terjadi pada ciriciri katrol yakni sebesar 7%. Sedangkan pada instrumen uraian miskonsepsi terbesar mengenai pengungkit yakni 62,2% dan miskonsepsi terendah pada materi bidang miring dengan persentase 20,5%.
B.
Keterbatasan Penelitian Penelitian dalam melakukan penelitian ini menyadari sungguh bahwa masih banyak kelemahan dan keterbatasan yang dialami. Beberapa kelemahan dan keterbatasan tersebut, yaitu: 1.
Waktu pengambilan data yang terlalu mendesak dan kurang tepat dengan kegiatan pembelajaran di sekolah, sehingga peneliti tidak dapat 139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
memantau pengambilan data satu per satu karena jumlah tempat penelitian yang terlalu banyak. 2.
Penelitian ini hanya membahas mengenai miskonsepsi IPA Fisika kelas V saja. Masih banyak aspek, seperti: jenis kelamin, akreditasi, tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan yang bisa dihubungkan dengan miskonsepsi IPA Fisika kelas V.
3.
Penelitian ini hanya membahas miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 secara umum, tidak terlalu mendalam, karena hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mendalami miskonsepsi secara lebih detail.
C.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya miskonsepsi IPA Fisika kelas V di SD se-Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Guru SD se-Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman diharapkan memahami
konsep
IPA
Fisika
terlebih
dahulu
sebelum
mengajarkannya kepada siswa, sehingga miskonsepsi yang terjadi tidak terlalu besar. 2.
Membuat jadwal penyebaran dan pengambilan instrumen penelitian agar tidak bertabrakan dengan jadwal lain.
3.
Peneliti selanjutnya diharapkan membahas miskonsepsi IPA Fisika kelas V semester 2 secara lebih mendalam, dilihat dari setiap jawaban siswa. Selain itu, peneliti juga mengharapkan, penelitian selanjutnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
membahas miskonsepsi yang dikaitkan dengan jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan ataupun akreditasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Arifin, Z. (2012). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogakarta: Pustaka Pelajar. Azizatur, R. (2013). Identifikasi miskonsepsi IPA/Fisika berdasarkan jenjang Pendidikan (SD, SMP, SMA) Menggunakan Tes Three-Tier pada pokok bahasan gerak dan gaya. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. http://digilib.uinsuka.ac.id/12107/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAK A.pdf. Diakses tanggal 28 Juni 2015, pukul 12.09. Blaseman & Mappa. (2011). Teori belajar orang dewasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Djamarah. (2011). Psikologi pendidikan. Jakarta: Renika Cipta. Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori belajar dan pembelajaran. Bandung: Penerbit Erlangga. Effendi, Sofian & Tukiran. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES. Eka, K. (2014). Miskonsepsi dalam pelajaran IPA di sekolah dasar: tinjauan kritis dari sudut ilmu pengetahuan. Yogyakarta: Katalog Dalam Terbitan (KTD). Febriyani, Fitri. (2015). Miskonsepsi yang terjadi pada pembelajaran matematika materi bangun datar segiempat pada kelas IV sekolah dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. https://repository.usd.ac.id/130/. Diakses tanggal 3 Juli 2015, pukul 11.43. Hamalik, O. (2005). Perencanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kountur, R. (2003). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta: CV Teruna Grafica.
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
Kunandar. (2008). Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembangan profesi guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Mahdi, A. dan Mujahidin. (2014). Panduan Penelitian Praktis Untuk Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: ALFABETA. Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mustaqim, A. (2014). Identifikasi miskonsepsi siswa dengan menggunakan metode certainty of Response Index (CRI) Pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan. https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=w eb&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjQt42X_cfKAhVTBY 4KHc9tBigQFggaMAA&url=http%3A%2F%2Fjournal.uinjkt.ac.i d%2Findex.php%2Fedusains%2Farticle%2Fdownload%2F1117% 2F994&usg=AFQjCNEWKWhaFDwFb3XMGwwbK5fnWiWRsA& sig2=tcdeTJMx6wNYgts2yKDCgQ&bvm=bv.112454388,d.c2E. Diakses tanggal 3 Juli 2015, pukul 12.33. Purwanto. (2009). Evaluasi Hail Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pujayanto & Rini B. (2006). Profil miskonsepsi siswa SD pada konsep gaya dan cahaya. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/view/1322. Diakses tanggal 29 Juli 2015, pukul 11.24. Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Sangadji, E. & Sopiah. (2010). Metodologi penelitian- pendekatan praktis dalam penelitian. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Sudarminto, J. (2002). Epistemologi dasar: pengetahuan. Yogyakarta: Kanisius.
pengantar
filsafat
Sulistyanto, H. (2008). Ilmu pengetahuan alam 5: untuk SD dan Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
Sugiyono. (2011). Metode penelitian pendidikan (pendekatan luantitatif, kualitatif, dan R:D). Bandung: ALFABETA. Sugiyono. (2012). Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. Suharsaputra, U. (2014). Metode penelitian: kuantitatif, kualitatif dan tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Suryanto, A. & Yuni, T. (2002). Pemahaman murid Sekolah Dasar (SD) terhadap konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berbasis biologi: suatu diagnosis adanya miskonsepsi. http://www.pustaka.ut.ac.id/pdfpenelitian/70002.pdf. Diakses tanggal 19 Juni 2015, pukul 08.35. Suparno, S. (1999). Pemanfaatan dan pengembangan sumber belajar pendidikan dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan perubahan konsep dalam pendidikan fisika. Jakarta: Grasindo. Susetyo, B. (2010). Statistika untuk analisis data penelitian. Bandung: Refika ADITAMA. Taniredja, T. (2011). Penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan (bagian 2, Ilmu Pendidikan Praktis). Jakarta: Imtima. Triwiyanto, T. (2014). Pengantar pendidikan. Jakarta: Budi Aksara. Widiyoko, S. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa (Selasa, 19 Januari 2016) pukul 21.10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1a Surat Ijin Kesatuan Bangsa
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1b Surat Ijin Bappeda
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1c Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2a Kisi-Kisi Instrumen Pilihan Ganda Expert Judgment
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI SOAL PILIHAN GANDA
Kepada Yth. Romo/Bapak/Ibu Validator Di tempat
Mohon Romo/Bapak/Ibu berkenaan untuk memberi penilaian pada kelengkapan instrumen penelitian yang terdiri dari soal evaluasi soal pilihan ganda dengan melingkari angka yang tertera dalam kolom serta memberi komentar atas kelayakan instrumen evaluasi. Keterangan : : Tidak Sesuai
Skor 2
: Kurang Sesuai
Skor 3
: Sesuai
Skor 4
: Sangat Sesuai
149
Skor 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
1.
Standar Kompetensi 5.
Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya
Kompetensi Dasar
5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet)
Indikator
5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan
No soal PG
Soal
1
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
B
1
2
3
4
Perhatikan gambar di atas Percobaan di atas menunjukkan bahwa paku-paku kecil dapat menempel pada paku besar karena adanya gaya … . a. b. c. d.
gravitasi magnet gesek pegas
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG 2
Soal
Antara ban dan aspal menyebabkan mobil dapat bergerak tanpa tergelincir. Percobaan tersebut menunjukkan adanya gaya … . a. b. c. d.
3
Kunci Jawaban
Komentar
D
pegas magnet gravitasi gesek
1
2
3
4
1
2
3
4
D
151
1. Buah yang jatuh dari pohonnya. 2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan. 3. Air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. 4. Bola yang dilempar ke atas akan kembali jatuh ke tanah. Manakah di antara empat pernyataan di atas yang menunjukkan penerapan
Skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
5.1.2 Mengidentifikas i faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
No soal PG
4
Soal
gaya gravitasi? a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 4 Berikut ini yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... .
Komentar
1
2
3
4
1
2
3
4
B
1.
152
Melapisi permukaan benda dengan karet 2. Memperluas bidang permukaan 3. Memperkecil luas permukaan 4. Menggunakan corak batik pada permukaan benda 5. Memperhalus permukaan benda Yang termasuk cara untuk
Skor
B
a. b.
5
Benda memiliki berat Benda cepat mengalami pelapukan c. Benda jatuh ke bawah d. Permukaan air selalu datar Perhatikan pernyataan di bawah ini!
Kunci Jawaban
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
memperbesar gaya gesek adalah ... .
6
a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 1, 2, dan 5 d. 2, 3, dan 4 Perhatikan gambar ini!
D
1
2
3
4
Gambar di atas menunjukkan pak Beni sedang mendorong tembok. Pernyataan yang benar adalah ... . a.
Pak Beni mendorong tembok dan tembok tidak mendorong
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
Soal
pak Beni Pak Beni mendorong tembok dan tembok diberi gaya oleh pak Beni c. Pak Beni mendorong tembok dan tembok mendorong pak Beni d. Pak Beni mendorong tembok dan tembok tetap diam karena memberi gaya pada pak Beni Cermati sifat-sifat roda berikut ini!
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
b.
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
5.2.1 Mengidentifikas i ciri-ciri pesawat sederhana
7
Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil 2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 3. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 4. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ...
B
1.
2
3
4
154
a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
8
Soal
d. 2 dan 3 Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu, beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... .
Skor
Komentar
B
a.
9
Pengungkit yang titik bebannya terletak di antara titik tumpu dan titik kuasa b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara titik beban dan kuasa c. Pengungkit yang titik kuasanya terletak di antara titik tumpu dan titik beban d. Pengungkit yang titik kuasanya terletak di antara titik tumpu dan titik beban Perhatikan gambar berikut!
Kunci Jawaban
2
3
4
B
155
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
pada alat di atas yaitu ... . a. b. c. d.
1
2
3
4
1
2
3
4
titik tumpu berada di antara beban dan kuasa beban berada di antara titik tumpu dan kuasa kuasa berada di antara titik tumpu dan beban titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat
10
B
Pada waktu menyapu, titik tumpu
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
terletak pada bagian yang bernomor ... . a. b. c. d.
I II III IV
11
C
1
2
3
4
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor … . I II III IV
157
a. b. c. d.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG 12
Soal
Berikut ini salah satu ciri-ciri katrol tetap adalah ... . a.
b.
c. d.
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama
13
gunting gerobak pasir sekop pemecah biji
Skor
Komentar
A
katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindahpindahkan gabungan antara katrol tetap dan katrol lepas beberapa roda katrol yang disusun secara berdampingan dalam satu poros
Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … . a. b. c. d.
Kunci Jawaban
1
2
3
4
1
2
3
4
A
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
Kunci Jawaban
Soal
14
Skor
Komentar
B
1
2
3
4
1
2
3
4
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … . a. b. c. d.
pertama kedua ketiga keempat
15
A
4
1
2
159
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
Gambar di atas adalah contoh tuas jenis ketiga. Letak titik kuasa pada sekop di atas ditunjukkan oleh nomor … .
5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari
16
17
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Pemecah kemiri menggunakan prinsip kerja … . a. pengungkit b. katrol c. gravitasi d. bidang miring Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis penerapan … . a. roda berporos b. katrol c. bidang miring d. pengungkit
A
1
2
3
4
1
2
3 4
B
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG 18
Soal
Perhatikan gambar di bawah ini!
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
D
1
2
3
4
1
2
3
4
Alat yang digunakan pada kegiatan seperti pada gambar, menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana berupa ... .
2.
6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
6.1.1 Menyebutkan sifat-sifat cahaya
19
a. pengungkit b. roda dan poros c. katrol d. bidang miring Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah ... . a. b. c. d.
menjauhi garis normal mendekati garis normal sejajar garis normal berlawanan arah dengan garis normal
A
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG 20
21
Soal
Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus adalah, kecuali ... . a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca c. terbentuknya pelangi setelah hujan d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah … . a. menjauhi garis normal
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
C
1
2
3
4
1
2
3
4
A
b. mendekati garis normal c. sejajar garis normal d. berlawanan arah dengan garis normal
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG 22
Soal
Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah ... .
a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
Skor
Komentar
A
a. b. c. d.
23
menjauhi garis normal mendekati garis normal sejajar garis normal berlawanan arah dengan garis normal Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan bahwa adanya dispersi cahaya. Dispersi cahaya adalah ... .
Kunci Jawaban
1
2
3
4
1
2
3
4
A
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
6.1.2
No soal PG 24
Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
Soal
Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin …. dengan jarak bayangannya.
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
B
a. lebih jauh
1
2
3
4
1
2
3
4
b. sama c. dekat d. sangat dekat 25
Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... . a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya
D
b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul
164
d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
cahaya pantul 26
Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… .
A
a. semu, tegak, dan diperkecil
1
2
3
4
1
2
3
4
b. semu, tegak, dan diperbesar c. nyata dan terbalik d. nyata, tegak, dan diperkecil 27
Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah ... . a. semu, tegak, dan diperkecil
C
b. nyata, tegak, dan diperkecil c. nyata dan terbalik d. semu, tegak, dan diperbesar.
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG 28
Soal
Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati … .
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
C
a. garis horizontal
1
2
3
4
1
2
3
4
1 4
2
3
b. garis vertikal c. garis normal d. garis lurus 6.2
6.2.1
Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifatsifat cahaya
Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya
29
30
Alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang berada di atas batas pandang adalah … . a. lup b. periskop c. kacamata d. mikroskop Bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah … . a. b. c. d.
gunting dan lem karton dan isolasi kotak pasta gigi dan cermin cermin dan lem
B
C
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG 31
3.
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber
7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7.1.1 Menggolongkan jenis-jenis batuan
32
33
Soal
Bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana adalah … . a. bola lampu b. kardus c. karet gelang d. air Batuan memiliki sifat dan ciri yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan … . a. kandungan mineralnya b. tempat ditemukannya c. kegunaannya d. proses pelapukannya Perhatikan ciri-ciri batuan berikut ! Terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama 2. Dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin 3. Tidak mengandung banyak gas 4. Terbentuk dari endapan air sungai. Merupakan ciri dari batuan granit
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
A
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
A
A
1.
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
adalah ...
34
a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 4 Batuan sedimen adalah ... . a. b. c.
d.
D
batuan yang terbentuk dari magma yang membeku batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai
35
1
2
3
4
1
2
3
4
B Perhatikan ciri-ciri batuan dibawah ini.
memiliki warna hijau keabu-abuan Berasal dari magma berasal dari endapan hasil
168
1. 2. 3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
Soal
4. 5.
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
pelapukan batuan tanah memiliki rongga-rongga kecil terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus.
Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... .
7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
36
a. 1,2, dan 3 b. 1,2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 5 Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... . a. b. c. d.
getaran permukaan bumi perubahan suhu yang drastis terbenturnya batuan satu sama lain karena angin pengaruh paparan panas sinar matahari
B
1
2
3
4
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG 37
Soal
Pelapukan fisis adalah ... .
Skor
Komentar
A
a.
38
proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin b. pelapukan yang terrjadi kerena peran makhluk hidup c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air Beberapa penyebab pelapukan biologi adalah ... .
Kunci Jawaban
a. b. c. d.
lumut, lichen, akar tanaman dan batuan lumut, angin, lichen dan akar tanaman akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut lichen, lumut, humus dari daun dan akar tanaman
1
2
3
4
1
2
3
4
D
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
Indikator
7.2.1
No soal PG 39
Mengetahui jenis-jenis tanah
40
41
Soal
Berdasarkan komposisi penyusunnya, tanah dibedakan menjadi tiga jenis, kecuali ... . a. tanah berhumus b. tanah liat c. tanah berkapur d. tanah berpasir Tanah yang merupakan perpaduan antara tanah liat, lumpur, dan pasir disebut tanah ... . a. tanah humus b. tanah lempung c. tanah gambut d. tanah liat Tanah yang terbentuk dari tumbuhtumbuhan yang membusuk dan air, serta sering disebut tanah organik adalah tanah ... . a. tanah lempung b. tanah pasir c. tanah humus d. tanah gambut
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
C
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
B
D
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG 42
43
44
Soal
Kunci Jawaban C
Memiliki susunan tanah yang sangat rapat sehingga peredaran udara dan air pada tanah kurang baik disebut tanah ... . a. tanah liat b. tanah lempung c. tanah humus d. tanah gambut
A
Salah satu ciri dari tanah lempung adalah ... . a. kandungan tanah sangat subur dan cocok untuk menanam tanaman pangan b. mengandung banyak unsur hara dan sering dimanfaatkan untuk menanam sayuran c. saat kering tanah retak-retak
B
Komentar
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
172
Tanah yang mudah dilalui air, udara, dan zat mineral tanah lainnya disebut tanah ... . a. tanah humus b. tanah gambut c. tanah pasir d. tanah lempung
Skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
Soal
d.
45
46
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
dan ketika hujan air di atas menggenang mengandung banyak air dan bersifat sangat asam
Salah satu dari ciri tanah gambut adalah ... . a. memiliki daya serap dan daya tahan air yang tinggi b. unsur hara yang ada di dalam tanah sangat sedikit c. peredaran udara dan air pada tanah kurang baik d. bersifat sangat asam dan biasanya terdapat di daerah rawa Berikut ini yang merupakan ciri-ciri dari tanah humus, kecuali ... . a. unsur hara sangat sedikit b. berasal dari tumbuhan dan hewan kecil yang membusuk c. memiliki daya serap dan daya tahan air yang tinggi d. sangat cocok untuk menanam tanaman pangan
D
1
2
3
4
1
2
3
4
A
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG 47
48
Soal
Kunci Jawaban
Berikut ini yang merupakan ciri-ciri dari tanah liat, kecuali ... . a. peredaran udara dan air pada tanah kurang baik b. saat musim kemarau tanah menjadi retak-retak c. saat musim penghujan air menggenang d. sering digunakan untuk bercocok tanam
D
Berikut ini yang merupakan ciri dari tanah pasir adalah ... . a. cocok ditanami tumbuhan sayur-mayur b. banyak mengandung unsur hara c. hanya dapat ditanami sedikit jenis tanaman d. bersifat sangat asam
C
Skor
Komentar
1
2
3
4
1
2
3
4
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
7.3.1 Mendeskripsika n struktur permukaan bumi
No soal PG
Soal
49
Kunci Jawaban
Skor
Komentar
D
1
2
3
4
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... . a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No soal PG
Kunci Jawaban
Soal
50
Skor
Komentar
A
1
2
3
4
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... . a. b. c. d.
A B C D
Yogyakarta, Validator
176
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2b Kisi-kisi Instrumen Uraian Expert Judgment
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI SOAL URAIAN
Kepada Yth. Romo/Bapak/Ibu Validator Di tempat
Mohon Bapak/Ibu berkenaan untuk memberi penilaian pada kelengkapan instrumen evaluasi soal uraian dengan melingkari angka yang tertera dalam kolom serta memberi komentar atas kelayakan instrumen evaluasi. Keterangan: : Tidak Sesuai
Skor 2
: Kurang Sesuai
Skor 3
: Sesuai
Skor 4
: Sangat Sesuai
177
Skor 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Standar Kompetensi 5.
Kompetensi Dasar 5.1
Memaha mi hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya .
Mendeskri psikan hubungan antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya magnet). 5.2 Menjelask an pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan
Indikator
5.1.1 Menjelaskan hubungan gaya magnet.
5.2.1 Menjelaskan perbedaan golongan pengungkit
No. Soal 2
Soal Skor
Komentar
Apakah paku kecil yang dipasang penghalang plastik dapat dipengaruhi magnet? Jelaskan!
1
2
3
4
1
2
3
4
1
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No. Soal
lebih mudah dan lebih cepat.
6.
6.1 Menerap kan sifatsifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model
Mendeskri psikan sifat-sifat cahaya
Soal Skor
Komentar
Kedua alat di atas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian ? Jelaskan! 5.2.2 Menjelaskan fungsi bidang miring
6
6.1.1Mengidentifika si sifat-sifat cahaya
4
Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok? 1
2
3
4
1
2
3
4
Perhatikan gambar di bawah ini!
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
No. Soal
Soal Skor
Komentar
Jelaskan mengapa sedotan di dalam gelas berair pada gambar di atas tampak seperti patah?
7.
7.1 Memaha mi perubaha n yang terjadi di alam dan hubungan nya dengan pengguna
Mendiskri psikan proses pembentu kan tanah karena pelapukan
6.1.2Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
5
7.1.1Menggolongka n jenis-jenis batuan
8
7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7
Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan! 1
2
3
4
Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen !
1
2
3
4
Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi? Sebutkan penyebabnya!
1
2
3
4
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Standar Kompetensi an sumber daya alam.
Kompetensi Dasar 7.2 Mengiden tifikasi jenis-jenis tanah.
Indikator
7.2.1 Mampu menjelaskan salah satu jenis tanah
No. Soal 10
11
7.3 Mendeskripsik an struktur bumi
7.3.1
3 Mendeskripsi kan struktur bumi
Soal Skor Jelaskan mengapa tanah pasir hanya dapat ditanami oleh jenis tanaman tertentu dan berikan contoh tanaman tersebut! Mengapa tanaman pangan seperti jagung dan padi cocok ditanam di tanah humus? Jelaskan!
Komentar
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Sebut dan jelaskan lapisan penyusun bumi berdasar gambar tersebut! 1. 2. 3. 4.
..................... ..................... ...................... ......................
1 2 4 9
3
Gambarkan dan jelaskan lapisan-lapisan penyusun atmosfer !
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pedoman Penskoran No.
Soal
1.
Kunci Jawaban
Skor
Gambar a merupakan pengungkit jenis kedua yang memiliki ciri beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu
Siswa mampu menyebutkan 2 jenis pengungkit berserta 2 ciri dari kedua pengungkit tersebut
4
Gambar b merupakan pengungkit pertama yang memiliki ciri titik tumpu berada antara beban dan kuasa.
Siswa mampu menyebutkan 2 jenis pengungkit dan hanya menyebutkan 1 ciri dari pengungkit tersebut
3
Siswa mampu menyebutkan 1 jenis pengungkit dan hanya menyebutkan 1 cirinya
2
Siswa mampu menyebutkan 1 jenis pengungkit tanpa diberi ciri-cirinya
1
Siswa tidak bisa menyebutkan jenis pengungkit dan cirinya
0
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan dengan benar
4
Kedua alat seperti diatas sekilas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan kedalam jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian ? Jelaskan!
2.
Kriteria Penilaian
Karena ada magnet yang dipasang dibadan lemari es dan bingkai pintunya terbuat dari besi. Ketika pintu didekatkan, magnet akan segera menariknya.
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Soal Perhatikan gambar di atas! Pada saat dibuka, pintu lemari es secara otomatis dapat tertutup kembali rapat. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Jelaskan!
3.
Sebut dan jelaskan lapisan penyusun bumi !
Kunci Jawaban Akibatnya,timbullah gaya tarik yang menyebabkan pintu lemari es tertutup.
Kriteria Penilaian
Skor
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan dengan benar
3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan dengan benar
2
3. Ketika pintu didekatkan, magnet akan segera menariknya.
Siswa mampu menjelaskan alasan tetapi tidak mencakup poin-poin yang tersedia
1
Akibatnya,timbullah gaya tarik yang menyebabkan pintu lemari es tertutup.
Siswa tidak mengerjakan soal
0
Siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan lapisan-lapisan penyusun bumi dengan benar
4
Siswa hanya mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 lapisan-lapisan penyusun bumi dengan benar
3
Siswa hanya mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 lapisan-lapisan penyusun bumi dengan benar
2
Alasan : 1. Ada magnet yang dipasang dibadan lemari es 2. bingkai pintunya terbuat dari besi
Lapisan-lapisan penyusun bumi : a.
b.
c.
Kerakbumi Kerakbumiadalahlapianterluarpermukaanbumi yang berupabatuankerasdandinginsetebal 15-60 km. Selubungatau mantel bumi Mantel bumimerupakanlapisan di bawahkerakbumi yang tebalnyamencapai 2.900 km, danmerupakanlapisan paling tebal. Intiluar Intiluarmerupakansatu-satunyalapisancair, terdiriatasbesi, nikeldanoksigen
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Soal
Kunci Jawaban d.
4.
Perhatikan gambar di bawah ini!
Jelaskan mengapa sedotan pada gambar di atas tampak seperti patah?
Intidalam Intidalammerupakanlapisan paling dalam, berupa bola logam yang padatdansangatpanas
Kunci Jawaban
Kriteria Penilaian
Skor
Siswa mampu menyebutkan lapisanlapisan penyusun bumi, namun belum mampu menjelaskannya dengan benar.
1
Siswa tidak mengerjakan soal
0
Siswa mampu menjelaskan alasan dengan tepat dan benar.
4
Siswa mampu menjelaskan alasan mendekati benar.
3
Sedotan pada gambar di atas nampak seperti patah karena, cahaya datang dari zat yang lebih rapat (benda di air) menuju ke udara (kurang rapat) dibiaskan menjauhi garis
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
5.
Soal
Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan!
Kunci Jawaban
Tidak. Alasan 1: Karena sifat bayangan dibentuk oleh cermin cekung bergantung pada letak benda di depan cermin. Alasan 2 : Jika benda terletak di antara F (fokus) dan P (pusat kelengkungan) dan seterusnya maka bayangan yang terbentuk nyata, terbalik.
Kriteria Penilaian
Skor
Siswa hanya mampu menuliskan beberapakata kunci (garis normal, zat, dibiaskan)
2
Siswa menjawab, namun salah.
1
Siswa tidak menjawab.
0
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan dengan benar
4
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan dengan benar
3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan dengan benar
2
Alasan 3 : Jika benda terletak di antara O (pusat
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Soal
Kunci Jawaban optis) dan F maka bayangan terletak di belakang cermin, maya, diperbesar, dan tegak.
6.
7.
Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelokkelok?
Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi! Sebutkan penyebabnya!
Kriteria Penilaian
Skor
Siswa mampu menjelaskan jawaban tetapi tidak mencakup alasan yang tersedia dalam jawaban
1
Siswa tidak mengerjakan soal
0
1.
Jalan berkelok-kelok memanfaatkan cara kerja bidang miring
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan dengan benar
4
2.
Agar orang dapat mudah mencapai tempat ketinggian tertentu dengan tenaga yang lebih kecil.
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan dengan benar
3
3.
Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak.
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan dengan benar
2
Siswa mampu menjelaskan jawaban tetapi tidak mencakup alasan yang tersedia dalam jawaban
1
Siswa tidak mengerjakan soal
0
Siswa mampu menjelaskan pengertian dan penyebab pelapukan biologi dengan benar
4
Pelapukan biologi adalah pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup. Penyebab pelapukan biologi adalah lumut, lichen, akar tanaman dan
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Soal
Kunci Jawaban humus dari daun.
Kriteria Penilaian Siswa mampu menjelaskan pengertian pelapukan biologi dengan tepat tetapi penyebab hampir tepat
Skor 3
Siswa menjelaskan pengertian dan 2 penyebab dari pelapukan batuan hampir benar
8.
Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen !
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai.
Siswa menjawab pertanyaan tetapi belum tepat
1
Siswa tidak mengerjakan soal
0
Siswa mampu menjelaskan pengertian batuan beku dan batuan sedimen dengan benar.
4
Siswa hanya mampu menjelaskan salah satu pengertian dari batuan dengan benar
3
Siswa mampu menjawab soal dengan jawaban hampir benar
2
Siswa mejawab pertanyaan dengan tidak tepat
1
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
9.
Soal
Kunci Jawaban
Gambarkan dan jelaskan lapisan-lapisan penyusun atmosfer !
a.
b.
c. d.
Lapisan troposfer meruakan lapisan yang paling dekat dengan permukaan bumi, terbentang sejauh 10 km dari permukaan bumi. Lapisan stratosfer merupakan lapisan di ataslapisan troposfer, berjarak 10-30 km dari permukaan bumi. Lapisan mesosfer merupakanlapisan di atas stratosfer, berjarak 50 km dari permukaan bumi. Lapisan termosfer merupakan lapisan di atas mesosfer, terbentang pada ketinggian 50-400 km
Kriteria Penilaian
Skor
Siswa tidak mengerjakan soal
0
Siswa mampu menggambarkan dan menjelaskan 5 lapisan penyusun atmosfer dengan benar
4
Siswa mampu menggambarkan dan menjelaskan 4 lapisan penyusun atmosfer dengan benar
3
Siswa mampu menggambarkan dan menjelaskan 3 lapisan penyusun atmosfer dengan benar
2
Siswa mampu 2 menggambarkan dan menjelaskan lapisan penyusun atmosfer dengan benar
1
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Soal
Kunci Jawaban
e.
10.
Jelaskan mengapa tanah pasir hanya dapat ditanami oleh jenis tanaman tertentu dan berikan contoh tanaman tersebut!
dari permukaan bumi. Lapisan eksosfer merupakan lapisan tertinggi pada atmosfer bumi, lapisan ini berada pada ketinggian 400-100 km dari permukaan bumi. Karena banyak mengandung butiran-butiran pasir Unsur hara yang terdapat pada tanah pasir sedikit Mudah dilalui air dan udara
Kriteria Penilaian
Skor
Siswa hanya mampu menggambarkan, namun belum dapat menjelaskan lapisan penyusun atmosfer dengan benar
0
Siswa mampu menjelaskan 3 alasan dengan tepat beserta contohnya.
4
Siswa mampu menjelaskan 2 alasan dengan tepat beserta contohnya.
3
Siswa mampu menjelaskan 1 alasan dengan tepat beserta contohnya.
2
Siswa belum mampu menjelaskan alasan dengan tepat serta memberikan contohnya.
1
Siswa tidak dapat menjelaskan alasan serta memberikan contoh.
0
Contohnya adalah tumbuhan kaktus
11.
Mengapa tanaman pangan seperti jagung dan padi cocok ditanam di tanah humus? Jelaskan!
Karena tanah humus berasal dari tumbuhan dan hewan kecil yang membusuk. Tanah humus memiliki daya serapdan daya tahan air yang tinggi sehingga sangat subur.
Siswa mampu memenuhi 2 aspek 4 penilaian dengan tepat. Siswa mampu memenuhi 2 aspek 3 penilaian namun kurang tepat.
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Soal
Kunci Jawaban
Kriteria Penilaian
Skor
Siswa mampu memenuhi 1 aspek 2 penilaian dengan tepat. Siswa mampu memenuhi 1 aspek 1 penilaian namun kurang tepat. Siswa tidak mengerjakan soal
0
Yogyakarta, Validator
(. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
Lampiran 2c Hasil Rekap Nilai Expert Judgement Instrumen Pilihan Ganda
REKAP NILAI INSTRUMEN PILIHAN GANDA
No. Soal
1
Validator
Ratarata
1
2
3
4
3
4
3
2
3
Komentar, Saran, Perbaikan
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan macammacam gaya Validator 4 Pilihan jawaban diganti menjadi induksi, elektro magnet, dan gosok.
2
3
4
2
2
2.75
Validator 1
Kalimat yang digunakan untuk pertanyaan jelek butuh subjek, dan mengganti alternatif pegasnya Validator 2 Percobaan diganti dengan peristiwa Validator 3 Tolong diperbaiki soalnya, misalnya roda yang digelindingkan akan berhenti hal ini terjadi karena Validator 4 Pernyataannya sudah jelas, tidak memerlukan “percobaan”, karena itu ada dalam kehidupan sehari-hari. 3
2
4
2
4
3
Validator 1
Pernyataan nomor 1 dan 3 jelek, sulit dilihat miskonsepsinya karena ada yang benar dan ada yang salah. Validator 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
193
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 3 Bagian indikator = disajikan contoh peristiwa siswa dapat mengelompokan salah satu jenis gaya Validator 4 -
4
3
4
4
3
3.5
Validator 1
Kalimat soalnya tidak baik Validator 2 Validator 3 Validator 4 5
2
4
4
3
3.25
Validator 1
Pernyataan pada nomor 1 membingungkan karena mempunyai 2 kemungkinan dapat benar dapat tidak Validator 2 Validator 3 Validator 4 6
1
4
1
4
2.5
Validator 1
Pernyataan dapat benar semua pada pilihan, dapaat membuat siswa pandai bingung. Validator 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
194
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 3 Tolong soal diperbaiki memakai misalnya gerobak yang di dorong bergerak karena apa…. Validator 4 -
7
1
4
4
3
3
Validator 1
Perlu ada gambar dan membingungkan Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = disajikan sifat-sifat roda siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana Validator 4 8
3
4
4
2
3.25
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
9
4
4
4
2
3.5
Validator 1 Validator 2 -
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
195
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 3 Validator 4 Sebaiknya antara soal dan jawaban tidak mengandung kata yang sama nomer 8 dan 9. Soal diganti menjadi: Gambar disamping adalah pengungkit jenis 2 cirinya adalah
10
3
4
4
4
3.75
Validator 1
Soal penting atau tidak diberikan. Validator 2 Validator 3 Validator 4 11
3
4
4
1
3
Validator 1 Gambar tidak jelas
Validator 2 Validator 3 Bagian indikator = disajikan gambar skrup siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri pesawat sederhana Validator 4 Apakah no. 2 tidak memakai prinsip bidang miring? Kasat mata sudah terlihat jelas. Pilihan jawaban ditambahi, menjadi:
12
3
4
4
4
3.75
a. I & IV b. II & I c. III & II d. IV & III Validator 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
13
4
4
4
4
4
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
14
4
4
4
3
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
15
4
4
4
4
4
Validator 1 Validator 2
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
197
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 3 Validator 4 -
16
3
4
4
3
3.5
Validator 1
Belum tentu semua anak tahu pemecah kemiri seperti apa Validator 2 Validator 3 Validator 4 17
1
4
4
2
2.75
Validator 1
Salah dalam menulis kunci jawaban Validator 2 Kunci jawaban diganti C bukan B Validator 3 Validator 4 Apa iya jawabannya B? 18
2
4
3
-
2.5
Validator 1
Gambar tidak jelas Validator 2 Validator 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
198
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Bagian indikator disajikan gambar siswa dapat menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari Gambar kurang jelas Validator 4 Pilihan jawaban membingungkan. Pemotong kuku ada 2 prinsip bidang miring & pengungkit.
19
1
-
4
3
3
Validator 1
Membingungkan Validator 2 Kunci jawaban diganti B bukan A Validator 3 Validator 4 20
2
4
4
4
3.5
Validator 1
Kalimat membingungkan siswa, dapat terjadi salah jawab karena kalimatnya. Validator 2 Validator 3 Validator 4 21
1
-
4
1
0.5
Validator 1
Membingungkan Validator 2 -
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 3 Validator 4 Soal sama dengan no. 19
22
1
-
4
1
0.5
Validator 1
Membingungkan Validator 2 Validator 3 Validator 4 Soal sama dengan no. 19 23
3
4
4
4
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
24
3
4
4
3
3.5
Validator 1
Kalimat harus diperbaiki Validator 2 Validator 3 -
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 4 -
25
3
4
4
4
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
26
4
4
4
4
4
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
27
4
4
4
3
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
28
Validator
Ratarata
1
2
3
4
1
-
4
4
3.25
201
Komentar, Saran, Perbaikan
Validator 1 Membingungkan Validator 2 Kunci jawaban A bukan C Validator 3 Validator 4 -
29
4
4
3
2
3.25
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Tolong diperjelas untuk kata-kata batas pandang apakah terlalu kecil atau terlalu jauh Validator 4 Bahasa kiasan kurang tepat untuk anak. Diganti menjadi: “untuk melihat benda angkasa ….
30
1
4
4
2
2.75
Validator 1
Tergantung siapa yang mengajarkan, dengan apa mereka membuatnya. Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
31
Validator
Ratarata
1
2
3
4
3
4
4
3
3.5
Komentar, Saran, Perbaikan
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
32
4
4
4
2
3.5
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
33
3
4
4
4
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
34
4
4
4
3
3.75
Validator 1 -
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 2 -
Validator 3 Validator 4 35
4
4
3
4
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
36
4
4
4
3
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
37
4
4
4
3
3.75
Validator 1 Validator 2
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
204
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Diganti hurufnya Validator 3 Validator 4 -
38
3
4
4
3
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
39
1
4
4
4
3.25
Validator 1
Dalam buku ada 4 jenis penyusun tanah, diperhatikan lagi. Validator 2 Validator 3 Validator 4 40
4
4
4
4
4
Validator 1 Validator 2 Validator 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
205
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 4 -
41
4
4
4
4
4
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
42
4
4
4
3
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
43
3
4
3
4
3.5
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Tanah yang memiliki susunan tanah yang sangat rapat sehingga perbedaan udara dan air pada tanah kurang baik disebut tanah Validator 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
Komentar, Saran, Perbaikan
4 -
44
3
4
4
4
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
45
4
4
4
4
4
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 -
46
3
4
4
3
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 -
Validator 4 -
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
47
Validator
Ratarata
1
2
3
4
3
4
4
3
3.5
207
Komentar, Saran, Perbaikan
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Item a bisa diganti item jawaban “digunakan untuk membuat kerajinan gerabah”. Karena sudah digunakan di soal no. 43
48
4
4
4
3
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Pasir dalam ingatan anak terutama Sleman yang lereng merapi identic dengan fungsi sebagai bahan bangunan
49
4
4
4
3
3.75
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator disajikan gambar lapisan bumi, siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi Validator 4 “Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi” dihapus. Soal diganti menjadi: “Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
3
Ratarata
208
Komentar, Saran, Perbaikan
4 dalam sesuai gambar di atas adalah”.
50
4
4
4
4
3
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Bagian indikator sidajikan gambar bagan gunung siswa dapat mendiskripsikan struktur permukaan bumi Validator 4 -
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
Lampiran 2d Hasil Rekap Nilai Expert Judgement Instrumen Uraian
REKAP NILAI INSTRUMEN URAIAN
No. Soal
Validator 1
2
Ratarata 3
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 1 Validator 2 Validator 3
1
4
4
3
1
3
Disediakan gambar siswa dapat menjelaskan perbedaan golongan pengungkit, Gambar kurang jelas Validator 4 Soal kurang jelas, diganti sesuai dengan komentar validator menjadi: “Gambar disamping adalah contoh pengungkit. Jelaskan perbedaannya!” Validator 1 Validator 2 Validator 3
2
3
4
2
2
2.75
Bagian indikator disajikan gambar, siswa dapat…., Gunakan data valid, ketika pintu kulkas dibuka lebih dari 450 belum tentu pintu secara otomatis tertutup sendiri(kemungkinan hanya produk-produk tertentu), Mungkin soal diperbaiki dengan menggunakan mainan anak-anak beralaskan besi bisa menempel di pintu kulkas karena…… Validator 4 Perintah soal diganti sesuai dengan komentar validator menjadi:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
Ratarata 3
Komentar, Saran, Perbaikan
4 “Jelaskan apa yang terjadi!” Validator 1 Kalimat diperbaiki agar tidak membingungkan Validator 2 -
3
3
4
4
4
3.75
Validator 3 Disediakan gambar struktur lapisan bumi, siswa dapat mendiskripsikan struktur bumi Validator 4 Validator 1 Validator 2 -
4
3
4
4
3
3.5
Validator 3 Validator 4 -
Validator 1 Validator 2 5
4
4
3
2
3.25 Validator 3 Validator 4 “sebutkan sifat cermin cekung!”
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
Ratarata 3
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 1 Validator 2 -
6
3
4
4
2
3.25 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 -
7
3
4
4
3
3.5
Validator 3 Validator 4 Diberikan contoh penyebabnya, soal direvisi menjadi: “Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi? Sebutkan contoh penyebabnya!” Validator 1 Validator 2 -
8
4
4
3
4
3.75 Validator 3 Bagian indikator = ada datanya/ ciri-ciri batuaan Validator 4 -
9
4
4
3
4
3.75
Validator 1
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Soal
Validator 1
2
Ratarata 3
212
Komentar, Saran, Perbaikan
4 Validator 2 Validator 3 Validator 4 Validator 1 Validator 2 -
10
4
4
4
-
3
Validator 3 Validator 4 Sebaiknya dari pasir saja, missal menjelaskan sifat tanah saja atau menyebutkan contoh tanaman untuk jenis tanah tertentu. Validator 1 Validator 2 -
11
4
4
4
-
3
Validator 3 Validator 4 Sebaiknya dari pasir saja, missal menjelaskan sifat tanah saja atau menyebutkan contoh tanaman untuk jenis tanah tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
Lampiran 2e Hasil Uji Validitas Muka
No
Pertanyaan
1.
Soal pilihan ganda nomer berapa yang anda anggap sulit ? mengapa soal tersebut dianggap sulit?
2.
Soal uraian no berapa yang anda anggap sulit? mengapa soal tersebut dianggap sulit?
Nama Siswa
Hasil Wawancara
AX
Soal no 18, karena bahasa sulit dipahami.
BD
Soal no 20, karena soal membingungkan
ZX
Soal no 24, karena soal membingungkan
BG
Soal no 34, karena kata-kata pada pilihan b dan d susah dipahami
YN
Soal no 35, karena tidak paham arti fisis
AX
Soal no 9, karena soal sulit dipahami dan menggambarnya sulit
BD
Soal no 9, karena sulit dan membingunkan dalam menjelakan
ZX
Soal no 9, karena bahasa sulit dipahami
BG
-
YN
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
Lampiran 3a Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris Nama : ..................................... Kelas : ..................................... Sekolah : ..................................... No Absen :……………………….. I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. II. Lingkarilah point yakin atau tidak yakin di bawah jawaban! Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu pilih) Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang kamu pilih) 1. Perhatikan gambar berikut!
Percobaan di atas menunjukkan bahwa paku-paku kecil dapat menempel pada paku besar karena adanya gaya … . a. gravitasi b. magnet c. gesek d. pegas Yakin Benar Tidak Yakin Benar 2. Roda yang digelindingkan akan berhenti, hal ini terjadi karena ada pengaruh gaya … . a. pegas b. magnet c. gravitasi d. gesek Yakin Benar Tidak Yakin Benar
3. Perhatikan pernyataan berikut! 5. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. 6. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan. 7. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. 8. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 4. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... . a. benda memiliki berat b. benda cepat mengalami pelapukan c. benda jatuh ke bawah d. permukaan air selalu datar Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
c. 1 dan 4 d. 2 dan 3 5. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1. Melapisi permukaan benda dengan karet 2. Memperluas bidang permukaan 3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola 4. Memperhalus permukaan benda Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... . a. b. c. d.
1 2 3 4
Yakin Benar Tidak Yakin Benar 6. Cara memperkecil gesekan antara poros sumbu dan roda mobil adalah dengan memasang ... . a. sekrup b. laker c. ruji-ruji d. ban Yakin Benar Tidak Yakin Benar 7. Cermati sifat-sifat roda berikut ini! 1. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil 2. Semakin kecil ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 3. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin besar 4. Semakin besar ukurannya, maka gaya kuasanya semakin kecil Yang bukan merupakan sifat roda ditunjukkan oleh nomor ... a. 1 dan 2 b. 1 dan 3
Yakin Benar Tidak Yakin Benar 8. Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu, beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... . a. Pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa c. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban d. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu Yakin Benar Tidak Yakin Benar 9. Perhatikan gambar berikut!
Posisi titik tumpu, beban, dan kuasa pada alat di atas yaitu ... . a. beban berada di antara titik tumpu dan kuasa b. titik tumpu berada di antara beban dan kuasa c. kuasa berada di antara titik tumpu dan beban d. titik tumpu, beban, dan kuasa berada pada satu tempat Yakin Benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10.
Tidak Yakin Benar Perhatikan gambar berikut!
Pada waktu menyapu, titik tumpu terletak pada bagian yang bernomor ... . a. b. c. d.
I II III IV
Yakin Benar Tidak Yakin Benar 11. Perhatikan gambar berikut! I
IV V
216
Tidak Yakin Benar 12. Berikut ini salah satu ciri-ciri katrol tetap adalah ... . a. katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap b. katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindahpindahkan c. gabungan antara katrol tetap dan katrol lepas d. beberapa roda katrol yang disusun secara berdampingan dalam satu poros Yakin Benar Tidak Yakin Benar 13. Berikut yang termasuk tuas jenis pertama adalah … . a. Gunting b. gerobak pasir c. sekop d. pemecah biji Yakin Benar Tidak Yakin Benar 14. Perhatikan gambar berikut!
II
III Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … . Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor … . a. b. c. d.
I dan II II dan III III dan I IV dan III Yakin Benar
a. b. c. d.
pertama kedua ketiga keempat Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15. Perhatikan gambar berikut! 4
1
2 3
Gambar di atas adalah contoh tuas jenis ketiga. Letak titik kuasa pada sekop di atas ditunjukkan oleh nomor … . a. b. c. d.
1 2 3 4
Yakin Benar Tidak Yakin Benar 16. Perhatikan gambar berikut!
Alat pembuka tutup botol seperti gambar di atas menggunakan prinsip kerja … . a. pengungkit b. katrol c. gravitasi d. bidang miring Yakin Benar Tidak Yakin Benar 17. Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis penerapan … . a. roda berporos b. katrol c. bidang miring d. pengungkit
217
Yakin Benar Tidak Yakin Benar 18. Saat membuka kancing baju, kita menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana berupa ... . a. pengungkit b. roda dan poros c. katrol d. bidang miring Yakin Benar Tidak Yakin Benar 19. Apabila cahaya merambat dari udara ke air, maka cahaya tersebut akan dibiaskan dengan arah ... . a. menjauhi garis normal b. mendekati garis normal c. sejajar garis normal d. berlawanan arah dengan garis normal Yakin Benar Tidak Yakin Benar 20. Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang tidak menunjukkan cahaya merambat lurus adalah ... . a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca c. terbentuknya pelangi setelah hujan d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Yakin Benar Tidak Yakin Benar 21. Peristiwa terbentuknya pelangi setelah hujan menunjukkan adanya dispersi cahaya. Dispersi cahaya adalah ... . a. peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. peristiwa terpantulnya cahaya matahari terhadap bulir-bulir air hujan c. peristiwa terbiasnya cahaya putih oleh air hujan d. peristiwa terpantulnya cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna Yakin Benar Tidak Yakin Benar 22. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin. a. lebih jauh b. sama c. dekat d. sangat dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar 23. Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... . a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul Yakin Benar Tidak Yakin Benar 24. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil/motor adalah… . a. semu, tegak, dan diperkecil
218
b. semu, tegak, dan diperbesar c. nyata dan terbalik d. nyata, tegak, dan diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar 25. Sifat bayangan yang terbentuk jika benda dijauhkan dari cermin cekung adalah ... . a. semu, tegak, dan diperkecil b. nyata, tegak, dan diperkecil c. nyata dan terbalik d. semu, tegak, dan diperbesar Yakin Benar Tidak Yakin Benar 26. Jika cahaya merambat dari zat yang rapat ke zat yang kurang rapat, maka cahaya akan dibiaskan mendekati … a. garis horizontal b. garis vertikal c. garis normal d. garis lurus Yakin Benar Tidak Yakin Benar 27. Alat yang arah pandangannya dapat dibelokkan sehingga benda/objek yang dilihat tidak harus berada di depan mata disebut …. a. lup b. periskop c. kacamata d. mikroskop Yakin Benar Tidak Yakin Benar 28. Bahan utama yang digunakan untuk membuat model periskop adalah … . a. gunting dan lem b. karton dan isolasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. kotak pasta gigi dan cermin d. cermin dan lem Yakin Benar Tidak Yakin Benar 29. Bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana adalah … . a. bola lampu b. kardus c. karet gelang d. air Yakin Benar Tidak Yakin Benar 30. Batuan memiliki sifat dan ciri yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan … . a. kandungan mineralnya b. tempat ditemukannya c. kegunaannya d. proses pelapukannya Yakin Benar Tidak Yakin Benar 31. Perhatikan ciri-ciri batuan berikut ! 1. Terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama 2. Dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin 3. Tidak mengandung banyak gas 4. Terbentuk dari endapan air sungai. Ciri dari batuan granit ditunjukkan oleh nomor ... . a. b. c. d.
1, 2, dan 3 1, 2, dan 4 2, 3, dan 4 1, 3, dan 4
Yakin Benar Tidak Yakin Benar 32. Batuan sedimen adalah ... . a. batuan yang terbentuk dari magma yang membeku
219
b. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan magma c. batuan yang terbentuk karena mengalami peningkatan tekanan atau suhu d. batuan yang terbentuk dari proses pengendapan lumpur dan mineral dalam air sungai Yakin Benar Tidak Yakin Benar 33. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini. 1. memiliki warna hijau keabuabuan 2. Berasal dari magma 3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah 4. memiliki rongga-rongga kecil 5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... . a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 5 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 34. Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena ... . a. getaran permukaan bumi b. perubahan suhu yang drastis c. terbenturnya batuan satu sama lain karena angin d. pengaruh paparan panas sinar matahari Yakin Benar Tidak Yakin Benar 35. Pelapukan fisis adalah ... .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin b. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air Yakin Benar Tidak Yakin Benar 36. Beberapa penyebab pelapukan biologi adalah ... . a. lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan b. lumut, angin, lumut kerak dan akar tanaman c. akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut d. lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman Yakin Benar Tidak Yakin Benar 37. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... . a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi
220
c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar 38. Perhatikan gambar berikut!
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... . a. b. c. d.
A B C D Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
Lampiran 3b Instrumen Soal Uraian Uji Empiris
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar jawab yang tersedia ! 1. Perhatikan kedua gambar berikut!
A
B
Kedua alat di atas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam jenis pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian? Jelaskan! 2. Apakah paku kecil yang dipasang penghalang plastik dapat dipengaruhi magnet? Jelaskan! 3. Perhatikan gambar berikut! 1 2 4 3
Sebut dan jelaskan lapisan penyusun bumi berdasar gambar di atas! 4. Perhatikan gambar pensil di dalam gelas berisi air berikut!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
Mengapa pensil pada gambar di bawah tampak seperti patah?
5. Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan jawabanmu! 6. Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok? 7. Apakah yang dimaksud dengan pelapukan biologi? Sebutkan penyebabnya! 8. Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen! 9. Gambarkan dan jelaskan lapisan-lapisan penyusun atmosfer !
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
Lampiran 3c Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris Total Pearson Correlation Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Aitem2
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Aitem3
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Aitem4
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Aitem5
Sig. (2-tailed) N
Pearson
1
Correlation Aitem6
Sig. (2-tailed) N
Aitem1
Total
49
N Pearson
-.227
.117
Correlation Aitem7
49
Pearson Correlation Aitem8
49
.344
Pearson Correlation Aitem9
49
Pearson Correlation Aitem10
49
49
Sig. (2-tailed) N Pearson
**
.000
Sig. (2-tailed) N
*
.033
.601
Sig. (2-tailed) N
*
.015
.305
Sig. (2-tailed) N
.242
.093
Sig. (2-tailed)
Correlation Aitem11
Sig. (2-tailed) N
.190
.191 49
.190
.191 49
.549
**
.000 49
.667
**
.000 49
.225
.120 49
.510
**
.000 49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Total Pearson Correlation Aitem12
Total
.392
Sig. (2-tailed)
**
N Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Aitem13
49
Correlation Aitem19
.156
Sig. (2-tailed) N
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Aitem14
49
Correlation Aitem20
.472
**
Sig. (2-tailed) N
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Aitem15
49
Correlation Aitem21
.370
**
Sig. (2-tailed) N
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Aitem16
49
Correlation Aitem22
.128
Sig. (2-tailed) N
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Aitem17
49
Correlation Aitem23
.466
**
Sig. (2-tailed) N
Sig. (2-tailed)
Aitem18
Pearson Correlation
.323
*
.024 49
-.067
.645 49
.471
**
.001 49
.389
**
.006 49
.001 Pearson
N
49
.381 Pearson
N
.706
.009 Pearson
N
.055
.001 Pearson
N
49
.284 Pearson
N
.274
.005 Pearson
N
224
49
Correlation Aitem24
.159
Sig. (2-tailed) N
.326
*
.022 49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Total Pearson Correlation Aitem25
Total Sig. (2-tailed)
.199
N Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Aitem26
49
Correlation Aitem32
.141
Sig. (2-tailed) N
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Aitem27
49
Correlation Aitem33
.231
Sig. (2-tailed) N
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Aitem28
49
Correlation Aitem34
.266
Sig. (2-tailed) N
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Aitem29
49
Correlation Aitem35
.356
*
Sig. (2-tailed) N
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation Aitem30
49
Correlation Aitem36
.020
Sig. (2-tailed) N
Sig. (2-tailed)
Aitem31
Pearson Correlation
.310
*
.030 49
.153
.293 49
.340
*
.017 49
.320
*
.025 49
.892 Pearson
N
49
.012 Pearson
N
.312
.065 Pearson
N
.147
.110 Pearson
N
49
.333 Pearson
N
.024
.171 Pearson
N
225
49
Correlation Aitem37
.322
*
Sig. (2-tailed) N
.468
**
.001 49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Total Pearson Correlation Aitem38
Sig. (2-tailed) N
.382
**
.007 49
226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
Lampiran 3d Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris Total Total
Pearson
1
Aitem5
Correlation
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Pearson
49 .796
**
N Aitem6
Correlation Sig. (2-tailed) N Aitem2
Pearson
Sig. (2-tailed) N Pearson
.000
Sig. (2-tailed)
49 .565
**
N Aitem7
N Aitem4
Pearson
.000
N
Pearson
Sig. (2-tailed)
49 .624
**
.004 49 .418
**
.003 49 .843
**
N Aitem8
Pearson
.000 49 .814
**
Correlation .000
Sig. (2-tailed)
49 .528
**
Correlation Sig. (2-tailed)
**
Correlation
Correlation Sig. (2-tailed)
Pearson
.402
Correlation
Correlation
Aitem3
Pearson
Correlation
N Aitem1
Total
N Aitem9
Pearson
.000 49 .786
**
Correlation .000 49
Sig. (2-tailed) N
.000 49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3e Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .791
21
228
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3f Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha .836
9
229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
230
Lampiran 3g Instrumen Soal Pilihan Ganda dan Uraian Uji Penelitian
Isilah identitas di bawah ini dengan lengkap!
Identitas Siswa Nama
: .................................................................
Umur
: .................................................................
Jenis kelamin
: .................................................................
Nama Sekolah
: .................................................................
No Absen
: .................................................................
Identitas Orang tua Nama Orang tua
: .................................................................
Pekerjaan Orang tua
: .................................................................
Pendidikan terakhir Orang tua
: .................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
: .....................................
Kelas
: .....................................
Sekolah
: .....................................
No Absen
: ……………………….
I.
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar. II. Lingkarilah point yakin atau tidak yakin di bawah jawaban! Yakin Benar : (jika kamu yakin dengan jawaban yang kamu pilih) Tidak Yakin Benar : (jika kamu tidak yakin dengan jawaban yang kamu pilih) 1. Perhatikan pernyataan berikut! 1. Jarum kompas dapat menunjukkan arah utara dan selatan. 2. Adi mengerem sepedanya saat melewati turunan. 3. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. 4. Orang yang sedang berenang dapat bergerak maju Penerapan gaya gravitasi ditunjukkan oleh nomor ... . a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 2. Yang bukan termasuk pengaruh gaya gravitasi terhadap benda adalah ... .
231
a. benda memiliki berat b. benda cepat mengalami pelapukan c. benda jatuh ke bawah d. permukaan air selalu datar Yakin Benar Tidak Yakin Benar 3. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1. Melapisi permukaan benda dengan karet 2. Memperluas bidang permukaan 3. Memberi pul atau paku-paku pada sepatu sepak bola 4. Memperhalus permukaan benda Yang bukan termasuk cara untuk memperbesar gaya gesek adalah ... . a. b. c. d.
1 2 3 4
Yakin Benar Tidak Yakin Benar 4. Pengungkit dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan kedudukan titik tumpu, beban, dan kuasanya. Gunting termasuk ... . a. Pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa b. Pengungkit yang titik tumpunya terletak di antara beban dan kuasa c. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban d. Pengungkit yang bebannya terletak di antara kuasa dan titik tumpu Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
232
Perhatikan gambar berikut!
5. Perhatikan gambar berikut! I
IV V
II
Gambar di atas adalah contoh jenis tuas golongan … .
III
a. b. c. d.
Bagian pada sekrup yang menggunakan prinsip kerja bidang miring yaitu nomor … . 8.
Yakin Benar Tidak Yakin Benar Perhatikan gambar berikut!
a. b. c. d.
6.
I dan II II dan III III dan I IV dan III Yakin Benar Tidak Yakin Benar Berikut ini salah satu ciri-ciri katrol tetap adalah ... . a. katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap b. katrol yang dapat bergerak bebas dan dapat dipindahpindahkan c. gabungan antara katrol tetap dan katrol lepas d. beberapa roda katrol yang disusun secara berdampingan dalam satu poros Yakin Benar Tidak Yakin Benar
pertama kedua ketiga keempat
4
1
2 3
Gambar tersebut adalah contoh tuas jenis ketiga. Letak titik kuasa pada sekop di atas ditunjukkan oleh nomor … . a. b. c. d.
9.
1 2 3 4
Yakin Benar Tidak Yakin Benar Jalan di pegunungan dibuat dengan lintasan berkelok-kelok, merupakan jenis penerapan … . a. roda berporos
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. katrol c. bidang miring d. pengungkit Yakin Benar Tidak Yakin Benar 10. Salah satu sifat cahaya yaitu merambat lurus. Peristiwa di bawah ini yang tidak menunjukkan cahaya merambat lurus adalah ... . a. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari b. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca c. terbentuknya pelangi setelah hujan d. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Yakin Benar Tidak Yakin Benar 11. Ketika seseorang sedang bercermin pada cermin datar, maka jarak benda dengan cermin …. dengan jarak bayangan dengan cermin. b. lebih jauh b. sama c. dekat d. sangat dekat Yakin Benar Tidak Yakin Benar 12. Yang dimaksud dengan bayangan maya adalah ... . a. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya b. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa c. bayangan yang terbentuk oleh sinar-sinar pantul
233
d. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan tersebut tidak terdapat cahaya pantul Yakin Benar Tidak Yakin Benar 13. Sifat bayangan yang dibentuk oleh kaca spion pada mobil atau motor adalah… . a. semu, tegak, dan diperkecil b. semu, tegak, dan diperbesar c. nyata dan terbalik d. nyata, tegak, dan diperkecil Yakin Benar Tidak Yakin Benar 14. Bahan utama pada pembuatan kaca pembesar sederhana adalah … . a. bola lampu b. kardus c. karet gelang d. air Yakin Benar Tidak Yakin Benar 15. Perhatikan ciri-ciri batuan berikut ! 1. Terbentuk dari lava yang membeku dengan sangat lama 2. Dapat digunakan untuk pelapis dinding atau ubin 3. Tidak mengandung banyak gas 4. Terbentuk dari endapan air sungai. Ciri dari batuan granit ditunjukkan oleh nomor ... . a. b. c. d.
1, 2, dan 3 1, 2, dan 4 2, 3, dan 4 1, 3, dan 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16. Perhatikan ciri-ciri batuan di bawah ini. 1. memiliki warna hijau keabuabuan 2. Berasal dari magma 3. berasal dari endapan hasil pelapukan batuan tanah 4. memiliki rongga-rongga kecil 5. terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus Pernyataan di atas yang merupakan ciri-ciri dari batuan basal adalah ... . a. 1, 2, dan 3 b. 1, 2, dan 4 c. 2, 3, dan 4 d. 1, 3, dan 5 Yakin Benar Tidak Yakin Benar 17. Pelapukan fisis adalah ... . a. proses pelapukan batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin b. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup c. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan d. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air Yakin Benar Tidak Yakin Benar 18. Beberapa penyebab pelapukan biologi adalah ... . a. lumut, lumut kerak, akar tanaman dan batuan b. lumut, angin, lumut kerak dan akar tanaman c. akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut
234
d. lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman Yakin Benar Tidak Yakin Benar 19. Perhatikan gambar berikut!
Gambar di atas menunjukkan lapisan penyusun bumi. Urutan lapisan penyusun bumi dari yang paling dalam adalah ... . a. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi b. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi c. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi d. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar 20. Perhatikan gambar berikut!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Magma pada gambar di atas, ditunjukkan dengan huruf ... . a. b. c. d.
A B C D Yakin Benar Tidak Yakin Benar
~Selamat Mengerjakan~
235
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar pada titik-titik yang telah disediakan! 1. Perhatikan kedua gambar berikut!
A
B
Kedua alat di atas tampak sama. Namun, kedua alat tersebut dimasukkan ke dalam jenis
pengungkit yang berbeda. Mengapa demikian? Jelaskan!
Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 2. Mengapa jalan di daerah pegunungan dibuat berkelok-kelok? Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 3. Apakah bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung selalu terbalik? Jelaskan! Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
237
4. Jelaskan perbedaan antara batuan beku dengan batuan sedimen ! Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
5. Perhatikan gambar pensil di dalam gelas yang berisi air berikut!
Mengapa pensil pada gambar di samping tampak seperti patah?
Jawab: ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
~Selamat Mengerjakan~
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3i Hasil Sampel Instrumen Soal Pilihan Ganda dan Uraian Uji Penelitian
238
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
239
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
240
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
241
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
243
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
245
Lampiran 3j Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 5.1
No
Indikator
Nomor Butir Soal
Kunci Jawaban
1
5.1.1 Menyebutkan macam-macam gaya melalui percobaan
1
5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
Jumlah
Persent ase
A. 1
38
15,70%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
36 2
14,88% 0,83%
B. 2
12
4,96%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. 3 Yakin Benar Tidak Yakin Benar
10 2
4,13% 0,83%
185 181 4
76,45% 74,79% 1,65%
Tidak miskons epsi
D. 4
7
2,89%
miskons epsi
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
6 1
2,48% 0,41%
A. benda memiliki berat
31
12,81%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
27 4
11,16% 1,65%
B. benda cepat mengalami pelapukan
116
47,93%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. benda jatuh ke bawah Yakin Benar Tidak Yakin Benar
105 11
43,39% 4,55%
40
16,53%
38 2
15,70% 0,83%
D.
49
20,25%
Ket. miskons epsi
C
2
2
Jawaban siswa
B
Miskons epsi
Tidak miskons epsi
Miskons epsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
246
permukaan air selalu datar
3
D
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
41 8
16,94% 3,31%
A. 1
30
12,40%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
20 10
8,26% 4,13%
B. 2
28
11,57%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. 3 Yakin Benar Tidak Yakin Benar
25 3
10,33% 1,24%
61 48 13
25,21% 19,83% 5,37%
D. 4
128
52,89%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
111 18
45,87% 7,44%
Miskons epsi
Tidak miskons epsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
247
Lampiran 3k Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 5.2
No
Indikator
Nomor Butir Soal
Kunci Jawaban
5.2.1 1.
Mengidentifikasi ciri-ciri pesawat
4
B
Jawaban siswa
Jumlah
Persenta se
A. Pengungkit yang bebannya terletak di antara titik tumpu dan kuasa
58
23,97%
Yakin Benar
43
17,77%
Tidak Yakin Benar
15
6,20%
B. Pengungkit yang titik tumpunya terketak di antara beban dan kuasa
122
50,41%
Yakin Benar
104
42,98%
Tidak Yakin Benar
18
7,44%
C. Pengungkit yang kuasanya terletak di antara titik tumpu dan beban
40
16,53%
Yakin Benar
27
11,16%
Tidak Yakin Benar
13
5,37%
D. Pengungkit yang bebannya
21
8,86%
Ket. Miskon sepsi
Tidak Miskon sepsi
Miskon sepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
248
terletak di antara kuasa dan titik tumpu Yakin Benar
8
3,31%
Tidak Yakin Benar
13
5,37%
44
18,18%
Yakin Benar
37
15,29%
Tidak Yakin Benar
7
2,89%
B. II dan III
137
56,61%
Yakin Benar
120
49,5%
Tidak Yakin Benar
17
7,02%
C. III dan IV
45
18,60%
Yakin Benar
39
16,12%
Tidak Yakin Benar
6
2,48%
D. IV dan III
27
11,16%
Yakin Benar
25
10,33%
Tidak Yakin Benar
3
1,24%
A. katrol yang dipasang pada tempat tertentu dengan posisi tetap
208
85,95%
Yakin Benar
199
82,23%
Tidak Yakin Benar
9
3,72%
A. I dan II
5
6
B
A
Miskon sepsi
Tidak Miskon sepsi
Miskon sepsi
Tidak Miskon sepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
5.2.2 Menyebutkan contoh jenis tuas atau pengungkit jenis pertama dan ketiga
B. katrol yang 9 dapat bergerak bebas dan dapat dipindahpindahkan
3,72%
Yakin Benar
6
2,48%
Tidak Yakin Benar
3
1,24%
C. gabungan antara katrol tetap dan katrol lepas
8
3,31%
Yakin Benar
5
2,07%
Tidak Yakin Benar
3
1,24%
D. beberapa roda katrol yang disusun secara berdampinga n dalam satu poros
14
5,79%
Yakin Benar
6
2,48%
Tidak Yakin Benar
8
3,31%
A. pertama
31
12,81%
Yakin Benar
20
8,26%
Tidak Yakin Benar
11
4,55%
145
59,92%
Yakin Benar
132
54,55%
Tidak Yakin Benar
13
5,37%
C. ketiga
62
25,62%
B. kedua
7
B
249
Miskon sepsi
Miskon sepsi
Tidak miskon sepsi
Miskon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yakin Benar
47
19,42%
Tidak Yakin Benar
15
6,20%
D. keempat
4
1,65%
Yakin Benar
3
1,24%
Tidak Yakin Benar
1
0,41%
99
40,91%
Yakin Benar
88
36,36%
Tidak Yakin Benar
11
4,55%
81
33,47%
Yakin Benar
68
28,10%
Tidak Yakin Benar
13
5,37%
C. III
35
14,46%
Yakin Benar
27
11,16%
Tidak Yakin Benar
8
3,31%
25
10,33%
Yakin Benar
19
7,85%
Tidak Yakin Benar
6
2,48%
A. roda berporos
16
6,61%
Yakin Benar
12
4,96%
Tidak Yakin Benar
4
1,65%
1
0,41%
Yakin Benar
0
0%
Tidak Yakin
1
0,41%
A. I
B. II
8
A
250
D. IV
5.2.3 Menyebutkan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan seharihari
9
C
B. katrol
sepsi
Tidak miskon sepsi
Miskon sepsi
Miskon sepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
251
Benar C. bidang miring
223
92,15%
Yakin Benar
215
88,84%
Tidak Yakin Benar
8
3,31%
D. pengungkit
6
2,48%
Yakin Benar
6
2,48%
Tidak Yakin Benar
0
0%
Tidak miskon sepsi
Miskon sepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
252
Lampiran 3l Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 6.1
No Indikator
Nomor Butir Soal
Kunci Jawab an
1
10
6.1.1 Mendeskripsikan sifatsifat cahaya
Jawaban siswa
Jumlah
Persenta se
A. pantulan sinar kendaraan bermotor pada malam hari Yakin Benar
194
80,17%
183
75,62%
Tidak Yakin Benar B. rambatan cahaya matahari yang menembus genting kaca Yakin Benar
11
4,55%
8
3,31%
5
2,07%
Tidak Yakin Benar C. terbentuknya pelangi setelah hujan Yakin Benar
3
1,24%
5
2,07%
5
2,07%
Tidak Yakin Benar D. sorotan lampu senter ketika sedang mati lampu Yakin Benar
0
0%
34
14,05%
29
11,98%
Tidak Yakin Benar A. lebih jauh
5
2,07%
22
9,09%
Yakin Benar
17
7,02%
Tidak Yakin Benar B. sama
5
2,07%
181
74,79%
Ket.
Miskon sepsi
C
Miskon sepsi
Tidak miskon sepsi
Miskon sepsi
Miskon sepsi
Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
12
B
D
253
Yakin Benar
163
67,36%
Tidak Yakin Benar C. dekat
18
7,44%
31
12,81%
Yakin Benar
24
9,92%
Tidak Yakin Benar D. sangat dekat Yakin Benar
7
2,89%
6
2,48%
4
1,65%
Tidak Yakin Benar A. bayangan yang arahnya terbalik terhadap bendanya Yakin Benar
2
0,83%
76
31,40%
52
21,49%
Tidak Yakin Benar B. bayangan yang letaknya di depan cermin atau di belakang lensa Yakin Benar
24
9,92%
32
13,22%
20
8,26%
Tidak Yakin Benar C. bayangan yang terbentuk oleh sinarsinar pantul Yakin Benar
12
4,96%
55
22,73%
32
13,22%
Tidak Yakin Benar D. bayangan yang dapat kita lihat dalam cermin, tetapi di tempat bayangan
23
9,50%
78
32,23%
miskon sepsi
Miskon sepsi
Miskon sepsi
Miskon sepsi
Miskon sepsi
Miskon sepsi
Tidak Miskon sepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tersebut tidak terdapat cahaya pantul Yakin Benar
51
21,07%
Yakin
25
10,33%
A. semu, tegak, dan diperkecil Yakin Benar
74
30,58%
66
27,27%
Tidak Yakin Benar B. semu, tegak, dan diperbesar Yakin Benar
8
3,31%
70
28,93%
58
23,97%
Tidak Yakin Benar C. nyata dan terbalik Yakin Benar
12
4,96%
25
10,33%
18
7,44%
Tidak Yakin Benar D. nyata, tegak, dan diperkecil Yakin Benar
6
2,48%
70
28,93%
52
21,49%
Tidak Benar
14
5,79%
Tidak Benar
3
13
6.1.2 Menjelaskan sifat bayangan pada cermin
A
254
Yakin
Tidak Miskon sepsi
Miskon sepsi
Miskon sepsi
Miskon sepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
255
Lampiran 3m Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 6.2
No
Indikator
Nomor Butir Soal
Kunci Jawaban
1
6.2.1 Mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat karya/model yang menerapkan sifat-sifat cahaya
14
Jawaban siswa
Jumlah
Persentase
Ket.
A. bola lampu
194
80,17%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
183 11
75,62% 4,55%
Tidak miskonse psi
B. kardus
8
3,31%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. karet gelang Yakin Benar Tidak Yakin Benar
5 3
2,07% 1,24%
5 5 0
2,07% 2,07% 0%
34
14,05%
29 5
11,98% 2,07%
A
D. air Yakin Benar Tidak Yakin Benar
Miskons epsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
256
Lampiran 3n Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 7.1
No
Indikator
Nomor Butir Soal
15
Kunci Jawaban
A
Jumlah
Persenta se
A. 1, 2, dan 3
98
40,50%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
78 20
32,23% 8,26%
B. 1, 2, dan 4
84
34,71%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. 2, 3, dan 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar
52 32
21,49% 13,22%
33 22 11
13,64% 9,09% 4,55%
D. 1, 3, dan 4
25
10,33%
Yakin Benar
18 38
7,44% 15,70%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
31 7
12,81% 2,89%
B. 1, 2, dan 4
82
33,88%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. 2, 3, dan 4 Yakin Benar Tidak Yakin Benar
57 25
23,55% 10,33%
58 38 20
23,97% 15,70% 8,26%
D. 1, 3, dan 5
65
26,86%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
39 23
16,12% 9,50%
A. proses pelapukan
138
57,02%
Jawaban siswa
A. 1, 2, dan 3 7.1.1 1
Menggolongkan jenisjenis batuan 16
B
Ket. Tidak miskon sepsi
Miskon sepsi
Miskon sepsi
Tidak miskon sepsi
Miskon sepsi
Tidak miskon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
257
sepsi
batuan karena pengaruh suhu, hujan, dan angin 17
A
2
7.1.2 Menjelaskan proses pembentukan karena pelapukan 18
D
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
120 18
49,59% 7,44%
B. pelapukan yang terjadi karena peran makhluk hidup
34
14,05%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. pelapukan yang menghasilkan perubahan zat mineral pembentuk batuan Yakin Benar Tidak Yakin Benar
23 11
9,50% 4,55%
53
21,90%
31 22
12,81% 9,09%
D. proses pelapukan batuan karena hujan deras dan arus air
14
5,79%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
11 3
4,55% 1,24%
A. lumt, lumut kerak, akar tanaman
86
35,54%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
67 19
27,69% 7,85%
B. lumut, angin, lumut
41
16,94%
Miskon sepsi
Miskon sepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
258
kerak dan akar tanaman Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. akar tanaman, humus dari daun, batuan dan lumut Yakin Benar Tidak Yakin Benar
31 10
12,81% 4,13%
50
20,66%
32 18
13,22% 7,44%
D. lumut kerak, lumut, humus dari daun dan akar tanaman
61
25,21%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
52 9
21,49% 3,72%
Tidak miskon sepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
259
Lampiran 3o Rekap Jawaban Miskonsepsi Instrumen Pilihan Ganda KD 7.3
No
Indikator
Nomor Butir Soal
Kunci Jawaban
1
19
D
7.3.1 Mendeskripsika n struktur permukaan bumi
Jawaban siswa
Jumlah
Persentase
Ket.
A. inti dalam bumi, kerak bumi, mantel bumi, inti luar bumi
60
24,79%
Miskon sepsi
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
48 13
19,83% 5,37%
B. kerak bumi, mantel bumi, inti dalam bumi, inti luar bumi
41
16,94%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar C. inti dalam bumi, inti luar bumi, kerak bumi, mantel bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar
31 10
12,81% 4,13%
43
17,77%
33 10
13,64% 4,13%
98
40,50%
89 9
36,78% 3,72%
186
76,86%
Yakin Benar Tidak Yakin Benar
170 16
70,25% 6,61%
B. B
34
14,05%
Yakin Benar
28
11,57%
D. inti dalam bumi, inti luar bumi, mantel bumi, kerak bumi Yakin Benar Tidak Yakin Benar
A. A
20
A
Tidak miskon sepsi
Tidak miskon sepsi Miskon sepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tidak Yakin Benar C. C Yakin Benar Tidak Yakin Benar
D. D Yakin Benar Tidak Yakin Benar
260
6
2,48%
18 13 5
7,44% 5,37% 2,07%
3
1,24%
2 1
0,83% 0,41%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
261
Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan Guru Hasil wawancara dengan siswa Pertanyaan
Jawaban responden
Apakah kamu paham tentang semua materi yang diajarkan di kelas V semester 2 ini?
Hanya memahami beberapa materi yang diajarkan, karena beberapa materi sulit dipahami.
Materi-materi apa saja yang kurang kamu pahami?
Materi yang kurang dipahami adalah tentang cahaya dan pengungkit.
Apa yang menyebabkan kamu kurang paham pada materi tersebut?
Kurang paham pada materi tersebut karena cara guru mengajarkan hanya menggunakan metode ceramah dan tidak ada praktik.
Hasil wawancara dengan guru Pertanyaan
Jawaban responden
Bagaimana hasil pekerjaan siswa kelas V pada materi IPA fisika di semester 2?
Tidak semua siswa mendapatkan nilai bagus, ada sebagian yang mendapat nilai di bawah KKM.
Bagaimana guru menyikapi hasil pekerjaan siswa kelas V yang belum menguasi atau belum mencapai nilai sesuai KKM yang sudah ditentukan untuk mata pelajaran IPA fisika? Apa saja yang dipersiapkan oleh guru agar siswa kelas V mudah dalam memahami konsep materi IPA fisika di semester 2?
Melakukan remidi.
Bagaimana guru menyusunsoal-soal IPA fisika untuk kelas V semester 2?
Dalam menyusun soal-soal untuk ulangan harian dan lain-lain, menyesuaikan kriteria pembuatan soal, dimana ada soal kriteria mudah, sedang dan sulit.
Agar siswa lebih mudah memahami materi, dalam menyampaikan materi guru tidak hanya menjelaskan dengan metode ceramah. Selain itu juga menggunakan alat peraga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Daftar SD Negeri se-Kecamatan Godean
No
Nama Sekolah Dasar
Jumlah Siswa
1
SD N Godean 1
74
2
SD N Godean 2
76
3
SD N Godean 3
20
4
SD N Karakan
27
5
SD N Ngrenak
29
6
SD N Jetak
21
7
SD N Sidomoyo
33
8
SD N Semarangan 1
13
9
SD N Semarangan 2
34
10
SD N Semarangan 4
26
11
SD N Semarangan 5
32
12
SD N Tinom
28
13
SD N Sidoluhur
13
14
SD N Krajan
36
15
SD N Sentul
20
16
SD N Brongkol
41
17
SD N Pengkol
37
18
SD N Krapyak
41
19
SD N Kwagon
16
20
SD N Sidoarum
38
Jumlah
655
262
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6 Dokumentasi Foto Penelitian
263
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
264
Lampiran 7 Biodata Peneliti BIODATA PENELITI Peneliti bernama Gracia Kristi Maharani, lahir di Sleman pada tanggal 20 Desember 1993. Peneliti merupakan anak pertama dari pasangan Agustinus Harjanto dan Rita Purwaningsih. Peneliti menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Tunas Kartini lulus pada tahun 2000; peneliti meneruskan Sekolah Dasar di SD Negeri Pendulan lulus tahun 2006; SMP Pangudi Luhur Moyudan dan lulus pada tahun 2009; setelah lulus SMP peneliti melanjutkan pendidkan di SMA Negeri 1 Godean dan lulus pada tahun 2012. Peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma semenjak tahun 2012 – 2015, jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama perkuliahan peneliti mengikuti berbagai macam kegaiatan. Masa pendidikan diakhiri dengan menyusun skripsi sebagai tugas ahkir yang berjudul “Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Godean Kabupaten Sleman”.