PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PROSES EKSPLORASI DAN PEMBUATAN KOMITMEN BERAGAMA REMAJA /DEWASA AWAL DARI KELUARGA BEDA AGAMA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh: Ellisa Briyandhanie Yuniarti NIM : 089114098
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
VICTORY isn’t achieved by luck or by being a good person, It’s achieved through hard working -Kang Ho Dong-
If you’re inwardly a serious person, in the middle years it’ll pay off -Lilian Helman-
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teruntuk : Allah SWT, pencipta dan pecinta segala perbedaan Mama, Bapak dan Adikku Serta mereka yang teranugrahi indahnya kehidupan diantara “ruas perbedaan” yang teramat lekat
- Day by day, souls grown up. I understand that life is an acceptance –
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PROSES EKSPLORASI DAN PEMBUATAN KOMITMEN BERAGAMA REMAJA/DEWASA AWAL DARI KELUARGA BEDA AGAMA Ellisa Briyandhanie Yuniarti
ABSTRAK Kebingungan remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama dalam memutuskan identitas agamanya, terjadi karena remaja/dewasa awal menghadapi 2 agama yang berbeda. Dalam hal ini, proses eksplorasi memegang peranan penting bagi remaja/dewasa awal dalam menentukan komitmen beragama yang akan diyakininya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran proses eksplorasi dan pembuatan komitmen beragama pada remaja/dewasa awal yang berasal dari keluarga beda agama dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 subjek yang termasuk dalam rentang usia remaja akhir hingga dewasa awal. Data dikumpulkan melalui proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum dan wawancara informal. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas kumulatif dan validitas argumentative. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tahapan proses eksplorasi dan pembuatan komitmen beragama terjadi di dalam diri remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama. Terdapat kesamaan dalam proses eksplorasi namun memunculkan tipe eksplorasi yang berbeda, yaitu eksplorasi terbuka dan tertutup. Proses eksplorasi dimaknai sebagai proses diri untuk keluar dari kondisi tidak aman yang disebabkan oleh konflik agama yang berasal dari dalam/luar keluarga, penolakan terhadap diri serta sikap apatis suatu kelompok agama. Sementara, pembuatan komitmen beragama dimaknai sebagai proses pembentukkan komitmen beragama dalam diri remaja/dewasa awal dengan harapan komitmen tersebut mampu menjadi landasan dalam bertindak dan memaknai kehidupan. Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan 3 kecenderungan komitmen beragama pada remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama, yaitu 1). Berkomitmen di dalam label suatu agama serta menjadikan agama sebagai landasan untuk menjadi diri yang baik, 2). Berkomitmen di dalam label suatu agama namun berusaha menggunakan pemahaman pribadi sebagai wujud keyakinannya, 3). Berkomitmen di luar label suatu agama dengan memahami dan menggabungkan ajaran tiap agama sebagai wujud keyakinannya. Kata kunci : proses eksplorasi, pembuatan komitmen, remaja, dewasa awal, keluarga beda agama
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
EXPLORATION AND RELIGIOUS COMMITMENT OF ADOLESCENT/YOUNG ADULT FROM INTERFAITH FAMILIES Ellisa Briyandhanie Yuniarti
ABSTRACT The religion identity confuseness of adolescent or young adult from interfaith families, occurs while they face the two sets of religion, in the same time. In this case, exploration gets its important part to help the adolescent or young adult to establish their religious commitment. This research aimed to show the exploration process and religious commitment of adolescent or young adult from interfaith families by using qualitative research method. Subjets are 3 late adolescents or young adults. The data were collected through interview process with general guidance and informal interview process. The validities used in this research are cumulative and argumentative validity. The result shows the stages of exploration and the religious commitment’s process, occur inside childrens selves. There are the similiarity in exploration process but it also shows the difference of exploration’s type, which are open and close exploration process. Exploration is defined as a process for themselves to get out from insecure condition caused by religious conflict inside or outside family, self-rejection and self apathetic toward a religion. While the creating a religious commitment is interpreted as a process of creating religious commitment that can be used as a foundation in acting and defining life. The other results is show three tendencies of religious commitment of adolescent or young adult from interfaith families, those are 1). Commitment inside the label of a religion and make it as a foundation for a good self development, 2). Commitment inside the label of religion, but trying to use their own sel-understanding as a form of personal beliefs, 3). Commitment outside the label of religion, trying to understanding and incorporating the value of each religion as a form of personal beliefs. Keywords : exploration, commitment, adolescent, young adult, interfaith family
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, rasa syukur senantiasa terucap untuk Allah SWT, Dzat terdekat melebihi nadiku sendiri, untuk setiap keajaiban yang tak pernah putus diberikan hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Psikologi. Skripsi bukan hanya mengenai teori dan kognisi namun juga mengenai mental, kesiapan, kekuatan dan pengorbanan yang teramat besar. Terima kasih teramat berharga, diucapkan untuk : 1.
Dekan Fakultas Psikologi, Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi,
2.
Dosen pembimbing skripsi, Bapak V. Didik Suryo Hartoko, M.Si, untuk waktu, keterbukaan, saran serta ilmu yang telah diberikan selama proses penelitian hingga selesai.
3.
Dosen Penguji, Ibu Debri Pristinella M.Si dan Ibu Dr. Tjipto Susana, untuk diskusi 2 jam yang sangat menyenangkan beserta saran dan masukannya.
4.
Mama, Bapak untuk 23 tahun pengorbanan dan kerja keras tanpa letih hanya untuk melihat anak-anaknya tumbuh menjadi manusia yang lebih baik, berpengetahuan dan berguna.
5.
Superhero Rock n Roll, Mas Yosi, Mas Ruben, Mas Niko dan Mas Theo, pokoknya sukses kelewatan buat kita !!!
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
Keluarga Besar Dwi Soeyanto dan Prawiro Darsono. Ruas perbedaan yang nyata dan teramat lekat namun selalu berhasil membuat saya merasa beruntung karenanya.
7.
Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., M.Si, dosen pembimbing akademik, untuk nasehat serta pendampingannya selama ini.
8.
Seluruh Dosen Psikologi Sanata Dharma, untuk setiap ilmu semoga selalu menjadi manfaat bagi penulis dan orang banyak.
9.
Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gie, Mas Doni dan Mas Muji, untuk semua bantuannya.
10. PSIBK USD, Bu Sylvi, Bu Susan, Sr.Crescent, Sr.Wahyu, Br.Martin, Pak Priyo, Mbak Lisa dan Gita untuk pertemanan antar usia yang hangat, tanpa jarak namun tetap smart. 11. Hasil akulturasi keyakinan, Lita, Oky, Arsi untuk tralala-trililinya. 12. Masdha FM, terkhusus 07-09, UKM menyenangkan, teramat khusus untuk Dilla Nindyta. 13. Pondok biru, kos sumuk but feels homy penghuni beserta sesepuhnya (5cm grup on chat). 14. Grup KITA: Darwin, Gerard, Bagus, Mb Nanda dan yang selalu ngangenin Meo-lodi, thanks for laugh, wisdom, acceptance, experience n another crazy things. 15. Teman-teman Psikologi Sita, Valen, Anggun, Berta, Lita, Ade, Adita, Irin, Mamat, Juwi, Tina, Patrick, Wina, Nana, Dinar, Adi, Andang, Sr Herlina.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16. Reminder kehidupan
yang ga pernah bosen
bunyi
“Kapan
selesainya?” “Loh katanya udah mau selesai?”, cukup panas di telinga tapi Thanks! 17. Kehidupan, hadiah dan pengalaman yang hingga saat ini masih terus setia menjadi helaan nafas dan sahabat bagi saya. 18. Sindoro, 08-09 Juni 2013, bahwa sisi terkuat manusia adalah ketika ia mampu menembus batas fana kekuatannya dan ketika ia mampu bertahan di batas nyata kelemahannya, Thanks OKY for made it come true ! Akhir kata, ketidaksempurnaan pada skripsi ini biarlah menjadi sarana penyempurna bagi anda yang tertarik dengan keabsahan sebuah ilmu dan implementasinya dalam kehidupan. Penulis akan selalu membuka diri untuk ide, masukan yang akan menjadikan esensi dari karya tulis ini lebih dapat dirasakan dan dimaknai manfaatnya.
Yogyakarta, Penulis
Ellisa Briyandhanie Yuniarti
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................
iii
HALAMAN MOTTO ...........................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..............................................................
vi
ABSTRAK ............................................................................................................
vii
ABSTRACT ...........................................................................................................
viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................
ix
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
x
DAFTAR ISI .........................................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
1
A. Latar Belakang ...........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................
4
1. Manfaat Teoritis ..................................................................................
4
2. Manfaat Praktis ...................................................................................
4
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................
6
A. Pernikahan Beda Agama ............................................................................
6
1. Gejala Pernikahan Beda Agama ..........................................................
6
2. Permasalahan dalam Pernikahan Beda Agama ...................................
8
B. Identitas Agama ..........................................................................................
15
1. Definisi Identitas ................................................................................
15
2. Definisi Identitas Agama ......................................................................
15
3. Eksplorasi dan Komitmen ...................................................................
17
C. Review Penelitian Mengenai Identifikasi Agama Remaja/Dewasa Awal dari Keluarga Beda Agama .........................................................................
20
D. Kerangka Penelitian ....................................................................................
24
E. Pertanyaan Penelitian ..................................................................................
25
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................
26
A. Jenis Penelitian ............................................................................................
26
B. Fokus Penelitian ..........................................................................................
27
C. Metode Pengumpulan Data .........................................................................
27
1. Jenis Wawancara ..................................................................................
27
2. Pelaksanaan Wawancara ......................................................................
28
3. Panduan Wawancara ............................................................................
28
D. Subjek Penelitian .........................................................................................
31
E. Prosedur Analisis Data ................................................................................
32
1. Organisasi Data ....................................................................................
32
2. Koding dan Analisis .............................................................................
33
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Kredibilitas dan Validitas Penelitian ...........................................................
34
G. Sistematika Pelaporan .................................................................................
35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
36
A. Profil Subjek 1 .............................................................................................
36
1. Latar Belakang .....................................................................................
36
2. Eksplorasi Sebagai Proses Menuju Kristiani yang Ideal ......................
40
3. Komitmen untuk Menjadi Kristiani yang Ideal....................................
46
4. Berkomitmen di Dalam Label Agama Serta Menjadikan Agama Sebagai Landasan untuk Menjadi Diri yang Baik ................................
50
B. Profil Subjek 2 .............................................................................................
52
1. Latar Belakang .....................................................................................
52
2. Eksplorasi Agama Tanpa Label Agama yang Melekat .......................
55
3. Berkomitmen di Luar Label Agama.....................................................
60
4. Berkomitmen di Luar Label Agama dengan Memahami dan Mengkombinasikan Ajaran Tiap Agama .............................................
64
C. Profil Subjek 3 .............................................................................................
66
1. Latar Belakang .....................................................................................
66
2. Eksplorasi Keberagaman Agama dengan Tetap Melekatkan Diri pada Satu Agama ...........................................................................................
71
3. Berkomitmen Terhadap Suatu Agama dan Meyakininya dengan Pemahaman Pribadi ...............................................................................
82
4. Berkomitmen di Dalam Label Suatu Agama Namun Berusaha Menggunakan Pemahaman Pribadi Sebagai Wujud Keyakinannya .....
xv
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Pembahasan Penelitian ................................................................................
91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................
100
A. Kesimpulan..................................................................................................
100
B. Saran ............................................................................................................
102
1. Bagi Orang Tua dalam Keluarga Beda Agama ....................................
102
2. Bagi Konselor Keluarga .......................................................................
102
3. Bagi Peneliti Selanjutnya .....................................................................
103
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
104
LAMPIRAN ...........................................................................................................
107
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rangkuman Proses Eksplorasi............................................................
108
Lampiran 2. Rangkuman Pembuatan Komitmen ....................................................
126
Lampiran 3. Protokol Wawancara...........................................................................
142
Lampiran 4. Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Subjek 1 (Lita)...........
146
Lampiran 5. Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Subjek 2 (Oky) ..........
212
Lampiran 6. Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Subjek 3 (Arsi) ..........
247
Lampiran 7. Informed Concent ...............................................................................
338
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pasangan yang melakukan pernikahan beda agama akan menghadapi beberapa tantangan permasalahan, seperti praktik keagamaan (practicing faith), interaksi dan reaksi terhadap orang tua dan keluarga (parents and family interactions and reactions, anak (children), hari raya keagamaan dan tradisi (holiday and traditions), ekspektasi peran (role expectation) (Olinsky, 2002). Efek pernikahan beda agama terhadap anak beserta identifikasi agama pada diri anak, menjadi hal menarik dan lebih banyak dibicarakan dalam kehidupan sosial (Nelsen, 1990). Anak dalam proses perkembangannya akan memasuki tahapan usia remaja dimana pada tahap ini remaja akan berproses untuk mencari identitas diri, salah satunya identitas agama (Papalia, 2009). Pencarian identitas agama memunculkan pertanyaan mengenai kepercayaan individu kepada Tuhan, bentuk dan tingkat ketaatan dalam beribadah, kehadiran di tempat ibadah serta pendapat mengenai persoalan agama. Remaja yang berasal dari keluarga dengan agama yang homogen akan lebih mudah dalam menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut karena mereka dibentuk oleh satu agama dan pola aturan yang serupa, namun remaja yang berasal dari keluarga beda agama akan diliputi kebimbangan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut karena mereka menghadapi variasi agama dan pola aturan yang berbeda. Hal ini dapat
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
memicu timbulnya stress, frustasi, perasaan tidak aman akan identitas agamanya hingga memungkinkan munculnya kebingungan dalam membuat komitmen beragama. Keputusan pemilihan agama anak secara sepihak oleh orang tua seperti yang
dituliskan
dalam
e-Vision
(2005),
memberikan
dampak
tidak
menyenangkan terhadap anak. Memasuki usia remaja, anak cenderung mengalami frustasi dan bingung sehingga memunculkan rasa tidak aman terhadap identitas agamanya terlebih ketika kedua orang tua tidak memberikan pengetahuan tentang agama yang ada dan berkembang dalam kehidupan. Selain itu, studi yang dilakukan oleh Nelsen (1990) mengatakan anak memiliki kecenderungan untuk mengikuti salah satu agama orang tuanya namun yang bersifat konservatif. Studi ini juga menunjukkan bahwa anak juga cenderung tidak memiliki identifikasi agama yang jelas ketika tidak adanya identifikasi agama di dalam diri ibu. Studi yang juga dilakukan oleh Salisbury (“Religious Identity and Religious Behavior of the Sons and Daughter of Religious Intermarriage”) memperlihatkan bahwa mayoritas agama yang dianut oleh anak merupakan agama yang juga dianut oleh ibunya. Penelitian-penelitian tersebut tidak membahas mengenai dinamika proses eksplorasi pemilihan agama, padahal dalam kenyataannya, tumbuh dan berkembang dalam keluarga beda agama memunculkan berbagai pertanyaan keagamaan yang dapat memicu timbulnya keadaan frustasi dan tidak aman terhadap identitas agama dalam diri apabila anak tidak mendapatkan penjelasan yang tepat dan tidak mendapatkan pendampingan dalam mempelajari agama. Marcia (2006) menjelaskan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
proses eksplorasi dan pembuatan komitmen terjadi ketika individu berdinamika dalam proses mencari identitas dirinya, khususnya agamanya dalam rentang usia remaja hingga dewasa awal. Pada usia ini anak dianggap telah melakukan proses ekplorasi dan sudah mampu dalam membuat komitmen (Lock dalam Santrock, 1995). Dalam penelitian ini, peneliti berusaha membuka fenomena eksplorasi dan pembentukan komitmen agama yang terjadi dalam diri remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama. Diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam proses pencarian jawaban mengenai keagamaan serta membantu dalam menciptakan komitmen beragama yang tepat dan sesuai dengan diri. Pemilihan komitmen beragama yang tepat pada diri remaja/dewasa awal, mampu mendorong munculnya aturan moral, nilai, kode etik, dan sudut pandang agama/suatu keyakinan yang dapat dijadikan landasaan diri dalam menjalani kehidupan (Papalia, 2009). Pada akhirnya, remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama akan memiliki komitmen beragama yang berbeda-beda sesuai dengan dinamikanya masing-masing (Surbakti, 2009). Memiliki keyakinan yang kuat terhadap nilai/ajaran suatu agama diyakini mampu menciptakan rasa aman dan percaya diri serta ketahanan diri dalam menghadapi konflik (Hurlock, 1973). Penelitian ini berfokus pada dua hal yaitu proses eksplorasi agama dan proses pembuatan komitmen agama pada remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama. Penggunaan metode kualitatif diharapkan mampu membantu peneliti dalam mendapatkan gambaran yang mendalam mengenai pengalaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
subjek selama menjalani proses eksplorasi dan pembuatan komitmen beragama pada remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama.
B. Rumusan Masalah “Bagaimana gambaran proses eksplorasi dan pembuatan komitmen beragama pada remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama?”
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menggambarkan proses eksplorasi agama pada remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama. 2. Menggambarkan
proses
pembentukan
komitmen
beragama
pada
remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini memberikan kontribusi pada ilmu psikologi yang bergerak dalam bidang pernikahan dan keluarga, khususnya mengenai halhal yang berhubungan dengan pernikahan beda agama. 2. Manfaat Praktis a. Bagi pasangan yang akan
dan sedang melakukan pernikahan
beda agama, sebagai sumber inspirasi dan pemahaman lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
mendalam mengenai dinamika remaja/dewasa awal yang akan melakukan
proses
eksplorasi
dan
pembuatan
komitmen
beragama. b. Bagi remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama, sebagai sumber inspirasi dan pemahaman lebih mendalam mengenai proses eksplorasi dan pembuatan komitmen beragama. c. Bagi masyarakat luas, sebagai sumber informasi tambahan dalam memahami proses individu yang berasal keluarga beda agama sehingga dapat menunjukkan sikap toleransi dan menghargai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pernikahan Beda Agama 1. Gejala Pernikahan Beda Agama Pernikahan beda agama merupakan sebuah pernikahan dimana pasangan pernikahan memiliki keyakinan atau kepercayaan yang berbeda satu dan yang lainnya (Hood dkk dalam Lord, 2008). Pernikahan beda agama dapat terjadi karena adanya interaksi yang semakin tinggi antara orang yang berasal dari kelompok agama yang berbeda (Duvall & Miller, 1985). Pernikahan beda agama tidak hanya mengenai perpaduan dua keyakinan dalam sebuah ikatan namun juga mengenai proses pasangan dalam memandang perbedaan yang ada secara fleksibel serta bagaimana proses pasangan menjembatani perbedaan yang ada (Eaton dalam Shaffer, 2006). Pernikahan beda agama masih menjadi hal yang sangat tabu untuk terjadi di Indonesia sehingga beberapa komunitas keagamaan mengharapkan pernikahan ini tidak pernah terjadi. Namun adanya pluralitas yang berkembang di tengah kehidupan masyarakat Indonesia menyebabkan kehidupan menjadi makin majemuk sehingga masyarakat Indonesia menjadi terbiasa bergaul dalam suasana lintas etnis, lintas ras bahkan lintas agama yang memungkinkan terjadinya pernikahan beda agama. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan angka pernikahan beda agama yang terjadi di
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Indonesia sejak lebih dari 20 tahun yang lalu. Hasil dari sebuah penelitian yang pernah dilakukan di Yogyakarta pada tahun 2003 yang mengatakan bahwa pada tahun 1980 sampai tahun 2000 dari 1000 kasus pernikahan yang tercatat, terjadi hampir 12–18 kasus pernikahan beda agama (Aini, 2005). Lembaga Interfaith Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) sejak tahun 2005 hingga Februari 2012 telah berhasil memfasilitasi 282 pernikahan pasangan beda agama dan juga telah memberikan konsultasi seputaran pernikahan beda agama (Nurcholish, 2012). Walaupun demikian, peraturan di Indonesia masih membatasi terjadinya pernikahan beda agama “Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan” (UU No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1). Selain itu, dalam peraturan beberapa agama, tidak diperbolehkan untuk melakukan pernikahan beda agama kecuali dengan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pernikahan beda agama berusaha menghidupkan dua keyakinan yang berbeda dalam sebuah lingkup keluarga. Dalam prosesnya, pernikahan beda agama akan menghadapi permasalahan-permasalahan yang lebih kompleks baik bagi pasangan maupun remaja/dewasa awal yang tumbuh dan berkembang di dalamnya. Perbedaan agama dapat mengancam stabilitas pernikahan apabila pasangan tidak mampu mendiskusikannya dengan baik. Pada kenyataannya, penelitian mengenai pernikahan beda agama selalu memperlihatkan ketidaksepahaman pasangan dalam menghadapi konflik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
agama cenderung memunculkan konflik pernikahan dan memperburuk stabilitas pernikahan (Olinsky, 2002). 2. Permasalahan dalam Pernikahan Beda Agama a. Permasalahan yang Dialami Oleh Pasangan Penelitian yang dilakukan oleh Lehrer dan Michael (Caffaro, 2011) menunjukkan bahwa perbedaan agama dapat meningkatkan risiko konflik serta menciptakan ketidakstabilan dalam pernikahan. Tantangan terbesar ketika pasangan memiliki latar belakang agama yang berbeda adalah membentuk rasa saling memahami dan rasa saling menghargai terhadap proses negosiasi perbedaan-perbedaan yang ada. Sherkat (Shaffer, 2006) menyatakan bahwa perbedaan sudut pandang agama memberikan pengaruh pada banyak bidang, seperti munculnya konflik antar pasangan, kekerasan dalam rumah tangga dan perceraian. Hal ini muncul karena agama memberikan pengaruh terhadap banyak hal dalam kehidupan
pernikahan,
remaja/dewasa
awal,
seperti alokasi
pendidikan penggunaan
dan uang
pengasuhan dan
waktu,
pengembangan relasi sosial dan terkadang berpengaruh terhadap pemilihan tempat tinggal. Pasangan pernikahan beda agama perlu untuk memilah-milah masalah-masalah penting yang harus segera didiskusikan dan masalah lain yang masih dapat ditunda pendiskusiannya. Eaton (dalam Shaffer, 2006) mengatakan apabila pasangan beda agama mampu mendiskusikan perbedaan agama mereka dan saling menghargai perbedaan cara pandang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
maupun tradisi maka akan sangat mungkin bagi mereka untuk melihat perbedaan sebagai hal yang konstruktif dan saling mendukung perkembangan
identitas
dan
praktik
kegiatan
keagamaan
serta
membentuk budaya baru sebagai ekspresi dan tujuan dari nilai-nilai yang telah mereka sepakati bersama. Permasalahan yang biasanya dihadapi dalam pernikahan beda agama antara lain berhubungan dengan : 1. Praktik keagamaan (practicing faith) yaitu mengenai kehadiran masing-masing individu dalam kegiatan ibadah sehari-hari; mengenai bagaimana pasangan menjalankan prosesi ibadah sehari-hari. 2. Interaksi and reaksi terhadap orang tua dan keluarga (parents/family interactions and reactions) yaitu mengenai reaksi anggota keluarga terhadap kehadiran orang baru dengan latar belakang agama yang berbeda; mengenai pengaruh keagamaan dalam keluarga terhadap proses pembuatan keputusan individu sebagai pasangan dan individu sebagai orang tua; mengenai sikap yang sesuai dari masing-masing individu dalam mengunjungi keluarga pasangan. 3. Anak (children) yaitu mengenai pemilihan agama; mengenai agama apa yang lebih dominan dalam hidupnya; mengenai ada atau tidaknya minat untuk mengikuti pendidikan dan ritual
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
keagamaan; mengenai seberapa pentingnya menjalankan ritual keagamaan ketika berada dalam lingkup keluarga. 4. Hari raya keagamaan dan tradisi (holiday and traditions) yaitu mengenai pendiskusian perbedaan tradisi keagamaan yang ada (mana yang lebih penting, salah satu atau keduanya memiliki kedudukan yang sama); mengenai pemahaman masing-masing individu terhadap hari perbedaan raya keagamaan dan tradisi dari pasangannya; mengenai sikap dan toleransi individu ketika mengikuti perayaan hari raya dan tradisi keagamaan pasangan lainya, mengenai kemungkinan tentang beberapa hal yang dapat diubah atau dihilangkan sehingga pasangan dapat menerima perbedaan yang ada. 5. Ekspektasi peran (role expectation) mengenai ada atau tidaknya spesifikasi peran gender yang ditetapkan menurut aturan masing-masing agama (Olinsky, 2002). Tema-tema ini muncul sebagai manifestasi dari adanya perbedaan pedoman hidup yang harus dijalani kedua pasangan, serta tidak adanya komunikasi yang efektif diantara pasangan dan keluarga. Selain itu seiring berjalannya kehidupan pernikahan, beberapa pasangan memiliki pengharapan agar pasangannya mengikuti agamanya namun hal ini sangat jarang sekali dikomunikasikan karena dianggap sebagai hal yang sensitif atau sebagai salah satu usaha untuk menjaga perasaan masingmasing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Menjadi sangat menarik untuk diperhatikan bahwa ketika pasangan memiliki agama yang berbeda, maka akan terbentuk perbedaan prinsip hidup mendasar dan kuat yang tidak dapat dipengaruhi oleh pasangan ataupun keluarga pasangannya. Hal ini akan berdampak pada penerimaan anggota keluarga baru yang “berbeda”. Efek dari adanya sikap ini terutama terlihat ketika kedua pasangan benar-benar merasa terikat dengan keluarga asal dan latar belakang agamanya masingmasing, lebih jauh hal ini akan menjadi buruk ketika pasangan tidak dapat memprediksikan bagaimana perbedaan agama memberikan dampak terhadap kehidupan pernikahan mereka dan stabilitas keluarga, fungsi masing-masing dan rutinitas yang ada di dalamnya (Joanides, Mayhew, & Mamalakis, dalam Shaffer, 2006). Pola komunikasi yang tidak efektif, kurangnya rasa saling pengertian dan ketidakmampuan pasangan dalam mengelola perbedaan yang ada akan menjadi masalah kecil yang berakibat fatal bagi setiap pasangan pernikahan terlebih pasangan pernikahan beda agama b. Permasalahan yang Dialami oleh Remaja/Dewasa Awal Kehadiran seorang anak dalam pasangan nikah beda agama menjadi masalah yang cukup berat apabila keduanya tidak memiliki pemahaman dan komunikasi yang efektif. Hal ini akan semakin berat ketika anak telah memasuki usia remaja dimana mereka mulai memahami adanya perbedaan agama dan memunculkan pertanyaan karenanya (Marcia dalam Anonim, 2006). Remaja/dewasa awal yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
berasal dari keluarga beda agama akan menghadapi dua agama beserta aktivitas
keagamaannya
yang
berbeda.
Hal
ini
memungkinkan
munculnya keraguan beragama dalam diri remaja/dewasa awal karena mereka tidak mengetahui agama mana yang dapat mereka terima dan sesuai dengan dirinya (Hurlock, 1973). Beberapa orang tua beda agama biasanya telah membuat komitmen mengenai status agama untuk anak mereka namun beberapa orang tua tidak terlalu memperdulikan komitmen pemilihan agama untuk anak mereka. Ada atau tidaknya komitmen yang dibentuk oleh orang tua terhadap
pemilihan
identitas
agama
akan
tetap
memunculkan
kebingungan pada diri remaja/dewasa awal, karena mereka memiliki kesempatan untuk memutuskan komitmen beragama yang sesuai dengan kenyamanan diri dan hati mereka. Terbatasnya pengetahuan terhadap agama,
tingkat
ketaatan
terhadap
agama
di
dalam
keluarga,
ketidakseimbangan atau tidak adanya aktivitas keagamaan yang dilakukan orang tua, menjadi faktor terbesar pemicu terjadinya kebingungan agama dalam diri remaja/dewasa awal atau minimnya peran agama (tidak menjadikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai pedoman hidup dan landasan dalam bertindak) dalam diri remaja/dewasa awal (Hurlock, 1973). Selain itu rasa iba terhadap pihak orang tua yang tidak memiliki penerus agamanya serta adanya paksaan orang tua untuk tetap mengikuti komitmen yang telah dibuat sebelumnya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
secara psikologis memberikan pengaruh dalam diri remaja/dewasa awal untuk menentukan komitmen beragama dalam dirinya. Adanya konflik mengenai perbedaan agama di antara orang tua juga dapat memicu timbulnya kecenderungan bagi remaja/dewasa awal untuk tidak memiliki identitas agama (Pettersen dalam Nelsen, 1990). Sebuah studi mengatakan bahwa dalam suatu keluarga beda agama apabila hanya ada satu pihak orang tua yang memiliki identitas agama yang jelas, remaja/dewasa awal memiliki kecenderungan untuk tidak memiliki identitas agama, terlebih ketika ibu adalah pihak yang tidak memiliki identitas agama yang jelas (Nelsen, 1990). Orang tua yang telah memiliki keputusan mengenai pembagian agamapun akan tetap memiliki konflik di belakangnya. Biasanya remaja/dewasa awal cenderung diarahkan untuk mengikuti salah satu agama orang tua atau bahkan agama lainnya di luar agama orang tua, maka dalam proses ini bukan hanya kompetisi orang tua yang muncul untuk memperlihatkan yang terbaik dari agamanya masing-masing namun juga rasa cemburu apabila remaja/dewasa awal dibesarkan dalam lingkup agama tertentu. Menyimpulkan dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan, permasalahan keagamaan yang dialami oleh remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama antara lain : a) Adanya rasa ragu dalam diri remaja/dewasa awal untuk memutuskan komitmen beragama karena mereka tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
mengetahui agama yang dapat mereka terima dan sesuai dengan dirinya. b) Munculnya kebingungan pada diri remaja/dewasa awal, karena mereka tidak memiliki kesempatan untuk memutuskan komitmen beragama yang sesuai dengan kenyamanan diri dan hati mereka ketika orang tua telah menciptakan keputusan beragama dalam diri remaja/dewasa awal secara sepihak. c) Adanya kecenderungan untuk tidak memiliki identitas agama dalam diri remaja/dewasa awal. Intensitas aktivitas keagamaan yang lebih nyata, adanya figur yang bisa dijadikan panutan dan pengetahuan mengenai suatu agama, dapat mempermudah remaja/dewasa awal dalam proses eksplorasi untuk mempelajari, memahami dan perlahan meyakini konsep agama tertentu (Marcia, 2006). Perilaku orang tua yang menyenangkan dalam usaha menjembatani
dan
menjelaskan
perbedaan
yang
ada
mampu
memfasilitasi kemampuan remaja/dewasa awal untuk memahami dan meyakini Tuhan dan perbedaan secara positif. Namun perilaku negatif yang ditampilkan orang tua cenderung menghilangkan hal baik dalam diri remaja/dewasa awal dalam usaha memahami dan meyakini Tuhan (Dollahite dalam Marks, 2006).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
B. Identitas Agama 1. Definisi Identitas Marcia (dalam Parsons, 2007) mendefinisikan identitas sebagai struktur dalam diri, konstruk diri serta dinamika diri atas dorongan, kemampuan, keyakinan dan sejarah yang terekam dalam diri manusia. Pencapaian identitas diri yang baik adalah ketika individu mampu menyadari akan perbedaan dan kesamaan yang dimiliki diri dengan orang lain. Namun pencapaian identitas diri yang buruk adalah ketika individu mengalami kebingungan dan tidak dapat membedakan perbedaan yang ada dalam diri mereka dengan orang lain. Proses pencapaian identitas terjadi pada tahap usia remaja hingga dewasa awal yang didasarkan pada pengalaman proses eksplorasi dan pembuatan komitnen. Maka menjadi penting bagi remaja/dewasa awal untuk mengoptimalkan proses eksplorasi indentitas diri sehingga dapat menciptakan keyakinan dalam pembuatan komitmen kelak.
2. Definisi Identitas Agama Batson penggunaan
dkk teori
diinterpretasikan
(dalam
Hunsberger, 2001) mengatakan
perkembangan sebagai
model
psikososial perkembangan
milik
bahwa
Erikson
agama
dalam
dapat diri
remaja/dewasa awal. Perkembangan agama merupakan semua proses dimana remaja/dewasa awal berusaha mengeksplorasi agama yang ada di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
dalam dan diluar dirinya. Dalam hal ini, perkembangan agama menuju pada proses penentuan identitas agama. Dalam penelitian ini, identitas agama diartikan sebagai struktur agama dalam diri, konstruk agama dalam diri serta dinamika atas dorongan, kemampuan, keyakinan dan sejarah tentang agama yang terekam dalam diri manusia. Proses pencarian identitas agama, remaja/dewasa awal umumnya akan menghadapi pertanyaan-pertanyaan tentang kepercayaan individu terhadap Tuhan, bentuk dan tingkat ketaatan dalam beribadah, pendapat tentang persoalan agama dan pertanyaan lainnya yang berkaitan dengan keagamaan (Marcia dalam “Hubungan Antara Status Identitas Agama Dengan Ketabahan”, 2006). Pertanyaan-pertanyaan ini kemudian akan memunculkan dorongan bagi manusia untuk mencari jawaban serta menyusunnya menjadi sebuah sejarah yang kemudian akan membentuk struktur dan konstruk agama di dalam diri. Eksplorasi diri membantu seorang remaja/dewasa awal untuk memutuskan komitmen terhadap pilihan-pilihan yang ada dalam proses pencapaian identitas agama. Remaja/dewasa awal yang dapat mengatasi masa krisis ini secara memuaskan dapat membangun “kekuatan” kesetiaan (perasaan setia dan keyakinan) untuk memiliki orang-orang yang dikasihi dan juga kesetiaan terhadap agama (Erikson dalam Papalia 2009). Menurut Marcia (Anonim, 2006), dengan adanya identitas agama yang dimiliki seseorang maka falsafah hidup terutama mengenai etika dan tanggung jawab sosialnya akan dikaitkan dengan keyakinan ajaran agamanya. Selain itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Carlson dkk (Parsons, 2007) menemukan bahwa 95% terapis pernikahan dan keluarga meyakini bahwa terdapat hubungan antara religiusitas, spiritualitas dengan kesehatan mental.
3. Eksplorasi dan Komitmen Proses pencapaian identitas, salah satunya identitas agama tidak terlepas dari proses eksplorasi dan komitmen (Papalia, 2009). Proses eksplorasi
merupakan
tahap
dimana
seseorang
melakukan
proses
identifikasi, evaluasi serta interpretasi terhadap suatu informasi yang berguna untuk menjembatani pertanyaan-pertanyaan yang hadir dalam benaknya. Dalam prosesnya, eksplorasi memiliki empat aspek utama yang menjadi acuan, seperti : a) Kemampuan memahami (Knowledge ability). Pada aspek ini kesadaran akan pilihan-pilihan yang ada mulai muncul, (dalam hal ini pilihan agama yang ada) serta mulai memiliki pemahaman yang mendalam mengenai nilai-nilai inti dari ajaran berbagai agama dan mempunyai perbandingan nilai keyakinan antar agama. b) Aktivitas yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi (Activity directed toward the gathering of information). Dalam tahap ini terjadi krisis identitas sehingga eksplorasi terhadap informasi berguna untuk menghadapi masa krisis ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
c) Mempertimbangkan alternatif pilihan yang potensial (Evidence of considering potential identity elements). Pada aspek ini, kemampuan untuk mempertimbangkan berbagai alternatif pilihan sudah muncul serta adanya kesadaran atas konsekuensi dari alternatif yang akan dipilih. d) Keinginan untuk membuat sebuah keputusan awal (A desire to make an early decision). Pada aspek ini, keputusan untuk berkomitmen telah muncul dan akan diakhiri dengan komitmen beragama yang diyakininya. Sedangkan pembuatan komitmen merupakan proses penegasan pilihan terhadap alternatif tertentu. Komitmen merupakan investasi yang stabil terhadap satu tujuan, nilai, keyakinan yang kemudian dibuktikan dengan aktivitas yang mendukung (Papalia, 2009). Adanya komitmen menunjukkan bahwa remaja/dewasa awal memiliki keinginan untuk memperbaiki identitas agama yang dalam dirinya. Tidak adanya komitmen menggambarkan tidak adanya keinginan remaja/dewasa awal untuk memperbaiki struktur identitas agama dalam dirinya (Papalia, 2009). Komitmen memiliki enam aspek dalam proses pencapaiannya, yaitu a) Kemampuan memahami (Knowledge ability). Pada aspek ini, remaja/dewasa awal memiliki komitmen yang kuat terhadap tujuan, nilai dan keyakinan yang dibuktikan dengan adanya pemahaman yang mendalam mengenai alternatif pilihan yang menjadi pilihannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b) Aktivitas
yang
pemilihan
dilakukan
identitas
sebagai
beragama
implementasi
(Activity
19
terhadap
directed
toward
implementing the chosen religion identity). Pada aspek ini, remaja/dewasa awal memperlihatkan adanya aktivitas yang mendukung
pilihan
komitmen
beragamanya.
(misalnya,
beribadah). c) Nada emosi (Emotional tone). Emosi yang muncul sebagai bentuk refleksi dari kepercayaan dan ketenangan diri serta sikap optimis tentang masa depan terhadap keyakinan dalam berkomitmen. d) Identifikasi terhadap orang lain yang berpengaruh (Identification with
significant
remaja/dewasa
other). awal
Munculnya
akan
membuat
komitmen diri
pada
belajar
diri untuk
mengidentifikasi perilaku orang lain yang dijadikan panutan terhadap dirinya sendiri. e) Proyeksi terhadap masa depan (Projection of ones’s personal future). Aspek ini merefleksikan kemampuan diri terhadap komitmen yang telah dibentuk, seperti memproyeksikan dan menggambarkan tipe aktivitas yang diputuskan untuk lima sampai sepuluh tahun mendatang dengan tetap konsisten terhadap komitmen pilihannya. f) Resistensi terhadap goncangan (Resistence to being swayed). Aspek ini menunjukkan apabila remaja/dewasa awal telah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
memiliki komitmen yang tinggi di dalam dirinya, maka ia cenderung bertahan pada komitmen pilihannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan istilah komitmen beragama dengan definisi yang lebih luas yaitu tidak membatasi komitmen beragama dengan menganut suatu agama namun juga dapat berkomitmen namun dengan tidak menganut agama apapun.
C. Review Penelitian Mengenai Identifikasi Agama Remaja/Dewasa Awal dari Keluarga Beda Agama Tumbuh dan berkembang dalam keluarga beda agama menyebabkan remaja/dewasa awal menghadapi kebingungan dalam hal agama. Dalam artikel e-Vision (Leah, 2005) menceritakan seorang anak yang beranjak remaja, yang lahir dan diasuh oleh kedua orang tua yang berbeda agama (Yahudi-Kristen) mengalami rasa tidak aman terhadap identitas agama di dalam dirinya. Perbedaan agama kedua orang tua serta sikap kedua orang tua dalam menentukan agama yang akan dianut anak secara sepihak, memberikan dampak yang tidak menyenangkan dan frustasi terhadap identitas agama dalam diri anak. Artikel ini menjelaskan bahwa remaja menjadi sangat frustasi dan bingung ketika remaja mulai mempertanyakan mengenai perbedaan agama dan perbedaan penamaan Tuhan dalam keluarga. Tidak adanya
penjelasan
keagamaan secara netral yang diberikan ayah atau ibu dan adanya penjelasan mengani perbandingan tiap agama serta memberikan pandangan buruk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
terhadap agama lain semakin memunculkan banyak pertanyaan dalam diri remaja. Rasa tidak aman terhadap identitas agamapun muncul namun pada akhirnya, sikap tegas ayah dalam menentukan status agama, mendorong remaja untuk menjadi seorang penganut Yahudi sesuai dengan keputusan kedua orangtuanya. Remaja kemudian menjadi seorang penganut Yahudi dengan tetap merasa bersalah karena telah mengecewakan ibu dan ayahnya, karena remaja tidak bisa menjadi seorang penganut Kristen dan justru menjadi penganut Yahudi yang tidak taat beragama. Hal ini muncul karena remaja masih merasakan kebingungan mengenai agama walaupun secara status dirinya telah menjadi seorang penganut Yahudi. Besarnya peran orang tua dalam proses pemilihan agama pada diri remaja/dewasa dipaparkan
awal yang berasal dari keluarga beda agama, lebih jelas
oleh
Nelsen
(1990)
dalam
penelitiannya.
Penelitian
ini
menyimpulkan bahwa identifikasi agama pada diri orang tua memberikan pengaruh
yang signifikan
terhadap
agama
yang
akan
dianut
oleh
remaja/dewasa awalnya. Sebanyak 85% remaja/dewasa awal yang berasal dari pasangan menikah beda agama tidak memilih agama manapun apabila kedua orang tuanya tidak memiliki kejelasan beragama. Keluarga dimana figur ibu tidak memiliki identifikasi agama yang jelas atau hanya salah satu pihak orang tua dengan identifikasi agama yang jelas, mengakibatkan tidak adanya identifikasi agama pada diri remaja/dewasa awal. Hal ini terjadi karena figur ibu memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap identifikasi agama pada diri remaja/dewasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
awal daripada figur ayah terlebih ketika ibu memiliki identifikasi agama dan pemahaman agama yang lebih konservatif. Ketidakjelasan agama yang dimiliki remaja/dewasa awal juga terjadi ketika orang tua tidak memiliki identifikasi serta pemahaman agama yang jelas atau kurang memiliki identifikasi serta pemahaman agama yang baik. Hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa apabila ibu beragama Katolik tetapi tidak dengan ayah, maka sebanyak 77,6% remaja/dewasa awal memilih untuk menjadi Katolik. Apabila ayah beragama Katolik tetapi tidak dengan ibu, maka 46,9% remaja/dewasa awal memilih untuk menjadi Katolik. Apabila ibunya beragama Katolik maka tidak akan ada perbedaan presetanse remaja/dewasa awal yang beragama Katolik walaupun ayahnya adalah seorang Protestan liberal atau konservatif namun apabila ayahnya beragama Katolik kecenderungan terbesar adalah remaja/dewasa awal tidak memilih agama Katolik dan lebih memilih untuk memiliki agama yang sama dengan ibunya walaupun konservatif. Penelitian yang dilakukan oleh Surbakti (2009) menjelaskan bahwa pemilihan agama oleh anak yang berasal dari keluarga beda agama dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti peran ayah, peran ibu, peran orang tua angkat, peran kerabat orang tua, peran pemuka agama dan peran kekasih. Pemilihan agama yang dipengaruhi oleh peran ayah, dilihat sebagai suatu usaha anak dalam membalas budi kebaikan ayahnya karena ayah telah berusaha memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pemilihan agama yang dipengaruhi peran ibu dilihat sebagai cara bakti anak kepada sosok yang telah melahirkan, mengasuh dan memberikan seluruh cintanya kepada anak tanpa syarat. Pemilihan agama yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
dipengaruhi oleh peran orang tua angkat, dilihat sebagai balsa budi atas jasa pengasuhan. Pemilihan agama yang dipengaruhi oleh peran kerabat orang tua, dilihat sebagai hutang budi, hubungan sosial dalam ikatan keluarga yang telah menciptakan norma-norma tertentu yang sulit sekali untuk dihindari/ditentang. Pemilihan agama yang dipengaruhi oleh pemuka agama, dilihat sebagai bentuk keyakinan akan adanya mukjizat dari suatu agama tertentu dalam proses kehidupannya. Pemilihan agama yang dipengaruhi oleh peran kekasih, dilihat sebagai pemenuhan persyaratan untuk menjadi seorang pasangan yang baik bagi kekasihnya. Penelitian-penelitian yang telah disebutkan hanya membahas mengenai identitas agama yang pada akhirnya dipilih oleh anak dari keluarga beda agama serta efek yang dialaminya. Marcia (2006) menjelaskan bahwa dalam proses pencarian identitas agama, individu akan mengalami proses eksplorasi agama dan pembuatan komitmen agama. Proses eksplorasi agama terjadi sebagai suatu upaya individu dalam menjembatani pertanyaan keagamaan yang muncul di dalam benaknya dengan realitas keagamaan yang ada di sekitarnya. Proses eksplorasi agama akan mempengaruhi individu dalam menentukan pembuatan komitmen beragama di dalam dirinya. Pembuatan komitmen yang sesuai dengan diri akan menciptakan rasa yakin dan aman terhadap identitas agamanya. Oleh karena itu, melalui penelitian ini peneliti melihat pentingnya proses eksplorasi agama dan pembuatan komitmen untuk diketahui agar remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama mampu memilih dan menciptakan komitmen beragama yang sesuai dengan dirinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
D. Kerangka Penelitian Berdasarkan beberapa literatur yang ditemukan, beberapa penelitian melihat pentingnya peran agama dalam kehidupan sehari-hari. Remaja/dewasa awal memperlihatkan adanya ketertarikan terhadap suatu agama dan biasanya lebih sering diperlihatkan dalam tingkah laku daripada melakukan ritual keagamaan (Hurlock, 1973). Kebanyakan remaja/dewasa awal berusaha untuk menemukan suatu agama yang dapat memenuhi kebutuhannya saat ini dibandingkan saat masih anak-anak (Hurlock, 1973). Proses eksplorasi menjadi hal yang sangat mungkin terjadi ketika remaja/dewasa awal melakukan perubahan-perubahan terhadap keyakinan dalam dirinya terhadap suatu. Remaja/dewasa awal memperlihatkan ketertarikannya terhadap suatu agama dengan mengikuti diskusi keagamaan, mengikuti pelatihan agama-agama hanya untuk melihat perbandingan dari tiap agama, dan melakukan eksplorasi terhadap agama yang berbeda-beda untuk menemukan hal-hal lain yang mereka butuhkan dari suatu agama diluar agama yang telah diajarkan di dalam keluarga. Kebutuhan akan agama merupakan hal yang bersifat personal dan sangat berarti bagi kehidupan mereka (Hurlock, 1973). Selain itu, perbedaan agama dalam keluarga beda agama memunculkan keraguan beragama dalam diri remaja/dewasa awal. Keraguan menjadi dasar munculnya kebingungan, ragu-ragu dan ketidakpastian terhadap pilihan agama yang berakibat datangnya masa krisis. Pada masa krisis inilah, remaja/dewasa awal mengalami proses pencarian jawaban, perbandingan dan pemahaman terhadap agama yang berkembang di dalam keluarganya (Hurlock, 1973).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Proses yang terjadi selama masa krisis adalah proses pencarian makna, pemahaman dan pengetahuan atas perbedaan yang lebih singkat dikatakan sebagai proses eksplorasi (Papalia, 2009) yang kemudian akan berakhir pada proses pembuatan komitmen. Melihat gambaran proses eksplorasi dan pembuatan komitmen terhadap agama serta makna yang terkandung di dalamnya menjadi suatu hal yang menarik bagi peneliti karena peneliti ingin melihat bagaimana remaja/dewasa awal belajar mengembangkan pengetahuan, menghadapi perbedaan serta mencari jawaban untuk memenuhi kebutuhan dirinya akan suatu agama.
E. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran proses eksplorasi agama pada remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama? 2. Bagaimana gambaran pembuatan komitmen beragama pada remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini berusaha menggunakan metode penelitian kualitatif yang memiliki ketertarikan dalam memahami proses manusia menginterpretasikan pengalamannya, mengkonsepsikan dunia dan mengatribusikan arti dari setiap pengalaman yang dilalui (Merriam, 2009). Pendekatan kualitatif pada umumnya berusaha untuk mendeskripsikan pengalaman individu yang dinilai memiliki makna tertentu (Smith, 2009). Penelitian
kualitatif
didasarkan
pada
kekuatan
narasi
dalam
mengungkapkan realitas yang terjadi, menghasilkan dan mengolah data yang bersifat deskriptif berupa data kata-kata tertulis dan lisan (transkrip wawancara), foto, catatan lapangan, rekaman video dan lain sebagainya (Poerwandari, 2005). Data lisan dan tulisan yang diperoleh melalui proses wawancara, kemudian akan diolah ke dalam bentuk deskripsi sehingga sesuai dengan ketentuan penelitian kualitatif. Dalam hal ini, penggunaan metode penelitian kualitatif diharapkan mampu memenuhi tujuan penelitian yaitu untuk memperlihatkan gambaran proses eksplorasi dan pembuatan komitmen beragama remaja/dewasa awal yang berasal dari pernikahan beda agama.
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
B. Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus pada dua hal, yaitu : 1. Proses eksplorasi agama pada remaja/dewasa awal yang berasal dari keluarga beda agama. 2. Proses pembuatan komitmen beragama pada remaja/dewasa awal yang berasal dari keluarga beda agama
C. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode wawancara untuk memperoleh data yang diinginkan. Melalui metode wawancara, peneliti dapat mengeksplorasi lebih dalam mengenai pengalaman subjek yang sesuai dengan tema penelitian. Wawancara kualitatif dimaksudkan untuk memperoleh pengetahuan mengenai makna subjektif yang dipahami individu terkait dengan topik penelitian dan akan melakukan ekplorasi terhadap isu tersebut (Banister, dkk dalam Poerwandari, 2005). 1. Jenis Wawancara Jenis wawancara yang akan dilakukan peneliti, terbagi menjadi dua, yaitu : a. Wawancara dengan pedoman umum Dalam melakukan proses wawancara ini, peneliti menggunakan pedoman wawancara yang mencatumkan isu yang berkaitan dengan topik penelitian tanpa menetukan urutan pertanyaan. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
harus dibahas sekaligus menjadi daftar checklist apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau dipertanyakan (Poerwandari, 2005). Pedoman wawancara dibuat sebelum peneliti melakukan proses wawancara dan pertanyaan peneliti bersifat terbuka agar tidak mengarahkan jawaban subjek pada jawaban tertentu. b. Wawancara informal Wawancara informal didasarkan pada pengembangan pertanyaan penelitian secara spontan yang peneliti dapatkan selama proses wawancara ilmiah (Poerwandari, 2005). Wawancara informal ditujukan agar peneliti mendapatkan informasi tambahan diluar informasi yang peneliti dapatkan melalui wawancara dengan pedoman umum. 2. Pelaksanaan Wawancara Tabel Pelaksanaan Wawancara
Wawancara I
Subjek 3
Keterangan
Subjek 1
Subjek 2
21/03/2013
30/04/ 2013 05/06/ 2013 Rapport
&
wawancara ringan
Wawancara II
10/04/2013
11/05/ 2013 21/06/ 2013 Wawancara mendalam
Wawancara III
13/05/2013
17/05/2013
05/07/2013
Wawancara susulan (kelengkapan data)
3. Panduan Wawancara Peneliti melakukan pengkategorisasian dalam menyusun panduan pertanyaan wawancara. Terdapat tiga kategorisasi dalam penyusunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
pertanyaan wawancara. Kategorisasi pertama berisi pertanyaan mengenai pengalaman hidup remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama. Kategori ini dibuat dengan tujuan untuk melihat latar belakang subjek, dinamika subjek dan keluarga dalam menghadapi perbedaan agama secara umum. Pemaparan subjek mengenai pengalaman hidup secara umum di dalam keluarga beda agama, dinilai mampu memberikan informasi tambahan atau sebagai penguat bagi peneliti untuk melihat alur dan gambaran pengalaman subjek secara lebih dekat dan nyata. Kategorisasi kedua berisi pertanyaan mengenai proses eksplorasi agama remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama. Kategori ini dibuat dengan tujuan untuk melihat dinamika proses eksplorasi serta hal-hal penting lainnya yang dianggap berhubungan dalam proses ini. Kategorisasi ketiga berisi pertanyaan mengenai proses pembuatan komitmen beragama remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama. Kategori ini dibuat dengan tujuan untuk melihat proses pembentukan
komitmen
beragama
serta
hal
lain
yang
dianggap
berhubungan dengan proses berkomitmen. Pertanyaan wawancara yang masuk ke dalam kategori proses eksplorasi dan pembentukan komitmen, dibuat dan dikembangkan secara spesifik berdasarkan pada teori yang digunakan penelitian ini. Tabel Panduan Pertanyaan Wawancara I. Pengalaman hidup di dalam keluarga beda agama 1. Bisakah anda menceritakan pengalaman anda tinggal di dalam keluarga beda agama?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
2. Menurut anda, bagaimanakah peran agama di dalam keluarga anda? 3. Adakah kecenderungan dominasi agama dari salah satu pihak di dalam keluarga anda? II. Proses Eksplorasi 1. Sejak usia berapa anda memiliki inisiatif untuk melakukan eksplorasi ajaran agama? 2. Apa yang mendorong anda untuk terus melakukan eksplorasi terhadap berbagai ajaran agama? 3. Bisakah anda menceritakan secara detail agama/keyakinan apa saja yang telah anda ketahui? 4. Dalam proses ini, secara psikologis apakah yang anda rasakan? 5. Apa yang anda lakukan untuk mencari dan mengumpulkan informasi mengenai ajaran keagamaan? 6. Adakah perbedaan di setiap ajaran agama yang anda dapatkan? 7. Pertimbangan seperti apa/faktor apa yang akhirnya mendorong anda untuk memilih keyakinan anda saat ini? 8. Bagaimana anda menjalani konsekuensi terhadap pilihan yang telah anda pilih saat ini? III.
Pembentukan Komitmen
1. Dapatkah anda menjelaskan atau menggambarkan seberapa besar komitmen dirinya terhadap keyakinan yang dipilihnya saat ini? 2. Apakah tujuan anda ketika memilih untuk berkomitmen terhadap keyakinan anda saat ini?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
3. Bagaimanakah cara anda mengimani apa yang menjadi pilihan anda saat ini? 4. Apa yang anda rasakan ketika memilih dan menjalankan pilihan anda saat ini? 5. Adakah
sosok
tertentu
yang
anda
jadikan
panutan
dalam
hubungannya dengan komitmen anda saat ini? 6. Apakah ada kemungkinan dalam diri anda untuk berpindah dari keyakinan yang saat ini anda pilih? 7. Bagaimana anda menilai konsistensi komitmen diri anda?
D. Subjek Penelitian Peneliti memilih subjek penelitian menggunakan metode pengambilan sampel berupa criterion sampling (pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu). Berdasarkan hal tersebut, peneliti memberikan beberapa kriteria subjek penelitian sebagai berikut : 1. Subjek penelitian berasal dari keluarga beda agama. 2. Subjek penelitian tinggal dengan kedua orang tuanya secara utuh. 3. Orang tua subjek penelitian masih berpegang teguh terhadap agamanya masing-masing. 4. Subjek berada pada tahap usia remaja akhir hingga dewasa awal yang dianggap telah bereksplorasi dan mengambil keputusan (Lock dalam Santrock, 1995).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Dalam penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menggunakan tiga subjek dengan pertimbangan bahwa data dari ketiganya sudah mampu merepresentasikan tujuan dari penelitian, yaitu mengenai gambaran proses eksplorasi dan pembentukan komitmen beragama pada remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama.
E. Prosedur Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis tematik deduktif. Analisis ini dipilih karena peneliti mencoba memaparkan teori yang digunakan sebagai kerangka dan kemudian berusa menyempitkannya melalui perumusan hipotesis (Poerwandari, 2005). Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjadikan teori sebagai dasar untuk melihat dan memastikan adakah wujud nyata aplikasi teori yang terjadi dalam realita kehidupan. Langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data adalah (Poerwandari, 2005) : 1. Organisasi Data Organisasi data merupakan kegiatan memindahkan hasil wawancara ke dalam tulisan secara rapi dan sistematis. Peneliti mendengarkan dengan seksama semua hasil wawancara yang telah dilakukan dan mencatatnya dalam bentuk kalimat. Dalam penelitian kualitatif, hal ini disebut transkrip verbatim . Organisasi
data
yang
baik
memungkinkan
peneliti
untuk
memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
dilakukan dan menyimpan data dan analisis yang berkaitan untuk menyelesaikan penelitian (Poerwandari, 2005). 2. Koding dan Analisis Langkah penting sebelum analisis dilakukan adalah membubuhkan kode-kode pada data yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail sehingga dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari (Poerwandari, 2005). Koding dilakukan apabila data dianggap telah menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti yang brasal dari panduan wawancara. Setelah memilih dan melakukan pengkodingan terhadap masingmasing data subjek, peneliti kemudian melakukan interpretasi ke dalam tema-tema. Langkah selanjutnya, berbagai tema yang muncul dari masingmasing subjek kemudian dipilih dan dikelompokkan sesuai dengan isi dari teori yang digunakan dalam penelitian ini. Setelah memilah dan mengelompokkan tiap tema sesuai dengan acuan teori yang digunakan, peneliti berusaha mendeskripsikan kembali dinamika dan kompleksitas yang dialami subjek ke dalam bentuk narasi yang disertai dengan verbatim masing-masing subjek. Dalam penelitian kualitatif, bagaimanapun analisis dilakukan, peneliti wajib memonitor dan melaporkan proses serta prosedur-prosedur analisisnya se-jujur dan selengkap mungkin (Poerwandari, 2005).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
F. Kredibilitas dan Validitas Penelitian Kredibilitas
penelitian
kualitatif
terletak
pada
keberhasilannya
mencapai maksud dalam pengeksplorasian masalah atau mendeskripsikan keadaan, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Deskripsi mendalam menjelaskan kemajemukan aspek-aspek yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek. Menurut Sarantoks (Poerwandari, 2005), penelitian dapat dikatakan memenuhi kriteria validitas apabila mampu memenuhi beberapa konsep validitas, seperti : 1. Validitas Komunikatif, dilakukan melalui dikonfirmasikannya kembali data dan analisis penelitian kepada responden penelitian. Proses konfirmasi ini dilakukan peneliti kepada subjek penelitian setelah peneliti merasa bahwa data yang ada mampu menjawab dan mengambarkan tujuan penelitian ini. Dalam prosesnya, ketiga subjek penelitian menyatakan kesamaan antara analisis yang dilakukan peneliti terhadap kenyataan yang mereka alami dan rasakan (data lapangan) terhadap teori yang ada. 2. Validitas Argumentatif, tercapai bila presentasi temuan dan kesimpulannya dapat diikuti dengan rasional serta dapat dibuktikan dengan melihat kembali ke data mentah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
G. Sistematika Pelaporan Pelaporan mengenai hasil penelitian ini akan dipaparkan pada bab selanjutnya. Penulisan laporan penelitian didasarkan pada hasil pengamatan terhadap masing-masing subjek. Laporan penelitian masing-masing subjek berisi tentang gambaran diri subjek, gambaran latar belakang agama keluarga subjek, gambaran keadaan keluarga subjek serta gambaran pengalaman subjek dalam memahami agama dan konfliknya baik di dalam keluarga atau di lingkungan luar keluarga. Kemudian, akan dilanjutkan dengan penjabaran masing-masing pengalaman subjek mengenai proses eksplorasi identitas agama (beserta aspek-aspeknya) dan komitmen beragama (beserta aspek-aspeknya). Tahap penulisan pada laporan penelitian ini merupakan penerjemahan tema-tema yang ada ke dalam uraian naratif. Uraian respon tersebut dibuat dalam bentuk argumen naratif yang diselingi kutipan verbatim dari transkrip untuk mendukung kasus yang diteliti (Smith, 2009). Sedangkan dalam bagian pembahasan, peneliti berusaha mendiskusikan masing-masing tema terhadap kaitannya dengan literatur teori yang digunakan (Smith, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Subjek 1 1. Latar Belakang Subjek pertama bernama Lita. Lita adalah seorang mahasiswi arsitek berusia 21. Lita merupakan anak kedua dari dua bersaudara dimana keduanya adalah wanita. Saat ini rutinitas yang dilakukan Lita adalah kuliah dan sedang menyusun tugas akhirnya. Lita merupakan seorang yang mudah bergaul, periang dan terbuka walaupun di awal perjumpaan Lita terkesan cuek dan menjaga jarak. Namun karena adanya kesediaan Lita untuk menjadi subjek penulis dan diadakannya rapport berulang-ulang oleh penulis maka sikap cuek dan menjaga jarak tersebut perlahan menghilang dan berubah menjadi sikap yang terbuka, menyenangkan dan bersahabat. Sikap inilah yang kemudian memudahkan penulis untuk menanyakan pengalaman Lita yang berkaitan dengan kehidupannya bersama keluarganya yang berbeda agama. Lita terlahir dari kedua orang tua yang memiliki latar belakang agama yang berbeda. Sejak awal pembagian agama telah terjadi di antara dirinya dan kakaknya. Kedua orang tuanya telah sepakat untuk membagi mereka sesuai dengan agama orang tuanya. Pada saat itu, kakaknya secara otomatis mengikuti agama ayahnya, yaitu Islam dan Lita terpilih untuk
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
mengikuti agama ibunya, yaitu Kristen, walaupun pada akhirnya kakaknya berpindah agama dan mengikuti agama suaminya saat ini.
“Tapi Islam itu kan baru kemungkinannya dan mbakku pun jadi Islam karena pembagian dari Bapak Ibu dulu, aku Kristen, mbakku Islam” “Trus ternyata dapetnya suami orang Kristen ya udah otomatis mbakku ikut agama pasangannya gitu”
Kedua orang tuanya menikah secara hukum di catatan sipil, dikarenakan ayahnya yang tidak mau menikah secara Kristen dan ibunya yang tidak mau menikah secara Islam. Menurut Lita, ayahnya adalah seorang muslim yang tidak terlalu taat dan bahkan telah meninggalkan rutinitas ibadah agamanya.
“Bapak ga pernah puasa trus yang puasa cuma kakakku” “Dulu pernah sholat tapi cuma sekali, dua kali deh, abis itu aku ga pernah liat lagi”
Sedangkan ibunya adalah seorang penganut Kristen yang taat dan masih menjalankan ibadah agamanya dengan rutin.
“Kalo ibu rajin bahkan ibu itu sering banget jadi pengurus kegiatankegiatan di gereja. Pokoknya ibu itu termasuk umat gereja yang aktif”
Sebelum menikahi ibunya, ayahnya pernah berjanji untuk menjadi seorang kristiani namun setelah menikah dan hingga saat ini, hal tersebut belum ditepati oleh ayahnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
“Tapi setauku, memang dulu sebelum nikah sama Ibu, Bapak itu pernah janji mau pindah ke agama Ibu setelah nikah tapi nyatanya sampe sekarang Bapak tetep Islam”
Bagi Lita, sikap ayahnya yang tidak menepati janji untuk pindah ke agama Ibu, menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya konflik agama di dalam keluarganya. Konflik yang hanya diawali dengan hal-hal sepele namun berujung pada pembahasan perbedaan agama yang ada.
“.. aku ga tau ya mungkin ada hubungannya sama itu (ayah yang ga jadi pindah ke agama ibu) cuma aku heran aja, wong udah dijalanin, kenapa harus diributin lagi, aneh aja menurutku”
Keadaan ini sempat membuat Lita menjadi kecewa dan sedih. Baginya tinggal dan berkembang dalam keluarga yang berbeda agama bukanlah hal yang mudah terlebih ketika perbedaan agama memicu timbulnya konflik di dalam keluarga.
“Ya ngeliat Bapak sama Ibu sering cekcok soal agama aja aku udah bingung dan kadang tuh ya males” “… jadi cuma gara-gara cekcok agama gitu, mereka hampir cerai dan waktu itu rasanya sedih gimana gitu, rasanya ga siap aja, tapi ga tau ya, semakin kesini aku rasanya semakin biasa aja, mungkin bosen kali ya dari dulu liat mereka gitu, jadi sekarang ya udah belajar terima apa yang ada aja, rasanya lebih siap aja kalo efek paling buruknya itu terjadi“
Konflik perbedaan agama ini secara tidak langsung memberikan efek yang tidak menyenangkan terhadap Lita dan kakaknya. Efek yang paling dirasakan adalah ketika Lita dan kakaknya berusaha menengahi konflik tersebut namun justru dipandang sebagai keberpihakan terhadap salah satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
pihak. Merasa tidak banyak membantu, akhirnya Lita dan kakaknya memilih untuk menghindar ketika konflik perbedaan agama sedang terjadi di antara orang tuanya.
“Bapak sama Ibu udah berantem, mereka tuh otomatis nyari dukungan, sebenernya kita juga ga dukung sih cuma berusaha ngelurusin aja tapi kan kalo udah gitu jadinya apa ya, mungkin pihak yang sebenernya salah jadi kayak ga ngerasa didukung gitu. Udah deh, ribet kalo udah gitu. Makanya sekarang aku lebih milih diem aja”
Konflik perbedaan agama yang tidak jelas penyelesaiannya, kepindahan kakak ke Kalimantan serta perubahan sikap Lita terhadap konflik agama tersebut ternyata mampu meminimalisir timbulnya kembali pembahasan agama di dalam keluarganya.
“Kalo sekarang sih udah jarang, soalnya mbakku kan udah ikut suaminya dan aku juga kadang udah ga mau ikut-ikutan lagi, jadi ya gitu. Sekarang sih kalo yang aku liat, mereka udah sangat meminimalisir pembahasan agama, soalnya capek juga kali ya, ya itu tadi, cuma gantung akhirnya”
Namun, tinggal dan berkembang dalam keluarga yang berbeda agama juga memberikan hal positif bagi Lita. Lita merasa menjadi seseorang yang memiliki sikap yang lebih terbuka terhadap perbedaan dan pengetahuan yang lebih luas dalam hal keagamaan.
“ Lagian aku tuh malah seneng dengan keadaan ini, jadi gimana yaa … aku tuh merasa bisa lebih jadi orang yang membuka diri dengan orang lain yang latar belakang agamanya berbeda sama aku”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Keterbukaan dan ketertarikan Lita terhadap agama lain tidak membuatnya beralih dan merubah pilihannya untuk menjadi seorang Kristiani. Bagi Lita menjadi seorang Kristiani bukanlah suatu hal yang perlu ia pertanyakan lagi walaupun terdapat variasi agama di dalam keluarganya dan di lingkungan sekitarnya.
“Ada sih (ketertarikan dengan agama lain) tapi ya biasa aja sih … Cuma untuk nambah pengetahuan aja tapi ga lebih dari itu karena aku emang udah sreg sama agamaku”
2. Eksplorasi Sebagai Proses Menuju Kristiani yang Ideal a. Keterbukaan Terhadap Variasi Agama Beserta Ajarannya Lita mulai menyadari adanya perbedaan agama di dalam keluarga dan lingkungannya sejak kelas 1 SD dari pelajaran sekolahnya. Pada saat itu, Lita hanya sebatas mengetahui variasi agama yang ada dan belum memahami secara mendalam perbedaan diantaranya.
“Nah pas aku SD kelas 1, aku mulai ngerti ternyata ada beberapa agama dan aku di bagian agama ini trus kakakku disini. Aku juga ga ribet, cuma ya sekedar tau aja”
Walaupun mengetahui terdapat variasi agama di lingkungannya namun pengetahuannya akan agama masih terbatas pada agama Kristen. Hal ini disebabkan karena di dalam keluarganya Lita cenderung menjalankan dan mempelajari ajaran, nilai dan ibadah agama Kristen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
“..aku tau macem-macem agama tapi cuma tau aja tapi karena seringnya diajak ibu baca Alkitab, ke sekolah minggu sama mbakku, jadi ya taunya terbatas di Kristen”
Menempuh jenjang pendidikan di SD dan SMP swasta Kristen, mengakibatkan fokus keagamaan Lita hanya terbatas pada satu agama, yaitu agama Kristen. Namun hal ini tidak membuat Lita menjadi tidak peduli dengan kehadiran agama lain. Memasuki bangku SMA, Lita memasuki sekolah negri yang kemudian memperkenalkan dirinya dengan keberagaman agama yang ada. Hal ini kemudian secara tidak langsung memunculkan rasa penasaran dan ingin tahu pada diri Lita. Proses pemahaman ini kemudian menumbuhkan rasa senang yang berdampak pada keterbukaan untuk mau menerima keberagaman agama yang ada.
“Tapi sebenernya tetep seru-seru aja sih, jadi tahu sedikit banyak ajaran agama lain. Satu pengetahuan yg orang lain blm tentu tahu, trus ya itu jadi lebih terbuka juga sama siapapun dengan background apapun”
Namun pemahaman Lita mengenai agama lain (Katolik, Hindu dan Budha) di luar agama keluarganya, tidak lebih mendalam dibandingkan dengan pengetahuan agama yang berasal dari keluarganya (Islam dan Kristen).
“Yang jelas kalo agama yang selain agama di keluargaku, aku ga begitu tau banyak, cuma tau kayak misal kalo Hindu itu pemujaan terhadap dewa-dewa trus ada sembahyangan, kalo sembahyangan ada baju khususnya, ga boleh makan sapi kalo Budha apa ya, cuma tau ada hukum tentang karmapala, tau ga yang katanya apapun yang kamu berikan ke dunia akan kembali lagi ke kamu, itu karma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
ya? Ya pokoknya cuma itu sih .. kalo Katolik ga beda jauhlah sama Kristen cuma beda di misa dan beberapa ajarannya, yang paling tau ya walaupun masih biasa aja ya cuma agama Bapak Ibu, Kristen sama Islam”
Sikap terbuka dan mau menerima keberadaan agama lain tidak membuat Lita dengan cepat dan mudah mau menerima serta memahami informasi yang ada. Lita merasa, setiap agama memiliki ajaran, pandangan dan landasan yang berbeda. Namun sebagai bentuk rasa saling menghormati, Lita tidak secara frontal mengkritiknya tetapi hanya berusaha memahaminya sendiri.
“..Aku ga menyerang, mendengarkan, maksudnya gini kalo aku mempertahankan diri, trus aku merasa ada bedanya sama mereka. Jadinya cuma dengerin cerita-cerita mereka, jadi kan kita ngerti sendiri tuh” “ Mereka itu (Islam) menganggap kita tuh sama karena di kitab mereka, ada juga malaikat-malaikatnya cuma ya namanya beda, beda dikit, tapi di kitabku, aku nemuinnya ga sama. Sebenernya pengen sih ngomong ga sama tapi kesannya kok terlalu, ntar terlalu dikira garis keras gitu lo. Jadinya, aku diem aja” “ Trus apa lagi ya, banyak deh aku liatnya, beda (ajaran agama) sebenernya kalo aku bilang”
b.Melakukan Aktivitas yang Bertujuan untuk Mempelajari dan Memahami Agama Beserta Ajarannya Berupaya untuk memahami ajaran agama dengan lebih baik, Lita melakukan diskusi bersama teman-teman sekolahnya, teman-teman di lingkungannya dan ibunya. Proses diskusi keagamaan bersama temanteman, dilakukan semenjak Lita duduk di bangku SMA.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
“Baru bahas tentang agama lain, selain agama Ibu Bapak itu ya SMA karena sekolahku negri dan waktu belajar tentang agama kan kelasnya pisah-pisah nah ternyata aku terpisah sama beberapa temenku, nah dari situ jadi tanya-tanya” “Nah itu, kadang-kadang ya dari lingkungan jadi bertukar pikiran gitu (tentang berbagai agama)”
Sedangkan diskusi bersama ibunya, telah ia lakukan sejak kecil namun lebih berorientasi secara umum dan pada agama Kristen.
“Dulu kan aku ga ngerti apa-apa dan ketika aku tanya ke ibuku, ibu cuma bilang kalo di kitab suci masing-masing udah diatur. Trus yaudah, aku percaya” “… ibu biasanya yang kasih tau. Ya kayak yang aku bilang, ibu itu yang ngasih tau tentang isi Al Kitab. Pertama aku dikasih tau awal mula kejadian ini sampai ulangan“
Diskusi yang dilakukan hanya bertujuan untuk menambah pengetahuan Lita mengenai keberagaman agama walaupun dalam prosesnya, Lita tidak selalu merasa sejalan dengan apa yang menjadi pandangan teman-temannya.
“Cuma untuk nambah pengetahuan aja tapi ga lebih dari itu”
c. Ketertarikan untuk Lebih Memahami Agama Tertentu Keberagaman agama yang ditemui Lita, ternyata hanya membuat Lita merasa lebih dekat dengan agama keluarganya, Islam dan Kristen.
“… yang paling tau, ya walaupun masih biasa aja ya cuma agama Bapak Ibu, Kristen sama Islam“
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Dalam kesehariannya, Lita sering memperhatikan sikap dan kegiatan umat agama Islam dan Kristen.
“ ….aku selalu mencermati orang-orang Islam. Orang Islam itu dari dulu setauku ga pernah dia mengambil doa diluar 5 waktu, berdoa diluar sholat 5 waktu itu…” “ …orang Kristen kan juga ada puasanya tapi kebanyakan orang Kristen itu ga tau kalo kita harus ikut puasa-puasa gitu…” “ Trus kayak puasa, misalnya udah bulan Ramadhan sama mau lebaran. Di tivi-tivi kan langsung happening, booming banget kan acara-acara kayak itu, iya kan? Dan kita ( Kristiani) cuma biasabiasa aja kan? Kayaknya itu cuma hari biasa gitu dan ini, semua yang namanya orang Kristen, mereka sampe ga tau apa yang harus mereka lakuin, kadang-kadang aku sebelnya disitu”
Perhatian ini membuat Lita semakin mengenal keduanya lebih mendalam dan subjektif. Tidak hanya pandangan yang positif namun juga secara negatif.
“Kalo plusnyaaa … Ini, orang Islam itu kan orangnya getol banget. Gini, jadi sampe agama mereka, mereka tahu itu dihina, mereka ga akan terima itu. Ya sih, mungkin landasannya mereka berpikir kalo mereka itu jihad atau apa tapi kalo orang Kristen mikir, Tuhanku itu ga perlu dibela kok. Tapi dari situ tuh, mereka getol, jadi kayak apa yaa … Gini misalnya lagi mereka sampe nabung buat naik haji, nah kalo di Kristen mana ada, perpuluhan aja, iya ga iya ga.” “Kalo Islam kan, mereka harus berbuat baik untuk mendapatkan upah, surga. Nah tapi kalo orang kita (Kristen), dosanya udah ditebus kok, kalo ngelakuin dosa tinggal minta maaf tapi ga gitu juga, kalo kamu udah tau apa yang kamu perbuat itu dosa maka dosamu ga akan diampuni tapi memang dengan adanya berkat dari Tuhan, maka kita bisa mendapatkan pengampunan karena bukan suatu hal yang impossible. Tapi kan sebenernya ada hukumnya seperti itu, sampe mereka nanti reinkarnasi. Tapi yaa itu, kesannya jadi santai gimana gitu. Istilahnya kan kamu jadi kayak melecehkan apa yang sudah kamu terima”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Walaupun dalam pemahaman Lita umat agama Kristen dan Islam memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing namun Lita lebih tidak menyukai ajaran agama Islam serta sikap umatnya serta berusaha membandingkannya dengan ajaran agama Kristen.
“Yaa itu yang aku ga suka, gigi ganti gigi mata ganti mata. Trus apa ya, kadang-kadang mereka iti bukan jadi ambisius tapi malah jadi arogan” “Apa-apa disalahin. Trus mereka mau kayak menang sendiri. Kayak sekarang, hal kecil aja dipermsalahin, warung dibuka waktu puasa ya digrebek. Mereka ga tau sih sama apa yang mereka lakukan. Lah ya piye to? Kalo ga dibuka, mereka ga makan satu keluarga. Ya mungkin karena ga diajarkan tentang satu prinsip itu, kasih. Sebenernya apa ya, kayak cuci otak gitu. Sebenernya kan kita juga ga bisa percaya ini ataupun itu dengan mudah, ya kan? Tapi apa yaa, mereka ga kenal sih tentang 3 hal itu, tentang iman, pengharapan dan kasih. Mereka itu selalu, kalo aku pengen itu akan tak kejar tapi kalo di kita kan doa tanpa usaha sia-sia, usaha tanpa doa juga sia-sia, nah kalo di kita kan gitu. Nah sekarang itu dipake tuh (oleh umat Islam)“
Melihat bahwa sikap umat Islam dan beberapa ajaran di dalamnya sangat buruk membuat Lita tidak memiliki keinginan untuk menganut agama bawaan ayahnya itu. Pandangan yang buruk terhadap kelompok agama Islam, secara tidak langsung mengikis dan menghilangkan rasa simpati Lita pada agama Islam.
d. Kesiapan Diri untuk Membuat Komitmen Beragama Keberagaman agama yang ada serta kedekatan Lita dengan agama Islam dan Kristen pada akhirnya tidak merubah prinsip Lita untuk menjadi seorang kristiani. Melalui wawancara yang lebih mendalam,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
diketahui bahwa Lita memang sudah merasa lebih nyaman dengan agama Kristen yang telah dia imani dan laksanakan ibadahnya sejak kecil.
“…aku emang udah sreg sama agamaku (Kristen)” “…soalnya emang dari kecil udah diarahin ke Kristen”
Keyakinannya untuk menjadi seorang Kristiani juga makin kuat. Lita lebih banyak menemukan kesesuaian dan rasa simpati terhadap ajaran agama Kristen sehingga hal ini lah yang kemudian menjadi dasar dirinya untuk berkomitmen menjadi seorang kristiani.
“Kalo aku sih, itu (prinsip dasar ajaran agama Kristen) sederhana tapi menurutku pengaruhnya kemana-mana, penting dan pasti”
3. Komitmen untuk Menjadi Kristiani yang Ideal a. Pemahaman Terhadap Agama Kristen Pemahaman Lita mengenai agama Kristen telah ia dapatkan sejak kecil melalui Ibunya. Selain itu, pengetahuan yang ia dapatkan juga berasal dari kebiasaannya membaca Alkitab sejak kecil hingga ia mampu memahami seluk beluk agamanya dengan baik termasuk mengenai landasan iman, pengharapan dan kasih.
“Kita punya landasan : iman, pengharapan dan kasih” “Sebenernya sama, dalam perjanjian lama itu masih sama, jadi kayak larangan makan makanan berkuku genap, berkuku ganjil. Kenapa sampe sekarang ga boleh makan babi atau anjing, itukan berkuku genap berkuku ganjil. Apalagi ya? Eeee, kalo masalah muli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
kayak misalnya itu emang terjadi jaman dulu yaa. Kayak masalah perayaan, orang Kristen jaman dulu kan cuma ada perayaan Paskah Yahudi, itu ga tau di Islam itu dijelasin apa ga, yang jelas disitu udah mulai beda tapi kalo sekarang kan kalo Paskah yaudah tapi sedangkan Abraham jauh ke belakang kan udah beda” “Kalo di Kristen itu nikah hanya boleh cerai mati. Kalopun suaminya selingkuh, yaa ditunggu sampai dia mati, baru pasangannya boleh nikah lagi. Paling kayak gitu. Mmmm, apa lagi ya?Sempet waktu itu tu, siapa ya yang bikin marah di rumah, aku lupa, trus aku tanya ke ibu “kalo marahan ga boleh sampe matahari terbenam ya” ” “Trus yang kedua perpuluhan, menyisakan sebagian dari rejeki kita. Jadi kalo di Kristen kan 10% kalo di Islam cuma 2,5%”
b.Menjalankan
Ibadah
dan
Ajaran
Agama
Kristen
Sebagai
Implementasi Terhadap Komitmen Beragama Pilihannya untuk menjadi seorang Kristiani mengharuskan Lita untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan ajaran agamanya walaupun terkadang Lita hanya melaksanakan ibadah-ibadah itu seorang diri.
“Dulu aku rajin banget lo baca Alkitab sampe, belum katam sih tapi sampe Mazmur lebih” “ Ya mencoba buat jalanin ibadahnya, misalnya ke gereja, puasa, baca Alkitab, banyak cari tau tentang Kristen, ikut acara di gereja dan yang pasti harus selalu makin taat. Sebisa mungkin makin rajin beribadah, makin sering belajar dari Alkitab trus pahami isinya”
c. Gambaran Emosi Ketika Memilih Agama Kristen Sebagai Agama Pilihan Memilih untuk menjadi seorang Kristiani merupakan sebuah keyakinan yang mendalam dan kebanggaan tersendiri bagi Lita. Hal ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
disebabkan oleh landasan agama Kristen yang
48
menurutnya yang
sederhana namun sangat bijaksana maknanya.
“Udah mantep banget soalnya (memilih agama Kristen)” “ .. udah sreg sama agamaku (Kristen)” “Kita punya landasan : iman, pengharapan dan kasih, dan aku bangga menjadi bagian di dalamnya”
d. Identifikasi Diri Terhadap Sosok Panutan dalam Beragama Keyakinannya untuk memilih Kristen sebagai agama pilihannya, tidak terlepas dari kehadiran Ibunya yang menjadi panutan dan sumber informasi terpercaya baginya untuk saling berdiskusi.
“Kalo ibu itu rajin bahkan ibu itu sering banget jadi pengurus kegiatan-kegiatan di gereja. Pokoknya ibu itu termasuk umat gereja yang aktif.” “Kalo teman buat bertanya ya paling Ibu”
Ibu menjadi orang terdekat sekaligus menjadi guru bagi Lita dalam upaya memahami ajaran agama Kristen.
e.Pemahaman Terus Menerus Terhadap Ajaran Agama Kristen Sebagai Wujud Konsistensi Dalam Beragama Proses panjang yang dilalui Lita dalam memilih dan meyakini agama pilihannya saat ini, membuatnya menjadi semakin menghargai agamanya sendiri dan juga keberanian dirinya untuk berkomitmen. Maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
untuk menjaga agar komitmen itu tetap kokoh hingga akhir usianya, Lita berupaya untuk terus taat terhadap ajaran agamanya dan berusaha untuk terus belajar memahami esensi dari agamanya secara lebih mendalam.
“… ya mencoba buat terus taat. Pokoknya makin memperdalam dan memahami ajaran agamaku”
f.Kecenderungan untuk Bertahan Terhadap Komitmen Pilihan Keyakinan Lita saat ini untuk menjadi seorang Kristiani cukuplah besar bahkan ketika doa yang diucapkan Lita tidak terkabul, Lita tidak secara langsung menyalahkan agamanya atau memiliki niat untuk pindah agama. Baginya menjadi seorang kristiani merupakan komitmen yang besar dan kuat dan tidak akan pernah diubah menjadi apapun meskipun pada Lita kerap kali merasa tidak yakin terhadap kehadiran Tuhan.
“Pindah? Aduh, enggak deh, jangan sampe Lis” “Kalo ga yakinpun aku bukan ga yakin sama agamanya tapi kadang jadi ga yakin kalo Tuhan itu ada”
Namun apabila hal ini terjadi, Lita segera berusaha menyadarkan dirinya sendiri untuk kembali meyakini keberadaan Tuhan.
“Kalo udah kayak gitu aku langsung berusaha nyadarin diriku sendiri, kan ga boleh sebenernya kayak gitu“
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
4. Berkomitmen di Dalam Label Agama Serta Menjadikan Agama Sebagai Landasan untuk Menjadi Diri yang Baik Konflik dalam keluarga yang disebabkan oleh perbedaan agama sempat membuat Lita merasa sangat terpukul dan kecewa. Hal ini terjadi ketika ayah dan ibunya hampir bercerai hanya karena sensitifitas dalam diri masing-masing terhadap agama. Kesedihan dan kekecewaan ini semakin diperkuat ketika dirinya kembali melihat konflik agama di dalam keluarganya ketika kakaknya memutuskan untuk tidak lagi menjadi pemeluk agama Islam. Selain itu, kekecewaan juga dimiliki Lita atas sikap ayahnya yang sama sekali tidak mengajarkan bahkan mempraktekkan ajaran agamanya di dalam rumah namun menuntut anaknya untuk mengikuti agamanya. Kekecewaan terhadap sikap ayahnya dan konflik memunculkan ketidaknyamanan dalam diri Lita terhadap perbedaan yang ada di dalam keluarganya. Kesedihan mendalam yang timbul ketika terjadi pertengkaran antara ayah dan ibunya yang hampir berujung di perceraian, memberikan rasa tidak aman pada diri Lita dalam menghadapi perbedaan agama. Rasa tidak aman ini kemudian mendorong Lita untuk melakukan proses eksplorasi guna membangun rasa keyakinan yang mendalam terhadap suatu agama. Lita melihat agama tidak lagi sebagai hal yang netral dalam dirinya. Sikap menerima keadaan yang diperlihatkan Lita merupakan gambaran dari suatu
sikap
ketidakberdayaan
atas
keadaan.
Konflik
keagamaan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
ketimpangan ibadah agama di dalam keluarga, kekecewaan terhadap sikap ayah serta terjadinya konflik keluarga saat kakaknya tidak lagi mengikuti agama ayahnya (Islam), mendorong timbulnya rasa tidak nyaman dan keraguan dalam dirinya terhadap agama Kristen dan Islam. Pada tahap ini, Lita merasakan adanya rasa tidak aman dalam hal agama di dalam dirinya. Namun pengenalan dan kedekatan dengan agama Kristen yang sudah terjalin sejak Lita kecil serta pendampingan sosok ibu yang selalu mengajarinya tentang agama Kristen, memberikan dasar yang baik dalam dirinya untuk masih dapat merasakan kepercayaan dirinya akan satu agama, yaitu Kristen. Sosok ayah yang kurang berperan dalam pengenalan agama Islam, pandangan Lita terhadap sikap umat Islam beserta ajaran Islam yang negatif memicu rasa kecewa dan tidak nyaman dengan agama Islam. Keadaan ini mendorong Lita untuk lebih melihat dan mendalami agama Kristen yang mengakibatkan adanya pembandingan agama secara sepihak. Baginya ajaran Kristen mengenai kasih mampu membawanya menjadi orang yang lebih baik, memiliki keyakinan yang baik terhadap Tuhan serta menjadi kontrol diri ketika mengalami krisis kepercayaan terhadap Tuhan. Eksplorasi yang makin mendalam terhadap agama Kristen dan terciptanya pandangan negatif tentang agama Islam membentuk suatu tipe eksplorasi agama secara tertutup dalam diri Lita. Hal ini juga didukung oleh lingkungan sekolah SD dan SMP Lita yang selalu memiliki latar belakang agama Kristen walaupun ketika SMA Lita masuk di sekolah negri dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
latar belakang agama yang lebih beragam. Keberagaman agama yang ditemui Lita di bangku SMA tidak menyurutkan niat Lita untuk berkomitmen menjadi seorang Kristiani yang baik sesuai dengan ajaran yang ada. Keyakinan Lita dalam memilih agama Kristen tidak hanya dipengaruhi oleh dominasi agama Kristen di dalam keluarganya namun juga karena minimnya pemahaman agama Islam yang seharusnya dikembangkan oleh ayahnya. Menjadi seorang Kristiani menciptakan rasa aman terhadap kebutuhan beragama dalam diri Lita.
B. Profil Subjek 2 1. Latar Belakang Subjek kedua bernama Oky. Oky adalah mahasiswa arsitek tingkat akhir yang baru saja menyelesaikan tugas akhirnya. Oky merupakan anak pertama dari dua bersaudara dimana keduanya adalah laki-laki. Saat ini rutinitas Oky adalah mempersiapkan dirinya untuk bekerja dan sedang dalam proses menjalankan wirausahanya. Oky merupakan seorang yang pintar, bersemangat, penuh perhitungan, mudah bergaul, terbuka dan berwawasan luas. Hal ini menjadi sebuah kemudahan bagi peneliti untuk melakukan proses wawancara mengenai pengalamannya hidup dalam keluarga beda agama. Ketika dilakukan wawancara untuk pertama kalinya, Oky terlihat sangat bersemangat dan terus menceritakan latar belakang agama keluarga besarnya. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, keluarga Oky
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
merupakan campuran antara agama Islam, Kristen, Kong Hu Cu dan Katolik yang ternyata telah diwarisi dari keluarga besarnya.
“Jadi, kakekku dari Bapak itu Kong Hu Cu karena beliau memang keturunan Cina tapi nenekku itu agamanya Katolik. Nah kalo Ibu, kakek-nenekku memang Islam semua tapi anak-anaknya ya tetap beda-beda”
Keberagaman agama ini kemudian melahirkan sebuah kebebasan beragama dalam keluarga Oky.
“Ya itu, keluargaku itu membebaskan anak-anaknya untuk memilih agama manapun atau apapun yang mau mereka pilih”
Ayah Oky adalah seorang Kristiani namun bukanlah penganut agama Kristen yang fanatik. Beliau lebih menjunjung azas kebebasan dalam beragama namun masih melakukan aktivitas keagamaan sebagaimana mestinya sedangkan Ibunya adalah seorang Muslim yang juga menjunjung azas kebebasan dalam beragama namun masih tetap melakukan aktivitas keagamaan. Adiknya adalah seorang Katolik yang baru saja melakukan prosesi pembaptisan. Keragaman beragama ini kemudian mendorong Oky untuk menjadi orang yang netral, tidak memilih agama manapun walaupun dalam identitas KTPnya, tertulis Oky menganut agama Kristen. Hal ini terjadi karena sejak awal penulisan identitas diri, Oky sudah didaftarkan ayahnya sebagai seorang penganut Kristen dan Oky terus menggunakannya sebagai upaya untuk mempermudah pengarsipan data dirinya dalam sistem kependudukan. Perkembangan usia dan pola pikir pada akhirnya semakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
memperluas pengetahuan dan eksplorasi Oky tentang agama sehingga walaupun tertulis menganut agama Kristen di KTPnya, Oky saat ini lebih meyakini bahwa semua agama mengajarkan kebaikan, tanpa terkecuali sehingga ajaran KeTuhanan lebih penting untuk dipahami dibandingkan dengan label suatu agama. “.. karena menurutku ajaran tentang Ketuhanan itu lebih penting dibandingkan label agamanya” “ Sebenernya apapun ajaran Tuhan itu pasti baik makanya apapun agamanya juga baik”
Hal lain yang pada akhirnya membuat Oky tidak berusaha memilih agama manapun adalah kekecewaannya pada sikap manusia yang terlalu egois dan apatis serta seolah menjadi penentu akan kebaikan dan keburukan suatu agama.
“ .. tapi karena prilaku manusia yang terlalu apatis dengan agamanya masing-masing jadi kadang manusia itu sok tau untuk menilai mana agama yang baik dan mana agama yang ga baik menurut mereka sendiri. Padahal agama apapun itu dasarnya baik dan selalu mengajarkan tentang hal yang baik, kan?”
Serta adanya keyakinan pada diri Oky bahwa agama hanyalah sebagai sebuah perantara bagi manusia dan Tuhan untuk saling berkomunikasi.
“Lagian Tuhan itu kan sebenernya satu tapi agamanya banyak, anggep aja agama itu sebagai perantaranya manusia buat bicara sama Tuhan”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
2. Eksplorasi Agama Tanpa Label Agama yang Melekat a. Keterbukaan Terhadap Variasi Agama Beserta Ajarannya Perbedaan agama pada keluarga besar, membantu Oky untuk menyadari dan memahami keadaanya dirinya yang terlahir dan berkembang di dalam keluarga inti yang juga berbeda agama.
“.. oh taunya karena keluarga besar yang dari ibu kan Muslim sedangkan bapak kan Kristen. Trus aku juga pernah liat KTP mereka masing-masing dan disitu ditulis agamanya beda”
Menurut Oky, mempelajari berbagai ajaran agama atau aliran kepercayaan apapun serta berusaha mengambil hal terbaik di dalamnya merupakan hal yang paling menyenangkan.
“Mempelajari perbedaan agama itu, menurutku salah satu hal yang menyenangkan”
Keadaan ini lalu menciptakan sisi diri yang terbuka, mau menerima setiap perbedaan agama yang ada bahkan terbuka tidak hanya pada sebuah ajaran agama namun juga pada sebuah aliran kepercayaan. Keterbukaan membantu Oky untuk lebih dapat memahami keragaman agama dan aliran kepercayaan.
“ Kalo belajar beberapa ajaran agama, pernah yaa apalagi di rumah udah ada 3 agama. Kalo Islam itu, aku kan pernah sholat, belajar ngaji, puasa, takbiran, tau juga cerita tentang nabi-nabinya. Kalo Kristen juga tau, dari kitab kejadian sampe wahyu, perjanjian lama perjanjian baru, liturginya gimana aku juga tau. Katolik juga tau, misalnya cerita Santo dan Santa, soal baptis, ada baptis lahir,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
akil baligh, kematian, pernikahan, sakramen, alat-alat sakramen. Kalo Hindu cuma tau dikit-dikitlah, tentang 3 dewa utama. Trus gimana orang Hindu ibadah. Kalo Budha tau juga kisah dewadewinya, ajaran tentang takdir, mereka ga makan daging karena mereka menghargai kehidupan. Aku juga pernah ikut berdoa ala agama Budha, yang pake mukul-mukul alatnya itu, tau kan? Trus agama Shinto yang percaya pada dewa matahari sampe ada upacara kelamin. Ajaran Shinto juga agak diskriminasi karena mereka menempatkan laki-laki diatas perempuan. Trus ada Thaufisme. Trus ada YinYan, menggambarkan bahwa hidup harus seimbang”
Serta perbedaan mengajarkan sikap toleransi terhadap sesama anggota keluarga.
“Jadi kita beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing, mungkin lebih ke saling mengingatkan, seperti ketika ibu saya mengingatkan saya dulu ketika SMP untuk ke gereja, trus membangunkan saya untuk sahur karena sampai sekarang saya menemani ibu saya kalau puasa”
Mempelajari keragaman berbagai ajaran agama menjadi hal yang penting untuk dilakukan dibandingkan hanya memiliki status agama tertentu.
“Tiap agama atau kepercayaan itu ajarannya beda makanya aku berusaha pelajari semuanya”
b. Melakukan Aktivitas yang Bertujuan untuk Mempelajari dan Memahami Agama Beserta Ajarannya Mempelajari keragaman berbagai ajaran agama bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan proses yang panjang. Oky mengalami masa dimana dirinya membutuhkan pengetahuan mengenai esensi suatu agama dan ajaran yang terkandung di dalamnya serta berusaha untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
memahaminya. Baginya, proses ini lebih banyak ia dapatkan lewat diskusi bersama orang-orang diluar keluarganya namun tetap menjadikan diri sebagai fokus utama dalam memahami.
“Yaa diriku sendiri. Sebenernya semua itu hanya lebih ditempatkan pada sisi subjek dan objek. Jadi semuanya kan berawal dari diriku sendiri gimana, orang lain itu memberi pengaruhnya itu lebih menjadi pemateri saja tapi kalo pembahasan yaa aku lakukan sendiri. Bukan mereka mempengaruhi aku tapi aku berusaha mengisi diriku sendiri. Jadi mereka kayak kujadikan objek dan seringnya kudapat dari orang diluar keluarga”
Pada proses ini Oky tidak hanya tertarik untuk memahami inti di setiap ajaran agama yang ada namun juga memunculkan ketertarikan dalam dirinya untuk menjalani beberapa variasi ibadah agama.
“Aku juga pernah ikut berdoa ala agama Budha, yang pake mukulmukul alatnya itu, tau kan?...” “Mmmm, gini, umur berapa yaa, mungkin 3 atau 4 tahun aku sering pergi ke gereja tapi ada masanya ketika aku melakukan keduanya, ya waktu SD. Jadi waktu kelas 1-3 kan aku mutlak ikut Islam. Trus mulai kelas 4 udah ke gereja. Jadi kalo ke tempat sodara dan diajakin ke gereja, ya udah berangkat, jadi nambah kan? Kayaknya itu sampe kelas 6 gitu. Trus SMP ke gereja Kristen. Tapi kelas 2-3 SMP udah ga pernah ke gereja sama sekali. Kalo SMA, malah ke gereja Katolik, biasanya bareng temen, sebelum kita nongkrong”
Menjalani beberapa variasi ibadah agama, memberikan rasa ketertarikan yang lebih terhadap rutinitas berpuasa umat Islam yang hingga saat ini selalu ia lakukan selama bulan Ramadhan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
“ Tapi lama-kelamaan entah kenapa saya pengen untuk puasa penuh, itupun karena kesadaran sendiri saja”
c. Mempertimbangkan Pilihan Berkomitmen pada Suatu Agama atau Kebebasan untuk Tidak Berkomitmen pada Agama Apapun Mengenal berbagai keragaman agama tidak menjadi jaminan bagi Oky untuk mengenal semuanya dengan baik dan mendalam. Tiga agama besar (Katolik, Kristen dan Islam) yang ada di di dalam keluarganya adalah agama yang paling ia pahami lebih mendalam.
“ Gimana ya, 3 agama ini (Katolik, Kristen dan Islam ) kan agama yang paling dekat dengan saya. Saya tinggal dengan orang tua dan adik dengan 3 agama ini (Katolik, Kristen dan Islam) jadi yaa jatuhnya lebih dominan dan tau banyak daripada agama yang lain. Kalo agama lain paling ya biasa aja, intinya ga sedekat 3 agama itu”
Namun pemahaman yang mendalam terhadap agama Katolik, Kristen dan Islam tidak membuat Oky berusaha memilih salah satu diantaranya. Memiliki keluarga yang menganut azas kebebasan dalam hal beragama, membuat Oky merasakan haknya sebagai manusia terpenuhi.
“…hal yang menyenangkan karena aku bisa bebas menentukan pilihanku sendiri tanpa ada paksaan dari orang tua. Kalo anak-anak yang lain kan biasanya cuma ngikut agama orang tuanya. Ya ngerasa seneng aja karena aku bisa dengan bebas menentukan pilihanku sendiri, apalagi setiap manusia kan punya hak untuk memilih agamanya sendiri, jadi ngerasanya hakku itu terpenuhi”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Di dalam keluarganya, agama bukanlah suatu hal yang dianggap penting. Inti dari setiap ajaran agama-lah yang menjadi prinsip dan pegangan bagi mereka, termasuk Oky.
“ .. karena memang agama itu ga lebih penting daripada ajarannya sendiri”
Kebebasan yang ia dapatkan justru tidak membuatnya menjadi kebingungan untuk memilih agama manapun karena baginya hal yang menarik adalah ketika dirinya mampu mengkombinasikan semua ajaran kebaikan
yang
ditawarkan
oleh
banyak
agama
dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
“ ..aku lebih berusaha mengkombinasikan ajaran-ajaran Ketuhanan yang baik itu”
d. Keputusan Diri untuk Memilih dan Berkomitmen Keputusan untuk menjadi netral dan tidak memilih agama apapun, selain di dukung oleh keadaan keluarga yang menganut azas kebebasan dalam beragama juga dipengaruhi oleh rasa kecewa terhadap perilaku manusia terhadap agama. Menurut Oky, tidak ada satu agamapun yang bertugas membeda-bedakan manusia yang satu dengan yang lainnya yang kemudian hanya menjadi sumber konflik dan perpecahan. Pada akhirnya, bagi Oky, terikat pada suatu agama tertentu tidak akan pernah menjamin seorang manusia menjadi lebih baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
“Karena pada realitanya, terikat pada suatu agama itu tidak membuat semua orang menjadi lebih baik malah agama itu dijadikan sumber konflik. Jadi kalo aku memilih suatu agama, nanti orang lain yang ada di agama B tuh menganggap aku salah, gitu juga sebaliknya kalo aku nanti memilih agama B nanti orang yang menganut agama A, menganggap aku itu salah. Nah trus akhirnya kan jadi dikotak-kotakkan dan esensinya jadi benar dan salah. Padahal agama itu benar tidak salah”
Berusaha menjadi netral dengan tetap mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan yang ditawarkan setiap agama merupakan cara yang kemudian dipilih Oky dalam mengisi sisi spiritulitasnya.
“Berbuat baik kan juga ibadah dan di setiap agama mengajarkan itu. Dan aku menganggap berbuat baik itu sebagai ibadahku dan salah satu caraku mengisi sisi spiritualitasku”
3. Berkomitmen di Luar Label Agama a. Pemahaman Terhadap Komitmen Pilihan Memilih untuk menjadi netral tidak semudah yang dibayangkan namun Oky dapat menjalaninya dengan bijaksana tanpa menyalahkan atau membenarkan agama apapun.
“ .. orang itu melihat aku sebagai sosok yang aneh, apalagi kalo aku ketemu orang-orang yang fundamentalis tapi ya aku berusaha menghargai mereka dan aku harap mereka juga mau menghargai aku. Saling menghormati aja”
Menjadi netral memberikan kesempatan pada Oky untuk dapat melihat sesuatu dari sisi yang lebih luas dan tidak terkekang pada suatu ikatan tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
“Aku bisa melihat berbagai hal dari sisi yang berbeda, jadi ga apatis”
Konsep KeTuhanan yang diimani Oky pun berbeda. Menurut Oky, Tuhan ada dimana-mana dan dalam wujud apapun.
“Aku cuma berusaha meyakini bahwa Tuhan itu ada dimanapun dan di diri siapapun”
b. Menciptakan dan Menjalankan Ibadah dengan Keyakinan Pribadi Sebagai Wujud Implementasi Terhadap Komitmen Pilihan Menjadi netral bukan berarti tidak memiliki aktivitas ibadah yang dilakukan. Bagi Oky, tidak adanya patokan dalam menjalankan aktivitas ibadahnya sehari-hari. Ia menyadari bahwa dirinya bukanlah pemeluk agama manapun sehingga tidak ada kewajiban baginya untuk menjalankan ritual agama tertentu.
“ ga ada ibadah khusus”
Namun
Oky
memiliki
cara
tersendiri
dalam
mengimplementasikan ajaran yang diyakininya. Baginya, berbuat baik terhadap sesama manusia merupakan salah satu wujud ibadah yang bisa dilakukan.
“Aku meyakini dan percaya bahwa apapun yang ada dan terjadi di alam semesta ini itu ya karena Tuhan. Berbuat baik sesama kita, bukan hanya manusia kan juga ajaran Tuhan, jadi anggep aja hal itu sebagai bagian dari ibadah juga”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Selain itu, mampu merefleksikan setiap hikmah kehidupan, menjadi cara lain bagi Oky untuk mengisi sisi spiritualitasnya.
“ Menurutku merefleksikan hikmah kehidupan itu jauh lebih membantu ketimbang kita hanya mendengarkan ceramah. Soalnya mereflesikan hal-hal kecil kayak nonton tivi, mendengarkan lirik lagu,kan bisa jadi pencerahan buat kita sendiri. Ketika kita melihat suatu peristiwa, kalo kita menyerapi, mengevaluasi diri trus mengambil kesimpulan, itu semua kan yang pada akhirnya membentuk pola pikir dan mengisi hati kita, menurutku itu salah satu cara mengisi sisi spiritual juga”
c. Gambaran Emosi Ketika Memilih untuk Tidak Berkomitmen pada Agama Apapun Keyakinan Oky untuk tetap bersikap netral dan tidak memilih agama apapun menjadi semakin kuat ketika ia merasa apa yang dijalankannya ini bukanlah suatu rutinitas biasa namun sebagai sebuah kesadaran yang pada akhirnya dapat mengisi sisi spiritualitasnya.
“Aku merasa lebih yakin dan seneng aja menjalankan apa yang menjadi keinginan dan pilihan hatiku, tanpa adanya paksaan. Rasanya lebih dapet feelnya, secara spiritualitasnya juga dapet. Walaupun ga beragama tapi rasanya jauh lebih nyaman seperti ini”
Selain itu, walaupun beberapa orang melihatnya sebagai orang yang aneh namun Oky tetap dapat merasakan kenyamanan atas pilihannya dan bahkan merasa senang karena mampu berkomitmen terhadap pilihannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
“ Konflik ya, kalo konflik sama diri sih enggak, karena memang aku merasa lebih bebas untuk memilih dan aku senang dengan pilihanku”
d. Tidak Adanya Sosok Panutan dalam Menjalankan Komitmen Pilihan Sebagai Identifikasi Diri Walaupun memiliki pilihan untuk tidak memilih agama manapun sebagai prinsipnya, Oky tetap menganggap orang-orang yang di sekitarnya yang berkomitmen terhadap agama tertentu justru sebagai sumber informasi yang sangat membantu. Oky merasa bahwa orangorang di luar keluarganya-lah yang memberikan banyak pencerahan dan ilmu untuk dirinya namun baginya, diri sendiri merupakan elemen paling penting dalam menentukan pilihannya saat ini.
“Jadi semuanya kan berawal dari diriku sendiri gimana, orang lain itu memberi pengaruhnya itu lebih menjadi pemateri saja tapi kalo pembahasan ya aku lakukan sendiri. Bukan mereka mempengaruhi aku tapi aku berusaha mengisi diriku sendiri”
e. Menjaga Pola Pikir dan Bersikap Kritis Terhadap Ajaran Agama atau Suatu Kepercayaan Sebagai Wujud Konsistensi Terhadap Komitmen Pilihan Memiliki komitmen untuk tidak memilih agama apapun memberikan tantangan tersendiri bagi Oky untuk tetap terus menjaga konsistensi sampai tahun-tahun selanjutnya. Cara yang dipilih Oky untuk terus menjaga komitmennya adalah dengan menjaga pola pemikiran dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
untuk terus berpikir kritis terhadap suatu ajaran yang ditawarkan oleh agama manapun.
“Yang paling utama ya pola pikir, menjaga pola pikir dan harus selalu kritis. Banyak yang bilang agama itu pasti sempurna karena merupakan hukum Tuhan. Tapi buatku, agama apapun perlu direvisi, selama kita kritis terhadap agama dan ajarannya, saya percaya saya akan menjadi lebih baik dan tetap pada pendirian saya saat ini”
f. Kecenderungan Tidak Konsisten Terhadap Komitmen Pilihan Kecenderungan untuk mengubah pendiriannya menjadi pemeluk agama tertentu ternyata dimiliki Oky walaupun hanya 0,01%. Menurut penuturannya, kemungkinan dirinya untuk menjadi pemeluk suatu agama mungkin hanya disebabkan oleh pasangan hidup atau mungkin apabila suatu hari Tuhan memberikan petunjuk yang sangat jelas kepadanya. Namun sangat besar keinginannya untuk tetap terus di pilihannya saat ini, menjadi netral tanpa memeluk agama apapun.
“Kalo ditanya mau pindah apa ga, jawabanku ga. Kalo kamu tanya pake presentase mungkin 99,9% aku mau tetap seperti ini. Tapi kita kan gak tau hari esok. Aku juga gak bisa menghindar kalo ternyata Tuhan kasih aku hidayah atau Tuhan kasih aku jodoh yang mengharuskan aku untuk memeluk suatu agama. Apapun bisa terjadi tapi untuk saat ini jawabanku tidak”
4. Berkomitmen di Luar Label Agama dengan Memahami dan Mengkombinasikan Ajaran Tiap Agama Kebebasan beragama yang tercipta di dalam keluarga Oky, memunculkan ketertarikan dalam dirinya untuk mempelajari informasi dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
tiap agama dan kepercayaan yang ada. Hal ini juga di dukung oleh lingkungan sekolah yang memiliki dominasi latar belakang agama yang berbeda-beda. Bagi Oky semua agama memiliki kedudukan yang sama hanya saja tiap agama memiliki sistem ibadah yang berbeda. Namun dalam kenyataannya agama tidaklah dianggap sebagai hal yang sejajar antara satu dan yang lainnya oleh suatu kelompok agama. Sikap apatis manusia terhadap yang memiliki kecenderungan untuk membenar-salahkan agama diluar agama mereka masing-masing, membuat Oky merasakan kekecewaan dan ketidaknyamanan dalam hal beragama. Konflik antar agama yang juga terjadi karena pengkotak-kotakkan agama oleh manusia, memunculkan pandangan bahwa agama hanyalah sebagai sumber konflik. Pemaknaan yang berbeda mengenai agama antara Oky dan masyarakat luas akhirnya mendorong Oky untuk tidak memilih berkomitmen terhadap suatu agama namun lebih belajar memaknai ajaran agama dan ajaran KeTuhanan. Proses ekplorasi yang dilakukan Oky memperlihatkan tipe eksplorasi terbuka. Kebebasan beragama di dalam keluarga menjadi salah satu faktor yang mendukung eksplorasi yang lebih luas yang dapat menjembatani setiap pertanyaan mengenai keagamaan dari sisi agama apapun. Proses eksplorasi yang terjadi dalam diri Oky disebabkan adanya kebutuhan untuk memahami ajaran agama dan menjadikannya sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan, namun dalam prosesnya Oky melihat fakta yang kurang mengenakkan mengenai agama dan perkembangannya. Keadaan ini kemudian memunculkan pola pikir bahwa memilih suatu agama berarti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
memihak suatu kelompok tertentu serta ikut membenar-salahkan kelompok lain. Perbedaan pemaknaan atas agama serta adanya realita yang buruk mengenai agama membuat Oky merasakan rasa tidak aman apabila dirinya memilih untuk berkomitmen terhadap agama tertentu. Beranjak dari ketidaksesuaian ini, maka melalui proses eksplorasi Oky berusaha untuk mempelajari keseluruhan agama tanpa berkomitmen terhadap agama dan tanpa bersikap apatis dan tanpa berkomitmen dengan label suatu agama. Menurut Oky, memilih untuk bersikap netral mampu meletakkan dirinya di dalam rasa aman dalam hal keagamaan karena hal ini sesuai dengan keinginan dan keyakinan dirinya.
C. Profil Subjek 3 1. Latar Belakang Subjek ketiga bernama Arsi. Arsi adalah seorang mahasiswi semester 6 di sebuah kampus swasta di Yogyakarta. Arsi merupakan anak ke 2 dari tiga bersaudara dimana kakaknya adalah seorang wanita penganut agama Hindu dan adiknya adalah seorang laki-laki yang sampai saat ini belum memiliki identifikasi agama yang jelas dalam dirinya. Saat ini rutinitas Arsi adalah kuliah dan mengikuti beberapa kegiatan kampus. Arsi merupakan seorang yang terbuka, ceria, mudah bergaul, menyenangkan dan pintar. Ketika ditawari untuk menjadi subjek penelitian, Arsi terlihat sangat bersemangat. Arsi selalu menceritakan pengalaman keluarganya dengan antusias walaupun terkadang terlihat sedih. Sifat dan sikap Arsi ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
mempermudah peneliti untuk melakukan wawancara terhadap dirinya mengenai pengalamannya hidup dalam keluarga beda agama. Arsi menyadari bahwa keluarganya memiliki agama yang berbeda ketika lebaran. Saat itu Arsi merasakan kebingungan akan kehadiran keluarga ibu yang tidak diimbangi dengan kehadiran keluarga ayah. Selain itu, Arsi merasakan juga melihat adanya perbedaan baik dari struktur pakaian, kebiasaan dan ucapan.
“… sadar keadaan lingkungan aja. Lama-lama aku perhatiin kenapa yang selalu dateng kalo lebaran itu cuma keluarganya Ibu, keluarga Bapak dimana, trus aku juga perhatiin pakaiannya, kalo sepupusepupuku yang cewek pada pake jilbab trus yang cowok pada pake baju rapi, baju koko gitu, ya pokoknya lama-lama jadi ngerti sendiri aja.”
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, keluarga besar Arsi merupakan akulturasi dari agama Hindu dan Islam dimana keduanya merupakan pemeluk agama yang sangat fanatik.
“ .. keluarga Bapakku di Bali ya Hindu fanatik juga, jadi ya gimana ya yang satu Hindu fanatik yang satu Islam fanatik”
Ayahnya adalah seorang pemeluk agama Hindu yang fanatik sedangkan Ibunya adalah seorang Muslim. Orang tua Arsi awalnya menikah secara hukum namun keluarga ayahnya meminta orang tuanya untuk menikah secara Hindu yang kemudian mengharuskan ibunya untuk mengubah status agamanya secara sementara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
“Sebenarnya beda agama tapi waktu diawal nikah, Ibu itu sempet pindah agama. Jadi ibu itu Islam, cuma untuk bisa nikah, ibu pindah Hindu cuma secara sehari-hari ibu ga menjadi seorang Hindu ya ibu tetap jadi Islam.”
Menurut Arsi, setelah melakukan proses berpindah agama, Ibunya seperti mengalami kebingungan identitas agama di dalam dirinya, sebagai seorang pemeluk Islam, ibunya sudah tidak menjalankan ibadah dan ritual agamanya secara rutin namun juga tidak melakukan ibadah dan ritual agama Hindu. “ Ibu tuh kayak punya kebingungan soal agama juga. Di KTP Hindu tapi ga sembahyang, ibu juga masih ngomong AssalamualaikumWa’alaikumsalam tapi ibu juga ga sholat jadi kayak semacam ga beragama gitu setelah nikah, sembahyang enggak, sholat juga enggak”
Kebingungan yang dialami ibunya ini, membuat ajaran Islam tidak diperkenalkan didalam keluarganya.
“Ketika seharian sama Ibu pun, Ibu ga ngajarin, ga ngajarin sembahyang, ga ngajarin sholat jadi ya emang ga pernah diajarin ibadah dalam bentuk apapun, jadi yaudah”
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan kebiasaan ayahnya yang selalu rajin beribadah dan menjalankan ritual agama Hindu.
“Nah kalo Bapak, masih banget (beribadah) bahkan sampe punya tempat pribadi buat sembahyang”
Kegiatan ibadah ayahnya yang lebih cenderung terlihat di dalam rumah, adanya sosok pendamping dalam memahami suatu ajaran agama, ajakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
ayah untuk melakukan ibadah agama Hindu serta dominasi ayah yang menginginkan keluarganya memeluk satu agama yang sama, memberikan dampak secara tidak langsung terhadap Arsi dan saudara kandungnya. Arsi dan semua saudaranya, cenderung memilih agama Hindu sebagai agama pilihannya.
“ … aku sama ayah masih ngerayain bareng (Nyepi). Dulu, walaupun puranya jauh banget dari rumah, misal rumah ku di Jakarta Utara dan puranya di Jakarta Selatan, ya kita tetap kesana bareng” “ .. diajarin sembahyang (sama Bapak) iya tapi ya ga intensif” “… dulu sempet ribut karena kan Bapak maunya kita semua se-agama tapi sekarang, semenjak tau anak-anaknya lebih condong ke Hindu, ya udah, biasa aja kalo sama Ibu”
Dalam struktur keluarga besar ibunya, Arsi masih dianggap sebagai seorang muslim. Hal ini disebabkan ketika Arsi lahir, neneknya telah mengadzankan dirinya sebagai pertanda bahwa seorang bayi tersebut terlahir sebagai seorang muslim. Keinginan neneknya yang kuat untuk menjadikan Arsi sebagai seorang muslim dianggap sebagai membayar kesalahan ibunya yang sempat pindah agama.
“.. pernah nenekku itu bilang “sejatinya kamu adalah seorang Islam” “ nenek itu beberapa kali ngingetin kalo dulu aku tuh waktu lahir emang udah jadi Islam karena udah di adzanin jadi yaamakin menarik aku gitu bilang kalo sebenernya aku tuh udah Islam, ya dianggepnya kayak membayar Ibuku yang dulu pernah pindah agama walaupun cuma untuk nikah”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Namun Arsi terus menolaknya, Arsi tetap yakin atas diri dan keyakinannya menjadi seorang pemeluk agama Hindu. Tetapi walaupun begitu ketika Arsi berkunjung ke kediaman keluarga ayahnya di Bali, Arsi beserta kakak dan adiknya tidak mendapatkan sambutan yang hangat. Hal ini dikarenakan Arsi beserta kakak dan adiknya bukanlah pemeluk Hindu yang sejalan dengan keluarga ayahnya.
“ …. keluarga Bapak juga sama aja, kan aku juga ga dianggep disana karena dianggep Hindu yang ga jelas, jadi ya gitu deh”
Dalam hal ini, bukan hanya soal penolakan keluarga yang dihadapi Arsi namun sikap keluarga besar yang saling menjelekkan satu sama lain dan sikap saling berebut untuk menarik Arsi ke dalam salah satunya. Arsi merasa apa yang terjadi terhadap dirinya adalah pelampiasan atas pernikahan kedua orang tuanya, terlebih dari keluarga ibunya yang belum rela dan marah ketika mengetahui anggota keluarganya pindah agama.
“… ya gimana rasanya, mereka kan pasti punya kemarahan sendiri kan tentang anaknya yang pindah agama apalagi mereka udah fanatik, yaudah sekarang rasanya semua itu kayak dilampiasin ke anakanaknya ibuku, aku, kakakku sama adikku”
Saat SMP, hal ini sempat membuat Arsi stress dan merasa putus asa terhadap keadaannya. Arsi sempat berpikir untuk menjadi seorang agnostik namun dirinya masih bisa mencegah hal itu terjadi. Sejak saat itulah, Arsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
merasakan adanya krisis keagamaan dalam dirinya yang ditandai dengan adanya pertanyaan-pertanyaan mengenai agama yang dianutnya.
“ .. aku mikir, ini agama apa sih aneh banget ada dewa-dewanya, kenapa juga ada reinkarnasi, kenapa warnanya biru, aneh gitu menurutku. Trus pernah baca Mahabarata, ini apaan sih aneh banget”
2. Eksplorasi Keberagaman Agama dengan Tetap Melekatkan Diri pada Satu Agama a. Keterbukaan Terhadap Variasi Agama Beserta Ajarannya Memiliki latar belakang lingkungan sekolah dengan agama yang berbeda-beda, membuat Arsi memahami bahwa ternyata terdapat berbagai jenis agama yang berbeda yang juga memiliki ajaran berbeda di tiap agamanya.
“…aku SD disekolahin di sekolah Islam, SMP di sekolah Kristen, SMA di sekolah Katolik dimana waktu SMP setiap minggu aku ikut kebaktian dan aku hapal semua lagu-lagu pujiannya, SMA selalu ikut misa, yaudah kayak punya pengetahuan tentang banyak agama”
Mengetahui adanya variasi agama di lingkungan sekitarnya, perlahan membuat Arsi menyadari dengan adanya perbedaan agama di dalam keluarganya. Arsi mulai menyadari adanya perbedaan agama di dalam keluarganya ketika dirinya duduk di SD. Selain berusaha menyadarinya sendiri, ibunya juga menceritakan pada Arsi bahwa ia sempat mengubah agamanya hanya untuk menikah dengan ayahnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
“SD itu aku udah mulai agak nyadar tapi belum yakin, eh trus ibu cerita kalo dulu dia itu awalnya Islam trus sempet pindah agama gara-gara nikah sama Bapak tapi ya sekarang gini, ga ikut agama Bapak juga”
Perbedaan ini kemudian membuat Arsi berusaha mempelajari berbagai jenis agama tersebut, seperti agama Budha yang menurut Arsi hanya menitikkan pada hukum karmapala, agama Islam yang memiliki kepercayaan bahwa semua manusia harus menjadi Islam serta ajarannya yang terlalu fundamental, agama Kristen mengajarkan tentang kasih serta cara pandang terhadap umat agama lain dengan kesan yang berbeda.
“..orang Budha tuh bener-bener bebas gitu dan secara kepercayaannya-pun bebas, intinya agama yang bebas sih lebih apa ya, hal yang simple mungkin, misal kamu punya darma lalu hidupmu diatur sama karmapala, dan kepercayaan mereka seperti harus bertindak dengan baik dan dari kecil aku emang udah sering denger soal itu, karmapala, kalo kamu berbuat darma ya kamu akan mendapat darma, jadi ya kalo kamu berbuat baik maka kamu akan dapat hal yang baik, kalo kamu berbuat salah ya kamu akan mendapatkan balasannya dan yang penting itu adalah, kamu berbuat, berpikir, berkata yang baik” “Aku udah mulai ngerasa agama ini (Islam) aneh, ini agama ga masuk akal, ngerasa nilai-nilainya Islam itu terlalu fundamental, terlalu keras kayak misalnya menentang tentang sesuatu tapi menurutku ga masuk akal aja, ga manusiawi” “..mereka (Muslim) punya kepercayaan bahwa seharusnya semua manusia itu agamanya Islam dan mereka itu memandang orang yang tidak Islam itu beda, beda dari mereka” “Kristen, enak kan tiap kebaktian nyanyi-nyanyi, buka Alkitab ajarannya tentang kasih…” “Galungan gitu ya, sebenernya esensinya bukan buat perayaan makan-makan kayak lebarannya orang Islam, beda itu tuh lebih kayak sembahyang lama, berjam-jam, ada pawai nanti ada acaranya nonton tari-tarian trus ntar ada pawai ogoh-ogoh gitu”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
“Nyepi itu hari difungsikan puasa kenapa? Karena kita harus menghindari keduniawian, makan dan minum itu keduniawian, godaan”
Mempelajari beberapa agama memberikan efek yang baik dalam diri Arsi. Baginya, keterbukaan akan berbagai macam agama memberikan kekayaan pandangan dalam dirinya dalam melihat lingkungan sekitarnya.
“…rasanya tuh jadi lebih kaya aja tentang pandangan dan skema sebuah agama. Kan kalo orang yang udah terpatok sama satu agama, jarang banget pandangannya bisa berubah atau dimodifikasi tapi kalo aku tuh jadi terima banyak hal dan istilahnya bisa ngambil yang terbaiknya, jadi rasanya lebih bebas aja, ga terkungkung”
Selain itu, proses memahami berbagai dalam diri Arsi juga beriringan dengan membedakan ajaran tiap agama. Arsi dapat menemukan perbedaan di tiap ajaran dan perbedaan esensi di tiap tradisi suatu agama.
“Hindu dan Budha itu, mereka ga punya sejarah perang perebutan umat, mau kita punya umat apa ga ya udah. Sedangkan Kristen, Katolik dan Islam, di dalam sejarahnya mereka ada tuh perang perebutan umat”
Orang Hindu
terbiasa
merayakan
hari
besarnya
dengan
sembahyang dan buka pesta-pesta seperti umat agama lainnya. Hari raya agama
Hindu
dinilai
Arsi
bukanlah
hari
besar
agama
yang
melambangkan keintiman seperti agama lainnya. Arsi menilai bahwa agama Hindu memiliki budaya sendiri yang lebih berfokus pada individu itu sendiri bukan relasi ataupun kasih sayang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
“Galungan itu ya, sebenernya esensinya bukan buat perayaan makan-makan kayak lebarannya orang Islam, beda itu tuh lebih kayak sembahyang lama, berjam-jam, ada pawai nanti ada acaranya nonton tari-tarian trus ntar ada pawai ogoh-ogoh gitu jadi ga intim kayak lebaran gitu. Karena memang itu bukan hari besar yang melambangkan keintiman .. karena orang Hindu itu ga sama kayak orang Kristen yang menyerukan kasih sayang dan sangat mementingkan relasi, seperti orang Islam yang mementingkan persamaan, orang Hindu itu punya budaya sendiri yang mengurus diri sendiri, jadi semua hari raya itu, semestinya ya kamu merayakannya itu dengan meditasi, dengan introspeksi ke dalam. Jadi misalnya hari ini merayakan dengan menanyakan kebaikan atau kejahatan yang sudah kamu lakukan, kadang kamu melihat sendiri dirimu, konflik di dalam dirimu, kamu sudah membiarkan kejahatan yang menang di dalam dirimu atau kebaikan”
Bagi Arsi, Hindu dan Budha tidak dapat digolongkan menjadi suatu agama karena keduanya hanyalah sebuah kepercayaan yang mengatur tentang gaya hidup.
“Bahkan Hindu itu sebenernya bukan agama. Hindu itu cuma sekedar kepercayaan yang mengatur tentang gaya hidup, seperti Budha”
Sedangkan bagi Arsi, Islam adalah agama yang teramat keras dan fundamental.
“… ngerasa nilai-nilainya Islam itu terlalu fundamental, terlalu keras”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
b. Mengumpulkan dan Mempelajari Setiap Informasi yang Berkaitan dengan
Agama
dan
Ajarannya
Serta
Menjalankan
Ritual
Keagamaannya Latar belakang lingkungan sekolah dengan agama yang berbedabeda tidak hanya membuat Arsi menyadari adanya variasi agama di lingkungannya. Arsi yang saat itu masih TK dan jarang sekali bertemu dengan ayahnya, sempat menjalani beberapa ritual ibadah agama Islam, seperti sholat dan mengikuti TPA.
“Waktu TK tuh aku pernah ikut TPA di agama Islam dan itu dulu seringnya sama pembantuku karena ayah kan emang ga pernah ada waktu buat ngajarin sembahyang dan Ibu ga ngajarin apa-apa, ya aku sebagai anak kecil ya mau ga mau ngikut pengasuh dan pengasuhku waktu itu Islam, dia sholat ya aku ikut sholat”
Tidak hanya menjalani ritual agama Islam namun Arsi juga menjalankan ritual agama lain, seperti Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
“… waktu SMP setiap minggu aku ikut kebaktian dan aku hapal semua lagu-lagu pujiannya, SMA selalu ikut misa” “.. kalo sembahyang (ibadah umat Hindu) sama Bapak …”
Keragaman akan agama dan perbedaan ajarannya membuat Arsi merasa tertarik untuk mempelajari semua perbedaan itu. Masa SMP adalah masa dimana Arsi memiliki rasa penasaran yang teramat besar untuk mengetahui dan mempelajari berbagai hal termasuk salah satunya agama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Rasa penasaran ini muncul saat Arsi melihat kedua orang tuanya memiliki agama yang berbeda satu sama lain.
“Mungkin SMP kan masa-masanya kita mempertanyakan banyak hal, ditambah aku melihat orang tuaku beda agama” “Nah tapi ya itu, masuk SMP aku mulai mempertanyakan, sebenernya aku tuh apa (agama)”
Rasa penasaran dan banyaknya pertanyaan yang muncul dari dalam dirinya mengenai agama, menumbuhkan sikap mau membuka pandangan terhadap agama-agama lain sehingga mendorong Arsi untuk melakukan banyak diskusi keagamaan dengan teman-teman kampusnya. Bagi Arsi, diskusi dengan teman-teman kampusnya memberikan kontribusi yang cukup besar dalam usahanya untuk memahami ajaran berbagai agama.
“Dan buatku temen-temen kampus itu juga ngasih kontribusi yang lumayan banget untuk bantu aku ngerti tentang berbagai agama”
Arsi kemudian mulai mempelajari tentang agama Islam namun semakin mendalami ajarannya, Arsi menentang ajaran agama tersebut.
“… ngerasa nilai-nilainya Islam itu terlalu fundamental, terlalu keras kayak misalnya menentang tentang sesuatu tapi menurutku ga masuk akal aja, ga manusiawi”
Lalu Arsi mencoba untuk mendalami agama Kristen dan kemudian Arsi merasa agama Kristen adalah agama yang menyenangkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
“ … Kristen karena menurutku kebaktiannya menyenangkan.” c. Memilah-milah Agama yang Sesuai dengan Kenyamanan Diri atau Mempertimbangkan untuk Tidak Berkomitmen Terhadap Agama Apapun Mempelajari dan mendalami berbagai agama ternyata tidak hanya membuat Arsi merasa memiliki pengetahuan agama yang lebih banyak namun Arsi juga merasa memiliki ketidaknyamanan dengan ajaran-ajaran yang ditawarkan berbagai agama tersebut. Ketika Arsi mempelajari tentang Islam, lama-kelamaan Arsi mulai menyadari bahwa terdapat ajaran yang menurutnya tidak masuk akal.
“Aku udah mulai ngerasa agama ini (Islam) aneh, ini agama ga masuk akal, ngerasa nilai-nilainya Islam itu terlalu fundamental, terlalu keras kayak misalnya menentang tentang sesuatu tapi menurutku ga masuk akal aja, ga manusiawi.”
Merasa
ajaran
Islam
tidak
masuk
akal,
akhirnya
Arsi
meninggalkannya dan memilih untuk mempelajari agama Kristen. Menjadi seorang remaja yang masih mementingkan segala sesuatunya dari hal yang menyenangkan membuat menilai bahwa agama Kristen merupakan agama yang baik dan menyenangkan. Namun dalam prosesnya, semakin Arsi mendalami ajarannya, Arsi menemukan keanehan yang membuatnya merasa tidak nyaman.
“Menurutku agama yang baik itu agama Kristen karena menurutku kebaktiannya menyenangkan. Jaman SMP kan mikirnya apa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
menyenangkan, nah aku dapetnya di Kristen, enak kan tiap kebaktian nyanyi-nyanyi, buka Alkitab ajarannya tentang kasih tapi semakin lama aku mendalami Kristen, aku juga makin menemukan hal-hal yang ga masuk akal dan mulai ngerasa ga nyaman lagi.”
Ketidaknyamanan Arsi terhadap agama Kristen dan Islam kemudian sempat membuat Arsi memiliki keinginan untuk tidak memilih agama apapun sebagai agamanya.
“.. trus muncul deh perasaan agnostik gitu dan mikir yaudahlah, sendiri aja ga usah mikir-mikir soal agama.”
Hingga memasuki awal kuliah, Arsi tidak meyakini agama apapun. Baginya, agama hanya sebuah formalitas yang tidak penting.
“Waktu itu aku ngerasa agama itu cuma buat ada aja.” Namun, menjadi seorang mahasiswi, membantu Arsi merubah pandangan buruknya tentang agama dan mau bersikap dewasa untuk bersikap positif terhadap agama-agama yang ada.
“ … sejak kuliah ini baru mikir dan ngerasa lebih punya pandangan yang lebih dewasa aja tentang agama-agama yang ada. Kalo dulu kan mikirnya semua agama itu kan jelek kalo sekarang, lebih menerima aja.” Proses ini kemudian secara tidak sengaja membantu Arsi menyadarkan diri Arsi untuk kembali mengenali agama yang telah dianut sejak dulu, yaitu agama Hindu. Arsi mencoba untuk memahami dirinya sebagai pemeluk agama Hindu dan berupaya untuk lebih mendalami serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
menerima ajarannya dengan lebih terbuka dan memandangnya sebagai agama yang baik.
“ .. menyadari aku tuh sebenernya apa (agama) dan coba buat dalami itu, kayak misalnya aku memahami Hindu ga hanya sekedar memahami dewa-dewa aneh yang ga masuk akal itu tapi juga tau kalo semua yang diajarin di agamaku itu metafora. Jadi kayak dewa itu adalah metafora dari sifat manusia dan dari situ aku berusaha mempelajari lebih dalam dan mulai bisa terima dan aku mulai melihat itu sebagai sebuah agama yang baik”
Memahami kembali agama Hindu secara mendalam, makin menyakinkan bahwa Arsi tidak menemukan rasa nyaman diluar agama Hindu walaupun dirinya menyadari setiap agama selalu mengajarkan hal yang baik.
“Cuma ya itu, aku ngerasa agama lain itu pasti ada sisi yang kayaknya bikin aku ga nyaman”
e. Dominasi Agama Hindu Berdampak pada Keinginan Diri untuk Berkomitmen Terhadap Agama Hindu Pengenalan terhadap agama Hindu telah dialami Arsi sejak kecil. Dominasi ayahnya serta ketaatan ayahnya dalam menjalankan ibadah agama Hindu sempat menjadi sebuah kewajiban bagi Arsi dan saudara kandungnya untuk mengikuti rutinitas agama Hindu.
“…diajarin sembahyang (ibadah Hindu) iya tapi ya ga intensif”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Hal ini bertolak belakang dengan sikap ibunya yang sama sekali tidak memperkenalkan budaya Islam di keluarganya sehingga pada akhirnya Arsi dan saudaranya lebih cenderung mengikuti agama ayahnya walaupun terkadang masih merasakan sebuah keterpaksaan.
“Ibu ga ngajarin, ga ngajarin sembahyang, ga ngajarin sholat jadi yaa emang ga pernah diajariin ibadah dalam bentuk apapun, jadi yaudah. Kalo sembahyang sama Bapak juga bentuknya kayak paksaan gitu, jadi ga melihat itu sebagai agama, ga melihat itu sebagai ibadah jadi cuma kayak kewajiban, nurutin perintah gitu”
Namun setelah melewati berbagai proses, akhirnya Arsi mulai memiliki ketertarikan mendalam terhadap agama Hindu. Ketertarikan ini kemudian mendapatkan apresiasi yang baik dari ayahnya. Ayahnya yang merasa senang dengan usaha Arsi untuk mempelajari agama Hindu, memberi dukungan kepada Arsi dengan memberikan fasilitas yang dibutuhkan Arsi, seperti membelikan baju khusus untuk sembahyang, mengirimkan informasi-informasi tentang agama Hindu lewat internet. Cara ayahnya memberi dukungan, menurut Arsi bukanlah cara yang tepat. Baginya, dukungan secara materi saja tidaklah cukup apabila tidak diimbangi dengan pendampingan secara nyata, seperti mengajarkan sembahyang.
“… aku yo males gitu belajar lewat internet, pengennya ada pelajaran secara nyata yang dikasih bukan lewat internet, kayak misal ngajarin sembahyang makanya walaupun secara materi Bapak itu support banget tapi secara pendampingan minim banget”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Minimnya dukungan dari ayah, kemudian membuat Arsi mencari mediator lain yang dianggapnya mampu membantu dirinya dalam memahami agama Hindu. Mengikuti komunitas agama Hindu di kampus adalah salah satu cara yang dianggapnya efektif untuk memenuhi kebutuhannya itu.
“… KMHD, aku jadi lebih paham tentang Hindu dan itu sangat merubah pandanganku banget dari aku yang ga ngerti apa-apa sampe akhirnya aku bisa ngerti beberapa hal, kayak misal ngajarin sembahyang dan itu sangat membantu aku banget dalam menemukan identitas agamaku”
Pengenalan yang semakin mendalam tentang agama Hindu membuat Arsi membandingkan ajaran tiap agama dengan agama Hindu namun tidak memberikan penilaian yang buruk terhadap agama lain.
“Mungkin jadi lebih bandingin kali ya karena kan aku sekarang udah mendalami satu agama jadi kalo lihat agama lain itu lebih ke apa sih yang ga masuk akal dari Islam, Kristen dsb, apa sih yang ga baik di setiap agama itu dan biasanya aku diskusiin ini sama kakakku karena kan dia Hindu juga. Jadi kita tuh melihat Islam yang teroris, Katolik yang ada perang salib, ya menurutku itu ga baik aja, kenapa harus sampe ada peperangan hanya untuk memperebutkan umat. Cuma itu tadi kan agama dan belum tentu orangnya juga gitu kan?”
Bagi Arsi, agama Hindu yang dianutnya berbeda dengan agama Hindu yang berasal dari keluarga ayahnya. Arsi merasa kurang nyaman dengan ajaran Hindu yang diterapkan keluarga ayahnya. Oleh karenanya Arsi lebih memilih untuk menjadi seorang penganut agama Hindu yang liberal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
“.. aku juga ga nyaman sama agama yang ada di keluarga Bapak, mistis-mistis aneh gitu, ga jelas lah jadi aku memilih jadi Hindu yang gini aja, liberal ga aneh-aneh, yang masuk akal aja, yang bikin aku nyaman”
Agama Hindu yang cenderung fleksibel dan tidak mengekang, membuat Arsi merasa agama Hindu sangat sesuai dengan pendiriannya.
“menurutku agama yang cocok buat aku, cocok dengan pendirianku, cocok dengan kepercayaanku, aku merasa Hindu itu sangat fleksibel”
3. Berkomitmen Terhadap Suatu Agama dan Meyakininya dengan Pemahaman Pribadi a. Pemahaman Terhadap Agama Hindu Keputusan Arsi untuk menganut agama Hindu tentunya dibarengi dengan pengetahuan Arsi tentang agama tersebut. Arsi yang sejak kecil menjadi pemeluk agama Hindu namun tidak terlalu memahami ajaran agamanya, kini sediki demi sedikit sudah mulai memahaminya.
“…aku memahami Hindu ga hanya sekedar memahami dewa-dewa aneh yang ga masuk akal itu tapi juga tau kalo semua yang diajarin di agamaku itu metafora. Jadi kayak dewa itu adalah metafora dari sifat manusia…” “Jadi di Hindu itu cuma ada kata-kata disarankan untuk apa gitu, misalnya disarankan untuk ga makan sapi dengan alasan karena sapi itu seperti ibu bagi kita, karena dia memberi kita susu, member kita segala sesuatu, memberi kita kehidupan, sapi juga kendaraannya Wisnu”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Pemahaman Arsi tentang agama Hindu lebih banyak dititikberatkan pada makna perayaan hari besar agama, budaya keagamaan serta esensi dari budaya itu sendiri.
“Galungan itu ya, sebenernya esensinya bukan buat perayaan makan-makan kayak lebarannya orang Islam, beda itu tuh lebih kayak sembahyang lama, berjam-jam, ada pawai nanti ada acaranya nonton tari-tarian trus ntar ada pawai ogoh-ogoh gitu jadi ga intim kayak lebaran gitu. Karena memang itu bukan hari besar yang melambangkan keintiman” “ .. orang Hindu itu punya budaya sendiri yang mengurus diri sendiri, jadi semua hari raya itu, semestinya ya kamu merayakannya itu dengan meditasi, dengan introspeksi ke dalam. Jadi misalnya hari ini merayakan dengan menanyakan kebaikan atau kejahatan yang sudah kamu lakukan, kadang kamu melihat sendiri dirimu, konflik di dalam dirimu, kamu sudah membiarkan kejahatan yang menang di dalam dirimu atau kebaikan”
Arsi juga mulai mengetahui aturan-aturan menjalankan tradisi Hindu di setiap perayaan hari suci.
“Jadi kalo Nyepi itu, malam sebelumnya kita begadang di pura, begadang jagain pura sebelum meditasi, kemudian nanti jam 6 pagi kita istilahnya kayak sahur yang juga jadi makan besar terakhir, kemudian ga makan lagi selama 24 jam. Nah itu aku merasa ga perlu melakukan hal seperti itu karena aku merasa mendapat kebebasan di agamaku. Kamu ga seperti itu ya sudah, itu kan cuma tradisi di Bali menurutku, Hindu Bali kan? Beda kan? Ya ambil intinya aja, kalo Nyepi itu hari difungsikan puasa kenapa? Karena kita harus menghindari keduniawian, makan dan minum itu keduniawian, godaan. Kita ga berbicara dengan orang lain, hilangkan relasimu dengan orang lain selama sehari karena kamu harus fokus sama dirimu sendiri. Ga boleh menggunakan teknologi karena itu sama aja kamu sedang memanjakan dirimu dengan jaman yang serba instan, gitu. Jadi bener-bener murni, cuma meditasi dan itu terjadi sampai sekarang”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
b.Menjalankan Ibadah dan Ajaran Agama Hindu Sesuai dengan Pemaknaan Pribadi Sebagai Wujud Implementasi Terhadap Komitmen Beragama Sembahyang ke pura adalah salah satu wujud aktivitas yang dilakukan Arsi sebagai seorang penganut agama Hindu. Bagi Arsi, sembahyang ke pura merupakan salah satu cara dirinya untuk mencari kesejukan, ketenangan dan kedamaian.
“Intinya aku ke pura aku dapat kesejukan, ketenangan, kedamaian” “ .. aku ke pura itu buat mengisi sisi spiritualku ..”
Namun aktivitas yang dilakukan Arsi berbeda dengan kebanyakan umat Hindu lainnya. Beberapa orang melakukan ibadah sembahyang ke pura ketika ada perayaan hari-hari khusus tetapi Arsi tidak ikut melakukannya. Baginya esensi beribadah ke pura bukanlah mengenai perayaan atau religiusitas tetapi mengenai sisi spiritualitas.
“Mungkin bisa dibilang, aku ke pura itu buat mengisi sisi spiritualku bukan tentang religiusitas atau perayaan-perayaan”
Dalam menjalankan ibadah lain pun, Arsi memiliki pemaknaan yang berbeda walaupun tetap pada esensi ajaran agama Hindu. Hal ini terjadi karena adanya pengalaman buruk masa lalunya yang pernah merasa terpaksa dalam menjalankan ibadah agama bersama ayah. Selain itu, pengalaman buruk juga dialaminya ketika berada di keluarga besar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
ayahnya di Bali. Pengalaman ini mengajarkan Arsi untuk lebih mengutamakan kenyaman dalam menjalankan ibadah keagamaan.
“Kita ga punya patokan yang wajib, ya udah jalani aja senyamannya kita, ga ada paksaan, yang penting kita nyaman sih. Jadi iya, ga ada yang wajib yang harus kita jalani”
Namun hal ini tidak membuat Arsi menjadi jauh dari nilai-nilai agamanya. Arsi tetap menjalankan apa yang menjadi kewajiban utama umat Hindu namun dengan pemaknaan dirinya sendiri yang realistis, tidak melenceng dari esensi ajaran agama Hindu dan lebih terkesan masuk akal.
“ .. intinya berusaha di jalannya Hindu tapi lebih dengan pemaknaan sendiri dan lebih ke ibadah yang utama aja ..”
c. Gambaran Emosi Ketika Memilih Agama Hindu Sebagai Agama Pilihan Pemaknaan sendiri atas ajaran agama Hindu dan adanya keluwesan agama dalam mengatur banyak hal, tidak adanya larangan yang terkesan mengekang, membuat Arsi merasa sangat cocok dan nyaman dengan agama pilihannya. Arsi merasa agama Hindu sangat sesuai dengan pendiriannya,
“… menurutku agama yang cocok buat aku, cocok dengan pendirianku, cocok dengan kepercayaanku, aku merasa Hindu itu sangat fleksibel”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
ditambah dengan adanya pengalaman khusus berkesan yang pernah dialami Arsi ketika dirinya sedang melaksanakan ibadah di pura.
“Banyak pengalaman yang mungkin biasa aja buat orang tapi ngena banget buat aku, misal waktu aku nunggu giliran sembahyang diluar pura itu ujan tapi gak tau kenapa setelah aku masuk ke pura tuh jadi ga ujan, padahal cuma terpisah tembok dan sama-sama outdoor trus ngerasa tenang banget waktu aku muali pakai pakaian sembahyangnya, cium bau dupa, pokoknya tenang banget rasanya. Trus kayak misalnya aku sembahyang di pura di atas dimana udaranya dingin banget dan semua orang kedinginan tapi aku malah ngerasa nyaman, tenang dan aku bisa khusyuk tanpa ngerasa kedinginan. Hal-hal kayak gitu loh yang akhirnya bikin aku ngerasa sangat nyaman banget sama pilihanku sekarang”
Menjadi seorang penganut agama Hindu yang liberal, membuat Arsi lebih dapat menikmati kehidupannya dan tidak terlalu terpengaruh dengan perseteruan kedua keluarga besarnya lagi. Arsi merasa telah memiliki pegangan hidup yang kuat yang juga dianggapnya sebagai bagian dari prinsip dirinya.
“Makanya lebih enak kayak sekarang ini” “ Udah ga peduli lagi dengan maunya masing-masing keluarga besar ini, yang penting sekarang aku yakin dengan pilihanku” “ .. menurutku aku udah menganggap komitmenku ini udah jadi bagian dari diriku sendiri, kayak prinsip. Jadi ketika aku melanggar, istilahnya aku kayak udah meyalahi diriku sendiri, seperti membohongi diriku sendiri. Dan aku merasa ketika aku menyimpang dari pendirianku, ya aku akan balik lagi jadi kehilangan jati diriku. Intinya sih, aku udah nyaman sama pilihanku sekarang..”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
d. Tidak Adanya Sosok Panutan dalam Beragama Sebagai Identifikasi Diri Sosok ibu yang tidak mengajarkan sedikitpun tentang ajaran agama, membuat Arsi lebih condong mengenal agama ayahnya, yaitu agama Hindu. Namun pada kenyataannya, ayahnya juga tidak dapat menjadi pendamping dirinya dalam mempelajari dan memahami agama Hindu. Intensitas pertemuan yang minim dengan ayahnya menyebabkan Arsi
semakin
kehilangan
figur
panutan
beragama.
Arsi
tidak
mengharapkan mendapatkan pemahaman dari kedua keluarga besarnya. Bagi Arsi, ajaran agama keduanya tidak masuk akal dan terkesan fanatik. Keadaan ini akhirnya membuat Arsi merasa tidak memiliki sosok seseorang yang dapat dijadikan panutan dirinya dalam mempelajari ajaran agama Hindu.
“Islam yang kuhadapi itu Islam yang salah, Hindu yang kuhadapi juga Hindu yang salah jadi kayak gini jadinya, aku merasa ga punya panutan”
e. Memahami
Esensi
Ajaran
Agama
Hindu
Serta
Mengimplementasikan Ajarannya Sebagai Wujud Konsistensi Beragama dalam Kurun Waktu yang Lama Tidak memiliki panutan bukan berarti membuat Arsi patah semangat untuk tidak mau memahami ajaran Hindu lebih mendalam. Komitmen Arsi untuk menjadi seorang pemeluk agama Hindu akan tetap ada sampai kapanpun. Untuk hal ini, Arsi selalu berusaha untuk terus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
memahami ajaran Hindu lebih mendalam namun tetap realistis dengan keadaan sekitarnya. Selain itu, bersikap pintar terhadap ajaran yang ditawarkan dan mau mengimplementasikan ajaran yang ada
akan
membuat dirinya menjadi lebih berkomitmen terhadap agamanya.
“Ya, tetap berdiri dan berjalan di pilihanku saat ini. Terus belajar mengembangkan kepercayaan yang aku yakini, pintar-pintar memilah mana yang baik dan realistis sesuai dengan ajaran yang ada, trus juga jangan lupa di praktekan”
Hal ini dilakukan Arsi karena dirinya tidak mau mengulangi kesalahan yang telah terjadi sebelumnya, kesalahan keluarganya dalam memahami agama dengan salah dan kesalahan ibunya yang berpindah agama hanya untuk alasan pernikahan.
“Pokoknya jangan sampe aku mengulangi kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya apalagi yang berhubungan sama agama, kayak keluarga besarku sama ibu”
Selain itu Arsi juga tidak ingin kembali
merasakan keadaan
terasing hanya karena dirinya tidak memiliki agama dan tidak mampu memahami ajaran agamanya dengan jelas. Arsi merasa pengalamannya di bangku
SMP
terlampau
menyakitkan
sehingga
dirinya
tidak
menginginkan hal tersebut terulang lagi.
“… ga mau menjadi orang yang ga punya identitas, karena rasanya ga enak banget, terasing, malu .. ya kayak pengalamanku SMP itu, bisa sampe stress. Makanya aku berusaha belajar, cari tau dan berkomitmen supaya ga terulang lagi kondisi yang ga ngenakin itu”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
f. Kecenderungan untuk Tidak Konsisten Terhadap Komitmen Pilihan Ketika ditanya mengenai kemungkinannya untuk berpindah agama, Arsi tidak secara langsung mengatakan tidak atau iya. Menurut Arsi, jika dirinya diharuskan untuk berpindah agama maka besar kemungkinan ia akan melakukannya apabila terdapat suatu kondisi yang sudah sangat mendesak, seperti menikah. Apabila hal itu terjadi, hal itu akan dilakukan namun hanya sebatas merubah status agamanya tanpa merubah keyakinannya terhadap agama Hindu. Namun kemungkinan lain yang akan dipilih Arsi adalah dirinya tidak akan melakukan prosesi pernikahan.
“Mungkin aja, tapi mungkin itu udah dalam keadaan yang sangat kepepet, misal menikah. Makanya aku mending memilih untuk ga menikah tapi
kalopun aku harus berubah, ya paling itu cuma secara status aja berubahnya tapi secara keyakinan dan kepercayaan tetap di agama yang udah aku pilih sebelumnya”
4. Berkomitmen di Dalam Label Suatu Agama Namun Berusaha Menggunakan Pemahaman Pribadi Sebagai Wujud Keyakinannya Kebutuhan untuk menjadikan agama sebagai pedoman hidup dirasakan Arsi setelah dirinya sempat mengalami masa terburuk dalam dirinya. Arsi mengalami masa stress dan malu karena minimnya pengetahuan agama yang dimilikinya. Kedua keluarga besar Arsi yang saling membenci dan tidak bisa menerima perbedaan agama yang ada membuat Arsi merasa tidak nyaman terlebih ketika salah satu pihak selalu berusaha mengajak Arsi untuk menjadi bagiannya. Namun Arsi sempat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
berusaha untuk mempelajari dan mengikuti agama kedua keluarga besarnya, nyatanya hal ini tidak menghadirkan penerimaan terhadap dirinya. Selain konflik dalam keluarga besar, penolakan yang dialami Arsi menjadi sumber kekecewaan dan memunculkan rasa tidak aman yang berkaitan dengan identitas agama. Rasa tidak aman ini kemudian sempat menempatkan Arsi pada suatu titik terburuk dalam dirinya ketika usia remaja (SMP), Arsi mengalami depresi dan hampir putus asa. Selain itu, lingkungan sekolah Arsi yang selalu memiliki latar belakang agama yang berbeda semakin memunculkan kebingungan dan pertanyaan-pertanyaan mengenai kenyaman beragama di dalam diri Arsi. Proses eksplorasi membantu Arsi dalam meminimalisir rasa tidak aman akan agama yang ada dalam diri Arsi. Dominasi agama Hindu di dalam keluarga tidak menutup diri Arsi untuk mempelajari keberagaman agama lain yang berkembang di sekitarnya sehingga Arsi memiliki tipe eksplorasi terbuka. Melalui proses ini, perlahan Arsi mencari tahu dan memahami dinamika semua agama. Proses dinamika dan pemahaman atas berbagai agama, ketidaknyamanan terhadap agama lain diluar agama Hindu serta konflik agama di dalam keluarga, akhirnya memunculkan keinginan dalam diri Arsi untuk untuk mengimani suatu agama dengan keyakinannya sendiri. Dominasi agama Hindu membuat Arsi lebih banyak menemukan keselarasan dan merasakan kenyamanan di dalamnya, namun Arsi memiliki cara tersendiri untuk mengimani agama Hindu tanpa merubah esensi ajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
didalamnya. Arsi memutuskan untuk menjalankan ajaran dan ritual agama Hindu yang baginya terkesan rasional, bersifat umum dan menimbulkan kenyamanan dalam diri saat beribadah. Hal ini dilakukan karena pengalaman Arsi ketika menghadapi tradisi agama Hindu dari keluarga ayahnya yang terkesan aneh, tidak masuk akal dan membuatnya merasa tidak nyaman saat beribadah. Memilih untuk menjadi seorang penganut Hindu dengan mengembangkan pemahaman ajarannya sendiri, bagi Arsi mampu menciptakan kedamaian dalam diri serta terisinya sisi spiritualitas di dalam diri Arsi. Proses eksplorasi tidak hanya mengarahkan Arsi untuk membuat komitmen terhadap agama yang sesuai dengan keyakinan dirinya namun juga membantu Arsi untuk menciptakan rasa aman akan agama di dalam dirinya.
D. Pembahasan Penelitian Proses eksplorasi dan pembentukkan komitmen beragama terjadi dalam diri remaja/dewasa awal (Papalia, 2009) yang berasal dari keluarga beda agama. Proses pencarian identitas agama ini memiliki kompleksitas tersendiri disetiap diri remaja/dewasa awal. Pengalaman masa lalu dalam keluarga, konflik agama di dalam dan di luar keluarga, penolakan terhadap diri serta sikap apatis yang dimiliki kelompok suatu agama, mendorong Lita, Oky dan Arsi untuk melakukan proses eksplorasi mendalam terhadap ajaran agama agar dapat membentuk komitmen terbaik yang sesuai dengan keyakinan dan kenyamanan dirinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Marcia mengembangkan empat aspek dalam proses eksplorasi yaitu kemampuan memahami, aktivitas yang diarahkan untuk mengumpulkan informasi, mempertimbangkan pilihan yang potensial dan keinginan untuk membuat keputusan (Papalia, 2009). Ketiga subjek mengalami keempat aspek pada proses eksplorasi yang telah disebutkan oleh Marcia. Data lain yang didapatkan adalah bahwa masing-masing dari ketiga subjek memperlihatkan tipe eksplorasi yang berbeda yang dipengaruhi oleh dominasi agama di dalam keluarga serta latar belakang agama di dalam lingkungan pendidikan yang mereka lalui. Lita memiliki tipe eksplorasi tertutup sedangkan Oky dan Arsi memiliki tipe eksplorasi terbuka. Kesadaran adanya perbedaan agama dimulai dari dalam keluarga mereka sendiri. Kesadaran dimulai ketika Lita, Oky dan Arsi mengobservasi perbedaan kebiasaan dan ibadah agama diantara anggota keluarganya. Kesadaran akan perbedaan agama di dalam keluarga kemudian diperkuat dengan adanya pengetahuan yang mereka dapatkan dari lingkungan sekitar, seperti sekolah. Menghadapi agama yang berbeda tidak membuat Lita, Oky dan Arsi menutup diri untuk mempelajari agama lain. Sikap terbuka dan mau menerima perbedaan ajaran agama, menjadi jembatan yang membantu ketiganya untuk memahami ajaran di tiap agama hingga mampu menyadari adanya perbedaan ajaran di antara agama-agama tersebut. Mempelajari keragaman agama mampu memunculkan kesenangan tersendiri dalam diri Lita, Oky dan Arsi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Rasa ingin tahu terhadap keragaman agama pada diri Lita, Oky dan Arsi tidak hanya terhenti pada proses memahami setiap ajaran agama yang ada. Lita, Oky dan Arsi melakukan diskusi ringan bersama teman-temannya untuk menjawab rasa ingin tahunya mengenai ajaran berbagai agama. Diskusi ini cukup membantu ketiganya dalam memberikan informasi tambahan serta membuka wawasan pengetahuan keagamaan dalam diri mereka. Informasi yang mereka dapatkan dari diskusi tersebut tidak secara langsung membentuk pola pikir dan pandangan mereka. Bagi Oky dan Arsi, teman-teman diskusi hanyalah sebagai mediator pembuka wawasan dan pemberi informasi namun pemahaman ajaran agama dikembalikan pada diri sendiri. Sedangkan bagi Lita diskusi tambahan dengan ibu akan membantu dirinya dalam upaya memahami ajaran tiap agama. Eksplorasi terhadap agama ditandai dengan munculnya akibat-akibat tertentu, seperti pandangan terhadap suatu agama, diskusi keagamaan dan perdebatan agama dengan keluarga dan teman-teman (Marcia, dalam “Hubungan Antara Status Identitas Agama Dengan Kesehatan Mental Siswa”, 2006). Aktivitas lain yang dianggap dapat memberikan informasi tambahan tentang ajaran agama adalah dengan mempelajari ragam ajaran agama secara mendalam serta mencoba untuk melakukan ragam ibadah agama. Kedua hal ini dilakukan oleh Oky dan Arsi sejak mereka SD hingga SMA. Sedangkan Lita lebih tertarik untuk memperhatikan perilaku setiap umat agama yang ada di sekitarnya. Proses panjang pencarian informasi dan pemahaman akan perbedaan di setiap ajaran dan ibadah agama, menghadirkan adanya pertimbangan terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
pilihan yang potensial. Kecenderungan untuk lebih fokus dalam memahami agama berasal dari dalam keluarganya dialami Lita dan Oky. Selain itu, proses ini juga menumbuhkan keinginan untuk tidak memilih agama apapun dalam hidup Oky dan Arsi. Dominasi suatu agama di dalam keluarga mampu mempengaruhi
remaja/dewasa
awal
dalam
memutuskan
komitmen
beragamanya. Dominasi agama Kristen dalam keluarga Lita dan agama Hindu di keluarga Arsi, mampu mengambil simpati keduanya untuk lebih cenderung mengenal, memahami dan memeluk agama tersebut dibandingkan agama lainnya yang juga ada di dalam keluarganya walaupun pada prosesnya sikap keluarga yang memaksa dan fanatik, membuat Arsi merasa tidak nyaman sehingga sempat goyah untuk tidak memeluk agama apapun. Di sisi lain, latar belakang keluarga Oky yang membebaskan dalam hal beragama dan tidak terlalu menganggap agama sebagai suatu hal yang penting, membuat Oky memiliki kecenderungan untuk netral (tidak memeluk suatu agama). Mampu mempertimbangkan pilihan-pilihan yang ada, menghantarkan Lita, Oky dan Arsi untuk membuat keputusan awal terhadap komitmen yang akan dipilihnya. Kecenderungan untuk dapat merasakan kesesuaian dengan komitmen pilihannya menjadi salah satu faktor yang mendukung Lita, Oky dan Arsi untuk berani membuat keputusan berkomitmen. Walaupun pada akhirnya, berkomitmen tidak selalu berarti memilih agama tertentu sebagai pilihannya. Hal ini terjadi pada Oky dimana dirinya lebih memilih untuk tetap bersikap netral tanpa memilih agama apapun sebagai agamanya. Dominasi suatu agama di dalam keluarga serta adanya arahan untuk lebih memahami agama tertentu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
membuat Lita dan Arsi pada akhirnya memilih untuk berkomitmen terhadap suatu agama sebagai wujud identitas agama di dalam dirinya. Keseriusan untuk berkomitmen terhadap suatu agama dalam diri Lita dan Arsi diperlihatkan melalui cara mereka bersikap terhadap agama pilihannya. Sikap memandang negatif kelompok agama lain di luar agama Kristen, cukup menjelaskan kecenderungan Lita dalam berkomitmen terhadap agama Kristen. Sikap menitikberatkan agama Hindu sebagai pembanding agama lain juga mampu menjelaskan keinginan Arsi dalam membuat berkomitmen terhadap agama Hindu. Pembuatan keputusan awal merupakan awal dari kemungkinan dibuatnya komitmen terhadap suatu pilihan beragama atau tidak. Marcia (“Hubungan Antara Status Identitas Agama Dengan Kesehatan Mental Siswa”, 2006) menjelaskan bahwa komitmen merupakan gambaran yang stabil terhadap suatu tujuan, nilai dan kepercayaan yang kemudian akan dibuktikan dengan aktivitas yang mendukung. Kemampuan memahami komitmen yang telah dipilih, diperlihatkan Lita, Oky dan Arsi dalam hal pemahaman terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam komitmennya tersebut. Lita dan Arsi yang memilih untuk berkomitmen terhadap suattu agama, memperlihatkan adanya pemahaman yang baik mengenai ajaran agamanya, sedangkan Oky yang memilih untuk bersikap netral (tidak berkomitmen terhadap agama apapun) berusaha memahami komitmennya dengan cara tersendiri, seperti tidak adanya keberpihakan terhadap agama apapun. Bagi Arsi, pemahaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
tidak hanya dilakukan terhadap ajaran agama namun juga pada esensi perayaan hari besar dan budaya agama Hindu. Memilih untuk berkomitmen dan mampu memahami makna dari komitmen yang telah dipilih, membuat Lita, Oky dan Arsi mencoba mengimplementasikannya dalam aktivitas sehari-hari. Dalam hal ini Lita yang menjadi pemeluk agama Kristen, ikut menjalankan ibadah agama Kristen pada umumnya tanpa melakukan pemilahan. Hal ini sangat berbeda dengan Arsi yang hanya melakukan ibadah utama agama Hindu, seperti Nyepi, Galungan dan beribadah ke pura. Pemilahan yang dilakukan Arsi lebih dititikberatkan pada usaha dirinya dalam memaknai ibadah agama yang sesuai dengan kenyamanan diri sendiri serta untuk memperbaiki tujuan beribadah dalam dirinya. Walaupun tidak memilih suatu agama, Oky memiliki kecenderungan untuk melaksanakan dan memaknai ibadah dengan cara yang sesuai dengan kenyamanan diri sendiri, seperti berbuat baik terhadap sesama. Ketika seseorang telah mampu membentuk suatu komitmen, maka akan memunculkan nada emosi yang berbeda dengan orang yang belum atau bahkan tidak membuat komitmen. Rasa bangga dan nyaman Lita terhadap agama Kristen, rasa nyaman terhadap agama Hindu yang dirasakan Arsi serta rasa nyaman yang juga dirasakan Oky sebagai orang yang tidak memeluk agama apapun, didasarkan pada keyakinan yang muncul dalam diri mereka sehingga memunculkan keputusan untuk memilih komitmen beragama. Kesamaan nada emosi dari ketiga subjek ini, cukup memperlihatkan bahwa rasa yakin terhadap suatu hal mampu mendorong seseorang untuk membuat komitmen. Selain itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Oky juga merasakan adanya kebebasan dalam beribadah yang membuatnya lebih dapat mendapatkan sisi spiritualitas dan ketenangan hati. Identifikasi diri terhadap orang lain yang dijadikan panutan hanya dimiliki oleh Lita. Lita yang melihat sosok ibunya sebagai mediator dirinya dalam memahami ajaran agama serta ketaatan ibunya dalam beribadah, menjadikan ibunya sebagai sumber inspirasi dan semangat Lita untuk terus memahami ajaran Kristen. Oky dan Arsi merasa dirinya tidak memiliki panutan bagi dirinya dalam hal keagamaan. Komitmen untuk tidak beragama yang telah dipilih Oky lebih menekankan dirinya sebagai penentu sedangkan harapan Arsi untuk menjadikan ayahnya sebagai sosok panutannya harus hilang dikarenakan kesibukan ayahnya di luar rumah. Setelah menentukan pilihan komitmen beragama, seseorang diharapkan mampu menggambarkan tipe aktivitas yang akan terus berjalan hingga tahuntahun berikutnya dengan tetap konsisten terhadap ajaran agamanya. Dalam hal ini, Lita dan Arsi memiliki tipe aktivitas yang hampir serupa, seperti terus memahami esensi agama pilihan (Kristen dan Hindu) secara mendalam melalui proses
pembelajaran.
Selain
itu,
Arsi
juga
menambahkan
untuk
mengimplementasikan ajaran agama yang ada di dalam kehidupannya. Namun berbeda dengan Oky, ia lebih mengutamakan untuk menjaga pola pikirnya dan terus berpikir kritis terhadap ajaran agama manapun. Memilih untuk berkomitmen bukanlah hal yang mudah terlebih ketika terdapat keadaan yang berusaha membuatnya goyah. Lita memiliki resistensi terhadap goncangan yang lebih baik dibanding dua rekannya. Lita memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
komitmen dan keinginan yang kuat untuk tidak pernah pindah ke agama lain, sedangkan Oky dan Arsi memiliki kecenderungan untuk pindah ke agama lain walaupun dalam presentase yang minim. Namun bagi Oky dan Arsi keinginan untuk tetap berada di jalur pilihannya saat ini akan terus dipertahankan sampai keadaan mengharuskan Oky dan Arsi untuk meninggalkan komitmen beragamanya saat ini. Hasil penelitian ini menguatkan teori Marcia bahwa proses pemilihan identitas agama dalam diri manusia, mengalami proses eksplorasi dan pembentukan komitmen beragama yang kompleks. Proses ini tidak terlepas dari kesatuan proses pencarian jati diri manusia itu sendiri. Lita, Oky dan Arsi memperlihatkan bahwa kebutuhan akan keyakinan terhadap agama menjadi sangat penting untuk dimiliki. Ketiganya menilai bahwa memiliki komitmen yang kuat terhadap suatu agama atau keyakinan mempermudah diri mereka dalam menentukan pandangan dan sikap terhadap suatu hal. Selain itu, hasil penelitian ini juga menguatkan teori Marcia bahwa ketika seseorang telah memutuskan untuk berkomitmen terhadap suatu hal, maka ia akan mengidentifikasi orang lain untuk dijadikan sosok panutan terhadap dirinya. Dalam penelitian ini, ketika Lita, Oky dan Arsi telah memutuskan suatu komitmen beragama dalam dirinya, mereka secara otomatis mencari sosok panutan sebagai wujud identifikasi diri. Proses ini menjadi penting karena ada atau tidaknya sosok yang dijadikan panutan akan mempengaruhi pemaknaan Lita, Oky dan Arsi terhadap agama dan keyakinan yang mereka pilih. Lita yang menjadikan sosok ibu sebagai sosok panutan, mampu membantu dirinya untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
menjadi seseorang yang baik yang sesuai dengan aturan dalam agama Kristen, sedangkan tidak adanya sosok panutan kehidupan beragama dalam diri Oky dan Arsi, mengakibatkan keduanya menciptakan pemaknaan pribadi mengenai agama dan keyakinan yang mereka pilih. Oky belajar untuk memahami ajaran semua agama dan berusaha mengkombinasikan ajarannya untuk dijadikan landasan berperilaku dalam kehidupannya. Arsi memeluk agama Hindu namun berusaha memahami dan memaknai agama Hindu dengan pemahaman dan keyakinannya sendiri sehingga memunculkan pola pemikiran dan berdampak pada pola beribadah yang berbeda dengan umat Hindu pada umumnya. Selain itu, tidak adanya sosok panutan juga mempengaruhi ketahanan komitmen beragama dalam diri Oky dan Arsi. Kecenderungan ragam komitmen beragama remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama yang telah melakukan proses eksplorasi terhadap agama atau keyakinan, membentuk suatu pola sebagai berikut, yaitu a) Berkomitmen di dalam label suatu agama serta menjadikan agama sebagai landasan untuk menjadi diri yang baik. b) Berkomitmen di dalam label suatu agama namun berusaha menggunakan pemahaman pribadi sebagai wujud keyakinannya. c) Berkomitmen diluar label suatu agama dengan memahami dan menggabungkan ajaran tiap agama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses eksplorasi agama terjadi pada remaja/dewasa awal yang berasal dari keluarga beda agama. Proses eksplorasi dimulai ketika remaja/dewasa awal mulai menyadari adanya perbedaan agama di dalam keluarganya. Proses eksplorasi agama yang dilakukan oleh remaja/dewasa awal yang berasal dari keluarga beda agama dimaknai sebagai suatu sarana untuk mengubah perasaan tidak aman (insecure) yang disebabkan oleh konflik keluarga tentang agama dan kekecewaan terhadap sikap apatis umat beragama, menjadi perasaan aman (secure) dengan cara memahami agama sesuai dengan ajaran agama yang dipilih, memahami agama dengan pemahaman pribadi atau memahami agama secara pribadi dengan mengkombinasikan pemahaman tentang berbagai agama. Kehadiran sosok panutan atau sosok pendamping dalam memahami suatu agama menjadi hal yang sangat penting dalam proses remaja/dewasa awal dalam memahami, memaknai dan mengembangkan ajaran suatu agama. Dominasi agama di dalam keluarga serta latar belakang agama di lingkungan sekolah yang dilalui oleh remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama akan membentuk suatu tipe eksplorasi, yaitu tipe eksplorasi tertutup dan terbuka. Eksplorasi tertutup yang dialami oleh Lita terjadi karena adanya dominasi agama Kristen yang sangat kuat, baik di lingkungan keluarga
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
maupun sekolah sehingga pemahaman Lita mengenai agama lain sangat minim terlebih dengan adanya sosok ibu yang menjadi panutan dirinya dalam diskusi keagamaan. Eksplorasi terbuka yang dialami Oky dan Arsi terjadi dengan latar belakang pendukung yang berbeda. Eksplorasi terbuka yang dialami oleh Oky terjadi karena keluarganya menganut paham kebebasan beragama dan memberikan kebebasan bagi anggota keluarganya untuk memilih agamanya masing-masing sedangakan eksplorasi terbuka yang dialami oleh Arsi, disebabkan karena tidak adanya panutan beragama yang baik di dalam keluarganya serta adanya pengalaman sekolah dengan latar belakang agama yang selalu berbeda-beda. Kesamaan eksplorasi terbuka yang dialami oleh Oky dan Arsi adalah keduanya sama-sama saling mempelajari ragam agama yang ada di lingkungan mereka secara mendalam dan sempat menjalankan praktek ibadah tiap agama secara rutin. Pada akhirnya, proses ekplorasi memberikan sumbangan penting pada proses pembentukan komitmen beragama dalam diri remaja/dewasa awal dari keluarga
beda
agama.
Di
dalam
proses
pembentukan
komitmen,
remaja/dewasa awal berusaha memilih dan memutuskan keputusan yang paling tepat dan sesuai dengan diri mereka sehingga mampu memunculkan keyakinan yang kuat dalam menentukan komitmen beragama. Bagi remaja/dewasa awal yang terlahir dari keluarga beda agama, ajaran mendalam mengenai suatu agama serta ajaran Ketuhanan menjadi hal yang penting untuk diketahui sebelum mereka memutuskan label agama apa yang akan melekat di dalam diri mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
B. Saran 1. Bagi Orang Tua dalam Keluarga Beda Agama a.
Melalui penelitian ini, diharapkan orang tua memahami bahwa dalam menentukan pilihan agama remaja/dewasa awal mengalami suatu proses eksplorasi yang berujung pada pembuatan komitmen yang sesuai dengan dirinya. Oleh karena, penentuan pembagian agama secara sepihak merupakan cara yang kurang efektif bagi perkembangan psikoligis remaja/dewasa awal.
b.
Peran orang tua, harmonisasi keluarga membentuk pengalaman pandangan dan sikap remaja/dewasa awal mengenai agama. Hal ini memberikan pengaruh terhadap proses eksplorasi dan pembuatan
komitmen
beragama
yang
akan
dijalani
remaja/dewasa awal. Oleh karena diharapkan orang tua dapat bersikap
lebih
bijaksana
dalam
memperkenalkan
dan
menempatkan perbedaan agama di dalam keluarga.
2. Bagi Konselor Keluarga a. Gambaran proses eksplorasi, pembentukka komitmen beragama dan dinamika yang terjadi di dalamnya, diharapkan mampu membantu konselor dalam memberikan konseling yang tepat terhadap remaja/dewasa awal dan orang tua yang berkembang dalam keluarga beda agama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Bagi peneliti yang memiliki ketertarikan terhadap dinamika psikologis remaja/dewasa awal yang berasal dari keluarga beda agama, ada baiknya melihat macam-macam latar belakang keluarga dan pengaruhnya terhadap proses eksplorasi dan pembuatan komitmen beragama pada diri remaja/dewasa awal. b. Apabila akan dilakukan penelitian dengan tema dan subjek yang sama, maka peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan
menambahkan
jumlah
subjek
penelitian
karena
memungkinan timbulnya variasi di dalam proses ekplorasi yang akan mungkin akan memunculkan pola komitmen beragama yang lebih variatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Drs. Nuryamin. (2005). Fakta Empiris Nikah Beda Agama. Jaringan Islam Liberal. Diunduh dari http://islamlib.com/?site=1&aid=678&cat=content&cid=12&title=f akta-empiris-nikah-beda-agama pada tanggal 18-08-2012
Caffaro, John. (2011). Fundamentalism and the Search for Divinity: The Varied Role of Religion in Interfaith Couple. Journal of Family Psychotherapy, 22:4, 328-343. London: Routledge. Diunduh dari http://www.tandfonline.com/loi/wjfp20 pada tanggal 07-02-2013
Fulton, Aubyn S. (1997). Identity Status, Religious Orientation, and Prejudice. Journal of Youth and Adolescent, Vol. 26, Issue 1, 1-11. Springer. Diunduh dari http://link.springer.com pada tanggal 0902-2013 “Hubungan Antara Status Identitas Agama Dengan Kesehatan Mental Siswa”. (2006). Skripsi Sarjana (tidak diterbitkan). Jurusan: PPB Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Diunduh dari repository.upi.edu
Hunsberger, Bruce., Pratt, Michael., & Pancer, S.Mark. (2001). Adolescent Identity Formation: Religious Exploration and Commitment. Identity : An International Journal of Theory and Research, 1(4), 365-386. London: Routledge. http://www.tandfonline.com/loi/hidn20 diunduh pada tanggal 1502-2013
Hurlock, Elizabeth B. (1973). Adolescent Development, Fourth Edition. McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.
Katz, Leah. Family Faith: Raising Children in an Interfaith Marriage. EVision, Journal of First-Year Writing. Diunduh dari http://www.jmu.edu/evision/Volume5/Volume5/Katz.html pada tanggal 12-11-2011
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Lord, Ashley Michelle. (2008). Comparison of Marital Satisfaction, Social Support Network, Social Support Composition, and Conflict Communication between Interfaith and Same-faith Marriages. A Thesis in Commucation Studies. Texas Tech University.
Marks, Loren. (2006). Religion and Family Relational Health: An Overview and Conceptual Model. Journal of Religion and Health, Vol. 45, No. 4 (Winter, 2006), 603-618. Springer. Diunduh dari http://www.jstor.org/stable/27512970 pada tanggal 07-02-2013
Merriam, Sharan B. (2009). Qualitative Research: A Guide to Design and Implementation. Jossey-Bass: San Francisco.
Nelsen, Hart M. (1990). The Religious Identification of Children of Interfaith Marriages. Review of Religious Research, Vol. 32, No. 2, 122-134. Religious Research Association, Inc. Diunduh dari http://www.jstor.org/stable/3511760 pada tanggal 07-02-2013
Nurcholish, Ahmad. (2012). Dilema Nikah Beda Agama. Diunduh dari http://ahmadnurcholish.wordpress.com/2012/04/05/dilema-nikahbeda-agama/ pada tanggal 10-08-2012
Olinsky, Christine F, M.S., Agent, FCS., Extension OSU. (2002). Dealling with Challenge : One Marriage Two Religions. Marriage Matters, Vol. 1, Issue 2. Ohio State University Extension: Human Development and Family Science. Diunduh dari http://hec.osu.edu/famlife pada tanggal 16-12-2011
Papalia. (2009). Human Development edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika.
Parsons, Ryan N., Nalbone, David.P., Killmer, J.Mark., Wetchler, Joseph L. (2007). Identity Development, Differentiation, Personal Authority, and Degree of Religiosity as Predictors of Interfaith Marital Satisfaction. The American Journal of Family Therapy, 35:343-361. Taylor & Francis Group, LLC. Diunduh pada tanggal 07-02-2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Poerwandari, E.K. (2005). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3)
Santrock, John W. (1995). Life Span Development. Erlangga: Jakarta.
Shaffer, Tammy J. (2006). Interfaith Marriage and Counseling Implications. Diunduh dari counselingoutfitters.com/vistas/vistas08/Shaffer_Article_10.pdf pada tanggal 16-12-2011
Smith, Jonathan A. (2009). Psikologi Kualitatif : Panduan Praktis Metode Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajara.
Surbakti, Minarti. (2009). Pemilihan Agama Pada Anak Dari Perkawinan Beda Agama. USU Repository. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sumatra Utara. Medan. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14927/1/09E01127 .pdf pada tanggal 21-12-2011
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1 Rangkuman Proses Eksplorasi
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
PROSES EKSPLORASI
LITA
OKY
Keterbukaan
ARSI
Keterbukaan
Keterbukaan
terhadap
variasi
terhadap
variasi
terhadap
variasi
agama
beserta
agama
beserta
agama
beserta
ajarannya
ajarannya
ajarannya
1. Menyadari adanya
1. Menyadari adanya
1. Menyadari adanya
variasi agama (di
variasi agama di
variasi agama (di
dalam
dalam keluarga
dalam keluarga dan
keluarga
dan lingkungan)
“ .. oh taunya karena
“ Nah pas aku SD kelas
keluarga besar yang dari
“…aku SD disekolahin
1, aku mulai ngerti
ibu
di sekolah Islam, SMP
ternyata ada beberapa
sedangkan
agama
di
Kristen. Trus aku juga
SMA di sekolah Katolik
bagian agama ini trus
pernah liat KTP mereka
dimana
kakakku
masing-masing
setiap minggu aku ikut
dan
aku
disini.
Aku
kan
Muslim bapak
kan
dan
lingkungan)
di
sekolah
Kristen,
waktu
SMP
juga ga ribet, cuma ya
disitu ditulis agamanya
kebaktian
sekedar tau aja ”
beda ”
hapal semua lagu-lagu
dan
aku
pujiannya, SMA selalu
2. Sikap terbuka dan
2. Sikap terbuka dan
ikut
misa,
merasakan
merasakan
kayak
kesenangan dalam
kesenangan dalam
pengetahuan
yaudah punya tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
menghadapi
menghadapi
banyak agama”
perbedaan agama
perbedaan agama
“ SD itu aku udah
“Tapi sebenernya tetep
“Mempelajari perbedaan
mulai agak nyadar tapi
seru-seru aja sih, jadi
agama itu, menurutku
belum yakin, eh trus
tahu
salah
ibu cerita kalo dulu dia
sedikit
banyak
ajaran agama lain. Satu
satu
hal
yang
itu awalnya Islam trus
menyenangkan”
sempet pindah agama
pengetahuan yg orang lain blm tentu tahu, trus ya itu jadi lebih terbuka juga
sama
dengan
3. Memahami ajaran
Bapak tapi ya sekarang
tiap agama
siapapun
“ Kalo belajar beberapa
background
ajaran agama, pernah
apapun “
yaa apalagi di rumah
3. Memahami ajaran
udah ada 3 agama. Kalo
tiap agama
Islam
itu,
aku
gara-gara nikah sama
kan
gini, ga ikut agama Bapak juga”
2. Sikap terbuka dan merasakan
“Yang jelas kalo agama
pernah sholat, belajar
kesenangan dalam
yang selain agama di
ngaji, puasa, takbiran,
menghadapi
keluargaku,
tau juga cerita tentang
perbedaan agama
begitu
aku
tau
ga
banyak,
nabi-nabinya.
Kalo
“…rasanya
tuh
jadi
cuma tau kayak misal
Kristen juga tau, dari
lebih kaya aja tentang
kalo
kitab
pandangan dan skema
Hindu
pemujaan
itu
sampe
wahyu, perjanjian lama
sebuah
ada
perjanjian
kalo orang yang udah
kalo
liturginya gimana aku
terpatok
sembahyangan ada baju
juga tau. Katolik juga
agama, jarang banget
khususnya,
tau,
dewa-dewa
terhadap
kejadian
trus
sembahyangan,
ga
boleh
misalnya
baru,
cerita
agama.
sama
Kan
satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
makan sapi kalo Budha
Santo dan Santa, soal
pandangannya
bisa
apa ya, cuma tau ada
baptis, ada baptis lahir,
berubah
atau
hukum
akil baligh, kematian,
dimodifikasi tapi kalo
karmapala, tau ga yang
pernikahan,
aku tuh jadi terima
katanya apapun yang
alat-alat sakramen. Kalo
banyak
kamu berikan ke dunia
Hindu cuma tau dikit-
istilahnya bisa ngambil
akan kembali lagi ke
dikitlah, tentang 3 dewa
yang terbaiknya, jadi
kamu, itu karma ya? Ya
utama.
Trus
gimana
rasanya
pokoknya cuma itu sih ..
orang
Hindu
ibadah.
aja, ga terkungkung”
kalo Katolik ga beda
Kalo Budha tau juga
jauhlah sama Kristen
kisah
cuma beda di misa dan
ajaran tentang takdir,
“..orang
beberapa
mereka ga makan daging
bener-bener bebas gitu
karena
dan
tentang
ajarannya,
yang paling tau
ya
sakramen,
dewa-dewinya,
mereka
hal
dan
lebih
bebas
3. Memahami ajaran tiap agama Budha
tuh
secara
walaupun masih biasa
menghargai kehidupan.
kepercayaannyapun
aja ya cuma agama
Aku juga pernah ikut
bebas, intinya agama
Bapak
berdoa
ala
agama
yang bebas sih lebih
Budha,
yang
pake
apa ya, hal yang simple
mukul-mukul alatnya itu,
mungkin, misal kamu
tau kan?
punya
Ibu,
Kristen
sama Islam”
4. Menyadari
dan
memahami
adanya
perbedaan ajaran di
pada sampe
tiap agama “Mereka
Shinto
itu
menganggap kita tuh
Trus agama
yang
percaya
darma
lalu
hidupmu diatur sama
dewa
matahari
karmapala,
ada
upacara
kepercayaan
dan mereka
kelamin. Ajaran Shinto
seperti harus bertindak
juga agak diskriminasi
dengan baik dan dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sama karena di kitab
karena
mereka,
menempatkan
112
mereka
kecil aku emang udah
laki-laki
sering denger soal itu,
malaikat-malaikatnya
diatas perempuan. Trus
karmapala, kalo kamu
cuma ya namanya beda,
ada Thaufisme. Trus ada
berbuat darma ya kamu
beda
YinYan, menggambarkan
akan mendapat darma,
kitabku, aku nemuinnya
bahwa
jadi
ga sama. Sebenernya
seimbang”
pengen sih ngomong ga
4. Menyadari
ada
dikit,
juga
tapi
di
hidup
harus
ya
berbuat
kalo
kamu
baik
maka
dan
kamu akan dapat hal
sama tapi kesannya kok
memahami adanya
yang baik, kalo kamu
terlalu,
perbedaan ajaran di
berbuat salah ya kamu
ntar
terlalu
dikira garis keras gitu lo. Jadinya, aku diem aja“
akan
tiap agama “Tiap
agama
kepercayaan
atau itu
ajarannya beda makanya aku berusaha pelajari
mendapatkan
balasannya dan yang penting
itu
adalah,
kamu berbuat, berpikir, berkata yang baik”
semuanya” “Aku
udah
mulai
ngerasa
agama
ini
(Islam)
aneh,
ini
agama ga masuk akal, ngerasa nilai-nilainya Islam
itu
terlalu
fundamental,
terlalu
keras kayak misalnya menentang
tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
sesuatu tapi menurutku ga masuk akal aja, ga manusiawi”
“..mereka
(Muslim)
punya
kepercayaan
bahwa
seharusnya
semua
manusia
itu
agamanya Islam dan mereka itu memandang orang yang tidak Islam itu beda, beda dari mereka”
“Kristen, enak kan tiap kebaktian
nyanyi-
nyanyi, buka al kitab ajarannya
tentang
kasih…”
“Galungan
gitu
sebenernya
esensinya
ya,
bukan buat perayaan makan-makan
kayak
lebarannya
orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
Islam, beda itu tuh lebih
kayak
sembahyang
lama,
berjam-jam, ada pawai nanti
ada
acaranya
nonton tari-tarian trus ntar ada pawai ogohogoh gitu”
“Nyepi
itu
difungsikan
hari puasa
kenapa? Karena kita harus
menghindari
keduniawian, dan
makan
minum
itu
keduniawian, godaan”
4. Menyadari
dan
memahami adanya perbedaan ajaran di tiap agama “Galungan
gitu
sebenernya
esensinya
ya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
bukan buat perayaan makan-makan
kayak
lebarannya
orang
Islam, beda itu tuh lebih
kayak
sembahyang
lama,
berjam-jam, ada pawai nanti
ada
acaranya
nonton tari-tarian trus ntar ada pawai ogohogoh gitu jadi ga intim kayak
lebaran
Karena
gitu.
memang
itu
bukan hari besar yang melambangkan keintiman
..
karena
orang Hindu itu ga sama
kayak
orang
Kristen
yang
menyerukan
kasih
sayang
dan
sangat
mementingkan
relasi,
seperti
orang
yang
mementingkan
persamaan,
Islam
orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hindu
itu
116
punya
budaya sendiri yang mengurus
diri
sendiri…”
Melakukan aktifitas yang untuk
bertujuan mempelajari
dan
memahami
agama
dan
ajarannya 1. Diskusi keagamaan sebagai
Melakukan aktifitas Mengumpulkan dan yang
bertujuan
untuk mempelajari
informasi
yang
dan
berkaitan
dengan
memahami
agama
dan
agama
dan
ajarannya
ajarannya
1. Diskusi
menjalankan ritual
keagamaan upaya
mempelajari setiap
sebagai
serta
keagamaannya upaya
1. Diskusi
untuk memahami
untuk memahami
keagamaan
ajaran
agama
ajaran agama yang
sebagai
dilakukan
dilakukan bersama
memahami
bersama :
:
ajaran
a. Teman-teman
a.
yang
Teman-teman
upaya
agama
(dilakukan
“ Baru bahas tentang
“…mereka
bersama teman-
agama
selain
mempengaruhi aku tapi
teman)
agama Ibu Bapak itu ya
aku berusaha mengisi
SMA karena sekolahku
diriku
lain,
sendiri.
Jadi
“Dan buatku tementemen kampus itu juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
negri dan waktu belajar
mereka kayak kujadikan
ngasih kontribusi yang
tentang
objek.
lumayan banget untuk
agama
kelasnya nah
kan
pisah-pisah
ternyata
aku
terpisah sama beberapa
kudapat
kadang
kadangya
dari
lingkungan
dari
orang
bantu
aku
tentang
ngerti berbagai
agama”
2. Menjalankan
jadi tanya-tanya “ itu,
seringnya
diluar keluarga”
temenku, nah dari situ
“Nah
Dan
2. Menjalankan
variasi
ibadah
agama
(sholat,
variasi
puasa,
ibadah
agama
ibadah
gereja, ibadah ke
(kebaktian, misa,
vihara)
sembahyang
jadi
bertukar pikiran gitu “Aku juga pernah ikut (tentang
Hindu)
berbagai
agama)”
berdoa
ala
agama
Budha,
yang
pake
“… waktu SMP setiap minggu
aku
ikut
b. Ibu mukul-mukul alatnya itu,
kebaktian
dan
aku
tau kan”
hapal semua lagu-lagu
“… ibu biasanya yang kasih tau. Ya kayak
“Mmmm,
gini,
umur
pujiannya, SMA selalu
yang aku bilang, ibu itu berapa yaa, mungkin 3/4
ikut misa”
yang ngasih tau tentang tahun aku sering pergi isi Al Kitab. Pertama ke
gereja
tapi
ada
“.. kalo sembahyang
ketika
aku
(ibadah umat Hindu)
aku dikasih tau awal masanya mula
kejadian
ini melakukan keduanya, ya
sampai ulangan “ waktu SD. Jadi waktu kelas 1-3 kan aku mutlak ikut Islam. Trus mulai
sama Bapak …”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
kelas 4 udah ke gereja. Jadi
kalo
ke
tempat
sodara dan diajakin ke gereja,
ya
udah
berangkat, jadi nambah kan?
Kayaknya
itu
sampe kelas 6 gitu. Trus SMP ke gereja Kristen. Tapi kelas 2-3 SMP udah ga pernah ke gereja sama sekali. Kalo SMA, malah ke gereja Katolik, biasanya bareng temen, sebelum kita nongkrong” “Tapi
lama-kelamaan
entah
kenapa
saya
pengen
untuk
puasa
penuh,
itupun
karena
kesadaran sendiri saja”
Ketertarikan untuk Mempertimbangkan lebih
memahami
agama tertentu 1. Merasa
lebih
dekat dan lebih
pilihan
untuk
beragama
atau
kebebasan
untuk
tidak beragama
Memilah-milah agama yang sesuai dengan kenyamanan atau
diri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memahami
1. Merasa
119
lebih
mempertimbangkan
agama
yang
dekat dan lebih
untuk tidak memilih
berasal
dari
memahami agama
agama apapun
dalam
keluarga
yang berasal dari
(Islam
dan
Kristen)
dalam
keluarga
(Islam,
Kristen
1. Adanya keinginan untuk tidak
memilih
“…yang paling tau, ya
dan Katolik)
walaupun masih biasa
“Gimana yaa, 3 agama
“.. trus muncul deh
aja ya cuma agama
ini (Katolik, Kristen dan
perasaan agnostik gitu
Bapak
Islam ) kan agama yang
dan mikir yaudahlah,
paling
dekat
dengan
sendiri aja ga usah
saya.
Saya
tinggal
mikir-mikir
Ibu,
Kristen
sama Islam”
2. Memperhatikan prilaku
umat
agama manapun
dengan orang tua dan
(Katolik,
Kristen
Islam) jadi yaa jatuhnya
kayak
puasa,
misalnya udah bulan Ramadhan sama mau lebaran. Di tivi-tivi kan langsung booming
happening, banget
kan
Kristen
dan
lebih dominan dan tau banyak daripada agama
2. Merasa
tidak
nyaman dengan ajaran
agama
diluar
agama
yang lain. Kalo agama
Hindu lain paling yaa biasa “Cuma ya itu, aku aja, intinya ga sedekat 3 ngerasa agama lain itu agama itu” pasti ada sisi yang
acara-acara kayak itu, iya kan? Dan kita cuma
agama”
adik dengan 3 agama ini
agama Islam dan
“Trus
soal
kayaknya bikin aku ga
2. Mendapatkan nyaman”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
biasa-biasa aja kan?
kebebasan dalam
Kayaknya itu cuma hari
memilih agama
biasa
gitu
dan
ini,
semua yang namanya orang Kristen, mereka sampe ga tau apa yang harus mereka lakuin, kadang-kadang
aku
sebelnya disitu”
negatif kelompok agama lain diluar agama Kristen
suka, gigi ganti gigi mata ganti mata. Trus yaa,
kadang bukan
kadang-
mereka jadi
ajaran
agama
bebas
Hindu
sebagai
pilihanku
agama
yang
bisa
menentukan sendiri
tanpa
paksaan
dari
ada orang
iti
3. Merasa
agama
tidak
memiliki
peran
yang
itu,
kayak
misalnya
aku
lebih
memahami dewa-dewa
daripada
aneh yang ga masuk
itu
ga
penting
sekedar
akal itu tapi juga tau
ajarannya sendiri ”
4. Adanya keinginan tidak agama
arogan.”
Trus mereka mau kayak
dalami
agama
jadi
disalahin.
(agama) dan coba buat
hanya
memilih “Apa-apa
apa
“ .. karena memang
ambisius
malah
“ .. menyadari aku tuh
memahami Hindu ga
untuk tapi
sedang dianut
sebenernya
penting
“Yaa itu yang aku ga
mendalami
karena
menyenangkan aku
3. Kembali
yang
tua…”
3. Diri memandang
apa
“…hal
120
manapun “..aku lebih berusaha
kalo
semua
yang
diajarin di agamaku itu metafora. Jadi kayak dewa metafora
itu
adalah
dari
sifat
manusia dan dari situ
menang sendiri. Kayak
mengkombinasikan
sekarang, hal kecil aja
ajaran-ajaran
aku
berusaha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dipermasalahin,
Ketuhanan
warung dibuka waktu
itu”
puasa
yaa
digrebek.
yang
baik
mempelajari
terima dan aku mulai melihat
apa
sebuah
mereka
lakukan. Lah ya piye to? Kalo ga dibuka, mereka ga makan satu keluarga. Ya mungkin karena
ga
diajarkan
tentang satu prinsip itu, kasih. Sebenernya apa yaa, kayak cuci otak gitu. Sebenernya kan kita
juga
ga
bisa
percaya ini ataupun itu dengan mudah, ya kan? Tapi apa yaa, mereka ga kenal sih tentang 3 hal itu, tentang iman, pengharapan dan kasih. Mereka itu selalu, kalo aku pengen itu akan tak kejar tapi kalo di kita kan doa tanpa usaha
lebih
dalam dan mulai bisa
Mereka ga tau sih sama yang
121
baik”
itu
sebagai
agama
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sia-sia,
usaha
122
tanpa
doa juga sia-sia, nah kalo di kita kan gitu. Nah sekarang itu dipake tuh (oleh umat Islam)“
Kesiapan diri untuk
Keputusan
diri Dominasi
membuat komitmen
untuk
beragama
dan
pada keinginan diri
berkomitmen
untuk berkomitmen
1. Merasakan kesesuaian dengan
memilih
1. Diri ajaran
agama Kristen
yang
berusaha menjadi netral
“… aku emang udah
memilih
sreg
apapun
sama
agamaku
(Kristen)” “Kalo
aku
“Karena
berdampak
terhadap
tanpa
1. Diri yang telah
agama
diarahkan untuk mengenal
pada
ajaran
(prinsip dasar ajaran
suatu agama itu tidak
Hindu
agama
membuat semua orang
“…diajarin
tapi
menurutku pengaruhnya kemana-mana, penting dan pasti”
menjadi malah dijadikan
lebih agama
baik itu sumber
konflik. Jadi kalo aku memilih suatu agama,
2. Diri yang telah
nanti orang lain yang
dan
mendalami
realitanya, terikat pada
Kristen)
agama
Hindu
itu
sederhana
sih,
Hindu
agama
sembahyang
agama
(ibadah
Hindu) iya tapi ya ga intensif” “Ibu ga ngajarin, ga ngajarin sembahyang, ga ngajarin sholat jadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
diarahkan
untuk
ada di agama B tuh
yaa emang ga pernah
mengenal
dan
menganggap aku salah,
diajariin ibadah dalam
mendalami ajaran
gitu juga sebaliknya kalo
bentuk
aku
yaudah.
Kalo
agama B nanti orang
sembahyang
sama
yang menganut agama
Bapak juga bentuknya
A, menganggap aku itu
kayak
salah. Nah trus akhirnya
jadi ga melihat itu
kan
dikotak-
sebagai
agama,
kotakkan dan esensinya
melihat
itu
jadi benar dan salah.
ibadah jadi cuma kayak
Padahal
kewajiban,
agama Kristen “…soalnya emang dari kecil udah diarahin ke Kristen”
nanti
jadi
memilih
agama
benar tidak salah”
itu
apapun,
paksaan
jadi
gitu,
ga
sebagai
nurutin
perintah gitu” “Mungkin jadi bandingin karena sekarang
kali kan
lebih ya aku udah
mendalami satu agama jadi kalo lihat agama lain itu lebih ke apa sih yang ga masuk akal dari Islam, Kristen dsb, apa sih yang ga baik di setiap agama itu dan biasanya aku diskusiin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ini
sama
124
kakakku
karena kan dia Hindu juga.
Jadi
melihat
kita
Islam
tuh yang
teroris, Katolik yang ada perang salib, ya menurutku itu ga baik aja,
kenapa
harus
sampe ada peperangan hanya
untuk
memperebutkan umat. Cuma
itu
tadi
kan
agama dan belum tentu orangnya
juga
gitu
kan?”
2. Ketertarikan untuk mendalami ajaran
agama
Hindu “ … KMHD, aku jadi lebih paham tentang Hindu dan itu sangat merubah pandanganku banget dari aku yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ga
ngerti
sampe
125
apa-apa
akhirnya
aku
bisa ngerti beberapa hal,
kayak
ngajarin dan
misal
sembahyang itu
sangat
membantu aku banget dalam
menemukan
identitas agamaku”
3. Merasakan kesesuaian dengan
ajaran
agama Hindu “menurutku
agama
yang cocok buat aku, cocok
dengan
pendirianku,
cocok
dengan kepercayaanku, aku merasa Hindu itu sangat fleksibel”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
LAMPIRAN 2 Rangkuman Pembuatan Komitmen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
PEMBUATAN KOMITMEN
LITA Pemahaman terhadap
agama
OKY
ARSI
Pemahaman
Pemahaman
terhadap
terhadap
komitmen
pilihan
pilihan
1. Memahami
1. Mampu
bersikap
netral
terhadap
ajaran
agama
Kristen
agama
pilihan
agama apapun
1. Memahami ajaran
agama
Hindu
“Kita punya landasan
“Aku
: iman, pengharapan
berbagai hal dari sisi
Hindu
dan kasih ”
yang berbeda, jadi ga
sekedar
apatis”
dewa-dewa aneh yang
“Sebenernya
sama,
bisa
melihat
dalam perjanjian lama itu masih sama, jadi
“…aku
memahami ga
hanya
memahami
ga masuk akal itu tapi juga tau kalo semua
2. Memiliki
kayak larangan makan
pemahaman
yang
makanan
tersendiri mengenai
agamaku itu metafora.
berkuku
genap, berkuku ganjil. Kenapa sekarang makan
konsep Tuhan
sampe ga babi
boleh
diajarin
di
Jadi kayak dewa itu adalah metafora dari
“Aku
sifat manusia…” cuma
berusaha “Jadi
atau meyakini bahwa Tuhan
di
Hindu itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
anjing, itukan berkuku
itu ada dimanapun dan di
cuma
genap berkuku ganjil.
diri siapapun”
disarankan untuk apa
Apalagi kalo
ya?
Eeee,
masalah
kayak
muli
misalnya
itu
ada
128
gitu,
kata-kata
misalnya
disarankan untuk ga makan
sapi
dengan
emang terjadi jaman
alasan karena sapi itu
dulu
seperti ibu bagi kita,
yaa.
masalah
Kayak perayaan,
karena
dia
memberi
orang Kristen jaman
kita susu, member kita
dulu kan cuma ada
segala
perayaan
memberi
Paskah
sesuatu, kita
Yahudi, itu ga tau di
kehidupan, sapi juga
Islam itu dijelasin apa
kendaraannya Wisnu”
ga, yang jelas disitu udah mulai beda tapi kalo
sekarang
kan
kalo Paskah yaudah tapi
sedangkan
Abraham
jauh
belakang
kan
ke
5. Memahami esensi
perayaan
hari besar agama dan
budaya
agama Hindu
udah
beda” “Kalo di Kristen itu nikah
hanya
“Galungan
gitu
sebenernya
esensinya
ya,
boleh bukan buat perayaan
cerai mati. Kalopun makan-makan suaminya
selingkuh,
kayak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
yaa ditunggu sampai
lebarannya
dia
Islam, beda itu tuh
mati,
baru
pasangannya
boleh
nikah
lagi.
Paling
orang
lebih
kayak
sembahyang
lama,
kayak gitu. Mmmm,
berjam-jam, ada pawai
apa lagi ya?Sempet
nanti
waktu itu tu, siapa yaa
nonton tari-tarian trus
yang bikin marah di
ntar ada pawai ogoh-
rumah, aku lupa, trus
ogoh gitu jadi ga intim
aku tanya ke ibu “kalo
kayak
marahan
Karena
ga
sampe
boleh
matahari
terbenam ya?” “Trus
yang
ada
acaranya
lebaran memang
gitu. itu
bukan hari besar yang melambangkan
kedua
keintiman”
perpuluhan,
“ .. orang Hindu itu
menyisakan sebagian
punya budaya sendiri
dari rejeki kita. Jadi
yang
kalo di Kristen kan
sendiri, jadi semua hari
10% kalo di Islam
raya itu, semestinya ya
cuma 2,5%”
kamu merayakannya itu
mengurus
dengan
diri
meditasi,
dengan introspeksi ke dalam. Jadi misalnya hari
ini
dengan
merayakan menanyakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kebaikan
130
atau
kejahatan yang sudah kamu lakukan, kadang kamu melihat sendiri dirimu,
konflik
dalam
dirimu,
sudah
di kamu
membiarkan
kejahatan yang menang di dalam dirimu atau kebaikan” “Jadi kalo Nyepi itu, malam sebelumnya kita begadang
di
pura,
begadang jagain pura sebelum
meditasi,
kemudian nanti jam 6 pagi
kita
istilahnya
kayak sahur yang juga jadi
makan
besar
terakhir, kemudian ga makan lagi selama 24 jam. merasa
Nah
itu ga
aku perlu
melakukan hal seperti itu karena aku merasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
mendapat kebebasan di agamaku.
Kamu
ga
seperti itu ya sudah, itu kan cuma tradisi di Bali menurutku, Hindu Bali kan? Beda kan? Ya ambil intinya aja, kalo Nyepi itu hari difungsikan
puasa
kenapa? Karena kita harus
menghindari
keduniawian, dan
minum
keduniawian, Kita
makan
ga
dengan
godaan. berbicara
orang
hilangkan dengan
itu
lain,
relasimu orang
lain
selama sehari karena kamu harus focus sama dirimu
sendiri.
boleh
menggunakan
teknologi
karena
Ga
itu
sama aja kamu sedang memanjakan
dirimu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan
jaman
132
yang
serba instan, gitu. Jadi bener-bener
murni,
cuma meditasi dan itu terjadi
sampai
sekarang”
Menjalankan ibadah
Menciptakan
dan ajaran agama
menjalankan
Kristen
dengan
sebagai
dan Menjalankan ibadah ibadah cara sebagai
dan
ajaran
Hindu dengan cara
implementasi
tersendiri
terhadap komitmen
yang
beragama
implementasi
terhadap
komitmen pilihan
beragama
wujud
agama
tersendiri wujud
sebagai
implementasi komitmen
1. Menjalankan ibadah
agama
Kristen
“Dulu
1. Melaksanakan memaknai
aku
rajin
dan
ibadah
sesuai
sesuai
Kitab sampe, belum
sendiri
dengan diri
jalanin
ibadahnya,
dengan diri namun
masih dalam aturan “Aku
buat
kenyamanan sendiri
katam sih tapi sampe
mencoba
ibadah
dengan cara yang
kenyamanan
“Ya
memaknai
dan
dengan cara yang
banget lo baca Al-
Mazmur lebih”
1. Melaksanakan
meyakini
dan
percaya bahwa apapun
agama Hindu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
misalnya ke gereja,
yang ada dan terjadi di
“Kita ga punya patokan
puasa, baca AlKitab,
alam semesta ini itu ya
yang wajib, ya udah
banyak
tau
karena Tuhan. Berbuat
jalani aja senyamannya
tentang Kristen, ikut
baik sesama kita, bukan
kita, ga ada paksaan,
acara di gereja dan
hanya manusia kan juga
yang
yang
jadi
nyaman sih. Jadi iya,
itu
ga ada yang wajib yang
cari
penting
kita
pasti
harus
ajaran
Tuhan,
selalu makin
taat.
anggep
aja
Sebisa mungkin makin
sebagai
rajin
ibadah juga”
“Mungkin
makin sering belajar
“Menurutku
dibilang, aku ke pura
dari
merefleksikan
beribadah,
Alkitab
pahami isinya”
trus
hal
bagian
dari
hikmah
harus kita jalani”
itu buat mengisi sisi
kehidupan itu jauh lebih
spiritualku
membantu ketimbang kita
tentang
hanya
atau
mendengarkan
ceramah.
Soalnya
bisa
bukan religiusitas perayaan-
perayaan”
mereflesikan hal-hal kecil kayak
nonton
tivi,
mendengarkan
lirik
lagu,kan
jadi
bisa
pencerahan sendiri.
buat
Ketika
kita
kita
menyerapi,
mengevaluasi diri trus mengambil
tujuan diri dalam beribadah
kita
melihat suatu peristiwa, kalo
2. Memperbaiki
kesimpulan,
“Mungkin
bisa
dibilang, aku ke pura itu buat mengisi sisi spiritualku tentang
bukan religiusitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
itu semua kan yang pada
atau
akhirnya membentuk pola
perayaan”
pikir dan mengisi hati
134
perayaan-
3. Melaksanakan
kita, menurutku itu salah
ibadah
agama
satu cara mengisi sisi
Hindu
yang
spiritual juga”
utama
“ .. intinya berusaha di jalannya
Hindu
lebih
tapi
dengan
pemaknaan sendiri dan lebih ke ibadah yang utama aja..”
Gambaran
emosi
Gambaran
emosi Gambaran emosi diri
diri ketika memilih
ketika memilih untuk
ketika
agama
Kristen
tidak
agama Hindu sebagai
sebagai
agama
berkomitmen
memilih
pada agama apapun
agama pilihan
1. Merasa yakin dengan
1. Merasakan
adanya
kesesuaian
dengan
pilihan
1. Merasa
yakin
dengan
agama
Kristen
komitmen
agama pilihan “Aku merasa lebih yakin dan
seneng
aja
menjalankan apa yang
“menurutku
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
“Udah mantep banget
menjadi keinginan dan
yang cocok buat aku,
soalnya
pilihan
cocok
(memilih
agama Kristen) ”
adanya
“ .. udah sreg sama
Rasanya
agamaku (Kristen)”
feelnya,
hatiku,
tanpa
paksaan. lebih
dengan
agama
Kristen
dapet.
pendirianku,
cocok
dapet
dengan kepercayaanku,
secara
aku merasa Hindu itu
spiritualitasnya
2. Merasa bangga
dengan
juga
Walaupun
sangat fleksibel”
ga
beragama tapi rasanya
2. Merasa
nyaman
jauh lebih nyaman seperti
dengan
agama
ini”
yang dipilih
“ Kita punya landasan : iman, pengharapan dan kasih, dan aku bangga
2. Merasakan kebebasan dalam berkomitmen
menjadi
bagian di dalamnya”
“Banyak
pengalaman
yang mungkin biasa aja buat orang tapi ngena
“…memang aku merasa
banget buat aku, misal
lebih
waktu
bebas
untuk
aku
nunggu
memilih dan aku senang
giliran
dengan pilihanku”
diluar pura itu ujan
sembahyang
tapi gak tau kenapa
3. Mendapatkan
setelah aku masuk ke
ketenangan hati dan
pura tuh jadi ga ujan,
mengisi
padahal cuma terpisah
spiritualitas
sisi
tembok dan sama-sama outdoor trus ngerasa tenang banget waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
“…menjalankan
apa
aku
muali
pakai
yang menjadi keinginan
pakaian
dan pilihan hatiku, tanpa
sembahyangnya,
adanya
bau
Rasanya
paksaan. lebih
feelnya,
dupa,
136
cium
pokoknya
dapet
tenang banget rasanya.
secara
Trus kayak misalnya
spiritualitasnya
juga
dapet”
aku
sembahyang
pura di atas
di
dimana
udaranya dingin banget
4. Merasa
nyaman
dengan
komitmen
yang dipilih
dan
semua
kedinginan
orang
tapi
aku
malah ngerasa nyaman, tenang dan aku bisa
“Walaupun ga beragama tapi rasanya jauh lebih nyaman seperti ini”
khusyuk tanpa ngerasa kedinginan.
Hal-hal
kayak gitu loh yang akhirnya
bikin
aku
ngerasa sangat nyaman banget sama pilihanku sekarang”
3. Merasa
yakin
dengan
agama
yang dipilih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
“ Udah ga peduli lagi dengan
maunya
masing-masing keluarga
besar
ini,
yang penting sekarang aku
yakin
dengan
pilihanku”
Identifikasi
diri
terhadap
sosok
panutan
dalam
beragama
Tidak adanya sosok panutan
dalam
menjalankan
1. Melihat
Ibu
pilihan
dipercaya
dan menginspirasi
beragama sebagai
identifikasi diri
identifikasi 1. Tidak
diri
sebagai sosok yang dapat
dalam panutan
komitmen sebagai
Tidak adanya sosok
adanya
panutan 1. Tidak
adanya “Islam yang kuhadapi
panutan
itu Islam yang salah, “Kalo bertanya Ibu”
teman ya
buat paling
“Jadi
semuanya
kan
Hindu yang kuhadapi
berawal
dari
diriku
juga Hindu yang salah
sendiri
gimana,
orang
jadi kayak gini jadinya,
lain
itu
memberi
aku merasa ga punya
pengaruhnya menjadi
itu
pemateri
lebih saja
panutan”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
tapi kalo pembahasan ya aku
lakukan
sendiri.
Bukan
mereka
mempengaruhi aku tapi aku
berusaha
mengisi
diriku sendiri”
Memahami
esensi Menjaga pola pikir dan Memahami
ajaran
agama
Kristen
sebagai
terhadap ajaran agama
serta
wujud
konsistensi
atau suatu kepercayaan
ajaran agama sebagai
dalam
beragama
sebagai
wujud
wujud
konsistensi
dalam
kurun
terhadap
dalam
beragama
waktu yang lama
bersikap
kritis
esensi
konsistensi
komitmen pilihan
ajaran agama Hindu implementasi
dalam kurun waktu yang lama
1. Memahami
1. Menjaga pola pikir
esensi dari agama
dan
Kristen
kritis terhadap ajaran
dari agama Hindu
agama
secara
lebih melalui
secara mendalam proses
terus
ditawarkan
bersikap
yang
1. Memahami
mendalam
esensi
lebih melalui
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran
139
proses pembelajaran “Yang paling utama ya
“Ya
pola pikir, menjaga pola
“Ya, tetap berdiri dan
terus taat. Pokoknya
pikir dan
berjalan di pilihanku
makin memperdalam
kritis.
dan memahami ajaran
bilang agama itu pasti
mengembangkan
agamaku”
sempurna
karena
kepercayaan yang aku
merupakan
hukum
yakini,
pintar-pintar
memilah
mana
mencoba
buat
harus selalu
Banyak
Tuhan.
Tapi
yang
buatku,
saat ini. Terus belajar
yang
agamapun perlu direvisi,
baik
selama
kita
kritis
sesuai dengan ajaran
terhadap
agama
dan
yang ada, trus juga
dan
ajarannya, saya percaya
jangan
saya akan menjadi lebih
praktekan”
baik
“
dan
tetap
pada
pendirian saya saat ini”
realistis
lupa
ga
mau
di
menjadi
orang yang ga punya identitas, rasanya
karena ga
enak
banget, terasing, malu ..
ya
kayak
pengalamanku SMP itu, bisa
sampe
stress.
Makanya aku berusaha belajar, cari tau dan berkomitmen supaya ga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
terulang lagi kondisi yang ga ngenakin itu”
2. Mengimplementas
ikan ajaran Hindu di
dalam
kehidupan seharihari
Ya, tetap berdiri dan berjalan di pilihanku saat ini. Terus belajar mengembangkan kepercayaan yang aku yakini,
pintar-pintar
memilah
mana
baik
dan
yang
realistis
sesuai dengan ajaran yang ada, trus juga jangan
lupa
di
praktekan”
Kecenderungan untuk komitmen
konsisten
Kecenderungan untuk tidak terhadap
konsisten komitmen
Kecenderungan untuk
tidak
konsisten terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
beragama
1. Tidak
adanya
pilihan
komitmen pilihan
1. Adanya
1. Adanya
kemungkinan
kemungkinan untuk
kemungkinan
untuk merubah
merubah komitmen
untuk
komitmen
merubah
komitmen “Kalo
“Pindah?
141
Aduh,
ditanya
pindah
apa
enggak deh, jangan
jawabanku
sampe Lis”
kamu
mau ga,
ga.
“Mungkin
aja,
Kalo
mungkin
pake
dalam keadaan yang
mungkin
sangat kepepet, misal
99,9% aku mau tetap
menikah. Makanya aku
seperti ini. Tapi kita kan
mending memilih untuk
gak tau hari esok. Aku
ga
juga
kalopun
tanya
presentase
gak
bisa
itu
tapi
menikah aku
udah
tapi harus
menghindar kalo ternyata
berubah, ya paling itu
Tuhan kasih aku hidayah
cuma secara status aja
atau Tuhan kasih aku
berubahnya tapi secara
jodoh
keyakinan
yang
dan
mengharuskan aku untuk
kepercayaan tetap di
memeluk suatu agama.
agama yang udah aku
Apapun bisa terjadi tapi
pilih sebelumnya
untuk saat ini jawabanku tidak”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3 Protokol Wawancara
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
PROTOKOL WAWANCARA
Waktu Wawancara (hari/tanggal/jam)
:
Durasi Wawancara
:
Tempat Wawancara
:
Nama Interviewee
:
Pekerjaan
:
Usia
:
Urutan Kelahiran
:
Identitas Agama Keluarga
:
a. Ibu
:
b. Ayah
:
c. Saudara Kandung
:
No 1.
Pengalaman hidup di dalam keluarga beda agama Bisakah anda menceritakan pengalaman anda tinggal di dalam keluarga beda agama?
2.
Menurut anda, bagaimanakah peran agama di dalam keluarga anda?
3.
Adakah kecenderungan dominasi agama dari salah satu pihak di dalam keluarga anda? Proses Eksplorasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
144
Sejak usia berapa anda memiliki inisiatif untuk melakukan eksplorasi ajaran agama?
2.
Apa yang mendorong anda untuk terus melakukan eksplorasi terhadap berbagai ajaran agama?
3.
Bisakah anda menceritakan secara detail agama/keyakinan apa saja yang telah anda ketahui?
4.
Dalam proses ini, secara psikologis apakah yang anda rasakan?
5.
Apa yang anda lakukan untuk mencari dan mengumpulkan informasi mengenai ajaran keagamaan?
6. 7.
Adakah perbedaan di setiap ajaran agama yang anda dapatkan? Pertimbangan seperti apa/faktor apa yang akhirnya mendorong anda untuk memilih keyakinan anda saat ini?
8.
Bagaimana anda menjalani konsekuensi terhadap pilihan yang telah anda pilih saat ini? Pembuatan Komitmen
1.
Dapatkah anda menjelaskan atau menggambarkan seberapa besar komitmen dirinya terhadap keyakinan yang dipilihnya saat ini?
2.
Apakah tujuan anda ketika memilih untuk berkomitmen terhadap keyakinan anda saat ini?
3.
Bagaimanakah cara anda mengimani apa yang menjadi pilihan anda saat ini?
4.
Apa yang anda rasakan ketika memilih dan menjalankan pilihan anda saat ini?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
145
Adakah sosok tertentu yang anda jadikan panutan dalam hubungannya dengan komitmen anda saat ini?
6.
Apakah ada kemungkinan dalam diri anda untuk berpindah dari keyakinan yang saat ini anda pilih?
7.
Bagaimana anda menilai konsistensi komitmen diri anda?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4 Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Subjek 1 (Lita)
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Transkrip Verbatim dan Analisis Data Subjek
Pertanyaan
Jawaban
Koding Awal
Silahkan
kamu Mmmm, apa yaa?
ceritakan
Pengalamannya yaa
pengalamanmu
paling
hidup kedua tuamu
kalo … Bapak ga pernah
dengan misalnya
orang perayaan hari raya
pas
hari
lebaran,
Ayah
tidak
menjalankan
puasa
ibadah agama
yang tuh. Kalo misalkan Hanya
berbeda agama
Tema
kakak
Kakak
yang berpuasa menjalankan
walaupun Bapak ga
ibadah agama
pernah puasa trus Kalo lebaran ke Keterbukaan dan yang puasa cuma
rumah keluarga
penerimaan
kakakku
atau
besar
terhadap
misalnya
pas
Klaten
kakakku puasa,
lagi yaa
ayah
di
perbedaan agama
ga Arisan keluarga, tetep
Hubungan yang baik
ke rumah keluarga ayah
Klaten,
itu
lohh,
arisan
pasti Muter-muter
trah,
di
dalam
keluarga
di
arisan keluarga gitu
dalam
keluarga besar
arisan trah
nanti kalo lebaran
besar
di
keliling
rumah
sodara-sodara,
Keterbukaan dan penerimaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
nah
itu
ngumpul
148
terhadap
sungkem
disana, eee biasanya Kalo pas natal
perbedaan agama
hari kedua lebaran,
biasanya ayahku
di
lebarannya dua hari
jarang ikut
kan? Ya pokoknya Biasanya anakkalo
hari
kumpul lebaran
kedua
ngerayain trus
ntar
keluarga besar Diri yang merasa kecewa
dengan
sikap
seorang
anak sama ibuku pasti
kumpul
ngrayain natal
kalo udah muter-
ayahs Tetap menjalankan
muter
keliling
tradisi
rumah
sodara-
walaupun
sodara,
sungkem.
kehadiran
agama tanpa
seorang ayah
Tapi nanti kalo pas natal
dalam
biasanya
ayahku jarang ikut sih
tapi biasanya
anak-anaknya sama ibuku pasti kumpul ngrayain natal. Kalo
dirumah Ga sih ga pernah. Ibu ke gereja
pernah dirayain Natal ya natal aja, Bapak ga pernah ga?
lebaran ya lebaran aja, berlalu gitu aja.
sholat id
Ibu menjalankan ibadah agama Ayah
tidak
menjalankan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Cuma paling ibu ke Dulu
ibadah agama
ga Ayah
pernah
gereja, bapakkan ga
abis
pernah sholat Id to
pernah liat lagi
menjalankan
Di rumah itu ada
ibadah agama
Oh, ga pernah sholat id?
pernah,
149
Dulu
pernah
tapi
cuma
sekali,
dua Ga
kali deh, abis itu
itu
sajadah, lengkap
Peralatan ibadah tersedia di ruma
pernah
Peralatan ibadah
dipake tidak digunakan
aku ga pernah liat sebagaimana
lagi tapi di rumah Tapi kan Islam?
kakakmu itu
ada
sempet lengkap
mestinya
sajadah, deh Ga ngaruh
Menyadari
pokoknya. Tapi ga
keadaan
pernah dipake. Ga
tidak bisa diubah
yang
ada temennya kali yaa?
Iyaa tapi ga tau sih, ga
ngaruh
kayaknya. Dulu
waktu Ga,
ga
kakakmu masih Mbakku Islam,
pernah sholatnya
sholat
bareng sama
pernah. Mbakku itu malah
pembantuku.
itu Tetap
sholatnya malah
melaksanakan
sama pembantu
ibadah walaupun
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bapakmu ga?
Pembantuku
kan
bersama
Islam
nah
lain
tuh,
trus
orang
dari
luar
keluarga
sholatnya itu pasti berdua
150
aku
nonton. Kalo
itu Kalo ibu itu rajin Ibu rajin
ibu
gimana?
Rajin bahkan
ibadahnya?
itu Ibu
ibu
Ibu menjalankan
termasuk
sering banget jadi
umat
pengurus kegiatan-
yang aktif
ibadah agama
gereja
kegiatan di gereja. Pokoknya ibu itu termasuk
umat
gereja yang aktif. Pernah ga sih,
Pernah .. Jadi waktu Terjadi
perbedaan
sharing
Diri yang merasa
perbedaan
tidak
sama kakak, atau
pendapat antara
dengan
keputusan-
sama ibu, bahkan
bapak sama ibu,
keputusannya
waktu
sharing
nah
yang ga
dibahas di dalam
kadang
terjadi
enak
hal
keluargamu?
perbedaan pendapat
Atau
hanya
antara bapak sama
dibahas
antara
ibu, nah yang ga
agama
dan
berdua
masalah
nyaman adanya yang
berhubungan dengan agama
kamu-ibumu,
enak,
hal
itu
dibawa-bawa
itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kamu-ayahmu,
151
dibawa-bawa.
kamu-kakakmu, ibu-ayahmu? Lalu,
efeknya
apa agama
Kalo
sih Efeknya
dulu
ketika
efeknya ribut-ribut
ikut
gitu, kalo sekarang
dibawa-bawa?
ribut- Menyadari adanya
ribut
permasalahan yang disebabkan
mah jadi gantung ga selesai,
oleh agama
mungkin sama-sama Mungkin
udah
males ya, itu-itu aja
udah
Menyadari
sama-sama keadaan
soalnya. Biasanya
males
Biasanya
sih
obrolan apa sih ngobrolin
hal-hal
yang
tidak bisa diubah
yang bisa bikin sepele tapi sensitif, agama
itu misal
dibawa-bawa?
nih
dari
rumah
bulek
trus Trus ribut deh
ada
tingkahnya
Menyadari adanya
kebawa-bawa ke permasalahan
bulek apa om yang
agama yang disebabkan
agak gimana gitu
oleh agama
sama ibu, nah trus kemana-mana gitu, Ya gitu deh kalo Menyadari ibu ga terima trus
punya keluarga
keadaan
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ribut deh kebawa-
besar yang beda
bawa ke agama, ya
agama
gitu deh kalo punya keluarga besar yang beda agama. Atau misalnya dari hal yang
sebenernya
sangat netral, misal Ibu
minta
benerin yang
Bapak genteng
bocor
eh
Bapak kan nundanunda trus Ibu sebel akhirnya
manggil
tukang trus gak tau gimana jd berantem trus yang aneh ntar agama jadi dibawabawa. Kok aneh yaa? Efek ga langsung Hehehe .. Trus kali ya. Soalnya ntar ntar kalo udah kalo Bapak sama berantem
soal Ibu udah berantem,
152
tidak bisa diubah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
agama gitu, ada mereka tuh otomatis efeknya ga sih nyari ke
dukungan,
kalian sebenernya kita juga Udah deh, ribet Menyadari
sebagai
ga dukung sih cuma
anaknya?
berusaha nglurusin
kalo udah gitu
adanya permasalahan yang disebabkan
aja tapi kan kalo Makanya
agama
udah gitu jadinya
sekarang
apa
lebih milih diem
ya,
mungkin
pihak
yang
sebenernya
salah
jadi
kayak
ngerasa
ga
didukung
gitu. Udah deh, ribet kalo
udah
Makanya aku
gitu.
sekarang
lebih
milih
diem aja. Brarti perbedaan Iyaa lumayan lah, agama
itu, pokoknya
memang
hal ujung-ujungnya
yang
sangat udah
sensitif
banget udah deh ribut, trus
yaa
ke
kalo
agama,
di ntar dieman-dieman
aja
aku Menyadari keadaan
yang
tidak bisa diubah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keluargamu?
154
berhari-hari atau ya itu nyari dukungan Aku juga kadang mau Menyadari
tapi kadang ga tau
udah
gimana,
ikut-ikutan lagi
baikan
ga
sendiri, aneh kan? Meminimalisir
keadaan
yang
tidak bisa diubah Upaya
Tapi itu udah dulu,
untuk
pembahasan meminimalisir
jaman
mbakku
agama terjadinya
dirumah. Waktu
masih
itu
Kalo sekarang sih
rasanya
udah jarang, soalnya
gimana
mbakku kan udah ikut suaminya dan aku
juga
sedih Kesedihan yang gitu,
muncul
sebagai
rasanya ga siap
akibat
adanya
aja
permasalahan
kadang Semakin kesini
agama
rasanya Menyadari
udah ga mau ikut-
aku
ikutan lagi, jadi yaa
semakin
gitu. Sekarang sih
aja,
mungkin
kalo yang aku liat,
bosen
kali
mereka udah sangat
dari
meminimalisir
konflik
biasa
dulu
keadaan
yang
tidak bisa diubah
ya liat
mereka gitu
pembahasan agama, Jadi sekarang ya
Menerima keadaan
yang
tidak bisa diubah
soalnya capek juga
udah
kali ya, ya itu tadi,
terima apa yang Diri yang merasa
cuma
ada aja
gantung
belajar
siap
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tapi Rasanya
akhirnya. bapak
ibu
tuh
siap
pernah ada di titik
efek
klimaksnya kali ya,
buruknya
jadi cuma gara-gara
terjadi
cekcok agama gitu, mereka hampir cerai dan
waktu
itu
rasanya
sedih
gimana
gitu,
rasanya ga siap aja tapi
ga
tau
ya,
semakin kesini aku rasanya
semakin
biasa aja, mungkin bosen kali ya dari dulu
liat
mereka
gitu, jadi sekarang ya
udah
belajar
terima apa yang ada aja, rasanya lebih siap aja kalo efek paling buruknya itu
aja
lebih kalo paling itu
155
menerima keadaan
yang
paling
tidak
mengenakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
terjadi. Pernah ga sih, Sebenernya kamu
nyalahin mereka
perbedaan agama
itu awalnya
malah
bukan
sebagai berantem
karena
penyebab
beda agamanya tapi
berantemnya
dari
orang tuamu?
sepele trus gak tau
hal-hal
yang
gimana bisa dibawabawa kesana. Tapi memang Aku heran aja, Diri yang merasa
setauku,
dulu sebelum nikah
wong
sama Ibu, Bapak itu
dijalanin, kenapa
pernah
janji
harus
pindah
ke
mau agama
Ibu setelah nikah tapi nyatanya sampe sekarang
Bapak
tetep Islam, aku ga tau ya mungkin ada hubungannya sama itu cuma aku heran aja,
wong
udah
lagi,
udah
diributin aneh
menurutku
aja
kecewa kenyataan
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dijalanin,
157
kenapa
harus diributin lagi, aneh aja menurutku, anaknya udah gedegede, mbakku udah nikah, ya aneh sih tapi
yaudahlah,
lagian
menurutku
pasti
ada
pertimbangan
lain
yg bikin Bapak kaya gitu, cuma aku ga tau itu apa smpe sekarang dan aku juga
ga
berani
tanya-tanya, hehehehe Kenapa?
Ya ngeliat Bapak Jadi rasanya ya Diri yang merasa sama
Ibu
sering
cekcok soal agama aja
aku
udah
bingung dan kadang
jadi males mau
tidak
bahas-bahas itu
dengan masalah
nyaman adanya yang
berhubungan dengan agama
tuh ya males itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
tadi, jadi rasanya ya jadi
males
mau
bahas-bahas itu. Lalu,
kamu Menyalahkan?
Ga
pernah ga sih sih, justru ya itu .. menyalahkan
aku
tuh
malah
atau
merasa bingung sama sikap
sebel
karena mereka. Kan udah dijalanin, kok yaa Aku tuh malah
adanya
Menerima perbedaan agama
perbedaan agam masih
diributin,
seneng
dengan dalam keluarga
dirumah?
ngapain coba? Tapi
Terlebih
ga tau ya, namanya Bisa lebih jadi Sikap
perbedaan
rumah tangga, kan
agama pernah orang
itu kita sebagai anak ga bikin tau
banyak
tuamu sebanyak
hampir cerai.
Lagian
hal
mereka. aku
malah
tuh
seneng
dengan keadaan ini, jadi gimana yaa … aku tuh merasa bisa lebih
jadi
orang
yang membuka diri
keadaan ini
orang membuka dengan
yang diri orang
lain yang latar belakang agamanya berbeda
dan
terbuka menerima
terhadap perbedaan agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
dengan orang lain yang latar belakang agamanya sama
berbeda
aku
..
walaupun masih
ya
kadang
cuek
sih,
hehehe Brarti
buatmu Ya ga kalo masalah
perbedaan
.. cuma kadang juga
agama itu sama ga enak misal, kalo sekali masalah
ga
jadi natalan di gereja .. Menerima
ya, kan ga lengkap tuh, Cuma
keadaan
justru
malah ga ada Bapak ya
yang
yaudahlah, ya itu tidak bisa diubah
ngasih
hal walaupun
positif
ke dari
dirimu?
setelah
gereja
pada
di
semua
tetep
tadi .. lama-lama belajar nerima
rumah Tapi sebenernya
..
Cuma
tetep
seru-seru
yaudahlah, ya itu
aja sih, jadi tahu
tadi
lama-lama
sedikit
banyak
belajar nerima. Tapi
ajaran
agama
sebenernya
lain
..
seru-seru jadi
tahu
tetep aja
sih,
sedikit
Sikap dan
terbuka menerima
terhadap perbedaan agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
banyak
160
ajaran
agama
lain.
pengetahuan
Satu yg
orang lain blm tentu tahu, trus ya itu jadi lebih terbuka juga sama
siapapun
dengan background apapun. Berarti juga
kamu Kalo yang pasti sih, pelajari agama
agama
yg
lain keluarga
selain
dari
..
kalo Cuma
agama yang lain sih
agamamu? Atau sedikit ya, karena
eksplor tapi ya ga mendalam
juga kan ga intens .. ya Sekedar
kamu pelajari
agama cuma
sekedar
sekedar Sikap dan
terbuka menerima
terhadap perbedaan agama
ingin
Ketertarikan
tahu untuk
lain
diluar eksplor tapi ya ga
agama
mendalam .. sekedar
keluargamu?
ingin buat
tahu
mengetahui dan memahami
sama
ajaran agama
nambah
pengetahuan aja sih Apa
aja
informasi
sih Apa ya .. Yang jelas Kalo yang kalo
agama
yang
yang
agama Sikap selain
dan
terbuka menerima
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kamu tentang
tau selain
agama
di
semua keluargaku, aku ga
agama
keluargaku, aku
agama
yang begitu tau banyak ..
ga
telah
kamu Cuma
banyak
pelajari?
tau
kayak
di
161
terhadap perbedaan agama
tau Memahami
begitu
ajaran
di
agama
misal kalo Hindu itu
tiap yang
berbeda
pemujaan terhadap dewa-dewa trus ada sembahyangan, kalo sembahyangan ada baju
khususnya,
kalo Budha apa ya, Kalo Cuma
tau
ada
yang
paling tau tapi Merasa ya masih biasa
dekat
karmapala, tau ga
aja
memahami
yang
cuma
hukum
tentang
katanya
taunya
ya
agama
apapun yang kamu
Bapak
Ibu,
berikan
Kristen
sama
lebih dan
agama
yang
berasal
dari
dalam keluarga
ke
dunia
akan kembali lagi ke kamu, itu karma ya? Ya pokoknya cuma itu sih .. kalo yang paling tau tapi ya masih biasa aja
Islam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
taunya
ya
162
cuma
agama Bapak Ibu, Kristen sama Islam. Ohh gitu… Trus Yang kalo
jelas
cara
antara beribadahnya beda,
Yang jelas cara beribadahnya
memahami adanya
Islam
sama kepercayaannya
beda,
Kristen,
yang beda.
kepercayaannya
Kalo
kamu tau dari Islam, keduanya apa?
yang
sebenernya
itu gini sering sih aku ngobrolin ini, sama temen,
sama
beberapa Dari
orang.
situ,
Islam
sendiri
mereka ada
pihak
mengakui
Yesus
yang
berada dalam wujud nabi Isa tapi dari pihak Kristen ga ada Muhammad.
Kalo
yang dari aku tau, itu kan pecah dari mmmm
Abraham
Menyadari
beda
dan
perbedaan di tiap ajaran agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ya?
Yang
163
punya,
yang nikah sama, eh yang kawin sama gundiknya. Dari situ ketemu.
Ayahnya
Muhammad ki sopo toh?
Ismail
siapa
ya?
apa Yang
satunya, yang mau dikurbanin
Adam.
Na itu, rancu disitu. Jadi kalo di Islam, apa itu namanya, eee Ismail itu anak Abraham dan Sarah, padahal itu kalo di Ketidaktahuan
Kristen itu enggak. informasi agama
Itu Abraham sama Ga tau di Islam tertentu
gundiknya.
Terus,
mengenai
apa lagi ya? Kael
Paskah Yahudi,
dan Habil. Kalo di
dijelasin apa ga
Kristen
itu,
yang
dibunuh Habil, kalo
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
di Islam Kael. Terus masalah apa yaa?
Dajjal?
Tapi
kalo
menurutku
awal
mulanya
dari
Abraham
itu. Jadi
lahirlah Islam yang berawal dari Ismail itu yang kemudian lahir lagi menjadi
Diri
Isa, yang kemudian
yang
merasakan
di
Kristen Kenapa kamu ga
adanya
dikenalnya
Yesus.
ketidaksesuaian
Sebenernya
sama,
dalam
percaya?
dalam kenyataan
perjanjian
lama
itu
masih
sama,
jadi
kayak
larangan
makan
makanan
berkuku
genap,
berkuku
ganjil.
Kenapa Kalo udah tau
Diri
sampe sekarang ga
gitu
boleh makan babi
mereka
kenapa ga
yang
merasakan adanya ketidaksesuaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berharap
itu
tidak
berkuku
genap
yaudahlah
berkuku
ganjil.
masalah mereka
kita kalo masalah muli itu kayak misalnya itu
selesai apa ga, emang terjadi jaman hehehe?
dan
percaya
Apalagi ya? Eeee, Jadi
tapi
atau anjing, itukan
dulu
yaa.
masalah
Kayak
perayaan,
orang Kristen jaman dulu kan cuma ada perayaan
Paskah
Yahudi, itu ga tau di Islam itu dijelasin apa ga, yang jelas disitu udah mulai beda
tapi
kalo
sekarang kan kalo Paskah yaudah tapi sedangkan Abraham jauh
ke
belakang
kan udah beda, jadi menurutku itu udah
165
menyadari dapat
merubah ketidaksesuaian itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pecah disitu. Tapi aku ga tau kitab apa yang di Islam sampe mereka
mengakui
Nabi Isa. Mereka mengakui Nabi Isa itu,
pokoknya
dijelaskan kitab akan
dalam
mereka
itu,
ada
yang
menghentikan
ini
loh, apa namanya?
He emm, di Islam itu
yang
bisa
menghentikan Dajjal itu nabi Isa. Nah
di
Islam
diakuinya gitu. Nah sekarang
aku
kadang-kadang berfikirnya kalo
gini, misalkan
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kiamat
yang
menyelesaikan semuanya nabi Isa, kenapa
kamu
ga
percaya? Mereka itu bisa percaya tentang pengadilan
tata
putih, kamu tau ga? Jadi kalo di Islam itu,
kalo
kamu
meninggal nanti, di surga
itu
dibuka
kamu
semuanya,
kamu ngapain aja di dunia itu. Itu di Islam mengakui dan mereka
menyakini
kalo yang mengadili itu Tuhan Yesus. Kadang
aku
berpikir, kalo udah tau
gitu
kenapa
mereka ga percaya
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
tapi yaudahlah itu masalah mereka. Itu sih yang aku tau. Tapi
masalah
peperangan itu, aku juga
ga
begitu
ngerti. Cuma yang aku
tau
kan
peperangan
itu,
tanah yang di Israel sana di perebutkan, itu
emang
udah
ditulis di Al-Kitab dan itu akan selesai ketika kiamat
Selesai sih, soalnya kasian itu loh
Iya
sih.
Trus Nah
kamu tau semua kadang informasi
kadang- Dari lingkungan,
itu,
yaa
ini lingkungan
dari
bertukar pikiran
jadi
darimana? Dari bertukar pikiran gitu Aku
Menyadari adanya
peran
lingkungan luar
di
keluarga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kamu
belajar loh.
Aku
ga
sendiri atau dari menyerang, rumah?
mempertahanka
dalam
n diri
memahami
Trus aku merasa
mendengarkan, maksudnya
gini
ada
kalo
aku
sama mereka
bedanya
169
upaya
ajaran agama Mengendalikan diri dalam upaya memahami
mempertahankan perbedaan agama
diri, trus aku merasa
Merasakan
ada bedanya sama Dulu aku rajin mereka. cuma
Jadinya dengerin
banget baca Al Kitab
cerita-cerita mereka,
yang dengan
lingkungan
Ketertarikan
sendiri tuh. Yaa itu,
terhadap
dari
satu
lingkungan,
salah ibadah
agama
dari belajar sendiri. aku
berbeda
sosialnya
jadi kan kita ngerti
Dulu
diri
rajin Aku nemuinnya
banget lo baca Al
ga sama
Kitab sampe, belum katam sampe
sih
tapi
Mazmur Aku diem aja
lebih lah. Abis itu,
Penolakan
SMA kan aku negri, terhadap
nah
aku Dibilangin garis
kesetaraan ajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mempelajari
dari
keras
170
berbagai agama
situ. Kadang-kadang ya
dari
ngobrol-
ngobrol. Mereka itu menganggap
kita
tuh sama karena di
Mengendalikan diri dalam upaya memahami perbedaan agama Konsistensi
kitab mereka, ada terhadap
juga
malaikatagama
malaikatnya
cuma
ya namanya beda, beda dikit tapi di kitabku,
aku
nemuinnya ga sama. Sebenernya pengen sih
ngomong
ga
sama tapi kesannya kok
terlalu,
ntar
terlalu dikira garis keras
gitu
lo.
Jadinya, aku diem aja,
aku
dibilangin
udah garis
keras sama temen-
ajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
temenku. Aku tuh dari SMA, dari SMP itu aku dijuluki ibu pendeta apalah gitu. SMA, anak-anak itu yo menganggap aku terlalu
frontal
katanya.
Kuliah
banyak yang bilang “lita ki garis keras”, ga tau sih mereka liat darimana. Kalo
dari Dari ibu sih, ibu Ibu
rumah,
biasanya yang kasih
maksudnya
tau. Ya kayak yang
biasanya
yang kasih tau
yang
ngasih
adanya
peran
keluarga
dalam
upaya memahami
pernah ga dapet aku bilang, ibu itu info kayak gini?
Menyadari
ajaran agama
tau
tentang isi Al Kitab. Pertama aku dikasih tau
awal
mula Akhirnya
aku
kejadian ini sampai
lama-lama baca
ulangan,
trus tau
kitabnya
sama, makanya abis Bapak,
ga
Melakukan aktifitas
yang
berguna
untuk
memahami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
itu
mereka
ga
pernah
kenapa-
kenapa
kan?
Walaupun
yang
sama
cuma
itu
pernah
172
ajaran agama Kesedihan yang dimunculkan karena hilangnya peran ayah dalam upaya memahami
luarannya tok. Nah ajaran agama
akhirnya aku lamalama baca kan. Baca trus akhirnya tau, gitu. Kalo Bapak, ga pernah. Itu kan tadi hal- Kalo aku liat sih … Hal-hal tertentu hal yang kamu Sebenernya
gini,
tahu tentang dua hal-hal tertentu ada agama itu, kalo yang sama kayak misalnya ajaran- misalnya ajarannya kamu
puasa,
gitu, orang Kristen kan juga ada puasanya
menemukan dua tapi
kebanyakan
sisi
yang orang Kristen itu ga
berbeda
atau tau kalo kita harus
sebenarnya
ikut
puasa-puasa
sama tapi hanya gitu. Trus kadang-
ada yang sama
Keterbukaan dan penerimaan terhadap kesetaraan ajaran berbagai agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dikemas agama berbeda?
dalam kadang
gini, Aku
tu
yang sebenernya perbedaan
selalu
tuh
mencermati
yaa
orang-orang
intinya tapi seiring
173
Islam
perkembangan
Melakukan aktifitas
yang
berguna
untuk
memahami
jaman
nih
yaa, ajaran agama
kadang aku ngeliat kayak tulisan di tivi yang
menyangkut
nama-nama
Islam
gitu, itukan ngambil itukan
adanya
di
perjanjian baru dan lama,
mereka
tau. terkesan
ga
Bukannya Beda sebenernya gimana-
kalo aku bilang Merasakan
gimana sih ya tapi adanya
aku
selalu perbedaan di tiap
mencermati orangorang Islam. Orang Bedanya
Islam itu dari dulu
dimana?
setauku ga pernah, dia mengambil doa
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diluar
5
174
waktu,
berdoa diluar sholat 5 waktu itu mereka ga
pernah
tapi
seiring perkembangan jaman nih, berdoa dong
ya
kadanga
sekedar
kayak
ngobrol. Sebenernya kan
mereka
ada
berdoa yang mau mandi mengucapkan Yang NU
mau mengucapkan
ini, makan Orang Islam itu ini
ngeliat
agama Memahami
tapi yang dibawa itu
itu, ga pernah perbedaan ajaran
seperti Tuhan dan
tau
yang di tiap agama
mereka itu ga ada
namanya
batas. Trus apa lagi
beriman, mereka
yaa, banyak deh aku
itu
liatnya,
mengandalkan
beda
sebenernya kalo aku
logika
Memahami perbedaan ajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Islam itu logika
bilang. Kalo orang Islam,
punya
dari kitab yang tadi
landasan : iman,
tak
itu,
pengharapan,
itu
kasih, dan aku
Jadi
mengandalkan gigi
bangga menjadi
pembedanya
ganti
bagian
sebenernya itu?
ganti mata. Tau ayat
sebutin
mereka
itu?
gigi,
Kalo
mata
kamu
dipukul pipi kanan yaa kamu bales pipi kanan,
itu
yang
namanya gigi ganti gigi,
mata
ganti
mata, kalo kita kan enggak, situ
nah
dari
bedanya.
Mereka
itu,
sebenernya Islam itu punya macam namanya,
berbagai apa
yaa kalo
di tiap agama Diri yang merasa
banget
mungkin yaa karena Kita
175
bangga
dengan
ajaran
agama
yang dipilihnya
dalamnya.
di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kristen
kan
ada
Kristen Ortodok dan sebagainya, mereka juga
punya
kelompokkelompok itu. Tapi yang
sekarang
menonjol itu kayak FPI, terutama NU sama Muhammadiyah. Nah, eee aku lupa mana
yang
lebih
nasional…
NU yaa, karena NU kan dulu tokohnya Gusdur
to?
Tapi
setauku mereka itu, eee
jadi
semacam istilah
gini apa
yang
misalkan
sih kalo
mereka
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dihina ato diapain, mereka maju. Kan kayak
ada
landasannya
gitu.
Kalo Kristen kan ada landasannya : iman, pengharapan, kasih. Orang Islam itu ngeliat agama itu, ga pernah tau yang
namanya
beriman, mereka itu mengandalkan logika.
Kenapa
banyak orang yang pindah jadi Islam? Karena logika
Islam
itu
banget.
Kamu baca aja deh kitabnya mereka, itu logika semua. Kita kan punya landasan :
iman,
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
pengharapan, kasih, dan
aku
bangga
menjadi bagian di dalamnya.
Bisa dibilang gitu. sih Kebanyakan sih
Itu semua lagi- Kebanyakan
lagi kamu dapat gitu, dari ngobrol-
gitu,
dari lingkungan ngobrol
ngobrol-ngobrol
luar yaa?
sama
temen. Ada sih satu yang kalo tentang
sama temen
dari
Menyadari adanya
peran
lingkungan luar
di
keluarga
dalam
upaya
memahami
iman
itu,
aku ajaran agama
ngobrol
sama
temenku
sendiri.
Jadi temenku Islam, jadi waktu itu dia lagi tugas
ga tapi
ngerjain bukan
salahnya dia, dia ga ngerjain tugas. Jadi ada
satu
kepentingan
gitu,
dia takut dimarahi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
gurunya. Gak tau sih dia bodo ato gimana. “Yauda to kamu beriman” aku bilang
gitu.
Itu
temen deketku. Kita emang deket, dia cowok aku cewek. Trus
dia
tanya
“beriman itu apa? Beriman
itu
gimana”. Lah, kan aku
bingung
jelasinnya,
tuh aduh
gimana
yaa
jelasinnya.
Waktu
itu
bilang
aku
“misalnya mempercayai yang lihat”.
ga Trus
apa kamu dia
bilang “lah piye?”. Trus
aku
kasih
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
contohnya “misalnya
kalo
kamu
pengen
sesuatu,
kamu
berdoa dan kamu mempercayai bahwa itu
telah
milikmu
menjadi walaupun
belum”. Tak pres terus kan kalo itu loh contoh kecilnya maksudnya beriman.
Trus
akhirnya
kita
taruhan.
Intinya
sampe
pelajaran
yang aku kasih ke dia tentang iman itu ga terbukti, berarti semuanya
itu
bullshit. Trus aku mikir “ini taruhan ga main-main loh”.
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kita
kan
kalo
pelajaran dipisah
agama tuh,
aku
udah ga kepikiran soal taruhan, aku udah
fokus
sama
pelajaran agamaku. Trus
udah,
aku
dateng trus Tanya “loh,
kok
kelas
kalian udah keluar duluan?”. Ternyata kelas
dia
kosong
dan aku udah sangat lupa sama taruhan yang
tadi.
temenku
Trus bilang
“kamu hebat yaa”. Aku
kaget
dong,
hebat kenapa. Trus dia cerita tentang taruhan yang tadi dan
ya
ampuunn
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
untung
terbukti,
kalo
ga
gimana
coba, serem banget kan? Trus
akhirnya Akhirnya
gimana itu?
dia
selamat,
kan
gurunya
killer
banget
tuh,
makanya dia takut banget ga ngerjain tugas
agama.
Itu
bukan beriman tau namanya kalo kayak gitu tapi yaudahlah dia ga tau akhirnya aku
cuma
ucapan
ngasih selamat.
Tapi aku tuh benerbener lupa dan ga inget cerita itu lagi tapi dia bilang “kan tadi
kamu
yang
bilang gini-gini ke
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
aku”. Aku malah mikir “kayak gini kok dibuat mainan”. Duhhh …. Yoo rapopolah. Apa ya? Mmmm, Besok-besok
paling
jangan gitu lagi.
Kalo di Kristen itu
Mmmm, tadikan
nikah
ya.
itu nikah hanya boleh semua cerai mati. Kalopun
info yang kamu suaminya selingkuh, Menyadari
dapet dari luar, yaa ditunggu sampai Aku tanya ke ibu adanya kalo yang dari dia
mati,
peran
baru keluarga dalam
lingkup
pasangannya boleh upaya
keluarga/orang
nikah lagi. Paling
tua, ada ga?
kayak gitu. Mmmm,
memahami ajaran agama apa lagi ya?Sempet waktu itu tu, siapa yaa
yang
bikin
marah di rumah, aku lupa, trus aku tanya ke
ibu
“kalo
marahan ga boleh sampe
matahari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terbenam ya?”. Aku tanya kayak gitu ke ibu, trus ibu jawab “iya, tapi kalo di Islam, 3 hari atau itungan berapa hari gitu ga boleh. Itu dianggep
selesai
marahannya
ya
walaupun ga selesai tapi kamu ga boleh marah. Nah kalo di Kristen kan sebelum matahari terbenam. Trus
yang
kedua
perpuluhan, menyisakan sebagian dari rejeki kita. Jadi kalo di Kristen
kan
10%
kalo di Islam cuma 2,5%. Dulu waktu aku
kecil
pernah
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tanya
ke
185
ibuku
“10% sama 2,5% gede
mana
bu?”
Trus ibuku jawab “ya 10% lah, masa’ 2,5%”.
Tapi
kan
waktu
itu
aku
tanyanya masih
waktu
kecil,
jadi
belum ngerti. Mmmm, pernah Oh
Dulu Dulu kan aku ga
pernah.
Menyadari
tanya ga kenapa kan aku ga ngerti
ngerti
ada
dan ketika aku
keluarga dalam
tanya ke ibuku
upaya
aturan
perbedaan apa-apa dan ketika itu
orang tuamu?
ke aku tanya ke ibuku, ibu
cuma
apa-apa
bilang
adanya
peran
memahami
kalo di kitab suci
ajaran agama
masing-masing udah diatur. Trus yaudah,
aku
percaya. Kalo
dirumah, Ya
menurutmu
sebagai Sebagai
pegangan hidup ..
peran agama itu standar dengan yg
pegangan hidup
Agama sebagai pegangan hidup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
seperti apa sih?
186
lain. Tapi ga terlalu menuntut
Pegangan hidup Mmmm, gimana ya, Yang dan
ga yang
jelas
menuntut? Bisa sebagai jelasin
identitas,
lebih juga
detail ga?
selain
sebagai
keyakinan,
selain
Jelas sebagai
identitas,
juga
Agama hanya
tidak sebagai
identitas namun
sebagai
juga
keyakinan
keyakinan
bisa Punya 2 ikatan
Menyadari
kayak
sebagai
alasan kamu buat hidup
dan
kayak
semacam ikatan gt kali ya kalau dalam keluarga Ikatan? ada
2
dong
Berarti Iya
sih,
ikatan dibilang gitu. Jadi dalam kita
keluargamu kalo kayak dilihat
itu
keluarga
dirumah punya
adanya perbedaan
2
agama
dari ikatan keluarga.
dalam
keluarga
agama? Sebenernya, kamu
Awalnya enggak ya, Awalnya enggak
nyaman tapi
sekarang
jd
ga sih dengan biasa aja.. tapi aku keadaan itu?
juga ga tau persis ini sebenernya
cuek,
Menyadari
ya, tapi sekarang
keadaan
jd biasa aja
tidak diubah
yang bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
karena
kebal
187
apa
gmn .. tapi sejauh ini ya udah yg tak rasain ya terima aja Berarti sempet
dulu Ya cuma ga terima Ga ga karena kadang ga
terima ya sama nyaman,
bingung
keadaan
juga
dirumah?
sering ribut itu.
terima
karena
kadang
Diri yang merasa tidak dengan
ga nyaman
nyaman adanya
perbedaan agama
ditambah
di
dalam
keluarga
Mulai
bisa Mulai kapannya aku Masih
mikir
Menyadari
terima itu kapan krg tau persis,, tapi
“yaa mau gmn
keadaan
sih?
mulai bisa bener2
lagi,
tidak
cuek ya kuliah ini
terima aja”
meskipun
yaudahlah
yang bisa
diubah
kadang
masih mikir “yaa mau
gmn
yaudahlah
lagi, Menyadari terima
aja” Tapi ya abis itu
aja
Menyadari
kalau bapak ibu
adanya
itu beda
perbedaan
balik menyadari aja
agama di dalam
kalau bapak ibu itu
keluarga
beda. Balik lagi ya .. Ga terlalu menuntut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kalo
soal
ga sama
menuntut
standar
itu sendiri,
188
itu
standar
maksudnya
agama yang dijadiin
gimana?
pegangan hidup tp ga terlalu menuntut, Aku
masih
Sikap
fleksibel
longgar
banget
dan
fanatik, biasa aja.
buat
nerima
terhadap
Ya
walaupun
perbedaan
kadang
kesannya
agama yang ada
aja,
ga
terbuka menerima
perbedaan agama
aku itu garis keras tapi sebenernya aku masih
longgar
banget buat nerima perbedaan
agama
yang ada. Sejak kapan sih Sejak SD kelas 1 Tau kamu mencari
mulai kayaknya. Kan aku tahu belajar apa itu PKN
dan mempelajari ya? Nah dari situ, tentang berbagai aku ajaran agama?
tau
macem-
macem agama tapi cuma tau aja karena
tapi
seringnya
macem-
macem agama
Menyadari adanya variasi agama di dalam lingkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diajak
baca Lama-lama
ibu
alkitab, ke sekolah
makin penasaran
minggu
dan
sama
mbakku,
189
jadi
ya
taunya terbatas di
makin
mendalami
Melakukan aktifitas
yang
berguna
untuk
memahami
Kristen
Kristen. Trus sampe Jadi tanya-tanya
ajaran agama Ketertarikan
SMP
aku
masih
tentang
agama untuk
belajar
tentang
lain mengetahui dan
Kristen trus lamalama
makin
penasaran makin
dan
mendalami
Kristen. Baru bahas tentang agama lain, selain
agama
Ibu
Bapak itu ya SMA karena negri
sekolahku dan
belajar
waktu tentang
agama kan kelasnya pisah-pisah
nah
ternyata
aku
terpisah
sama
memahami ajaran agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
beberapa temenku, nah dari situ jadi tanya-tanya
tapi
yaudah, ga gimanagimana. Ga
penasaran Ada sih
ya Ada sih
tapi
Ketertarikan
atau ingin tahu biasa aja sih …
untuk
gitu?
mengetahui dan
Cuma
untuk Udah sreg sama
nambah pengetahuan aja tapi
ajaran agama
agamaku Diri
ga lebih dari itu
merasa
karena aku emang udah
sreg
lagi,
yang yakin
dengan
sama
komitmennya
agamaku. Tapi ya balik
memahami
kalo
disuruh memilih yg lain,
mending
ga
milih semuanya. Kenapa?
Menurutku, memilih Memilih
itu
Diri
yang
itu sedikit banyak
sedikit
tentang memihak ..
tentang
nyaman dengan
nah aku ga suka
memihak .. nah
adanya
memihak.. Buat aku
aku
perbedaan
banyak
ga
suka
merasa
tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sih
gitu.
Lagian
memihak.
191
agama di dalam
agama kan bukan
keluarga
buat pilihan. Ada
ga
sih Ga ada sih setauku Kalo teman buat
sosok
yang kalo
teman
buat
selalu
kamu bertanya ya paling
bertanya
ya
paling Ibu
Menyadari adanya
peran
keluarga dalam
jadikan panutan Ibu.
upaya
selama
kamu
memahami
berada
dalam
ajaran agama
proses
mencari
tahu
tentang
agama? Oke, balik ke Apa pengalamanmu ya.
ya?
Kalo Orang Islam itu Memahami
plusnyaaa … Ini,
Selama orang Islam itu kan
hampir lebih 21 orangnya
getol
tahun hidup di banget. Gini, jadi lingkup 2 agama sampe yang apa
agama
berbeda, mereka, sih
minus setiap tersebut?
plus tahu
mereka
itu
dari mereka
dihina, ga
akan
agama terima itu. Ya sih, Tapi mungkin
kan
orangnya
getol banget
perbedaan ajaran di tiap agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dilihat
192
dari landasannya mereka
lingkup
berpikir
kalo
keluargamu
mereka
dulu.
atau apa tapi kalo
itu
jihad
orang Kristen mikir, Tuhanku perlu
itu
dibela
ga kok.
Tapi dari situ tuh,
Diri yang merasa
mereka getol, jadi Kadang-kadang kayak apa yaa …
aku
Gini misalnya lagi
disitu
mereka
sampe
nabung buat naik haji, nah kalo di Kristen mana ada, perpuluhan aja, iya ga
iya
ga.
kayak
Trus puasa,
misalnya udah bulan Ramadhan mau
lebaran.
tivi-tivi langsung
sama Di kan
sebelnya
kecewa
dengan
sikap kelompok agama pilihannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
happening, booming banget kan acaraacara kayak itu, iya kan? Dan kita cuma biasa-biasa aja kan? Kayaknya itu cuma hari biasa gitu dan ini,
semua
yang
namanya Kristen,
orang mereka
sampe ga tau apa yang harus mereka lakuin,
kadang-
kadang
aku
sebelnya disitu. Jadi misalnya gini, gini hal melakukan dosa. Kalo mereka
Islam
kan, harus
berbuat baik untuk mendapatkan upah, surga. Nah tapi kalo orang kita (Kristen),
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dosanya
udah
ditebus kok, kalo ngelakuin
dosa
tinggal minta maaf tapi ga gitu juga, kalo kamu udah tau apa
yang
perbuat maka
kamu
itu
dosa
dosamu
ga
akan diampuni tapi memang
dengan
adanya berkat dari Tuhan, maka kita bisa
mendapatkan
pengampunan karena bukan suatu hal yang impossible. Tapi kan sebenernya ada
hukumnya
seperti itu, sampe mereka
nanti
reinkarnasi.
Tapi
yaa itu, kesannya
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
jadi santai gimana gitu. Istilahnya kan kamu
jadi
kayak
melecehkan
apa
yang sudah kamu terima. Kalo minusnya Yaa itu yang aku ga Yaa itu yang aku Tidak apa?
suka, gigi ganti gigi
ga
mata
ganti
mata.
ganti gigi mata
Trus
apa
yaa,
kadang-kadang
suka,
gigi
rasa
adanya simpati
terhadap
ajaran
agama lain
ganti mata Kadang-kadang
Diri
mereka
iti
bukan
mereka
yang
itu memandang
jadi ambisius tapi
bukan
jadi negatif kelompok
malah jadi arogan.
ambisius
tapi
malah
jadi
agama lain
arogan Apa-apa Misalnya?
disalahin. Mereka
Trus mereka mau
kayak
kayak
menang
sendiri
sendiri.
Kayak
mau Diri menang
yang
memandang negatif kelompok agama lain
sekarang, hal kecil Mereka ga tau Diri
aja
dipermsalahin,
sih
sama
apa memandang
warung
dibuka
yang
mereka
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
waktu
puasa
yaa
negatif kelompok
lakukan
agama lain
digrebek. Mereka ga tau sih sama apa Ga yang
mereka
lakukan.
Lah
ya
196
tentang
diajarkan satu
prinsip itu, kasih
Merasakan adanya
piye to? Kalo ga perbedaan di tiap
dibuka, mereka ga agama
makan
satu
keluarga.
Ya
mungkin karena ga diajarkan satu
tentang
prinsip
kasih.
itu,
Sebenernya
apa yaa, kayak cuci otak
gitu.
Sebenernya kan kita juga ga bisa percaya ini
ataupun
itu
dengan mudah, ya kan? Tapi apa yaa, mereka ga kenal sih tentang 3 hal itu, tentang
iman,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pengharapan
197
dan
kasih. Mereka itu selalu,
kalo
aku
pengen itu akan tak kejar tapi kalo di kita kan doa tanpa usaha sia-sia, usaha tanpa doa juga siasia, nah kalo di kita kan
gitu.
Nah
sekarang itu dipake tuh. Mmm, ya sih di Apa ya? Kalo aku Sederhana
tapi
Menyadari
Islam juga ada sih, itu sederhana
menurutku
adanya pengaruh
ajaran
pengaruhnya
lingkungan
tentang tapi
menurutku
itu. Lalu, apakah pengaruhnya hanya
karena kemana-mana
kemana-mana dan
dan penting dan
dalam
upaya
memahami ajaran agama
hal-hal itu tadi penting dan pasti. yang
pasti
akhirnya Selain aku juga ga
membuat kamu terlalu suka sama untuk
menjadi Islam
karena Orang Islam itu Diri
yang
seorang
masalah
kayak ga bisa
memandang
Kristiani?
kepercayaan tadi ya
menghargai
negatif kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan
dari kasus-
kasus
yang
aku
temui, orang Islam itu kayak ga bisa menghargai,
jadi
gini awalnya orang awalnya pas bulan puasa, emang sih kita ga bisa ngikutin mereka
selama
bulan puasa, coba deh kayak misalnya gini antara minoritas dan
mayoritas,
waktu aku SMP aku sekolah
di
swasta
SMP ga
menghiraukan kalo Berarti ikut
sempet puasa,
ya
kantin
kelaperan buka tapi temen ada
juga dong ya?
yang puasa. Kantin buka, tempat makan lain
buka.
Masih
agama lain
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ada yang suka jajan di jalan. Sebenernya itu ga masalah, kalo puasa ya puasa aja, ga
usah
menghiraukan yang lain tapi kan itu salah satu cara kita tuh
care
sama
mereka.
Nah
mungkin kita terlalu cuek
ato
trus
gimana mereka
akhirnya
berontak,
ya timbal balik juga sih. Nah kalo di sekolah negri tuh, kantinnya tutup. Ya itu, kita tuh sampe ikut-ikutan laper
nahan
sampe
kita
pulang Ya
gitu
tapi
ga
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
papalah, hehehe
Trus sebenernya Kalo kejadiankejadian
aku
bilang Lebih
mungkin di lingkungan juga ya.
lingkungan
Lebih
banyak
Menyadari
adanya
lingkungan
lingkungan
banyak
kayak tadi atau lingkungan kok. Iya
luar
support
dalam
dari lingkungan,
keluarga yang
dari Keluarga
sih misalnya
akhirnya temen-temen
sih
tapi
juga ga
membantu kamu sekolah.
Kan
sebanyak
untuk
ada
lingkungan dan
salah organisasi apa gitu,
bukan keluarga
memilih satu
bisa biasanya
diantara trus
banyak-
peran
keluarga upaya
memahami ajaran agama Menyadari adanya
peran
keluarga
dalam
upaya memahami
besar yang pasti ajaran agama
agama tuamu?
orang banyaknya
ya
ngobrol
sama
mereka.
Mmm,
keluarga juga sih tapi
ga
sebanyak
lingkungan bukan besar
dan keluarga
yang
Soalnya
itu
pasti. kan
di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
suatu
hal
sensitif
201
yang
jadi
kalo
keluarga besar lebih banyak
doain
aja
sih, hehehe. Kalo proses lain, Kalo ada ga?
proses
lain,
misalnya kayak apa ya?
Mungkin kamu merasa mukjizat
dapet Ohh, ga sih. atau
apa gitu? Oh gitu. Trus Ga dengan informasi
bingung
sih Ga bingung sih
semua soalnya emang dari yang kecil udah diarahin
kamu dapatkan, ke kamu
bingung
Kristen.
Tapi
sempet dulu waktu TK kan
soalnya
emang
dari kecil udah diarahin
ke
setiap hari kan pake
diarahkan untuk mengenal mendalami
agama Menjalankan
TK kan aku TK variasi
doanya mereka yang
negri dan setiap
Islam itu tapi waktu
hari kan pake
itu
doanya
ngerti,
aku
belum namanya
dan
ajaran salah satu
Kristen
ga aku TK negri dan Tapi dulu waktu
untuk memilih?
Diri yang telah
agama
mereka
yang Islam
Menyadari
ibadah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
juga
TK Aku SD kelas 1,
anak
taunya
Cuma
aku mulai ngerti
dateng, kumpul trus
ternyata
pulang. Nah pas aku
beberapa agama
SD kelas 1, aku
dan
mulai
bagian agama ini
ngerti
ternyata
ada
beberapa agama dan
trus
ada
aku
202
adanya perbedaan agama di
dalam
keluarga
di
kakakku
disini
aku di bagian agama ini
trus
kakakku
disini. Aku juga ga ribet,
cuma
ya
sekedar tau aja. Bener-bener ga Nah itu, aku juga ga sempet
tau
bertanya-tanya
sempet kayak gitu. Menganalisa
gitu
ya,
kan Aku
kenapa
tuh
ga Menerima
cuma
diri, sok tau gitu,
kamu beda sama kayak menganalisa
yaa cuma mikir
Bapak
“oh ya mungkin
dan diri, sok tau gitu,
kenyataan bahwa memiliki keluarga
yang
berbeda agama
kakakmu.
yaa cuma mikir “oh
emang
ini
ya mungkin emang
bawaan
dari
ini
Bapak
dan
bawaan
dari
Bapak dan mama
mama dan aku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ayah
203
dan aku juga harus
juga harus bawa
bawa salah satu dari
salah satu dari
melakukan
mereka”.
mereka”
ibadah agama
Lagian
tidak
kan bapakku emang Bapakku emang ga pernah sholat dan
ga pernah sholat
puasa jadi aku ga
dan puasa
melihat
ada
hal
yang berbeda secara signifikan di rumah. Tapi
Kalo sekarang iya Dulu ga begitu
hubungannya
tapi kalo dulu ga
sama
harmonis
besar baik-baik aja kan? lama Lama kok. Mungkin
hubungan sama dari keluarga
aku
besar sampe,
sempet ga baik?
dengan keluarga besar yang tidak
keluarga begitu baik.
Berapa
baik
Hubungan
SMP
pokoknya
sampe mbakku mau menikah.
Sampe
mbakku dapet pacar ini trus lama trus serius
mau
nikah
nah dan itu baru ga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
direstuin.
204
Tadinya
ga dibahas tapi kan istilahnya
mbakku
kan kayak belum mendapatkan
jati
dirinya to? Tapi
bukannya Tapi Islam itu kan
mbakmu Islam?
udah baru kemungkinannya dan
mbakku
pun
jadi Islam karena dari Trus
pembagian
Bapak Ibu dulu, aku
ternyata
Pengaruh
dapetnya suami lain
Kristen,
mbakku
orang Kristen ya
Islam, nah kayaknya
udah
mbakku ga nyaman
mbakku
gitu makanya jadi
agama
kayak
pasangannya
semacam
belum mendapatkan jati
diri.
ternyata
Trus
dapetnya
suami orang Kristen ya udah otomatis
orang
gitu.
otomatis ikut
dalam
memutuskan komitmen beragama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
mbakku ikut agama pasangannya gitu. Tapi pernah ga Gimana ya, kalo ga Kalo sih
ga
yakin yakinpun aku bukan
sama apa yang ga udah pilih?
yakin
kamu agamanya kadang
jadi
ga
yakinpun
aku
sama
bukan ga yakin
tapi
sama agamanya
ga
tapi kadang jadi
Diri yang merasa yakin
dengan
komitmennya Diri yang merasa ragu akan adanya sosok Tuhan
yakin kalo Tuhan
ga
itu ada, misal kalo
Tuhan itu ada
kayak
doaku
dikabulin,
yakin
kalo
ga itu
rasanya
kayak
“sebenernya Tuhan itu ada ga sih buat denger doaku?” Jadi jatuhnya lebih mikir kalo
semua
yang
terjadi itu lebih ke hal yang logis. Itu aja
sih
kesannya
jadi kurang
ajar gitu. Trus kalo kayak Oh
ga,
soalnya Yang
jadi Agama
sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam
posisi menurutku yang jadi
kayak
gitu, masalah bukan label
145kepikiran buat
agamanya
pindah justru
agama lain ga?
tapi
keberadaan
Tuhan, hehehe. Ya
masalah
bukan
label
label agamanya Diri yang merasa tapi
justru
ragu akan adanya sosok Tuhan
keberadaan Tuhan
Pemeliharaan
manusia, Berusaha
itulah
206
konsistensi diri
kadang-kadang
nyadarin diriku
terlalu
sendiri
menggunakan logika
trus
kesannya
sok
scientific.
Kalo
udah kayak gitu aku langsung
berusaha
nyadarin
diriku
sendiri, boleh
kan
ga
sebenernya
kayak gitu. Tapi ada atau Pindah? tidaknya
Aduh, Enggak
enggak deh, jangan
posisimu
yang sampe Lis
kadang
yakin
sama kehadiran
deh, Adanya
jangan sampe
komitmen kuat
yang
terhadap
agama pilihannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tuhan
207
itu,
mungkin ga sih kalo suatu saat kamu
oindah
agama? Berarti
Ya gitu dan aku Berusaha untuk Diri
komitmenmu
berusaha untuk tetap
tetap ada disini
berusaha
terhadap agama ada disini sampai
sampai
menjaga
yang kamu pilih kapanpun.
kapanpun
sekarang,
bisa mantep
dibilang
udah soalnya.
Udah
yang
konsistensi terhadap
banget
komitmen
Udah
mantep pilihannya
mantep ya?
banget soalnya
Diri yang merasa yakin
dengan
komitmennya
Trus, apa yang Ya mencoba buat Mencoba udah
kamu jalanin
ibadahnya,
lakukan
untuk misalnya ke gereja,
menjaga
puasa,
baca
Al-
konsistensi
Kitab, banyak cari
buat Menjalankan
jalanin
ibadah
agama
ibadahnya,
sebagai
wujud
misalnya gereja,
ke puasa,
konsisitensi terhadap komitmen
dirimu terhadap tau tentang Kristen,
baca
Al-Kitab, pilihannya
pilihan agamamu
ikut acara di gereja
banyak cari tau
saat dan yang pasti harus
tentang Kristen,
Memahami
esensi ini?
selalu makin
taat.
dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sebisa
mungkin
makin
rajin
ikut
acara
di
gereja
sering belajar dari
selalu
alkitab trus pahami
taat
pilihannya secara
makin Yang pasti harus
beribadah,
makin
208
lebih
mendalam melalui proses pembelajaran
isinya. Ya pokoknya makin memperdalam memahami
dan Pokoknya makin ajaran
agamaku.
memperdalam dan memahami ajaran agamaku
Nah,
Tujuan Faktor terkuatnya ya
terbesar faktor
atau pokoknya percaya, terkuat percaya
apa
tentang yang Dari awal aku
yang pelajaran
akhirnya
Tuhan sampaikan ke
juga udah lebih
mendorong
aku lewat kitab, ibu
condong
Diri
yang
diarahkan untuk lebih memahami
kamu
untuk dan
orang-orang
diarahin
ke agama tertentu
memilih
sekitarku. Ya selain
menjadi seorang karena Kristiani?
dari
Kristen
awal Dirumah
yang Pengaruh orang
aku juga udah lebih
paling
condong diarahin ke
keliatan
memutuskan
Kristen dan dirumah
beribadah itu Ibu
komitmen
sering
lain
dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
beragama
yang paling sering keliatan
209
beribadah
itu Ibu, ya itu juga jadi
salah
satu
faktor pendorongku untuk tertarik dan punya minat untuk belajar
tentang
Kristen.
Gitu
aja
sih. Kan kamu sudah Ya ngerasa “sreg” Ngerasa nyaman memilih
untuk aja,
ngerasa Kayak
ada
nyaman
dengan
komitmen
menjadi seorang nyaman. Ya kayak
penuntun
Kristiani
penuntun
hidupku
perasaannya
hidupku yang jelas
jelas aja
gimana sih?
aja. Aku belajar dari Seneng sih
nih, ada
Diri yang merasa
yang
pilihannya Merasakan ketenangan
hati
terhadap
agamaku dan aku komitmen
praktekin ajaran itu di hidupku. Seneng sih.
yang
dipilih Diri yang merasa senang
dengan
komitmen pilihannya
Trus
gimana Ya
aku merasa Merasa
kagum Diri yang merasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kamu
kagum
secara
merefleksikan
spiritual aja gt lis.
secara spiritual
proses Aku hidup diantara Bisa
semua
yang udah kamu keragaman jalani ini? Dari tapi
agama
aku
memilih
kagum
dengan
proses
spiritual
keagamaan yang telah dijalani
diantaranya
Diri yang merasa
bisa
bangga
dulu
210
dengan
kamu memilih diantaranya kemampuan
belum memilih dan
aku
sampai saat ini, dengan kamu
nyaman Ngasih pilihanku.
sudah Kagum aja, aku bisa
yakin memilih.
punya
kayak banyak
wawasan apalagi soal agama
dirinya
dalam
memilih komitmen
latar
belakang yang
banyak
keluarga
beda,
Keterbukaan dan
jadi
penerimaan terhadap
ngasih
perbedaan agama
wawasan
apalagi soal agama. Jadi lebih tolerir aja sih kalo sama orang yang berbeda-beda. Ada
ga
sih Ya cuma keluarga Pengennya
ya Mengharapkan
harapan tertentu aja, pengennya ya
bareng-bareng,
tidak
setelah
sama-sama, tapi
perbedaan agama
bareng-bareng,
menjalani proses sama-sama .. Tapi ini?
Mungkin ga menuntut, kan
ga menuntut
di keluarga
adanya
dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
harapan
kita semua punya Harapanku
Mengharapkan
terhadap agama, hak untuk memilih
pengen bareng-
semua
keluarga,
diri, tapi
bareng
keluarga
pluralism
dan harapanku
ya
itu, pengen
keluarga
kayak yang
agama yang saat bareng-bareng
lain,apalagi kalo
ini telah kamu kayak keluarga yang
kayak ke gereja
anggota
memiliki agama yang
sama
dengan yang
yakini.
lain,apalagi
agama menjadi
kalo pilihannya
kayak ke gereja.
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5 Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Subjek 2 (Oky)
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
Transkrip Verbatim dan Analisis Data Subjek
Pertanyaan Silahkan
Verbatim
kamu Jadi,
Koding Awal dari Kakekku
kakekku
dari
Analisis Menyadari
ceritakan
Bapak itu Kong Hu
Bapak itu Kong
adanya
pengalamanmu
Cu
Hu
perbedaan
hidup kedua
karena
dengan memang
beliau
keturunan
orang Cina tapi nenekku itu
Cu
beliau
karena memang
keturunan
Cina
agama di dalam keluarga
tapi nenekku itu
tuamu
yang agamanya
Katolik. agamanya
berbeda agama.
Nah kalo Ibu, kakekKatolik.
nenekku Islam
memang semua
tapi
anak-anaknya
Nah
kalo Ibu, kakeknenekku memang
Setiap
anggota
ya
Islam semua tapi
keluarga masih
tetap beda-beda. Kalo
anak-anaknya ya
menjalankan
di keluarga inti itu,
tetap beda-beda
ibadah agama
tidak
ada
sesuatu Beribadah sesuai
Dukungan
yang spesial. Jadi kita
dengan
terhadap
beribadah
keyakinan
rutinitas agama
masing-masing
yang berbeda
dengan
sesuai keyakinan
Saling
masing-masing,
mengingatkan
mungkin
lebih
saling mengingatkan, itu disuruh puasa,
ketika
variasi
ibadah
ke Dulu waktu kecil
seperti
Menjalankan
ibu
agama Sikap
terbuka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
Ibu
dan
saya dulu ketika SMP
mengingatkan
perbedaan agam
untuk ke gereja, trus
saya ketika SMP
saya
mengingatkan
membangunkan saya untuk sahur, karena
untuk ke gereja, Ketertarikan
trus membangunkan
terhadap
saya untuk sahur
satu
sampai sekarang saya menemani ibu saya
menerima
karena
sampai
salah ibadah
agama
puasa. Jadi saya dulu sekarang waktu
kecil
saya
itu menemani
ibu
disuruh puasa, hanya saya saat
diawal
kalau
bulan
terhadap
puasa puasa
dan
diakhir,
biasanya gitu. Tapi lama-kelamaan entah
Lama-kelamaan entah
kenapa
saya
pengen
kenapa saya pengen
untuk
puasa
untuk puasa penuh,
penuh,
itupun
itupun
karena
karena kesadaran
kesadaran
sendiri
sendiri saja
saja. Trus kita juga Kita juga saling saling
menghargai
satu sama lain, seperti ketika melaksanakan
menghargai satu sama lain, seperti ketika melaksanakan
ibadah kita masing-
Dukungan
rutinitas agama yang berbeda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ibadah
masing.
215
kita
masing-masing.
kayak Rutin sih ga, tapi Rutin sih ga,
Tapi misalnya
pernah
dan
pasti
mamamu sholat, dilakukan.
apa
mereka
rutin
anggota
tapi pernah dan
keluarga masih
pasti dilakukan
menjalankan ibadah agama
papa dan adikmu gereja,
Setiap
melakukan itu? Lalu,
untuk Kalo untuk hari raya
perayaan
hari keagamaan, yaa kita
keagamaan, apa merayakan yang
dua-
biasanya duanya, Idul Fitri dan
keluargamu
Natal.
lakukan?
Biasanya
sih
yang Selalu seimbang, Semua anggota
besar dirumah nenek, sama-sama
nenek dari ibu dan bapak. Kalo dirumah biasanya
merayakan
keluarga Idul
Fitri dan Natal
cuma
Dan
itu
seimbang
gitu. selalu
dalam
perayaan tradisi agama
masak, cuma sekedar Ibu kalo sholat makan-makan
serta
ikut
Idul biasanya tante
Fitri sama
Tetap melaksanakan ibadah walaupun
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dirayakannya,
bersama
kita Semenjak adikku
sama-sama merayakan Idul Fitri
di baptis,
dan Natal juga. Tapi
ga
ibu kalo sholat Idul Fitri biasanya sama
nganterin
udah pernah ibu,
aku juga Bapak juga ke
tante,
sih,
soalnya gereja sendiri,
semenjak adikku di
216
orang
lain Tetap melaksanakan ibadah
agama
walaupun seorang diri Tetap melaksanakan
baptis, dia udah ga
ibadah
agama
pernah nganterin ibu,
walaupun
aku juga gitu. Kalo
seorang diri
pas
Natal,
kadang
Bapak juga ke gereja sendiri, adikku kan Katolik
jadi
beda
gereja. Kalo aku sih dirumah aja. Kalau
soal Kalo soal interaksi,
Baik-baik aja
Hubungan yang
interaksi sesama baik-baik aja sih, ga
baik di dalam
anggota
keluarga
gimana-gimana.
keluarga, gimana? Pernah
ga
sih Ga pernah. Soalnya
Ga penting buat Tidak
ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membahas
soal emang
ga
penting
pembahasan
dibahas
mengenai
perbedaan agama buat dibahas dan saya di
dalam juga
keluarga?
sudah
punya
jawabannya,
karena
Agama itu ga
lebih
penting
memang agama itu ga
daripada
lebih
ajarannya
penting
perbedaan agama diantara anggota keluarga Merasa
daripada
217
agama
ajarannya
sendiri.
tidak
memiliki
peran
yang
penting
Kalau
orang Mmm, ga pernah. Ya
tuamu, pernah ga itu, sih kamu
keluargaku
itu
meminta membebaskan anakuntuk anaknya
untuk
mengikuti salah memilih
agama
satu dari agama manapun atau apapun mereka
atau yang
mau
mereka
menyuruh kamu pilih. untuk
Karena
memilih merekapun
suatu agama?
bebas
memilih
apa
mereka
pilih.
kayak sekarang, dia
yang Ya
adikku malahan
sekarang
udah
Membebaskan
Mendapatkan
anak-anaknya
kebebasan
untuk memilih
dalam memilih
agama
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
dibaptis. Lalu, bagaimana Menurutku
menjadi
perasaanmu lahir hal
yang
Hal
yang
menyenangkan
keluarga
kebebasan
dalam karena aku bisa bebas Bebas
yang menentukan
berbeda agama?
pilihanku
karena mendapatkan
dan berkembang menyenangkan di
Merasa senang
sendiri
menentukan
dalam memilih agama Mendapatkan
tanpa
ada
paksaan
pilihan kebebasan
dari orang tua. Kalo
dalam memilih
anak-anak yang lain
agama
kan biasanya cuma ngikut agama orang tuanya. Ya ngerasa seneng aja karena aku bisa
dengan
bebas
apalagi
sendiri, setiap
manusia kan punya hak untuk memilih agamanya jadi
itu terpenuhi Diri merasa
menentukan pilihanku
Merasanya hak
sendiri, ngerasanya
hakku itu terpenuhi.
terpenuhi haknya
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mulai Tau waktu beda itu
Keluarga besar
menyadari orang apa yaa, oh taunya
dari ibu Muslim
adanya
tuamu agamanya karena keluarga besar
sedangkan
perbedaan
beda kapan?
bapak Kristen
Kamu
yang dari ibu kan Muslim
sedangkan
KTP orang tua
bapak kan Kristen.
tertulis
Trus aku juga pernah
yang beda
liat
KTP
219
Menyadari
agama di dalam keluarga
agama
mereka
masing-masing disitu
dan ditulis
agamanya beda. Kalo di KTPmu, Pernah Islam, pernah ditulisnya apa?
Kristen.
Tapi
kalo
Pernah
Islam,
pernah Kristen
Terjadi perubahan status agama
sekarang Kristen Tapi
kalo
Terjadi pemilihan status
sekarang
agama
Kristen Kenapa
gitu, Aku
menulis
bukannya kamu hanya ga
menganut formalitas,
agama apapun?
itu
sekedar untuk
Menulis hanya
itu sekedar
formalitas
data
Kalo bisa pilih,
dengan kartu identitas
ya mending aku
yang lain sih, biar ga
kosongin
menyamakan
Agama sebagai formalitas Terjadi perubahan status agama Terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ribet ngurusnya. Tapi kalo aku bisa pilih, ya mending
Ga
milih
220
pemilihan status agama
apapun
aku
kosongin, kan aku ga milih apapun. Tapi dulu kamu Mmmm, gini, umur
Ada
masanya
sempat memilih berapa yaa, mungkin
ketika
atau
3/4 tahun aku sering
melakukan
menjalankan
pergi ke gereja tapi
keduanya
aku
Menjalankan variasi
ibadah
agama
salah satu ajaran ada masanya ketika agama yang ada aku di kan?
melakukan
rumahmu keduanya, ya waktu SD. Jadi waktu kelas
Pengaruh orang
Jadi
kalo
ke
1-3 kan aku mutlak
tempat
ikut
dan diajakin ke
Islam.
Trus
sodara
mulai kelas 4 udah ke
gereja,
gereja. Jadi kalo ke
berangkat
tempat
sodara
dalam
menjalankan ibadah agama
yauda
dan Pengaruh orang
diajakin ke gereja, yauda berangkat, jadi nambah
lain
kan?
Ke
gereja
Katolik,
lain
dalam
menjalankan ibadah agama
Kayaknya itu sampe
biasanya bareng
kelas 6 gitu. Trus
temen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SMP
ke
221
gereja
Kristen. Tapi kelas 23
SMP
udah
pernah sama
ga
ke
gereja
sekali.
Kalo
SMA,
malah
gereja
ke
Katolik,
biasanya
bareng
temen, sebelum kita nongkrong. Menurutmu,
Waktu itu ga ada
Cuma rutinitas
terjadi
di cuma rutinitas tok.
dirimu itu, kamu Ga lihat
ada
sebagai tentang
motivasi keagamaan
agama
sebagai rutinitas
proses yang saat alasan yang jelas yaa, itu
Ibadah
Ga ada motivasi tentang keagamaan
Diri
yang
merasa
tidak
termotivasi dalam
proses
apa? juga. menjalankan
Mencari jati diri ibadah agama
atau
hanya
sekedar
coba-
coba? Sejauh ini, suka Kalo dukanya, ga ada dukanya
yang sih ya karena emang
kamu rasain apa, dikeluargaku itu ga
Dukanya, ada
ga Menerima perbedaan agama
dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tinggal
keluarga
di terlalu mementingkan
keluarga
222
yang agama. Kita punya
berbeda agama?
prinsip
yang
sama
tentang
Tuhan
walaupun kita punya
Sukanya ya itu,
agama yang berbeda.
kita sekeluarga
Jadi
bisa
ya
ga
ada
Mendapatkan
bebas kebebasan
paksaan atau apapun
memilih
yang
menentukan
berhubungan
dengan
agama.
Sukanya ya itu, kita
dan
dalam memilih agama
Saling menghargai
Menerima
sekeluarga bisa bebas
perbedaan
memilih
agama
dan
dalam
keluarga
menentukan apa yang menjadi pilihan kita yang penting saling menghargai. Lalu, pilihan itu Iya,
karena
menuntun kamu menurutku
ajaran
untuk
menjadi tentang Ketuhanan itu
seperti sekarang? lebih Tidak
memiliki dibandingkan
label agama tapi agamanya.
penting label
Lebih
penting Merasa
agama
dibandingkan
tidak
memiliki
label agamanya
peran penting
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tetap
meyakini Sebenernya
adanya Tuhan?
apapun
Manusia terlalu dengan Kecewa
ajaran Tuhan itu pasti
apatis
baik makanya apapun
agamanya
agamanya juga baik
masing-masing
terhadap
apatis
dengan
disfungsi esensi agama
tapi karena prilaku manusia yang terlalu
223
Agama apapun itu
Klarifikasi
dasarnya terhadap
agamanya
masing-
baik dan selalu
masing jadi kadang
mengajarkan
manusia itu sok tau
tentang
untuk menilai mana
yang baik
agama yang baik dan mana agama yang ga baik menurut mereka sendiri. agama dasarnya selalu
Padahal apapun
itu
baik
dan
mengajarkan
tentang hal yang baik, kan? Lagian Tuhan itu kan sebenernya satu tapi agamanya banyak, anggep aja
disfungsi esensi agama
hal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
agama
itu
224
sebagai
perantaranya manusia buat
bicara
sama
Tapi
yang
Tuhan.
terjadi sekarang it, manusia justru kayak mengkotak-kotakkan agama
yang
satu
dengan agama yang lain, kalo udah gitu mereka
kayak
membentuk Tuhannya sendiri. Lalu
kalo Karena
pada
Terikat
pada Diri
yang
terikat
suatu agama itu
merasa kecewa
semua agama itu pada suatu agama itu
tidak membuat
dengan
baik,
kenapa tidak membuat semua
semua
orang
kamu
ga orang menjadi lebih
menjadi
lebih
menurutmu
realitanya,
kenyataan
Kecewa
memilih
untuk baik malah agama itu
meyakini
salah dijadikan
baik terhadap
sumber
Agama
itu disfungsi esensi
satu diantaranya? konflik. Jadi kalo aku memilih suatu agama, nanti orang lain yang
dijadikan sumber konflik
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
ada di agama B tuh menganggap
aku
salah,
juga
gitu
sebaliknya kalo aku nanti memilih agam B nanti orang yang
Agama
menganut agama A,
benar
Diri
yang
itu merasa kecewa
tidak dengan
menganggap aku itu salah. akhirnya
Nah kan
salah
trus jadi
dikotak-kotakkan dan esensinya jadi benar dan salah. Padahal agama itu benar tidak salah. Bukankah ketika Mmmm, saya merasa kamu
memilih tidak
salah diantara
satu kemampuan
memiliki untuk
agama merubah orang lain
itu, kamu bisa menjadi lebih baik. menjadi
pihak
yang meluruskan itu semua?
kenyataan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Menurut
saya, Tapi
menurut
Membantu
Diri
226
yang
bukan orangnya pengalaman, dengan
merubah
berusaha
yang kamu rubah keadaan saya yang
pandangan
mengobati rasa
melainkan
seperti ini malah bisa
orang
pandangannya.
membantu
terhadap suatu
merubah
lain
kecewanya terhadap kenyataan
pandangan orang lain
religi beragama
terhadap suatu religi. Karena ketika saya memilih
agama
tertentu maka stigma yang
muncul pada
orang lain tent saya,
ang latar
belakangnya
ya
agama itu. Tapi kamu masih Mmmm, bisa
berusaha menurutku
kalo image
menjelaskan dan yang sudah melekat membuat
di diri seseorang itu
keadaan menjadi akan lebih netral kan?
sangat
sekali
sulit untuk
dipisahkan. Kalo aku memilih
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tertentu
dan
227
aku
menjelaskan sesuatu ke orang lain, pasti stigma yang kulihat yaa
dari
latar
belakang agama itu. kan
Kurang
itu kompleks. Realita di
dengan
terhadap fungsi
pandanganku
agama
Apakah
Ya
sesederhana alasan
banyak,
yang dunia
akhirnya membuat
ini
orang
memandang
agama
kamu itu kan kompleks dan
sesuai Penolakan
kenyataan
Agama itu jadi Merasa
tidak
memilih kebanyakan
itu,
menurut aku pribadi
agama
sesuatu yang ga tidak
agama apapun?
dalam
memiliki
penting lagi peran penting
kurang sesuai dengan pandanganku sehingga agama itu jadi sesuatu yang ga penting lagi. Selain itu
juga
dengan
didorong adanya
masalah-masalah sosial
yang
berhubungan tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
agama, misal perang, kekuasaan, politik. Trus
kalo Menurutku, janganlah
pandanganmu
suatu
sendiri gimana?
dijadikan
agama suatu
ideologi. Agama itu menuntun
hidup
Janganlah suatu Penolakan agama
terhadap fungsi
dijadikan suatu
agama
dalam
kenyataan
ideology Agama
itu
Diri
yang
merasa kecewa
untuk sesuatu yang
menuntun hidup
lebih baik tapi bukan
untuk
dengan
sesuatu penerapan
berarti
menjadi
fundamental
dalam
kehidupan
kita,
seperti
ketika
bersosialisasi melihat sebagai
kita agama
hal
yang
utama, misalnya si A harus
berteman
dengan orang yang seagama,seiman. Dalam memperkerjakan orang
pun
ada
yang lebih baik tapi
bukan
berarti menjadi fundamental dalam kehidupan kita
fungsi dalam kenyataan
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229
pengkotak-kotakan yang
seperti
itu,
memperkerjakan orang
harus
seiman.
yang Hal-hal
seperti itukan sangat diskriminatif. Jadi ya gitu, banyak orang itu menganggap perbedaan itu sebagai suatu hal yang tidak baik. Pernah
punya Pernah. Jadi temenku
pengalaman
yang
sperti itu ga?
beragama
kebetulan Muslim
waktu mau bertamu ke rumah seseorang yang
agamanya
Aneh kan
Terkejut dengan respon
orang
Kristen, lalu dia ga lain
mau
masuk
rumahnya,
Cuma
karena dia tau kalo yang punya rumah
terhadap
perbedaan agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
agamanya
Kristen.
Aneh kan? Kalo
Pribadi?
Mmmm,
pengalaman
kalo
pribadi ada ga?
pribadi didisriminasi
pengalaman
itu dulu terjadi waktu menjalin
hubungan
dengan wanita yang berbeda agama dan pihak keluarga dari si wanita
tersebut
menganggap perbedaan agama itu sebagai suatu yang tabu. Waktu itu sih, saya santai saja cuma kan
prinsip
saya,
mmm yang namanya hubungan kan 2 belah pihak,
jadi
kalau
hanya salah satu yang berjuang yaa sama saja. Jadi buat saya,
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
seperti
231
percuma
menjelaskan apapun karena
pasti
tetap
akan ditolak. Lalu,
saat
kamu
itu Ga sama sekali. Saya tidak tetap untuk berada di
berubah pikiran pilihan untuk
saya,
Tetap
untuk Diri
berada
di
pilihan saya
yakin
dengan komitmennya
memiliki mempercayai Tuhan
agama?
merasa
yang
tanpa harus menyebut diri
saya
sebagai
agama tertentu. Sebelum
Kalo belajar beberapa
akhirnya
kamu ajaran agama, pernah
memutuskan untuk memilih
yaa apalagi di rumah
tidak udah ada 3 agama. agama Kalo Islam itu, aku
tertentu, pernah kan
pernah
sholat,
ga sih mencoba belajar ngaji, puasa, mencari tentang
tau takbiran,
tau
juga
ajaran cerita tentang nabi-
beberapa agama? nabinya. Kalo Kristen Atau
memang juga tau, dari kitab
sudah ga peduli?
kejadian
sampe
Pernah, belajar Keterbukaan beberapa ajaran
dan
agama
penerimaan terhadap ajaran berbagai agama Memahami perbedaan ajaran di tiap agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
wahyu,
232
perjanjian
lama perjanjian baru, liturginya gimana aku juga tau. Katolik juga tau, misalnya cerita Santo dan Santa, soal baptis,
ada
lahir,
baptis
akil
baligh,
kematian, pernikahan, sakramen,
alat-alat
sakramen.
Kalo
Hindu cuma tau dikitdikitlah,
tentang
3
Trus
Tiap
gimana orang Hindu
atau
ibadah. Kalo Budha
kepercayaan itu
tau juga kisah dewa-
ajarannya beda
dewa
utama.
Aku
agama
dewinya,
ajaran
tentang
takdir,
pelajari
makan
semuanya
mereka
ga
berusaha Menyadari adanya
daging karena mereka
perbedaan
menghargai
tiap
di ajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kehidupan. Aku juga
Aku
memilih
pernah ikut berdoa
untuk
ala
sekarang
agama
Budha,
pake
mukul-
yang
seperti
Trus agama
agama
dan
kepercayaan Ketertarikan untuk mengetahui dan
mukul alatnya itu, tau kan?
233
Kenapa
memahami
harus ajaran agama
Shinto yang percaya
memilih untuk
pada dewa matahari
menjadi
sampe ada upacara
satu
kelamin.
dengan berbeda
Shinto
Ajaran juga
diskriminasi
agak
salah kalo
Diri merasa
yang yakin
dengan komitmennya
aja bisa indah
karena
mereka menempatkan laki-laki
diatas
perempuan. Trus ada Thaufisme. Trus ada
Keterbukaan dan penerimaan terhadap perbedaan
YinYan,
agama
menggambarkan bahwa hidup harus seimbang.
Tiap
agama
atau
kepercayaan ajarannya
itu beda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
makanya
aku
berusaha
pelajari
semuanya ya karena menurutku
memang
semua agama tidak mengajarkan hal yang buruk, makanya aku memilih untuk seperti sekarang, karena aku lebih
berusaha
mengkombinasikan ajaran-ajaran Ketuhanan yang baik itu. Tapi cuma ya itu, buat aku perbedaan itu indah jadi yaa kenapa harus memilih untuk menjadi salah satu
kalo
berbeda
aja
dengan bisa
indah? Kalo
kamu Mmm, ga ada ibadah
mempelajari
khusus sih. Aku cuma
Ga ada ibadah Merasakan khusus
kebebasan
234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
semua
ajaran berusaha
235
dalam beribadah
meyakini
agama, trus cara bahwa Tuhan itu ada kamu beribadah dimanapun dan di diri gimana?
siapapun.
Aku
meyakini dan percaya bahwa apapun yang ada dan terjadi di
Anggep aja hal itu
Melaksanakan
sebagai dan
alam semesta ini itu
bagian
ya
ibadah
karena
Tuhan.
dari
memaknai
ibadah
dengan
cara yang sesuai
Berbuat baik sesama
dengan
kita,
kenyamanan diri
bukan
manusia ajaran
hanya
kan Tuhan,
juga
sendiri
jadi
anggep aja hal itu sebagai bagian dari ibadah juga. Sori, maksudmu Misal gini, kalo aku dengan
Tuhan tiba-tiba jatuh di jalan
ada dimanapun
di trus ada orang yang dan menolongku,
aku
di diri siapapun menganggapnya itu gimana ya?
Tuhan ada di diri Mendapatkan
orang itu. Trus kalo
Merefleksikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ketenangan hati
di jalan aku ketemu
hikmah
pengemis
kehidupan
dan
sedekahin
aku
uangku,
236
jauh
itu lebih
dan mengisi sisi spiritualitas melalui
yaa aku anggapnya
membantu
Tuhan ada di diri
ketimbang kita
orang itu juga. Trus
hanya
pemaknaan halhal kecil dalam kehidupan
biasanya
aku
juga
merefleksikan hikmah
mendengarkan ceramah
Mendapatkan
kehidupan.
ketenangan hati
Bisa
Menurutku
jadi
dan mengisi sisi
merefleksikan
pencerahan buat
spiritualitas hati
hikmah kehidupan itu
kita sendiri
melalui
jauh lebih membantu
Menyerapi,
pemaknaan hal-
ketimbang kita hanya
mengevaluasi
mendengarkan
diri, mengambil
ceramah.
kesimpulan, itu
Soalnya
hal kecil dalam kehidupan Mendapatkan ketenangan hati
mereflesikan hal-hal
semua
kecil kayak
pada
yang dan mengisi sisi
nonton
akhirnya spiritualitas
tivi,
mendengarkan
membentuk
lirik
lagu,kan
pola pikir dan
bisa
melalui
jadi pencerahan buat
mengisi
kita sendiri. Ketika
kita, menurutku
kita
itu salah satu
melihat
suatu
hati
pemaknaan halhal kecil dalam kehidupan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
peristiwa, kalo kita
cara
menyerapi,
sisi spiritual
mengevaluasi trus
237
mengisi
diri
mengambil
kesimpulan,
itu
semua kan yang pada akhirnya membentuk pola
pikir
mengisi
dan
hati
kita,
menurutku itu salah satu cara mengisi sisi spiritual juga. Jatuhnya emang Iyaa … lebih ke praktek ya. Oke, balik lagi Iyaa,
karena
Mempelajari
ke
sampai
perbedaan
agama
Lalu
ya. menurutku
eksplorasi kapanpun
kita
ga
agama
Keterbukaan dan penerimaan
itu,
tentang berbagai akan pernah berhenti
menurutku
ajaran agama itu untuk
salah satu hal
mempelajari
terhadap perbedaan agama Merasakan
masih
kamu sesuatu. Mempelajari
yang kesenangan
lakukan sampai perbedaan agama itu,
menyenangkan dalam
sekarang?
menurutku salah satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hal
238
menghadapi
yang
perbedaan
menyenangkan.
agama
Tujuannya untuk Yaa hanya ingin tahu apa?
dan
mengambil
Ingin tahu dan Ketertarikan
sesuatu hal yang baik,
sesuatu
kan
yang baik
agama
untuk
mengambil hal
mengetahui dan memahami ajaran agama
mengajarkan sesuatu yang baik. Nah
selama Ada, misalnya kalo
melakukan
agama
Kristen-
eksplorasi,
Katolik itu mengenal
menurutmu ada pernikahan ga sih perbedaan sebagai dari masing agama?
itu persatuan
masing- antara
dua
ajaran menjadi
satu
daging jiwa
yang disatukan Tuhan dan
hanya
dipisahkan
bisa oleh
Tuhan. Mereka juga tidak
mengenal
poligami, sementara di Islam kan poligami
Ada
Memahami perbedaan ajaran di tiap agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
239
itu hukumnya sunah. Trus kalo di Islam kenal
nikah
siri.
Islam
juga
tidak
mengenal nikah beda agama kalo
sedangkan Kristen
atau
Katolik masih bisa tapi
tidak
mendapatkan sakramen. Dari jawabanmu Gimana yaa, 3 agama yang
hanya ini kan agama yang
menceritakan
paling dekat dengan
perbedaan dari 3 saya.
Saya
tinggal
3 agama ini jadi jatuhnya
lebih
dominan
dan
tau
banyak
agama itu, saya dengan orang tua dan
daripada agama
jadi mau tanya, adik dengan 3 agama
yang lain
Merasa
lebih
dekat
dan
memahami agama-agama yang
berasal
dari
dalam
keluarga
apakah
ini jadi yaa jatuhnya
eksplorasimu
lebih dominan dan
selanjutnya
tau banyak daripada
hanya
terbatas agama
pada 3 agama itu Kalo saja?
yang
lain.
agama
lain
paling yaa biasa aja,
Keterbukaan dan penerimaan terhadap perbedaan
Kalo
agama
lain
paling
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
intinya ga sedekat 3
biasa
aja,
agama itu.
intinya
ga
sedekat
3
agama itu.
240
Keterbukaan dan penerimaan terhadap perbedaan agama Merasa
lebih
dekat
dan
memahami agama-agama yang
berasal
dari
dalam
keluarga
Lalu, mana yang Yaa diriku sendiri.
Diriku sendiri
Menyadari
lebih
besar Sebenernya semua itu
bahwa
antara
peran hanya
memiliki peran
keluarga
dan ditempatkan pada sisi
orang-orang diluar
lebih
subjek
dan
objek.
keluarga Jadi semuanya kan
Orang lain itu
diri
paling
utama
dalam
upaya
memahami perbedaan
yang membantu berawal dari diriku
memberi
kamu
sendiri gimana, orang
pengaruhnya itu
mengetahui
lain
lebih
banyak
itu
memberi
hal pengaruhnya itu lebih
tentang agama?
menjadi
pemateri saja
menjadi pemateri saja tapi kalo pembahasan
agama Menyadari adanya keluarga
peran dan
orang lain diluar
Seringnya
keluarga dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yaa
aku
lakukan
sendiri.
Bukan
mereka
orang
dari diluar
aku
upaya memahami perbedaan
keluarga
mempengaruhi tapi
kudapat
agama
aku
Menyadari
berusaha
bahwa
mengisi
241
peran
diriku orang lain diluar
sendiri. Jadi mereka keluarga
kayak
kujadikan
besar
objek. Dan seringnya
lebih
daripada
keluarga dalam
kudapat dari orang
upaya
diluar keluarga.
memahami perbedaan agama
Kalo
secara Tenang-tenang
psikologis, sekarang
kok,
kamu gimana,
ngerasainnya gimana
ga
aja
gimana-
Tenang-tenang
ketenangan
nyaman.
Tuhan
yang
yang
merasakan
aja
terhadap
Kalo soal insecure,
dengan cuma
Diri
Kalo
komitmen
soal pilihannya
pilihanmu
ini? bisa
jawab.
Orang
Senang, bingung kayak aku ini, bakal
insecure, cuma Tuhan
Merasakan
yang perasaan
atau insecure?
malah masuk neraka
surga
atau
bisa jawab
aman dialihkan melalui
tidak namun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
242
penyerahan diri pada Tuhan
Pernah
ga
sih Bingung, ga nyaman?
mengalami
Enggak tuh. Konflik
konflik atau ga yaa,
kalo
konflik
nyaman
atau sama diri sih enggak,
bingung
karena karena memang aku
Enggak tuh Konflik
Merasakan
sama
diri sih enggak Merasa
lebih
bebas
untuk
ketenangan hati terhadap komitmen yang telah dipilih Mendapatkan
pilihanmu ini?
merasa lebih bebas
memilih kebebasan
untuk memilih dan aku senang dengan
Senang dengan pilihanku
agama
pilihanku. Aku bisa
Diri
melihat berbagai hal dari
sisi
berbeda,
jadi
Melihat
aku
ga
sebagai
sosok
sama orang sekitar, ada
sih
beberapa
orang itu melihat aku sebagai sosok yang
yang
merasa
yang
apatis. Kalo konflik
dalam memilih
yang aneh
senang
dengan komitmen pilihannya Merasakan diri yang
berbeda
dengan lingkungan sosialnya
aneh,
apalagi
kalo
aku ketemu orangorang fundamentalis.
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Trus sikapmu ke Yaa mereka gimana?
aku
menghargai
berusaha mereka
dan aku harap mereka
Saling
Keterbukaan
menghormati
dan penerimaan
aja
terhadap perbedaan
juga mau menghargai aku.
243
agama
Saling
menghormati aja. Lalu,
ketika Ya paling jadi ga
kamu
sudah pernah
memilih
untuk sholat atau apapun
ke
gereja,
Merasa ga ada Merasakan konsekuensi
ketenangan hati
apapun
terhadap komitmen yang
seperti saat ini, itu. Aku merasa ga apakah
kamu ada
konsekuensi
Merasa
telah dipilih
biasa Merasa
sudah
tahu apapun, karena aku
tidak
aja. terbebani
konsekuensi apa merasa biasa aja. terhadap
yang akan kamu
komitmen yang
hadapi?
telah dipilih
Seberapa
besar Yaa besarlah, Aku
sih
kamu
merasa lebih yakin
menggambarkan
dan
komitmenmu
menjalankan
untuk
yang
memilih manapun?
tidak agama
seneng
aja apa
menjadi
keinginan dan pilihan hatiku, tanpa adanya paksaan.
Rasanya
Merasa yakin
lebih Diri merasa dengan komitmen pilihannya
yang yakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
244
lebih dapet feelnya, Cukup nyaman
secara spiritualitasnya juga
dengan pilihan
dapet. Walaupun ga
saya
beragama
tapi
Diri
merasa nyaman dengan
rasanya jauh lebih komitmen
nyaman seperti ini, pilihannya
intinya saya merasa cukup
nyaman
dengan pilihan saya saat ini.
Trus gimana sih Waw, proses selama kamu
22 tahun ya? Apa ya
merefleksikan
.. Mmmm, mungkin
semua
proses kalo lewat lagu bisa
yang udah kamu digambarin
pake
jalani ini? Dari lagunya John Lennon dulu belum
kamu yang memilih “imagine”.
sampai saat ini, … kamu
judulnya
ya
sudah kayaknya
yakin memilih.
pake itu.
Imagine imagine, pas
deh
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bisa
dijelasin Pokoknya
lebih detail?
245
gini,
bayangin aja kalo di dunia ini ga pernah ada agama, ga ada perbedaan, mungkin ga akan pernah ada konflik, itu kalo aku artiin mentah ya .. Tapi
sebenernya
Ada
baiknya Diri
yang
menurutku kenapa sih
kayak lagu itu,
menganggap
kita
ga
anggep
ya anggep aja
bahwa
perbedaan
agama,
perbedaan
perbedaan
itu
suku atau apapun itu
cuma
kostum
agama bukanlah
ga ada, itu kan cuma
dan bukan hal
suatu hal yang
kayak kostum. Aku
penting,
ga
kita akan bisa
pernah
pasti
penting Mengharapkan adanya
menyalahkan
atau
saling terima keterbukaan dan
menyesali perbedaan penerimaan
itu ada, tapi ya ada baiknya kayak lagu itu, ya anggep aja perbedaan itu cuma kostum dan bukan hal
terhadap perbedaan agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penting, akan
pasti bisa
246
kita saling
terima dan ga ada tuh yang
namanya
konflik cuma karena perbedaan agama. Punya
harapan Yaa aku sih berharap
Semua
orang
Mengharapkan
ga untuk agama, dengan adanya orang
bisa lebih saling
adanya
keluarga,
menerima
keterbukaan dan
pluralisme apapun itu?
seperti
aku
ini,
atau semoga semua orang bisa
lebih
saling
perbedaan dan terbuka
penerimaan terhadap perbedaan
menerima perbedaan agama
dan
terbuka
sama lain.
satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 6 Transkrip Verbatim Wawancara dan Analisis Subjek 3 (Arsi)
247
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
248
Transkrip Verbatim dan Analisis Data Subjek
Pertanyaan Silahkan
Jawaban
kamu Mmm, gimana ya? Ibu
ceritakan
Sebenarnya
pengalamanmu
agama
hidup kedua
Koding Awal
tapi
beda
sempet Ibu
itu
pindah agama.
sempat
berpindah agama
waktu
dengan diawal nikah, Ibu itu orang sempet
pindah Cuma
tuamu
Tema
secara Ibu
tetap
yang agama. Jadi ibu itu
berbeda agama
Islam bisa
cuma nikah,
sehari-hari ibu ga
meyakini
menjadi
agama
untuk ibu
pindah Hindu, cuma secara sehari-hari ibu
seorang
Hindu ya ibu tetap
Ibu mengalami
jadi Islam Ibu
tuh
utamanya
kayak
kebingungan
ga menjadi seorang
punya
dalam
Hindu ya ibu tetap
kebingungan soal
agama
jadi Islam. Tapi Ibu
agama juga
tuh
kayak
kebingungan
soal Ibu juga ga sholat
agama juga. Jadi di KTP Hindu tapi ga sembahyang,
Ibu
punya
jadi
ibadah
semacam
ga
apapun
beragama
gitu
setelah
juga masih ngomong sembahyang
Assalamualaikum-
nikah,
tidak
menjalankan
kayak
ibu
hal
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wa’alaikumsalam tapi
ibu
sholat
juga
jadi
enggak,
ga
249
sholat
juga enggak
kayak
semacam
ga
beragama gitu setelah nikah,
sembahyang
enggak, sholat juga enggak. Gimana
sih Awalnya
perasaanmu
ga Awalnya sih ga Diri
sih
kerasa
beda
punya orang tua agamanya karena aku yang agama?
berbeda dibesarkan Hindu
beda
merasa
agamanya
sebagai
tapi
selalu
ketika
tinggal
bersama ibuku
kerasa
yang
keluarga itu,
kerasa
Diri
banget. Mereka kan
merasa
yang tidak
fanatik Islam, mereka Sekarang rasanya
nyaman dengan
udah naik haji, udah
semua itu kayak
sikap keluarga
umroh
dilampiasin
besar
tiga
sementara pindah gimana
kali,
anaknya
agama,
ya
rasanya,
anaknya aku,
ke ibuku,
kakakku
sama adikku
yang
disebabkan oleh perbedaan agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pasti Mereka
mereka
kan
punya
kemarahan
sendiri kan tentang anaknya
pindah
agama
apalagi
250
itu
kayaknya ga bisa Diri
yang
terima kami gitu,
merasa ditolak
malah
selalu
oleh
ditarik
untuk
besar
masuk Islam
keluarga yang
disebabkan
mereka udah fanatik, adanya
yaudah
sekarang perbedaan
rasanya
semua
itu
kayak dilampiasin ke
Dua-duanya sama-
agama
sama saling maksa
anaknya ibuku, aku, kakakku
sama
adikku.
Jadi
Diri merasa
yang tidak
kami
nyaman dengan
Hindu, mereka itu
sikap keluarga
kayaknya
besar
meskipun
terima
ga
bisa
kami
gitu,
yang
disebabkan oleh perbedaan
malah selalu ditarik agama
untuk masuk Islam. Padahal dari keluarga Bapakku di Bali ya Hindu fanatik juga, jadi ya gimana ya yang
satu
Hindu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
fanatik
yang
satu
Islam fanatik. Duaduanya
sama-sama
saling maksa, yang Hindu maksa harus pindah
ke
Bali
karena
di
Jawa
dianggep terkontaminasi sama Islamnya tapi di Jawa dianggep harus udah Islam,
pernah
nenekku itu bilang “sejatinya adalah
kamu seorang
Islam” yaa gitu .. Berarti
dulu Kayaknya
waktu
orang secara
tuamu
waktu deh. Tapi seingetku,
menikah nikah apa?
hukum
cuma aja
itu, mereka itu pernah secara ada
pembaharuan
pernikahan gitu dan itu pake adat Hindu.
251
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tapi setelah itu, Enggak tuh cuma yaa Enggak ibumu
ga itu,
Sembahyang
sering Lebih
lebih
ngucapin
yaa? Sholat juga orang
salamnya
Islam
yang
“Assalamualaikum”
enggak?
itu
dan
Ibu sering
Islam
tidak
menjalankan ibadah agama
ngucapin salamnya
252
orang Ibu yang
tetap
meyakini
“Assalamualaikum
agama
” itu dan sekarang
utamanya
sekarang
makin sering. makin sering
Ohh gitu, sejak Sejak Bapak jarang Ibu tuh kayaknya Ibu kapan
jadi dirumah, itu ibu tuh
semakin sering?
kayaknya kayak mau kembali ke Islam gitu tapi ya itu, tetap ga
kayak
mau
kembali ke Islam Ibu gitu
tidak
menjalankan
Tapi ya itu, tetap
ibadah agama
ga sholat
sholat tapi cenderung kembali
ke
Islam
gitu, sering nyebutin salamnya itu dan di tasnya ibu itu ada buku tentang doa-doa Islam
sama
sholatnya. Tapi Bapak tau Ya tau, dulu sempet Dulu sempet ribut Menyadari soal sikap Ibu ribut
karena
kan
karena kan Bapak
adanya
maunya
permasalahan
kita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ini?
Bapak maunya kita
semua se-agama
semua se-agama tapi Semenjak sekarang,
semenjak
tau
anak-anaknya
lebih
condong
ke
253
yang
tau
disebabkan oleh agama
anak-anaknya lebih condong ke
Hindu, ya udah, Menyadari biasa aja
adanya
Hindu, ya udah, biasa perubahan
aja kalo sama Ibu. sikap
Ayah
terhadap
Ibu
yang berkaitan dengan agama
secara Dari segi agama, aku Aku
Lalu psikologis,
apa sih ngerasanya kayak
sih yang kamu ga pernah bisa masuk rasain
pernah ke agamaku sendiri
tinggal
sama gitu dan itu rasanya
keluarga
yang ga enak banget dan
sih Diri
ngerasanya kayak
mengalami
ga
kebingungan
pernah
bisa
masuk
ke
ketika aku bergaul
disebabkan
Rasanya ga enak
oleh agama
Ketika aku bergaul
bergaul sama orang-
Diri
tidak
sama orang Hindu,
nyaman
yang
aku ga ngerti
disebabkan
Aku bergaul sama
oleh agama
orang Islampun, aku
orang-orang
ga tau harus gimana.
Islampun, aku ga
merasa
Jadi
tau harus gimana
memiliki
yaa
ga
bisa
yang
merasa
sama orang Hindu, aku ga ngerti. Aku
yang
agamaku sendiri
banget
berbeda agama?
yang
Diri
yang tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kemanapun Diajarin
masuk
pemahaman
karena di keluarga
sembahyang
sendiri, Hindu iya,
tapi ya ga intensif
diajarin sembahyang iya tapi ya ga intensif karena
cuma
bapak
kan
ngajarin?
Ikut
254
iya
agama
yang
baik
komunitas
KMHD,
masuk Diri
yang
kesitu, yaa tetep
mengalami
aja kayak orang
kebingungan
asing di budaya
yang
sendiri
disebabkan
dari yang
Sementar
Bapak itu kan kerja,
oleh agama
pulang malem jadi waktunya
Diri
sangat
yang
mengalami
sedikit untuk ngajarin
kebingungan
seperti
yang
itu.
komunitas masuk
Ikut
KMHD, Ibu
kesitu,
yaa
tetep aja kayak orang asing
di
budaya
pernah
disebabkan
mengajari ibadah
oleh agama
ga
dalam
bentuk
apapun
sendiri, ya kayak ga dapet
feel-nya
padahal aku orang Bali. Malah aku lebih
Kalo sembahyang Merasa
tidak
sama Bapak juga
memiliki sosok
dapet feel-nya sama
bentuknya
pendamping
orang Jawa. Gak tau
paksaan gitu
kayak
dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kenapa
bisa
gitu. Jadi ga melihat itu
memahami ajaran agama
Ketika seharian sama
sebagai agama, ga
Ibu
melihat itu sebagai Diri
pun, Ibu ga
ngajarin, ga ngajarin sembahyang,
ga
255
yang
ibadah jadi cuma
merasa kecewa
kayak kewajiban,
dengan
nurutin
Ibu
perintah
sikap
ngajarin sholat jadi gitu
Diri
yang
yaa emang ga pernah merasa
diajariin
ibadah
dalam
bentuk
apapun, jadi yaudah. Kalo sama
tidak
nyaman dalam menjalankan ibadah agama
sembahyang Bapak
bentuknya
juga kayak
Diri yang tidak dapat
paksaan gitu, jadi ga
merasakan
melihat itu sebagai
esensi
agama, ga melihat itu sebagai ibadah jadi
yang sebenarnya Ibadah
cuma
kayak sebagai
kewajiban,
nurutin rutinitas
perintah gitu.. Orang Jawa itu, Ya,
aku
nyaman
maksudnya
sama orang Jawa tapi
gimana?
secara suku bukan
agama
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
karena Aku
agamanya secara
agama
aku
lebih
condong
ke
Hindu
cuma
aku
tetep ga ngerti isi
ga Diri
tetep
ngerti isi agama
merasa
Hindu sendiri
memiliki
Jadi
256
ya
aku
agama
punya
baik
diri
tidak
pemahaman
ngerasa kayak ga jati
yang
yang
agama Hindu sendiri secara agama
Diri
yang
jadi ya aku ngerasa mengalami
kayak ga punya jati
kebingungan
diri secara agama,
yang
gitu.
disebabkan oleh agama
Tapi kalau ada Ya aku jawab Hindu Aku jawab Hindu Konflik yang tentang
tanya tapi
aku
banyak
agamamu, kamu Hindu, jawab apa?
ga
tau
tentang cuma
tau
tapi aku ga tau
antara
banyak
komitmen yang
tentang
Hindu
telah dipilih VS
Aku juga punya
bacaan-bacaannya
diri
tidak
adanya
keingintahuan
pemahaman
yang
tinggi
tentang agama
tentang
agama
tersebut
aja tapi sebenernya aku
juga
keingintahuan
punya yang
Hindu
tinggi tentang agama Hindu merasa
cuma
aku ga
terfasilitasi. Di satu
Ketertarikan untuk
Cuma aku merasa ga terfasilitasi
mengetahui dan memahami ajaran agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Diri
sisi Ibuku ga ngajarin tentang
buat
belajar
yang
merasa
agamanya
tapi juga ga ngekang Ibuku ga ngajarin aku
257
tentang agamanya
adanya dukungan dalam
agama ayah tapi di Tapi
tidak
proses
ga
mempelajari
ngekang aku buat
ajaran agama
juga
sisi lain, ayah juga ga ada
waktu
buat belajar
ngajarin.
Nah,
sekarang tuh dirumah yang
masih
rajin
Menyadari
ayah Tapi di sisi lain,
dalam
waktu
aku.
udah
ngajarin
buat
ajaran agama
hampir ga pernah, Sekarang
dan
masih
sembahyang tapi kalo
upaya
memahami
jarang banget malah
Jakarta
adanya
peran keluarga
cuma
kalo kakakku kan di
tidak
ayah juga ga ada
sembahyang Adikku
agama
tuh Keterbukaan
dirumah
yang
dan penerimaan
masih
rajin
terhadap suatu
sembahyang cuma
agama Menyadari
aku
dirumah ya cuma aku Dirumah kan ada
tidak
adanya
aja yang masih rajin nenek
sembahyang, adikku udah ga karena kan deket sama Ibu jadi dia kalo aku ajakin
dari
Ibu
peran keluarga
juga, jadi makin
dalam
upaya
ga terfasilitasi
memahami ajaran agama Menyadari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
susah Apalagi nenek tuh
sembahyang
banget, kalopun mau
rajin
itu
sholatnya
cuma
setahun
sekali, waktu Nyepi padahal kan selalu
getol
waktu
dan banget
ngajakin aku sama adikku
ada
banget
tidak
258
adanya
peran keluarga dalam
upaya
memahami ajaran agama
masuk Diri
yang
khusus Islam
merasa
tidak
buat sembahyang dan nyaman dengan
Krishna ya ga mau kalo aku ajakin. Ibu pernah
aku
ajakin
kehadiran figur lain yang dapat mempengaruhi
tapi ga mau. Nah,
kegiatan
dirumah
beragamanya
kan
ada
nenek dari Ibu juga, jadi
makin
terfasilitasi nenek
tuh
ga
apalagi rajin
Diri merasa
yang tidak
nyaman dengan kehadiran figur lain yang dapat
banget sholatnya dan mempengaruhi
getol banget ngajakin kegiatan
aku
sama
adikku
masuk Islam. Hidup keluarga berbeda
dalam Ada sih, jadi sejak yang SMP ketika orangagama orang
masih
beragamanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
itu,
ngasih memikirkan
pengaruh ga sih yang ke
hal-hal
sepele,
cara bahkan udah
pandangmu tentang
aku Punya tau
tentang agnostik gitu, suatu gimana
259
ya,
bukan
rasa Diri
keputusasaan
merasa
dalam
asa
sendiri
agamaku
status
yang putus terhadap agama
yang ada dalam
agama
atau depresi sih tapi kayak dirinya
kehidupan
punya
rasa
beragama?
keputusasaan dalam agamaku sendiri itu karena
dulu
aku
mikir, ini agama apa sih aneh banget ada dewa-dewanya, kenapa
juga
reinkarnasi,
ada
kenapa
warnanya biru, aneh gitu menurutku. Trus pernah
baca
Mahabarata, apaan
sih
ini aneh
banget. Padahal
kamu Iya sembahyang, tapi
kan
kecil ya itu pas SMP itu
dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
udah
tau-tau muncul hal
sembahyangan
kayak
ya?
Mungkin SMP kan
tadi
260
itu.
masa-masanya
kita
mempertanyakan ditambah aku melihat orang
tuaku
beda
aku
SD
agama,
disekolahin
di
sekolah Islam, SMP
Kayak
punya Keterbukaan
pengetahuan
dan penerimaan
tentang
terhadap
banyak
agama
perbedaan
di sekolah Kristen, SMA
di
agama
sekolah
Katolik
dimana
waktu SMP setiap minggu
aku
ikut
kebaktian dan aku
Pengasuhku waktu itu
Islam,
dia Adanya
hapal semua lagusholat ya aku ikut
pengaruh orang
sholat
lain
lagu pujiannya, SMA selalu
ikut
misa,
menjalankan
yaudah kayak punya
ibadah agama
pengetahuan tentang banyak
agama.
Waktu TK tuh aku Mulai
dalam
ngerasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
261
pernah ikut TPA di
agama ini aneh, ini
agama Islam dan itu
agama ga masuk Konflik antara
dulu seringnya sama
akal, ngerasa nilai-
diri
dengan
nilainya Islam itu
ajaran
agama
terlalu
yang ada
pembantuku
karena
ayah kan emang ga
fundamental,
pernah
ada
waktu terlalu keras
buat
ngajarin
sembahyang dan Ibu ga ngajarin apa-apa,
Agama yang baik
ya aku sebagai anak
itu agama Kristen Diri
kecil ya mau ga mau
karena menurutku
memandang
ngikut pengasuh dan
kebaktiannya
positif
pengasuhku
menyenangkan
agama
waktu
yang
suatu
itu Islam, dia sholat ya aku ikut sholat. Nenekku
seneng Aku
banget
dan
mendukung
alat sholat lengkap.
masuk mulai
tapi
Kristen, aku juga
diri
dengan
makin
ajaran
agama
itu
sampe aku dibeliin
Nah
mendalami Konflik antara
sangat
ya
SMP
menemukan
hal-
hal yang ga masuk
itu,
akal
aku
ngerasa
dan
nyaman lagi
mulai ga
yang ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
262
mempertanyakan, sebenernya aku tuh Ketertarikan
apa gitu. Aku udah
untuk
mulai ngerasa agama
mengetahui dan
ini aneh, ini agama
memahami
ga
masuk
akal, ajaran agama
ngerasa nilai-nilainya Islam
itu
terlalu
fundamental, terlalu keras kayak misalnya Coba buat dalami menentang
tentang
sesuatu
tapi
menurutku ga masuk akal
aja,
kayak Ketertarikan
itu, misalnya
aku
memahami Hindu
dan
menurutku
agama
ajaran agama
Keterbukaan
yang baik itu agama Berusaha
Kristen
dan penerimaan
karena
menurutku kebaktiannya
SMP
mempelajari lebih
terhadap suatu
dalam
agama
Mulai bisa terima
menyenangkan. Jaman
mengetahui dan memahami
ga
manusiawi
untuk
dan
kan
mikirnya apa yang
aku
mulai
melihat itu sebagai sebuah
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menyenangkan, nah aku
dapetnya
Kristen,
enak
tiap
di kan
kebaktian
nyanyi-nyanyi, buka al
kitab
tentan
ajarannya
kasih
tapi
semakin lama aku mendalami aku
Kristen,
juga
makin
menemukan
hal-hal
yang ga masuk akal dan mulai ngerasa ga nyaman
lagi
trus
muncul deh perasaan agnostik
gitu
dan
mikir
yaudahlah,
sendiri aja ga usah mikir-mikir agama. sampe
soal Yaudah,
SMA
aku
kayak gitu. Waktu itu aku ngerasa agama
yang baik
263
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
itu cuma buat ada aja tapi sejak kuliah ini baru
mikir
dan
ngerasa lebih punya pandangan lebih
yang
dewasa
tentang
aja
agama-
agama
yang
ada.
Kalo
dulu
kan
mikirnya
semua
agama itu kan jelek kalo sekarang, lebih menerima
aja,
menyadari aku tuh sebenernya apa dan coba buat dalami itu, kayak misalnya aku memahami Hindu ga hanya memahami
sekedar dewa-
dewa aneh yang ga masuk akal itu tapi juga tau kalo semua
264
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang
diajarin
agamaku
265
di itu
metafora. Jadi kayak dewa
itu
adalah
metafora dari sifat manusia dan dari situ aku mempelajari
berusaha lebih
dalam dan mulai bisa terima dan aku mulai melihat itu sebagai sebuah agama yang baik. Berarti baru-baru Iya emang baru-baru ini
aja
kamu
dong ini, aku bisa belajar
ini,
bisa
dan penerimaan
mulai buat terima agamaku
belajar buat terima
terhadap suatu
agamaku itu
agama
melakukan itu?
itu.
Trus
Aku malah ngerasa
pandanganmu
lebih parah sekarang,
tentang
Emang baru-baru Keterbukaan
agama gimana ya? Mungkin
lain,
gimana? jadi lebih bandingin
Ada
yang kali ya karena kan
aku
Mendalami
satu Keberpihakan
agama jadi kalo
terhadap suatu
lihat agama lain
agama
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berubah?
266
aku sekarang udah
itu lebih ke apa sih
membandingka
mendalami
yang
n setiap agama
satu
agama jadi kalo lihat agama lain itu lebih ke apa sih yang ga
ga
masuk
akal dari Islam,
melalu
sisi
Kristen dsb, apa
negatif
agama
sih yang ga baik di
tersebut
setiap agama itu
masuk
akal
dari
Islam, Kristen dsb, apa sih yang ga baik di setiap agama itu
Kita tuh melihat Diri
yang
Islam yang teroris,
memandang
aku
Katolik yang ada
negatif
agama
sama
perang salib, ya
lain
diluar
kakakku karena kan
menurutku itu ga
agama dirinya
dia
baik aja
dan
biasanya
diskusiin ini
Hindu
yang
cukup fanatik juga. Jadi kita tuh melihat Islam yang teroris,
Aku agama
Katolik
yang
ada
perang
salib,
ya
menurutku baik harus
aja,
ga
kenapa
sampe
peperangan untuk
itu
ada hanya
ngerasa itu Diri
lain
yang
pasti ada sisi yang
memandang
kayaknya
negatif
agama
lain
diluar
bikin
aku ga nyaman Cuma
agamaku
agama dirinya
sekarang, menurutku agama Diri yang cocok buat
yang
merasa nyaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memperebutkan
aku, cocok dengan
dengan
umat. Cuma itu tadi
pendirianku,
agama
kan
cocok
agama
dan
belum tentu orangnya juga gitu kan? Cuma
dengan Diri
kepercayaanku
merasa dengan komitmen
ya itu, aku ngerasa pilihannya
agama lain itu pasti ada
sisi
yang
kayaknya bikin aku ga
nyaman.
Tapi
buatku agama apapun itu
sebenernya
ngajarin
hal
yang
baik cuma agamaku sekarang, menurutku agama yang cocok buat
aku,
cocok
dengan pendirianku, cocok
dengan
kepercayaanku, merasa
Hindu
aku itu
sangat fleksibel jadi kalo
di
Islam
267
suatu
yang yakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mungkin ada haram makan babi dan itu jadi dosa, kalo di Kristen ada aturan hukum Taurat dan di Hindu itu ga ada. Jadi di Hindu itu cuma ada kata-kata disarankan untuk apa gitu,
misalnya
disarankan untuk ga makan sapi dengan alasan karena sapi itu seperti ibu bagi kita, karena dia memberi kita susu, member kita segala sesuatu, memberi
kita
kehidupan, sapi juga kendaraannya Wisnu. Jadi gitu, kalo di Islam kan ga boleh makan babi karena
268
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
269
haram nah kalo di Hindu
ga
boleh
makan sapi karena hewan mulia. Nah aku liat dari segi alasannya itu, lebih masuk akal aja, lebih kayak ga mengekang jadi masih merasakan kebebasan. Jadi aku melihatnya agamaku itu agama yang lebih liberal
biarpun
itu
agama
kuno,
ya
gimana
cara
kita
menghadapinya aja. Jadi
bisa Iya.
dibilang
karena
ada hal-hal dari beberapa agama yang bikin kamu ga
nyaman,
makanya
Iya
Diri
yang
merasa nyaman dengan agama
suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sekarang
270
kamu
pilih agamamu?
Trus dulu waktu Sebenernya Bapakku Sebenernya kamu proses
dalam sih karena ya emang memilih dari
agama, lebih
Menyadari
Bapakku
adanya
keluarga dalam
keluarganya
upaha
yang bapak itu kan Hindu banyak walaupun fanatik tapi
peran
Tapi
sayangnya
Bapak kan jarang
memahami ajaran agama
mendukung dan sayangnya Bapak kan dirumah jadi ya Kerinduan akan
mengajari
jarang dirumah jadi kadang
tentang
suatu ya kadang ngerasa
agama itu siapa?
ada
kerinduan
tersendiri
untuk
diajarain
tentang
agama Hindu sama
ada
ngerasa kerinduan
tersendiri
untuk
diajarain
tentang
agama
Hindu
sosok
ayah
sebagai panutan dalam memahami ajaran agama
sama Bapak
Bapak. Tapi aku juga Tapi aku juga ga ga mau kalo diajarin
mau kalo diajarin Diri
sama
sama keluarganya
menolak karena
Bapak
adanya
keluarganya
Bapak
karena
menurutku keluarganya
karena
yang
menurutku
ketidaknyaman
keluarganya bapak
dengan konsep
itu
agama
bapak Hindunya
di
itu Hindunya Hindu Hindu yang aneh
keluarga besar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
271
yang aneh, sukanya tuh kesurupan leluhur dan
kadang
kalo
udah kesurupan itu aneh-aneh gitu loh,
Kalo soal support emang Bapak sih.
disuruh
bangun Bapak tuh sangat Menyadari
rumahlah biar leluhur semangat
yang
disana
bisa
tenang. Trus disuruh
banget
adanya
kalo aku belajar
dukungan
tentang Hindu
keluarga dalam
bikin upacar besar-
upaha
besaran
dan
itu
memahami
dituruti,
aneh
aja
ajaran agama
menurutku dan
itu
Menyadari
bukan Hindu yang
adanya
aku
keluarga dalam
cari,
bukan
peran
usaha
Hindu yang mau aku
memahami
dalami.
Kalo
soal ajaran agama
support emang Bapak sih. Bapak tuh sangat semangat banget kalo
Supportnya
itu
aku belajar tentang
tinggi banget ya
Hindu. Waktu Bapak
walaupun
tau aku ikut KMHD,
soal
kalo ngajarin,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bapak
tuh
banget,
seneng
minim banget
senengnya
kayak
abis Bapak
orang
dapet lotre. Iya jadi tuh
272
aku
dari
SD
biasanya
beliin baju buat Konflik antara sembahyangan
dukungan yang
trus rajin ngirimin
diberikan
link-link informasi
dengan
tentang
minimnya
sampe SMA itu kalo aku
mau
masuk
sekolah itu aku milih sendiri
bukan
agama
Hindu ke emailku Tapi aku yo males
dipilihin dan setiap
gitu belajar lewat
aku suka smaa nama
internet,
sekolahnya, ya aku
pengennya
pilih
pelajaran
buat
sekolah
implementasi dukungan secara nyata Menyadari
ada secara
adanya
peran
keluarga dalam
disitu. Jadi ya gitu,
nyata yang dikasih
upaya
gimana
bukan
memahami
Bapak
senengnya ketika
tau
lewat
internet
ajaran agama
anaknya lebih deket sama istrinya yang
Diri
yang
Islam dan sekolah di merasa kecewa
sekolah Katolik tapi tetep Hindu
milih
agama sebagai
kepercayaannya, jadi
Aku
yang
ga
ngerti
apa-apa
sampe
akhirnya
aku
bisa
ngerti
dengan ayah
sikap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ya
seneng
banget
273
beberapa hal
waktu tau aku masuk dan Ya
KMHD
supportnya itu tinggi banget ya walaupun
malah
menurutku orang
di
luar keluarga yang Menyadari banyak bantu
adanya
kalo soal ngajarin, perubahan diri
minim banget. Kalo mengenai
ketemu tuh, Bapak biasanya beliin baju buat
pemahaman suatu agama
sembahyangan
trus rajin ngirimin link-link
informasi
Menyadari adanya
peran
tentang agama Hindu
lingkungan
ke emailku tapi aku
luar
yo males gitu belajar
dalam
lewat
internet,
keluarga upaya
memahami ajaran agama
pengennya
ada
pelajaran
secara
nyata yang dikasih bukan lewat internet, kayak misal ngajarin sembahyang makanya
walaupun
di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
secara materi Bapak itu support banget tapi
secara
pendampingan minim banget. Dan buatku temen-temen kampus
itu
juga
ngasih
kontribusi
yang lumayan banget untuk
bantu
ngerti
tentang
berbagai khususnya
aku
agama KMHD,
aku jadi lebih paham tentang Hindu dan itu sangat
merubah
pandanganku banget dari aku yang ga ngerti apa-apa sampe akhirnya
aku
bisa
ngerti beberapa hal, kayak misal ngajarin sembahyang dan itu
274
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
275
sangat membantu aku banget
dalam
menemukan identitas agamaku.
Ya
menurutku orang
malah di
luar
keluarga
yang
banyak bantu. Trus,
ibumu Ibuku itu menurutku
sendiri waktu tau tipe kamu
orang
yang
udah sangat liberal jadi Ibu
bener-bener
juga
memutuskan
menyadari
mungkin Ibu
juga
membantu
untuk
memilih kesalahannya
aku
sosok
mengenal
dalam
Hindu, pindah agama hanya agama
gimana?
ibu
dulu untuk
agama
ga Kerinduan akan
untuk menikah dan ternyata
malah
mengajarkan
Efeknya anaknya dari
dulu
agama
jadi Adanya
menimbulkan konflik
deket sama tradisi
dominasi suatu
dimana-mana
Hindu
agama di dalam
jadi
mungkin Ibu juga ga Ya mau gimana membantu aku untuk
lagi,
Ibu
mengenal agama. Ya
maklum aja
keluarga
sih Menyadari
efeknya anaknya dari Kita tuh ga pernah
keadaan tidak
yang bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
276
dulu jadi deket sama
dikekang
untuk
tradisi Hindu jadi ya
memilih
suatu Konflik
mau gimana lagi, Ibu
agama tapi juga ga
antara
pernah di dukung,
kebebasan
ga pernah dibantu
dalam memilih
juga
agama VS tidak
sih
maklum
aja,
liberal juga sih cuma
diubah diri adanya
anehnya kita tuh ga adanya
pernah
dikekang dukungan
untuk memilih suatu
dalam
agama tapi juga ga
usaha
memahami
pernah di dukung, ga
ajaran agama
pernah dibantu juga. Pernah
ga
sih Kita ga pernah sih Cukup
tau
perbedaan agama bahas ini, ya cukup
tanpa
ini
membahas
dibicarain tau aja tanpa pernah
dirumah?
aja Menerima
pernah
keadaan tidak
yang bisa
diubah
membahas.
Menyadari keadaan tidak
yang bisa
diubah
Bapak kan juga Kalo
Ibu
jarang dirumah, pernah pernah ga kamu nenekku
sih
yaa dari
ga Nenekku dari Ibu Adanya tapi
yang
Ibu
banget kalo aku
salah satu sikap
sama adikku jadi
anggota
Muslim
keluarga diluar
hanya sama Ibu yang pengen banget
pengen
dorongan
dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membicarakan ini
atau
kamu
keluarga
kalo aku sama adikku
nenekku
dan mendalami
itu
ajaran
untuk tinggal bareng kita
menjadi seorang dan nenek itu orang
Setiap nunjukin
Muslim?
yang
paling
inti
untuk memilih
Ibu jadi Muslim. Apalagi
pernah meminta sejak
277
kita
satu
rasa
agama
salah
besar sayang
kita
eh
supportnya kalo aku malah
sama
adikku
jadi
Islam.
Tapi
sebenernya itu juga
kesempatan nenek
males kan?
bikin
aku Jadi
males,
sayang
sih
setiap
kita
khotbah, Diri
untuk
yang
tapi
dijadiin
merasa kecewa ga
dengan
tertarik aja buat
anggota
ktau
keluarga diluar
makin
agamanya,
nunjukin rasa sayang
kesannya
kita eh malah dijadiin
gimana gitu
kesempatan
yang
maksa
sikap
keluarga inti
Diri
nenek
yang
merasa
tidak
untuk khotbah, males nyaman dengan
kan? Jadi makin ga
Ga
ngerti
kalo
tertarik aja buat tau ternyata
agamanya, kesannya maksa gimana gitu. Bayangin
aja kalo
lebaran, kan setiap
lebaran
sikap
anggota
keluarga diluar
itu hari rayanya
keluarga
orang Islam
yang berdampak pada
inti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lebaran
278
berkurangnya
keluarga
besar Ibu itu selalu
ketertarikan
ngerayain dan aku
terhadap suatu
ngerayain
itu
agama
dari
Ketidaktahuan
kecil tapi dari dulu
informasi
itu aku ga ngerti kalo tentang agama
ternyata lebaran itu tertentu
hari rayanya orang Islam, aku baru tau lebaran
itu
hari
rayanya umat Islam itu juga baru sekitar 2 tahun yang lalu kok, jadi aku taunya itu semua orang apapun agamanya
itu
merayakan lebaran. Kok bisa gitu?
Iya soalnya kan aku Aku pikir semua Ketidaktahuan dari dulu merasa kalo
orang diluar sana
informasi
agamaku itu bukan
juga sama kayak
tentang agama
aku,
tertentu
Islam tapi Hindu dan aku
selalu
rutin
tetap
merayakan lebaran apapun agamanya
merayakan itu jadi ya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
aku
pikir
orang
semua
diluar
sana Ibu sama Bapak Minimnya
juga sama kayak aku, tetap
279
merayakan
lebaran
kan
ga
pernah
ngasih tau
informasi keagamaan yang
apapun
didapatkan dari
agamanya. Ibu sama dalam keluarga
Bapak kan ga pernah ngasih tau, jadi ya udah deh. Trus
gimana Gimana ya, ya aku
prosesnya sampai menyadari
sadar Aku
lama-lama
kamu keadaan lingkungan kalo aja. Lama-lama aku
lebaran itu hari perhatiin rayanya
kenapa
perhatiin Melakukan
kenapa yang selalu
aktifitas
dateng
berguna untuk
kalo
lebaran itu cuma
memahami
keluarganya
ajaran agama
Ibu,
orang yang selalu dateng keluarga
Islam?
yang
Bapak
kalo lebaran itu cuma dimana trus aku
keluarganya
Ibu,
keluarga
Bapak
juga
perhatiin
pakaiannya
dimana trus aku juga perhatiin pakaiannya, kalo
sepupu-
sepupuku
yang
cewek
pake Nenek
pada
Adanya itu
dorongan
dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
280
jilbab trus yan cowok
beberapa
kali
salah satu sikap
pada pake baju rapi,
ngingetin
kalo
anggota
baju koko gitu, ya
dulu
pokoknya lama-lama jadi ngerti sendiri aja.
aku
tuh
keluarga diluar
waktu lahir emang
keluarga
inti
udah jadi Islam
untuk memilih dan mendalami
Oh ya, inget juga Yaa
waktu
makin
ajaran
salah
lebaran
kemarin
apa
ya,
nenek itu beberapa kali ngingetin kalo
menarik aku gitu,
satu
bilang
kalo
agama
sebenernya
aku Adanya
tuh udah Islam
dorongan
dari
dulu aku tuh waktu
salah satu sikap
lahir emang udah jadi
anggota
Islam karena udah di Ya adzanin
jadi
yaa
makin menarik aku gitu
bilang
kalo
dianggepnya
kayak
membayar
keluarga diluar keluarga
inti
Ibuku yang dulu
untuk memilih
pernah
pindah
dan mendalami
agama
walaupun
ajaran
salah
sebenernya aku tuh cuma untuk nikah
udah
Islam,
satu
ya agama
dianggepnya
kayak
membayar
Ibuku
yang
dulu
pindah walaupun
Diri dianggap
pernah
sebagai
agama
pengganti
cuma
yang
sosok
figur
orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
281
untuk nikah. Soalnya
lain yang telah
setelah Ibu pindah
dihilangkan
itu,
nenek
sama
sekeluarga besar Ibu tuh kayak kesannya buang Ibu padahal ya pindahnya cuma buat nikah,
gak
tau
kenapa.
Malah
katanya
setiap
nenekku berdoa di Kabah,
nenek
tuh
selalu berdoa supaya aku tuh kembali ke Islam, kembali loh bukan
masuk
Islam.
Nah
ke abis
sungkem gitu, aku, kakakku sama adikku itu masuk kamar trus kita
cerita
nenekku ternyata
tadi
soal dan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
282
diomongin gitu cuma aku sama adikku, ya mungkin
karena
kakakku uda dewasa dan umurnya udah puluhan udah
makanya ga
diharapin
terlalu lagi
dan
disitu kakakku baru jelasin kalo lebaran itu harinya nenekku, hari rayanya orang Islam.
Yaudah
akhirnya aku tau deh. Ibu
emang Emang ga ngajarin.
bener-bener ngajarin ya?
ga Ibu
mau Ibu juga ga terlalu Ibu
juga
ngajarin
apa
toh
sebenernya Ibu juga ga terlalu menguasai
menguasai
soal
agama Yang
tidak
memahami ajaran agama
ngajarin Kerinduan akan
dirumah itu Bapak
sosok
ayah
tapi kan itu tadi
sebagai panutan
Bapak
dalam
soal agama kalopun ada
yang
ngajarin
dirumah itu Bapak tapi
kan
itu
tadi
jarang
banget dirumah Nenek sih bukan
memahami ajaran agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
283
tapi Adanya
Bapak jarang banget
ngajarin
dirumah. Kalo nenek
narik-narik gitu
dorongan
dari
salah satu sikap
sih bukan ngajarin
anggota
tapi narik-narik gitu.
keluarga diluar keluarga
inti
untuk memilih dan mendalami ajaran
salah
satu Agama
Kalo
keluarga Keluarga besar? Ga
besar gimana?
ada
yang
juga
tapi
karena
ngajarin Ngajarinnya ya
ga
ngajarinnya
itu akur,
malah
Terjadi konflik
malah kayak jelek-
agama di dalam
jelekin
keluarga besar
agama
Menyadari
yang lain Ngasih link yang
kayak
adanya
peran
jelek-jelekin isinya cuma cerita-
keluarga besar
cerita keunggulan
dalam
Islam, pernah tuh
memahami
om dari keluarga
ajaran agama
agama yang lain kalo ga
cuma
ngasih
link
kayak yang
isinya cuma ceritacerita
Kesedihan yang
Ibu
keunggulan Ibu
upaya
itu
ditimbulkan
Islam, pernah tuh om
dikeluarganya
karena
dari
sendiri kayak udah
penolakan
keluarga
Ibu.
sikap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
284
Lagian juga kan Ibu
ga dianggep Islam
keluarga besar
itu
jadi
terhadap
dikeluarganya
sendiri kayak udah ga dianggep Islam jadi kalo lagi kumpul
kalo
kumpul
lagi
keluarga
itu cuma
kayak
itu
Menerima
cuma Aku
kayak
sosok Ibu
dianggep pembantu
keluarga
kehadiran
sih
kasian
keadaan
yang
dianggep
pembantu kalo Bapak
sama Ibu tapi ya
tidak
mau gimana
diubah
bisa
sih sama keluarganya akan
selalu
diliat
soalnya Bapak kan tulang
punggung
keluarga,
jadi
keluarganya
di
Bapak
itu, Bapak anak yang paling sukses, aku sih kasian sama Ibu tapi ya mau gimana. Berarti ini
selama Ga tau ya kalo dulu, keluarga tapi yang aku tau sih Jadi
Bapak sama Ibu emang ga
ga
pernah.
pernah Jadi tuh kayak sama-
ketemu dong?
sama
saling
benci
tuh
kayak Hubungan yang
sama-sama saling
tidak harmonis
benci gitu
antar
keluarga
besar
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
285
gitu. Keluarga yang
disebabkan
di Bali tuh ekstrim
adanya
banget,
kadang
perbedaan
sampe
dukun-
dukunan
buat
nyerang
keluarga
agama
Mereka juga kalo ngeliat
aku,
yang disini. Ya cuma kakakku
karena saling ga bisa terima aja, yang satu ga
bisa
terima
anaknya
sama Diri
adikku pandangannya
merasa berbeda
juga udah beda
dengan
pernah Kesannya
kayak
pindah agama dan
orang asing gitu,
yang satu ga terima
ngerasa
punya
diterima utuh sih
menantu
ngeliat
aku,
kakakku sama adikku
lingkungan keluarga besar
ga
Islam. Mereka juga Dan aku sadar sih kalo
yang
Diri
yang
merasa ditolak
kalo aku ga akan
di
lingkungan
pernah jadi cucu
keluarga besar
favoritnya karena
pandangannya
juga aku bukan Islam
Kesedihan yang
udah beda. Kesannya ditimbulkan
kayak orang asing gitu,
ngerasa
diterima
utuh
ga
karena penolakan
sih.
keluarga
Apalagi di keluarga
terhadap
sikap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ibu
itu
ada
286
perbedaan
cucu
agama
favorit gitu dan aku sadar sih kalo aku ga akan
pernah
cucu
jadi
favoritnya
karena
aku
bukan
Islam. Harus jadi Islam Iya, ada tuh anaknya ya
untuk
cucu favorit?
jadi tanteku. Jadi tanteku itu
dulu
pacaran
sama orang Kristen tapi ga direstui sama nenekku
apalagi Mau ngarep dari Kesedihan yang
sejak peristiwa Ibuku keluarga
itu. Nah tanteku itu menikah sama omku yang fanatik
Islamnya dan
nenekku banget jadinya tanteku favoritnya
dan
jadi
karena
aku
penolakan
seneng
Hindu
cucu nenek.
juga
dianggep karena
anaknya
ditimbulkan
juga sama aja, kan
itu
ya
Bapak
ga disana
keluarga
dianggep
terhadap
yang
ga
jelas, jadi ya gitu deh
sikap
perbedaan agama Merasa
berat
hati menerima keadaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mau
ngarep
287
dari
keluarga Bapak juga sama aja, kan aku juga
ga
dianggep
disana
karena
dianggep Hindu yang ga jelas, jadi ya gitu deh. Trus kalo soal Ibu sih. Ya bayangin Anak adaptasi,
lebih aja,
ngerasa
berat agamanya
sama
anak
Hindu
keluarga masak
Bapak atau Ibu?
TK
dibeliin
mukena,
gimana
agamanya
TK Merasa
tidak
Hindu
nyaman dengan
masak
dibeliin
sikap keluarga
mukena,
gimana
besar
coba perasannya Sempet sholat sih Menjalankan
coba Sempet
perasannya? sholat
tapi sekedar sholat
variasi
aja
agama
tapi sekedar sholat aja. Anak kecil kan isinya cuma pengen
Cuma pengen tau Diri jadi ya aku cuma
merasa
pengen tau aja
tahu
tau jadi ya aku cuma Apa ya, aku tuh
ngerasa kalo aku, Merasa
tertarik.
kakakku
Tapi itu
ga
lama karena kan aku
yang ingin terhadap
agama tertentu
pengen tau aja, ga
untungnya
ibadah
sih
tidak
sama
nyaman dengan
adikku
kayak
sikap keluarga
dijadiin
rebutan
besar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
harus pindah Jakarta
agama, aneh aja
ya
gitu ditarik sana
walaupun
sekarang disini lagi. Apa
ya,
ngerasa
aku kalo
288
sini
tuh aku,
kakakku sama adikku kayak
dijadiin
rebutan agama, aneh aja gitu ditarik sana sini. Tapi kan kamu Iya tapi kan masih udah
memilih dianggep Islam sama
jadi Hindu?
keluarga
Ibu
sama
dan
keluarga
Bapakku
tuh
Hinduku
masih
belum
Hindu
pokoknya
aku juga ga nyaman agama
ada
di
yang
keluarga
tidak
ga nyaman sama
nyaman dengan
agama yang ada di
ajaran
keluarga Bapak
keluarga besar
lah
soalnya
sama
Soalnya aku juga Merasa
agama
Kecewa dengan Aku memilih jadi Hindu yang gini aja,
liberal
aneh-aneh,
disfungsi esensi agama
ga Diri yang
yang
berusaha
Bapak, mistis-mistis
masuk akal aja,
mengobati rasa
aneh gitu, ga jelas lah
yang
kecewanya
bikin
aku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
jadi aku memilih jadi
nyaman
289
terhadap
Hindu yang gini aja,
kenyatan
liberal ga aneh-aneh,
beragama
yang masuk akal aja, yang
bikin
aku
nyaman. Ga
nyamannya Ya masak aku sakit Aneh kan
gimana?
Diri
yang
perut dibilang aku
merasa
kesurupun
nyaman dengan
perutku
trus
tidak
penerapan
ditempelin
fungsi
pake daun-daun ga
agama
dalam
jelas gitu, aneh kan? kenyataan
Trus sembuh ga?
Ya ga lah, aku ikutin Aneh banget kan
Diri
yang
beberapa hari malah
merasa
makin
nyaman dengan
ga
karuan
tidak
penerapan
perutku. Trus pernah
fungsi
kan aku demam, nah
agama
dalam
sama
omku
yang
agak
waras,
aku
kenyataan
dikasih thermometer trus kan aku lupa ya kalo aku lagi pake
Aku jadi maleslah ngikutin
tradisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
thermometer,
aku
Hindu
290
keluarga
Bapak, aneh gitu,
geser-geserlah tanganku
trus
termometernya patah trus budeku bilang
malulah aku
Diri
yang
merasa kecewa dengan penerapan
kamu tuh kemasukan fungsi
roh
gaib
agama
yang dalam
terlampau
kuat
makanya
ga
bisa
disembuhin
pake
alat-alat gitu. Aneh banget kan? Kuno parah. Makanya aku jadi
maleslah
ngikutin
tradisi
Hindu
keluarga
Bapak,
aneh
gitu,
malulah
aku.
Dan
gak
tau
kenapa
keluarga Bapak itu emang dari
udah
aneh nenek
moyangnya, soalnya
kenyataan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
katanya yang sering dateng
itu
nenek
moyangnya jadi mau dibenerin dari mana kalo dateng
yang
selalu
itu
nenek
moyangnya
dan
nenek moyangnya itu emang udah ga beres udah gitu kelurganya Bapak
itu percaya
banget lagi. Apalagi waktu
dulu
tuh
pernah nenekku yang dari Bapak itu masuk ke
mimpinya
sahabatku jadi kayak pesen disuruh jagain aku dari pengaruh buruk orang Jawa, maksudnya trus
Bapakku
Islam tak
ceritain itu semangat
291
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
292
banget trus nanyananya ke sahabatku nenekku itu orangnya gimana
dan
sahabatku
bisa
nyebutin detail, bener lagi.
Yaudah
aku
mau ga mau percaya kan secara aku juga ga tau nenekku itu kayak
apa
Bapakku
dan seneng
banget ternyata itu beneran ibunya dan dari situ Bapak tuh makin yakin kalo aku emang
ditakdirin
masuk Hindu, jadi ya gitu
makin
mendukung. Lalu ada ga sih Ada dan aku pingin Ada keinginan kamu tapi ya jadinya cuma supaya
dan
aku Adanya
pingin
kedua sebatas pingin kalau Tapi ya jadinya
keinginan untuk memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keluarga
pun ada niat untuk
cuma
sebatas
besarmu itu bisa nyatuin itu juga jadi
pingin kalau pun
menyatu?
ada
sebatas
niat
aja
karena
simpelnya,
Bapak dan Ibuku aja
niat
293
keluarga besar yang harmonis
untuk Konflik antara
nyatuin itu juga
keinginan
jadi sebatas niat
dengan keadaan
aja
yang tidak bisa
karena
diri
ga bisa nyatu, jarang simpelnya, Bapak
ketemu
lagi,
diubah
jadi dan Ibuku aja ga
susah deh. Nah yang bikin
susah
Ibuku
bisa nyatu
lagi, sama
keluarganya aja udah ga akur, udah ditolak sejak pindah agama itu jadi bingung kan mesti gimana? Trus Bapak
juga
Menyadari
lebih
keadaan
banyak
Jadi kalo dari dua
sama
Bapak percaya
tidak
bisa
keluarga orang
besarnya
yang
dikendaliin
ditambah juga
lebih sama
misalnya
kakaknya
yang
kesurupan
yang
di Diri
penting keluargaku udah
diubah
ga
disatuin yang besar
aja bisa apalagi
yang
bersabar dalam menghadapi keadaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
daripada nyata
294
masalah
yang
terjadi
dirumah. Jadi kalo dari dua orang yang penting di keluargaku aja
udah
ga
bisa
disatuin apalagi yang besar
ditambah
keluarga
Bapak
mainnya
dukun-
dukunan lagi dengan asumsi Ibu
keluarganya itu
udah
ngedukunin mereka, beda
banget
deh
sama keluarga Ibu. Tapi kamu masih Iyaa, gimana ya buat Buat aku mereka Menerima bisa bertahan yaa aku
mereka
tetep
untuk hidup dan keluargaku, berkembang dua
bagian
di hidupku. Trus kalo kubu ada
keluargamu itu?
apa-apa,
aku,
tetep keluargaku,
keluarga besar
bagian hidupku Trus kalo ada apa- Penguatan apa, aku, kakakku
terhadap
dan
yang
adikku
itu
diri timbul
kakakku dan adikku mau
itu
mau
bareng-
bareng-
dari dukungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bareng
bersatu
ngadepin apapun itu.
ngadepin
apapun
Jadi
itu
bareng
bersatu
kalo
dari
keluarga Bapak ada yang ga suka sama
Yang
295
keluarga inti
Penguatan buat
aku
bertahan keluarga
ini
terhadap
diri
di
yang
timbul
ya
dari dukungan
kita ya, ya kita saling karena aku
keluarga inti
nguatin dan saling bantu, gitu juga sih kalo
ngadepin
Keberpihakan
keluarga Ibu. Jadi ya
terhadap sosok
itu, yang buat aku Kami juga lebih
yang
bertahan di keluarga
berdaya
support ke ibu
tak
ini ya karena aku masih punya kakak dan
adikku
seenggaknya
Diri
yang punya
rasa yang sama. Jadi
Kesannya
kami
berempat
ini
yang
merasakan kebingungan
kayak orang yang
sebagai
akiat
berada di tengah-
dari
tengah
penolakan
kalo yang satu udah adanya
mau ikut ke Ibu atau Bapak
yaudah,
ambyar deh ya gitu. Dan kami juga lebih support ke ibu sih
keluarga besar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
296
karena apa ya, yang dikeluarganya gak
dapet
Ibu support
yang dari Bali juga ga dianggep, ditolak abis-abisan
jadi
kesannya
kami
berempat ini kayak orang yang berada di tengah-tengah. Menurutmu sendiri,
Enggak
karena Agama itu cuma Penolakan
agama menurutku agama itu
itu penting ga cuma kayak doktrin, sih?
doktrin yang salah, yang ga masuk akal
kayak
doktrin,
doktrin salah,
yang yang
ga
masuk akal
terhadap esensi agama
yang
telah berkembang
Ngutamain punya
itu kayak yang aku Merasa agama
kepercayaan
bilang. Makanya aku daripada
lebih punya daripada agama.
ngutamain
sekedar
agama
tidak memiliki peran penting
kepercayaan sekedar Ntah
itu
kepercayaannya Hindu atau Islam tapi
Ada
nilai-nilai Nilai
yang pegangannya
jadi
suatu
dalam agama
memiliki perang
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
seenggaknya
lebih
ada
297
penting
nilai-nilai yang jadi
dibandingkan
pegangannya
agamanya
kayak
misalnya
nilai-nilai
kejujuran,
toleransi
menurutku itu lebih penting
dibanding
beragama
tapi
jujur
pokoknya
sikapnya
ga
ga
bangetlah. Lalu,
kalau Kalo
menurut
kamu, keluarga Ibu, jelas
di
kedua lebih mengutamakan
keluargamu
yang
dari
itu agama, jelas mereka
lebih
terpaku
pada
Al-
mengutamakan
Quran, mereka punya
Mereka
kepercayaan atau kepercayaan agama?
seharusnya manusia
itu Diri
memandang orang
merasa kecewa
yang tidak Islam
dengan
itu beda, beda dari
kenyataan
bahwa semua itu
mereka
agamanya Islam dan Mereka udah salah Diri mereka memandang
yang
itu orang
yang
mencampurkan
merasa kecewa
kepercayaan
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang tidak Islam itu beda,
beda
mereka.
dengan agama
298
kenyataan
dari
Sedangkan
kalo yang di Bali itu, secara kognitif itu emang udah ga beres, hahahaha. beneran
Tapi loh,
banget,
aneh karena
sumpah aneh banget itu keluarga, apalah yang mereka lakuin Aku merasa ga itu aku ga ngerti,
punya panutan
itu
artinya,
aku ga ngerti. Aku
Cari panutannya
sendiri
dengan kenyataan Diri
rasa
mereka
yang
merasa kecewa
bacaan-bacaan aduh apalah
Diri
yang
udah berusaha
kuat
salah mencampurkan dalam
kepercayaan dengan agama. punya
Mereka kepercayaan
yang agak mistis dan salahnya
mereka
menghadapi keadaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terlalu
299
mudah
mencampurkan
itu
dengan agama, jadi yaa
jadinya kayak
sekarang, salah kalo menurutku. yang Islam
Islam
kuhadapi yang
itu
salah,
Hindu yang kuhadapi juga
Hindu
yang
salah jadi kayak gini jadinya, aku merasa ga punya panutan. Yaudah, cari sendiri panutannya. Karena Karena
Jadi menurutmu Orangnya.
mereka Kecewa
yang salah yang mereka sesuka hati
sesuka
mana?
mempersepsikan
disfungsi esensi
agama
agama
mempersepsikan
Agamanya atau agama orangnya?
sesuatu
dengan yang
ada
hati
dengan
sesuatu yang ada Diri dipikiran mereka
dipikiran
terhadap
merasa kecewa
mereka. dengan
Jadi apa yang mereka kenyataan
pikirin,
ya
itulah
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
agamanya.
Jadi
keluargaku Mereka
kayak yang di
Bali
itu,
sembahyang seperti
mereka kepercayaannya apa trus
300
akhirnya
orang Diri
yang
Hindu kebanyakan
merasa kecewa
tapi
dengan
mereka
ga
asal menjalankan nilai-
kenyataan
dicampurin ke agama nilai
trus ya jadinya jadi Hindu yang salah.
diajarkan
yang dalam
Hindu
Mereka sembahyang Hindu
itu Diri
yang
seperti orang Hindu
sebenernya bukan
berusaha
kebanyakan
agama. Hindu itu
mengobati rasa
cuma
kecewanya
tapi
mereka
ga
sekedar
nilai-
kepercayaan yang
terhadap
nilai yang diajarkan
mengatur tentang
kenyataan
gaya hidup, seperti
beragama
menjalankan
dalam
Hindu.
Budha
Bahkan
Hindu
sebenernya agama.
kepercayaan mengatur
bukan
Hindu
cuma
itu
itu
sekedar yang tentang
gaya hidup, seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Budha. Hindu dan Budha
itu
bukan
agama tapi negara yang memaksakan itu disebut agama. Ya itu sih
balik
lagi
urusan
ke
politik.
Soalnya orang Budha tuh
bener-bener
bebas gitu dan secara kepercayaannyapun bebas, intinya agama yang bebas sih lebih apa
ya, hal
simple
yang
mungkin,
misal kamu punya darma lalu hidupmu diatur karmapala,
sama dan
kepercayaan mereka seperti bertindak
harus dengan
baik dan dari kecil
301
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
aku
emang
udah
sering denger soal itu, karmapala, kalo kamu berbuat darma ya
kamu
akan
mendapat darma, jadi ya kalo kamu berbuat baik
maka
kamu
akan dapat hal yang baik,
kalo
berbuat
kamu
salah
kamu
ya akan
mendapatkan balasannya dan yang penting itu adalah, kamu
berbuat,
berpikir,
berkata
yang baik. Lalu menurutmu, Kalo Islam,
aku
Kristen sebenernya
dan Katolik itu agama termasuk
lihat, semua sama
mengajarkan
kedalam agama kebaikan cuma pada
302
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
303
atau sama seperti akhirnya sejarah itu Hindu Budha?
dan membentuk
suatu
agama. Kayak Hindu dan
Budha
mereka
itu,
ga
punya
sejarah
perang
perebutan umat, mau kita punya umat apa ga
ya
udah.
Sedangkan
Kristen,
Ada
unsur Diri
pemaksaannya
yang
merasa kecewa dengan kenyataan
Katolik dan Islam, didalam
sejarahnya
mereka
ada
perang
perebutan
tuh
umat, buat apa coba, biarkan
orang Ga
memilih
heran
kalo
dengan orang-orang
itu Diri
yang
bebas. Kenapa orangorang di Nusantara itu
yang
Hindu
tadinya
semua
udah
berusaha
mengasosiasikan
mengobati rasa
suatu
kecewanya
trus
dengan
tiba-tiba jadi Islam?
tertentu
Ya itu, menurutku
agama hal
terhadap kenyataan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sih
ada
unsur
pemaksaannya juga, Sama kayak yang Diri kalo ga masuk Islam ya bisa aja dibunuh, digusur kalo gak ya diancam
jadi
semacam
ketika
mereka menganutpun dimulai dari paksaan, itu akan membentuk generasi
berikutnya
menjadi sesuatu yang salah, bisa aja kan terulang lagi? Nah itu,
menurutku
kenapa sejarah sendiri membentuk
itu bisa
agama
dan ga heran kalo orang-orang itu udah mengasosiasikan suatu agama dengan hal
tertentu,
304
misal
aku sekarang
hadapi
yang
merasa kecewa dengan kenyataan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hindu dengan apa, Islam dengan teroris, jadi ya gitu kalo dari generasi awalnya aja udah
kacau
pasti
bakal
kacau
juga
kebelakangnya, sama kayak
yang
aku
hadapi sekarang. Mmm, kalo hari Mmmm, raya
ga
aku
Islam, pernah ngerayain hari
Lebaran
kan raya Hindu di Bali
kamu
karena
dulu
kan
ngerayainnya di hidupku di Jakarta, rumah nih, trus sekarang
di
Jogja,
kalo kayak hari hari rayanya Hindu .. raya kamu
Hindu, tau
sendiri
paling
ngrayain Galungan, Kuningan
di Bali juga?
sama Nyepi .. Nyepi pun cuma dapet libur 1 hari, lebaran dapet sekian minggu, beda. Negara
ini
tuh
305
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
306
memperlakukan kita dengan
berbeda,
menurutku sih. Jadi ya
ga
ada
kesempatan
buat
pulang.
Bali
tau
sendiri harga tiketnya berapa, pulang pergi mahal, cuma
masa’
ya
mau
sehari
ya
udah
disana, paling
ngerayain
seadanya aja. Tapi
pernah Ya
dirayain ga sih?
dirayain
tapi
bukan kayak dirayain juga sih .. gimana ya, Bukan misal Galungan
kayak gitu
ya,
perayaan makan
buat Memahami makankayak
lebarannya orang
sebenernya esensinya Islam
bukan buat perayaan makan-makan kayak lebarannya
orang
Islam, beda itu tuh
perbedaan ajaran di tiap agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lebih
kayak
sembahyang
lama, Karena
berjam-jam,
ada
pawai
ada
nanti
acaranya nonton tari-
307
orang Memahami
Hindu itu ga sama
perbedaan
kayak
orang
ajaran di tiap
Kristen
yang
agama
menyerukan kasih
tarian trus ntar ada sayang dan sangat
pawai
ogoh-ogoh mementingkan
gitu jadi ga intim
relasi,
seperti
kayak lebaran gitu.
orang Islam yang Memahami
Karena memang itu
mementingkan
ajaran
bukan
persamaan
yang
hari
besar
yang melambangkan Orang Hindu itu keintiman .. karena
punya
budaya
orang Hindu itu ga
sendiri
yang
sama kayak orang
mengurus
Kristen
yang
menyerukan
kasih
agama menjadi
pilihannya
diri
sendiri, jadi semua hari
raya
semestinya
itu, ya
sayang dan sangat kamu
mementingkan relasi, seperti orang Islam
merayakannya itu Kerinduan akan dengan
meditasi,
adanya
yang mementingkan
dengan introspeksi
kebersamaan
persamaan,
orang
ke dalam
keluarga dalam
Hindu
punya
itu
merayakan hari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
raya agama
budaya sendiri yang mengurus
308
diri
sendiri, jadi semua Lagian aku juga hari
raya
itu,
semestinya ya kamu merayakannya dengan
mau
ngerayain
sama siapa
itu
meditasi,
dengan introspeksi ke dalam. Jadi misalnya
Diri
yang
hari ini merayakan
berusaha
dengan menanyakan
mengobati
kebaikan
kesedihannya
atau
terhadap
kejahatan yang sudah lakukan, Lagian aku juga
kamu
kadang kamu melihat sendiri
dirimu,
sangat kalo Nyepi
konflik
di
dalam
dirimu, kamu sudah membiarkan kejahatan menang
yang di
dalam
dirimu atau kebaikan. Jadi ya ga pernah
fleksibel ngerayain
kenyataan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
309
dirayakan sih. Lagian aku
juga
mau
ngerayain
sama
siapa. Ayah kan di Bali dan aku juga ga nyaman kalo harus ngerayain
bareng
mereka, ga dapet aja feel-nya.
Dirumah
juga ga ada sodara yang
seagama,
kakakku di Jakarta, adek sama Ibu itu sebenernya
netral
tapi kan beda, kalo sama temen KMHD, mereka pasti udah punya
keluarga
sendiri jadi ya ketika hari itu aku paling ngerayainnya segelintir
sama temen-
temen yang ga bisa
Melaksanakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pulang
dan memaknai
kampong.
Lagian
aku
ibadah dengan
juga
sangat fleksibel kalo Buat aku Nyepi itu ngerayain
Nyepi.
Jadi kalo Nyepi itu,
beda-beda artinya dan beda ritualnya di tiap orang.
malam kita
sebelumnya begadang
pura,
di
begadang
jagain pura sebelum meditasi,
kemudian
nanti jam 6 pagi kita istilahnya
kayak
sahur yang juga jadi makan besar terakhir, kemudian ga makan lagi selama 24 jam. Nah itu aku merasa ga perlu melakukan hal seperti itu karena aku merasa mendapat kebebasan
di
agamaku. Kamu ga seperti itu ya sudah,
310
cara berbeda
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
itu kan cuma tradisi di Bali menurutku, Hindu
Bali
kan?
Beda kan? Ya ambil intinya
aja,
kalo
Nyepi
itu
hari
difungsikan
puasa
kenapa? Karena kita harus
menghindari
keduniawian, makan dan
minum
itu
keduniawian, godaan.
Kita
berbicara
ga
dengan
orang lain, hilangkan relasimu
dengan
orang
selama
lain
sehari karena kamu harus
focus
sama
dirimu sendiri. Ga boleh menggunakan teknologi karena itu sama
aja
kamu
311
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sedang memanjakan dirimu dengan jaman yang
serba
instan,
gitu. Jadi bener-bener murni, cuma meditasi dan itu terjadi sampai sekarang.
Tapi
selama aku di Jogja, aku ga pernah penuh 24 jam tapi selalu sekuat aku dan itu bebas kan? Kadang, buat beberapa orang, Nyepi itu bebas kan? Ada beberapa orang yang tetep bolehin main hp waktu Nyepi tapi buat aku saat Nyepi itu kesempatan diriku
buat
menghindari dari hp, ya aku matiin hp., kalo
aku
bisa
312
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
313
menghindarkan diriku
dari
keluar
rumah, ya aku ga akan keluar rumah. Jadi ya bebas, tiap orang
beda-beda.
Makanya kalo ada yang tanya sama aku soal Nyepi, ya buat aku Nyepi itu bedabeda
artinya
dan
beda ritualnya di tiap orang. Itu dilakukan bareng-bareng
tapi
tiap orang itu beda cara ngelakuinnya. Ohh gitu ya, lalu Dulu waktu masih di aku
sama Dulu,
kalo
Jakarta,
dikeluargamu
ayah masih ngerayain
sendiri gimana?
bareng.
Dulu,
walaupun
puranya
walaupun Pengalaman
puranya
jauh
banget dari rumah,
dalam keluarga
ya
ketika
kita
tetap
kesana bareng
jauh
banget
kebersamaan
merayakan hari
dari raya agama
rumah, misal rumah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
314
ku di Jakarta Utara dan
puranya
di Dari situ tuh aku
Jakarta Selatan, ya kita
tetap
bareng.
kesana
Apa
ya,
ngerasa
seru
bangetlah
malah
yang
dan sejuk banget
merasa nyaman
kalo ke pura
ketika
Rasanya
semangat,
nyaman Diri
damai
mendatangi tempat
banget
ibadah
agama
kayak
liburan
rasanya .. dan dari
Diri
yang
situ tuh aku ngerasa
merasa nyaman
nyaman dan sejuk
ketika
banget kalo ke pura.
mendatangi
Rasanya
damai
tempat
Banyak
agama
banget. pengalaman
ibadah
yang
mungkin biasa aja buat orang tapi ngena banget
buat
aku,
misal
waktu
aku
nunggu
giliran
sembahyang
diluar
Ngerasa nyaman
pura itu ujan tapi gak
sama
tau kenapa setelah
sekarang
sangat banget Diri pilihanku
yang
merasa nyaman dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
aku masuk ke pura Tapi tuh
jadi
sekarang
komitmen
ujan,
udah jarang, ayah
pilihannya
cuma
seringnya
ga
padahal
terpisah tembok dan sama-sama
outdoor
ke Bali
315
pulang Kerinduan akan adanya kebersamaan keluarga dalam
trus ngerasa tenang merayakan hari
banget
waktu
aku raya agama
muali pakai pakaian sembahyangnya, cium
bau
pokoknya
dupa, tenang
banget rasanya. Trus kayak misalnya aku sembahyang di pura di
atas
dimana
udaranya
dingin
banget
dan
semua
orang kedinginan tapi aku malah ngerasa nyaman, tenang dan aku
bisa
khusyuk
tanpa
ngerasa
kedinginan.
Hal-hal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
316
kayak gitu loh yang akhirnya bikin aku ngerasa
sangat
nyaman banget sama pilihanku
sekarang.
Tapi sekarang udah jarang,
ayah
seringnya pulang ke Bali, mungkin karena dekat ya jadi makin sering pulang. Trus apa yang Kehilangan pasti ya, Kehilangan
pasti Diri
kamu
rasain tapi kan balik lagi
ya, tapi kan balik
berusaha
ibadah
tanpa kalo hari raya Hindu
lagi kalo hari raya
mengobati
Hindu
kesedihan
sosok ayah yang itu beda kayak hari biasanya
raya
yang
lain.
menemani
Kayak Nyepi gitu, ya
kamu?
itu
itu
beda
kayak hari raya
terhadap
yang lain
kenyataan
yang
Lagian kalo mau
tentang
dirimu ikut ayah ke Bali
sendiri jadi ya gak apa-apa. Lagian kalo
juga,
udah
ga Diri
dapet feel-nya trus
berusaha
mau ikut ayah ke
ga
diterima
mengobati
Bali juga, udah ga
sepenuh hati, ya
kesedihan
dapet feel-nya trus ga
mending
terhadap
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diterima
sepenuh
ngerayain
disini
hati,
ya
mending
sendiri,
lebih
ngerayain
disini
tenang
317
kenyataan
sendiri, lebih tenang. Ooo gitu, jadi Sebenernya ga sih Sebenernya ga sih Menerima emang
lebih tapi ya mau gimana
memilih
buat lagi.
sendiri ya?
Aku
cuma
mencari
sisi
ketenanganku
aja.
tapi
ya
mau
gimana lagi Aku cuma mencari
kan
tidak
yang bisa
diubah
sisi ketenanganku Diri aja
Lagian
keadaan
yang
berusaha
esensi mengobati
beribadah itu untuk kesedihan
mencari ketenangan
terhadap
hati kan?
kenyataan
Mmm, iya sih. Ga ya, karena apa ya Ga ya, karena apa Menerima Lalu
kamu kami
itu
kayak
pernah
ga
sih yaudah terima aja.
bahas
soal
ini Ga ada yang perlu
sama ayah?
dibahas dan ditanya
ya kami itu kayak
keadaan
yaudah terima aja
tidak diubah
lagi. Ayah sering ke Bali, ya ga papa, itu keluarga ayah dan ayah nyaman disitu .. daripada disini, tapi
Jadi ya ga papa, saling mengerti aja Menerima
yang bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ga nyaman. Ya sama
keadaan
lah kayak aku, aku
tidak
juga butuh
diubah
tempat
keadaan
nyaman dan tenang.
tidak
ya
ga
yang bisa
Menyadari
yang bisa bikin aku
Jadi
318
yang bisa
papa, diubah
saling mengerti aja. soal Nah apalagi soal itu, Ga pernah sama Tidak
Kalo
pembahasan
ga
agamanya,
sekali. Jadi kita itu Mungkin
ga?
dibahas rasanya
apa
sama
sekali
perbedaan
pernah
pernah
ya,
ada
kayak
udah terima aja
mengenai perbedaan agama diantara
mungkin kayak udah
anggota
terima aja. Mmmm, keluarga
kita ketawain yang
Menerima
aneh, kita kritik yang aneh,
ya
keadaan
kita
ngomong ke mereka
tidak Tapi
kalo
buat
kalo ada beberapa hal
kita, aku, kakak,
yang
adik
aneh,
sebenernya misal
kayak
aliran aneh keluarga
dan
bisa
diubah
Ibuku
yang ditolak sanasini
ayah yang di Bali Kita justru jadi trus sama kefanatikan
yang
orang yang lebih
Diri mengalami penolakan
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keluarga Ibu. Tapi
ditengah-tengah,
karena
kalo buat kita, aku,
lebih liberal gitu
perbedaan
kakak,
adik
319
agama
dan
Ibuku yang ditolak sana-sini,
ya
Berusaha jalannya
di Diri Hindu
yang
memiliki sikap
akhirnya kita justru tapi lebih dengan
lebih
terbuka
pemaknaan sendiri
terhadap
dan
perbedaan
jadi orang yang lebih ditengah-tengah, lebih Kita
liberal ga
gitu. punya
lebih
ke
ibadah yang utama
agama
aja
patokan yang wajib,
Melaksanakan
ya udah jalani aja
dan memaknai
senyamannya kita, ga
ibadah dengan
ada paksaan, yang
cara
penting kita nyaman
sesuai
yang dengan
kenyamanan
sih. Jadi iya, ga ada
diri sendiri
yang
wajib
yang
harus
kita
jalani,
intinya berusaha di jalannya Hindu tapi lebih
dengan Aku ga tau untuk
pemaknaan
sendiri
dan lebih ke ibadah
apa
itu
sembahyangin,
di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang utama aja, misal
aku
ga
kalo di Hindu itu ada
fungsinya
320
tau
tanggalan yang isinya mengatur
tentang
sembahyang Ketidaktahuan
sembahyang gitu dan informasi suatu
tanggalannya
itu agama
hanya ada di pura di Bali. Jadi kayak harihari Kajen Kliwon .. Ketika di pura itu, itu hari apa? .. ga ada
bersama-sama
yang
dengan orang yang
tau,
kayak
Tilem .. itu bulan
sama
mati .. kenapa itu
gimana
ya,
rasanya
lebih
harus
di
sembahyangin?,
aku
itu,
enak, nyaman gitu dan sebetulnya itu Kerinduan akan
Purnama .. kenapa itu yang dicari
harus
Aku ke pura itu
disembahyangin? Kenapa ada Kajen Asmara,
hari-hari
kebersamaan dalam
buat mengisi sisi
menjalankan
spiritualku
ibadah agama Merasa nyaman
persiapan Nyepi itu
dengan
fungsinya apa? nah
kebersamaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kenapa
hari-hari
321
yang ada
kayak gini mesti di sembahyangin,
aku
ga tau dan masih banyak kayak hari
Mendapatkan ketenangan hati dan mengisi sisi spiritualitas
Asnara
yang
juga saat
harus
di mendatangi
sembahyangin,
ya
banyak tapi aku ga tau untuk apa itu di sembahyangin, ga
tau
aku
fungsinya.
Buat aku ga begitu penting
karena
buatku
sembahyang
di pura itu buat nyari ketenangan buat
bukan perayaan-
perayaan
gitu.
Intinya aku ke pura aku dapat kesejukan, ketenangan, kedamaian.
Jadi
tempat agama
ibadah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bukan buat perayaan kayak gitu. Apa ya, ngerasanya ada
kayak
kebersamaan
gitu, ketika aku ke pura
aku
ketemu
orang-orang
yang
sama seperti aku .. Ya
mungkin
efek
minoritas juga kali ya. Ketika di pura itu, bersama-sama dengan orang yang sama aku itu, gimana ya,
rasanya
lebih
enak, nyaman gitu dan sebetulnya itu yang dicari. Mungkin bisa dibilang, aku ke pura itu buat mengisi sisi spiritualku bukan tentang atau
religiusitas perayaan-
322
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
perayaan,
323
bonusnya
ya itu tadi, ngerasa seneng aja ada teman yang
sama
kayak
aku. Balik ke awal ya, Hahahaha, apa ya .. Yang jelas ada sih Merasa ada senang punya yang
perasaan yang jelas ada sih ga
sih perasaan dukanya ya,
perasaan dukanya
bahagia dengan
ya
adanya perbedaan
keluarga soalnya kita kan ga beda ngerti
tidak
agama di dalam
apa-apa.
keluarga
agama?
Sebenernya, menurutku
sukanya
tuh kalo kita mau meresapi kita
keadaan
terhimpit
dan
kita diinjak dimana- Rasanya tuh jadi mana, harusnya sih
lebih
emang ga ada bagian
tentang pandangan Keterbukaan
sukanya
dan skema sebuah
dan penerimaan
agama
terhadap ajaran
tapi
ya
gimana ya, itu fungsi berpikir positif ... ya cari
positifnya
aja
sih,
banyak-banyak
kaya
aja
agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menghibur sendiri
aja
diri karena
emang dari keadaan ini, sukanya itu ga ada. Trus apa ya, rasanya tuh jadi lebih kaya
aja
tentang
pandangan
dan
skema sebuah agama .. Kan kalo orang yang udah terpatok sama
satu
jarang
agama, banget
pandangannya
bisa
berubah
atau
dimodifikasi
tapi
kalo aku tuh jadi terima
banyak
hal
dan istilahnya bisa ngambil terbaiknya,
yang jadi
rasanya lebih bebas aja, ga terkungkung.
324
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berarti tetap
kamu Ya
yang agama?
walaupun
ngerasain emang lebih kerasa
senangnya punya
sih
325
kan dukanya,
hehehehe.
keluarga Oh iya, kayak dulu beda waktu aku SMP, aku tuh
sampe
hampir
depresi cuma garagara ini, rasanya tuh malu banget, stress gitu jadinya. Tapi ya Jadi ya sebenernya Menyadari belajar
demi
ngerasa ada sisi
masih terdapat
dengan
baiknya sih punya
hal baik yang
keluarga seperti ini
keluarga
didapatkan
membuat
kayak gini
hari,
orang
hari aku
aku
yang
dewasa
jadi lebih
sebelum
waktunya, bisa jadi lebih
siap
ketika
orang lain belum siap kalo
mereka
menghadapi apa yang aku hadapi. Jadi ya sebenernya
ngerasa
yang
di
dalam keluarga yang agama
berbeda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
326
ada sisi baiknya sih punya keluarga yang kayak gini. Hmm,
lalu Gimana
ya,
jadi Ibu dan Bapak itu Terdapat
sebenarnya peran sebenarnya Ibu dan
punya pandangan
perbedaan
agama
di Bapak
yang beda soal ini
pandangan
keluargamu
itu pandangan yang beda
seperti apa sih?
itu
punya
soal ini dan kami
Kami lebih pro ke Ibu
tentang agama dalam keluarga Keberpihakan
lebih pro ke Ibu. Jadi terhadap sosok
kalo Bapak itu, dia Ibu
lebih
meng-Hindu
Bali-kan kami tapi kalo Ibu itu lebih membebaskan kami mau memilih yang mana
dan
karena
Bapak lebih jarang di rumah, ya lama-lama kami lebih ke Ibu trus ya mau ga mau juga Bapak terima itu. Cuma mungkin karena pada akhirnya
mengenai
pandangan agama di dalam keluarga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
327
kami memilih Hindu walaupun
bukan
seperti Bapak, jadi Bapak
kesannya
biasa aja. Sebenernya ga penting sih tapi jadi penting ketika kita tau bahwa Bapak seneng ketika anakanaknya
menjadi
Hindu ya walaupun beda. Jadi
intinya, Gimana ya, buatku
agama
itu sih ga penting tapi
penting untukmu jadi penting untuk atau kepentingan membuat Bapakmu?
Bapak
senang.
Tapi Bapak tetap Iya, mungkin buat Label Hindu itu Agama senang
ya Bapak,
udah
ada
walaupun
label Hindu itu udah
Hindumu
kebahagian kali ya,
berbeda
sama hehehehe
udah kali ya
kebahagian
dianggap menjadi yang
hal penting
oleh sosok ayah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
328
Bapak? Bisa jadi. Mmm, Kalo Ibu, udah ga ya lalu
kalau
di cuma ya masih baca-
rumah
orang baca bacaan Islam
tuamu
masih gitu.
rajin ga?
Nah
kalo
beribadah Bapak, masih banget bahkan sampe punya tempat pribadi buat sembahyang. kerasa bedanya
Tapi banget
kalo
aku Ga nyaman aja Melaksanakan
pulang ke Bali, jadi
dan makanya itu
dan memaknai
dipaksa
aku
ibadah dengan
buat
ikut
ritual-ritualnya gitu, ga enak banget kan kalo jalanin sesuatu karena paksaan. Trus juga ga enak gitu aturan-aturannya, vegetarian lah, kalo ketauan makan sapi disuruh sembahyang berkali-kali,
ga
lebih
milih
jalanku sendiri
cara sesuai
yang dengan
kenyamanan diri sendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
nyaman
aja
dan
makanya
itu
aku
329
lebih milih jalanku sendiri. Kalo ditarik ke Iya, jadi ga enak Ga enak banget Diri awal lagi ya, jadi banget sebenarnya malah
ditarik-tarik
ditarik-tarik gitu
sikap keluarga
bukan enak kayak sekarang
besar
salah satu dari ini. Makanya
keluarga
yang
menarik
enak sekarang ini
kamu
tidak
nyaman dengan
gitu. Makanya lebih
pihak
merasa
yang
untuk
lebih Adanya kayak
dorongan keluarga besar untuk memilih
masuk ke agama
agama tertentu
lain tapi ternyata
Diri
yang
malah keduanya
merasa nyaman
ya?
dengan komitmen pilihannya
Trus
secara Apa
ya?
Mungkin Aku yakin dengan Diri
keseluruhan, apa lebih ke yakin tapi ya yang
kamu ga mau pusing dan
rasain
setelah mikirin juga, udah
kamu
memilih cuek aja. Udah ga
pilihanku
merasa dengan komitmen pilihannya
yang yakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pilihanmu ini?
330
peduli lagi dengan maunya
masing-
masing
keluarga
besar
ini,
yang
penting sekarang aku yakin
dengan
pilihanku. Berarti kan kamu Aku tuh tipikal orang Ga merasa terlalu Diri sekarang jalanin yang
sangat
cuek
Hindu
yang dengan orang. Jadi
liberal,
Hindu kalo ada yang tanya,
yang
sesuai ya aku jawab, kalo
terikat
merasakan kebebasan dalam menjalankan ibadah
dengan
mereka mau komen, agamanya
keyakinanmu.
ya terserah .. Karena
Nah kamu tau ga kalo
menurutku
sih
komen
mereka
ga
konsekuensinya?
penting ya ga aku pikirin. Soalnya aku mikirnya,
dia
ga
ngerti posisiku jadi ya
buat
apa
aku
jelasin, cuek aja. Jadi kalo
secara
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
konsekuensi,
331
aku
biasa aja sih. Ga merasa terlalu terikat. Lalu kalo soal Aku tuh realistis aja. ibadah gimana?
Ada upacara, misal kremasi ya, itu kan butuh uang yang ga sedikit, jadi yang ada dipikiranku “kenapa uang
itu ngabisin
hanya
sesuatu
yang
untuk ga
penting, padahal ga Aku jalanin yang Melaksanakan dilakuin
juga
ga
papa”. Misal lagi ada
menurutku masuk
dan memaknai
akal aja sih
ibadah dengan
upacara arak-arakan
cara
apa gitu di jalan, aku
sesuai
mending memilih ga ikut, buat apa .. panas udah gitu ga dapet sisi
spiritualitasnya,
jadi mending ya aku ke pura aja. Aku
yang dengan
kenyamanan diri sendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ngerasa
332
lebih
nyaman, tenang. Aku jalanin
yang
menurutku
masuk
akal aja sih. ya, Aku
udah Diri
Gambaran
Gimana
komitmenmu
menurutku aku udah
menganggap
terhadap
menganggap
komitmenku
pilihanmu
saat komitmenku ini udah
ini , seperti apa?
jadi
bagian
dari
merasa ini
yang yakin
dengan
udah jadi bagian
komitmen
dari diriku sendiri
pilihannya
diriku sendiri, kayak prinsip. Jadi ketika aku
melanggar,
istilahnya aku kayak udah meyalahi diriku sendiri,
seperti Aku udah nyaman
membohongi
diriku
sendiri.
Dan
aku
sama
pilihanku Diri
sekarang
merasa nyaman
merasa ketika aku Aku masih terbuka menyimpang
dari
pendirianku, ya aku akan balik lagi jadi jati
dengan
dengan nilai-nilai
komitmen
baru
yang
pilihannya
mungkin
akan Keterbukaan
dateng di hidupku
kehilangan
yang
dan penerimaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
333
diriku. Intinya sih,
terhadap
aku
nyaman
pelajaran nilai-
pilihanku
nilai kehidupan
udah
sama
sekarang cuma aku masih dengan
terbuka nilai-nilai
baru yang mungkin akan hidupku,
dateng
di
nilai-nilai
dari manapun, dari agama lain atau nilainilai secara universal, jadi fleksibel aja tapi tetap
ada
saringannya. Lalu, menjaga
caramu Ya, tetap berdiri dan Tetap berdiri dan Diri berjalan di pilihanku
komitmenmu itu saat ini. Terus belajar gimana?
yang
di
pilihanku saat ini. Terus
mengembangkan kepercayaan
berjalan
belajar
mengembangkan
yang
berusaha
setia
dengan komitmen pilihannya
kepercayaan yang Memahami
aku yakini, pintaraku yakini, pintar-
esensi
pintar
pilihannya
pintar memilah mana yang
baik
dan
memilah
dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
334
sesuai
mana yang baik
secara
dengan ajaran yang
dan realistis sesuai
mendalam
ada, trus juga jangan
dengan
melalui proses
realistis
lupa
di
praktekan.
Pokoknya
jangan
ajaran
yang ada, trus juga jangan
lupa
lebih
pembelajaran
di
praktekan
sampe
aku
mengulangi kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya yang
apalagi
berhubungan
sama agama, kayak keluarga
besarku
sama ibu. Tujuanmu
Karena aku ga mau Ga mau menjadi Agama sebagai
memilih
menjadi orang yang
pilihanmu ini itu apa?
saat ga punya identitas, karena
rasanya
orang
yang
ga
identitas diri
punya identitas
ga
enak banget, terasing,
Aku
berusaha Keterbukaan
belajar, cari tau
terhadap proses
dan berkomitmen
pembelajaran
malu .. ya kayak pengalamanku SMP mengenai
itu, bisa sampe stress. Makanya
aku
agama
atau
nilai kehidupan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
335
berusaha belajar, cari tau dan berkomitmen supaya ga terulang lagi kondisi yang ga ngenakin itu. Ada
harapan Kalo buat keluarga,
tertentu ga untuk ya semua ini?
aku
sih
berharapnya mereka cepet sadar aja. Aku pengen
mereka
menyadari
bahwa
kefanatikan ataupun kepercayaan saat
ini
yang mereka
yakini itu sebenernya Cobalah cuma
merugikan
mereka
sendiri.
untuk Mengharapkan
saling nerima, ga
adanya
ada
keterbukaan
kok
yang
Karena gimana ya, ga
saling
realistis aja. Aku ga
ga usah berpikiran
terhadap
negatif sama yang
perbedaan
lain yang berbeda
agama
pengen seperti
mereka aku
tapi
smoga mereka bisa menyaring
mana
menjahati,
dan penerimaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
336
yang baik dan yang ga
baik
jadi
ga
semua-semuanya dipake. buat
Trus
kalo
keluarga,
ya
cobalah untuk saling nerima, ga ada kok yang
saling
menjahati, ga usah berpikiran
negatif
sama yang lain yang berbeda. Mmm, ga cuma buat keluarga ya tapi buat secara umum juga. Mmm, mungkin Mungkin
aja,
tapi
ga
itu
udah
suatu
kamu agama?
saat mungkin
pindah dalam keadaan yang sangat kepepet, misal menikah.
Makanya
aku
mending
memilih
untuk
Paling itu cuma Diri yang tetap secara status aja
memegang
berubahnya
teguh
tapi
ajaran
ga secara
menikah tapi kalopun
keyakinan
agama lamanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
aku harus berubah,
dan
ya paling itu cuma
tetap
di
secara
yang
udah
status
berubahnya
aja tapi
secara keyakinan dan kepercayaan tetap di agama yang udah aku pilih sebelumnya.
kepercayaan agama aku
pilih sebelumnya
337
walaupun harus merubah status agamanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 7 Informed Concent
338
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
339
INFORMED CONCENT Saya mahasiswa psikologi yang akan menyelesaikan tugas akhir memohon bantuan kepada Saudara/I untuk berpartisipasi menjadi partisipan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran proses eksplorasi dan pembuatan komitmen beragama remaja/dewasa awal dari keluarga beda agama. Beberapa informasi ini dibuat untuk memutuskan apakah anda bersedia atau tidak. Anda terpilih dalam penelitian ini karena anda berasal dari keluarga beda agama da sedang memasuki tahapan usia remaja akhir/dewasa awal. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Peneliti akan meminta anda menjawab beberapa pertanyaan yang terkait dengan pengalaman eksplorasi dan pembuatan komitmen beragama anda saat ini. Disini anda mungkin perlu mengingat kembali pengalaman-pengalaman anda sehingga anda akan mengalami emosi atau perasaan yang tidak enak. Oleh karena itu, anda berhak untuk memutuskan mundur sebagai partisipan suatu waktu dalam penelitian ini. Hasil wawancara akan direkam dalam recorder. Wawancara dapat dilakukan kapanpun saat anda merasa nyaman untuk bercerita. Kerahasiaan data akan dilindungi dan terjamin. Peneliti tidak akan membagikan hasil pengumpulan data kepada siapapun kecuali dosen pembimbing peneliti. Nama anda akan dirahasiakan menggunakan inisial. Keuntungan yang anda peroleh ketika menjadi partisipan adalah, anda dapat merefleksikan kembali pengalaman eksplorasi dan pembuatan komitmen beragama anda saat ini. Partisipasi anda juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis remaja/dewasa awal lain yang hidup dan berkembang dalam keluarga beda agama.
Peneliti,
Ellisa Briyandhanie Yuniarti