PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMAHAMAN, MINAT DAN SIKAP KERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG CERMIN CEKUNG DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEBONARUM KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh: RITA RAHMAWATI NIM: 101424028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMAHAMAN, MINAT DAN SIKAP KERJASAMA SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA TENTANG CERMIN CEKUNG DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEBONARUM KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh: RITA RAHMAWATI NIM: 101424028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is not stop question (Albert Einstein) Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat mengejarnya (Abraham Lincoln) Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh (Confusius)
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Orang tua yang ku sayangi, Bapak Drs. Bambang Sutrisno dan Ibu Pribadi Handayani Adikku yang tersayang Uci Pri Trisnawati Almameterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Sahabat dan teman-teman
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Rahmawati, Rita. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Dan Pengaruhnya Terhadap Pemahaman, Minat Dan Sikap Kerjasama Siswa Pada Pembelajaran Fisika Tentang Cermin Cekung Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbedaan pemahaman siswa yang diajar menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dengan siswayang diajar dengan menggunakan metode ceramah; (2) mengetahui minat siswa terhadap metode kooperatif tipe jigsaw II dan metode ceramah; (3) mengetahui sikap kerjasama siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II. Subyek penelitian yaitu siswa kelas VIII D yang berjumlah 29 siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah dan kelas VIII G yang berjumlah 23 siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II. Instrumen yang digunakan yaitu: tes tertulis berupa pretes dan posttes, kuisoner minat dan kuisoner sikap kerjasama siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan signifikan pemahaman siswa pada pembelajaran kelas menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan kelas menggunakan metode ceramah . Di mana rata-rata nilai posttest kelas metode kooperatif tipe jigsaw II lebih tinggi daripada kelas metode ceramah; (2) metode kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan minat siswa, akan tetapi apabila dibandingkan dengan metode ceramah, peningkatan rata-rata lebih besar di kelas yang menggunakan metode ceramah; (3) secara keseluruhan sikap kerjasama siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II adalah tinggi.
Kata Kunci: Pemahaman, Minat, dan Sikap Kerjasama Siswa, Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Rahmawati, Rita. 2015. The Application of Jigsaw II Learning Method and its Effect to the Students’ Understanding, Interest, and Cooperative Attitude on Learning Physics on the Subject of Concave Mirror in 8thGrade Class of SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten. Thesis, Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. This research was aimed to: (1) to study the extent to wich students’ understanding between they which were taught using cooperative jigsaw II method and they which were taught by lecturing method; (2) to learn students’ interest toward the lesson depends on cooperative jigsaw II method and lecturing method; (3) to understand the student’s attitude of cooperation in learning by using cooperative jigsaw II method. The subjects for this research were the 29 students of class VIII D who were taught using teacher-centered method and the 23 students of class VIII G who were taught using jigsaw II cooperative method. The instruments used were: written tests that consisted of pre-test and post-test, questionnaires on students’ interests and questionnaires on students’ cooperative attitudes. The research results showed that: (1) there is a significant difference in understanding the lesson depends on the method used, whether it is cooperative jigsaw II method or lecturing method. The average post-test scores using cooperative jigsaw II method is higher than the lecturing method; (2) cooperative jigsaw II method could increase the students’ interest toward the lesson, but their interest’ increasing is higher when the lecturing method is applied; (3) overall, student’s cooperation attitude in the process of learning is high when the cooperative jigsaw II method is Key Words: Students’ Understanding, Interests, Cooperative Attitudes and Cooperative Jigsaw II Method
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia, rahmat, dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Dan Pengaruhnya Terhadap Pemahaman, Minat Dan Sikap Kerjasama Siswa Pada Pembelajaran Fisika Tentang Cermin Cekung Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten”. Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari kerjasama, bantuan, semangat, serta gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih pada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2010. 2. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika. 3. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, dukungan, gagasan dan masukkan kepada peneliti selama penyusunan skripsi. 4. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membantu memberikan bekal pengetahuan kepada penulis. 5. Segenap Karyawan Sekertariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam memperlancar perijinan surat ke Sekolah.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Bapak H. Warsito, S.Pd, selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 7. Bapak Djunaedi Sutianto, S.Pd dan Ibu Dewi Kori Nugreni, S.Pd, selaku guru fisika SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten yang telah memberikan waktu, dukungan dan membantu terlaksananya penelitian. 8. Siswa-siswi SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten, Kelas VIII G dan kelas VIII D yang telah bersedia menyempatkan waktu untuk membantu terlaksananya penelitian. 9. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan fasilitas dalam mendukung terselesaikannya penulisan dan penyusunan skripsi ini. 10. Kedua orang tua saya Bapak Drs. Bambang Sutrisno dan Ibu Pribadi Handayani yang selalu mendukung, memberikan semangat, doa dan kesabarannya sehingga saya dapat menyelesaikkan studi ini. 11. Adik saya Uci Pri Trisnawati yang telah memberikan semangat serta doa untuk menyelesaikan pendidikan ini. 12. Sahabat seperjuangan satu sub-payung Hesti, Gita dan Risis terima kasih atas kerjasama, semangat dan dukungan yang diberikan dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini. 13. Sahabat-sahabatku Christin, Dian, Yuli, Ruth, Tessa, Novita, Shofi, Kunny, Rizky yang telah memberikan bantuan dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi ABSTRAK ............................................................................................................. vii ABSTRACT .......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xviii DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 2. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4. Batasan Masalah............................................................................................ 5. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6. Manfaat Penelitian .......................................................................................
1 1 4 5 5 5 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 7 1. Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran .......................................... 7 2. Metode Pembelajaran Kooperatif ................................................................ 9 3. Macam-macam Tipe dalam Pembelajaran Kooperatif ............................... 10 4. Tujuan Metode Pembelajaran Kooperatif .................................................. 15 5. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Kooperatif ................................................. 17 6. Unsur-unsur dalam Metode Pembelajaran Kooperatif ............................... 18 7. Aspek-aspek Metode Pembelajaran Kooperatif ......................................... 21 8. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif .................. 22 9. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif ................................. 25 10. Kemampuan dikembangkan dalam Metode Pembelajaran Kooperatif ....... 27 11. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif .............................................. 32 12. Cara untuk Mengatasi Kekurangan Metode Pmebelajaran Kooperatif ...... 34 xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II........................................ 14. Pemahaman ................................................................................................ 15. Minat .......................................................................................................... 16. Sikap Kerjasama ......................................................................................... 17. Materi Pembelajaran ..................................................................................
35 39 41 42 43
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 1. Jenis Penelitian ........................................................................................... 2. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 3. Subjek Penelitian ........................................................................................ 4. Desaian Penelitian ...................................................................................... 5. Treatment ................................................................................................... 6. Instrumen Penelitian ................................................................................... 7. Validitas Instrumen .................................................................................... 8. Metode Analisis Data .................................................................................
51 51 52 52 52 54 56 68 68
BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 78 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 78 2. Data dan Analisis Data ......................................................................... 84 2.1 Pemahaman ..................................................................................... 84 2.1.1 Data Pretest dan Posttest .......................................................... 84 2.1.2 Analisis Kuantitatif .................................................................. 85 2.1.2.1 Uji T Independen Pretest – Pretest Kedua Kelas ............ 86 2.1.2.2 Uji T Dependen Pretest – Posttest Kedua Eksperimen .. 88 2.1.2.3 Uji T Dependen Pretest – Posttest Kedua Kontrol .......... 89 2.1.2.4 Uji T Independen Posttest – Posttest Kedua Kelas .......... 90 2.1.3 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa ......................................... 93 2.1.3.1 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen... 93 2.1.3.2 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Kontrol ......... 96 2.2 Minat Siswa .................................................................................... 99 2.2.1 Data Kuisoner Minat ................................................................ 99 2.2.2 Analisis Kuantitatif ................................................................ 100 2.2.2.1 Uji T Independen Minat Awal Kedua Kelas ................. 100 2.2.2.2 Uji T Dependen Minat Awal dan Minat Akhir Kelas Eksperimen ................................................................... 101 2.2.2.3 Uji T Dependen Minat Awal dan Minat Akhir Kelas Kontrol .......................................................................... 103 2.2.3 Kriteria Minat Siswa .............................................................. 104 2.2.3.1 Kriteria Minat Siswa Kelas Eksperimen ....................... 104 2.2.3.2 Kriteria Minat Siswa Kelas Kontrol .............................. 107 2.3 Kuisoner Sikap Kerjasama Kelas Eksperimen ............................. 110 2.3.1 Data ......................................................................................... 110 2.3.2 Analisis Kuisoner Sikap Kerjasama ........................................ 111
3. Pembahasan ........................................................................................ 113 3.1 Perbedaan Pemahaman Siswa ...................................................... 113 3.2 Minat Siswa .................................................................................. 115
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3 Sikap Kerjasama Siswa ................................................................. 117 4. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 117 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 118 1. Kesimpulan .............................................................................................. 118 2. Saran ......................................................................................................... 119 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 120 LAMPIRAN ......................................................................................................... 122
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kisi-kisi Soal Pretest ................................................................................ 57 Tabel 2. Instrumen Penilaian Soal Pretest dan Posttest.......................................... 59 Tabel 3. Kisi-kisi Kuisoner Minat ........................................................................... 63 Tabel 4. Kuisoner Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika Sebelum Treatmen ................................................................................................ 63 Tabel 5. Kuisoner Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika Setelah Treatmen ................................................................................................. 64 Tabel 6. Kisi-kisi Kuisoner Sikap Kerjasama ........................................................ 66 Tabel 7. Kuisoner Sikap Kerjasama Siswa Pada Pembelajaran Fisika .................. 67 Tabel 8. Pengisian hasil Pretest dan Posttest ......................................................... 69 Tabel 9. Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Interfal Skor ............................. 71 Tabel 10. Format Tingkat Pemahaman ................................................................... 71 Tabel 11. Format Presentase Tingkat Pemahaman .................................................. 72 Tabel 12. Klasifikasi Kriteria Pemahaman Siswa ................................................... 72 Tabel 13. Contoh Aturan Skoring Terhadap Variabel Perilaku .............................. 73 Tabel 14. Pedoman Penilaian Kuisoner Siswa ........................................................ 73 Tabel 15. Pengisian Hasil Kuisoner Minat dan Sikap Kerjasama .......................... 74 Tabel 16. Kriteria Minat Siswa ............................................................................... 75 Tabel 17. Kriteria Sikap Kerjasama ........................................................................ 76 Tabel 18. Klasifikasi Kriteria Minat dan Sikap Kerjasama Seluruh Siswa ............ 77 Tabel 19. Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen .............................................. 82 Tabel 20. Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol .................................................... 84 Tabel 21. Data Hasil Pretest dan Posttest ............................................................... 85 Tabel 22. Perbandingan Mean Pretest Kedua Kelas ............................................... 86 Tabel 23.Uji T Independen Pretest Kedua Kelas.................................................... 86 Tabel 24.Perbandingan Mean Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen................... 88
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 25.Uji T Dependen Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ......................... 88 Tabel 26.Perbandingan Mean Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ......................... 89 Tabel 27.Uji T Dependen Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ......................... 89 Tabel 28.Perbandingan Mean Posttest Kedua Kelas .............................................. 90 Tabel 29.Uji T Independen Posttest Kedua Kelas .................................................. 91 Tabel 30.Kriteria Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen ........................................ 93 Tabel 31.Presentase Tingkat Pemahaman Siswa .................................................... 94 Tabel 32.Kriteria Pemahaman Seluruh Siswa Saat Pretest Kelas Eksperimen ...... 95 Tabel 33.Kriteria Pemahaman Seluruh Siswa Saat Posttest Kelas Eksperimen ..... 95 Tabel 34. Kriteria Pemahaman Siswa Kelas Kontrol ............................................. 96 Tabel 35.Presentase Tingkat Pemahaman Siswa .................................................... 97 Tabel 36.Kriteria Pemahaman Seluruh Siswa Saat Pretest Kelas Kontrol ............. 98 Tabel 37.Kriteria Pemahaman Seluruh Siswa Saat Posttest Kelas Kontrol............ 98 Tabel 38.Data Kuisoner Minat Siswa ..................................................................... 99 Tabel 39.Perbandingan Mean Minat Awal antara Kedua Kelas ........................... 100 Tabel 40.Uji T Independen Minat Awal antara Kedua Kelas ............................... 100 Tabel 41.Perbandingan Mean Minat Awal dan Minat Akhir Kelas Eksperimen . 102 Tabel 42.Uji T Dependen Minat Awal dan Minat Akhir Kelas Eksperimen ........ 102 Tabel 43.Perbandingan Mean Minat Awal dan Minat Akhir Kelas Kontrol ........ 103 Tabel 44.Uji T Dependen Minat Awal dan Minat Akhir Kelas Kontrol .............. 103 Tabel 45.Kriteria Minat Siswa Kelas Eksperimen ................................................ 104 Tabel 46.Presentase Kriteria Minat Siswa Kelas Eksperimen .............................. 105 Tabel 47. Kriteria Minat Seluruh Siswa Sebelum Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II .................................................................... 106 Tabel 48.Kriteria Minat Seluruh Siswa Setelah Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II ....................................................................................... 106 Tabel 49.Kriteria Minat Siswa Kelas Kontrol ...................................................... 107 Tabel 50.Presentase Kriteria Minat Siswa Kelas Kontrol ..................................... 108 Tabel 51.Kriteria Minat Seluruh Siswa Sebelum Menggunakan Metode xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ceramah ................................................................................................ 109 Tabel 52. Kriteria Minat Seluruh Siswa Sesudah Menggunakan Metode Ceramah ................................................................................................ 100 Tabel 53.Data Kuisoner Sikap Kerjasama Kelas Eksperimen .............................. 100 Tabel 54.Kriteria Sikap Kerjasama ....................................................................... 111 Tabel 55.Presentase Kriteria Sikap Kerjasama Siswa .......................................... 112 Tabel 56.Kriteria Sikap Kerjasama Seluruh Siswa ............................................... 113
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II ............................................. 37 Gambar 2. Bagian-bagian Cermin Cekung ............................................................ 44 Gambar 3. Hukum Pemantulan Pada Cermin Cekung ........................................... 44 Gambar 4. Sinar Istimewa 1 Cermin Cekung ........................................................ 45 Gambar 5. Sinar Istimewa 2 Cermin Cekung ........................................................ 45 Gambar 6. Sianar Istimewa 3 Cermin Cekung ...................................................... 45 Gambar 7. Pembentukan Bayangan Pada Cermin Cekung .................................... 48 Gambar 8. Diagram Langkah-langkah Pembelajaran Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II ..................................................................... 80
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Hubungan Presentase Tingkat Pemahaman dengan Kriteria tingkat Pemahaman Kelas Eksperimen ............................................................. 94 Grafik 2. Hubungan Presentase Tingkat Pemahaman dengan Kriteria tingkat Pemahaman Kelas Kontrol.................................................................... 97 Grafik 3. Hubungan Presentase Kriteria Minat dengan Kriteria Minat Kelas Eksperimen.......................................................................................... 105 Grafik 4. Hubungan Presentase Kriteria Minat dengan Kriteria Minat Kelas Kontrol ................................................................................................ 109
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Dari Kampus................................................ 123 Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Dari BAPPEDA ........................................... 124 Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................................. 125 Lampiran 4. Silabus Pembelajaran ........................................................................ 126 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 5 a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas VIII G ........ 132 Lampiran 5 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas VIII D ....... 142 Lampiran 6. Daftar Anggota Kelompok Lampiran 6 a. Daftar Anggota Kelompok Asal .................................. 149 Lampiran 6 b. Daftar Anggota Kelompok Ahli .................................. 150 Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Lampiran 7 a. Lembar Kerja Siswa A dan Kunci Jawaban ............... 151 Lampiran 7 b. Lembar Kerja Siswa B dan Kunci Jawaban ............... 157 Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli Lampiran 8 a. Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli 1........................ 161 Lampiran 8 b. Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli 2 ....................... 164 Lampiran 8 c. Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli 3........................ 168 Lampiran 8 d. Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli 4 ....................... 172 Lampiran 8 e. Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli 5........................ 176 Lampiran 9. Handout ........................................................................................... 180 Lampiran 10. Soal Pretest dan Posttest dan Kunci Jawaban ................................ 187 Lampiran 11. Soal Kuis dan Kunci Jawaban ........................................................ 194 Lampiran 12. Daftar Distribusi Skor Kuisoner Minat Lampiran 12 a. Daftar Distribusi Skor Kuisoner Minat VIII G ........ 196 Lampiran 12 b. Daftar Distribusi Skor Kuisoner Minat VIII D ....... 199
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 13. Daftar Distribusi Skor Kuisoner Sikap Kerjasama VIII G ............ 202 Lampiran 14. Soal Pretest dan Posttest yang Diisi Siswa Lampiran 14 a. Soal Pretest dan Posttest Kelas VIII G yang Diisi Siswa ..................................................................... 203 Lampiran 14 b. Soal Pretest dan Posttest Kelas VIII D yang Diisi Siswa ..................................................................... 210 Lampiran 15. Kuisoner Minat yang Diisi Siswa Kelas VIII G Lampiran 15 a. Kuisoner Minat Siswa Kelas VIII G Sebelum Treatmen .............................................................. 217 Lampiran 15 b. Kuisoner Minat Siswa Kelas VIII G Setelah Treatmen .............................................................. 219 Lampiran 16. Kuisoner Minat yang Diisi Siswa Kelas VIII D Lampiran 16 a. Kuisoner Minat Siswa Kelas VIII D Sebelum Metode Ceramah.................................................. 221 Lampiran 16 b. Kuisoner Minat Siswa Kelas VIII D Setelah Metode Ceramah.................................................. 223 Lampiran 17. Kuisoner Sikap Kerjasama Siswa Kelas VIII G ............................ 225 Lampiran 18. Soal Kuis yang Diisi Oleh Siswa Kelas VIII G .............................. 226 Lampiran 19. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Lampiran 19 a. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran VIII G .......... 227 Lampiran 19 b. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran VIII D .......... 229
xxi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Aktivitas pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan antara siswa dengan guru dan didukung berbagai sumber pendidikan. Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses tersebut, sehingga guru tidak boleh hanya mentransfer pengetahuan kepada siswa. Dalam pembelajaran konstruktivistik, peran guru bukan sebagai pentransfer pengetahuan, tetapi lebih sebagai fasilitator dan mediator agar pengkonstruksian pengetahuan berjalan lancar (Suparno, 2007: 15).
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses timbal balik antara guru dengan siswanya dalam suatu pembelajaran.Untuk itu guru harus memberikan kesempatan luas siswa mengembangkan gagasan-gagasan yang mereka miliki. Namun berdasarkan observasi peneliti, proses belajar mengajar dikelas siswa kurang aktif mereka akan memberikan jawaban maupun gagasanya jika ditanya dan ditunjuk oleh guru. Selain itu siswa jarang melakukan percobaan, hal ini membuat mereka beranggapan bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit, memiliki banyak rumus dan kurang menarik sehingga mereka sulit untuk memahami konsep fisika.
Fisika dapat dikelompokkan dalam pengetahuan fisis, siswalah yang membentuk pengetahuan fisika dalam otak mereka. Mereka membentuk pengetahuan melalui inderanya, yaitu melalui pengamatan, pendengaran,
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
perabaan, penciuman, melakukan tindakan, mengolah bahan dan membangun konsep dalam pemikirannya. Oleh karena itu siswa akan dapat mengerti konsep yang mereka pelajari jika mereka aktif dan memikirkannya (Suparno, 2008: 24). Model pembelajaran yang pada umumnya diterapkan guru untuk mengatasi masalah
siswa,
kurangtepat
karena
hanya
menggunakan
pembelajaran
konvesional yang hanya didominasi oleh metode ceramah. Model pembelajaran seperti itu membuat siswa tidak mempunyai kesempatan luas untuk melakukan pengamatan dan menyampaikan gagasannya. Akibatnya siswa kurang berminat mengikuti pelajarankarena mereka akan merasa jenuh dan berpengaruh juga pada hasil belajar fisika kedepannya. Selain itu pembelajaran tersebut membuat siswa kurang memiliki sikap kerjasama dalam kelompok.
Dari uraian di atas jelas bahwa peran guru dalam proses kegiatan belajar mengajar hanya sebagai fasilitator dan mediator. Sebagai fasilitator dan mediator, guru menyediakan fasilitas dan media dalam hal mengolah informasi-informasi yang relevan dan berguna bagi siswa untukmengembangkan pengetahuan yang mereka miliki. Selain itu, dalam mengajar guru harus mengarahkan keaktifan belajar semua siswa untuk berpartisipasi aktif agar mampu menciptakan situasi belajar positif di mana siswa mudah memahami materi yang dipelajari dan mendapatkan hasil belajar yang baik. Dengan siswa aktif untuk mencari pengetahuannya sendiri mereka juga dapat secara langsung memahami apa yang mereka pelajari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Untuk itu pemilihan metode pembelajaran fisika yang tepat dan sesuai perlu diperhatikan oleh guru salah satunya adalah dengan memilih metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam
suasana
belajar
yang
terbuka
dan
demokratis
bersama
teman
sekelompoknya dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Peran siswa dalam metode ini bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi rekan sebayanya (Isjoni, 2008: 157). Selain itu dalam metode pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa dalam kaitannya berhubungan dengan orang lain. Banyak tipe metode kooperatif yang dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan penerapan model tersebut, salah satunya metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Dalam tipe Jigsaw II siswa dibagi dalam kelompok berdasarkan kemampuan akademik yang berbeda-beda yang akan saling membantu dalam proses belajar sehingga memberikan kemungkinan untuk siswa terlibat aktif dalam belajar. Selain itu, tipe Jigsaw II juga menunjang guru sebagai falilitator dan moderator dalam kegiatan belajar mengajar. Maka dalam penelitian ini, pembelajaran fisika dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dipilih. Diharapkan dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II dapat merubah tingkat pemahaman, minat dan sikap kerjasama siswa dalam pembelajaran fisika.
Berdasar latar belakang permasalahan tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw IIDan Pengaruhnya Terhadap Pemahaman,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Minat Dan Sikap Kerjasama Siswa Pada Pembelajaran Fisika Tentang Cermin Cekung Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten”.
2. Identifikasi Masalah Sistem pendidikan di Indonesia saat ini masih terus berkembang untuk menjadi lebih baik. Namun dalam prosesnya sering terjadi masalah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Berikut ini merupakan beberapa masalah pendidikan di sekolah yang dihadapi oleh Indonesia: 2.1 Guru dalam mengajar kurang menggunakan metode yang bervariasi sehingga banyak siswa menjadi bosan dan akhirnya tidak senang dengan fisika (Suparno, 2007: 1). 2.2 Kurang menariknya cara belajar yang dihadapi siswa setiap hari di sekolah membuat minat belajar siswa rendah (Hutanjalay, 2013) 2.3 Fakta di sekolah menunjukkan bahwa pembelajaran masih menggunakan model konvesional yang mana guru sering menugaskan kelompok siswa untuk menyelesaikan tugas. Namun model pembelajaran konvesional tidak efektif karena siswa cenderung menggantungkan tugas kepada teman-teman lainnya (Wahyuni dkk, 2012: 152). Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti menerapkan metode kooperatif tipe jigsaw II untuk mengatasi masalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi fisika, minat siswa yang kurang dalam pembelajaran fisika dan rendahnya sikap kerjasama siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 3.1 Apakah ada perbedaan pemahaman siswa yang diajar menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dengan siswa yang diajar menggunakan metode ceramah? 3.2 Sejauh mana minat siswa terhadap metode kooperatif tipe jigsaw II dan metode ceramah? 3.3 Bagaimana sikap kerjasama siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II?
4. Batasan Masalah Pada penelitian ini batasan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 4.1 Materi yang akan dibahas atau diajarkan dengan menggunkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan metode ceramah mengenai cermin cekung. 4.2 Kemampuan yang diukur dalam penelitian ini kemampuan kognitif dan kemampuan afektif. Sedangkan kemampuan psikomotorik tidak. 4.3 Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten.
5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
5.1 Mengetahui perbedaan pemahaman siswa yang diajar menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dengan siswayang diajar dengan menggunakan metode ceramah. 5.2 Mengetahui minat siswa terhadap metode kooperatif tipe jigsaw II dan metode ceramah. 5.3 Mengetahui sikap kerjasama siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II.
6. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain: 6.1 Bagi Guru Sebagai salah satu alternatif metode yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran di kelas agar prosesnya sesuai dengan tujuan belajar. 6.2 Bagi Siswa Para siswa mendapatkan pengalaman baru dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II sehingga siswa diharapkan dapat memahami konsep yang dipelajari serta meningkatkan hasil belajar, sikap kerjasama dan minat belajar. 6.3 Bagi Peneliti Mendapat pengalaman untuk mengajar menggunakan metode yang didesain oleh peneliti berdasarkan ilmu yang telah diperoleh. Selain itu juga mendapat wawasan tentang pembelajaran fisika menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dalam upaya meningkatkan pemahaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini peneliti akan membahas mengenai metode pembelajaran kooperatif yang meliputi metode dan model pembelajaran, metode pembelajaran kooperatif, tipe dalam metode pembelajaran kooperatif, tujuan metode pembelajaran kooperatif, ciri metode pembelajaran kooperatif, unsurunsur, aspek-aspek, kelebihan dan kekurangannya, langkah-langkah pembelajaran metode kooperatif, kemampuan yang dikembangkan, metode kooperatif tipe jigsaw II, peran guru dalam metode pembelajaran kooperatif serta informasi lain yang berkaitan dengan penelitian. Bagian akhir bab ini akan dijelaskan alasan memilih metode pembelajaran kooperatif. 1. Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Dari beberapa buku yang digunakan sebagai landasan teori membahas bahwa kooperatif termasuk model, ada juga yang membahas bahwa kooperatif termasuk metode. Berikut ini akan dijelaskan tentang model dan metode pembelajaran: 1.1 Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono, 2009: 46). Maksud pernyataan tersebut adalah model pembelajaran merupakan pola dari konsep yang memperlihatkan langkah atau cara secara terstruktur untuk menyampaikan pengalaman belajar agar tercapai tujuan belajar yang diinginkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
pembelajaran merupakan suatu pedoman yang dapat digunakan untuk guru dalam melaksanakan kegiatan mengajar di kelas. Berikut ini akan diuraikan mengenai beberapa model pembelajaran, antara lain: 1.1.1 Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung mengacu pada gaya mengajar yang dilakukan guru, guru terlibat secara aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkan secara langsung kepada seluruh kelas (Suprijono, 2009: 47). 1.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif Suprijono (2009: 54) menjelaskan pembelajaran kooperatif merupakan konsep luas yang meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentukbentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Sehingga dalam model pembelajaran kooperatif lebih diarahkan oleh guru, di mana guru yang menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan dan informasi serta guru yang menetapkan bentuk ujian dalam akhir tugas. 1.1.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dalam bukunya Suprijono (2009: 69) menjelaskan bahwa proses belajar ini meliputi proses informasi, yang mana peserta didik memperoleh informasi mengenai materi yang sedang dipelajari. Kemudian proses transformasi, dalam hal ini peserta didik melakukan analisis informasi yang telah diperoleh menjadi bentuk abstrak. Proses terakhir yaitu evaluasi, pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
proses ini siswa menilai sendiri informasi yang telah diolah untuk memahami gejala atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 1.2 Metode Pembelajaran Daryanto (2012: 148) menjelaskan bahwa metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode pembelajaran antara lain: 1. Kesesuaian dengan tujan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Ketersediaan waktu dalam membahas topik tertentu. 3. Ketersediaan fasilitas pembelajaran. 4. Latar belakang siswa. 5. Pengelompokan siswa dalam pembelajaran. 6. Jenis dan karakteristik pembelajaran. 7. Penggunaan variasi metode. Menurut pengertian model pembelajaran dan metode pembelajaran di atas, maka dalam penelitian digunakan istilah metode pembelajaran karena dalam penelitian tujuannya menggunakan suatu teknik dan langkah untuk diterapkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas agar tercapai tujuan belajar.
2. Metode Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan temannya dalam tugas-tugas yang terstruktur (Taniredja, 2011: 55). Sedangkan dalam bukunya Suprijono (2009: 54) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif meliputi semua jenis kerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Menurut Slavin (2009: 4) pembelajaran kooperatif merupakan metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Menurut penjelasan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sebuah metode pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa bekerja sama dengan teman sekelompoknya untuk saling membantu dan berdiskusi untuk memahami materi pelajaran. Selain itu metode pembelajaran ini juga membantu siswa untuk memiliki keterampilan sosial dan aktif dalam pembelajaran.
3. Macam-macam Tipe Pembelajaran Kooperatif Pada pembelajaran kooperatif agar dapat tercapai tujuan yang diinginkan, dapat digunakan beberapa tipe pembelajaran kooperatif. Macam-macam tipe pembelajaran kooperatif tersebut antara lain:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
3.1 Numbered Heads Together (NHT) Pada dasarnya, NHT merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknis pelaksanaanya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-tama, guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-kelompok. Masing-masing anggota diberi nomor. Setelah selesai guru memanggil nomor anggota untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Dalam hal ini guru tidak memberitahukan nomer berapa yang akan presentasi. Begitu seterusnya hingga semua nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa benarbenar terlibat dalam diskusi tersebut (Slavin dalam Huda, 2011: 103). 3.2 Jigsaw Wardens (2002 dalam Isjoni, 2008: 157) menjelaskan bahwa teknik Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa beraktivitas dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi maksimal. Metode Jigsaw adalah strategi belajar kooperatif dimana setiap siswa menjadi seorang anggota dalam bidang tertentu. Para anggota dari kelompok anggota kemudian bekerjasama untuk menentukan bagaimana cara mengerjakan ilmu yang baru mereka peroleh kepada anggota lain dari kelompk-kelompok penelitian asal. Setelah kelompok-kelompok anggota ini melengkapi tugas-tugas mereka, para siswa kembali ke kelompok penelitian asal. Setiap siswa kemudian menjelaskan penemuan-penemuannya kepada anggota kelompok yang lain (Isjoni, 2008:156). Dalam perkembangannya Jigsaw terdiri dari Jigsaw I, Jigsaw II, dan Jigsaw III. Ketiga tipe tersebut dapat dijelaskan di bawah (Huda, 2012: 118-122):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
1. Jigsaw I Dalam tipe Jigsaw I ini siswa akan dikelompokkan selama dua kali, yakni dalam kelompok mereka asal dan dalam kelompok ahli. Setelah masingmasing anggota menjelaskan bagiannya masing-masing kepada teman satu kelompoknya, mereka mulai bersikap untuk diuji secara mandiri. Skor yang diperoleh dalam ujian tersebut akan menentukan skor yang diperoleh pada kelompok mereka. Jigsaw I ini tidak ada reward khusus yang diberikan atas individu maupun kelompok yang mampu menunjukkan kemampuannya untuk bekerja sama dan mengerjakan kuis. 2. Jigsaw II Jigsaw II ini merupakan modifikasi dari Jigsaw I dan dikembangkan oleh Slavin. Dalam Jigsaw II ini, setiap kelompok “berkompetisi” untuk memperoleh penghargaan kelompok (group reward). Penghargaan ini diperoleh berdasarkan performa individu masing-masing anggota. Setiap kelompok akan memperoleh poin tambahan jika masing-masing anggotanya mampu menunjukan peningkatan performa (dibandingkan sebelumnya) saat ditugaskan mengerjakan kuis. Pelaksanaan Jigsaw II ini tidak jauh berbeda dengan Jigsaw I dimana setiap anggota kelompok disajikan informasi yang sama. Kemudian masing-masing kelompok menjadi ahli dari materi yang diberikan. Anggota kelompok yang dianggap ahli pada materi yang sama bergabung dalam satu kelompok lagi yang disebut dengan kelompok ahli. Dalam kelompok ahli setiap anggota berdiskusi untuk memahami informasi yang didapat, setelah itu mereka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
kembali kekelompok asal untuk mengajarkan topik yang lebih spesifik dari informasi tersebut kepada teman-teman satu kelompoknya. 3. Jigsaw III Metode Jigsaw III dikembangkan oleh Kagan. Perbedaan dengan Jigsaw I dan Jigswa II adalah Jigsaw III ini lebih difokuskan pada kelas-kelas bilingual. Kelas bilingual dipahami sebagai kelas yang dalamnya terdapat pembelajaran Bahasa Inggris dari berbagai level proficiencyyang berbedabeda. Karena Jigsaw III diterapkan khusus kelas bilingual, maka pada umumnya menggunakan Bahasa Inggris untuk materi, bahan, lembar kerja dan kuisnya. 3.3 Student Team Achievement Divison (STAD) Metode yang dikembangkan oleh Slavin ini melibatkan “kompetisi” antarkelompok. Siswa dikelompokkan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis. Pertama-tama, siswa mempelajari materi bersama dengan teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang tinggi. Dalam model STAD, siswa di tim-tim heterogen saling membantu dengan menggunakan beragam metode belajar kooperatif dan berbagai prosedur kuis (Arends, 2008:13).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
3.4 Team Accelerated Instruction (TAI) Dalam metode TAI, siswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan yang beragam. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa dan ditugaskan untuk menyelesaikan materi pembelajaran. Dalam metode TAI, setiap kelompok diberi tugas tertentu untuk dikerjakan bersama-sama. Poin-poin dalam tugas dibagikan secara berurutan kepada setiap anggota. Dalam anggota kelompok harus saling mengecek jawaban teman-teman satu kelompoknya dan saling memberi bantuan jika memang dibutuhkan. Setelah itu, masing-masing anggota diberi tes individu tanpa bantuan dari anggota yang lain. Skor tidak hanya dinilai dari sejauh mana siswa mampu menjalani tes, tetapi juga dilihat sejauh mana mereka mampu bekerja secara mandiri (Huda, 2012: 125-126) 3.5 Group Investigation (GI) Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unti materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar temuan mereka (Taniredja, 2011: 74). 3.6 Tour Game Tournament (TGT) Tipe TGT tidak jauh berbeda dengan STAD, yang membedakan adalah tipe ini menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis. Sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
dengan anggota lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. TGT sangat sering digunakan dengan dikombinasikan dengan STAD, dengan menambahkan turnamen tertentu pada struktur STAD yang biasanya (Slavin, 2009: 163-166). 3.7 Think Pair Share (TPS) Dalam bukunya Huda (2012: 132) menjelaskan bahwa TPS merupakan metode sederhana dan bermanfaat. Siswa diminta untuk berpikir sendiri-sendiri tentang pertanyaan yang ada, kemudian mendiskusikan hasil pemikirannya dengan pasangannya kemudian menshare di depan kelas. Berdasarkan urain di atas, ada beberapa macam tipe pembelajaran kooperatif. Untuk menerapkan tipe tersebut guru harus menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan kepada siswanya. Dalam penelitian ini akan diterapkan tipe pembelajaran kooperatif Jigsaw II.
4. Tujuan Metode Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif memiliki tiga tujuan yang sangat penting. Menurut Taniredja (2011: 60), tujuan tersebut yaitu: (1) meningkatkan hasil akademik siswa, (2) memberi peluang agar siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar, (3) untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Arends (2008: 5), tujuan metode pembelajaran kooperatif berkaitan dengan prestasi akademik, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman perbedaan, dan pengembangan keterampilan sosial.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Ketiga tujuan penting tersebut diperjelas oleh Depdiknas (dalam Taniredja, 2011: 60) yaitu, tujuan pertama meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Dalam hal ini siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu. Sehingga mereka akan mendapatkan pengetahuan dan pemahaman untuk meningkatkan prestasi akademiknya. Tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan yang ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat dan bekerja dalam kelompok. Menurut uraian para ahli dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif bertujuan untuk saling membantu siswa meningkatkan hasil belajarnya dengan belajar bersama teman sekelompoknya. Seperti yang diungkapkan Isjoni (2008: 166), para siswa belajar untuk memperoleh pengetahuan tidak hanya dari guru akan tetapi bisa dari sesama temannya. Sehingga secara tidak langsung metode ini juga mengajarkan siswa untuk menerima temannya yang mempunyai perbedaan kemampuan maupun latar belakang ras dan budaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
5. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Kooperatif Metode pembelajaran kooperatif memiliki beberapa ciri. Ciri-ciri yang akan dibahas ini diambil dari pendapat beberapa ahli. Dalam bukunya Taniredja (2011: 59) menjelaskan ciri-ciri metode pembelajaran kooperatif adalah: 5.1 Belajar bersama dengan teman. 5.2 Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman. 5.3 Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok. 5.4 Belajar dari teman sendiri dalam kelompok. 5.5 Belajar dalam kelompok kecil. 5.6 Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat. 5.7 Keputusan tergantung pada mahasiswa sendiri. 5.8 Mahasiswa aktif. Menurut Taniredja (2011: 59), pelajaran dengan pembelajaran kooperatif dapat ditandai oleh fitur-fitur berikut ini: 1. Siswa bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan belajar. 2. Tim-tim terdiri atas siswa-siswa yang berprestasi rendah, sedang, dan tinggi. 3. Bilamana mungkin, tim-tim itu terdiri atas campuran ras, budaya, dan gender. 4. Sistem reward-nya berorientasi kelompok maupun individu. Sedangkan Ciri-ciri pembelajaran kooperatif yang disampaikan oleh dua ahli tersebut hampir sama, dimana ciri penting suatu pembelajaran dikatakan sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
metodepembelajaran kooperatif adalah siswa belajar bersama dalam kelompok untuk mencapai tujuan belajar. Melalui kelompok tersebut para siswa bebas untuk mengungkapkan pendapat, saling mendengarkan pendapat temannya dan lain-lain. Sehingga akan tercipta kegiatan belajar aktif di mana siswa membangun pengetahuan bersama temannya.
6. Unsur-unsur Metode Pembelajaran Kooperatif Metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakanya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur metode pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru dapat mengelola kelas dengan baik. Suprijono (2009: 58-61) menjelaskan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif antara lain: 6.1 Positive interdependence(saling ketergantungan positif) Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan positif. Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok, kedua menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. 6.2 Personal responsibility(tanggungjawab perseorangan) Unsur kedua pembelajaran koperatif adalah tanggung jawab individual. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. 6.3 Face to face promotive interaction (interaksi promotif) Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif. Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Berikut ini asalah beberapa ciri interaksi promotif menurut Suprijono (2009: 60): 1. Saling membantu secara efektif dan efisien. 2. Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan. 3. Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien. 4. Saling mengingatkan. 5. Saling
membantu
dalam
merumuskan
dan
mengembangkan
argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi. 6. Saling percaya. 7. Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama. 6.4 Interpersonal skill (komunikasi antarkelompok) Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah keterampilan nsosial. Untuk mengordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik harus: 1. Saling mengenal dan memepercayai. 2. Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
3. Saling menerima dan saling mendukung. 4. Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif 6.5 Group processing (pemrosesan kelompok) Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa diantara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan evektifitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Dalam bukunya Taniredja (2011: 59) mengungkapkan unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: (1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, (2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, (3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, (4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota
kelompoknya,
(5)
siswa
berbagi
kepemimpinan
dan
mereka
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, (6) siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif harus diperhatikan oleh guru. Hal tersebut dikarenakan berfokus pada siswanya sehingga dalam proses guru perlu menekankan bahwa mereka bekerja secara kelompok, harus saling membantu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
berkomunikasi dengan baikdan lain-lain. Dengan demikian diharapkan siswa mampu bertanggung jawab atas dirinya dan temannya.
7. Aspek Metode Pembelajaran Kooperatif Untuk menerapkan metode pembelajaran kooperatif agar berjalan dengan baik, maka guru harus memperhatikan beberapa aspek yang ada dalam pembelajaran kooperatif. Menurut Huda (2011: 78-79) aspek yang ada dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 7.1 Tujuan Dalam aspek tujuan ini semua siswa ditempatkan dalam kelompokkelompok kecil (sering kali yang beragam/ability grouping/ heterogenous group) dan diminta untuk : 1. Mempelajari materi tertentu. 2. Saling memastikan semua anggota kelompok juga mempelajari materi tersebut. 7.2 Level kooperasi Kerja sama dapat diterapkan dalam level kelas (dengan cara memastikan bahwa semua siswa di ruang kelas benar-benar mempelajari materi yang ditugaskan) dan level sekolah (dengan cara memastikan bahwa semua siswa di sekolah benar-benar mengalami kemajuan secara akademik). 7.3 Pola interaksi Setiap siswa saling mendorong kesuksesan antar satu sama lain. Siswa mempelajari materi pembelajaran bersama siswa lain, saling menyimak penjelasan masing-masing, saling mendorong untuk bekerja keras dan saling memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
bantuan akademik jika ada yang membutuhkan. Pola interaksi ini muncul di dalam dan di antara kelompok- kelompok kooperatif. 7.4 Evaluasi Sistem evaluasi didasarkan pada kriteria tertentu. Penekananya biasanya terletak pada pembelajaran dan kemajuan akademik setiap individu siswa bisa pula difokuskan pada setiap kelompok, semua siswa, ataupun sekolah. Dapat disimpulkan bahwa beberapa aspek pembelajaran koeperatif saling berhubungan. Aspek pembelajaran kooperatif mengenai tujuan berkaitan dengan pengelompokan para siswa dengan berbagai kemampuan yang berbeda untuk mempelajari suatu materi. Dalam pengelompokan tersebut siswa dipastikan akan mengalami proses interaksi dengan teman lainnya. Pola interkasi tersebut dapat ditunjukkan dengan siswa saling mendengarkan penjelasan temannya, saling membantu jika ada teman yang mengalami kesulitan dan saling memberikan semangat. Untuk mengetahui tingkat kemajuan akademik siswa dapat dilakukan evaluasi. Evaluasi yang diberikan dapat berupa kuis secara mandiri. 8. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga metode pembelajaran kooperatif. Menurut Arends (2008: 6) kelebihan dari metode pembelajaran kooperatif adalah menguntungkan bagi siswa berprestasi rendah maupun tinggi yang mengerjakan tugas akademik bersamasama. Mereka yang berprestasi tinggi mengajari teman-temannya yang berprestasi lebih rendah, sehingga memberikan bantuan khusus dari sesama teman yang memiliki minat. Dalam prosesnya, mereka yang berprestasi lebih tinggi juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
memperoleh hasil secara akademik karena bertindak sebagai tutor menuntut untuk berpikir lebih mendalam tentang hubungan di antara berbagai ide dalam subjek tertentu. Memberikan kesempatan kepada siswa-siswa dengan latar belakang dan kondisi yang beragam untuk bekerja secara interdependen pada tugas yang sama dan
melalui
penggunaan
reward
kooperatif,
belajar
untuk
saling
menghargai.Mengajarkan keterampilan kerja sama dan kolaborasi kepada siswa.Meningkatkan
kerja
sama
karena
menghargaidan
mendukung
perkembangan inteligensi interpersonal, salah satu di antara delapan multiple intelligence. Bila dibandingkan dengan pembelajaran yang masih bersifat konvensional pembelajaran koopertif memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan pembelajaran kooperatif dilihat dari aspek siswa adalah memberi peluang kepada siswa agar mengemukkan dan membahas suatu pandangan dan pengalaman yang diperoleh siswa belajar secara bekerjasama dalam merumuskan ke arah satu pandanagn kelompok (Cilibert Macmilan, 1993 dalam Isjoni, 2008: 157). Metode pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. “Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi rekan sebayanya” (Isjoni, 2008: 157). Apabila diatur dengan baik, siswa-siswa dalam kelompok koopertif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok telah menguasai konsep-konsep yang telah dipikirkan, pembelajaran koopertif juga dapat digunakan sebagai cara utama dalam mengatur kelas untuk pengajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pembelajaran
kooperatif
memiliki
kelebihan
yang
sangat
besar
24
untuk
mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan atara siswa-siswa pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka, ini jelas melengkapi alasan pentingnya untuk menggunakan pembelajaran kooperatif dalam kelas-kelas yang berbeda(Slavin, 2009 :4-5). Untuk
kekurangan
metode
pembelajaran
kooperatif
menurut
Robinson&Clinkenbeard (1998 dalam Arends, 2008: 12) adalah siswa-siswa yang pintar belum tentu mendapatkan manfaat dari bekerja di kelompok heterogen dan bahwa menerapkan pembelajaran kooperatif pada siswa-siswa berbakat dapat dianggap sebagai sebuah bentuk eksploitasi. Hal ini dapat terjadi pada beberapa kelompok siswa, siswa yang malas untuk mengerjakan tugas biasanya menyerahkan sepenuhnya tugas tersebut kepada siswa yang rajin dan mereka hanya menitipkan nama, tanpa menyumbang sedikitpun ide. Pendapat yang sesuai dengan hal tersebut diungkapkan oleh Salvin (2009: 40) bahwa kekurangan dari model pembelajaran kooperatif, yaitu dapat memicu munculnya “pengendara bebas” atau para pembonceng di mana sebagian anggota kelompok melakukan semua atau sebagian besar dari seluruh pekerjaansementara yang lainnya hanya tinggal mengendarainnya. Pengaruh pengendara bebas merupakan suatu hal yang paling mungkin muncul ketika kelompok memiliki tugas tunggal, seperti ketika mereka diminta mengumpulkan laporan tunggal, menyelesaikan lembar kegiatan tunggal, atau mengerjakan satu proyek saja. Penugasan semacam ini juga dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
menciptakan situasi dimana para siswa yang dianggap sebagai anak yang kurang mampu tidak dipedulikan oleh anggota kelompok yang
9. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif Agar metode pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan belajar, maka guru perlu memperhatikan beberapa langkah pembelajaran kooperatif yang diungkapkan oleh ahli. Arends (2008: 6) menjelaskan beberapa langkah pembelajaran kooperatif antara lain: 9.1 Pelajaran dimulai dengan guru membahahas tujuan-tujuan pembelajaran dan membangkitkan motivasi belajar siswa. 9.2 Fase ini diikuti oleh presentasi informasi, sering kali dalam bentuk teks daripada ceramah. 9.3 Siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok belajar. 9.4 Dalam langkah berikutnya, siswa dibantu oleh guru, bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas interdependen. 9.5 Presentasi hasil akhir kelompok untuk menguji segala yang sudah dipelajari siswa 9.6 Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu. Dalam buku Suprijono (2009: 65-66) menjelaskan enam fase langkah pembelajaran kooperatif, antara lain: 1. Fase pertama, guru mengklarifikasi maksud pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena peserta didik harus memahami dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
2. Fase kedua, guru menyampaikan informasi.Informasi yang disampaikan guru merupakan isi akademik. 3. Fase ketiga, pada fase ini guru perlu menjelaskan bahwa peserta didik harus saling bekerja sama di dalam kelompoknya. Penyelesaian tugas kelompok merupakan tujuan kelompok. Setiap anggota kelompok memiliki akuntasbilitas individual untuk mendukung tercapainya tujuan kelompok. Pada fase ketiga ini terpenting jangan sampai ada anggota yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya. 4. Fase empat, guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan atau meminta beberapa peserta didik mengulangi hal yang sudah ditunjukkannya. 5. Fase kelima, guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten dengan tujuan pembelajaran. 6. Fase enam, guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada peserta didik. Variasi struktur reward bersifat individualitas, kompetitif dan kooperatif. Struktrur reward individualistis terjadi apabila dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang lain. Struktur reward kompetitif adalah jika peserta didik diakui usaha individualnya berdasarkan perbandingan dengan orang lain. Struktur reward kooperatif diberikan kepada tim meskipun anggota tim-timnya saling bersaing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Secara umum langkah-langkah dalam metode pembelajaran kooperatif ini awalnya guru menjelaskan maskud dari pembelajaran kooperatif dengan menyajikan informasi, guru juga harus menjelaskan bahwa siswa harus bekerja dalam kelompok dan setiap siswa memiliki kemampuan untuk mendukung tercapainya tujuan belajar. Guru juga harus menegaskan bahwa dalam tugas kelompok siswa tidak boleh hanya menggantungkan tugasnya pada temannya. Setelah itu guru membimbing setiap kelompok dalam melakukan kegiatan. Untuk mengetahui kemajuan akademik siswa guru dapat mengevaluasi dengan memberikan kuis secara mandiri atau tugas yang dikerjakan dalam kelompok. Guru juga harus mempersiapkan reward untuk siswa yang memiliki kemajuan akademik, reward yang diberikan guru dapat berupa ucapan selamat, ucapan pujian atau pengakuan di depan kelas.
10. Kemampuan yang Dikembangkan dalam Pembelajaran Kooperatif Pembahasan
mengenai
kemampuan
yang
dikembangkan
dalam
pembelajaran kooperatif ini diringkas dari buku yang berjudul Assessment Pembelajaran Bab taksonomi tujuan pembelajaran halaman 60 – 67. Pada dasarnya tujuan belajar diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Kawasan tersebut terdiri dari kawasan kognitif, kawasan afektf dan kawasan psikomotorik (Uno, 2012: 60). Di bawah ini akan dijelaskan ketiga kawasan dari taksonomi tersebut, yaitu: 1. Kawasan Kognitif Kawasan kognitif merupakan salah satu kawasan yang dikembangkan oleh Benyamin S. Bloom. “Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri dari 6 tingkatan yang secara hierarkis berurut dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang palin tinggi (evaluasi)” . Tingkat tersebut adalah: a. Tingkat pengetahuan (knowledge) Dalam hal ini pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuannya yang pernah diterimanya. b. Tingkat pemahaman (comprehension) Pengertian pemahaman di sini adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. c. Tingkat penerapan (applicatoin) Penerapan diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. d. Tingkat analisis (analysis) Analisis merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. e. Tingkat sintesis (synthesis)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Sintesis diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. f. Tingkat evaluasi Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya. 2. Kawasan Afektif Kawasan afektif ini dikembangkan oleh Krathwohl. Bloom menyatakan bahwa domain afektif, sama halnya dengan domain kognitif, tersusun dalam hierarkis demikian sehingga masing-masing kategori perilaku yang akan diasumsikan merupakan hasil dari kategori perilaku. Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, apersepsi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afeksi ini ada lima, dari yang paling sederhana ke kompleks. Adapun lima tingkatan afeksi tersebut adalah sebagai berikut: a. Kemauan menerima Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, mendengarkan musik atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda. b. Kemauan menanggapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, manaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di laboratorium atau menolong orang lain. c. Berkeyakinan Berkeyakinan dalam hal ini berkaitan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu. Seperti mmenunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apersepsi (penghargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan (komitmen) untuk melakukan suatu kehidupan sosial. d. Mengorgainansi Pengorganisasian merupakan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau menyadari
peranan
perencanaan
dalam
memecahkan
suatu
permasalahan. e. Tingkat karakteristik/pembentukan pola Tingkat karakteristik merupakan tingkat afeksi yang tertinggi. Pada tahap ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan
perilakunya
sesuai
dengan
sistem
dipegangnya, seperti bersikap objektif terhadap segala hal.
nilai
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
3. Kawasan Psikomotor Kawasan psikomotor dikembangkan oleh Simpson. Bloom (1956 dalam Uno, 2012: 62) menyatakan bahwa domain psikomotor ini terdiri dari enam domain mulai dari tingkatan rendah, yaitu presepsi sampai pada tingkatan yang paling tinggi, yaitu penyesuaian dan keaslian. Secara lengkap kawasan psikomotor sebagai berikut: a.
Presepsi Presepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan. Pada kawasan psikomotor terdapat dimensi dari perilaku, yaitu: (1) sensor stimulasi yang berhubungan dengan sebuah stimuli yang berkaitan dengan organ tubuh, seperti auditori, visual, taktile (“ancang-ancang” untuk bertindak),
taste (rasa), smell (bau) dan
kinestetik, (2) mengenai seleksi isyarat yakni menetapkan bagian isyarat sehingga orang harus merespon untuk melakukan tugas tertentu dari suatu kinerja. Isyarat yang sesuai dengan situasi yang dipilih sebagai penduan untuk melakukan gerakan, sedangkan isyarat yang tidak relevan dihilangkan, (3) mengenai translasi yakni berhubungan dengan presepsi terhadap aksi dalam membentuk gerakan. Dalam translasi terdapat proses mental dalam menentukan arti dari isyarat yang diterima untuk melakukan aksi. b. Kesiapan Kesiapan merupakan perilaku yang siaga untuk kegiatan atau pengalaman tertentu. Termasuk di dalamnya adalah kesiapan mental,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
kesiapan fisik atau kesiapan emosi perasaan untuk melakukan suatu tindakan.
c. Gerakan terbimbing Gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat mengikuti suatu model, kemudian meniru model tersebut dengan cara mencoba sampai dapat menguasai dengan benar suatu gerakan. d. Gerakan terbiasa Gerakan terbiasa berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan suatu kemahiran. e. Gerakan yang kompleks Gerakan yang kompleks adalah gerakan yang ada pada tingkat keterampilan yang tinggi. Gerakan itu menampilakn suatu tindakan motorik yang menuntut pola tertentu dengan tingkat kecermatan dan atau keluwesan, serta efesiensi yang tinggi. f. Penyesuain dan keaslian Pada tingkat ini individu sudah berada pada tingkat yang terampil sehingg ia sudah dapat menyesuaikan tindakannya untuk situasi-situasi yang
menuntut
persyaratan
tertentu.
Individu
sudah
dapat
mengembangkan tindakan/keterampilan baru untuk memecahkan masalah-masalah tertentu.
11. Peran Guru dalam Pembelajaran Kooperatif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Peranan guru dalam pembelajaran kooperatif sangat menentukan aktivitas siswa dalam belajar. Guru sebelumnya harus merancang pembelajaran menurut struktur pembelajaran kooperatif yang dipilih untuk mengaktivasikan atau mengaktifkan semua siswa dalam kelompok. Berkaitan dengan itu, aktivitas siswa dalam bekerjasama dapat berjalan sebagai mana mestinya apabila mempunyai prosedur yang jelas untuk dilakukan oleh anggota-anggota dalam kelompok (Isjoni, 2008: 158). Dengan demikian guru harus benar-benar mempersiapkan kegiatan pembelajaran agar dapat tercapai tujuan belajar yang sesungguhnya. Dalam bukunya Suparno (2007: 136) menjelaskan peran guru dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) sebagai fasilitator dalam pembentukan kelompok, (2) mengajari konsep dasar dan keterampilan kerjasama, (3) memonitoring kelompok berjalan atau tidak, sehingga guru dapat membantu kelompok yang tidak berjalan lancar, (4) intervensi, membantu jika diperlukan terlebih yang macet, (5) mengevaluasi kelompok dan siswa-siswa. Pada metode pembelajaran kooperatif peran guru sangatlah penting, guru dapat diartikan sebagai pemimpin karena dalam proses pembelajaran guru yang mempunyai wewenang membagi siswa dalam beberapa kelompok menurut perbedaan tingkat prestasinya maupun ragam budayanya. Guru menentukan permasalahan yang akan dibahas dalam kelompok sehingga harus dicari permasalahan yang menarik untuk dibahas di dalam kelompok. Guru diharapkan memberikan bimbingan dalam setiap kelompok agar proses belajar kelompok berjalan sesuai dengan tujuan belajar dan semua siswa dalam kelompok aktif untuk
menjalankan
kegiatan kelompok maupun dalam mengungkapkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
pendapatnya. Perlu diingat juga bahwa dalam pembelajaran ini guru hanya sebagai fasilitator yang memberikan informasi jika dibutuhkan siswa dan mediator untuk membimbing mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki.
12. Cara untuk Mengatasi Kekurangan Metode Pembelajaran Kooperatif Beberapa cara yang dapat digunakan guru dalam kaitannya untuk mengatasi kekurangan metode pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Slavin dalam Huda, 2012: 69): 12.1 Mengenali sedikit banyak karakteristik dan level kemampuan siswasiswanya. 12.2 Selalu menyediakan waktu khusus untuk mengetahui kemajuan setiap siswanya dengan mengevaluasi mereka secara individual setelah bekerja kelompok dan yang paling penting. 12.3 Mengintegrasikan metode yang satu dengan metode yang lain. Sebagai guru harus mampu mengatasi beberapa kekurangan dari metode yang digunakan. Kenyataannya memang benar yang diungkupkan oleh Slavin tersebut merupakan cara agar guru yang mengajar terhindar dari kekurangan metode kooperatif. Sebagai guru biasanya lebih mudah untuk mengenal karakteristik para siswanya begitu juga dengan level kemampuan siswanya karena guru yang menghadapi siswanya secara langsung dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal ini sangat penting karena dapat digunakan pedoman guru untuk pembentukan kelompok dan penggunaan metode yang sesuai untuk digabungkan dengan model pembelajaran kooperatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Selain itu guru juga harus memberikan perhatian lebih untuk kemajuan prestasi setiap anak didiknya denga cara memberikan evaluasi secara individual setelah mereka bekerja dalam kelompok. Evaluasi secara individual ini sangat penting karena dari hasilnya guru dapat mengetahui siswa yang belum memahami materi sehingga nantinya guru dapat memberikan bantuan dengan menjelaskan kembali materi yang belum dimengerti siswa. Guru sebaiknya tidak hanya menggunakan satu metode saja tetapi akan lebih baik guru memvariasi metode pembelajaran karena setiap anak memiliki intelegensi yang berbeda-beda dan setiap materi pembelajaran tidak bisa hanya menggunakan satu metode pembelajaran yang sama dengan materi sebelumnya.
13. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan pembelajaran di mana siswa dibiarkan belajar dalam kelompok, saling menguatkan, mendalami dan bekerjasama untuk semakin menguasai bahan (Suparno, 2007: 134). Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II merupakan motode pembelajaran dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang dipelajari, serta menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 2008). Tujuan dari pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II menurut Ibrahim (2000 dalam Dewi, 2013) mecangkup tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu: 1.
Hasil Belajar Akademik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II meskipun mencangkup tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa. Para ahli berpendapat bahwa metode ini unggul membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang metode telah menunjukkan bahwa metode struktur penghargaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dan
memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun atas yang bekerjasama menyelesaikan tugas. 2.
Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu Pembelajaran menggunakan metode ini memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik.
3.
Pengembangan Keterampilan Sosial Metode ini mengajarkan siswa memahami pentingnya memiliki keterampilan sosial, antara lain bekerjasama dan kolaborasi. Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran
kooperatf tipe Jigsaw II (Huda, 2012: 118): 1. Guru memberikan informasi yang sama atau penjelasan singkat pada siswa. 2. Siswa dikelompokkan dalam beberapa tim bisa 4 – 5 orang setiap kelompok tergantung sub bab yang akan dibahas. 3. Setiap siswa dalam kelompok diberikan materi dan tugas yang berbeda. Setiap anggota kelompok fokus pada sub bab yang berbedabeda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
4. Anggota kelompok yang berbeda mempelajari sub bab yang sama, bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab yang mereka bahas. 5. Setelah selesai berdiskusi dengan kelompok ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu kelompok mereka tentang sub bab yang mereka kuasai. Sementara, setiap anggotalainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. 6. Kuis yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan pemahaman siswa. 7. Guru memberikan evaluasi. Langkah-langkah metode kooperatif tipe Jigsaw II dapat di gambarkan dalam siklus. Siklus yang disajikan tidak berulang, jadi hanya untuk satu kali penggunaan metode. Gambar 1. Siklus Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Metode kooperatif Jigsaw II
38
tipe
Penjelasan singkat oleh guru
Pembagian kelompok asal
Pembagian materi pada setiap anggota kelompok
Penyampaian hasil diskusi di kelompok asal
Diskusi kelompok ahli
Pembentukan kelompok ahli berdasar materi
Kuis dan penghargaan
Evaluasi oleh guru
Berikut merupakan keunggulan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II: 1. Dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemamampuan akademis siswa (Ibrahim dkk, 2000dalam Dewi, 2013). 2. Para siswa dalam mempelajari materi dengan berkelompok jauh lebih baik daripada siswa yang belajar sendiri karena belajar dengan temannya akan memperoleh hasil yang lebih baik (Slavin, 2009). 3. Pokok-pokok pikiran yang telah diperbincangkan dan dibahas dalam kelompok kecil merupakan pendapat yang lebih matang dan dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
dipertanggungjawabkan dibanding dengan buah pikiran sendiri (Jusuf, 1982 dalam Kristina Yuwita, 2008: 22).
Untuk kelemahan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II: 1. Banyak siswa tidak senang disuruh bekerjasama dengan teman lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam kelompok mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa berkecil hati ditempatkan dalam grup dengan siswa yang lebih pandai (Fatirul, 2008). 2. Pembelajaran ini biasanya sulit dikendalikan dan membutuhkan waktu yang cukup dengan persiapan yang matang sebelum metode ini dilaksanakan dalam pembelajaran (Lestari, 2010).
Menurut Dewi (2013), cara mengatasi kelemahan metode kooperatif tipe Jigsaw II, antara lain: 1.
Guru
senantiasa
mempelajari
teknik-teknik
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II di kelas dan menyesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. 2.
Pembagian jumlah siswa yang merata, dalam artian tiap kelas merupakan kelas heterogen.
3.
Diadakan sosialisasi atau penjelsan mengenai teknik metode kooperatif tipe jigsaw II kepada pihak yang terkait.
14. Pemahaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 998), pemahaman diartikan sebagai proses, perbuatan memahami atau memahamkan. Menurut Sanjaya (2011: 70), pemahaman yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu. Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah adalah agar siswa memiiki kemampuan untuk memahami hal yang mereka pelajari. Sedangkan dalam bukunya Purwanto (2006: 44) menjelaskan bahwa pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswamampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini siswa tidak hanya hafal secara verbalitis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. Pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya (Uno, 2012: 61). Dalam Daryanto (2007: 106-108), menyatakan bahwa untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa bentuk soal yang digunakan adalah pilihan ganda dan uraian. Kemampuan pemahaman tersebut dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu: 1. Menerjemahkan (translation) Pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan arti bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Namun siswa mampu untuk mengalihkan konsep yang dirumusakan dengan kata-kata ke dalam grafik. Misalnya menggambarkan data nilai suhu dan waktu ke dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
grafik. Sehingga akan tampak hubungan antara pemahaman dan aplikasi (penerapan). 2. Menginterpretasi (interpretation) Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan karena siswa dituntut untuk mengenal dan memahami. Misalnya diberikan suatu grafik hubungan waktu dan kecepatan, siswa akan dengan mudah menafsirkan grafik tersebut apabila mereka mengenal dan memahami grafik tersebut. 3. Mengekstrapolasi (extrapolation) Kemampuan ini berbeda dengan menerjemahkan dan menafsirkan yang mana lebih tinggi sifatnya. Di sini menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Misalnya siswa memberikan contoh penerapan
konsep
fisika
dalam
kehidupan
sehari-hari
serta
penjelasannya. Kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk mengukur kemampuan ini adalah
memperhitungkan,
memperkirakan,
menduga,
menyimpulkan,
meramalkan, membedakan, menentukan, mengisi dan menarik kesimpulan (Daryanto, 2007: 108). Dari beberapa pendapat ahli mengenai pemahaman, dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan kemampuan siswa untuk memahami materi atau konsep yang dipelajarinya. Kemampuan pemahaman yang dapat dimiliki siswa yaitu mampu untuk menjelaskan konsep, mampu menafsirkan dan mampu menerapkan konsep tersebut untuk menyelesaikan soal atau permaalahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
15. Minat Djamarah (2011: 166) menjelaskan bahwa minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas, dengan katalain siswa akan memiliki rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sukardi (dalam Susanto, 2013: 57) menyatakan bahwa minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya (Susanto, 2013: 58). Berdasar Siregar (2011: 176), minat adalah kecenderungan dan kegariahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk sesuatu. Terdapat dua hal yang harus diperhatikan, sebagai berikut: 1. Minat pembawaan. Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungan. 2. Minat yang muncul karena adanya pengaruh dari luar. Minat seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh lingkungan dan kebutuhan. Spesialisasi bidang studi yang menarik minat seseorang akan dapat dipelajari dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika bidang studi yang tidak sesuai dengan minatnya, tidak mempunyai daya tarik baginya. Minat
merupakan kegairahan, keinginan dan ketertarikan dalam
mempelajari sesuatu sehingga menimbulkan rasa puas. Para siswa yang berminat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
belajar fisika memiliki antusias tinggi dengan aktif saat mengikuti pembelajaran yang ditandai siswa bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau temannya. Ketika guru memberikan beberapa tugas siswa akan mengerjakan tugas tersebut dengan baik.
16. Sikap Kerjasama Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 681), mengartikan kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam buku Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II (2007: 174) menjelaskan bahwa kerjasama adalah keadaan atau situasi di mana setiap anggota kelompok saling membantu satu sama lain. Sedangkan menurut buku Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian IV (2007: 425), kerjasama adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Indikator kerjasama adalah: 1. Kontribusi dalam menyelesaikan tugas bersama dengan orang lain melalui musyawarah dan mufakat. 2. Membina keutuhan dan kekompakan kelompok. 3. Tidak mendikte dan mendominasi kelompok. 4. Mau menerima pendapat orang lain.
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa kerjasama merupakan kegiatan interaksi anggota kelompok yang saling membantu untuk memecahkan masalah. Sehingga sikap kerjasama yang dapat diterapkan kepada siswa adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa bersama temannya dalam kelompok untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
menyelesaikan tugas. Agar kerjasama dalam kelompok terlaksana dengan baik maka setiap siswa harus mau memberikan ide dan menerima pendapat temannya.
17. Materi Pembelajaran Materi tentang cermin cekung ini diringkas dari buku IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII dalam bab cahaya halaman 198-202 yang dikarang oleh Marthen, Kanginan. 1. Cermin Cekung Cermin cekung merupakan cermin yang permukaan mengkilapnya (bagian depan) melengkung ke dalam. Bagian permukaan mengkilap yang ada pada permukaan cermin cekung merupakan permukaan yang memantulkan cahaya. Bagian-bagian dari cermin cekung yaitu titik pusat kelengkungan cermin (diberi lambang M), titik pusatbidang cermin (diberi lambang O) dan titik fokus cermin (diberi lambang F). Di bawah ini merupakan gambar bagian dari cermin cekung:
Gambar 2. Bagian-bagian cermin cekung Hukum pemantulan cahaya juga berlaku pada cermin cekung. Pada cermin cekung garis normal yaitu garis yang tegak lurus pada bidang cermin, adalah garis yang menghubungkan titik jatuhnya sinar dengan titik pusat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
kelengkungan cermin (titik M). Jadi tidak seperti cermin datar yang arah garis normalnya hanya satu, garis normal pada cermin cekung berubah-ubah bergantung pada titik jatuhnya sinar pada cermin. Jika sinar jatuh dititik B maka garis normalnya adalah garis BM. Jika sinar jatuh di titik D maka garis normalnya adalah garis DM, seperti gambar di bawah ini:
Gambar 3. Hukum pemantulan pada cermin cekung (sudut pantul = sudut datang) 2. Tiga Sinar Istimewa Pada Cermin Cekung Pemantulan cahaya pada cermin cekung memiliki aturan tertentu yang disebut sinar istimewa pada cermin cekung. Ada tiga sinar istimewa pada pemantulan cahaya yang sangat penting untuk melukis pembentukan bayangan pada cermin cekung, yaitu: 1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. Berikut gambarnya:
Gambar 4. Sinar istimewa1 cermin cekung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
2. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama. Berikut gambarnya:
Gambar 5. Sinar istimewa 2 cermin cekung 3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (M) dipantulkan melalui sinar itu pula. Berikut gambarnya:
Gambar 6. Sinar istimewa 3 cermin cekung Pada setiap sinar-sinar istimewa pada cermin cekung hal yang penting adalah siswa mampu menggambarkan sinar-sinar istimewa yang terjadi pada cermin cekung.
3. Melukis Pembentukan Bayangan Pada Cermin Cekung Bayangan pada cermin cekung terjadi karena perpotongan sinar-sinar pantul konvergen atau perpotongan perpanjangan sinar-sinar pantul di balik cermin. Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung tergantung pada letak bendanya. Ada beberapa lukisan pembentukan bayangan beserta sifat bayangannya, antara lain: a. Benda terletak pada jarak lebih besar dari titik pusat kelengkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
cermin (M)
Sifat bayangan yang terbentuk: nyata, terbalik dan diperkecil
b. Benda terletak tepat pada titik pusat kelengkungan cermin cekung (M)
Sifat bayangan yang terbentuk: nyata, terbalik dan sama besar dengan benda
c.
Benda terletak di antara titik pusat kelengkungan cermin cekung(M) dan titik fokus (F)
Sifat bayangan yang terbentuk: nyata, terbalik dan lebih besar
d. Benda terletak tepat di titik fokus utama (F)
Sifat bayangan yang terbentuk: jauh tak terhingga
e. Benda terletak di antara titik fokus utama (F) dan titik potong cermin cekung (O)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Sifat bayangan yang terbentuk: maya, tegak dan lebih besar
Keterangan gambar di atas: A = benda A’= bayangan benda O = titik pusat bidang cermin F = titik fokus cermin M = titik pusat kelengkungan cermin Dari lukisan pembentukan bayangan di atas dapat disimpulkan bahwa semakin benda menjahui cermin cekung maka bayangan akan kecil dan benda semakin mendekati cermin cekung bayangan akan semakin besar. Hal penting dalam pembentukan bayangan cermin cekung ini siswa mampu menggambarkan pembentukan bayangan yang terjadi ketika benda berada di sebelah kiri titik pusat kelengkungan cermin, benda berada di pusat kelengkungan cermin, benda berada di antara pusat kelengkungan cermin dan titik fokus dan benda berada di sebelah kanan titik fokus serta sifat-sifat bayangannya. 4. Persamaan Jarak Bayangan Cermin Cekung Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’), dan jarak fokus (f) untuk cermin cekung dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Gambar 7. Pembentukan bayangan pada cermin cekung Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
f = R=2xf keterangan: f = jarak fokus utama yang diukur dari titik O sampai titik F. s = jarak benda yang diukur dari titik O sampai benda s’= jarak bayangan yang diukur dari titik O sampai bayangan benda yang terbentuk. R = jari-jari kelengkungan cermin cekung. Bernilai positif Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi bayangan dan tinggi bendanya. Jika tinggi bayangan diberi lambang h ’ dan tinggi benda diberi lambang h, perbesaran bayangan dirumuskan dengan:
M keterangan: M = perbesaran bayangan h’ = tinggi bayangan h = tinggi benda
=
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Hal penting dalam topik ini bahwa siswa tidak hanya tahu mengenai beberapa persamaan yang ada akan tetapi mampu menghitung letak bayangan benda (Si), tinggi bayangan (hi) dan menentukan sifat bayangannya dalam soal. 5. Manfaat Cermin Cekung di Kehidupan Sehari-Hari Pemanfaatan cermin cekung cukup banyak diantaranya:
Untuk berdandan.
Dokter gigi menggunakannya untuk melihat gigi
Digunakan sebagai pemantul pada lampu sorot mobil dan lampu senter.
Sebagai antena parabola penerima sinyal radio.
Sebagai pengumpul sinar matahari pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Apabila metode kooperatif dapat diterapkan dengan baik maka tujuan pembelajaran fisika akan tercapai antara lain siswa mampu menjelaskan, melakukan percobaan dan pengamatan. Selain itu metode ini dapat meningkatkan prestasi siswa, mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri.Pada metode pembelajaran kooperatif mampu mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa sesuai dengan tujuan belajar, sesuai dengan taksonomi Bloom yaitu kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik. Untuk mengetahui pencapaian tujuan tersebut peneliti mengukur perubahan tingkat pemahaman, perubahan minat dan sikap kerjasama siswa. Pengukuran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
tersebut didasarkan pada tujuan belajar ranah kognitif berkaitan dengan pemahaman, ranah afektif berkaitan dengan minat dan sikap kerjasama siswa. Dengan mengetahui kelebihan metode pembelajaran kooperatif maka penelitian akan menerapkan metode pembelajaran kooperatif dengan tipe Jigsaw II untuk materi cermin cekung. Materi cermin cekung dipilih karena materi ini sesuai dengan jadwal pelaksanaan penelitian yang disusun peneliti. Untuk tipe Jigasaw II dipilih karena beberapa keungulan metode ini cocok diterapkan pada materi dan mendapat masukan dari guru fisika di sekolah tersebut bahwa metode kooperatif tipe jigsaw II akan membantu siswa memahami materi cermin cekung. Diharapkan dengan metode ini dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi cermin cekung, meningkatkan minat belajar dan sikap kerjasama. Metode kooperatif tipe jigsaw II akan diimplementasikan pada pembelajaran fiaika materi cermin cekung kelas VIII G di SMP Negeri 1 Kebonarum dengan jumlah siswa 23 orang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan uji coba penerapan suatu metode untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pemahaman, minat dan sikap kerjasama dalam pembelajaran. Jenis penelitian merupakan penelitian kuasi eksperimen. Dikatakan eksperimen karena ada perlakuan khusus pada subjek penelitian. Sedangkan kuasi eksperimen adalah penelitian yang mana peneliti tidak mempunyai keleluasaan untuk memanipulasi subjek dan variabel-variabel yang lain (Prehati, 2013). Karena itu penelitian ini tidak bisa mengambil subjek secara acak tetapi menggunakan seluruh subjek dalam kelompok yang utuh untuk diberi perlakuan. Dalam penelitian ini kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilihkan oleh guru yang ada disekolah tersebut. Untuk guru fisika yang mengajar kedua kelas berbeda, hal ini menyebabkan kelas eksperimen terlebih dahulu mencapai materi cermin cekung daripada kelas kontrol, sehingga membuat proses penelitian yang dilakukan peneliti diadakan dalam waktu yang berbeda. Untuk jumlah pertemuan saat penelitian juga berbeda yang mana kelas eksperimen terjadi enam kali pertemuan sedangkan kelas kontrol dua kali pertemuan. Datayang didapatkan berupa angka atau skor terdiri dari nilai pretest dan posttest siswa, kuisoner minat dan kuisoner sikap kerjasama siswa dianalis secara kuantitatif. Untuk hasil analisis dalam penelitian ini secara kualitatif yang berupa penjelasan mengenai perubahan tingkat pemahaman siswa, perubahan minat dan
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
sikap kerjasama siswa dalam pembelajaran.Data yang didapatkan dianalisis menggunakan statistik.
2.
Waktu dan Tempat Penelitian
2.1 Waktu Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Kebonarum Klaten pada bulan Maret 2014 – Mei 2014. 2.2 Tempat Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Kebonarum Klaten.
3.
Subjek Penelitian Subjek menunjuk pada suatu kelompok di mana informasi atau data dapat
kita dapatkan (Suparno, 2010: 43). Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMP N 1 Kebonarum kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen adalah kelas VIII G sebanyak 23 orang dan kelas kontrol adalah kelas VIII D sebanyak 31 orang.
4. Desain Penelitian 4.1 Tahap Observasi Kelas Pada tahap observasi kelas, peneliti melakukan observasi mengenai pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui kondisi siswa, ruangan kelas dan lain-lainnya untuk membantu dalam melaksanakan penelitian nantinya. 4.2 Tahap Penyusunan Instrumen Pada tahap penyusunan instrumen peneliti membuat instrumen pembelajaran seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
(LKS). Selain itu peneliti juga membuat instrumen pengambilan data, seperti kuisoner minat siswa dan sikap kerjasama, soal pretes dan posstest. 4.3 Tahap Pretest Pada tahap ini peneliti memberikan pretest kepada seluruh siswa kelas VIII yang menjadi subjek penelitian. Pretset dilakukan sebelum peneliti menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan metode ceramah. 4.4 Tahap Pengambilan Data Kuesioner Minat Belajar Siswa Tahap Pertama Pada tahap ini, peneliti memberikan kuesioner kepada seluruh siswa untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran fisika sebelum mengalami proses pembelajaran fisika dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan metode ceramah. 4.4 Tahap Proses Pembelajaran Tahap proses pembelajaran ini peneliti melakukan pembelajaran di kelas dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II untuk kelas VIII G. Sedangkan kelas VIII D dengan menggunakan metode ceramah. 4.5 Tahap Posttest Pada tahap ini peneliti memberikan posttest kepada seluruh siswa kelas VIII G dan VIII D untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II dan metode ceramah. 4.6 Tahap Pengambilan Data Kuesioner Minat Siswa Tahap Dua dan Kuesioner Sikap Kerjasama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Peneliti memberikan kuesioner kepada seluruh siswa untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Selain itu memberikan kuioner untuk mengetahui sikap kerjasama siswa dalam pembelajaran di kelas eksperimen. 4.7 Tahap Analisis Pada tahap analisis, peneliti melakukan anlisis data yang sudah diperoleh. Data-data tersebut berupa data hasil pretest dan posttest siswa, kuisoner minat dan kuisoner sikap kerjasama.
Kemudian peneliti menyimpulkan hasil
analisispemahaman, minat dan sikap kerjasma siswa dalam pembelajaran.
5. Treatment Treatment adalah perlakukan peneliti kepada subyek yang akan diteliti agar nantinya didapatkan data yang diinginkan. Treatment dapat berwujud metode pengajaran tertentu kepada siswa, untuk melihat apa dampaknya metode itu dibandingkan metode pengajaran biasa (Suparno, 2010: 51-52). Pada penelitian ini treatment yang dilakukan peneliti menggunkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam mengajar materi cermin cekung. Treatment yang diberikan kepada siswa disusun dengan urutan sebagai berikut: 1. Guru memberikan informasi awal kepada siswa mengenai pembelajaran yang akan dilakukan. Guru juga memberikan penjelasan sedikit mengenai materi. 2. Peneliti membagi siswa ke dalam kelompok kecil (disebut kelompok awal) yang mana satu kelompok terdiri dari 4 – 5 anggota. Pembagian kelompok berdasarkan nilai rapor siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
3. Peneliti memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-masing anggota
kelompok.
Setiap
LKS
dari
anggota
kelompok
berisi
permasalahan yang berbeda-beda. 4. Peneliti membagi anggota kelompok asal ke dalam kelompok ahli. Pembagian kelompok ahli ini berdasarkan lembar kerja yang sama. 5. Pada kelompok ahli siswa berdiskusi untuk membahas permasalahan yang mereka peroleh disertai dengan bimbingan oleh peneliti. 6. Setelah anggota dari kelompok ahli selesai mendiskusikan permasalahan, mereka kembali ke kelompok asal untuk memberikan penjelasan materi yang didapat dari hasil diskusi. 7. Mengadakan kuis. Kuis bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman setiap siswa setelah melakukan diskusi kelompok asal. 8. Pemberian penghargaan. Penghargaan diberikan kepada kelompok yang anggotanya mengalami banyak peningkatan pemahaman. Sedangkan pembelajaran materi cermin cekung dengan metode ceramah secara umum langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Peneliti menjelaskan materi mengenai cermin cekung untuk dua kali pertemuan. 2. Peneliti memberikan kesempatan untuk siswa bertanya mengenai materi yang belum dimengerti. 3. Peneliti memberikan contoh soal latihan. Kemudian siswa mengerjakan soal latihan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
6. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpukan data dalam penelitian (Suparno, 2010: 56). Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian berupa instrument tes yaitu pretest dan posttest dan nontes yaitu kuisoner minat dan kuisoner sikap kerjasama. Instrumen tersebut antara lain: 6.1 Instrumen Pembelajaran 1. Silabus Pembelajaran kelas VIII (terlampir) 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP (terlampir) 3. Lembar Kerja Siswa atau LKS (terlampir) 4. Handout (terlampir) 6.2 Instrumen Pengumpulan Data 1. Pretestdan Posttest Pretest dan posttest bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan. Pretest dalam penelitian ini berguna untuk mengukur
kemampuan
awal
dari
siswa
sebelum
diberikan
treatment,
sedangkanposttest berguna untuk mengukur kembali kemampuan siswa setelah diberikan treatment. Pretest dan posttest terdiri dari lima butir tes dan berbentuk uraian dengan skor maksimal 100 dan minimum 0. Kemampuan yang diukur dalam pretest dan posttest adalah kemampuan kognitif mengenai kemampuan memahami dan menguasai bahan ajar. Pembuatan soal pretest dan posttestberdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi disajikan pada tabel 1 berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tabel 1. Kisi-kisi Soal Pretestdan Posttest Kompetensi Dasar Menyelidiki sifatsifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa.
Indikator
Pertanyaan
1. Menggambarkan tiga 1. Gambarkan tiga sinar sinar istimewa pada istimewa pada pemantulan cahaya pemantulan cahaya cermin cekung cermin cekung! a. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus F! b. Sinar datang melewati titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama! c. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (M) akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut! 2. Menggambarkan 1. Sebuah benda yang pembentukan tingginya 2 cm terletak bayangan cermin di depan cermin cekung serta cekung. Cermin cekung menyebutkan sifattersebut memiliki jarisifat bayangannya. jari kelengkungan 9 cm. Gambar dan sebutkan sifat bayangan, jika: a. Benda terletak pada jarak 11 cm dari cermin cekung! b. Benda terletak pada jarak 7 cm dari cermin cekung! c. Benda terletak pada jarak 9 cm dari cermin cekung atau berada di titik pusat kelengkungan cermin 3. Menggambarkan pembentukan bayangan cermin
1. Perhatikan gambar di bawah!
Nomer Soal 1
2
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kompetensi Dasar
Indikator
Pertanyaan
58
Nomer Soal
cekung serta menentukan letak benda agar terbentuk bayangan M
F
Apabila kamu ingin membentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar oleh cermin cekung, dimanakah benda harus diletakkan? Salinlah gambar di atas dan lukiskan sampai terjadinya bayangan tersebut! Jarak titik O ke titik F 5 cm, jarak titik F ke titik M 5 cm. Tinggi benda sebesar 1 cm. 4. Melakukan 1. Sebuah benda yang penyelesaian secara tingginya 2 cm sistematik tentang diletakkan 6 cm di jarak bayangan, depan sebuah cermin perbesaran cekung yang jarak bayangan dan tinggi fokusnya 4 cm. bayangan pada Hitunglah: cermin a. jarak bayangan! b. perbesarannya! c. tinggi bayangan! sifatnya 5. Menyebutkan 1. Sebutkan empat contoh penerapan penggunaan cermin cermin cekung cekung dalam dalam kehidupan kehidupan sehari-hari sehari-hari yang kamu ketahui!
4
5
Berdasarkan kisi-kisi soal pretest dan posttest diatas berikut ini merupakan instrument penilaian dari soal tersebut. Instrumen penilaian ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
digunakan untuk menilai hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal pretest dan posttest : Tabel 2. Instrumen Penilaian Soal Pretest Dan Posttest No Soal Kunci jawaban 1. Gambarkan tiga sinar istimewa a. Sinar datang sejajar sumbu pada pemantulan cahaya cermin utama akan dipantulkan cekung! melalui titik fokus F. a. Sinar datang sejajar sumbu Gambar: utama akan dipantulkan melalui titik fokus F. Gambar: b. Sinar datang melewati titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama. Gambar: c. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (M) akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut. Gambar:
Jumlah nilai 2. Sebuah benda yang tingginya 2 cm terletak di depan cermin cekung.
Penilaian 5
b. Sinar datang melewati titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama. Gambar:
5
c. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (M) akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut. Gambar:
5
15 a. Benda terletak pada jarak 11 cm dari cermin cekung - Gambar:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Soal Cermin cekung tersebut memiliki jari-jari kelengkungan 9 cm. Gambar dan sebutkan sifat bayangan, jika: a. Benda terletak pada jarak 11 cm dari cermin cekung - Gambar: - Sebutkan sifat bayangan: b. Benda terletak pada jarak 7 cm dari cermin cekung - Gambar: - Sebutkan sifat bayangan:
Kunci jawaban
-
Sebutkan sifat bayangan: Nyata Terbalik Diperkecil b. Benda terletak pada jarak 7 cm dari cermin cekung - Gambar:
60
Penilaian 3,5
1,5
3,5
-
c. Benda terletak pada jarak 9 cm dari cermin cekung atau berada di titik pusat kelengkungan cermin -
Gambar: Sebutkan sifat bayangan:
Sebutkan sifat bayangan: Nyata Terbalik Diperbesar c. Benda terletak pada jarak 9 cm dari cermin cekung atau berada di titik pusat kelengkungan cermin - Gambar:
-
Jumlah nilai
Sebutkan sifat bayangan: Nyata Terbalik Sama besar dengan benda
1,5
3,5
1,5
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No Soal 3. Perhatikan gambar di bawah!
Kunci jawaban - Gambar:
61
Penilaian
4
M
F
Apabila kamu ingin membentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar oleh cermin cekung, dimanakah benda harus diletakkan? Salinlah gambar di atas dan lukiskan sampai terjadinya bayangan tersebut! Jarak titik O ke titik F 5 cm, jarak titik F ke titik M 5 cm. Tinggi benda sebesar 1 cm. - Gambar: - Letak benda:
- Letak benda: Di antara titik O dan titik F
Jumlah nilai 4. Sebuah benda yang tingginya 2 Diketahui: cm diletakkan 6 cm di depan h = 2 cm sebuah cermin cekung yang s = 6 cm jarak fokusnya 4 cm. Hitunglah: f = 4 cm a. jarak bayangan! Ditanya: b. perbesarannya! a. jarak bayangan (s’)? c. tinggi bayangan! b. perbesaran (M)? d. sifatnya! c. tinggi bayangan (h’)? d. sifat? Jawab: a.jarak bayangan (s’)
1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2
cm b. perbesaran (M)
1 1 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Soal
Kunci jawaban M= M c.tinggi bayangan (h’)
62
Penilaian 1 1
2
d. sifat bayangan Nyata Terbalik Diperbesar
Jumlah nilai 5. Sebutkan empat penggunaan cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari yang kamu ketahui!
1. Untuk berdandan 2. Dokter gigi menggunakannya untuk melihat gigi 3. Pemantul pada lampu sorot mobil dan lampu senter 4. Sebagai antena parabola penerima sinyal radio Siswa memberi jawaban salah nilai 1 Jumlah nilai
3 25 1 1 2 1
5
Nilai akhir siswa =
2. Kuesioner Minat Siswa Kuiesioneryang digunakan untuk mengetahui minat siswa setelah diberikan treatmen ini terdiri dari 20 item.Kuisoner ini diberikan sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mengetahui minat awal dan akhir siswa. Pembuatan kuesioner minat diperlukan kisi-kisi kuesioner minat. Berdasar pendapat para ahli yang telah dipaparkan pada landasan teori bab II tentang pengertian minat, aspek yang dinyatakan dalam kuesioner berkaitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
dengan perasaan senang, ketertarikan, dan keinginan kuat. Kisi-kisi minat belajar ditunjukkan seperti tabel di bawah ini: Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Minat Aspek
Indikator
Minat belajar
Keinginan atau ketertarikan Memperhatikan Senang
Pernyataan No Item Positif No Item Negatif 1,9,13,14 8,11,16,17,19 3,6,7 18 2,4,12, 20 5,10,15
Tabel 4. Kuesioner Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika Sebelum Treatmen Mata Pelajaran: Fisika
Nama : Kelas :
Petunjuk Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan cara (√) pada kotak pilihan jawaban. Terima kasih. Keterangan pilihan jawaban: STS= sangat tidak setuju TS = tidak setuju R = ragu-ragu S = setuju SS = sangat setuju No Pernyataan STS TS 1. Saya tertarik pada materi pelajaran fisika 2. Saya senang mengikuti pembelajaran fisika di dalam kelas 3. Saya mudah memahami pelajaran fisika dengan metode mengajar yang digunakan guru 4. Saya lebih senang membaca buku fisika daripada membaca buku pelajaran lain 5. Saya tidak suka mencari buku bacaan lain untuk menambah pengetahuan tentang materi fisika 6. Ketika proses pembelajaran fisika berlangsung, saya memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru 7. Saya bertanya kepada guru apabila ada materi yang
R
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
16. 17. 18. 19. 20.
Pernyataan STS TS belum saya mengerti Saya sering tidak berangkat sekolah saat ada pelajaran fisika Saya mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru dengan teliti Saya merasa bosan ketika pembelajaran fisika berlangsung Saya tidak tertarik untuk mengerjakan soal fisika di depan kelas
R
64
S
Ketika pelajaran fisika saya lebih senang duduk di depan agar memahami penjelasan yang diberikan guru Saya berperan aktif dalam pembelajaran fisika Ketika mengerjakan soal ujian saya akan mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi fisika Saya merasa tidak bersemangat mengikuti pembelajaran fisika dengan metode yang digunakan guru Saya tidak pernah berdiskusi dengan teman saat proses pembelajaran fisika Saya akan mendahulukan mengerjakan tugas biologi daripada tugas fisika Saya sering tidak mencatat penjelasan materi yang diberikan oleh guru Ketika teman saya bertanya tentang materi fisika, saya tidak tertarik untuk memberikan jawaban Setelah pulang sekolah saya meluangkan waktu untuk mengulang materi fisika yang sudah diajarkan guru
Tabel 5. Kuesioner Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika Setelah Treatmen Mata Pelajaran: Fisika
Nama : Kelas :
Petunjuk Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan cara (√) pada kotak pilihan jawaban. Terima kasih. Keterangan pilihan jawaban: STS= sangat tidak setuju TS = tidak setuju R = ragu-ragu
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
S = setuju SS = sangat setuju No Pernyataan STS TS 1. Saya tertarik pada materi pelajaran fisika 2. Saya senang mengikuti pembelajaran fisika di dalam kelas dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II yang digunakan oleh guru 3. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II membuat saya mau untuk memahami materi fisika yang sebelumnya tidak saya pahami 4. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II membuat saya senang membaca buku fisika daripada membaca buku pelajaran lain 5. Saya tidak suka mencari buku bacaan lain untuk menambah pengetahuan tentang materi fisika 6. Ketika proses pembelajaran fisika menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II, saya memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru 7. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II membuat saya sering bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum saya mengerti 8. Apabila guru menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dalam pelajaran fisika, saya akan sering membolos sekolah 9. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II membuat saya mampu mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru dengan teliti 10. Saya merasa bosan ketika pembelajaran fisika dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II yang digunakan guru 11. Metode kooperatif tipe jigsaw II yang digunakan guru membuat saya tidak tertarik untuk mengerjakan soal fisika di depan kelas 12. Ketika pelajaran fisika menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II saya lebih senang duduk di depan agar memahami penjelasan yang diberikan guru 13. Metode kooperatif tipe jigsaw II yang digunakan guru membuat saya berperan aktif dalam pembelajaran fisika 14. Ketika mengerjakan soal ujian saya akan mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi fisika 15. Saya merasa tidak bersemangat mengikuti pembelajaran fisika dengan metode pembelajaran
R
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 16.
17.
18. 19. 20.
Pernyataan STS TS kooperatif tipe jigsaw II yang digunakan guru Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II membuat saya tidak pernah berdiskusi dengan teman saat proses pembelajaran fisika Dengan metode kooperatif tipe jigsaw II yang digunakan guru membuat saya akan mendahulukan mengerjakan tugas biologi daripada tugas fisika Saya sering tidak mencatat penjelasan materi yang diberikan oleh guru Ketika teman saya bertanya tentang materi fisika, saya tidak tertarik untuk memberikan jawaban Setelah pulang sekolah saya meluangkan waktu untuk mengulang materi fisika yang sudah diajarkan guru
R
66
S
3. Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa Kuiesioner ini diberikan setelah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui sikap kerjasama siswa. Kuesioner sikap kerjasama terdiri dari 10 item dan diberikan pada satu kelompok subjek penelitian. Pembuatan kuesioner sikap kerjasama diperlukan kisi-kisi kuesioner sikap kerjasama. Berdasar pendapat para ahli yang telah dipaparkan pada landasan teori bab II tentang pengertian sikap kerjasama, unsur yang dinyatakan dalam kuisoner berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam menyelesaikan tugas bersama temannya, perasaan saling menghargai pendapat teman, saling membantu dan tidak mendominasi kelompok. Kuesioner sikap kerjasama teridiri dari 10 item. Berikut merupakan kisi-kisi kuesioner sikap kerjasama: Tabel 6. Kisi-kisi KuesionerSikap Kerjasama Aspek
Indikator
Sikap Kerjasama
Keterlibatan siswa menyelesaikan tugas Saling menghargai
Pernyataan No Item Positif No Item Negatif 1,5 7,8,9 3,4
10
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aspek
67
Indikator
Pernyataan No Item Positif No Item Negatif Saling membantu untuk 2 6 memahami materi
Tabel 7. Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa Pada Pembelajaran Fisika Mata Pelajaran: Fisika
Nama : Kelas :
Petunjuk Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan cara (√) pada kotak pilihan jawaban. Terima kasih. Keterangan pilihan jawaban: STS= sangat tidak setuju TS = tidak setuju R = ragu-ragu S = setuju SS = sangat setuju No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10.
Pernyataan STS Saya ikut serta dalam mengerjakan tugas kelompok Saya membagikan pengetahuan kepada teman dalam kelompok Ketika teman saya memberikan tanggapan, saya mendengarkan dengan sungguh-sungguh Ketika ada perbedaan pendapat dalam mengerjakan soal kami berusaha mencari solusi Tugas kelompok dibagi secara merata Aktivitas belajar dalam kelompok membuat saya lebih sulit memahami materi daripada sendiri Saya lebih senang mendengarkan pendapat teman Saya tidak terlibat dalam percobaan Saya tidak terlibat dalam diskusi kelompok Menurut saya, pendapat saya paling benar
TS
R
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
7. Validitas Instrumen Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang mengukur apakah isi dari instrumen yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang akan diukur. Validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulan valid bila sesuai dengan tujuan penelitian (Suparno, 2010: 67-68). Validitas isi berpedoman pada kisi-kisi tes dan non tes yang diukur sesuai dengan indikator. Instrumen penelitian yang digunakan telah valid. Hal ini dikarenakan instrumen tersebut telah sesuai dengan kisi-kisi berdasarkan indikator yang telah dijelaskan dalam landasan teori bab II dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran.
8. Metode Analisis Data Penelitian ini akan diketahui perubahan pemahaman, perubahan minat dan sikap kerjasama siswa pada penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dan metode ceramah. 8.1 Analisis Perubahan Pemahaman Data yang diperoleh pada penelitian ini akan diolah dengan menggunakan statistik. 1. Data Penelitian Data penelitian yang didapatkan berupa data pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data sebelum dilakukan pretest dan sesudah dilakukan posttest disajikan pada tabel:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Tabel 8. Pengisian Hasil Pretest dan Posttest No
Kode Siswa
Kelas Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Nilai Nilai Pretest Posttest
X1 X2 X3 X…… Xn
Kode Siswa
Kelas dengan Metode Ceramah Nilai Pretest
Nilai Posttest
X1 X2 X3 X…… Xn
2. Pengujian Data Analisis yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan analisis SPSS dan mengelompokkan berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. Berikut ini merupakan pedoman yang digunakan dalam analisis pemahaman siswa: a. Analisis Pemahaman dengan SPSS Dengan menggunakan statistik test-tdapat diketahui perubahan pemahaman siswa, keadaan awal siswa dan keadaan akhir siswa setelah diberikan treatmen. Dalam penelitian ini yang digunakan uji T meliputi: 1. Uji T untuk Dua Sampel Dependen (Paired Sample T-Test) Dengan
uji
ini
akan
diketahui
bagaimana
perubahan
pemahaman siswa pada penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II dan metode ceramah. Test-t ini digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependen, atau satu kelompok yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
dites dua kali, yaitu pada pretets dan posttset (Suparno, 2010:97). Data yang diuji statistik paired sample T-test yaitu data pretest dan posttest kelas eksperimen dan data pretest dan posttest kelas kontrol. Hipotesis: Ho = Tidak terdapat perbedaanhasil pretest dan hasil posttest. Hi = Terdapat perbedaan hasil pretest dan hasil posttest. 2. Uji T untuk Dua Sampel Independen (Independent sample Ttest) Uji ini digunakan untuk membandingkan dua kelompok yang independen (Suparno, 2010:94). Data yang diuji statistik independen sample T-test yaitu nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol, nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis: Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil (pretest atau posttest) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hi = Terdapat perbedaan hasil (pretest atau posttest) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Analisis Pemahaman dengan Interval Skor Penilain soal pretest dan posttessiswa menghasilkan data skor siswa, selanjutnya data skor siswa akan dikelompokkan ke dalam lima kriteria pemahaman. Berdasar Arikunto (2003: 355) analisis pengkriteriaan pemahaman yaitu: a. Skor tertinggi yang mungkin diperoleh siswa 100.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
b. Skor terendah yang mungkin diperoleh siswa 0. c. Penilaian menggunakan 5 (lima) kategori yaitu “sangat tinggi”, “tinggi”, “cukup”, dan ‘sangat rendah”. d. Range = 100-0 = 100. e. Pembagian interval yaitu range dibagi dalam lima interval, maka lebar interval 100:5 = 20. Pengkriteriaan tingkat pemahaman siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Tingkat Pemahaman Siswa Berdasarkan Interval Skor No 1. 2. 3. 4. 5.
Interval Skor 81 – 100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 < 20
Tingkat Pemahaman Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Selanjutnya nilai pretest dan posttest siswa diberi keterangan tingkat pemahaman berdasarkan klasifikasi tabel diatas. Contoh format tabel yag digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 10. Format Tingkat Pemahaman No
Kode Siswa X1 X2 X3 X…… Xn
Pretest
Tingkat Pemahaman
Posttest
Tingkat Pemahaman
Setelah masing-masing nilai siswa diklasifikasikan sesuai dengan tingkat
pemahaman
berdasarkan
interval
skor
maka
dilakukan
pengelompokan berdasarkan tingkat pemahaman yang sama dan dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
perhitungan presentase dari masing-masing tingkat pemahaman. Di bawah ini merupakan format tabel presentase tingkat pemahaman: Tabel 11. Format Presentase Tingkat Pemahaman No
Tingkat Pemahaman
Pretest Jumlah Siswa Presentase
1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Posttest Jumlah Presentase Siswa
Untuk presentase kriteria banyaknya siswa dalam kriteria tertentu dapat dihitung, sebagai berikut: Tingkat Pemahaman =
Kemudian, menurut Kartika Budi (2001: 55) untuk melihat pencapaian pemahaman siswa secara menyeluruh, yaitu dengan menjumlahkan kriteria tingkat pemahamannya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 12. Klasifikasi Kriteria Pemahaman Seluruh Siswa Jumlah yang Memperoleh Nilai ST+T ST+T+C ST+T+C+ ST+T+C+ R R+SR
ST ≥75%
≥75% ≥65% ≥65% ≥65% Keterangan: ST
= Sangat Tinggi
T
= Tinggi
C
= Cukup
R
= Rendah
Tingkat Pemahaman Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SR
73
= Sangat Rendah
Dengan menjumlahkan persentase kriteria dari ST untuk Sangat Tinggi hingga R untuk Rendah maka dapat diketahui kriteria pemahaman seluruh siswa dikelas yang dianalisis.
8.2 Analisis Kuesioner Penelitian ini mengambil data kuesioner minat dan sikap kerjasama siswa pada dua subjek yang diteliti. Untuk menganalisis skor kuesioner digunakan aturan skoring. Dalam buku Purwanto (2007: 197) terdapat beberapa contoh aturan skoring, antara lain: Tabel 13. Contoh Aturan Skoring Terhadap Variabel Perilaku Pilihan Selalu Sering Kadang Jarang Tidak pernah
Aturan 1 5 4 3 2 1
Aturan 2 4 3 2 1 0
Aturan 3 1 2 3 4 5
Peneliti menggunakan aturan 1 sebagai skoring jawaban atas pernyataan yang diberikan kepada siswa sehingga digunakan pedoman penilaian seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 14. Pedoman Penilaian Kuisoner Siswa Sikap Positif Negatif
SS 5 1
S 4 2
Jawaban R 3 3
TS 2 4
STS 1 5
Penelitian ini berpedoman pada aturan skoring sesuai dengan contoh di atas. Dalam kuesioner pernyataan yang disajikan merupakan kalimat positif dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
kalimat negatif. Terdapat lima pilihan jawaban yang dikualifikasikan menjadi lima kategori, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). 1. Data Kuesioner Minat dan Sikap Kerjasama Siswa Data kuesioner minat dan sikap kerjasama siswa untuk dua kelas disajikan seperti tabel dibawah ini: Tabel 15. Pengisian Hasil Kuisoner Minat dan Sikap Kerjasama No
Kode Siswa
1
2
Pernyataan 3 4
Jumlah Skor dst
2. Pengujian Data Kuesioner a. Kuesioner Minat Siswa Untuk data kuesioner minat belajar siswa dilakukan dua kali pengambilan data, yaitu sebelum treatmen dan setelah treatmen. Pernyataan yang disajikan merupakan sepuluh kalimat positif dan sepuluh kalimat negatif. Pengujian data minat siswa sama seperti pengujian data pada perubahan pemahaman siswa, yaitu: 1. Uji-T untuk Dua Kelompok yang Independen Hipotesis: Ho = Tidak terdapat perbedaan minat (awal atau akhir) siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hi = Terdapat perbedaan minat (awal atau akhir) siswaantara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
75
Uji-T untuk Dua Kelompok yang Dependen. Ho = Tidak terdapat perbedaan antara minat awal dan minat akhir siswa Hi = Terdapat perbedaan perbedaan antara minat awal dan minat akhir siswa
Untuk mengetahui kriteria minat siswa maka akan dilakukan analisis skor. Analisis skor minat menurut Arikounto (2003: 355): Skor untuk setiap siswa Skor minimal = 1 x 20 = 20 Skor maksimal = 5 x 20 = 100 Range = 100 - 20 = 80 Pembagian interval yaitu range dibagi dalam lima interval, maka lebar interval 80:5 = 16. Tabel pengkriteriaan kuesioner berdasar interval skor, sebagai berikut: Tabel 16. Kriteria Minat Siswa Interval Skor 84 – 100 68 – 83 52 – 67 36 – 51 20 – 35
Kriteria Minat Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Setelah diketahui kriteria minat setiap siswa, kemudian dihitung prosentasenya, sebagai berikut: Tingkat Minat Siswa =
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
b. Kuesioner Sikap Kerjasama Siswa Kuesioner sikap kerjasama siswa terdiri dari 10 butir pernyataan dengan lima pernyataan positif dan lima pernyataan negatif. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Berdasarkan Arikunto (2003: 355), analisis kuesioner: Skor untuk setiap siswa Skor minimal = 1 x 10 = 10 Skor maksimal = 5 x 10 = 50 Range = 50 – 10 = 40 Pembagian interval yaitu range dibagi dalam lima interval, maka lebar interval 40:5 = 8. Tabel pengkriteriaan kuisoner berdasar interval skor, sebagai berikut: Tabel 17. Kriteria Sikap Kerjasama Siswa Interval Skor 42 – 50 34 – 41 26 – 33 18 – 25 10 – 17
Kriteria Sikap Kerjasama Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Setelah diketahui kriteria sikap kerjasama setiap siswa, dapat dihitung prosentase sikap kerjasamanya. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Tingkat Sikap Kerjasama =
Setelah diketahui kriteria minat dan sikap kerjasama setiap siswa, selanjutnya dilakukan pengklasifikasian dengan langkah yang sama seperti pada klasifikasi pemahaman siswa secara keseluruhan. Menurut Kartika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Budi (2001: 55) untuk melihat pencapaian minat dan sikap kerjasama siswa secara menyeluruh dapat menggunkan tabel 18 dan caranya seperti pada analisis kriteria pemahaman: Tabel 18. Klasifikasi Kriteria Minat dan Sikap Kerjasama Seluruh Siswa Jumlah yang Memperoleh Nilai ST + T ST + T + ST + T + ST + T + C C+R C + R +SR
ST ≥75%
≥75% ≥65% ≥65% ≥65%
Kriteria Sikap Kerjasama Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Pada kolom pertama jika hasil penjumlahan kriteria sangat tinggi sudah mencapai 75% atau lebih dari 75% maka minat dan sikap kerjasama siswa tergolong sangat tinggi, pada kolom kedua jika hasil penjumlahan kriteria sangat tinggi dan tinggi mencapai 75% atau lebih dari 75% maka minat dan sikap kerjasama siswa tergolong tinggi, pada kolom ketiga jika hasil penjumlahan kriteria sangat tinggi, tinggi dan cukup mencapai 65% atau lebih dari 65% maka minat dan sikap kerjasama siswa tergolong cukup, pada kolom keempat jika hasil penjumlahan kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah mencapai 65% atau lebih dari 65% maka minat dan sikap kerjasama siswa tergolong rendah dan pada kolom kelima jika hasil penjumlahan kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah hanya mencapai 65% maka atau lebih dari 65% maka kriteria minat dan kerjasama siswa tergolong sangat rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten, pada tanggal 10 Maret 2014 sampai dengan tanggal 16 Mei 2014. Pemilihan sekolah berdasarkan letak yang dekat dengan rumah dan perijinan yang cukup mudah. Materi pembelajaran yang diambil dalam penelitian adalah cermin cekung. Subyek penelitian mengambil kelas VIII D sebagai kelas kontrol dan kelas VIII G sebagai kelas eksperimen. Dari 31 siswa yang ada di kelas kontrol, hanya 29 siswa yang dijadikan sampel penelitian karena ada dua siswa yang tidak mengikuti salah satu rangkaian kegiatan penelitian yaitu pretest maupun posttest. Pada kelas eksperimen sampel berjumlah 23 siswa dan semua siswa mengikuti serangkaian kegiatan yang disusun peneliti. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan observasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dan laboratorium. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan siswa, kondisi dan kelengkapan laboratorium fisika. Observasi kelas dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 Maret 2014, sedangkan observasi laboratorium dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Maret 2014. Hasil observasi kelas siswa memperhatikan penjelasan guru dan siswa merasa senang dengan cara mengajar guru, sedangkan kondisi laboratorium sangat baik dengan ruangan yang luas dan peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan penelitian cukup memadai. Selain melakukan observasi, peneliti mempersiapkan instrumen-instrumen yang digunakan untuk melaksanakan
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
penelitian. Instrumen penelitian yang dipersipakan yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengambilan data. Instrumen pembelajaran antara lain Silabus, RPP, LKS, Hand out. Sedangkan instrumen pengambilan data antara lain soal pretest, soal posttest, kuisoner minat siswa, kuisoner sikap kerjasama. Dalam penyusunan instrumen peneliti
telah mendapat
persetujuan dari
dosen
pembimbing dan guru fisika di sekolah tersebut. Pelajaran fisika untuk penelitian dilaksanakan dua kali pertemuan dalam satu minggu yaitu pada hari Senin dan Rabu di kelas eksperimen. Sedangkan kelas kontrol pada hari Selasa dan hari Jumat. Alokasi waktu pelajaran fisika yaitu 2 x 40 menit. Jadwal penelitian di kelas eksperimen tidak berjalan sesuai rencana yang seharusnya lima pertemuan menjadi enam pertemuan sampai tanggal 16 April 2014. Hal tersebut dikarenakan pada tanggal 19 Maret 2014 pembelajaran yang seharusnya di laboratorium tiba-tiba dipindah di kelas karena laboratorium digunakan untuk ujian praktik kelas IX sehingga waktu tersita untuk mempersipakan alat dan ruangan kelas.Penelitian ini tertunda selama 2 minggu dikarenakan kelas IX melaksanakan ujian akhir sekolah sehingga proses pembelajaran dilanjutkan tanggal
14 April 2014. Proses pembelajaran
menggunakan metode koperatif tipe jigsaw II terlaksana di laboratorium dan kelas. Sedangkan metode ceramah terlaksana di kelas. Sebelum pembelajaran kedua kelas dimulai peneliti memberikan tes awal (pretest) dan kuisoner minat.Kemudian siswa diberi treatmen berupa pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II untuk kelas eksperimen. Pada pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II, siswa dikelompokkan menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lima
kelompok
berdasarkan
kemampuan
rendah,
sedang
dan
80
tinggi.
Pengelompokkan siswa berdasarkan nilai rapor. Untuk pembagian kelompok ahli ini sesuai dengan kartu berwarna yang didapatkan oleh siswa. Di karenakan jumlah siswa ganjil maka ada dua siswa ahli yang merangkap untuk mempelajari materi lain. Pemilihan siswa ini berdasarkan kesanggupan dan kesepaktan antara guru dengan siswa. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II berbeda dengan metode kooperatif yang lain. Untuk langkah kegiatan pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II yang sudah dilaksankan pada penelitian ini, disajikan diagram serta deskripsi singkat setiap pertemuan, sebagai berikut: Gambar 8. Diagram Langkah-langkah Pembelajaran Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Pertemuan I - 10 Maret 2014 - Alokasi waktu 80 menit
Pretest Pembagian kelompok asal
Pertemuan II - 12 Maret 2014 - Alokasi waktu 80 menit
Pertemuan III - 17 Maret 2014 - Alokasi waktu 80 menit
Percobaan sesuai LKS B bersama kelompok asal Pembahasan Rangkuman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pertemuan IV - 19 Maret 2014 - Alokasi waktu 80 menit
Pertemuan V - 14 April 2014 - Alokasi waktu 80 menit
Pertemuan VI - 16April 2014 - Alokasi waktu 80 menit
81
Pembagian kelompok ahli Pra eksperimen guru bersama siswa Percobaan dan diskusi sesuai LKS ahli bersama kelompok ahli Penyampaian hasil diskusi dikelompok asal Rangkuman Siswa mengerjakan kuis
Penjelasan guru Posttest Penghargaan atau reward
kelompok asal
Diagram diatas menunjukkan kegiatan inti yang dilakukan selama proses pembelajaran. Dari diagram diatas dapat terlihat bahwa ciri khas dari metode kooperatif tipe jigsaw II, yaitu siswa dikelompok dalam dua kelompok yaitu kelompok asal dan ahli. Dalam kelompok ahli siswa berdiskusi memahami materi dan belajar menyampaikan hasil diskusi, dikarenakan mereka harus membantu teman-temannya dikelompok asal untuk memahami materi yang sudah mereka pelajari. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa kelompok asal setelah diajar temannya, maka dilaksanakan kuis. Setelah itu peneliti memberikan penjelasan serta rangkuman tentang cermin cekung. Untuk kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, siswa mendengarkan dan tidak ada kegiatan diskusi, tidak ada percobaan seperti kelas ekperimen. Inilah yang membuat kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
eksperimen membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk menyampaikan materi karena selama proses pembelajaran siswa tidak hanya duduk mendengarkan, tetapi mereka melakukan percobaan dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya bahkan mereka juga harus menjelaskan materi pada temannya. Setelah proses pembelajaran
kedua
kelas
selesai
maka
diberikan
posttestyang
bertujuanmengetahui pengetahuan akhir siswa serta pengisian kuisoner minat dan sikap kerjasama. Kuisoner sikap kerjasama hanya diisi oleh siswa kelas eksperimen karena aspek yang diukur hanya untuk siswa yang mengalami proses pembelajaran dengan melakukan percobaan dan diskusi. Penjelasan proses pembelajaran dan pengambilan data yang dilaksanakan pada kelas VIII G dan kelas VIII D untuk setiap pertemuan dapat dilihat pada tabel pelaksanaaan penelitian sebagai berikut: Tabel 19. Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen No Tanggal 1. 10 Maret 2014
Waktu 07.40 – 09.00
a. b. c. d.
2.
12 Maret 2014
07.00 – 08.20
a. b.
c. d. e. f.
Pelaksanaan Penelitian Perkenalan oleh peneliti dan penyampaian tujuan penelitian Siswa mengerjakan pretest Siswa mengisi kuisoner minat Guru membagi siswa dalam kelompok asal dan pembagian kartu berwarna untuk dijadikan pedoman pembagian kelompok ahli Penjelasan langkah-langkah pembelajaran metode kooperatif tipe jigsaw II Siswa melakukan percobaan pembentukan bayangan wajah dengan petunjuk LKS A bersama kelompok asal Guru mendampingi siswa dalam percobaan Siswa mempresentasikan hasil percobaan Guru bersama siswa membahas hasil percobaan Guru bersama siswa merangkum kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Tanggal
Waktu
3.
17 Maret 2014
07.40 – 09.00
a. b.
c. d.
e. f. 4.
19 Maret 2014
07.00 – 08.20
a. b. c. d. e.
5.
14 April 2014
07.40 – 09.00
a.
b. c. d. e. 6.
16 April 2014
07.00 – 08.20
a. b. c. d. e.
f. g.
83
Pelaksanaan Penelitian pembelajaran Siswa membaca handout Guru menjelaskan tentang bagian cermin cekung, hukum pemantulan cermin cekung dan tiga sinar istimewa pada pembentukan bayangan cermin cekung Guru bersama siswa melakukan pra eksperimen Siswa melakukan percobaan dan diskusi menentukan titik fokus cermin cekung bersama kelompok asal dengan petunjuk LKS B Siswa bersama guru membahas hasil percobaan Guru bersama siswa merangkum kegiatan pembelajaran Guru menyuruh siswa berkumpul di kelompok ahli Siswa membaca LKS ahli Guru bersama siswa melakukan pra eksperimen Siswa melakukan percobaan bersama kelompok ahli sesuai dengan LKS ahli Guru mendampingi siswa melakukan percobaan Siswa kembali ke kelompok asal dan menyampaikan hasil diskusi kelompok ahli Kuis Guru bersama siswa membahas soal kuis Siswa mengerjakan soal tentang pembentukan bayangan cermin cekung Guru bersama siswa merangkum kegiatan pembelajaran Siswa membaca hand out Guru menjelaskan materi tentang persamaan cermin cekung Siswa mengerjakan soal Guru bersama siswa membahas soal Guru menjelaskan contoh penerapan cermin cekung dalam kehidupan seharihari Siswa mengerjakan posttest Siswa mengisi kuisoner minat dan sikap kerjasama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Tanggal
Pelaksanaan Penelitian h. Penghargaan atau reward untuk kelompok asal Tabel 20. Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol
No Tanggal 1. 13 Mei 2014
Waktu
Waktu 10.00 – 11.20
a. b. c. d.
e. f. g. 2.
84
16 Mei 2014
08.00 – 09.20
a. b. c.
d. e.
Pelaksanaan Kegiatan Siswa mengerjakan pretest Siswa mengisian kuisoner minat Siswa membaca hand out Guru menjelaskan materi tentang bagianbagian cermin cekung, tiga sinar istimewa cermin cekung dan pembentukan bayangan pada cermin cekung Siswa mengerjakan soal tentang pembentukan bayangan cermin cekung Guru bersama siswa membahas soal Guru bersama siswa merangkung kegiatan pembelajaran Guru menjelaskan materi tentang persamaan cermin cekung Siswa mengerjakan soal Guru bersama siswa membahas soal Guru menjelaskan contoh penerapan cermin cekung dalam kehidupan seharihari Siswa mengerjakan postes Siswa mengisi kuisoner minat
2. Data dan Analisis Data 2.1 Pemahaman 2.1.1 DataPretest dan Posttest Berikut ini adalah data hasil pretest dan posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa pada materi yang akan dipelajari. Sedangkan posttest diberikan dengan tujuan
untuk
mengetahui
pemahaman
siswa
setelah
dilakukan
proses
pembelajaran. Berikut ini adalah hasil pretest dan posttest dari dua kelas tersebut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Tabel 21. Data Hasil Pretest Dan Posttest Siswa No
Kode Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 Jumlah Rata-rata
Kelas Eksperimen Nilai Nilai Pretest Posttest 15.38 63.08 16.15 63.08 16.92 55.38 18.46 72.31 20 92.31 16.92 80.77 17.69 67.69 14.62 83.08 15.38 51.54 17.69 76.92 13.08 53.38 12.31 69.23 16.15 46.15 17.69 66.15 20.77 82.31 19.23 90.77 15.38 40 12.31 86.15 17.69 60.77 20 83.85 12.31 60 16.15 41.54 16.15 83.08 378.43 1569.54 16.45 68.24
Kode Siswa X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 Jumlah Rata-rata
Kelas Kontrol Nilai Nilai Pretest Posttest 10.77 31.54 15.38 40 20 41.54 3.08 40 13.85 40.77 10.77 29.23 12.31 24.62 20 40.77 10.77 43.85 15.38 26.92 15.38 28.46 9.23 46.15 7.69 20.77 12.31 25.38 9.23 30 20 38.46 23.08 35.38 12.31 23.08 7.69 28.46 13.85 31.54 7.69 25.38 7.69 23.08 47.69 69.23 6.15 44.62 21.54 34.62 23.85 38.46 18.46 35.38 7.69 33.08 15.38 25.38 475.37 996.15 14.45 34.35
2.1.2 Analisa Kuantitatif Pada analisis pemahaman siswa mengenai cermin cekung, dilakukan empat uji T menggunakan program SPSS, yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.2.1
86
Uji T Independen Pretest–Pretest Kedua Kelas
Untuk mengetahui keadaan awal siswa menggunakan data pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis dengan SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 22. Perbandingan Mean Pretest Kedua Kelas Group Statistics Kelas Pretest
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
eksperimen
23
16.4535
2.45085
.51104
kontrol
29
14.4559
8.37979
1.55609
Pada tabel 22,dapat dilihat bahwa siswa kelas eksperimenmempunyai nilai rata-rata 16.4535 lebih tinggi nilai rata-rata kelas kontrol yaitu 14.4559.Dari data ini maka dapat dicari perbedaan secara signifikan. Kemudian dilanjutkan dengan analisis kedua di bawah ini: Tabel 23. Uji T Independen PretestKedua Kelas Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F Pretes Equal variances 8.566
Sig.
t
.005 1.104
df
Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference
Lower
Upper
50
.275
1.99762
1.80880 -1.63547 5.63070
1.220 33.864
.231
1.99762
1.63786 -1.33140 5.32663
assumed Equal variances not assumed
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Hasil tabel 23 digunakan untuk uji T dalam dua tahap. Tahapan yang pertama untuk menguji varian kedua populasi dan tahapan yang kedua adalah uji T untuk melihat ada tidaknya perbedaan pemahaman awal kedua kelas tersebut. a) Uji Varian Uji ini digunakan untuk melihat kesamaan varians pada nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis uji varians: Ho= Kedua varians populasi adalah homogen (vairan populasi nilai pretes kelas eksperimen dan nilai pretes kelas kontrol adalah sama) Hi= Kedua varians populasi adalah tidak homogen (vairan populasi nilai pretes kelas eksperimen dan nilai pretes kelas kontrol adalah berbeda) Kesimpulan dari hasil output SPSS tersebut: Terlihat bahwa F untuk nilai pretes dengan Equality of Variances adalah 8.566 dengan p = 0.005. Karena p = 0.005< 0.05 maka signifikan dan Ho ditolak, Hi diterima. Karena data yang didapatkan ada perbedaan yang nyata maka untuk uji T independen menggunakan dasar Equel variance not assumed b) Uji T Independen Uji independen digunakan untuk melihat perbedaan signifikan antara nilai pretes kelas eksperimen dan nilai pretes kelas kontrol. Hipotesis: Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Hi = Terdapat perbedaan hasil pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kesimpulan dari hasil output SPSS tersebut: Terlihat bahwa Thitung untuk nilai pretest kedua kelas dengan Equel variance adalah 1.220 dengan p = 0.231. Karena p = 0.231> 0.05, maka tidak signifikan dan Ho diterima. Sehingga nilai pretest antara kedua kelas adalah sama. Dari hasil uji t independen tersebut maka keadaan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama sehingga dapat dibandingkan. 2.1.2.2
Uji T Dependen Pretest – Posttest Kelas Eksperimen
Hasil analisis statistik dengan SPSS data pretest dan posttest kelas yang menggunkan metode kooperatif tipe jigsaw II sebagai berikut: Tabel 24. Perbandingan Mean Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest
16.4535
23
2.45085
.51104
Posttest
68.2409
23
15.64489
3.26218
Tabel 25. Uji T Dependen Pretest dan Posttset Kelas Eksperimen Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
Sig. (2tailed Df )
Pair Pretest – -51.78739 14.90516 3.10794 -58.23286 -45.34192 -16.663 22 .000 Posttest 1
Hasil output SPSS tabel 24, dapat dilihat bahwa rata-ratapretest 16.4535, rata-rataposttes = 68.2409.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Hipotesis uji t: Ho = Tidak terdapat perbedaan anatara hasil pretest dan posttest. Hi = Terdapat perbedaan antara hasil pretest dan posttest. Kesimpulan: Untuk t = -16.663, p = 0.000 dengan level signifikan α = 0.05.Oleh karena p = 0.000 < α = 0.05, maka signifikan dan Ho ditolak,Hi diterima. Berarti ada perbedaan nilai pretest dan nilai posttest. Melihat perbandingan mean pada tabel 25, dapat terlihat mean posttest> mean pretest ini berarti ada peningkatan pemahaman siswa. 2.1.2.3
Uji T Dependen Pretest – Posttest Kelas Kontrol
Hasil analisis statistik dengan SPSS data pretest dan posttest kelas yang menggunakan metode ceramah sebagai berikut: Tabel 26. Perbandingan Mean Pretest dan Posttset Kelas Kontrol Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest
14.4559
29
8.37979
1.55609
Posttest
34.3500
29
9.90519
1.83935
Tabel 27. Uji T Dependen Pretest dan Posttset Kelas Kontrol Paired Samples Test
Paired Differences
Mean Pair 1
Pretest– Posttest
Std. Deviatio n
-19.89414 8.08869
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
1.50203 -22.97091 -16.81736 -13.245
Df 28
Sig. (2tailed) .000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Hasil output SPSS tabel 26, dapat dilihat bahwa rata-ratapretest 14.4559, rata-rata posttest = 34.3500. Hipotesis uji t: Ho = Tidak terdapat perbedaan antara hasil pretest dan posttest. Hi = Terdapat perbedaan antara hasil pretest dan posttest. Kesimpulan: Untuk t = -13.245, p = 0.000 dengan level signifikan α = 0.05. Oleh karena p = 0.000 < α = 0.05, maka signifikan dan Ho ditolak,Hi diterima. Berarti ada perbedaan nilai pretest dan nilai posttest. Melihat perbandingan mean pada tabel 26, dapat terlihat mean posttest> mean pretest ini berarti ada peningkatan pemahaman siswa. 2.1.2.4
Uji Independen Posttestt–PosttestKedua Kelas
Untuk mengetahui keadaan akhir siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan uji melalui program SPSS dengan analisis T-test dua kelompok independen. Hasil analisis dengan SPSS data postes adalah sebagai berikut: Tabel 28. Perbandingan Mean Posttest Kedua Kelas Group Statistics Kelas Posttest
Pada
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
eksperimen
23
68.2409
15.64489
3.26218
kontrol
29
34.3500
9.90519
1.83935
tabel
28,
terlihat
bahwa
nilai
rata-rata
posttestkelas
eksperimensebesar 68.2409 lebih tinggi daripada nilai rata-rata posttestkelas kontrol yaitu 34.3500. Dari data ini, maka dicari perbedaan yang signifikan antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Maka dilanjutkan dengan analisis pada output bagian yang kedua: Tabel 29. Uji T Independen Posttest Kedua Kelas Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F Postte Equal variances st
7.710
Sig.
t
.008 9.518
df
Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference
Lower
Upper
50
.000 33.89087
3.56083 26.73874 41.04300
9.050 35.401
.000 33.89087
3.74500 26.29118 41.49056
assumed Equal variances not assumed
Pada tabel 29 analisi uji T dilakukan dua tahapan seperti pada uji T dua sampel nilai pretest yaitu: a) Uji Varian Uji ini digunakan untuk melihat kesamaan varians pada nilai posstestkelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis uji varians: Ho= kedua varians populasi adalah homogen (vairan populasi nilai posttest kelas eksperimen dan nilai posttestkelas kontrol adalah sama) Hi= kedua varians populasi adalah tidak homogen (vairan populasi nilai posttest kelas eksperimen dan nilai posttest kelas kontrol adalah berbeda)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Kesimpulan dari hasil output SPSS tersebut: Terlihat bahwa F untuk nilai posstest dengan Equality of Variances adalah 7.710 dengan p = 0.008. Karena p 0.008 < 0.05 maka signifikan dan Ho ditolak, Hi diterima. Karena data yang didapatkan ada perbedaan yang nyata maka untuk uji T independen menggunakan dasar Equel variance not assumed. b) Uji T Independen Uji independen digunakan untuk melihat perbedaan signifikan antara nilai posstest kelas eksperimen dan nilai posstest kelas kontrol. Hipotesis: Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hi = Terdapat perbedaan hasil posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kesimpulan dari hasil output SPSS tersebut: Terlihat bahwa Thitung untuk nilai posttest kedua kelas dengan Equel variance not assumed adalah 9.050 dengan p = 0.000. Karena p 0.000 < 0.05, maka signifikan dan Hoditolak, Hi diterima. Nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut benar-benar berbeda. Perbandingan nilai rata-rata postes kedua kelas menunjukkan hasil yang berbeda. Rata-rata posttets kelas eksperimen > rata-rata posttest kelas kontrol.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
2.1.3 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa 2.1.3.1 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan hasil pretest dan posttest siswa, maka dapat digunakan untuk mengetahui kriteria pemahaman seluruh siswa. Berikut merupakan kriteria pemahaman siswa: Tabel 30. Kriteria Pemahaman SiswaKelas Eksperimen No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Kode Siswa X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23
Pretest 15.38 16.15 16.92 18.46 20 16.92 17.69 14.62 15.38 17.69 13.08 12.31 16.15 17.69 20.77 19.23 15.38 12.31 17.69 20 12.31 16.15 16.15
Tingkat Pemahaman Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah
Postest 63.08 63.08 55.38 72.31 92.31 80.77 67.69 83.08 51.54 76.92 53.38 69.23 46.15 66.15 82.31 90.77 40 86.15 60.77 83.85 60 41.54 83.08
Tingkat Pemahaman Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Cukup Tinggi Cukup Tinggi Cukup Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Rendah Sangat tinggi Cukup Sangat tinggi Cukup Cukup Sangat tinggi
Setelah masing-masing siswa dianalisis kriteria tingkat pemahamannya, seperti tabel diatas selanjutnya siswa dengan kriteria tingkat pemahaman sama akan dikelompokkan dalam satu kriteria dan dijumlahkan. Jumlah dari keseluruhan masing-masing kriteria kemudian dihitung presentasenya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Tabel 31. Presentase Tingkat Pemahaman Siswa
No.
Tingkat Pemahaman
1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Pretest Jumlah Siswa 0 0 0 0 23
Posttest
Persentase (%) 0 0 0 0 100
Jumlah Siswa 7 8 7 1 0
Persentase (%) 30.43 34.79 30.43 4.35 0
Dari tabel presentase tingkat pemahaman siswa, dapat dilihat jumlah siswa dengan kriteria tingkat pemahaman sama dan presentasenya. Hasil tabel tersebut dapat digunakan untuk membuat grafik hubugan antara presentase tingkat pemahaman (%) dengan masing-masing kriterianya. Grafik tingkat pemahaman siswa tersebut lebih jelas dapat dilihat grafik di bawah ini: Grafik 1.Hubungan Presentase Tingkat Pemahaman dengan Kriteria
Presentase tingkat pemahaman (%)
Tingkat Pemahaman 100 80 60 40 20 0 Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Pretes Postes
Kriteria tingkat pemahaman
Pada grafik diatas, untuk batang grafik warna biru menunjukkan keadaan sebelum treatmen (pretest) dan batang grafik warna merah akan menunjukan keadaan sesudah treatmen (posttes). Grafik tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang mana saat pretest tidak ada siswa yang termasuk dalam kriteria
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
pemahaman sangat tinggi, tinggi, cukup dan rendah. Namun ada 23 siswa termasuk dalam kriteria pemahaman sangat rendah dengan prosentase 100%. Sedangkan saat posttest menunjukkan bahwa 15siswa termasuk kriteria pemahaman tinggi dengan prosentase 65.22%, 7 siswa termasuk dalam kriteria pemahaman sedang 30.44% dan 1 siswa termasuk dalam kriteria pemahaman rendah dengan prosentase 3.35%. Untuk mengetahui kriteria klasifikasi tingkat pemahaman awal siswa (sebelum diberikan treatmen) dan akhir siswa (setelah diberikan treatmen), secara keseluruhan berdasarkan tabel dalam bab III sebagai berikut: Tabel 32. Kriteria Pemahaman Seluruh Siswa Saat Pretest (Sebelum Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II) Skor Kirteria Pemahaman Presentase
Jumlah yang memperoleh nilai ST 0%
ST + T 0%
ST + T +C 0%
ST + T + C+R 0%
Kriteria Pemahaman ST + T + C + R +SR 100%
Sangat Rendah
Tabel 33. Kriteria Pemahaman Seluruh Siswa Saat Posttest (Setelah Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II) Skor Kirteria Pemahaman Presentase
Jumlah yang memperoleh nilai ST 30.43%
ST + T 65.22%
ST + T +C 95.65%
ST + T +C+R 100%
Kriteria Pemahaman ST + T + C + R +SR -
Cukup
Dari pembacaan kriteria pemahaman tersebut didapatkan bahwa secara keseluruhan kriteria pemahaman siswa sebelum pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II sangat rendah. Setelah proses pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II kriteria pemahaman seluruh siswa menjadi cukup. 2.1.3.2 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Kontrol Untuk kelas yang diajar menggunakan metode ceramah juga dilakukan analisis yang sama seperti analisis pada kelas yang diajar menggunakan metode kooperatif tipe jisaw II. Analisis tersebut sebagai berikut: Tabel 34. Kriteria Pemahaman Siswa Kelas Kontrol No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Kode Siswa X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28
Pretest 10.77 15.38 20 3.08 13.85 10.77 12.31 20 10.77 15.38 15.38 9.23 7.69 12.31 9.23 20 23.08 12.31 7.69 13.85 7.69 7.69 47.69 6.15 21.54 23.85 18.46 7.69
Tingkat Pemahaman Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Rendah Rendah Sangat rendah Sangat rendah
Posttes 31.54 40 41.54 40 40.77 29.23 24.62 40.77 43.85 26.92 28.46 46.15 20.77 25.38 30 38.46 35.38 23.08 28.46 31.54 25.38 23.08 69.23 44.62 34.62 38.46 35.38 33.08
Tingkat Pemahaman Rendah Rendah Cukup Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Cukup Rendah Rendah Cukup Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Cukup Rendah Rendah Rendah Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 29.
Kode Siswa X29
Pretest
Tingkat Pemahaman Sangat rendah
15.38
Posttes
97
Tingkat Pemahaman Rendah
25.38
Berdasar kriteria pemahaman siswa di atas, dapat dicari presentasenya dengan cara yang sama seperti siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II : Tabel 35. Presentase Tingkat Pemahaman Siswa Pretest
No.
Tingkat Pemahaman
1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Jumlah Siswa 0 0 0 3 26
Posttest
Persentase (%) 0 0 0 10.34 89.66
Jumlah Siswa 0 1 4 24 0
Persentase (%) 0 3.44 13.79 82.77 0
Dari tabel presentase tingkat pemahaman siswa diatas, dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan presentase tingkat pemahaman dan kriteria tingkat pemahamanan. Berikut adalah grafiknya: Grafik 2.Hubungan Presentase Tingkat Pemahaman dengan Kriteria
Presentase tingkat pemahaman (%)
Tingkat Pemahaman 100 80 60 40 20 0
Pretes Postes Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Kriteria tingkat pemahaman
Hasil kriteria pemahaman siswa kelas kontrol menunjukkan peningkatan, saat pretest tidak ada siswa yang termasuk dalam kriteria pemahman tinggi dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
cukup. Sedangkan 3 siswa termasuk dalam kriteria pemahaman rendah dengan prosentase 10.34% dan 26 siswa termasuk dalam kriteria pemahaman sangat rendah dengan prosentase 89.66%. Kemudian saat posttes 1 siswa termasuk kriteria tinggi dengan prosentase 3.44%, 4 siswa termasuk kriteria cukup dengan prosentase 13.79% dan 24 siswa termasuk kriteria rendah dengan prosentase 82.77%. Untuk mengetahui kriteria klasifikasi tingkat pemahaman awal dan akhir siswa secara keseluruhan berdasarkan tabel dalam bab III sebagai berikut: Tabel 36. Kriteria Pemahaman Seluruh Siswa Saat Pretest (Sebelum Menggunakan Metode Ceramah) Skor Kirteria Pemahaman Presentase
Jumlah yang memperoleh nilai ST
ST + T
0%
0%
ST + T +C 0%
ST + T + C+R 10.34%
Kriteria Pemahaman ST + T + C + R +SR 100%
Sangat Rendah
Tabel 37. Kriteria Pemahaman Seluruh Siswa Saat Pretest (Sebelum Menggunakan Metode Ceramah) Skor Kirteria Pemahaman Presentase
Jumlah yang memperoleh nilai ST 0%
ST + T 3.44%
ST + T +C 17.23%
ST + T + C+R 100%
Kriteria Pemahaman ST + T + C+ R +SR -
Rendah
Dari pembacaan kriteria pemahaman tersebut didapatkan bahwa secara keseluruhan kriteria pemahaman siswa sebelum pembelajaran menggunakan metode
ceramah
sangat
rendah.
Setelah
proses
pembelajaran
menggunakan metode ceramah kriteria pemahaman seluruh siswa rendah.
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
2.2 Minat Siswa 2.2.1 Data Kuisoner Minat Siswa Untuk mengetahui perubahan minat siswa, digunakan data kuisoner minat siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Untuk skor setiap butir pernyataan terdapat pada lampiran. Sedangkanjumlah skor yang diperoleh setiap siswa disajikan dalam tabel: Tabel 38. Data Kuisoner Minat Siswa No
Kode Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20 M21 M22 M23 -
Kelas Eksperimen Skor Skor Minat Minat Awal Akhir 65 70 82 83 75 71 71 70 68 72 71 68 76 76 83 75 83 79 67 76 82 86 72 69 71 78 89 89 76 75 76 77 64 67 84 90 68 70 74 92 85 84 67 67 74 71 -
Kode Siswa
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20 M21 M22 M23 M24 M25 M26 M27
Kelas Kontrol Skor Skor Minat Minat Awal Akhir 54 60 58 56 72 66 70 61 49 55 49 54 71 70 76 71 64 55 70 76 36 65 69 69 72 72 46 69 64 57 67 68 66 74 68 67 61 71 63 67 62 72 68 64 65 61 74 61 60 58 65 63 58 66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28. 29.
-
-
-
M28 M29
59 72
100
67 74
2.2.2 Analisis Kuantitatif Untuk mengetahui keadaaan awal mengenai minat siswa, perubahan minat siswa dan keadaan akhir mengenai minat siswa, maka dilakukan uji T sebanyak empat kali. Uji ini melalui program SPSS dengan analisis T-test dua kelompok independen. 2.2.2.1
Uji T Independen Minat Awal Kedua Kelas
Untuk mengetahui keadaan minat awal antara kedua kelas sebelum menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan metode ceramah, dapat dilihat dari analisis uji T menggunakan SPSS: Tabel 39.Perbandingan Mean Minat Awal antara Kedua Kelas Group Statistics Kelas Minat Sebelu
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
eksperimen
23
74.9130
7.10898
1.48232
kontrol
29
63.0345
9.23303
1.71453
m
Tabel 40. Uji Independen Minat Awal antara Kedua Kelas Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2-
F
Sig.
t
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Lower
Upper
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mina Equal variances t Seb elum
.677
.414 5.086
101
50
.000
11.87856
2.33568 7.18722 16.56991
5.241 49.970
.000
11.87856
2.26647 7.32615 16.43097
assumed Equal variances not assumed
Dari hasil tabel 39dapat terlihat bahwa rata-rata minat siswa kelas eksperimen sebesar 74.9130, rata-rata minat kelas kontrol yaitu 63.0345. Hasil tabel 40, terlihat bahwa untuk uji varian p = 0.414 > 0.05 maka tidak signifikan sehingga untuk uji T menggunakan dasar Equel variance assumed. Hipotesis uji t: Ho = Tidak terdapat perbedaan minat awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hi = Terdapat perbedaan minat awal siswaantara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kesimpulan: Dengan nilai T = 5.086 didapatkan nilai p = 0.000 < 0.05, artinya signifikan dan Ho ditolak, Hi diterima. Dari hasil uji tterdapat perbedaan minat awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka minat siswa tidak dapat dibandingkan. 2.2.2.2
Uji T Dependen Minat Awal dan Minat Akhir Kelas Eksperimen
Data minat siswa sebelum dan sesudah treatmen diuji dengan program SPSS dengan analisis Paired Sample Test. Hasil SPSS data minat siswa kelas eksperimen adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Tabel 41. Perbandingan Mean Minat Awal dan Minat Akhir Paired Samples Statistics Mean Minat
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Awal
74.91
23
7.109
1.482
Akhir
76.30
23
7.678
1.601
Tabel 42. Uji T Dependen Minat Awal dan Minat Akhir Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Mina Awal– t
-1.391
Std. Std. Error Deviation Mean 5.408
1.128
Lower -3.730
Upper
t
.947 -1.234
Df
Sig. (2tailed)
22
.230
Akhir
Hasil output SPSS tabel 41, menunjukkan bahwa rata-rata minat siswa sebelum treatmen74.91 dan rata-rata setelah treatmen sebesar 76.30. Hipotesis uji t: Ho = Tidak terdapat perbedaan antara minat awal dan minat akhir siswa. Hi = Terdapat perbedaan perbedaan antara minat awal dan minat akhir siswa. Kesimpulan: Untuk t = -1.234, p = 0.230 dengan level signifikan α = 0.05.Oleh karena p = 0.230 > α = 0.05, maka tidak signifikan dan Ho diterima. Berarti tidak ada perbedaan minat siswa sebelum treatmen dan sesudah treatmen. Apabila dilihat rata-rata pada tabel 41, terjadi peningkatan minat siswa dengan mean minat akhir > mean minat awal. Hal ini dapat terjadi karena minat awal siswa untuk mengikuti pelajaran fisika dengan metode yang digunakan guru sudah baik. Di mana siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
senang diajar oleh gurunya, hal sama juga terjadi saat diajar oleh peneliti siswa merasa senang sehingga hasil rata-rata minat siswa bisa tidak berbeda jauh. 2.2.2.3
Uji T Dependen Minat Siswa Kelas Kontrol
Data minat siswa sebelum dan sesudah treatmen diuji dengan program SPSS dengan analisis Paired Sample Test. Hasil SPSS data minat siswa kelas kontrol adalah: Tabel 43. Perbandingan Mean Minat Awal dan Minat Akhir Paired Samples Statistics Mean Minat
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Awal
63.03
29
9.233
1.715
Akhir
65.14
29
6.340
1.177
Tabel 44. Uji T Dependen Minat Awal dan Minat Akhir Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Mean Deviation Mina Awalt
-2.103
9.013
Std. Error Mean 1.674
Difference Lower -5.532
Upper
Sig. (2t
1.325 -1.257
df 28
tailed) .219
Akhir
Hasil output SPSS tabel 43, terlihat bahwa rata-rata minat siswa sebelum menggunakan metode ceramahsebesar 63.03 dan rata-rata minat setelah menggunakan metode ceramah sebesar65.14. Hipotesis uji t: Ho = Tidak terdapat perbedaan antara minat awal dan minat akhir siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Hi = Terdapat perbedaan perbedaan antara minat awal dan minat akhir siswa. Kesimpulan: Untuk t = -1.257, p = 0.219 dengan level signifikan α = 0.05. Oleh karena p = 0.219 > α = 0.05, maka tidak signifikan dan Ho diterima. Berarti tidak ada perbedaan minat siswa sebelum menggunakan metode ceramah dan minat siswa setelah menggunakan metode ceramah. Apabila dilihat rata-rata pada tabel 44, terjadi peningkatan minat siswa dengan mean minat akhir > mean minat awal. 2.2.3 Kriteria Minat Siswa 2.2.3.1
Kriteria Minat Siswa Kelas Eksperimen
Analisis data skor minat setiap siswa pada pembelajaran fisika dapat dilihat pada tabel dibawah: Tabel 45. Kriteria Minat Siswa Kelas Eksperimen No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Kode Siswa M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17
Sebelum Treatmen Jumlah Skor Kriteria Minat 65 Cukup 82 Tinggi 75 Tinggi 71 Tinggi 68 Tinggi 71 Tinggi 76 Tinggi 83 Tinggi 83 Tinggi 67 Cukup 82 Tinggi 72 Tinggi 71 Tinggi 89 Sangat tinggi 76 Tinggi 76 Tinggi 64 Cukup
Setelah Treatmen Jumlah Skor Kriteria Minat 70 Tinggi 83 Tinggi 71 Tinggi 70 Tinggi 72 Tinggi 68 Tinggi 76 Tinggi 75 Tinggi 79 Tinggi 76 Tinggi 86 Sangat tinggi 69 Tinggi 78 Tinggi 89 Sangat tinggi 75 Tinggi 77 Tinggi 67 Cukup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18. 19. 20. 21. 22. 23.
M18 M19 M20 M21 M22 M23
84 68 74 85 67 74
Sangat tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi
90 70 92 84 67 71
105
Sangat tinggi Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi
Setelah masing-masing siswa dianalisis kriteria minatnya, seperti tabel diatas selanjutnya siswa dengan kriteria tingkat pemahaman sama akan dikelompokkan dalam satu kriteria dan dijumlahkan. Jumlah dari keseluruhan masing-masing kriteria kemudian dihitung presentasenya. Tabel 46. Presentase Kriteria Minat Siswa Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Sebelum Menggunakan Setelah Menggunakan Metode Kooperatif Tipe MetodeKooperatif Tipe Jigsaw II Jigsaw II No. Kriteria Minat Jumlah Persentase Jumlah Persentase Siswa (%) Siswa (%) 1. Sangat Tinggi 3 13.04 5 21.73 2. Tinggi 17 73.92 17 73.92 3. Cukup 3 13.04 1 4.35 4. Rendah 0 0 0 0 5. Sangat Rendah 0 0 0 0 Dari tabel presentase minat siswa diatas, dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan presentase kriteria minat dengan kriteria minat. Berikut adalah grafiknya:
Presentase kriteria minat (%)
Grafik 3. Hubungan Presentase Kriteria Minat dengan Kriteria Minat 100 50 0 Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat tinggi rendah Kriteria minat
Minat sebelum Minat sesudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Hasil analisis kriteria minat sebelum menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II kriteria siswa tinggi dan sangat tinggi berjumlah 20 siswa dengan prosentase 86.96%, 3 siswa termasuk kriteria minat cukup dengan presentase 13.04%. Kemudian minat belajar siswa setelah menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw IIuntuk kriteria minat yang tinggi dan sangat tinggi meningkat menjadi 22 siswa dengan presentase 95.65%, kriteria minat cukupmenjadi 1 siswa dengan prosentase 4.35%. Untuk mengetahui kriteria klasifikasi minat siswa secara keseluruhan menggunakan hasil presentase minat sebelum dan setelah menggunakan metode kooperatif jigsaw II dan berdasarkan tabel dalam bab III sebagai berikut: Tabel 47. Kriteria Minat Seluruh SiswaSebelum Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Skor Kirteria Minat Presentase
Jumlah yang memperoleh nilai ST 13.04%
ST+T 86.9%
ST+T+ C 100%
ST+T+C +R -
Kriteria Minat ST+T+C+ R+SR -
Tinggi
Tabel 48. Kriteria Minat Seluruh Siswa Setelah Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Skor Kirteria Minat Presentase
Jumlah yang memperoleh nilai ST 21.73%
ST+T 95.65%
ST+T+ C 100%
ST+T+C +R -
Kriteria Minat ST+T+C+ R+SR -
Tinggi
Dari hasil kriteria minat siswa didapatkan bahwa secara keseluruhan minat siswa sebelum menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II tinggi dan setelah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
menggunakan metode kooperatif jigsaw II secara keseluruhan minat siswa tinggi. Minat sebelum dan sesudah menggunakan metode didapatkan kriteria sama (yaitu tinggi). Hal tersebut sesuai dengan observasi peneliti saat siswa diajar oleh gurunya mereka terlihat senang. Meskipun demikian minat setelah treatmen terjadi peningkatan dapat dilihat dari presentasenya, yaitu peningkatan sebesar 8.75%. 2.2.3.2
Kriteria Minat Siswa Kelas Kontrol
Untuk analisis kriteria minat kelas kontrol sama seperti pada kelas eksperimen, yaitu: Tabel 49. Kriteria Minat Siswa Kelas Kontrol No
Kode siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20 M21 M22
Sebelum Menggunakan Metode Ceramah Jumlah Skor Kriteria Minat 54 Cukup 58 Cukup 72 Tinggi 70 Tinggi 49 Cukup 49 Cukup 71 Tinggi 76 Tinggi 64 Cukup 70 Tinggi 36 Rendah 69 Tinggi 72 Tinggi 46 Rendah 64 Cukup 67 Cukup 66 Cukup 68 Tinggi 61 Cukup 63 Cukup 62 Cukup 68 Tinggi
Setelah Menggunakan Metode Ceramah Jumlah Skor Kriteria Minat 60 Cukup 56 Cukup 66 Cukup 61 Cukup 55 Cukup 54 Cukup 70 Tinggi 71 Tinggi 55 Cukup 76 Tinggi 65 Cukup 69 Tinggi 72 Tinggi 69 Tinggi 57 Cukup 68 Tinggi 74 Tinggi 67 Cukup 71 Tinggi 67 Cukup 72 Tinggi 64 Cukup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Kode siswa M23 M24 M25 M26 M27 M28 M29
23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
Sebelum Menggunakan Metode Ceramah 65 Cukup 74 Tinggi 60 Cukup 65 Cukup 58 Cukup 59 Cukup 72 Tinggi
108
Setelah Menggunakan Metode Ceramah 61 Cukup 61 Cukup 58 Cukup 63 Cukup 66 Cukup 67 Cukup 74 Tinggi
Setelah masing-masing siswa dianalisis kriteria minatnya, seperti tabel diatas selanjutnya siswa dengan kriteria tingkat pemahaman sama akan dikelompokkan dalam satu kriteria dan dijumlahkan. Jumlah dari keseluruhan masing-masing kriteria kemudian dihitung presentasenya. Tabel 50. Presentase Kriteria Minat Siswa Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Metode Ceramah No
Kriteria minat
Sebelum Menggunakan Metode Ceramah Jumlah Presentase siswa (%) 0 0
Sebelum Menggunakan Metode Ceramah Jumlah Presentase siswa (%) 0 0
1.
Sangat tinggi
2.
Tinggi
11
37.93
11
37.93
3.
Cukup
16
55.17
18
62.07
4.
Rendah
2
6.9
0
0
5.
Sangat rendah
0
0
0
0
Dari tabel presentase minat siswa diatas, dapat digunakan untuk membuat grafik hubungan presentase kriteria minat dengan kriteria minat. Berikut adalah grafiknya:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Presentase Kriteria Minat (%)
Grafik 4. Hubungan Presentase Kriteria Minat dengan Kriteria Minat
80 60 40 20 0 Sangat Tinggi Sedang Rendah Sangat tinggi rendah
Minat sebelum Minat sesudah
Kriteria minat
Hasil analisis kriteria minat sebelum menggunakan metode ceramah minat siswa tinggi dan sangat tinggi 11 siswa dengan presentase 37.93%, 16 siswa termasuk kriteria minat cukup dengan presentase 55.17%, 2 siswa termasuk dalam kriteria minat rendah dengan 6.9%. Kemudian minat belajar siswa setelah menggunakan metode ceramah tetap untuk minat yang tinggi dan sangat tinggi yaitu 11 siswa 37.93%, kriteria minat cukup mengalami peningkatan berjumlah 18 siswa dengan presentase 24.13%. Untuk mengetahui kriteria minat siswa secara keseluruhan menggunakan hasil presentase minat sebelum dan setelah menggunakan metode ceramah dan berdasarkan tabel dalam bab III sebagai berikut: Tabel 51. Kriteria Minat Seluruh Siswa Sebelum Menggunakan Metode Ceramah Skor Kirteria Minat
Jumlah yang memperoleh nilai ST
Presentase
0%
ST+T 37.93%
ST+T+ C 93.1%
ST+T+C +R 100%
Kriteria Minat ST+T+C+ R+SR -
Cukup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Tabel 52. Kriteria Minat Seluruh Siswa Sesudah Menggunakan Metode Ceramah Skor Kirteria Minat
Jumlah yang memperoleh nilai ST
Presentase
0%
ST + T 37.93%
ST + T +C 100%
ST + T + C+R -
Kriteria Minat ST + T + C + R +SR -
Cukup
Dari hasil kriteria minat siswa secara keseluruhan sebelum dan sesudah menggunakan metode ceramah didapatkan minat sama yaitu siswa kelas VIII D memiliki kriteria minat cukup atau dengan kata lain tidak ada perubahan minat siswa. Namun ada peningkatan presentase kriteria minat setelah menggunakan metode ceramah sebesar 6.9%. 2.3 Kuisoner Sikap Kerjasama Kelas Eksperimen 2.3.1 Data Untuk mengetahui sikap kerjasama kelas VIII G sebagai subjek penelitian digunakan data kuisoner sikap kerjasama. Data tersebut disajikan pada tabel di bawah: Tabel53. Data Kuisoner Sikap Kerjasama No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kelas VIII G Kode Siswa Jumlah Skor A1 40 A2 43 A3 40 A4 39 A5 38 A6 38 A7 37 A8 44 A9 41 A10 40 A11 46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23
111
34 34 45 40 39 33 41 38 48 43 38 38
2.3.2 Analisis Kuisoner Sikap Kerjasama Siswa Berdasar kuisoner sikap kerjasama siswa, maka dapat digunakan untuk mencari kriteria sikap kerjasama siswa. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 54. Kriteria Sikap Kerjasama Siswa No
Kode Siswa
Jumlah Skor
Kriteria Sikap Kerjasama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19
40 43 40 39 38 38 37 44 41 40 46 34 34 45 40 39 33 41 38
Tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi Cukup Tinggi Tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Kode Siswa
Jumlah Skor
Kriteria Sikap Kerjasama
20. 21. 22. 23.
A20 A21 A22 A23
48 43 38 38
Sangat tinggi Sangat tinggi Tinggi Tinggi
112
Berdasar kriteria sikap kerjasama siswa pada tabel diatas, dapat dicari presentasenya: Tabel 55. Presentase Kriteria Sikap Kerjasama Siswa No
Jumlah siswa 6
Presentase (%)
1.
Kriteria Sikap Kerjasama Sangat tinggi
2.
Tinggi
16
69.57
3.
Cukup
1
4.35
4.
Rendah
0
0
5.
Sangat rendah
0
0
26.08
Hasil kriteria sikap kerjasama kelas eksperimenmenunjukkan bahwa tidak ada siswa yang termasuk kriteria sikap kerjasama rendah. Sikap kerjasama siswa termasuk
dalam
kriteria
sangat
tinggi
berjumlah
6
siswa
dengan
presentase26.08%, kriteria tinggi 16 siswa dengan presentase 60.57%, sedangkan kriteria cukup berjumlah 1siswa dengan presentase4.35%. Untuk mengetahui kriteria klasifikasi sikap kerjasama siswa kelas VIII G secara keseluruhan berdasarkan tabel dalam bab III sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Tabel 56. Kriteria Sikap Kerjasama Seluruh Siswa Skor Kirteria Sikap Kerjasama Presentase
Jumlah yang memperoleh nilai
ST
ST + T
26.08%
95.66%
ST + T +C 100%
ST + T + C+R
Kriteria Sikap Kerjasama ST + T + C + R +SR
Tinggi
Secara keseluruhan sikap kerjasama siswa kelas VIII G adalah tinggi. Dari tabel kriteria klasifikasi sikap kerjasama siswa tersebut, didapatkan hasil bahwa siswa kelas eksperimen yang diajar menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II memiliki sikap kerjasama tinggi.
3. Pembahasan 3.1 Perbedaan Pemahaman Siswa Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II dan Metode Ceramah Tujuan
dari
penelitian ini
adalah
untuk
mengetahui
perbedaan
pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan metode ceramah terhadap pemahaman siswa pada materi cermin cekung yang dapat dilihat melalui hasil pretest dan posttestnya. Maka berdasarkan hasil perhitungan statistik uji t independen pretest kedua kelas, didapatkan p = 0.231> 0.05 yang artinya bahwa hasil pretest kedua kelas tidak berbeda secara signifikan. Dengan kata lain tidak ada perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Untuk kelas eksperimen nilai rata-rata posttest sebesar 68.2409 lebih tinggi daripada nilai rata-rata pretest yaitu 16.4535. Sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata posttest sebesar 34.3500 lebih tinggi daripada nilai rata-rata pretest yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
14.4559. Hasil uji t kedua kelas menunjukkan adanya perbedaan signifikan. Dengan demikian, baik pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II maupun pembelajaran menggunakan metode ceramah sama-sama meningkatkan pemahaman siswa mengenai cermin cekung. Akan tetapi, nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata posttest kelas kontol. Berdasarkan analisis uji t juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Dengan demikian, ada perbedaan pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan metode ceramah. Perbedaan tersebut dapat ditunjukkan bahwa metode kooperatif tipe jigsaw II lebih meningkatkan pemahaman siswa materi cekung daripada metode ceramah. Berdasar analisis kriteria tingkat pemahaman siswa kelas eksperimen mengenai materi cermin cekung, saat posttestada 1 siswa yang termasuk dalam kriteria pemahaman rendah. Dari hasil diskusi dengan guru mata pelajaran di sekolah tersebut siswa ada beberapa siswa yang memiliki kemampuan rendah dan salah satu siswa dengan kode X17. Selain itu dari pengamatan peneliti terlihat bahwa siswa dengan kode X17 kesusahan dalam mengerjakan soal posttest, siswa tersebut sering melihat pekerjaan temannya dan ketika proses pembelajaran di kelas siswa tersebut kesusahan untuk mengerti materi cermin cekung yang dijelaskan, sehingga peneliti perlu mengulang beberapa kali penjelasan. Dari kejadian tersebut memperlihatkan bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan dalam memahami soal dan materi pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe jigsaw II secara keseluruhan dapat menimbulkan perubahan kriteria tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
pemahaman siswa kelas eksperimen. Di mana kriteria tingkat pemahaman siswa yang awalnya sangat rendah menjadi kriteria tingkat pemahaman cukup. Berdasar analisis kiteria tingkat pemahaman kelas kontrol, setelah diadakanposttestmasih ada banyak siswa yang termasuk dalam kriteria tingkat pemahaman rendah. Berdasarkan pengamatan siswa cenderung malas untuk mengerjakan soal. Sehingga dapat disimpulkan penerapan metode ceramah dapat merubah keriteria tingkat pemahaman siswa yang awalnya sangat rendah menjadi rendah. 3.2 Minat Siswa Analisis data kuisoner minat siswa sebelum menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II maupun metode ceramah menggunakan uji t independen. Di dapatkan bahwa p = 0.000 < 0.05, yang artinya signifikan berarti ada perbedaan keadaan awal antara kedua kelas. Karena keadaan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda maka secara statistik minat siswa tidak bisa dibandingkan. Untuk kelas eksperimen nilai rata-rataminat akhir (setelah treatmen) sebesar 76.30 lebih tinggi daripada nilai rata-rata minat awal (sebelum treatmen)yaitu 74.91. Sedangkan kelas kontrol nilai minat akhir (setelah menggunakan metode ceramah)sebesar 65.14 lebih tinggi daripada daripada nilai rata-rata minat awal (sebelum menggunakan metode ceramah)yaitu 63.03. Hasil uji t kedua kelas menunjukkan tidak ada perbedaan secara signifikan. Dengan demikian, baik pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II maupun
pembelajaran
menggunakan
metode
ceramah
sama-sama
tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
meningkatkan minat siswa. Dari data tersebut didapatkan bahwa nilai rata-rata minat awal kelas kontrol lebih kecil daripada nilai rata-rata minat kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan guru fisika yang mengajar, yang mana saat observasi kelas eksperimen siswa-siswa ketika diajar oleh gurunya, mereka memperhatikan dan cukup aktif jika ditanya oleh guru mereka menjawab. Selain itu jika diperhatikan guru mampu membangkitkan semangat siswa mengikuti pembelajaran fisika. Ada beberapa siswa juga yang mengungkapkan perasaan senang diajar oleh gurunya. Di sini faktor guru berpengaruh karena pernyataan kuesioner sebelum menggunakan metode berkaitan dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru. Minat siswa kedua kelas tidak dapat dibandingkan, untuk melihat metode mana yang mampu meningkatkan dilihat dari selisih rata-rata minat siswa. Untuk kelas eksperimen rerata sebesar 1.39, sedangkan rerata kelas kontrol sebesar 2.11. Berdasarkan peningkatan rata-rata minat lebih meningkat di kelas kontrol. Hal ini bisa terjadi karena di kelas kontrol saat diajar guru menggunakan metode ceramah mereka merasa senang, namun saat diajar oleh peneliti menggunakan metode ceramah mereka merasa lebih senang. Sedangkan kelas eksperimen saat diajar guru mereka merasa senang, begitu juga saat diajar peneliti menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II mereka juga terlihat senang dan memperhatikan. Menurut dasar teori mengenai minat bahwa minat siswa dapat dipengaruhi oleh faktor luar salah satunya adalah faktor guru dan metode pembelajaran. Dalam kriteria minat siswa secara keseluruhan kelas eksperimen, dapat disimpulkan
bahwa
secara
keseluruhan
kriteria
minat
siswa
kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
eksperimansebelum treatmen tinggi dan sesudah treatmen kriterianya juga tinggi. Sedangkan secara keseluruhan minat siswa kelas kontrol sebelum dan setelah dalam kriteria minat cukup 3.4 Sikap Kerjasama Siswa Berdasarkan analisis data kuisoner sikap kerjasama siswa menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II yang termasuk kriteria sikap kerjasama sangat tinggi 6 siswa, 16 siswa termasuk kriteria sikap kerjasama tinggi dan 1 siswa termasuk kriteria sikap kerjasama cukup.Dari hasil kriteria sikap kerjasama, diperoleh bahwa secara keseluruhan siswa yang diajarkan dengan metode kooperatif tipe jigsaw II memiliki sikap kerjasama tinggi. Hal tersebut terlihat bahwa dalam proses pembelajaran siswa ikut serta dalam mengerjakan tugas kelompok (percobaan ataupun menjawab soal), siswa juga saling berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan dan semua siswa dalam kelompok mengerjakan LKS. 4. Keterbatasan Penelitian 4.1 Tidak samanya guru mata pelajaran antara kelas sehingga membuat pertemuan antara kelas VIII G dan kelas VIII D berbeda. Akan lebih baik jika ingin mengetahui perubahan tingkat pemahaman siswa kelas diajar oleh guru yang sama dan jumlah pertemuan yang sama juga. Hal tersebut untuk menghemat waktu dan tidak adanya faktor gaya mengajar guru. 4.2 Keterbatasan waktu membuat siswa tidak dapat mendemonstrasikan kegiatan praktikum yang sudah mereka lakukan di kelompok ahli.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dalam penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.1 Ada perbedaan signifikan pemahaman siswa pada pembelajaran kelas menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan kelas menggunakan metode ceramah . Di mana rata-rata nilai posttestkelas metode kooperatif tipe jigsaw II lebih tinggi daripada kelas metode ceramah. 1.2 Metode kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan minat siswa, akan tetapi apabila dibandingkan dengan metode ceramah, peningkatan rata-rata lebih besar di kelas yang menggunakan metode ceramah. 1.3 Secara keseluruhan sikap kerjasama siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II adalah tinggi. 2. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan penelitian adalah sebagai berikut: 2.1 Pembelajaran fisika materi cermin cekung dengan metode kooperatif tipe jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman siswa, maka disarankan bagi guru dan calon guru untuk menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dalam pembelajaran fisika. 2.2 Karena pembelajaran fisika menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dapat membantu siswa memiliki minat dan sikap kerjasama yang baik, maka
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
disarankan bagi guru dan calon guru menggunakan metode kooperatif tipe tipe jigsaw II dalam pembelajaran fisika. 2.3 Kelas yang digunakan untuk penelitian sebaiknya dipilih setelah dilakukan analisis hasil pretest. 2.4 Penelitian eksperimen sebaiknya memilih guru fisika yang mengajar kedua kelas sama, jumlah pertemuan untuk penelitian juga sama. 2.5 Untuk penelitian selanjutnya agar mempersiapkan dengan baik metode yang akan digunakan. Selain itu juga mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R. I. 2008. Learning to Teach, (Penerjemah Soetjipto & Sri Mulyatini). Yogyakarta : Pustaka Pelajar Arikunto, S. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Budi, K. 2001. Berbagai Strategi Untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif Dalam Proses Pembelajaran Fisika Di SMU, Efektivitasnya, Dan Sikap Mereka Pada Strategi Tersebut. Vol , 53 Daryanto, H. 2007. Evaluasi Pendidikan: komponen MDK. Jakarta: Rineka Cipta Daryanto., Mulyo, Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Penerbit Gava Media Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa IndonesiaEd 4. Jakarta: Gramedia Dewi,
Ayu K. 2013. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Dalam http://ayukusumadewi.wordspress.com/2013/02/08/pembelajarankooperatif-tipe-jigsaw/.Diakses pada 10 Juli 2014 Djamarah., Syaiful, Bahri. 2011. Psikologi Belajar Ed II. Jakarta: Rineka Cipta Fanani, D. 2006. Sistem Pembelajaran KBK terhadap Motivasi Belajar Para Peserta Didik pada Bidang Studi Fisika. Dalam http://researchengies.educationcreativitycom/0406dyn. html. Diakses pada 17 Juni 2014 Fatirul,
A. 2008. Cooperative Leraning. Dalam http:// trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/02/cooperative-learning.pdf. Diakses pada 18 Februari 2014 Huda, M. 2012. Cooprrative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar Hutanjalay, R. 2013. Minat dan Kurangnya Minat Bagi Kaum Muda. Dalam http://m.kompasiana.com/post/read/573807/3/minat-dan-kurangnyaminat-belajar-bagi-kaum-muda.html.Diakses tanggal 17 Juni 2014 Isjoni, 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Belajar Kanginan, M. 2002. IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga Lestari, T. 2010. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw. Makalah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dalam http://trilestarisdkanisiusgowonganblogspot.com/2010/04/model-pembelajarankooperatif-teknik.html. Diakses pada 3 April 2014 Lie, A. 2010. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo Prehati, W. 2013. Pengertian Penelitian Eksperimen. Dalam http://wiwinprehati.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/11/06/pengertianpenelitian-eksperimen/. Diakses 30 Januari 2015
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenda Media Siregar, E., Hartini, Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Gahlia Indonesia Slavin, R. 2009. Cooperative Learning, Riset dan Praktek, (Penerjemah Nurulita). Jakarta : Penerbit Nusa Media Suharsono., Retnoningsih. 2008. Cetakan pertama. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Suparno, P. 2008. Kajian Kurikulum Fisika SMA/MA Berdasarkan KTSP. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Suparno, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Belajar Susanto, A. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama Taniredja, T. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Grasindo Tim
Pengembang Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan : Pendidikan Lintas Bidang II. Bandung: Grasindo Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan : Pendidikan Lintas Bidang IV. Bandung: Grasindo Uno B, Hamzah., Koni, Satria. 2012. Assessment Pembelajaran : Jakarta: PT Bumi Aksara Wahyuni, Sri dkk. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Multimedia Audio Visual Dalam Pembelajaran Fisika Di Smp. Vol 1, 152 Yuwita, Kristina. 2008. Kefektifan Metode Cooperatif Tipe Jigsaw II yang Melibatkan Siswa dalam Pembelajaran Matematika pada Sekolah Inklusi di Kelas XII IPS 2 MAN Maguwoharjo. USD. Yogyakarta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin dari Kampus
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin dari BAPPEDA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
Lampiran 4. Silabus Pembelajaran
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP Negeri 1 Kebonarum Klaten
Kelas / Semester
: VIII / 2
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Aspek
: Fisika
Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk kehidupan seharihari Penilaian Kompetensi Dasar
Materi
Kegiatan
Indikator Pencapaian
Pokok
pembelajaran
Kompetensi
6.3 Menyelidiki Cahaya
Menyelidiki tiga
Teknik
Mampu
Tes tertulis
sifat-sifat
sinar istimewa pada
menggambarkan
cahaya dan
pemantulan cahaya
hubunganya
cermin cekung
dengan
Alokasi Sumber Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
Uraian
Gambarkan tiga
Waktu
Belajar
10x40’ Buku paket
sinar istimewa pada
ilmu
tiga sinar istimewa
pemantulan cahaya
pengetahua
pada pemantulan
cermin cekung!
n alam
cahaya cermin
untuk SMP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
Penilaian Kompetensi Dasar berbagai
Materi
Kegiatan
Indikator Pencapaian
Pokok
pembelajaran
Kompetensi
bentuk
percobaan untuk
cermin dan
menentukan jarak
lensa
cekung
Melakukan
Alokasi Sumber Teknik
Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
Tes
Waktu
Belajar kelas VIII,
Berapakah jarak
cermin
percobaan dan
fokus yang dimiliki
cekung,
fokus cermin
mendapatkan nilai
cermin cekung
bangku
cekung
jari-jari
apabila dalam
optik,
kelengkungan
percobaan diketahui
benda
cermin (R)
jari-jari
berupa lilin,
kelengkungan 30
penggaris
Melakukan
Mampu melakukan tertulis Uraian
Mampu melakukan
Tes tulis Uraian
cm?
percobaan untuk
percobaan dan
menentukan
melukiskan
pembentukan dan
pembentukan
tingginya 2 cm
sifat bayangan pada
bayangan saat
terletak di depan
cermin cekung
benda berada
cermin cekung.
dilebih dari titik
Cermin cekung
pusat kelengkungan
tersebut memiliki
Sebuah benda yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi
Kegiatan
Indikator Pencapaian
Pokok
pembelajaran
Kompetensi
Alokasi Sumber Teknik
Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
cermin (M)
jari-jari kelengkungan 9 cm.
Mampu melakukan Tes percobaan dan tertulis
Gambar dan sebutkan sifat
Uraian
melukiskan
bayangan saat benda
pembentukan
terletak pada jarak
bayangan saat
11 cm dari cermin
benda berada
cekung
diantara titik pusat
Sebuah benda yang
kelengkungan
tingginya 2 cm
cermin (M) dan
terletak di depan
titik fokus (F)
cermin cekung. Cermin cekung tersebut memiliki jari-jari
Waktu
Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi
Kegiatan
Indikator Pencapaian
Pokok
pembelajaran
Kompetensi
Alokasi Sumber Teknik
Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen kelengkungan 9 cm. Gambar dan sebutkan sifat bayangan saat benda terletak pada jarak 7 cm dari cermin
Tes Mampu melukiskan pembentukan
tertulis Uraian
cekung
Dimanakah benda
bayangan maya,
harus diletakkan jika
tegak dan
ingin mendapatkan
diperbesar.
bayangan benda maya, tegak dan diperbesar pada gambar di bawah? P
F
Waktu
Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi
Kegiatan
Indikator Pencapaian
Pokok
pembelajaran
Kompetensi
Teknik
Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
Tes
Siswa menyelesaikan
Alokasi Sumber
Mampu
tertulis Uraian
Sebuah benda yang
soal yang
menghitung jarak
tingginya 2 cm
berkaitan dengan
bayangan (s’),
diletakkan 6 cm di
cermin cekung
perbesaran (M),
depan sebuah
tinggi bayangan
cermin cekung yang
(h’) pada cermin
jarak fokusnya 4
cekung
cm. Hitunglah: jarak
Mampu menyebutkan
Tes
bayangan,
tertulis Uraian
perbesaran dan tinggi bayangannya!
contoh penggunaan cermin cekung
Sebutkan empat
yang ada dalam
penggunaan cermin
kehidupan sehari-
cekung dalam
hari
kehidupan sehari-
Waktu
Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131
Penilaian Kompetensi Dasar
Materi
Kegiatan
Indikator Pencapaian
Pokok
pembelajaran
Kompetensi
Alokasi Sumber Teknik
Bentuk
Contoh
Instrumen
Instrumen
Waktu
Belajar
hari yang kamu ketahui! Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ) Ketelitian ( carefulness) Yogyakarta, 20 Maret 2014 Peneliti
Rita Rahmawati Mengetahui, Dosen Pembimbing
Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.
Guru Mata Pelajaran
Djunaidi, S.Pd
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Lampiran 5 a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas VIII G RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
:
SMP Negeri I Kebonarum Klaten
Mata Pelajaran
:
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Aspek
:
Fisika
Kelas / Semester
:
VIII (delapan)/Semester 2
Standar Kompetensi
:
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
:
6.3
Menyelidiki
sifat-sifat
cahaya
dan
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Indikator
:
1.Siswa mampu melakukan pengamatan untuk mengetahui cermin cekung. 2. Siswa mampu melakukan percobaan untuk menunjukkan pembentukan bayangan pada cermin cekung. 3. Siswa
mampu
menjelaskan
proses
pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung. 4. Siswa
mampu
menunjukkan
hubungan
antara jarak fokus dengan jarak benda dan jarak bayangan pada cermin cekung melalui percobaan. 5. Siswa mampu menghitung jarak benda, jarak bayangan, jarak fokus, perbesaran bayangan dan jari-jari kelengkungan dalam soal yang terkait dengan cermin cekung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Alokasi waktu
:
133
10 x 40 menit (5 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi siswa mampu menjelaskan tiga sinar istimewa pada pemantulan cahaya cermin cekung. 2. Melalui pengamatan siswa mampu mengetahui cermin cekung. 3. Melalui percobaan siswa mampu menghitung jari-jari kelengkungan dan jarak fokus cermin cekung. 4. Melalui percobaan siswa mampu menjelaskan pembentukan dan sifat-sifat bayangan saat benda berada pada jarak lebih besar dari titik pusat kelengkungan cermin (M). 5. Melalui percobaan siswa mampu menjelaskan pembentukan dan sifat-sifat bayangan saat benda berada di antara titik pusat kelengkungan cermin (M) dan titik fokus (F). 6. Melalui percobaan siswa mampu menjelaskan pembentukan dan sifat-sifat bayangan saat benda berada di antara titik fokus (F) dan titik pusat bidang cermin (O). 7. Melalui percobaan siswa mampu menjelaskan pembentukan dan sifat-sifat bayangan saat benda berada tepat di titik fokus cermin (F). 8. Melalui percobaan siswa mampu menjelaskan pembentukan dan sifat-sifat bayangan saat benda berada tepat di titik pusat kelengkungan cermin (M). 9. Melalui percobaan siswa mampu mampu menunjukkan hubungan antara jarak fokus dengan jarak benda dan jarak bayangan pada cermin cekung melalui percobaan. 10. Siswa mampu menghitung jarak benda (s), jarak bayangan (s’), jarak fokus (f), perbesaran bayangan (M) dan jari-jari kelngkungan (R) dalam soal yang terkait dengan cermin cekung. B. Materi Pembelajaran Urain tentang sub materi cermin cekung diringkas dari buku IPA SMP dalam bab cahaya halaman 184-185 yang dikarang oleh Sumarwan, dkk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Cermin cekung mempunyai sifat mengumpulkan cahaya. Posisi pusat kelengkungan cermin cekung hanya satu dan terletak di belakang titik fokus. Untuk melukiskan bayangan yang terjadi pada cermin cekung dapat memanfaatkan sinar-sinar istimewa dan sinar pantulnya. Titik pertemuan dari semua sinar pantulnya ini akan membentuk bayangan benda. Adapun sinarsinar istimewa pada cermin cekung, yaitu: 1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. Berikut gambarnya:
Gambar. Sinar istimewa pertama cermin cekung 2. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama. Berikut gambarnya:
Gambar. Sinar istimewa kedua cermin cekung 3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (M) dipantulkan melalui sinar itu pula. Berikut gambarnya:
Gambar. Sinar istimewa ketiga cermin cekung Bayangan yang terbentuk pada cermin cekung dapat bersifat maya dan nyata. Bersifat maya jika bayangan yang terbentuk oleh perpotongan perpanjangan sinar pantul. Bayangan nyata terjadi jika bayangan yang terbentuk dari perpotongan sinar-sinar pantul. Selain itu bayangan benda juga dapat bersifat terbalik atau sama seperti benda dan diperkecil atau diperbesar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Berdasarkan lukisan pemantulan atau pembentukan bayangan pada cermin cekung bayangan nyata akan menghasilkan Si bertanda + dan bayangan maya akan menghasilkan Si bertanda -. Melalui percobaan akan diperoleh persamaan:
di mana: s : jarak benda ke cermin s’ : jarak bayangan ke cermin f : jarak titik fokus ke cermin Selain itu juga akan diperoleh persamaan:
di mana: h : tinggi benda h’ : tinggi bayangan selalu + Perbandingan tinggi bayangan dan tinggi benda, disebut perbesaran bayanagn (M). Berarti persamaan tersebut dapat disempurnakan menjadi: M=
=
C. Metode Pembelajaran Metode
: Kooperatif tipe Jigsaw II (percobaan, kerja kelompok, ceramah aktif dan tanya jawab).
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pertemuan Pertama (2 x 40 menit) No
Kegiatan 1. Pendahuluan Perkenalan diri sebagai peneliti dan doa. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang sub materi cermin cekung dengan pretest dan pengisian kuisoner. 2. Kegiatan Inti Pretest Pengisian kuisoner minat Pembagian kelompok asal dan kartu nama berwarna untuk anggota kelompok ahli.
Alokasi Waktu 3 menit 3 menit
Metode Ceramah aktif
Ceramah 60 menit 5 menit 7 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Penutup Menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan di laboratorium.
2 menit
136
Ceramah
Pertemuan Kedua (2 x 40 menit) No
Kegiatan 1. Pendahuluan Guru menyapa siswa, menunjuk salah satu siswa memimpin doa. Apersepsi dan motivasi Guru bertanya kepada siswa: - Bagaimana bayangan kalian sewaktu bercermin dicermin datar? - Bagaimana bayangan kalian jika berkaca di depan cermin cekung? Apakah bentuk bayangannya yang dihasilkan oleh cermin cekung akan sama dengan yang dihasilkan oleh cermin datar? Orientasi Guru memberikan arahan bahwa siswa harus memahami sub materi cermin cekung agar dapat menyelesaikan soal. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II. Prasyarat pengetahuan Apa saja tiga sinar istimewa pada pemantulan cermin cekung? 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru membimbing siswa untuk berkumpul menurut kelompok asal. Guru memberikan permasalahan untuk mengetahui cermin cekung dengan bertanya kepada siswa bagaimana bayangan wajah kalian ketika bercermin di cermin cekung?. Siswa melakukan pengamatan bayangan wajah mereka sendiri menggunakan bagian yang melengkung kedalam dari sendok untuk berbagai nilai jarak dengan petunjuk pada LKS A serta mencatat hasil pengamatannya di LKS tersebut. Siswa melakukan pengamatan bayangan wajah mereka sendiri menggunakan bagian yang menonjol kedepan dari sendok untuk berbagai nilai jarak dengan petunjuk pada LKS A serta mencatat hasil pengamatannya di LKS tersebut.
Alokasi Waktu 2 menit
Metode Ceramah aktif
3 menit
1 menit
1 menit
1 menit 2 menit
5 menit
5 menit
Percobaan , kerja kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
Pertemuan Kedua (2 x 40 menit) No
Kegiatan
Alokasi Waktu
Metode
Siswa (setiap kelompok asal) dengan bimbingan guru mengungkapkan hasil pengamatan. Guru membagikan hand out pada setiap siswa. Siswa dibimbing guru membaca dan mendiskusikan tentang bagian-bagian dari cermin cekung dan tiga sinar istimewa yang terdapat pada pemantulan cahaya cermin cekung. Elaborasi Siswa dibimbing guru melakukan pra eksperimen berkaitan dengan cara menentukan jarak fokus cermin cekung. Siswadalam kelompok asal melakukan percobaan untuk menentukan jarak fokus pada cermin cekung sesuai petunjuk pada LKS B. Siswa(setiap kelompok asal) mempresentasikan hasil percobaan. Siswadibimbing guru membahas pertanyaan yang ada pada LKS B. Konfirmasi Peserta didik menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung dengan mengerjakan soal yang diberikan guru. Peserta didik merangkum kegiatan pembelajaran di buku mereka masing-masing. 3. Penutup Guru bersama siswaberdiskusi membuat merangkum kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan di laboratorium.
3 menit 1 menit 5 menit
10 menit
20 menit
5 menit 2 menit
5 menit
4 menit
4 menit 1 menit
Ceramah aktif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
Pertemuan Ketiga (2 x 40 menit) No
Kegiatan
1. Pendahuluan Guru menyapa siswa, menunjuk salah satu siswa memimpin doa. Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kartu nama berwarna. Bagi anggota kelompok ahli kartu hijau berkumpul di meja 1, anggota kelompok ahli kartu pink berkumpul di meja 2, anggota kelompok ahli kartu biru berkumpul di meja 3, anggota kelompok ahli kartu ungu berkumpul di meja 4 dan anggota kelompok ahli kartu putih berkumpul di meja 5. Apersepsi dan motivasi Guru bertanya kepada siswa mengenai percobaan yang sudah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya: Bagaimana cara menentukan jarak fokus cermin cekung, jika kita sudah mengetahui nilai R? Berapa jarak fokus cermin cekung yang kalian dapatkan? Orientasi Guru memberikan arahan bahwa siswa harus memahami sub materi cermin cekung agar dapat menyelesaikan soal. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa menggunakan metode jigsaw II untuk mengetahui sifat bayangan benda yang tergantung pada letak benda. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Siswa menggambarkan letak titik fokus F dan letak titik pusat kelengkungan cermin M setelah diketahui nilai jarak fokusnya (f). Guru bersama siswa melakukan demonstrasi untuk mengetahui cara menentukan nilai jarak benda (s), jarak bayangan (s’), tinggi benda (h), tinggi bayangan (h’) serta sifat bayangan dalam percobaan. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) masingmasing anggota kelompok ahli. Siswa memahami LKS masing-masing. Elaborasi Siswa (anggota ahli) berkartu hijau dengan bimbingan guru melakukan percobaan untuk menunjukkan pembentukan dan sifat-sifat bayangan benda saat benda berada tepat dititik M dengan petunjuk pada LKS 1.
Alokasi Waktu
2 menit
Metode Ceramah aktif
3 menit
3 menit
1 menit 1 menit
2 menit
9 menit
2 menit 2 menit
5 menit
5 menit
Kooperatif tipe jigsaw II (percobaan, kerja kelompok ahli maupun asal dan tanya jawab)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Siswa (anggota ahli) berkartu pink dengan bimbingan guru melakukan praktikum untuk menunjukkan pembentukan dan sifat-sifat bayangan benda saat benda berada diantara titik M dan titik F dengan petunjuk pada LKS 2. Siswa (anggota ahli) berkartu biru melakukan praktikum untuk menunjukkan pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan benda saat benda berada diantara titik F dan titik O dengan petunjuk pada LKS 3. Siswa (anggota ahli) berkartu ungu melakukan praktikum untuk menunjukkan pembentukan dan sifat-sifat bayangan benda saat benda berada di depan titik M dengan petunjuk pada LKS 4. Siswa (anggota ahli) berkartu putih melakukan praktikum untuk menunjukkan pembentukan dan sifat-sifat bayangan benda saat benda berada tepat di titik fokus F dengan petunjuk pada LKS 5. Saat berada dikelompok ahli siswa dibimbing guru memahami hand out untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan sifat bayangan pada cermin cekung. Siswa (anggota ahli) dibimbing oleh guru membahas cara untuk mengajarkan materi dikelompok asal melalui praktikum yang sudah dilakukan. Siswa (kelompok ahli) kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusi. Guru membimbing siswa dalam penyampaian hasil diskusi di kelompok asal (sebagai fasilitator). Konfirmasi Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai sifat bayangan benda yang didapatkan melalui percobaan yang sudah dilakukan pada masing-masing kelompok ahli. Siswa merangkum kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan praktikum sifat bayangan benda pada buku mereka masing-masing. 3. Penutup Guru bersama siswa membuat rangkuman mengenai pembentukan bayangan dan sifat-sifat bayangan cermin cekung. Guru mengakhiri pembelajaran.
5 menit
5 menit
5 menit
10 menit
10 menit
2 menit
3 menit
3 menit
2 menit
Ceramah aktif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
Pertemuan Keempat (2 x 40 menit) No
Kegiatan
1. Pendahuluan Guru menyapa siswa, menunjuk salah satu siswa memimpin doa. Apersepsi dan motivasi Guru bertanya kepada siswa mengenai kegiatan percobaan yang sudah dilaksanakan yaitu mengenai pembentukan bayangan pada cermin cekung: - Apabila benda diletakkan 33 cm dari cermin cekung, bagaimana sifat bayangan benda yang terbentuk? Orientasi Guru memberikan arahan bahwa siswa harus memahami sub materi cermin cekung agar dapat menyelesaikan soal. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa melanjutkan untuk diskusi dikelompok asal dan melanjutkan penjelasan materi. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Siswa dibimbing guru menjelaskan cara menentukan sifat bayangan benda melalui percobaan. Siswa menyebutkan sifat bayangan yang sudah didapatkan dari praktikum saat benda berada 33 cm dari cermin cekung. Elaborasi Siswa (anggota ahli) melanjutkan penyampaian hasil diskusi dikelompok asal dengan dibimbing guru. Kuis Siswa dibimbing guru membahas mengenai hubungan jarak fokus (f), jarak benda (s), jarak bayangan (s’) serta mengenai perbesaran bayangan. Siswa dibimbing guru menyelesaikan soal hitungan untuk menentukan jarak bayangan (s’), tinggi bayangan (h’) dan perbesaran bayangan (M). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Konfirmasi Siswa mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi cermin cekung. Guru bertanya jawab mengenai materi yang belum dipahami peserta didik. 3. Penutup Guru bersama siswa membuat rangkuman bersama mengenai materi cermin cekung yang sudah dipelajari. Guru mengakhiri pembelajaran.
Alokasi Waktu 2 menit
Metode Ceramah aktif
3 menit
1 menit
1 menit
5 menit 3 menit
Kooperatif tipe jigsaw II (diskusi kelompok asal dan tanya jawab)
20 menit 15 menit 10 menit
10 menit
5 menit
2 menit
3 menit
Ceramah aktif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Pertemuan Kelima (2 x 40 menit) No
Kegiatan 1. Pendahuluan Guru menyapa siswa, menunjuk salah satu siswa memimpin doa. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu untuk mengetahui pengetahuan akhir siswa tentang sub materi cermin cekung dengan posttest dan pengisian angket. 2. Kegiatan Inti Posttest Pengisian angket 3. Penutup Pemberian hadiah bagi kelompok asal yang anggotanya mengalami peningkatan pemahaman tentang sub materi cermin cekung. Hasil peningkatan dilihat dari nilai kuis. Guru mengakhiri pembelajaran dan berpamitan pada siswa.
Alokasi Waktu 2 menit 3 menit
Metode Ceramah aktif
Ceramah 60 menit 7 menit 5 menit Ceramah
3 menit
E. Sumber dan Media Pembelajaran Buku paket ilmu pengetahuan untuk SMP Kelas VIII (Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga halaman 197-202). Buku paket IPA lain yang relevan. Lembar kerja siswa (LKS). .Cermin cekung, bangku optik, layar, benda, penggaris, sendok, korek api. Media lainnya, seperti papan tulis, spidol dan lain-lain.
F.
Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian Tes tertulis yaitu berupa pretest dan posttest
Bentuk instrument Tes uraian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
Lampiran 5 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas VIII D RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
:
SMP Negeri I Kebonarum Klaten
Mata Pelajaran
:
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Aspek
:
Fisika
Kelas / Semester
:
VIII (delapan)/Semester 2
Standar Kompetensi
:
6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.
Kompetensi Dasar
:
6.3
Menyelidiki
sifat-sifat
cahaya
dan
hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa. Indikator
:
1. Siswa mampu melakukan pengamatan untuk mengetahui cermin cekung. 2. Siswa
mampu
menjelaskan
proses
pembentukan dan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung. 3. Siswa
mampu
menunjukkan
hubungan
antara jarak fokus dengan jarak benda dan jarak bayangan pada cermin cekung. 4. Siswa mampu menghitung jarak benda, jarak bayangan, jarak fokus, perbesaran bayangan dan jari-jari kelengkungan dalam soal yang terkait dengan cermin cekung. Alokasi waktu A. Tujuan Pembelajaran
: 4 x 40 menit (2 pertemuan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
1. Siswa mampu menjelaskan tiga sinar istimewa pada pemantulan cahaya cermin cekung. 2. Siswa mampu mengetahui penerapan cermin cekung. 3. Siswa mampu menjelaskan pembentukan dan sifat-sifat bayangan saat benda berada pada jarak lebih besar dari titik pusat kelengkungan cermin (M). 4. Siswa mampu menjelaskan pembentukan dan sifat-sifat bayangan saat benda berada di antara titik pusat kelengkungan cermin (M) dan titik fokus (F). 5. Siswa mampu menjelaskan pembentukan dan sifat-sifat bayangan saat benda berada di antara titik fokus (F) dan titik pusat bidang cermin (O). 6. Siswa mampu menjelaskan pembentukan dan sifat-sifat bayangan saat benda berada tepat di titik fokus cermin (F). 7. Siswa mampu menjelaskan pembentukan dan sifat-sifat bayangan saat benda berada tepat di titik pusat kelengkungan cermin (M). 8. Siswa mampu menunjukkan hubungan antara jarak fokus dengan jarak benda dan jarak bayangan pada cermin cekung. 9. Siswa mampu menghitung jarak benda (s), jarak bayangan (s’), jarak fokus (f), perbesaran bayangan (M) dan jari-jari kelngkungan (R) dalam soal yang terkait dengan cermin cekung. B. Materi Pembelajaran Urain tentang sub materi cermin cekung diringkas dari buku IPA SMP dalam bab cahaya halaman 184-185 yang dikarang oleh Sumarwan, dkk. Cermin cekung mempunyai sifat mengumpulkan cahaya. Posisi pusat kelengkungan cermin cekung hanya satu dan terletak di belakang titik fokus. Untuk melukiskan bayangan yang terjadi pada cermin cekung dapat memanfaatkan sinar-sinar istimewa dan sinar pantulnya. Titik pertemuan dari semua sinar pantulnya ini akan membentuk bayangan benda. Adapun sinarsinar istimewa pada cermin cekung, yaitu: 1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus. Berikut gambarnya:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
Gambar. Sinar istimewa pertama cermin cekung 2. Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama. Berikut gambarnya:
Gambar. Sinar istimewa kedua cermin cekung 3. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (M) dipantulkan melalui sinar itu pula. Berikut gambarnya:
Gambar. Sinar istimewa ketiga cermin cekung
Bayangan yang terbentuk pada cermin cekung dapat bersifat maya dan nyata. Bersifat maya jika bayangan yang terbentuk oleh perpotongan perpanjangan sinar pantul. Bayangan nyata terjadi jika bayangan yang terbentuk dari perpotongan sinar-sinar pantul. Selain itu bayangan benda juga dapat bersifat terbalik atau sama seperti benda dan diperkecil atau diperbesar. Berdasarkan lukisan pemantulan atau pembentukan bayangan pada cermin cekung bayangan nyata akan menghasilkan Si bertanda + dan bayangan maya akan menghasilkan Si bertanda -. Persamaan-persamaan yang ada dalam cermin cekung, yaitu: Melalui percobaan akan diperoleh persamaan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
di mana: s : jarak benda ke cermin s’ : jarak bayangan ke cermin f : jarak titik fokus ke cermin Selain itu juga akan diperoleh persamaan:
di mana: h : tinggi benda h’ : tinggi bayangan selalu + Perbandingan tinggi bayangan dan tinggi benda, disebut perbesaran bayangan (M). Berarti persamaan tersebut dapat disempurnakan menjadi: M=
=
C. Metode Pembelajaran Metode
: Ceramah
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Pertemuan Pertama (2 x 40 menit) No
Kegiatan 1. Pendahuluan Perkenalan diri sebagai peneliti dan doa. Motivasi dan apersepsi: Guru bertanya pada siswa: Bagaimana bayangan kalian jika bercerim dicermin datar? Apakah bayangan kalian saat bercermin dicermin cekung sama seperti bayangan saat bercermin dicermin datar? Orientasi Guru memberikan arahan bahwa siswa harus memahami sub materi cermin cekung agar dapat menyelesaikan soal. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai selama pembelajaran berlangsung.
Alokasi Waktu 2 menit 3 menit
1 menit
1 menit
Metode Ceramah aktif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
Pertemuan Pertama (2 x 40 menit) No
Kegiatan 2. Kegiatan Inti Pretest Pengisian angket Eksplorasi Siswa dibimbing guru melakukan pengamatan bayangan wajah ketika bercermin menggunakan bagian sendok yang melengkung ke dalam dan menonjol ke depan. Siswa bersama guru membahas hasil pengamatan dan menyimpulkan bagian sendok yang merupakan cermin cekung . Guru membagikan hand out. Elaborasi Siswa membaca tentang bagian-bagian dari cermin cekung dan tiga sinar istimewa yang terdapat pada pemantulan cahaya cermin cekung. Guru menjelaskan tentang bagian-bagian cermin cekung dan tiga sinar istimewa yang terdapat pada pemantulan cahaya cermin cekung. Guru menjelaskan tentang cara melukiskan pembentukan bayangan pada cermin cekung serta menjelaskan menentukan sifat bayangan yang terjadi. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. Guru memberikan satu contoh soal Konfirmasi Siswa mengerjakan soal yeng berhubungan dengan pembentukan dan sifat bayangan pada cermin cekung.
Alokasi Waktu 15 menit 2 menit
Metode Ceramah aktif
3 menit
2 menit
1 menit
5 menit
8 menit
15 menit 2 menit 5 menit
10 menit
3. Penutup Guru bersama siswa membuat rangkuman mengenai 3 menit materi yang sudah dipelajari. 2 menit Guru mengakhiri pembelajaran.
Ceramah
Pertemuan Kedua (2 x 40 menit) No
Kegiatan
1. Pendahuluan Guru menyapa siswa, menunjuk salah satu siswa memimpin doa.
Alokasi Waktu 2 menit
Metode Ceramah aktif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Pertemuan Kedua (2 x 40 menit) No
Kegiatan
Motivasi dan apersepsi: Guru bertanya pada siswa: Bagaimana sifat bayangan saat benda berada 33 cm dari cermin cekung? Bagaimana hubungan antara f, s dan s’? Orientasi Guru memberikan arahan bahwa siswa harus memahami sub materi cermin cekung agar dapat menyelesaikan soal. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai selama pembelajaran berlangsung. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Siswa dibimbing guru memberikan penjelasan mengenai simbol f, s dan s’. Serta R dan M. Siswa menuliskan persamaan f, s dan s’. Elaborasi Siswa membaca hand out tentang persamaan cermin cekung. Guru menjelaskan tentang persamaan cermin cekung yaitu hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’), dan jarak fokus (f). Serta perbesaran bayangan. Guru menjelaskan contoh penggunaan cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan satu contoh soal. Kemudian siswa mengerjakan satu soal. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya. Posttest Pengisian angket Konfirmasi Guru bertanya pada siswa mengenai soal posttest, apa ada yang sulit atau perlu di bahas. 3. Penutup Guru mengakhiri pembelajaran dan berpamitan pada siswa.
Alokasi Waktu
Metode
3 menit
1 menit
1 menit Ceramah 3 menit 2 menit 2 menit 15 menit
5 menit 10 menit 3 menit 25 menit 2 menit 3 menit
Ceramah 3 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
E. Sumber dan Media Pembelajaran Buku paket ilmu pengetahuan untuk SMP Kelas VIII (Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga halaman 197-202). Buku paket IPA lain yang relevan. Lembar kerja siswa (LKS). Sendok, penggaris. Media lainnya, seperti papan tulis, spidol dan lain-lain. F. Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian
Tes tertulis yaitu berupa pretest dan posttest
Bentuk instrument
Tes uraian Yogyakarta, 6 Maret 2014 Peneliti
Rita Rahmawati NIM: 101424028 Mengetahui,
Dosen pembimbing
Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.
Guru Mata Pelajaran
Djunaidi, S.Pd
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
Lampiran 6 a. Daftar Anggota Kelompok Asal Daftar Anggota Kelompok Asal
a. Kelompok Asal 1 1. Ervina Prabandari 2. Ketut Rizal Pratama 3. Muhammad Prasetyoko 4. Ninda Wulandari 5. Hafid Wiguna b. Kelompok Asal 2 1. Irwan Andriyanto 2. Diah Ningrum Adiningsih 3. Rina Susanti 4. Apriliani Indriawati 5. Fitria Millenia Istari c. Kelompok Asal 3 1. Apriliana Indriawati 2. David Ade Sumarno 3. Hanifah Budiyani 4. Dwiki Bahtera Maula d. Kelompok Asal 4 1. Nanda Shinta Qoirunisa 2. Aden Vebby Pramana Putra 3. Putri Delima 4. Reza Halvi Herlambang 5. Annisa Wardeni e. Kelompok Asal 5 1. Damar Agatra Kurniawan 2. Doni Nugroho 3. Rani Rahmadiyani Setyo Budi 4. Margiyani Anis Ftria
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Lampiran 6 b. Daftar Anggota Kelompok Ahli Daftar Anggota Kelompok Ahli
a. Kelompok Kartu Hijau 1. Ervina Prabandari 2. Diah Ningrum Adiningsih 3. David Ade Sumarno 4. Rani Rahmadiyani Setyo Budi 5. Reza Halvi Herlambang b. Kelompok Kartu Pink 1. Ninda Wulandari 2. Rina Susanti 3. Damar Agatra Kurniawan 4. Hanifah Budiyani 5. Aden Vebby Pramana Putra c. Kelompok Kartu Biru 1. Irwan Andriyanto 2. Dwiki Bahtera Maula 3. Putri Delima 4. Margiyani Anis Ftria 5. Hafid Wiguna d. Kelompok Kartu Ungu 1. Nanda Shinta Qoirunisa 2. Ketut Rizal Pratama 3. Doni Nugroho 4. Apriliani Indriawati 5. Dwiki Bahtera Maula e. Kelompok Asal 5 1. Apriliana Indriawati 2. Muhammad Prasetyoko 3. Fitria Millenia Istari 4. Annisa Wardeni 5. Damar Agatra Kurniawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
Lampiran 7 a. Lembar Kerja Siswa A Lembar Kerja Siswa (LKS) A A. Tujuan: - Peserta didik mampu mengetahui bagian cermin cekung melalui percobaan dengan menggunakan sendok. - Peserta didik mampu menjelaskan perbedaan antara cermin cekung dan cermin cembung melalui sifat bayangan. B. Alat dan Bahan: 1. Sendok 2. Benda berupa muka 3. Penggaris C. Langkah Kegiatan: I. Kegiatan 1 (bagian sendok yang melengkung ke dalam) 1. Susun alat percobaan dengan urutan sendok bagian melengkung ke dalam-muka seperti gambar di bawah
2. Letakkan sendok di depan muka: a. berikan jarak antara sendok dengan muka sebesar 10 cm b. amati bayangan muka yang terjadi c. masukkan hasil pengamatan dalam tabel di bawah 3. Lakukan kembali langkah kegiatan nomer 3a sampai 3c dengan mengubah jarak antara sendok dengan muka sebesar 35 cm dan 65 cm. No. Jarak sendok ke Posisi dan ukuran bayangan muka (cm) dibandingkan dengan posisi dan ukuran benda 1.
10
2.
35
3.
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
Pertanyaan bahan diskusi 1.
Melalui percobaan di atas apakah bayangan muka berubah jika jaraknya berubah?
2.
Melalui percobaan yang telah kamu lakukan pada jarak berapakah bayanga kalian terlihat lebih besar dari pada muka kalian?
3.
Melalui percobaan yang telah kamu lakukan pada jarak berapakah bayanga kalian terlihat lebih kecil dari pada muka kalian?
4.
Melalui percobaan di atas, apakah posisi bayangan muka kalian berubah?
5. Semakin jauh jarak muka ke sendok maka ………………………… bayangan muka. II. Kegiatan 2 (bagian sendok yang menonjol ke depan) 1. Susun alat percobaan dengan urutan sendok bagian menonjol ke depan-muka seperti gambar di bawah
2. Letakkan sendok di depan muka: a. berikan jarak antara sendok dengan muka sebesar 10 cm b. amati bayangan muka yang terjadi c. masukkan hasil pengamatan dalam tabel di bawah 3. Lakukan kembali langkah kegiatan nomer 3a sampai 3c dengan mengubah jarak antara sendok dengan muka sebesar 35 cm dan 65 cm. No.
Jarak sendok ke muka (cm)
1.
10
Posisi dan ukuran bayangan dibandingkan dengan posisi dan ukuran benda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
35
3.
65
153
Pertanyaan bahan diskusi 1.
Melalui percobaan di atas apakah bayangan muka berubah jika jaraknya berubah?
2.
Melalui percobaan yang telah kamu lakukan pada jarak berapakah bayanga kalian terlihat lebih besar dari pada muka kalian?
3.
Melalui percobaan yang telah kamu lakukan pada jarak berapakah bayanga kalian terlihat lebih kecil dari pada muka kalian?
4.
Melalui percobaan di atas, apakah posisi bayangan muka kalian berubah?
5.
Semakin jauh jarak muka ke sendok maka ………………………… bayangan muka.
D. Kesimpulan 1. Melalui percobaan yang sudah kalian lakukan bagian sendok manakah yang merupakan cermin cekung?
2. Bagaimana sifat bayangan muka pada bagian sendok yang merupakan cermin cekung?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
Kunci Jawaban
Lembar Kerja Siswa (LKS) A A. Tujuan: -
Peserta didik mampu mengetahui bagian cermin cekung melalui percobaan dengan menggunakan sendok. - Peserta didik mampu menjelaskan perbedaan antara cermin cekung dan cermin cembung melalui sifat bayangan. B. Alat dan Bahan: 1. Sendok 2. Benda berupa muka 3. Penggaris C. Langkah Kegiatan: III. Kegiatan 1 (bagian sendok yang melengkung ke dalam) 1. Susun alat percobaan dengan urutan sendok bagian melengkung ke dalam-muka seperti gambar di bawah
2. Letakkan sendok di depan muka: a. berikan jarak antara sendok dengan muka sebesar 10 cm b. amati bayangan muka yang terjadi c. masukkan hasil pengamatan dalam tabel di bawah 3. Lakukan kembali langkah kegiatan nomer 3a sampai 3c dengan mengubah jarak antara sendok dengan muka sebesar 35 cm dan 65 cm. No. Jarak sendok ke Posisi dan ukuran bayangan muka (cm) dibandingkan dengan posisi dan ukuran benda Terbalik, nyata dan lebih besar 1. 10 Terbalik, nyata dan sama besar 2. 35 Terbalik, nyata dan diperkecil 3. 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
Pertanyaan bahan diskusi 1. Melalui percobaan di atas apakah bayangan muka berubah jika jaraknya berubah? Iya 2. Melalui percobaan yang telah kamu lakukan pada jarak berapakah bayanga kalian terlihat lebih besar dari pada muka kalian? Pada jarak 10 cm 3. Melalui percobaan yang telah kamu lakukan pada jarak berapakah bayanga kalian terlihat lebih kecil dari pada muka kalian? Pada jarak 65 cm 4. Melalui percobaan di atas, apakah posisi bayangan muka kalian berubah? Iya 5. Semakin jauh jarak muka ke sendok maka semakin kecilbayangan muka. IV. Kegiatan 2 (bagian sendok yang menonjol ke depan) 1. Susun alat percobaan dengan urutan sendok bagian menonjol ke depan-muka seperti gambar di bawah
2. Letakkan sendok di depan muka: a. berikan jarak antara sendok dengan muka sebesar 10 cm b. amati bayangan muka yang terjadi c. masukkan hasil pengamatan dalam tabel di bawah 3. Lakukan kembali langkah kegiatan nomer 3a sampai 3c dengan mengubah jarak antara sendok dengan muka sebesar 35 cm dan 65 cm. No. Jarak sendok ke Posisi dan ukuran bayangan muka (cm) dibandingkan dengan posisi dan ukuran benda Tegak, maya, diperkecil 1. 10 Tegak, maya, diperkecil 2. 35 Tegak, maya, diperkecil 3. 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
Pertanyaan bahan diskusi 1.
2.
3.
4.
5.
Melalui percobaan di atas apakah bayangan muka berubah jika jaraknya berubah? Tidak Melalui percobaan yang telah kamu lakukan pada jarak berapakah bayanga kalian terlihat lebih besar dari pada muka kalian? Tidak ada, karena bayangannya semua diperkecil Melalui percobaan yang telah kamu lakukan pada jarak berapakah bayanga kalian terlihat lebih kecil dari pada muka kalian? Pada jarak 10 cm, 35 cm dan 65 cm Melalui percobaan di atas, apakah posisi bayangan muka kalian berubah? Tidak Semakin jauh jarak muka ke sendok maka semakin kecilbayangan muka.
D. Kesimpulan 1. Melalui percobaan yang sudah kalian lakukan bagian sendok manakah yang merupakan cermin cekung? Sendok yang melengkung ke bagian dalam 2. Bagaimana sifat bayangan muka pada bagian sendok yang merupakan cermin cekung? Sifat bayangannya, yaitu terbalik, nyata, diperkecil, diperbesar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
Lampiran 7 b. Lembar Kerja Siswa B Lembar Kerja Siswa (LKS) B A. Tujuan: -
Menentukan jarak fokus cermin cekung melalui percobaan.
B. Alat dan Bahan: 1. Meja optik 2. Cermin cekung 3. Benda berupa lilin 4. Layar C. Dasar Teori Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’), dan jarak fokus (f) untuk cermin cekung adalah
f= R=2xf D. Langkah kegiatan Menentukan R 1. Susunlah alat dengan urutan cermin cekung-benda-layar. Seperti gambar di bawah cermin cekung
lilin
layar
2. Geser-geser cermin cekung, agar bayangan jatuh di layar sebelah benda:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
a. Carilah posisi yang tepat agar terbentuk besar bayangan sama dengan besar benda dan terbalik. b. Ukurlah jarak cermin ke benda (simbol s). c. Ukurlah jarak cermin ke bayangan (simbol s’). 3. Masukkan data pengamatan dalam tabel. 4. Ulangi langkah 2 dan 3 sebanyak 3 kali. No
Hasil percobaan s = s’(cm)
Hasil perhitungan f (cm)
R (cm)
1. 2. 3. 4. 5. Hitunglah rata-rata jarak fokus (f) cermin cekung!
6. Setelah mendapatkan nilai rata-rata jarak fokus (f) cermin cekung, carilah jari-jari kelengkungan cermin cekung!
7. Melalui percobaan di atas dapat diketahui bahwa nilai fokus cermin cekung …………. dari nilai jari-jari kelengkungan cermin cekung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) B
A. Tujuan: - Menentukan jarak fokus cermin cekung melalui percobaan. B. Alat dan Bahan: 1. Meja optik 2. Cermin cekung 3. Benda berupa lilin 4. Layar C. Dasar Teori Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’), dan jarak fokus (f) untuk cermin cekung adalah
f= R=2xf D. Langkah kegiatan Menentukan R 1. Susunlah alat dengan urutan cermin cekung-benda-layar. Seperti gambar di bawah cermin cekung
lilin
layar
2. Geser-geser cermin cekung, agar bayangan jatuh di layar sebelah benda:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
d. Carilah posisi yang tepat agar terbentuk besar bayangan sama dengan besar benda dan terbalik. e. Ukurlah jarak cermin ke benda (simbol s). f. Ukurlah jarak cermin ke bayangan (simbol s’). 3. Masukkan data pengamatan dalam tabel. 4. Ulangi langkah 2 dan 3 sebanyak 3 kali. No 1. 2. 3. 4.
Hasil percobaan s = s’(cm) 32 30 32 31
Hasil perhitungan f (cm) R (cm) 16 31,2 15 16 15,5
5. Hitunglah rata-rata jarak fokus (f) cermin cekung frata-rata = 6. Setelah mendapatkan nilai rata-rata jarak fokus (f) cermin cekung, carilah jari-jari kelengkungan cermin cekung R=2xf R = 2 x 15,6 = 31,2 cm 7. Melalui percobaan di atas dapat diketahui bahwa nilai fokus cermin cekung setengah dari nilai jari-jari kelengkungan cermin cekung. 8. Hasil percobaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
Lampiran 8 a. Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli 1 Nama siswa : Kelompok asal: Lembar Kerja Siswa (LKS 1) A. Tujuan: Peserta
didik
mampu
melakukan
percobaan
untuk
menentukan
pembentukan bayangan saat benda berada tepat di titik M. Peserta
didik
mampu
melukiskan
pembentukan
bayangan
dan
menyebutkan sifat-sifat bayangan yang terjadi. B. Alat dan Bahan: 1. Meja optik 2. Cermin cekung 3. Benda berupa lilin 4. Layar 5. Penggaris C. Dasar Teori Benda yang terletak tepat pada titik pusat kelengkungan cermin cekung maka sifat bayangan adalah nyata, terbalik dan sama besar dengan bendanya (h=h’). Berikut gambar pembentukan bayangan yang terjadi pada cermin cekung:
D. Hipotesis Benda yang terletak tepat di pusat kelengkungan cermin cekung M akan menghasilkan sifat bayangan nyata, terbalik dan sama besar dengan benda. E. Langkah Kegiatan: 1. Susunlah alat seperti gambar di bawah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
cermin cekung
lilin
lay ar
2. Letakkan benda tepat di titik pusat kelengkungan cermin (titik M) yaitu yang berjarak 32 cm dari cermin cekung. a. Carilah bayangan yang dipantulkan cermin dengan mengubahubah layar. b. Ukurlah jarak cermin ke benda (dalam tabel simbol s) c. Ukurlah jarak cermin ke bayangan (dalam tabel simbol s’) d. Ukurlah tinggi benda (dalam tabel simbol h) e. Ukurlah tinggi bayangannya (dalam tabel simbol h’) f. Masukkan nilai s, s’, h dan h’ dalam tabel. No
s (cm)
1.
32
s’ (cm)
h (cm)
h’ (cm)
Sifat bayangan yang terjadi
F. Pertanyaan bahan diskusi 1. Di depan cermin cekung ataukah di belakang cermin cekung bayangan yang terbentuk? 2. Melalui hasil percobaan yang sudah kamu lakukan, samakah posisi benda dengan posisi bayangannya? Jelaskan pendapatmu! 3. Melalui hasil percobaan yang sudah kamu lakukan, sama atau tidak tinggi benda dengan tinggi bayangannya? Jelaskan pendapatmu! 4. Lukiskan pembentukan bayangan yang terjadi dengan melengkapi gambar di bawah. Berikut petunjuk untuk melukiskan pembentukan bayangannya:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
a. Berikan simbol titik fokus (F) dan titik pusat kelengkungan cermin (M) dengan jarak antara titik O dengan titik F 6 cm dan jarak antara titik O dengan titik M 12 cm. b. Letakkan benda tepat di titik pusat kelengkungan cermin (titik M) dengan tinggi benda 1,5 cm. c. Tariklah sinar datang sejajar dengan sumbu utama melewati puncak benda ke cermin (beri nama sinar a) dan gambarlah pula sinar pantul melalui titik fokus (beri nama sinar c). d. Tarik kembali sinar datang melalui titik fokus yang melewati puncak benda (beri nama sinar b) dan gambarlah pula sinar pantul sehingga sinar pantul sejajar dengan sumbu utama (beri nama sinar d). e. Titik potong antara dua sinar pantul (sinar c dan sinar d) merupakan bayangan dari puncak benda. f. Kamu dapat membuat bayangan pada titik tersebut dan sifat bayangan dapat langsung kamu amati.
Sifat bayangan dilihat dari gambar:
5. Sama atau tidak sifat bayangan yang kamu amati dari percobaan dengan gambar yang telah kamu buat? G. Kesimpulan 1. Melalui percobaan yang telah dilakukan, apakah hipotesis di atas yang menyatakan bahwa benda yang terletak tepat di pusat kelengkungan cermin cekung M akan menghasilkan sifat bayangan nyata, terbalik dan sama besar dengan benda itu benar?
2. Bagaimana sifat bayangan dari hasil percobaan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
Lampiran 8 b. Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli 2 Nama siswa
:
Kelompok asal: Lembar Kerja Siswa (LKS 2) A. Tujuan: Peserta
didik
mampu
melakukan
percobaan
untuk
menentukan
pembentukan bayangan saat benda berada di antara titik M dan F. Peserta
didik
mampu
melukiskan
pembentukan
bayangan
dan
menyebutkan sifat-sifat bayangan yang terjadi. B. Alat dan Bahan: 1. Meja optik 2. Cermin cekung 3. Benda berupa lilin 4. Layar 5. Penggaris C. Dasar Teori Benda yang terletak di antara titik M dan F memiliki sifat bayngan nyata, terbalik dan diperbesar dari bendanya (h’> h). Berikut gambar pembentukan bayangan yang terjadi pada cermin cekung:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
D. Hipotesis Benda yang terletak tepat di antara pusat kelengkungan cermin cekung M dan titik fokus cermin F menghasilkan sifat bayangan nyata, terbalik dan diperbesar. E. Langkah Kegiatan 1. Susunlah alat seperti gambar di bawah. lilin
cermin cekung
layar
2. Letakkan benda 25 cm dari cermin cekung. a. Carilah bayangan yang dipantulkan cermin dengan mengubah-ubah layar. b. Ukurlah jarak cermin ke benda (dalam tabel simbol s) c. Ukurlah jarak cermin ke bayangan (dalam tabel simbol s’) d. Ukurlah tinggi benda (dalam tabel simbol h) e. Ukurlah tinggi bayangannya (dalam tabel simbol h’) f. Masukkan nilai s, s’, h dan h’ dalam tabel. No 1.
s (cm) 25
s’ (cm)
h (cm)
h’ (cm)
Sifat bayangan yang terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
F. Pertanyaan bahan diskusi 1. Di depan cermin cekung ataukah di belakang cermin cekung bayangan yang terbentuk? 2. Melalui hasil percobaan yang sudah kamu lakukan, samakah posisi benda dengan posisi bayangannya? Jelaskan pendapatmu! 3. Melalui hasil percobaan yang sudah kamu lakukan, sama atau tidak tinggi benda dengan tinggi bayangannya? Jelaskan pendapatmu! 4. Lukiskan pembentukan bayangan yang terjadi dengan melengkapi gambar di bawah. Berikut petunjuk untuk melukiskan pembentukan bayangannya: a. Berikan simbol titik fokus (F) dan titik pusat kelengkungan cermin (M) dengan jarak antara titik O dengan titik F 6 cm dan jarak antara titik O dengan titik M 12 cm. b. Letakkan benda 8 cm dari titik O (diantara titik M dan titik F) dengan tinggi benda 1,5 cm. c. Tariklah sinar datang sejajar dengan sumbu utama melewati puncak benda ke cermin (beri nama sinar a) dan gambarlah pula sinar pantul melalui titik fokus (beri nama sinar c). d. Tarik kembali sinar datang melalui titik fokus yang melewati puncak benda (beri nama sinar b) dan gambarlah pula sinar pantul sehingga sinar pantul sejajar dengan sumbu utama (beri nama sinar d).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
e. Titik potong antara dua sinar pantul (sinar c dan sinar d) merupakan bayangan dari puncak benda. f. Kamu dapat membuat bayangan pada titik tersebut dan sifat bayangan dapat langsung kamu amati.
Sifat bayangan dilihat dari gambar:
5. Sama atau tidak sifat bayangan yang kamu amati dari percobaan dengan gambar yang telah kamu buat? G. Kesimpulan 1. Melalui percobaan yang telah dilakukan, apakah hipotesis di atas yang menyatakan bahwa benda yang terletak tepat di antara titik M dan titik F akan menghasilkan sifat bayangan nyata, terbalik dan diperbesar dengan benda itu benar?
2. Bagaimana sifat bayangan dari hasil percobaan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
Lampiran 8 c. Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli 3 Nama siswa
:
Kelompok asal: Lembar Kerja Siswa (LKS 3) A. Tujuan: Peserta
didik
mampu
melakukan
percobaan
untuk
menentukan
pembentukan bayangan saat benda berada di antara titik F dan O. Peserta
didik
mampu
melukiskan
pembentukan
bayangan
dan
menyebutkan sifat-sifat bayangan yang terjadi. B. Alat dan Bahan: 1. Meja optik 2. Cermin cekung 3. Benda berupa lilin 4. Layar 5. Penggaris C. Dasar Teori Benda yang terletak di antara titik fokus F dan titik pusat cermin O memiliki sifat bayangan maya, tegak dan diperbesar dari bendanya (h’> h). Berikut gambar pembentukan bayangan yang terjadi pada cermin cekung:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
D. Hipotesis Benda yang terletak tepat di antara F dan O menghasilkan sifat bayangan maya, tegak dan diperbesar. E. Langkah Kegiatan: 1. Susunlah alat seperti gambar di bawah. layar
lilin cermin cekung
2. Letakkan benda 8 cm dari cermin cekung. a. Carilah bayangan yang dipantulkan cermin dengan mengubah-ubah layar. b. Ukurlah jarak cermin ke benda (dalam tabel simbol s) c. Ukurlah jarak cermin ke bayangan (dalam tabel simbol s’) d. Ukurlah tinggi benda (dalam tabel simbol h) e. Ukurlah tinggi bayangannya (dalam tabel simbol h’) f. Masukkan nilai s, s’, h dan h’ dalam tabel. No 1.
s (cm) 8
s’ (cm)
h (cm)
h’ (cm)
Sifat bayangan yang terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
F. Pertanyaan bahan diskusi 1. Di depan cermin cekung ataukah di belakang cermin cekung bayangan yang terbentuk? 2. Melalui hasil percobaan yang sudah kamu lakukan, samakah posisi benda dengan posisi bayangannya? Jelaskan pendapatmu! 3. Melalui hasil percobaan yang sudah kamu lakukan, sama atau tidak tinggi benda dengan tinggi bayangannya? Jelaskan pendapatmu! 4. Lukiskan pembentukan bayangan yang terjadi dengan melengkapi gambar di bawah. Berikut petunjuk untuk melukiskan pembentukan bayangannya: a. Berikan simbol titik fokus (F) dan titik pusat kelengkungan cermin (M) dengan jarak antara titik O dengan titik F 6 cm dan jarak antara titik O dengan titik M 12 cm. b. Letakkan benda 4 cm dari titik O (diantara titik O dan titik F) dengan tinggi benda 1,5 cm. c. Tariklah sinar datang sejajar dengan sumbu utama melewati puncak benda ke cermin (beri nama sinar a) dan gambarlah pula sinar pantul melalui titik fokus (beri nama sinar c). d. Tarik kembali sinar datang melalui titik fokus yang melewati puncak benda (beri nama sinar b) dan gambarlah pula sinar pantul sehingga sinar pantul sejajar dengan sumbu utama (beri nama sinar d).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
e. Perpanjanglah sinar pantul (sinar c dan sinar d) sehingga terjadi titik potong antara dua sinar tersebut di belakang cermin. f. Titik potong antara perpanjangan sinar pantul itu merupakan bayangan dari puncak benda. g. Kamu dapat membuat bayangan pada titik tersebut dan sifat bayangan dapat langsung kamu amati.
Sifat bayangan dilihat dari gambar:
h. Sama atau tidak sifat bayangan yang kamu amati dari percobaan dengan gambar yang telah kamu buat? G. Kesimpulan 1. Melalui percobaan yang telah dilakukan, apakah hipotesis di atas yang menyatakan bahwa benda yang terletak di antara F dan O akan menghasilkan sifat bayangan maya, tegak dan diperbesar dengan benda itu benar?
2. Bagaimana sifat bayangan dari hasil percobaan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
Lampiran 8 d. Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli 4 Nama siswa
:
Kelompok asal: Lembar Kerja Siswa (LKS 4) A. Tujuan: Peserta
didik
mampu
melakukan
percobaan
untuk
menentukan
pembentukan bayangan saat benda berada di depan titik M. Peserta
didik
mampu
melukiskan
pembentukan
bayangan
dan
menyebutkan sifat-sifat bayangan yang terjadi. B. Alat dan Bahan: 1. Meja optik 2. Cermin cekung 3. Benda berupa lilin 4. Layar 5. Penggaris C. Dasar Teori Benda yang terletak di depan titik pusat kelengkungan cermin M memiliki sifat nyata, terbalik dan diperkecil dari bendanya (h’< h). Berikut gambar pembentukan bayangan yang terjadi pada cermin cekung:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
D. Hipotesis Benda yang terletak di depan titik pusat kelengkungan cermin M menghasilkan sifat bayangan nyata, terbalik dan diperkecil. E. Langkah Kegiatan: 1. Susunlah alat seperti gambar di bawah. cermin cekung
lilin
layar
2. Letakkan benda 34 cm dari cermin cekung a. Carilah bayangan yang dipantulkan cermin dengan mengubahubah layar. b. Ukurlah jarak cermin ke benda (dalam tabel simbol s) c. Ukurlah jarak cermin ke bayangan (dalam tabel simbol s’) d. Ukurlah tinggi benda (dalam tabel simbol h) e. Ukurlah tinggi bayangannya (dalam tabel simbol h’) f. Masukkan nilai s, s’, h dan h’ dalam tabel. No
s (cm)
1.
34
s’ (cm)
h (cm)
h’ (cm)
Sifat bayangan yang terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
F. Pertanyaan bahan diskusi 1. Di depan cermin cekung ataukah di belakang cermin cekung bayangan yang terbentuk? 2. Melalui hasil percobaan yang sudah kamu lakukan, samakah posisi benda dengan posisi bayangan? Jelaskan pendapatmu! 3. Melalui hasil percobaan yang sudah kamu lakukan, sama atau tidak tinggi benda dengan tinggi bayangannya? Jelaskan pendapatmu! 4. Lukiskan pembentukan bayangan yang terjadi dengan melengkapi gambar di bawah. Berikut petunjuk untuk melukiskan pembentukan bayangannya: a. Berikan simbol titik fokus (F) dan titik pusat kelengkungan cermin (M) dengan jarak antara titik O dengan titik F 6 cm dan jarak antara titik O dengan titik M 12 cm. b. Letakkan benda 14 cm dari cermin cekung (lebih dari titik M) dengan tinggi benda 1,5 cm. c. Tariklah sinar datang sejajar dengan sumbu utama melewati puncak benda ke cermin (beri nama sinar a) dan gambarlah pula sinar pantul melalui titik fokus (beri nama sinar c). d. Tarik kembali sinar datang melalui titik fokus yang melewati puncak benda (beri nama sinar b) dan gambarlah pula sinar pantul sehingga sinar pantul sejajar dengan sumbu utama (beri nama sinar d).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
e. Titik potong antara dua sinar pantul (sinar c dan sinar d) merupakan bayangan dari puncak benda. f. Kamu dapat membuat bayangan pada titik tersebut dan sifat bayangan dapat langsung kamu amati.
Sifat bayangan dilihat dari gambar:
5. Sama atau tidak sifat bayangan yang kamu amati dari percobaan dengan gambar yang telah kamu buat?
G. Kesimpulan 1. Melalui percobaan yang telah dilakukan, apakah hipotesis di atas yang menyatakan bahwa benda yang terletak di depan pusat kelengkungan cermin cekung (titik M ) akan menghasilkan sifat bayangan nyata, terbalik dan diperkecil dengan benda itu benar?
2. Bagaimana sifat bayangan dari hasil percobaan yang telah kamu lakukan!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
Lampiran 8 e. Lembar Kerja Siswa Kelompok Ahli 5 Nama siswa
:
Kelompok asal: Lembar Kerja Siswa (LKS 5) A. Tujuan: Peserta
didik
mampu
melakukan
percobaan
untuk
menentukan
pembentukan bayangan saat benda berada di titik fokus F. Peserta
didik
mampu
melukiskan
pembentukan
bayangan
dan
menyebutkan sifat-sifat bayangan yang terjadi. B. Alat dan Bahan: 1. Meja optik 2. Cermin cekung 3. Benda berupa lilin 4. Layar 5. Penggaris C. Dasar Teori Benda yang terletak di depan titik fokus cermin cekung (di titik F) memiliki sifat jauh tak terhingga. Berikut gambar pembentukan bayangan yang terjadi pada cermin cekung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
D. Hipotesis Benda yang terletak di depan titik fokus cermin cekung (di titik F) memiliki sifat jauh tak terhingga. E. Langkah Kegiatan: 1. Susunlah alat seperti gambar di bawah. cermin cekung
lilin
layar
3. Letakkan benda 16 cm dari cermin cekung a. Carilah bayangan yang dipantulkan cermin dengan mengubahubah layar. b. Ukurlah jarak cermin ke benda (dalam tabel simbol s) c. Ukurlah jarak cermin ke bayangan (dalam tabel simbol s’) d. Ukurlah tinggi benda (dalam tabel simbol h) e. Ukurlah tinggi bayangannya (dalam tabel simbol h’) f. Masukkan nilai s, s’, h dan h’ dalam tabel. No
s (cm)
1.
16
s’ (cm)
h (cm)
h’ (cm)
Sifat bayangan yang terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
F. Pertanyaan bahan diskusi 1. Di depan cermin cekung ataukah di belakang cermin cekung bayangan yang terbentuk? 2. Melalui hasil percobaan yang sudah kamu lakukan, samakah posisi benda dengan posisi bayangannya? Jelaskan pendapatmu! 3. Melalui hasil percobaan yang sudah kamu lakukan, sama atau tidak tinggi benda dengan tinggi bayangannya? Jelaskan pendapatmu! 4. Lukiskan pembentukan bayangan yang terjadi dengan melengkapi gambar di bawah. Berikut petunjuk untuk melukiskan pembentukan bayangannya: a. Berikan simbol titik fokus (F) dan titik pusat kelengkungan cermin (M) dengan jarak antara titik O dengan titik F 6 cm dan jarak antara titik O dengan titik M 12 cm. b. Letakkan benda 6 cm dari cermin cekung (tepat di F) dengan tinggi benda 1,5 cm. c. Tariklah sinar datang sejajar dengan sumbu utama melewati puncak benda ke cermin (beri nama sinar a) sehingga sinar pantulnya akan melalui titik fokus (beri nama sinar c). d. Tarik kembali sinar datang melalui titik fokus yang melewati puncak benda (beri nama sinar b) sehingga sinar pantulnya akan sejajar dengan sumbu utama (beri nama sinar d). e. Tarik sinar datang melalui titik M melewati puncak benda sampai menuju cermin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
f. Kamu dapat mengamati apakah terdapat titik yang menyatu untuk membuat bayangan benda.
Sifat bayangan dilihat dari gambar:
5. Sama atau tidak sifat bayangan yang kamu amati dari percobaan dengan gambar yang telah kamu buat?
G. Kesimpulan 1. Melalui percobaan yang telah dilakukan, apakah hipotesis di atas yang menyatakan bahwa benda yang terletak tepat di titik fokus cermin (titik F) akan menghasilkan sifat bayangan jauh tak terhingga itu benar?
2. Bagaimana sifat bayangan dari hasil percobaan yang telah kamu lakukan!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
Lampiran 9. Handout
Handout Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung I.
Cermin Cekung Cermin cekung merupakan cermin yang permukaan mengkilapnya (bagian depan) melengkung ke dalam. Bagian permukaan mengkilap yang ada pada permukaan cermin cekung merupakan permukaan yang memantulkan cahaya. Bagian-bagian dari cermin cekung yaitu titik pusat kelengkungan cermin (diberi lambang M), titik pusat bidang cermin (diberi lambang O) dan titik fokus cermin (diberi lambang F). Di bawah ini merupakan gambar bagian dari cermin cekung:
Hukum pemantulan cahaya juga berlaku pada cermin cekung. Pada cermin cekung garis normal yaitu garis yang tegak lurus pada bidang cermin adalah garis yang menghubungkan titik jatuhnya sinar dengan titik pusat kelengkungan cermin (titik M). Jadi tidak seperti cermin datar yang arah garis normalnya hanya satu, garis normal pada cermin cekung berubah-ubah bergantung pada titik jatuhnya sinar pada cermin. Jika sinar jatuh dititik B maka garis normalnya adalah garis BM. Jika sinar jatuh di titik D maka garis normalnya adalah garis DM, seperti gambar:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
II.
181
Tiga sinar istimewa pada cermin cekung Pemantulan cahaya pada cermin cekung memiliki aturan tertentu yang disebut sinar istimewa pada cermin cekung. Ada tiga sinar istimewa pada pemantulan cahaya yang sangat penting untuk melukis pembentukan bayangan pada cermin cekung, yaitu: 1. Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus F.
2. Sinar datang melewati titik fokus (F) dipantulkann sejajar sumbu utama.
3.
Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (M) dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut.
III.
Melukis pembentukan bayangan pada cermin cekung A. Pembentukan dan sifat bayangan Bayangan pada cermin cekung terjadi karena perpotongan sinar-sinar pantul konvergen atau perpotongan perpanjangan sinar-sinar pantul di balik cermin. Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung tergantung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
pada letak bendanya. Ada beberapa lukisan pembentukan bayangan beserta sifat bayangannya, antara lain: a. Benda terletak pada jarak lebih besar dari titik pusat kelengkungan cermin (M)
Sifat bayangan yang terbentuk: nyata, terbalik dan diperkecil
b. Benda terletak tepat pada titik pusat kelengkungan cermin cekung (M)
Sifat bayangan yang terbentuk: nyata, terbalik dan sama besar dengan benda
c.
Benda
terletak di antara titik pusat kelengkungan cermin
cekung(M) dan titik fokus (F)
Sifat bayangan yang terbentuk: nyata, terbalik dan lebih besar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
d. Benda terletak tepat di titik fokus utama (F)
Sifat bayangan yang terbentuk: jauh tak terhingga
e. Benda terletak di antara titik fokus utama (F) dan titik potong cermin cekung (O)
Sifat bayangan yang terbentuk: maya, tegak dan lebih besar
Keterangan gambar di atas: A = benda A’= bayangan benda O = titik pusat bidang cermin F = titik fokus cermin M = titik pusat kelengkungan cermin Sehingga dari lukisan pembentukan bayangan di atas dapat disimpulkan bahwa benda semakin menjahui cermin cekung maka bayangan akan kecil dan benda semakin mendekati cermin cekung bayangan akan semakin besar.
B. Keterangan sifat-sifat bayangan pada cermin cekung 1. Nyata: bayangan benda bersifat nyata karena bayangan yang terbentuk hasil dari perpotongan sinar-sinar pantul dan berpotongan di depan cermin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
2. Maya: bayangan benda bersifat maya karena bayangan berada di belakang cermin cekung dan terbentuk dari perpanjangan sinar pantul. 3. Terbalik: bayangan benda bersifat terbalik karena hasil pemantulan sinarnya kembali ke depan cermin dan posisinya terbalik. 4. Tegak: bayangan benda bersifat tegak karena hasil pemantulan sinarnya lurus dan sama posisinya seperti benda. 5. Diperbesar: bayangan benda bersifat diperbesar karena lebih besar dari benda. 6. Diperkecil: bayangan benda bersifat diperkecil karena lebih kecil dari benda. IV.
Persamaan Cermin Cekung Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan (s’), dan jarak fokus (f) untuk cermin cekung dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Gambar pembentukan bayangan pada cermin cekung Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
f = R=2xf Keterangan: f = jarak fokus utama yang diukur dari titik O sampai titik F. Bernilai positif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
s = jarak benda yang diukur dari titik O sampai benda s’= jarak bayangan yang diukur dari titik O sampai bayangan benda yang terbentuk. Bernilai positif bila bayangan bersifat nyata dan bernilai negatif jika bayangan maya R = jari-jari kelengkungan cermin cekung. Bernilai positif Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi bayangan dan tinggi bendanya. Jika tinggi bayangan diberi lambang h’ dan tinggi benda diberi lambang h, perbesaran bayangan dirumuskan dengan:
M
=
keterangan: M = perbesaran bayangan h’ = tinggi bayangan h = tinggi benda V.
Manfaat cermin cekung di kehidupan sehari-hari Pemanfaatan cermin cekung cukup banyak diantaranya:
Untuk berdandan.
Dokter gigi menggunakannya untuk melihat gigi
Digunakan sebagai pemantul pada lampu sorot mobil dan lampu senter.
Sebagai antena parabola penerima sinyal radio.
Sebagai pengumpul sinar matahari pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Contoh soal:
1. Sebuah benda setinggi 2 cm di depan cermin cekung dengan jarak fokus 15 cm, jika benda berada pada jarak 17 cm, tentukan: a. Jarak bayangan (s’) b. Perbesaran (M) c. Tinggi Bayangan (h’) d. Sifat bayangan Penyelesaian: Diketahui: h = 2 cm
Ditanyakan: a. s’?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f = 15 cm
b.M?
s = 17 cm
c.h’?
186
d.sifat bayangan? Jawab: a. jarak bayangan
127,5 cm b. perbesaran M= M= c. tinggi bayangan M= 7,5 = h’ = 15 cm d. sifat bayangan nyata, terbalik dan diperbesar. 2. Sebuah cermin cekung mempunyai jari-jari kelengkungan 30 cm. Jika sebuah benda yang tingginya 2 cm berada 20 cm di depan cermin, dimanakah bayangan akan terbentuk? Berapa tinggi bayangan itu? Bagaimana sifat bayangan tersebut?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
Lampiran 10. Soal Pretest dan Posttest
Nama
:
No. absen : Soal Pretest dan Posttset Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan teliti! 1. Gambarkan tiga sinar istimewa pada pemantulan cahaya cermin cekung! a. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus F. Gambar:
b.
Sinar datang melewati titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama. Gambar:
c. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (M) akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
Gambar: 2. Sebuah benda yang tingginya 2 cm terletak di depan cermin cekung. Cermin cekung tersebut memiliki jari-jari kelengkungan 9 cm. Gambar dan sebutkan sifat bayangan, jika: a. Benda terletak pada jarak 11 cm dari cermin cekung -
Gambar:
-
Sebutkan sifat bayangan:
b. Benda terletak pada jarak 7 cm dari cermin cekung -
Gambar:
-
Sebutkan sifat bayangan:
c. Benda terletak pada jarak 9 cm dari cermin cekung atau berada di titik pusat kelengkungan cermin -
Gambar:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
189
Sebutkan sifat bayangan:
3. Perhatikan gambar di bawah!
M
F
Apabila kamu ingin membentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar oleh cermin cekung, dimanakah benda harus diletakkan? Salinlah gambar di atas dan lukiskan sampai terjadinya bayangan tersebut! Jarak titik O ke titik F 5 cm, jarak titik F ke titik M 5 cm. Tinggi benda sebesar 1 cm. -
Gambar:
-
Letak benda:
4. Sebuah benda yang tingginya 2 cm diletakkan 6 cm di depan sebuah cermin cekung yang jarak fokusnya 4 cm. Hitunglah: a. jarak bayangan! b. perbesarannya!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
c. tinggi bayangan! d. sifatnya! ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………….................................................................................................
5. Sebutkan empat penggunaan cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari yang kamu ketahui! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………… ------ Semoga Sukses ------
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttset Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan teliti! 1. Gambarkan tiga sinar istimewa pada pemantulan cahaya cermin cekung! a. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus F. Gambar:
b.
Sinar datang melewati titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama. Gambar:
c. Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin (M) akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut. Gambar:
2. Sebuah benda yang tingginya 2 cm terletak di depan cermin cekung. Cermin cekung tersebut memiliki jari-jari kelengkungan 9 cm. Gambar dan sebutkan sifat bayangan, jika: a. Benda terletak pada jarak 11 cm dari cermin cekung - Gambar:
-
Sebutkan sifat bayangan: Nyata, terbalik dan diperkecil b. Benda terletak pada jarak 7 cm dari cermin cekung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
192
Gambar:
-
Sebutkan sifat bayangan: Nyata, terbalik dan diperbesar c. Benda terletak pada jarak 9 cm dari cermin cekung atau berada di titik pusat kelengkungan cermin - Gambar:
-
Sebutkan sifat bayangan: Nyata, terbalik dan sama dengan benda 3. Perhatikan gambar di bawah!
M
F
Apabila kamu ingin membentuk bayangan maya, tegak dan diperbesar oleh cermin cekung, dimanakah benda harus diletakkan? Salinlah gambar di atas dan lukiskan sampai terjadinya bayangan tersebut! Jarak titik O ke titik F 5 cm, jarak titik F ke titik M 5 cm. Tinggi benda sebesar 1 cm. - Gambar:
-
Letak benda: di antara titik O dan F
4. Sebuah benda yang tingginya 2 cm diletakkan 6 cm di depan sebuah cermin cekung yang jarak fokusnya 4 cm. Hitunglah: a. jarak bayangan! b. perbesarannya!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
c. tinggi bayangan! d. sifatnya! Diketahui: h = 2 cm s = 6 cm f = 4 cm Ditanya: a. jarak bayangan (s’)? b. perbesaran (M)? c. tinggi bayangan (h’)? d. sifat? Jawab: a. jarak bayangan (s’)
d. sifat bayangan: Nyata, terbalik dan diperbesar
cm b. perbesaran (M)
M= M c.tinggi bayangan (h’)
5. Sebutkan empat penggunaan cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari yang kamu ketahui! 1. 2. 3. 4.
Untuk berdandan Dokter gigi menggunakannya untuk melihat gigi Pemantul pada lampu sorot mobil dan lampu senter Sebagai antena parabola penerima sinyal radio
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
------ Semoga Sukses -----Lampiran 11. Soal Kuis Nama : No.absen
:
Kelompok asal: SOAL KUIS 1. Sebuah benda yang tingginya 2 cm terletak di depan cermin cekung. Cermin cekung tersebut memiliki jari-jari kelengkungan 12 cm. Gambar dan sebutkan sifat bayangan, jika: a. Benda terletak pada jarak 13 cm dari cermin cekung -
Gambar:
-
Sebutkan sifat bayangan:
b. Benda terletak pada jarak 8 cm dari cermin cekung -
Gambar:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
Sebutkan sifat bayangan:
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 196
Lampiran 12 a. Distribusi Skor Kuisoner Minat VIII G Distribusi Skor Kuisoner Minat Siswa Kelas VIII G Sebelum Treatmen No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Kode Siswa 1 M1 3 M2 3 M3 4 M4 3 M5 3 M6 4 M7 3 M8 4 M9 4 M10 4 M11 4 M12 4 M13 4 M14 5 M15 4 M16 5 M17 4 M18 4 M19 3 M20 3 M21 3
2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
3 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 5 3 3 5 4 5 3 4 4 5 5
4 2 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2
5 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 2 4 3 4 3 1 3 3 4
6 3 5 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5
7 4 5 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5
8 2 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5
9 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 3 5
Pernyataan 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 5 4 3 5 5 2 5 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 5 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 5 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 4 4 4 5 5 4 4 3 5 4 3 5 4 4 3 3 3 3 2 4 2 3 4 4 4 5 5 5 3 3 5 5 3 4 5 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 5 4 3 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 4 5 4 4 3 3 5 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 4 5 5 5 3 4 5 5 2 5 5 5 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 5 4 3 5 3 3 5 5 4 3 4 5 2 5 5 5 4
Jumlah 65 82 75 71 68 71 76 83 83 67 82 72 71 89 76 76 64 84 68 74 85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 197
No Kode Siswa 22. M22 23. M23
4 3
4 4
4 5
3 2
4 4
4 4
3 3
4 5
3 3
Pernyataan 3 3 4 4 3 4
4 3
4 3
3 3
4 5
1 3
3 5
2 5
3 3
Jumlah 67 74
Distribusi Skor Kuisoner Minat Siswa Kelas VIII G Sebelum Treatmen No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Kode Siswa M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18
1 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 5
2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5
3 3 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4
4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 5
5 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 5 3 3 3 4
6 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5
7 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4
8 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5
9 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5
Pernyataan 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 1 5 5 5 5 4 3 5 4 3 3 3 4 5 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 5 2 3 2 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 5 3 2 2 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4 3 5 5 4 5 5 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 4 3 3 5 3 3 5 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 5 5 5 5 4 5 3 5 5 3
Jumlah 20 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 3 3
70 83 71 70 72 68 76 75 79 76 86 69 78 89 75 77 67 90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 198
19. 20. 21. 22. 23.
M19 M20 M21 M22 M23
4 5 4 4 3
4 5 4 3 3
4 5 2 3 3
4 3 2 3 3
3 3 2 3 4
4 5 4 4 3
3 5 5 3 4
4 5 5 4 5
4 5 4 4 3
3 5 4 3 3
3 5 5 3 4
4 4 5 2 4
4 4 4 4 3
3 4 5 4 3
3 5 5 4 5
4 5 5 4 4
3 5 5 2 4
4 5 5 3 2
3 5 5 4 5
2 4 4 3 3
70 92 84 67 71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 199
Lampiran 12 b. Distribusi Skor Kuisoner Minat VIII D Distribusi Skor Kuisoner Minat Siswa Kelas VIII D Sebelum Metode Ceramah No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Kode Siswa M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20 M21
1 2 3 4 4 2 2 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3
2 3 2 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3
3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
4 2 2 3 3 1 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
5 4 2 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 5 4 2 3 3 3 3 3 3
6 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 2
7 2 3 5 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 5 5 3 3 5 4 3 4
8 4 2 5 5 5 5 5 5 4 5 1 4 5 4 5 5 5 5 0 2 4
9 2 3 4 4 2 2 4 4 4 3 0 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3
Pernyataan 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 4 3 2 3 3 3 2 4 1 4 4 5 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 5 4 2 2 3 2 2 3 2 1 3 3 2 2 3 2 2 3 2 1 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 5 5 4 4 4 3 2 5 3 5 5 3 3 3 4 3 2 4 4 2 4 3 3 3 5 3 3 3 4 4 4 4 0 0 0 0 0 0 0 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 5 0 5 4 4 3 3 3 5 4 4 3 4 0 0 0 0 0 0 0 2 3 5 3 3 3 5 1 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 5 5 3 3 4 2 4 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 5 3 3 3 4 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3
Jumlah 20 2 2 5 3 3 3 4 4 3 3 3 4 1 0 2 2 3 3 2 4 3
54 58 72 70 49 49 71 76 64 70 36 69 72 46 64 67 66 68 61 63 62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 200
No Kode 22. Siswa M22 23. M23 24. M24 25. M25 26. M26 27. M27 28. M28 29. M29
3 3 5 2 3 4 2 4
3 4 4 3 3 4 4 4
4 3 3 2 3 3 3 3
3 2 2 2 3 3 2 3
4 2 5 3 3 2 3 3
4 4 5 4 3 3 4 3
4 3 4 3 3 3 3 4
5 4 4 4 5 1 1 5
4 4 4 3 3 4 4 4
Pernyataan 3 3 4 3 3 4 5 3 4 3 3 4 3 3 4 2 2 4 3 2 3 4 4 4
2 3 4 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 2 4
3 4 3 4 4 3 5 3
2 2 3 2 2 4 4 4
4 4 3 3 4 2 2 4
3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 3 2 3
Jumlah 68 65 74 60 65 58 59 72
Distribusi Skor Kuisoner Minat Siswa Kelas VIII D Stelah Metode Ceramah
No
Kode Siswa 1. M1 2. M2 3. M3 4. M4 5. M5 6. M6 7. M7 8. M8 9. M9 10. M10 11. M11
1 1 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4
2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3
3 2 2 3 3 2 2 4 3 4 4 4
4 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3
5 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3
6 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3
7 3 4 3 3 3 1 4 4 3 4 5
8 5 3 4 4 5 3 5 5 1 5 3
9 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2
Pernyataan 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2 2 3 2 3 3 4 4 5 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 4 3 3 3 5 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 3 3 3 5 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 3 2 4 3 3
Jumlah 20 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
60 56 66 61 55 54 70 71 55 76 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 201
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29.
M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20 M21 M22 M23 M24 M25 M26 M27 M28 M29
4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4
4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4
3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4
4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4
3 4 3 4 3 3 3 5 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4
4 5 2 4 5 5 5 5 4 5 4 2 1 4 4 5 5 5
4 4 3 3 3 5 3 3 3 3 4 4 3 1 3 3 3 4
4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4
3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4
3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3
3 4 4 3 3 3 4 3 3 5 3 4 3 4 3 3 3 3
4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
4 4 3 3 3 4 3 3 3 5 4 4 3 3 3 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 4
3 3 4 1 3 3 4 3 3 3 1 4 3 3 4 2 2 3
3 3 4 3 5 4 4 4 4 3 2 2 1 2 3 3 4 4
3 3 4 1 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3
4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3
69 72 69 57 68 74 67 71 67 72 64 61 61 58 63 66 67 74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
Lampiran 13. Distribusi Skor Sikap Kerjasama Kelas VIII G No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Kode Siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23
1 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3
2 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3
3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5
Pernyataan 5 6 4 4 2 4 5 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 2 5 5 4 5 4 4 4 3 5 3 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4
Jumlah 7 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 5 5 3 3
8 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 3 2 5 3 4 3 5 4 5 5 4 4
9 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 3 5 4 5 5 3 4
10 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 5 3 4 3 5 4 3 4 3 5 4 5 4
40 43 40 39 38 38 37 44 41 40 46 34 34 45 40 39 33 41 38 48 43 38 38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
Lampiran 14 a. Soal Pretest dan Posttest Kelas VIII G yang Diisi Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
210
Lampiran 14 b. Soal Pretest dan Posttest Kelas VIII D yang Diisi Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
Lampiran 17. Kuisoner Sikap Kerjasama yang Diisi Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
Lampiran 18. Soal Kuis yang Diisi oleh Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
Lampiran 19 a. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Kelas VIII G
Siswa Mengerjakan Soal
Pembagian Kelompok
Pra Eksperimen Guru Bersama Siswa
Praktikum dan Diskusi Kelompok Ahli
Diskusi kelompok asal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Guru mendampingi siswa
Siswa mengerjakan kuis
228
Siswa mengerjakan soal di depan kelas
Pemberian Reward
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229
Lampiran 19 b. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Kelas VIII D
Siswa mengerjakan soal
Siswa mengerjakan soal
Guru menjelaskan materi
Guru menjelaskan materi