PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
IMPLEMENTASI PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERDISKUSI SISWA KELAS VIII SMP N 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh: Okti Ika Trisnaningsari 111224068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Bertaqwalah kepada Allah, maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. -Q.S Al-Baqarah: 282-
Manusia tidak akan mengetahui kekuatan maksimalnya, sampai ia berada dalam kondisi di mana ia dipaksa kuat untuk bertahan. -Marry Riana-
First they ignore you, then they laugh at you. Then they fight you. Then you win. -Mahatma GandiIf you are working on something exiting that you really care about, you don’t have to be pushed. The vision pulls you. -Steve Jobs-
Keluargamu adalah alasan bagi kerja kerasmu, maka janganlah sampai engkau menelantarkan mereka karena kerja kerasmu.
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 September 2015 Penulis,
Okti Ika Trisnaningari
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Okti Ika Trisnaningsari
NIM
: 111224068
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
IMPLEMENTASI PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERDISKUSI SISWA KELAS VIII SMP N 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta pada tanggal 15 September 2015
Yang menyatakan
Okti Ika Trisnaningsari
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Trisnaningsari, Okti Ika. 2015. Implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta. Skripsi Strata Satu (S1). Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menganggap Paradigma Pedagogi Reflektif ini sebagai solusi alternatif untuk membentuk kepribadian siswa melalui pendidikan tanpa harus melawan atau mengubah kebijakan apa pun yang telah ditentukan pemerintah. Maka dari itu, peneliti memfokuskan implementasi PPR ini pada kegiatan berdiskusi dalam pembelajaran untuk melatih keterampilan berbicara siswa. Melalui tuturan yang baik dalam bahasa yang santun, mencerminkan bahwa seseorang memiliki tata krama yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif dalam diskusi pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Desain penelitiannya menggunakan non-equivalent control group design. Teknik analisis datanya menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan model PAP tipe I untuk data deskriptif dan data kuantitatif diolah dengan perhitungan statistik menggunakan SPSS 16 untuk uji normalitas, homogenitas dan uji-t. Data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan homogen. Pada teknik pengumpulan data, diperoleh dengan melakukan observasi guru dan kelas, pengisian angket, wawancara, dan melakukan tes. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas 8.1 dan 8.2 SMP N 8 Yogyakarta. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak 60 dari 210 populasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif efektif diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan diskusi. Begitu juga dengan proses pembelajarannya, menekankan pada kegiatan berefleksi untuk membangun kesadarannya. Pemecahan masalah di dalam kelas diatasi dengan adanya cura personalis. Efektivitas penerapannya dibuktikan dengan nilai signifikasi dalam uji-t pada perbedaan nilai post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu 0,77. Bukti lain bahwa PPR efektif diimplementasikan pada pembelajaran diskusi adalah adanya peningkatan nilai post-test keterampilan diskusi siswa. Dari eksperimen yang telah dilakukan, diperoleh hasil persentase nilai post-test keterampilan diskusi siswa dengan menerapkan metode guru yaitu 85% sedangkan persentase nilai post-test keterampilan diskusi siswa dengan mengimplementasikan PPR adalah 91%. Berdasarkan hasil uji-t pada perbedaan rata-rata post-test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka dapat diketahui peningkatan nilai keterampilan diskusi siswa dengan mengimplementasikan PPR yaitu 6%.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Trisnaningsari, Okti Ika. 2015. Implementation of Reflective Pedagogy in Student’s Discussion Grade 8th at Yogyakarta Junior High School 8. S1 Thesis. Yogyakarta: Education of Indonesian Letters, Educational Department, Sanata Dharma University. The writer assumed that reflective pedagogy as alternative solution to build good student’s personality toward education without must be opposite or change the goverment policy. For this case, the writer focus on implementation of reflective pedagogy in discussion at the class to practice student’s retoric. Toward respect spoken in formal language, thats means the students have good performance in society. The purpose of this research is to know the efectivity of implementation’s reflective pedagogy in discussion on Bahasa Indonesia subject grade VIII at SMP N 8 Yogyakarta in academic year 2014/2015. The kind of this research is quasi experiment with non-equivalent control group design. Descriptive quantitative method used to data analyze. PAP type I model to descriptive data and quantitative data use statistic method SPSS 16. The statistic use to test normalitas and homogenity of data also t-test. Based on the result of that test, data in this research are normal distribute and homogen. In the method to collect the data by doing teachers and class observation, fill the quetioner, interview the teacher and do exercise. The subject of this research are students from 8.1 class and 8.2 class in SMP N 8 Yogyakarta. This research use 60 samples of 210 populations. Based on the result of experiment, can be conclude that reflective pedagogy is efective to implementation on discussion in Bahasa Indonesia subject. Then, the process reflective pedagogy in the class focus on reflection activity. So, problem can be solved by cura personalis. The efectivity of implementation can be proved because the result of t-test in difference average value in control group and experiment group is 0,77. Then, there is incrase on post-test student’s discussion. The value of precentage the post-test with teacher’s methods is 85%, meanwhile percentage value with reflective pedagogy is 91%. Based on the result of t-test in difference average value in control group and experiment group, so that can be known the value increase of student’s discussion with reflective pedagogy is 6%.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi ini disusun untuk memperoleh syarat dan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan juga Dosen Pembimbing yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan menjadi fasilitator penulis untuk menyeselesaikan skripsi ini. 3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen penguji satu yang telah meluangkan waktu untuk menguji hasil penelitian penulis. 4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku dosen penguji satu yang telah meluangkan waktu untuk menguji hasil penelitian penulis. 5. H. Suharno, S.Pd., S.Pd.T., M.Pd., selaku Kepala SMP N 8 Yogyakarta yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian. 6. Drs. Ishartanto, selaku Guru Bahasa Indonesia SMP N 8 Yogyakarta dan seluruh jajaran guru serta karyawan di SMP N 8 Yogyakarta yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 7. Siswa-siswa kelas 8.1 dan kelas 8.2 yang telah berkolaborasi dan berpartisipasi aktif serta bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini. 8. Kedua orang tuaku, Bapak Agus Sugiyanto dan Ibu Midiatiningsih yang telah memberikan doa, dukungan dan keprihatinannya dalam segala hal. ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9. Kakekku terkasih, Subali yang telah memberikan doa dan dukungan dalam segala hal. 10. Adikku tersayang, Yunita Dwi Rahmayani yang telah menemani, memberikan semangat dan doanya. 11. Barasmara Dewa Sugiarto yang telah memberikan semangat dan menemani saat kesulitan. 12. Henricus Agil G.P. yang telah memberikan semangat dan menghibur saat kesulitan. 13. Teman-teman PBSI Amelia tersayang, Maria Budi Asih, Antonia Andari, Erna Niri, dan Maria Handayani Lalong yang telah memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi. 14. Teman-teman PBSI 2011 yang telah memberikan semangat dan dukungan serta membatu menyelesaikan kelengkapan skripsi ini. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan masukan, doa, semangat, dan menjadi inspirasi hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 12 Agustus 2015 Penulis
Okti Ika Trisnaningsari
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v vi PERNYATAAN KEASLIAN PUBLIKASI ........................................................ ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ...................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .........................................................................................ix DAFTAR ISI ........................................................................................................xi xiv DAFTAR BAGAN ................................................................................................ DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv DAFTAR TABEL ........................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................3 C. Tujuan Penelitian.............................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .........................................................................
4
E. Batasan Istilah .................................................................................
5
F. Sistematika Penulisan .....................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 7 A. Penelitian yang Relevan ..................................................................
7
B. Landasan Teori 1. Paradigma Pedagogi Reflektif a. Hakikat Pedagogi Reflektif .....................................................
xi
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Tujuan Pedagogi Reflektif ..................................................
10
c. Karakteristik Pedagogi Reflektif ..............................................11 d. Kesetaraan Pedagogi Reflektif dengan Berbagai Teori Belajar .......................................................................... 14 e. Prosedur Pembelajaran dalam Pedagogi Reflektif ..................................................................................16 2. Berbicara Sebagai Ragam Seni dan Ilmu ................................... 23 3. Pembelajaran Berbicara ...............................................................24 C. Kerangka Berpikir.............................................................................27 28 D. Hipotesis Penelitian...............................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................
29
29 A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian ......................................... 32 B. Langkah-langkah Penelitian ................................................................ 33 C. Sumber Data ....................................................................................... 34 D. Variabel Penelitian ................................................................................
35 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 36 F. Validitas Instrumen ............................................................................. 38 G. Uji Instrumen Pembelajaran .................................................................. 38 H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 1. Uji Normalitas .......................................................................... 40 2. Uji Homogenitas Varians ..............................................................41 3. Uji-t ............................................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 45
45 A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... B. Data Penelitian 47 1. Data Hasil Pengamatan ................................................................... 48 2. Data Hasil Wawancara .................................................................... 3. Data Hasil Treatment Penelitian ..................................................49
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Analisis dan Pembahasan 51 1. Implementasi PPR .............................................................................. 71 BAB V PENUTUP ................................................................................................ 71 A. Simpulan ............................................................................................... B. Saran .....................................................................................................73
75 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 77 LAMPIRAN ..........................................................................................................
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR BAGAN Bagan 1
Paradigma Pedagogi Reflektif ......................................................... 17
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
Hasil Refleksi Siswa ....................................................................... 55
Gambar 2
Hasil Aksi Siswa ............................................................................ 56
Gambar 3
Hasil Evaluasi Siswa ....................................................................... 57
Gambar 4
Hasil Refleksi Siswa ....................................................................60
Gambar 5
Hasil Refleksi Siswa ......................................................................61
Gambar 6
Hasil Aksi Siswa ..........................................................................62
Gambar 7
Hasil Evaluasi Lembar 1 ................................................................. 63
Gambar 8
Hasil Evaluasi Lembar 2 ..............................................................64
Gambar 9
Hasil Evaluasi Lembar 3 ..............................................................65
Gambar 10
Hasil Evaluasi Lembar 4 ...............................................................66
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1
Karakter Pedagogi Reflektif ............................................................ 12
Tabel 2
Komponen Perlakuan ...................................................................... 30
Tabel 3
Non-Equivalent Control Group Design .......................................... 31
Tabel 4
PAP Tipe 1 .................................................................................. 39
Tabel 5
Uji Normalitas ................................................................................. 41
Tabel 6
Uji Homogenitas ............................................................................. 42
Tabel 7
Uji-t Pada Nilai Pre-Test Post-Tes Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................................................. 43
Tabel 8
Uji-t Pada Nilai Post-Tes Kelompok Eksperimen dan Kontrol ....................................................................................44
Tabel 9
Uji-t Perbedaan Nilai Post-Tes Kelompok Eksperimen dan Kontrol ................................................................. 44
Tabel 10
Daftar Nilai Kelas 8.1 dengan PPR ...............................................68
Tabel 11
Daftar Nilai kelas 8.2 dengan Metode Guru .................................69
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAT LAMPIRAN Lampiran 1
Lembar Observasi .........................................................................77
Lampiran 2
Lembar Wawancara ................................................................... 85
Lampiran 3
RPP Pedagogi Reflektif ............................................................. 87
Lampiran 4
Rubrik Penilaian ........................................................................... 111
Lampiran 5
Lembar Kerja Siswa ...................................................................... 117
Lampiran 6
RPP Guru ...................................................................................... 141
Lampiran 7
Angket ........................................................................................... 151
Lampiran 8
Surat Izin Penelitian ...................................................................... 154
Lampiran 9
Surat Keterangan ........................................................................... 155
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pergantian kurikulum adalah masalah dilematik bagi seluruh pendidik di
Indonesia. Pada era pendidikan yang lebih maju ini, kurikulum masih saja menjadi topik yang hangat dibicarakan dalam diskusi-diskusi bertema pendidikan. Pembahasan mendasar tentang kurikulum meliputi tujuan kurikulum, perubahan dan pengembangannya, pendekatan, metode, teknik, hingga media pembelajaran dan evaluasi masih menjadi masalah krusial bagi sebagian guru di sekolah. Kurikulum 2013 bukan saja lemah dari sisi konsep, tetapi juga kesiapan bahan sumber daya dan implementasinya (Kompas, 2 September 2014). Pendistribusian alat pembelajaran di berbagai daerah yang kurang merata merupakan contoh konkret lemahnya implementasi Kurikulum 2013 (Republika, 11 Agustus 2014). Kurikulum 2013 yang pada awalnya diharapkan dapat memperbaiki karakter anak bangsa itu akhirnya akan disempurnakan lagi menjadi produk kurikulum baru. Hal ini terjadi karena perubahan kurikulum dari KTSP 2006 menjadi Kurikulum 2013 memberikan kesan terburu-buru (Tribun, 13 April 2013). Belajar dari pengalaman itu, perubahan kurikulum mengarah pada percampuran antara KTSP dengan Kurikulum 2013. Kurikulum baru ini didesain menyiapkan generasi Indonesia yang lebih optimis, di mana terdapat
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Vivanews, 2 Desember 2014). Jika pendidikan dimaknai sebagai jalan menuju sukses finansial, maka sekolah, guru, siswa, dan orang tua siswa akan kehilangan kesadaran perlunya pembentukan manusiawi yang cerdas, berhati nurani, berkeadilan, berkepedulian, dan persaudaran demi perubahan sosial menuju masyarakat yang lebih manusiawi (Tim Redaksi Kanisius, 2008: 23). Padahal kita membutuhkan pribadi-pribadi yang terdidik dalam hal-hal kemanusiaan untuk membangun masyarakat yang lebih manusiawi. Salah satu bentuk upaya agar hal tersebut tercapai adalah dengan kegiatan berefleksi. Solusi dari problematika ini adalah PPR (Paradigma Pendagogi Reflektif). Masyarakat umum juga mengenalnya dengan sebutan Pedagogi Humanisme. Secara umum, pedagogi ini mengajarkan pendidikan bukan hanya mengedepankan ranah kognitif saja, namun juga lebih mengasah ranah afektif.
Pengembangan
ranah
afektif
dalam
pembelajaran
itu
seperti
tanggungjawab atas tugas yang diberikan, jujur dalam perkataan dan perbuatan, bijaksana saat mengambil keputusan, kreatif, terbuka, kritis, dan lain-lain. Pandangan peneliti pada Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ini adalah salah satu langkah untuk mencapai nilai-nilai karakter yang ditargetkan Diknas. Nilainilai itu juga merupakan bagian dari compassion dalam PPR. Jadi, dalam konsep Pedagogi Reflektif ini orang belajar dengan melihat realitas dirinya sendiri dengan realitas lingkungan di sekitarnya sehingga orang itu dapat bekerja sama dengan orang lain disertai rasa kerelaan untuk berkorban, kepekaan, kepedulian dan keterlibatan bersama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Mengingat fenomena siswa-siswi di Indonesia yang telah mengalami degradasi moral (Kompas, 15 Desember 2014), peneliti menganggap Paradigma Pedagogi Reflektif ini sebagai solusi untuk membentuk kepribadian siswa melalui pendidikan tanpa harus melawan atau mengubah kebijakan apa pun yang telah ditentukan pemerintah. Maka dari itu, peneliti memfokuskan implementasi PPR ini pada kegiatan berdiskusi dalam pembelajaran untuk melatih keterampilan berbicara siswa. Melalui tuturan yang baik dalam bahasa yang santun mencerminkan bahwa seseorang memiliki tata krama yang baik. Lepas dari dilematik pergantian kurikulum, sekolah yang telah mengimplementasikan Pedagogi Reflektif ini adalah komunitas lembaga pendidikan yang terkenal dengan nama Kolese. Atas dasar itu, peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tentang nilainilai penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dikembangkan juga di sekolahsekolah negeri yang notabene sebagai tolok ukur kemajuan pendidikan suatu negara. Penelitian diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi guru dan siswa serta dapat mempengaruhi sikap positif lebih lanjut. Berdasarkan berbagai alasan tersebut, penelitian ini dibuat dan diberi judul Implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Keterampilan Berdiskusi Siswa Kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
B.
Rumusan Masalah Dilandasi latar belakang masalah yang telah dipaparkan, masalah dalam
penelitian ini dirumuskan bagaimana implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
dalam diskusi pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016?
C.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas implementasi
Paradigma Pedagogi Reflektif dalam diskusi pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
D.
Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk mengembangkan atau mengombinasikan pendekatan dan model pembelajaran yang biasa dipakai dengan model pembelajaran Pedagogi Reflektif. b. Memudahkan guru untuk mengembangkan karakter siswa. c. Memudahkan membuat teknik pembelajaran sesuai dengan karakter dan potensi siswa masing-masing. 2. Bagi Siswa a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menimbulkan kepedulian dan kepekaan terhadap sesama dan lingkungan sekitar. b. Meningkatkan spiritualitas siswa. c. Memudahkan siswa untuk mengenali dirinya sendiri dengan berefleksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
3. Bagi Sekolah a. Hasil penelitian ini diharapkan untuk dijadikan bahan pertimbangan instansi
dalam
mengembangkan
modul
atau
handout
dalam
pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Lain a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap peneliti lain bahwa Pedagogi Reflektif ini sangat penting dalam pendidikan untuk mengembangkan karakter siswa dalam pembelajaran khususnya dalam keterampilan berbicara menyampaikan pendapat, sehingga peneliti lain dapat melanjutkannya.
E.
Batasan Istilah Istilah yang perlu dibatasi dalam penelitian ini adalah (1) diskusi (2)
Pedagogi Reflektif (3) pembelajaran Pedagogi Reflektif. (1) Diskusi Diskusi adalah kegiatan berbicara bertukar pendapat membahas topik tertentu. (2) Paradigma Pedagogi Reflektif Pembelajaran yang menekankan pada kegiatan berefleksi dengan harapan siswa menangkap nilai yang dipelajari. Selain itu, memahami maksud dan manfaat bagi dirinya dan sekitarnya. (3) Pembelajaran Pedagogi Reflektif Prosedur Pedagogi Reflektif menekankan langkah-langkah beruntun yang terdiri dari: konteks, pengalaman, refleksi, tindakan, evaluasi, dan (kembali ke) konteks.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F.
6
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab, yakni: (1) pendahuluan (2) landasan teori
(3) metode penelitian (4) hasil penelitian dan pembahasan (5) kesimpulan dan saran. Penjelasan dari masing-masing bab, yaitu Bab I yang berisi pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah serta sistematika penulisan. Bab II adalah landasan teori yang menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Isi dari bab II ini meliputi penelitian yang relevan, kajian teori, dan hipotesis. Bab III berkaitan dengan metodologi penelitian yang berisi metode-metode penelitian yang terdiri dari lima hal, yaitu jenis dan metode penelitian, langkah-langkah penelitian, sumber data, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, uji instrumen pembelajaran dan teknik analisis data. Isi dari bab
IV
adalah hasil
penelitian
dan
pembahasan yang
menyajikan deskripsi data dari hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan tentang penelitian secara keseluruhan. Bab terakhir yaitu bab V yang berisi kesimpulan dan saran, secara lebih lanjut bab ini menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian, implikasi, dan saran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori akan disajikan teori-teori yang berhubungan langsung dengan judul dan masalah yang akan diteliti. Ini merupakan pengembangan dari batasan istilah yang telah dibuat oleh peneliti. Selain itu dalam landasan teori ini akan dipaparkan penelitian yang relevan terlebih dahulu. A. Penelitian yang Relevan Ada dua penelitian terdahulu yang dapat menunjukkan penelitian yang dilakukan peneliti masih relevan untuk dilaksanakan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Maria Melani Ika Susanti (2013) dan Robertus Prasetya Jati (2012). Penelitian yang dilakukan Maria Melani Ika Susanti berjudul Analisis Implementasi Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil implementasinya di lapangan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, penyebaran kuesioner, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik, guru telah membuat perangkat pembelajaran berdasarkan model PPR, implementasi model PPR telah sesuai dengan RPP yang memuat lima tahap pembelajaran dalam PPR dan unsur 3C (competence, conscience, compassions).
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Penelitian kedua oleh Robertus Prasetya Jati dengan judul Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk Meningkatkan competence, compassions, dan conscience siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-5 SMA Kolese de Britto Yogyakarta. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dan kuesioner. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi, catatan anekdotal, soal tes, kuesioner, dan lembar refleksi-aksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan PPR dalam pembelajaran dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-5 SMA Kolese de Britto Yogyakarta. Pada akhir siklus I dan siklus II competence, conscience, dan compassion siswa mengalami peningkatan. Hal yang membedakan dari kedua penelitian di atas yaitu PPR pada penelitian yang dilakukan Maria Melani Ika Susanti (2013) dianalisis penerapannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Kanisius Wirobrajan I Yogyakarta. Baik perencanaan maupun perangkat pembelajarannya. Konteks dalam penelitan tersebut bahwa SD Kanisius Wirobrajan I telah menerapkan PPR dalam pembelajaran, sedangkan PPR akan diimplementasikan oleh peneliti pada sekolah yang belum mengimplementasikan PPR. Begitu juga dengan penelitian kedua yang dilakukan oleh Robertus Prasetya Jati (2012), implementasi PPR dilakukan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X-5 SMA Kolese de Britto Yogyakarta. Sementara peneliti akan mengimplementasikan PPR untuk melihat adakah perubahan yang signifikan pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
pembelajaran sebelum diterapkan PPR dan setelah diterapkan PPR khususnya pada keterampilan berbicara dalam kegiatan berdiskusi. Kedua penelitan tersebut termasuk kedalam jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas), sedangkan jenis penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu penelitian eksperimen dengan subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta dan objek penelitian berupa proses pembelajaran kegiatan berdiskusi. Berdasarkan pemaparan di atas telah jelas mengenai perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian-penelitian yang sudah dilakukan. Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif Pada Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta” dapat dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian–penelitian yang sebelumnya.
B. Landasan Teori 1. Paradigma Pedagogi Reflektif a. Hakikat Pedagogi Reflektif Ketika berbicara tentang Pedagogi Reflektif sepertinya mahasiswa fakultas Keguruan Universitas Sanata Dharma sudah tidak asing lagi dengan tema itu. Universitas Sanata Dharma adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi yang mengimplementasikan Pedagogi Reflektif dalam pembelajarannya. Begitu juga dengan lembaga pendidikan menengah Kolese De Britto Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Point yang menginspirasi adalah bahwa pendidikan yang memfokuskan
pembelajar
untuk
berefleksi
dan
diarahkan
pada
pembentukan “pemimpin-pemimpin”, yakni orang yang akan memegang jabatan yang mempunyai tanggungjawab besar membentuk pribadi yang bermutu (Sudiarja, 1999). Dalam mengimplementasikan Paradigma Pedagogi Reflektif ini tidak hanya mengembangkan kognitif seseorang saja, tetapi juga mengembangkan pribadi manusia, menggerakkan dan membentuk orang-orang muda menjadi pemimpin yang berkarakter 3C (Competence, Compassion, dan Conscience). Maksud dari pengembangan pribadi manusia yang seutuhnya itu untuk dan bersama orang lain (Men and Women- for and with- Others). Jadi, pada hakikatnya kita diajarkan untuk mengenali realitas diri kita dan realitas lingkungan sekitar kita seperti kebudayaan, masyarakat, kepercayaan, dan lain-lain.
b. Tujuan Pedagogi Reflektif Dalam membentuk pribadi, siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dnegan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut (Tim Redaksi Kanisius 2008: 39 ). Melalui dinamika pola pikir tersebut siswa diharapkan mengalami sendiri (bukan hanya mendapat informasi karena diberi tahu). Melalui refleksi diharapkan siswa yakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
sendiri (bukan karena patuh akan tradisi dan peraturan). Melalui aksi, siswa berbuat atas dasar kemauannya sendiri bukan karena ikut-ikutan atau takut terhadap sanksi. Pembentukan kepribadian diharapkan dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa akan memiliki komitmen untuk memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih adil, bersaudara, bermartabat, melestarikan lingkungan hidup, dna lebih menjamin kesejahteraan umum. Pedagogi Reflektif dalam pendidikan, membantu setiap orang untuk mengetahui dan menyadari martabatnya serta dapat bertindak sesuai dengan martabatnya dan demi martabatnya. Harapan dari paradigma ini menjadikan manusia yang cerdas, religius, dan peduli dengan sesama. Penerapan
konkret
(pendampingan
Pedagogi
personal)
Reflektif
sehingga
adalah
mampu
cura
personalis
mendampingi
siswa
berkembang sesuai dengan potensinya (Widharyanto, 2012). Saat pembelajaran, ditanamkan nilai-nilai karakter dengan kebiasaan berefleksi, penelitian suara hati, dan semangat „magis‟. Proses pembelajarannya mengutamakan siswa dengan dinamika tertentu, selalu memberikan ruang untuk berdiskusi untuk menggali dan memperkuat nilai yang ada adalah kebiasaan lain model pembelajaran Pedagogi Reflektif ini.
c. Karakteristik Pedagogi Reflektif Karakteristik Pedagogi Reflektif yang diintegrasikan dalam pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu competence, conscience, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
compassion. Tiga hal yang menjadi karakteristik PPR itu disebut karakter 3C, competence yang berarti mempunyai kemampuan akademik yang unggul, conscience memiliki hati nurani yang benar, dan compassion yang berarti berkepedulian sosial. Ketiga ciri di atas perlu diidentifikasikan secara lebih jelas dalam indikator untuk evaluasi dalam pembelajarannya. Berikut tabel tentang karakter Pedagogi Reflektif: Tabel 1 Karakter Pedagogi Reflektif (Tim P3MP-LPM USD, 2012) Karakter Pedagogi Reflektif
Makna
Competence
Kemampuan akademik yang memadukan unsur-unsur pengetahuan keterampilan dan sikap
Pengetahuan Keterampilan Sikap
Kemampuan memahami alternatif dan menentukan pilihan (baik-buruk, benarsalah)
– – – – – – – – –
Conscience
Compassion
Kemauan untuk berbela rasa pada sesama dan lingkungan
Nilai-nilai
Moral Prinsip Tanggungjawab Jujur Adil Kreatif Terbuka Kesadaran Disiplin
Peduli Peka Kerjasama Kerelaan untuk Berkorban Keterlibatan Kemauan untuk Berbagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Berdasarkan pada tabel tersebut, tampak jelas bahwa ketiga dari karakteristik PPR itu adalah sebagai sebuah keterpaduan dalam pembelajaran. Nilai-nilai karakter dalam PPR sama dengan ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif (KPA) seperti yang dikemukakan oleh Bloom, Anderson, dan Popham. Akan tetapi, apabila masing-masing dari ketiganya dicermati secara parsial, akan tampak perbedaan pada penekanan-penekanan
meskipun
tetap
beririsan
satu
sama
lain.
Competence sangat kental bermuatan ranah kognitif dan psikomotorik. Namun demikian, di sana termuat juga sebagian afektif meskipun terbatas dalam kaitannya dengan keilmuan (akademik), misalnya sikap dan minat. Conscience dan compassion sangat jelas bermuatan ranah afektif . Secara jelas, pemahaman nilai-nilai (kejujuran, integritas, keadilan, kebebasan) dan moral masuk dalam ranah conscience. Begitu juga dengan nilai-nilai dalam compassion bermuatan ranah afektif dengan sudut pandang yang berbeda yaitu dengan melihat hubungan timbal balik dengan orang lain. Pembelajaran reflektif ini melihat bahwa proses adalah produk dari berpikir dan berpikir adalah produk dari sebuah proses menurut Donald F.Favareau (dalam Given: 2007). Guru diharapkan dapat membagikan pengalamannya
saat
melakukan
penelitian,
pengabdian
terhadap
masyarakat, juga pengalaman dalam kehidupan sehari-hari yang relevan dengan topik yang sedang dibahas dalam kelas. Siswa juga dapat membagikan pengalamannya kepada seluruh kelas. Melalui proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
pembelajaran yang berdasar pada PPR itu baik guru maupun siswa dapat belajar sepanjang hayat dan lebih independen. Apabila ingin mengimplementasikan Pedagogi Reflektif, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu keunggulan dan kelemahan paradigma Pedagogi
Reflektif
ini
dari
berbagai
pengalaman
yang
telah
mengimplementasikannya. Pedagogi Reflektif ini dapat diterapkan pada semua kurikulum. Paradigma ini tidak menuntut tambahan bidang studi baru, jam pelajaran tambahan, maupun peralatan khusus. Hal pokok yang dibutuhkan hanyalah pendekatan baru pada cara kita mengajarkan mata pelajaran yang ada. Seorang siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang dewasa dan manusiawi bukan secara instan dan dalam waktu singkat, namun dengan menerapkan Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tandatanda mereka mulai berkembang ke arah yang diharapkan akan nampak.
d. Kesetaraan Pedagogi Reflektif dengan Berbagai Teori Belajar Dalam salah satu bab disertasinya Hayes (dalam Tim P3MP-LPM, USD 2012: 43-44) membahas padanan Pedagogi Reflektif dalam teori belajar-mengajar sejak zaman klasik hingga sekarang. Pertama, Pedagogi Reflektif ini memiliki kesejalanan dengan teori belajar Plato dan Aristoteles. Pandangan Plato adalah bahwa pengetahuan sudah terdapat dalam jiwa masing-masing pelajar. Tugas guru hanyalah membangkitkan potensi pengetahuan dengan model dialektika. Sedangkan menurut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Aristoteles belajar merupakan proses self discovery dari berbagai pengalaman yang berlangsung dalam diri pelajar. Kedua, Pedagogi Reflektif mengandung unsur-unsur dari teori belajar
behavioristik.
termanifestasikan
Dalam
dalam
bentuk
teori
behavioristik
perubahan
proses
belajar
laku
dengan
tingkah
lingkungan membentuk tingkah laku dan pentingnya penghargaan atas perilaku pelajar. Hal tersebut sejalan dengan tindakan, konteks, dan refleksi dalam Pedagogi Reflektif. Ketiga, Pedagogi Reflektif mengandung unsur-unsur dari teori belajar kognitif. Dalam prinsip teori belajar kognitif struktur kognitif internal manusia mengalami perkembangan akibat faktor kematangan atau karena interaksinya dengan lingkungan, belajar dapat melalui proses penemuan (discovery learning) dan belajar harus dibedakan antara belajar yang bermakna (meaningful learning) dan belajar hapalan (rote learning). Keempat, Pedagogi Reflektif juga mengandung unsur-unsur dari teori belajar humanistik yang menekankan pentingnya kombinasi kognitif dan afektif dalam belajar dan pembelajaran. Kelima,
unsur-unsur
teori
belajar sosial juga terdapat dalam Pedagogi Reflektif bahwa proses belajar dapat berlangsung dengan mengamati (termasuk dalam imajinasi) tingkah laku orang lain beserta konsekuensinya. Terakhir
ternyata
unsur-unsur
teori
belajar
konstruktivis
terkandung dalam Pedagogi Reflektif, yaitu, pelajar mengontruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalamannya. Pengalamannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
inilah sebagai bekal untuk melakukan pembelajaran lebih lanjut. Dalam Pedagogi Reflektif pengalaman dapat berupa pengalaman langsung dan tidak langsung. Dalam proses pembelajarannya pengalaman ini dikaitkan dengan konteks pada Pedagogi Reflektif. e. Prosedur Pembelajaran dalam Pedagogi Reflektif Paradigma Pedagogi Reflektif menekankan dengan sangat khusus pada unsur refleksi. Jadi dalam arti lain pengalaman belajar harus melampaui hafalan untuk sampai pada keterampilan bernalar yang lebih kompleks. Maksud tersebut bersinggungan dengan Bloom (2000) dalam revisi
taxonomy
nya
yaitu,
mengingat,
memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Pedagogi Reflektif menekankan langkah-langkah beruntun yang terdiri dari: konteks, pengalaman, refleksi, tindakan, evaluasi, dan (kembali ke) konteks. (TIM P3MP-LPM Universitas Sanata Dharma, 2012: 11-12). Pelaksanaan PPR perlu dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan pelaksanaannya terletak pada dasar dan tujuan PPR. Landasannya antara lain adalah materi pembelajaran dan tujuannya yaitu nilai kemanusiaan yang lebih luas daripada sekedar persaudaraan. Pembinaan siswa melalui PPR untuk membentuk karakter siswa digambarkan dalam skema berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Bagan 1 Paradigma Pedagogi Reflektif (Tim Redaksi Kanisius, 2008:41)
Secara jelas langkah tersebut diuraikan sebagai berikut : 1) Konteks Pemahaman konteks merupakan bentuk konkret perhatian dan kepedulian terhadap siswa. Perhatian dan kepedulian ini merupakan dua hal pokok sebagai awal untuk melangkah. Proses pendidikan itu tidak pernah bergerak dari ruang hampa. Oleh karena itu, pengalaman manusiawi harus menjadi titik tolaknya. Pertanyaan “Apa yang harus diketahui para guru agar siswasiswanya dapat belajar dengan baik?” kiranya tepat mengenai inti pengertian konteks dalam pedagogi ini. Tentu saja pertanyaan itu menyangkut di luar pemahaman materi ajar (Subagya, 2008: 41). Pertanyaan tersebut menyangkut pengetahuan guru mengenai karakter
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
siswa dan kondisi lingkungan yang melingkupinya. Beberapa konteks yang perlu dipertimbangkan oleh guru: a) Konteks kehidupan siswa yang yang meliputi cara hidup keluarga, temanteman, kelompok sebaya, keadaan sosial-ekonomi, kesenangan, atau yang lain yang berdampak menguntungkan atau merugikan siswa. b) Konteks sosio-ekonomi, politik, kebudayaan, kebiasaan kaum muda, agama, media massa, dan lain-lain merupakan lingkungan hidup siswa yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa dalam hubungannya dengan orang lain. c) Situasi sekolah tempat proses belajar mengajar terjadi. Keberhasilan proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh situasi sekolah yang bersifat kondusif. Sekolah seharusnya merupakan tempat orang dipercaya, diperhatikan, dihargai, dan diperlakukan secara jujur dan adil. d) Pengertian-pengertian yang dibawa siswa ketika memulai proses belajar. Pengertian dan pemahaman yang mereka peroleh dari studi sebelumnya atau dari lingkungan hidup mereka merupakan konteks belajar yang harus diperhatikan. Pemahaman konteks itu sangat membantu para guru dalam menciptakan hubungan yang dicirikan oleh autentisitas dan kebenaran. Kalau suasana saling mempercayai dan saling menghargai terjadi, siswa akan mengalami bahwa orang lain merupakan teman sejati dalam proses belajar. Dalam suasana seperti itulah proses belajar akan berjalan lancar sekaligus berkualitas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
b. Pengalaman Pengalaman berarti “mengenyam sesuatu dalam batin”. Ini mengandaikan adanya fakta dan pengertian-pengertian. Hal ini juga menuntut seseorang menduga kejadian-kejadian, menganalisis, dan menilai ide-ide. Hanya dengan pemahaman yang tepat terhadap apa yang dipertimbangkan, orang dapat maju sampai menghargai arti pengalaman. Pemahaman tidak hanya terbatas pada aspek intelektual, tetapi mencakup keseluruhan pribadi, budi, perasaan, dan kemauan masuk ke pengalaman belajar. Dalam pengalaman itu tercakup ranah kognitif dan afektif sekaligus. Pengalaman
dalam
PPR
memuat
pemahaman tentang
competence, conscience, dan compassion yang diperoleh secara seimbang (Subagya,
2008:42).
Kegiatan
belajar
yang
hanya
menekankan
pemahaman intelektual, tanpa disertai dengan perasaan batin, tidak akan mendorong orang untuk bertindak. Oleh karena itu, istilah pengalaman dipakai untuk mencirikan setiap kegiatan yang di dalamnya tercakup pemahaman kognitif dan afektif sekaligus dari materi yang dipelajari. Pengalaman
dapat
bersifat
langsung
dan
tidak
langsung.
Pengalaman kognitif saja kurang dapat menimbulkan rasa belas kasih secara optimal. Lain halnya dengan pengalaman langsung karena di dalamnya orang mengalami keterlibatan secara keseluruhan, yaitu pikiran dan perasaan. Pengalaman langsung dalam proses belajar mengajar dapat terjadi melalui percobaan, diskusi, penelitian, proyek pelayanan, dan sebagainya. Sementara itu, pengalaman tidak langsung dapat terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
melalui membaca dan mendengarkan. Agar proses belajar menjadi efektif, perlulah adanya usaha menciptakan pengalaman langsung tersebut. Usaha itu misalnya dapat ditempuh melalui role playing, pemakaian audio visual, dan sebagainya (Tim Redaksi Kanisius, 2010: 52) c. Refleksi Refleksi merupakan suatu kegiatan dengan menyimak kembali secara intensif terhadap pengalaman belajar, antara lain materi pelajaran, pengalaman, ide-ide, usul-usul, atau reaksi spontan agar dapat memahami dan menangkap maknanya secara lebih mendalam. Dengan refleksi akan lebih dapat memahami pembelajaran, sehingga dapat menemukan maknanya (Subagya, 2008:43). Dalam refleksi diusahakan siswa menangkap nilai yang dipelajari. Untuk mencapai hal itu, dapat dilakukan hal-hal berikut: a) Memahami hal yang dipelajari secara lebih baik dan mendalam, dengan pertanyaan misalnya: “Apakah yang disajikan dalam buku cukup sahih atau jujur?” b) Mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami siswa dalam renungan ini, misalnya: “Apakah yang paling menarik dari cerpen yang saya baca ini?”, “Mengapa saya merasa iba terhadap tokoh yang satu ini dan merasa benci terhadap tokoh yang lain?” c) Mendalami implikasi bagi diri sendiri, bagi orang lain, atau bagi masyarakat, misalnya: “Apa gunanya hal ini bagi diri saya, bagi keluarga, tetangga, atau masyarakat pada umumnya?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
d) Mendapatkan pengertian pribadi tentang kejadian-kejadian, ide-ide, kebenaran, atau pemutarbalikan kebenaran, dan sebagainya, misalnya: “Apakah cara hidup saya sesuai dengan kepentingan yang lain?”, “Apakah saya sanggup memikirkan kembali apa yang sebetulnya saya butuhkan untuk hidup bahagia?” e) Memulai lebih mengerti atau memahami diri sendiri, misalnya: “Refleksi ini menimbulkan perasaan apa dalam diri saya?” f) Siswa diberi kebebasan untuk berefleksi. Ada kemungkinan siswa yang telah berefleksi tidak menunjukkan perubahan ke arah perkembangan. Hal ini bisa terjadi karena siswa baru dalam taraf perkembangan untuk menjadi lebih dewasa. Akan tetapi, yang penting guru sudah menanamkan benih kehidupan ke dalam diri siswa dan benih itu pasti akan tumbuh pada saatnya. d. Tindakan/ Aksi Paradigma Pedagogi Reflektif tidak hanya berhenti pada refleksi, tetapi justru dari refleksi itu diharapkan siswa terdorong untuk mengambil keputusan atau komitmen dan kemudian melaksanakannya. Refleksi akan menjadi mentah kalau hanya menghasilkan pemahaman dan reaksi-reaksi afektif.
Refleksi yang bermula dari pengalaman harus berakhir pada
realitas pengalaman yang baru dalam wujud pengambilan sikap atau tindakan. Perwujudan pengalaman baru inilah yang disebut aksi. Dalam istilah aksi ini terkandung pemahaman, keyakinan, dan keputusan untuk melakukan komitmen atau melakukan suatu tindakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Dengan demikian, tindakan yang dilakukan berangkat dari keprihatinan atau kesadaran akan pentingnya mengambil tindakan, bukan bertindak sekedar luapan emosi, terhasut atau ikut-ikutan belaka. Ada dua macam pilihan untuk beraksi. Pertama, pilihan batin, misalnya setelah berefleksi siswa mempertimbangkan pengalamannya dari sudut pandang pribadi dan manusiawi. Kemauan baru akan tergerak, setelah terjadi pemahaman kognitif mengenai pengalaman tersebut yang disertai perasaan-perasaan afektif (positif atau negatif). Kedua, pilihan lahiriah, misalnya setelah berefleksi siswa menyadari bahwa hasil belajarnya tidak baik atau gagal karena cara belajarnya yang tidak pas, maka ia akan mengubah cara belajarnya untuk menghindari kegagalan lagi. e. Evaluasi Evaluasi mencakup dua hal, yaitu menilai kemajuan akademis dan menilai kemajuan pembentukan pribadi siswa secara menyeluruh. Tes, ulangan, atau ujian merupakan alat evaluasi untuk menilai atau mengukur seberapa jauh pengetahuan sudah dikuasai dan keterampilan sudah diperoleh. Evaluasi secara berkala mendorong guru dan siswa untuk lebih memperhatikan pertumbuhan intelektual dan mengetahui kekurangankekurangan yang perlu segera ditangani. Akan tetapi, yang harus diperhatikan adalah bahwa dalam evaluasi ini perhatian tidak hanya tercurah pada kemampuan penyerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari proses pengajaran, tetapi harus mencakup perkembangan secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
menyeluruh, yaitu perhatian kepada sejauh mana siswa berkembang sebagai pribadi yang mengarah menjadi manusia bagi orang lain. Perkembangan pribadi siswa dapat diketahui dengan cara guru mengadakan hubungan dialogal, penyebaran angket, atau melalui pengamatan terhadap perilaku para siswa. Dalam evaluasi ini guru perlu memperhatikan umur, bakat, kemampuan, dan tingkat kedewasaan setiap siswa. 2.
Berbicara Sebagai Ragam Seni dan Ilmu Batasan berbicara dalam penelitian ini adalah keterampilan
berbahasa dengan menerapkan prinsip berbicara sebagai ragam seni dan ilmu. Hal ini dimaksudkan karena berbicara di depan publik termasuk dalam kegiatan berbicara sebagai ragam seni dan ilmu. Teori yang memperkuat pernyataan ini adalah: “Ujaran (speech) merupakan suatu bagian integral dari keseluruhan personalitas atau kepribadian, mencerminkan lingkungan sang pembicara, kontak-kontak sosial dan pendidikannnya.” (Tarigan, 2008: 15) Selain itu Tarigan juga membedakan antara ujaran dan berbicara, menurutnya bahwa berbicara itu kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.” (Tarigan, 2008: 16). Tujuan
utama
berbicara
adalah
untuk
berkomunikasi,
menyampaikan pikiran secara efektif, pembicara haruslah memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan, dan harus mampu mengevaluasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
efek komunikasinya terhadap para pendengarnya. Pada dasarnya berbicara sebagai
alat
sosial
memiliki
tiga
maksud
umum
yaitu
untuk
menginformasikan (to inform), menghibur (to entertain), bahkan untuk membujuk, meyakinkan, mengajak, dan mendesak (to persuade). Berbicara biasanya dibagi menjadi dua bidang umum, yaitu: berbicara terapan atau berbicara fungsional (the speech art), dan pengetahuan berbicara (the speech sciences), dengan kata lain berbicara dapat ditinjau sebagai seni dan ilmu. Hal-hal yang perlu diperhatikan apabila berbicara itu dipandang sebagai suatu seni antara lain pemahaman makna (semantik), debat, argumentasi, diskusi kelompok, penafsiran lisan, dan lain-lain. Sedangkan apabila berbicara dipandang sebagai suatu ilmu yang perlu ditelaah antara lain diftong-diftong, vowel, konsonan, bunyi-bunyi bahasa, dan sebagainya.
3.
Pembelajaran Berbicara Pembelajaran berbicara di SMP termasuk dalam keterampilan
berbahasa. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP pada kurikulum 2013 digunakan
sebagai
sarana
untuk
mengembangkan
kemampuan
dan
keterampilan menalar. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kemampuan menalar peserta didik Indonesia masih sangat rendah (TIMSS 2011). Dalam implementasinya pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis teks. Teks dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan. Teks merupakan ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
dalamnya memiliki situasi dan konteks. Pembelajaran teks membawa siswa sesuai perkembangan mentalnya, menyelesaikan masalah kehidupan nyata, dengan berpikir kritis. Teks laporan perlu diterapkan untuk melaporkan hasil observasi di lingkungan sekitar. Teks arahan atau prosedur perlu dibuat untuk mengetahui tahapan suatu proses. Teks negosiasi perlu dibuat untuk mencari kompromi antar pihak bermasalah dan untuk mengkritik pihak lain pun teks anekdot perlu dihasilkan. Selain teks sastra non-naratif itu, hadir pula teks cerita naratif dengan fungsi sosial yang berbeda. Perbedaan fungsi soisal tentu terdapat dalam setiap jenis teks, baik genre sastra maupun genre non sastra, yaitu genre faktual (teks laporan dan prosedural) dan genre tanggapan (teks transaksional dan teks ekpositori). Pembelajaran berbicara untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi terdapat pada kelas VIII semester genap dengan kompetensi dasar menangkap makna teks diskusi baik secara lisan maupun tulisan. Jadi, dalam penelitian ini kegiatan berdiskusi yang dilakukan siswa diarahkan pada suatu topik tertentu dengan mengimplementasikan PPR dan memperhatikan kriteria penilaian berdiskusi, sebagai berikut: 1. Intonasi Dalam suatu ujaran, intonasi adalah unsur yang sangat penting. Penggunaan intonasi yang tepat akan memudahkan pendengar untuk menerima informasi atau pesan yang dimaksudkan pembicara. Intonasi adalah kerja sama antara nada, tekanan, durasi, dan perhentian-perhentian yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
menyertai suatu tutur, dari awal hingga perhentian yang terakhir (Gorys Keraf, 1991). 2. Diksi Seorang pembicara yang menguasai banyak kosa kata dapat menyampaikan gagasannya dengan baik. Namun, akan lebih baik ketika mengungkapkannya, ia dapat memilih dan menempatkan kata secara tepat dan sesuai. Dalam KBBI, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yg diharapkan). Berangkat dari pengertian tersebut, pemilihan kata yang tepat ini bukan sekedar memilih kata yang tepat, melainkan kata yang cocok. Dalam arti, sesuai dengan konteks dimana kita berada dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai rasa masyarakat pemakainya. 3. Kelancaran Dalam hal berbicara menyampaikan pendapat, kelancaran bukan semata-mata berbicara dengan cepat. Kelancaran yang dimaksud adalah berbicara dengan tidak tersendat-sendat, tidak terputus-putus sehingga berlangsung dengan baik. Kelancaran dalam berbicara ini menentukan fasih atau tidaknya seseorang dalam berbicara. 4. Ekspresi/ Penampilan Menurut Taylor (1976) menyatakan bahwa ekspresi membawa maksud pengucapan, pencurahan perasaan, rasa hati yang dilahirkan melalui tutur kata, reaksi muka, imej visual dan reaksi fisik seperti pergerakan tangan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
kaki dan badan atau keseluruhan anggota. Dengan kata lain, ekspresi merupakan sifat ungkapan dari berbagai kombinasi bahasa tubuh. Bisa saja dalam keadaan mengantuk, lapar, senang, susah, gembira, bangga, selebrasi, iri, tidak suka, jahat,cinta, baik, nakal, dan sebagainya. Ketika berbicara di depan umum unsur ekspresi inilah yang menjadi penilaian ketertarikan seseorang. 5. Tata Bahasa Dalam KBBI, tata bahasa didefinisikan kumpulan kaidah tentang struktur gramatikal bahasa yang meliputi kaidah fonologi, morfologi, dan sintaksis.
C. Kerangka Berpikir Saat ini banyak sekali peserta didik yang tidak bisa menaati aturan ketika pembelajaran di kelas berlangsung, tidak bisa datang tepat waktu dan mengumpulkan tugas tepat waktu. Permasalahan itu merupakan parmasalahan disiplin dan tanggungjawab, dimana peserta didik belum mampu mengatur waktu dengan baik. Salah satu penyebab utamanya adalah pendidik kurang menanamkan pendidikan berbasis nilai pada model pembelajaran yang sudah ada. Adanya kurikulum 2013 perubahan dalam konsep pembelajaran di sekolah sudah memfokuskan perhatian kepada penilaian sikap, akan tetapi siswa belum dapat memaknai sikap dalam pembelajaran itu. Maka dari itu, adanya paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat mengubah sikap dan moral siswa agar lebih baik lagi. Dalam rangka untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
menumbuhkan kembali nilai kedisiplinan dan tanggungjawab pada siswa maka peneliti melalui proses pembelajaran yang baik yaitu proses pembelajaran yang memberikan pengalaman pada peserta didik agar mengetahui dan mengalami, yang tidak hanya unggul dalam kemampuan nalar namun juga unggul akan sikap, menggunakan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif yang baik sebagaisolusi permasalahan. Dengan pola pikir yang menumbuhkembangkan pribadi siswa yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan lima langkah yang saling berkesinambungan yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi diharapkan peserta didik dapat mengalami sendiri pembelajaran. Sehingga tidak hanya menerima ilmu dari pendidik competence yaitu kemampuan kognitif atau berpikir berkembang, consiense yaitu kemampuan afeksi meliputi sikap juga semakin menyadari bahwa nilai kedisiplinan penting untuk diwujudkan dan compassion kepedulian pada sesama dapat berkembang dengan baik serta menjadikan peserta didik manusia seutuhnya.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori pembelajaran dan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada latar belakang penelitian sebelumnya, rumusan hipotesis peneliti adalah Paradigma Pedagogi Reflektif efektif diterapkan dalam kegiatan diskusi untuk mengubah karakter siswa dengan meningkatkan competence, compassion, dan conscience.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Azwar, penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dimaksudkan dalam rangka pengujian suatu hipotesis. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi hubungan antar variabel yang diteliti (Azwar 2007:5). Pendekatan deskriptif yang digunakan yaitu pendekatan yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada dengan menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasikannya (Moleong, 2002). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan. Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh suatu perlakuan bila dibandingkan dengan pengaruh perlakuan lain yang pengontrolan variabelnya disesuaikan dengan kondisi yang ada (situational). Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain pretest-posttest kelompok kontrol yang non-ekuivalen (Non-equivalent Pretest- Posttest Control Group Design). Desain penelitian pretest-posttest kelompok kontrol yang nonekuivalen, yaitu jenis desain yang pada umumnya digunakan pada penelitian
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
dengan melibatkan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya, kemudian memilih kelas-kelas yang diperkirakan sama keadaanya atau kondisinya. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jumlah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dibandingkan dengan porsi yang seimbang. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan di dalam kelas dengan mengimplementasikan PPR dan perlakukan metode guru pada kelompok kontrol. Penentuan kelompok control dan kelompok eksperimen adalah berdasarkan pada karakter kelas di SMP N 8 Yogyakarta. Berikut komponen-komponen perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tabel 2 Komponen Perlakuan Kelompok Kontrol
Komponen
Kelompok Eksperimen
8.2
Kelas
8.1
30 siswa
Jumlah Siswa
30 siswa
Metode Guru
Perlakuan Metode Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif
Adapun desain penelitiannya mengadaptasi dari Sugiono (2010:112), yang digambarkan sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Tabel 3 non-equivalent control group design
Kelompok
Pre test
Perlakuan
Post test
Eksperimen
O1
X
O2
Kontrol
O3
-
O4
Keterangan: X = Perlakuan implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif pada keterampilan diskusi siswa O1 = Keterampilan awal diskusi pada kelompok eksperimen dengan menggunakan PPR O2 = Keterampilan akhir diskusi pada kelompok eksperimen dengan menggunakan PPR O3 = Keterampilan awal diskusi pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode guru O4 = Keterampilan akhir diskusi pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode guru
Materi dan pokok bahasan yang diberikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sama, hanya saja model pembelajarannya yang berbeda. Pada kelompok kontrol diajarkan materi diskusi dengan menerapkan metode guru yaitu ceramah singkat, diskusi yang difokuskan pada siswa tanpa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
pendampingan lebih intensif, sedangkan pembelajaran diskusi pada kelompok eksperimen mengimplementasikan PPR dengan menekankan pada pendampingan personal untuk memecahkan masalah yang menjadi hambatan siswa.
B. Langkah-langkah Penelitian 1. Tahap Pertama, Pre Experiment Measurement Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu harus melakukan
observasi
pada
guru
yang
mengajar
di
dalam
kelas.
Mewawancarai guru Bahasa Indonesia SMP N 8 Yogyakarta, Drs. Ishartanto mengenai model pembelajaran yang biasa diterapkan, karakteristik siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta, dan respon siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan berbicara. Peneliti juga mengukur keterampilan awal diskusi siswa dengan pretest baik dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. 2. Tahap Kedua, Treatment Tahap kedua dari penelitian ini adalah perlakuan atau treatment dengan mengajar siswa kelas 8.1 dan 8.2. Peneliti mengimplementasikan PPR dalam kelas 8.1 pada kegiatan berdiskusi, dan menggunakan metode guru dalam kelas 8.2. Dalam penelitian ini, treatment dilakukan sebanyak 4 kali, 2 kali dengan menerapkan metode guru, dan 2 kali dengan menerapkan PPR. Masing-masing treatment dilaksanakan dalam waktu 3x40 menit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
3. Tahap Ketiga, Post Experiment Measurement Langkah ketiga sekaligus langkah terakhir adalah memberikan posttest berdiskusi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Bentuk soal posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sama. Hasil dari posttest itu berupa data kemampuan akhir siswa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan. C. Sumber Data 1. Populasi Populasi menurut Arikunto adalah keseluruhan objek penelitian, sedangkan Sudjana memberikan definisi bahwa populasi adalah semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas memiliki karakteristik tertentu yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang terbagi menjadi lima kelas dan sumber data pendukung adalah Drs. Ishartanto selaku guru Bahasa Indonesia kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta. Siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta terdiri dari 210 siswa. 2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik cluster sampling, yaitu teknik pengambilan bukan berdasarkan pada individual, tetapi lebih berdasarkan pada kelompok, daerah atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Atas persetujuan antara penulis dengan guru Bahasa Indonesia, peneliti diizinkan kelas 8.1 dan 8.2 sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan jumlah seluruh sampel adalah 60 siswa. Dalam pengambilan sampel ini populasi diasumsikan berdistribusi normal dan dalam keadaan homogen.
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek yang diteliti dan dipelajari kemudian ditarik kesimpulan atau apa yang menjadi titik pusat suatu penelitian (Sugiyono: 38). Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: a. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono: 41). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif pada kemampuan berbicara siswa. b. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada kemampuan berdiskusi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
E. Teknik Pengumpulan data 1. Angket Angket sering disebut juga dengan kuesioner. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui. Tata urut pertanyaan dalam angket bisa bermacammacam, misalnya tata urut berdasarkan sub pokok permasalahan. Tata urut lain yang juga harus di perhatikan adalah tingkat kesukaran pertanyaan. Penyusunan
angket
dalam
penelitian
ini
berdasarkan
sub
pokok
permasalahan.
2. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang sedang diselidiki. Observasi dapat juga diartikan kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar observasi (pengamatan) dalam menerapkan PPR pada pembelajaran ini berupa lembar observasi guru dan lembar observasi murid (FKIP USD: 2011). a. Lembar observasi aktivitas guru Lembar observasi ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tindakan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas dengan menerapkan PPR.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
b. Lembar observasi aktivitas murid Lembar observasi ini untuk mengetahui gambaran aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan PPR.
3. Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia SMP N 8 Yogyakarta kelas VIII tentang keterampilan berbicara siswa kelas VIII dalam menyampaikan pendapat baik saat berdiskusi atau saat mengomunikasikan di depan kelas. Wawancara ini dilakukan guna mendukung keakuratan hasil penelitian.
4. Tes Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan perkembangan kemampuan berbicara siswa. Jenis tes yang dilakukan berupa post-test untuk mengetahui keterampilan akhir berbicara siswa menyampaikan pendapat di depan kelas dengan mengimplementasikan PPR dan tanpa mengimplementasikan PPR, dilakukan sebagai evaluasi hasil belajar setiap pertemuan dan untuk mengetahui tingkat kemampuan berbicara siswa.
F. Validitas Instrumen Validitas instrumen dilakukan untuk menguji kevalidan dan instrumen penelitian. Berikut penjelasan tentang validitas instrumen pada penelitian ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Validitas menurut Azwar (2012: 8) berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana
akurasi
suatu
tes
atau
skala
dalam
menjalankan
fungsi
pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Akurat dalam hal ini tepat dan cermat sehingga apabila tes yang dihasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran maka dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki validitas rendah. Dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruk dan validitas isi. 1. Validitas Konstruk Validitas konstruk menurut Djaali (2008: 50) adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen-instrumen yang dimaksudkan guna mengukur variabel
konsep,
sifatnya performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, gaya kepemimpinan, motivasi dan prestasi, dan lain-lain.Validitas konstruk dilakukan dengan cara menyebarkan angket tentang model pembelajaran di kelas, yang dibagikan kepada 30 siswa. 2. Validitas Isi Menurut Djaali (2008:51) adalah suatu tes yang mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur tingkat penguasaan terhadap isi suatu materi tertentu yang seharusnya dikuasai sesuai dengan tujuan pengajaran. Dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
kata lain, tes yang benar-benar mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai sesuai dengan konten pengajaran. Validitas isi dilakukan dengan cara expert judgment atau memberikan blueprint dari instrumen penelitian baik lembar observasi dan angket, kepada seseorang yang lebih ahli. Dalam penelitian ini expert judgement
dilakukan
oleh
dosen
untuk
menilai
ketepatan dari setiap item instrumen.
G. Uji Instrumen Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang telah disusun kemudian oleh peneliti diuji validitas isi dan validitas konstruk oleh beberapa ahli yaitu dosen sebagai validator 1 dan guru sebagai validator 2. Peneliti memilih dosen dan guru karena dianggap memiliki kemampuan yang sesuai dalam bidang dan lingkup objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menunjuk seorang dosen ahli yaitu Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. Validitas yang selanjutnya adalah peneliti meminta bantuan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP N 8 Yogyakarta karena beliau salah satu guru yang menurut peneliti dalam bidang pendidikan terutama di sekolah menengah pertama.
H. Teknik Analisis Data Sugiyono (2012:147) mengemukakan bahwa analisis data dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Kegiatan dalam menganalisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
mentabulasi dan menyajikan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Analisis data dilakukan setelah menentukan kriteria perhitungan yang sudah ditetapkan, maka hasilnya akan dihitung dengan menggunakan model Peniltian Acuan Patokan (PAP) tipe I. Peneliti telah menetapkan suatu batas penguasaan bahan pengajaran atau kompetensi minimal yang dianggap dapat meluluskan (passing skor) dari kesuluruhan bahan yakni 65% yang diberi nilai cukup. Dengan kata lain passing score hasil kemampuan berbicara siswa yang dituntut sebesar 65% dari total skor yang seharusnya dicapai, lalu diberi nilai cukup. Jadi, passing score terletak pada persentil 65. Tuntutan pada persentil 65 juga sering disebut persentil maksimal. Persentil maksimal yaitu passing score pada persentil 65 dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang sangat tinggi, yang
berarti bahwa tuntutan ketiga syarat dan keadaan
belajar siswa termasuk pada tingkat tinggi (Masidjo, 2010). Tabel 4 PAP tipe I Tingkat Kemampuan Berbicara
Tingkat penguasaan Kompetensi 90% - 100% 80% - 89% 65% - 79% 55% - 64% Di bawah 55%
Nilai huruf A B C D E
Keterangan Sangat Mahir Mahir Cukup Mahir Tidak Mahir Sangat Tidak Mahir
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa dikatakan mahir jika tingkat kemampuan berdiskusi siswa berada pada 65%-100% atau siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
dikatakan mahir kemampuan berbicaranya jika siswa tersebut mendapat skor minimal C atau cukup mahir. Dalam menganalisis data, hal pertama yang dilakukan yaitu data yang dikumpulkan melalui tes dihitung jumlah skor masingmasing siswa, dan dari skor ditentukan nilai siswa. Penghitungan PAP tipe I ini dengan rumus: Jumlah skor yang diperoleh siswa Nilai =
x 100% Jumlah skor maksimal
Analisis data untuk uji hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan nilai post-test kelas kontrol dan post-test kelas eksperimen menggunakan uji-t pada SPSS 16. Pegujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians sebagai syarat untuk menggunakan statistik parametrik, dan dengan menggunakan uji-t. Langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini data diasumsikan berdistribusi normal. Perhitungannya dibuktikan menggunakan uji one-sample Kolmogorov-Sminorv pada program SPSS 16. Langkah-langkah melakukan uji normalitas dengan menggunakan One-Sample KolmogorovSmirnov Test adalah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
1) masukkan nama data pada variable view; 2) masukkan data-data yang akan dihitung; 3) klik menu Analyze, pilih Non-parametric test; 4) pilih 1-Sample K-S; 5) setelah itu muncul kotak dialog 1-Sample K-S Test, masukkan variabel namanama yang muncul ke kotak Test Variable List, lalu aktifkan normal pada pilihan Test Distribution; 6) klik ok, maka hasilnya akan muncul pada jendela output. Apabila hasil yang diperoleh pada Asymp. Sig. (2-tailed) > 0, 05 maka data tersebut normal. Berikut hasil dari perhitungan uji normalitas. Tabel 5 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Nilai Pre test Eksperimen
N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Nilai Post Test Nilai Pre test Nilai Post Test Eksperimen Kontrol Kontrol
30
30
30
30
Mean
88.0333
91.3667
83.4333
85.4333
Std. Deviation
5.18940
3.66233
4.38401
4.53099
Absolute
.179
.188
.194
.195
Positive
.179
.188
.194
.115
Negative
-.104
-.139
-.127
-.195
Kolmogorov-Smirnov Z
.980
1.028
1.061
1.069
Asymp. Sig. (2-tailed)
.292
.241
.210
.203
2. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil memiliki varians yang homogen atau tidak. Salah satu teknik statistik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok adalah dengan varian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah homogen karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05. Hal ini dibuktikan dengan uji homogenitas varians pada SPSS 16. Tabel 6 Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic Nilai Siswa Kelas Eksperimen
df1
df2
Sig.
3.536
1
58
.065
Nilai Siswa Kelas Kontrol
.068
1
58
.795
Nilai Siswa Post Test
.079
1
58
.779
3. Uji-t (t-test) Langkah yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah uji-t setelah normalitas dan homogenitas diketahui. Perhitungan uji-t dilakukan secara statistik menggunakan uji parametrik dengan tipe uji Paired Sample t Test. Adapun langkah-langkah untuk melakukan uji-t adalah sebagai berikut. 1) masukkan nama data pada variable view; 2) masukkan data-data yang akan dihitung pada data view; 3) klik menu Analyze, pilih Compare Mean; 4) pilih Paired-Samples T-Test; 5) muncul kotak dialog Paired Sample t Test, lalu masukkan nama-nama data yang muncul ke kotak Test Variable; 6) klik ok. Maka, hasilnya akan muncul pada jendela output;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
7) lihat pada tabel df untuk menentukan t tabel; 8) untuk melihat peningkatan tersebut, lihat pada tabel t dan Asymp. Sig. (2tailed),peningkatan terjadi apabila t hitung > t tabel dan Asymp. Sig. (2tailed)lebih besar dari 0, 05.
Tabel 7 Uji-t pada nilai pre-test post-tes kelompok eksperimen dan kontrol Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Nilai Pre test Eksperimen
88.0333
30
5.18940
.94745
Nilai Post Test Eksperimen
91.3667
30
3.66233
.66865
Nilai Pre test Kontrol
83.4333
30
4.38401
.80041
Nilai Post Test Kontrol
85.4333
30
4.53099
.82724
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
Pair 2
Std. Std. Error Deviation Mean
Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
Nilai Pre test Eksperimen Nilai Post -3.33333 Test Eksperimen
2.94001
.53677 -4.4311 -2.23551 -6.210
29
.000
Nilai Pre test Kontrol - Nilai -2.00000 Post Test Kontrol
2.55963
.46732 -2.9557 -1.04422 -4.280
29
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Tabel 8 Uji-t pada nilai post-tes kelompok eksperimen dan kontrol Group Statistics Kelompok
N
Nilai Siswa Post Test Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
30
91.3667
3.66233
.66865
30
85.4333
4.53099
.82724
Tabel 9 Uji-t perbedaan nilai post-tes kelompok eksperimen dan kontrol Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Nilai Siswa Post Test
Equal variances assumed Equal variances not assumed
.079
Sig.
t
.779 5.578
Mean Sig. Std. Error (2-tailed) Difference Difference Lower
df
Upper
58
.000
5.93333 1.0636 3.80414 8.06252
5.578 55.557
.000
5.93333 1.0636 3.80215 8.06452
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab hasil penelitian dan pembahasan, ada dua hal yang diuraikan peneliti yaitu hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya. Berikut adalah penjelasan dari hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian ini. A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP N 8 Yogyakarta, Jl. Prof. Dr. Kahar Muzakir No.2, Terban kota Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 8.1 dan kelas 8.2 serta guru Bahasa Indonesia kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta yaitu Drs. Ishartanto. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan pembelajaran berbicara khususnya diskusi dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif di kelas eksperimen. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2014/2015, yaitu bulan Mei-Juni 2015. Sebelum melakukan treatment peneliti meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan observasi pada guru Bahasa Indonesia SMP N 8 Yogyakarta. Peneliti meminta agar diperbolehkan melakukan observasi pada dua kelas 8. Atas pertimbangan guru-guru Bahasa Indonesia di SMP N 8 Yogyakarta kelas 8 yang diperbolehkan untuk diobservasi adalah 8.1 dan 8.2. Setelah itu, peneliti dan Pak Ishartanto selaku guru Bahasa Indonesia kelas 8.1 dan 8.2 memutuskan agar kelas 8.1 dijadikan kelas eksperimen atau yang diberikan treatment sedangkan kelas 8.2
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
sebagai kelas kontrolnya. Pada akhir observasi, peneliti melakukan wawancara dengan Pak Ishartanto mengenai metode dan teknik yang dilakukan ketika mengajar Bahasa Indonesia, karakteristik siswa SMP N 8 Yogyakarta khususnya kelas 8.1 dan 8.2 dan hambatan apa saja yang dittemukan ketika mengajar. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan itu, peneliti mengetahui bahwa SMP N 8 Yogyakarta menggunakan kurikulum 2013. Oleh sebab itu, metode dan teknik yang digunakan pun sesuai dengan pendekatan scientific, yaitu mengamati, mencoba, menanya, menalar, dan mengomunikasikan. Dalam mengajar metode dan teknik yang digunakan Pak Ishartanto disesuaikan dengan kondisi siswa pada setiap pertemuan dan materi pembelajaran yang diberikan. Umumnya, metode dan teknik yang digunakan pak Ishartanto adalah ceramah, diskusi, tanya jawab dan penugasan. Apabila ketika menjelaskan kompetensi inti 3 yaitu tentang pengetahuan Pak Ishartanto melakukan ceramah singkat, tanya jawab, dan penugasan. Berbeda apabila menjelaskan kompetensi inti 4 yaitu tentang keterampilan Pak Ishartanto lebih banyak melakukan tanya jawab, diskusi, dan juga mempraktikkan sesuatu misalnya pada semester dua ini pada materi teks prosedur Pak Ishartanto mempraktikkan teks prosedur membuat sandwich. Secara lengkap mengenai implementasi PPR pada keterampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan dijelaskan peneliti pada bagian analisis dan pembahasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
B. Data Penelitian Data penelitian ini terdiri dari tiga data, yaitu data pengamatan guru mengajar, data wawancara guru Bahasa Indonesia, dan data hasil penerapan PPR oleh peneliti. 1. Data Hasil Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan sebanyak dua kali. Pengamatan pertama saat guru mengajar keterampilan berbicara siswa di kelas 8.1 kemudian pengamatan kedua saat guru mengajar keterampilan berbicara siswa di kelas 8.2, yaitu: Materi Pembelajaran No. Kegiatan diskusi menggunakan teks 1. “Penggunaan Ponsel Bagi Remaja” Kegiatan diskusi menggunakan teks 2. “Penggunaan Ponsel Bagi Remaja”
Tanggal
Waktu
Tempat
Kamis, 14 Mei 2015
Jam pelajaran ke 5-7 (10.15-12.15 WIB)
Ruang kelas 8.1
Sabtu, 16 Mei 2015
Jam pelajaran ke 1-3 (07.15-09.15 WIB)
Ruang kelas 8.2
Lihat lampiran 1
Pada saat kegiatan observasi dilaksanakan peneliti memfokuskan pengamatan pada tiga hal yakni aktivitas guru di kelas secara umum berupa pernyataan YA atau TIDAK dengan melihat kesiapan guru ketika memulai pembelajaran, melakukan pembelajaran, dan menutup pembelajaran. Sasaran pada fokus pertama itu juga memperhatikan sikap guru yang serius
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
atau santai, sering berjalan mengelilingi kelas atau hanya duduk saja, sering memberikan tugas atau hanya ceramah saja dan lain sebagainya. Fokus kedua yaitu aktivitas guru di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar seperti kegiatan pra pembelajaran; kegiatan inti pembelajaran yang meliputi penguasaan materi pembelajaran, pendekatan dan teknik yang digunakan, pemanfaatan media pembelajaran, pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa, penggunaan bahasa, penilaian proses dan hasil belajar; kegiatan akhir pembelajaran meliputi refleksi dan rangkuman pembelajaran serta pelaksanaan tindak lanjut. Selanjutnya fokus terakhir pada aktivitas siswa di kelas berupa penyataan YA atau TIDAK dengan melihat kesiapan siswa dalam pembelajaran, perhatian, tanggapan, keaktifan serta tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan. 2. Data Hasil Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas 8.1 dan 8.2 yaitu, Drs Ishartanto. No. 1.
Interviewee Guru Bahasa Indonesia kelas 8.1 dan 8.2
Tanggal
Waktu
Sabtu, 16 Mei 2015
12: 43 WIB
Tempat Di depan ruang guru SMP N 8 Yogyakarta
Lihat lampiran 2
Peneliti melakukan wawancara dengan pak Ishartanto seputar metode dan teknik yang digunakan ketika beliau mengajar Bahasa Indonesia di dalam kelas. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, SMP N 8 Yogyakarta menerapkan kurikulum 2013. Maka dari itu, pak Ishartanto
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
mengajarkan Bahasa Indonesia kepada siswa-siswinya sesuai dengan buku paket kurikulum 2013. Pada semester genap ini materi yang diajarkan adalah teks prosedur dam teks diskusi. Pak Ishartanto tidak terfokus pada keterampilan berbahasa apa yang perlu diutamakan, karena menurut beliau semua keterampilan berbahasa itu penting. Dalam menilai keterampilan berbahasa siswa-siswinya, beliau mengamati satu persatu keterampilan berbahasa itu. Apabila vektor menyimak bagus maka diharapkan berbicaranya juga baik, begitu pula apabila membacanya sudah bagus, menulisnya pun harus baik. Alokasi waktu yang digunakan dalam satu kali pertemuan adalah 3 jam mata pelajaran. Maka dari itu, agar siswa-siswinya tidak bosan pak Ishartanto menggunakan teknik gabungan yaitu ceramah, diskusi, dan tanya jawab tentunya sesuai dengan pendekatan scientific pada kurikulum 2013. Mengenai prestasi belajar siswa-siswi SMP N 8 Yogyakarta tidak ada masalah, semua memuaskan karena income nilai dari SD memang sudah tinggi, jadi kesadaran siswa dalam mengikuti pelajaran kemudian apa yang diarahkan sesuai metode di kurikulum 2013 dapat berjalan. Tanggapan dari siswa-siswi saat pembelajaran berlangsung juga baik dan aktif sehingga memudahkan pak Ishartanto dalam mengelola kelas.
3. Data Hasil Treatment Peneliti Peneliti mengajar sebanyak 4 kali pertemuan, masing-masing 2 kali pertemuan untuk kelas kontrol yaitu kelas 8.2 dan dua kali pertemuan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
kelas eksperimen yaitu kelas 8.1. Pada kelas 8.1 peneliti mengajar dengan mengimplemantasikan PPR dan pada kelas 8.2 peneliti menerapkan metode dan teknik yang biasa digunakan oleh guru Bahasa Indonesia SMP N 8 Yogyakarta.
No.
1.
2.
3.
4.
Materi Pembelajaran Kegiatan diskusi menggunakan teks “Positif dan Negatif Facebook” Kegiatan diskusi menggunakan teks “Positif dan Negatif Facebook” Kegiatan diskusi menggunakan teks “Dampak Menonton TV Bagi Remaja” Kegiatan diskusi menggunakan teks “Dampak Menonton TV Bagi Remaja”
Tanggal Jum’at, 22 Mei 2015
Sabtu, 23 Mei 2015
Waktu Jam pelajaran ke 4-6 (09.15- 11.15 WIB) Jam pelajaran ke 1-3 (07.15- 09.15 WIB)
Tempat Ruang kelas 8.1
Ruang kelas 8.2
Senin, 25 Mei 2015
Jam pelajaran ke 5-7 (10.15-12.15 WIB)
Ruang kelas 8.2
Kamis, 28 Mei 2015
Jam pelajaran ke 5-7 (10.15-12.15 WIB)
Ruang kelas 8.1
Lihat lampiran 3, 4, 5, dan 6
Data hasil treatment penelitian lebih lanjut dijelaskan pada sub-bab analisis dan pembahasan yang berisi penjelasan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan mengimplementasikan PPR. Begitu juga dengan perbandigan hasil pembelajaran dengan dan tanpa mengimplementasikan PPR.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
C. Analisis dan Pembahasan 1. Implementasi PPR Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pada guru, siswa dan proses pembelajaran diskusi di kelas 8.1 dan 8.2, dapat diketahui bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia cenderung masih konvensional sesuai dengan lembar hasil observasi aktivitas guru yang menyatakan bahwa guru tidak pernah memanfaatkan media ataupun alat peraga dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari cara mengajar guru atau metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih konvensional, kegiatan belajar mengajar di dalam kelas masih berpusat pada guru saja, yaitu guru terlalu banyak menggunakan ceramah dan terkadang menunjuk salah satu siswa untuk membacakan teks tanpa diberi penguatan. Pemanfaatan media pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran pun tidak maksimal. Proses pembelajaran seperti ini tentu saja akan membuat siswa cepat bosan dan peran serta siswa pun cenderung pasif. Guru mengajar dengan konsep kontekstual tetapi kurang diberikan penguatan pada setiap penjelasannya. Meskipun metode mengajar guru konvensional, siswa kelas 8.1 dan 8.2 SMP N 8 Yogyakarta tetap aktif namun dalam beberapa materi pembelajaran saja, misalnya pada materi pembelajaran teks prosedur dan teks diskusi. Ketika peneliti mewawancarai guru yang bersangkutan, guru itu menyatakan bahwa siswa sangat aktif saat materi pembelajaran teks prosedur dan teks diskusi. Hal ini disebabkan karena pada saat teks prosedur guru mempraktikkan aktivitas dalam teks prosedur itu dengan bermain peran,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
misalnya teks prosedur menabung di bank. Aktivitas siswa yaitu bermain peran, dalam praktiknya ada siswa yang menjadi nasabah dan ada siswa yang menjadi teller bank. Begitu juga dengan teks diskusi, guru menyediakan teks sesuai dengan tema yang dekat dengan siswanya. Pada pembelajaran diskusi tema yang diangkat guru adalah “Bolehkah Siswa Membawa Telepon Seluler ke Sekolah ?”. Tema itu menjadi masalah bagi siswa karena sebenarnya pihak sekolah melarang untuk membawa telepon seluler sebab akan disalahgunakan sehingga dapat mengganggu pelajaran, tetapi bagi siswa sangat penting untuk berkomunikasi dengan orang tua saat pelajaran telah berakhir. Maka dari itu, saat pembelajaran diskusi semua siswa aktif, saling bertanya jawab, membahas dan menganalisis ide-ide yang disampaikan dalam kelompok. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai rata-rata diskusi siswa yang tergolong mahir. Tahap kedua dari penelitian ini adalah perlakuan atau treatment dengan mengajar siswa kelas 8.1 dan 8.2. Peneliti mengimplementasikan PPR dalam kelas 8.1 pada kegiatan berdiskusi, dan mengimplementasikan metode konvensional yaitu ceramah dan diskusi saja sesuai dengan guru yang mengajar dalam kelas 8.2. Dalam penelitian ini, treatment dilakukan sebanyak 4 kali, 2 kali dengan menerapkan metode guru, dan 2 kali dengan menerapkan PPR. Treatment dilaksanakan dalam waktu 480 menit, 240 menit di kelas 8.1 dan 240 menit di kelas 8.2. Masing-masing treatment dilakukan selama 3x40 menit. Hasil dari setiap treatment adalah keterampilan berbicara siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Siswa-siswi kelas 8.1 (eksperimen) menyambut baik peneliti dan bersedia untuk melakukan kegiatan berdiskusi. Kegiatan diskusi dilakukan dalam dua kali pertemuan, topik pada pertemuan pertama adalah dampak penggunaan facebook dan pada pertemuan kedua tentang dampak menonton TV. Langkah-langkah pembelajaran diskusi pada pertemuan pertama yang dilakukan peneliti dengan menerapkan PPR, yaitu sebagai berikut: a. Konteks Implikasi dalam pembelajaran peneliti harus mengetahui konteks dari siswa-siswa kelas 8.1 yaitu bahwa seluruh siswa kelas 8.1 beretnis Jawa, sebagian besar siswa terlibat dalam dampak negatif akibat perkembangan teknologi di sekitarnya. Sebagian besar siswa kurang termotivasi untuk berdiskusi. Siswa-siswi masa kini sangat terpengaruh oleh gadget yang dimiliki sehingga rasa kepedulian dan kepekaan antarsesama mulai berkurang. b. Pengalaman Pada tahap pengalaman, peneliti mengajak siswa untuk menemukan, mengungkapkan,
dan
mengaitkan
pengalaman-pengalaman
mereka
tentang masalah perkembangan teknologi. Contohnya dengan pertanyaan “Pernahkah kalian terlibat dalam masalah perkembangan teknologi? Seperti apa contohnya?” dan memfokuskan pada materi yang akan dijadikan bahan diskusi dengan pertanyaan “Apakah kalian pernah melakukan web bullying atau narsisme? Mengapa kalian melakukannya?”. Selama
proses pembelajaran
berlangsung peneliti memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penglaman
siswa
untuk
memperoleh
pengetahuan
baru
54
tentang
permasalahan perkembangan teknologi dengan memutarkan video dokumentasi atau ilustrasi tentang perkembangan alat teknologi dan berita tentang facebook. Peneliti memberikan penguatan dari penjelasan pada video ilustrasi yang diberikan, lalu siswa bertanya jawab. c. Refleksi Refleksi dilakukan siswa dengan menuliskan jawaban di lembar pertanyaan refleksi seperti “Menurutmu, mengapa kita harus mencegah efek negatif dari penggunaan Facebook ?”, setelah itu siswa menuliskan hasil dari kesadaran dan kepekaan dalam berefleksi dituntun dengan kalimat “setelah berdiskusi dan berefleksi tentang dampak penggunaan facebook, saya menyadari bahwa”. Dalam proses pembelajaran peneliti menunjuk salah satu siswa untuk memebacakan refleksinya. Berikut contoh hasil refleksi siswa tentang dampak penggunaan Facebook.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Gambar 1 Hasil Refleksi Siswa tentang Dampak Penggunaan Facebook
d. Aksi Aksi dilakukan dengan merumuskan niat atau rencana tindakan yang akan mereka lakukan sebagai tindak lanjut dari refleksi. Mereka menuliskannya pada selembar kertas yang telah disediakan peneliti. Berikut contoh aksi siswa kelas 8.1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Gambar 2 Hasil Aksi Siswa Kelas 8.1
e. Evaluasi Evaluasi dilakukan di kegiatan akhir, dengan mengerjakan lima butir soal esei berdasarkan teks yang dijadikan bahan diskusi dan hasil diskusinya. Evaluasi dilakukan untuk mengukur pengetahuan siswa tentang dampak penggunaan facebook yang telah didiskusikan bersama. Berikut contoh hasil evaluasi siswa kelas 8.1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 3 Hasil Evaluasi Siswa Kelas 8.1
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Pada pertemuan pertama proses pembelajaran berjalan lancar, siswa-siswa kelas 8.1 dapat melakuakn proses pembelajaran dengan PPR. Mereka merasa tidak kesulitan dan keaktifan untuk membicarakan hal-hal di luar pembelajaran berkurang. Tindakan peneliti selanjutnya adalah dengan melakukan pertemuan kedua. Langkah-langkah pembelajaran diskusi pada pertemuan kedua yang dilakukan peneliti dengan menerapkan PPR, yaitu sebagai berikut:
1. Konteks Implikasi dalam pembelajaran peneliti harus mengetahui konteks dari siswa-siswa kelas 8.1 yaitu bahwa seluruh siswa kelas 8.1 beretnis Jawa, sebagian besar siswa terlibat dalam dampak negatif akibat perkembangan teknologi di sekitarnya. Sebagian besar siswa kurang termotivasi untuk berdiskusi. Siswa-siswi masa kini sangat terpengaruh oleh gadget yang dimiliki sehingga rasa kepedulian dan kepekaan antarsesama mulai berkurang. 2.
Pengalaman Pada tahap pengalaman, peneliti mengajak siswa untuk menemukan,
mengungkapkan,
dan
mengaitkan
pengalaman-pengalaman
mereka
tentang masalah perkembangan teknologi. Contohnya dengan pertanyaan “Pernahkah kalian terlibat dalam masalah perkembangan teknologi? Seperti apa contohnya?” dan memfokuskan pada materi yang akan dijadikan bahan diskusi dengan pertanyaan “Apakah kalian pernah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
menirukan adegan-adegan berbahaya yang ditayangkan dalam acara TV? Mengapa kalian melakukannya? Dengan siapa kalian biasa menonton TV?”. Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti memberikan pengalaman siswa dengan memutarkan video dokumentasi atau ilustrasi tentang perkembangan alat teknologi dan berita tentang dampak menonton TV bagi
remaja, untuk
memperoleh pengetahuan baru tentang
permasalahan perkembangan teknologi. 3.
Refleksi Refleksi dilakukan siswa dengan menuliskan jawaban di lembar
pertanyaan refleksi seperti “Menurutmu, mengapa kita harus mencegah efek negatif dari menonton TV ?”, setelah itu siswa menuliskan hasil dari kesadaran dan kepekaan dalam berefleksi dituntun dengan kalimat “setelah berdiskusi dan berefleksi tentang dampak menonton TV, saya menyadari bahwa”. Dalam proses pembelajaran peneliti menunjuk salah satu siswa untuk memebacakan refleksinya. Berikut contoh refleksi dari siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4 Hasil refleksi Siswa 8.1
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Gambar 5 Hasil Refleksi Siswa 8.1
4. Aksi Aksi dilakuakan dengan merumuskan niat atau rencana tindakan yang akan mereka lakukan sebagai tindak lanjut dari refleksi. Mereka menuliskannya pada selembar kertas yang telah disediakan peneliti. Berikut contoh hasil aksi siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 6 Hasil Aksi Siswa 8.1
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
5. Evaluasi Evaluasi dilakukan di kegiatan akhir, dengan mengerjakan 5 butir soal esei berdasarkan teks yang dijadikan bahan diskusi dan hasil diskusinya. Evaluasi dilakukan untuk mengukur pengetahuan siswa tentang dampak menonton TV yang telah didiskusikan bersama.
Gambar 7 Hasil Evaluasi Lembar 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 8 Hasil Evaluasi Lembar 2
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gambar 9 Hasil Evaluasi Lembar 3
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Gambar 10 Hasil Evaluasi Lembar 4
Kegiatan evaluasi ketika mengimplementasikan PPR dan tanpa mengimplementasikan PPR mennjadi langkah ketiga sekaligus langkah terakhir dalam penelitian ini, yaitu dengan memberikan posttest berdiskusi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Bentuk soal posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sama. Hasil dari posttest itu berupa data kemampuan akhir siswa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan. Posttest dilakukan sebanyak 2 kali untuk mengetahui kemampuan siswa, setelah itu dari kedua posttest di cari nilai rata-ratanya. Hasil dari nilai rata-rata posttest itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
adalah nilai akhir keterampilan berbicara siswa dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut adalah tabel daftar nilai siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 10 Daftar Nilai Kelas 8.1 dengan PPR
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
NAMA SISWA ACHMEDA RIZKY HERLAMBANG ADINA AMY REIKANISUJI AGATHA SILVIA DWI PUTRI ARDANI ALDA RAMANDIA PUTRI ALFIQRI ALDY DEWANTO ANDREAS YUBELIUS YOGASTAMA BERGAS KHAIRUL ZAMAN DEA HANINDA PUTERI FEBBY CAHYATI FRESTIANI RAHADIAN SITORSMI HANA LALITYA NURSAFIRA HUSNUL HUMAIROH IGNATIUS LOYOLA PRIMA ADITYA JULIUS CAESAR YOMA PRATAMA KAIRA MEDINA PUTRI LYDIA LAYANA QONITA MAHENDRA TIMUR MAHARDDHIKA MAHESWARI FLORA RAMADHANI MAXIMILIANUS PRASTOWO HERNAWA MUTIARA HESA RAMADHINI NADILA YANG NAFA UNNISA NOVIANA DWI MURTIASTUTI RADEN MAS ALDEN ADYABASWARA RAKAN RAIHAN ALI MOHAMAD SANIYA AFDALRIVA MIZANDYA SETIA AJI WARDANA SHAFA WIDAD SAFINA TSAMARAH HASANI RIEFANTY WISHNU SATRIA ARIMURTI RATA-RATA
NILAI PrePosttest test
82 87 85 81 87 88 85 96 98 92 92 81 87 85 91 81 85 85 86 96 81 90 92 84 86 92 86 96 98 86
90 94 87 87 88 90 90 98 98 94 94 87 90 88 93 93 90 93 88 98 87 93 94 88 88 94 88 93 98 88
88,03
91,37
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 11 Daftar Kelas 8.2 dengan Metode Guru
NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
NAMA SISWA ADEEV NIDYA PERDANA AFIFAH RIANA DWI PUTRI AHMAD ILHAM NASHIRUDDIN AMANDA SURYA DEWI ANCILLA THERTIA MILLENA ANDREAS YOZI ADHYAKSA ANNABEL DEVYANTI NOOR HALIZA ANNASTYA ANDREYANTI EKA SUCI AZRYLL AZHARI KURNIA PUTRA CLARA MICHEL PRAKOSO DENIS ORLANDO DIONISIUS TIKSNA PRATITO DWI SAKTI BAKTI FADHIL ARRASYD ARDIANTO FARADILA ANFASA FIRSTNANDITA KEISHA ALMIRA FLADELLA ANGELICA PRAISTIVA HALIMAH AZZAHRA RESTU KINANTHI HUBERTUS RINO AUGENIO INTANISYA CAHYA KIRANA JULIUS SETYA RATNANDI KRISTOFORUS ALVIN ANDRIAN LINTAR CHESA HAFISYA MOAMAR YASYID NUR RAHMAT NABILA LAILI UDZKHIYATI RAKKA SAAKIRAL NUIR RARAS DEWAYANTI RESDIYANTI PERMATA PUTRI SALSABILLA AMIYARD SIWI SHAFINA ARMARETA YASMIN RATA- RATA
NILAI PrePosttest test
83 85 75 82 91 74 85 85 81 83 91 75 85 81 83 78 85 84 84 85 82 85 83 87 83 81 91 91 85 80
76 87 76 87 91 76 88 87 85 83 91 76 85 85 87 83 88 91 85 88 85 85 88 90 83 85 91 91 87 83
83,43
85,43
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Berdasarkan tabel 10 dan tabel 11 nilai rata-rata, keterampilan berbicara siswa kelas 8.1 dan 8.2 terdapat perbedaan kelas yang signifikan. Perbedaan itu terdapat pada nilai keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan PPR dan tanpa menerapkan PPR. Apabila peneliti mengambil angka bulat, maka rata-rata nilai keterampilan berbicara siswa kelas 8.1 yaitu 91 adalah kategori sangat mahir pada nilai 91% dalam PAP Tipe I, sedangkan rata-rata nilai keterampilan berbicara siswa kelas 8.2 yaitu 85 dalam kategori mahir pada nilai 85% dalam PAP Tipe 1. Perolehan ratarata nilai keterampilan siswa kelas 8.2 menunjukakan tidak ada perubahan yang signifikan dengan kondisi awal kelas. Oleh sebab itu, maka PPR efektif diimplemntasikan pada keterampilan berbicara siswa kelas VIII SMP
N
8
Yogyakarta
karena
selisih
nilai
rata-rata
mengimplementasikan PPR dengan metode guru adalah 6%.
ketika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bab ini peneliti akan menguraikan tiga hal yang menjadi bagian dari penutup suatu penelitian. Tiga hal itu adalah simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Berikut adalah uraian simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan beserta keterbatasan penelitiannya. A. Simpulan Penelitian eksperimen ini berlangsung dalam empat kali tatap muka di dalam kelas. Satu kali tatap muka di dalam kelas sesuai dengan alokasi waktu berdasarkan Kurikulum 2013 yaitu, 3 JP (3 x 40 menit). Penelitian ini dilakukan di kelas 8.1 dan 8.2 SMP N 8 Yogyakarta pada bulan Mei-Juni 2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas implementasi Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam diskusi pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif efektif diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan diskusi. Begitu juga dengan proses pembelajarannya yang menekankan pada kegiatan berefleksi untuk membangun kesadaran. Pemecahan masalah di dalam kelas diatasi dengan adanya cura personalis. Efektivitas penerapannya dibuktikan dengan nilai signifikasi dalam uji-t pada perbedaan nilai post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu 0,77. Hal ini membuktikan bahwa PPR efektif diterapkan dalam
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
pembelajaran keterampilan berdiskusi siswa karena nilai t lebih besar dari 0,05. Data lain yang mendukung adalah nilai awal keterampilan diskusi siswa baik dari kelompok kontrol (kelas 8.2) maupun kelompok eksperimen (kelas 8.1) adalah sama yaitu 85%. Jika dikategorikan berdasarkan tabel acuan PAP tipe I termasuk dalam kategori mahir dengan rentang skor 80%-89%. Kemudian setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan PPR, nilai keterampilan diskusi siswa meningkat dari 85% menjadi 88% pada percobaan pertama, sedangkan pada percobaan kedua nilai keterampilan diskusi siswa meningkat menjadi 91%. Hal ini membuktikan
bahwa
peningkatan
nilai
keterampilan
siswa
dengan
mengimplementasikan PPR dalam pembelajaran meningkat sebesar 6%. Begitu juga dengan percobaan yang dilakukan peneliti dengan menerapkan metode guru. Percobaan pertama yang dilakukan peneliti dengan menerapkan metode guru memperoleh nilai 83%, sedangkan pada percobaan kedua dengan menerapkan metode guru juga mengalami peningkatan menjadi 85%. Akan tetapi, tetap meningkat apabila dibandingkan dengan percobaan yang mengimplementasikan PPR. Peningkatan nilai post-test keterampilan diskusi siswa sebesar 6%. Dari hasil peningkatan nilai post-test itu, maka dapat dikatakan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif efektif diimplementasikan dalam pembelajaran keterampilan diskusi siswa. Langkah-langkah konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi yang ada dalam Pedagogi Reflektif selalu diintegrasikan dengan karakter 3C yaitu competence yang mempunyai akademik yang unggul, conscience memiliki hati nurani yang benar, dan compassion yang berarti kepedulian sosial. Dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
berdiskusi siswa dikelompokkan dengan kelompok yang heterogen baik agama maupun
kemampuan
akademiknya,
sehingga
dapat
menumbuhkan
rasa
kepedulian terhadap teman yang mengalami kesulitan dalam memahami teks yang diberikan untuk berdiskusi. Hal yang membedakan pada PPR ini adalah kegiatan berefleksi. Kegiatan refleksi pada Kurikulum 2013 sama dengan kegiatan refleksi pada PPR. Hanya saja pada Kurikulum 2013 kegiatan refleksi terintegrasi dalam pembelajaran dan penguatannya tergantung pada guru yang mengajar, sedangkan pada PPR meskipun sama-sama terintegrasi dalam pembelajaran tetapi PPR memisahkan kegiatan refleksi menjadi suatu prosedur pembelajaran pada PPR. Dalam berefleksi dengan menerapkan
PPR, peneliti membimbing siswa untuk
menuliskan refleksi dengan beberapa pertanyaan dan pernyataan “setelah melakukan pembelajaran ini, saya menyadari bahwa” sehingga refleksi siswa terarah dan peneliti dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan metode dan teknik yang diterapkan dalam pembelajaran. Selain itu, prosedur pembelajaran dalam PPR tidak hanya berhenti pada refleksi saja melainkan ada tahapan selanjutnya sebagai wujud refleksi pada pembelajaran. Siswa membuat niat-niat dalam aksi yang mereka buat untuk mewujudkan refleksinya.
B. Saran 1.
Bagi Sekolah SMP N 8 Yogyakarta yang menerapkan Kurikulum 2013 dalam
pembelajaran sebaiknya lebih dikemas dengan memfokuskan nilai-nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
kemanusian tertentu dengan tidak meninggalkan nilai-nilai kemanusian yang lain seperti tenggang rasa, toleransi dalam beragama, dan berkompetitif. 2.
Bagi Guru Guru sebaiknya banyak menambah referensi mengenai model
pembelajaran, terutama pengembangan model pembelajaran dengan Kurikulum 2013. Guru dan pihak sekolah sebaiknya lebih mengembangkan pada pemanfaatan media atau prosedur pembelajrannya seperti mengadakan kegiatan berefleksi setelah pembelajaran selesai. 3.
Bagi Siswa Siswa sebaiknya mampu menyadari bahwa ilmu yang dipelajarinya
sangat penting bagi kehidupan. Siswa sebaiknya mampu merefleksikan apa yang ia peroleh dari pembelajaran yang telah dilaksanakan sehingga ia dapat melakukan aksi yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain 4.
Bagi Peneliti Peneliti yang akan melakukan penelitian sebaiknya memperhatikan
media yang digunakan, sungguh mengetahui dan memahami karakter siswa yang akan diteliti. Selain itu, memperhatikan teknik pengambilan data agar data yang diambil sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adisusilo, Sutarjo J.R. Grafindo Persada.
2012.
Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: PT.
Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Aulia, Luki. 2013. Pendidikan Kreatif Inovatif Jadi Tren Dunia, hlm. 12. Jakata: Kompas. Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Benjamin S, Bloom. 2011. Taxonomy of EducationalObjective, Hand Book I, Cognitive Domain. New York: Longman. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Dahlan. 2000. Model-model Mengajar. Bandung : CV. Diponegoro. Djaali dan Pudji Muljono. 2009. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. Djojodibroto, Darmanto, R. 2012. PANDU IBUKU: Mengajar Budi Pekerti Membangun Karakter Bangsa. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. FKIP, USD. 2011. Pedoman PPL. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Given, K. Barbara. 2007. Brain-Based Learning. Bandung: Kaifa. Harsanto, Radno. 2009. Having Compassion.Yogyakarta: Kanisius.
Competence,
Conscience,
dan
Moleong, L.J., 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulayana, Rohmat. 2011. Mengartikulasi Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. Subagya, SJ. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif Alternatif Idealisme Pendidikan Kristiani. Yogyakarta: Kanisius.
Solusi Menuju
Sudarjo. 2009. Transformasi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bina Aksara.
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Sugiyono.2012. Metode penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Taniredja, Tukiran dan Mustafidah, Hidayati.2011. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur.2008. Berbicara Berbahasa.Bandung: Angkasa.
Sebagai
Suatu
Keterampilan
Theresia. 2011. Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Dalam Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion kelas III C SD Kanisisus Demangan Baru I. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Tim
P3MP-LPM Universitas Sanata Dharma. 2012. Pedoman Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian. Yogyakarta: USD.
Model
Tim Redaksi Kanisius. 2008. Paradigma Pedagogi Reflektif: Alternatif Solusi Menuju Idealisme Pendidikan Kristiani.Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Tim Redaksi Kanisius. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif: Mendampingi Peserta Didik Menjadi Cerdas dan Berkarakter.Yogyakarta: Kanisius. Trianto. 2009. Kencana.
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Widharyanto. 2012. Handout Universitas Sanata Dharma.
Pembelajaran
dalam
Kelas.
Yogyakarta:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP N 8 Yogyakarta Kelas/Semester
: VIII / 2
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Topik
: Perkembangan Teknologi
Alokasi Waktu
: 3 jam pelajaran (3 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti PPR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempat-kan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahu-nya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengem-bangan dariyang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggu-nakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar Menentukan sikap terhadap pengaruh perkembangan teknologi di lingkungannya. C. Indikator 1. Menjelaskan tentang perkembangan teknologi 2. Menentukan sikap terhadap pengaruh menonton televisi bagi remaja di lingkungannya D. Tujuan Pembelajaran Competence o Merumuskan ide yang berkaitan dengan masalah-masalah tentang perkembangan teknologi. o Mengkritik tindakan yang menimbulkan masalah tentang perkembangan teknologi Conscience
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
o Bertanggungjawab atas rumusan ide dan kritikan yang disampaikan dalam diskusi dan tidak melakukannya di kehidupan pribadi sehari-hari. Compassion o Ikut terlibat dan berpartisipasi aktif dalam perkembangan teknologi.
E. Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan PPR 1) Konteks
Sebagian besar siswa terlibat dalam dampak negatif akibat perkembangan teknologi di sekitarnya.
Sebagian besar siswa kurang termotivasi untuk berdiskusi.
Sebagian besar siswa beretnis Jawa.
Siswa-siswi masa kini sangat terpengaruh oleh gadget yang dimiliki sehingga rasa kepedulian dan kepekaan antarsesama mulai berkurang.
2) Pengalaman
Siswa diminta untuk menemukan, mengungkapkan, dan mengaitkan pengalamanpengalaman mereka tentang masalah perkembangan teknologi. Contohnya dengan pertanyaan “Pernahkah kalian terlibat dalam masalah perkembangan teknologi? Seperti apa contohnya?”
Siswa memperoleh pengetahuan baru tentang permasalahan perkembangan teknologi dengan pemutaran video dokumentasi atau ilustrasi oleh guru.
3) Refleksi
Nilai yang diperoleh kepedulian, kesadaran dan kepekaan serta selektif terhadap informasi yang diperoleh dari perkembangan teknologi.
Integritas yang diharapkan kemampuan melakukan pilihan-pilihan secara sadar dengan menimbang dampaknya bagi dirinya dan lingkungan sekitar.
4) Tindakan
Mata pelajaran
: Bahasa Indonesia
Topik
: Berdiskusi tentang positif dan negatif dari perkembangan teknologi
Pilihan Batin
: Menganalisis dan mengkritisi dampak dari perkembangan teknologi
Tindakan
: Bersikap selektif terhadap dampak dari perkembangan teknologi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
5) Evaluasi 1. Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok diskusi. 2. Diskusikan dalam kelompok masalah-masalah tentang dampak perkembangan teknologi meliputi pengertiannnya, asal mulanya, keuntungan dan kerugiannya, solusinya dan lain-lain. 3. Menuliskan rumusan hasil diskusi kelompok. 4. Mengomunikasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
F. Langkah-langkah Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran Pembukaan (Konteks)
Kegiatan Inti (Pengalaman, Tindakan/Aksi dan Evaluasi)
Deskripsi 1. Guru memberikan salam 2. Guru menanyakan kabar siswa 3. Guru memberikan motivasi awal dan mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa dengan pertanyaan “Pernahkah kalian terlibat dalam masalah perkembangan teknologi? Seperti apa contohnya?” agar siswa fokus pada pembelajaran yang akan disampaikan 4. Guru menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran
Alokasi Waktu 10 menit
1. Guru memberikan pengantar 2 x 35 menit tentang perkembangan teknologi 2. Siswa dibagi dalam kelompokkelompok diskusi, satu kelompok terdiri dari 4 orang 3. Siswa menyimak video ilustrasi tentang perkembangan teknologi dunia 4. Siswa menerima LKS dari guru yang berisi pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan diskusi kelompok 5. Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh kelompok lain 6. Siswa bersama guru membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Penutup (Refleksi, dan Aksi)
90
1. Siswa dibagikan lembar aksi dan 15 menit lembar refleksi 2. Siswa berefleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar refleksi yang diberikan 3. Siswa menjawab pertanyaan pada lembar aksi untuk melakukan aksi nyata di kehidupannya sehari-hari 4. Guru memberikan penguatan dan motivasi yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan
G. Materi Ajar Teks diskusi adalah teks yang berisi pembahasan dari suatu masalah dengan mempertimbangkan untung-rugi, positif maupun negatifnya dnegan alasan yang masuk akal. Teks diskusi memiliki ciri-ciri sebagi berikut: 1. Strukturnya terdiri atas isu, argumen yang mendukung, argumen yang menentang, dan simpulan/ saran. 2. Memuat informasi yang bersifat informatif-argmentatif. 3. Ciri kebahasaanya menggunakan kata hubung perlawanan (tetapi, namun, sedangkan, dan sebagainya) Berikut contoh teks diskusi :
DAMPAK MENONTON TELEVISI BAGI REMAJA Di dalam era globalisasi ini, tayangan televisi sudah tidak bisa dihindari. Dengan menonton televisi, kita dapat memperoleh bermacam-macam informasi. Pertanyaannya adalah, adakah dampak negatif yang ditimbulkan dari menonton televisi? Sebagian masyarakat menganggap bahwa menonton televisi berdampak positif, tetapi banyak juga masyarakat yang menganggap bahwa menonton televisi berdampak negatif. Dampak positif dari menonton televisi khususnya untuk remaja adalah sebagai berikut. Pertama, kita akan mendapatkan semua berita dari dalam sampai luar negeri. Kedua, televisi selalu menyajikan berita up to date, yang tentunya membuat masyarakat tidak akan ketinggalan informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas pada masyarakat secara cepat. Ketiga, masyarakat akan menyegarkan otaknya dengan program yang ditonton seperti acara komedi apalagi acara tentang galeri sepak bola Indonesia, one stop football yang digemari oleh para laki-laki, dan acara seperti fashion yang digemari wanita. Keempat, beberapa penelitian mengatakan, bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
seorang anak yang sering menonton televisi memiliki wawasan yg lebih luas di banding anak-anak yang tidak menonton televisi. Teori itu sangat lah masuk akal, karena banyak sekali stasiun televisi menggarap tema edukatif seperti menyiarkan film dokumenter sejarah, flora fauna, sains dan lain sebagainya. Kelima, acara kreatif yang disiarkan di televisi dapat membuat anak-anak menjadi kreatif. Keenam, televisi dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi. Sementara itu, dampak negatif dari menonton televisi khususnya bagi remaja. adalah sebagai berikut Pertama, remaja cenderung meniru adegan dari televisi yang tidak pantas untuk ditiru. Kedua, adegan kekerasan yang ditunjukkan oleh siaran televisi tertentu. Ketiga, terkadang siaran televisi juga mengandung kata-kata celaan yang tidak pantas dilontarkan di depan televisi. Keempat, beberapa siaran televisi mengandung unsur pornografi. Kelima, terlalu banyak menonton televisi menyebabkan daya pikiran turun dan hilangnya konsentrasi. Keenam, remaja yang terlalu sering menonton televisi akan menjadi kecanduan dan sering meninggalkan kewajibannya seperti belajar dan beribadah. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa televisi mempunyai dampak positif dan negatif. Hal itu bergantung pada penonton televisi. Sumber: Kompasiana, 22 Januari 2015 oleh Erlangga Putra Aidifia H. Model dan Metode pembelajaran 1) Model Pembelajaran: Paradigma Pedagogi Reflektif 2) Metode pembelajaran: Ceramah singkat, tanya jawab, dan diskusi
I. Sumber Belajar, Media pembelajaran, Alat dan Bahan 1) Sumber Belajar: Mendikbud.2013. Bahasa Indonesia. Jakarta http://www.youtube.com/watch?v=THbb7dRvQsU&feature=player_detailpage Kompasiana, 22 Januari 2015 oleh Erlangga Putra Aidifia 2) Media Pembelajaran: Powerpoint, Video ilustrasi, Internet, Audiovisual (Video) 3) Alat dan Bahan: Papan tulis, Laptop/computer, LCD, Viewer
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
J. Nilai Humanistik yang Hendak Dicapai
Jujur Bertanggung jawab Disiplin Percaya Diri Keterlibatan dalam kelompok
Mengetahui,
Yogyakarta, 22 Mei 2015
Guru Bahasa Indonesia
Mahasiswa
Drs. Ishartanto NIP 19601212 199512 1 001
Okti Ika Trisnaningsari
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
LEMBAR KERJA SISWA Satuan Pendidikan : SMP Kelas/Semester
: VIII / 2
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Topik
: Dampak Menonton Televisi Bagi Remaja
A. Indikator Competence (Pengetahuan dan Keterampilan) a. Menjelaskan gambaran umum tentang menonton televisi b. Merumuskan ide yang berkaitan dengan masalah-masalah tentang menonton televisi c. Menguraikan contoh dampak positif dan negatif dari menonton televisi d. Memberikan contoh-contoh solusi untuk mengatasi dampak negatif dari menonton televisi e. Mengkritik masalah-masalah yang diakibatkan dari menonton televisi bagi remaja B. Petunjuk Kerja Tuliskan nama dan anggota kelompokmu Lakukan kegiatan pembelajaran di bawah ini dengan kelompok diskusimu dan tuliskan jawabannya pada tempat yang telah disediakan. Kumpulkan LKS dengan rapi! Bacalah teks di bawah ini dengan cermat dan teliti!
DAMPAK MENONTON TELEVISI BAGI REMAJA Di dalam era globalisasi ini, tayangan televisi sudah tidak bisa dihindari. Dengan menonton televisi, kita dapat memperoleh bermacam-macam informasi. Pertanyaannya adalah, adakah dampak negatif yang ditimbulkan dari menonton televisi? Sebagian masyarakat menganggap bahwa menonton televisi berdampak positif, tetapi banyak juga masyarakat yang menganggap bahwa menonton televisi berdampak negatif. Dampak positif dari menonton televisi khususnya untuk remaja adalah sebagai berikut. Pertama, kita akan mendapatkan semua berita dari dalam sampai luar negeri. Kedua, televisi selalu menyajikan berita up to date, yang tentunya membuat masyarakat tidak akan ketinggalan informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas pada masyarakat secara cepat. Ketiga, masyarakat akan menyegarkan otaknya dengan program yang ditonton seperti acara komedi apalagi acara tentang galeri sepak bola Indonesia, one stop football yang digemari oleh para laki-laki, dan acara seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
fashion yang digemari wanita. Keempat, beberapa penelitian mengatakan, bahwa seorang anak yang sering menonton televisi memiliki wawasan yg lebih luas di banding anak-anak yang tidak menonton televisi. Teori itu sangat lah masuk akal, karena banyak sekali stasiun televisi menggarap tema edukatif seperti menyiarkan film dokumenter sejarah, flora fauna, sains dan lain sebagainya. Kelima, acara kreatif yang disiarkan di televisi dapat membuat anak-anak menjadi kreatif. Keenam, televisi dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi. Sementara itu, dampak negatif dari menonton televisi khususnya bagi remaja. adalah sebagai berikut Pertama, remaja cenderung meniru adegan dari televisi yang tidak pantas untuk ditiru. Kedua, adegan kekerasan yang ditunjukkan oleh siaran televisi tertentu. Ketiga, terkadang siaran televisi juga mengandung kata-kata celaan yang tidak pantas dilontarkan di depan televisi. Keempat, beberapa siaran televisi mengandung unsur pornografi. Kelima, terlalu banyak menonton televisi menyebabkan daya pikiran turun dan hilangnya konsentrasi. Keenam, remaja yang terlalu sering menonton televisi akan menjadi kecanduan dan sering meninggalkan kewajibannya seperti belajar dan beribadah. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa televisi mempunyai dampak positif dan negatif. Hal itu bergantung pada penonton televisi. Sumber: Kompasiana, 22 Januari 2015 oleh Erlangga Putra Aidifia
C. Kegiatan Belajar 1 (Pengetahuan) Berdasarkan teks “Dampak Menonton Televisi Bagi Remaja” kembangkan lagi pikiranmu untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan kelompokmu! 1. Apakah kamu sering menonton televisi? Mengapa? ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. 2. Menurut kelompok, masalah-masalah apa saja yang berkaitan dengan menonton televisi? ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
3. Uraikanlah contoh dampak positif dan negatif dari menonton televisi! ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. 4. Berikanlah saranmu untuk mengatasi dampak dari menonton televisi bagi remaja! ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ..................................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
D. Kegiatan Belajar 2 (Keterampilan) Diskusikan pertanyaan di bawah ini dengan kelompok berkaitan dengan sikapmu! 5. Bagaimana sikapmu apabila ada temanmu melakukan hal-hal negatif yang telah disebutkan dalam teks seperti melakukan adegan-adegan yang tidak boleh ditiru ? ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ..................................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
LEMBAR REFLEKSI !
1. Hal-hal apa saja yang mengganggumu dalam pembelajaran yang telah dilakukan? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 2. Bagaimana caramu mengatasi hal-hal yang mengganggumu itu? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 3. Jelaskan menurutmu, mengapa kita harus mencegah efek negatif dari menonton televisi bagi remaja? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 4. Apakah kamu sering melakukan hal-hal yang negatif dari menonton televisi? Berikan contohnya! .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 5. Setelah berdiskusi dan berefleksi tentang dampak menonton televisi bagi remaja, saya menyadari bahwa selama ini........................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .........................................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR AKSI! TULISKAN NIAT-NIATMU DALAM RANGKA MENGHADAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERUTAMA DALAM MENONTON TELEVISI!
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP N 8 Yogyakarta Kelas/Semester
: VIII / 2
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Topik
: Perkembangan Teknologi
Alokasi Waktu
: 3 jam pelajaran (3 x 40 menit)
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempat-kan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahu-nya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengem-bangan dariyang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggu-nakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar Menentukan sikap terhadap pengaruh perkembangan teknologi di lingkungannya. C. Indikator 1. Menjelaskan tentang perkembangan teknologi 2. Menentukan sikap terhadap pengaruh Facebook di lingkungannya D. Tujuan Pembelajaran Competence o Merumuskan ide yang berkaitan dengan masalah-masalah tentang perkembangan teknologi. o Mengkritik tindakan yang menimbulkan masalah tentang pengaruh Facebook Conscience
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
o Siswa mampu memilih sikap (menerima atau menolak) mereka terhadap pengaruh Facebook di lingkungan disertai alasannya.
Compassion o Siswa mampu memperjuangkan tradisi sosial di lingkungannya dari pengaruh globalisasi yang negatif melalui kegiatan diskusi.
E. Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan PPR 1) Konteks
Sebagian besar siswa terlibat dalam dampak negatif akibat perkembangan teknologi di sekitarnya.
Sebagian besar siswa kurang termotivasi untuk berdiskusi.
Sebagian besar siswa beretnis Jawa.
Siswa-siswi masa kini sangat terpengaruh oleh gadget yang dimiliki sehingga rasa kepedulian dan kepekaan antarsesama mulai berkurang.
2) Pengalaman
Siswa diminta untuk menemukan, mengungkapkan, dan mengaitkan pengalamanpengalaman mereka tentang masalah perkembangan teknologi. Contohnya dengan pertanyaan “Pernahkah kalian terlibat dalam masalah perkembangan teknologi? Seperti apa contohnya?”
Siswa memperoleh pengetahuan baru tentang permasalahan perkembangan teknologi dengan pemutaran video dokumentasi atau ilustrasi oleh.
3) Refleksi
Nilai yang diperoleh kepedulian, kesadaran dan kepekaan serta selektif terhadap informasi yang diperoleh dari perkembangan teknologi.
Integritas yang diharapkan kemampuan melakukan pilihan-pilihan secara sadar dengan menimbang dampaknya bagi dirinya dan lingkungan sekitar.
4) Tindakan
Mata pelajaran
: Bahasa Indonesia
Topik
: Berdiskusi tentang positif dan negatif dari perkembangan teknologi
Pilihan Batin
: Menganalisis dan mengkritisi dampak dari perkembangan teknologi
Tindakan
: Bersikap selektif terhadap dampak dari perkembangan teknologi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
5) Evaluasi 1. Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok diskusi. 2. Diskusikan dalam kelompok masalah-masalah tentang dampak perkembangan teknologi meliputi pengertiannnya, asal mulanya, keuntungan dan kerugiannya, solusinya dan lain-lain. 3. Menuliskan rumusan hasil diskusi kelompok. 4. Mengomunikasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran Pembukaan (Konteks)
Kegiatan Inti (Pengalaman, Tindakan/Aksi dan Evaluasi)
Deskripsi
Alokasi Waktu
1. Guru memberikan salam 2. Guru menanyakan kabar siswa 3. Guru memberikan motivasi awal dan mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa dengan pertanyaan “Pernahkah kalian terlibat dalam masalah perkembangan teknologi? Seperti apa contohnya?” agar siswa fokus pada pembelajaran yang akan disampaikan 4. Guru menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran
10 menit
1. Guru memberikan pengantar tentang perkembangan teknologi 2. Siswa dibagi dalam kelompokkelompok diskusi, satu kelompok terdiri dari 4 orang 3. Siswa menyimak video ilustrasi tentang perkembangan teknologi dunia 4. Siswa menerima LKS dari guru yang berisi pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan diskusi kelompok 5. Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dan ditanggapi oleh kelompok lain 6. Siswa bersama guru membuat
2 x 35 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan 1. Siswa dibagikan lembar aksi dan 15 menit lembar refleksi 2. Siswa berefleksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar refleksi yang diberikan 3. Siswa menjawab pertanyaan pada lembar aksi untuk melakukan aksi nyata di kehidupannya sehari-hari 4. Guru memberikan penguatan dan motivasi yang berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan
Penutup (Refleksi, dan Aksi)
G. Materi Ajar Teks diskusi adalah teks yang berisi pembahasan dari suatu masalah dengan mempertimbangkan untung-rugi, positif maupun negatifnya dnegan alasan yang masuk akal. Teks diskusi memiliki ciri-ciri sebagi berikut: 1. Strukturnya terdiri atas isu, argumen yang mendukung, argumen yang menentang, dan simpulan/ saran. 2. Memuat informasi yang bersifat informatif-argmentatif. 3. Ciri kebahasaanya menggunakan kata hubung perlawanan (tetapi, namun, sedangkan, dan sebagainya) Berikut contoh teks diskusi : POSITIF DAN NEGATIF DARI FACEBOOK Saat ini, anak-anak dikelilingi oleh iPad, video game, dan gadget lain yang membuat mereka bisa terkoneksi dengan dunia maya. Jejaring sosial yang bertebaran, misalnya Facebook, memberi efek bagi anak untuk tak mau lepas dari gadget itu. Persoalan bertambah terkait etis-tidaknya anak-anak memiliki akun Facebook, dan ini menjadi dilema yang harus segera dipecahkan oleh para orangtua. Namun, argumen mengenai kepemilikan akun Facebook jauh lebih sulit. Sebab, kenyataannya Facebook memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan saat orangtua hendak membolehkan atau melarang anak membuat akun jejaring sosial ini. Apa saja manfaat Facebook? Saat ini tidak ada yang bisa menyangkal bahwa Facebook telah mengubah cara interaksi sosial, terutama di kalangan kaum muda. Facebook memungkinkan anak untuk menjalin pertemanan dengan banyak orang. Ketika digunakan dengan cara yang benar, media sosial dapat meningkatkan rasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
percaya diri anak dan membantu mereka mengurangi perasaan kesepian, terisolasi, dan tidak memiliki teman. Dengan memiliki profil Facebook, memberikan anak "halaman rumah" di web, tempat di mana mereka dapat mengekspresikan diri dan berbicara tentang minat dan kepentingan mereka. Mereka bisa bergabung dengan komunitas-komunitas tertentu, dan mencari tahu banyak tentang bidang-bidang yang membuat mereka tertarik seperti lingkungan, hewan, seni, atau musik. Anak dapat menguasai keterampilan media sosial yang nantinya akan semakin penting ketika usia mereka bertambah. Yang tak kalah pentingnya, sebagian besar anak menggunakan jejaring sosial untuk membahas pekerjaan sekolah. Diskusi bersama tentang tugas sekolah adalah salah satu alasan terbaik untuk memperbolehkan mereka mengakses jejaring sosial. Bahkan, dari hasil studi Profesor Larry D. Rosen dari California State University mengungkapkan bahwa situs jejaring sosial juga dapat membantu proses pengajaran antara guru dengan murid. Facebook juga bisa digunakan untuk menunjukkan rasa empati kepada teman-teman online mereka. Selain sisi positif tersebut, Facebook juga mempunyai sisi negatif. Jejaring sosial memberikan kebebasan atau ruang untuk mengekspresikan diri dengan berkomentar. Namun komentar yang dikeluarkan bisa saja menyinggung orang lain. Kalaupun anak tidak melakukannya, ia menjadi terbiasa dengan ejekan, olok-olok, web bullying, dan semacamnya yang ia baca dari status teman. Bisa saja anak mengganggap hal tersebut sesuatu yang lumrah, lalu melontarkannya pada orang di lingkungan sekitar. Akibatnya, terjadi pergeseran nilai tentang kesantunan yang orangtua tanamkan selama ini. Hasil studi Profesor Larry D. Rosen dari California State University juga mengungkap beberapa efek buruk dari Facebook, termasuk narsisme yang sering menghinggapi anak yang memakai situs jejaring sosial tersebut, perilaku antisosial, kecenderungan berperilaku agresif, dan mudah marah. Studi yang disebutkan oleh Rosen menyatakan bahwa murid sekolah dan kuliahan yang membuka Facebook setidaknya 15 menit ketika sedang belajar, cenderung mendapatkan nilai yang rendah. Facebook adalah pintu gerbang dunia maya. Segala sesuatu, baik hal-hal yang baik maupun yang buruk dapat terhubung ke akun Facebook anak. Sering kali bukan teman anak yang memberi pengaruh buruk, melainkan teman-teman dari temannya.
Sumber: http://techno.okezone.com/read/2011/08/08/55/489547/facebook-miliki-keuntungandan-kerugian-bagi-remaja/large http://female.kompas.com/read/2013/03/15/08510338/Keuntungan.dan.Kerugian.Face book
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
H. Model dan Metode pembelajaran 1) Model Pembelajaran: Paradigma Pedagogi Reflektif 2) Metode pembelajaran: Ceramah singkat, tanya jawab, dan diskusi
I. Sumber Belajar, Media pembelajaran, Alat dan Bahan 1) Sumber Belajar: Mendikbud.2013. Bahasa Indonesia. Jakarta http://www.youtube.com/watch?v=THbb7dRvQsU&feature=player_detailpage http://techno.okezone.com/read/2011/08/08/55/489547/facebook-miliki-keuntungan-dankerugian-bagi-remaja/large http://female.kompas.com/read/2013/03/15/08510338/Keuntungan.dan.Kerugian.Facebo ok 2) Media Pembelajaran: Powerpoint, Video ilustrasi, Internet, Audiovisual (Video) 3) Alat dan Bahan: Papan tulis, Laptop/computer, LCD, Viewer
J. Nilai Humanistik yang Hendak Dicapai Jujur Bertanggungjawab Disiplin Percaya Diri Keterlibatan dalam kelompok
Mengetahui,
Yogyakarta, 28 Mei 2015
Guru Bahasa Indonesia
Mahasiswa
Drs. Ishartanto NIP 19601212 199512 1 001
Okti Ika Trisnaningsari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
LEMBAR KERJA SISWA
Satuan Pendidikan : SMP N 8 Yogyakarta Kelas/Semester
: VIII / 2
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Topik
: Dampak Penggunaan Facebook
A. Indikator Competence (Pengetahuan dan Keterampilan) a. b. c. d. e.
Menjelaskan gambaran umum tentang Facebook Merumuskan ide yang berkaitan dengan masalah-masalah tentang Facebook Menguraikan contoh dampak positif dan negatif dari Facebook Memberikan contoh-contoh solusi untuk mengatasi dampak negatif dari Fcebook Mengkritik masalah-masalah yang muncul dengan adanya Facebook
B. Petunjuk Kerja Tuliskan nama dan anggota kelompokmu Lakukan kegiatan pembelajaran di bawah ini dengan kelompok diskusimu dan tuliskan jawabannya pada tempat yang telah disediakan. Kumpulkan LKS dengan rapi! Bacalah teks di bawah ini dengan cermat dan teliti! POSITIF DAN NEGATIF DARI FACEBOOK Saat ini, anak-anak dikelilingi oleh iPad, video game, dan gadget lain yang membuat mereka bisa terkoneksi dengan dunia maya. Jejaring sosial yang bertebaran, misalnya Facebook, memberi efek bagi anak untuk tak mau lepas dari gadget itu. Persoalan bertambah terkait etis-tidaknya anak-anak memiliki akun Facebook, dan ini menjadi dilema yang harus segera dipecahkan oleh para orangtua. Namun, argumen mengenai kepemilikan akun Facebook jauh lebih sulit. Sebab, kenyataannya Facebook memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan saat orangtua hendak membolehkan atau melarang anak membuat akun jejaring sosial ini. Apa saja manfaat Facebook? Saat ini tidak ada yang bisa menyangkal bahwa Facebook telah mengubah cara interaksi sosial, terutama di kalangan kaum muda. Facebook memungkinkan anak untuk menjalin pertemanan dengan banyak orang. Ketika digunakan dengan cara yang benar, media sosial dapat meningkatkan rasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
percaya diri anak dan membantu mereka mengurangi perasaan kesepian, terisolasi, dan tidak memiliki teman. Dengan memiliki profil Facebook, memberikan anak "halaman rumah" di web, tempat di mana mereka dapat mengekspresikan diri dan berbicara tentang minat dan kepentingan mereka. Mereka bisa bergabung dengan komunitas-komunitas tertentu, dan mencari tahu banyak tentang bidang-bidang yang membuat mereka tertarik seperti lingkungan, hewan, seni, atau musik. Anak dapat menguasai keterampilan media sosial yang nantinya akan semakin penting ketika usia mereka bertambah. Yang tak kalah pentingnya, sebagian besar anak menggunakan jejaring sosial untuk membahas pekerjaan sekolah. Diskusi bersama tentang tugas sekolah adalah salah satu alasan terbaik untuk memperbolehkan mereka mengakses jejaring sosial. Bahkan, dari hasil studi Profesor Larry D. Rosen dari California State University mengungkapkan bahwa situs jejaring sosial juga dapat membantu proses pengajaran antara guru dengan murid. Facebook juga bisa digunakan untuk menunjukkan rasa empati kepada teman-teman online mereka. Selain sisi positif tersebut, Facebook juga mempunyai sisi negatif. Jejaring sosial memberikan kebebasan atau ruang untuk mengekspresikan diri dengan berkomentar. Namun komentar yang dikeluarkan bisa saja menyinggung orang lain. Kalaupun anak tidak melakukannya, ia menjadi terbiasa dengan ejekan, olok-olok, web bullying, dan semacamnya yang ia baca dari status teman. Bisa saja anak mengganggap hal tersebut sesuatu yang lumrah, lalu melontarkannya pada orang di lingkungan sekitar. Akibatnya, terjadi pergeseran nilai tentang kesantunan yang orangtua tanamkan selama ini. Hasil studi Profesor Larry D. Rosen dari California State University juga mengungkap beberapa efek buruk dari Facebook, termasuk narsisme yang sering menghinggapi anak yang memakai situs jejaring sosial tersebut, perilaku antisosial, kecenderungan berperilaku agresif, dan mudah marah. Studi yang disebutkan oleh Rosen menyatakan bahwa murid sekolah dan kuliahan yang membuka Facebook setidaknya 15 menit ketika sedang belajar, cenderung mendapatkan nilai yang rendah. Facebook adalah pintu gerbang dunia maya. Segala sesuatu, baik hal-hal yang baik maupun yang buruk dapat terhubung ke akun Facebook anak. Sering kali bukan teman anak yang memberi pengaruh buruk, melainkan teman-teman dari temannya.
Sumber: http://techno.okezone.com/read/2011/08/08/55/489547/facebook-miliki-keuntungandan-kerugian-bagi-remaja/large http://female.kompas.com/read/2013/03/15/08510338/Keuntungan.dan.Kerugian.Face book
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
C. Kegiatan Belajar 1 (Pengetahuan) Berdasarkan teks “Positif dan Negatif dari Facebook” kembangkan lagi pikiranmu untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan kelompokmu! 1. Apakah yang dimaksud dengan Facebook? ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. 2. Menurut kelompok, masalah-masalah apa saja yang berkaitan dengan Facebook ? ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 3. Uraikanlah contoh dampak positif dan negatif dari Facebook! ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ..................................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. 4. Berikanlah saranmu untuk mengatasi dampak penggunaan Facebook! ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. D. Kegiatan Belajar 2 (Keterampilan) Diskusikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan kelompok berkaitan dengan sikapmu! 5. Bagaimana sikapmu apabila ada temanmu melakukan hal-hal negatif yang telah disebutkan dalam teks seperti bullying dan narsisme yang berlebihan ? ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... .................................................................................................................................. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ..................................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
LEMBAR REFLEKSI !
1. Hal-hal apa saja yang mengganggumu dalam pembelajaran yang telah dilakukan? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 2. Bagaimana caramu mengatasi hal-hal yang mengganggumu itu? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 3. Jelaskan menurutmu, mengapa kita harus mencegah efek negatif dari penggunaan Facebook? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 4. Apakah kamu sering melakukan hal-hal yang negatif dari penggunaan Facebook ? Berikan contohnya! .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... 5. Setelah berdiskusi dan berefleksi tentang dampak dari penggunaan Facebook, saya menyadari bahwa selama ini........................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .........................................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR AKSI! TULISKAN NIAT-NIATMU DALAM RANGKA MENGHADAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERUTAMA PADA PENGGUNAAN FACEBOOK !
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
RUBRIK PENILAIAN 1. Lembar Penilaian Bediskusi
No.
1.
2.
3.
Aspek yang dinilai
Intonasi
Diksi
Kelancaran
4.
Ekspresi/ Penampilan
5
Tata Bahasa
Skor 1 Memenuhi dua komponen atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan. Memenuhi dua komponen atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan. Memenuhi dua komponen atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan. Memenuhi dua komponen atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan.
Memenuhi dua komponen atau semua komponen
2
3
Bobot
Nilai (Skor x Bobot)
Memenuhi dua komponen saja dan tidak terlalu mengganggu.
Intonasi jelas, tepat, lafal jelas
4
12
Memenuhi ketiga komponen dan dijumpai beberapa kata yang rancu namun tidak terlalu mengganggu.
Komunikatif, efektif, efisien.
4
12
Memenuhi ketiga komponen dan dijumpai beberapa kata yang rancu namun tidak terlalu mengganggu
Tidak terbata-bata, cepat, dan lafal jelas
5
15
Memenuhi dua komponen saja dan tidak terlalu mengganggu.
Menarik, rapi, dan sopan
3
9
Memenuhi ketiga komponen dan dijumpai
Baku, resmi, formal
4
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan.
112
beberapa kata yang rancu namun tidak terlalu mengganggu. Jumlah
20
60
Bobot
Nilai (Skor x Bobot)
2
6
3
9
3
9
4
12
2. Lembar Penilaian siswa Competence (Kognitif dan Keterampilan) a. Dampak Penggunaan Facebook
No.
1.
2.
3.
4.
Butir Pertanyaan
Apakah yang dimaksud dengan Facebook ?
Menurut kelompok, masalahmasalah apa saja yang berkaitan dengan Facebook ?
Skor 1 Memenuhi dua komponen atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan. Memenuhi dua komponen atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan.
Memenuhi dua komponen atau semua Uraikanlah komponen contoh dampak sangat positif dan kurang negatif dari sehingga Facebook! mengganggu pesan yang disampaikan.
Berikanlah saranmu untuk
Memenuhi dua komponen
2
Memenuhi dua komponen saja dan tidak terlalu mengganggu.
Memenuhi dua komponen saja dan tidak terlalu mengganggu.
3
Jawaban jelas, runtut, logis dan tepat sesuai dengan kajian teori pada sumber pembelajaran
Jawaban jelas, runtut, logis dan tepat sesuai dengan kajian teori pada sumber pembelajaran
Memenuhi dua komponen saja dan tidak terlalu mengganggu.
Jawaban jelas, runtut, logis dan tepat sesuai dengan kajian teori pada sumber pembelajaran
Memenuhi dua komponen saja dan tidak
Jawaban jelas, runtut, logis dan tepat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI mengatasi dampak penggunaan Facebook!
5.
Bagaimana sikapmu apabila ada temanmu melakukan hal-hal negatif yang telah disebutkan dalam teks seperti bullying dan narsisme yang berlebihan ?
atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan.
Memenuhi dua komponen atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan.
terlalu mengganggu.
Memenuhi dua komponen saja dan tidak terlalu mengganggu.
113
sesuai dengan kajian teori pada sumber pembelajaran
Jawaban jelas, logis dan tepat sesuai dengan norma yang berlaku
Jumlah
4
12
16
48
Bobot
Nilai (Skor x Bobot)
2
6
3
9
b. Dampak Menonton Televisi Bagi Remaja
No.
1.
2.
Butir Pertanyaan
Apakah kamu sering menonton televisi? Mengapa?
Menurut kelompok, masalahmasalah apa saja yang berkaitan dengan menonton
Skor 1 Memenuhi dua komponen atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan. Memenuhi dua komponen atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu
2
Memenuhi dua komponen saja dan tidak terlalu mengganggu.
Memenuhi dua komponen saja dan tidak terlalu mengganggu.
3
Jawaban jelas, runtut, logis dan tepat sesuai dengan kajian teori pada sumber pembelajaran
Jawaban jelas, runtut, logis dan tepat sesuai dengan kajian teori pada sumber pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI televisi ?
3.
pesan yang disampaikan.
Memenuhi dua komponen Uraikanlah atau semua contoh dampak komponen positif dan sangat negatif dari kurang menonton sehingga televisi bagi mengganggu remaja! pesan yang disampaikan.
4.
Berikanlah saranmu untuk mengatasi dampak dari menonton televisi!
5.
Bagaimana sikapmu apabila ada temanmu melakukan hal-hal negatif yang telah disebutkan dalam teks seperti melakukan adegan-adegan yang tidak boleh ditiru ?
114
Memenuhi dua komponen atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan.
Memenuhi dua komponen atau semua komponen sangat kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan.
Memenuhi dua komponen saja dan tidak terlalu mengganggu.
Memenuhi dua komponen saja dan tidak terlalu mengganggu.
Memenuhi dua komponen saja dan tidak terlalu mengganggu.
Jawaban jelas, runtut, logis dan tepat sesuai dengan kajian teori pada sumber pembelajaran
Jawaban jelas, runtut, logis dan tepat sesuai dengan kajian teori pada sumber pembelajaran
Jawaban jelas, logis dan tepat sesuai dengan norma yang berlaku
Jumlah
3
9
4
12
4
12
16
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
3. Lembar Penilaian Siswa Conscience (Percaya Diri) (Afektif)
No.
1.
2.
3.
Aspek yang Dinilai
Volume Suara
Artikulasi
Gerak Tubuh
Bobot
Nilai (Skor x Bobot)
Suara terdengar jelas sampai ke penjuru kelas
4
12
Jelas dalam pengucapan setiap kata.
3
9
Posisi tubuh tegak dan pandangan mata ke seluruh audiens.
2
3
9
27
Skor 1 Suara kurang terdengar sampai ke penjuru kelas sehingga mengganggu pesan yang disampaikan.
2
3
Suara kurang terdengar sampai ke penjuru kelas, tetapi tidak terlalu mengganggu
Pengucapan kata tidak jelas sehingga mengganggu pesan yang disampaikan.
Pengucapan kata kurang jelas, tetapi tidak terlalu mengganggu.
Semua komponen kurang dan terdapat gerakangerakan tubuh yang tidak penting sehingga mengganggu pesan yang disampaikan.
Memenuhi salah satu komponen saja tetapi tidak terlalu mengganggu.
Jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
4. Lembar Penilaian Siswa Compassion (Keterlibatan dalam kelompok) (Psikomotorik)
No.
1.
2.
3.
Aspek yang Dinilai
Perhatian
Bobot
Nilai (Skor x Bobot)
3
9
4
12
Terlibat dalam kelompok dengan proaktif
2
6
Jumlah
9
27
Skor 1 Melakukan aktivitas lain dan tidak memperhatikan sama sekali teman yang sedang menjelaskan jawaban di depan kelas
2
3
Memperhatikan dengan Memperhatikan sungguhdi awal dan di sungguh dari akhir saja awal hingga teman yang akhir teman sedang yang sedang menjelaskan menjelaskan jawaban di jawaban di depan kelas depan kelas
Tanggapan
Semua komponen kurang sehingga mengganggu pesan yang disampaikan
Memenuhi dua komponen saja tetapi tidak terlalu mengganggu
Aktivitas
Semua komponen kurang sehingga mengganggu proses pembelajaran.
Memenuhi satu komponen saja tetapi tidak terlalu mengganggu
Bahasanya santun dan jelas maksudnya, tanggapan yang disampaikan masih sesuai dengan hal yang didiskusikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
Angket Tanggapan siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif
Isilah angket ini dengan sebenar-benarnya Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yangsesuai dengan keadaan Anda 1. Bagaimana menurut anda tentang materi pelajaran yang dipelajari dalam pembelajaran diskusi dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ? a. Sangat sulit dipahami c. Mudah dipahami e. Biasa saja b. Sulit dipahami d. Sangat mudah dipahami 2. Apakah PPR memberikan suasana baru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas ? a. Sangat memberikan c. Sangat tidak memberikan e. Biasa saja b. Memberikan d. Tidak memberikan 3. Bagaimana menurut Anda tentang penerapan PPR ini. Apakah Anda merasa senang mengikuti pelajaran yang diajarkan ? a. Sangat senang sekali c. Sangat tidak senang sekali e. Biasa saja b. Senang sekali d. Tidak senang 4. Apakah PPR mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu aktif dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia ? a. Sangat memberikan c. Sangat tidak memberikan e. Biasa saja b. Memberikan d. Tidak memberikan 5. Bagaimana menurut Anda, apakah PPR mampu untuk mengaktifkan siswa dalam mengikuti pelajaran ? a. Sangat mampu c. Sangat tidak mampu e. Biasa saja b. Mampu d. Mampu 6. Apakah model pembelajaran yang di gunakan guru Anda, mampu memberikan perubahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas ? a. Sangat mampu c. Sangat tidak mampu e. Biasa saja b. Mampu d. Tidak Mampu 7. Apakah PPR dapat membantu siswa yang kesulitan dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas ? a. Sangat membantu c. Sangat tidak membantu e. Biasa saja b. Membantu d. Tidak Membantu 8. Apakah Anda antusias dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan PPR ? a. Sangat antusias c. Sangat tidak antusias e. Biasa saja b. Antusias d. Tidak Antusias 9. Selama proses pembelajaran di kelas, saya mengikuti dengan ..... a. Aktif c. Kadang aktif e. Sesuka hati b. Pasif d. Kadang pasif 10. Apakah PPR mampu mendukung proses pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas ? a.Sangat mendukung c. Sangat tidak mendukung e. Biasa saja b. Mendukung d. Tidak mendukung 11. Apakah metode pembelajaran ini memberikan pengaruh yang positif kepada siswa ? a. Sangat memberikan c. Sangat tidak memberikan e. Biasa saja b. Memberikan d. Tidak memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
12. Bagaimana menurut pendapat anda, apakah model pembelajaran ini (PPR) sesuai dengan materi pelajaran yang dipelajari ? a. Sangat sesuai c. Sangat tidak sesuai e. Biasa saja b. Sesuai d. Tidak sesuai 13. Bagaimana sikap anda mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia yang diajar dengan menggunakan PPR ? a. Sangat senang sekali c. Sangat tidak senang e. Biasa saja b. Senang sekali d. Tidak senang 14. Apakah metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini berpengaruh terhadap kondisi kelas ? a. Sangat berpengaruh c. Sangat tidak berpengaruh e. Biasa saja b. Berpengaruh d. Tidak berpengaruh 15. Bagaimana tanggapan anda, mengenai metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran dikelas, apakah mampu untuk merangsang siswa selalu aktif dalam mengikuti pelajaran ? a. Sangat merangsang c. Sangat tidak merangsang e. Biasa saja b. Merangsang d. Tidak merangsang 16. Apakah anda menyukai metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dengan membagi siswanya dalam kelompok-kelompok kecil ? a. Sangat menyukai c. Sangat tidak menyukai e. Biasa saja b. Menyukai d. Tidak menyukai 17. Pada saat guru menjelaskan materi, apakah yang Anda lakukan ? a. Mendengarkannya c. Berbicara dengan teman e. Cuek b. Berbicara sendiri d. Ribut 18. Apakah Anda kesulitan dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dikelas ? a. Sangat kesulitan c. Sangat tidak kesulitan e. Biasa saja b. Kesulitan d. Tidak kesulitan 19. Bagaimana tanggapan Anda tentang pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya berbicara ? a. Sangat mudah c. Sangat sulit e. Biasa saja b. Mudah d. Sulit 20. Bagaimana tanggapan Anda tentang pembelajaran berbicara, khususnya berdiskusi ? a. Sangat mudah c. Sangat sulit e. Biasa saja b. Mudah d. Sulit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
Deskripsi hasil pembagian angket : Pembagian angket dilakukan pada akhir pertemuan kedua di kelas 8.1. Angket terdiri dari 20 butir soal. Indikator pada setiap butir angket yang telah dibagikan siswa adalah tentang
tanggapan siswa mengenai implementasi PPR pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya kegiatan berdiskusi, kemampuan PPR dalam membangkitkan semangat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran dan sikap siswa di kelas. Berdasarkan hasil pembagian angket yang disebarkan kepada 31 siswa di kelas 8.1, 3 siswa merasa biasa saja dan 28 siswa merasa senang apabila mengimplementasikan PPR dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam kegiatan berdiskusi. Implementasi PPR dalam kegiatan berdiskusi dapat mengatasi hambatan yang terjadi dalam pembelajaran contohnya perbedaan pendapat, dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga menjadikan siswa lebih aktif dan proaktif. Menurut 31 siswa kelas 8.1 PPR juga dapat mempengaruhi kondisi kelas yang tadinya sering membicarakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan materi pembelajaran menjadi aktif dalam mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Hal itu terjadi karena 30 siswa menggemari pembelajaran Bahasa Indonesia dan merasa mudah dalam kegiatan berdiskusi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156