PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MENGIDENTIFIKASI DINAMIKA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Francisca Ayudha Laksitapuri 111134012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MENGIDENTIFIKASI DINAMIKA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Francisca Ayudha Laksitapuri 111134012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Allah Tritunggal Mahakudus Ayah, Ibu dan Adik tercinta serta kekasihku yang selalu dengan sabar mendampingiku, Rosarius I Made Jevry Dwi Suryantha
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Jangan pernah sekalipun mendengar harapan orang lain. Lalui jalan hidupmu sendiri dan hiduplah dengan harapan-harapanmu (Tiger Woods) Tidak ada yang mufah, tapi tidak ada yang tidak mungkin (Napoleon Bonaparte)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Francisca. (2015). Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar. Skripsi, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pelaksanaan pembelajaran seni tari merupakan pendidikan nilai seni ekspresi kreatif yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan apresiasi estetik, membentuk kepribadian lahir dan batin, budi luhur sesuai dengan lingkungan budaya Indonesia. Sebagai sarana pendidikan nilai pembelajaran seni tari mempunyai banyak manfaat terutama bagi siswa sekolah dasar yang sifatnya masih suka bermain. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Informasi yang dikumpulkan berasal dari beberapa informan yang terkait dengan pembelajaran seni tari di sekolah dasar yaitu guru seni tari, staf sekolah dasar dan orang tua siswa. Objek penelitian ini adalah pembelajaran seni tari. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data dan kesimpulan. Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan pembelajaran seni tari di enam sekolah dasar yang terbagi menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri, wawancara dan studi dokumentasi tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, terdapat sepuluh hasil temuan penelitian yang muncul. Sepuluh hasil temuan penelitian tersebut adalah (1) siswa sekolah dasar mempunyai semangat dan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran seni tari, (2) cara guru melaksanakan seni tari adalah membuat siswa menjadi nyaman terlebih dahulu barulah memberikan gerak dasar dalam menari, (3) guru melakukan penilaian kepada siswa dengan menggunakan teknik observasi dan pentas seni bersama, (4) guru seni tari disetiap sekolah merupakan guru lepas, (5) gaji yang diterima oleh setiap guru tari di keenam sekolah dasar tersebut berbedabeda, (6) pembelajaran seni tari membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan secara tidak langsung membentuk karakter yang unggul bagi siswa sekolah dasar, (7) setiap sekolah memberikan pembelajaran seni tari karena sesuai dengan visi dan misi, (8) fasilitas pendukung yang diberikan oleh sekolah terhadap pembelajaran seni tari adalah berupa ruangan atau pendopo, tape recorder, dan lima dari enam sekolah dasar tersebut mempunyai satu set gamelan sebagai, (9) sekolah mendukung diadakannya pembelajaran seni tari karena pembelajaran seni tari merupakan pembelajaran untuk mengenal budaya bangsa supaya siswa dapat mulai belajar mencintai budaya, (10) orang tua siswa sangat mendukung dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar, dan dibentuknya sebuah paguyuban orang tua siswa yang mengikutsertakan anak-anaknya dalam sebuah sanggar tari. Kata kunci: Dinamika, Pembelajaran, Seni Tari di Sekolah Dasar
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Francisca. (2015). Identify the Dynamics of The Art of Dance Learning in Primary School. Essay, Yogyakarta: Education Study Program of Primary School Teachers, Sanata Dharma University, Yogyakarta. The art of dance learning is an educational art value creative expression which is aimed at developing appreciation estetik sensibility, forming spiritiually and physically personality and growth character in accordance with the Indonesian culture. As a means of education learning , dance has many benefits or advantages, especially for primary school students who still like to play. The kind of research is the qualitative description study by adopting phenomenology. Technique data collection used are observation, in-depth interviews and documentation. Information gathered derived from several informant related to the art of dance learning in primary school that are dance teacher, the primary school and the parents. The research is learning studying dance. Analysis techniques the data used of the research are reduction data, display data and conclusions. Based on the observation of activity learning the art of dance in six elementary schools were divided into three private primary schools and three public elementary school, interviewing teachers the art of dance at the base of each school, interviewing the school staff, interviewing the students parents and studying the dynamics of documentation about learning the art of dance in primary school, there are ten research findings that emerged. Ten results of the findings of the research are (1) primary school student have indeed and very enthusiastic following learning the dance, (2) teacher method to teaching the art of dance is to make students get comfortable then give basic motion in dancing, (3) teachers assessed the students using a observation technique and the performing arts, (4) the dance teachers of each school are freelance teachers, (5) dance teachers of six school has different level of salaries, (6) the learning of the art of dance can build the primary school students to be more confident and gradually build their good character, (7) every school provides the art of the dance learning because it is in according with the vision and mission, (8) the supporting facilities to the art of dance learning given by school are hall, tape recorder, and five out of six schools have of gamelan, (9) the school support the art of dance learning because it can be a learning to know the culture of the nation so that the students start to love their nation, and (10) the parents strongly support and proud of the dancing learning of this elementary school by forming the assosiation of the students parents involving their kids in a dance studio. Keywords: dynamics, learning, studying dance in primary school
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan karunia yang diberikan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang terlibat. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Drs. YB. Adimassana, M.A. dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberi saran kepada peneliti. 5. Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D. dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberi saran kepada peneliti. 6. Seluruh dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma. 7. Orang tuaku Bapak Gregorius Wisnugraha dan Ibu Prabandari Dyah Murwani yang selalu sabar mendampingi, memberi semangat, dan mendoakan. 8. Kekasihku Rosarius I Made Jevry Dwi Suryantha kasihmu yang selalu memberiku dukungan agar terus berjuang dalam menyusun skripsi. 9. Adikku Dinda Adventina Laksitapuri yang selalu mendukung dan mendoakan. 10. Seluruh teman-teman seperjuangan khususnya Kelas C PGSD 2011. 11. Keluarga besar Bapak Warsudi dan Bapak Sismadi. 12. Sekolah Dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian. 13. Seluruh guru di keenam sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14. Seluruh dosen di PGSD Sanata Dharma Yogyakarta 15. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 16. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak kekurangan, untuk itu peneliti menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini memberi manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 12 November 2015 Yang Menyatakan,
Francisca Ayudha Laksitapuri NIM : 111134012
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................... vii ABSTRAK .................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
B. Batasan Masalah ................................................................................
5
C. Rumusan Masalah .............................................................................
6
D. Tujuan Penelitian ..............................................................................
7
E. Manfaat Penelitian .............................................................................
8
F. Definisi Operasional ..........................................................................
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka...................................................................................
10
1. Dinamika .....................................................................................
10
2. Pembelajaran ...............................................................................
11
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Seni Tari ......................................................................................
13
4. Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar ..................
16
5. Guru Seni Tari di Sekolah Dasar ................................................
17
6. Kedudukan Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar ...............
20
7. Komponen-komponen Sekolah ...................................................
23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...........................................................
29
C. Kerangka Berpikir .............................................................................
34
D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................
36
BAB III METODE PENELITIAN A. Deskripsi Penelitian ..........................................................................
37
B. Lokasi Penelitian ...............................................................................
38
C. Desain Penelitian ...............................................................................
41
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................
42
E. Instrumen Penelitian ..........................................................................
45
F. Teknik Keabsahan Data .....................................................................
48
G. Teknik Analisis Data .........................................................................
52
H. Tahap-tahap Penelitian ......................................................................
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ................................................................................. 59 B. Pembahasan ....................................................................................... 143 C. Temuan Lain dalam Penelitian .......................................................... 170 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 174 B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 177 C. Saran .................................................................................................. 178 DAFTAR REFERENSI ................................................................................ 179 LAMPIRAN .................................................................................................. 182
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian..........................................................................
39
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian.....................................................................
48
Tabel 4.1 Display Data.................................................................................
166
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Konsep dan Fungsi Pendidikan Seni Tari.......................... 22 Gambar 2.2 Bagan Literatur Map Penelitian-Penelitian yang Relevan............ 33 Gambar 3.1 Teknik Analisis Data..................................................................... 55
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pedoman Wawancara .......................................................
183
Lampiran 2. Pedoman Observasi ..........................................................
186
Lampiran 3. ...........................................................................................
188
3.1 Triangulasi Data ........................................................................
189
3.2 Bahan Referensi ........................................................................
191
3.3 Analisis Data..............................................................................
199
Lampiran 4. Proses Analisis Data dengan Analisis Tematik................
201
Lampiran 5. Display Data ....................................................................
202
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menguraikan enam sub bab, yaitu latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. Latar belakang akan membahas tentang alasan peneliti mengadakan penelitian ini. Batasan masalah adalah pembatasan masalah yang akan peneliti gunakan sebagai acuan dalam menyusun rumusan masalah. Rumusan masalah menjelaskan permasalahan yang akan ditemukan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian menjelaskan tentang keinginan yang akan dicapai. Manfaat penelitian menjelaskan tentang kegunaan hasil penelitian. Definisi operasional menjelaskan tentang istilah yang digunakan pada penelitian ini. Keenam sub bab ini akan dibahas di bawah ini secara berurutan. A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang juga berperan dalam menentukan perkembangan dan pembinaan karakter siswa. Sekolah dapat disebut sebagai lingkungan pendidikan kedua setelah keluarga yang berperan dalam pendidikan karakter siswa (Salim & Kurniawan, 2012). Di dalam lingkungan sekolah siswa akan diajarkan berbagai kegiatan kesiswaan untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa. Menurut Purwatiningsih & Harini (2008), salah satu kegiatan kesiswaan yang dapat dijadikan sebagai media pendidikan untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa di sekolah dasar adalah dengan pembelajaran seni tari. Seni tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bentuk gerak seluruh anggota tubuh yang teratur dan berima sesuai dengan musik pengiringnya (Sulistyo, 2005). Seni tari merupakan bagian dari kebudayaan (Kussudiardja, 2008). Dengan memberikan pembelajaran seni tari dalam pendidikan sekolah dasar, siswa akan lebih mengenal dan mencintai kebudayaan negeri kita sendiri. Namun, berdasarkan observasi peneliti yang dilakukan sebelum penelitian ini dilaksanakan di beberapa sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian, pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini dapat dikatakan sempat mengalami pasang surut dalam pembelajaran yang diselenggarakan di tingkat sekolah dasar. Beberapa tahun lalu pemerintah mengganti kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Pemerintah ingin menyempurnakan kurikulum yang lama dengan kurikulum yang baru ini. Menurut Mulyasa (2013) Kurikulum 2013 ini mempunyai tiga keunggulan dibandingkan dengan kurikulum KTSP. Tiga keunggulan itu diantaranya: (1) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah atau kontekstual, (2) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain dan (3) terdapat bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP, pendidikan seni budaya dan keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak
pada
pemberian
pengalaman
2
estetik
dalam
bentuk
kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bereskpresi/berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni” dan “belajar tentang seni”. Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain (Kurikulum KTSP, 2007). Terjadinya perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah ini berdampak juga terdapat pembelajaran seni tari. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum peneliti melaksanakan penelitian tentang Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar, terdapat beberapa sekolah dasar yang merubah pembelajaran seni tari ini dari sebuah kegiatan intrakurikuler menjadi ekstrakurikuler. Menurut Kunandar (2007) yang dimaksud dengan kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan yang sebagaian besar berada di dalam kelas dan hal ini tidak terlepas dari proses inti yang terjadi di sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan diri di sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 menyatakan bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Berdasarkan observasi awal pada bulan Juni di beberapa sekolah dasar dan kegiatan peneliti dalam seni tari, ternyata terdapat juga sekolah dasar yang awalnya mengadakan pembelajaran seni tari tetapi kemudian meniadakan pembelajaran seni tari. Beberapa guru seni tari mengungkapkan kepada peneliti bahwa siswa-siswa di sekolah-sekolah dasar tersebut masih enggan atau belum berminat terhadap pembelajaran seni tari. Hal ini terlihat pada sikap siswa, terutama siswa laki-laki yang merasa malu untuk mengikuti kegiatan
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran seni tari karena mereka menganggap bahwa kegiatan pembelajaran seni tari identik kegiatan perempuan. Selain itu, kurangnya dukungan dari pihak orang tua siswa juga mempengaruhi kegiatan pembelajaran seni tari ini. Bahkan, tak sedikit orang tua yang melarang anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari ini, yang terpenting adalah pembelajaran di kelas yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Tidak hanya dari faktor orang tua siswa dan siswa sekolah dasar itu sendiri, namun juga dari faktor guru seni tari di sekolah dasar tersebut. Terdapat beberapa guru seni tari yang merasa kurang nyaman dan akhirnya mengundurkan diri dari sekolah dasar yang diampunya. Padahal di sekolah dasar tersebut siswa dan orang tua siswa sangat senang dan mendukung dengan diadakannya pembelajaran seni tari. Menurut Purwatiningsih dan Harini (2008), sebagai sarana pendidikan, pembelajaran seni tari mempunyai banyak manfaat terutama bagi siswa sekolah dasar yang sifatnya masih suka bermain. Dalam kegiatan bermain, siswa sekolah dasar akan bebas mengeluarkan emosinya, sehingga segala bentuk ekspresi dan kreativitasnya akan berkembang, termasuk di dalamnya kreativitas dalam gerak. Di sini siswa sekolah dasar dilatih untuk menghayati sendiri, mengerjakan sendiri atau berbuat atas inisiatif sendiri dan bertanggung jawab sendiri terhadap seluruh kegiatan seni tari yang dilakukan dan tentunya dibawah bimbingan guru seni tari. Selain sebagai sarana pendidikan yang mempunyai banyak manfaat, pembelajaran seni tari juga sekaligus melestarikan dan mengembangkan budaya daerah yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, meningkatkan kemampuan untuk mendongkrak perekonomian daerah dan meningkatkan keterampilan atau
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
biasa disebut dengan life skill yang menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan pembelajaran lebih lanjut (Jazuli, 2015). Pelaksanaan pembelajaran seni tari merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan apresiasi estetik, membentuk kepribadian lahir dan batin, budi luhur sesuai dengan lingkungan budaya Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar. Peneliti menyamarkan semua nama sebenarnya dari informan yang terdapat dalam penelitian ini. B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar pada bagaimana siswa mengikuti pembelajaran seni tari, bagaimana guru sebagai pendidik dalam melaksanakan pembelajaran seni tari, bagaimana cara guru melakukan penilaian pembelajaran seni tari kepada siswa, apa posisi guru tari di sekolah tersebut dan bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari tersebut; kemudian apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sarana pendidikan karakter pada siswa, apa tujuan sekolah tersebut memberikan pembelajaran seni tari dan bagaimana tanggapan orang tua siswa dan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar tersebut.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas dapat di rinci sebagai berikut : 1. Bagaimana dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar? a. Apakah siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari? b. Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa? c. Bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari? d. Apa posisi guru seni tari di sekolah tersebut? e. Bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar? f. Apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar? g. Apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari? h. Bagaimana fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar? i. Bagaimana tanggapan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar? j. Bagaimana tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar?
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar yang meliputi: a. Siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari. b. Cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa. c. Cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari. d. Posisi guru seni tari di sekolah tersebut. e. Gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar. f. Pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar. g. Tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari. h. Fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar. i. Tanggapan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar. j. Tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar.
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang dapat diambil tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar dibagi menjadi dua manfaat yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoritis yang dapat diambil dari peneltian ini yaitu: sebagai pengetahuan tentang pembelajaran seni tari dalam dunia pendidikan dan sebagai pengetahuan tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. 2. Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu: peneliti dapat mengetahui dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, peneliti dapat mengetahui siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari, guru sebagai pendidik dalam pembelajaran seni tari yang meliputi bagaimana cara guru mengajarkan pembelajaran seni tari, begaimana cara guru melakukan penilaian pembelajaran seni tari kepada siswa, dan bagaimana posisi guru tari di sekolah tersebut; kemudian apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sarana pendidikan karakter pada siswa dan apa tujuan sekolah tersebut memberikan pembelajaran seni tari. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk guru, pihak instansi sekolah, maupun orang tua siswa untuk dapat melihat bahwa seni tari adalah suatu karya budaya yang harus tetap dilestarikan dan ditanamkan sedari pendidikan dasar.
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Definisi Operasional Pada sub bab ini akan menjelaskan batasan pengertian yang digunakan dalam penelitian. Tiga batasan pengertian tersebut adalah dinamika, pembelajaran, dan seni tari disekolah dasar. 1. Dinamika adalah sebuah gerak suatu lingkup kehidupan oleh semangat untuk
dapat
menunjukkan
suatu
kemajuan
dalam
kehidupan
berkelompok. 2. Pembelajaran adalah sebuah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 3. Seni tari di sekolah dasar adalah bentuk gerak tubuh siswa sekolah dasar sesuai dengan ekspresi jiwa atau karya yang diciptakan dengan keahlian luar biasa yang disertai dengan bunyian atau dengan musik yang mengiringinya.
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II ini, peneliti akan membahas mengenai tiga topik. Ketiga topik tersebut mencakup kajian pustaka, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian. Pertama, pada bagian satu yaitu kajian pustaka akan membahas mengenai dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, komponen sekolah, pendidikan karakter dan kedudukan pembelajaran seni tari di sekolah dasar serta bagian dua yaitu mengenai penelitian yang relevan. Kajian pustaka yang mendukung akan membahas tentang deskripsi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar dan kajian pustaka lainnya yang mendukung dalam penelitian ini serta mengenai penelitian yang relevan adalah menjelaskan tentang penelitian orang lain yang sesuai dengan permasalahan tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Selanjutnya, yang kedua adalah kerangka berpikir. Kerangka berpikir pada landasan teori ini akan menggiring pembaca untuk memahami penelitian yang akan dilakukan. Kemudian yang terakhir adalah yang ketiga yaitu pertanyaan penelitian yang membahas tentang pertanyaan yang bersangkutan dengan rumusan masaalah yang akan diteliti oleh peneliti. Ketiga sub topik tersebut akan peneliti bahas secara urut dibawah ini. A. Kajian Pustaka 1. Dinamika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2015), dinamika adalah sebuah gerak (dari dalam) yang digerakkan oleh tenaga atau dapat juga dikatakan sebagai semangat. Beberapa ahli mempunyai pengertian dinamika yang berbeda,
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diantaranya yaitu: dinamika adalah suatu lingkup pengetahuan sosial yang lebih berkonsentrasi pada pengetahuan tentang hakikat kehidupan berkelompok yang menunjukkan kemajuan (Johnson dan Johnson, 2012). Menurut Wolman (dalam Johnson, 2012) dinamika adalah studi tentang hubungan sebab-akibat tentang perkembangan hubungan sebab-akibat yang terjadi. Santosa (2005) menyatakan bahwa dinamika adalah suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama. Jadi, berdasarkan uraian singkat di atas tentang definisi dinamika tersebut secara umum memiliki pengertian yang sama, yaitu sebuah gerak suatu lingkup kehidupan oleh semangat untuk dapat menunjukkan suatu kemajuan dalam kehidupan berkelompok. Interaksi yang mempunyai hubungan dan berlangsung dalam situasi yang sama. 2. Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran dimaknai sebagai proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Depdiknas, 2008). Artinya, dengan kegiatan pembelajaran seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan tentang materi yang dipelajari. Menurut Kimble dan Garmezy (dalam Thabrani dan Mustafa, 2011) pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Sejalan dengan itu, Surya (2011) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pendapat lain menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakter siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran (Hamzah, 2009). Kemudian, dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pembelajaran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dari berbagai uraian tentang definisi pembelajaran tersebut secara umum memiliki pengertian yang sama, yaitu proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik maupun antar peserta didik pada suatu lingkungan belajar. Proses interaksi ini bisa dilakukan dengan berbagai media dan sumber belajar yang menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Oleh karenanya, pembelajaran dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik dalam rangka memperoleh pengatahuan yang baru dikehendaki dengan menggunakan berbagai media, metode dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan. Melalui proses tersebut, diharapkan peserta didik mampu mendapatkan bermacam-macam informasi baru yang akan menunjang kehidupannya di masa yang akan datang. Dalam konteks yang lebih sempit tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Seni Tari a. Definisi Seni Tari Tari adalah gerakan-gerakan yang diberi bentuk dan ritme dari badan di dalam ruang. Definisi tari tersebut telah dikemukakan oleh Hartong (dalam Soedarsono, 2008). Pengertian tari yang dikemukakan oleh Hartong tersebut menjelaskan bahwa tari sebagai bentuk seni yang selalu menggunakan media badan atau tubuh manusia untuk mengungkapkan ekspresinya dalam bentuk gerak yang ritmis yang dapat dilakukan dalam ruang. Pengertian ruang di sini adalah semua tempat yang dapat digunakan untuk melakukan gerak-gerak tari, misalnya di dalam ruang kelas, di halaman sekolah, di panggung atau tempat lain yang memungkinkan untuk bergerak. Seni tari adalah gerak-gerik yang indah dan dapat menggetarkan perasaan manusia (Langer, 2011). Menurut Soedarsono (2010), seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dalam bentuk gerak ritmis dan indah. Seni tari juga dapat diartikan sebagai gerak seluruh tubuh disertai bunyian (gamelan diatur menurut irama lagunya (gendang)), ekspresi muka dan geraknya diserasikan dengan isi dan makna tarinya (Soeryodingrat, 2009). Dari beberapa definisi seni tari di atas secara umum memiliki pengertian yang sama yaitu, seni tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam bentuk gerak seluruh anggota tubuh
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang teratur dan berima sesuai dengan musik pengiringnya (Sulistyo, 2005). Jadi, seni tari adalah bentuk gerak tubuh manusia sesuai dengan ekspresi jiwa atau karya yang diciptakan dengan keahlian luar biasa yang disertai dengan bunyian atau dengan musik yang mengiringinya. b. Unsur-unsur dalam seni tari Menurut Purwatiningsih & Harini (2008), unsur tari terdiri dari unsur utama dan unsur penunjang. Yang dimaksud unsur utama adalah unsur yang menjadi eleman dasar, yang tidak dapat ditinggalkan dalam suatu karya tari dan unsur penunjang tari adalah unsur yang keberadaannya menunjang elemen dasar tari. Masing-masing unsur tersebut akan dijelaskan berikut ini. 1). Unsur Utama Seni Tari Unsur utama tari adalah gerak. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur-unsur anggota badan tersebut di dalam membentuk gerak tari, dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan. Bagian-bagian badan yang dapat digunakan dalam gerak tari adalah jari tangan - pergelangan tangan - siku-siku - muka dan kepala -leher – bahu – leher – lutut - pergelangan kaki - jari kaki – dada – perut – lambung – mata – alis – mulut dan hidung. Menurut aktivitasnya, gerak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gerak setempat dan gerak berpindah tempat.
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2). Unsur Penunjang Tari Untuk mencapai suatu bentuk pementasan tari yang utuh selain unsur utama diperlukan unsur penunjang. Unsur penunjang terdiri atas make up atau tata rias, tata busana, tata iringan, tata lampu, panggung dan tema. c. Pembelajaran Seni Tari Di Sekolah Dasar Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakter siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran (Hamzah, 2009). Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pembelajaran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Seni tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam bentuk gerak seluruh anggota tubuh yang teratur dan berima sesuai dengan musik pengiringnya (Sulistyo, 2005). Seni tari adalah gerak-gerik yang indah dan dapat menggetarkan perasaan manusia (Langer, 2011). Berdasarkan uraian kajian pustaka di atas, pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah proses interaksi siswa sekolah dasar dengan guru seni tari yang bergerak teratur sesuai dengan irama musik pengiringnya (Jazuli, 2015).
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar Berdasarkan uraian kajian pustaka di atas mengenai pengertian dinamika, pembelajaran dan seni tari di sekolah dasar maka diperoleh pengertian yang baru mengenai pengertian dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah sebuah bentuk proses belajar siswa sekolah dasar dengan menggerakan tubuh sesuai dengan ekspresi jiwa yang diiringi dengan musik berirama (Purwatiningsih & Harini, 2008). Dalam dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, siswa-siswa berproses dan saling berinteraksi satu sama lain dengan menggerakkan tubuhnya dengan semangat serta diiringi musik yang berirama. Siswa-siswa bergerak dengan gerakan yang teratur dan berirama yang membentuk sebuah gerakan tari atau membentuk sebuah pola gerakan yang beraturan berirama, selaras dengan musik yang mengiringi gerakan tersebut. Selain hal tersebut seorang guru seni tari harus pembimbing siswa dalam melakukan dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Guru seni tari harus membimbing siswa dalam proses belajar pembelajaran seni tari, seperti memberikan pelajaran sikap badan dalam menari, bagaimana gerakan tangan dan kemudian, dan memberikan contoh gerakan menari pada siswa sekolah dasar (Kussudiardja, 2006). Dalam dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar guru seni tari memberikan contoh-contoh supaya siswa mempunyai gambaran terhadap seni tari atau gerak tari yang sedang dipelajarinya (Kussudiardja, 2006). Berproses dan berinteraksi dengan siswa selama pembelajaran seni tari, dari awalnya siswa
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
belum bisa menari menjadi perlahan-lahan dapat menari sesuai dengan bimbingan guru seni tari. 5. Guru Seni Tari di Sekolah Dasar a. Pengertian Guru Tari Guru tari adalah pendidik dan pengajar seni tari. Oleh karenanya guru tari harus mengenal metode mendidik dan mengajar seni tari. Guru seni tari harus kreatif dalam mendidik dan mengajar seni tari kepada anak didiknya, sebab guru seni tari harus mengetahui kekuatan daya tangkap siswa, maka harus dapat pula mencarikan jalan keluar agar siswa tidak mengalami kesukaran dalam belajar seni tari (Kussudiardja, 2008). Sebelum mendidik dan mengajar seni tari, guru seni tari harus menguasai seni tari, terutama seni tari yang akan diajarkan. Penguasaan ini meliputi dua segi pokok, terutama penguasaan teknik dan pengetahuan tentang seni tari. Supaya anak menjadi senang belajar seni tari, guru seni tari harus mengajarkan tari-tarian kepada anak yang bertema gembira, sederhana bentuk, gerak, iramanya dan lain-lain (Kussudiardja, 2006). Dalam praktik mengajarkan seni tari, guru seni tari harus ingat langkahlangkah yang akan dibelajarkan kepada anak. Pertama diberikan pelajaran sikap badannya, disambung tangan dan kaki, kemudian diberikan contoh bentuknya, baik bentuk kaki, tangan, leher, dan seterusnya yang semuanya itu masih merupakan bentuk-bentuk yang terputus-putus. Setelah guru seni tari memberikan contoh gerak tari kepada anak, barulah guru memberikan
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
persambungan bentuk dan gerak satu dengan yang lain, seterusnya diberi hitungan supaya menjadi berirama (Purwatiningsih & Harini, 2008). Dalam tahap ini, komposisi dan penguasaan ruang belum perlu diberikan kepada anak, cukup dengan menggunakan gerak ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan serta berputar. Sesudah anak menguasai dan hafal dengan gerak tari yang diajarkan, barulah anak diberikan komposisi dan susunan ruang yang sebenarnya (Kussudiardja, 2008). b. Profil Guru Seni Tari yang Dibutuhkan untuk Membimbing Pengalaman Seni Tari di Sekolah Dasar Guru SD perlu tahu bagaimana seharusnya profil guru, yang diharapkan dapat dengan baik memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Profil yang dimaksud adalah sikap maupun penampilan yang ideal dari seorang guru (Kurniawan, 2013). Sikap guru seni tari yang diharapkan adalah guru yang bersikap sebagai seorang teman. Teman, yang dalam perlakuannya lebih banyak membimbing dari pada menunjukkan atau memberi perintah. Hubungan yang dibentuk antara guru dan anak mendorong anak untuk selalu percaya kepada guru. Guru seni tari dengan sikap demikian kepada siswanya akan mengembangkan kondisi memberi dan menerima yang sehat dan mendorong sikap membagi-bagi pengalaman. Sikap ini akan lebih berkembang ketika pembelajaran berlangsung dengan isi yang terpadu baik internal ataupun antara bidang studi misalnya antara gerak tari dan musik (Kussudiardja, 2006). Keterpaduan yang menuntut pengetahuan
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
global akan sangat dibutuhkan karena siswa akan selalu mempunyai akan rasa pengetahuan. Jika ia percaya pada gurunya, maka gurulah tempat bertanya mereka dan akan selalu diingat (Kurniawan, 2013). Jika
guru
mempunyai
antusias
yang
tinggi
dalam
proses
pembelajaran, maka ia tidak akan kekurangan inspirasi termasuk bagaimana menghadapi siswanya. Guru seni tari yang kreatif, yang sensitif atau peka, akan menunjukkan banyak hal dalam pengalaman mengajarnya, dan menjadikan setiap saat pembelajaran itu menarik, merangsang keinginan anak untuk belajar dan tidak membosankan bagi anak-anak. Hal tersebut akan tercermin ketika guru memberikan bimbingan kepada siswanya. Jadi untuk menjadi guru yang dinamis diperlukan imajinasi kreatif. Jika perlu guru harus menghayalkan sesuatu yang lebih baik, lebih menarik, atau lebih memuaskan. Guru seni tari yang matang sesuai emosional dan intelektualnya, akan dapat mengembangkan semua kecakapannya dalam belajar berekspresi melalui berbagai cara. Menurut Purwatiningsih & Harini (2008), penampilan guru seni tari yang kreatif dapat dilihat jelas pada minatnya pada kualitas seni. Guru seni tari perlu menyenangi benda-benda yang baik, berpenampilan yang rapi, dan penuh perhatian terhadap pengalaman seni yang dilakukan oleh orangorang sekitarnya maupun anak didiknya. Guru seni tari yang peka adalah guru yang senang melihat, mendengarkan, dan banyak mengerti kehidupan orang lain. Kepekaan yang diperoleh oleh guru seni tari tersebut merupakan hasil latihan diri sendiri terus menerus.
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Kedudukan Pembelajaran Seni Tari dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar Seni terkhususnya seni tari atau menari merupakan kegiatan yang bukan hanya sebatas bergerak mengikuti irama atau menghafal gerakan, namum juga mempunyai banyak manfaat bagi perkembangan siswa sekolah dasar. Kegiatan seni tari ini dapat menjadikan anak dapat bergerak aktif dan merasa lebih bebas dalam mengekpersikan dirinya. Pengalaman ini juga dapat membentuk pribadi siswa menjadi lebih positif. Dalam jurnalnya Komalasari (2007), mengemukakan bahwa pendidikan dengan model seni tari dapat dijadikan menjadi suatu alternatif untuk meningkatan pendidikan mutu sekolah dasar dengan membangun pribadi yang efektif dan kreatif pada diri siswa sekolah dasar. Salah satu contoh membangun pribadi yang efektif dan kreatif pada diri siswa sekolah dasar adalah perkembangan yang positif dari siswa sekolah dasar. Tujuan utama pembelajaran seni tari ini bukan pada keterampilan gerak, namun lebih menekankan pada bagaimana perkembangan siswa sekolah dasar melalui pembelajaran seni tari (Jazuli, 2015). Dalam hal ini, seni tari dijadikan sebagai media pembelajaran terhadap perkembangan siswa sekolah dasar. Pembelajaran seni tari di sekolah dasar lebih menekankan pada bagaimana anak memiliki pengalaman terhadap gerak ritmis, gerak – gerak peniruan terhadap tumbuhan, manusia, binatang dan benda – benda lainnya. Menurut Jazuli (2015), pembelajaran seni tari pada dasarnya merupakan upaya untuk membelajarakan peserta didik dengan menggunakan seni tari sebagai media. Seni tari sebagai alat dan seni tari sebagai materi ajar. Pengenalan elemen-
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
elemen musikal dan elemen-elemen tari melalui kegiatan yang diawali dengan kegiatan meniru (imitation) dan kemudian dikembangkan pada kegiatan yang mengarah pada kebebasan bereksrpesi dan berapresiasi dan sebaliknya yang penting sesuai dengan taraf peserta didik. Pembelajaran seni tari mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran (Kurikulum KTSP, 2007). Standar Isi (SI) Kurikulum KTSP (2007) menyatakan bahwa Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan, termasuk di dalamnya adalah pembelajaran seni tari, memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional. Berbeda dengan kurikulum KTSP, dalam Kurikulum 2013, pembelajaran seni tari masuk di Seni Budaya dan Prakarya atau biasa disebut dengan SBdP. Kurikulum 2013 ini terdiri dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Menurut Mulyasa (2013), tujuan Kurikulum 2013 ini adalah menghasilkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Dapat dikatakan lebih lanjut bahwa dalam Kurikulum 2013 ini, siswa dibentuk menjadi pribadi yang berkarakter. Jadi, pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini dapat dijadikan sebagai media untuk membangun pribadi atau karakter diri yang efektif, kreatif pada
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
siswa sekolah dasar, dan membangun multikecerdasdan siswa. Pembelajaran seni tari terdapat pengenalan elemen-elemen musikal dan elemen-elemen tari melalui kegiatan yang diawali dengan kegiatan meniru (imitation) dan kemudian dikembangkan pada kegiatan yang mengarah pada kebebasan bereksrpesi dan berapresiasi dan sebaliknya yang penting sesuai dengan taraf siswa sekolah dasar. Di bawah ini terdapat bagan tentang konsep dan fungsi pendidikan seni tari di sekolah dasar menurut Purwatiningsih & Harini (2008). Bagan 2.1 Tentang Konsep dan Fungsi Pendidikan Seni Tari di Sekolah Dasar
Ruang Lingkup Seni Tari
Karakteristik Seni Tari Siswa Sekolah Dasar
Apresiasi Seni
Pengalaman Studio Seni Tari
Pembelajaran Seni22 Tari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Komponen-komponen Sekolah a. Tenaga Kependidikan Keberhasilan keberhasilan
menajemen
pimpinan
sekolah
sangat
ditentukan
oleh
sekolah)
dalam
mengelola
tenga
(kepala
kependidikan yang tersedia di sekolah. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan representasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatlan perilaku manusia di tempat kerja melalu aplikasi konsep dan teknik manajemen personalia modern. Menurut Fadlillah (2014), Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tentang kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpinan atau kepala
sekolah
adalah
menarik,
mengembangkan,
menggaji
dan
memotivasi personil guna mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan
perkembangan
karier
tenaga
kependidikan
serta
menyelaraskan tujuan individu dan organisasi. Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi dan (7) penilaian pegawai. Semua itu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas (Mulyasa, 2005). Menurut Hamalik (2007), yang merupakan tenaga kependidikan adalah guru yang merupakan suatu pekerjaan profesional, sehingga jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus yang menuntut seorang guru itu harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran serta ilmuilmu lainnya, dengan harapan akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan secara otomatis akan mampu menghasilkan output yang baik pula. b. Guru Tetap dan Guru Tidak Tetap (Guru Honorer) Menurut Chotimah (2008) guru adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik. Guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri maupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia (Sadulloh dan Muharram, 2011). Guru tetap adalah guru yang telah memiliki minimal status calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan telah ditugsakan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya. Selaku guru di sekolah swasta guru tersebut dinyatakan guru tetap jika telah memiliki kewenangan khusus yang tetap untuk mengajar di suatu yayasan tertentu yang telah diakreditasi oleh pihak yang berwenang (Depdiknas, 2011).
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Guru honorer atau guru tidak tetap yang belum berstatus minimal sebagai calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan digaji per jam pelajaran. Seringkali mereka digaji secara suka rela dan bahkan di bawah gaji minimum yang telah ditetapkan secara resmi (Depdiknas, 2011). Bukan hanya status menjadi guru tetap saja yang mempunyai prosedur pengangkatan menjadi guru, status menjadi guru honorer juga mempunyai beberapa langkah yang perlu dilakukan. Menurut Budi (dalam Suyanto, 2006) cara mengangkat guru honorer yaitu, (1) diangkat berdasarkan kebutuhan pada satuan pendidikan dengan disetujui kepala sekolah, (2) kewenangan bertumpu kepada kepala sekolah, baik pengangkatan dan juga pemberhentian, (3) menandatangani kontrak kerja selama jangka waktu tertentu, setahun atau lebih sesuai dengan kebutuhan sekolah. c. Keuangan dan Pembiayaan Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa dalam manajemen sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan pembiyaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan proses belajar-mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari (Fadlillah, 2014). Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaikbaiknya agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (inderect cost). Biaya langsung terdiri dari biayabiaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, sekolah maupun orang tua. Sedang biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan siswa dalam belajar (Chon dalam Fattah, 2009). Mulyasa (2005), sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu (1) pemerintah, beik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan; (2) orang tua atau peserta didik; (3) masyarakat, baik yang mengikat maupun tidak mengikat.
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab XIII Bagian Kesatu Pasal 46 ayat 1 disebutkan bahwa Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama anara pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Adapun limensi pengeluaran meliputi biaya rutin dan biaya pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan nonguru), serta biaya biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, perbaikan gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai. Sementara dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 56 tahun 2012 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil bahwa pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dilakukan secara bertahap mulai Tahun Anggaran 2005 dan paling lambat selesai Tahun Anggaran 2009 dengan prioritas tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah ini juga mengatur tentang perlakuan bagi tenaga honorer yang bekerja pada instansi pemerintah dan penghasilannya tidak dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa penghasilan atau gaji dari guru tetap masuk dalam APBN dan APBD. Sedikit berbeda dengan gaji
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
guru tetap, gaji guru tidak tetap atau guru honorer ada yang masuk ke dalam APBN dan APBD, namun terdapat juga gaji guru honorer yang tidak masuk ke dalam APBN dan APBD. Hal ini tergantung dari kebijakan pemerintah daerah setempat. Oleh karena itulah, penghasilan atau gaji yang diterima setiap guru honorer berbeda-beda jumlahnya. Terdapat juga guru honorer yang dibiayai atau digaji berdasarkan sumbangan dari masyarakat (Budi dalam Suyanto, 2006). Seperti guru tetap, guru honorer juga mendapatkan tunjangan fungsional. Tunjangan fungsional guru honorer sebesar Rp.200.000,00 per bulan, khusus yang memenuhi jam mengajar sebanyak 24 jam dengan berbagai pertimbangan, baik itu jam mengajar dari beberapa sekolah, sebagai wali kelas, pembina ekstrakurikuler sekolah, tim IT sekolah, karyawan sekolah dan jabatan lainnya dalam koridor pendidikan (Budi dalam Suyanto, 2006). d. Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana dan prasana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, namun juga dapat dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar. Misalnya,
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
taman sekolah untuk pengajaran mata pelajaran IPA, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan (Hafizd, 2005). Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan investasi dan penghapusan serta penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pemdidikan dan pengajaran, baik guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar (Mulyasa, 2005). B. Hasil Penelitian yang Relevan Dalam menuliskan penelitian ini, peneliti juga memasukan beberapa contoh jurnal penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dan peneliti sedikit mengutip teori serta konsep yang ada pada jurnal penelitian tersebut. Peneliti belum menemukan jurnal penelitian yang sama, namun peneliti mencoba untuk mengkaitkan judul penelitian yang satu dengan yang lain dengan judul Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar.
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Komalasari (2007) tentang Aplikasi Model Pembelajaran Tari Pendidikan di SDN Nilem Bandung. Pada penelitian ini, Komalasari menggunakan metode kombinasi, yaitu kualitatif dan kuantitaif. Pengolahan data penelititian dilakukan secara kuantitatif disertai dengan pendeskripsian data secara kualitatif untuk memperjelas data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan rancangan survey. Subjek penelitian adalah seluruh siswa dikelas rendah yaitu kelas 1, 2 dan 3 dan guru kelas SDN Nilem Bandung yang berjumlah sepuluh orang guru kelas. Objek penelitian adalah aplikasi model pembelajaran tari pendidikan di SDN Nilem Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan tahapan survey awal. Setelah melakukan tahap survey awal, peneliti melakukan tahap selanjutnya yaitu dengan memberikan sosialisasi kepada sepuluh orang guru kelas berupa workshop bersama dan yang terakhir adalah tahap uji coba model pembelajaran tari pendidikan setelah guru diberikan sosialisasi. Analisis data dilakukan dengan sistem SPSS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwat terdapat peningkatan dalam aspek pengembangan kreativitas siswa setelah dilakukan uji model tari pendidikan dengan tingkat keberhasilan ujicoba model pembelajaran tari pendidikan di SDN Nilem Bandung sangat signifikan atau tingkat keberhasilan yang berarti. Peningkatan Mutu Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar adalah judul penelitian yang dilakukan oleh Iriana (2008). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstuktur kepada guru-guru disekolah dasar, guru tari di sekolah dan orang tua siswa. Sedangkan untuk analisis data, dilakukan melalui langkah-langkah kualitatif, yaitu mulai dari
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
reduksi data, klasifikasi data dan memberikan penafsiran serta interpretasi dan mengambil kesimpulan. Dalam penelitian ini menemukan empat hal salah satu diantaranya adalah bahwa pembelajaran seni tari di SD mempunyai fungsi membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa, memberikan perkembangan estetik dan membantu penyempurnaan kehidupan. Pembelajaran seni tari di sekolah dasar dapat dilakukan dengan cara berkelompok atau biasa yang disebut metode berkelompok. Dengan menggunakan metode berkelompok ini mampu meningkatkan kemampuan menari siswa sekolah dasar. Selain dengan meningkatkan kemampuan menari siswa, siswa juga terlatih untuk saling membantu satu sama lain. Penelitian ini dilakukan oleh Dewi, dkk (2013), di SD Plus Margamah Padang dengan metode penelitian tindakan kelas. Objek penelitian dilakukan pada siswa di SD Plus Marhamah Padang pada semua siswa kelas VA yang berjumlah 24 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui metode kelompok dalam dua siklus. Siklus pertama dilakukan tiga kali pertemuan dan siklus kedua dilakukan dua kali pertemuan. Analisis data menggunakan rumus persentasi yaitu, p =
x 100% menurut Sudjono (dalam Dewi, 2013).
Kemampuan menari siswa dalam menggunakan metode kelompok yang disusun dua siklus rata-rata nilai kelas yang diperoleh siswa kelas VA pada siklus pertama adalah 61,87 dan pada siklus kedua sialah 73,75 dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ialah 65. Dalam jurnal penelitian selanjutnya yang berjudul Pelajaran Tari: Image dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Karakter Anak yang dilakukan oleh Kuswarsantyo (2012), mengungkapkan bahwa secara fungsional pembelajaran
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
seni tari memiliki fungsi dan tujuan sebagai media untuk mengembangkan sikap dan kemampuan agar siswa mampu berkreasi dan peka dalam berkesenian. Membentuk budi pekerti pada anak itu mulai dapat disisipkan, termasuk cara penyampaian yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran seni tari yang akan disampaikan oleh guru. Misalnya, proses berjalan menuju ke tempat pertunjukan, tata cara naik ke atas pentas, dan bagaimana bersikap terhadap guru yang sedang mengajar. Hal tersebut merupakan bagian dari proses pembentukan karakter sebelum memasuki materi pembelajaran seni tari yang akan diajarkan. Dari pembelajaran tari yang diajarkanpun dapat dijadikan media untuk membentuk perilaku siswa. Semua aspek tersebut dapat diuraikan sebagai media untuk membentuk karakter anak, karena makna dibalik sebuah tarian itu sendiri merupakan pendidikan batin yang tertuju pada kehalusan jiwa. Pendidikan batin yang dimaksud adalah kehalusan budi pekerti yang meliputi cara berpikir, pandangan hidup dalam kaitannya dengan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Berbeda dengan penelitian terdahulu, dalam penelitian yang berjudul Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar, peneliti mencari lebih banyak temuan tentang bagaimana pembelajaran seni tari dilaksanakan di sekolah dasar. Peneliti melaksanakan penelitian ini di enam sekolah dasar, yang terbagai menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri. Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi peneliti gunakan dalam penelitian ini karena peneliti ingin menggali esensi makna
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang terkandung dalam penelitian ini, yaitu dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Gambar 2.2 Bagan Literatur Map dari penelitian-penelitian yang relevan
Aplikasi Model Pembelajaran Tari Pendidikan di SDN Nilem Bandung (Komalasari, 2007)
Peningkatan Mutu Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar (Iriana, 2008)
Meningkatkan Kemampuan Menari Siswa SD Dengan Metode Berkelompok di SD Plus Margamah Padang (Dewi, dkk, 2013)
Yang diteliti: Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar
Pelajaran Tari: Image dan Kontribusinya Terhadap Pembentukan Karakter Anak (Kuswarsantyo, 2012)
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Kerangka Berpikir Pembelajaran seni tari merupakan bagian dari kebudayaan. Dengan memberikan pembelajaran seni tari dalam pendidikan sekolah, siswa diharapkan untuk lebih mengenal dan mencintai kebudayaan bangsa. Di sekolah dasar pembelajaran seni tari menjadi warna yang berbeda dengan pembelajaran lainnya karena dalam pembelajaran seni tari ini siswa dapat mengekspresikan dirinya dalam sebuah gerak tubuh berirama yang indah. Pembelajaran yang mempunyai nilai budaya dan mampu membentuk karakter dan pribadi siswa secara perlahan. Banyak hal yang dimunculkan oleh dinamika pembelajaran seni tari, rasa antusias siswa, bagaimana tanggapan orang tua, tanggapan pihak sekolah. Pekerjaan atau profesi menjadi guru tari ini ternyata mulai menarik ketika peneliti melihat kegiatan lain yang mereka lakukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi. Tujuan peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi karena peneliti ingin menggali esensi makna yang terkandung dalam penelitian ini, yaitu dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Pendekatan fenomenologi memahami pengalaman manusia secara komprehensif dan menyeluruh serta menggalinya secara mendalam dan rinci. Selain itu, pendekatan fenomenologi ini digunakan untuk mempelajari pengalaman manusia yang tidak dapat didekati secara kuantitatif. Pengalaman manusia memiliki makna yang mendalam. Jadi, hal inilah yang
menjadi
kelebihan
pendekatan
fenomenologi
dalam
Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar.
34
penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Peneliti menggunakan enam sekolah dasar sebagai tempat penelitian. Keenam sekolah dasar tersebut terdiri dari tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah negeri. Tiga sekolah dasar swasta yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian merupakan satu lingkup yayasan yang sama. Hal ini peneliti lakukan supaya lebih mudah dalam melaksanakan penelitian tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar.
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Pertanyaan Penelitian Supaya peneliti dapat menjawab rumusan masalah dari bagaimana dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, peneliti membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari? 2. Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa? 3. Bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari? 4. Apa posisi guru seni tari di sekolah tersebut? 5. Bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar? 6. Apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar? 7. Apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari? 8. Bagaimana fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar? 9. Bagaimana tanggapan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar? 10. Bagaimana tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar?
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab III ini yaitu tentang metode penelitian, terdapat tujuh subtopik yang dibahas oleh peneliti. Ketujuh subtopik tersebut mencakup deskripsi penelitian, lokasi penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik keabsahan data, teknik analisis data dan tahap-tahap penelitian. A. Deskripsi Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian kualitatif
dengan
menggunakan
pendekatan
fenomenologi.
Pendekatan
fenomenologi pada dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah adanya sebuah hubungan antara pendekatan fenomenologi dan penelitian yang peneliti lakukan saat ini dengan judul penelitian mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Seperti yang telah diuraikan di bagian sebelumnya bahwa dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah sebuah bentuk proses belajar siswa sekolah dasar dengan menggerakan tubuh sesuai dengan ekspresi jiwa yang diiringi dengan musik berirama (Purwatiningsih & Harini, 2008). Pendekatan fenomenologi adalah perhatian pada hal sikap sosial, persepsi dan pemahaman dalam metodenya. Pada pendekatan fenomenologi apa yang terjadi dalam kenyataan merupakan hasil konstruksi (Mulyasa, 2006). Dalam dinamika pembelajaran seni tari terdapat sebuah peristiwa belajar siswa sekolah dasar atau suatu proses interaksi antar siswa berupa gerakan tubuh yang sesuai iringan musik. Gerakan tubuh siswa dan proses interaksi antar siswa dalam dinamika pembelajaran seni tari merupakan sebuah sikap sosial, yang 37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
termasuk juga dalam pendekatan fenomenologi. Persepsi dan pemahaman metode dalam pendekatan fenomenologi masuk pada saat peneliti mengobservasi dan melakukan wawancara kepada guru pendamping seni tari di sekolah dasar yang sudah peneliti tentukan sebagai tempat penelitian. Hasil konstruksi dalam pendekatan fenomenologi adalah apa yang terjadi dalam kenyataan tersebut. Aplikasi pendekatan fenomenologi dalam dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar pada penelitian ini dilakukan dengan menuliskan kenyataan apa yang terjadi di lapangan selama peneliti melakukan penelitian. B. Lokasi Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di enam sekolah dasar yang terdiri dari tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri. Keenam sekolah dasar ini terdapat pada satu provinsi dan semuanya mempunyai tempat yang dekat dengan jalan raya beraspal sehingga mudah dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Keenam sekolah dasar ini merupakan sekolah yang unggul dalam bidangnya masing-masing. Dari ketiga sekolah dasar swasta terdapat dua sekolah dasar swasta yang sekolahnya mayoritas dari kalangan menengah atas, sedangkan satu sekolah dasar negeri yang sekolahnya mayoritas dari kalangan menengah atas, dan selebihnya sekolah dasar yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti ini adalah sekolah yang mayoritas siswanya dari kalangan menengah ke bawah. Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan beberapa pertimbangan terkait dengan permasalahan yang berkenaan fokus penelitian, yaitu :
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pertama, salah satu dari keenam sekolah dasar tersebut adalah tempat peneliti melaksanakan kegiatan PPL selama tiga bulan; kedua, keenam sekolah dasar tersebut mempunyai pembelajaran seni tari yang sesuai dengan permasalahan yang berkenaan dengan fokus penelitian dan yang ketiga, adalah merupakan saran dari dosen pembimbing dan teman sejawat dari peneliti. 2. Waktu Penelitian Pelaksanaan pengumpulan data penelitian dilakukan pada semester ganjil yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2014. Berikut adalah jadwal selama penelitian dilaksanakan. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Kegiatan No.
Bulan Menyusun Proposal
1.
Agustus
2.
September
3.
Oktober
4.
November
5.
Desember
6.
Januari
7.
Februari
8.
Maret
9.
April
Observasi
Wawancara, Pengumpulan Data
10. Mei
39
Uji Keabsahan Data
Penyusunan Laporan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. Juni 12. Juli 13. Agustus 14. September
3. Partisipan Penelitian Partisipan penelitian adalah fokus atau sarana penelitian. Menurut Sugiyono (2008), penelitian partisipan adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal dari partisipan. Partisipan penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan sebagai sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Pada penelitian kualitatif, istilah partisipan penelitian sering disebut sebagai informan (Sugiyono, 2010). Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah orang yang memberi informasi tentang situasi dan kondisi yang dibutuhkan oleh peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Pada penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari, guru sebagai pendidik dalam pembelajaran seni tari, bagaimana tanggapan orang tua siswa dan pihak sekolah terhadap pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar tersebut. Partisipan penelitian atau informan dalam penelitian ini adalah siswasiswa yang sedang mengikuti pembelajaran seni tari, guru seni tari di keenam
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sekolah dasar, orang tua siswa dan pihak sekolah yang meliputi kepala sekolah, guru dan karyawan sekolah. C. Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian dengan judul “Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar” ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi karena peneliti ingin dapat menggali esensi makna yang terkandung di dalam dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Fenomenologi mengungkapkan dengan sangat menarik bahwa kesadaran selalu mengandaikan adanya keterarahan menuliskan kenyataan apa yang terjadi sebenarnya di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi di lingkungan sekolah dan pada saat dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Selain melakukan observasi, peneliti juga akan melakukan wawancara kepada guru seni tari yang mengajar di masing-masing sekolah. Peneliti melakukan pencatatan selama masa observasi dan selama melakukan wawancara kepada guru seni tari, orang tua siswa serta pihak sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan karyawan sekolah selaku sebagai narasumber dalam penelitian ini. Peneliti melakukan penelitian di enam sekolah dasar yang terbagi menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah negeri. Untuk sekolah dasar swasta peneliti memilih sekolah dasar swasta yang berada dalam satu lingkup yayasan yang sama. Hal ini peneliti lakukan supaya mendapat hasil yang lebih akurat untuk dapat melihat bagaimana dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar pada enam sekolah dasar yang berbeda ini. Setiap sekolah mempunyai guru seni
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tari yang berbeda-beda. Terdapat beberapa guru seni tari yang mengampu beberapa sekolah dasar, oleh karena itu peneliti sebelumnya melakukan tinjuan dan mencari informasi dari berbagai sumber supaya mendapatkan sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian supaya tidak mendapatkan sekolah yang berbeda namun dengan guru seni tari yang sama. Peneliti akan mengamati bagaimana dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar selama berlangsung. Terdapat sepuluh hal yang difokuskan oleh peneliti dalam penelitian mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini, yaitu (1) apakah siswa mempunyai semangat antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari, (2) bagaimana cara guru mengajarkan pembelajaran seni tari pada siswa, (3) bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari, (4) apakah posisi guru seni tari di skeolah tersebut, (5) berapa gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar, (6) apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar, (7) apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari, (8) bagaimana fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar, (9) bagaimana tanggapan pihak sekolah terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar, dan (10) bagaimana tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu: wawancara,
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
observasi dan dokumentasi. Ketiga teknik pengumpulan data tersebut akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada informan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur, karena pada proses pengumpulan data menekankan pada wawancara mendalam terhadap informan untuk mendapatkan pemahaman sesuai topik penelitian yaitu tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Wawancara ini termasuk dalam kategori in-depth interview. Hal ini bertujuan untuk menemukan permasalahan dengan lebih terbuka. Peneliti seperti mengajak berbicara santai dan membangun suasana yang akrab dengan informan, namun tetap fokus pada topik penelitian, yaitu tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Dalam melakukan wawancara, peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan (Sugiyono, 2012). Tujuan dari wawancara ini adalah peneliti ingin mencari informasi mengenai bagaimana pembelajaran seni tari dilaksanakan di sekolah dasar. Wawancara dalam
penelitian
ini
menggunakan
pedoman
wawancara
supaya
mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang telah dinyatakan oleh informan. Pedoman wawancara ini dapat dilihat di lampiran I.
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Observasi Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak (Sugiyono, 2008). Observasi yang yang dilakukan peneliti di keenam sekolah dasar ini bertujuan untuk mencari data dari pengamatan langsung terkait kondisi dan peristiwa yang terjadi di lapangan. Peneliti dalam penelitian ini melibatkan guru-guru seni tari dan siswa-siswa di keenam sekolah dasar tersebut. Alat yang digunakan oleh peneliti selama melaksanakan observasi adalah pencatatan anecdot yang dapat dilihat di lampiran II. Langkah awal yang peneliti lakukan sebelum melaksanakan observasi di keenam sekolah dasar tersebut yaitu pengurusan izin penelitian yang dimulai pada bulan Oktober 2014 kepada pihak kepala sekolah pada masing-masing sekolah dasar. Setelah perizinan selesai peneliti menemui guru-guru seni tari dari masing-masing keenam sekolah dasar tersebut. Aspek yang diobservasi peneliti ada sepuluh hal yaitu (1) apakah siswa mempunyai semangat antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari, (2) bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa, (3) bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari, (4) apa
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
posisi guru seni tari di sekolah tersebut, (5) berapa gambaran tetap gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar, (6) apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar, dan (7) apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari, (8) bagaimana fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar, (9) bagaimana tanggapan pihak sekolah terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar dan (10) bagaiaman tanggapan pihak orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya dari seseorang (Sugiyono, 2014). Hasil observasi atau pengamatan akan lebih terpercaya apabila didukung dengan adanya dokumentasi. Pada penelitian ini dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan membuat catatan lapangan. Dalam membuat catatan di lapangan, peneliti melakukan prosedur dengan mencatat seluruh peristiwa yang benar-benar terjadi di lapangan penelitian, dan hal ini berkisar pada isi catatan lapangan, model dan bentuk catatan lapangan, proses penulisan catatan lapangan. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian dalam metode kualitatif atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen, pertama instrumen pokok dan instrumen penunjang. Instrumen pokok pada penelitian ini adalah peneliti, karena peneliti sebagai instrumen dapat 45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berhubungan langsung dengan responden dan mampu memahami serta menilai berbagai bentuk dari interaksi di lapangan. Di bawah ini akan diceritakan sedikit tentang pengalaman peneliti yang berhubungan dengan penelitian ini. Pengalaman peneliti yang berhubungan dengan penelitian ini adalah peneliti sewaktu masih duduk di sekolah dasar pernah mengikuti sanggar tari di dua tempat. Sanggar tari yang pertama adalah sanggar tari Dolanan dan sanggar tari Ardi. Selain mengikut sanggar tari, peneliti juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari di sekolah. Semasa sekolah dasar tersebut peneliti pernah mengikuti pementasan seni tari di sekolah. Pertama, pada saat lomba antar sekolah dasar peneliti menari Tari Merak berpasangan. Kemudian kedua, pada saat acara perpisahan kelas VI peneliti menari Tari Terang Bulan dan pada tahun berikutnya peneliti menari Tari Kelinci. Selanjutnya, peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dengan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, peneliti mengikuti berbagai kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan seni tari. Kegiatan seni tari yang diikuti oleh peneliti pertama, yaitu ikut dalam kegiatan komunitas Tari Bali Sekar Jepun Universitas Sanata Dharma; kedua, mengikuti pagelaran Seni Tari Bali berjudul Legong Sang Kenya di Taman Budaya
Yogyakarta
sebagai
penari
gabor;
ketiga,
mengikuti
kegiatan
persembahan tarian doa Legong Maria di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran sebagai penari gabor. Selanjutnya, untuk lebih mempermudah dalam mengumpulkan data di lapangan peneliti menggunakan instrumen penunjang. Instrumen penunjang yang
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pedoman wawancara. Secara umum penyusunan instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpulan data adalah berupa teks anekdot dan pedoman wawancara dilakukan dilakukan dengan santai, menggunakan lembar berisi gambaran, topik atau masalah yang dijadikan pegangan dalam melakukan wawancara, menggunakan daftar pertanyaan yang lebih terperinci tetapi bersifat terbuka yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Kisi-kisi hubungan antara sumber data, metode, instrumen pengumpulan data dari penelitian yang berjudul Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.2 Alur Instrumen Penelitian
No.
Alur Instrumen Penelitian
Partisipan
1. Siswa sekolah dasar yang sedang mengikuti pembelajaran seni tari 2. Guru seni tari di keenam sekolah dasar 3. Orang tua
Mengidentifikasi dinamika siswa dalam pembelajaran seni tari
Mengidentifikasi dinamika guru dalam mengajarkan pembelajaran seni tari di sekolah dasar Mengidentifikasi tanggapan pihak orang tua siswa terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar
4. Pihak sekolah Mengidentifikasi tanggapan pihak sekolah siswa terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar
Teknik Pengumpulan Data Observasi Dokumentasi
Sumber Data Siswa yang mengikuti pembelajaran seni tari
Observasi Wawancara
Guru seni tari di sekolah dasar
Observasi Wawancara Dokumentasi
Orang tua yang sedang menunggu anaknya atau menjemput anaknya dari sekolah Kepala sekolah, guru dan karyawan
Wawancara
F. Teknik Keabsahan Data 1. Uji Kredibilitas a. Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan meningkatkan tingkat
kepercayaan
yang
telah
dikumpulkan.
Perpanjangan
pengamatan yang peneliti lakukan adalah melakukan observasi proses pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar sebanyak dua pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan untuk perkenalan dan pembiasaan di lingkungan sekolah dengan peneliti. Kemudian pada
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pertemuan selanjutnya peneliti melakukan pengamatan dengan lebih rinci mengenai bagaimana pembelajaran seni tari dilaksanakan di sekolah dasar. b. Triangulasi Triangulasi adalah teknik menguji keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi diartikan
sebagai
teknik
pengumpulan
data
yang
bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini peneliti melakukan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Trianguasi teknik yang peneliti lakukan yaitu dengan menggunakan data observasi, data wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data. Data yang peneliti peroleh dari observasi saat dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, kemudian dicek dengan wawancara dan studi dokumen. Kemudian peneliti juga menggunakan triangulasi sumber, yaitu untuk dapat mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini, peneliti melakukan melakukan wawancara terhadap guru seni tari, pihak sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru kelas dan karyawan sekolah dasar, serta terhadap pihak orang tua bagaimana menanggapi pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini.
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Data akan menjadi kredibel jika pengujian data dari ketiga teknik tersebut menghasilkan data yang sama. Contoh dari hasil triangulasi dapat dilihat pada lampiran 3.1. c. Bahan Referensi Bahan referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti (Sugiyono, 2008). Peneliti menggunakan catatan lapangan untuk proses observasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru tari dan rekaman serta catatan untuk bukti hasil wawancara dan observasi. Catatan lapangan dalam penelitian dan perekaman tersebut digunakan untuk mendukung hasil analisis data. Selain itu digunakan juga berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Berbagai teori pada penelitian ini telah dijelaskan pada bab II yang dipergunakan untuk mengkaji terkumpulnya data tersebut. Dapat dilihat pada lampiran 3.2. 2. Pengujian Transferabilitas Peneliti melakukan tahap-tahap analisis yang objektif dan terbuka karena peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi daya transfer bagi pembaca dalam mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Kemampuan daya transfer ini berguna untuk memberikan pemahaman kepada pembaca ketika menemukan, melihat atau mengenal, bahkan berlatih seni tari dan kemudian menjadi seorang guru tari di sekolah dasar. Oleh karena itu, peneliti membuat laporan dengan
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya, sehingga penulis juga ingin memberi referensi yang berarti bagi penulis yang akan mengadakan penelitian yang serupa (Sugiyono, 2008). Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tentang Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar di tempat lain (Sugiyono, 2008). 3. Pengujian Konfirmabilitas Konfirmabilitas ini digunakan untuk mengkonfirmasikan data dan informasi atau hasil penelitian yang didukung oleh materi atau pembahasan yang diperoleh oleh peneliti kepada dosen pembimbing atau berarti menguji hasil penelitian, yang dikaitkan dengan proses yang dilakukan (Sugiyono, 2008). Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut memenuhi standar konfirmabilitas. Sehingga pendekatan konfirmabilitas lebih menekankan pada karakteristik data yang menyangkut kegiatan dalam mewujudkan konsep. Sehingga salah satu tujuan konfirmabilitas adalah untuk mendapatkan kepastian bahwa data yang diperoleh adalah benar dan objektif. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang (Sugiyono, 2008).
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G. Teknik Analisis Data Analisis penelitian kualitatif merupakan analisis yang mendasarkan pada adanya hubungan sematis antar variabel yang sedang diteliti. Tujuannya adalah supaya peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian (Sarwono, 2006). Analisis data dilakukan setelah peneliti melakukan proses pengumpulan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada konsep Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2007) yaitu interactive model yang mengklarifikasikan analisis data dalam tiga langkah, yaitu: 1. Reduksi Data Reduksi data adalah kegiatan merangkum catatan-catatan lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan, kemudian data yang diperoleh disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pengecekan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali. Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal hingga akhir penelitian. Reduksi data yang dilakukan peneliti adalah menelaah secara keseluruhan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi di keenam sekolah dasar yang terdiri dari tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri, kemudian menentukan pola dan tema dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Dapat dilihat pada lampiran IV.
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Display Data Display data bertujuan untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data. Penyajian data pada penelitian ini menggunakan deskripsi naratif dari hasil pengkategorian tema yang dilakukan pada reduksi data untuk menyajikan data yang diperoleh pada penelitian. Peneliti menyajikan data yang bertujuan untuk mempermudah dalam memahami yang terjadi dalam mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Peneliti menuliskan contoh display data di bagian bab IV yaitu topik pembahasan. 3. Kesimpulan dan Verifikasi Setelah mendapatkan data melalui observasi dan wawancara, mengolah data dan menyajikan data, yang terakhir peneliti harus lakukan dalam penelitian ini adalah membuat kesimpulan dari data yang diperoleh. Kesimpulan yang ditemukan pada awal penelitian masih bersifat sementara dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan dapat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Menurut Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2008), kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan penemuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Penemuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya tidak jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori. Dalam tahap ini peneliti membuat kesimpulan dari data yang telah
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dirumuskan. Langkah selanjutnya adalah dengan melaporkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada bab V yaitu kesimpulan. Berdasarkan uraian di atas, analisis data dengan pendekatan ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut dan contoh dari bagan tersebut dapat dilihat pada lampiran 3.3.
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 3.1 Teknik Analisis Data Pengumpulan Data
Reduksi Data
Display Data
Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa informan, yaitu guru seni tari di keenam sekolah dasar, orang tua siswa dan kepada pihak sekolah dasar, yang terdiri dari kepala sekolah, guru kelas dan karyawan sekolah dasar. Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan survey lapangan sebelum penelitian dilaksanakan dan melakukan observasi pada dinamika pembelajaran seni tari di keenam sekolah dasar tersebut. Peneliti juga menggunakan beberapa dokumentasi dalam pengumpulan data. Dari pengumpulan data yang dilakukan peneliti, yaitu melalui hasil wawancara,
observasi
dan
dokumentasi.
Peneliti
mengkategorikan
atau
mentemakan yang menjadi temuan peneliti dari hasil pengumpulan data. Peneliti menemukan adanya dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Peneliti mendapatkan sepuluh permasalahan yang terjadi dalam dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah bahwa dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah sebuah bentuk proses belajar siswa sekolah dasar dengan menggerakan tubuh sesuai dengan ekspresi jiwa yang
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diiringi dengan musik berirama. Terdapat sepuluh temuan dari peneliti tentang penelitian dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini. Pertama yaitu apakah siswa mempunyai semangat dalam mengikuti pembelajara seni tari; kedua, bagaimana cara guru mengajarkan pembelajaran seni tari pada siswa; ketiga, bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari; keempat, apakah posisi guru seni tari di sekolah tersebut; kelima, berapa gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar; keenam, apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar; ketujuh, apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari; kedepalan, bagaimana fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar; kesembilan, bagaimana tanggapan pihak sekolah terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar; dan terakhir yaitu kesepuluh, bagaimana tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar. H. Tahap-tahap Penelitian Supaya sistematis dalam melangkah dalam penelitian, perlu adanya tahapantahapan. Menurut Syaodih (2012), tahapan pelaksanaan penelitian meliputi empat tahapan yaitu: 1. Tahap Sebelum Lapangan Dalam tahapan ini meliputi beberapa hal diantaranya menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian termasuk dalam pengamatan lapangan penelitian yang mencakup observasi di lapangan dan permohonan izin kepada pihak-pihak berwenang, memilih tempat
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penelitian yang tepat untuk dapat menemukan partisipan dan menyiapkan perlengkapan penelitian. 2. Tahap Pekerjaan Lapangan Tahapan ini meliputi pengumpulan data dan informasi mengenai pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di enam sekolah dasar yang terdiri dari tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri. Keenam sekolah ini mempunyai guru seni tari yang berbeda-beda dan kondisi lingkungan sekolah yang berbeda pula. 3. Tahap Analisa Data Tahap analisa data yaitu menganalisis data baik yang diperoleh melalui observasi, studi dokumentasi dan
hasil wawancara mendalam
dengan guru seni tari di enam sekolah yang berbeda. Setelah itu dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti, selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data dan metode yang digunakan untuk memperoleh data sehingga data benar-benar sesuai sebagai dasar dan bahan untuk pemberian data display yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti. 4. Tahap Penulisan Laporan Dalam tahapan penulisan laporan ini adalah kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan saran dan kritik yang membangun, kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan atas semua yang dikatakan dosen pembimbing dengan menyempurnakan hasil penelitian skripsi. Langkah terakhir dari tahapan ini adalah melakukan pengecekan atau pengurusan kelengkapan persyaratan untuk mengikuti ujian skripsi.
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini, peneliti membahas dua topik yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian berisi tentang partisipan penelitian, tempat penelitian dan
deskripsi
penelitian.
Sedangkan
pembahasan
berisi
tentang
dinamika
pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Hasil akhir dari tahap penelitian ini akan menjadi bahan analisis lebih lanjut sehingga dapat menghasilkan kesimpulan dan saran. Penelitian ini dibatasi pada 3 sekolah dasar swasta dan 3 sekolah dasar negeri. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimanakah dinamika pembelajaran seni tari di sekolah yang berbasis swasta dan pembelajaran seni tari yang berbasis negeri. Jumlah total sekolah dasar yang diteliti oleh peneliti adalah 6 sekolah dasar. A. Hasil Penelitian 1. Partisipan Partisipan pada penelitian ini adalah keenam guru seni tari di sekolah dasar yang terdiri dari tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri. Selain guru seni tari yang terdapat pada masing-masing sekolah dasar yang mempunyai guru seni tari yang berbeda, peneliti juga melakukan observasi kepada siswa sekolah dasar saat mengikuti pembelajaran seni tari yang dibelajarkan oleh guru tari. 2. Tempat Penelitian Keenam Sekolah Dasar Peneliti melakukan penelitian ini di enam sekolah dasar yang terbagi menjadi tiga sekolah dasdar swasta dan tiga sekolah dasar negeri. Enam
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sekolah dasar ini mempunyai tempat yang berbeda-beda. Untuk lebih lengkapnya peneliti membahas mengenai tempat penelitian di enam sekolah dasar tersebut di bawah ini. a. Sekolah Dasar Swasta 1 Tempat penelitian pertama yaitu, sekolah dasar swasta 1. Sekolah dasar swasta 1 ini terletak di pinggir jalan beraspal dan dikelilingi oleh beberapa toko sembako, warung makan di depan sekolah dan beberapa rumah warga. Sekolah dasar swasta 1 ini sangat mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan bermotor maupun mobil. Sekolah tersebut mempunyai halaman yang luas dan terdapat banyak pepohonan yang rindang di lingkungan sekolah, sehingga udara di sekolah tersebut terasa sejuk. Di dalam lingkup gedung sekolah terdapat Taman Kanak-kanak (TK), pendopo sekolah, UKS, kantin kejujuran, gudang, kantin sekolah, perpustakaan, ruang guru, ruang kepala sekolah, tempat parkir dan ruang kelas yang berjumlah 12 kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pada setiap kelas terdiri dua kelompok yaitu kelas A dan kelas B atau biasa yang disebut dengan kelas paralel. Di sekolah dasar swasta 1 ini, peneliti menemukan bahwa ternyata pembelajaran seni tari di sekolah dasar swasta 1 ini sudah ditiadakan. Peneliti mengetahui hal ini karena selama mengikuti kegiatan PPL (Program Pengakraban Lingkungan) yang dilaksanakan oleh pihak kampus selama 3 bulan. Namun, setelah berkonsultasi
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan dosen pembimbing, maka peneliti tetap menggunakan sekolah dasar swasta 1 ini sebagai tempat penelitian. Dosen pembimbing menyarankan kepada peneliti untuk mencari tahu dimana guru seni tari yang dulu pernah mengampu pembelajaran seni tari di sekolah dasar swasta 1 ini. Kemudian peneliti mencari tahu tentang keberadaan guru seni tari sekolah dasar swasta 1 untuk melakukan wawancara mengenai dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar tersebut. b. Sekolah Dasar Swasta 2 Sekolah dasar kedua yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian adalah sekolah dasar swasta 2. Sekolah dasar swasta 2 ini terletak di seberang jalan raya, tepatnya disebelah kiri jalan dari arah barat. Suasana di sekolah ini terkesan ramai sekali karena sekolah ini berada di pinggir jalan raya yang ramai lalu lalang kendaraan bermotor, kendaraan besar seperti bus dan truk. Sekolah dasar swasta 2 ini mempunyai dua pintu gerbang sekolah yang terdiri dari pintu gerbang utama dan pintu gerbang samping. Pintu gerbang utama di sekolah dasar swasta 2 ini terletak tepat di seberang jalan raya yang besar. Oleh karena demi menjaga keamanan siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dasar swasta 2 ini maka, pintu gerbang yang sering digunakan sebagai tempat keluar masuknya orang tua, siswa atau tamu menuju lingkungan sekolah adalah pintu gerbang samping.
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lingkungan sekolah dasar swasta 2 ini mempunyai bangkubangku taman yang dapat digunakan oleh siswa sebagai tempat istirahat dengan menikmati hembusan angin sepoi-sepoi di bawah pohon yang rindang. Di dalam lingkup gedung sekolah terdapat berbagai
fasilitas
yang
memadai
untuk
proses
belajar
mengajar.Sekolah dasar swasta 2 mempunyai 12 ruang kelas paralel yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, ruang guru, ruang kepala sekolah, kantin sekolah, lapangan, gudang dan tempat parkir. c. Sekolah Dasar Swasta 3 Ketiga, peneliti melakukan penelitian di sekolah dasar swasta 3. Berbeda dengan sekolah dasar swasta 1 dan 2, sekolah dasar swasta 3 ini memiliki asrama yang ditempati oleh para biarawati. Sekolah dasar swasta 3 ini berada dalam satu kompleks dengan SMP dan SMA swasta yang merupakan satu yayasan dengan sekolah dasar swasta 3 ini. Sekolah dasar swasta 3 ini dulunya merupakan sekolah dasar swasta yang berbeda yayasan dengan sekolah dasar swasta 1 dan 2. Namun, demi kemajuan dan terdapatnya banyak kesamaan visi dan misi sekolah dasar swasta 3 ini dengan yayasan yang sama dengan sekolah dasar 1 dan 2, maka sekolah dasar swasta 3 ini menjadi satu lingkup dengan yayasan yang sama dengan dua sekolah sebelumnya yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian. Suasana
di
sekolah
ini
kondusif
untuk
melaksanakan
pembelajaran karena tidak terlalu banyak kendaraan yang lalu lalang
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
di daerah ini, terlebih lagi lingkungan sekitar sekolah yang juga mendukung proses pembelajaran. Jalan menuju ke sekolah dasar swasta 3 ini sedikit unik karena harus melewati jembatan-jembatan yang di bawahnya terdapat sungai. Namun, jembatan-jembatan yang dibangun oleh pemerintah setempat ini terbuat dari semen dan besi baja yang kokoh sehingga aman untuk dilewati kendaraan bermotor bahkan mobil. Sekolah dasar swasta 3 ini mempunyai halaman sekolah yang luas, ruang kelas, ruang guru, tempat untuk cuci tangan di beberapa sudut lorong sekolah, ruang kepala sekolah dan ruangan serba guna yang biasa digunakan oleh pihak sekolah sebagai pembelajaran seni tari di sekolah dasar tersebut. Di sekolah dasar swasta 3 ini sedikit panas udara yang peneliti rasakan disana, hal ini dikarenakan kurangnya pohon-pohon rindang di lingkungan sekolah ini. Di lingkungan sekolah dasar swasta 3 ini terdapat tiga strata tingkat satuan pendidikan sekaligus, yaitu SD, SMP dan SMA, yang menyebabkan lingkungan sekolah hampir dipenuhi dengan lapangan. Karena kondisi yang seperti inilah sekolah dasar swasta 3 ini mempunyai ruang kelas yang pintu dan jendela kelasnya selalu terbuka lebar namun pada bagian jendela kelas masih ditutup dengan menggunakan gorden. Penggunaan gorden jendela ini supaya sirkulasi udara di dalam kelas dapat terjaga kesegarannya, tetapi tidak membuat debu yang berada di luar kelas masuk ke dalam kelas begitu saja.
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selain hal itu gorden ini juga untuk melindungi siswa dari pancaran sinar matahari yang dapat mengganggu kenyamanan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. d. Sekolah Dasar Negeri 1 Keempat, peneliti melakukan penelitian di sekolah dasar negeri 1 yang terletak di daerah jalan perkotaan dan pedesaan. Sekolah ini terletak di sekitar tambak ikan dan persawahan yang asri. Tidak heran apabila berada di sekolah ini udara yang ada masih segar dan angin sepoi-sepoi yang terasa menyejukkan. Suasana di sekolah ini kondusif untuk melakukan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Sekolah dasar negeri 1 ini mempunyai lapangan, ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, perpustakaan, UKS dan kantin sekolah. Walaupun disekolah dasar negeri 1 ini hanya memiliki beberapa pohon besar namun angin sepoi-sepoi tetap terasa di lingkungan sekitar sekolah ini. Mayoritas siswa yang bersekolah di sekolah dasar negeri 1 adalah penduduk di lingkungan sekitar sekolah tersebut. Biasanya siswa datang ke sekolah dengan bersepeda atau berjalan kaki bersama siswa-siswa lainnya. Hampir seluruh ruangan kelas di sekolah dasar negeri 1 ini terlihat gelap dan kurangnya ventilasi yang membuat cahaya matahari tidak dapat menyinari ruangan dengan maksimal. Sehingga, pada saat pertama kali peneliti datang ke sekolah dasar negeri 1 ini, peneliti
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sempat kebingungan dan bertanya-tanya dalam hati apakah ini adalah sebuah ruang kelas karena ruang kelas yang begitu gelap. Tidak hanya ruang kelas saja yang terlihat gelap, namun ruang guru yang terdapat di sekolah tersebut juga terlihat gelap dan kurang ventilasi. Selain ruang kelas pembelajaran dan ruang guru yang terlihat gelap, tempat parkir di sekolah ini juga terlalu sempit dan tidak terawat dengan maksimal. e. Sekolah Dasar Negeri 2 Sekolah dasar negeri 2 ini, awalnya terdiri dari tiga sekolah dasar negeri yang kemudian menjadi satu kepemimpinan kepala sekolah sampai dengan saat ini. Jadi, bangunan dan kelas yang terdapat di sekolah dasar negeri 2 ini begitu banyak. Selain bangunan yang begitu banyak, sekolah dasar negeri 2 ini mempunyai lapangan yang luas, ruang guru, ruang kepala sekolah, kantin, koperasi sekolah, UKS, ruang pertemuan, perpustakaan, tempat cuci tangan dibeberapa sudut lorong kelas, musholla dan kebun tanaman obat. Terletak di tengah kota namun suasana pembelajaran di sekolah dasar negeri 2 ini kondusif dan tidak bising dengan berbagai lalu lalang kendaraan. Hal ini dikarenakan bangunan sekolah yang tinggi, sehingga suara bising kendaraan bermotor tidak terlampau terdengar dari dalam lingkungan sekolah. Sekolah dasar negeri 2 mempunyai ruangan tersendiri untuk melaksanakan pembelajaran seni tari. Ruangan yang cukup besar sehingga memungkinkan guru tari
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memberikan pembelajaran seni tari kepada siswa dengan maksimal karena ruangan yang cukup luas untuk menari bersama. f. Sekolah Dasar Negeri 3 Kemudian sekolah dasar negeri terakhir yaitu sebagai yang keenam, yang peneliti dijadikan sebagai tempat penelitian adalah sekolah dasar negeri 3. Sekolah dasar negeri 3 ini berada dipinggir jalan raya yang ramai padat kendaraan. Walaupun terletak di tengah kota, namun suara bising kendaraan tidak sampai mengganggu pembelajaran di lingkungan sekolah. Bangunan sekolah yang terdiri dari Taman Kanak-kanak (TK), SD, SMP, SMA dan beberapa gedung kampus ini tetap kondusif untuk melakukan pembelajaran sehari-hari. Sekolah dasar negeri 3 ini mempunyai ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, perpustakaan dan UKS. Selain itu, terdapat sebuah kolam ikan di depan ruang guru. Pada saat peneliti datang pertama kali di sekolah tersebut, air dalam kolam ikan itu terlihat keruh dan tidak terawat. Karena air dalam kolam ikan itu terlalu keruh, ikan yang terdapat di dalam kolam itu sampai tidak terlihat apabila tidak diperhatikan dengan cermat. Sekolah dasar negeri 3 ini mempunyai sebuah panggung atau pendopo. Pendopo ini berhimpitan dengan sebuah ruangan yang merupakan
tempat
untuk
menyimpan
peralatan
karawitan.
Pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 3 ini dilaksanakan di
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pendopo ini. Siswa-siswa berkumpul dan mengikuti pembelajaran seni tari dengan bimbingan dari guru tari. Peneliti melakukan wawancara terhadap keenam informan yang terdiri dari tiga informan yang merupakan guru sekolah dasar swasta dan tiga informan yang merupakan guru sekolah dasar negeri. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara semi tersturktur. Peneliti juga melakukan pendekatan kepada masingmasing informan suapaya terbangun relasi yang baik antara peneliti dan informan. 3. Deskripsi Penelitian dan Hasil Penelitian a. Informan I 1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dalam penelitian ini adalah Ibu Poppy, seorang ibu rumah tangga yang mempunyai empat orang anak dan suami yang menjadi seorang guru SMA, namun sekarang sudah pensiun. Sebenarnya, Ibu Poppy ini bukan merupakan lulusan dari fakultas atau prodi seni tari, melainkan lulusan dari teknik industri. Ibu Poppy belajar seni tari dari suaminya yang bernama Bapak Pura . Sudah sejak SMA Ibu Poppy menggeluti kegiatan seni tari bersama sang suami, Bapak Pura ini, tidak heran jika sampai pada saat ini Ibu Poppy mampu membimbing dan menjadi seorang guru tari di sekolah dasar. Selain menjadi seorang guru tari di sekolah dasar, Ibu Poppy ini membuka warung dan counter pulsa
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
di rumahnya untuk mengisi waktu senggang sekaligus menambah penghasilan. Ibu Poppy ini sudah mengajar di sekolah dasar swasta 1 ini sudah hampir 20 tahun. Ibu Poppy mengajar dan membimbing pembelajaran seni tari kepada seluruh siswa. Namun, saat masuk tahun ajaran 2014/2015, Ibu Poppy ini mengundurkan diri dari sekolah dasar swasta 1 karena faktor usia dan faktor penggajian yang kurang sesuai. Sebenarnya peneliti sempat merasa kebingungan karena guru seni tari di sekolah dasar negeri 1 ini mengundurkan diri, tetapi atas usulan dan pertimbangan dari dosen pembimbing akhirnya peneliti tetap mencari dimana guru seni tari sekolah dasar swasta 1 untuk melakukan wawancara. Peneliti mencari informasi kepada beberapa teman guru dan akhirnya peneliti menemukan tempat tinggal dari Ibu Poppy ini. Peneliti melakukan wawancara di rumah Ibu Poppy yang dilakukan pada 20 Oktober 2014 yang berlangsung dari pukul 13.30-16.45 WIB. 2) Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar Selama melakukan wawancara dengan Ibu Poppy yang selama hampir 20 tahun menjadi guru seni tari sekolah dasar 1 ini, peneliti menemukan bahwa seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar swasta 1 ini dilaksanakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Ibu Poppy seni tari sekolah dasar swasta 1 ini mengajarkan kepada para siswanya dengan menari tari kreasi baru namun masih menganut gerak dasar dalam tarian
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawa. Tari kreasi baru itu diantaranya Tari Kelinci, Tari Terang Bulan, dll. a). Apakah siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari? Ibu Poppy tersebut mengatakan, siswa sekolah dasar swasta 1 tersebut selalu antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Hal ini ditunjukkan dengan semua siswa selalu hadir sebelum jam ekstrakurikuler dilaksanakan. b). Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa? Dalam mengajarkan kegiatan seni tari di sekolah dasar swasta 1 ini, pertama yang guru tersebut lakukan adalah mengajarkan siswa untuk latihan gerak dasar dalam menari. Gerak dasar dalam menari yang guru tersebut ajarkan adalah berjalan ditempat, bagaimana cara berjalan ditempat dengan baik dan benar dalam seni tari. Setelah siswa bisa mempraktikkan bagaimana cara berjalan ditempat dengan baik dan benar, Ibu Poppy tersebut mengajarkan siswa untuk dapat berjalan ditempat dengan mendhak. Mendak adalah bentuk dasar kaki yang paling dominan, yaitu posisi lutut kaki ditekuk atau sedikit merendah. Kemudian gerakan tangan, bagaimana ayunan tangan supaya bisa seirama dengan gerak kaki. Ibu Poppy membimbing siswa untuk dapat melakukan gerakan ayunan tangan ke depan dan ke belakang. Gerakan ayunan tangan dan gerak kaki jalan ditempat tersebut kemudian
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dilakukan secara bersamaan dan dapat dikombinasikan dengan berjalan melingkar. Gerakan pada bagian kepala atau gelengan kepala, yaitu kepala yang bergerak ke kiri dan ke kanan juga tak lupa diajarkan kepada siswa oleh Ibu Poppy tersebut. c). Bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari? Di sekolah dasar swasta 1 ini, Ibu Poppy melakukan penilaian dengan mengamati keseharian siswa dalam melakukan kegiatan menari dan di akhir semester diadakan pentas seni tari untuk melakukan evaluasi serta melatih rasa percaya diri pada diri siswa. d). Apa posisi guru seni tari di sekolah tersebut? Posisi dari Ibu Poppy di sekolah dasar swasta 1 ini adalah sebagai guru lepas atau guru honorer. e). Bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar? Gambaran tentang gaji yang diterima oleh Ibu Poppy per bulan di sekolah dasar swasta 1 tersebut sebesar Rp.300.000,00. Jadwal mengajar Ibu Poppy adalah seminggu dua kali latihan yaitu pada hari Kamis dan Sabtu. Ibu Poppy mengajar dari siswa kelas 1 sampai dengan siswa kelas 6. Setiap kali mengajar Ibu Poppy mengajar 3 kelas yaitu pada hari Kamis Ibu Poppy mengajar siswa kelas 1 sampai dengan siswa kelas 3, sedangkan pada hari Sabtu Ibu Poppy mengajar siswa kelas 4 sampai dengan siswa kelas 6. Ibu Poppy sudah mengabdikan diri cukup lama di
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sekolah dasar swasta 1 ini, yaitu sudah hampir 20 tahun berada di sekolah dasar swasta ini. Namun, dengan gaji Rp.300.000,00 per bulan yang diterima oleh Ibu Poppy, Ibu Poppy merasa lama-kelamaan dengan gaji sebesar Rp.300.000,00 per bulan tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup seharihari. Ibu Poppy merasa tidak ada penghargaan lebih yang diterima olehnya setelah sekian lama mengadi di sekolah dasar swasta 1 ini. Ibu Poppy akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari sekolah dasar swasta 1. Selain karena penggajian yang tidak sesuai harapan oleh Ibu Poppy, faktor usia juga mempengaruhi Ibu Poppy. Usia yang sudah semakin menahun sudah tidak selincah waktu muda dahulu. Selama ini Ibu Poppy mendapatkan sumber penghasilan lain dari membuka warung makanan dan berjualan pulsa di rumah. Selain itu juga memberikan bimbingan belajar seni tari secara privat ataupun berkelompok. Ibu Poppy mengatakan bahwa penghasilan yang diperoleh diluar jam mengajar di sekolah dasar swasta 1 ini lebih besar hasilnya daripada gaji per bulan yang diterima oleh Ibu Poppy di sekolah dasar swasta 1. Maka dari itu Ibu Poppy memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai seorang guru seni tari di sekolah dasar swasta 1. f). Apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar? Pembelajaran seni tari dapat menjadi sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar karena siswa berproses dalam pembelajaran
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
seni tari. Berproses untuk lebih disiplin, bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan teman satu kelompok tari, menjadi pribadi yang lebih ceria dan percaya diri, dan yang lebih penting lagi mengajarkan kepada siswa sekolah dasar tentang pentingnya mulai belajar mencintai budaya bangsa. Ibu Poppy tidak hanya melihat perkembangan pendidikan karakter melalui pembelajaran seni tari itu pada siswa sekolah dasar dan anak kandungnya saja, namun juga terhadap diri Ibu Poppy sendiri. g). Apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari? Ibu Poppy mengatakan bahwa pembelajaran seni tari yang dilaksanakan
di
sekolah
dasar
swasta
1
ini
bertujuan
untuk
mengembangkan bakat dan minat siswa di bidang seni tari. Membentuk siswa sesuai dengan visi, misi dan nilai-nilai yang menjadi panutan sekolah dasar swasta 1. h). Bagaimana fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar? Fasilitas pendukung terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar swasta 1 ini menyediakan dengan baik dan cukup lengkap. Pembelajaran seni tari di sekolah dasar swasta 1 ini biasanya dilaksanakan di pendopo sekolah. Selain pendopo sebagai tempat untuk melaksanakan pembelajaran seni tari, sekolah dasar swasta 1 juga menyediakan tape recorder sebagai alat pemutar musik. Sekolah dasar
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
swasta 1 ini juga mempunyai satu set alat gamelan untuk kegiatan pembelajaran karawitan. Orang tua siswa pun mendukung kegiatan ekstrakurikuler ini karena semua orang tua siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari ini selalu menunggu dan memberikan dukungan kepada anakanaknya untuk dapat menari dengan baik dan benar. Pada setiap kali pementasan akhir semesterpun orang tua siswa selalu berperan dan membantu dalam persiapan maupun setelah pementasan berakhir, diantaranya dalam pendanaan, merias, kelengkapan kostum, dll. b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan kedua dalam penelitian ini adalah Ibu Aster . Ibu Aster ini mempunyai tiga orang anak dan suami yang mempunyai kegiatan yang sama yaitu dalam bidang seni tari. Ibu Aster ini awalnya bukan merupakan lulusan fakultas atau prodi seni tari. Ibu Aster ini hanya mengikuti kegiatan sanggar-sanggar tari yang ada dan mengikuti pementasan diberbagai tempat. Namun, karena kecintaannya pada dunia seni tari, akhirnya Ibu Aster menempuh pendidikan seni tari di salah satu perguruan tinggi. Ibu Aster ini sempat berpindah-pindah kota karena mengikuti pekerjaan suaminya, tetapi sekarang Ibu Aster sudah menetap disalah satu daerah dan menjadi seorang guru tari di sekolah dasar swasta 2 ini.
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar Di sekolah ini peneliti melihat ada beberapa hal yang berbeda dalam pelaksanaan pembelajaran seni tari. Di sekolah dasar swasta 2 ini, pembelajaran seni tari dilaksanakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan intrakurikuler. Sekolah dasar swasta 2 ini tetap memberikan pembelajaran seni tari walaupun pada waktu itu terjadi perubahan kurikulum, yaitu dari Kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013. a). Apakah siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari? Sekolah dasar swasta 2 ini tetap memberikan pembelajaran seni tari kepada siswa, karena siswa sangat antusias dan sangat menyukai pembelajaran seni tari ini. Orang tua siswa pun sangat mendukung anakanaknya untuk dapat belajar seni tari. Jadwal dan jam pelajaran untuk pembejaran seni tari di sekolah dasar swasta 2 ini tentunya lebih padat dan lebih lama, yaitu pada hari Senin sampai dengan Jumat, dimulai pada pukul 07.00-14.00 WIB. b). Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa? Ibu Aster mengatakan bahwa pembelajaran seni tari untuk kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan intrakurikuler ini sedikit mempunyai perbedaan. Pada kegiatan intrakurikuler ini, guru yang sekaligus narasumber bagi peneliti ini, memberikan pembelajaran tari yang lebih sederhana dari pada pembelajaran tari pada kegiatan ekstrakurikuler.
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pembelajaran seni tari pada kegiatan intrakurikuler ini wajib diikuti oleh semua siswa. Ibu Aster mengatakan bahwa setiap siswa mempunyai minat dan kemampuan yang berbeda. Saat pembelajaran seni tari pada kegiatan intrakurikuler, Ibu Aster harus lebih sabar dan lebih tekun dalam memberikan bimbingan kepada siswa, karena setiap siswa itu unik, mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dan Ibu Aster menyadari benar hal tersebut. Ada siswa yang awalnya tidak bisa menari, namun lama-kelamaan bisa menari, ada siswa yang tidak mau menari tapi sebenarnya siswa tersebut mempunyai bakat menari, ada juga siswa yang tidak bisa menari namun mau berusaha dan terus berlatih dalam menari walaupun agak lama tetapi tetap ada kemajuan dalam pembelajaran seni tari. Oleh karena itu, Ibu Aster harus lebih sabar dan tekun dalam memberikan
bimbingan
pembelajaran
seni
tari
pada
kegiatan
tari
pada
kegiatan
intrakurikuler. Berbeda
dengan
pembelajaran
seni
intrakurikuler, pembelajaran seni tari pada kegiatan ekstrakurikuler cenderung dilaksanakan lebih cepat karena kemampuan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini rata-rata sama yaitu mempunyai bakat dan senang dalam menari. Setiap pembelajaran seni tari pada kegiatan ekstrakurikuler ini, Ibu Aster membentuk beberapa kelompok siswa dengan setiap kelompok mempunyai anggota yang berbeda-beda kemampuan. Hal ini diharapkan oleh Ibu Aster supaya mereka dapat saling membantu dan saling mengajarkan satu sama lain antar siswa, dan
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
cara ini pun efektif dalam pembelajaran seni tari. Pembelajaran yang dilakukan oleh narasumber di sekolah dasar swasta 2 ini sama dengan sekolah dasar swasta 1 yaitu memberikan gerakan-gerakan dasar pada siswa. Pada penilaian ada sedikit perbedaan yang dilakukan oleh Ibu Aster di sekolah dasar swasta 2 ini, karena narasumber mengampu dua kegiatan dalam satu pembelajaran seni tari. Pada kegiatan intrakurikuler Ibu Aster melakukan observasi setiap hari pada semua siswanya. Ibu Aster memberikan penilaian pada setiap siswanya berdasarkan bagaimana perkembangan siswa setiap harinya, apakah terdapat kemajuan yang cepat, cukup, atau lambat. Selanjutnya siswa dibentuk per kelompok dan diminta untuk menampilkan sebuah tarian yang sudah diajarkan oleh Ibu Aster, hal ini dilakukan sebagai evaluasi tahap akhir. Pada kegiatan ekstrakurikuler penilaian dilakukan dengan pengamatan keseharian tanpa menampilkan sebuah tarian seperti pada kegiatan intrakurikuler. c). Bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari? Di sekolah dasar swasta 2 ini, Ibu Aster melakukan penilaian dengan mengamati keseharian siswa dalam melakukan kegiatan menari dan di akhir semester biasanya diadakan pentas seni tari untuk melakukan evaluasi serta melatih rasa percaya diri pada diri siswa.
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d). Apa posisi guru seni tari di sekolah tersebut? Posisi dari Ibu Poppy di sekolah dasar swasta 1 ini adalah sebagai guru lepas atau guru honorer. e). Bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar? Pembelajaran seni tari di sekolah dasar swasta 2 ini mempunyai jadwal yang lebih padat dan pembelajarannya pun masuk dalam dua kegiatan yaitu kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan intrakurikuler, dengan begitu penghasilan yang diterima oleh Ibu Aster di sekolah dasar swasta 2 ini lebih dari cukup. Posisi dari Ibu Aster di sekolah dasar swasta 2 ini adalah sebagai guru lepas atau guru honorer. Namun, Ibu Aster tidak berkenan menyebutkan berapa besar gaji yang diterimanya setiap bulan hanya saja narasumber mengaku gaji yang diterima per bulannya cukup untuk memenuhi semua kebutuhannya sehari-hari tanpa harus melakukan pekerjaan tambahan lainnya. f). Apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar? Ibu Aster mengungkapkan bahwa pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar swasta 2 ini mampu membentuk secara perlahan karakter siswa. Pembelajaran seni tari ini menjadi sebuah wadah atau tempat bagi siswa untuk bereksplorasi dengan dirinya sendiri. Ibu Aster mengakui tidak sedikit siswanya yang awalnya masih malu-malu dan kebingungan dengan beberapa gerakan tari yang diajarkan, namun
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
setelah beberapa lama berproses bersama dalam pembelajaran seni tari ini, siswa-siswa sekolah dasar swasta 2 ini lebih ceria dan percaya diri dalam menari. Saat berdinamika di dalam kelompok, siswa juga saling berlajar bersama, saling membelajarkan satu sama lain dan tetap menjaga kerja sama. g). Apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari? Ibu Aster mengatakan bahwa pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar swasta 2 ini bertujuan untuk memberikan suatu wadah kepada siswa sekolah dasar swasta 2 ini untuk lebih mampu mengembangkan bakat dan minat siswa terutama dalam bidang seni tari. Membentuk output siswa yang sesuai dengan visi, misi dan nilai-nilai yang menjadi panutan sekolah dasar swasta 2. h). Bagaimana fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar? Fasilitas pendukung yang disediakan oleh pihak sekolah terhadap pembelajaran seni tari ini ada sebuah ruangan yang disediakan untuk kegiatan pembelajaran seni tari dan tape recorder sebagai alat pemutar musik. Sekolah dasar swasta 2 ini juga mempunyai satu set alat gamelan untuk kegiatan pembelajaran karawitan.
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Informan III 1) Latar Belakang Informan III Informan ketiga dalam penelitian ini adalah Ibu Sophie . Ibu Sophie ini adalah anak dari seorang seniman seni tari ternama. Ibu Sophie ini mempunyai dua orang anak yang juga berkegiatan dalam bidang yang sama yaitu seni tari. Selain menjadi guru tari di sekolah dasar swasta 3 ini, Ibu Sophie juga mengelola sebuah sanggar tari di rumahnya. Sanggar tari ini adalah sanggar yang pertama kali didirikan oleh ayah dari Ibu Sophie dan sekarang pengelolaannya diteruskan oleh Ibu Sophie serta anakanaknya. Ibu Sophie ini sudah sejak dari usia dini diperkenalkan seni tari oleh ayahnya. Jadi, seni tari ini sudah mendarah daging bagi Ibu Sophie. 2) Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar Sekolah dasar swasta 3 mempunyai pembelajaran seni tari yang berbeda dengan sekolah dasar swasta 1 dan sekolah dasar swasta 2. Sekolah dasar swasta 3 ini memiliki rungan tersendiri dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran seni tari. Terdapat tiga guru pembimbing sekolah dasar swasta 3 ini yang terdiri dari satu guru utama, yaitu Ibu Sophie dan dua guru pendamping. a). Apakah siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari? Pembelajaran seni tarinya pun dilaksanakan dengan begitu meriah, siswa-siswa sekolah dasar swasta 3 ini sangat antusias dan begitu menyukai pembelajaran seni tari ini. Tidak peduli laki-laki ataupun
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
perempuan semua sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari ini. Sebelum pembelajaran dimulai pun siswa sudah berlarian sambil berteriak-teriak dilorong sekolah menuju ruangan seni tari. Orang tua siswa pun setia menunggu anak-anaknya diluar ruangan dengan tetap menjaga ketertiban sehingga pembelajaran yang ada tidak terganggu. b). Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa? Ibu Sophie mengatakan yang pertama harus dilakukan terlebih dahulu untuk dapat belajar tentang seni tari di sekolah dasar swasta 3 ini adalah membuat siswa tertarik terlebih dahulu. Tidak heran jika Ibu Sophie selalu membawa berbagai properti tari untuk dapat menarik perhatian siswa, diantaranya topeng barong dan kuda kepang. Pembelajaran seni tari pun diawali dengan gerakan-gerakan yang enerjik, salah satu contohnya berupa lompat-lompat sambil bernyanyi. Setiap kali pembelajaran seni tari dilaksanakan siswa-siswa tersebut dibuat untuk dapat merasakan rasa bahagia dan dapat tersenyum. Setelah siswa memiliki rasa ketertarikan pada seni tari inilah, Ibu Sophie dan guru pendamping yang lain memberikan gerakan dasar menari. Pembelajaran seni tari di sekolah dasar swasta 3 ini termasuk pada kegiatan ekstrakurikuler. c). Bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari?
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penilaian yang dilakukan Ibu Sophie dengan mengamati setiap perkembangan siswa pada setiap pembelajaran seni tari dilaksanakan. d). Apa posisi guru seni tari di sekolah tersebut? Posisi dari Ibu Sophie di sekolah dasar swasta 3 ini adalah sebagai guru lepas atau guru honorer. e). Bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di skeolah dasar? Untuk masalah gaji pun Ibu Sophie tidak terlalu mengambil pusing karena Ibu Sophie memiliki penghasilan lain di luar jam sekolah di sekolah dasar swasta 3 ini. Jadwal pembelajaran seni tari di sekolah dasar swasta 3 ini satu kali dalam seminggu yaitu pada hari Senin saja, walaupun hanya sehari dalam seminggu namun itu dimulai dari pukul 09.00-13.30 WIB. Kebetulan Ibu Sophie ini adalah guru baru di sekolah swasta 3 ini sehingga pada saat peneliti melakukan penelitian ini Ibu Sophie belum melakukan pementasan sekolah atau sejenisnya. Guru seni tari yang dulunya mengampu sekolah dasar swasta 3 ini sudah mengundurkan diri karena pindah ke luar kota untuk kepentingan yang lain. f). Apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar? Ibu Sophie menyatakan bahwa pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar swasta 3 ini secara bertahap mampu membentuk karakter siswa. Walaupun di sekolah dasar swasta 3 ini, Ibu
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sophie adalah seorang guru baru, namun pengalamannya dalam menjadi guru seni tari tidak perlu diragukan lagi. Ibu Sophie mempunyai banyak siswa, baik di sekolah dasar maupun kegiatannya di sanggar tari. Dalam pembelajaran seni tari ini, Ibu Sophie mengajarkan siswa untuk mampu menghargai diri sendiri dan kemudian mampu belajar mencintai budaya bangsa melalui seni tari. Pada awal pembelajaran seni tari, tidak sedikit siswa yang merasa malu dan enggan untuk bergerak mengikuti gerakan tari yang dibelajarkan oleh Ibu Sophie. Namun, perasaan malu dan enggan untuk bergerak pada diri siswa berangsur berkurang dan bahkan berubah menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan aktif bergerak. Setiap harinya siswa selalu merasa penasaran dengan bagaimana kelanjutan gerak tari yang sedang mereka pelajari. g). Apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari? Ibu Sophie mengatakan bahwa pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar swasta 3 ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa sekolah dasar swasta 3 ini untuk lebih mampu mengembangkan bakat dan minat siswa terutama dalam bidang seni tari. Pembelajaran seni tari mempunyai sambutan yang positif dari pihak orang tua dan siswa sehingga sekolah ingin terus mengadakan pembelajaran seni tari ini. Selain itu, pihak sekolah juga meyakini bahwa pembelajaran seni tari mampu membentuk output siswa yang sesuai
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan visi, misi dan nilai-nilai yang menjadi panutan sekolah dasar swasta 3. h).
Bagaimana
fasilitas
pendukung
yang
ada
terhadap
pembelajaran seni tari di sekolah dasar? Sekolah memberikan fasilitas pendukung terhadap pembelajaran seni tari ini dengan menyediakan sebuah ruangan untuk kegiatan pembelajaran seni tari dan tape recorder sebagai alat pemutar musik. d. Informan IV 1) Latar Belakang Informan IV Informan keempat dalam penelitian ini adalah Ibu Tulip . Ibu Tulip ini mempunyai tiga orang anak yang semuanya sudah tumbuh dewasa. Walaupun usia dari Ibu Tulip sudah mencapai 50 tahunan, namun Ibu Tulip masih terlihat enerjik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 1 ini. Ibu Tulip ini sudah menjadi guru tari di beberapa sekolah dasar. namun, sekarang Ibu Tulip ini mengampu di sekolah dasar negeri 1. Ibu Tulip ini merupakan lulusan dari fakultas seni tari di salah satu perguruan tinggi. Sudah sejak lama Ibu Tulip ini tertarik dengan seni tari, mengikuti kegiatan sanggar tari adalah rutinitas yang Ibu Tulip ikuti sejak masih remaja. 2) Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar a). Apakah siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari?
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hal yang membuat Ibu Tulip merasa sangat bangga dengan sekolah dasar negeri ini adalah siswa-siswa dan semua orang tua siswa sangat mendukung adanya pembelajaran seni tari ini. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari ini. Contohnya adalah siswa selalu datang sebelum pembelajaran seni tari dilaksanakan dan hampir semua siswa apabila bertemu dengan Ibu Tulip bertanya kepada Ibu Tulip tentang pembelajaran seni tari. b). Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa? Di sekolah dasar negeri 1, peneliti menemukan pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sini lebih pakem pada seni tari tradisional daerah. Ibu Tulip memberikan bimbingan kepada siswa sekolah dasar 1 dengan mengajarkan gerakan dasar dalam menari. Tarian yang diajarkan untuk kelas atas lebih cenderung pada tarian-tarian yang tingkat kesulitannya lebih rumit seperti Tari Merak dan Tari Kijang. Sedangkan tarian yang diajarkan pada siswa kelas bawah tarian yang lebih sederhana seperti Tari Kelinci dan Tari Buto Cakil. Hampir sama dengan sekolah dasar swasta 1 dan sekolah dasar swasta 2, cara Ibu Tulip dalam mengajarkan pembelajaran seni tari kepada siswa sekolah dasar negeri 1 yaitu dengan memberikan gerak dasar dalam menari. Gerak dasar dalam menari yang Ibu Tulip ajarkan adalah berjalan ditempat, bagaimana cara berjalan ditempat dengan baik dan benar dalam seni tari. Setelah siswa bisa mempraktikkan bagaimana
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
cara berjalan ditempat dengan baik dan benar, Ibu Tulip tersebut mengajarkan siswa untuk dapat berjalan ditempat dengan mendhak. Mendhak adalah bentuk dasar kaki yang paling dominan, yaitu posisi lutut kaki ditekuk atau sedikit merendah. Kemudian gerakan tangan, bagaimana ayunan tangan supaya bisa seirama dengan gerak kaki. Ibu Tulip membimbing siswa untuk dapat melakukan gerakan ayunan tangan ke depan dan ke belakang. Gerakan ayunan tangan dan gerak kaki jalan ditempat tersebut kemudian dilakukan secara bersamaan dan dapat dikombinasikan dengan berjalan melingkar. Gerakan pada bagian kepala atau gelengan kepala, yaitu kepala yang bergerak ke kiri dan ke kanan juga tak lupa diajarkan kepada siswa. c). Bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari? Pentas seni tari yang diadakan ini bertujuan sebagai evaluasi akhir siswa, yang sebulumnya Ibu Tulip juga memberikan penilaian dengan cara mengamati bagaimana perkembangan dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran seni tari ini. Dalam mengikuti pentas seni tari ini, tidak semua siswa ditampilkan hanya beberapa siswa saja yang dipilih oleh Ibu Tulip untuk dapat menari di atas pentas malam seni. Hal ini terkait dengan pendanaan yang sebagai besar orang tua siswa berprofesi sebagai petani. Jadi, Ibu Tulip harus pandai-pandai mengatur keuangan yang terbatas untuk dapat menghasilkan pertunjukkan pentas seni tari yang berkesan bagi semuanya.
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada saat mengadakan pentas seni sederhana pun orang tua siswa selalu siap membantu terutama dalam masalah pendanaan yang meliputi riasan, kostum, dll, termasuk juga kesiapan siswa dalam melaksanakan pentas seni tari. Orang tua siswa memberikan perhatian yang cukup. d). Apa posisi guru seni tari di sekolah dasar tersebut? Posisi dari Ibu Tulip di sekolah dasar swasta 3 ini adalah sebagai guru lepas atau guru honorer. e). Bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar? Ibu Tulip tidak berkenan menyebutkan berapa besar gaji yang diterima selama menjadi guru seni tari di sekolah dasar negeri 1 ini, namun Ibu Tulip dengan usahanya yang dilakukan menjadi guru seni tari selama ini mengaku cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ibu Tulip mengatakan, bahwa karena sempat terjadi perubahan kurikulum, yaitu dari kurikulum KTSP ke kurikulum 2013, jadwal mengajar Ibu Tulip di sekolah dasar negeri 1 ini menjadi berkurang. Pada saat masih menggunakan kurikulum KTSP, pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 1 ini termasuk mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh semua siswa. Namun, setelah menggunakan kurikulum 2013, pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 1 menjadi ekstrakurikuler. Terjadinya
perubahan
jadwal
dan
berkurangnya
jam
mengajar
menjadikan gaji yang diterima oleh Ibu Tulip setiap bulannya pun ikut terpengaruh. Ibu Tulip mengakui terjadi adanya penurunan penghasilan
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang berarti karena dampak perubahan kurikulum ini. Oleh karena itu, Ibu Tulip harus mencari penghasilan tambahan lain yaitu dengan memberikan pembelajaran seni tari di sekolah lain. Ibu Tulip mengatakan mengampu tiga sekolah dasar sekaligus salah satunya adalah sekolah dasar negeri 1 yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian. f). Apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar? Ibu Tulip mengungkapkan bahwa pembelajaran seni tari ini mampu memberikan kontribusi terhadap pembentukan karakter terhadap siswa sekolah dasar. Di dalam pembelajaran seni tari terkandung banyak nilai. Salah satunya adalah nilai kedisiplinan, harus disiplin dalam berlatih dan belajar supaya mampu menari dengan baik; selanjutnya adalah nilai kreatif, dalam pembelajaran seni tari guru maupun siswa dituntut untuk selalu kreatif untuk dapat membentuk suatu tarian yang indah dan harmonis; kemudian kerja keras dalam belajar dan berlatih seni tari. Apabila diikuti dengan sungguh-sungguh dan ditekuni secara serius, seni tari mampu memberikan pengaruh yang positif pada diri. Semua siswa dari Ibu Tulip ini selalu ditekankan pada nilai-nilai tersebut terutama untuk siswa sekolah dasar negeri 1 ini. g). Apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari? Ibu Tulip mengatakan bahwa pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar negeri 1 ini bertujuan untuk memenuhi
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kebutuhan siswa sekolah dasar negeri 1 supaya siswa lebih mampu mengembangkan bakat dan minat siswa terutama dalam bidang seni tari. Pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar negeri 1 ini diharapkan oleh pihak sekolah dan orang tua untuk mampu mengharumkan sekolah dasar negeri 1 ini. Selain itu, pihak sekolah juga meyakini bahwa pembelajaran seni tari mampu membentuk output siswa yang sesuai dengan visi dan misi sekolah dasar negeri 1. h).
Bagaimana
fasilitas
pendukung
yang
ada
terhadap
pembelajaran seni tari di sekolah dasar? Sekolah dasar negeri 1 ini memberikan fasilitas pendukung terhadap pembelajaran seni tari dengan menyediakan sebuah ruangan untuk kegiatan pembelajaran seni tari dan tape recorder sebagai alat pemutar musik. Sekolah dasar negeri 1 ini juga mempunyai satu set alat gamelan untuk kegiatan pembelajaran karawitan. e. Informan V 1) Latar Belakang Informan V Informan kelima dalam penelitian ini adalah Ibu Rose . Ibu Rose ini adalah seorang wanita yang sejak kecil sudah senang dengan kegiatan seni tari. Ibu Rose ini merupakan lulusan dari salah satu perguruan tinggi dengan fakultas seni tari. Ibu Rose juga aktif di luar kegiatan sekolah salah satunya yaitu disanggar tari. Selain sebagai guru tari di sekolah dasar negeri 2, kesibukan Ibu Rose adalah sebagai ibu rumah tangga yang mengurus kedua anaknya dan membantu suami di rumah. Melaksanakan
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 2 ini hanya Ibu Rose lakukan untuk membantu keuangan keluarga sambil mengisi waktu luang supaya tidak bosan berada di rumah. Sebelum menikah, Ibu Rose memang sangat aktif dalam kegiatan seni tari, terutama disanggar tari. Namun, setelah menikah Ibu Rose diminta oleh suami untuk fokus dikeluarga saja. Ternyata, Ibu Rose tidak tahan untuk meninggalkan secara total dari kegiatan kegemarannya ini, yaitu seni tari. Akhirnya, Ibu Rose ini menjadi guru tari di sekolah dasar negeri 2 ini. 2) Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar Pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 2 dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis. Ibu Rose
memberikan pembelajaran seni tari
kepada siswa sekolah dasar negeri 2 dari kelas 1 sampai dengan kelas 5. Sekolah dasar negeri 2 ini memang tidak mengikut sertakan siswa kelas 6 karena siswa kelas 6 diharapkan dapat berkonsentrasi untuk ujian kelulusan. Pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 2 ini termasuk dalam mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh siswa. Tarian yang diajarkanpun lebih bervarisai, misalnya Tari Piring dan Tari Gambyong untuk siswa kelas atas. Sedangkan untuk siswa kelas bawah tarian yang diajarkan seperti Tari Kelinci dan Tari Topeng. a). Apakah siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengiktui pembelajaran seni tari? Siswa-siswa sekolah dasar negeri 2 ini sangat bersemangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Mereka selalu terlihat
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ceria dalam mengikuti pembelajaran dan apabila terdapat bagian gerakan tari yang mereka belum paham, mereka selalu bertanya dan meminta Ibu Rose untuk memberikan penjelasan lanjutan. b). Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa? Ibu Rose mengatakan mengajar siswa sekolah dasar negeri 2 ini membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Pertama yang harus dilakukan adalah membuat siswa merasa nyaman dan tertarik dengan pembelajaran seni tari. Setalah siswa merasa nyaman dan tertarik maka Ibu Rose memberikan gerakan dasar dalam menari kepada siswa. c). Bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari? Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam pembelajaran seni tari, itulah yang menjadi tantangan Ibu Rose supaya siswa dapat menari dengan baik dan benar. Ibu Rose melakukan evaluasi dengan cara mengamati perkembangan siswa setiap pembelajaran seni tari dilaksanakan. Selain melakukan pengamatan kepada siswa, narasumber juga membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dan meminta siswa untuk menari sehingga Ibu Rose dapat mengambil nilai mata pelajaran seni tari. d). Apa posisi guru seni tari di sekolah tersebut? Posisi dari Ibu Rose ini adalah sebagai guru lepas atau guru honorer di sekolah dasar negeri 2 ini.
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e). Bagaiamana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar? Ibu Rose mengatakan setiap bulannya mendapatkan gaji sebesar sekitar Rp.800.000,00. Untuk kebutuhan sehari-hari pun Ibu Rose merasa cukup karena Ibu Rose sudah berkeluarga dan mempunyai suami yang juga bekerja. Sehingga biaya kebutuhan hidup sehari-hari dapat ditanggung bersama. f). Apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar? Ibu Rose mengungkapkan bahwa pembelajaran seni tari ini mampu membentuk karakter siswa secara perlahan dan bertahap. Terlebih lagi pembelajaran seni tari ini dikenalkan atau dibelajarkan sejak usia sekolah dasar. Di usia yang masih terbilang muda ini siswa diharapkan mampu mengambil nilai atau makna dari pembelajaran seni tari. Seperti yang dirasakan oleh Ibu Rose sendiri. Melalui kerja sama kelompok dan kekompakan antar teman yang lain Ibu Rose selalu berusaha mengelompokkan siswa secara objektif. Pernah terdapat salah satu siswa sekolah dasar negeri 2 ini yang dulunya adalah siswa yang pendiam. Siswa ini ternyata suka dengan pembelajaran seni tari yang diampu oleh Ibu Rose. Bersama dengan Ibu Rose, siswa ini berproses dan terus berlatih seni tari. Saat ini siswa tersebut sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama dan sering diundang pada acara-acara tertentu untuk sekedar mengisi dengan tariannya.
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
g). Apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari? Ibu Rose mengatakan bahwa pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar negeri 2 ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa sekolah dasar negeri 2 ini supaya siswa-siswa mampu mengembangkan bakat dan minat siswa terutama dalam bidang seni tari. Pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar negeri 2 ini diharapkan oleh pihak sekolah dan orang tua untuk mampu output siswa yang sesuai dengan visi dan misi sekolah dasar negeri 2. h).
Bagaimana
fasilitas
pendukung
yang
ada
terhadap
pembelajaran seni tari di sekolah dasar? Sekolah dasar negeri 2 ini memberikan fasilitas pendukung terhadap pembelajaran seni tari dengan menyediakan sebuah ruangan untuk kegiatan pembelajaran seni tari dan tape recorder sebagai alat pemutar musik. Sekolah dasar negeri 2 ini juga mempunyai satu set gamelan di ruangan yang sama untuk pembelajaran karawitan. f. Informan VI 1) Latar Belakang Informan VI Informan keenam dalam penelitian ini adalah Ibu Hirata . Ibu Hirata sudah hampir 20 tahun menjadi guru tari dibeberapa sekolah dasar dan sekarang mengajar sebagai guru tari di sekolah dasar negeri 3 ini. Selain aktif sebagai guru tari, Ibu Hirata juga aktif dikegiatan sanggar tari. Sudah sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama Ibu Hirata mengikuti
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kegiatan seni tari dan akhirnya melanjutkan kegemarannya menari tersebut sampai diperguruan tinggi serta lulus sebagai guru tari. Ibu Hirata mengatakan, bahwa seni tari ini sudah menjadi bagian dari hidupnya. Oleh karena itu, walaupun sudah menikah dan mempunyai anak, Ibu Hirata tetap menjalankan kegiatan seni tari dengan senang hati. Bahkan dari seni tari inilah Ibu Hirata dapat memperoleh penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. 2) Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar Sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian adalah sekolah dasar negeri 3. Di sekolah dasar negeri 3 ini peneliti menemukan bahwa pembelajaran seni tari dilaksanakan hampir setiap hari, yaitu pada hari Selasa sampai dengan hari Sabtu. Sekolah dasar negeri 3 ini memang menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan terutama tentang seni tari. Pembelajaran seni tarinya pun masuk dalam mata pelajaran yang wajib diikuti oleh semua siswa sekolah dasar negeri 3 ini. a). Apakah siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari? Ibu Hirata mengatakan bahwa pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 3 ini begitu menyenangkan dan suasana yang meriah. Siswasiswa dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 selalu antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Walaupun belum waktunya mulai pembelajaran tetapi semua siswa yang akan mengikuti pembelajaran seni tari ini sudah
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berkumpul di pendopo sekolah dan beberapa siswa sering kali memanggil Ibu Hirata yang masih berada di kantor guru. b). Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa? Ibu Hirata mengajarkan beberapa jenis tari yang beragam. Setiap tingkatan kelas mempunyai jenis tarian yang berbeda. Gerak dasar dalam menari adalah yang Ibu Hirata ajarkan kepada siswa terlebih dahulu. Setiap kelas oleh Ibu Hirata dibagi menjadi beberapa kelompok, hal ini bertujuan supaya siswa dapat menari dengan baik dan benar dan Ibu Hirata dapat memberikan penilaian secara objektif. c). Bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari? Evaluasi yang diberikan oleh Ibu Hirata kepada siswa sekolah dasar negeri 3 ini adalah dengan melakukan pengamatan tentang bagaimana perkembangan siswa. Selain melakukan pengamatan kepada siswa, siswa juga diminta untuk menampilkan sebuah tarian yang sudah diajarkan oleh Ibu Hirata bersama dengan kelompoknya. d). Apa posisi guru seni tari di sekolah tersebut? Posisi dari Ibu Hirata ini adalah sebagai guru lepas atau guru honere di sekolah dasar negeri 3 ini.
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e). Bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar? Ibu Hirata mengatakan bahwa penghasilan yang diperolehnya dari sekolah dasar negeri 3 ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kurang lebih Rp.1.200.000,00 setiap bulannya bisa didapatkan oleh Ibu Hirata dengan mengajar di sekolah dasar negeri 3 ini. Selain mengajar di sekolah dasar negeri 3 ini, Ibu Hirata mempunyai penghasilan lain yaitu sebagai guru sanggar tari di daerah tempat tinggalnya. f). Apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar? Ibu Hirata menyatakan bahwa pembelajaran seni tari ini mampu memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap pembentukan karakter terhadap diri siswa terutama pada usia sekolah dasar. Di dalam pembelajaran seni tari terkandung banyak manfaat positif yang apabila tekun dalam berlatih dan belajar dapat memberikan pengaruh dalam diri. Hal yang selalu Ibu Hirata tanamkan pada siswa-siswanya dalam kegiatan pembelajaran seni tari ini adalah tekun dan disiplin dalam berlatih bersama, sabar dan toleransi antar teman satu kelompok serta saling belajar satu siswa dengan siswa lainnya. Pada awal pembelajaran seni tari di mulai hal ini memang terlihat sedikit sulit, namun perlahanlahan apa yang ingin ditanamkan oleh Ibu Hirata pada diri siswa ini mulai menampakkan hasil. Siswa yang awalnya sering marah-marahan
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan teman satu kelompoknya menjadi lebih sabar dalam bekerja sama dengan teman kelompoknya. Lebih sabar disini dalam artian bahwa intensitas siswa tersebut marah menjadi lebih berkurang dari sebelumnya. Dengan penuh sabar Ibu Hirata membimbing siswa sekolah dasar negeri 3 ini untuk mampu belajar seni tari dengan baik. g). Apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari? Ibu Hirata mengatakan bahwa pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar negeri 3 ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa sekolah dasar negeri 3 supaya siswa lebih mampu mengembangkan bakat dan minat siswa terutama dalam bidang seni tari. Selain itu, pihak sekolah juga meyakini bahwa pembelajaran seni tari mampu membentuk output siswa yang sesuai dengan visi dan misi sekolah dasar negeri 3. h).
Bagaimana
fasilitas
pendukung
yang
ada
terhadap
pembelajaran seni tari di sekolah dasar? Sekolah dasar negeri 3 ini memberikan fasilitas pendukung terhadap pembelajaran seni tari dengan menyediakan sebuah pendopo untuk kegiatan pembelajaran seni tari dan tape recorder sebagai alat pemutar musik. Sekolah dasar negeri 3 ini juga mempunyai satu set alat gamelan untuk kegiatan pembelajaran karawitan.
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Tanggapan Orang tua Terhadap Pembelajaran Seni Tari 1. Sekolah Dasar Swasta 2 a.
Informan I
1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar swasta 2 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Nurma . Ibu Nurma mempunyai dua orang anak yang keduanya bersekolah di sekolah dasar swasta 2. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Nurma ini selain sebagai ibu rumah tangga juga sering membuat pesanan kue atau jajanan pasar untuk dititipkan di kantin sekolah. Setiap kali Ibu Nurma mengantarkan kue atau jajanan pasar di kantin sekolah, Ibu Nurma selalu menyempatkan diri untuk melihat anaknya melaksanakan pembelajaran seni tari. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Nurma merupakan salah satu ibu yang sering berkumpul dan melihat anaknya melaksanakan pembelajaran seni tari. Ibu Nurma mengatakan bahwa dia senang dengan pembelajaran seni tari yang diadakan oleh sekolah. Ibu Nurma selalu memberikan semangat kepada anaknya dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Salah satu hal yang selalu dilakukan oleh Ibu Nurma adalah dengan selalu membawakan bekal makanan dan minuman untuk anaknya yang sedang dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Ibu Nurma selalu fokus melihat anaknya yang
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sedang mengikuti pembelajaran seni tari dan sesekali dibibirnya terlihat senyuman sambil memanggutkan kepalanya. b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan kedua dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar swasta 2 ini adalah seorang ibu yang mempunyai usaha budidaya ikan. Dia adalah Ibu Dahlia . Ibu Dahlia mempunyai seorang anak yang bersekolah di sekolah dasar swasta 2. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Dahlia ini adalah membudidayakan ikan seperti ikan lele, ikan gurameh, ikan mas, ikan nila, dll. Ibu Dahlia sesekali menyempatkan diri untuk melihat anaknya yang sedang melaksanakan pembelajaran seni tari. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Dahlia
adalah seorang ibu yang pada masa mudanya ingin
bercita-cita menjadi seorang penari. Tetapi, karena tidak diperbolehkan oleh orang tua dari Ibu Dahlia, maka Ibu Dahlia untuk tidak mewujudkan cita-citanya tersebut. Oleh karena itulah, Ibu Dahlia sangat senang dan mendukung dengan pembelajaran seni tari yang diadakan oleh sekolah. Ibu Dahlia selalu memberikan semangat kepada anaknya dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Salah satu hal yang selalu dilakukan oleh Ibu Dahlia adalah dengan selalu membawakan bekal makanan dan minuman untuk anaknya yang sedang dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Selain membawakan bekal makanan dan minuman, Ibu Dahlia juga
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengikut sertakan anaknya mengikuti sanggar tari di luar jam belajar sekolah. c.
Informan III
1) Latar Belakang Informan III Informan ketiga dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar swasta 2 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Cita . Ibu Cita mempunyai dua orang anak laki-laki. Anak pertama saat ini sedang menempuh pendidikan sekolah menengah pertama dan anak kedua yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar swasta 2. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Cita ini adalah membantu suami menjaga toko peralatan kendaraan bermotor sekaligus bengkel sepeda motor. Jika jam istirahat sekolah tiba, Ibu Cita selalu datang ke sekolah dengan membawa bekal makanan dan minuman untuk anaknya. Tak jarang Ibu Cita melihat dan menunggu anaknya yang sedang melaksanakan pembelajaran seni tari. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Cita merupakan salah satu orang tua siswa yang senang dan mendukung dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu
Cita
mengatakan
bahwa
aktivitas-aktivitas
bergerak
seperti
pembelajaran seni tari ini membuat anaknya menjadi lebih aktif bergerak. Selain memberikan dukungan kepada anaknya yaitu dengan cara membawakan bekal makanan dan minuman sebelum pembelajaran seni tari dimulai, Ibu Cita juga menjalin relasi yang baik dengan Ibu Aster ,
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
selaku guru seni tari di sekolah dasar swasta 2 ini. Hal ini dilakukan Ibu Cita dan orang tua siswa yang lain sebagai bentuk dukungan terhadap pembelajaran seni tari dilaksanakan di sekolah dasar swasta 2 ini dan sekaligus untuk mengetahui anak Ibu Cita dalam mengikuti dinamika pembelajaran seni tari di sekolah. d. Informan IV 1) Latar Belakang Informan IV Informan keempat dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar swasta 2 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Gita . Ibu Gita mempunyai dua orang anak. Anak pertama saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri dan anak kedua yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar swasta 2. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Gita ini adalah mengurus rumah, mengasuh anak-anaknya dan mendampingi suaminya. Sebenarnya Ibu Gita adalah seorang sarjana ekonomi yang dulu pernah bekerja di salah satu perusahaan. Namun, semenjak menikah, Ibu Gita diminta oleh suaminya untuk berhenti bekerja dan hanya fokus mengurus rumah serta anaknya. Ibu Gita selalu menunggu anaknya yang sekolah di sekolah dasar swasta 2 ini. Jika merasa bosan Ibu Gita berjalan-jalan sambil berbelanja atau hanya sekedar berbincang-bincang dengan orang tua siswa yang lain. Tak jarang Ibu Gita melihat dan menunggu anaknya yang sedang melaksanakan pembelajaran seni tari.
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) Tanggapan Orang tua Ibu Gita
merupakan salah satu orang tua siswa yang sangat
mendukung dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu Gita mengatakan bahwa pembelajaran seni tari ini membuat siswa bergerak aktif yang terarah dan sekaligus menumbuhkan keceriaan bagi siswa. Menunggui dan membawakan bekal makanan dan minuman sebelum pembelajaran seni tari dimulai adalah salah satu dukungan yang diberikan oleh Ibu Gita kepada anaknya. Selain itu Ibu Gita juga berencana akan memasukkan anaknya tersebut ke sebuah sanggar tari. Ibu Gita juga menjalin komunikasi dengan sesama orang tua murid dan Ibu Aster , selaku guru tari di sekolah dasar swasta 2 ini. e. Informan V 1) Latar Belakang Informan V Informan kelima dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar swasta 2 ini adalah seorang ibu yang mempunyai usaha peternakan ayam. Dia adalah Ibu Ajeng . Ibu Ajeng mempunyai seorang anak yang bersekolah di sekolah dasar swasta 2. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Ajeng ini adalah usaha dibidang peternakan ayam, diantaranya yaitu perkembangbiakan ayam petelur dan pedaging,
jual-beli
daging
ayam
dan
telur,
pembibitan
dan
perkembangbiakan ayam, dll. Usaha ini sebenarnya adalah usaha milik keluarga dari suami Ibu Ajeng. Disini Ibu Ajeng hanya membantu suaminya dalam menjalankan usaha keluarga ini. Jika waktu sedang
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
senggang, Ibu Ajeng sering kali berkumpul bersama dengan orang tua siswa sembari menunggu atau mengantarkan bekal untuk anaknya di sekolah. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Ajeng
adalah ibu yang mendukung sepenuhnya sekolah
mengadakan pembelajaran seni tari. Dukungan yang diberikan oleh Ibu Ajeng tentunya terhadap anaknya, Ibu Aster yaitu selaku guru seni tari di sekolah dasar swasta 2 ini dan kepada orang tua yang lainnya supaya selalu ikut mendukung pembelajaran seni tari ini. Ibu Ajeng juga mengikutkan anak semata wayangnya di sanggar tari. Hal ini dilakukan oleh Ibu Ajeng supaya anaknya dapat mengembangkan talentanya lebih maksimal lagi. 2. Sekolah Dasar Swasta 3 a.
Informan I
1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar swasta 3 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Ceria . Ibu Ceria mempunyai dua orang anak. Anak pertama saat ini sedang menempuh pendidikan di sekolah menengah atas dan anak kedua yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar swasta 3. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Ceria ini adalah mengurus rumah, mengasuh anak-anaknya dan membuat kue kering bila ada pesanan. Ibu Ceria selalu menyempatkan diri untuk sekedar memberikan
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bekal makan siang atau sekedar menunggu anaknya yang sekolah di sekolah dasar swasta 3 ini. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Ceria
merupakan salah satu orang tua siswa yang sangat
mendukung dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu Ceria berharap bahwa pembelajaran seni tari ini akan tetap terus diadakan. Ibu Ceria juga terkadang melihat bagaimana anaknya mengikuti proses pembelajaran seni tari yang diajarkan oleh Ibu Sophie . Anaknya mampu mengembangkan bakat dan minatnya yaitu dalam hal senii tari membuat Ibu Ceria semakin bangga. Karena hal inilah Ibu Ceria bersama dengan beberapa orang tua siswa yang lainnya berencana mengikutkan anaknya dalam sebuah sanggar tari. b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan kedua dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar swasta 3 ini adalah seorang ibu yang berprofesi sebagai penjahit. Dia adalah Ibu Ida . Ibu Ida mempunyai dua anak yang bersekolah di sekolah dasar swasta 3. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Ida ini adalah membuka jasa menjahit. Ibu Ida sudah memiliki beberapa karyawan untuk membantumnya dalam mengembangkan usaha jahitnya. Ibu Ida sesekali menyempatkan diri untuk membawakan bekal makanan atau sekedar menunggu anaknya sambil berkumpul bersama orang tua siswa yang lainnya.
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) Tanggapan Orang tua Ibu Ida sangat senang dan bangga melihat anaknya dapat menari. Menurut Ibu Ida, pembelajaran yang berhubungan dengan keterampilan, seperti pembelajaran seni tari ini membuat tubuh dan hidup anaknya menjadi seimbang. Tidak hanya belajar tentang ilmu eksakta saja, namun juga belajar keterampilan yang lainnya. Oleh karena itu, Ibu Ida ingin terus mendorong anaknya untuk dapat belajar seni tari. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan kepadanya anaknya dengan selalu memberikan perhatian kepadanya anaknya, apa yang dibutuhkan sebelum atau pada saat pembelajaran seni tari dan mengikutsertakan anaknya dalam sebuah sanggar tari. c. Informan III 1) Latar Belakang Informan III Informan ketiga dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar swasta 3 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Happy . Ibu Happy mempunyai dua orang anak. Anak pertama adalah seorang laki-laki yang saat ini sedang menempuh pendidikan sekolah menengah pertama dan anak kedua adalah seorang perempuan yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar swasta 3. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Happy ini adalah mempunyai usaha salon kecantikan di dekat sekolah dasar swasta 3. Jika jam istirahat sekolah tiba, Ibu Happy selalu datang ke sekolah dengan membawa bekal makanan dan minuman untuk anak perempuannya. Tak jarang Ibu Happy melihat
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan
menunggu
anak
perempuannya
yang
sedang
melaksanakan
pembelajaran seni tari bersama dengan orang tua siswa yang lain. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Happy merupakan salah satu orang tua siswa yang mendukung dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu Happy mengatakan bahwa anaknya sangat menyukai pembelajaran seni tari ini. Sejak pertama kali melihat seni tari di tayangan televisi anak-anak, anak perempuannya ini langsung berkeinginan mengikuti sanggar tari. Ibu Happy bersyukur karena pihak sekolah dapat menampung dan mengembangkan talenta siswa-siswanya dalam sebuah pembelajaran seni tari yang santai dan menyenangkan. d.
Informan IV
1) Latar Belakang Informan IV Informan keempat dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar swasta 3 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Sukma . Ibu Sukma mempunyai dua orang anak. Anak pertama saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta dan anak kedua yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar swasta 3. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Sukma ini adalah mengurus rumah, mengasuh anak-anaknya dan mendampingi suaminya. Ibu Sukma selalu menyempatkan diri untuk membawakan bekal makanan dan minuman untuk anaknya yang sekolah di sekolah dasar
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
swasta 3 ini. Tak jarang Ibu Sukma melihat dan menunggu anaknya yang sedang melaksanakan pembelajaran seni tari. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Sukma
merupakan salah satu orang tua siswa yang sangat
mendukung dan senang dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu Sukma mengatakan bahwa pembelajaran seni tari ini membuat anaknya sekarang jadi lebih bergerak aktif. Ibu Sukma melihat perbedaan pada diri anaknya sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran seni tari. Ibu Sukma mengatakan bahwa anaknya saat ini lebih senang bergerak daripada berdiam diri dan lebih percaya diri. Berbeda dengan sebelum mengikuti pembelajaran seni tari, yang lebih pendiam. Anaknya saat ini juga berkeinginan mengikuti sanggar seni tari bersama-sama dengan teman yang lainnya. e.
Informan V
1) Latar Belakang Informan V Informan kelima dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar swasta 3 ini adalah seorang ibu yang mempunyai usaha katering makanan. Dia adalah Ibu Dyah . Ibu Dyah mempunyai dua orang anak kembar yang bersekolah di sekolah dasar swasta 3. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Dyah ini adalah usaha dibidang katering makanan. Dalam menjalankan usahanya ini Ibu Dyah dibantu oleh beberapa tetangga dan karyawannya. Jika waktu sedang senggang, Ibu Dyah sering kali berkumpul bersama dengan orang tua
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
siswa sembari menunggu atau mengantarkan bekal untuk anaknya di sekolah. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Dyah
adalah ibu yang mendukung sepenuhnya sekolah
mengadakan pembelajaran seni tari. Dukungan yang diberikan oleh Ibu Dyah tentunya terhadap kedua anak kembarnya, Ibu Sophie yaitu selaku guru seni tari di sekolah dasar swasta 3 ini dan kepada orang tua yang lainnya supaya selalu ikut mendukung pembelajaran seni tari ini. Ibu Dyah juga berencana mengikutkan kedua anak kembarnya di sanggar tari. Hal ini dilakukan oleh Ibu Dyah supaya anaknya dapat mengembangkan talentanya lebih maksimal lagi. 3. Sekolah Dasar Negeri 1 a.
Informan I
1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 2 ini adalah seorang ibu bernama Ibu Tera . Ibu Tera mempunyai seorang anak yang bersekolah di sekolah dasar negeri 2 ini. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Tera ini adalah menjadi guru seni musik. Guru seni musik privat dan guru seni musik yang mengajar di lembaga pada saat sore hari. Ibu Tera selalu menyempatkan diri untuk sekedar memberikan bekal makan siang atau menjemput anaknya yang bersekolah di sekolah dasar negeri 2 ini.
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) Tanggapan Orang tua Ibu Tera merupakan salah satu orang tua siswa yang mendukung dan merasa sangat bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu Tera berharap bahwa pembelajaran seni tari ini akan tetap terus diadakan. Ibu Tera tidak pernah memaksakan anaknya harus belajar atau mengembangkan bakatnya dibidang seni musik seperti Ibu Tera. Memberi kebebasan dan mendukung dengan sepenuh hati bakat dan minat anaknya adalah tugas yang harus dilakukan oleh Ibu Tera. Jadi, pembelajaran seni tari yang diadakan oleh pihak sekolah ini membuat Ibu Tera sangat senang karena dapat menampung bakat dan minat anaknya. Di sekolah dasar negeri 2 ini, Ibu Tera bersama dengan orang tua siswa lainnya juga membentuk suatu paguyuban orang tua siswa yang berfungsi sebagai pendukung atau memberikan masukan tentang pembelajaran dan menjalin komunikasi yang baik antara pihak orang tua dan pihak sekolah. Hal ini dimaksudkan supaya tumbuh kembang siswa dapat dilakukan secara optimal. b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan kedua dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 2 ini adalah seorang bapak yang bekerja sebagai petani dan mempunyai tambak ikan. Dia adalah Pak Jaya . Pak Jaya mempunyai seorang anak yang bersekolah di sekolah dasar negeri 2. Kegiatan sehari-hari dari Pak Jaya ini adalah bertani dan
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
budidaya ikan air tawar di kolam yang terletak disebelah sawah Pak Jaya. Pak Jaya mempunyai seorang istri yang selalu setia mendampingi dan membantu pekerjaan Pak Jaya sehari-hari. 2) Tanggapan Orang tua Pak Jaya sangat senang dan bangga melihat anaknya dapat menari. Pak Jaya berharap bahwa pembelajaran seni tari ini dapat membentuk pribadi dan fisik dalam diri anaknya. Walaupun Pak Jaya seorang petani dan petambak ikan, Pak Jaya tetap menginginkan anaknya untuk dapat meraih masa depan yang lebih baik lagi, tidak seperti Pak Jaya. Melalui pembelajaran seni tari ini Pak Jaya berharap anaknya dapat membuat prestasi baru di sekolah dasar negeri 2 ini. Pak Jaya selalu mendukung anaknya tersebut dalam meraih cita-citanya. Setiap hari Pak Jayalah yang mengantar-jemput anaknya tersebut dengan sepeda kuno model lamanya. Menjadi anak yang berprestasi itulah yang diinginkan Pak Jaya pada anaknya. c. Informan III 1) Latar Belakang Informan III Informan ketiga dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 2 ini adalah seorang bapak bernama Pak Juna . Pak Juna mempunyai dua orang anak. Anak pertama adalah seorang laki-laki yang saat ini sedang menempuh pendidikan sekolah menengah pertama dan anak kedua adalah seorang perempuan yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar negeri 2.
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kegiatan sehari-hari dari Pak Juna adalah menggarap sawah dan kebun pisang. Pak Juna juga mempunyai istri yang bekerja dengan membuat jajan pasar dan selalu menjualnya di pasar pada pagi hari. 2) Tanggapan Orang tua Pak Juna
adalah orang tua siswa yang mendukung dan bangga
dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Pak Juna mengatakan bahwa anaknya sangat menyukai pembelajaran seni tari ini. Sejak awal masuk sekolah dasar, anak perempuannya ini langsung berkeinginan mengikuti pembelajaran seni tari. Pak Juna bersyukur dengan segala
keterbatasannya
pihak
sekolah
dapat
menampung
dan
mengembangkan talenta siswa-siswanya dalam sebuah pembelajaran seni tari yang santai dan menyenangkan. d. Informan IV 1) Latar Belakang Informan IV Informan keempat dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 2 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Sera . Ibu Sera mempunyai dua orang anak. Anak pertama saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu sekolah menengah pertama dan anak kedua yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar negeri 2. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Sera ini adalah mengurus rumah, mengasuh anak-anaknya dan memunyai usaha sebuah toko kelontong. Ibu Sera mengatakan bahwa orang tua dari Ibu Sera lah yang mempunyai kegemaran dalam kesenian. Ayah dari Ibu Sera adalah
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
seorang pemangat ukir kayu dan hal ini menurun pada kedua anaknya sekarang. Walaupun kedua anaknya untuk saat ini belum tertarik dengan kesenian seni ukir kayu. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Sera adalah orang tua siswa yang sangat mendukung dan senang dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Awalnya, anak kedua dari Ibu Sera ini mengikuti jejak kakaknya yang menekuni seni gambar atau seni lukis, namun beberapa tahun terakhir ini ibu Sera melihat adanya perubahan pada diri anak kedunya tersebut. Semenjak anaknya memperoleh pembelajaran seni tari, anaknya menjadi lebih mengerti tentang make up dan pakaian. Anaknya juga semakin percaya diri dan lebih mampu bergaul dengan teman-temannya. Saat ini Ibu Sera sedang berencana untuk memasukkan anak keduanya terseubt ke dalam sebuah sanggar seni tari. Ibu Sera mengatakan bahwa pembelajaran seni tari ini membawa banyak hal positif dalam diri anaknya, karakternya, penampilan, cara bersosialisasi, cara kerjasama, dll. e.
Informan V
1) Latar Belakang Informan V Informan kelima dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 2 ini adalah seorang bapak yang mempunyai usaha perikanan. Dia adalah Pak Puja . Pak Puja ini adalah teman akrab dari Ibu Seran dan suami Ibu Sera. Kebetulan juga anak mereka adalah teman satu kelas.
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pak Puja mempunyai tiga orang anak. Anak pertama saat ini sudah duduk dibangku perkuliahan, anak kedua saat ini sedang menempuh pendidikan di sekolah menengah pertama dan anak yang terakhir yaitu anak ketiga yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar negeri 2. Kegiatan sehari-hari dari Pak Puja ini adalah usaha perkembangbiakan ikan air tawar dan mempunyai sebuah tambak ikan. Pak Puja ini menjalin kerjasama dengan berbagai orang tua siswa lainnya dibidang perikanan untuk usaha yang lebih maju lagi. Salah satu rekan atau mitra bisnis dari Pak Puja ini adalah Ibu Sera dengan suaminya. 2) Tanggapan Orang tua Pak Puja
adalah bapak yang mendukung dengan sekolah
mengadakan pembelajaran seni tari. Dukungan yang diberikan oleh Pak Puja tentunya terhadap anaknya, pihak sekolah dan kepada orang tua yang lainnya supaya selalu ikut mendukung pembelajaran seni tari ini. Bersama dengan Ibu Tera dan orang tua siswa lainnya, Pak Puja juga membentuk paguyuban orang tua siswa yang berfungsi sebagai pendukung atau memberikan masukan tentang pembelajaran dan menjalin komunikasi yang baik antara pihak orang tua dan pihak sekolah. Hal ini dimaksudkan supaya tumbuh kembang siswa dapat dilakukan secara optimal.
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Sekolah Dasar Negeri 2 a.
Informan I
1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 1 ini adalah seorang ibu bernama Ibu Angel . Ibu Angel mempunyai dua orang anak. Anak pertama saat ini sedang menempuh pendidikan di sekolah menengah atas dan anak kedua yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar negeri 1. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Angel ini adalah menjadi guru seni musik. Guru seni musik privat dan guru seni musik yang mengajar di lembaga pada saat sore hari. Ibu Angel selalu menyempatkan diri untuk sekedar memberikan bekal makan siang atau menunggu anaknya yang sekolah di sekolah dasar negeri 1 ini. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Angel merupakan salah satu orang tua siswa yang mendukung dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu Angel berharap bahwa pembelajaran seni tari ini akan tetap terus diadakan. Disini Ibu Angel hanya sedikit heran, ternyata seni tari lebih menarik dan menjadi sangat istimewa dimata kedua anaknya dibandingkan dengan seni musik. Anak pertama Ibu Angel juga menekuni pembelajaran seni tari disebuah sanggar tari. Ternyata, anak kedua dari Ibu Angel ini juga lebih tertarik dengan seni tari dan ditambah lagi di sekolah dasar
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
negeri 1 ini terdapat pembelajaran seni tari. Ibu Angel tidak pernah memaksakan kedua anaknya harus belajar atau mengembangkan bakatnya dibidang seni musik. Membebaskan dan mendukung dengan sepenuh hati bakat dan minat kedua anaknya adalah tugas yang harus dilakukan oleh Ibu Angel. Jadi, pembelajaran seni tari yang diadakan oleh pihak sekolah ini membuat Ibu Angel sangat senang karena dapat menampung bakat dan minat anaknya. b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan kedua dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 1 ini adalah seorang ibu yang mempunyai usaha toko kue dan kelontong. Dia adalah Ibu Elisa . Ibu Elisa mempunyai dua anak yang bersekolah di sekolah dasar negeri 1. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Elisa ini adalah membuat kue dan usaha toko. Ibu Elisa sudah memiliki beberapa karyawan untuk membantumnya dalam mengembangkan usaha toko kue dan kelontongnya. Ibu Elisa selalu menyempatkan diri untuk membawakan bekal makanan kepada anaknya atau menjemputnya anaknya saat pulang sekolah tiba. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Elisa sangat senang dan bangga melihat anaknya dapat menari. Menurut Ibu Elisa, pembelajaran seni tari ini berkontribusi dalam membentuk pribadi dan fisik dalam diri anaknya. Hal yang membuat Ibu Elisa kaget adalah ketika anaknya ini meminta untuk masuk dalam sebuah
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sanggar tari. Padahal, sebelumnya anak dari Ibu Elisa ini enggan apabila diminta Ibu Elisa untuk mengikuti les-les atau privat hal-hal tertentu. Sekarang anak dari Ibu Elisa ini mengikuti sebuah sanggar tari bersama dengan teman-temannya. Anaknya tumbuh semakin ceria dan semakin percaya diri. c. Informan III 1) Latar Belakang Informan III Informan ketiga dari tanggapan pihak orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 1 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Bunga . Ibu Bunga mempunyai dua orang anak. Kedua anak dari Ibu Bunga ini adalah anak laki-laki. Anak pertama yang saat ini sedang menempuh pendidikan sekolah menengah atas dan anak kedua yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar negeri 1. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Bunga ini adalah mempunyai usaha salon kecantikan dan pijat spa wanita. Ibu Bunga selalu memberikan uang bulanan kepada ibu kantin sekolah untuk membuatkan bekal makanan yang pada setiap jam istirahat akan diambil oleh anak Ibu Bunga. Ini dilakukan oleh Ibu Bunga supaya anaknya tetap terjaga asupan energinya dan tidak sembarang jajan makanan yang ada. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Bunga merupakan salah satu orang tua siswa yang mendukung dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu Bunga mengatakan bahwa anaknya sangat menyukai kegiatan
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran seni tari ini. Ternyata suami dari Ibu Bunga ini adalah seorang pelukis, tidak heran apabila darah seni mendarah daging dalam diri anaknya. Walaupun saat ini baik Ibu Bunga maupun anaknya belum terpikirkan untuk masuk dalam sebuah sanggar, Ibu Bunga merasa sangat bahagia karena pihak sekolah dapat menampung dan mengembangkan talenta siswa-siswanya dalam sebuah pembelajaran seni tari yang santai dan menyenangkan. d. Informan IV 1) Latar Belakang Informan IV Informan keempat dari tanggapan pihak orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 1 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Kasih . Ibu Kasih mempunyai dua orang anak. Anak pertama saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri dan anak kedua yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar negeri 1. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Kasih ini adalah mengurus rumah, mengasuh anak-anaknya dan mendampingi suaminya. Ibu Kasih ini ternyata pada masa mudanya juga mempunyai kegemeran dibidang seni tari. Ibu Kasih juga sempat mengikuti sebuah sanggar tari pada masa SMA. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Kasih
merupakan salah satu orang tua siswa yang sangat
mendukung dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu Kasih dulunya sering memaksa anaknya untuk
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengikuti sanggar seni tari, namun anaknya selalu menolak tawaran Ibu Kasih umtuk masuk dalam sebuah sanggar seni tari. Semenjak anaknya menempuh pendidikan di sekolah dasar negeri 1 ini, Ibu Kasih mulai melihat perbedaan pada anaknya. Salah satunya adalah dengan berbicara kepada Ibu Kasih bahwa anaknya tersebut mau masuk sanggar seni tari atas keinginannya sendiri. Ibu Kasih mengatakan bahwa pembelajaran seni tari ini membawa dampak positif dalam diri anaknya, karakternya juga berubah, dahulu yang terlihat cuek sekarang menjadi lebih lembut dan peduli dengan lingkungan serta teman-temannya. e. Informan V 1) Latar Belakang Informan V Informan kelima dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 1 ini adalah seorang ibu yang mempunyai usaha toko onderdil motor. Dia adalah Ibu Pitaloka . Ibu Pitaloka mempunyai dua orang anak kembar yang bersekolah di sekolah dasar negeri 1 dan seorang anak laki-laki yang saat ini sedang menempuh pendidikan di jenjang sekolah menengah atas. Kegiatan seharihari dari Ibu Pitaloka ini adalah membantu suaminya dalam usaha onderdil kendaraan bermotor. Selain sebagai pengusaha suami dari Ibu Pitaloka juga seorang pembalap motor cross nasional. Tidak heran jika ketiga anak dari Ibu Pitaloka sangat tertarik dengan kegiatan balap motor. Dalam menjalankan
usahanya
ini
Ibu
karyawannya.
117
Pitaloka
dibantu
oleh
beberapa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) Tanggapan Orang tua Ibu Pitaloka
adalah ibu yang mendukung dan senang dengan
sekolah mengadakan pembelajaran seni tari. Dukungan yang diberikan oleh Ibu Pitaloka tentunya terhadap kedua anak kembarnya, pihak sekolah dan kepada orang tua yang lainnya supaya selalu ikut mendukung pembelajaran seni tari ini. Ibu Pitaloka juga berencana mengikutkan kedua anak kembarnya di salah satu sanggar tari. Hal ini dilakukan oleh Ibu Pitaloka supaya anaknya dapat mengembangkan kegiatan positif yang dapat mendukung perkembangannya. 5. Sekolah Dasar Negeri 3 a.
Informan I
1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 3 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Tata . Ibu Tata mempunyai dua orang anak. Anak pertama saat ini sedang menempuh pendidikan di sekolah menengah atas dan anak kedua yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar negeri 3. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Tata ini adalah sebagai guru agama Katolik di sekolah-sekolah dasar yang terdapat di daerah tersebut. Ibu Tata selalu menyempatkan diri untuk sekedar memberikan bekal makan siang atau menjemput anaknya yang sekolah di sekolah dasar negeri 3 ini.
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) Tanggapan Orang tua Ibu Tata
merupakan salah satu orang tua siswa yang sangat
mendukung dan merasa sangat bahagia dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu Tata berharap bahwa pembelajaran seni tari ini akan tetap terus diadakan terkhususnya di sekolah dasar negeri 3 ini. Ibu Tata juga terkadang melihat bagaimana anaknya mengikuti proses pembelajaran seni tari yang diajarkan oleh Ibu Hirata . Anaknya mampu mengembangkan bakat dan minatnya yaitu dalam hal seni tari membuat Ibu Tata semakin bangga. Karena hal inilah Ibu Tata berencana mengikutkan anaknya dalam sebuah sanggar tari. b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan kedua dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 3 ini adalah seorang ibu yang berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak. Dia adalah Ibu Intan . Ibu Intan mempunyai seorang anak yang bersekolah di sekolah dasar negeri 3. Ibu Intan ini adalah teman masa kecil dari Ibu Hirata yang sekaligus sebagai guru seni tari anaknya di sekolah dasar negeri 3 ini. Ibu Intan sesekali menyempatkan diri untuk membawakan bekal makanan atau menjemput anaknya sambil berkumpul bersama orang tua siswa yang lainnya.
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) Tanggapan Orang tua Ibu Intan sangat senang dan bangga melihat anaknya dapat menari bersama dengan teman-temannya ditambah lagi guru seni tari di sekolah tersebut adalah Ibu Hirata yang dulu adalah teman masa kecil Ibu Intan. Menurut Ibu Intan, pembelajaran seni tari ini membuat tubuh anaknya menjadi lebih bugar. Dulu anaknya sering mengeluh dengan berbagai permasalahan di sekolahnya. Misalnya, ketika terdapat banyak tugas atau PR dari guru. Anak Ibu Intan sering sekali mengeluh. Pernah juga anaknya ini mengeluh tentang hubungannya dengan teman-teman di sekolah. Sering sekali Ibu Intan ini mendapatkan keluhan negatif dari anaknya sepulang sekolah. Namun, beberapa bulan ini keluhan-keluhan dari anaknya ini perlahan berubah menjadi cerita yang dipenuhi dengan semangat dan antusias di sekolah. Hal ini tidaklah terjadi secara instan, melainkan melalui proses pembelajaran. Pembelajaran seni tari adalah kegiatan pembelajaran yang paling digemari oleh anak Ibu Intan. Oleh karena itu, Ibu Intan ingin terus mendorong anaknya untuk dapat belajar seni tari. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan kepadanya anaknya dengan selalu memberikan perhatian kepadanya anaknya, apa yang dibutuhkan sebelum atau pada saat pembelajaran seni tari dan mengikutsertakan anaknya dalam sebuah sanggar tari.
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Informan III 1) Latar Belakang Informan III Informan ketiga dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 3 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Kristin . Ibu Kristin mempunyai dua orang anak laki-laki. Anak pertama saat ini sedang menempuh pendidikan sekolah menengah pertama dan anak kedua yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar negeri 3. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Kristin ini adalah mengurus rumah tangga, mendampingi suami dan pembuat bingkisan parcel pada hari raya tertentu. Jika jam istirahat sekolah tiba, Ibu Kristin selalu datang ke sekolah dengan membawa bekal makanan dan minuman untuk anaknya. Tak jarang Ibu Kristin melihat dan menunggu anaknya yang sedang melaksanakan pembelajaran seni tari. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Kristin
adalah orang tua siswa yang senang dan mendukung
dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu Kristin mengatakan bahwa pembelajaran seni tari ini membuat anaknya menjadi lebih aktif bergerak. Walaupun anaknya seorang laki-laki, namun Ibu Kristin tidak pernah memberikan larangan kepada anaknya untuk belajar seni tari. Pendapatkan peran seorang ksatria atau monster raksasa adalah yang terkadang diperankan oleh anak Ibu Kristin, dan Ibu Kristin merasa bangga dengan anaknya tersebut.
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selain memberikan dukungan kepada anaknya yaitu dengan cara membawakan bekal makanan dan minuman sebelum pembelajaran seni tari dimulai, Ibu Kristin juga menjalin relasi yang baik dengan Ibu Hirata , selaku guru seni tari di sekolah dasar negeri 3 ini. Hal ini dilakukan Ibu Kristin dan orang tua siswa yang lain sebagai bentuk dukungan terhadap pembelajaran seni tari yang telah dilaksanakan di sekolah dasar negeri 3 ini dan sekaligus untuk mengetahui perkembangan anak Ibu Kristin dalam mengikuti dinamika pembelajaran seni tari di sekolah. d. Informan IV 1) Latar Belakang Informan IV Informan keempat dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 3 ini adalah seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Imah . Ibu Imah mempunyai dua orang anak. Anak pertama saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas negeri dan anak kedua yang saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar negeri 3. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Imah ini adalah mengurus rumah, mengasuh anak-anaknya dan mendampingi suaminya. Sebenarnya Ibu Imah adalah seorang sarjana sastra Indonesia yang dulu pernah bekerja di salah satu percetakan buku. Namun, semenjak menikah, Ibu Imah diminta oleh suaminya untuk berhenti bekerja dan hanya fokus mengurus rumah serta anak-anaknya.
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) Tanggapan Orang tua Ibu Imah
adalah orang tua siswa yang
mendukung dan bangga
dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Ibu Imah mengatakan bahwa pembelajaran seni tari ini membuat anaknya bergerak aktif. Selain bergerak anak juga diajarkan menghitung irama dan menghafal setiap gerak dalam seni tari. Hal inilah yang mendasari Ibu Imah untuk selalu mendukung pembelajaran seni tari ini. Menunggui dan membawakan bekal makanan dan minuman sebelum pembelajaran seni tari dimulai adalah salah satu dukungan yang diberikan oleh Ibu Imah kepada anaknya. Selain itu Ibu Imah juga berencana akan memasukkan anaknya tersebut ke sebuah sanggar tari. Ibu Imah juga menjalin komunikasi dengan sesama orang tua murid dan Ibu Hirata , selaku guru tari di sekolah dasar negeri 3 ini. e.
Informan V
1) Latar Belakang Informan V Informan kelima dari tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar untuk sekolah dasar negeri 3 ini adalah seorang ibu yang mempunyai salon kecantikan. Dia adalah Ibu Ambar . Ibu Ambar mempunyai seorang anak yang bersekolah di sekolah dasar negeri 3. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Ambar ini adalah usaha salon kecantikan. Dalam menjalankan usahanya ini, Ibu Ambar dibantu oleh beberapa karyawannya. Jika waktu sedang senggang, Ibu Ambar sering kali
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berkumpul bersama dengan orang tua siswa sembari menunggu atau mengantarkan bekal untuk anaknya di sekolah. 2) Tanggapan Orang tua Ibu Ambar adalah ibu yang mendukung sepenuhnya sekolah yang mengadakan pembelajaran seni tari. Dukungan yang diberikan oleh Ibu Ambar tentunya terhadap anaknya, Ibu Hirata yaitu selaku guru seni tari di sekolah dasar negeri 3 ini dan kepada orang tua yang lainnya supaya selalu ikut mendukung pembelajaran seni tari ini. Ibu Ambar juga mengikutkan anak semata wayangnya di sanggar tari. Hal ini dilakukan oleh Ibu Ambar supaya anaknya dapat mengembangkan talentanya lebih maksimal lagi. 5. Tanggapan Staf Sekolah Terhadap Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar 1. Sekolah Dasar Swasta 1 a. Informan I 1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh pihak sekolah adalah Bapak Wandi . Pak Wandi ini adalah seorang wali kelas Va dan sudah mengejar di sekolah dasar swasta 1 ini selama lima tahun. Pak Wandi mempunyai seorang istri bernama Ibu Mawar dan dua orang anak. Anak pertama saat ini sedang menempuh ujian akhir di salah satu universitas swasta dan anak kedua yang saat ini sedang duduk
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dibangku sekolah menengah atas. Selain sebagai seorang guru kelas, Pak Wandi juga mempunyai usaha pengembangbiakan ikan lele dan ikan gurame dirumahnya. 2) Tanggapan Staf Sekolah Pak Wandi adalah guru yang mendukung dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Pembelajaran seni tari ini membuat siswa bergerak aktif sekaligus belajar banyak hal. Diantaranya adalah siswa belajar untuk memahami sebuah gerakan dan kemudian menghafalkannya. Selain memahami dan mengahafalkan, siswa juga diajarkan untuk mampu bekerjasama dengan siswa lainnya untuk dapat selalu kompak dan membentuk suatu gerak tari atau sebuah tarian yang indah. Kedisiplinan dan pemahaman tentang ilmu Matematika yang diterapkan dalam hitungan gerak tari atau biasa disebut dengan menghitung tempo cepat lambat suatu gerak badan. Banyak sekali manfaat dari pembelajaran seni tari ini, namun sangat disayangkan bahwa guru yang mengajar di sekolah dasar swasta 1 ini sudah mengundurkan diri dan sekarang belum ada pengganti guru seni yang baru. b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan kedua dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh staf sekolah adalah Ibu Lina . Ibu Lina ini adalah seorang wali kelas Ia dan sudah mengajar di sekolah
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dasar swasta 1 ini selama tujuh tahun. Ibu Lina mempunyai seorang suami bernama Bapak Arif dan tiga orang anak yang sudah dewasa. Anak pertama dari Ibu Lina dan Bapak Arif ini sudah menikah, anak kedua sudah lulus perkulihan di salah satu universitas negeri dan yang terakhir, yaitu anak ketiga yang saat ini sedang menempuh pendidikan di universitas swasta. Selain sebagai seorang guru kelas, Ibu Lina juga membuka layanan bimbingan untuk siswa sekolah dasar di lingkungan rumahnya atau menjadi guru privat. 2) Tanggapan Staf Sekolah Ibu Lina adalah guru yang berteman dekat Ibu Poppy selaku guru pembelajaran seni tari di sekolah dasar swasta 1 ini. Ibu Lina sangat mendukung dan senang dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Senada dengan yang dikemukakan oleh Pak Wandi , bahwa pembelajaran seni tari ini membuat siswa bergerak aktif sekaligus belajar banyak hal. Selain membuat
siswa dapat
bergerak aktif, siswa juga
mendapatkan pembelajaran yang ceria dan menyenangkan. Pembelajaran seni tari bukan hanya terlihat dari ranah psikomotorik, kognitif dan afektif siswa saja, melainkan apabila terus dilatih dan dikembangkan akan berpengaruh juga pada karakter siswa. Ibu Lina menceritakan, dulu Ibu Lina mempunyai seorang siswi bernama Sekar . Sekar ini termasuk siswa yang pendiam dan cenderung murung di kelas. Hal inilah yang terkadang memicu teman-teman satu kelasnya itu mencibirnya. Beberapa
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kali orang tua Sekar datang kepada Ibu Lina untuk meminta saran apa yang harus dilakukan. Berbagai cara sudah Ibu Lina lakukan namun hasilnya tetap nihil sampai suatu saat Ibu Lina melihat pembelajaran seni tari yang dilaksanakan oleh Ibu Poppy . Ibu Lina bekerja sama dengan Ibu Poppy untuk dapat membuat Sekar mau bergaul. Beberapa lama Ibu Lina dan Ibu Poppy melakukan bimbingan dan pendekatan kepada Sekar dengan menggunakan pembelajaran seni tari. Ibu Lina juga juga menyarankan kepada kedua orang tau Sekar untuk mengikutkan sertakan Sekar dalam sebuah sanggar tari. Hasilnya memang tidak terlihat secara instan. Namun, setelah beberapa bulan, Sekar menjadi pribadi yang jauh lebih ceria, percaya diri maju di depan kelas, bahkan dalam beberapa kesempatan saat pembelajaran seni tari sedang berlangsung, Sekar selalu mendapatkan bagian berdiri disamping Ibu Poppy untuk memberikan contoh kepada teman-temannya. Hal inilah yang membuat Ibu Lina percaya pembelajaran seni tari bukan hanya sebagai sebuah pembelajaran biasa. 2. Sekolah Dasar Swasta 2 a. Informan I 1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh staf sekolah adalah Ibu Arum . Ibu Arum ini adalah seorang wali kelas IVb dan sudah mengajar di sekolah dasar swasta 2 ini selama enam tahun. Ibu Arum mempunyai
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
seorang suami bernama Bapak Gunawan dan tiga orang anak. Anak pertama dari Ibu Arum dan Bapak Gunawan ini sudah lulus perkulihan di salah satu universitas negeri, anak kedua yang saat ini sedang menempuh pendidikan di jenjang sekolah menengah pertama dan yang terakhir, yaitu anak ketiga yang saat ini masih duduk dibangku sekolah dasar. Selain sebagai seorang guru kelas, Ibu Arum juga membuka layanan bimbingan untuk siswa sekolah dasar di lingkungan rumahnya atau menjadi guru privat dan mempunyai sebuah peternakan ayam. Bersama Pak Gunawan, Ibu Arum membuka usaha pengembangbiakan ayam pedaging sejak tiga tahun yang lalu. Usaha ini sebenarnya adalah milik Alm. Ayah Ibu Arum, Ibu Arum hanya mengemban amanah saja dari Alm. Ayahnya tersebut. 2) Tanggapan Staf Sekolah Ibu Arum
adalah guru yang mendukung dan bangga dengan
diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Bukan hanya Ibu Arum yang senang dan bangga dengan pembelajaran seni tari ini, namun anak dari Ibu Arum yang bersekolah di sekolah dasar swasta 2 ini juga senang dapat belajar seni tari. Pembelajaran seni tari ini mengajarkan siswa belajar banyak hal. Selain tentang gerak dan tarian, pembelajaran seni tari juga mengajarkan siswa tentang kebudayaan. Indonesia yang kaya akan budaya, suka dan ras membuat Ibu Arum merasa bangga anaknya mampu belajar budaya dari hal yang sederhana di sekolah dasar yaitu mengikuti dan mencintai pembelajaran seni tari. Impian yang
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mungkin masih jauh diangan, namun Ibu Arum berharap anaknya mampu mengembangkan bakat dan minatnya dalam seni tari. Hal inilah yang terus mendorong Ibu Arum untuk tetap membuat pembelajaran seni tari diadakan di sekolah dasar ini. b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan kedua dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh pihak sekolah adalah Ibu Maria . Ibu Maria ini adalah kepala sekolah di sekolah dasar swasta 2 ini. Ibu Maria ini mempunyai tiga orang anak yang semuanya sudah dewasa. Anak pertama dan kedua sudah menikah, serta anak yang terakhir yaitu anak ketiga yang saat ini sedang menempuh tugas akhir semester di salah satu universitas swasta. Kegiatan sehari-hari dari Ibu Maria ini adalah sebagai aktivis di lingkungan masyarakat dan di lingkungan keagamaan. 2) Tanggapan Staf Sekolah Ibu Maria adalah kepala sekolah yang mendukung dan bangga dengan
diadakannya
pembelajaran
seni
tari
di
sekolah
dasar.
Pembelajaran seni tari ini harus dikembangkan karena menimbulkan dampak yang positif dalam diri dan pribadi siswa. Beberapa pementasan kesenian tari tingkat sekolah dasar juga diikuti oleh para siswa sekolah dasar negeri swasta 2 ini. Banyak tanggapan dari orang tua siswa yang senang dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari ini. Hal ini juga sesuai
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013. Walaupun terdapat perbedaan dalam pelaksanaan pembelajaran seni tari dalam kedua kurikulum tersebut, namun sekolah dasar swasta 2 ini tetap mempertahankan pembelajaran seni tari di dalamnya. Hal ini dilakukan karena, mampu menampung bakat dan minat siswa serta mampu membentuk siswa sekolah dasar swasta 2 ini sesuai dengan visi dan misi sekolah dasar swasta 2. 3. Sekolah Dasar Swasta 3 a. Informan I 1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh pihak sekolah adalah Ibu Bella . Ibu Bella ini adalah seorang wali kelas Vb dan sudah mengajar di sekolah dasar swasta 3 ini selama tiga tahun. Ibu Bella mempunyai seorang suami bernama Bapak Luis dan seorang anak yang masih balita. Selain sebagai seorang guru kelas, Ibu Bella juga membuka layanan bimbingan untuk siswa sekolah dasar di lingkungan rumahnya atau menjadi guru privat, mengasuh anak dan mendampingi suaminya. 2) Tanggapan Staf Sekolah Ibu Bella
adalah guru yang mendukung dan bangga dengan
diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Pembelajaran seni tari ini mengajarkan siswa tentang kebudayaan. Ternyata Ibu Bella ini juga mempunyai kegemaran tari. Ibu Bella sempat bergabung dengan
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sebuah sanggar tari, namun setelah bekerja dan menikah dengan Bapak Luis,
Ibu Bella memutuskan untuk lebih berkonsentrasi pada
keluarganya. Banyak sekali manfaat atau perubahan yang dirasakan dalam diri Ibu Bella selama berproses dengan kegiatan seni tari ini. Salah satu diantaranya adalah membuat tubuh menjadi bugar karena seni tari adalah membuat tubuh bergerak, mempunyai banyak teman, bangga dapat tampil di atas pentas, melestarikan budaya-budaya bangsa, menambah rasa kepercayaan diri dan yang beruntung akan bisa pergi ke luar negeri dengan bermodalkan seni tari seperti teman-teman dari Ibu Bella. Memperkenalkan kebudayaan bangsa melalui pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah langkah awal yang tepat untuk dapat membuat siswa mengenali dan mencintai bangsanya sendiri. Lebih dari itu, siswa dapat mengembangkan bakat dan minat dalam seni tari, yang awalnya tidak berminat namun setelah di sekolah terdapat pembelajaran seni tari kemudian menjadi berminat dan mengembangkannya. Hal inilah yang menjadi semangat Ibu Bella untuk tetap mendukung pembelajaran seni tari di sekolah dasar swasta 3 ini. b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan kedua dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh staf sekolah dasar adalah Ibu
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Cinta . Ibu Cinta ini adalah seorang wali kelas Vb dan sudah mengejar di sekolah dasar swasta 3 ini selama empat tahun. Ibu Cinta mempunyai seorang suami bernama Bapak Catur dan dua orang anak. Anak pertama saat ini sedang duduk di bangku sekolah dasar dan anak kedua yang masih balita. Kegiatan sehari-hari Ibu Cinta adalah mempunyai usaha toko sembako di rumah. Dalam menjalankan usahanya ini, Ibu Cinta dibantu dengan suaminya, yaitu Pak Catur dan beberapa karyawannya. 2) Tanggapan Staf Sekolah Ibu Cinta
adalah guru yang mendukung dengan diadakannya
pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Pembelajaran seni tari ini membuat siswa mensyukuri dirinya sendiri. Bersyukur dengan segala apa yang sudah diberikan olehNya kepada kita umatNya. Mempunyai fisik yang sempurna dengan kelangkapan anggota badan, mempunyai semangat dan minat terhadap pembelajaran seni tari dan didukung dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh pihak sekolah dan orang tuanya sendiri, membuat siswa dapat dengan senang dan bangga berproses dalam pembelajaran seni tari. Namun, rasa bangga dan senang ini dapat dirasakan berbeda pada siswa yang mempunyai kekurangan fisik. Ibu Cinta pernah mempunyai siswa yang mempunyai kekurangan fisik. Dia bernama Jonan . Jonan ini adalah siswa pindahan dari luar kota. Karena kelainan genetik, Jonan harus rela duduk di kursi roda. Dalam mengikuti pembelajaran di kelas,
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jonan mampu dan bahkan tergolong pandai. Berbeda ketika mengikuti pembelajaran seni tari, Jonan awalnya terlihat murung, tetapi lama kelamaan Jonan mampu menguasi dirinya dan menerima dirinya sendiri. Pernah beberapa kali Jonan mengutarakan keinginannya untuk belajar menari bersama temannya kepada Ibu Cinta. Ibu Cinta selalu memberikan penguatan kepada Jonan dengan cara membawakan bukubuku bergambar tentang seni tari kepada Jonan saat pembelajaran seni tari dilaksanakan. Semangat rasa bersyukur dan bangga dengan pembelajaran seni tari inilah yang membuat Ibu Cinta tetap mendukung diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. 4. Sekolah Dasar Negeri 1 a. Informan I 1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh staf sekolah dasar adalah Bapak Nino . Bapak Nino ini adalah seorang wali kelas Va dan menjadi koordinator di sekolah dasar negeri 1 ini. Pak Nino sudah mengadikan diri di sekolah dasar negeri 1 ini selama tiga tahun. Pak Nino mempunyai seorang istri bernama Ibu Muna dan tiga orang anak. Anak pertama saat ini sedang menyelesaikan tugas ujian akhir di universitas negeri, anak kedua yang masih menempuh jenjang pendidikan sekolah menengah atas dan anak ketiga yang masih duduk
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dijenjang pendidikan sekolah menengah pertama. Kegiatan sehari-hari Pak Nino adalah sebagai kepala keluarga dan pengurus lingkungan kemasyarakatan. Kebetulan jarak rumah Pak Nino dengan tempat bekerjanya ini, yaitu sekolah dasar negeri 1 ini cukup jauh. Inilah yang membuat waktunya banyak tersita di jalan untuk menempuh perjalanan. 2) Tanggapan Staf Sekolah Pak Nino
adalah guru yang mendukung dengan diadakannya
pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Pembelajaran seni tari ini membuat siswa bergerak aktif dan dapat mempelajari budaya bangsa. Siswa menjadi kenal dengan dengan berbagai tarian daerah dan secara tidak langsung mengenal juga tentang karawitan. Beberapa siswa sekolah dasar ini juga tertarik untuk mempelajari unsur musik dalam sebuah kesenian tari yaitu karawitan. Dalam pembelajaran seni tari, siswa juga diajarkan untuk mampu bekerjasama dengan siswa lainnya dan menggerakkan tubuh untuk dapat menghasilkan sebuah seni tari yang indah. Banyak sekali manfaat dari pembelajaran seni tari, inilah yang membuat Pak Nino tetap mendukung dan bangga dengan pembelajaran seni tari di sekolahnya. Pembelajaran yang santai, menyenangkan, banyak sekali manfaat dan sangat digemari siswa adalah pembelajaran seni tari.
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan pertama dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh staf sekolah dasar adalah Ibu Yanti . Ibu Yanti ini adalah seorang wali kelas IVc dan sudah mengejar di sekolah dasar negeri 1 ini selama enam tahun. Ibu Yanti mempunyai seorang suami bernama Bapak Budi dan dua orang anak. Anak pertama saat ini sedang menempuh pendidikan di sekolah menengah atas dan anak kedua yang masih menempuh pendidikan di sekolah menengah pertama. Kegiatan sehari-hari Ibu Yanti adalah mempunyai usaha katering rumahan. Dalam menjalankan usahanya ini, Ibu Yanti dibantu dengan suaminya, yaitu Pak Budi dan beberapa karyawannya. 2) Tanggapan Staf Sekolah Ibu Yanti
adalah guru yang mendukung dan senang dengan
diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Pembelajaran seni tari ini mengajarkan siswa tentang sebuah kesenian budaya melalui gerak tubuh yang indah yang biasa disebut dengan tarian. Banyak sekali manfaat yang muncul dalam berproses pada kegiatan pembelajaran seni tari. Sama halnya dengan olahraga pembelajaran seni tari membuat tubuh menjadi bugar karena seni tari adalah membuat tubuh bergerak. Pembelajaran seni tari bukan hanya mengajarkan tentang seni dan budaya bangsa, namun lebih dari manfaat yang dapat dirasakan.
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dalam proses pembelajaran seni tari di sekolah dasar, dapat membentuk karakter dalam diri siswa, karena terdapat banyak nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam pembelajaran seni tari. Nilai-nilai yang terkandung di dalam pembelajaran seni tari diantaranya nilai kedisiplinan dan nilai kejujuran. Disiplin dalam berproses mengikuti dinamika pembelajaran seni tari dan jujur kepada diri sendiri apakah mempunyai kemauan serta kemampuan dalam mengolah diri. Hal inilah yang menjadi semangat Ibu Yanti
untuk tetap
mendukung pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 1 ini. 5. Sekolah Dasar Negeri 2 a. Informan I 1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh staf sekolah dasar adalah Ibu Sumi . Ibu Sumi ini adalah seorang wali kelas IV dan sudah mengejar di sekolah dasar negeri 2 ini selama tujuh tahun. Ibu Sumi mempunyai seorang suami bernama Bapak Harto dan empat orang anak. Ketiga anak dari Ibu Sumi dan Bapak Harto ini sudah menikah, sedangkan anak terakhir, yaitu anak keempat masih duduk dibangku sekolah menengah atas. Kegiatan sehari-hari Ibu Sumi adalah membuka layanan bimbingan belajar dan layanan bimbingan keagamaan untuk anak-anak di rumahnya.
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) Tanggapan Staf Sekolah Ibu Sumi adalah guru yang sebenarnya tidak mengetahui tentang seluk beluk dalam kesenian tari, namun Ibu Sumi ini adalah menikmat karya seni, entah seni lukis, seni musik, seni suara dan bahkan seni tari. Awal kegemarannya ini bermula dari suami Ibu Sumi, yaitu Pak Harto . Karena Pak Harto adalah seorang pecinta dan penikmat seni budaya, maka Ibu Sumi pun menjadi ikut menggemari dan mencintai kesenian budaya. Ibu Sumi sangat mendukung dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Pembelajaran seni tari ini membuat siswa mengenal budaya bangsanya sendiri melalui seni tari. Pembelajaran seni tari di sekolah dasar itu termasuk dalam pembelajaran yang menyenangkan, penuh keceriaan dan selalu penuh dengan kejutan. Ibu Sumi menyatakan bahwa setiap kali sebelum pembelajaran seni tari dimulai siswa-siswa sekolah dasar negeri 2 sudah mendatangi dan memanggil-manggil Ibu Rose selaku guru seni tari di sekolah dasar negeri 2. Padalah Ibu Rose ini baru saja datang atau bahkan baru istirahat sejenak dari mengajar. Pembelajaran
seni
tari,
memberikan
siswa
wadah
untuk
mengekspresikan dirinya, mengemabngkan bakat dan minatnya dalam hal kesenian dan budaya. Banyak sekali hal positif yang muncul dari pembelajaran seni tari, inilah yang membuat Ibu Sumi tetap mendukung dan bangga dengan pembelajaran seni tari di sekolahnya. Pembelajaran
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang santai, menyenangkan dan sangat digemari siswa adalah pembelajaran seni tari. b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan kedua dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh staf sekolah dasar adalah Pak Muri . Pak Muri ini adalah kepala sekolah di sekolah dasar negeri 2 ini. Pak Muri ini mempunyai tiga orang anak yang semuanya sudah dewasa. Anak pertama dan kedua sudah menikah, serta anak yang terakhir yaitu anak ketiga yang saat ini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas swasta. Kegiatan sehari-hari dari Pak Muri ini adalah sebagai aktivis di lingkungan masyarakat dan di lingkungan keagamaan. 2) Tanggapan Staf Sekolah Pak Muri adalah kepala sekolah yang mendukung dan senang dengan
diadakannya
pembelajaran
seni
tari
di
sekolah
dasar.
Pembelajaran seni tari ini mendapatkan tanggapan yang luar biasa dari orang tua siswa dan siswa sekolah dasar negeri 2 ini. pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar negeri 2 ini menimbulkan dampak yang positif dalam diri dan pribadi siswa. Beberapa pementasan kesenian tari tingkat sekolah dasar juga diikuti oleh para siswa sekolah dasar negeri 2 ini. Namun, pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di sekolah dasar negeri 2 ini mengalami perubahan dan pergesaran jam. Hal ini
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dikarenakan terjadi perubahan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Pada kedua kurikulum tersebut, terdapat perbedaan dalam pelaksanaan pembelajaran seni tari. Tetap mengikuti perubahan kurikulum yang ada, yaitu dari kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 dan juga sekolah dasar negeri 2 ini tetap mempertahankan pembelajaran seni tari di dalamnya. Selain itu, pembelajaran seni tari tetap dilaksanakan di sekolah dasar negeri 2 ini karena pembelajaran seni tari mampu menampung bakat dan minat siswa serta mampu membentuk siswa sekolah dasar negeri 2 ini sesuai dengan visi dan misi sekolah dasar negeri 2. 6. Sekolah Dasar Negeri 3 a. Informan I 1) Latar Belakang Informan I Informan pertama dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh staf sekolah dasar adalah Ibu Ella . Ibu Ella ini adalah seorang petugas administrasi tata usaha yang membantu kepala sekolah di sekolah dasar negeri 3 dan sudah bekerja selama sepuluh tahun. Ibu Ella mempunyai seorang suami bernama Bapak Tomi dan empat orang anak. Ketiga anak dari Ibu Sumi dan Bapak Tomi ini sudah menikah, sedangkan anak terakhir, yaitu anak keempat masih menyelesaikan tugas akhir semester di universitas negeri. Kegiatan
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sehari-hari Ibu Ella adalah membantu kepala sekolah dibidang adiministrasi tata usaha sekolah. Sebelumnya Ibu Ella adalah seorang ibu rumah tangga dengan usaha membuka toko kelontong dirumah. Namun, karena kebutuhan hidup semakin banyak, maka Ibu Ella memutuskan untuk bekerja membantu suaminya, yaitu Pak Tomi. 2) Tanggapan Staf Sekolah Ibu Ella adalah karyawan sekolah yang mendukung dan senang dengan
diadakannya
pembelajaran
seni
tari
di
sekolah
dasar.
Pembelajaran seni tari ini mengajarkan siswa tentang kesenian budaya. Diungkapkan melalui gerak tubuh yang indah yang itulah yang disebut dengan tarian. Banyak manfaat dalam berproses pada kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 3 ini. Pembelajaran yang menarik dan penuh dengan keceriaan serta membuat siswa mengenal berbagai budaya bangsa yaitu seni tari dan karawitan hanyalah pembelajaran seni tari. Sekolah dasar negeri 3 berusaha memberikan yang terbaik untuk para siswanya dapat berkembang dan membentuk karakter diri dengan maksimal melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh sekolah. Hal inilah yang menjadi semangat Ibu Ella untuk tetap mendukung pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 3 ini.
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Informan II 1) Latar Belakang Informan II Informan kedua dalam penelitian ini yaitu tentang tanggapan pembelajaran seni tari di sekolah dasar oleh staf sekolah dasar adalah Ibu Suci . Ibu Suci ini adalah seorang wali kelas Va dan sudah mengajar di sekolah dasar negeri 3 ini selama lima tahun. Ibu suci mempunyai seorang suami bernama Bapak Norman dan dua orang anak yang masih balita. Selain sebagai seorang guru kelas, Ibu Suci menerima pesanan untuk membuat kue kering dan jajan pasar lainnya di rumah. Dalam menjalankan usahanya ini, Ibu Suci dibantu oleh beberapa orang tetangganya yang Ibu Suci jadikan sebagai karyawan. 2) Tanggapan Staf Sekolah Ibu Suci
adalah guru yang mendukung dan bahagia dengan
diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Pembelajaran seni tari ini mengajarkan siswa tentang kebudayaan. Ibu Suci ternyata mempunyai beberapa kerabat keluarga yang juga mempunyai kegemaran tari. Pada saat masih belum menikah dulu, Ibu Suci sempat bergabung dengan sebuah sanggar tari bersama dengan teman dan saudaranya. Namun, setelah masuk dijenjang pendidikan sekolah menengah atas, Ibu Suci mulai jarang datang ke sanggar tari untuk berlatih bersama teman dan saudaranya. Ini dikarenakan Ibu Suci pada saat itu sangat aktif di berbagai kegiatan sekolah antara lain dalam kegiatan baris-berbaris dan pemandu sorak untuk basket. Ibu Suci yang terlalu banyak dengan
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kegiatan sekolah dan banyaknya waktu yang tersita di sekolah membuat Ibu Suci jarang datang mengikuti latihan seni tari. Banyak sekali manfaat atau perubahan yang dirasakan dalam diri Ibu Suci selama berproses dengan kegiatan seni tari di sanggar ini. Salah satu diantaranya adalah membuat tubuh menjadi lebih bugar, menambah relasi denngan banyak teman, melestarikan budaya-budaya bangsa, menambah rasa kepercayaan diri dan bangga dapat tampil di atas pentas bersama dengan teman-teman. Mengenalkan budaya bangsa tentang kesenian, salah satu diantaranya adalah seni tari yaitu melalui pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah langkah awal yang tepat untuk dapat membuat siswa mengenali dan mencintai budaya bangsanya sendiri. Siswa dapat mengembangkan bakat dan minat dalam seni tari, mengenal seni gamelan dan karawitan, banyak yang siswa skeolah dasar peroleh untuk bekal ke depannya. Hal inilah yang menjadi semangat Ibu Suci untuk tetap mendukung pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 3 ini.
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Pembahasan Hasil penelitian ini akan peneliti rangkum dibawah ini yaitu: Selama melakukan penelitian tentang pembelajaran seni tari di enam sekolah dasar yang terbagi menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri, peneliti menemukan banyak hal diantaranya yaitu: pertama, siswa sekolah dasar baik siswa yang bersekolah di swasta maupun yang bersekolah di negeri mempunyai semangat dan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Hal ini dibuktikan dengan selalu hadirnya siswa dengan tepat waktu atau bahkan sebelum pembejaran seni tari dimulai. Kedua, guru membuat siswa menjadi nyaman dan tertaik dengan seni tari dahulu bisa dengan menggunakan berbagai media seperti topeng atau kuda kepang, kemudian guru memberikan gerak dasar dalam menari, hal ini dilakukan supaya siswa tidak cepat bosan dan dapat belajar tentang seni tari dengan gembira. Ketiga, guru melakukan penilaian dengan mengamati (mengobservasi) perkembangan siswa setiap mengikuti pembelajaran seni tari. Selain dengan melakukan pengamatan, guru juga meminta siswa untuk menunjukkan tarian yang sudah diajarkan oleh guru untuk dapat memberikan penilaian atau melakukan pentas seni bersama, jadi semua sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian menggunakan observasi sebagai validitas. Keempat, guru seni tari disetiap sekolah ini merupakan guru lepas. Jadi, bukan merupakan guru tetap di sekolah-sekolah tersebut. Kelima, gambaran tentang gaji yang diterima oleh setiap guru tari di keenam sekolah dasar tersebut berbeda-beda. Terdapat dua orang guru tari yang mau terbuka tentang berapa nominal untuk gaji yang diterima
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
oleh guru tersebut. Sedangkan empat guru lainnya enggan menyebutkan berapa gaji yang diterima sebagai seorang guru tari kepada peneliti. Namun, keempat guru yang tidak mau menyebutkan berapa besar gaji yang diterimaini mengaku cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan hal ini juga dilakukan dengan melakukan usaha yang lainnya seperti menjadi guru tari di sebauh sanggar atau menambah jam kerja di sekolah lain. Hanya seorang guru tari saja yang gajinya di bawah UMR, yaitu guru sekolah dasar swasta 1 yang kemudian mengundurkan diri sebagai seorang guru tari dari sekolah tersebut, karena gaji yang jauh di bawah UMR. Keenam, pembelajaran seni tari ini dapat membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan secara tidak langsung membentuk siswa mempunyai karakter yang unggul. Keenam informan yang terdiri dari enam sekolah yang berbeda tersebut mengatakan bahwa pembelajaran seni tari berpengaruh terhadap kepribadian dan kecerdasan siswa sekolah dasar. Dalam pembelajaran seni tari mengenal hitungan irama, rasa atau perasaan, ekspresi, menghafal sebuah gerak seni, dan bekerja sama dalam kekompakan. Siswa berlatih dengan dirinya sendiri bagaimana harus bersabar dan bergerak dengan lembut. Ketujuh, setiap sekolah memberikan pembelajaran seni tari ini sesuai dengan visi dan misi masing-masing setiap sekolah yang secara garis besar dapat penulis simpulkan sebagai bentuk wadah siswa untuk membentuk nilai-nilai kependidikan dan kepribadian setiap anak. Selanjutnya adalah kedepalan, fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar yang terdapat di keenam sekolah dasar
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tersebut diantaranya adalah pendopo atau ruang kelas sebagai tempat dilaksanakannya pembelajaran seni tari, sebuah tape recorder untuk memutar kaset dan empat sekolah dasar dari keenam sekolah dasar tersebut mempunyai alat gamelan untuk kegiatan ekstrakurikuler karawitan dan juga biasanya digunakan untuk mengiringi seni tari pada acara tertentu. Kesembilan, yaitu tanggapan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah pihak sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan karyawan di keenam sekolah dasar tersebut merasa senang dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah
dasar ini
disesuaikan dengan kurikulum yang ada dan tetap dikembangkan sesuai dengan bakat dan minat siswa. Pembelajaran seni tari sebagai pembelajaran untuk mengenal budaya bangsa supaya siswa dapat muali belajar mencintai budaya bangsa. Selain itu, pembelajaran seni tari juga sesuai dengan visi dan misi sekolah dasar untuk membentuk siswanya sesuai dengan hal tersebut. Terakhir, yaitu kesepuluh, tentang tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah pihak orang tua siswa memberikan respon yang baik, dalam artian orang tua siswa sangat mendukung dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini. Mulai dari menunggui sembari melihat pembelajaran seni tari, mengantarkan bekal makanan untuk anak-anaknya, membentuk sebuah paguyuban orang tua siswa dan mengikutsertakan anak-anaknya untuk mengikuti sebuah sanggar tari. Keenam sekolah dasar yang terdiri dari tiga sekolah dasar swasta yang masih dalam satu lingkup yayasan yang sama dan tiga sekolah dasar negeri,
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
merupakan sekolah yang dipilih oleh peneliti sebagai tempat penelitian. Sekolah tersebut terletak di beberapa wilayah, namun masih dalam satu daerah yang sama. Keenam sekolah dasar ini terletak di tempat yang strategis karena dekat dengan jalan raya. Selain itu, keenam sekolah dasar ini mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua. Keenam sekolah dasar tersebut mempunyai halaman yang luas, pohon-pohon yang rindang sehingga udara di lingkungan sekitar sekolah menjadi sejuk dan suasana yang kondusif untuk dilaksanakannya kegiatan pembelajaran. Dilingkup keenam sekolah dasar tersebut terdapat fasilitas pembelajaran yang memadai seperti lapangan yang dapat digunakan sebagai tempat dilaksanakannya upacara bendera atau sekedar sebagai tempat bermain siswa ketika waktu istirahat tiba; ruang kelas sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar; dan pendopo atau ruangan kelas sebagai tempat pembelajaran seni tari dilaksanakan. Dari keenam sekolah dasar ini hanya satu sekolah dasar yang ruang kelasnya tidak menggunakan sistem kelas paralel, yaitu sekolah dasar negeri 1. Selain sekolah dasar negeri 1, yaitu sekolah dasar negeri 2, sekolah dasar negeri 3, sekolah dasar swasta 1, sekolah dasar swasta 2 dan sekolah dasar swasta 3 semuanya menggunakan sistem kelas paralel yang terdiri dari 2-3 kelas paralel. Informasi yang peneliti dapatkan bahwa keenam sekolah dasar ini mempunyai pembelajaran seni tari adalah melalui kegiatan lapangan peneliti sendiri yaitu dari kegiatan kampus diantaranya kegiatan praktik kepramukaan pada semester 2, kegiatan Program Pengakraban Lingkungan atau biasa yang disebut dengan Probaling pada semester 5 dan 6, lalu kegiatan Program Pengakraban Lapangan
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
atau biasa yang disebut dengan PPL pada semester 7. Selain dengan pengalaman pribadi dari peneliti sendiri, peneliti juga mendapatkan masukan dari dosen pembimbing dan teman-teman seperjuangan di berbagai pihak. Latar belakang dan keadaan ekonomi dari masing-masing sekolah juga berbeda-beda. Terdapat beberapa sekolah dasar yang mayoritas terdiri dari kalangan menengah ke atas dan ada beberapa pula sekolah dasar yang mayoritas terdiri dari kalangan menengah ke bawah. Dari keenam sekolah dasar tersebut sekolah dasar yang sebagian besar terdiri dari kalangan menengah ke atas adalah sekolah dasar swasta 2 dan 3 serta sekolah dasar negeri 2. Untuk selanjutnya yaitu sekolah dasar swasta 1, sekolah dasar negeri 1 dan 3 merupakan sekolah dasar dengan mayoritas dari kalangan menengah ke bawah. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada saat berada di keenam sekolah dasar tersebut yang dilakukan dalam waktu yang berbeda, peneliti menemukan beberapa hal yang berhubungan dengan dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar, diantaranya yaitu: 1. Apakah siswa mempunyai semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran seni tari? 2. Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran seni tari pada siswa? 3. Bagaimana cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari? 4. Apa posisi guru seni tari di sekolah tersebut?
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Bagaimana gambaran tentang gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar? 6. Apakah pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar? 7. Apa yang menjadi tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari? 8. Bagaimana fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar? 9. Bagaimana tanggapan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar? 10. Bagaimana tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar? Peneliti melakukan observasi selama kurang lebih tiga bulan di keenam sekolah dasar dengan rentan waktu yang berbeda-beda. Saat observasi, peneliti menemukan bahwa di keenam sekolah dasar yang terdiri dari tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri tersebut, terdapat pembelajaran seni tari dalam program pembelajaran sekolah. Saat observasi berlangsung peneliti melakukan pendekatan dengan guru dan siswa. Tujuannya adalah supaya tercipta keakraban antara guru dan siswa dengan peneliti. Observasi dilakukan saat pembelajaran seni tari dilaksanakan. Hal ini bertujuan supaya peneliti menemukan lebih jauh tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar.
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan wawancara dengan keenam guru seni tari yang mengajar di keenam sekolah dasar yang berbeda-beda, yang terbagi menjadi sekolah dasar swasta dan sekolah dasar negeri peneliti menemukan, pertama, siswa sekolah dasar baik siswa yang bersekolah di swasta maupun yang bersekolah di negeri mempunyai semangat dan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Hal ini dibuktikan dengan selalu hadirnya siswa dengan tepat waktu atau bahkan sebelum pembelajaran seni tari dimulai. Kedua, guru membuat siswa menjadi nyaman dan tertarik dengan seni tari dahulu bisa dengan menggunakan berbagai media seperti topeng atau kuda kepang, kemudian guru memberikan gerak dasar dalam menari, hal ini dilakukan supaya siswa tidak cepat bosan dan dapat belajar tentang seni tari dengan gembira. Pernyataan
tersebut
diperkuat
dengan
pengertian
seni
tari
yang
dikemukakan oleh Hartong (dalam dalam Soedarsono, 2008), bahwa tari sebagai bentuk seni selalu menggunakan media badan atau tubuh manusia untuk mengungkapkan ekspresinya dalam bentuk gerak yang ritmis yang dapat dilakukan dalam ruang. Dari beberapa definisi seni tari diatas dalam kajian pendidikan seni tari menyimpulkan bahwa seni tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam bentuk gerak selutuh anggota tubuh yang teratur dan berima sesuai dengan musik pengiringnya (Sulistyo, 2005). Guru perlu menyenangi benda-benda yang baik, berpenampilan yang rapi, dan penuh perhatian terhadap pengalaman seni yang dilakukan oleh orang-orang sekitarnya maupun anak didiknya. Guru yang peka adalah guru yang senang
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
melihat, mendengarkan, dan banyak mengerti kehidupan orang lain. Kepekaan yang diperoleh oleh guru tersebut merupakan hasil latihan diri sendiri terus menerus. Guru yang menyadari kualitas seni tari dan segala sesuatu, akan membawa ke dalam kelas benda-benda yang secara visual akan memberikan rangsangan kepada anak. Guru juga akan membawa objek bentuk, warna dan teksturnya yang telah menyatu dengan dirinya dan yang ingin dibagi-bagikan kepada siswanya. Jadi, guru dapat berusaha mengatur tahap pengalaman seni tari dengan cara menciptakan lingkungan agar hangat dan menyenangkan. Guru dapat membangun suasana yang merangsang kualitas seni tari melalui dorongan antusias kepada siswanya dan dengan cara menyediakan rangsangan visual di dalam kelas agar kreativitas siswanya berkembang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di keenam sekolah dasar tersebut yaitu tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar guru menunjukkan beberapa media seperti topeng, kuda kepang dan selendang yang sering digunakan dalam kegiatan seni atau biasa disebut dengan sampur. Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Purwatiningsih & Harini (2008) yaitu dengan menggunakan media, guru dapat membangun suasana yang merangsang kualitas seni tari melalui dorongan antusias kepada siswanya dan dengan cara menyediakan rangsangan visual di dalam kelas agar kreativitas siswanya
berkembang.
Selain
itu,
guru
juga
menciptakan
lingkungan
pembelajaran seni tari menjadi lebih hangat dan menyenangkan. Jadi, dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian ini sudah sesuai dengan teori bahwa pembelajaran seni tari yang
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan media dapat mendorong rasa antusias siswa dan menjadikan siswa berkembang kreativitasnya. Selanjutnya dalam memberikan gerak dasar menari kepada siswa. Pertama diberikan pelajaran sikap badannya, disambung tangan dan kaki, kemudian diberikan contoh bentuknya, baik bentuk kaki, tangan, leher, dan seterusnya yang semuanya itu masih merupakan bentuk-bentuk yang terputus-putus. Setelah guru seni tari memberikan contoh gerak tari kepada anak, barulah guru memberikan persambungan bentuk dan gerak satu dengan yang lain, seterusnya diberi hitungan supaya menjadi berirama. Dalam tahap ini, komposisi dan penguasaan ruang belum perlu diberikan kepada anak, cukup dengan menggunakan gerak ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan serta berputar. Sesudah anak menguasai dan hafal dengan gerak tari yang diajarkan, barulah anak diberikan komposisi dan susunan ruang yang sebenarnya. Dalam wawancara dan observasi yang peneliti lakukan di keenam sekolah dasar tersebut setelah menunjukkan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran seni tari, guru memberikan gerak dasar dalam menari kepada siswa. Gerak dasar dalam menari yang diajarkan oleh guru seni tari kepada siswa dimulai dari sikap badan, gerakan tangan kedepan dan kebelakang, kaki dengan bergerak jalan ditempat, geleng kepala dan selanjutnya menggunakan irama hitungan. Setiap gerak dasar tersebut dilakukan satu per satu. Kemudian setelah siswa mulai lancar dalam menggerakan anggota tubuhnya dalam gerakan dasar menari, guru membimbing siswa untuk dapat melaksanakannya secara bersambungan dan diiringi dengan irama hitungan. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukan oleh
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Purwatiningsih & Harini (2008) yang mengungkapkan bahwa gerak dasar dalam menari yang pertama diberikan kepada siswa adalah pelajaran sikap badannya, disambung tangan dan kaki, kemudian diberikan contoh bentuknya, baik bentuk kaki, tangan, leher, dan seterusnya yang semuanya itu masih merupakan bentukbentuk yang terputus-putus. Setelah guru seni tari memberikan contoh gerak tari kepada anak, barulah guru memberikan persambungan bentuk dan gerak satu dengan yang lain, seterusnya diberi hitungan supaya menjadi berirama. Dinamika pembelajaran seni tari di keenam sekolah dasar tersebut juga mengajarkan komposisi dan penguasaan ruang diberikan kepada siswa sesudah siswa menguasai dan mengahafal gerak tari yang diajarkan. Hal ini dimaksudkan supaya siswa dapat berkonsentrasi dan menghafal gerakan tari selanjutnya barulah komposisi dan penguasaan ruang atau biasa yang disebut dengan pola lantai dalam seni tari.
Pernyataan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Kussudiardja (2008) yaitu, dalam tahap ini, komposisi dan penguasaan ruang belum perlu diberikan kepada anak, cukup dengan menggunakan gerak ke depan, ke belakang, ke kiri dan ke kanan serta berputar. Sesudah anak menguasai dan hafal dengan gerak tari yang diajarkan, barulah anak diberikan komposisi dan susunan ruang yang sebenarnya. Ketiga, guru melakukan penilaian dengan mengamati (mengobservasi) perkembangan siswa setiap mengikuti pembelajaran seni tari. Selain dengan melakukan pengamatan, guru juga meminta siswa untuk menunjukkan tarian yang sudah diajarkan oleh guru untuk dapat memberikan penilaian atau melakukan pentas seni bersama, jadi semua sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tempat penelitian menggunakan observasi sebagai cara melakukan penilaian atau evaluasi pembelajaran seni tari. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pengertian observasi sebagai alat evaluasi menurut Jazuli (2015). Dalam pengertian tersebut dituliskan mengenai beberapa hal tentang observasi sebagai alat evaluasi, diantaranya yaitu pengertian observasi, kedudukan observasi di dalam evaluasi, cara-cara mencatatkan hasil observasi, validitas observasi dan interpretasi data observasi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di keenam sekolah dasar tersebut, peneliti menemukan bahwa penilaian dengan cara observasi yang dilakukan oleh keenam guru dalam pembelajaran seni tari sesuai dengan teori tentang observasi sebagai alat evaluasi. Hanya saja dalam mencatatkan hasil observasi yang guru lakukan kurang tepat. Guru terkadang hanya mengingat hasil observasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar tanpa membuat catatan observasi. Dalam teori tentang observasi sebagai alat evaluasi disebutkan bahwa terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk mencatatkan hasil observasi. Dua cara yang dapat dilakukan untuk mencatatkan hasil observasi yaitu, pertama adalah merumuskan tingkah laku yang akan diamati dan catatan-catatan yang dibuat hanyalah mengenai aspek-aspek atau kegiatan yang telah ditentukan. Kedua, adalah mengadakan observasi tanpa menentukan lebih dulu aspek-aspek atau kegiatan apa yang akan diamati. Dengan demikian menurut cara kedua ini, mencatatkan ada saja yang terjadi dalam situasi itu (Purwanto, 2012). Akan tetapi, untuk observasi yang bertujuan mengetahui lebih mendalam tentang proses tingkah laku murid yang fundamental, waktu yang diperukan untuk mengolah
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
atau menganalisis data pada umumnya lebih lama. Dalam hal ini pengolaan data harus didasarkan atas hasil-hasil observasi yang cukup banyak dan dilakukan berkali-kali (Purwanto, 2012). Selain penilaian dengan menggunakan metode observasi, penilaian yang digunakan oleh keenam guru sekolah dasar dalam pembelajaran seni tari adalah dengan melaksanakan pentas seni atau sekedar menampilkan tarian yang sudah diajarkan secara berkelompok. Untuk mencapai suatu bentuk pementasan tari yang utuh diperlukan unsur-unsur yang mampu menunjang supaya menciptakan suatu pementasan tari yang indah. Unsur penunjang tersebut terdiri atas make up atau tata rias, tata busana, tata iringan, tata lampu, panggung dan tema (Purwatiningsih & Harini, 2008). Keenam sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian ini menggunakan semua unsur penunjang tari ini untuk menciptakan suatu pementasan tari yang indah dan sekaligus sebagai evaluasi dalam pembelajaran seni tari. Keempat, guru seni tari disetiap sekolah ini merupakan guru lepas. Jadi, bukan merupakan guru tetap di sekolah-sekolah tersebut. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pengertian manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi dan (7) penilaian pegawai. Semua itu dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas (Mulyasa, 2005). Menurut
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hamalik (2007), yang merupakan tenaga kependidikan adalah guru yang merupakan suatu pekerjaan profesional, sehingga jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus yang menuntut seorang guru itu harus menguasai betul selukbeluk pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya, dengan harapan akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan secara otomatis akan mampu menghasilkan output yang baik pula. Kelima, gambaran tentang gaji yang diterima oleh setiap guru tari di keenam sekolah dasar tersebut berbeda-beda. Terdapat dua orang guru tari yang mau terbuka tentang berapa nominal untuk gaji yang diterima oleh guru tersebut. Sedangkan empat guru lainnya enggan menyebutkan berpa gaji yang diterima sebagai seorang guru tari kepada peneliti. Namun, keempat guru yang tidak mau menyebutkan berapa besar gaji yang diterimaini mengaku cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan hal ini juga dilakukan dengan melakukan usaha yang lainnya seperti menjadi guru tari di sebauh sanggar atau menambah jam kerja di sekolah lain. Hanya seorang guru tari saja yang gajinya di bawah UMR, yaitu guru sekolah dasar swasta 1 yang kemudian mengundurkan diri sebagai seorang guru tari dari sekolah tersebut, karena gaji yang jauh di bawah UMR. Pernyataan tersebut diperkuat dengan menurut Chon (dalam Fattah, 2009) mengatakan bahwa biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (inderect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, sekolah maupun orang tua. Sedang biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (earning
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan siswa dalam belajar. Mulyasa (2005), sumber keuangan dan pembiayaan pada sutau sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu (1) pemerintah, beik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan; (2) orang tua atau peserta didik; (3) masyarakat, baik yang mengikat maupun tidak mengikat. Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab XIII Bagian Kesatu Pasal 46 ayat 1 disebutkan bahwa Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama anara pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Adapun limensi pengeluaran meliputi biaya rutin dan biaya pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru dan nonguru), serta biaya-biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, perbaikan gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain untuk barang-barang yang tidak habis pakai. Sementara dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 56 tahun 2012 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil bahwa pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dilakukan secara bertahap mulai Tahun Anggaran 2005 dan paling lambat selesai Tahun Anggaran 2009 dengan prioritas tenaga honorer yang penghasilannya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pendapatan dan Belanja Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah ini juga mengatur tentang perlakuan bagi tenaga honorer yang bekerja pada instansi pemerintah dan penghasilnnya tidak dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (PP No.56, 2012). Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di keenam sekolah dasar tersebut, guru-guru yang mengajar pembelajaran seni tari merupakan guru lepas atau guru honorer. Menurut Hamalik (2005), yang merupakan tenaga kependidikan adalah guru yang merupakan suatu pekerjaan profesional, sehingga jabatan ini memerlukan suatu keahlian khusus yang menuntut seorang guru itu harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya, dengan harapan akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan secara otomatis akan mampu menghasilkan output yang baik pula. Walaupun hanya sebagai guru lepas di sekolah dasar masing-masing, keenam guru tari ini merupakan tenaga profesional dibidang seni tari. Hal ini berdasarkan dengan gelar pendidikan yang dimiliki oleh keenam guru sekolah dasar tersebut. Adapun yang tidak bergelar sarjana seni tari, mereka merupakan lulusan sebuah sanggar seni tari dan sudah belajar tentang seni tari selama bertahun-tahun. Ini sesuai dengan teori yang dirumuskan oleh Hamalik (2007) bahwa untuk menghasilkan siswa yang baik, maka diperlukan seorang guru yang mempunyai keahlian khusus sebagai sesuatu pekerjaan profesional. Keenam, pembelajaran seni tari ini dapat membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan secara tidak langsung membentuk siswa mempunyai karakter yang unggul. Keenam informan yang terdiri dari enam sekolah yang
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berbeda tersebut mengatakan bahwa pembelajaran seni tari berpengaruh terhadap kepribadian dan kecerdasan siswa sekolah dasar. Dalam pembelajaran seni tari mengenal hitungan irama, rasa atau perasaan, ekspresi, menghafal sebuah gerak seni, dan bekerja sama dalam kekompakan. Siswa berlatih dengan dirinya sendiri bagaimana harus bersabar dan bergerak dengan lembut. Pembentukan karakter siswa sekolah dasar dalam pembelajaran seni tari dilakukan dengan cara menanamkan nilai-nilai atau makna dalam pembelajaran seni tari seperti sabar, tekun, disiplin, kerjasama, toleransi, mandiri dan percaya diri. Hal ini dilakukan dengan kegiatan berkelompok ataupun dengan kegiatan mandiri. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pengertian perihal istilah kedua yaitu istilah karakter, yang dalam bahasa Inggris character (Echols dan Shadily, 2006), berasal dari istilah Yunani, character berasal dari kata charassein yang berarti membuat tajam atau membuat dalam (Bagus, 2005). Karakter juga dapat berarti mengukir. Sifat utama ukiran adalah melekat kuat di atas benda yang diukir. Karena itu, Wardani (dalam Nugraha, 2012), menyatakan bahwa karakter adalah ciri khas seseorang dan karakter tidak dapat dilepaskan dari kontes sosial budaya karena karakter terbentuk dalam lingkungan sosial budaya tertentu. Hal yang sama diuraikan Lorens Bagus yang mendefinisikan karakter sebagai nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang mencakup perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai-nilai dan pola-pola pemikiran atau suatu kerangka kepribadian yang relatif mapan yang memungkinkan ciri-ciri semacam ini mewujudkan dirinya (Bagus, 2005).
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pendidikan karakter dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi dasar karakter bangsa. Kebajikan yanng menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu, pendidikan karakter pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional (Zubaedi, 2011). Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan tentang dinamika pembelajaran seni tari di keenam sekolah dasar yang terbagi menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri ini, pembelajaran seni tari selain sebagai kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler, di sekolah masing-masing juga merupakan sebagai sarana pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Pembelajaran seni tari kepada siswa sekolah dasar merupakan awal pembentukan karakter kepada siswa sekolah dasar, karena karakter adalah ciri khas seseorang dan karakter tidak dapat dilepaskan dari kontes sosial budaya karena karakter terbentuk dalam lingkungan sosial budaya tertentu (Wardani dalam Nugraha, 2012). Hal ini sesuai dengan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan karakter dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajikan yang menjadi dasar karakter bangsa. Pendidikan karakter pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, dan budaya (Zubaedi, 2011). Pembelajaran seni tari merupakan salah satu budaya yang terdapat di Indonesia. Dalam pembelajaran atau kegiatan seni tari dapat memuat nilai-nilai agama, pandangan hidup bangsa Indonesia, mengungkapkannya dengan ekspresi dan gerak yang seirama.
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kesabaran, lemah lembut, ekspresi, irama, gerak tubuh dan perasaan dalam diri penari harus selaras supaya dapat menjadi satu kesatuan kesenian tari. Ketujuh, setiap sekolah memberikan pembelajaran seni tari ini sesuai dengan visi dan misi masing-masing setiap sekolah yang secara garis besar dapat penulis simpulkan sebagai bentuk wadah siswa untuk membentuk nilai-nilai kependidikan dan kepribadian setiap anak. Pernyataan tersebut diperkuat dengan kerangka yang dikembangkan Kemendiknas (2010), secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia yang meliputi ranah kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik. Dalam konteks interaksi sosial kultural yaitu dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat yang berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontes totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: olah hati (spiritual and emotional development), olah pikir (intellectual development), olahraga dan kinestetik (phsyical dan kinestetic development), dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development). Pendidikan
karakter
merupakan
upaya-upaya
yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilainilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sarana dan pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, namun juga dapat dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar. Misalnya, taman sekolah untuk pengajaran mata pelajaran IPA, halaman sekolah sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan (Hafizd, 1989). Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan investasi dan penghapusan serta penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar (Mulyasa, 2005).
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kedepalan, fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar yang terdapat di keenam sekolah dasar tersebut diantaranya adalah pendopo atau ruang kelas sebagai tempat dilaksanakannya pembelajaran seni tari, sebuah tape recorder untuk memutar kaset dan empat sekolah dasar dari keenam sekolah dasar tersebut mempunyai alat gamelan untuk kegiatan ekstrakurikuler karawitan dan juga biasanya digunakan untuk mengiringi seni tari pada acara tertentu. Hal ini dibuktikan dengan diberikannya sebuah tempat atau ruangan yang khusus untuk digunakan dalam pembelajaran seni tari, tape recorder dan beberapa sekolah dasar yang mempunyai alat musik gamelan sebagai penunjang dalam pembelajaran seni tari. Kesembilan, yaitu tanggapan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah pihak sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan karyawan di keenam sekolah dasar tersebut merasa senang dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini disesuaikan dengan kurikulum yang ada dan tetap dikembangkan sesuai dengan bakat dan minat siswa. Pembelajaran seni tari sebagai pembelajaran untuk mengenal budaya bangsa supaya siswa dapat mulai belajar mencintai budaya bangsa. Selain itu, pembelajaran seni tari juga sesuai dengan visi dan misi sekolah dasar untuk membentuk siswanya sesuai dengan hal tersebut. Hal ini dibuktikan dengan sekolah yang memberikan fasilitas-fasilitas yang mendukung pembelajaran seni tari di sekolah dasar, pembelajaran seni tari
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mampu memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter dan pribadi siswa sesuai dengan visi dan misi sekolah masing-masing sekolah dasar, tetap mengadakan pembelajaran seni tari di sekolah dasar walaupun terjadi perubahan kurikulum dan lima dari enam guru sekolah dasar tersebut menerima gaji yang sesuai atau dapat memenuhi kebutuhan hidup harian. Kesepuluh, tentang tanggapan orang tua siswa terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah orang tua siswa memberikan respon yang baik, dalam artian pihak orang tua siswa sangat mendukung dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini. Mulai dari menunggui sembari melihat pembelajaran seni tari, mengantarkan bekal makanan untuk anak-anaknya, membentuk sebuah paguyuban orang tua siswa dan mengikutsertakan anakanaknya untuk mengikuti sebuah sanggar tari. Hal ini dibuktikan dengan orang tua yang selalu meluangkan waktunya untuk mengantarkan bekal makanan kepada anaknya sebelum pembelajaran seni tari dimulai, terdapat oramh tua yang menunggu anaknya bersekolah dan sesekali melihat anaknya melaksanakan pembelajaran seni tari dan mengikutsertakan anaknya dalam sebuah sanggar tari. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di keenam sekolah dasar yang terbagi menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri tersebut, peneliti menemukan bahwa pembelajaran seni tari di masing-masing sekolah dasar itu merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mewujudkan visi dan misi masing-masing sekolah dasar. Bagaimana setiap sekolah ingin memberikan output sesuai dengan visi dan misi setiap sekolah.
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Untuk tiga sekolah dasar swasta yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian, merupakan sekolah dasar dalam satu lingkup yayasan yang sama sehingga mempunyai visi dan misi yang sama pula. Walaupun tiga sekolah dasar swasta ini mempunyai visi dan misi yang sama, setiap sekolah wajib mengembangkan dan melaksanakan visi dan misi ini sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh setiap masing-masing sekolah. Karena setiap sekolah mempunyai lokasi yang berbedabeda, kepemimpinan kepala sekolah yang berbeda dan siswa yang berbeda-beda pula. Pengembangan dan praktik yang dilaksanakan dilapangan diserahkan kembali kepada masing-masing sekolah dasar. Yayasan sebagai satu tempat naungan yang sama untuk sekolah-sekolah dasar swasta ini berperan memantau perkembangan dan juga memberikan dukungan kepada masing-masing sekolah supaya visi dan misi yang ada dapat terwujud. Semua kembali untuk siswa-siswa bahwa kegiatan apapun pembelajaran apapun termasuk pembelajaran seni tari yang dapat memberikan pendidikan kepada siswa terutama pendidikan karakter dan hal itu sesuai dengan visi dan misi, maka yayasan tetap mendukung dan memberikan kebebasan kepada setiap sekolah supaya dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Mintoro, 2015). Berbeda dengan tiga sekolah swasta yang berada dalam satu lingkup yayasan yang juga mempunyai visi dan misi yang sama, tiga sekolah dasar negeri yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian ini juga mempunyai tujuan yang sama yaitu membentuk siswa menjadi output sesuai dengan visi dan misi masing-masing sekolah dasar negeri. Walaupun ketiga sekolah dasar negeri ini mempunyai visi dan misi yang berbeda,
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
namun sekolah-sekolah dasar ini tetap menggunakan pembelajaran seni tari sebagai bagian dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Visi dan misi yang dimiliki oleh setiap masing-masing sekolah dasar negeri ini dapat diakumulasikan dalam pembelajaran seni tari. Sekolah ingin mempunyai output siswa yang sesuai dengan visi dan misi setiap masing-masing sekolah dasar negeri. Secara garis besar sekolah ingin mempunyai output siswa yang berkarakter dan selalu mampu berkembang. Hal ini sesuai dengan kerangka pendidikan yang menyatakan bahwa secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri siswa merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia yang meliputi ranah kognitif, afektif, konatif dan psikomotorik. Hal ini sesuai dengan kerangka yang telah dikembangkan, yang menyatakan bahwa secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia dalam diri individu manusia yang meliputi ranah kogniitf, afektif konatif dan psikomotorik. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam : olah hati (spiritual and emotional development), olah pikir (intellectual development), olahraga dan kinestetik (phsyical dan kinestetic development), dan olah rasa dan karsa (affective and creativity development) (Kemendiknas, 2010).
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekoah dasar di atas, selanjutnya peneliti membuat display data pada tabel 4.1 di bawah ini. Display data ini berguna untuk memudahkan pembaca dalam mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Berikut ini adalah display data yang tentang penelitian dengan judul Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar. Tabel 4.1 Display Data No. 1.
Fokus Penelitian
Hasil Penelitian
Apakah siswa mempunyai
Siswa sekolah dasar baik siswa yang
semangat dan antusiasme
bersekolah di swasta maupun yang
dalam mengikuti
bersekolah di negeri mempunyai semangat
pembelajaran seni tari?
dan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Hal ini dibuktikan dengan selalu hadirnya siswa dengan tepat waktu atau bahkan sebelum pembelajaran seni tari dimulai.
2.
Bagaimana cara guru
Guru menunjukkan beberapa media seperti
melaksanakan
topeng, kuda kepang dan selendang yang
pembelajaran seni tari
sering digunakan dalam kegiatan seni atau
pada siswa?
biasa disebut dengan sampur. Selain itu, guru juga menciptakan lingkungan pembelajaran seni tari menjadi lebih hangat dan menyenangkan. Selanjutnya setelah siswa mulai antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari, guru memberikan
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
gerak dasar dalam menari. 3.
Bagaimana cara guru
Penilaian dengan menggunakan metode
melakukan penilaian
observasi, penilaian yang digunakan oleh
terhadap siswa pada
keenam guru sekolah dasar dalam
pembelajaran seni tari?
pembelajaran seni tari adalah dengan melaksanakan pentas seni atau sekedar menampilkan tarian yang sudah diajarkan secara berkelompok.
4.
Apa posisi guru seni tari di
Guru-guru yang mengajar pembelajaran
skeolah tersebut?
seni tari merupakan guru lepas atau guru honorer. Walaupun hanya sebagai guru lepas di sekolah dasar masing-masing, keenam guru tari ini merupakan tenaga profesional dibidang seni tari. Hal ini berdasarkan dengan gelar pendidikan yang dimiliki oleh keenam guru sekolah dasar tersebut. Adapun yang tidak bergelar sarjana seni tari, mereka merupakan lulusan sebuah sanggar seni tari dan sudah belajar tentang seni tari selama bertahun-tahun.
5.
Bagaimana gambaran
Gambaran tentang gaji yang diterima oleh
tentang gaji yang diterima
setiap guru tari di keenam sekolah dasar
oleh guru seni tari di
tersebut berbeda-beda. Keempat guru yang
sekolah dasar?
tidak mau menyebutkan gambaran tentang gaji yang diterima ini mengaku cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan hal ini juga dilakukan dengan melakukan usaha yang lainnya seperti menjadi guru tari di sebauh sanggar atau menambah jam kerja di
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sekolah lain. Hanya seorang guru tari saja yang gajinya di bawah UMR, yaitu guru sekolah dasar swasta 1 yang kemudian mengundurkan diri sebagai seorang guru tari dari sekolah tersebut, karena gaji yang jauh di bawah UMR. 6.
Apakah pembelajaran seni
Pembelajaran seni tari selain sebagai
tari dapat dijadikan
kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler,
sebagai sarana pendidikan
di sekolah masing-masing juga merupakan
karakter pada siswa
sebagai sarana pembentukan karakter siswa
sekolah dasar?
sekolah dasar. Pembentukan karakter siswa sekolah dasar dalam pembelajaran seni tari dilakukan dengan cara menanamkan nilainilai atau makna dalam pembelajaran seni tari seperti sabar, tekun, disiplin, kerjasama, toleransi, mandiri dan percaya diri. Hal ini dilakukan dengan kegiatan berkelompok ataupun dengan kegiatan mandiri. Pembelajaran seni tari kepada siswa sekolah dasar merupakan awal pembentukan karakter kepada siswa sekolah dasar, karena karakter adalah ciri khas seseorang dan karakter tidak dapat dilepaskan dari kontes sosial budaya karena karakter terbentuk dalam lingkungan sosial budaya tertentu.
7.
Apa yang menjadi tujuan
Pembelajaran seni tari di masing-masing
sekolah dasar memberikan
sekolah dasar itu merupakan salah satu
pembelajaran seni tari?
upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mewujudkan visi dan misi masing-masing sekolah dasar. Visi dan misi yang dimiliki
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
oleh setiap masing-masing sekolah dasar negeri ini dapat diakumulasikan dalam pembelajaran seni tari. Sekolah ingin mempunyai output siswa yang sesuai dengan visi dan misi setiap masing-masing sekolah dasar. Secara garis besar sekolah ingin mempunyai output siswa yang berkarakter dan selalu mampu berkembang. 8.
Bagaimana fasilitas
Fasilitas pendukung yang ada terhadap
pendukung yang ada
pembelajaran seni tari di sekolah dasar yang
terhadap pembelajaran
terdapat di keenam sekolah dasar tersebut
seni tari di sekolah dasar?
diantaranya adalah pendopo atau ruang kelas sebagai temapt dilaksanakannya pembelajaran seni tari, sebuah tape recorder untuk memutar kaset dan lima sekolah dasar dari keenam sekolah dasar tersebut mempunyai alat gamelan untuk kegiatan ekstrakurikuler karawitan dan juga biasanya digunakan untuk mengiringi seni tari pada acara tertentu.
9.
Bagaimana tanggapan staf
Tanggapan staf sekolah dasar yang terdiri
sekolah dasar terhadap
dari kepala sekolah, guru dan karyawan di
pembelajaran seni tari di
keenam sekolah dasar tersebut merasa
sekolah dasar?
senang dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini disesuaikan dengan kurikulum yang ada dan tetap dikembangkan sesuai dengan bakat dan minat siswa. Pembelajaran seni tari sebagai pembelajaran
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
untuk mengenal budaya bangsa supaya siswa dapat mulai belajar mencintai budaya bangsa. Selain itu, pembelajaran seni tari juga sesuai dengan visi dan misi sekolah dasar untuk membentuk siswanya sesuai dengan hal tersebut. 10. Bagaimana tanggapan
Orang tua siswa memberikan respon yang
orang tua terhadap
baik, dalam artian pihak orang tua siswa
pembelajaran seni tari di
sangat mendukung dan bangga dengan
sekolah dasar?
diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini. Mulai dari menunggui sembari melihat pembelajaran seni tari, mengantarkan bekal makanan untuk anakanaknya, membentuk sebuah paguyuban orang tua siswa dan mengikutsertakan anakanaknya untuk mengikuti sebuah sanggar tari.
C. Temuan Lain Dalam Penelitian Selama
melakukan
penelitian
tentang
mengidentifikasi
dinamika
pembelajaran seni tari di sekolah dasar, peneliti menemukan beberapa hal di luar fokus penelitian. Salah satunya yaitu mengenai kesesuaian pembelajaran seni tari yang dibelajarkan di sekolah dasar dengan kurikulum yang ada, motivasi guru seni tari dalam melaksanakan pembelajaran seni tari di sekolah dasar dan respon siswa laki-laki terhadap pembelajaran seni tari.
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Kesesuaian Pembelajaran Seni Tari dengan Kurikulum Dalam kurikulum KTSP ataupun Kurikulum 2013 terdapat Standar Kompetensi (terdapat dalam kurikulum KTSP) dan Standar Isi (terdapat dalam Kurikulum 2013) yang memuat tentang pembelajaran seni tari. Enam sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian ini menggunakan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah. Disaat pemerintah mengganti kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013, keenam sekolah dasar ini juga menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah. Walaupun terdapat perbedaan isi dan tujuan dari kedua kurikulum ini, peneliti menemukan hal yang sama dalam kegiatan pemeblajaran seni tari dari kedua kurikulum ini. Kegiatan pembelajaran seni tari yang termuat dalam kurikulum KTSP ataupun Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa dimulai dari kelas 4 sampai dengan kelas 6. Namun, pada kenyataan dan prakteknya pembelajaran seni tari ini dilaksanakan dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Hal ini menjadi kurang sesuai dengan kurikulum yang digunakan atau yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Terlepas dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah, baik kurikulum KTSP ataupun Kurikulum 2013, pembelajaran seni tari ini ditanggapi dengan baik dan posistif oleh pihak orang tua, sekolah dan siswa sekolah dasar itu sendiri. Siswa selalu bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari, pihak orang tua dan pihak sekolah juga mendukung dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini. 2. Motivasi Guru Seni Tari dalam Melaksanakan Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Temuan lain dalam penelitian yang kedua adalah mengenai apa motivasi guru seni tari dalam melaksanakan pembelajaran seni tari di sekolah dasar walaupun dapat dikatakan hanya diberi balas jasa yang dibawah UMR (guru yang yang mau menyebutkan besaran nominal balas jasa yang diterima). Peneliti menemukan bahwa yang mendasari guru-guru seni tari tersebut masih tetap setia menjadi guru seni tari di sekolah dasar tersebut adalah karena seni tari sudah menyatu dalam diri dan kehidupan para guru seni tari ini. Dari keenam guru sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai informan, satu guru mengundurkan diri dari sekolah dasar karena ketidaksesuaian balas jasa yang diterima. Walaupun mengundurkan diri dari sekolah dasar tersebut, guru seni tari ini mempunyai alasan yang lain yaitu karena faktor usia. Mengundurkan diri dari sekolah dasar bukan berarti berhenti menari, guru seni tari ini masih tetap aktif melaksanakan kegiatan seni tari di sanggar-sanggar tari. Berbeda dengan guru seni tari yang mengundurkan diri, kelima guru seni tari yang masih aktif dalam pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini, mengaku sudah nyaman, senang dengan lingkungan sekolah dasar yang ada dan kegaiatan seni tari sebagai hobi yang mampu memberikan penghasilan tambahan. 3. Respon Siswa Laki-laki terhadap Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar Temuan lain dalam penelitian mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah respon siswa laki-laki terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Pada awal penelitian yaitu masa awal observasi, peneliti menemukan dibeberapa sekolah dasar terdapat sekolah dasar (bukan sekolah dasar
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian) yang pada awalnya melaksanakan pembelajaran seni tari namun setelah itu ditiadakan. Peneliti sempat menanyakan kepada siswa, guru dan orang tua siswa tentang pembelajaran seni tari yang kemudian ditiadakan tersebut. Mereka menyatakan pembelajaran seni tari ditiadakan karena kurangnya siswa yang berminat mengikuti pembelajaran seni tari di sekolah dasar tersebut, orang tua siswa yang beranggapan bahwa pembelajaran seni tari merupakan pembelajaran sampingan dan respon siswa lakilaki yang malu untuk mengikuti pembelajaran seni tari. Respon siswa laki-laki yang merasa malu mengikuti pembelajaran seni tari di sekolah dasar menarik perhatian peneliti untuk sedikit menelisik lebih jauh. Siswa laki-laki merasa malu untuk mengikuti pembelajaran seni tari karena siswa laki-laki ini beranggapan bahwa seni tari itu identik dengan kegiatan anak perempuan. Hal inilah yang membuat siswa laki-laki di sekolah dasar yang peneliti sempat kunjungi menjadi malu dan tidak berminat dengan pembelajaran seni tari.
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP Dalam bab V ini ada tiga hal yang akan dibahas yaitu kesimpulan, keterbatasan masalah penelitian dan saran. Kesimpulan berisi tentang rangkuman hasil penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian berisi tentang keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini, dan saran berisi tentang masukan bagi para pembaca, penelitian selanjutnya atau orang tua yang mengikut sertakan anak-anaknya mengikuti pembelajaran seni tari di sekolah dasar. A. Kesimpulan Mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar berdasarkan penelitian yang dilakukan di keenam sekolah dasar yang terbagi menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri, peneliti menemukan beberapa hal yang dapat dikatakan sama di keenam sekolah dasar tersebut yaitu tentang dinamika pembelajaran seni tari. Hal yang membedakan dalam penelitian ini adalah tiga sekolah swasta mempunyai satu lingkup yayasan yang sama sedangkan untuk tiga sekolah dasar negeri tidak berada dalam satu lingkup yayasan yang sama sehingga mempunyai visi dan misi sekolah yang berbeda-beda. Walaupun mempunyai visi dan misi yang berbeda sekolah-sekolah dasar negeri ini tetap mempunyai tujuan untuk mencerdaskan dan mendidik siswanya dengan visi dan misi sekolah. Dalam penelitian ini peneliti menemukan sepuluh hal mengenai dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar di keenam sekolah dasar yang berbeda tersebut. Pertama, siswa sekolah dasar baik siswa yang bersekolah di swasta
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
maupun yang bersekolah di negeri mempunyai semangat dan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Hal ini dibuktikan dengan selalu hadirnya siswa dengan tepat waktu atau bahkan sebelum pembejaran seni tari dimulai. Kedua, guru membuat siswa menjadi nyaman dan tertarik dengan seni tari dahulu bisa dengan menggunakan berbagai media seperti topeng atau kuda kepang, kemudian guru memberikan gerak dasar dalam menari, hal ini dilakukan supaya siswa tidak cepat bosan dan dapat belajar tentang seni tari dengan gembira. Ketiga, guru melakukan penilaian dengan mengamati (mengobservasi) perkembangan siswa setiap mengikuti pembelajaran seni tari. Selain dengan melakukan pengamatan, guru juga meminta siswa untuk menunjukkan tarian yang sudah diajarkan oleh guru untuk dapat memberikan penilaian atau melakukan pentas seni bersama, jadi semua sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian menggunakan observasi sebagai cara melakukan penilaian atau evaluasi pembelajaran seni tari. Keempat, guru seni tari disetiap sekolah dasar merupakan guru lepas. Jadi, bukan merupakan guru tetap di sekolah-sekolah dasar tersebut. Kelima, gambaran tentang gaji yang diterima oleh setiap guru tari di keenam sekolah dasar tersebut berbeda-beda. Terdapat dua orang guru tari yang mau terbuka tentang berapa nominal untuk gaji yang diterima oleh guru tersebut. Sedangkan empat guru lainnya enggan menyebutkan berpa gaji yang diterima sebagai seorang guru tari kepada peneliti. Namun, keempat guru yang tidak mau menyebutkan berapa besar gaji yang diterima ini mengaku cukup untuk memenuhi kebutuhan seharihari, dan hal ini juga dilakukan dengan melakukan usaha yang lainnya seperti
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menjadi guru tari di sebauh sanggar atau menambah jam kerja di sekolah lain. Hanya seorang guru tari saja yang gajinya di bawah UMR, yaitu guru sekolah dasar swasta 1 yang kemudian mengundurkan diri sebagai seorang guru tari dari sekolah tersebut, karena gaji yang jauh di bawah UMR. Keenam, pembelajaran seni tari ini dapat membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan secara tidak langsung membentuk karakter yang unggul bagi siswa sekolah dasar dengan cara menanamkan nilai-nilai atau makna dalam pembelajaran seni tari seperti sabar, tekun, disiplin, kerjasama, toleransi, mandiri dan percaya diri. Hal ini dilakukan dengan kegiatan berkelompok ataupun dengan kegiatan mandiri. Ketujuh, setiap sekolah memberikan pembelajaran seni tari sesuai dengan visi dan misi masing-masing setiap sekolah yang secara garis besar dapat penulis simpulkan sebagai bentuk wadah siswa untuk membentuk nilai-nilai kependidikan dan kepribadian setiap anak. Kedelapan, fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar yang terdapat di keenam sekolah dasar tersebut diantaranya adalah pendopo atau ruang kelas sebagai temapt dilaksanakannya pembelajaran seni tari, sebuah tape recorder untuk memutar kaset dan emapat sekolah dasar dari keenam sekolah dasar tersebut mempunyai alat gamelan untuk kegiatan ekstrakurikuler karawitan dan juga biasanya digunakan untuk mengiringi seni tari pada acara tertentu. Kesembilan, yaitu tanggapan staf sekolah dasar terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah pihak sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan karyawan di keenam sekolah dasar tersebut merasa senang dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Kegiatan
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini disesuaikan dengan kurikulum yang ada dan tetap dikembangkan sesuai dengan bakat dan minat siswa. Pembelajaran seni tari sebagai pembelajaran untuk mengenal budaya bangsa supaya siswa dapat muali belajar mencintai budaya bangsa. Selain itu, pembelajaran seni tari juga sesuai dengan visi dan misi sekolah dasar untuk membentuk siswanya sesuai dengan hal tersebut. Terakhir, yaitu kesepuluh, tentang tanggapan orang tua terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar adalah pihak orang tua siswa memberikan respon yang baik, dalam artian pihak orang tua siswa sangat mendukung dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini. Mulai dari menunggui sembari melihat pembelajaran seni tari, mengantarkan
bekal
makanan
untuk
anak-anaknya,
membentuk
sebuah
paguyuban orang tua siswa dan mengikutsertakan anak-anaknya untuk mengikuti sebuah sanggar tari. B. Keterbatasan Masalah dalam Penelitian Keterbatasan masalah dalam penelitian ini adalah terbatasnya waktu penelitian, sehingga data yang dikumpulkan dan hasil yang diperoleh kurang maksimal. Kesimpulan yang diambil terbatas pada data yang peneliti peroleh. Selain keterbatsan masalah dalam waktu, peneliti juga mengalami keterbatasan masalah dalam penjadwalan dalam melakukan penelitian di enam tempat sekolah dasar yang berbeda-berbeda. Hal yang terkadang muncul adalah penundaan jadwal atau jadwal yang bertumpuk dalam melakukan penelitian di beberapa sekolah dasar.
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Saran Setelah mengadakan penelitian ini, maka dinamika pembelajaran seni tari di berbagai sekolah dasar dapat dikembangkan lagi untuk memenuhi kebutuhan siswa supaya siswa dapat mengembangkan dirinya dalam belajar terutama dalam pembelajaran seni tari. Dalam
melaksanakan
penelitian
ini,
peneliti
mendapat
hambatan
diantaranya yaitu sulitnya menentukan jadwal karena terdapat enam sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian. Peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya yang perlu diantisipasi adalah waktu dan pengaturan jadwal yang lebih tertata, sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih baik lagi. Selanjutnya untuk penelitian yang serupa yang ingin diadakan, peneliti memberikan saran untuk meneliti lebih banyak lagi tentang pembelajaran seni tari di sekolah dasar yang belum tertulis dalam penelitian ini.
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Ahmad, R. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: AR-RUZZ Media. Bagus, L. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pusaka Utama. Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008 tentang Tujuan Pendidikan Nasional dan Nilai-nilai Pendidikan Karakter. Emzir. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitaif dan Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Fadlillah, M. 2014. Implemetasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA. Yogyakarta: AR-RUZZ Media. Faisal, S. 2001. Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Imron, Ali dosen IKIP Malang. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Jazuli. 2015. Pembelajaran Seni sebagai Media Ajar di Sekolah Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Johnson, D dan Frank P. 2012. Dinamika Kelompok: Teori dan Keterampilan. Jakarta: PT Indeks. Kesuma, D. 2011. Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI Semester I & II Panduan Penjabaran Kompetensi Dasar ke Dalam Indikator dan Materi Kurikulum KTSP. 2007. Jakarta: BP. Cipta Jaya.
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kurniawan, S. 2013. Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Implementasinya Secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat. Yogyakarta: AR-RUZZ Media. Kussudiardja, B. 2008. Dari Klasik Hingga Kontemporer. Yogyakarta: Padepokan Press. Kussudiardja, B. 2006. Tentang Tari. Yogyakarta: Nur Cahaya. Maryanei. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Mulyana. 2006. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2006. Metode Kualitatif Dalam Pendekatan Fenomenologi. Jakarta: Kencana. Nugraha, A. 2012. Membangun dan Mengembangkan Karakter anak dengan Menyelaraskan Pendidikan Keluarga dan Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 56 tahun 2012 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil. Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Purwatiningsih dan Ninik Harini. 2008. Pendidikan Seni Tari-Drama. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Raharjo. 2010. “Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak Mulia” dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Volume 16 Nomor 3. Jakarta: Balitbang Kementrian Pendidikan Nasional. Sadulloh, Uyoh dan Agus Muharram. 2011. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta.
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Salim, Haitami dan Samsu Kurniawan. 2012. Studi Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ Media. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Penelitian Kualitatif dan Kuantitaif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Syaodih, N. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suyatno. 2010. “Peran Pendidikan sebagai Modal Utama Membangun Karakter Bangsa”, makalah disampaikan dalam Sarasehan Nasional “Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa”. Jakarta: oleh Kopertis Wilayah 3 DKI. Suyanto. 2006. Dinamika Pendidikan Nasional: Dalam Percaturan Dunia Global. Jakarta: PSAP Muhammadiyah. Taufik, I. 2009. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab XIII Bagian Kesatu Pasal 46 ayat 1. Wibowo, A. 2012. Pendidikan Karakter: Strategi Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Membangun Bangsa
Winkel, W.S. 2012. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. Zubaedi. 2011. Design Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya Dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN PENELITIAN
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pedoman Wawancara Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan wawancara (tanya-jawab) dengan informan tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Wawancara dilakukan satu hari untuk satu informan dan peneliti mendapatkan jawaban yang mendalam sesuai dengan tujuan penelitian. 2. Membuat transkrip wawancara dalam bentuk tulisan atau verbatim. 3. Hal yang akan digali oleh peneliti dalam penelitian ini adalah tentang guru seni tari di sekolah dasar tersebut. Beberapa hal yang akan peneliti gali diantaranya yaitu: a. Identitas guru i.
Latar belakang guru
ii. Riwayat mengajar b. Dinamika guru seni tari di sekolah dasar i.
Cara guru mengajarkan pembelajaran seni tari
ii. Cara
guru
melakukan
penilaian
terhadap
siswa
pembelajaran seni tari iii. Posisi guru seni tari di sekolah dasar c. Kegiatan guru seni tari di luar jam mengajar di sekolah dasar i.
Di lingkungan keluarganya
ii. Hal lain yang dilakukan selain sebagai seorang guru tari iii. Kehidupan sehari-harinya
184
pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Gaji atau upah mengajar yang diterima sebagai guru tari di sekolah dasar e. Kedudukan seni tari dalam kurikulum sekolah tersebut f. Pembelajaran seni tari sebagai salah satu sarana pendidikan karakter g. Tujuan sekolah memberikan pembelajaran seni tari pada siswa h. Fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar i. Tanggapan pihak sekolah terhadap pembelajaran seni tari yang diadakan di sekolah dasar i. ii.
Latar belakang pihak sekolah sebagai informan Tanggapan terhadap pembelajaran seni tari yang diadakan di
sekolah dasar j. Tanggapan pihak orang tua terhadap pembelajaran seni tari yang diadakan di sekolah dasar i. ii.
Latar belakang pihak orang tua sebagai informan Tanggapan terhadap pembelajaran seni tari yang diadakan di
sekolah dasar
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN II PEDOMAN OBSERVASI
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan. Peneliti mengamati dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar pada saat sebelum, sesudah dan saat pembelajaran seni tari dilaksanakan. Kemudian, peneliti mencatat hal yang penting yang ditemukan di lapangan.
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN III
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3.1 TRIANGULASI DATA
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Triangulasi Data a. Latar belakang guru (Wawancara dan Observasi) b. Siswa mempunyai semangat antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari (observasi dan dokumentasi) c. Cara guru mengajarkan pembelajaran seni tari pada siswa (wawancara dan observasi) d. Cara guru melakukan penilaian terhadap siswa pada pembelajaran seni tari (wawancara, observasi dan dokumentasi) e. Posisi guru seni tari di sekolah dasar (wawancara) f. Pembelajaran seni tari dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar (wawancara dan observasi) g. Tujuan sekolah dasar memberikan pembelajaran seni tari di sekolah dasar (wawancara) h. Fasilitas pendukung yang ada terhadap pembelajaran seni tari di sekolah dasar (wawancara dan observasi) i. Gaji yang diterima oleh guru seni tari di sekolah dasar (wawancara) j. Tanggapan pihak sekolah terhadap pembelajaran seni tari yang diadakan di sekolah dasar (wawancara) k. Tanggapan pihak orang tua terhadap pembelajaran seni tari yang diadakan di sekolah dasar (wawancara, observasi dan dokumentasi)
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3.2 REFERENSI
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Referensi 1. Anekdot Observasi Observasi di sekolah pertama yaitu sekolah dasar swasta 1 dimulai pada hari Selasa, tanggal 24 Juli 2014. Selama masa observasi di sekolah dasar swasta 1 ini peneliti menemukan bahwa pembelajaran seni tari di laksanakan di sekolah dasar swasta 1 ini sudah ditiadakan karena guru seni tarinya mengundurkan diri dan menemukan pengganti guru seni tari yang baru. Di sekolah dasar swasta 1, peneliti tetap mencari data yaitu tentang tanggapan pihak sekolah tentang pembelajaran seni tari yang sempat diselenggarakan oleh pihak sekolah dasar swasta 1 ini. Selanjutnya peneliti melanjutkan observasi di sekolah kedua yaitu sekolah dasar swasta 2. Sebelumnya peneliti mendapatkan informasi bahwa sekolahsekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian ini masih terdapat pembelajaran seni tari dari orang-orang terdekat. Peneliti datang ke sekolah dasar swasta 2 ini pada hari Senin, 20 Oktober 2014. Pada saat pertama kali ke sekolah dasar swasta 2 ini peneliti terlebih dahulu ingin meminta izin kepada pihak sekolah untuk dapat melangsungkan penelitian tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini. Setelah mendapatkan izin untuk melaksanakan penelitian di sekolah dasar swasta 2 ini, peneliti kemudian memberikan surat kepada resmi dari kampus tentang permohonan izin penelitian. Peneliti melakukan observasi sebanyak dua kali. Tentang bagaimana dinamika pembelajaran seni tari di laksanakan di sekolah dasar swasta 2 ini. Selama mengobservasi di sekolah ini peneliti menemukan banyak hal, diantaranya yaitu, siswa-siswa di sekolah dasar
192
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ini begitu semangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari, sekolah juga mendukung dengan memberikan fasilitas yang memadai kepada guru seni tari, dan pihak orang tua yang memberikan dukungan kepada anak-anaknya dengan setia menunggu dan membawakan bekal makanan kepada anak-anaknya. Peneliti kemudian melanjutkan penelitian di sekolah dasar swasta 3 yang merupakan tempat penelitian yang ketiga. Sama halnya dengan sekolah dasar swasta 2, pertama peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada pihak sekolah. Pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober peneliti melakukan penelitian tentang mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini. Di sekolah dasar swasta 3 ini peneliti melakukan dua kali observasi. Di sekolah dasar swasta 3 ini peneliti menemukan tentang bagaimana rasa semangat dan antusias siswa ketika ingin melaksanakan pembelajaran seni tari ini. Siswa-siswa sekolah dasar ini berlarian di lorong-lorong sekolah untuk segera menuju ruangan yang biasanya dijadikan tempat pembelajaran seni tari. Karena ini termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah, orang tua siswa banyak yang menunggui anaknya di depan ruangan sembari melihat anaknya melaksanakan kegiatan pembelajaran seni tari ini. Dukungan dan tanggapan yang luar biasa dari siswa sendiri maupun dari pihak orang tua. Selain siswa dan orang tua siswa yang begitu semangat dan antusias dalam menanggapi diadakannya pembelajaran seni tari ini, pihak sekolah juga memberikan tanggapan yang baik pula, yaitu dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk kelancaran kegiatan pembelajaran seni tari ini, seperti ruangan, tape, makanan dan minuman serta pihak sekolah segera mencari
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan cepat guru seni tari yang baru sebagai pengganti guru seni tari yang pindah tugas karena ada keperluan keluarga. Sekolah keempat, yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian adalah sekolah dasar negeri 1. Sebelum melaksanakan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada pihak sekolah untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini. Setelah peneliti mendapatkan izin untuk melaksanakan penelitian di sekolah dasar negeri 1 ini, pada Selasa, 4 November 2014 peneliti mulai melakukan observasi terhadap dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Siswa-siswa sekolah dasar negeri 1 dan pihak orang tua memberikan respon yang luar biasa. Walaupun serba kekurangan, namun dukungan dari pihak orang tua terhadap pembelajaran seni tari ini begitu tinggi. Pihak orang tua di sekolah dasar negeri 1 membentuk sebuah paguyuban yang selalu membantu kegiatan atau pendanaan dalam pembelajaran seni tari. Siswa-siswa yang juga mengikuti pembelajaran seni tari ini pun selalu antusias dan bersemangat. Tidak sabar untuk segera belajar seni tari, sampai guru seni tari pun ditarik-tarik tangannya untuk segera menuju ruangan yang biasa dijadikan sebagai tempat pembelajaran seni tari. Peneliti selanjutnya melanjutkan penelitian tentang mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari ini di sekolah dasar negeri 2. Sekolah dasar negeri 2 ini sebagai tempat penelitian yang kelima. Pertama peneliti meminta izin dahulu kepada pihak sekolah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 2 ini. Peneliti melaksanakan observasi sebanyak dua kali terhadap dinamika pembelajaran seni tari ini. Semangat dan rasa antusias siswa
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam mengikuti pembelajaran seni tari ini begitu terlihat ketika sebelum, selama, dan sesudah pembelajaran seni tari di laksanakan. Sebelum pembelajaran seni tari dilaksanakan siswa berlarian dari luar ruangan untuk segera menuju ruang yang disediakan untuk kegiatan pembelajaran seni tari ini. Selama kegiatan pembelajaran seni tari dilaksanakan, siswa begitu bersemangat dalam mengikuti dinamika pembelajaran seni tari yang sedang berlangsung, senyum, canda tawa siswa tak henti memenuhi ruangan kelas. Saat siswa belum paham dengan penjelasan atau materi yang sedang diajarkan oleh guru, siswa akan dengan aktif bertanya dan tanpa segan meminta bantuan dari guru seni tari supaya mereka segera mengetahuinya bagaimana cara yang benar dalam melakukan suatu gerakan tari. Dan pada saat sesudah pembelajaran seni tari usai pun mereka masih suka bermain dan bercanda di ruangan tersebut dengan sesekali mencoba sendiri gerakan-gerakan tari yang baru saja mereka pelajari. Tempat penelitian yang terakhir yaitu yang keenam adalah sekolah dasar negeri 3. Sama dengan sekolah dasar yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian, pertama peneliti meminta izin kepada pihak sekolah dan kemudian setelah diberikan izin dari pihak sekolah, peneliti barulah melaksanakan penelitian di sekolah dasar negeri 3 ini. Observasi yang peneliti lakukan di sekolah dasar negeri 3 sebanyak dua kali. Di sini peneliti menemukan hal yang umumnya hampir sama dengan sekolah-sekolah dasar sebelumnya yang peneliti jadikan sebagai tempat penelitian. Siswa yang begitu antusias dalam mengikuti pembelajaran seni tari, tanggapan pihak sekolah dan orang tua yang sangat mendukung diadakannya pembelajaran seni tari ini. Siswa-siswa yang menari-nari
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan menarik-narik tangan guru seni tari untuk segera melaksanakan kegiatan pembelajaran seni tari di pendopo, orang tua yang menunggui anak-anaknya sembari melihat anaknya melaksanakan kegiatan pembelajaran seni tari ini, dan pihak sekolah yang memfasilitasi dengan maksimal supaya pembelajaran seni tari di sekolah dasar negeri 3 ini dapat berjalan dengan lancar. 2. Studi Dokumen (Foto) Studi dokumentasi berisi siswa sekolah dasar yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran seni tari dan pementasan seni tari yang digunakan untuk evaluasi pembelajaran seni tari. Gambar di samping adalah siswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari.
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar di samping adalah siswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari.
Gambar di samping adalah siswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari.
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar di samping adalah siswa yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari.
Gambar di samping adalah siswa yang sedang mengisi sebuah acara pementasan seni tari dan hal ini dapat digunakan oleh guru tari sebagai evaluasi atau penilaian pembelajaran seni tari.
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3.3 ANALISA DATA
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bagan Analisa Data Catatan Lapangan Peneliti Mengadakan penelitian ini dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari teknik pengumpulan data tersebut peneliti menemukan pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di enam sekolah dasar yang berbeda.
Reduksi Data Dari teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti melalui hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, peneliti menemukan sepuluh rumusan masalah penelitian.
Display Data Peneliti mendapatkan hasil dari penelitian tentang dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar. Terdapat sepuluh hasil temuan penelitian mengenai dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini. Kesepuluh hasil temuan penelitian itu meliputi bagaimana siswa mengikuti pembelajaran seni tari, guru seni tari; cara mengajar, posisi guru, cara melakukan penilaian, kontribusi pembelajaran seni tari terhadap siswa, gaji yang terima, fasilitas yang diberikan oleh pihak sekolah, tujuan pembelajaran seni tari; tanggapan pihak sekolah dan orang tua terhadap pembelajarn seni tari.
Kesimpulan Dinamika pembelajaran seni tari adalah sebuah bentuk proses belajar siswa sekolah dasar dengan menggerakan tubuh sesuai dengan ekspresi jiwa yang diiringi dengan musik berirama. Mengidentifikasi dinamika pembelajaran seni tari di sekolah dasar berdasarkan penelitian yang dilakukan di keenam sekolah dasar yang terbagi menjadi tiga sekolah dasar swasta dan tiga sekolah dasar negeri, peneliti menemukan beberapa hal yang dapat dikatakan sama di keenam sekolah dasar tersebut yaitu tentang dinamika pembelajaran seni tari. Walaupun mempunyai visi dan misi yang berbeda sekolah-sekolah dasar negeri ini tetap mempunyai tujuan untuk mencerdaskan dan mendidik siswanya dengan visi dan misi sekolah.
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN IV PROSES ANALISIS DATA DENGAN ANALISIS TEMATIK
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran Proses Analisis Data dengan Analisis Tematik
No 1.
Hasil yang Diperoleh dari Pengumpulan Data Transkrip Wawancara
Observasi
Studi Dokumentasi
Tema
Ya, mereka selalu berteriak-teriak
Siswa berlari-larian
Semangat dan
ingin meminta pembelajaran seni
dilorong-lorong sekolah
antusiasme siswa
tari dulu. Sebelum pembelajaran
sambil berteriak-teriak
dimulaipun siswa sudah
ingin segera
menunggu saya, walau saya belum
dilaksanakannya
datang ke sekolah.
pembelajaran seni tari dan
Selama mengikuti pembelajaran
sesekali menggeret-geret
seni tari ini siswa selalu semangat
baju atau lengan dari guru
dan ceria ya mbak. Anak-anak
seni tari.
selalu senang dan berlari-larian begitu mbak (menunjuk kerumunan siswa).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Saya membentuk beberapa
Guru membuat siswa
Cara guru
kelompok siswa dengan setiap
nyaman terlebih dahulu,
melaksanakan
kelompok mempunyai anggota
membentuk kelompok dan
pembelajaran seni
yang berbeda-beda kemampuan.
kemudian baru
tari di sekolah
memberikan gerak dasar
dasar
Kalau saya yang pertama harus dilakukan terlebih dahulu untuk dapat belajar tentang seni tari adalah membuat siswa tertarik dengan seni tari.
Hmm.. kalau saya itu mengajarkannya dengan gerakgerakan awal mbak, gerak-gerak dasarnya begitu mbak. Pertama ya diajari bagaimana cara berjalan ditempat dengan benar. Soalnya masih banyak siswa juga yang belum bisa bagaimana cara berjalan ditempat. Selanjutnya
dalam menari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
saya ajarkan mendhak mbak. Habis itu berjalan ditempat dengan mendhak. Setelah mendhak gerakan ayunan tangan ke depan dan ke belakang yang dipadukan dengan gerakan kaki dan terakhir dilanjut dengan gelengan kepala mbak. 3.
Saya melakukan pengamatan
Guru melakukan
Cara guru
kepada siswa ya, bagaimana
pengamatan harian dan
melakukan
perkembangan siswa dalam
melaksanakan pentas seni
penilaian
kesehariannya mengikuti
atau sekedar menampilkan
pembelajaran seni tari ini.
tarian kelompok.
Hmm..biasanya saya menggunakan acara pentas sederhana begitu dek pas akhir tahun atau akhir semester gitu. 4.
Saya adalah sebagai guru lepas
Posisi guru seni
atau guru honorer
tari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
Saya tidak perlu menyebutkan
Gambaran tentang
nominalnya ya dek. Yang penting
gaji yang diterima
saya usaha maksimal dan cukuplah
oleh guru seni tari
untuk memenuhi kebutuhan hidup
di sekolah dasar
sehari-hari. Ohh..tidak papa mbak. Saya setiap bulannya mengatakan gaji ya sekitar Rp.800.000,00. 6.
Ya tentu kalau itu mbak,
Pembelajaran seni
pembelajaran seni tari ini mampu
tari sebagai sarana
membentuk karakter siswa secara
pendidikan
perlahan dan bertahap.
karakter
Di dalam pembelajaran seni tari terkandung banyak manfaat positif yang apabila tekun dalam berlatih dan belajar dapat memberikan pengaruh dalam diri. Pengalaman dengan siswa tentang seni tari pasti sudah banyak saya alami mbak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
Pembelajaran seni tari ini mampu
Tujuan sekolah
membentuk output siswa yang
memberikan
sesuai dengan visi dan misi
pembelajaran seni
sekolah dasar ini mbak, mampu
tari
berkonntribusi dalam pembentukan diri siswa. 8.
9.
Fasilitas yang diberikan sekolah
Fasilitas yang diberikan
Fasilitas
yang seperti ini mbak, sangat
adalah berupa ruangan
pendukung yang
mumpuni. Menyediakan sebuah
atau pendopo sebagai
diberikan oleh
ruangan ini untuk kegiatan
tempat dilaksanakannya
sekolah terhadap
pembelajaran seni tari , tape
pembelajaran seni tari,
pembelajaran seni
recorder sebagai alat pemutar
tape recorder, dan lima
tari
musik. Dan itu juga ada mbak satu
dari enam sekolah dasar
set gamelan untuk pembelajaran
tersebut mempunyai satu
karawitan.
set gamelan.
Saya
senang
dan
mendukung
Mbak. Pembelajaran seni tari di
Tanggapan staf sekolah dasar terhadap
sekolah dasar dapat membentuk karakter dalam diri siswa Mbak
pembelajaran seni tari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
karena terdapat banyak nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalam pembelajaran seni tari. Saya mendukung Mbak. Sangat mendukung. Pembelajaran seni tari ini membuat siswa mengenal budaya bangsanya sendiri melalui seni tari. Pembelajaran seni tari, memberikan siswa wadah untuk mengekspresikan dirinya, mengembangkan bakat dan minatnya dalam hal kesenian dan budaya. Itu yang membuat saya mendukung pembelajaran seni tari di sekolah dasar Mbak. 10.
Saya juga mendukung-mendukung
Tanggapan
aja kok, dan bangga ada
orangtua siswa
pembelajaran tari di SD ini.
terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hmm, tentang pembelajaran tari
pembelajaran seni
ya saya mendukung anak saya
tari
dalam berproses, sama mendukung pihak sekolah serta orang tua lainnya juga untuk saling mendukung anak mereka. Saya terus mendorong dia sih Mbak,untuk terus belajar tentang tari. tentunya juga memberikan perhatian, memenuhi kebetuhannya kalau mengenai tari, dan memasukkan anak saya ke sanggar tari. (tersenyum).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN V DISPLAY DATA
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Masalah : Mengidentifikasi Dinamika Pembelajaran Seni Tari di Seolah Dasar Sumber : Observasi, wawancara dan dokumentasi
No. 1.
Tema
Deskripsi
Semangat dan antusiasme
Siswa sekolah dasar baik siswa yang
siswa dalam mengikuti
bersekolah di swasta maupun yang
pembelajaran seni tari di
bersekolah di negeri mempunyai semangat
sekolah dasar
dan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran seni tari. Hal ini dibuktikan dengan selalu hadirnya siswa dengan tepat waktu atau bahkan sebelum pembelajaran seni tari dimulai. Selain itu siswa sekolah dasar berlari-larian diloronglorong sekolah atau menarik lengan baju guru seni tari sebelum pembelajaran seni tari di mulai.
2.
Cara guru melaksanakan
Guru menunjukkan beberapa media seperti
pembelajaran seni tari di
topeng, kuda kepang dan selendang yang
sekolah dasar
sering digunakan dalam kegiatan seni atau biasa disebut dengan sampur. Selain itu, guru juga menciptakan lingkungan pembelajaran seni tari menjadi lebih hangat dan menyenangkan. Membentuk kelompok bersama dan selanjutnya memberikan gerak dasar dalam menari.
3.
Cara guru melakukan
Penilaian dengan menggunakan metode
penilaian terhadap siswa
observasi, penilaian yang digunakan oleh
pada pembelajaran seni
keenam guru sekolah dasar dalam
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tari
pembelajaran seni tari adalah dengan melaksanakan pentas seni atau sekedar menampilkan tarian yang sudah diajarkan secara berkelompok.
4.
Posisi guru seni tari di
Guru-guru yang mengajar pembelajaran
sekolah dasar
seni tari merupakan guru lepas atau guru honorer. Keenam guru tari ini merupakan tenaga profesional dibidang seni tari. Hal ini berdasarkan dengan gelar pendidikan yang dimiliki oleh keenam guru sekolah dasar tersebut. Adapun yang tidak bergelar sarjana seni tari, mereka merupakan lulusan sebuah sanggar seni tari dan sudah belajar tentang seni tari selama bertahun-tahun.
5.
Gambaran tentang gaji
Gambaran tentang gaji yang diterima oleh
yang diterima oleh guru
setiap guru tari di keenam sekolah dasar
seni tari di sekolah dasar
tersebut berbeda-beda. Hanya seorang guru tari saja yang gajinya di bawah UMR, yaitu guru sekolah dasar swasta 1 yang kemudian mengundurkan diri sebagai seorang guru tari dari sekolah tersebut, karena gaji yang jauh di bawah UMR.
6.
Pembelajaran seni tari
Pembelajaran seni tari selain sebagai
dapat dijadikan sebagai
kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler,
sarana pendidikan karakter
di sekolah masing-masing juga merupakan
pada siswa sekolah dasar
sebagai sarana pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Hal ini dilakukan dengan kegiatan berkelompok ataupun dengan kegiatan mandiri. Pembelajaran seni tari
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kepada siswa sekolah dasar merupakan awal pembentukan karakter kepada siswa sekolah dasar, karena karakter adalah ciri khas seseorang dan karakter tidak dapat dilepaskan dari kontes sosial budaya karena karakter terbentuk dalam lingkungan sosial budaya tertentu. 7.
Tujuan sekolah dasar
Pembelajaran seni tari di masing-masing
memberikan pembelajaran
sekolah dasar itu merupakan salah satu
seni tari
upaya yang dilakukan oleh sekolah untuk mewujudkan visi dan misi masing-masing sekolah dasar. Visi dan misi yang dimiliki oleh setiap masing-masing sekolah dasar negeri ini dapat diakumulasikan dalam pembelajaran seni tari. Sekolah ingin mempunyai output siswa yang sesuai dengan visi dan misi setiap masing-masing sekolah dasar. Secara garis besar sekolah ingin mempunyai output siswa yang berkarakter dan selalu mampu berkembang.
8.
Fasilitas pendukung yang
Fasilitas pendukung yang ada terhadap
ada terhadap pembelajaran
pembelajaran seni tari di sekolah dasar yang
seni tari di sekolah dasar
terdapat di keenam sekolah dasar tersebut diantaranya adalah pendopo atau ruang kelas sebagai temapt dilaksanakannya pembelajaran seni tari, sebuah tape recorder untuk memutar kaset dan lima sekolah dasar dari keenam sekolah dasar tersebut mempunyai alat gamelan untuk kegiatan ekstrakurikuler karawitan dan juga biasanya
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
digunakan untuk mengiringi seni tari pada acara tertentu. 9.
Tanggapan staf sekolah
Tanggapan staf sekolah yang terdiri dari
dasar terhadap
kepala sekolah, guru dan karyawan di
pembelajaran seni tari di
keenam sekolah dasar tersebut merasa
sekolah dasar
senang dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar.
10. Tanggapan orang tua
Orang tua siswa memberikan respon yang
terhadap pembelajaran
baik, dalam artian pihak orang tua siswa
seni tari di sekolah dasar
sangat mendukung dan bangga dengan diadakannya pembelajaran seni tari di sekolah dasar ini. Mulai dari menunggui sembari melihat pembelajaran seni tari, mengantarkan bekal makanan untuk anakanaknya, membentuk sebuah paguyuban orang tua siswa dan mengikutsertakan anakanaknya untuk mengikuti sebuah sanggar tari.
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RIWAYAT HIDUP Francisca Ayudha Laksitapuri, lahir di Bantul, 25 Oktober 1992. Orang tua bernama Gregorius Wisnugraha dan Prabandari Dyah Murwani, serta seorang adik bernama Dinda Adventina Laksita Puri. Bertempat tinggal di Gedongan, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta. Peneiti mengawali pendidikan formal pada tahun 1998 di TK Kanisius Ganjuran kemudian lulus pada tahun 2000, melanjutkan di SD Tulasan dan pada tahun 2001 pindah ke SD Bantul Timur sampai dengan lulus SD pada tahun 2005. Selanjutnya pada tahun 2008 peneliti lulus dari SMP Negeri 1 Bantul, 2011 lulus dari SMA Negeri 2 Bantul dan melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
207