PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEBUTUHAN ANAK DAMPINGAN YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA (YSS) KAMPUNG PINGIT YANG MEMILIKI KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh: Fransisca Indra Kristanti 089114139
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hambatan dalam pengerjaan skripsi bukan untuk ditakuti tetapi untuk ditaklukkan.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk:
Bapak terkasih, Alm. F.X Mulyadi. Pak, udah jadi skripsinya Emak tersayang, Julitte Indarini Keluarga dan sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku juga Komunitas Perkampungan Sosial Pingit, Anak-anak Pingit, dan Pingiters
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KEBUTUHAN ANAK DAMPINGAN YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA (YSS) KAMPUNG PINGIT YANG MEMILIKI KECENDERUNGAN BERPERILAKU AGRESIF Fransisca Indra Kristanti
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebutuhan yang dimiliki oleh anak-anak dampingan YSS di Kampung Pingit yang memiliki kecenderungan untuk berperilaku agresif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 5 anak yang memiliki kecenderungan agresif. Subjek penelitian dipilih berdasarkan penilaian pendamping YSS menurut teori agresi. Subjek merupakan anak yang dinilai sering berperilaku agresif di area belajar YSS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan yang dimiliki oleh anak-anak dampingan YSS di Kampung Pingit adalah kebutuhan afiliasi dengan figur teman, orang tua, dan adik, serta kebutuhan untuk bermain. Kecenderungan anak melakukan agresi bertujuan untuk mengurangi reduksi tegangan yang timbul akibat adanya kebutuhan. Kata kunci : kebutuhan, anak usia pertengahan dan akhir, kecenderungan berperilaku agresif
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE NEEDS OF YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA (YSS) CHILDREN AT PINGIT WHO HAVE A TENDENCY TO BEHAVE AGGRESSSIVELY Fransisca Indra Kristanti
ABSTRACT
This research aimed to describe the needs that were owned by the children of Yayasan Sosial Soegijopranoto (YSS) in Pingit who had a tendency to behave aggressively. The subjects in this research were consisted of five children who had aggressive tendencies. The researcher chose the subjects according to the volunteers’ assessment using aggression theory. The subjects were the children who were seen often did aggression in study area of YSS. This research was included in qualitative descriptive research and combined with thematic analysis. The research result showed that the needs that were owned by the children of YYS in Pingit was affiliation need with the figure of their friends, parents, and sisters or brothers, as well as they need to play. The children’s tendency to do aggression aimed to reduce their stress reduction that arose from their need. Keywords: the need, middle and late childhood, tendency to behave aggressively
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Syukur pada Tuhan Allah yang selalu menyertai hari-hari galau selama mengerjakan skripsi. Penyertaan-Nya mantap sekali! Terima kasih, Tuhan, atas bimbingan dan lindunganMu untuk mental penulis agar tetap sehat selalu selama mengerjakan skripsi ini. Terima kasih Emak Julitte dan Almarhum Bapak, orang tua yang selalu setia dan sabar menanti penulis menyelesaikan skripsi. Love you, Mak-Pak. Debora, kakakku sayang, terima kasih untuk semangat yang kau berikan selama ini. Andre, adikku yang pengertian, terima kasih atas perhatianmu, ya. Terima kasih kepada Bapak C. Wijoyo Adinugroho, M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi atas pengertian dan kepercayaannya kepada saya selama pengerjaan skripsi ini. Terima kasih untuk bantuannya dalam membenahi sistematika berpikir saya yang berantakan. Harap maklum, Pak. Hehe… Terima kasih kepada Bu Sylvia Carolina MYM., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah mendampingi penulis dalam pengerjaan skripsi serta memberikan dukungan sosial yang begitu berarti bagi penulis. Makasih banget, Bu. Terima kasih Bu Agnes Indar Etikawati, M. Si dan Bapak V. Didik Suryo Hartoko, M.Si yang telah memberikan wejangan dan ilmu tentang metode penelitian yang penulis lakukan. Terima kasih juga kepada Bapak C. Siswa Widyatmoko, M. Psi selaku dekan yang sudah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Komunitas Perkampungan Sosial Pingit yang telah memberikan sarana dan kemudahan-kemudahan bagi saya selama pengumpulan data. Terima kasih atas semua bantuan yang diberikan kepada saya. Mbak Ayu dan Mbak Indira yang rela meluangkan waktu untuk melihatlihat data cerita dari anak. Tengkyu.
Acink, Cimeng, dan Sike yang sering
memberikan tempat bagi penulis untuk numpang mengetik, mencucurkan air mata, dan berbagi tawa. Cik Anne yang suka jadi teman ngalur-ngidul, pendengar cerita-cerita yang menjadi distraksi pengerjaan skripsi. ATMW. Pujo dan Ninul yang pasti mendoakan saya di saat penulis berwajah kusam dan merasa galau. Terima kasih Onita yang selalu mengantarkan saya ke manapun saya mau. Ohh.. motorku… Kokok dan Kojoy yang rela menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan akademik dan membantu penulis dalam teknis penulisan skripsi yang sistematis. Terima kasih, ya. PARIAMSJ, kalian hiburanku selama bosan dengan skripsi yang nggak maju-maju. Pingiters!! Tim horee Pingit!! Anak-anak Pingit yang selalu menjadi semangatku dalam menyusun skripsi. Nyak demon kutti… Flavi dan Ranum sebagai pihak pengecek hasil akhir. Terima kasih atas kritikan dan saran yang kalian berikan untukku. Kritikan dan saran dari kalian sangat berguna. Kakak Glo, terima kasih ya untuk terjemahan bahasa Inggrisnya. Serta, terima kasih kepada semua teman yang membantu, mendukung, dan memberikan inspirasi untuk saya dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga Tuhan memberkati kalian.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penulis menyadari juga bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua. AMIN.
Yogyakarta, 3 Oktober 2013
Fransisca Indra Kristanti
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………......
I
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………......
ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………..... iv HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….....
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………….......
vi
ABSTRAK………………………………………………………………...... vii ABSTRACT………………………………………………………………...... viii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………….......
ix
KATA PENGANTAR………………………………………………….......
x
DAFTAR ISI……………………………………………………………......
xiii
DAFTAR TABEL………………………………………………………......
xvii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………......
xviii
BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………….....
1
A. Latar Belakang ..............….......………………..……..........
1
B. Rumusan Masalah…….........……………...……………......
5
C. Tujuan Penelitian…………….……………………..……....
5
D. Manfaat Penelitian…………………………………………..
5
1. Manfaat Teoritis.........................................................
5
2. Manfaat Praktis..........................................................
5
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II : LANDASAN TEORI…………………………………………….. 7 A. Kebutuhan………….………..……………………………...
7
1. Pengertian Kebutuhan…...…………...………………….
7
2. Tipe-tipe Kebutuhan……………..……..………………...
9
3. Daftar Kebutuhan Murray………….…………………...
13
B. Anak….……………………………………………………..
24
1. Kategori Usia……….……………………………………. 25 2. Perkembangan serta Tugas Perkembangan Anak Usia Pertengahan dan Akhir……....…………………………..
26
C. Agresi……...………………………………………………...
30
1. Pengertian Agresi.....……………………………………..
30
2. Jenis Perilaku Agresi……………....…………………….
31
3. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif………………………...
31
4. Teori Frustrasi-Agresi.....................................................
32
D. Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS)..................................
33
E. Karakteristik Warga Kampung Pingit……………………....
34
F. Dinamika Kebutuhan Anak Dampingan Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Kampung Pingit yang Memiliki Kecenderungan Berperilaku Agresif……………................ BAB III: METODOLOGI PENELITIAN…………………………………..
36 39
A. Jenis dan Metode Penelitian………….................................
39
B. Subjek……………………………………….………………
40
1. Kriteria Subjek………...………………………………...
40
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Pemilihan Subjek…………………...…………………...
41
C. Fokus Penelitian….………………………………………....
42
D. Pengumpulan Data..........…………………....………........
42
1. Persiapan Penelitian..........................................................
43
2. Pelaksanaan Penelitian.....................................................
44
E. Analisis Data……………………………….......…………...
45
F. Kredibilitas Penelitian………………………………………
46
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.…………….…….
48
A. Pelaksanaan Penelitian……….………………………......…
48
1. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data...…...…………...
48
B. Analisis dan Pembahasan……………….......………………
49
1. Deskripsi Subjek 1………………………….................…
49
2. Deskripsi Subjek 2….……………………………………
56
3. Deskripsi Subjek 3………….....…………………………
63
4. Deskripsi Subjek 4….....…....……………………………
69
5. Deskripsi Subjek 5……..………………………………… 76 C. Dinamika Kebutuhan Kelima Subjek (GDS, ANM, PWJ, RI, dan OHP)…………….........…..……………...................
82
BAB V : PENUTUP................................…………..……………………...
88
A. Kesimpulan…………………………………………………
88
B. Saran………………………………………………………..
88
1. Bagi Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Kampung Pingit………….................................................
xv
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Bagi Orangtua…………..………………………………..
89
3. Bagi Peneliti Selanjutnya………………………………..
90
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
91
LAMPIRAN………………………………………………………………… 92
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pelaksanaan Pengetesan............................................................... 44
Tabel 4.1
Daftar Kebutuhan GDS……………………………………….... 52
Tabel 4.2
Daftar Kebutuhan ANM..………………………………………. 59
Tabel 4.3
Daftar Kebutuhan PWJ…………………………………………. 65
Tabel 4.4
Daftar Kebutuhan RI……………………………………………. 72
Tabel 4.5
Daftar Kebutuhan OHP………………………………………… 78
Tabel 4.6
Daftar Kebutuhan Seluruh Subjek……….……………............... 82
.
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Penilaian Atas Perilaku Agresif Anak Oleh Pendamping YSS………………………………………….
Lampiran 2
Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama CAT Subjek 1, GDS ………………………...…………………................
Lampiran 3
112
Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama CAT Subjek 4, RI… ………………………..………………….................
Lampiran 6
104
Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama CAT Subjek 3, PWJ……………………………………….……...............
Lampiran 5
96
Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama CAT Subjek 2, ANM……………………………………………..............
Lampiran 4
95
123
Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama CAT Subjek 5, OHP………...………………….………………................
132
Lampiran 7
Identitas Psikolog................................................................
142
Lampiran 8
Hasil Observasi Perilaku Subjek.........................................
145
Lampiran 9
Hasil Observasi Rapat Koordinasi Pendamping YSS........
146
Lampiran 10
Hasil Wawancara dengan Para Pendamping YSS..............
147
Lampiran 11
Hasil Wawancara dengan Warga Kampung Pingit.............
148
Lampiran 12
Lembar Informed Concent...................................................
149
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ide penelitian ini berawal dari keprihatinan peneliti menilik perilaku anak-anak dampingan Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) di Kampung Pingit, Yogyakarta. Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) adalah suatu yayasan sosial yang terlibat untuk melayani warga tunawisma dalam proses resosialisasi secara khusus yang berlokasi di Kampung Pingit. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), resosialisasi adalah pemasyarakatan kembali. YSS mengajak para tunawisma tinggal di rumah petak kecil selama dua tahun untuk mempersiapkan kembali hadir di tengah masyarakat umum. Warga dampingan YSS itu diberi kesempatan untuk bekerja dan bersosialisasi dengan warga Kampung Pingit selama dua tahun agar dapat beradaptasi dengan masyarakat umum setelah masa dampingan YSS berakhir. Selain mendampingi orangtua, YSS membuka kelas belajar informal bagi anak-anak dari warga Kampung Pingit. Banyak anak meluangkan waktunya setiap Senin, Kamis malam, dan Sabtu sore untuk belajar dan bermain bersama anak-anak lain serta para pendamping. Berdasarkan hasil observasi informal yang telah peneliti lakukan, terdapat fenomena yang menarik pada anak-anak yang didampingi. Sebagian anak-anak di Perkampungan Sosial Pingit mempunyai kecenderungan perilaku membentak, berkata kasar dan tidak segan-segan menghina teman sebaya
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
maupun orang dewasa. Mayoritas anak-anak mudah marah jika keinginannya tidak tercapai. Ketika anak mengharapkan sesuatu dan harapannya tidak tercapai, anak menjadi marah dan kemudian kerap mengumpat. Beberapa anak juga tampak tidak percaya diri saat belajar di kelas informal. Hal itu tampak pada perilaku tidak berani menjawab pertanyaan, menangis atau marah ketika dimintai keterangan mengapa tidak mau menjawab. Beberapa anak menolak tantangan akademis. Maksudnya, anakanak menolak diberi tugas ataupun pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran sekolah. Jika anak sudah merasa tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut, mereka memilih pergi dari ruang kelas. Banyak perilaku yang didominasi oleh kecenderungan agresi dalam komunikasi interpersonal mereka. Bandura menyatakan bahwa agresi dapat disebabkan oleh usaha pemenuhan kebutuhan yang terhalangi (Atkinson, 1999). Maslow juga mengungkapkan bahwa sikap anak-anak yang mementingkan diri, merusak, agresif dan tak dapat bekerja sama tampak menonjol karena mereka merasa tidak aman, merasa terancam, dan kebutuhan-kebutuhan mereka tidak terpuaskan (Goble, 1987). Selain pengamatan peneliti, peneliti mendapat data tambahan dari hasil rapat koordinasi (rakor) yang diadakan setiap awal semester. Rakor diadakan untuk membahas tentang evaluasi pembelajaran selama semester yang telah berlalu, masalah-masalah yang ditemui, pemecahan masalah, dan program pembelajaran semester yang akan datang. Selama beberapa kali terjadi rakor, beberapa pendamping mengungkapkan suatu masalah yang sama tiap semester,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
yaitu urgensi keberadaan YSS di Kampung Pingit. Apakah YSS masih berguna dalam menjawab keprihatinan di Kampung Pingit? Berpuluh-puluh tahun didirikan namun tidak ada perubahan yang signifikan pada perilaku anak. Masalah tentang sebagian anak yang cenderung berperilaku agresif masih menjadi sorotan utama. Lalu, timbul pertanyaan, “Para pendamping mempunyai kebutuhan tertentu sehingga datang ke YSS namun apa kebutuhan anak dampingan YSS sebenarnya?” Ada kekhawatiran bahwa apa yang diberikan kepada anak-anak ternyata bukan merupakan kebutuhan mereka sehingga tidak tepat sasaran. Murray menyatakan bahwa kebutuhan merupakan faktor-faktor penentu tingkah laku penting dalam pribadi (Hall & Lindzey, 1993). Selain itu, Maslow menyatakan bahwa kebutuhan dasar atau kebutuhan karena kekurangan yang belum terpuaskan memiliki pengaruh terbesar pada tingkah laku (Goble, 1987). Pernyatan-pernyataan ini semakin menguatkan peneliti untuk meneliti anak yang cenderung berperilaku agresif dibandingkan meneliti lingkungan sekitar anak. Murray mengungkapkan bahwa kebutuhan seringkali dibarengi oleh tindakan-tindakan instrumental tertentu yang efektif untuk menghasilkan keadaan akhir yang diinginkan. Murray juga mengungkapkan bahwa pemenuhan akan kebutuhan tertentu akan mereduksi tegangan akibat munculnya kebutuhan (Hall & Lindzey, 1993). Anak dimotivasi oleh kekurangannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya tersebut. Pemenuhan kebutuhan adalah faktor penting dalam perkembangan anak karena menghasilkan perkembangan dan pertumbuhan yang mengarah pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
kesehatan mental (Goble, 1987). Informasi tentang kebutuhan anak menjadi penting untuk menindaklanjuti proses pemenuhannya. Sebelumnya, telah ada penelitian mengenai perilaku agresif anak-anak dampingan YSS dengan hasil yang menunjukkan bahwa bahwa anak-anak di dampingan YSS di Kampung Pingit memiliki perilaku agresif yang sedang atau di atas rata-rata dan melakukan perilaku agresif menyerang secara verbal atau simbolik (Kristianto, 2009). Peneliti menemukan bahwa anak-anak dampingan YSS tidak hanya menyerang secara verbal namun juga secara non-verbal. Hal ini menjadi data tambahan bagi penelitian. Penelitian tentang kebutuhan juga sudah pernah dipublikasikan oleh Howard & Prince (2002) mengenai kebutuhan dasar anak. Penelitian ini menjelaskan tentang kebutuhan dasar anak yang mengalami kesulitan berupa kemiskinan. Penelitian ini menggunakan teori lima kebutuhan Maslow dan mengambil subjek dari negara Amerika Serikat. Berdasarkan keprihatinan pribadi dari peneliti dan pengamatan informal yang telah dilakukan, peneliti terdorong untuk menggali informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan apa saja yang dimiliki oleh anak-anak dampingan YSS yang cenderung berperilaku agresif. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena informasi yang akan digali pada penelitian ini adalah kebutuhan dari anak-anak dampingan YSS di Kampung Pingit yang memiliki kecenderungan untuk berperilaku agresif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah “Kebutuhan apa yang dimiliki oleh anak-anak dampingan YSS di Kampung Pingit yang memiliki kecenderungan untuk berperilaku agresif?”
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mendeskripsikan berbagai kebutuhan yang dimiliki oleh anakanak dampingan YSS di Kampung Pingit yang memiliki kecenderungan untuk berperilaku agresif.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk mengetahui gambaran mengenai kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh anak-anak dampingan YSS yang sering berperilaku agresif. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah dan melengkapi literatur psikologi tentang kebutuhan-kebutuhan anak yang cenderung berperilaku agresif sehingga dapat menjadi data eksploratif yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Penelitian ini berguna untuk mengetahui jenis-jenis kebutuhan yang dimiliki anak-anak dampingan YSS di Kampung Pingit. Penelitian ini juga memberi gambaran untuk divisi anak mengenai kebutuhan anakanak
dampingan
YSS
di
Kampung
Pingit
sebagai
referensi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
pendampingan anak. Manfaat yang dapat diperoleh untuk waktu jangka panjang adalah upaya untuk menurunkan tingkat agresi dapat terjadi karena adanya informasi mengenai kebutuhan yang pemenuhannya difasilitasi oleh pendamping anak. b. Bagi orangtua Penelitian ini memberi gambaran bagi orangtua mengenai kebutuhan anak-anak mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kebutuhan 1. Pengertian Kebutuhan Menurut APA Dictionary of Psychology (2006), kebutuhan adalah suatu kondisi ketegangan pada suatu organisme yang dihasilkan dari pencabutan
sesuatu
yang
diperlukan
untuk
kelangsungan
hidup,
kesejahteraan, atau pemenuhan diri. Menurut Kamus Psikologi, kebutuhan adalah beberapa hal atau situasi hubungan yang jika ada, akan sanggup memperbaiki kesejahteraan organisme. Sebuah kebutuhan dalam pengertian ini bisa jadi bersifat mendasar dan biologis (contohnya makanan) atau melibatkan faktor-faktor sosial dan personal, serta berasal dari bentukbentuk kompleks pembelajaran, seperti pencapaian dan prestis (Reber & Reber, 2010).
Kebutuhan adalah konsep atau konstruksi logis yang mewakili suatu daya ... pada bagian otak … yang mengorganisasikan persepsi, apersepsi, intelektual, konasi, dan perilaku pada cara untuk mengubah arah tertentu yang ada, situasi yang tidak terpuaskan ( Murray, 1938).
Kebutuhan membuat seseorang menjadi aktif hingga situasi dan lingkungan diubah untuk mereduksi kebutuhan tersebut (Hall & Lindzey, 1993). Murray dalam Bherm (1996) juga menyatakan bahwa kebutuhan
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha (Antariksi, 2004). Apabila kebutuhan muncul, seseorang akan berada dalam keadaan tegang. Pemuasan kebutuhan akan mereduksi tegangan (Hall & Lindzey, 1993). Irwanto,
dkk
(1994)
menegaskan
bahwa
kebutuhan
akan
menciptakan suatu keadaan tegang dan ini mendorong perilaku untuk memenuhi suatu kebutuhan (Mikha, 2007). Murray (dalam Prihantono, 2003) menuturkan bahwa setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan secara berbeda. Orang menggunakan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Kusumaningtyas, 2008). Murray menyatakan bahwa adanya kebutuhan dapat disimpulkan dari : a) Akibat atau hasil akhir tingkah laku b) Pola atau cara khusus tingkah laku yang bersangkutan c) Perhatian dan respon selektif terhadap kelompok objek stimulus tertentu d) Ungkapan emosi atau perasan tertentu e) Ungkapan kepuasan apabila akibat tertentu dicapai atau kekecewaan apabila akibat itu tidak tercapai Murray (dalam Hall & Lindzey) menyatakan bahwa ada suatu hierarki
kebutuhan.
Kecenderungan-kecenderungan
tertentu
harus
didahulukan daripada lainnya. Murray menggunakan konsep prepotency untuk menyebutkan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi regnan karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
sangat penting kalau tidak dipuaskan. Kebutuhan yang lebih kuat seperti sakit, lapar, dan haus biasanya akan diwujudkan dalam tindakan karena kebutuhan prepoten ini tidak dapat ditunda apabila timbul dua kebutuhan atau lebih secara serempak dan menggerakkan respon yang bertentangan (Mikha, 2007).
2. Tipe-tipe Kebutuhan Murray merumuskan
kebutuhan menjadi
beberapa bagian.
Pertama, adanya perbedaan antara kebutuhan primer dengan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan persitiwa-peristiwa organis tertentu yang khas dan berkenaan dengan kepuasan fisik. Contoh, kebutuhan akan makanan, buang air, air, udara, seks, dan untuk pasif. Kebutuhan untuk pasif terdiri dari relaksasi, istirahat, dan tidur (Murray, 1938). Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yang dianggap berasal dari kebutuhan primer dan ditandai dengan tidak adanya hubungan memusat dengan proses organis atau kepuasan fisik. Contoh, kebutuhan akan prestasi, kekuasaan, otonomi, dan kehormatan. Kedua, adanya perbedaan antara kebutuhan terbuka dengan kebutuhan tertutup. Kebutuhan terbuka adalah kebutuhan nyata yang tampak diungkapkan dalam tingkah laku motorik, sedangkan kebutuhan tertutup adalah kebutuhan tersembunyi yang berada dalam fantasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Kebutuhan tertutup merupakan hasil internalisasi dari superego yang menentukan perilaku yang pedapat diterima. Ketiga, adanya kebutuhan-kebutuhan yang memusat dan kebutuhan yang menyebar. Beberapa kebutuhan ada yang sifatnya berhubungan erat dengan kelompok objek lingkungan yang terbatas, sedangkan kebutuhan lainnya berlaku pada hampir setiap lingkungan objek. Keempat, adanya kebutuhan proaktif dan kebutuhan reaktif. Kebutuhan proaktif adalah kebutuhan yang bergerak secara spontan dan sebagian besar ditentukan dari dalam diri seseorang bukan dari sesuatu di lingkungan sebagai akibat. Kebutuhan reaktif digerakan sebagai akibat dari, atau sebagai respon terhadap suatu peristiwa lingkungan. Kelima, adanya perbedaan antara kegiatan proses, kebutuhan modal, dan kebutuhan akibat. Kegiatan proses adalah operasi yang bersifat tanpa tujuan, tidak terkoordinasi, dan tidak fungsional dari berbagai proses, seperti penglihatan, pendengaran, pikiran, dan pembicaraan. Kebutuhan modal menuntut seseorang melakukan sesuatu hal dengan taraf mutu tertentu, sedangkan kebutuhan akibat merupakan kebutuhan yang mengarah pada suatu keadaan yang diinginkan (Hall & Lindzey, 1993). Selain Murray, Maslow juga mengemukakan suatu teori tentang kebutuhan. Maslow menjelaskan tentang kebutuhan ke dalam tingkatantingkatan. Tingkatan-tingkatan tersebut mengikat, maksudnya kebutuhan yang lebih rendah harus terpuaskan lebih dahulu sebelum menyadari ada kebutuhan yang lebih tinggi. Jika kebutuhan pada tingkatan yang lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
rendah hanya sedikit terpenuhi dan sudah melewati tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, seseorang akan kembali kepada kebutuhan yang di tingkatan rendah hingga terpuaskan (Alwisol, 2004). Tingkatan kebutuhan yang lazim dikatakan sebagai hierarki kebutuhan ini dibagi menjadi tujuh bagian. Ketujuh kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologi, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan rasa cinta dan memiliki, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan estetik, serta kebutuhan akan pertumbuhan. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling dasar, paling kuat dan paling jelas di antara kebutuhan-kebutuhan lain. Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidupnya secara fisik (Goble, 1987). Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, muncul kebutuhan lain, yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini menurut Elton (1996) terdiri dari keamanan, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari rasa takut, dan kekacauan (Prince, Howard, 2002). Kebutuhan Akan Rasa Cinta dan Memiliki. Kebutuhan ini muncul ketika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman sudah terpenuhi. Kebutuhan ini tampak ketika orang mulai merasa membutuhkan teman, kekasih, anak, dan bentuk hubungan berdasarkan perasaan. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka orang akan merasa kesepian (Boeree, 1997). Kebutuhan akan penghargaan muncul jika kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki telah terpenuhi. Kebutuhan ini terbagi menjadi dua kategori,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
yaitu harga diri dan penghargaan dari orang lain. Harga diri mencakup kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan. Sedangkan, pengharagaan dari orang lain meliputi prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik, serta penghargaan (Goble, 1987). Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan di tingkat paling tinggi pada hierarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan aktualisasi diri ini mencakup kebutuhan untuk bertumbuh, berkembang, dan menggunakan kemampuan (Goble, 1987). Kebutuhan akan keindahan akan membuat seseorang menjadi lebih sehat. Kebutuhan estetik berhubungan dengan gambaran diri seseorang. Orang yang tidak terpengaruh oleh keindahan merupakan orang yang memiliki gambaran diri yang rendah. Orang tersebut akan merasa tidak layak jika berada di suatu tempat yang menekankan pada keindahan (Goble, 1987). Setelah serangkaian kebutuhan dasar telah terpuaskan, seseorang akan beralih ke taraf kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan pertumbuhan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang dikategorikan lebih tinggi dan berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan dasar atau kebutuhan karena kekurangan (Goble, 1987). Terdapat beberapa daftar mengenai kebutuhan ini, yaitu sifat menyeluruh, kesempurnaan, penyelesaian, keadilan, sifat hidup, sifat kaya, kesederhanaan, keindahan, kebaikan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
keunikan, sifat tanpa kesukaran, sifat penuh permainan, kebenaran, kejujuran, kenyataan, dan sifat merasa cukup. Teori kebutuhan Maslow menekankan pada hierarki kebutuhan. Kebutuhan aktualisasi diri dapat terpenuhi apabila kebutuhan-kebutuhan di hierarki bawahnya sudah terpenuhi. Pada kenyataannya, tidak jarang orang yang berhasil mengaktualisasikan diri walaupun kebutuhan dasar ada yang tidak tercukupi (Boeree, 1997). Berdasarkan ulasan kedua teori di atas, peneliti memilih untuk menggunakan teori kebutuhan Murray dengan alasan bahwa teori kebutuhan Murray merupakan landasan yang tepat dalam menggambarkan dinamika antara hubungan kebutuhan dan perilaku agresi. Teori Murray dapat membantu untuk menjelaskan dinamika kebutuhan anak dampingan YSS di Kampung Pingit yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif. Selain itu, teori kebutuhan Murray juga menjadi teori dasar dalam menginterpretasi data hasil pengetesan CAT, metode yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan anak yang cenderung memiliki perilaku agresif.
3. Daftar Kebutuhan Murray Menurut Murray, terdapat 20 kebutuhan sekunder yang dapat dijabarkan sebagai berikut : Sikap merendah
Tunduk secara pasif terhadap kekuatan luar. Menerima perlakuan yang tidak adil, pengkambing-hitaman,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
kritik, hukuman. Menyerah Menerima nasib Mengakui kekurangan, kekeliruan, perbuatan salah, atau kesalahan. Mengakui dan memperbaiki kesalahan. Menyalahkan, meremehkan, merusakkan diri sendiri. Mencari dan menikmati penderitaan, hukuman, penyakit, dan kemalangan. Prestasi
Menyelesaikan sesuatu yang sulit. Menguasai, memanipulasi atau mengatur benda-benda fisik, manusia, atau ide-ide. Melakukan hal-hal tersebut secepatnya dan semandiri mungkin. Mengatasi rintangan-rintangan dan mencapai standar yang tinggi. Mengunggulkan diri. Menyaingi dan mengungguli orang lain. Meningkatkan harga diri dengan menyalurkan bakat.
Afiliasi
Mendekatkan diri, bekerjasama atau membalas ajakan orang lain yang bersekutu. Membuat senang dn mencari afeksi dari objek yang disukai. Patuh dan tetap setia kepada seorang kawan.
Agresi
Menghadapi perlawanan dengan kekerasan. Melawan. Membalas perbuatan yang tidak adil. Menyerang, melukai, atau membunuh orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Melawan dengan kekerasan atau menghukum orang lain. Otonomi
Menjadi bebas, menghilangkan kekangan, melepaskan diri dari kungkungan. Menolak paksaan dan larangan. Menghindari atau emninggalkan kegiatan-kegiatan yang ditentukan oleh autoritas yang menguasai. Tidak tergantung dan bebas bertindak menurut impuls. Tidak terikat, tidak bertanggung jawab. Menentang arus.
Counteraction
Menguasai atau memperbaiki kegagalan dengan berjuang lagi. Menghilangkan pelecehan dengan memulai lagi tindakan Mengatasi kelemahan, menekan perasaan takut. Mengembalikan nama baik dengan tindakan. Mencari rintangan-rintangan dan kesulitan-kesulitan untuk diatasi. Mempertahankan harga diri dan kebanggaan pada taraf yang tinggi.
Membela diri
Mempertahankan diri terhadp serangan, kritik, dan celaan. Menyembunyikan atau membenarkan perbuatan tercela, kegagalan, atau penghinaan. Mempertahankan diri.
Tunduk
Mengagumi dan menyokong atasan. Memuji, menghormati, atau menyanjung. Tunduk pada pengaruh orang lain yang dikenal dengan senang hati. Menyontoh seorang teladan. Menyesuaikan dengan kebiasaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dominasi
16
Memiliki kendali atas lingkungan manusiawi. Mempengaruhi atau mengarahkan tingkah laku orang lian dengan saran, bujukan, imbauan, atau perintah. Mencegah, menghambat, atau melarang.
Ekshibisi
Menciptakan kesan. Senang dilihat dan didengar. Membuat orang lain bergairah, kagum, terpesona, terhbur, terkejut, tergelitik untuk tahu, senang, atau terpikat.
Menghindari bahaya
Menghindai rasa sakit, luka fisik, penyakit, dan kematian. Melarikan diri dari situasi yang berbahaya. Mengambil tindakan-tindakan pencegahan.
Menghindari rasa hina
Menghindari penghinaan. Meninggalkan situasi yang memalukan, atau menghindai kondisi yang bisa menimbulkan pelecehan : caci maki, ejekan, atau sikap masa bodoh orang lain. Menahan diri untuk bertindak karena takut gagal.
Menolong
Memberi simpati dan memuakan kebutuhan objek yang tak berdaya ; bayi atau setiap objek yang lemah, cacat, lelah, kurang
berpengalaman,
ragu-ragu,
kalah,
dihina,
kesepian,patah hati, sakit, dan bingung. Membantu objek yang berada dalam bahaya. Memberi makanan, membantu, menyokong, menghibur, melindungi, menyenangkan, merawat, dan menyembuhkan. Ketertiban
Mengatur barang-barang. Menjaga kebersihan, susunan, organisasi, keseimbangan, kerapian, keteraturan, ketelitian.
Permainan
Berbuat untuk kesenangan tanpa tuuan lebih lanjut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Suka tertawa dan membuat lelucon. Berusaha meredakan tekanan secara menyenangkan. Mengambil bagian dalam permainan,olahraga, joget, pestapesta, bermain kartu. Penolakan
Memisahkan diri dari objek yang tidak disenangi. Mengucilkan, melepaskan, mengusir, atau bersikap masa bodoh terhadap objek yang lebih rendah. Menghina atau memutuskan hubungan cinta dengan objek.
Keharuan
Mencari dan menikmati kesan-kesan yang menyentuh perasaan.
Seks
Menjalin dan meningkatkan hubungan erotik. Mengadakan hubungan seksual.
Ditolong
Memuaskan kebutuhan dengan bantuan simpatik dari objek yang dikenal. Dirawat, disokong, didukung, dikelilingi, dilindungi, dicintai, dinasehati, dibimbing, diampuni, dihibur. Menempel pada seorang pelindung setia. Selalu memiliki seorang pendukung.
Pemahaman
Menanyakan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan umum. Tertarik pada teori. Memikirkan,
merumuskan,
menganalisis,
dan
menggeneralisasikan. Sikap merendah
Tunduk secara pasif terhadap kekuatan luar. Menerima perlakuan yang tidak adil, pengkambing-hitaman, kritik, hukuman. Menyerah Menerima nasib
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Mengakui kekurangan, kekeliruan, perbuatan salah, atau kesalahan. Mengakui dan memperbaiki kesalahan. Menyalahkan, meremehkan, merusakkan diri sendiri. Mencari dan menikmati penderitaan, hukuman, penyakit, dan kemalangan. Prestasi
Menyelesaikan sesuatu yang sulit. Menguasai, memanipulasi atau mengatur benda-benda fisik, manusia, atau ide-ide. Melakukan hal-hal tersebut secepatnya dan semandiri mungkin. Mengatasi rintangan-rintangan dan mencapai standar yang tinggi. Mengunggulkan diri. Menyaingi dan mengungguli orang lain. Meningkatkan harga diri dengan menyalurkan bakat.
Afiliasi
Mendekatkan diri, bekerjasama atau membalas ajakan orang lain yang bersekutu. Membuat senang dn mencari afeksi dari objek yang disukai. Patuh dan tetap setia kepada seorang kawan.
Agresi
Menghadapi perlawanan dengan kekerasan. Melawan. Membalas perbuatan yang tidak adil. Menyerang, melukai, atau membunuh orang lain. Melawan dengan kekerasan atau menghukum orang lain.
Otonomi
Menjadi bebas, menghilangkan kekangan, melepaskan diri dari kungkungan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Menolak paksaan dan larangan. Menghindari atau emninggalkan kegiatan-kegiatan yang ditentukan oleh autoritas yang menguasai. Tidak tergantung dan bebas bertindak menurut impuls. Tidak terikat, tidak bertanggung jawab. Menentang arus. Counteraction
Menguasai atau memperbaiki kegagalan dengan berjuang lagi. Menghilangkan pelecehan dengan memulai lagi tindakan Mengatasi kelemahan, menekan perasaan takut. Mengembalikan nama baik dengan tindakan. Mencari rintangan-rintangan dan kesulitan-kesulitan untuk diatasi. Mempertahankan harga diri dan kebanggaan pada taraf yang tinggi.
Membela diri
Mempertahankan diri terhadp serangan, kritik, dan celaan. Menyembunyikan atau membenarkan perbuatan tercela, kegagalan, atau penghinaan. Mempertahankan diri.
Sikap hormat
Mengagumi dan menyokong atasan. Memuji, menghormati, atau menyanjung. Tunduk pada pengaruh orang lain yang dikenal dengan senang hati. Menyontoh seorang teladan. Menyesuaikan dengan kebiasaan.
Dominasi
Memiliki kendali atas lingkungan manusiawi. Mempengaruhi atau mengarahkan tingkah laku orang lian dengan saran, bujukan, imbauan, atau perintah. Mencegah, menghambat, atau melarang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ekshibisi
20
Menciptakan kesan. Senang dilihat dan didengar. Membuat orang lain bergairah, kagum, terpesona, terhbur, terkejut, tergelitik untuk tahu, senang, atau terpikat.
Menghindari bahaya
Menghindai rasa sakit, luka fisik, penyakit, dan kematian. Melarikan diri dari situasi yang berbahaya. Mengambil tindakan-tindakan pencegahan.
Menghindari rasa hina
Menghindari penghinaan. Meninggalkan situasi yang memalukan, atau menghindai kondisi yang bisa menimbulkan pelecehan : caci maki, ejekan, atau sikap masa bodoh orang lain. Menahan diri untuk bertindak karena takut gagal.
Sikap memelihara
Memberi simpati dan memuakan kebutuhan objek yang tak berdaya ; bayi atau setiap objek yang lemah, cacat, lelah, kurang
berpengalaman,
ragu-ragu,
kalah,
dihina,
kesepian,patah hati, sakit, dan bingung. Membantu objek yang berada dalam bahaya. Memberi makanan, membantu, menyokong, menghibur, melindungi, menyenangkan, merawat, dan menyembuhkan. Ketertiban
Mengatur barang-barang. Menjaga kebersihan, susunan, organisasi, keseimbangan, kerapian, keteraturan, ketelitian.
Permainan
Berbuat untuk kesenangan tanpa tuuan lebih lanjut. Suka tertawa dan membuat lelucon. Berusaha meredakan tekanan secara menyenangkan. Mengambil bagian dalam permainan,olahraga, joget, pestapesta, bermain kartu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penolakan
21
Memisahkan diri dari objek yang tidak disenangi. Mengucilkan, melepaskan, mengusir, atau bersikap masa bodoh terhadap objek yang lebih rendah. Menghina atau memutuskan hubungan cinta dengan objek.
Keharuan
Mencari dan menikmati kesan-kesan yang menyentuh perasaan.
Seks
Menjalin dan meningkatkan hubungan erotik. Mengadakan hubungan seksual.
Menolong
Memuaskan kebutuhan dengan bantuan simpatik dari objek yang dikenal. Dirawat, disokong, didukung, dikelilingi, dilindungi, dicintai, dinasehati, dibimbing, diampuni, dihibur. Menempel pada seorang pelindung setia. Selalu memiliki seorang pendukung.
Pemahaman
Menanyakan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan umum. Tertarik pada teori. Memikirkan,
merumuskan,
menganalisis,
dan
menggeneralisasikan. *Disadur dari Murray, 1938
Murray
meyakini
adanya
hierarki
kebutuhan
di
mana
kecenderungan-kecenderungan tertentu harus didahulukan lebih dulu. Menurut teori prepotensi yang dikemukakan oleh Murray menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang menjadi regnan karena sangat urgen kalau tidak dipuaskan. Apabila terdapat situasi-situasi munculnya dua kebutuhan atau lebih yang timbul serempak dan menggerakkan responrespon yang bertentangan, maka kebutuhan yang lebih kuat, seperti: sakit,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
lapar, dan haus biasanya akan terwujud dalam tindakan karena kebutuhankebutuhan yang prepoten ini tidak dapat ditunda. Pemuasan secara minimal atas kebutuhan-kebutuhan itu perlu sebelum kebutuhan lain muncul (Hall & Lindzey, 1993). Jenis-jenis kebutuhan yang ada pada setiap individu dapat diketahui melalui instrumen tes proyektif yang dikembangkan oleh Murray, yaitu Thematic Apperception Test (TAT). TAT sebagai tes proyektif dengan subjek yang bercerita tentang suatu gambar yang merupakan suatu proyeksi dari sebab suatu perasaan dan kebutuhan yang diperoleh dari materi-materi stimulus gambar. Setiap gambar memberikan data tentang otoritas hubungan subjek terhadap figur laki-laki atau perempuan, figur sebaya, dan hubungan dengan keluarga (Edwin & Bellack, 1959). Tes proyektif yang meneliti kepribadian individual ini digunakan pada individu yang berusia di atas usia remaja. Kemudian, Bellak mengembangkan suatu metode proyektif turunan dari TAT yang dapat digunakan pada anak-anak dikenal dengan Children’s Apperception Test (CAT). Children’s Apperception Test (CAT) adalah suatu metode apersepsi dari penelitian kepribadian melalui pembelajaran dinamika perbedaan individual dalam persepsi stimuli norma. CAT merupakan suatu metode proyektif yang diciptakan dari turunan TAT karena TAT tidak cocok digunakan oleh anak-anak (Abrams & Bellak, 1997). CAT digunakan bagi anak usia 3-10 tahun (Semeneoff, 1975). Bellak mengatakan bahwa CAT
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
dapat menentukan faktor-faktor dinamika yang dihubungkan dengan perilaku anak dalam grup, di sekolah, atau di setiap kejadian di rumah. Terdapat penemuan berdasarkan penemuan klinis tentang penggunaan CATH bahwa terkadang anak yang memiliki usia antara 7-10 tahun, khususunya jika memiliki IQ tinggi menggunakan CAT-H. CAT-H adalah tes yang dikembangkan dari CAT, hanya saja gambar yang digunakan adalah gambar manusia. CAT-H digunakan karena stimuli gambar hewan tidak setara dengan kemampuan anak (Bellak & Abrams, 1997). CAT dirancang untuk memfasilitasi pemahaman pada hubungan anak dengan figur penting dan dorongan-dorongan (Witherspoon & Byrd, 1954). Gambar-gambar dibuat untuk meneliti masalah persaingan antar saudara, menjelaskan perilaku terhadap figur orangtua dan bagaimana figur tersebut diapersepsi, serta mempelajari hubungan anak dengan orangtua. Setiap cerita dianalisis berdasarkan seluruh kebutuhan dan tiap kebutuhan dapat ditabulasikan. Kebutuhan dianggap berasal tidak dari tokoh utama cerita (hero) saja, tetapi dari figur lainnya juga (Edwin &Bellack, 1959). Kebutuhan pada tokoh cerita yang tampak pada perilaku-perilaku yang diceritakan kemungkinan merupakan kebutuhan perilaku dari subjek pencerita. CAT dapat mengungkapkan fantasy needs dan behavioral needs. Sanford (1943) mengemukakan bahwa penting untuk mengetahui hubungan antara fantasy needs dengan behavioral needs. Tingkat kebutuhankebutuhan tertentu biasanya tinggi saat berada dalam imajinasi dan rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
dalam perilaku kongkrit. Hal ini terjadi karena adanya hambatan dan larangan yang berasal dari tekanan budaya untuk menyatakan perilaku secara kongkrit. Selain itu, beberapa kebutuhan yang termanifestasi dapat disebabkan oleh permintaan realitas, contoh need for order, for avoiding social blame, dan for learning (Abrams & Bellak, 1997). Pada CAT, perilaku tertentu dalam cerita terealisasikan pada realitas atau tidak, dapat diketahui saat akhir cerita. Apabila perilaku tertentu tersebut dikontrol, kemungkinan perilaku itu tidak diekspresikan ke realitas, hanya sampai pada tahap fantasi saja. Berdasarkan penjelasan di atas, kebutuhan disimpulkan sebagai keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha untuk mereduksi kebutuhan dan mengubah situasi yang tidak terpuaskan. Setiap jenis kebutuhan yang ada pada anak dapat diketahui melalui tes CAT.
B. Anak Banyak hal yang berkaitan dengan anak. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan anak dan kebutuhan secara mendalam. Menurut Konvensi Hak-hak Anak yang telah disetujui oleh Majelis Umum PBB pada 20 Nopember 1989, anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal (www.unicef.org).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
1. Kategori Usia Santrock (2002) membagi masa anak-anak menjadi dua periode, yaitu : a. Masa awal anak-anak (early childhood) atau akhir masa bayi hingga usia kira-kira 5-6 tahun 1. Perkembangan fisik anak pada masa ini ditandai dengan keterampilan gerakan psikomotorik kasar dan psikomotorik halus berkembang sangat pesat (Santrock, 1995). Pada usia 4-5 tahun, anak sudah dapat bermain dengan gerakan yang dinamis namun belum dapat mengikuti peraturan-peraturan (Nurihsan & Agustin, 2011). 2. Perkembangan kognitif anak pada masa ini konsep tentang dunia yang stabil mulai dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian lemah. Selain itu, keyakinan mengenai hal yang magis mulai terbentuk. Pemikiran-pemikiran tersebut adalah tahap praoperasional menurut Piaget (Santrock, 1995). 3. Perkembangan sosioemosi pada masa awal anak-anak ditandai dengan anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu luang dengan teman sebaya. Anak-anak mulai melihat dunia yang luas dan menemukan orang-orang lain sebagi tempa perlindungan meskipun orangtua tetap menjadi agen utama dalam perkembangan mereka (Santrock, 1995). b. Masa pertengahan dan akhir anak-anak (middle and late childhood) atau tahun-tahun sekolah dasar usia 6-12 tahun. Santrock menyebutkan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
pada masa ini anak-anak lebih siap untuk belajar daripada selama periode akhir dari masa awal anak-anak di mana imajinasi anak begitu berkembang (Santrock, 1995).
2. Perkembangan serta Tugas Perkembangan Anak Usia Pertengahan dan Akhir Setiap orang memiliki usaha menuju peningkatan dalam unsur kehidupan untuk maju, berubah, dan berkembang. Pada setiap perjalanan hidup untuk berkembang, orang memiliki keyakinan bahwa ia dapat membuat pilihan dan rasa keputusan sendiri yang menimbulkan rasa bangga, senang, dan bahagia. Hal tersebut membawa orang untuk menumbuhkan tanggung jawab agar dapat maju dalam melaksanakan tugastugas perkembangannya (Ahmadi & Sholeh, 2005). Menurut
Havighurst
dikutip
dari
Hurlock
(1980),
tugas
perkembangan adalah tugas yang muncul saat periode tertentu dalam kehidupan seseorang. Jika tugas tersebut berhasil dilakukan maka akan menimbulkan rasa bahagia dan mengarahkan pada keberhasilan dalam menjalankan tugas-tugas berikutnya. Namun, jika gagal maka akan menghasilkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugastugas berikutnya (Nurihsan & Agustin, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Berikut merupakan perkembangan anak di setiap aspek beserta tugas perkembangannya: a) Perkembangan Fisik Pada masa ini, berat tubuh anak sudah mengalami perubahan. Berat tubuh meningkat karena bertambahnya sistem otot dan rangka, serta ukuran beberapa organ tubuh. Koordinasi motorik halus berkembang dengan ciri tulisan anak menjadi lebih kecil dan rata. Anak sudah dapat menampilkan keterampilan-keterampilan yang rumit, seperti menghasilkan kerajinan tangan dan memainkan alat musik. Anak belajar untuk berolahraga, seperti berenang, lompat tali, memanjat, dan bersepeda. Pada masa ini, anak-anak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang memerlukan koordinasi motorik kasar dan halus (Santrock, 1995). Tugas perkembangan anak usia pertengahan dan akhir yang berdasarkan pada perkembangan fisik adalah belajar keterampilan fisik untuk permaianan sehari-hari dan membentuk sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh (Agusin & Nurihsan, 2011). b) Perkembangan Kognitif Pada umumnya anak-anak pada tahap operasional kongkrit ini telah
memahami
operasi
logis
tentang
peristiwa
konkrit
dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentuk-bentuk berbeda. Ingatan
jangka
panjang
berkembang
pada
masa
ini
sehingga
mempengaruhi juga pengetahuan anak. Pada masa ini anak-anak menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
aktif, ingin mengetahui dan memahami, serta senang belajar (Santrock, 1995). Pada masa berkembangnya kognisi, anak usia pertengahan dan akhir memiliki tugas perkembangan untuk mengembangkan keterampilan dasar, dalam membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu, tugas untuk mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan bagi kehidupan sehari-hari (Nurihsan & Agustin, 2011). c) Perkembangan Sosio-emosi Selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, anak-anak jarang berinteraksi dengan keluarga. Mereka cenderung lebih sering berinteraksi dengan teman-teman sebaya (Nurihsan & Agustin, 2011). Dunia teman sebaya memisahkan diri dari orangtua meskipun begitu tidak menampik bahwa
orangtua
juga
berperan
menentukan
pergaulan
anak
(Broffenbrenner, 1999). Pada masa berkembangnya sosio-emosi, anak usia pertengahan dan akhir memiliki tugas perkembangan untuk belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya, mulai mengembangkan peran sosial yang sesuai sebagai pria atau wanita, mengembangkan kata hati, moralitas, dan suatu skala nilai-nilai, serta mencapai kebebasan pribadi (Nurihsan & Agustin, 2011). Menurut Kenneth Dodge (1983), anak memproses informasi tentang dunia sosial melalui pembacaan isyarat, penginterpretasian, pencarian suatu respon, pemilihan respon, dan bertindak. Proses kerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
kognisi sosial pada anak-anak agresif adalah kurang efisien, respon cepat, dan kurang reflektif dibandingkan anak-anak yang tidak agresif. Anakanak agresif cenderung melihat perilaku orang lain sebagai permusuhan jika maksud atau tujuan orang tersebut tidak jelas. Selain berbagai aspek perkembangan anak yang sudah dijelaskan di atas, Freud memiliki teori mengenai psikoseksual pada anak. Freud menyatakan bahwa anak usia 6-12 tahun berada pada tahap laten. Pada tahap ini, anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yaitu mengganti kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual, khusunya bidang intelektual, keterampilan, dan hubungan dengan teman sebaya (Alwisol,2008). Menurut Erikson dalam psikososialnya, anak pada usia 6-12 tahun sedang berada pada tahap tekun dan rendah diri. Anak pada masa ini mengarahkan energi untuk pengembangan keterampilan dan pengetahuan.
Krisis
pada
masa
usia
awal
sekolah
adalah
berkembangnya rasa rendah diri. Rasa rendah diri ditandai dengan perasaan tidak berkompeten dan tidak produktif (Alwisol,2008). Berdasarkan hal yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa anak-anak adalah orang yang berusia di bawah usia 18 tahun. Anakanak dibagi menjadi dua periode menurut Santrock, yaitu awal masa anak-anak serta pertengahan dan akhir anak-anak. Setiap individu yang berkembang secara fisik, kognitif, dan sosiemosi memiliki tugas yang berbeda di setiap tahap perkembangannya. Individu dapat berkembang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
dan berhasil menjalankan tugas-tugas perkembangan selanjutnya jika tugas perkembangan pada tahap sebelumnya telah terpenuhi. Anak-anak pada masa pertengahan dan akhir anak-anak telah berkembang pesat dalam segi kognitif. Pada masa ini anak-anak menjadi aktif, ingin mengetahui dan memahami, serta senang belajar. Anak
sudah
dapat
mengembangkan
berbagai
keterampilan,
mengembangkan peran sosial, konsep-konsep dalam kehidupan seharihari, dan mulai mencari kebebasan. Pada masa ini anak menjadi aktif dan serba ingin tahu. Anak mengalami perkembangan dalam pengetahuan, keterampilan, dan interaksi dengan teman sebaya. Berdasarkan hal-hal itu, penelitian ini dilakukan terhadap subjek pada usia masa pertengahan dan akhir anak-anak atau saat usia anak 6 hingga 12 tahun.
C. Agresi 1. Pengertian Agresi Agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental (Berkowitz, 1995). Menurut Robert Baron (1977), agresi adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Definisi agresi dari Baron ini meliputi empat faktor, yaitu perilaku, tujuan untuk mencelakakan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
individu yang menjadi pelaku dan individu yang menjadi korban, serta ketidakinginan si korban menerima perilaku si pelaku (Koeswara, 1988).
2. Jenis Perilaku Agresif Myers (1966) dalam Wirawan (2002) yang dikutip kembali oleh Kristianto (2009) membagi agresi ke dalam dua jenis berdasarkan tujuan yang mendasarinya, yaitu : a) Agresi emosi (hostile aggression), yaitu merupakan ungkapan kemarahan yang ditandai dengan emosi yang tinggi dan perilaku agresif dalam agresi emosi ini adalah tujuan dari agresi tersebut. b) Agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain (instrumental aggression), yaitu agresi hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan lain dan pada umumnya tidak disertai dengan emosi.
3. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) merumuskan agresi menjadi tiga bentuk, yaitu : a) Emosional verbal, contoh sikap membenci (baik yang diekspresikan dalam kata-kata maupun tidak), marah, terlibat dalam pertengkaran, mengkritik di depan umum, mencemooh, mencaci maki, menghina, menyalahkan, menertawakan dan menuduh secara jahat b) Fisik bersifat sosial, contoh perbuatan berkelahi atau membunuh dalam rangka mempertahankan diri atau objek cinta, membalas dendam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
terhadap penghinaan, berjuang dan berkelahi untuk mempertahankan negara, dan membalas orang yang melakukan penyerangan c) Fisik bersifat antisosial atau fisik asosial, contoh perbuatan perampokan, menyerang, melukai, membunuh orang, berkelahi tanpa alasan, menentang otoritas resmi melawan atau mengkhianati negara dan perilaku kekerasan secara seksual (Hartini, 2009).
4. Teori Frustrasi-Agresi Pada teori agresi, terdapat pula teori frustrasi-agresi yang dipopulerkan oleh Dollard dan kelompoknya. Menurut Dollard dkk, frustrasi adalah suatu kondisi ketika respon dalam memperoleh tujuan tidak tercapai (Grey, Triggs, & Haworth, 1989). Dollard dkk menyatakan bahwa frustrasi terjadi apabila kesenangan yang diinginkan tidak diperoleh. Kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan membuat seseorang kecewa karena telah mengharapkan kesenangan yang besar. Orang yang tidak memperoleh sesuatu yang diharapkan memiliki kecenderungan untuk melakukan agresi (Berkowitz, 1995). Frustrasi dapat menyebabkan kecenderungan untuk agresi (Grey, Triggs, & Haworth, 1989). Frustrasi karena tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar akan menimbulkan gejala-gejala psikopatologis (Goble, 1987).
Kesimpulan dari uraian di atas, agresi adalah segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
maupun mental (Berkowitz, 1995). Agresi dibagi menjadi dua jenis, yang terdiri dari agresi emosi dan agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuan lain. Selain itu, agresi juga dibagi menjadi empat bentuk yang termanifestasi pada perilaku seseorang. Orang yang tidak memperoleh sesuatu yang diharapkan mengalami frustrasi yang dapat menimbulkan kecenderungan agresi.
D. Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Perkampungan Sosial Pingit (PSP) adalah sebuah komunitas yang bergerak dalam bidang community development di daerah Pingit, Yogyakarta. Gerakan ini dirintis mulai tahun 1965, oleh Benhard Kieser, seorang frater Yesuit Kolese St. Ignatius yang sekarang telah menjadi pastor. Tujuannya adalah memberi penghidupan layak sederhana bagi keluarga-keluarga tunawisma yang pada waktu krisis ekonomi berat pasca 1965 menjadi fenomena mencolok di Yogyakarta. Berkat bantuan Bapak Soebarjo, gerakan sederhana ini mendapat sebidang tanah di tepi Sungai Winongo yang terus digunakan sebagai pusat kegiatan PSP sampai saat ini. Pada tahun 1968, aktivitas sosial para frater Kolese St. Ignatius ini mendapat payung hukum oleh lembaga Yayasan Sosial Soegijapranata dari Komisi Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Semarang. Komunitas Pingit memanfaatkan ruangan-ruangan di Perkampungan Sosial Pingit untuk membuka sekolah informal bagi anak-anak di Kampung Pingit. Sekolah informal tersebut dibuka setiap hari Senin dan Kamis pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
pukul 19.00 WIB, sedangkan hari Sabtu diadakan sekolah alam bagi anak-anak yang berminat. Kelas terdiri dari kelas TK, SD 1-3, SD 1-4, dan kelas khusus bagi anak-anak yang memiliki minat tertentu, seperti kelas manga. YSS Kampung Pingit mempunyai tiga divisi, yaitu divisi orangtua, divisi anak, dan remaja. Divisi orangtua mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan keluarga dan hal-hal yang berkaitan dengan resosialisasi warga dampingan. Pengurus divisi orangtua bertugas mencari tuna wisma di sekitar Yogyakarta untuk diajak tinggal di Kampung Pingit selama dua tahun. Selama dua tahun, warga dampingan diberi tempat tinggal gratis dan kesempatan mengumpulkan uang. Divisi remaja baru saja dibentuk karena ada beberapa anak dampingan yang telah menjadi siswa SMP. Anak-anak SMP ini tidak dapat digabungkan dengan kelas SD besar mengingat materi pelajaran yang sangat berbeda. Sedangkan, divisi anak mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan anak. Selain prestasi akademik, divisi anak juga mengembangkan soft skill anak, seperti menggambar dan menjahit. Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan-perubahan kecil di mana prioritas untuk menanamkan
nilai-nilai
kehidupan
(living
values)
kepada
anak-anak
dampingan menjadi yang utama.
E. Karakteristik Warga Kampung Pingit Kampung Pingit yang terletak di tepi Sungai Winongo ini terdiri dari keluarga kecil yang juga tinggal di rumah berlahan sempit. Warga Kampung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Pingit tinggal di rumah petak kecil yang saling berdempetan. Rumah kecil dengan satu atau dua kamar diisi oleh lebih dari 4 orang. Tingkat pendidikan warga Kampung Pingit mayoritas rendah. Tingkat pendidikan berpengaruh pada jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan warga. Rata-rata kepala keluarga di Kampung Pingit mempunyai pekerjaan tidak tetap, seperti memulung ataupun mengamen. Sebagian besar warga Pingit bekerja dari pagi hingga sore hari. Anak-anak yang orangtuanya bekerja dan tidak ada di rumah, menghabiskan waktu mereka dari sepulang sekolah hingga sore hari dengan bermain bersama teman-teman sebaya di balai YSS. Ada sebagian kecil jumlah anak yang dipekerjakan oleh orangtuanya, maupun anak yang berinisiatif mencari uang sendiri karena tidak mempunyai orangtua sebagai pengamen dan pengemis. Sebagian besar warga Kampung Pingit bersaudara. Hal ini disebabkan karena pada masa-masa awal resosialisasi warga yang diadakan YSS di Kampung Pingit, ada
beberapa warga
yang sudah cukup berhasil
mengumpulkan dana dapat membangun rumah di sekitar lahan YSS. Berpuluhpuluh tahun warga di Kampung Pingit menjalin relasi antar warga hingga mempunyai anak, seperti sekarang ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
F. Dinamika Kebutuhan Anak Dampingan Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Kampung Pingit yang Memiliki Kecenderungan Berperilaku Agresif Setiap individu memiliki satu atau beberapa kebutuhan. Kebutuhankebutuhan yang dimiliki jika tidak dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasa tegang. Pemenuhan kebutuhan dilakukan dalam rangka untuk mengurangi ketegangan, mewujudkan kelangsungan hidup dan kesejahteraan diri. Menurut Murray, pemenuhan akan kebutuhan tertentu akan mereduksi tegangan akibat munculnya kebutuhan (Hall & Lindzey, 1993). Seseorang yang memiliki kebutuhan seringkali memiliki perilaku-perilaku yang efektif untuk menghasilkan keadaan akhir yang diinginkan (Hall & Lindzey, 1993). Perilaku-perilaku efektif ini melepaskan tegangan-tegangan yang terjadi akibat adanya kebutuhan dan pada akhirnya menghentikan perilaku tersebut (Murray, 1938). Pemenuhan kebutuhan merupakan tujuan seseorang dalam usaha untuk mereduksi tegangan akibat munculnya kebutuhan. Apabila kebutuhan yang muncul tidak mendapatkan pemenuhan akan menimbulkan frustrasi akibat tidak tercapainya tujuan. Frustrasi yang muncul dapat menimbulkan suatu kecenderungan berperilaku, yaitu agresi (Grey, Triggs, & Haworth, 1989). Pernyataan di atas dapat dijelaskan oleh suatu kejadian yang pernah terjadi pada anak Kampung Pingit. Dua anak sedang berkelahi dan ketika ditanya lebih lanjut, peneliti mendapat keterangan bahwa kedua anak tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
berebut makanan akibat lapar. Hal ini menegaskan bahwa adanya kebutuhan anak terhadap makanan yang ternyata tidak dapat terpenuhi sehingga anak menjadi frustrasi sehingga munculnya suatu kecenderungan berperilaku agresif, yaitu berkelahi. Perilaku agresif ini dilakukan untuk memperoleh makanan untuk mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan akan makanan. Sejauh pengamatan yang telah dilakukan, banyak sekali perilaku agresif yang telah dilakukan oleh sebagian anak dampingan YSS di Kampung Pingit. Sebagian anak cenderung melakukan agresi kepada teman sebaya maupun pendamping anak. Pada saat permainan, anak-anak kerap melakukan tindakan agresi secara fisik, seperti memukul, melempar batu, menusuk tubuh orang lain dengan pensil dan saling menabrakkan tubuh. Selain agresi secara fisik, anakanak juga melakukan agresi verbal dengan mengumpat dan memaki orang lain. Berdasarkan rumusan yang telah diungkapkan, perilaku anak-anak yang agresif ini terjadi karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang terhambat pada proses pemenuhannya yang menimbulkan frustrasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Terpenuhi
Puas
38
Cenderung tidak menimbulkan agresi
Kebutuhan Tidak terpenuhi
Frustrasi
Cenderung Agresi
Keterangan: Adanya kebutuhan yang terpenuhi menimbulkan rasa puas sehingga cenderung tidak menimbulkan agresi, sedangkan kebutuhan yang tidak terpenuhi menimbulkan frustrasi yang menyebabkan kecenderungan untuk melakukan agresi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian Pemilihan metode penelitian yang tepat merupakan hal yang sangat penting di dalam penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bersifat naratif dengan tujuan menangkap kompleksitas permasalahan yang diteliti (Poerwandari, 2001), sedangkan metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009). Peneliti mendeskripsikan dan memahami proses dinamis yang terjadi berkaitan dengan perilaku agresi yang didasari oleh kebutuhan anak. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena peneliti ingin menggali informasi mengenai kebutuhan yang dimiliki oleh anak-anak dampingan YSS yang agresif. Penelitian kualitatif dapat membantu peneliti untuk menerjemahkan realitas sosial yang sifatnya subjektif yang menciptakan rangkaian pemahaman makna kehidupan sosial. Penelitian kualitatif deskriptif menekankan pentingnya kedekatan peneliti dengan subjek penelitian yang bertujuan agar diperoleh pemahaman yang jelas tentang realitas yang nyata. Hal ini menjelaskan bahwa peneliti akan melakukan kontak langsung dengan subjek (Poerwandari, 2005).
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
B. Subjek 1. Kriteria Subjek Subjek dalam penelitian ini telah dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Kriteria yang digunakan sebagai acuan pemilihan subjek, yaitu : a) Anak usia pertengahan dan akhir atau anak-anak usia 6 sampai 12 tahun. Kriteria
ini
digunakan
karena
mayoritas
anak
yang
memiliki
kecenderungan berperilaku agresif adalah anak usia sekolah dasar, yaitu usia 6-12 tahun. b) Subjek merupakan anak dampingan Yayasan Sosial Soegijapranata c) Anak berperilaku agresif yang dikenali dengan ciri-ciri perilaku menurut Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) merumuskan agresi menjadi tiga bentuk, yaitu : Emosional verbal, contoh sikap membenci (baik yang diekspresikan dalam kata-kata maupun tidak), marah, terlibat dalam pertengkaran, mengkritik di depan umum, mencemooh, mencaci maki, menghina, menyalahkan, menertawakan dan menuduh secara jahat Fisik bersifat sosial, contoh perbuatan berkelahi atau membunuh dalam rangka mempertahankan diri atau objek cinta, membalas dendam terhadap penghinaan, berjuang dan berkelahi untuk mempertahankan negara, dan membalas orang yang melakukan penyerangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Fisik bersifat antisosial atau fisik asosial, contoh perbuatan perampokan, menyerang, melukai, membunuh orang, berkelahi tanpa alasan, menentang otoritas resmi melawan atau mengkhianati negara dan perilaku kekerasan secara seksual (Hartini, 2009).
2. Pemilihan Subjek Pemilihan subjek melalui proses penilaian dari para pendamping YSS. Para pendamping YSS diminta untuk menilai dua puluh dua anak yang memiliki kriteria sebagai subjek penelitian, yaitu berperilaku agresif, berusia 6-12 tahun, dan tinggal di Kampung Pingit selama minimal dua tahun. Lima pendamping yang telah berkarya di YSS selama minimal satu tahun diberi lembar penilaian yang berisi nama-nama anak dampingan YSS usia sekolah dasar. Pendamping yang telah berkarya selama minimal satu tahun diasumsikan sudah mengenal anak dan mengetahui perilaku anak ketika berada di tempat pendampingan. Pada lembar penilaian itu, para pendamping menilai dua puluh dua anak dampingan tersebut. Para pendamping memberikan urutan angka 1-22 sesuai dengan tingkat agresivitas yang dilakukan oleh anak. Urutan dengan angka yang lebih kecil menunjukkan bahwa anak cenderung melakukan agresi dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan anak yang mendapat urutan angka lebih besar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Setelah setiap nama anak mendapat nilai dari para pendamping, nilai setiap anak dijumlahkan. Peneliti memilih lima nama anak dengan jumlah angka terkecil sebagai subjek penelitian.
C. Fokus Penelitian Peneliti ingin mengungkap kebutuhan anak dampingan Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Yogyakarta. Fokus penelitian ini adalah pengungkapan kebutuhan apa saja yang dimiliki oleh anak-anak dampingan YSS yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif. Peneliti berfokus pada penggalian informasi-informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan anak saat ini berdasarkan pada hasil tes CAT. Teori kebutuhan yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasi hasil tes CAT pada penelitian ini adalah teori kebutuhan Murray. Kebutuhan dapat diidentifikasi dari perilaku dalam cerita.
D. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah Children’s Apperception Test (C.A.T). C.A.T digunakan pada penelitian ini karena kebutuhan tidak dapat diteliti melalui observasi. Selain itu, sulit bagi anak-anak untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhannya dalam wawancara dengan peneliti. Anak sulit menangkap konsep-konsep abstrak, sulit bercerita, dan cerita anak tidak terstruktur sehingga tes proyektif bercerita merupakan metode pilihan yang tepat dalam mengungkapkan kebutuhan anak. Tes CAT menarik karena disajikan dengan fasilitas kertas bergambar dan diatur suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
permainan. Instrumen CAT terdiri dari 10 kartu bergambar. Administrasi CAT dilakukan secara individual oleh peneliti. Budoff (1960) serta Joelson & Foster (1962) menemukan bahwa beberapa anak dapat melakukan tes dengan rangsangan gambar binatang dan sebagian lainnya dengan rangsangan gambar orang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh variabel kepribadian, seperti tipe kepribadian, umur, dan IQ (Bellak &Abrams, 1997). Ada 3 subjek berusia di atas 6 tahun yang menggunakan CAT karena berdasarkan pengamatan peneliti di kelas belajar informal, ketiga subjek masih kesulitan menjalankan tugas perkembangan pada aspek kogntif sesuai usianya, seperti membaca dan menulis. Hal ini menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk menggunakan CAT pada ketiga subjek. Gambar-gambar yang disediakan disajikan dalam bentuk permainan di mana anak diajak untuk bercerita mengenai setiap gambar yang diberikan. Setiap cerita yang diberikan oleh subjek direkam sebagai data penelitian.
1. Persiapan Penelitian Proses pengumpulan data dimulai dengan menghubungi subjek yang telah ditentukan sebelumnya dan orang tua subjek untuk membicarakan tentang kesediaan subjek terlibat dalam penelitian ini. Peneliti meminta ijin kepada orangtua untuk mengajak subjek melaksanakan CAT di Kampus III Sanata Dharma. Setelah mendapat ijin, pengumpulan data dapat dilakukan. Peneliti telah mengenal kelima subjek dengan baik sehingga tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
mengalami kesulitan dalam proses rapport dan diharapkan partisipan akan lebih leluasa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Pada saat pengetesan, subjek diminta untuk bercerita mengenai kartu bergambar yang dilihatnya. Proses pengetesan diatur seolah-olah sedang dalam situasi berdongeng. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin subjek dapat bercerita dengan lebih leluasa dan mendapatkan data cerita yang otentik. 2. Pelaksanaan Penelitian Peneliti melakukan tes pada waktu yang telah disepakati sebelumnya dengan subjek dan orang tua subjek. Peneliti melakukan rapport untuk menjelaskan tujuan dari pengetesan dan membuat subjek merasa nyaman dengan pengetesan yang akan dilakukan. Waktu dari pengetesan ini pada umumnya berdurasi enam puluh menit, dan dilakukan satu kali untuk setiap subjek. Peneliti menggunakan alat perekam sebagai sarana pengumpulan data, yang kemudian diubah menjadi transkrip cerita. Berikut adalah gambaran pelaksanaan CAT. Tabel 3.1 Pelaksanaan Pengetesan Pelaksanaan Pengetesan No.
1 2 3
Partisipan
Tanggal dan Waktu GDS (Perempuan, 18 Maret 2013 12 tahun) 14.25 – 15.05 ANM (Perempuan, 19 Maret 2013 9 tahun) 14. 05 – 15.20 PWJ (Laki-laki, 20 Maret 2013 7 tahun) 13. 40 – 14.40
Lokasi Ruang Observasi 2 Ruang Observasi 2 Ruang Observasi 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4 5
RI (Laki-laki, 7 tahun) OHP (Laki-laki, 9 tahun)
21 Maret 2013 13.55 – 14. 55 21 Maret 2013 13.21 – 14.12
45
Ruang Observasi 2 Ruang Observasi 2
E. Analisis Data Menurut Bogdan & Biklen (1982), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensitesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2012). Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis tematik. Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi yang menghasilkan daftar tema. Tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan suatu fenomena dan secara maksimal menghasilkan interpretasi fenomena yang terjadi (Poerwandari, 2005). Analisis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Membaca transkrip cerita Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan tema-tema yang muncul (Poerwandari, 2005). Respon berupa cerita tentang perilaku yang dipaparkan subjek dianalisis berdasarkan teori kebutuhan Murray. Bagian cerita yang kemungkinan memiliki tema kebutuhan dituliskan kembali dalam tabel di bagian tema deskriptif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
2. Membaca transkrip secara berulang sebelum melakukan koding untuk memperoleh ide umum tentang tema (Poerwandari, 2005). Ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman tentang kasus atau masalah. 3. Peneliti mendaftar tema-tema yang muncul (Poerwandari, 2005). Tematema kebutuhan yang muncul dalam bentuk cerita mengenai perilaku tokoh cerita pada bagian tema deskriptif didaftar pada bagian tema diagnostik. Dalam analisis ini, ditemukan tema-tema kebutuhan yang sama maupun tema-tema yang khas dalam tiap kasusnya. Tema kebutuhan yang telah peneliti analisis dibandingkan dengan analisis kebutuhan yang dilakukan oleh penyidik lain, yaitu psikolog. Tema kebutuhan yang peneliti gunakan adalah hasil analisis yang sama antara peneliti dengan psikolog tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tema kebutuhan yang valid. 4. Setelah peneliti melakukan proses di atas pada tiap-tiap transkrip, peneliti dapat menyusun catatan menyeluruh yang berisikan daftar tema-tema yang dapat menampilkan pola-pola hubungan antar tema (Poerwandari, 2005). Hasil CAT dikaitkan dengan data yang telah peneliti dapatkan berupa informasi latar belakang subjek mengenai pengalaman-pengalaman subjek.
F. Kredibilitas Penelitian Kredibilitas penelitian dapat dilihat dari keberhasilan suatu penelitian mencapai maksud untuk mengeksplorasi masalah, mendiskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari, 2005). Kredibilitas penelitian ini dicapai melalui validitas argumentatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Validitas argumentatif dicapai apabila presentasi temuan dan kesimpulan merupakan hal yang rasional, serta dapat dibuktikan kembali dengan melihat data mentah. Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi. Moleong (2002) menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Patton (dalam Moleong, 2002) membedakan triangulasi sebagai triangulasi sumber, triangulasi peyidik, triangulasi teori, dan triangulasi metode. Penelitian ini menggunakan triangulasi penyidik karena hasil dari pengumpulan data dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti dibandingkan oleh analis lain, yaitu seorang psikolog, Ayuk Rahadhian Subekti, M.Psi, Psi. Triangulasi model ini memiliki kelemahan, yaitu mendapat tema kebutuhan yang kurang lengkap karena ada data yang terbuang akibat ada data kebutuhan yang tidak sama antar dua analis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian 1. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan secara langsung yang dilakukan oleh subjek sehingga terjadi interaksi antara peneliti dan subjek. Pengumpulan data dilakukan sebanyak lima kali dalam waktu yang berbeda. a) Pengetesan CAT Subjek 1 Hari, tanggal
: Senin, 18 Maret 2013
Waktu
: Pukul 14.25 – 15. 05 WIB
Tempat
: Ruang Observasi 2
b) Pengetesan CAT Subjek 2 Hari, tanggal
: Senin, 19 Maret 2013
Waktu
: Pukul 14.00 – 15. 25 WIB
Tempat
: Ruang Observasi 2
c) Pengetesan CAT Subjek 3 Hari, tanggal
: Senin, 20 Maret 2013
Waktu
: Pukul 13.40 – 14.40 WIB
Tempat
: Ruang Observasi 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
d) Pengetesan CAT Subjek 4 Hari, tanggal
: Senin, 18 Maret 2013
Waktu
: Pukul 13.55 – 14. 55 WIB
Tempat
: Ruang Observasi 2
e) Pengetesan CAT Subjek 5 Hari, tanggal
: Senin, 22 Maret 2013
Waktu
: Pukul 14.21 – 15. 12 WIB
Tempat
: Ruang Observasi 2
B. Analisis dan Pembahasan 1. Deskripsi Subjek 1 a) Identitas Subjek Nama
: GDS
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 12 tahun
Pendidikan
: Kelas 5 SD
Urutan kelahiran
: Anak ke-1 dari 2 bersaudara
Alamat rumah
: Pingit
b) Latar Belakang GDS Subjek adalah siswa SD Kyai Maja kelas 5. Subjek adalah anak yang mandiri. Apabila ada tugas, subjek mengerjakan sendiri. Apabila
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
ada tugas yang sulit, subjek minta tolong Pak Dhe. Subjek mau belajar jika ada yang menemani. Subjek juga merupakan orang yang cekatan saat bekerja atau berkegiatan. Selain itu, subjek merupakan anak yang ngeyelan. Contoh kejadian, subjek disuruh ibu mandi tetapi subjek mengiyakan saja tanpa beranjak mandi. Subjek memiliki hobi bermain kasti dan menggambar. Subjek pernah mendapat ranking 8 saat duduk di kelas 5 semester 1. Subjek bercita-cita menjadi seorang polwan. Subjek menyukai pelajaran IPS. Kegiatan subjek setelah pulang sekolah adalah bermain di bale YSS hingga adzan magrib memanggil. Lalu, subjek berada di rumah untuk menonton televisi. Kadang, subjek duduk-duduk di depan rumah temannya untuk sekedar mengobrol. Setiap Senin-Kamis malam, subjek mengikuti pembelajaran di YSS dan setiap Sabtu sore, subjek aktif mengikuti kegiatan sekolah alam di YSS. Subjek merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Subjek tinggal bersama Nenek dan Pak Dhenya di Kampung Pingit. Ibunya bekerja di Magelang dan dua minggu sekali pulang ke Kampung Pingit, Jogja. Ibu subjek berpisah dengan ayahnya semenjak dua tahun lalu seiring lahirnya anak kedua. Sejak umur tiga tahun, subjek sudah sering ditinggal oleh ayahnya dalam jangka waktu lama untuk bekerja. Adik subjek dirawat oleh Bu Dhe yang berada di Tasik. Tiap Idul Fitri, adik datang ke Jogja namun Idul Fitri kali ini, subjek yang aan datang ke Tasik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Ketika terjadi perpisahan, subjek lebih memilih untuk tinggal dengan ibu. Subjek setiap hari mengirim SMS menanyakan kabar kepada ibunya. Subjek senang jalan-jalan dengan ibu, biasanya jalan-jalan ke Magelang. Ada suatu kejadian yang diingat subjek tentang ibu. Waktu itu, subjek ingin meminta dibelikan es teh oleh ibunya namun tidak dibelikan.
Subjek
melempar
ibunya
dengan
kerikil
lalu
ibu
membelikannya. Jika ada waktu liburan, subjek menyempatkan diri mengunjungi ayahnya. Subjek pernah naik bus sendirian ke Magelang untuk bertemu ayahnya. Saat bertemu ayahnya, subjek diajak jalan-jalan dan berbelanja di mall. Subjek biasanya dibelikan tas dan sepatu. Ketika subjek akan pulang ke Jogja, ayah memberikan uang saku yang cukup banyak. Subjek dan Pak Dhe memiliki hubungan yang baik. Subjek menurut kepada Pak Dhe. Apabila subjek membantah perkataan ibu, Pak Dhe memarahi subjek. Subjek tinggal bersama neneknya sudah sejak lama. Nenek yang menyiapkan makan untuk subjek. Subjek tidak diperbolehkan nenek untuk masak sendiri. Saat TK, ada kenangan tentang suatu kejadian membekas antara subjek dengan nenek. Waktu itu, subjek ingin bermain dengan temannya namun tidak diperbolehkan oleh nenek. Subjek menangis, nenek memukul subjek lalu subjek menggigit tangan nenek hingga berdarah.Subjek memiliki banyak teman. Subjek sering bermain kasti, gobak sodor, atau petak umpet bersama teman-temannya. Subjek juga senang memomong anak tetangga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
yang masih batita. Menurut penuturan pendamping YSS, subjek sering berkata kasar kepada teman maupun kepada para pendamping ketika pembelajaran. Subjek juga pernah membuat temannya menangis karena perkataannya.
c) Penyajian Data Tabel 4.1 Daftar Kebutuhan GDS Kebutuhan yang Muncul
Kemunculan Tema
Dari Kartu 1-10
Kebutuhan
No. Subjek
Kebutuhan afiliasi 1.
9 (figur teman 4, ayah 2, ibu 1, adik 1, orang dewasa 1)
2.
Kebutuhan untuk bermain
5
3.
Kebutuhan untuk makan
2
4.
Kebutuhan untuk menolong
1 (figur adik)
Kebutuhan untuk agresi
1
5. 6.
GDS
Kebutuhan untuk menghindar 1 dari bahaya
7.
Kebutuhan untuk pasif
2
8.
Kebutuhan untuk buang air
1
9.
Kebutuhan untuk prestasi
1
10.
Kebutuhan untuk ditolong
2
(oleh
figur
ibu
ditolong orang lain 1)
1,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11.
Kebutuhan untuk ketertiban
12.
Kebutuhan
53
1
untuk 1
menghindar dari rasa hina 13.
Kebutuhan untuk menolak 1 kegiatan
d) Dinamika Kebutuhan GDS Menurut CAT Hasil pengetesan CAT menunjukkan bahwa subjek memiliki kebutuhan yang bervariasi. Hasil pengetesan menggambarkan bahwa subjek memiliki dua kebutuhan yang dominan, yaitu kebutuhan afiliasi (dengan figur teman, ayah, ibu, adik, dan orang dewasa) serta kebutuhan untuk bermain. Subjek membutuhkan afiliasi dengan teman yang termanifestasi berupa perilaku mengobrol dengan teman-temannya di waktu luang. Selain itu, sepulang sekolah subjek sering berinteraksi dengan teman-teman di sekitar balai YSS. Menurut Nurihsan & Agustin (2011), anak-anak cenderung lebih sering berinteraksi dengan temanteman sebaya. Pernyataan ini sejalan dengan hasil temuan dari tes CAT bahwa subjek memiliki kebutuhan yang cukup besar untuk berafiliasi dengan teman-teman sebaya. Subjek membutuhkan afiliasi dengan figur ayah. Hal ini terjadi karena subjek tinggal jauh dari ayah yang telah berpisah dengan ibu subjek. Subjek menyempatkan diri untuk bertemu dengan ayahnya apabila hari libur tiba bahkan pergi sendirian ke Magelang dengan bus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Subjek juga membutuhkan afiliasi dengan figur ibu. Subjek merasa senang ketika berjalan-berjalan dengan ibu di Magelang. Ibu subjek yang bekerja di Magelang dan pulang setiap dua minggu sekali menyebabkan subjek sering mengirimkan SMS sekedar untuk menanyakan kabar ibu. Selain itu, subjek memiliki kebutuhan untuk berafiliasi dengan figur adik. Subjek telah berpisah dengan adiknya semenjak adiknya lahir sehingga subjek sering memomong anak tetangga yang seumuran dengan adiknya dan diajak bermain di area balai YSS. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk berafiliasi dengan figur orang dewasa, pak dhe yang akrab dengan subjek. Pada masa anak usia pertengahan dan akhir, orangtua tetap menjadi agen sosialisasi yang penting bagi kehidupan anak meski interaksi antara orangtua dan anak berkurang (Santrock, 1995). Kebutuhan subjek akan afiliasi dengan figur orangtua dan adik ada kaitannya dengan hubungan subjek dengan orangtua serta adik yang terpisah oleh jarak. Keadaan orangtua, adik yang berpisah serta ibu yang bekerja menyebabkan anak memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur orangtua dan adik yang cukup besar. Kebutuhan subjek untuk berafiliasi dengan figur orang dewasa diwujudkan dengan terjalinnya hubungan baik antara subjek dan Pak Dhe. Selain kebutuhan afiliasi, subjek memiliki kebutuhan untuk bermain. Subjek sering bermain kasti, gobak sodor, dan petak umpet dengan teman-temannya di area balai YSS. Subjek paling senang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
bermain kasti. Pada masa anak-anak usia petengahan dan akhir, anakanak mengalami perkembangan fisik. Perkembangan fisik ini ditandai dengan masa anak-anak mulai belajar untuk melakukan kegiatankegiatan yang memerlukan koordinasi motorik kasar dan halus (Santrock, 1995). Kegiatan yang dilakukan subjek seperti bermain kasti, gobak sodor, dan petak umpet adalah pembelajaran keterampilan fisik. Kebutuhan untuk bermain yang dimiliki subjek juga tampak pada pengalaman subjek menggigit tangan nenek hingga berdarah karena nenek melarang subjek untuk bermain. Kebutuhan untuk bermain yang dihalangi oleh nenek menyebabkan subjek melakukan agresi. Subjek memiliki kebutuhan primer seperti makan dan pasif. Subjek memiliki kebutuhan yang berkaitan dengan pemuasan secara fisik dengan makan dan melakakukan kegiatan pasif seperti, tidur, beristirahat, atau sekedar bermalas-malasan. Selain itu, subjek memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh figur ibu. Hal ini dapat disebabkan oleh karena subjek yang tinggal berpisah dengan ibu sehingga subjek membutuhkan pertolongan dari ibunya. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk menolong figur adik. Hal ini dapat dijelaskan dengan kondisi subjek dan adiknya yang tinggal terpisah. Subjek sebagai kakak memiliki kebutuhan untuk menolong adiknya. Subjek memiliki kebutuhan primer lainnya, yaitu buang air. Subjek memiliki kebutuhan untuk agresi dengan menghadapi perlawanan dari pihak luar dengan melawan. Kebutuhan subjek untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
menghindar dari bahaya dengan cara melarikan diri dan situasi yang berbahaya. Subjek memiliki kebutuhan untuk menghindar dari rasa hina, yaitu meninggalkan situasi yang memalukan. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk menolak kegiatan dengan memisahkan diri dari kegiatan yang tidak disukai. Selain itu, subjek memiliki kebutuhan untuk ketertiban. Subjek senang menjaga kebersihan, susunan, kerapian, kerteraturan, dan ketelitian. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk berprestasi. Subjek memiliki kebutuhan untuk mengatasi rintangan-rintangan dan mencapai standar yang tinggi. Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan kekurangan dan ingin memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha (Antariksi, 2004). Ketika kebutuhan tidak terpenuhi, akan menimbulkan frustrasi yang dapat menyebabkan munculnya perilaku agresif.
2. Deskripsi Subjek 2 a) Identitas Subjek Nama
: ANM
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 10 tahun
Pendidikan
: Kelas 3 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Alamat rumah
57
: Pingit
b) Latar belakang ANM Subjek merupakan anak yang banyak bicara. Subjek memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga subjek banyak bertanya. Subjek merupakan orang yang ngeyelan. Subjek sulit menerima nasihat dari orangtua. Subjek menyukai pelajaran Bahasa Indonesia. Subjek sangat suka membuat puisi ataupun mengarang. Subjek pernah mendapat juara 2 lomba puisi antar kelas. Subjek mendapat ranking 4 di kelas dua dan ranking 6 di kelas 3. Nilai pelajaran Matematika subjek kadang-kadang bagus jika subjek mengerti cara mengerjakannya. Subjek sering bernyanyi dan berkeinginan mengikuti kontes menyanyi. Subjek kesulitan pada pelajaran IPA dan Matematika. Jika besar nanti, subjek bercita-cita menjadi dokter karena bisa menyembuhkan orang sakit. Subjek memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya. Subjek akrab dengan kedua orangtuanya. Subjek memperhatikan ayahnya ketika ayah mau makan, subjek mengambilkan minum. Subjek dan ayah sering menghabiskan waktu dengan bermain bersama, misal bermain congklak. Selain itu, subjek sering membantu nenek masak bersama ayah. Ketika ayah pulang kerja di sore hari, ayah mengantarkan subjek pergi les ke daerah Bumijo. Subjek dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
ibunya sering tidur bersama, misal saat tidur siang. Subjek sering mendekati ibu dan mencium-cium ibu. Subjek sering pergi bersama keluarga untuk berenang. Subjek pernah dimarahi oleh orangtuanya karena disuruh tidur tetapi subjek malah main dengan teman-temannya. Subjek menjadi diam jika ditegur karena melakukan kesalahan. Subjek memiliki seorang adik laki-laki usia 5 tahun. Subjek tidak akrab dengan adiknya. Subjek dan adiknya sering bertengkar. Subjek sering berebut saat membeli barang dan berebut kamar mandi. Subjek menasihati adiknya jika adik melakukan kesalahan. Subjek sering menangis apabila dikeplak oleh adiknya lalu subjek mengadu kepada ayahnya karena adiknya takut kepada ayah. Subjek mempunyai hubungan yang baik dengan temantemannya. Subjek memiliki beberapa teman sebaya yang akrab, di sekolah maupun di lingkungan rumah. Subjek sering bermain kasti dan berbagai permainan anak-anak lainnya. Subjek juga banyak menghabiskan waktu bermain di balai YSS dengan teman-teman sebayanya. Selama di kelas belajar YSS, subjek merupakan anak yang cerewet. Subjek sering mengobrol dengan teman-temannya saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh kakak pendamping. Subjek sering menimpali pembicaraan ketika orang lain sedang berbicara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
c) Penyajian Data Tabel 4.2 Daftar Kebutuhan ANM Kebutuhan yang muncul
Kemunculan Tema
dari kartu 1-10
Kebutuhan
No. Subjek
9 (teman 3, ayah 1,
Kebutuhan afiliasi 1.
ibu 1, adik 2, orang dewasa 2) Kebutuhan
untuk 5
2. bermain 3.
Kebutuhan untuk makan
2
4.
Kebutuhan untuk menolong
2 (figur adik)
Kebutuhan untuk otonom
2(resisten pada figur
5. orangtua 1)
ANM 6.
Kebutuhan untuk tunduk
1 (pada figur orangtua)
7.
Kebutuhan untuk agresi
1
Kebutuhan
untuk 1
8. menghindar dari bahaya 9.
Kebutuhan untuk pasif
1
10.
Kebutuhan untuk ketertiban
1
Kebutuhan 11. mendominasi
untuk 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
d) Dinamika Kebutuhan ANM Menurut CAT Subjek memiliki dua kebutuhan yang dominan di antara kebutuhan-kebutuhan lain yang dimiliki oleh subjek. Dua kebutuhan dominan tersebut adalah kebutuhan afiliasi dan kebutuhan untuk bermain. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman, adik, orang dewasa, ayah, dan ibu. Kebutuhan afiliasi yang dimiliki subjek tampak dari banyaknya teman sebaya yang akrab di sekolah maupun di lingkungan rumah. Subjek kerap mengobrol bersama dengan teman-temannya ketika belajar bersama kakak pendamping YSS. Subjek juga menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman sebaya di area balai YSS setiap pulang sekolah hingga petang. Kebutuhan afiliasi dengan figur teman dimiliki subjek yang berada pada masa anak usia pertengahan dan akhir menyebabkan subjek cenderung lebih sering berinteraksi dengan teman sebaya. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur adik. Kebutuhan afiliasi dengan figur adik ini merupakan kebutuhan laten karena tidak tampak adanya kebersamaan antara subjek dengan adik karena subjek dan adik sering bertengkar yang menyebabkan subjek menangis dan mengadu pada ayah. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur orang dewasa dan orangtua. Subjek sering menghabiskan waktu untuk bermain congklak dengan ayah. Subjek sering tidur siang bersama dengan ibu. Subjek kerap mendekati lalu mencari afeksi dengan cara mencium ibu. Subjek juga sering pergi bersama dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
ayah, ibu, dan adik untuk berenang. Subjek berhubungan dekat dengan para pendamping. Subjek sering mengajak pendamping untuk mengobrol. Pada masa anak pertengahan dan akhir, kehadiran orangtua mulai berkurang intensitasnya karena tuntutan pengasuhan yang juga berkurang, tidak seketat pada saat masa anak usia awal (Santrock, 1995). Hal ini dapat menyebabkan anak membutuhkan kebersamaan dengan figur orangtua. Kebutuhan dominan yang lain adalah kebutuhan untuk bermain. Subjek sering bermain kasti di area balai YSS dengan teman. Subjek senang sekali bernyanyi. Kebutuhan untuk bermain yang dimiliki subjek cukup dominan hingga pernah terjadi suatu peristiwa subjek dimarahi oleh orangtua karena subjek malah bermain ketika disuruh orangtuanya tidur. Anak-anak pada masa usia pertengahan dan akhir mempunyai tugas perkembangan untuk melatih keterampilan fisik dalam permainan sehari-hari (Nurihsan & Agustin, 2011). Subjek melatih keterampilan fisiknya dengan bermain kasti di area balai YSS dan melakukan permainan anak-anak lainnya. Subjek memiliki kebutuhan primer untuk makan. Subjek memuaskan kebutuhan makan yang berkaitan dengan fisiknya. Subjek memiliki kebutuhan untuk menolong figur adik. Hal ini dapat dijelaskan dengan keadaan subjek sebagai anak pertama dan kakak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
dari satu adiknya. Subjek memiliki kebutuhan untuk otonom resisten pada orangtua, namun di sisi lain subjek memiliki kebutuhan untuk tunduk pada orangtuanya. Subjek memiliki kebutuhan untuk agresi. Subjek menghadapi perlawan dari orang lain dengan cara menyerang. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk menghindar dari rasa bahaya atau situasi yang membahayakan dirinya. Hal ini sejalan dengan kebutuhan subjek untuk mendapatkan rasa aman. Subjek memiliki kebutuhan untuk mendominasi, yaitu kebutuhan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dengan saran, imbauan, bujukan, atau perintah. Selain itu, subjek memiliki kebutuhan primer lain, yaitu kebuthan untuk pasif. Subjek memiliki kebutuhan untuk beristirahat, tidur, atau sekedar bersantai. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk ketertiban, yaitu kebutuhan untuk mengatur barang-barang. Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan kekurangan dan ingin memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha (Antariksi, 2004). Orang yang tidak memperoleh sesuatu yang diharapkan mengalami frustrasi, dapat menimbulkan kecenderungan untuk melakukan agresi (Berkowitz, 1995).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
3. Deskripsi Subjek 3 a) Identitas Subjek Nama
: PWJ
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 7 tahun
Pendidikan
: Kelas 2 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara kandung Alamat rumah
: Pingit
b) Latar Belakang PWJ Subjek merupakan pelajar kelas 2 di SD Kyai Maja. Saat ini subjek berusia 8 tahun. Menurut penuturan ibu, subjek merupakan anak yang cengeng. Jika tidak menuruti permintaan anak, sering menangis. Anak kurang bertanggung jawab. Anak juga kurang mandiri, selalu butuh dibantu. Subjek merupakan anak yang sangat manja. Subjek menyukai pelajaran matematika dan Bahasa Jawa. Subjek menyukai materi pelajaran Bahasa Jawa tentang hewan-hewan. Subjek tidak menyukai pelajaran agama. Subjek bercita-cita menjadi seorang TNI AU karena salah satu temannya ada yang bercita-cita menjadi anggota TNI. Subjek memilih Angkatan Udara karena dapat terbang di udara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Kegiatan subjek setelah pulang sekolah adalah bermain di balai YSS hingga sore hari. Subjek juga senang bermain sepak bola di lapangan RT 4 atau bermain burung merpati di dekat Kali Winongo. Setiap Senin-Kamis malam, subjek mengikuti pembelajaran di YSS. Subjek tinggal bersama ibu, nenek, dan kakak tirinya di Kampung Pingit, sedangkan ayah dan adiknya tinggal di kampung sebelah, Badran. Subjek memiliki hubungan yang akrab dengan ibu. Saat ibu pulang dari bekerja di sore hari, subjek menjadi manja dengan ibu. Subjek minta dikeloni ketika tidur. Subjek dan ibu sering melempar canda saat sedang bersama. Subjek cukup dekat dengan neneknya. Nenek yang menyiapkan makan siang untuk subjek. Subjek juga memiliki hubungan yang akrab dengan kakak tirinya. Subjek sering bermain bersama. Akhir-akhir ini subjek senang bermain yoyo dengan kakaknya. Subjek dan ayahnya tidak dekat secara lokasi, namun ayah sering mengajak subjek untuk makan malam. Tidak jarang juga ayah mengajak jalan-jalan, seperti ke pasar malam. Subjek tidak pernah bepergian bersama ibu. Subjek mengingat suatu kejadian tentang ayahnya. Dulu, subjek pernah meminta uang untuk jajan namun ayah memarahi dan tidak memberikan uang. Subjek dan adik jarang bertemu. Subjek dan adik sering bertengkar memperebutkan ibu jika bertemu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Menurut penuturan pendamping YSS, subjek termasuk anak yang mudah marah. Jika subjek tidak mau menurut arahan pendamping, subjek langsung terdiam menahan marah. Subjek juga pernah menangis saat bermain dengan teman-temannya. Contoh, saat bermain kelitik-kelitikan, subjek menangis. Pada saat mengerjakan tugas, subjek kerap meminta bantuan kepada pendamping, dan ketika pendamping meminta anak untuk mencoba mengerjakan sendiri, subjek merengek tetap meminta pendamping yang mengerjakan.
c) Penyajian Data Tabel 4.3 Daftar Kebutuhan PWJ No. Subjek Kebutuhan yang Muncul Kemunculan
1.
Tema
Dari Kartu 1-10
Kebutuhan
Kebutuhan afiliasi
2 (dengan figur teman 1, figur ibu 1)
2.
Kebutuhan
untuk 3
bermain 3.
Kebutuhan untuk makan
2
Kebutuhan untuk agresi
2
PWJ 4.
(destruktif
terhadap figur kuat) 5.
Kebutuhan
untuk 1
menghindar daari bahaya 6.
Kebutuhan untuk pasif
1
1,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
Kebutuhan untuk buang air
8.
Kebutuhan
66
1
untuk 6 (figur ayah 2, ibu 1, figur orang dewasa 2,
ditolong
orang lain 1) 9.
Kebutuhan untuk otonom
5 (resisten pada figur ayah 3, ibu 2, figur orang dewasa 1)
10.
Kebutuhan
untuk 1
mendominasi
d) Dinamika Kebutuhan PWJ Menurut CAT Hasil CAT menggambarkan bahwa subjek memiliki tiga kebutuhan dominan di antara kebutuhan-kebutuhan lain yang dimiliki subjek. Subjek memiliki kebutuhan untuk ditolong (oleh figur ayah, ibu, figur orang dewasa, dan orang lain), kebutuhan untuk otonom (resisiten pada figur ayah, ibu, dan figur orang dewasa), serta kebutuhan untuk bermain. Kebutuhan subjek untuk ditolong oleh figur ayah tampak dalam suatu kejadian saat subjek meminta uang untuk jajan kepada ayah namun ayah tidak memberikan uang. Subjek memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh figur ibu. Subjek merupakan anak yang manja kepada ibu dan selalu membutuhkan bantuan dari ibu. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh orang lain dan figur orang dewasa. Subjek sering meminta bantuan kepada kakak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
pendamping belajar di YSS saat mengerjakan tugas lalu subjek merengek
apabila
kakak
pendamping
meminta
anak
untuk
mengerjakan sendiri. Anak usia 6-12 tahun berada pada tahap perkembangan kognisi operasional kongkrit. Pada masa ini anak mulai memahami operasi logis ke dalam peristiwa yang kongkrit. Anak memiliki tugas perkembangan untuk mengembangkan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung (Nurihsan & Agustin, 2011). Tugas perkembangan yang ada pada masa usia pertengahan dan akhir ini merupakan tugas yang memerlukan pertolongan dari orang lain agar anak berhasil melakukan tugasnya. Subjek membutuhkan pertolongan dari figur ayah, ibu, figur yang lebih kuat, dan orang lain dalam menjalani tugas perkembangan. Subjek memiliki kebutuhan dominan yang lain, yaitu kebutuhan untuk otonom resisten pada figur orang dewasa. Subjek memiliki kebutuhan untuk otonom dengan cara resisten kepada figur orang dewasa, yaitu pendamping belajar di YSS. Subjek tidak menuruti arahan pendamping YSS saat belajar di kelas kemudian marah. Menurut Murray, marah adalah ungkapan emosi dari agresi (Murray, 1938). Selain dua kebutuhan di atas, subjek memiliki kebutuhan untuk bermain. Pada anak seusia subjek, anak mulai belajar untuk berolahraga dan melakukan kegiatan-kegiatan yang memerlukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
koordinasi motorik halus dan kasar (Santrock, 1995). Subjek mengasah keterampilan fisiknya dengan bermain sepak bola, yoyo, dan menerbangkan burung dara. Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman dan ibu. Hal ini dapat dijelaskan dengan kondisi subjek yang lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. Orangtua subjek yang bercerai menyebabkan subjek tinggal bersama dengan ibunya namun hanya dapat bertemu dengan ibu setelah ibu pulang kerja, yaitu pada waktu malam hari. Subjek memiliki kebutuhan primer yang berkaitan dengan kepuasan fisik, yaitu kebutuhan untuk makan. Subjek memiliki kebutuhan agresi, yaitu kebutuhan untuk menghadapi perlwawanan dari pihak lain dengan cara melawan figur dewasa, seperti pendamping belajar YSS dengan kemarahan. Subjek juga memiliki kebutuhan agresi dalam bentuk merusak barang. Selain itu, subjek memiliki kebutuhan untuk menghindar dari bahaya. Subjek melarikan diri dari situasi-situasi yang berbahaya bagi dirinya. Subjek juga memiliki kebutuhan primer untuk pasif, yaitu kebutuhan untuk bersantai, tidur, maupun istirahat. Kebutuhan primer lain yang dimiliki oleh subjek adalah kebutuhan untuk buang air. Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
(Antariksi, 2004). Subjek berperilaku agresif karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan frustrasi yang mengarahkan pada perilaku agresif.
4. Deskripsi Subjek 4 a) Identitas Subjek Nama
: RI
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 7 tahun
Pendidikan
: Kelas 1 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-1 dari 2 bersaudara Alamat rumah
: Pingit
b) Latar Belakang RI Subjek adalah pelajar di SD Kyai Maja, Yogyakarta. Saat ini subjek berusia 7 tahun dan duduk di kelas 1. Subjek menyukai pelajaran berhitung sepertu matematika daripada pelajaran menulis. Subjek sampai saat ini masih kesulitan dalam merangkai huruf pada suatu kata. Subjek sangat menyukai mewarnai gambar. Setiap gambar yang diwarnai oleh subjek selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Subjek memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya. Subjek dan ibu sering bertengkar mulut. Subjek merupakan anak yang ngeyelan. Hal itu tampak saat kejadian ibu menyuruh tidur tetapi anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
tidak mau. Meski begitu, ibu mempunyai perhatian yang besar kepada subjek. Ibu sedang mencari sanggar kesenian untuk subjek agar subjek dapat menyalurkan potensinya dalam hal mewarnai. Subjek merasa takut kepada ayahnya. Jika ayah yang menyuruh subjek, subjek menurut. Ada suatu kejadian ketika subjek terluka akibat jatuh dari sepeda, subjek menurut untuk menunggu ayahnya pulang dari bepergian. Dua tahun belakangan ini, ibu tidak bekerja lagi, hanya ayah yang bekerja. Selama dua tahun ini, keluarga subjek tinggal terpisah dari keluarga orangtua ayah. Sebelum tinggal di Kampung Pingit, keluarga subjek tinggal di kediaman orangtua dari ayah di Maguwo. Subjek dekat dengan kakek dan neneknya karena kakek dan nenek yang menemani subjek selama kedua orangtua bekerja hingga sore hari. Ada masa ketika ayah lebih sering menghabiskan waktu di luar bersama teman-temannya dengan mabuk-mabukan dan tidak mengurusi anak. Selama perjalanan ke kampus USD untuk pengumpulan data, subjek bercerita tentang kakek dan neneknya. Subjek senang ketika diajak rekreasi ke area rel kereta api di bawah jembatan Lempuyangan oleh kakek yang biasa dipanggil bapak. Subjek memiliki seorang adik laki-laki berusia satu tahun. Subjek sering menggodai adik hingga menangis. Subjek sering jahil kepada adiknya dan ketika ibu melarang subjek jahil, subjek malah melanjutkan keisengannaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Subjek cenderung bermain dengan teman-teman seusianya. Subjek bermain bersama dia area bale YSS atau terkadang bermain dengan sepeda memutari kampung. Subjek merupakan anak yang pendiam di antara teman-temannya. Subjek pernah melakukan pelecehan seksual dengan memegang payudara teman perempuannya di area YSS karena disuruh oleh anak yang lebih tua. Subjek juga kerap iseng kepada teman-temannya. Subjek pernah dilempar oleh teman sekolahnya dengan penghapus papan tulis akibat teman yang tidak suka dengan keisengan subjek. Hobi subjek adalah mewarnai gambar. Sejak TK, subjek sudah mahir menggunakan berbagai macam warna saat pewarnaan gambar. Subjek bercita-cita ingin menjadi pilot jika besar nanti. Subjek termasuk anak yang pemalu. Jika ada orang yang menyapanya, subjek langsung pergi menjauh tetapi kemudian subjek mengintip dari jarak jauh. Subjek merupakan anak yang pendiam ketika belajar di YSS. Subjek kerap diam saat mengerjakan tugas yang diberikan kakakkakak pendamping. Subjek sesekali mengisengi temannya tetapi jika ketahuan kakak pendamping, subjek langsung menunjukkan ekspresi wajah malu lalu diam. Subjek beberapa kali terlibat perkelahian di kelas. YSS mengirimkan subjek untuk lomba mewarnai pot dan menggambar yang diadakan oleh pihak di luar YSS.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
c) Penyajian Data Tabel 4.4 Daftar Kebutuhan RI No. Subjek
1.
Kebutuhan yang Muncul
Kemunculan Tema
Dari Kartu 1-10
Kebutuhan
Kebutuhan afiliasi 10
(dengan figur saudara 3, ibu 3, teman 2, ayah1, dan adik 1)
2.
Kebutuhan
untuk 5
bermain 3. 4. 5.
RI
Kebutuhan untuk makan
3
Kebutuhan untuk menolong
1 (figur teman)
Kebutuhan
untuk 1
menghindar dari bahaya 6.
Kebutuhan untuk pasif
2
7.
Kebutuhan untuk ditolong
2
(figur
ayah
1,
orangtua 1) 8.
Kebutuhan untuk tunduk
1 (pada figur ibu)
d) Dinamika Kebutuhan RI Menurut CAT Subjek memiliki tiga kebuthuan yang dominan di antara kebutuhan-kebutuhan subjek yang bervariasi. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi (dengan figur saudara, ibu, teman, ayah, dan adik), bermain, dan makan. Subjek yang memiliki kebutuhan afiliasi dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
figur saudara dapat dijelaskan dengan pengalaman subjek tinggal bersama keluarga dari ayah sejak bayi hingga usia lima tahun. Subjek dekat dengan keluarga karena selama orangtua pergi bekerja, subjek dirawat oleh kakek dan nenek subjek. Subjek merasa senang saat pergi bersama kakek di area rel kereta Lempuyangan. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi yang cukup besar dengan figur saudara, yaitu kakek, hingga subjek memanggil kakek dengan sebutan bapak. Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur ibu dan ayah. Kebutuhan subjek untuk berafiliasi dengan figur ibu dan ayah ada kaitannya dengan pengalaman masa lalu subjek yang sejak kecil ditinggalkan orangtuanya untuk bekerja dari pagi hingga sore hari. Di samping itu, ayah jarang berada di rumah bersama subjek karena pergi menghabiskan waktu untuk mabuk-mabukan dengan teman-temannya sehingga tidak mengurusi subjek. Kebutuhan afiliasi terhadap figur orangtua berkaitan dengan interaksi antara anak dan orangtua yang berkurang, tidak seperti saat subjek berada pada usia di bawah 6 tahun. Terlebih lagi, saat ini ibu lebih cenderung mengurusi adik yang masih batita. Kebutuhan afiliasi dengan figur adik yang dimiliki subjek tampak pada kejadian subjek menggodai adik. Subjek sering menjahili adik hingga adik menangis. Pada masa anak usia pertengahan dan akhir, anak banyak berinteraksi dengan teman-teman sebaya di lingkungannya dan memiliki tugas perkembangan untuk menyesuaikan diri dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
teman-teman sebaya (Nurihsan & Agustin, 2011). Hal ini berkaitan dengan kebutuhan afiliasi terhadap figur teman yang tampak saat subjek bermain bersama teman-temannya di area balai YSS serta perilaku iseng terhadap teman-temannya. Kebutuhan lain yang dimiliki subjek adalah kebutuhan untuk bermain. Subjek sering bermain di area balai YSS dan bersepeda mengitari kampung. Pada anak usia anak sekolah dasar, anak telah belajar untuk berolahraga dan melakukan kegiatan-kegiatan yang memerlukan koordinasi motorik kasar dan halus (Santrock, 1995). Kegiatan yang telah subjek lakukan untuk melatih motorik halus dan kasar adalah bersepeda. Kegiatan bermain sepeda ini sejalan dengan perkembangan fisik yang dialami subjek. Selain kebutuhan afiliasi dan kebutuhan untuk bermain, subjek juga memiliki kebutuhan untuk makan yang cukup dominan. Kebutuhan untuk makan yang dimiliki subjek termasuk kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang menurut Murray berkaitan dengan suatu peristiwa organis dan kepuasan fisik (Hall & Lindzey, 1993). Kebutuhan untuk makan merupakan kebutuhan primer yang lebih dominan dibandingkan kebutuhan primer lainnya. Kebutuhan untuk makan dapat menjadi penyebab munculnya kebutuhan-kebutuhan sekunder yang dimiliki subjek. Kebutuhan primer lain yang dimiliki oleh subjek adalah kebutuhan untuk pasif, yaitu kebutuhan untuk bersantai, beristirahat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
atau tidur. Subjek memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh orangtua dan figur ayah. Hal ini dapat dijelaskan dengan kondisi anak yang memiliki adik yang masih kecil sehingga perhatian orangtua lebih tertuju pada si adik. Di sisi lain, subjek memiliki kebutuhan untuk menolong figur teman. Subjek memberikan simpati dan memuaskan kebutuhankebutuhan teman-temannya yang tidak berdaya. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk tunduk pada figur ibu. Subjek menyontoh ibu sebagai teladannya. Subjek memiliki kebutuhan untuk menghindar dari bahaya, yaitu kebutuhan untuk melarikan diri dari situasi-situasi yang membahayakan diri subjek. Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin memperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha (Antariksi, 2004). Berdasarkan uraian di atas, perilaku agresi subjek muncul karena adanya kebutuhan belum terpenuhi. Hal ini dapat menyebabkan frustrasi karena subjek tidak memperoleh sesuatu yang diharapkan sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukan agresi (Berkowitz, 1995).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
5. Deskripsi Subjek 5 a) Identitas Subjek Nama
: OHP
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 9 tahun
Pendidikan
: Kelas 3 SD
Urutan kelahiran : Anak ke-2 dari 2 bersaudara Alamat rumah
: Pingit
b) Latar Belakang OHP Subjek merupakan anak yang terlalu aktif bergerak. Subjek selalu bergerak hingga ibu subjek mengatakan bahwa subjek tidak bisa diam. Contoh, saat makan subjek yang belum menghabiskan makanan sudah pergi begitu saja. Subjek sulit makan tetapi subjek sangat suka makanan jajan seperti camilan. Subjek anak yang kreatif. Subjek menjual mainan-mainan crazy bird miliknya yang sudah berjumlah banyak kepada teman-temannya. Subjek pernah satu kali tidak naik kelas. Subjek memiliki nilai raport yang pas-pasan. Subjek memiliki cara belajar yang tidak tertib, maksudnya subjek jarang belajar. Subjek sangat menyukai kesenian tradisional jathilan. Ibu subjek berniat memasukkan subjek ke les musik spesialisasi drum. Subjek bercita-cita menjadi TNI AU seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
tetangganya yang berprofesi sebagai TNI. Subjek mempunyai hobi bermain karambol dan kasti. Orangtua subjek bekerja hingga sore sehingga subjek banyak menghabiskan waktu di siang hari untuk bermain bersama temantemannya. Meski begitu, subjek dan ibu memiliki hubungan yang dekat. Subjek kerap menempel dengan ibu, contoh saat duduk subjek memilih duduk berdempetan dengan ibu. Subjek merupakan anak yang penurut. Ayah subjek merupakan orang yang keras sehingga anak menurut. Subjek dan kakaknya sering bermain karambol di rumah hingga lupa waktu. Subjek dan kakaknya tidak pernah bertengkar sampai menangis. Kakak subjek mengalah dengan pergi meningglakan subjek jika subjek menakalinya. Subjek dan kakaknya juga suka untuk saling bercanda. Subjek memiliki banyak teman. Menurut ibu, selama ini belum pernah ada orang yang melapor bahwa subjek adalah anak yang nakal. Di antara teman-teman sebayanya, subjek dianggap pemimpin. Subjek suka bermain sepak bola, burung dara, karambol, dan crazy bird bersama teman-temannya. Subjek dikenal sebagai anak yang banyak bicara di lingkup YSS. Subjek kerap menjadi ketua kelas harian yang mengatur temantemannya untuk tenang dan tidak ribut. Subjek sering beradu mulut dan menggunakan kata-kata kasar kepada teman-teman di kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
belajar YSS. Subjek juga tidak segan memukul teman-temannya. Subjek belum lancar dalam menulis dan membaca.
c) Penyajian Data Tabel 4.5 Daftar Kebutuhan OHP No. Subjek
1.
Kebutuhan yang Muncul
Kemunculan Tema
Dari Kartu 1-10
Kebutuhan 3 ( terhadap figur
Kebutuhan afiliasi
teman 1, ibu 1, adik 1) 2.
Kebutuhan untuk bermain
1
3.
Kebutuhan untuk makan
4
4.
Kebutuhan untuk menolong
2 (figur ibu)
5.
Kebutuhan untuk agresi
4 (pada figur yang
lebih lemah, ibu dan orang lain)
OHP 6.
Kebutuhan untuk pasif
2
7.
Kebutuhan untuk buang air
1
8.
Kebutuhan
untuk 3 (oleh figur orang
ditolong
dewasa, ibu, dan ayah)
9.
Kebutuhan untuk tunduk
1 (pada figur ibu)
10.
Kebutuhan mendominasi
untuk 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
d) Dinamika Kebutuhan OHP Menurut CAT Hasil pengetesan CAT yang dilakukan terhadap subjek menunjukkan hasil bahwa subjek memiliki empat kebutuhan dominan di antara kebutuhan-kebutuhan lain yang dimiliki subjek. Empat kebutuhan itu adalah kebutuhan untuk makan, agresi, afiliasi (dengan figur teman, ibu, dan adik), serta ditolong (oleh figur orang dewasa, ibu, dan ayah). Subjek sangat suka makan jajanan. Subjek sangat suka makan nasi bakar yang dibelinya di depan kampus Janabadra. Subjek memiliki kebutuhan primer yang besar dibandingkan kebutuhan primer lain yang dimiliki subjek, yaitu kebutuhan untuk makan. Murray menyatakan bahwa kebutuhan primer merupakan asal dari kebutuhan sekunder (Hall & Lindzey). Kebutuhan untuk makan pada subjek dapat menjadi penyebab munculnya kebutuhan sekunder yang dimiliki subjek. Subjek memiliki kebutuhan untuk agresi yang sama besar dengan kebutuhan untuk makan. Subjek sering beradu mulut menggunakan kata umpatan kepada teman-temannya. Myers (1966) dalam Wirawan (2002) menyatakan bahwa ungkapan kemarahan yang ditandai dengan perilaku agresif merupakan tujuan dari suatu tindak agresi. Hal ini merupakan jenis agresi emosi (Kristianto, 2009). Subjek tidak segan untuk memukul temannya sebagai ungkapan emosi apabila sedang marah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman, ibu, dan adik. Subjek yang mempunyai banyak teman ini memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur teman yang tampak melalui kegiatan bermain bersama dengan teman-temannya. Subjek suka bermain sepak bola, menerbangkan buru dara, karambol, dan crazy bird dengan teman-temannya. Kebutuhan afiliasi dengan figur teman merupakan hal yang biasa dialami oleh anak-anak usia pertengahan dan akhir karena pada usia ini anak-anak memiliki tugas perkembangan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya (Nurihsan & Agustin, 2011). Subjek membutuhkan kebersamaan dengan figur ibu menilik dari waktu kebersamaan antara subjek dan ibu yang sangat sedikit. Subjek banyak bermain bersama teman-teman hingga sore hari ketika ibu sudah pulang dari bekerja. Kebutuhan subjek untuk berafiliasi dengan figur ibu tampak saat subjek sering duduk berdempetan dengan ibu padahal tempat untuk duduk masih luas. Kebutuhan afiliasi dengan figur ibu berkaitan dengan intensitas interaksi antara ibu dan anak yang berkurang. Selain disebabkan oleh berkurangnya tuntutan dalam pengasuhan anak yang tidak seberat pada saat anak berada pada tahap usia awal, kebutuhan afiliasi dengan figur ibu juga disebabkan karena ibu meninggalkan subjek bersama kakaknya di rumah sendirian hingga ibu pulang dari bekerja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Subjek juga memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur adik. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang bersifat laten karena kebutuhan ini tidak muncul dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi, subjek tidak mempunyai adik karena subjek merupakan anak bungsu. Selain ketiga kebutuhan yang telah disebutkan di atas, subjek memiliki kebutuhan untuk ditolong oleh figur orang dewasa, ibu, dan ayah. Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan, subjek tidak menampakkan perilaku meminta pertolongan dari orang lain sehingga kebutuhan untuk ditolong yang dimiliki subjek seperti hasil pengetesan CAT, merupakan kebutuhan yang bersifat laten. Selain itu, subjek memiliki kebutuhan primer untuk pasif, yaitu kebutuhan untuk bersantai, tidur, atau beristirahat. Subjek memiliki kebutuhan untuk menolong figur ibu. Subjek memberi simpati dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan ibu yang tidak berdaya. Subjek juga memiliki kebutuhan untuk tunduk pada figur ibu. Subjek menyontoh ibu sebagai teladannya. Namun, di sisi lain subjek memiliki kebutuhan untuk mendominasi, yaitu mempengaruhi orang lain melalui saran, bujukan, dan perintah. Subjek memiliki kebuthan primer lain, yaitu kebutuhan untuk buang air. Kebutuhan lain yang dimiliki oleh subjek adalah kebutuhan untuk bermain. Subjek memiliki kebutuhan untuk meredakan tekanan secara menyenangkan dengan berbuat kesenangan tanpa tujuan lebih lanjut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Murray mengungkapkan
(dalam
Bherm,
1996)
82
bahwa
kebutuhan adalah keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan dan ingin memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha (Antariksi, 2004). Perilaku agresi yang dimiliki subjek ada karena subjek memiliki kebutuhan yang belum terpuaskan. Hal ini menimbulkan frustrasi, yaitu ketika subjek tidak memperoleh sesuatu yang diharapkan sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukan agresi (Berkowitz, 1995).
C. Dinamika Kebutuhan Kelima Subjek (GDS, ANM, PWJ, RI, dan OHP) Berikut adalah hasil rangkuman kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh kelima subjek : Tabel 4.6 Daftar Kebutuhan Seluruh Subjek Subjek GDS
ANM
PWJ
RI
OHP
9
9
2
10
3
Bermain
5
5
3
5
1
Ditolong
2
6
2
3
Kebutuhan Afiliasi (dengan figur teman, ibu, ayah, dan adik)
Otonom Agresi
1
2
5
1
2
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Makan
2
2
2
3
4
1
1
83
Sikap merendah Prestasi
1
Counteraction Membela diri Sikap hormat, tunduk
1
Dominasi
1
1
1
1
1
Ekshibisi Menghindari bahaya
1
Menghindari rasa hina
1
Menolong
1
1
Ketertiban
1
1
Menolak
1
1
1
2
2
2
Keharuan Seks Pemahaman Pasif
2
Buang air
1
Rasa aman
1
1 1
1
1
Hasil rangkuman di atas menunjukkan bahwa kelima subjek memiliki kebutuhan afiliasi, kebutuhan untuk bermain, kebutuhan untuk makan, dan kebutuhan untuk pasif. Kebutuhan-kebutuhan ini dapat merepresentasikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh anak dampingan YSS yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif. Kebutuhan afiliasi yang dimiliki oleh kelima subjek dijabarkan sebagai berikut. Kebutuhan afiliasi dengan figur orangtua berkaitan dengan interaksi antara orangtua dan anak yang berkurang. Hal ini terjadi karena tuntutan pengasuhan pada anak usia pertengahan dan akhir berkurang, tidak seperti saat anak berada pada masa anak usia awal. Orangtua yang bekerja dari pagi hingga sore atau bahkan meninggalkan anak dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan anak memiliki kebutuhan afiliasi yang cukup besar. Berbagai perilaku yang ditunjukkan anak sebagai wujud dari kebutuhan afiliasi dengan figur orangtua, misal mengunjungi ayah di Magelang, tidur bersama ibu, duduk berdekatan dengan ibu, dan pergi bersama orangtua. Selain itu, kebutuhan afiliasi dengan figur adik termanifestasi melalui perilaku memomong anak tetangga dan menjahili adik. Sebagian subjek berpisah dengan adik kandungnya, sering berkelahi dengan adik, atau tidak mempunyai adik kandung. Hal ini dapat menyebabkan beberapa subjek memiliki kebutuhan afiliasi dengan figur adik. Kebutuhan afiliasi dengan figur teman yang dimiliki oleh semua subjek merupakan kebutuhan yang muncul pada masa anak usia pertengahan dan akhir. Pada masa ini anak mempunyai tugas perkembangan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya (Nurihsan & Agustin, 2011). Selain itu, anak lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya dibandingkan dengan keluarga. Banyak perilaku anak yang menunjukkan manifestasi dari kebutuhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
afiliasi dengan teman, seperti mengobrol dengan teman-teman di depan rumah tetangga, mengobrol dengan teman di kelas, dan bermain bersama temanteman di balai YSS. Kebutuhan untuk bermain yang dimiliki oleh semua subjek merupakan hal yang sejalan dengan tugas perkembangan pada masa usia pertengahan dan akhir, yaitu belajar keterampilan fisik dengan bermain berbagai permainan seperti kasti, gobak sodor, petak umpet, sepak bola, menerbangkan burung merpati, dan bersepeda. Kelima subjek juga memiliki kebutuhan untuk makan. Kebutuhan untuk makan ini merupakan kebutuhan yang berkenaan dengan kepuasankepuasan fisik (Hall & Lindzey, 1993). Kebutuhan ini termanifestasi pada perilaku subjek yang sering jajan makanan. Selain kebutuhan makan, kelima subjek memiliki kebutuhan primer lain, yaitu kebutuhan untuk pasif. Subjek membutuhkan kesempatan untuk merasa santai, sekedar beristirahat, ataupun tidur. Kebutuhan primer menjadi dasar munculnya kebutuhan-kebutuhan sekunder. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan untuk bermain, kebutuhan untuk makan, dan kebutuhan untuk pasif yang dimiliki oleh semua subjek dapat merepresentasikan kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh anak dampingan YSS yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif. Murray dalam Bherm (1996) menyatakan bahwa kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai dengan perasaan kekurangan dan ingin memperoleh sesuatu yang diwujudkan melalui suatu usaha (Antariksi, 2004).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Jika kebutuhan muncul maka seseorang akan berada dalam keadaan tegang (Hall & Lindzey, 1993). Kebutuhan afiliasi, bermain, makan, dan pasif yang dimiliki oleh anak dampingan YSS tidak terpenuhi sehingga menimbulkan frustrasi. Frustrasi inilah yang dapat menyebabkan munculnya kecenderungan anak dampingan YSS untuk berperilaku agresif. Di samping itu, peneliti memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan yang harus didahului pemenuhannya sebelum pemenuhan kebutuhan yang lain. Peneliti mengacu pada pernyataan Murray mengenai konsep prepotensi yang mengungkapkan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang menjadi regnan karena sangat urgen kalau tidak dipuaskan. Apabila terdapat situasi-situasi munculnya dua kebutuhan atau lebih yang timbul serempak dan menggerakkan responrespon yang bertentangan, maka kebutuhan yang lebih kuat, seperti: sakit, lapar, dan haus biasanya akan terwujud dalam tindakan karena kebutuhankebutuhan yang prepoten ini tidak dapat ditunda (Hall & Lindzey, 1993). Hal ini menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk memprioritaskan kebutuhan primer, yaitu kebutuhan makan dan pasif yang dimiliki oleh kelima subjek untuk terlebih dahulu dipenuhi kebutuhannya. Pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti merujuk pada pernyataan Murray bahwa pemuasan secara minimal atas kebutuhan-kebutuhan prepoten itu perlu sebelum kebutuhan lain muncul (Hall & Lindzey, 1993). Selain itu, peneliti menemukan keunikan data dari hasil pengetesan. Kebutuhan untuk agresi dimiliki keempat subjek, yaitu GDS, ANM, PWJ, dan OHP sejalan dengan perilaku yang tampak di kehidupan sehari-hari keempat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
subjek namun subjek RI tidak memiliki kebutuhan agresi padahal subjek memiliki perilaku yang cenderung agresif dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan untuk agresi tampak dalam perilaku keempat subjek seperti melempar ibu dengan kerikil, berkelahi dengan adik, memukul teman, dan berkata kasar. Agresi yang dilakukan RI dapat disebabkan oleh faktor lain. Menurut Bandura (1960), Bandura dan Walters (1959), ekspresi perilaku agresif dapat diketahui dari pengetahuan tentang konteks sosial, (contoh : gereja dan sekolah), target (contoh : orangtua, guru, pastur, dan teman), pelaku peran (contoh : polisi, guru, dan kasir), dan isyarat-isyarat yang dipercaya menandakan konsekuensi potensial untuk perilaku agresif (Bandura, 1973). Teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura menyatakan bahwa agresi merupakan perilaku yang dipelajari dari pengalaman masa lalu, dapat melalui pengamatan langsung (imitasi), pengukuhan positif berupa penerimaan dari perilaku agresif, dan stimulus diskriminatif seperti ejekan dari orang lain (Helmy & Soedardjo, 1998).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima subjek memiliki empat kebutuhan yang sama, yaitu kebutuhan afiliasi, bermain makan, dan pasif. Keempat kebutuhan ini dapat merepresentasikan kebutuhan anak-anak dampingan YSS yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif. Selain empat kebutuhan tersebut, terdapat pula temuan tentang adanya subjek yang tidak memiliki kebutuhan untuk agresi menurut hasil CAT meskipun perilaku subjek pada kehidupan sehari-hari cenderung agresif. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori belajar sosial.
B. Saran 1. Bagi Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Kampung Pingit Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) dapat mengajari untuk melakukan pola hidup yang baik, seperti makan dan istirahat yang cukup dan teratur kepada anak-anak dampingan. Anak-anak diajak untuk makan secara teratur serta memperhatikan waktu istirahat dan tidur mengingat sebagian besar waktu anak dihabiskan untuk beraktivitas. Pengajaran ini dapat dimasukkan dalam setiap program pembelajaran si YSS mengenai pentingnya memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan fisik, yaitu kebutuhan makan dan pasif.
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Kegiatan belajar di YSS hendaknya tetap ada karena masih ada keprihatinan yang dapat menjadi alasan keberadaan YSS di Kampung Pingit. YSS tetap dapat menjadi wadah bagi anak-anak untuk memuaskan kebutuhan afiliasi dengan teman melalui kegiatan belajar dengan materi pembelajaran yang banyak melibatkan aktivitas anak dengan teman sebayanya, contoh tugas kelompok. YSS juga disarankan untuk menambah jumlah permainan-permainan yang bisa digunakan oleh anak dampingan.
2. Bagi Orangtua Orangtua disarankan untuk dapat memenuhi kebutuhan anak akan makan dan kebutuhan untuk pasif. Orangtua disarankan untuk melakukan edukasi mengenai pentingnya makan dan memanfaatkan waktu istirahat dengan teratur disertai dengan tindakan orangtua dalam memperhatikan kebutuhan anak untuk makan secara teratur. Selain itu, orangtua disarankan untuk mengajak anak untuk melakukan istirahat atau tidur setelah melakukan kegiatan. Anak dapat diajak untuk melakukan tidur siang setelah pulang sekolah pada siang hari. Orang tua disarankan untuk memenuhi kebutuhan afiliasi dengan mengajak anak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Hal paling sederhana yang bisa dilakukan adalah orangtua meluangkan waktu untuk mengobrol dengan anak. Selain itu, orangtua juga disarankan untuk memenuhi kebutuhan anak untuk bermain dengan cara menyediakan fasilitas bermain di rumah. Jika orangtua mempunyai dana lebih, orangtua
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
dapat mengajak anak untuk bermain di wahana-wahana permainan, seperti Taman Pintar. Orangtua juga disarankan memberikan kesempatan anak untuk bermain dengan teman-temannya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan suatu penelitian tentang program-program yang dapat mengakomodir kebutuhan makan, pasif, afiliasi, dan bermain yang dimiliki oleh anak-anak berkarakteristik cenderung berperilaku agresif.
Selain itu, peneliti
selanjutnya disarankan untuk memperhatikan konsistensi penilaian subjek penelitian. Kelemahan penelitian ini adalah tidak adanya data pembanding dengan kebutuhan-kebutuhan anak yang cenderung tidak agresif. Peneliti lain yang ingin meneliti kasus serupa disarankan untuk meneliti kebutuhan anak dampingan YSS yang cenderung tidak agresif sehingga mendapatkan gambaran yang utuh tentang kebutuhan anak-anak dampingan YSS. Peneliti juga tidak meneliti tentang tekanan (press) yang dapat memberikan gambaran yang utuh mengenai kebutuhan anak. Tekanan juga mempunyai kemungkinan sebagai penyebab terjadinya kecenderungan perilaku agresif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta. Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian edisi Revisi. Malang: UMM Press. Antariksi, Tris. 2004. Deskripsi Tekanan & Kebutuhan Psikologis Tokoh Utama Novel Memoar Seorang Geisha. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Atkinson. 1999. Pengantar Psikologi. Jakarta : Erlangga. Bandura, Albert. 1973. Aggresiveness : A Social Learning Analysis. United States of America : Prentice-Hall, Inc. Bellak, Leopold, Abrams, David M. The Thematic Apperception Test, The Children’s Apperception Test, and The Senior Apperception Technique in Clinical Use. United States of America : Allyn & Bacon. Berkowitz, Leonard. 1995. Agresi 1 : Sebab & Akibatnya. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo. Boeree, George. 1997. Personality Theories. Yogyakarta : Primasophie. Brofenbrenner, U. 1999. Environments In Developmental Prespective : Theoritical and Operational Models. Washington, DC : American Psychology Association Press. Edwin, Lawrence, Bellak Leopold. 1950. Projective Psychology “Clinical Approaches to The Total Personality”. Pen Alfred A. Knopf, Inc. Goble, Frank G. 1987. Mahzab Ketiga : Psikologi Humanistik Abraham Maslow. New York : Washington Square Press. Grey, Elizabeth, Triggs, Thomas, Haworth, Narelle. 1989. Driver Aggression : the Role of Personality, Social Characteristics, Risk and Motivation. Australia: Monash University. Hall, Calvin S., Lindzey, Gardner. 1993. Psikologi Kepribadian 2 Teori-teori Holistik (Organismik-Fenomenologis). Yogyakarta : Kanisius.
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Hartini, Lily. 2009. Agresi Anak yang Tinggal dalam Keluarga dengan Kekerasan Rumah Tangga. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Gunadarma. Helmi, Alvin Fadilla, Soedardjo. 1998. Beberapa Perspektif Perilaku Agresif. Buletin Psikologi. Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung : Eresca. Kristianto, Ariska. 2009. Perilaku Agresif Anak-anak Perkampungan Sosial YSS (PSP YSS). Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Kusumaningtyas, Inneke Happy. 2008. Kebutuhan-kebutuhan (need) Psikologis dan Tekanan (press) Lansia yang Tinggal di Panti Wreha Pelkris Pengayoman Semarang. Skripsi. Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata. Mikha, Alodia. 2007. Analisa Kebutuhan Psikologis Pada Pelaku Cybersex. Skripsi. Semarang : Universitas Katolik Soegijapranata. Moleong, Lexi J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Murray, Henry A. 1938. Explorations In Personality. New York : Oxford University Press. Nurihsan, A. , Juntika, Agustin Mubiar. 2011. Dinamika Perkembangan Anak & Remaja : Tinjauan Psikologi, Pendidikan & Bimbingan. Bandung : Eresco. Poerwandari, Kristi. 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPS3P Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Prince, Debra Lindsey, Howard, Esther. 2002. Children and Their Basic Needs. Early Childhood Education Journal. Reber, Arthur S., Reber, Emily S. 2010. Kamus Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Santrock, John W. 1995. Lifespan Development : Perkembangan Masa Hidup (Jilid 1). Jakarta : Erlangga. Semeonoff, Boris. 1975. Projective Techniques. United States of America : John Wiley & Sons. Vanden Bos, Gary R. , 2007. APA Dictionary of Psychology. Washington, DC : American Psychology Association Press.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Witherspoon, Ralph L, Byrd, Eugene. 1954. Responses of Preschool Children to the the Children’s Apperception Test. Wiley and Society for Research in Child Development. Perserikatan Bangsa-bangsa, Majelis Umum. 1989, 20 November. Konvensi Hakhak Anak. unicef.org. Diunduh dari http://www.unicef.org/magic/media/documents/CRC_bahasa_indonesia_ version.pdf
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1. Hasil Penilaian Atas Perilaku Agresif Anak Oleh Pendamping YSS Nomor
Nama
PD 1
PD 2
PD 3
PD 4
PD5
Total
1
RI
5
5
5
15
2
32
2
FN
6
4
10
8
14
42
3
ADT
17
10
6
17
6
56
4
FBR
21
21
18
22
10
92
5
DM
8
14
7
10
3
42
6
DST
18
13
15
16
11
73
7
BTG
7
11
16
9
17
60
8
PWJ
3
2
2
1
22
30
9
OHP
1
1
1
4
1
8
10
RR
11
9
21
13
21
75
11
DS
16
19
9
7
12
63
12
ANM
2
3
12
2
5
24
13
NSK
22
22
20
18
13
95
14
IFB
15
6
11
6
19
57
15
IFK
12
20
14
19
8
73
16
IRM
19
17
17
21
15
89
17
DN
20
18
22
14
18
92
18
SN
14
8
19
5
9
55
29
GDS
4
7
4
3
4
20
AS
9
12
3
12
7
43
21
TR
13
15
13
20
16
77
22
LTG
10
16
8
11
20
65
22
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Lampiran 2. Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama Subjek 1, GDS Kartu 1 Suatu itu Dian bersama, Dian, Lintang, Dias lagi makan, iki opo? E..em…sebelum makan mereka berdoa. Wis. Sebelum makan mereka ngapain? Ya cuci tangan, trus ya makan berdoa dulu. E em… Trus habis makan ngapain? Habis makan piringnya dicuci, trus di tata, uwes. Ditata. Yang dirasain sama mereka itu apa ya? Ngerasa apa? Senang. Senang karena apa? Bisa makan bersama-sama. Eem… Trus yang dipikirin apa? Pas lagi makan?Bisa makan bersama lagi.Em…ehem….Dias? Yang mana? Nih. Eeemm.Yang lainnya siapa tuh? Dian sama Lintang. Dian yang mana?Ini, emm… Nih Lintang. Iki kudune lanang iki. Yo. Trus ada lagi gak yang mo dicritain? Gak. Emmmm. Em…jadi sebelumnya kan lagi makan to? Sebelum maem ada kegiatane opo? Gak ada .Udah.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Suatu itu Dian bersama, Dian, Jika (seorang anak) Lintang, Dias lagi makan
makan bersama teman-
Tema Diagnostik Kebutuhan afiliasi dengan figur teman
teman Habis makan piringnya dicuci, Anak membereskan alat trus ditata, uwes. Ditata.
makan
untuk
menata barang
Yang dirasain sama mereka Anak merasa senang dan itu apa ya? Ngerasa apa? memikirkan
Kebutuhan
makan
Kebutuhan afiliasi dengan figur teman
Senang. Senang karena apa? bersama teman-teman Bisa
makan
Eem…Trus
bersama-sama. yang
dipikirin
apa? Pas lagi makan? Bisa makan bersama lagi.
Kartu 2 Sekarang gambar yang kedua.Bel, critain sebebas kamu.Yo.Bebas aja ceritanya.Ini tarik tambang.Waktu itu jam 3 sore Ganis, Bagas, Sena lagi main tarik tambang.Uwes.Uum…Trus?
Sebelumnya
ngapain?
Mainan
gerobak
sodor.
Em…..sesudahnya?Sesudah main tarik tambang? Pulang, trus mandi, trus sholat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Sholat? Em..apa namanya, ini perasaanya opo neng kene? Emosi kok mbak nek koyok ngene. Hooh po? Emosi,mesti muni-muni. Emosi piye maksudmu? Opo nek dolanan pasti kasar
mbak. Emm…Muni-muni piye? Yo,muni-munine. Wah,uwes.
Suwi, cepet biasane. Trus pas lagi main ini yang dipikirin opo? Menang. Menang? Menang gimana? Jelasin dong? Ya menang kan tarik-tarikkan kan, kalo kalah pasti diejek to,mbak? Ooh…eem….
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Sebelumnya mainan gerobak Anak bermain
sodor.
Tema Diagnostik Kebutuhan untuk bermain
Waktu itu jam 3 sore Ganis, Anak bermain bersama
Bagas, Sena lagi main tarik teman tambang.
Kebutuhan afiliasi dengan
figur
teman-teman Emosi kok mbak nek koyok Anak merasa emosi, main
Kebutuhan
ngene. Hooh po? Emosi,mesti dengan kasar
agresi
muni-muni.
Emosi
untuk
piye
maksudmu? Opo nek dolanan pasti kasar mbak. Trus pas lagi main ini yang Anak dipikirin opo? Menang. Ya menang
memikirkan supaya
tidak
Kebutuhan
untuk
prestasi
menang kan tarik-tarikkan kan, diejek kalo kalah pasti diejek to,mbak?
Kartu 3 Ya. Lagi. Menurutmu lagi ngapain? Duduk. Em…certain lah,sebebas mungkin. Ayahnya Dias lagi duduk di bangku, sambil merokok dan Dias di samping ayahnya mereka sedang berbicara. Selesai. Lagi berbicara apa? Tentang ulang tahun. Tentang ulang tahun Dias. Tanggal piro yo ? Tgl 3 juni. Trus, ibunya belum pulang dan setelah pulang baru dikasih tahu. Eemm…Dikasih tahu apa? Tentang ulang tahun Dias. Sebelumnya lagi ngapain? Lagi duduk-duduk bersama-sama. Mmm…Uwes.. Trus abis duduk itu, ngopo meneh kui? Dias mandi, ayah e tidur. Ehem, terus perasaane piye? Seneng. Sing ngendi sing seneng? Oki. Oki seneng? Heeh. Terus bapak e gimana? Ya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
seneng. Seneng juga. Trus yang dipikirin opo to kui? Ulang tahun. Ulang tahun e sopo? Dias. Dian wae lah mbak, eh Dias ya? Sopo? Dian. Dian? Sing mau piye? Dadi ? Dias wae lah. Yo.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Ayahnya Dias lagi duduk di Jika (seorang anak)
Tema Diagnostik Kebutuhan afiliasi
bangku, sambil merokok dan sedang
dengan figur ayah
Dias
di
mereka
samping sedang
duduk
dan
ayahnya berbincang dengan ayah berbicara.
Tentang ulang tahun. Tentang ulang tahun Dias. Trus, ibunya belum pulang dan Anak memberi informasi
Kebutuhan afiliasi
setelah pulang baru dikasih tahu.
dengan figur ibu
pada
ibu
setelah
ibu
pulang
Cerita 4 Iki saiki. Pada waktu itu, ibunya Lintang sedang menggendong adeknya, mau membeli buah di pasar dan Oki sedang naik sepeda di belakangnya. Ibunya Lintang terburu-buru dan sampe mau jatuh. Ehe…Perasaannya takut. Takut kenapa? Takut mau jatuh.Siapa itu? Ibunya Lintang.Mmm.. Oki. Oki yang mana? Yang ini…ini. Itu sebelumnya ngapain ini? Sebelumnya ibunya Lintang pas jalan, mau lewat jalan dan Oki naik sepeda. Mau kemana? Ke pasar. Ehem…trus abis jalan ini ngapain lagito? Beli buah. Beli buah dan setelah beli buah, pulang.Itu yang dipikirin apa itu? Takut, kalo jatuh.Trus perasaane?
Sedih.
Sedih?
Sedih
kenapa?
Ya
sedih,
ya
sedih.
Sedihnya
kenapa?Sedihnya kalo sekali jatuh,adiknya gendongnya…..Em..ehem…Gitu..Udah.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Pada waktu itu, ibunya Lintang Jika (seorang anak)
Tema Diagnostik Kebutuhan untuk
sedang menggendong adeknya, membeli makanan
makan (primer)
mau membeli buah di pasar dan Oki sedang naik sepeda di belakangnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Kartu 5. Waktu itu, iki sopo yo? Morang dan Dian sedang tidur, tapi adeknya tidak bisa tidur terus Dian mendongengkan Kartu dan akhirnya adeknya tidur, dan Dian tidur di kamarnya dan adeknya tidur di keranjangnya. Perasaannya Dian senang. Ehem,, trus yang dipikirin apa? Senang, kan sebelum tidur mereka bermain. Bermain apa? Main Sepak bola.Yang dipikirin apa kui? Seneng.Senang? Perasaane opo kui? Perasaane seneng. Nek yang dipikirin tadi senang katamu, itu kenapa? Soalnya bisa nidurin adeknya.Ehem….Trus selain senang, yang dipikirin apalagi? Takut. Takut kenapa? Kalo nangis. Abis kayak gini nih, abis gini, tadi nidurin adeknya. Habis itu ngapain? Tidur bersama-sama.Oke. Adeknya cewek apa cowok? Cowok, namanya Morang.Oh iya.Morang.Ada yangmau diceritain lagi gak?Gak ada. Tema Deskriptif Tema Interpretatif Morang dan Dian sedang tidur, Anak merasa senang
Tema Diagnostik Kebutuhan untuk
tapi adeknya tidak bisa tidur dapat
menolong adik
terus
Dian
membantu
adik
mendongengkan untuk tidur
cerita dan akhirnya adeknya tidur. Nek yang dipikirin tadi senang katamu, itu kenapa? Soalnya bisa nidurin adeknya. Perasaannya
Dian
Senang,
sebelum
kan
senang. Anak
merasa
senang
tidur bermain dengan adik
Kebutuhan afiliasi dengan figur adik
mereka bermain. Bermain apa? Main Sepak bola. Setelah
menidurkan
tidur bersama-sama.
adiknya, Jika
(seorang
anak)
sedang tidur bersama adik
Kebutuhan afiliasi dengan figur adik
Kartu 6 Iki ngopo? Oh..dolanan. Waktu itu, iki sopo yo? Bima dan Irfan, dan Nanda sedang bermain petak umpet. Tapi yang jadi Bima dan Irfan sama Nanda kecapekan dan tidur di bawah pohon.Bima sulit mencarinya dan tidak tahu. Dan setelah ketahuan mereka sedang tidur, dan Bima ikut tidur bersama-sama. Hatinya senang, perasaannya senang bisa tidur bersama.Ini lagi tidur. Emm.. Sebelumnya ngopo kui?Sebelumnya mereka sedang main sepak bola. Ehem. Terus mereka bosen to? Terus ngajak mainan petak umpet. Trus habis dolanan petak umpet gek ngopo meneh? Mandi. Sopo sing mandi? Mereka bertiga mandi trus makan. Yang dipikirin itu apa? Senang bisa tidur bersama-sama. Selain itu? Takut. Takut? Takute kan kalo tidur di bawah pohon itu kan ketiban uler tu loh mbak.Uler opo ulet? Ulet. Ulet sing kecil-kecil itu yo? Aku gilo karo kui, aku pas manjat pohon sama Astuti itu ada di kuburan ada yang nakutin-nakutin, aku nangis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
soalnya takut sama sini tuh megang ulet tu lho mbak, trus nangis. Dikira aku takut.Ooo… Perasaane opo sih mau kui? Senang. Senang? Senang kenapa? Bisa tidur bersamasama.Oke. Tema Deskriptif Tema Interpretatif Bima dan Irfan, dan Nanda Jika (seorang anak)
Tema Diagnostik Kebutuhan untuk
sedang bermain petak umpet. bermain bersama teman-
bermain
Sebelumnya,
mereka
sedang teman
main sepak bola.
Kebutuhan afiliasi dengan
figur
teman-teman Hatinya
senang,
perasaannya Anak merasa senang tidur
senang bisa tidur bersama.
bersama teman-teman
Ini lagi tidur.
Anak tidur
Kebutuhan afiliasi dengan figur teman
Kebutuhan
untuk
pasif (primer) Kartu 7 Ini buto ijo opo ngopo? Waktu itu Ganis sedang mau mengambil buah mangga, tetapi tiba-tiba ada sosok yang datang.Terus Ganis ketakutan dan panjat pohon tetapi tidak bisa dan jatuh akhirnya sosok itu mengambil Ganis dan tidak bisa dan Ganis menangis karena ketakutan. Ganis minta teriak-teriak tapi tidak ada menolong.Trus sebelum itu ngapain? Sebelumnya Ganis mainan petak umpet. Tetapi Ganis terlalu jauh yang bersembunyi dan Ganis kelaparan dan melihat buah mau diambil. Apa kela apa? Kelaparan. Lihat buah? Buah mangga yang manis terus Ganis memanjat karena ingin memakan.Terus?Terus Ganis habis dapat buahnya ganis turun tapi ganis melihat sosok yang besar. Trus Ganis ketakutan dan manjat tapi tadi bisa dan jatuh, trus nangis. Hooo..Bar kui opo meneh? Hatinya Ganis takut. Ooo…Kalo dibawa dan tidak bisa ketemu sama orang tuanya lagi. Perasaannya takut. Trus habis itu ngapain lagi? Trus Ganis takut to trus lari. Ehem….Lari,sing dipikirke itu opo to? Takut. Yang dipikirin? Selain itu? Takut kalo dibawa.Mmmm…Takut dibawa sama? Genderuwo. Apa? Genderuwo.Oh, ini genderuwo? Mmmmm….. Tokoh utamanya siapa disini?Gak ada, genderuwonya. Genderuwonya? Soale iki to? Tutupan kabeh.
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Sebelumnya Ganis mainan petak Jika (seorang anak)
Tema Diagnostik Kebutuhan untuk
umpet.
bermain
sedang bermain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tetapi Ganis terlalu jauh yang Anak bersembunyi
dan
dan
kelaparan
Ganis mengambil makanan
Kebutuhan
101
untuk
makan (primer)
kelaparan dan melihat buah mau diambil. Buah mangga yang manis terus Ganis memanjat karena ingin memakan. Terus
Ganis
habis
dapat Anak
buahnya Ganis turun tapi ganis menghindari
berusaha bahaya
melihat sosok yang besar. Trus (raksasa)
Kebutuhan
untuk
menyelamatkan diri dari bahaya
Ganis ketakutan dan manjat tapi tadi bisa dan jatuh, trus nangis. Ganis minta teriak-teriak tapi Anak tidak ada menolong.
Trus Ganis takut to trus lari.
meminta
Kebutuhan
untuk
pertolongan tapi tidak ada
mendapat
yang menolong
pertolongan
Anak melarikan diri dari
Kebutuhan
bahaya (raksasa)
menyelamatkan
untuk
diri dari bahaya
Kartu 8 Waktu itu ada kumpulan ibu-ibu PKK, dan ibunya Afiza membawa adiknya yang bernama Galuh, dia baru berusia 6 tahun dan kelas 1.Waktu itu ibu-ibu itu sedang minum bersama-sama dan ada yang rumpi,dan ibunya Galuh sedang bilang suruh Galuh suruh mandi pulang bersama ayahnya. Trus hatinya senang. Perasaannya senang bisa berkumpul bersama-sama. Trus yang dipikirke opo neng kono? Senang. Senang? Ada yang senang ada yang sedih. Sedih kenapa? Soalnya ada yang dirasani. Sing dirasani? Galuh. Mmm….Ada yang dipikirin lagi? Gak. Trus sebelumnya ada apa? Sebelumnya mereka berbicara mau rapat, dan rapat sorenya. Sorenya? Jam 4. Mm…trus? Habis ini? Habis rapat mereka pulang mengambil…dan sholat. Mmm…. Ada yang tidur ada yang sholat. Ini pas disini kapan? Hari Minggu. Tadikan ngomongnya rapat? Bar kui ngopo? Rapat arisan hari Minggu jam 4. Opo iki maksude? Mmm….coba ulang lagi, tadikan ini kata kamu ngapain? Arisan…waktu hari Sabtunya ibu-ibunya berbicara minggunya mau arisan.Mmm….Dan setelah Minggu mereka arisan, setelah arisan mereka berbicara dan yang rumpi. Arisannya jam 4 tetapnya. Tapi ada yang titip dan ibunya Galuh nyuruh Galuh pulang sama ayahnya. Jadi sebelumnya ini?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Sebelumnya mereka berbicara dulu mau rapat. Oh itu… Yang dipikirin apa? Senang. Senang? Bisa berkumpul. Setelah ini? Gak. Mmm…. Perasaane? Senang. Senang? Perasaan yang dipikirin apa? Yang dirasain itu bisa berkumpul bersama. Yang dipikirin? Yang dipikirin kalo dapat arisan.
Trus
Tema Deskriptif Tema Interpretatif hatinya senang. Jika (seorang anak)
Perasaannya
senang
berkumpul bersama-sama.
bisa merasa senang bersama
pulang sama ayahnya.
dengan figur orang
dengan orang dewasa
Ibunya Galuh nyuruh Galuh Anak
disuruh
Tema Diagnostik Kebutuhan afiliasi
dewasa
pulang
dengan ayahnya
Kebutuhan afiliasi dengan figur ayah
Kartu 9 Waktu itu adik sedang tidur tapi dia tidak bisa tidur karena pintunya terbuka. Adik tidur jam 7 malam. Habis…sebelum tidur adik menonton TV yang filmnya spongebob. Trus adik jam 7 tidur, sebelum tidur cuci kaki trus tidur. Habis tidur adik tidak bisa tidur karena pintunya tidak ditutup. Trus adik melamun karena melihat pintunya.Hatinya senang…eh…sedih karna tidak bisa tidur. Pikirannya takut. Takut kenapa? Kalo ada apayang masuk. Mmm….Dah. Jagoannya adik. Sebelumnya ngapain? Lagi nonton TV, nonton spongebob. Nonton aja trus habis ini, habis ini ngapain? Habis ini jam 6 adik mandi trus berangkat sekolah pake sepatu. Ini malem lho mbak? Ini malem? Mmmm…. Bisa tidur gak dia? Gak bisa. Karena nek turu lawange dibuka gak bisa turu to mbak? Oh gitu…. Yang dipikirin apa tadi? Sedih…eh takut. Takut? Takut kenapa? Kalo ada apa yang masuk. Perasaane? Sedih karena tidak bisa tidur.Udah.
Tema Deskriptif Adik tidur jam 7 malam.
Tema Interpretatif Adik tidur
Tema Diagnostik Kebutuhan untuk pasif
Sebelum tidur adik menonton Anak menonton televisi TV yang filmnya spongebob
Kebutuhan
untuk
pasif
Kartu 10 Waktu itu Nunu sedang mainan sepak bola bersama teman-temannya. Tetapi Nunu mau BAB, buang air besar dan tidak kuat menahan dan buangnya di celana. Mmm…Nunu trus pulang karena diejeki temannya, trus Nunu pulang, diantari ibunya tuk ke kamar mandi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
tuk cebok. Setelah itu nunu takut perasaannya, karena takut kalo diejek lagi. Dan pikirannya sedih. Takut diajak lagi ngopo? Takut diejek lagi, mbak, sama temantemannya. Diejek? Mmm… Yang dipikirin apa? Sedih. Kenapa? Sedihnya kalo kayak gitulagi. Kayak gitu, lha maksudnya? BAB. Memang BAB kenapa? BAB kepiye? Aku wis tau ngebrok soale, Mbak. Pas hari Senin ngeberak celana. Trus perasaane piye? Perasaane takut eh sedih. Mmmm…. Takut kenapa? Takut diejek sama temantemane. Mmm...selain itu, yang dipikirinapa lagi? Gak mau main. Gak mau main. Trus…mmmm habis dicebokin ibunya, trus ngapain dia? Nunu mandi.Mmm… Nunu nonton televisi. Nonton televisi. Tema Deskriptif Tema Interpretatif Waktu itu Nunu sedang mainan Jika (seorang anak)
Tema Diagnostik Kebutuhan afiliasi
sepak
dengan
figur
dengan
teman-
teman,
kebutuhan
bola
bersama
teman- bermain bersama teman-
temannya.
teman
untuk bermain Tetapi Nunu mau BAB, buang Anak mau buang air besar
Kebutuhan
air besar dan tidak kuat menahan karena tidak tahan maka
buang
dan buangnya di celana.
urination (primer)
buang air di celana pulang,
Nunu trus pulang karena diejeki Anak temannya.
menghindari
ejekan
mandi tuk cebok.
untuk
air
Kebutuhan menghindar
temannya Diantari ibunya tuk ke kamar Anak
untuk ;
untuk dari
rasa hina
dibantu
ibunya
membersihkan
Kebutuhan
untuk
diberi pertolongan
badan
oleh ibu
Anak memikirkan gak mau main Anak tidak mau bermain
Kebutuhan
untuk
lagi.
menolak
suatu
lagi
kegiatan Habis dicebokin ibunya, trus ngapain dia? Nunu mandi. Mmm… Nunu nonton televisi. Anak menonton televisi Nonton televisi.
Kebutuhan pasif
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Lampiran 3. Verbatim Cerita dan Tabel Kebuthan Subjek 2, ANM Kartu 1 Pada hari libur, Andi, Nina, dan Marchel makan bersama. Mereka sangat senang. Mereka makan dengan lauk ayam. Andi makan sambil bicara tau-tau tersedak. Ibu tidak memberi minum, jadinya Andi tersedak karena makan sambil bicara. Nina menasihati Andi, “Andi kalau makan jangan sampai berbicara.” Andi mengikuti nasihat Nina. Sebelumnya mereka merapikan tempat tidur, sikat gigi/ menggosok gigi, mandi. Sehabis mandi mereka bersepeda gembira tapi Marchel tidak punya sepeda. Nina ini siapanya si Andi? Adik. Marchel kan ga punya sepeda terus mereka bersepeda gembira, trus terakhirnya akhirnya gimana? Dipenjemi. Dipenjemi karo sopo? Andi. Pikiran : nilai hasil ulangan. Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Diagnostik
Pada hari libur, Andi, Nina, Jika anak merasa senang
Kebutuhan afiliasi
dan
makan karena makan bersama
dengan figur teman-
sangat
teman
Marchel
bersama. senang.
Mereka Mereka
makan
dengan lauk ayam.
makan (primer)
Andi makan sambil bicara Anak menasehati kakak tau-tau
tersedak.
menasihati
Andi,
Kebutuhan untuk
Nina
Kebutuhan untuk mendominasi kakak
“Andi
kalau makan jangan sampai berbicara.” Andi mengikuti nasihat Nina. mereka Anak merapikan tempat
Sebelumnya merapikan
tempat
tidur, tidur
Kebutuhan untuk ketertiban
sikat gigi/ menggosok gigi, mandi. Sehabis
mandi
bersepeda gembira
mereka Anak bermain bersama teman-teman
Kebutuhan afiliasi dengan figur temanteman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Kartu 2 Ando, Cecep, Nando sedang tarik tambang. Mereka curang, Ando sendiri. Cecep, Nando berdua tetap menang Cecep sama Nando karena mereka berdua. Kasihan Ando, Ando kalah. Katanya, “Kalah atau menang itu soal biasa. Nah, walaupun kita kalah tetap semangat. Yang dipikirkannya adalah hasil lulusan sekolah. Mereka bermain / bertanding satu lawan dua. Sebelumnya mereka melakukan latihan tarik tambang. Cecep dan adiknya, Nando bermain dengan curang. Sehabis itu mereka pulang mandi. Perasaan mereka sangat senang. Curangnya kenapa to? Kan Nando sama Cecep kan berdua, Ando sendiri. Oh curang itu? Heeh. Mereka senengnya kenapa tu? Ya bermain tarik tambang.
Tema Deskriptif Ando,
Cecep,
Tema Interpretif
Nando Jika
sedang tarik tambang.
anak
bermain
bersama teman-teman
Diagnostik Kebutuhan untuk bersama teman-teman
Yang dipikirkannya adalah Anak memikirkan hasil
Kebutuhan akan
hasil lulusan sekolah.
prestasi
Perasaan senang
mereka karena
lulusan sekolah sangat Anak
merasa
senang
bermain bermain tarik tambang
Kebutuhan untuk bermain
tarik tambang.
Kartu 3 Bapak Udin dan Andi duduk bersama. Mereka berbicara dengan orang. Sepertinya mereka berbicara sama Pak Haris sedang merencanakan tentang bertamasya ke Pantai Parangtritis. Sebelumnya, Pak Udin dan Andi makan bersama. Mereka sangat senang. Andi, Pak Udin sungguh senang hati akan diajak bertamsya ke Pantai Parangtritis. Sehabis itu mereka minum kopi bersama-sama. Yang dipikirkan adalah bagaimana untuk pergi ke Pantai Parangtritis. Perasaannya sangat senang. Udin sama Adi tuh siapa? Pak Udin itu bapaknya, Adi itu anaknya. Trus, apa pada akhirnya, akhirnya mereka gimana? Pada akhirnya sampai sana, trus bermain, pulang. Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Diagnostik
Sebelumnya, Pak Udin dan Jika anak makan bersama
Kebutuhan afiliasi
Adi makan dan minum ayah
dengan figur ayah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
bersama. Bapak Udin dan Adi duduk Anak duduk bersama dan
Kebutuhan afiliasi
bersama. Mereka berbicara berbincang bersama ayah
dengan figur ayah dan
dengan orang. Sepertinya dan figur dewasa
figur dewasa
mereka berbicara sama Pak Haris sedang merencanakan tentang
bertamasya
ke
Pantai Parangtritis.
Pada akhirnya sampai sana, Anak bermain trus bermain, pulang.
Kebutuhan untuk bermain
Kartu 4 Dimas dan Ibu Harni, Tasya mereka bertamasya ke pantai. Mereka harus cepat-cepat karena nanti terlambat. Ibu Harni membawa anak bayi yang kecil dinamakan Tasya. Dimas menaiki sepeda, sedangkan Ibu Harni dan Tasya berjalan kaki. Sehabis itu, mereka pulang langsung mandi. Sebelumnya mereka mencari angkot tetapi tidak ada terpaksa jalan kaki. Mereka memikirkan Tasya. Dimas, Ibu Harni, Tasya itu siapa? Ibu Harni itu ibunya Dimas, Tasya anaknya. Trus mereka senang, kenapa? Senangnya kan karena mereka jalan-jalan.
Tema Deskriptif Dimas
dan
Ibu
Tema Interpretif
Harni, Jika
anak
bertamasya
Diagnostik Kebutuhan afiliasi
Tasya mereka bertamasya dengan ibu dan adik
dengan figur ibu dan
ke pantai.
adik
Dimas
kasihan
kepada Anak
Tasya yang sedang sakit.. Perasaan
mereka
senang.
Senangnya
merasa
kasihan
dengan adiknya
sangat Anak
merasa
kan karena jalan-jalan
Kebutuhan untuk menolong adik
senang
Kebutuhan untuk bermain
karena mereka jalan-jalan.
Kartu 5 Ica dan Bintang sedang bermain bersama mereka senang. Mereka bermain di tempat tidur. Ibu sedang tidur. Bintang menangis, yang menolong Ica. Ibunya nggak mau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
menggendong. Sebelumnya mereka bangun pagi, mandi, makan, eh… tiba-tiba Bintang menangis aku menolongnya. Sesudahnya mereka kembali tidur di kamar masing-masing. Yang dipikirkan adalah bagaimana Bintang cepat sembuh dari rasa sakitnya. Perasaannya sangat sedih karena Bintang sakit karena rewel tidak diberi susu, ibunya pura-pura tidak peduli. Ibunya ga mau gendong, kenapa itu? Kan males bangun. Trus bintang menangis, menangis aku menolongnya. Kenapa? Bintang menangis karena ga disusui.
Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Ica dan Bintang sedang Jika
Diagnostik
bermain
anak
bermain bersama mereka bersama adik
Kebutuhanafiliasi dengan figur adik
senang. Mereka bermain di tempat tidur. Bintang
menangis,
yang Anak
menolong
adik
menolong Ica. Sebelumnya yang menangis mereka
bangun
Kebutuhan untuk menolong figur adik
pagi,
mandi, makan, eh… tibatiba Bintang menangis aku menolongnya. Sesudahnya
mereka Anak
tidur
di
kamar
kembali tidur di kamar masing-masing
Kebutuhan untuk otonom
masing-masing.
Kebutuhan untuk tidur (primer)
Yang
dipikirkan
adalah Anak merasa sedih dan
bagaimana Bintang cepat memikirkan
adik
yang
Kebutuhan untuk menolong figur adik
sembuh dari rasa sakitnya. sedang kesusuhan Perasaannya sangat sedih karena Bintang sakit karena rewel tidak diberi susu, ibunya
pura-pura
tidak
peduli. Kartu 6 Mutia, Alif, Riski mereka tinggal di pinggir hutan. Tiba-tiba Riski bangun. Ibu Mutia langsung menidurkan lagi. Mereka kedinginan/ tidak ga? Mereka kedinginan/ tidak ga?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
Kasihan mereka, aku nggak tega melihat dia. Sebelumnya mereka tinggal di rumah yang mewah. Sekarang malah jadi miskin karena hartanya diambil semuanya. Sesudahnya mereka mencari makanan dan minuman. Mereka merasakan hati yang sedih. Sedih karena menjadi gelandangan. Mereka memikirkan tempat yang aman. Diambil sama siapa ini? Sama ayahnya. Ayahnya? Kenapa kok ayahnya ngambil? Ga tau, pingin harta. Memangnya tempat yang sekarang kenapa? Di hutan kan dingin kan mbak. Ya uwis. Pinginnya tempat kayak apa? Ya Mewah, sederhana.
Tema Deskriptif Sesudahnya mencari
Tema Interpretif
mereka Anak
makanan
memenuhi
dan kebutuhan primer makan
minuman. Mereka
Diagnostik
dan minum merasakan
hati Anak
menjadi
makan dan minum (primer)
memikirkan
yang sedih. Sedih karena menginginkan
Kebutuhan untuk
dan
tempat
Kebutuhan untuk rasa aman
gelandangan. yang aman
Mereka memikirkan tempat yang aman. Di hutan kan dingin
kan
mbak.
Pinginnya tempat kayak apa?
Ya
Mewah,
sederhana.
Kartu 7 Raksasa. Novi, katanya sih, sudah berteman eh.. Raksasa itu malah mau memangsa Novi yang masih kecil. Sebelumnya mereka sahabat sejati tak kan terpisahkan. Sesudahnya mereka tidak saling bertemu. Ia merasakan hati yang sangat kaget waktu raksasa datang. Raksasa itu pembohong. Yang dipikirkan, Novi mencari orang tuanya tapi tak kembalikembali. Raksasa lagi lapar, eh ketemu ini malah dimangsa. Padahal raksasa mengajak berteman sebelumnya. Novi besok akan dijadikan lalapan untuk raksasa. Jadi sekarang udah dimakan belum? Belum, besoknya haha. Dulu dulu dulu dulu itu kan bersahabat Novi sama orang tuanya dilarang berteman sama raksasa. Ya udah Novi nurut sama orang tuanya. Raksasa ninggalin, Novi juga ninggalin. Ya uwis. Sekarang berteman lagi tapi raksasanya pembohong. Novi lari dia merasa mau dilalap. Pada akhirnya? Pada akhirnya Novi dimakan. Perasaan : kaget. Orang tuanya ke mana ini? Ya pergi anake kan nakal. Nakalnya ngapain memangnya? Dinasehati ga mau. Dilarang berteman sama orang tuanya kenapa rakasasanya? Kan raksasa kan orang tuanya tau kalau raksasa pembohong.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Raksasa. Novi, katanya sih, Jika sudah
berteman
bersahabat
eh.. dengan figur yang lebih
Sebelumnya sahabat
anak
mereka yang kuat (raksasa)
sejati
tak
109
Diagnostik Kebutuhan afiliasi dengan figur yang lebih kuat
kan
terpisahkan. Yang
dipikirkan,
Novi Anak
mencari
orang
Kebutuhan untuk
mencari orang tuanya tapi tuanya
bergantung pada
tak
orang tua
kembali-kembali.
Orang tuanya ke mana Anak membantah nasehat
Kebutuhan untuk
ini? Ya pergi anake kan orang tua
melawan perintah
nakal. Nakalnya ngapain
figur orang tua
memangnya?
(otonomi resisten)
Dinasehati
ga mau. Dulu dulu dulu dulu itu kan Anak patuh pada larangan
Kebutuhan untuk
bersahabat
tunduk pada figur
orang
Novi
tuanya
sama orang tua dilarang
orang tua
berteman sama raksasa. Ya udah orang
Novi
nurut
tuanya.
ninggalin,
Novi
sama
Raksasa juga
ninggalin. Novi lari dia merasa mau Anak melarikan diri dari
Kebutuhan untuk
dilalap.
menghindar dari
bahaya
bahaya Kartu 8 Rani, Kesya, Dahlia, Dian mereka minum kopi bersama. Rani sama Kesya kayaknya merencanakan sesuatu yang buruk. Sebelumnya Dahlia mengundang untuk merencanakan liburan. Mereka pulang, mandi, cuci tangan, makan. Perasaan mereka sangat senang. Yang dipikirkan adalah biaya untuk liburan. Mereka merencanakan liburan di kampung ini kan belum pernah ada yang liburan, jadi Bu Dahlia mengajak semua kampung liburan. Habis itu, ini ngapain? Ini baru ya ngobrol merencanakan liburannya itu. Heem. Merencanakan sesuatu yang buruk itu apa? Ini sama ini itu pura-pura ya mbak, ngerjain ini. Mau ngerjain karena apa itu? Karena Rani sama Kesya itu mau balas dendam karena dia menukar anaknya ini sama ini. Jadinya ini balas dendam. Dahlia, Kesya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Rani, itu temenan apa ga? Ga. Temenan cuma pura-pura. Siapa yang temanan? Rani sama kesya. Dahlia Diannya ini? Ya temenan. Tapi Rani sama Kesya itu jahat. Jahatnya kenapa? Kan mereka balas dendam. Trus ini apa, pada akhirnya gimana? Akhirnya mereka pergi berlibur dan sangat senang. Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Diagnostik
Rani, Kesya, Dahlia, Dian Jika anak minum kopi
Kebutuhan untuk
mereka
bersama teman-teman
minum
kopi bersama teman-teman
bersama. Mereka pulang, mandi, cuci Anak membersihkan diri
Kebutuhan untuk
tangan, makan.
membersihkan diri
dan makan
dan makan (primer) Karena Rani sama Kesya Anak membalas dendam itu
mau
balas
karena
dia
anaknya
ini
dendam
Kebutuhan untuk agresi
menukar sama
ini.
Jadinya ini balas dendam. Akhirnya
mereka
pergi Anak
berlibur dan sangat senang.
sangat
senang
berlibur
Kebutuhan untuk bermain
Kartu 9 Bima membuka pintu kamarnya pada waktu pagi hari. Sebelumnya Bima mandi di WC. Bima sangat ketakutan. Sesudahnya Bima keluar. Bima langsung balik ke kamar, padahal di luar tidak ada siapa-siapa. Perasaan Bima ketakutan. Ia memikirkan siapa orang itu. Ketakutan kenapa Bimanya? Ada yang ngetuk pintu, pas dilihat nggak ada. Bima ketakutan padahal anak kecil yang ngelempar batu. Oh, gitu. Trus akhirnya gimana ya? Akhire bima kan ketakutan njukan, mau mandi di wc itu lagi. Trus ya udah ga jadi mandi.
Tema Deskriptif Bima
sangat
Tema Interpretif
ketakutan Jika anak pergi ke tempat
Diagnostik Kebutuhan untuk
karena ada yang ngetuk aman
menghindardari
pintu, pas dilihat nggak
bahaya
ada. Bima langsung balik ke kamar, padahal di luar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
tidak ada siapa-siapa.
Kartu 10 Ayah mengeriki Mario. Mario menangis. Kasihan dia. Sebelumnya Mario sakit karena hujan-hujanan. Sesudahnya Mario tidur di kamar yang nyaman. Perasaan Mario kesakitan. Ia memikirkan bagaimana cara dia sembuh. Pas hujan-hujannya dia terpeleset, seluruh tubuhnya kepeleset. Pulang-pulang dia nangis. Ayah mengeriki ini kenapa? Karena mario hujan-hujanan. Pas dikerikin? Dia merasa kesaaal karena dikerikin. Kenapa kesal pas dikerikin? Kan dikerikin sakiiitt.. Mario menangis kenapa? Dikerikin. Mario langsung nangis. Kasihan dia. Perasaan mario kesakitan ini kenapa? Kan dikerikin, Mbak. Pada akhirnya, terakhire piye? Mario sembuh.
Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Diagnostik
Dia merasa kesaaal karena Anak merasa kesal karena
p agresi
dikerikin. Kenapa kesal dikerik pas
dikerikin?
Kan
dikerikin sakiiitt.. Sesudahnya Mario tidur di Anak tidur kamar yang nyaman.
Kebutuhan untuk pasif (primer)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Lampiran 4. Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama Subjek 3, PWJ Kartu 1 Ini apa, ini ayam? Ayam bukan ini? Mbak kan cuma penonton, Put. Hehe (diam agak lama) Ini ayam to. Ayahnya kok ga kelihatan? Terserah Putra. Mbak Ica kan nurut. Gimana kartunya? Yok. Pada suatu hari si ayam disuruh makan bersama ayahnya. Makan bubur. Ayam membawa mangkok dan sendok. Ayam mau makan, ayahnya datang. “Hei, hei anak-anak. Sekarang kalian makan bubur, ya. Ayam berkata, “Iya. Ini beli di mana, Yah?” Ayah berkata, “Di seberang sungai.” Kok banyak banget. “Kamu lapar enggak?” Wis, rampung. Cepet. Sebelumnya ngapain ini? Yang pake ini, putihputih ini apa? Menurutmu apa? Sapu tangan eh serbet. Ayam mengambil serbet. Ayam satunya tidak mengambil. Ia disuruh mengambil, yang satunya tidak. Ayahnya berkata, “Ayo mengambil.” “Tidak mau.” Anaknya berkata, “Enak buburnya. Aku mau lagi, Yah.” “Situ ambil.” Dah, rampung. Setelah makan bubur, kegiatannya ngapain? Sudah makan bubur, mencuci piring dan sendok. “Semuanya harus kerja.” “Iya, Pak.” “Aku mau kerja dulu, Dek, Dek, Nak, Nak. Harus beres-beres ya.” “Ya.” “Udah, ya. Asalamualaikum.” Ini yang dipikirin apa? Ayam makan bubur. Ayamnya mikir apa? Pas lagi makan, ayamnya mikir apa to? Mikir, mikir, mikirin main. Mikirin main? Iya, sukanya main. Mereka ini merasakan apa? Enak. Enak apa? Enak makan bubur. Kalau perasaan mereka ? Baik. Baik yang gimana? Karena ga ada masalah. Ga ada masalah? Biasanya gimana? Dicekel orang. Maksudnya? Dienyek-enyek, dibuat dolanan, nanti dicekeli, dielus-elus. Apanya? Ayamnya. Pas sebelum makan, ini kegiatannya apa? Lari-lari sama temen-temen, kejar-kejaran. Abis kejar-kejaran terus? Disuruh makan sama ayahnya. Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Pas sebelum makan, ini Jika
(seorang
kegiatannya apa? Lari-lari sedang
lari-lari
anak)
Kebutuhan afiliasi
kejar-
dengan figur teman-
sama temen-temen, kejar- kejaran dengan temankejaran.
ayahnya.
temannya
temannya
Pada suatu hari si ayam Ayam disuruh
Diagnostik
makan Makan
disuruh
ayah
bersama makan bubur
Kebutuhan untuk makan (primer)
bubur.
Ayam membawa mangkok dan sendok. Ayam mau makan, ayahnya datang. Ayam mengambil serbet. Ayam menolak perintah
Kebutuhan untuk
Ayam
otonom (resisten)
satunya
tidak ayah untuk mengambil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengambil.
Ia
disuruh serbet
113
terhadap figur ayah
mengambil, yang satunya tidak.
Ayahnya
berkata,
“Ayo mengambil.” “Tidak mau.” Pas lagi makan, ayamnya Ayam memikirkan main
mikir apa to? Mikir, mikir, mikirin
main.
Kebutuhan untuk bermain
Mikirin
main? Iya, sukanya main. Kartu 2 Beruang. Beruang besar dan kecil sedang menarik tambang. Beruang besar kelelahan. Beruang kecil masih tidak lelah. Beruang besar satunya menarik tali. Kencang sekali. Beruang tidak mampu menarik lagi. Beruang itu kesel, kesel dan ia melepaskan tali itu. Si kecil masih menarik. Si kecil jatuh dan si beruang menolongnya. Tali itu lepas. Dia melepaskannya dan membantu si kecil. “Jangan jatuh, Kecil,” bapaknya berkata. “Ayo, Kecil. Kita harus bertahan.” Habis harus bertahan itu gimana lanjutannya? Bertahan jangan jatuh. Trus, habis itu ngapain lagi? Si Kecil bertahan dan dia terpeleset dan dia jatuh ke jurang. Si beruang besar mengejarnya. Beruang satunya menarik tali yang dipegang beruang besar dan si Kecil jatuh dan dia melompat memegang tali itu. Si Kecil minta tolong, “Tolong, Ayah.” Ada seseorang yang mau menangkapnya. Si beruang datang menghantamnya. Dia pergi dan dia menembak beruang besar itu dan beruang besar itu setelah ditembak meninggal. Ibunya menangis dan anaknya menangis. “Ayah, Ayah. Kenapa kamu meninggal?” “Aku ditembak.” Sudah selesai. Gitu. Ayahnya yang beruang kecil yang mana? Yang ini (beruang sendirian). Ini ibunya (menunjuk pada gambar). Jadi, yang ditembak itu siapa? Ayahnya. Jadi, ibunya main bareng..? Anaknya. Yang ngomong kamu harus bertahan tadi itu siapa? Ibunya. Sebelum main tarik tambang ngapain to? Anaknya, “Ayo, Pa, Ibu, tarik tambang.” Sebelumnya larilari sama ibunya anaknya. Lari kejar-kejaran. Mereka ini mikir apa pas lagi main? Anakku nanti jatuh. Ini jurang, nanti jatuh. Jatuh beneran. Trus perasaannya khawatir. Khawatir kenapa? Anaknya mau jatuh. Trus? Ya udah. Tema Deskriptif Sebelum
main
Tema Interpretif tarik Ibu dan anak lari-lari,
Diagnostik Kebutuhan afiliasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tambang ngapain to? kejar-kejaran Anaknya, “Ayo, Pa, Ibu, tarik tambang.” Sebelumnya lari-lari sama ibunya anaknya. Lari kejarkejaran. Beruang besar (ibu) dan Jika (seorang kecil
sedang
menarik beruang
tambang.
kecil
dengan figur ibu
anak) bekerja
sama menarik tambang dengan
beruang
114
Kebutuhan afiliasi dengan figur ibu
besar
(ibu) “Jangan
jatuh,
bapaknya berkata.
Kecil,” Beruang besar memberi “Ayo, semangat untuk anaknya.
Kebutuhan untuk ditolong oleh figur
Kecil. Kita harus bertahan.”
ayah
Beruang satunya menarik Anak beruang meminta
Kebutuhan untuk
tali yang dipegang beruang tolong pada ayah karena
ditolong oleh figur
besar dan si Kecil jatuh dan ada bahaya dan ayah
ayah
dia melompat memegang menolong tali itu. Si Kecil minta tolong, “Tolong, Ayah.” Ada seseorang yang mau menangkapnya. Si beruang datang menghantamnya.
Kartu 3 Singa. Ah, singa tua. Suatu hari singa tua ini mengaum-mengaum dan dia sombong. Sebuah kecoa mengejek singa tua, “Kamu jangan sombong. Kalau kamu sombong, kamu sakit nanti.” “Tidak apa-apa.” Dia mengejar rusa yang kecil-kecil banyak dan ketangkap dua dimakannya. Sekarang dia tua. Sekarang dia sedang berokok dan bosan mikirin tuanya matinya di mana. Mati, mati, mati, mati, matinya di mana aku nanti. Si macan datang dan singa-singa sini. “Aku lagi sakit, Macan. Aku tidak mau main.” Si rusa mengejek, “Singa sekarang tidak mau main sama aku lagi.” “Aku sekarang tidak sombong, aku sekarang baik, aku tidak makan daging lagi. Aku makan buah-buahan.” Selesai. Siapa tadi yang ngomong? Yang ngomong piye? Rusa. Rusa. Ini? (sambil menunjuk ke gambar) Ini kecoanya. Ini sombong kenapa ini? Sombong karena senang menakali teman-temannya. Dia sombong dan dia usil dengan teman-temannya. Si macan datang. “Ayo, singa, bermain.” Singa berkata, “Tidak.” Rusa mengejek singa, “Kenapa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
kamu tidak mau makan daging lagi?” “Tidak mau. Sekarang aku baik, aku tidak makan daging, aku mau makan buah-buahan. Udah, selesai. Hemm, sebelumnya ngapain? Sebelumnya anu, mau mengejar rusa, ketangkap dua mau dimakan darahnya banyak rusanya langsung dimakan dari tulangnya. Hemm, trus habis itu ngapain? Abis itu jadi tua. Abis apa? Abis mengejar langsung dikatain sama kecoanya. “Hei, singa tua, eh singa muda. Kamu kalau sombong akan jadi tua.” “Tidak pa-pa.” Jadi tua beneran. Trus, kenapa singanya ga makan daging lagi? Karena singanya baik, jadi makan buahbuahan. Trus, sesudah di sini (menunjuk gambar) ngapain? Ini bawa rokok duduk, singanya sakit. Katamu sakit, kenapa? Singanya sakit jadi tua. Diulang ya, singanya ngejer rusa ya kan? Makan rusa trus dikatain sama kecoa ini. Singa berkata, “Tidak pa pa. Biarin, aku jahat og.” Gitu. Trus? Dia jadi sakit tua jadi baik trus makan buah-buahan. Kecoanya lari. Lari kenapa kecoanya? Takut sama singa kiranya jahat tapi singanya baik. Ini singanya lagi mikirin apa? Aku tidak mau jadi jahat lagi. Aku mau baik. Perasaannya gimana? Aduh, nanti aku meninggal di mana ya? Umurku sudah tua, anakku masih kecil-kecil. Trus, yang dirasain apa? Merasa apa sih? Khawatir. Khawatir kenapa? Khawatir kalau anaknya nanti kalau bapaknya sudah meninggal, anaknya disakiti sama gajah, rusa diejek-ejek. Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Perasaannya gimana? Jika (seorang anak) ayah Aduh, nanti aku meninggal singa mengkhawatirkan di mana ya? Umurku sudah anaknya tua, anakku masih kecilkecil. Trus, yang dirasain apa? Merasa apa sih? Khawatir. Khawatir kenapa? Khawatir kalau anaknya nanti kalau bapaknya sudah meninggal, anaknya disakiti sama gajah, rusa diejek-ejek.
Diagnostik Kebutuhan untuk ditolong oleh figur ayah
Kartu 4 Kanguru. Kanguru kecil bermain sepeda. Ibunya loncat–loncat membawa susu dan anaknya yang digendong di kantungnya membawa balon dan dia mau ke hutan. Ada asap ngiiing ngiing. “Itu rumah, jangan takut,” kata ibunya. “Bu, aku takut.” Ibunya memakai topi dan tas dan susunya tumpah satu. Anaknya mengambil tapi sudah pecah. Anaknya menangis dan dia kesakitan kena beling dan adiknya satunya. “Kenapa kamu, Kak?” “Aku kena beling.” Kata ibunya, “Kamu jangan mengambil susu yang pecah karena itu beling.” “Aku tidak tahu, Ibu.” “Besok, kalau ada susu yang pecah jangan diambil,” kata ibunya. Kata anaknya, adiknya, “Kak, kamu belum meninggal to?” “Belum, ya.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
Langsung adiknya diboncengkan sama kakaknya dan kakaknya menggenjot sebanterbanternya dan dia menabrak batu dan pohon. Dia kesakitan. Adiknya menangis. “Huhuhu..” “Kenapa kamu, Dik?” “Aduh, kakiku berdarah.” Sepedanya dia rusak dan protol. Ibunya berkata, “Jangan keras-keras kalau menggenjot dan dia tidak mengikutinya dan akhirnya selesai. Adiknya nangis kenapa? Tangannya kena batu dan ini kayu ranting-ranting. Sebelumnya mereka ngapain? Mau beli susu, sudah beli langsung susunya pecah. Ini mau ngambil kena kaca. “Aduh, apa ini? Darah. Oh, sebelumnya beli susu. Ini mau ke mana to? Ini mau ke hutan. Trus, mau ngapain? Mau ke rumahnya. Rumahnya. Ini kan laut. Ini ada kapal. (menunjuk gambar) Oeengg… “Aku takut.” “Tidak apa-apa.” Ini kan lagi dalam perjalanan, setelah mereka melakukan perjalanan mereka ngapain?
Mereka pulang. Ini yang dipikirin apa ya? Nanti
anakku numpak sepeda banter-banter adiknya dijak. Langsung dia mikir, ibunya mikir. Awas, ada batu. Nanti anakku jatuh atau tidak. Jatuh beneran. Yang mana yang jatuh? Yang ini sama adiknya. Adiknya ini ikut kakaknya? Hooh. Ini ditumpaki banter nabrak batu, kayu langsung jatuh. Merasakan apa mereka? Merasa khawatir nanti anaknya jatuh. Oh, khawatir. Tema Deskriptif Kanguru sepeda.
kecil
Tema Interpretif
bermain Jika
anak)
(seorang
kanguru
kecil
bermain
Diagnostik Kebutuhan untuk bermain
sepeda Ada asap ngiiing ngiing. Ibu menenangkan anak “Itu rumah, jangan takut,” kata ibunya. “Bu, aku takut.” Langsung adiknya Anak membonceng adik,
Kebutuhan untuk
diboncengkan
agresi (destruktif)
kakaknya
sama bersepeda kencang dan
dan
kakaknya menabrak hingga terluka
menggenjot banternya
sebanter- dan sepedanya rusak dan
dia
menabrak batu dan pohon. Dia
kesakitan.
menangis. “Kenapa
Adiknya “Huhuhu..”
kamu,
Dik?”
ditolong oleh figur ibu Kebutuhan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
“Aduh, kakiku berdarah.” Sepedanya dia rusak dan protol. Ibunya
berkata,
keras-keras
“Jangan Anak
menolak
untuk
kalau mengikuti nasehat ibu
menggenjot dan dia tidak
Kebutuhan untuk otonom (resisten) terhadap figur ibu
mengikutinya.
Kartu 5 Opo iki ? opo iki mbak ra jelas e. Tikus opo dudu e? Piye kui kartune? Suatu hari tikus mau tidur dan diganggu sama tikus adiknya. “Dik, kamu jangan nakal. Aku mau tidur.” “Oh, ya. Aku bareng ya.” “Ya.” Ibunya berkata, “Cepat tidur ini sudah malam.” “Nanti dulu, Bu. Mau main crazy bird. Crazy bird yang diselentik itu. Sekarang ibunya tidur dan ayahnya. Ayahnya bertutup selimut dan ibunya. Anaknya kedinginan dan anaknya sakit. Sudah pagi. Kring kring. Kucing berkata, “Tikus keluar.” “Tidak mau, kamu siapa?” “Aku temanmu, Tikus.” Dia keluar dan berkata, kucing meong. Dia lari tikus ngandake ibunya dan ayahnya. “Ayah, ibu, ada kucing.” Dan kucing itu masih mengejar. Lawang, pintu di depan ditutup. Selesai. Itu yang sakit siapa? Sakit? Itu katamu ada yang sakit? Adiknya sakit panas. Sebelumnya ngapain itu? Dolanan crazy bird. Hemm, terus sesudahnya? Ini lagi ngapain kartunya? Lagi mainan crazy bird. Ibunya berkata, “Nak, segera tidur.” “Nanti dulu, aku mau mainan crazy bird.” Ini kan lagi mainan crazy bird, sebelumnya? Sebelumnya dia bermain kejar-kejaran. Habis tutup pintu itu, apa yang terjadi? Kucing itu mendobrakin pintu, meong meong. Anaknya berlari dan berkata sama ibu, “Ibu, ayah, ada kucing.” Ibunya menutup pintu depan dan belakang. Pintu depan dan belakang ditutup ya? Iya. Supaya apa itu? Supaya kucingnya tidak masuk. Hemmm.. Ini yang dipikirin apa? Ada kucing ya, hati-hati nanti kucing itu mengejarku. Dia ketakutan. Oh, ini rumahnya tikus dan anaknya menangis. “Ibu, ada kucing.” Udah, selesai. Ini perasaanya gimana? Jahat, eh jahat. Anu, perasaannya khawatir nanti ada kucing di sini gak ya? Udah, ada tenan. Adiknya? Perempuan. Tema Deskriptif Ini kan lagi mainan crazy bird, sebelumnya? Sebelumnya dia bermain kejar-kejaran. Suatu hari tikus mau tidur dan diganggu sama tikus adiknya. “Dik, kamu jangan nakal. Aku mau tidur.”
Tema Interpretif Jika
(seorang
bermain
anak)
kejar-kejaran
Diagnostik Kebutuhan untuk bermain
lalu crazy bird Tikus melarang adiknya
Kebutuhan untuk
untuk nakal
mendominasi figur adik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ibunya berkata, “Cepat Tikus tidak mengikuti tidur ini sudah malam.” perintah ibu “Nanti dulu, Bu. Mau main crazy bird.” Kucing berkata, “Tikus Tikus menolak perintah
Kebutuhan untuk
keluar.” “Tidak mau, kamu kucing (figur yang lebih
otonom (resisten)
siapa?”
terhadap figur orang
“Aku
temanmu, kuat)
otonom (resisten) terhadap figur ibu Kebutuhan untuk
Tikus.”
dewasa
Dia lari tikus ngandake Tikus minta tolong pada
Kebutuhan untuk
ibunya
ditolong oleh figur
dan
ayahnya. orangtuanya bahwa ada
“Ayah, ibu, ada kucing.” kucing (bahaya) dan ibu Lawang, pintu di depan menolong
orangtua
dengan
ditutup. Habis tutup pintu menutup pintu depan dan
Kebutuhan untuk
itu, apa yang terjadi? belakang
ditolong oleh figur
Kucing itu mendobrakin
ibu
pintu, Anaknya
meong berlari
118
meong. dan
berkata sama ibu, “Ibu, ayah, ada kucing.” Ibunya menutup pintu depan dan belakang.
Kartu 6 Ini opo e? Wa iki aku ra ngerti aku, Mbak. Ini beruang tapi kok ra nduwe kuku to. Oh iki musang. Lho, ini kok ada lubang. Apa ini lubangnya? Suatu hari musang dikejar-kejar oleh pemburu dan musang itu kembali ke pasir dan ia nyemplung dan pasir itu dikeruk. Dan pemburu itu kejebak. Aduh, apa ini? Ada jebakan. Ada singa ngaaauumm. Pemburu itu takut dan dia menembakkan tembakannya. Jeder. Singa itu tetap mengejar pemburu itu. Musang khawatir pemburu itu masih ada gak. Dia menegok. Tidak ada. Dia lari dan singa itu mengejar pemburu itu dan selamat. Sebelum ketemu pemburu dia ngapain? Dia mencari makan. Ini perasaannya apa? Khawatir. Ketembak apa gak? Ga ketembak. Ya, dia menggali pasir dan pemburu itu kejebak dan dia dia mengejar, singa itu mengaum. Singa itu mendekati pemburu. Pemburu itu lari dan jebakannya lepas. Pemburu itu takut dan menembakkan suara tembakan. Jeder. Singa itu mengejar, singa itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
lari. Singanya mengejar siapa? Mengejar pemburu. Oh, gitu. Yang dipikirin apa? Khawatir. Khawatir karena? Kena tembak apa gak. Oh, gitu. Tema Deskriptif ketemu Jika
Sebelum pemburu
Tema Interpretif
dia
Diagnostik
anak)
(seorang
ngapain? mencari makan
Kebutuhan untuk makan (primer)
Dia mencari makan. uatu hari musang dikejarkejar oleh pemburu dan musang itu kembali ke pasir dan ia nyemplung dan pasir itu dikeruk. Dan pemburu itu kejebak. Ada singa ngaaauumm. Pemburu itu takut dan dia menembakkan tembakannya. Jeder. Singa itu tetap mengejar pemburu itu. Musang khawatir pemburu itu masih ada gak. Dia menegok. Tidak ada. Dia lari dan singa itu mengejar pemburu itu dan selamat.
membuat
Musang
jebakan untuk pemburu
Kebutuhan untuk menghindar dari bahaya
Ada singa (figur yang
Kebutuhan untuk
lebih
ditolong oleh figur
kuat)
yang
menolong
Musang selamat
orang dewasa
berlari
dan
Kebutuhan untuk menghindar dari bahaya
Kartu 7 Suatu hari ada macan mengaum. Ada kera. Kera itu mengejek macan dan kera itu, “Tolong, tolong, ada macan.” Dia memanjat-memanjat pohon, macan itu mengejar dan pohon itu patah. Ada ular, ular itu mau menyokot, mengigit si macan, Macan jatuh dan “Aduh sakit. Kenapa ini? Aduh, ada ular. Ular apa itu? Ular piton.” Ibunya kera berkata, “Sukurin. Kalau berani jangan kera, kalau berani singa.” Singa itu datang dan berkelahi dengan macan. Macan lari dan dia menangis ngandake ibunya. Singa berani sama kucing ganas. Kucing ganas berani dan selesai. Ini sebelumnya ngapain? Kera itu mengejek, mengejek, “Hai, harimau. Sini kejar aku. Dia mengejarnya dan ular datang dan menggigitnya. Dia jatuh dan ibunya kera berkata, “Kalau berani sama singa.” Macan lari menghadap ibunya. “Ibu, singa itu mengejarku.” Ibunya datang. “Singa, kalau berani sama kucing ganas.” Kucing ganas berani dan singanya lari. Kucing ganas itu? Kucingnya ganas. Besar, ganas. Trus, terakhirnya apa? Selesai. Tadi itu pas singa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
lari? Heeh. Perasaane? Baik, eh khawatir. Baik atau khawatir? Jengkel. Kenapa? Singa mengejar anaknya. Khawatirnya ibunya marah. Yang dipikirin apa sih? Jengkel. Jengkel? Ehm, mikir apa ya? Mikir buruk. Buruk kayak apa sih? Nanti ada yang marah paling gitu. Mikir kalau ada yang marah? Heeh. Tema Deskriptif Kera
itu
Tema Interpretif
mengejek, Jika (seorang anak) kera
Diagnostik Kebutuhan untuk
mengejek, “Hai, harimau. mengejek harimau (figur
agresi terhadap figure
Sini kejar aku.”
yang lebih kuat
yang lebih kuat)
Dan kera itu, “Tolong, Kera meminta tolong tolong, ada macan.” Dia karena harimau mengejar memanjat-memanjat pohon, macan itu mengejar dan pohon itu patah.
Kebutuhan untuk ditolong Kebutuhan untuk menghindar dari bahaya
Ada ular, ular itu mau Ada ular, ibu kera, dan menyokot, mengigit si singa yang menolong kera macan. Ibunya kera berkata, “Sukurin. Kalau berani jangan kera, kalau berani singa.” Singa itu datang dan berkelahi dengan macan.
Kebutuhan untuk ditolong oleh figur orang dewasa
Kartu 8 Kera. Eh, bisik-bisikkan. Suatu hari, ibu kera meninggal dan anaknya berkata. Ibu, kenapa kamu meninggal? Eh, Simbah meninggal. Kenapa kamu meninggal, Mbah? Karena aku sudah tua. Bapaknya berkata, Kamu jangan bermain jauh-jauh lagi ya. Iya, Pak. Ibunya dan kakaknya berbisik-bisik. Hei bapak itu kayak elek-elek gitu. Ga kedengeran. Bisiknya gimana? Heh, kakak. Kok itu bapak itu untunya ompong. Anaknya diatur-atur gitu. Langsung anaknya iya tapi dia mbantah. Tidak apa-apa, Pak. Sini kamu! Hahahaha. Dia lari, ditutup lawangnya. Ada sungai. Sudah selesai. Abis itu ngapain lagi? Minum kopi, kakaknya minum kopi. Yang dipikirin apa? Khawatir. Anaknya dikejar singa. Itu perasaannya. Pikirannya? Yang dipikirin opo to? Mikir jahat. Mikir jahat gimana? Mikir baik. Ya, gimana? Kartuin dong. Mikir misalnya jatuh, nanti ada singa jahat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Diagnostik
Heh, kakak. Kok itu bapak Jika (seorang anak) kera
Kebutuhan untuk
itu
otonom (resisten)
untunya
121
ompong. menolak perintah ayah
Anaknya diatur-atur gitu.
terhadap figur ayah
Langsung anaknya iya tapi dia mbantah. Tidak apaapa,
Pak.
Sini
kamu!
Hahahaha. Dia lari, ditutup lawangnya. Kartu 9 Kelinci sendiri, dia tidak punya teman. Ada singa masuk ke rumahnya. Tolong, tolong. Ada macan mendengar. Ha, itu ada kelinci. Oh, aku lapar dan dia mengejar. Kelinci banyak mengerubung dan singa itu takut dan macan itu lari. Macan itu berkelahi dan menyakar singa. Singa aaauuuu… Singa itu takut dan macan itu, dia mengandake ibunya dan ibunya gelut semua dan semua keluarganya gelut dan selesai. Itu tadi gimana singa sama macannya? Tadi kan singa masuk ke sini. Langsung kelincinya berkata, Tolong. Macan : oh, aku lapar. Ada kelinci. Macan atau singa? Yang masuk tadi siapa? Macan karo singa. Oh, berdua. Terus kelinci semua datang. Singanya takut dan semuanya lari. Macan dan singa berkelahi. Macan dan singa ngandake ibunya. Ibunya gelut dan semua keluarganya gelut semua. Semua datang itu siapa? Semua itu kelinci. Kelinci banyak datang. Singa sama macannya? Kelincinya ada seratus eh seribu. Iya, kelincinya banyak, singa sama macannya kenapa tadi? Takut. Kenapa? Nanti takut diitik-itik kelinci. Sing gelut sopo? Macan sama singa. Kenapa itu? Karena andakandakan salah semua. Andak-andakan, satunya ngandake, satunya ngandake. Kelahi, kelahi semua. Ini yang dipikirin apa pas kejadian ini? Nanti ada singa gak ya? Nanti singa sama macan datang krah. Kelinci merasa khawatir. Sebelumnya lagi ngapain ini? Lagi mau tidur. Ehhmmm… Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Sebelumnya lagi ngapain Jika
(seorang
Diagnostik
anak)
kelinci mau tidur
ini? Lagi mau tidur.
Kelinci sendiri, dia tidak Kelinci meminta bantuan
pasif (primer)
punya teman. Ada singa masuk
ke
Kebutuhan untuk
Kebutuhan untuk ditolong
rumahnya.
Tolong, tolong. Kelinci
banyak Ada bantuan dari orang
Kebutuhan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengerubung dan singa itu lain
ditolong oleh orang
takut dan macan itu lari.
lain
122
Kartu 10 Suatu hari bapak dan anaknya mau BAB. Bapak itu, “Jangan di situ. Sana di belakang.” “Oh, iya, Pak.” Anak itu BAB di sini. Bapak itu marah. “Kenapa kamu di sini?” “Tidak enak di belakang, Pak. Aku mau di toilet”. Tuhan datang. “E anjing, kenapa kamu BAB di sini? Sukur to, diandani og.” “Sori, Pak. Aku tidak mau BAB di belakang.” Ibunya berkata,” Sori, ya, Pak. Jangan BAB di sini lagi ya, dek.” Bapak nyuruhnya di belakang, di belakang itu di mana? Di WC kamar mandi satunya. Bapak nyuruh ke kamar mandi belakang, kenapa? Nanti yang di belakang kan sudah kotor, di sini belum kotor, masih bersih. Tapi, malah diBAB ini. Sebelumnya ngapain ini? Sebelumnya khawatir. Heem, kenapa? Nanti kalo BAB di tempat kotor ga enak, nanti kalo di tempat bersih bisa diseneni Tuhan, eh Tuhan, Tuhan yang punya, yang punya anjing. Tuan? Tuhan, Tuan. Majikan, tuan maksud e? Hooh. Sebelum anjingnya BAB ini ngapain? Main terus langsung BAB. Abis itu akhirnya? Kan tadi disuruh ke belakang tapi BAB di sini. Abis itu majikannya marah, marah, marah banget. Marah kenapa? Ini tempat bersih kok diBABin. Mikir apa e? Khawatir. Maksud e piye? Kalo BAB di belakang tidak diseneni, kalo di sini diseneni karo Tuhan, Tuan. Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Diagnostik
Sebelum anjingnya BAB Jika (seorang anak) anjing
Kebutuhan untuk
ini ngapain?
bermain
Main terus bermain
langsung BAB.
Anak anjing BAB
Kebutuhan untuk BAB (primer)
Bapak itu, “Jangan di situ. Anak Sana di belakang.” “Oh, tunduk
anjing pada
menolak
Kebutuhan untuk
perintah
otonom (resisten)
iya, Pak.” Anak itu BAB di ayah sini.
Bapak
itu
terhadap figur ayah
marah.
“Kenapa kamu di sini?” “Tidak enak di belakang, Pak. Aku mau di toilet”. Tuhan datang. “E anjing, Anak kenapa kamu BAB di sini? tunduk Sukur
anjing pada
menolak
Kebutuhan untuk
perintah
otonom (resisten)
to, diandani og.” majikan (figur yang lebih
“Sori, Pak. Aku tidak mau kuat) BAB di belakang.”
terhadap figur orang dewasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Lampiran 5. Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama Subjek 4, RI Kartu 1 Ki lagek makan ki minta lha njuk iki nganu ngeke’i. Iki kan nganu ngeke’i maem sing iki. Ayam sing gedhi? Heeh. Lha njuk iki njaluk. Iku yo urung. Iki ngopo? Iki ameh maem. Iki urung, iku irung, iki urung (sambil menunjuk gambar ayam-ayam kecil). Iki meh opo ik? Yo embuh. Iki rodo sedih ki lho. Ngopo kui? Yo embuh. Paling iki ngelih njaluk maem iki. Yo iki wis dike’i karo iki (menunjuk gambar ayam besar). Jadi, ini lagi ngapain? Gek opo? Makan. Tadi ini minta maem to? Hooh. Trus? Iki minta maem, njuk iki sedih (menunjuk ayam besar). Njuk iki ngelih pertama, digoleki iki (menunjuk gambar ayam kecil dan ayam besar). Digoleki iki, digolekki opo? Yo maem. Sebelumnya itu lagi ngapain? Sebelumnya opo to? Sakdurunge opo to? Sakdurunge mangan ki ngopo? Ngelih. Ngelih? Hooh. Ayam sing gedhi ki sedih mergo opo? Ngelih, ki cah telu ki ngelih, trus dike’i iki. Anake njaluk ki lho, mergane sedih. Trus, bar mangan ngopo meneh? Bali, yo turu.
Jaremu bali, iki sakjane ning endi?
Sarapan cedak omahe. Iki ning cerito pas mangan ngene gek mikir opo? Nek cah telu iki mikire golek pangan ra iso. Sing endi? Sing mikir yo cah telu iki. Iki makanane opo to? Sakarepmu. Hehe.. Trus?
Lha iki ndengerke suara iki. Iki mengo ning kene
(menunjuk gambar ayam-ayam kecil). Pas mangan ngeroso opo? Seneng wis ono panganan. Tema Deskriptif Ini (ayam kecil) lagi makan, ini (ayam kecil) minta lha terus ini memberikannya. Ini (ayam besar) kan anu memberikan makan untuk ini (ayam kecil). Ayam yang besar? Heeh.
Tema Interpretatif Jika (seorang anak) meminta makan dan akhirnya. Ada ayah yang memberi anak makan
Setelah makan, ya tidur.
Setelah makan, anak tidur
Tema Diagnostik Kebutuhan untuk makan (primer)
Kebutuhan
untuk
ditolong oleh figur ayah
Kebutuhan
untuk
pasif (primer) Saat makan merasa apa? Senang Anak merasa senang ada sudah ada makanan. makanan
Kebutuhan
untuk
makan (primer)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Kartu 2 Tarik tambang. Iki kesel, iki kesel, iki ra kesel (sambil menunjuk gambar). Iki narik sing kenceng (menunjuk gambar hewan kecil). Iki wis kesel. Trus? Lha iki kaget nek iki opo … kesel. Iki kaget, iki kesel. Kaget kenapa kui? Iki sing kaget, iki kesel. Kan koncone. Kaget kenopo? Kaget mergo kesel kan iki. Lha njuk iki anake iki. Iki anake? Iki (menunjuk gambar dua hewan). Berarti menang iki. Sing iki? (menunjuk gambar hewan besar) Hooh. Kenopo? Soale iki wis latian. Iki sakdurunge tarik tambang, gek ngopo? Yo golek tali nggo tarik tambang. Sopo sing golek? Yo cah telu. Trus, bar tarik tambang ngopo meneh? Yo leren. Mergone opo? Yo kesel. Sing iki kesel mergo opo? (hewan beruang kecil). Yo tarik tambang wis suwe banget. Wektu tarik tambang mikir opo to? Mikir embuh,mikir ra kuat, mikir opo. Pas tarik tambang, ngeroso opo? Perasaanne piye? Yo kesel. Ning cerito ki perasaanne opo? Yo seneng. Iki (hewan besar) ngewangi iki (hewan kecil), njuk ra kuat yo ndadak ngewangi iki.
Tema Deskriptif Setelah
tarik
Tema Interpretatif tambang, Anak beristirahat karena
beristirahat karena capek.
kecil)
terus
lelah
Ini (hewan besar) membantu ini Anak dibantu oleh figur (hewan
Tema Diagnostik
nggak yang lebih kuat (orang
Kebutuhan
untuk
pasif (primer)
Kebutuhan
untuk
ditolong oleh figur
kuatya mendadak membantu ini tua)
yang
(hewan kecil).
(orang tua)
lebih
kuat
Kartu 3 Raja iki. Sedih. (Diam agak lama). Trus, ceritain lagi, dong. Sedih. Njuk mikirke konco-koncone ning endi. Iki kan ra nduwe konco, kan dewekan. Iki tikuse (menunjuk gambar hewan yang kecil). Iki sedih mikirke konco-koncone (menunjuk singa). Lha, iki ameh metu, ra ono sing njogo. Golek konco-koncone. Njogo opo? Njogo omahe iki, anu istanane iki.
Konco-koncone ning endi kabeh? Yo anu, lungo. De’e ning endi.
Sakdurunge gek ngopo ki? Yo seneng mergone ono konco-koncone, saiki sedih kan ditinggal. Ditinggal mergo opo? Yo embuh. Mergone, mergone, mergone nganu karo konco-koncone lungo ditinggal sik. Ditinggal sik? Hooh. Njuk sesu-sesuke wis bali. Trus? Iki mikirke iki nggoleki koncone. Koncone kan ra eneng. Iki (menunjuk gambar tikus) mikirke singa. Hemm, trus? Singane njuk ra eneng, ra eneng sing nganu nggo
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
pangan iki dadine mergo ditinggal ra nggolek mangan. Mergo ditinggal konco-koncone. Piye, piye? Ditinggal sopo? Konco-koncone. Mergo ditinggal karo konco-koncone, singane ra nggolek mangan? Yo tetep nggolek, suwe-suwe ra nggolek. Ngopo suwesuwe ra nggolek ? Yo ra ngelih wisan. Kok iso ra ngelih meneh? Kan bar maem. Ki gek mikir opo to?
Gek mikirke konco-koncone karo sedulure. Sedulure,kenopo?
Sedulure kan meh nggone iki, ra iso. Konco-koncone kan do mrono kan dikon mrono karo sedulure iki. Mrono ki maksudmu ning endi? Ning nggone sedulure. Heemm.. Dadi iki sedulure karo konco-koncone ning omahe sedulure? Hooh. Tema Deskriptif Tema Interpretatif Sebelumnya, ya senang karena Jika (seorang anak) ada teman-temannya, sekarang merasa senang bersama sedih kan ditinggal. dengan teman-teman, sedih ditinggal temanteman
Tema Diagnostik Kebutuhan afiliasi dengan
figur
teman-teman
Kartu 4 Iki ceritane numpak pit, numpak pit. Njuk iki ameh lungo. Njuk iki anake nggowo balon. Njuk iki ndlesep ning kene. Kan nganu iki dituruke, karo dijak lungo. Yo iki seneng, njuk iki sedih ninggalke omahe ngono lho. Sedih ngopo? Ninggalke omahe. Sedih ninggalke omah? Ono opo ning omahe? Lho, ameh medun nulungi konco-koncone sing adoh omahe. Bar banjir, kan iki salju. Njuk konco-koncone kelelep, njuk iki meh nulungi, njuk banjir yo uwis eneng bledek ki. Hemm.. Trus? Njuk iki melu. Njuk iki, ngowo panganan, njuk iki meh ning kene kan konco-koncone. Weh, iki nganu to mabur ora ik? Iki adoh iki. (menunjuk gambar) Hemm. Iki sakdurunge gek ngopo? Sakdurunge ning omah, madang-madang sikek, njuk belanja tuku panganan, ngombe. Njuk iki meh mrene. Ternyata iki ndelokke koncone-koncone do ancur ngene lho. Iki ora. Sing sedih sopo? Iki karo iki (menunjuk gambar hewan besar dan yang sedang mengendarai sepeda). Nek iki mrene ngko ketabrak iki. Yo iso ngerem ding. Iso iki. Dingeneke seeeettt.. Iki sikile settt yo kae iso ngerem. Kan iki ndronjong. Bar iki ngopo? Bar iki njuk medun, niliki konco-koncone, nulungi. Njuk iki eneng sing ketindihan, ono sing ora. Ono opo ning kono? Salju. Nggon salju kan wis kiamat dadine ancur kabeh. Kiamat kena air salju. Gek mikir opo pas ning kene? Sedih mikirke sing ning ngisor. Ngopo? Mikirke koncokonone sing ditinggal nggone sedulure mergo sedih. Ditinggal nggon sedulure? Maksudmu piye? Sedulure kan ning kono jatuh. Iki ning sedulure sing sijine. Ki meh medun turun, wedi ngono lho. Wedi eneng saljune. Sopo sing wedi? Yo iki cah loro ki lho. Kan meh medun, ndelok kene sing ning kene. Sing ning kene seneng kan nggoo balon. Sing iki numpak pit biasane sing gede. Iki sopo? Anake. Adik’e sing cilik. Tema Deskriptif Tema Interpretatif Anak, ibu, dan adik makan- Jika (seorang anak) makan dulu, lalu belanja makan, minum, dan
Tema Diagnostik Kebutuhan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membeli minuman.
makanan
dan belanja bersama keluarga
126
makan dan minum (primer)
Kebutuhan afiliasi dengan
figur
keluarga Kan anu ini ditidurin sama diajak pergi. Ya ini senang, lalu ini sedih meninggalkan rumahnya gitu, lho. Sedih kenapa? Ninggalin rumahnya. Sedih ninggalin rumah? Ada apa di rumahnya? Lho, mau turun menolong temantemannya yang jauh rumahnya. Habis banjir, kan ini salju. Setelah itu, ini turun menemui temannya, menolongi.
Anak meninggalkan rumah karena ada banjir
Kebutuhan
untuk
menyelamatkan diri dari bahaya
Anak menolong teman yang kesusahan
Kebutuhan
untuk
menolong
figur
teman
yang
menderita Kartu 5 Iki opo to iki? Weh iki dewekan og. Piye ceritane? Iki dewekan mergone ra ono ibune. Nek iki nganu sedih, njuk iki cah loro mikirke ibu’e. Ono loro? Mikirke ibune, mergone ditinggali ibu’e. Bapake karo ibuke meh nyusul ning nggone sedulure njuk iki wis meh turu. Sore-sore wis turu. Sedih ngopo? Mergone? Hem, mergone yo ditinggal, ra ditinggal kan ra sedih, seneng. Itu siapa aja? Ha? Itu ada siapa aja? Embuh, jenenge? Itu ada berapa ? Loro. Ini siapa dua ini? Kakang adi. Yo kui, gedhe dewe. Trus, sebelumnya lagi ngapain? Sakdurunge seneng, sakdurunge seneng, sakdurunge seneng. Sedulure ra mrene, kan ameh mrene, kan karo bapake dinganu kan disusul ibune, keluargane disusul. Sedurunge ning kene ki gek ngopo? Lagek dolanan karo ibu’e sakdurunge ibu’e lungo. Trus, bar iki ngopo meneh? Bar iki njuk wis awan ibu’e wis teko. Njuk iki seneng cah loro. Ki gek mikir opo to ning kene? Hem? Gek mikir opo? Ibu’e kan karo bapak’e karo sedulure karo sepupune. Sing dipikirke opo? Yo anu’e karo ra nganu ra ngopo-ngopo kan meh anu ditinggal. Njuk iki nangis. Sopo sing nangis? Yo cah loro. Ngerasa opo toh? Sing dirasake opo? Sedih, seneng. Sedih mergo opo? Ditinggal. Seneng? Ora ditinggal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Anak sedang bermain dengan Jika (seorang anak) ibu sebelum ibu pergi. bermain bersama ibu Anak merasa senang karena saudara akan datang, kan disusul oleh orang tuanya, keluarganya disusul. Anak senang karena sudah siang ibu sudah datang.
Anak merasa senang saudara akan datang
127
Tema Diagnostik Kebutuhan afiliasi dengan figur ibu
Kebutuhan afiliasi dengan
figur
saudara Anak merasa senang ibu datang
Kebutuhan afiliasi dengan figur ibu
Kartu 6 Weh. Opo to iki? Iki turu, iki turu – turu kan ibu’e. Njuk iki anake. Anake rung rung turuturu. Iki kan mikir bapake. Sopo? Mergone karo bapake ditinggal. Njuk iki nganu mikirke bapake. Heem. Nek iki wis turu. Iki ra mikir opo-opo. Bapake ning endi? Bapake ning omahe sedulure. Iki serigala ding gedhe. Iki serigala sing cilik. Katamu tadi belum tidur, kenapa ini?
Mergone? Heem. Mergone mikirke bapake. Iki
sakdurunge koyo ngene gek opo? Seneng eneng bapake, ibu’e, sedulure, sepupune, eneng sing mbahe. Eneng mbahe barang. Mbahe kan cedah omahe iki. Nganu simbahe turu nganu ngonne sepupune. Bar ngene, ngopo iki? Wis padang bapake teko to njuk seneng. Sedulure, simbahe. Sing dirasake opo, Nov? Yo seneng. Mergo ono koncokoncone, bapake, simbahe, sedulure. Seneng njuk iki turu. Do wis turu bapake bali, iki wis cetho seneng. Oh, iki wis turu terus bapake bali? Hooh. Tema Deskriptif Tema Interpretatif (seorang anak) Ini sebelumnya sedang apa? Jika Senang ada bapak, ibu, saudara, merasa senang karena ada sepupu, dan simbah. orang tua dan saudara
Tema Diagnostik Kebutuhan afiliasi dengan figur orang tua
dan
saudara
(keluarga) Sudah siang, bapaknya datang dari rumah saudaranya lalu anak merasa senang. Yang dirasakan ya senang karena ada teman-temannya, bapak, simbah, saudaranya.
Anak merasa senang karena kedatangan bapak setelah pergi Anak merasa senang ada teman-teman, bapak, kakek-nenek, dan saudara.
Kebutuhan afiliasi dengan figur ayah
Kebutuhan afiliasi dengan
figur
teman,
bapak,
simbah, saudara.
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
Kartu 7 Kaget iki mergone iki eneng iki, macan. Macane kan ameh maem iki. Yo iki kaget, wedi. Lha iki kan ra reti, lagi gandulan (menunjuk gambar). Yo singone mlaku ati-ati, sedilitsedilit singone njedul, macane njedul. Lho iki kaget, njuk iki menek. Njuk iki nganu, nganu wite dicakar. Njuk nganu, njuk nganu opo kui, macane wis lungo, ngampiri koncokoncone. Nek iki ning kene karo sedulure, karo nganu sepupune ngundang kabeh kon mangan iki. Iki sakdurunge ono opo? Sakdurunge ono konco-koncone, iki ditinggal karo sedulure, sepupune, ibu’e, bapake. Bar iki ngundang sedulur-sedulure, opo sing.. Bar kui ono opo meneh? Njuk iki wis menek-menek, konco-koncone teko, iki mlayu. Iki dipedot, njuk gandulan, pindah wit. Trus? Njuk iki anu njuk ning nggone sedulure. Trus, iki njuk nganu iki njuk konco-koncone dikon bali, ra sido, konco-koncone ditinggal karo sedulure, karo sepupune. Ninggal si macan? Heeh. Lha iki kan ra digowo ning omahe. Iki ki sopo? Iki lho ra digowo karo iki, macane. Njuk sing kecandak nganu njuk njuk iki ndelik meneh. Ngampiri konco-koncone, njuk iki mrene meneh. Iki nganu kecekel meneh. Kecekel? Hooh, yo ik. Trus akhire? Njuk kecekel, dipangan. Sing dipikirke opo? Sing dipikirke iki kan mergone bapake ditinggal, njuk iki wis kecekel iki. Heem, trus? Njuk bapake ra kecekel. Bapake kecekel, bapake, bapake nganu ning omah. Sing kecekel sopo? Bapak, ibu ra sido kecekel. Mlayu. Bali. Sing dipangan opo to? Iki. Trus, sing dirasake? Ra seneng nek nganu dipangan iki. Seneng nek meh mangan iki. Iki ra seneng karo iki (menunjuk gambar monyet dan macan). Kan iki wedi karo iki. Sing dipikirke? Ameh nggolek pangan. Do entuk iki meh dipangan. Tema Deskriptif Macane kan ameh maem iki.
Njuk nganu, njuk nganu opo kui, macane wis lungo, ngampiri konco-koncone. Nek iki ning kene karo sedulure, karo nganu sepupune ngundang kabeh kon mangan iki. Seneng nek meh mangan iki.
Tema Interpretatif Jika (seorang anak) ingin makan
Tema Diagnostik Kebutuhan untuk makan
Anak mengajak saudarasaudara untuk makan dan teman-teman datang
Anak merasa senang karena mau makan
Kebutuhan afiliasi dengan
figur
teman-teman
Kebutuhan makan
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Kartu 8 Iki sopo to ki? Iki ibu’e. Iki anake. Iki ibu’e. Iki bojone iki. Lha iki nganu mbisiki iki. Iki cah loro do ngombe. Njuk iki ngongkon iki. Njuk iki malah anu sedih. Ini ni lagi ngomong apa? Yo mbisiki. Bisik-bisik apa? Yo embuh. Hemm? Iki putune simbahe. Iki kan ditinggal anu sopo ik. Bapake. Bojone maksudmu? Hooh. Trus? Iki kon golekko bapake. Bapake kan lagek golek panganan. Iki kon golekke. Iki ra seneng. Iki nangis. Njuk iki ngopi, wis entek. Iki bar ngopi bali. Iki kan omahe kene. Njuk iki omahe kene. Bapake kan lagek tuku nganu panganan. Kan meh belonjo. Iki ra seneng, kenopo? Kon golekki bapake. Kan bapake belonjo ning kono. Iki ra seneng mergo opo? Belonjo. Dikon goleki bapake. Bapake kan lagek tuku panganan. Iki dikon golek bapake pas tuku panganan. Bapake wis ketemu. Wis ketemu? Yo njuk digoleki iki. Akhire de’e ki goleki bapake. Sakdurunge ki gek opo? Sakdurunge eneng bapake seneng, wis ditinggal ra seneng. Iki nangis. Nangis? Ditinggal bapake nangis? Heeh. Kan kudune iki melu. Jaremu ibune ngongkon anake golek bapake tapi ra seneng jaremu? Maksude ra seneng goleki sing adoh-adoh ki lho. Hemm.. Kan angel sing goleki. Trus? Njuk iki nganu ning omahe cah loro. Bar iki ono opo? Bar e? Njuk bapake teko iki turu. Njuk iki melek. Wis sore. Njuk bapake jam loro wis teko. Kan sing tangi anu sing tangi jam telu. Trus, piye akhire? Akhire anu kon kan cah telu ning nggone wong iki. Cah telu sopo wae? Iki, anake, karo bapake. Hem, sing dipikirke opo? Sing dipikirke opo? Sing dipikirke iki nganu mikirke bapake ngendi. Njuk bapake suwi ketemu wis digoleki iki. Njuk nganu ibuke nganu turu wis awan. Njuk iki teko meneh karo sepupune karo nggowo anake. Njuk neneke bali ning kene, njuk karo simbahe, kakeke.
Tema Deskriptif Anak disuruh ibu untuk mencari bapaknya yang sedang belanja makanan. Ini tidak senang. Ini menangis. Ini tidak senang karena apa? Belanja. Disuruh mencari bapaknya. Bapaknya kan lagi membeli makanan. Bapaknya udah ketemu. Sudah ketemu? Ya akhirnya dicari ini. Akhirnya dia mencari bapaknya. Njuk iki teko meneh karo sepupune karo nggowo anake.
Tema Interpretatif Jika (seorang anak) tidak senang disuruh mencari ayah namun tetap mencari ayah
Saudara dan simbahnya datang
Tema Diagnostik Kebutuhan untuk patuh pada figur ibu
Kebutuhan afiliasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Njuk neneke bali ning kene, njuk karo simbahe, kakeke.
dengan
130
figur
saudara
Kartu 9 Iki melek. Lawange bukakan, ra ditutup. Njuk iki wis ditutup. Njuk iki bapake teko. Kan iki ibuke. Anake turu ning kamar. Njuk bapake turu ning nggone sedulure, sepupune. Njuk wis bali, seneng ibu’e karo bapake. Ibuke karo anake. Sakdurungi ki gek opo? Sakdurunge dolanan cedak omahe. Sopo sing dolanan? Sing dolanan yo cah telu. Sopo wae? Yo bapake, anake, ibuke. Bar iki ono opo meneh? Njuk sedulure, sepupune teko karo simbahe, karo neneke. Iki sing dipikirke opo? Sing dipikirke? Mikirke bapake. Kenopo? Mergone nganu sedih ngono lho mikirke bapake. Sedih? Mergo ditinggal bapake. Kan cah loro sedih mergo ditinggal bapake. Tema Deskriptif Anak merasa senang bapaknya kembali dari rumahn saudara, sepupunya. Sebelumnya anak bermain di dekat rumah. Siapa yang bermain? Yang main ya orang bertiga. Siapa aja? Ya bapaknya, anaknya, ibunya.
Tema Interpretatif Jika (seorang anak) merasa senang akan kedatangan ayahnya Anak bermain dengan orang tuanya
Tema Diagnostik Kebutuhan afiliasi dengan figur ayah
Kebutuhan afiliasi dengan figur orang tua
Kartu 10 Iki nganu iki wis gede njuk iki nganu nganu sedih. Opo? Iki sedih. Sedih kenapa? Sedih ditinggal bapake. Iki ora. Oh sing gedhi? Iki ibu’e, bapake lungo. Lungo ning endi? Ning nggone sedulure, nek ora ning nggone pakdene. Nek iki gek ngopo. Yoh gek iki seneng njuk iki sedih. Sedih mikirke bapake, ditinggal lungo. Sing cilik seneng mergo opo? Mergo gojek karo ibu’e. Ibu’e mikirke bapake lungo. Sakdurunge gek opo iki? Sakdurunge dolanan karo bapake, diajari opo, numpak pit, nganu dijak ning nggone sedulure. Cah telu. Cah telu sopo wae? Bapake, ibu’e, anake. Hem, nek iki gek opo iki? Hah? Gek opo? Cah loro? Heeh. Iki meh do anu dolan. Iki mikirke kakeke karo neneke. Kenapa kakek neneke? Karo bapake. Kakek neneke sopo iki? Cah loro, kan karo bapake cah telu. Yo, kakek neneke kenopo? Karo bapake lungo ning anu, dijak lungo-lungo. Bar iki ono opo? Bar e? Bar e, bapake teko karo neneke, seneng. Anak e ki lanang po wedok? Lanang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tema Deskriptif Tema Interpretatif Anak senang karena bercanda Jika (seorang anak) dengan ibunya bercanda dengan ibu Sebelumnya mainan dengan ayahnya, diajari bersepeda, nganu diajak ke tempat saudaranya. Setelahnya, bapaknya datang bersama neneknya, senang.
Anak bermain dengan ayah
sepeda
Anak merasa senang karena ayah dan neneknya datang
131
Tema Diagnostik Kebutuhan afiliasi dengan figur ibu
Kebutuhan afiliasi dengan figur ayah
Kebutuhan afiliasi dengan figur ayah dan nenek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Lampiran 6. Verbatim Cerita dan Tabel Tema Utama Subjek 5, OHP Kartu 1 Opo iki, Mbak? Ceritanya bagaimana? Terserah kamu. Ini lagi apa? Lagi makan. Trus certain. Makan dan minum. Makan, sendok. Makan ayam. Sendoknya mana? Ayam to iki, Mbak? Iki ayam berkokok-kokok. Makan dan sendok. Ayamnya habis. Aku mau lagi. Sana ambil lagi. Ya, aku ngambil lagi. Udah. Sing mangan sopo? Yang makan anakanaknya (sambil mengetuk-ngetuk meja). Yang berkokok mau endi? Iki. Uuuuk uuukk..Gek mangan? Makannya makan daging. Heem. Dagingnya habis. Aku mau lagi. Sana ambil lagi dagingnya. Ibunya, lapar lapar sekali. Tidak makan dihabisi anaknya. Sedurunge makan gek opo? Berdoa langsung bar makan alhamdulilah, tidur. Tidur? Udah mbak. Sik, sik. Iki sopo? Mamanya. Oh, ibunya. Pas mangan kui gek ngeroso opo to? Enak. Opone sing enak? Perasaanne piye? Sedaapp. Sing dirasani karo kabeh opo iki? Ayam. Perasaan, pas mangan perasaane piye? Enak. Perasaan enak kepiye maksudmu? Ayamnya manis. Pas mangan mikir opo to? Mikirnya mau lagi. Perasaane ning kene piye? Perasaane enak. Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Diagnostik
Makan dan minum. Makan, Jika (seorang anak) ayam
Kebutuhan untuk
sendok.
makan (primer)
Makan
ayam. makan hingga menambah
Sendoknya mana? Ayam to iki, Mbak? Iki ayam berkokokkokok. Makan dan sendok. Ayamnya habis. Aku mau lagi. Sana ambil lagi. Ya, aku ngambil lagi. Sebelum makan lagi apa? Setelah Berdoa langsung bar makan ayam tidur
makan,
anak
Kebutuhan untuk pasif (primer)
alhamdulilah, tidur. Kartu 2 Waduh, beruang. Beruang tarik tambang. Beruang yang kalah cah satu. Anaknya ngewangi ibunya. Anaknya yang satunya yang besar sendirian tarik tambang, talinya pedot. Di sana beruangnya kuat. Beruang, kamu kenapa e? Talinya pedot. Kamu berdua kan sama anakmu? Saya sendirian. Oh, ya. Aku tak anaknya cah satu aja. Udah. Sing
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
kalah sopo? Iki. Ngopo kalah? Ini diewangi sama anaknya. Sakdurunge tarik tambang ngopo? Taline putus. Sakdurunge? Sudah mulai. Heeh. Sakdurunge tarik tambang lagek opo iki? Ini lagi siap-siap tarik tambang. Heem. Bar tarik tambang kui? Talinya putus, ditarik anaknya putus. Heem. Bar dolan tarik tambang ngene opo meneh? Mainan bersama teman-teman. Siapa aja yang main? Ini sama ini sama ini. Ini anaknya kesatu (beruang sendirian), kedua (beruang kecil). Ini ibunya. Udah. Pas lagi tarik tambang, perasaane piye? Enak, tarik tambang enak. Seger. Opone seger? Ininya. Pas lagi main, lagi mikir apa to? Mikir tarik tambang enak sekali sih.
Tema Deskriptif Beruang
tarik
Tema Interpretif
tambang. Jika
(seorang
anak)
Beruang yang kalah cah satu. beruang membantu ibu Anaknya ngewangi ibunya.
Diagnostik Kebutuhan untuk membantu figur ibu
menarik tambang
Talinya putus, ditarik anaknya Tali putus karena ditarik
Kebutuhan untuk
putus. Heem.
agresi (destruktif)
anak
Setelah main tarik tambang, Anak bermain bersama
Kebutuhan afiliasi
ada
dengan figur teman-
apa
lagi?
Mainan teman-teman
bersama teman-teman.
teman
Kartu 3 Kucing, eh harimau oh simbah-simbah. Ampun gusti. Aku, tolong, aku dipancal sama harimau. Tolong jangan
lingguh-lingguh, Gusti. Ayo ewangi.
Itu kancilnya
keberobosan kayu-kayu bakar. Macannya raja hutan, hutannya harimau simbah-simbah. Kancil, hei kancil kejebak. Tolong, tolong. Hei ada suara tolong-tolong. Hei teman. Mari kita menolong kancil. Ya, makasih ya, harimau sudah menolong aku. Daaadaaa, sampai jumpa. Udah. Iki sing ngomong sopo wae? Kancil karo retune mau. Iki sopo? Harimau? Heeh. Ratu. Iki sopo? Kancil. Oh iki sakdurunge iki gek ngopo? Harimaunya mikir mau jalan-jalan ke mana ya. Kancil tolong, tolong, tolong. Ditolongi sama ini. Terus habis itu? Sudah. Ini lagi mikir apa Ki? Oh, lagi mikir mau nolong temannya. Iki rat, rajane to ning rat, rat nggon nganu prajurite itu minta tolong ini ngambilin kayu ini, langsung kancile tolong, tolong. Makasih ya, Kancil. Weh kancilnya ngomong ngene hei makasih ya, Harimau. Daa daaa. Sudah. Perasaane piye? Kancilnya perasaannya sudah datang malah enak, tidak datang malah dipeksa-peksa sama orangnya. Maksude? Dipeksa-peksa sama ini lho kayunya nanti ketindihan terus. (mengambil perekam).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tema Deskriptif
Tema Interpretif
134
Diagnostik
Ampun gusti. Aku, tolong, aku Jika (seorang anak) kancil
Kebutuhan untuk
dipancal
sama
harimau. minta tolong pada macan
ditolong oleh figur
Tolong
jangan
lingguh- (figur yang lebih kuat)
orang dewasa
lingguh, Gusti. Ayo ewangi. Itu
kancilnya
keberobosan
kayu-kayu bakar. Hei ada suara tolong-tolong. Ada Hei
teman.
Mari
orang-orang
yang
kita menolong kancil
ditolong oleh orang
menolong kancil. Ya,
makasih
sudah
Kebutuhan untuk
lain ya,
harimau Kancil berterima kasih
menolong
Daaadaaa, sampai jumpa.
aku. karena
sudah
ditolong
harimau
Kebutuhan untuk ditolong oleh figur orang dewasa
Kartu 4 Beruang lagi, weh iki kanguru og. Kanguru to iki, mbak? Terserah kamu, Oki. Mbak kan hanya pendengar setia. Ki kanguru ki lho ono sak e og. Ibu, aku mau menggenjot sepeda. Ibunya, ibunya tidak marah. Kamu boleh tapi hati-hati. Balonnya yang dicekel anaknya jangan jeblos. Ibunya membawa keranjang minuman dan makanan untuk anakanaknya. Tasnya jangan jatuh, ya, Bu. Langsung ibunya pake topi tidak sepedaan, anaknya yang sepedaan. Sepedanya ban besar sama kecil. Rumput-rumput, rumputrumput mau dimakan harimau, sapinya datang. Hei harimau. Kamu jangan ngaku-ngaku harimau. Kanguru itu baik. Anake mesakake. Oh, ya. Dongeng-dongeng bagus. Oh sudah. Iki gek ngopo? Iki lagek ngesaki anaknya membawa keranjang sama makanan di sana di pasar, langsung membawa tas duitnya tidak ada. Dia tidak membayar. Bar kui opo? Trus anaknya numpak sepeda bannya putus, anaknya yang kecil. Ibu. Ibunya sudah lari. Ning endi? Ini di hutan, di anu salju. Heem. Terus?Bar kui opo meneh? Ganti. Bar iki ceritane opo meneh? Ibunya lari abis itu anaknya ketinggalan. Ibunya sudah lari jauh banget. Tidak bisa ininya, ketinggalan jauh. Pas ngene gek ngeroso opo? Iki perasaane tidak enak. Ini enak. Lalala. Iki sopo?Ini kanguru. Heeh. Sopo iki? Ibunya. Ini? Anaknya. Anaknya ke satu, kedua. Ibunya maksude lalala ki mergo opo? Mergo ibunya njoget-njoget punya topi bagus. Kalauanaknya ga enak kenapa? Ga enak, ditinggal karo ibunya. Gek mikir opo ning cerita iki? Mikir, wah enak sekali ini buahnya, mantep. Buah yang mana to? Yang ini buahnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tema Deskriptif Ibu,
aku
mau
Tema Interpretif
menggenjot Jika
(seorang
anak)
sepeda. Ibunya, ibunya tidak kanguru meminta ijin ibu
135
Diagnostik Kebutuhan untuk tunduk pada figur ibu
marah. Kamu boleh tapi hati- untuk melakukan sesuatu hati. Tasnya jangan jatuh, ya, Bu.
Anak kanguru memberi
Kebutuhan untuk
saran pada ibu
mendominasi figur ibu
Lagi mikir apa di cerita ini? Anak
memikirkan
Mikir, wah enak sekali ini makanan enak
Kebutuhan untuk makan (primer)
buahnya, mantep. Buah yang mana to? Yang ini buahnya. Kartu 5 Rumah yang bagus sekali. Yang ini untuk tidur untuk anaknya beruang. Weh, kucing ibunya lagi tidur langsung anaknya nangis mau makan langsung hutan, hutan ini bagus sekali, indah sekali. Ini dongeng-dongeng bagus. Nomer lima dongeng-dongeng gabus, eh bagus. Tempat tidurnya sudah enak sekali. Anaknya makan makan susu. Sirgalanya datang. Sirgala, ini anakku. Sirgalanya ngomong ngene. Oweh oweh oweh. Sirgalane teko ibunya. Ibu, makan. Sudah. Sirgala ki sopo to? Ini sirgala ini. Sebelume gek ngopo iki? Ibunya sama bapaknya ndelok iki, anaknya menangis minta makan. Ibunya di sini? Ngapain? Ibunya di sini lho, ini ayahnya. Oh, gitu. Ini tempat tidurnya ya? Hooh. Bapak ibunya gek ngopo? Bapak ibunya baru tidur anaknya nangis. Anaknya nangis kenapa? Minta makan. Mbak, Mas Dias ra popo to ning kene? Yo ra popo. Nah, bar kui ngopo, bar „ibu, aku mau maem‟? Anake tidur langsungan. Ehem. Langsung tidur. Mikir opo pas di sini? Ibunya? Anaknya mau makan terus, enak makannya. Trus? Langsung anaknya ngomong gini, “Ibu, ayah mana? Ayah kon nggolek suket nggo mangan aku.” Perasaane piye kui? Enak sekali. Kenapa enak? Karena ibunya baik, tidak jahat. Ayahnya yang jahat. Ayahnya jahat kenapa? Karena anaknya nakal, anaknya membribeni ayahnya. Hah? Anaknya membribeni ayahnya mergo opo? Ayahnya nakal og. Nakal kepiye? Anaknya yang nakal, trus bapaknya jahat maksudmu? Ayah jahat mergo opo? Mergo nganu, mergo anaknya nangis mbribeni ayahnya, mbribeni ayahnya langsung ga bisa tidur. Trus? Perasaane? Enak. Enak piye? Tidur, makan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tema Deskriptif Bapak
ibunya
anaknya
baru
nangis.
Tema Interpretif tidur Jika
Diagnostik
anak)
(seorang
Anaknya serigala menangis minta
nangis kenapa? Minta makan.
makan.
Kebutuhan untuk ditolong oleh figur
makan
Sirgalane teko ibunya. Ibu, Anak
136
orang tua meminta
makan
saat ibunya datang
Kebutuhan untuk ditolong oleh figur ibu
Langsung anaknya ngomong Anak
memerintah
ibu
gini, “Ibu, ayah mana? Ayah agar ayah mencari makan kon
nggolek
suket
nggo untuknya
Kebutuhan untuk mendominasi ibu
mangan aku.”
Kebutuhan untuk ditolong oleh figur ayah
Perasaannya? Enak. Enak Anak merasa enak karena
Kebutuhan untuk
bagaimana? Tidur, makan.
makan dan istirahat
tidur dan makan
(primer)
Kartu 6 (kartu dibalik) Tikus. Air iki. Ular iki. Naga. (sambil memutar-mutar posisi kartu). Hem. Naga. Hei naga. Aku jahat kamu. Ayo serang aku. Aku berani sama kamu. Aku membawa batu. Besar sekali di hutan. Naganya tidak baik. Kamu tak andake ayahku. Hei kamu bocah kecil. Duuufff… tidak mati. Kamu harus menolongku. Waa ciaat matilah. Hahahaha… iki sopo wae? Nogo karo sopo? Nogo karo kancil. Naga sing endi kancil sing endi? Naga. Kancil ndelik. Trus? Kowe biasane ning kene, Mbak? Heeh. Naga tadi ga baik, kenapa? Jahat, nyembur aku ni. Kamu yang mana to? Ini. Trus, yang tadi ga mati siapa? Yang mati naganya. Heem,kenapa? Jahat ayahe. Maksude piye ki? Ayahe jahat. Ayahnya naga jahat. Naga tadi nyembur to? Ga mati, yang ga mati siapa tadi? (Subyek mematikan recorder). Piye, piye? Ga usah dipegang-pegang ya. Gimana tadi? Naganya tidak enak. Hei naga kamu harus menolongku. Kamu tidak menolong, kamu harus mati. Ya tadi katamu si naga nyembur, tidak mati. Makan dulu. Trus, tidak mati kenapa? Karena ininya sudah mati. Trus akhirnya bisa mati gimana? Maemnya nanti ya tunggu yang ini selesai dulu. Mangan sik opo cerito sik? Cerito sik. Kan naganya nyembur, trus jaremu duuuuf tidak mati. Siapa yang gak mati? Yang gak mati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
kancil. Trus tadi ada yang mati lagi. Siapa itu? Naga. Naganya kenapa mati? Dipanah karo sama ayahnya.
Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Diagnostik
Naga. Hei naga. Aku jahat Jika (seorang anak) kancil Kebutuhan untuk agresi kamu. Ayo serang aku. Aku mengejek berani
sama
kamu.
naga
(figur pada figur otoritas
Aku otoritas)
membawa batu. Besar sekali di hutan. Naganya tidak baik. Kamu tak andake ayahku. Naga
mencoba
untuk Kancil diserang oleh naga Tekanan agresi dari figur
menyerang kancil tapi kancil (figur otoritas
otoritas
tidak mati. Hei
naga
menolongku.
kamu
harus Kancil mengancam naga
Kebutuhan untuk agresi
Kamu
tidak
pada figur otoritas
menolong, kamu harus mati. Kartu 7 Harimau. Hei, monyet. Monyetnya mau dimakan sama macan tutul. Macannya lari cepat. Munyuknya gandulan. Tidak bisa sudah digrawut, sudah digeret sama macannya, sudah mati. Hahaha..kamu tidak bisa lari, kamu. Tangannya tak cokot, gremus-gremus, hekhek. Sudah wareg. Munyuknya sudah gak punya tangan munyuknya. Haus. Astagfirullah alazim. Udah. Itu yang makan siapa tadi? Itu yang makan munyuknya, tangannya macan.Ini yang makan siapa? Macan. Sakdurunge gek opo? Sakdurunge lari to, dijariki blek blek blek, munyuke gandulan, gak bisa. Dicokot iki mah kress. Bar kui? Bar kui macannya nesu, munyuke wis kecokot, munyuke wis mati. Macane nesu mergo opo? Nesu dewe, golek maem, ngelih, munyuke ngelih dipangan wae. Sopo sing ngelih? Macan karo munyuk. Sing dipikirke opo? Munyuke lagi mikir, oh tidak bisa ini. Bagaimana ini, dipangan.Eit, jebule dipangan. Sing dirasake piye? Macane ngerasakke enak, wulunya. Njijiki. Tema Deskriptif Macannya
marah
Tema Interpretif
karena Jika
apa? Nesu dewe, golek maem, macan ngelih,
munyuke
dipangan wae.
ngelih karena
(seorang merasa lapar
memakan monyet
Diagnostik
anak)
Kebutuhan untuk
marah
makan (primer)
dan
Kebutuhan agresi pada figur yang lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
lemah Monyetnya mau dimakan sama Anak memangsa monyet
Kebutuhan agresi
macan tutul. Macannya lari (figur yang lebih lemah)
pada figur yang lebih
cepat. Munyuknya gandulan.
lemah
Tidak bisa sudah digrawut, sudah digeret sama macannya, sudah
mati.
Hahaha..kamu
tidak
bisa
lari,
kamu.
Tangannya tak cokot, gremusgremus, hekhek. Sudah wareg. Kartu 8 Munyuk. Ah, njijiki rupane. Hei, monyet. Kamu wedok semua po? Aku wedok lanang.Aku punya anak. Itu anakku. Rupaku elek, koyo monyet. Monyetnya panganannya pisang tapi mimiknya jahe sido muncul. Njijiki, untumu ompong. Anakmu malah ganteng tapi rupane koyo cagak plinteng. Hei, kamu. Makanannya pisang to? Hei, kamu. Rupamu e lho koyo cagak plinteng. Fotomu elek og. Kamu ngelirik-ngelirik uwong. Rupamu elek og malah ngganteng aku. Anakmu ra ngganteng og. Kowe ganteng? Elek wae. Weh, anaknya kon makan pisang. Pisangnya habis. Ibu pisangnya habis. Wooo ibu ki begimana to ibu iki. Sikilku tak tugel ki. Sok ngganteng-gangteng o rupamu koyo cagak plinteng. Anaknya yang ganteng. Oh, ini yang berbunga-bunga, bisik-bisikan. Panganane kopi. Njijiki. Njijiki ngopo? Mimikane anu getih.Ini foto siapa?Fotonya monyet.Yang ini. Siapa yang jelek-jelek, yang punya anak ganteng? Ini. Trus, iki lagi opo sakjane? Ngombe kopi, ngombe kopi.Mau anu pisang ininya tapi ini lapar mau njipuk di hutan tapi gak ada. Langsung dimarahi bapaknya petani.Hei, tidak njipuk-njipuk punya koncol. Sakdurunge lagek opo? Lagi ngopi. Hem. Ngopine yo enak tenan, rupane koyo ngono og, njijiki. Munyuke akeh wulune. Bar ngene ki ngopo meneh? Langsung dolan-dolan berempat.Iki, lanang, wedok, lanang, eh wedok, lanang. Iki bar ketemu petani, ono opo meneh? Salah, iki njipuk pisang ning nggone pak petani. Petani nesu. Wee, kamu bagaimana? Kurang ajar kamu, disampluk iki mlayu iki. Waahh uuuaaakk..uwis. Disampluk pake apa? Sama petaninya pake pacul. Ehem. Iki lagi mikir opo? Bagaimana? Lagi mikir opo ning kene ki? Ini mikirin pisang, ini mbisik-bisik mau jalan-jalan. Yang dirasake opo? Perasaane piye? Perasaane tidak enak.Kenapa tidak enak? Karena petaninya jahat. Jahat kenapa? Ini mau ngambil pisang tidak boleh.Wooo
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
jahat wooo nangis. Langsung ini meninggal. Ngopo meninggal? Sing endi? (menunjuk gambar) Loro karo kui? Hooh. Anak ibunya. Soale gak makan. Iki makan terus. Ini rumahe iki kok.
Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Anakmu malah ganteng tapi Jika
(seorang
Diagnostik
anak)
rupane koyo cagak plinteng. monyet mengejek anak Hei,
kamu.
Kebutuhan untuk agresi pada orang lain
Makanannya orang lain
pisang to? Hei, kamu. Rupamu e lho koyo cagak plinteng. Fotomu
elek
og.
ngelirik-ngelirik Rupamu
elek
Kamu uwong.
og
malah
ngganteng aku. Anakmu ra ngganteng og. Kowe ganteng? Elek wae. Pisangnya
habis.
Ibu Anak
mengancam
ibu
pisangnya habis. Wooo ibu ki saat meminta makan
Kebutuhan untuk agresi pada figur ibu
begimana to ibu iki. Sikilku tak tugel ki. Trus,
ini
lagi
ngapain? Anak sedang minum kopi
Kebutuhan untuk
Ngombe kopi, ngombe kopi.
minum dan makan
Mau anu pisang ininya tapi ini Anak merasa lapar tapi
(primer)
lapar mau njipuk di hutan tapi tidak ada makanan
Kebutuhan untuk
gak ada.
makan (primer)
Bar ngene ki ngopo meneh? Anak bermain bersama,
Kebutuhan afiliasi
Langsung
dengan figur ibu dan
dolan-dolan berempat
berempat. Iki, lanang, wedok,
orang lain
lanang, eh wedok, lanang. Kartu 9 Hei, kelinci. Kamu sendirian po? Kamu mesake. Kamu cantik lho. Wah, kamu rupanya berengosan. Aku wedok wedok tapi tidak cantik. Aku gak punya teman. Hei, teman. Aku tiduran sendiri. Kamu mau gak tidur sama aku? Tidak mau. Wedok sama wedok dolan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
langsung sudah. Kleang kleang kleang kleang. Iki ngomong karo sopo to? Iki ngomong sama nganu lho orang tuanya. Heem. Orang tuanya pergi, pergi minggat. Minggat ke mana? Minggat mau makan, makan sop. Sakdurunge lagek opo iki? Lagi mau makan tapi itu tidak punya uang, ayahnya ga memberi uang, itu langsung nangis. Minggat kenapa orang tuane? Nesu karo anake. Kenapa? Anaknya nesu sama ayahnya. Kenapa? Ayahnya sama ibunya lungo. Nesu mergo opo? Nesu mergo ini lho yang nakal iki. Nakal piye? Pacaran terus. Heem. Sudah. Trus, bar iki ngopo? Udah. Tadi wedok karo wedok, tadi dia mau ngajak tidur siapa? Adiknya yang di desa. Ini lagi mikir apa? Mikir ayahnya sama ibunya pergi. Ini lho, Mbak. Ini anaknya, ini ibunya, ayahnya. Nangis kenapa tadi, Ki? Ninggalkan ibunya. Nangis ditinggal ayah sama ibunya. Perasaane piye? Perasaaannya gak enak sendirian, Mbak.
Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Wedok sama wedok dolan, Jika langsung sudah.
(seorang
anak)
Diagnostik Kebutuhan untuk
kelinci bermain dengan
bermain dengan figur
adiknya
adik
Sebelumnya lagi apa ini? Anak menangis karena
Kebutuhan untuk
Lagi mau makan tapi itu tidak tidak diberi uang oleh
ditolong oleh figur
punya
ayah
uang,
ayahnya
ga ayah untuk makan
memberi uang, itu langsung nangis. Orang tuanya pergi, pergi Anak marah kepada minggat. Minggat ke mana? ayahnya karena ayah Minggat mau makan, makan pergi dengan ibunya sop. Minggat kenapa orang tuane? Nesu karo anake. Kenapa? Anaknya nesu sama ayahnya. Kenapa? Ayahnya sama ibunya lungo. Nesu mergo opo? Nesu mergo ini lho yang nakal iki.
Perasaan marah P reject
Kartu 10 Anjing. Anjing pinter. Anjing pinter kamu punya rambut besar. Kamu sudah melahirkan di perut kamu. Kamu lanang opo wedok. Aku namanya anjing. Aku anjing anak besar, besar sekali. (dinyanyikan) Anjingnya mau adus. Adusnya di kamar mandi. Di rumah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
kamu. Sudah. Sakdurunge ono opo? Itu anjingnya mau pipis di sini, mau beol. Ibunya melahirkan lagi. Ini melahirkan to mbak? Langsung ibunya nunggoni anaknya lagi beol. Yang lagi beol itu siapa? (menunjuk gambar) Yang baru ngelahirin yang mana? (menunjuk gambar) Ini bayinya. Anak ke satu, ke dua.Yang melahirkan, ke tiga. Hah? Ibunya ke satu. Yang hamil siapa? Ini lho, ini kan perute. Bar kui ono opo meneh? Langsung bar beol, cawi langsung tidur di rumah. Mamanya sudah melahirkan anaknya. Udah. Sing dipikirke opo? Dipikirke anak bayine, anak bayine.Ibune, aduh loro perutku. Arep melahirkan. Wah brojol tenan. Trus, perasaane piye? Tidak enak. Kenapa? Karena ini sudah melahirkan sakit banget. Pas ning kene ki lho, sing dirasake selain sakit, selain ga enak? Hatinya sedih sekali. Anaknya, melahirkan sedih sekali. Sedih kenapa? Anaknya ini ditinggal di rumah sakit, sendirian di rumah, ga enak. Heem.
Tema Deskriptif
Tema Interpretif
Diagnostik
Itu anjingnya mau pipis di sini, Jika (seorang anak) anjing
Kebutuhan untuk
mau beol.
buang air (primer)
buang air
Langsung setelah beol, cawi Anak tidur langsung tidur di rumah.
Kebutuhan untuk pasif (primer)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
Lampiran 7. Identitas Psikolog
Ayuk Rahadhian Subekti, M.Psi, Psi 29 tahun 0810 0263 5356
[email protected];
[email protected] Blunyahan RT 47, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Pendidikan Program Pascasarjana Magister Profesi Psikologi Bidang Klinis Fakultas Psikologi UGM (lulus tahun 2011, IPK 3,67) Program Sarjana Fakultas Psikologi UGM (lulus tahun 2006, IPK 3,35) Minat Psikologi bencana Psikologi komunitas Psikologi anak, keluarga, dan pengasuhan Pengalaman Kerja 2013 Psikolog di Unit Laboratorium Kesehatan Mental Masyarakat dan Unit Konsultasi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Fasilitator Quality Teacher Improvement yang diselenggarakan oleh Titian Foundations Fasilitator Pelatihan Konseling Kelompok bagi Petugas Pendamping Sekolah Titian Foundations Tester Psikotes Unit Pengembangan Alat Tes Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
Asisten Praktikum Mahasiswa Magister Profesi Psikologi Universitas Gadjah Mada (Tes TAT, Tes Grafis, dan Tes Anak) 2012 Psikolog Penempatan Kota Yogyakarta di Divisi Kesehatan Mental, Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi UGM (Januari – Desember 2011) Psikolog lepas di LPT Metamorfosa, Yogyakarta Dosen tidak tetap di Universitas Yogyakarta, mengampu matakuliah Hambatan Perkembangan Anak, Hambatan Perkembangan Remaja, Psikologi Umum II, dan Pengembangan Kepribadian 2011 Psikolog Penempatan Kota Yogyakarta di Divisi Kesehatan Mental, Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi UGM (Januari – Desember 2011) Psikolog lepas di LPT Metamorfosa, Yogyakarta Trainer Pelatihan Pemantapan Petugas Pendamping Sosial : Program Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Dinas Sosial Prop DIY (Juli 2011) Trainer Pelatihan Psikologi Bencana untuk Dinas Kesehatan Sleman (Mei 2011) Dosen tidak tetap di Universitas Yogyakarta, mengampu matakuliah Psikologi Perkembangan, Hambatan Perkembangan Remaja, Pengembangan Kepribadian, dan Kode Etik Psikologi. 2010 Psikolog Penempatan Kota Yogyakarta di Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi UGM (Juli – Desember 2010) Trainer Pelatihan Deteksi Dini Masalah Kesehatan Mental : Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Psikologi UGM (November 2010) 2007 Divisi Mental Health Program Aceh UGM “Supporting Human Resources Development and Health Services Reconstruction in Aceh Barat & Nanggroe Aceh Darussalam Province” 2006 Pemandu dalam program Child Friendly Space, pendampingan anak korban gempa Bantul Pelatihan Workshop Art Therapy (2013) CBT untuk Anak (2013) Psikologi Transpersonal (2010) Cognitive Behavioral Therapy (2009)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
Eye Movement Desensitization and Reprocessing untuk penyintas bencana gempa Aceh (2007) Seminar Psikologi Klinis Melintas Batas Disiplin Ilmu Psikologi Klinis untuk Kesejahteraan Bangsa Sekolah Sejahtera Indonesia Organisasi Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
Lampiran 8. Hasil Observasi Perilaku Subjek Observasi 10 November 2012 No Nama Waktu 1 OHP 19.35-19.50 2 3 4 5
PWJ RI ANM GDS
19.35-19.50 19.35-19.50 19.35-19.50 20. 00-20.15
Observasi 17 November 2012 No Nama Waktu 1 OHP 19.45-20.00 2 3 4 5
PWJ RI ANM GDS
19.45-20.00 19.45-20.00 19.45-20.00 20.05-20.20
Pengamatan Merebut barang, mendorong teman, melempar barang ke teman Marah, memukul teman Menghina teman Menghina teman, memukul teman Menghina teman, mengumpat, mendorong teman
Pengamatan Menghina teman, mengumpat, melempar barang Marah Menghina teman, mengumpat Menghina teman Menghina teman dan pendamping, mengkritik teman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
Lampiran 9. Hasil Observasi Rapat Koordinasi Pendamping YSS
Pada rapat koordinasi (rakor) yang diadakan pada tanggal 9-10 Februari 2013 ini membahas tentang evaluasi pendampingan selama satu semester lalu, yaitu pada bulan Agustus hingga Desember 2012. Beberapa pendamping YSS mengeluhkan sebagian anak yang nakal, dalam konteks ini berperilaku agresif. Hal ini menjadi kendala bagi pendamping dalam memberikan materi pengajaran di kelas karena perilaku anak yang agresif (verbal maupun non-verbal) tersebut mengganggu jalannya pembelajaran. Perilaku agresif yang ada pada anak menjadi pertanyaan selama pelaksananaan rakor. Perilaku anak yang agresif sejak dulu sudah ada dan hingga saat ini masih ada. Lantas, apakah YSS masih perlu ada kehadirannya karena tidak terjadi perubahan yang signifikan pada perilaku anak? Kemudian, timbul tanggapan dari koordinator YSS yang menyatakan bahwa ada kemungkinan apa yang pendamping berikan kepada anak itu tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh anak, tidak tepat sasaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Lampiran 10. Hasil Wawancara dengan Para Pendamping YSS Secara keseluruhan, para pendamping menceritakan pengalaman pertama mereka ke Kampung Pingit sangat mengejutkan. Mereka terheran-heran dengan perilaku mayoritas anak yang cenderung agresif. Berteriak, mengumpat, bahkan memukul. Menurut pendamping YSS, subjek GDS sering berkata kasar kapada teman maupun pendamping saat belajar di kelas. GDS juga tidak segan memukul temannya. Subjek ANM dikenal cerewet oleh para pendamping. ANM kerap tampak sedang menghina temannya. Subjek PWJ merupakan anak yang cengeng namun ketika PWJ marah, ia akan melakukan mogok bicara. Subjek RI merupakan anak yang pendiam di kelas belajar YSS namun RI pernah beberapa kali terlibat perkelahian dengan teman di kelas belajar. Subjek OHP merupakan anak yang paling dikenal oleh semua pendamping YSS. Tidak sedikit pendamping yang mengeluhkan perilaku OHP. OHP kerap menghina, mengumpat, hingga memukul teman-teman dan pendamping YSS.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
Lampiran 11. Hasil Wawancara dengan Warga Kampung Pingit
Beberapa warga Kampung Pingit ada yang mengeluhkan tentang perilaku anak-anak Kampung Pingit yang menjadi dampingan YSS. Beberapa warga tersebut tetap mengizinkan anaknya belajar di YSS dengan pengawasan ketat orangtua, maksudnya orangtua menunggui anak mereka yang sedang belajar hingga jam pulang. Namun, ada juga sebagian warga yang tidak mau mengajak anaknya belajar di YSS karena khawatir perilaku anak mereka akan tertular menjadi agresif. Seorang warga bahkan pernah memarahi seorang anak dampingan karena meludahi temannya. Sebagian warga lainnya, memaklumi dan membiarkan perilaku anak-anak tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
Lampiran 12. Lembar Informed Concent Dengan hormat, Bersama ini saya, Nama
: Fransisca Indra Kristanti
NIM
: 089114139
Fakultas
: Psikologi Universitas Sanata Dharma
Memohon izin kepada Bapak/Ibu untuk melakukan pengambilan data pada anak Bapak/Ibu yang bernama ……………………………… demi kepentingan skripsi. Pengambilan data ini akan dilakukan pada, Hari, tanggal : Pukul
:
Atas izin dan perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui,
Hormat saya,
Orangtua/wali
(…………………..)
Fransisca Indra Kristanti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154