PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Pudji Astuti NIM : 109114075
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAI\I DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI
UUNUXCAN ANTARA KECE,RDASAN EMOSI D&NGAN PEMECAIIAN
MASALAH PADA MAHASTSWA YAI\G SEDANG MENGER.IAKAN SKRIPSI
{", ffif.**q I o#rrr4ozs
E ll__*:,_l 91", \\ effitu
?to @,.^ t
*d
osynK1egS'
Sylvia Carolina MYM., lt{.Si.
-D
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HAI.AMAN PENGESAHAN SKRIPSI
I{UBUNGAN ANTARA KECERDASAII EMOSI DENGAN PEMECAHAN MASAT,AH PADA MAHASISWA YAIIG SEDAhIG MENGARJAKAN SKRIPSI
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
zz
ryifrrs
fl,n * ,I'rrr
;!r
!
u-.
MYM,}I{-P
Farhn(
Psikologi Sanata Dharma
Dr. T. Priyo Widiyanio, M. Si ill
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kita tidak tahu bagaimana hari esok, yang bisa kita lakukan adalah berbuat sebaikbaiknya dan berbahagia hari ini -Samuel Taylor Colleridge-
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka
-Pengkotbah 3: 11a
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karya ini ku persembahkan untuk:
Kedua Orang Tuaku yang terkasih…
Kakak dan Keluarga besarku…
Teman-teman seperjuangan Psikologi 2010…
-Terima Kasih untuk doa dan dukungan kalian -
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yarlg saya tulis
ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagairlana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarla,26 Mei2015 Penulis,
Pudji Astuti
vl
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI
Pudji Astuti ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan pemecahan masalah pada mahasiswa dalam penyusunan skripsi. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Jumlah subjek adalah 103 mahasiswa. Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan positif antara kecerdasan emosi dan kemampuan pemecahan masalah pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan skala Likert yaitu, Skala Kecerdasan Emosi dan Tes Pemecahan Masalah. Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosi adalah 0,920 dan reliabilitas Tes Pemecahan Masalah adalah 0,718. Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosi diperoleh menggunakan teknik Cronbach’s Alphas dan Reliabilitas Tes Pemecahan Masalah diperoleh menggunakna teknik Cohen’s Kappa. Data dalam penelitian ini dianalisis datanya dengan menggunakan korelasi Spearman dan diperoleh nilai korelasi sebesar 0,020 dengan nilai signifikan sebesar 0,419. Hal ini berarti tidak ada hubungan yang positif antara kecerdasan emosi dengan pemecahan masalah pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.
Kata kunci
: kecerdasan emosi, pemecahan masalah
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATION BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE AND PROBLEM SOVING OF STUDENTS CURRENTLY WORKING ON THEIR THESIS Pudji Astuti ABSTRACT This study was conducted to determine the positive relationship between emotional intelligence and students’s problem solving while doing thesis. In this research, the participants were students that doing thesis. Participants were 103 undergraduate students currently working on their thesis. The hypothesis of this research there was a significant positive relationship between emotional intelligence and students’s problem solving while doing thesis. The data in this research was obtained by using Likert scales for Emotional Intelligence Scale and Problem Solving Test. Reliability of the emotional intelligence scale was 0,920 and reliability of the problem solving scale was 0,718. Reliability of the emotional intelligence scale was obtained through the Cronbach Alpha technique and problem solving test was obtained through the Cohen’s Kappa technique. The data in this research was analyzed by using the Spearman correlation. It was found that the correlation value was 0,020 with a significant value of 0,419. Findings showed that there was no positive relationship between emotional intelligence and students’s problem solving while doing thesis.
Keywords: emotional intelligence, problem solving
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini. saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama
: Nomor Mahasisr,va :
:
Pudii Astuti 109114075
Demi pengembangan ilrnu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PEMECAHAN
MASALAH PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta rjin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal,26
Mei 2015
Yang menyatakan,
lx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena penyertaan dan tuntunanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Pemecahan Masalah Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan ”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan banyak pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku dekan Fakultas Psikologi. Terimakasih atas kesediaan bapak dalam mendampingi saya khususnya untuk masalah akademik dan membantu dalam administrasi akedemik. 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M, Si selaku kepala program studi. Terimakasih atas bantuannya dalam kelancara proses pembuatan skripsi ini. 3. Ibu Sylvia Carolina MYM., M.Si. selaku pembimbing skripsi. Terimakasih untuk bimbingannya dalam mengerjakan skripsi. 4. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti M.Si selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih untuk waktu dan tenaganya dalam bimbingan dan bantuannya. 5. Ibu, bapak, kakakku yang senantiasa memberi nasehat dan semangat untuk menyelesaikan
skripsi
ini.
Kalian
menyelesaikan skripsi ini.
x
adalah
motivasi
utamaku
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Keluarga
besarku
yang
selalu
memberikan
semangat,
doa
dan
mengingatkanku untuk tekun dalam mengerjakan skripsi agar saya tetap fokus pada tugas akhir ini. 7. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi, Bu Nanik, Mas Gandung, Pak Gi’, Mas Muji, dan Mas Donny yang senantiasa membantu saya ketika saya memerlukan bantuan. Pelayanan kalian sangat memuaskan. 8. Teman-teman Solider (Fiona, Ghea, Daning, Pinno, Anin, Esti, Vienna, Tista dan Lola) yang senantiasa menemaniku dan menjadi sahabat senasib seperjuangan. Terimakasih atas setiap kebersamaan dan menjadi pendengar yang baik dari cerita suka-duka ku. Bersyukur bisa menjadi bagian dari kalian. 9. Teman-teman SMP yang menjadi tempat berbagi cerita. 10. Dionisius Ryan Prastantya, yang senantiasa memberikan semangat, motivasi dan perhatiannya. Terimakasih menjadi bagian dari proses ini untuk setiap waktunya. 11. Teman-teman yang membantu saya dalam mengerjakan skripsi, Fiona, Ghea, Daning, Pinno, Lucia, Esti “Ntonk”, Vienna, Tista, Lola, Fiona “simbah”, Engger, Helen, Mas Ukik,. Terimakasih atas bantuan dan ilmunya. 12. Teman-teman seperjuangan “bimbingan” yang selalu memberikan semangat dan saling menguatkan. Kalian paling tahu ekspresi muka ku setelah bimbingan. 13. Mbak nana yang belum pernah aku temui, tetapi sangat membantu untuk menjelaskan metode skripsinya. Terima kasih banyak. 14. Helen yang menjadi Rater di skripsi ini. Terima kasih banyak.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15. Teman-teman kelas B 2010 Psikologi yang selalu menjadi tempat yang nyaman untuk ngobrol, bercanda dan berdinamika bersama. Terimakasih atas semuanya, saya bangga bisa berada di tengah-tengah kalian dan saya bersyukur bisa berdinamika bersama kalian. Kalian adalah pengalaman terhebat selama aku menempuh pendidikan. 16. Teman-teman mahasiswa yang menjadi subjek dalam skripsi saya, terimakasih untuk bantuan kalian. 17. Orang-orang yang mungkin saya lupa atau tidak sempat saya sebutkan. Terimakasih atas bantuannya baik itu langsung maupun tidak langsung sehingga saya dapat mengerjakan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik dari segi metode maupun pelaporan penelitian. Oleh karena itu, penulis menerima segala masukkan yang membangun demi perbaikan penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang dan kiranya Tuhan senantiasa memberkati kita semua. Yogyakarta, 26 Mei 2015 Penulis,
Pudji Astuti
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii BAB I:
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
BAB II:
LANDASAN TEORI ....................................................................... 10 A. Kecerdasan Emosi ...................................................................... 10
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Pengertian Kecerdasan Emosi .................................................... 10 2. Aspek Kecerdasan Emosi ........................................................... 12 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ............. 15 B. Pemecahan Masalah ................................................................... 18 1. Pengertian Pemecahan Masalah ................................................. 18 2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah ...................................... 21 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah .......... 24 C. Mahasiswa yang Sedang Menyelesaikan Skripsi ........................ 26 D. Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Pemecahan Masalah ...................................................................................... 28 E. Skema Kecerdasan Emosi dan Pemecahan Masalah ................. 31 F. Hipotesis …………………………………………………….….32 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 33 A. Jenis Penelitian ........................................................................... 33 B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 33 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 33 D. Populasi dan Sampel .................................................................. 34 E. Metode Pengambilan Data ......................................................... 35 F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 46 1. Validitas ..................................................................................... 46 2. Reliabilitas ................................................................................. 47 3. Seleksi Item …………………………………………………….48 G. Analisis Data .............................................................................. 51
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Uji Normalitas ............................................................................ 51 2. Uji Linearitas .............................................................................. 51 3. Uji Hipotesis .............................................................................. 51 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 52 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 52 B. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................... 52 C. Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 54 D. Kategorisasi ................................................................................ 55 E. Analisis Data Penelitian ............................................................. 57 1. Uji Normalitas ............................................................................ 57 2. Uji Linearitas .............................................................................. 58 3. Uji Hipotesis ……………………………………………………59 F. Pembahasan ................................................................................ 60 BAB V:
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 64
A. Kesimpulan ...................................................................................... 64 B. Saran ................................................................................................. 64 1. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 66 LAMPIRAN ....................................................................................................... 70
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Eksplikasi Konstruk Kecerdasan Emosi ....................................... 38
Tabel 2.
Blue Print Kecerdasan Emosi sebelum tryout ............................... 41
Tabel 3.
Eksplikasi Konstruk Pemecahan Masalah ..................................... 45
Tabel 4.
Blue Print Pemecahan Masalah ...................................................... 46
Tabel 5.
Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosi dan Pemecahan Masalah ... 47
Tabel 6.
Blue Print Skala Kecerdasan Emosi sebelum tryout ..................... 48
Tabel 7.
Blue Print Skala Kecerdasan Emosi setelah tryout ...................... 49
Tabel 8.
Blue Print skala Kecerdasan Emosi setelah disusun ulang …….... 50
Tabel 9.
Deskripsi Subjek .......................................................................... 53
Tabel 10.
Mean Teoritik dan Mean Empirik ................................................. 54
Tabel 11.
Kategorisasi Subjek Berdasarkan Skor Kecerdasan Emosi ........... 56
Tabel 12.
Kategorisasi Subjek Berdasarkan Skor Pemecahan Masalah ........ 56
Tabel 13.
Uji Normalitas ............................................................................... 57
Tabel 14.
Uji Linearitas ................................................................................. 58
Tabel 15.
Uji Hipotesis ................................................................................. 60
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Scatter Plot ....................................................................................... 58
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Skala Tryout ................................................................................ 69
Lampiran 2.
Reliabilitas .................................................................................. 84
Lampiran 3.
Skala Penelitian .......................................................................... 88
Lampiran 4.
Mean Teoritik dan Mean Empirik ............................................... 103
Lampiran 5.
Uji Normalitas ............................................................................ 107
Lampiran 6.
Uji Linearitas .............................................................................. 113
Lampiran 7.
Uji Hipotesis ............................................................................... 109
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dari lingkungan sosialnya. Ia tidak akan dapat hidup tanpa manusia lainnya. Saling bergantung satu dengan lainnya merupakan ciri khas manusia. Dalam hidup, setiap individu masih harus tetap belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kenyatan yang dihadapinya. Selain itu, adanya tugas pada setiap tahap perkembangan yang dijalaninya. Namun, tidak setiap individu dapat melaksanakan tugas perkembangannya dengan tuntas. Ketika individu tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan, maka akan muncul masalah dalam dirinya, sehingga membutuhkan pemecahan msalah untuk menghadapinya (Prawitasari, 1993). Menurut Santrock (Wijayanti, 2013), pemecahan masalah merupakan suatu proses kognitif dalam mencari solusi atau cara penyelesaian yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Solso (Wijayanti, 2013) juga menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi dan jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Berdasarkan kedua pendapat tentang pemecahan masalah, dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses berpikir secara kognitif yang terarah secara langsung dalam mencari solusi atau cara penyelesaian yang tepat untuk mencapai suatu tujuan.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Menurut Schoenfeld, pemecahan masalah bukan merupakan proses langkah demi langkah yang ketat tetapi melibatkan lebih banyak fleksibilitas dan pemikiran tingkat tinggi. Dalam pemecahan masalah, Schoenfeld menetapkan lima episode: membaca masalah, mengeksplorasi pengetahuan, perencanaan, pelaksanaan dan merenungkan solusi (Hendra Surya, 2011). Menurut Polya (Wijayanti, 2013) menetapkan 4 langkah untuk memecahkan masalah, yaitu (1) memahami masalah, (2) merencanakan penyelesaian, (3) melaksanakan rencana dan (4) melihat kembali. Dalam memecahkan masalah ada hal yang harus diperhatikan, yaitu mencari informasi yang berkaitan untuk memperoleh gambaran yang jelas, sehingga dapat memastikan pemahaman yang benar akan permasalahan yang dihadapi (Haris dalam Purwantoro, 2010). Memahami permasalahan yang dihadapi merupakan suatu hal yang dapat membantu untuk menemukan jalan keluar untuk memecahkan masalahnya. Pemecahan masalah dibutuhkan oleh setiap individu untuk mengatasi permasalahan yang ada. Dalam hal ini juga dibutuhkan oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Menyusun skripsi menjadi tugas akhir mahasiswa. Menurut Poerwadarminta (Puspitasari, 2013), skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis di Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, penyelesaian tugas skripsi sebagai upaya mahasiswa untuk lulus dari Perguruan Tinggi dan memperoleh gelar sarjana. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menerapkan kemampuan dan ilmu sesuai dengan disiplin ilmu yang ada. Namun, skripsi bagi sebagian mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
dianggap sebagai suatu momok yang menakutkan serta sebagai beban berat yang harus ditempuh. Tidak sedikit mahasiswa yang dapat menyelesaikan sekitar 140 sks dalam 4 tahun, tetapi ketika harus mengerjakan skripsi yang berbobot 6 sks, ternyata ada yang sampai 4 semester baru bisa menyelesaikannya (Abidin dalam Puspitasari, 2013). Mahasiswa juga dituntut berpikir dengan keras untuk menyelesaikan tugasnya. Menurut penelitian Maclean, LeDoux dan Goleman ketika otak menerima ancaman atau tekanan, kapasitas saraf untuk berpikir rasional mengecil. Dalam hal ini kemampuan otak pada mahasiswa dalam mengakses keterampilan berpikir berkurang karena diikuti dengan adanya kegiatan syaraf yang berkurang pula (Hendra Surya, 2011). Kondisi tersebut dapat menimbulkan keadaan kelelahan secara fisik, emosi dan mental yang disebabkan keterlibatan dalam jangka waktu yang panjang pada situasi yang secara emosional penuh dengan tuntutan (burnout) pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugasnya (Pines & Aroson, dalam Purba 2013). Mahasiswa yang mengalami burnout, yaitu ketika mahasiswa sudah merasa tidak mampu lagi dengan perkuliahan (Santrock, dalam Adawiyah 2013). Michelle (dalam Puspitasari, 2013) dalam risetnya memaparkan bahwa mahasiswa dapat mengalami kecemasan akibat dari masalah yang muncul dalam proses penyusunan skripsi. Kecemasan yang dirasakan oleh mahasiswa berkaitan dengan munculnya ketakutan ( Kowalski, dalam Puspitasari 2013). Goleman (2007) menjelaskan bahwa apabila rasa takut memicu bagian otak emosional, maka bagian dari rasa cemas muncul akan memusatkan perhatian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
pada ancaman yang sedang dihadapi, memaksa pikiran untuk terus menerus memikirkan bagaimana mengatasi permasalahan yang ada dan mengabaikan hal yang lain untuk beberapa waktu. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan kecemasan mengungkapkan bahwa orang-orang yang menderita kecemasan kronis lebih mudah gagal pendidikan (Goleman, 2007). Mahasiswa yang mengalami kecemasan dalam menempuh pendidikan memiliki kemungkinan mengalami kesulitan. Selain burnout yang dirasakan oleh mahasiswa, terdapat kendala lainnya yang dialami oleh mahasiswa ketika menyusun skripsinya. Menurut Mujiyah (Puspitasari, 2013), kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa dalam menyusun skripsi seperti, malas, motivasi rendah, takut bertemu dosen pembimbing, dosen pembimbing yang sulit ditemui, perbedaan persepsi antara pembimbing I dan ke II, kurangnya referensi buku, bingung dalam mengembangkan teori, dll. Dalam hal ini tampak pada kasus mahasiswa yang berbuat curang dalam penulisan skripsi kaitannya dengan kesulitan-kesulitan mahasiswa tersebut. Pada berita yang dilaporkan oleh The West Australian, menunjukan bahwa data dari empat Universitas di Australia dalam dua tahun terakhir terdapat 4.000 mahasiswa yang dilaporkan mencontek hasil karya orang lain (kompas.com diakses pada 14 Maret 2014). Hal ini menunjukan bahwa adanya permasalahan pada pemecahan masalah tersebut sehingga menghasilkan cara pemecahan masalah yang kurang baik. Selain itu kesulitan pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi bukan hanya pada menyelesaikan tugasnya tetapi juga tampak adanya masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam keuangan. Kasus Ferdy Pradipta, seorang mahasiswa
5
Universitas
Nasional semester 5 yang depresi karena belum membayar uang kuliah dan banyaknya tugas yang diberikan oleh pihak kampus, sehingga membuatnya nekat untuk bunuh diri (indopos.co.id diakses pada 14 Maret 2014). Selain itu pada kasus David, seorang mahasiswa Indonesia yang belajar di Singapura. David bunuh diri akibat tertekan karena tugas akhir yang berat (indosiar.com diakses pada 14 Maret 2014) Dalam kasus tersebut terlihat bahwa mahasiswa mengalami masalah keuangan serta kuliahnya. Selain itu juga tampak adanya permasalahan dalam pemecahan masalah yang dimilikinya, yang membuat mahasiswa tidak mampu berpikir secara rasional dan logis, sehingga mahasiswa memilih untuk bunuh diri. Menurut Piaget, kapasitas kognitif dewasa awal termasuk operasional formal menyebabkan memiliki kemampuan memecahkan masalah-masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis dan rasional (Dariyo dalam Ninawati dan Fransisca, 2005). Dengan melihat kasus-kasus yang terjadi, mahasiswa yang pada dasarnya berada pada tahap operasional formal, sehingga mampu dalam memecahkan masalah dengan berpikir secara abstrak, logis dan rasional. Namun pada kenyataannya, beberapa mahasiswa tidak mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan memilih untuk bunuh diri. Pemecahan masalah yang berkaitan dengan proses kognitif yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti motivasi, kepercayaan dan sikap, kebiasaan dan emosi. Salah satunya adalah emosi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
mempengaruhi cara berpikir mahasiswa, sehingga pada kasus diatas menghasilkan pemecahan masalah yang kurang tepat dan tidak bisa memecahkan masalahnya (Davidoff dalam Widiantari, 2012). Walaupun menemui berbagai kendala, namun mahasiswa tetap dituntut untuk mengatasi dan menghadapi kendala tersebut, sehingga berhasil dalam penyusunan skripsi. Oleh karena itu, mahasiswa membutuhkan pemecahan masalah yang tepat untuk mengatasi masalah yang muncul dalam penyusunan skripsinya. Kecerdasan akademik yang berkaitan dengan proses kognitif tidak mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi kesulitan hidup. Selain itu, IQ hanya menyumbang kira-kira 20 persen bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup (Goleman, 1995). Selain itu, dalam menghadapi berbagai situasi, emosi mewarnai cara berpikir manusia, sehingga tidak bisa mengesampingkan faktor emosi dalam menghadapi situasi yang ada (Davidoff dalam Widiantari, 2012). Dengan demikian, ternyata mahasiswa bukan hanya memerlukan IQ yang tinggi dalam upaya penyusunan skripsi, tetapi juga memerlukan kecerdasan emosional untuk menyelesaikan masalahnya. Goleman mengungkapkan adanya faktor selain kecerdasan kognisi yang dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang, yaitu faktor kecerdasan emosional (Aditya Sukma dan Helmy Adam, 2013). Menurut Daniel Goleman (1995), kecerdasan emosi adalah kemampuan memotivasi diri, dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebihlebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, berempati dan membina
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, ketika mahasiswa memiliki kecerdasan emosional, dia dapat memotivasi dirinya dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hari dan mengatur suasana hati serta menjalin hubungan yang baik dengan orang lain sehingga dapat memecahkan masalah yang ada dalam proses penyusunan skripsi (Goleman, 1995). Daniel Goleman juga menyatakan bahwa keterampilan emosional adalah meta-ability, yang menentukan seberapa baik individu mampu menggunakan keterampilan-keterampilan lain termasuk intelektual yang belum terasah. Dengan demikian, kecerdasan intelektual dalam upaya pemecahan masalah ditentukan juga oleh kecerdasan emosional pada mahasiswa. Berdasarkan penemuan Snyder (Goleman, 2007), orang yang memiliki harapan tinggi adalah orang yang mampu memotivasi diri, merasa cukup banyak akal untuk menemukan cara meraih tujuan, tetap memiliki kepercayaan yang tinggi bahwa segala sesuatunya akan beres ketika sedang menghadapi tahap sulit, cukup luwes untuk menemukan cara alternatif agar sasaran tetap tercapai dan mempunyai keberanian untuk memecah-mecah tugas amat berat menjadi tugas kecil-kecil yang mudah ditangani. Berdasarkan sudut pandang kecerdasan emosional, mempunyai harapan berarti seseorang tidak akan terjebak dalam kecemasan, bersikap pasrah atau depresi dalam menghadapi sulitnya tantangan atau kemunduran (Daniel Goleman, 2007). Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kecerdasan emosi mahasiswa yang sedang dalam proses penyusunan skripsi dengan melihat pada cara pemecahan masalah yang dihadapinya. Pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
penelitian yang dilakukan oleh Rahim dan Minors (2003) tentang kecerdasan emosi dengan pemecahan masalah pada manajer. Pada penelitian tersebut menunjukan bahwa adanya hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kemampuan pemecahan masalah. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Rahim dan Minors (2003) hanya menggunakan 3 komponen dari kecerdasan emosi, yaitu self awareness, self regulation dan empathy, sehingga dari penelitian tersebut menyarankan untuk menggunakan 5 komponen dari kecerdasan emosi, yaitu self awareness, self regulation, motivation, empathy dan social skill. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Minors (2003) tentang hubungan kecerdasan emosi dengan pemecahan masalah, maka tampak adanya kelemahan dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian tersebut hanya menggunakan 3 dari 5 komponen kecerdasan emosi. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti akan menggunakan 5 komponen kecerdasan emosi dalam skalanya dan menggunakan tes untuk mengukur pemecahan masalah berdasarkan permasalahan yang dialami mahasiswa selama mengerjakan skripsi. Dalam penelitian ini akan melihat pemecahan masalah dalam permasalahan yang mungkin dipengaruhi oleh 5 komponen dari kecerdasan emosi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan kecerdasan emosi dengan pemecahan masalah pada mahasiswa dalam penyusunan skripsi.
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan kecerdasan emosi dengan pemecahan masalah pada mahasiswa dalam penyusunan skripsi. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini bermanfaat untuk psikologi perkembangan dalam melihat kecerdasan emosi dewasa awal (mahasiswa) atas hubungannya pada pemecahan masalah pada tahap perkembangan dewasa awal. 2. Manfaat Praktis Sebagai pengetahuan bahwa dalam dunia pendidikan bukan hanya kecerdasan secara akademik yang harus ditingkatkan, sebaiknya 5 komponen dalam kecerdasan emosi juga dapat dikembangkan bersamaan dengan kecerdasan akademik. Kecerdasan emosional yang dikembangkan dengan sempurna dapat membantu secara efektif untuk melihat masalah dari berbagai perspektif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kecerdasan Emosional 1. Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Salovey dan Mayer (dalam Stein dan Book, 2004), kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual. Salovey juga menambahkan bahwa ada lima kemampuan dalam kecerdasan emosi, yaitu 1) mengenali emosi diri, 2) mengelola emosi, 3) memotivasi diri sendiri, 4) mengenali emosi orang lain, dan 5) membina hubungan (Goleman, 2007). Dengan adanya kemampuan yang terkandung dalam kecerdasan emosi, Taylor (2001) berpendapat bahwa individu dengan kecerdasan emosi dapat mengatasi lebih baik tantangan yang ada dalam hidup dan tekanan dalam pekerjaan, yang berpengaruh pada psikologis yang lebih baik dan kesehatan tubuh (dalam Tae Won Moon dan Won-Moo Hur, 2011). Bar-On (1997) juga menegaskan bahwa kecerdasan emosi membantu individu untuk mengatur tekanan dalam pekerjaan dan meningkatkan penyesuaian pada tantangan yang ada di lingkungan sehingga dapat terhindar dari keadaan
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
yang tidak menyenangkan dan burnout (dalam Tae Won Moon dan Won-Moo Hur, 2011). Pentingnya kecerdasan emosi dibuktikan dengan hasil penelitian Goleman dan beberapa riset di Amerika bahwa kecerdasan intelektual hanya memberi kontribusi 20% terhadap kesuksesan hidup seseorang. Sedangkan, sisanya 80% bergantung pada kecerdasan emosi, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritualnya, bahkan dalam hal keberhasilan kerja, kecerdasan intelektual hanya berkontribusi 4% (Iyus Yosep, 2005: 1 dalam Triastity dan Ariyanto 2011). Menurut Dulewicz dan Higgs (Suryanto dalam Brahmana, 2013) kecerdasan emosional bukan diturunkan secara genetis kepada anak, namun dapat dipelajari dan dikembangkan baik melalui pendidikan formal maupun melalui pengalaman hidup sehari-hari. Menurut Damasio (Goleman, 2007) mengatakan bahwa emosi berperan besar terhadap suatu tindakan bahkan pengambilan keputusan “rasional”. Kecerdasan emosional yang tinggi akan membantu individu dalam mengatasi konflik secara tepat dan menciptakan kondisi kerja yang menggairahkan sehingga menghasilkan prestasi kerja yang tinggi pula. Sedangkan kecerdasan emosional yang rendah akan berdampak buruk pada mereka, karena individu kurang dapat mengambil keputusan secara rasional dan tidak bisa menghadapi konflik. Menurut Daniel Goleman (2007), kecerdasan emosional adalah kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa. Menurut Salovey dan Syuter (Goleman, 2007), kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk mengenali emosi, menilai dan menghasilkan emosi yang dapat membantu pikiran, memahami emosi dan arti emosional serta untuk mengatur emosi secara efektif sehingga dapat meningkatkan kemampuan emosi dan pikiran. Berdasarkan beberapa pengertian tentang kecerdasan emosional, maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, mengenali perasaan serta memahami perasaan dan maknanya, bertahan menghadapi frustrasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan emosi secara efektif serta menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa sehingga dapat meningkatkan kemampuan emosi dan pikiran.
2. Aspek Kecerdasan Emosi Goleman (1998, dalam Minors; Rahim, 2003) berpendapat bahwa EQ bekerja pada area multidimensional yang didalamnya terdapat lima aspek seperti:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
1) Mengenali emosi diri (Self- awareness) Mengenali
emosi
diri
berhubungan
dengan
kesadaran
emosional, penilaian terhadap diri sendiri yang akurat dan kepercayaan diri. Menyadari diri dalam mengenali perasaan sewaktu
perasaan
itu
terjadi.
Ketidakmampuan
untuk
mencermati perasaan yang sesungguhnya, membuat individu tersebut akan dikuasai oleh perasaan. Individu tersebut tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya dan akan berakibat buruk ketika pengambilan keputusan masalah. (Zahara, 2012) 2) Mengelola emosi (Self regulation) Mengelola emosi berhubungan dengan kontrol diri, sifat yang dapat dipercaya, menggunakan hati nurani, kemampuan beradaptasi, dan melakukan pembaharuan. Pengelolaan diri yang mengandung arti bagaimana seseorang mengelola diri dan perasaan-perasaan yang dialaminya (Brahmana, 2013). 3) Memotivasi diri (Motivation) Memotivasi diri merujuk pada dorongan untuk berprestasi, komitmen,
inisiatif,
dan
optimis.
Kemampuan
untuk
memotivasi ini berguna untuk mencapai tujuan jangka panjang, mengatasi kesulitan yang dialami bahkan melegakan kegagalan yang terjadi (Brahmana, 2013). Individu juga memiliki kekuatan berpikir positif dan mencurahkan perhatian (fokus)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
pada suatu objek untuk dapat memotivasi dirinya. (Zahara, 2012) 4) Mengenali emosi orang lain (Empathy) Mengenali emosi orang lain merujuk pada memahami dan mengembangkan orang lain, memberikan bantuan, menerima keberagaman, dan kesadaran politik. Kemampuan ini dibangun dari kesadaran diri dan memposisikan diri memiliki emosi yang sama dengan emosi orang lain akan membantu membaca dan memahami perasaan orang lain (Brahmana, 2013). 5) Membina hubungan dengan orang lain (Social skill) Membina hubungan dengan orang lain berhubungan dengan memberikan konflik,
pengaruh,
kepemimpinan,
cara
berkomunikasi,
membangun
manajemen
ikatan,
dapat
berkolaborasi dan bekerja sama, dan memiliki kemampuan bekerja dalam tim. Kemampuan ini juga dapat dipelajari seseorang sejak kecil mengenai pola-pola berhubungan dengan orang lain (Brahmana, 2013). Berdasarkan skala tentang kecerdasan emosi (Brahmana, 2013) yang memaparkan tentang makna yang terkandung pada setiap aspek-aspek kecerdasan emosi, pengelolaan diri mengandung arti bagaimana seseorang mengelola diri dan perasaan-perasaan yang dialaminya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi Beberapa
faktor
yang
mempengaruhi
kecerdasan
emosional
(Qurniyawati dan Budi, 2010) a. Usia Usia merupakan salah satu hal yang mempengaruhi emosi seseorang (Freund dan Baltes; Satiadarma dan waruru, 2003; dalam Qurniyawati dan Budi, 2010). Usia merupakan salah satu indikator yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi kecerdasan emosi
seseorang.
Perubahan
pengalaman
hidup
sangat
mempengaruhi kondisi emosi seseorang. Januarsari dan Murtanto (2000, dalam Qurniyawati dan Budi, 2010) menambahkan usia yang semakin matang membantu terciptanya kestabilan emosi dan cenderung lebih handal dalam memecahkan permasalahan secara realistis. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin bertambahnya usia seseorang, maka kecerdasan emosinya semakin terlatih untuk memecahkan permasalahan. b. Budaya dan tingkat sosial ekonomi Budaya dan kondisi sosial ekonomi sangat mempengaruhi perkembangan emosi seseorang. (Satiadarma dan Waruru, 2003 dalam dalam Qurniyawati dan Budi, 2010). Seseorang dapat mengendalikan emosinya akan mengalami banyak perubahan apabila pindah tempat tinggal atau jika kondisi sosial ekonominya mengalami perubahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
c. Keadaan keluarga Hasil penelitian Ulpatusalicha (2009, dalam Qurniyawati dan
Budi,
2010)
menunjukan
bahwa
keadaan
keluarga
menyumbang pengaruh besar terhadap kecerdasan emosional anak. Terutama pada kasus single parents, akan berdampak pada anak yaitu: kecenderungan anak yang tidak dapat mengontrol diri, kecewa, frustrasi, melawan peraturan, memberontak, kurang konsentrasi, murung, merasa bersalah, mudah marah, kurang motivasi, iri, ketidakstabilan emosi dan kurang percaya diri.
Hurlock ( 1993 dalam Zahara, 2012 ) mengemukakan tiga faktor yang dapat mempengaruhi emosi kerja yaitu: a. Kondisi fisik Apabila keseimbangan tubuh terganggu karena kelelahan, kesehatan yang buruk atau perubahan yang berasal dari perkembangan, maka
akan mengalami
emosionalitas
yang
meninggi. Biasanya orang berada dalam keadaan lelah akan menjadi cepat tersinggung atau marah apabila ada yang mengusiknya. b. Kondisi psikologis Pengaruh psikologis yang penting, antara lain intelegensi, tingkat aspirasi dan kecemasan. Tingkat intelegensi seseorang berhubungan dengan kemampuannya mengendalikan emosi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Kegagalan mencapai tingkat aspirasi yang timbul berulang dapat membuat keadaan cemas dan tidak berdaya. Kecemasan setelah pengalaman emosional tertentu yang sangat kuat akan membuat mereka takut kepada setiap situasi yang dirasakan mirip dan mengancam. c. Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi keadaan emosi, misalnya ketegangan yang terus-menerus, jadwal yang terlalu ketat dan terlalu banyak pengalaman menggelisahkan yang merangsang anak secara berlebihan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam peningkatan kecerdasan emosi menurut Agustian (Noho, 2012 dalam Puluhulawa dan Hulukati, 2013 ) yaitu: a. Faktor psikologis Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu, faktor internal ini akan membantu individu dalam mengolah, mengontrol, mengendalikan dan mengkoordinasikan keadaan emosi agar termanifestasi dalam perilaku secara efektif. b. Faktor pelatihan emosi Kegiatan
yang
dilakukan
secara
berulang-ulang
akan
menciptakan kebiasaan, dan kebiasaan rutin tersebut akan menghasilkan pengalaman yang berujung pada pembentukan nilai (value). Reaksi emosional apabila diulang-ulang pun akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
berkembang menjadi suatu kebiasaan, pengendalian diri tidak akan muncul begitu saja tanpa dilatih.
c. Faktor pendidikan Pendidikan dapat menjadi salah satu sarana belajar individu untuk
mengembangkan
kecerdasan
emosi.
Individu
mulai
dikenalkan dengan berbagai bentuk emosi dan bagaimana mengelolanya melalui pendidikan. Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat. Sistem pendidikan di sekolah diharapkan mampu mendidik individu untuk memiliki kejujuran, komitmen, visi, kreativitas,
ketahanan
mental,
kebijaksanaan,
keadilan,
kepercayaan, penguasaan diri atau sinergi, sebagai bagian dari fondasi kecerdasan emosi.
B. Pemecahan Masalah 1. Pengertian pemecahan masalah Anderson
(Suharnan,
2005
dalam
Widiantari,
2012)
mendefinisikan masalah sebagai suatu kesenjangan antara situasi sekarang dengan situasi yang akan datang atau tujuan yang diinginkan. Adanya berbagai masalah yang muncul
di dalam kehidupan,
seseorang dituntut untuk berpikir dan mencari penyelesaiannya atau dikenal dengan pemecahan masalah (problem solving). Begitu pula
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
yang disampaikan oleh Chaplin (1999 dalam Ayu, 2012) yaitu proses menemukan urutan yang benar dari alternatif jawaban, mengarah pada satu sasaran atau ke arah pemecahan yang ideal adalah problem solving. Proses ini dapat membantu seseorang untuk menemukan apa yang mereka inginkan dan bagaimana mencapainya dengan cara yang paling efektif (Bedel dan Lennox, 1994 dalam Ayu, 2012). Seseorang dianggap sebagai pemecah masalah yang baik jika ia mampu memperlihatkan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi dengan memilih dan menggunakan berbagai alternatif strategi sehingga mampu mengatasi masalah tersebut (Goos et.al. 2000 dalam Lidinillah, 2008). Menurut Polya (Lasmahadi, 2005 dalam Widiantari, 2012) pemecahan masalah diartikan sebagai suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dapat dicapai. Menurut Hunsaker (Lasmahadi, 2005 dalam Widiantari, 2012) pemecahan masalah adalah sebagai suatu proses penghilangan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan. Selain itu, Hunsaker mengatakan bahwa salah satu bagian dari proses pemecahan masalah adalah pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang tidak tepat akan mempengaruhi kualitas hasil dari pemecahan masalah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Menurut Santrock (2010 dalam Wijayanti, 2013), pemecahan masalah adalah suatu proses kognitif dalam mencari solusi atau cara penyelesaian yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Solso (2007 dalam Wijayanti, 2013), pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi, jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Menurut Dixon dan Glover (1984, dalam Ayu, 2012) beberapa hal yang menyebabkan kesulitan dalam menyelesaikan masalah adalah: a. Beberapa orang mungkin tidak pernah belajar bagaimana menghadapi suatu masalah dengan baik. b. Orang tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka sudah memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. c. Mereka kehilangan semangat untuk mengatasi masalahnya, dan berharap hanya dengan sedikit usaha saja ia dapat menemukan jalan keluarnya dibandingkan dengan menghadapi masalahnya secara efektif sehingga ia sudah biasa menghadapinya dengan ketidakberdayaan. d. Adanya kecemasan yang berlebihan atau masalah emosi yang lain
Berdasarkan beberapa pengertian tentang pemecahan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah suatu proses kognitif yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
solusi, jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik dengan cara yang paling efektif.
2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah Menurut Polya (dalam Wijayanti dan Rizki, 2013), terdapat suatu indikator-indikator yang dapat mencerminkan kemampuan pemecahan masalah melalui empat langkah pemecahaan masalah, yaitu: 1. Memahami masalah Dalam merumuskan masalah, kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu masalah (Winarso).
Mahasiswa dapat dikatakan memahami
masalah, jika dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut: a. Apa yang ditanyakan? b. Apakah data yang diketahui? c. Apakah datanya cukup untuk memecahkan masalah tersebut? d. Pisahkan
syarat-syaratnya
jika
ada.
Dapatkah
anda
menuliskan kembali masalahnya dengan lebih sederhana? 2. Merencanakan penyelesaian Mahasiswa dikatakan dapat merencanakan pemecahan pada suatu masalah jika dapat menjawab pertanyaan berikut: a. Apa yang harus dilakukan? Pernahkah mengalami masalah tersebut?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
b. Tahukah masalah yang lain terkait dengan masalah ini? Adakah teorema yang bermanfaat untuk digunakan? c. Jika pernah mengalami masalah serupa, dapatkah strategi atau cara pemecahannya digunakan pada masalah ini? d. Apakah pernah melihat masalah yang sama tetapi dalam bentuk yang berbeda? e. Apakah mengetahui permasalahan lain yang terkait? f. Bagaimana strategi pemecahan yang terkait? 3. Melaksanakan rencana Mahasiswa dikatakan dapat melaksanakan rencana pemecahan masalah apabila dapat menjawab pertanyaan berikut: a. Apakah melaksanakan rencana pemecahan masalah yang sudah dipilih dengan setiap kali mengecek kebenaran di setiap langkah? b. Apakah langkah yang gunakan sudah benar? c. Dapatkah membuktikan atau menjelaskan bahwa langkah itu benar? 4. Memeriksa kembali Mahasiswa dikatakan sudah memeriksa kembali pekerjaannya, apabila dapat menjawab pertanyaan berikut: a. Apakah sudah diperiksa semua hal yang didapat? b. Apakah argument yang digunakan benar? c. Dapatkah mencari hasil yang berbeda?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
d. Adakah cara lain untuk memecahkannya? Menurut Haris, 1998 (dalam Purwantoro, 2010) proses pemecahan masalah meliputi langkah-langkah: 1. Mengumpulkan informasi untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang situasi dalam memastikan pemahaman yang benar 2. Brainstorm dan merencanakan proses solusi. Brainstorm adalah melihat situasi beserta perubahannya, serta memikirkan konsekuensi dari perubahan tersebut 3. Mengimplementasikan solusi 4. Memeriksa hasil
Berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya dan Haris, maka dapat disimpulkan bahwa langkah pemecahan masalah terdiri dari: 1) Memahami masalah adalah mengumpulkan informasi untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang situasi dalam memastikan pemahaman yang benar 2) Merencanakan penyelesaian adalah merencanakan strategi pemecahan dengan melihat situasi beserta perubahannya dan memikirkan konsekuensi dari strategi. 3) Melaksanakan permasalahan
rencana
adalah
penerapan
solusi
dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
4) Memeriksa kembali adalah memeriksa kembali penerapan solusi dari permasalahan
untuk mengetahui solusi lain dan
melihat apakah masalah tersebut terselesaikan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah Menurut Davidoff (1988 dalam Widiantari, 2012) terdapat dua faktor
yang
mempengaruhi
keterampilan
seseorang
dalam
memecahkan masalah, yaitu hasil belajar sebelumnya dan derajat kewaspadaan. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi proses dalam pemecahan masalah menurut Rahmat (2001 dalam Winarso) yaitu: a. Motivasi Motivasi belajar yang rendah akan mengalihkan perhatian, sedangkan
motivasi
belajar
yang
tinggi
akan
membatasi
fleksibilitas. b. Kepercayaan dan sikap yang salah Asumsi yang salah dapat menyesatkan pada pemahaman dalam pembelajaran.
Apabila
terbentuk
suatu
keyakinan
bahwa
kebahagiaan dapat diperoleh dengan kekayaan material, maka hal tersebut dapat menjebak kearah kesulitan ketika memecahkan masalah kehidupan. Kerangka rujukkan yang tidak cermat menghambat efektifitas pemecahan masalah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
c. Kebiasaan Kecenderungan untuk mempertahankan pola pikir tertentu atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas menghambat pemecahan masalah yang efisien. Hal ini menimbulkan pemikiran yang kaku ( rigid mental set ), lawan dari pemikiran yang fleksibel ( flexible mental set ) d. Emosi Dalam menghadapi berbagai situasi, tidak disadari terlibat secara emosional. Emosi ini mewarnai cara berpikir disebagian manusia yang utuh, kita tidak dapat mengesampingkan emosi. Tetapi bila emosi itu sudah mencapai intensitas yang begitu tinggi sehingga menjadi stres, barulah menjadi sulit untuk berpikir efisien.
Pemecahan masalah akan diukur dengan mengacu pada indikatorindikator langkah-langkah pemecahan masalah. Di dalam tes pemecahan masalah, akan diberikan kasus tentang permasalahan mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Selanjutnya, mahasiswa akan mengidentifikasi kasus tersebut dengan melihat langkah-langkah pemecahan masalah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
C. Mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi Mahasiswa termasuk dalam tahapan memasuki dewasa awal, sehingga memiliki tugas perkembangan layaknya sebagai individu pada dewasa awal. Mahasiswa sebagai peserta didik di Perguruan Tinggi pada umumnya berusia 18-24 tahun (Masykur; Indrawati; Putri, 1983). Dewasa awal adalah jenjang usia perkembangan seseorang sedang berada pada puncaknya. Pada tahap ini seseorang mengalami peningkatan yang dimanifestasikan melalui berbagai macam hal, seperti sosialisasi yang luas, penelitian karir, semangat hidup yang tinggi, perencanaan ke depan, dan sebagainya. (Papalia & Olds, dalam Ninawati dan Fransisca, 2005). Menurut Havighurst (Dariyo, 2003) tugas perkembangannya antara lain: mencari dan menemukan pasangan hidup, membina kehidupan rumah tangga
serta
menjadi
warga
negara
yang
bertanggung
jawab.
Perkembangan pada masa dewasa awal ditandai dengan adanya keinginan untuk mengaktualisasikan segala ide pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan tinggi (universitas atau akademik). Tuntutan dan tugas perkembangan mahasiswa tersebut muncul dikarenakan adanya perubahan yang terjadi pada beberapa aspek fungsional individu, yaitu fisik, psikologis dan sosial. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin banyak tanggung jawab yang perlu dilaksanakan. Menurut Piaget, kapasitas kognitif dewasa awal termasuk operasional formal menyebabkan memiliki kemampuan memecahkan masalah-masalah yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
dan rasional (Dariyo dalam Ninawati dan Fransisca, 2005). Pada mahasiswa tanggung jawab yang perlu dilaksanakan untuk mencapai kelulusan adalah dengan membuat karya ilmiah yang biasa disebut dengan skripsi. Menurut Poerwadarminta (dalam Masykur; Indrawati; Putri, 1983) skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis di Perguruan Tinggi. Kewajiban tersebut dimaksudkan
supaya
mahasiswa
mampu
menerapkan
ilmu
dan
kemampuan sesuai disiplin ilmu yang dimiliki ke dalam kenyataan yang dihadapi. Menurut Ahmadi (dalam Masykur;Indrawati;Putri, 2003) mengatakan bahwa hal pertama dalam pembuatan skripsi adalah menentukan rumusan topik skripsi yang selanjutnya menentukan dan mengumpulkan materi yang relevan. Proses dalam menyusun skripsi membutuhkan waktu yang cukup panjang karena mahasiswa melewati beberapa proses dan membutuhkan konsentrasi penuh. Proses ini akan menimbulkan stress, kelelahan dalam berpikir dan kejiwaan ketika menyusun skripsi (Gunawati dkk, 2006 dalam Masykur;Indrawati;Putri). Oleh karena itu, skripsi bagi sebagian mahasiswa dianggap sebagai momok yang menakutkan dan beban yang berat. Banyak faktor yang mungkin menyebabkan hal ini terjadi. Seperti kesulitan menentukan latar belakang masalah, teori dan metodologi, ketakutan menghadapi dosen pembimbing dan merasa jenuh. Michelle (dalam Puspitasari, 2013) memaparkan risetnya bahwa mahasiswa dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengalami
kecemasan
akibat
kesulitan-kesulitan
dalam
28
proses
penyususnan skripsi.
D. Hubungan antara kecerdasan emosi dengan pemecahan masalah Menurut Santrock (2010), pemecahan masalah merupakan suatu proses kognitif dalam mencari solusi atau cara penyelesaian yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Solso (2007) juga menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi dan jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Berdasarkan kedua pendapat tentang pemecahan masalah, dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses berpikir secara kognitif yang terarah secara langsung dalam mencari solusi atau cara penyelesaian yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Namun, bukan hanya proses berpikir secara kognitif yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah, karena kecerdasan intelektual tidak sepenuhnya
mendominasi
pencapaian
prestasi
belajar
yang baik
(Qurniyawati dan Budi, 2010). Hal ini karena taraf inteligensi bukan satusatunya faktor penentu dalam keberhasilan seseorang dalam memecahkan masalah. Selain itu, cara berpikir seseorang juga diwarnai oleh emosi yang ada pada dirinya, sehingga tidak bisa mengesampingkan emosi dalam menghadapi situasi tertentu (Davidoff dalam Widiantari, 2012). Oleh karena itu, kecerdasan emosi berperan pula dalam pemecahan masalah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Goleman mengungkapkan bahwa beberapa orang yang gagal dalam hidupnya bukan karena memiliki kecerdasan intelektual yang rendah, namun karena kurang memiliki kecerdasan emosional. Dengan demikian dapat terlihat bahwa keberhasilan seseorang dalam menjawab persoalan hidupnya dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual serta kecerdasan emosional. Selain itu, beberapa orang yang berhasil hanya memiliki IQ yang tergolong rata-rata, tetapi kecerdasan emosionalnya tinggi (Hulukati, 2013). Hal ini tampak bahwa kecerdasan emosional lebih berperan dalam menentukan keberhasilan seseorang dalam memecahkan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Cooper dan Sawaf (dalam Yuwono; Purwanto; Hidayati, 2010), berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kecerdasan emosional menyumbang presentase yang lebih besar dalam kemajuan dan keberhasilan masa depan seseorang, dibandingkan dengan kecerdasan intelektual yang biasanya diukur dengan Intelligent Quotient (IQ). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional mempengaruhi kemampuan individu dalam keberhasilannya memecahkan permasalahan. Menurut Shapiro (dalam Yuwono; Purwanto; Hidayati, 2010) kecerdasan emosional akan mempengaruhi perilaku tiap individu dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada diri sendiri termasuk dalam permasalahan
kerja.
Davies
(dalam
Qurniyawati
dan
Budi,
2010)menjelaskan bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain, membedakan satu emosi dengan lainnya dan menggunakan informasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
untuk menuntun proses berpikir dan perilaku. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional ini mempengaruhi bagaimana perilaku individu dalam menyikapi permasalahan yang muncul. Diungkapkan pula oleh Januarsari dan Murtanto (2002, dalam Qurniyawati dan Budi, 2010) mengenai alasan pentingnya kecerdasan emosi, bahwa kecerdasan emosi yang rendah akan menyebabkan hasil belajar yang dicapai kurang baik. Hal ini karena kecerdasan emosi berkaitan dengan kesempurnaan akal budi, ketajaman berpikir dan dapat menyelesaikan persoalan dengan efektif serta mampu mengendalikan diri. Seperti yang dikatakan oleh Damasio (dalam Goleman, 2007) bahwa emosi individu berperan besar terhadap suatu tindakan bahkan pengambilan keputusan “rasional”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
E. Skema kecerdasan emosi dan pemecahan masalah Mahasiswa
Membina kehidupan rumah tangga
Meniti karier
Mencari dan menemukan pasangan hidup
Menyelesaikan perguruan tinggi (skripsi)
Timbul permasalahan dalam penyusunan
Masalah yang tidak diselesaikan
Masalah yang diselesaikan
Muncul kecemasan dan stres
Pemecahan masalah
Kecerdasan intelektual Kecerdasan emosional tinggi
Kecerdasan emosional Kecerdasan emosional rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
F. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara kecerdasan emosi dan kemampuan pemecahan masalah pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Semakin Tinggi kecerdasan emosi yang dimiliki mahasiswa, maka semakin tinggi pula kemampuan pemecahan masalahnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah analisis hubungan (korelasi). Penelitian analisis korelasional adalah suatu bentuk analisis data dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau bentuk arah hubungan di antara dua variabel yang satu (variabel bebas) terhadap variabel lainnya (variabel terikat) (Siregar, 2013). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pemecahan masalah dan kecerdasan emosional.
B. Identifikasi Variabel Penelitian Terdapat dua variabel yang digunakan peneliti, yaitu: Variabel bebas
: Kecerdasan Emosional
Variabel tergantung
: Pemecahan Masalah
C. Definisi Operasional 1. Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, mengenali perasaan serta memahami perasaan dan maknanya, bertahan menghadapi frustrasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan emosi secara efektif serta menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa sehingga dapat meningkatkan kemampuan emosi dan pikiran. Kecenderungan kecerdasan emosional mahasiswa ditunjukkan dengan skala kecerdasan emosional. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, maka kecerdasan emosional cenderung tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka kecerdasan emosional cenderung rendah pula. 2. Pemecahan Masalah Pemecahan masalah adalah suatu proses kognitif yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi, jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik dengan cara yang paling efektif. Tinggi rendahnya
kemampuan
individu
dalam
memecahkan
masalah
ditunjukan dari skor total tes pemecahan masalah. Semakin tinggi skor subjek, maka menunjukan subjek cenderung memiliki kemampuan pemecahan masalah yang tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor subjek, maka menunjukan subjek cenderung memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah.
D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Penelitian ini ingin melihat bagaimana kecerdasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
emosi mempengaruhi pemecahan masalah yang digunakan ketika dalam proses penyusunan skripsi timbul masalah. Pengambilan sampel adalah proses dalam memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan menggeneralisasikan sifat dan karakteristik tersebut pada elemen populasi (Noor, 2012). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara nonprobability sampling, dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Teknik yang digunakan dalam nonprobability sampling adalah convenience sampling yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kemudahan saja (Noor, 2012).
E. Metode Pengambilan Data Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengukur kecerdasan emosi. Skala Likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang terhadap suatu fenomena yang ada ( Sugiyono, 2012). Dalam skala Likert yang terdiri dari empat respon jawaban. Sedangkan, pemecahan masalah diukur menggunakan tes dengan memberikan contoh kasus dengan disertai oleh pertanyaan dan empat pilihan jawaban yang disesuaikan dengan indikator dari pemecahan masalah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
1. Skala Kecerdasan Emosi Kecerdasan emosi diukur menggunakan skala kecerdasan emosi. Skala kecerdasan emosi terdiri dari aspek mengenali emosi diri (Selfawareness), mengelola emosi (Self-regulation), memotivasi diri (Motivation), mengenali emosi orang lain (Empathy) dan membina hubungan dengan orang lain (Social Skill). Skala kecerdasan emosi terdiri dari 4 respon jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Respon netral ditiadakan dalam skala kecerdasan emosi untuk mengurangi bias kecenderungan pilihan tengah (netral), maka beberapa peneliti telah memodifikasi alternative jawaban, yaitu menggunakan jenjang 4 (jawaban netral dihilangkan) (Mustafa, 2009). Penentuan skor disetiap jenjang pada skala Likert tersebut harus disesuaikan dengan jenis narasi pertanyaannya, yaitu apakah narasi pertanyaannya
berifat
negative
(Unfavorable)
atau
narasi
pertanyaannya bersifat positif (favorable) (Mustafa, 2009). Pada pernyataan yang bersifat favorable, penilaian skor yang diberikan adalah sebagai berikut: Sangat Sesuai (SS)
:4
Sesuai (S)
:3
Tidak Sesuai (TS)
:2
Sangat Tidak Sesuai (STS)
:1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Sedangkan, pernyataan yang bersifat unfavorable, penilaian skor yang diberikan adalah sebagai berikut: Sangat Sesuai (SS)
:1
Sesuai (S)
:2
Tidak Sesuai (TS)
:3
Sangat Tidak Sesuai
:4
a. Definisi Atribut Kecerdasan
emosional
adalah
kemampuan
untuk
memotivasi diri sendiri, mengenali perasaan serta memahami perasaan
dan
mengendalikan
maknanya, dorongan
bertahan hati
dan
menghadapi tidak
frustrasi;
melebih-lebihkan
kesenangan; mengatur suasana hati dan emosi secara efektif serta menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa sehingga dapat meningkatkan kemampuan emosi dan pikiran.
b. Definisi komponen atribut a) Mengenali emosi diri : kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi dengan akurat dan kepercayaan diri b) Mengelola emosi : menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat dengan kontrol diri, sifat yang dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dipercaya,
menggunakan
hati
nurani,
38
kemampuan
beradaptasi dan melakukan pembaharuan. c) Memotivasi : mengendalikan dorongan hati, berpikir positif, optimis dan terfokus pada satu objek d) Mengenali
emosi
mengembangkan
orang orang
lain lain,
:
memahami
memberikan
dan
bantuan,
menerima keberagaman dan mampu memposisikan diri memiliki emosi yang sama dengan orang lain e) Membina
hubungan
dengan
orang
lain
:
cara
berkomunikasi, memberikan pengaruh, manajemen konflik, kepemimpinan, membangun ikatan, dapat berkolaborasi dan bekerja sama dan memiliki kemampuan bekerja dalam tim
c. Eksplikasi konstruk Tabel 1. Eksplikasi Konstruk Kecerdasan Emosi Komponen
Favorable
Unfavorable
Mengenali
1.1.1 Mengetahui
1.2.1 Kesulitan
emosi
perasaan diri
dalam mengetahui
sendiri
perasaan dalam diri
1.1.2 Mengetahui
1.2.2 Kebingungan
perubahan perasaan
dalam mengetahui
yang terjadi
perubahan perasaan yang terjadi
1.1.3
1.2.3 Kesulitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mendefinisikan
untuk
perasaan yang
mendefinisikan
timbul
perasaan yang muncul
1.1.4 Memahami
1.2.4 Kesalahan
perasaan yang
dalam memahami
muncul dengan
perasaan
akurat 1.1.5 Memahami
1.2.5 Ragu-ragu
perasaan yang
dengan perasaan
muncul dengan
yang muncul
kepercayaan diri Mengelola
2.1.1 Mampu
2.2.1 Kesulitan
emosi diri
menangani
dalam menangani
perasaan
perasaan
2.1.2 Memiliki
2.2.2 Reaktif
kontrol diri 2.1.3 Mampu
2.2.3 Banyak
menggunakan hati
menggunakan logika
nurani 2.1.4 Mampu
2.2.4 Kesulitan
beradaptasi
dalam beradaptasi
2.1.5 Mampu
2.2.5 Kesulitan
melakukan
dalam berinovasi
pembaharuan Memotivasi
3.1.1 Mampu
3.2.1 Kesulitan
mengendalikan
dalam
dorongan hati
mengendalikan dorongan hati
3.1.2 Berpikir
3.2.2 Berpikir
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
positif
negatif
3.1.3 Optimis
3.2.3 Pesimis
3.1.4 Terfokus pada
3.2.4 Mudah
satu objek
terpengaruh pada objek lain
3.1.5 Memiliki
3.2.5 Memiliki
tujuan yang terarah
tujuan yang kurang jelas
Mengenali emosi
4.1.1 Mampu orang memahami orang
lain
4.2.1 Bersikap acuh terhadap orang lain
lain 4.1.2 Memberikan
4.2.2 Mengabaikan
bantuan pada orang
orang lain
lain 4.1.3 Mampu
4.2.3 Idealis
menerima keberagaman 4.1.4 Mampu
4.2.4 Kurang peka
merasakan emosi
terhadap orang lain
orang lain 4.1.5 Empati
4.2.5 Menutup diri
Membina
5.1.1 Mengetahui
5.2.1 Kesulitan
hubungan
cara berkomunikasi
dalam
dengan lain
orang
berkomunikasi 5.1.2 Memberikan
5.2.2 Memiliki
pengaruh pada
ketidakpedulian
orang lain 5.1.3 Memiliki
5.2.3 Kesulitan
manajemen konflik
mengelola konflik
5.1.4 Memiliki jiwa
5.2.4 Memiliki
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kepemimpinan
41
hubungan yang buruk dengan leader/follower
5.1.5 Mampu
5.2.5 Anti sosial
bekerja sama
d. Penulisan dan penskalaan item Berdasarkan eksplikasi konstruk, maka akan disusun itemitem skala mengikuti blue print seperti dibawah ini: Tabel 2. Blue Print Skala Kecerdasan Emosi sebelum try out No.
1.
2.
Aspek
Nomer item
Jumlah
Favorabe
Unfavora
l
bel
Mengenali
9, 16, 23, 2, 6, 35, 10
emosi diri
30, 40
Mengelola
3, 13, 20, 33,
38, 10
emosi diri
26, 29
47,
Bobot
20%
45, 49
41,
20%
50 3.
Memotivasi
1, 10, 17, 4, 11, 27, 10 22, 24
4.
5.
Mengenali
20%
36, 42
5, 14, 18, 12,
emosi orang 31, 48
25,
lain
44
21, 10
20%
37,
Membina
8, 15, 28, 7, 19, 32, 10
hubungan
43, 46
34, 39
25
25
20%
dengan orang lain Total
50
100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
2. Tes Pemecahan Masalah Pemecahan masalah diukur menggunakan tes pemecahan masalah. Tes pemecahan masalah ini terdiri dari empat langkah pemecahan masalah, yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali. Pada tes pemecahan masalah terdapat lima kasus permasalahan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini terdapat satu pertanyaan dari setiap cerita., dimana didalamnya terdapat empat pilihan jawaban yang dapat dipilih oleh responden. Setiap pertanyaan akan memiliki empat pilihan jawaban yang mengandung indikator pada setiap langkah pemecahan masalah. Kriteria pada setiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut : Pilihan jawaban A
:Jawaban
yang
mengandung
indikator
langkah pertama pemecahan masalah Pilihan jawaban B
:Jawaban
yang
mengandung
indikator
langkah kedua pemecahan masalah Pilihan jawaban C
:Jawaban
yang
mengandung
indikator
langkah ketiga pemecahan masalah Pilihan jawaban D
:Jawaban
yang
mengandung
indikator
langkah keempat pemecahan masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Penilaian skor yang diberikan adalah sebagai berikut: Pilihan jawaban A : 1 Pilihan jawaban B : 2 Pilihan jawaban C : 3 Pilihan jawaban D : 4
Pemberian bobot skor tersebut dapat terlihat bahwa, semakin tinggi langkah pemecahan masalah yang digunakan, maka bobot skor yang diberikan juga semakin tinggi. Setiap bobot dalam pilihan jawaban akan dijumlahkan untuk mendapatkan hasil yang akan dikelompokkan kedalam kategori langkah berdasarkan norma yang dibuat. Cara menghitung skor Pemecahan Masalah: 1.
Mengelompokan jawaban subjek ke dalam langkah-langkah pemecahan masalah: Pilihan A: Memahami Masalah Pilihan B: Merencanakan Penyelesaian Pilihan C: Melaksanakan Rencana Pilihan D: Memeriksa kembali Langkah 1
2
3
Kasus 1 2
X X
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
3
X
4
X
5
X
44
Menghitung persentase jawaban yang telah dikelompokan kedalam langkah-langkah
3.
Mengalikan hasil perhitungan persentase jawaban
4.
Menjumlahkan seluruh hasil perkalian Contoh Penghitungan: Tahap 1: 4 (XXXX) Tahap 3: 1 (X) 5(XXXXX) Kemudian hasil tersebut dijadikan persen, akan diperoleh hasil: Tahap 1: 4 sehingga 4/5 x 100 = 80% Tahap 3: 1 sehingga 1/5 x 100 = 20% Perhitungan presentase di atas dikalikan dengan tahapannya: Tahap 1x80 = 80 Tahap 3x20 = 60 140 Didapatkan hasil 140 sebagai skor dari pemecahan masalah
a. Definisi atribut Pemecahan masalah adalah suatu proses kognitif yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi, jalan keluar untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
suatu masalah yang spesifik dengan cara yang paling efektif. Proses pemecahan masalah terdiri dari empat langkah, yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana dan memeriksa kembali. b. Definisi komponen atribut 1. Memahami masalah : mengumpulkan informasi untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang situasi dalam memastikan pemahaman yang benar 2. Merencanakan penyelesaian : merencanakan strategi pemecahan dengan melihat situasi beserta perubahannya dan memikirkan konsekuensi dari strategi. 5. Melaksanakan rencana : penerapan solusi dari permasalahan 6. Memeriksa kembali : memeriksa kembali penerapan solusi dari permasalahan untuk mengetahui solusi lain dan melihat apakah masalah tersebut terselesaikan
b. Eksplikasi konstruk Tabel 3. Eksplikasi Konstruk Pemecahan Masalah Komponen
Indikator
Memahami
Memperoleh
masalah
informasi
data dan
tentang gambaran
situasi yang jelas Merencanakan
Mengetahui dan menyusun
penyelesaian
strategi yang akan digunakan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
memikirkan konsekuensi dari strategi yang dipilih Melaksanakan
Menerapkan
rencana
memastikan
solusi setiap
dan strategi
dapat terlaksana dengan benar Memeriksa
Memeriksa
secara
kembali
keseluruhan dari penerapan solusi dan melihat apakah masalah dapat terselesaikan serta solusi lain yang dapat digunakan
c. Penulisan dan penskalaan item Berdasarkan eksplikasi konstruk, maka akan disusun item-item skala mengikuti blue print seperti dibawah ini: Tabel 4. Blue Print Pemecahan Masalah No.
Langkah Pemecahan Masalah
Jumlah
1.
Memahami Masalah
5
2.
Merencanakan Penyelesaian
5
3.
Melaksanakan Rencana
5
4.
Memeriksa Kembali
5
F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas adalah suatu indeks yang akan menunjukan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur (Noor, 2012). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
(content validity). Pada validitas isi menekankan pada seberapa lengkap butir-butir yang digunakan dalam penelitian telah memadai dan dapat mengungkap sebuah konsep. Pendekatan validitas isi yang digunakan adalah panel juri dengan dimintakan evaluasinya terhadap butir-butir kepada sekelompok juri atau penilai yang memang professional dibidang itu (Mustafa, 2009). 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan, dimana menunjukkan sejauh mana alat pengukur dikatakan konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Apabila nilai alpha>0,60, maka skala dinyatakan reliabel (Noor, 2012). Pada pengujian reliabilitas kecerdasan emosi menggunakan metode Cronbach’s Alpha dan menghasilkan nilai reliabilitas sebesar 0,920 sehingga dapat dikatakan skala ini termasuk reliabel. Reliabilitas pemecahan masalah menggunakan metode Cohen’s Kappa dan menghasilkan nilai sebesar 0,718 yang termasuk dalam kategori baik. Tabel 5. Reliabilitas Kecerdasan Emosi dan Pemecahan Masalah Variabel
Nilai Reliabilitas
Kecerdasan Emosi (Cronbach’s Alpha)
0,920
Pemecahan Masalah (Cohen’s Kappa)
0,718
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
48
Seleksi item Pada skala kecerdasan emosi dilakukan seleksi item, dengan batasan item rxi ≥ 0,3. Semua item yang mencapai koefisien minimal 0,3 dianggap memuaskan, sedangkan item yang kurang dari 0,3 dianggap sebagai item dengan daya diskriminasi rendah (Azwar, 2009). Tabel 6. Blue Print Kecerdasan emosi sebelum Try Out No.
Aspek
Nomer item Favorabel
1.
2.
3.
9, 16, 23, 2, 6, 35, 45, 10
emosi diri
30, 40
Mengelola
3, 13, 20, 33, 38, 41, 10
emosi diri
26, 29
Memotivasi
1, 10, 17, 4, 11, 27, 10
Mengenali
20%
49 20%
47, 50 20%
36, 42
5, 14, 18, 12, 21, 25, 10
emosi orang 31, 48
Bobot
Unfavorabel
Mengenali
22, 24 4.
Jumlah
20%
37, 44
lain 5.
Membina
8, 15, 28, 7, 19, 32, 10
hubungan
43, 46
34, 39
25
25
20%
dengan orang lain Total
50
100%
Pengambilan data untuk uji coba dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 30 Oktober 2014 dengan menggunakan booklet dan media sosial kepada mahasiswa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
sedang menyusun skripsi. Mahasiswa yang digunakan untuk pengujian uji coba ini berjumlah 55 mahasiswa. Pelaksanaan uji coba (tryout) kuesioner dilakukan dengan memperhatikan subjek yang digunakan untuk uji coba harus benar-benar mencerminkan kondisi (karakteristik) subjek sesungguhnya yang menjadi target penelitian dan banyaknya subjek sekurang-kurangnya adalah 30 responden, untuk memenuhi rule of thumb kenormalan data (Mustafa, 2009). Setelah dilakukan uji coba dengan 50 soal, terdapat 10 soal yang gugur sehingga item yang memenuhi kriteria berjumlah 40 item. Tabel. 7 Blue Print Skala Kecerdasan Emosi setelah Try out No.
1.
2.
3.
4.
Aspek
Nomer Item Favorabel
Unfavorabel
Mengenali
9, 16, 23,
2, 6, 35, 45,
Emosi
30, 40
49
Mengelola
3, 13, 20,
33, 38, 41,
Emosi Diri
26, 29
47, 50
Memotivasi
1, 10, 17,
4, 11, 27, 36,
22, 24
42
Mengenali
5, 14, 18,
12, 21, 25,
Emosi
31, 48
37, 44
Membina
8, 15, 28,
7, 19, 32, 34,
Hubungan
43, 46
39
25
25
Jumlah
Bobot
10
20%
10
20%
10
20%
10
20%
10
20%
50
100
Orang Lain 5.
dengan orang lain Total
*keterangan: nomer yang di bold adalah item yang gugur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Setelah dilakukan seleksi item, peneliti melakukan penyusunan skala ulang yang akan digunakan untuk pengambilan data. Berikut ini skala penyusunan ulang data untuk penelitian yang sesungguhnya:
Tabel 8. Blue Print Skala Kecerdasan Emosi setelah dilakukan penyusunan ulang No.
Aspek
Nomer item Favorable
1
Mengenali
1,5,9,21
Jumlah
Unfavorable 12, 20
6
emosi diri 2
Mengelola
13,31,39,40 2,6,26,28
8
emosi diri 3
4
Memotivasi 17,19,
Mengenali
10,14,22,32, 10
27,29,37
34
3,7,25,35
18,24,38
7
emosi orang lain 5
Membina
11,15,23,33 4,8,16,30,36 9
hubungan dengan orang lain Jumlah
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 7 November 2014 sampai dengan 26 November 2014 kepada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 103 mahasiswa. G. Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal apabila p>0,05 (Noor, 2011). Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. 2. Uji Linearitas Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka disebut sebagai persamaan regresi sederhana. Persamaan regresi bersifat linier apabila signifikansi dibawah 0,05 (Noor, 2011) 3. Uji Hipotesis Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode korelasi Spearman. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel. Penghitungan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 16.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 21 Oktober sampai dengan 5 November 2014 dengan menggunakan kuesioner dan media sosial (google docs). Penelitian ini menggunakan subjek yaitu mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dari Universitas Sanata Dharma, Univeritas Gajah Mada, Universitas Negeri Solo, Universitas Maranatha, Universitas Sriwijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Islam Negeri, Universitas Sumatera Utara, Universitas Veteran Pembangunan, UNIKOM dan STIMIK.
B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian yang telah ditentukan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi dengan rentang usia 18-24 tahun (dewasa awal). Subjek dalam penelitian ini berjumlah 103 mahasiswa. Berikut ini merupakan deskripsi dari subjek penelitian:
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Tabel 9. Deskripsi jenis kelamin, umur, suku, Indeks prestasi Kumulatif (IPK), semester, lama pengerjaan dan bab skripsi subjek. Keterangan Jenis Kelamin
Umur
Suku
IPK
Jumlah
Laki-laki
35
Perempuan
68
19
1
20
3
21
20
22
52
23
23
24
4
Bali
1
Banjar
1
Batak
7
Dayak
4
Flores
2
Jawa
74
Komering
1
Manado
1
Manggarai
1
Melayu
2
Minang
1
Palembang
1
Sulawesi
1
Sumba
1
Tionghoa
5
<2,00
0
2,01-3,00
46
3,01-4,00
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keterangan Semester
Lama Pengerjaan Skripsi
Bab Skripsi
54
Jumlah
5
1
7
24
9
69
10
3
11
5
13
1
1
38
2
53
3
5
4
7
1
20
2
17
3
29
4
16
5
21
C. Deskripsi Data Penelitian Perbandingan Mean Teoritik dan Mean Empirik Kecerdasan Emosi dan Pemecahan Masalah Tabel 10. Tabel Mean Teoritik dan Mean Empirik N
Mean
Mean
Sign.
Teoritik Empirik Kecerdasan
103
100
118,50
.000
103
250
263,69
.000
emosi Pemecahan masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosi memiliki mean teoritik sebesar 100 dan mean empirik sebesar 118,50. Hasil perhitungan diketahui bahwa kedua mean tersebut memiliki signifikansi di bawah 0,05, yaitu 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kedua mean tersebut. Mean empirik kecerdasan emosi lebih besar dari mean teoritiknya (100<118,50) sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian memiliki kecerdasan emosi yang cenderung tinggi. Pada variabel pemecahan masalah memiliki mean teoritik sebesar 250 dan mean empirik sebesar 263,69. Hasil penghitungan diketahui bahwa hasil dari kedua mean tersebut memiliki signifikansi di bawah 0,05, yaitu 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada kedua mean tersebut. Mean empirik pemecahan masalah lebih besar dari mean teoritiknya (250<263,69) sehingga menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian memiliki kemampuan dalam pemecahan masalah yang cenderung tinggi.
D. Kategorisasi Kategori yang dilakukan untuk mengelompokan subjek ke dalam tingkat kategori tertentu. Skor yang diperoleh pada variabel kecerdasan emosi dikelompokkan ke dalam 3 kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan, skor yang diperoleh pada variabel pemecahan masalah dikelompokkan ke dalam 4 langkah pemecahan masalah, yaitu langkah 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
(memahami masalah), langkah 2 (merencanakan penyelesaian), langkah 3 (melaksanakan rencana) dan langkah 4 (memeriksa kembali). Tabel 11. Kategorisasi Subjek Berdasarkan Skor Kecerdasan Emosi
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Presentase
< 105,825
Rendah
11
10,67%
105,825-131,164
Sedang
78
75,72%
>131,164
Tinggi
14
13,59%
Berdasarkan hasil perhitungan data diketahui bahwa dalam variabel kecerdasan emosi, subjek yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 13,59%, kategori sedang sebesar 75,72% dan kategori rendah sebesar 10,67%.
Tabel 12. Kategorisasi Subjek Berdasarkan Skor Pemecahan Masalah Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Presentase
< -206,745
Langkah 1
0
0%
-206,745 – 263,689
Langkah 2
59
57,28%
263,689 – 320,633
Langkah 3
39
37,86%
>320,633
Langkah 4
5
4,85%
Berdasarkan hasil perhitungan data diketahui bahwa dalam variabel pemecahan masalah, subjek yang termasuk dalam kategori langkah 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
sebanyak 0%, kategori langkah 2 sebesar 57,28%, kategori langkah 3 sebesar 37,86% dan kategori langkah 4 sebesar 4,85%.
E. Analisis Data Penelitian Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan pengujian asumsi terlebih dahulu pada data yang diperoleh. Uji asumsi tersebut terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan apakah data dalam penelitian ini berasal dari data dengan distribusi normal atau tidak. Data termasuk berdistribusi normal apabila berada di atas 0,05 (p>0,05). Berdasarkan hasil penghitungan, dapat diperoleh data dari variabel kecerdasan emosi sebesar 0,169 dan variabel pemecahan masalah sebesar 0,096. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil tersebut, uji normalitas variabel kecerdasan emosi dan pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 13. Uji Normalitas Kecerdasan Emosi dan Pemecahan Masalah Variabel Kecerdasan
KS-Test
Asymp-sig (p)
Sebaran
1,111
0,169
Normal
1,233
0,096
Normal
emosi Pemecahan masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
2. Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dari penelitian mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Dua variabel dapar dikatakan linear atau tidak apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05). Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai signifikansi pada kecerdasan emosi dan pemecahan masalah sebesar 0,724. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan yang linear karena p lebih besar dari 0,05.
Tabel 14. Uji Linearitas Kecerdasan Emosi dan Pemecahan Masalah F
Sig.
Kecerdasan
Between
(Combined)
0,540
0,981
Emosi*Pemec
Groups
Linearity
0,126
0,724
Deviation
0,550
0,977
ahan Masalah
from Linearity
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Grafik 1: Scatter Plot
*Total A : Kecerdasan Emosi Total B : Pemecahan Masalah
Pada grafik di atas terlihat bahwa antara variabel kecerdasan emosi dengan pemecahan masalah memiliki hubungan yang tidak linear. Hal ini terlihat dari titik-titik yang tersebar dan hanya beberapa yang berkumpul dan mengikuti garis linear.
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan teknik analisis korelasi Spearman. Hasil uji hipotesis dapat dilihat dalam tabel berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Tabel 15. Uji Hipotesis Kecerdasan Emosi dan Pemecahan Masalah Kecerdasan Pemecahan
Kecerdasan
Correlation
Emosi
Coefficient
Emosi
Masalah
1,000
0,20
Sig.
0,419
N
103
103
Pemecahan
Correlation
0,20
1,000
Masalah
Coefficient Sig.
0,419
N
103
103
Berdasarkan korelasi Spearman tersebut diperoleh korelasi sebesar 0,020 dengan signifikansi 0,419. Taraf signifikansi yang berada di atas 0,05 menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan perhitungan korelasi tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kecerdasan emosi dan pemecahan masalah. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
F. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai korelasi pada variabel kecerdasan emosi dan pemecahan masalah 0,020 dengan nilai signifikansi sebesar 0,837. Hasil tersebut menunjukan bahwa tidak ada hubungan positif antara variabel kecerdasan emosi dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
pemecahan masalah sehingga dapat dikatakan hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Pemecahan masalah yang dimiliki subjek tidak diikuti dengan kecerdasan emosi dalam penelitian ini. Meskipun demikian, kecerdasan emosi yang tinggi akan membantu individu mengatasi konflik secara tepat dan menciptakan kondisi kerja yang menggairahkan sehingga dapat menghasilkan prestasi kerja yang tinggi pula (Goleman, 2007). Proses pemecahan masalah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, motivasi, kepercayaan dan sikap yang salah, kebiasaan serta emosi (Rahmat, dalam Winarso). Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi bagaimana mahasiswa menganalisa suatu permasalahan atau kesulitan yang dihadapinya untuk mendapatkan pemecahan masalah. Motivasi belajar yang rendah, kepercayaan dan sikap yang salah sehingga menghasilkan asumsi yang keliru dalam memahami permasalahan, cenderung terbiasa melihat masalah dari perspektif tertentu saja dan emosi yang kurang stabil akan membentuk dan menghasilkan pemecahan masalah yang kurang efektif. Hal ini karena emosi yang mewarnai cara berpikir seseorang dalam menanggapi situasi tertentu. Selain itu melihat kondisi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi menganggap bahwa skripsi merupakan tugas akhir paling berat. Michelle juga memaparkan bahwa mahasiswa dapat mengalami kecemasan akibat kesulitan-kesulitan dalam proses penyusunan skripsi (Puspitasari, 2013). Dengan demikian akan berdampak pula pada skor dari pemecahan masalah yang diperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
terhadap kesulitan yang dihadapi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data untuk variabel pemecahan masalah menggunakan lima kasus dengan masing-masing terdapat satu pertanyaan yang disertai dengan empat pilihan jawaban. Keempat pilihan jawaban pada semua kasus memiliki pola yang sama, yaitu pilihan jawaban pertama berisi tentang bagaimana subjek memahami masalah berdasarkan kasus yang ada, pilihan jawaban kedua berisi tentang bagaimana subjek merencanakan penyelesaian terhadap kasus yang ada, pilihan jawaban ketiga berisi tentang bagaimana subjek melaksanakan rencana yang dibuat untuk mengatasi kasus dan pilihan jawaban keempat berisi tentang bagaimana subjek memeriksa kembali (refleksi) atas pelaksanaan yang telah dilakukan. Adanya pola yang sama pada semua pilihan jawaban pada lima kasus tersebut kurang tepat karena subjek dapat menebak pola dari pilihan jawaban yang telah diberikan. Selain itu, pada alternatif jawaban dari tes pemecahan masalah kurang menunjukan indikator dari langkah pemecahan masalah. Permasalahan yang ditampilkan dalam masing-masing kasus juga tampak mudah untuk diselesaikan. Sebaiknya untuk membuat kasus pada pemecahan masalah ketika menyusun skripsi dengan pilihan jawaban yang diacak sehingga subjek tidak mudah menebak pola pilihan jawaban dan dapat menunjukkan pemecahan masalah yang sesungguhnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Dalam hal ini, pada penelitian selanjutnya wawancara tentang pemecahan masalah dapat dimulai dengan menggali masalah yang umumnya dialami oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Berbagai macam kesulitan yang ditemukan selanjutnya dikelompokkan dengan kesulitan atau permasalahan yang hampir sama. Kemudian, peneliti dapat menanyakan kepada subjek bagaimana cara subjek memecahkan masalah yang dihadapinya. Selanjutnya cara pemecahan masalah subjek dapat dikategorikan ke dalam langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga dapat diketahui cara pemecahan masalah mahasiswa tersebut dikategorikan ke dalam langkah pemecahan masalah tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dan pemecahan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kecerdasan emosi subjek yang tinggi tidak diikuti dengan nilai pemecahan masalah yang tinggi pula. Sebaliknya, nilai pemecahan masalah yang rendah pada subjek penelitian tidak diikuti oleh kecerdasan emosi yang rendah pula. Meskipun demikian, mean nilai rata-rata (empirik) antara variabel kecerdasan emosi dan pemecahan masalah cenderung tinggi.
B.
Saran 1. Bagi Penelitian Selanjutnya Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk mempertimbangkan metode yang digunakan dalam tes pemecahan masalah. Peneliti dapat menggunakan metode wawancara secara langsung kepada subjek untuk mengetahui masalah secara umum yang dialami dan pemecahan masalah yang digunakannya, sehingga permasalahan baik secara psikologis dan emosi dapat terlihat. Dengan demikian, jawaban dari pemecahan masalah subjek akan dikategorikan ke dalam langkah pemecahan masalah tertentu.
64
Peneliti
selanjutnya juga dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kecerdasan emosi dan pemecahan masalah, seperti pengalaman hidup dan keadaan keluarga subjek penelitian yang dapat menyumbang pengaruh pada kedua variabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adawiyah, R. A. R. (2013). Kecerdasan Emosional, Dukungan Sosial dan Kecenderungan Burnout. Persona, 2(2). Afridela Zahara, N. (2012). Kecerdasan Emosional Pada Remaja Yang Mengikuti Ekstra Kulikuler Olahraga Basket. Afzalur Rahim, M., & Minors, P. (2003). Effects of emotional intelligence on concern for quality and problem solving. Managerial Auditing Journal, 18(2), 150-155. Ariyanto, D., & Triastity, R. (2011). Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol, 5(2), 145-158. Azwar, S. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Berlyne, dkk (1966), Problem Solving. New York: John Wiley & Sons Inc Brahmana, K. M. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Kecenderungan Berperilaku Agresif Pada Mahasiswa Di Universitas HKBP Nommensen Medan. Ernawati, N. L. M. D., Sadia, I. W., Arnyana, I. B. P., & Si, M. (2014). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua, Interaksi Teman Sebaya Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri Se-Kecamatan Mengwi. Jurnal Pendidikan IPA,4(1). Fransisca Fransisca IR Dewi, N. (2013). Gambaran Kesejahteraan Psikologis Pada Dewasa Muda Ditinjau Dari Pola Attachment. Jurnal Psikologi, 3(01). Goleman, Daniel (2007), Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Hulukati, W., & Puluhulawa, M. (2013). Pengaruh Teknik Permainan Emosional Bingo Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Limboto Kabupaten Gorontalo. KIM Fakultas Ilmu Pendidikan, 1(1). Hidayati, R., Purwanto, Y., & Yuwono, S. (2010). Korelasi Kecerdasan Emosi dan Stres Kerja dengan Kinerja. KS, R. R., & Wijayanti, P. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Search, Solve, Create, And Share Pada Materi Aljabar Di Kelas VIII SMP Negeri 22 Surabaya.MATHEdunesa, 2(1)
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Lidinillah. (2008) Masalah, M. D. P. Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah di Sekolah Dasar. Mustafa, Zainal. (2009), Mengurai Variabel Hingga Intrumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu Moon, T. W., & Hur, W. M. (2011). Emotional intelligence, emotional exhaustion, and job performance. Social Behavior and Personality: an international journal, 39(8), 1087-1096. Noor, Juliansyah (2012), Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Prawitasari, J. E. (1993). Aspek Sosio-Psikologis Usia Lanjut di Indonesia.Buletin Penelitian Kesehatan, 21(4 Des). Purba, J. (2013). Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Burnout pada Guru.Jurnal Psikologi, 5(01). Puspitasari, R. T. (2013). Adversity Quotient Dengan Kecemasan Mengerjakan Skripsi Pada Mahasiswa. Jurnal Online Psikologi, 1(2). Putri, A. R., Indrawati, E. S., & Masykur, A. M. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dukungan Sosial Orang Tua Dengan Penyesuaian Diri Dalam Penyusunan Skripsi Pada Mahasiwa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Purwantoro, dkk (2010), Problem Solving Dalam Pembelajaran Fisika Untuk Menungkatkan Kemampuan Mahasiswa Berpikir Analitis. Jurnal Pendidikan Volume 40, Nomor 2, November 2010, hal. 215-230. Qurniyawati, E. (2010). Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Pada Mahasiswa Program D IV Kebidanan FK UNS. Wacana, 2(4). Retno Ayu, A. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dari Teman Sebaya Dengan Problem Solving Pada Remaja. Siregar, Sofiyan. Metode penelitian kuantitatif. Kencana. Jakarta. 2013 Stangor, Charles (2007), Research Methods for the Behavioral Sciences. New York: Houghton Mifflin Company Stein, S. J., & Book, H. (2004). Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosi Meraih Sukses Penerbit Kaifa: Bandung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Sukma, A., & Adam, H. (2013). Studi Empiris Pengaruh Kecerdasan Emosional, Perilaku Belajar, Dan Stres Kuliah Terhadap Keterlambatan Penyelesaian Studi (Studi pada Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Brawijaya Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 1(2). Sugiyono (2012), Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta Supratiknya (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: USD Surya, Hendra (2011), Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar. Jakarta: Elex Media Komputindo Suryabrata, Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi Widiantari, F. (2012). Kontribusi Kemandirian terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Remaja. Widodo Winarso, M. P. I. Problem Solving, Creativity, Dan Decision Making Dalam Pembelajaran Matematika Oleh. Zargar, S., & Ganai, M. (2013). A comparative study of emotional intelligence and academic achievement of science and social science higher secondary students, Nature & Science, 11(3), 71-76. (http://internasional.kompas.com/read/2013/04/19/09161797/Semakin.Banyak.Ma hasiswa.di.Australia.Menjadi.Plagiat). (http://www.indosiar.com/fokus/mahasiswa-tikam-dosen-david-stress-lalu-bunuhdiri_78802.html). (http://www.indopos.co.id/2014/03/mahasiswa-unas-bunuh-diri-karenadepresi.html)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1 SKALA TRYOUT
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh: Pudji Astuti 109114075
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Yogyakarta, Oktober 2014
Yth. Mahasiswa yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Sehubungan dengan penelitian tugas akhir yang sedang saya kerjakan, perkenankan saya untuk memohon bantuan dan kesediaan dari teman mahasiswa meluangkan waktu untuk mengisi angket ini. Angket ini berisi beberapa pernyataan. Dalam angket ini tidak ada penilaian jawaban benar atau salah, sehingga saya berharap anda menjawab dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan kondisi anda. Usahakan jangan sampai ada jawaban yang terlewatkan. Saya dapat menjamin kerahasiaan dari identitas dan jawaban anda dalam angket ini. Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kesediaan dalam mengisi angket ini.
Hormat saya, Pudji Astuti 109114075/PSI/Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Identitas dan Pernyataan Kesediaan
Nama/Inisial
:
Usia
:
Jenis kelamin
:
Suku
:
Fakultas/ prodi
:
IPK
:
Semester
:
Sekarang sedang mengerjakan skripsi pada BAB…. Berapa lama pengerjaan skripsi yang dilakukan sampai saat ini? satu semester/ dua semester/ tiga semester/ empat semester/ >empat semester*
*)coret yang tidak perlu
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian ini dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri saya.
Tanda tangan
(
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
SKALA A PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan kondisi anda yang anda alami dalam kehidupan sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda. Berikan tanda Checklist (√) pada kotak pilihan yang anda anggap paling sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri Anda. Pilihan jawabannya adalah: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
Contoh: No.
Pernyataan
Sangat
Sesuai (S) Tidak
Sangat
Sesuai
Sesuai
Tidak
(SS)
(TS)
Sesuai (STS)
1.
√
Saya memiliki banyak teman
Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang anda berikan adalah benar, sesuai dengan kondisi yang anda alami. Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda, maka dari itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Kerahasiaan identitas dan jawaban anda dijamin oleh peneliti. Jika sudah selesai, harap teliti kembali dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab.
-Selamat Mengerjakan-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
74
Sangat
Sesuai
Tidak
Sangat
Sesuai
(S)
Sesuai
Tidak
(TS)
Sesuai
(SS)
(STS) 1.
Saya mampu terfokus pada satu objek
2.
Saya
memiliki
keragu-raguan
dengan perasaan yang muncul 3.
Saya mampu beradaptasi dengan orang lain
4.
Saya mengalami kesulitan dalam mengendalikan keinginan yang muncul dari dalam hati
5.
Saya
mampu
menerima
keberagaman yang ada di sekitar saya 6.
Saya
mengalami
dalam
kebingungan
mengetahui
perubahan
perasaan yang terjadi 7.
Saya memiliki ketidakpedulian terhadap apa yang terjadi pada orang lain
8.
Saya
mengetahui
cara
berkomunikasi dengan orang lain 9.
Saya
dapat
mendefinisikan
perasaan yang timbul dalam diri 10.
Saya memiliki sikap optimis akan suatu hal
11.
Saya mudah terpengaruh pada objek lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12.
Saya akan menutup diri terhadap perasaan yang dimiliki oleh orang lain
13.
Saya mampu menangani perasaan yang ada dalam diri saya
14.
Saya memiliki empati kepada orang lain
15.
Saya
termasuk
orang
yang
mampu mempengaruhi orang lain 16.
Saya dapat mengetahui perasaan yang muncul dalam diri
17.
Saya mampu berpikir positif akan suatu hal
18.
Saya mampu merasakan emosi yang dimiliki oleh orang lain
19.
Saya mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain
20.
Saya
mampu
mengontrol
perasaan yang saya rasakan 21.
Saya kurang peka terhadap orang lain
22.
Saya
memiliki
tujuan
yang
terarah dalam mencapai suatu hal 23.
Saya memiliki keakuratan untuk memahami perasaan yang muncul dalam diri saya
24.
Saya
mampu
keinginan
yang
mengendalikan muncul
dari
dalam hati 25.
Saya akan mengabaikan orang
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI lain yang membutuhkan bantuan 26.
Saya mampu menggunakan hati nurani dalam mengelola perasaan saya
27.
Saya memiliki sikap pesimis akan suatu hal
28.
Saya memiliki strategi yang tepat untuk mengatasi suatu konflik
29
Saya mampu menciptakan hal-hal baru dengan kemampuan yang saya miliki
30.
Saya
mengetahui
perubahan
perasaan yang muncul dalam diri 31.
Saya akan memberikan bantuan kepada
orang
lain
yang
membutuhkan 32.
Saya termasuk orang yang anti sosial
33.
Saya
pernah
bersikap
reaktif
terhadap perasaan yang muncul 34.
Saya mengalami kesulitan dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam diri saya
35.
Saya memiliki kesulitan untuk mengetahui perasaan dalam diri saya
36.
Saya akan berpikir negatif akan suatu hal
37.
Saya akan bersikap acuh kepada perasaan orang lain
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38.
Saya mengalami kesulitan dalam menangani perasaan yang muncul
39.
Saya memiliki hubungan yang buruk dengan leader/follower
40.
Saya memiliki kepercayaan diri untuk memahami perasaan yang muncul dalam diri saya
41.
Saya banyak menggunakan akal sehat dalam mengelola perasaan
42.
Saya
memiliki
tujuan
yang
kurang jelas dalam mencapai hal tertentu 43.
Saya
mampu
bekerja
sama
dengan orang lain 44.
Saya memiliki sikap idealis di dalam diri saya
45.
Saya kesalahan
pernah
mengalami
dalam
memahami
perasaan 46.
Saya memiliki kemampuan untuk memimpin orang lain
47.
Saya mengalami kesulitan dalam menemukan ide-ide baru
48.
Saya mampu memahami perasaan orang lain
49.
Saya memiliki kesulitan dalam mendefinisikan
perasaan
yang
muncul dalam diri saya 50.
Saya memiliki kesulitan dalam beradaptasi dengan orang lain
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
SKALA B PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat lima cerita yang disertai dengan pertanyaan dan empat pilihan jawaban, jawablah pertanyaan untuk setiap cerita dengan cara sebagai berikut: 1. Bacalah cerita dan pertanyaan dengan teliti. 2. Pilihlah jawaban yang anda anggap paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang anda pilih. 3. Setiap nomor hanya memerlukan satu jawaban
Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang anda berikan adalah benar, sesuai dengan pilihan yang anda anggap paling tepat. Masingmasing orang memiliki jawaban yang berbeda. Kerahasiaan identitas dan jawaban anda dijamin oleh peneliti. Jika sudah selesai, harap teliti kembali dan pastikan tidal ada pertanyaan yang terlewati untuk dijawab.
-Selamat Mengerjakan-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Kasus 1 Suatu ketika Alex mengalami kesulitan dalam menyusun laporan kuliah. Diawali kesulitannya tentang menemukan mengumpulkan teori yang terkait sampai dengan membuat pembahasan dalam laporannya. Menurut Anda apakah yang harus dilakukan Alex untuk menyikapi permasalahan tersebut terkait dengan solusi yang akan dibuatnya?
a. Alex sebaiknya mengetahui terlebih dahulu bahwa situasi yang dihadapinya adalah permasalahan-permasalahan terkait dengan materi laporan kuliahnya. Ia mengalami kesulitan dalam penyusunan laporan kuliahnya. b. Alex berpikir bahwa ia akan mencari lebih banyak referensi dari semua jurnal dan buku untuk melengkapi laporannya. Ia juga berpikir tentang konsekuensi dari rencananya tersebut apabila ia tidak menemukan referensi yang dibutuhkan. c. Alex segera pergi ke perpustakaan dan toko buku untuk mencari jurnal penelitian dan buku-buku yang terkait dengan materi laporan kuliahnya. Ia juga akan memastikan bahwa ia akan memeriksa semua jurnal dan buku untuk mendapatkan hal-hal yang dicarinya. d. Alex menilai bahwa setelah pergi ke perpustakaan dan ke toko buku dalam mencari referensi, sehingga ia dapat menyelesaikan kesulitannya dalam menyusun laporan kuliahnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Kasus 2 Seorang mahasiswa bernama Alex yang merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Saat ini ia sedang menyusun skripsinya untuk menyelesaikan pendidikan S1. Selama menyusun skripsinya, Alex menemukan permasalahan yang harus ia hadapi. Suatu ketika Alex merasa kurang yakin dengan skripsi yang sedang dikerjakannya. Ia merasa kurang menemukan hal-hal yang mendasar mengapa ia harus melakukan penelitiannya. Hal tersebut menyebabkan ia merasa takut untuk bertemu dengan dosen pembimbingnya. Menurut Anda, apakah yang sebaiknya dilakukan oleh Alex dalam menyikapi permasalahan tersebut terkait dengan solusi yang akan dibuatnya?
a. Alex sebaiknya memahami bahwa situasi yang dihadapinya adalah ketakutannya untuk bertemu dengan dosen pembimbingnya karena merasa kurang yakin dengan skripsi yang sedang dikerjakannya b. Alex berpikir bahwa sebaiknya ia menemui dosen pembimbingnya untuk melakukan diskusi atau membahas tentang skripsi yang sudah ia kerjakan. Ia juga berpikir bahwa ketika ia menemui dosennya, ia harus siap dengan berbagai kritik tentang kekurangan dari skripsinya. c. Alex menemui dosennya untuk membahas tentang skripsinya dan memastikan bahwa ia akan mendapat insight dari dosen pembimbingnya tersebut. d. Alex segera menyimpulkan bahwa setelah bertemu dosen pembimbingnya, kesulitannya dalam mengerjakan skripsi dapat teratasi dan ia mengetahui hal yang harus diperbaiki dari skripsinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Kasus 3 Seorang anak yang berusia 16 tahun berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ia hanya tinggal bersama dengan ibu dan adiknya yang masih kecil. Ibunya hanya bekerja sebagai pengrajin tikar yang gajinya dirasa kurang cukup untuk menghidupi keluarganya. Ibunya harus membiayai kebutuhan keluarganya dan membiayai sekolah anak pertamanya. Beberapa kali ibunya harus meminjam uang kepada tetangganya untuk membayar uang sekolah anaknya. Anak pertamanya yang merasa sedih melihat ibunya harus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Menurut Anda, apakah yang sebaiknya dilakukan oleh anak tersebut dalam menyikapi permasalahan tersebut terkait dengan solusi yang akan dibuatnya?
a. Anak tersebut menyadari bahwa permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh keluarganya. Ibunya yang berusaha untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, meskipun tidak dapat mencukupi sepenuhnya sehingga seringkali mengalami kekurangan. b. Anak tersebut berpikir bahwa ia harus membantu ibunya untuk mencukupi kebutuhannya. Ia berencana untuk membantu ibunya bekerja seusai sekolah, meskipun ia tahu akan mengurangi jam belajarnya. c. Anak tersebut membantu ibunya bekerja seusai pulang sekolah selama 3 jam. Dalam waktu 3 jam, ia dapat menghasilkan 2-3 anyaman tikar. d. Anak tersebut melihat bahwa setelah membantu ibunya bekerja seusai sekolah dapat membayar uang yang dipinjam dari tetangganya dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Kasus 4 Seorang anak bernama Mila yang menjadi korban kekerasan oleh orangtuanya, hingga menimbulkan beberapa luka di tubuhnya. Mila merasa ketakutan untuk menghentikan perlakuan orangtuanya. Pada akhirnya ia tidak tahan dengan perlakuan orangtuanya. Menurut Anda, apakah yang sebaiknya dilakukan oleh anak ini dalam menyikapi permasalahan tersebut terkait dengan solusi yang akan dibuatnya?
a. Mila menyadari bahwa ia menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh orangtuanya, hingga menyebabkan beberapa luka di tubuhnya. Namun, ia merasa takut untuk menghentikan perlakuan orangtuanya kepadanya. b. Mila merasa tidak tahan dengan perlakuan orangtuanya. Ia berpikir untuk melaporkan kekerasan yang terjadi padanya kepada lembaga sosial. Ia juga memahami bahwa orangtuanya akan dinyatakan bersalah apabila ia melaporkan masalah ini. c. Mila dengan penuh keberanian melaporkan masalah ini kepada lembaga sosial untuk menghentikam kekerasan yang dilakukan oleh orangtuanya. Ia juga memastikan bahwa masalahnya ini akan ditangani oleh lembaga yang akan membantunya. d. Mila menyimpulkan bahwa setelah ia melaporkan permasalahan kekerasan ini kepada lembaga sosial, ia tidak mendapatkan perlakuan kekerasan lagi dari orangtuanya, sehingga ia tidak akan lagi merasa ketakutan seperti yang pernah dialaminya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Kasus 5 Adanya pergaulan bebas dikalangan remaja memberikan banyak dampak negatif. Salah satunya kepada Tina yang mengalami hamil diluar nikah. Ia merasa bingung dan takut apakah harus mempertahankan bayinya atau menggugurkannya, sedangkan ia juga tidak mau menerima pertanggung jawaban dari pemuda yang telah menghamilinya. Ia masih ingin melanjutkan kuliahnya untuk masa depannya. Menurut Anda, apakah yang sebaiknya dilakukan oleh Tina dalam menyikapi permasalahan tersebut terkait dengan solusi yang akan dibuatnya?
a. Tina menyadari bahwa ia mengalami hamil di luar nikah akibat pergaulan bebas. Ia juga mengalami kebingungan apakah ia harus mempertahankan bayinya, karena ia ingin tetap melanjutkan kuliahnya dan ia juga tidak mau menerima pertanggung jawaban dari pemuda yang telah menghamilinya. b. Tina berpikir bahwa bayi yang dikandungnya harus ia pertahankan dan ia rawat. Namun, ia juga memahami bahwa lingkungan sosialnya mungkin akan sulit menerima kondisi yang dialaminya. c. Tina memilih untuk mempertahankan bayinya dan tetap menyelesaikan kuliahnya hingga selesai serta menghadapi lingkungan sosialnya. d. Tina merasa keputusan yang diambilnya untuk mempertahankan bayinya dan melanjutkan kuliahnya dapat menjawab persoalan dan kebingungan serta ketakutan yang dihadapinya karena ternyata ia mendapatkan banyak dukungan dari lingkungannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2 RELIABILITAS
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .920
50
Symmetric Measures Asymp. Std. Value Measure of Agreement
Kappa
Error
.718
N of Valid Cases
a
b
Approx. T .068
55
a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
A1
144.79
163.498
.334
.920
A2
145.51
166.424
.211
.920
A3
144.51
160.202
.641
.917
A4
145.06
162.893
.370
.919
A5
144.31
165.212
.318
.919
A6
144.95
166.070
.215
.921
A7
144.49
159.655
.575
.917
A8
144.59
164.573
.394
.919
A9
144.77
164.841
.418
.919
A10
144.69
162.163
.521
.918
A11
145.37
163.822
.338
.919
A12
144.77
166.072
.227
.920
A13
144.79
165.979
.305
.919
A14
144.49
164.573
.381
.919
12.745
Approx. Sig. .000
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A15
144.89
163.977
.368
.919
A16
144.68
165.623
.424
.919
A17
144.55
162.105
.495
.918
A18
144.69
165.735
.250
.920
A19
144.59
159.573
.592
.917
A20
144.88
161.807
.560
.917
A21
144.64
160.857
.541
.917
A22
144.65
161.119
.611
.917
A23
144.82
166.187
.228
.920
A24
144.88
163.770
.416
.919
A25
144.44
160.392
.631
.917
A26
144.57
162.918
.477
.918
A27
144.89
162.866
.379
.919
A28
144.75
161.628
.575
.917
A29
144.60
165.496
.284
.920
A30
144.60
165.599
.355
.919
A31
144.37
163.267
.509
.918
A32
144.37
163.822
.376
.919
A33
145.60
162.310
.511
.918
A34
145.00
163.433
.409
.919
A35
144.79
164.016
.469
.918
A36
144.86
158.384
.570
.917
A37
144.53
159.654
.589
.917
A38
144.75
161.443
.633
.917
A39
144.60
160.422
.609
.917
164.082
.485
.918
A40
144.73
A41
145.64
172.301
-.165
.924
A42
144.62
164.195
.340
.919
A43
144.53
163.691
.510
.918
A44
145.59
166.137
.185
.921
A45
145.77
167.656
.132
.921
A46
144.91
165.102
.270
.920
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A47
144.84
160.833
.554
.917
A48
144.57
162.650
.579
.917
A49
144.79
164.580
.422
.919
A50
144.64
157.709
.681
.916
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3 SKALA PENELITIAN
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh: Pudji Astuti 109114075
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
Yogyakarta, Oktober 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Yth. Mahasiswa yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Sehubungan dengan penelitian tugas akhir yang sedang saya kerjakan, perkenankan saya untuk memohon bantuan dan kesediaan dari teman mahasiswa meluangkan waktu untuk mengisi angket ini. Angket ini berisi beberapa pernyataan. Dalam angket ini tidak ada penilaian jawaban benar atau salah, sehingga saya berharap anda menjawab dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan kondisi anda. Usahakan jangan sampai ada jawaban yang terlewatkan. Saya dapat menjamin kerahasiaan dari identitas dan jawaban anda dalam angket ini. Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kesediaan dalam mengisi angket ini.
Hormat saya, Pudji Astuti 109114075/PSI/Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Identitas dan Pernyataan Kesediaan
Nama/Inisial : Usia
:
Jenis kelamin : Suku
:
Fakultas/ prodi
:
IPK
:
Semester
:
Sekarang sedang mengerjakan skripsi pada BAB….
Berapa lama pengerjaan skripsi yang dilakukan sampai saat ini? satu semester/ dua semester/ tiga semester/ empat semester/ >empat semester*
*)coret yang tidak perlu
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian ini dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri saya.
Tanda tangan
(
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
SKALA A PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan kondisi anda yang anda alami dalam kehidupan sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda. Berikan tanda Checklist (√) pada kotak pilihan yang anda anggap paling sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri Anda. Pilihan jawabannya adalah: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
Contoh: No.
Pernyataan
Sangat
Sesuai (S) Tidak
Sangat
Sesuai
Sesuai
Tidak
(SS)
(TS)
Sesuai (STS)
1.
√
Saya memiliki banyak teman
Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang anda berikan adalah benar, sesuai dengan kondisi yang anda alami. Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda, maka dari itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Kerahasiaan identitas dan jawaban anda dijamin oleh peneliti. Jika sudah selesai, harap teliti kembali dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab.
-Selamat Mengerjakan-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
93
Sangat
Sesuai
Tidak
Sangat
Sesuai
(S)
Sesuai
Tidak
(TS)
Sesuai
(SS)
(STS) 1.
Saya memiliki kepercayaan diri untuk memahami perasaan yang muncul dalam diri saya
2.
Saya mengalami kesulitan dalam menemukan ide-ide baru
3.
Saya
mampu
menerima
keberagaman yang ada di sekitar saya 4.
Saya mengalami kesulitan dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam diri saya
5.
Saya dapat mengetahui perasaan yang muncul dalam diri
6.
Saya memiliki kesulitan dalam beradaptasi dengan orang lain
7.
Saya
mampu
memahami
perasaan orang lain 8.
Saya memiliki hubungan yang buruk dengan leader/follower
9.
Saya
dapat
mendefinisikan
perasaan yang timbul dalam diri 10.
Saya memiliki sikap pesimis akan suatu hal
11.
Saya mampu lain
termasuk
orang
yang
mempengaruhi
orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12.
Saya memiliki kesulitan untuk mengetahui perasaan dalam diri saya
13.
Saya
mampu
mengontrol
perasaan yang saya rasakan 14.
Saya mudah terpengaruh pada objek lain
15.
Saya
mengetahui
cara
berkomunikasi dengan orang lain 16.
Saya memiliki ketidakpedulian terhadap apa yang terjadi pada orang lain
17.
Saya
memiliki
tujuan
yang
terarah dalam mencapai suatu hal 18.
Saya akan mengabaikan orang lain yang membutuhkan bantuan
19.
Saya
mampu
keinginan
mengendalikan
yang
muncul
dari
dalam hati 20.
Saya memiliki kesulitan dalam mendefinisikan perasaan yang muncul dalam diri saya
21.
Saya
mengetahui
perubahan
perasaan yang muncul dalam diri 22.
Saya akan berpikir negatif akan suatu hal
23.
Saya
mampu
bekerja
sama
dengan orang lain 24.
Saya akan bersikap acuh kepada perasaan orang lain
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25.
Saya memiliki empati kepada orang lain
26.
Saya mengalami kesulitan dalam menangani
perasaan
yang
muncul 27.
Saya mampu terfokus pada satu objek
28.
Saya pernah bersikap reaktif terhadap perasaan yang muncul
29
Saya memiliki sikap optimis akan suatu hal
30.
Saya termasuk orang yang anti sosial
31.
Saya mampu menggunakan hati nurani dalam mengelola perasaan saya
32.
Saya mengalami kesulitan dalam mengendalikan keinginan yang muncul dari dalam hati
33.
Saya memiliki strategi yang tepat untuk mengatasi suatu konflik
34.
Saya
memiliki
tujuan
yang
kurang jelas dalam mencapai hal tertentu 35.
Saya akan memberikan bantuan kepada
orang
lain
yang
membutuhkan 36.
Saya mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang lain
37.
Saya mampu berpikir positif
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI akan suatu hal 38.
Saya kurang peka terhadap orang lain
39.
Saya mampu beradaptasi dengan orang lain
40.
Saya
mampu
menangani
perasaan yang ada dalam diri saya
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
SKALA B PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat lima cerita yang disertai dengan pertanyaan dan empat pilihan jawaban, jawablah pertanyaan untuk setiap cerita dengan cara sebagai berikut: 4. Bacalah cerita dan pertanyaan dengan teliti. 5. Pilihlah jawaban yang anda anggap paling tepat dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang anda pilih. 6. Setiap nomor hanya memerlukan satu jawaban
Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang anda berikan adalah benar, sesuai dengan pilihan yang anda anggap paling tepat. Masingmasing orang memiliki jawaban yang berbeda. Kerahasiaan identitas dan jawaban anda dijamin oleh peneliti. Jika sudah selesai, harap teliti kembali dan pastikan tidal ada pertanyaan yang terlewati untuk dijawab.
-Selamat Mengerjakan-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Kasus 1 Suatu ketika Alex mengalami kesulitan dalam menyusun laporan kuliah. Diawali kesulitannya tentang menemukan mengumpulkan teori yang terkait sampai dengan membuat pembahasan dalam laporannya. Menurut Anda apakah yang harus dilakukan Alex untuk menyikapi permasalahan tersebut terkait dengan solusi yang akan dibuatnya?
a. Alex sebaiknya mengetahui terlebih dahulu bahwa situasi yang dihadapinya adalah permasalahan-permasalahan terkait dengan materi laporan kuliahnya. Ia mengalami kesulitan dalam penyusunan laporan kuliahnya. b. Alex berpikir bahwa ia akan mencari lebih banyak referensi dari semua jurnal dan buku untuk melengkapi laporannya. Ia juga berpikir tentang konsekuensi dari rencananya tersebut apabila ia tidak menemukan referensi yang dibutuhkan. c. Alex segera pergi ke perpustakaan dan toko buku untuk mencari jurnal penelitian dan buku-buku yang terkait dengan materi laporan kuliahnya. Ia juga akan memastikan bahwa ia akan memeriksa semua jurnal dan buku untuk mendapatkan hal-hal yang dicarinya. d. Alex menilai bahwa setelah pergi ke perpustakaan dan ke toko buku dalam mencari referensi, sehingga ia dapat menyelesaikan kesulitannya dalam menyusun laporan kuliahnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Kasus 2 Seorang mahasiswa bernama Alex yang merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Saat ini ia sedang menyusun skripsinya untuk menyelesaikan pendidikan S1. Selama menyusun skripsinya, Alex menemukan permasalahan yang harus ia hadapi. Suatu ketika Alex merasa kurang yakin dengan skripsi yang sedang dikerjakannya. Ia merasa kurang menemukan hal-hal yang mendasar mengapa ia harus melakukan penelitiannya. Hal tersebut menyebabkan ia merasa takut untuk bertemu dengan dosen pembimbingnya. Menurut Anda, apakah yang sebaiknya dilakukan oleh Alex dalam menyikapi permasalahan tersebut terkait dengan solusi yang akan dibuatnya?
a. Alex sebaiknya memahami bahwa situasi yang dihadapinya adalah ketakutannya untuk bertemu dengan dosen pembimbingnya karena merasa kurang yakin dengan skripsi yang sedang dikerjakannya. b. Alex berpikir bahwa sebaiknya ia menemui dosen pembimbingnya untuk melakukan diskusi atau membahas tentang skripsi yang sudah ia kerjakan. Ia juga berpikir bahwa ketika ia menemui dosennya, ia harus siap dengan berbagai kritik tentang kekurangan dari skripsinya. c. Alex menemui dosennya untuk membahas tentang skripsinya dan memastikan bahwa ia akan mendapat insight dari dosen pembimbingnya tersebut. d. Alex segera menyimpulkan bahwa setelah bertemu dosen pembimbingnya, kesulitannya dalam mengerjakan skripsi dapat teratasi dan ia mengetahui hal yang harus diperbaiki dari skripsinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Kasus 3 Seorang anak yang berusia 16 tahun berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ia hanya tinggal bersama dengan ibu dan adiknya yang masih kecil. Ibunya hanya bekerja sebagai pengrajin tikar yang gajinya dirasa kurang cukup untuk menghidupi keluarganya. Ibunya harus membiayai kebutuhan keluarganya dan membiayai sekolah anak pertamanya. Beberapa kali ibunya harus meminjam uang kepada tetangganya untuk membayar uang sekolah anaknya. Anak pertamanya yang merasa sedih melihat ibunya harus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Menurut Anda, apakah yang sebaiknya dilakukan oleh anak tersebut dalam menyikapi permasalahan tersebut terkait dengan solusi yang akan dibuatnya?
a. Anak tersebut menyadari bahwa permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh keluarganya. Ibunya yang berusaha untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, meskipun tidak dapat mencukupi sepenuhnya sehingga seringkali mengalami kekurangan. b. Anak tersebut berpikir bahwa ia harus membantu ibunya untuk mencukupi kebutuhannya. Ia berencana untuk membantu ibunya bekerja seusai sekolah, meskipun ia tahu akan mengurangi jam belajarnya. c. Anak tersebut membantu ibunya bekerja seusai pulang sekolah selama 3 jam. Dalam waktu 3 jam, ia dapat menghasilkan 2-3 anyaman tikar. d. Anak tersebut melihat bahwa setelah membantu ibunya bekerja seusai sekolah dapat membayar uang yang dipinjam dari tetangganya dan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Kasus 4 Seorang anak bernama Mila yang menjadi korban kekerasan oleh orangtuanya, hingga menimbulkan beberapa luka di tubuhnya. Mila merasa ketakutan untuk menghentikan perlakuan orangtuanya. Pada akhirnya ia tidak tahan dengan perlakuan orangtuanya. Menurut Anda, apakah yang sebaiknya dilakukan oleh anak ini dalam menyikapi permasalahan tersebut terkait dengan solusi yang akan dibuatnya?
a. Mila menyadari bahwa ia menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh orangtuanya, hingga menyebabkan beberapa luka di tubuhnya. Namun, ia merasa takut untuk menghentikan perlakuan orangtuanya kepadanya. b. Mila merasa tidak tahan dengan perlakuan orangtuanya. Ia berpikir untuk melaporkan kekerasan yang terjadi padanya kepada lembaga sosial. Ia juga memahami bahwa orangtuanya akan dinyatakan bersalah apabila ia melaporkan masalah ini. c. Mila dengan penuh keberanian melaporkan masalah ini kepada lembaga sosial untuk menghentikam kekerasan yang dilakukan oleh orangtuanya. Ia juga memastikan bahwa masalahnya ini akan ditangani oleh lembaga yang akan membantunya. d. Mila menyimpulkan bahwa setelah ia melaporkan permasalahan kekerasan ini kepada lembaga sosial, ia tidak mendapatkan perlakuan kekerasan lagi dari orangtuanya, sehingga ia tidak akan lagi merasa ketakutan seperti yang pernah dialaminya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Kasus 5 Adanya pergaulan bebas dikalangan remaja memberikan banyak dampak negatif. Salah satunya kepada Tina yang mengalami hamil diluar nikah. Ia merasa bingung dan takut apakah harus mempertahankan bayinya atau menggugurkannya, sedangkan ia juga tidak mau menerima pertanggung jawaban dari pemuda yang telah menghamilinya. Ia masih ingin melanjutkan kuliahnya untuk masa depannya. Menurut Anda, apakah yang sebaiknya dilakukan oleh Tina dalam menyikapi permasalahan tersebut terkait dengan solusi yang akan dibuatnya?
a. Tina menyadari bahwa ia mengalami hamil di luar nikah akibat pergaulan bebas. Ia juga mengalami kebingungan apakah ia harus mempertahankan bayinya, karena ia ingin tetap melanjutkan kuliahnya dan ia juga tidak mau menerima pertanggung jawaban dari pemuda yang telah menghamilinya. b. Tina berpikir bahwa bayi yang dikandungnya harus ia pertahankan dan ia rawat. Namun, ia juga memahami bahwa lingkungan sosialnya mungkin akan sulit menerima kondisi yang dialaminya. c. Tina memilih untuk mempertahankan bayinya dan tetap menyelesaikan kuliahnya hingga selesai serta menghadapi lingkungan sosialnya. d. Tina merasa keputusan yang diambilnya untuk mempertahankan bayinya dan melanjutkan kuliahnya dapat menjawab persoalan dan kebingungan serta ketakutan yang dihadapinya karena ternyata ia mendapatkan banyak dukungan dari lingkungannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4 MEAN TEORITIK DAN MEAN EMPIRIK
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MEAN EMPIRIK DAN MEAN TEORITIK KECERDASAN EMOSI
One-Sample Statistics N TOTALA
Mean 103
Std. Deviation
118.50
Std. Error Mean
12.669
1.248
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t TOTALA
df
94.923
Sig. (2-tailed) 102
Mean Difference
.000
118.495
Lower
Upper
116.02
120.97
PEMECAHAN MASALAH
One-Sample Statistics N TOTALB
Mean 103
263.69
Std. Deviation
Std. Error Mean
37.963
3.741
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t TOTALB
70.495
df
Sig. (2-tailed) 102
.000
Mean Difference 263.689
Lower 256.27
Upper 271.11
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5 UJI NORMALITAS
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UJI NORMALITAS Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
TotalA
103
118.50
12.669
64
148
TOTALB
103
263.69
37.963
160
360
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test TotalA N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
TOTALB
103
103
Mean
118.50
263.69
Std. Deviation
12.669
37.963
Absolute
.109
.121
Positive
.109
.112
Negative
-.077
-.121
1.111
1.233
.169
.096
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 6 UJI LINEARITAS
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
UJI LINEARITAS Case Processing Summary Cases Included N TOTALB * TotalA
Excluded
Percent 103
N
Total
Percent
100.0%
0
N
.0%
Percent 103
100.0%
ANOVA Table Sum of
Mean
Squares TOTALB * TotalA Between Groups
(Combined)
df
Square
F
Sig.
39144.725
41
954.749
.540
.981
223.260
1
223.260
.126
.724
38921.465
40
973.037
.550
.977
Within Groups
107853.333
61
1768.087
Total
146998.058
102
Linearity Deviation from Linearity
Measures of Association R TOTALB * TotalA
R Squared .039
.002
Eta .516
Eta Squared .266
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 7 UJI HIPOTESIS
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UJI HIPOTESIS Correlations TOTALA Spearman's rho
TOTALA
Correlation Coefficient
1.000
.020
.
.419
N
103
103
Correlation Coefficient
.020
1.000
Sig. (1-tailed)
.419
.
N
103
103
Sig. (1-tailed)
TOTALB
TOTALB
110