PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2009-2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Monalisa Essy NIM: 091124022 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan dengan tulus kepada: Tuhan Yesus yang selalu setia mendampingi penulis, seluruh keluarga penulis yang sangat penulis cintai, seluruh Mahasiswa IPPAK-USD, para dosen yang telah setia mendampingi dan membimbing penulis, kampus IPPAK-USD yang telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman, dan kepada siapa saja yang telah mendukung dan membantu penulis dengan doa, dan usaha yang begitu tulus dalam penyusunan skripsi ini.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota” (Ams 16:32)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Judul skripsi PENGARUH PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI IPPAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2009-2012 dipilih karena adanya keprihatinan terhadap kedisiplinan mahasiswa IPPAK dalam memanfaatkan waktu yang ada. Usaha untuk meningkatkan prestasi belajar dapat diawali dengan membuat pengelolaan waktu belajar yang baik. Oleh karena itu, skripsi ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 dan upaya-upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengelolaan waktu belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Pengelolaan waktu belajar merupakan pengaturan waktu belajar yang telah dibuat oleh setiap orang dalam hidupnya dengan mempertimbangkan faktor penting dan kemendesakan sehingga yang penting diberikan prioritas yang utama dan ditata dengan baik. Sedangkan prestasi belajar mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Katolik adalah pencapaian tujuan dengan menggunakan pengelolaan waktu belajar yang baik dan melihat keadaan awal sebagai alat untuk mencapai tujuan itu. Prestasi belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik dapat dilihat berdasarkan dua objek yaitu objek formal dan objek material. Oleh karena itu, mahasiswa Prodi IPPAK perlu menyediakan waktu yang memadai untuk menguasai Ilmu Kateketik baik secara formal maupun material. Dengan demikian, pengelolaan waktu belajar dapat membantu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Hipotesis dalam penelitian ini yaitu, Ho: tidak ada pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Ha: ada pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Namun, karena uji persyaratan tidak terpenuhi karena hasil analisis menunjukkan data tidak signifikan dan linieritasnya tidak terpenuhi. Oleh karena itu, diubah dengan menggunakan statistik Nonparametrik. Populasinya adalah mahasiswa Prodi IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Teknik sampling yang digunakan adalah Nonprobability Sampling dengan menggunakan teknik sampling purposive karena sampel yang digunakan hanya mahasiswa yang memiliki jadwal yaitu sebanyak 60 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah skala Likert yang diuji pada taraf signifikansi 5%. N 60 orang dengan nilai kritis 0,254 diperoleh hasil 32 butir soal ang valid. Nilai reliabilitasnya sebesar 0,900 yang artinya sangat tinggi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengelolaan waktu belajar 126,58 dan rata-rata IPK mahasiswa IPPAK 3,27, keduanya tergolong baik. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,901 yang artinya tidak signifikan dan linieritasnya tidak terpenuhi. Uji peringkat bertanda Wilcoxon diperoleh nilai Signifikansinya 0,05 yang berarti ada pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009-2012. Oleh karena itu, Mahasiswa IPPAK-USD Yogyakarta perlu mengelola waktu belajar dengan membuat jadwal dan melaksanakannya dengan baik dan sepenuh hati. viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT The title of thesis is THE INFUENCE OF TIME MANAGEMENT ON THE STUDENT’S ACHIEVEMENT AT PRODI IPPAK-USD YOGYAKARTA BATCH 2009-2012. This title was chosen because of a concern with the student’s discipline at IPPAK in using their available time. An effort can be done to improve student’s achievement by learning how to have an effective time management. Therefore, this thesis is aimed to look at how big the influence of time management on student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta and what efforts that can be done to improve student’s time management at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta. Time management is a way to manage the available time , by considering the importance and urgenty factors of things, so that the important and urgent things become the main priority and are well arranged. The student’s achievement is the achievement of the students’ goal as they are studying at Prodi IPPAK by using a good time management and perceiving the initial state as a mean to achieve that goal. The student’s achievement at Catholic Religion Education can be measured from two different angles which are the formal and material objects. Therefore, the students should provide a good time available to master Catechetics both formally and materially. Thus, learning to manage the available time can help to improve student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta batch 2009 up to 2012. The hypothesis of this study is, Ho: there is no effect of time management on student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta of 2009 up to 2012 students generation. Ha: there is an effect of time management on student’s achievement at Prodi IPPAK-USD Yogyakarta of 2009 up to 2012 students generation. The type of this research is a quantitative. However, because the results of test qualify showed that the data were not significant and the linearity was not met, then the same procedure could not be used anymore. A modified type of research using non-parametric statistics then was used. The population were the students of Prodi IPPAK-USD Yogyakarta of batch 2009 up to 2012. The sampling technique was a non probability sampling using a porpusive sampling technique, because of there were only 60 students who had their time scheduled. The instrument which was used was a Likert scale, that was tested at a significance level of 5%. N 60 people with the critical value of 0.254 which showed that 32 items was valid. Reliability value of 0.900, which means its reliability is very high. The results of the study showed that the average of time management is 126,58 and an average GPA is 3.27 of the IPPAK’s students. Thus, both refer that they are quite good. the significance value is 0.901 which meant that it was not significant and its linearity was not met. Wilcoxon Signed Ranks Test the result shows that its significance level is 0.05, which means that there is an influence of time management on student’s achievement at IPPAK-USD Yogyakarta of 2009 up to 2012 students generation. Therefore, the Prodi IPPAK’s students need continually to learn how to manage their time effectively by making their time scheduled and then to do it wholeheartedly. ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGARUH PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2009-2012. Penulisan skripsi ini berawal dari keprihatinan penulis melihat realita yang terjadi di kampus IPPAK seperti keterlambatan dalam mengumpulkan tugas kuliah, kurangnya persiapan dalam menghadapi UTS dan UAS, keterlambatan masuk kelas dll. Permasalahan-permasalahan tersebut muncul ketika seseorang tidak bisa mengelola waktunya dengan baik. Bertolak dari keprihatinan tersebut, maka penulis mengharapkan dengan adanya penyusunan skripsi ini dapat membantu mahasiswa IPPAK untuk lebih memperhatikan waktu yang ada dan membiasakan diri untuk hidup disiplin sehingga segala sesuatu dapat dikerjakan dengan baik dan teratur. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat doa, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. F.X. Heryatno W.W.,S.J.,M.Edselaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Prodi IPPAK dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah dengan tulus, penuh kesabaran dan rendah hati selalu mendampingi, membimbing, memotivasi dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Drs. M. Sumarno Ds.,S.J., M.A selaku dosen pembimbing akademik sekaligus sebagai dosen pembimbing II yang telah dengan sabar membimbing, memotivasi dan memberikan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Drs. L.Bambang Hendarto.Y., M.Hum selaku dosen pembimbing III yang selalu mendukung dan berkenan menguji skripsi ini. 5. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai dan ketiga adik-adik penulis yang sangat penulis banggakan yang selalu mendoakan, menyemangati, mendukung dan memberikan inspirasi untuk penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 6. Mahasiswa Prodi IPPAK-USD yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat, motivasi dan meluangkan waktu untuk ambil bagian dalam mengisi angket dan studi dokumen sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 yang telah dengan tulus mendoakan, memotivasi dan mendukung penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 8. Karolina Ohoilulin yang dengan cintanya yang begitu tulus selalu mengarahkan dan menyemangati penulis dalam mengerjakan skripsi ini. 9. Semua pihak baik langsung maupun tidak langsung telah mendoakan, menyemangati dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini. xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................
iv
MOTTO ............................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................
vii
ABSTRAK ........................................................................................................
viii
ABSTRACT ........................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................
x
DAFTAR ISI .....................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................
xviii
DAFTAR TABEL .............................................................................................
xx
DAFTAR GRAFIK ..........................................................................................
xxii
DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................
xxiii
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang ...................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................................
7
C. Pembatasan Masalah ..........................................................................
7
D. Rumusan Masalah ..............................................................................
8
E. Tujuan Penulisan ................................................................................
8
F. Manfaat Penulisan ..............................................................................
9
G. Metode Penulisan ..............................................................................
9
H. SistematikaPenulisan ..........................................................................
10
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ............................................
12
A. Kajian Pustaka ....................................................................................
12
1. Belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik .....................................
12
a. Sejarah Ilmu Kateketik ..........................................................
12
b. Pendidikan Agama Katolik sebagai Ilmu ...............................
15
c. Objek Formal dan Objek Material Ilmu Kateketik ................
15
1) Objek Formal Ilmu Kateketik ..........................................
16
a) Komunikasi Iman .......................................................
17
b) Pewartaan Iman ..........................................................
18
c) Pendidikan Iman ........................................................
19
2) Objek Material Ilmu Kateketik ........................................
21
a) Iman ...........................................................................
21
b) Pengalaman Hidup ......................................................
24
3) Medan Tugas Ilmu PAK ..................................................
24
2. Pengelolaan Waktu Belajar .........................................................
26
a. Pengertian Waktu ...................................................................
26
b. Dasar Manajemen Waktu .......................................................
26
c. Teknik Manajemen Waktu .....................................................
27
d. Cara Mengendalikan Waktu ..................................................
28
e. Kuadran Manajemen Waktu ..................................................
29
1) Kuadran 1 (K1) .................................................................
30
2) Kuadran 2 (K2) .................................................................
31
3) Kuadran 3 (K3) .................................................................
31
4) Kuadran 4 (K4) .................................................................
32
3. Prestasi Belajar .............................................................................
34
a. Pengertian Prestasi Belajar ....................................................
34
b. Prestasi Belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik ..................
35
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ..............
36
B. Penelitian yang Relevan .....................................................................
38
C. Kerangka Pikir ...................................................................................
39
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Hipotesis ............................................................................................
40
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................
41
A. Jenis Penelitian ..................................................................................
41
B. Desain Penelitian ...............................................................................
41
C. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................
42
D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................
42
E. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
43
F. Variabel Penelitian ...........................................................................
44
1. Definisi Konseptual Variabel Penelitian ....................................
44
2. Definisi Operasional variabel Penelitian ....................................
45
G. Instrumen Penelitian ..........................................................................
45
H. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...........................................................
47
1. Kisi-kisi Instrumen Variabel X ...................................................
47
2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Y....................................................
49
3. Kisi-kisi Studi Dokumen ............................................................
49
I. Pengembangan Instrumen ..................................................................
49
1. Uji Coba Terpakai ......................................................................
49
2. Uji Validitas ................................................................................
50
3. Uji Reliabilitas ............................................................................
51
J. Uji Persyaratan Analisis .....................................................................
52
1. Uji Normalitas .............................................................................
52
2. Uji Linieritas ...............................................................................
52
3. Uji Homokedastisitas ..................................................................
53
K. Uji Hipotesis ......................................................................................
54
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................
56
A. Hasil Penelitian ..................................................................................
56
1. Uji Persyaratan ...........................................................................
56
a. Uji Normalitas .....................................................................
56
b. Uji Linieritas ........................................................................
57
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Uji Homokedastisitas ...........................................................
58
2. Deskripsi Data .............................................................................
59
a. Pengelolaan Waktu Belajar ..................................................
60
1) Visi yang dimiliki Mahasiswa IPPAK .........................
60
2) Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK .....................
62
3) Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK ............
64
4) Hal-hal yang Mendukung Mahasiswa IPPAK .............
66
5) Kuadran II: Prinsip Penting dan Tidak Mendesak .......
68
6) Hal-hal yang Harus dihindari Mahasiswa IPPAK ........
70
b) Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK ...................................
72
3. Statistik Nonparametrik: Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon ......
73
4. Hasil Studi Dokumen .................................................................
76
a. Memiliki Jadwal ..................................................................
77
b. Mahasiswa IPPAK yang Membuat Jadwal secara Rutin .....
79
5. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................
81
6. Refleksi Kateketis .......................................................................
87
a. Hakikat Katekese ................................................................
87
1) Arti Katekese ................................................................
87
2) Tujuan Katekese ............................................................
88
3) Isi Katekese ..................................................................
88
4) Bentuk Katekese ...........................................................
89
5) Tugas Utama Katekese .................................................
89
6) Metode Katekese ..........................................................
90
b. Katekis .................................................................................
91
c. Refleksi Kateketis Pengelolaan Waktu Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK ........................... ........ 7. Keterbatasan Penelitian .............................................................
92 96
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................
97
A. Kesimpulan ..........................................................................................
97
B. Saran ....................................................................................................
98
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
101
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
102
Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................
(1)
Lampiran 2: Lembar Kuesioner Penelitian .........................................................
(2)
Lampiran 3: Hasil Analisis Validitas ..................................................................
(7)
Lampiran 4: Hasil Studi Dokumen ....................................................................
(9)
Lampiran 5: Statistics Keseluruhan Variabel X dan Y ......................................
(10)
Lampiran 6: Tabel Product Moment dan Distribusi t ........................................
(11)
Lampiran 7: Contoh Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK .........................
(12)
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN Seluruh singkatan yang terdapat di bawah ini merupakan singkatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan yang terdapat di bawah ini merupakan singkatan dalam Alkitab Deuterokanonika, Lembaga Biblika Indonesia, 2008.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja CT
: Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.
C. Singkatan dalam Penelitian ANOVA
: Analisys of Varians
Deviasi
: Deviasi
Ha
: Hipotesis alternatif
Ho
: Hipotesis nol
Sig
: Signifikansi
SPSS
: Statistical Product and Service Solutions
Std
:Standard
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Singkatan Lain Art
: Artikel
Dst
: Dan seterusnya
IPPAK
: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
KWI
: Konferensi Wali Gereja Indonesia
Komkat
: Komisi Kateketik
PAK
: Pendidikan Agama Katolik
PKKI
: Pertemuan Katekese Keuskupan Se-Indonesia
Prodi
: Program Studi
PUK
: Petunjuk Umum Katekese
USD
: Universitas Sanata Dharma
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Kuadran Manajemen Waktu
Tabel 2
: Skor Skala untuk Pernyataan Positif
Tabel 3
: Skor Skala untuk Pernyataan Negatif
Tabel 4
: Kisi-kisi Instrumen Variabel X: Pengelolaan Waktu Belajar
Tabel 5
: Kisi-kisi Instrumen Variabel Y: Prestasi Belajar
Tabel 6
: Kisi-kisi Studi Dokumen
Tabel 7
: Reliability Statistics
Tabel 8
: Test of Normality
Tabel 9
: Anova
Tabel 10
: Rangkuman Statistik Deskriptif Pengelolaan Waktu Belajar
Tabel 11
: Statistik Visi yang dimiliki Mahasiswa IPPAK
Tabel 12
: Deskripsi Visi yang dimiliki Mahasiswa IPPAK
Tabel 13
: Statistik Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK
Tabel 14
: Deskripsi Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK
Tabel 15
: Statistik Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK
Tabel 16
: Deskripsi Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK
Tabel 17
: Statistik Hal-hal yang Mendukung Mahasiswa IPPAK
Tabel 18
: Deskripsi Hal-hal yang Mendukung Mahasiswa IPPAK
Tabel 19
: Statistik Kuadran II: Prinsip Penting dan tidak Mendesak
Tabel 20
: Deskripsi Kuadran II: Prinsip Penting dan tidak Mendesak
Tabel 21
: Statistik Hal-hal yang harus dihindari Mahasiswa IPPAK xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 22
: Deskripsi Hal-hal yang harus dihindari Mahasiswa IPPAK
Tabel 23
: Rangkuman Statistik Deskriptif Prestasi Belajar
Tabel 24
: Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK (IPK)
Tabel 25
: Ranks
Tabel 26
: Deskriptif Statisticsb
Tabel 27
: Test Statistics
Tabel 28
: Statistics Hasil Studi Dokumen
Tabel 29
: Statistik Mahasiswa yang Memiliki Jadwal
Tabel 30
: Deskripsi Mahasiswa yang Memiliki Jadwal
Tabel 31
: Statistik Mahasiswa yang Membuat Jadwal secara Rutin
Tabel 32
: Deskripsi Mahasiswa yang Membuat Jadwal secara Rutin
xxi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1
: Normal P-P Plot Pengelolaan Waktu Belajar
Grafik 2
: Normal P-P Plot Prestasi Belajar
Grafik 3
: Scatterplot
xxii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1
: Visi yang dimiliki Mahasiswa IPPAK
Diagram 2
: Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK
Diagram 3
: Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK
Diagram 4
: Hal-hal yang Mendukung Mahasiswa IPPAK
Diagram 5
: Kuadran II: Prinsip Penting dan tidak Mendesak
Diagram 6
: Hal-hal yang harus dihindari Mahasiswa IPPAK
Diagram 7
: Prestasi Belajar (IPK) Mahasiswa IPPAK
xxiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Dalam realita kehidupan yang kita jalani saat ini, kita masing-masing pasti memiliki cita-cita atau impian yang ingin dicapai agar kita memiliki arah dan tujuan hidup yang jelas. Covey (2001: 120) mengatakan bahwa “tanpa tujuan akhir kita sering kali cepat mengikuti siapapun yang mau memimpin, bahkan pada hal-hal yang tidak bermanfaat bagi kita.” Kalau kita mampu menggunakan keberanian kita untuk menetapkan dan mengupayakan tujuan yang terkait dengan prinsip-prinsip dan hati nurani, kita cenderung untuk meraih hasil-hasil yang positif seperti kesuksesan dalam bidang pendidikan dan lain-lain. Jadi jelaslah, bahwa jika impian yang kita miliki sudah melekat sedemikian kuatnya dalam diri masing-masing pribadi, kita akan siap untuk bangkit kembali jika seandainya kita mengalami kegagalan untuk mau terus berusaha sehingga apa yang menjadi tujuan akhir kita dapat menjadi suatu kesuksesan dalam hidup yang juga membawa pada kebahagiaan. Kesuksesan merupakan impian setiap orang dalam hidupnya, setiap orang pasti ingin sukses, namun dalam mencapai kesuksesan itu harus disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh dan kerja keras. Tinambunan (2008: 105) mengatakan “orang yang berhasil mencapai segala tujuan yang bermakna adalah seorang yang dalam hidupnya bekerja dengan keras dan ulet.” Maka, sikap maupun kebiasaan menunda-nunda waktu harus kita hindari sehingga kita mampu belajar dengan tekun dan bekerja keras dalam mencapai kesuksesan atau keberhasilan dalam hidup kita khususnya keberhasilan studi bagi mahasiswa IPPAK. Kesuksesan ini tidak bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
lepas dari pengelolaan waktu belajar yang baik karena orang yang sukses biasanya dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan bijaksana seperti pendapat Slameto (2010: 79) yang mengatakan “menghasilkan sesuatu hanya mungkin jika kita gunakan waktu dengan efisien.” Oleh karena itu, gunakanlah waktu kita sebagai mahasiswa dengan sebaik-baiknya jangan membiasakan diri menunda-nunda, seperti ada pepatah mengatakan “jangan tunggu sampai besok apa yang dapat dikerjakan hari ini (Tinambunan, 2008: 61).” Jadi, lakukanlah apa yang bisa dilakukan hari ini jangan menunggu sampai besok karena hari esok masih banyak hal berharga lainnya yang bisa kita lakukan. Mengelola waktu dengan baik merupakan sesuatu yang diharapkan oleh setiap orang, namun hanya sedikit orang yang mampu melakukannya karena sering munculnya sikap menunda-nunda waktu. Kebiasaan menunda-menunda merupakan sesuatu yang pernah dilakukan oleh setiap orang dalam hidupnya sehingga terkadang apa yang ingin tercapai harus tertunda seperti halnya prestasi. Timpe (1987: 17) mengatakan “penundaan merupakan batu sandungan terbesar bagi hampir semua orang yang mencari perbaikan dalam memanfaatkan waktunya.” Senada dengan pendapat di atas, Wicak (2008: 108) mengatakan “gejala penundaan waktu muncul ketika anda sudah mengetahui ada hal untuk dikerjakan, tetapi anda mengulur-ngulur waktu.” Oleh karena itu, kita harus belajar mengendalikan waktu dengan baik. Timpe (1987: 11) mengatakan “belajar untuk mengendalikan waktu sendiri berarti mengubah
beberapa
kebiasaan
waktu
anda.”
Jadi,
apabila
kita
mampu
mengendalikan waktu dengan baik, kita akan mampu mengubah kebiasaan menundanunda waktu sehingga nantinya kita dapat mencapai apa yang menjadi tujuan hidup kita yaitu kebahagiaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan khususnya terhadap 5 orang responden yang penulis wawancarai dengan panduan pertanyaan “Apakah ada hubungan antara pengolaan waktu belajar terhadap Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh setiap semester?” beberapa responden mengatakan bahwa: “pengelolaan waktu belajar sangatlah penting namun, itu semua dibutuhkan motivasi untuk terusmenerus membangun semangat dalam belajar terutama untuk meningkatkan prestasi belajar mereka.” Namun beberapa responden juga mengatakan bahwa: “mereka belum memiliki pengelolaan waktu belajar yang baik dikarenakan beberapa alasan yaitu banyaknya aktivitas di luar kampus yang menyita banyak energi, tidak efektif dan efesien dalam mengelola waktu belajar, lebih senang bermain daripada belajar, kurang konsekuen dengan pengelolaan waktu belajar yang sudah dibuat, dan malas membuat jadwal belajar.” Wicak (2008: 31) mengatakan “perencanaan dilakukan agar setiap kegiatan memiliki tujuan yang jelas dan adalah cara yang paling tepat dan efisien untuk mencapai tujuan tersebut.” Maka, sangatlah penting adanya pengelolaan waktu belajar yang baik bagi mahasiswa IPPAK sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Dalam penggunaan waktu yang baik sangatlah penting adanya perencanaan baik itu jangka panjang maupun jangka pendek. Perencanaan jangka panjang seperti, seperti jadwal atau agenda tahunan, sedangkan perencanaan jangka pendek seperti, jadwal bulanan, mingguan maupun jadwal harian. Perencanaan jangka panjang memang sangat membantu. “Misi hidup hidup hanya bisa diwujudkan jika kita memiliki komitmen, untuk bisa mewujudkan komitmen itu ke dalam aksi atau tindakan, dibutuhkan rencana jangka panjang (Wicak, 2008: 37).” Senada dengan pendapat Haynes (2010: 39) yang mengatakan “langkah tindakan dalam rencana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
jangka panjang harus disatukan, dan dibuat prioritasnya berdasarkan tuntutan anda yang lain.” Jadi, kita harus memiliki prioritas utama agar apa yang kita rencanakan dapat berjalan dengan baik. Jadwal harian adalah salah satu perencanaan jangka pendek yang sangat membantu dalam mengendalikan waktu sehingga tidak terbuang sia-sia. Wicak (2008: 30) mengatakan “pembuatan jadwal penting dilakukan agar setiap aktivitas bisa berjalan lancar dan tidak tumpang tindih.” Slameto (2010: 82) juga mengatakan “agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin.” Maka, sangatlah penting membuat jadwal harian terutama dalam pengelolaan waktu belajar sehingga tugas kuliah tidak menumpuk dan mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa IPPAK. Pada kenyataannya penulis mengalami dan melihat sendiri bagaimana mahasiswa IPPAK pada saat menjelang ujian tengah semester maupun ujian akhir semester ada beberapa mahasiswa IPPAK yang kebingungan mencari bahan untuk ujian sehingga sibuk mencari referensi kepada teman-teman sekelas yang memiliki bahan yang lengkap dan ada juga beberapa mahasiswa IPPAK yang mengerjakan tugas kuliah sehari sebelum tugas itu dikumpulkan sehingga hasil yang diperoleh tidak maksimal seperti yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa IPPAK memiliki jadwal belajar dan pengelolaan waktu belajar yang baik dan efektif. Prestasi belajar sangat penting untuk setiap orang dalam menunjang masa depannya karena prestasilah setiap orang berusaha dan berjuang dengan sungguhsungguh untuk mendapatkan nilai yang terbaik ketika masih di SMP, SMA maupun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
di Perguruan Tinggi dan di organisasi manapun setiap orang selalu berusaha untuk memperoleh prestasi yang terbaik dalam hidupnya walaupun banyak kesukaran yang kita alami. Indeks Prestasi (IP) merupakan salah satu alat ukur prestasi di bidang akademik atau pendidikan. Indeks prestasi dihitung baik pada setiap akhir semester dengan hasil yang disebut IP Semester, maupun pada akhir program pendidikan lengkap satu jenjang dengan hasil yang disebut Indeks Prestasi Komulatif (IPK). Berdasarkan pengalaman penulis selama kurang lebih empat tahun kuliah di Prodi IPPAK hanya sedikit mahasiswa yang mampu menyelesaikan kuliahnya dalam waktu empat tahun atau delapan semester ini. Hal ini bisa diidentifikasi berdasarkan data yang penulis peroleh dari sekretariat pengajaran di kampus IPPAK yang menyatakan angkatan 2008 yang keseluruhannya berjumlah total 38 mahasiswa, yang mampu menyelesaikan studinya dalam delapan semester berjumlah 3 mahasiswa, sedangkan yang lainnya menyelesaikan studinya lebih dari 8 semester, seperti 6 orang mahasiswa menyelesaikan studinya pada semester sembilan, 8 orang mahasiswa menyelesaikan studinya pada semester sepuluh, sedangkan 21 mahasiswa lainnya sedang dalam proses penyusunan tugas akhir. Tidak hanya faktor kelulusan saja yang menentukan mahasiswa IPPAK dapat menyelesaikan studinya tepat waktu tetapi juga nilai kelulusan yang mereka peroleh. Belum pasti mahasiswa yang memiliki IPK yang tinggi dapat menyelesaikan studinya tepat waktu dan begitu juga sebaliknya, seperti yang penulis tanyakan dengan beberapa mahasiswa IPPAK yang mampu menyelesaikan kuliahnya dalam jangka waktu empat tahun rata-rata memiliki IPK yang baik yaitu 3,51 yang berarti lulus dengan pujian namun ada beberapa mahasiswa juga yang memiliki IPK yang baik namun menyelesaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
studinya di atas delapan semester. Ini merupakan salah satu dampak dari pengelolaan waktu yang kurang baik dan juga dampak dari prestasi akademik yang diperoleh oleh setiap mahasiswa setiap semesternya. Dari pengalaman penulis ada juga mahasiswa IPPAK yang belum atau bahkan tidak memiliki target Indeks Prestasi (IP) yang ingin mereka capai setiap semesternya, yang penting bisa lulus pada setiap mata kuliah sudah dianggap cukup sehingga banyak mahasiwa IPPAK yang memiliki indeks prestasi akademiknya di bawah rata-rata dan harus mengulang di semester sebelumnya karena ada mata kuliah yang belum tuntas. Hal ini dikarenakan mahasiswa IPPAK tersebut belum memiliki kesadaran untuk mengelola waktu belajar dengan baik. Banyak mahasiswa yang hanya memanfaatkan waktu untuk hal –hal yang tidak penting seperti bermain, nonton, ke warnet dan lain-lain. Hal ini membuat mahasiswa malas belajar dan menunda-nunda mengerjakan tugas utama sebagai seorang mahasiswa. Namun, ada juga kecenderungan mahasiswa IPPAK yang benar-benar bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk hal-hal yang sungguh penting dan tidak mendesak, yang memiliki pengelolaan waktu yang baik sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Namun hanya sedikit mahasiswa IPPAK yang memiliki manajemen waktu belajar yang baik. Manajemen waktu sebenarnya hanya diperlukan oleh orang yang menganggap waktu itu penting. Dan itu hanya terjadi ketika dia memiliki visi dan misi yang jelas tentang hidupnya. “Tanpa misi yang jelas, hidup seolah bergerak tanpa arah dan waktu pun kehilangan nilai pentingnya (Wicak, 2008: VII).” Oleh karena itu, sebagai mahasiswa IPPAK kita harus mampu mengelola waktu belajar yang baik sehingga prestasi Akademik atau Indek Prestasi (IP) setiap semesternya dapat tercapai dengan baik dan pada akhirnya dapat selesai tepat waktu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
Menyadari hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian di Program Studi IPPAK sebagai skripsi dengan judul PENGARUH PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2009-2012.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diidentifikasikan beberapa permasalahan khususnya dalam pengelolaan waktu belajar mahasiswa IPPAK-USD dan prestasi belajarnya sebagai berikut: 1.
Apakah mahasiswa IPPAK-USD sudah memiliki pengelolaan waktu belajar yang baik?
2.
Apakah mahasiswa IPPAK-USD lebih senang bermain dari pada belajar?
3.
Apakah mahasiswa IPPAK-USD sudah konsekuen dengan jadwal belajar harian yang dibuat?
4.
Apakah mahasiswa IPPAK-USD sudah memiliki target dalam pencapaian indeks prestasi komulatif (IPK)?
5.
Apakah ada pengaruh pengelolaan waktu belajar yang baik terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK-USD?
C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya topik dan keterbatasan penelitian, penulis membatasi masalah yang akan dibahas. Penelitian ini hanya akan ditujukan kepada mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
IPPAK yang memasuki tahun kedua yaitu mahasiswa angkatan 2009, 2010, 2011 dan 2012 yang tentunya sudah mengetahui seberapa besar dampak pengelolaan waktu belajar terhadap prestasinya. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa IPPAK, terutama dalam membantu mereka untuk mengatasi permasalahan pengelolaan waktu belajar. Di sini penulis hanya akan membahas bagaimana pengelolaan waktu belajar yang baik di Kampus IPPAK dalam hubungannya dengan prestasi belajar (IP) mahasiswa IPPAK.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah pokok dalam penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran pengelolaan waktu belajar mahasiswa IPPAK Universitas Sanata Dharma Angkatan 2009-2012? 2. Seberapa besar pengaruh pengelolan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK Universitas Sanata Dharma Angkatan 2009-2012?
E. Tujuan Penulisan Penulisan ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1.
Untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran pengelolaan waktu belajar mahasiswa Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Angkatan 2009-2012.
2.
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan sejauh mana pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Angkatan 2009-2012.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 F. Manfaat Penulisan Adapun penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: 1. Penulis Penulisan ini dapat membantu penulis dalam mempersiapkan diri sebagai calon Katekis agar memiliki pengelolaan waktu yang baik untuk terus belajar dan dapat memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang penting dan mendesak bukan untuk hal-hal yang membuang-buang waktu semata.
2. Mahasiswa IPPAK Penulisan ini dapat membantu mahasiswa IPPAK-USD agar memiliki manajemen waktu yang baik dalam belajar sehingga tidak menunda-nunda tugas utama sebagai mahasiswa maupun kegiatan kuliah lainnya sehingga mahasiswa IPPAK dapat meningkatkan prestasi akademiknya lewat pengelolaan waktu belajar yang efektif dan efisien dengan pengolahan jadwal harian yang baik.
3. Kampus IPPAK-USD Penulisan ini diharapkan dapat membantu memberikan sumbangan untuk kampus IPPAK-USD dalam memotivasi mahasiswa IPPAK dalam mengelola waktu belajar dengan efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan prestasi Akademik dengan baik.
G. Metode Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis yaitu metode yang menggambarkan dan memaparkan data-data yang diperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
melalui studi pustaka untuk menarik sebuah kesimpulan. Penulis menggunakan metode deskriptif analitis untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Angkatan 2009-2012. Data di peroleh dengan menggunakan angket berskala yang bersifat tertutup.
H. Sistematika Penulisan Skripsi ini mengambil judul PENGARUH PENGELOLAAN WAKTU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
UNIVERSITAS
SANATA
DHARMA
YOGYAKARTA
ANGKATAN 2009-2012. Judul tersebut akan di uraikan menjadi lima bab sebagai berikut : Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan Bab II berisi kajian pustaka dan hipotesis yang meliputi uraian tentang materi dari berbagai sumber pustaka tentang pengelolaan waktu dan prestasi belajar yang meliputi penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis. pengertian pengelolaan waktu, pengertian pengelolaan waktu belajar, cara mengendalikan waktu, kuadran manajemen waktu dan pengertian prestasi belajar. Bab III berisi metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instrumen pengumpulan data berdasarkan pada Variabel Penelitian, definisi operasional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
variabel, teknik dan instrumen, kisi-kisi penelitian. Pengembangan Instrumen yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, pedoman analisis deskriptif. Teknik analisis data berdasarkan pada uji normalitas, uji linieritas dan uji homokedastisitas serta teknik uji hipotesis. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang membahasa tentang Hasil Penelitian berdasarkan pada uji normalitas, uji linieritas, uji homokedastisitas. Deskripsi data tentang pengelolaan waktu belajar dan prestasi belajar. Pengujian hipotesis dan pembahasan Bab V adalah penutup. Dalam penutup ini penulis menyampaikan tentang kesimpulan dari keseluruhan permasalahan skripsi dan memberikan saran yang dapat meningkatkan pengelolaan waktu belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Ada 4 (empat) hal yang akan dikemukakan pada kajian pustaka dan hipotesis ini, yaitu: kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis.
A. Kajian Pustaka Pada bagian kajian pustaka akan dibahas mengenai pengelolaan waktu belajar dan prestasi belajar mahasiswa IPPAK.
1. Belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik a. Sejarah Ilmu Kateketik Pada bagian ini akan diuraikan sejarah ilmu kateketik dari abad pertama sampai dengan abad ke dua puluh. Namun, dalam di sini tidak diuraikan secara detail bagaimana sejarah ilmu kateketik setiap abadnya akan tetapi lebih pada abad-abad yang memiliki catatan sejarah tertentu saja. Pada mulanya jemaat Kristen dipandang sebagai salah satu sekte Yudaisme di mana di dalamnya adanya sikap saling pengertian antara kaisar dengan Yudaisme berkaitan dengan agama. Namun, setelah Kristen memisahkan diri dari Yudaisme mulailah masa penganiayaan. Penganiayaan ini terjadi karena pemimpin agama Yahudi tidak menerima keberadaan orang-orang Kristen. Berbagai tekanan yang dihadapi oleh jemaat Kristen namun, mereka pahami itu semua secara positif karena jemaat Kristen dituntut untuk merumuskan pengakuan imannya. Bagi jemaat Kristus adalah segalanya, karena itu di dalam iman pada Yesus Kristus tekanan dan kesulitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
justru dipahami sebagai peluang yang mendewasakan dan memperkembangkan hidup beriman mereka (Heryatno Wono Wulung, 2008: 17-19). Di dalam Gereja Katolik dikenal dengan istilah Didache. Didache ini sendiri merupakan katekismus pertama (tertua) yang dimiliki oleh Gereja yang ditulis antara tahun 60-150 SM, kurang lebih sekitar tahun 130 SM. Adapun Didache itu sendiri merupakan pengajaran untuk calon baptis (katekumen) dan sekaligus untuk pembinaan lebih lanjut para baptisan baru. Pengakuan Yesus sebagai Mesias merupakan syarat utama. Jadi, katekese tertua isinya jelas dan sederhana, sifatnya tidak teoritis tetapi praktis. Pengajaran moral mewarnai seluruh isi katekese. Katekese di dalam Didache menekankan pengakuan iman, kebersamaan dan keramahtamahan di dalam hidup berjemaat. Hakikat katekese ialah pengajaran tentang Yesus beserta ajaran-Nya yang disampaikan secara lisan oleh katekis kepada katekumen (Heryatno Wono Wulung, 2008: 21). Setelah mengalami masa penganiayaan, mulai abad III-V jemaat Kristiani mengalami situasi hidup yang sangat berbeda. Sekitar tahun 311 kaisar Galerius memerintahkan kekaisarannya untuk bersikap toleran terhadap kepercayaan dan corak hidup jemaat Kristen. Pada tahun 313 kaisar Constantinus Agung mengeluarkan Edict Milan (Keputusan Milan) yang mengakui agama Kristen sebagai agama yang sah dan melalui keputusan tersebut merestorasi kembali semua harta kekayaan Gereja. Constantinus sendiri akhirnya bertobat menjadi Kristen. Kaisar Theodotius I (395) menyatakan bahwa agama Kristen sebagai agama resmi negara. Akibatnya, semua bentuk penyebahan berhala dilarang, patung-patur kafir diganti dengan arca-arca Kristiani dan Gereja mempunyai hubungan yang erat sekali dengan negara (Heryatno Wono Wulung, 2008: 22-23)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
Pada abad IX-XV dikenal dengan masa keemasan agama Kristiani. Katekese pada masa keemasan agama Kristiani dapat dilihat secara formal dan informal. Secara formal keadaan katekese pada masa keemasan Kristiani di Eropa cukup memprihatinkan karena tidak adanya ahli katekese yang menuliskan karya katekese yang mengakibatkan tidak adanya satu karya katekese yang disusun secara utuh dan sistematis. Secara informal katekese atau pendidikan iman sangat hidup dan menjadi satu dengan seluruh kegiatan jemaat yang hampir di segala bidang diwarnai oleh cara hidup yang berwarna Kristen (Heryatno Wono Wulung, 2008: 34-35). Sejarah katekese yang terjadi di Asia tepatnya di Vietnam, terdapat seorang tokoh yang sangat terkenal yaitu Alexandre De Rhodes. Alexandre De Rhodes adalah seorang misionaris Jesuit yang bekerja di Vietnam yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kebudayaan dan tradisi religius orang-orang setempat. Tantangan dan strategi Alexandre De Rhodes di dalam tugas misionernya untuk mewartakan Kabar Gembira Yesus Kristus kepada orang-orang Vietnam, Ia berpendapat bahwa keberhasilan pengutusan pewartaan Injil menuntut bukan hanya penguasaan bahasa daerah setempat tetapi juga keakraban dengan kebudayaan dan kebiasaan hidup masyarakat setempat. Keberhasilan misi Alexandre De Rhodes dapat dilihat pada hasil-hasil tulisannya. Karya monumentalnya adalah Katekismus untuk orang Vietnam (Heryatno Wono Wulung, 2008: 357-58). Gerakan pembaharuan katekese yang berlangsung di dalam Gereja pada awal abad XX berhasil mengubah pandangan lama dari katekese yang bercorak teologis menuju pada katekese yang bersifat Kristosentris. Gerakan ini menempatkan katekese sebagai bagian utuh pelayanan pastoral Gereja. Singkatnya pembaruan katekese pada akhir abad XIX dan pada awal abad XX ditandai dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
ketidakpuasan terhadap bentuk katekese yang mengacu pada Katekismus yang bersifat apologetis (karena arahnya melawan gerakan reformasi) dan menggunakan metode tanya-jawab yang dirasa sempit dan sudah tidak relevan dengan situasi hidup umat (Heryatno Wono Wulung, 2008: 86-88). Di banyak tempat dibutuhkan katekese yang sederhana dan sesuai dengan keadaan dan kemampuan serta kebutuhan setempat (Setyakarjana, 1977: 3).
b. Pendidikan Agama Katolik sebagai Ilmu Kateketik adalah teori tentang katekese, refleksi atas karya Gereja, ilmu yang mengajarkan bagaimana mewartakan ajaran Kristus kepada kaum muda dan dewasa. Kateketik adalah ilmu pendidikan agama atau ilmu bina iman, yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan pembinaan iman (Telaumbanua, 2005: 6). Kateketik sebagai ilmu pendidikan agama atau ilmu bina iman telah cukup lama ditekuni, khususnya dalam hal praksis bina iman yang dinamai katekese (Telaumbanua, 2005: 13). Purwatma (2012: 155) mengatakan “Ilmu kateketik sebagai sebuah studi ilmiah perihal katekese dengan menggunakan metode dan sistem yang spesifik.” Perkembangan paham, tujuan, model, sarana dan kedudukan katekese dalam Gereja serta hubungan katekese dengan ilmu pendidikan ikut membantu memperkembangkan ilmu kateketik sehingga umat semakin berkembang dalam iman dan penghayatan hidup akan Yesus Kristus yang menyelamatkan.
c. Objek Formal dan Objek Material Ilmu Kateketik Ilmu kateketik memiliki objek formal dan material. Yang dimaksud dengan objek formal sebuah ilmu adalah sudut pandang dan fokus yang hendak ditekuni,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
dikaji dan dipelajari oleh ilmu kateketik. Objek formal ilmu kateketik juga dilihat dari bagaimana proses pendidikan iman dijalankan menurut kaidah ilmu pendidikan yang semakin maju dan ilmu teologi yang sungguh memperhatikan perkembangan iman umat. Sedangkan objek material bisa dipelajari oleh berbagai bidang ilmu tetapi dengan sudut pandang yang berbeda. Objek material ilmu kateketik adalah jemaat beriman yang dapat membantu perkembangan iman mereka lewat proses katekese yang mereka ikuti sehingga dapat setiap orang semakin dapat memaknai pengalaman hidupnya sehari-hari sebagai suatu anugerah dan rahmat yang menyemangati. Objek formal ilmu kateketik adalah iman sejauh diteruskan dan dikomunikasikan di dalam kehidupan sehari-hari seperti pengajaran Katekumen, Pelajaran agama di sekolah, Pendalaman iman di lingkungan dan lain-lain (Purwatma, 2012: 162). Sebagai komunikasi iman Pendidikan Agama Katolik perlu menekankan sifatnya yang praktis artinya bermula dari pengalaman penghayatan iman melalui refleksi dan komunikasi menuju kepada penghayatan iman baru yang lebih baik, lebih menekankan tindakan daripada konsep atau teori (Heryatno Wono Wulung, 2008: 16). Oleh karena objek formal dan objek material ilmu kateketik perlu mendapatkan perhatian khusus dari Gereja demi perkembangan iman umat.
1) Objek Formal Ilmu Kateketik Katekese mengarahkan dan mempersiapkan pribadi untuk menjadi seorang Kristiani yang memiliki kemauan untuk terlibat dalam kehidupan mengereja dan bermasyarakat demi terwujudnya Kerajaan Allah di dunia ini. Objek formal dalam ilmu kateketik memiliki tiga aspek penting yaitu komunikasi iman, pewartaan dan pendidikan iman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 a) Komunikasi iman Dalam pertemuan PKKI I yang berlangsung pada 10-16 Juli 1977 di Wisma Samadi Syalom Sindanglaya, Jawa Barat dengan Tema Arah Katekese di Indonesia menghasilkan gagasan tentang katekese umat yaitu komunikasi iman umat, katekese dari umat, oleh umat dan untuk umat. Komunikasi iman dalam katekese merupakan peristiwa rahmat, terwujud dalam perjumpaan sabda Allah dengan pengalaman manusia, komunikasi iman ini dapat terjadi dengan cara yang berbeda-beda yang tidak selalu kita ketahui seluruhnya (PUK, art. 150). Dalam PPKI II yang berlangsung di Klender Jakarta juga mengatakan katekese umat sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat beriman. Dalam katekese, umat dituntut untuk mampu bersaksi tentang imannya akan Yesus Kristus sebagai pola hidup umat beriman dalam Kitab Suci khususnya dalam Perjanjian Baru sebagai dasar penghayatan iman umat kristiani sepanjang hidupnya. Telaumbanua (2005: 86) juga mengatakan, “Katekese yang menjemaat, yang berdasarkan pada situasi konkret setempat dan berpola pada Yesus Kristus sebagai sumber iman yang utama menuju pada hidup kristiani yang utuh.” Katekese umat merupakan komunikasi iman dari peserta sebagai sesama dalam iman yang sederajat tanpa pandang bulu untuk terus bersaksi tentang iman mereka secara terbuka ditandai sikap saling menghargai dan mendengarkan satu sama lain (Telaumbanua, 2005: 87-88). Komunikasi iman juga diharapkan mampu membantu peserta agar menghayati imannya di dalam kenyataan hidupnya atau kebudayaan dan cara berpikirnya sendiri. Perjumpaan antara kenyataan hidup peserta dengan kekayaan iman Kristiani, membantu mereka supaya sampai pada penghayatan iman yang menyeluruh, yang membawa mereka pada kematangan atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
kedewasaan iman (Heryatno Wono Wulung, 2008: 50). Jadi, komunikasi iman sebagai objek formal dalam ilmu kateketik menjadi sarana bagi jemaat beriman kristiani untuk mngembangkan penghayatan imannya akan Yesus Kristus sehingga semakin mampu menjadi saksi Kristus di tengah dunia dewasa ini. Adapun tujuan dari komunikasi iman (Telaumbanua, 2005: 88) ialah:
Supaya dalam terang injil, kita semakin meresapi arti pengalamanpengalaman kita sehari-hari Kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup Kristiani sehari-hari. Dengan demikian kita semakin sempurna dalam beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan hidup kristiani kita semakin dikukuhkan. Sehingga kita semakin sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat.
PAK pada hakikatnya merupakan salah satu bentuk komunikasi iman yang meliputi pengetahuan, pergumulan dan penghayatan iman. Melalui komunikasi pengetahuan
peserta
diperluas,
pergumulan
peserta
diperteguhkan
dan
penghayatannya diperkaya (Dapiyanta, 2011: 7).
b) Pewartaan Sabda Gereja hidup untuk mewartakan injil yaitu membawa Kabar Gembira kepada semua suku bangsa sehingga dengan kekuasaannya Kabar Gembira itu dapat masuk ke dalam hati manusia dan memperbaharui bangsa (PUK, art.46). Segala kegiatan mewartakan Kabar Gembira dimengerti sebagai memajukan kesatuan dengan Yesus Kristus (PUK, art. 80). Evangelisasi adalah kesaksian dan pewartaan, perkataan dan sakramen, ajaran dan tugas, katekese menyampaikan kata-kata dan perbuatan Wahyu, dia diwajibkan memaklumkan dan menceritakan dan pada saat yang sama memperjelas misteri yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
ada di dalamnya (PUK, Art. 39). Evangelisasi yang menyampaikan Wahyu kepada dunia, dilaksanakan dalam perkataan-perkataan dan perbuatan. Pelayanan sabda adalah unsur evangelisasi yang fundamental. Tidak ada evangelisasi yang benar kalau nama, ajaran, janji-janji, Kerajaan Allah, Putra Allah tidak diwartakan. Mereka yang sudah menjadi murid Kristus juga harus disuburkan dengan sabda Allah agar mereka dapat bertumbuh dalam hidup Kristiani mereka (PUK, art. 50). Melalui evangelisasi setiap orang diundang untuk bertobat dan mengimani Yesus, pertobatan ini diharapkan berlangsung terus-menerus sepanjang hidup (Agus Rukiyanto, 2012: 61). Yang menggerakkan adanya evengelisasi baru adalah Kristus yang hidup, yang berkarya melalui Roh-Nya. Agar dapat mewartakan Injil para pelayan sabda harus mempunyai pengalaman pribadi yang mendalam dengan Kristus karena evangelisasi baru tidak sekedar meneruskan ajaran melainkan memberikan kesaksian yang menyentuh hati. Dengan kata lain evangelisasi baru hanya dapat lahir dari pengalaman akan Allah secara mendalam (Suharyo, 1993: 16). Tujuan dari evangelisasi baru adalah membangun komunitas Kristiani yang dijiwai Sabda, dalam konteks hidupnya yang beragam sehingga komunitas itu hadir memberikan kesaksian yang hidup akan Kristus yang menyelamatkan (Suharyo, 1993: 19).
c) Pendidikan Iman Katekese sebagai pendidikan iman merupakan salah satu bentuk karya pewartaan Gereja yang bertujuan untuk membantu umat beriman agar imannya semakin mendalam dan supaya mereka semakin terlibat dalam kehidupan menggereja dan masyarakat baik sebagai pribadi maupun kelompok (Adisusanto,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
1995: 3). Salah satu sarana pendidikan iman yang terus berkembang sampai saat ini adalah pelajaran agama. Pelajaran agama harus menyampaikan pesan dan peristiwa Kristiani dengan kesungguhan dan kedalaman yang sama dengan apa yang disajikan oleh disiplin ilmu-ilmu lain. Pelajaran agama tidak dapat ditempatkan sebagai tambahan melainkan sebagai hal yang perlu dalam dunia pendidikan (PUK, art. 73). Hidup dan iman para siswa yang menerima pelajaran agama di sekolah ditandai dengan perubahan yang terus-menerus, pelajaran agama harus melihat realita dalam mencapai tujuannya (PUK, art. 75). Katekese sebagai pedagogi iman aktif dalam memenuhi
tugas-tugasnya
tidak
hanya
diinspirasikan
oleh
pertimbangan-
pertimbangan ideologis atau kepentingan manusiawi semata. Katekese tidak membingungkan karya Allah yang menyelamatkan, dialog mengagumkan yang dilakukan oleh Allah dengan setiap pribadi menjadi inspirasi dan normanya (PUK, art. 144). Pendidikan Agama Katolik dipahami sebagai proses pendidikan dalam iman yang diselenggarakan oleh Gereja, sekolah, keluarga dan kelompok jemaat lainnya untuk membantu peserta agar semakin beriman kepada Tuhan Yesus sehingga nilainilai Kerajaan Allah sungguh terwujud di tengah-tengah hidup mereka, sehingga yang menjadi tujuan PAK ialah demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah-tenggah hidup mereka, demi kedewasaan iman dan demi kebebasan manusia (Heryatno Wono Wulung, 2008: 22). Namun demikian PAK tidak bisa lepas dari ilmu Kateketik, karena untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah PAK dalam kaitannya dengan ilmu kateketik tidak dapat hanya membawa bahan pewartaan secara buta tanpa memahami keadaan pendengarnya, apabila PAK dan ilmu kateketik mengabaikan pendengar, warta gembira Kerajaan Allah yang dibawa hanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
akan menjadi kosong dan membosankan bagi pendengar (Justin dan Supriyanti, 2012: 304). Berinspirasikan pendidikan iman, katekese mempersembahkan pelayanannya sebagai sebuah pelajaran yang mendidik (edukatif) yang menolong manusia untuk membuka dirinya terhadap dimensi kehidupan religius dan di lain pihak menyodorkan Injil kepadanya yang dilaksanakan sedemikian rupa agar menembus dan mengubah proses-proses akal budi, hati nurani, kebebasan dan tindakan yang berpedoman pada teladan Yesus Kristus (PUK, art. 147). Adapun titik tolak dari pendidikan iman itu sendiri yaitu proses perkembangan iman yang nampak dalam pertobatan kita sebagai umat beriman. Pertobatan merupakan kesediaan sikap dan tindakan manusia untuk mendalami hidup. Orang yang bertobat menanggalkan manusia lamanya dan mengenakan manusia baru dengan berbalok kepada Kristus (Adisusanto, 1995: 11).
2) Objek Material Ilmu Kateketik Objek material ilmu kateketik adalah iman (Tradisi Gereja) dalam pengalaman hidup. Iman dalam Tradisi Gereja dan dalam pengalaman hidup akan diuraikan sebagai berikut:
a) Iman Iman merupakan tanggapan manusia terhadap sabda Allah, manusia tidak bisa bersifat pasif atau menutup diri tetapi harus memberi tanggapan dengan memutuskan sikap yang tepat dalam keseluruhan rencana keselamatan Allah (Adisusanto, 1995: 3). Katekese akan selalu menarik isinya dari sabda Allah yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
hidup yang diteruskan dalam tradisi dan Kitab Suci karena Tradisi dan Kitab Suci membentuk suatu harta sabda Allah yang tunggal dan kudus, yang dipercayakan kepada Gereja (PUK, art. 94). Allah dalam keagungan-Nya menggunakan suatu pedagogi untuk mewahyukan diri-Nya kepada manusia, Ia menggunakan peristiwa dan kata-kata manusia untuk menyampaikan rencana-Nya agar lebih dekat kepada manusia (PUK, art. 38). Allah mewahyukan Diri tahap demi tahap kepada manusia melalui para nabi dan peristiwa-peristiwa keselamatan, sampai Dia menyempurnakan pewahyuan diri-Nya dengan mengutus Putera-Nya sendiri. Yesus Kristus adalah Putra Allah yang kekal, yang menjadi manusia karena itu Dia adalah peristiwa terakhir yang menjadi titik temu dari segala peristiwa sejarah keselamatan, Dia adalah Sabda Allah yang tunggal, sempurna, dan tak terkalahkan (PUK, art. 40). Iman dengan mana manusia menanggapi pewartaan Injil menuntut permandian, yang didasarkan pada kehendak Kristus sendiri yang memerintahkan murid-Nya untuk menjadikan segala bangsa murid-Nya dan mempermandikan mereka, misi ini merupakan misi untuk mewartakan Kabar Gembira. Mereka yang sudah bertobat kepada Yesus Kristus dan telah dididik dalam iman melalui katekese, dengan menerima sakramen-sakramen inisiasi Kristen (Permandian, Krisma dan Ekaristi) dibebaskan dari kekuasaan kejahatan melalui sakramen-sakramen inisiasi Kristen (PUK, art. 65). Iman mencakup perubahan hidup, suatu pertobatan yakni perubahan budi dan hati yang mendalam, iman yang membuat seorang beriman menghayati pertobatan itu. Iman dan pertobatan muncul dari hati yakni muncul dari kedalaman pribadi manusia dan melibatkan seluruh keberadaannya melalui perjumpaan dengan Yesus Kristus dan kesetiaan kepada-Nya (PUK, art.55). Telaumbanua (2005: 52) juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 mengatakan “pertobatan lebih pada usaha pembaharuan diri yang terus-menerus yang dilakukan dalam seluruh proses pembangunan iman secara pribadi.” Katekese adalah pendidikan iman sepanjang hidup manusia yang artinya tidak akan terhenti pada aspek tertentu seperti pada pengenalan kebenaran yang diwahyukan atau pada pemahaman perbuatan-perbuatan moral saja, tugasnya meluas hingga pada pembentukan sikap iman sebagai jawaban pribadi dan total atas karya hidup yang semakin mendekatkan diri pada Kristus dan mengikuti-Nya (Telaumbanua, 2005: 48). Yesus Kristus adalah hubungan yang hidup dan sempurna Allah dengan manusia dan manusia dengan Allah, dari Dia pedagogi iman menerima sebuah hukum yang fundamental bagi seluruh kehidupan Gereja dan oleh sebab itu hukum kesetiaan kepada Allah dan hukum kesetiaan kepada manusia dalam satu sikap saling mengasihi. Maka hukum yang benar adalah katekese yang menolong memahami karya Allah sepanjang perjalanan pembinaan (PUK, art. 145). Visi dan kisah hidup Kristiani menjadi kerangka untuk menafsirkan pengalaman hidup konkret peserta, agar peserta menyadari makna pengalamannya dan dihantar untuk sampai pada pengakuan iman Katolik yang lebih personal dan otentik. Visi dan kisah hidup Kristiani digali dari sumber utamanya yaitu Kitab Suci dan harta kekayaan iman Gereja (tradisi). Visi dan kisah hidup Kristiani menjadi kerangka penafsiran karena di dalamnya terkandung nilai-nilai pengalaman dasar Katolik yang bersifat kumulatif yang membantu peserta untuk memantapkan identitas kekatolikannya dan sekaligus memperteguh rasa memiliki sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari jemaat Katolik (Heryatno Wono Wulung, 2008: 50). Oleh karena itu, setiap orang harus benar-benar memahami Tradisi Gereja sehingga sungguh-sungguh menghayati imannya sebagai orang Katolik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 b) Pengalaman Hidup Pengalaman membangkitkan dalam diri manusia, minat, pertanyaanpertanyaan, harapan-harapan, kecemasan-kecemasan, perenungan dan penilaianpenilaian semuanya bertemu untuk membentuk suatu hasrat untuk mengubah eksistensinya. Adalah tugas katekese membuat orang sadar akan pengalamannya yang paling dasar, membantu mereka menilai dalam terang injil pertanyaan dan kebutuhan yang muncul dari pengalaman itu, serta mendidik hingga sampai pada suatu cara hidup yang baru yang membuat setiap pribadi sanggup bertindak dengan aktif dan penuh tanggung jawab di hadapan karunia Allah (PUK, art. 152). Pengalaman hidup peserta meliputi segala kegiatan hidup sehari-hari termasuk kegiatan rohani seperti hidup doa, perayaan iman dan devosi-devosi termasuk juga permasalah serta kesulitan, keprihatinan dan persoalan hidup yang menekan seperti kekuatiran, ketakutan dan kebingungan tetapi juga kegembiraan, kebahagian, cita-cita serta pengharapan. Dengan bertitik tolak dari pengalaman hidup peserta, kegiatan pendidikan iman menjadi relevan dan sungguh menanggapi kenyataan
hidup
dan
kebutuhan
peserta
karena
setiap
peserta
memiliki
pengalamannya sendiri yang diyakini maknanya dan dipahami sebagai suatu bagian penting dari rangkaian perjalanan hidup (Heryatno Wono Wulung, 2008: 50).
3) Medan Tugas Ilmu PAK Dahulu berkatekese seringkali diartikan mengajarkan katekismus, pengertian ini membatasi bidang penelitian ilmu kateketik semata-mata hanya pada hal-hal yang didaktis (pengajaran) padahal pendidikan Kristen dalam bentuk katekese tidak dimaksud hanya memberikan pengetahuan semata tetapi di dalamnya terkandung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
unsur mendidik. Adapun medan tugas ilmu Katekik menurut Telaumbanua (2005: 16) yaitu:
Ilmu kateketik membahas seluruh permasalahan yang berhubungan dengan inisiasi Kristen artinya sebagai ilmu, kateketik memberi tuntutan untuk menyiapkan suatu katekese demi terciptanya orang Kristen sejati dan dewasa di masa mendatang (anak-anak, kaum muda, remaja, orang dewasa dan golongan tua).
Ilmu kateketik menyusup ke semua tempat di mana pewartaan iman dan pendidikan Kristen dimungkinkan, karena itu tidak hanya disiapkan katekese parokial tetapi juga katekese keluarga, katekese untuk berbagai perkumpulan organisasi (kelompok kategorial), katekese berbagai tingkat umur, dll.
Ilmu kateketik memberi bimbingan dan menunjuk cara yang efektif untuk pengajaran agama di sekolah-sekolah. Di banyak negara, termasuk Indonesia, sekolah-sekolah menjadi lahan utama yang sangat efektif untuk pendampingan dan pembinaan iman Kristen yang lebih mendalam.
Ilmu kateketik tidak hanya menangani masalah yang berhubungan dengan pengajaran (dogmatis, biblis, moral dan liturgis) demi pendewasaan umat beriman, tetapi juga termasuk juga tugas mendidik umat beriman dalam keseharian mereka seperti berdoa, menerima sakramen dll. Dengan kata lain, medan tugas ilmu kateketik adalah seluruh tempat dan
kesempatan di mana dimungkinkan pemakluman, pengajaran, pendalaman, penghayatan, pendidikan dan perwujudan iman Kristiani yang dapat membantu memperkembangkan iman dan pengalaman hidup mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 2. Pengelolaan Waktu Belajar a. Pengertian waktu Wicak (2008: V) mengatakan “waktu adalah sesuatu yang tidak dapat kita pegang atau kita rasakan keberadaannya, sama seperti cinta dan kasih, tidak dapat diraba atau kita sentuh tetapi dapat kita rasakan akibatnya dalam kehidupan kita.” Haynes (2010: 19) juga mengatakan bahwa “Jika kesempatan melebihi sumber daya, keputusan harus diambil hal ini terlihat jelas dalam penggunaan waktu karena waktu tidak bisa di produksi, kita harus memutuskan apa yang harus dilakukan dan tidak harus dilakukan.” Jadi jelaslah, bahwa waktu adalah sesuatu yang tidak dapat dihentikan dan akan terus berjalan setiap saat tanpa henti. Menurut Taylor (1990: 9) “manajemen waktu (manajemen kehidupan) yaitu pencapaian dari sasaran-sasaran utama kehidupan sebagai hasil dari menyisihkan kegiatan-kegiatan tidak berarti yang sering kali justru banyak memakan waktu.” Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan waktu yang ada untuk kegiatan-kegiatan yang penting dan bermanfaat untuk hidup kita.
b. Dasar Manajemen Waktu Waktu merupakan sumber daya yang unik. Setiap hati, semua orang memiliki jumlah yang sama. Waktu tidak dapat diakumulasi. Kita dapat tidak dapat mematikan atau menyalakannya. Waktu tidak bisa digantikan. Waktu harus dihabiskan pada angka 60 detik setiap menit (Haynes, 2010: 5). Waktu adalah suatu komoditas yang paling bernilai. Ia merupakan suatu jenis sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Demikian pula para ilmuan tidak akan mungkin dapat menciptakan penggantinya. Bila waktu kita hilang, musnah pulalah kita (Taylor, 1990: 3).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
Manajemen
waktu
seperti
halnya
manajemen
sumber
daya
lain
mengandalkan analisis dan perencanaan. Guna memahami dan menerapkan prinsip manajemen waktu, kita harus mengetahui bukan hanya cara menggunakan waktu tetapi juga masalah yang kita hadapi dalam menggunakannya secara efektif disertai penyebabnya. Dengan demikian, kita dapat mempelajari cara meningkatkan efektivitas dan efisiensi melalui investasi waktu yang lebih baik (Haynes, 2010: 5).
c. Teknik Manajemen Waktu Menurut Haynes (2010: 29) perencanaan merupakan proses yang kompleks. Beberapa orang terampil melakukannya, tetapi ada pula yang tidak mampu. Ada pula orang-orang yang terjebak aktivitas dan tenggat waktu hingga mereka mengatakan bahwa tidak ada waktu untuk menyusun rencana. Namun perencanaan merupakan kunci untuk menghilangkan tekanan akibat terlalu sedikitnya waktu. Perencanaan merupakan waktu untuk menstruktur waktu anda. Perencanaan biasanya bisa berupa jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang mendeskripsikan hal-hal yang ingin kita capai selama tiga bulan berikutnya, sekaligus proyek apapun yang durasinya melebihi satu minggu. Perencanaan jangka pendek mencakup hal-hal yang ingin kita capai hari ini atau minggu ini, yang mencakup langkah menuju sasaran jangka panjang (Haynes, 2010: 29). Perencanaan dibuat berdasarkan waktu atau periode tertentu. Yang umum adalah mingguan dan harian. Namun sebenarnya, ada juga yang membuat perencanaan jangka panjang (long term plan). Perencanaan jangka panjang memang sangat membantu. Misi hidup hanya bisa diwujudkan jika kita berkomitmen seumur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
hidup kepadanya. Untuk menerjemahkan komitmen itu ke dalam rencana aksi yang bisa dijalankan, dibutuhkan rencana jangka panjang. Kalau sudah ada rencana jangka panjang, barulah dibuat rencana yang lebih pendek. Rencana jangka pendek harus berdasarkan rencana jangka panjang. Jadi buat dulu perencanaan jangka panjangnya dan analisa apa saja yang harus dilakukan dalam jangka yang lebih pendek agar rencana jangka panjang itu bisa diwujudkan. Dengan begitu, rencana jangka pendek adalah terjemahan sekaligus penunjang rencana jangka panjang anda (Wicak, 2008: 37).
d. Cara mengendalikan waktu Mengendalikan waktu memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan, namun apabila kita terbiasa mengendalikan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat kita juga akan mendapatkan hal-hal yang bermanfaat untuk hidup kita. Berikut ini adalah cara mengendalikan penggunaan waktu menurut Haynes (2010: 25): Membina tanggungjawab, prioritas, dan sasaran Menyingkirkan aktifitas yang tidak penting dan tidak tepat merencanakan dan menjadwalkan penggunaan waktu setiap hari dan setiap minggu Mendelegasi sebanyak mungkin tugas Sisakan waktu untuk kejadian yang tak terduga Hilangkan atau kurangi sebanyak mungkin hambatan Memaksimalkan penggunaan waktu puncak energi kita Oleh karena itu, kita harus mampu mengendalikan waktu kita untuk hal-hal yang memiliki prioritas yang tinggi seperti mengerjakan tugas-tugas kuliah. Jangan sampai waktu kita terbuang sia-sia untuk hal-hal yang sama tidak penting seperti yang terdapat di kuadran 1, kuadran 3 dan kuadran 4. Dimana kita hanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
memanfaatkan waktu hanya untuk hal yang menyenangkan saja, malas melakukan segala hal dan lebih senang mengikuti apa kata orang lain
e. Kuadran Manajemen Waktu Kuadran Waktu ini terdiri dari dua unsur utama yaitu „penting‟ dan „mendesak‟. Penting menyangkut hal-hal yang paling penting dan utama yang mendukung tercapainya misi serta sasaran. Mendesak merupakan hal yang menekan, yang menuntut perhatian segera dikerjakan. Kita menhabiskan waktu kita dalam empat kuadran waktu yang berbeda (Covey, 2001: 153) seperti nampak di bawah ini:
PENTING
Tabel 1. Kuadran Manajemen Waktu
MENDESAK
TIDAK MENDESAK
1 Orang Yang Suka MenundaNunda
2 Orang Yang Suka Menentukan Prioritas
Ujian besok Teman terluka Terlambat masuk kerja Proyek yang harus diselesaikan hari ini Mobil mogok
Merencanakan, menetapkan sasaran Pr yang harus selesai dalam minggu ini Olahraga Membina hubungan Relaksasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
TIDAK PENTING
3 Orang Yang “Yes-Man”
Telepon yang tidak penting Interupsi Masalah kecil orang lain Tekanan sesama
4 Orang Pemalas
Terlalu banyak nonton tv Ngobrol tiada habis-habisnya di telepon Terlalu banyak main game komputer Maraton dari mall ke mall Buang-buang waktu
1) Kuadran 1 (K1) Aktivitas yang termasuk dalam kuadran satu adalah semua aktivitas yang mendesak tetapi juga penting. Ada hal-hal dalam K1 yang tidak dapat kita kendalikan dan harus dilaksanakan, seperti menolong seseorang yang sakit. Tetapi ada banyak kegiatan K1 yang merepotkan karena menunda-nunda waktu seperti menunda-nunda mengerjakan tugas kuliah, kemudian harus bersusah payah mengerjakannya satu hari menjelang tugas akan dikumpulkan. K1 adalah bagian dari hidup, tetapi kalau kita terlalu banyak menghabiskan waktu di K1, percayalah kita akan stres dan jarang berprestasi sesuai dengan potensi kita. Orang yang suka menunda-nunda, yang suka berlama-lama di K1 mottonya adalah “Aku akan berhenti menunda-nunda, nanti.” Orang seperti K1 lebih suka menunda-nunda waktu hingga menjadi stress. Tetapi orang seperti K1 ini menyukai hal itu karena menurutnya mengerjakan segalanya pada menit-menit terakhir membuatnya bersemangat. Orang di K1 ini bisa sukses di bawah tekanan. Memiliki perencanaan sebelumnya adalah mustahil bagi orang yang suka menunda-nunda, karena hal itu menurutnya sama sekali tidak penting dan hanya membuang-buang waktu saja. Akibatnya apabila kita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
lebih suka menghabiskan waktu di K1 adalah stres, cemas, kelelahan dan prestasi yang biasa-biasa saja (Covey, 2001: 155- 156).
2) Kuadran 2 (K2) Kuadran 2 merupakan hal-hal yang penting tetapi tidak mendesak, seperti persahabatan, olahraga, merencanakan dahulu dan mengerjakan tugas dengan tepat waktu. K2 merupakan kuadran terbaik dan ideal namun membutuhkan suatu komitmen untuk melaksanakannya. Orang yang berada di K2 ini adalah orang yang mengutamakan prioritas. K2 ini walaupun bukan kuadran yang sempurna, tetapi pada dasarnya memiliki kelebihan yaitu mawas diri. Orang di K2 ini selalu membuat rencana kegiatan lalu menyusun prioritas, memastikan segala hal yang utama terlaksana terlebih dahulu dan hal-hal yang kurang penting terlaksana terakhir. Misalnya, dengan mengerjakan tugas tepat waktu dan menulis skripsi lebih awal dapat membuat kita terhindar dari stres dan kelelahan karena tidak mengerjakannya sekaligus dalam waktu singkat tetapi terencana. Orang di K2 ini mempunyai kebiasaan yang sederhana tetapi biasanya mampu mengendalikan dirinya terhadap hal-hal yang dapat merugikan dirinya. Orang di K2 ini biasanya meluangkan waktu untuk olahraga dan memperbaharui diri, walaupun untuk itu ia harus mengorbankan hal-hal lain. Akibat hidup di K2 adalah hidup dapat terkendali dan keseimbangan prestasi tinggi (Covey, 2001: 159- 161).
3) Kuadran 3 (K3) Kuadran 3 merupakan hal-hal yang mendesak tetapi tidak penting, orang yang Yes-men terhadap apapun dan siapapun. Kuadran 3 ini memiliki ciri-ciri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
berusaha menyenangkan semua orang dan menanggapi semua keinginan orang lain. K3 ini seringkali menipu karena hal-hal yang mendesak tampaknya penting tetapi sebenarnya tidak. Seperti, telepon berdering memang mendesak tetapi sering kali ternyata begitu tidak penting. K3 penuh dengan kegiatan-kegiatan yang penting bagi orang lain tetapi sama sekali tidak penting untuk dirinya, karena orang di K3 sulit mengatakan tidak karena takut menyingung perasaan orang lain. Orang di K3 ini biasanya berusaha menyenangkan semua orang namun, pada akhirnya malah tidak menyenangkan siapapun, termasuk dirinya sendiri. Orang di K3 ini sering kali takluk kepada tekanan orang lain karena ia suka menjadi populer dan tidak mau lain dari pada yang lain. Mottonya adalah, “Besok, aku akan bersikap lebih tegas kalau kamu tidak keberatan”. Kita semua memiliki sedikit K3 di dalam diri kita. Kita tidak akan mencapai banyak hal kalau kita mengatakan ya kepada segala hal dan tidak pernah belajar menfokuskan pada hal yang penting. K3 adalah salah satu kuadran terburuk karena tidak mempunyai komitmen dalam hidupnya, hanya mengikuti kemana arus mengalir. Kuadran ini berubah-ubah dan tidak memiliki pendirian. Akibat kebanyakan menghabiskan waktu di K3 adalah reputasi sebagai “tukang menyenangkan orang, kurang disiplin dan merasa seperti keset kaki bagi orang lain yang menginjak-injaknya karena tidak memiliki pendirian atas dirinya sendiri sehingga mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya menyenangkan saja (Covey, 2001: 157- 158).
4) Kuadran 4 (K4) Kuadran 4 memiliki kategori kesia-siaan. Kegiatan-kegiatan ini tidak mendesak dan juga tidak penting. Orang yang berada di K4 ini dikenal dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
sebutan si pemalas. Ia senang segala sesuatu yang berlebihan, seperti terlalu banyak menonton TV, terlalu banyak tidur, terlalu banyak main video game dan lain sebagainya. Dua hobi utamanya adalah berbicara tiga jam di telepon dan jalan-jalan ke mall setiap akhir pekan. Menonton TV mungkin memang kita butuhkan untuk rileks dan itu sah-sah saja tetapi jangan sampai berlebihan, jangan sampai mengubah malam yang rileks menjadi malam yang sia-sia. Akibat hidup dalam K4 adalah kurang bertanggung jawab, rasa bersalah dan tugas-tugas terbengkalai (Covey, 2001: 158-159). Maka dari itu, kita harus mampu mengendalikan diri kita sendiri untuk tidak melakukan hal-hal yang menyenangkan saja. Pada kenyataannya kita semua menghabiskan waktu di setiap kuadran ini, kuncinya adalah menggeser sebanyak mungkin waktu kita ke K2. Dan satu-satunya cara menemukan lebih banyak waktu di K2 adalah dengan mengurangi waktu yang kita habiskan di kuadran 1,3 dan 4. Seperti, mengurangi sifat menunda-nunda, belajar untuk mengatakan tidak terhadap hal-hal yang tidak penting yang menarik kita dari hal-hal yang memang penting, mengurangi kegiatan-kegiatan bermalas-malasan di K4. Semakin sedikit waktu yang kita habiskan di K1, K3 dan K4 artinya semakin membantu kita untuk menghargai waktu dan kesuksesan akan semakin dekat dengan kita. Kita tidak mempunyai waktu untuk di buang-buang karena setiap waktu yang telah berlalu tidak bisa diulang kembali (Covey, 2001: 161). Oleh karena itu, sangat perlu adanya pengelolaan waktu belajar yang baik agar setiap kegiatan baik itu penting maupun mendesak mendapat porsinya masing-masing, maka dari itu tanamlah kebiasaan untuk hidup teratur dan disiplin dalam diri kita serta kita lebih bisa menghargai waktu yang ada untuk hal-hal yang bermanfaat dan memiliki nilai yang positif bila dilakukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 3. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan usaha (Hamdani 2011: 137). Pengukuran prestasi merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang tergantung situasinya (Sunarto dan Jajuk Herawati, 2002: 192). Prestasi kunci merupakan bagian dari organisasi atau unit organisasi yang harus berfungsi efektif apabila organisasi atau unit secara keseluruhan akan berjalan sukses. Untuk universitas prestasi kunci yang menyeluruh barangkali dapat dirumuskan sebagai kemampuan menarik mahasiswa yang berkualitas dan kemampuan mengembangkan jaringan alumni yang baik (Sunarto dan Jajuk Herawati, 2002: 199). Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik pemahaman berkaitan dengan prestasi belajar di Sekolah. Prestasi belajar di Sekolah merupakan hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai setiap seorang dalam hidupnya setelah mengikuti proses belajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian diukur dan dinilai. Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki seseorang dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar (Hamdani, 2011: 138). Dengan demikian prestasi belajar dapat dimengerti sebagai suatu hasil dari proses belajar yang dapat membantu setiap orang mencapai tujuan hidupnya yaitu kesuksesan yang membawa pada kebahagian yang diinginkan oleh setiap orang dalam hidupnya baik itu di keluarga, di sekolah, di kantor, di masyarakat dan di mana pun berada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 b. Prestasi Belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik Prestasi belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik dilihat dari dua sisi yaitu berdasarkan objek formal dan material. Dilihat dari objek formalnya Katekese adalah bentuk khusus pewartaan sabda yang mematangkan pertobatan awal untuk menjadikan suatu pengakuan iman nyata, hidup dan berbuah (PUK, art. 82). Pertobatan kepada Yesus Kristus, mengikuti jejak-Nya maka, katekese harus mampu meneruskan kepada setiap orang sehingga dapat mengalami perubahan batin yang mendalam dengan mengambil bagian dalam misteri paskah mereka beralih dari manusia lama menjadi manusia baru yang disempurnakan dalam Kristus (PUK, art. 85). Sebagai komukasi iman kita harus mampu bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristus, pengantara Allah yang berbicara kepada kita dan pengantara kita menanggapi sabda Allah (Lalu, 2005: 68). Oleh karena itu, kita diharapkan untuk mampu
menguasai
bagaimana
cara
mewartakan
Kabar
Gembira,
mengkomunikasikan iman dan menjadi pendidik yang baik agar kita semakin beriman kepada Yesus Kristus sehingga mampu menghasilkan tindakan pertobatan yang menjadi tujuan utama Gereja. Objek material mengarah pada iman yang merupakan anugerah dari Allah, iman hanya bisa dilahirkan dalam hati manusia sebagai buah dari rahmat yang menggerakkan dan membantu serta suatu tanggapan bebas terhadap dorongan Roh Kudus yang menggerakan hati dan mengarahkan kepada Allah dan mempermudah kita untuk menerima dan percaya akan kebenaran (PUK, art. 55). Pengalaman yang diterima dalam iman dalam suatu cara tertentu menjadi sebuah pedoman perwujudan keselamatan, di mana Allah tetap bersama dengan pendidikan Inkarnasi sampai pada manusia dengan Rahmat-Nya dan menyelamatkannya (PUK, art. 152). Oleh karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
itu dengan adanya iman akan Yesus Kristus setiap orang diharapkan mampu menghasilkan pengalaman-pengalaman iman yang mampu membawa kesaksian kepada setiap orang yang dijumpainya sehingga dapat menjadi pengalaman iman yang memperkembangkan. Belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik ialah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relatif konstan dan berbekas (Dapiyanta, 2008: 57). Oleh karena itu, prestasi belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik harus mampu menguasai tradisi dan pengalaman hidup sehingga dapat membantu memperkembangkan iman dan pengalaman hidup setiap orang dan dapat berguna untuk Gereja dan masyarakat.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Hutabarat (1988: 18) menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu:
Faktor kecerdasan, yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan berpikir yang sifatnya rumit dan abstrak. Kecerdasan adalah suatu kemampuan yang dibawa dari lahir, pendidikan tidak dapat meningkatkannya tetapi hanya dapat mengembangkannya. Tingginya kecerdasan yang dimiliki seseorang bukanlah jaminan bahwa ia akan berhasil menyelesaikan pendidikan tingginya dengan baik karena keberhasilan dalam belajar tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan saja tetapi juga oleh faktor lain.
Faktor belajar, yaitu menyangkut semua segi kegiatan belajar seperti kurang dapat memusatkan perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung termasuk juga kurang menguasai cara-cara belajar yang efisien dan efektif. Banyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
mahasiswa yang rajin tetapi kerajinannya itu tidak diiringi oleh kemampuan dalam hal cara belajar yang baik sehingga tidak banyak hasil dicapainya dengan kerajinannya itu.
Faktor sikap, maksudnya sikap dapat menentukan apakah seseorang dapat belajar dengan lancar atau tidak, gigih atau tidak, tahan lama belajar atau tidak dan banyak lagi yang lain. Sikap yang positif terhadap pelajaran merangsang cepatnya berlangsung kegiatan belajar.
Faktor fisik, yaitu faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan, kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang. Badan yang tidak sehat membuat konsentrasi pikiran terganggu sehingga menghambat kegiatan belajar.
Faktor emosi dan sosial, faktor emosi seperti rasa tidak senang dan rasa suka dan faktor sosial seperti persaingan dan kerjasama sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar. Ada mahasiswa yang kurang berhasil dalam menguasai suatu mata kuliah karena kurang senang terhadap dosen yang memberikannya dan ada juga yang kurang berhasil dalam ujiannya karena pada waktu menghadapi ujian muncul perasaan takut dan cemas menyelubungi pikirannya.
Faktor lingkungan, yaitu keadaan atau suasana tempat seseorang belajar. Suasana dan keadaan tempat belajar ini turut menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar. Kebisingan, bau busuk yang berasal dari got, nyamuk yang menganggu pada waktu belajar dan keadaan yang serba kacau di tempat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar.
Faktor pendidik, yaitu menyangkut kepribadian dosen, hubungan dosen dengan mahasiswa, kemampuan dosen mengajar dan perhatian dosen terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
kemampuan belajar mahasiswanya turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Dosen dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi dan dapat juga mengurangi keinginan belajar yang sungguh-sungguh. Mahasiswa yang tidak bisa mengatur sendiri waktu belajarnya akan menghadapi kesulitan dalam mengikuti dengan baik rencana kegiatan belajar yang disusunnya sendiri. Bagi mahasiswa yang melulu belajar, adanya rencana kegiatan belajar akan sangat membantu sehingga waktu-waktu yang relatif banyak itu bisa diisi dengan kegiatan-kegiatan belajar untuk memperoleh prestasi belajar yang baik (Hutabarat, 1988: 4).
B. Penelitian yang Relevan Berikut adalah hasil penelitian yang relevan yang ditemukan dalam Jurnal Ilmu Pendidikan, Februari 2001, Jilid 8, Nomor 1. Penelitian ini dilakukan oleh H. M. Farid Nasution yang merupakan dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara dan FKIP Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Medan. Masalah yang dibahas adalah tentang Hubungan Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Penelitian ini menggunakan rancangan ex post facto dengan melibatkan seluruh mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara sebanyak 1180 orang. Besar sampel sebanyak 28 % yaitu 329. Hasil temuan dalam Penelitian ini menunjukkan bahwa metode mengajar Dosen merupakan variabel yang memberikan sumbangan terbesar jika dibandingkan dengan variabel lainnya, yaitu sebesar 10,748%, sedangkan sumbangan variabel keterampilan belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar hanya memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
sumbangan masing-masing sebesar 3,274%, 2,262% dan 3,345%. Sumbangan yang diberikan secara bersama-sama variabel bebas tersebut adalah 19,6%. Dengan demikian, keempat variabel bebas tersebut memberikan sumbangan yang nyata bagi keberhasilan belajar mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara, sedangkan 80,4% lagi merupakan sumbangan dari variabel lain yang tidak menjadi variabel dalam penelitian ini seperti intelegensi, minat, bakat dan motivasi.
C. Kerangka Pikir Belajar Ilmu Pendidikan Agama Katolik merupakan studi tentang Kateketik sebagai ilmu yang terdiri dari dua objek penting yaitu objek formal dan objek material. Objek formal erat kaitannya dengan komunikasi iman, pewartaan dan pendidikan iman, sedangkan objek material erat kaitannya dengan iman dan pengalaman hidup. Hasil belajar dipengaruhi berbagai aspek salah satunya adalah pengelolaan waktu belajar. Dalam belajar Ilmu Kateketik mahasiswa IPPAK perlu memiliki pengelolaan waktu yang baik agar dapat mengunakan waktu sesuai porsinya sehingga tidak terbuang sia-sia untuk hal yang tidak penting dan dapat membantu dalam mewujudkan cita-cita yang menjadi tujuan dalam hidupnya. Pengelolaan waktu adalah pengaturan waktu yang telah dibuat oleh setiap orang dalam hidupnya sehingga setiap orang dapat memanfaatkan waktu yang ada dengan baik sesuai dengan tujuan dan prioritas. Pengelolaan waktu dapat dilakukan dengan mengetahui dasar manajemen waktu, teknik-teknik manajemen waktu, cara mengendalikan waktu dan kuadran manajemen waktu sehingga setiap orang dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
menggunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kebutuhan dan prioritas yang ada. Apabila setiap orang bisa menggunakan waktu dengan baik maka apa yang menjadi tujuan dalam hidupnya dapat tercapai dengan baik salah satunya adalah prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap orang pada periode tertentu. Semakin orang dapat menggunakan waktu dengan baik, maka prestasi belajar setiap orang semakin meningkat.
D. Hipotesis Dari kajian pustaka di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yang akan diuji pada taraf signifikansinya 5%, yaitu: Ha
:
Pengelolaan Waktu berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2009-2012.
Ho
: Pengelolaan Waktu tidak berpengaruh terhadap Prestasi belajar Mahasiswa
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan
Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 20092012.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jika dilihat dari segi pendekatan dan data yang diperoleh, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yang berbentuk regresi. Di dalam ilmu Statistik, untuk mengetahui pola dan nilai perubahan suatu variabel yang di sebabkan oleh variabel lain dapat dianalisa dengan prediksi yang lazim disebut regresi. Penelitian kuantitatif lebih berdasarkan data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh (Hikmat, 2011: 41). Penelitian ini untuk melihat pengaruh antara Variabel X (Pengelolaan Waktu Belajar) terhadap Variabel Y (Prestasi Belajar) mahasiswa Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma.
B. Desain Penelitian Adapun desain yang penelitian ini mengunakan prinsip expost facto yaitu apabila penelitian bertujuan mengekspos kejadian-kejadian yang sedang berlangsung (Bungin, 2005: 58). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK. Peneliti mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek melalui data atau sampel populasi berupa data kuantitatif yang diangkakan. Dalam penelitian ini, dikemukakan, variabel “X”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
secara spesifik diidentifikasi sebagai variabel bebas, karena mempengaruhi variabel terikat. Sementara itu variabel “Y” adalah variabel terikat karena mendapat pengaruh dari variabel bebas.
Varabel (X)
Variabel (Y)
Pengelolaan Waktu Belajar
Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK
Gambar ini terbentuk dari dua variabel, yaitu: X = Pengelolaan Waktu Belajar Y = Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi IPPAK-USD yang berada di Jl. Ahmad Jazuli No. 2 Kota Baru, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2013.
D. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut
Bungin
(2011:
109)
mengatakan
“Populasi
merupakan
keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhtumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.” Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa IPPAK yang terdiri dari angkatan 2009, 2010, 2011 dan 2012.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
Jumlah keseluruhan mahasiswa IPPAK dari semester III-IX adalah 262 mahasiswa. Penggunaan teknik sampling yang tepat harus betul-betul diperhatikan kalau mau mendapatkan sampel yang representatif (mewakili). Salah penggunaan teknik sampling berarti salah pula dalam memperoleh sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis Nonprobability Sampling yang digunakan yaitu Sampling Purposive yang merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010: 122-124). Sampel adalah bagian dari populasi. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari populasi karena terlalu banyak. Apa yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representatif dari suatu populasi kemudian diteliti, representatif dari populasi ini yang dimaksud dengan sampel (Kountur, 2003: 137). Soeharto juga mengatakan “Sampel adalah objek dari populasi yang diambil melalui teknik sampling yakni cara-cara mereduksi objek penelitian dengan mengambil sebagian saja yang dapat dianggap representatif terhadap populasi (Hikmat, 2011: 61).” Sampel diambil dari mahasiswa Prodi IPPAK yang memiliki jadwal dan diperoleh 60 sampel.
E. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran skala dan studi dokumen. Skala merupakan alat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
pengumpulan data yang mengambarkan data dalam bentuk skala kualitas dari tingkat terendah sampai tertinggi (Dapiyanta 2011: 25). Penyebaran skala dilakukan secara cross sectional yaitu data diperoleh pada saat yang sama. Studi dokumen dalam penelitian ini mengacu pada jadwal harian yang dimiliki oleh masing-masing pribadi mahasiswa IPPAK. Studi dokumen merupakan penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia. Hal ini untuk mendapat data yang lebih faktual mengenai pengelolaan waktu belajar yang diterapkan oleh setiap individu dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa IPPAK-USD.
F. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengelolaan waktu belajar. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Mahasiswa IPPAK.
1. Definisi Konseptual Variabel Penelitian Pengelolaan waktu dimengerti sebagai cara mengatur waktu dengan menyadari porsi waktu yang ada dan dapat digunakan dengan seefesien dan seefektif mungkin dengan menyadari tujuan sehingga setiap orang memiliki visi dalam dirinya, untuk mencapai visi ini maka setiap orang perlu membuat target yang ingin dicapai selama menempuh pendidikan di Prodi IPPAK-USD yaitu dengan pencapaian Prestasi Akademik atau biasa disebut dengan Indeks Prestasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
(IP). Untuk mencapai prestasi yang baik setiap mahasiswa harus mampu mengelola waktu dengan baik lewat jadwal maupun agenda baik itu jangka pendek, menengah maupun jangka panjang yang harus dibuat dan dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa Prodi IPPAK-USD. Sedangkan Prestasi belajar mahasiswa IPPAK adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai mahasiswa setelah mengikuti proses belajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian diukur dan dinilai sehingga memperoleh hasil. Prestasi belajar dinyatakan secara konkrit dengan Indeks Prestasi (IP). Indeks Prestasi (IP) adalah tingkat keberhasilan belajar mahasiswa dengan bilangan.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Pengelolaan waktu adalah cara mengatur waktu yang dilakukan oleh setiap orang dalam hidupnya dengan memperhatikan prinsip penting dan kemendesakan dengan menyadari apa yang menjadi prioritas sehingga dapat membantu mencapai tujuannya dengan membuat jadwal dan melaksanakannya dengan sepenuh hati. Sedangkan, Prestasi
dalam hal Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) mahasiswa
IPPAK-USD Yogyakarta angkatan 2009, 2010, 2011 dan 2012.
G. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan bentuk skala Likert. Skala yang digunakan untuk mengukur pengelolaan waktu dan prestasi belajar mahasiswa IPPAK yaitu skala Likert. Pengembangan instrumen untuk variabel pengelolaan waktu diukur dengan menggunakan lima
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
kategori untuk setiap butir pertanyaan seperti dikemukakan oleh Likert. Jawaban memiliki skor dengan kategori sangat setuju = 5, setuju = 4, netral = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Skala yang digunakan berupa pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda checklist. Checklist dapat menjamin bahwa peneliti mencatat tiap-tiap kejadian sekecil apapun yang dianggap penting. Bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek sehingga pengamat tinggal memberikan cek (√) pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan hasil pengamatannya. Data akan diperoleh secara langsung melalui angket yang disebarkan kepada responden yaitu mahasiswa IPPAK semester III, V, VII dan IX ini dilakukan secara acak dan dikembalikan lagi kepada peneliti pada hari yang sama. Tabel 2. Skor Skala untuk pernyataan positif (mendukung) No 1 2 3 4 4
Frekuensi Sangat tidak setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat setuju
Skor 1 2 3 4 5
Tabel 3. Skor Skala untuk pernyataan negatif (tidak mendukung) No 1 2 3 4 5
Frekuensi Sangat tidak setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat setuju
Skor 5 4 3 2 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 H. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen Variabel X
Tabel 4.Kisi-kisi Pengelolaan Waktu No (1) 1
Variabel (2) Pengelolaan waktu
Aspek (3) Visi atau tujuan
Indikator
Jadwal
Hambatanhambatan
Hal-hal yang mendukung
(4) Memiliki Visi Memiliki target IP Membuat inventarisasi kegiatan Membuat pengelompokan kegiatan-kegiatan mana yang penting dan tidak mendesak Memiliki jadwal harian, mingguan, bulanan maupun tahunan Melaksanakan jadwal harian Malas Melakukan hal yang menyenangkan saja Jadwal tidak penting Tidak mau terikat dengan jadwal Tidak ada waktu membuat jadwal Memikirkan rencana kedepan Mengerjakan tugas tepat waktu Hidup disiplin dan teratur Terhindar dari
Jumlah Butir (5) 1 2 3
4
5
6,7,8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
Kuadran II : prinsip penting dan tidak mendesak
tekanan Prestasi meningkat Menggunakan porposi waktu yang banyak untuk hal yang penting dan tidak mendesak Orang yang memiliki tujuan dan prioritas dalam hidupnya Melaksanakan tugas yang utama terlebih dahulu dan yang kurang penting terlaksana terakhir Meluangkan waktu untuk berolahraga dan memperbaharui diri Menghindari kebiasaan menunda-nunda Berani mengatakan tidak pada hal-hal yang tidak penting dan tidak mendesak Menyisakan sedikit waktu untuk hal yang tak terduga Menambah pengalaman dan pengetahuan
18 19
20,21
22
23
24
25
26
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
Hal-hal yang harus dihindari
28,29,30 Kebiasaan menunda-nunda Membuang waktu 31,32, untuk hal yang tidak penting dan tidak mendesak Selalu mengatakan 33,34 “Yes- man” untuk menyenangkan hati orang lain
2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Y Tabel 5. Kisi-kisi Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK No (1) 1
Variabel (2) Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK
Aspek (3) Hasil Belajar
Indikator (4) IPK
Jumlah butir (5) 1
3. Kisi-kisi Studi Dokumen Tabel 6. Kisi-kisi Studi Dokumen No 1
Aspek Memiliki Jadwal
2
Membuat Jadwal Secara Rutin
Skor Sangat Lengkap Sangat Teratur
5 5
4 4
2 2
1 1
Tidak Lengkap Tidak Teratur
I. Pengembangan Instrumen 1. Uji Coba Terpakai Uji coba yang dipakai dalam pengembangan instrumen ini adalah uji coba terpakai artinya tanpa mengadakan uji coba sebelum penelitian diadakan, instrumennya langsung dipakai untuk mencari data. Data yang diperoleh digunakan untuk menganalisis validitas dan reliabilitas instrumen. Butir soal yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
memiliki nilai reliabilitas dan validitasnya rendah akan dibuang dan tidak dipakai dalam analisa data sedangkan yang memenuhi syarat dalam uji validitas dan reliabilitas akan dipakai untuk menguji hipotesis.
2. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Sujarweni 2008: 186). Uji validitas dilakukan dengan mengunakan validitas konstruk dan internal yakni menyesuaikan skor butir dengan skor total. Rumus manualnya sebagai berikut :
rxy =
Keterangan : rxy : koefisien korelasi variabel x dengan variabel y xy : hasil perkalian antara variabel x dan variabel y x
: jumlah nilai setiap item
y
: jumlah nilai konstan
N
: jumlah subyek penelitian Setelah mencari validitas setiap instrumen dengan menggunakan program
Exel diperoleh 32 soal yang valid dan 3 soal yang tidak valid dengan melihat nilai kritis 0,254 pada tabel r Product moment.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan butir-butir pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner (Sujarweni 2008: 187). Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang dia ukur (Kountur 2003: 156). Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Metode yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas test adalah konsistensi internal yaitu berhubungan dengan konsistensi dari masing-masing pertanyaan pada suatu test dalam hal mengukur apa yang sedang diukur. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan teknik formula Alpha Cronbach menggunakan program SPSS 16.0. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach.
Tabel. 7 Reliability Cronbach's Alpha N of Items .900
32
Tabel reliabilitas statistik di atas menunjukkan bahwa 35 instrumen yang terdiri dari 34 instrumen variabel pengelolaan waktu dan 1 instrumen dari variabel prestasi belajar, yang telah memenuhi kriteria kevaliditasan dan dikatakan reliabel. Hal ini ditunjukkan dengan Alpha Cronbach sebesar 0,900 yang berarti nilai reliabilitasnya sangat tinggi atau mendekati sempurna.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 J. Uji Persyaratan Analisis Analisis data menggunakan uji normalitas data, uji linieritas dan uji homokedastisitas dengan mengunakan program komputer SPSS versi 16.0.
1. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian (Sujarweni, 2008: 45). Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Sampel dianggap normal apabila hasil uji menunjukkan tidak signifikan pada taraf 5%. Uji normalitas menjadi salah satu indikator untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh dari hasil penelitian benar-benar representif, sehingga layak untuk digeneralisasikan. Peneliti dalam menganalisis data untuk mengetahui normalitas data menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 16,0. Sebagai dasar pengujian keputusan normal atau tidak dapat melihat grafik normal probalility plots. Apabila sebaran titik-titik data mengikuti dan berada di sekitar garis diagonal (linier) maka data dapat dikatakan berdistribusi normal. Selain itu untuk mengetahui normalitas data dapat juga mengunakan histogram, apabila garis histogram membentuk lengkungan seperti lonceng maka data dapat dikatakan berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas Regresi Uji Linieritas regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel satu dengan variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel independen (Sujarweni, 2008: 136). Dalam menganalisis linieritas regresi ini, peneliti dapat mengunakan bantuan program komputer SPSS 16.0. Hubungan variabel dependen dengan variabel independen dapat dilakukan melalui uji Linieritas dengan taraf signifikansi 0,05. Jadi jika nilai linearity di bawah atau sama dengan 0,05, maka linieritas terpenuhi.
3.
Uji Homokedastisitas Uji homokedastisitas dilakukan untuk mengetahui keseimbangan varians
di antara variabel bebas. Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas. Homokedastisitas menghendaki agar hasil pengukuran setiap variabel memiliki varians yang sama antara kelompok atas dan kelompok bawah yang berada di bawah garis linier. Analisis uji homokedastisitas ini mengunakan bantuan program komputer SPSS 16.0. Cara memprediksi ada tidaknya homokedastisitas pada suatu model dapat dilihat dengan pola gambar Scatterplot. Apabila titik-titik data tidak membentuk pola atau terakumulasi pada titik tertentu dan berada di antara angka nol pada sumbu X dan Y maka homokedastisitas data terpenuhi sehingga data berdistribusi normal. Jika ketiga uji analisis data ini terpenuhi (normalitas, linieritas dan homokedastisitas) maka analisis data dapat dilanjutkan dengan analisis parametrik untuk menguji hipotesis yaitu uji regresi sederhana. Namun, jika salah satu atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
beberapa dari hasil pengujian tidak terpenuhi maka analisis data dilanjutkan dengan analisis statistik non parametrik (distribution free).
K. Uji Hipotesis Hipotesis ini diuji dengan bantuan program SPSS versi 16.0 dengan melihat nilai signifikansi pada tabel Anova dan Coefficients kemudian membandingkannya dengan taraf signifikansi (α) 5 % (0,05). Adapun kriteria penerimaan atau penolakannya jika nilai signifikan kurang dari atau sama dengan (≤) 0, 05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti signifikan dan sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti tidak signifikan. Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha : Ada pengaruh Pengelolaan Waktu Belajar terhadap Prestasi belajar mahasiswa Program Studi IPPAK-USD Angkatan 2009-2012. Ho
: Tidak ada pengaruh Pengelolaan Waktu terhadap Prestasi belajar mahasiswa Program Studi IPPAK-USD Angkatan 2009-2012.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Grafik atau tabel yang ditampilkan dalam bab IV ini merupakan hasil analisis data melalui program SPSS versi 16.0 for windows. Sedangkan untuk tabel persentase diperoleh melalui program exel. 1. Uji Persyaratan Analisis Uji persyaratan dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Uji persyaratan mencakup tiga hal yaitu uji normalitas, uji linieritas dan uji homokedastisitas.
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Hasil dari uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 8. Test of normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
Df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
Prestasi Belajar
.114
60
.052
.964
60
.070
Pengelolaan Waktu
.081
60
.200*
.976
60
.288
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56
Dari hasil diatas terlihat bahwa variabel Y (Prestasi Belajar) memiliki Pvalue = 0,052 untuk uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan P-value = 0,070 untuk uji normalitas Shapiro-Wilk. Kedua P-value lebih besar dari α = 0,05 sehingga H0: Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal tidak dapat ditolak. Demikian juga untuk variabel X (Pengelolaan Waktu) memiliki P-value = 0,200 untuk uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan P-value = 0,288 untuk uji normalitas Shapiro-Wilk. Kedua P-value lebih besar dari α = 0,05 sehingga H0: Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal tidak dapat ditolak. Konklusi dari uji normalitas ini adalah bahwa data pengelolaan waktu dan prestasi belajar berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas berdasarkan Normal Probability Plot, terlihat bahwa Normal P-P Plot mengikuti garis diagonal titik-titik data membentuk pola linier dan histogram membentuk pola lonceng, sehingga konsisten dengan distribusi normal, dengan demikian data pada variabel prestasi belajar adalah normal. Gambar grafiknya dapat dilihat sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
Hasil pengujian normalitas Probability Plot pengelolaan waktu belajar (X) berasal dari suatu populasi berdistribusi normal karena titik-titik data pengelolaan waktu belajar terletak digaris lurus dan membentuk linier sehingga konsisten dengan distribusi normal. Gambar grafiknya dapat dilihat sebagai berikut:
b. Uji Linieritas Uji Linieritas regresi bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel satu dengan variabel lain. Linieritas hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dilakukan melalui uji F dengan taraf signifikansi 0,05.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 Tabel 9. Anova Sum of Squares Prestasi Betwee (Combined) Belajar * n Linearity Pengelolaa Groups Deviation n Waktu from Linearity Within Groups Total
Mean Square
Df
F
Sig.
5.617
34
.165 .807
.723
.003
1
.003 .014
.906
5.614
33
.170 .831
.694
5.117
25
.205
10.733
59.00 0
Data di atas menunjukkan kelinieran data prestasi belajar (Y) untuk setiap kelompok berdasarkan pengelolaan waktu (X). Pengujian kelinieran dapat dilihat pada kolom F di baris Deviation from Linearity. Jika nilai pada F- Deviation from Linearity signifikan (p<0,05), maka dapat dikatakan berpola linier. Pada tabel di atas menunjukkan bahwa hubungan antara variabel belum memenuhi asumsi linier karena F- Deviation from Linearity berada pada rentang tidak signifikan (F=0,831 atau p>0,05). Dari data di atas juga dapat dilihat bahwa hasil signifikansi linearity yang diperoleh adalah 0,906 (p>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa kelinieran dari data yang diperoleh belum terpenuhi.
c. Uji Homokedastisitas Dari Scatterplot antara standardized residual *ZRESID dan standardized predicted value *ZPRED tidak membentuk suatu pola dan tersebar di antara titik nol (0) pada sumbu x dan y, dengan demikian bisa dianggap residual mempunyai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
varian
konstan
(homocedasticity).
Maka
dapat
disimpulkan
bahwa
homokedastisitas terpenuhi. Gambar dapat dilihat sebagai berikut:
Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui data yang diperoleh berdistribusi normal. Signifikansinya lebih besar dari 0,05 dan linieritasnya tidak terpenuhi karena signifikansi linierity adalah 0,906 (p>0,05) maka data tidak dapat dianalisis lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengubahnya dengan menggunakan statistik Non-parametrik untuk menganalisis data yang tidak terdistribusi normal. Statistik Non-parametrik menggunakan teknis analisis dengan membagi sampel menjadi dua bagian yaitu mahasiswa Prodi IPPAK angatan 2009-2012 yang melaksanakan jadwal dengan baik dan mahasiswa Prodi IPPAK angatan 2009-2012 yang tidak melaksanakan jadwal dengan baik.
2. Deskripsi Data Deskripsi data dalam penelitian ini meliputi 2 (dua) hal yaitu deskripsi tentang pengelolaan waktu dan deskripsi tentang prestasi belajar mahasiswa IPPAK.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
a. Pengelolaan Waktu Belajar Tabel 10. Rangkuman Statistik Deskriptif Pengelolaan Waktu N
Valid
60
Σ Instrumen
31
Mean
126.58
Median
126.00
Mode
126
Std. Deviation Variance
11.529 132.925
Range
48
Minimum
103
Maximum
151
Sum
7595
Dari tabel Statistik di atas dengan N valid 60 responden dan jumlah instrumen 31 butir dapat diketahui bahwa pengelolaan waktu belajar mempunyai harga mean 126.58, standar deviasi 11.529, range 48, skor minimum 103, skor maksimum 151, median 126.00 dan mode 126.
1) Visi yang dimiliki Mahasiswa IPPAK Tabel 11. Statistik Visi Mahasiswa IPPAK N
Valid Missing
60 0
Mean
16.80
Median
17.00
Mode Std. Deviation
17 1.811
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
Variance
3.281
Range
7
Minimum
13
Maximum
20
Sum
1008
Salah satu sub variabel dalam variabel pengelolaan waktu adalah Visi Mahasiswa IPPAK. Pada tabel statistik di atas dapat diketahui bahwa dengan N valid 60 mempunyai mean sebesar 16.80, median sebesar 17.00, mode sebesar 17, standar deviasi sebesar 1.811, variance sebesar 3.281, range sebesar 7, skor minimum 13 dan skor maksimum 20. Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel visi mahasiswa IPPAK berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel, maka dapat diklarifikasikan sebagai berikut: Tabel 12. Deskripsi Visi Mahasiswa IPPAK Kriteria Interval Jumlah Mahasiswa Persentase Sangat Sesuai 16,9-20 34 56,67% Sesuai 13,7-16,8 24 40% Cukup Sesuai 10,5-13,6 2 3,33% Kurang Sesuai 7,3-10,4 0 0% Sangat Kurang Sesuai 4-7,2 0 0% Jumlah 60 100%
Visi Mahasiswa IPPAK 0% 0% 3,33% 40%
56,67%
Sangat Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Kurang Sesuai
Sangat Kurang Sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
Tabel di atas menunjukkan persentase visi mahasiswa IPPAK. Dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 34 mahasiswa IPPAK (56,67%) dikategorikan sangat sesuai, 24 mahasiswa IPPAK (40%) dikategorikan sesuai, 2 mahasiswa IPPAK (3,33%) dikategorikan cukup sesuai dan 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan kurang sesuai dan 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan sangat kurang sesuai. Maka dapat disimpulkan bahwa visi mahasiswa IPPAK sangat sesuai dengan pengelolaan waktu belajar.
2) Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK Tabel 13. Statistik Jadwal Mahasiswa IPPAK Statistics N
Valid Missing
60 0
Mean
16.42
Median
17.00
Mode
17a
Std. Deviation
2.287
Variance
5.230
Range
9
Minimum
11
Maximum
20
Sum
985
Pada tabel statistik di atas tentang sub variabel Jadwal dapat diketahui bahwa dengan N valid 60 mempunyai mean sebesar 16.42 median sebesar 17.00, mode sebesar 17, standar deviasi sebesar 2.287, variance sebesar 5.230, range sebesar 9, skor minimum 11 dan skor maksimum 20.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel jadwal berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel, maka dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
Tabel 14. Deskripsi Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik Jumlah
Interval 16,9-20 13,7-16,8 10,5-13,6 7,3-10,4 4-7,2
Jumlah Mahasiswa 34 20 6 0 0 60
Persentase 56,67% 33,33% 10% 0% 0% 100%
Jadwal yang dimiliki Mahasiswa IPPAK 0% 0% 10%
Sangat Baik 33,33%
Baik 56,67%
Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Tabel di atas menunjukkan persentase jadwal. Dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 34 mahasiswa IPPAK (56,67%) dikategorikan sangat baik, 20 mahasiswa IPPAK (33,33%) dikategorikan baik, 6 mahasiswa IPPAK (10%) dikategorikan cukup baik, 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan kurang baik dan 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan sangat kurang baik. Maka dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
disimpulkan bahwa mahasiswa IPPAK sudah memiliki jadwal yang sangat baik dalam pengelolaan waktu belajar.
3) Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK Hal-hal
yang
seringkali
menghambat
mahasiswa
IPPAK
dalam
pengelolaan waktu belajar ialah menganggap jadwal tidak penting, tidak ada waktu untuk membuat jadwal, rasa malas, melakukan hal-hal yang menyenangkan saja.
Tabel 15. Statistik Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK Statistics N
Valid
60
Missing
0
Mean
21.03
Median
21.00
Mode
21
Std. Deviation
2.178
Variance
4.745
Range
9
Minimum
16
Maximum
25
Sum
1262
Pada tabel statistik di atas tentang sub variabel hal–hal yang menghambat dapat diketahui bahwa dengan N valid 60 mempunyai mean sebesar 21.03, median sebesar 21.00, mode sebesar 21, standar deviasi sebesar 2.178, variance sebesar 4.745, range sebesar 9, skor minimum 16 dan skor maksimum 25.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel hal–hal yang menghambat berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel, maka dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
Tabel 16. Deskripsi Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK Kriteria Sangat Mengganggu Mengganggu Cukup Mengganggu Kurang Mengganggu Sangat Kurang Mengganggu Jumlah
Interval 22-25 18-21 14-17 10-13 5-9
Jumlah Mahasiswa 24 34 2 0 0 60
Persentase 40% 56,67% 3,33% 0% 0% 100 %
Hal-hal yang Menghambat Mahasiswa IPPAK
0%0%
Sangat Mengganggu
3,33% 40% 56,67%
Mengganggu Cukup Mengganggu
Kurang Mengganggu Sangat Kurang Mengganggu
Tabel di atas menunjukkan persentase hal–hal yang menghambat. Dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 24 mahasiswa IPPAK (40%) dikategorikan sangat mengganggu, 34 mahasiswa IPPAK (56,67%) dikategorikan mengganggu 2 mahasiswa IPPAK (3,33%) dikategorikan cukup mengganggu, 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan kurang mengganggu dan 0 mahasiswa IPPAK (0 %)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
dikategorikan sangat kurang mengganggu. Maka dapat disimpulkan bahwa hal– hal yang menghambat mahasiswa IPPAK dapat mengganggu dalam pengelolaan waktu belajar.
4) Hal-hal Yang Mendukung Mahasiswa IPPAK Hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK dalam pengelolaan waktu ialah memiliki perencanaan, mengerjakan tugas tepat waktu, hidup disiplin dan teratur serta prestasi yang baik.
Tabel 17. Statistik Hal-hal Yang Mendukung Mahasiswa IPPAK N
Valid Missing
60 0
Mean
21.00
Median
21.00
Mode
21a
Std. Deviation
2.477
Variance
6.136
Range
8
Minimum
17
Maximum
25
Sum a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
1260
Pada tabel statistik di atas tentang sub variabel hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK dapat diketahui bahwa dengan N valid 60 mempunyai mean sebesar 21.00 median sebesar 21.00, mode sebesar 21, standar deviasi sebesar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
2.477, variance sebesar 6.136, range sebesar 8, skor minimum 17 dan skor maksimum 25. Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel, maka dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
Tabel 18. Deskripsi Hal-Hal Yang Mendukung Mahasiswa IPPAK Kriteria Sangat Membantu Membantu Cukup Membantu Kurang Membantu Sangat Kurang Membantu Jumlah
Interval 22-25 18-21 14-17 10-13 5-9
Jumlah Mahasiswa 26 29 5 0 0 60
Persentase 43,34% 48,33% 8,33% 0% 0% 100%
Hal-Hal Yang Mendukung Mahasiswa IPPAK Sangat Membantu
0% 0% 8,33%
Membantu 43,34% 48,33%
Cukup Membantu Kurang Membantu Sangat Kurang Membantu
Tabel di atas menunjukkan persentase hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK. Dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 26 mahasiswa IPPAK
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
(43,34%) dikategorikan sangat membantu, 29 mahasiswa IPPAK (48,33%) dikategorikan membantu, 5 mahasiswa IPPAK (8,33%) dikategorikan cukup membantu, 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan kurang membantu dan 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan sangat kurang membantu. Maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK dapat membantu dalam pengelolaan waktu belajar.
5) Kuadran II: Prinsip Penting dan Tidak Mendesak Tabel 19. Statistik Kuadran II: Prinsip Penting dan Tidak Mendesak
N
Valid Missing
60 0
Mean
27.42
Median
27.00
Mode
26a
Std. Deviation
3.066
Variance
9.400
Range
13
Minimum
21
Maximum
34
Sum
1645
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Pada tabel statistik di atas tentang sub variabel Kuadran II: Prinsip penting dan Tidak Mendesak dapat diketahui bahwa dengan N valid 60 mempunyai mean sebesar 27.42 median sebesar 27.00, mode sebesar 26, standar deviasi sebesar 3.066, variance sebesar 9.400, range sebesar 13, skor minimum 21 dan skor maksimum 34.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel Kuadran II: Prinsip penting dan Tidak Mendesak berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel, maka dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
Tabel 20. Deskripsi Kuadran II: Prinsip Penting dan Tidak Mendesak Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik Jumlah
Interval 29,5-35 23,9-29,4 28,3-23,8 12,7-18,2 7-12,6
Jumlah Mahasiswa 13 36 11 0 0 60
Persentase 21,67% 60% 18,33% 0% 0% 100%
Kuadran II: Prinsip Penting dan Tidak Mendesak 0%
0% 21,67%
18,33%
Sangat Baik
Baik 60%
Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Tabel di atas menunjukkan persentase Kuadran II: Penting dan Tidak Mendesak. Dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 13 mahasiswa IPPAK (21,67%) dikategorikan sangat baik, 36 mahasiswa IPPAK (60%) dikategorikan baik, 11 mahasiswa IPPAK (18,33%) dikategorikan cukup baik, 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan kurang baik dan 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan sangat kurang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
IPPAK sudah melaksanakan Kuadran II: Prinsip penting dan tidak mendesak dengan baik.
6) Hal-hal yang harus Dihindari Mahasiswa IPPAK
Tabel 21. Statistik Hal-hal yang harus Dihindari Mahasiswa IPPAK
N
Valid Missing
60 0
Mean
23.92
Median
24.00
Mode Std. Deviation Variance
25 3.734 13.942
Range
20
Minimum
10
Maximum
30
Sum
1435
Pada tabel statistik di atas tentang sub variabel hal-hal yang harus dihindari mahasiswa IPPAK dapat diketahui bahwa dengan N valid 60 mempunyai mean sebesar 23.92 median sebesar 24.00, mode sebesar 25, standar deviasi sebesar 3.734, variance sebesar 13.942, range sebesar 20, skor minimum 10 dan skor maksimum 30. Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel hal-hal yang harus dihindari mahasiswa IPPAK berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel, maka dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 Tabel 22. Deskripsi Hal-Hal Yang Harus Dihindari Mahasiswa IPPAK Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik Jumlah
Interval 25,3-30 20,5-25,2 15,7-20,4 10,9-15,6 6-10,8
Jumlah Mahasiswa 20 30 9 1 0 60
Persentase 33,33% 50% 15% 1,67% 0% 10%
Hal-Hal Yang Harus Dihindari Mahasiswa IPPAK 1,67% 0%
15%
33,33%
Sangat Baik Baik
50%
Cukup Baik Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Tabel di atas menunjukkan persentase hal-hal yang harus dihindari mahasiswa IPPAK. Dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 20 mahasiswa IPPAK (33,33%) dikategorikan sangat baik, 30 mahasiswa IPPAK (50%) dikategorikan baik, 9 mahasiswa IPPAK (15%) dikategorikan cukup baik, 1 mahasiswa IPPAK (1,67%) dikategorikan kurang baik dan 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan sangat kurang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa IPPAK sudah baik dalam melaksanakan hal-hal yang harus dihindari dalam pengelolaan waktu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 b. Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK Tabel 23. Rangkuman Statistik Prestasi Belajar
N
Valid
60
Σ Instrumen
1
Mean
3.2782
Median
3.3450
Mode
3.00
Std. Deviation
.42653
Variance
.182
Range
1.80
Minimum
2.20
Maximum
4.00
Sum
196.69
Dari tabel Statistik di atas dengan N valid 60 responden dan jumlah instrumen 1 butir dapat diketahui bahwa prestasi belajar mempunyai harga mean 3.2782, standar deviasi 0.42653, range 1.80, skor minimum 2.20, skor maksimum 4.00, median 3.3450 dan mode 3.00. Di bawah ini akan dipaparkan variabel prestasi belajar mahasiswa IPPAK berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, maka dapat diklarifikasikan sebagai berikut : Tabel 24. Deskripsi Prestasi Belajar (IPK) Mahasiswa IPPAK Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Jumlah
Interval 3,26-4 2,6-3,25 1,76-2,5 1-1,75
Jumlah Mahasiswa 1 47 12 0 60
Persentase 1,67% 78,33% 20% 0% 10%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
Prestasi Belajar (IPK) Mahasiswa IPPAK 0%
1,67%
20%
78,33%
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
Tabel di atas menunjukkan persentase prestasi belajar mahasiswa IPPAK. Dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 1 mahasiswa IPPAK (1,67%) dikategorikan sangat baik, 47 mahasiswa IPPAK (73,88%) dikategorikan baik, 12 mahasiswa IPPAK (20%) dikategorikan cukup baik, 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan kurang baik. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa IPPAK memiliki prestasi belajar yang baik.
3. Statistik Non Parametrik: Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Ranks Test) Uji peringkat bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Ranks Test) digunakan untuk membandingkan
dua sampel berpasangan dengan skala interval. Uji
peringkat bertanda Wilcoxon merupakan alternatif dari uji-t dua sampel berpasangan (paired-samples-t-test). Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut: Jika P-value < α, maka H0 ditolak Jika P-value > α, maka H0 tidak dapat ditolak Ket : P-value = Sig
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
Untuk menganalisis data kedalam statistik nonparametrik dengan menggunakan uji peringkat bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Ranks Test), maka sampel dibagi menjadi dua bagian yaitu mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 yang melaksanakan jadwal dengan baik dan mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 yang tidak
melaksanakan jadwal
dengan baik. Tabel 25. Ranks N Mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 yang tidak Melaksanakan Jadwal Dengan Baik-Mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 yang Melaksanakan Jadwal Dengan Baik
Mean Rank
Negative 10.71 a Ranks 14 Positive Ranks
4b 5.25
Ties
1c
Total
19
Sum of Ranks 150.00
21.00
a. Mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 yang tidak Melaksanakan Jadwal Dengan Baik < Mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 yang Melaksanakan Jadwal Dengan Baik b. Mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 yang tidak Melaksanakan Jadwal Dengan Baik > Mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 yang Melaksanakan Jadwal Dengan Baik c. Mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 yang tidak Melaksanakan Jadwal Dengan Baik = Mahasiswa Prodi IPPAK-USD angkatan 2009-2012 yang Melaksanakan Jadwal Dengan Baik Dari analisis tabel Ranks diperoleh hasil : Negatif Rank atau selisih antara variabel yang tidak melaksanakan jadwal dengan baik dan yang melaksanakan jadwal dengan baik sebanyak 14 data negative (N). Rata-rata Rangking data negative (Mean Rank) adalah 10.71. Jumlah rangking data negative (Sum Rank) adalah 150.00. Positif Rank atau selisih antara variabel yang tidak melaksanakan jadwal dengan baik dan yang melaksanakan jadwal dengan baik terdapat 4 data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
positif (N), rata-rata ranking data positif (Mean Rank) adalah 5.25 dan jumlah ranking data positif (Sum Rank) adalah 21.00. Ties atau data antara variabel pengelolaan waktu dan prestasi belajar sama yaitu 0 data yang sama. Tabel 26. Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation Minimum Maximum
Yang Melaksanakan Jadwal Dengan Baik
41
3.4366
.33565
2.58
4.00
Yang Tidak Melaksanakan Jadwal Dengan Baik
19
2.9363
.40674
2.20
3.59
Tabel deskriptif statistik menjelaskan tentang besarnya mean, standar deviasi, N, maksimum dan minimum pada masing-masing variabel. Variabel yang melaksanakan jadwal dengan baik besarnya mean = 3.4366, standar deviasi = 0.33565, N = 41, minimum = 2.58 dan maksimum = 4.00. sedangkan untuk variabel yang tidak melaksanakan jadwal harian dengan baik besarnya mean = 2.9363, standar deviasi = 0.40674, N = 19, minimum = 2.20 dan maksimum = 3.59 Tabel 27. Test Statisticsb Yang Tidak Melaksanakan Jadwal Dengan Baik - Yang Melaksanakan Jadwal Dengan Baik Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
-2.809a .005
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
Uji peringkat bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Ranks Test) memiliki kriteria, jika Sig > 0,05 maka Ho diterima dan jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak. Berdasarkan tes stastistik pada tabel di atas diketahui Sig (0,005) < 0,05 dan Z hitung sebesar -2.809 maka Ho ditolak yang artinya ada pengaruh antara pengelolaan waktu terhadap prestasi belajar Mahasiswa IPPAK-USD Angkatan 2009-2012.
4. Hasil Studi Dokumen Dalam melakukan penelitian terhadap variabel pengelolaan waktu juga didukung dengan studi dokumen untuk menguatkan fakta mengenai pengelolaan waktu dan prestasi belajar mahasiswa IPPAK di lapangan selain dari pengisian angket yang telah dilakukan. Studi dokumen ini mengacu pada jadwal yang dimiliki oleh mahasiswa PRODI IPPAK-USD angkatan 2009-2012. Hasil studi dokumen tersebut diharapkan dapat menggambarkan sejauh mana pengelolaan waktu tersebut dikelola dan dilaksanakan serta seberapa besar dampaknya terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK. Pengelolaan waktu diukur melalui 2 aspek yaitu: memiliki jadwal dan melaksanakan jadwal. Masing-masing aspek tersebut dinilai dengan rentang skor 5,4,2 dan 1. Tabel 28. Rangkuman statistik pengelolaan waktu
Memiliki Jadwal N
Valid Missing
Mean
Membuat Jadwal Secara Rutin
Total
60
60
60
0
0
0
3.57
3.72
7.28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
Median
4.00
4.00
8.00
4
4
8
Std. Deviation
1.226
.976
1.932
Variance
1.504
.952
3.732
Range
4
4
8
Minimum
1
1
2
Maximum
5
5
10
214
223
437
Mode
Sum
Pada tabel statistik di atas dapat diketahui bahwa dengan N valid 60 mempunyai mean sebesar 7.28, median sebesar 8.00, mode sebesar 8, standar deviasi sebesar 1.932, variance sebesar 3.732, range sebesar 8, skor minimum 2 dan skor maksimum 10.
a. Memiliki Jadwal Tabel. 29 Statistik Mahasiswa IPPAK yang Memiliki Jadwal Mahasiswa Yang Memiliki Jadwal N Valid 60 Missing 0 Mean 3.57 Median 4.00 Mode 4 Std. Deviation 1.226 Variance 1.504 Range 4 Minimum 1 Maximum 5 Sum 214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
Pada tabel statistik di atas dapat diketahui bahwa dengan N valid 60 mempunyai mean sebesar 3.57, median sebesar 4.00, mode sebesar 4, standar deviasi sebesar 1.226, variance sebesar 1.504, range sebesar 4, skor minimum 1 dan skor maksimum 5. Di bawah ini akan dipaparkan mahasiswa yang memiliki jadwal berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, maka dapat diklarifikasikan sebagai berikut: Tabel 30. Deskripsi Mahasiswa Yang Memiliki Jadwal Kriteria Sangat Lengkap Lengkap Kurang Lengkap Tidak Lengkap Jumlah
Interval 5 4 2 1
Jumlah Mahasiswa 14 27 17 2 60
Persentase 23,4 % 45 % 28,3 % 3,3 % 100 %
Mahasiswa IPPAK Yang Memiliki Jadwal 3,3 23,4 28,3
Sangat Lengkap
Lengkap 45
Kurang Lengkap Tidak Lengkap
Tabel di atas menunjukkan persentase mahasiswa yang memiliki jadwal dalam pengelolaan waktu. Dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
mahasiswa IPPAK (23,4 %) dikategorikan sangat lengkap, 27 mahasiswa IPPAK (45 %) dikategorikan lengkap, 17 mahasiswa IPPAK (28,3 %) dikategorikan kurang lengkap dan 2 mahasiswa IPPAK (3,3 %) dikategorikan tidak lengkap. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa IPPAK sudah memiliki jadwal yang lengkap dalam pengelolaan waktu.
b. Mahasiswa IPPAK yang Membuat Jadwal Secara Rutin Tabel 31. Mahasiswa IPPAK yang Membuat Jadwal Secara Rutin Membuat Jadwal Secara Rutin N
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum
60 0 3.72 4.00 4 0.976 0.952 4 1 5 223
Pada tabel statistik di atas tentang membuat mahasiswa IPPAK yang membuat jadwal secara rutin dapat diketahui bahwa dengan n valid 60 mempunyai mean sebesar 3.72, median sebesar 4.00, mode sebesar 4, standar deviasi sebesar 0,976 variance sebesar 0,952 range sebesar 4, skor minimum 1 dan skor maksimum 5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
Di bawah ini akan dipaparkan mahasiswa yang membuat jadwal secara rutin berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, maka dapat diklarifikasikan sebagai berikut: Tabel 32. Deskripsi Mahasiswa IPPAK yang Membuat Jadwal Secara Rutin Kriteria Sangat Teratur Teratur Kurang Teratur Tidak Teratur Jumlah
Interval 5 4 2 1
Jumlah Mahasiswa 7 42 9 2 60
Persentase 11,7 % 70 % 15 % 3,3 % 100 %
Mahasiswa IPPAK yang Membuat Jadwal Secara Rutin 3,3 15
11,7
Sangat Teratur Teratur Kurang Terarur 70
Tidak Teratur
Tabel di atas menunjukkan persentase mahasiswa yang membuat jadwal dengan rutin. Dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 7 mahasiswa IPPAK (11,7%) dikategorikan sangat teratur, 42 mahasiswa IPPAK (70 %) dikategorikan teratur, 9 mahasiswa IPPAK (15%) dikategorikan kurang teratur dan 2 mahasiswa IPPAK (3,3%) dikategorikan tidak teratur. Maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa IPPAK sudah membuat jadwal dengan teratur dan melaksanakannya dengan sepenuh hati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 5. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis statistik parametrik hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data terdistribusi normal akan tetapi tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengelolaan waktu belajar terhadap variabel prestasi belajar karena signifikansinya > 0,05 atau ≠ 0,05 yaitu 0,901 dan linieritas data juga tidak terpenuhi karena hasilnya 0,906 (p>0,05). Oleh karena itu analisis data tidak bisa dilanjutkan dan kemudian peneliti mengubahnya analisis dengan mengunakan statistik nonparametrik yang digunakan untuk menganalisis data yang tidak terdistribusi normal dengan memakai Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Ranks Test). Dari hasil pada tabel test statistics dengan mengunakan SPSS 16.0 for windows, uji peringkat bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Ranks Test) diketahui hasil, pengujian hipotesis diperoleh signifikansi sebesar 0,005 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini bararti terdapat pengaruh yang signifikan dari pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK angkatan 2009-2012. Hasil deskripsi data yang didapat melalui angket menunjukkan bahwa deskripsi pengelolaan waktu terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK berdasarkan data keseluruhan sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai ratarata pada nilai keseluruhan dan pada setiap aspek yang mendekati skor maksimal. Dalam analisis deskriptif mengenai variabel pengelolaan waktu mahasiswa IPPAK ini, ada enam aspek yang ingin diketahui dalam bentuk pernyataan yaitu visi mahasiswa IPPAK, jadwal mahasiswa IPPAK, hal-hal yang menghambat mahasiswa IPPAK, hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK, kuadran II :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
prinsip penting dan tidak mendesak serta hal-hal yang harus dihindari mahasiswa IPPAK. Penelitian sub variabel visi mahasiswa IPPAK diketahui bahwa dari 60 mahasiswa yang dikategorikan sangat sesuai 34 mahasiswa IPPAK (56,67%), yang dikategorikan sesuai 24 mahasiswa IPPAK (40%), yang dikategorikan cukup sesuai 2 mahasiswa IPPAK (3,33%), yang dikategorikan kurang sesuai 0 mahasiswa IPPAK (0%) dan dikategorikan sangat kurang sesuai 0 mahasiswa IPPAK (0%). Nilai mean visi mahasiswa IPPAK tabel 11) menunjukkan hasil 16.80. dari hasil mean tersebut berdasarkan deskripsi visi yang dimiliki mahasiswa IPPAK (tabel 12), maka termasuk dalam kriteria sesuai. Berdasarkan hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa IPPAK memiliki visi yang sesuai dengan pengelolaan waktu belajar. Kesesuaian visi mahasiswa IPPAK terhadap pengelolaan waktu antara lain memiliki visi selama kuliah di Prodi IPPAK dan memiliki target IP yang ingin dicapai selama kuliah di Prodi IPPAK. Kesesuaian visi dengan pengelolaan waktu dapat membantu mahasiswa IPPAK dalam menentukan prioritas yang harus dilakukan terlebih dahulu dalam hidupnya. Hal ini sangat membantu mahasiswa IPPAK dalam membuat inventarisasi dan pengelompokan tugas-tugas kuliah. Penelitian sub variabel jadwal yang dimiliki mahasiswa IPPAK diketahui bahwa dari 60 mahasiswa IPPAK ada 34 mahasiswa IPPAK (56,67%) dikategorikan sangat baik, 20 mahasiswa IPPAK (33,33%) dikategorikan baik, 6 mahasiswa IPPAK (10%) dikategorikan cukup baik, 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan kurang baik dan 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan sangat kurang baik. Nilai mean jadwal yang dimiliki mahasiswa IPPAK (tabel 13) menunjukkan hasil 16.42. Dari hasil mean tersebut berdasarkan deskripsi jadwal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
yang dimiliki mahasiswa IPPAK (tabel 14), maka termasuk ke dalam kriteria baik. Berdasarkan hal ini, maka dapat disimpulkan bahwa jadwal yang dimiliki mahasiswa IPPAK dalam pengelolaan waktu termasuk dalam kategori baik. Penelitian sub variabel hal–hal yang menghambat mahasiswa IPPAK dapat diketahui bahwa dari 60 mahasiswa, ada 24 mahasiswa IPPAK (40%) yang menyatakan sangat mengganggu, 34 mahasiswa IPPAK (56,67%) menyatakan mengganggu 2 mahasiswa IPPAK (3,33%) menyatakan cukup mengganggu, 0 mahasiswa IPPAK (0%) menyatakan tidak mengganggu dan 0 mahasiswa IPPAK (0 %) menyatakan sangat tidak mengganggu. Nilai mean hal-hal yang menghambat mahasiswa IPPAK (tabel 15) menunjukkan hasil 21.03. Dari hasil mean tersebut berdasarkan deskripsi hal-hal yang menghambat mahasiswa IPPAK (tabel 16), maka termasuk ke dalam kriteria mengganggu. Berdasarkan hal ini maka dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang menghambat dalam pengelolaan waktu belajar mengganggu mahasiswa IPPAK. Malas membuat jadwal, menganggap jadwal tidak penting, hanya ingin bersenang-senang saja dan tidak ada waktu untuk membuat jadwal adalah hal-hal yang sangat menghambat dalam pembuatan dan pelaksanaan jadwal karena itu harus dihindari. Penelitian sub variabel hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK dapat diketahui Dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 26 mahasiswa IPPAK (43,34%) dikategorikan sangat membantu, 29 mahasiswa IPPAK (48,33%) dikategorikan membantu, 5 mahasiswa IPPAK (8,33%) dikategorikan cukup membantu, 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan kurang membantu dan 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan sangat kurang membantu. Nilai mean halhal yang mendukung mahasiswa IPPAK (tabel 17) menunjukkan hasil 21.00. Dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
hasil mean tersebut berdasarkan deskripsi hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK (tabel 18), maka termasuk ke dalam kriteria membantu. Hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK dalam pengelolaan waktu antara lain membantu mahasiswa IPPAK dalam memikirkan rencana kedepannnya, membantu mahasiswa IPPAK menyelesaikan tugas-tugas kuliah dengan tepat waktu, membantu mahasiswa IPPAK belajar hidup disiplin dan teratur, juga terhindar dari tekanan yang bisa membuat stres dan yang paling utama dapat membantu mahasiswa IPPAK dalam meningkatkan prestasi belajar mereka. Penelitian sub variabel Kuadran II: Prinsip penting dan Tidak Mendesak dapat diketahui bahwa dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 13 mahasiswa IPPAK (21,67%) dikategorikan sangat baik, 36 mahasiswa IPPAK (60%) dikategorikan baik, 11 mahasiswa IPPAK (18,33%) dikategorikan cukup baik, 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan kurang baik dan 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan sangat kurang baik. Nilai mean Kuadran II: Prinsip penting dan Tidak Mendesak (tabel 19) menunjukkan hasil 27.42. Dari hasil mean tersebut berdasarkan deskripsi Kuadran II: Prinsip penting dan Tidak Mendesak (tabel 20) dalam pengelolaan waktu, maka termasuk ke dalam kriteria sangat baik. Penelitian sub variabel hal-hal yang harus dihindari mahasiswa IPPAK dapat diketahui bahwa dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 20 mahasiswa IPPAK (33,33%) dikategorikan sangat baik, 30 mahasiswa IPPAK (50%) dikategorikan baik, 9 mahasiswa IPPAK (15%) dikategorikan cukup baik, 1 mahasiswa IPPAK (1,67%) dikategorikan kurang baik dan 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan sangat kurang baik. Nilai mean hal-hal yang harus dihindari mahasiswa IPPAK (tabel 21) menunjukkan hasil 23.92. Dari hasil mean tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
berdasarkan deskripsi hal-hal yang harus dihindari mahasiswa IPPAK (tabel 22), maka termasuk ke dalam kriteria baik. Dari hasil deskriptif terhadap variabel pengelolaan waktu dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan waktu belajar mahasiswa IPPAK angkatan 20092012 sudah berjalan dengan baik. Hal ini diukur dari 6 (enam) sub variabel pengelolaan waktu yaitu visi mahasiswa IPPAK, jadwal mahasiswa IPPAK, halhal yang menghambat mahasiswa IPPAK, hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK, kuadrant II : prinsip penting dan tidak mendesak serta hal-hal yang harus dihindari mahasiswa IPPAK. Dari hasil pengukuran keseluruhan sub variabel tersebut menunjukkan hasil yang baik, yaitu 60 mahasiswa dapat diketahui visi mahasiswa IPPAK 56,67% sangat sesuai, jadwal mahasiswa IPPAK 56,67% sangat baik, hal-hal yang menghambat mahasiswa IPPAK 56,67 % menganggu, hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK 48,33% membantu, kuadran II : prinsip penting dan tidak mendesak 60% baik dan hal-hal yang dihindari mahasiswa IPPAK 50% baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pengelolaan waktu belajar mahasiswa IPPAK-USD angkatan 2009-2012 sudah berjalan dengan baik. Sedangkan analisis deskriptif mengenai variabel kedua yaitu prestasi belajar diukur dengan 1 (satu) sub variabel yaitu IPK. Penelitian sub variabel prestasi belajar (IPK) mahasiswa IPPAK diketahui bahwa dari 60 mahasiswa didapatkan bahwa ada 1 mahasiswa IPPAK (1,67%) dikategorikan sangat baik, 47 mahasiswa IPPAK (73,88%) dikategorikan baik, 12 mahasiswa IPPAK (20%) dikategorikan cukup baik, 0 mahasiswa IPPAK (0%) dikategorikan kurang baik. Nilai mean prestasi belajar (IPK) mahasiswa IPPAK (tabel 22) menunjukkan hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
3.2782. Dari hasil mean tersebut berdasarkan deskripsi prestasi belajar (IPK) mahasiswa IPPAK (tabel 23), maka termasuk ke dalam kriteria baik. Dari hasil studi dokumen tentang mahasiswa IPPAK yang memiliki jadwal diketahui bahwa mahasiswa IPPAK sudah memiliki jadwal yang lengkap. Hal ini dapat dilihat dari deskripsi mahasiswa IPPAK yang sudah memiliki jadwal (tabel 35) yang menunjukkan dari 60 mahasiswa, 14 mahasiswa (23,4%) tergolong sangat lengkap, 27 mahasiswa (45%) tergolong lengkap, 17 mahasiswa (28,3%) tergolong kurang lengkap dan 2 mahasiswa (3,3%) tergolong tidak lengkap. Nilai mean dari tabel statistik yang memiliki jadwal (tabel 34) diketahui sebesar 3.57. jika dilihat dari tabel deskripsi yang memiliki jadwal (tabel 35), maka termasuk dalam kriteria lengkap. Dari hasil studi dokumen tentang mahasiswa IPPAK yang membuat jadwal secara rutin diketahui bahwa mahasiswa IPPAK sudah membuat jadwal secara teratur. Hal ini dapat dilihat dari deskripsi mahasiswa IPPAK yang sudah membuat jadwal secara rutin (tabel 37) yang menunjukkan dari 60 mahasiswa, 7 mahasiswa (11,7%) tergolong sangat teratur, 42 mahasiswa (70%) tergolong teratur, 9 mahasiswa (15%) tergolong kurang teratur dan 2 mahasiswa (3,3%) tergolong tidak teratur. Nilai mean dari tabel statistik yang membuat jadwal secara rutin (tabel 36) diketahui sebesar 3.72. jika dilihat dari tabel deskripsi yang membuat jadwal secara rutin (tabel 37), maka termasuk dalam kriteria teratur. Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan waktu belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK angkatan 2009-2012. Hal ini terungkap dari hasil prestasi belajar mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
IPPAK yaitu IPK (indeks prestasi kumulatif) yang mereka peroleh lewat pengelolaan waktu yang disiplin dan tetatur.
6. Refleksi Kateketis a. Hakikat Katekese 1) Arti Katekese Kata “katekese” berasal dari bahasa Yunani katekeo yang berarti membuat bergema. Istilah ini kemudian digunakan umat Kristiani menjadi istilah khusus dalam bidang pewartaan. Dalam Kitab Suci, katekese dimengerti sebagai pengajaran, pendalaman dan pendidikan iman agar orang semakin dewasa dalam iman (Agus Rukiyanto 2012: 59). Dalam anjuran Apostolik Catechesi Tradendae art. 18, Sri Paus Yohanes Paulus II menegaskan: “Katekese ialah pembinaan anakanak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen.” Dengan demikian, katekese adalah usaha-usaha dari pihak Gereja untuk menolong umat agar semakin memahami, menghayati dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembinaan iman ini diberikan baik untuk anak-anak, kaum
muda
maupun
orang
dewasa.
Usaha
pembinaan
iman
dengan
menyampaikan ajaran Kristiani bagi umat ini merupakan tanggung jawab Gereja yang penting (Telaumbanua, 2005: 5).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88 2) Tujuan Katekese Tujuan utama katekese adalah membawa orang dalam kesatuan dengan Yesus Kristus (CT, art. 5). Dengan demikian melalui katekese orang diharapkan dapat mengembangkan pengertian tentang misteri Kristus dalam terang Sabda Allah, sehingga seluruh pribadinya diresapi oleh Sabda itu (Agus Rukiyanto, 2012: 62). Bersatu dengan Yesus Kristus berarti bersatu pula dengan Allah Bapa yang mengutus-Nya, dengan Roh Kudus yang mendorong perutusan-Nya, dengan Gereja yang adalah tubuh-Nya dan dengan seluruh umat manusia yang diselamatkan-Nya (PUK, Art. 80-81). Dalam PKKI II yang berlangsung pada tanggal 29 Juni-5 Juli 1980 di Klender, Jakarta mengatakan bahwa katekese adalah komunikasi iman maka tujuannya adalah supaya dalam terang injil, kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman kita sehari-hari. Dan kita bertobat kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup Kristiani sehari-hari. Dengan demikian kita semakin sempurna beiman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan hidup Kristiani kita semakin dikukuhkan, sehingga kita sanggup memberikan kesaksian tentang Kristus dalam hidup kita di tengah masyarakat (Telaumbanua, 2005: 88).
3) Isi Katekese Isi katekese tidak lain adalah Yesus Kristus dan ajaran-Nya. Katekese berpusat pada pribadi Kristus. Pelaku katekese bukan menyampaikan ajarannya sendiri, melainkan kebenaran dan ajaran Kristus (PUK, art. 97). Katekese membuat orang setia kepada pribadi Kristus. Maka dalam katekese perlu diberikan secara lengkap peristiwa Yesus Kristus yang memaklumkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
keselamatan-Nya sebagai suatu unsur yang istimewa, yang dapat disebut sebagai titik pusat Berita Gembira-Nya (PUK, art. 101).
4) Bentuk Katekese Dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Kateketik” Telaumbanua (2005: 5) mengatakan ada 3 (tiga) bentuk katekese :
Bentuk praktis : bentuk ini mengarahkan peserta katekese untuk giat dan rajin mempraktekkan kehidupan agamanya; rajin beribadah, rajin berdoa dan berdevosi, bersemangat menghadiri perayaan Ekaristi dan perayaan lain, mengenal baik masa-masa liturgis dengan segala sarana dan peralatannya. Sumber utamanya adalah liturgi Gereja.
Bentuk historis: bentuk ini memperdalam pengenalan umat akan sejarah penyelamatan dari pihak Allah, yang diawali dengan janji-janji mesianis dalam Perjanjian Lama dan memuncak dalam pribadi Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. Sumber dan bahan utamanya adalah Kitab Suci.
Bentuk sistematis: bentuk ini menyajikan kepada umat ajaran teologis dan dogmatis yang tersusun secara sistematis, singkat dan padat. Sumbernya adalah Katekismus.
5) Tugas Utama Katekese Katekese merupakan tindakan gerejawi, dengan demikian tugas katekese adalah mendukung pertumbuhan Gereja dengan mengembangkan pengetahuan iman, pendidikan liturgis, pembinaan moral, mengajar berdoa (PUK, art. 85). Di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
samping itu katekese juga perlu membawa orang masuk ke dalam hidup jemaat (pendidikan hidup berjemaat) beserta perutusannya termasuk menjalin relasi dengan umat dari Gereja-gereja lain dan dialog dengan umat beragama lain (PUK, art. 86). Keenan tugas ini merupakan tugas penting dan saling berhubungan satu sama lain (PUK, art. 87). Keenam tugas ini dapat dikategorikan menjadi dua hal pokok yaitu hal-hal yang berkaitan dengan Gereja seperti pengembangan iman, pendidikan liturgis, mengajar berdoa dan pendidikan hidup berjemaat, sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat seperti pembinaan moral dan perutusan (Rukiyanto, 2012: 63). Dengan kata lain, tugas katekese adalah untuk mengembangkan Gereja dengan mewartakan Kristus dan mendidik untuk semakin beriman dan bertanggung jawab dalam perutusan Gereja (Telaumbanua, 2005: 910).
6) Metode Katekese Metode yang digunakan harus relevan dengan tujuan katekese yaitu kesatuan dengan Yesus Kristus. Di dalam katekese yang lokal ini tentunya ada banyak metode berkatekese. Menurut Paus Yohanes Paulus II, Pluralitas metode itu positif karena menandakan bahwa katekese dinamis dan berkembang. Yang menjadi tolak ukur tepat atau tidaknya pemilihan metode katekese adalah kepentingan umat. Metode yang digunakan bisa mengunakan metode komunikasi iman dengan berbagi kisah dan pengalaman iman pribadi atau Gereja secara terbuka dan jujur supaya kita saling menerima dan menghargai. Metode ini sangat erat kaitannya dengan metode dialog. Metode dialog lebih fokus pada pandangan hidup yang fundamental dan nilai-nilai hidup yang diperjuangkan seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
perdamaian, kepedulian dll. Terwujudnya dialog sejati mensyaratkan di tengahtengah umat ada cinta, berkembang sikap rendah hati, percaya satu dengan yang lainnya, harapan akan masa depan yang lebih baik dan sikap kritis terhadap kenyataan hidup yang sedang berlangsung (Heryatno Wono Wulung, 2012: 137).
b. Katekis Katekis adalah seorang pendidik yang memperlancar kematangan iman, yang dengan bantuan Roh Kudus diperoleh para katekumen dan mereka yang menerima katekese. Katekis dipersiapkan dan dibina supaya mempermudah dalam suatu pertumbuhan dalam pengalaman iman yang tidak ditanamkannya sendiri karena Tuhanlah yang menaburkannya dalam hati manusia (PUK, art. 244). Dalam praktek misi yang sebenarnya, panggilan katekis bersifat khusus yakni untuk tugas katekese dan umum untuk bekerja sama dalam pelayanan kerasulan apa saja yang berguna untuk membangun Gereja (Pedoman Untuk Katekis, 1997: 15). Tujuan katekese kristosentris yang menekankan kesatuan dengan Yesus Kristus meresapi segala aspek pembinaan para katekis. Tujuannya adalah membimbing katekis untuk tahu bagaimana menjiwai perjalanan kateketik dengan tahap-tahap penting pewartaan Yesus Kristus, memperkenalkan hidup-Nya dengan menempatkannya dalam konteks sejarah keselamatan sehingga dapat membantu mereka yang menerima katekese menyamakan diri dengan Yesus Kristus melalui sakramen inisiasi (PUK, art. 235). Para katekis harus memiliki spiritualitas yang mendalam, yakni mereka harus hidup dalam Roh, yang akan membantu mereka untuk memperbaharui diri terus-menerus dalam identitas khusus mereka (Pedoman untuk Katekis, 1997: 22).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
Katekis juga berkembang dalam iman, dalam pengharapan dan dalam cinta kasih; menentang yang jahat dalam diri sendiri atau di sekitarnya, harus berjuang agar bangkit dari kejatuhan, mengadakan matanoia, bersemangat rendah hati, miskin dalam Roh, taat, murni, bijaksana, menyembah, bersyukur dan bermohon. Unsurunsur spiritual yang patut dimiliki oleh katekis sejalan dengan tugasnya sebagai pewarta ialah mewartakan sabda Allah mengandaikan dalam diri katekis ada iman, pengharapan dan kasih dan memaklumkan sabda Allah kepada manusia (Telaumbanua, 2005: 170-175). Bagi katekis yang telah berkeluarga, kehidupan perkawinan merupakan bagian integral dari spiritualitas mereka. Para katekis yang sudah berkeluarga diharapkan menjadi saksi yang tetap bagi nilai perkawinan Kristiani, yang menghidupi sakramen perkawinan dalam kesetiaan penuh dan mendidik anak mereka dengan rasa tanggung jawab. Spiritualitas katekis juga dikondisikan oleh panggilan kerasulan mereka, oleh karena itu seharusnya memiliki ciri-ciri terbuka terhadap sabda Tuhan, terhadap Gereja, terhadap dunia, mempunyai kehidupan yang autentik, semangat misioner dan devosi kepada Bunda Maria (Pedoman untuk Katekis, 1997: 23). Maka, seorang katekis harus sungguh-sungguh beriman kepada Yesus Kristus dan memiliki hidup rohani sehingga dapat menjadi teladan untuk banyak orang karena sikap dan pola hidup imannya sehari-hari.
c. Refleksi Kateketis Pengelolaan Waktu Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa IPPAK Seorang katekis harus selalu siap sedia selama 24 jam dalam karyanya. Namun, kenyataannya belum semua mahasiswa IPPAK sebagai calon katekis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
memiliki pengelolaan waktu yang baik, hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil studi dokumen yang menunjukkan ada beberapa mahasiswa IPPAK yang memiliki jadwal, tetapi belum tentu melaksanakan jadwalnya dengan baik, hal ini menjadi keprihatinan tersendiri untuk penulis, namun di samping itu penulis juga bangga karena masih ada mahasiswa IPPAK yang memiliki pengelolaan waktu yang baik perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar lebih baik lagi dan penulis juga bersyukur beberapa mahasiswa IPPAK masih memiliki kesadaran akan pentingnya pengelolaan waktu belajar dalam hidup mereka. Covey (2001: 153) mengatakan: “Semakin baik kita mampu menata diri kita, semakin banyak yang bisa kita kemas ke dalam hidup kita, lebih banyak waktu untuk keluarga dan teman-teman, lebih banyak waktu untuk ke sekolah atau ke kampus, lebih banyak waktu untuk diri sendiri dan lebih banyak waktu untuk hal-hal yang utama bagi hidupmu.” Visi dan misi sangat penting dimiliki oleh mahasiswa IPPAK, alasannya adalah karena kalau tidak, orang lain yang akan melakukannya untukmu. Kita mungkin sering berpikir, saya lebih suka hidup di masa sekarang dan mengalir mengikuti arus. Tetapi satu hal yang harus kita sadari, kalau kita memutuskan untuk mengikuti arus saja, kita akan berakhir kemana arus itu mengalir, yang biasanya turun sering kali menuju tumpukan besar hidup yang tidak bahagia. Kita akan berakhir mengerjakan yang dikerjakan semua orang, yang belum tentu merupakan tujuan hidupmu. Bersikap “jalan yang mana saja boleh” sama saja dengan menjalani hidup tanpa tujuan. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan visi adalah memiliki misi pribadi. Misi pribadi adalah seperti kepercayaan pribadi atau motto pribadi yang menyatakan seperti apa hidupmu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
Misi itu seperti pohon dengan akar-akar yang dalam, stabil dan tak kan kemanamana tetapi tetap hidup dan bertumbuh. Kita membutuhkan pohon dengan akar yang dalam untuk membantu kita agar selamat dari segala badai kehidupan yang melanda (Covey, 2001: 124). Bersikap proaktif adalah langkah pertama menuju tercapainya kemenangan pribadi. Kita tidak bisa mengendalikan segala yang terjadi pada diri kita, tetapi ada satu hal yang bisa kita kendalikan yaitu bagaimana reaksi kita terhadap apa yang terjadi pada diri kita. Dengan demikian, kita dapat mengalami kedamaian batin dan lebih dapat mengendalikan hidup kita. Sebagai calon katekis pastinya mahasiswa IPPAK menginginkan prestasi belajar yang baik dan memuaskan terutama dalam bidang akademik. Akan tetapi, nilai itu penting terutama karena mendukung untuk pekerjaan serta pendidikan lanjutan, namun pendidikan itu lebih penting dari sekedar mendapat nilai tinggi. Walaupun nilai itu penting, menjadi sungguh terdidik adalah lebih penting lagi, jadi pastikanlah kita tidak lupa kenapa kita harus menempuh pendidikan (Covey, 2001: 310). Kunci untuk berprestasi adalah hasrat kita sendiri untuk belajar, kita harus bersemangat kalau belajar. Tidak ada kata terlambat untuk memulai, kalau kita bisa belajar berpikir dengan baik, masa depan akan menjadi pintu terbuka terhadap peluang, semuanya adalah soal otak, asahlah kita dengan pengetahuan dan pengalaman yang kita dapatkan setiap hari maka kita menjadi orang yang mampu memaknai setiap hal yang terjadi dan dapat menghargai waktu yang ada. Manusia adalah makhluk yang bebas oleh karena itu kesadaran manusia sebagai subjek harus benar-benar disadari karena manusia adalah makhluk yang bebas. Sebagai makhluk yang bebas manusia harus mampu memimpin dirinya sendiri bukan sebagai penumpang (Covey, 2001: 107). Kepemimpinan pribadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
ialah kemampuan dan kemauan kita untuk mengendalikan empat anugerah manusiawi yaitu kesadaran diri, imajinasi, hati nurani dan kehendak bebas yang akhirnya akan bermuara pada tiga kekuatan/kompetensi besar yang ada dalam diri kita yaitu segenap jiwa, segenap hati dan segenap akal dan kekuatan (Tinambunan, 2008: 18). Kepemimpinan pribadi lebih mengarahkan pada visi dan misi jauh ke depan dan fokus pada penentuan arah dan tujuan hidup yang jelas setiap saat dan tidak mudah didikte oleh orang lain (Tinambunan, 2008: 67). Tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anakanak Allah” (Rm 8: 21). Kutipan ayat tersebut, mau mengatakan bahwa manusia memiliki kemerdekaan sebagai anak-anak Allah di mana manusia bisa mengembangkan talenta yang ada dalam dirinya untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang bebas namun bertanggung jawab sehingga dapat menjadi subjek yang bebas dan merdeka sebagai anak-anak Allah. Oleh karena itu, sebagai calon katekis kita harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang katekese dan peranannya dalam kehidupan kita sehingga kita bisa menginterprestasikan dalam kehidupan Gereja dan masyarakat pada umumnya. Pengelolaan waktu yang baik merupakan langkah awal bagi seorang calon katekis dalam mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan katekese sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya tidak hanya dalam hal pengetahuan saja tetapi juga pengalaman dan spiritualitas dari setiap hal yang telah dilalui dan terjadi di dalam hidupnya. Salah satu hal yang tidak dapat didaur ulang adalah waktu yang telah terbuang, jadi pastikanlah, kamu menggunakan setiap waktumu dengan baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96 7. Keterbatasan Penelitian Dalam
penelitian
ini
penulis
mengalami
beberapa
keterbatasan,
kekurangan dan hambatan sebagai berikut: 1. Penyebaran
kuesioner membutuhkan waktu yang cukup lama karena
kuesioner tidak bisa tersebar secara serempak mengingat sampel yang diambil hanya responden yang memiliki jadwal. 2. Penulis memiliki keterbatasan dalam pengetahuan dan kemampuan membuat penyataan-pernyataan yang baik dalam kuesioner sehingga data yang diperoleh dari responden kurang maksimal. 3. Adanya keterbatasan waktu pada saat pengisian dan pengumpulan kuesioner sehingga penulis tidak dapat mendampingi responden satu persatu. Hal ini memungkinkan petunjuk pengisian dan pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner kurang dimengerti oleh responden sehingga responden dapat keliru dalam mengisi kuesioner. 4. Penulis memiliki keterbatasan waktu dalam penelitian sehingga kuesioner yang diberikan kepada responden merupakan uji coba terpakai. 5. Penulis memiliki keterbatan waktu dalam mengumpulkan studi dokumen yang mendukung data penelitian. 6. Penulis mempunyai keterbatasan dalam dokumen yang digunakan untuk mendukung data penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab terakhir ini memuat simpulan beberapa hal dari bab-bab sebelumnya, yang berisi jawaban atas permasalahan yang telah penulis analisis dan berisi saran yang diharapkan dapat membantu mahasiswa IPPAK-USD supaya lebih memiliki pengelolaan waktu yang baik.
A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang sudah penulis paparkan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Hasil pengujian Uji peringkat bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Ranks Test) menunjukkan bahwa data memiliki nilai signifikansi sebesar 0,05 yang artinya, Ha diterima dan Ho ditolak. Maka, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa IPPAK-USD angkatan 2009-2012. 2. Hasil deskripsi data dari angket (Penyebaran skala) mengenai pengelolaan waktu belajar sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai mean dari pengelolaan waktu belajar sebesar 126,58 dengan deskripsi data per aspek yaitu aspek visi mahasiswa IPPAK memiliki mean sebesar 16,80 yang berarti visi mahasiswa IPPAK sudah sesuai. Aspek jadwal yang dimiliki mahasiswa IPPAK menunjukkan hasil mean 16,42 yang berarti jadwal yang dimiliki mahasiswa IPPAK sudah baik. Aspek hal-hal yang menghambat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
mahasiswa IPPAK menunjukkan hasil mean sebesar 21,03 yang berarti hal-hal yang menghambat mahasiswa IPPAK cukup menganggu. Aspek Hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK menunjukkan hasil mean sebesar 21,00 yang berarti hal-hal yang mendukung mahasiswa IPPAK cukup membantu . Aspek Kuadran II: prinsip penting dan tidak mendesak menunjukkan hasil mean sebesar 27,42 yang berarti kuadran II: prinsip penting dan tidak mendesak sangat baik untuk diterapkan. Aspek hal-hal yang harus dihindari mahasiswa IPPAK menunjukkan hasil mean sebesar 23.92 yang berarti mahasiswa IPPAK sudah baik dalam hal-hal yang harus dihindari. Sedangkan, hasil deskripsi data variabel prestasi belajar diketahui mean sebesar 3,2782, ini menunjukkan bahwa prestasi belajar mahasiswa IPPAK sudah baik. 3. Hasil studi dokumen mengenai pengelolaan waktu belajar yang memuat dua aspek, yaitu mahasiswa yang memiliki jadwal dan mahasiswa yang membuat jadwal secara rutin memiliki kriteria yang berbeda namun kedua-duanya sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai mean aspek mahasiswa yang memiliki jadwal diketahui sebesar 3,57 yang berarti mahasiswa IPPAK sudah memiliki jadwal yang lengkap. Aspek mahasiswa yang membuat jadwal dengan rutin memiliki nilai mean sebesar 3,72 yang artinya mahasiswa IPPAK sudah membuat jadwal secara rutin dengan teratur.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang sudah dipaparkan di atas, maka saran yang dapat penuliskan berikan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99 1. Bagi mahasiswa Prodi IPPAK-USD a. Hendaknya semua mahasiswa Prodi IPPAK-USD membuat pengelolaan waktu belajar yang baik dalam bentuk jadwal harian, mingguan, bulanan, tahunan maupun agenda kegiatan sehingga mahasiswa Prodi IPPAK-USD dapat memanfaatkan waktu yang ada untuk tugas-tugas kuliah yang memiliki prioritas utama dan tugas-tugas harian lainnya, yang nantinya juga dapat membantu mahasiswa Prodi IPPAK-USD belajar hidup disiplin dan teratur dalam segala hal. b. Pengelolaan waktu belajar yang baik merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, namun pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang belum menyadari pentingnya pengelolaan waktu. Kelanjutan dari mata kuliah Bimbingan Studi selama ini belum nampak secara signifikan, karena dari 362 mahasiswa hanya seperempat yang memiliki jadwal dan belum pasti dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran mahasiswa Prodi IPPAK-USD akan pentingnya pengelolaan waktu belajar sebagai calon katekis yang nantinya akan menjadi katekis yang selalu siap sedia sehingga nantinya dapat menjadi pribadi yang disiplin dan dapat menjadi cerminan untuk orang-orang yang ada di sekitarnya.
2. Bagi Prodi IPPAK Hendak Prodi IPPAK-USD memberikan perhatian khusus pada mata kuliah yang berhubungan langsung dengan manajemen waktu seperti bimbingan studi supaya mahasiswa Prodi IPPAK-USD sungguh-sungguh menyadari akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
pentingnya memanfaatkan waktu untuk kegiatan-kegiatan penting dan tidak mendesak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101 DAFTAR PUSTAKA
Adisusanto, F. X. (1995). Katekese sebagai Pendidikan Iman. Dalam Sumarno Ds., M (Ed.). Bunga Rampai Pendidikan Iman (hh. 3 dan 11). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Agus, Rukiyanto Bernardus. (2012). Katekese di Tengah Arus Glibalisasi. Dalam B. A. Rukiyanto (Ed.). Pewartaan di Zaman Global (hh. 59-63). Yogyakarta: Kanisius. Bungin, Burhan. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Covey, Sean. (2001). The 7 Habits of Highly Effective Teens (7 Kebiasaan Remaja yang Sangat Efektif). Jakarta: Binarupa Aksara. Dapiyanta, F. X. (2011). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Semester IV, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Kejuruan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. ____________. (2008). Pendidikan Agama Katolik pada Tingkat Pendidikan Dasar. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik Tingkat Dasar Semester III, Fakultas Ilmu Pendidikan dan kejuruan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Davidson, Jeff. (2002). Manajemen Waktu: Menguasai Keahlian yang Anda Perlukan dalam 10 Menit. (Hindreswari Niken, Penerjemah) Yogyakarta: Andi (Dokumen asli diterbitkan tahun 2001). Dian Wijayanto. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Erwan, Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti. (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-Masalah Sosial. Yogyakarta: Gava Media. Hamdani, M.A. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Haynes, Marion E. (2010). Manajemen Waktu. (Febrianti Eka Dewi, Penerjemah) Jakarta: Indeks (Buku asli diterbitkan tahun 2001). Heryatno Wono Wulung, F.X. (2012). Katekese Kontekstual: Katekese yang Manjing Kahanan. Dalam B. A. Rukiyanto (Ed.). Pewartaan di Zaman Global (hh. 137). Yogyakarta: Kanisius. ___________ . (2008). Pokok-Pokok PAK Di Sekolah. Diktat Mata Kuliah Pengantar Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Semester II, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Kejuruan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. ___________. (2008). Sejarah Perkembangan Kateketik dalam Gereja Abad I-XX. Diktat Mata Kuliah Sejarah PAK Umum Semester V, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Kejuruan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Hikmat, Mahi M. (2011). Metode Penelitian: Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta: Graha ilmu. Hutabarat, E.P. (1988). Cara Belajar. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Justin, Ernest dan Yulia Supriyati. (2012). Interdisiplinitas dalam Katekese. Dalam B. A. Rukiyanto (Ed.). Pewartaan di Zaman Global (hh. 304). Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
Kountur DMS., Ronny. (2003). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: CV Teruna Frafica dan Penerbit PPM. Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI. Nasution, Farid H. M. (2001). Hubungan Metode Mengajar Dosen, Keterampilan Belajar, Sarana Belajar dan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 8. Jur i. 370. 5. No. 1. (hh. 38-48). Fakultas Tarbiyah IAIN, Medan. Nasution, Thamrin dan Nurhalijah Nasution. (1985). Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia Kongregasi Untuk Imam. (1997). Pedoman untuk Katekis. (Komkat KWI, Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius. Kongregasi Evangelisasi Bangsa-bangsa. (2000). Petunjuk Umum Katekese. (Komkat KWI, Penerjemah). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. Purwatma. (2012). Katekese di Tengah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Dalam B. A. Rukiyanto (Ed.). Pewartaan di Zaman Global (hh. 155 dan 162). Yogyakarta: Kanisius. Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Setyakarjana, J.S. (1977). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Kateketik. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharyo. Evangelisasi Baru dan Kerasulan Kitab Suci. (1993). Dalam A.S. Hadiwiyata (Ed.). Evangelisasi Baru dan Kerasulan Kitab Suci (hh. 16-19). Yogyakarta: Kanisius. Sujarweni, V., Wiratna. (2008). Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian Skripsi, Tesis, Desertasi dan Umum. Yogyakarta: Global Media Informasi. Sunarto dan Jajuk Herawati. (2002). Manajemen. Yogyakarta: BPFE-UST. Taylor, Harold L. (1990). Time Management: Manajemen Waktu. (Riskomar Dandan, Penerjemah). Jakarta: Biarupa Aksara. (Buku asli diterbitkan tahun 1989). Telaumbanua, Marinus. (2005). Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode dan Peserta Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor. Timpe, A., Dale. (1991). Seri Ilmu Dan Seni Manajemen Bisnis-Mengelola Waktu.Jakarta: PT. Gramedia. Tinambunan, Djapiter. (2008). Manajemen Jati Diri: 7 Sasaran 8 Langkah Menggali Kepribadian Unggul Manusia Sejati. Jakarta: Elex Media Komputindo. Uyanto, Stanislaus S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wicak. (Ed.). (2008). Time Management: Mengelola Waktu dengan Bijak. Bandung: Triexs Media.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
Yohanes Paulus II. (2006). Catechesi Tradendae. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1992).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI