PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI, KETERLIBATAN, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS XI MIA SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memmperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh: Cassanova Moggo Muwa 101424054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Mahakarya ini, penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai ucapan syukur atas janji-Nya…..
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginannmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”
(Filipi 4:6)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Cassanova Moggo Muwa. 2015. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI, KETERLIBATAN, DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN MELALUI METODE EKSPERIMEN
DI
KELAS
XI
MIA
SMA
SANTA
MARIA
YOGYAKARTA. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan,
Universitas
Sanata
Dharma
Yogyakarta.
Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. Kata Kunci : Motivasi, Keterlibatan, Hasil Belajar, Metode Eksperimen
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh pembelajaran Fisika dengan metode eksperimen terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta tentang Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan, (2) tingkat keterlibatan belajar siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta selama kegiatan belajar mengajar menggunakan metode eksperimen tentang Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan, (3) pengaruh pembelajaran Fisika menggunakan metode eksperimen terhadap peningkatan hasil belajar siswa XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta tentang Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014 dengan mengambil sampel sebanyak 27 siswa. Instrumen yang digunakan yaitu: kuesioner motivasi belajar, lembar observasi, dan tes tertulis berupa pretest dan posttest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen: (1) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, (2) dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, (3) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Cassanova
Moggo
Muwa.
2015.
INCREASING
MOTIVATION,
PARTICIPATION, AND LEARNING RESULT OF STUDENTS ABOUT LAW OF CONSERVATION OF MOMENTUM AND COLLISIONS USING EXPERIMENT METHOD IN CLASS XI MIA SANTA MARIA SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA. Thesis, Physics Educations Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University in Yogyakarta, Supervisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
Key Word : Motivation, Participation, Learning Result, Experiment Method
The aim of this research is to investigate: (1) the effect of physics teaching using experiment method toward the increasing students’s motivation in class XI MIA Santa Maria Senior High School about Law of Conservation of Momentum and Collisions, (2) the level of students’s participation in class XI MIA Santa Maria Senior High School using experiment method about Law of Conservation of Momentum and Collisions, (3) the effect of physics teaching using experiment method toward increasing learning result of students in class XI MIA Santa Maria Senior High School about Law of Conservation of Momentum and Collisions. This research was conducted on September 12 – October 20, 2014 with 27 students as the sample of the research. The instruments of the research were: the questionnaires of student motivation, observation sheet of activities, and pretest and posttest. The result of this research that physics teaching about Law of Conservation of Momentum and Collisions using experiment method is able to: (1) increase the students’s motivation, (2) improve students’s participation in learning process, (3) increase learning result of students.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia, bimbingan dan penyertaannya dari awal hingga akhir penyusunan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi, Keterlibatan, dan Hasil Belajar Siswa pada Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan melalui Metode Eksperimen pada Kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta” dapat terselesaikan dengan baik. Penulisan ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat kerjasama, dukungan, bantuan, serta gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberi bantuan dan dukungan terselesainya skripsi ini: 1. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. R. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi. 3. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan masukan guna menyempurnakan skripsi ini. 4. Dr. Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan Kepala Laboraturium Fisika yang telah memberikan bantuan dan motivasi. 5. Pak Ngadiyono selaku staff Laboraturium Fisika yang telah membantu menyediakan alat-alat untuk kegiatan eksperimen. 6. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan pendidikan serta layanan dengan baik kepada penulis selama menempuh studi di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Sr. M. Ancilla OSF, S.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Dra. MF. Sutilah selaku guru mata pelajaran Fisika kelas XI MIA yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian, memberi masukan dan semangat. 9. Segenap Bapak/Ibu guru serta karyawan SMA Santa Maria Yogyakarta yang telah memberikan dukungan kepada peneliti dalam melaksanakan penelitian. 10. Teman-teman kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta atas kerjasama sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 11. Papa Josef Johanes Brechmans Muwa dan Mama Yashinta Tri Suhesti, kakakku Anna Sri Jomanti Muwa, dan kedua adikku Ceacilia Viona Watu Muwa dan Yohanes Putra Pradana Muwa yang selalu setia mendoakan dan memberikan semangat sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini. 12. Teman-teman kost Elizabeth Estining Rahayu, Apolonia Delviyanti Putri Marga, Endah Nurcahyani, dan Novia Leni Christine yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat. 13. Teman-teman seangkatan Pendidikan Fisika 2010 yang telah menjadi keluarga baru dan telah berjuang bersama dalam suka maupun duka. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan doa dan motivasi kepada penulis selama perjalanan studi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………….
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………….
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI …………..
vi
ABSTRAK……………………………………………………………...
vii
ABSTRACT…………………………………………………………….
viii
KATA PENGANTAR………………………………………………….
ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………
xi
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK………………………………………..
xv
DAFTAR TABEL……………………………………………………...
xvi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………..
xviii
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..
1
A. Latar Belakang………………………………………………….
1
B. Rumusan Masalah………………………………………………
4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….
5
D. Manfaat Penelitian……………………………………………...
5
BAB II DASAR TEORI……………………………………………….
7
A. Motivasi…………………………………………………………
7
1. Pengertian Motivasi…………………………………………
7
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi………………
9
B. Keterlibatan/Keaktifan………………………………………….
10
1. Pengertian Keterlibatan/Keaktifan……………………….....
10
2. Klasifikasi Keterlibatan/Keaktifan………………………….
11
3. Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar……………..
13
4. Perlunya Aktivitas/Keterlibatan Siswa dalam Belajar………
14
C. Hasil Belajar…………………………………………………..
16
1. Makna Belajar……………………………………………….
16
2. Prinsip-Prinsip Belajar………………………………………
17
3. Perbuatan Belajar……………………………………………
18
4. Tujuan Belajar……………………………………………….
21
D. Metode Eksperimen……………………………………………..
23
E. Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan…………………
26
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN…………………………….............
30
A. Design Penelitian………………………………………………..
30
B. Lokasi Penelitian………………………………………………..
31
C. Subjek dan Objek Penelitian…………………………………….
32
D. Waktu Penelitian………………………………………………...
32
E. Treatment………………………………………………………..
32
F. Instrumen Penelitian…………………………………………….
34
1. Instrumen Pembelajaran……………………………………..
34
2. Instrumen Pengumpulan Data……………………………….
35
a. Kuesioner Motivasi Belajar……………………………...
35
b. Observasi………………………………………………...
38
c. Pretest dan posttest………………………………………
40
G. Validitas…………………………………………………………
44
H. Analisis Data…………………………………………………….
46
1. Motivasi Belajar Siswa……………………………………...
46
2. Keterlibatan/Keaktifan Siswa……………………………….
49
3. Pretest dan Posttest………………………………………….
51
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA……………………………..
56
A. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………..
56
B. Data dan Analisis………………………………………………..
59
1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa………………………...
60
2. Tingkat Keterlibatan Siswa………………………………….
62
3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa…………………………….
65
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Pembahasan……………………………………………………...
71
1. Peningkatan Motivasi Belajar……………………………….
71
2. Tingkat Keterlibatan…………………………………………
73
3. Peningkatan Hasil Belajar…………………………………....
74
BAB V PENUTUP……………………………………………………...
79
A. Kesimpulan………………………………………………………
79
B. Keterbatasan Penelitian………………………………………….
80
C. Saran……………………………………………………………..
82
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...
84
LAMPIRAN…………………………………………………………….
86
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK
Gambar 4.1. Grafik Motivasi Belajar Awal dan Akhir………………….
72
Gambar 4.2. Grafik Skor Pretest dan Posttest…………………………...
75
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuisoner Motivasi Belajar Awal Siswa …………..
36
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuisoner Motivasi Belajar Akhir Siswa…………..
37
Tabel 3.3. Lembar Observasi Psikomotorik Siswa……………………..
39
Tabel 3.4. Lembar Observasi Afektif Siswa……………………………
39
Tabel 3.5. Aspek Penilaian Pretest dan Posttest………………………...
41
Tabel 3.6. Pedoman Jawaban……………………………………………
43
Tabel 3.7. Penetapan Skor Kuisoner…………………………………….
46
Tabel 3.8. Skor Motivasi Belajar Awal/Akhir…………………………..
47
Tabel 3.9. Perbandingan Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir………
48
Tabel 3.10. Klasifikasi Tingkat Keterlibatan Siswa…………………….
50
Tabel 3.11. Tingkat Keterlibatan Masing-Masing Siswa……………….
50
Tabel 3.12. Presentase Jumlah Siswa dalam Tiap Kriteria……………...
51
Tabel 3.13. Distribusi Skor Pretest/Posttest Siswa……………………...
52
Tabel 3.14. Perbandingan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest………...
53
Tabel 3.15. Distribusi Hasil Pretest dan Posttest………………………..
54
Tabel 4.1. Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir………………………
60
Tabel 4.2. Analisis Paired-Samples T Test………………………………
61
Tabel 4.3. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Psikomotorik………..
62
Tabel 4.4. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Afektif……………...
63
Tabel 4.5. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Psikomotorik………….. 64 Tabel 4.6. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Afektif………………...
xvi
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.7. Perhitungan Skor Pretest Siswa untuk Tiap Soal……………
65
Tabel 4.8. Perhitungan Skor Posttest Siswa untuk Tiap Soal…………...
66
Tabel 4.9. Analisis Paired-Samples T Test……………………………...
67
Tabel 4.10. Kenaikan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest……………..
69
Tabel 4.11. Nilai Pretest dan Posttest…………………………………...
74
Tabel 4.12. Analisis Jawaban Siswa…………………………………….
76
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Sekolah………………………………
87
Lampiran 2. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian………....
88
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)……………….
89
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS)……………………………….
102
Lampiran 5. Kuesioner Motivasi Belajar Awal………………………...
108
Lampiran 6. Kuesioner Motivasi Belajar Akhir………………………...
111
Lampiran 7. Lembar Observasi…………………………………………
115
Lampiran 8. Instrumen Pretest………………………………………….
116
Lampiran 9. Instrumen Posttest…………………………………………
118
Lampiran 10. Pedoman Jawaban Pretest……………………………….
120
Lampiran 11. Pedoman Jawaban Posttest………………………………
121
Lampiran 12. Distribusi Skor Kuesioner Motivasi Belajar Awal………
122
Lampiran 13. Distribusi Skor Kuesioner Motivasi Belajar Akhir………
124
Lampiran 14. Distribusi Skor Observasi………………………………...
126
Lampiran 15. Distribusi Skor Pretest……………………………………
128
Lampiran 16. Distribusi Skor Posttest…………………………………..
129
Lampiran 17. Sampel LKS……………………………………………...
130
Lampiran 18. Sampel Kuesioner Motivasi Belajar Awal……………….
136
Lampiran 19. Sampel Kuesioner Motivasi Belajar Akhir……………….
139
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 20. Sampel Pretest…………………………………………....
143
Lampiran 21. Sampel Posttest…………………………………………...
145
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dirasa cukup sulit untuk dipahami karena memiliki rumus-rumus yang bervariasi sehingga siswa terkesan menghafalkan rumus-rumusnya tanpa memahami konsep. Selain itu, terkadang siswa merasa jenuh dan bosan, mengantuk dan malasmalasan, cenderung pasif serta seringnya membolos pada saat pelajaran Fisika karena metode pembelajaran yang digunakan terkesan monoton. Oleh karena itu, dalam proses belajar-mengajar di kelas guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan demi meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang ditawarkan saat ini sangatlah beragam, sehingga guru dituntut untuk kreatif selama proses pembelajaran. Namun kenyataannya proses pembelajaran yang digunakan masih kurang meningkatkan motivasi, keaktifan/keterlibatan, bahkan hasil belajar siswa. Hal ini terjadi karena masih banyak guru yang menggunakan metode konvensional dalam kegiatan pembelajaran di kelas dengan harapan lebih meningkatkan konsep siswa terhadap Fisika. Akan tetapi suasana belajar di kelas terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Inilah yang menjadi 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
polemik karena proses pembelajaran menggunakan metode yang lebih variatif membutuhkan waktu ekstra untuk guru menyelesaikan materi pembelajaran, sedangkan guru juga harus berpatokan pada pencapaian target materi kurikulum. Untuk itu, dalam penyampaian materi guru lebih sering menggunakan metode ceramah dengan menitikberatkan pada penghafalan konsep dan bukan pada pemahaman siswa terhadap pelajaran Fisika. Siswa lebih banyak duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikan guru sehingga sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif. Pasif merupakan sikap yang muncul karena tidak ada minat dan motivasi dalam belajar. Motivasi sendiri merupakan suatu dorongan dalam diri untuk melakukan sesuatu sehingga jika siswa tidak termotivasi untuk belajar, siswa tidak memiliki keinginan untuk terlibat dalam proses pembelajaran dan mengakibatkan siswa tidak paham akan konsep materi yang diajarkan. Untuk itu, motivasi sungguh mempengaruhi interaksi belajar-mengajar di kelas. Interaksi belajar-mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar untuk mengajar dengan warga belajar (siswa) yang melaksanakan kegiatan belajar. Dengan demikian, konsep interaksi belajar-mengajar yang tepat adalah menjadikan siswa sebagai subjek belajar dan bukanlah sebagai objek. Artinya bahwa guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi agar siswa dapat mengembangkan potensi melalui kegiatan belajar (Sardiman, 1986). Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, kegiatan belajar dapat dimaknai dari berbagai proses, salah satunya adalah proses motorik. Untuk itu,
peneliti
melakukan
penelitian
guna
meningkatkan
motivasi,
keterlibatan, dan hasil belajar siswa terhadap Fisika khususnya materi pembelajaran
“Hukum
Kekekalan
Momentum
dan
Tumbukan”
menggunakan metode eksperimen pada kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) SMA Santa Maria Yogyakarta. Hal ini dilakukan berdasarkan pengamatan peneliti ketika mengikuti PPL (Program Pengalaman Lapangan) bahwa sebagian besar siswa menganggap Fisika adalah mata pelajaran yang sulit. Anggapan seperti inilah yang dapat mematahkan semangat dan motivasi siswa untuk belajar Fisika. Apalagi metode pembelajarannya terkesan monoton yang mengakibatkan siswa cepat bosan dan jenuh sehingga mereka sering melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak berkaitan dengan pembelajaran seperti mengobrol, mengutakatik handphone, membaca novel atau majalah. Kondisi seperti ini mengakibatkan pembelajaran Fisika menjadi
tidak kondusif dan
konsentrasi mereka menjadi tidak fokus pada materi yang diajarkan sehingga ketika ditanyai guru, siswa cenderung diam dan enggan menjawab. Mengacu pada kondisi tersebut, peneliti memilih strategi pembelajaran
menggunakan
metode
eksperimen
yang
bertujuan
mendorong siswa berpikir secara ilmiah dan sistematis karena siswa
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memulai belajarnya dengan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan uji coba, meneliti, mengamati, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan. Di samping itu, SMA Santa Maria memiliki fasilitas laboraturium yang cukup lengkap yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Dengan demikian, peneliti memilih metode ini dengan harapan mampu membelajarkan siswa memaknai sesuatu dengan pembuktian sendiri sehingga siswa lebih paham terhadap konsep materi dan aktif dalam belajar.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah metode eksperimen meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria Yogyakarta terhadap Fisika khususnya materi Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan? 2. Bagaimana tingkat keterlibatan siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria Yogyakarta dalam proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen tentang materi Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan? 3. Apakah penggunaan metode eksperimen meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan?
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Tujuan 1. Mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan. 2. Mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap tingkat keterlibatan siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan. 3. Mengetahui pengaruh metode eksperimen terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) Santa Maria Yogyakarta tentang materi Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan.
D. Manfaat 1. Bagi Sekolah a. Memberikan motivasi bagi sekolah karena fasilitas yang telah disediakan dapat dimanfaatkan. b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 2. Bagi Guru a. Meningkatkan interaksi belajar-mengajar antara guru dan siswa yang berintikan pada kegiatan motivasi. b. Memberikan alternatif metode pembelajaran.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Bagi Peneliti a. Menambah pengetahuan dan menjadi bekal kelak menjadi guru. b. Mengembangkan potensi dan kreativitas dalam diri. c. Mengembangkan motivasi sebagai persiapan menjadi guru yang kreatif dan inovatif.
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya berupa rangsangan atau dorongan untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan tertentu. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Mc. Donald (dalam Sardiman, 1986) mengungkapkan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya
tujuan.
Pengertian
yang
dikemukakan
ini
mengandung tiga elemen penting yakni: a. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu. Oleh karena menyangkut perubahan energi yang muncul dalam diri individu, penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik individu tersebut. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling dan afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. c. Motivasi akan dirangsang dengan adanya tujuan. Motivasi memang muncul dalam diri manusia, tetapi kemunculannya terdorong oleh tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Dengan ketiga elemen di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi berkaitan dengan perasaan dan emosi seseorang yang kemudian berlanjut pada tindakan atau melakukan sesuatu karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Dalam kegiatan belajar-mengajar, apabila ada seorang siswa yang tidak mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mungkin sakit, lapar, tidak senang, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri siswa tersebut tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dicari penyebabnya sehingga siswa mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan, yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberi rangsangan, dorongan atau singkatnya motivasi pada dirinya untuk belajar. Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi a. Faktor Intrinsik Faktor intrinsik merupakan motivasi atau dorongan yang timbul dalam diri individu untuk melakukan sesuatu tanpa adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh konkret, seorang siswa yang belajar karena ingin mendapat pengetahuan dan keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif dan bukan untuk tujuan yang lain. Itu sebabnya faktor intrinsik ini juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang dimulai dari aktivitas belajar yang kemudian diteruskan berdasarkan suatu dorongan dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial (Sardiman, 1986). b. Faktor Ekstrinsik Faktor ekstrinsik merupakan motivasi atau dorongan untuk melakukan sesuatu karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar dengan tekun agar mendapat hadiah atau pujian. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Faktor ekstrinsik ini juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang dimulai dari aktivitas belajar yang kemudian diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari luar dan tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya. Namun bukan berarti faktor ekstrinsik ini tidak penting dalam proses pembelajaran. Sebab kemungkinan besar siswa itu memiliki sifat yang berubah-ubah dan mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
B. Keterlibatan/Keaktifan 1. Pengertian Keterlibatan/Keaktifan Menurut Sardiman (1986) keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi
pengetahuan
mereka
sendiri.
Mereka
aktif
membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif sehingga segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknik. Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non-fisik siswa dalam proses kegiatan belajar-mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif. 2. Klasifikasi Keterlibatan/Keaktifan Pada kenyataannya, di sekolah-sekolah seringkali guru yang aktif sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk aktif. Betapa pentingnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar sehingga John Dewey sebagai tokoh pendidikan, mengemukakan pentingnya prinsip ini melalui metode proyek dengan semboyan learning by doing. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di sini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, di antaranya sebagai berikut (Daryanto & Muljo Rahardjo, 2012):
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Aktivitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi. b. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, menyanyi. c. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan. d. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat. Adapun beberapa jenis aktivitas lain yang dikemukakan oleh Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 1986) yaitu sebagai berikut: a. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. b. Motor activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. c. Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. d. Emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Setiap jenis aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot yang berbeda bergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, kreativitas guru mutlak diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa yang bervariasi itu.
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Siswa juga dapat berlatih untuk berpikir kritis. Gagne dan Brings (dalam Iqra Ensiklopedia)
mengungkapkan
bahwa
faktor
yang
dapat
menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di antaranya sebagai berikut: a. Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. b. Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada siswa). c. Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari). d. Memberi petunjuk siswa cara mempelajari. e. Memunculkan
aktivitas,
partisipasi
siswa
dalam
kegiatan
pembelajaran. f. Memberi umpan balik (feed back). g. Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. h. Menyimpulkan setiap materi yang akan disampaikan diakhir pembelajaran. Selain faktor-faktor di atas, dalam pelaksanaan mengajar perlu diperhatikan beberapa prinsip belajar sehingga pada waktu proses
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
belajar-mengajar, siswa melakukan kegiatan secara optimal. Adapun beberapa prinsip yang dapat menunjang timbulnya keaktifan belajar siswa, yakni stimulus belajar, perhatian dan motivasi, respons yang dipelajari, penguatan dan umpan balik. 4. Perlunya Aktivitas/Keterlibatan Siswa dalam Belajar Dalam kegiatan belajar-mengajar perlu adanya aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, artinya mengubah tingkah laku menjadi suatu kegiatan belajar. Itu sebabnya aktivitas merupakan prinsip penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Menurut Didi Supriadi dan Deni Darmawan (2012), pendapat beberapa ahli mengenai pentingnya aktivitas dalam kegiatan belajar dijelaskan sebagai berikut: a. Frobel mengungkapkan bahwa manusia adalah pencipta. Prinsip utama yang dikemukakannya bahwa anak itu harus bekerja sendiri sehingga
untuk
memberikan
motivasi,
maka
dipopulerkan
semboyan “berpikir dan berbuat”. Dalam hal ini mau menegaskan bahwa di dalam belajar sangat memerlukan kegiatan berpikir dan berbuat karena jika seseorang telah berhenti untuk berpikir dan berbuat maka perlu diragukan eksistensi kemanusiaannya. b. Montessori menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga untuk membentuk diri mereka sendiri. Pendidik berperan sebagai pembimbing dan mengamati perkembangan anak didiknya. Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
banyak melakukan aktivitas adalah anak itu sendiri dan pendidik hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. c. Rousseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Ini menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri. d. Helen Parkhurst menegaskan bahwa ruang kelas harus diatur sedemikian rupa menjadi laboraturium pendidikan yang dapat mendorong anak untuk belajar (bekerja). e. John Dewey pun menganjurkan metode proyek problem solving dengan merangsang anak untuk melakukan kegiatan “learning by doing”. Dari pendapat beberapa ahli di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar siswa harus aktif berbuat dan guru sebagai pembimbing atau fasilitator. Dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas karena tanpa adanya aktivitas proses belajar mungkin berlangsung dengan kurang optimal.
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Hasil Belajar 1. Makna Belajar Menurut Kimbel (dalam Didi Supriadi & Deni Darmawan, 2012) belajar adalah perubahan tingkah laku yang disadari dan timbul akibat praktik, pengalaman, latihan, dan bukan secara kebetulan yang dapat
ditunjukkan
dalam
berbagai
aspek
seperti
perubahan,
pemahaman, persepsi, motivasi, atau gabungan dari aspek tersebut. Apabila berbicara mengenai belajar berarti kita membicarakan bagaimana tingkah laku itu berubah melalui pengalaman atau latihan. Di samping definisi di atas, ada beberapa pengertian lain dan cukup banyak, baik yang dilihat secara mikro maupun makro, dilihat dalam arti luas ataupun dalam arti sempit/terbatas. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit/terbatas, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dari beberapa uraian tentang pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang ditunjukkan dalam perubahan yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotorik atau perubahan dalam
bentuk
pengetahuan,
pemahaman,
sikap,
keterampilan,
kemampuan mereaksi (menerima atau menolak) serta berkembangnya kemampuan dan kecakapan lainnya.
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Prinsip-Prinsip Belajar Alvin C. Eurich (dalam Didi Supriadi & Deni Darmawan, 2012) mengungkapkan prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut: a. Hal apapun yang dipelajari oleh murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri; tidak ada seorang pun dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. b. Setiap murid belajar menurut temponya sendiri, dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam tempo belajar. c. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan. d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. e. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan belajar dan mengingat secara lebih baik. Prinsip-prinsip belajar sebagaimana diuraikan di atas adalah prinsip yang harus menjadi perhatian dalam upaya mengembangkan proses belajar. Di bawah ini adalah prinsip-prinsip belajar yang berkenaan dengan perubahan tingkah laku sebagai bentuk hasil belajar seseorang. Hasil belajar seseorang itu harus bersifat permanen, fungsional, dan normatif.
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Permanen, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus tahan lama menjadi milik individu dan dapat digunakan setiap saat. b. Fungsional, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus memiliki manfaat atau berguna, baik untuk kepentingan individu itu sendiri dalam menjalankan kehidupannya atau bermanfaat untuk kepentingan individu lainnya serta masyarakat. c. Normatif, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus lurus dengan norma dan sistem nilai yang dijunjung tinggi oleh individu dan masyarakat di mana individu tersebut hidup dan menjalankan kehidupannya. 3. Perbuatan Belajar Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa belajar merupakan proses atau suatu kegiatan yang dilakukan peserta didik, artinya seseorang yang belajar adalah mereka yang melakukan kegiatan belajar atau tindakan belajar atau disebut juga sebagai perilaku belajar. Untuk mendorong terjadinya perbuatan belajar, disarankan oleh Caine (dalam Didi Supriadi dan Deni Darmawan, 2012) guru harus memiliki keyakinan akan potensi manusia dan kemampuan semua anak itu dapat belajar dan berprestasi adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. Selain itu, Gagne mengungkapkan bahwa ada 8 jenis bentuk perbuatan belajar
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
disebut sebagai “Gagne’s Classes of Behaviour” di antaranya sebagai berikut: a. Signal learning Signal learning merupakan bentuk perbuatan belajar melalui isyarat. Artinya seseorang yang melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang diberikan. b. Stimulus respons learning Stimulus respons learning merupakan bentuk perbuatan belajar dengan cara memberikan tanggapan secara berulang-ulang sehingga menjadi penguatan. c. Chaining Chaining merupakan bentuk perbuatan belajar membentuk rangkaian. Artinya seseorang yang melakukan perbuatan belajar dengan cara menghubungkan dua atau lebih perangsang atau gejala/faktor dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu rangkaian
yang
memiliki
makna
dan
merangsang
proses
pemecahan masalah. d. Verbal association Verbal association adalah perbuatan belajar dalam bentuk asosiasi verbal, yakni perbuatan belajar dengan cara memberi tanggapan melalui kata-kata (bahasa) terhadap perangsang yang diterimanya.
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e. Multiple discrimination Multiple discrimination merupakan kegiatan belajar untuk membedakan sesuatu hal yang majemuk atau belajar dengan cara memberikan reaksi membedakan terhadap perangsang yang hampir sama sifatnya. f. Concept learning Concept learning merupakan kegiatan belajar untuk mempelajari konsep atau belajar tentang konsep. Bentuk perbuatan belajar ini dimaksudkan untuk menempatkan suatu objek dalam klasifikasi tertentu. g. Principle learning Principle learning merupakan bentuk perbuatan belajar yang berdasarkan asas, kaidah, prinsip. Artinya bahwa bentuk perbuatan
belajar
ini
berkaitan
dengan
kegiatan
yang
menghubungkan beberapa konsep dan belajar mencari hubungan antarkonsep. h. Problem solving Problem solving merupakan bentuk perbuatan belajar dengan cara menggabungkan beberapa asas, kaidah, prinsip untuk memecahkan suatu masalah. Belajar ini adalah bentuk perbuatan belajar yang sistematis dan menggunakan prosedur ilmiah, mulai dari mengenal dan merumuskan masalah, mengajukan dugaan,
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengumpulkan data, melakukan analisis, kemudian merumuskan kesimpulan. 4. Tujuan Belajar Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan suasana atau keadaan belajar yang lebih kondusif. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa komponen yang masing-masing saling mempengaruhi.
Komponen-komponen
itu
misalnya
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar-mengajar yang tersedia. Secara umum, tujuan belajar dibedakan atas tiga jenis yakni di antaranya sebagai berikut: a. Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir yang tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan. Seseorang tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Konkretnya dalam kegiatan belajar yakni siswa diberikan pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan sekaligus akan mencari cara sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya pengetahuannya.
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Penanaman konsep dan keterampilan Penanaman
konsep
atau
merumuskan
konsep
juga
memerlukan suatu keterampilan, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilanketerampilan yang dapat dilihat dan diamati sehingga akan menitikberatkan pada penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit karena lebih abstrak dan menyangkut keterampilan berpikir dan kreativitas untuk menyelesaikan suatu masalah atau konsep. Keterampilan memang dapat dididik dengan banyak melatih kemampuan. c. Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai model atau contoh. Dalam interaksi belajar-mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar, dan bahkan ditiru semua perilakunya oleh siswa sehingga diharapkan menunbuhkan proses penghayatan pada setiap diri siswa untuk kemudian diamalkan.
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Metode Eksperimen Roestiyah (1998) mengungkapkan bahwa metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatannya itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Secara umum, metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar (Suparno, 2006). Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu: eksperimen yang terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas. Eksperimen terbimbing yaitu seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Langkahlangkah yang harus siswa buat, peralatan yang harus digunakan, apa yanga akan diamati dan diukur semuanya sudah direncanakan dari awal, sehingga hasil kesimpulan tergantung dari data yang diperoleh. Untuk melakukan pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing, guru memiliki peran yang sangat penting. Beberapa hal yang harus dilakukan guru adalah sebagai berikut: 1. Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa; 2. Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa tujuannya, peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai percobaan, data yang
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
harus dikumpulkan siswa, bagaimana menganalisis data dan apa kesimpulannya; 3. Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan sehingga saat siswa mencoba semua siap dan lancar; 4. Pada saat percobaan, guru berkeliling melihat bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa; 5. Bila ada peralatan yang macet, guru membantu siswa agar alat dapat jalan dengan baik; 6. Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan yang dilakukan; 7. Bila siswa membuat laporan, maka guru harus memeriksanya; 8. Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa bekerja. Dalam eksperimen, siswa dalam kelompok kecil melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh guru. Yang akan dilakukan siswa dalam percobaan antara lain: 1. Membaca petunjuk dengan teliti; 2. Mencari alat yang diperlukan; 3. Merangkai alat-alat sesuai dengan skema percobaan; 4. Mulai mengamati jalannya percobaan; 5. Mencatat data yang diperlukan; 6. Mendiskusikan dalam kelompok untuk mengambil kesimpulan dari data yang ada;
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Membuat laporan percobaan dan mengumpulkannya kepada guru; 8. Dapat juga mempresentasikan hasil percobaanya di depan kelas. Berbeda dengan eksperimen bebas yaitu guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci. Dengan kata lain, siswa harus lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana akan merangkai alat dan bahan, apa yang harus diamati, diukur, dan dianalisis serta disimpulkan. Roestiyah (1998) mengungkapkan bahwa metode eksperimen kerap kali digunakan karena memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Dengan eksperimen, siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang sebelum ia menemukan sendiri kebenarannya. 2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat dikehendaki oleh kegiatan belajar-mengajar, di mana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru. 3. Siswa
dalam
melaksanakan
proses
eksperimen,
di
samping
memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan. 4. Dengan eksperimen, siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul (peristiwaperistiwa yang tidak masuk akal).
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan 1. Momentum Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan gerak suatu benda. Artinya bahwa apabila dua benda yang bergerak dengan kecepatan sama akan lebih sukar untuk memberhentikan benda yang bermassa lebih besar dibandingkan benda yang bermassa lebih kecil. Sebaliknya apabila dua benda dengan massa yang sama akan lebih sukar untuk memberhentikan benda yang bergerak dengan kecepatan tinggi dibandingkan benda yang bergerak dengan kecepatan rendah. Dari definisi inilah, maka momentum dirumuskan sebagai hasil kali massa dan kecepatan.
Momentum merupakan besaran vektor yang mana arah momentum searah dengan arah kecepatan. Untuk satu dimensi, arah momentum cukup ditampilkan dengan tanda positif atau negatif. 2. Impuls Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang bekerja F dengan selang waktu ∆t saat gaya tersebut bekerja pada benda atau laju perubahan momentum. Newton menyatakan bahwa laju perubahan momentum benda bergantung pada besar gaya yang bekerja dan lamanya gaya tersebut bekerja pada benda. Hal ini diungkapkan dalam hukum II Newton untuk momentum, yaitu laju
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
perubahan momentum sebuah benda sebanding dengan besarnya gaya yang bekerja dan berlangsung dalam arah gaya tersebut. Laju perubahan momentum dalam selang waktu ∆t adalah:
Sesuai dengan hukum II Newton, laju perubahan momentum ini sebanding dengan besarnya gaya F yang bekerja sehingga dapat ditulis:
3. Hukum Kekekalan Momentum Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan. Misalkan dua buah bola dengan massa m1 dan m2 yang bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan berturut-turut v1 dan v2. Setelah keduanya bertumbukan, masingmasing kecepatannya berubah menjadi v1’ dan v2’. Jumlah momentum kedua bola sebelum tumbukan adalah
Jumlah momentum kedua bola setelah tumbukan adalah
Berdasarkan hukum kekekalan momentum p = p’, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hukum kekekalan momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar pada benda-benda yang bertumbukan sama dengan nol. 4. Tumbukan a. Tumbukan Lenting Sempurna Terjadinya tumbukan lenting sempurna jika pada peristiwa tumbukan itu energi kinetik sistem dan jumlah momentum adalah tetap (berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan momentum). Hukum Kekekalan Momentum
……..(*) Hukum Kekekalan Energi Kinetik
………(**) Jika persamaan (*) kita bagi dengan persamaan (**), maka akan diperoleh:
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Terjadinya tumbukan tidak lenting jika pada peristiwa tumbukan itu terjadi tumbukan pengurangan energi kinetik sistem (tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Disebut tidak lenting sama sekali jika sesaat sesudah tumbukan kedua benda saling menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan yang sama.
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Design Penelitian Secara umum design penelitian yang akan dilakukan termasuk tipe penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang secara umum menggunakan data-data yang nantinya akan diskor dalam bentuk angka dan kemudian model analisisnya menggunakan statistik. Design penelitian yang digunakan adalah Design One-Grup Pretest-Posttest. Dalam design penelitian ini, satu kelompok diobservasi/diukur bukan hanya pada akhir treatment (posttest), tetapi juga sebelum diberi treatment (pretest). Treatment yang digunakan yakni penggabungan metode eksperimen terbimbing dan eksperimen bebas. Artinya bahwa siswa tidak hanya berpedoman pada Lembar Kerja Siswa (LKS), akan tetapi diberi kesempatan untuk bereksperimen secara mandiri. Oleh karena itu, peneliti menyebutnya metode eksperimen. Penelitian ini mencakup 4 tahap, yaitu (1) penyusunan instrumen, (2) pengisian kuesioner motivasi awal dan pretest, (3) pelaksanaan model pembelajaran eksperimen dan mengisi lembar observasi aktivitas belajar siswa, (4) posttest dan pengisian kuesioner motivasi akhir. Hal pertama yang dilakukan peneliti adalah mengobservasi kondisi kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam). Observasi ini bertujuan untuk mengenal suasana kelas dan para siswa sehingga nantinya dapat terjalin 30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hubungan dan komunikasi yang baik antara siswa dan peneliti. Selanjutnya, peneliti meminta siswa untuk mengerjakan pretest dan mengisi kuesioner motivasi awal belajar siswa. Berdasarkan jawaban pretest siswa dapat diketahui bagaimana tingkat pemahaman awal siswa tentang Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan, sedangkan berdasarkan jawaban kuesioner motivasi awal belajar siswa dapat diketahui motivasi awal belajar siswa sebelum diberi treatment. Setelah diadakan pretest, pada pertemuan berikutnya peneliti menerapkan
model
pembelajaran
eksperimen.
Selama
proses
pembelajaran, peneliti melakukan penilaian aktivitas belajar siswa berdasarkan lembar observasi. Sebagai langkah terakhir, peneliti memberikan posttest yang kisi-kisinya sama dengan pretest dan memberikan kuesioner motivasi akhir belajar siswa. Untuk jawaban posttest siswa dapat diketahui pemahaman konsep akhir siswa setelah diberi treatment, sedangkan untuk jawaban kuesioner motivasi akhir belajar siswa dapat diketahui bagaimana motivasi belajar siswa setelah diberi treatment dengan model pembelajaran eksperimen.
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Santa Maria yang beralamat di Jl. Ireda No. 19A Yogyakarta.
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta yang berjumlah 27 orang. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah bagaimana motivasi, keterlibatan dan konsep belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Fisika, khususnya materi Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen.
D. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan, dari bulan September s.d. bulan Oktober 2014.
E. Treatment Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Adapun langkah-langkah metode eksperimen adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Awal a. Kegiatan ini diawali dengan guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Jika perlu, siswa
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dibagikan call card untuk memudahkan guru menilai psikomotorik dan afektif siswa ketika melakukan eksperimen; b. Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dibahas serta mengaitkan dengan materi pelajaran sebelumnya. Di samping itu, guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan; c. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS). 2. Kegiatan Inti a. Sebelum memulai kegiatan, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca petunjuk percobaan dengan teliti; b. Setelah itu, siswa diminta merangkaikan alat dan bahan sesuai skema percobaan yang telah tertera dalam LKS; c. Siswa mengamati jalannya percobaan; d. Siswa mencatat hal-hal yang terjadi selama percobaan berlangsung; e. Siswa mencatat data yang diperlukan; f. Siswa
mendiskusikan
dalam
kelompok
untuk
mengambil
kesimpulan dari data yang diperoleh; g. Selama pembelajaran berlangsung, guru berkeliling untuk melihat percobaan yang mereka lakukan. Guru segera mengarahkan siswa jika terjadi kesalahan dalam proses percobaan. 3. Penutup a. Siswa diminta menceritakan secara singkat proses percobaan yang telah mereka lakukan;
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Siswa membacakan hasil kesimpulan mereka. Jika terjadi miskonsepsi guru segera memperbaikinya; c. Guru memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya; d. Guru menegaskan kembali materi yang sedang dipelajari berdasarkan percobaan yang dilakukan.
F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran yang digunakan terdiri dari 2 instrumen yakni Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dengan tujuan menentukan arah kegiatan belajar-mengajar yang akan dilakukan peneliti selama proses pengambilan data penelitian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri atas: (1) Identitas yang meliputi Satuan Pendidikan, Kelas/Semester, Mata Pelajaran, dan Alokasi Waktu, (2) Standar Kompetensi, (3) Kompetensi Dasar, (4) Indikator, (5) Tujuan Pembelajaran, (6) Materi Pembelajaran,
(7)
Metode
Pembelajaran,
Pembelajaran, serta (9) Sumber Pembelajaran.
34
(8)
Kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat dan digunakan dalam kegiatan eksperimen dengan tujuan mempermudah siswa pada pencapaian tujuan pembelajaran. 2. Instrumen Pengumpulan Data a. Kuesioner Motivasi Belajar Untuk mengukur motivasi belajar siswa, maka peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Menurut Suparno (2007), angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yakni kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Pada penelitian ini, kuesioner motivasi yang digunakan ada dua macam. Kuesioner yang pertama adalah kuesioner yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum diberikan treatment dan kuesioner yang kedua adalah kuesioner yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar akhir siswa setelah diberi treatment. Kuesioner ini terdiri atas 20 item pernyataan yang telah disediakan empat alternatif jawaban yang mana siswa harus memilih salah satu jawaban, di antaranya Tidak Pernah (TP), Kadang (KD), Sering (SR), dan Selalu (SL). Pernyataan yang digunakan pada kuesioner didasarkan pada unsur-
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
unsur motivasi seperti minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan (Nana, 2009) dan menurut Hamzah (2007), adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, dan adanya harapan serta cita-cita masa depan. Selain itu, butir-butir pernyataan dalam kuesioner disusun berdasarkan indikator motivasi belajar. Indikator motivasi belajar untuk kuesioner motivasi belajar awal siswa antara lain: 1) Keinginan belajar 2) Semangat belajar 3) Perhatian belajar 4) Mencatat informasi 5) Usaha mendapatkan nilai Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar awal siswa dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut: Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Awal Siswa Bentuk Pernyataan No.
Indikator Motivasi Belajar
Pernyataan
Pernyataan
Positif
Negatif
1
Keinginan belajar
(1),(8)
(16),(19)
2
Semangat belajar
(2),(4),(15)
(14),(20)
3
Perhatian belajar
(3),(11)
(9),(17)
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Mencatat informasi
(5),(7)
(13)
5
Usaha mendapatkan nilai
(6),(10)
(12),(18)
Indikator motivasi belajar untuk kuesioner motivasi belajar akhir siswa antara lain: 1) Penguasaan materi 2) Kesiapan 3) Ketertarikan 4) Keseriusan 5) Partisipasi Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar akhir siswa dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut: Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Akhir Siswa Bentuk Pernyataan
Indikator No. Motivasi Belajar
Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
1
Penguasaan materi
(1),(7)
(6),(14)
2
Kesiapan
(2)
(16)
3
Ketertarikan
(15),(18),(19)
(3),(9),(11)
4
Keseriusan
(4),(8),(13)
(12)
5
Partisipasi
(5),(10)
(17),(20)
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Observasi Pada penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa atau tingkat keterlibatan siswa selama kegiatan belajar-mengajar menggunakan metode eksperimen dilakukan dengan lembar observasi. Pengukuran dilakukan dengan mengisi lembar observasi pada setiap aspek yang diukur sesuai dengan kualitas unjuk kerja siswa. Untuk selanjutnya, pengukuran atau penskoran keterlibatan siswa ditentukan berdasarkan pada aspek psikomotorik dan aspek afektif siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 1) Aspek Afektif Aspek ini meliputi: a) Partisipasi siswa dalam melakukan eksperimen b) Bagaimana kerja sama di antara kelompok c) Bagaimana kerapian dalam bereksperimen d) Aktivitas diskusi di antara anggota kelompok e) Keseriusan siswa dalam melakukan eksperimen 2) Aspek Psikomotorik Aspek ini meliputi: a) Bagaimana siswa dalam merangkai alat percobaan b) Bagaimana
siswa
dalam
melakukan
menuliskan hasil dan mengolah data
38
pengamatan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aspek-aspek
yang
akan
dinilai
dalam
kegiatan
observasi/pengamatan akan disajikan dalam bentuk tabel 3.3. dan 3.4. sebagai berikut: Tabel 3.3. Lembar Observasi Psikomotorik Siswa Aspek yang Diukur Kode
Jumlah Memegang Memasang
Melakukan
Menulis
Mengolah
Pengamatan
Hasil
Data
Siswa
Skor Alat
Alat
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 dst.
Tabel 3.4. Lembar Observasi Afektif Siswa Aspek yang Diukur Kode
Jumlah Kerja
Siswa
Partisipasi
Aktivitas Kerapian
Sama
Keseriusan Diskusi
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 dst.
39
Skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Pretest dan Posttest Pretest dilakukan diawal pertemuan, yaitu sebelum proses belajar-mengajar berlangsung. Tujuan dilakukannya pretest adalah untuk mengetahui kemampuan awal kognitif siswa. Untuk mengetahui peningkatan konsep belajar siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen, maka dilakukan kembali test kemampuan kognitif siswa berupa posttest. Test ini bersifat menganalisis jawaban siswa untuk menentukan tingkat kebenaran jawaban. Berdasarkan tingkat kebenaran jawaban ditentukan skor berdasarkan bobot soalnya untuk setiap soal dan menentukan skor total. Pertanyaan dalam pretest dan posttest dibuat dalam bentuk uraian dan mengacu pada aspek kognitif, yakni aspek pengetahuan, aspek pemahaman, aspek aplikasi/penerapan, dan aspek analisis. Langkah-langkah penyusunan pretest dan posttest antara lain: (1) menentukan aspek yang diukur, (2) menentukan indikator hasil belajar, (3) menentukan distribusi soal, (3) menentukan skor/bobot soal. Distribusi bobot pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 3.5. berikut:
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.5. Aspek Penilaian Pretest dan Posttest Nomor
Aspek yang
Indikator Pretest
Soal
Diukur
Hasil Belajar
1.
Pengetahuan
Siswa mampu
Apa itu
Skor
Posttest
Skor
2
Ketika kereta A
3
mendefinisikan tumbukan?
diberi gaya,
pengertian
maka kereta A
tumbukan.
bergerak dan menumbuk kereta B. Menurut Anda, apa itu tumbukan?
2.
Pengetahuan
Siswa mampu
Jelaskan
menjelaskan
tentang
tumbukan jenis
jenis-jenis
tumbukan
apakah
tumbukan.
lenting
percobaan yang
sempurna!
telah dilakukan?
2
Termasuk
3
Jelaskan! 3.
Pemahaman
Siswa mampu
Bagaimana
menjelaskan
Hukum
percobaan ini
Hukum
Kekekalan
berlaku Hukum
Kekekalan
Momentum
Kekekalan
Momentum.
dapat berlaku?
Momentum?
3
Apakah pada
4
Jelaskan! 4.
Aplikasi
Siswa mampu
Sebut dan
mengaplikasi-
jelaskan
percobaan yang
kan Hukum
contoh konkrit
telah dilakukan,
Kekekalan
gejala atau
sebut dan
Momentum
peristiwa yang
jelaskan
41
4
Selain
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam
berkaitan
peristiwa yang
keseharian.
dengan Hukum
berkaitan
Kekekalan
dengan Hukum
Momentum!
Kekekalan Momentum!
5.
Analisis
Siswa mampu
Jika ada dua
menganalisis
bola bilyar
kita
suatu
yang bergerak
menggunakan
permasalahan
pada bidang
bidang luncur
yang berkaitan
atau
kereta yang
dengan Hukum
permukaan
licin. Jika kita
Kekekalan
kasar saling
menggunakan
Momentum.
bertumbukan,
bidang yang
apakah Hukum
kasar, apakah
Kekekalan
Hukum
Momentum
Kekekalan
tetap berlaku?
Momentum
Jelaskan!
tetap berlaku?
5
Pada percobaan,
6
Jelaskan! Total Skor
16
Dalam memeriksa jawaban siswa diperlukan pedoman jawaban untuk masing-masing pertanyaan dalam pretest dan posttest pada tabel 3.6. berikut:
42
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.6. Pedoman Jawaban No.
Aspek yang Pretest
Soal
Diukur
1.
Pengetahuan
Tumbukan adalah peristiwa
Posttest
Tumbukan adalah peristiwa
bertemunya dua benda atau lebih bertemunya dua benda atau
2.
Pengetahuan
dan menimbulkan kontak fisik.
lebih dan menimbulkan kontak
Pengertian lain dari tumbukan
fisik. Pengertian lain dari
yakni sekumpulan benda
tumbukan yakni sekumpulan
(minimal dua) yang saling
benda (minimal dua) yang
berinteraksi.
saling berinteraksi.
Tumbukan lenting sempurna
Dalam percobaan yang telah
yakni tumbukan yang terjadi jika dilakukan, jenis tumbukannya energi kinetik sistem dan jumlah
adalah tumbukan tidak lenting
momentum adalah tetap (berlaku sama sekali karena kedua hukum kekekalan energi kinetik
kereta sesaat setelah
dan hukum kekekalan
bertumbukan saling menempel
momentum).
dan bergerak bersama dengan kecepatan yang sama.
3.
Pemahaman
Hukum Kekekalan Momentum
Pada percobaan ini, berlaku
dapat berlaku apabila jumlah
Hukum Kekekalan Momentum
momentum sebelum dan sesudah karena jumlah momentum tumbukan adalah sama, asalkan
sebelum dan sesudah
tidak ada gaya luar yang bekerja
tumbukan adalah sama.
pada sistem. 4.
Aplikasi
Contoh konkrit gejala atau
Contoh konkrit gejala atau
peristiwa yang berkaitan dengan
peristiwa yang berkaitan
Hukum Kekekalan Momentum
dengan Hukum Kekekalan
yakni pada peluncuran roket.
Momentum yakni pada
Semburan gas panas roket keluar peluncuran roket. Semburan
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam arah yang berlawanan
gas panas roket keluar dalam
dengan arah gerak roket.
arah yang berlawanan dengan
Momentum roket mengimbangi
arah gerak roket. Momentum
momentum gas panas yang
roket mengimbangi
keluar dari roket dalam arah
momentum gas panas yang
yang berlawanan tersebut.
keluar dari roket dalam arah yang berlawanan tersebut.
5.
Analisis
Jika dua bola bilyar bergerak
Jika pada percobaan kita
pada bidang atau permukaan
menggunakan papan luncur
kasar dan saling bertumbukan,
yang kasar, maka Hukum
maka Hukum Kekekalan
Kekekalan Momentum tidak
Momentum tidak berlaku. Hal
berlaku. Hal ini dikarenakan
ini dikarenakan permukaan yang
permukaan yang kasar
kasar memberikan gaya luar
memberikan gaya luar berupa
berupa gaya gesek yang cukup
gaya gesek yang cukup besar
besar pada setiap bola.
pada setiap kereta.
G. Validitas Validitas digunakan untuk mengukur atau menentukan apakah suatu test sungguh mengukur apa yang mau diukur yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjukkan pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian (Suparno, 2007). Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah content validity (validitas isi) yaitu isi dari instrumen yang akan digunakan
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sungguh mengukur isi domain yang akan diukur. Apakah item test sungguh mempresentasikan isi yang mau ditest (Suparno, 2007). Kuesioner digunakan untuk mengetahui skor motivasi belajar awal siswa dan untuk mengetahui apakah motivasi meningkat atau tidak setelah diberi treatment. Di samping itu, lembar observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keterlibatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pretest dan posttest digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan. Soal-soal tersebut disusun berdasarkan aspek kognitif (aspek pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan analisis), indikator hasil belajar dan sub materi pokok pembelajaran. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa ditunjukkan dengan tercapainya indikator hasil belajar. Pretest dan posttest terdiri dari lima soal uraian yang tertera pada tabel 3.5. Berdasarkan soal-soal di atas menunjukkan bahwa pretest dan posttest mempresentasikan isi yang akan diukur. Selain menggunakan validitas isi, pengujian validitas dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen yang digunakan dalam penelitian kepada dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran.
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
H. Analisis Data 1. Motivasi Belajar Siswa Pada penelitian ini digunakan dua jenis kuesioner yaitu kuesioner untuk mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum diberi treatment dan kuesioner motivasi belajar akhir siswa setelah diberi treatment. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui skor motivasi belajar siswa dan untuk mengetahui apakah motivasi belajar siswa meningkat atau tidak setelah diberi treatment. Data yang diperoleh dari kuesioner dianalisis dengan tahaptahap sebagai berikut, (1) kuesioner yang telah diisi oleh siswa dikategorikan dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif, (2) kemudian masing-masing kategori jawaban tersebut diberi skor. Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan negatif seperti pada tabel 3.7. berikut ini: Tabel 3.7. Penetapan Skor Kuesioner Skor Jawaban
Pernyataan
Pernyataan
Positif
Negatif
Selalu
4
1
Sering
3
2
Kadang
2
3
Tidak Pernah
1
4
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Skor yang diperoleh siswa dalam kuesioner dijumlahkan dan skor ini digunakan sebagai skor motivasi belajar siswa. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung skor motivasi belajar awal (sebelum dilakukan treatment) dan skor motivasi belajar akhir (setelah dilakukan treatment) untuk masing-masing siswa seperti pada tabel 3.8. berikut: Tabel 3.8. Skor Motivasi Belajar Awal/Akhir Nomor Pernyataan Kode Siswa
Total Skor 1
2
…..
……
Siswa 1 Siswa 2 dst.
Kemudian untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan
Momentum
dan
Tumbukan
menggunakan
metode
eksperimen diukur melalui tes motivasi belajar secara kuantitatif. Peneliti membuat daftar skor untuk motivasi belajar awal (sebelum dilakukan treatment) dan daftar skor untuk motivasi belajar akhir (setelah dilakukan treatment) dengan tabel 3.9. di bawah ini:
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.9. Perbandingan Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir Skor Motivasi
Skor Motivasi
Awal
Akhir
X1
X2
Kode Siswa
Siswa 1 Siswa 2 dst.
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi belajar siswa dalam belajar fisika menggunakan metode eksperimen, maka data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T. Test-T digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent atau satu kelompok yang sama ditest dua kali yaitu pretest dan posttest (Suparno, 2007). Persamaannya adalah sebagai berikut:
Dimana
:
X1
= skor pretest
X2
= skor posttest
D
= perbedaan skor (X1-X2)
N
= jumlah pasangan skor
Df
= N-1
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Setelah Treal sudah diperoleh berdasarkan perhitungan di atas, maka dibandingkan dengan Tcritical yang diperoleh dari tabel dengan level signifikan
. Jika
maka signifikan,
artinya bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing. Jika maka tidak signifikan yang berarti bahwa tidak terjadi peningkatan motivasi belajar dengan adanya treatment yang diberikan. 2. Keterlibatan/Keaktifan Siswa Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan pengamatan aktivitas belajar atau keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Oleh karena itu untuk meneliti bagaimana aktivitas atau keterlibatan siswa dalam belajar selama
kegiatan
berlangsung,
peneliti
menggunakan
lembar
pengamatan/observasi. Aspek penilaian dalam lembar observasi disusun berdasarkan kekhasan dari model pembelajaran eksperimen. Teknik yang digunakan dalam pengolahan data yakni dengan penskoran data. Untuk melakukan penskoran data dalam tabel, digunakan standar kualitas sebagai berikut: Skor maksimum : 3 Skor minimum
:1
Dengan kriteria
:
3 = kegiatan baik sekali atau intensitas tinggi 2 = kegiatan cukup atau intensitas sedang 1 = kegiatan kurang atau intensitas rendah
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Untuk menghitung nilai siswa yakni dengan menjumlahkan skor yang diperoleh tiap siswa berdasarkan kriteria di atas. Selanjutnya, skor tiap siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen diklasifikasikan berdasarkan interval seperti pada tabel 3.10 berikut: Tabel 3.10. Klasifikasi Tingkat Keterlibatan Siswa Interval
Tingkat Keterlibatan
13 – 15
Sangat Terlibat
10 – 12
Terlibat
7–9
Kurang Terlibat
5–6
Tidak Terlibat
Kemudian untuk mengetahui tingkat keterlibatan masingmasing siswa, maka dibuat daftar tingkat keterlibatan untuk masingmasing siswa dalam tabel 3.11. berikut: Tabel 3.11. Tingkat Keterlibatan Masing-Masing Siswa Kode
Total Tingkat Keterlibatan
Siswa
Skor
Siswa 1 Siswa 2 Dst
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selanjutnya dihitung prosentase jumlah siswa dalam tingkat keterlibatan melalui interval untuk melihat tingkat keterlibatan yang paling banyak dialami siswa seperti pada tabel 3.12 berikut: Tabel 3.12. Presentase Jumlah Siswa dalam Tiap Kriteria Tingkat
Jumlah
Prosentase (%)
Siswa
Jumlah Siswa
Interval Keterlibatan Sangat Terlibat
13 – 15
Terlibat
10 – 12
Kurang Terlibat
7–9
Tidak Terlibat
5–6
Untuk
menentukan
prosentase
jumlah
siswa
dapat
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
3. Pretest dan Posttest Pretest diberikan sebelum siswa mempelajari secara lengkap tentang sub bab Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan, sedangkan posttest digunakan setelah siswa mempelajari Hukum Kekekalan
Momentum
dan
Tumbukan
menggunakan
metode
eksperimen. Soal-soal yang diberikan berhubungan dengan materi yang akan dipelajari dan akan diberi skor berdasarkan tingkat
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kebenaran jawaban untuk setiap soal. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan pengolahan statistik. Skoring untuk pretest dan posttest dilakukan melalui dua tahap, yaitu (1) menentukan skor untuk setiap soal dan (2) menghitung skor total. Skor setiap soal merupakan tingkat kebenaran jawaban siswa sedangkan skor total adalah jumlah skor seluruh soal. Skor total menyatakan tingkat kebenaran jawaban siswa secara keseluruhan. Peneliti membuat daftar pretest dan posttest siswa untuk setiap soal dengan tabel 3.13 sebagai berikut: Tabel 3.13. Distribusi Skor Pretest/Posttest Siswa Skor untuk Setiap Aspek Soal Kode Pengetahuan
Pemahaman Aplikasi
Siswa (1)
(2)
(3)
(4)
Total
Nilai
Skor
Akhir
Analisis (5)
1 2 3 dst.
Untuk menentukan nilai akhir pretest/posttest dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kemudian peneliti membandingkan skor rata-rata pretest dan posttest untuk setiap aspek yang diukur sehingga dapat dianalisis selanjutnya seperti pada tabel 3.14 berikut: Tabel 3.14. Perbandingan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest Aspek yang Diukur
Skor Rata-Rata Pretest
Posttest
Kenaikan Skor (%)
Pengetahuan (1) Pengetahuan (2) Pemahaman (3) Aplikasi (4) Analisis (5)
Untuk menentukan kenaikan skor (%) tiap aspek terlebih dahulu menyamakan skor rata-rata antara pretest dan posttest. Hal ini dikarenakan pretest dan posttest memiliki skor yang berbeda.
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kemudian kenaikan skor (%) diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
fisika
pada
pokok
bahasan
Hukum
Kekekalan
Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen diukur melalui tes hasil belajar secara kuantitatif. Peneliti membuat daftar nilai untuk pretest dan posttest dengan tabel 3.15 sebagai berikut: Tabel 3.15. Distribusi Hasil Pretest dan Posttest Kode
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Siswa
X1
X2
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Dst
Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa dalam belajar fisika menggunakan metode eksperimen, maka data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T. Test-T digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependent atau satu kelompok yang sama ditest dua kali yaitu pretest dan posttest (Suparno, 2007). Persamaannya adalah sebagai berikut :
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dimana
:
X1
= nilai pretest
X2
= nilai posttest
D
= perbedaan nilai (X1-X2)
N
= jumlah pasangan
Df
= N-1
Setelah Treal sudah diperoleh berdasarkan perhitungan di atas, maka dibandingkan dengan Tcritical yang diperoleh dari tabel dengan level signifikan
. Jika
maka signifikan,
artinya bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang mengacu pada
meningkatnya
konsep/pemahaman
menggunakan metode eksperimen. Jika
belajar
siswa
dengan
maka tidak
signifikan yang berarti bahwa tidak terjadi peningkatan prestasi dengan adanya treatment yang diberikan.
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Santa Maria Yogyakarta pada tanggal 12 September 2014, dan 4, 13, 17, 20 Oktober 2014. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) yang berjumlah 27 siswa putri. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan treatment secara langsung kepada para siswa yang menjadi subyek penelitian. Pemberian treatment berupa kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan konsep belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen. Sebagai langkah awal penelitian, peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas yang akan menjadi subyek penelitian. Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Jum’at, 12 September 2014 jam ke-7 hingga jam ke-8 (12:15-13:45) dengan topik pembelajaran adalah Gerak Parabola. Kegiatan observasi dimaksudkan supaya peneliti lebih mengenal para siswa dan kondisi kelas sehingga dapat terjalin hubungan yang baik antara peneliti dan para siswa. Dari hasil kegiatan observasi, peneliti mengetahui bahwa para siswa kelas XI MIA tergolong siswa yang cukup aktif. Hal tersebut nampak saat proses pembelajaran berlangsung para siswa memperhatikan penjelasan guru, menanggapi pembahasan materi yang disampaikan oleh guru, mencatat 56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hal-hal penting yang disampaikan guru, dan ada beberapa siswa yang aktif bertanya. Namun, masih ada beberapa siswa yang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya dan kondisi kelas menjadi sedikit ribut. Ketika kondisi kelas menjadi kurang kondusif, guru memberi teguran sehingga siswa fokus ke pembelajaran dan bukan pada kegiatan yang lain. Pada pertemuan berikutnya hari Sabtu, 4 Oktober 2014 peneliti bertemu dengan guru pengampu mata pelajaran Fisika untuk berkonsultasi tentang serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan selama penelitian. Selain itu, peneliti mengecek alat dan perlengkapan eksperimen di laboraturium sekolah. Dengan dibantu guru, peneliti memeriksa kelayakan alat dan perlengkapan yang akan digunakan dalam kegiatan eksperimen. Pertemuan berikutnya hari Senin, 13 Oktober 2014 jam pelajaran ke-7 hingga jam ke-8 (12:15 - 13:45) dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 27 siswa. Pada kesempatan tersebut, peneliti berkenalan langsung dengan para siswa dan kemudian memberikan penjelasan mengenai kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah para siswa paham dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka peneliti meminta siswa untuk mengisi kuesioner motivasi belajar awal yang terdiri dari 20 item selama 15 menit. Selama mengisi kuesioner peneliti mengingatkan para siswa bahwa kuesioner tersebut tidak mempengaruhi nilai akademik mereka. Pertemuan selanjutnya dilaksanakan pada hari Jum’at, 17 Oktober 2014 jam ke-5 hingga jam ke-6 (10:30 – 12:00) dengan jumlah siswa yang
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hadir sebanyak 27 siswa. Pada langkah awal, peneliti menyapa dan memberikan call card kepada para siswa sehingga memudahkan peneliti untuk mengobservasi tiap siswa. Selain itu, peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan. Kemudian, siswa diminta mengerjakan pretest yang terdiri dari 5 soal selama 15 menit. Pada pertemuan ini proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dilaksanakan. Pokok bahasan yang dipelajari adalah Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan. Kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan di ruang laboraturium Fisika karena dalam proses pembelajaran akan dilakukan eksperimen. Kegiatan diawali dengan membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS), meminta siswa untuk membacanya, dan merangkaikan alat dan bahan sesuai petunjuk eksperimen yang tertera dalam LKS. Setelah itu, siswa diberi kesempatan bertanya jika ada hal-hal yang belum dipahami. Terlihat bahwa para siswa antusias dan bersemangat dalam melakukan eksperimen dengan berdiskusi, mengungkapkan pendapat, dan saling bekerja sama merangkai alat. Bahkan ketika para siswa menemukan permasalahan, mereka tidak segan bertanya kepada peneliti. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti berkeliling ke tiap kelompok untuk mengobservasi siswa dan membimbing siswa ketika menemukan permasalahan atau kesulitan melakukan eksperimen. Selain itu, peneliti dibantu oleh guru pengampu mata pelajaran selama proses pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Namun karena keterbatasan waktu yang seharusnya
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mencari data sebanyak 5 kali tapi ternyata hanya mendapatkan 1 atau 2 data saja. Pertemuan terakhir dilaksanakan pada hari Senin, 20 Oktober 2014 jam ke-7 hingga jam ke-8 (12:15 – 13.45). Kegiatan pada pertemuan ini adalah para siswa mengerjakan tes akhir (posttest) yang terdiri dari 5 soal selama 15 menit dan mengisi kuesioner motivasi belajar akhir yang terdiri dari 20 item selama 15 menit. Selama mengisi kuesioner, peneliti mengingatkan kepada para siswa bahwa kuesioner tersebut tidak mempengaruhi nilai akademik mereka. Selama melaksanakan penelitian ini, peneliti mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut antara lain alat dan perlengkapan saat bereksperimen mengalami kerusakan sehingga menghambat kegiatan siswa, adanya keterbatasan waktu sehingga alokasi waktu kegiatan tidak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun kendala tersebut dapat diatasi oleh peneliti dengan bantuan guru pengampu mata pelajaran serta rekan-rekan yang ikut membantu selama proses eksperimen berlangsung.
B. Data dan Analisis Peneliti memperoleh data berupa hasil skor motivasi belajar siswa, hasil skor keaktifan/keterlibatan siswa, dan hasil skor pretest dan posttest terhadap pembelajaran Fisika pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen.
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Data-data hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada penelitian ini, untuk mengetahui motivasi belajar awal siswa (sebelum diberi treatment) dan motivasi belajar akhir siswa (setelah
diberi
treatment)
peneliti
menggunakan
instrumen
angket/kuesioner. Hasil perhitungan skor motivasi awal dan motivasi akhir siswa dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Skor Motivasi Belajar Awal dan Akhir Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24
Skor Motivasi Awal 57 63 61 65 57 56 61 65 73 47 56 56 51 56 51 50 58 64 64 58 43 65 67 67 60
Skor Motivasi Akhir 65 64 67 64 61 67 62 64 77 49 55 59 54 58 67 53 62 64 61 62 51 65 70 77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27
68 58 67
68 60 58
Kemudian untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan
Momentum
dan
Tumbukan
menggunakan
metode
eksperimen dianalisis secara kuantitatif menggunakan program SPSS Paired-Samples T Test. Penggunaan analisis Paired-Samples T Test dikarenakan kelompok yang diuji adalah dependen, artinya satu kelompok yang sama dilakukan pengukuran sebanyak dua kali. Peneliti menggunakan teknik analisis ini karena perhitungannya lebih akurat dan lebih efisien. Oleh karena itu, analisis motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini: Tabel 4.2. Analisis Paired-Samples T Test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
awal
59.15
27
6.915
1.331
akhir
62.63
27
6.795
1.308
Paired Samples Test Sig. (2Paired Differences
t
df
tailed)
95% Confidence Interval of the
Mean Pair 1 awal akhir
-3.481
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
4.475
.861
61
Difference Lower -5.252
Upper -1.711 -4.042
26
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan analisa di atas, terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed = 0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya adalah signifikan. Artinya bahwa pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen terbukti meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta. 2. Tingkat Keterlibatan Siswa Keterlibatan/keaktifan siswa diamati melalui lembar observasi keterlibatan siswa yang mencakup aspek psikomotorik dan afektif. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa secara keseluruhan selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil perhitungan skor keterlibatan siswa untuk masing-masing aspek ditampilkan pada tabel 4.3. dan 4.4. berikut ini: Tabel 4.3. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Psikomotorik Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14
Skor 13 13 9 13 11 10 11 10 15 8 11 8 10 13
62
Tingkat Keterlibatan Sangat Terlibat Sangat Terlibat Kurang Terlibat Sangat Terlibat Terlibat Terlibat Terlibat Terlibat Sangat Terlibat Kurang Terlibat Terlibat Kurang Terlibat Terlibat Sangat Terlibat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27
12 11 12 13 10 11 13 11 8 11 14 10 9
Terlibat Terlibat Terlibat Sangat Terlibat Terlibat Terlibat Sangat Terlibat Terlibat Kurang Terlibat Terlibat Sangat Terlibat Terlibat Kurang Terlibat
Tabel 4.4. Tingkat Keterlibatan Siswa dari Aspek Afektif Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22
Skor 12 11 10 13 10 11 10 10 14 9 12 9 10 10 12 12 13 13 10 13 13 11
63
Tingkat Keterlibatan Terlibat Terlibat Terlibat Sangat Terlibat Terlibat Terlibat Terlibat Terlibat Sangat Terlibat Kurang Terlibat Terlibat Kurang Terlibat Terlibat Terlibat Terlibat Terlibat Sangat Terlibat Sangat Terlibat Terlibat Sangat Terlibat Sangat Terlibat Terlibat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27
11 11 14 10 11
Terlibat Terlibat Sangat Terlibat Terlibat Terlibat
Setelah mengetahui tingkat keterlibatan masing-masing siswa selanjutnya
dihitung
prosentase
jumlah
siswa
dalam
tingkat
keterlibatan melalui interval. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat keterlibatan yang paling banyak dialami siswa. Prosentase jumlah siswa dalam masing-masing kriteria tingkat keterlibatan dapat dilihat pada tabel 4.5. dan tabel 4.6. berikut ini: Tabel 4.5. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Psikomotorik Tingkat Keterlibatan Sangat Terlibat Terlibat Kurang Terlibat Tidak Terlibat
Interval 13 – 15 10 – 12 7–9 5–6
Jumlah Siswa 8 14 5 0
Prosentase (%) Jumlah Siswa 29,6 51,9 18,5 0
Tabel 4.6. Prosentase Jumlah Siswa dari Aspek Afektif Tingkat Keterlibatan Sangat Terlibat Terlibat Kurang Terlibat Tidak Terlibat
Interval 13 – 15 10 – 12 7–9 5–6
Jumlah Siswa 7 18 2 0
Prosentase (%) Jumlah Siswa 25.9 66.7 7.4 0
Berdasarkan hasil analisis di atas, secara keseluruhan tingkat keterlibatan siswa dari aspek psikomotorik dalam proses pembelajaran
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan metode eksperimen pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan dikategorikan Terlibat dengan besar prosentase adalah 51,9 %. Sedangkan tingkat keterlibatan siswa dari aspek afektif dikategorikan Terlibat dengan besar prosentase adalah 66,7 %. 3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa selama mengikuti proses belajar-mengajar menggunakan metode eksperimen, maka diukur melalui peningkatan nilai pretest dan posttest. Nilai akhir pretest/posttest diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Selain itu, peneliti mencari rata-rata skor tiap aspek dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Hasil skor pretest dan posttest untuk tiap soal dapat dilihat pada tabel 4.7. dan 4.8. berikut ini: Tabel 4.7. Perhitungan Skor Pretest Siswa untuk Tiap Soal Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis 1 2 3 4 5 2 2 3 4 1 2 2 3 1 1 1 1 1 4 1 2 2 3 2 1
65
Total Skor 12 9 8 10
Nilai Akhir 75 56 50 63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Jumlah Rata-rata
2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 49 1,81
2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 52 1,93
3 3 3 1 3 1 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 69 2,56
1 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 58 2,15
1 1 1 1 5 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1,30
9 11 9 7 14 10 12 14 7 12 10 9 9 7 8 10 10 9 10 8 9 10 10 263 9,74
56 69 56 44 88 63 75 88 44 75 63 56 56 44 50 63 63 56 63 50 56 63 63 1644 60,88
Tabel 4.8. Perhitungan Skor Posttest Siswa untuk Tiap Soal Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10
Pengetahuan Pemahaman Aplikasi 1 2 3 4 3 1 4 2 1 1 4 5 3 1 2 5 3 1 4 5 3 1 4 5 3 1 4 2 3 1 2 2 3 1 4 2 3 3 4 5 2 1 2 5
66
Analisis 5 6 6 1 6 6 6 6 6 6 1
Total Skor 16 17 12 19 19 16 14 16 21 11
Nilai Akhir 76 81 57 90 90 76 67 76 100 52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Jumlah Rata-rata
3 1 2 5 6 17 81 3 1 4 2 1 11 52 3 1 4 2 6 16 76 3 1 4 5 6 19 90 3 1 4 2 6 16 76 3 1 4 2 6 16 76 3 1 4 5 6 19 90 3 4 4 2 6 19 90 3 1 4 2 6 16 76 3 1 4 5 6 19 90 3 3 4 5 6 21 100 3 1 4 5 6 19 90 1 1 4 5 1 12 57 3 1 2 2 6 14 67 3 3 4 2 6 18 86 3 1 4 2 6 16 76 1 2 4 2 6 15 71 74 37 98 93 142 444 2114 2.74 1.37 3.63 3.44 5.26 16.44 78.31 Kemudian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen diukur melalui tes hasil belajar secara kuantitatif. Hasil pretest dan posttest dianalisis dengan menggunakan program SPSS Paired-Samples T Test yang tertera pada tabel 4.9. berikut: Tabel 4.9. Analisis Paired-Samples T Test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest
61.04
27
11.680
2.248
Posttest
78.11
27
13.322
2.564
Paired Samples Test Paired Differences
67
t
df
Sig. (2-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95% Confidence Interval of the
Mean Pair 1
Pretest Posttest
-17.074
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
17.495
3.367
tailed)
Difference Lower -23.995
Upper -10.153
-5.071
Berdasarkan analisa di atas, terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed = 0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya adalah signifikan. Artinya bahwa pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen terbukti meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta. Selain untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan analisis Paired-Samples T Test, peneliti juga menganalisis peningkatan konsep belajar siswa berdasarkan prosentase kenaikan skor rata-rata tiap aspek untuk masing-masing soal pada pretest dan posttest. Skor rata-rata untuk pretest dan posttest diperoleh dari persamaan berikut:
Hasil skor rata-rata tiap aspek untuk masing-masing soal pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.10. berikut ini:
68
26
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.10. Kenaikan Skor Rata-Rata Pretest dan Posttest Nomor Soal 1 2 3 4 5
Skor Rata-Rata Pretest Posttest 0,907 0,914 0,963 0,457 0,852 0,907 0,537 0,689 0,259 0,877
Aspek yang Diukur Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis
Kenaikan Skor (%) -25% 5,56% 15,19% 61,73%
Kenaikan skor diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui prosentase kenaikan skor rata-rata tiap aspek untuk masing-masing soal pretest dan posttest. Untuk soal nomor 1 dan 2 aspek yang diukur adalah aspek pengetahuan. Secara matematis kenaikan skor berdasarkan aspek pengetahuan adalah dapat ditentukan sebagai berikut:
Dari tabel dapat diketahui bahwa soal nomor 1 memiliki skor rata-rata pretest 0,907 dan skor rata-rata posttest 0,914, sedangkan soal nomor 2 memiliki skor rata-rata pretest 0,963 dan skor rata-rata posttest 0,457. Oleh karena aspek pengetahuan terdiri dari dua soal, maka untuk menentukan kenaikan skornya yakni dengan menentukan rerata skor
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pretest dan posttest dengan menjumlahkan antara skor rata-rata pretest pertama dan kedua, begitu juga pada skor rata-rata posttest. Selanjutnya dicari selisih antara rerata skor posttest-pretest dan dikalikan 100%. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa kenaikan skornya sebesar -25%. Artinya bahwa terjadi penurunan skor untuk aspek pengetahuan sebesar 25%. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tidak meningkat setelah belajar dengan menggunakan metode eksperimen. Untuk soal nomor 3 aspek yang diukur adalah aspek pemahaman. Skor rata-rata pretest sebesar 0,852 dan skor rata-rata posttest sebesar 0,907. Setelah dilakukan perhitungan, untuk aspek pemahaman mengalami kenaikan skor sebesar 5,56%. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa tentang Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan meningkat setelah belajar menggunakan metode eksperimen. Untuk soal nomor 4 aspek yang diukur adalah aspek aplikasi. Skor rata-rata pretest sebesar 0,537 dan skor rata-rata posttest sebesar 0,689. Berdasarkan selisih keduanya dan dikalikan 100%, maka diperoleh hasil kenaikan skor sebesar 15,19%. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi tentang Hukum Kekekalan Momentum siswa meningkat setelah belajar dengan menggunakan metode eksperimen. Untuk soal nomor 5 aspek yang diukur adalah aspek analisis. Skor rata-rata pretest sebesar 0,259 dan skor rata-rata posttest sebesar
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
0,877. Berdasarkan perhitungan, diperoleh kenaikan skor sebesar 61,73%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa menganalisis meningkat setelah belajar dengan menggunakan metode eksperimen. Berdasarkan analisis pada tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran eksperimen pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta dapat meningkatkan konsep belajar siswa baik dari aspek pemahaman, aspek aplikasi, dan aspek analisis.
C. Pembahasan 1. Peningkatan Motivasi Belajar Pada penelitian ini, data motivasi belajar awal (sebelum diberikan treatment) dan motivasi belajar akhir (setelah diberi treatment) diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada para siswa kelas XI MIA. Berdasarkan kuesioner tersebut, diperoleh skor motivasi belajar awal dan skor motivasi belajar akhir tiap siswa seperti pada grafik 4.1. berikut ini:
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.1. Grafik Motivasi Belajar Awal dan Akhir Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa mengalami peningkatan motivasi belajar setelah diberikan treatment menggunakan metode eksperimen. Sebagai contoh siswa 15 menjawab
“Tidak Pernah” untuk
pernyataan kuesioner awal nomor 3 yang menyebutkan bahwa mata pelajaran Fisika menarik perhatiannya. Kemudian untuk kuesioner akhir nomor 15 yang menyebutkan pembelajaran menggunakan metode eksperimen
menggugah semangat belajar, siswa tersebut
menjawab “Sering”. Selain itu, berdasarkan hasil observasi siswa 15 tergolong siswa yang aktif dengan kategori Terlibat selama proses pembelajaran berlangsung sehingga hasil akhir yang diperoleh melalui tes (posttest) pun meningkat dibandingkan pretest dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi dalam diri siswa 15 setelah diberikan treatment menggunakan metode pembelajaran eksperimen.
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan perhitungan dengan analisis Paired-Samples T Test untuk mengetahui apakah jika siswa belajar menggunakan metode eksperimen sungguh meningkatkan motivasi belajar para siswa diperoleh nilai sig. (2-tailed = 0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya adalah signifikan. Artinya bahwa pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan menggunakan metode eksperimen terbukti meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta. 2. Tingkat Keterlibatan Pada pembelajaran
penelitian
ini,
berlangsung
data
keterlibatan
menggunakan
siswa
metode
selama
eksperimen
digunakan lembar observasi. Berdasarkan lembar observasi tersebut diperoleh skor keterlibatan siswa yang mencakup aspek psikomotorik dan aspek afektif yang tertera pada tabel 4.3. dan 4.4. Setelah mengetahui tingkat keterlibatan masing-masing siswa selanjutnya dihitung prosentase jumlah siswa dalam tingkat keterlibatan melalui interval. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat keterlibatan yang paling banyak dialami siswa. Berdasarkan hasil prosentase tersebut, secara keseluruhan prosentase keterlibatan seluruh siswa dari aspek psikomotorik seperti memegang alat, memasang alat, melakukan pengamatan, menulis hasil, dan mengolah data adalah sebesar 51,9 % yang berarti siswa tergolong terlibat. Di samping itu, prosentase
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keterlibatan seluruh siswa dari aspek afektif seperti partisipasi, kerja sama, kerapian, aktivitas diskusi, dan keseriusan adalah sebesar 66,7 % yang berarti siswa tergolong terlibat. 3. Peningkatan Hasil Belajar Pada penelitian ini, untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperoleh data berdasarkan hasil pretest dan posttest. Hasil pretest dan posttest berupa nilai akhir seperti pada tabel 4.11. berikut ini: Tabel 4.11. Nilai Pretest dan Posttest Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23
74
Nilai Pretest 75 56 50 63 56 69 56 44 88 63 75 88 44 75 63 56 56 44 50 63 63 56 63
Nilai Posttest 76 81 57 90 90 76 67 76 100 52 81 52 76 90 76 76 90 90 76 90 100 90 57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27
50 56 63 63
67 86 76 71
Gambar 4.2. Grafik Skor Pretest dan Posttest Berdasarkan tabel maupun grafik di atas dapat diketahui bahwa hampir semua siswa kelas XI MIA mengalami peningkatan hasil belajar setelah diberikan treatment menggunakan metode eksperimen. Hal ini ditunjukkan dari nilai akhir posttest yang jauh lebih tinggi dibandingkan nilai akhir pretest. Berdasarkan perhitungan dengan analisis Paired-Samples T Test untuk mengetahui apakah jika siswa belajar menggunakan metode eksperimen sungguh meningkatkan hasil belajar para siswa diperoleh nilai sig. (2-tailed = 0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya adalah signifikan. Artinya bahwa pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tumbukan menggunakan metode eksperimen terbukti meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta. Selain berdasarkan perhitungan dengan menggunakan analisis Paired-Samples T Test untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, peneliti juga menganalisis jawaban siswa berdasarkan tiap aspeknya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode yang digunakan juga meningkatkan konsep belajar siswa terhadap pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan. Analisis jawaban siswa dari pretest dan posttest tertera pada tabel 4.12. berikut ini: Tabel 4.12. Analisis Jawaban Siswa No. Soal
Konsep Belajar Awal
Konsep Belajar Akhir
(Pretest)
(Posttest)
1
Untuk soal pertama, hampir sebagian besar siswa menjawab bahwa tumbukan adalah peristiwa bertemunya dua benda atau lebih yang saling bertabrakan pada suatu bidang.
Pada posttest, sebagian besar siswa menjawab pengertian tumbukan sebagai bertemunya dua benda yang memiliki kecepatan dengan arah yang berlawanan dalam selang waktu tertentu.
Berdasarkan kedua jawaban tersebut, terlihat bahwa pada posttest siswa mampu menyebutkan besaran lain yang terkait dengan materi dan mendeskripsikan pengertian tumbukan secara jauh lebih baik.
2
Untuk soal kedua, sebagian besar siswa mampu menjelaskan tumbukan lenting sempurna sebagai tumbukan antara partikel-partikel gas dengan dinding wadahnya.
Pada posttest, jawaban yang paling banyak diberikan siswa adalah tumbukan lenting sempurna karena jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.
Dengan membandingkan kedua jawaban tersebut, terlihat bahwa siswa memiliki konsep yang keliru karena jenis tumbukan berdasarkan percobaan merupakan tumbukan tidak lenting sama sekali. Hal ini di karenakan siswa masih terkonsep dengan jawaban pada pretest.
Keterangan
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Untuk soal ketiga, sebagian besar siswa menjawab bahwa Hukum Kekekalan Momentum dapat berlaku jika jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama.
Pada posttest, sebagian besar siswa pun mampu membuktikan berdasarkan percobaan bahwa Hukum Kekekalan Momentum berlaku karena jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama. Sebagai tambahan ada beberapa siswa yang menjawab Hukum Kekekalan Momentum dapat berlaku karena kereta bergerak pada bidang yang halus, artinya tidak ada gaya luar seperti gaya gesek yang mempengaruhi gerakan kereta.
Dari jawaban yang diberikan kepada siswa, terlihat bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep belajar siswa terhadap materi pembelajaran karena mampu menjelaskan lebih rinci faktor penting berlakunya Hukum Kekekalan Momentum.
4
Untuk soal keempat, jawaban siswa cukup bervariasi. Ada yang menjawab contoh konkrit gejala atau peristiwa yang berkaitan dengan Hukum Kekekalan Momentum seperti tabrakan antara kedua mobil dan tumbukan antara dua buah bilyar yang bergerak pada permukaan kasar.
Pada posttest, jawaban siswa pun cukup bervariasi. Ada beberapa siswa yang menjawab prinsip kerja roket dan peluru yang ditembakkan dengan senapan. Ada siswa yang mampu menjelaskan tentang balon yang ditiup bahwa gerakan balon berlawanan arah dengan arah udara yang keluar dari balon.
Berdasarkan jawaban siswa, terlihat bahwa pada pretest sebagian besar siswa hanya mampu menyebutkan contoh tanpa memberi penjelasan. Bahkan ada beberapa siswa yang memberikan contoh yang keliru. Sedangkan pada posttest, sebagian besar siswa mampu menyebutkan dan menjelaskan contoh konkrit secara lebih terperinci.
5
Untuk soal kelima, sebagian besar siswa menjawab yakni Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku jika dua
Pada posttest, sebagian besar siswa menjawab bahwa Hukum Kekekalan Momentum tidak berlaku jika kereta
Dari jawaban yang diberikan, terlihat bahwa siswa mengalami peningkatan konsep belajar karena mampu menganalisis secara tepat terhadap pokok
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
buah bilyar bergerak pada bidang atau permukaan yang kasar. Alasannya pun bervariasi seperti karena terjadi tumbukan lenting sempurna, karena ada gaya, dan karena jumlah momentumnya tetap.
diluncurkan pada bidang atau permukaan yang kasar karena adanya gaya luar yaitu berupa gaya gesek yang dapat mempengaruhi gerak kereta.
bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan
Berdasarkan analisis jawaban siswa di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan
siswa
tidak
meningkat
setelah
belajar
menggunakan metode eksperimen. Faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah siswa masih terkonsep dengan jawaban pada pretest dan siswa tidak siap dalam menjawab posttest yang diberikan karena pemberian posttest dilaksanakan bukan segera setelah diberikannya treatment, akan tetapi bersamaan dengan adanya ulangan harian. Akan tetapi konsep belajar siswa dari aspek pemahaman, aplikasi, dan analisis siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta meningkat setelah diberi treatment.
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis, pembelajaran Fisika untuk pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan perhitungan dengan analisis Paired-Samples T Test diperoleh nilai sig. (2-tailed = 0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya adalah signifikan. Hal ini berarti terjadi peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI MIA SMA Santa Maria Yogyakarta setelah diberi treatment. 2. Pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen dapat melibatkan siswa dalam proses kegiatan belajar. Secara keseluruhan prosentase keterlibatan seluruh siswa dari aspek psikomotorik seperti memegang alat, memasang alat, melakukan pengamatan, menulis hasil, dan mengolah data adalah sebesar 51,9 % yang berarti siswa tergolong terlibat. Di samping itu, prosentase
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keterlibatan seluruh siswa dari aspek afektif seperti partisipasi, kerja sama, kerapian, aktivitas diskusi, dan keseriusan adalah sebesar 66,7 % yang berarti siswa tergolong terlibat. 3. Pembelajaran Fisika pada pokok bahasan Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan dengan menggunakan metode eksperimen meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan perhitungan dengan analisis Paired-Samples T Test diperoleh nilai sig. (2-tailed = 0,000) lebih kecil dari level signifikan (α = 0,05) sehingga hasilnya adalah signifikan. Hal ini berarti bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dalam hal ini antara nilai pretest dan posttest. Sedangkan berdasarkan analisis jawaban, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa tidak meningkat setelah belajar menggunakan metode eksperimen. Hal ini dikarenakan adanya ketidaksiapan siswa dalam menjawab posttest. Akan tetapi konsep belajar siswa dari aspek pemahaman, aplikasi, dan analisis siswa meningkat setelah diberi treatment.
B. Keterbatasan Penelitian Kegiatan
penelitian
ini
tidak
terlepas
dari
keterbatasan.
Keterbatasan penelitian ini antara lain: 1. Keterbatasan waktu Pada penelitian ini, alokasi waktu kegiatan tidak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini dikarenakan ada beberapa kendala saat kegiatan eksperimen berlangsung seperti, alat
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang digunakan mengalami kemacetan sehingga menyita waktu kegiatan eksperimen. Selain itu, kegiatan pembelajaran yang seharusnya 90 menit menjadi 80 menit dikarenakan adanya kegiatan lain (pemilihan Ketua Osis) menyebabkan data yang seharusnya dicari adalah 5, akan tetapi yang diperoleh siswa berkisar 1 dan 2 data saja. 2. Keterbatasan alat Pada penelitian ini, alat dan bahan eksperimen yang digunakan berasal dari laboraturium sekolah. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, ada beberapa alat yang tidak berfungsi padahal sebelumnya peneliti sudah menguji kelayakan alat dan semuanya masih berfungsi. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi sedikit terhambat. 3. Keterbatasan kelas Subjek dalam penelitian ini adalah siswa putri berjumlah 27 orang dalam satu kelas sehingga tidak memiliki kelas kontrol sebagai pembanding. 4. Keterbatasan catatan/rekaman Keterbatasan ini berkaitan dengan tidak adanya bukti rekaman ataupun gambar selama proses pembelajaran berlangsung sehingga penilaian keterlibatan/keaktifan siswa menjadi kurang objektif.
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Saran 1. Bagi guru a. Metode ini baik digunakan karena dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan hasil belajar siswa. b. Metode pembelajaran eksperimen ini baik digunakan sebagai metode alternatif untuk pokok bahasan yang lain. c. Bagi guru yang menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika, sebaiknya menambah satu langkah penting yaitu waktu bagi siswa untuk mempresentasikan proses dan hasil eksperimen mereka. Hal ini dapat membelajarkan siswa untuk berani mengungkapkan pendapat, bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan, dan mengetahui seberapa paham konsep siswa terhadap materi. 2. Bagi sekolah Berdasarkan penelitian ini, siswa terlihat antusias dan bersemangat saat kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen berlangsung. Rasa keingintahuan para siswa pun cukup besar dengan tanpa ragu bertanya kepada peneliti tentang alat-alat yang digunakan dalam kegiatan eksperimen. Peranan sarana dan prasarana yang memadai menjadi kunci suksesnya kegiatan pembelajaran. Oleh karena
itu,
peralatan
untuk
kegiatan
eksperimen
sebaiknya
diperbanyak pengadaannnya sehingga memungkinkan pembelajaran
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan metode eksperimen pada pokok bahasan lain dapat terwujud. 3. Bagi peneliti berikutnya a. Bagi peneliti berikutnya yang akan menggunakan metode pembelajaran ini agar lebih memperhitungkan lagi mengenai kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. b. Guna menghasilkan data yang lebih baik, bagi peneliti berikutnya dapat menambahkan kelas kontrol sebagai pembanding. c. Guna meningkatkan kualitas pembelajaran pada penelitian berikutnya dapat pula diteliti tentang pengaruh berbagai metode pembelajaran untuk meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan konsep siswa. Selain itu, dapat diteliti juga pada pokok bahasan yang lain.
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto dan Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran. Diunduh pada 15 April 2014 dalam
Didi Supriadi dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Foster, Bob. 2011. Fisika Terpadu. Jakarta: Erlangga Kanginan, Marthen. 2010. Physics for Senior High School. Jakarta: Erlangga Purwoko & Fendi, 2010. Physics 2. Jakarta: Yudhistira Roestiyah. 1998. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: CV Rajawali Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Suparno, Paul. 2006. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma __________________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma __________________. 2010. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Uno, B. Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukuran Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
1. Identitas Mata Pelajaran Nama Sekolah
: SMA Santa Maria Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Program
: XI MIA
Semester
: I (Gasal)
Alokasi Waktu
: 4 x 45’
2. Kompetensi Inti a. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. b. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. c. Memahami,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan,
dan
peradaban
terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. d. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
3. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar
Indikator
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu;
1. Menunjukan sikap jujur dalam menyajikan data.
objektif; jujur; teliti; cermat;
2. Lebih teliti dalam melakukan
tekun; hati-hati; bertanggung
eksperimen dan dalam
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
pengukuran.
inovatif dan peduli lingkungan)
3. Menjalin relasi dengan orang
dalam aktivitas sehari-hari
lain dan memiliki rasa tanggung
sebagai wujud implementasi
jawab bersama dalam suatu
sikap dalam melakukan
kelompok.
percobaan, melaporkan, dan berdiskusi. 3.5 Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan
90
1. Siswa mampu mendefinisikan pengertian tumbukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
momentum, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa mampu menjelaskan jenisjenis tumbukan. 3. Siswa mampu menjelaskan Hukum Kekekalan Momentum. 4. Siswa mampu mengaplikasikan Hukum Kekekalan Momentum dalam keseharian. 5. Siswa mampu menganalisis suatu permasalahan yang berkaitan dengan Hukum Kekekalan Momentum.
4.5 Memodifikasi roket sederhana dengan menerapkan hukum kekekalan momentum.
4. Tujuan Pembelajaran a. Siswa mampu mendefinisikan pengertian tumbukan dan Hukum Kekekalan Momentum berdasarkan kegiatan eksperimen. b. Siswa dapat menjelaskan penerapan konsep tumbukan maupun Hukum Kekekalan Momentum dalam keseharian melalui kegiatan eksperimen.
5. Materi Pembelajaran 5. Momentum Momentum adalah ukuran kesukaran untuk memberhentikan gerak suatu benda. Artinya bahwa apabila dua benda yang bergerak
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan kecepatan sama akan lebih sukar untuk memberhentikan benda yang bermassa lebih besar dibandingkan benda yang bermassa lebih kecil. Sebaliknya apabila dua benda dengan massa yang sama akan lebih sukar untuk memberhentikan benda yang bergerak dengan kecepatan tinggi dibandingkan benda yang bergerak dengan kecepatan rendah. Dari definisi inilah, maka momentum dirumuskan sebagai hasil kali massa dan kecepatan.
Momentum merupakan besaran vektor yang mana arah momentum searah dengan arah kecepatan. Untuk satu dimensi, arah momentum cukup ditampilkan dengan tanda positif atau negatif. 6. Impuls Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang bekerja F dengan selang waktu ∆t saat gaya tersebut bekerja pada benda.
Dari persamaan di atas tampak bahwa impuls sama dengan perubahan momentum benda. 7. Hukum Kekekalan Momentum Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan. Misalkan dua buah bola dengan massa m1 dan m2 yang
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan berturut-turut v1 dan v2. Setelah keduanya bertumbukan, masingmasing kecepatannya berubah menjadi v12 dan v22. Jumlah momentum kedua bola sebelum tumbukan adalah
Jumlah momentum kedua bola setelah tumbukan adalah
Berdasarkan hukum kekekalan momentum p = p’, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hukum kekekalan momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar pada benda-benda yang bertumbukan sama dengan nol. 8. Tumbukan c. Tumbukan Lenting Sempurna Terjadinya tumbukan lenting sempurna jika pada peristiwa tumbukan itu energi kinetik sistem dan jumlah momentum adalah tetap (berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan momentum). Hukum Kekekalan Momentum
……..(*) Hukum Kekekalan Energi Kinetik
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
………(**) Jika persamaan (*) kita bagi dengan persamaan (**), maka akan diperoleh:
d. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Terjadinya tumbukan tidak lenting jika pada peristiwa tumbukan itu terjadi tumbukan pengurangan energi kinetik sistem (tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Disebut tidak lenting sama sekali jika sesaat sesudah tumbukan kedua benda saling menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan yang sama.
6. Metode Pembelajaran Ceramah, Eksperimen, Diskusi Interaktif, dan Tanya Jawab
7. Kegiatan Pembelajaran a. Pertemuan pertama ( 2 x 45’ )
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 1.
Kegiatan Belajar
Waktu (menit)
Pendahuluan
Salam pembuka/doa, memperkenalkan diri, menanyakan kabar, dan mengabsen kehadiran siswa
Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran
Menyampaikan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
10
yang akan dicapai pada pertemuan ini 2.
Kegiatan inti Eksplorasi Guru memberikan kuisoner motivasi belajar awal siswa Elaborasi Guru memberikan pretest kepada siswa
70
Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari Konfirmasi Guru memberi kesempatan bagi siswa jika ada yang ingin bertanya 3.
Penutup Guru menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya
10
Salam penutup/Doa
b. Pertemuan kedua ( 2 x 45’ ) No 1.
Kegiatan Belajar
Waktu (menit)
Pendahuluan
Salam pembuka/doa, menanyakan kabar, dan mengabsen
95
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kehadiran siswa
Menyampaikan indikator dan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan ini
Guru membagikan call card kepada siswa sebagai identitas dan memudahkan guru untuk melakukan penilaian psikomotorik dan afektif
Guru membagikan petunjuk praktikum dan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa
2.
Kegiatan inti Eksplorasi
Sebelum
memulai
kegiatan,
guru
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca petunjuk percobaan dengan teliti.
Setelah itu, siswa diminta merangkaikan alat dan bahan sesuai skema percobaan yang telah tertera dalam LKS.
Elaborasi
Siswa mengamati jalannya percobaan.
Siswa mencatat hal-hal yang terjadi selama percobaan berlangsung.
Siswa mencatat data yang diperlukan.
Siswa
mendiskusikan
dalam
kelompok
untuk
mengambil kesimpulan dari data yang diperoleh.
Selama pembelajaran berlangsung, guru berkeliling untuk melihat percobaan yang mereka lakukan. Guru segera mengarahkan siswa jika terjadi kesalahan dalam proses percobaan.
Guru memberi kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya.
Selama berkegiatan, guru mengobservasi siswa.
96
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Konfirmasi
Siswa diminta menceritakan secara singkat proses percobaan yang telah mereka lakukan.
3.
Penutup Guru memberikan posttest kepada siswa. Guru memberikan kuisoner motivasi belajar akhir siswa.
20
Salam penutup/Doa.
8. Penilaian a. Penilaian dari aspek kognitif Dari aspek kognitif berupa tes tertulis meliputi pretest dan posttest sebagai berikut: Aspek yang
Indikator Hasil
Diukur
Belajar
Pengetahuan
Siswa mampu
Pretest Apa itu tumbukan?
Posttest Ketika kereta A diberi
mendefinisikan
gaya, maka kereta A
pengertian
bergerak dan menumbuk
tumbukan.
kereta B. Menurut Anda, apa itu tumbukan?
Pengetahuan
Pemahaman
Siswa mampu
Jelaskan tentang
Termasuk tumbukan jenis
menjelaskan jenis-
tumbukan lenting
apakah percobaan yang
jenis tumbukan.
sempurna!
telah dilakukan? Jelaskan!
Siswa mampu
Bagiamana Hukum
Apakah pada percobaan ini
menjelaskan
Kekekalan Momentum
berlaku Hukum Kekekalan
Hukum Kekekalan
dapat berlaku?
Momentum? Jelaskan!
Momentum.
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aplikasi
Siswa mampu
Sebut dan jelaskan
Selain percobaan yang
mengaplikasikan
contoh konkrit gejala
telah dilakukan, sebut dan
Hukum Kekekalan
atau peristiwa yang
jelaskan peristiwa yang
Momentum dalam
berkaitan dengan
berkaitan dengan Hukum
keseharian.
Hukum Kekekalan
Kekekalan Momentum!
Momentum! Analisis
Siswa mampu
Jika ada dua bola bilyar
Pada percobaan, kita
menganalisis suatu
yang bergerak pada
menggunakan bidang
permasalahan yang bidang atau permukaan
luncur kereta yang licin.
berkaitan dengan
kasar saling
Jika kita menggunakan
Hukum Kekekalan
bertumbukan, apakah
bidang yang kasar, apakah
Momentum.
Hukum Kekekalan
Hukum Kekekalan
Momentum tetap
Momentum tetap berlaku?
berlaku? Jelaskan!
Jelaskan!
Adapun pedoman penskoran berdasarkan pretest dan posttest di atas adalah sebagai berikut: Aspek yang
Pretest
Diukur Pengetahuan
Pengetahuan
Skor
Tumbukan adalah peristiwa
2
Posttest Tumbukan adalah peristiwa
bertemunya dua benda atau lebih
bertemunya dua benda atau
dan menimbulkan kontak fisik.
lebih dan menimbulkan kontak
Pengertian lain dari tumbukan
fisik. Pengertian lain dari
yakni sekumpulan benda
tumbukan yakni sekumpulan
(minimal dua) yang saling
benda (minimal dua) yang
berinteraksi.
saling berinteraksi.
Tumbukan lenting sempurna,
2
Dalam percobaan yang telah
yakni tumbukan yang terjadi jika
dilakukan, jenis tumbukannya
energi kinetik sistem dan jumlah
adalah tumbukan tidak lenting
98
Skor 3
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
momentum adalah tetap (berlaku
sama sekali karena kedua
hukum kekekalan energi kinetik
kereta sesaat setelah
dan hukum kekekalan
bertumbukan saling menempel
momentum).
dan bergerak bersama dengan kecepatan yang sama.
Pemahaman
Hukum Kekekalan Momentum
3
Pada percobaan ini, berlaku
dapat berlaku apabila jumlah
Hukum Kekekalan Momentum
momentum sebelum dan sesudah
karena jumlah momentum
tumbukan adalah sama, asalkan
sebelum dan sesudah
tidak ada gaya luar yang bekerja
tumbukan adalah sama.
4
pada sistem. Aplikasi
Contoh konkrit gejala atau
4
Contoh konkrit gejala atau
peristiwa yang berkaitan dengan
peristiwa yang berkaitan
Hukum Kekekalan Momentum
dengan Hukum Kekekalan
yakni pada peluncuran roket.
Momentum yakni pada
Semburan gas panas roket keluar
peluncuran roket. Semburan
dalam arah yang berlawanan
gas panas roket keluar dalam
dengan arah gerak roket.
arah yang berlawanan dengan
Momentum roket mengimbangi
arah gerak roket. Momentum
momentum gas panas yang
roket mengimbangi
keluar dari roket dalam arah
momentum gas panas yang
yang berlawanan tersebut.
keluar dari roket dalam arah
5
yang berlawanan tersebut. Analisis
Jika dua bola bilyar bergerak
5
Jika pada percobaan kita
pada bidang atau permukaan
menggunakan papan luncur
kasar dan saling bertumbukan,
yang kasar, maka Hukum
maka Hukum Kekekalan
Kekekalan Momentum tidak
Momentum tidak berlaku. Hal
berlaku. Hal ini dikarenakan
ini dikarenakan permukaan yang
permukaan yang kasar
kasar memberikan gaya luar
memberikan gaya luar berupa
99
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berupa gaya gesek yang cukup
gaya gesek yang cukup besar
besar pada setiap bola.
pada setiap kereta.
Total Skor
16
21
b. Penilaian dari aspek psikomotorik Penilaian dari aspek ini berupa lembar observasi sebagai berikut:
Kode Siswa
Aspek yang Diukur Memegang Memasang Alat
Alat
Melakukan
Menulis
Mengolah
Pengamatan
Hasil
Data
Jumlah Skor
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 dst.
c. Penilaian dari aspek afektif Penilaian dari aspek ini berupa lembar observasi sebagai berikut: Aspek yang Diukur
Kode Siswa
Partisipasi
Kerja Sama
Kerapian
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 dst.
100
Aktivitas Diskusi
Jumlah Keseriusan
Skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penskoran untuk lembar observasi dari aspek psikomotorik dan afektif memenuhi kriteria sebagai berikut: Skor maksimum : 3 Skor minimum
:1
Dengan kriteria
:
3 = kegiatan baik sekali atau intensitas tinggi 2 = kegiatan cukup atau intensitas sedang 1 = kegiatan kurang atau intensitas rendah
9. Sumber Belajar Foster, Bob. 2011. Fisika Terpadu. Jakarta: Erlangga Kanginan, Marthen. 2010. Physics for Senior High School. Jakarta: Erlangga Purwoko & Fendi, 2010. Physics 2. Jakarta: Yudhistira
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR KERJA SISWA
Nama
:
No.
:
A. Petunjuk Umum Untuk memahami materi yang akan dipelajari, maka akan dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain: melakukan percobaan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menjawab pertanyaanpertanyaan secara bertahap. B. Ringkasan Materi 1. Momentum Momentum dirumuskan sebagai hasil kali massa dan kecepatan.
Momentum merupakan besaran vektor yang mana arah momentum searah dengan arah kecepatan. 2. Impuls Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang bekerja F dengan selang waktu ∆t saat gaya tersebut bekerja pada benda.
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dari persamaan di atas tampak bahwa impuls sama dengan perubahan momentum benda. 3. Hukum Kekekalan Momentum Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah tumbukan. Misalkan dua buah bola dengan massa m1 dan m2 yang bergerak berlawanan arah dalam satu garis lurus dengan kecepatan berturut-turut v1 dan v2. Setelah keduanya bertumbukan, masingmasing kecepatannya berubah menjadi v12 dan v22. Jumlah momentum kedua bola sebelum tumbukan adalah
Jumlah momentum kedua bola setelah tumbukan adalah
Berdasarkan hukum kekekalan momentum p = p’, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hukum kekekalan momentum hanya berlaku jika jumlah gaya luar pada benda-benda yang bertumbukan sama dengan nol. 4. Tumbukan a. Tumbukan Lenting Sempurna Terjadinya tumbukan lenting sempurna jika pada peristiwa tumbukan itu energi kinetik sistem dan jumlah momentum adalah
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tetap (berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan momentum). Hukum Kekekalan Momentum
Hukum Kekekalan Energi Kinetik
Untuk kemudian kedua persamaan di atas digabung sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:
b. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Terjadinya tumbukan tidak lenting jika pada peristiwa tumbukan itu terjadi pengurangan energi kinetik sistem (tidak berlaku hukum kekekalan energi kinetik). Disebut tidak lenting sama sekali jika sesaat sesudah tumbukan kedua benda saling menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan yang sama.
c. Tumbukan Lenting Sebagian
Terjadinya tumbukan lenting sebagian jika energi kinetik total sebelum tumbukan lebih besar daripada energi kinetik total setelah tumbukan. Untuk tumbukan lenting sebagian melibatkan besaran koefisien restitusi (e). Koefisien restitusi didefinisikan sebagai
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
harga negatif dari perbandingan antara besar kecepatan relatif kedua benda setelah tumbukan dan sebelum tumbukan.
C. Kegiatan Belajar Topik
: Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan
Tujuan
: Merumuskan persamaan Hukum Kekekalan Momentum : Menyelidiki terjadinya tumbukan
Alat dan Bahan :
Kereta (2)
Mistar
Ticker Timer
Neraca Ohaus
Bidang/papan luncur
Plastisin
Langkah Kerja : 1. Ukur massa kereta A dan kereta B dan letakkan pada papan luncur 2. Susun alat dan bahan seperti pada gambar di bawah ini:
3. Nyalakan ticker timer dengan frekuensi 50 Hz ketika kereta A akan mulai bergerak dan menumbuk kereta B sehingga akan diperoleh kelompok titik-titik yang berbeda pada pita
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Catat jarak 10 ketikan pada pita sebelum tumbukan (x1) dan setelah tumbukan (x2)
Waktu tempuh kereta : 5. Hitung besar kecepatan kereta sebelum tumbukan (v1) dan setelah tumbukan (v2)
6. Catat hasil yang diperoleh ke dalam tabel di bawah ini: m1 = …….. kg m2 = …….. kg
No.
x1
x2
v1
v2
m1v1
(m1+m2)v2
(m)
(m)
(m/s)
(m/s)
(kg.m/s)
(kg.m/s)
1 2 3 4 5
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, jawablah pertanyaan berikut: 1. Apakah nilai m1v1 sama dengan nilai (m1 + m2)v2? Berilah alasan bila terjadi perbedaan nilai antara keduanya! Jawab:………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… 2. Apakah kondisi ideal agar kita mampu mengamati berlakunya Hukum Kekekalan Momentum dalam suatu peristiwa tumbukan? Jawab:………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Absen
:
Kelas
:
108
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AWAL Petunjuk : 1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama sebelum Anda memberikan jawaban. 2. Angket ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar Anda terhadap mata pelajaran fisika. 3. Angket ini tidak berpengaruh terhadap penilaian akademik sehingga jawablah sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya. 4. Beri tanda (x) pada kolom jawaban yang telah tersedia dengan ketentuan sebagai berikut : TP
: Tidak Pernah
KD
: Kadang
SR
: Sering
SL
: Selalu
5. Selamat mengerjakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. 1.
Pernyataan Saya belajar fisika karena keinginan sendiri, bukan disuruh oleh orang tua.
2.
Saya bersemangat jika mengikuti pelajaran fisika.
3.
Mata pelajaran fisika menarik perhatian saya.
4.
Saya bertanya kepada teman atau guru bila saya belum paham dengan materi.
5.
Saya selalu mencatat hal-hal penting ketika belajar fisika.
6.
Saya selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, baik di kelas maupun pekerjaan rumah.
7.
Saya berusaha mencari informasi dari sumber lain selain diktat ketika belajar fisika.
8.
Saya sudah mempelajari materi dari buku diktat sebelum diajarkan di sekolah.
9.
Pada saat belajar fisika, saya cepat merasa jenuh dan bosan.
10.
Saya selalu mengumpulkan tugas tepat waktu.
11.
Ketika belajar fisika ada hal-hal yang merangsang rasa ingin tahu saya.
12.
Jika belajar dalam kelompok, saya lebih mengandalkan teman untuk mengerjakan tugas
TP
KD
SR
109
SL
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13.
Saya tidak pernah mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru.
14.
Saya cenderung diam jika tidak paham dengan materi yang diajarkan
15.
Bila nilai tugas/ulangan fisika saya tidak baik, semakin memotivasi saya untuk lebih giat belajar.
16.
Saya tidak pernah mempelajari materi dari buku diktat sebelum diajarkan di kelas.
17.
Saya sering melamun dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.
18.
Saya sering tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
19.
Saya belajar fisika hanya jika ada ulangan.
20.
Saya mudah menyerah jika menemukan kesulitan pada saat mengerjakan tugas maupun menyelesaikan soal fisika.
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Absen
:
Kelas
:
111
KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AKHIR Petunjuk : 1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama sebelum Anda memberikan jawaban. 2. Angket ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar Anda terhadap mata pelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing. 3. Angket ini tidak berpengaruh terhadap penilaian akademik sehingga jawablah sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya. 4. Beri tanda (x) pada kolom jawaban yang telah tersedia dengan ketentuan sebagai berikut : TP
: Tidak Pernah
KD
: Kadang
SR
: Sering
SL
: Selalu
5. Selamat mengerjakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. 1.
Pernyataan Ketika belajar fisika dengan metode eksperimen, saya berusaha menguasai materinya secara mendalam.
2.
Sebelum melaksanakan kegiatan eksperimen, saya membaca topik atau bahan yang berkaitan dengan kegiatan.
3.
Saya merasa malas dan bosan belajar fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing.
4.
Saya membuat catatan kecil yang saya anggap penting ketika melaksanakan kegiatan eksperimen.
5.
Saya melakukan kegiatan eksperimen dengan sungguh-sungguh.
6.
Saya kurang memperhatikan penjelasan guru tentang konsep awal yang akan digunakan untuk kegiatan eksperimen.
7.
Jika ada hal yang kurang jelas berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen saya menanyakan kepada guru atau teman.
8.
Dalam pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen saya berusaha menemukan konsep fisika sendiri.
9.
Saya kurang tertarik jika guru mengajar fisika dengan menggunakan
TP
KD
SR
112
SL
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
metode eksperimen. 10.
Dalam pembelajaran fisika dengan metode eksperimen, saya selalu bekerja sama dan berdiskusi dengan anggota kelompok.
11.
Bila ada hambatan dalam menemukan konsep, saya mudah menyerah dan tidak bersemangat.
12.
Belajar menggunakan metode eksperimen tidak mempengaruhi motivasi belajar saya terhadap fisika.
13.
Pada saat pembelajaran dengan eksperimen, saya mengikuti langkah demi langkah proses pembelajarannya.
14.
Sesudah menerima pembelajaran dengan eksperimen, saya tidak mengingat lagi materi yang diajarkan apalagi mempelajarinya kembali.
15.
Pembelajaran menggunakan metode eksperimen menggugah saya semakin giat belajar fisika.
16.
Saya tidak mencatat hasil diskusi dengan kelompok.
17.
Karena kegiatan dilakukan secara berkelompok, saya tidak perlu melakukan kegiatan, biar teman kelompok saya yang bekerja sendiri.
18.
Setelah menerima pembelajaran fisika dengan metode eksperimen, saya berminat untuk mempelajarinya
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kembali. 19.
Saya berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
20.
Saya merasa takut dan malu untuk bertanya kepada guru ataupun teman ketika saya tidak mengerti tentang materi.
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
LEMBAR OBSERVASI
Lembar Psikomotorik Siswa Kode Siswa
Aspek yang Diukur Memegang Memasang Alat
Alat
Melakukan
Menulis
Mengolah
Pengamatan
Hasil
Data
Jumlah Skor
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 dst.
Lembar Afektif Siswa Aspek yang Diukur
Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 dst.
Partisipasi
Kerja Sama
Kerapian
Aktivitas Diskusi
Jumlah Keseriusan
Skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PRE-TEST
Nama
:
No.
:
1. Apa itu tumbukan? Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Jelaskan tentang tumbukan lenting sempurna! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Bagiamana Hukum Kekekalan Momentum dapat berlaku? Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4. Sebut dan jelaskan contoh konkrit gejala atau peristiwa yang berkaitan dengan Hukum Kekekalan Momentum! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 5. Jika ada dua bola bilyar yang bergerak pada bidang atau permukaan kasar saling bertumbukan, apakah Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku? Jelaskan! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
POST-TEST
Nama
:
No.
:
1. Ketika kereta A diberi gaya, maka kereta A bergerak dan menumbuk kereta B. Menurut Anda, apa itu tumbukan? Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Termasuk tumbukan jenis apakah percobaan yang telah dilakukan? Jelaskan! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
3. Apakah pada percobaan ini berlaku Hukum Kekekalan Momentum? Jelaskan! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 4. Selain percobaan yang telah dilakukan, sebut dan jelaskan peristiwa yang berkaitan dengan Hukum Kekekalan Momentum! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 5. Pada percobaan, kita menggunakan bidang luncur kereta yang licin. Jika kita menggunakan bidang yang kasar, apakah Hukum Kekekalan Momentum tetap berlaku? Jelaskan! Jawab:……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
JAWABAN PRETEST
1. Tumbukan adalah peristiwa bertemunya dua benda atau lebih dan menimbulkan kontak fisik. Pengertian lain dari tumbukan yakni sekumpulan benda (minimal dua) yang saling berinteraksi. 2. Tumbukan lenting sempurna, yakni tumbukan yang terjadi jika energi kinetik sistem dan jumlah momentum adalah tetap (berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan hukum kekekalan momentum). 3. Hukum Kekekalan Momentum dapat berlaku apabila jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. 4. Contoh konkrit gejala atau peristiwa yang berkaitan dengan Hukum Kekekalan Momentum yakni pada peluncuran roket. Semburan gas panas roket keluar dalam arah yang berlawanan dengan arah gerak roket. Momentum roket mengimbangi momentum gas panas yang keluar dari roket dalam arah yang berlawanan tersebut. 5. Jika dua bola bilyar bergerak pada bidang atau permukaan kasar dan saling bertumbukan, maka Hukum Kekekalan Momentum tidak berlaku. Hal ini dikarenakan permukaan yang kasar memberikan gaya luar berupa gaya gesek yang cukup besar pada setiap bola.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
JAWABAN POSTTEST
1. Tumbukan adalah peristiwa bertemunya dua benda atau lebih dan menimbulkan kontak fisik. Pengertian lain dari tumbukan yakni sekumpulan benda (minimal dua) yang saling berinteraksi. 2. Dalam percobaan yang telah dilakukan, jenis tumbukannya adalah tumbukan tidak lenting sama sekali karena kedua kereta sesaat setelah bertumbukan saling menempel dan bergerak bersama dengan kecepatan yang sama. 3. Pada percobaan ini, berlaku Hukum Kekekalan Momentum karena jumlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama. 4. Contoh konkrit gejala atau peristiwa yang berkaitan dengan Hukum Kekekalan Momentum yakni pada peluncuran roket. Semburan gas panas roket keluar dalam arah yang berlawanan dengan arah gerak roket. Momentum roket mengimbangi momentum gas panas yang keluar dari roket dalam arah yang berlawanan tersebut. 5. Jika pada percobaan kita menggunakan papan luncur yang kasar, maka Hukum Kekekalan Momentum tidak berlaku. Hal ini dikarenakan permukaan yang kasar memberikan gaya luar berupa gaya gesek yang cukup besar pada setiap kereta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DISTRIBUSI SKOR KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AWAL
Kode Siswa
Nomor Pernyataan
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
16
17 18 19
20
Skor
Siswa 1
4
2
2
3
3
2
3
2
2
3
3
4
4
3
2
3
3
4
2
3
57
Siswa 2
3
2
2
4
4
4
3
2
3
4
2
4
4
3
3
3
4
4
2
3
63
Siswa 3
3
4
3
1
3
3
4
1
3
4
3
1
4
3
2
4
4
3
4
4
61
Siswa 4
3
2
2
4
4
3
4
2
3
3
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
65
Siswa 5
4
2
2
3
4
3
3
2
2
4
2
4
4
2
2
2
3
4
3
2
57
Siswa 6
3
2
3
2
3
3
3
1
3
4
3
3
3
3
2
4
4
2
2
3
56
Siswa 7
4
3
2
4
4
4
2
1
2
4
4
4
4
4
2
1
4
4
1
3
61
Siswa 8
4
2
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
65
Siswa 9
4
3
4
4
4
3
4
2
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
73
Siswa 10
1
2
2
2
3
4
2
1
2
3
2
3
4
3
2
1
2
4
2
2
47
Siswa 11
2
3
2
3
4
2
2
3
2
4
3
3
4
3
4
3
2
2
2
3
56
Siswa 12
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
56
Siswa 13
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
4
4
2
3
3
3
3
2
3
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123
Siswa 14
4
2
2
2
2
4
2
2
1
4
4
4
3
4
2
4
3
4
1
2
56
Siswa 15
2
2
1
3
3
2
3
2
2
2
2
4
4
4
2
2
3
3
2
3
51
Siswa 16
2
2
2
2
2
2
3
2
3
3
2
2
3
3
2
3
4
3
2
3
50
Siswa 17
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
58
Siswa 18
3
2
3
3
3
4
3
2
2
3
2
4
4
4
4
3
4
4
4
3
64
Siswa 19
3
3
2
4
4
3
4
2
3
4
3
3
3
4
2
4
3
4
4
2
64
Siswa 20
3
2
3
2
3
4
3
2
3
3
4
3
3
3
2
4
4
2
2
3
58
Siswa 21
2
2
1
3
2
2
1
1
2
2
2
2
4
3
2
1
3
4
2
2
43
Siswa 22
4
3
3
4
4
4
4
2
2
4
1
4
4
3
3
3
3
4
3
3
65
Siswa 23
4
3
3
4
4
4
4
2
4
4
3
1
3
3
4
3
4
3
4
3
67
Siswa 24
4
2
3
4
4
4
4
4
2
4
4
3
4
2
4
4
3
3
3
2
67
Siswa 25
4
2
2
4
4
4
4
2
3
4
3
4
4
4
4
2
3
4
4
3
68
Siswa 26
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
60
Siswa 27
4
2
2
4
2
3
2
2
3
2
3
3
4
3
2
3
3
3
4
4
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124
DISTRIBUSI SKOR KUESIONER MOTIVASI BELAJAR AKHIR
Kode Siswa
Nomor Pernyataan
Total Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Siswa 1
4
2
3
2
4
3
4
2
4
4
3
1
4
3
4
3
4
4
3
4
65
Siswa 2
3
4
4
3
3
4
2
2
4
4
3
4
4
3
2
4
4
2
2
3
64
Siswa 3
4
4
4
3
4
3
2
2
4
3
2
4
4
3
4
3
3
4
4
3
67
Siswa 4
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
4
2
4
4
3
4
4
64
Siswa 5
3
4
3
4
3
3
4
2
4
4
3
3
3
2
2
3
4
2
3
2
61
Siswa 6
4
2
2
4
4
4
3
2
3
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
67
Siswa 7
2
4
4
1
2
3
4
1
4
4
3
4
4
2
1
4
4
4
3
4
62
Siswa 8
3
3
4
2
3
3
3
2
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
64
Siswa 9
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
77
Siswa 10
3
1
4
2
2
3
3
1
2
3
3
3
3
2
1
3
4
1
2
3
49
Siswa 11
2
2
4
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
4
4
3
2
3
2
55
Siswa 12
2
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
2
3
4
2
3
4
59
Siswa 13
2
3
4
2
3
3
3
2
4
3
2
2
3
3
1
4
4
2
2
2
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125
Siswa 14
4
4
3
1
4
3
4
1
3
4
4
1
4
3
1
4
4
1
4
1
58
Siswa 15
4
4
4
2
2
3
3
2
4
4
4
3
4
4
3
4
4
2
3
4
67
Siswa 16
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
4
3
2
53
Siswa 17
3
3
3
3
4
3
2
2
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
2
62
Siswa 18
3
2
3
3
3
4
3
2
2
3
2
4
4
4
4
3
4
4
4
3
64
Siswa 19
3
4
4
3
4
2
2
2
4
3
3
2
4
2
2
4
4
4
3
2
61
Siswa 20
3
2
2
2
4
4
3
2
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
62
Siswa 21
2
2
4
2
3
3
3
1
1
3
3
3
3
2
2
4
4
1
2
3
51
Siswa 22
3
3
3
3
3
2
4
2
3
4
4
2
4
2
3
4
4
4
4
4
65
Siswa 23
4
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3
4
4
4
2
4
3
4
3
4
70
Siswa 24
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
3
77
Siswa 25
4
3
3
2
4
2
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
2
3
4
68
Siswa 26
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
4
3
4
3
58
Siswa 27
4
4
3
2
3
4
4
2
3
4
3
2
4
3
3
4
4
3
4
4
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
DISTRIBUSI SKOR OBSERVASI
Lembar Psikomotorik
Aspek yang dinilai Kode Siswa Memegang Memasang alat alat
Melakukan pengamatan
3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 2
2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27
2 2 2 3 2 1 2 1 3 2 3 2 3 2 2 1 2 2 1 2 3 2 1 2 3 2 2
Menulis Mengolah hasil data 3 3 2 3 3 3 1 3 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2
3 3 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2
Jumlah Skor 13 13 9 13 11 10 11 10 15 8 11 8 10 13 12 11 12 13 10 11 13 11 8 11 14 10 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Lembar Afektif Aspek yang dinilai Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27
Partisipasi/ keaktifan
Kerja sama
Kerapian
2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2
2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2
3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 3
Aktivitas Keseriusan diskusi 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2
3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2
Jumlah Skor 12 11 10 13 10 11 10 10 14 9 12 9 10 10 12 12 13 13 10 13 13 11 11 11 14 10 11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
DISTRIBUSI SKOR PRETEST
Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Jumlah Rata-rata
Pengetahuan 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 49 52 1.81 1.93
Pemahaman 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 1 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 69 2.56
Aplikasi 4 4 1 4 2 1 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 58 2.15
Analisis 5 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1.30
Total Skor 12 9 8 10 9 11 9 7 14 10 12 14 7 12 10 9 9 7 8 10 10 9 10 8 9 10 10 263 9.74
Nilai Akhir 75 56 50 63 56 69 56 44 88 63 75 88 44 75 63 56 56 44 50 63 63 56 63 50 56 63 63 1644 60.88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
DISTRIBUSI SKOR POSTTEST
Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 23 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Jumlah Rata-rata
Pengetahuan 1 2 3 1 1 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 3 2 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 4 3 1 3 1 3 3 3 1 1 1 3 1 3 3 3 1 1 2 74 37 2.74 1.37
Pemahaman 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 98 3.63
Aplikasi 4 2 5 5 5 5 2 2 2 5 5 5 2 2 5 2 2 5 2 2 5 5 5 5 2 2 2 2 93 3.44
Analisis 5 6 6 1 6 6 6 6 6 6 1 6 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 1 6 6 6 6 142 5.26
Total Skor 16 17 12 19 19 16 14 16 21 11 17 11 16 19 16 16 19 19 16 19 21 19 12 14 18 16 15 444 16.44
Nilai Akhir 76 81 57 90 90 76 67 76 100 52 81 52 76 90 76 76 90 90 76 90 100 90 57 67 86 76 71 2114 78.31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146