PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na2 CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: Cicilia Tyasti Wahyunengsih NIM: 048114033
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na2 CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh: Cicilia Tyasti Wahyunengsih NIM: 048114033
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
ii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
iv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
“Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung, mengambang di depan kening kamu. Dan.....sehabis itu kamu hanya perlu bekerja lebih keras untuk menggapai impianmu itu”
Karya ini kupersembahkan untuk Bunda Maria, Yesus Kristus, Bapak M.D. Wahyudi Ibu Lucia Samirah Maria Putri Sari Utami Andreas Nugroho Trilaksono Cornelius Topan Endi Prasetya atas cinta yang selalu menerangi tiap langkahku.
v
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Cicilia Tyasti Wahyunengsih
Nomor Mahasiswa
: 048114033
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.) Setelah Pemberian Na2 CaEDTA Terhadap Kadar Timbal Darah Tikus Dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 19 Juli 2008
Yang menyatakan
( Cicilia Tyasti Wahyunengsih )
vi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.) Setelah Pemberian Na2 CaEDTA Terhadap Kadar Timbal Darah Tikus Dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom”. Skripsi ini tidak akan terwujud dan terangkai menjadi satu tanpa bantuan dari berbagi pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada : 1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma 2. Bapak Ipang Djunarko, S.Si.,Apt., selaku pembimbing utama yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan hingga skripsi ini selesai 3. Bapak Drs. Sulasmono, Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan pengarahan, kritik dan saran demi tercapainya hasil yang terbaik dari skripsi ini 4. Bapak A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku dosen penguji yang juga telah memberikan pengarahan, kritik dan saran demi tercapainya hasil yang terbaik dari skripsi ini 5. Kebun obat Merapi Farma Kaliurang atas simplisia daun ketela pohon 6. Laboratorium LPPT UGM Unit I atas kerja sama selama ini
vii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
7. Mas Kayat, mas Heru, mas Parjiman, mas Yuwono, mas Ottok, mas Iswandi, mas Wagiran, mas Sigit, mas Parlan atas kerja sama selama penelitian di laboratorium, dan atas waktu yang telah diluangkan untuk lembur 8. Romo Sunu atas bantuan masukan dalam merancang penelitian, mengolah data serta sema ngat hidup yang telah diberikan 9. Bapak Yohannes Dwiatmaka, M. Si., atas kesediaan untuk berbagi ilmu 10. Filana Fedelia, Euthalia Sintami Putri dan Harimawan Yudi Astoro, teman seperjuangan timbal. Terimakasih atas kerjasama dan kerja keras selama ini 11. Papa, ma ma, dek Sari, dek Tri, terimakasih atas doa, dukungan dan kasih yang salalu diberikan untuk penulis 12. Bapak, ibu, mas Topan, kak Didit, kak Bayu, mbak Yunika, terimakasih atas doa, inspirasi, dukungan yang tak henti- hentinya diberikan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ini 13. Cornelius Topan Endi Prasetya yang dari jauh selalu memberi doa, ide- ide yang menjadi sumber inspirasi bagi penulis, kesabaran mendengarkan keluh ksah, dukungan yang luar biasa yang mampu membangkitkan senangat penulis 14. Teman-teman ukf dolanz-dolanz (Ayu, Rosa, Lian, Chandy, Chicka, Chocho, Boris, Ari, Tintus, Rizky, Yoyo, Robert, Fhery, Adit, Rudi, Yudi, Felix, Edot dan Probo), terimakasih atas persahabatan selama ini yang membuat hidupku semakin berwarna dan bermakna 15. Limdra, Tata, Henni dan teman-teman FKK 2004, terimakasih atas kerja kebersamaan dan kerjasama selama ini
viii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
16. Semua teman dan seluruh civitas akademika Fakultas Farmasi USD yang tak dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Perjuangan panjang dan melelahkan telah dibayar dengan terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari tidak ada sesuatu yang sempurna. Penulis memohon maaf atas kesalahan selama proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis selalu membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang farmasi. Yogyakarta, Juni 2008
Penulis
ix
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebaga imana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juni 2008 Penulis,
Cicilia Tyasti Wahyunengsih
x
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
INTISARI
Daun ketela pohon memiliki kemampuan menurunkan kadar timbal darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas serta lama waktu pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) dalam menurunkan kadar timbal darah tikus betina setelah pemberian Na2 CaEDTA. Timbal asetat dipejankan dengan dosis 0,5 g/kgBB/oral/hari/tikus selama 30 hari. Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon diberikan selama 10 hari. Ekstraksi daun ketela pohon dilakukan dengan metode sokletasi menggunakan etanol 95%. Besarnya kadar timbal darah sampel dari setiap kelompok perlakuan ditentukan dengan metode spektroskopi serapan atom pada panjang gelombang 283,3 nm. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis nonparametrik dengan uji KruskalWallis dan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah pemberian Na2 CaEDTA terhadap penurunan kadar timbal darah pada hari pengukuran yang sama sedangkan perbedaan kadar timbal darah pada masing- masing kelompok dianalisis dengan uji Friedman-Wilcoxon dengan signifikansi 95%. Dari penelitian ini ditunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB setelah pemberian Na2 CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dengan waktu pemberian selama 10 hari. Kata kunci : Na2 CaEDTA, daun ketela pohon, ekstrak etanol, kadar timbal darah, spektroskopi serapan atom
xi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Leaves of cassava ha ve the ability to decrease blood lead level. This examination ois directed to find out the effectiveness and duration of administration of cassava leaves ethanol extract after administrated Na2 CaEDTA in decreasing blood lead level in female rats. Lead acetate 0,5 g/kg body weight/orally/day/rat was administered for 30 days. Na2 CaEDTA was intramuscularly and ethanol extract of Cassava leaves was orally administered for 10 days after lead intoxication. Cassava leaves was extracted by soxhletation method with ethanol 95%. The concentration of blood lead was determined by atomic absorption spectroskopic method at 283,3 nm wavelength. The results were tested with stastitical analysis method with 95% of confidence interval. Kruskal-Wallis and Friedman-Wilcoxon approaches were used to determine the effectiveness of the Na2 CaEDTA and cassava leaves ethanol extract. The result indicated that 800 mg/kg body weight combination of Na2 CaEDTA and ethanol extract of cassava leaves have ability to decrease the concentration of lead after 10 days therapy. Key words : Na2 CaEDTA, cassava leaves, ethanol extract, blood lead level, atomic absorption spectroscopy method
xii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………...........…………………………..
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..
iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................
v
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............
vi
PRAKATA .............................................................................................................. vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................
x
INTISARI ................................................................................................................
xi
ABSTRACT .............................................................................................................. xii DAFTAR ISI ........................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xxx DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xxxv BAB I PENGANTAR .............................................................................................
1
A. Latar Belakang ..................................................................................................
1
1. Permasalahan ..............................................................................................
4
2. Keaslian penelitian .......................................................................................
4
3. Manfaat Penelitian ......................................................................................
5
a. Manfaat teoritis .........................................................................................
5
b.Manfaat metodologis.................................................................................
5
c. Manfaat praktis .........................................................................................
6
xiii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
B. Tujuan Penelitian ..............................................................................................
6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA .....................................................................
7
A. Timbal (Pb) .......................................................................................................
7
1. Karakteristik timbal......................................................................................
7
2. Keracunan timbal .........................................................................................
7
3. Farmakokinetika timbal ...............................................................................
8
4. Gangguan akibat keracunan timbal ..............................................................
8
5. Mekanisme keracunan timbal ......................................................................
8
B. Terapi antidot .................................................................................................... 11 C. Na2CaEDTA (Disodium Kalsium Edetat) ........................................................ 11 1. Farmakokinetika Na2CaEDTA..................................................................... 12 2. Indikasi ......................................................................................................... 12 3. Kontraindikasi .............................................................................................. 13 4. Dosis dan cara pemberian ............................................................................ 13 5. Efek samping................................................................................................ 14 6. Mekanisme kerja .......................................................................................... 14 D. Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.) .......................................................... 15 1. Keterangan botani ........................................................................................ 15 2. Uraian tanaman ............................................................................................ 16 3. Ekologi dan penyebaran ............................................................................... 16 4. Kandungan kimia ......................................................................................... 17 5. Khasiat dan kegunaan .................................................................................. 17 6. Efek farmakologi.......................................................................................... 17
xiv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
E. Simpilisia ........................................................................................................... 18 F. Ekstrak ............................................................................................................... 18 G. Sokhletasi ........................................................................................................... 19 H. Rutin ................................................................................................................... 21 I. Kromatogrfi Lapis Tipis (KLT) ......................................................................... 22 J. SAA (Spektroskopi Serapan Atom) ................................................................... 24 1. Prinsip metode spektroskopi serapan atom .................................................. 24 2. Instrumentasi spektroskopi serapan atom .................................................... 26 3. Kelebihan dan kekurangan metode spektrofotometri serapan atom ............ 29 K. Validitas Metode ................................................................................................ 29 1. Kurasi ........................................................................................................... 29 2. Presisi ........................................................................................................... 30 3. Linearitas dan rentang .................................................................................. 30 4. Limit Of Detection (LOD) dan Limit Of Quantitation (LOQ) ...................... 31 L. Landasan Teori ................................................................................................... 33 M. Hipotesis............................................................................................................. 33 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 34 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................................... 34
xv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
B. Variabel dan Definisi Operasional ..................................................................... 34 1. Variabel penelitian ....................................................................................... 34 2. Definisi operasional ..................................................................................... 35 C. Bahan Penelitian................................................................................................. 36 D. Alat Penelitian .................................................................................................... 36 E. Tata Cara Penelitian ........................................................................................... 37 1. Determinasi tanaman .................................................................................... 37 2. Preparasi bahan ............................................................................................ 37 3. Uji analisis kualitatif rutin pada daun ketela pohon ..................................... 39 4. Penyiapan hewan uji .................................................................................... 39 5. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji .................................................. 40 6. Penanganan hewan uji .................................................................................. 42 7. Pengukuran kadar timbal darah dengan spektrofotometri serapan atom ..... 42 F. Analisis Hasil ..................................................................................................... 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 46 A. Determinasi Tanaman ........................................................................................ 46 B. Ekstraksi ............................................................................................................. 46 C. Penentuan Senyawa Rutin Secara Kualitatif Dengan KLT................................ 47 D. Kadar Timbal Darah Dengan Spektroskopi Serapan Atom ............................... 53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 70 A. Kesimpulan ........................................................................................................ 70 B. Saran................................................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 73
xvi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN ............................................................................................................. 74 BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 127
xvii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I
Nilai Koefisien Korelasi (KV) berdasarkan konsentrasi analit ...
Tabel II
Parameter validitas metode yang dipersyaratkan untuk setiap
30
kategori........................................................................................
32
Tabel III
Parameter validitas metode yang dipersyaratkan........................
32
Tabel IV
Persentase rendemen ekstrak etanol daun ketela pohon..............
47
Tabel V
Replikasi I hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm..................................................
Tabel VI
50
Replikasi II hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm..................................................
Tabel VII
51
Replikasi III hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm..............................
52
Tabel VIII
Nilai koefisien korelasi (r) dari lima kurva baku ........................
55
Tabel IX
Nilai koefisien variasi (%) dari lima kali pengukuran kadar timbal dengan SSA pada empat kelompok hewan uji.................
xviii
56
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel X
Nilai rata-rata, standar deviasi kadar timbal darah serta perbedaan secara bermakna terhadap kelompok I (kontrol negatif) ........................................................................................
Tabel XI
Hubungan perbedaan antar kelompok perlakuan baik berbeda secara bermakna maupun berbeda secara tidak bermakna ..........
Tabel XII
57
68
Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-0.............................................................................................. 104
Tabel XIII
Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-15............................................................................................ 104
Tabel XIV
Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-30............................................................................................ 105
Tabel XV
Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-35............................................................................................ 105
Tabel XVI
Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-40 ........................................................................................... 106
Tabel XVIa
Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 108
Tabel XVIb
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o................................................................................................ 108
xix
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XVIc
Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 108
Tabel XVId
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 108
Tabel XVIe
Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 109
Tabel XVIf
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 109
Tabel XVIg
Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol
Timbal
dan
Pb
dosis
0,5g/kgBB/hari
p.o.dan
Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 109 Tabel XVIh
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol
Timbal
dan
Pb
dosis
0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 109 Tabel XVIi
Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis
xx
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 109 Tabel XVIj
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 110
Tabel XVIk
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 110
Tabel XVIl
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 110
Tabel XVIIa Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 111 Tabel XVIIb Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30
antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o................................................................................................ 111 Tabel XVIIc Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 111
xxi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XVIId Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 111 Tabel XVIIe Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 111 Tabel XVIIf Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 112 Tabel XVIg
Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol
Timbal
dan
Pb
dosis
0,5g/kgBB/hari
p.o.dan
Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 112 Tabel XVIIh Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol
Timbal
dan
Pb
dosis
0,5g/kgBB/hari
p.o.dan
Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 112 Tabel XVIIi
Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 112
xxii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XVIIj
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 112
Tabel XVIIk Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 113 Tabel XVIIl
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 113
Tabel XVIIIa Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 113 Tabel XVIIIb Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35
antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o................................................................................................ 113 Tabel XVIIIc Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 113
xxiii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XVIIId Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 114 Tabel XVIIIe Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 114 Tabel XVIIIf Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 114 Tabel XVIIIg Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol
Timbal
dan
Pb
dosis
0,5g/kgBB/hari
p.o.dan
Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 114 Tabel XVIIIh Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol
Timbal
dan
Pb
dosis
0,5g/kgBB/hari
p.o.dan
Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 114 Tabel XVIIIi Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 115
xxiv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XVIIIj Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 115 Tabel XVIIIk Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 115 Tabel XVIIIl Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 115 Tabel XXIXa Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 116 Tabel XIXb
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40
antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o................................................................................................ 116 Tabel XXIXc Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 116
xxv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XIXd
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 116
Tabel XIXe
Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 116
Tabel XIXf
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 117
Tabel XIXg
Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol
Timbal
dan
Pb
dosis
0,5g/kgBB/hari
p.o.dan
Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 117 Tabel XIXh
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol
Timbal
dan
Pb
dosis
0,5g/kgBB/hari
p.o.dan
Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 117 Tabel XIXi
Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 117
xxvi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XIXj
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 117
Tabel XIXk
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 118
Tabel XIXl
Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 118
Tabel XXa
Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest)............................................................ 118
Tabel XXb
Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) .................................................................................... 118
Tabel XXIc
Rangking kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) menurut uji Wilcoxon.................................................................. 119
Tabel XXId
Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) menurut uji Wilcoxon.................................................................. 120
Tabel XXIIa Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok kontrol positif (timbal). ............................................................... 120
xxvii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XXIIb Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol positif (timbal) ........................................................................................ 120 Tabel XXIIIc Rangking
kadar
timbal
kelompok
kontrol
positif
(timbal)menurut uji Wilcoxon..................................................... 121 Tabel XXIIId Uji
statistik
kadar
timbal
kelompok
kontrol
positif
(timbal)menurut uji Wilcoxon..................................................... 122 Tabel XXIVa Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m................................................................. 122 Tabel XXIVb Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis
0,5g/kgBB/hari
p.o
dan
Na2 CaEDTA
dosis
189mg/kgBB/hari i.m................................................................. 122 Tabel XXVc Rangking kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m................................................................................................ 123 Tabel XXVd Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m n............................................................................................. 124 Tabel XXVIa Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 124
xxviii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XXVIb Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan
ekstrak
etanol
daun
ketela
pohon
dosis
800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 124 Tabel XXVIIc Rangking kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. ......................... 125 Tabel XXVIId Uji
statistik
kadar
timbal
kelompok
timbal
dosis
0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2 CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan
ekstrak
etanol
daun
ketela
pohon
dosis
800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 126
xxix
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Skema penghambatan sintesis heme oleh timbal .......................
9
Gambar 2
Peran kalsium dalam pelepasan neurotransmitter .......................
10
Gambar 3
Struktur Natrium-Kalsiumedetat.................................................
12
Gambar 4
Reaksi pengkhelatan timbal (2+) oleh Na2 CaEDTA ...................
15
Gambar 5
Struktur Rutin..............................................................................
21
Gambar 6
Instrumen spektroskopi serapan atom.........................................
26
Gambar 7
Prinsip
metode
spektrofotometri
serapan
atom
dan
instrumentasinya .......................................................................... Gambar 8
27
Skema proses atomisasi sampel. M : logam (metal); M*: atom yang tereksitasi. Pada SSA yang diukur adalah M’ yaitu atom dalam keadaan ground state........................................................
Gambar 9
27
Pembagian zona nyala pada pembakar pada spektroskopi serapan atom................................................................................
28
Gambar 10
Lampu katoda berongga ..............................................................
28
Gambar 11
Kompleks pembentukan warna rutin-AlCl3 ................................
49
Gambar 12
Replikasi I identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAW (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl3 ........................................
xxx
50
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Gambar 13
Replikasi II identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAW (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl3 ........................................
Gambar 14
51
Replikasi III identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAW (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl3 ........................................
Gambar 15
Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan timbal.................
Gambar 16
52
53
Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 15 hari...............................................................................................
Gambar 17
53
Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 15 hari...............................................................................................
Gambar 18
54
Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-31 sampai hari ke-35............................................................................................
xxxi
54
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Gambar 19
Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-35 sampai hari ke-40............................................................................................
Gambar 20
55
Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran
kadar
timbal
sebelum
pemejanan
timbal
(kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis
0,5
g/kg
BB/hari
p.o,
Na2 CaEDTA dosis 189
mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.) ................................ Gambar 21
Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelahj pemejanan timbal selama 15 hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2 CaEDTA
xxxii
58
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.) ....................... Gambar 22
59
Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 30 hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.) .......................
Gambar 23
Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada
hari
ke-31
dan
dilanjutkan
dengan
pemejanan
Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-31 sampai hari ke-35 (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan
xxxiii
60
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)......................................................................
62
Gambar 24
Mekanisme pengkhelatan timbal (2+ ) oleh Na2 CaEDTA ...........
63
Gambar 25
Kompleks rutin dengan ion timbal..............................................
65
Gambar 26
Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada
hari
ke-31
dan
dilanjutkan
dengan
pemejanan
Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-35sampai hari ke-40 (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)...................................................................... Gambar 27
66
Profil farmakokinetika timbal pada pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan timbal (hari ke-0), setelah pemejanan timbal selama 15 hari dan 30 hari, penghentian pemejanan timbal pada hari ke-31 dilanjutkan dengan pemejanan Na2 CaEDTA selama 10 hari (ha ri ke-31 sampai hari ke-40)......
xxxiv
62
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Determinasi Manihot utillisima Pohl. .................................................
79
Lampiran 2. Tanaman ketela pohon....................................................................
81
Lampiran 3. Serbuk daun ketela pohon...............................................................
81
Lampiran 4. Sokletasi daun ketela pohon ...........................................................
81
Lampiran 5.
Hasil rendemen ekstrak ...............................................................
81
Lampiran 6.
Bercak KLT
deteksi UV 254 nm. (A) replikasi I,
(B) replikasi II, (C) replikasi III.................................................. Lampiran 7.
Bercak KLT deteksi UV 365 nm (A) replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III .......................................................................
Lampiran 8.
83
Bercak KLT deteksi uap amoniak, AlCl3 , UV 254 nm (A) replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III ................................
Lampiran 9.
82
85
Bercak KLT deteksi uap amoniak, AlCl3 , UV 365 nm (A) replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III ................................
89
Lampiran 10. Perhitungan konsentrasi timbal asetat.........................................
88
Lampiran 11. Tabel optimasi lama pemejanan timbal yang mencapai kadar toksik yang membutuhkan terapi khelasi....................................
88
Lampiran 12. Perhitungan dosis dan konsentrasi Na2 CaEDTA ........................
89
Lampiran 13. Perhitungan konsentrasi ekstrak etanol daun ketela pohon.........
89
Lampiran 14. Foto SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman..............................
89
Lampiran 15. Hasil kalibrasi internal SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman.
90
xxxv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 16. Hasil Optimasi SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman untuk pengukuran timbal (Pb) ...............................................................
91
Lampiran 17. Hasil pembacaan rata-rata kadar timbal dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom ...................................................
92
Lampiran 18. Data kadar timbal darah kelompok perlakuan............................. 104 Lampiran 19. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan metode Kruskal-Wallis................................................................ 107 Lampiran 20. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan metode Friedman-Wilcoxon........................................................ 118
xxxvi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Polusi timbal di lingkungan hidup kita biasanya berkaitan erat dengan proses pertambangan, peleburan logam, industri yang menggunakan bahan baku timbal (misalnya pabrik cat, kabel, gelas dan baterai) dan tidak kalah pentingnya timbal juga berasal dari asap kendaraan bermotor. Penyebaran timbal dapat melalui udara, air dan makanan, sehingga akan sulit ditemukan suatu lingkungan yang bebas timbal (Darmono, 1995). Timbal (Pb-nitrat, Pb-oksida, Pb-karbonat, Pb-asetat) diabsorbsi melalui saluran pencernaan dan pernafasan. Penyerapan timbal oleh saluran pencernaan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain makanan yang masuk, konsentrasi timbal yang terserap, keadaan nutrisi, dan usia penderita. Selain itu, penyerapan timbal akan meningkat seiring dengan defisiensi ion Ca, Fe, dan K, sebab penyerapan timbal dalam tubuh (saluran pencernaan) melalui jalur yang sama dengan penyerapan ion Ca, Fe, dan K. Dalam bentuk larutan, timbal akan diabsorbsi melalui dinding saluran pencernaan dan diangkut oleh sistem vena porta hepatica untuk dideposisikan di hati. Keracunan timbal umumnya bersifat kronis sebab ekskresi timbal berlangsung sangat lambat dan cenderung terakumulasi di dalam tubuh, sehingga timbal banyak terdapat dalam jaringan lunak, seperti hati, sumsum tulang, ginjal, dan otak (Darmono, 1995).
1
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
2
Pejanan timbal pada masyarakat dapat menimbulkan berbagai efek negatif pada kesehatan, yaitu pada saraf pusat dan saraf tepi, sistem kardiovaskular, sistem hematopoetik, ginjal, pencernaan, sistem reproduksi, dan bersifat karsinogenik (Nordberg, 1998). Keracunan timbal pada anak-anak sangat potensial merusak sistem saraf dan menurunkan intelligence quotient (IQ), menjadi lamban berpikir dan tidak cerdas (Hariono, 2005). Gangguan yang disebabkan keracunan timbal diantaranya adalah gangguan pada sistem hematopoetik yaitu terhambatnya aktivitas enzim aminolevulinic acid dehydrogenase (ALAD) pada sistesis heme (Goldstein dan Kiper, 1994). Pengobatan keracunan timbal biasanya meliputi penghentian paparan dengan segera, perawatan suportif, dan penggunaan terapi khelasi secara bijaksana (Katzung, 2004). Terapi khelasi yang spesifik digunakan untuk mengobati keracunan timbal adalah Kalsium disodium edetat (Na2 CaEDTA). Penggunaan Na2 CaEDTA harus dipantau karena efek samping yang ditimbulkannya antara lain: hipotensi, sakit kepala, demam, hiperkalsemia, defisiensi seng, anoreksia, mual, muntah, anemia, dan tremor (Anonim, 2007a). Indonesia memiliki banyak tanaman obat. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan adalah daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl. ). Dalam pengobatan tradisional, daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl. ) digunakan sebagai obat rematik, demam, sakit kapala, diare, mata sering kabur serta sebagai penambah nafsu makan (Anonim, 2005b). Selain itu,
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
3
ekstrak daun singkong dengan dosis 800 dan 1000 mg/kgBB tikus putih menunjukkan kemampuan menghambat kerusakan sel hati (Adimunca, 1998). Daun ketela pohon mengandung flavonoid. Salah satu flavonoid yang terdapat pada daun ketela pohon adalah rutin. Rutin dari daun singkong (Manihot utillissima Pohl. ) telah diisolasi dengan cara ekstraksi sinambung (Hartari, 1997). Isolasi rutin menggunakan etanol 95% panas sesuai dengan sifat kelarutannya yang mudah larut dalam alkohol panas (Riyanto, 1990). Menurut Trinajstic (2007), flavonoid memiliki aktivitas sebagai pengkhelat ion logam. Dari penelitian yang dilakukan oleh Radovic dan Malešev (1985) yang menginvestigasi tentang kompleks yang dibentuk oleh Pb
2+
dan rutin, diketahui bahwa kompleks yang dibentuk oleh
keduanya relatif stabil. Pada penelitian ini, tikus betina yang telah dipejani timbal selama 30 hari diberi antiracun Na2 CaEDTA lalu diberi ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.). Sampai saat ini belum ada laporan penelitian resmi yang menyatakan keefektifan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2 CaEDTA dalam terapi penawarracunan timbal. Hal inilah yang mendasari perlu diadakannya penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2 CaEDTA terhadap penurunan kadar timbal di dalam darah.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
4
1. Permasalahan a. Apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) dengan dosis 800mg/kgBB per oral setelah pemberian Na2 CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dalam darah tikus? b. Berapakah lama waktu pemberian Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillissima Pohl) yang dapat menurunkan kadar timbal? 2. Keaslian penelitian Penelitian yang pernah dilakukan, antara lain : a. Investigasi kompleks antara Pb menunjukkan bahwa Pb
2+
2+
dan rutin dengan spektrofotometri
dan rutin dapat membentuk kompleks yang relatif
stabil (Radovic dan Malešev, 1985). b. Isolasi rutin dari daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl., Euphorbiaceae) sebagai antiagregasi platelet menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh adalah rutin dengan rendemen 0,20% (bib) mempunyai aktivitas sebagai antiagregasi platelet pada penambahan adrenalin 4umol sebagai penginduksi agregasi (Hartari, 1997). c. Pengaruh ekstrak daun singkong terhadap tikus putih yang diinduksi karsinogen nitrosamin menunjukkan perlakuan dosis 800 dan 1000 mg/kg BB mempunyai kemampuan menghambat kerusakan sel hati (Adimunca, 1998). d. Efek pemberian plumbum (timah hitam) anorganik pada tikus putih (Rattus norvegicus) menunjukkan bahwa setelah pemejanan timbal dengan dosis 0,5
5
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
g/kgBB/oral/hari/tikus selama 4 minggu diperoleh kadar timbal yaitu 0,75 ppm (Hariono, 2005). e. Daya terapi anti racun natrium-kalsiumedetat dan perasan mentimun (Cucumis sativus L.) terhadap timbal (Pb) menunjukkan bahwa kadar timbal yang membutuhkan terapi khelasi ( > 0,7 ppm (CDC, 2005)) dicapai pada hari ke-30 (Wahyunengsih, Fedelia, Astoro dan Putri, 2007) f. Struktur-sifat/model
aktivitas
polyfenol
menunjukkan
bahwa
flvonoid
mempunyai aktivitas sebagai pengkelat ion logam dan penghambat aktivitas enzim (Trinajstic, 2007). Meskipun demikian, pengaruh ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2 CaEDTA terhadap kadar timbal darah tikus dengan metode spektroskopi serapan atom belum pernah dilaporkan. 3. Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini meliputi : a. Manfaat teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap ilmu tentang penawaracunan timbal darah menggunakan senyawa kimia dan bahan alam. b. Manfaat metodologis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap perkembangan metode penelitian tentang pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2 CaEDTA.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
6
c. Manfaat praktis Penelitian ini untuk penggunaan dalam pelayanan di bidang farmasi, terutama terkait dengan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2 CaEDTA.
B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. mengetahui apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon
(Manihot
utillisima Pohl.) dengan dosis 800mg/kgBB per oral setelah pemberian Na2 CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dalam darah tikus. 2. mengetahui lama waktu pemberian Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillissima Pohl.) yang dapat menurunkan kadar timbal.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Timbal (Pb) 1. Karakteristik timbal Timbal merupakan logam berat, bersifat toksik yang berwujud lunak dan dapat ditempa. Warnanya putih kebiruan tapi akan memudar menjadi kelabu jika terkena udara. Titik leleh timbal 327,4°C dan mendidih pada 1740°C. (Anonim, 2007b). 2. Keracunan timbal Kadar timbal normal adalah 0,03 ppm darah lengkap. Jika kadarnya melebihi 1,0 ppm darah lengkap serta menunjukkan gejala klinis, dapat dikatakan telah terjadi keracunan (Palar, 1994). Gejala keracunan timbal akut yaitu mulut terasa terbakar, haus, inflamasi saluran gastrointestinal, muntah, dan diare. Sedangkan gejala keracunan timbal kronik yaitu anoreksia, ‘lead-line’ pada gusi, mual, muntah, sakit perut parah, paralisis, gangguan mental, gangguan visual, anemia dan konvulsi (Katrina, 2006). Keracunan timbal lebih sering bersifat kronik dan jarang menunjukkan gejala akut (Anonim, 2005a). Pemejanan timbal atau garamnya dalam jangka panjang menyebabkan nephropathy, dan kolik perut (Anonim, 2007c). Timbal menyebabkan ensefalopati jika kadarnya dalam darah di atas 0,8 ppm. Pada anak-anak, sindroma klinis terjadi jika kadar Pb darah 0,7 ppm.
7
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
8
Sedangkan pada kadar 0,4-0,5 ppm, anak-anak akan menunjukkan hiperaktivitas, kurangnya perhatian, dan skor IQ menurun (Lu, 1995). 3. Farmakokinetika timbal Sekitar 1-10% larutan timbal diabsorpsi dinding saluran pencernaan dan didistribusikan ke jaringan lain melalui darah (Kehoe, 1965; Rabinowitz, Wetherill, Kopple, 1973). Timbal terdeteksi dalam 3 jaringan utama. Pertama, timbal terikat pada eritrosit darah (waktu paruh 25-30 hari). Kedua, di jaringan lunak yaitu hati dan ginjal (waktu paruh sekitar beberapa bulan), kemudian didistribusikan dan dideposit ke dalam kompartemen. Ketiga, tulang dan jaringan-jaringan keras (kalsifikasi), misalnya gigi dan tulang rawan. Sekitar 90-95% timbal terdapat dalam tulang (waktu paruh 30-40 tahun). Timbal diekskresikan melalui urin dan feses (Darmono, 1995). 4. Gangguan akibat keracunan timbal Pada keracunan timbal kronis yang lebih sering terjadi (pada absorpsi per hari > 1 mg dalam jangka waktu yang lama akan terjadi akumulasi akibat eliminasi yang amat lambat) secara perlahan akan timbul gangguan pada: komponen darah dan sumsum tulang, sistem saraf, otot polos (terutama dari saluran cerna), ginjal, kulit dan mukosa (Mutschler, 1991). 5. Mekanisme keracunan timbal a.
Efek timbal terhadap sintesis heme Timbal menghambat enzim sulfidril untuk mengikat delta-aminolevulinic
acid (ALA) porporpobilinogen, serta protoforfirin-9 menjadi hemoglobin. Hal ini menyebabkan anemia dan adanya basofilik stipling dari eritrosit yang merupakan ciri
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
9
khas dari keracunan Pb (Darmono, 1995). Asam δ-amino-levulinat dehidratase (ALAD) dan hem sintetase paling rentan terhadap efek penghambatan timbal, sementara asam δ-aminolevulinat sintetase (ALAS), uroporfirinogen dekarboksilase (UROD), dan koproporfirinogen oksidase (COPROD) tidak begitu peka (Goldstein and Kiper, 1994). Anemia klinis tampak jelas bila kadar Pb darah sekitar 0,5 ppm (Lu, 1995).
Gambar 1. Skema penghambatan sintesis heme oleh timbal (Sjamsudin, Suyatna, 2007)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
b.
10
Kompetisi timbal dengan kalsium Toksisitas timbal lebih karena kemampuannya meniru kalsium dan
mengambil alih fungsi proses selular penting yang tergantung kalsium. Timbal memiliki ikatan koordinasi yang lebih kuat dibandingkan dengan kalsium, yang akhirnya berikatan dengan ligan oksigen. Timbal juga akan membentuk kompleks dengan ligan lain, terutama gugus sulfhidril dan akan membentuk kompleks ion dengan OH-, Cl-, NO3 -, dan CO3 2- (Anonim, 2007e). Transpor timbal menembus membran eritrosit diperantarai oleh anion exchanger dan pompa Ca-ATPase. Pada jaringan lain, timbal menembus membran sel melalui voltage-dependent atau jenis lain kanal kalsium. Setelah masuk ke sitoplasma, timbal akan menempati tempat ikatan kalsium pada protein yang tergantung kalsium. Timbal berikatan dengan kalmodulin, protein yang berperan sebagai sensor terhadap konsentrasi kalsium bebas dan sebagai mediator pelepasan neurotransmiter (gambar 3).
Gambar 2. Peran kalsium dalam pelepasan neurotransmitter (Clarkson, 1987)
Pada otak, timbal terakumulasi dalam sel astroglia, yang melindungi neuronneuron. Astrosit dapat mati karena efek toksik ion Pb2+. Uptake timbal dalam sel astroglia dan neuron diperantarai oleh kanal kalsium (Anonim, 2007e).
11
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
B. Terapi Antiracun Terapi antiracun adalah tata cara yang secara khusus ditujukan untuk membatasi intensitas (kekuatan) efek toksik zat kimia atau menyembuhkan efek toksik yang ditimbulkannya sehingga bermanfaat dalam mencegah timbulnya bahaya lebih lanjut. Berarti sasaran terapi antiracun adalah pengurangan intensitas efek toksik (Donatus, 1997). Strategi penatalaksanaan terapi antiracun dapat dilakukan dengan cara : a. penghambatan keefektifan absorpsi bahan berbahaya b. penghambatan keefektifan distribusi bahan berbahaya c. peningkatan keefektifan metabolisme dan ekskresi (eliminasi) bahan berbahaya terkait (Donatus, 1997). Terapi khelasi dapat menggunakan succimer atau kalsium disodium edetat, dengan atau tanpa dimerkaprol. Agen pengkhelat dapat digunakan untuk mengikat timbal menjadi bentuk yang dapat diekskresikan. Khelat diindikasikan untuk dewasa dengan gejala keracunan ditambah kadar Pb darah > 0,7 ppm, dan anak dengan encephalopathy atau kadar Pb darahnya > 0,45 ppm (> 2,17 mmol/L) (Anonim, 2005a).
C. Na2 CaEDTA (Disodium Kalsium Edetat) Na2 CaEDTA
merupakan
garam
kompleks
kalsium-dinatrium
etilen
diamintetrSSAetat, digunakan untuk terapi keracunan kadmium, emas, dan terutama keracunan timbal. (Mutschler, 1991).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
O
O C
O Na
O
C
12
O
H2C
O
CH 2
N C H2
C
Ca H 2C
N C H2
H 2C
O C
O
Na
Gambar 3. Struktur Natrium-Kalsiumedetat (Katzung, 2004)
1. Farmakokinetika Na2 CaEDTA Absorpsi Na2 CaEDTA buruk pada saluran gastrointestinal. Absorpsinya yang buruk setelah pemberian secara oral karena terjadi peruraian khelat kalsium pada pH lambung yang rendah (Dollery, 1999). Seluruh Na2 CaEDTA ditemukan dalam plasma darah. Na2 CaEDTA tidak memenetrasi sel dan terdistribusi terutama dalam cairan ekstraseluler. Hanya sekitar 5% konsentrasi plasma yang ditemukan dalam cairan spinal (Anonim, 2004b). Na2 CaEDTA tidak dimetabolisme dan akan diekskresi dalam bentuk utuh di dalam urin. Waktu paruh Na2 CaEDTA adalah 20-60 menit. Sekitar 50% terekskresi dalam waktu 1 jam dan lebih dari 95% akan terekskresi dalam 24 jam (Anonim, 2008a). 2. Indikasi Natrium kalsiumedetat digunakan untuk menurunkan konsentrasi timbal dalam darah dan meningkatkan ekskresi timbal lewat urin pada individu dengan simptomatik intoksikasi timbal dan juga pada individu asimptomatik intoksikasi timbal. Meskipun pengalaman klinis terkait dengan natrium kalsiumedetat dalam menyembuhkan gejala (khususnya kolik akibat timbal) dan juga dapat menurunkan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
mortalitas, kontrol klinis tentang efikasinya masih kurang, dan
13
rekomendasi
perawatan telah sering diberikan secara empiris (Olson, 2006). 3. Kontraindikasi Sejak natrium kalsiumedetat meningkatkan ekskresi timbal melalui ginjal, anuria merupakan kontraindikasinya. Dengan pengurangan dosis dan perhatian yang seksama pada pasien dengan disfungsi renal dapat menyebabkan akumulasi natrium kalsiumedetat yang dapat meningkatkan resiko nefrophati (Olson, 2006). 4. Dosis dan cara pemberian Keracunan timbal dengan ensefalophati, atau blood lead level (BLL) lebih besar dari 0,75 diberikan natrium kalsiumedetat pada dosis 1500 mg/m2 /hari (30mg/kg) dalam 2-3 dosis terbagi (setiap 8-12 jam) secara intra muskular atau secara kontinus infusi intra vena(dilarutkan dari 2-4 mg/ml dalam 5% dextrose atau dalam larutan saline). Pemberian biasanya berlanjut selama 5 hari. Keracunan timbal simptomatik tanpa ensefalophati, dan BLL 0,5-1 ppm. Diberikan natrium kalsiumedetat pada dosis
1000-1500 mg/m2 /hari (20-30 mg/kg) pada 2-3 dosis
terbagi secara intra muskular atau secara kontinus infusi intra vena (dilarutkan dari 24 mg/ml) selama 3-5 hari. Terapi natrium kalsiumedetat secara oral tidak direkomendasikan untuk pencegahan atau perawatan keracunan timbal, karena dimungkinkan adanya peningkatan absorpsi timbal dari saluran gastro intestinal (Olson, 2006).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
14
5. Efek samping a. Nefrotoksik (misal : nekrosis akut tubular, proteinuria, hematuria) mungkin dapat dikurangi dengan minum yang mencukupi, adanya aliran urin yang mencukupi, mencegah dosis yang berlebih, dan pembatasan pemberian selama 5 hari atau kurang. b. Individu dengan intoksikasi timbal ensefalophati, kecepatan atau volume infusi yang tinggi dapat meningkatkan tekanan intrakranial. Dalam kasus ini, penggunaan injeksi intra muskular atau vo lume yang lebih rendah, infusi intra venayang dengan konsentrasi yang lebih tinggi, lebih dianjurkan. c. Nyeri lokal dapat terjadi saat pemberian injeksi intra muskular lidokain (1ml lidokain 1% untuk setiap ml konsentrasi natrium kalsiumedetat) bisa ditambahkan untuk mengurangi ketidaknyamanan. d. Kelalaian penggunaan natrium kalsiumedetat dapat menyebabkan hipokalemia yang serius. e. Penggunaan untuk kehamilan tidak direkomendasikan. Keamanan dari natrium kalsiumedetat untuk kehamilan belum ditetapkan. Malformasi dari janin dengan dosis yang tinggi telah dilaporkan dari percobaan pada hewan (Olson, 2006). 6. Mekanisme kerja Na2 CaEDTA berikatan dengan ion logam polivalen pada pH cairan tubuh, membentuk komplek atau khelat tidak terion yang larut air dan lebih stabil (Dollery, 1999). Kalsium pada Na2 CaEDTA digantikan oleh timbal dan membentuk molekul yang lebih stabil, kurang toksik sehingga mudah melalui ginjal (Mutschler, 1991).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
15
Na2 CaEDTA akan mengkhelat logam yang terdapat pada kompartemen ekstraselular. Khelat yang terbentuk diekskresikan melalui ginjal dan timbal dapat dihilangkan dari plasma, saluran gastrointestinal, jaringan lunak, dan lapisan tulang (Dollery, 1999). Bentuk kalsium-sodium sangat efektif mengkhelat logam karena tidak menurunkan pH darah ke level yang dapat menghambat aksi pengikatan (Anonim, 2007d). Obat ini diberikan sebagai suatu garam kalsium dinatrium untuk mencegah kekurangan kalsium yang secara potensial membahayakan jiwa (Katzung, 2004). Sumber utama timbal yang akan dikhela t oleh Na2 CaEDTA adalah dari tulang. Timbal pada jaringan lunak akan terdistribusi kembali ke tulang jika terapi khelasi dihentikan (Anonim, 2008a). O
O C
O Na
O
C
O
H2C
O Ca
N
N
C H2C H2
C H2 C H2
+
Pb O
O C
O
Na
O C
2+
CH2
Na 2CaEDTA
O
C
Na
O
C
O
H2 C
O
C
Pb
2+
CH2
N
N
C H2 C H2
C H2C H2
+ Ca O C
O
Na
Kompleks Na 2CaEDTA dan timbal
Gambar 4. Reaksi pengkhelatan timbal (2 +) oleh Na2 CaEDTA (Katzung, 2004)
D. Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.) 1. Keterangan botani Ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) merupakan tanaman yang berasal dari familia Euphorbiaceae, genus Manihot dan spesies Manihot utillisima Pohl. (van Steenis, 1992). Ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) mempunyai beberapa nama daerah diantaranya adalah ketela pohon, ubi kayu, ubi singkong, kaspe (Indonesia);
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
16
budin, kasapen, kasawe, kaspa (Jawa Tengah); ubi kayu, sampeu, capeu, huwi dangdeur, huwi jendral, balandong (Sunda); ketila, ubi kayu, gadung hau of garung kau (Sumatera); batata kayu (Sulawesi); ubi prancis (Maluku); peti kayu (Kalimantan); nota, amberpone, timuria (Irian); cassava (Inggris). 2. Uraian tanaman Perdu yang tidak bercabang atau bercabang sedikit, tinggi 2-7 meter. Batang dengan tanda berkas daun yang bertonjolan. Umbi akar besar, memanjang, dengan kulit berwarna coklat suram. Tangkai daun 6-35 cm, helaian daun menjari 3-9, tepi daun rata, dengan taju yang bentuknya berbeda. Daun penumpu kecil, rontok. Bunga dalam tandan yang tidak rapat, 3-5 tandan terkumpul dalam ujung batang, pada pangkal dengan bunga betina, lebih atas dengan bunga jantan. Tenda bunga tunggal, panjang 1 cm. Bunga jantan : bentuk lonceng, bertaju 5, benangsari 10, berseling panjang pendek. Bunga betina : tenda bunga berbagi 5, bakal buah dikelilingi oleh tonjolan penebalan dasar bunga yang kuning, berbentuk cincin, tangkai putik bersatu, sangat pendek. Buah bentuk bola telur, dengan 6 papan yang membujur. Biji dengan alat tambahan yang berlekuk pada pangkalnya (van Steenis, 1992). 3. Ekologi dan penyebaran Jenis singkong Manihot utillisima Pohl. pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay. Tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Merupakan tanaman tahunan di daerah tropis dan subtropis (van Steenis, 1992).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
17
4. Kandungan kimia Daun ketela pohon mengandung (per 100 gram) : Vitamin A 11000 SI, Vitamin C 275 mg, Vitamin B1 0,12 mg, Kalsium 165 mg, Kalori 73 kal, Fosfor 54 mg, Protein 6,8 gram, Lemak 1,2 gram, Hidrat arang 13 gram serta Zat besi 2 mg (Anonim, 2005b). Selain itu, daun ketela pohon juga mengandung rutin (Hartari, 1997). 5. Khasiat dan kegunaan Daun ketela pohon yang ditumbuk dapat dipergunakan sebagai obat kompres pada sakit kepala dan demam (van Steenis, 1992) sedangkan dalam pengobatan tradisional, daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) digunakan sebagai obat rematik, demam, sakit kapala, diare, mata sering kabur serta sebagai penambah nafsu makan (Anonim, 2005b). 6. Efek farmakologi Khasiat rutin terhadap pertumbuhan kanker pada tikus putih diteliti oleh Adimunca (1998). Pertumbuhan kanker ditinjau dari parameter bilirubin, SGPT, SGOT yang merupakan fungsi hati serta kreatin untuk fungsi ginjal. Pemberian ekstrak daun singkong dengan dosis 800 dan 1000 mg/kgBB tikus menunjukkan kemampuan menghambat kerusakan sel hati. Hartari (1997) telah menguji aktivitas rutin dari daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl., Euphorbiaceae) sebagai antiagregasi platelet yang dilakukan dengan cara turbidimetri. Hasil menunjukkan bahwa rutin yang diperoleh mempunyai aktivitas sebagai antiagregasi platelet.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
18
E. Simplisia Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Pengeringan simplisia dilakukan di udara yang terlindung dari sinar matahari langsung. Pembuatan serbuk simplisia dilakukan dengan cara membersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau dengan cara yang sesuai, keringkan pada suhu yang sesuai, haluskan, ayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk (4/18) (Anonim, 1989). Simplisia dibedakan simplisia nabati, simplisia hewani, simplisia pelican (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni. Simplisia tersebut merupakan produk hasil pertanian tumbuhan obat setelah melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang siap dipakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh sebelum diminum (jamu), untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan (infus) dan diproses untuk dijadikan produk sediaan farmasi (Anonim, 2000).
F. Ekstrak Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
19
yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Anonim, 2000). Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan kimia lainnya, serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan. Dalam hal ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan hampir semua metabolit sekunder yang terkandung. Faktor utama untuk pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah selektivitas, kemudahan bekerja dan proses dengan cairan tersebut, ekonomis, ramah lingkungan dan keamanan Sampai saat ini berlaku aturan bahwa pelarut yang diperbolehkan adalah air dan alkohol (etanol) serta campurannya. Jenis pelarut lain seperti metanol, heksana, toluen, kloroform, aseton, umumnya digunakan sebagai pelarut untuk tahap separasi dan tahap pemurnian (fraksinasi). Khusus metanol dihindari penggunaannya karena sifatnya yang toksik akut dan kronik, namun demikian jika dalam uji ada sisa pelarut dalam ekstrak menunjukkan negatif, maka metanol sebenarnya pelarut yang lebih baik dari etanol (Anonim, 2000).
G. Sokhletasi Penyarian
dengan
alat
sokhlet
merupakan
cara
penyarian
yang
menggabungkan dua proses sekaligus, yaitu proses untuk menghasilkan ekstrak cair dan proses penguapan, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih pekat (Anonim, 1986).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
20
Prinsip penyarian dengan alat sokhlet adalah sebagai berikut : Serbuk simplisia yang dibungkus dengan kertas saring dimasukkan ke dalam tabung, cairan penyari diisikan ke dalam tabung sampai dua kali sirkulasi. Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih. Uap cairan penyari naik ke atas melalu pipa samping, kemudian diembunkan kembali melalui pendingin tegak. Cairan turun ke labu melalui tabung yang berisi serbuk simplisia. Cairan penyari sambil turun melarutkan zat aktif serbuk. Karena adanya sifon, maka setelah cairan penyari mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan kembali ke labu. Cara ini lebih menguntungkan karena uap panas tidak melalui serbuk simplisia, tetapi melalui pipa samping (Anonim, 1986). Keuntungan penyarian dengan sokhlet adalah : 1. cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil yang pekat. 2. serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni sehingga dapat menyari zat aktif lebih banyak. 3. penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume cairan penyari (Anonim, 1986). Kerugian cara penyarian dengan sokhlet : 1. larutan dipanaskan terus menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan pemanasan kurang cocok. 2. cairan penyari dididihkan terus menerus sehingga cairan yang baik harus murni atau campuran azeotrop (Anonim, 1986)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
21
H. Rutin Rutin merupakan glikosida flavonol yang terdiri dari Kuersetin dan disakarida rutinosa (rhamnosa dan glukosa). Rutin murni berwarna kuning atau kuning kehijauan yang berbentuk kristal jarum (Anonim, 2008b). Kelarutan rutin adalah 1 gram larut dalam 1 liter air, 200 ml air mendidih, 7 ml alkohol mendidih. Larut dalam piridin, formamide dan larutan alkali. Sukar larut dalam alkohol, aseton, etil asetat, tak larut dalam kloroform, eter, benzen, petroleum eter. Isolasi rutin menggunakan etanol 95% panas (Riyanto, 1990). Rumus struktur rutin adalah :
HO
O
OH
OH
OH
OH
O
O
O
O CH3
Rutinoside
OH OH
OH
O
OH
OH
Gambar 5. Struktur Rutin (Anonim, 2008a)
Rutin mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, menghentikan edema pada vena, antiinflamasi, menghambat sel kanker dan kondisi pre-kanker serta mencegah atherogenesis dan mengurangi efek toksik dari oksidasi LDL-kolesterol (Anonim, 2008b). Rutin juga dapat berfungsi sebagai khelat ion logam (Trinajstic, 2007).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
22
I. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran yang berdasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara melihat beberapa sifat umum dari molekul. Sifat utama yang terlibat adalah 1. kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan) 2. kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus (adsorpsi, penyerap), dan 3. kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan uap (keatsirian). Pada sistem kromatografi, campuran yang akan dipisahkan ditempatkan dalam keadaan yang sedemikian rupa sehingga komponen-komponennya dapat menunjukkan dua dari ketiga sifat tersebut. Hal ini mungkin melibatkan dua sifat yang berlainan , misalnya kelarutan di dalam dua cairan yang tidak saling bercampur (Gritter, 1991). Jarak pengembangan senya wa pada kromatogram biasanya dinyatakan dengan angka Rf atau hRf. Harga Rf dapat ditentukan dengan membandingkan jarak rambat bercak dari titik penotolan dengan jarak gerak eluen dari titik awal. Angka Rf berjangka antara 0,00 dan 1,00 dan hanya dapat ditentukan dua desimal sedangkan hRf adalah angka Rf yang dikalikan faktor 100 (h), menghasilkan nilai
berjangka
0
sampai
100.
Jika
dipilih
10
cm
sebagai
jarak
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
23
pengembangan, maka jarak rambat suatu senyawa (titik awal sampai pusat bercak dalam cm) dikalikan 10 menghasilkan angka hRf (Stahl, 1985). Rf =
jarak rambat bercak dari titik penotolan jarak gerak eluen dari titik awal
Terdapat
berbagai
kemungkinan
untuk
mendeteksi
(1) senyawa
pada
Kromatografi Lapis Tipis. Deteksi paling sederhana adalah jika senyawa menunjukkan penyerapan pada daerah UV dengan panjang gelmbang pendek (254 nm) atau pada panjang gelombang panjang (365 nm). Jika dengan kedua cara tersebut senyawa tidak dapat terdeteksi, dilakukan dengan reaksi kimia (Stahl, 1985) 1. Fase diam Pada KLT, adsorben yang umum digunakan antara lain silika gel, alumina, tanah diatomae, dan serbuk selulosa. Silika gel bersifat asam dan berguna untuk kromatografi pembagian maupun penyerapan. Alumina yang bersifat basa terutama digunakan untuk kromatografi penyerapan. Tanah diatomae bersifat netral dan digunakan sebagai penyangga untuk kromatografi pembagian. Bahan penyerap lain yang digunakan adalah sephadex, poliamida, kieselghur, dan amilum. 2. Fase gerak Fase gerak merupakan medium angkut yang terdiri dari satu atau beberapa pelarut. Fase gerak bergerak dalam fase diam, yaitu suatu lapisan berpori karena adanya gaya kapiler. Fase gerak yang digunakan pelarut yang bertingkat mutu analitik dan bila diperlukan sistem pelarut multi komponen maka harus berupa suatu
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
24
campuran sesederha na mungkin yang terdiri atas maksimum tiga komponen (Stahl, 1985).
J. SSA (Spektroskopi Serapan Atom) 1. Prinsip metode spektroskopi serapan atom Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Walsh pada tahun 1950an (Brokeart, 2002). Metode spektroskopi serapan atom (SSA) berprinsip pada penyerapan cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya atau radiasi pada panjang gelombang tertentu, tergantung sifat unsurnya. Timbal menyerap cahaya pada panjang gelombang 283 nm. Dengan penyerapan energi, energi yang diperoleh lebih banyak, sehingga suatu atom pada keadaan dasar akan dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Setiap radiasi yang mengenai bahan mempunyai intensitas tertentu, setelah melewati bahan, intensitas radiasi tersebut berkurang. Pengurangan ini dikarenakan sebagian dari radiasi tersebut diserap dan dipantulkan, dan dapat dituliskan (2):
Io = I a + I t + I r
(2)
di mana Io adalah intensitas radiasi sebelum melewati bahan (W/m2 ), It adalah intensitas radiasi sesudah melewati bahan (W/m2 ), Ia adalah intensitas radiasi yang diserap bahan (W/m2 ), dan Ir adalah intensitas radiasi yang dipantulkan bahan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
25
(W/m2 ). Bagian yang dipantulkan bahan sangat kecil sehingga persamaannya (3) menjadi
Io = It + Ia
(3)
Besarnya faktor transmisi adalah kemampuan bahan untuk meneruskan sebagian radiasi yang mengenainya mengikuti persamaan (4) : T=
It Io
(4)
dengan T adalah faktor transmisi, maka besarnya serapan (A) adalah
Α=−logΤ
(5)
Α = log
1 Τ
(6)
Α = log
Ιo Ιt
(7) (Khopkar, 1990)
Ada beberapa panjang gelombang dari unsur yang menghasilkan garis spektrum. Panjang gelombang yang menghasilkan garis spektrum yang tajam dengan intensitas maksimum dapat dipilih. Garis inilah yang dikenal dengan garis resonansi. Panjang gelombang yang dip ilih untuk menganalisis timbal adalah 283 nm (Khopkar, 1990). Temperatur mempunyai peranan penting dalam proses atomisasi. Temperatur nyala harus sesuai dengan energi yang dibutuhkan untuk melepas atom dari ikatannya sehingga diperoleh atom-atom bebas pada keadaan ground state. Besar pengaruh
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
26
temperatur terhadap perbandingan jumlah atom pada keadaan eksitasi dan jumlah atom pada keadaan ground state dinyatakan dengan persamaan Boltzman (8): Νj
Ρ Ε = j exp− j Νo Ρo ΚΤ
(8)
Nj dan No masing- masing adalah jumlah atom pada keadaan eksitasi dan atom pada keadaan ground state. K adalah tetapan Boltzman (1,38 x 10-16 erg/K). T adalah temperatur absolut (Kelvin). Ej adalah perbedaan energi tingkat eksitasi dan tingkat ground state. Pj dan Po adalah faktor statistic yang ditentukan oleh banyaknya tingkat yang mempunyai energi setara pada masing- masing tingkat kuantum. Keberhasilan analisis pada SSA tergantung pada proses atomisasi dan serapan oleh atom-atom bebas yang netral (Khopkar, 1990). 2. Instrumentasi spektroskopi serapan atom Alat SSA terdiri dari 3 komponen yaitu : unit atomisasi, sumber radiasi dan sistem pengukur fotometrik (gambar 6) (Khopkar, 1990).
Gambar 6. Instrumen spektroskopi serapan atom (Anonim, 2006a).
Atomisasi adalah proses yang mengubah unsur yang akan dianalisis menjadi uap atom (Price, 1972). Atomisasi dapat dilakukan dengan nyala maupun dengan tungku. Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
27
energi panas. Temperatur pada nyala harus benar-benar sesuai dengan energi yang dibutuhkan untuk melepas atom dari ikatannya sehingga diperoleh atom-atom bebas pada keadaan ground state (Price, 1972).
Gambar 7. Prinsip metode spektroskopi serapan atom dan instrumentasinya (Anonim, 2006b)
Atomisasi dilakukan dengan bantuan gas pembakar. Gas pembakar terdiri dari propana, asetilena dan hidrogen. Oksidan adalah zat yang digunakan untuk mengoksidasi bahan bakar dalam nyala (Price, 1972). Brokeart (2002) menyebutkan bahwa oksidan terdiri dari N2 O atau udara. Campuran udara dan asetilen menghasilkan temperatur sebesar 2026,85°C. Temperatur yang dihasilkan cukup tinggi untuk membuat atomisasi yang baik (Price, 1972).
Gambar 8 . Skema proses atomisasi sampel. M : logam (metal); M*: atom yang tereksitasi. Pada SSA yang diukur adalah M’ yaitu atom dalam keadaan ground state (Bassett, Denney, Jeffery dan Mendham, 1994)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
28
Zona nyala pada SSA yaitu primary combustion zone, interzonal region dan secondary combustion zone (gambar 9). Penyerapan paling baik terjadi pada interzonal region. Pada zona ini, atom dalam keadaan gas segera menyerap energi radiasi yang diemisikan oleh lampu katoda berongga (Skoog, West, Holler., 1994).
Gambar 9. Pembagian zona nyala pada pembakar pada spektroskopi serapan atom (Skoog, West, Holler, 1994)
Sumber radiasi yang digunakan pada SSA adalah lampu katoda berongga (hollow cathode lamp) yang memiliki 2 elektroda. Salah satunya berbentuk silinder dan terbuat dari unsur yang sama dengan unsur yang dianalisis. Lampu ini diisi dengan gas mulia bertekanan rendah. Dengan pemberian tegangan pada arus tertentu, logam mulai memijar dan atom-atom logam katodanya akan teruapkan dengan pemercikan. Atom akan tereksitasi kemudian mengemisikan radiasi pada panjang gelombang tertentu. Suatu garis yang diinginkan dapat diisolasi dengan suatu monokromator (Khopkar, 1990).
Gambar 10. Lampu katoda berongga (hollow cathode lamp) pada SSA dan bagian-bagiannya (Levinson, 2006)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
29
Interferensi dalam metode spektroskopi serapan atom meliputi interferensi kimia dan fisika. Interferensi kimia meliputi pembentukan komponen yang stabil dari unsur-unsur yang akan dianalisis. Gangguan ini mengakibatkan penurunan nilai serapan. Interferensi fisika meliputi volatilisasi yang tidak sempurna dari sampel yang juga menyebabkan penurunan nilai serapan karena jumlah atom pada keadaan ground state sedikit (Price, 1972). 3. Kelebihan dan kekurangan metode spektroskopi serapan atom Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode ini adalah tidak perlu adanya pemisahan dari sampel. Hal ini berarti unsur yang terdapat dalam sampel dapat dianalisis tanpa memisahkan dengan unsur lain, sebab digunakan sumber radiasi yang khusus sesuai dengan unsur yang akan dianalisis. Kekurangan metode ini adalah kurang sensitif untuk penentuan sampel bukan logam (Mulja dan Suharman, 1995).
K. Validitas Metode Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004). Parameterparameter validasi dari metode analisis yaitu : 1. Akurasi Akurasi adalah ketelitian suatu metode analisis atau kedekatan antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya atau nilai
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
30
rujukan. Akurasi dapat ditunjukkan dengan persen perolehan kembali (recovery). Akurasi untuk bioanalisis yaitu 80-120% masih bisa diterima (Mulja dan Hanwar, 2003). Kriteria recovery ini cukup fleksibel, semakin kompleks dan semakin sulit metode analisis yang digunakan maka recovery diperbolehkan semakin rendah atau kisarannya semakin lebar (Rohman, 2007). 2. Presisi Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya dinyatakan dalam simpangan baku relatif atau koefisien korelasi (KV) dari sejumlah sampel yang berbeda signifikan secara statistik (Rohman, 2007). Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Kriteria seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif atau koefisien variasi 2% atau kurang. Tabel I. Nilai Koefisien Korelasi (KV) berdasarkan konsentrasi analit Konsentrasi analit (ppm) Nilai Koefisien Korelasi (KV) 10.000 2,5% 1.000 5% 1 16% 0,001 32%
(Harmita, 2004) 3. Linearitas dan rentang Linearitas
suatu
metode
analisis
merupakan
kemampuan
untuk
mendapatkan hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan (Rohman, 2007). Persyaratan data linearitas yang biasa diterima jika memenuhi nilai koefisien korelasi (r) > 0,99 (Christian, 2004).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
31
Rentang adalah jarak antara level terbawah dan teratas dari metode analisis yang telah dipakai untuk mendapatkan presisi, linearitas dan akurasi yang biasa diterima. Rentang yang digunakan biasanya 0% sampai 200% terhadap kadar analit dalam sampel (Harmita, 2004). 4. Limit Of Detection (LOD) dan Limit Of Quantitation (LOQ) Limit deteksi (Limit of Detectiom) adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak dapat dikuantitasi. LOD seringkali diekspresikan sebagai suatu konsentrasi pada rasio signal terhadap derau (signal to noise ratio) biasanya 2 atau 3 dibanding 1 (Rohman, 2007). LOQ (Limit Of Quantitation) merupakan konsentrasi analit terendah dalam sample yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan. Ratio signal to noise LOQ umumnya 10:1 (Rohman, 2007). Menurut Anonim (2007f), metode analisis dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu : 1. Kategori 1 Mencakup metode- metode analisis kuantitatif, untuk menetapkan kadar komponen utama bahan obat atau zat aktif dalam sediaan farmasi. 2. Kategori 2 Mencakup metode- metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang digunakan untuk analisis impurities atau degradation cmpounds dalam sediaan farmasi.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
32
3. Kategori 3 Mencakup metode- metode analisis yang digunakan untuk menentukan karakteristik penampilan suatu sediaan farmasi. 4. Kategori 4 (tes identifikasi) Tabel II. Parameter validitas metode yang dipersyaratkan untuk setiap kategori Parameter Kategori 2 Kategori 1 Kategori 3 Kategori 4 analisis Kuantitatif Kualitatif Akurasi Ya Ya * * Tidak Presisi Ya Ya Tidak Ya Tidak LOD Tidak Tidak Ya * Ya LOQ Tidak Ya Tidak * Tidak Linearitas Ya Ya Tidak * Tidak Range Ya Ya * * Tidak * = mungkin diperlukan, tergantung sifat tes yang spesifik (Anonim, 2007f)
Menurut Cham, Lee, Lam dan Zhang (2004), prosedur untuk mengevaluasi karakteristik validasi uji logam yang disarankan oleh Japan Pharmacopeia (JP) dapat dilihat pada tabel III. Tabel III. Parameter validitas metode yang dipersyaratkan Uji kemurnian Percobaan (kelarutan; Identifikasi kandungan/potensi) Kuantitatif Batas + +
Karakteristik Akurasi Presisi Repeatability Intermediate + Spesifisitas LOD LOQ Linearitas Rentang Keterangan : (-)menunjukkan parameter tidak dievaluasi
+ + + + +
+ + -
+ + + + +
(+)menunjukkan parameter ini dievaluasi
Dalam rangka meningkatkan validitas, ada tiga prinsip dasar yang perlu diketahui, yaitu : replikasi, randomisasi (berhubungan dengan validitas eksternal) dan kontrol internal (yang berhubungan dengan validitas internal) (Nazir, 2005).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
33
L. Landasan Teori Timbal merupakan salah satu logam berat yang dapat membahayakan kesehatan manusia jika termakan maupun terhirup. Bahaya yang ditimbulkan antara lain gangguan pada sistem hematologi, sistem saraf pusat, organ reproduksi dan ginjal. Keberbahayaan yang diakibatkan oleh timbal dapat diatasi dengan terapi antiracun Na2 CaEDTA, dimercaprol, D-penicillamine. Antiracun yang paling spesifik untuk timbal adalah antiracun Na2 CaEDTA yang merupakan agen pengkhelat. Daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) mengandung flavonoid, yaitu rutin. Rutin dapat berfungsi sebagai khelat ion logam. Rutin mampu mengkhelat timbal pada cincin B yaitu pada 3, 4-dihidroksi. Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah Na2 CaEDTA diduga dapat efektif menurunkan kadar timbal dalam darah.
M. Hipotesis Berdasarkan landasan teori diatas maka dapat dikemukakan suatu hipotesis bahwa pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah pemberian darah.
Na2 CaEDTA diduga sinergis dalam menurunkan kadar timbal dalam
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Penelitian daya antiracun timbal (Pb) dengan menggunakan Na2 CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol ketela pohon (Manihot utilissima) merupakan jenis penelitian eksperimental murni rancangan acak pola satu arah.
B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utilissima Pohl.) yaitu 800 mg/kg BB dan dosis Na2 CaEDTA yaitu 189 mg/kg BB. b. Variabel tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar timbal dalam darah setelah perlakuan. c. Variabel pengacau 1) Variabel pengacau terkendali a. Subyek uji
:
tikus putih galur Wistar
b. Umur hewan uji
:
1,5-2 bulan
c. Jenis kelamin hewan uji
:
betina
34
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
d. Berat badan hewan uji
35
: 100-150 gram
e. Bobot dan jenis pakan
:
pelet tipe BR2 10 g/hari/ekor
f. Air minum hewan uji
: aquadest
g. Cara pemberian bahan uji
:
secara per oral
h. Asal bahan uji
:
kebun obat Merapi Farma, Kaliurang
Pengendalian terhadap variabel di atas bertujuan untuk mengurangi faktorfaktor yang dapat mengganggu hasil penelitian. 2) Variabel pengacau tak terkendali a. Kondisi patologis tikus adalah keadaan individu tikus yang akan mempengaruhi
farmakokinetika
timbal
baik
mekanisme
absorpsi,
distribusi maupun ekskresi, 2. Definisi operasional a. Ekstrak etanol adalah ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) yang diperoleh dengan metode sokhletasi menggunakan etanol 95%. b. Hewan uji adalah tikus putih galur Wistar dengan jenis kelamin betina. c. Kadar timbal darah praperlakuan adalah kadar timbal yang terkandung dalam darah hewan uji pada hari ke-0. d. Kadar timbal darah pascaperlakuan adalah kadar timbal darah hewan uji yang terukur pada hari ke-35 dan ke 40. e. Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah pemberian Na2 CaEDTA adalah pemberian ekstrak etanol setelah 2 jam pemberian Na2 CaEDTA.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
36
C. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih betina galur Wistar dengan berat 100 - 150 g dan umur 1,5 - 2 bulan (Laboratorium Biofarmasetika Fakultas Farmasi USD), serbuk daun ketela pohon (kebun obat Merapi Farma, Kaliurang), Na2 CaEDTA p.a. (Merck), etanol 95% p.a (Merck), timbal asetat p.a. (Merck), Standar Pb 1000 ppm p.a. (Merck), aquadest, larutan saline (NaCl 0,9% 0,1 N), HNO3 65 % p.a. (Merck ),
HClO 4 37 % p.a. (Merck), selulosa p.a. (Merck),
n-butanol p.a. (Merck), asam asetat p.a. (Merck), AlCl3 p.a. (Merck), FeCl3 p.a. (Merck), rutin p.a. (Sigma).
D. Alat Penelian Alat yang digunakan dalam penelitian adalah seperangkat alat gelas (Pyrex), ayakan, sokhlet, kertas saring, oven (WTB binder 78352 Tuttlingen/Germany), bejana pengembang, alat semprot bercak, SpektroskopiUV 254 nm dan 365 nm, neraca (Mettler Toledo), spuit injeksi per oral dan intra muskular, eppendorf, bluetype, yellowtype, pipet tetes, pipa kapiler tanpa heparin, hot plate (Heidolph MR 2002), mikropipet 200 - 1000µl (GILSON Z 64581D), Spektroskopi Serapan Atom (Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
37
E. Tata Cara Penelitian 1. Determinasi tanaman Determinasi dilakukan untuk memastikan kebenaran tanaman daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) dilakukan dengan cara mencocokkan dengan kunci determinasi pada buku Flora untuk Sekolah di Indonesia. 2. Preparasi bahan a. Pengumpulan, pengeringan daun ketela pohon dan pembuatan serbuk. Bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun yang telah dikeringkan. Proses penanaman, pengeringan dan pembuatan serbuk daun dilakukan oleh petugas di Merapi Farma Kaliurang. b. Pembuatan ekstrak etanol daun ketela pohon Ekstrak etanol daun ketela pohon dibuat dengan menimbang 40 gram serbuk daun ketela pohon lalu dimasukkan ke dalam kantong dari kertas saring. Serbuk daun ketela pohon dalam kantong dimasukkan dalam labu sokhlet kemudian diberi pelarut etanol sebanyak 2 kali sirkulasi. Proses sokhletasi dilakukan hingga cairan yang terekstraksi mendekati jernih dengan suhu ± 50-600 C. Timbang cawan porselen kering kemudian ekstrak kental dimasukkan ke dalam cawan yang sudah ditara dilanjutkan penguapan mendekati kering dengan oven pada suhu 500 C (Anonim, 1986). Timbang ekstrak kering yang didapat untuk mengetahui % rendemen. % Rendemen =
(berat ekstrak kering (gram ) × 100 % berat serbuk yang diekstrak (gram)
(9)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
38
c. Pembuatan larutan ekstrak etanol daun ketela pohon. Larutan ekstrak 6,4% b/v dibuat dengan menimbang lebih kurang 6,4 gram ekstrak kering daun ketela pohon kemudian dilarutkan dengan aquadest 1000 C sampai 100 ml pada labu ukur 100,0 ml. d. Pembuatan larutan timbal asetat. Larutan timbal asetat 0,004% b/v dibuat dengan menimbang lebih kurang 0,004 gram serbuk timbal asetat kemudian ditambah aquadest 1000 C sampai 100 ml pada labu ukur 100,0 ml. Timbal asetat (Pb(CH3 COO)2 .3H2 O) berupa serbuk berwarna putih. Timbal asetat dilarutkan dalam aquadest 1000 C (Anonim, 1995b) hingga diperoleh konsentrasi larutan timbal asetat 0,04 mg/L. Menurut Anonim (2008c), reaksi antara timbal asetat dengan air menghasilkan timbal asetat trihidrat (10). Pb(CH3 COO)2 + 3 H2O
Pb(CH3 COO)2 . 3H2 O
(10)
Aquadest 1000 C digunakan untuk melarutkan timbal karena timbal sulit larut dalam air dingin dan air asam, tapi larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat. Aquadest merupakan pelarut universal yang sifatnya netral dan tidak beracun. e. Pembuatan larutan Na2 CaEDTA. Larutan Na2 CaEDTA 151,2 % b/v dibuat dengan menimbang 151,2 gram serbuk Na2 CaEDTA kemudian ditambah larutan saline (NaCl 0,9% 0,1 N) sampai 100 ml pada labu ukur 100,0 ml.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
39
3. Uji analisis kualitatif rutin pada daun ketela pohon Ekstrak kering hasil sokhletasi, ditimbang sebanyak 640 mg lalu ditambahkan etanol 95% hingga volumenya tepat 10 ml. Fase diam
: selulosa
Fase gerak
: n-butanol : asam asetat : air (4 : 1 : 5) v/v, fase atas
Deteksi
: UV 254 nm; 365 nm; uap amonia; AlCl3
Pembanding : rutin 0,1 % b/v 4. Penyiapan hewan uji Penyiapan hewan uji dilakukan dengan cara sepuluh pasang tikus jantan dan betina dikawinkan sehingga bunting. Setelah dua puluh hari masa organogenesis dan dilahirkan, anak tikus yang berumur tiga minggu dipisahkan dari induknya. Tikus betina yang berumur 6-8 minggu dipilih sebagai hewan uji. Persiapan hewan uji dilakukan beberapa bulan sebelum penelitian agar bisa mengendalikan variabel pengacau, seperti asupan makanan dan minuman selalu dikendalikan dan yang lebih penting lagi umur dari hewan uji benar – benar dapat dipastikan. Dalam penelitian ini asupan makanan yang diberikan adalah pelet tipe BR2 dengan pemberian 10 g/hari/ekor sedangkan untuk minuman diberi aquadest yang selalu baru setiap harinya. Hewan uji yang digunakan adalah yang berjenis kelamin betina. Kemudian dipelihara hingga tikus yang dipilih telah siap untuk dijadikan hewan uji dalam penelitian ini baik dari segi umur dan juga berat badannya. Penge ndalian hewan uji
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
40
ini diharapkan mapu mengurangi variabel pengacau yng berasal dari hewan uji dan lingkungan. 5. Optimasi lama pemejanan timbal yang mencapai kadar toksik yang membutuhkan terapi khelasi Optimasi lama pemejanan ini dilakukan pada 8 ekor tik us. Dosis timbal yang dipejankan adalah 0,5 g/kgBB/oral/hari/tikus (Hariono, 2005). Center for Disease Control (CDC) menyarankan penggunaan terapi khelasi jika kadar timbal dalam darah > 0,70 ppm. Menurut Hariono (2005), kadar timbal darah ya ng membutuhkan terapi khelasi dicapai pada hari ke-30 (0,75 ppm). Menurut Wahyunengsih, Fedilia, Astoro, Putri (2007), kadar toksik yang membutuhkan khelasi dicapai pada hari ke-40. Hasil pengukuran dapat dilihat pada lampiran 8. 6. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji Hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok tiap kelompok terdiri dari 7 ekor hewan uji. Kelompok I
:
kontrol negatif (aquadest)
Kelompok II
:
kontrol positif (timbal)
Kelompok III
:
timbal-Na2 CaEDTA
Kelompok IV
:
perlakuan timbal-Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon
Kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif. Kontrol negatif adalah larutan pensuspensi yang digunakan untuk melarutkan ekstrak etanol daun ketela pohon yang akan dipejankan pada hewan uji. Dalam penelitian ini menggunakan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
41
aquadest. Pemilihan aquadest dikarenakan senyawa (baik timbal maupun rutin) mempunyai kelarutan yang baik dalam aquadest. Selain itu, aquadest merupakan pelarut yang aman bagi hewan uji. Kelompok II merupakan kelompok kontrol timbal. Hewan uji pada kelompok perlakuan ini dipejankan timbal asetat dengan dosis 0,5 g/kgBB/hari secara per oral (Hariono, 2005) selama 30 hari dengan volume pemberian disesuaikan dengan berat badan tiap hewan uji. Kelompok III dapat berfungsi sebagai kontrol terhadap kelompok timbalNa2 CaEDTA dilanjutkan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon tetapi juga dapat berfungsi sebagai perlakuan terhadap kontrol negatif dan kontrol positif. Pada hari ke-31 hingga hari ke-40 diberi antiracun Na2 CaEDTA. Pemberian Na2 CaEDTA dengan dosis 189 mg/kg BB secara intra muskular (Katzung, 2004) dimaksudkan untuk melihat apakah Na2 CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dalam darah sesuai dengan literatur. Kelompok perlakuan IV yaitu kelompok perlakuan timbal-Na2 CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol daun ketela pohon. Pada kelompok ini, setelah dua jam pemberian Na2 CaEDTA hewan uji dipejankan ekstrak etanol daun ketela pohon dengan dosis 800 mg/kg BB secara per oral (Adimunca, 1998). Pada dosis 800 mg/kg BB secara per oral menunjukkan kemampuan menghambat kerusakan sel hati. Hati merupakan tempat terjadinya detoksifikasi racun. Timbal merupakan logam yang tidak dibutuhkan oleh tubuh yang merupakan racun. Kemampuan ekstrak etanol dosis 800 mg/kg BB secara per oral dalam menghambat kerusakan sel hati diharapkan juga
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
42
dapat membantu penawarracunan timbal. Waktu antara pemberian Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon dijeda selama 2 jam berdasarkan t ½ eliminasi Na2 CaEDTA yaitu 2 jam. Dengan membandingkan kadar timbal dalam darah antar kelompok, maka dapat diamati apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2 CaEDTA efektif dalam menurunkan kadar timbal dalam darah hewan uji. 7. Penanganan hewan uji Larutan timbal asetat dosis 0,5 g/kgBB/hari secara per oral diberikan ke hewan uji kelompok kontrol dan perlakuan timbal selama 30 hari. Antiracun Na2 CaEDTA diberikan pada hari ke-31 sampai 40 dengan dosis 189 mg/kg BB tikus secara intra muskular. Setelah dua jam pemberian Na2 CaEDTA, ekstrak etanol daun ketela pohon dengan dosis 800 mg/kgBB tikus diberikan secara per oral pada hari ke31 sampai 40. 8. Pengukuran kadar timbal darah dengan Spektroskopi Serapan Atom a. Preparasi sampel. Darah tikus diambil dari sinus orbitalis mata, ditampung dalam effendrof, kemudian ditimbang. Sampel didestruksi dengan HNO3 p 10-15 ml dan HClO 4 0,5 ml hingga jernih dan tidak berasap kuning. Didinginkan dan volumenya ditepatkan menjadi 10 ml. Sampel aquadest, air minum, dan pakan tikus juga diukur kadar timbalnya. Berat sampel darah yang diambil dari sinus orbitalis mata harus lebih dari 0,5 gram karena kadar timbal dalam darah sangat kecil sehingga diperlukan berat
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
43
sampel yang cukup banyak untuk dapat terukur. Destruksi sampel darah berdasarkan metode kimia basah (wet chemical method). Efektifitas metode ini dilihat dari kemampuan oksidasinya yang bergantung pada penambahan asam dan temperatur maksimal, sesuai titik didih asam yang digunakan. HNO3 pekat akan melarutkan timbal menjadi timbal nitrat yang dapat larut. Kekuatan oksidasinya meningkat dengan penambahan perklorat dan peningkatan suhu serta tekanan saat proses digesti. HClO 4 pekat (60-72%) akan menguraikan senyawa organik dalam suhu tinggi (Walter, Chalk, and Kingston, 1998). Campuran HClO 4 dan HNO3 digunakan untuk mengontrol proses digesti senyawa organik karena reaktivitas HClO 4 yang besar (dapat meledak). Jika dicampur dengan HClO 4 , HNO3 akan melarutkan timbal. Jika temperaturnya dinaikkan, HClO 4 akan menyempurnakan penguraian senyawa yang tidak dapat terurai oleh HNO3 . Penambahan pereaksi HNO3 p dan HClO 4
pada sampel darah akan
menghasilkan garam Pb2+ yang mudah larut dan lepas dari ikatannya dengan protein darah. Reaksinya adalah sebagai berikut: 3 Pb + 8 HNO3
3 Pb2+ + 6 NO3 + 2 NO
+ 4 H 2O
(11) (Vogel, 1979) Sampel dipanaskan hingga jernih, tidak berasap kuning, dan hampir mendekati kering untuk menguapkan pereaksi-pereaksi tersebut. Tujuan filtrasi sampel hasil destruksi adalah untuk menghilangkan endapan yang terbentuk selama
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
44
proses destruksi terjadi. Selain itu, larutan sampel harus dalam keadaan jernih sebab kejernihan menjadi tanda bahwa seluruh material organik sudah terdestruksi. b. Pengaturan spektroskopi serapan atom (SSA). Pengaturan SSA untuk pengaturan kadar timbal adalah sebagai berikut : Sumber cahaya
: lampu hollow cathode (timbal)
Arus lampu
: 7,5 mA
Panjang gelombang
: 283,3 nm
Celah
: 1,3 nm
Pengatom
: standar burner
Oksidan
: udara
Tekanan oksidan
: 1,60 kg/cm2 (99,5l/menit)
Bahan bakar
: C2 H2
Tekanan bahan bakar
: 0,30 kg/cm2 (2,3 L/menit)
Tinggi burner
: 7,5 mm
c. Pembuatan kurva baku 1)
Pembuatan larutan baku timbal Larutan standar timbal 1000 ppm diambil sebanyak 1 ml kemudian
ditambah aquadest hingga volumenya tepat 10 ml. Dari larutan ini, dibuat seri larutan baku dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm. 2) Pembuatan kurva baku timbal Kurva baku dibuat dengan mengukur nilai serapan seri kadar larutan baku timbal pada ? 283,3 nm menggunakan SSA. Nilai serapan dan kadar dibuat
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
45
persamaan regresi linear sehingga diperoleh persamaan Y= bX + a (Y: nilai serapan; X: kadar senyawa (mg/L); b: slope persamaan; a: intersept). d. Penentuan kadar timbal darah kelompok perlakuan Nilai serapan dan mean konsentrasi yang diperoleh (ppm) dihitung dengan rumus (12) sehingga diperoleh kadar timbal dalam sampel. Kadar Pb (ppm) =
(ppm larutan sampel - ppm blanko )(volume ) × faktor pengencera berat (gram )
n
(12) (Anonim, 1980)
F. Analisis Hasil Pada penelitian ini, H0 dapat dirumuskan tidak adanya perbedaan kadar timbal antara kelompok yang diberi ekstrak etanol daun ketela pohon dengan kelompok tanpa ekstrak etanol daun ketela pohon. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui pola sebaran data. Jika p < 0,05 berarti sebaran data normal sehingga dilanjutkan dengan uji parametrik tetapi jika data tidak normal maka dilanjutkan dengan uji nonparametrik, misalnya dengan uji Kruskal Wallis. Uji Kruskal Wallis untuk mengetahui adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Jika p < 0,05 berarti paling tidak terdapat perbedaan kadar timbal antara dua kelompok. Uji Mann Whitney untuk mengetahui kelompok perlakuan yang berbeda. Jika p < 0,05 berarti paling tidak terdapat perbedaan kadar timbal antara dua kelompok yang dibandingkan. Uji Friedman dan Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan kadar timbal pada hari yang berbeda pada tiap kelompok perlakuan. Jika p < 0,05 berarti terdapat perbedaan hasil pengukuran kadar timbal.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui kebenaran tanaman yang digunakan pada penelitian. Determinasi dilakukan oleh Bapak Mujitomo dengan mengacu pada Flora untuk Sekolah Indonesia. Hasil determinasi tanaman tersebut adalah sebagai berikut : 1b-2b-3b-4b-6b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15b-197a-198b200b-201b-202b-203b-204b-205b-206b-207a(Euphorbiaceae)-1b-3a-4b-5b-7a-8a6(Manihot)-Manihot utillissima Pohl. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman tersebut adalah ketela pohon (Manihot utillissima Pohl.)
B. Ekstraksi Ekstrak cair ya ng diperoleh, disaring lalu diuapkan pelarutnya untuk mendapatkan ekstrak kental. Penguapan pelarut bertujuan untuk memperoleh zat aktif dengan konsentrasi tinggi. Ekstrak kental yang diperoleh digunakan untuk mengetahui rendemen yang dihasilkan, Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal. Data perolehan rendemen dapat dilihat pada Tabel IV.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Replikasi I Replikasi II Replikasi III
47
Tabel IV. Persentase rendemen ekstrak etanol daun ketela pohon Berat serbuk Berat ekstrak kental % Rendemen x ± SD (gram) (gram) 40 6,70 16,75 40 6,60 16,50 16,63 ± 0,13 40 6,65 16,63
Dari 40 gram serbuk maka diperoleh persentase rata-rata rendemen sebesar 16,63 % dengan SD 0,13. Nilai SD yang kecil menunjukkan bahwa dari tiga kali replikasi diperoleh rendemen yang jumlahnya hampir sama. Ekstrak yang sudah pekat inilah yang akan digunakan dalam penelitian.
C. Penentuan Senyawa Rutin Secara Kualitatif Dengan KLT Rutin termasuk dalam golongan flavonoid yaitu glikosida flavonol yang terdiri dari kuersetin dan disakarida rutinosa (rhamnosa dan glukosa). Flavonoid bersifat larut dalam pelarut polar. Polaritas flavonoid karena adanya senyawa gula yang terikat pada aglikon, sedangkan aglikon yang kurang polar mudah larut dalam pelarut yang kurang polar. Untuk dapat memisahkan senyawa glikon dan aglikon dari senyawa flavonoid harus dipilih fase gerak yang mempunyai gugus fungsi yang dapat berikatan dengan gugus polar dan gugus non polar yaitu campuran n-butanol-asam asetat-air (4:1:5) v/v, fase atas (Markham, 1988). Fase atas digunakan karena pada fase atas terdiri dari n-butanol yang terjenuhi asam asetat dan air yang tidak terlalu polar sehingga sesuai untuk flavonoid. Fase bawah tidak digunakan karena terdiri dari asam asetat dan air yang terjenuhi n-butanol sehingga mempunyai sifat yang lebih polar daripada fase atas.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
48
Fase diam yang digunakan adalah selulosa. Hal ini dikarenakan apabila digunakan fase diam silika gel, maka flavonoida tersebut akan membentuk ikatan kompleks dengan logam yang terdapat pada silika gel dan juga akan terjadi pemisahan secara partisi dan adsorpsi sehingga pemisahan bercak setelah dikembangkan menjadi tidak optimal karena senyawa tersebut akan teradsorpsi secara kuat oleh silika gel. Pada identifikasi kandungan tumbuhan, setelah dilakukan ekstraksi, maka harus ditentukan dahulu golongannya, kemudian selanjutnya ditentukan jenis senyawa dalam golongan tersebut. Pada penelitian ini, golongan senyawa ditentukan dengan nilai Rf dan warna bercak. Hasil elusi diamati dengan spektrofotometer UV pada ? 254 nm dan spektrofotometer visibel pada ? 365 nm (Harborne, 1987). Bercak pada kromatogram dapat diperjelas dengan uap amonia. Peraksi semprot juga dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan mendeteksi bercak sehingga bercak akan tampak lebih jelas. Salah satu pereaksi semprot yang dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa golongan flavonoid adalah larutan AlCl3 5%. Larutan tersebut digunakan untuk spektroskopi UV-visibel bila disemprotkan pada KLT yang kemudian dikeringkan menunjukkan semua 5- hidroksi- flavonoid sebagai bercak berfluoresensi kuning di bawah sinar UV (254nm).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
OH
O
49
Cl Al
HO
O
HO OH
O
A lCl 3
O
0 ramnoglukosi l OH
O
0 ramnoglukosil O
O Al
Cl
Rutin
Cl
Kompleks Rutin-AlCl 3
Gambar 11. Kompleks pembentukan warna rutin-AlCl 3 (Markham, 1988)
Identifikasi senyawa dilakukan dengan membandingkan nilai Rf dan warna bercak pada sampel dan standar yang digunakan. Menurut Wagner (1984), identifikasi senyawa rutin menggunakan standar rutin 0,1% dalam etanol. Pada replikasi I terbentuk warna kuning pada UV 254 nm, pada UV 365 dan terbentuk warna ungu, setelah diuap dengan amoniak lalu disemprot dengan AlCl3 terbentuk warna kuning pada UV 254 nm dan UV 365 nm dengan harga Rf-1 : 0,51, harga Rf-2 : 0,53. Harga Rf untuk tiap replikasi sama. Menurut Harborne (1987), harga Rf rutin dengan fase gerak BAA (n-butanol : asam asetat : air (4 : 1 : 5) v/v) sekitar 0,45. Harga Rf tersebut memang berbeda bila dibandingkan dengan harga Rf dari percobaan tetapi identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan membandingkan harga Rf dan warna bercak dari sampel dan pembanding. Dari percobaan ini, harga Rf dan warna bercak antara sampel dan pembanding hampir sama sehingga dapat diketahui bahwa ekstrak etanol daun ketela pohon mengandung rutin.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
50
Rf 1,0
Rf = 0,53
Rf = 0,51
1
2
0,1 A
B
Gambar 12. Replikasi I identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl 3 (A : sampel ekstrak etanol daun ketela pohon, B:pembanding (rutin))
Tabel V. Replikasi I hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm Nomor Harga Warna Bercak Bercak Rf UV 254 nm UV 365 nm Uap Amoniak AlCl3 UV 365 nm Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
51
Rf 1,0
Rf = 0,51
R f = 0,52
1
2
A
B
0,1
Gambar 13. Replikasi II identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl 3 (A : sampel ekstrak etanol daun ketela pohon, B:pembanding (rutin))
Tabel VI. Hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm Nomor Harga Warna Bercak Bercak Rf UV 254 nm UV 365 nm Uap Amoniak AlCl3 UV 365 nm Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
52
Rf 1,0
R f = 0,53
Rf = 0,51
1
2
0,1 A
B
Gambar 14. Replikasi III identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl 3 (A : sampel ekstrak etanol daun ketela pohon, B:pembanding (rutin))
Tabel VII. Replikasi III hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm Nomor Harga Warna Berca k Bercak Rf UV 254 nm UV 365 nm Uap Amoniak AlCl3 UV 365 nm Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
53
D. Kadar Timbal Darah dengan Spektroskopi Serapan Atom Kurva baku dibuat dari la rutan standar timbal 1000 ppm produksi Merck. Dari standar tersebut dibuat 6 seri kurva baku, yaitu 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 4 ppm; 6 ppm; dan 8 ppm. Seri larutan baku kemudian dibaca nilai serapannya pada panjang gelombang 283,3 nm dengan speltroskopi serapan atom.
0,012
Serapan
0,008
0,004
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-0,004
Kadar (ppm)
Gambar 15. Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan timbal (Y= 1,5122.10-3 X - 8,6361.10-4 ; r =0,999)
0,024 0,02
Serapan
0,016 0,012 0,008 0,004 0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kadar (ppm)
Gambar 16. Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 15 hari (Y= 1,8513.10-3 X - 2,8387.10-4 ; r =0,999)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
54
0,02
Serapan
0,016
0,012
0,008
0,004
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kadar (ppm)
Gambar 17. Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 30 hari (Y= 2,0978.10-3 X - 7,0052.10-4 ; r =0,997)
0,02
Serapan
0,016
0,012
0,008
0,004
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kadar (ppm)
Gambar 18. Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-31 sampai hari ke-35 (Y= 2,0978.10-3 X - 7,0052.10-4 ; r =0,997)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
55
0,02
Serapan
0,016
0,012
0,008
0,004
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kadar (ppm)
Gambar 19. Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-35 sampai hari ke-40 (Y= 2,5087.10-3 X - 9,0077.10-4 ; r =0,998)
Pada penelitian ini, tidak dilakukan validasi metode analisis. Hal inilah yang menjadi kelemahan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah kalibrasi (lampiran 16) dan optimasi (lampiran 17). Validitas penelitian dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi kurva baku, nilai koefisien variasi (KV), adanya randomisasi dan juga adanya replikasi. Nilai koefisien korelasi menunjukkan linearitas. Menurut Christian (2004), nilai r > 0,99 menunjukkan linearitas yang baik antara absorbansi dan kadar. Nilai koefisien korelasi yang mendekati 1 menunjukkan bahwa hasil uji secara langsung proporsional dengan konsentrasi (jumlah) analit dalam sampel. Tabel VIII. Nilai koefisien korelasi (r) dari lima kurva baku No Hari pengukuran timbal koefisien korelasi (r) 1 Hari ke-0 0,999 2 Hari ke-15 0,999 3 Hari ke-30 0,997 4 Hari ke-35 0,997 5 Hari ke-40 0,998
Dari tabel VIII dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi > 0,99. Dari nilai tersebut maka sudah memenuhi nilai r yang menurut Christian (2004).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Nilai
koefisien
variasi
menggambarkan
presisi
yang
56
merupakan
keterulangan metode analisis. Nilai koefisian variasi (KV) dapat dilihat pada tabel IX. Tabel IX. Nilai koefisien variasi (%) dari lima kali pengukuran kadar timbal dengan SSA pada empat kelompok hewan uji No Hari Nilai Koefisien Variasi (KV) pengukuran Kelompok I Kelompok II kelompok III Kelompok IV timbal 1 Hari ke-0 250 0 0 0 2 Hari ke-15 64,84 98,06 27,52 32,21 3 Hari ke-30 26,68 21,38 65,61 20,76 4 Hari ke-35 23,54 58,08 25,74 22,97 5 Hari ke-40 25,03 19,28 111,4 0 Keterangan : Kelompok I : kontrol negatif (aquadest) Kelompok II : kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.) Kelompok III : perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na 2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m. Kelompok IV : perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na 2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.
Dari tabel IX dapat dilihat bahwa nilai koefisien variasi yang diperoleh sangat beragam. Menurut Mulja dan Hanwar (2003) nilai KV untuk analit dengan kadar 1 ppm adalah 16 %. Jika kadar analit 0,001 ppm maka nilai KV yang diperbolehkan adalah 32 %. Nilai KV yang diperoleh dari percobaan tidak sesuai dengan teori. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam faktor fisiologis hewan uji. Selain itu, untuk mencapai validasi yang baik dilakukan randomisasi pada saat pengelompokkan hewan uji dan juga dilakukan replikasi pada tiap kelompok yaitu sebanyak 7 replikasi.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
57
Dari hasil pembacaan spektroskopi serapan atom maka akan diperoleh ratarata kadar setiap sampel yang diukur (kadar terukur). Untuk mendapatkan nilai kadar yang sebenarnya (kadar terhitung), kadar terukur dimasukkan dalam persamaan (12). Dari hasil pembacaan SSA maka akan diperoleh rata-rata kadar setiap sampel yang diukur (kadar terukur). Untuk mendapatkan nilai kadar yang sebenarnya (kadar terhitung), kadar terukur dinasukkan dalam persamaan (12) sehingga diperoleh data dalam tabel X. Tabel X. Nilai rata-rata, standar deviasi kadar timbal darah serta perbedaan secara bermakna terhadap kelompok I (kontrol negatif) Kelompok x ± SD hewan uji Hari ke_0 Hari ke_15 Hari ke_30 Hari ke_35 Hari ke_40 Kelompok 0,265 ± 0,649 9,667 ± 6,272 3,710 ± 0,986 16,648 ± 3,919 5,967 ± 1,494 I Kelompok 0,000 ± 0,000 31,372 ± 30,756 12,068 ± 2,580 27,888 ± 16,198 4,018 ± 0,775 II (BTB) (BB) (BB) (BTB) (BB) Kelompok 0,000 ± 0,000 20,461 ± 5,627 16,159 ± 10,246 24,471 ± 6,300 2,149 ± 2,395 III (BTB) (BB) (BTB) (BB) (BB) Kelompok 0,000 ± 0,000 12,868 ± 3,813 17,605 ± 3,371 40,667 ± 9,319 0,000 ± 0,000 IV (BTB) (BTB) (BB) (BB) (BB Keterangan : Kelompok I : Kontrol negatif (aquadest) Kelompok II : Kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.) Kelompok III : Perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na 2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m. Kelompok IV : Perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na 2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o. BTB : berbeda tidak bermakna terhadap kontrol negatif (aquadest) BB : berbeda bermakna terhadap kontrol negatif (aquadest)
Dari tabel X dapat diketahui bahwa nilai standar deviasi yang diperoleh cukup besar. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang besar pada kadar timbal antar hewan uji dalam satu kelompok perlakuan. Perbedaan tersebut dapat disebabkan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
58
dari perbedaan fungsi organ masing- masing hewan uji yang akan berpengaruh pada farmakokinetika timbal. Perbedaan kadar timbal antar kelompok pada hari yang sama dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis. Jika p < 0,05 maka terdapat perbedaan yang bermakna pada kelompok yang diuji kemudian diilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Jika p > 0,05 maka terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada kelompok yang diuji. Selain melalui nilai p, perbedaan bermakna atau tidak bermakna dapat dilihat pada gambar 20 sampai gambar 26.
Mean Kadar timbal sebelum pemejanan timbal
2.00
1.00
0.00
-1.00
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Hari Pengukuan kadar timbal Error bars: +/- 2.00 SD
Gambar 20. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan timbal (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Dari Gambar 20 dapat diketahui bahwa perbedaan tidak bermakna dijumpai antar kelompok pada pengukuran timbal hari ke-0. Pada kelompok kontrol negatif (aquadest) diperoleh rata-rata kadar timbal adalah 0,265. Kadar tersebut berbeda tidak bermakna jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain (p = 0,393).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
59
Perbedaan tidak bermakna juga dijumpai pada kelompok kontrol positif, timbalNa2 CaEDTA serta pada kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dengan kadar timbal 0 ppm pada semua hewan uji. Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian makanan dan minuman pada saat persiapan hewan uji berpengaruh pada kadar timbal dalam darah. Dari gambar 20 dapat dilihat adanya variansi yang besar antara hewan uji pada kelompok kontrol negatif. Hal ini
Mean Kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 15 hari
disebabkan karena adanya perbedaan fungsi organ pada hewan uji. 100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
-20.00
-40.00 Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Hari Pengukuan kadar timbal Error bars: +/- 2.00 SD
Gambar 21. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelahj pemejanan timbal selama 15 hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Hasil uji statistik dengan Kruskal-Wallis menunjukkan adanya perbedaan pada kadar timbal hari ke-15 (p = 0,018). Dari gambar 21 dan melalui analisis dengan uji Mann-Whitney, dapat diketahui perbedaan bermakna dijumpai pada kelompok kontrol negatif dengan kontrol positif (p = 0,028), kontrol negatif dengan timbalNa2 CaEDTA (p = 0,015). Perbedaan kadar timbal tersebut menunjukkan bahwa
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
60
sudah terjadi akumulasi timbal dalam darah akibat pemejanan timbal selama 15 hari. Perbedaan yang lain terdapat antara kelompok timbal-Na2 CaEDTA dengan timbalNa2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon (p = 0,046). Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan fungsi organ pada masingmasing hewan uji. Perbedaan fungsi organ akan mempengaruhi farmakokinetika timbal. Rata-rata kadar timbal tertinggi terdapat pada kelompok kontrol positif. Hal ini dapat disebabkan karena pada heewan uji pada kelompok kontrol positif memiliki kemampuan absorbsi timbal yang tinggi dan atau kemampuan eliminasi yang rendah
Mean Kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 30 hari
bila dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain. 25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
-5.00 Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Hari Pengukuan kadar timbal Error bars: +/- 2.00 SD
Gambar 22. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 30 hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Uji Kruskal-Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada kadar timbal hari ke-30 (p = 0,001). Uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kontrol positif
(p = 0,006),
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
61
kontrol negatif dengan timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon
(p = 0,004), timbal-Na2 CaEDTA dengan timbal-Na2 CaEDTA
dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon (p =0,004). Perbedaan antara kelompok kontrol negatif dengan positif dan kontrol negatif dengan timbalNa2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon menunjukkan bahwa akumulasi timbal pada kelompok yang dipejani timbal lebih besar daripada kelompok yang tidak dipejani timbal. Perbedaan antara timbal-Na2 CaEDTA dengan timbal-Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon disebabkan karena adanya perbedaan fungsi organ pada masing- masing hewan uji. Hal ini akan mempengaruhi farmakokinetika timbal. Hewan uji pada kelompok timbalNa2 CaEDTA memiliki kadar rata-rata kadar timbal lebih rendah dibandingkan kelompok timbal-Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon. Hal ini disebabkan karena hewan uji pada kelompok timbal-Na2 CaEDTA memiliki kemampuan absorpsi timbal yang rendah dan atau eliminasi yang tinggi. Mean kadar timbal antara kelompok kontrol positif dengan kelompok timbal-Na2 CaEDTA tidak berbeda bermakna (p = 0,123). Hal ini disebabkan hewan uji pada kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan absorpsi yang hampir sama.
Mean Kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 35 hari
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
62
60.00
40.00
20.00
0.00
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Hari Pengukuan kadar timbal Error bars: +/- 2.00 SD
Gambar 23. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-31 sampai hari ke-35 (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Pada hari ke-31 sampai hari ke-40 diberikan ekstrak etanol daun ketela pohon setelah pemberian Na2 CaEDTA. Dosis ekstrak etanol daun ketela pohon yang digunakan adalah 800 mg/kgBB (Adimunca, 1998). Dosis ini dipilih karena memiliki kemampuan menghambat kerusakan sel hati. hati merupakan organ yang berfungsi sebagai penawar racun. Jika kerusakan sel hati dapat dihambat maka hati dapat menjalankan fungsinya sebagai penawar racun. Kemampuan dalam menghambat kerusakan sel hati diduga juga mampu melindungi hati dari keracunan timbal melalui mekanisme khelasi. Rata-rata kadar timbal pada pengukuran kadar timbal hari ke-35 setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 kemudian dilanjutkan dengan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
63
pemejanan Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon selama 5 hari meningkat pada semua kelompok perlakuan. Rata-rata kadar timbal pada kelompok kontrol negatif meningkat karena pada kontrol negatif (aquadest) juga mengandung timbal. Setelah t ½ eliminasi di darah (25-30 hari), maka timbal dari jaringan akan dilepaskan. Jumlah timbal yang dilepaskan jaringan sangat tinggi sedangkan ya ng dieliminasi lebih rendah sehingga meningkatkan kadar timbal dalam darah. Pada kelompok kontrol positif, peningkatan rata-rata kadar timbal disebabkan karena setelah 25-30 hari maka timbal di dalam darah akan tereliminasi. Tereliminasinya timbal di dalam darah akan menyebabkan timbal di dalam jaringan dilepaskan untuk menjaga keseimbangan kadar timbal antara darah dan jaringan. Kenaikan rata-rata kadar timbal pada hari ke-35 juga terjadi pada kelompok timbal-Na2 CaEDTA. Mekanisme kerja Na2 CaEDTA dalam mengkhelat timbal dapat dilihat pada gambar 26. O
O C
O Na
O
C
O
H 2C
O Ca
H2C
N C H2
Na 2CaEDTA
O C
CH 2
N C H2
O
C
H 2C
+
Pb
O C
O O
O
O
C
2+
2+
Na
Na
O
C
H2C
Pb
C H2
N C H2
H 2C
N C H2
H2C
+
Ca
O C
O
Na
Kompleks Na 2CaEDTA dan timbal
Gambar 24.Mekanisme pengkhelatan timbal (2 +) oleh Na2 CaEDTA
Na2 CaEDTA akan berikatan dengan Pb2+ pada pH cairan tubuh membentuk kompleks (khelat) tidak terion yang larut air dan lebih stabil. Kalsium pada Na2 CaEDTA akan digantikan oleh timbal dan membentuk molekul yang lebih stabil
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
64
dan kurang toksik sehingga mudah diekskresikan melalui ginjal dan timbal dapat dihilangkan dari plasma, saluran gastrointestinal, jaringan lunak dan lapisan tulang. Sumber utama timbal yang dikhelat oleh Na2 CaEDTA adalah dari tulang. Penggunaan Na2 CaEDTA selama 5 hari belum optimal dalam mengkhelat timbal. Pada kelompok timbal-Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon terjadi kenaikan rata-rata kadar timbal pada hari ke-35 yang paling besar jika dibandingkan kelompok perlakuan yang lain. Mekanisme pengkhelatan timbal oleh Na2 CaEDTA dapat dilihat pada gambar 24. Kenaikan rata-rata kadar timbal disebabkan karena penggunaan Na2 CaEDTA seperti penjelasan di atas. Penggunaan ekstrak etanol daun ketela pohon yang diduga mampu membantu menurunkan kadar timbal jika diberikan setelah Na2 CaEDTA selama 5 hari ternyata belum optimal dalam menurunkan kadar timbal di darah. Pada ekstrak etanol daun ketela pohon terdapat zat aktif yang diduga mampu mengkelat timbal dengan membentuk kompleks dengan timbal. Zat aktif tersebut adalah rutin. Rutin termasuk flavonoid golongan flavonol yang mempunyai tempat pembentukan kompleks yaitu antara gugus hidroksi posisi 5 dan gugus karbonil pada atom C nomor 4 (gambar 25). Kompleks timbal (II) dan rutin relatif stabil dengan perbandingan timbal : rutin (1:2) (Radovic dan Male šev,1985). Mekanisme pembentukan komp leks antara rutin dengan ion dapat dilihat pada gambar 25.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
65
OH
HO
O OH
0 ramnogluk osil O
O Pb
O ramnoglukosil
O
O
HO O
OH
HO
Gambar 25.Kompleks rutin dengan ion timbal
Uji Mann-Whitney pada kadar timbal hari ke-35 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok timbal-Na2 CaEDTA (p = 0,010), kontrol negatif dengan timbal-Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon (p = 0,040). Selain itu, perbedaan bermakna juga terjadi antara kelompok timbal-Na2 CaEDTA dengan kelompok timbal-Na2 CaEDTA dilanjtukan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon (p = 0,010). Kadar timbal kelompok timbal-Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon jauh lebih tinggi dibandingkan kadar timbal kelompok timbal-Na2 CaEDTA. Hal ini disebabkan karena ekstrak etanol daun ketela pohon diduga mempunyai kemampuan dalam membantu pelepasan timbal dari jaringan. Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2 CaEDTA menyebabkan terjadinya peningkatan rata-rata kadar timbal yang lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan Na2 CaEDTA tanpa pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon
Mean Kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 40 hari
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
66
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
-2.00
-4.00 Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Hari Pengukuan kadar timbal Error bars: +/- 2.00 SD
Gambar 26. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-35sampai hari ke-40 (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Rata-rata kadar timbal pada pengukuran kadar timbal hari ke-40 setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2 CaEDTA selama 10 hari dari hari ke-31 sampai hari ke-40 menurun pada semua kelompok perlakuan. Penurunan kadar timbal ini berhubungan dengan t ½ eliminasi timbal di darah yaitu 25 hari. Penurunan rata-rata kadar timbal pada kelompok kontrol positif lebih besar dibandingkan penurunan rata-rata kadar timbal pada kelompok kontrol negatif. Hal ini disebabkan karena hewan uji pada kelompok kontrol negatif memiliki kemampuan eliminasi timbal yang lebih tinggi. Perbedaan antara kedua kelompok tersebut menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0,028). Rata-rata kadar timbal pada kelompok timbal-Na2 CaEDTA menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kontrol negatif (p = 0,015) maupun kontrol positif (p =
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
67
0,042). Rata-rata kadar timbal pada kelompok timbal-Na2 CaEDTA lebih rendah dibandingkan rata-rata kadar timbal pada kelompok kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa pemejanan Na2 CaEDTA sebagai pengkhelat timbal mampu menurunkan kadar timbal darah dengan mengkhelat timbal dan meningkatkan eliminasi timbal melalui urin. Mekanisme pengkhelatan timbal oleh Na2 CaEDTA dapat dilihat pada gambar 26. Rata-rata kadar timbal pada kelompok timbalNa2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon memiliki perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol negatif (p = 0,02), kontrol positif (p = 0,003) dan kelompok timbal-Na2 CaEDTA (p = 0,05). Rata-rata kadar timbal pada kelompok timbal-Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon lebih rendah jika diband ingkan dengan kelompok kontrol negatif, kontrol positif maupun kelompok timbal-Na2 CaEDTA. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah pemberian Na2 CaEDTA mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam penurunan kadar timbal dibandingkan bila tanpa ekstrak etanol daun ketela pohon. Mekanisme pembentukan kompleks antara rutin dengan ion timbal dapat dilihat pada gambar 25.
68
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Perbedaan bermakna maupun tidak bermakna natar kelompok terlakuan dapat dilihat pada tabel XI. Tabel XI. Hubungan perbedaan antar kelompok perlakuan baik berbeda secara bermakna maupun berbeda secara tidak bermakna Kelompok hewan uji 0
Kelompok I Hari pengukuran 15 30 35 40
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
B T B B T B B T B
Keterangan : Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
BTB BB
B B
B B
B T B
B B
B B
B T B
B B
B B
B T B
B B
B B
B B
Kelompok II Hari pengukuran 0 15 30 35 40 B B B B B T B T B B B B
B T B B T B
B T B B T B
B T B B B
B T B B T B
0 B T B B T B
Kelompok III Hari pengukuran 15 30 35 40 B B
B B
B B
B B
B T B
B T B
B T B
B B
B B B B
B T B
B B
B B
B B
0 B T B B T B B T B
Kelompok IV Hari pengukuran 15 30 35 B B B T B B B B B B T T B B B B B
B B
B B
: Kontrol negatif (aquadest) : Kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.) : Kontrol timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na 2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m. : Kontrol timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na 2 CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o. : berbeda tidak bermakna : berbeda bermakna
Perbedaan kebermaknaan kadar timbal pada hari pengukuran yang berbeda pada kelompok perlakuan yang sama dapat diketahui dengan uji Friedmann. Jika nilai p < 0,05 berarti ada perbedaan yang bermakna pada kelompok tersebut. Umtuk mengetahui pada hari yang mana perbedaan secara bermakna dijumpai, maka dilanjtukan dengan uji Wilcoxon. Dari hasil uji Friedmann pada kelompok kontrol negatif dapat diketahui adanya perbedaan kadar timbal yang bermakna pada hari yang berbeda (p = 0,000). Perbedaan yang bermakna ditemukan pada pengukuran kadar timbal hari
B B
40 B B B B B B
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
69
ke-0 dan hari ke-15 (p = 0,028), hari ke-0 dan hari ke-30 (p = 0,028), hari ke-0 dan hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-0 dan hari ke-40 (p = 0,28), hari ke-15 dan hari ke-30 (0,028), hari ke-15 dan hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-30 dan hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-30 dan hari ke-40 (p = 0,046), hari ke-35 dan hari ke-40 (p = 0,028). Hal ini menunjukkan
bahwa
pemejanan
aquadest
sebagai
kontrol
negatif
dapat
mempengaruhi kadar timbal darah karena pada aquadest mengandung timbal walaupun jumlahnya sedikit. Perbedaan yang tidak bermakna dijumpai pada pengukuran kadar timbal pada hari ke-15 dan hari ke-40. Hal ini menunjukkan bahwa kadar timbal pada hari ke-40 hampir sama dengan kadar timbal pada hari ke-15 yang dapat disebabkan karena t ½ eliminasi timbal di dalam darah (25-30 hari). Uji Friedmann pada kelompok kontrol positif menunjukkan perbedaan kadar timbal yang bermakna pada hari pengukuran yang berbeda (p = 0,001). Perbedaan kadar timbal yang bermakna ditemukan pada pengukuran kadar timbal hari ke-0 dan hari ke-15 (p = 0,043), hari ke-0 dan hari ke-30(p = 0,043), hari ke-0 dan hari ke-35 (p = 0,043), hari ke-0 dan hari ke-15 (p = 0,043), hari ke-15 dan hari ke-40 (p = 0,043), hari ke-30 dan hari ke-35 (p = 0,043), hari ke-30 dan hari ke-40 (p = 0,043), hari ke-35dan hari ke-40 (p = 0,043). Perbedaan secara bermakna tersebut menunjukkan bahwa penghentian pemejanan timbal akan berpengaruh pada kadar timbal di dalam darah. Perbedaan yang tidak bermakna ditemukan pada pengukuran kadar timbal hari ke hari ke-15 dan hari ke-30 (p = 0,138). Hal ini menunjukkan bahwa ada batas maksimal timbal yang dapat berada di dalam darah. Perbedaan yang tidak bermakna yang lain ditemukan pada hari ke-15 dan hari ke-40 (p = 0,686). Hal
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
70
ini menunjukkan bahwa pada hari ke-35 kadar timbal mulai turun mendekati kadar timbal hari ke-15. Pada kelompok timbal-Na2 CaEDTA terdapat perbedaan yang bermakna (p = 0,000). Perbedaan bermakna dijumpai pada pengukuran kadar timbal hari ke-0 dan hari ke-15 (p = 0,018), hari ke-0 dan hari ke-30 (p = 0,018), hari ke-0 dan hari ke35 (p = 0,018), hari ke-0 dan hari ke-40 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari ke-30 (p = 0,018), hari ke-15 dan hari ke-40 (p = 0,018), hari ke-30 dan hari ke-35 (p = 0,018), hari ke-30 dan hari ke-40 (p = 0,028), hari ke-35 dan hari ke-40 (p = 0,018). Perbedaan kadar timbal yang berbeda tidak bermakna ditemukan pada hari ke-15 dan hari ke-35 (p = 0,176). Pada kelompok perlakuan ini., kadar timbal antara hari ke-0 dan hari ke-35, hari ke-0 dan hari ke-40 berbeda secara bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa Na2 CaEDTA belum mampu menurunkan kadar timbal secara optimal seperti kadar timbal di hari ke-0 sebelum timbal dipejankan. Pada kelompok timbal-Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0,000) dengan uji Friedmann. Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa perbedaan bermakna terjadi pada hari ke-0 dan hari ke-15 (p = 0,028), hari ke-0 dan hari ke-30 (p = 0,028), hari ke-0 dan hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari ke-30 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari ke-40 (p = 0,028), hari ke-30 dan hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-35 dan hari ke-40 (p = 0,028). Perbedaan yang tidak bermakna dijumpai pada hari ke-0 dan hari ke-40 (p = 1,000). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2 CaEDTA dapat menurunkan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
71
kadar timbal sehingga kadar timbal darah menjadi tidak berbeda dengan kadar timbal pada hari ke-0. Profil farmakokinetika timbal dapat dilihat pada Gambar 27. 45
mean Kadar Timbal Darah (ppm)
40 35 30 25 20 15 10 5 0 0
5
10
15
20
25
30
35
40
Hari Pengukuran Kontrol negatif aquadest
Kontrol positif Pb
Kelompok Pb+Na2CaEDTA
Kelompok Pb+Na2CaEDTA+ekstrak etanol daun ketela pohon
Gambar 27. Profil farmakokinetika timbal pada pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan timbal (hari ke-0), setelah pemejanan timbal selama 15 hari dan 30 hari, penghentian pemejanan timbal pada hari ke-31 dilanjutkan deng an pemejanan Na2 CaEDTA selama 10 hari (hari ke-31 sampai hari ke-40)
Dari gambar 27. dapat dilihat bahwa pada hari ke-0 sampai hari ke-15 (pra kondisi) terjadi kenaikan kadar timbal pada semua kelompok. Pada kelompok kontrol negatif kenaikan disebabkan karena adanya timbal dalam aquadest. Pada hari ke-15 sampai hari ke-30 terjadi penurunan pada kelompok kontrol negatif (aquadest), kontrol timbal dan kelompok timbal-Na2 CaEDTA yang dapat disebabkan karena menurunnya absorbsi timbal dan atau meningkatnya eliminasi timbal. Perbedaan profil kadar timbal pada hari ke-15 sampai hari ke-30 terjadi pada kelompok timbalNa2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon. Peningkatan kadar timbal tersebut dapat disebabkan karena meningkatnya absorpsi timbal dan atau
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
72
menurunnya eliminasi timbal. Kedua hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor fisiologis masing- masing hewan uji. Pada hari ke-35 kadar timbal meningkat pada semua kelompok perlakuan. Hal ini disebabkan karena penghentian pemaparan timbal akan menyebabkan bebasnya timbal dalam jaringan. Peningkatan kadar timbal tersebut belum mampu diatasi oleh Na2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon. Pada hari ke-35 sampai ke-40, penurunan kadar timbal terjadi pada semua kelompok. Pada hari ke-40, kadar timbal pada kelompok timbal-Na2 CaEDTA lebih rendah daripada kelompok kontrol timbal. Hal ini menunjukkan bahwa Na2 CaEDTA mampu mengkelat timbal sehingga kadar timbal dapat turun. Selain itu, kadar timbal kelompok timbal-Na2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon lebih rendah daripada kelompok timbal-Na2 CaEDTA. Hal ini menunjukkan bahwa terapi pemberian
ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2 CaEDTA dan
memiliki kemampuan yang lebih besar dalam menurunkan kadar timbal di dalam darah. Dari gambar 27. dapat dilihat bahwa kemiringan garis pada kelompok yang diberi ekstrak etanol daun ketela pohon lebih kecil dibandingkan pada kelompok tanpa diberi ekstrak etanol daun ketela pohon. Hal ini diduga karena pada kelompok yang diberi ekstrak etanol daun ketela pohon, laju eliminasi timbal lebih cepat dibandingkan pada kelompok yang tidak diberi ekstrak etanol daun ketela pohon.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillissima Pohl) dengan dosis 800 mg/kgBB p.o. setelah Na2 CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dalam darah tikus betina. 2. Lama waktu pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2 CaEDTA yang dapat menurunkan kadar timbal adalah 10 hari.
B. Saran 1. Pemejanan timbal dengan dosis 0,5 g/kgBB/oral/hari/ekor mencapai kadar toksik yang membutuhkan terapi khelasi pada hari ke-15 sehingga jika akan dilakukan penelitian yang berhubungan dengan pemberian khelasi, maka pemejanan timbal dengan dosis 0,5 g/kgBB/oral/hari/ekor cukup diberikan selama 15 hari. 2. Pada peneilitian dengan metode yang sama, perlu dilakukan validasi metode tentang pengukuran kadar timbal dalam darah dengan menggunakan SSA. 3. Penurunan kadar timbal dalam darah dapat disebabkan oleh zat lain yang terdapat dalam daun ketela pohon. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh fraksi dan isolat rutin terhadap penurunan kadar timbal. 4. Profil farmakokinetika rutin perlu diteliti lebih anjut untuk mengetahui frekuensi pemberian yang sesuai.
73
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adimunca, C., 1998, Diinduksi Karsinogen http://digilib.litbang.depkes.go.id, diakses tanggal 12 Maret 2008
Nitrosamin,
Anonim, 1980, Health Protection Branch Laboratories : Determination of Lead and Cadmium in Foods by Atomic Absorption Spectrophotometry, Bureau of Chemical Safety, Ottawa Anonim, 1986, Sediaan Galenik, Edisi I, 2-4, 7, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, XV-XXII, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, 3-9, Cetakan I, 4-9, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2004b, A to Z Drugs Facts, 5th edition, 518-519, Wolters Kluwen Health Inc., Missouri. Anonim, 2005a, Lead Poisoning http://www.merck.com/mmpe/sec21/ch326/ch326j.html?qt=lead diakses tanggal 10 November 2005
(Plumbism), toxicity,
Anonim, 2005b, Tanaman Obat Indonesia: Ubi Kayu, www.iptek.net.id, diakses tanggal 26 Februari 2008 Anonim, 2006a, Perkin Elmer 30303B Atomic Absorption Spectrophotometer, http://www.colgate.edu, diakses tanggal 24 September 2007. Anonim, 2006b, Atomic Absorption Spectroscopy, http://www.zal.tucottbus.de/zal/prakt/aas.htm, diakses tanggal 20 Oktober 2007. Anonim, 2007a, Edetate Calcium Disodium [Antidote] , http://www.enh.org, diakses tanggal 1 Januari 2007 Anonim, 2007b, Lead, http://encyclopedia.thefreedictionary.com/lead, diakses tanggal 3 Januari 2007 Anonim, 2007c, Lead, http://www.answers.com, diakses tanggal 3 Januari 2007
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
75
Anonim, 2007d, http://en.wikipedia.org/wiki/Atomic_spectroscopy, diakses tanggal 24 September 2007 Anonim, 2007e, Toxicity of Lead, http://www.phyles.ge.crn.it/htmling/toxicityoflead.html, diakses tanggal 25 Agustus 2007. Anonim, 2007f, The United States Pharmacopeia 30 The National Formulary 25, Vol II, 2748-2751, United States Pharmacopeal Convention, inc., New York Anonim, 2008a, Calcium Disodium Versenate Injection (3M), http://wwww.drugs.com/pdr/edetate-calcium-disodium.html, diakses tanggal 5 Juli 2007. Anonim, 2008b, Rutin, www.phytochemicals.info.htm, diakses tanggal 11 April 2008 Bassett,J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., Mendham, J., 1994, Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, edisi 4, 942, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Broekaert, J., 2002, Analytical Atomic Spectrometry with Flames and Plasmas, 148,158-161,164, Wiley-Vch Verlag GmbH, Germany. Cham, Lee, Lam dan Zhang, 2004, Analytical Method Validation and Instrument Performance Veriification (Monograph on CD-ROM), Wiley-Interscience, Canada Christian, G. D., 2004, Analytical Chemistry, 107, Edisi 6, John Wiley, United States America Clarkson, T.W., 1987, Metal Toxicity in the Central Nervous System : Environmental Health Perspectives, Vol. 75, 59-64. Darmono, 1995, Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, 62-64, 96-97, UI Press, Jakarta Dollery, C., 1999, Therapetic Drugs, Volume1, Edisi 2, E1-E2, Chuechill Livingstone, Edinburgh Donatus, I. A., 1997, Penanganan dan Pertolongan Pertama Keracunan Bahan Berbahaya, 1, Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Gao,
Z., Xu H., Huang, K., http://www.springerlink.com/content/h27q3u8525173248/fulltext.pdf, tanggal 23 Oktober 2007
76
2005, diakses
Goldstein, B.D. and Kiper, H.M., 1994, Hematologic Disorder In Levy and Wegman (eds): Occupational Health Recognizing and Preventing work-Related Disease,3rd ed., Little Brown and Company, United State of America. Gritter, R.J., Bobbit, J.M, Schwarting, A.E, 1985, Introduction to chromatography, diterjemahkan oleh Kosasih, edisi II, 1,6,107-155, Penerbit ITB, Bandung Hariono, B., 2005, Efek Pemberian Plumbum (Timah Hitam) Anorganik pada Tikus Putih (Rottus norvegicus), http://jvs.ugm.ac.id/pdf/vol232/Bambang.pdf. diakses tanggal 4 Oktober 2007 Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, 57, 8, Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok, Jakarta Hartari, A.E., 1997, Isolasi Rutin Dari Daun Singkong (Manihot utillisima Pohl., Euporbiaceae) Sebagai Antiagregasi Platelet, http://fa.lib.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbfa- gdl-s1-1997-agustineer 571&width=150, diakses tanggal 29 September 2007 Katrina, 2006, Lead-Pb, An Internet Hotlist on Lead, http://www.epa.gov/lead, diakses tanggal 20 Agustus 2007. Katzung, B. G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, 428-429, EGC, Jakarta Kehoe, R.A., 1965, The Metabolism of Lead in Man in Health and Disease, Lecture II, 24: 101-120; 129-143, J. Roy. Jnst. Pub. Health Hyg., United State of America. Khopkar, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, 274-283, Airlangga Press, Surabaya. Olson, K.R., 2006, Poisoning and Drug Overdose, 5th edition, 446-448, McGrawHill, California. Levinson, R., 2006, Modern Chemical Techniques, The Royal Society of Chemistry, :Atomic Absorption Spectrometry, www.chemsoc.org/ pdf/LearnNet/rsc/ AA_txt.pdf. Diakses 4 Januari 2007 .
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
77
Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko, diterjemahkan oleh Edi Nugroho, Ed. 2, 358-360, UI Press, Jakarta. Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, 15-53, Penerbit ITB, Bandung Miletic, G.Z., Mitic, S.S. dan Kostic, D.A., 2002, Metal Ion-Flavonoid Association, diakses tanggal 23 November 2007 Mulja, H.M., Hanwar, D., 2003, Prinsip-Prinsip Cara Berlaboratorium yang Baik (Good Laboratory Practise), Majalah Farmasi Indonesia Airlangga, Vol III, No 2, 71-76 Mulja dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 6-11,26-28, 32, 34, 102, Airlangga University Press, Surabaya. Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, 736-739, Penerbit ITB, Bandung. Nazir, Moh., 2005, Metode Penelitian, 222-226, Ghalia Indonesia, Bogor Nordberg, G., 1998, Metal: Chemical Properties and Toxicology, Encyclopedia of Occupational Health and Safety, ILO, Geneva Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta. Price, W.J., 1972, Analytical Atomic Absorption Spectrometry, 8-15,19-22, Heyden and Son LTD, New York. Radovic, Z. dan Malešev, D., 1985, Spectrophotometric Investigation of The 2+ Complex of Lead and Rutin, http://www.springerlink.com/content/h27q3u8525173248/summary, diakses tanggal 23 September 2007 Riyanto, S., 1990, Analisis Metabolit Sekunder: Flavonoid, 171-190, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta Rabinowitz, M.B., Wetherill, G.W., and Kopple, J.D., 1973, Lead Metabolism in The Normal Human: Stable Isotope Studies, 182:725-727, Science, United State of America. Rohman, Abdul, 2007, Kimia Farmasi Analisis, 229-250, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
78
Sjamsudin, U., Suyatna, F.D., 2007, Keracunan Pb, http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10KeracunanPb013.pdf, diakses tanggal 24 Agustus 2007. Skoog, D.A., West,D.M., dan Holler, F.J., 1994, Analytical Chemistry : An Introduction, sixth edition, 457, Saunders College Publishing, USA. SoczynSka-Kordala, M., BaKoeska, A., Oszmianski, J., dan Gabrielska, J., 2001, Metal Ion-Flavonoid Association in Bilayer Phospholipid Membranes, www.cmbl.org, diakses tanggal 23 November 2007 Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi Lapis dan Mikroskopi (terjemahan), 3-17, Penerbit ITB, Bandung. Steenis, Van, 1992, Flora untuk Sekolah Indonesia, 253-254, PT Pradnya, Jakarta Trinajstic, Nenad, 2007, Special Issue: "Structure-Property/Activity Modeling of Polyphenols", http://www.mdpi.org/ijms/editors-ptcc.htm, diakses tanggal 6 Oktober 2007 Vogel, A.I., 1979, Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, diterjemahkan oleh L. Setiono, A. Hadyana Pudjaatmaka, Edisi 5, 207, Kalman Media Pusaka, Jakarta. Wahyunengsih, Fedelia, Astoro dan Putri, 2007, Daya Terapi Anti Racun NatriumKalsiumedetat dan Perasan Mentimun (Cucumis sativus L.) TerhadaP Timbal (Pb), Yogyakarta Walter, P.J., Chalk, S., Kingston, H.M., 1998, Overview of Microwave Assisted Sample Preparation, http://www.sampleprep.duq.edu/dir/Chapter2/biblio.htm, diakses tanggal 10 Mei 2008.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 1. Determinasi Manihot utillisima Pohl.
79
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
80
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Tanaman ketela pohon
Lampiran 3. Serbuk daun ketela pohon
Lampiran 4. Sokletasi daun ketela pohon
Lampiran 5. Hasil rendemen ekstrak Penimbangan Berat serbuk (gram) Berat cawan petri (gram) Berat cawan petri+zat (gram) Berat cawan petri+sisa (gram) Berat ekstrak kental (gram) % Rendemen
Replikasi I 40 94,530 101,480 94,780 6,700 16,750
Replikasi II 40 94,550 101,580 94,980 6,600 16,500
Replikasi III 40 94,620 101,600 94,950 6,650 16,630
81
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Bercak KLT
deteksi UV 254 nm. (A) replikasi I,
(B) replikasi II, (C) replikasi III (A)
a
b
(a : sampel; b : pembanding)
(B)
a
82
b (a : sampel; b : pembanding)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
83
(C)
a b (a : sampel; b : pembanding)
Lampiran 7. Bercak KLT deteksi UV 365 nm (A) replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III (A)
a
b
(a : sampel; b : pembanding)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
(B)
a
b
(a : sampel; b : pembanding)
(C)
a
b
(a : sampel; b : pembanding)
84
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 8. Bercak KLT
85
deteksi uap amoniak, AlCl3, UV 254 nm
(A) replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III (A)
a
b
(a : sampel; b : pembanding)
(B)
a
b
(a : sampel; b : pembanding)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
86
(C)
a
b
(a : sampel; b : pembanding)
Lampiran 9. Bercak KLT
deteksi uap amoniak, AlCl3, UV 365 nm
(A) replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III (A)
a
b
(a : sampel; b : pembanding)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
(B)
a
b
(a : sampel; b : pembanding)
(C)
a
b
(a : sampel; b : pembanding)
87
88
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 10. Perhitungan konsentrasi timbal asetat Timbal asetat 0,5 g/ kgBB diberikan secara oral. Konsentrasi timbal asetat dihitung dengan rumus: D x BB = C x V Keterangan: D
= dosis timbal asetat (mg/kgBB)
BB = berat badan tikus (kg) C
= konsentrasi timbal asetat (g/mL)
V
=
volume
larutan
timbal
asetat
yang
diberikan
(mL)
(½
volume
maksimalnya=5mL) Konsentrasi larutan timbal asetat
= 0,5 g/ kg BB x 200 g 2,5 mL = 0,04 g/ mL
Lampiran 11. Tabel optimasi lama pemejanan timbal yang mencapai kadar toksik yang membutuhkan terapi khelasi No
1 2 3 4 5 6 7
Kadar timbal (ppm) hari ke-0 2,08 2,18 0,58 0,98 1,44 2,80 2,87
Kadar timbal (ppm) hari ke-45 6,21 3,78 3,88 4,60 4,38 4,87 3,95
Selisih Kadar timbal (ppm) 4,13 1,60 3,30 3,62 2,94 2,07 1,08
Perkiraan kadar timbal hari ke-25 2,29 0,89 1,83 2,01 1,63 1,15 0,40(*)
Perkiraan kadar timbal hari ke-30 2,75 1,07 2,20 2,41 1,96 1,38 0,72
Keterangan : (*)belum mencapai kadar toksik yang membutuhkan terapi khelasi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
89
Lampiran 12. Perhitungan dosis dan konsentrasi Na2CaEDTA Dosis Na2CaEDTA 30 mg/kgBB (Katzung, 2004) diberikan secara intramuskular. Dosis Na2CaEDTA pada manusia 70 kg
= 2100 mg/70 kgBB.
Faktor konversi dosis manusia 70 kg ke tikus 200 g = 0,018 Dosis Na2CaEDTA pada tikus 200 g
= 2100 mg/kg x 0,018 = 37,8 mg/ 200g = 189 mg/kgBB
Konsentrasi Na2CaEDTA
= 189 mg/ kgBB x 200 g 2,5 ml = 15,12 mg/mL
Lampiran 13. Perhitungan konsentrasi ekstrak etanol daun ketela pohon Dosis ekstrak etanol daun ketela pohon 800 mg/kgBB (Adimunca, 1998) diberikan secara oral. Konsentrasi ekstrak etanol daun ketela pohon
= 800 mg/ kgBB x 200 g 2,5 ml = 64mg/mL
Lampiran 14. Foto SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
90
Lampiran 15. Hasil kalibrasi internal SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman 1. Standar/kalibrator Nama
: Larutan standar (Cu, Cd, Cr, Mn, Ni, Pb, Zn) (Merck)
Ketelusuran
: Cu, Cd, Mn, Ni, Pb, Zn
2. Pelaksanaan kalibrasi a. Tanggal
: 06-08 Agustus 2007
b. Tempat
: LPPT Unit I
c. Suhu Ruangan
: 260 C
d. Kelembaban
: 62 %
3. Hasil kegiatan a. Uji sensitifitas detektor Logam Cu 5,0 ppm
Pembacaan 0,1266 0,1261 0,1263
Rata-rata 0,1263 SD = 2,52 x 10-4 RSD = 0,20 %
Keterangan : Untuk kadar Cu 5,00 ppm; ketidakpastian 0,20 % b. Uji linearitas detektor Linearitas detektor diuji dengan menggunakan konsentrasi lgam Cu 0,5-8,0 ppm Konsentrasi Cu (ppm) 0,5 1,0 2,0 4,0 8,0 16,0
Absorbansi rerata 0,0134 0,0256 0,0509 0,0998 0,1937 0,3733
Persamaan regresi linear
Y = 9,78.10-3X + 0,0210 r = 0,9972
c. Uji perbandingan hasil pembacaan dan standar Pembacaan (ppm) 0,56 0,90 1,95 4,03 7,99 15,65
Standar (ppm) 0,5 1,0 2,0 4,0 8,0 16,0
Koreksi 12,00 1,00 2,50 0,75 0,13 2,19
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
91
Lampiran 16. Hasil Optimasi SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman untuk pengukuran timbal (Pb)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
92
Lampiran 17. Hasil pembacaan rata-rata kadar timbal dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom
Kurva Baku Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
93
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Kurva Baku Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)
94
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)
95
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
96
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Kurva Baku dan Kadar Blangko(1) Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)
97
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
98
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Kurva Baku Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)
99
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)
100
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
101
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Kurva Baku dan Blangko (1) Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
102
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
103
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
104
Lampiran 18. Data kadar timbal darah kelompok perlakuan Tabel XII. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-0 Kelompok perlakuan
I
II
III
IV
Replikasi
Kadar terukur (ppm)
Berat sampel (gram)
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6
0,18 -0,24 -0,98 -0,87 -0,82 -0,93 -0,64 -1,13 -1,10 -1,80 -2,05 -2,38 -2,72 -2,83 -3,38 -3,54 -3,32 -3,76 -0,01 -0,39 -0,10 -0,19 -0,29 -0,07
1,133 1,163 1,142 1,109 1,216 1,072 1,103 1,280 1,062 0,934 1,289 1,475 1,289 1,397 1,434 1,373 1,133 1,435 1,224 1,165 1,050 1,265 1,405 1,373
Kadar sebenarnya (ppm) 1,59 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kadar ratarata (ppm)
SD
KV (%)
0,26
0,65
250
0,00
0,00
tak terhingga
0,00
0,00
tak terhingga
0,00
0,00
tak terhingga
Blanko = 0,00
Tabel XIII. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-15 Kelompok perlakuan
I
II
III
IV
Replikasi 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6
Kadar terukur (ppm) 0,69 1,02 0,51 0,50 0,76 2,01 1,16 2,63 5,16 1,99 1,88 2,43 2,32 2,64 1,46 2,52 2,04 3,00 1,41 1,22 1,35 0,97 2,32 1,22
Berat sampel (gram) 1,038 0,956 0,825 0,947 1,038 0,918 0,810 1,186 0,607 1,246 0,731 1,297 0,715 1,260 1,267 0,990 1,261 1,356 1,092 1,010 1,154 1,105 1,154 1,050
Kadar sebenarnya (ppm) 6,65 10,67 6,18 5,28 7,32 21,90 7,95 22,17 85,05 15,97 25,72 18,74 28,26 20,96 11,52 25,45 16,18 22,12 12,92 12,08 11,70 8,78 21,11 11,62
Blanko = 0,00
Kadar ratarata (ppm)
SD
KV (%)
9,67
6,27
64,84
31,37
30,76
98,06
20,46
5,63
27,52
13,04
4,20
32,21
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
105
Tabel XIV. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-30 Kelompok perlakuan
Replikasi 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6
I
II
III
IV
Kadar terukur (ppm) 0,34 0,18 0,31 0,42 0,51 0,30 0,78 1,08 0,56 0,99 1,02 1,53 1,26 0,91 0,64 0,21 0,52 0,15 1,56 1,18 1,23 1,11 1,19 1,12
Berat sampel (gram) 0,963 0,809 1,004 0,997 1,008 0,724 0,561 0,904 0,673 0,884 0,681 1,058 0,923 0,827 1,121 0,848 0,943 0,712 0,960 0,988 0,566 0,761 0,769 0,771
Kadar sebenarnya (ppm) 3,53 2,23 3,09 4,21 5,06 4,14 13,91 11,94 8,32 11,20 14,97 14,47 13,65 11,00 5,71 2,48 5,51 2,11 16,25 11,94 21,73 14,59 15,47 14,53
Kadar rata-rata (ppm)
SD
KV (%)
3,71
0,99
26,68
12,07
2,58
21,38
7,85
5,15
65,61
15,75
3,27
20,76
Blanko = 0,00 Tabel XV. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-35 Kelompok perlakuan
I
II
III
IV
Replikasi 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6
Kadar terukur (ppm) 1,25 1,28 1,31 1,58 1,96 1,67 1,80 1,76 1,95 2,03 2,14 2,08 2,22 2,24 1,97 2,06 1,96 1,93 2,42 2,77 3,03 2,76 2,90 3,02
Berat sampel (gram) 0,615 1,112 1,105 0,844 1,013 0,920 1,091 0,911 0,818 0,867 0,380 0,814 0,884 0,599 1,018 1,035 0,985 0,809 0,814 0,750 0,840 0,579 0,521 0,796
Kadar sebenarnya (ppm) 20,34 11,51 11,85 18,71 19,34 18,14 16,50 19,32 23,85 23,42 56,35 25,57 25,13 37,42 19,36 19,90 19,89 23,85 29,73 36,93 36,07 47,67 55,66 37,94
Blanko = 0,00
Kadar ratarata (ppm)
SD
KV (%)
16,65
3,919
23,34
27,89
16,198
58,08
24,45
6,294
25,74
40,67
9,34
22,97
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
106
Tabel XVI. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-40 Kelompok perlakuan
Replikasi 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6
I
II
III
IV
Kadar terukur (ppm) 0,68 0,83 0,49 0,57 0,66 0,48 0,46 0,38 0,48 0,51 0,59 0,34 0,56 0,14 0,17 0,28 0,14 -0,07 -0,07 -0,07 -0,09 -0,07 0,01 0,04
Berat sampel (gram) 0,811 1,244 0,884 0,830 0,741 0,999 0,871 1,027 1,055 1,078 1,013 1,111 0,676 0,850 0,684 0,704 0,823 0,627 1,050 1,281 1,096 1,326 1,270 1,198
Kadar sebenarnya (ppm) 7,40 6,03 4,64 5,90 7,83 4,00 4,36 2,92 3,79 3,99 5,03 2,34 7,10 0,71 1,32 2,84 0,73 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kadar rata-rata (ppm)
SD
KV (%)
5,97
1,494
26,03
4,02
0,775
19,28
2,15
2,395
111,4
0,07
0,13
tak terhingga
Blanko = 0,08
Keterangan : Kelompok I
= kontrol negatif aquadest 0,5 g/kg BB
Kelompok II = kontrol positif timbal asetat 0,5 g/kg BB Kelompok III = timbal 0,5 g/kg BB + Na2CaEDTA 189 mg/kgBB Kelompok IV = timbal 0,5 g/kg BB + Na2CaEDTA 189 mg/kgBB + ekstrak etanol daun ketela pohon 800 mg/kgBB Kadar timbal darah sebenarnya dihitung dengan rumus: Kadar Pb (ppm) =
(ppm larutan sampel - ppm blanko)(volume) berat (gram )
Keterangan rumus: Volume filtrat sampel = 10 mL.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
107
Lampiran 19. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan metode Kruskal-Wallis Tests of Normality a
Kadar Pb hari ke-0 Kadar Pb hari ke-15 Kadar Pb hari ke-30 Kadar Pb hari ke_35 Kadar Pb hari ke_40
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. ,539 24 ,000 ,234 24 ,002 ,179 24 ,046 ,221 24 ,004 ,172 24 ,064
Statistic ,209 ,616 ,921 ,867 ,892
Shapiro-Wilk df 24 24 24 24 24
Sig. ,000 ,000 ,062 ,005 ,015
a. Lilliefors Significance Correction
Kruskal-Wallis Test Hasil Rangking Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_35
Kadar Pb hari ke_40
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N Mean Rank 6 14,00 5 12,00 7 12,00 6
12,00
24 6 5 7
5,83 16,80 16,71
6
10,67
24 6 5 7
5,33 14,80 9,71
6
21,00
24 6 5 7
5,00 11,70 13,07
6
20,00
24 6 5 7
20,33 15,60 10,86
6
4,00
24
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
108
Hasil Analisis Statistik
Chi-Square df Asymp. Sig.
Kadar Pb Kadar Pb hari ke_0 hari ke_15 3,000 10,072 3 3 ,392 ,018
Kadar Pb hari ke_30 16,449 3 ,001
Kadar Pb hari ke_35 13,616 3 ,003
Kadar Pb hari ke_40 17,806 3 ,000
Mann-Whitney Test a. Hari ke-15 Tabel XVIa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_15
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Total
N 6 5 11
Mean Rank 4,00 8,40
Sum of Ranks 24,00 42,00
Tabel XVIb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
Kadar Pb hari ke_15 3,000 24,000 -2,191 ,028 ,030(a)
Tabel XVIc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kelompok Perlakuan Kadar Pb hari ke_15 Kontrol Negatif (Aquadest) Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Total
N 6
Mean Rank 4,17
Sum of Ranks 25,00
7
9,43
66,00
13
Tabel XVId. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
Kadar Pb hari ke_15 4,000 25,000 -2,429 ,015 ,014(a)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
109
Tabel XVIe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_15
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N 6
Mean Rank 4,67
Sum of Ranks 28,00
6
8,33
50,00
12 Tabel XVIf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 7,000 Wilcoxon W 28,000 Z -1,761 Asymp. Sig. (2-tailed) ,078 Exact Sig. [2*(1-tailed ,093(a) Sig.)] Tabel XVIg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m Kadar Pb hari ke_15
Kelompok Perlakuan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Total
N 5
Mean Rank 6,80
Sum of Ranks 34,00
7
6,29
44,00
12
Tabel XVIh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 16,000 Wilcoxon W 44,000 Z -,244 Asymp. Sig. (2-tailed) ,808 Exact Sig. [2*(1-tailed ,876(a) Sig.)] Tabel XVIi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 7,60 38,00 ke_15 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan 6 4,67 28,00 ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total 11
110
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XVIj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 7,000 Wilcoxon W 28,000 Z -1,461 Asymp. Sig. (2-tailed) ,144 Exact Sig. [2*(1-tailed ,177(a) Sig.)] Tabel XVIk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_15
Kelompok Perlakuan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N
Mean Rank
Sum of Ranks
7
9,00
63,00
6
4,67
28,00
13
Tabel XVIl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
Kadar Pb hari ke_15 7,000 28,000 -2,000 ,046 ,051(a)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
111
b. Hari ke-30 Tabel XVIIa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_30
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
N 6
Mean Rank 3,50
Sum of Ranks 21,00
5
9,00
45,00
Total
11 Tabel XVIIb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_30 ,000 21,000 -2,739 ,006
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed ,004(a) Sig.)] Tabel XVIIc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kadar Pb hari ke_30
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Total
N 6
Mean Rank 5,33
Sum of Ranks 32,00
7
8,43
59,00
13 Tabel XVIId. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kadar Pb hari ke_30 Mann-Whitney U 11,000 Wilcoxon W 32,000 Z -1,429 Asymp. Sig. (2-tailed) ,153 Exact Sig. [2*(1-tailed ,181(a) Sig.)] Tabel XVIIe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_30
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N 6
Mean Rank 3,50
Sum of Ranks 21,00
6
9,50
57,00
12
112
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XVIIf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_30 Mann-Whitney U ,000 Wilcoxon W 21,000 Z -2,882 Asymp. Sig. (2-tailed) ,004 Exact Sig. [2*(1-tailed ,002(a) Sig.)] Tabel XVIIg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m
Kadar Pb hari ke_30
Kelompok Perlakuan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Total
N 5
Mean Rank 8,40
Sum of Ranks 42,00
7
5,14
36,00
12 Tabel XVIIh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
Kadar Pb hari ke_30 8,000 36,000 -1,543 ,123 ,149(a)
Tabel XVIIi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_30
Kelompok Perlakuan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon a dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3,40
17,00
6
8,17
49,00
11 Tabel XVIIj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_30 Mann-Whitney U 2,000 Wilcoxon W 17,000 Z -2,373 Asymp. Sig. (2-tailed) ,018 Exact Sig. [2*(1-tailed ,017(a) Sig.)]
113
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XVIIk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_30
Kelompok Perlakuan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N
Mean Rank
Sum of Ranks
7
4,14
29,00
6
10,33
62,00
13 Tabel XVIIl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
Kadar Pb hari ke_30 1,000 29,000 -2,857 ,004 ,002(a)
c. Hari ke-35 Tabel XVIIIa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_35
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Total
N
Mean Rank 6 4,50 5 7,80
Sum of Ranks 27,00 39,00
11
Tabel XVIIIb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_35 6,000 27,000 -1,643 ,100
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed ,126(a) Sig.)] Tabel XVIIIc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kadar Pb hari ke_35
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Total
N 6
Mean Rank 4,00
Sum of Ranks 24,00
7
9,57
67,00
13
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
114
Tabel XVIIId. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 3,000 Wilcoxon W 24,000 Z -2,571 Asymp. Sig. (2-tailed) ,010 Exact Sig. [2*(1-tailed ,008(a) Sig.)] Tabel XVIIIe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_35
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N 6
Mean Rank 3,50
Sum of Ranks 21,00
6
9,50
57,00
12 Tabel XVIIIf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U ,000 Wilcoxon W 21,000 Z -2,882 Asymp. Sig. (2-tailed) ,004 Exact Sig. [2*(1-tailed ,002(a) Sig.)] Tabel XVIIIg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m
Kadar Pb hari ke_35
Kelompok Perlakuan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Total
N 5
Mean Rank 5,70
Sum of Ranks 28,50
7
7,07
49,50
12 Tabel XVIIIh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
Kadar Pb hari ke_35 13,500 28,500 -,651 ,515 ,530(a)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
115
Tabel XVIIIi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_35
Kelompok Perlakuan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N 5
Mean Rank 4,20
Sum of Ranks 21,00
6
7,50
45,00
11
Tabel XVIIIj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 6,000 Wilcoxon W 21,000 Z -1,643 Asymp. Sig. (2-tailed) ,100 Exact Sig. [2*(1-tailed ,126(a) Sig.)] Tabel XVIIIk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_35
Kelompok Perlakuan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N
Mean Rank
Sum of Ranks
7
4,43
31,00
6
10,00
60,00
13
Tabel XVIIIl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
Kadar Pb hari ke_35 3,000 31,000 -2,571 ,010 ,008(a)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
116
d. Hari ke-40 Tabel XIXa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Total
Kadar Pb hari ke_40
N
Mean Rank 8,00 3,60
6 5
Sum of Ranks 48,00 18,00
11
Tabel XIXb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
Kadar Pb hari ke_40 3,000 18,000 -2,191 ,028 ,030(a)
Tabel XIXc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kadar Pb hari ke_40
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Total
N 6
Mean Rank 9,83
Sum of Ranks 59,00
7
4,57
32,00
13
Tabel XIXd. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U 4,000 Wilcoxon W 32,000 Z -2,429 Asymp. Sig. (2-tailed) ,015 Exact Sig. [2*(1-tailed ,014(a) Sig.)] Tabel XIXe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_40
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif (Aquadest) Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N 6
Mean Rank 9,50
Sum of Ranks 57,00
6
3,50
21,00
12
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
117
Tabel XIXf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U ,000 Wilcoxon W 21,000 Z -3,077 Asymp. Sig. (2-tailed) ,002 Exact Sig. [2*(1-tailed ,002(a) Sig.)] Tabel XIXg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m
Kadar Pb hari ke_40
Kelompok Perlakuan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
N
Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Mean Rank
Sum of Ranks
5
9,00
45,00
7
4,71
33,00
Total
12 Tabel XIXh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
Kadar Pb hari ke_40 5,000 33,000 -2,030 ,042 ,048(a)
Tabel XIXi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_40
Kelompok Perlakuan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N 5
Mean Rank 9,00
Sum of Ranks 45,00
6
3,50
21,00
11
Tabel XIXj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_40
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
,000 21,000 -2,986 ,003 ,004(a)
118
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XIXk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_40
Kelompok Perlakuan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Total
N
Mean Rank
Sum of Ranks
7
9,57
67,00
6
4,00
24,00
13
Tabel XIXl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
Kadar Pb hari ke_40 3,000 24,000 -2,795 ,005 ,008(a)
Lampiran 20. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan metode Friedman-Wilcoxon a. Kelompok kontrol negatif (aquadest) Friedman Test Tabel XXa. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) Kadar Pb hari ke_0 Kadar Pb hari ke_15 Kadar Pb hari ke_30 Kadar Pb hari ke_35 Kadar Pb hari ke_40
Mean Rank 1,00 3,50 2,17 5,00 3,33
Tabel XXb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) N 6 Chi-Square 21,733 df 4 Asymp. ,000 Sig.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
119
Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXIc. Rangking kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) menurut uji Wilcoxon N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(a) ,00 ,00 Positive Ranks 6(b) 3,50 21,00 Ties 0(c) Total 6 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(d) ,00 ,00 Positive Ranks 6(e) 3,50 21,00 Ties 0(f) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(g) ,00 ,00 Positive Ranks 6(h) 3,50 21,00 Ties 0(i) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(j) ,00 ,00 Positive Ranks 6(k) 3,50 21,00 Ties 0(l) Total 6 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 6(m) 3,50 21,00 Positive Ranks 0(n) ,00 ,00 Ties 0(o) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 0(p) ,00 ,00 Positive Ranks 6(q) 3,50 21,00 Ties 0(r) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 3(s) 5,00 15,00 Positive Ranks 3(t) 2,00 6,00 Ties 0(u) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 0(v) ,00 ,00 Positive Ranks 6(w) 3,50 21,00 Ties 0(x) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 1(y) 1,00 1,00 Positive Ranks 5(z) 4,00 20,00 Ties 0(aa) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35 Negative Ranks 6(bb) 3,50 21,00 Positive Ranks 0(cc) ,00 ,00 Ties Total
0(dd) 6
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
120
Tabel XXId. Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) menurut uji Wilcoxon
Z Asymp. Sig. (2tailed)
Kadar Pb hari ke_15 Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_35 Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_35
2,201(a)
-2,201(a)
-2,201(a)
-2,201(a)
-2,201(b)
-2,201(a)
-,943(b)
-2,201(a)
-1,992(a)
-2,201(b)
,028
,028
,028
,028
,028
,028
,345
,028
,046
,028
b. Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o Friedman Test Tabel XXIII. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal Mean Rank Kadar Timbal Hari ke_0 1,00 Kadar Timbal Hari ke_15 4,20 Kadar Timbal Hari ke_30 3,20 Kadar Timbal Hari ke_35 4,60 Kadar Timbal Hari ke_40 2,00 Tabel XXIIb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal N 5 Chi-Square 18,080 df 4 Asymp. Sig. ,001
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
121
Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXIIIc. Rangking kadar timbal kelompok kontrol timbal menurut uji Wilcoxon N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Timbal Hari ke_15 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(a) ,00 ,00 Positive Ranks 5(b) 3,00 15,00 Ties 0(c) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_30 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(d) ,00 ,00 Positive Ranks 5(e) 3,00 15,00 Ties 0(f) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_35 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(g) ,00 ,00 Positive Ranks 5(h) 3,00 15,00 Ties 0(i) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(j) ,00 ,00 Positive Ranks 5(k) 3,00 15,00 Ties 0(l) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_30 - Kadar Timbal Hari ke_15 Negative Ranks 4(m) 3,25 13,00 Positive Ranks 1(n) 2,00 2,00 Ties 0(o) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_35 - Kadar Timbal Hari ke_15 Negative Ranks 2(p) 3,00 6,00 Positive Ranks 3(q) 3,00 9,00 Ties 0(r) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_15 Negative Ranks 5(s) 3,00 15,00 Positive Ranks 0(t) ,00 ,00 Ties 0(u) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_35 - Kadar Timbal Hari ke_30 Negative Ranks 0(v) ,00 ,00 Positive Ranks 5(w) 3,00 15,00 Ties 0(x) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_30 Negative Ranks 5(y) 3,00 15,00 Positive Ranks 0(z) ,00 ,00 Ties 0(aa) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_35 Negative Ranks 5(bb) 3,00 15,00 Positive Ranks 0(cc) ,00 ,00 Ties 0(dd) Total 5
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
122
Tabel XXIIId. Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol timbal menurut uji Wilcoxon
Z Asymp. Sig. (2tailed)
Kadar Timbal Hari ke_15 Kadar Timbal Hari ke_0
Kadar Timbal Hari ke_30 Kadar Timbal Hari ke_0
Kadar Timbal Hari ke_35 Kadar Timbal Hari ke_0
Kadar Timbal Hari ke_40 Kadar Timbal Hari ke_0
Kadar Timbal Hari ke_30 Kadar Timbal Hari ke_15
-2,023(a)
-2,023(a)
-2,023(a)
-2,023(a)
-1,483(b)
,043
,043
,043
,043
,138
Kadar Timbal Hari ke_35 Kadar Timbal Hari ke_15
Kadar Timbal Hari ke_40 Kadar Timbal Hari ke_15
Kadar Timbal Hari ke_35 Kadar Timbal Hari ke_30
Kadar Timbal Hari ke_40 Kadar Timbal Hari ke_30
Kadar Timbal Hari ke_40 Kadar Timbal Hari ke_35
-,405(a)
-2,023(b)
-2,023(a)
-2,023(b)
-2,023(b)
,686
,043
,043
,043
,043
c. Kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m Friedman Test Tabel XXIVa. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m Mean Rank Kadar Pb hari ke_0 1,07 Kadar Pb hari ke_15 4,29 Kadar Pb hari ke_30 2,86 Kadar Pb hari ke_35 4,71 Kadar Pb hari ke_40 2,07
Tabel XXIVb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m N 7 Chi-Square 25,928 df 4 Asymp. ,000 Sig.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
123
Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXVc. Rangking kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m menurut uji Wilcoxon Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35
Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total
N 0(a) 7(b) 0(c) 7 0(d) 7(e) 0(f) 7 0(g) 7(h) 0(i) 7 0(j) 6(k) 1(l) 7 7(m) 0(n) 0(o) 7 2(p) 5(q) 0(r) 7 7(s) 0(t) 0(u) 7 0(v) 7(w) 0(x) 7 6(y) 1(z) 0(aa) 7 7(bb) 0(cc) 0(dd) 7
Mean Rank ,00 4,00
Sum of Ranks ,00 28,00
,00 4,00
,00 28,00
,00 4,00
,00 28,00
,00 3,50
,00 21,00
4,00 ,00
28,00 ,00
3,00 4,40
6,00 22,00
4,00 ,00
28,00 ,00
,00 4,00
,00 28,00
4,50 1,00
27,00 1,00
4,00 ,00
28,00 ,00
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
124
Tabel XXVd. Uji statistik kadar timbal kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m menurut uji Wilcoxon
Z Asymp. Sig. (2tailed)
Kadar Pb hari ke_15 Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_35 Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_35
-2,366(a)
-2,366(a)
-2,366(a)
-2,201(a)
-2,366(b)
-1,352(a)
-2,366(b)
-2,366(a)
-2,197(b)
-2,366(b)
,018
,018
,018
,028
,018
,176
,018
,018
,028
,018
d. Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Friedman Test Tabel XXVIa. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Mean Rank Kadar Pb hari ke_0 1,50 Kadar Pb hari ke_15 3,00 Kadar Pb hari ke_30 4,00 Kadar Pb hari ke_35 5,00 Kadar Pb hari ke_40 1,50
Tabel XXVIb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. N 6 Chi-Square 24,000 df 4 Asymp. ,000 Sig.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
125
Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXVIIc. Rangking kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. menurut uji Wilcoxon Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35
Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks Positive Ranks Ties Total
N 0(a) 6(b) 0(c) 6 0(d) 6(e) 0(f) 6 0(g) 6(h) 0(i) 6 0(j) 0(k) 6(l) 6 0(m) 6(n) 0(o) 6 0(p) 6(q) 0(r) 6 6(s) 0(t) 0(u) 6 0(v) 6(w) 0(x) 6 6(y) 0(z) 0(aa) 6 6(bb) 0(cc) 0(dd) 6
Mean Rank ,00 3,50
Sum of Ranks ,00 21,00
,00 3,50
,00 21,00
,00 3,50
,00 21,00
,00 ,00
,00 ,00
,00 3,50
,00 21,00
,00 3,50
,00 21,00
3,50 ,00
21,00 ,00
,00 3,50
,00 21,00
3,50 ,00
21,00 ,00
3,50 ,00
21,00 ,00
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
126
Tabel XXVIId. Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. menurut uji Wilcoxon
Z Asymp. Sig. (2tailed)
Kadar Pb hari ke_15 Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_35 Kadar Pb hari ke_0
-2,201(a)
-2,201(a)
-2,201(a)
,028
,028
,028
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 Kadar Pb hari ke_35
,000(b)
-2,201(a)
-2,201(a)
-2,201(c)
-2,201(a)
-2,201(c)
-2,201(c)
1,000
,028
,028
,028
,028
,028
,028
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
127
BIOGRAFI PENULIS
Cicilia Tyasti Wahyunengsih, akrab dipanggil dengan nama Sisil adalah putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan M.D. Wahyudi dan Lucia Samirah. Lahir di Duri, 5 November 1985. Pada umur 6 tahun penulis mulai bersekolah di TK Santo Yosef Duri kemudian pada tahun berikutnya melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Santo Yosef Duri. Enam tahun kemudian, penulis melanjutkan sekolahnya di SLTP Santo Yosef Duri. Masa SMU dihabiskannya di sekolah berasrama yang berada di Yogyakarta yaitu di SMA Stella Duce I. Mulai pertengahan tahun 2004, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma menjadi tempatnya untuk menuntut ilmu demi pencapaian cita-citanya di masa yang akan dating. Selama kuliah, penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan. Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) wilayah Yogyakarta dan JMKI Komisariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma merupakan kegiatan yang ia senangi. Beberapa kepanitiaan seperti Inisiasi Sanata Dharma (Insadha) tahun 2005 dan 2006, Pengobatan gratis tahun 2005 dan Seminar Terapi Kanker dan Pengelolaan Sitostatika tahun 2007 pernah diikutinya. Penulis juga pernah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2007. Selain itu, penulis juga pernah menjadi asisten pendamping praktikum Formulasi Teknologi Sediaan (FTS) Solid dan Patologi Klinik.