PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI SEMESTER II SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh Anita Sugiyatno 101224038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI SEMESTER II SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh Anita Sugiyatno 101224038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk: 1. Allah SWT yang sudah memberikan ridha dan karunianya sehingga karya ini bisa diselesaikan. 2. Kedua orang tuaku, Bapak Sugiyatno dan Ibu Siti Zazimah yang telah berjuang sekuat tenaga dalam membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kasih sayang. 3. Adikku Devita Sugiyatno yang selalu memberikan semangat dan dukungan. 4. Kekasihku Ritwannudin Mulyawan, S.E.I. yang selalu menemani dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Sahabat sekaligus saudara terbaik dari awal kuliah hingga saat ini Resti Wulandari, Sebastianus Seno, dan Deny Pradita.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTO
Karena kemarin takkan kembali, maka jadikan yang terbaik untuk esok hari.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Februari 2015 Yang memberi pernyataan,
Anita Sugiyatno NIM. 101224038
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma: Nama
: Anita Sugiyatno
Nomor Mahasiswa
: 101224038
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Cinta di dalam Gelas Karya Andrea Hirata dan Relevansinya dalam Pembelajaran di SMA kelas XI Semester II” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Januari 2015
Yang menyatakan
Anita Sugiyatno vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Sugiyatno, Anita. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Cinta di dalam Gelas, karya Andrea Hirata dan Relevansinya dalam Pembelajaran di SMA Kelas XI Semester II. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini mengkaji nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, nilai-nilai pendidikan karakter, dan relevansinya dalam pembelajaran sastra di SMA. Jenis metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan alur, tokoh dan penokohan, latar, tema serta nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Hasil dan analisis menunjukkan bahwa di dalam novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata terdapat 13 nilai-nilai pendidikan karakter yaitu religius, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, semangat, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, gemar membaca, dan peduli sosial. Nilai-nilai pendidikan karakter juga dapat dilihat dari unsure-unsur intrinsik (alur, tokoh dan penokohan, latar, dan tema). Selain hasil penelitian mengenai nilai-nilai pendidikan karakter, peneliti juga menyusus silabus dan RPP yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester II. Hasil relevansi dapat digunakan untuk mencapai Standar Kompetensi Membaca yaitu memahami buku biografi, novel, dan hikayat dengan Kompetensi Dasar mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Sugiyatno, Anita. 2015. The Character Building Values in the Novel Cinta di dalam Gelas Written by Andrea Hirata and Its Relevance in the Learning of Senior High School Grade XI in Semester II. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma. This research examines the character building values in the novel Cinta di dalam Gelas written by Andrea Hirata. The aim of this research is to describe the plot, character and characterization, setting, theme, character building values, and its relevance in learning literature of Senior High School. The methods that is used to conduct this research is Descriptive Qualitative method. This method is used to describe the plot, character and characterization, setting, theme, and the character building values contained in the novel Cinta di dalam Gelas written by Andrea Hirata in the form of words and language. The result and the analysis shows that Andrea Hirata’s novel Cinta di dalam Gelas contains 13 character building values which are religious, honest, tolerance, hardworking, creative, independent, democratic, power, nationality, appreciating achievement, friendship, like to read, and empathy. The character building values are able to be seen from the intrinsic elements (plot, character and characterization, setting, theme). In addition to the result of research on the character building values, the researcher also arranged syllabus and lesson plans that can be used as literature learning materials for Senior High School grade XI in semester II. The relevant results can be used to attain the Standar Kompetensi Membaca which is to understand biography books, novels, and sagas with Basic Competence to reveal the interesting and good things from the character.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan ridhaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata dan Relevansinya dalam Pembelajaran di SMA kelas XI semester II. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa ridha dari Allah SWT dan dukungan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada: 1.
Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Kaprodi PBSI.
2.
Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang selalu membimbing dan memberikan pengarahan saya dalam menulis dan menyusun skripsi.
3.
Drs. B. Rahmanto, M.Hum. selaku dosen pembimbing II yang selalu membimbing dan memberikan pengarahan saya dalam menulis dan menyusun skripsi.
4.
Para dosen PBSI yang selama ini sabar dalam memberikan pelajaran dan ilmu yang sangat berharga kepada penulis.
5.
Staf Sekretariat PBSI yang sudah banyak membantu dalam menyelesaikan urusan mahasiswa.
6.
Kedua orang tuaku Bapak Sugiyatno dan ibu Siti Zazimah, yang dengan segenap cinta dan kasih sayangnya memberikan motivasi, semangat, dukungan moral maupun materiil kepada penulis.
7.
Adik perempuanku tercinta Devita Sugiyatno atas dukungan dan doa.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
Kekasihku Ritwannudin Mulyawan, S.E.I. yang selalu menemani saat penyusunan skripsi dan tidak henti-hentinya memberiku dukungan yang luar biasa.
9.
Teman dan sahabat terbaik Resti, Seno, Cecil Dani, Ingga, Yanti, Shella, Mega, Wari, Sore, Deny, Andre, Putu, Kris, Yole, Trino, Dwi serta seluruh teman-teman PBSI angkatan 2010 yang selalu memberikan semangat sekaligus motivasi kebersamaan selama proses belajar.
10. Sahabat dari UIN Sunan Kalijaga Damar, Rina, Hip, Aini dan yang lain atas dukungan dan semangatnya. 11. Seluruh anggota keluarga yang sudah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, sumbang saran dari pembaca yang penulis harapkan. Dengan seluruh kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sekaligus memberikan inspirasi bagi banyak pihak. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis,
Anita Sugiyatno
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .........................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................................
iv
MOTO ................................................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI .......................................................................
vii
ABSTRAK .........................................................................................................................
viii
ABSTRACT ........................................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
x
DAFTAR ISI......................................................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................
5
1.3 Tujuan ............................................................................................................
5
1.4. Manfaat .........................................................................................................
6
1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................................
6
1.4.2 Manfaat Praktis .....................................................................................
6
1.5 Batasan Istilah ................................................................................................
6
1.6 Sistematika Penyajian ....................................................................................
7
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN .................................................................................
9
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan .............................................................
9
2.2 Kajian Pustaka ...............................................................................................
10
2.2.1 Unsur-unsur Sastra ................................................................................
10
2.2.1.1 Alur .........................................................................................
12
2.2.1.2 Tokoh dan Penokohan.............................................................
13
2.2.1.3 Latar ........................................................................................
16
2.2.1.4 Tema ........................................................................................
17
2.2.2 Pendidikan Karakter .............................................................................
17
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.2.3 Pembelajaran Sastra di SMA ................................................................
25
2.2.3.1 Bahasa ......................................................................................
26
2.2.3.2 Kematangan Jiwa .....................................................................
26
2.2.3.3 Latar Belakang Budaya ............................................................
27
2.2.4 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan .................................................
28
2.2.5 Silabus ...................................................................................................
28
2.2.6 Rencana Pelaksanaan Pendidikan .........................................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...............................................................
30
3.1 Subjek Penelitian ...........................................................................................
30
3.2 Sumber Data ..................................................................................................
31
3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................
31
3.4 Instrumen Penelitian ......................................................................................
31
3.5 Teknik Analisis Data......................................................................................
32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................
33
4.1 Deskripsi Data ...............................................................................................
33
4.2 Analisis Alur, Tokoh dan Penokohan, Latar dan Tema.................................
34
4.2.1 Analisis Alur .........................................................................................
34
4.2.1.1 Paparan ...................................................................................
34
4.2.1.2 Rangsangan .............................................................................
35
4.2.1.3 Gawatan ...................................................................................
36
4.2.1.4 Tikaian.....................................................................................
36
4.2.1.5 Rumitan ..................................................................................
37
4.2.1.6 Klimaks ...................................................................................
39
4.2.1.7 Leraian .....................................................................................
39
4.2.1.8 Selesaian ..................................................................................
40
4.2.2 Analisis Tokoh dan Penokohan ............................................................
41
4.2.2.1 Maryamah ..............................................................................
41
4.2.2.2 Aku ...........................................................................................
45
4.2.2.3 Syalimah ..................................................................................
49
4.2.2.4 Giok Nio ..................................................................................
51
4.2.2.5 Paman ......................................................................................
51
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.2.2.6 Selamot ....................................................................................
53
4.2.3 Latar .....................................................................................................
54
4.2.3.1 Latar Fisik ...............................................................................
54
4.2.3.2 Latar Waktu ..............................................................................
57
4.2.3.3 Latar Sosial..............................................................................
59
4.2.4 Tema .....................................................................................................
61
4.3 Analisis Pendidikan Karakter ........................................................................
63
4.3.1 Religius ...............................................................................
64
4.3.2 Jujur .....................................................................................
65
4.3.3 Toleransi .............................................................................
65
4.3.4 Kerja Keras .........................................................................
66
4.3.5 Kreatif ................................................................................
67
4.3.6 Mandiri ...............................................................................
68
4.3.7 Demokratis .........................................................................
68
4.3.8 Semangat .............................................................................
69
4.3.9 Cinta Tanah Air ...................................................................
70
4.3.10 Menghargai Prestasi ...........................................................
70
4.3.11 Bersahabat ..........................................................................
71
4.3.12 Gemar Membaca ...............................................................
72
4.3.13 Peduli Sosial ......................................................................
73
4.4 Relevansi Hasil Penelitian sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMA.......
73
4.4.1 Bahasa .................................................................................
74
4.4.2 Kematangan Jiwa (Psikologi) ............................................
75
4.4.3 Latar Belakang Budaya .......................................................
76
4.4.4 Silabus .................................................................................
79
4.4.5 Rencana Pelaksanaan Pendidikan .......................................
81
BAB V PENUTUP ........................................................................................................
101
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................
101
5.2 Saran .........................................................................................................
103
5.3 Implikasi ...................................................................................................
104
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
105
LAMPIRAN ..................................................................................................................
107
BIODATA .....................................................................................................................
122
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi adalah sebuah perubahan besar yang tidak bisa dihindari perkembangannya. Teknologi yang semakin maju mendorong manusia untuk bisa menerima setiap perubahan yang terjadi. Manusia harus bisa memilih dan memilah mana yang baik mana yang buruk. Namun, tidak semua perubahan bisa mengubah tatanan kehidupan itu ditanggapi dengan sikap yang semakin baik. Bahkan dengan pesatnya arus kemajuan seperti saat ini, peran bangsa sepertinya pudar dalam menempatkan manusia dalam suatu wadah etnis dan nasionalis tertentu . Akhir-akhir ini, kekerasan marak terjadi di kalangan masyarakat khususnya di kalangan anak-anak remaja. Maraknya pemberitaan mengenai pembunuhan, pemerkosaan, penganiyaan, KDRT dan sebagainya adalah sebuah keprihatinan yang harus diperhatikan. Dengan adanya hal seperti itu, seakan-akan manusia tak mempunyai
rasa
kemanusiaan terhadap sesama.
Adanya
permasalahan-
permasalahan dalam masyarakat tersebut merupakan sebuah cerminan sulitnya mewujudkan nilai-nilai pendidikan karakter yang terjadi hampir di seluruh masyarakat global. Melalui pendidikan karakter ini upaya untuk kehidupan yang aman, damai dan tentram dapat membangun peradaban bangsa yang lebih baik. Khususnya anak-anak, perkembangan kepribadian atau karakter seorang anak tergantung dengan kondisi lingkungan sekitar. Apabila kondisi lingkungan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
tersebut tidak baik, maka kemungkinan besar karakter atau kepribadian anak juga kurang baik. Sebaliknya, apabila lingkungan sekitar baik, maka kemungkinan besar pendidikan karakter yang didapat juga baik. Dalam hal ini peran pendidikan sangatlah penting khususnya pendidikan karakter. Karena pendidikan merupakan sarana untuk anak dalam mendapatkan berbagai ilmu dan keahlian yang akan diajarkan oleh instansi pendidikan khususnya sekolah Proses pembelajaran sastra di sekolah dewasa kini semakin maju dalam materi maupun model pembelajarannya. Hal ini bisa dilihat dengan semakin luas wawasan seorang dalam memberikan materi maupun contoh kepada siswa. Guru dituntut kreatif dalam menciptakan kelas yang kondusif. Maka dari itu, penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus dilakukan oleh guru karena merupakan suatu panduan pada saat mengajar agar lebih tersruktur. Silabus dan RPP merupakan suatu tuntutan minimal menjadi seorang guru. Tradisi instan yang saat ini menjadi sebuah realita menjadi PR seorang guru bagaimana menanamkan nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Penanaman nilai sejak dini merupakan hal penting untuk membantu siswa dalam bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Sebuah karya sastra dapat memiliki manfaat yang berguna bagi semua orang khususnya penikmat sastra. Karya sastra tersebut dapat bernilai karena manfaat yang dihadirkan. Semakin bermanfaat sebuah produk, khususnya produk di bidang sastra akan berguna pula bagi si pembacanya atau yang menikmati karya sastra tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Beberapa manfaat dari karya sastra di antaranya, karya sastra dapat memberikan kesadaran bagi para pembaca bagaimana pembaca dapat memahami manusia dan alam sekitarnya sehingga dapat memberikan kepuasan batin dan menghibur pembaca atau penikmatnya. Karya sastra juga diharapkan abadi atau kekal walaupun dimakan oleh waktu dan universal atau tidak mengenal asas kebangsaan. Karya sastra juga merupakan seni dan diharapkan dapat memberikan penghayatan sehingga masyarakat mampu menjadi manusia yang berbudaya. Karya sastra juga dapat menghubungkan pengarang dengan pandangan dunia. Hubungan pengarang dengan pandangan dunia dalam sebuah karya sastra berintikan masalah sosial bukan hanya sekadar riwayat pribadi. Seberapa sederhananya sebuah pandangan terhadap karya sastra khususnya novel merupakan tekstualitas ideologi atau pandangan dunia. Apabila hal seperti ini diabaikan, sama saja mengabaikan pandangan dunia yang dimiliki seorang pengarang. Karena pandangan tentang dunia akan membentuk pandangan yang bersatu padu dengan keseluruhan realitas. Apalagi karya sastra meupakan sebuah hasil renungan yang dapat memberikan gambaran dan memberikan kesadaran seseorang dalam berkarya (Sumarjo dan Saini, 1991: 8-10). Peneliti memilih novel sebagai objek untuk penelitian.. Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang memiliki plot jalan cerita yang kompleks dan bersifat fiksi atau rekaan. Banyak penulis novel Indonesia yang karyanya sangat mendunia. Andrea Hirata salah satunya. Penulis novel memiliki nama asli Andrea Hirata Seman Said Harun ini pernah menulis novel fenomenal yang berjudul Laskar Pelangi. Novel ini sangatlah fenomenal karena cerita yang diangkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
merupakan kehidupan Andrea Hirata semasa kecil yang sangat memprihatinkan. Pria yang lahir di Bangka Belitung tanggal 24 Oktober 1982 ini menggambarkan bagaimana memprihatinkannya sekolah yang ia gunakan semasa menimba ilmu. Hal itu terjadi karena ia tinggal di daerah terpencil yang bahkan lepas dari perhatian pemerintah.akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya untuk bisa hidup lebih baik di masa mendatang. Selain itu karya-karyanya sangat erat sekali dengan cerita kehidupan sosial dan kemanusiaan. Novel karya Andrea Hirata sangat baik digunakan dalam bidang pendidikan. Novel yang digunakan peneliti untuk penelitian ini adalah Cinta di dalam Gelas yang diterbitkan pada tahun 2010 berbentuk novel dwilogi yang berjudul Padang Bulan. Novel ini bercerita mengenai seorang perempuan bernama Maryamah atau Enong yang berasal dari keluarga yang sederhana yang rela bekerja sebagai seorang pendulang timah untuk kebutuhan ibu dan ketiga adiknya. Namun setelah ketiga adiknya menikah ia kemudian tinggal berdua bersama ibunya yang bernama Syalimah. Ibunya merasa prihatin dengan Maryamah karena dia sendiri yang belum menikah. Kemudian ia menikah dengan seorang pencatur handal bernama Matarom. Namun bukan kebahagiaan yang di dapati Maryamah, melainkan perlakuan kasar dari suaminya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk bercerai. Setelah itu Maryamah ingin menjadi seorang pencatur yang handal. Ia gigih belajar dan berusaha untuk menguasai permainan catur supaya bisa mengalahkan lawan-lawannya. Berbagai perlombaan sudah ia ikuti. Sampai akhirnya ia bertemu lagi dengan Matarom. Karena kecerdasan dan kegiggihan Maryamah, akhirnya ia bisa mengalahkan Matarom sang juara catur yang selama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
ini ditakuti oleh lawan-lawannya. Dengan adanya hal itu bisa kita pelajari bahwa belajar merupakan sebuah jalan menuju sebuah kemenangan atau kesuksesan. Dengan belajar yang giat dan gigih seperti Maryamah kita mampu meraih kesuksesan dan kemenangan yanbg sebelumnnya kita tidak bisa duga. Upaya dalam mewujudkan kepedulian dan kesadaran terhadap nilai karakter yang saat ini harus dioptimalkan di Indonesia saat ini. Penulis mewujudkannya pemikiran tersebut dalam penelitiannya yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata dan Relevansinya dalam Pembelajaran di SMA Kelas XI Semester II. Penulis memilih karya sastra sebagai objek penilitian karena dirasa karya sastra khususnya novel tepat untuk jenis penelitian ini. Dalam novel sering tergambar gejala-gejala sosial masyarakat yang juga akan berkaitan dengan penelitian ini. 1.2
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana analisis alur, tokoh, penokohan, latar dan tema dalam Novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata? b. Bagaimana pendidikan karakter yang terkandung dalam Novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata? c. Bagaimana relevansi pendidikan karakter dalam pendidikan khususnya bagi siswa kelas XI semester II?
1.3
Tujuan a. Mendeskripsikan analisis alur, tokoh, penokohan, latar, da tema dalam Novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
b. Mendeskripsikan nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam Novel Cinta di dalam Gelas Karya Andrea Hirata. c. Mendeskripsikan relevansi pendidikan karakter dalam pendidikan khususnya bagi siswa kelas XI semester II? 1.4
Manfaat 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pembaca agar mampu mengetahui aspek pendidikan karakter yang terkandung di dalam Novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata. Selain itu, diharapkan bisa menjadi acuan atau pertimbangan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan aspek pendidikan karakter dalam sebuah karya sastra dan relevansinya terhadap pendidikan khususnya di SMA kelas XI semester II. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu membantu dan memberikan sumbangan dalam meningkatkan kemampuan dalam memahami pengetahuan baru. Terutama yang berkaitan dengan aspek pendidikan karakter yang terdapat dalam sebuah karya sastra dan relevansinya terhadap pendidikan.
1.5
Batasan Istilah Di dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan istilah atau definisi operasional. Batasan istilah ini bertujuan agar pembaca mendapat gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti. Batasan istilah tersebut adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
a. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang (Kemendiknas 2011:3). b. Pendidikan karakter tersebut dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi
pekerti,
watak
moral
yang
memiliki
tujuan
untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, memelihara apapun yang baik dan mewujudkan kebaikan tersebut di dalam kehidupan sehari-hari (Kemendiknas, 2011: 4). c. Istilah novel berasal dari bahasa Itali novella yang berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (Abrams, 1991: 119). 1.6
Sistematika Penyajian Dalam proposal ini berisi 3 bab. Bab I berisi tentang Pendahuluan. Uraian
mengenai pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat yang terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II berisi tentang Studi Kepustakaan. Uraian mengenai studi kepustakaan berisi penelitian terdahulu yang relevan dan landasan teori. Dalam penelitian yang relevan, penulis menemukan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian milik Istiana Suranti, Ery Iswary, dan Marliya Silohah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bab III
8
berisi tentang Metodologi Penelitian yang terdiri dari subjek
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penellitian, teknik analisis data. Bab 1V berisi tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari deskripsi data, analisis alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, analisis pendidikan karakter dalam novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata dan relevansinya dalam pembelajaran di SMA kelas XI semester II. Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan, saran dan implikasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN 2.1 Penelitian Terdahulu yang relevan Istiana Suranti (2012) dalam penelitinnya yang berjudul Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Semester 1 dan 2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penelitian yang merupakan penilitian yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa buku teks ini, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa SMP Bopkri 2 Yogyakarta kelas VII tentang penanaman nilai karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan pendidikan karakter. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ery Iswary (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pembelajaran Bahasa dan Pendidikan Karakter: Transformasi Pengetahuan Kearifan Lokal Melalui Folktale . Hasil penelitian dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter yang terindikasi dalam folktale juga dapat diklarifikasi atas tiga jenis yaitu pengetahuan moral (moral knowing), moral feeling yaitu energi dalam diri untuk bertindak sesuai prinsip moral, seperti berempati, mencintai kebenaran, mampu mengontrol diri, rendah hati; serta aksi moral (moral action). Pemahaman akan prinsip-prinsip moral yang terkandung dalam folktale diharapkan dapat membangun karakter positif yang kuat agar tetap berkompetisi dengan jati diri yang kuat di era globalisasi.
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Penelitian berikutnya yang dilakukan oleh Marliya Solihah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Penanaman Nilai Karakter pada Siswa di MAN Wonokromo Bantul Yogyakarta. Dari hasil penelitiannya dapat dikatakan bahwa: (1) pelaksanaan proses penananman karakter di MAN Wonokromo Bantul dilakukan dengan menggunakan dengan berbagai macam kaidah, yaitu kaidah kebertahapan, kesinambungan, momentum, motivasi intrinsik, dan kaidan pembimbing. (2) Hasil yang dicapai adalah kedisiplinan warga madrasah meningkat cukup pesat, religiusitas warga madrasah juga semakin membaik, kejujuran peserta didik juga mulai tertanamserta prestasi siswa-siswi dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan cukup tinggi baik akademik maupun non akademik. (3) Faktor pendukungnya adalah (a) kerjasama yang baik antara guru dan karyawan (b) tersedianya fasilitas yang memadai (c) mayoritas anak-anak MAN Wonokromo bermukim di pondok pesantren. Adapun faktor penghabatnya (a) kurangnya kesadaran peserta didik diatasi dengan mengadakan softskill, (b) Kondisi orang tua dan lingkungan tempat tinggal yang kurang mendukung, hal ini diatasi dengan mengadakan paguyuban wali murid. 2.2 Kajian Pustaka 2.2.1 Unsur-unsur Sastra Berbicara mengenai pendidikan karakter yang terdapat dalam sebuah karya sastra, perlu diketahui bahwa karya sastra itu sendiri adalah salah satu kekayaan di bidang seni yang dimiliki oleh setiap negara. Khususnya di Indonesia, karya sastra sangatlah digemari oleh banyak orang. Prosa, merupakan salah satu genre dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
bidang sastra yang sangat digemari khususnya anak muda. Sapardi Djoko Darmono mengatakan bahwa karya sastra menampilkan gambaran kehidupan. Jenis atau genre sastra ada berbagai macam. Tiap-tiap bentuk sastra memiliki watak dan bentuk yang berbeda-beda karena memiliki unsur-unsur pola secara berbeda untuk tujuan-tujuan yang berbeda pula (Sumarjo dan Saini K.M. 1991:16). Dalam karya sastra terdapat jenis karya yang bersifat fiksi. Fiksi merupakan karya yang menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam berbagai interaksinya dengan lingkungan dan sesama interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan. Khayalan penulis merupakan suatu penghayatan dan perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Karya fiksi dapat memberikan hiburan kepada pembaca dan daya tarik yang mungkin akan memotivasi pembaca untuk belajar, merasakan dan menghayati berbagai permasalahan dalam hidupnya (Nurgiyantoro, 2009: 3). Karya fiksi terdapat unsur-unsur pembangun di dalamnnya. Unsur-unsur tersebut terbagi atas dua jenis yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri secara langsung sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, namun secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau system organisasi karya sastra (Nurgiyantoro, 2009:23). Bisa diartikan pula bahwa penyampaiannnya dalam karya sastra unsur intrinsik itu tersurat, sedangkan unsur ekstrinsik tersirat. Kedua hal tersebut sudah pasti menjadi hal wajib dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
penyusunan sebuah karya sastra khususnya novel. Unsur intrinsik novel terdiri atas tema, plot, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, bahasa dan amanat. 2.2.1.1 Alur Secara umum, alur adalah jalan cerita yang disampaikan oleh suatu karya sastra. alur juga bisa berarti tahapan-tahapan dalam perjalanan sebuah peristiwa yang terjadi. Dengan adanya sebuah alur, sebuah karya menjadi jelas tentang kaitannya dari peristiwa satu ke peristiwa lainnya dan memiliki hubungan yang erat antar peristiwa. . Sudjiman (1992:30) dalam bukunya yang berjudul Memahami Cerita Rekaan memaparkan struktur alur yang di gambarkan sebagai berikut:
1. Paparan Awal
2. Rangsangan 3. Gawatan 4. Tikaian
Tengah
5. Rumitan 6. Klimaks 7. Leraian
Akhir
8. Selesaian
Struktur awal yang meliputi paparan, rangsangan dan gawatan. Paparan merupakan fungsi utama sebuah cerita atau keterangan sekadarnya untuk mempermudah pembaca dalam mengikuti kisah selanjutnya. Rangsangan sering ditimbulkan dengan masuknya seorang tokoh baru yang berlaku sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
katalisator misalnya dengan datangnya berita yang merusak keadaan yang semula selaras. Gawatan lebih merujuk pada tegangan yang dapat menyebabkan pembaca terpancing rasa keingintahuannya dengan kelanjutan cerita dan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh tokoh tersebut. Struktur tengah meliputi tikaian, rumitan, klimaks. Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat dari sebuah pertentangan yang terjadi. Tikaian merupakan pertentangan antara dirinya dengan kekuatan alam, dengan masyarakat atau tokoh lain. Rumitan mempersiapkan pembaca untuk menerima seluruh dampak dari klimaks. Klimaks adalah muslihat berwujud orang atau barang yang muncul tiba-tiba dan memberikan pemecahan atau jalan keluar atas semua kesulitan atau permasalahan. Struktur akhir meliputi leraian dan selesaian. Leraian adalah peristiwa yang menunjukan perkembangan kearah selesaian. Sedangkan selesaian adalah bagian akhir dari penutup sebuah cerita. Dalam selesaian mengandung penyelesaian masalah yang melegakan dan juga mengandung penyelesaian masalah yang menyedihkan. 2.2.2.2 Tokoh dan Penokohan Dalam sebuah karya sastra tokoh atau pelaku merupakan hal penting. Tanpa ada sebuah tokoh yang mengisi sebuah cerita. Tanpa seorang tokoh maka cerita yang ditampilkan akan mati. Menurut Abrams (1981:20) tokoh adalah orang(-orang) yang ditampilkan dalam sebuah karya naratif, atau drama, yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Sebuah novel biasanya tokoh diceritakan dengan penjabaran yang lebih lengkap dan jelas. Hal tersebut karena di dalam sebuah novel penjabaran ceritanyapun lebih berkembang. Penokohan dalam sebuah novel biasanya dijabarkan dengan hal yang berhubungan dengan ciri-ciri fisik, keadaan sosial, tingkah laku, kebiasaan, dan hubungan antar tokoh baik yang dilukiskan secara langsung maupun tidak langsung (Burhan, 2009:13). Dalam pengertiannya tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, karakter dan karakterisasi menunjukan pengertian yang hampir sama. Namun dalam tokoh dan penokohan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Istilah tokoh tersebut menunjuk pada orang atau si pelaku cerita, sedangkan penokohan pengertiannya lebih luas daripada tokoh. Penokohan tersebut mencakup bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca pada perwujudan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita (Burhan, 2009:164 – 166). Adapun teknik yang digunakan pengarang untuk menggambarkan sifat pada tokoh. Altenbernd & Lewis (Burhan, 2009:194) menyebutnya dengan teknik ekspositori dan teknik dramatik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
a. Teknik Ekspositori Teknik ekspositori biasa juga disebut dengan teknik analitis adalah pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Pengarang mengahdirkan tokoh secara langsung atau tidak berbelit-belit dengan disertai deskripsi berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku atau bahkan ciri-ciri fisiknya (Burhan, 2009:194). b. Teknik Dramatik Teknik dramatik ini dalam penggamabaran tokohnya, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Akan tetapi pengarang membiarkan para tokoh cerita menunjukan kediriannya sendiri melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan baik secara verbal atau kata-kata maupun non verbal.atau tindakan dan tingkah laku (Burhan, 2009:198). Suatu kejadian dalam sebuah cerita tersebut tidak hanya dapat di dukung oleh satu tokoh saja. Melainkan terdapat tokoh tambahan yang melengekapi kejadian tersebut agar terkesan lebih hidup. Adapun pengertian tokoh utama dan tokoh tambahan menurut Burhan Nurgiyantoro (2009:176 – 177) sebagai berikut: a. Tokoh Utama Tokoh yang diutamakan dalam pencitraannya atau tokoh yang paling banyak di ceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Selain itu juga selalu berhubungan dengan tokoh lain, ia selalu hadir sebagai pelaku atau yang dikenai kejadian dan konflik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
b. Tokoh Tambahan Tokoh yang kemunculan dalam suatu cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya keterkaitan dengan tokoh utama secara langsung maupun tidak langsung. 2.2.2.3 Latar Kejadian atau peristiwa yang ada di dalam sebuah cerita pastinya tidak hanya terjadi dalam rentang tertentu dan tempat tertentu. Secara sederhana latar memeberikan informasi dimana saja peristiwa atau kejadian itu terjadi dan merupakan proyeksi keadaan batin tokoh. Latar memberikan pijakan secara konkret dan jelas sehingga memberikan kesan realistis bagi pembaca seolah-olah sungguh-sungguh terjadi (Burhan, 2009:217). Menurut Nurgiyantoro (2009:227) menjelaskan bahwa unsur-unsur latar dibedakan menjadi tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Latar tempat adalah latar yang menggambarkan lokasi peristiwa itu terjadi yang di ceritakan dalam karya fiksi. Latar waktu adalah latar yang berhubungan dengan “kapan” waktu terjadi peristiwa yang sedang diceritakan. Sedangkan latar sosial adalah hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat yang diceritakan. Fungsi latar adalah memberikan informasi tentang situasi bagaimana adanya dan proyeksi keadaan batin para tokoh. Latar pun merupakan salah satu unsur yang penting bagi penentuan nilai estetika karya satra serta salah satu fakta cerita yang harus diperhatikan. Jadi, latar salah satu unsur yang dominan dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
membentuk suatu cerita. latar merupakan bagian yang berarti dari suatu keutuhan artistik yang harus dipahami di dalam hubungannya dengan unsur-unsur yang lain (Sudjiman, 1992:48). 2.2.2.4 Tema Tema adalah dasar atau gagasan umum dalam sebuah novel. Gagasan dasar umum yang ditentukan sebelumnnya oleh pengarang yang dipergunakan pengarang untuk mengembangkan sebuah cerita. Dengan kata lain cerita akan “setia” mengikuti gagasan umum yang telah diterapkan sebelumnya sehingga berbagai peristiwa, konflik, pelataran, dan penyudutpandangan diusahakan mencerminkan gagasan dasar umum tersebut (Nurgiyantoro, 2009:70). 2.2.1 Pendidikan Karakter Pendidikan
karakter
saat
ini
memang
sedang
marak
sekali
diperbincangkan. Permasalahan-permasalahan mengenai budaya dan karakter bangsa menjadi salah satu sorotan yang harus kita kaji lebih dalam. Dalam hal ini alternatif yang digunakan sebagai penyelesaian masalah adalah melalui pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang preventif karena pendidikan dapat membangun generasi baru yang lebih baik. Maka dari itu, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil berbagai masalah budaya dan karakter bangsa (Kemendiknas, 2010:1) Budaya merupakan aspek yang mempengaruhi pendidikan karakter. Budaya adalah keseluruhan sistem berpikir, nilai moral, norma, dan keyakinan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
yang menjadikan hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya yang kemudian bisa menghasilan sistem sosial, sistem ekonomi, sistem kepercayaan, sistem pengetahuan, teknologi, seni, dan sebagainya. Ketika kehidupan manusia terus berkembang,
maka
yang
berkembang
adalah
sistem-sistem
tersebut
(Kemendiknas, 2010:3) Selain budaya terdapat karakter yang menjadi bagian dari pendidikan karakter. Karakter merupakan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara panda, berpikir, bersikap, dan bertindak. Pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Pengembangan karakter hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial budaya yang bersangkutan. (Kemendiknas, 2010:3) Menurut pandangan klasik dari dua filsuf yaitu Aristoteles dan Michael Novak, karakter tersebut memiliki karakter-karakter tersendiri yang berguna bagi nilai pendidikan. Aristoteles, seorang filsuf Yunani mendefinisikan karakter yang baik sebagai kehidupan dengan melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang lain. Kita harus memiliki pengendalian diri sendiri dan keinginan pribadi untuk melakukan hal banyak bagi orang lain. Bisa dikatakan bahwa apabila karakter seseoramg itu baik maka akan berdampak baik pula bagi orang lain. Kehidupan yang berbudi luhur termasuk kebaikan yang berorientasi pada diri sendiri sebagaimana halnya dengan kebaikan yang berorientasi pada hal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
lainnya dan kedua jenis ini berhubungan. Menurut filsuf kontemporer, Michael Novak karakter merupakan campuran kompatibel yang diidentifikasikan oleh tradisi religius, cerita sastra, kaum bijaksana, dan kumpulan orang berakal sehat yang ada dalam sejarah. Tidak semua orang memiliki karakter kebaikan dan setiap orang tersebut memiliki kelemahan (Thomas Lickona 2012:81). Menurut Thomas Lickona pendidikan karakter adalah segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter siswa serta suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang untuk
memahami, memperhatikan, dan
melakukan nilai-nilai etika yang inti. Selain itu pendidikan karakter juga harus mampu mengartikan pengetahuan tentang moral dan nilai-nilai baik dalam aksi dan aktivitas ntyata dengan dorongan untuk selalu berbuat baik. Karena pada dasarnya
karakter adalah kebaikan, kebaikan seperti kejujuran, keberanian,
keadilan dan kasih sayang adalah disposisi yang berperilaku secara bermoral. Karakter adalah objektivitas yang baik atas kualitas manusia, baik bagi manusia diketahui atau tidak. Dalam objektivitas juga diketahui adanya kebaikan objektif yang baik bukan bersifat subjektif. Karena kebaikan itu memiliki kriteriakriteria tertentu yaitu : (a) Kebaikan yang menentukan apa artinya manusia. Saat kita menjadi manusia yang utuh maka kita akan mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk mana yang baik dan mana yang tidak baik. (b) Kebajikan meningkatkan kebahagiaan dan kesehjahteraan seorang individu. (c) Melayani kepentingan umum sehingga memungkinkan untuk mampu hidup bermasyarakat. (d) memenuhi tes etika klasik reservibilitas dan universalisabilitas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Dalam mewujudkan karakter yang baik di dalam seorang anak, bukanlah hal yang bisa dilakukan secara cepat ataupun instan. Melainkan memerlukan waktu dan tahapan yang kompleks. Menurut Lawrence Kohlberg (1969, via Setya Tri
Nugraha,
Makalah
Seminar
Strategi
Pendidikan
Karakter
Melalui
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 2012) tahapan-tahapan tersebut terdapat tiga level hirarki yang masing-masing level tersebut memiliki dua tahapan. Ketiga level tersebut adalah (1) preconventional reasoning level, (2) conventional level, dan (3) postconventional level. Preconventional reasoning level adalah level yang terendah dari perkembangan moral. Dalam tahap ini seorang anak sudah memiliki sifat yang responsif terhadap peraturan label baik dan buruk dari peraturan yang dikeluarkan oleh orang tua, guru atau orang dewasa lainnya, dengan ditandai dengan adanya pemberian penghargaan maupun hukuman. Pada level ini anak juga sudah bisa menafsirkan baik dan buruk secara fisis dan hedonistis (berdasarkan enak tidak enak atau suka dan tidak suka). Level kedua adalah conventional level. Pada level ini anak tidak hanya mau berkompromi pada dirinya sendiri, namun berusaha mewujudkan secara aktif, menunjukan ketertiban dan berusaha mengidentifikasi diri mereka yang mengusahakan ketertiban sosial. Level ini terdapat dua orientasi dasar yaitu interpersonal concordance (good boy-nice girl orientation) dan law and order orientation. Dalam artian bahwa interpersonal concordance (good boy-nice girl orientation) adalah tingkah laku yang baik apabila tingkah laku seseorang mampu membuat orang lain merasa senang atau menolong orang lain. Sedangkan law and
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
order orientation lebih menekankan pada otoritas peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan dan pemeliharaan ketertiban sosial yang dijunjung tinggi. Level terakhir dalam tahapan ini adalah postconventional level. Dalam tahapan ini seorang anak berusaha untuk mendapatkan perumusan nilai-nilai moral karakter yang selanjutnya berusaha untuk merumuskan prinsip yang sah. Sehingga dapat diterapkan tanpa ada persoalan prinsip otoritas individu atau kelompok.
Di dalam
level ini terdapat dua orientasi yaitu social contract
orientation dan the universal ethical principle orientation. Dengan artian bahwa social contract orientation merupakan seorang individu yang mengartikan benar atau salahnya suatu tindakan atas hak dan norma individu yang sudah teruji di masyarakat. Sedangkan the universal ethical principle orientation bisa dikatakan bahwa benar salahnya sesorang itu ditentukan oleh keputusan suara hati nurani individu yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang sudah berjalan dan ditaati oleh masyarakat lingkungan. Seperti kita ketahui karakter tersebut berfungsi di lingkungan sosial masyarakat. Akan tetapi masyarakat tak jarang menyampingkan bahkan mengindahkan hal yang berkaitan dengan karakter. Alhasil di dalam masyarakat sebagian besar orang merasa acuh untuk melakukan hal bermoral yang akan berdampak pada anak-anak sebagai penerus suatu bangsa. Masyarakat harus mengajarkan pentingnya pendidikan karakter untuk menghindari hal tersebut pengajaran perlu dilakukan secara legitimasi di sekolah. Pengetahuan
moral,
perasaan
moral
dan
tindakan
moral
dalam
manifestasinya merupakan sebuah kualitas karakter yang membuat nilai-nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
moral menjadi realitas yang hidup. Seseorang yang memiliki karakter yang baik maka ia akan mampu menghargai kehidupannnya dengan bersifat tanggung jawab, jujur, saling menghormati, disiplin diri, dan berperilaku sebaik mungkin kepada orang lain yang ada disekitarnya. Mengetahui diri sendiri juga merupakan sebuah jenis pengetahuan moral guna pengembangan karakter. Menjadi seseorang yang bermoral tersebut memerlukan keahlian untuk mengulas kelakuan diri sendiri sehingga kita mampu mengevaluasi diri kita pula sendiri. Kemendiknas (2011:9 – 10) juga membuat 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
1. Religius atau sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur atau perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi atau sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain walaupun orang tersebut berbeda dari dirinya.
4. Disiplin atau tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
5. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguhsungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif atau berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri atau sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis atau cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu atau sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas
dari sesuatu
yang
dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan atau cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air atau cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
12. Menghargai prestasi atau sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca atau kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan atau sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli sosial atau sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung
jawab
atau
sikap
dan
perilaku
seseorang
untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Menurut Setya Tri Nugraha dalam Makalah Seminar Strategi Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia 2012, pendidikan karakter dapat dilakukan melalui tiga desain, yaitu; (a) desain berbasis pada relasi guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pembelajar, (b) desain berbasis kultur sekolah, yang berusaha membangun kultur sekolah yang mampu membentuk karakter anak didik dengan bantuan pranata sosial sekolah agar nilai tertentu terbentuk dan terbatinkan dalam diri siswa, dan (c) desain berbasis komunitas. Dalam hal ini pendidikan karakter yang berbasis kelas dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran. Pendidikan karakter menjadi bagian dari sebuah integral dalam kegiatan mata pelajaran sehingga memiliki dampak pengiring bagi berkembangnya karakter dalam diri siswa. Maka dari itu seorang guru harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter ke dalam kurikulum, silabus dan RPP. 2.2.3
Pembelajaran Sastra di SMA Pada dasarnya karya sastra memiliki berbagai macam genre. Di antaranya
berupa puisi, cerita pendek, novel maupun drama. Dunia pendidikan juga erat kaitannya dengan pembelajaran sastra. Secara umum sastra adalah sebuah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, dan keindahan dalam isi serta ungkapan (Sudjiman, 1990:71). Selain itu, Rahmanto (2005:27 – 28) mengklasifikasikan tiga aspek penting dalam memilih pengajaran sastra, yaitu: pertama dari segi bahasa, kedua dari segi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
kematangan jiwa (psikologi), dan ketiga dari segi latar belakang kebudayaan para siswa. 2.2.3.1 Bahasa Bahasa merupakan aspek yang paling penting dalam berkomunikasi, begitu pula dalam pembelajaran sastra. Tingkat penguasaan kosa kata anak SD dan SMA akan berbeda. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan faktor-faktor seperti: cara penulisan yang dipakai pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu, dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Selain itu, perlu juga diperhatikan cara penulis menuangkan ide-idenya dan hubungan antar kalimat dalam wacana itu sehingga peserta didik dapat memahami bahasa atau kata-kata kiasan yang digunakan. 2.2.3.2 Kematangan Jiwa Setiap orang pasti mengalami perkembangan psikologi. Hal ini juga harus diperhatikan karena akan berpengaruh pada kemampuan berpikirnya, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan dalam memecahkan suatu masalah. Rahmanto (2005: 30) menyajikan tahap perkembangan psikologi anak untuk membantu guru lebih memahami tingkatan perkembangan psikologi anak-anak SD dan anak-anak SMA. 1. Tahap pengkhayal (8 – 9 tahun) Pada tahap ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal nyata tetapi masih penuh dengan berbagai macam fantasi kekanakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
2. Tahap romantik (10 – 12 tahun) Pada tahap ini anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi dan mengarah ke realitas. Anak mulai menyukai cerita kepahlawanan, petualangan, dan bahkan kejahatan. 3. Tahap realistik (13 – 16 tahun) Pada tahap ini anak benar-benar terlepas dari dunia fantasi. Mereka terus berusaha mengetahui dan mengikuti dengan teliti fakta-fakta untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan yang nyata. 4. Tahap generalisasi (16 – selanjutnya) Pada tahap ini anak sudah tidak lagi berminat pada hal-hal praktis saja tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan menganalisis suatu fenomena. 2.2.3.3 Latar Belakang Budaya Latar belakang budaya juga harus diperhatikan. Secara tidak langsung, peserta didik akan lebih tertarik dengan karya-karya sastra yang mempunyai hubungan erat dengan latar belakang kehidupan mereka. Dengan demikian, guru juga harus bisa memahami apa yang diminati oleh para peserta didik sehingga dapat menyajikan suatu karya sastra yang tidak terlalu menuntut gambaran di luar jangkauan kemampuan pembayangan yang dimiliki oleh para peserta didiknya. Perlu kita ketahui bahwa pengajaran sastra dapat membantu meningkatkan keterampilan bahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, serta membantu pembentukan watak peserta didik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
2.2.4 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (BSNP, 2006). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang membahas mengenai Standar Nasional Pendidikan Bab I Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “ kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan”. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan satuan silabus. Kurikulum KTSP merupakan penyempurnaan kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah (Muslich, 2009:17). Pengembangan budaya dan karakter bangsa pada prisnsipnya
tidak
dimasukkan sebagai pokok bahasan dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Maka dari itu seorang guru harus bisa mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus, dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang ada (Kemendiknas 2011:11). 2.2.5 Silabus Silabus merupakan penjabaran standar konpetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
pencapaian kompetensi untuk penilaian BSNP. Silabus adalah sebuah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/ pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/ alat/ bahan belajar. 2.2.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP merupakan singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. RPP adalah
rencana
yang
menggambarkan
prosedur
dan
pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang di dalamnya terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data-data yang diperoleh untuk penelitian ini bersumber dari buku-buku, jurnal, artikel, ensiklopedi dan lain-lain. Buku primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata, sedangkan sumber sekundernya adalah tulisan-tulisan yang membahas mengenai pendidikan karakter dan novel karya Andrea Hirata sendiri.
Selain itu penelitian ini juga
menggunakan metode analisisis isi (content analysis). Metode analisis isi ini lebih menekankan pada kedalaman makna isi teks bacaan khususnya teks sastra yang bersangkutan salah satunya novel. Penelitian ini tidak menguji hipotesis tertentu tetapi hanya menganalisis aspek pendidikan karakter sebuah karya sastra dalam Novel Cinta di dalam Gelas Karya Andrea Hirata dan relevansinyanya dalam pembelajaran di SMA kelas XI semester II. Dalam metodologi penelitian ini akan dipaparkan mengenai : (1) Subjek penelitian, (2) Sumber data dan data, (3) Teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, (5) Teknik analisis data. Kelima hal tersebut akan dijelaskan pada metodologi penelitian ini. 3.1 SubjekPenelitian Penelitian kualitatif adalah penelitian yang cocok untuk meneliti dan menggambarkan aspek pendidikan karakter yang terjadi dalam karya sastra tersebut.
Selain
menggunakan
penelitian 30
kualitatif,
penelitian
ini
juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan
penelitian
deskriptif.
Deskriptif
ini
merupakan
31
sebuah
penggambaran yang apa adanya mengenai suatu variabel, gejala atau suatu keadaan yang terjadi. 3.2 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Novel Cinta di dalam Gelas Karya Andrea Hirata. Novel ini diterbitkan tahun 2012. Panjang novel ini terdapat 264 halaman dan terbagi atas 45 bab. Data yang diambil adalah nilai pendidikan karakter yang terdapat di dalam novel. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan teknik yang
sering
digunakan misalnya angket, kuisioner dan sebagainya. Akan tetapi teknik atau cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah dengan cara membaca keseluruhan isi novel, kemudian mengidentifikasi dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan karakter yang terdapat di dalam Novel Cinta di dalam Gelas Karya Andrea Hirata. 3.4 Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Diharapkan peneliti adalah instrumen atau alat pengumpul data. Pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan melakukan observasi (pengamatan secara langsung). Oleh sebab itu, peran manusia dalam penelitian ini sangatlah penting.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
3.5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan peneliti diantaranya peneliti membaca keseluruhan novel dengan menggaris bawahi kalimat atau paragraf yang memiliki unsur dari pendidikan karakter. Kemudian peneliti mengidentifikasi kalimat-kalimat tersebut. Setelah itu peneliti menganalisis pendidikan karakter yang sudah ditemukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Pada bagian ini peneliti menganalisis alur, tokoh, penokohan, dan latar dalam Novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata. Peneliti memilih empat dari enam unsur intrinsik yang ada karena keempat unsur bisa membantu dalam menemukan nilai pendidikan karakter. Peneliti menganalisis pendidikan karakter di dalam novel tersebut. Dari 18 nilai pendidikan karakter peneliti menemukan 13 nilai pendidikan karakter. Hasil penelitian ini akan direlevansikan dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester II. Pada penelitian ini peneliti menganalisis unsur instrinsik diantaranya (1) Alur terdiri dari struktur awal (paparan, rangsangan, gawatan), struktur tengah (tikaian,rumitan, klimaks) dan struktur akhir (leraian, selesaian). (2) Tokoh dan penokohan yang terdiri dari tokoh utama dan tokoh tambahan, (3) latar yang terdiri latar waktu, latar tempat dan latar sosial. Kemudian menganalisis 13 nilai pendidikan karakter di antaranya (1) religius terdapat enam kutipan, (2) jujur terdapat dua kutipan, (3) toleransi terdapat tiga kutipan, (4) kerja keras terdapat lima kutipan, (5) kreatif terdapat lima kutipan, (6) mandiri terdapat dua kutipan, (7) demokratis terdapat tiga kutipan, (8) semangat terdapat sebelas kutipan, (9) cinta tanah air terdapat tiga kutipan, (10) menghargai prestasi terdapat empat
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
kutipan, (11) bersahabat terdapat lima kutipan, (12) gemar membaca terdapat dua kutipan, dan (13) peduli sosial tedapat dua kutipan. 4.2 Analisis Alur, Tokoh, Penokohan, Latar, dan Tema 4.2.1 Analisis Alur Panuti Sudjiman (1992:30) mengatakan bahwa di dalam alur terdapat tiga analisis struktur. Struktur awal yang terdiri atas paparan, rangsangan dan gawatan. Struktur tengah meliputi tikaian, rumitan dan klimaks. Struktur akhir meliputi leraian dan selesaian. 4.2.1.1 Paparan Novel Cinta di dalam Gelas ini berkisah tentang perjuangan seorang perempuan bernama Enong atau Maryamah yang berasal dari keluarga yang sederhana. Sejak umur 14 tahun ia sudah bekerja sebagai seorang pendulang timah. Ia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan ketiga adiknya yang kini menjadi tanggung jawabnya sesudah ayahnya meninggal dunia. Setelah ketiga adiknya tersebut menikah dan mengikuti suami mereka masing-masing, sekarang Maryamah hanya tinggal berdua dengan ibunya. Tak lama berselang, ibunya Syalimah jatuh sakit. Ia bersedih dengan keadaan ibunya saat ini. Namun ibunya juga merasa sedih dengan keadaan Maryamah yang masih sendiri. Maryamah pun tahu apa yang diinginkan ibunya kala itu. Hingga pada akhirnya ia menerima pinangan seorang pria yang bernama Matarom.
(1)
Semuanya karena sepanjang hidup ketiga gadis kecil kakak-beradik itu telah menyaksikan bagaimana ibunya dan Enong berjuang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(2)
(3)
35
untuk mereka. Enong bekerja keras menjadi pendulang timah sejak usia batu 14 tahun. Ia berusaha sedapat-dapatnya memenuhi apa yang diperlukan ketiga adiknya dari seorang ayah. Dibelikannya mereka baju Lebaran, diurusnya jika sakit, dan ia menangis setiap kali mengambil rapor adik-adiknya. Sebab, saat menandatangani rapor yang harusnya ditandatangani ayahnya itu, ia rindu pada ayahnya (Andrea, 2010:9). Waktu berlalu, Enong tak menunjukkan tanda-tanda akan menikah. Akhirnya, adiknya Lana dan si bungsu Ulma juga dengan terpaksa mendahuluinya. Ketiga adik Enong meninggalkan rumah, mengikuti suami masing-masing. Tinggalah Syalimah dan Enong serta rumah mereka yang sepi (Andrea, 2010:16). Beberapa waktu kemudian, Syalimah jatuh sakit. Dokter berkata , ia sakit karena lanjut usia. Tabib berkata, ia sakit karena sudah tua. Selama ibunya sakit, Enong sering mendapati ibunya dengan sedih. Enong tahu apa yang ingin dikatakan ibunya, namun tak sanggup terkatakan. Ia ingin melapangkan hati ibunya sementara masih ada waktu. Karena itu, ia menerima pinangan seorang lelaki bernama Matarom. Suatu keputusan yang kemudian akan disesalinya (Andrea, 2010:17).
4.2.1.2 Rangsangan Sejak awal pernikahan kelakuan buruk suaminya sudah tampak. Akan tetapi Maryamah tetap bertahan walaupun seburuk apapun kelakuan suaminya terhadap dirinya. Sampai pada suatu hari datanglah seorang wanita yang mengaku bahwa ia adalah istri Matarom. Wanita itu datang dalam keadaan hamil. Akhirnya pertahanan Maryamah untuk suaminya berakhir. Ia minta diceraikan. Kemudian ia menceritakan nasibnya kepada Giok Nio dan Selamot. (4)
Tak seperti perkawinan ibu dan ketiga adiknya, Enong tidak beruntung. Kelakuan buruk suaminya telah tampak sejak awal perkawinan , namun ia bertahan. Seburuk apapun ia diperlakukan, ia menganggap dirinya telah mengambil keputusan dan ia ingin menjaga perasaan ibunya. Namun, pertahanan Enong berakhir ketika suatu hari datang seorang perempuan yang mengaku sebagai istri Matarom. Perempuan itu dalam keadaan hamil. Ia tidak datang dengan marah-marahkarena tahu apa yang telah terjadi bukan kesalahan Enong. Enong meminta maaf dan mengatakan bahwa sepanjang hidupnya ia tak pernah mengenal lelaki dan tak tahu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(5)
36
banyak tentang Matarom. Enong mengakhiri perkawinannya secara menyedihkan. Ia minta diceraikan (Andrea, 2010:17). Sore itu aku berjumpa dengan Maryamah dan Selamot di kios ayam Giok Nio. Miris kami mendengar Maryamah berkisah tentang nasibnya. Benar pendapat orang-orang tua Melayu, bahwa dunia ini tak ada masalah sepelik soal rumah tangga. Kasihan dia, sungguh berat cobaan hidupnya. Nada bicaranya jelas mengesankan bahwa Matarom dan catur telah menjadi biang keladi kesusahannya. Namun, ia memang perempuan yang istimewa (Andrea, 2010:40).
4.2.1.3 Gawatan Maryamah juga menyampaikan keinginannya untuk belajar main catur. Ia ingin sekali melawan Matarom dalam permainan catur Matarom adalah seorang pencatur yang handal. Sudah berkali-kali ia mendapatkan kejuaraan dalam acara 17 Agustus. Bahkan ia akan menggondol kejuaraan ketiganya di lomba 17 Agustus mendatang. (6)
Aku mau belajar main catur. Aku mau bertanding 17 Agustus nanti. Aku mau menantang Matarom (Andrea, 2010:41).
4.2.1.4 Tikaian Ia menemui Detektif M. Nur dan mengatakan bahwa ini menyangkut dengan martabat dirinya di depan mantan suaminya tersebut. Setelah menemui Detektif M. Nur, lalu ia menemui ibunya. Ia memohon restu dan memohon agar ibunya dapat membantunya agar bisa bertanding catur. (7)
Ini menyangkut martabat Maryamah tergeletak di tanganmu!” Detektif menatap telapak tangannya. Kusampaikan pula bahwa ia mesti membantuku memperjuangkan agar Maryamah bisa ikut bertanding pada kejuaraan 17 Agustus. Jika bisa, ia harus mencari informasi tentang calonlawannya dan memata-matai permainannya, seperti yang ia lakukan dulu saat melawan Zinar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Kemudian Detektif melakukan evaluasi atas pertandingan caturku melawan Zinar tempo hari (Andrea, 2010:45).
4.2.1.5 Rumitan Pertandingan pertama lawan yang akan dihadapi adalah Aziz. Para penonton berbondong-bondong dan memadati warung kopi. Banyak sekali perempuan yang datang untuk menjadi supporter Maryamah. Lawan selanjutnya yang harus dihadapi Maryamah adalah Maksum. Selama Maryamah mampu memenangkan pertandingan, namun ia belum cukup mendapatkan dukungan dari pencatur lain. Lawan berikutnya adalah Muntaha. Akan tetapi karena mendadak dinas ke Pangkal Pinang, maka digantikan oleh Maulidi. Maryamah akhirnya yang memenangkan pertandingan tersebut. (8)
(9)
Pertandingan masih dua jam lagi, namun penonton telah berbondong-bondong ke warung kopi Paman. Penonton menjadi banyak karena ada penonton perempuan yang ingin menjadi supporter Mryamah. Sebelumnnya perempuan tak pernah menyaksikan pertandingan catur. Aku merinding melihat puluhan papan catur telah digelar. Motif kotak hitam putih bertaburan di atas meja dengan formasi melingkar berlapis-lapis, seakan berkelap-kelip, menimbulkan pemandangan yang menakjubkan. Penonton yang berjubel bertepuk tangan saat Maryamah dan Aziz menempati bangku masing-masing. Aku sendiri waswas melihat paman. Apakah situasi kesehatan syahwatnya sore ini akan membuat penyakit kepribadian gandanya memihak Maryamah atau sebaliknya. Hal itu amat sulit diramalkan (Andrea, 2010:122). Lawan berikutnya Maryamah adalah Maksum. Selamot dan Maryamah kenal baik dengan lelaki yang pernah kaya mendadak, kemudian miskin secara mendadak pula. Dialah juru taksir timah yang sering mencurangi Maryamah waktu berumur 14 tahun dan baru mulai mendulang timah dulu. Tak terbilang banyaknya kejadian Maksum menaksir rendah timah hasil dulangan Maryamah dengan tujuan agar dapat mengurangi harganya. Maryamah yang masih kecil dan lugu tak paham segala cara orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menaksir timah. Ia hanya perlu (Andrea, 2010:133).
38
uang untuk membeli beras
Beberapa hari kemudian pertandingan dimulai kembali. Kali ini ia melawan seorang kakek bernama Go Kim Pho pemilik toko dupa di Tanjung Pandan. Go Kim Pho pernah menolong Maryamah saat terlunta-lunta mencari pekerjaan di Tanjung Pandan. Kakek itulah yang memberinya uang untuk ongkos Maryamah pulang kampung. Saat bertanding dengan Go Kim Pho, Maryamah melakukan permainan yang sangat elegan. Ia bermain dengan rendah hati dan memberikan kekalahan yang agung kepada lelaki tua yang pernah menolongnya tersebut. (10)
(11)
(12)
Lawan Maryamah selanjutnya adalah seorang lelaki tua Hokian bernama Go Kim Pho. Dia datang ke warung kopi bersama anak, menantu, dan cucu-cucunya. Tampaknya ia telah pula mendengar berita demi berita yang menggemparkan tentang sepak terjang seorang perempuan Melayu bernama Maryamah sehingga benar ia bangga mendapat kesempatan berhadapan dengan pencatur perempuan pendatang baru yang ramai dibicarakan orang itu (Andrea, 2010:175 – 176). Ia bukan sekedar sekadar ingin memperpanjang kebanggaan dalam diri lelaki tua itu, dan kebanggaan sanak family yang menontonnya, namun di dalam langkah-langkah nan lambat itu, Maryamah menyempatkan diri untuk mengenang kebaikan lelaki di depannya pada masa lalu, manakala ia terlunta-lunta mencari pekerjaan di Tanjong Pandan. Go Kim Pho adalah pemilik toko dupa reyot di Tanjong Pandan itu, yang dulu memberinya uang untuk pulang kampung (Andrea, 2010:176). Papan pertama dan kedua dimenangkan Maryamah setelah Go Kim Pho mengerahkan kemampuan dan Maryamah memberinya peluang untuk menerapkan semua strategi yang ia miliki. Maryamah bermain secara rendah hati sekaligus cerdas. Ia memperlihatkan derajat tertinggi sebuah sportivitas dan jiwa bertarung yang meninggikan martabat lawannya. Para pengamat catur berdecak kagum menyaksikan kemampuan Maryamah menampilkan permainan yang sangat elegan dan member Go Kim Pho sebuah kekalahan yang agung. Bapak tua itu bangkit dan tersenyum (Andrea, 2010:176 – 177).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
4.2.1.6 Klimaks Setelah pertandingan Maryamah dengan pencatur lain akhirnya tiba waktunya perayaan arena catur 17 Agustus. Semua orang ingin menyaksikan pertandingan seorang perempuan yang lihai bermain catur. Mereka datang dari berbagai pelosok pulau dengan pakaian serba hitam. Mitoha meminta kepada Modin untuk memakai papan catur perak untuk pertandingan Maryamah dan Matarom nanti. (13)
(14)
Di arena catur tahun ini perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus benar-benar terasa. Kaum perempuan pedagang kecil yang berunjuk untuk mendukung pendaftaran Maryamah tempo hari tiba dalam satu rombongan besar yang meriah. Juragan-juragan toko Tionghoa bergabung dengan orang-orang Sawang, Melayu, dan orang bersarung serta juragan-juragan perahu mereka. Semuanya ingin menyaksikan seorang perempuan yang digembar-gemborkan sangat lihai bermain catur. Para penonton penggemar klenik juga sangat banyak. Mereka tak paham catur, tapi ingin melihat papan catur perak yang magi situ. Mereka hadir dari pelosok-pelosok pulai dalam pakaian serba hitam (Andrea, 2010:248 – 249). Mitoha secara resmi meminta pada Modin untuk memakai papan catur perak Matarom pada laga final. Tentu saja karena ia ingin menjatuhkan mental Maryamah dengan segala kabar ilmu hitam dan fakta bahwa Matarom tak pernah terkalahkan jika berlaga dengan papan itu (Andrea, 2010:249).
4.2.1.7 Leraian Pada akhirnya Maryamah dan Matarom bertemu dalam pertandingan final. Pertarungan sengit akan terjadi dalam pertandingan 17 Agustus. Para penonton merasakan ketegangan di pertandingan tersebut. (15)
Maryamah dan Matarom berhadap-hadapan. Maryamah mendapat buah putih. Yang diharapkan penganut perdukunan terkabul, yakni pada tarung papan pertama, Matarom akan memimpin tentaratentara iblisnya. Matarom tersenyum. Dapat kurasakan Maryamah sedikit banyak terkorupsi oleh sugesti. Ia berusaha menguatkan diri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
untuk menhadapi lawan multidimensi. Ia bukan hanya akan melawan pencatur brilian di depannya, namun juga berkelahi melawan apa yang dipercayai oleh lelaki-lelaki berpakaian serba hitam yang nanar menatapnya (Andrea, 2010:253).
4.2.1.8 Selesaian Hingga akhirnya Maryamah berhasil menghabisi Matarom di medan perang.
Setelah ia memenangkan pertandingan, kemudian ia berdiri dan
menghadapkan kepalanya ke atas. Maryamah merasa jiwanya terangkat. Pendukung yang awalnya mendukung Matarom, kini berbalik mendukung Maryamah. Matarom tersandar lemas di kursinya dengan mata yang nanar meratapi kekalahannya. Sabuk emas yang selalu ia banggakan selama dua tahun ini, harus lepas karena kemenangan yang berpihak kepada Maryamah. (16)
Maryamah berdiri dan menatap. Jiwanya seakan terangkat ke langit. Para pendukung Matarom berbalik mendukungnya. Bersama dengan pendukung Maryamah sendiri, tepuk tangan dan suitan-suitan kagum menjadi gegap gempita. Pasar seakan bergoyang dibuatnya. Sungguh sebuah sore yang takkan pernah dilupakan siapapun yang berada di situ. Alvin mengangkat tangannya dengan jari berbentuk victory. Maryamah menoleh pada Selamot, Giok Nio, dan Grand Master Ninochka Stronovsky. Mereka tak berkata-kata, tapi hanya saling tersenyum. Selamot dan Giok Nio berulang kali mengusap air matanya. Perempuan yang sepakat untuk bahu-membahu takkan pernah terkalahkan. Matarom tersandar lemas di kursinya dengan mata nanar. Sabuk emas yang melilot di pinggangnya selama dua tahun terlepas sudah. Karmanya telah terhempas di atas papan catur perak yang selalu diagung-agungkannya. Mitoha dan Master Nasional Abu Syafaat terpaku. Mereka seperti habis ditabrak angin puyuh. Matarom mengambil cangklong dari sakunya, berusaha menyalakannya tapi gagal karena tangannya gemetar. Ia tak dapat memegangi korek api dengan benar. Ia membanting cangklongnya. Cangklong itu berguling-guling menyedihkan di bawah meja tarung (Andrea, 2010:260-261).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
4.2.2. Analisis Tokoh dan Penokohan Tokoh merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah cerita rekaan. Perannya pun sangat penting dalam menggambarkan seorang pemeran dalam sebuah cerita. Tanpa seorang tokoh maka cerita yang ditampilkan akan mati. 4.2.2.1 Maryamah Tokoh utama dalam novel Cinta di dalam Gelas adalah Maryamah. Tokoh Maryamah ini dapat dikatakan sebagai tokoh utama karena dalam pencitraannya, tokoh ini yang paling banyak di ceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Selain itu juga selalu berhubungan dengan tokoh lain, ia selalu hadir sebagai pelaku atau yang dikenai kejadian dan konflik. . Maryamah perempuan yang hebat karena ia berjuang sejak umur 14 tahun sebagai pendulang timah dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan merupakan pahlawan di keluarganya. Dalam menggambarkan pernyataan tersebut penulis menggunakan teknik ekspositori. (17)
(18)
Pernah seorang guru bercerita padaku. Katanya ia bertanya pada Ania, siapakah pahlawan yang paling kamu kagumi. Ania kecil menjawab tanpa ragu bahwa pahlawannya adalah Syalimah-ibunya dan Enong- kakak sulungnya (Andrea, 2010:8). Semuanya karena sepanjang hidup gadis kecil kakak beradik itu telah menyaksikan bagaimana ibu dan Enong berjuang untuk mereka. Enong bekerja keras menjadi pendulang timah sejak usia 14 tahun. Ia berusaha sedapat-dapatnya memenuhi apa yang diperlukan ketiga adiknya dari seorang ayah (Andrea, 2010:8 – 9).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(19)
42
Enong tetap bekerja sebagai pendulang timah. Namun, ia tak lagi satu-satunya perempuan. Sekarang dengan mudah dapat ditemukan perempuan di lading tambang (Andrea, 2010:18).
Maryamah adalah seorang anak sulung yang memiliki tiga orang adik yang bernama Ania, Lana, dan Ulma. Dalam menggambarkan pernyataan tersebut pengarang menggunakan teknik ekspositori. (20)
(21)
(22)
(23)
Jika ada orang yang paling disayangi oleh Ania, Lana dan Ulma di dunia ini, mereka adalah ibu dan kakak sulung mereka (Andrea, 2010:8). Kian hari, hubungan itu kian dekat. Ania tak mau mengenalkan pemuda itu pada ibu dan kakaknya, terutama karena ingin menjaga perasaan kakaknya (Andrea, 2010:9). Pada malam pernikahan Ania, aku terpana melihat ketulusan yang ditunjukkan oleh seorang kakak. Dengan bersimbah air mata, Ania menyerahkan sehelai baju muslimah pada Enong sebagai pelangkah. Ia memohon maaf sampai tersuruk-suruk ke dalam pelukan kakaknya itu (Andrea, 2010:10). Akhirnya, adiknya Lana dan si bungsu Ulma juga dengan terpaksa mendahuluinya. Ketiga adik Enong meninggalkan rumah, mengikuti suami masing-masing (Andrea, 2010:16).
Berikut kutipan dengan menggunakan teknik dramatik. (24)
Dibelikannya mereka baju Lebaran, diurusnya jika sakit, dan ia menangis setiap kali megambil rapor adik-adiknya (Andrea, 2010:9).
Berikut kutipan yang menjelaskan bahwa Maryamah adalah seorang kakak dengan menggunakan teknik dramatik. (25) (26) (27)
“Ibu dan Kak Enong lebih hebat dari pahlawan manapun” (Andrea, 2010:8). “Lebaran masih lama. Mengapa Kakak mmebelikanku baju?” (Andrea, 2010:9) “Janganlah cemaskan Kakak, ni. Kakak akan baik-baik saja.” (Andrea, 2010:10).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Maryamah adalah seorang wanita tangguh dan pekerja keras. Sampaisampai postur tubuhnya hampir menyerupai laki-laki karena ia terlalu lama bekerja sebagai pendulang timah.. Dalam menggambarkan pernyataan tersebut, pengarang menggunakan teknik ekspositori. (28) (29)
Tubuhnya yang kekar seperti lelaki karena bertahun-tahun mendulang timah merengkuh tubuh adiknya (Andrea, 2010:10). Kupandangi lengannya yang besar dan kasar, jemarinya yang hitam, berkerak dan kaku, seperti bilah-bilah besi karena bertahuntahun mendulang timah.”(Andrea, 2010:51).
Maryamah adalah seorang yang memiliki semangat yang tinggi. Ia juga berlatih keras agar bisa berbahasa Inggris. Selain itu ia juga adalah seorang wanita yang humoris dan selalu optimis. Ia juga sangat bersemangat untuk bermain catur agar bisa melawan mantan suaminya Matarom. Dalam menggambarkan pernyataan tersebut, pengarang menggunakan teknik ekspositori. (30)
(31)
(32)
(33) (34)
Minatnya pada Bahasa Inggris tak lekang-lekang. Ia bahkan meningkatkan kelas kursusnya dan tetap naik bus dua kali seminggu untuk kursus di Tanjong Pandan, tak pernah membolos (Andrea, 2010:16). Kuhampiri perempuan yang humoris dan selalu optimis itu. Tanpa banyak cincong, ia menyerahkan sepucuk surat padaku, dan tak boleh aku membacanya sebelum ia pergi. Rupanya, tak hanya humoris dan optimis, dia juga sentimental (Andrea, 2010:28). Ia mengayuh sepeda reyotnya dan kubaca surat itu. Akupun tersenyum lebar. Surat itu adalah undangan untuk menghadiri wisuda kursus Bahasa Inggris (Andrea, 2010:28). Maryamah mencoba, gagal, dan mencoba lagi. Dia tak pernah jemu (Andrea, 2010:68). Maryamah adalah pribadi istimewa yang tak punya tabiat mengasihani diri. Ia tak pernah mengiba-iba. Kupandangi guru kesedihan itu. Hari ini aku belajar satu hal penting darinya bahwa jika tidak bersedih atas sebuah kehilangan menimbulkan perasaan bersalah, hal itu merupakan kesalahan baru, sebab kesedihan harusnya menjadi bagian dari kebenaran (Andrea, 2010:99).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(35)
(36)
(37)
44
Aku telah melihatnya belajar Bahasa Inggris dengan susah payah, tanpa merasa ragu akan usia dan segala keterbatasan, dan dia berhasil (Andrea, 2010:99). Sering kali ia memejamkan mata untuk membenam-benamkan pengetahuan baru ke dalam kepalanya. Sebuah kekuatan besar dari dalam dirinya seakan menggerakkan dengan dahsyat untuk menguasai catur yang ia anggap biang keladi kesusahan hidupnya (Andrea, 2010:57). Aneh sekali semuanya semuanya telah berlangsung. Beberapa bulan yang lalu, Maryamah masih tak tahu apa-apa, sekarang bakatnya diakui oleh seorang grand master, bahwa ia bercatur seperti Anatoly Karpov. Betapa ajaib perempuan itu. Betapa kuat tekadnya. Terpampang di depanku kini, akibat yang dahsyat dari orang yang tak pernah gamang untuk belajar, dari orang yang berani menantang ketidakmungkinan (Andrea, 2010:243).
Berikut adalah kutipan yang menjelaskan bahwa Maryamah memiliki semangat yang tinggi untuk bermain catur melawan Matarom dan merubah hidupnya agar lebih baik dengan menggunakan teknik dramatik. (38) (39) (40)
“Aku mau belajar main catur. Aku mau bertanding 17 Agustus nanti. Aku mau menantang Matarom” (Andrea, 2010:41). “Aku akan belajar, pasti bisa” (Andrea, 2010:41). “Habis air mataku, lunas sudah kesedihan itu. Hidup harus berlanjut. Tantangan ada di muka. Masih banyak yang harus disyukuri,”ujarnya ringan” (Andrea, 2010:98).
Maryamah
termasuk
perempuan
yang
pandai.
Ia
mendapatkan
penghargaan karena ia menjadi lulusan terbaik di tempat ia kursus Bahasa Inggris. Dalam penggambaran sosok Maryamah menggunakan teknik dramatik. (41)
“Lulusan terbaik kelima,” kata Bu Indri. Ia menunda menyebutkan namanya, mungkin karena sangat istimewa. Wajahnya tegang bercampur gembira. “Maryamah binti Zamzami!” (Andrea, 2010:29).
Maryamah adalah tokoh utama dalam novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata. Hal ini disebabkan cerita yang disajikan menceritakan perjuangan hidup Maryamah dan semangatnya dalam berlatih catur agar bisa mengikuti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
perlombaan catur 17 Agustus untuk melawan Matarom mantan suaminya. Kutipan (17) sampai (19) menjelaskan tentang perjuangan Maryamah menghidupi keluarganya sebagai seorang pendulang timah. Kutipan (20) sampai (27) menjelaskan bahwa Maryamah adalah anak sulung dan memiliki tiga orang adik yang bernama Ania, Lana dan Ulma. Kutipan (28) dan (29) menjelaskan tentang ciri-ciri fisik Maryamah yang memiliki postur tubuh yang kekar seperti laki-laki. Kutipan (30) sampai (40) menjelaskan semangat Maryamah dalam belajar Bahasa Inggris dan semangatnya dalam bermain catur untuk bisa melawan mantan suaminya. Kutipan (41) menjelaskan bahwa Maryamah merupakan seorang yang cerdas. Tokoh tambahan yang dianalisis adalah Aku, Syalimah, Giok Nio, Paman dan Selamot. Berikut deskripsi mengenai tokoh dan penokohan dari tokoh tambahan. 4.2.2.2 Aku Tokoh aku ini merupakan tokoh yang menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi. Akan tetapi tokoh aku ini bukanlah tokoh utama karena tokoh aku banyak menceritakan tentang kehidupan Maryamah dan peristiwa yang terjadi. Tokoh Aku adalah lelaki Melayu yang berasal dari kleluarga islam yang puritan.Penggambaran tokoh menggunakan teknik ekspositori. (42)
Sering kulamunkan, bagaimana aku, seorang anak Melayu udik dari keluarga Islam puritan, bisa jatuh cinta pada perempuan Tionghoa dari keluarga Konghucu sejati itu (Andrea, 2010:3).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Ia adalah sosok yang memiliki wajah tampan. Penggambaran tokoh menggunakan teknik ekspositori. (43)
Lelaki muda, sehat, walafiat, terang pikiran, punya ijazah, tidak bekerja? Sepatutnya disiram dengan kopi panas!”begitu ancaman ibu (Andrea, 2010:4).
Berikut penggambaran sosok Aku dengan menggunakan teknik dramatik. (44)
Tanpa alasan yang masuk akal, ia bahkan menyebutku tampan dan bertubuh atletis. Bahwa sorot mataku lendut dan bulu mataku lentik seperti boneka India (Andrea, 2010:6).
Tokoh aku adalah seorang yang berpendidikan. Berikut kutipan yang menjelaskan bahwa tokoh aku adalah seorang yang berpendidikan dengan menggunakan teknik ekspositori. (45)
Namun, mimpi itu hanya akan terwujud jika aku paham ilmu budaya. Maka, kubuka lagi buku-buku lamaku waktu kuliah dulu. Kubuka lembar-lembar teori Doktor Hofstede, ilmuwan Belanda yang ciamik itu.ketika membacanya, rasanya tubuhku dibekap oleh toga yang besar dan di kepalaku ada topi lucu dengan tali berjuntaijuntai di depan wajah, mirip kopiah pengantin Melayu (Andrea, 2010:109).
Aku ini adalah seorang lelaki Melayu yang bekerja di warung kopi milik paman. Penggambaran tokoh menggunakan teknik ekspositori. (46)
Dalam pada itu, hari ini, kudapati diriku masih duduk di sini sebagai pelayan Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi, yang tak lain punya pamanku sendiri (Andrea, 2010:4).
(47)
Selain aku, ada tiga pelayan lain di warung kopi Paman. Mereka adalah Midah, Hasanah dan Rustam (Andrea, 2010:32).
(48)
Lambat laun, perasaan terpaksa yang kualami pada minggu-minggu pertama bekerja di warung kopi berubah. Pekerjaan itu mulai memperlihatkan madunya.” (Andrea, 2010:34).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(49)
47
Paling tidak 250 gelas kopi sudah kuhidangkan setiap hari untuk para pelanggan tetap warung kami (Andrea, 2010:35).
Tokoh ini merupakan tokoh yang baik hati. Hal tersebut dibuktikan dengan tekadnya untuk membantu Maryamah dalam pertandingan catur perayaan 17 Agustus. Penggambaran tokoh menggunakan teknik ekspositori. (50) “Aku mengenalkan padanya nama setiap buah catur dan dimana kedudukan awal mereka” (Andrea, 2010:50). (51)
Kusampaikan pula bahwa dia mesti membantuku memperjuangkan agar Maryamah bisa ikut bertanding di kejuaraan 17 Agustus (Andrea, 2010:45).
(52)
Selanjutnya, aku kewalahan diberondongnya dengan pertanyaan. Sering kali ia memejamkan mata untuk membenam-benamkan pengetahuan baru ke dalam kepalanya (Andrea, 2010:57).
Berikut kutipan yang menunjukkan bahwa tokoh aku ini membantu Maryamah dalam bermain catur dengan menggunakan teknik dramatik. (53)
“Aku ingin membantu Maryamah agar bisa bertanding catur 17 Agustus nanti” (Andrea, 2010:46).
Aku merupakan tokoh yang memiliki pemikiran yang cerdas, kreatif dan memiliki semangat yang tinggi. Dia beranggapan bahwa cara memegang kopi itu memiliki filosofi sendiri. Ia menganggap warung kopi sebagai laboratoriumnya untuk mengetahui watak seseorang. Penggambaran tokoh yang digunakan adalah teknik ekspositori. (53)
Cara memegang gelas kopi tak sesederhana tampaknya, tetapi sesungguhnya mengandung makna filosofi yang dalam. Mungkin, dari meneliti cara memegang gelas kopi saja, seseorang yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
menekunkan dirinya di bidang ilmu jiwa dapat membuat sebuah skripsi. Bagiku warung kopi adalah laboratorium perilaku, dan kopi bak ensiklopedia yang tebal tentang watak orang. Jika waktu senggang, aku mencatat pengamatanku dalam buku yang kuberi judul Buku Besar Peminum Kopi, sungguh keisengan yang sangat menarik. Aku berbicara dengan ratusan peminum kopi, melakukan semacam wawancara dengan cara santai, dan tak sabar kutulis temuan-temuan unikku pada buku itu (Andrea, 2010:66). (54)
Darinya, aku mengambil filosofi bahwa belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan; bahwa ilmu yang tak dikuasai akan menjelma di dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan. Belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang bukan penakut (Andrea, 2010:99).
(55)
Ternyata hasil dari modifikasi yang canggih itu sangat mengejutkan, yaitu kutemukan yang sangat ilmiah bahwa mereka yang memesan kopi sekaligus memesan teh adalah mereka yang baru gajian. Mereka yang memesan kopi, tapi takut-takut menyentuhnya, uang di sakunya tinggal seribu lima ratus perak. Mereka yang tak menyentuh gelas kopi tapi menyentuh tangan gadis pelayan warung, pemain organ tunggal. Mereka yang minum dati gelas kosong, seolah-olah ada kopi di dalamnya sakit gila nomor 27 (Andrea, 2010:109).
Tokoh Aku adalah orang Melayu dari keluarga islam puritan ditunjukkan dengan kutipan (42). Kutipan (43) dan (44) menjelaskan mengenai ciri-ciri fisik Aku. Tak hanya tampan, tokoh Aku ini merupakan seorang yang berpendidikan. Terdapat dalam kutipan (45). Ia bekerja di warung kopi milik Paman. Hal ini ditunjukkan dengan kutipan (46) sampai (49). Tokoh aku ini adalah tokoh yang baik. Ia mau mengajari Maryamah bermain catur ditunjukkan dengan kutipan (50) sampai (52). Kutipan (53) sampai (55) bukti bahwa Aku merupakan tokoh yang cerdas dan kreatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
4.2.2.3 Syalimah Syalimah adalah ibu dari Maryamah atau Enong, Ania, Lana dan Ulma. Bersama Enong ia berjuang untuk menghidupi keluarganya. Berikut adalah kutipan yang membuktikan bahwa Syalimah adalah seorang ibu. Penggambaran tokoh menggunakan teknik ekspositori. (56)
Ania kecil mejawab tanpa ragu bahwa pahlawannya adalah Syalimah ibunya dan Enong kakak sulungnya (Andrea, 2010: 8).
(57)
Syalimah bercerita kepada anak-anaknya tentang sebuah benda yang sejak berbelas tahun silam teronggok di sudut ruang tengah rumah mereka (Andrea, 2010:10).
(58)
Selama ibunya sakit, Enong sering mendapati ibunya memandangi dengan sedih. Enong Enong tahu apa yang ingin dikatakan ibunya. Namun, tak sanggup terkatakan (Andrea, 2010:17).
(59)
Maryamah menggandeng ibunya. Kedua anak-beranak itu berjalan pelan menuju bendungan yang tak jauh dari rumah mereka (Andrea, 2010:86-87).
Berikut kutipan yang menunjukan bahwa Syalimah adalah seorang ibu yang memiliki suami bernama Zamzami dengan menggunakan teknik ekspositori. (60)
Syalimah berkisah tentang Zamzami, ayah mereka (Andrea, 2010:10).
Syalimah adalah seorang ibu yang memiliki suami bernama Zamzami dengan menggunakan teknik dramatik. (61)
Anak-anaknya tahu bahwa benda yang ditutpi terpal itu adalah sepeda, namun mereka selalu sungkan membicarakannya (Andrea, 2010:10).
(62)
“Jika kami duduk di beranda, ayahmu mengambil antip dan memotong kuku-kukuku. Cinta seperti itu akan dibawa perempuan sampai mati” (Andrea, 2010:10).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Syalimah adalah seorang ibu yang bertanggung jawab. Sepeninggal suaminya ia tetap bekerja bersama Enong anaknya. Berikut kutipan yang menunjukkan
Syalimah
bekerja
untuk
memenuhi
kebutuhan
keluarga.
Penggambaran tokoh menggunakan teknik ekspositori. (63)
Semuanya karena sepanjang hidup ketiga gadis kecil kakak beradik itu telah menyaksikan bagaimana ibu dan Enong berjuang untuk mereka (Andrea, 2010:8-9).
Syalimah sudah tua dan renta, karena lapuk dimakan umur. Berikut ini kutipan yang menunjukkan bahwa Syalimah sudah tua. Penggambaran tokoh dengan menggunakan teknik ekspositori. (64)
Ia merasa ibunya yang renta tak sepatutnya melihat perkawinannya yang menyedihkan dan perlakuan suaminya yang buruk padanya (Andrea, 2010:86).
Berikut adalah kutipan yang menunjukkan bahwa Syalimah sudah tua dengan menggunakan teknik dramatik. (65)
Syalimah bercerita pada Maryamah bahwa ketika muda dulu sering ke bendungan itu dengan Zamzami, dan pagi hari sebelum meninggal, suaminya masih bisa memboncengkannya naik sepeda untuk melihat bendungan (Andrea, 2010:87).
Syalimah adalah seorang ibu dari empat orang anak, hal tersebut dibuktikan dengan kutipan (56) sampai (59). Syalimah memiliki suami bernama Zamzami kutipan (60) sampai 62). Kutipan (63) menunjukkan bahwa ia wanita pekerja keras. Sepeninggal suaminya ia tetap bekerja bersama Enong anaknya. Kutipan ciri-ciri fisik Syalimah yang kini sudah tua dan renta (64) dan (65).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
4.2.2.4 Giok Nio Giok Nio adalah seorang laki-laki yang memiliki sebuah kios ayam. Ia merupakan teman Maryamah. Berikut adalah kutipan yang menunjukkan bahwa ia memiliki kios ayam. Penggambaran tokoh menggunakan teknik ekspositori. (66) Orang yang pertama kali kami aku dan Selamot temui setelah pembicaraan dengan Maryamah itu di kios ayam Giok Nio itu adalah Detektif M. Nur (Andrea, 2010:43). (67) Di kios jagal ayam Giok Nio sore itu, anggota geng kami kutanyai satu per satu ( Andrea, 2010: 79). (68) Hujan lebat waktu itu, Giok Nio sedang duduk sendiri di kios jagal ayamnya (Andrea, 2010:97).
Ia juga seorang yang baik dan sangat penyanyang. (69) Giok Nio mengajak perempuan kecil itu masuk, memberinya handuk, dan menyeduhkannya teh ( Andrea, 2010:97).
Dari berbagai kutipan diatas bisa disimpulkan bahwa kutipan (66) sampai kutipan (68) menjelaskan mengenai Giok Nio yang memiliki kios ayam. Kutipan (69) menjelaskan mengenai kebaikan hati Giok Nio. 4.2.2.5 Paman Paman adalah seorang pemilik warung kopi di kampung tersebut. Ia adalah seorang yang cerdas memiliki ideologi yang tinggi. Berikut ini adalah kutipan yang menunjukkan ciri-ciri paman dengan menggunakan teknik ekspositori. (70) Paman adalah sebuah otoritas dan dia mempunyai ideologi yang jelas tentang cara mengelola sebuah warung kopi (Andrea, 2010:127).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
(71) Paman bukanlah seorang juragan warung kopi yang strerotipikal, yang hanya peduli pada cara menjual kopi sebanyak-banyaknya (Andrea, 2010:127). (72) Bicara paman cerdas, tenang, tanpa dosa, dan sama sekali lupa akan sumpah serapahn nya pada kopi zaman modern pagi tadi (Andrea, 2010:130). Ia juga seorang pengkritik dan pembela yang berani. Tidak pernah sungkan mengungkapkan perasaannya. Berikut kutipan yang menunjukkan sikap pengkritik dan berani dengan menggunkan teknik ekspositori. (73) Ia pengkritik yang pedas, orang yang jujur, pembela yang berani, orang islam yang taat, dan sahabat yang slalu dirindukan (Andrea, 2010:127 – 128). (74) Paman adalah seorang yang tak pernah sungkan mengungkapkan perasaannya. Kerap kali secara sangat terus terang, tanpa aling-aling dan takut pada siapapun (Andrea, 2010:128). Paman adalah seorang Melayu asli. Berikut kutipan yang menunjukkan bahwa Paman merupakan orang Melayu dengan menggunakan teknik ekspositori. (75) Paman adalah orang Melayu lama jenis asli. Ia Prototype orang Melayu tulen. Paman adalah sebuah kemurnian. Ia seperti Bang Zaitun pimpinan orkes Melayu Pasar Belok Kiri (Andrea, 2010:215). Selain itu paman adalah orang yang religius. Ia sangat taat dan selalu ingat kepada sang mahakuasa. Berikut kutipan yang menunjukkan bahwa paman adalah orang yang religius dengan menggunakan teknik ekspositori. (76)
Ia adalah pengkritik yang pedas, orang yang jujur, pembela yang berani, orang islam yang taat, dan sahabat yang selalu dirindukan (Andrea, 2010:127-128).
(77) Pamanku yang berjiwa lapang dan merupakan umat Nabi Muhammad yang amat pemurah, menyediakan kopi miskin dalam menu warungnya (Andrea, 2010: 155).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
(78) Paman juga adalah seorang badal yang amat dihormati di Masjid AlHikmah, masjid terbesar di kampung kami (Andrea, 2010:179). Paman merupakan tokoh tambahan dalam novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata. Hal tersebut disebabkan karena tokoh paman tidak diceritakan secara mendalam. Paman di jadikan sebagai tokoh pendukung untuk tokoh utama. Kutipan (70) sampai (72) menjelaskan mengenai ciri-ciri paman. Ia adalah sosok yang cerdas dan memiliki idelogi terhadap sesuatu yang ia jalani. Kutipan (73) dan (74) menjeaskan mengenai sosok paman yang pemberani dalam mengeluarkan pendapat. Paman adalah orang Melayu asli dibuktikan dengan kutipan (75). Tak hanya itu, paman juga merupakan sosok yang religius dan taat beragama. Hal itu ditunjukkan dengan kutipan (76) sampai (78). 4.2.2.6 Selamot Selamot adalah seorang wanita yang humoris. Ia sangat di kenal oleh orang pasar karena sikapnya yang mau bersahabat dengan siapa saja. Kutipan di bawah adalh bukti Selamot orang yang humoris dan bersahabat. Penggamabaran tokoh menggunakan teknik ekspositori. (79)
Setelah hirupan pertama, sentumnya tersimpul-simpul dan seluruh elemen dirinya polos, humoris, dan bersahabat berpadu mejadi satu. Selamot tersohor di pasar dan segera berkawan dengan banyak orang, terutama para perempuan yang merasa dirinya di punggungi nasib (Andrea, 2010:39).
(80)
Selamot tak pernah segan menghapus air mata kawanya dengan lengan bajunya yang bau ayam. Dalm diri Selamot, mereka menemukan penghiburan meski sering mereka menangis sambil tersenyum, terisak sambil tersedak, mendengar nasihat Selaomt yang kerap hanya digerakkan oleh keinginan yang besaruntuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
meringankanbeban orang lai, bukan oleh pertimbangan yang pintar (Andrea, 2010:39 – 40). Ia juga merupakan tokoh yang lugu. Berikut kutipan dengan menggunakan teknik ekspositori. (81)
Usai pertandingan kami mengunjungi Selamot. Perempuan yang lugu itu sedang duduk melamun (Andrea, 2010:185).
Selamot merupakan salah sati tokoh tambahan dalam novel Cinta di dalam Gelas. Ia adalah sosok yang humoris dan disukai oleh banyak orang karena sifatnya yang bersahabat dengan siapapun. Hal itu dibuktikan dengan kutipan (79) dan (80). Kutipan (81) menunjukkan bahwa ia juga merupakan seorang yang lugu 4.2.3 Latar Kejadian atau peristiwa yang ada di dalam sebuah cerita pastinya tidak hanya terjadi dalam rentang tertentu dan tempat tertentu. Secara sederhana latar memberikan informasi dimana saja peristiwa atau kejadian itu terjadi dan merupakan proyeksi keadaan batin tokoh. Latar memberikan pijakan secara konkret dan jelas sehingga memberikan kesan realistis bagi pembaca seolah-olah sungguh-sungguh terjadi (Burhan, 2010:217). 4.2.3.1 Latar Fisik Latar fisik merujuk pada tempat, waktu , maupun situasi yang terjadi di dalam cerita. Latar tempat kebanyakan berada di warung kopi. Karena di ceritakan bahwa warga masyarakat sangat menyukai kopi. Mereka selalu berkumpul di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
warung kopi sekadar minum kopi sambil berbincang-bincang. Di warung kopi pula petandingan catur 17 Agustus diadakan. Dengan menggunakan kutipan tidak langsung. (82)
Sampai di warung kopi, aku disongsong oleh omelan-omelan pamanku, yang sangat tidak suka pada pemerintah, yang menganggap masyarakat semakin amoral, dan yang karena suatu penyakit kandung kemih yang aneh membuatnya tak bisa menampilakan suatu performa pada tingkat paling minimal sekalipun (Andrea, 2010:4).
(83)
Sersan Kepala masuk ke warung kopi (Andrea, 2010:6).
(84)
Pertandingan masih dua jam lagi, namun penonton telah berbondong-bondong ke warung kopi Paman. Penonton menjadi banyak karena ada penonton perempuan yang ingin menjadi supporter Maryamah. Sebelumnya perempuan tak pernah menyaksikan pertandingan catur (Andrea, 2010:121).
(85)
Warung kopi baru saja buka. Paman duduk di kursi malsnya sambil membaca buku Neraka Jahanam (Andrea, 2010:195).
Beberapa kejadian terjadi di kios jagal ayam Giok Nio. Di sanalah mereka mereka yang membantu Maryamah berkumpul untuk merencanakan strategi. Hal ini bisa di buktikan dengan kutipan tidak langsung di bawah ini. (86) Orang yang pertama kali kami aku dan Selamot temui setelah pembicaraan dengan Maryamah itu di kios ayam Giok Nio itu adalah Detektif M. Nur (Andrea, 2010:43). (87) Di kios jagal ayam Giok Nio sore itu, anggota geng kami kutanyai satu per satu ( Andrea, 2010: 79). (88) Hujan lebat waktu itu, Giok Nio sedang duduk sendiri di kios jagal ayamnya (Andrea, 2010:97).
Acara wisuda kursus Maryamah yang dilakukan dalam gedung di ibu kota kabupaten. Penggambaran latar dengan menggunakan kutipan tidak langsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
(89) Pada suatu Sabtu pagi yang menyenangkan, dengan pakaian terbaik, aku dan Detektif M. Nur duduk di aula sebuah gedung di ibukota kabupaten. Ratusan keluarga para lulusan duduk dengan wajah senang di kursi yang berjajar rapat. Gedung itu hampir penuh (Andrea, 2010:49).
Mereka memasang umbul-umbul di pinggir jalan untuk menyambut pertandingan 17 Agustus mendatang. Dimana pertandingan final catur akan dilaksanakan. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan kutipan tidak langsung. (90) Umbul-umbul telah di pasang di kiri kanan jalan menuju Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi (Andrea, 2010:248).
Syalimah mengajak Maryamah ke Bendungan untuk mengingat masa lalu. Penggamabaran latar dengan menggunakan kutipan tidak langsung. (91)
Beberapa hari kemudian, Syalimah meminta pada Maryamah agar mengajaknya melihat bendungan. Maryamah menggandeng ibunya. Kedua anak-beranak itu berjalan pelan menuju bendungan yang tak jauh dari rumah mereka (Andrea, 2010:86 – 87).
Tokoh Aku di boncengkan oleh ajudan naik motor polisi menuju ke pasar. Sesampainya di pasar ia melihat perempuan pedagang kaki lima dan pedagang lain yang berjualan disana.. Berikut bukti dengan menggunakan kutipan tidak langsung. (92)
Sampai di pasar, aku terkejut melihat mobil-mobil bak yang biasa membawa sayur, parkir di pinggir jalan (Andrea, 2010:88).
(93)
Aku masuk ke dalam pasar (Andrea, 2010:88).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Berdasarkan kutipan (82) sampai kutipan (85) latar tempat berada di warung kopi. Kutipan (86) sampai (90) peristiwa terjadi di kios jagal ayam milik Giok Nio. Selanjutnya bendungan dekat rumah Syalimah terdapat di kutipan (91). Terakhir tokoh aku berada di pasar dengan diantar oleh ajudan dengan menggunakan motor polisi. 4.2.3.2 Latar Waktu Latar waktu pada dasaranya merujuk pada waktu peristiwa tersebut terjadi. Dalam novel Cinta di dalam Gelas ini latar ditunjukkan dari beberapa peristiwa yang menunjukkan suasana pada saat itu. Berikut bukti dari latar waktu yang terjadi pada pagi hari dengan kutipan tidak langusng. (92)
Maka, dengan terpaksa aku berangkat pagi kerja pagi-pagi (Andrea, 2010:4).
(93)
Esoknya, gawat, berita soal Maryamah menyebar seperti sampar ayam (Andrea, 2010:81).
(94)
Esoknya, masih pagi, Maryamah melihat ibunya berusaha bangun dari tidur (Andrea, 2010:87).
(95)
Esoknya, ketika kunyalakan, blender itu tak berdesing lembut seperti biasanya, tapi terbatuk-batuk. (Andrea, 2010:160) Esoknya kami kembali bekerja dengan tenang dan senang (Andrea, 2010:211). Pagi itu pun berlalu dengan tenteram (Andrea, 2010:211). Esoknya waktu mau berangkat kerja, aku malas sekali karena tahu paman masih belum akan pulang (Andrea, 2010:213).
(96) (97) (98)
Latar waktu yang terjadi pada siang hari.
Saat Rustam selesai
melaksanakan shalat Zuhur. Ia melamun sambil duduk termangu di kursi malas paman.Berikut bukti dengan menggunakan kutipan tidak langsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(99)
58
Siangnya usai shalat zuhur, masa-masa sepi warung kopi. Rustam termangu-mangu di kursi malas Paman. Midah hilir mudik di pekarangan warung kopi, lalu duduk melamun di bawah pohon kersen (Andrea, 2010:212).
Latar waktu yang terjadi pada sore hari. Berikut bukti dengan menggunakan kutipan tidak langsung. (100) Pukul empat sore, tampak matahari perlahan melintas untuk menyelesaikan sisa edarnya di langit barat. Sejurus kemudian biru. Biru merajai angkasa. Suatu warna yang tak hanya dapat dipandang, tapi seakan dapat ditangkap, dapat dirasakan; lembut menyelinap ke dalam dada. Hanya sekejap, tak lebih dari dua menit, lalu matahari menghamburkan lagi warna jingga bergelora (Andrea, 2010:4). (101) Cahaya Tuhan sebagian orang mentyebutnya, yakni semburat sinar dari langit Yang menerobos celah awan gemawan, tembus sampai ke bumi beruupa batang-batang cahaya, sering tampak pada sore nan megah itu (Andrea, 2010:4). (102) Gelap pun hinggap, tapi tak lama. Menjelang pukul sepuluh malam, purnama kedua belas yang belum sempurna mengintipintip. Sebenta kemudian, langit kembali cerah. Rasi belantik dapat dipandang dengan mudah (Andrea, 2010:4). (103) Saban sore, aku melihat A Ling berdiri di samping sepssedanya, di depan warung kami, menungguku pulang kerja. Matahari sore yang kuning menerpa wajahnya. Sebuah kecantikan yang tak dapat dibatalkan (Andrea, 2010:7). (104) Sore itu usai bekerja, Safarudinmelihat ban sepedanya kemps, padahal ia harus berangkat karena mau bertanding melawan Azis (Andrea, 2010:168). (105) Sore hari, kami rindu oada omelannya pada pemerintah dan kebanggaannya yang berlebih-lebihan atas pensiunnya selaku operator telepon maskapai timah putus nyawa (Andrea, 2010:214). Latar waktu yang terjadi pada sore hari. Berikut bukti dengan menggunakan kutipan tidak langsung.
(106) Malam itu, aku tak bisa tidur karena Yamuna (Andrea, 2010:160).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
(107) Menjelang malam kami rindu pada bermacam-macam cerita paman tentang hikayat Nabi Muhammad, lalu kami merasa sangat sayang pada kejujuran dan kelembutannya kalau ia sedang tidak marah (Andrea, 2010:214). Berdasarkan hasil analisis, latar waktu yang terjadi pada pagi hari terdapat pada kutipan (92) sampai (98). Kutipan (99) peritiwa terjadi pada siang haris seusai Rustam shalat zuhur. Kemudian kutipan (100) sampai (105) peristiwa terjadi pada sore hari. Terakhir kutipan (106) dan kutipan (107) terjadi pada malam hari. 4.2.3.3 Latar Sosial Selain itu terdapat latar psikologis atau bisa disebut dengan latar sosial. Yang dimaksud dengan latar sosial adalah latar yang mencakup gambaran keadaan sosial masyarakat uang berupa kebiasaan, adat istiadat, cara hidup, bahasa dan lain-lain. latar sosial yang digambarkan melalui adat, budaya, kebiasaan masyrakat asli khususnya laki-laki Melayu adalah bagaimana kebanggaannya dengan permainan catur dan kopi. Setiap lelaki akan merasa dirinya hebat apabila ia mampu memenangkan permainan catur dan kebiasaan mereka berkumpul sekedar untuk berkumpul sambil minum kopi di warung kopi. Penggambaran latar diambil dari kutipan tidak langsung. (108) Karena lelaki Melayu gemar berlama-lama di warung kopi, dan yang mereka lakukan di sana selain minum kopi dan mwnjwlwkjelekkan pemerintah adalah main catur, maka kejuaraan catur 17 Agustus amat di gemari dan tinggi gengsinya di kampung kami, tak kalah dengan sepak bola (Andrea, 2010:18). (109) Maka jangan hiraukan lampu jalan itu. Langkahkan kakimu ke warung kopi dan temui di sana beratus-ratus pria korban PHK misal karena tambatan hidup satu-satunya yaitu perusahaan timah, yang dikenal sejak zaman Belanda dengan sebutan maskapai timah,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
telah khatam riwayatnya. Di warung-warung kopi itu pria-pria Melayu mengisahkan nasibnya, membangga-banggakan jabatan terakhirnya sebelum maskapai timah gulung tikar, dan mempertaruhkan martabatnya di atas papan catur. Lelaki Melayu dengan kopi, sisa kebanggaan, dan catur, seperti lelaki melayu dengan pantunnya, seperti lelaki suku bersarung dengan sarungnya, seperti lelaki Khek dengan sempoanya (Andrea, 2010:25). (110) Kopi adalah minuman yang ajaib, setidaknya bagi lidah Melayu, karena rasanya dapat berubah berdasarkan tempat. Keluhan istri doal suami yang tak mau minum kopi di rumah padahal bubuk kopinya sama seperti di warung kopi adalah keluhan turunmenurun. Alas an suami kompak, bahwa kopi yang ada di rumah tak seenak kopi di warung (Andrea, 2010:26). (111) Semakin dalam aku berkubang di dalam warung kopi, semakin ajaib temuan-temuanku. Kopi bagi orang Melayu rupanya tak sekadar air gula bewarna hitam, tapi pelarian dari kegembiraan. Segelas kopi adalah dua belas teguk kisah hidup. Bubuk hitam yang larut disiram air mendidih pelan-pelan menguapkan rahasia nasib. Paling tidak 250 gelas kopi kuhidangkan setiap hari untuk para pelanggan tetap warung kami. Setelah sebulan aku hafal takaran gula, kopi, dan susu untuk setiap orang, dan aku tahu semua kisah (Andrea, 2010:35). Sudah menjadi tradisi apabila hanya lelaki saja yang bermain catur. Kaum perempuan hanya sebagai pelengkap untuk menhidangkan kopi dan membereskan setelah para lelaki bermain catur. Hingga akhirnya muncul Maryamah yang dirasa kaum lelaki mengusik kebiasaan tersebut. (112) Kampung kami adalah kampung lelaki. Tradisi kami amat patriarkat. Tak pernah sebelumnya ada perempuan main catur apalagi bertanding melawan lelaki. Perempuan, dalam kaitannya dengan catur, hanya menghidangkan kopi saat suami main catur bersama kawan-kawannya, lalu tak bisa tidur karena mereka tertawa terbahak-bahak mengejek yang kalah. Akhirnya, dengan kepala pening ditengah malam, membereskan meja yang berantakan. Begitu saja. Perempuan tak berurusan dengan soal skak stir. Tahu-tahu Maryamah muncul ingin menantang pria-pria itu (Andrea, 2010:74-75)? (113) Alasanku menolak Maryamah adalah karena pertimbangan syariat. Tak perlu aku berpanjang-panjang dalih. Tak perlu kusitir ayatayatnya. Di dalam Islam, perempuan tak boleh berlama-lama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
bertatapan dengan lelaki yang bukan muhrimnya. Dalam pertandingan catur, hal itu akan terjadi, dan hak itu nyata melanggar hukum agama (Andrea, 2010:92).
Latar sosial dari novel Cinta di dalam Gelas ini sangat kuat akan tradisi tentang permainan catur. Permainan catur merupakan sebuah gengsi dan kebanggaan tersendiri bagi mereka. Pada kutipan (108) sampai (111) menjelaskan bahwa kebiasaan masyrakat asli khususnya laki-laki Melayu adalah bagaimana kebanggaannya dengan permainan catur dan kopi. Setiap lelaki akan merasa dirinya hebat apabila ia mampu memenangkan permainan catur. Sedangkan kutipan (112) dan (113) mngungkapkan bahwa sudah menjadi tradisi apabila permainan atur hanya dilakukan oleh seorang laki-laki. Hingga pada akhirmya sosok Maryamah muncul. D. Tema Novel Cinta di dalam Gelas ini memiliki tema tentang kerja keras dan semangat yang tinggi. Sikap ini ditunjukkan oleh tokoh yang bernama Maryamah yang dari kecil hidup serba kekurangan. Hingga akhirnya ia berniat untuk mampu bermain catur dan bisa mengalahkan mantan suaminya yang merupakan pencatur kelas kakap di kampunngnya. Dia memiliki semangat tinggi dan mau bekerja keras untuk usahanya agar ia bisa bermain catur. Melalui sikap semangat dan kerja keras dari tokoh Maryamah, ia akhirnya mampu mengalahkan mantan suaminya di atas papan catur perak kebanggaan mantan suaminya yang keramat. Tema kerja keras ini ditunjukkan saat Maryamah yang sudah bekerja keras sejak usia 14 tahun sebagai penambang timah. Ia berusaha memenuhi kebutuhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
keluarga dan menjadi peran pengganti ayahnya yang sudah meninggal. Berikut kutipan yang mendukung pernyataan tersebut. (114) Semuanya karena sepanjang hidup ketiga gadis kecil kakak beradik itu telah menyaksikan bagaimana ibu dan Enong berjuang untuk mereka. Enong bekerja keras menjadi pendulang timah sejak usianya 14 tahun. Ia berusaha sedapat-dapatnya memenuhi apa yang diperlukan ketiga adiknya dari seorang ayah. Dibelikannya mereka baju Lebaran, diurusnya jika sakit, dan ia menangis setiap kali mengambil rapor adik-adiknya. Sebab saat menandatangani rapor yang seharusnya ditandatangani ayahnya itu, ia rindu pada ayahnya (Andrea, 2010:8-9). Ia sangat menyanyangi keluarganya. Sikap kerja kerasnya ia tunjukkan dengan kondisi badannya yang seperti laki-laki. Karena terlalu sering memikul berat, sampai-sampai lengannya membesar dan kasar, jari-jarinya menghitam karena terlalu sering mendulang timah. Berikut kutipan yang mendukung pernyataan tersebut. (115)
Sejak umur 14 tahun, perempuan malang itu telah memanggul beban yang tak terbayangkan beratnmya. Kupandangi lengannya yang besar dan kasar, jemarinya yang hitam, berkerak, dan kaku, seperti bilah-nilah besi karena bertahun-tahun mendulang timah. Jari-jemari itu sama sekali tak serasi didekatkan dengan buah catur mainankaum menak dan para cendik cendikia. Perempuan di depanku itu telah dikhianati nasib sepanjang hidupnya. Ia terisakisak. Aku berhenti bicara. Kukemasi papan catur dan pamit pulang. Pelajaran catur pertama itu berakhir dengan sangat menyedihkan (Andrea, 2010:51).
Sikap semangat tokoh Maryamah ditunjukkan dengan kegigihannya dalam belajar bermain catur, untuk bisa menantang Matarom. Berikut kutipan yang mendukung pernyataan tersebut. (116) Aku mau belajar main catur. Aku mau bertanding 17 Agustus nanti. Aku mau menantang Matarom (Andrea, 2010:41).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Ia membenam-benamkan segala yang ia dapat dalam belajar Bahasa Inggris walaupun dalam keterbatasan. Semangatnya sangat tinggi untuk bisa berbahasa Inggris. (117) Sering kali ia memejamkan mata untuk membenam-benamkan pengetahuan baru ke dalam kepalanya. Sebuah kekuatan besar dari dalam dirinya seakan menggerakkan dengan dahsyat untuk menguasai catur yang ia anggap biang keladi kesusahan hidupnya (Andrea, 2010:57).
Berdasarkan kutipan (114) dan kutipan (115) menunjukkan bahwa terdapat tema kerja keras dalam novel Cinta di dalam Gelas yang dihadirkan oleh tokoh Maryamah. Kutipan (116) dan kutipan (117) menunjukkan semangat Maryamah dalam bermain catur dan belajar bahasa Inggris. Sampai akhirnya ia bisa mengalahkan Matarom di atas papan catur perak kebanggaan mantan suaminya tersebut. 4.3 Analisis Nilai Pendidikan Karakter Pada dasarnya pendidikan karakter sangatlah diperlukan untuk menunjang perkembangan anak. Melalui pendidikan karakter diharapkan siswa mampu menerapkan nilai-nilai yang akan berguna di masa yang akan datang. Oleh karena itu
Kemendiknas membuat 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan
budaya dan karakter bangsa. Sebagai penunjang penerapan nilai pendidikan karakter tersebut, peneliti mencoba untuk meneliti nilai pendidikan yang terdapat novel Cinta di dalam Gelas Karya Andrea Hirata. Peneliti menemukan 13 nilai-nilai pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
karakter yan terdapat di dalam novel. nilai tersebut adalah religius, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, semangat, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, gemar membaca, dan peduli sosial. 4.3.1 Religius Religius merupakan sikap yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Hal ini juga bersifat keagamaan yang menyangkut pada kepercayaan terhadap Tuhan, Kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati di atas manusia (KBBI 2008: 1157). Novel Cinta di dalam Gelas terdapat banyak sekali nilai religius yang dihadirkan. Diantaranya pada pembukaan sudah ditunjukkan bagaimana penulis sangat mengagungkan Tuhan dengan gaya bahasa yang disajikan. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut. (118) Seperti dugaanku, jika hujan pertama jatuh tepat pada 23 Oktober, ia masih akan berinai-rinai sampai Maret tahun berikutnya. Rinainya akan pudar menjelang pukul tiga sore bersama redupnya alunan azan asar. Setelah itu, matahari kembali merekah Cahaya Tuhan, sebagian orang menyebutnya, yakni semburat sinar dari langit yang menerobos celah awan gemawan, tembus sampai ke bumi beruoa batang-batang cahaya, sering tampak pada sore nan megah itu. Jika ia menghantam ombak, bahkan angin tak berani mendekat. Samudra mendidih (Andrea, 2010:1). Paragraf selanjutnya yang berisi orang yang sedang berdoa: (119) Dalam keadaan semacam itu, sering aku berhenti sejenak dan menongok ke atas: Wahai Tuhan yang sedang duduk di singgasana langit ketujuh, inikah kehidupan yang KAU berikan padaku (Andrea, 2010:5).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam novel Cinta di dalam Gelas ini terdapat beberapa nilai religius yang Nampak. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan kutipan (118) mengenai tokoh aku yang sangat mengagungkan Tuhan, kutipan (119) seseorang yang sedang berdoa. 4.3.2 Jujur Kemendiknas (2011) mengatakan
bahwa jujur merupakan sikap yang
didasarkan pada dirinya untuk selalu berbuat baik dengan tujuan agar dapat selalu dipercaya oleh orang lain. Apapun yang dilakukan oleh seseorang yang berupa perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Aku yang yang berusaha jujur dengan ibunya perihal ia ingin membantu Maryamah untuk bermain catur saat perayaan 17 Agustus. Ia tahu bahwa kemungkinan besar niatnya itu sulit diterima akal sehat oleh ibunya. Belum ada sebulumnya pencatur perempuan yang berani bertanding. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut. (120) Kata-kata itu terseret ditenggorokanku. Kejujuran memang pahit, namun aku tak mungkin membuat-buat alas an di depan ibu. Hidupku sudah cukup sial dan takkan kutambahi kesialan itu dengan membohonginya (Andrea, 2010:46). 4.3.3 Toleransi Menurut Kemendiknas (2011) toleransi adalah tindakan atau sikap yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain walaupun orang tersebut berbeda dari dirinya. Dalam novel Cinta di dalam Gelas ini terdapat beberapa nilai toleransi yang dapat diidentifikasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Seorang pemuda Melayu yang mencintai wanita Tionghoa konghucu. Perbedaan agama tidak bisa menghalagi seseorang untuk jatuh cinta. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut. (121)
Sering kulamunkan, bagaimana aku, seorang anak Melayu udik dari keluarga islam puritan, bisa jatuh cinta pada perempuan Tionghoa dari keluarga Tionghoa sejati itu. Ia tentu memiliki semua hak untuk menempatkan dirinya dalam pikiran yang sama dengan pikiranku barusan (Andrea, 2010:3).
4.3.4 Kerja Keras
Menurut Kemendiknas (2011) kerja keras adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Akan tetapi kerja keras bisa juga berarti usaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Apapun akan dilakukan untuk mencapai sesuatu dengan kerja keras. Kerja keras bertumpu pada sebuah tindakan yang dilakukan seseorang dalam pencapaian tersebut.
Dalam novel Cinta di dalam Gelas erat sekali dengan nilai kerja keras. Khususnya pada tokoh Maryamah yang gigih ingin bisa bermain catur untuk bisa melawan mantan suaminya Matarom. Ia tidak gentar sedikitpun walaupun banyak orang tidak percaya dengan tekadnya. Namun akibat kerja keras yang dia lakukan akhirnya dia bisa mengalahkan Matarom.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Pada kutipan di bawah ini dijelaskan bagaimana usaha seorang tokoh yang kerja dari pagi sampai petang untuk kententraman hati seorang ibu dan demi masa depannya. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut.
(122) Namun, semua penderitaan itu terbayarkan jika aku mengingat diriku sendiri bahwa semua kesusahan jiwa dan raga itu, dari pagi sampai petang itu, adalah demi ketentraman hati ibukudan lebih lagi, demi masa depanku dengan A Ling (Andrea, 2010:6). 4.3.5 Kreatif Pada dasarnya kreatif merupakan cara berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari sesuatu yang telah dimiliki dan bisa bermanfaat bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Berpikir kreatif sangatlah dibutuhkan apalagi pada zaman yang serba modern seperti saat ini. Setiap individu dituntut untuk berpikir kreatif untuk menghasilkan inovasi baru untuk melengkapi inovasi yang pernah ada sebelumnnya. Cara berpikir kreatif ini juga sangat diperlukan untuk siswa karena mereka merupakan penerus bangsa yang harus mampu berpikir secara luas. Nilai kreatif juga ditemukan dalam novel Cinta di dalam Gelas. Diantaranya cara memegang kopi saja memiliki filosofi sendiri yang menambah nikmat peminum kopi. Mereka menganggap warung kopi juga sebagai laboratorium perilaku bagi para penikmat kopi. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut. (123) Cara memegang gelas kopi tak sesederhana tampaknya, tapi sesungguhnya mengandung makna filosofi yang dalam. Mungkin, dari meneliti cara memegang gelas kopi saja, seseorang yang menekunkan dirinya di bidang ilmu jiwa dapat membuat sebuah skripsi. Bagiku, warung kopi adalah laboratorium perilaku, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
kopi bak ensiklopedia yang tebal tentang watak orang. Jika waktu senggang, aku mencatat pengamatanku dalam buku yang kuberi judul Buku Besar Peminum Kopi, sungguh sebuah keisengan yang sangat menarik. Aku berbicara dengan ratusan peminum kopi, melakukan semacam wawancara dengan cara santai, dan tak sabar kutulis temuan-temuan unikku pada buku itu (Andrea, 2010:66). 4.3.6 Mandiri Menurut Kemendiknas (2011) mandiri adalah sebuah sikapataupun perilaku yang tidak mudah bergantung dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Dengan kata lain apabila seseorang yang masih bisa melakukan sesuatunya sendiri, maka sebisa mungkin ia lakukan sendiri. Tidak mudah terpengaruh dengan orang lain. Hal ini di dapat dibuktikan dengan Maryamah tidak terpengaruh dengan sikap lawan mainnya. Ia tetap konsentrasi dengan permainan caturnya. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut. (124) Maryamah tak terpengaruh akan sikap amatir Alvin. Dia berkonsentrasi penuh ke papan catur (Andrea, 2010:72).
4.3.7 Demokratis Demokratis adalah cara berfikir, bersikap, bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dengan orang lain Kemendiknas (2011). Dalam novel ini terdapat beberapa kutipan yang mendukung adanya sikap demokratis dari tokoh. Karena pada dasarnya sikap demokratis ini sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat yang menyangkut dengan hak dan kewajiban.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Seorang wanita yang sedang berbicara di depan mimbar. Ia berpidato mengenai hak kelayakan hidup rakyat Indonesia yang saat ini dirasa tidak layak dan merasa tidak dihargai. Deskripsi menggunakan kutipan langsung. (125) “Oleh karenanya, lewat mimbar ini saya serukan, hentikan segala bentuk kekerasan. Beri mereka keadilan. Beri mereka kelayakan untuk hidup di alam Indonesia merdeka. Beri mereka rasa hormat dan kembalikan hak asasi mereka sebagai manusia (Andrea, 2010:100).” 4.3.8 Semangat Menurut Kemendiknas (2011) semangat merupakan cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. KBBI (2008: 1258) semangat adalah roh kehidupan yang menjiwai segala makhluk hidup baik hidup atau mati dan gairah untuk bekerja dan berjuang. Atau dengan kata lain semangat merupakan tekad atau kemauan seseorang untuk mencapai sesuatu yang diharapkan. Semangat ini bisa timbul dari diri sendiri maupun dari orang lain yang memberikan dorongan untuk dapat mencapai sesuatu yang diinginkan tersebut.
Maryamah dengan segala keterbatasannya bertekad untuk bisa bermain catur. Semangat di dalam dirinya menggugah dirinya untuk bisa menjadi pencatur yang handal. Walaupun sebenarnya ia sangat awam dan sama sekali tidak mengetahui permainan catur, tapi ia tetap berusaha. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut.
(126) Maryamah duduk di depan papan catur dan tampak berusaha memberanikan diri. Dengan ragu ia menjulurkan tangannya dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
meraih beberapa butir pion. Digenggamnya kuat-kuat para prajurit balok satu umpan peluru itu. Selanjutnya, aku kewalahan diberondongnya dengan pertanyaan. Sering kali ia memejamkan mata untuk membenam-benamkan pengetahuan baru ke dalam kepalanya. Ia kewalahan, namun penuh tekad. Sebuah kekuatan besar dari dalam dirinya seakan menggerakkannya dengan dahsyat untuk menguasai catur yang ia anggap biang keladi kesusahan hidupnya (Andrea, 2010:57). 4.3.9 Cinta Tanah Air Cinta tanah air merupakan sebuah sikap yang wajib ditanamkan dalam setiap orang. Agar mereka bisa menghargai dan mencintai bangsa dan negaranya. Menurut Kemendiknas (2011) cinta tanah air adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara dia atas kepentingan diri sendiri. Berikut kutipan langsung yang menunjukkan sikap cinta tanah air dari novel Cinta di dalam Gelas. Saat seorang perempuan menyampaikan argumentasinya dalam membela negara. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut. (127) “Bersabarlah. Takkan saya biarkan setetes darah rakyat menyentuh tanah rencong yang demikian besar jasanya dalam nenjadikan Indonesia merdeka. Kepada kalian akan saya berikan cinta saya. Kemenangan rakyat adalah kebahagiaan kita semua! Merdeka! Merdeka! (Andrea, 2010:100)” 4.3.10 Menghargai Prestasi Sikap saling menghargai antar sesama sangat dibutuhkan. Hal tersebut karena tindakan ini mampu memberikan penghargaan bagi orang lain. menurut Kemendiknas (2011) menghargai prestasi adalah sebuah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan seuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Dalam novel ini terdapat beberapa kutipan yang menunjukkan sikap menghargai prestasi diantaranya saat seorang guru menanyai Ania adik Maryamah tentang siapa pahlawan paling ia kagumi. Ia menjawab ibu dan kakanya. Ia sangat mengagumi mereka karena perjuangan mereka dalam menmperjuangkan keluarganya perlu diapresiasi. Berikut kutipan tidak langsung yang dapat mendukung pernyataan tersebut. (128) Jika ada orang yang paling disayangi oleh Ania, Lana, dan Ulma di dunia ini, mereka adlaha ibu dan kakak sulung mereka. Pernah seorang guru bercerita padaku. Ia bertanya pada Ania, siapakah pahlawan yang paling ia kagumi. Ania kecil menjawab tanpa ragu bahwa pahlawannya adalah Syalimah ibunya dan Enong kakak sulungnya (Andrea, 2010:8).
4.3.11 Bersahabat Pada dasarnya bersahabat adalah hal yang paling penting untuk seseorang demi membangun sebuah hubungan yang baik kepada siapapun. Dengan bersahabat kita membangun sebuah relasi yang tentunya akan banyak menguntungkan bagi semua orang. Menurut Kemendiknas (2011) bersahabat merupakan sikap atau tindakan yang mendorong dririnya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Dalam novel ini, terdapat beberapa hal yang menunjukkan nilai bersahabat yang dihadirkan. Ania adik Enong yang sudah mulai beranjak remaja, menyadari bahwa dirinya harus membantu Enong bekerja. Ia sangat mengerti pengorbanan Enong
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
yang begitu berat untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut. (129) Ania dengan cepat tumbuh remaja. Perlahan-lahan ia mengerti pengorbanan Enong dan merasa kasihan. Ia minta berhenti sekolah karena ingin membantu Enong. Enong melarangnya (Andrea, 2010:9).
4.3.12 Gemar Membaca Setiap orang harus bisa membiasakan diri memiliki sikap gemar membaca. Pemerintah juga sudah mencanangkan bahwa orang wajib bisa membaca. Hal tersebut dilakukan agar negara kita tidak mudah dijajah oleh negara lain karena masyaratkanya yang buta huruf. Dalam pendidikan karakter terdapat nilai gemar membaca. Itulah salah satu cara pemerintah untuk menentaskan buta huruf. Menurut Kemendiknas (2011) gemar membaca berarti kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan dalam dirinya. Dalam novel Cinta di dalam Gelas ini terdapat beberapa kutipan yang megajarkan kita harus gemar membaca. Aku yang teringat masa-masa sekolahnya dulu. Ia membuka buku-buku yang dul pernah membuatnya paham akan ilmu budaya. Ia membaca kembali teori Doktor Hofstede seorang ilmuwan Belanda. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut. (130) Namun, mimpi itu akan hanya terwujud jika aku oaham ilmu budaya. Maka kubuka lagi buku-buku lamaku waktu kuliah dulu. Kubuka lembar-lembar teori Doktor Hofstede, ilmuwan Belanda yang ciamik itu. Ketika membacanya, rasanya tubuhku dibekap oleh toga yang besar dan di depan kepalaku ada topi lucu dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
tali berjuntai-juntai di depan wajah, mirip kopiah pengantin Melayu (Andrea, 2010:109).
4.3.13 Peduli Sosial Sikap kepedulian adalah sikap keinginan seseorang untuk membantu orang lain tanpa pamrih. Sikap ini bisa mengurangi beban orang lain yang membutuhkan. Di dalam Kemendiknas (2011) pendidikan karakter terdapat nilai peduli sosial. Peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Masyarakat di Bitun hidup dengan sederhana. Mereka saling membantu saling bertukar bahan makanan. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut. (131) Semuanya serbasederhana di Bitun. Mereka yang bosan dengan ketam akan bertukar dengan rebung dengan tetangganya.mereka yang punya beras, bertukar dengan minyak kelapa. Mereka yang tak punya beras, ketam, rebung, dan minyak kelapa, bertukar senyum pada siapa saja. Jika laut tenang mereka melaut memanen kerang. Jika laut garang, mereka masuk ke rimba yang lebat, mencari jamur (Andrea, 2010:96).
4.4 Relevansi Hasil Penelitian sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMA Pada umumnya pembelajaran sastra sangatlah bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya di SMA. Di dalam pembelajarannya, sastra dapat memberikan banyak sekali pengajaran bagi siswa tentang kehidupan-kehidupan yang terjadi salah satunya di dalam novel. Selain itu menurut Rahmanto (2005: 27 – 28) mengklasifikasikan tiga aspek penting dalam memilih pengajaran sastra,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
yaitu: pertama dari segi bahasa, kedua dari segi kematangan jiwa (psikologi), dan ketiga dari segi latar belakang kebudayaan para siswa. 4.4.1 Bahasa Bahasa merupakan aspek yang paling penting dalam berkomunikasi, begitu pula dalam pembelajaran sastra. Tingkat penguasaan kosa kata anak SD dan SMA akan berbeda. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan faktor-faktor seperti: cara penulisan yang dipakai pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu, dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Dalam novel Cinta di dalam Gelas bahasa yang digunakan mudah dipahami. Hal tersebut dikarenakan apabila pengarang menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, peserta didik akan sulit dalam memahami novel tersebut. Pengarang menggunakan Bahasa Inggris dalam novelnya. Namun kata dalam Bahasa Inggris meripakan kata-kata yang mudah untuk dipahami. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung pertnyataan bahwa bahasa yang digunakan mudah dipahami. (132) Di bagian dunia yang lain, nun di pusat kota Helsinki, ibu kota Finlandia, sebuah hall yang megah telah dipadati pengunjung, fans, dan wartawan (Andrea, 2010:21). (133) Mereka adalah pencatur perempuan terbaik di muka bumi ini, grand master. Inilah event yang pernah diceritakan Nochka padaku tempo hari. Di dalam event ini ia menargetkan dirinya unuk menjadi salah satu dari dua puluh pencatur terbaik di dunia (Andrea, 2010:21). (134) Sampai di ujung pasar tadi, kau akan terpana menyaksikan sejauh mata memandang, warung kopi berderet tak putus-putus. Kemudian akan tampak olehmu sebatang traffic light (Andrea, 2010:25).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Berikut pernyataan dengan menggunakan kalimat langsung. (135) “Ceritamu membuatku rindu ingin backpacking lagi, ingin melihat tempat-tempat yang jauh dan masyarakat yang unik. Kuharap suatu ketika nanti aku punya kesempatan untuk berkunjung ke kampungmu (Andrea, 2010: 49).” (136) “Mother, father, son, and daughter? Ingat?” kata lelaki itu. Maryamah menutup mulutnya karena takjub. Ia teringat akan pelajaran Bahasa Inggris waktu SD dulu (Andrea, 2010: 86).
Dari berbagai kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa juga dapat memberikan warna baru dalam novel. Kata-kata Bahasa Inggris juga mudah dipahami. Kutipan (132) sampai (134) kalimat dengan menggunakan kata bahasa inggris dengan kalimat tidak langsung, sedangkan kutipan (135) dan (136) menggunakan kalimat langsung. 4.4.2 Kematangan Jiwa (Psikologi) Setiap orang pasti mengalami perkembangan psikologi. Hal ini juga harus diperhatikan karena akan berpengaruh pada kemampuan berpikirnya, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan dalam memecahkan suatu masalah. Di dalam novel Cinta di dalam Gelas terdapat beberapa nilai kematangan jiwa (psikologis). Berikut kutipan tidak langsung yang menunjang pernyataan tersebut. (137) Keadaan semakin tak menyenangkan, yaitu barangkali karena kekecewaan pada diri sendiri, lambat laun Paman menjadi orang yang gamang. Paranoid kata orang Jakarta. Mungkin kurang tepat istilah itu. Tapi apalah peduliku. Jadilah ia selalu menuntut untuk diyakinkan. Hal itu kemudian menjadi bagian paling sarkastik dalam omelanya (Andrea, 2010:5).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Ania yang dengan berat hati harus memberikan baju muslimah sebagai pelangkah. Padahal Ania tidak tega melangkahi kakaknya untuk menikah lebih dahulu. Ia memohon maaf sampai tersuruk di dalam pelukan Enong. (138) Pada malam pernikahan Ania, aku terpana melihat ketulusan yang ditunjukkan seorang kakak. Dengan bersimbah air mata, Ania menyerahkan sehelai baju muslimah pada Enong sebagai pelangkah. Ia memohon maaf sampai tersuruk-suruk ke dalam pelukan kakaknya (Andrea, 2010: 10). Enong rela menikah untuk menyenangkan ibunya. Sebenarnya ia belum ingin menikah. Namun karena melihat kondisi ibunya ia akhirnya melapangkan hatinya untuk menikah. Walaupun ia tahu bahwa ini adalah pilihan yang akan ia sesali. (139) Selama ibunya sakit, Enong sering mendapati ibunya memandanginya sedang sedih. Enong tahu apa yang ingin dikatakan ibunya, namun tak sanggup terkatakan. Ia ingin melapangkan hati ibunya sementara masih ada waktu. Karena itu, ia menerima pinangan seorang lelaki bernama Matarom. Suatu keputusan yang kemudian akan disesalinya (Andrea, 2010: 17). (140) Tak seperti perkawinan ibu dan ketiga adiknya, Enong tidak beruntung. Kelakuan buruk suaminya telah tampak sejak awal perkawinan, namun ia bertahan. Seburuk apapunia diperlakukan, ia menganggap dirinya telah mengambil keputusan dan ia ingin menjaga perasaan ibunya (Andrea, 2010: 17).
4.4.3 Latar Belakang Budaya Pengajaran sastra dapat membantu meningkatkan keterampilan bahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, serta membantu pembentukan watak peserta didik. peserta didik akan lebih tertarik dengan karya-karya sastra yang mempunyai hubungan erat dengan latar belakang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
kehidupan mereka. Dengan demikian, guru juga harus bisa memahami apa yang diminati oleh para peserta didik sehingga dapat menyajikan suatu karya sastra yang tidak terlalu menuntut gambaran di luar jangkauan kemampuan pembayangan yang dimiliki oleh para peserta didiknya. Berikut kutipan mengenai pengetahuan budaya yang dihadirkan di dalam novel bagaimana tradisi orang Melayu mengenai pemikiran-pemkiran kebudayaan mereka. (141) Di warung-warung kopi itu pria-pria Melayu mengisahkan nasibnya, membangga-banggakan jabatan terakhirnya sebelum maskapai timah gulung tikar, dan mempertaruhkan martabatnya di atas papan catur. Lelaki Melayu dengan kopi, sisa kebanggaan, dan catur, lelaki Melayu dengan pantunnya, seperti lelaki suku bersarung dengan sarungya, seperti lelaki khek dengan sempoanya (Andrea, 2010:25 – 26). Pemikiran masyarakat terhadap orang Melayu yang dianggap pemalas sudah menjadi tradisi. Namun hal itu bertentangan dengan apa yang sudah berkembang. Masyarakat Melayu menjadi penambang yang bermentalitas. (142) Tenggelamlah mereka dalam sterotip yang telah tercap di kening mereka bahwa orang Melayu adalah kaum pemalas. Sering kudengar pendapat semacam itu di mana-mana. Sterotip itu tidak adil, berat sebelah. Orang Melayu di kampung kami, sejak nenek moyang dulu, hidup sebagai penambang. Mentalitas penambang amat berbeda dengan petani dan pedagang (Andrea, 2010:52). Sudah menjadi kebudayaan bahwa wanita bukanlah pemain catur. Mereka adalah penghidang kopi saat suami mereka sedang bermain catur dengan temantemannya. (143) Kampung kami adalah kampung lelaki. Tradisi kami amat patriarkat. Yak pernah sebelumnya ada perempuan main catur apalagi melawan lelaki. Perempuan dalam kaitannya dengan catur hanya menghidangkan kopi saat suami main catur bersama kawankawannya lalu tak bisa tidur karena menahan tertawa terbahakbahak mengejek yang kalah (Andrea, 2010:74 – 75)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Dari beberapa kutipan di atas bisa disimpulkan bahwa masyarakat Melayu memiliki kebudayaan yang berhubungan dengan kopi. Kutipan (141) menjelaskan bahwa seorang lelaki memiliki kebanggaan atas dirinya apabila ia bisa bermain catur. Pemikiran masyarakat terhadap orang Melayu yang dianggap pemalas sudah menjadi tradisi. Namun hal itu bertentangan dengan apa yang sudah berkembang. Masyarakat Melayu menjadi penambang yang bermentalitas terdapat dalam kutipan (142). Kutipan (143) menjelaskan mengenai perempuan bukanlah seorang pemain catur, akan tetapi penghidang minuman untuk suami dan temantemannya yang sedang bermain catur. 4.4.4 Silabus 4.4.5 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.4.4 SILABUS MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIA (WAJIB) Nama sekolah
: SMA/MA
Mata pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: XI/II
Standar Kompetensi : Membaca 15. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat. Kompetensi Dasar 15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh.
Materi Pembelajaran
Unsur-unsur intrinsik karya sastra: - Alur - Tokoh - Latar Nilai Pendidikan karakter : - Religius - Jujur - Toleransi - Kerja keras - Kreatif - Mandiri - Demokratis - Semangat
Indikator
Siswa mampu mengidentifikasi alur, tokoh penokohan, dan latar Siswa mampu mengidentifikasi nilai pendidikan karakter Siswa mampu mengungkapkan halhal yang menarik tentang tokoh Siswa mampu menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
Jenis Tagihan: Tugas krlompok Tugas individu
4 X 45’
Hirata, Andrea. 2010. Cinta di Dalam Gelas. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.
Bentuk instrumen: Uraian bebas.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gadjah Mada University 79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
Cinta tanah air Mengahrgai prestasi Bersahabat Gemar membaca Peduli sosial
Prees. Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.4.5 RENCANA PELAKSANAAN PENDIDIKAN (RPP) Satuan Pendidikan
: SMA/ MA
Kelas/ Semester
: XI/ Genap
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Pertemuan Ke-
:
Alokasi Waktu
: 4 X 45’ (2 X Pertemuan)
A. Standar Kompetensi 15. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat. B. Kompetensi Dasar 15.1 Mengungkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh. C. Indikator 1. Siswa mampu mengidentifikasi alur, tokoh penokohan, latar, dan tema 2. Siswa mampu mengidentifikasi nilai pendidikan karakter 3. Siswa mampu mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh D. Tujuan pembelajaran 1. Siswa dapat mengidentifikasi alur, tokoh penokohan, latar, dan tema 2. Siswa dapat mengidentifikasi nilai pendidikan karakter 3. Siswa dapat mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
E. Materi ajar 1. Alur Secara umum, alur adalah jalan cerita yang disampaikan oleh suatu karya sastra. alur juga bisa juga disebut alur yang berarti tahapan-tahapan dalam perjalanan sebuah peristiwa yang terjadi. Dengan adanya sebuah alur, sebuah karya menjadi jelas tentang kaitannya dari peristiwa satu ke peristiwa lainnya dan memiliki hubungan yang erat antar peristiwa. Luxemburg (1982: 149-152) mengatakan bahwa alur atau plot adalah kontruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang bersifat logik dan kronologik saling berkaitan dan yang diakibatkan oleh para pelaku. Menurutnya analisis sebuah alur haruslah meliputi peristiwa-peristiwa, peristiwa konvensional, peristiwa acuan, dan hubungan antara peristiwa-peristiwa tersebut. Sudjiman (1992: 30) dalam bukunya yang berjudul Memahami Cerita Rekaan memaparkan struktur alur yang di gambarkan sebagai berikut:
1. Paparan Awal
2. Rangsangan 3. Gawatan 4. Tikaian
Tengah
5. Rumitan 6. Klimaks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
7. Leraian Akhir
8. Selesaian
Struktur awal yang meliputi paparan, rangsangan dan gawatan. Paparan merupakan fungsi utama sebuah cerita atau keterangan sekadarnya untuk mempermudah pembaca dalam mengikuti kisah selanjutnya. Rangsangan sering ditimbulkan dengan masuknya seorang tokoh baru yang berlaku sebagai katalisator misalnya dengan datangnya berita yang merusak keadaan yang semula selaras. Gawatan lebih merujuk pada tegangan yang dapat menyebabkan pembaca terpancing rasa keingintahuannya dengan kelanjutan cerita dan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh tokoh tersebut. Struktur tengah meliputi tikaian, rumitan, klimaks. Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat dari sebuah pertentangan yang terjadi. Tikaian merupakan pertentangan antara dirinya dengan kekuatan alam, dengan masyarakat atau tokoh lain. Rumitan mempersiapkan pembaca untuk menerima seluruh dampak dari klimaks. Klimaks adalah muslihat berwujud orang atau barang yang muncul tiba-tiba dan memberikan pemecahan atau jalan keluar atas semua kesulitan atau permasalahan. Struktur akhir meliputi leraian dan selesaian. Leraian adalah peristiwa yang menunjukan perkembangan kearah selesaian. Sedangkan selesaian adalah bagian akhir dari penutup sebuah cerita. Dalam selesaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
mengandung penyelesaian masalah yang melegakan dan juga mengandung penyelesaian masalah yang menyedihkan. 2. Tokoh dan Penokohan Sebuah novel biasanya tokoh diceritakan dengan penjabaran yang lebih lengkap dan jelas. Hal tersebut karena di dalam sebuah novel penjabaran ceritanyapun lebih berkembang. Penokohan dalam sebuah novel biasanya dijabarkan dengan hal yang berhubungan dengan ciri-ciri fisik, keadaan sosial, tingkah laku, kebiasaan, dan hubungan antar tokoh baik yang dilukiskan secara langsung maupun tidak langsung (Burhan, 2010: 13). Dalam pengertiannya tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, karakter dan karakterisasi menunjukan pengertian yang hampir sama. Namun dalam tokoh dan penokohan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Istilah tokoh tersebut menunjuk pada orang atau si pelaku cerita, sedangkan penokohan pengertiannya lebih luas daripada tokoh. Penokohan tersebut mencakup bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca pada perwujudan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita (Burhan, 2010: 164-166). Adapun teknik yang digunakan pengarang untuk menggambarkan sifat pada tokoh. Altenbernd & Lewis (Burhan, 2009:194) menyebutnya dengan teknik ekspositori dan teknik dramatik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
a. Teknik Ekspositori Teknik ekspositoris biasa juga disebut dengan teknik analitis adalah pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung. Pengarang mengahdirkan tokoh secara langsung atau tidak berbelit-belit dengan disertai deskripsi berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku atau bahkan ciri-ciri fisiknya (Burhan, 2009: 194). b. Teknik Dramatik Teknik dramatik ini dalam penggamabaran tokohnya, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Akan tetapi pengarang membiarkan para tokoh cerita menunjukan kediriannya sendiri melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan baik secara verbal atau kata-kata maupun non verbal.atau tindakan dan tingkah laku (Burhan, 2009: 198). Suatu kejadian dalam sebuah cerita tersebt tidak hanya dapat di dukung oleh satu tokoh saja. Melainkan terdapat tokoh tambahan yang melengekapi kejadian tersebut agar terkesan lebih hidup. Adapun pengertian tokoh utama dan tokoh tambahan menurut Burhan Nurgiyantoro (2009: 176-177) sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
a. Tokoh Utama Tokoh yang diutamakan dalam pencitraannya atau tokoh yang paling banyak di ceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. b. Tokoh Tambahan Tokoh yang kemunculan dalam suatu cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya keterkaitan dengan tokoh utama secara langsung maupun tidak langsung. 3. Latar Kejadian atau peristiwa yang ada di dalam sebuah cerita pastinya tidak hanya terjadi dalam rentang tertentu dan tempat tertentu. Secara sederhana latar memeberikan informasi dimana saja peristiwa atau kejadian itu terjadi dan merupakan proyeksi keadaan batin tokoh. Latar memberikan pijakan secara konkret dan jelas sehingga memberikan kesan realistis bagi pembaca seolah-olah sungguhsungguh terjadi (Burhan, 2010:217). 4. Tema Tema adalah dasar atau gagasan umum dalam sebuah novel. Gagasan dasar umum yang ditentukan sebelumnnya oleh pengarang yang dipergunakan pengarang untuk mengembangkan sebuah cerita. Dengan kata lain cerita akan “setia” mengikuti gagasan umum yang telah diterapkan sebelumnya sehingga berbagai peristiwa,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
konflik, pelataran, dan penyudutpandangan diusahakan mencerminkan gagasan dasar umum tersebut (Nurgiyantoro, 2009:70). 5. Nilai Pendidikan Karakter Kemdikbud juga membuat 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya. Adapun 18 nilai dalam pendidikan karakter bangsa tersebut adalah: 1. Religius atau sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur atau perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi atau sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain walaupun orang tersebut berbeda dari dirinya.
4. Disiplin atau tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
5. Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif atau berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri atau sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis atau cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu atau sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan atau cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air atau cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
12. Menghargai prestasi atau sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca atau kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan atau sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli sosial atau sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab atau sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
F. Metode pembelajaran a. Tanya jawab b. Diskusi c. Informatif d. Penugasan atau latihan G. Kegiatan pembelajaran PERTEMUAN 1 No
Deskripsi
Alokasi waktu 10 menit
1
Kegiatan Awal Apersepsi Guru memberikan salam Guru menanyakan kepada siswa yang pernah atau sering memabaca novel Cinta di Dalam Gelas Guru menanyakan novel apa saja dan hal yang menarik di dalam novel yang pernah dibaca Siswa mengungkapkan pendapatnya Guru merangkum pendapat siswa Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2
60 menit Kegiatan Inti Eksplorasi Siswa menjelaskan mengenai unsur-unsur intrinsik Siswa menjelaskan mengenai alur, tokoh penokohan, dan latar siswa menceritakan secara singkat mengenai novel yang pernah dibaca Elaborasi Siswa membentuk kelompok diskusi yang berjumlah 3-5 orang Siswa berdiskusi menganalisis unsur alur, tokoh, penokohan, latar dan tema. Siswa mencatat hasil diskusi Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompok di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
depan kelas. Konfirmasi Siswa saling memberi tanggapan tantara kelompok satu dengan kelompok lain. 3
20 menit Kegiatan Akhir Refleksi Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
PERTEMUAN 2 No
Deskripsi
Alokasi waktu 10 menit
1
Kegiatan Awal Apersepsi Guru memberikan salam Guru memberikan pretest mengenai pembelajaran sebelumnnya
2
60 menit Kegiatan Inti Eksplorasi Siswa maju ke depan kelas dan meceritakan kembali novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata secara singkat dan jelas Siswa mengungkapkan nilai pendidikan karakter dalam novel secara singkat dan jelas Siswa mengungkapkan hal-hal yang menarik dari tokoh. Elaborasi Siswa membentuk kelompok diskusi yang berjumlah 3-5 orang Siswa menganalisis nilai pendidikan karakter yang ada di dalam novel Cinta di dalam Gelas Siswa berdiskusi menemukan hal-hal menarik yang dapat diteladani dari dalam novel. Siswa mencatat hasil diskusi Siswa menyampaikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Konfirmasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Siswa saling memberi tanggapan tantara kelompok satu dengan kelompok lain. 20 menit Kegiatan Akhir Refleksi Guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
3
I. Alat dan Sumber Belajar Alat 1. Novel 2. Buku Panduan Sumber 1. Depdiknas 2. Hirata, Andrea. 2010. Cinta di Dalam Gelas. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka. 3. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Prees. 4. Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar Penilaian Kognitif Bentuk: tes tertulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jelas dan tepat! 1. Analisislah alur dalam novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata! 2. Analisislah tokoh dan penokohan dalam novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata! 3. Analisislah latar dan tema dalam novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata! 4. Analisislah nilai pendidikan karakter dalam novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata! 5. Sebut dan jelaskan hal-hal yang menarik di dalam novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata! Kunci Jawaban 1. Alur Tahapan Alur
Deskripsi
Paparan
Perjuangan seorang perempuan bernama Enong atau Maryamah yang berasal dari keluarga yang sederhana. Sejak umur 14 tahun ia sudah bekerja sebagai seorang pendulang timah. Ia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan ketiga adiknya yang kini menjadi tanggung jawabnya sesudah ayahnya meninggal dunia. Setelah ketiga adiknya tersebut menikah dan mengikuti suami mereka masing-masing, sekarang Maryamah hanya tinggal berdua dengan ibunya. Tak lama berselang, ibunya Syalimah jatuh sakit. Ia bersedih dengan keadaan ibunya saat ini. Namun ibunya juga merasa sedih dengan keadaan Maryamah yang masih sendiri. Maryamah pun tahu apa yang diinginkan ibunya kala itu. Hingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rangsangan
94
pada akhirnya ia menerima pinangan seorang pria yang bernama Matarom. Sejak awal pernikahan kelakuan buruk suaminya sudah tampak. Akan tetapi Maryamah tetap bertahan walaupun seburuk apapun kelakuan suaminya terhadap dirinya. Sampai pada suatu hari datanglah seorang wanita yang mengaku bahwa ia adalah istri Matarom. Wanita itu datang dalam keadaan hamil. Akhirnya pertahanan Maryamah untuk suaminya berakhir. Ia minta diceraikan. Kemudian ia menceritakan nasibnya kepada Giok Nio dan Selamot.
Gawatan
Maryamah juga menyampaikan keinginannya untuk belajar main catur. Ia ingin sekali melawan Matarom dalam permainan catur Matarom adalah seorag pencatur yang handal. sudah berkali-kali ia mendapatkan kejuaraan dalam acara 17 Agustus. Bahkan ia akan menggondol kejuaraan ketiganya di lomba 17 Agustus mendatang.
Tikaian
Aku menemui Detektif M. Nur dan mengatakan bahwa ini menyangkut dengan martabat dirinya di depan mantan suaminya tersebut. Setelah menemui Detektif M. Nur, lalu ia menemui ibunya. Ia memohon restu dan memohon agar ibunya dapat membantunya agar bisa bertanding catur.
Rumitan
Pertandingan pertama lawan yang akan dihadapi adalah Aziz. Para penonton berbondong-bondong dan memadati warung kopi. Banyak sekali perempuan yang datang untuk menjadi supporter Maryamah. Lawan selanjutnya yang harus dihadapi Maryamah adalah Maksum. Selama Maryamah mampu memenangkan pertandingan, namun ia belum cukup mendapatkan dukungan dari pencatur lain. Lawan berikutnya adalah Muntaha. Akan tetapi karena mendadak dinas ke Pangkal Pinang, maka digantikan oleh Maulidi. Maryamah akhirnya yang memenangkan pertandingan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Klimaks
Setelah pertandingan Maryamah dengan pencatur lain akhirnya tiba waktunya perayaan arena catur 17 Agustus. Semua orang ingin menyaksikan pertandingan seorang perempuan yang lihai bermain catur. Mereka datang dari berbagai pelosok pulau dengan pakaian serba hitam. Mitoha meminta kepada Modin untuk memakai papan catur perak untuk pertandingan Maryamah dan Matarom nanti.
Leraian
Pada akhirnya Maryamah dan Matarom bertemu dalam pertandingan final. Pertarungan sengit akan terjadi dalam pertandingan 17 Agustus. Para penonton merasakan ketegangan di pertandingan tersebut.
Selesaian
Hingga akhirnya Maryamah berhasil menghabisi Matarom di medan perang. Setelah ia memenangkan pertandingan, kemudian ia berdiri dan menghadapkan kepalanya ke atas. Maryamah merasa jiwanya terangkat. Pendukung yang awalnya mendukung Matarom, kini berbalik mendukung Maryamah. Matarom tersandar lemas di kursinya dengan mata yang nanar meratapi kekalahannya. Sabuk emas yang selalu ia banggakan selama dua tahun ini, harus lepas karena kemenangan yang berpihak kepada Maryamah.
2. Tokoh dan Penokohan Tokoh utama
: Maryamah
Tokoh Tambahan : Aku, Syalimah, Giok Nio, Paman dan Selamot
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tokoh Utama Maryamah
Penokohan Semangat Kerja keras Penyayang Cerdas
Tokoh Tambahan
Penokohan
Aku
Baik hati Cerdas Kreatif
Syalimah
Setia Kerja keras Penyayang
Giok Nio Paman
Selamot
96
Baik hati Suka menolong Cerdas Pemberani Religius dan taat beragama Lugu Baik hati bersahabat
3. Latar Latar tempat Latar waktu Latar Sosial
Warung kopi, kios ayam, sebuah gedung tempat wisuda Maryamah, pinggir jalan, bendungan, pasar Pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari. Tradisi permainan catur merupakan permainan bergengsi, kopi menjadi minuman wajib saat bermain catur, dan permainan catur hanya boleh dilakukan oleh seorang lakilaki bukanlah seorang perempuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tema Kerja Keras dan Semangat
Enong yang bekerja sebagai penambang timah untuk memenuhi kebutuhan keluarga Karena kerja keras dan ketekunannya, lengan enong sampai menyerupai lengan laki-laki. Semangat dan tekad Maryamah agar bisa bermain catur Semangatnya belajar bahasa inggris
5. Nilai Pendidikan Karakter Nilai
Bukti
Religius
Jujur
Aku yang jujur kepada ibunya ingin membantu Maryamah untuk bermain catur Seseorang yang berani jujur mengunkapkan keburukan orang lain di depan orang itu
Toleransi
Toleransi tentang perbedaan agama Emansipasi wanita
Kerja keras
Enong yang bekerja sebagai penambang timah untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Masyarakat yang begitu mengagungkan Tuhan Orang yang selalu berdoa kepada tuhan Mereka belajar mengaji Maryamah yang membeli jilbab
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karena kerja keras dan ketekunannya, lengan enong sampai menyerupai lengan laki-laki. Seorang penimbang timah yang harus berebdam dalam kubangan air walaupun nyawa taruhannya.
Kreatif
Aku yang menganggap warung kopi sebagai laboratorium eksperimennya Filososfi permainan catur Teknik-teknik baru bermain catur
Mandiri
Maryamah yang tidak mudah terpengaruh Maryamah merupakan pribadi mandiri yang tidak suka dikasihani
Demokratis
Pidato mengenai hak dan kelayakan hidup Persamaan hak dan kewajiban antara pemain catur
Semangat
Cinta tanah air
Seorang perempuan menyampaikan argumentasinya dalam membela negara.
Menghargai prestasi
Saat seorang guru menanyai Ania adik Maryamah tentang siapa pahlawan paling ia kagumi. Ia menjawab ibu dan kakanya. Ia sangat mengagumi mereka karena perjuangan mereka dalam menmperjuangkan keluarganya perlu diapresiasi.
Bersahabat
Adik Enong yang tidak tega melihat pengorbanan kakanya dan ingin membenatu kakaknya bekerja Selamot yang selalu berusaha menghapus air mata
Semangat dan tekad Maryamah agar bisa bermain catur Semangatnya belajar bahasa inggris Ketekunan Maryamah Sikap pantang menyerah Maryamah
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
temannya dan mengobati kesedihan yang dialami temannya.
Gemar Membaca
Aku yang membuka dan membaca buku-bukunya dulu Paman membawakan buku cerita untuk adik Aku.
Peduli sosial
Masyarakat di Bitun hidup dengan sederhana. Mereka saling membantu saling bertukar bahan makanan
5. Hal-hal yang menarik dari beberapa tokoh dalam Novel Cinta di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata. Tokoh Maryamah Aku Syalimah Paman
Hal yang menarik Semangat, pekerja keras, penyayang, cerdas, tekun, pantang menyerah, penuh perjuangan Baik hati, cerdas, kreatif, suka bereksperimen, telaten, penyayang, suka menolong Menghargai prestasi, setia terhadap suami, penyayang, dan pekerja keras. Religius dan taat beragama, pemberani, kritis, baik hati, cerdas.
PENSKORAN Berikan skor 1-5pada setiap jawaban siswa! No 1
Aspek Penilaian Mampu menganalisis alur secara tepat dan jelas
2
Mampu menganalisis tokoh dan penokohan secara tepat dan jelas
Skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Mampu menganalisis latar secara tepat dan jelas
4
Mampu
menganalisis
nilai
pendidikan
karakter secara tepat dan jelas 5
Mampu
menemukan hal-hal menarik dari
beberapa tokoh secara tepat dan jelas
Penilaian Hasil penjumlahan skor × 4
= NILAI
Yogyakarta, Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata ini merupakan cerita lanjutan dari novel pertama yang berjudul Padang Bulan.
Berdasarkan hasil
penelitian terhadap alur dalam novel kedua dari Dwilogi Padang Bulan yang berjudul Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata merupakan alur maju. Peristiwa yang dikisahkan berkesinambungan dari awal cerita hingga akhir. Cerita yang dihadirkan berurutan dari Enong yang bekerja menjadi pendulang timah, ia memiliki seorang suami yang tabiatnya tidak baik, keinginannya untuk bisa bermain catur dan melawan Matarom yang sudah menjadi mantan suaminya, pertandingan caturnya dengan pencatur kelas dunia, hingga keberhasilannya memenangkan catur pada acara 17 Agustus. Tokoh utama dalam Novel Cinta di dalam Gelas adalah Maryamah. Tokoh Maryamah memiliki intensitas keterlibatan yang tinggi di dalam cerita yang dihadirkan.
Tokoh Aku, Syalimah, Giok Nio, Paman, dan Selamot
merupakan tokoh tambahan. Tokoh-tokoh tersebut kedudukannya tidak terlalu sentral, akan tetapi kehadiran mereka mendukung tokoh utama. Latar dalam Novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata terbagi atas tiga latar yaitu latar tempat, latar waktu dan latar sosial. Latar tempat secara umum digambarkan di warung kopi, kios jagal ayam, bendungan, dan pasar. Latar waktu dalam novel ini terjadi dalam beberapa waktu, dari pagi, siang hingga 101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
malam hari. Saat Maryamah membangunkan ibunya sampai ibunya tidak bangun, warung kopi yang sepi saat siang hari. Aku yang merindukan celotehan paman. Novel Cinta di dalam Gelas ini memiliki tema tentang kerja keras dan semangat yang tinggi. Sikap ini ditunjukkan oleh tokoh yang bernama Maryamah yang dari kecil hidup serba kekurangan. Hingga akhirnya ia berniat untuk mampu bermain catur dan bisa mengalahkan mantan suaminya yang merupakan pencatur kelas kakap di kampunngnya. Dia memiliki semangat tinggi dan mau bekerja keras untuk usahanya agar ia bisa bermain catur. Melalui sikap semangat dan kerja keras dari tokoh Maryamah, ia akhirnya mampu mengalahkan mantan suaminya di atas papan catur perak kebanggaan mantan suaminya yang keramat. Tema kerja keras ini ditunjukkan saat Maryamah yang sudah bekerja keras sejak usia 14 tahun sebagai penambang timah. Ia berusaha memenuhi kebutuhan keluarga dan menjadi peran pengganti ayahnya yang sudah meninggal. Terdapat 18 nilai pendidikan karakter menurut Kemendiknas tahun 2011. Namun dalam penelitian ini terdapat 13 nilai yang ditemukan. Diantaranya adalah nilai religius, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, semangat, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, gemar membaca dan peduli sosial. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut banyak dihadirkan oleh Maryamah yang merupakan seseorang yang semangat dalam menjalani setiap kehidupannya. Mulai dari ia yang menjadi pendulang timah sejak umur 14 tahun sampai ia berusaha dengan gigih untuk bisa bermain catur dan berbahasa inggris. Hingga pada akhirnya dia berhasil penjadi pencatur hebat dan bisa mengalahkan mantan suaminya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester II. Pembelajaran sastra sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA kelas XI semester II pada Standar Kompetensi (SK) aspek membaca, mengenai Memahami buku biografi, novel, dan hikayat, dengan Kompetensi Dasar (KD) Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh. 5.2 Saran Peneliti berharap karya yang jauh dari sempurna ini bisa memberikan pengetahuan untuk guru bahasa Indonesia, mahasiswa, peneliti lain, dan ilmu sastra yang membahas mengenai nilai-nilai pendidikan karakter. Peneliti juga berharap penelitian yang di relevansikan ke dalam pembelajaran sastra ini dapat berguna bagi dunia pendidikan khususnya pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam novel tersebut. Guru diharapkan mampu memberikan bimbingan secara kreatif agar siswa tidak merasa jenuh dalam membaca. Karena kita tahu bahwa minat membaca siswa saat ini sangat kurang. Maka dari itu tugas guru mendidik siswa agar bisa mencapai keberhasilan dalam mata pelajaran khususnya Bahasa Indonesia. Apabila penelitian ini dikembangkan lebih lanjut, akan memperoleh penemuan baru yang lebih luas. Kesimpulan mengenai nilai-nilai pendidikan diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada bagi dunia pendidikan dan ilmu sastra. Relevansi nilai pendidikan karakter dalam Novel Cinta di dalam Gelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
karya Andrea Hirata dalam pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester II telah menghasilkan silabus dan RPP. Peneliti berharap silabus dan RPP tersebut dapat memberikan manfaat bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA semester II. 5.3 Implikasi Penelitian yang dilakukan terhadap Novel Cinta di dalam Gelas karya Andrea Hirata ini membuktikkan bahawa novel tersebut bisa digunakan sebagai bahan pebelajaran sastra karena mengandung nilai-nilai pendidikan karakter. Dalam bidang sastra, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang analisis alur, tokoh penokohan, latar, tema, dan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam Novel Cinta di dalam Gelas. Di dalam bidang pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di SMA kelas XI semester II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Abrams, M.H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York: Holt, Rinehart and Winston. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta: BNSP Departemen Pendidikan Nasional. 2006. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) 2006 untuk SMA/MAN Kelas X Bidang Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Hati, Hanasih Wikani. 2013. Nilai Kesetiaan Tokoh Utama dalam Novel Ibuk karya Iwan Setyawan dan Relevansinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi. Yogyakarta:PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Hirata, Andrea. 2010. Cinta di Dalam Gelas. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka. http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/ diakses 21 mei 2014 pukul 12:12 WIB Pengarang Haryanto, S.Pd. http://nyomandantes.files.wordpress.com200909093009_0435_pendidikant2.png w=604 diakses tanggal 21 Mei 2014 pukul 12:15 WIB Pengarang Nyoman Dantes. Iswary, Ery. 2013. Pembelajaran Bahasa dan Pendidikan Karakter: Transformasi Pengetahuan Kearifan Lokal Melalui Folktale. Makassar: Universitas Hasanuddin. Kemendiknas. 2011. Bahan Pelatihan: Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa Jakarta: Balitbang Puskutbuk. Lickona, Thomas. 2012. Mendidik untuk Membentuk Karakter: Bagaimana Sekolah Dapat Memberikan Pendidikan Tentang Sikap Hormat dan Bertanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara. Muslich. Masnur. 2009. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nugraha, Setya Tri. 2012. Makalah Seminar Nasional: Strategi Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta. Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Prees. Rahmanto, B. 2005. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Solihah, Marliya. 2013. Penanaman Karakter pada Siswa di MAN Wonokromo Bantul Yogyakarta (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Sudjiman, Panuti. 1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sumarjo, Jakob dan Saini K.M. Apresiasi Kasusastraan. Jakarta: Gramedia. Pendidikan. Jalasutra: Yogyakarta. Suratini, Istiana. 2012. Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII Semester 1 dan 2. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Winarti, Fransischa Romala Sri. 2009. Analisis Unsur Intrinsik Karya Sastra dalam Film Denias: Senandung di Atas Awan dan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Kelas XI. Skripsi S-1. Yogyakarta: PBSID. FKIP. Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TABEL DATA 1. Religius No. Deskripsi
Kutipan
1
Orang-orang juga sangat menghargai pemeluk keyakinan lain. hal ini di buktikan dengan kutipan di bawah ini yang menunjukkan bagaimana setiap pemeluk agama dapat mengadu dengan Tuhan.
Orang Melayu, orang bersarung, orang Tionghoa, dan orang Sawang, tak pernah berhemat kata dan suara. Keduanya diberi Tuhan, maka berkicaulah, berkoarlah sesuka hatimu, tak perlu membayar (Andrea, 2010:2526).
2
Maryamah membeli untuk acara Wisuda.
3
Kemudian sersan kepala yang sedang memanjatkan sebuah doa. Bagaimana ia mempercayai bahwa Tuhan akan menunjukan petunjuk dan pilihan atas dua nama yang membuatnya bimbang. Aku dan Detektif M.Nur yang dulu dilatih mengaji oleh Modin. Apabila bacaan tajwid salah betis Aku dan Detektif M. Nur yang menjadi sasaran sabetan rotan.
Konon dia akan memanjatkan doa kepada Gusti Allah agar diberi ketetapan hati untuk memilih salah satu dari dua nama yang membuatnya bimbang itu (Andrea, 2010:63).
Masyarakat yang membincangkan mengenai kebiasaan shalat tarawih yang dijalan kan setiap bulan ramadhan. Mereka merasakan indahnya bulan ramadhan yang mereka jalani.
Jika imamnya ulama muda, selalu hanya 11 rakaat. Itulah jumlah rakaat favorit kami. Itulah bukti, betapa Allah Maha Pemurah. Setelah tarawih, dengan sentosa kami masih sempat melewatkan malam berkeliling-keliling kampong. Itulah bukti, betapa Allah penuh pengertian. Oh indahnya bulan Ramdhan (Andrea, 2010:179).
4
5
sebuah Jilbab Aku tersentuh melihat jilbab baru yang dibelinya khusus untuk acara wisuda (Andrea, 2010:29).
107
Dulu, kalau bacaan tajwid kami salah, sering biru betisku karena dibabatnya pakai rotan. Maka, aku maklum kalau Aku dan Detektif M. Nur tak berkutik. Modin yang mekhatamkan kami Alquran (Andrea, 2010:81).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
2. Jujur No. Deskripsi
Kutipan
1
“Paling tidak, aku sudah mengatakan keburuka orang di depan hidungnya sendiri! Daripada kalian, sibuk mengurusi golongan kalian sendiri! Kalau dekat pemilu, repot betul kalian berbaik hati. Tak ada pemilu, mana ingat kalian pada kami (Andrea, 2010:91)!”
Seorang yang berani mengutarakan keburukan orang lain di depan orang itu sendiri. Karena ia tida suka menggunjing.
3. Toleransi No. Deskripsi
Kutipan
1
Sikap simpati teman-teman Maryamah yang turut prihatin terhadap apa yang dialami Maryamah dalam perjalanan hidupnya.
Sore itu aku berjumpa dengan Maryamah dan Selamot di kios ayam Giok Nio. Miris kami mendengar Maryamah berkisah tentang nasibnya. Benar pendapat orang-orang tua Melayu, bahwa dunia ini tak ada masalah sepelik soal rumah tangga. Kasihan dia, sungguh berat cobaan hidupnya. Nada bicaranya jelas mengesankan bahwa Matarom dan catur telah menjadi biang keladi kesusahannya. Namun, ia memang perempuan yang istimewa (Andrea, 2010:40).
2
Zaman sudah berubah. Wanita yang dulu hanya melayani suami, kini memiliki kedudukan yang sama seperti lelaki. Seperti halnya dalam novel ini. Maryamah merupakan penggerak emansipasi wanita. Karena ia adalah wanita pertama yang bermain catur dan melawan laki-laki.
“Tak taukah kalian, zaman sudah berubah. Perempuan, juga punya hal seperti laki-laki! Mereka mau main catur, mau manjat pohon pinan, mau manjat tiang listrik, itu urusan mereka ! itu hak mereka harus dihormati (Andrea, 2010:94)!”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
4. Kerja Keras No. Deskripsi
Kutipan
1
Kegigihan Enong atau Maryamah untuk keluarganya sangat berperan penting unyuk kelangsungan hidup keluarganya. Ia sudah bekerja keras sejak usia 14 tahun sebagai penambang timah.ia berusaha menjadi pengganti seorang ayah di keluarha mereka. Ia mengumpulkan uang untuk kebutuhan keluarganya, merawat jika sakit, membelikan baju lebaran dan mengambilkan raporadik- adiknya ke sekolah.
Semuanya karena sepanjang hidup ketiga gadis kecil kakak beradik itu telah menyaksikan bagaimana ibu dan Enong berjuang untuk mereka. Enong bekerja keras menjadi pendulang timah sejak usianya 14 tahun. Ia berusaha sedapat-dapatnya memenuhi apa yang diperlukan ketiga adiknya dari seorang ayah. Dibelikannya mereka baju Lebaran, diurusnya jika sakit, dan ia menangis setiap kali mengambil rapor adik-adiknya. Sebab saat menandatangani rapor yang seharusnya ditandatangani ayahnya itu, ia rindu pada ayahnya (Andrea, 2010:8-9).
2
Maryamah sangat menyayangi keluarganya. Sehingga apapun ia lakukan untukl keluarganya. Walaupun ia harus memikul beban berat sampai lengannya semakin membesar dan kasar, jari-jatinya yang hitam karena sering mendulang timah.
Sejak umur 14 tahun, perempuan malang itu telah memanggul beban yang tak terbayangkan beratnmya. Kupandangi lengannya yang besar dan kasar, jemarinya yang hitam, berkerak, dan kaku, seperti bilah-nilah besi karena bertahun-tahun mendulang timah. Jari-jemari itu sama sekali tak serasi didekatkan dengan buah catur mainankaum menak dan para cendik cendikia. Perempuan di depanku itu telah dikhianati nasib sepanjang hidupnya. Ia terisak-isak. Aku berhenti bicara. Kukemasi papan catur dan pamit pulang. Pelajaran catur pertama itu berakhir dengan sangat menyedihkan (Andrea, 2010:51).
3
Tak hanya itu, adapula pargraf yang memaparkan bagaimana para petani dengan giatnya mengurus sawah. Mereka dengan setia menjaga sawah dan merawat sawah mereka hingga
Petani, harus menyiangi lahan, menabur benih, dan dengan telaten memelihara tanaman sampai panen. Karena itu, mereka selalu tampak memegang alat dan mengerjakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
110
benih dapat menjadi padi.
sesuatu. Pacul dan sabit seperti perpanjangan tangan mereka. Perangai tanaman yang menuntut perhatian membentuk mereka menjadi tekun. Kebijakan mereka adalah tak menaburtak memelihara-tak memanen. Falsafah bertani membuat para petani menjadi pribadi-pribadi yang penuh perencanaan. Penyabar, dan gemar menabung (Andrea, 2010:53).
Penambang timah yang dengan giatnya melakukan pekerjaannya walaupun harus berendam dalam air setinggi dada dan ancaman buaya yang menghantui mereka. Namun hal tersebut tak menyurutkan niat mereka untuk bekerja keras demi tmah yang mereka cari untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Namun, ketika aliran timah itu ditemukan, mereka bekerja lima kali lipat lebih keras dari petani dan tujuh kali lebih keras dari pedagang. Kawan, jangan kaupusingkan matematika itu. Kami bahkan bekerja lebih dari yang sesungguhnya kami sanggup. Para penambang berendam di dalam air setinggi dada dengan risiko ditelan mentah-mentah oleh buaya, berjemur seharian di bawah terik matahari sampai mencapai empat puluh derajat Celcius, mencangkul sekuat tulang sambil menduga-duga kemana timah mengalir (Andrea, 2010:5).
5. Kreatif No. Deskripsi
Kutipan
1
Sebulan berlalu sejak pertama kali Maryamah bisa menggerakkan buah catur, kami telah berlatih untuk game ke-658 pertandingan. Hanya itu yang bisa kulakukan juntuk menggambarkan kekuatan mental perempuan itu dalam belajar. Filososfi belajarnya,”menantang semua ketidakmungkinan”, termanifestasi menjadi ideologi yang sangat jelas
Adanya filososfi dalam permaninan catur yang diterapkan dalam pertandingan yang akan dilakukan oleh Maryamah. Menguatkan Maryamah dalam melawan 658 pertandingan yang akan dia hadapi. Hal itu menunjukkan bahwa permainan yang dilakukan Maryamah sangatlah kreatif dan akan menghasilkan ideologi baru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
dalam permainan catur
baginya dalam menguasai sesuatu. Ia tak pernah gamang , tak pernah tanggung-tanggung. Keadaan ini membuatku berpikir bahwa ideologi adalah sesuatu yang diperlukan dalam belajar, lebih dari sebuah otoritas. Sementara itu, aku, yang selalu merasa lelah setelah belajar satu jam, patut merasa malu (Andrea, 2010:68).
2
Nockha mengajari teknik-teknik catur sederhana yang belum pernah Maryamah lakukan sebelumnya. Teknik tersebut mengajarkan Maryamah untuk berpikir lebih kreatif lagi dalam bermain catur.
Selanjutnya, Grand Master mulai mengajari Maeryamah seknik-teknik sederhana yang ia sebut sebagai dasar pertahanan, serangan, pembelaan, dan pembebasan. Diagram-diagram darinya dilatihkan oleh Maryamah dan sparing partner-nya, Alvin and the Chipmunks. Namun, seiring dengan euforia pelajaran catur jarak jauh itu, aku makin cemas soal pendaftaran Maryamah (Andrea, 2010:74).
3
Temuan Doktor Hoftstede dalam membedah watak seseorang merupakan salah satu sains yang jarang ditemukan. Hal ini merupakan cara berpikir kreatif yang dihadirkan. Betapa cerdasnya manusia zaman sekarang. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut.
Aku semakin bersemangat karena rupanya aku telah diajar oleh profesor yang bermutu tinggi, dan akub telah membuat makalah-makalah yang mendapat nilai cukup memuaskan. Lalu aku berpikir keras bagaimana memodifikasi model-model ciptaan Doktor Hoftstede untuk membedah watak orang Melayu udik. Sebuah tantangan sains yang dahsyat (Andrea, 2010:109).
4
Blender merupakan barang yang sederhana, namun akan sangat berarti apabiola kita mengerti bagaimana kecerdasan dan kreatif para pembuatnya. Dari sebuah sistem elektronika dan mekanika yang mampu mengahsilkan suatu barang yang sangat berguna bagi
Lambat laun terjalinlah hubungan emosional antara aku dan blender itu. Aku terpesona akan kecerdasan di balik sistem elektronika dan mekanikanya. Ia adalah instrument representasi peradaban baru dan hadir di muka bumi untuk orang-orang yang mampu mengapresiai kemajuan teknologi. Ia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
siapapun yang menggunakannya. mampu membuat urusan mengubah Berikut kutipan tidak langsung yang bentuk menjadi sangat mudah. mendukung penyataan tersebut. Bukankah luar biasa (Andrea, 2010:156)?
6. Mandiri No. Deskripsi
Kutipan
1
Maryamah adalah pribadi yang istimewa yang tak punya tabiat mengasihi diri. Ia tak pernah mengibaiba (Andrea, 2010:99).
Maryamah adalah pribadi yang tidak sukva mengasihi dirinya sendiri. Dia tidak pernah meminta untuk selalu dikasihani orang lain. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut.
7. Demokratis No. Deskripsi
Kutipan
1
Seorang grand master catur dari Eropa yang dengan rendah hati memberi pelajaran catur kepada Maryamah yang hanya seorang pendulang timah. Hal tersebut menunjukkan bahwa grand master tidak membedakan siapapun orang yang ia ajari, karena merasa memiliki hal dan kewajiban yang sama. Berikut kutipan tidak langsung yang mendukung penyataan tersebut.
Bayangkan, seorang grand master catur perempuan internasional nun di jantung Eropa, memeberi pelajaran catur pada seorang perempuan pendulang timah, di sebuah pulau kecil antah-berantah, yang bahkan tak tampak di peta. Misinya membantu perempuan itu menegakkan martabatnya (Andrea, 2010:143 – 144).
2
Mereka sangat antusias dalam menyambut 17 Agustus dengan mengadakan lomba, khususnya lomba catur yang diikuti salah satunya oleh Maryamah pencatur wanita pertama.
Di arena catur tahun ini perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus benar-benar terasa. Kaum perempuan pedagang kecil yang berunjuk untuk mendukung pendaftaran Maryamah tempo hari tiba dalam satu rombongan besar yang meriah. Juragan-juragan toko Tionghoa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
bergabung dengan orang-orang Sawang, Melayu, dan orang bersarung serta juragan-juragan perahu mereka. Semuanya ingin menyaksikan seorang perempuan yang digembar-gemborkan sangat lihai bermain catur. Para penonton penggemar klenik juga sangat banyak. Mereka tak paham catur, tapi ingin melihat papan catur perak yang magi situ. Mereka hadir dari pelosokpelosok pulai dalam pakaian serba hitam (Andrea, 2010:248 – 249).
8. Semangat No. Deskripsi
Kutipan
1
Semangat Maryamah yang ingin Aku mau belajar main catur. Aku mau bertanding catur untuk menantang bertanding 17 Agustus nanti. Aku mau Matarom. menantang Matarom (Andrea, 2010:41).
2
Maryamah ingin sekali pintar Minatnya pada Bahasa Inggris tak berbahasa Inggris, maka ia belajar lekang-lekang. Ia bahkan meningkatkan Bahasa Inggris dengan giat. kelas kursusnya dan tetap naik bus dua kali seminggu untuk kursus di Tanjong Pandan, tak pernah membolos (Andrea, 2010:16).
3
Maryamah yang memiliki tekad “Aku mau belajar main catur. Aku mau untuk bisa bermain catur dan bisa bertanding 17 Agustus nanti. Aku mau mengalahkan Matarom. menantang Matarom (Andrea, 2010:41).”
4
Ia membenam-benamkan segala Sering kali ia memejamkan mata untuk yang ia dapat dalam belajar Bahasa membenam-benamkan pengetahuan Inggris walaupun dalam baru ke dalam kepalanya. Sebuah keterbatasan. kekuatan besar dari dalam dirinya seakan menggerakkan dengan dahsyat untuk menguasai catur yang ia anggap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
biang keladi kesusahan (Andrea, 2010:57).
114
hidupnya
5
Maryamah yang selalu berusaha mencoba walaupun beberapa kali gagal. Ketekunannya bisa dijadikan contoh agar kita tidak mudah menyerah dalam mencapai segala sesuatu yang jadi impian kita.
Maryamah mencoba, gagal, damn mencoba lagi. Dia tak pernah jemu. Ketekunannya mengagumkan (Andrea, 2010:68).
6
Tantangan hidup masih di depan “Habis air mataku, lunas sudah Maryamah. Ia harus melanjutkan kesedihan itu. Hidup harus berlanjut. dengan segala tekadnya. Tantangan ada di muka. Masih banyak yang harus disyukuri,”ujarnya ringan (Andrea, 2010:98).”
7
Keinginan Maryamah untuk bisa berbahasa Inggris merupakan bukti semangat yang luar biasa. Dengan segala keterbatasannya akhirnya ia bisa berbahasa Inggris dan siap melawan Matarom dalam pertandingan catur nanti. Ia bisa melawan ketidakmungkinan yang ada di dalam dirinya dengan berusaha sekuat tenaga dan semangat yang membara. Dorongan itu yang nantinya akan membawa Maryamah ke kemenangan.
8
Dengan segala keterbatasan, Aku telah melihatnya belajar Bahasa Maryamah tetap gigih dalam belajar Inggris dengan susah payah, tanpa Bahasa Inggris. merasa ragu akan usia dan segala keterbatasan, dan dia berhasil (Andrea, 2010:99).
Pertemuan dengan Maryamah hari ini meluapkan semangatku. Aku telah melihatnya belajar bahasa inggris dengan susah payah, tanpa merasa ragu akan usia dan segala keterbatasan, dan dia berhasil. Sekarang, ia siap berjibaku menguasai catur, dengan tekad mengalahkan seorang kampiun seperti Matarom. Ia tak dapat disurutkan oleh bimbang, tak dapat dinibsikan oleh gamang. Darinya, aku mengambil filosofi bahwa belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan; bahwa ilmu yang tak dikuasai akan menjelma di dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan. Belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang bukan penakut (Andrea, 2010:99).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
9
Semangat Maryamah untuk bisa bermain catur bisa dirasakan oleh Detektif M. Nur saat ia mengingat kembali beberapa bulan lalu Maryamah sama sekali tidak mengerti catur kini ia lihai dan diakui oleh grand master permainannya. Sikap tak pantang menyerah dan berani itu menimbulkan banyak hal positif yang bisa dipetik hikmahnya.
Dalam perjalanan pulangdari Tanjong Pandan, di dalam bus yang sepi aku melamun. Aku menengok ke belakang dan teringat akan perjalananku dulu, ketika pertama kali menghubungi Nochka untuk menanyakan apakah ia bersedia mengajari Maryamah main catur. Aneh sekali semuanya telah berlangsung. Beberapa bulan yang lalu, Maryamah masih tak tahu apa-apa, sekarang bakatnya diakui oleh seorang grand master, bahwa ia bercatur seperti Anatoly Karpov. Betapa ajaib perempuan itu. Betapa kuat tekadnya. Terpampang di depanku kini, akibat dahsyat dari orang-orang yang tak pernah gamang, dari orang yang berani menantang ketidakmungkinan (Andrea, 2010:243).
10
Maryamah yang sangat giat berlatih, sehingga baru beberapa bulan saja ia sudah menguasai permainan catur, bahkan oleh pencatur berkelas seperti Anatoly Karpov.
Aneh sekali semuanya semuanya telah berlangsung. Beberapa bulan yang lalu, Maryamah masih tak tahu apa-apa, sekarang bakatnya diakui oleh seorang grand master, bahwa ia bercatur seperti Anatoly Karpov. Betapa ajaib perempuan itu. Betapa kuat tekadnya. Terpampang di depanku kini, akibat yang dahsyat dari orang yang tak pernah gamang untuk belajar, dari orang yang berani menantang ketidakmungkinan (Andrea, 2010:243).
9. Cinta Tanah Air No. Deskripsi 1
Kutipan
Mereka yang bangga dengan kopi Namun, daya tarik terbesar adalah sebagai symbol dari kaum mereka. bagaimana secangkir kopi telah Kaum orang Melayu. membuatku lebih mengenal kaumku sendiri: orang Melayu (Andrea,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Paman yang menyanyikan lagu Melayu berjudul Badai Bulan Desember dengan senyum tersimpul di bibirnya.
116
2010:35). Lapang nian hati Paman pagi ini. Senyumnya tersimpul. Ia membawakan lagu Melayu Badai Bulan Desember secara intrumentalia dengan mulutnya yang agak monyong, bersiul meliuk-liuk (Andrea, 2010:127).
10. Menghargai Prestasi No. Deskripsi
Kutipan
1.
Seorang guru yang bertanya pada Pernah seorang guru bercerita padaku. Ania perihal pahlawannya adalah Katanya ia bertanya pada Ania, Syalimah dan kakaknya. siapakah pahlawan yang paling kamu kagumi. Ania kecil menjawab tanpa ragu bahwa pahlawannya adalah Syalimah-ibunya dan Enong- kakak sulungnya (Andrea, 2010:8).
2
Maryamah teringat kebaikan Go Kim Pho saat ia dulu merantau ke Tanjong Pandan. Go Kim Pho yang memberinya uang untuk ia bisa pulang kampung.
Ia bukan sekedar sekadar ingin memperpanjang kebanggaan dalam diri lelaki tua itu, dan kebanggaan sanak family yang menontonnya, namun di dalam langkah-langkah nan lambat itu, Maryamah menyempatkan diri untuk mengenang kebaikan lelaki di depannya pada masa lalu, manakala ia terluntalunta mencari pekerjaan di Tanjong Pandan. Go Kim Pho adalah pemilik toko dupa reyot di Tanjong Pandan itu, yang dulu memberinya uang untuk pulang kampung (Andrea, 2010:176).
3
Maryamah meemberikan kekalahan yang Agung kepada Go Kim Pho. Karena ia merasa berhutang budi atas kebaikan kakek tua itu.
Papan pertama dan kedua dimenangkan Maryamah setelah Go Kim Pho mengerahkan kemampuan dan Maryamah memberinya peluang untuk menerapkan semua strategi yang ia miliki. Maryamah bermain secara rendah hati sekaligus cerdas. Ia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
memperlihatkan derajat tertinggi sebuah sportivitas dan jiwa bertarung yang meninggikan martabat lawannya. Para pengamat catur berdecak kagum menyaksikan kemampuan Maryamah menampilkan permainan yang sangat elegan dan member Go Kim Pho sebuah kekalahan yang agung. Bapak tua itu bangkit dan tersenyum (Andrea, 2010:176 – 177). 11. Bersahabat No. Deskripsi
Kutipan
1.
Ketulusan seorang kakak kepada adiknya yang rela untuk dilangkahi dengan pernikahan adiknya Ania. Dengan berat hati Ania menyerahkan sehelai baju sebagai pelangkah.
Pada malam pernikahan Ania, aku terpana melihat ketulusan yang ditunjukkan oleh seorang kakak. Dengan bersimbah air mata, Ania menyerahkan sehelai baju muslimah pada Enong sebagai pelangkah. Ia memohon maaf sampai tersuruk-suruk ke dalam pelukan kakaknya itu (Andrea, 2010:10).
2
Selamot yang sangat polos, humoris, dan bersahabat, memebuat dirinya banyak disukai oleh kawankawannya terutama oleh perempuan.
Setelah hirupan pertama, sentumnya tersimpul-simpul dan seluruh elemen dirinya polos, humoris, dan bersahabat berpadu mejadi satu. Selamot tersohor di pasar dan segera berkawan dengan banyak orang, terutama para perempuan yang merasa dirinya di punggungi nasib (Andrea, 2010:39).
3
Selamot yang selalu berusaha menghapus air mata kesedihan temannya. Ia selalu memberikan penghiburan kepada mereka dan merasa senang apabila ia bisa menenangkan hati teman yang sedang merasa sedih. Bahkan dirinya selalu mempunyai keinginan besar
Selamot tak pernah segan menghapus air mata kawannya dengan lengan bajunya yang bau ayam. Dalam diri Selamot, mereka menemukan sebuah penghiburan meski sering mereka menangis sambil tersenyum, terisak sambil tersendak, mendengar nasihat selamot yang kerap hanya digerakkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
untuk meringankan orang lain.
4
118
penderitaan oleh keinginan yang besar untuk meringankan beban orang lain, bukan oleh pertimbangannya yang pintar (Andrea, 2010:39 – 40).
Aku yang sangat ingin memebantu Kusampaikan pula bahwa dia mesti Maryamah dan memperjuangkan membantuku memperjuangkan agar Maryamah dalam kejuaraan 17 Maryamah bisa ikut bertanding di Agustus. kejuaraan 17 Agustus (Andrea, 2010:45).
12 Gemar Membaca No. Deskripsi
Kutipan
1.
Suatu ketika ia pulang membawa sebuah buku yang sampulnya sangat bagus. Ia mengatakan bahwa buku itu buku cerita rakyat dari Barat yang diberikan oleh sahabatnya di pelabuhan Tanjong Pandan (Andrea, 2010:228).
Paman yang membawakan buku cerita rakyat untuk adik Aku, saat ia pulang dari perjalanan dinas dari Tanjong Pandan.
13. Peduli Sosial No. Deskripsi
Kutipan
1.
Pamanku yang berjiwa lapang dan merupakan umat Nabi Muhammad yang amat pemurah, menyediakan kopi miskin dalam menu warungny. (Andrea, 2010: 155).
Paman mengerti keadaan sosial di kampung mereka. Maka ia mnyediakan kopi miskin dengan harga yang murah, agar semua orang bisa menikmati kopi d warungnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
SINOPSIS Judul
: Cinta di dalam Gelas
Pengarang
: Andrea Hirata
Tahun Terbit : 2010 Penerbit
: Bentang
Tempat Terbit : Yogyakarta Tebal
: 264 Halaman
Cetakan ke
: Ke-3
Novel Cinta di dalam Gelas ini berkisah tentang perjuangan seorang perempuan bernama Enong atau Maryamah yang berasal dari keluarga yang sederhana. Sejak umur 14 tahun ia sudah bekerja sebagai seorang pendulang timah. Ia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan ketiga adiknya yang kini menjadi tanggung jawabnya sesudah ayahnya meninggal dunia. Setelah ketiga adiknya tersebut menikah dan mengikuti suami mereka masing-masing, sekarang Maryamah hanya tinggal berdua dengan ibunya. Tak lama berselang, ibunya Syalimah jatuh sakit. Ia bersedih dengan keadaan ibunya saat ini. Namun ibunya juga merasa sedih dengan
keadaan Maryamah yang masih sendiri. Maryamah pun tahu apa yang
diinginkan ibunya kala itu. Hingga pada akhirnya ia menerima pinangan seorang pria yang bernama Matarom.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Sejak awal pernikahan kelakuan buruk suaminya sudah tampak. Akan tetapi Maryamah tetap bertahan walaupun seburuk apapun kelakuan suaminya terhadap dirinya. Sampai pada suatu hari datanglah seorang wanita yang mengaku bahwa ia adalah istri Matarom. Wanita itu datang dalam keadaan hamil. Akhirnya pertahanan Maryamah untuk suaminya berakhir. Ia minta diceraikan. Kemudian ia menceritakan nasibnya kepada Giok Nio dan Selamot. Maryamah juga menyampaikan keinginannya untuk belajar main catur. Ia ingin sekali melawan Matarom dalam permainan catur Matarom adalah seorang pencatur yang handal. Sudah berkali-kali ia mendapatkan kejuaraan dalam acara 17 Agustus. Bahkan ia akan menggondol kejuaraan ketiganya di lomba 17 Agustus mendatang. Ia menemui Detektif M. Nur dan mengatakan bahwa ini menyangkut dengan
martabat dirinya di depan mantan suaminya tersebut. Setelah menemui
Detektif M. Nur, lalu ia menemui ibunya. Ia memohon restu dan memohon agar ibunya dapat membantunya agar bisa bertanding catur. Pertandingan pertama lawan yang akan dihadapi adalah Aziz. Para penonton berbondong-bondong dan memadati warung kopi. Banyak sekali perempuan yang datang untuk menjadi supporter Maryamah. Lawan selanjutnya yang harus dihadapi Maryamah adalah Maksum. Selama Maryamah mampu memenangkan pertandingan, namun ia belum cukup mendapatkan dukungan dari pencatur lain. Lawan berikutnya adalah Muntaha. Akan tetapi karena mendadak dinas ke Pangkal Pinang, maka digantikan oleh Maulidi. Maryamah akhirnya yang memenangkan pertandingan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Beberapa hari kemudian pertandingan dimulai kembali. Kali ini ia melawan seorang kakek bernama Go Kim Pho pemilik toko dupa di Tanjung Pandan. Go Kim Pho pernah menolong Maryamah saat terlunta-lunta mencari pekerjaan di Tanjung Pandan. Kakek itulah yang memberinya uang untuk ongkos Maryamah pulang kampung. Saat bertanding dengan Go Kim Pho, Maryamah melakukan permainan yang sangat elegan. Ia bermain dengan rendah hati dan memberikan kekalahan yang agung kepada lelaki tua yang pernah menolongnya tersebut. Setelah pertandingan Maryamah dengan pencatur lain akhirnya tiba waktunya perayaan arena catur 17 Agustus. Semua orang ingin menyaksikan pertandingan seorang perempuan yang lihai bermain catur. Mereka datang dari berbagai pelosok pulau dengan pakaian serba hitam. Mitoha meminta kepada Modin untuk memakai papan catur perak untuk pertandingan Maryamah dan Matarom nanti. Pada akhirnya Maryamah dan Matarom bertemu dalam pertandingan final. Pertarungan sengit akan terjadi dalam pertandingan 17 Agustus. Para penonton merasakan ketegangan di pertandingan tersebut. Hingga akhirnya Maryamah berhasil menghabisi Matarom di medan perang. Setelah ia memenangkan pertandingan, kemudian ia berdiri dan menghadapkan kepalanya ke atas. Maryamah merasa jiwanya terangkat. Pendukung yang awalnya mendukung Matarom, kini berbalik mendukung Maryamah. Matarom tersandar lemas di kursinya dengan mata yang nanar meratapi kekalahannya. Sabuk emas yang selalu ia banggakan selama dua tahun ini, harus lepas karena kemenangan yang berpihak kepada Maryamah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BIODATA
Anita Sugiyatno lahir di Magelang pada tanggal 16 Maret 1992. Mengawali pendidikan formal pada tahun 1998 di SD Negeri Gulon 2 dan lulus pada tahun 2004. Tahun 2004 melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Salam, lulus pada tahun 2007. Kemudian melanjutkan pendidikan SMA Negeri 1 Ngluwar dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010 melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Masa kuliah di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menyelesaikan skripsi yang dijadikan tugas akhir dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Cinta di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata dan Relevansinya dalam Pembelajaran di SMA Kelas XI Semester II.
122