PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PELAJARAN FISIKA PADA SISWA/I KELAS XI IPA DAN XII IPA PADA MATERI OPTIKA DAN GELOMBANG DI SMA YPPK ST THOMAS WAMENA PAPUA TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Audra Febriandini Logho NIM: 091424006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk : Almamaterku sanAta dharma Mr.Yohanis Logho dan Mrs.Mariam Margaretha Tafuran Santa Veronika Logho Antonius Mario Ferdinandus Logho Christina Maria Simplisia Logho Chresensia Irene Maria Faustina Logho Evangelista Miracle Logho Priyo Inosensius Loblar S.Pd They are my power when I’m DOWN and my love in my life
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Audra Febriandini Logho. 2015. PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PELAJARAN FISIKA PADA SISWA/I KELAS XI IPA DAN XII IPA PADA MATERI OPTIKA DAN GELOMBANG DI SMA YPPK ST THOMAS WAMENA PAPUA TAHUN AJARAN 2013/2014. Skripsi. Program Study Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengetahui apa yang disiapkan atau dipikirkan guru fisika pada SMA YPPK St. Thomas Wamena, Papua untuk mengajarkan nilai karakter; (2) mengetahui apakah pada Rancangan Persiapan Pembelajaran (RPP) pelajaran fisika terdapat nilai karakter yang dimasukkan; (3) mengetahui bagaimana cara guru menyampaikan nilai – nilai karakter di kelas; (4) mengetahui bagaimana guru mengecek nilai – nilai karakter itu sampai pada peserta didik; (5) mengetahui nilai-nilai karakter apa yang telah didapatkan peserta didik pada pelajaran fisika; (6) mengetahui nilai-nilai karakter apa saja yang telah dilakukan peserta didik dalam pelajaran fisika. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dan kualitatif. Data didapat dengan meyebarkan kuesioner nilai-nilai karakter pada siswa/i, pengamatan di dalam kelas selama proses belajar mengajar, serta mewawancarai guru bidang studi. Subyek penelitian ini adalah siswa/i SMA YPPK ST Thomas Wamena, Papua kelas XI IPA dan Kelas XII IPA sejumlah 52 siswa/i. Hasil analisis menyatakan bahwa: (1) yang disiapkan dan dipikirkan guru fisika pada SMA YPPK St. Thomas Wamena, Papua untuk mengajarkan nilai karakter adalah metode mengajar; (2) Pada Rancangan Persiapan Pembelajaran (RPP) pelajaran fisika sudah terdapat nilai-nilai karakter yang dimasukkan;(3) Cara guru menyampaikan nilai karakter pada siswa/i lewat tindakan atau sikap, instruksi kepada siswa/i, ajakan, dan nasehat dari guru kepada siswa/i; (4) Cara guru mengecek nilai karakter yang disampaikan kepada siswa/i tersebut melalui perubahan-perubahan sikap atau tingkah laku siswa/i selama proses belajar mengajar; (5) Nilai karakter yang didapatkan siswa/i kelas XI IPA dan siswa/i kelas XII IPA adalah memenuhi kategori cukup; (6) Nilai karakter yang telah dilakukan oleh siswa/i kelas XI IPA dan XII IPA SMA YPPK St Thomas Wamena, Papua adalah religius dan toleransi.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Audra Febriandini Logho. 2015. Character Education Through the Subject Matter of Physics for the 11th and 12th Grade of Science Class, On the Subjects of Optics and Waves, at the YPPK High School of ST Thomas Wamena, Papua, at the Academic year of 2013/2014. Thesis. Physics Education Study Program. The Department of Mathematics and Natural Sciences. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University. The purposes of this study are: (1) to know what are being prepared or at least thought of by teachers of physics at the YPPK High School of ST Thomas Wamena, Papua, to teach character values (2) to know whether or not in the Learning Preparation Draft (RPP) of Physics Lessons there are character values insserted (3) to know how teachers deliver the teaching of character values in class (4) to know how the teachers evaluate the teaching of character values to the students (5) to know what character value(s) that have been acquired by the students learning physics (6) to know what character value(s) which have been implemented by the students learning physics. This research is a descriptive quantitative and qualitative research. Data were obtained through giving questionnaires about character values to students, observation in the classroom during the process of teaching and learning, as well as interviewing teachers in this field of study. The subjects of this research are 52 students of 11th and 12th Grade of Science Class students of YPPK St. Thomas Senior High School Wamena, Papua. The results of the research indicated that: (1) what have been prepared or at least thought of by teachers of physics at the YPPK High School of ST Thomas Wamena, Papua, to teach character values were teaching methods; (2) in the Learning Preparation Draft (RPP) of Physics Lessons, there are already character values insserted; (3) teachers deliver the teaching of character values in class through examples or attitudes, through instructions, solicitation and advices; (4) the teachers evaluate the teaching of character values to the students through observing changes of attitudes and behaviour of the students during the process of learning; (5) character values that have been acquired by the students learning physics are on the category of ‘sufficient’; (6) character values which have been implemented by the students learning physics are tolerance and religious.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus karena penyertaan-Nya skripsi dengan judul “Pendidikan Karakter Melalui Pelajaran Fisika Pada Siswa/i Kelas XI IPA dan XII IPA Pada Materi Optika dan Gelombang Di SMA YPPK St. Thomas Wamena Papua Tahun Ajaran 2013/2014”
dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini sebagai pelaksanaan tugas akhir perkuliahan untuk tingkat sarjana. Penelitian ini dapat selesai berkat bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapakan terima kasih kepada: 1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., MST sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan serta motivasi. 2. Sekretariat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ibu Tari, pak Sugeng, mas Agus) Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dalam mempersiapkan administrasi peneliti. 3. Bapak Eligius Hilapok selaku kepala sekolah SMA YPPK ST THOMAS WAMENA, PAPUA yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah. 4. Ibu Eva Siahaan S.Pd selaku guru pamong yang bersedia diteliti dan membantu peneliti dalam penelitian ini. 5. Adik- adik SMA YPPK ST THOMAS WAMENA, PAPUA XI IPA angkatan XVII dan XII IPA angkatan XVIII yang bersedia membantu dan menjadi sampel peneliti. 6. Amuli Denny Irianto Matuan M.Pd, Margareta Sri Pinilih S.Pd yang telah membantu peneliti dalam menyusun instrument penelitian dan menganalisis data. 7. Mario Fransiskus Reyaan S.IP, Tri Ardiansyah, dan Michael Purun sebagai juru cameramen dan pengambilan video selama penelitian berlangsung 8. Pak Asan Damanik yang telah memberikan ilmu kepada peneliti dalam penyelesaian tugas khusus selama satu semester.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9. Wisma Surya Boarding House (saudari – saudariku sayang sistha eka, reri, enya, asti, nadia, ditha farmasi, ditha akuntansi, yoana,) yang selama ini bersama dan selalu menyemangati penulis serta ada dalam susah senang. 10. Sudari-saudariku yang luar biasa (Ome, Nathalia, Kiki, Nancy, Gloria, Willy, Tania, Oju, Diamarichi, dan Keluarga Besar Honai) yang selalu mendukung, menasehati, menguatkan, dan selalu bersama. Terima kasih buat kebersamaan ini. 11. Kakak-Kakak Community Building yang luar biasa selalu mendukung lewat kebersamaan dalam Examen (Jevi, Dion, Zy, Nita, Yesi, Retha) 12. Saudara/i saya PENDIDIKAN FISIKA 2009 (Velocity Boys and Velocity Girls) yang selalu saling mendukung dan memotivasi. 13. Keluarga besar Campus Ministry yang luar biasa Mas Antonius Febri Harsanto, Mas Krisnanto, Mas Jalur, Romo Mario Lagaor SJ, Frater Adrianus Riswanto SJ, Romo Buddy Haryadi SJ, dan Mas Gigih Adiguna yang telah terus mengajari arti kehidupan, daya juang, serta kebersamaan dalam berkarya. Kepada berbagai pihak yang telah membantu peneliti dalam proses penyelesaian skripsi ini dan tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan dan kerja samanya, penulis mengucapkan terima kasih. Penulis berharap agar penelitian ini dapat berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, 28 Mei 2014
Penulis
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
ii
SUSUNAN PENGUJI ................................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................
v
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................
vi
ABSTRAK .................................................................................................
vii
ABSTRACT ...............................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ................................................................................
ix
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Masalah Penelitian ..........................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .........................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................
6
A. Pendidikan Karakter .......................................................................
6
B. Pendidikan Karakater Pelajaran Fisika ..........................................
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
33
A. Desain Penelitian ............................................................................
33
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................
33
C. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................
33
D. Instrument Penelitian .....................................................................
34
E. Validitas .........................................................................................
43
F. Metode Analisis Data .....................................................................
43
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA DAN ANALISIS .............................................................
46
A. Perencanaan Penelitian ...................................................................
46
B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................
46
C. Data dan Analisis ...........................................................................
48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
69
A. Kesimpulan ....................................................................................
69
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................
70
C. Saran ...............................................................................................
70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
71
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1 Nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
10
Tabel 2 Contoh nilai pada pendidikan fisika
16
Tabel 3 Contoh sumbangan pendidikan fisika pada pendidikan karakter bangsa Tabel 4 Contoh proses fisika yang menyumbang pendidikan nilai karakter bangsa Tabel 5 Contoh sikap belajar fisika yang menyumbang pendidikan nilai karakter bangsa Tabel 6 Kisi-kisi kuesioner nilai karakter materi optika
17
Tabel 7 Kisi-kisi kuesioner nilai karakter materi gelombang
38
Tabel 8 Kriteria nilai-nilai karakter siswa/i Kelas XI IPA materi optika
45
Tabel 9 Kriteria nilai-nilai karakter siswa/i Kelas XII IPA materi gelombang Tabel 10 Pengcodingan data cara guru menyampaikan nilai karakter pada siswa/i Kelas XI IPA Pertemuan pertama Tabel 11 Pengcodingan data cara guru menyampaikan nilai karakter pada siswa/i Kelas XI IPA Pertemuan kedua Tabel 12 Pengcodingan Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Kelas XI IPA Cara Guru Mengecek Nilai Karakter Tabel 13 Pengcodingan Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Kelas XII IPA Cara Guru Mengecek Nilai Karakter Tabel 14 Kriteria Nilai Karakter Siswa/i Kelas XI IPA materi Optika
45
Tabel 15 Data Hasil Kuesioner Nilai-Nilai Karakter Kelas XI IPA
60
Tabel 16 Kriteria Nilai Karakter Siswa/i Kelas XII IPA materi Gelombang Tabel 17 Data Hasil Kuesioner Nilai-Nilai Karakter Kelas XII IPA
62
Tabel 18 Pengcodingan Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Kelas XI IPA Nilai-Nilai Karakter Yang Dilakukan Siswa/i Tabel 19 Pengcodingan Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Kelas XII IPA Nilai-Nilai Karakter Yang Dilakukan Siswa/i
65
xiii
18 18 35
52 54 57 58 60
63
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lempiran 1 Surat ijin penelitian
73
Lampiran 2 Surat keterangan dari SMA YPPK ST Thomas Wamena
74
Lampiran 3 Kuesioner Kelas XI IPA materi optika
75
Lampiran 4 Kuesioner Kelas XII IPA materi gelombang
81
Lampiran 5 Data hasil kuesioner nilai-nilai karakter XI IPA
87
Lampiran 6 Data hasil kuesioner nilai-nilai karakter XII IPA
88
Lampiran 7 Hasil Wawancara (rekap data)
89
Lampiran 8: RPP Pertemuan Pertama Kelas XI IPA materi optika
92
Lampiran 9: RPP Pertemuan kedua Kelas XI IPA materi optika
93
Lampiran 10: RPP Pertemuan Pertama Kelas XII IPA materi optika
94
Lampiran 11: RPP Pertemuan Kedua Kelas XII IPA materi optika
95
Lampiran 12: Deskripsi Pertemuan Pertama (Jumat, 26 Juli 2013) pada
96
kelas XI IPA Lampiran 13: Deskripsi Pertemuan Kedua(Jumat, 02 Agustus 2013)
99
pada Kelas XI IPA Lampiran 14: Deskripsi Pertemuan Pertama (Kamis, 25 Juli 2013) kelas
103
XII IPA Lampiran 15: Deskripsi Pertemuan Kedua (Sabtu, 03 Agustus 2013)
107
kelas XII IPA Lampiran 16: Kuesioner kelas XI IPA
111
Lampiran 17: Kuesioner Kelas XII IPA
117
Lampiran 18 : Foto Pengambilan Data Pertemuan Pertama Kelas XI IPA
124
Lampiran 19: Foto Pengambilan Data Pertemuan Kedua Kelas XI IPA
126
Lampiran 20 : Foto Pengambilan Data Pertemuan Pertama Kelas XII
127
IPA Lampiran 21 : Foto Pengambilan Data Pertemuan Kedua Kelas XII IPA
xiv
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan berfungsi untuk membina kemanusiaan (human being), hal ini berarti pendidikan pada akhirnya untuk mengembangkan seluruh pribadi manusia termasuk mempersiapkan manusia sebagai anggota masyarakat, warga negara yang baik, membina rasa persatuan, dan mengembangkan kemampuan memasuki era kehidupan baru (Yustiana, 201:28 ). Pendidikan sebagai suatu sistem tentunya mempunyai masalah yang sangat luas, kompleks, unik, baik di tingkat makro maupun mikro, mulai dari dalam kelas sampai keluar kelas. Virdhani (Okezone, 2012) menuliskan bahwa beberapa waktu lalu telah terjadi tawuran pada anak SMK Almuhajirin Depok sehingga korban tersebut mengalami kritis di rumah sakit. Tidak disebutkan apa yang menyebabkan terjadinya tawuran tersebut. Hal senada dengan Jahang (Tribunnews.com, 2013), dalam beritanya bahwa telah terjadi tawuran antar anak SMA N 3 Kupang dan SMK N 2 Kupang yang belum diketahui persis apa penyebab terjadinya tawuran tersebut. Selain itu, Kusuma (detik.com, 2013) menuliskan bahwa polisi memburu beberapa siswa yang terlibat dalam tawuran dan melukai masinis kereta dan seorang satpam. Kasus korupsi banyak terjadi sepanjang 2004 – 2011. Kementrian Dalam Negeri mencatat sebanyak 158 kepala daerah yang terdiri atas gubernur, bupati dan wali kota tersangkut korupsi. Kasus korupsi terjadi di sejumlah institusi,
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
seperti KPU, Komisi Yudisial, KPPU, Ditjen Pajak, Bank Indonesia, dan BKPM (Elfindri, dkk: 2012). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di lima kota di Tanah Air ini, sebanyak 16,35% dari 1.388 responden remaja mengaku telah melakukan hubungan seks di luar nikah atau seks bebas. Sebesar 42,5% Responden di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan hubungan seks di luar nikah. Sedangkan 17% responden di Palembang, Sumatera Selatan, Tasikmalaya, dan Jawa Barat juga mengaku melakukan tindakan yang sama. Di Singkawang, Kalimantan Barat, sekitar 9% remaja responden mengaku telah melakukan seks bebas. Sedangkan 6,7% responden di Cirebon, Jawa Barat, juga termasuk penganut seks bebas (Asmani, 2012). Kasus seks bebas di kota-kota besar lainnya, seperti Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya, juga sangat tinggi, bahkan melebihi angka 50%. Yang lebih mengejutkan lagi, untuk kota Yogyakarta, sekitar 97,05% remaja di sana telah melakukan seks bebas. Penelitian ini dilakukan oleh Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH), dengan melibatkan 1666 responden (Asmani, 2012: 24 – 25). Dalam hal ini, pemerintah mulai menggerakan adanya pendidikan karakter yang hendaknya diajarkan oleh tenaga pendidik dalam pelajaran yang diajarkan pendidik tersebut. Nilai karakter yang perlu mendapatkan tekanan dalam dunia pendidikan, antara lain: ketuhanan, multibudaya, penghargaan pribadi manusia, keadilan, empati pada yang miskin, berpikir rational, kejujuran, disiplin, daya juang, taat pada hukum, dan cinta tanah air (Suparno, 2012: 2).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Sebagai bagian dari pendidikan sains, pendidikan fisika punya tiga unsur: pengetahuan, proses, dan sikap (Martin, 1991: 102 – 103; Suparno, 2012: 6 – 7). Pertama, pendidikan fisika membantu siswa mengerti gejala alam, hokum-hukum alam dan teori yang mendasarinya. Inilah aspek pengetahuan dari pendidikan fisika. Kedua, pendidikan fisika membantu siswa untuk mengerti proses atau ketrampilan dan cara kerja fisika. Siswa dibantu untuk mengerti bagaimana fisikus melakukan percobaan dan mengambil kesimpulan. Secara umum inilah yang disebut metode ilmiah yang digunakan oleh fisika. Ketiga, pendidikan fisika membantu siswa mengembangkan sikap belajar fisika, seperti sikap jujur, disiplin, teliti, obyektif, setia pada data, daya tahan dengan persoalan yang ada, kerjasama dengan orang lain. Secara teori ketiga unsur dalam pendidikan fisika yaitu pengetahuan, proses dan sikap dapat ditanamkan dalam pelajaran fisika untuk mengembangkan nilai-nilai karakter. SMA YPPK St. Thomas Wamena, Papua merupakan sekolah yayasan yang berada di kota Wamena, Papua dimana telah ditanamkan nilai-nilai karakternya lewat pendidikan dan pengajaran bapak ibu guru tiap harinya di sekolah. SMA YPPK St. Thomas ini berpegang teguh pada ajaran-ajaran gereja katolik, serta nilai-nilai karakter yang diajarkan berdasarkan ajaran-ajaran gereja katolik. Sampai saat ini belum ada penelitian tentang nilai-nilai karakter di sekolah tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “pendidikan karakter melalui pelajaran fisika pada siswa/i SMA kelas XI IPA dan XII IPA pada materi OPTIKA dan GELOMBANG di SMA YPPK St. Thomas Wamena, Papua tahun ajaran 2013/2014”.
B. Masalah Penelitian Dari sekian banyak masalah yang ada, peneliti membatasi permasalahan yang ingin diteliti yaitu apakah lewat pelajaran fisika pendidikan karakter siswa/i SMA YPPK St. Thomas Wamena, Papua terbentuk. Secara rinci pertanyaannya sebagai berikut: 1.
Apakah yang disiapkan atau dipikirkan guru fisika pada SMA YPPK St. Thomas Wamena, Papua untuk mengajarkan nilai karakter?
2.
Apakah pada Rancangan Persiapan Pembelajaran (RPP) pelajaran fisika terdapat nilai karakter yang dimasukkan?
3.
Bagaimana cara guru menyampaikan nilai-nilai karakter di kelas?
4.
Bagaimana guru mengecek nilai-nilai karakter itu sampai pada peserta didik?
5.
Nilai-nilai karakter apa yang telah didapatkan peserta didik pada pelajaran fisika?
6.
Nilai-nilai karakter apa saja yang telah dilakukan peserta didik dalam pelajaran fisika?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter lewat pelajaran fisika di SMA YPPK St. Thomas Wamena, Papua. Secara rinci tujuannya adalah untuk mengetahui: 1.
Apa yang disiapkan atau dipikirkan guru fisika pada SMA YPPK St. Thomas Wamena, Papua untuk mengajarkan nilai karakter;
2.
Apakah pada Rancangan Persiapan Pembelajaran (RPP) pelajaran fisika terdapat nilai karakter yang dimasukkan;
3.
Bagaimana cara guru menyampaikan nilai-nilai karakter di kelas;
4.
Bagaimana guru mengecek nilai-nilai karakter itu sampai pada peserta didik;
5.
Nilai-nilai karakter apa yang telah didapatkan peserta didik pada pelajaran fisika.
6.
Nilai-nilai karakter apa saja yang telah dilakukan peserta didik dalam pelajaran fisika.
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Sekolah Menjadi masukan buat sekolah agar pendidikan karakter dapat dikembangkan lewat pelajaran fisika.
2.
Bagi Guru Menjadi bahan masukan untuk dapat mengajarkan nilai-nilai karakter lewat pelajaran fisika.
3.
Bagi Siswa Agar siswa mendapatkan nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Karakter 1.
Hakekat Pendidikan Pendidikan berasal dari bahasa Yunani (paedagogie), terdiri dari kata
“PAIS”, artinya anak, dan “AGAIN” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie artinya bimbingan yang diberikan kepada anak. Adapun pengertian pendidikan dari beberapa ahli yaitu menurut John Deway,
pendidikan
adalah
proses
pembentukan
kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional kerah alam dan sesama manusia. Sedangkan Rousseau berpendapat bahwa pendidikan adalah memberi kita perbekalan
yang
tidak
ada
pada
masa
anak-anak,
akan
tetapi
kita
membutuhkannya pada waktu dewasa. Hidup bersama kesatuan Tritunggal ayah-ibu-anak, dimana terjadi pemanusiaan anak dengan mana dia berproses untuk akhirnya memanusia sendiri sebagai manusia purnawan. Selain itu juga pendidikan menurut Driyarkara adalah kesatuan Tritunggal ayah-ibu-anak, dimana terjadi pembudayaan anak, dengan mana dia berproses untuk akhirnya bisa membudaya sendiri sebagai manusia purnawan (Driyarkara, 2006:376-378). Ki Hajar Dewantara mengartikan bahwa pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya (Hidayat, 2006). Pendidikan memiliki arti yang beda-beda akan tetapi pendidikan merupakan kegiatan manusiawi. Tindakan mendidik memang secara khas hanya berlaku bagi sebuah kegiatan yang dilakukan oleh manusia (Doni Koesoema, 20:54). Sebagai sebuah kegiatan manusiawi, pendidikan membuat manusia membuka diri terhadap dunia. Manusia berkembang melalui kegiatan membudaya dalam memaknai sejarahnya di dunia ini, memahami kebebasannya yang selalu ada dalam situasi agar mereka semakin mampu memberdayakan dirinya. Dalam bahasa Driyarkarya, kondisi ini disebut sebagai “pengangkatan diri sendiri di atas kodrat alam dan dunia materia di atas determinismenya” (Doni Koesoema, 20:55). Dalam konteks modern dan kontemporer, istilah pendidikan senantiasa diletakkan dalam kerangka kegiatan dan tugas yang ditujukan bagi sebuah angkatan atau generasi yang sedang ada dalam masa-masa pertumbuhan. Oleh karena itu, pendidikan lebih mengarahkan dirinya pada pembentukan dan pendewasaan pengembangan kepribadian individu yang mengutamakan aspekaspek dinamis dan aktif, seperti proses pengembangan dan pembentukan diri secara terus menerus (on going formation) (Doni Koesoema, 20:60). Pendidikan bukan hanya melengkapi apa yang kurang dalam kodrat kita, melainkan lebih sebagai sebuah perjumpaan yang menumbuhkan. Pendidikan berarti “proses seleksi sebuah dunia yang bertindak terhadap individu melalui pribadi lain”. Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari perhatian adanya kebradaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
orang lain yang ikut campur dan memengaruhi pembentukan diri kita (Doni Koesoema, 20:62). Driyarkara,
memahami
pendidikan
dalam
konteks
komunikatif.
Pendidikan tidak lain merupakan sebuah proses komunikasi yang autentik antarmakhluk yang berada. Ia memandang pendidikan “sebagai komunikasi eksistensia manusiawi yang autentik kepada manusia muda supaya dimiliki, dilanjutkan, dan disempurnakan”. Komunikasi ini terlaksana dalam kesatuan interpersonal antara pendidik dan anak didik (Doni Koesoema, 20:62).
2.
Pendidikan Karakter Menurut Doni Koesoema (2010:79 – 80), karakter diasosiasikan dengan
temperamen yang memberinya sebuah definisi yang menekankan unsur psikososial yang dikaitkan dengan pendidikan dan konteks lingkungan. Karakter juga dipahami dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur somatopsikis yang dimiliki oleh individu sejak lahir. Di sini, karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang, yang bersumber dari bentukanbentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan bawaan seseorang sejak lahir. Selain itu, Doni Koesoema berpendapat bahwa, pendidikan karakter adalah sebuah peluang bagi penyempurnaan diri manusia, yang mana pendidikan karakter sebagai sebuah usaha manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
yang berkeutamaan serta pendidikan karakter merupakan hasil dari usaha manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri. Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal UU I SISDIKNAS tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia (Asmani, 2012:29). Pembentukan nilai-nilai karakter bangsa ini merupakan suatu proses yang panjang, yang harus dimulai dari sistem pendidikan terkecil yaitu dalam keluarga lalu merambat ke sekolah-sekolah. Pembentukan nilai-nilai akan terwujud jika dilakukan dengan serius, sungguh-sungguh, konsisten, dan kreatif oleh pihakpihak terkait. Sementara itu, menurut Doni Koesoema (dalam Asmani, 2012) pendidikan karakter mampu menjadi penggerak sejarah menuju Indonesia emas yang dicitacitakan. Dalam pendidikan karakter, manusia dipandang mampu mengatasi determinasi di luar dirinya sendiri. Dengan adanya nilai yang berharga dan layak diperjuangkan, ia dapat mengatasi keterbatasan yang dimiliki. Sehingga nilai-nilai yang diyakini oleh individu yang terwujud dalam keputusan dan tindakan menjadi motor penggerak. Berdasarkan fakta-fakta yang telah disebutkan dalam Bab I mengenai Bangsa kita maka sangat pentinglah pendidikan karakter diajarkan mulai sejak dini. Selain itu juga pendidikan karakter penting diajarkan karena menurut Asmani (2012) menuliskan bahwa kesuksesan seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill), tetapi juga oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Dalam banyak riset tentang pendidikan karakter, pendidikan karakter yang didesain dengan baik dapat mengurangi angka kekerasan, bolos, bullying, vandalisme dalam lembaga pendidikan (Jannakos, 2005; Doni Koesoema, 2012). Menurut Suparno (2012:3 – 5) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dalam beberapa workshop kepala sekolah dan beberapa guru di berbagai sekolah, telah merumuskan 18 nilai yang dianggap sebagai nilai karakter bangsa yang perlu ditanamkan pada anak didik di sekolah. Beberapa nilai itu adalah sebagai berikut: religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja kears, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, mengabdi prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, dan tanggung jawab (tabel 1). Tabel 1. Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa No Nilai Karakter 1 Religius
2
Jujur
3
Toleransi
4
Disiplin
5
Kerja Keras
6
Kreatif
7
Mandiri
8
Demokratis
9
Rasa ingin tahu
Deskripsi Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru berdasarkan sesuatu yang telah dimiliki. Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas . Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Semangat Kebangsaan
11
Cinta tanah air
12
Menghargai Prestasi
13
Bersahabat atau komunikasi Cinta damai
14 15 16
Gemar membaca Peduli social
17
Peduli lingkungan
18
Tanggung jawab
11
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarai, dilihat, dan didengar. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatlan kepentingan bangsa dana Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan,yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, social, budaya, ekonomi dan politik bangsa. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain. Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerisakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, social, dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
B. Pendidikan Karakter Pelajaran Fisika 1.
Hakekat Fisika Fisika adalah cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (sains). Oleh karena itu,
hakikat fisika dapat ditinjau dan dipahami melalui hakikat sains (Kartika, 1998). Kartika Budi (1998:161) dengan menyimpulkan beberapa aspek penting tentang hakekat fisika oleh beberapa tokoh antara lain: a)
Menurut Conant, sains adalah bangunan atau deretan konsep dan skema konseptual (conceptual schemes) yang saling berhubungan sebagai hasil dari eksperimentasi
dan
observasi,
yang
berguna
dan
bernilai
eksperimentasi serta observasi selanjutnya (Kuslan dan Stone, 1978).
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
b) Fisher menuliskan sains adalah bangunan pengetahuan yang diperoleh menggunakan metode berdasarkan observasi. c)
Campbell mendefinisikan sains adalah pengetahuan (knowledge) yang bermanfaat dan praktis, dan cara atau metode untuk memperolehnya.
d) Bube mengungkapkan sains adalah pengetahuan tentang alam yang diperoleh melalui interaksi dengannya. e)
Kemany seorang filsuf mengemukakan sains adalah semua pengetahuan yang dibangun (diperoleh) melalui metode keilmuan (Fischer, 1975).
f)
Zen mendefinisikan sains adalah suatu eksplorasi ke alam materi berdasarkan observasi, dan yang mencari hubungan-hubungan alamiah yang teratur mengenai fenomena yang dialami serta bersifat mampu menguji diri sendiri.
g) Carin dan Sund berpendapat sains adalah suatu sistem untuk memahami semesta melalui data yang dikumpulkan melalui observasi atau eksperimen yang dikontrol. h) Menurut Dawson, sains adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi oleh keingintahuan akan alam disekelilingnya dan keinginan untuk memahami, menguasai, dan mengolahnya demi memenuhi kebutuhan. Sebagai bagian dari pendidikan sains, pendidikan fisika punya tiga unsur: pengetahuan, proses, dan sikap (Martin, 1991:102 – 103; Suparno, 2012:6 – 7). Pertama, pendidikan fisika membantu siswa mengerti gejala alam, hukum-hukum alam dan teori yang mendasarinya.Inilah aspek pengetahuan dari pendidikan fisika. Maka siswa dibantu mengerti hukum Newton, hukum pemantulan cahaya, dua sifat cahaya sebagai gelombang dan partikel, hukum kekekalan energi, teori
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
atom, prinsip ketidakpastian dan lain-lain. Dengan mengerti hukum dan teori fisika yang ada, siswa dibantu lebih mengerti alam dan geraknya secara benar.Siswa dibantu lebih memahami alam semesta sehingga dapat menggunakan, mengolah, dan menghidupinya dengan lebih baik dan tepat. Kedua, pendidikan fisika membantu siswa untuk mengerti proses atau ketrampilan dan cara kerja fisika. Siswa dibantu untuk mengerti bagaimana fisikus melakukan percobaan dan mengambil kesimpulan.Secara umum inilah yang disebut metode ilmiah yang digunakan oleh fisika.Langkahnya: ada persoalan, membuat hipotesa, melakukan percobaan, mengumpulkan data menganalisa data, dan menyimpulkan apakah hipotesanya benar atau tidak. Dengan metode ilmiah ini jelas siswa diajari berpikir rational, berpikir dengan data dan bukti, serta analisis berdasarkan kaidah-kaidah tertentu.Maka siswa tidak diajari mengambil keputusan lewat rasa, tetapi lewat penalaran. Ketiga, pendidikan fisika membantu siswa mengembangkan sikap belajar fisika, seperti sikap jujur, disiplin, teliti, obyektif, setia pada data, daya tahan dengan persoalan yang ada, kerjasama dengan orang lain. Sikap-sikap ini dihidupi dan dikembangkan oleh para fisikus dalam penelitian dan dalam mengembangkan ilmu mereka. Norman Lederman (2007:833) dalam Suparno (2012:7) menjelaskan apa hakekat dari sains (termasuk fisika). Bagi dia sains (termasuk fisika, biologi, kimia) adalah (1) body of knowledge berarti fisika lebih dilihat sebagai kumpulan hukum dan teori fisika; (2) method berarti fisika dilihat sebagai proses menemukan hukum itu. Inilah yang disebut sebagai metode ilmiah; and (3) way of
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
knowing berarti mengacu pada epistemologi sains, yaitu sains sebagai cara mengerti, sebagai nilai dan beliefs, dapat disebut sebagai sikap yang diperlukan dalam belajar fisika.
2.
Nilai Karakter Pada Fisika Mata pelajaran fisika, mampu membawa anak dalam suatu perubahan.
Perubahan tersebut dapat dilihat dari aspek pengetahuan, proses, dan juga sikap pendidikan fisika. a)
Pengetahuan atau isi fisika Guru fisika diharapkan dapat membantu siswa dalam menangkap nilai-
nilai kemanusiaan dari pengetahuan itu sendiri. Misalnya: Dari belajar tentang susunan tatasurya yang begitu teratur dan mengagumkan, siswa dapat semakin sadar akan kuasa Tuhan yang menciptakan semua itu. Dari situlah siswa semakin sadar betapa kecilnya diri mereka dibandingkan dengan alam semesta ini.Kesadaran ini yang membawa siswa semakin memuliakan Tuhan dan memujiNya. Dari belajar tentang pengertian ketidakpastian dan relativitas, siswa dapat dibantu untuk mengerti bahwa ada ketidakmutlakan dalam hidup dan ada ketidakpastian dalam hidup ini. Dengan pengertian itu siswa dapat dibantu untuk dapat lebih mengahargai orang lain, menghargai ciptaan, dan menghargai Tuhan. Selain itu, dengan mengerti fisika kuantum, siswa semakin dibantu untuk menyadari akan ketidakjelasan dan ketidakpastian dalam hidup, akan keterbatasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
kita, akan perlunya penghargaan kepada orang lain, toleransi dan kerjasama (bdk. Capra, F., 1991; Suparno, 2009:286 – 288; Suparno, 2012:8 – 9). Dengan mengerti hukum kekekalan energi dan kesetimbangan termal secara mendalam, siswa dibantu untuk semakin sadar bahwa energi dunia ini terbatas, dan perlu digunakan adil untuk semua manusia. Nilai-nilai yang didapat adalah kesadaran akan kebutuhan energi orang lain, kerelaan berbagi energi, menjaga keseimbangan energi di dunia ini dapat digali. Dengan kesadaran itu, siswa akan terdorong melakukan hemat energi dan bahkan cinta lingkungan (Suparno, 2012:9). b) Aspek proses Dari pengalaman melakukan percobaan fisika dimana siswa belajar mengambil kesimpulan dengan berbasis data dan analisis kritis, siswa dibantu untuk berpikir rational, kritis dan mengambil keputusan berdasarkan data yang valid. Hal ini akan menjadikan mereka dalam pengambilan keputusan di luar pelajaran juga semakin rational, berdasarkan data, dan obyektif. Dengan harapan mereka tidak mudah untuk berbuat kenakalan atau tawuran yang lebih berdasarkan emosi dan rasa belaka. Bila mereka mengalami konflik dan dikritik orang lain, mereka dapat berpikir tenang, dan menanggapi secara rational. Kemampuan berpikir rational dan obyektif dapat membantu orang untuk berkomunikasi, berdebat, dan menghargai gagasan orang lain yang berbeda (Suparno, 2012:9). Menurut Suparno (2012:10), penggunaan model praktikum dan kerja kelompok dalam praktikum atau proyek fisika, dapat digunakan untuk membantu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
siswa lebih belajar bekerjasama dengan teman-teman lain. Penelitian tentang dampak praktikum termofisika bagi mahasiswa semester I, juga menunjukkan bahwa kerja kelompok menjadikan mereka lebih suka membantu dan akrab sebagai saudara. c)
Aspek sikap Ada beberapa nilai sikap yang dituntut dalam belajar fisika dan dalam
praktikum fisika yang dapat membantu siswa untuk dilatih, untuk dikembangkan, dan dipraktikan dalam kehidupan mereka. Beberapa nilai sikap itu adalah: jujur dalam mencatat data waktu praktikum, jujur dalam mengerjakan soal dan pekerjaan rumah, disiplin dalam mengerjakan soal dan mengerjakan PR dengan mengumpulkan tepat waktu, teliti dalam mengerjakan persoalan fisika sehingga dapat mengerjakan dengan benar, bertahan dalam mengerjakan soal yang sulit, bertekun dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, tidak mencontek dalam ulangan dan juga dalam membuat laporan praktikum. Pada hasil penelitian dalam praktek penanaman nilai para guru IPA dan Matematika Yayasan Santa Ursula, Bumi Serpong mampu menanamkan nilai kejujuran, cinta kasih, tanggung jawab, disiplin diri, kerjasama, kepekaan, dan peduli pada siswa lewat bidang mereka (Suparno, 2005). Di bawah ini merupakan tabel contoh nilai pada pendidikan fisika menurut Suparno (2012:11).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Tabel 2. Contoh Nilai pada Pendidikan Fisika Aspek Pengetahuan Fisika
Inti Hukum Newton
Ketidakpastian (relativitas),teori kuantum Kesetimbangan termal, asas Black.
Proses
Sikap
3.
Metode ilmiah, praktikum
Praktikum, Proyek bersama. Jujur dalam praktikum, pengumpulan data. Teliti dalam pengamatan Disiplin dalam belajar, dalam tugas. Daya tahan dalam percobaan, dalam kerjakan tugas sulit.
Nilai yang Diambil Keteraturan alam makro, Keselarasan alam, menghargai alam dengan hukumnya, taat hukum. Ketidakmutlakan, dapat menerima perbedaan, menghargai perbedaan, menghormati Tuhan dan sesama. Kerelaan saling berbagi, saling memberi, agar dapat keseimbangan. Yang diberikan sama dengan yang diterima, tidak ada korupsi. Yang mempunyai lebih, diberikan kepada yang lemah. Taat pada data; berpikir rational; ambil keputusan berdasarkan data; Tidak emosional. Belajar hidup bersama, kerjasama sebagai saudara dalam perbedaan; multibudaya. Jujur dalam bertindak; anti penipuan; anti korupsi. Teliti dalam melakukan tugas. Disiplin dalam hidup. Daya tahan dalam hidup yang tidak selalu berhasil.
Pendidikan Karakter Melalui Pelajaran Fisika Pada hakekat pendidikan fisika telah banyak dijelaskan bahwa pendidikan
fisika menyumbang pendidikan nilai-nilai kemanusiaan. Unsur pengetahuan, proses dan sikap mampu membantu perkembangan nilai karakter bangsa. Disini jelas terlihat bahwa pendidikan fisika ikut ambil bagian dalam pembentukan karakter bangsa, lewat pendidikan nilai karakter bangsa. Secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: a)
Pengetahuan Fisika menyumbang Pendidikan Nilai Karakter Bangsa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Tabel 3. Contoh Sumbangan Pengetahuan Fisika pada Pendidikan Karakter Bangsa Pengetahuan Fisika Sistem tatasurya, dengan segala keteraturannya.
Nilai Karakter Bangsa Ketuhanan, religiositas taat hukum.
Ketidakpastian; relativitas; teori kuantum. Energi nuklir, reaksi inti, reaktor nuklir.
Multikultural
Kekekalan energi; kesetimbangan termal; asas Black. Hukum-hukum fisika
Penghargaan pada pribadi manusia, berpikir kepentingan umum. Ketelitian. Keadilan; empati pada orang kecil; kerelaan berbagi dan memberi. Ketaatan pada hukum
Perlu dilakukan guru Guru mengajak refleksi dengan bertanya agar siswa kagum akan Tuhan yang mengatur dan mencipta semuanya. Guru mengajak siswa berefleksi. Mengajak refleksi, membantu siswa aktif mengungkapkan gagasan mereka. Guru membantu siswa refleksi dan mengambil makna. Mengajak refleksi tentang ketaatan pada aturan dan hukum.
b) Proses Fisika menyumbang Pendidikan Nilai Karakter Bangsa Tabel 4. Contoh Proses Fisika yang Menyumbang Pendidikan Nilai Karakter Bangsa Proses Fisika Praktikum dan proyek kelompok
Nilai Karakter Bangsa Semangat multicultural Penghargaan pada pribadi Keadilan Kejujuran Daya tahan Ketaatan pada hukum Empati pada orang kecil, miskin Rationalitas, obyektivitas Teliti, jujur
Tutorial pada siswa yang lemah studi Kerja ilmiah: ambil data, analisis, penyimpulan. Tugas pribadi: kerjakan Daya tahan soal sulit, PR, Disiplin Presentasi. Kejujuran Tanggungjawab Mencari sumber Cinta tanah air sumber energi dan kekhasan tanah air. Penelitian di daerah lain.
Perlu Dilakukan Guru Guru membantu refleksi dana menekankan nilai yang ditemukan. Guru membantu siswa aktif menggali nilai dari pengalaman yang dialami. Guru memfasilitasi, mengkoordinir Guru membantu refleksi dan meneguhkan. Guru memberikan tugas yang tepat.
Guru memberikan tugas dan membantu refleksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c)
19
Sikap Belajar Fisika menyumbang Pendidikan Nilai Karakter Bangsa Tabel 5. Contoh Sikap Belajar Fisika yang Menyumbang Pendidikan Nilai Karakter Bangsa Sikap Belajar Fisika
Kejujuran dalam praktikum, dalam kerjasama dengan teman, menunjukkan kita menghormati Tuhan. Rela dikelompokkan dengan teman yang beda suku, etnik, latar belakang ekonomi. Tidak pilih-pilih teman kelompok. Menghormati teman dan guru dalam belajar. Adil dalam kerjasama dan pembagian tugas. Mau menolong teman yang lemah; rela membantu. Jujur dalam banyak proses Disiplin dalam melakukan tugas yang diberikan guru. Tabah dalam mengerjakan tugas berat. Taat pada aturan dan hukum fisika.
Nilai Karakter Bangsa Ketuhanan, reliogisitas Semangat multikultural Penghargaan pada pribadi manusia. Keadilan Empati pada orang kecil, miskin Kejujuran Disiplin Daya tahan Ketaatan pada hukum.
Perlu Dilakukan Guru Guru membantu dalam refleksi dan menekankan nilai yang ditemukan bersama siswa. Guru mengatur pemilihan kelompok agar multikultur. Guru menekankan dan meneguhkan. Guru ikut memantau, mengevaluasi. Guru mengkoordinir, memfasilitasi. Guru mengevalusi. Guru memberi tugas dan mengevaluasi. Guru memilihkan tugas dan mengevaluasi. Guru memantau.
Pendidikan fisika yang menekankan pengetahuan, proses dan sikap jika benar- benar dapat dijalankan dengan sungguh akan mampu membawa generasi penerus bangsa yang jujur dalam berkata dan bertindak, adil, berpikir kritis, tidak emosional, kerja disiplin, tanggungjawab,kreatif, berpikir nalar, dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya (Suparno, 2012:15 – 19). Dari beberapa penelitian terungkap beberapa metode yang digunakan dalam pendidikan nilai (Suparno, 2005:6). Mode-model yang sekarang banyak digunakan adalah dengan diskusi kasus, mengunakan dilemma, debat, simulasi, dan pencarian bersama berbagai sumber (Glenn & Glenn, 1993; Lickona, 1993;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Huitt, 2004; Glasscock,1992; Suparno, 2005). Model-model tersebut dirasakan lebih memberikan kebebasan siswa untuk secara kritis menemukan sendiri nilai kemanusiaan yang diajarkan. Dengan model tersebut siswa lebih aktif, menjadi yakin akan penemuannya, dan akhirnya lebih tertantang untuk melaksanakan dalam hidup mereka. Model yang lebih dikenal saat ini adalah model konstruktivisme dimana model tersebut lebih menekankan siswa untuk mencari tahu sendiri dan membangun pengetahuannya sendiri serta menjadikan guru sebagai fasilitator.
4.
Guru Fisika Guru merupakan sosok yang selalu dikenang bahkan selalu diingat
sepanjang hayat. Guru juga merupakan sosok yang mampu mempengaruhi sifat atau karakter anak didiknya. Guru bukanlah semata-mata sumber ilmu atau pentransfer ilmu kepada anak didiknya melainkan guru adalah sosok yang dapat digugu dan ditiru. Peran guru di sekolah sangatlah besar, selain ahli dalam bidang kognitif, gurupun ahli dalam mamancarkan nilai-nilai karakter yang ada pada dirinya kepada siswa di sekolah. Dalam hal ini, guru fisika dan karakter yang diharapkan adalah (Suparno, 2007:99): a)
Yang terus belajar Guru IPA diharapkan untuk terus belajar bidang ilmunya serta juga
semakin mendalami sifat dan isi yang disampaikan. Konsepnya perlu dikuasai dan juga metodologi yang khas dari ilmu terkait serta guru IPA juga mengerti konteks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
bahan yang diajarkan serta kaitan bahan itu dengan kehidupan masyarakat maupun bidang lain. b) Kreatif, Kritis, dan Inovatif Mengajar merupakan suatu seni, yang tidak dapat dipaketkan sekali untuk selamanya. Mengajar, apalagi mendidik, setiap kali perlu dilihat situasi, keadaan, konteks siswa yang dibantu. Sebagai karya seni, maka guru diminta untuk selalu mengembangkan kreativitas, daya khayal, daya imaginasi, dan juga kebebasannya berpikir untuk dapat menemukan model dan pendekatan yang terbaik bagi perkembangan siswa. Guru juga perlu kritis dengan situasi dan keadaan yang ada di sekolah, yang dihadapi siswa, yang ada di lingkungan, termasuk dengan aturan-aturan main yang ada. Kekritisannya didasari pada pemikiran yang rasional dan objektif, namun sekaligus didasari pada imaginasi dan komitmen terhadap kemajuan siswa. Guru IPA di tempat-tempat sulit lebih dituntut daya inovasinya. Terkadang lingkungan sekolah tidak mempunyai saran dan fasilitas seperti yang diharapkan. Maka dalam situasi tersebut perlu berpikr, apa yang hendak dilakukan untuk tetap membantu siswa maju. Keterbatasan fasilitas tidak menjadikan mati atau putus asa, tetapi justru menjadi tantangan tersendiri untuk lebih berinovasi dan berguna untuk mengembangkan siswa.
5.
Materi Optika
A. Alat-Alat Optik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
22
Mata
Mata merupakan alat penglihatan bagi kita. Mata memiliki bagian-bagian penting yang menetukan daya penglihatan kita. Mata terdiri atas: a)
Kornea Kornea berupa selaput tipis yang berfungsi melindungi bagian dalam mata dari pengaruh luar. Kornea memiliki indeks bias sekitar 1,376. Di belakang kornea terdapat semacam cairan yang disebut aqueous humor. Cairan ini memiliki indeks bias sama dengan air, yaitu 1,33. Cairan ini berfungsi sebagai pembasuh mata.
b) Iris Iris adalah selaput bola mata yang membentuk celah lingkaran. Warna iris memberikan warna pada mata. c)
Pupil Pupil adalah celah lingkaran yang dibentuk iris. Pupil berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke mata. Di saat terdapat sedikit cahaya yang masuk ke mata, iris akan mengendur dan pupil akan membesar sehingga lebih banyak cahaya yang masuk ke mata. Di saat banyak terdapat cahaya yang masuk ke mata, iris akan menegang dan pupil akan mengecil sehingga cahaya yang masuk ke mata berkurang.
d) Lensa mata Lensa mata berupa lensa cembung yang berfungsi membiaskan cahaya yang masuk ke mata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e)
23
Retina Retina juga disebut selaput jala. Retina terletak di bagian belakang. Ia berfungsi sebagai layar untuk menangkap bayangan yang dibentuk oleh lensa mata. Bayangan yang terbentuk di retina bersifat nyata, terbalik dan diperkecil. Permukaan retina dilapisi jutaan sel peka cahaya. Semua sel bermuara ke syaraf optik yang meneruskan informasi ke otak. Meskipun bayangan yang terbentuk di retina berkebalikan dengan benda aslinya, otak kita tetap memiliki kesan bahwa bayangan itu tegak.
f)
Pembentukan Bayangan di Retina Kita dapat melihat suatu benda dengan jelas jika bayangan benda itu tepat di retina. Lensa mata mampu menebal dan menipis sesuai jarak benda yang diamati. Kemampuan lensa mata untuk menebal dan menipis ini disebut daya akomodasi mata. Mata dikatakan berakomodasi maksimum jika lensa mata dalam keadaan paling tebal. Sebaliknya, mata dikatakan tak berakomodasi jika lensa mata dalam keadaan tipis. Untuk melihat benda yang jauh tak berhingga, mata tak berakomodasi, lensa mata dalam keadaan paling tipis. Jarak terjauh yang masih teramati dengan jelas oleh mata tak berakomodasi ini disebut titik jauh atau punctum remotum. Untuk melihat benda benda yang mendekat dengan jelas, lensa mata akan menebal hingga batas maksimum daya akomodasinya. Jarak terdekat benda dari mata yang masih teramati dengan jelas oleh mata berakomodasi maksimum ini disebut titik dekat atau punctum proximum.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Mata normal (emetrop) memiliki titik dekat sekitar 25 cm dan titik jauh tak terhingga. Ada beberapa gangguan penglihatan, diantaranya adalah sebagai berikut: a)
Miopi Miopi disebut juga rabun jauh atau terang dekat. Penderita miopi tak dapat melihat benda jauh secara jelas. Pada penderita miopi, bayangan benda jatuh di depan retina. Penderita miopi dibantu dengan kacamata berlensa cekung. Kekuatan lensa pada kacamata untuk penderita miopi dapat ditentukan dengan rumus P = sedangkan
(
cm).
(
)
)
, P adalah kekuatan lensa (dalam satuan dioptri),
adalah jarak titik jauh penderita miopi (dalam satuan
b) Hipermetropi Hipermetropi disebut juga rabun dekat atau terang jauh. Penderita hipermetropi tidak dapat melihat benda dengan secara jelas. Titik dekatnya lebih dari 25 cm. pada penderita hipermetropi, bayangan benda jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi dibantu dengan kacamata berlensa cembung. Kekuatan lensa pada kacamata untuk penderita hipermetropi dapat ditentukan dengan rumus P =
-
(
)
, P kekuatan lensa (dioptri), S
adalah jarak benda dari mata (cm), jika tidak disebutkan, S = 25 cm, sedangkan
(
)
adalah jarak titik dekat mata penderita hipermetropi (cm).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c)
25
Presbiopi Penderita presbiopi tidak dapat jelas melihat benda yang letaknya jauh dan benda yang letaknya dekat. Baik titik jauh maupun titik dekat penderita presbiopi telah bergeser dari posisi normalnya. Presbiopi biasanya terjadi karena usia tua. Penderita ini dapat dibantu dengan kacamata berlensa rangkap, yaitu lensa positif dan lensa negatif.
d) Astigmatisme Astigmatisme atau mata silindris terjadi karena bentuk kornea atau lensa mata yang terlalu cembung di salah satu sisinya. Akibatnya sebuah titik akan terlihat sebagai garis. Benda bergaris dapat dilihat jelas, tetapi dalam arah tertentu saja, misalnya vertikal atau horizontal. Penderita astigmatisme dibantu dengan kacamata berlensa silinder. 2.
Kamera Prinsip kerja kamera mirip dengan mata, bayangan jatuh pada film, lapisan peka cahaya yang dibuat dari bahan seluloid. Ketika cahaya dari benda dengan berbagai intensitas mengenai film, tercetaklah bayangan pada film. Peran lapisan film pada kamera adalah menangkap bayangan. Hasil foto yang baik ditentukan oleh pencahayaan yang tepat. Diafragma pada kamera berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
3.
LUP Lup terbuat dari lensa cembung. Lup menghasilkan bayangan yang lebih besar daripada bendanya sehingga sering disebut sebagai kaca pembesar. Bayangan yang dihasilkan lup bersifat maya, tegak, diperbesar. Jika bayangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
jatuh di tak berhingga, mata dapat mengamati bayangan itu tanpa berakomodasi. Hal ini terjadi jika benda diletakkan pada focus lup. Perbesaran bayangan pada lup untuk mata tak berakomodasi adalah M = dengan
adalah jarak titik dekat mata dan f adalah jarak focus lup. Mata
akan berakomodasi maksimum jika bayangan benda jatuh di titik dekat mata. Perbesaran bayangan pada lup pada saat mata berakomodasi maksimum ini + 1.
adalah M = 4.
Mikroskop
Untuk melihat benda atau makhluk yang sangat kecil seperti bakteri dan virus, kita memerlukan mikroskop. Mikroskop mampu memperbesar bayangan objek hingga 1000 kali. Mikroskop terdiri dari 2 lensa cembung. Lensa yang langsung berhadapan dengan mata disebut lensa okuler, sedangkan lensa yang berhadapan dengan benda lensa objektif. Lensa okuler mikroskop berfungsi sebagai lup. Bayangan yang dihasilkan lensa objektif merupakan benda bagi lensa okuler. Bayangan dari lensa ibjektif ini harus terletak antara pusat optis dan titik focus lensa okuler. Perbesaran bayangan pada mikroskop merupakan hasil kali antara perbesaran oleh lensa objektif dan perbesaran oleh lensa okuler M =
X
. Oleh karena lensa okuler
berperan sebagai lup, perbesaran okuler saat mata tak berakomodasi adalah: =
adalah
sedangkan perbesaran okuler saat mata berakomodasi maksimum =
+ 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
27
Teropong Teropong merupakan alat untuk melihat benda-benda jauh. Teropong berfungsi “mendekatkan” benda ke mata kita. Ada dua jenis teropong yaitu teropong bias dan teropong pantul. Teropong bias menggunakan lensa, sedangkan teropong pantul menggunakan cermin. Perbesaran bayangan pada teropong bintang untuk mata tak berakomodasi dapat ditentukan dengan rumus: M =
. Panjang teropong bintang (d) adalah jarak antara lensa
objektif dan okulernya: d = 6.
+
.
Materi Gelombang
A. Gelombang Gelombang dapat diartikan sebagai usikan atau gangguan yang merambat. Usikan merupakan salah satu bentuk energi. Jadi, gelombang merupakan fenomena perambatan energi. 1.
Jenis-jenis Gelombang Gelombang dapat dikelompokkan berdasarkan arah rambat dan medium
perambatannya. Berdasarkan arah rambatnya, gelombang dibedakan menjadi gelombang longitudinal dan gelombang transversal. Berdasarkan medium perambatannya, gelombang dibedakan menjadi gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. a)
Gelombang Longitudinal dan Gelombang Transversal 1) Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan arah getarnya, misalnya gelombang bunyi, gelombang seismik (gempa), dan gelombang pada slinki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
2) Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus arah getarnya, misalnya gelombang cahaya dan gelombang pada tali. b) Gelombang Mekanik dan Gelombang Elektromagnetik 1) Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium untuk merambat. Gelombang mekanik dapat berupa gelombang transversal maupun longitudinal. Beberapa contoh gelombang mekanik adalah gelombang pada tali (merambat melalui tali), gelombang permukaan air (merambat melalui permukaan air), gelombang seisemik (merambat di permukaan tanah), dan gelombang bunyi (merambat melalui udara). 2) Gelombang
Elektromagnetik
merupakan
gelombang
yang
tidak
memerlukan medium untuk merambat. Dengan kata lain gelombang elektromagnetik
dapat
merambat
elektromagnetik
memiliki
di
spectrum
ruang
hampa.
yang cukup
Gelombang
lebar
meliputi
gelombang radio, gelombang mikro, sinar inframerah, cahaya tampak, sinar ultraviolet, sinar-x, dan sinar gamma. 2. Sifat-sifat Umum dan Karakteristik Gelombang a)
Sifat-sifat Umum Gelombang Gelombang memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut: 1) Dapat dipantulkan (refleksi) 2) Dapat dibiaskan (refraksi) 3) Dapat dilenturkan (difraksi) 4) Dapat dipadukan (interferensi)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
5) Dapat dikutubkan (polarisasi) Sifat umum pertama hingga keempat di atas dimiliki oleh gelombang transversal maupun gelombang longitudinal. Sifat kelima hanya dimiliki oleh gelombang transversal, gelombang longitudinal tidak mengalami polarisasi. Fenomena difraksi terjadi ketika gelombang melewati celah sempit. Gelombang akan dilenturkan. b) Karakteristik Gelombang Sifat khas dari gelombang adalah sebagai berikut: 1) Periodik Geombang bersifat periodik, berarti memiliki siklus tertentu. Waktu untuk menempuh satu siklus gelombang disebut periode (T), panjang satu siklus gelombang disebut panjang gelombang (λ), sedangkan banyaknya siklus dalam 1 sekon disebut frekuensi (f). Periode berbanding terbalik dengan fekuensi. Makin kecil periode, makin besar frekuensinya sesuai persamaan: f = 1/T. 2) Terjadi karena Getaran Gelombang terbentuk karena adanya getaran, yaitu gerak bolak balik di sekitar titik keseimbangan. Jarak jauh dari titik kesetimbangan disebut amplitudo (A). 3) Merambat Gelombang merupakan fenomena perambatan energi. Ada yang merambat, berarti ada nilai cepat rambatnya. Nilai cepat rambat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
gelombang (v) dapat ditentukan berdasarkan nilai panjang gelombang, periode, dan frekuensinya sesuai persamaan: v = λ/T atau v = λf
4) Dapat dinyatakan dalam Bentuk Persamaan Oleh karena gelombang bersifat periodik, maka persamaan gelombang menggunakan fungsi perodik juga. Fungsi periodik yang sering digunakan untuk menjelaskan persamaan gelombang adalah fungsi sinus dan fungsi cosinus. B. Persamaan Gelombang 1. Persamaan Getaran Getaran adalah gerak bolak balik di sekitar titik kesetimbangan. Misalkan sebuah titik bergetar secara periodik. Jika jarak simpangannya (y) diplot terhadap waktu (t), kurva yang akan diperoleh adalah kurva fungsi periodik. Kurva periodik bias berupa kurva sinus maupun cosinus. Jika pada saat awal (t = 0 sekon) simpangannya nol (y = 0), fungsi gelombangnya berbentuk: y = A sin ωt dengan ω = 2πf adalah kecepatan sudut getaran itu. Jika pada saat awal (t = 0 sekon) simpangannya maksimum (y = A) fungsi periodiknya berbentuk: y = A cos ωt. Gelombang bersifat merambat sehingga memiliki besaran cepat rambat atau kecepatan (v). Oleh karena getaran merupakan elemen dasar gelombang, maka seluruh karakteristik getaran juga dimiliki oleh gelombang. Ampltudo getaran adalah amplitudo gelombangnya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
frekuensi getaran adalah frekuensi gelombangnya, dan periode getaran merupakan periode gelombangnya. 2. Persamaan Gelombang Berjalanan Persamaan gelombang berjalan yang merambat dari kiri adalah: y = A sin (ωt – kx) Persamaan gelombang berjalan yang merambat dari kanan adalah: y = A sin (ωt + kx) nilai (ωt + kx) dan (ωt – kx) dinamakan sudut fase. Selisih fase antar dua gelombang adalah selisih sudut fase kedua gelombang itu. 3. Gelombang Stasioner Gelombang stasioner juga disebut gelombang berdiri. Gelombang stasioner berbentuk akibat gerak medium yang berlawanan arah dengan gelombang atau akibat pertemuan dua gelombang yang arahnya berlawanan. a)
Gelombang Stasioner Akibat Pemantulan Pada Ujung Terikat Persamaan gelombang stasionernya adalah: y = 2A sin (kx) cos (ωt).
Amplitudo gelombang stasioner pada ujung terikat itu adalah As = 2A sin (kx). Perut (puncak atau lembah) gelombang stasioner diperoleh jika As = |2A|, yaitu saat sin kx = ± 1 atau saat kx = nπ/2, dengan n = 1, 3, 5,… Dengan mengingat k = 2π/ λ, syarat terjadinya perut gelombang dapat ditulis sebagai 2πx / λ = n π/2, dengan n = 1, 3, 5,… atau x = nλ/ 4 atau x = (2n + 1) λ/4. Adapun terjadi simpul adalah jika sin kx = 0 atau saat kx = n π, dengan n= 0, 1, 2,… 2πx / λ = n π dengan n = 0,1,2,.. atau x = n(1/2 λ)
b) Gelombang Stasioner Akibat Pemantulan Pada Ujung Bebas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Persamaan gelombang stasionernya adalah: Y = 2A cos (kx) sin (ωt). Besar amplitudo gelombang stasioner pada ujung bebas in adalah: As = 2A cos (kx). Perut gelombang dicapai jika, As = |2A| atau saat cos (kx) = ±1. Dengan mengingat k = 2π/ λ, syarat dicapainya perut gelombang dapat dinyatakan sebagai cos (2πx / λ) = ±1. Diperoleh 2πx / λ = nπ dengan n=0,1,2,… atau x = n λ/2. Adapun simpul gelombang diperoleh jika cos (2πx / λ) = 0, berarti 2πx / λ = n π/2 atau x = n λ/4 dengan n= 1, 3, 5… atau x = (2n + 1) λ/4 dengan n = 0, 1, 2 ….
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif kuantitatif dalam bentuk penyebaran angket kepada siswa untuk mengetahui nilai karakter apa yang telah didapatkan siswa dan dilakukan siswa melalui pelajaran fisika. Penelitian deskriptif kualitatif dalam bentuk wawancara guru dan observasi kelas untuk melihat bagaimana cara guru menyampaikan nilai karakter itu serta nilai karakter apa saja yang telah dilakukan oleh siswa lewat pelajaran fisika.
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1.
Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada 25 Juli – 16 Agustus 2013
2.
Tempat penelitian SMA YPPK St. Thomas Wamena, Papua.
C. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini mengambil populasi siswa/i dan guru fisika SMA YPPK St Thomas Wamena, Papua. Sampel penelitian ini adalah 52 orang yang terdiri dari 25 siswa/i kelas XI IPA, 27 orang siswa/i kelas XII IPA dan 1 guru fisika kelas XI dan XII.
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa kuesioner, wawancara dan observasi. 1.
Kuesioner Nilai Karakter Kuesioner ini diberikan kepada siswa/i hanya sekali dalam satu kelas
selama peneliti melakukan penelitian yaitu sesudah pelajaran fisika dilaksanakan, dengan tujuan mengetahui sejauh mana nilai-nilai karakter telah dipersiapkan oleh guru dan nilai-nilai karakter telah didapatkan oleh siswa. Kuesioner nilai-nilai karakter ini dibuat dengan kisi-kisi kuesioner nilainilai karakter. Adapun kisi-kisi kuesioner nilai-nilai karakter ini berdasarkan atas paparan para ahli pada bagian landasan teori, dimana peneliti mengambil landasan berdasarkan Kemdikbud dan dipadukan dengan hakekat fisika (pengetahuan, proses dan sikap). Nilai-nilai karakter yang dimaksud adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikasi, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, tanggung jawab. Kisi-kisi kuesioner ini terdiri dari kuesioner nilai pada materi OPTIKA untuk kelas XI IPA dan GELOMBANG untuk kelas XII IPA. Kisi-kisi kuesioner nilai karakter seperti pada Tabel 6 dan Tabel 7:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Tabel 6. Kisi-kisi Kuesioner Nilai Karakter materi OPTIKA No TOPIK Karakter 1. Optika
2.
SUB TOPIK Teori sifat-sifat cahaya, teori pembiasan cahaya pada lensa, dan alatalat optik
NILAI KARAKTER Religius
Jujur
INDIKATOR Berdoa sebelum memulai pelajaran Mengagumi ciptaan Tuhan
3.
Toleransi
4.
Disiplin
5.
Kerja keras
PERNYATAAN
Saya berdoa sebelum memulai pelajaran Saya semakin mengagumi ciptaan Tuhan Mengerjakan soal-soal ujian Saya mengerjakan soal-soal sesuai kemampuann ujian sesuai kemampuan yang saya miliki Tidak mencontek dalam Saya tidak mencontek dalam mengerjakan soal-soal mengerjakan soal-soal yang diberikan Menerima adanya perbedaan Saya menerima adanya pendapat antar satu dan yang lain perbedaan pendapat antar sesama saya Menerima perbedaan agama dengan teman-teman didalam Saya menerima perbedaan kelas agama dengan teman-teman didalam kelas Datang ke kelas sebelum jam Saya datang ke kelas sebelum pelajaran dimulai jam pelajaran dimulai Mengumpulkan tugas tepat waktu Saya mengumpulkan tugas tepat waktu Tidak menyerah dalam Saya tidak mudah menyerah menyelesaikan tugas-tugas dalam menyelesaikan tugastugas Belajar sungguh-sungguh untuku mendapatkan hasil ujian yang baik Saya belajar dengan sungguh-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
sungguh agar mendapatkan hasil ujian yang baik Cinta tanah air
Semakin mencintai Papua lewat materi optika Mencintai budaya yang dimiliki sekarang
Bersahabat / komunikasi
Senang berdiskusi dengan temanteman Senang dikelompokkan dengan teman siapa saja dalam belajar
8.
Gemar membaca
Senang membaca buku fisika karena telah belajar optika Senang membaca buku atau Koran atau majalah sebagai bahan bacaan menyenangkan
9.
Peduli sosial
Semakin mencintai sesama Senang membantu teman dalam belajar
10.
Menghargai prestasi
Menerima prestasi yang telah dicapai Menerima perbedaan prestasi yang didapat
6.
7.
Optika
Teori sifat-sifat cahaya, teori pembiasan cahaya pada lensa, dan alatalat optik
Saya semakin cinta pada Papua lewat materi optika yang diajarkan Saya mencintai budaya yang saya miliki sekarang Saya senang berdiskusi dengan teman-teman dalam belajar atau menyelesaikan tugastugas. Saya senang dikelompokkan dengan teman siapa saja dalam belajar. Saya senang membaca buku fisika, setelah belajar optika Saya senang membaca buku atau Koran atau majalah sebagai bahan bacaan yang menyenangkan Saya semakin mencintai sesama saya Saya senang membantu teman saya dalam belajar Saya menerima prestasi yang telah saya capai Saya menerima prestasi teman sekelas saya yang lebih tinggi dari saya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11.
Cinta damai
Tidak berkelahi dengan sesama Menjaga ketenangan kelas
12.
Tanggung Jawab
Menyelesaikan tugas sampai tuntas dan sungguh-sungguh Tidak melepaskan masalah yang belum diselesaikan sampai tuntas
13.
Kreatif
Semakin kreatif dalam belajar dan menyelesaikan soal-soal fisika Kreatif dalam menyelesaikan masalah hidup
14.
Mandiri
Dapat menyelesaikan soal-soal tanpa bantuan orang lain Bisa dengan cepat memahami materi yang diberikan
15.
Demokratis
Senang melakukan perdebatan yang baik dengan teman mengenai materi yang diajarkan Senang mengemukakan pendapat saat proses belajar mengajar
37
Saya diajarkan untuk tidak berkelahi terhadap sesama Saya bisa menjaga ketenangan didalam kelas Saya menyelesaikan pekerjaan rumah sampai tuntas dan sungguh-sungguh Saya diajarkan untuk tidak melepaskan masalah yang belum diselesaikan sampai tuntas Saya semakin kreatif dalam belajar dan menyelesaikan soal-soal fisika Saya semakin kreatif dalam menyelesaikan masalahmasalah dalam hidup saya Saya dapat menyelesaikan soal-soal ujian tanpa bantuan orang lain Saya bisa memahami materi yang diberikan guru dengan cepat Saya senang melakukan perdebatan dengan teman mengenai materi yang diajarkan guru Saya senang mengemukakan pendapat saat proses belajar mengajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
16.
Rasa ingin tahu
Selalu bertanya pada guru atau teman Mencari buku-buku lain sebagai sumber pengetahuan
Saya selalu bertanya pada guru atau teman Saya mencari buku-buku lain sebagai sumber pengetahuan
17.
Peduli lingkungan
Diajarkan untuk lebih mencintai lingkungan Peka terhadap lingkungan
18.
Semangat kebangsaan
Bangga dan mengakui bangsa Indonesia Dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam belajar fisika
Saya diajarkan untuk lebih mencintai lingkungan Saya semakin peka dengan keadaan yang terjadi di lingkungan saya Saya bangga dan mengakui bangsa Indonesia Saya dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam belajar fisika
Tabel 7. Kisi-kisi Kuesioner Nilai Karakter materi GELOMBANG No TOPIK Karakter 1. Gelombang
2.
SUB TOPIK Jenis-jenis gelombang, sifat-sifat umum gelombang, persamaan gelombang
NILAI KARAKTER Religius
Jujur
INDIKATOR Berdoa sebelum pelajaran dimulai Belajar bersyukur Tidak mengikuti jawaban teman saat ujian Mengerjakan PR, tugas , ujian tanpa mencontek hasil karya
PERNYATAAN Saya berdoa sebelum pelajaran dimulai Saya bersyukur karena masih dilindungin Tuhan dari bencana alam yang terjadi Saya tidak mengikuti jawaban teman saat ujian Saya mengerjakan PR, tugas , ujian tanpa mencontek hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
4.
5.
6.
Disiplin
Kerja keras
Kreatif
Mandiri
7.
Demokratis
8.
Rasa ingin tahu
orang lain Tidak terlambat dalam mengikuti pelajaran Mematuhi aturan-aturan yang disepakati bersama
39
karya orang lain Saya tidak terlambat dalam mengikuti pelajaran Saya mematuhi aturan-aturan yang disepakati bersama setiap pelajaran fisika Saya berjuang mengerjakan soal-soal yang sulit Saya selalu berusaha memahami penjelasan yang diberikan oleh guru Saya dapat menghasilkan suatu penemuan baru sebagai bahan tambahan dalam belajar Saya senang mengerjakan soalsoal dengan metode belajar yang berbeda Saya selalu menyelesaikan soal-soal ujian tanpa bantuan orang lain Saya selalu mengandalkan kemampuan pribadi
Berjuang mengerjakan soal-soal yang sulit Selalu berusaha memahami penjelasan yang diberikan oleh guru Dapat menghasilkan suatu penemuan baru sebagai bahan tambahan dalam belajar Senang mengerjakan soal-soal dengan metode belajar yang berbeda Selalu menyelesaikan soal-soal ujian tanpa bantuan orang lain Selalu mengandalkan kemampuan pribadi
Dapat mengungkapkan pendapat terhadap sesama dalam belajar bersama Senang bertanya kepada guru saat pelajaran berlangsung Selalu mencari tahu tentang materi gelombang lewat buku-
Saya dapat mengungkapkan pendapat terhadap sesama dalam belajar bersama Saya senang bertanya kepada guru saat pelajaran berlangsung Saya selalu mencari tahu tentang materi gelombang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
buku dan internet Senang menggali informasi dari alam sekitar yang dilihat, dengar dan rasakan 9.
10.
11.
12.
13.
Semangat kebangsaan
Menghargai prestasi
Bersahabat / komunikasi
Cinta damai
Gemar membaca
40
Bangga sebagai anak Indonesia Dapat mengharumkan nama bangsa dengan mengikuti lombalomba
Berusaha mengikuti lomba-lomba yang diadakan Berusaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil ujian yang baik Menerima dikelompokan dengan teman siapa saja Dapat membuat orang lain atau teman sekelompok nyaman dengan keberadaannya
Tidak membuat keributan saat belajar Senang dengan suasana kelas yang tenang dan damai Selalu membiasakan diri untuk membaca materi sebelum pelajaran Selalu membaca materi yang telah diberikan
lewat buku-buku dan internet Saya senang menggali informasi dari alam sekitar yang saya lihat, dengar dan rasakan Saya bangga sebagai anak Indonesia Saya dapat mengharumkan nama bangsa dengan mengikuti lomba-lomba Saya berusaha mengikuti lomba-lomba yang diadakan Saya berusaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil ujian yang baik Saya menerima dikelompokan dengan teman siapa saja Saya dapat membuat orang lain atau teman sekelompok nyaman dengan keberadaan saya Saya tidak membuat keributan saat belajar Saya senang dengan suasana kelas yang tenang dan damai Saya selalu membiasakan diri untuk membaca materi sebelum pelajaran Saya selalu membaca materi yang telah diberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14.
15.
Jenis – jenis gelombang
16.
Tanggung jawab
Dapat menyelesaikan tugas-tugas sampai tuntas Dapat dipercaya sebagai penangungjawab
Toleransi
Dapat menerima perbedaan hasil ujian Senang dikelompokan dengan teman yang beda suku, agama, etnis,dsb. Senang membantu sesama dalam kesulitan belajar Semakin peduli terhadap sesama dalam hal apapun Semakin cinta bangsa Indonesia Mengakui bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang sering terkena bencana alam
Peduli sosial
17.
Gelombang mekanik
Cinta tanah air
18.
Gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik
Peduli lingkungan
Selalu berusaha menjaga kelestarian lingkungan Bekerja sama dalam merawat dan menjaga lingkungan
41
Saya dapat menyelesaikan tugas-tugas sampai tuntas Saya dapat dipercaya sebagai penangungjawab dalam suatu kelompok Saya dapat menerima perbedaan hasil ujian Saya senang dikelompokan dengan teman yang beda suku, agama, etnis,dsb Saya senang membantu sesama dalam kesulitan belajar Saya semakin peduli terhadap sesama dalam hal apapun Saya semakin cinta bangsa Indonesia Saya mengakui bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang sering terkena bencana alam Saya selalu berusaha menjaga kelestarian lingkungan Saya senang bekerja sama dalam merawat dan menjaga lingkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
42
Wawancara Guru Wawancara dengan guru dirancang oleh peneliti untuk mengetahui
persiapan guru dalam mengajarkan nilai-nilai karakter, bagaimana cara guru menyampaikan nilai-nilai karakter, serta bagaimana cara mengecek nilai-nilai karakter itu telah sampai kepada siswa atau belum. Adapun susunan pertanyaan yang akan diajukan kepada guru sebagai berikut: a)
Apa yang anda siapkan dan pikirkan untuk mengajarkan nilai karakter?
b) Apakah pada RPP (Rancangan Persiapan Pembelajaran) pelajaran fisika terdapat nilai-nilai karakter? c)
Nilai-nilai karakter apa saja yang dimasukkan dalam pelajaran fisika, khususnya untuk semester I tahun ajaran 2013/2014?
d) Apakah nilai-nilai karakter yang Anda masukkan pada RPP itu berdasarkan Kemdikbud atau hasil pemikiran anda? e)
Bagaimana cara Anda menyampaikan nilai-nilai karakter di kelas?
f)
Metode apa yang menurut Anda membantu pembentukan nilai-nilai karakter pada siswa/i yang sudah Anda ajarkan?
g) Bagaimana anda mengecek nilai-nilai karakter di kelas? h) Apakah menurut Anda, mata pelajaran yang Anda ajarkan ini (mata pelajaran fisika) dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai karakter? i)
Kesulitan dan kendala apa saja yang Anda alami dalam mengajarkan nilainilai karakter lewat pelajaran fisika? Mengapa?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
43
Observasi Kelas dan Video Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat situasi kelas, bagaimana
cara guru menyampaikan nilai-nilai karakter, bagaimana guru mengecek nilainilai karakter itu sampai pada siswa/i, serta nilai karakter apa saja yang telah dilakukan siswa/i melalui pelajaran fisika. Observasi kelas juga membantu memperkuat jawaban-jawaban kuesioner siswa dan jawaban-jawaban yang dipaparkan guru melalui wawancara. Peneliti menggunakan video untuk merekam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengambilan video dilakukan pada kelas XI IPA dan XII IPA.
E. Validitas Validitas kuesioner nilai-nilai karakter dan pertanyaan-pertanyaan wawancara yang digunakan peneliti pada peneliti adalah validitas isi. Selain itu peneliti meminta pendapat para pakar atau ahli yang dipandang memiliki keahlian yang ada hubungannya dengan mata pelajaran yang diujikan. Validitas ini dapat ditunjukkan dengan kisi-kisi pembuatan kuesioner pada Tabel 6 dan Tabel 7.
F. Metode Analisis Data 1.
Analisis Kuesioner Siswa Untuk mengetahui nilai-nilai karakter siswa, peneliti menggunakan
kuesioner nilai karakter. Jawaban siswa menggunakan skala Likert, yaitu dengan kriteria sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sangat Sesuai
Sesuai
Cukup
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
(5)
(4)
(3)
(2)
(1)
44
Kuesioner terdiri dari 36 pernyataan dengan 5 (lima) pilihan jawaban untuk mengukur nilai karakter siswa. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat positif: a)
Materi Optika untuk kelas XI IPA
Skor untuk setiap siswa Skor minimal = 1 x 36 = 36 Skor maksimal = 5 x 36 = 180 Range = 180 – 36 = 144
Pembagian interval Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 144 : 5 = 28,8 dibulatkan menjadi 29.
b) Materi Gelombang untuk kelas XII IPA
Skor untuk setiap siswa Skor minimal = 1 x 36 = 36 Skor maksimal = 5 x 36 = 180 Range = 180 – 36 = 144
Pembagian interval Range dibagi dalam 5 interval, maka lebar interval 144 : 5 = 28,8 dibulatkan menjadi 29. Skor ini diklasifikasi menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi (Sangat
baik), tinggi (baik), cukup,rendah (kurang), dan sangat rendah (sangat kurang).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan nilai-nilai karakter siswa. Penentuan kategori hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9 berikut. Tabel 8. Kriteria Nilai Karakter Siswa Kelas XI IPA materi Optika No
Skor peserta didik
Kategori
1 2 3 4 5
152 – 180 123 – 151 94 – 122 65 - 93 36 - 64
Sangat tinggi/ sangat baik Tinggi/ baik cukup Rendah/ kurang Sangat rendah/ sangat kurang
Jumlah siswa/i
%
Tabel 9. Kriteria Nilai Karakter Siswa Kelas XII IPA materi Gelombang No
Skor peserta didik
Kategori
1 2 3 4 5
152 – 180 123 – 151 94 – 122 65 - 93 36 - 64
Sangat tinggi/ sangat baik Tinggi/ baik cukup Rendah/ kurang Sangat rendah/ sangat kurang
2.
Jumlah siswa/i
%
Analisis Wawancara Guru Data ini dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil wawancara peneliti
dengan guru bidang studi dan dengan melihat proses belajar mengajar yang dilakukan guru. 3.
Analisis Data Observasi Data ini dianalisis secara kualitatif dengan melihat hal-hal yang banyak
terjadi dan apa yang terjadi di proses belajar mengajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA DAN ANALISIS
A. Perencanaan Penelitian Sebelum
melaksanakan
penelitian,
peneliti
melakukan
beberapa
perencanaan dan persiapan, agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan lancar. Adapun beberapa hal yang disiapkan yaitu: a)
Mempersiapkan Instrumen penelitian seperti kuesioner siswa mengenai pendidikan nilai-nilai karakter, instrumen wawancara guru Fisika, dan alatalat pengambilan gambar untuk proses pengamatan selama penelitian.
b) Memasukan surat ijin dan meminta ijin penelitian kepada Bapak Kepala Sekolah SMA YPPK ST THOMAS Wamena, Papua. c)
Meminta ijin kepada guru Fisika SMA YPPK ST THOMAS Wamena, Papua dan membicarakan untuk memulai penelitian.
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukakan di sekolah menengah umum swasta daerah PAPUA di SMA YPPK ST Thomas Wamena, Papua. Sekolah ini merupakan sekolah heterogen yang terdiri dari 559 siswa/i. Akan tetapi dalam penelitian ini, sampel yang diambil oleh peneliti berjumlah 53 siswa/i yang terdiri dari 25 siswa/i kelas XI IPA dan 28 siswa/i kelas XII IPA. Pada penelitian ini peneliti melakukan 2 kali pengamatan dengan menggunakan video pada masing-masing kelas (XI IPA dengan materi optika dan XII IPA dengan materi gelombang). Tahap pengamatan ini dilakukan dengan 46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
tujuan untuk memperoleh data tentang nilai-nilai karakter yang didapatkan dan dilakukan oleh siswa/i dan bagaimana cara guru meyampaikan nilai-nilai karakter. Selain pengamatan, peneliti juga mewawancarai guru bidang studi fisika. Pada SMA YPPK ST Thomas Wamena ini hanya terdapat 1 (satu) orang guru bidang studi fisika. Tahap ini dilakukan untuk mengkonfirmasi apa yang disiapkan guru fisika, kemudian pada Rancangan Persiapan Pembelajaran (RPP) pelajaran fisika, bagaimana cara guru menyampaikan nilai-nilai karakter serta cara guru mengecek nilai-nilai karakter. Selain itu juga, peneliti memberikan kuesioner nilai-nilai karakter pada siswa/i kelas XI IPA dan XII IPA dengan tujuan untuk melihat nilai-nilai karakter apa saja yang sudah didapatkan oleh siswa/i setelah mempelajari materi optika untuk kelas XI IPA dan gelombang untuk kelas XII IPA. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juli-12 Agustus 2013, dengan melakukan pengamatan, pengambilan video, dan memberikan kuesioner nilainilai karakter pada siswa/i. Adapun kendala-kendala yang terjadi pada saat proses pengambilan data selama penelitian adalah: a)
Alur penelitian yang berubah membuat
peneliti kewalahan dalam
pengambilan data (yang seharusnya hari pertama ke sekolah hanya memberikan surat ijin akan tetapi peneliti langsung diijinkan untuk mulai observasi atau pengamatan atau merekam jalannya proses belajar mengajar). b) Alur penelitian yang awalnya direncanakan seperti wawancara guru terlebih dahulu, obeservasi atau pengamatan dan pemberian kuesioner tidak terlaksana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
sesuai rencana melainkan berubah alur menjadi observasi atau pengamatan, wawancara guru dan pemberian kuesioner kepada siswa/i. c)
Saat peneliti masih sekolah, dalam setiap kelas IPA terdapat 45 anak, akan tetapi saat observasi siswa/i di dalam kelas hanya terdiri dari 25 siswa/i. sehingga data yang didapatkan dari kuesioner sangat terbatas.
d) Alat-alat yang digunakan untuk merekam sangat terbatas dan kadang mengalami kerusakan di luar dugaan peneliti sehingga kadang peneliti merekam sambil menuliskan jalannya proses pembelajaran. e)
Waktu pelaksanaan penelitian ini menjelang liburan lebaran dan persiapanpersiapan menjelang tujuh belas (17) Agustus. Kebiasaan di kota Wamena adalah banyak libur yang dilakukan oleh pemerintah sehingga siswa/i yang masuk kelas untuk mengikuti pelajaranpun sangat minim, ada yang mengikuti paskibraka kabupaten Jayawijaya, ada juga yang jarang masuk kelas. Untuk itu terkadang siswa/i yang mengikuti pelajaran pun berganti-ganti.
C. Data dan Analisa 1.
Persiapan Guru Dalam Mengajarkan Pendidikan Nilai Karakter
Data Hasil Wawancara dan Analisa Hasil G
P G
: Yang biasanya yang saya siapakan yang pertama metodenya dulu. Metode. Metode apa yang kita gunakan untuk menimbulkan nilai-nilai karakter pada si anak. : Selain itu ibu, ada lagi? : Selain itu (jeda) RPP. Pada cuplikan wawancara di atas yang dipersiapkan oleh guru terlebih
dahulu sebelum mengajar adalah metode mengajar, karena menurut guru bila
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
metode yang digunakan tepat nantinya akan membantu menimbulkan nilai karakter pada anak. Selain metode, RPP (Rancangan Persiapan Pembelajaran) juga disiapkan guru.
2.
Nilai
Karakter
yang
dimasukkan
pada
Rancangan
Persiapan
Pembelajaran (RPP) kelas XI IPA dan XII IPA Data dan Analisa Pada Rancangan Persiapan Pembelajaran (RPP) kelas XI IPA (lampiran 8 dan lampiran 9) materi optika dan kelas XII IPA (lampiran 10 dan lampiran 11) materi gelombang sudah terdapat nilai karakter yang akan diajarkan guru kepada siswa/i. Akan tetapi, hanya terdapat beberapa nilai-nilai karakter yang ditekankan dalam materi optika dan gelombang. Nilai karakter tersebut adalah berpikir, mandiri, kerjasama, saling menghargai, bekerja keras, bertanggung jawab, dan kreatif, akan tetapi yang belum ada pada rancangan persiapan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru yaitu spesifikasinya tentang bagaimana mengolah nilai-nilai karakter atau cara-cara yang digunakan dalam mengajarkan nilai karakter. Pada hasil wawancara yang dilakukan peneliti, guru telah memasukan nilai karakter dalam RPP, guru juga menyampaikan bahwa nilai karakter yang dimasukkan pada RPP untuk materi optika kelas XI IPA dan untuk materi gelombang kelas XII IPA adalah kerja sama, mandiri, tanggung jawab, kreatif, dan religius. Nilai karakter ini ada sebagian yang sesuai dengan yang ditentukan kemdikbud, ada yang dari penglihatan guru terhadap perkembangan anak atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
disesuaikan dengan keadaan, serta ada yang dipikirkan sendiri oleh guru. Dapat dilihat hasil wawancara peneliti dan guru pada cuplikan wawancara di bawah ini:
P G P G P G P G
: RPP. Oke. Oh berarti (jeda) pada RPP (Rancangan Persiapan Pembelajaran) fisika sudah terdapat nilai-nilai karakternya? : Sudah. Sebagian sudah ada didalamnya, nilai-nilai karakternya sudah dimasukan. : oh ya berarti nilai-nilai karakter yang dimasukan (jeda) untuk fisika khususnya mata pelajaran optika dan gelombang apa saja bu? : (jeda) seperti kerja sama ada, mandiri juga ada, tangung jawab, kreatif juga ada, (jeda) religiusnya juga ada. : iya terus, nilai-nilai karakter itu sesuai dengan yang dari kemdikbud atau ibu pikirkan sendiri, apa gimana ? : sebagian sesuai, sebagiannya saya pikirkan supaya meningkatkan karakternya. : o……kontekstual atau berdasarkan anak-anak. : Ya berdasarkan anak-anak kadang-kadang. Dari data di atas (RPP guru bidang studi dan hasil wawancara) terdapat
kesesuaian data yaitu nilai-nilai karakter yang ditekankan pada kelas XI IPA dan XII IPA khususnya materi optika dan gelombang. Nilai-nilai karakter yang ditekankan adalah kerja sama, mandiri, tanggung jawab dan kreatif.
3.
Cara Guru Menyampaikan Nilai Karakter
a) Data Wawancara Dari hasil wawancara peneliti kepada guru mengenai cara guru menyampaikan nilai-nilai karakter pada siswa/i, dapat diketahui cara-cara yang digunakan guru yaitu: lewat ajakan guru kepada siswa/i, sikap atau tindakan guru kepada siswa/i, dan lewat instruksi dari guru saat pembelajaran di dalam kelas kepada siswa/i. Di bawah ini merupakan cuplikan wawancara peneliti dengan guru:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
P
:
G : P : G :
51
oke ibu. (jeda) ibu iya. Saya juga mau bertanya bagaimana cara ibu menyampaikan nilai-nilai karakter di kelas. (jeda) caranya dengan memberikan tugas misalnya, dengan sebelum belajar kita berdoa dulu, berkelompok atau berdiskusi. oh…dari metode itu juga sendiri ya. Iya
Pada hasil pengcodingan data kelas XI IPA dan kelas XII IPA pada tabel 10 dan tabel 11, dapat dilihat cara yang digunakan guru dalam menyampaikan pendidikan karakter.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
b) Data Kelas XI IPA Tabel 10. Pengcodingan Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Kelas XI IPA Cara Guru Menyampaikan Nilai Karakter No 1. 2. 3.
Nilai Karakter Religius Jujur Toleransi
Cara Guru Menyampaikan Pertemuan Pertemuan Kedua Pertama -
Siswa/i Melakukan Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua
Memimpin doa pulang
Memimpin doa pulang
Mengerjakan soal bersama teman beda agama dan suku Mengerjakan soal dengan tenang
Mengerjakan soal bersama teman beda agama dan suku
4.
Disiplin
5. 6. 7.
Kerja keras Kreatif Mandiri
8.
Demokratis
Tindakan guru masuk dan keluar kelas tepat waktu - Tindakan guru mencatat di papan tulis
Tindakan guru masuk dan keluar kelas tepat waktu Tindakan guru mencatat di papan tulis Tindakan memberikan kesempatan kepada siswa/i mengemukakan pendapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9. 10. 11. 12. 13.
14. 15. 16. 17. 18.
Rasa ingin tahu Semangat Kebangsaan Cinta tanah air Menghargai prestasi Bersahabat atau komunikasi
Cinta damai Gemar membaca Peduli sosial Peduli lingkungan Tanggung jawab
-
-
-
-
Tindakan bekerja sama dengan sisw/i menyelesaikan soal Tindakan memantau keadaan siswa saat mengerjakan soal – soal
Tindakan bekerja sama dengan siswa/i menyelesaikan soal
53
Menanyakan pekerjaan rumah Memeriksa pekerjaan rumah
-
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c)
54
Data Kelas XII IPA Tabel 11. Pengcodingan Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Kelas XII IPA Cara Guru Menyampaikan Nilai Karakter
No
Nilai Karakter
Cara Guru Menyampaikan Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Ajakan memimpin doa -
Siswa/i Melakukan Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Memimpin doa Memimpin doa Tidak memilih-milih Menghargai teman dalam kerja perbedaan pendapat kelompok atau antar sesama berdiskusi
1. 2. 3.
Religius Jujur Toleransi
4.
Disiplin
Tindakan guru keluar kelas tepat waktu
-
5. 6. 7.
Kerja keras Kreatif Mandiri
-
8.
Demokratis
9.
Rasa ingin tahu
10.
Semangat Kebangsaan Cinta tanah air
Tindakan dan ajakan mengerjakan soal-soal secara mandiri Tindakan memberikan kesempatan kepada siswa/i mengemukakan pendapat Bertanya kepada siswa/i mengenai materi yang diajarkan -
-
-
-
-
-
-
-
11.
-
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12. 13.
Menghargai prestasi Bersahabat atau komunikasi
14. 15. 16.
Cinta damai Gemar membaca Peduli sosial
17. 18.
Peduli lingkungan Tanggung jawab
-
-
Tindakan bekerja sama dengan sisw/i menyelesaikan soal Tindakan menjelaskan materi kepada siswa/I sampai benar-benar paham. Tindakan mengoreksi pekerjaan siswa Tindakan memantau keadaan siswa saat mengerjakan soal-soal Tindakan menjelaskan materi kepada siswa/i sampai benar-benar paham.
-
55
-
-
-
-
-
Tindakan mengoreksi pekerjaan siswa Tindakan memantau keadaan siswa saat mengerjakan soal-soal Tindakan menjelaskan materi kepada siswa/i sampai benar-benar paham.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
d) Analisis Data Data yang terlihat pada tabel 10 dan tabel 11 di atas, menunjukkan bahwa cara guru menyampaikan nilai karakter pada siswa/i lewat tindakan atau sikap yang dimiliki oleh guru tersebut. Hal tersebut terjadi berulang-ulang kali pada kelas XI IPA dan XII IPA, akan tetapi ada cara lain yang dilihat oleh peneliti saat pengamatan di dalam kelas yaitu guru memberikan instruksi kepada siswa/i, ajakan, dan nasehat. Hasil analisis wawancara peneliti dengan guru sama dengan analisis tabel pengcodingan serta dengan pengamatan peneliti di dalam kelas. Berdasarkan hasil pengamatan sebaiknya guru memberikan tindakan nyata untuk mengajarkan nilai karakter kepada siswa/i. Tindakan nyata dapat berupa teladan yang diberikan oleh guru sebagai panutan.
4.
Cara Guru Mengecek Nilai Karakter
a) Data Wawancara Dari hasil wawancara peneliti dan guru, cara guru mengecek nilai-nilai karakter yang guru sampaikan pada siswa/i yaitu dengan melihat perubahanperubahan sikap atau tingkah laku siswa/i selama proses belajar mengajar. Tingkah laku siswa/i di dalam kelas ini juga mempengaruhi nilai afektif pada rapor (laporan akhir semester) siswa/i. Guru bidang studi memberikan contoh, bila guru memberikan latihan soal lalu siswa langsung mengerjakan artinya bahwa siswa/i telah mendapatkan nilai karakter yang diberikan guru yaitu tanggung jawab. Contoh lain, ketika diberikan pekerjaan rumah dan pada pertemuan tersebut siswa/i mengumpulkan pekerjaan rumah tersebut, maka nilai karakter
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
disiplin, tanggung jawab dan jujur yang disampaikan guru telah sampai pada siswa/i. Di bawah ini merupakan cuplikan wawancara peneliti dan guru: P
:
G
:
P
:
G P
: :
G
:
oke, kemudian bagaimana cara ibu, bagaimana ibu mengecek nilainilai karakter di kelas ? (jeda) kalau mengecek dari tingkah lakunya misalnya, kalau dikasih tugas langsung dikumpul, kalau dikasih soal langsung dikerjakan sampai selesai atau kerjakan sendiri atau bertanya sama teman bisa juga dari situ. Berarti itu masuk pada nilai dirapor atau tidak? Ngaruh atau mempengaruhi tidak. Mempengaruhi. O..mempengaruhi berarti sikap mereka di kelas itu mempengaruhi nilai juga dirapor. Iya mempengaruhi nilainya. Selain wawancara peneliti terhadap guru bidang studi, peneliti juga
merekam serta mengamati jalannya proses belajar mengajar pada kelas XI IPA dan XII IPA. Dari kedua cara pengambilan data tersebut peneliti dapat menganalisis bagaimana cara guru mengecek nilai karakter tersebut.
b) Data Kelas XI IPA Tabel 12. Pengcodingan Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Kelas XI IPA Cara Guru Mengecek Nilai Karakter No
Nilai Karakter
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja keras Kreatif Mandiri Demokratis Rasa ingin tahu Semangat Kebangsaan Cinta tanah air Menghargai prestasi
11. 12.
Cara Guru Mengecek Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua -
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13. 14. 15. 16. 17. 18.
c)
Bersahabat atau komunikasi Cinta damai Gemar membaca Peduli sosial Peduli lingkungan Tanggung jawab
-
Tindakan memantau keadaan siswa saat mengerjakan soal-soal
58
-
Menanyakan pekerjaan rumah Memeriksa pekerjaan rumah
Data Kelas XII IPA Tabel 13. Pengcodingan Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Kelas XII IPA Cara Guru Mengecek Nilai Karakter
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Nilai Karakter Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja keras Kreatif Mandiri Demokratis Rasa ingin tahu Semangat Kebangsaan Cinta tanah air Menghargai prestasi Bersahabat atau komunikasi Cinta damai Gemar membaca Peduli sosial Peduli lingkungan Tanggung jawab
Cara Guru Mengecek Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Tindakan mengoreksi pekerjaan siswa Tindakan memantau keadaan siswa saat mengerjakan soal-soal
-
Tindakan mengoreksi pekerjaan siswa Tindakan memantau keadaan siswa saat mengerjakan soal-soal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
d) Analisis Data Dari data pada tabel 12 dan tabel 13 di atas, didapatkan hasil bahwa cara guru mengecek nilai-nilai karakter pada siswa/i dengan cara memantau keadaan siswa/i pada saat proses belajar mengajar atau ketika guru menginstruksikan kepada siswa/i dan melihat perubahan-perubahan tingkah laku siswa/i di dalam kelas. Akan tetapi hanya dengan melihat perubahan-perubahan tingkah laku dan menginstruksikan kepada siswa/i belum cukup untuk dijadikan sebagai alat untuk mengecek nilai-nilai karakter sampai ke siswa/i karena peneliti belum menyiapkan alat ukur atau standar evaluasi mengecek nilai-nilai karakter, sehingga sebaiknya disiapkan standar evaluasi yang lebih baik. Contohnya memikirkan cara pengecekan nilai-nilai karakter, merencanakan cara pengecekan nilai-nilai karakter dan melaksanakan pengecekan nilai-nilai karakter dan dilakukan berkesinambungan.
5.
Nilai Karakter Yang Didapatkan Siswa/i
Data dan Analisis Untuk mengetahui nilai-nilai karakter yang didapatkan oleh siswa/i kelas XI IPA dan XII IPA pada SMA YPPK St Thomas Wamena, Papua, peneliti menggunakan kuesioner nilai-nilai karakter. Jumlah siswa/i yang menjadi sampel pada penelitian ini sebanyak 22 siswa/i kelas XI IPA dan 22 siswa/i kelas XII IPA. Hasil kuesioner nilai-nilai karakter dalam bentuk skor adalah seperti berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Tabel 14. Kriteria Nilai Karakter Siswa/i Kelas XI IPA materi Optika
No
Skor peserta didik
Kategori
Jumlah siswa/i
%
1. 2. 3. 4. 5.
152 – 180 123 – 151 94 – 122 65 - 93 36 - 64
Sangat tinggi/ sangat baik Tinggi/ baik cukup Rendah/ kurang Sangat rendah/ sangat kurang
0 7 15 0 0
0 31,8 68,2 0 0
Pada tabel 14 di atas sejumlah 15 orang anak mendapatkan nilai karakter lewat pelajaran fisika dengan kategori cukup yang presentasinya adalah 68,2%. Sedangkan sejumlah 7 orang anak mendapatkan nilai karakter lewat pelajaran fisika dengan kategori tinggi atau baik yang presentasinya adalah 31,8%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa/i kelas XI IPA telah cukup mendapatkan nilai karakter lewat pelajaran fisika. Tabel 15. Data Hasil Kuesioner Nilai-Nilai Karakter Kelas XI IPA NO 1.
Nilai Karakter Religius
2.
Jujur
3.
Toleransi
4.
Disiplin
5.
Kerja keras
6.
Cinta tanah air
7.
Bersahabat / komunikasi
8.
Gemar membaca
9.
Peduli sosial
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Skor 81 78 76 66 76 81 67 65 73 74 72 78 79 74 60 65 74 76
Total 159 142 157 132 147 150 153 125 150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10.
Menghargai prestasi
11.
Cinta damai
12.
Tanggung jawab
13.
Kreatif
14.
Mandiri
15.
Demokratis
16.
Rasa ingin tahu
17.
Peduli lingkungan
18.
Semangat kebangsaan
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
70 73 81 61 68 70 68 72 66 64 67 67 75 64 75 70 84 79
61
143 142 138 140 130 134 139 145 163
Dari tabel 15 tersebut nilai karakter yang paling tinggi didapatkan siswa/i kelas XI IPA adalah nilai semangat kebangsaan. Nilai semangat kebangsaan sebesar 163. Nilai semangat kebangsaan diukur melalui dua pernyataan dari kuesioner yang diberikan yaitu soal nomor 35 dan nomor 36 (lampiran 16 halaman 116) “saya bangga dan mengakui Bangsa Indonesia” dan “saya dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pelajaran fisika”. Siswa/i di sekolah ini telah ditanamkan untuk menghargai Negara Indonesia sejak dini yaitu dengan cara wajib mengikuti upacara bendera setiap hari senin, wajib mengikuti pramuka, menggunakan seragam lengkap setiap hari senin dan selasa, dan wajib mengikuti pelajaran kewarganagaraan, sehingga nilai untuk pernyataan nomor 35 menjadi tinggi. Selain itu guru fisika yang mengajar pelajaran fisika di kelas ini bukan berasal dari suku Papua sehingga di dalam kelas beliau menggunakan Bahasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Indonesia untuk berkomunikasi dengan siswa/i. Hal ini membuat siswa/i dapat menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pelajaran fisika sehingga nilai untuk pernyataan nomor 36 menjadi tinggi. Skor lain nilai-nilai karakter yang didapatkan adalah: nilai religius sebesar 159, nilai jujur sebesar 142, nilai toleransi sebesar 157, nilai disiplin sebesar 132, nilai kerja keras sebesar 147, nilai cinta tanah air sebesar 150, nilai bersahabat atau komunikasi sebesar 153, nilai peduli sosial sebesar 150, nilai menghargai prestasi sebesar 143, nilai cinta damai sebesar 142, nilai tanggung jawab sebesar 138, nilai kreatif sebesar 140, nilai mandiri sebesar 130, nilai demokratis sebesar 134, nilai rasa ingin tahu sebesar 139, nilai peduli lingkungan sebesar 145 dan nilai gemar membaca sebesar 125. Tabel 16. Kriteria Nilai Karakter Siswa/i Kelas XII IPA materi Gelombang No
1. 2. 3. 4. 5.
Skor peserta didik
Kategori
Jumlah siswa/i
%
152 – 180 123 – 151 94 – 122 65 - 93 36 - 64
Sangat tinggi/ sangat baik Tinggi/ baik cukup Rendah/ kurang Sangat rendah/ sangat kurang
0 7 14 1 0
0 31,8 63,6 4,6 0
Pada tabel 16 di atas sejumlah 7 orang anak mendapatkan nilai karakter lewat pelajaran fisika dengan kategori tinggi atau baik yang presentasinya adalah 31,8%. Sedangkan sejumlah 14 orang anak mendapatkan nilai karakter lewat pelajaran fisika dengan kategori cukup yang presentasinya adalah 63,6% dan sejumlah 1 orang anak mendapatkan nilai karakter lewat pelajaran fisika dengan kategori rendah atau kurang yang presentasinya 4,6%. Hal ini menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
bahwa siswa/i kelas XII IPA telah cukup mendapatkan nilai karakter lewat pelajaran fisika. Tabel 17. Data Hasil Kuesioner Nilai-Nilai Karakter Kelas XII IPA NO 1.
Nilai Karakter Religius
2.
Jujur
3.
Disiplin
4.
Kerja keras
5.
Kreatif
6.
Mandiri
7.
Demokratis
8.
Rasa ingin tahu
9.
Semangat kebangsaan
10.
Menghargai prestasi
11.
Bersahabat / komunikasi
12.
Cinta damai
13.
Gemar membaca
14.
Tanggung jawab
15.
Toleransi
16.
Peduli sosial
17.
Cinta tanah air
18.
Peduli lingkungan
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Skor 83 82 64 64 76 81 71 73 56 69 59 60 74 71 61 66 80 69 64 80 76 77 71 76 60 67 67 68 72 77 79 76 78 77 74 77
Total 165 128 157 144 125 119 145 127 149 144 153 147 127 135 149 155 155 151
Dari tabel 17 tersebut di atas nilai karakter yang paling tinggi didapatkan siswa/i kelas XII IPA adalah nilai religius. Nilai religius sebesar 165. Nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
religius yang didapatkan paling tinggi karena siswa/i kelas XII IPA sering dibiasakan sebelum memulai dan setelah mengakhiri pelajaran dengan berdoa bersama, serta siswa/i diajarkan lewat pelajaran fisika rasa selalu bersyukur karena ciptaan Tuhan yang luar biasa tentang bumidan kejadian-kejadian alam yang terjadi. Skor nilai-nilai karakter yang lain antara lain sebagai berikut: nilai jujur sebesar 128, nilai disiplin sebesar 157, nilai kerja keras sebesar 144, nilai kreatif sebesar 125, nilai demokratis sebesar 145, nilai rasa ingin tahu sebesar 127, nilai semangat kebangsaan sebesar 149, nilai menghargai prestasi sebesar 144, nilai bersahabat atau komunikasi sebesar 153, nilai cinta damai sebesar 147, nilai gemar membaca sebesar 127, nilai tanggung jawab sebesar 135, nilai toleransi sebesar 149, nilai peduli sosial sebesar 155, nilai cinta tanah air sebesar 155, nilai peduli lingkungan sebesar 151 dan nilai mandiri sebesar 119. Nilai karakter yang sangat rendah didapatkan adalah nilai karakter mandiri. Hal ini terlihat dari skor soal nomor 11 dan 12 (lampiran 17 halaman 120) yang rendah. Siswa/i belum bisa mengandalkan diri sendiri dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan atau mengerjakan soal-soal ujian secara mandiri, alangkah baiknya jika guru memberikan perhatian khusus seperti menanamkan sikap percaya diri, berani mencoba, jangan takut salah, memberi hukuman yang tegas bagi siswa/i yang mencontek atau yang menduplikat pekerjaan temannya, dan memberikan hadiah atau sejenis penghargaan kepada siswa/i yang mampu menyelesaika soal-soal secara mendiri atau tidak mencontek pekerjaan siswa/i lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
65
Nilai Karakter Yang Dilakukan Siswa/i Pada hasil pengcodingan data kelas XI IPA dan kelas XII IPA pada tabel
18 dan tebel 19 di bawah, dapat dilihat dari hasil deskripsi video oleh peneliti pada lampiran 12 halaman 96 sampai lampiran 15 halaman 110. a) Data Kelas XI IPA Tabel 18. Pengcodingan Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Kelas XI IPA Nilai-Nilai Karakter Yang Dilakukan Siswa/i No 1. 2. 3.
Nilai Karakter Religius Jujur Toleransi
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Disiplin Kerja keras Kreatif Mandiri Demokratis Rasa ingin tahu Semangat Kebangsaan Cinta tanah air Menghargai prestasi Bersahabat atau komunikasi Cinta damai Gemar membaca Peduli sosial Peduli lingkungan Tanggung jawab
Siswa/i Melakukan Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Memimpin doa pulang Memimpin doa pulang Mengerjakan soal Mengerjakan soal bersama teman beda bersama teman beda agama dan suku agama dan suku Mengerjakan soal dengan tenang -
-
-
-
-
-
-
-
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
b) Data Kelas XII IPA Tabel 19. Pengcodingan Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Kelas XII IPA Nilai-Nilai Karakter Yang Dilakukan Siswa/i No
Nilai Karakter
1. 2. 3.
Religius Jujur Toleransi
4. 5. 6.
Disiplin Kerja keras Kreatif
7. 8. 9. 10.
Mandiri Demokratis Rasa ingin tahu Semangat Kebangsaan Cinta tanah air Menghargai prestasi Bersahabat atau komunikasi Cinta damai Gemar membaca Peduli sosial Peduli lingkungan Tanggung jawab
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
c)
Siswa/i Melakukan Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Memimpin doa Memimpin doa Tidak memilih-milih Menghargai perbedaan teman dalam kerja pendapat antar sesama kelompok atau berdiskusi -
-
-
-
-
-
-
-
Analisis Data Hasil pengcodingan data pada tabel 18 dan tabel 19 di atas menunjukkan
bahwa siswa/i kelas XI IPA dan XII IPA SMA YPPK ST Thomas Wamena, Papua telah melakukan nilai-nilai karakter yang telah ditetapkan oleh Kemdikbud yaitu religious dan toleransi. Nilai karkater yang telah dilakukan ini didukung dengan kebiasaan yang terjadi di sekolah. Untuk nilai karakter religius siswa/i setiap memulai dan mengakhiri pelajaran dimulai dengan berdoa bersama. Nilai karakter toleransi dilakukan siswa/i ketika menyelesaikan soal yang diberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
guru bersama teman sekelas tanpa membedakan suku, agama, bahasa, dan warna kulit. Nilai-nilai karakter yang belum menonjol adalah kreatif, mandiri, tanggungjawab, dan kerja keras. Dalam hal ini guru belum mengembangkan atau merencanakan pendidikan nilai karakter secara sistematis atau mengembangkan model apa yang akan dikembangkan dalam mengajarkan pendidikan nilai karakter. Guru hanya memasukan nilai-nilai karakter apa saja yang ingin dikembangkan melalui materi optika dan gelombang, karena berdasarkan keadaan siswa yang terjadi (kontekstual). Untuk mengembangkan nilai karakter mandiri sebaiknya
guru memberikan kesempatan kepada siswa/i untuk belajar
mempresentasikan hasil kerja siswa/i didepan kelas secara mandiri, selain itu juga bisa dilakukan dengan pemberian soal yang berbeda-beda kepada siswa/i pada saat ujian atau kuis diadakan. Ketika nilai karakter mandiri muncul maka akan muncul pula nilai karakter kreatif. Selain itu juga siswa/i pada kelas XI IPA dan XII IPA sedang dalam proses pembentukan nilai karakter tanggungjawab dan kerja keras akan tetapi harus terus diperhatikan oleh guru sebagai proses pembentukan nilai karakter kepada siswa/i.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data penelitian yang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Yang disiapkan atau dipikirkan guru fisika di SMA YPPK St Thomas Wamena, Papua untuk mengajarkan nilai karakter adalah metode mengajar.
2.
Pada Rancangan Persiapan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru fisika SMA YPPK St Thomas Wamena, Papua sudah terdapat nilai-nilai karakter.
3.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa cara guru menyampaikan nilai karakter pada siswa/i lewat tindakan atau sikap, instruksi kepada siswa/i, ajakan, dan nasehat dari guru kepada siswa/i.
4.
Guru mengecek nilai karakter yang disampaikan kepada siswa/i tersebut lewat perubahan-perubahan sikap atau tingkah laku siswa/i selama proses belajar mengajar.
5.
Nilai karakter yang didapatkan siswa/i kelas XI IPA dan siswa/i kelas XII IPA adalah memenuhi kategori cukup.
6.
Nilai karakter yang telah dilakukan oleh siswa/i kelas XI IPA dan XII IPA SMA YPPK St Thomas Wamena, Papua adalah religius dan toleransi.
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
B. Keterbatasan Penelitian Instrumen kuesioner lebih banyak berisi pertanyaan mengenai pengetahuan seseorang dan bukan tentang realitas atau yang sudah menjadi karakter. C. Saran 1. Untuk Guru a) Sebaiknya guru memberikan tindakan nyata berupa teladan untuk mengajarkan nilai karakter kepada siswa/i. b) Guru memberikan perhatian khusus saat mengajar seperti menanamkan sikap percaya diri, berani mencoba, jangan takut salah, memberi hukuman yang tegas bagi siswa/i yang mencontek atau yang menduplikat pekerjaan temannya, dan memberikan hadiah atau sejenis penghargaan kepada siswa/i yang mampu menyelesaika soal-soal secara mendiri atau tidak mencontek pekerjaan siswa/i lainnya. c) Sebaiknya guru memberikan proyek bersama atau tugas akhir yang mana kegiatan-kegiatan tersebut dapat memunculkan nilai-nilai karakter yang masih kurang menonjol pada siswa/i kelas XI IPA dan XII IPA SMA YPPK St Thomas Wamena, Papua. 2. Untuk Peneliti Untuk mengecek nilai-nilai karakter sampai kepada siswa/i sebaiknnya disiapkan pedoman yang baik dan benar, agar tidak terjadi kesalahan saat pengamatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
3. Untuk Sekolah Sebaiknya pihak sekolah menyediakan sumber bacaan yang menunjang seperti buku fisika dan buku-buku sains lainnya di perpustakaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu; Uhbiyati, Nur. 2007. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Asmani., Jamal Ma’mur. 2012. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: Diva Press. Budi, Kartika. 1998. Pembelajaran Fisika Yang Humanistis dalam Pendidikan Sains Yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius. Doni Koesoema., Albertus. 2010. Pendidikan Karakter ; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. Doni Koesoema., Albertus. 2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius. Driyarkara. 2006. Karya Lengkap Driyarkara Esai-Esai Filsafat Pemikir Yang Terlibat Penuh Dalam Perjuangan Bangsanya. Jakarta: Gramedia Elfindri, dkk. 2012. Pendidikan Karakter kerangka, metode, dan Aplikasi untuk Pendidikan Profesional. Jakarta: Baduose Media. Jahang, Beny. 2013. Tawuran Antar SMA Terjadi di Kupang, Dua Korban Luka dalam http://www.tribunnews.com/2013/02/03/tawuran-antar - smaterjadi-di-kupang-dua-korban-luka. Diakses pada tanggal 28 Februari 2013. Hidayat, Rahmat. 2006. Hakikat pendidikan dalam http://file.upi.edu/Direktori/ FPBS/JUR.PEND.BAHASAARAB/195204141980021DUDUNG_RAHMATHIDAYAT/ HAKIKAPENDIDIKAN.pdf. Diakses pada tanggal 20 Mey 2013.
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Kusuma, Edward. 2013. Polisi Kejar Pelajar yang Tawuran dan Lukai Masinis Kereta dalam http://news.detik.com/read/2013/01/22/203656/2150058/10/ polisi - kejar - pelajar yang-tawuran-dan-lukai-masinis-kereta-di-buaran. Diakses pada tanggal 05 Maret 2013. Suparno, Paul. 2005. Gagasan, sikap, dan praktek guru IPA dan Matematika Yayasan Santa Ursula terhadap pendidikan nilai. Widya Dharma,Vol 16, No 1, Oktober 2005. Hal 1-14. Suparno, Paul. 2007. Kajian dan Pengantar Kurikulum IPA SMP & MT. Yogyakarta: USD. Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta: USD Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: USD Suparno, Paul. 2012. Sumbangan Pendidikan Fisika Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: USD. Purwoko. Fendi. 2009. Fisika 1 SMA kelas X. Jakarta: Yudhistira Purwoko. Fendi. 2010. Physics For Senior High School Year XII. Jakarta: Yudhistira Yustiana, 2011. Mengikis Penggangguran Terdidik dalam Educare, vol 7. No 12,Maret. Hal 28. Virdhani, Marieska. (2012). Dibacok Saat Tawuran Pelajar SMK Kritis dalam http://jakarta. okezone.com/read/2012/12/14/501/732497/dibacok-saattawuran-pelajar-smk kritis. Jakarta. Diakses pada tanggal 28 Februari 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1: Surat ijin dari Universitas Sanata Dharma
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Lampiran 2: Surat keterangan dari SMA YPPK ST THOMAS WAMENA PAPUA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Lampiran 3: Kuesioner Nilai-Nilai Karakter Kelas XI IPA materi optika
ANGKET PENELITIAN
Nama: Audra Febriandini Logho NIM: 091 424 006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Yogyakarta, Juli 2013
Hallo teman-teman, terima kasih atas waktu dan perhatiannya dan terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membaca kuesioner ini. Saya meminta kepada teman-teman untuk membantu saya dalam penelitian saya dengan judul “pendidikan karakter lewat pelajaran fisika pada siswa/i SMA kelas XI IPA dan XII IPA pada materi OPTIKA dan GELOMBANG di SMA YPPK St. Thomas Wamena, Papua tahun ajaran 2013/2014” sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Adapun dalam mengisi kuesioner ini saya meminta kepada teman-teman untuk mengisi kuesioner ini sejujur-jujurnya dengan keadaan yang temanteman alami saat ini, guna membantu proses pembelajaran teman-teman kelak. Saya juga meminta kepada teman-teman untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan sebaik-baiknya agar tidak ada pernyataan yang terlewati. Sekian dan terima kasih.. wa wa wa Tuhan memberkati
Hormat saya,
Audra Febriandini Logho
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi angket ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun. Saya dengan sukarela mengisi angket ini demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah yang disusun. Semua jawaban yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan saya sehari – hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah meskipun tanpa mencantumkan identitas pribadi saya.
Wamena, Juli 2013
..................................................... (Nama Lengkap & Tanda Tangan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
PETUNJUK PENGERJAAN Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti agar jangan sampai ada pernyataan yang terlewat. Kemudian pilihlah jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang telah disediakan. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan (mendekati) keadaan yang Anda alami. Pilihan jawaban yang disediakan adalah: SS
: apabila pernyataan SANGAT SESUAI dengan keadaan diri
Anda. S
: apabila pernyataan SESUAI dengan keadaan diri Anda.
TS
: apabila pernyataan TIDAK SESUAI dengan keadaan diri Anda.
STS
: apabila pernyataan SANGAT TIDAK SESUAI dengan keadaan diri Anda.
Contoh pemberian jawaban: No PERNYATAAN 1. Saya merasa bahagia terhadap keadaan diri saya.
SS X
S
TS
STS
Penggantian jawaban dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban pertama kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dipilih. Contoh penggantian jawaban: No PERNYATAAN 1. Saya merasa bahagia terhadap keadaan diri saya.
SS
S
TS X
STS
Setiap orang memiliki jawaban masing- masing dan tidak ada jawaban yang dianggap salah. Saya akan menjamin kerahasiaan data dan pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan anda. Selamat Mengerjakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
KUESIONER No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
PERNYATAAN Saya berdoa sebelum memulai pelajaran Saya semakin mengagumi ciptaan Tuhan Saya mengerjakan soal-soal ujian sesuai kemampuan yang saya miliki Saya tidak mencontek dalam mengerjakan soalsoal yang diberikan Saya menerima adanya perbedaan pendapat antar sesama saya Saya menerima perbedaan agama dengan teman- teman di dalam kelas Saya datang ke kelas sebelum jam pelajaran dimulai Saya mengumpulkan tugas tepat waktu Saya tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan tugas – tugas Saya belajar dengan sungguh – sungguh agar mendapatkan hasil ujian yang baik Saya semakin cinta pada Papua lewat materi optika yang diajarkan Saya mencintai budaya yang saya miliki sekarang Saya senang berdiskusi dengan teman – teman dalam belajar atau menyelesaikan tugas – tugas Saya senang dikelompokkan dengan teman siapa saja dalam belajar Saya senang membaca buku fisika, setelah belajar optika Saya senang membaca buku atau Koran atau majalah sebagai bahan bacaan yang menyenangkan Saya semakin mencintai sesama saya Saya senang membantu teman saya dalam belajar Saya menerima prestasi yang telah saya capai Saya menerima prestasi teman sekelas saya yang lebih tinggi dari saya Saya diajarkan untuk tidak berkelahi terhadap sesama Saya bisa menjaga ketenangan di dalam kelas Saya menyelesaikan pekerjaan rumah sampai tuntas dan sungguh – sungguh Saya diajarkan untuk tidak melepaskan masalah yang belum diselesaikan sampai tuntas Saya semakin kreatif dalam belajar dan menyelesaikan soal – soal fisika Saya semakin kreatif dalam menyelesaikan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
masalah – masalah dalam hidup saya Saya dapat menyelesaiakn soal – soal ujian tanpa bantuan orang lain Saya bisa memahami materi yang diberikan guru dengan cepat Saya senang melakukan perdebatan dengan teman mengenai materi yang diajarkan guru Saya senang mengemukakan pendapat saat proses belajar mengajar Saya selalu bertanya pada guru atau teman Saya mencari buku – buku lain sebagai sumber pengetahuan Saya diajarkan untuk lebih mencintai lingkungan Saya semakin peka dengan keadaan yang terjadi di lingkungan saya Saya bangga dan mengakui bangsa Indonesia Saya dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam belajar fisika
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Lampiran 4: Kuesioner Nilai-Nilai Karakter Kelas XII IPA materi gelombang
ANGKET PENELITIAN
Nama: Audra Febriandini Logho NIM: 091 424 006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Yogyakarta, Juli 2013
Hallo teman-teman, terima kasih atas waktu dan perhatiannya dan terima kasih karena telah meluangkan waktu untuk membaca kuesioner ini. Saya meminta kepada teman-teman untuk membantu saya dalam penelitian saya dengan judul “pendidikan karakter lewat pelajaran fisika pada siswa/i SMA kelas XI IPA dan XII IPA pada materi OPTIKA dan GELOMBANG di SMA YPPK St. Thomas Wamena, Papua tahun ajaran 2013/2014” sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Adapun dalam mengisi kuesioner ini saya meminta kepada teman-teman untuk mengisi kuesioner ini sejujur-jujurnya dengan keadaan yang temanteman alami saat ini, guna membantu proses pembelajaran teman-teman kelak. Saya juga meminta kepada teman-teman untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan sebaik-baiknya agar tidak ada pernyataan yang terlewati. Sekian dan terima kasih.. wa wa wa Tuhan memberkati
Hormat saya,
Audra Febriandini Logho
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi angket ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun. Saya dengan sukarela mengisi angket ini demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah yang disusun. Semua jawaban yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan saya sehari – hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah meskipun tanpa mencantumkan identitas pribadi saya.
Wamena, Juli 2013
..................................................... (Nama Lengkap & Tanda Tangan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
PETUNJUK PENGERJAAN Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti agar jangan sampai ada pernyataan yang terlewat. Kemudian pilihlah jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang telah disediakan. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan (mendekati) keadaan yang Anda alami. Pilihan jawaban yang disediakan adalah: SS
: apabila pernyataan SANGAT SESUAI dengan keadaan diri
Anda. S
: apabila pernyataan SESUAI dengan keadaan diri Anda.
TS
: apabila pernyataan TIDAK SESUAI dengan keadaan diri Anda.
STS
: apabila pernyataan SANGAT TIDAK SESUAI dengan keadaan diri Anda.
Contoh pemberian jawaban: No PERNYATAAN 1. Saya merasa bahagia terhadap keadaan diri saya.
SS X
S
TS
STS
Penggantian jawaban dapat dilakukan dengan cara memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban pertama kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dipilih. Contoh penggantian jawaban: No PERNYATAAN 1. Saya merasa bahagia terhadap keadaan diri saya.
SS
S
TS X
STS
Setiap orang memiliki jawaban masing- masing dan tidak ada jawaban yang dianggap salah. Saya akan menjamin kerahasiaan data dan pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan anda. Selamat Mengerjakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
KUESIONER No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
PERNYATAAN Saya berdoa sebelum pelajaran dimulai Saya bersyukur karena masih dilindungi Tuhan dari bencana alam yang terjadi Saya tidak mengikuti jawaban teman saat ujian Saya mengerjakan PR, tugas , ujian tanpa mencontek hasil karya orang lain Saya tidak terlambat dalam mengikuti pelajaran Saya mematuhi aturan – aturan yang disepakati bersama setiap pelajaran fisika Saya berjuang mengerjakan soal – soal yang sulit Saya selalu berusaha memahami penjelasan yang diberikan oleh guru Saya dapat menghasilkan suatu penemuan baru sebagai bahan tambahan dalam belajar Saya senang mengerjakan soal – soal dengan metode belajar yang berbeda Saya selalu menyelesaikan soal – soal ujian tanpa bantuan orang lain Saya selalu mengandalkan kemampuan pribadi Saya dapat mengungkapkan pendapat terhadap sesama dalam belajar bersama Saya senang bertanya kepada guru saat pelajaran berlangsung Saya selalu mencari tahu tentang materi gelombang lewat buku – buku dan internet Saya senang menggali informasi dari alam sekitar yang saya lihat, dengar dan rasakan Saya bangga sebagai anak Indonesia Saya dapat mengharumkan nama bangsa dengan mengikuti lomba – lomba Saya berusaha mengikuti lomba – lomba yang diadakan Saya berusaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil ujian yang baik Saya menerima dikelompokan dengan teman siapa saja Saya dapat membuat orang lain atau teman sekelompok nyaman dengan keberadaan saya Saya tidak membuat keributan saat belajar Saya senang dengan suasana kelas yang tenang dan damai Saya selalu membiasakan diri untuk membaca materi sebelum pelajaran Saya selalu membaca materi yang telah diberikan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
Saya dapat menyelesaikan tugas – tugas sampai tuntas Saya dapat dipercaya sebagai penangungjawab dalam suatu kelompok Saya dapat menerima perbedaan hasil ujian Saya senang dikelompokan dengan teman yang beda suku, agama, etnis,dsb Saya senang membantu sesama dalam kesulitan belajar Saya semakin peduli terhadap sesama dalam hal apapun Saya semakin cinta bangsa Indonesia Saya mengakui bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang sering terkena bencana alam Saya selalu berusaha menjaga kelestarian lingkungan Saya senang bekerja sama dalam merawat dan menjaga lingkungan
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Lampiran 5: Data Hasil Kuesioner Nilai-Nilai Karakter Kelas XI IPA Kode siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 Jlh Ttl/ Apk
Rl 1 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 81
Jr 2 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 78
159
3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 76
To 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 66
142
5 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 76
6 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 81
157
Keterangan: Rl : Religius Jr : Jujur Dis : Disiplin Kk : Kerja keras Krf : Kreatif
Dis 7 8 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 2 2 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 2 67 65
Kk 9 10 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 2 73 74
132
147
Mai Dem Rit Sk Mp
: : : : :
Ct 11 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 72
Bk 12 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 78
150
13 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 79
14 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 74
153
Distribusi Skor Pernyataan Gm Ps Mp Cd 15 16 17 18 19 20 21 22 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 4 2 2 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 1 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 2 4 4 60 65 74 76 70 73 81 61 125
Mandiri Demokratis Rasa ingin tahu Semangat kebangsaan Menghargai prestasi
150
Bk Cd Gm Tj To
143
: : : : :
142
Tj 23 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 68
24 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 70
138
Krf 25 26 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 68 72
Mai 27 28 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 66 64
Dem 29 30 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 2 4 4 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 4 3 3 2 3 4 4 3 67 67
Rit 31 32 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 3 4 2 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 75 64
140
130
134
139
Bersahabat/Komunikasi Cintai damai Gemar membaca Tangung jawab Toleransi
Pl 33 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 75
Sk 34 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 70
145
Ps : Peduli sosial Cta : Cinta tanah air Pl : Peduli lingkungan
35 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 84
36 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 79
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Lampiran 6: Data Hasil Kuesioner Nilai-Nilai Karakter Kelas XII IPA Kode Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 Jlh Ttl/Apk
Rl
Jr
Dis
Kk
1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 83 82 165
3 4 4 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 2 3 2 2 4 4 4 4 1 1 4 3 1 4 4 4 3 2 64 64 128
5 6 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 76 81 157
7 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 2 71 73 144
Keterangan: Rl : Religius Jr : Jujur Dis : Disiplin Kk : Kerja keras Krf : Kreatif
Mai Dem Rit Sk Mp
Krf 9 10 3 4 4 2 1 2 4 4 3 3 1 3 3 4 2 3 1 4 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 1 3 2 3 56 69 125
: : : : :
Mai 11 12 3 1 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 4 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 4 4 3 4 3 3 4 4 1 2 2 2 2 3 59 60 119
Dem 13 14 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 1 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 74 71 145
Distribusi Skor Pernyataan Rit Sk Mp Bk 15 16 17 18 19 20 21 22 2 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3 2 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 3 2 3 2 4 2 2 3 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 2 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 4 2 2 4 2 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 2 61 66 80 69 64 80 76 77 127 149 144 153
Mandiri Demokratis Rasa ingin tahu Semangat kebangsaan Menghargai prestasi
Bk Cd Gm Tj To
: : : : :
Cd 23 24 4 4 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 71 76 147
Gm 25 26 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 60 67 127
Bersahabat/Komunikasi Cintai damai Gemar membaca Tangung jawab Toleransi
Tj 27 28 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 4 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 67 68 135
To 29 30 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 3 3 2 72 77 149
Ps 31 32 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 79 76 155
Ct 33 34 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 78 77 155
Ps : Peduli sosial Cta : Cinta tanah air Pl : Peduli lingkungan
Pl 35 36 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 74 77 151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Lampiran 7: Data Hasil Wawancara Guru P
:Peneliti
G
:Guru
Jeda
: Berhenti sejenak atau mengungkapkan kata ‘e..ee…’ atau dll
P G P
: Selamat pagi ibu : Selamat pagi juga : Iya, terima kasih ibu buat waktunya. Hari ini saya mau mewawancara ibu tentang skripsi saya (dijawab oleh guru) tentang pendidikan nilai karakter : Iya silahkan : Iya saya mau bertanya ibu, apa (jeda) apa yang ibu siapkan dan ibu pikirkan untuk mengajarkan nilai karakter ? : Yang biasanya yang saya siapakan yang pertama metodenya dulu. Metode. Metode apa yang kita gunakan untuk menimbulkan nilai – nilai karakter pada si anak. : Selain itu ibu, ada lagi ? : Selain itu (jeda) RPP. : RPP. Oke. Oh berarti (jeda) pada RPP (Rancangan Persiapan Pembelajaran) fisika sudah terdapat nilai – nilai karakternya ? : Sudah. Sebagian sudah ada didalamnya, nilai – nilai karakternya sudah dimasukan. : oh ya berarti nilai – nilai karakter yang dimasukan (jeda) untuk fisika khususnya mata pelajaran optika dan gelombang apa saja bu ? : (jeda) seperti kerja sama ada, mandiri juga ada, tangung jawab, kreatif juga ada, (jeda) religiusnya juga ada. : iya terus, nilai – nilai karakter itu sesuai dengan yang dari kemdikbud atau ibu pikirkan sendiri, apa gimana ? : sebagian sesuai, sebagiannya saya pikirkan supaya meningkatkan karakternya. : o……kontekstual atau berdasarkan anak – anak. : Ya berdasarkan anak – anak kadang – kadang. : oke ibu. (jeda) ibu iya. Saya juga mau bertanya bagaimana cara ibu menyampaikan nilai – nilai karakter di kelas. : (jeda) caranya dengan memberikan tugas misalnya, dengan sebelum belajar kita berdoa dulu, berkelompok atau berdiskusi. : oh…dari metode itu juga sendiri ya. : iya
G P G
P G P G P G P G P G P G P G
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
P G P G P G P G P G
P G P G P G P G P G P
G P G P
90
: kemudian (jeda) metode apa yang menurut ibu membantu pembentukan nilai – nilai karakter pada siswa/i yang sudah ibu ajarkan. : menurut saya itu yang paling kelihatan (jeda) tanya jawab. : tanya jawab… : sama diskusi. : o….sama diskusi. oke itu gimana ibu, bisa diceritakan sedikit. : Misalnya kalau tanya jawabkan dari situ mereka (jeda) lebih kreatif, lebih mandiri juga bisa, kalau diskusi bisa kerja sama dengan teman. : o..Bisa dibilang siswa/i nya ibu aktif ya. : Ya aktif. : oke, kemudian bagaimana cara ibu, bagaimana ibu mengecek nilai – nilai karakter di kelas ? : (jeda) kalau mengecek dari tingkah lakunya misalnya, kalau dikasih tugas langsung dikumpul, kalau dikasih soal langsung dikerjakan sampai selesai atau kerjakan sendiri atau bertanya sama teman bisa juga dari situ. : Berarti itu masuk pada nilai dirapor atau tidak? Ngaruh atau mempengaruhi tidak. : Mempengaruhi. : O..mempengaruhi berarti sikap mereka di kelas itu mempengaruhi nilai juga dirapor. : Iya mempengaruhi nilainya. : Kalau seandainya begini bu anaknya rajin tetapi kogntifnya rendah, bagaimana dengan hal itu. : Itu bisa dibantu dengan nilai kerajinanya, tangungjawabnya. : O..begitupun yang sebaliknya ibu, kalau misalnya dia pintar tapi dia nakal, kaya gitu. : Oo itu kita (jeda), bantu dia supaya lebih baik. : Oo..iya ibu, saya mau tanya bantunya, bantunya bagaimana ibu ? menegurnya langsung atau… : Memanggilnya misalnya menasehatinya, menegurnya juga bisa tapi tidak didepan umum. : Ow ya betul supaya nilai karakternya juga ada. (jeda) Iya ibu saya juga mau bertanya, apakah menurut ibu mata pelajaran yang ibu ajarkan ini, mata pelajaran fisika dapat digunakan untuk menanamnkan nilai – nilai karakter ? : bisa, dapat. : Dapat, oke. Kemudian selama ini ada kesulitan dan kendala atau tidak ? : Tidak ada, saya rasa baik – baik saja bisa dilaksanakan. : O.. anak – anaknya berarti bisa diajak kerja sama juga ya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G P G P G P
G P G P G P G P G P
G P G P G
91
: Bisa… Dengar – dengaran anak – anaknya. : Ow iya (jeda) kemudian apakah menurut ibu setelah anak-anak belajar optika dan gelombang mereka sudah mendapatkan nilai -nilai karakter ? : (jeda) dapat.. : Sudah dapat. : Sudah dapat. : Oke, kemudian kira – kira selama ini ada RPP kan bu, itu RPP yang disiapkan sama kan yang disiapkan berarti yang direncanakan bu, sama yang terjadi dilapangan sesuai atau tidak. : Kadang tidak sesuai. : Kenapa itu bu ? : Mungkin pengaruh waktunya. : waktu. : Karena disini kebanyakan libur. : Ow kebanyakan libur. Selain waktu apa lagi bu ? : Kemampuan anak – anak kadang – kadang mungkin dibab ini mereka agak kurang. Jadi kita harus memperdalam, mengulang – ulang kembali. : O…iya ya : Jadi kadang tidak sesuai. : Oke oke kemudian saya mau bertanya bu. Pendapat ibu tentang kurikulum yang sekarang ini. Secara tidak langsung mengharuskan guru harus mengajarkan nilai karakter selain mengajarkan pelajaran keahlian kita gitu bu. Gimna bu ? : Menurut saya itu bagus supaya anak – anaknya lebih berkarakter, habis itu lebih, lebih nilai kemanusiaannya lebih ada. : Oooo…begitu ya bu. Tapi siaplah bu ya kalau disuruh untuk mengajarkan nilai – nilai karakter. : siap sekali! (dengan nada tegas) : oke, terima kasih ya ibu. : Sama – sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8: RPP Pertemuan Pertama Kelas XI IPA materi optika
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9: RPP Pertemuan kedua Kelas XI IPA materi optika
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10: RPP Pertemuan Pertama Kelas XII IPA materi optika
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11: RPP Pertemuan Kedua Kelas XII IPA materi optika
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Lampiran 12: Deskripsi Pertemuan Pertama (Jumat, 26 Juli 2013) pada kelas XI IPA Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama untuk materi optika. Pelajaran fisika pada kelas ini dilakukan setelah istirahat sehingga guru tidak memulai materi dengan doa bersama. Seperti biasanya guru masuk ke dalam kelas tepat pada waktunya. Siswa/i pun masuk kelas tepat pada waktu. Ketika guru masuk ke dalam kelas, guru disapa oleh siswa/i. Setelah guru masuk ke dalam kelas, guru meminta kepada peneliti untuk memperkenalkan diri pada seluruh siswa/i, dan perkenalan pun berlangsung. Karena peneliti membawa teman untuk membantu dalam penelitian maka peneliti memperkenalkan teman tersebut. Acara perkenalan pun selesai, dilanjutkan dengan materi optika. Sebelum masuk pada materi inti mengenai optika, guru memberikan gambaran materi atau ilustrasi materi mengenai optika. Siswa/i melihat dan mendengarkan dengan baik dan tenang. Ada beberapa siswa/i yang langsung berdiskusi sendiri dengan teman sebelahnya. Selama penjelasan berlangsung, guru memanggil salah seorang siswi untuk dijadikan contoh karena siswi tersebut menggunakan kaca mata sebagai alat bantu untuk melihat. Ketika ditanya guru mengenai salah satu materi optika yaitu cacat mata rabun jauh, siswi tersebut menyadari akan kekurangannya itu tetapi, siswi itu juga mampu mengaitkan materi yang sedang dijelaskan dengan keadaan yang
dialami siswi tersebut.
Teman-teman lain mendengarkan penjelasan siswi tersebut dengan tenang dan sesekali membaca buku teks yang ada. Guru tidak hanya menjelaskan teori kepada siswa/i melainkan memberikan persamaan-persamaan yang akan digunakan dalam penyelesaian soal-soal nantinya. Guru yang mencatat persamaan-persamaan itu di papan tulis sedangkan siswa/i mendikte persamaan-persamaan yang dilihat dibuku teks. Ada siswa/i yang benar-benar mengikuti penjelasan, ada juga yang belajar sambil bermain, ada juga yang dengan spontan berdiskusi dengan temannya setiap guru melontarkan pernyataan. Setelah persamaan ditulis, guru meminta kepada salah seorang siswa/i untuk membacakan contoh soal yang terdapat pada buku, dan ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
seorang siswa langsung berinisiatif membaca. Contoh soal sudah dibacakan dan dalam penyelesaian soal tersebut guru menunjuk salah seorang siswi untuk maju ke depan dan menuliskan bentuk-bentuk penyelesaian dengan dibimbing oleh guru dan dibantu oleh teman-teman di dalam kelas. Guru juga menanyakan bentuk penyelesaian pecahan campuran kepada siswa/i untuk dikerjakan atau dihitung sendiri. Setelah penyelesaian contoh soal selesai, guru memberikan kesempatan kepada siswa/i untuk bertanya akan tetapi tidak ada siswa/i yang bertanya kepada guru, maka gurupun memberikan latihan-latihan soal. Proses pengerjaan latihan soal siswa/i pada kelas ini sangat tenang dan dikerjakan secara individual. Seakan-akan sedang terjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Tidak ada siswa/i satu pun yang mengganggu teman-temannya bahkan bertanya kepada teman atau guru. Melihat hal ini peneliti sempat bingung dengan keaadaan yang terjadi. Entah apa yang terjadi pada kelas ini, karena berbeda dengan kelas lain yang ikut diteliti. Kurang lebih 30 menit keadaan ini berlangsung. Tak lama kemudian ada beberapa siswa/i bertanya kepada guru mengenai latihan soal yang diberikan, dari sinilah suasana kelas langsung berubah. Siswa/i mulai bertanya satu sama lain, saling berdiskusi, bolak balik bertanya kepada guru. Ada juga yang sekali diperiksa hasil pekerjaanya olehs guru dan ternyata salah. Siswi tersebut mengerjakan ulang dan membawa lagi ke guru sampai siswi tersebut benar-benar mendapatkan hasil yang benar. Latihan soal pertama selesai. Guru melanjutkan ke materi berikutnya tentang LUP (kaca pembesar). Penjelasan yang diberikan guru masih berbentuk tanya jawab. Teori tentang LUP dan yang berhubungan dengan LUP. Berhubung siswa/i banyak yang sudah melihat LUP maka tidak susah untuk guru saat menjelaskan mengenai LUP. Penjelasan selesai. Seperti biasa guru memberikan contoh soal dan kali ini diselesaikan oleh guru sendiri sambil didikte oleh siswa/i apa saja yang diketahui, ditanya dan bagaimana penyelesaiannya. Penyelesaian selesai dilanjutkan dengan latihan soal. Proses penyelesaian latihan soal kali ini berbeda dengan yang pertama. Kali ini setelah soal-soal selesai didikte oleh guru, siswa/i membentuk kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
sendiri dan berdiskusi dengan teman sebangku, ada juga yang masih bertahan mengerjakan soal-soal secara individual, ada juga yang selalu bertanya kepada guru karena ingin mendapatkan hasil yang baik. Guru juga tidak hanya diam di tempat melainkan sambil jalan-jalan melihat hasil pekerjaan siswa/i. Setelah latihan soal ini selesai, guru meminta kepada salah seorang siswi untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Setelah siswi tersebut menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis, guru beserta seluruh siswa/i membahas bersama-sama. Sebelum pelajaran hari ini usai, guru memberikan pekerjaan rumah (PR) untuk dikerjakan dan nantinya dikumpulkan. Guru mengabsen siswa/i pada akhir pelajaran dan berdoa pulang dipimpin oleh salah seorang siswi. Dan kemudian guru member salam kepada seluruh siswa/i.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Lampiran 13: Deskripsi Pertemuan Kedua(Jumat, 02 Agustus 2013) pada Kelas XI IPA Peneliti dan guru masuk ke dalam kelas setelah bunyi lonceng istirahat. Siswa/i pun juga ikut masuk kelas setelah lonceng istirahat. Seperti biasa guru disapa oleh siswa/i dan pembelajaran siap dimulai. Pada pertemuan sebelumnnya (minggu lalu) guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa/i untuk dikerjakan dan akan dikumpulkan. Ketika guru menanyakan pekerjaan rumah tersebut, hampir seluruh siswa/i mengerjakannya di dalam buku catatan fisika, sehingga tidak dapat dikumpulkan. Oleh karena itu maka guru meminta kepada siswa/i untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Ada dua orang siswi berinisiatif untuk maju ke depan dan menuliskan di papan tulis hasil pekerjaan mereka. Sebelum menuliskan hasil pekerjaan mereka di papan tulis, kedua siswi tersebut bertanya kepada guru mengenai hasil pekerjaan mereka, dengan tujuan meyakinkan diri mereka agar nilai yang didapatkan juga memuaskan. Gurupun memeriksa hasil pekerjaan tersebut. Ketika kedua siswi tersebut menuliskan hasil pekerjaan di papan tulis, guru sambil berkeliling di dalam kelas melihat hasil pekerjaan siswa/i lainnya. Ada soal teori yang guru berikan yaitu mengenai pengertian mata berakomodasi dan mata tak berakomodasi. Seorang siswi yang sama mengangkat tangan dan mau membacakan, tetapi guru memberikan kesempatan kepada siswa/i lainnya. Guru meminta kepada siswa/i itu untuk membacakan hasil pekerjaannya. Tak lama kemudian ada seorang siswi mengangkat tangan dan membacakan hasil pekerjaannya. Setelah siswi tersebut selesai membaca, guru memberikan kesempatan lagi kepada yang lainnya untuk membacakan hasil pekerjaannya. Kemudian ada seorang siswi mengangkat tangan dan membaca hasil pekerjaannya. Kedua jawaban yang diberikan siswi tersebut agak berbeda. Dari perbedaan itu guru mulai membahas satu per satu. Jawaban yang dilontarkan oleh siswi pertama benar, akan tetapi masih kurang tepat sedangkan jawaban siswi kedua benar dan tepat sehingga guru menambahkan dan menyempurnakan pekerjaan rumah tersebut. Tindakan yang guru lakukan saat itu tidak langsung menyalahkan melainkan memberikan jawaban yang dapat diterima siswi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
jawabannya kurang tepat tersebut. Siswi yang menerima tanggapan guru juga menampilkan raut wajah penerimaan dan senang. Masuk pada materi baru yaitu mikroskop. Suasana kelas saat itu adalah tenang dan siswa/i asik membaca buku pegangan tersebut sambil menjawab setiap pertanyaan guru. Ketika guru mau menuliskan persamaan mikroskop di papan tulis, papan masih berisi tulisan sehingga guru meminta tolong kepada siswa/i untuk menghapus papan dan seorang siswa dengan sukarela menghapus papan tulis tersebut. Ketika guru menuliskan persamaan mikroskop yang didikte oleh siswa/i terlihat ada beberapa siswi saling berdiskusi, ada yang duduk dengan tenang, ada yang juga sibuk membaca, ada juga yang menyahut setiap pertanyaan guru serta ada juga yang sibuk mencatat. Guru meminta kepada seorang siswa/i untuk membacakan contoh soal pada buku pegangan yang dipunya. Dan ada seorang siswa yang membantu guru membacakan contoh soal tersebut. Hal lain yang diulangi lagi adalah guru meminta tolong kepada siswa/i untuk menghapus papan tulis dan ada seorang siswa berinisiatif menghapus papan tulis tersebut. Setelah menghapus guru melanjutkan menuliskan proses penyelesaian soal tersebut. Guru dibantu oleh siswa/i sambil didikte apa yang diketahui disoal, apa yang ditanyakan di dalam soal serta menggunakan persamaan apa. Siswa/i benar-benar memperhatikan, karena semua nilai-nilai telah dituliskan di papan tulis maka guru menawarkan kepada siswa/i untuk melanjutkan sampai pada hasil akhir. Karena agak lama dan siswa/i tidak ada yang mau maju maka
guru menunjuk seorang siswa untuk melanjutkan
penyelesaian, dan siswa tersebut menerima serta mau mengerjakan di papan tulis. Pertanyaan pertamapun selesai, dilanjutkan soal yang lain, guru menawarkan kepada siswa/i akan tetapi siswa/i tidak ada yang mau maju, sehingga guru menunjukkan seorang siswa untuk mengerjakan di papan tulis dan dibantu oleh siswa/i lainnya. Seiring berjalannya penyelesaian tersebut, siswa tersebut ternyata kurang tepat dalam menuliskan nilai-nilai yang diketahui sehingga mendapatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
hasil yang tidak sama dengan yang ada di buku. Maka ditanyakan oleh siswi yang lain, sehingga langsung dikoreksi dan diubah oleh guru dan siswi yang lainnya. Seperti biasa, setelah guru memberikan contoh soal, guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan. Guru mendikte soal-soal tersbut dan siswa/i menuliskan soal-soal dalam keadaan tenang. Setelah soal dibacakan, siswa/i langsung mengerjakan bersama teman sekelompok, ada yang diam-diam sendiri mengerjakan, ada juga yang bertanya ketika guru menghampiri. Terlihat ketika ada seorang siswa bertanya kepada guru, siswa tersebut beradu pendapat dengan guru. Dan juga bukan hanya salah satu siswa saja melainkan ada beberapa siswa/i juga yang beradu pendapat dengan guru, dan guru dengan antusias menjelaskannya. Selain itu rasa saling membantu sesama siswa/i yang kesusahan sangat terlihat di dalam kelas ini. Siswa yang sudah selesai membantu siswa yang lain dalam menyelesaikan soal-soal. Setelah beberapa lama kemudian, satu per satu siswa/i membawa hasil pekerjaannya dan ditunjukkan kepada guru untuk diperiksa. Karena sudah banyak siswa/i yang selesai guru meminta salah seorang siswi menuliskan hasil pekerjaan di papan tulis. Ketika siswi tersebut ditunjuk, ia merasa senang dan langsung menerima tugas itu. Dan sambil menunggu siswi tersebut selesai menuliskan di papan tulis, guru sambil membimbing siswa/i yang belum selesai mengerjakan. Siswa/i tersebut tidak dibiarkan sendiri untuk menyelesaikan soal-soal jika kebingungan. Tak lama kemudian guru meminta salah seorang siswa untuk menuliskan soal yang lain di papan tulis. Setelah siswa/i tersebut menuliskan di papan tulis guru dan siswa/i seluruhnya membahas hasil pekerjaan yang ditulis. Materi selanjutnya yang dilanjutkan adalah teropong. Guru mulai menjelaskan mengenai teropong, ketika guru menanyakan jenis-jenis teropong, siswa/i tidak mengetahui macam-macam teropong sehingga guru menjadikan pertanyaan itu menjadi sebuah pekerjaan rumah, dan suasana kelas menjadi ramai karena diberikan pekerjaan rumah. Akan tetapi guru tetap menjelaskan dan menuliskan persamaan teropong di papan tulis dan didikte oleh siswa/i. Model mengajar guru sama seperti sebelumnya yaitu memberikan contoh soal setelah menjelaskan, dan contoh soal dibacakan oleh salah seorang siswa atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
siswi kemudian secara bersama-sama menyelesaikan contoh soal itu dan memberikan latihan soal. Latihan soal yang guru berikan itu didikte oleh guru. Setelah soal dibacakan. Guru bertanya kepada siswa/i soal yang ditanyakan, ada tertulis “sangat jauh” kalimat ini diperdebatkan oleh siswa/i karena sangat mempengaruhi dalam menyelesaikan soal tersebut. Perdebatan berlangsung cukup lama dan ditanggapi oleh guru kemudian siswa/i medapatkan pemecahan masalah ketika membaca ulang pengertian mata berakomodasi dan tidak berakomodasi. Kelas ramai karena perdebatan itu. Siswa/i melanjutkan mengerjakan soal yang diberikan dengan individual dan bekerja sama namun ketenangan tetap terjaga di dalam kelas. Karena menurut guru sudah waktunya cukup untuk menyelesaikan soal, guru menunjuk seorang siswi dan sambil memberikan spidol kepada siswi tersebut untuk menuliskan hasil pekerjaan di dalam kelas. Sambil menunggu siswi tersebut menyelesaikan tulisan di papan tulis, guru mengingatkan kembali kepada siswa/i untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan kelas kembali ramai mendiskusikan pekerjaan rumah tersebut. Siswi tersebut selesai menuliskan di papan tulis dan guru menutup pelajaran hari ini. Guru mengabsen siswa/i satu per satu. setelah mengabsen guru mempersilahkan peneliti untuk menyampaikan keperluan peneliti. Pelajaran ditutup dengan doa oleh salah seorang siswi dan setelah doa selesai, guru disapa dan langsung pulang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Lampiran 14: Deskripsi Pertemuan Pertama (Kamis, 25 Juli 2013) kelas XII IPA Pada pukul 07.15 WIB lonceng sekolah telah berbunyi. Kebiasaan yang dilakukan oleh siswa/i SMA YPPK ST Thomas Wamena adalah masuk ke dalam ruang kelas sebelum guru bidang study yang akan mengajar masuk ke dalam kelas. Sebagian besar anak-anak mematuhi aturan yang dibuat oleh sekolah. Pada hari itu, merupakan hari pertama peneliti melakukan penelitian di kelas XII IPA. Peneliti dan guru bidang study masuk ke dalam kelas pukul 07.30 WIB sesuai dengan jadwal yang ditentukan dari sekolah. Di dalam kelas sudah terdapat siswa/i yang dengan suasana ramai dan tidak gaduh. Siswa/i tersebut sibuk dengan aktivitas dan kegiatan mereka masing-masing sambil menunggu kedatangan guru. Ketika guru dan peneliti masuk kedalam kelas, guru diberi sapa oleh seluruh siswa/i di dalam kelas. Karena pelajaran fisika pada jam pertama hari itu maka sebelum pelajaran dimulai guru meminta salah seorang siswa/i untuk memimpin doa, dan ada seorang siswa berinisiatif untuk memimpin doa. Setelah doa selesai, guru memberikan sedikit pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari. Seluruh siswa/i mendengarkan dengan serius dan tenang. Setelah penjelasan materi yang akan dipelajari, guru meminta kepada siswa/i untuk membentuk kelompok dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru dari hasil pengamatan siswa/i tentang demonstrasi air dan jenis – jenis bahan yang dimasukkan ke dalam air dalam ember tersebut. Guru juga meminta tolong kepada salah seorang siswa untuk mengambil air dalam ember dan meminta tolong kepada salah seorang siswi mengambil batu. Sambil menunggu siswa/i yang dimintai tolong tersebut, guru mempersilahkan siswa/i untuk membentuk kelompok dan menyiapakan kertas yang di buat seperti batu (berbentuk bulat). Alat dan bahan untuk demonstrasipun sudah selesai disiapkan dan demontrasi dimulai. Guru meminta kepada salah seorang siswi untuk memulai demonstrasi dan diperhatikan oleh siswa/i yang lain. Ketika siswa/i diminta untuk memperhatikan ada yang sangat antusias sehingga bertanya-tanya kepada teman kelompoknya dan ada juga yang melihat biasa saja dan ingin dengan segera
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru. Ada pula yang kebingungan melihat demontrasi. Pengamatan ini dilakukan berganti-gantian dikarenakan ember dan air yang digunakna hanya satu untuk jumlah siswa/i yang banyak. Setelah pengamatan selesai guru memberikan waktu kepada siswa/i untuk diskusi kelompok dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Ketika siswa/i mencoba menjawab dalam kelompok, guru berkeliling dimasing-masing kelompok untuk melihat dan memantau siswa/i yang sedang mengerjakan. Suasana kelas saat itu agak tenang, akan tetapi ada beberapa kelompok yang berdiskusi dengan suara pelan, ada juga kelompok yang berdebat dengan teman kelompoknya, ada juga yang hanya diam-diam saja di dalam kelompoknya. Selama proses diskusi berlangsung, guru berjalan killing melihat-lihat kadang sesekali guru ditanya oleh siswa/i atau guru mengoreksi hasil pekerjaan siswa/inya. Hal lain yang juga terjadi ketika proses diskusi adalah ketika siswa/i dalam berdiskusi merasa kesusahan, maka salah satu teman kelompoknya bertanya kepada guru. Proses diskusipun selesai, dan guru memberikan kesempatan kepada siswa/i perwakilan kelompok yang mau membacakan hasil diskusi kelompoknya. Beberapa menit kemudian, ada seorang siswa mengangkat tangan dan mengajukan diri untuk membacakan hasil diskusinya. Setelah siswa ini membacakan hasil pekerjaan kelompok, guru memberikan kesempatan lagi kepada siswa/i untuk membacakan hasil diskusi. Tak lama kemudian, ada seorang siswi yang mengajukan diri untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Setelah semua siswi tersebut membaca, guru mulai menyimpulkan satu per satu hasil diskusi kelompok. Suasana kelas saat itu sangat tenang dan nyaman untuk dipakai belajar. Guru melanjutkan menjelaskan materi selanjutnya sambil bertanya kepada siswa/inya. Dalam proses pembelajaran ini guru menggunakan model tanya jawab karena materi yang diberikan mengenai teori gelombang. Siswa/i antusias menjawab setiap pertanyaan guru, merasa senang karena ada bahan diskusi, siswa/i juga kadang mencuri-curi kesempatan untuk membaca buku panduan yang dipegang sambil menjawab pertanyaan, dan terlihat siswa/i tidak merasa bosan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
dengan teori gelombang yang diajarkan oleh guru. Selain teori gelombang yang diajarkan guru, guru juga memberikan persamaan-persamaan dalam gelombang. Penjelasan pun selesai, dilanjutkan dengan contoh soal. Dalam penyelesaian contoh soal, guru meminta kepada siswa/i mendikte cara menyelesaikan soal-soal seperti apa yang diketahui pada soal, apa yang ditanyakan, dan menggunakan persamaan apa dalam menyelesaikan soal. Siswa/i menyelesaikan secara bersama-sama, kompak-kompakan mendikte sedangkan guru yang menuliskan dipapan tulis. Selama proses penyelesaian contoh soal, nampaknya ada seorang siswi yang belum paham, dan siswi tersebut bertanya kepada guru penyelesaian yang tidak dipahami. Kemudian guru dengan antusias menjelaskan ulang apa yang tidak dipahami siswi tersebut. Akan tetapi, penjelasan guru tersebut menimbulkan perdepatan antar seorang siswa dan siswi. Perdebatan ini mengenai perhitungan campuran. Dan guru dengan lebih antusias lagi menjelaskan bahkan menanyakan kembali kepada siswa/i tersebut dan akhirnya siswa/i tersebut paham apa yang dijelaskan dan bagaimana bentuk penyelesaiannya. Contoh soal yang diberikan guru itu biasanya mengacu pada latihan soal yang akan diberikan guru. Setelah contoh soal yang diberikan guru. Akhirnya guru memberikan latihan soal. Soal-soal yang diberikan didikte oleh guru dan siswa/i mencatat. Tidak ada siswa/i yang rebut atau berusaha untuk merusak suasana kelas. Setelah soal selesai didikte oleh guru, guru memberikan kesempatan kepada siswa/i untuk menyelesaikan soal-soal tersebut secara kelompok atau mandiri sesuai keinginan siswa/i masing-masing. Akan tetapi banyak siswa/i memilih untuk saling bekerjasama, membantu dan diskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan soal-soal. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan telah usai, guru meminta kepada beberapa siswa/i untuk maju ke depan dan menuliskan hasil pekerjaannya dipapan tulis. Dan ada tiga orang siswi maju kedepan dan menuliskan hasil pekerjaannya. Setelah ditulis dipapan tulis, guru dan siswa/i secara bersama-sama mengoreksi hasil pekerjaan tersebut. Waktu pelajaran fisika hampir usai, sebelum diakhiri guru bersama-sama dengan siswa/i menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari itu. Saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
menyimpulkan bersama ada siswa/i yang ikut menyimpulkan atau memeberikan pendapat, ada juga yang hanya diam-diam saja sambil memasukan buku-buku kedalam tas. Menyimpulkan bersama telah selesai, guru memberitahukan kepada siswa/i bahwa minggu depan atau pertemuan berikutnya akan diadakan kuis. Kebiasaan yang dilakukan guru bidang study fisika ini adalah mengabsen siswa/i selalu pada akhir pelajaran dengan tujuan guru tahu siapa saja yang mengikuti pelajaran dari awal sampai akhir. Guru disapa dan keluar dari kelas. Guru keluar kelas tepat pada waktunya (ditandai dengan bunyi lonceng pergantian jam mengajar).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Lampiran 15: Deskripsi Pertemuan Kedua (Sabtu, 03 Agustus 2013) kelas XII IPA Pada hari ini, hari sabtu 03 Agustus 2013 bukan jam pelajaran fisika. Akan tetapi guru fisika menggunakan jam tersebut untuk mengajarkan fisika dan keperluan penelitian. Sehingga siswa/i yang hadir adalah siswa/i yang tahu akan pengumuman perubahan jadwal pelajaran tersebut. Pelajaran dimulai pukul 08.00 WIP. Sebelum mulai, doa dipimpin oleh seorang siswa. Karena pada pertemuan sebelumnnya, guru menjanjikan kepada siswa/i pada pertemuan berikutnya akan diadakan kuis, maka memulai pelajaran hari
ini
diawali
dengan
kuis.
Guru
meminta
kepada
siswa/i
untuk
mempersiapakan diri sebelum kuis. Soal kuis dibacakan oleh guru. Kuis ini diadakan kurang lebih 15 menit. Selama proses penyelesaian soal-soal kuis ada siswa/i yang dengan diam dan tenang mengerjakan soal-soal tersebut, ada juga yang mulai bergerak melirik ke depan kebelakang dan kesamping, bahkan ada yang bertanya kepada teman dibelakangnya. Karena guru duduk didepan dan tidak melihat kebelakang sehingga guru tidak mengetahui hal tersebut. Dan mulai satu per satu siswa/i mengumpulkan hasil pekerjaannya. Setelah beberapa lama kemudian guru mulai berkeliling melihat dan memantau siswa/i. Waktu kuis hampir usai guru menegur salah seorang siswa karena belum selesai mengerjakan tetapi bertanya-tanya kepada teman yang lain. Kuis selesai, guru lanjutkan ke materi selanjutnya yaitu gelombang stasioner. Guru mulai menjelaskan, memberikan contoh gelombang pada kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran yang digunakan guru sama seperti yang digunakan guru pada kelas XI IPA. Guru menuliskan persamaan gelombang dipapan tulis sambil didikte oleh siswa/i. Terlihat suasana sangat tenang dan siswa/i memperhatikan yang dijelaskan oleh guru sambil membaca buku panduan yang ada. Ketika guru sedang menuliskan persamaan dipapan tulis mengenai letak simpul, terlihat siswa/i belum tanggap maksud guru mengenai letak simpul tersebut. Siswa/i kebingungan dan tidak bias menjawab maksud guru, akan tetapi guru menjelaskan ulang dan berbicara sambil menggunakan gerakan tangan mengenai simpul yang dimaksudkan dalam suatu soal nantinya, dan hasilnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
siswa/i mengerti penjelasan guru. Dilanjutkan dengan contoh soal yang dibacakan oleh salah seorang siswa, dan kemudian guru bersama siswa/i menyelesaikan soal yang diberikan, masalah yang sama terjadi lagi ketika penyelesaian contoh soal tersebut. Tampaknya siswa/i benar-benar belum paham yang dimaksud dengan letak simpul ataupun perut dalam gelombang. Sekali lagi dijelaskan oleh guru dalam penyelesaian soal tersebut. Ada perdebatan ketika hasil yang didapatkan tidak sama dengan buku panduann yang ada, ketika guru diberitahu oleh seorang siswa, guru melihat kembali hasil pekerjaan dipapan tulis, dan ketika melihat-lihat terdapat kekeliruan dalam penggunaan persamaan dan guru bersama siswa/i menyelesaikan ulang contoh soal tersebut. Dalam hal ini guru mampu menerima masukan dan pemberian pendapat dari siswa/i serta mampu mengakui kekeliruan yang ada. Setelah selesai mengerjakan contoh soal. Guru melanjutkan dengan memberikan latihan soal. Guru selalu mengingatkan untuk membaca soal sebaikbaiknyanya dengan teliti karena akan mengecoh siswa/i dalam penggunaan persamaan. Suasana kelas sangat tenang dan diam, siswa/i mengerjakan secara individual, tidak seperti pertemuan sebelumnya yang tanpa disuruh sudah mencari teman untuk diskusi bahkan berkelompok besar menyelesaikan soal-soal yang ada. Guru setelah memberikan latihan soal, guru tidak hanya tinggal dikursi dan menunggu melainkan berjalan keliling melihat dan memantau siswa/i dalam proses peyelesaian soal-soal. Sesekali ada siswa/i yang bertanya kepada guru jika tidak paham. Siswa/i sering bertanya kepada guru sampai mendapatkan hasil yang maksimal atau telah dinyatakan benar dari guru. Setelah berjalan kurang lebih 30 menit, guru meminta seorang siswa maju kedepan papan tulis dan menuliskan hasil pekerjaannya. Dan setelah selesai ditulis, guru dan siswa membahas bersama- sama, karena tidak ada pertanyaan dari siswa/i guru melanjutkan materi ke gelombang stasioner pada ujung terikat. Guru mulai menjelaskan sambil memberitahukan contoh gambar gelombang stasioner ujung terikat. Guru menuliskan persamaannya dipapan tulis sambil didikte oleh siswa/i. Ketika siswa/i mulai mendikte persamaan dan guru bertanya meyakinkan siswa/i mengenai perbedaan persamaan ujung terikat dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
ujung bebas pada letak perut dan letak simpul. Siswa/i aktif jika mendikte persamaan atau menjawab setiap pertanyaan guru. Bahkan mampu berargumen dengan teman dan guru jika ada kekeliruan. Dan akhirnya penjelasanpun selesai, guru mulai membacakan latihan soal dan siswa/i mencatat. Kelas selalu tenang jika pembacaan soal latihan. Siswa/i mendengar, menyimak dan mencatat dengan tenang. Guru menanyakan kepada siswa/i bagi sukarelawan yang mau menyelesaikan soal tersebut, dan langsung ada seorang siswi menawarkan diri untuk menuliskan dipapan tulis. setelah menuliskan apa yang diketahui dalma soal, dan apa yang ditanyakan dalam soal, siswa/i mulai menerka-nerka menggunakan persamaan yang mana, guru tidak melepas siswa/i dalam perdebatan itu akan tetapi membantu siswa/i dan memberitahukan yang benar kepada siswa/i. Penyelesaian soalpun selesai, namun ada seorang siswa dan siswi bertanya mengenai penggunaan persamaan. Siswa dan siswi tersebut kebingungan dan guru memberitahukan letak perbedaan penggunaan persamaan. Karena kebingungan guru meminta kepada siswa/i untuk menggambarkan depalan (8) perut dipapan tulis serta meminta kepada siswi tersebut memberitahukan kepada siswa/i yang lain mana yang disebut perut. Masuk pada materi baru yaitu cepat rambat gelombang transversal dalam dawai. Karena alat yang digunakan untuk mengukur cepat rambat tidak ada secara nyata maka guru menjelaskan dan memperlihatkan gambar tersebut kepada siswa/i satu per satu. Guru juga menuliskan persamaannya dipapan tulis dan dibantu oleh siswa/i secara bersama-sama, guru juga meminta kepada salah seorang siswa/i untuk membacakan contoh soal, dan secara langsung seorang siswi meminta untuk membacakan contoh soal tersebut dan secara langsung juga guru meminta kepada siswa/i untuk menuliskan dan menyelesaikan contoh soal tersebut, dan ternyata tidak ada yang mau dan saling menunjuk serta tolak menolak, akan tetapi ada seorang siswi yang maju kedepan dan menuliskan dipapan tulis, perdebatanpun terjadi saat siswi tersebut menuliskan persamaan dipapan tulis dan terjadi kekeliruan dalam penulisan. Saling kerja sama, menuntun, berdebat itu terjadi saat itu juga suasan kelaspun menjadi ramai dan sambil dituntun oleh guru dalam menyelesaikan soal tersebut. Permasalahan lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
yang terjadi dalam menyelesaikan soal tersebut adalah perhitungan matematika, siswa/i belum paham dan sambil menerka-nerka bagaimana memecahkan masalah perhitungan tersebut. Setelah selesainya penjelasan guru, seorang siswa bertanya mengenai penyelesaian soal tersebut ulang karena belum dipahami. Guru tetap menjelaskan dengan sabar dan perlahan. Karena waktu hampir usai maka guru memberikan pekerjaan rumah keapda siswa/i, guru membacakan soal dan siswa/i mencatat soal tersebut. Guru juga mulai memperingati kepada siswa/i mengenai hasil kuis yang telah dilakukan. Banyak siswa/i yang belum paham mengenai penggunaan persamaan, dalam kuis diminta menuliskan persamaan akan tetapi banyak siswa/i menuliskan pengertian dari gelombang. Jam pelajaran usai, guru mempersilahkan peneliti untuk menyampaikan keperluan peneliti. Peneliti membagikan angket dan berbincang-bincang dengan beberapa siswa/i. Seiring pengisian angket ada seorang siswa bertanya mengenai pernyataan dalam angket tersebut yaitu mengenai “saya bersyukur kepada Tuhan karena masih dilindungi dari bencana gempa” dan peneliti mulai menjelaskan maksud dari pernyataan tersebut. Keperluan penelitipun selesai. Dilanjutkan dengan guru mengabsen siswa/i, berdoa pulang yang dipimpin oleh seorang siswi dan guru disapa sebelum keluar dari dalam kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 16: Kuesioner kelas XI IPA
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 17: Kuesioner Kelas XII IPA
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Lampiran 18 : Foto Pengambilan Data Pertemuan Pertama Kelas XI IPA
Gambar 1. Siswa sedang mengerjakan tugas secara mandiri dan guru menuliskan persamaan-persamaan fisika secara mandiri
Gambar 2. Siswa sedang bertanya kepada guru
Gambar 3. Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4. Guru memeriksa pekerjaan siswa dan berdiskusi bersama siswa
Gambar 5. Siswi-siswi yang berdiskusi bersama
Gambar 6. Siswa/i mengerjakan soal secara mandiri
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Gambar 7. Siswa-siswa saling berdiskusi dan berkomunikasi bersama tanpa melihat perbedaan suku
Gambar 8. Siswa meminta kepada guru untuk memeriksa hasil pekerjaan dan berdiskusi bersama guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Lampiran 19: Foto Pengambilan Data Pertemuan Kedua Kelas XI IPA
Gambar 9. Guru secara mandiri menuliskan persamaan-persamaan dipapan tulis
Gambar 10. Siswa mengerjakan soal di papan tulis dan dipantau oleh guru
Gambar 11. Guru melihat dan berdiskusi dengan siswa hasil pekerjaan soal yang diberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 12. Siswi saling kerjasama tanpa memandang suku
Gambar 13. Siswa meminta guru memeriksa hasil pekerjaan
Gambar 14. Siswi-siswi bekerja sama mengerjakan soal yang diberikan
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 15. Guru memantau keadaan siswi yang mengerjakan soal
Gambar 16. Guru memeriksa pekerjaan siswa/i
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
Lampiran 20: Foto Pengambilan Data Pertemuan Pertama Kelas XII IPA
Gambar 17. Siswa/i bersama-sama mendiskusikan percobaan pengantar yang diberikan oleh guru sebelum memulai materi
Gambar 18. Siswa mengerjakan hasil diskusi secara mandiri
Gambar 19. Siswa/i bekerja sama dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 20. Siswi mengerjakan hasil diskusi secara mandiri
Gambar 21. Seorang siswi membantu menjelaskan kepada siswi yang lain
Gambar 22. Siswa/i mengerjakan soal yang diberikan secara kelompok
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Lampiran 21: Foto Pengambilan Data Pertemuan Kedua Kelas XII IPA
Gambar 23. Guru menjawab pertanyaan dari seorang siswa
Gambar 24. Guru bersama siswa/i berdiskusi bersama membahas jawaban yang dikerjakan salah seorang siswi
Gambar 25. Seorang siswa mengerjakan soal