PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: Regina Megawati Kusuma NIM : 091434057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHRAMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto:
“TIDAK ADA MOTTO YANG BERLEBIHAN, HANYA JALANI HIDUP SESUAI DENGAN RENCANA TUHAN”
Ku Persembahkan Karya Ini Untuk :
ORANG TUAKU TERCINTA, ADIKADIKKU DAN SELURUH KELUARGA BESARKU. UNIVERSITAS SANATA DHARMA. TEMAN-TEMAN SEPERJUANGAN DI PENDIDIKAN BIOLOGI. SEMUA PIHAK YANG MENDUKUNG.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada materi Archaebacteria dan Eubacteria. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dan dilaksanakan dalam dua siklus yang didesain menggunakan model Sanford dan Kemmis. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta berjumlah 30 siswa. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes, observasi, dan kuesioner. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata dan prosentase pencapaian KKM siswa. Setelah diberikan tindakan kelas, presentase siswa yang tuntas belajar 13,33% dengan nilai rata-rata kelas 46,17 pada posttest siklus I, dan meningkat menjadi 73,33% siswa yang tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 73,67 pada posttest siklus II. Motivasi siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan prosentase siswa yang termotivasi berdasarkan hasil observasi pada siklus I yaitu 65% dan meningkat menjadi 75% pada siklus II. Hasil kuesioner motivasi belajar siswa juga mengalami peningkatan dari hasil kuesioner awal yaitu 78% yang sudah dalam kategori tinggi meningkat menjadi 79% pada hasil kuesioner akhir. Berdasarkan hal tersebut, maka dinilai telah terjadi peningkatan hasil belajar dan motivasi belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Kata Kunci : (1) Hasil belajar, (2) model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togeteher (NHT), Archaebacteria dan Eubacteria
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the learning outcomes and the increasing of student motivation by implementing cooperative learning method type Numbered Head Together at Archaebacteria and Eubacteria. This study is a class action research and was conducted in two cycles designed using the model of Sanford and Kemmis. Subjects in this study were students of class X-2 Pangudi Luhur High School of Yogyakarta in total 30 student. Data collection techniques used in this study were test, observation, and questionnaires. Data analysis done was qualitative and quantitative descriptive analysis. Once the cooperative learning method Numbered Head Together applied the student learning outcomes increased. This is indicated by an increase of the average grade and the percentage of student KKM. After class action was taken the percentage of students who passed the examination reached to 13,33% with an average score of 46,17 in the posttest of the first cycle, and increased to 73,33% of students who passed the exam with an average grade of 73,67 in the posttest of the second cycle. Motivation of students also increased from cycle I to cycle II. This is evidenced by an increase of the percentage of motivated students as indicated by the results of the observation. It reached 65% in the first cycle and increased to 75% in the second cycle. The students learning motivation measured by questionnaires also increased from first measurement
78% in high category to 79% in the last
measurement. Based on that, if can be concluded that there was an increase of student learning outcome and motivation after participating in the learning process by implementing the cooperative learning type Numbered Head Together . Key word: (1) Learning product (2) cooperative learning methods type Numbered Head Together (NHT), Archaebacteria and Eubacteria
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini diberi judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together pada Materi Archaebacteria dan Eubacteria dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, ddan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang memberikan rahmat kehidupan, kekuatan, dan penyertaan kepada penulis dari lahir hingga detik ini. 2. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. Dan Ibu Luisa Diana Handoyo, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 5. Kepala sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk pelaksanaan penelitian. 6. Guru mata pelajaran Biologi kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian. 7. Segenap staf guru dan karyawan serta siswa dan siswi kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu pelaksanaan penelitian. 8. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Biologi yang telah membimbing dan mengajari penulis selama belajar di Program Studi Pendidikan Biologi. 9. Bapak dan ibu serta saudari-saudariku Tika dan Ata yang selalu memberikan penulis dukungan dan doa selama menjalani tugas studi. 10. Seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan doa dan dukungan pada penulis dalam melaksanakan tugas studi. 11. Sahabat-sahabat SHMILY yang selalu memotivasi, mendukung, dan membantu peneliti dalam studi maupun dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12. Sahabat-sahabat Pendidikan Biologi angkatan 2009 Universitas Sanata Dharma yang tidak saya sebutkan satu per satu. Terimakasih atas segala dukungan, semangat, dan doa dalam mengerjakan skripsi ini. 13. Agnes, Efi, Yani, Arsya, Naomi dan seluruh teman-teman di Wisma Rosari yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa dalam penyelesaian skripsi ini. 14. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan doa, bantuan, dan dukungan kepada peneliti.
Penulis
Regina Megawati Kusuma
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................... vi ABSTRAK ................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................. viii KATA PENGANTAR .................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Batasan Masalah ............................................................................... 5 D. Variabel ............................................................................................ 6 E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran .................................................................. 8 B. Motivasi Belajar ................................................................................ 9 C. Hasil Belajar ..................................................................................... 11 D. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ................................. 15 2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ...................................... 16 3. Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif......... 17 4. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif ............................................ 17 5. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ................................. 18 6. Variasi atau Tipe dalam Model Pembelajaran Kooperatif ............ 18 E. Numbered Head Together (NHT) ...................................................... 20 F. Archaebacteria dan Eubacteria 1. Karakteristik Materi..................................................................... 21 2. Materi Archaebacteria dan Eubacteria ......................................... 23 G. Hasil penelitian yang Relevan ........................................................... 23 H. Kerangka Berpikir ............................................................................. 24 I. Hipotesis ........................................................................................... 25
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian.................................................................................. 26 B. Desain Penelitian............................................................................... 26 C. Setting Penelitian .............................................................................. 27 D. Rancangan Tindakan 1. Pra Tindakan ............................................................................... 28 2. Siklus I ........................................................................................ 28 3. Siklus II ....................................................................................... 34 E. Metode Pengumpulan Data 1. Tes .............................................................................................. 37 2. Observasi .................................................................................... 37 3. Kuesioner .................................................................................... 38 F. Instrumen Penelitian 1. Perangkat Pembelajaran............................................................... 38 2. Pengumpulan Data ...................................................................... 39 G. Validitas Instrumen ........................................................................... 41 H. Analisis Data 1. Analisis Hasil Tes........................................................................ 42 2. Analisis Lembar Observasi .......................................................... 43 3. Analisi Lembar Kuesioner ........................................................... 45 I. Indikator Keberhasilan ...................................................................... 46 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Pra Tindakan ............................................................................... 47 2. Pelaksanaan Siklus I .................................................................... 48 3. Pelaksanaan Siklus II ................................................................... 64 B. Hasil Penelitian 1. Hasil Belajar................................................................................ 76 2. Motivasi Belajar .......................................................................... 78 C. Pembahasan 1. Peningkatan Hasil Belajar (Aspek Kognitif) ................................ 81 2. Peningkatan Motivasi Belajar ...................................................... 85 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 91 B. Saran ................................................................................................. 91 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 93
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
Tabel Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 Pada Materi Archaebacteria dan Eubacteria Tahun Ajaran 2012/2013 .................................................. 2
Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ............................. 18
Tabel 2.2
Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif ...... 19
Tabel 2.3
Langkah dalam Menggunakan Numbered Head Together ................... 21
Tabel 3.1
Metode Pengumpulan Data ................................................................. 36
Tabel 3.2
Kisi-kisi Lembar Observasi ................................................................ 39
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner ............................................................................. 41
Tabel 3.4
Panduan Pemberian Skor Lembar Observasi ....................................... 43
Tabel 3.5
Prosentase Sikap dan perilaku............................................................. 45
Tabel 3.6
Panduan Pemberian Skor Kuesioner ................................................... 45
Tabel 3.7
Pedoman Ketegori Motivasi Siswa ..................................................... 46
Tabel 3.8
Target Pencapaian ............................................................................... 46
Tabel 4.1
Hasil Analisis Nilai Pretest Sisw.......................................................... 76
Tabel 4.2
Hasil Analisis Nilai Posttest Siklus I .................................................... 77
Tabel 4.3
Hasil Analisis Nilai Posttest Siklus II .................................................. 78
Tabel 4.4
Haail Analisis Lembar Observasi Motivasi Belajar Siklus I ................. 79
Tabel 4.5
Hasil Analisis Lembar Observasi Motivasi Belajar Siklus II ................ 79
Tabel 4.6
Hasil Analisis Lembar Kuesioener Motivasi Awal Siswa ..................... 80
Tabel 4.7
Hasil Analisis Lembar Kuesioner Motivasi Akhir Siswa ...................... 81
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7 Gambar 4.8 Gambar 4.9 Gambar 4.10 Gambar4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19
Siklus PTK yang Dikembangkan Sanford dan Kemmis .................... 27 Siswa Mengerjakan Kuesioner Awal ............................................... 51 Siswa Mengerjakan Pretest .............................................................. 53 Siswa Berdiskusi Kelompok ............................................................ 56 Kondisi Siswa Ketika Berkelompok ................................................. 59 Kegiatan Tanya-Jawab ..................................................................... 60 Tabel Skoring Tanya-Jawab ............................................................. 60 Peneliti Menyampaikan Materi ........................................................ 60 Siswa Mengerjakan Posttest Siklus I ................................................ 61 Antusiasme Siswa Ketika Peneliti Menyampaikan Tujuan Pembelajaran .................................................................................. 67 Kegiatan Berkelompok Siswa .......................................................... 69 Peneliti Menyampaikan Materi ........................................................ 72 Kegiatan Tanya-Jawab dengan Siswa............................................... 72 Tabel Skoring Tanya-Jawab Siklus II ............................................... 73 Siswa Mengerjakan Posttest Siklus II ............................................... 74 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa ................ 83 Grafik Motivasi Belajar Siswa Hasil Lembar Observasi ................... 86 Grafik Prosentase Motivasi Belajar Siswa Hasil Lembar Observasi Siklus I dan Siklus II....................................................................... 87 Grafik Motivasi Belajar Siswa Hasil Lembar Kuesioner.................. 88 Grafik Prosentase Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Penelitian Hasil Lembar Kuesioner ................................................. 89
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Silabus ................................................................................... 95
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I........................... 99
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa Siklus I .................................................. 104
Lampiran 4
Kisi-Kisi Soal Pretest ............................................................. 105
Lampiran 5
Soal Pretest ............................................................................ 106
Lampiran 6
Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring Pretest........................ 110
Lampiran 7
Kisi-Kisi Soal Posttest Siklus I ............................................... 111
Lampiran 8
Soal Posttest Siklus I .............................................................. 112
Lampiran 9
Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring Posttest Siklus I .......... 115
Lampiran 10 Rangkuman Materi ................................................................. 116 Lampiran 11 Lembar Kuesioner Motivasi Awal .......................................... 125 Lampiran 12 Lembar Observasi Motivasi Siswa ......................................... 126 Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 127 Lampiran 14 Lembar Kerja Siswa Siklus II ................................................. 132 Lampiran 15 Kisi-Kisi Soal Posttest Siklus II.............................................. 133 Lampiran 16 Soal Posttest Siklus II............................................................. 134 Lampiran 17 Kunci Jawaban dan Pedoman Skoring Posttest Siklus II ......... 137 Lampiran 18 Lembar Kuesioner Motivasi Akhir ......................................... 138 Lampiran 19 Lembar Observasi Motivasi Siklus II ..................................... 139 Lampiran 20 Analisis Nilai Pretest .............................................................. 140 Lampiran 21 Contoh Hasil Pretest Siswa..................................................... 141 Lampiran 22 Analisis Nilai Posttest Siklus I................................................ 147 Lampiran 23 Contoh Hasil Posttest Siswa Siklus I ...................................... 148 Lampiran 24 Analisis Nilai Posttest Siklus II .............................................. 152 Lampiran 25 Contoh Hasil Posttest Siklus II ............................................... 153 Lampiran 26 Analisis Lembar Observasi Siklus I ........................................ 157 Lampiran 27 Contoh Hasil lembar Observasi Siklus I ................................. 158 Lampiran 28 Analisis Lembar Observasi Siklus II....................................... 160 Lampiran 29 Contoh Hasil Lembar Observasi Siklus II ............................... 161 Lampiran 30 Analisis Lembar Kuesioner Motivasi Awal ............................ 163 Lampiran 31 Contoh Hasil Kuesiner Motivasi Awal ................................... 164 xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 32 Analisis Lembar Kuesioner Motivasi Akhir............................ 166 Lampiran 33 Contoh Hasil Lembar Kuesioner Motivasi Akhir .................... 167 Lampiran 34 Surat Ijin Penelitian ................................................................ 169 Lampiran 35 Surat Keterangan Selesai Penelitian........................................ 170
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Arti kata pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam dunia pendidikan, belajar adalah hal yang sering kita dengar. Menurut Suprijono (2009) sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Sedangkan secara sederhana Anthony Robbins dalam Trianto (2009) mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dalam proses kegiatan belajar mengajar peran guru dan siswa tidak dapat dihilangkan. Meskipun sekarang proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa namun peran guru dalam proses pembelajaran juga penting. Dalam kegiatan belajar guru haruslah bersikap aktif dalam membimbing siswa, sehingga siswa merasa nyaman dan senang ketika mengikuti proses pembelajaran, sehingga mudah dalam memahami materi ketika belajar. Menurut Usman (2009) guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Usman (2009) juga menambahkan peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principles of student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
konselor. Sedangkan siswa dalam proses pembelajaran seharusnya secara aktif mengumpulkan banyak ilmu dan pengetahuan yang nantinya dapat siswa gunakan dalam kehidupan mereka. Ketika di lingkungan sekolah siswa secara aktif mengumpulkan banyak ilmu baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non akademik. Biologi adalah salah satu mata pelajaran yang termasuk ilmu dalam bidang akademik. Pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) baik program regular maupun program IPA juga mempelajari Biologi. Biologi sendiri merupakan salah satu ilmu dasar yang ikut menentukan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari hasil observasi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, mata pelajaran Biologi yang hakikatnya merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) dianggap oleh para peserta didik sebagai salah satu pelajaran yang susah dimengarti, terlebih bagi para peserta didik yang duduk di bangku kelas X. Materi Archaebacteria dan Eubacteria dalam mata pelajaran Biologi yang dipelajari oleh para peserta didik di semester 1 termasuk materi yang sulit, terlebih dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang tinggi yaitu 75. Data hasil belajar siswa kelas X-2 tahun ajaran 2012/2013 pada materi Archaebacteria dan Eubacteria dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini: Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Kelas X-2 Pada Materi Archaebacteria dan Eubacteria Tahun Ajaran 2012/2013 Analisis Hasil Nilai Analisis Hasil Analisis Hasil Analisis Hasil Ulangan Harian Remidial I Remidial II Nilai Akhir Siswa • Jumlah siswa 36 • Jumlah siswa yang • Jumlah siswa yang • Jumlah siswa orang. mengikuti remdial I mengikuti remidial II 36 orang berjumlah 24 orang. berjumlah 27 orang. • Siswa yang tuntas • Siswa yang 6 orang. • Tidak ada siswa • Siswa yang tuntas 4 tuntas 10 orang yang tuntas. orang • Siswa yang tidak • Siswa yang tuntas 30 orang. • Siswa yang tidak • Siswa yang tidak tidak tuntas 26 tuntas 24 orang. tuntas 23 orang orang • Nilai rata-rata kelas hasil ulangan • Nilai rata-rata hasil • Nilai rata-rata hasil • Nilai rata-rata 36,9 remedial I 40 remedial II 55,9 kelas 55,8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai siswa kelas X-2 tahun ajaran 2012/2013 pada materi Archaebacteria dan Eubacteria masih sangat kurang. Ketika proses belajar mengajar guru lebih menggunakan metode ceramah dan dilanjutkan dengan proses diskusi yang diharapkan dapat memotivasi siswa dalam belajar, namun siswa juga masih saja sering ribut sendiri dan kurang berpartisipasi aktif ketika pelajaran maupun ketika berdiskusi. Dari permasalahan tersebut peneliti ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Toghether pada materi Archaebacteria dan Eubacteria untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Pembelajaran kooperatif lebih mengajak siswa untuk dapat bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil. Roger, dkk. (1992) dalam Huda Miftahul (2012) menyatakan cooperative learning is group learning activity organized in such a way that learning is based on the socially structured change of information between learners in group in which each learner is held accountable for his or her own learning and motivated to increase the learning of others (Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang dioorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pebelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain). Proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif kegiatan belajaranya lebih kepada kegiatan kelompok, dimana nantinya para peserta didik akan belajar ke dalam kelompok-kelompok kecil. Dengan kegiatan belajar seperti itu siswa diharapkan akan lebih belajar mandiri, berani
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
mengungkapkan pendapat, dan saling bekerja sama. Huda Miftahul (2012) menyatakan siswa-siswa dalam kelompok kooperatif lebih sering bekerja sama, lebih terkoordinasi, dan lebih memerhatikan pembagian kerja yang setara antar setiap anggota didalamnya. Mereka juga lebih peduli pada gagasan orang lain, lebih efektif berkomunikasi, lebih termotivasi untuk mencapai tujuan bersama, dan lebih produktif dalam setiap usaha mereka dibandingkan dengan rekanrekannya yang berada dalam kelompok kompetitif. Hal serupa juga sama, dari hasil meta-analisis yang dilakukan oleh Jhonson dan beberapa rekannya tahun 1981 dalam Huda Miftahul (2012) dari hasil meta-analisis mereka terhadap 122 studi yang meneliti pengaruh-pengaruh pembelajaran kooperatif, kompetitif, dan individualistik terhadap prestasi belajar siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat memberikan pencapaian dan produktivitas yang lebih tinggi (seperti, semangat untuk belajar) dari pada pembelajaran kompetitif atau individualistik. Numbered Head Together merupakan salah satu tipe model pada pembelajaran kooperatif. Numbered Head Together secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Selain hal tersebut, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dikarenakan melihat dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Fitriastuti, dengan diterapkanya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Peneliti berharap diterapkannya model pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered
Head
Together
pada
materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Archaebacteria dan Eubacteria dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah Apakah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together pada materi Archaebacteria dan Eubacteria dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta?
C. Batasan Masalah Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topik kajian maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian dan menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam hal ini adalah: 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar a. Standar Kompetensi : 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. b. Kompetensi Dasar : 2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria serta peranannya bagi kehidupan. 3. Model Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together yang dikembangkan oleh Trianto dengan tahapan penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir berasama dan menjawab.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
4. Materi Pokok Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Archaebacteria dan Eubacteria. 5. Parameter Parameter keberhasilan yang diukur pada penelitian ini berupa motivasi siswa dan hasil belajar yang mencakup hanya pada aspek kognitif. Pencapaian motivasi belajar siswa dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan lembar kuesioner dan observasi siswa, sedangkan pencapaian hasil belajar siswa pada penelitian ini diukur menggunakan nilai hasil tes.
D. Variabel Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Sedangan variabel terikatnya adalah motivasi dan hasil belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togheter pada materi Archaebacteria dan Eubacteria.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru a.
Memperkenalkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together kepada guru sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran Biologi.
b.
Memotivasi guru untuk dapat menerapkan model-model pembelajaran yang ada ketika proses belajar mengajar.
2. Bagi Siswa a. Memperkenalkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togheter kepada siswa yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. b. Membantu siswa memahami materi Archaebacteria dan Eubacteria dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. c. Menambah motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. 3. Bagi Peneliti a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama berada di bangku kuliah. b. Peneliti juga memperoleh jawaban atas permasalahan yang ditemukan disekolah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran Kata belajar sering kali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dalam dunia pendidikan. Dalam pandangan sederhana belajar adalah suatu proses mendapatkan suatu ilmu baru atau proses dari yang tidak tahu menjadi tahu. Menurut Oemar Hamalik (2003) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian tersebut, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Dimana hasil yang diperoleh dari belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian tersebut sangat berbeda dengan pandangan sederhana yang sering kita dengar, bahwa belajar adalah suatu proses mendapatkan suatu ilmu baru atau proses dari yang tidak tahu menjadi tahu. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antara peserta didik dalam rangka perubahan sikap. Menurut Trianto (2009) pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana diantara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan.
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
B. Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata “motif”, yang diartikan sebagai faktor yang mendorong seseorang/individu untuk bertindak atau berperilaku tertentu. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu (Uno, 2008). Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti: 1) Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; 2) Usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Menurut Santrock (2009), motivasi melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengandung energi, memiliki arah, dan dapat dipertahankan. Motivasi bisa berupa motivasi ekstrinsik maupun motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain. Motivasi ekstrinsik seringkali dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti penghargaan dan hukuman. Persepektif ilmu perilaku menekankan
pentingnya
motivasi
ekstrinsik
dalam
prestasi,
sementara
pendekatan humanistic dan kognitif menekankan pentingnya motivasi instrinsik dalam prestasi. Motivasi instrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri. Santrock (2009), menyatakan dalam psikologis terdapat empat persepektif yang berbeda dalam menjelaskan motivasi dengan cara berbeda pula, yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
10
Perspektif ilmu perilaku Persepektif ilmu perilaku menekankan penghargaan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi seorang siswa. Insentif adalah stimulus atau kejadian positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku seorang siswa.
2.
Perspektif humanistik Persepektif humanistik menekankan kapasitas siswa untuk pertumbuhan pribadi, kebebasan untuk memilih nasib mereka sendiri, dan kualitas-kualitas positif
3.
Perspektif kognitif Menurut persepektif
kognitif
mengenai motivasi, pemikiran siswa
mengarahkan motivasi mereka. 4. Perspektif sosial Kebutuhan siswa akan afiliasi atau hubungan tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman sebaya, sahabat mereka, kasih sayang mereka kepada orangtuanya, dan keinginan mereka untuk mempunyai hubungan positif dengan guru mereka. Siswa yang berada di sekolah dengan hubungan interpersonal yang penuh perhatian dan dukungan, mempunyai sikap dan nilai akademis yang lebih positif dan merasa lebih puas terhadap sekolah. Fungsi dari motivasi menurut Hanafiah,N. dan Suhana, C., (2009) adalah: 1. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik. 2. Motivasi meerupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar peserta didik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
3. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran 4. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna. Keberhasilan siswa dalam belajar juga dipengaruhi oleh motivasi belajar yang dimiliki siswa itu sendiri. Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Siswa yang memiliki motivasi belajar lebih tinggi cenderung mendapatkan hasil belajar yang tinggi, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar rendah cenderung mendapatkan hasil belajar yang rendah pula. Motivasi memiliki peranan penting dalam belajar dan proses pembelajaran. Peranan penting motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain menentukan penguatan belajar, memperjelas tujuan belajar, dan menentukan ketekunan belajar (Uno, 2008).
C. Hasil Belajar Menurut Purwanto (2009), hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Menurut Winkel, (1996:51) dalam Purwanto (2009), hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Menurut Suprijono (2009), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, Suprijono (2009) menyatakan hasil belajar berupa: 1.
Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2.
Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3.
Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4.
Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5.
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadi nilai-nilai sebagai standar perilaku.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Menurut Bloom dalam Suprijono (2009) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif meliputi aspekaspek intelektual atau secara logis yang biasa diukur dengan pikiran atau nalar. Ranah kognitif terdiri dari: pengetahuan (knowledge), mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan; pemahaman (comprehension), mengacu pada kemampuan memahami makna materi; penerapan (application), mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan dan prinsip; Analisis (analiysis), mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti; Sintesis (synthesis), mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk pola struktur atau bentuk baru; Evaluasi (evaluation), mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Ranah afektif meliputi aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Ranah afektif terdiri dari: kemampuan menerima (receiving), mengacu pada kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan repon terhadap stimulasi yang tepat; Kemampuan merespon atau memberi sambutan (responding), merupakan sikap seseorang dalam memberikan respon aktif terhadap stimulus yang datang dari luar, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan; Kemempuan menilai atau memberi penghargaan (valueving), mengacu pada penilaian atau pentingnya kita mengaitkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak, atau tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
memperhitungkan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi sikap yang apresiasi; Pengorganisasian (organizing), mengacu pada penyatuan nilai sebagai pedoman atau pegangan dalam kehidupan; Karakteristik nilai (characterization by value), mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya. Ranah psikomotor meliputi aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem saraf dan otot dan fungsi psikis. Ranah psikomotor terdiri dari: Persepsi (perception), mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat anatara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan; Kesiapan (ready), mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan; Gerakan terbimbing (guadiance reponse), mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi); Gerakann yang terbiasa (mechanical response), mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contohh yang diberikan; Gerakan kompleks (complex response), mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien; Penyesuaian pola gerak (adjustment), mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dann penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran; Kreatifitas (creativity), mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Hasil belajar yang didapat siswa biasanya dipengaruhi oleh banyak faktor. Syah (2008) menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sebagai berikut: 1. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang menyangkut keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor internal terdiri dari dua aspek yaitu: aspek fisiologis dan aspek psikologis. a. Aspek fisiologis merupakan suatu keadaan /kondisi jasmani yang memadai dan dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. b. Aspek psikologis merupakan aspek yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas pembelajaran yang diperoleh siswa seperti tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa. 6. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang menyangkut kondisi lingkungan sekitar siswa. Faktor eksternal meliputi lingkungan belajar, orang tua, guru, kondisi pembelajaran, sarana dan prasarana sekolah, kurikulum yang ditetapkan dan kondisi sosial siswa.
D. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Jacob George M. menyatakan cooperative learning, also known as collaborative learning, is a body of concepts and techniques for helping to maximize the benefits of cooperation among students. Roger, dkk. (1992)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
dalam Huda Miftahul (2012) menyatakan cooperative learning is group learning activity organized in such a way that learning is based on the socially structured change of information between learners in group in which each learner is held accountable for his or her own learning and motivated to increase the learning of others (Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain). Sedangkan menurut Johnson dan Jhonson (1998) dalam Huda Miftahul (2012) pembelajaran kooperatif berarti working togheter to accomplish shared goals (bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama). Artz dan Newman (1990) dalam Huda Miftahul (2012)
mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai small
group of learners working together as a team to solve a problem, compleat a task, or accomplish a common goal (kelompok kecil pembelajar/siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama). Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada setiap prosesnya untuk bekerja sama dan saling membantu dalam kelompok kecil untuk dapat mengatasi suatu masalah, menyelesaikan tugas, dan mencapai satu tujuan bersama. 2. Tujuan Model Pembelajaran Koopertif Jhonson dan Jhonson (1994) dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. 3. Unsur Penting dan Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif Menurut Jhonson dan Jhonson (1994) dan Sutton (1992) dalam Trianto (2009), terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu: a. Pertama, saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. b. Kedua, interaksi antara siswa yang semakin meningkat. c. Ketiga, tanggungjawab individual. d. Keempat, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. e. Kelima, proses kelompok. Dari lima unsur tersebut, model pembelajaran kooperatif juga memiliki prinsip penting yang membedakannya dengan model pembelajaran yang lainnya. Terdapat 3 konsep utama dari model pembelajaran koopertif menurut Salvin (1995) dalam Trianto (2009), yaitu : a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan. b. Tanggungjawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. 4. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif Menurut Jhonson dan Jhonson (1998) dalam Huda Miftahul (2012) ada beberapa jenis pembelajaran kooperatif, empat diantaranya adalah: a) kelompok pembelajaran kooperatif formal, b) kelompok pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
kooperatif informal, c) kelompok besar kooperatif, dan d) gabungan tiga kelompok kooperatif. 5. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Menurut Ibrahim, dkk. (2000) dalam Trianto (2009) terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam menggunakan pembelajaran kooperatif pada proses belajar mengajar. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Fase Tingkah Laku Guru Fase-1 Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang Menyampikan tujuan dan ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi memotivasi siswa siswa belajar. Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan Menyajikan informasi demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase-3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya Mengorganisasikan siswa membentuk kelompok belajar dan membantu setiap ke dalam kelompok kelompok agar melakukan transisi secara efisien. kooperatif Fase-4 Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada Membimbing kelompok saat mereka mengerjakan tugas mereka. bekerja dan belajar Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang Evaluasi telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase-6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya Memberikan penghargaan maupun hasil belajar individu dan kelompok.
6. Variasi atau Tipe dalam Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Trianto (2009) setidaknya terdapat empat tipe dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: STAD, Jigsaw, Investigasi Kelompok (Teams Games Tournament atau TGT), dan Pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Numbered Head Togheter (NHT).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Perbandingan empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim, dkk (2000) dalam Trianto (2009) dapat dilihat pada tabel 2.2 Tabel 2.2 Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif Investigasi Pendekatan STAD Jigsaw Kelompok Struktural Informasi Informasi Informasi akademik Informasi akademik Tujuan akademik akademik tingkat tinggi dan sederhana Kognitif sederhana sederhana keterampilan inkuiri Keterampilan Kerja kelompok Kerja kelompok Kerja sama dalam Tujuan kelompok dan dan kerja sama dan kerja sama kelompok kompleks Sosial keterampilan sosial Kelompok belajar heterogen dengan Kelompok Bervariasi, berdua, 5-6 orang anggota Kelompok belajar belajar heterogen bertiga, kelompok Struktur menggunakan heterogen dengan 5-6 dengan 4-5 orang dengan 4-5 orang Tim pola kelompok anggota homogen anggota anggota “asal” dan kelompok “ahli” Pemilihan Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya guru Topik Siswa mempelajari Siswa mengerjakan Siswa dapat materi dalam tugas-tugas yang menggunakan kelompok “ahli” diberikan secara lembar kegiatan kemudian Siswa menyelesaikan sosial dan kognitif Tugas dan saling membantu inkuiri kompleks Utama membantu untuk anggota menuntaskan kelompok “asal” materi belajarnya mempelajari materi itu. Menyelesaikan Bervariasi dapat proyek dan menulis Tes mingguan berupa tes laporan, dapat Bervariasi Penilaian mingguan menggunakan tes essay Lembar Lembar pengakuan Publikasi lain Bervariasi Pengakuan pengatahuan dan dan publikasi lain publikasi lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
E. Numbered Head Together (NHT) NHT dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992.
Trianto
(2009) menyatakan bahwa Numbered Head Togheter (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Menurut Trianto (2009) dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa pada Numbered Head Togheter terdapat struktur 4 fase berikut: 1. Fase 1 : Penomoran Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. 2. Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, spesifik, dan dalam bentuk kalimat tanya. 3. Fase 3: Berpikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. 4. Fase 4 : Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Hampir sama dengan fase diatas Agus Suprijono (2009) memaparkan langkah dalam menggunakan Numbered Head Togheter yang terangkum dalam tabel 2.3 dibawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Tabel 2.3 Langkah dalam Menggunakan Numbered Head Together Langkah Keterangan Diawali dengan numbering (penomoran). Guru akan membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan Langkah 1 jumlah konsep yang dipelajari. Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor sesuai dengan jumlah anggotanya. Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Semua kelompok Langkah 2 berdiskusi dan memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru.
Langkah 3
Guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal tersebut dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Dari jawaban tersebut guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.
F. Archaebacteria dan Eubacteria 1. Karakteristik Materi a. Standar Kompetensi 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup. b. Kompetensi Dasar 2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria serta peranannya bagi kehidupan. c. Indikator Kognitif Produk dan Indikator Kognitif Proses 1) Indikator Kognitif Produk a) Menyebutkan ciri-ciri Archaebacteria
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
b) Mendeskripsikan pengelompokkan Archaebacteria c) Menyebutkan ciri-ciri Eubacteria d) Menjelaskan struktur dan fungsi serta reproduksi prokariotik e) Mendeskripsikan pengelompokkan Eubacteria f)
Menyebutkan peranan Archaebacteria dan Eubacteria
g) Menjelaskan cara penanggulangan terhadap Eubacteria merugikan. 2) Indikator Kognitif Proses a) Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang ciri-ciri Archebacteria. b) Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang Klasifikasi Archebacteria. c) Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang ciri-ciri Eubacteria. d) Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang struktur dan fungsi serta reproduksi prokariotik e) Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang klasifikasi Eubacteria f) Mengamati proses pembuatan yoghurt dari video dan mengerjakan LKS tentang proses pembuatan yoghurt. g) Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang cara penanggulangan terhadap Eubacteria merugikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
2. Materi Archaebacteria dan Eubacteria Materi yang akan dibahas meliputi beberapa pokok bahasan yang tersusun di dalam rangkuman materi. Adapun pokok bahasan yang aka dibahas adalah: a.
Struktur, Fungsi, Dan Reproduksi
b.
Keanekaragaman Nutrisi
c.
Filogeni Prokariota
d.
Peranan Archaebacteria Dan Eubacteria
e.
Penanggulangan Terhadap Bakteri Merugikan
G. Hasil Penelitian yang Relevan Berdasarkan studi kepustakaan, terdapat penelitian yang relevan dengan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Maria Tomi Fitriastuti (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VA SD Palbag Baru Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Pokok Bahasan Perbandingan dan Skala”, dengan hasil penelitian bahwa terdapat peningkatan tingkat hasil belajar siswa, keaktifan siswa selama mengikuti proses KBM serta hasil motivasi belajar siswa. Serta penelitian yang dilakukan oleh Dewi Puspa Ningrum (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Jajargenjang dan Belah Ketupat di Kelas VII Freedom SMP Joannes Bosco Yogyakarta” dengan hasil penelitian adalah: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together efektif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa, 2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
H. Kerangka Berpikir Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang berlangsung secara sistematis, terarah, dan berkesinambungan. Metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Metode ceramah adalah salah satu metode yang banyak digunakan oleh para guru dan merupakan metode yang sudah lumrah dan biasa. Namun, penggunaan metode tersebut secara terus menerus dan berkelanjutan justru membuat para siswa jenuh, bosan, dan kurang antusias untuk mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan metode yang sama secara terus menerus juga mampu mempengaruhi menurunnya motivasi siswa dalam belajar. Hal tersebut juga akan berdampak pada aktivitas siswa yang menjadi kurang aktif bahkan cenderung pasif ketika proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya penggunaan metode yang membuat siswa tidak merasa bosan dan jenuh ketika belajar, justru mampu membuat siswa aktif dan kreatif. Numbered Head Together merupakan salah satu tipe model pembelajarann kooperatif yang yang mampu membuat siswa lebih aktif dan kreatif. Numbered Head Together memberikan kesempatan pada siswa untuk saling bekerja sama, menuangkan ide-ide dengan cara berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil mengenai materi pelajaran baik dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan, sampai semua anggota kelompok memahami materi tersebut sebagai bekal ketika para siswa diberi pertanyaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh dua orang yang berbeda yaitu: Maria Tomi Fitriastuti dan Dewi Puspa Ningrum dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar para siswa. Berdasarkan hasil tersebut, pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa kelas X-1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta selama proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa pada materi Archaebacteria dan Eubacteria juga meningkat.
I. Hipotesis Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togheter dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi Archaebacteria dan Eubacteria.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Aqib Zainal, dkk., (2011) PTK pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah kemudian dikembangkan oleh ahli-ahli lain, seperti : Stephen Kemmis, Robin Mc.Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan ahli-ahli lainnya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib Zainal, dkk., 2011).
B. Desain Penelitian Pada
penelitian
ini,
peneliti
akan
menggunakan
model
yang
dikembangkan oleh Sanford dan Kemmis. Penelitian akan dilaksanakan dalam dua siklus yang meliputi tahapan Planning (Perencanaan), Action (Penerapan Tindakan), Observation
and Evaluation (mengobservasi dan mengevaluasi
proses hasil tindakan) dan Reflection (Refleksi). Berikut ini merupakan alur tahapan dalam PTK yang dikutip oleh Taniredja (2010:28):
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Gambar 3.1. Siklus PTK yang Dikembangkan Sanford dan Kemmis
C. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian dilakukan di kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 2. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 33 orang. 7. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta materi Archaebacteria dan Eubacteria. 8. Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-September 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
D. Rancangan Tindakan Rancangan tindakan dilakukan dalam 2 siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 5 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. 1. Pra Tindakan a. Mengidentifikasi masalah yang ada di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Biologi. b. Menghubungi pihak sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta untuk memperoleh persetujuan sebagai tempat mengadakan penelitian. c. Membicarakan
dengan
dosen
pembimbing
tentang
informasi
permasalahan yang ada dan menentukan judul penelitian. d. Melakukan studi pustaka dan memulai dengan menyusun rencana tindakan hingga rancangan penelitian selesai dengan bimbingan dari dosen pembimbing e. Penyerahan surat ijin dari kampus kepada pihak sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta untuk mengadakan penelitian.
2. Siklus I a. Planning (Perencanaan) Pada tahapan ini peneliti merancang tindakan yang dilaksanakan antara lain sebagai berikut. 1) Menyusun silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered head Together (NHT). Pembuatan RPP sikus I juga disesuaikan dengan materi Archaebacteria dan Eubacteria. Rencana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
pembelajaran ini akan digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. a) Silabus selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 b) RPP siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2 2) Menyusun dan Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus I, Soal Pretest, dan Soal Posttest siklus I. a) LKS siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 b) Kisi-kisi soal pretest selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 c) Soal pretest selangkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 d) Kunci jawaban dan pedoman skoring pretest selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 e) Kisi-kisi soal posttest siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 f) Soal posttest siklus I selangkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 g) Kunci jawaban dan pedoman skoring posttest siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 3) Menyiapkan stiker identitas untuk siswa, materi ajar, rangkuman materi, kartu nomor dan kartu undi untuk kegiatan tanya-jawab, dan menyiapkan tabel skoring siswa. i.
Rangkuman materi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
4) Menyusun dan mempersiapkan lembar kuesioner motivasi awal siswa dan lembar observasi motivasi siswa. a) Lembar kuesioner motivasi awal siswa siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 b) Lembar observasi motivasi siswa siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 Semua yang peneliti siapkan pada tahap perencanaan terlebih dahulu telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru Biologi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. b. Action (Pelaksanaan) Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada RPP yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang akan terjadi di lapangan. Sebelum masuk dalam tindakan peneliti juga memberikan kuesioner motivasi awal kepada siswa untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa sebelun dilakukannya penelitian. Rincian kegiatan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut: 1)
Peneliti bertindak sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.
2)
Guru (peneliti) melakukan presensi kehadiran siswa;
3)
Guru (peneliti) membagikan stiker pada siswa sesuai dengan nomor absen siswa untuk ditempelkan pada pakaian siswa sebagai tanda pengenal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4)
31
Guru (peneliti) memberikan apresepsi, mengajukan beberapa pertanyaan
terkait
materi
yang
akan
dipelajari,
dan
menyampaikan tujuan pembelajaran, 5)
Guru (peneliti) memberikan pretest dan membagikan soal pretest kepada tiap siswa. Siswa mengerjakan soal pre-test;
6)
Guru (peneliti) mengajukan pertanyaan terkait dengan materi yang akan dipelajari.
7)
Guru (peneliti) menjelaskan secara singkat proses pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).
8)
Guru (peneliti) meminta siswa membentuk 5 kelompok kecil, dan mengajak para siswa bergabung dengan kelompoknya. Setiap kelompok beranggotakan 6-7 orang.
9)
Guru (peneliti) membagikan nomor yang berbeda pada tiap siswa di setiap kelompok.
10)
Guru (peneliti) membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada tiap kelompok
11)
Bersama kelompoknya para siswa mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang ada di LKS. Siswa diminta untuk saling bekerja sama dalam kelompok dan di akhir diskusi setiap kelompok memastikan seluruh anggota kelompoknya mengetahui dan memahami jawaban pada LKS sesuai dengan hasil diskusi pada kelompoknya.
12)
Guru (peneliti) memanggil satu nomor dalam satu kelompok dengan cara mengundinya. Siswa yang memiliki nomor yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
sesuai dengan guru (peneliti) panggil diminta untuk maju kedepan. 13)
Siswa yang nomornya terpanggil dan maju kedepan akan melakukan pengundian nomor soal, dimana soal tersebut harus dijawab. Soal yang akan dijawab siswa tersebut berasal dari soal LKS.
14)
Setelah mendapatkan soal siswa diberi waktu untuk memikirkan jawabannya, setelah itu siswa diminta menjawab pertanyaan tersebut.
15)
Siswa lain diperbolehkan untuk menanggapi jawaban dan berpendapat.
16)
Kegiatan pada nomor 12, 13, dan 14 dilakukan pula pada seluruh kelompok secara bergantian.
17)
Guru (peneliti) mengklarifikasi hasil jawaban dari para siswa dan menyampaikan materi yang sedang dibahas.
18)
Guru
(peneliti)
membimbing
siswa
dalam
merangkum
kesimpulan dan refleksi 19)
Guru (peneliti) memberikan post-test kepada tiap siswa
20)
Meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya.
c. Observation (Observasi) Observasi adalah tahap pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun dan dipersiapkan. Observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang bertugas sebagai tim observer. Dalam hal ini observer, mengamati aktivitas siswa yang
menunjang
motivasi
belajar
ketika
proses
pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
berlangsung. Pengamatan pada siswa dilakukan terhadap beberapa aspek ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu: 1)
Perhatian dan keseriusan siswa ketika pembelajaran sedang berlangsung.
2)
Antusiasme dan semangat siswa ketika sedang mengerjakan tugas.
3)
Kemampuan siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain ketika mengerjakan tugas.
4)
Keberanian dan rasa percaya diri ketika harus maju dan menjawab pertanyaan.
5)
Kemauan dan keberanian untuk bertanya dalam menanggapi jawaban dari teman sekelas. Segala kegiatan siswa akan dinilai oleh para observer sesuai
dengan ketentuan yang ada di lembar observasi. d. Evaluation (Evaluasi) Tahap evaluasi dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1) Untuk mengukur hasil belajar siswa (aspek kognitif) sebelum dilaksanakannya penelitian digunakan pretest. 2) Untuk mengukur hasil belajar siswa (aspek kognitif) setelah dilaksanakannya penelitian digunakan posttest siklus I. 3) Untuk mengetahui motivasi belajar siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung digunakan lembar observasi. 4) Untuk
mengetahui
motivasi
belajar
awal
siswa
dilaksanakannya penelitian digunakan lembar kuesioner.
sebelum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
e. Reflection (Refleksi) Refleksi
dilakukan
untuk
menganalisis,
menemukan,
dan
mengetahui segala kelebihan dan kekurangan ketika proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam siklus I. Segala kekurangan yang ditemukan akan dijadikan pedoman dalam memperbaiki dan merancang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II.
3. Siklus II a. Perencanaan 1) Mengidentifikasi masalah yang terjadi selama siklus I melalui hasil refleksi dan hasil observasi dan hasil tes. 2) Menyiapkan instrument pembelajaran dan instrument pengumpulan data seperti pada siklus I: a) RPP siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 b) LKS siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 c) Kisi-kisi soal posttest siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15 d) Soal posttest siklus II
selangkapnya dapat dilihat pada
lampiran 16 e) Kunci jawaban dan pedoman skoring posttest siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17 f) Lembar kuesioner motivasi akhir selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18 g) Lembar observasi motivasi siswa siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
3) Menyiapkan stiker identitas untuk siswa, materi ajar, kartu nomor dan kartu undi untuk kegiatan tanya-jawab, dan menyiapkan tabel skoring siswa. 4) Membuat pembagian kelompok untuk siswa berdasarkan hasil posttest. b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan siklus II, tidak jauh berbeda dengan tahap pelaksanaan siklus I hanya terdapat beberapa perbedaan yaitu: 1) Di awal pelaksanaan siswa tidak diberikan pretest. 2) Pembagian kelompok dilakukan oleh peneliti dengan pertimbangan berdasarkan hasil posttest siswa pada siklus I. Siswa di bentuk menjadi 7 kelompok dengan anggota masing-masing 4-5 orang. Pada tiap kelompok memiliki anggota dengan tingkat hasil belajar untuk siklus I bervariasi dari siswa yang memiliki nilai kurang, cukup, dan tinggi. 3) Pada akhir siklus II selain diberikan posttest juga diberikan lembar kuesioner motivasi. Lembar kuesioner diberikan untuk mengetahui motivasi belajar akhir siswa setelah pada proses pembelajaran diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). c. Pengamatan Pengamatan pada tahap II juga sama dengan tahap pengamatan pada siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
d. Evaluasi Pada tahap evaluasi siklus II juga tidak jauh berbeda dengan siklus I yang dilakukan dengan beberapa cara yaitu: 1) Untuk mengukur hasil belajar siswa (aspek kognitif) setelah dilaksanakannya penelitian digunakan posttest siklus II. 2) Untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung digunakan lembar observasi. 3) Untuk mengetahui motivasi belajar akhir siswa setelah penelitian digunakan lembar kuesioner. e. Refleksi Refleksi dilakukan untuk melihat proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan tujuan untuk melihat kekurangan-kekurangan yang masih ada pada siklus II. Pada tahap ini juga akan ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan apakah telah berhasil atau belum berhasil. Diharapkan pada akhir siklus, prestasi belajar dan motivasi siswa meningkat dibandingkan pada siklus I dan telah mencapai indikator yang ditargetkan.
E. Metode Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh pada masing-masing siklus. Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data Jenis Data Alat Pengambilan Data Sumber Data Kuantitatif: Tes Siswa Hasil Belajar Kualitatif: Kuesioner Siswa Motivasi Belajar Lembar Observasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
1. Tes Menurut Widyoko (2009) tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam pembelajaran objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi, dan sebagainya. Tes biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat hard skills. Bentuk tes yang biasanya digunakan dalam lembaga pendidikan dilihat dari segi penskorannya dikategorikan menjadi dua yaitu tes obyektif dan tes subyektif. Dalam penelitian ini digunakan tes berupa pretest dan posttest. Bentuk soal yang digunakan adalah bentuk pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal. Soal pretest diberikan pada awal pertemuan siklus I, yang isinya mencakup keseluruhan materi untuk siklus I dan II. Tujuan dari pretest ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman dan pengetahuan awal para siswa. Sedangkan soal posttest diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus, yang isinya mencakup materi yang dibahas pada tiap siklusnya. Tujuan dilakukannya post-test adalah untuk mengetahui perubahan dalam hal pemahaman dan pengetahuan siswa setalah mengikuti pembelajaran. Instrument ini digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa aspek kognitif. 2. Observasi Observasi ialah metode atau cara-cara pengamatan dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati
individu
atau
kelompok
secara
langsung
Purwanto
Ngalim(2009). Observasi dilakukan melalui kerjasama dengan siswa maupun guru (Trianto, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Observasi yang digunakan oleh peneliti berupa observasi langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung untuk mengamati proses pembelajaran yang terjadi dalam situasi sebenarnya yang dilakukan oleh observer. Lembar observasi menggunakan model rating scale. Dengan rating scale data mentah yang berupa angka kemudian ditafsirkan dalam bentuk kualitatif. Dalam model rating scale, observer memberikan penilaian dengan memilih salah satu jawaban yang sudah disediakan (Sugiyono, 2010). 3. Kuesioner Kuesioner diberikan pada siswa sebelum pelaksanaan siklus I dan setelah selesai pelaksanaan siklus II. Dalam penelitian ini, kuesioner digunakan untuk mengambil data mengenai motivasi belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model pemebelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner model skala Likert yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Siswa menjawab kuisioner dalam bentuk checklist (√).
F. Instrumen Penelitian Instrument pada penelitian ini meliputi instrument perangkat pembelajaran dan instrument pengumpulan data: 1. Perangkat Pembelajaran Instrumen perangkat pembelajaran digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Instrumen Pembelajaran dalam penelitian ini meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun dengan mengacu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Togheter, Rangkuman Materi Archaebacteria dan Eubacteria, dan Lembar Kerja Siswa (LKS), kartu nomor dan kartu undi, dan Materi ajar.
2. Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data penelitian. Instrumen pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Soal Pretest dan Posttest Soal pre-test dan posttest yang diberikan kepada siswa berupa soal pilihan ganda berjumlah 20 soal. Soal pretest diberikan pada awal siklus I pada pertemuan pertama. Soal posttest diberikan pada akhir siklus I pada pertemuan kedua dan pada akhir siklus II pada pertemuan kedua. b. Lembar observasi Lembar obervasi akan diberikan kepada para observer untuk diisi. Dalam lembar observasi terdapat 10 pernyataan. Kisi-kisi untuk lembar observasi dapat dilihat pada tabel 3.2
No
1
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Jumlah Indikator butir Pertanyaan/Pernyataan soal • Siswa antusias ketika pelajaran akan dimulai. Perhatian dan • Siswa memperhatikan ketika keseriusan siswa guru menjelaskan. ketika pembelajaran 2 sedang berlangsung
Skala
1-4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
•
2
Antusiasme dan semangat siswa ketika sedang mengerjakan tugas
• 2
•
3
Kemampuan siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain ketika mengerjakan tugas
• 3
•
4
5
Keberanian dan rasa percaya diri ketika harus maju dan menjawab pertanyaan Kemauan dan keberanian untuk bertanya dan berpendapat jika ada hal yang belum dimengerti.
• 1
• 2
•
Siswa antusias ketika mendapatkan LKS dari guru. Siswa mengerjakan LKS dengan bersungguh-sungguh dengan menggunakan buku acuan.
Siswa antusias ketika diminta berkumpul bersama kelompoknya. Siswa ikut berpartisipasi aktif ketika berdiskusi bersama kelompoknya (mengemukakan pendapat, bertanya, dan menghargai pendapat) Siswa saling membantu ketika ada teman kelompoknya kesulitan untuk memahami hasil diskusi. Siswa dengan percaya diri menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Siswa berani mengemukakan pendapat yang berbeda dari teman lainnya. Siswa berani bertanya terkait hal yang belum dimengerti.
40
1-4
1-4
1-4
c. Lembar Kuesioner Lembar kuesioner berisi 14 pernyataan dengan 7 pernyataan positif dan 7 pernyataan negatif. Lembar kuesioner akan diberikan kepada siswa untuk diisi. Kisi-kisi untuk lembar kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner Jumlah No Indikator butir Pertanyaan/Pernyataan Skala soal 1 Mengikuti 4 • Saya senang dan tertarik mengikuti pelajaran 1-4 pelajaran dengan metode yang diterapkan guru. • Saya memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran. • Metode belajar yang diterapkan guru sangat membosankan membuat saya malas mengikuti pelajaran. • Saya lebih suka berbicara dengan teman dari pada harus mendengarkan penjelasan dari guru. 2 Mengerjaka 4 • Saya mengerjakan tugas/LKS yang diberikan 1-4 n tugas/LKS dengan sikap yang jujur. • Saya mengerjakan tugas/LKS yang diberikan dengan penuh semangat dan tanggung jawab. • Saya lebih suka mencontek jawaban teman lain dari pada mencari jawaban sendiri. • Saya malas dan asal-asalan ketika mengerjakan tugas/LKS 3 Menjawab 2 • Saya dengan rasa percaya diri berani menjawab 1-4 pertanyaan pertanyaan yang diberikan oleh guru. • Saya merasa malu dan takut untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 4 Bertanya 4 • Saya berani bertanya jika ada hal yang belum 1-4 dan saya mengerti menghargai • Saya menghargai pendapat dan jawaban yang pendapat berbeda dari teman lain. • Saya tidak bertanya pada guru meskipun ada hal yang belum saya mengerti. • Jawaban saya paling benar, jadi tidak perlu mendengar pendapat teman lain.
G. Validitas Instrumen Instrumen pengumpulan data sebelum digunakan harus diuji terlebih dahulu. Tujuannya untuk mendapatkan instrument yang valid, sehingga data yang dihasilkan dari penelitian tersebut akurat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Pengujian instrument dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Pengujian validitas isi ditentukan oleh sejauh mana isi alat tersebut mewakili sebagai aspek kerangka/konsep. Pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrument. Dalam kisi-kisi biasanya terdapat indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir pertanyaan dan pernyataan yang merupakan penjabaran dari indikator. Untuk menguji validitas instrument lebih lanjut, digunakan pendapat dari para ahli/ Judgment Experts (Sugiyono, 2010). Instrumen nantinya akan dikonsultasikan kepada dosen serta guru mata pelajaran yang bersangkutan. Untuk tes hasil belajar, aspek validitas yg paling penting adalah validitas isi. Untuk mengetahui tingkat validitas isi tes, diperlukan adanya penilaian ahli yang menguasai bidang studi tersebut. Jadi bersifat analisis kualitatif (Wiyoko, 2009).
H. Analisis Data 1. Analisis hasil tes Dalam analisis data hasil tes, berikut adalah langkah-langkah dalam menganalisis data hasil tes: a. Pemberian skor Soal tes berupa soal pilihan ganda, jadi bobot skor tiap soal adalah 1. b. Penilaian Penilaian hasil tes diberikan dari rentang 0-100, dengan perhitungan sebagai berikut : Nilai =
c. Analisis ketuntasan nilai hasil belajar
x 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Nilai yang didapat siswa kemudian dianalisis ketuntasannya dengan dibandingkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Jika nilai siswa <75 maka siswa dinyatakan belum tuntas, namun jika nilai siswa ≥75 maka siswa dinyatakan telah tuntas. d. Mengetahui pencapaian KKM kelas X-2 dengan rumus sebagai berikut: % KKM =
Ʃ Ʃ
100%
e. Kemudian untuk mengetahui skor rata-rata kelas, digunakan rumus sebagai berikut : Skor rata-rata =
Ʃ Ʃ
f. Membuat kesimpulan Menyimpulkan hasil rata-rata tes siswa dengan membandingkan nilai hasil posttest I dengan posttest II. 2. Analisis lembar observasi Untuk menganalisis data hasil observasi langkahnya adalah sebagai berikut : a. Pemberian skor Panduan pemberian skor dapat dilihat pada tabel 3.4.
No 1 2 3
4
Tabel 3.4 Panduan Pemberian Skor Lembar Observasi Skor Aspek yang diamati Sangat Baik Kurang Baik antusias ketika pelajaran akan 4 3 2
Sangat Kurang
Siswa dimulai. Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan materi yang sedang dipelajari. Siswa antusias ketika mendapatkan LKS dari guru.
4
3
2
1
4
3
2
1
Siswa mengerjakan LKS dengan bersungguh-sungguh dengan menggunakan buku acuan.
4
3
2
1
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
6
7 8 9 10
Siswa antusias ketika diminta berkumpul bersama kelompoknya. Siswa ikut berpartisipasi aktif ketika berdiskusi bersama kelompoknya (mengemukakan pendapat, bertanya, dan menghargai pendapat). Siswa saling membantu ketika ada teman kelompoknya kesulitan untuk memahami hasil diskusi. Siswa dengan percaya diri menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa berani mengemukakan pendapat yang berbeda dari teman lainnya. Siswa berani bertanya terkait hal yang belum dimengerti.
44
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
b. Menghitung prosentase Skor dari hasil observasi kemudian dijumlahkan kemudian diubah dalam bentuk prosentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Prosentase = 100% Hasil prosentase yang didapat nantinya akan digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui tingkat motivasi belajar setiap siswa untuk tiap siklusnya. Kemudian dari hasil observasi tersebut dibandingkan untuk mengetahui peningkatan motivasi siswa. c. Menarik kesimpulan Menurut Suharsimi Arikunto dalam Bawuk T (2009) parameter prosentase sikap dan perilaku siswa dijabarkan dalam tabel 3.5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Tabel 3.5 Prosentase Sikap dan Perilaku Kualifikasi Skor yang Kategori Diperoleh 81% - 100% Sangat Tinggi 61% - 80% Tinggi 41% - 60% Cukup 21% - 40% Rendah 0 - 20% Sangat Rendah
3. Analisis lembar kuesioner Untuk menganalisis data hasil kuesioner langkahnya adalah sebagai berikut: a. Pedoman pemberian skor Panduan pemberian skor dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Panduan Pemberian Skor Lembar Kuesioner Skor Alternatif Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju ( SS ) 4 1 Setuju ( S ) 3 2 Tidak Setuju ( TS ) 2 3 Sangat Tidak Setuju ( STS ) 1 4
b. Menghitung prosentase Lembar kuesioner yang telah diisi kemudian dihitung skornya sehingga didapat skor total tiap siswa. Skor tersebut kemudian diubah ke dalam bentuk prosentase, dengan menggunakan rumus berikut:
Prosentase = 100% c. Mengkategorikan motivasi siswa Kategori motivasi siswa dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.7 Pedoman Kategori Motivasi Siswa Kualifikasi Skor yang Kategori Diperoleh 81% - 100% Sangat Tinggi 61% - 80% Tinggi 41% - 60% Cukup 21% - 40% Rendah 0 - 20% Sangat Rendah
I. Indikator Keberhasilan Target pencapaian hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut: Tabel 3.8 Target Pencapaian
Variabel Motivasi Belajar Hasil Belajar: 1. Skor Rata-Rata Kelas 2. % Capaian KKM
Target 75% motivasi siswa tergolong kategori tinggi 1. Siswa memperoleh rata-rata kelas sebesar 70. 2. Sebanyak 70% siswa mencapai KKM
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mulai tanggal
9 September 2013 sampai dengan tanggal 17
September 2013. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X-2 dengan total jumlah siswa 33 siswa, tetapi pada saat pengambilan data terdapat 3 orang siswa yang tidak hadir, sehingga subyek pada penelitian ini hanya berjumlah 30 siswa.. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan treatment secara langsung kepada para siswa yang menjadi subjek penelitian. Pemberian treatment berupa kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Adapun deskripsi penelitian sebagai berikut. 1.
Pra Tindakan Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi terkait dengan pembelajaran Biologi kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan. Dalam observasi peneliti menanyakan beberapa hal terkait dengan mata pelajaran Biologi, seperti : situasi dan kondisi siswa ketika pembelajaran, metode guru dalam mengajar, dan hasil belajar siswa pada ranah kognitif pada semester gasal. Observasi ini dilakukan supaya peneliti benar-benar mengetahui kondisi dan masalah yang benar-benar terjadi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Dari observasi tersebut peneliti melihat terdapat permasalahan pada hasil belajar ranah kognitif siswa untuk mata pelajaran Archaaebacteria dan Eubacteria dimana terlihat masih banyak 47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
nilai siswa yang berada di bawah KKM. Selain hal tersebut, guru juga menceritakan tentang kondisi siswa yang terkadang masih sering ribut dan lebih suka berbicara dengan temanya ketika proses belajar mengajar berlangsung karena siswa masih kurang memiliki motivasi internal dalam belajar. Setelah melakukan wawancara dengan guru peneliti kemudian menemui kepala sekolah untuk meminta ijin akan melaksanakan penelitian di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Kepala sekolah menanggapi rencana peneliti dengan senang hati dan memberikan ijin pada peneliti. Setelah mengkaji permasalahan yang dihadapi, peneliti kemudian mendiskusikan permasalahan tersebut bersama dosen pembimbing dan melakukan studi pustaka terkait hal-hal yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Setelah melakukan studi pustaka peneliti mulai menyusun langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memberikan surat ijin pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah. 2. Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan peneliti memulai dengan menyusun semua instrument yang dibutuhkan, meliputi
instrument perangkat
pembelajaran dan instrument pengumpulan data. 1) Instrumen Perangkat Pembelajaran Instrumen perangkat pembelajaran yang dibuat meliputi:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
a) Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Silabus dan RPP siklus I yang disusun akan digunakan peneliti sebagai acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Silabus dan RPP siklus I disusun dengan memuat model pembelajaran kooperatif
tipe
numbered
head together
dalam
kegiatan
pembelajarannya. b) Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS diberikan kepada setiap kelompok dan berisi pertanyaanpertanyaan
terkait
dengan
materi
yang
sedang
dibahas.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut bertujuan untuk memancing setiap siswa dalam kelompok untuk memulai berdiskusi. c) Kartu Nomor dan Kartu Undi Kartu nomor akan diberikan kepada setiap siswa dalam kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan jumlah kartu sesuai dengan banyaknya anggota kelompok. Kartu nomor akan digunakan ketika tanya-jawab. Sedangkan kartu undi digunakan untuk pengundian kartu nomor dalam pengundian soal. d) Stiker Identitas Stiker digunakan sebagai identitas atau tanda pengenal siswa, untuk mempermudah dalam observasi siswa. Stiker diberikan kepada semua siswa dan berisi nomor absen siswa yang memakainya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
e) Power Point (PPT) Materi Ajar PPT dibuat untuk mempermudah peneliti dalam menyampaikan materi dan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dibahas. f) Rangkuman Materi Rangkuman materi berisi tentang materi Archaebacteria dan Eubacteria yang diberikan kepada seluruh siswa. g) Tabel Skoring Tabel skoring peneliti gunakan untuk mencatat skor hasil jawaban para siswa pada proses tanya-jawab. 2) Instrumen Pengumpulan Data a) Soal Pre-test dan Post-test siklus I Soal pre-test dan post-test digunakan untuk mengetahui hasil belajar pada ranah kognitif. b) Lembar Observasi dan Lembar Kuesioner Motivasi Awal Lembar observasi dan lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa. Sebelumnya seluruh instrument yang akan digunakan telah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru serta dosen pembimbing. b. Pelaksanaan Tindakan Setelah perencanaan selesai, proses penelitian dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus I. Sebelum pelaksanaan tindakan, pada hari Selasa 3 September 2013 terlebih dahulu peneliti memberikan kuesioner awal untuk mengukur motivasi belajar siswa kelas X-2. Pengisian kuesioner berlangsung sekitar 10 menit, dan diakhir pengisian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
kuesioner peneliti membagikan rangkuman materi berkaitan dengan materi Archaebaceria dan Eubacteria yang akan digunakan para siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
Gambar 4.1. Siswa Mengerjakan Kuesioner Awal 1) Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama Siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan (4 jam pertemuan) yaitu, pertemuan I pada hari Senin, 9 September 2013 dan pertemuan II pada hari Selasa, 10 September 2013. Pertemuan I seharusnya dilaksanakan pada jam pelajaran kedua sampai jam pelajaran ketiga yaitu pukul 07.45 WIB sampai dengan pukul 09.15 WIB. Namun karena pada jam pertama sekolah mengadakan upacara bendera sehingga jam pertemuan dipotong, hanya menjadi 30 menit setiap jam pelajaran. Pembelajaran dilaksanakan di kelas X-2. Berikut rincian kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
a) Kegiatan Awal Pembelajaran Pada
kegiatan
pendahuluan
diawali
dengan
peneliti
memeriksa kesiapan siswa dan membagikan stiker kepada siswa yang tertulis nomor absen masing-masing siswa. Setelah itu, peneliti melakukan presensi pada siswa. Selanjutnya peneliti menyampaikan apresepsi sesuai dengan persiapan pada RPP yang telah dibuat dengan menampilkan gambar toilet, tempat pembuangan akhir sampah, makanan terjatuh dilantai dan diambil kembali, dan sungai yang penuh dengan sampah. Berdasarkan gambar tersebut, kemudian siswa diminta menyebutkan apa yang akan ditemui di tempat atau kegiatan tersebut. Menanggapi pertanyaan tersebut, siswa memberikan respon positif dengan menjawab pertanyaan tersebut. Siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat ketika menjawab pertanyaan secara bersama-sama, sehingga kondisi kelas terlihat ramai. Peneliti mencoba untuk menerapkan sistem yang baik pada siswa ketika hendak menjawab atau memberikan pendapat yakni dengan cara mengangkat tangan terlebih dahulu. Dan siswa pun sepakat dengan sistem yang ditawarkan oleh peneliti. Tujuan peneliti memberikan apresepsi adalah untuk memotivasi siswa, supaya siswa dapat terbuka dalam menyampaikan pendapatpendapat mereka dan menarik perhatian para siswa untuk mengikuti pembelajaran lebih serius dan lebih siap. Setelah
menyampaikan
apresepsi,
kemudian
peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran. Sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, setelah penyampaian tujuan pembelajaran peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
memberikan pretest kepada siswa. Pretest ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa pada materi Archaebacteria dan Eubacteria sebelum penerapan tindakan.
Gambar 4.2. Siswa Mengerjakan Pretest b) Kegiatan Inti Pembelajaran Pada awal kegiatan inti peneliti menyampaikan satu permasalahan kepada siswa terkait dengan bakteri. Siswa satu persatu mengangkat tangan untuk mencoba menjawab permasalahan tersebut. Setelah beberapa siswa mencoba menjawab peneliti pun mengklarifikasi jawaban dari para siswa. Selanjutnya
peneliti
menjelaskan
tentang
model
pembelajaran kooperatif tipe numbered head together yang akan digunakan selama proses belajar mengajar kepada para siswa. Pada penjelasan awal beberapa siswa masih terlihat bingung dengan model pembelajaran tersebut, kemudian peneliti mengulangi penjelasan tentang proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kegiatan
selanjutnya
peneliti
menerapkan
54
model
pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dalam proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together pada pertemuan ini meliputi pembagian kelompok, pemberian nomor, pembagian pertanyaan yang berupa LKS, dan berpikir bersama dalam kelompok. Dalam pembagian kelompok peneliti meminta para siswa untuk membentuk 5 kelompok diskusi dimana satu kelompok terdiri dari 6-7 siswa. Pembagian kelompok pada siklus I ini dilakukan dengan cara berhitung dari satu sampai lima, dimana tiap siswa yang menyebutkan nomor yang sama berkumpul menjadi satu kelompok. Pada saat peneliti meminta siswa membentuk kelompok dengan cara berhitung, siswa terlihat kurang antusias dan terkesan malas untuk berkumpul dengan kelompoknya. Melihat situasi tersebut, peneliti menyampaikan kepada siswa bahwa siapapun teman kelompok mereka, mereka harus bisa bekerja dalam kelompok dan bisa bekerja sama satu sama lain. Siswa yang pada awalnya terlihat bermalas-malasan akhirnya mulai berkumpul dengan kelompoknya. Suasana kelas menjadi sedikit ribut karena beberapa siswa berteriakteriak mencari anggota kelompoknya dan suara gaduh karena siswa sibuk untuk memindahkan kursi-kursi. Namun, peneliti dapat mengendalikan situasi tersebut sehingga kegiatan dapat dilanjutkan kembali. Setelah semua siswa telah berkumpul bersama kelompoknya masing-masing, peneliti selanjutnya membagikan Lembar Kerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Siswa (LKS) dan kartu nomor pada setiap kelompok. Ketika peneliti membagikan kartu nomor beberapa siswa masih bingung fungsi dari kartu nomor tersebut. Peneliti kemudian menjelaskan fungsi kartu nomor tersebut pada tiap-tiap kelompok sampai mereka mengerti maksud dibagikannya kartu nomor tersebut. LKS yang diberikan kepada siswa berisi 7 pertanyaan. Pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk memancing siswa dalam memulai diskusi. Pada saat melaksanakan diskusi, kelas sedikit tidak kondusif. Beberapa siswa antusias dalam diskusi, namun ada pula siswa yang bercerita dengan teman-temannya. Hal tersebut membuat peneliti beberapa kali harus mengingatkan para siswa untuk dapat menjaga ketenangan dan melanjutkan diskusi dengan baik dan saling bekerja sama. Dalam kegiatan diskusi, beberapa siswa masih terlihat bingung dengan materi sehingga peneliti harus membantu para siswa agar mereka memahami materinya. Pada beberapa kelompok, para siswa terlihat saling membantu dengan bergantian mencatat jawaban dari hasil diskusi kelompok. Kegiatan diskusi akhirnya tidak maksimal karena waktu sudah hampir habis akibat adanya pemotongan jam pelajaran. Akhirnya peneliti memutuskan untuk mengakhiri
diskusi
dan
akan
dilanjutkan
pada
pertemuan
selanjutnya. Peneliti juga meminta tiap kelompok mengumpulkan LKS hasil diskusi. Pada pertemuan pertama pembelajaran hanya difokuskan untuk diskusi kelompok dengan bantuan LKS yang membantu mereka untuk memulai diskusi dan rangkuman materi yang membantu dalam memahami materi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Gambar 4.3 Siswa Berdiskusi Kelompok c) Kegiatan Akhir Pembelajaran Pada akhir pembelajaran peneliti menyampaikan bahwa diskusi
akan
dilanjutkan
pada
pertemuan
selanjutnya
dan
dilanjutkan sesi tanya-jawab terkait dengan materi yang sudah mereka
diskusikan
bersama
kelompoknya.
Peneliti
juga
menyampaikan bahwa akan ada posttest diakhir pembelajaran dan meminta siswa untuk belajar dan mempersiapkan diri. 2) Pelaksanaan siklus I pertemuan kedua Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 10 September 2013. Pembelajaran dimulai pada jam pertama sampai dengan jam kedua yaitu pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.30 WIB. Adapun rincian kegiatan pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut: a)
Kegiatan Awal Pembelajaran Kegiatan awal dimulai dengan berdoa kemudian dilanjutkan dengan presensi. Peneliti memeriksa kesiapan belajar siswa kemudian membagikan kembali stiker kepada para siswa sebagai tanda pengenal untuk mempermudah para observer dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
mengobservasi siswa. Selanjutnya peneliti menanyakan berkaitan hal yang telah para siswa diskusikan pada pertemuan selanjutnya. Para siswa sangat bersemangat ketika menyampaikan hal yang mereka diskusikan pada pertemuan sebelumnya, akibatnya suasana kelas menjadi sangat ribut dan kurang kondusif. Akhirnya peneliti mengingatkan kembali tentang cara yang baik ketika mereka akan menjawab atau berpendapat yaitu dengan mengangkat tangan. Akhirnya satu per satu siswa yang ingin menyampaikannya mengangkat tangan. Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran. b)
Kegiatan Inti Pembelajaran Kegiatan inti pada pertemuan kedua siklus I adalah lanjutan dari pertemuan pertama yang telah dilaksanakan pada hari Senin, 9 September 2013. Pada awal kegiatan inti peneliti meminta siswa untuk kembali berkumpul bersama kelompoknya untuk melanjutkan diskusi
serta
mengingat
kembali
diskusi
pada
pertemuan
sebelumnya. Seperti pada pertemuan sebelumnya, suasana kelas ketika diskusi sangat tidak tenang dan tidak kondusif. Hal tersebut mengakibatkan beberapa siswa mengeluh kepada peneliti karena suasana kelas yang ribut. Peneliti beberapa kali mencoba mengingatkan para siswa untuk tetap tenang namun hal tersebut tidak begitu berpengaruh kepada beberapa siswa, yang akhirnya beberapa siswa ribut kembali. Setelah waktu yang diberikan untuk diskusi selesai, peneliti meminta siswa pada tiap kelompok untuk bersiap karena akan ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tanya-jawab. Peneliti memulai kegiatan dengan
58
melakukan
pengundian kartu nomor pada satu kelompok. Siswa yang memiliki kartu nomor yang berhasil diundi diminta untuk maju ke depan kelas. Di depan kelas secara mandiri siswa mengundi nomor soal yang harus dijawab. Setelah mengetahui soal yang harus dijawab siswa diberikan waktu untuk memikirkan jawabannya dan kemudian dipersilahkan untuk menjawab. Kegiatan tersebut dilakukan pada 5 kelompok diskusi dan dilakukan secara berurutan mulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 5. Ketika salah satu siswa maju ke depan kelas dan diminta untuk menjawab pertanyaan, banyak siswa yang lain ribut dan saling mengejek sehingga suasana kelas sangat tidak tenang. Peneliti mencoba untuk selalu menenangkan siswa agar lebih menghargai teman mereka yang sedang maju di depan kelas. Perwakilan kelompok yang maju ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan beberapa diantaranya justru bingung memikirkan jawabannya, sehingga peneliti memberi toleransi memperbolehkan siswa sedikit melihat rangkuman materi. Kemudian meminta siswa tersebut mengulang jawabannya tanpa harus melihat rangkuman materi kembali. Setelah seluruh kelompok mendapatkan kesempatan peneliti mengklarifikasi jawaban dengan menanyakan kembali pertanyaan yang ada pada kegiatan tanyajawab pada seluruh siswa di kelas. Beberapa siswa mengangkat tangan dan mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan sesuai dengan pemahaman mereka. Setelah seluruh soal dibahas bersama, selanjutnya peneliti menyampaikan materi sesuai dengan tujuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
pembelajaran yang ingin dicapai. Pada sela-sela penyampaian materi beberapa siswa sempat mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang sedang diberikan dan ada pula yang mencatat materi yang ditampilkan melalui slide Powerpoint (PPT). Namun, ada pula siswa pada barisan belakang yang lebih banyak berbicara dan
terlihat
mengobrol
dengan
siswa
lainnya.
Sehingga
mengharuskan peneliti berhenti menjelaskan dan menegur siswa yang berada pada barisan belakang. Sebelum melaksanakan posttest peneliti bersama-sama dengan para siswa membuat kesimpulan terkait materi yang dibahas pada pertemuan pertama dan kedua.
Gambar 4.4 Kondisi Siswa Ketika berkelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.5 Kegiatan Tanya-Jawab
Gambar 4.6 Tabel Skoring Tanya-Jawab
Gambar 4.7 Peneliti Menyampaikan Materi
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c)
61
Kegiatan Akhir Pembelajaran Pada kegiatan akhir peneliti beserta para siswa memberikan apresiasi berupa tepukan tangan kepada wakil kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan dan dengan semangat menjawab pertanyaan yang didapat. Sebelum melakukan post-test peneliti meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk semula. Peneliti juga meminta siswa untuk memasukkan rangkuman materi, buku catatan, dan buku paket Biologi ke dalam tas masing-masing. Setelah siswa siap, peneliti dengan dibantu oleh para observer membagikan soal posttest dan dikerjakan secara individu. Peneliti memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui pemahaman akhir siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together untuk siklus I. Waktu yang digunakan untuk mengerjakan adalah 10 menit dengan 20 nomor soal pilihan ganda. Pada awal kegiatan
posttest
kondisi
sedikit
tidak
tenang
sehingga
mengharuskan peneliti untuk menegur bebrapa siswa yang terlihat kurang tenang dalam mengerjakan posttest.
Gambar 4.8 Siswa Mengerjakan Posttest Siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
c. Observasi Kegiatan observasi dilakasanakan pada saat kegiatan pelaksanaan tindakan berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa terkait dengan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together. Observasi dilakukan oleh rekan sejawat berjumlah 3 orang yaitu Maria Rosa Ketane Lazar, Florian Prima Remba Makin, dan Putu Juni Widiastuti sebagai tim observer. Para observer mengikuti setiap proses pembelajaran dari awal sampai dengan akhir pembelajaran dan mengamati seluruh kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Kemudian observer melakukan penilaian siswa secara individu pada lembar observasi sesuai dengan hasil pengamatan pada setiap
aspeknya.
Observer
juga
diminta
membantu
melakukan
dokumentasi penelitian dengan menggunakan kamera digital. d. Evaluasi Sebelum pelaksanaan tindakan berlangsung seminggu sebelumnya peneliti memberikan kuesioner pada siswa untuk mengetahui motivasi awal siswa. Kuesioner diberikan pada hari Selasa, 3 September 2013. Pada awal tindakan peneliti melakukan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi Archaebacteria dan Eubacteria. Pelaksanaan pretest dilaksanakan pada hari Senin, 9 September 2013 yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Untuk mengevaluasi peningkatan hasil belajar siswa, dilaksanakan posttest. Posttest dilaksanakan pada hari Selasa, 10 September 2013 dan berlangsung sekitar kurang lebih 10 menit. Posttest dilaksanakan di ruang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Secara keseluruhan pelaksanaan posttest beerlangsung dengan baik. Hal tersebut terjadi karena didukung oleh bantuan para observer yang ikut mengawasi jalannya posttest. Untuk mengevaluasi dan mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus I selama proses pembelajaran digunakan lembar observasi yang telah diisi oleh para observer selama proses pembelajaran berlangsung. e. Refleksi Serangkaian proses pelaksanaan siklus I telah berjalan cukup baik. Alat dan bahan yang digunakan pada pelaksanaan siklus I serta persiapan yang telah peneliti lakukan dalam melaksanakan penelitian telah dipersiapkan dengan baik. Namun pencapaian siswa dalam hasil belajar belum memenuhi target dalam penelitian ini. Hasil tersebut karena hanya 0% siswa yang mencapai KKM pada pretest di siklus I dan 13,33% siswa yang mencapai KKM pada posttest siklus I. Sedangkan untuk motivasi belajar siswa sebelum mendapatkan treatment sudah dalam kategori tinggi yaitu 75%, hasil tersebut didapat dari hasil kusioner siswa yang diberikan satu minggu sebelum pelaksanaan tindakan. Namun untuk motivasi belajar siswa ketika proses belajar mengajar yang didapat dari lembar observasi adalah 65%. Meskipun hasil tersebut sudah masuk dalam kategori tinggi akan tetapi belum dapat memenuhi target yang ingin dicapai yaitu sebesar 75%. Hasil pada siklus I belum mencapai target yang diharapkan karena disebabkan oleh beberapa kekurangan yaitu siswa yang masih belum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
kenal dekat dengan peneliti dan belum terbiasa dengan cara penyampaian materi oleh peneliti sehingga timbul adanya kecanggungan dan rasa malu dari pihak siswa. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dan lebih suka berbicara dengan teman yang lainnya ketika proses pembelajaran. Keadaan tersebut menjadikan catatan penting bagi peneliti untuk dapat mengkondisikan siswa dalam pelaksanaan siklus II. Hal yang lainnya yaitu siswa yang masih malu ketika diminta untuk menjawab pertanyaan saat kegiatan tanya-jawab dan beberapa siswa yang masih belum bisa menghargai ketika ada teman mereka yang sedang menjawab pertanyaan. Disamping kekurangan-kekurangan tersebut, pelaksanaan siklus I juga memiliki kelebihan yaitu beberapa siswa dengan berani bertanya ketika peneliti mejelaskan materi dan siswa dengan berani mengemukakan pendapat mereka ketika peneliti bertanya. Kekurangan pada pelaksanaan siklus I akan dijadikan bahan untuk perbaikan pada siklus 2, dimana peneliti lebih menekankan pada pengkondisian kelas pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dan mengusahakan untuk bisa dekat dengan siswa. Dengan kondisi kelas yang tenang dan kedekatan antara peneliti dan siswa memungkinkan penyampaian materi dan segala sesuatu dalam pembelajaran menjadi lebih mudah.
3. Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil yang telah didapat pada siklus I, diadakan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
karena itu, peneliti merancang tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II. Berikut ini adalah kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap perencanaan: 1) Mengidentifikasi hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I. 2) Menyusun RPP siklus II sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together sesuai dengan materi pembelajaran siklus II. RPP ini digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. 3) Selain penyusunan silabus dan RPP, peneliti juga menyiapkan LKS yang nantinya digunakan sebagai bahan diskusi kelompok. 4) Peneliti juga mempersiapkan stiker identitas untuk siswa, materi ajar, kartu nomor dan kartu undi untuk kegiatan tanya-jawab, dan menyiapkan tabel skoring siswa. 5) Selain penyusunan instrument pembelajaran, peneliti juga menyusun instrument pengambilan data yang terdiri dari posttest siklus II, lembar kuesioner akhir, dan lembar observasi. 6) Peneliti juga membuat pembagian kelompok untuk siswa berdasarkan hasil posttest yang didapat pada siklus I. Semua
yang
dilakukan
pada
tahap
perencanaan
telah
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing maupun dengan guru mata pelajaran Biologi di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. b. Pelaksanaan Setelah tahap perencanaan selesai, proses penelitian dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus II. Sama seperti pada siklus I, pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pula dalam dua kali pertemuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
(4 jam pertemuan) yakni, pada hari Senin 16 September 2013 dan hari Selasa 17 September 2013. 1) Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada jam pelajaran kedua dan ketiga, yaitu pukul 07.45 WIB sampai dengan pukul 09.15 WIB. Adapun rincian kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut: a) Kegiatan Awal Pembelajaran Pada awal kegiatan peneliti memeriksa kesiapan belajar siswa kemudian dilanjutkan dengan membagikan stiker kepada siswa sebagai tanda pengenal. Peneliti memberikan apresepsi dengan menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang telah dibahas pada dua pertemuan sebelumnya. Siswa yang mencoba menjawab, satu per satu mengangkat tangan dan peneliti menuliskan jawaban para siswa pada papan white board membentuk sebuah mindmap. Para siswa terlihat antusias dan hampir semua siswa mencatat dari hasil ringkasan berupa mindmap yang tertulis dipapan white board. Kegiatan apresepsi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya. Selanjutnya peneliti menyampikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada dua pertemuan terakhir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Gambar 4.9 Antusias Siswa Ketika Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
b) Kegiatan Inti Pembelajaran Setelah memberikan
menyampaikan sebuah
tujuan
permasalahan
pembelajaran, kepada
siswa.
peneliti Peneliti
menampilkan gambar yakult dan menanyakan kenapa yakult harus selalu disimpan ditempat dingin. Satu per satu siswa secara bergantian mengangkat tangan dan mencoba untuk menjawab. Para siswa sangat terlihat bersemangat dan sangat antusias. Setelah itu peneliti mengklarifikasi jawaban dari para siswa. Selanjutnya peneliti menjelaskan bahwa proses belajar mengajar masih sama seperti pada pertemuan selanjutnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together, hanya saja pembagian kelompok peneliti yang menentukan berdasarkan hasil nilai posttest pada siklus I. Kegiatan selanjutnya peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe
numbered
head
together
dalam
proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran. Penerapan
68
model pembelajaran kooperatif tipe
numbered head together pada pertemuan ini meliputi pembagian kelompok, pemberian nomor, pembagian pertanyaan yang berupa LKS, dan berpikir bersama dalam kelompok. Peneliti kemudian membagi para siswa ke dalam 7 kelompok dimana satu kelompok berisi 4-5 orang. Ketika peneliti membacakan anggota pada masing-masing kelompok siswa jauh lebih tenang dibandingkan pada pembagian kelompok pada siklus I. Namun ketika mereka diminta untuk berkumpul dengan kelompoknya beberapa siswa masih bingung siapa sajakah anggota kelompoknya, sehingga beberapa siswa masih menanyakan kembali kepada peneliti. Keadaan tersebut yang akhirnya membuat kondisi kelas sedikit ribut. Dengan bantuan oleh guru mata pelajaran Biologi siswa dengan tenang kembali masuk ke dalam kelompok yang telah dibagikan. Setelah siswa berkumpul bersama kelompoknya, kemudian peneliti membagikan LKS dan kartu nomor kepada para siswa pada tiap kelompok. Kemudian peneliti meminta siswa kembali mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS. Peneliti mulai berkeliling pada kelompok, mulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 7. Ketika berkeliling dikelompok peneliti memastikan bahwa anggota kelompok sudah sesuai dengan yang dibagikan. Dalam kelompok peneliti menanyakan nama serta kartu nomor yang didapatkan. Hal tersebut dilakukan oleh peneliti sebagai langkah untuk dapat akrab dengan para siswa sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
siswa tidak terlalu kaku dan canggung ketika proses pembelajaran. Selain menanyakan beberapa hal tersebut peneliti juga membantu setiap kelompok yang masih menemui masalah dalam memahami materi.
Gambar 4.10 Kegiatan Berkelompok Siswa
c) Kegiatan Akhir Pembelajaran Pada akhir pembelajaran peneliti memberitahukan bahwa tanya-jawab akan dilakukan pada pertemuan berikutnya serta memberitahukan bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan posttest II dengan materi yang sedang dibahas dalam diskusi. 2) Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 17 September 2013. Proses pembelajaran berlangsung dari mulai jam pertama sampai dengan jam kedua yaitu, mulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan 08.30 WIB. Adapun rincian kegiatan pada pertemuan ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
a) Kegiatan Awal Pembelajaran Kegiatan awal dimulai dengan berdoa dan dilanjutkan dengan presensi. Setelah itu peneliti kembali membagikan stiker kepada siswa sebagai tanda pengenal. Peneliti kemudian menanyakan kepada para siswa tentang hal-hal yang mereka diskusikan pada pertemuan sebelumnya dan menuliskannya pada papan white board. Siswa pun menanggapi pertanyaan peneliti dengan sangat antusias. Selanjutnya peneliti menyampaikan bahwa tujuan pembelajaran masih sama dengan pertemuan sebelumnya. b) Kegiatan Inti Pembelajaran Pada kegiatan inti peneliti meminta para siswa untuk kembali pada kelompok masing-masing yang telah di bagikan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti selanjutnya membagikan kembali
lembar
LKS
yang pada
pertemuan
sebelumnya
dikumpulkan. Peneliti meminta para siswa mengingat kembali hasil diskusi mereka pada pertemuan sebelumnya. Pada saat para siswa diminta untuk mengingat kembali hasil diskusi kelompok, beberapa siswa cenderung membuat keributan dan tidak melakukan diskusi dengan baik. Karena hal tersebut peneliti harus menegur beberapa siswa agar mereka lebih tenang dan melakukan diskusi dengan baik. Setelah sekitar 5 menit kelompok melakukan diskusi, peneliti meminta siswa untuk menyelesaikan diskusi dan meminta siswa memperhatikan penjelasan materi yang akan disampaikan oleh peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Ketika peneliti menjelaskan materi beberapa siswa mencatat materi yang sedang disampikan dan beberapa siswa menanyakan beberapa hal yang belum mereka mengeerti. Namun beberapa siswa yang duduk di barisan belakang terlihat asik berbicara dengan teman-temannya sehingga membuat suasana kelas sedikit ribut. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti meminta siswa untuk mencatat hal yang sedang di jelaskan, dengan kegiatan mencatat tersebut kondisi kelas mulai tenang kembali sehingga peneliti dapat melanjutkan kembali dalam menjelaskan materi. Setelah selesai menjelaskan materi kemudian peneliti melanjutkannya dengan melakukan tanya-jawab. Langkah-langkah dalam tanyajawab sama seperti pada siklus I. Peneliti memulai kegiatan dengan melakukan pengundian kartu nomor pada satu kelompok. Siswa yang memiliki kartu nomor yang berhasil diundi diminta untuk maju ke depan kelas. Di depan kelas secara mandiri siswa mengundi nomor soal yang harus dijawab. Setelah mengetahui soal yang harus dijawab siswa diberikan waktu untuk memikirkan jawabannya dan kemudian dipersilahkan untuk menjawab. Kegiatan tersebut dilakukan pada 7 kelompok diskusi dan dilakukan secara berurutan mulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 7. Dalam kegiatan tanya jawab siswa sudah lebih mandiri, semangat, dan antusias ketika menjawab pertanyaan. Mereka sudah tidak lagi melihat rangkuman materi, bingung menjawab, atau harus bertanya pada teman kelompoknya. Setelah selesai dengan tanya-jawab peneliti melakukan konfirmasi terkait
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
dengan jawaban siswa, peneliti kembali menanyakan kembali kepada para siswa. soal-soal yang menjadi pertanyaan ketika kegiatan tanya-jawab. Dalam kegiatan konfirmasi ini para siswa juga sangat antusias dan sangat bersemangat sehingga suasana kelas sedikit tidak kondusif. Hal tersebut mengharuskan peneliti menegur
siswa
supaya
bisa
menjaga
ketenangan
dan
menyampikan kembali cara ketika mereka ingin menyampikan pendapat, yaitu dengan mengangkat tangan.
Gambar 4.11 Peneliti Menyampaikan Materi
Gambar 4.12. Kegiatan Tanya-Jawab dengan Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Gambar 4.13 Tabel Skoring Tanya-Jawab Siklus II
c) Kegiatan Akhir Pembelajaran Setelah peneliti selesai dengan memberikan konfirmasi dan memastikan seluruh siswa telah memahami materi, peneliti mempersiapkan kondisi siswa untuk melakukan posttest siklus II. Peneliti terlebih dahulu meminta para siswa duduk ketempat semula dan tidak lagi berkelompok. Peneliti juga meminta siswa untuk memasukan seluruh catatan, rangkuman materi, dan buku paket Biologi untuk dimasukkan ke dalam tas masing-masing. Setelah seluruh siswa siap, peneliti dengan dibantu oleh para observer membagikan soal posttest II kepada siswa. Suasana kelas ketika para siswa mengerjakan posttest tenang, meskipun sesekali ada beberapa siswa yang menyanyi sembari mengerjakan posttest, namun dengan sedikit teguran siswa dapat kembali tenang. Setelah siswa selesai mengerjakan posttest selanjutnya peneliti meminta para siswa mengisi lembar kuesioner terkait dengan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh peneleiti. Pada akhir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
pertemuan peneliti memberikan kenang-kenangan kepada para siswa dan mengucapkan terima kasih karena telah membantu dalam terlaksananya penelitian.
Gambar 4.14 Siswa Mengerjakan Posttest Siklus II c. Observasi Pada tahap observasi sama halnya pada siklus I, dilakukan observasi terhadap motivasi siswa yang ditunjukkan lewat aktivitas siswa selama proses pembelajaran. d. Evaluasi Seperti pada siklus I, untuk mengevaluasi hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran siklus II dilaksanakan posttest siklus II. Posttest berlangsung dengan tertib dan siswa menyelesaikan soal tepat waktu. Dalam mengawasi siswa, peneliti dibantu oleh para observer. Sedangkan untuk mengevaluasi motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran siklus II, digunakan lembar observasi yang diisi oleh para observer sesuai dengan hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar kuesioner akhir yang diberikan pada siswa diberikan pada akhir pertemuan pada siklus II. Lembar kuesioner
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
digunakan untuk mengetahui motivasi belajar akhir siswa setelah dilaksanakannya penelitian.
e. Refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Hal tersebut ditunjukan oleh peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa serta tercapainya target yang diharapkan dalam penelitian ini dibandingkan dengan siklus I. Hasil tersebut dapat terlihat dari hasil belajar siswa dimana 73,33% siswa telah mencapai KKM pada posttest siklus II. Sedangkan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran 75% yang masuk dalam kategori tinggi dan motivasi belajar akhir siswa setelah penelitian adalah 79% yang masuk dalam kategori tinggi. Namun, peneliti masih
menemukan beberapa kekurangan-
kekurangan pada siklus II ini yaitu masih ada siswa yang masih tidak memperhatikan dan berbicara dengan teman yang lainnya ketika proses pembelajaran berlangsung. Disamping adanya kekurangan, pelaksanaan siklus II juga memiliki kelebihan yaitu secara umum siswa bersemangat dan bertanggung jawab melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Siswa sering menanyakan hal yang dirasa kurang jelas ketika diskusi berlangsung guna memahami materi yang dipelajari. Hal yang lain yaitu ada beberapa siswa yang berani bertanya ketika peneliti sedang menjelaskan materi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
B. Hasil Penelitian 1. Hasil Belajar Pada pelaksanaan penelitian ini, salah satu yang ingin peneliti ukur adalah hasil belajar siswa aspek kognitif. Untuk mengukur hasil belajar siswa awal terhadap materi Archaebacteria dan Eubacteria diadakan pretest yang mencakup materi pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Pretest dilakukan pada awal pembelajaran siklus I pertemuan pertama. Adapun hasil analisis nilai pretest siswa dapat dilihat pada tabel 4.1.
No 1.
Tabel 4.1. Hasil Analisis Nilai Pretest Siswa Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh Nilai Tertinggi 60
2.
Nilai Terendah
3. 4. 5.
Jumlah siswa yang tuntas KKM Jumlah siswa yang belum tuntas KKM Rata-rata nilai
10 0 (tidak ada) 30 siswa 26,33
6. Prosentase pencapian KKM 0% Analisis nilai pretest selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 20. Contoh hasil pretest siswa dapat dilihat pada lampiran 21. Berdasarkan data hasil analisis nilai pretest siswa pada tabel 4.1. tampak bahwa dari 30 siswa yang mengikuti pretest belum ada satupun yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) atau dapat dikatakan semua siswa yang mengikuti pretest belum mencapai KKM, artinya nilai yang dicapai siswa pada pretest adalah <75. Pencapaian nilai tertinggi adalah 60 dan pencapaian nilai terendah adalah 15 dengan rata-rata nilai kelas adalah 26,33. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masih rendahnya prestasi belajar siswa pada materi Archaebacteria dan Eubacteria.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Setelah data awal hasil belajar siswa telah diperoleh, kemudian dilanjutkan pembelajaran dan pelaksanaan siklus I yang diadakan sebanyak dua kali pertemuan dan diakhir pertemuan kedua diadakan posttest siklus I. Adapun hasil analisis nilai posttest siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil Analisis Nilai Posttest Siklus I Hasil yang Diperoleh 1. Nilai tertinggi 75 2. Nilai terendah 15 3. Jumlah siswa yang tuntas 4 siswa 4. Jumlah siswa yang belum tuntas 26 siswa 5. Rata-rata nilai 46,17 6. Prosentase pencapaian KKM 13,33% Analisis nilai posttest siswa siklus I selengkapnya dapat dilihat No
Jenis Data yang Diamati
dalam lampiran 22. Contoh hasil posttest siswa dapat dilihat pada lampiran 23. Tabel 4.2. menunjukkan hasil belajar siswa ranah kognitif yang dilaksanakan dalam bentuk pottest . Dari tabel di atas tampak bahwa ada 4 siswa (12,5%) yang memperoleh nilai ≥75, dikatakan tuntas dan ada 26 siswa (87,5%) yang memperoleh < 75, dikatakan belum tuntas. Pencapaian nilai tertinggi siswa adalah 75 dan nilai terendah adalah 15 dengan rata-rata nilai kelas 46,17. Demikian pula pada pelaksanaan siklus II, diadakan pula posttest siklus II pada pertemuan terakhir. Adapun hasil analisis posttest siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Tabel 4.3 Hasil Analisis Nilai Posttest Siklus II No Jenis Data yang Diamati Hasil yang Diperoleh 1 Nilai tertinggi 95 2 Nilai terendah 55 3 Jumlah siswa yang tuntas KKM 22 siswa 4 Jumlah siswa yang belum tuntas 8 siswa KKM 5 Rata-rata nilai 73,67 6 Prosentase pencapaian KKM 73,33% Analisis nilai selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran24. Contoh hasil posttest siswa dapat dilihat pada lampiran 25. Pada siklus I, pencapaian nilai tertinggi siswa adalah 75 dan nilai terendah adalah 15, dengan rata-rata nilai kelas adalah 46,17 dan prosentase pencapaian KKM 13,33%. Dari hasil posttest siklus II 8 siswa tidak tuntas artinya memperoleh nilai <75 dan 22 siswa tuntas artinya memperoleh nilai ≥ 75.
2. Motivasi Belajar Siswa Pada penelitian ini, motivasi siswa didapat dari dua hasil yang diperoleh yaitu berdasarkan hasil lembar observasi dan hasil lembar kuesioner. Hasil lembar observasi untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, sedangkan lembar kuesioner yang diisi oleh siswa untuk mengetahui motivasi belajar awal dan akhir siswa, dimana sebelum dan setelah pelaksanaan penelitian. a. Hasil Observasi Lembar observasi diisi oleh para observer pada proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil analisis lembar observasi siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Tabel 4.4. Hasil Analisis Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I Hasil yang No Jenis Data yang Diamati Diperoleh 1 % Tertinggi 85% 2 % Terendah 43% 3 Jumlah siswa dalam kategori sangat tinggi (81%2 siswa 100%) 4 Jumlah siswa dalam kategori tinggi (61%-80%) 17 siswa 5 Jumlah siswa dalam kategori cukup (41%-60%) 13 siswa 6 Jumlah siswa dalam kategori rendah (21%-40%) 0 7 Jumlah siswa dalam kategori sangat rendah (00 20%) 8 Prosentase kelas 65% Analisis dari hasil lembar observasi untuk melihat motivasi belajar siswa ketika proses pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 26 . Contoh hasil lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 27. Tabel 4.4. menunjukan tingkat motivasi belajar siswa yang teramati ketika proses pembelajaran berlangsung. Dari data diatas tampak bahwa prosentase klasikal motivasi belajar siswa sebesar 65% dan masuk dalam kategori tinggi. Demikan pula pada pelaksanaan siklus II, juga diadakan observasi dan hasil lembar observasi dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Hasil Analisis Lembar Observer Motivasi Belajar Siswa Siklus II Hasil yang No Jenis Data yang Diamati Diperoleh 1 % Tertinggi 88% 2 % Terendah 50% 3 Jumlah siswa dalam kategori sangat tinggi (81%-100%) 11 siswa 4 Jumlah siswa dalam kategori tinggi (61%-80%) 17 siswa 5 Jumlah siswa dalam kategori cukup (41%-60%) 4 siswa 6 Jumlah siswa dalam kategori rendah (21%-40%) 0 7 Jumlah siswa dalam kategori sangat rendah (0-20%) 0 8 Prosentase kelas 75%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Analisis dari hasil lembar observasi untuk melihat motivasi belajar siswa ketika proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 28. Contoh hasil lembar observasi siklus II dapat dilihat pada lampiran 29. Tabel 4.5 menunjukan tingkat motivasi belajar siswa yang teramati ketika proses pembelajaran berlangsung. Dari data diatas tampak bahwa prosentase klasikal motivasi belajar siswa sebesar 75% dan masuk dalam kategori tinggi. b. Hasil Kuesioner Lembar kuesioner diisi oleh para siswa sebanyak dua kali. Pertama diisi di awal sebelum penelitian dan diakhir setlah penelitian. Hasil dari lembar kuesioner adalah data tambahan untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Berikut adalah tabel hasil analisi lembar kuesioner motivasi awal siswa. Tabel 4.6. Hasil Analisis Lembar Kuesioner Motivasi Awal Siswa Hasil yang No Jenis Data yang Diamati Diperoleh 1. % Tertinggi 92.86% 2. % Terendah 66.07% 3. Jumlah siswa kategori sangat tinggi (81% - 100%) 7 siswa 4. Jumlah siswa kategori tinggi (61%-80%) 24 siswa 5. Jumlah siswa kategori cukup (41%-60%) 0 6. Jumlah siswa kategori Rendah (21%-40%) 0 7. Jumlah siswa kategori sangat rendah (0- 20%) 0 8. Prosentase motivasi belajar siswa 78% Analisis data kuesioner motivasi awal siswa selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 30. Contoh hasil kuesioner awal dapat dilihat pada lampiran 31. Berdasarkan tabel 4.6. dari hasil kuesioner motivasi awal siswa diperoleh hasil bahwa prosentase motivasi belajar awal siswa sebelum tindakan adalah 78% , masuk dalam kategori tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Pada akhir pertemuan kedua siklus II siswa kembali mengisi lembar kuesioner. Berikut adalah tabel hasil analisis dari lembar kuesioner motivasi akhir. Tabel 4.7. Hasil Analisis Lembar Kuesioner Motivasi Akhir Siswa Hasil No Jenis Data yang Diamati yang Diperoleh 1. % Tertinggi 96.43% 2. % Terendah 67.86% 3. Jumlah siswa kategori sangat tinggi (81% - 100%) 11 siswa 4. Jumlah siswa kategori tinggi (61%-80%) 20 siswa 5. Jumlah siswa kategori cukup (41%-60%) 0 6. Jumlah siswa kategori Rendah (21%-40%) 0 7. Jumlah siswa kategori sangat rendah (0- 20%) 0 8. Prosentase motivasi belajar siswa 79% Analisis data kuesioner motivasi akhir siswa selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 32. Contoh hasil kuesioner akhir dapat dilihat pada lampiran 33. Berdasarkan tabel 4.7. dari hasil kuesioner motivasi akhir siswa diperoleh hasil bahwa prosentase motivasi belajar siswa akhir setelah pelaksanaan penelitian adalah 79% , masuk dalam kategori tinggi dan telah memenuhi target (75%).
C. Pembahasan 1. Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif Peningkatan prestasi belajar ranah kognitif pada materi Archaebacteria dan Eubacteria dengan penerapan model pembelajaran kooperatif numbered head together diukur melalui peningkatan nilai posttest siklus I dan posttest siklus II. Berdasarkan indikator keberhasilan peningkatan hasil belajar, yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
skor rata-rata kelas 70 dan 70% siswa mencapi KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together nilai rata-rata siswa pada pretest masih rendah bahkan tidak ada siswa yang mencapai KKM yang ditetapkan, artinya 30 siswa yang hadir pada saat pretest, belum tuntas belajar atau nilainya < 75, dengan nilai ratarata kelas 26,33 dan prosentase pencapaian KKM 0%. Hal tersebut dikarenakan para siswa belum mempelajari materi Archaebacteria dan Eubacteria secara detail dan mendalam. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together siklus I, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada hasil posttest siklus I. Siswa yang tuntas belajar sebanyak 4 siswa dan 26 siswa masih belum tuntas. Nilai rata-rata kelas adalah 46,17 dan presentase pencapaian KKM 13,33%. Pencapaian tersebut belum memenuhi target penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini dimana rata-rata 70 dan 70% siswa mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Oleh karena itu, dilaksanakan siklus II untuk memenuhi target yang diharapkan. Nilai posttest siklus II mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan nilai posttest siklus I. Siswa yang tuntas belajar sebanyak 22 siswa sedangkan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 8 siswa. Nilai rata-rata kelas sebesar 73,67 dengan prosentase pencapaian KKM 73,33%. Pencapaian teresebut telah memenuhi target yang ingin dicapai sehingga tidak perlu dilaksanakan siklus selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Peningkatan prestasi belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada materi Archaebacteria dan Eubacteria, selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Nilai rata-rata 73.67 80 70 60 50
46.17 Nilai rata-rata
40 30 20 10 0 Posttest Siklus I
Posttest Siklus II
Gambar 4.15. Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata hasil Belajar Siswa Berdasarkan gambar 4.15. hasil perbandingan nilai rata-rata siswa posttest siklus I dan posttest siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata posttest siklus I adalah 46,17 kemudian mengalami peningkatan pada posttest siklus II sebesar 27,5 menjadi 73,67. Hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang dicapai pada tahun ajaran 2012/2013 yaitu 55,8 meningkat menjadi 73,67 pada tahun ajaran 2013/2014. Peningkatan nilai rata-rata sebesar 17,75. Berdasarkan hasil tersebut, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah mencapai target yang diharapkan yaitu 70% siswa telah mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Beberapa siswa belum tuntas belajar dan mengalami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
penurunan hasil belajar pada siklus II, hal tersebut dikarenakan materi pembelajaran pada siklus II cukup rumit. Akan tetapi secara umum nilai ratarata siswa dan prosentase pencapaian KKM telah memenuhi target yang ingin dicapai. Pencapaian hasil belajar yang terus meningkat pada setiap tes terjadi karena siswa diajak untuk lebih aktif dalam kegiatan diskusi berkelompok dan saling membantu antar anggota kelompok dalam memahami materi sehingga ketika proses tanya-jawab siswa yang terpilih dapat menjawab pertanyaan yang didapat dengan baik. Kegiatan tanya-jawab juga membantu siswa lebih percaya diri dalam menjawab maupun dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu seperti yang dijabarkan pada bab II yaitu adanya faktor internal siswa yang meliputi kondisi jasmani, tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan motivasi siswa. Selain faktor internal, faktor eksternal seperti lingkungan belajar, orang tua, guru, kondisi pembelajaran, sarana dan prasarana sekolah, kurikulum yang ditetapkan, dan kondisi sosial siswa juga turut mempengaruhi hasil belajar siswa (Syah, 2008). Hal tersebut diperkuat oleh Jhonson dan Jhonson dalam Trianto (2009) yang mengemukakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head Together
(NHT), dimana dalam kegiatannya siswa diajak untuk bekerjasama dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
berkelompok , saling membantu sesama anggota kelompok, dan saling meyakinkan atas hasil pemikiran bersama kelompok sehingga tercapainya peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok.
2. Peningkatan Motivasi Belajar Peningkatan motivasi belajar siswa pada penelitian ini didapat dari hasil lembar kuesioner dan lembar observasi. Data utama dalam penelitian ini adalah hasil lembar observasi, sedangkan hasil lembar kuesioner digunakan sebagai data pendukung penilaian motivasi belajar siswa. a. Hasil Observasi Pengukuran peningkatan motivasi siswa di ukur secara individu yaitu melalui lembar observasi yang diisi oleh para observer pada setiap proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan indikator keberhasilan peningkatan motivasi siswa yaitu 75% siswa termotivasi dalam kategori tinggi. Pencapaian target pada penilaian motivasi belajar siswa, dapat dilihat dari jumlah siswa yang mengalami peningkatan pada kategori motivasi. Hasil lembar observasi dapat dilihat pada gambar 4.16.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
86
17 17
16 14
13
12
11
10 Motivasi Belajar Siklus I
8
Motivasi Belajar Siklus II 6 4 4 2 2 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
Gambar 4.16 Grafik Motivasi Belajar Siswa Hasil Lembar observasi Dari gambar diatas, jumlah siswa yang termasuk dalam kategori motivasi sangat tinggi mengalami peningkatan pada siklus II yang semula pada siklus I berjumlah 2 siswa menjadi 11 siswa, jumlah siswa dalam ketegori motivasi tinggi tidak mengalami kenaikan dari siklus I 17 siswa dan pada siklus II juga tetap 17 siswa, dan jumlah siswa pada kategori motivasi cukup mengalami penurunan dari siklus I 13 siswa menjadi 4 siswa pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran koopertif tipe numbered head together pada materi Archaebacteria dan Eubacteria terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ketika proses belajar mengajar berlangsung. Prosentase motivasi belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta selama proses pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
pada materi Archaebacteria dan Eubacteria, selangkapnya dapat dilihat pada grafik 4.17 berikut ini.
Prosentase Motivasi Belajar 75%
76% 74% 72% 70% 68% 65%
66% 64% 62% 60%
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.17. Grafik Prosentase Motivasi Belajar Siswa Hasil Lembar Observasi Siklus I dan Siklus II Berdasarkan gambar 4.17. dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan motivasi siswa dari siklus I ke siklus II. Setelah penerapan model pembelajaran koopertif tipe numbered head together prosentase yang diperoleh pada siklus I belum mencapai target yaitu 75%, namun hasil tersebut masuk dalam kategori motivasi tinggi. Skor prosentase motivasi belajar siswa meningkat pada siklus II menjadi 75% dan sudah memenuhi tagret yang ingin dicapai 75% motivasi siswa tinggi Selama proses pembelajaran siswa semakin termotivasi karena dalam kegiatan pemebelajaran diadakan tanya jawab. Selain itu siswa juga diberi kesempatan untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat kepada sesama teman, sehingga siswa bisa secara aktif mengungkapkan pendapatnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Peningkatan motivasi belajar siswa juga tidak terlepas dari berbagai faktor yang mendukung selama proses pembelajaran seperti proses pembelajaran berlangsung, suasana/kondisi pembelajaran, kemampuan siswa, dan upaya guru dalam proses belajar mengajar. Selain faktor-faktor tersebut, penggunaan model pembelajaran koopertif tipe numbered head together merupakan faktor penting yang tidak terlepas dari pembelajaran yang menyebabkan terjadinya peningkatan motivasi belajar siswa darii siklus I ke siklus II. b. Hasil Kuesioner Hasil lembar kuesioner juga sebagai data tambahan untuk peningkatan motivasi belajar siswa. Lembar kuesioner diisi oleh siswa yang peneliti berikan pada awal sebelum penelitian dan akhir setelah selesai penelitian. Hal tersebut digunakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakannya penelitian. Berikut adalah grafik yang menunjukan motivasi belajar siswa sebelum dan sesuadah penelitian. 30 24
25
20 20 Motivasi Belajar Sebelum treatment
15 11 10
Motivasi Belajar Sesudah treatment
7
5 0 Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup Rendah Sangat Rendah
Gambar 4.18. Grafik Motivasi Belajar Siswa Hasil Lembar Kuesioner
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Dari gambar 4.18 tersebut jumlah siswa dalam kategori motivasi sangat tinggi mengalami kenaikan pada siklus II, dari yang siklus I berjumlah 7 siswa menjadi 11 siswa pada siklus II. Sedangkan jumlah siswa dalam kategori motivasi tinggi mengalami penurunan pada siklus II, dari yang siklus I berjumlah 24 siswa menjadi 20 siswa pada siklus II. Hasil tersebut juga menunjukan bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar setelah dilaksanakannya proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together. Prosentase motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penelitian disajikan dalam grafik berikut ini.
Prosentase Motivasi Belajar 79%
79%
79% 79% 79% 78% 78%
78%
78% 78% 78% 77% sebelum
sesudah
Gambar 4.19 Grafik Prosentase Motivasi Belajar Sebelum dan Sesudah Penelitian Hasil Lembar Kuesioner Gambar 4.19 merupakan grafik hasil dari lembar kuesioner yang diisi langsung oleh para siswa sesuai dengan apa yang siswa rasakan untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Terlihat peningkatan sebelum dan
sesudah
dilaksanaknnya
penelitian
meskipun
hanya
terjadi
peningkatan sebesar 1% saja. Dimana sebelum dilaksanakannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penelitian prosentase motivasi belajar
90
siswa 78% yang telah masuk
dalam kategori tinggi. sedangkan setelah dilaksanakannya penelitian menjadi 79% dimana masuk dalam kategori tinggi dan sudah mencapai target yang ingin dicapai sebesar 75% motivasi siswa tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar yang siswa rasakan sebelum pelasanaan tindakan sudah masuk dalam kategori tinggi. Namun, setelah pelaksanaan tindakan motivasi belajar yang siswa rasakan meningkat. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together dapat menigkatkan motivasi belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, yang dilakukan pada materi Archaebacteria dan Eubacteria dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together, motivasi belajar siswa sesudah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together mengalami kenaikan da nada pada kategori tinggi. Nilai rata-rata hasil belajar ranah kognitif pada siklus I adalah 46,17 dengan ketuntasan kelas sebesar 13,33%. Pada siklus II nilai rata-rata diperoleh 73,67 dengan ketuntasan kelas sebesar 73,33%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Biologi pada Materi Archaebacteria dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini maka dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa diajukan saran sebagai berikut. 1. Dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa, guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together.
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Materi yang akan dibahas hendaknya disesuaikan dengan model pembelajran ini, agar siswa tidak merasa jenuh. 2. Agar siswa lebih tertarik untuk belajar, maka sebaiknya guru menciptakan hubungan yang harmonis dan akrab antara guru dengan siswa, juga antara siswa dengan siswa. Suasana tersebut akan membuat siswa nyaman dalam belajar dan berani untuk bertanya maupun mengemukakan pendapat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. dan Diniati, Eko. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Bandung.
widya.
Bawuk, T. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Model dengan Media gambar Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau dari Motivasi Belajar (Studi eksperimen pada Siswa Kelas XI pada Program Ilmu Alam Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2008/2009). Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Fitriastuti, Tomi, M. 2012. Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VA SD Palbag Baru Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Pokok Bahasan Perbandingan dan Skala. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Jacob, G.M. 2003. Combining Cooperative Learning with Reading Aloud by Teachers. JFNPE. http://www.georgejacobs.net/Articles/CLandReading Aloud.htm. diakses tanggal 18 Desember 2013. Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Hanafiah, N. dan Suhana, C. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung. Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Ningrum, Puspa, D. 2012. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Jajargenjang dan Belah Ketupat di Kelas VII Freedom SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Skripsi. Universitas Snata Dhrama. Yogyakarta. Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. Santrock. 2009. Psikologi Pendidikan: Educational Psychology. Salemba Humanika. Jakarta.
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Reabilitas & Validitas. Alfabeta. Bandung. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Grafindo Persada. Jakarta.
Taniredja, H. Tukiran, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas UntukPengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, Dan Mudah. Alfabeta, Bandung. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Kencana Pernada Media Group.Jakarta. Uno, H.B. 2008. Teori Motivasi & Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Usman, M. 1997. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya. Bandung. Widyoko, P.E. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Calon Pendidik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
Lampiran 1
SILABUS Sekolah Kelas/Program Mata Pelajaran Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
: SMA Pangudi Luhur Yogyakarta : X (Sepuluh) / Reguler : Biologi :1 : 2. Memahami prinsip-prisip pengelompokkan makhluk hidup. Materi Pokok
2.2 Mendeskripsikan Archaebacteria dan Eubacteria ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria serta peranannya bagi kehidupan.
Indikator Kegiatan Pembelajaran Kognitif Afektif Diskusi Kognitif Produk: Afektif Karakter : kelompok dan 1. Menyebutkan 1. Mengajukan pendapat dengan tanya-jawab ciri-ciri mengenai percaya diri dan Archaebacteria Archaebacteria bertanggung 2. Mendeskripsikan jawab. dan Eubacteria pengelompokkan dengan metode 2. Bertanya dengan Archaebacteria NHT yang berani dan dikembangkan 3. Menyebutkan percaya diri. oleh Trianto. 3. Menjawab ciri-ciri pertanyaan Eubacteria dengan berani, 4. Menjelaskan percaya diri, dan struktur dan jujur. fungsi serta 95
Alokasi Sumber Waktu Belajar Pretest dan 4 kali 1. Buku posttest pertem paket dengan uan (8 biologi soal pilihan x 45 kelas ganda. menit) X. 2. Lemba r kerja siswa. 3. Rangk uman materi Archae bacteri a dan Eubact Penilaian
KKM 75
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 96
reproduksi prokariotik 5. Menyebutkan peranan Archaebacteria dan Eubacteria. 6. Menjelaskan cara penanggulangan terhadap Eubacteria merugikan. Kognitif Proses : 1. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang ciri-ciri Archebacteria. 2. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang
Afektif Sosial: Berdiskusi dengan semangat, kerjasama dan saling menolong.
eria.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 97
Klasifikasi Archebacteria. 3. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang ciri-ciri Eubacteria. 4. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang struktur dan fungsi serta reproduksi prokariota 5. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang pengelompokkan eubacteria
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 98
6. Mengamati proses pembuatan yoghurt dari video dan mengerjakan LKS tentang proses pembuatan yoghurt. 7. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang cara penanggulangan terhadap Eubacteria merugikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS I)
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: SMA Pangudi Luhur Yogyakarta : Biologi :X/I : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi 3. Memahami prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup. B. Kompetensi Dasar 3.2 Mendeskripsikan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria serta peranannya bagi kehidupan. C. Indikator Kognitif Produk: 1. Menyebutkan ciri-ciri Archaebacteria 2. Mendeskripsikan pengelompokkan Archaebacteria 3. Menyebutkan ciri-ciri Eubacteria 4. Menjelaskan struktur dan fungsi serta reproduksi prokariotik Kognitif Proses 1. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang ciri-ciri Archebacteria. 2. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang Klasifikasi Archebacteria. 3. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang ciri-ciri Eubacteria. 4. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang struktur dan fungsi serta reproduksi prokariotik. Afektif Karakter 4. Mengajukan pendapat dengan percaya diri dan bertanggung jawab. 5. Bertanya dengan berani dan percaya diri. 6. Menjawab pertanyaan dengan berani, percaya diri, dan jujur. Afektif Sosial 1. Berdiskusi dengan semangat, kerja sama dan saling menolong
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
D. Tujuan Kognitif Produk 1. Setelah membaca modul siswa dapat menyebutkan minimal 3 ciri-ciri Archaebacteria. 2. Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan klasifikasi Archaebacteria dengan menggunakan kata-kata sendiri. 3. Setelah membaca modul siswa dapat menyebutkan minimal 3 ciri-ciri Eubacteria. Kognitif Proses 1. Dengan kegiatan yang telah dirancang, siswa dapat membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang ciri-ciri Archebacteria. 2. Dengan kegiatan yang telah dirancang, siswa dapat membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang Klasifikasi Archebacteria. 3. Dengan kegiatan yang telah dirancang, siswa dapat membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang ciri-ciri Eubacteria. Afektif Karakter 1. Dengan kegiatan berkelompok siswa mampu mengajukan pendapat dengan percaya diri dan bertanggung jawab. 2. Dengan kegiatan yang telah dirancang guru, siswa mampu bertanya dengan berani dan percaya diri. 3. Dengan kegiatan yang telah dirancang guru, siswa mampu menjawab pertanyaan dengan berani, percaya diri, dan jujur. Afektif Sosial 1. Dengan kegiatan yang telah dirancang oleh guru, siswa dapat berdiskusi dengan semangat, kerja sama dan saling menolong satu sama lain. E. Materi Pembelajaran 1. Ciri Archaebacteria 2. Klasifikasi Archaebacteria 3. Ciri Eubacteria F. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya-Jawab, dan Ceramah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
G. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan Fase (Waktu) Pendahuluan Melakukan apresepsi, (40 menit) menyampaikan tujuan dan melakukan pretest.
Inti (40 menit)
Menyampaikan masalah
Menyampaiakan model pembelajaran yang digunakan dan mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar
Membimbing kelompok
Kegiatan Guru dan Siswa a) Guru memberi salam pada siswa dan memeriksa kesiapan belajar. b) Guru memberikan setiker pada siswa sesuai dengan nomor absen siswa. c) Guru menampilkan beberapa gambar dan memberikan pertanyaan pada siswa: “Kira-kira apa yang akan kalian temui di tempattempat tersebut?” d) Siswa menanggapi pertanyaan dari guru. e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pretest. a) Guru memberikan pemasalahan terkait dengan bakteri: “Hampir disetiap kegiatan, kita selalu bersinggungan dengan bakteri, tetapi mengapa kita tidak menyadarinya?” b) Siswa menanggapi permasalahan yang diajukan oleh guru. a) Guru menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dikembangkan oleh Trianto yang terdiri dari 4 fase yaitu: penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab. Fase penomoran: • Guru meminta siswa untuk membentuk 5 kelompok kecil dengan anggota 6-7 orang siswa. • Siswa berkumpul dengan kelompoknya masingmasing. • Guru membagikan nomor berbeda pada tiap anak di setiap kelompok. Fase mengajukan pertanyaan: • Guru membagikan LKS pada setiap kelompok. • Guru meminta siswa untuk menuliskan nama anggota dan nomor yang didapat tiap anggota.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
b) c)
Penutup (10 menit)
Evaluasi dan Penutup
a) b) c) d)
2. Pertemuan II (2 x 45 menit) Kegiatan Fase (Waktu) Pendahuluan Melakukan apresepsi (10 menit) dan menyampaikan tujuan pembelajaran
Inti (50 menit)
Menyampaikan masalah
Fase berpikir bersama: • Guru meminta siswa mendiskusikan dan mengerjakan soal-soal yang ada di lembar kerja. • Siswa harus saling membantu dan bekerja sama dalam kelompoknya supaya semua anggota kelompok paham dengan jawaban yang telah dikerjakan dan paham dengan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan. • Guru mengamati dan membantu jalannya diskusi dalam kelompok. Guru meminta tiap kelompok untuk mengumpulkan lembar kerja yang telah dikerjakan. Guru juga meminta tiap kelompok untuk mengumpulkan kembali nomor yang telah guru berikan. Guru menyampaikan bahwa tanya-jawab dilakukan pada pertemuan berikutnya. Siswa diminta kembali belajar apa yang telah dipelajari dari kegiatan diskusi. Guru Menyampaikan akan ada posttest untuk pertemuan mendatang. Guru memberikan salam.
Kegiatan Guru dan Murid a) Guru memberi salam b) Guru memeriksa kesiapan belajar. c) Guru memberikan lagi setiker pada siswa sesuai dengan nomer absensinya. d) Guru mengingatkan kembali tentang kegiatan pada minggu sebelumnya e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran a) Guru menyampaikan permasalahan pada siswa: “Mengapa jumlah Archaebacteria dan Eubacteria di bumi sangat banyak melebihi jumlah populasi manusia?” b) Siswa menanggapi permasalahan yang diajukan oleh guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok dan membimbing kelompok
Evaluasi
Penutup (30 menit)
Penghargaan dan posttest
a) Guru menerapkan kembali model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang dikembangkan oleh Trianto. Melanjutkan pertemuan sebelumnya. b) Guru meminta siswa kembali kedalam kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya c) Guru membagikan kembali lembar kerja yang telah diisi pada kelompok masing-masing d) Guru meminta siswa untuk kembali mengingat hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. Fase menjawab: • Guru memanggil satu nomor dalam satu kelompok dengan cara mengundi • Siswa yang dipanggil maju kedepan untuk mengundi nomor soal yang harus dijawab. • Siswa yang telah mendapat soal menjawab pertanyaan dan teman yang lain boleh menanggapi jawabannya. a) Guru menyampaikan materi yang terkait dengan pertemuan tersebut. a) Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang teman sekelompoknya dengan benar menjawab pertanyaan. b) Guru memberikan posttest pada siswa c) Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. d) Guru memberikan salam.
H. Sumber Belajar 1. Buku paket biologi kelas X 2. LKS 1 3. Rangkuman materi Archaebacteria dan Eubacteria.
I. Alat dan Bahan 1. Gambar-gambar pada PPT J. Penilaian 1. Jenis Penilaian 2. Instrumen
: Tes (berupa pretest dan posttest dengan soal pilihan ganda) : Kisi-kisi soal, Soal, Kunci jawab, rubrik penilaian dan pedoman skoring (terlampir)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 3 LEMBAR KERJA SISWA 1 Judul: “Archaebacteria dan Eubacteria” Alat dan Bahan: 1. Gambar struktur sel bakteri 2. Modul Archaebacteria dan Eubacteria Tujuan: 1. Menyebutkan ciri-ciri Archaebacteria 2. Mendeskripsikan pengelompokkan Archaebacteria 3. Menyebutkan ciri-ciri Eubacteria 4. menjelaskan struktur dan fungsi serta reproduksi prokariotik Langkah Kerja: 1. Bacalah rangkuman materi dengan seksama. 2. Diskusikan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bersama kelompokmu Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Sebutkan ciri-ciri Archaebacteria? 2. Jelaskan mengenai klasifikasi Archaebacteria dan berikan contoh bakterinya? 3. Sebutkan ciri-ciri Eubacteria? 4. Jelaskan mengenai bentuk-bentuk sel prokariota? 5. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebutkan nama bagian-bagian tersebut beserta fungsinya? 6. Jelaskanlah mengenai cara perkembang biakan prokariota? 7. Jelaskan mengenai cara hidup prokariota?
104
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
ampiran 4 KISI-KISI SOAL PRETEST Indikator 1. Menjelaskan ciri-ciri Archaebacteria 2. Menjelaskan klasifikasi Archaebacteria 3. Menjelaskan ciri-ciri Eubacteria
Ingatan
Pemahaman
1
2
3 dan 4 16, 19, dan 20
17 dan 18
10, 11, 12, dan 13 15
105
Analisis
Sintesis
Jumlah Soal 2
5 dan 6
4. Menjelaskan klasifikasi Eubacteria 5. Menyebutkan peranan Eubacteria dan Archaebacteria. 6. Menjelaskan cara penanggulangan terhadap bakteri merugikan.
Nomor Soal Penerapan
7
5 5
8 dan 9
2
14
5 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5
PRETEST
Nama
:...................................................
Nomor Absen
:...................................................
Kelas
:...................................................
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda ( x ) pada jawaban yang di anggap paling benar! 1. Archaebacteria dan Eubacteria merupakan organisme prokariotik yang artinya..... a. Tidak memiliki peptidoglikan b. Tidak memiliki inti sel c. Tidak memiliki membran inti d. Tidak bermembaran sel e. Bersel banyak 2. (1). Dinding sel mengandung peptidoglikan (2). Ukurannya lebih besar dari virus (3). Hidup di lingkungan ekstrim Dari data diatas,yang merupakan ciri Archaebacteria adalah…. a. Nomor (1) dan (3) b. Nomor (1) dan (2) c. Nomor (1), (2), dan (3) d. Nomor (3) dan (2) e. Nomor (1), (2) dan (3) bukan ciri Archaebacteria 3. Pengelompokkan Archaebacteria didasarkan pada…… a. Kebutuhan oksigennya b. Manfaatnya c. Lingkungan hidupnya d. Bentuknya e. Cara Hidupnya 4. Termofil ekstrim adalah kelompok Archaebacteria yang hidup di daerah….. a. Berkadar garam tinggi b. Bersuhu tinggi c. Bersuhu dingin d. Lembab e. Kadar garam dan suhu tinggi 5. Untuk mendapatkan energi, Methanobacterium yang hidupnya pada lambung ruminansia mampu merombak selulosa menjadi.... sebagai sisa metabolismenya. a. Nitrit b. Alkohol c. Nitrat d. Glukosa e. Metana
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107
6. Sepotong ikan asin yang kadar garamnya sangat tinggi ternyata menjadi rusak dan agak membusuk. Kerusakan ini diduga disebabkan oleh bakteri. Kemungkinan bakteri yang merusak ikan asin tersebut adalah.... a. Clostridium botulinum b. Clostridium acetobutylicum c. Bakteri metanogen d. Bakteri halofil ekstrim e. Bakteri termofil ekstrim 7. Ani melakukan sebuah penelitian, dan berikut ini data yang dia dapat: (1). Ditemukan di sumber air panas. (2). Dapat hidup di pH 2-4 (3). Organisme yang ditemukan: Sulfolobus Dari data tersebut organisme yang diteliti Ani termasuk dalam kelompok….. a. Halofil ekstrim b. Termofil ekstrim c. Saprob d. Aerob e. Metanogen 8. Seorang ilmuwan melakukan sebuah penelitian dan menemukan organisme dengan ciri: 1) Memiliki klorofil 2) Memiliki lapisan lendir 3) Hidup soliter atau berkoloni 4) Beberapa berbentuk benang, lembaran, atau bola berongga Dari beberapa ciri tersebut, kemungkinan organisme apa yang ditemukan oleh ilmuwan tersebut..... a. Cyanobacteria b. Proteobacteria c. Bakteri Gram-Positif d. Chlamydias e. Spirochetes 9. (1) Beberapa jenisnya menyebabkan penyakit (2) Berbentuk spiral (3) Beberapa hidup di lumpur Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa organisme tersebut masuk dalam kelompok.... a. Cyanobacteria b. Proteobacteria c. Bakteri Gram-Positif d. Chlamydias e. Spirochetes 10. Apakah manfaat bakteri Rhizobium pada tanaman polong-polongan.... a. Mengikat nitrogen bebas dari udara b. Mingikat oksigen bebas dari udara c. Mengikat karbondioksida dari udara untuk fotosintesis d. Membantu dalam pertumbuhan tanaman e. Membantu dalam perlindungan diri tanaman 11. Di bawah ini bakteri yang menimbulkan penyakit, kecuali..... a. Bacillus anthracis b. Clostridium tetani c. Streptomyces griseus d. Treponema palladium
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
e. Staphylococcus aureus 12. Dibawah ini termasuk bakteri yang menguntungkan, kecuali..... a. Escherichia coli b. Nitrosococcus c. Clostridium botulinum d. Methanobacterium e. Streptomyces griseus 13. Dibawah ini termasuk bakteri yang merugikan, kecuali..... a. Mycobacterium tuberculosis b. Bacillus anthracis c. Agrobacterium tumefacines d. Clostridium tetani e. Clostridium acetobutylicum 14. Pernyataan-pernyataan berikut yang benar adalah..... a. Lactobacillus casei membantu dalam pembuatan yoghurt b. Streptomyces griseus penghasil antibiotik tetrasiklin c. Rhizobium leguminosarum hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacangkacangan d. Methanobacterium penyebab kerusakan makanan yang diawetkan dengan garam e. Acetobacter xylinum membantu dalam pembuatan keju 15. Pernyataan berikut yang benar mengenai Pasteurisasi adalah..... a. Pemanasan dengan menggunakan udara panas atau uap air panas bertekanan tinggi b. Pemanasan dengan suhu 63-72˚C selama 15-30 menit. c. Pembekuan bahan makanan dengan suhu 0˚C d. Pengawetan makanan dengan cara dikeringkan e. Pengawetan makanan dengan bantuan sinar matahari 16. Apakah fungsi Pili pada bakteri…. a. Untuk melekatkan diri ke permukaan benda b. Untuk bergerak c. Untuk mempertahankan diri dari lingkungan yang kurang menguntungkan d. Mengatur transportasi zat dari luar ke dalam sel e. Memberi bentuk 17. Bakteri penyebab kolera berbentuk.... a. Bacillus b. Spirillium c. Coccus d. Vibrio e. Streptococcus 18. Lihat gambar dibwah ini !
Yang ditunjukkan oleh huruf A dan B berturut-turut adalah….. a. Sitoplasma dan Flagela b. Sitoplasma dan Pili
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109
c. Ribosom dan Flagela d. Flagela dan Ribosom e. Flagela dan Sitoplasma 19. Dinding sel Eubacteria tersusun dari...... a. Lipid b. Protein c. Glukosa d. Peptidoglikan e. Karbohidrat 20. Bakteri yang hidupnya membutuhkan oksigen disebut dengan bakteri…. a. Bakteri Autotrof b. Bakteri Aerob c. Bakteri Anaerob d. Bakteri Parasit e. Bakteri Kemoautotrof
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 6
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN SKORING PRETEST
1. C 2. D 3. C 4. B 5. E 6. D 7. B 8. A 9. E 10. A 11. C 12. C 13. E 14. C 15. B 16. A 17. D 18. C 19. D 20. B
Pedoman Skoring : 1. Tiap soal yang benar diberikan nilai 1, sedangkan soal yang salah diberikan nilai 0. 2. Rumus pengitungan nilai Nilai =
x 100
110
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
Lampiran 7
KISI-KISI SOAL POSTTEST SIKLUS I Indikator
Ingatan
1. Menjelaskan ciri-ciri Archaebacteria 2. Menjelaskan klasifikasi Archaebacteria 3. Menjelaskan ciri-ciri Eubacteria
Pemahaman
Nomor Soal Penerapan
Analisis
1
Jumlah Soal 1
2 dan 4
3 dan 6
5
8, 10, 11, 12, 13, 16,18, dan 19
14, 15, 17, dan 20
9
111
Sintesis
7
6 13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 8
POSTTEST 1 Nama
: ................................................
Kelas
: ................................................
No. Absen
: ................................................
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberi tanda (x) pada salah satu jawaban yang dianggap paling benar! 1. (1). Dinding sel mengandung bakteri yang merusak ikan asin tersebut peptidoglikan adalah.... (2). Ukurannya lebih besar dari virus f. Clostridium botulinum g. Clostridium acetobutylicum (3). Membran plasma mengandung lipid (4). Hidup di lingkungan ekstrim h. Bakteri metanogen i. Bakteri halofil ekstrim (5). Hidup hampir di semua tempat j. Bakteri termofil ekstrim Dari data diatas yang merupakan ciri 6. Kelompok Archaebacteria yang Archaebacteria adalah…. menghasilkan metan dari gas hidrogen dan f. Nomor (1), (2), dan (3) karbondioksida atau asam asetat adalah.... g. Nomor (2), (3), dan (5) a. Metanogen h. Nomor (1), (4), dan (5) b. Halofil ekstrim i. Nomor (1), (3), dan (5) c. Termofil ekstrim j. Nomor (2), (3), dan (4) d. Cyanobacteria 2. Pengelompokkan Archaebacteria e. Proteobacteria didasarkan pada…… 7. Ani melakukan sebuah penelitian, dan f. Kebutuhan oksigennya berikut ini data yang dia dapat: g. Manfaatnya (1). Ditemukan di sumber air panas. h. Lingkungan hidupnya (2). Dapat hidup di pH 2-4 i. Bentuknya (3). Organisme yang ditemukan: j. Cara Hidupnya Sulfolobus 3. (1) Metanogen Dari data tersebut organisme yang diteliti (2) Termofil ekstrim Ani termasuk dalam kelompok… (3) Halofil ekstrim a. Aerobic (4) Cyanobacteria b. Termofil ekstrim (5) Heterotrof c. Halofil ekstrim Dari data di atas yang termasuk ke dalam kelompok Archaebacteria adalah............ d. Metanogen a. Nomor 1, 3, dan 4 e. Cyanobacteria b. Nomor 1, 4, dan 5 8. Eubacteria termasuk dalam organisme prokariotik yang artinya adalah..... c. Nomor 1, 2, dan 3 f. Tidak memiliki peptidoglikan d. Nomor 2, 3, dan 4 g. Tidak memiliki inti sel e. Nomor 2, 3, dan 5 4. Halofil ekstrim adalah kelompok h. Tidak memiliki membran inti Archaebacteria yang hidup di daerah….. i. Tidak bermembaran sel j. Bersel banyak f. Berkadar garam tinggi g. Bersuhu dan keasaman tinggi 9. (1). Hidup hampir di semua tempat (2). Dinding sel tidak mengandung h. Bersuhu dingin peptidoglikan i. Lembab (3). Dinding sel mengandung peptidoglikan j. Kadar garam dan suhu tinggi (4). Uniseluler 5. Sepotong ikan asin yang kadar garamnya (5). Prokariotik sangat tinggi ternyata menjadi rusak dan (6). Eukariotik agak membusuk. Kerusakan ini diduga disebabkan oleh bakteri. Kemungkinan (7). Hidup di tempat ekstrim
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Dari data diatas, yang bukan termasuk dalam ciri Eubacteria adalah….. a. Nomor (2), (6), dan (7) b. Nomor (1), (4), dan (7) c. Nomor (3), (6), dan (7) d. Nomor (2), (5), dan (6) e. Nomor (4), (5), dan (6) 10. Berikut ini yang bukan termasuk struktur dasar bakteri adalah….. a. Dinding Sel b. Sitoplasma c. Ribosom d. Mesosom e. Kapsula 11. Bakteri melakukan pergerakan menggunakan…. a. Bulu getar b. Pili c. Flagela d. Fimbrae e. Endospora 12. Bakteri yang memiliki banyak flagella hanya disatu ujung tubuhnya adalah…. a. Atrik b. Lofotrik c. Monotrik d. Amfitrik e. Peritrik 13. Apakah fungsi dari Pili pada bakteri…. f. Untuk melekatkan diri ke permukaan benda g. Untuk bergerak h. Untuk mempertahankan diri dari lingkungan yang kurang menguntungkan i. Mengatur transportasi zat dari luar ke dalam sel j. Memberi bentuk 14. Lihat gambar dibwah ini !
Yang ditunjukkan oleh huruf A dan B berturut-turut adalah….. f. Sitoplasma dan Flagela g. Sitoplasma dan Pili h. Ribosom dan Flagela i. Flagela dan Ribosom j. Flagela dan Sitoplasma
113
15. Eubacteria memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi secara seksual yang terjadi melalui.... a. Perkawinan antara bakteri jantan dan betina b. Perkawinan yang bersifat hermafrodit c. Pertukaran materi genetik d. Fragmentasi e. Pembelahan sel 16. Contoh bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen maupun dengan oksigen adalah….. a. Acetobacter b. Mycobacterium tuberculosis c. Escherichia coli d. Nitrobacter e. Nitrococcus 17. (1) Bertelur (2) Pembelahan biner (3) Konjugasi (4) Transformasi (5) Transduksi (6) Beranak Dibawah ini yang termasuk cara reproduksi pada bakteri adalah…. a. Nomor (1) dan (5) b. Nomor (2) dan (6) c. Nomor (1) dan (3) d. Nomor (4) dan (6) e. Nomor (2 ) dan (4) 18. Perpindahan materi genetik dari bakteri donor ke resipien dengan bantuan virus adalah….. a. Pembelahan biner b. Fragmentasi c. Konjugasi d. Transduksi e. Transformasi 19. Bakteri yang hidupnya membutuhkan oksigen disebut dengan bakteri…. f. Bakteri Autotrof g. Bakteri Aerob h. Bakteri Anaerob i. Bakteri Parasit j. Bakteri Fotoautotrof
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20. Bacillus anthracis adalah bakteri penyebab antraks pada binatang. Dilihat dari namanya bakteri ini memiliki bentuk..... a. Spiral b. Kokus c. Koma d. Kubus e. Batang
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 9 KUNCI JAWAB DAN PEDOMAN SKORING POSTTEST I
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
E C C A D A B C B E C B A C C C E D B E
Pedoman Skoring: 1. Setiap soal yang memiliki jawaban yang benar diberikan skor 1, sedangkan soal yang memiliki jawaban salah diberikan skor 0 2. Hasil posttest siswa dihitung dengan rumus berikut
Nilai =
x 100
115
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
Lampiran 10
RANGKUMAN MATERI BIOLOGI “ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA”
SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA 2013
116
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 117 A. PENDAHULUAN Dalam ilmu Biologi kita sering mendengar istilah Eukariotik (memiliki membran inti) dan Prokariotik (tidak memiliki membran inti). Pada tahun 1969 Whittaker mengklasifikasikan makhluk hidup ke dalam 5 kingdom yaitu, Animalia, Plantae, Protista, Fungi, dan Monera. Semua organisme prokariotik dikelompokkan ke dalam kingdom Monera, sedangkan 4 kingdom yang lain masuk ke dalam organisme eukariotik. Klasifikasi terus berkembang dan para ilmuwan menemukan bahwa terdapat dua kelompok berbeda pada organisme prokariotik. Dua kelompok tersebut adalah Archaebacteria (atau lebih dikenal dengan nama archaea) dan Eubacteria (atau yang lebih dikenal dengan bacteria). Istilah archaea menunjukkan betapa tuanya asal mula kelompok itu. Sebagian besar archaea menempati lingkungan yang ekstrim, yang menyerupai habitat pada Bumi purbakala. Namun demikian, sebagian besar Prokariota adalah bacteri. Mereka berbeda dari archaea dalam ciri-ciri pokok structural, biokimiawai, dan fisiologis. Meskipun terdapat perbedaan diantara kedua spesies tersebut, baik bacteria maupun archaea secara structural dikelompokkan sebagai prokariotik (tidak memiliki membrane inti), yang menjadikan alas an mengapa pembahasan antara archaea dan bacteria disatukan dalam bab ini. perbedaan antara archaea dan bacteria akan semakin jelas setelah kita mengkaji adaptasi structural, genetic, dan metabolic yang memberikan sumbangan terhadap penyebaran prokariota di Bumi ini. B. STRUKTUR, FUNGSI, DAN REPRODUKSI Hampir sebagian besar prokariota bersifat uniseluler (bersel satu). Namun, beberapa spesies ada yang membentuk agregat(kumpulan) sementara, koloni sejati, bahkan beberapa spesies prokariota menunjukkan suatu organisasi multiseluler sederhana yang memiliki pembagian tugas antara dua jenis sel atau lebih yang telah terspesialisasi. Prokariota memiliki keanekaragaman bentuk sel, dengan bentuk umumnya adalah bulat (kokus), batang (basil), dan heliks (meliputi bakteri yang dikenal sebagai spirilla/spiral, spirokaeta, dan vibrio). Bakteri kokus dan basil ada yang membentuk suatu koloni atau kumpulan yang berdempetan setelah terjadi pembelahan sel. Kumpulan sel-sel bakteri
tersebut memiliki bentuk yang bermacam-macam, kecuali bakteri spirila yang memiliki bentuk yang berbeda. Bakteri kokus memiliki bentuk-bentuk sebagai berikut:
1. Monokokus, yaitu berupa sel bakteri kokous tunggal. Contohnya Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata). 2. Diplokokus, yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan. Contohnya Neisseria gonorrhoeae (penyebab penyakit kelamin raja singa) dan Diplococcus pneumonia (penyebab penyakit pneumonia) 3. Tetrakokus, yaitu empat sel bbakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat. Contohnya Pediococcus cerevisiae. 4. Sarkina, yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus. Contohnya Thiosarcina rosea (bakteri belerang). 5. Streptokokus, yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai. Contohnya Streptococcus mutans (penyebab gigi berlubang). 6. Stafilokokus, yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan secara bergerombol seperti buah anggur. Contohnya Staphylococcus aureus (penyebab penyakit radang paru-paru). Bakteri basil memiliki bentuk-bentuk sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 118
1. Spiral, yaitu bentuk sel bergelombang. Contohnya Thiospirillopsis floridana (bakteri belerang). 2. Spiroseta, yaitu bentuk sel seperti skrup. Contohnya Treponema palladium (penyebab penyakit kelamin sifilis). 3. Vibrio, yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma. Contohnya Vibrio cholera (penyebab penyakit kolera). Sebagian besar prokariota memiliki diameter dalam kisaran 1-5µm, dibandingkan sel eukariota yang sebagian besar berukuran 1-100µm. 1. Monobasil, yaitu berupa sel bakteri basil tunggal. Contohnya Escherichia coli (bakteri usus besar manusia) dan Propionibacterium acne (penyebab jerawat). 2. Diplobasil, yaitu dua sel bakteri basil berdempetan. 3. Streptobasil, yaitu berupa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai. Contohnya Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks pada hewan ternak) dan Azotobacter (bakteri tanah yang mengikat nitrogen). Bakteri spirila memiliki bentuk-bentuk sebagai berikut:
Gambar Sel prokariotik Hampir sebagian besar prokariota memiliki dinding sel untuk mempertahankan bentuk sel, memberi perlindungan fisik, dan mencegah supaya sel tidak pecah dalam lingkungan yang hipotonis (konsentrasinya lebih rendah). Dinding sel prokariota berbeda dengan dengan dinding sel tumbuhan, fungi, dan Protista dalam hal komposisi dan bangunan molekuler. Sebagian besar dinding sel bacteria mengandung suatu bahan khusus unik yang disebut peptidoglikan sedangan dinding sel archaea tidak
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 119
mengandung peptidoglikan. Pengaruhnya adalah adanya sebuah jaringan molekuler tunggal yang membungkus dan melindungi seluruh sel itu. Pewarnaan gram (Gram Strain) adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk memisahkan anggota-anggota domain bacteria ke dalam dua kelompok berdasarkan perbedaan dinding selnya. Bakteri gram-positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana, dengan jumlah peptidoglikan yang relatif banyak. Dinding sel bakteri gram-negatif memiliki peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara structural lebih kompleks. Membran bagian luar pada dinding sel gram-negatif mengandung lipopolisakarida, yaitu karbohidrat yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri patogen, yang menyebabkan penyakit, spesies gram-negatif umumnya lebih berbahaya dibandingkan dengan spesies gram-positif. Lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif sering bersifat toksik (racun), dan membrane bagian luar membantu melindungi bakteri patogen melawan sistem perahanan inangnya. Lebih jauh, bakteri gram negatif umumnya lebih resisten terhadap antibiotic dibandingkan dengan bakteri gram-positif karena membran bagian luar itu menghalangi masuknya obat-obatan. Obat-obatan adalah peluru selektif yang melumpuhkan banyak spesies bakteri yang menyebabkan penyakit menular, tanpa mengganggu manusia dan eukariota lainnya yang tidak membuat peptidogliakan. Banyak diantara prokariota mensekresikan bahan kental dan lengket yang membentuk lapisan pelindung lainnya yang disebut kapsul yang terletak di luar dinding sel. Kapsul memungkinkan organisme itu menempel pada substratnya dan memberikan perlindungan tambahan, yang meliputi peningkatan resistensi prokariota patogenik terhadap sistem pertahanan inang. Kapsul bergelatin menyatukan banyak sel prokariota yang hidup sebagai koloni. Cara lain prokariota menempel satu sama lain atau pada lapisan bawah adalah dengan alat tambahan pada permukaan selnya yang disebut pili (tunggal : pilus). Beberapa pili dikhususkan untuk menempelkan prokariota bersama-sama dalam waktu yang cukup lama agar sel dapat mentransfer DNA selama proses konjugasi. Sekitar separuh dari seluruh prokariota mampu melakukan pergerakan yang terarah. Kerja flagella adalah mekanisme yang paling umum dalam
pergerakan prokariota. Flagella dapat tersebar diseluruh permukaan sel atau terpusat pada salah satu atau kedua ujung sel itu. Flagelum yang berjumlah satu (monotrik), banyak flagellum di satu sisi (lofotrik), satu atau banyak flagellum di kedua ujung (amfitrik), atau tersebar di seluruh permukaan sel (peritrik). Sel prokariota tidak memiliki pembagian ruang oleh membran internal yang menjadi ciri khas eukariota. Akan tetapi, berbagai prokariota memiliki berbagai membrane terspesialisasi yang melakukan banyak fungsi metaboliknya. Membran-membran itu umumnya merupakan daerah membran plasma yang terlipat. Dibandingkan dengan eukariota, prokariota juga memiliki genom yang lebih kecil dan lebih sederhana. Rata-rata prokariota hanya memiliki DNA sekitar seperseribu DNA sel eukariotik. Pada sebagian besar prokariota, DNA terkonsentrasi sebagai serat kusut dalam daerah nucleoid. Kumpulan serat itu adalah kromosom prokariota, molekul DNA beruntai ganda dalam bentuk cincin. Sel prokariotik juga memiliki cincin-cincin DNA yang jauh lebih kecil yang disebut plasmid, yang sebagian besar diantaranya hanya berisi beberapa gen. Populasi prokariota tumbuh dan beradaptasi secara cepat. Prokariota bereproduksi hanya secara aseksual yaitu dengan pembelahan sel yang disebut pembelahan biner (binary fission). Sebuah sel prokariota tunggal dalam suatu lingkungan yang sesuai akan menjadi suatu koloni keturunan melalui pembelahan berulang.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 120
G
Gambar pembelahan biner Akan tetapi, prokariota juga memiliki tiga mekanisme rekombinasi genetik: transformasi, yaitu pengambilan gen dari lingkungan sekitar, yang memungkinkan terjadinya pemindahan materi genetic antar prokariota; konjugasi, yaitu pemindahan gen-gen secara langsung dari suatu prokariota ke prokariota lainnya; dan transduksi pemindahan gen antarprokariota dengan bantuan virus. Gambar transformasi
Gambar transduksi
Waktu generasi (diukur dalam satuan menit atau jam) yang pendek memungkinkan populasi prokariota secara cepat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, seiring seleksi alam menyaring mutasi baru dan genom baru yang dihasilkan oleh rekombinasi. Kondisi untuk pertumbuhan optimum (pH, suhu, konsentrasi garam, sumber nutrisi, dan seterusnya) prokariotik sangat bervariasi menurut spesiesnya. namun demikian, pertumbuhan prokariotik baik di laboratorium dan di alam umumnya selalu
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 121
melambat pada titik tertentu, ketika sel-sel itu kehabisan nutrient atau saat koloni itu meracuni diri sendiri dengan penumpukan buangan metabolis yang dihasilkannya sendiri. Kemampuan beberapa prokariota untuk bertahan hidup pada kondisi yang tidak bersahabat sangat menakjubkan. Bebrapa bakteri membentuk sel-sel resisten yang disebut endospora. Sel awal mereplikasi kromosomnya, dan satu salinannya dikelilingi oleh dinding sel kuat. Sel bagian luar akan hancur, tetapi endospora yang dikandungnya akan bertahan hidup melewati segala jenis trauma, yang meliputi kekurangan nutrient dan air, panas, atau dingin yang ekstrim, dan sebagian besar racun. Dalam lingkungan yang bersahabat, endospora dapat bertahan berabad-abad. Jika ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai, endospora akan mengalami hidrasi dan hidup kembali ke keadaan vegetatif (menghasilkan koloni).
C. KEANEKARAGAMAN NUTRISI Nutrisi di sini diartikan sebagai suatu cara organisme mendpatkan dua sumberdaya untuk mensintesis senyawa organic yaitu, energi dan sumber karbon. Spesies yang menggunakan energy cahaya disebut fototrof. Kemotrof mendapatkan energinya dari senyawa kimia yang diambil dari lingkungan. Jika suatu organisme hanya memerlukan senyawa anorganik CO2 sebagai sumber karbon, maka organisme tersebut disebut autotrof (dapat membuat makanan sendiri). Sedangkan heterotrof (tidak dapat membuat makanan sendiri) memerlukan paling tidak satu nutrient organik – misalnya, glukosa – sebagai sumber karbon untuk pembuatan senyawa organik lain. Pengelompokkan prokariota berdasarkan cara memperoleh nutrisi: 1. Fotoautotrof adalah organisme yang memanfaatkan energi cahaya untuk menjalankan sintesis senyawa organik dari karbondioksida. Contoh bakteri fotoautotrof adalah Cyanobacteria. 2. Kemoautotrof menggunakan energi kimia untuk mensintesis makanannya. Energi kimia diperoleh dari oksidasi senyawa anorganik. Contoh bakteri kemoautotrof adalah Nitrosomonas dan Nitrococcus (bakteri nitrit) yang mengoksidasi senyawa ammonia menjadi nitrit.
3. Fotoheterotrof dapat menggunakan cahaya untuk menghasilkan energi, tetapi harus menggunakan karbon dalam bentuk organik. 4. Kemoheterotrof memerlukan molekul organik untuk sumber energi dan karbon Sebagian besar prokariota adalah kemoheterotrof. Katergori ini meliputi saprob dan parasit. Sabrob memperoleh makanan dari sisasisa organisme mati atau produk organisme lain. Sisa-sisa organisme, misalnya daun yang gugur dan kotoran hewan, sedangkan produk organisme, misalnya susu dan daging. Sisa organisme atau produk organisme yang mengandung bakteri akan mengalami proses penguraian. Saprob merupakan salah satu organisme pengurai (dekomposer) di alam. Contohnya adalah Escherichia coli, Lactobacillus bulgaricus (bakteri untuk pembuatan yoghurt), dan Mycobacterium (bakteri pengurai sampah). Parasit memperoleh makanan dari inangnya. Inang tempat hidupnya adalah tumbuhan, hewan, atau manusia. Jika menimbulkan penyakit pada inangnya disebut sebagai pathogen. Contoh bakteri parasit adalah Mycobacterium tuberculosis (penyebab penyakit TBC pada manusia), Bacillus anthracis, dan Clostridium tetani. Variasi metabolik lainnya pada prokariota adalah dalam hal pengaruh yang ditimbulkan oleh oksigen pada pertumbuhannya. Aerob obligat menggunakan O2 untuk respirasi seluler dan tidak dapat hidup tanpa oksigen. Anaerob fakultatif menggunakan O2 jika ada, tetapi juga dapat tumbuh dengan cara fermentasi dalam suatu lingkungan aerobik. Aerob obligat akan teracuni oleh O2. D. FILOGENI PROKARIOTA 1. Domain Archaea
Metanogen mampu menghasilkan gas metan dari gas hidrogen dan karbondioksida atau asam asetat. Metanogen merupakan organisme anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Metanogen memiliki habitat di lumpur dan rawa, contohnya: Methanococcus janascii yang hidup di rawa, dan mengakibatkan rawa akan mengeluarkan gas metan atau gas rawa. Ada juga
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 122
metanogen yang hidup di lingkungan anaerob dalam perut hewan seperti sapi, rayap, dan herbivora lain yang mengandalkan makanan berselulosa, contohnya: Succinomonas amylolytica yang hidup dalam pencernaan sapi dan merupakan pemecah amilum. Selain berperan dalam nutrisi, metanogen juga berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu, metanogen dapat dimanfaatkan dalam pengolahan kotoran hewan untuk memproduksi biogas sebagai bahan bakar alternatif. Halofil ekstrim merupakan kelompok prokariotik yang hidup di tempat yang asin seperti di Great Salt Lake Amerika dan Laut Mati. Kata halofil berasal dari bahasa Yunani halo yang berarti “garam”, dan phylos yang berarti “pecinta”. Bakteri halofil hidup pada lingkungan dengan kadar garam 20%. Beberapa jenis bakteri halofil membutuhkan lingkungan dengan kadar garam sepuluh kali lebih tinggi dari kadar garam air laut. Bebrapa bakteri halofil ekstrim akan membentuk suatu buih berwarna ungu. Warna tersebut adalah bakteriorhodopsin (merupakan suatu pigmen yang menangkap energi cahaya). Contoh bakteri halofil adalah Halobacterium halobium. Termofil ekstrim dapat bertahan hidup dalam lingkungan panas. Kondisi optimum untuk archaea ini adalah suhu 60˚C sampai 80˚C. Sulfolobus menempati mata air panas sulfur di Yellowstone National Park, dan mendapatkan energinya dengan cara mengoksidasi sulfur. 2. Domain Bacteria Kelompok filogenik utama bacteri berdasarkan pada pembandingan signature squence (urutan basa khas) dalam RNA ribosomal. Proteobacteria merupakan kelompok terbesar bakteri. Proteobacteria dikelompokkan menjadi bakteri ungu yang bersifat fotoautotrof atau fotoheterotrof, dan proteobacteria yang bersifat kemoautotrof atau kemoheterotrof.
Cyanobacteria sering disebut juga ganggang hijau-biru atau ganggang lendir. Disebut ganggang hijau-biru karena Cyanobacteria memiliki klorofil seperti halnya ganggang hijau. Disebut ganggang lendir karena pada bagian luar dinding selnya terdapat lapisan lendir. eberapa bakteri Gram-Positif membentuk endospora. Endospora dibentuk ketika lingkungan miskin akan zat makanan. Sel induk pecah dan endospora dilepaskan. Endospora dapat bertahan dalam keadaan lingkungan yang ekstrim, misalnya suhu tinggi, suhu rendah, atau kekeringan. Pada kondisi lingkungan yang membaik, endospora menjadi aktif dan membelah diri, membentuk sel-sel seperti induknya. Doramansi endospore dapat bertahan lebih dari seribu tahun. E. PERANAN ARCHAEA DAN BACTERIA 1. Peranan Archaea Peranan menguntungkan archaea contohnya: Metanogen yang membantu dalam pengolahan kotoran dalam pembuatan biogas, metanogen juga berfungsi dalam pencernaan sapi dan hewan lain yang mengandalkan makanan berselulosa. Sedangkan peranan yang merugikan contohnya: halofil yang dapat merusak makanan yang diasinkan. 2. Peranan Bacteria Bacteria yang menguntungkan: • Escherchia coli membantu dalam pembusukan (penguraian) sisa-sisa makhluk hidup. • Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi. Contohnya adalah Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco, dan Lactobacillus casei pada pembuatan yoghurt dan keju.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 123
•
•
Penghasil antibiotic. Contohnya adalah Bacillus polymyxa penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri Gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibiotik untuk pengobatan infeksi bakteri Gram positif, Streptomyces griseus penghasil antibiotic streptomisin untuk pengobatan bakteri Gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC, dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotic tetrasiklin untuk berbagai infeksi bakteri. Pembuatan zat kimia, misalnya butanol dan aseton oleh Clostridium acetobutylicum.
bacteria yang merugikan: • Pembusukan makanan. Contohnya Clostridium botulinum. • Penyebab penyakit pada manusia. Contohnya Mycobacterium tuberculosis (penyebab penyakit TBC), Vibrio cholera (penyebab penyakit kolera atau muntaber), Clostridium tetani (penyebab tetanus), dan Mycobacterium leprae (penyebab lepra). • Penyebab penyakit pada tanaman budidaya. Contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, cabai, terung, dan tembakau), serta Agrobacterium tumefaciens (penyebab tumor pada tumbuhan). F. PENANGGULANGAN TERHADAP BAKTERI MERUGIKAN Bakteri yang merugikan manusia antara lain bakteri yang dapat merusak makanan dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Untuk menanggulangi bakteri perusak makanan dapat dilakukan antara lain dengan pengawetan makanan dan pengolahan makanan. Sedangkan untuk menanggulangi bakteri yang menimbulkan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan, serta dilakukan pula imunusasi.
1. Pengawetan dan Pengolahan Makanan Pengawetan dan pengolahan makanan adalah usaha membuat kondisi makanan tidak mudah dirusak oleh mikroorganisme, karena makanan yang telah diawetkan dan diolah menjadi makanan tersebut bukan merupakan tempat hidup yang optimum bagi bakteri. Pasteurisasi adalah pemanasan dengan suhu 63-72˚C selama 1530 menit. Pasteurisasi biasanya dilakukan untuk mematikan bakteri pathogen pada susu, selain itu pasteurisasi juga dapat mempertahankan rasa dan aroma khas susu. Sterilisasi adalahh pemanasan dengan menggunakan udara panas atau uap air panas bertekanan tinggi. Sterilisasi dengan udara panas menggunakan oven pada temperatur 170-180˚C. Cara sterilisasi ini biasanya dilakukan untuk mensterilkan peralatan gelas. Sedangkan sterilisasi dengan uap air panas bertekanan tinggi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dengan autoklaf pada temperatur 115-134˚C. Autoklaf biasanya digunakan untuk sterilisasi bahan dan peralatan. Sterilisasi umumnya dilakukan pada industry makanan dan minuman kaleng. Sedangkan dalam penelitian bidang mikrobiologi, sterilisasi juga digunakan untuk memperoleh biakan murni suatu jenis bakteri. 2. Kebersihan Serta Kesehatan Diri serta Lingkungan Penyakit yang disebabkan oleh bakteri bisanya dikarenakan cara hidup yang kurang menjaga kebersihan serta orang yang memiliki kondisi fisik lemah. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan antara lain sebagai berikut: a. Menjaga kebersihan lingkungan b. Menjaga kebersihan badan dengan mandi 2 kali sehari dan mencuci tangan sebelum makan c. Melakukan olahraga secara teratur d. Makan makanan sehat dan bergizi
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 124
e. Cukup istirahat 3. Imunisasi/Vaksinasi Imunisasi adalah upaya untuk memperoleh kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya bakteri. Imunisasi merangsang kekebalanseseorang dengan memberikan mikroorganisme pathogen yang telah dilemahkan. Contoh vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah: a. Vaksin kolera untuk penyakit kolera b. Vaksin tifus untuk mencegah penyakit tifus c. Vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC d. Vaksin DPT untuk mencegah difteri, pertussis/batuk, dan tetanus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 11
Lembar Kuesioner I Nama : No. Absen : Kelas : Isilah kuesioner berikut dengan cara memberi tanda check list (√ ) sesuai dengan apa yang kalian rasakan selama proses belajar pada kolom yang ada. Sangat Sangat Kurang Pernyataan Setuju No Tidak Setuju Setuju Setuju 1 Saya senang dan tertarik mengikuti pelajaran dengan metode yang diterapkan guru 2 Metode belajar yang diterapkan guru sangat membosankan membuat saya malas mengikuti pelajaran. 3 Saya mengerjakan tugas/LKS yang diberikan dengan sikap yang jujur. 4 Saya lebih suka berbicara dengan teman dari pada harus mendengarkan penjelasan dari guru. 5 Saya mengerjakan tugas/LKS yang diberikan dengan penuh semangat dan tanggung jawab. 6 Saya lebih suka mencontek jawaban teman lain dari pada mencari jawaban sendiri. 7 Saya memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran. 8 Saya malas dan asal-asalan ketika mengerjakan tugas/LKS 9 Saya dengan rasa percaya diri berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 10 Saya merasa malu dan takut untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 11 Saya menghargai pendapat dan jawaban yang berbeda dari teman lain. 12 Saya tidak bertanya pada guru meskipun ada hal yang belum saya mengerti. 13 Saya berani bertanya jika ada hal yang belum saya mengerti 14 Jawaban saya paling benar, jadi tidak perlu mendengarkan pendapat teman lain
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI Hari, Tanggal
:
Nama Observer
:
No. Absen siswa
:
Lembar observasi diisi dengan cara memberikan tanda check list (√ ) pada kolom 1 sampai 4 sesuai dengan hasil pengamatan. 1
No.
Pernyataan Siswa antusias ketika pelajaran akan dimulai.
2
Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan
3
Siswa antusias ketika mendapatkan LKS dari guru.
4
Siswa mengerjakan LKS dengan bersungguh-sungguh dengan menggunakan buku acuan. Siswa antusias ketika diminta berkumpul bersama kelompoknya. Siswa ikut berpartisipasi aktif ketika berdiskusi bersama kelompoknya (mengemukakan pendapat, bertanya, dan menghargai pendapat) Siswa saling membantu ketika ada teman kelompoknya kesulitan untuk memahami hasil diskusi. Siswa dengan percaya diri menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa berani mengemukakan pendapat yang berbeda dari teman lainnya.
5 6
7 8 9
10
Siswa berani bertanya terkait hal yang belum dimengerti.
Keterangan : 1 = Sangat Kurang 2 = Kurang 3 = Baik 4 = Sangat Baik
126
1
2
3
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 13 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS II)
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: SMA Pangudi Luhur Yogyakarta : Biologi :X/I : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup. B. Kompetensi Dasar 2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria serta peranannya bagi kehidupan. C. Indikator Kognitif Produk: 1. Mendeskripsikan pengelompokkan Eubacteria 2. Menyebutkan peranan Archaebacteria dan Eubacteria. 3. Menjelaskan cara penanggulangan terhadap Eubacteria merugikan. Kognitif Proses 1. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang klasifikasi Eubacteria 2. Mengamati proses pembuatan yoghurt dari video. 3. Membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang cara penanggulangan terhadap Eubacteria merugikan. Afektif Karakter 1. Mengajukan pendapat dengan percaya diri dan bertanggung jawab. 2. Bertanya dengan berani dan percaya diri. 3. Menjawab pertanyaan dengan berani, percaya diri, dan jujur. Afektif Sosial 1. Berdiskusi dengan kerja sama dan saling menolong D. Tujuan Kognitif Produk 1. Melalui kegiatan diskusi kelompok dan setelah menjawab pertanyaan dari LKS siswa dapat menjelaskan klasifikasi Eubacteria dengan kata-kata sendiri. 2. Setelah menjawab pertanyaan dari LKS siswa dapat menyebutkan minmal 3 peranan Archaebacteria dan Eubacteria. 127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
3. Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan cara penanggulangan terhadap Eubacteria merugikan. Kognitif Proses 1. Dengan kegiatan yang telah dirancang guru, siswa dapat membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang klasifikasi Eubacteria 2. Dengan kegiatan yang telah dirancang guru, siswa dapat mengamati proses pembuatan yoghurt dari video. 3. Dengan kegiatan yang telah dirancang guru, siswa dapat membaca rangkuman materi dan mengerjakan LKS tentang cara penanggulangan terhadap Eubacteria merugikan. Afektif Karakter 1. Dengan kegiatan berkelompok siswa mampu mengajukan pendapat dengan percaya diri dan bertanggung jawab. 2. Dengan kegiatan yang telah dirancang guru, siswa mampu bertanya dengan berani dan percaya diri. 3. Dengan kegiatan yang telah dirancang guru, siswa mampu menjawab pertanyaan dengan berani, percaya diri, dan jujur. Afektif Sosial 1. Dengan kegiatan yang telah dirancang oleh guru, siswa dapat berdiskusi dengan semangat, kerja sama dan saling menolong satu sama lain. E. Materi Pembelajaran 1. Klasifikasi Eubacteria 2. Peranan Archaebacteria dan Eubacteria 3. Penanggulangan terhadap bakteri yang merugikan F. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya-Jawab, Ceramah G. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan III (2 x 45 menit) Kegiatan Fase (Waktu) Pendahuluan Melakukan (10 menit) apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Guru dan Siswa a) Guru memberikan salam. b) Guru memeriksa kesiapan belajar. c) Guru memberikan setiker pada siswa sesuai dengan nomor absensinya. d) Guru memberikan mengajukan pertanyaan pada siswa: “Apakah yang kalian pelajari pada pertemuan sebelumnya?” e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Inti (75 menit)
Penutup (5 menit)
129
Menyampaikan a) Guru menyampaikan permasalahan pada siswa: masalah “Mengapa yakult harus disimpan pada suhu dingin?” b) Siswa menanggapi permasalahan yang diberikan oleh guru. Menyampaikan d) Guru menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif model tipe NHT yang dikembangkan oleh Trianto yang terdiri pembelajaran dari 4 fase yaitu: penomoran, mengajukan pertanyaan, yang akan berpikir bersama, dan menjawab. digunakan dan Fase penomoran : mengorganisas • Guru membacakan pembagian kelompok yang telah ikan ke dalam dibuat oleh guru sebelumnya. Siswa dibagi kedalam 7 kelompok kelompok kecil dengan jumlah anggota 4-5 orang. • Siswa berkumpul dengan kelompoknya setelah guru selesai membacakan daftar pembagian kelompok. • Guru membagikan nomor berbeda pada tiap anak di tiap-tiap kelompok. Membimbing Fase mengajukan pertanyaan: kelompok • Guru membagikan LKS pada setiap kelompok. • Guru meminta siswa untuk menuliskan nama anggota dan nomor yang didapat tiap anggota. Fase berpikir bersama: • Guru meminta siswa mendiskusikan dan mengerjakan soal-soal yang ada di lembar kerja. • Siswa harus saling membantu dan bekerja sama dalam kelompoknya supaya semua anggota kelompok paham dengan jawaban yang telah dikerjakan dan paham dengan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan. • Guru mengamati dan membantu jalannya diskusi dalam kelompok. a) Guru meminta tiap kelompok untuk mengumpulkan lembar kerja yang telah dikerjakan. b) Guru juga meminta tiap kelompok untuk mengumpulkan nomor dan pin yang telah guru berikan. Evaluasi dan a) Guru menyampaiakan bahwa tanya-jawab dilakukan pada Penutup pertemuan berikutnya. b) Siswa diminta kembali belajar apa yang telah dipelajari dari kegiatan diskusi. c) Guru Menyampaikan akan ada posttest untuk pertemuan mendatang. d) Guru memberikan salam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Pertemuan IV (2 x 45 menit) Kegiatan Fase (Waktu) Pendahuluan Memberikan (5 menit) apresepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
Inti (45 menit)
Penutup (40 menit)
130
Kegiatan Guru dan Siswa
a) Guru memberikan salam b) Guru memeriksa kesiapan belajar c) Guru membagikan setiker pada siswa sesuai dengan nomor absensinya. d) Guru mengingatkan kembali kegiatan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Mengorganisasi a) Guru menerapkan kembali model pembelajaran kan siswa ke kooperatif tipe NHT yang dikembangkan oleh Trianto. dalam Melanjutkan pertemuan sebelumnya. kelompok dan b) Guru meminta siswa kembali kedalam kelompok seperti membimbing pada pertemuan sebelumnya. kelompok c) Guru membagikan kembali lembar kerja yang telah diisi pada kelompok masing-masing d) Guru meminta siswa untuk kembali mengingat hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. Evaluasi a) Guru menyampaikan materi. Fasemenjawab: • Guru memanggil satu nomor pada satu kelompok dengan cara mengundinya. • Siswa yang nomornya terpanggil maju kedepan untuk mengambil undian nomor soal yang harus dijawab. • Siswa menjawab soal yang mereka dapat dan teman-teman lainnya dapat memberi tanggapan. Penghargaan a) Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang dan Posttest anggotanya dapat menjawab paling benar. b) Guru memberikan posttest pada siswa c) Guru memberikan kuesioner pada siswa d) Guru memberikan salam dan mengucapkan terima kasih.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
H. Sumber Belajar 1. Buku paket biologi kelas X 2. LKS 2 3. Rangkuman materi Archaebacteria dan Eubacteria. I. Alat dan Bahan 1. Video cara pembuatan yoghurt J. Penilaian 1. Jenis Penilaian 2. Instrumen
: Tes (berupa pretest dan posttest dengan soal pilihan ganda) : Kisi-kisi soal, Soal, Kunci jawab, rubrik penilaian dan pedoman skoring (terlampir).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 14
LEMBAR KERJA SISWA 2 Judul: “Archaebacteria dan Eubacteria” Alat dan Bahan: 1. Modul Archaebacteria dan Eubacteria 2. Video cara pembuatan yoghurt Tujuan: 1. Mendeskripsikan pengelompokkan Eubacteria 2. Menyebutkan peranan Eubacteria dan Archaebacteria. 3. Menjelaskan cara penanggulangan terhadap bakteri merugikan. Langkah Kerja: 1. Bacalah rangkuman materi dengan saksama. 2. Lihatlah dengan seksama video cara pembuatan yoghurt 3. Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan tersebut bersama kelompokmu Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1. Jelaskan mengenai filogeni Eubacteria? 2. Sebutkan peranan Archaebacteria dalam kehidupan sehari-hari? 3. Sebutkan peranan Eubacteria dalam kehidupan sehari-hari yang kalian ketahui? 4. Jelaskan cara pembuatan yoghurt dengan kata-kata kalian sendiri berdasarkan video yang telah diputarkan? 5. Jelaskan cara-cara kalian dalam penanggulangan terhadap bakteri yang merugikan kesehatan?
“JANGAN HANYA MEMENTINGKAN HASIL, PROSES JUGA PENTING”
132
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
Lampiran 15
KISI-KISI SOAL POSTTEST 2 Indikator 1. Menjelaskan klasifikasi Eubacteria 2. Menyebutkan peranan Eubacteria dan Archaebacteria. 3. Menjelaskan cara penanggulangan terhadap bakteri merugikan.
Nomor Soal Penerapan
Ingatan
Pemahaman
1 dan 17
15 dan 16
2 dan 3
13, 14, 18, 19, dan 20
4, 5, 6, dan 7
8
10
11 dan 12
133
Analisis
Sintesis
Jumlah Soal 6
9
11 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 16
POSTTEST 2 Nama : ...................................... Kelas : ...................................... No.Absen : ...................................... Jawablah pertanyan di bawah ini dengan memberikan tanda (x) pada salah satu jawaban yang dianggap paling benar! 1. Kelompok bakteri yang hanya dapat hidup dalam sel makhluk hidup lain termasuk dalam filum.... a. Cyanobacteria b. Proteobacteria c. Bakteri Gram-Positif d. Chlamydias e. Spirochetes 2. Seorang ilmuwan melakukan sebuah penelitian dan menumukan organisme dengan ciri: 5) Memiliki klorofil 6) Memiliki lapisan lendir 7) Hidup soliter atau berkoloni 8) Beberapa berbentuk benang, lembaran, atau bola berongga Dari beberapa ciri tersebut, kemungkinan organisme apa yang ditemukan oleh ilmuwan tersebut..... f. Cyanobacteria g. Proteobacteria h. Bakteri Gram-Positif i. Chlamydias j. Spirochetes 3. (1) Beberapa jenisnya menyebabkan penyakit (2) Berbentuk spiral (3) Beberapa hidup di lumpur Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa organisme tersebut masuk dalam kelompok.... f. Cyanobacteria g. Proteobacteria h. Bakteri Gram-Positif i. Chlamydias j. Spirochetes 4. Apakah manfaat bakteri Rhizobium pada tanaman polong-polongan.... f. Mengikat nitrogen bebas dari udara g. Mingikat oksigen bebas dari udara h. Mengikat karbondioksida dari udara untuk fotosintesis i. Membantu dalam pertumbuhan tanaman j. Mengubah nitrat menjadi nitrit 5. Di bawah ini bakteri yang menimbulkan penyakit, kecuali..... f. Bacillus anthracis g. Clostridium tetani h. Streptomyces griseus i. Treponema palladium j. Staphylococcus aureus 6. Dibawah ini termasuk bakteri yang menguntungkan, kecuali..... f. Escherichia coli g. Nitrosococcus h. Clostridium botulinum 134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
135
i. Methanobacterium j. Streptomyces griseus Dibawah ini termasuk bakteri yang merugikan, kecuali..... f. Mycobacterium tuberculosis g. Bacillus anthracis h. Agrobacterium tumefacines i. Clostridium tetani j. Clostridium acetobutylicum Pernyataan-pernyataan berikut yang benar adalah..... f. Lactobacillus casei membantu dalam pembuatan yoghurt g. Streptomyces griseus penghasil antibiotik tetrasiklin h. Rhizobium leguminosarum hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan i. Methanobacterium penyebab kerusakan makanan yang diawetkan dengan garam j. Acetobacter xylinum membantu dalam pembuatan keju Sepetak tanah yang telah ditanami kacang tanah beberapa bulan kemudian dipanen oleh pemiliknya. Namun, hasil panen kacang tanah menurun. Hal tersebut dikarenakan ditemukannya tumor pada akar tanaman kacang tanah. Bakteri apakah yang menyebabkan munculnya tumor pada tanaman kacang tanah tersebut..... a. Agrobacterium tumefaciens b. Acetobacter c. Rhizobium leguminosarum d. Nitrosomonas e. Nitrosococcus Bahan makanan supaya tetap segar dalam jangka waktu yang lama harus diawetkan. Cara pengawetan susu supaya tetap segar adalah sebagi berikut kecuali..... a. Pasteurisasi b. Pemanasan sampai suhu 70˚C berulang-ulang c. Pengeringan d. Sterilisasi e. Pengasinan Pernyataan berikut yang benar mengenai Pasteurisasi adalah..... f. Pemanasan dengan menggunakan udara panas atau uap air panas bertekanan tinggi g. Pemanasan dengan suhu 63-72˚C selama 15-30 menit. h. Pembekuan bahan makanan dengan suhu 0˚C i. Pengawetan makanan dengan cara dikeringkan j. Pengawetan makanan dengan bantuan sinar matahari Apakah yang harus dilakukan agar tubuh tidak terkena penyakit yang diakibatkan oleh bakteri... a. Pasteurisasi b. Sterilisasi c. vaksin d. Pemberian vitamin e. Autoklaf Seseorang telah didiagnosa menderita penyakit kusta, apakah bakteri yang menyebabkan penyakit kusta.... a. Mycobacterium leprae b. Vibrio cholera c. Chlamydia trachomatis d. Neisseria gonorrhoeae e. Klebsiella pneumonia Air kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan makanan ringan nata de coco. Bakteri yang membantu pembentukannya adalah.... a. Bacillus thuringiensis b. Acetobacter xylinum c. Thermophilus d. Clostridium acetobotylicum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI e. Xanthomonas campestris 15. Mengapa Cyanobacteria sering disebut juga ganggang hijau-biru..... a. Memiliki warna hijau dan biru b. Memiliki lapisan lendir c. Memiliki klorofil d. Hidup di air e. Memiliki fikosianin 16. (1) pembelahan biner (2) fragmentasi (3) akinet (4) konjugasi (5) transduksi Berikut yang merupakan cara reproduksi pada Cyanobacteria adalah.... a. 1 dan 4 b. 1 dan 5 c. 5 dan 4 d. 2 dan 4 e. 2 dan 3 17. Berikut yang merupakan Cyanobacteria adalah... a. Anabaena b. Treponema palladium c. Leptospira interrogans d. Clostridium e. Mycoplasma 18. Bakteri apakah yang membantu dalam proses pembuatan yoghurt.... a. Streptococcus thermophilus b. Sterptococcus lactis c. Acetobacter d. Clostridium aetobutylicum e. Acetomonas 19. Berikut adalah nama penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kecuali.... a. Pneumonia b. Sifilis c. Tetanus d. Tuberculosis e. Cacar 20. Bakteri penyebab disentri adalah.... a. Shigella disentriae b. Corymebacterium diphteriae c. Salmonella d. Treponema pallidum e. Chlamydia trachomatis
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 17
KUNCI JAWAB DAN PEDOMAN SKORING POSTTEST II 1. D 2. A 3. E 4. A 5. C 6. C 7. E 8. C 9. A 10. E 11. B 12. C 13. A 14. B 15. C 16. E 17. A 18. A 19. E 20. A Pedoman Skoring: 1. Soal yang memiliki jawaban benar diberikan nilai 1, sedangkan soal yang memiliki jawaban salah diberikan nilai 0 2. Nilai siswa dihitung menggunakan rumus berikut: Nilai =
x 100
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 18
Lembar Kuesioner II Nama : No. Absen : Kelas : Isilah kuesioner berikut dengan cara memberi tanda check list (√ ) sesuai dengan apa yang kalian rasakan selama proses belajar pada kolom yang ada. Sangat Sangat Kurang No Pernyataan Setuju Tidak Setuju Setuju Setuju 1 Saya senang dan tertarik mengikuti pelajaran dengan metode yang diterapkan guru 2 Metode belajar yang diterapkan guru sangat membosankan membuat saya malas mengikuti pelajaran. 3 Saya mengerjakan tugas/LKS yang diberikan dengan sikap yang jujur. 4 Saya lebih suka berbicara dengan teman dari pada harus mendengarkan penjelasan dari guru. 5 Saya mengerjakan tugas/LKS yang diberikan dengan penuh semangat dan tanggung jawab. 6 Saya lebih suka mencontek jawaban teman lain dari pada mencari jawaban sendiri. 7 Saya memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran. 8 Saya malas dan asal-asalan ketika mengerjakan tugas/LKS 9 Saya dengan rasa percaya diri berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 10 Saya merasa malu dan takut untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 11 Saya menghargai pendapat dan jawaban yang berbeda dari teman lain. 12 Saya tidak bertanya pada guru meskipun ada hal yang belum saya mengerti. 13 Saya berani bertanya jika ada hal yang belum saya mengerti 14 Jawaban saya paling benar, jadi tidak perlu mendengarkan pendapat teman lain
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 19
LEMBAR OBSERVASI Hari, Tanggal
:
Nama Observer
:
No. Absen siswa
:
Lembar observasi diisi dengan cara memberikan tanda check list (√ ) pada kolom 1 sampai 4 sesuai dengan hasil pengamatan. 1
No.
Pernyataan Siswa antusias ketika pelajaran akan dimulai.
2
Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan
3
Siswa antusias ketika mendapatkan LKS dari guru.
4
Siswa mengerjakan LKS dengan bersungguh-sungguh dengan menggunakan buku acuan. Siswa antusias ketika diminta berkumpul bersama kelompoknya. Siswa ikut berpartisipasi aktif ketika berdiskusi bersama kelompoknya (mengemukakan pendapat, bertanya, dan menghargai pendapat) Siswa saling membantu ketika ada teman kelompoknya kesulitan untuk memahami hasil diskusi. Siswa dengan percaya diri menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa berani mengemukakan pendapat yang berbeda dari teman lainnya.
5 6
7 8 9
10
Siswa berani bertanya terkait hal yang belum dimengerti.
Keterangan : 1 = Sangat Kurang 2 = Kurang 3 = Baik 4 = Sangat Baik
139
1
2
3
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 20
ANALISIS HASIL PRETEST
No
Kode Siswa
Hasil Pretest
Keterangan
45 50 30 35 40 15 25 10 20 20 20 30 25 20 10 30 55 30 25 20 35 30 15 15 15 10 25 10 60 20
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas 26.33 10 60 0
1 Siswa 1 2 Siswa 2 3 Siswa 4 4 Siswa 5 5 Siswa 6 6 Siswa 8 7 Siswa 9 8 Siswa 10 9 Siswa 11 10 Siswa 12 11 Siswa 13 12 Siswa 14 13 Siswa 15 14 Siswa 16 15 Siswa 17 16 Siswa 18 17 Siswa 19 18 Siswa 20 19 Siswa 21 20 Siswa 22 21 Siswa 23 22 Siswa 24 23 Siswa 25 24 Siswa 26 25 Siswa 27 26 Siswa 28 27 Siswa 29 28 Siswa 31 29 Siswa 32 30 Siswa 33 Nilai rata-rata Nilai terendah Nilai tertinggi % Pencapaian KKM
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 21 CONTOH HASIL PRETEST SISWA
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 22 ANALISIS NILAI POSTTEST SISWA SIKLUS I No Kode Siswa 1 Siswa 1 2 Siswa 2 3 Siswa 4 4 Siswa 5 5 Siswa 6 6 Siswa 8 7 Siswa 9 8 Siswa 10 9 Siswa 11 10 Siswa 12 11 Siswa 13 12 Siswa 14 13 Siswa 15 14 Siswa 16 15 Siswa 17 16 Siswa 18 17 Siswa 19 18 Siswa 20 19 Siswa 21 20 Siswa 22 21 Siswa 23 22 Siswa 24 23 Siswa 25 24 Siswa 26 25 Siswa 27 26 Siswa 28 27 Siswa 29 28 Siswa 31 29 Siswa 32 30 Siswa 33 Nilai rata-rata Nilai Terendah Nilai tertinggi % Pencapaian KKM
Hasil Posttest I 20 75 75 30 70 20 55 35 15 15 75 30 50 40 35 45 75 60 45 15 70 70 30 25 70 25 65 45 70 35
147
Keterangan Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas 46.17 15 75 13.33%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 23 CONTOH HASIL POSTTEST SISWA SIKLUS I
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 24 ANALISIS NILAI POSTTEST SIKLUS II No
Kode Siswa
Nilai hasil Posttest II
Keterangan
65 75 65 75 75 75 70 55 70 75 75 65 75 75 75 80 75 75 75 80 75 75 70 75 75 70 75 75 95 75
Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas 73.67 55 95 73.33%
1 Siswa 1 2 Siswa 2 3 Siswa 4 4 Siswa 5 5 Siswa 6 6 Siswa 8 7 Siswa 9 8 Siswa 10 9 Siswa 11 10 Siswa 12 11 Siswa 13 12 Siswa 14 13 Siswa 15 14 Siswa 16 15 Siswa 17 16 Siswa 18 17 Siswa 19 18 Siswa 20 19 Siswa 21 20 Siswa 22 21 Siswa 23 22 Siswa 24 23 Siswa 25 24 Siswa 26 25 Siswa 27 26 Siswa 28 27 Siswa 29 28 Siswa 31 29 Siswa 32 30 Siswa 33 Nilai Rata-Rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi % Pencapaian KKM
152