PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR SANTO LOUIS IX SEDAYU TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun oleh: H. Bambang Herianto 091314015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR SANTO LOUIS IX SEDAYU TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Disusun oleh: H. Bambang Herianto 091314015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SⅢ ARAH MELALUI MODEL GROUPINVESTIGAT10N PADA SISWA KELAS XIIPS l
SMA PANGUDILUHUR SAINTO LOUISIX SEDAYU TAHUN JJARAN 2013/2014 Disusiin oleh
:
Hcn銀 lo
-2014
Dra_‐ .SIninil,M.Pd…
T饗
轟
:8-12-2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELA」 月R SttARAH MELALUI MODEL GROUPINVES]Π GA■ ON PADA SISWA KELAS XII薔 1 SPIA PANGUDI LUIIUR SANTOILOUIS IX SEDAYU TttN AJAhN 20132014 DiFttsiapktt dan dit■ llis olehi H.Ballnballg Heriantcl
NIII I()91314015
]lcltt dirtttaぼ ikIョn :■ idkl'■
ョ nン きヽ Lia di tt「 減
11翼 Fi :ア
:lt■
Pengutti
tilber itit i
dar iillyatakan lchil melllentitti sⅦ彙ま
Sttunarキ 下!ヽ Penttii 卜こ を Iri
) F i「こ ごkキ ξ
Kefua
IndFa Dttawar,S_E.,Ⅳ l.Si.
Sekretar,i
pra.IL.sumin‐ ,M.Pd.
Anggota
DFs.V.R.Subakti,M.Pd、
.
Anggt:ta 2
Ds,Sut〔
Anggota
3i3_へ _K.恥 ″ iLごvanto,ML〔
3
Lョ
[i(l Fri:ゴ ts it,..11t,F卜
f・
P4´
.
Yogyakarta 17 E殿 韓重ber 2014 F』hll装 s](egttRttn db餓 IIIttu Pendidik機
Univcrsttt Sanata D動 口餞
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1.
Tuhan Yesus Kristus,
2.
Kedua orangtuaku Bapak F.X. Sudiman dan Ibu Maria Lina, yang telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh cinta dan kasih sayang,
3.
Kakakku Elisabeth Diana, adikku Agustinus Beni dan Ade Saputra yang telah mendukung saya dalam mengerjakan skripsi ini.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Apakah dengan mengatakan kebenaran saya menjadi musuhmu.” (Galatia 4 : 16)
“Tidak peduli apa yang aku percayai, yang penting apa yang bisa kubuktikan.” (Film A Few Good Man 1992)
“Pemimpin sejati tidak menciptakan banyak pengikut, pemimpin sejati menciptakan banyak pemimpin lainnya.” (John C. Maxwell)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN Iこ へRTA
時 a理咽 轟 臨
轟 騨
銀 翻 彙 聯
機 轟 覇 藤 脚 臨 S季 織1き lnt
ti畿 廟曜騒饉 諭彎鸞識睡 秘 が 雄 b甲 aO囲 唱 脳 翼 勲調醸:】 潤嘘 繭 轟
軸
軸 轟
聾
轟
義露恥山 銀
轟
―
―
Y()gyal餞 質聾
17酔 ま黎
1壁
蛇
H.Balllhang iI鋼 嚢機1●
∵:
=2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
:LEMBAR PERNVATAAN PERSETUJUIAIN PIIBLIKASI KARYA ILNEIAH IINTIIK KEPENTINGAN AKADEMIS Y血 g
bertallda tangan dli bran・ ah ini,鐘ya ttuttaSs囃ゝUniversitas San溜 ほ
Dtta:
:H_Bambang H轟 額 to
N卸 腱
NolnoF MabaSiswa
:091314015
DeFni pengembangan ilFntt pengetahon,saya membe・ rikan kepada Pcゃ lЩttaka&■ UniVeFSittas S諏 戯 a Dllula lbtta ilmiah ttya ymg bettudul: Pg″ 力 電 袖勉諄 ね″Ptt Si脚「ακごぷ 肩 F暴 ヴdttFル 飼しl轟iM勘 レI(I海 学 ル惚″:♂α′ Pres了 翻 ′3滅 げα 2θ ノ ■ イ.Ik生 ね3雛 総ヽ ′乱碗H Pa臓騨 di二群み露r SA Ibtrお IyS的 覆 7レカ鐵 鑢ぼ儀″2θ ノヽ dcmikia鳳 緯ya rnemberiktt kepada Pelputstak額観 Uni聡 応iな 鴻 Sallata》 hama hak
untuk lvlmyimpan.聯 c電 Jihktt dttalm bcntllk lnedia l.話n,mt・ n鮮lolanya d畿 珈 騰 ntuk pangkalan data,mendittribusikな 1〔裕韓 ra terblatas dan tttempublikttikannya di 11ltemet amu rnetdia lain untuk kettntittan孝 漱ademis tanPa ttlu Fnttninta i五 ■ 畿 五 saya rnaupun lnembc亘 kan royaltt kcpada ttp“ I郷 na tetap rnenc籠織mmn
nana ttasebagai penulお 。 Dcmik壺 濃lpemy誠鑢
1■
i yang sttya buat dcngan sebellttnya_
Dibuat di YogyakFta Ptt tan細 辟麟 :17Dに 5o篠 ber 2014
Vll
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA PANGUDI LUHUR SANTO LOUIS IX SEDAYU TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh : H. Bambang Herianto NIM: 091314015 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu tentang “perkembangan kehidupan negara-negara Kerajaan HinduBuddha di Indonesia.” Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Hopkins dengan tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu yang berjumlah 30 siswa. Obyek penelitiannya adalah prestasi belajar sejarah siswa melalui model pembelajaran Group Investigation (GI). Analisis data dengan menggunakan análisis deskriptif prosentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu setelah diterapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI). Pencapaian prestasi belajar siswa sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 pada keadaan awal sebanyak 17 siswa dari 30 siswa (57%), siklus 1 meningkat menjadi 20 siswa dari 30 siswa (66,67%) dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 27 siswa dari 30 siswa (90%). Peningkatan nilai rata-rata siswa pada keadaan awal sebesar 71,42 pada siklus 1 meningkat menjadi 75,68 dan terakhir pada siklus 2 nilai rata-rata siswa meningkat lagi menjadi 80,60.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENTS THROUGH THE HISTORY MODEL GROUP INVESTIGATION CLASS XI STUDENT OF SOCIAL SCIENCES 1 PANGUDI LUHUR HIGH SCHOOL St. LOUIS IX SEDAYU ACADEMIC YEAR 2013/2014
By. H. Bambang Herianto SRN : 091314015 This study aimed to describe the history of student learning achievement improvement after applying the model of cooperative learning approach to the Group Investigation (GI) class XI Student of Social Sciences 1 Pangudi Luhur High School St. Louis IX Sedayu about "the development of life countries of the Hindu-Buddhist kingdoms in Indonesia." This study uses the model of Class Action Research (CAR) by Hopkins with the planning, action, observation and reflection. The subjects were 30 students of class XI Social Science 1 High School Pangudi Luhur High School Noble St. Louis IX Sedayu. The object of this study is to learn the history of student achievement through learning model Group Investigation (GI). Descriptive analysis percentage was used to analyse the data. The results showed an increase in students' learning achievement history class XI Social Science 1 Pangudi Luhur High School St. Louis IX Sedayu after the implementation of the learning model of Group Investigation (GI). The student achievement according to the Minimum Completeness Criteria (CMC) in reached 75 on the initial state from 17 students out of 30 students (57%). In cycle 1, it increased to 20 students from 30 students (66.67%) and the second cycle increased to 27 students from 30 students (90%). The increase in the average grade of students in the initial state at 71.42 on the first cycle was increased to 75.68, and the last in cycle 2 the average grade was increased to 80.60.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Group Investigation pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Y. R. Subakti, M. Pd. dan Ibu Dra. Th. Sumini, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang telah sabar membimbing, membantu dan memberikan banyak pengarahan, saran serta masukan selama penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.IKcldua orag ttt ku Ltt F,X.S灘 :叫
Ib撃
油 由
II麟 も
kakn
Diana,aldilよ u Beni dan Pttm鶴 ,bcserta絡 lurtlh keluarga l℃ 圏感tu y露 lg
telah mcrnberikan dorOllgan spi五 tual dan藍 お 鶴 1,sehing解 警 ya dttrat menyelettkan pcntliI開 腱 Jb威 pst
itti`
a Kclllarga Besar SMA PL St Louis IX象 通筍組 Yolyよ 露鯰 yang tela mengizinkm saya untk mcngaldakan pcnclitinarl. 由 轟 雛 gkataE 2009藤 ag teltt membantu 7_Teman― ternan Pcndidihni S嗜 〔 面 mendorollgpenulお
untt菫 嘩
1鍋aよ 鋤 熱 摯
l ittt
8, PaFa Sahabatku
Pendis mtty轟 面 bawaぶ晦 重 ini
jauh daFi…
Oleh抽 曲na
ドndis IIlenghaFapkan kritik dan m yang“ 轟 fat nlembmgun bagi s職静l Semoga ttpsilnl dapat m印 lbcri血 Ellanfatt bagt pem挽 は町 a.
Yo醐ゝ最頑a17 Dttber2014
秒
H.Bambttg IIcFiantO
Xl
b
ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
ABSTRACT .................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL . .....................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR . .................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar Belakang ......................................................................
1
B. Pembatasan Masalah .............................................................
11
C. Rumusan Masalah .................................................................
11
D. Tujuan Penelitian .............. ....................................................
12
E. Manfaat Penelitian ................................................................
12
KAJIAN TEORI ......... ...............................................................
13
A. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah ...........
13
1. Teori Belajar Konstruktivisme .........................................
13
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a) Scaffolding ................. ................................................
15
b) Proses Bottom Up ............... .......................................
16
c) Zone Of Proximal Development . ...............................
16
d) Pembelajaran Kooperatif . ..........................................
17
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme . ............................................................
18
B. Pendekatan Kooperatif dalam Proses Pembelajaran Sejarah .
19
1. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif di Kelas
20
2. Peran Guru sebagai Fasilitator dalam pendekatan Pembelajaran Kooperatif … .............................................
20
3. Hasil dari Penerapan Pembelajaran Kooperatif .. .............
22
4. Prinsip Dasar dalam Proses Pembelajaran Kooperatif . ...
23
C. Prestasi Belajar Sejarah .. .......................................................
24
D. Pentingnya Belajar Sejarah di SMA .. ....................................
26
E. Pembelajaran Sejarah Model Group Investigation . ...............
28
F. Penelitian Tindakan Kelas . ....................................................
31
G. Kerangka Berpikir .. ...............................................................
35
H. Hipotesis Penelitian . ..............................................................
36
BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................
37
A. Setting Penelitian ...................................................................
37
B. Subyek Penelitian ..................................................................
38
C. Obyek Penelitian ..................................................................
38
D. Variabel-variabel Penelitian . ................................................
38
E. Jenis Penelitian ……………………………………………..
38
F. Metode Pengumpulan Data .. ................................................
38
G. Instrumen Pengumpulan Data . .............................................
39
H. Desain Penelitian . .................................................................
44
I.
Analisis Data . .......................................................................
44
J.
Prosedur Penelitian .. .............................................................
47
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
K. Indikator Keberhasilan . ........................................................
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................
53
A. Hasil Penelitian ......................................................................
53
1. Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah . ........................
53
2. Siklus 1 . ..........................................................................
55
3. Siklus 2 . ..........................................................................
67
B. Komparasi .............................................................................
76
C. Pembahasan . .........................................................................
80
PENUTUP ...................................................................................
83
A. Kesimpulan . .........................................................................
83
B. Saran . ....................................................................................
84
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
86
LAMPIRAN .................................................................................................
89
BAB V
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1
: PAP tipe 2 .. ..............................................................................
45
Tabel 2
: Penilaian Portofolio . ................................................................
46
Tabel 3
: Kategori Nilai . ..........................................................................
46
Tabel 4
: Kriteria Nilai PAP 2 ..................................................................
47
Tabel 5
: Hasil Perolehan Tes Pra Siklus.. ...............................................
53
Tabel 6
: Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Pra Siklus.. .......................
55
Tabel 7
: Hasil Penilaian Portofolio Siklus 1. ..........................................
59
Tabel 8
: Distribusi Frekuensi Portofolio Siswa Siklus 1. .......................
60
Tabel 9
: Nilai Perolehan Prestasi Belajar Sejarah pada Siklus 1. ...........
61
Tabel 10 : Nilai Final Siklus 1 .. ................................................................
63
Tabel 11 : Kriteria Nilai Kualitatif Siklus 1 . .............................................
64
Tabel 12 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Siklus 1 . ..........................
65
Tabel 13 : Penilaian Portofolio Siklus 2 . ..................................................
69
Tabel 14 : Distribusi Frekuensi Portofolio Siklus 2 . .................................
70
Tabel 15 : Nilai Perolehan Prestasi Siklus 2 . ............................................
71
Tabel 16 : Nilai Final Siklus 2 . .................................................................
73
Tabel 17 : Kriteria Nilai Kualitatif Siklus 2 . .............................................
74
Tabel 18 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Siklus 2 . ..........................
74
Tabel 19 : Komparasi Pra Siklus dengan Siklus 1 . ...................................
77
Tabel 20 : Komparasi Siklus 1 dengan Siklus 2 . ......................................
78
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Zone Of Proximal Development … ............................................
17
Gambar 2. Model Penelitian Kurt Lewin … .................................................
34
Gambar 3. Bagan Kerangka Berpikir ……………………………………....
35
Gambar 4. Rancangan Siklus Penelitian . .....................................................
44
Gambar 5. Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 1 . .....................
65
Gambar 6. Diagram Prestasi Siklus 2 . .........................................................
75
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAⅣ IPIRAN
SURAT KETERANGAN PENELITIAN SILABUS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATERIPELA」 ARAN
110
KISI KISI SOAL
117
TES PRA SIKLUS
119
KUNCIJAWABAN TES PRA SIKLUS
127
ANALISIS SOAL PRA SIKLUS
128
RELIABILITAS
130
SOAL TES SIKLUS l DAN SIKLUS 2
132
KUNCI」 AWABAN SOAL TES SIKLUSl DAN SIKLUS2
138
IPKG l
139
IPKG 2
142
FOTO KEGIATAN PENELITIAN
145
XVl
89
90 96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk kebudayaan manusia yang selalu dinamis dan penuh dengan perkembangan. Perkembangan atau perubahan di dalam dunia pendidikan haruslah berdampak positif dan berkesinambungan sesuai
dengan
perkembangan
zaman.
Berdampak
positif
dan
berkesinambungan artinya bahwa pendidikan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia, baik di masa sekarang, maupun di masa depan. Tokoh nasional yang sangat ternama seperti Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara mengatakan, “bahwa satu-satunya yang dapat mengubah nasib suatu bangsa hanyalah Pendidikan.” Bukan kekayaan alam yang melimpah yang dapat membuat suatu bangsa menjadi unggul, hanyalah pendidikan yang dapat mengubah nasib suatu bangsa. Bahkan, setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh sekutu pada tahun 1945, Kaisar Jepang Hirohito bukannya menanyakan mengenai berapa jumlah tentara yang tersisa. Sang Kaisar justru bertanya, berapa banyak jumlah guru yang masih hidup. Hal ini menunjukan tentang betapa pentingnya peranan seorang guru bagi sebuah kemajuan bangsa. Maju atau mundurnya suatu pendidikan ditentukan oleh kualitas tenaga pendidik yang ada. Kepala Badan Pengembangan SDM dan Penjamin Mutu Pendidikan Syawal Gultom mengatakan, rasio jumlah guru berbanding jumlah peserta
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
didik di Indonesia merupakan yang "termewah" di dunia. Rasio di Indonesia, ungkapnya, sekitar 1:18. Angka tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan negara maju seperti Korea (1:30), atau Jerman (1:20).1 Indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education for all di Indonesia belum juga beranjak dari kategori medium atau sedang. Berdasarkan laporan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) tahun 2012, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara.2 Data ini menunjukan bahwa secara kuantitas jumlah guru di Indonesia cukup besar namun hal itu tidak diimbangi dari segi kualitas akademik yang ada pada guru. Perubahan paradigma pembelajaran di Indonesia telah terjadi secara fundamental pada saat UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) dikeluarkan. Dalam undang-undang tersebut secara tersurat jelas menyatakan bahwa perubahan paradigma pembelajaran merupakan tuntutan dari reformasi pendidikan, di mana salah satunya menyebutkan bahwa reformasi penyelenggaraan pendidikan nasional berubah dari paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran. Hal ini merupakan perubahan mendasar dari pengajaran menjadi pembelajaran yang tertuang dalam UU Sisdiknas tersebut.3 Pengajaran adalah istilah yang mewakili peranan dominan guru di dalam kelas, secara singkat diartikan sebagai pembelajaran yang berpusat pada
1
http://edukasi.kompas.com/read/2011/11/24/09561786/Rasio.Jumlah.Guru.Indonesia.Termewah. di.Dunia.tetapi. “diakses pada tanggal 5 Februari 2014” 2 http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/20/04385981/Indeks.Pendidikan.untuk.Semua. Masih.Stagnan “diakses pada tanggal 5 Februari 2014” 3 Retno Lisyarti, Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Innovatif dan Kreatif, Jakarta : Erlangga, 2012, hlm. 14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
guru dengan metode ceramah. Sementara pembelajaran berarti kegiatan belajar yang berpusat pada siswa. Guru hanya sebagai fasilitator, sutradara, penulis skenario sedangkan pemeran utamanya adalah siswa. Dengan begitu jelas bahwa salah satu tujuan dari reformasi pendidikan tahun 2003 adalah siswa harus berperan aktif dalam pembelajaran di kelas sehingga kreativitas yang ada di dalam diri siswa dapat berkembang dengan baik. Belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard mengungkapkan bahwa, “Learning is the process by wich an activity originates or changed through training procedurs (wether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not attributable to training.” Bagi Hilgard, belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan di dalam laboratorium maupun di dalam lingkungan ilmiah.4 Belajar bukan sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya sebuah perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadarinya. Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Misalnya, ketika seseorang guru menjelaskan suatu materi pelajaran, walaupun sepertinya memerhatikan dengan saksama sambil menganggukan kepala, maka belum tentu yang bersangkutan itu belajar. 4
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, 2006, hlm. 112-113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Mungkin saja siswa yang menganggukan kepala bukan karena dia paham apa yang dikatakan gurunya, akan tetapi karena dia sangat mengagumi cara gurunya berbicara atau penampilan gurunya. Sehingga ketika dia ditanya apa yang telah disampaikan guru, dia tidak mengerti apa-apa. Sebaliknya, manakala
ada
siswa
yang
kelihatannya
mengantuk,
seakan
tidak
memperhatikan. Mungkin saja siswa yang ini berpikir dengan caranya sendiri. Sehingga ketika dia ditanya tentang materi yang dibahas, dia akan bisa menjawabnya.5 Hasil observasi kelas dan wawancara dengan Guru Sejarah SMA Pangudi Luhur Sedayu menunjukan bahwa pada saat pembelajaran sejarah akan dimulai siswa kurang siap untuk belajar, ada beberapa siswa yang berbicara sendiri dengan temannya dan begitu pula saat pelajaran berlangsung siswa kurang berpartisipasi aktif, ada siswa lebih sering berbicara di luar materi yang sedang mereka hadapi, ada beberapa siswa yang malah tidur di kelas. Hal tersebut yang merupakan kendala bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga perencanaan pembelajaran sering tidak tepat waktu atau tidak efisien. Keadaan kelas yang seperti ini menimbulkan suatu pertanyaan? Apa yang melatarbelakangi berbagai permasalahan yang ada di dalam kelas pada saat berlangsungnya pelajaran sejarah sehingga siswa bosan belajar sejarah, siswa tidak aktif di kelas saat pelajaran sejarah, siswa mengantuk di kelas dan siswa berbicara di luar materi yang diajarkan yaitu pelajaran sejarah.
5
Ibid., hlm. 113.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Pada kenyataannya sebagian besar siswa SMA menganggap pelajaran sejarah tidak menarik untuk dipelajari karena pelajaran sejarah hanya menghafal suatu peristiwa penting masa lalu yang sangat banyak, sementara sumbernya hanya dari buku saja, proses pembelajarannya hanya ceramah dan tanya jawab yang membuat siswa menjadi tidak tertarik, bosan dan mengantuk. Guru juga kurang inovatif dalam penggunaan media pembelajaran di kelas. Hal ini tercermin dari kegiatan pembelajaran sejarah yang hanya ceramah, diskusi dan tanya jawab di kelas. Sumber belajarnya juga minim, hanya dari buku saja, padahal ada banyak media yang bisa dipakai sebagai sumber di dalam pelajaran sejarah, ada youtube, koran online, dll. Tidak dapat dipungkiri selama ini guru masih dominan dalam proses pembelajaran sejarah di kelas. Guru terus berceramah, murid diam mendengarkan penjelasan gurunya, pelajaran sejarah menjadi membosankan dan akhirnya siswa tidak lagi belajar karena mengantuk. Hal ini terjadi karena metode konvensional yang digunakan guru membuat suasana di kelas menjadi statis dan monolog (dari guru ke siswa). Selama ini metode konvensional hanya membuat siswa menjadi pasif dan cenderung apatis sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran sejarah menjadi rendah. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya hasil nilai ulangan mata pelajaran sejarah, dari 30 siswa di kelas, hanya 16 siswa yang berhasil mencapai KKM, artinya hanya 53% siswa di kelas yang berhasil mencapai KKM dan 47% sisanya belum berhasil mencapai KKM yang tetapkan sekolah untuk mata pelajaran sejarah yaitu 75. Hasil ulangan ini tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
berbeda jauh dengan hasil observasi peneliti dengan menggunakan pretes sebanyak 40 soal pilihan ganda yaitu, sebanyak 17 siswa (57%) berhasil mencapai KKM dan siswa 13 siswa (43%) belum mencapai KKM. Hal ini tentu membuat pelajaran sejarah itu mengerikan bagi hampir separuh siswa karena sangat sulit mencapai KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Dalam masalah rendahnya prestasi ini tidak bisa hanya yang disalahkan adalah siswa, tetapi perlu juga diperhatikan dari sisi pengajarnya, apakah sudah memakai metode yang sesuai atau tidak, karena dalam proses pembelajaran di dalam kelas tidak hanya siswa tetapi juga ada peran dari seorang guru. Pada kenyataan yang ada di sekolah-sekolah rata-rata guru menggunakan metode-metode yang kurang menarik sehingga berdampak pada minat siswa terhadap mata pelajaran yang akhirnya akan mempengaruhi prestasinya dalam mata pelajaran tersebut dalam hal ini adalah mata pelajaran sejarah. Banyak faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Faktor itu adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yaitu kurang adanya minat dan kemauan siswa untuk belajar sejarah. Hal ini terlihat dari gejala yang terjadi di kelas, yaitu siswa berbicara di luar topik pelajaran dengan teman sebelahnya selama pelajaran berlangsung, siswa tidur di kelas saat pelajaran berlangsung. Kurangnya minat dan kemauan siswa dalam belajar sejarah ini diibaratkan sebagai penyakit dan obatnya adalah metode pembelajaran sejarah yang menarik dan efektif yang memberikan dampak yang positif pada kondisi psikologis siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
guru harus betul-betul menyiapkan metode yang tepat untuk membuat kemampuan belajar siswa menjadi maksimal dan pembelajaran sejarah menjadi lebih berkualitas, efektif dan menarik. Agar pembelajaran sejarah menjadi lebih menarik dan berkualitas, metode pembelajaran sejarah di sekolah harus dibenahi. Pembenahan metode pembelajaran sejarah tidak sekadar menjadi pemicu minat belajar, tetapi juga sebagai salah satu instrument yang berperan memproses anak didik agar mendapat hasil belajar yang baik. Langkah awal untuk merevitalisasi metode pembelajaran adalah berusaha memahami bagaimana seharusnya mata pelajaran sejarah diajarkan. Selama ini, materi pembelajaran sejarah cenderung bersifat hafalan sehingga membuat pengetahuan siswa tentang sejarah menjadi dangkal. Padahal agar pembelajaran sejarah itu menjadi lebih hidup, guru harus menciptakan suasana yang dinamis yaitu dengan berbagai macam metode pembelajaran yang membuat siswa aktif di kelas. Ada berbagai macam variasi dalam pembelajaran sejarah di kelas yang membuat siswa menjadi kreatif. Namun kreatifitas siswa ini harus dipancing dengan umpan yaitu metode pembelajaran
yang
dinamis.
Guru
harus
mampu
mendesain
suatu
pembelajaran sejarah dengan metode yang lebih inovatif dan kreatif. Siswa juga harus dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran di kelas sehingga pelajaran sejarah tidak monoton dan terpusat pada guru. Guru harus lebih banyak menerapkan materi sejarah dengan pola aplikasi, analisis, sintesis dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
evaluasi. Sehingga kualitas pembelajaran sejarah meningkat dan penanaman karakter di dalam pelajaran sejarah menjadi semakin kuat di dalam diri siswa. Dengan demikian siswa belajar sejarah tidak hanya untuk mengetahui peristiwa di masa lampau, tetapi mengambil nilai dan makna dari setiap peristiwa sejarah, hal itulah yang seharusnya diterapkan guru dalam proses pembelajaran sejarah. Karena jika siswa hanya belajar sejarah dengan cara menghafal tanggal, bulan, tahun, tempat, kejadian dan tokoh saja, maka sesungguhnya tidak akan pernah menjadi nilai tambah bagi siswa itu sendiri. Sehingga butuh langkah nyata perubahan dari guru sejarah untuk membuat pelajaran sejarah yang “Boring” menjadi “Inspiring”. Dalam hal ini tentu saja guru sebagai fasilitator memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dorkas H. Gardjalay6 tahun 2011
dengan judul Penerapan model kooperatif tipe group investigation
untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Madyopuro II Kecamatan Kedungkandang Kota Malang membuktikan bahwa model pembelajaran group investigation berhasil meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Madyopuro II yang berjumlah 43 siswa yang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 23 siwa laki- laki dan satu guru kelas. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes tulis pada setiap siklus. Hasil tes pada siklus I mencapai 61,90% dan meningkat menjadi 75,71% pada siklus II.
6
http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=51539 “diakses pada tanggal 13 Februari 2014”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Dwi Cahyo Rini7 dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan hasil belajar IPS di SDN Pagentan 01 Kecamatan Singosari Kabupaten Malang tahun 2011 menyatakan bahwa penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terbukti berhasil meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas prestasi belajar IV SDN Pagentan 01 Kecamatan Singosari. Berdasarkan penilaian prestasi hasil belajar IPS nilai rata-rata tes formatif 69 meningkat 86, jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus 1 ada 21 siswa, dan pada siklus 2 meningkat 31 siswa sedangkan persentase ketuntasan pada siklus 1 mencapai 58% dan pada siklus ke 2 meningkat 83 %, siswa lebih aktif dan responsif dalam melakukan diskusi dengan menggunakan media video visual. Juliana Fasse8 dalam penelitiannnya yang berjudul Penerapan model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPS SDN Lesanpuro 3 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang tahun 2011. Hasil dari penelitian ini siswa pada pra tindakan yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai hasil belajar yang dicapai siswa adalah 58,33 dengan 10 siswa (27,77 %) yang sudah mencapai ketuntasan dan 26 siswa (72,22 %) yang belum mencapai ketuntasan, dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merancang serta mengelola pembelajaran.
7
http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=49255 “diakses pada tanggal 4 Maret 2014” 8 http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=50094 “diakses pada tanggal 4 Maret 2014”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Siti Mahmudah9 pada tahun 2013 dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan model Group Investigation (GI) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS kelas IV di SDN Rampal Celaket 2 Kecamatan Klojen Kota Malang. Hasil penelitian pada penerapan model Group Investigation (GI) pada siswa kelas IV mata pelajaran IPS di SDN Rampal Celaket 2 Kecamatan Klojen Kota Malang menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari data keberhasilan guru dalam pembelajaran, dengan ratarata nilai prosentase keberhasilan guru pada pra tindakan sebesar 58,33%, siklus I sebesar 70,84% dan siklus II sebesar 87,5%. Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan pada pra tindakan sebesar 56%, siklus I sebesar 68,75% dan pada siklus II sebesar 80,09%. Beberapa penelitian di atas membuktikan bahwa penerapan metode pembelajaran group investigation ini berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Atas dasar itu, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu menggunakan model pembelajaran group investigation, dengan harapan bahwa metode ini berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 pada mata pelajaran sejarah. Dalam model group investigation siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 anak untuk menganalisis materi yang
ditentukan
secara
mendalam.
Selanjutkan
siswa
saling
mempresentasikan hasil investigasinya bersama kelompok di depan kelas. 9
http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=58498 “diakses pada tanggal 4 Maret 2014”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Guru hanya bertindak sebagai fasilitator untuk mengarahkan tujuan pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mengeluarkan pendapat dan idenya secara terbuka terhadap suatu peristiwa sejarah di depan kelas. Hal yang menjadi inti dari model ini adalah siswa bisa bekerjasama dengan temantemannya di kelas untuk memecahkan suatu persoalan dan siswa memperoleh suatu jawaban atas permasalahan yang dibahas. Tentunya siswa bisa memakai sumber sejarah baik dari buku maupun internet sehingga pelajaran sejarah menjadi lebih dinamis. B. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dibatasi pada Kompetensi Dasar (KD) tentang menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia yang materinya meliputi tentang perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif model Group Investigation pada kelas XI IPS 1 SMA PL St. Louis Sedayu. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : Apakah model pembelajaran Group Investigation
dapat
meningkatkan
prestasi
belajar
sejarah
tentang
perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA PL St. Louis Sedayu tahun pelajaran 2013/2014?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah menggunakan pendekatan kooperatif model group investigation kelas XI IPS 1 tentang “Perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.” E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Dapat meningkatkan Competence (pengetahuan) siswa Kelas XI IPS 1 SMA PL St. Louis IX Sedayu pada mata pelajaran sejarah tentang “Perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.” 2. Bagi Peneliti Penelitian dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti dalam melaksanakan pembelajaran sejarah yang inovatif dan kreatif dengan pendekatan pembelajaran kooperatif. 3. Bagi Sekolah Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. 4. Bagi Guru Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah di kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI
A. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah 1. Teori Belajar Konstruktivisme Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat pengetahuan yang mempertanyakan apa itu pengetahuan dan bagaimana orang membangun pengetahuan. Pengetahuan menurut konstruktivisme merupakan konstruksi (bentukan) kognitif oleh seseorang terhadap obyek, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan bukan sekadar kumpulan fakta “barang jadi” yang tinggal diambil, atau ditransfer dari seseorang kepada orang lain.1 Menurut teori konstruktivisme ditekankan bahwa untuk memiliki pengetahuan, tiap individu itu harus berperan aktif dalam membina pengetahuan. Jadi pengetahuan haruslah diperoleh dari tindakan mencari tahu, bukan hanya diperoleh dari menerima dari orang lain. Dalam hal membina pengetahuan itu setiap orang memiliki cara-cara yang berbeda karena kemampuan dan keinginan tiap individu itu tidak sama. Dengan aktif mencari tahu sendiri, diharapkan seseorang memperoleh hal-hal baru yang dapat membuat pengetahuan itu semakin berkembang. Jelas bahwa bagi konstruktivisme, kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, di mana pelajar membangun sendiri pengetahuannya. Pelajar mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari. Ini merupakan proses 1
http://www.slideshare.net/nikmahnurvicalesti/teori-belajar-konstruktivisme-25983588 “diakses tanggal 18 Maret 2014”
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
menyesuaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran mereka.2 Siswa mengelola pengertian lama dalam situasi belajar yang baru, membuat pemikiran yang logis terhadap suatu permasalahan yang dihadapinya. Setiap pelajar mempunyai cara sendiri untuk mengerti. Maka penting bahwa setiap pelajar mengerti kekhasannya, juga keunggulan dan kelemahannya dalam mengerti sesuatu. Mereka perlu menemukan cara belajar yang tepat bagi mereka sendiri. Setiap pelajar mempunyai cara yang cocok untuk mengkonstruksikan pengetahuannya yang kadang sangat berbeda dengan teman-teman yang lain.3 Setiap pelajar memiliki kekhasannya
masing-masing,
tentu
dalam
hal
ini
para
pelajar
dimungkinkan mencoba berbagai macam cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Artinya pengajar harus bisa mengkondisikan suasana kelas dengan situasi yang demokratis dan bersahabat. Dengan kondisi kelas yang demokratis diharapkan siswa dapat mengungkapkan hasil penalarannya dengan lebih leluasa di dalam kelas, dengan begitu siswa akan saling memperoleh ide-ide baru dari teman-temannya di kelas. Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus membangun pengetahuan di dalam benak mereka sendiri. Setiap pengetahuan atau kemampuan atau dikuasai oleh seseorang apabila orang
2 3
Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta : Kanisius, 1997, hlm. 62 Ibid., hlm. 63.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
itu secara aktif mekonstruksi pengetahuan atau kemampuannya di dalam pikirannya.4 Y.R. Subakti tahun 20105 menjelaskan beberapa konsep kunci dari teori konstruktivisme, adalah : a) Scaffolding Scaffolding merupakan istilah yang berhubungan teknik konstruksi bangunan, yaitu susunan yang dapat berupa bambu, kayu balok atau besi sebagai tumpuan sementara ketika sedang membangun sebuah bangunan, khususnya bangunan dalam konstruksi beton. Ketika konstruksi beton dianggap sudah mampu berdiri kokoh, maka susunan bambu, kayu balok atau besi itu pun akan dicabut kembali. Scaffolding dapat diartikan, memberikan sejumlah bantuan dalam tahap awal pembelajaran, setelah itu baru melepaskan anak untuk punya tanggung jawab sendiri dalam proses belajarnya, setelah ia menguasai bahan yang dipelajari.6 Dalam lingkungan pembelajaran, proses pembentukan makna dalam diri siswa membutuhkan dukungan guru berupa topangan (scaffolding). Topangan adalah bantuan yang diberikan dalam wilayah perkembangan terdekat (zone of proximal development) siswa. Scaffolding merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk
4
http://usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PARADIG MA%2 0PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf “diakses tanggal 15 Maret 2014” 5 Ibid., 6 http://rudicahyo.com/psikologi-artikel/zone-of-proximal-development-dan-scaffolding-padateori-belajar-vygotsky/ “diakses tanggal 23 April 2014”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
belajar dan untuk memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh dan tindakantindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri. Tentunya, diharapkan scaffolding ini benar-benar bisa membantu siswa dalam memecahkan suatu permasalahan yang dipelajari di kelas. b) Proses Bottom Up Pendekatan
konstruktivisme
dalam
pengajaran
lebih
menekankan proses pengajaran secara bottom-up daripada top-down. Konteks bottom-up menekankan bahwa, untuk memiliki pengetahuan, tiap individu itu harus berperan aktif dalam membina pengetahuan. Jadi pengetahuan haruslah diperoleh dari tindakan mencari tahu, bukan hanya diperoleh dari menerima dari orang lain. Dalam hal membina pengetahuan itu setiap orang memiliki cara-cara yang berbeda karena kemampuan dan keinginan tiap individu itu tidak sama. c) Zone Of Proximal Development (ZPD) Zone of proximal development (ZPD) dimaknai sebagai jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya dalam bentuk kemampuan pemecahan masalah secara mandiri, dengan tingkat perkembangan potensial dalam bentuk kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan guru atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu. Siswa bekerja dalam ZPD mereka, berarti siswa tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
tidak dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dan dapat terselesaikan jika mendapat bantuan dari teman sebaya atau guru.
Kemampuan Siswa
Kemampuan
ZPD
Sekarang
awal siswa
Gambar 1 : Zone Of Proximal Development Keterangan : 1) Kemampuan awal siswa : kemampuan yang dimiliki siswa sebelum menerima pembelajaran 2) ZPD : zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. 3) Kemampuan Siswa Sekarang : kemampuan siswa memecahkan masalah setelah mendapatkan bantuan dari teman sejawat dan gurunya. d) Pembelajaran Kooperatif Salah
satu
implikasi
penting
pendidikan adalah
perlunya
kelas
kooperatif
antar siswa,
teori
Vygotsky
berbentuk
dalam
pembelajaran
sehingga siswa dapat berinteraksi dalam
menyelesaikan tugas-tugas dan dapat saling memunculkan strategi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing ZPD mereka. Pendekatan konstruktivitis dalam pengajaran kelas yang menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep mendiskusikan
yang
sulit
apabila
masalah-masalah
yang
mereka
dapat
saling
mereka
hadapi
dengan
temannya. Model
pembelajaran
kooperatif
dikembangkan
untuk
mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting, yaitu prestasi akademik, penerimaan
akan
penghargaan
dan
pengembangan
keterampilan sosial, contohnya berani mengungkapkan pendapat di depan kelas, berani bertanya, menghargai pendapat teman, dsb. Jadi, meskipun
pembelajaran
kooperatif
mencakup
berbagai
tujuan
sosial, namun pembelajaran kooperatif dapat juga digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik siswa. 2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme Prinsip-prinsip dalam pembelajaran yang berpaham konstruktivis diantaranya adalah sebagai berikut7 : a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara personal maupun sosial; b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa itu sendiri untuk menalar; 7
http://usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/ PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf “diakses tanggal 15 Maret 2014”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
c. Siswa aktif mengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah; d. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus; e. Evaluasi
dalam
pembelajaran,
dalam
pandangan
konstruktivis,
evaluasi menekankan pada penyusunan makna secara aktif yang melibatkan keterampilan masalah
dalam konteks
yang
terintegrasi
nyata;
menggali
dengan
menggunakan
munculnya
berpikir
divergen, pemecahan ganda, bukan hanya satu jawaban benar; evaluasi harus diintegrasikan ke dalam tugas-tugas yang menuntut aktivitas belajar yang bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata, bukan sebagai kegiatan yang terpisah B. Pendekatan Kooperatif dalam Proses Pembelajaran Sejarah Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori belajar konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif mengkondisikan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok sehingga terjadi dialog dan pertukaran gagasan di antara siswa dalam suasana diskusi, sesuai dengan falsafah konstruktivisme. Dengan demikian, proses pembelajaran di kelas ini hendaknya mampu memberikan dorongan untuk mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas serta daya cipta (kreativitas), sehingga akan menjamin terjadinya dinamika dalam proses pembelajaran. Dalam teori konstruktivisme lebih mengutamakan pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
pembelajaran siswa yang dihadapkan pada masalah-masalah kompleks untuk dicari solusinya (proses top down), selanjutnya menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana atau keterampilan yang diharapkan, sehingga pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak.8 1. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif di kelas Pendekatan
pembelajaran
kooperatif
adalah
teknik
pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 anak.9 Siswa belajar berdiskusi dalam sebuah kelompok untuk memecah suatu persoalan yang diberikan oleh guru. Di dalam sebuah kelompok belajar ini siswa saling bertukar informasi, ide dan mengeluarkan
gagasan
masing-masing
untuk
kemudian
dikolaborasikan menjadi sebuah kesimpulan yang ilmiah. Selama proses diskusi, mereka harus saling menghargai pendapat satu sama lain dan memberikan tanggapan, bantuan ataupun solusi. Jadi siswa juga bisa berperan sebagai guru bagi teman-temannya. 2. Peran Guru sebagai Fasilitator dalam Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran konstruktivisme, guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator daripada sebagai guru menurut pengertian konvensional. Jika dalam metode konvensional seorang guru menyampaikan ceramah yang menyangkut pokok bahasan, maka 8
Rusman, Model-Model Pembelajaran “Mengembangkan Profesionalisme Guru”, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2011, hlm. 201 9 Ibid., hlm. 204.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
peran
fasilitator
adalah
membantu
siswa
untuk
memperoleh
pemahamannya sendiri terhadap pokok bahasan. Dalam metode konvensional, pembelajar berperan secara pasif, maka dalam paradigma pembelajaran konstruktivisme siswa memegang peran aktif dalam pembelajaran, artinya tekanan ada pada siswa yang belajar, bukan pada guru yang mengajar. Guru sebagai mediator dan fasilitator harus mengkondisikan keadaan kelas yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam proses pembelajaran di kelas, memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan mereka dan membantu siswa mengekspresikan gagasan-gagasannya. Dalam perannya sebagai fasilitator, guru
tidak hanya
memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Guru memberikan bantuan berupa dorongan, petunjuk atau pun contoh pada siswa agar dapat memecahkan suatu permasalahan. Dalam pembelajaran kooperatif ditekankan pentingnya interaksi dengan teman sebaya, melalui pembentukan
kelompok
belajar.
Dengan
kelompok
belajar,
memberikan kesempatan kepada siswa secara aktif dan kesempatan untuk mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan siswa kepada teman akan membantunya untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas bahkan melihat ketidaksesuaian pandangan mereka sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
3. Hasil dari Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dalam situasi belajar pun sering terlihat sifat individualistis siswa. Siswa cenderung berkompetensi secara individual, bersikap tertutup terhadap teman, ingin menang sendiri, dsb. Jika keadaan ini dibiarkan tidak mustahil akan dihasilkan warga negara yang egois, inklusif, kurang bergaul dalam masyarakat, acuh tak acuh dengan tetangga dan lingkungan, kurang menghargai orang lain, serta tidak mau menerima kelebihan dan kelemahan orang lain. Yang kedua adalah, metode pembelajaran konvensional yang banyak diterapkan guru di kelas cenderung membuat guru semakin pandai, sementara siswa semakin malas dan tidak memberikan siswa kesempatan untuk belajar berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif ini memungkinkan melatih siswa berpikir kritis sehingga potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara optimal. Model
pembelajaran
kooperatif
merupakan
model
pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin tahun 1995 yang menyatakan bahwa : (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut,
strategi
pembelajaran
kooperatif
diharapkan
mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran. 4. Prinsip Dasar dalam Proses Pembelajaran Kooperatif Menurut pernyataan Roger dan David Johnson yang dikutip oleh Rusman tahun 201310 menjelaskan lima prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu sebagai berikut : a) Prinsip ketergantungan positif (positive interdepence), yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan. b) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Setiap anggota kelompok mempunya tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. c) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi
10
Ibid., hlm. 212.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain. d) Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. e) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka, agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif. C. Prestasi Belajar Sejarah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dikerjakan, dilakukan. 11 Winkel mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar adalah hasil maksimum yang telah dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.12 Menurut Masidjo, di dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar dan Pembelajaran, menguraikan bahwa prestasi belajar siswa merupakan hasil yang dicapai oleh siswa dalam rangkaian pembelajaran yang dilakukan oleh instansi pendidikan, di mana hasil tersebut dapat membuktikan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan. Dalam menghasilkan suatu prestasi belajar, perlu adanya kerjasama antara guru dan siswa. Dalam hasil yang 11 12
http://kbbi.web.id/ diakses tanggal 22 Maret 2014 Winkel, Psikologi Pembelajaran, Jakarta : Grasindo, 1996, hlm. 226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor, yaitu daya tangkap siswa dan kreatifitas yang dimiliki oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran di kelas agar materi pembelajaran bisa diserap siswa dengan baik. Maka untuk memperoleh prestasi belajar siswa yang maksimal perlu adanya kerjasama yang baik antara guru dan siswa selama proses pembelajaran dan proses evaluasi di kelas.13 Dalam dunia pendidikan prestasi belajar siswa dapat diperoleh melalui evaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto14 evaluasi berarti menilai, tetapi dilakukan
dengan
mengukur
terlebih
dahulu.
Mengukur
adalah
membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (bersifat kuantitatif). Sedangkan menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (bersifat kualitatif). Dalam taksonomi Benyamin Bloom15 tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu : 1. Domain kognitif : berkaitan dengan kemampuan dan kecakapan intelektual berpikir. 2. Domain afektif : berkaitan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-segi emosional, yaitu perasaan, sikap dan nilai. 3. Domain
psikomotorik
:
berkaitan
dengan
keterampilan-
keterampilan atau gerakan fisik.
13
Masidjo, Psikologi Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta : Bina Dharma Mulia, 2006, hlm. 15 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013, hlm. 3 15 Rusman, Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta : Rajawali Pers, 2012, hlm. 125 14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Dapat simpulkan bahwa prestasi belajar siswa dalam dunia pendidikan adalah hasil dari pengukuran kemampuan belajar siswa secara obyektif yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. D. Pentingnya Belajar Sejarah di SMA J. Bank16 menyatakan bahwa semua kejadian/peristiwa masa lampau adalah sejarah; sejarah sebagai kenyataan. Menurut pendapatnya pula, sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Semua kejadian yang dimaksud dalam pendapat tersebut adalah kejadian atau peristiwa yang berkaitan dengan manusia. Dalam kejadian atau peristiwa tersebut, terdapat bagaimana manusia berperilaku. Misalkan ketika revolusi di suatu daerah kita bisa melihat bagaimana masyarakat bereaksi, ada yang sekelompok masyarakat yang berperilaku mendukung Republik Indonesia, ada yang mendukung Belanda, ada yang mendukung kelompok pemberontak, ada yang langsung ikut bertempur melawan Belanda, ada yang menjadi mata-mata pejuang Republik, ada yang menjadi mata-mata Belanda, ada penduduk yang membantu pejuang dengan cara memberi makanan, dan berbagai bentuk perilaku lainnya. Sejarah dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Sejarah adalah pengalaman yang dapat membuat seseorang memprediksi peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Secara sederhana, peristiwa sejarah
16
http://smakita.net/definisi-dan-pengertian-sejarah/ “diakses tanggal 25 Maret 2014”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
dalam sebuah ruang lingkup tertentu memiliki kaitan latar belakang, proses dan dampaknya. Kronologis dari sebuah peristiwa/kejadian sejarah harus sesuai dengan logika, artinya bahwa kita sekarang ini akibat dari tindakan yang kita di masa lalu, apa yang kita lakukan sekarang akan berdampak pada diri kita di masa depan. Contohnya, pada masa lalu kita belajar dengan tekun, sekarang kita ujian dan dampaknya kita memiliki peluang besar untuk lulus ujian. Perumpamaan ini dapat diterapkan pada peristiwa sejarah, misalnya latar belakangnya, peristiwa pralaya (merapi meletus besar-besaran), prosesnya banyak orang meninggal di Jawa Tengah dan dampaknya kerajaan Mataram Kuno pindah ke Jawa Timur. Secara fisik, prasasti-prasasti tersebut merupakan benda mati yang tidak bisa berbicara. Tetapi dengan kemampuan merekonstruksi yang dimiliki oleh sejarawan prasasti-prasasti tersebut menjadi hidup. Tersusun suatu cerita bagaimana kerajaan itu berdiri, siapa rajanya dan bagaimana kehidupan masyarakatnya. Gambaran kehidupan masyarakat masa lalu akan memberikan fenomena tersendiri yang mungkin fenomena tersebut akan ada dalam kehidupan pada masa-masa yang akan datang. Berdasarkan definisi Carr tersebut, maka sejarawan akan senantiasa berinteraksi dengan sumber sejarah, karena sejarawan tidak bisa menyusun cerita sejarah apabila tidak ada sumber. Masa lalu akan senantiasa berhubungan dengan masa sekarang. Sejarah mengajarkan moral, belajar kebaikan-kebaikan pada masa lalu. Pengertian Sejarah adalah studi tentang manusia, manusia dalam kehidupan masyarakat. Ungkapan tersebut dikatakan oleh Robin Wink. Kehidupan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
manusia akan direkam oleh sejarah. Dalam merekam tersebut, akan diketahui perubahan masyarakat yang terus-menerus, ide-ide yang mengandung aksiaksi masyarakat, dan kondisi-kondisi material yang telah membantu atau merintangi perkembangan aksi masyarakat tersebut. Hal tersebut dinyatakan oleh Sir Charles Fith.17 Kesimpulannya bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia. Sejarah merupakan studi tentang manusia sebagai individu maupun kelompok dalam konteks ruang dan waktu. Sejarah adalah studi tentang kehidupan masyarakat yang senantiasa mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup manusia akan memberikan pelajaran bagi kehidupan manusia kelak. Suatu peristiwa sejarah memberikan dampak yang sangat penting bagi kehidupan banyak orang, karena itu sejarah tidak boleh direkayasa oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang bersifat politis. E. Pembelajaran Sejarah dengan Model Group Investigation Group investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang pertama kali dikembangkan oleh Herbert Thelen. Dalam perkembangannya model ini diperluas dan diperbaiki oleh Sharn dan teman-temannya dari Universitas Tel Aviv. Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh beberapa landasan pemikiran yang ada di dalamnya, yaitu konstruktivisme,
17
Ibid., “diakses tanggal 25 Maret 2014”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
democratic teaching dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran model group investigation memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, cara mempelajari (investigasi) dan penulisan laporan akhir. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan siswa, keadilan dan kesempatan yang sama bagi semua siswa dan menghargai keberagaman latar belakang siswa. Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model pembelajaran group investigation mempunyai kelemahan dan kelebihan, adapun beberapa kelebihan pembelajaran model group investigation antara lain; pembelajaran dengan kooperatif model group investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, penerapan metode pembelajaran kooperatif model group investigation mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, model pembelajaran group investigation melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya serta memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Sementara kelemahan pembelajaran dengan model group investigation, yaitu ; model pembelajaran group investigation merupakan model pembelajaran yang kompleks dan sulit untuk dilaksanakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
dalam pembelajaran kooperatif, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation juga membutuhkan waktu yang lama. Metode group investigation menuntut siswa untuk berkemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun keterampilan proses memiliki kelompok (group process skills). Umumnya, dalam penerapan metode group investigation, kelas dibagi ke dibagi ke dalam beberapa kelompok yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu.18 Dalam implementasinya, menurut Sugiyanto tahun 2011 langkahlangkah model pembelajaran group investigation adalah : 1. Pembagian kelompok, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar. Satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, bisa dimodifikasi atas dasar jumlah siswa di kelas dan subtopik yang tersedia. 2. Seleksi topik, kelompok memilih subtopik dalam masalah umum. Guru memberikan pengantar dalam penjelasan mengenai subtopik dan topik yang dipelajari. 3. Investigation, guru memberikan scaffolding (topangan) bagi tiap kelompok diskusi agar tiap kelompok mampu menyelesaikan suatu permasalahan (sub topik dan topik yang dibahas). 4. Pembuatan laporan, semua kelompok harus menyajikan presentasi yang menarik di depan kelas.
18
Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovatif, Surakarta : Yuma Pustaka, 2010, hlm. 46-47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
5. Diskusi
kelas,
dilakukan
setelah
kelompok-kelompok
belajar
menyelesaikan investigasi permasalahan dan laporannya. Dalam diskusi, kelompok lain harus memberikan tanggapan terhadap kelompok yang maju di depan kelas. 6. Evaluasi. Salah satu ciri dalam model group investigasi adalah investigasi pemasalahan yang melibatkan kerjasama antara siswa secara aktif di dalam sebuah kelompok. Dalam hal investigasi, guru harus memberikan scaffolding (topangan) yang tentunya dapat membantu siswa menginvestigasi topiknya, bantuan dapat berupa bagaimana cara menyelesaikan sebuah permasalahan yang ada di dalam topik. Model pembelajaran ini tentu sangat menarik, karena kerjasama dan kekompakan sangat diperlukan dalam sebuah kelompok agar penyelidikan terhadap suatu peristiwa sejarah berjalan lancar. Tentunya, dalam hal ini guru bertindak sebagai fasilitator baik pada saat investigasi permasalahan dan diskusi kelas. Untuk mencapai keberhasilan di dalam pembelajaran ini, komunikasi yang baik antara guru dan siswa, maupun antara siswa di dalam kelompok, komunikasi yang baik saat diskusi berlangsung merupakan hal utama yang harus menjadi kesadaran semua. F. Penelitian Tindakan Kelas Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research adalah suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama dengan peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan
maksud
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan
kualitas
pembelajaran.19 Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.20 Berdasarkan pengertian di atas, penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki beberapa ciri atau karakteristik21 sebagai berikut: 1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya). 2. Self-reflective inquuiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian). 3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran di kelas. 4. Tujuannya adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari proses pembelajaran di kelas. Adapun beberapa manfaat penelitian tindakan kelas22 bagi guru, pembelajaran/siswa dan sekolah adalah :
19
E. Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas Menciptakan Perbaikan Berkesinambungan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009, hlm.3-4 20 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Indeks, 2009, hlm. 9 21 Daryanto, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah, Yogyakarta : Gava Media, 2011, hlm. 5-6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
1. Bagi Guru adalah sebagai berikut : a) Membantu guru memperbaiki proses pembelajaran di kelas. b) Membantu guru meningkatkan kinerjanya secara profesional. c) Memberi kesempatan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. d) Memupuk rasa percaya diri guru. 2. Bagi pembelajaran dan siswa yaitu memperbaiki kualitas proses pembelajaran dengan sasaran akhir meningkatkan prestasi/hasil belajar siswa. 3. Bagi sekolah yaitu membantu sekolah untuk berkembang. Dengan adanya penelitian tindakan kelas, maka guru berkesempatan mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga kualitas pembelajaran di sekolah meningkat dan berdampak positif pada perkembangan sekolah. Langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti sesuai dengan model dari Kurt Lewin yang meliputi empat tahap dalam satu siklusnya, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Pengamatan dan (4) Refleksi. Adapun tahapan penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut ini :
22
Ibid., Hlm. 6-8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Identifikasi masalah Refleksi
Observasi
Perencanaan I Siklus I
Pelaksanaan Hasil refleksi Refleksi
Observasi
Perencanaan II
Siklus II
Pelaksanaan
Hasil refleksi
Gambar 2 : Siklus PTK menurut Kurt Lewin (Sumber : Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Indeks, 2009, Hlm. 26)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
G. Kerangka Berpikir Masalah
Guru menggunakan metode konvensional
Prestasi belajar rendah
Tindakan
Siklus 1 guru menggunakan metode group investigation
Siklus 2 guru menggunakan metode group investigation dengan beberapa perbaikan
Hasil
Prestasi belajar meningkat
Gambar 3 : Bagan Kerangka Berpikir Metode pembelajaran group investigation melibatkan siswa sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran di kelas. Sebagai pelaku utama artinya adalah, siswa bekerjasama atau belajar bersama dengan teman kelompoknya mencari jawaban atas persoalan yang diberikan oleh guru. Melalui saling bekerjasama diharapkan tumbuhnya kepedulian siswa di kelas akan penting sebuah keterbukaan, komunikasi, kekeluargaan, keberagaman, saling berbagi informasi yang positif dan sifat tolong menolong, yang lebih pandai membantu temannya yang kurang pandai, yang kurang pandai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
termotivasi untuk menjadi seperti temannya yang pandai, dengan demikian prestasi belajar siswa meningkat. Ada 3 landasan pemikiran yang ada di dalam model pembelajaran group investigation, yaitu teori belajar konstruktivisme, democratic teaching dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivisme, proses pembelajaran group investigation memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, cara mempelajari (investigasi) dan penulisan laporan akhir. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi nilai-nilai demokrasi, dimana siswa saling menghargai pendapat satu sama lain, guru memberikan penghargaan pada kemampuan siswa baik secara kognitif maupun afektif. Kelompok belajar kooperatif adalah kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 anak yang aktif bekerjasama memecahkan setiap persoalan yang diberikan oleh gurunya. Dengan demikian metode group investigation diyakini terjadi peningkatan motivasi belajar dan partisipasi siswa di dalam kelas, suasana kekeluargaan dapat dirasakan di dalam kelas, kreatifitas siswa tersalurkan dan proses pembelajaran menjadi semakin efisien. Sehingga kualitas kegiatan belajar mengajar (KBM), baik proses maupun prestasi belajar meningkat. H. Hipotesis Penelitian Model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama tentang materi “Perkembangan Kehidupan NegaraNegara Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.1 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.2 Manfaat dari PTK itu secara khusus bagi guru diantaranya: membantu guru memperbaiki mutu pelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan rasa percaya diri guru, dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya.3 PTK memiliki berbagai macam keunggulan, antara lain dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran, meningkatkan kreativitas pembelajaran di kelas, mengembangkan sikap terbuka dan demokratis. Dengan melakukan PTK, guru dapat secara langsung merasakan dan mengamati seluruh proses pelaksanaan pembelajaran yang diinginkan untuk menjawab permasalahan dalam PTK ini. A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMA PL St. Louis IX Sedayu. 1
Wijaya Kusumah, Op Cit; hlm. 9 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hlm. 3 3 Wijaya Kusumah, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Indeks, 2010, hlm. 14 2
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
2. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan Agustus September 2013. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA PL St. Louis IX Sedayu yang berjumlah 30 siswa. C. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah proses pelaksanaan dan prestasi belajar dari model pembelajaran Group Investigation pada siswa kelas XI IPS 1 SMA PL St. Louis IX Sedayu. D. Variabel-variabel Penelitian Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: Variabel bebas (X) : Model GI (Group Investigation) Variabel terikat (Y) : Prestasi belajar sejarah siswa E. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif antara peneliti dan guru sejarah kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. F. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah langkah yang harus dilaksanakan dalam penelitian untuk mendapatkan keterangan yang berhubungan dengan topik yang sedang diteliti. Hal itu dimaksudkan untuk memperoleh data yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
dibutuhkan peneliti dan memungkinkan untuk memperoleh data-data yang akurat dan obyektif. Adapun teknik pengumpulan data dalam PTK ini yaitu : 1. Observasi Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa, aktivitas siswa dan aktivitas guru. Kegiatan ini dilaksanakan observer ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas, baik pada saat pra siklus, siklus 1 dan Siklus 2. Selain itu juga terdapat lembar observasi siswa dan Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG). IPKG ini digunakan untuk mengukur kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. 2. Tes Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa, baik sebelum dimulai pembelajaran maupun sesudah pembelajaran. Tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah. G. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar penelitian menjadi sistematis dan datanya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
1. Alat pengumpulan data a) Instrumen Observasi Instrumen observasi yang digunakan untuk siswa adalah lembar penilaian portofolio dan untuk guru menggunakan instrumen penilaian kinerja guru (IPKG). Instrumen ini digunakan untuk mengukur aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di kelas. b) Tes hasil belajar
Tes hasil belajar adalah tes tertulis yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama menempuh proses pembelajaran. Hasil tes belajar ini dijadikan tolok ukur untuk mengetahui perbandingan antara kondisi awal sebelum penelitian dengan sesudah dilakukan penelitian yang tercermin dalam dua siklus, dengan menggunakan soal pilihan ganda sebanyak 28 soal dalam setiap siklusnya tentang perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. 2. Validitas dan Reliabilitas a) Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
antara tes dan kriteria4. Validitas yang digunakan adalah validitas butir soal. Untuk mengetahui tingkat validitas atas uji coba instrumen maka peneliti menggunakan rumus korelasi product moment Carl Pearson : ∑ (
√(
)
(
( ) ) (
)( (
) )
(
) )
(Suharsimi Arikunto, 2009 : 65) Keterangan: rxy
= koefisisen korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua
variabel yang dikorelasikan. N
= jumlah peserta tes
Σ XY
= jumlah X dengan Y
X²
= kuadrat dari X
Y²
= kuadrat dari Y
Setelah dihitung dengan rumus tersebut, maka untuk mengetahui besar taraf signifikan butir item dihitung dengan rumus: √
( (
) )
(Suharsimi Arikunto, 2009 : 65) Keterangan: t = taraf signifikan r = korelasi skor item dengan skor total n = jumlah butir item 4
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta : Bumi Aksara, 2009, hlm. 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Rumus di atas digunakan untuk menghitung validitas butir soal tes. Bila salah satu butir soal memiliki nilai t ≥ t tabel, maka butir soal tersebut valid. Bila nilai t ≤ t tabel maka butiran soal tersebut tidak valid dan tidak dapat dijadikan sebagai soal tes. Hasil uji coba item soal pada materi Indonesia pada masa Kerajaan Hindu Buddha dari 40 soal pilihan ganda, diperoleh soal yang valid sebanyak 28 soal, yaitu nomor 2, 3, 6, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 35, 36, 37, 38 dan 39 dan soal yang tidak valid ada 12 soal, yaitu nomor 1, 4, 5, 7, 8, 12, 19, 20, 24, 31, 34 dan 40. (rincian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 : Analisis soal pra siklus, halaman 128-129). Soal ini dinyatakan valid apabila tingkat signifikansinya ≥ 0,90. Selanjutnya 28 soal pilihan ganda ini sudah valid ini digunakan sebagai soal tes pada siklus 1 dan siklus 2. b) Reliabilitas Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut menunjukan hasil-hasil yang mantap. Antara validitas dengan reliabelnya suatu soal berhubungan erat, yaitu untuk memenuhi syarat reliabilitas, suatu soal harus valid dulu. Oleh karena itu reliabilitas suatu soal tidak perlu diragukan lagi apabila soal tersebut benar-benar sudah valid, jadi soal yang valid pasti reliabel. Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah dua sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
r11
2r 1 2 1 2 1 r 12 12
(Suharsimi Arikunto, 2009: 65) Keterangan : r 12 12
= korelasi antara skor-skor setiap belahan
r11
= Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar
dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliabel. Hasil perhitungan pada saat uji coba instrumen diperoleh koefisien reliabilitas r11 0,7 dengan taraf signifikansi sebesar 0,995. Harga ini lebih besar dari
harga r product moment yaitu sebesar 0,54. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas. (rincian lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 : reabilitas soal, halaman 130-131)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
H. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain yang akan digunakan pada penelitian ini diambil dari model Kurt Lewin, yaitu sebagai berikut :
Gambar 4 : Rancangan Siklus Penelitian (Sumber : https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/21penelitiantindakan-kelas-part-ii)
I. Analisis Data 1. Data kuantitatif Analisis data kuantitatif menggunakan tes tertulis, yaitu soal pilihan ganda dan penilaian portofolio yaitu berupa tugas makalah. Tes tertulis bobotnya 70% dan portofolio bobotnya 30% dari keseluruhan nilai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
a) Tes Tertulis Instrumen tes yaitu dengan bentuk obyektif tipe pilihan ganda. Dari hasil tes tersebut maka akan diperoleh skor. Skor tersebut diubah menjadi nilai berdasarkan PAP II dengan skala 1 – 100 dengan menggunakan rumus : N
Skor Perolehan x 100% Skor Maksimal
Berikut ini adalah tabel tingkat penguasaan kompetensi sesuai dengan PAP II, sebagai berikut : Tabel 1 : Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II Tingkat Penguasaan Kompetensi 81% - 100% 66% - 80% 56% - 65% 46% - 55% Dibawah 46%
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
b) Portofolio Penilaian tugas dengan menggunakan lembar penilaian portofolio. Untuk menghitung nilainya digunakan rumus : N
Skor Perolehan x 100% Skor Maksimal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Tabel 2 : Penilaian Portofolio
No Nama Siswa
Makalah : Bobot 5
Aspek yang dinilai Power point : Bobot Penyampaian : 5 Bobot 5
Tanggung jawab : Bobot 5
Jumlah
Nilai Skor Maksimal
1
…….
20
2
…….
20
3
……
20
4
……
20
5
…….
20
2. Data Kualitatif Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif, yaitu melalui pendeskripsian aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran group investigation. Analisis data kualitatif digunakan untuk memaknai data penilaian tes dan penilaian portofolio yang diperoleh dalam bentuk kalimat. Kategori nilai terdiri dari 5 kategori yaitu : Tabel 3 : Kategori Nilai Tingkat Kategori Kategori 1 Kategori II Kategori III Kategori IV Kategori V
Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Penilaian kategori dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II dengan kriteria : Tabel 4 ; Kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II Tingkat Penguasaan Kompetensi 81% - 100% 66% - 80% 56% - 65% 46% - 55% Dibawah 46%
Kategori Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
3. Data Komparasi Analisis komparasi digunakan untuk menganalisis variablevariabel yang diteliti. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan prosentase data pra siklus, penilaian akhir siklus 1 dan penilaian akhir siklus 2 J. Prosedur Penelitian 1. Persiapan a) Pengurusan Izin Penelitian Permintaan izin kepada Kepala Sekolah, Guru kelas SMA PL Sedayu dan Kaprodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. b) Observasi Observasi dilakukan di kelas XI IPS 1 SMA PL St. Louis IX Sedayu dengan jumlah 30 siswa yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian dan untuk mengetahui model pembelajaran serta media yang dipakai oleh guru dalam proses belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
mengajar di dalam kelas sebelum peneliti menerapkan model Group Investigation. c) Penyusunan Silabus Peneliti menyusun silabus dengan mengambil kompetensi dasar yang ketiga dari empat kompetensi dasar dalam kurikulum kelas XI semester 1. d) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun sebanyak 4 kali dalam dua siklus, artinya bahwa peneliti dalam setiap mengajar selalu mempersiapkan RPP yang sudah disetujui oleh guru pembimbing di sekolah. e) Mempersiapkan media pembelajaran Media yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan power point, ms. word, viewer dan papan tulis. f) Menyiapkan instrumen penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen yaitu soal tes, lembar pengamatan siswa, lembar diskusi, IPKG. 2. Rencana Tindakan PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 4 tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati (observasi) dan merefleksi. Tahap-tahap ini dijalankan di setiap siklus, dimana siklus yang dijalankan tersebut minimal dua siklus, dan PTK ini masih bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
dilanjutkan ke dalam siklus berikutnya jika hasilnya belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. a) Siklus 1 1) Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini, peneliti membuat dan menyusun semua yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian, antara lain bahan pelajaran baik dari sumber buku maupun internet, power point, lembar diskusi siswa dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Tindakan Melakukan pembelajaran di kelas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3) Pengamatan Guru melakukan pengamatan ke dalam tiap-tiap kelompok, mengamati kerjasama dalam kelompok dalam menangkap dan mengolah materi, soal, dan permasalahan. Pengamatan ini dilakukan dengan bantuan instrumen observasi, yaitu lembar observasi siswa dan Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG). 4) Refleksi Refleksi digunakan untuk mengetahui hasil yang telah diperoleh pada saat pelaksanaan siklus 1. Apa saja keunggulan dan kelemahan pada saat pelaksanaan siklus 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
b. Siklus 2 Tahap-tahap dan kegiatan di dalam siklus yang kedua ini pada dasarnya sama dengan tahap yang dilakukan di dalam siklus 1, hanya saja tindakan yang dilakukan antara siklus 1 dan siklus 2 berbeda dimana tindakan pada siklus 2 ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus 1. Sementara itu pelaksanaan siklus 2 ini juga dilaksanakan selama dua kali pertemuan saja. Apabila pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 ini dirasa belum mendapatkan keberhasilan, maka dapat dilakukan siklus yang ke 3. 1) Perencanaan Dalam tahap perencanaan di sini, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran seperti power point yang dilaksanakan di luar jam mengajar/ jam penelitian. 2) Tindakan Di
dalam
tahap
ini
dilakukan
pengamatan
dan
pengumpulan data yang dilaksanakan oleh observer bersamaan dengan waktu pembelajaran. 3) Pengamatan Tahap observasi ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan semua rencana yang terdapat dalam siklus 1 dan 2 yang telah dibuat dengan baik agar tidak terjadi suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam perbaikan prestasi belajar. 4) Refleksi Refleksi digunakan untuk mengetahui hasil yang telah diperoleh pada saat pelaksanaan siklus 1. Apa saja keunggulan dan kelemahan pada saat pelaksanaan siklus 1. Hasil refleksi digunakan untuk menyimpulkan apakah siklus perlu dilanjutkan atau dinyatakan berhasil. Bila belum berhasil, maka perlu dilakukan perubahan tindakan, yaitu perubahan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media belajar yaitu power point untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Bila prestasi belajar peserta didik telah memenuhi indikator keberhasilan, tindakan tidak perlu dilaksanakan lagi dan dinyatakan bahwa penelitian telah berhasil. Hasil penelitian tentang peningkatan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA PL St. Louis IX Sedayu tentang perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dapat diketahui dengan melihat hasil belajar siswa yang dikatakan berhasil apabila : Siswa dapat mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah terhadap pelajaran sejarah yaitu 75. Tingkat pencapaian kelulusan di dalam kelas XI IPS 3 pada materi tersebut lebih dari atau sama dengan 75%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
K. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan yang dicapai dengan membandingkan target awal dari peneliti itu sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai target keberhasilan untuk prestasi kondisi awal adalah 65%, siklus 1 adalah 70% dan siklus 2 adalah 85%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Keadaan awal prestasi belajar sejarah Keadaan awal prestasi belajar sejarah ini merupakan acuan awal untuk pelaksanaan penelitian. Untuk mengetahui keadaan awal prestasi siswa dalam pelajaran sejarah, dilakukan pengamatan dan pengumpulan data. Data yang diperoleh sebagai berikut : a) Hasil Tes Hasil tes diperoleh dari nilai ulangan harian guru. KKM yang ditentukan pihak sekolah adalah 75. Hasil tes yang diperoleh sebagai berikut : Tabel 5 : Hasil Perolehan Tes Pra Siklus No
Nama Siswa
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 75
Keterangan Nilai
Tuntas
Tidak Tuntas
60
75
67,5
Alexander Ray Farandy
75
70
4
Alfian Akmal Praditya
75
75
5
Aloysia Lita Nawangwulan
75
75
6
Andreas Alfian Nur Cahyo
75
60
7
Angela Verna Restanti
75
80
8
Anisa Yulian Prawesti
75
55
9
Antonius Mau
75
67,5
10
Carolina Dewi Andrea
75
75
11
Carolus Boromeus Trimasadjie P. M.
75
70
12
Christian Adi Nugroho
75
75
13
Christine Debora
75
70
1
Agnes Endah Mulyaningsih
2
Albertus Pranowo
3
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54 14
Daniel Cahya Pratama
75
77,5
15
Dedy Setya Atmaji
75
75
16
Gregorius Bagas Setyoaji
75
75
17
Imanuel Martua
75
65
18
Martinus Joko Susilo
75
75
19
Nicolaus Surya Pradana
75
77,5
20
Priskila Caroline Indarto
75
70
21
Rio Dwi Andana Adi Massana
75
75
22
Stefanus Suseno Aji Nugroho
75
80
23
Vera Paska Pradibta
75
57,5
24
Veronika Novita Sari Suryanto
75
70
25
Yholanda Kunthi Anggriva
75
65
26
Yohanes Dian Prasetyo
75
75
27
Yosep Purbo Kurniaji
75
75
28
Yovita Widya Ningtyas
75
75
29
Yulius Kusuma Wardhana
75
75
30
Agustinus Seco Kus Demas Putra
75
80
Total
2142,5
Tertinggi
80
Terendah
55
Rata-rata
71,42
Prosentase
17 Orang
13 Orang
56.67%
43.33%
Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat nilai siswa pada mata pelajaran sejarah masih rendah. Hal ini terbukti masih banyak nilai siswa yang berada di bawah standar KKM, dari 30 siswa yang mengikuti ulangan, hanya 17 siswa (57%) yang tuntas dan 11 siswa (43%) dinyatakan tidak tuntas. Berdasarkan standar KKM sebesar 75. Nilai tertinggi yaitu 80 dan nilai terendah yaitu 55 dengan rata-rata nilai 71,42. Hal itu menunjukan perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Adapun distribusi frekuensi prestasi belajar siswa pada pra siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Pra Siklus Tingkat Penguasaan Frekuensi Presentase Kompetensi 0 0% 91% - 100% 0 0% 81% - 90% 18 60% 75% - 80% 11 36,67% 60% - 74% 1 3,33% <60% Berdasarkan tabel 6, menunjukkan bahwa
Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah siswa yang memperoleh
nilai dengan kategori cukup 18 orang (60%), kategori rendah 11 orang (36,67%) dan kategori sangat rendah 1 orang (3,33%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada pra siklus, prestasi siswa dalam mata pelajaran sejarah cukup, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus 1. 2. Siklus 1 a) Perencanaan Peneliti menyiapkan instrument-instrumen yang dibutuhkan saat melakukan penelitian seperti pembuatan silabus, RPP, lembar pengamatan, pertanyaan diskusi, materi pengajaran dan soal tes. Bertemu dengan guru mata pelajaran membahas mengenai materi yang disampaikan saat melakukan penelitian, yaitu : Standar Kompetensi
: Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara tradisional.
Kompetensi Dasar
: Menganalisis pengaruh perkembangan agama
dan
kebudayaan
Hindu-Buddha
terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
b) Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini, mulai dilakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Pelaksanaan siklus ini terbagi ke dalam 7 pertemuan, yaitu : 1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari kamis, 1 Agustus 2013 pukul 07.45 - 09.30. Guru mempresentasikan tentang 2 kerajaan yaitu kerajaan Kutai dan Tarumanegara selama 45 menit. Selanjutnya 45 menit berikutnya guru membagi kelas menjadi 6 kelompok belajar (tiap kelompok terdiri dari 4-5 anak). Siswa saling berdiskusi di dalam kelompok untuk menentukan rumusan masalah berdasarkan topik yang telah ditentukan yaitu kerajaan Sriwijaya, Mataram Hindu, Jenggala-Kediri, Singasari, Majapahit dan Bali. Guru membuat kesepakatan dengan siswa mengenai bentuk makalah. Guru juga menjelaskan kriteria penilaiannya. 2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 2 Agustus 2013 pukul 08.45 – 09.30. Pada pertemuan ini siswa ditugaskan untuk kembali berdiskusi membahas hasil kerja bersama kelompoknya dalam rangka persiapan terakhir karena pertemuan selanjutnya tugas itu akan dikumpul ke dalam bentuk makalah secara bersama-sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
3) Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15 Agustus 2013 pukul 07.45 – 09.30. Pada pertemuan ini semua kelompok menyerahkan tugasnya berupa makalah. Selanjutnya 3 Kelompok yaitu Kelompok Kerajaan Sriwijaya, Mataram Hindu dan Jenggala-Kediri mempresentasikan hasil makalahnya dalam bentuk power point di depan kelas. Waktu presentasi maksimal 15 menit selanjutnya 10 menit sesi tanya jawab. Di akhir diskusi guru memberikan kesimpulan atas topik yang dibahas masing-masing kelompok. 4) Pertemuan keempat Pertemuan keempat dilaksanakan hari Jumat, tanggal 16 Agustus 2013 pukul 08.45 - 09.30. Pada pertemuan ini 1 kelompok yaitu kelompok kerajaan Majapahit mempresentasikan hasil makalahnya di depan kelas maksimal 20 menit. Sesi Tanya jawab 15 menit. Guru memberikan kesimpulan di akhir diskusi. 5) Pertemuan kelima Pertemuan kelima dilaksanakan hari Kamis, tanggal 22 Agustus 2013 pukul 07.45 - 09.30. Kelompok yang maju adalah kelompok kerajaan Singasari dan Bali. Waktu presentasi maksimal 15 menit dan sesi Tanya jawab 10 menit. Diakhir pertemuan guru memberikan kesimpulan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
6) Pertemuan keenam Pada pertemuan keenam yang dilaksanakan hari Jumat, tanggal 23 Agustus 2013 pukul 08.45 – 09.30 diadakan persiapan sebelum siswa menghadapi ujian. Guru memberikan kisi-kisi soal ulangan dan memberikan siswa waktu untuk Tanya jawab tentang semua materi yang telah dibahas. 7) Pertemuan ketujuh Pada pertemuan ketujuh yang dilaksanakan hari Kamis, tanggal 5 September 2013 pukul 07.45 – 09.45. Pada jam pertama, diadakan tes tertulis dengan soal pilihan ganda sebanyak 28 Butir selama 45 menit. Pada jam kedua siswa kembali berdiskusi melanjutkan membahas materi sebelumnya. c) Observasi 1) Hasil Portofolio Pada tahap ini, hal-hal yang diamati adalah aktivitas belajar siswa meliputi aspek makalah, power point, penyampaian dan tanggung jawab menggunakan kriteria sebagai berikut skor, 1-2 : rendah, skor 3 : cukup, skor 4 : baik dan skor 5 : sangat baik. Untuk menghitung nilai akhir dari portofolio digunakan rumus :
Keterangan : N = Nilai akhir portofolio
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
∑ perolehan = Jumlah skor yang diperoleh siswa ∑ total perolehan = Skor maksimal Adapun hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 7 : Hasil Penilaian Portofolio Siklus 1
NILAI NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Siswa
Agnes Endah Mulyaningsih Albertus Pranowo Alexander Ray Farandy Alfian Akmal Praditya Aloysia Lita Nawangwulan Andreas Alfian Nur Cahyo Angela Verna Restanti Anisa Yulian Prawesti Antonius Mau Carolina Dewi Andrea Carolus Boromeus T. P. M. Christian Adi Nugroho Christine Debora Daniel Cahya Pratama Dedy Setya Atmaji Gregorius Bagas Setyoaji Imanuel Martua Martinus Joko Susilo Nicolaus Surya Pradana Priskila Caroline Indarto Rio Dwi Andana Adi Massana
Makalah bobot : 5
Power Point bobot : 5
penyampaian bobot : 5
Tanggung jawab : 5
∑
Skor Maksimal
Nilai
3
3
4
3
13
20
65
4
3
4
4
15
20
75
4
4
4
3
15
20
75
3
4
4
4
15
20
75
3
3
3
3
12
20
60
3
3
4
3
13
20
65
4
5
4
4
17
20
85
4
4
4
3
15
20
75
4
4
3
4
15
20
75
4
4
4
4
16
20
80
5
3
3
4
15
20
75
4
3
4
4
15
20
75
4
3
4
3
14
20
70
4
3
4
3
14
20
70
4
3
3
3
13
20
65
4
4
4
3
15
20
75
5
3
4
4
16
20
80
5
3
4
4
16
20
80
4
3
4
4
15
20
75
5
3
4
3
15
20
75
4
4
4
4
16
20
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
22 23 24 25 26 27 28 29 30
Stefanus Suseno Aji Nugroho Vera Paska Pradibta Veronika Novita Sari Suryanto Yholanda Kunthi Anggriva Yohanes Dian Prasetyo Yosep Purbo Kurniaji Yovita Widya Ningtyas Yulius Kusuma Wardhana Agustinus Seco Kus D.P.
4
3
4
3
14
20
70
4
4
4
3
15
20
75
4
3
4
4
15
20
75
4
4
4
3
15
20
75
4
3
4
4
15
20
75
4
4
4
4
16
20
80
4
3
4
3
14
20
70
4
3
5
4
16
20
80
5
4
4
4
17
20
85
Distribusi frekuensi tugas portofolio siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 8 : Distribusi Frekuensi Portofolio Siswa Siklus 1 Tingkat Penguasaan Frekuensi Presentase Keterangan Kompetensi 0 0% Sangat Tinggi 91% - 100% 2 6,66% Tinggi 81% - 90% 20 66,67% Cukup 75% - 80% 8 26,67% Rendah 60% - 74% 0 0% Sangat Rendah <60% Tabel frekuensi di atas menunjukan bahwa 2 siswa memperoleh nilai tinggi (6,67%), 20 siswa (66,67%) memperoleh nilai dengan kategori cukup dan 8 siswa (26,67%) memperoleh nilai dengan kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa nilai tugas portofolio siswa cukup. 2) IPKG (Instrumen Kemampuan Penilaian Guru) Instrumen ini digunakan untuk menilai kemampuan guru baik dalam menyusun silabus, RPP, maupun dalam praktek mengajar di kelas. Hal ini digunakan untuk menunjukan kualitas guru pada saat pembelajaran di kelas. IPKG ini dinilai oleh sesama peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
3) Nilai Tes Nilai tes siswa diperoleh dengan melakukan ulangan pada tiap siklusnya. Jumlah soal evaluasi pada tiap siklusnya. Jumlah soal evaluasi pada tiap siklus yaitu 28 soal pilihan ganda. Pada siklus 1 soal yang valid 28 butir. KKM yang ditentukan pihak sekolah adalah 75. Cara menilai hasil tes siswa : N= Hasil tes tertulis siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 9 : Nilai Perolehan Prestasi Belajar Sejarah pada Siklus 1 No
Nama Siswa
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 75
Keterangan Nilai Tes
Tuntas
Tidak Tuntas
1
Agnes Endah Mulyaningsih
50
2
Albertus Pranowo
75
89,29
3
Alexander Ray Farandy
75
75
4
Alfian Akmal Praditya
75
78,57
5
Aloysia Lita Nawangwulan
75
78,57
6
Andreas Alfian Nur Cahyo
75
67,86
7
Angela Verna Restanti
75
96,43
8
Anisa Yulian Prawesti
75
42,86
9
Antonius Mau
75
67,86
10
Carolina Dewi Andrea
75
75
11
75
78,57
12
Carolus Boromeus Trimasadjie P. M. Christian Adi Nugroho
75
89,29
13
Christine Debora
75
78,57
14
Daniel Cahya Pratama
75
82,14
15
Dedy Setya Atmaji
75
78,57
16
Gregorius Bagas Setyoaji
75
82,14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
17
Imanuel Martua
75
67,86
18
Martinus Joko Susilo
75
75
19
Nicolaus Surya Pradana
75
82,14
20
Priskila Caroline Indarto
75
64,29
21
Rio Dwi Andana Adi Massana
75
75
22
Stefanus Suseno Aji Nugroho
75
78,57
23
Vera Paska Pradibta
75
53,57
24
Veronika Novita Sari Suryanto
75
71,43
25
Yholanda Kunthi Anggriva
75
82,14
26
Yohanes Dian Prasetyo
75
85,71
27
Yosep Purbo Kurniaji
75
82,14
28
Yovita Widya Ningtyas
75
85,71
29
Yulius Kusuma Wardhana
75
85,71
30
Agustinus Seco Kus Demas Putra
75
85,71
Total
2252,5
Tertinggi
96,43
Terendah
42,86
Rata-rata
76,19
Presentase
22 Orang
8 Orang
73%
27%
Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada keadaan awal. Hal itu terbukti dari 30 siswa yang mengikuti ulangan sebanyak 22 siswa (73%) mencapai KKM dan siswa yang tidak berhasil mencapai KKM 8 siswa (27%). KKM yang ditentukan pihak sekolah 75. Adapun nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 96,43 dan nilai terendah yaitu 42,86. Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 76,19.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
4) Nilai Final Nilai final merupakan gabungan dari nilai tes dan nilai pengamatan. Bobot untuk nilai tes 70% dan nilai portofolio 30%. Perhitungan nilai final : Nilai Final = Nilai akhir tes + Nilai akhir portofolio Nilai final prestasi belajar sejarah siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 10 : Nilai Final Siklus 1 Keterangan No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama Siswa Agnes Endah Mulyaningsih Albertus Pranowo Alexander Ray Farandy Alfian Akmal Praditya Aloysia Lita Nawangwulan Andreas Alfian Nur Cahyo Angela Verna Restanti Anisa Yulian Prawesti Antonius Mau Carolina Dewi Andrea Carolus Boromeus T. P. M. Christian Adi Nugroho Christine Debora Daniel Cahya Pratama Dedy Setya Atmaji Gregorius Bagas Setyoaji Imanuel Martua Martinus Joko Susilo Nicolaus Surya Pradana
Hasil Tes 50,00 89,29 75,00 78,57 78,57 67,86 96,43 42,86 67,86 75,00 78,57 89,29 78,57 82,14 78,57 82,14 67,86 75,00 82,14
Nilai Akhir Tes 35,00 62,50 52,5 55,00 55,00 47,50 67,50 30,00 47,50 52,5 55,00 62,50 55,00 57,50 55,00 57,50 47,50 52,5 57,50
Portofolio
65 75 75 75 60 65 85 75 75 80 75 75 70 70 65 75 80 80 75
Nilai Akhir Portofolio
Nilai Final
19,5
54,50
22,5
85,00
22,5
75,00
22,5
77,50
18
73,00
19,5
67,00
25,5
93,00
22,5
52,50
22,5
70,00
24
76,50
22,5
77,50
22,5
85,00
21
76,00
21
78,50
19,5
74,50
22,5
80,00
24
71,50
24
76,50
22,5
80,00
Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Priskila Caroline Indarto Rio Dwi Andana Adi Massana Stefanus Suseno Aji Nugroho Vera Paska Pradibta Veronika Novita Sari Suryanto Yholanda Kunthi Anggriva Yohanes Dian Prasetyo Yosep Purbo Kurniaji Yovita Widya Ningtyas Yulius Kusuma Wardhana Agustinus Seco Kus Demas Putra
64,29
45,00
75,00
52,5
78,57
55,00
53,57
37,50
71,43
50,00
82,14
57,50
85,71
60,00
82,14
57,50
85,71
60,00
85,71
60,00
85,71
60,00
75 80 70 75 75 75 75 80 70 80 85
22,5
67,50
24
76,50
21
76,00
22,5
60,00
22,5
72,50
22,5
80,00
22,5
82,50
24
81,50
21
81,00
24
84,00
25,5
85,50
Total
2270,49
Nilai Tertinggi
93,00
Nilai Terendah
52,50
Rata-rata
75,68
Prosentase
20 Siswa
10 Siswa
66,67%
33,33%
Berdasarkan tabel 10, nilai final dari siklus 1 menunjukan adanya peningkatan hasil prestasi bila dibandingkan dengan prestasi belajar pada masa pra siklus. Hal itu terlihat dari 30 siswa yang mengikuti tes 20 siswa (66.67%) mencapai KKM dan 10 siswa (33.33%) tidak mencapai KKM. KKM yang ditentukan sekolah sebesar 75. Total nilai perolehan 2270,49 dengan rata-rata nilai kelas 75,68. Nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus 1 yaitu 93 dan nilai terendah yaitu 52,50. Kriteria nilai kualitatif ditentukan sebagai berikut : Tabel 11 : Kriteria Nilai Kualitatif Siklus 1 Nilai Kuantitatif 91-100 81-90 75-80 60-74 <60
Tingkat Kategori Kategori 1 Kategori II Kategori III Kategori IV Kategori V
Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 12 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Siklus 1 Tingkat Penguasaan Frekuensi Prosentase Keterangan Kompetensi 1 3,33% Sangat Tinggi 91% - 100% 7 23,33% Tinggi 81% - 90% 12 40% Cukup 75% - 80% 8 26,67% Rendah 60% - 74% 2 6,67% Sangat Rendah <60% Berdasarkan tabel 12 tentang distribusi frekuensi prestasi belajar siswa pada siklus 1, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat tinggi ada 1 orang (3,33%), kategori tinggi 7 orang (23,33%), kategori cukup 12 orang (40%), kategori rendah 8 orang (26,67%) dan kategori sangat rendah ada 2 orang (6,67%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi siswa dalam mata pelajaran sejarah cukup. Gambaran peningkatan prestasi siswa dapat dilihat dalam diagram di berikut ini : Sangat Rendah , 7%
Sangat Tinggi, 3.30% Tinggi, 23.33%
Rendah, 26.7%
Cukup , 40.0%
Gambar 5 : Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
1) Refleksi Siklus 1 Refleksi dalam siklus 1 ini dapat dilihat dari keberhasilan maupun perbaikan kegiatan belajar mengajar yang harus dilakukan baik dari aspek guru maupun siswa. Adanya peningkatan prestasi belajar sejarah jika dibandingkan dengan pra siklus. Peningkatan prestasi belajar yang dialami belum maksimal, dari 30 siswa yang mengikuti tes 22 siswa (73%) sudah mencapai KKM, namun hasil ini belum mencapai target KKM yang ditetapkan pada siklus 1 yaitu ≥ 75%. Sementara sisanya yaitu 12 siswa (27%) belum mencapai KKM. Dalam pembentukan kelompok diskusi, siswa masih bingung akan perannya masing-masing di dalam kelompok. Sehingga kerjasama antar anggota kelompok masih kurang intens. Siswa cenderung masih malu-malu untuk mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. Hal ini membuat penyampaian materi di dalam kelas menjadi terhambat. Tentunya waktu diskusi di dalam menjadi tidak efektif. Jadi, untuk melakukan perbaikan, guru harus memfasilitasi dengan jelas agar siswa dapat melakukan diskusi dengan baik. Di samping itu, guru juga harus memberikan umpan berupa pertanyaan yang merasang keingintahuan siswa tentang materi yang dibahas di kelas. Guru juga harus mengecek dan mengawasi tiap kelompok agar mengetahui persoalan yang dihadapi dan kemampuan anggota kelompok dalam kerjasama di dalam kelompok. Berdasarkan data di atas sudah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Peningkatan yang dialami belum sesuai dengan target prestasi belajar siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
sebesar 75% pada siklus 1, maka peneliti melanjutkan ke siklus 2 untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 2) Siklus 2 a. Perencanaan Tahap perencanaan ini diisi peneliti dengan menyiapkan berbagai perbaikan seperti yang dibicarakan dalam refleksi siklus 1. Dalam tahap ini, peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), power point dan soal-soal yang akan dikerjakan oleh siswa. b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus 2 ini terbagi ke dalam 2 pertemuan, yaitu : 1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 13 September 2013 pukul 08.45 – 09.30. Pada pertemuan pertama ini, guru meminta siswa untuk membentuk kelompok terdiri dari 4-5 orang (6 kelompok). Tiap kelompok saling berdiskusi untuk membahas permasalahan selama 15 menit. Kemudian perwakilan dari masing-masing kelompok maju ke depan untuk mempresesntasikan hasil diskusinya selama 5 menit dan dilanjutkan dengan tanya jawab selama 5 menit. Kemudian diakhir Tanya jawab guru memberikan penguatan. Untuk hari ini, yang maju hanya 3 kelompok yaitu kerajaan Sriwijaya, Mataram Hindu dan Jenggala-Kediri. 3 kelompok lainnya akan maju mempresentasikan hasilnya pada minggu depan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan hari kamis, 19 September 2013 pukul 07.45 - 09.30. Kelompok yang maju adalah yang maju mempresentasikan
hasil
diskusinya
adalah
kelompok
kerajaan
Singasari, Majapahit dan Bali. Waktu presentasi adalah 10 menit untuk kerajaan Majapahit dan 5 menit untuk kerajaan Singasari dan Bali. Setelah selesai mempresentasikan hasil diskusinya tiap kelompok diadakan sesi Tanya jawab selama 5 menit. Diakhir diskusi, guru memberikan penguatan materi secara komprehensif. Setelah kegiatan diskusi dan tanya jawab selesai, siswa diberikan soal-soal tes pilihan ganda yang berjumlah 28 butir soal pilihan ganda dengan waktu 45 menit. c. Observasi Observasi ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa setelah adanya penerapan metode pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Observasi yang dilakukan dalam siklus ini sebagai berikut : 1) Hasil Portofolio Pada tahap ini hal-hal yang diamati adalah aktivitas belajar siswa meliputi aspek makalah, power point, penyampaian dan tanggung jawab menggunakan kriteria sebagai berikut skor, 1-2 : rendah, skor 3 : cukup, skor 4 : baik dan skor 5 : sangat baik. Untuk pengamatan digunakan rumus:
menghitung nilai akhir dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Keterangan : N = Nilai akhir portofolio ∑ perolehan = Jumlah skor yang diperoleh siswa ∑ total perolehan = Skor maksimal Hasil penilaian portofolio siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 13 : Penilaian Portofolio Siklus 2
No
Nama Siswa
Makalah Bobot : 5
Power Point
Penyampaian
Tanggung jawab
Bobot : 5
Bobot : 5
Bobot : 5
4
4
3
∑
Skor Maksimal
Nilai
3
15
20
75
4
4
15
20
75
1
Agnes Endah Mulyaningsih
2
Albertus Pranowo
4 4
3
Alexander Ray Farandy
4
4
4
3
15
20
75
4
Alfian Akmal Praditya
5
5
4
4
18
20
90
5
Aloysia Lita Nawangwulan
4
5
4
4
17
20
85
6
Andreas Alfian Nur Cahyo
5
3
4
4
16
20
80
7
Angela Verna Restanti
4
5
4
4
17
20
85
8
Anisa Yulian Prawesti
4
5
5
3
17
20
85
9
Antonius Mau
5
5
5
4
19
20
95
10
Carolina Dewi Andrea
4
4
4
4
16
20
80
11
Carolus Boromeus T. P. M.
5
4
4
4
17
20
85
12
Christian Adi Nugroho
4
3
5
4
16
20
80
13
Christine Debora
4
4
4
3
15
20
75
14
Daniel Cahya Pratama
4
3
5
3
15
20
75
15
Dedy Setya Atmaji
4
3
5
3
15
20
75
16
Gregorius Bagas Setyoaji
4
4
4
3
15
20
75
17
Imanuel Martua
5
3
4
4
16
20
80
18
Martinus Joko Susilo
5
4
4
4
17
20
85
19
Nicolaus Surya Pradana
4
4
4
4
16
20
80
20
Priskila Caroline Indarto Rio Dwi Andana Adi Massana Stefanus Suseno Aji Nugroho Vera Paska Pradibta
5
4
4
3
16
20
80
4
4
5
4
17
20
85
4
3
4
3
14
20
70
4
4
4
3
15
20
75
21 22 23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
25
Veronika Novita Sari Suryanto Yholanda Kunthi Anggriva
26
Yohanes Dian Prasetyo
4
3
4
4
15
20
75
27
Yosep Purbo Kurniaji
4
4
3
3
14
20
70
28
Yovita Widya Ningtyas
4
4
4
3
15
20
75
29
Yulius Kusuma Wardhana Agustinus Seco Kus Demas Putra
4
4
5
4
17
20
85
5
4
4
4
17
20
85
24
30
4
3
4
4
15
20
75
4
4
4
3
15
20
75
Distribusi frekuensi penilaian portofolio siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 14 : Distribusi Frekuensi Portofolio Siklus 2 Tingkat Penguasaan Frekuensi Prosentase Keterangan Kompetensi 1 3,33% Sangat Tinggi 91% - 100% 9 30% Tinggi 81% - 90% 18 60% Cukup 75% - 80% 2 6,67% Rendah 60% - 74% 0 0% Sangat Rendah <60% Berdasarkan tabel 14 tentang distribusi frekuensi portofolio pada siklus 2, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat tinggi ada 1 orang (3,33%), kategori tinggi 9 orang (30%), kategori cukup 18 orang (60%) dan kategori rendah ada 2 orang (6,67%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai portofolio siswa dalam mata pelajaran sejarah cukup. 1) IPKG (Instrumen Kemampuan Penilaian Guru) Instrumen ini digunakan untuk menilai kemampuan guru baik dalam menyusun silabus, RPP, maupun dalam praktek mengajar di kelas. Hal ini digunakan untuk menunjukan kualitas guru pada saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
pembelajaran di kelas. IPKG ini dinilai oleh sesama peneliti. Instrument selengkapnya lihat pada lampiran 11. 2) Nilai Tes Nilai tes siswa diperoleh dengan melakukan ulangan pada tiap siklusnya. Jumlah soal evaluasi pada tiap siklusnya. Jumlah soal evaluasi pada tiap siklus yaitu 28 soal pilihan ganda. Pada siklus 2 soal yang valid 28 butir. KKM yang ditentukan pihak sekolah adalah 75. Cara menilai hasil tes siswa : N= Hasil tes siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 15 : Nilai Perolehan Prestasi pada Siklus 2 No
Nama Siswa
KKM
Keterangan Tuntas Tidak Tuntas
1
Agnes Endah Mulyaningsih
75
Nilai Tes 78,57
2
Albertus Pranowo
75
89,29
3
Alexander Ray Farandy
75
78,57
4
Alfian Akmal Praditya
75
89,29
5
Aloysia Lita Nawangwulan
75
78,57
6
Andreas Alfian Nur Cahyo
75
75,00
7
Angela Verna Restanti
75
96,43
8
Anisa Yulian Prawesti
75
67,86
9
Antonius Mau
75
82,14
10
Carolina Dewi Andrea
75
78,57
11
75
82,14
12
Carolus Boromeus Trimasadjie P. M. Christian Adi Nugroho
75
92,86
13
Christine Debora
75
82,14
14
Daniel Cahya Pratama
75
82,14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
15
Dedy Setya Atmaji
75
82,14
16
Gregorius Bagas Setyoaji
75
85,71
17
Imanuel Martua
75
85,71
18
Martinus Joko Susilo
75
75,00
19
Nicolaus Surya Pradana
75
82,14
20
Priskila Caroline Indarto
75
64,29
21
Rio Dwi Andana Adi Massana
75
75,00
22
Stefanus Suseno Aji Nugroho
75
78,57
23
Vera Paska Pradibta
75
60,71
24
Veronika Novita Sari Suryanto
75
75,00
25
Yholanda Kunthi Anggriva
75
82,14
26
Yohanes Dian Prasetyo
75
85,71
27
Yosep Purbo Kurniaji
75
82,14
28
Yovita Widya Ningtyas
75
85,71
29
Yulius Kusuma Wardhana
75
89,29
30
Agustinus Seco Kus Demas Putra Total
75
89,29
2432,14
27 Orang
3 Orang
90%
10%
Tertinggi
96,43
Terendah
60,71
Rata-rata
81,07
Presentase
Berdasarkan Tabel 15, dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 2 dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus 1. Hal itu terbukti dari 30 siswa yang mengikuti ulangan sebanyak 27 siswa (90%) mencapai KKM dan siswa yang tidak berhasil mencapai KKM 3 siswa (10%). KKM yang ditentukan pihak sekolah 75. Adapun nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 96,43 dan nilai terendah yaitu 60,71. Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 81,07.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
3) Nilai Final Nilai final merupakan gabungan dari nilai tes dan nilai pengamatan. Bobot untuk nilai tes 70% dan nilai pengamatan 30%. Perhitungan nilai final : Nilai Final = Nilai akhir tes + Nilai akhir portofolio Hasil nilai final siklus 2 dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 16 : Nilai Final Siklus 2 Keterangan No
Nama Siswa
Hasil Tes
1
Agnes Endah Mulyaningsih
78,57
2
Albertus Pranowo
89,29
3
Alexander Ray Farandy
78,57
4
Alfian Akmal Praditya
89,29
62,50
90
27
89,50
5
Aloysia Lita Nawangwulan
78,57
55,00
85
25,5
80,50
6
Andreas Alfian Nur Cahyo
75
52,50
80
24
76,50
7
Angela Verna Restanti
96,43
67,50
85
25,5
93,00
8
Anisa Yulian Prawesti
67,86
47,50
85
25,5
73,00
9
Antonius Mau
82,14
57,50
95
28,5
10
Carolina Dewi Andrea
78,57
55,00
80
11
Carolus Boromeus T, P, M,
82,14
57,50
85
12
Christian Adi Nugroho
92,86
65,00
80
13
Christine Debora
82,14
57,50
75
14
Daniel Cahya Pratama
82,14
57,50
75
15
Dedy Setya Atmaji
82,14
57,50
16
Gregorius Bagas Setyoaji
85,71
17
Imanuel Martua
85,71
18
Martinus Joko Susilo
19
Nicolaus Surya Pradana
82,14
20
Priskila Caroline Indarto
64,29
21
Rio Dwi Andana A. M.
75
22
Stefanus Suseno Aji N.
78,57
23
Vera Paska Pradibta
24
Veronika Novita Sari S.
25
Yholanda Kunthi Anggriva
82,14
26
Yohanes Dian Prasetyo
85,71
Nilai Akhir Tes 55,00
Hasil Portofolio 75
62,50
75
55,00
75
Nilai Akhir Portofolio
Nilai Final
Tuntas
22,5
77,50
22,5
85,00
22,5
77,50
Tidak Tuntas
86,00
24
79,00
25,5
83,00
24
89,00
22,5
80,00
22,5
80,00
75
22,5
80,00
60,00
75
22,5
82,50
60,00
80
24
84,00
52,50
85
25,5
78,00
57,50
80
24
81,50
45,00
80
24
69,00
52,50
85
25,5
78,00
55,00
70
21
76,00
60,71
42,50
75
22,5
65,00
75
52,50
75
22,5
75,00
57,50
75
22,5
80,00
60,00
75
22,5
82,50
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
27
Yosep Purbo Kurniaji
82,14
57,50
70
21
78,50
28
Yovita Widya Ningtyas
85,71
60,00
75
22,5
82,50
29
Yulius Kusuma Wardhana
89,29
62,50
85
25,5
88,00
30
Agustinus Seco Kus D.P.
89,29
62,50
85
25,5
88,00
Total
2417,98
Nilai Tertinggi
93,00
Nilai Terendah
65,00
Rata-rata
80,60
Prosentase
27 Siswa
3 Siswa
90%
10%
Berdasarkan tabel 16, menunjukan bahwa ada peningkatan prestasi siswa bila dilihat dari nilai rata-rata siswa yaitu 80,60. Nilai tertinggi yang dicapai siswa 93 dan nilai terendahnya 65. Dalam ketuntasan juga mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 27 siswa (90%) berhasil mencapai KKM dan sisanya 3 siswa (10%) belum mencapai KKM. Kriteria nilai kualitatif ditentukan sebagai berikut : Tabel 17 : Kriteria Nilai Kualitatif Siklus 2 Nilai Kuantitatif Tingkat Kategori Kategori 1 91-100 Kategori II 81-90 Kategori III 75-80 Kategori IV 60-74 Kategori V <60
Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Distribusi tabel frekuensi nilai final siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 18 : Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Siklus 2 Tingkat Penguasaan Kompetensi 91% - 100% 81% - 90% 75% - 80% 60% - 74% <60%
Frekuensi
Presentase
1 12 14 3 0
3,33% 40% 46,67% 10% 0%
Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Berdasarkan tabel 18, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat tinggi ada 1 orang (3,33%), kategori tinggi 12 orang (40%) dan kategori cukup 14 orang (46,67%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi siswa dalam mata pelajaran sejarah cukup. Gambaran peningkatan prestasi siswa dapat dilihat dalam diagram di berikut ini : 3.33%
10%
40.00%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah 46.67%
Gambar 6 : Diagram Prestasi Siklus 2 d. Refleksi Siklus 2 Pada tahap ini, dilihat kembali tingkat keberhasilan dalam penerapan model Group Investigation dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan siklus 2 ini dianggap berhasil karena peningkatan prestasi telah mencapai target yaitu ≥ 85% siswa yang mencapai KKM. Pencapaian KKM nilai siswa ≥ 75. Selain peningkatan dari segi prestasi, juga terjadi peningkatan keaktifan siswa ketika pembelajaran di kelas. Siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya. Siswa juga tidak segan bertanya ketika materi yang kurang dimengerti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Peningkatan yang dialami siswa karena keterlibatan rekan sesama peneliti dan guru mitra yang memberi masukan agar model yang digunakan dapat berjalan dengan baik. Keadaan kelas juga semakin kondusif karena siswa terlibat dalam diskusi kelompok. Hasil dalam diskusi juga baik karena adanya peran dari semua anggota kelompok.
B. Komparasi Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di SMA PL St. Louis IX Sedayu dengan menggunakan model Group Investigation pada bulan JuliSeptember 2013 telah memperoleh keberhasilan. Keberhasilan ini dapat dilihat dari peningkatan prestasi belajar siswa selama mengikuti mata pelajaran di kelas. 1. Prestasi Siswa Prestasi siswa XI IPS 1 SMA PL St. Louis IX Sedayu sebelum penelitian menerapkan model Group Investigation kurang memuaskan. Ketika dilakukan penelitian, terjadi peningkatan prestasi belajar siswa baik dalam siklus 1 maupun siklus 2. Cara menghitung selisih nilai prestasi belajar pra siklus dengan siklus 1: Selisih = prestasi siklus 1 – pra siklus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Komparasi prestasi siswa pra siklus dan sesudah siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 19 : Komparasi Pra Siklus dengan Siklus 1 No
Nama Siswa
KKM
Pra Siklus
Siklus 1
1
Agnes Endah Mulyaningsih
75
60
2
Albertus Pranowo
75
67,5
3
Alexander Ray Farandy
75
4
Alfian Akmal Praditya
5
Aloysia Lita Nawangwulan
6
Andreas Alfian Nur Cahyo
7
Angela Verna Restanti
8
Keterangan
Selisih
Naik
Tetap
Turun
54,5
-5,5
85
17,5
70
75
5
75
75
77,5
2,5
75
75
73
-2
75
60
67
7
75
80
93
13
Anisa Yulian Prawesti
75
55
52,5
-2,5
9
Antonius Mau
75
67,5
70
2,5
10
Carolina Dewi Andrea
75
75
76,5
1,5
11
Carolus Boromeus T, P, M,
75
70
77,5
7,5
12
Christian Adi Nugroho
75
75
85
10
13
Christine Debora
75
70
76
6
14
Daniel Cahya Pratama
75
77,5
78,5
1
15
Dedy Setya Atmaji
75
75
74,5
-0,5
16
Gregorius Bagas Setyoaji
75
75
80
5
17
Imanuel Martua
75
65
71,5
6,5
18
Martinus Joko Susilo
75
75
76,5
1,5
19
Nicolaus Surya Pradana
75
77,5
80
2,5
20
75
70
67,5
-2,5
75
76,5
1,5
80
76
-4
57,5
60
2,5
70
72,5
2,5
25
Priskila Caroline Indarto Rio Dwi Andana Adi Massana Stefanus Suseno Aji Nugroho Vera Paska Pradibta Veronika Novita Sari Suryanto Yholanda Kunthi Anggriva
75
65
80
15
26
Yohanes Dian Prasetyo
75
75
82,5
7,5
27
Yosep Purbo Kurniaji
75
75
81,5
6,5
28
Yovita Widya Ningtyas
75
75
81
6
29
Yulius Kusuma Wardhana Agustinus Seco Kus Demas Putra Total
75
75
84
9
80
85,5
5,5
2142,5
2270,5
80
93
21 22 23 24
30
Tertinggi
75 75 75 75
75
22 Siswa
0 Siswa
6 Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Terendah
55
52,5
Rata-rata
71,42
75,68
Prosentase
80%
0%
20%
Berdasarkan tabel 19, menunjukan bahwa ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilakukannya tindakan (siklus 1) dibandingkan dengan sebelum diterapkannya tindakan (pra siklus). Sebelum dilakukannya tindakan, nilai tertinggi siswa adalah 80, sedangkan setelah siklus 1 berjalan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 93. Nilai terendah yang diperoleh siswa sebelum dilakukan tindakan adalah 55, sedangkan setelah siklus 1 nilai terendah yang diperoleh siswa menurun menjadi 52,5. Nilai rata-rata sebelum diterapkannya tindakan adalah 71,42 dan setelah diterapkannya tindakan meningkat menjadi 75,68. Selisih nilai antara pra siklus dengan siklus 1 yaitu: siswa yang mengalami kenaikan nilai sebanyak 22 siswa (73,33%) dan siswa yang mengalami penurunan nilai sebanyak 6 siswa (20%) Cara menghitung selisih nilai prestasi belajar siklus 1 dengan siklus 2 : Selisih = Prestasi siklus 2 – Prestasi siklus 1 Komparasi prestasi belajar siswa siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 20 : Komparasi Siklus 1 dengan Siklus 2 No
Nama Siswa
KKM
Siklus 1
Siklus 2
75
54,5
77,5 85
Keterangan Naik
1
Agnes Endah Mulyaningsih
2
Albertus Pranowo
75
85
3
Alexander Ray Farandy
75
75
77,5
4
Alfian Akmal Praditya
75
77,5
89,5
5
Aloysia Lita Nawangwulan
75
73
80,5
6
Andreas Alfian Nur Cahyo
75
67
76,5
7
Angela Verna Restanti
75
93
93
8
Anisa Yulian Prawesti
75
52,5
73
Tetap
Turun
Selisih
23
2,5
12
7,5
9,5
0
0
20,5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
9
Antonius Mau
75
70
86
16
10
Carolina Dewi Andrea
75
76,5
79
2,5
11
Carolus Boromeus T, P, M,
75
77,5
83
5,5
12
Christian Adi Nugroho
75
85
89
4
13
Christine Debora
75
76
80
4
14
Daniel Cahya Pratama
75
78,5
80
1,5
15
Dedy Setya Atmaji
75
74,5
80
5,5
16
Gregorius Bagas Setyoaji
75
80
82,5
2,5
17
Imanuel Martua
75
71,5
84
12,5
18
Martinus Joko Susilo
75
76,5
78
1,5
19
Nicolaus Surya Pradana
75
80
81,5
1,5
20
75
67,5
69
1,5
76,5
78
1,5
76
76
60
65
5
72,5
75
2,5
25
Priskila Caroline Indarto Rio Dwi Andana Adi Massana Stefanus Suseno Aji Nugroho Vera Paska Pradibta Veronika Novita Sari Suryanto Yholanda Kunthi Anggriva
75
80
80
0
26
Yohanes Dian Prasetyo
75
82,5
82,5
0
27
Yosep Purbo Kurniaji
75
81,5
78,5
21 22 23 24
28
Yovita Widya Ningtyas
29
Yulius Kusuma Wardhana Agustinus Seco Kus Demas Putra Total
30
75 75 75 75
0
-3
1,5
75
81
82,5
75
84
88
4
85,5
88
2,5
2270,5
2418
75
Tertinggi
93
93
Terendah
52,5
65
Rata-rata
75,68
80,6
Prosentase
24 Siswa
5 Siswa
1 Siswa
80%
16,67%
3,33%
Berdasarkan tabel 20, menunjukan bahwa ada peningkatan nilai rata-rata siswa setelah dilakukannya siklus 2, yaitu nilai rata-rata pada siklus 1 sebesar 75,68 pada siklus 2 meningkat menjadi 80,6. Sementara nilai tertinggi pada siklus 1 dan 2 tidak mengalami perubahan, nilai tertingginya adalah 93. Nilai terendah yang diperoleh pada siklus 1 adalah 52,5 sedangkan dalam siklus 2 adalah 65. Selisih nilai antara siklus 1 dengan siklus 2 yaitu : 24 siswa (80%) mengalami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
peningkatan, 5 siswa (16,67%) nilainya tetap dan 1 siswa (3.33%) mengalami penurunan nilai.
C. Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti di SMA PL St. Louis IX Sedayu tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Juli sampai September 2013, memperoleh hasil berupa data prestasi yang mengikuti pelajaran sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan prestasi siswa yang mengikuti pelajaran sejarah dengan menggunakan model Group Investigation. Target indikator keberhasilan prestasi siswa berdasarkan KKM, yakni keadaan awal adalah 65%, peningkatan 5%, pada siklus 1 menjadi 70% dan 15% pada siklus 2 menjadi 85%. Pada keadaan awal, siswa yang mencapai KKM sebesar 56.67% pada siklus 1 meningkat menjadi 66.67%, pada siklus 2 sebanyak 90% siswa berhasil mencapai KKM. Data prestasi awal siswa diperoleh dari pihak sekolah kemudian akan dibandingkan dengan data yang diperoleh peneliti dari siklus 1 dan 2. Prestasi awal siswa sebelum diterapkannya tindakan masih kurang baik. Skor tertinggi nilai siswa sebelum diterapkannya peneliti adalah 80 dan skor terendah adalah 55, setelah peneliti melakukan siklus 1, terjadi peningkatan prestasi siswa. Skor tertinggi yang diperoleh siswa menjadi 93 dan skor terendah adalah 52,5. Dalam keadaan awal prestasi siswa terdapat 13 orang yang belum mencapai KKM dan pada siklus 1 berkurang menjadi 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
orang. Peningkatan prestasi siswa setelah dilaksanakannya siklus 1 jika dilihat dari nilai rata-ratanya adalah sebesar 4,26. Setelah melaksanakan siklus 1, kemudian peneliti melaksanakan siklus 2 untuk memperbaiki prestasi belajar siswa. Skor tertinggi yang diperoleh siswa setelah melaksanakan siklus 2 adalah 93 dan skor terendahnya adalah 65. Peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilaksanakan siklus 2 rataratanya adalah 4,92. Data-data di atas menunjukan bahwa Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti telah memperoleh keberhasilan. Keberhasilan ini menandakan bahwa model group investigation dapat dijadikan sebagai salah satu model yang dapat memancing keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Model group investigation mampu membuat siswa menjadi aktif ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran ini berhasil membuat siswa belajar untuk mampu berinteraksi
dan
bekerjasama
dalam
kelompoknya
untuk
mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah mampu belajar secara mandiri tanpa dominasi dari guru. Keberhasilan penggunaan model group investigation dalam kegiatan belajar mengajar di kelas ini juga ditandai dengan peningkatan prestasi belajar siswa. Di dalam penerapannya, model pembelajaran group investigation mempunyai beberapa keunggulan dan kekurangan, keunggulan pembelajaran model group investigation antara lain ; pembelajaran dengan kooperatif model group investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
belajar siswa, penerapan metode pembelajaran kooperatif model group investigation dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, model pembelajaran group investigation melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya serta memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Sementara kelemahan pembelajaran dengan model group investigation, yaitu ; model pembelajaran group investigation merupakan model pembelajaran yang kompleks dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation juga membutuhkan waktu yang lama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Peningkatan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan judul peningkatan prestasi belajar sejarah melalui pendekatan Kooperatif model Group Investigation kelas XI IPS I SMA PL St. Louis IX Sedayu tahun pelajaran 2013/2014 Bantul, Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif dengan model Group Investigation pada materi tentang Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kerajaan Hindu-Buddha dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari aspek kognitif dan afektif. Hal ini dapat dilihat dari tabel nilai final siswa pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada keadaan awal, rata-rata nilai siswa sebesar 71,42 pada siklus 1 meningkat menjadi 75,68 dan terakhir pada siklus 2 nilai rata-rata siswa meningkat lagi menjadi 80,60. 2. Dari segi KKM yang ditetapkan sekolah pada mata pelajaran sejarah yaitu sebesar 75. Pada keadaan awal hanya 17 siswa (57%) yang mencapai KKM. Pada siklus 1 terjadi peningkatan menjadi 20 siswa (66,67%) yang mencapai KKM dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 27 siswa (90%) yang mencapai KKM. Artinya, dari segi KKM pada keadaan ke siklus 1 terjadi peningkatan sebesar 9,67% dan dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 23,33%.
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
B. Saran Saran-saran yang perlu dipertimbangkan bagi instasi terkait dan penelitian yang selanjutnya : 1. Bagi Instansi Pendidikan Bagi Universitas Sanata Dharma khususnya FKIP yang mendidik mahasiswa menjadi kompeten dan humanis, perlu memperbanyak kegiatan-kegiatan praktik di sekolah-sekolah dengan waktu yang efisien dan bermanfaat bagi mahasiswa sebagai bekal menjadi guru yang professional, sehingga mahasiswa tidak hanya mendapat banyak bekal teori namun juga praktik di lapangan. Bagi sekolah yang menjadi tempat praktik mahasiswa, diharapkan dapat terus meningkatkan penerapan metode pembelajaran sejarah yang inovatif terutama yang berkaitan dengan model-model pembelajaran inovatif yang berbasis multimedia pembelajaran. 2. Bagi Guru Sejarah Guru sejarah bisa memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada sekarang ini untuk membantu dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru dituntut untuk memahami metode-metode pembelajaran yang inovatif namun juga tidak melupakan nilai-nilai karakter yang ditanamkan bagi siswanya di kelas. 3. Bagi Calon Guru Bagi calon guru, sebelum terjun ke lapangan harus mempersiapkan semuanya dengan lebih matang lagi, terutama Silabus dan RPP. Hal ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
terkait dengan penggunaan waktu di kelas, agar waktu yang digunakan bisa lebih efektif dan materi yang disampaikan bisa selesai tepat waktu. 4. Bagi siswa Siswa harus bisa bekerja sama dengan guru dan teman-temannya pada saat proses pembelajaran di kelas agar terciptanya kondisi pembelajaran yang nyaman. Dengan situasi belajar yang nyaman maka materi yang disampaikan guru dapat tersampaikan dengan komprehensif. Bagi siswa yang memiliki kemampuan belajar lebih baik daripada teman-temannya, harus mau meluangkan waktu membantu temantemannya yang belum mengerti materi yang dipelajari. Dengan begitu suasana belajar yang nyaman dan penuh kekeluargaan akan tercipta di dalam kelas. Sehingga hal ini akan berdampak positif bagi semuanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku : Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta Contoh-contohnya. Yogyakarta : Gava Media Oemar Hamalik. 2002. Perencanaan Pengajaran Melalui Pendekatan Sistem. Jakarta : Bhumi Aksara Masidjo, Ignasius. 2006. Psikologi Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Bina Dharma Mulia Isjoni Ishaq. 2008. Model-Model Pembelajaran Muktahir : Perpaduan Indonesia Malaysia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar I Wayan Badrika. 2006. Sejarah untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius Retno Lisyarti. 2012. Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Innovatif dan Kreatif. Jakarta : Erlangga Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Perkasa Sugianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Yuma Pustaka Suharsimi Arikunto dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara ----------------------- dkk. 2009. Managemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta ----------------------- dkk. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bhumi Aksara
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Sarwiji Suwandi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Yuma Pustaka:Surakarta Suyono dkk. 2011. Belajar dan Pembelajaran : Teori dan Konsep Dasar. Bandung : PT Remaja Rosakarya Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Prenada Media Group Usman, M. Uzer. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Usman, M. Uzer. 1997. Menjadi guru Profesional (Edisi 2). Bandung:
PT.
Remaja Rosdakarya Wijaya Kusumah dkk. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas (Edisi 2). Jakarta : Indeks Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Gramedia : Jakarta Sumber Internet : http://www.syahrani.my.id/2013/08/sistem-sosial-ekonomi-masa-hindubudha.html diakses tanggal 20 Agustus 2014 http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=51539 diakses pada tanggal 13 Februari 2014 http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=49255 diakses pada tanggal 4 Maret 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=50094 diakses pada tanggal 4 Maret 2014 http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=58498 diakses pada tanggal 4 Maret 2014 http://edukasi.kompas.com/read/2011/11/24/09561786/Rasio.Jumlah.Guru.Indone sia.Termewah.di.Dunia.tetapi diakses pada tanggal 5 Februari 2014 http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/20/04385981/Indeks.Pendidikan.untuk.S emua. Masih.Stagnan diakses pada tanggal 5 Februari 2014 http://www.slideshare.net/nikmahnurvicalesti/teori-belajar-konstruktivisme25983588 diakses tanggal 18 Maret 2014 http://usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april20 10/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti .pdf diakses tanggal 15 Maret 2014 http://rudicahyo.com/psikologi-artikel/zone-of-proximal-development-danscaffolding-pada-teori-belajar-vygotsky/ diakses tanggal 23 April 2014 http://usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april20 10/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti .pdf diakses tanggal 15 Maret 2014 http://smakita.net/definisi-dan-pengertian-sejarah/ diakses tanggal 25 Maret 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI YAYASAN PANGUDILUHUR SIMA ⑬ANttUttЖ ttUttUtt STo LttUXS XX S圏 ⑬ 贔 ド NISIWSN:20400396
NSS:302040104055
NDS:D.010嘲 剛D2
TERAKREDIIへ SI A 湖a聞ilJabn鵬 修 獅 J2梅 欄 ‖ ,Seda脚 ,hn回 ,Dl胸 9om由 .55752bp,0274‐ 4546765F欲 .027斡 閲 職 \\ cbs ite : \v\\ \v.sllritpIsedal'Lr.sc'Ir-lcl c-nrai I : i nfo(.r]srr.raplseda-r, Lr. sch. id
SURAT KETERANGAN No11lo「 :057.4/C/⊂
I)cl13all illi lく cp[lla Sヽ /1A l)allgLI(li Ltlhtl「
St l_′ oし lis l)く
ヽcda、 'tl 13を l1lttll
11lcllじ Ft11l tl([11l bと lh、 、 a
H BANlBANG HERIANTO
nallla
nolr0r lltahasis\\ llrogrilnl
105/X1/2013
091314015
e
1)c1ldidil(a1l Sqiara11
stLtcli
Pc1ldidil(a1111111ヒ l PCllgctahしla1l Sosial
.jurusan fhli u ltas
lく
pergrrlLran tinggi
1111i、
cgt!「 t!a1l dal〕 Illlltl Pcndid‖ (a11 │じ
「sittiS
Stl11を
lta Dhar111を l Yot、
\lahasis*'a terscbLtt tclalr nrelalisanal(an pcnclitian di SN4A lracla tanggal I 7 .lLrli
SLtt'at kelet'tut-gltn
l0l.l
[11(tlrttl
[)anc,Lrcli
[.ulrrrr St.
is IX
Secla-r,Lr
l)r'cstusi
[]clljlr'
LoLr
s.d. 23 Scptcrlbcr 201 3.
ini kanri irttitt ttntttli
.l-Lrgas
Alihir
rlengun.]
rrrlLr
I "l'cnin,,l\illllr
Se'jarah tttelalLri N4odel Pcllbcla.iaran ('ooltartrli.f 7-i1tt'(intrrlt ltt,st't,,stigttlior plrtla Sisria h.cllts
ll)S.l SMA Parrgucli
I-LrhLrr
St. LoLris IX Sedat,ir".
[)cmikian sulat l(ctclangan ini lianri btrat" l
i
XI-
nrcn.]lrcl
i nral.
lLrrrr clarr
;leruLrtal'arr sclterl Lr rrr a.
ttll、
椰
財
89
6()│(t()bcr 2013 S,vl,へ
IX
I)[1lltt,(│l l tlhし
Secla_i
l「
Lr
\ltriir r. S.l'd.. t'l('.
F
︲ ﹂
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CC〓一 o∽ 0一 OCOac●5一
﹄oち oE o∽ゝ 理 oy
͡L ∽卜 y ︶ Z く y 一0 一6 Z ] ﹂ Z く ⊃ 卜 く ∽ 卜 く V り Z 一 卜 でど ⊃ ] ⊃ ︼ 一 ∝⊃ y
くΣ ヽくΣ ∽¨ お 螢 ︸一 湮∽o∽E●コ〓0ち “〓o﹂ DE 〓 ¨ 〇0¨ 〓●﹄●一
くりOZくm αШ卜Vくαくv Zく0 く>く0⊃“ ZくvHaHaZШ﹂ Zくにくつく出日mΣ 餞鮎 ∽⊃mく出日 の
0〓﹄0一〓︼ ● 一 ¨ 〓‘P¨ ●督oL ●〓ぅ m ・
oつ〓∽ヽ﹂︸責∪ ・ 〓一t L ■o3 o﹂ ・ ﹂o′CC〓 C一 o﹂ ・
い寸X “
〓 “OF一
﹄一 ∽oマと o c^﹁く 0 c〓〓”一oL o∽oマZ ●
´罵 ﹁ 一● ●一 f 〓 cF一“∞ ‘ ″ 一 “
” 督“^
o“ Coだ一 ν¨ ●CO F一
・ 25Σ
●年r一 E ●工 〓co
2 ●∩ し
¨⊆●^ ”∽¨〓●m O
O一0メ 0〓,”督一一●一
C ﹁ 〓 ∽● 一 2 峯 く︶ ¨口●﹁ “う﹂oL ■一一 ●^L3Cで′ 一
にぃ●0し 0 一
〓oOE ●∽
コン●m
一´ 〓 oュ ■o´′o﹂ ﹂o∽⊆oン ●一 0﹂ ●∽●F一CつG﹂
′OzO﹂ら
″一f 〓 も つ3m ︲一 , 〓“¨ rにo F5・ 〓b 無
諄一 〓”≧′ 〓o一〓●0
目0日 目﹄一の目 ︻
●■に00′ ´こ ギ E ⊃ ・
”E“ C 〇一∽ “一 0﹁ 一
︱ <Σ ∽ 3ち ﹂ 0‘F一
﹄●言 一 ●“
場“〓2 く
●ン●m
﹄00日 ●∽
いヽX“
f ¨■ J ∽
︵0 い ︱ 一 一ヽ二︶
口●〓●一Ct OE Oこ
o■ あ ヽ L〓〇
一一C O F 一
ミ0 ‘誰 f∩ 一 c〓o´ τく にでに
0〓﹄0一〓︼ 一
コ老 ´m o
5 0F一 一 ´′ ・
〓E “J ∽
︵ ︲ 0[ 一 一 コ ︶ ︱くΣ∽
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
●0●●0 Cに〓〓 一 餞 ・
′三 一 一 < , 〓“一 ●一ヽ コ ・ 〓●E 5L一oF ︼
〓巨一〓0“ 目に一に〓 目0ヽ
∽0ト
者 一E ■oト
o ︸5 いo〓 o﹂
〓■ 〓oト
●一 ∽ o●oOC︻
“一 ∽ OC00C︼
にヽ口¨〓“0日0〓一υ , 0 口CO〓●∽ ●L 卜一 〓Qυ “
一0 ●〓003m ︲ぅ0 口 〓
口●〓 一 ∽。 一 一〓∽oO 口oで2
“バ●“〓にOF 5 〓b 0 C●0 〓●∽●CF 一 ぃoo一
一0 に〓00●m ︲●Os一エ
o“〓 一 ∽Q 〓 〓∽oO口oでと
‘一 0●︻ ●Oc一 一 0●〓も05m︲ 〓 口●にヽ“0●00髯 目に0‘日に∞● にヽ口∞口●o“一 〇〓b 0 〓●0一一 〓“︻ 一 ●CO“ ﹂OCヽ 一 OE O一C一
にヽ口●0︶〓にヽoo 雰●E 湿 場塁 b〓0 〓 冨●E一 日0日 ●0日0日 ^ 口0∞●●一 〓に一●〓●∽ ︶ O〓一 ∽o一 〓0日 ““LoL o ”
二 o E一 . 含一
︵メ一 8 8 ざ聾 oぢ 0 ^ 口●〓o一 ヽ 〓“0“一 ¨o一 ● >3oF〓oO︶∽ “ 言∽ Q場●5 τobm〓 にも●
一一 一 0 “バ●Ob L o ”
ご葛 〓 口”〓●“oぢ y︶
”日 ︵口●3 0“∽ 。 ●●ヽ〓〓o。 ぉ︶ 解●一 , 000 ●ヽ●コ0︶〓“ ●路日 盤 場85to” ●●F一 EoF ●OE●E ︵ ^ 〓““●” ●に ︶ 一 一“〓●∽ O〓一 ∽ o■〓OE●“●o﹂“・ 八〓一 F 5 ぜ●さ ぢ 0 ぃ Ξぢ一 場 鸞一 \ “>“oF〓oO︶∽ “∞ぅ一 言∽ に0●。場●5fObm”
富↓∽o一〇 一︹
﹄ こo¨ ^一 “E ●o , ●゛g一 o^ ゛につ●〓ヽ∽X︶0
誂﹄ に島 3 日 中 ご罵 漏層0
に一目一 0 ^口●●∽“ 暉“00〓
一●“ ●●E O∽
^● “ ● “ ● 〓 一 一 一
に∽︻ ド ^ ∽3●■〓oE o0
ご﹄ 一 0口”E ^ 路by●口o〓
ぃ ^∽〓“景︶0一 ●〓。一 ∽一 0 ¨ ︻ ヽ “も ぼ 〓 〓 言 ﹁ぃ 撃 一
鸞ゑ こ
“ ●●∞¨ C●一言●一 ∽o∽ ぃ 〓ぅOo。 ●●¨ ●●〓¨ 口〓
■“¨ ヒ0“ ^一 ●F 一 “0
ぃ 〓●一o。 ●0●ρF 5 “一
ご∽●一∽0一Q
●一目︸ oぃ 0●つ“〓に∽︻︶0
“∞﹄付〓ぃ ●0日 一
ご 場 〓●s● ●一目¨ O ^目●●∽∞ 〓●つo〓
葛雪お 目跳
ぃ ¨g 一 o 〓““ 〓一
●∽●一 ^∽3●一解oE o一 ^ 〓一 O C一F 一
^ 絡 b 夕に o〓 ^ ∽一 〓〓ュ一 ∽“●■ υ一 0一 0^ 一 , ^ ¨¨ 彗 F ﹁^ 3一 3∝ 〓
に∽¨ 目 に“ ﹄o一〓 “﹄“︶︼
Oo . 含一 E一 一 r葛〓c●〓●“oち〓︶ 卜 b﹂o 一 一 0に、にo ”
〓c● にぁに0〓“ 一 ■一 Z
FO。 rCO●∞“〓‘︸ ∽ぅQ oV一 “一 一 ●oLoヽ 一 0一 4 ● ,
ヽ日に”〓“∽●“﹄︼>′OY
E o目o〓国 〓一”oLy ¨
●一 0口︻一 0●〓00●m ・ ●一●〓占●““、●0ぅOo〓 目に0にE●“● ●沐●¨〓“OS︼ 0〓b0 g“0一一 〓“一 。一 ●“〓一 ∽ 一 oo●oマ 〓∽ ′ ・
moy 目に一●一
〓”﹄”言 τ O E oL
.︼
[ヽ日︼ ︵
oヽ 潔 沼 罵 口 “∞C 2 ≧
¨∽LO一〇O E Oy
c∽菖 ≧ につ に負 璃 ∽o口 oO 口 H “∽” ぉ m 案 当 聖 “
〓●一●0 に0●OL ﹄0一●〓 ︼● ● ︻
罵 口 o 場 も に︼い o﹁c¨ o口 占 ︼c∞ oZ
,
嘔〓cで∽
C︼ ∽〇∽ 口“づ〓C一0“目0餞 づ口︼一 [ 日
ご ︵にOo∽ ×目 ∽︼ ●Oa . 一∽ ﹄●〓●口 ︻ ●●∞口にヽ くヾ‘∽
Zくぼくいく目国餞露︻ 国餞 ∽つ餞く目︼∽
●一 ∽ O●o一“︼一 〇 ●‘0一●m︲ ●0●一 〓
r●“スにo●OOy 〓●0“r r●““ “バ●∞●●OF5〓b 0
●“0 ““卜∽ o∽o一﹂ ● 〓●∽
●〓つ05m ︲●O S一〓
Cににヽ●0 つつ0〓
c●0 にE ●“● ●
●●0 ■一〓‘口 ・
ヽC¨●“OF 5 〓﹄o0
●一 ∽oLoO目︼ 一 〇
●‘0つぅm ︲●一g一〓
C一 ∽ o〓^ 〓︶〓一
●¨〓二〓Om 一
5 ●0 一 つ 〓“・
璽 ︶コm ︲重 ソ ¨ 一 〓一
﹂●一●〓﹂o一
一 ヽ 一ヽ夕“﹂“、∽“マイ
,
●●‘^“一●ooV 奮につ oE c“く
一 C¨ ●o﹂ 〓ぅ・
¨ 〓“o F一 〓´ ︺ ●夕〓o﹂
L●oに0
‘ ‘ 〓〓 ■ ¨ ●っヽ4
t颯oち αE ●y
L“0●E●¨く
〓●●ヽ●o●つoV
Lo一” でこ 一
E”﹄●一●︼ ●0 ” 〓oL
︼∽口o一〇Q日 〇︶出﹄にo目“一∽
﹄0︺∽0目 ︻ 0∽ヽ∽に一 2︾
層﹄ “r o飩“罵Σ
日 “︼∞o﹄ヽ
〇〓0∽ にF︻ にア一 〓“一
〓“〓 J ∽ い寸×錮
督 一一CO″
一0 口 一0 一年 一
”´ ■ ﹃一 5″ 5L ぅ夕●m
o● ´ ヽ ﹄〓〇 〓 6。し ≧oL
●J ∽ 〓● ・
I <Σ ∽
︵O[ ︱ 一
Qo∽●oメ “一 o﹂
﹁C
﹄にで ﹁ “
場“〓2 く
目や〓 ●>2
い寸X [
﹄0や日 ”∽
3夕ぅm
﹄0一F一 5∽ 一〓 5 F一
﹂oOF一 5′ ●〓●m
︶ ︱ <Σ ∽ 一 一 ,
︵ ︵ ︶ 0 一
﹂o∽●o〓 “一 0﹂
レ 53o﹂ ︼fこ ,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
0●一●〓﹄o一
∽一 ︲●0口〓︷ 一 もo■一口“¨〓00
●〓一一●m
一“¨ 口0﹂︻︶∽
^ ¨〓︸ ● 〓●一 〓一
ご●F ﹁ ∽〓 響 一 oぼ 〓
^ ぃ∽口●︼υ 0一 〓〓Q一 ∽一 0 一 ︻
ぎ b〓● ,F〓
ど﹄一 お E
“∽”︻ぃ ∽〓C一yo日 00
^ “〓一 ”〓●一口一
お∞層 員 あ
^ ﹂一 ● 〓“〓“↓ ●´口一 o ^●““∽“ ●●00〓
■“お島 8日
●一 oぃ 目︸ ●0“編● X︶ 0 つ , ∽o■0 ご∽“一
■“F5“ ^ “E “0 一
ぃ 〓ぅOo。 ●0●OF δ 口︼
∞口●“∞●に一言“一 ∽o∽ ぃ 〓 ●一o、 C●∞ ●●〓ω “〓
. 囀≧∴
ご●言 ﹁∽君炒 一 o“ 〓
ご■一OC●E
●●α ぅ0ア一 o〓
●∽●卜 ^∽“●■〓oE 5 0
Q“0●〓﹂o一 ●こつ03m
ご ●b 〓 ∞F 〓
0ま一 ∽ 0■〓OF一 ∞“CoL“・
8 0●∽ ︵●● “日 OQり0。 y〓●●︺“髯 ヽ●●0︶● ● ゛a O一 ●絡日 o〓場●5 TO〓 0●EEむ日 ●0日“日 ︵ ぃ いo C● ●一 口 0一● ︶ 〓●∽
〓一 0 ●、●ob L
●哺こ Q 場 ● Co■ 0﹂ om
”〓“﹄に、∽“S一 一 0︶
に∞に0ぉ 0 〓●3 に0 一
¨ 〓写Qo ︵∽一
85 ︵〓一 ●一 ∽ oL●0彙一 ^ bi 哺哺くE ぢ︶ ︶●〓C卜に、∽CF´ 罵 も 一 >“o口こoO︶∽ ‘“●一 ● r∽
〓“‘^にヽうoo〓
C〓一一●m ︲o一 ︶“︸〓
︲コ﹁〓〓工 ´ 一一o、“つ●一o〓
●
∽〓“︼︶一C¨∽o∽〇一。 一
一 ンタ“ ∩
〓 にヽ 一●′り0
,
^ ∽一0 ^一 ∽●●﹄o︻ C〓。 一 0一
ろ “一 5 一〓 I ″
o〓 ●〓00● m
●一 ∽oCoO●︻
ぉ 0日 ●0 ︶●︸ ∽oC00〓︼
八〓一 F S ざ“毒 ぢ 0 ^ 漏 鸞 t昌 毒 一 ●>“o●こoつ︶∽ ●“●一 言∽ ゛家こ ︸ 詔゛ Я七obm〓 五o 八∽ 〓﹁ 一 どヽ〓目●〓●“oぢ〓︶ b﹄〓 〓も に、●o
一 0 ●二一一●m
‘一 ∽ o口。OC︻
ぅOc一〓 一 “一0●﹄卜 ・
︲ぅOE 〓
●一 ∽ 。L。OC︼ oン●〓つ05m
﹄。一 。﹁ ・
ロ ●ス●メぅ∽ヽ″
¨﹄●︶” でこ
目“﹄”で写OEo ﹂
^ 〓●一oQ ●0にOFO S︼
●゛¨ 〓““ ﹄o一〓 ●﹄“y
0●ぉ“﹁ ¨●●∞¨●“゛〓“一 ∽ O∽ 〓●“〓●〓﹁〓︼ 〓ぅOo。^ ︻
目に● にンに 0 ● “ ¨”〓 Z
. 省“30鰐“日
ヽ目”“編●∽澤“﹄¨3 0Y
﹄写 “o﹄Y 一日 0目0〓日
〓●一〓● ﹂一〓0。∽﹄oヽ
ぃOy 〓●一に¨
目に﹄“で ﹁ 0日 OL
母yt ●お ∽LoF δ O〓0で4 ●
●Oo﹁ ●日 ︲ E に、●〓●∽ 卜 ●罵﹁●60〓
〓 ●“に。 “o● oL ﹄0一“〓 一0 〓 ︻
場目8 ●a日 Oy
“ む。層y〓●F●8 Σ ・
o〓 “〓00●m ︲ ●0●一 〓 に、●〓●∽●E ■●罵 ﹁
︵ ●〓い い︻ ︻
5 ¨5Σ ・ 場“〓嘔︶ ,
ご場 二 ●“〓●ぃoも 〓︶
roL●一〓 ち タ
場5〓鷲∩ ︵“でoV 解う言 ⊃ ︵
∽コ0て一 CC〓 一
ぅ夕‘ ∩ 〓
目〓oト 〓︼
o〓ρ ︼o〓δ L
“OC一go一●一〓ヽ﹂︲●一〓一﹂
,
〓●一目o“
〓 0目︻目Lやり目︼
に﹄﹁︼ ・ Cに一
に 0一 ″ ■O o
一一0﹂
¨ 〓〓にQ 一 ∽うo ■ 一″ ¨ 0タ 〓f ″こ 夕
o一 ∽o●oO ●︼ 一 o出 ●〓も0● m
●ヽ目鱗●∽●日
︲●0● 〓出 ゛日 “∞“
卜 ●罵﹁‘む0 層 撃︼ につE●O o 啜︻
︵ Ca ︲0一 oこ一 ∽ ●●一 ●ンロ︶ 一 C一 ∽ o年COC︼ 一 一 一“″ もモン “ ︲ ●一■ 〓 ●E “¨一 こ こ“″ 〓oF5夕﹂ o﹂ ﹁〓“夕“一 o一 ●一 ●一口●夕∽“一 。一 ● ,
︵ い一 ︱い一﹁〓ウ“ぅπ>国︶ 0●く o く 0 輌′ ●0日 目ヽ一一目 ︼
〓o一目●0
目に一に 〓 目oL
﹄● o● ●
場〓oち OE OY
こ 一〓 τ L b レ ︵ にヽCいo口“″ ■ 一ヒ ¨ 卜 o
〓゛〓 ”≧ ′
■ ■ へoでΣ
o●一 一 ●””二﹄ o0 〓“一 〓“●∽0つ夕0〓
‘ωに0む 0 〓“b “0 一
一 〓 一∽督OF一 0も´一 oヽこ ・
¨0 ●〓0一●m ︰●一●一 〓
,
● 〓。﹂ ″一 rcス ●〓ン′ ´
●”●0﹂ o0 〓●し o一 一 〓一 ●一〓〓占 つ´ つ0●m︲ 一 ︻ こ●言・ o夕声〓●I﹂ o〓
一 一0 ●二一一一m ︲●一″ 一エ ,
´一 “︶ Oα EC〓ン●一 5〓oマ 2 ・
〓穏き でΣ ・ ︸ 罵m e
〓●滝 で で L ・
﹄“∽‘ωS一∽ 0 一
■一 一 bV ・ 馬︻ ●EoV ¨8 B Σ ● 0●●︶︻ L、“■”一にヽ4 ●
ぉ ﹁≡あ ・ ● ●ハ ●5ヽ4 o ∞●一 〇〓 ● 一 ●■●“0●●CヒP一“い ● ヽ
““●つb0 〓●b●0一
o一●︶︻ ・ 一
一 0 ●〓0一●m ︲●Oc〓︼
にヽ口“〓“つ﹂ F O〓bp
層 にで お ギ 層 ●で b y
gに0“︼ぃoy
〓にヽ“で50日OL
一 0”0日 場5〓僣∩ ,
●●0 一 ●o〓●日
●ヽ﹁“LにつF5 〓b つ
目に””L にo目o鮎 ﹄●↓”〓 ¨0 目 ︻
場目0ち 0日 Oy
●“〓一 ∽。一 一〓∽0一●o一′ ・
●に0 一 ぅo●●日
馬”でbギ〓霜 でb〓
〓
´ ■に言・ o夕■こ一言﹂ o︼
目〓oト 〓︻
〓●F⊃ ・
にFV
´ ■●〓L oV C●●ア●●夕0タ
,
ン 響﹁ ,
Cにヽ∽ヽヨン0〓 ″一 C^弓〓 ン´
″〓´け ニ 年にヱ〓●一 〓“一
︻ “““Ob 0 ﹁〓o“0 一 ﹁ 0 ““00●m
︲ ε 編〓 層にでb〓 ︲ 馬“でb解 “ に ∽ ● い 目●一 ﹄ ■ 一 〓o 一 〇 一 二 ye 場 ∽●〓∽贅口 品 〓●︼口●〓 ︸
一 一 一一■ ″ 0 一 ﹁ 〓 “〓一 く︶ ●一 ∽o●。一●︼ 一
目●目︻●﹄一∽目︼
● 一o〓●︶”^∽Cr 目 0自由●﹄゛∽目 H
〓 ●一目o“
目に一に電 目o餞
〓 0一目 00
一 ´〓者 ∩
″■ > f 一´´
L“∽一 コ ∽o卜 ●
● ●V ・ 一
﹄“で も “
い寸X [
一 一口 0 ″督
い ● ︼∽“〓 ●りヽ
、一 o﹂ 一 oo∽
﹂o∽〓oヱ “一 OL ︵倒0 ,一[
︵倒0 1 一[ ︱< Σ ∽ ヶ∽ ″﹁ ﹄●一 ﹂oつ F一 ●∽ 3ギ ´m
む口b 言 H
漱E
■00ロロョ∽
00目∽ヽ 餞中宍︶
C ●m
∞一 おFEb a
︶ 一 一 ,
Qo∽〓oン●一 o﹂
〓 6ab 〓︵ こ
o薫 あ ヽ 一 二〇 ︵
ぅギ ´∞
¨″ ¨ ●F︻ 5LOα
0口■0一嘔︻ 一
一 じ一 3“
﹂っ二F一 ●′
二“﹄“﹁︶∽
一 ■ ︶ <Σ∽
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
︵夕一 でoLo. 0‘〓o〓0綸 口● o一 . 〓“0“一 ヽ 夕 に>〓o″ C﹄ 00︶∽ ●¨ 一 一∽ , “つヽ。一 ∽“ CO〓0一 〇m 〓 ︸ ︵ ∽事●3αo o夕︶ 〓︶〓一●一二●“o一 oLユ・ 〓一 一●ス●9¨
︵380 。 ●∽●口︼〓●一●●ヽ“〓oQ パ︶ ,
にヽ〓●0︶●”000 ●紹E o解一 紹一 Я七〇〓 ●●E一 Eo日 oLE●E ︵ ^ Cに∞●に一 目に一●基●∽ ︶ o〓一 3一︼ 一 ρE●雪b﹄〓 ︵〓一 88 ^ “ o o ぃ ” ” o● o も 〓 せ つ 〓 0 く 〓 一
0∽ 一“¨ 0●F中
o●つ 〓●L
●“にOL oO 一 つ 一 50f 〓 尋一●m︲ , r‘に言一 o〓
¨〓一 .コ〓●︺ 〓一
一一一0●一″〓
C∽“﹄ ^ ∽〓 0﹂夕oF一 oつ
︲ 〓●C﹁︻ o〓 , ECに∽ ●●ン0メ
〓 ﹁L グ三] うに ■ .
“∽¨目に“ ﹄o一 〓“﹄“Y 〓“● に、”0目“ ︼ S︼ Z
●一 ∽ o●oO‘︻
一 0 ●〓00っm
ら 0口一〓 馬 ”で b V
●■●∞0年︲“一●いOZ
OLE ●y 場〓0一
﹄“ ∽“ ∩
∽︻ ∽〓“●”¨ 〓oで4
〓”。●0 中〓oV
●〓0一● ︹
﹂““ ●に0﹂六︶出来︶ヽ
■o一”いと ︼
目”﹄●で ﹁ 0日 ●ヽ
●0“L “一 ∽ o口o一C
︲ ●一編 〓 c●●でぉ υ ︲ L●●Fb V “紹 ヽ
口”0 一ぅo●●︺乙 ●
ε¨C●つE o〓﹄o0
r●cで■ o〓 ︲ 鳳 ●でb〓●、
︲●OF 〓
一0 ”〓00●m
“¨“0ぉ 0 中
〓●﹄υに0
ニ‘^●〓>′ o
^∽●﹂0 ● ウ メ で ン ∽一一 ´一 %´ ¨ ●LOアニ .S〓無 一
鸞ミ ﹁
∞〓づ¨¨ 〓●一 ごヽ 一∽o∽
^●“¨ ●● ∞口 〓 〓 ^ 〓 ぅOoQ ゛o●OF δ 〓一 〓●一oQ
︼桜凛o“ ^︼ ●E ●o
ご∽C一∽o﹄Q
●一●一 o. ゛につに〓●∽一oつ
一 ‘
﹄■ ‘慟3 ︼ , ぃ ﹄ ● ●〓o一
“一口一 0 ^●““∽¨口に00〓
●∞“●CHυ∽ ゛ ^ “︼一 ●〓●PC︻
^ 〓尋〓●E ぃ 路お出ユざ〓
●∽”︻^ ∽3●﹄〓o日 0つ
Oo . 令一 日︼ 一
言田 2 ち 日 b e 路 “〓 “0●Q 場● ´ b 〓ob “ 〓
^ “﹁ ヨF﹁^ 旨﹃ づ“〓
^ ^∽●●︼υ 0 〓〓Q﹁ ∽︻ 0 一 ︻一
〓尋 “ぃ ざ b 餞 〓
一ヽ 〓 菫 〓 臥 ぴ む 出︶
一日 c目 0〓 日
哺 ぉニ “●●““〓●や〓●一 ∽ o∽ ●●¨●●〓﹁“〓 〓●一o熱ぃ ●“QO一 ︵ oo●0●パ︼ヒ一 〓●一o、ぃ に∽ ●S︼ン●一 0●中〓〓o。 δε おEO“^ ヽ日“0 , aO にヽ〓●0 oC ︶ ぃ 一 に 〓 o 一 ● “ お︶ 一 ち ︸ 0 〓 0 , 0∽ ●日 0〓場●︻ 0■0 L ●゛ の o■ 言∽ “¨ぃ ●〓¨●OE ︵〓五 日 一E oE ●QE “言 , 一 ぃ ごお 穏 E ︶ 層 ∞魔 P 屋 一“〓a ︶ “〓“ρO〓 o〓場o一〓OEぉ∞5 L“ に一 oぃ 〓一 o●に∽ ﹂〓 “o﹄y
目●に〓”一〓”﹄てF●Y ヽ
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
●〓 5m o口 一∽ヽ﹂ 工 ○ 一″〓C﹂ ﹂o●′o﹂ ﹂o∽CC夕 ヽ一0﹂ ︵倒C I 一[
下 し ︱ <Σ ∽ ´ ■〓ニヴ∽ 5 二F一 3∽ ●ゼ 一m
0″ 一 ﹂0一〓︼ 一
崎寸× 一
一 ´口 0 こ督
コ>C一 りヽこ 一τ ″ ∪・ 一
■ち V ・
一三 ●ε“I Σ
‘´ w 一 ¨に0〓″ ●ア﹀ 一 , ●一 〓〓● 〓O F一 一
0一 0∽″ 一 ●コ﹂ ︺ 〓G一 一 一スo﹁´ ′r∽ ⊆“●〓L oV ・ ︵0 倒 >一 ●´一∽0一一 ︶タ ン ヽ︶ 一 ∽︸ 一´¨ ● 一一一 ●●一 ●■● 夕ぅ一督o0 E o ﹁ つ 〓ヽ事cぅm 一 口一一“”∽ ”OCa ●〓 夕,一 に夕●L●ス∽oF一 一一 ●〓”〓00
ぅ︼ぅm
¨ g●P︻ ●●oL
oつ〓 ∽ヽ﹂ ︸穴 ︶
●﹄●¨oC‘E P a ト
︻ ●ス 〓場 oS︻“ ´
一″〓0﹂ ﹂o ′o﹂ , 仁o劣〓o2 C一 OL
F一 0一∽一 ∽
﹂o●ス●一●二oン
●●●7一 oV ■一も
︱ <Σ ∽
〓f∽tiど <
︲に“一 ●¨¨ 〓一Co﹂
目00 〓o一
〓0日 〓﹄一o目︼
い寸 X[
場゛〓2 く
目︶〓 ●≧ ′
一 一L O 一〓
督o一 ●¨¨〓 事一 o﹂
︵ 倒C, 一 徊 下 し ゲ∽ ´ ■ ﹂3一
3〓ぅm
■oOF一 ●劣
0一 一 ﹂0一年︼ ︶
●〓3m
¨〓cP︻ 5〓oL
●■ あ ヽ ﹂〓〇
﹄●で τ “ ﹄o綸日 目∽
口●一 ●L﹁ フ
目●︼ “〓目o餞
〓 〓一目●餞
目0目︻声﹄゛∽目︼
o●一 ●■﹁︼ ・
瑠 一一 罵 口く
E督 Eδ
∽o卜 o
者 ■ 〓 oト
o一 ^ 一 どo〓oL・
目〓oト 〓︼
“一 ∽ oC00C︼ c2一 〓 5〓声〓cF﹂ oタ ‘´ ¨ 一 一 0タ 一〓●●・
C一 ∽oLoつ〓一
■´一f 〓 一 ‘t 〓 ,
C´ E´ o一oタ 〓コ一 〓L 〓●﹀ ∽ ‘一 o﹁ E oヽ ∠・ 一
言一 ︶ m ュ つ〓一〓 つ 一 0一 一 , ,
●一c一 一 0‘〓00●m︲ 〓 〓”にでb y︲ s●“ゃb 〓 Sヽ二0一 C●L Oタ ´ 0∽ “″一 ■ ち一 0マ ンm
︲●一〓 〓 t 6 ●〓
0一 0%“〓0一●“ 〓●一
馬ちF●︻ be〓
“¨●0景︶ 〓●b●0一 0
”r 〓●ω“ r●0
嘔●“でb ギ ロ●●でb 〓
““〓詔 5言oΣ ・
●¨●つbつ 〓●b‘0一
中0 ●〓0一●m ︲●0口一〓
ど 一¨∽o∽ C‘0う0一〓o〓
^ ●ぁ“0●0 ぃ一と一 oCo〓o
一 0 ●〓0 一●m ︲っOL一〓
●E ●∞● 〓にo
中 ●●0¨ 〓OF
〓‘にであ 〓︲ 目ににでb 〓 ^ “、“0●0 ^ OrO〓o 電F︻
o F 一5。 ″E ●F 一 ︵嘔 一α F 〓 F 一
¨〓G一 〓● 〓“一●y〓∽︶ . oま一 ∽ o■一 〓ヽ¨〓o﹂o 一″ 一 ” パタ一 でoro. 一 〇二 0‘〓o一 〓●y〇一 . 〓COに一 ヽ ´ ︺ ン〓OF〓0一︶∽c¨5一 〓∽ ´ 5b∞ 〓 ¨ 〓2・ t●﹂サ一 一 ′一 ″ ″ 一 ︶ 一 ^ ︵ 一 一 0〓︶ 〓︼〓一嘔●〓〓”o一 o﹂ “o t一 つC^“o﹂
︵馬30雰にE ●ヽ●●0︶〓●﹂0一
。 〓●一●● ﹂一〓o。 法︶ ,
.一 一C
r一● “ ● 一
一に¨■●〓¨ ●o″r
0一年一 〇 .E●”劣“ E”‘oタ
●o∽ ︸“∞ 〓●r
”´ .●″■ 一 〓一 〓
〓〓一一●C´‘
C∽C■ ′ ′〓“ヽンC r Loも
∽一﹂ Oν一 二rυヱ .
ゴ ´ ■∽輌P 5“ 〓
‘〓 C ∽ 〓 一 一も , 一∽CC﹂o アニ
, ≧ “﹁ 0● ¨r●“∞c●一ご”一 ∽ o∽ “口●解¨C〓 ●● 〓ぅOo。^ にoにOEo日 〓●一o。ぃ
∞ o日 ■ に″ 蜀口
にq︼ 0¨^ ●E●o●一 〓一 o ︼ ●∽ ●E O〓場“樫0■0 ” ■ 。 ごにつ“〓”∽ ∽“ ∽ o■ ︻︶ 一 0^ 一 ︵E QE I b E つOF ●E
鸞3ニ
ご∽“↓∽o﹄α
﹄ こ0“ ぃ一 ●E ●0 , ●一g︼ o^ ︶“0●〓“∽X︶0
∞ ●●“∞ 口●一 言●一 ∽o∽ ^〓●¨ C● ¨ o y 〓 ^ 〓っOoQ “o●0日 OF 〓 ●一o●
^ “口一 ●〓“一●一 “∽ ● 〆一 樹﹄ 〓0日o0 ^ 〓馬●●E で b〓“F 〓 ^ 。一 ︼一 ∽一 ∽■●﹄υ一 o一 ︻ 0^ 一 ピ●F■∽凛“中 5κ 〓
玉 ^“ ● ” ⊆ “ ● に “ 0 ∽ ︶ 一 一 夕 ^ 一一 C〓“r一 一 “c 0〓一 ∽ 0 一︻ o﹂ 0 一 OF“ ‘ ぃ ∞C●00タ o o o ゛ ‘ ∽ 口 一 一 八脳一 F5 ぃ 罵 も想 ρ に∞r“F5∽ 一 ^ ● ● “● o 〓 0 一\ 〓 一
檜 〓 o■ob m 〓 ●0●9 ︻
言詔 2 ち E b e 埓 ¨ニ
● o こ ︵僣 E 一 t一 0 ●沐●oぉ︶ L 〓
rt 〓 c●〓●ぃoむ じ
→●8 0雰“E 。 y●︶●● 嘔一解o。 ぉ︶ , にヽC●Q︶ 口“0〇一 ●∽に口︼0〓 中 ∽●〓来半姜υ
,
弓 ■ 一m
ン一 ︶¨一一一一 一
Ξ に ■ ﹂o V
■■■〓うV τ4 Σ 〓■ 仁 ″ o〓o一二一 ・ 〓∽
〓C﹂o“一
ヽ”ヽ0﹂ o0 一
当 一f 〓
〓︶ に〓一一5m
●″督●¨●
〓“C一 C・ oメ ︲ C●●一 ●﹄ oV
∽o∽ 〓“一
C●芍 ^“スoつぅ0 ^ Lo CC O F y
︻∽〓 o↓oL 日 oy
﹄●o● ∩
一 ■年″ 口″ 5V o
﹄o一” いと 一
目●﹄“で ﹁0日 0粂
o〓一〓● 一 ■●o〓oで′ ● 一0 一
b〓b ↓ F “●〓 一 ∽Q 一 ﹄〓∽00●oマ′
∽o∽ C●Q●一一〓0〓 ど‘︻
〓遍計 でΣ ・ 一罵 m o
馬 お でで﹂ ・
t “∽““ ●一∽ ● I B V ・ o●︻”〓崇V︼一“ 〓●00で´ ・
にぉ ﹁お︼ あ ・
o●●︶︼ C﹄“﹄に一にヽ4 ●
”り“目 “餞 ﹄o一〓 “﹄”V ︹
眺お島 8 日 ﹁ ご場 嘔 屋︶
〓 “● に、”一 ● “ ︻に〓 Z
●0目一 o ^●“に∽“ ●●つ0〓
ヽ三““〓“∽〓にLでF OV
一︼゛●0■y一■目 o目 o〓 国
︵ 〓0日■b日 ●0日●日 ^ 層 “層 一 E 一“〓3︶
ぃo︼︻ ●“↓に︼
口“﹄●で 5 0日 OL
o〓︻∽o﹁ 〓0日 ““ oo餞
︻∽目 oやo。 日 OY
ご台τΣ o ∞編ち工 ●
〓●一“Q にo●o魚 ﹄0一に〓 一● 目 ︻
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 0こ ¨ ■0一暉︼ ● 一
ヽ ●でτ“
場に〓2 く
”ゼ〓 ”>P
”″ 〓 PE ″ 5L
■00 日 ● ∽
︵一つ
●一 ∽o●oO 口︻ 一
o〓 場 ●● 一 “>口 ︶ 一
尋 Ecでby 屋oでb〓 ︲ ゛0●Q ●〓0一 ● m
”^F ぉ 0●目ぉこロ
︲●0●”工 場 ︸ 0にお
口ぉ〓一●OO∽ ●
﹄ ぁ■夕対︺︲L ぉ■y一﹃
︵ べつ︱00 ∞o〓O︸︻・
罵 〓 場 にって >口 ︶
目0目由目﹄↓∽〓 ︼
目oり 〓o一
●0目︻〓﹄︶∽目︼ 〓口一目o“
目に一●〓 目oL
目〓oト 〓︼
目“一 ●。 ●o目oL ﹄o一“〓 ¨0 目 ︼
︼一〓 o︶oL 日 ●Y
﹂Oy 〓”︺”¨
目●﹄●で ﹁ ´日 OL
> 目““〓“り目“﹄︼ ′ OY ヽ
一3●o﹄V ︺日0目0〓日
o日 ︵E 3 0●∽ 。 ●●﹂﹁髯o。 ︻︶ 〓●一 , Qo一 ●ヽ〓う0︶〓● c∽ ∽ ”セ ●E o〓一 興翠■0
目“∩ ”Λ“一ョ“ ︻ に〓Z
●o“目““一﹄o一〓 ”﹄oy
R トニ いεう¨¨〓“一言に一 o∽ ∽ ●●¨●●解“●〓 〓●一o。ヽ にo”OEoF 〓●一o。ぃ ∞ぃ ●●漱︶ “日に0●一 ﹄ ●︸ O 一 〇 ご●0●〓●∽ ﹄ oつ^ ∽ ●一 ∽ o一 一
﹄o一“一 ︻ 2
〓に﹄“で ﹁ 0日 0﹂
︼∽目o一oα 日 oY
﹄●∽●●
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMA PL St. Louis IX Sedayu
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas
: XI IPS 1
Alokasi waktu
: 3 x 45 menit (2 kali pertemuan)
I. Standar Kompetensi Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional. II. Kompetensi Dasar Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia III. Indikator 1. Kognitif a. Produk 1) Mendeskripsikan teori masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia 2) Menguraikan dampak masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia b. Proses 1) Mengidentifikasi teori masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
2) Menganalisis teori masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia 3) Menganalisis dampak teori masuk dan berkembangnya HinduBuddha di Indonesia 2. Afektif 1) Karakter Jujur, kreatif, disiplin dan tanggung jawab 2) Keterampilan Sosial Toleransi, kerjasama dan menghargai pendapat orang lain. 3. Psikomotor (Tindakan) Menulis artikel tentang latar belakang masuknya agama Hindu dan Buddha di Indonesia. IV. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1. Kognitif a. Produk 1) Mendeskripsikan teori masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia 2) Menguraikan dampak masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia b. Proses 1) Mengidentifikasi teori masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
2) Menganalisis teori masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia 3) Menganalisis dampak teori masuk dan berkembangnya HinduBuddha di Indonesia 2. Afektif 1) Karakter Jujur, kreatif, disiplin dan tanggung jawab 2) Keterampilan Sosial Toleransi, kerjasama dan menghargai pendapat orang lain. 3. Psikomotor (Tindakan) Menulis artikel tentang latar belakang masuknya agama Hindu dan Buddha di Indonesia. V. Materi Teori masuk dan berkembangnya agama Hindu-Buddha (Terlampir) VI. Model Pembelajaran Group Investigation VII. Metode Pembelajaran Presentasi, Kuis, Ceramah, Tanya jawab
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan pertama dan kedua (120 menit) No 1
Kegiatan
Waktu
Pembukaan a. Apersepsi
Guru mengucapkan salam, mengecek kebersihan kelas, mengabsensi siswa dan menanyakan kesiapan belajar
13 menit
siswa
Perkenalan dengan siswa
b. Orientasi
guru menyajikan slide kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan metode
3 menit
pembelajaran c. Motivasi
guru memberikan motivasi pada siswa untuk membaca dari buku atau browsing dari internet mengenai perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha
4 menit
terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia 2
Eksplorasi : - Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 3 hingga 5 orang - Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan - Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok - Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
5 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
Elaborasi : - Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
45 menit
- Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. 3
Konfirmasi : - Guru memberikan penghargaan berupa pujian secara lisan kepada tiap kelompok yang telah aktif selama diskusi
20
- Guru memberikan kesimpulan akhir pada materi yang
menit
telah dibahas. - Guru memberikan refleksi tentang nilai-nilai yang bisa dipetik dari materi yang telah dibahas
VIII. Sumber, Bahan dan Alat a. Sumber Belajar : Habib Mustopo dkk. 2007. Sejarah SMA Kelas XI Program IPS. Jakarta : Yudhistira b. Bahan : LKS/Gambar-gambar, power point, artikel online. c. Alat : Viewer, laptop, Internet, spidol, papan tulis. IX. Penilaian, Teknik Penilaian dan Tindak Lanjut a. Penilaian Portofolio Jumlah No
Kelompok
Nilai Tugas
1
Kelompok Teori Waisya: Saran :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
2
Kelompok Teori Brahmana : Saran :
3
Kelompok Teori Ksatria : Saran :
4
Kelompok Teori Arus Balik : Saran :
b. Penilaian Penampilan/partisipasi Presentasi kelompok: kelompok : Kerajaan ......... NILAI NO
Nama
Kejelasan
Siswa
kata-kata
Menjawab
Bertanya
Berpendapat
Total
Nilai akhir =
Nilai
Total nilai : 3
1 2 3 4 5
c. Penilaian Tertulis Essay
: 50
Cek point
: 50
Nilai
: Total skor
d. Penilaian Sikap/karakter Nama Siswa : ............ Skor No
Aspek yang dinilai
1.
Kedisiplinan
2.
Kerjasama
3.
Kejujuran
4.
Kreatifitas
1 2 3 4 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
5.
Tanggung jawab
6.
Toleransi
e. Nilai akhir kognitif 60% + Afektif 40% f. Tindak lanjut 1. Siswa dinyatakan berhasil apabila tingkat pencapaianya minimal 70% 2. Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya kurang dari 70% XI. Soal latihan, kisi-kisi materi dan Jawaban (Terlampir)
Bantul, 18 Juli 2013 Praktikan,
H. Bambang Herianto 091314015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMA PL ST. LOUIS IX SEDAYU
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas
: XI IPS 1
Alokasi waktu
: 3 x 45 menit
I. Standar Kompetensi Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional II. Kompetensi Dasar Menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia III. Indikator 1. Kognitif a. Produk 1) Menjelaskan proses berdirinya negara-negara kerajaan HindhuBuddha di Indonesia. 2) Mendeskripsikan sistem ekonomi, struktur sosial dan birokrasi pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha. 3) Menguraikan hasil-hasil kebudayaan kerajaan. Kebudayaan fisik maupun non fisik, kebiasaan, tertulis, benda, dll. b. Proses 1) Menganalisis proses berdirinya negara-negara kerajaan HindhuBuddha di Indonesia. 2) Mengidentifikasi hasil-hasil kebudayaan kerajaan. Kebudayaan fisik maupun non fisik, kebiasaan, tertulis, benda, dll. 3) Membandingkan sistem ekonomi, struktur sosial dan birokrasi antara kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
4) Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab runtuhnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha. 2. Afektif a. Karakter Jujur, kreatif, disiplin dan tanggung jawab b. Keterampilan Sosial Kerjasama, toleransi dan menghargai pendapat orang lain. 3. Psikomotor (Tindakan) Menulis artikel tentang perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. IV. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu : 1. Kognitif a. Produk 1) Menjelaskan proses berdirinya negara-negara kerajaan HindhuBuddha di Indonesia. 2) Mendeskripsikan sistem ekonomi, struktur sosial dan birokrasi pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha. 3) Menguraikan hasil-hasil kebudayaan kerajaan. Kebudayaan fisik maupun non fisik, kebiasaan, tertulis, benda, dll. b. Proses 1) Menganalisis proses berdirinya negara-negara kerajaan HindhuBuddha di Indonesia. 2) Mengidentifikasi hasil-hasil kebudayaan kerajaan. Kebudayaan fisik maupun non fisik, kebiasaan, tertulis, benda, dll. 3) Membandingkan sistem ekonomi, struktur sosial dan birokrasi antara kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah 4) Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab runtuhnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
2. Afektif c. Karakter Jujur, kreatif, disiplin dan tanggung jawab d. Keterampilan Sosial Kerjasama, toleransi dan menghargai pendapat orang lain. 3. Psikomotor (Tindakan) Menulis artikel tentang perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. V. Materi Terlampir VI. Model Pembelajaran Group Investigation VII. Metode Pembelajaran Presentasi, Kuis, Ceramah, Tanya Jawab VIII. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pertemuan pertama (80 menit) No Kegiatan 1 Pembukaan a. Apersepsi Guru mengucapkan salam, mengecek kebersihan kelas, mengabsensi siswa dan menanyakan kesiapan belajar siswa
Waktu
3 menit
b. Orientasi guru menyajikan slide kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan metode pembelajaran
3 menit
c. Motivasi guru memberikan motivasi pada siswa untuk membaca dari buku atau browsing dari internet mengenai perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
4 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
2
3
Eksplorasi : - Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 3 hingga 5 orang - Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan - Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok - Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. Elaborasi : - Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya. - Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. Konfirmasi : - Guru memberikan penghargaan berupa pujian secara lisan kepada tiap kelompok yang telah aktif selama diskusi - Guru memberikan kesimpulan akhir pada materi yang telah dibahas - Guru memberikan refleksi tentang nilai-nilai yang bisa dipetik dari materi yang telah dibahas
10 menit
50 menit
10 menit
2. Pertemuan kedua (40 menit) No Kegiatan 1 Pembukaan a. Apersepsi Guru mengucapkan salam, mengecek kebersihan kelas, mengabsensi siswa dan menanyakan kesiapan belajar siswa b. Orientasi guru menyajikan slide kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan metode pembelajaran c. Motivasi guru memberikan motivasi pada siswa untuk membaca dari buku atau browsing dari internet mengenai perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
Waktu
3 menit
3 menit
4 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
2
3
Eksplorasi : - Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 3 hingga 5 orang - Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan - Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok - Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. Elaborasi : - Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya. - Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. Konfirmasi : - Guru memberikan penghargaan berupa pujian secara lisan kepada tiap kelompok yang telah aktif selama diskusi - Guru memberikan kesimpulan akhir pada materi yang telah dibahas - Guru memberikan refleksi tentang nilai-nilai yang bisa dipetik dari materi yang telah dibahas
5 menit
15 menit
10 menit
IX. Sumber, Bahan dan Alat a. Sumber Belajar : 1) Poespenegoro, Marwati Djoened dan Notosusanto Nugroho. 1984. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta : PN Balai Pustaka 2) http://mustaqimzone.wordpress.com/2011/07/20/perkembangankerajaan-hindu-budha-di-indonesia/ b. Bahan : LKS/Gambar-gambar, artikel online, power point. c. Alat : Viewer, laptop, Internet, spidol, papan tulis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
X. Penilaian, Teknik Penilaian dan Tindak Lanjut a. Penilaian Portofolio NO 1
2
3 4
Jumlah nilai tugas
Kelompok Kerajaan ………….. : Saran : Kerajaan …………. : Saran : Kerajaan …………. : Saran : Kerajaan ………… : Saran : Kerajaan …………. : Saran : Kerajaan …………. : Saran :
b. Penilaian Penampilan/partisipasi Presentasi kelompok: kelompok : Kerajaan ......... NO Nama Siswa
kejelasan kata-kata
NILAI menjawab bertanya berpendapat
Total nilai
1 2 3 4 5 c. Penilaian Tertulis Essay
: 50
Cek point
: 50
Nilai
: Total skor
Nilai akhir = Total nilai : 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
d. Penilaian Sikap/karakter Nama siswa : ............ Skor No
Aspek yang dinilai
1.
Kedisiplinan
2.
Kerjasama
3.
Kejujuran
4.
Kreatifitas
5.
Tanggung jawab
6.
Toleransi
1 2 3 4
5
e. Nilai akhir kognitif 60% + Afektif 40% f. Tindak lanjut 1. Siswa dinyatakan berhasil apabila tingkat pencapaianya minimal 70% 2. Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya kurang dari 70%
XI. Soal latihan, kisi-kisi materi dan Jawaban (Terlampir)
Bantul, 1 Agustus 2013 Praktikan
H. Bambang Herianto NIM : 091314015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Indonesia pada masa Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia Sumber : http://www.syahrani.my.id/2013/08/sistem-sosial-ekonomi-masa-hindubudha.html Kehidupan politik kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha membawa perubahan baru dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Struktur sosial dari masa Kutai hingga Majapahit mengalami perkembangan yang ber-evolusi namun progresif. Dunia perekonomian pun mengalami perkembangan: dari yang semula sistem barter hingga sistem nilai tukar uang. 1. KERAJAAN KUTAI Dari berbagai peninggalan yang ditemukan diketahui bahwa kehidupan masyarakatnya Kutai sudah cukup teratur. Walau tidak secara jelas diungkapkan, diperkirakan masyarakat Kutai sudah terbagi dalam pengkastaan meskipun tidak secara tegas. Dari penggunaan bahasa Sansekerta dan pemberian hadiah sapi, disimpulkan bahwa dalam masyarakat Kutai terdapat golongan brahmana, golongan yang sebagaimana juga di India memegang monopoli penyebaran dan upacara keagamaan. Di samping golongan brahmana, terdapat pula kaum ksatria. Golongan ini terdiri dari kerabat dekat raja. Di luar kedua golongan ini, sebagian besar masyarakat Kutai masih menjalankan adat istiadat dan kepercayaan asli mereka. Jadi, walaupun Hindu telah menjadi agama resmi kerajaan, namun masih terdapat kebebasan bagi masyarakat untuk menjalankan kepercayaan aslinya. Diperkirakan bahwa pertanian, baik sawah maupun ladang, merupakan mata pencarian utama masyarakat Kutai. Melihat letaknya di sekitar Sungai Mahakam sebagai jalur transportasi laut, diperkirakan perdagangan masyarakat Kutai berjalan cukup ramai. Bagi pedagang luar yang ingin berjualan di Kutai, mereka harus memberikan ―hadiah‖ kepada raja agar diizinkan berdagang. Pemberian ―hadiah‖ ini biasanya berupa barang dagangan yang cukup mahal harganya; dan pemberian ini dianggap sebagai upeti atau pajak kepada pihak Kerajaan. Melalui hubungan dagang tersebut, baik melalui jalur transportasi sungai-laut maupan transportasi darat, berkembanglah hubungan agama dan kebudayaan dengan wilayah-wilayah sekitar. Banyak pendeta yang diundang datang ke Kutai. Banyak pula orang Kutai yang berkunjung ke daerah asal para pendeta tersebut. 2. KERAJAAN TARUMANEGARA Kehidupan masyarakat Tarumanagara tak jauh beda dengan Kutai. Menurut sebuah prasasti, kehidupan sosialnya telah berkembang baik, terlihat dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
penggalian kanal (sungai yang digali) Gomati dan Candrabhaga secara gotongroyong. Tenaga kerja yang diperintah menggali kanal tersebut biasanya dari golongan budak dan kaum sudra. Pembangunan kanal Gomati dan Candrabaga begitu bermakna bagi perekonomian Tarumanagara. Selain sebagai sarana pencegah banjir, juga dapat dipergunakan sebagai sarana transportasi (lalu lintas) air dan perdagangan antara pedagang Tarumanagara dengan pedagang daerah lain. Hasil bumi merupakan komoditas utama. Melalui perdagangan, masyarakat Tarumanagara dapat memperoleh barang yang tidak dihasilkan di kerajaannya. Kehidupan ekonomi Tarumanagara bertumpu pada hasil lading dan kebun. Barang yang ditawarkan adalah beras dan kayu jati. Mayoritas rakyat Tarumanagara adalah peladang. Karena masyarakat peladang selalu berpindahpindah tempat. Ini berbeda dengan masyarakat petani yang selalu menetap di satu tempat, misalnya di Jawa Tengah dan Timur. Kehidupan sosial-ekonomi Kendan-Galuh tidak jauh beda dengan Tarumanagara. Masyarakatnya berprofesi sebagai peladang. Agama yang dianut bangsawan adalah Hindu-Wisnu, sedangkan rakyatnya mayoritas menganut animisme dan dinamisme. Sementara itu, sistem transportasi pada masa Kendan dan Galuh diperkirakan dilakukan melalui Sungai Cimanuk dan pelabuhan tua di pesisir pantai utara, contohnya di sekitar Indramayu dan Cirebon. Sementara itu mengenai masalah tenaga kerja, baik pegawai istana maupun tentara, biasanya berasal dari golongan bangsawan kerabat raja. Mengenai sistem perpajakan biasanya pedagang mengeirim hadiah berupa bendabenda langka dan mahal. Sedangkan bagi wilayah yang berada di bawah kerajaan maka mereka harus mengirimkan upeti berupa emas atau benda – benda berharga lain, sebagai tanda kesetiaannya terhadap atasan. 3. KERAJAAN SRIWIJAYA DAN MELAYU Sriwijaya adalah sebuah negara maritim yang mempunyai hubungan perdagangan internasional. Para pedagang dari berbagai bangsa, seperti Cina, anak benua India (Gujarat, Urdu- Pakistan, dan Tamil), Sri Lanka, dan Campa datang ke Sriwijaya. Bukan tidak mungkin terjadi perkawinan campur antara para pedagang asing tersebut dengan penduduk asli Sriwijaya. Hal ini dapat kita simpulkan dari berita I-Tsing yang menyebutkan banyaknya kapal asing yang datang ke Sriwijaya. Para pelaut ini tinggal beberapa lama di Sriwijaya menunggu datangnya pergantian angin yang akan membawa mereka berlayar menuju tempat tujuan. Jelaslah bahwa transportasi laut dan Sungai Musi di Palembang sangat membantu Sriwijaya dalam mengembangkan pertumbuhan ekonominya. Dengan kenyataan ini, masyarakat Sriwijaya diperkirakan sangat majemuk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Mereka juga telah mengenal pembagian (stratifikasi) sosial walaupun tidak begitu tegas. Hal ini bisa kita lihat dari beberapa istilah dalam Prasasti Kota Kapur yang menunjukkan kedudukan para bangsawan terdiri dari para putera raja dan kerabat istana. Adanya istilah yuwaraja (putra mahkota), pratiyuwaraja (putra raja kedua), dan rajakuman (putra raja ketiga) menunjukkan hal itu. Ditemukan juga istilah-istilah yang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan tertentu seperti jabatan nahkoda kapal yang disebut puhavam atau puhawan bupati, dan senopati. Prasasti Kota Kapur juga menggambarkan adanya kelompok masyarakat yang memiliki profesi tertentu sebagai tenaga kerja, seperti saudagar, tukang cuci, juru tulis, pembuat pisau, dan budak-belian yang dipekerjakan oleh raja. Sebagai negara maritim, diyakini bahwa perdagangan merupakan bidang andalan Sriwijaya. Hal ini bisa dilihat dari letak geografisnya yang berada di tengah tengah jalur perdagangan antara India dan Cina. Apalagi setelah Selat Malaka berhasil dikuasai Sriwijaya, banyak kapal asing yang singgah di pelabuhan ini untuk menambah perbekalan (nasi, daging, air minum), beristirahat, dan melakukan perdagangan. Untuk mengontrol aktifitas perdagangan di Selat Malaka, penguasa Sriwijaya membangun sebuah bandar di Ligor (Malaysia). Hal ini diketahui dari Prasasti Ligor yang bertahun 775 M. Pengiriman hadiah dari pedagang dan upeti dari raja-raja taklukan kepada raja Sriwijaya merupakan ketentuan hukum. Sriwijaya sebagai tuan rumah sekaligus negara niaga dan maritim, yang sering dikunjungi oleh pedagang asing maka Sriwijaya berhak menentukan jumlah atau harga pajak yang harus dipatuhi oleh para pedagang bersangkutan. Selain perdagangan, rakyat Sriwijaya mengandalkan pertanian. Hal ini bisa kita simpulkan dari tulisan Abu Zaid Hasan, pelaut Persia, yang mendapat keterangan dari seorang pedagang Arab bernama Sulaiman. Abu Zaid Hasan menceritakan bahwa Zabaq (Sriwijaya) memiliki tanah yang subur dan wilayah kekuasaan yang luas hingga ke seberang lautan. Dengan tanah yang subur, Sriwijaya kemungkinan memiliki hasil pertanian yang cukup diminati para pedagang asing. Apalagi wilayah Sriwijaya demikian luas hingga mencapai ke pedalaman Sumatera dan Jawa. Sementara itu, masalah penguasaan tanah pada masa Sriwijaya dapat dilihat dari Prasasti Kedukan Bukit yang membahas taman Sriksetra. Diduga, masalah kepemilikan tanah ini sepenuhnya hak raja. Kehidupan ekonomi dan sosial Kerajaan Melayu tak jauh berbeda dengan Sriwijaya. Kaum bangsawannya memeluk Buddha, masyarakatnya sebagian besar memeluk keyakinan tradisional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
4. KERAJAAN SUNDA DAN PADJAJARAN Kehidupan sosial masyarakat Sunda dan Pakwan Pajajaran secara garis besar dapat digolongkan ke dalam golongan seniman, peladang (pecocok tanam), pedagang. Dari bukti bukti sejarah diketahui, umumnya masyarakat Pajajaran hidup dari hasil perladangan. Seperti masyarakat Tarumanagara dan Galuh, mereka umumnya selalu berpindah pindah. Hal ini berpengaruh pada bentuk rumah tempat tinggal mereka yang sederhana. Dalam hal tenaga kerja, yang menjadi anggota militer diambil dari rakyat jelata dan sebagian anak bangsawan. Mereka dibiayai oleh negara. Dalam bidang ekonomi, Kerajaan Sunda dan Pajajaran telah lebih maju dari masa Tarumanagara. Kerajaan Sunda-Pajajaran memiliki setidaknya enam pelabuhan penting: Banten, Pontang, Cigede, Tamgara, Sunda Kelapa, dan Cimanuk. Setiap pelabuhan ini dikepalai oleh seorang syahbandar yang bertanggung jawab kepada raja. Para syahbandar ini bertindak sebagai wakil raja di pelabuhan pelabuhan yang dikuasainya, sekaligus menarik pajak dari para pedagang yang ingin berjualan di daerah ini— pajak tersebut berupa kiriman upeti berwujud barang dagangan yang mahal atau uang. Dalam hal transportasi air, selain melalui laut, dilakukan pula melalui sungai-sungai besar seperi Citarum dan Cimanuk, sebagai jalur perairan dalam negeri. Melalui pelabuhan ini, Pajajaran melakukan aktifitas perdagangan dengan negara lain. Dalam berbagai peninggalan sejarah diketahui, masyarakat Pajajaran telah berlayar hingga ke Malaka bahkan ke Kepulauan Maladewa yang kecil di sebelah selatan India. Barang barang dagangan mereka umumnya bahan makanan dan lada. Di samping itu, ada jenis bahan pakaian yang didatangkan dari Kambay (India). Sementara mata uang yang dipakai sebagai alat tukar adalah mata uang Cina. 5. KERAJAAN MATARAM KUNO Sumber-sumber berita Cina mengungkapkan keadaan masyarakat Mataram dari abad ke-7 sampai ke-10. Kegiatan perdagangan baik di dalam maupun luar negeri berlangsung ramai. Hal ini terbukti dari ditemukannya barang-barang keramik dari Vietnam dan Cina. Kenyataan ini dikuatkan lagi dengan berita dari Dinasi Tang yang menceritakan kebesaran sebuah kerajaan dari Jawa, dalam hal ini Mataram. Dari Prasasti Warudu Kidul diperoleh informasi adanya sekumpulan orang asing yang berdiam di Mataram. Mereka mempunyai status yang berbeda dengan penduduk pribumi. Mereka membayar pajak yang berbeda yang tentunya lebih mahal daripada rakyat pribumi Mataram. Kemungkinan besar mereka itu adalah para saudagar dari luar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
negeri. Namun, sumber sumber lokal tidak memperinci lebih lanjut tentang orang orang asing ini. Kemungkinan besar mereka adalah kaum migran dari Cina. Dari berita Cina diketahui bahwa di ibukota kerajaan terdapat istana raja yang dikelilingi dinding dari batu bata dan batang kayu. Di dalam istana, berdiam raja beserta keluarganya dan para abdi. Di luar istana (masih di dalam lingkungan dinding kota) terdapat kediaman para pejabat tinggi kerajaan termasuk putra mahkota beserta keluarganya. Mereka tinggal dalam perkampungan khusus di mana para hamba dan budak yang dipekerjakan di istana juga tinggal sekitarnya. Sisa-sisa peninggalan pemukiman khusus ini sampai sekarang masih bisa kita temukan di Yogyakarta dan Surakarta. Di luar tembok kota berdiam rakyat yang merupakan kelompok terbesar. Kehidupan masyarakat Mataram umumnya bersifat agraris karena pusat Mataram terletak di pedalaman, bukan di pesisir pantai. Pertanian merupakan sumber kehidupan kebanyakan rakyat Mataram. Di samping itu, penduduk di desa (disebut wanua) memelihara ternak seperti kambing, kerbau, sapi, ayam, babi, dan itik. Sebagai tenaga kerja, mereka juga berdagang dan menjadi pengrajin. Dari Prasasti Purworejo (900 M) diperoleh informasi tentang kegiatan perdagangan. Kegiatan di pasar ini tidak diadakan setiap hari melainkan bergilir, berdasarkan pada hari pasaran menurut kalender Jawa Kuno. Pada hari Kliwon, pasar diadakan di pusat kota. Pada hari Manis atau Legi, pasar diadakan di desa bagian timur. Pada hari Paking (Pahing), pasar diadakan di desa sebelah selatan. Pada hari Pon, pasar diadakan di desa sebelah barat. Pada hari Wage, pasar diadakan di desa sebelah utara. Pada hari pasaran ini, desa-desa yang menjadi pusat perdagangan, ramai didatangi pembeli dan penjual dari desa-desa lain. Mereka datang dengan berbagai cara, melalui transportasi darat maupun sungai sambil membawa barang dagangannya seperti beras, buahbuahan, dan ternak untuk dibarter dengan kebutuhan yang lain. Selain pertanian, industri rumah tangga juga sudah berkembang. Beberapa hasil industri ini antara lain anyaman seperti keranjang, perkakas dari besi, emas, tembaga, perunggu, pakaian, gula kelapa, arang, dan kapur sirih. Hasil produksi industri ini dapat diperoleh di pasarpasar tadi. Sementara itu, bila seseorang berjasa (biasanya pejabat militer atau kerabat istana) kepada Kerajaan, maka orang bersangkutan akan diberi hak memiliki tanah untuk dikelola. Biasanya tempat itu adalah hutan yang kemudian dibuka menjadi pemukiman baru. Orang yang diberi tanah baru itu diangkat menjadi penguasa tempat yang baru dihadiahkan kepadanya. Ia bisa saja menjadi akuwu (kepala desa), senopati, atau adipati atau menteri. Bisa pula sebuah wilayah dihadiahkan kepada kaum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
brahmana atau rahib untuk dijadikan asrama sebagai tempat tinggal mereka, dan di sekitar asrama tersebut biasanya didirikan candi atau wihara. 6. KERAJAAN KEDIRI DAN SINGASARI Kediri terkenal dengan kehidupan masyarakatnya yang damai. Menurut berita Cina, masyarakat Kediri hidup berkecukupan. Penduduk wanitanya memakai kain sarung sampai bawah lutut dan rambutnya terurai. Rumah mereka bersih dan rapi, lantainya dari ubin berwarna hijau dan kuning. Dalam upacara perkawinan mereka memakai mas kawin dari emas dan perak. Masyarakatnya sering mengadakan pesta air (sungai atau laut) maupun pesta gunung sebagai ungkapan terima kasih kepada para dewa dan leluhur mereka. Kehidupan perekonomian Kediri berpusat pada bidang pertanian dan perdagangan. Hasil pertanian masyarakat Kediri umumnya beras. Sementara barangbarang yang diperdagangkan antara lain emas, kayu cendana, dan pinang. Walaupun terletak di pedalaman, jalur perdagangan dan pelayaran maju pesat melalui Sungai Brantas yang dapat dilayari sampai ke pedalaman wilayah Kediri dan bermuara di Laut Selatan (Samudera Indonesia). Masyarakat Kediri juga sudah mempunyai kesadaran tinggi dalam membayar pajak. Mereka membayar pajak dalam bentuk natura yang diambil dari sebagian hasil bumi mereka. Sementara itu, kehidupan sosial Singasari dapat diketahui dari Nagarakretagama dan Pararaton serta kronik Cina. Disebutkan, masyarakat Singasari terbagi dalam kelas atas, yaitu keluarga raja dan kaum bangsawan, dan kelas bawah yang terdiri dari rakyat umum. Selain itu, ada kelompok agama, pendeta Hindu maupun rahib Buddha. Namun pembagian atas golongan ini tidak seketat pengkastaan seperti di India. Ini membuktikan, sekali lagi, kearifan lokal yang dimiliki masyarakat pribumi. Dari Negarakertagama dan Pararaton diperoleh gambaran tentang kehidupan perekonomian di Jawa pada masa Singasari. Di desa pada umumnya penduduk hidup dari bertani, berdagang, dan kerajinan tangan. Tidak sedikit pula yang bekerja sebagai buruh atau pelayanan. Kegiatan berdagang dilakukan dalam lima hari pasaran pada tempat yang berbeda (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Oleh karena itu, sarana transportasi darat memegang peranan penting. Beberapa prasasti melukiskan bagaimana para pedagang, pengrajin, dan petani membawa barang dagangannya. Mereka digambarkan melakukan perjalanan sambil memikul barang dagangannya atau mengendarai pedati-kuda. Ada pula yang melakukan perjalanan melalui sungai dengan menggunakan perahu. Dengan disebutnya alat angkut pedati dan perahu, dapatlah disimpulkan bahwa perdagangan antar desa cukup ramai. Apalagi di wilayah Singasari terdapat dua sungai besar, Bengawan Solo dan Kali Brantas yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian dan lalu lintas perdagangan air. Perdagangan mulai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
mendapatkan perhatian cukup besar semasa Kertanegara memerintah. Kertanegara mengirimkan ekspedisi militer ke Melayu (Pamalayu) untuk merebut kendali perdagangan di sekitar Selat Malaka. Pada masa ini memang Selat Malaka merupakan jalur sutera yang dilalui oleh para pedagang asing. 7. KERAJAAN MAJAPAHIT Dari peninggalan sejarah diketahui bahwa masyarakat Majapahit relatif hidup rukun, aman, dan tenteram. Majapahit menjalin hubungan baik dan bersahabat dengan Negara tetangga, di antaranya dengan Syangka (Muangthai), Dharma Negara, Kalingga (Raja Putera), Singhanagari (Singapura), Campa dan Annam (Vietnam), serta Kamboja. Negaranegara sahabat ini disebut dengan Mitreka Satata Disebutkan bahwa pada masa Hayam Wuruk, penganut agama Hindu Siwa dan Buddha dapat bekerjasama. Hal ini diungkapkan oleh Mpu Tantular dalam Sutasoma atau Purusadashanta yang berbunyi ―bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrawa‖ yang artinya: ―di antara pusparagam agama adalah kesatuan pada agama yang mendua.‖ Rakyat Majapahit terbagi dalam kelompok masyarakat berdasarkan pekerjaan. Pada umumnya, rakyat Majapahit adalah petani, sisanya pedagang dan pengrajin. Selain pertanian, Majapahit juga mengembangkan perdagangan dan pelayaran. Ini bisa kita simpulkan dari wilayah kekuasaan Majapahit yang meliputi Nusantara bahkan Asia Tenggara. Barang utama yang diperdagangkan antara lain rempah-rempah, beras, gading, timah, besi, intan, dan kayu cendana. Sejumlah pelabuhan terpenting pada masa itu adalah Hujung Galuh, Tuban, dan Gresik. Majapahit memegang dua peranan penting dalam dunia perdagangan. Pertama, Majapahit adalah sebagai kerajaan produsen yang menghasilkan barangbarang yang laku di pasaran. hal ini bisa dilihat dari wilayah Majapahit yang demikian luas dan meliputi daerahdaerah yang subur. Kedua, peranan Majapahit adalah sebagai perantara dalam membawa hasil bumi dari daerah satu ke daerah yang lain. Perkembangan perdagangan Majapahit didukung pula oleh hubungan baik yang dibangun penguasa Majapahit dengan kerajaan-kerajaan tetangga. Barang-barang dari luar negeri dapat dipasarkan di pelabuhan-pelabuhan Majapahit. Dan sebaliknya, barang-barang Majapahit dapat diperdagangkan di negara-negara tetangga. Hubungan sedemikian tentu sangat menguntungkan perekonomian Majapahit. Dalam hal kepemilikan tanah, di Majapahit sama saja dengan yang berlaku di kerajaan-kerajaan sebelumnya. Begitu pula mengenai perpajakan dan tenaga kerja. Para petani selalu bergotong royong dalam hal bercocok tanam dan mengairi sawah.
^ ∞N 卜一 ︵ 一a い0 ヽベ
^ めR 0一 ^ 一倒 ON O■ ∞[ 卜﹁
こ う 寸
0一
●l 寸
︻︻
ぃ ∞ト
〇二 〇
Ю
ぃ いヾ
め
―
﹄oE oZ
︻“〇∽ 〓“〓壺 ”﹁
︻“〇∽
一“〓¨〓一 ト
や︻〓∞OV ﹂¨
銀ご
01
寸
0 一 い︻
Cヽ 寸 ∞
0〕 寸
Cう tO tO
000“0000 000 0000 000
ヾ 二 [一
O: Ct
ヽ O
-― い l い1 ―- 0ミ
CI Cl CI Cヽ
‐― ‐‐
―‐
01 - 01
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
L““ で ぁ 〓 ︰匡““ で お 〓 “海 一胃
. o“0一 “∞“つ﹄ oO一 〓“﹄ 0“〓00●m 当 OF 〓
路壺95 ち〓ごち cに oFo 一 Σ 潔路一 轟〓00●m︲ っO C¨ “で﹄ o 〓L“ 〓 Q場〓“ ︲ c“ “で﹄ o “〓 “ ぉヽ∽ “日 〓“∽ 0“ g“0 ︻L O︶∽一∽ 目“〓 ︼∽Q 一 ﹄〓 ∽OoC Oで4
F︻ 〇颯〇髯〇 ^ “一 ∽O∽ 一 っ一 ∽ や 一 ︼ 潔”﹄
“〓00っ“ ぅOCギ一
. “一 ∽ oL00L︻一 0“〓00っ“
“O ︰ っ〓OF〓 颯 にでお〓“ “ お“o 〒“ “ 一 L
⊆““で一Φメー匡““ゃ■OV
“〓00っ“
Q ⊆“聖場“一 “バ⊆一 ﹄一 ΦO ∽ O∽〇﹄ o﹁一 〇で 0一 ∠
“一 ∽oC00目H︻ 0“〓00●“ ︲ ぅOC目出 に、C“Cおo口︼ Φ〓﹄ のO Lに0 “日 〓“Q日“O L“〓一 “﹄ “∞CO︸ メ”∽ 乙 “一 ∽oL00L︼一 0“〓0一●m
に日 “““ ∽O∽〇﹂餞 “︵LV●∽‘F一
C“0 ぅOL一 工
に″ O〇一 L 一 ﹄ ∽Q一 ﹄ 00COで L“〓一 ′ 〓5∽ ン∽
Lo一に いと 〓 〇〓 〇ヽ ¨
︲● O L 〓出 に、C“ ﹂にo 暉一〇〓﹄のO Cに0
﹄〇一“〓 一● 〓 ︼
“一 ∽OC00〓 ︻
““oL︲“﹄“∞OC お “〓00っ“ ︲●OF 〓 C““で ﹂o〓 ” ︻
匡“Qうo一 ∽〓“匡““⊆oで∠ べ.一 〓0〓 C““L“OC﹄〇〓﹄oQ ∽一
“一 ∽ oL00C一 o“0一 ““ぉ0一 oo 一 “〓“﹄ に、∽ “E Q“o“工一 o一 一 0〓“﹂ 0一 “〓00﹁“TっOL〓ユ r 一 ““、“0っ00〓″ 一 “0“″ 〓“∞“ 〓“∞﹂にo″ rO〓﹄ oQ〓”﹄““COQ∽一 ∽〓“﹂に“﹂oマ ′ 一 一
﹄“∽”∩ ¨ ∽〓o一 Oar 〓OY
つ>く∩国∽×︻∽︼ ⊃〇コ . 卜∽口飩 く あ 一 〓重o〓o∽ “E “Z ,
∽〓3M X一 ︻∽鮎い︻
”ぉOL“口“罵ゃo。僣僣罵〓““〓ωΣ . “∞oZ “∽ “E “o“Q輌∽ ①〓oOc︻應∽ 一にぉ∞og島﹄ 罵目o場もに■ ︻¨ V∽
饉く〇∽ ︻∽︼ V出∽︼ ︼
〇寸 ︵ ひ 一 ∞︹ 卜[ 0[
aい.一∞
tO 寸
Cう tう
︻“〇∽
〓“〓〓 澤﹁
︻に〇∽
︶“〓¨〓︻ ト
一︼〓¨〇︼ ﹃︼
00
﹄Oe薄OZ
〇 い. ひ倒
lハ 寸 ●う
0000 00υ
Cヽ
` 0 寸 寸
000
01
Cう 0ミ
r ぐぅ ―r
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ぉ 〓00●“
︲ っ0〓一 〇o﹄ oO L““で﹄Φ〓 工 〓に一
∞暉ので4 ﹄〇や〓膠T ﹄〇や〓が﹁ 一 ∽“〓 嘱 事颯oO一
^〓〓” 、CO Q ︲ ⊆ “ “や 〓〇 ⊆5 一 0“ 一 〓 “ OO
.も 〓 ^ “OLの0 ^ ∽〓●︶︻ 〇や ^ C““∽“一 ∽こ一 OΦ〓 . 〓一 COg C●Q”“日 〓 一 ∽嘔 L““、“0っOO︶︻
. 匡““で﹄o〓 匡“に、“0っOO〓 “一●如⊆Φやκ 〓∽“〓︰〓∽“〓 ⊆“〓 一
〇“ “∞“ ﹄ 00 〓“﹄ 0 一 0 ぅL L““で, δ〓 0 “〓005m︲ 工 一 O 一 i C““?〓0 に一 “一 Lに ∽ “﹄ 〇一〇 一 夕 〓 一 一 つ︶ ∽ 颯“潔∞⊆一 o︸ 一 OL“OF一 ′ 〓コ﹄
﹄〇︺にど ︼● 目 ︻ LO一”いと 〓 C〓 〇﹄ 一
﹄“の“ら︻¨の目①一0ヽ 日 oV
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI YAYASAN PANGUDI LUHUR SMA PANGUDI LUHUR SANTO LOUIS IX SEDAYU TER
TERAKREDITASI A ALAMAT : Jalan Wates km. 12 Agrosari, Sedayu, Bantul, D.I. Yogyakarta 55752 Telp. 0274-4546765
Website : www.smaplsedayu.sch.id
Fax. 0274-4546766
TES PRA SIKLUS KELAS XI IPS 1 NAMA / PRESENSI
: ……………
MATA PELAJARAN
: SEJARAH
WAKTU
: 45 menit
A. Bacalah soal dengan teliti dan berilah tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar! 1. Faktor penyebab kepindahan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur adalah …… a. Perang Saudara
d. Kalah perang dari kerajaan Sriwijaya
b. Pemberontakan dari kaum brahmana
e. Kemerosotan bidang ekonomi
c. Pralaya/Meletusnya Gunung Merapi 2. Salah satu bukti fisik tentang toleransi beragama zaman Kerajaan Mataram kuno adalah …… a. Dinasti Sanjaya dan Syailendra yang silih berganti menguasai pemerintahan b. Letak Candi Prambanan dan Borobudur yang berdekatan c. Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya menikahi Pramodhawardhani dari dinasti Syailendra d. Lahirnya ajaran Siwa-Buddha e. Lahirnya Kitab Sutasoma 3. Berikut ini adalah gambar ….
a. Candi Kalasan
d. Candi Borobudur
b. Candi Prambanan
e. Candi Sambi Sari
c. Keraton Boko
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120 4. Perang Bubat adalah perang yang terjadi antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda. Penyebab terjadinya perang bubat adalah …. a. Gajah Mada ingin segera menguasai Kerajaan Sunda untuk membuktikan amukti Palapa b. Hayam Wuruk yang ingin segera menguasai Kerajaan Sunda c. Gajah Mada dendam pada Raja Sunda d. Hayam Wuruk dendam pada Raja Sunda e. Gajah Mada iri pada Hayam Wuruk karena kecantikan Dyah Pitaloka Citraresmi 5. Airlangga memiliki 3 orang anak, yang paling tua perempuan dan dua orang lainnya laki-laki. Pertanyaannya, setelah memutuskan turun singgasana, Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua dengan maksud … a. Agar pemerintahannya lebih efektif
d. Agar kerajaan menjadi lebih besar
b. Agar tidak terjadi perang saudara
e. Agar kerajaan semakin kuat dalam militer
c. Agar pemerintahannya lebih stabil 6. Berkaitan dengan teori penyebaran agama Hindu di Indonesia. Kekuatan teori brahmana terletak pada bukti tentang ….. a. Adanya pembagian kasta
d. Prasasti Yupa
b. Keluarga Raja
e. Adanya Candi
c. Penggunaan Huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta 7. Alasan yang paling kuat tentang kerajaan hindu pertama kali terletak di Kalimantan timur adalah … a. Karena di dekat sungai sehingga berhubungan dengan kehidupan b. Kutai merupakan daerah yang aman dari serangan musuh c. Tanah Kutai paling subur diantara daerah lainnya d. Kutai merupakan pusat perdagangan pada abad 4-5 M e. Karena Kutai merupakan daerah yang belum ramai, sehingga cocok mendirikan kerajaan dan menjadi pusat keagamaan 8. Salah satu Yupa di Kutai menyebutkan bahwa Raja Mulawarman memberikan 2.000 ekor sapi pada kaum Brahmana sebagai ucapkan terimakasih. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa … a. Kutai merupakan kerajaan agraris b. Kutai merupakan kerajaan maritim c. Kerajaan Kutai sudah mengenal sistem peternakan d. Kutai merupakan kerajaan agraris dan maritim e. Sebagian besar rakyat Kutai adalah peternak sapi 9. Siwa sebagai lambang kesuburan dilambangkan dengan … a. Lingga dan Yoni
d. Sapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121 b. Lingga
e. Burung Garuda
c. Yoni 10. Sapi merupakan salah satu hewan suci umat hindu, dalam ajaran agama Hindu, sapi merupakan kendaraan dewa … a. Dewa Wisnu
d. Dewa Sapi
b. Dewa Brahma
e. Dewa Bayu
c. Dewa Siwa 11. Kerajaan Sriwijaya pernah diperintah oleh keturunan Syailendra yang berasal dari tanah Jawa. Raja sriwijaya yang berasal dari jawa adalah …. a. Airlangga
d. Balaputradewa
b. Pramodhawardhani
e. Mpu Sindok
c. Samaratungga 12. Sistem pembagian masyarakat ke dalam sebuah kasta diperkenalkan agama hindu, sebutkan urutan kasta dari yang tinggi ke yang paling rendah … a. Ksatria-Brahmana-Waisya-Sudra-Pariya b. Brahmana-Ksatria-Sudra-Waisya-Pariya c. Ksatria-Brahmana-Sudra-Waisya-Pariya d. Brahmana-Ksatria-Waisya-Sudra-Pariya 13. Di bawah ini adalah arti kata-kata yang terdapat di dalam candrasengakala atau penanggalan Jawa kuno : Angka 1 : benda yang jumlahnya hanya satu, benda yang berbentuk bulat, manusia. Angka 2 : benda yang jumlahnya ada dua, misalnya tangan, mata, telinga. Angka 3 : api atau benda berapi. Angka 4 : air dan kata-kata yang artinya “membuat”. Angka 5 : angin, raksasa, panah. Angka 6 : rasa, serangga, kata-kata yang artinya “bergerak”. Angka 7 : pendeta, gunung, kuda). Angka 8 : gajah, binatang melata, brahmana. Angka 9 : dewa, benda yang berlubang. Angka 0 : hilang, tinggi, langit, kata-kata yang artinya “tidak ada”. Demikian pedoman singkat dari Suwito (2006). Aturan lainnya adalah bahwa sengkalan punya sandi, yaitu kata terakhir di kalimat sengkalan menjadi angka urutan pertama, sedangkan kata pertama di kalimat sengkalan menjadi angka urutan terakhir pada tahun sengkalan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122 Menurut Babad Tanah Jawi Majapahit runtuh ditandai dengan candrasengkala yang berbunyi “sirna ilang kertaning bhumi”. Jika itu diterjemahkan ke dalam tahun saka pada masa itu, Majapahit runtuh pada tahun ….. a. 1400 Saka
d. 1403 Saka
b. 1401 Saka
e. 1404 Saka
c. 1402 Saka 14. Candi hindu terbesar di Indonesia adalah candi … a. Borobudur b. Prambanan
d. Sewu e. Pawon
c. Mendut 15. Burung garuda adalah kendaraan dewa … a. Brahma
d. Bayu
b. Wisnu
e. Krsna
c. Siwa 16. Beberapa faktor penyebab konflik antara kerajaan sriwijaya dengan mataram adalah : 1. Ekspedisi wilayah kekuasaan 2. Perbedaan agama yang dianut yaitu agama Hindu dan Buddha 3. Dendam lama Raja Balaputradewa yang terusir dari tanah Jawa 4. Konflik kepentingan politik 5. Persaingan komoditi perdagangan Dari pernyataan diatas, berkaitan dengan bidang politik manakah faktor-faktor yang menyebabkan konflik antara Kerajaan Sriwijaya dengan Mataram adalah …. a. 1, 2, 3
d. 1, 3, 4
b. 2,3,4
e. 1, 3, 5
c. 3,4,5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123
17. Relief di atas di atas merupakan salah satu relief yang terdapat di salah satu dinding candi Borobudur yang menceritakan tentang … a. Orang menumbuk padi b. Orang menanam padi c. Orang menjaga padi dari serangan hama tikus d. Orang panen padi e. Orang merawat padi 18. “Bhinneka Tunggal Ika”, kata-kata ini terdapat dalam kitab ... karangan…. a. Sutasoma, Mpu Tantular
d. Kitab Weda, Brahmana
b. Negarakertagama, Mpu Prapanca
e. Kitab Tripitaka, Buddha Gautama
c. Arjunawiwaha, Mpu Tantular 19. Semboyan Binneka Tunggal Ika artinya … a. Walau berbeda tetap Indonesia
d. Walau berbeda kita juga manusia
b. Walau berbeda tapi satu juga
e. Walau berbeda kebenaran adalah satu
c. Walau berbeda tetap satu hati 20. Di bawah ini adalah nama-nama orang bali : 1. Dewa Agung
4. Ida Bagus
2. Cokorda
5. Gusti Ngurah
3. Ida Ayu Nama yang menunjukan keturunan brahmana adalah … a. 1, 2
d. 3,4
b. 1,3
e. 4,5
c. 2, 3 21. Tujuan bangsa Arya menciptakan kasta dalam agama Hindu adalah… a. Menciptakan yang masyarakat adil dan sejahtera b. Menciptakan harmonisasi dalam masyarakat c. Mengelompokan masyakat dalam masing-masing tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124 d. Menciptakan keteraturan social e. Melindungi keturunan Arya dari bangsa lain 22. Ayah Raja Airlangga adalah Raja Udayana yang berasal dari daerah … a. Sumatra
d. Mataram
b. Singasari
e. Sulawesi
c. Bali 23. Ngaben merupakan tradisi membakar mayat dalam masyarakat bali, ngaben dilaksanakan oleh agama … a. Katholik Roma
d. Hindu
b. Islam
e. Buddha
c. Khonghucu 24. Raja Kutai pertama yang belum mendapat pengaruh Hindu adalah raja … a. Mulawarman
d. Mpu Sindok
b. Purnawarman
e. Kudungga
c. Asmawarman 25. Perhatikan pernyataan-pernyataan dibawah ini 1. Adanya Candi Prambanan 2. Adanya Candi Kalasan 3. Dinasti Sanjaya dan Syailendra 4. Letaknya di Jawa timur 5. Terletak di Bumi Mataram 6. Adanya candi Kidal dan Panataran Pernyataan yang menunjukan akan keberadaan Kerajaan Mataram kuno adalah … a.
1,2,5
d. 2,4,6
b.
4,5,6
e. 3,4,5
c.
2,3,4
26. Keruntuhan kerajaan Sriwijaya karena adanya beberapa faktor, salah satunya adanya ekspedisi Pamalayu pada masa Raja Kertanegara yang merupakan raja dari ... a. Kediri
d. Tumapel
b. Singasari
e. Majapahit
c. Kahuripan 27. Raja Kertanegara didharmakan di Candi yang berlokasi di Kabupaten Malang yaitu di .... a. Candi Panataran
d. Candi Kalasan
b. Candi Jago
e. Candi Mendut
c. Candi Jawi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125 28. Konsep bentuk akulturasi dari kebudayaan Hindu/Budha adalah berada di dalam struktur Candi di Indonesia,yang sangat khas dengan Lokal genius bangsa Indonesia adalah … a. Atap Candi b. Punden berundak c. Tubuh Candi d. Bagian dalam Candi e. Ukiran pintu masuk candi 29. Pendiri Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya. Pada saat mememerintah Majapahit, Raden Wijaya bergelar … a. Prabu Jayanegara
d. Prabu I Sirikan
b. Prabu Warmawadewa
e. Prabu Sanjaya
c. Prabu Kertarajasa Jayawardhana Perhatikan peta kerajaan-kerajaan di bawah ini untuk menjawab soal nomor 30-35 !
30. Nomor 2 dan 4 di dalam peta menunjukan pusat pemerintahan kerajaan … a. Majapahit,Kutai b. Sriwijaya, Kutai c. Mataram, Sriwijaya d. Mataram, Majapahit e. Singasari, Kutai 31. Nomor 5 di dalam peta merupakan kerajaan yang menganut agama … a. Hindu b. Buddha c. Hindu-Buddha d. Siwa-Buddha e. Kejawen 32. Nomor 5 di dalam peta menunjukan pusat pemerintahan kerajaan …. a. Majapahit b. Kediri c. Singasari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
d. Tumapel e. Mataram Kuno Sumber sejarah dari Kerajaan nomor 4 adalah … a. Candi b. Prasasti c. Yupa d. Candrasengkala e. Kitab Nomor 6 di dalam peta adalah pusat pemerintahan kerajaan … a. Bali b. Kutai c. Sriwijaya d. Mataram e. Singasari Candi peninggalan kerajaan no 5 di dalam adalah candi … a. Borobudur, Penataran b. Borobudur, Jawi c. Borobudur, Prambanan d. Jago, Jawi e. Singasari, Panataran Kerajaan Mataram Kuno yang terpecah dapat disatukan kembali pada masa pemerintahan …. a. Raja Samaratungga d. Rakai Panangkaran b. Rakai Pikatan e. Raja Wisnu c. Dyah Balitung Runtuhnya Kerajaan Majapahit disebabkan oleh … a. Pemberontakan Sadeng d. Perang Bubat b. Perang Paregreg e. Pemberontakan Semi c. Pemberontakan Kuti Pendiri kerajaan Singasari adalah … a. Ken Arok d. Anusapati b. Kertanegara e. Toh Jaya c. Mpu Sindok Candi Muara takus merupakan peninggalan kerajaan … a. Majapahit d. Mataram b. Singasari e. Sriwijaya c. Kediri Pendiri keluarga raja kerajaan Kutai adalah …. a. Kudungga d. Purnawarman b. Asmawarman e. Mpu Sindok c. Mulawarman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
KUNCI JAWABAN TES PRA SIKLUS No. Jawaban No. Jawaban Soal Soal 1 21 C E 2 22 B C 3 23 B D 4 24 A E 5 25 B A 6 26 C B 7 27 E C 8 28 C B 9 29 A C 10 30 C B 11 31 D C 12 32 D E 13 33 A C 14 34 B A 15 35 B C 16 36 D B 17 37 C B 18 38 A A 19 39 B E 20 40 D B
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI aめ
︻め
0 ヽ一.
^ 卜´ 0
^ N一 0 ヽ ︻. 0
一O O
∞¨0 a ︹. 0
”寸 . 0
^ 00 0
´ ヽ6 0 寸 い. 0
∞す . 0 “一 . 0
^ い0 0 ¨0 寸 . O
´ ∞寸 ○
”ト マ. 0
卜0 り . 0
一0 一 〇
“[. 0 一0 ﹁ 0
めOO. 0
ヽ 一. 0
い﹂0
>X ﹄
Zヽ ´>
﹄∩>
く ︼>
∽∽ワC′
“無>
い倒
つい
寸一
い︼
O゛
倒”
﹄O L
∽︵ヽ4
Σ ︻
∽m0
く ∽0
無0 ︵
﹃︹
だ> く
ヽく
﹂″ <
Σ Lく
くΣ く Z
〓く 一¢一Z ︼
OZ
Φ一
N〓
∞一
L ∽Z
マつ く Q 麟
Z< ∽´
0︻
いい
“め
卜一
登モ ←
く Z 一
OZくく
”︹
﹂くく
﹂>く
ヽ4く
く00
一 Σ仁卜鎗じ
Zく0
∩
べ”
0”
0
”一
[゛
寸N
﹄∩︼∽く
一い
y >
めい
一“
∞[
つい
´ V> ヽ
0一
80占 ︼ 0日OZ
いい
∽
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 0 ,
3↓●
m00ヽ 0 0一〇
Nn. ︼ ヽへ. 0 一“. 颯
0一ヽ 0
“0. “
つい
寸︹
︹“
い0、 0 rヾ ﹁ 一o輌^
〇一 一0一
00ご
∞一
トベ
埼“
商“ 一 ヽ9、 ベ
0ヘ
寸ヽ
0“0
“一
ヽO m
゛ヽ
∞“ ‘
ON^
0一 Ξ 髯 一、OE OZ
000 0
卜一 ”
゛ヨ
寸︼
ON、 い r一“ “m、 い
m一ヽ 一
︻一
000. ● ヽ マ゛ 一
0一
ヽ0■
00. 0 一〇●
議”、 C
00、 0
一 一0.
0ヽ 0
、 ∝︹ 一 一
、 n卜 ●
一”. ●
o●〓〓一 C●一 一 一
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Reabilitas Soal No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Agnes Endah Mulyaningsih Albertus Pranowo Alexander Ray Farandy Alfian Akmal Praditya Aloysia Lita Nawangwulan Andreas Alfian Nur Cahyo Angela Verna Restanti Anisa Yulian Prawesti Antonius Mau Carolina Dewi Andrea Carolus Boromeus T. P. M. Christian Adi Nugroho Christine Debora Daniel Cahya Pratama Dedy Setya Atmaji Gregorius Bagas Setyoaji Imanuel Martua Martinus Joko Susilo Nicolaus Surya Pradana Priskila Caroline Indarto Rio Dwi Andana Adi Massana Stefanus Suseno Aji Nugroho Vera Paska Pradibta Veronika Novita Sari Suryanto Yholanda Kunthi Anggriva Yohanes Dian Prasetyo Yosep Purbo Kurniaji Yovita Widya Ningtyas Yulius Kusuma Wardhana Agustinus Seco Kus Demas Putra
X
Total
Y 6 12 9 10 9 9 13 6 9 10 10 11 10 11 11 10 8 7 11 6 8 11 6 10 11 10 9 12 11 11 287
Korelasi dengan rumus product moment : ∑ X =287 ∑X² =2851
∑Υ = 353 ∑Υ² = 4255
∑XΥ = 3431
30. 3431 – (287) . (353) rxy = ——————————————— √{30 . 2851– (287)²} . {30 . 4255 – (353)²}
130
X² 8 13 12 12 13 10 14 6 10 11 12 14 12 12 11 13 11 14 12 12 13 11 9 10 12 14 14 12 13 13 353
36 144 81 100 81 81 169 36 81 100 100 121 100 121 121 100 64 49 121 36 64 121 36 100 121 100 81 144 121 121 2851
Y² 64 169 144 144 169 100 196 36 100 121 144 196 144 144 121 169 121 196 144 144 169 121 81 100 144 196 196 144 169 169 4255
XY 48 156 108 120 117 90 182 36 90 110 120 154 120 132 121 130 88 98 132 72 104 121 54 100 132 140 126 144 143 143 3431
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102930 – 101311 = ——————————————— √{85530 – 82369} . {127650 - 124609} 1619 = —————— √ {3161} . {3041} 1619 = ———— 3010,45
= 0, 54
Dimasukan ke rumus Spearman-Brown (Pembelahan Ganjil-Genap):
r11 = 2 . 0, 54 1+ 0, 54 = _1,08
= 0,7
1,54 Taraf Signifikan: t= r√ n - 2 √1 - r² t = 0,7 √28-2 √1 – 0,7² t = 3,56 0,71
= 5,01 = 0,995
Jadi, reliabilitas tes adalah 0,7 dengan taraf signifikan sebesar 0,995
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI YAYASAN PANGUDI LUHUR SMA PANGUDI LUHUR SANTO LOUIS IX SEDAYU TER
TERAKREDITASI A ALAMAT : Jalan Wates km. 12 Agrosari, Sedayu, Bantul, D.I. Yogyakarta 55752 Telp. 0274-4546765
Website : www.smaplsedayu.sch.id
Fax. 0274-4546766
TES SIKLUS 1 DAN SIKLUS 2 KELAS XI IPS 1 NAMA / PRESENSI
: ……………
MATA PELAJARAN
: SEJARAH
WAKTU
: 45 menit
A. Bacalah soal dengan teliti dan berilah tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar! 1. Salah satu bukti fisik tentang toleransi beragama zaman Kerajaan Mataram kuno adalah …… a. Dinasti Sanjaya dan Syailendra yang silih berganti menguasai pemerintahan b. Letak Candi Prambanan dan Borobudur yang berdekatan c. Rakai Pikatan dari dinasti Sanjaya menikahi Pramodhawardhani dari dinasti Syailendra d. Lahirnya ajaran Siwa-Buddha e. Lahirnya Kitab Sutasoma 2. Berikut ini adalah gambar ….
a. Candi Kalasan
d. Candi Borobudur
b. Candi Prambanan
e. Candi Sambi Sari
c. Keraton Boko 3. Berkaitan dengan teori penyebaran agama Hindu di Indonesia. Kekuatan teori brahmana terletak pada bukti tentang ….. a. Adanya pembagian kasta
d. Prasasti Yupa
b. Keluarga Raja
e. Adanya Candi
c. Penggunaan Huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta 4. Siwa sebagai lambang kesuburan dilambangkan dengan … a. Lingga dan Yoni
c. Yoni
b. Lingga
d. Sapi
e. Burung Garuda
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
5. Sapi merupakan salah satu hewan suci umat hindu, dalam ajaran agama Hindu, sapi merupakan kendaraan dewa … a. Dewa Wisnu
d. Dewa Sapi
b. Dewa Brahma
e. Dewa Bayu
c. Dewa Siwa 6. Kerajaan Sriwijaya pernah diperintah oleh keturunan Syailendra yang berasal dari tanah Jawa. Raja sriwijaya yang berasal dari jawa adalah …. a. Airlangga
d. Balaputradewa
b. Pramodhawardhani
e. Mpu Sindok
c. Samaratungga 7. Di bawah ini adalah arti kata-kata yang terdapat di dalam candrasengakala atau penanggalan Jawa kuno : Angka 1 : benda yang jumlahnya hanya satu, benda yang berbentuk bulat, manusia. Angka 2 : benda yang jumlahnya ada dua, misalnya tangan, mata, telinga. Angka 3 : api atau benda berapi. Angka 4 : air dan kata-kata yang artinya “membuat”. Angka 5 : angin, raksasa, panah. Angka 6 : rasa, serangga, kata-kata yang artinya “bergerak”. Angka 7 : pendeta, gunung, kuda). Angka 8 : gajah, binatang melata, brahmana. Angka 9 : dewa, benda yang berlubang. Angka 0 : hilang, tinggi, langit, kata-kata yang artinya “tidak ada”. Demikian pedoman singkat dari Suwito (2006). Aturan lainnya adalah bahwa sengkalan punya sandi, yaitu kata terakhir di kalimat sengkalan menjadi angka urutan pertama, sedangkan kata pertama di kalimat sengkalan menjadi angka urutan terakhir pada tahun sengkalan. Menurut Babad Tanah Jawi Majapahit runtuh ditandai dengan candrasengkala yang berbunyi “sirna ilang kertaning bhumi”. Jika itu diterjemahkan ke dalam tahun saka pada masa itu, Majapahit runtuh pada tahun ….. a. 1400 Saka
d. 1403 Saka
b. 1401 Saka
e. 1404 Saka
c. 1402 Saka 8. Candi hindu terbesar di Indonesia adalah candi … a. Borobudur
d. Sewu
b. Pawon
e. Prambanan
c. Mendut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9. Burung garuda adalah kendaraan dewa … a. Brahma
d. Bayu
b. Krsna
e. Wisnu
c. Siwa 10. Beberapa faktor penyebab konflik antara kerajaan sriwijaya dengan mataram adalah : 1. Ekspedisi wilayah kekuasaan 2. Perbedaan agama yang dianut yaitu agama Hindu dan Buddha 3. Dendam lama Raja Balaputradewa yang terusir dari tanah Jawa 4. Konflik kepentingan politik 5. Persaingan komoditi perdagangan Dari pernyataan diatas, berkaitan dengan bidang politik manakah faktor-faktor yang menyebabkan konflik antara Kerajaan Sriwijaya dengan Mataram adalah …. a. 1, 2, 3
d. 1, 3, 4
b. 2,3,4
e. 1, 3, 5
c. 3,4,5
11. Relief di atas di atas merupakan salah satu relief yang terdapat di salah satu dinding candi Borobudur yang menceritakan tentang … a. Orang menumbuk padi b. Orang menanam padi c. Orang menjaga padi dari serangan hama tikus d. Orang panen padi e. Orang merawat padi 12. “Bhinneka Tunggal Ika”, kata-kata ini terdapat dalam kitab ... karangan…. a. Sutasoma, Mpu Tantular
d. Kitab Weda, Brahmana
b. Negarakertagama, Mpu Prapanca
e. Kitab Tripitaka, Buddha Gautama
c. Arjunawiwaha, Mpu Tantular
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13. Tujuan bangsa Arya menciptakan kasta dalam agama Hindu adalah… a. Menciptakan yang masyarakat adil dan sejahtera b. Menciptakan harmonisasi dalam masyarakat c. Mengelompokan masyakat dalam masing-masing tingkat d. Menciptakan keteraturan social e. Melindungi keturunan Arya dari bangsa lain 14. Ayah Raja Airlangga adalah Raja Udayana yang berasal dari daerah … a. Sumatra
d. Mataram
b. Singasari
e. Sulawesi
c. Bali 15. Ngaben merupakan tradisi membakar mayat dalam masyarakat bali, ngaben dilaksanakan oleh agama … a. Katholik Roma
d. Hindu
b. Islam
e. Buddha
c. Khonghucu 16. Perhatikan pernyataan-pernyataan dibawah ini 1. Adanya Candi Prambanan 2. Adanya Candi Kalasan 3. Dinasti Sanjaya dan Syailendra 4. Letaknya di Jawa timur 5. Terletak di Bumi Mataram 6. Adanya candi Kidal dan Panataran Pernyataan yang menunjukan akan keberadaan Kerajaan Mataram kuno adalah … a.
1,2,5
d. 2,4,6
b.
4,5,6
e. 3,4,5
c.
2,3,4
17. Keruntuhan kerajaan Sriwijaya karena adanya beberapa faktor, salah satunya adanya ekspedisi Pamalayu pada masa Raja Kertanegara yang merupakan raja dari ... a. Kediri
d. Tumapel
b. Singasari
e. Majapahit
c. Kahuripan 18. Raja Kertanegara didharmakan di Candi yang berlokasi di Kabupaten Malang yaitu di .... a. Candi Panataran
d. Candi Kalasan
b. Candi Jago
e. Candi Mendut
c. Candi Jawi
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
19. Konsep bentuk akulturasi dari kebudayaan Hindu/Budha adalah berada di dalam struktur Candi di Indonesia,yang sangat khas dengan Lokal genius bangsa Indonesia adalah … a. Atap Candi b. Punden berundak c. Tubuh Candi d. Bagian dalam Candi e. Ukiran pintu masuk candi 20. Pendiri Kerajaan Majapahit adalah Raden Wijaya. Pada saat mememerintah Majapahit, Raden Wijaya bergelar … a. Prabu Jayanegara
d. Prabu I Sirikan
b. Prabu Warmawadewa
e. Prabu Sanjaya
c. Prabu Kertarajasa Jayawardhana
Perhatikan peta kerajaan-kerajaan di bawah ini untuk menjawab soal nomor 30-35 !
21. Nomor 2 dan 4 di dalam peta menunjukan pusat pemerintahan kerajaan … a. Majapahit,Kutai b. Sriwijaya, Kutai c. Mataram, Sriwijaya d. Mataram, Majapahit e. Singasari, Kutai 22. Nomor 5 di dalam peta menunjukan pusat pemerintahan kerajaan …. a. Majapahit b. Kediri c. Singasari d. Tumapel e. Mataram Kuno 23. Sumber sejarah dari Kerajaan nomor 4 adalah … a. Candi b. Prasasti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24.
25.
26.
27.
28.
137
c. Yupa d. Candrasengkala e. Kitab Candi peninggalan kerajaan no 5 di dalam adalah candi … a. Borobudur, Penataran b. Borobudur, Jawi c. Borobudur, Prambanan d. Jago, Jawi e. Singasari, Panataran Kerajaan Mataram Kuno yang terpecah dapat disatukan kembali pada masa pemerintahan …. a. Raja Samaratungga d. Rakai Pikatan b. Rakai Panangkaran e. Raja Wisnu c. Dyah Balitung Runtuhnya Kerajaan Majapahit disebabkan oleh … a. Pemberontakan Sadeng d. Perang Bubat b. Pemberontakan Semi e. Perang Paregreg c. Pemberontakan Kuti Pendiri kerajaan Singasari adalah … a. Ken Arok d. Anusapati b. Kertanegara e. Toh Jaya c. Mpu Sindok Candi Muara takus merupakan peninggalan kerajaan … a. Majapahit d. Mataram b. Singasari e. Sriwijaya c. Kediri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KUNCI JAWABAN TES SIKLUS 1 DAN 2 No. Jawaban No. Jawaban Soal Soal 1 B 11 C 2 B 12 A 3 C 13 E 4 A 14 C 5 C 15 D 6 D 16 A 7 A 17 B 8 E 18 C 9 E 19 B 10 D 20 C
No. Soal 21 22 23 24 25 26 27 28
Jawaban B E C C D E A E
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU 1 (IPKG 1) (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)
Nama Guru
: H. Bambang Herianto
Nama Sekolah
: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu
Tahun Pelajaran
: 2013/2014
Kelas/Semester
: XI/1
Mata Pelajaran
: Sejarah
Waktu
: 2 x 45 menit
Tanggal
: 15 Agustus 2013
Kompetensi Dasar
: 2.2. Menganalisis perkembangan perkembangan kehidupan negaranegara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. KUALIFIKASI
No.
KOMPONEN PEMBELAJARAN
1
2
3
4
I.
Perumusan Tujuan Pembelajaran
1.
Kejelasan rumusan
√
2.
Kelengkapan cakupan rumusan
√
3.
Kesesuaian dengan kompetensi dasar
√
Nilai rata-rata I =
12
II.
Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar
1.
Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
2.
Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
3.
Keruntutan dan sistematis materi
4.
Kesesuaian materi dengan alokasi waktu
√ √ √ √
Nilai rata-rata II = III. 1.
SKOR
14
Pemilihan Sumber Belajar / Media Pembelajaran Kesesuaian sumber belajar / media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran 139
√
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
140
√
Kesesuaian sumber belajar / media pembelajaran dengan materi pembelajaran
3.
Kesesuaian sumber belajar / media pembelajaran dengan
√
karakteristik peserta didik Nilai rata-rata III = IV. 1.
11
Metode Pembelajaran √
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
2.
√
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran
3.
√
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik
4.
Kesesuaian alokasi waktu dengan tahapan pembelajaran
√
Nilai rata-rata IV =
15
V.
Penilaian Hasil Belajar
1.
Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan
√
pembelajaran 2.
Kejelasan prosedur penilaian
√
3.
Kelengkapan instrumen (soal, kunci jawaban, / pedoman
√
penskoran) Nilai rata-rata V =
12
Rata - rata I + II + III + IV + V Nilai = Jumlah Sub. Komponen Pembelajaran
12 + 14 + 11 + 15 + 12 Nilai =
64 =
5
= 12,8 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Komentar Pengamat : Sudah bagus, dari pra siklus , siklus 1, siklus 2 semakin meningkat. Alokasi waktu dalam proses pembelajaran di kelas harus benar-benar diperhatikan sehingga materi yang dibahas dapat diselesaikan tepat waktu. Pengamat : Nama
: Prengki
NIM
: 091314037
Jabatan
: Mahasiswa
Alamat Kantor
: Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU 2 (IPKG 2) (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran) Nama Guru
: H. Bambang Herianto
Nama Sekolah
: SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu
Tahun Pelajaran
: 2013/2014
Kelas/Semester
: XI/1
Mata Pelajaran
: Sejarah
Waktu
: 2 x 45 menit
Tanggal
: 15 Agustus 2013
Kompetensi Dasar
: 2.2. Menganalisis perkembangan perkembangan kehidupan negaranegara kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. KUALIFIKASI
No.
KOMPONEN PEMBELAJARAN
1
2
3
SKOR
4
I.
Pra Pembelajaran
1.
Kesiapan ruang
√
2.
Memeriksa kesiapan siswa
√
Nilai rata-rata I =
8
II.
Membuka Pelajaran
1.
Melakukan kegiatan apersepsi
√
2.
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
√
rencana kegiatan Nilai rata-rata II =
8
III.
Kegiatan Pembelajaran
A.
Penguasaan Materi
1.
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
√
2.
Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
√
relevan Nilai rata-rata III A =
8
B.
Pendekatan / Strategi Pembelajaran
1.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 142
√
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
2.
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
√
3.
Menguasai kelas
√
4.
Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual
√
5.
Melaksanakan
pembelajaran
yang
memungkinkan
√
tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect) 6.
√
Mengakomodasikan adanya keragaman budaya nusantara
7.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
√
waktu yang direncanakan Nilai rata-rata III B =
26
C.
Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran
1.
Menunjukkan keterampilan dan penggunaan sumber
√
belajar / media pembelajaran 2.
Menghasilkan pesan yang menarik
3.
Melibatkan
siswa
dalam
pembuatan
√ dan
√
atau
pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran Nilai rata-rata III C = D.
12
Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Ketertiban Siswa
1.
√
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui interaksi belajar siswa, sumber belajar
2.
Merespon positif partisipasi siswa
√
3.
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa
√
4.
Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif
5.
Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam belajar
√ √
Nilai rata-rata III D =
19
E.
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1.
Memantau kemajuan belajar
√
2.
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
√
Nilai rata-rata III E =
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
F.
Penggunaan Bahasa
1.
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2.
Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
√
3.
Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
√
√
Nilai rata-rata III F = IV. 1.
11
Penutup Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan
√
melibatkan siswa 2.
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberi arahan atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi /
√
pengayaan Nilai rata-rata IV =
8
Rata - rata I + II + III A + III B + III C + III D + III E + III F + IV Nilai = Jumlah Sub. Komponen Pembelajaran
8 + 8 + 8 + 26 + 12 + 19 + 8 + 11 + 8 Nilai =
108 =
9
= 12 9
Komentar Pengamat : Proses pembelajaran kreatif dan inovatif, penggunaan waktu harus menjadi perhatian sehingga materi pembelajaran bisa selesai tepat waktu. Pengamat : Nama
: Prengki
NIM
: 091314037
Jabatan
: Mahasiswa
Alamat Kantor
: Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Foto-foto Penelitian di SMA PL St. Louis Sedayu Tahun 2013
Gambar 1: Suasana Kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung
Gambar 2 : Power Point Kelompok Kerajaan Bali
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
Gambar 3 : Pak Syamsu Guru Mata Pelajaran Sejarah SMA PL St. Louis IX Sedayu
Gambar 4 : Saya dan Siswa-siswi kelas XI menyimak presentasi dari salah satu kelompok