PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI

PENGARUH MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN STATISTIKA SISWA KELAS X MIA1 SMA NEGERI 1 GODEAN TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh: NOVITA RIZKI ANGGRAINI NIM : 111414043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015


PENGARUH MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN STATISTIKA SISWA KELAS X MIA1 SMA NEGERI 1 GODEAN TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh: NOVITA RIZKI ANGGRAINI NIM : 111414043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i




HALAMAN PERSEMBAHAN

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu

dan janganlah bersandar kepada pengertianmu

sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.

(Amsal 3: 5-6)

Carilah kebahagiaanmu pada Tuhan, Ia akan memuaskan keinginan hatimu.

(Mazmur 37: 4)

Karya ini ku persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa membimbing hidupku Kedua orang tuaku, Bapak Ngadiman dan Ibu Veronica Suminem Kakakku, Yohanes Eko Febrianto Sahabatku, Dionesia Desi Wirratna Santi dan Rosalina Lily Setiawati Kekasihku, Satrio Agung Laksono Serta almamaterku Universitas Sanata Dharma

iv


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Agustus 2015 Penulis

Novita Rizki Anggraini

v


LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama

: Novita Rizki Anggraini

Nomor Mahasiswa

: 111414043

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Pengaruh Motivasi dan Keaktifan Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Statistika Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 28 Agustus 2015 Yang menyatakan

Novita Rizki Anggraini

vi


ABSTRAK Novita Rizki Anggraini. 2015. Pengaruh Motivasi dan Keaktifan Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Statistika Siswa Kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan berapa besar pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan statistika serta mengetahui pengaruh dan berapa besar pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan statistika. Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 wajib SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 31 siswa. Instrumen dalam penelitian untuk variabel keaktifan belajar adalah lembar pengamatan keaktifan belajar dan untuk variabel motivasi belajar adalah kuesioner motivasi belajar siswa serta untuk variabel hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan statistika. Validitas isi diperoleh melalui uji pakar sedangkan validitas butir soal dan reliabilitas dengan menggunakan uji coba. Hasil butir soal tidak valid maka dilakukan revisi. Reliabilitas untuk instrumen motivasi belajar berdasarkan fakta adalah 0,665 dan opini adalah 0,760 serta reliabilitas tes hasil belajar adalah 0,628. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa dengan korelasinya sebesar 0,388 dan berdasarkan analisis regresi linier dapat disimpulkan bahwa setiap satu unit motivasi belajar terdapat kenaikan sebesar 0,28 unit hasil belajar mateamtika siswa. Persamaan regresinya . Kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar mateamtika siswa sebesar 15,05%. Dan (2) ada pula pengaruh yang signifikan antara keaktifan belajar dengan hasil belajar matematika siswa dengan korelasinya sebesar 0,592. Kontribusi keaktifan belajar terhadap hasil belajar matematika siswa sebesar 35,05%. Kata kunci: signifikasi motivasi belajar, keaktifan belajar, hasil belajar, statistika

vii


ABSTRACT Novita Rizki Anggraini. 2015. The Influence of Student’s Learning Motivation and the Liveliness towards the Student’s Learning Outcomes on Mathematical Subjects of Statistics in X MIA 1 SMA Negeri 1 Godean Academic Year 2014/2015. Thesis. Mathematics Education Study Program Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. The research aims to perceive the influence of learning motivation towards student’s of learning mathematics on statistics, as well as to obtain the relation between student’s liveliness and towards the learning outcomes on mathematical subjects of statistics. The research is categorized as a descriptive research type quantitative and qualitative. The subjects of this research were the students of class X MIA 1 SMA Negeri 1 Godean academic year 2014/2015 which are 31 students. The variable learning motivation instrumen was a questionnaire, learning liveliness variable was the observation sheet and for student learning outcomes were variable test on subjects of statistics. Content validity was obtained by expert tests, while the item validity and reliability was obtained by trial. The result of invalid item validity test was revised. The reliability for instrument of motivation for fact 0,665 and for opinion 0,760, as well as the reliability for learning outcomes 0,628. The result shows that (1) there was significant influence betwee learning motivation and the outcomes of learning math with correlation was 0,388 and based on linear regression analysis, it can be concluded that every one unit increased learning motivation to 0,28 unit of student learning outcomes. The analysis of regressions and the contribution of learning motivation towards student’s learning outcomes was 15,05% and (2) there was significant influence between learning liveliness and student’s learning outcomes with correlation level was 0,592. The contribution of learning liveliness towards student’s learning outcomes was 35,05%. Keywords: significance of learning motivation, liveliness, learning outcome

viii


KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan ini dengan baik dan lancar guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini atas doa, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung, diantaranya: 1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; 2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika; 3. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik untuk Program Studi Pendidikan Matematika; 4. Bapak Drs, Sukardjono, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran selama pembuatan skripsi ini; 5. Bapak Drs. Shobariman, M.Pd, selaku kepala sekolah di SMA Negeri 1 Godean yang telah memberikan ijin penelitian;

ix


6. Ibu Tri Sujatwati, S.Pd, selaku guru mata pelajaran matematika SMA Negeri 1 Godean yang telah membimbing dan mendampingi dalam pelaksanaan penelitian; 7. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Godean kelas X MIA 4 dan X MIA 1, terima kasih atas partisipasi dan kerjasamanya dalam membantu pelaksanaan penelitian; 8. Para dosen penguji yang telah berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini; 9. Bapak Ngadiman, Ibu Veronica Suminem, dan kakak Yohanes Eko Febrianto, terima kasih atas doa dan dukungan dari orang tua dan kakak yang terkasih; 10. Kedua sahabatku, Dionesia Desi Wirratna Santi dan Rosalina Lily Setiawati yang telah berjuang bersama dan membantu dalam pelaksanaan penelitian; 11. Satrio Agung Laksono, terima kasih untuk kekasih yang bersedia untuk mendengar segala yang saya keluhkan dan selalu memberi semangat; 12. Teman-teman satu dosen pembimbing, Desi, Ana, Fenny, Karonia, Igor, Ira, Desyka dan Singgih, terima kasih telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dan untuk teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2011 yang telah berjuang bersama; 13. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan doa secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

x


Penulis berharap semoga

skripsi

ini dapat bermanfaat bagi penulis

sebagai pribadi untuk terus meningkatkan kemampuan a sebagai calon pendidik (guru) dan juga semua pihak yang membutuhkannya.

Penulis

xi


DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................

iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...............................

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................

vi

ABSTRAK .................................................................................................

vii

ABSTRACT ...............................................................................................

viii

KATA PENGANTAR ...............................................................................

ix

DAFTAR ISI ..............................................................................................

xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................

xvii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xviii

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

xix

BAB I.

BAB II.

PENDAHULUAN ..................................................................

1

A. Latar Belakang ................................................................

1

B. Identifikasi Masalah ........................................................

8

C. Pembatasan Masalah .......................................................

8

D. Rumusan Masalah ...........................................................

9

E. Tujuan Penelitian .............................................................

9

F. Batasan Istilah .................................................................

9

G. Manfaat Hasil Penelitian .................................................

11

LANDASAN TEORI ..............................................................

13

xii


A. Belajar .............................................................................

13

1. Pengertian Belajar ....................................................

13

2. Prinsip Belajar ..........................................................

16

B. Motivasi Belajar ..............................................................

19

1. Pengertian Motivasi .................................................

19

2. Pengertian Motivasi Belajar .....................................

23

3. Jenis-jenis Motivasi ..................................................

25

4. Fungsi Motivasi ........................................................

28

5. Peran Motivasi dalam Proses Pembelajaran ............

29

C. Keaktifan Belajar .............................................................

30

1. Pengertian Keaktifan Belajar ...................................

30

2. Jenis-jenis Keaktifan Belajar ....................................

32

3. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran ..........

33

D. Hasil Belajar ....................................................................

34

E. Statistika ..........................................................................

41

1. Definisi Statistika .....................................................

41

2. Pembagian Statistika ................................................

42

3. Peranan Statistika .....................................................

42

4. Pengertian Populasi dan Sampel ..............................

43

5. Pengumpulan, Pembulatan dan Pemeriksaan Data ..

43

6. Mengolah dan Menyajikan Data Tunggal ................

46

7. Mengolah dan Menyajikan Data Berkelompok .......

52

F. Kerangka Berpikir ...........................................................

55

xiii


BAB III.

G. Hipotesis ..........................................................................

57

METODE PENELITIAN ........................................................

59

A. Jenis Penelitian ................................................................

59

B. Subyek dan Obyek Penelitian .........................................

59

1. Subyek Penelitian .....................................................

59

2. Obyek Penelitian ......................................................

60

C. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................

60

D. Variabel Penelitian ..........................................................

60

1. Variabel Bebas .........................................................

60

2. Variabel Terikat .......................................................

61

E. Data Penelitian ................................................................

61

F. Instrumen Penelitian ........................................................

62

1. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ...........................

62

2. Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar ...................

63

3. Tes Hasil Belajar ......................................................

64

G. Teknik Pengumpulan Data ..............................................

66

1. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ...........................

67

2. Observasi Keaktifan Belajar Siswa ..........................

68

3. Tes Hasil Belajar Siswa ...........................................

68

H. Validitas dan Reliabilitas ................................................

69

1. Validitas ...................................................................

69

2. Reliabilitas ................................................................

70

I. Uji Coba Instrumen .........................................................

71

xiv


BAB IV.

BAB V.

J. Metode Analisis Data ......................................................

74

1. Kelayakan Analisis ...................................................

74

2. Analisis Data Motivasi Belajar ................................

75

3. Analisis Data Keaktifan Belajar ...............................

76

4. Analisis Data Hasil Belajar ......................................

77

5. Analisis Korelasi ......................................................

77

KELAYAKAN ANALISIS, DESKRIPSI DATA, INFERENSI DAN PEMBAHASAN ...................................... A. Kelayakan Analisis ..........................................................

80

B. Deskrispi Data .................................................................

80

1. Motivasi Belajar Siswa ............................................

80

2. Keaktifan Belajar Siswa ...........................................

83

3. Tes Hasil Belajar Matematika Siswa .......................

85

4. Pengelompokkan Motivasi terhadap Hasil Belajar dan Keaktifan terhadap Hasil Belajar ...................... C. Inferensi ...........................................................................

87

1. Uji Normalitas ..........................................................

89

2. Uji Korelasi ..............................................................

90

3. Regresi Linier antara Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar Siswa .................................................. D. Pembahasan .....................................................................

92

E. Pendalaman Hasil Penelitian ...........................................

94

F. Keterbatasan Penelitian ...................................................

102

PENUTUP ..............................................................................

104

A. Kesimpulan ......................................................................

104

B. Saran ................................................................................

105

xv

80

88

93


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

106

LAMPIRAN ...............................................................................................

108

xvi


DAFTAR TABEL Tabel 3.1

Indikator Kuesioner Motivasi Belajar Berdasarkan Fakta ......

62

Tabel 3.2

Indikator Kuesioner Motivasi Belajar Berdasarkan Opini ......

63

Tabel 3.3

Indikator Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa ........

63

Tabel 3.4

Indikator Tes Hasil Belajar .....................................................

66

Tabel 3.5

Hasil Validitas Kuesioner (Fakta) Motivasi Belajar Siswa ....

72

Tabel 3.6

Hasil Validitas Kuesioner (Opini) Motivasi Belajar Siswa ....

72

Tabel 3.7

Hasil Validitas Tes Hasil Belajar Siswa .................................

73

Tabel 3.8

Rentang Kriteria Motivasi Belajar Siswa ...............................

76

Tabel 3.9

Kriteria Penilaian Motivasi Berdasarkan Fakta ......................

76

Tabel 3.10

Kriteria Penilaian Motivasi Berdasarkan Opini ......................

77

Tabel 4.1

Data Mentah Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ......................

81

Tabel 4.2

Statistik Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ............................

81

Tabel 4.3

Frekuensi Motivasi Belajar Siswa ..........................................

82

Tabel 4.4

Data Keaktifan Belajar Siswa .................................................

83

Tabel 4.5

Statistik Keaktifan Belajar Siswa ...........................................

84

Tabel 4.6

Data Tes Hasil Belajar Siswa ..................................................

85

Tabel 4.7

Statistik Tes Hasil Belajar Siswa ............................................

86

Tabel 4.8

Frekuensi Tes Hasil Belajar Siswa .........................................

86

Tabel 4.9

Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa ..............................

88

Tabel 4.10

Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa .............................

88

xvii


DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1

Bagan Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow ......................

21

Gambar 3.1

Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa .....................

64

Gambar 4.1

Histogram Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa .....

83

Gambar 4.2

Histogram Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Siswa ....

87

Gambar 4.3

Grafik Fungsi Hubungan Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar Siswa ........................................................

93

xviii


DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A 1. Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa ............................

L.1

2. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ..............................................

L.2

3. Soal Tes Hasil Belajar .................................................................

L.6

4. Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Tes Hasil Belajar .........

L.11

LAMPIRAN B 1. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar ...............

L.16

2. Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar ................................

L.24

3. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov .........................................

L.38

4. Korelasi .......................................................................................

L.41

5. Regresi Linier ..............................................................................

L.46

LAMIPRAN C 1. Transkrip Wawancara .................................................................. 2. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa ............................................. 3. Contoh Hasil Kerja Motivasi ....................................................... 4. Contoh Hasil Tes Hasil Belajar ................................................... LAMPIRAN D 1. Surat Ijin Observasi ..................................................................... 2. Surat Ijin Penelitian .....................................................................

xix

L.47


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013: 2). Menurut Prastya Irawan dkk mengutip hasil penelitian Fyan dan Maehr bahwa tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu latar belakang keluarga, kondisi atau konteks sekolah dan motivasi, maka faktor terakhir merupakan faktor yang paling baik. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Agus Suprijono, 2009: 162). Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi (Noer Rohmah, 2012: 241).

1


2

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa sehingga mengakibatkan daya tarik siswa terhadap mata pelajaran matematika cukup rendah. Karena itu, guru harus menghadapi tantangan untuk membangkitkan motivasi siswa, membangkitkan minatnya, menarik dan mempertahankan perhatiannya serta mengusahakan agar siswa mau mempelajari materi-materi dalam matematika yang diharapkan untuk dipelajarinya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa motif berprestasi mempunyai korelasi positif dan cukup berarti terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Hal ini berarti tinggi rendahnya prestasi belajar banyak ditentukan oleh tinggi rendahnya motif berprestasi (Slameto, 2013: 175). Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar dan mengajar yang nantinya akan bermuara pada suatu hasil belajar siswa. Mengajar dilukiskan sebagai proses interaksi antara guru dan siswa dimana guru mengharapkan siswanya dapat menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang benarbenar dipilih oleh guru. Mengajar adalah untuk melihat bagaimana proses belajar berjalan. Mengajar sebenarnya memberikan kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, bertanya, menalar, bahkan menebak dan mendebat (Herman Hudoyo, 1980: 18). Dalam proses belajar dan mengajar bukan hanya terdapat interaksi antara guru dan siswa tetapi juga interaksi keduanya dengan lingkungan. Ketiga hal tersebut sangat berpengaruh terhadap terlaksananya proses belajar mengajar, sehingga apa yang menjadi tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.


3

Proses pembelajaran ialah proses individu mengubah perilaku dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Individu akan melakukan kegiatan belajar apabila ia menghadapi situasi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan insting atau kebiasaan. Secara keseluruhan, proses pembelajaran akan merupakan suatu rangkaian aktivitas sebagai berikut: individu merasakan adanya kebutuhan dan melihat tujuan yang ingin dicapai, kesiapan individu untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, pemahaman situasi, menafsirkan situasi, tindak balas atau respon, dan akibat atau hasil pembelajaran (Mohamad Surya, 2004: 13). Kegiatan belajar mengajar menggunaka metode penemuan (discovery) merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat mempuat siswa belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Metode belajar ini sesuai dengan teori Bruner yang menyarankan agar siswa belajar secara aktif untuk membangun konsep dan prinsip. Menurut Westwood (2008), pembelajaran dengan metode discovery akan efektif jika proses belajar dibuat secara terstruktur dengan hati-hati, siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan awal untuk belajar, serta guru memberikan dukungan yang dibutuhkan siswa untuk melakukan penyelidikan (dalam Ridwan Abdullah Sani, 2014: 98). Hasil dari proses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran ialah perilaku secara keseluruhan yang mencakup aspek kognitif, efektif, konatif dan motorik. Benyamin Bloom (1956) menyebutkan ada tiga ranah perilaku sebagai hasil


4

pembelajaran, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik (Mohamad Surya, 2004: 16). Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan, bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran tidak dapat dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif (Agus Suprijono, 2009: 7). SMA Negeri 1 Godean merupakan salah satu sekolah negeri favorit yang ada di kabupaten Sleman. Sekolah ini terletak cukup jauh dari jalan utama, sehingga dimungkinkan terciptanya suasana yang kondusif dalam kegiatan belajar mengajar. Lingkungan sekolah dan kondisi kelas mendukung dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah ini juga sangat baik dan lengkap, seperti perpustakaan, ruang kelas yang cukup nyaman, laboratorium, papan tulis (white board), meja dan kursi yang layak digunakan, proyektor dan viewer sertabuku paket untuk kelancaran dalam proses pembelajaran. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2015 di kelas X MIA 1 Wajib di SMA Negeri 1 Godean, menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika berjalan cukup baik, dengan pengalaman guru mengajar mata pelajaran matematika selama 28 tahun serta memiliki kualifikasi minimumnya adalah Sarjana Pendidikan bidang studi matematika. Guru tersebut menggunakan metode penemuan (discovery learning) dalam proses pembelajarannya. Guru menggunakan buku paket, LKS (Lembar Kerja Siswa) dan handout yang dibuat oleh guru tersebut.


5

Guru menyadari kelemahan dari metode penemuan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga pembelajaran yang berlangsung tidak sepenuhnya menggunakan metode penemuan. Hal ini dikarenakan guru menghadapi beberapa kendala dari penerapan metode penemuan, diantaranya adalah keterbatasan waktu sedangkan materi pembelajarannya cukup banyak, sebagian besar waktu hilang karena membantu seorang siswa menemukan konsep-konsep matematika dan menanggulanggi terjadinya miskonsepsi antara guru dan siswa. Sehingga guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya. Metode ceramah yang digunakan guru saat proses pembelajaran dibantu dengan menggunakan handout yang dibuat oleh guru tersebut. Siswa diminta untuk membaca dan mempelajari handout yang diberikan oleh guru selama beberapa menit. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. Terlihat hanya sedikit siswa yang bertanya kepada guru, sehingga guru harus menunjuk beberapa siswa secara acak dan meminta siswa tersebut untuk menginformasikan inti yang diperoleh dari mempelajari materi pembelajaran yang tercantum dalam handout. Ada beberapa siswa yang nampak kebingungan untuk menginformasikan inti dari materi pembelajaran yang dipelajarinya. Peneliti melihat bahwa siswa hanya menyalin apa yang ditulis guru di papan tulis. Saat proses pembelajaran berlangsung, guru memberikan pertanyaan secara klasikal dan siswa sering kali menjawab secara bersamaan. Guru memberikan beberapa latihan soal untuk mengetahui tingkat pemahaman


6

siswa mengenai materi pembelajaran pada hari itu. Guru memperbolehkan siswa berkeliling untuk berdiskusi bersama siswa yang lain. Ada siswa yang benar-benar berdiskusi dengan temannya, namun ada juga siswa yang hanya mengajak temannya mengobrol dengan berpura-pura meminjam alat tulis. Siswa mempunyai kesempatan untuk mengobrol karena guru terfokus pada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan dan kurang memperhatikan siswa yang tidak mengajukan pertanyaan kepada guru. Beberapa siswa pun terlihat ada yang tidak mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru dan akhirnya siswa tersebut mencontek hasil pekerjaan milik temannya. Hal ini terlihat ketika guru meminta siswa tersebut menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis dan menjelaskan kepada temantemannya, siswa nampak kebingungan. Siswa seperti tidak mempunyai motivasi di dalam kelas, terlihat dari sikap acuh siswa terhadap latihan-latihan soal yang diberikan oleh guru. Siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran di kelas terlihat dari siswa yang kurang aktif selama pembelajaran berlangsung. Siswa yang telah selesai mengerjakan diberikan kesempatan untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Guru membahas hasil pekerjaan siswa tersebut dengan mencocokan jawabannya dengan siswasiswa yang lain. Guru memberikan umpan balik postitif atau reward dalam bentuk lisan maupun tulisan bagi siswa yang aktif atau berhasil menyelesaikan masalah.


7

Evaluasi kemajuan siswa dilakukan guru dengan memberikan ulangan pada akhir bab materi pembelajaran dan bukan pada akhir kompetensi dasar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru tersebut dan beberapa siswa, ulangan harian segera diperiksa dan hasilnya segera diberitahukan kepada siswa, tetapi lembar pekerjaan siswa dikembalikan oleh guru setelah semua kelas yang diampu oleh guru tersebut telah melaksanakan ulangan harian. Selain itu, guru juga memberikan tugas rumah kepada siswa sebagai evaluasi kemajuan siswa. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa, tugas rumah yang diberikan tidak selalu diperiksa dan dibahas oleh guru. Guru juga tidak selalu memberikan penilaian ataupun penghargaan terhadap tugas rumah tersebut. Hal ini yang membuat siswa merasa enggan untuk mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru, padahal tugas rumah yang diberikan dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman materi pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, peneliti melihat bahwa siswa kurang antusias dalam proses belajar mengajar di kelas nampak dari siswa yang kurang aktif selama pembelajaran berlangsung, siswa hanya menyalin apa yang ditulis guru di papan tulis serta sikap acuh siswa terhadap latihan-latihan soal yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh motivasi dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar terhadap hasil belajar siswa. Materi yang dipilih oleh peneliti adalah materi Statistika, sehingga peneliti menggunakan materi tersebut untuk


8

memperoleh informasi yang berkaitan dengan motivasi dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan pembelajaran di SMA Negeri 1 Godean. Adapun masalah-masalah tersebut antara lain: 1. Siswa cenderung menyalin apa yang ditulis guru di papan tulis 2. Siswa kurang aktif berpartisipasi di dalam proses pembelajaran 3. Siswa kurang antusias dalam pengerjaan soal-soal latihan 4. Siswa kurang banyak latihan soal secara mandiri 5. Rendahnya konsentrasi siswa untuk mengikuti instruksi dari guru saat diminta untuk mempelajari materi ajar maupun saat berdiskusi. 6. Sebagian besar siswa kurang percaya diri untuk bertanya kepada guru mengenai materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas

C. Pembatasan Masalah Dari beberapa masalah yang telah teridentifikasi dan adanya keterbatasan peneliti dalam kemampuan, waktu dan biaya, maka penelitian hanya dibatasi pada mengenai “Pengaruh Motivasi dan Keaktifan Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Statistika Siswa Kelas X MIA 1 Wajib SMA Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015”.


9

D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Berapa besar pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan Statistika siswa kelas X MIA 1 Wajib SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015? 2. Berapa besar pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan Statistika siswa kelas X MIA 1 Wajib SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk: 1. Mengetahui besar pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan Statistika siswa kelas X MIA 1 Wajib SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015 2. Mengetahui besar pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan Statistika siswa kelas X MIA 1 Wajib SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015

F. Batasan Istilah Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Istilah-istilah yang digunakan dalam perumusan masalah didefinisikan sebagai berikut: 1. Belajar


10

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013: 2). 2. Mengajar Mengajar dilukiskan sebagai proses interaksi antara guru dan siswa dimana guru mengharapkan siswanya dapat menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang benar-benar dipilih oleh guru, memberikan kesempatan kepada yang diajar untuk mencari, bertanya, menalar, bahkan menebak dan mendebat (Herman Hudoyo, 1980: 18). 3. Motivasi Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi (Noer Rohmah, 2012: 241). 4. Keaktifan belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktif berarti mampu beraksi dan bereaksi, sedangkan keaktifan berarti kegiatan beraksi dan bereaksi. Sehingga keaktifan belajar adalah kegiatan siswa dalam pembelajaran


11

yang menunjukkan aksi dan reaksi dalam menanggapi materi yang diberikan. Keaktifan belajar dinilai dari perbandingan keaktifan siswa dalam mengikuti dan memberi tanggapan dalam proses pembelajaran di kelas. 5. Hasil belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, apresiasi dan ketrampilan (Agus Suprijono, 2009: 5).

G. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti sebagai Calon Guru Peneliti menggunakan penelitian ini agar dapat mengetahui pengaruh motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika pada materi Statistika terhadap hasil belajar siswa kelas X MIA 1 wajib semester genap SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015. Sebagai calon guru, peneliti dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk memahami pentingnya motivasi dan keaktifan siswa saat proses belajar mengajar sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika selanjutnya agar lebih meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi sekolah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan keaktifan siswa


dalam

melaksanakan

pembelajaran

matematika

sebagai

12

upaya

meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau bahan referensi mengenai pengaruh motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika terhadap hasil belajar siswa.


BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (dalam Slameto, 2013: 2). Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara lain: perubahan terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah serta perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (dalam Slameto, 2013: 3-4). Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahamaan, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Perolehan perubahan itu dapat berupa suatu hasil yang baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh. Proses belajar dapat berlangsung dengan penuh kesadaran, dapat juga tidak demikian (dalam Winkel, 2012: 59-61).

13


14

Burton, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Avtivities”, belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi

antara individu

dengan individu

dan individu

dengan

lingkungannya sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungannya (dalam Aunurrahman, 2012: 35). Menurut James O.Whittaker, belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya (dalam Aunurrahman, 2012: 35). Menurut Degeng (1997: 3) menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa (dalam Yatim Riyanto, 2010: 6). Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar, siswa akan menghubung-hubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memorinya dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan yang baru. Dengan kata lain, belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada ketrampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi,

proses

berpikir,

sehingga

dapat

menghasilkan

perbaikan

performansi (dalam Yatim Riyanto, 2010: 6). Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami (dalam Oemar Hamalik, 2013:27).


15

Dalam Agus Suprijono (2009: 2-3), beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut: a. Gagne Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. b. Travers Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. c. Cronbach Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). d. Harold Spears Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu). e. Geoch Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah perubahan perfomance sebagai hasil latihan). f. Morgan


16

Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungan untuk memperoleh perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang mencakup seluruh aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

2. Prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar dalam Agus Suprijono (2009: 4) adalah perubahan tingkah laku, belajar merupakan proses dan belajar merupakan bentuk pengalaman. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari b. Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup d. Positif atau berakumulasi e. Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan f. Permanen atau tetap g. Bertujuan dan terarah h. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.


17

Ansubel yang dikutip Djadjuri (1980: 9) menyatakan lima prinsip utama belajar yang harus dilaksanakan (dalam Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, 2012: 20), yaitu: a. Subsumption, yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman baru terhadap pola ide-ide yang telah lalu dimiliki b. Organizer, yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan pola ide-ide lama di atas, dicoba diintegrasikan sehingga menjadi suatu kesatuan pengalaman c. Progressive differentiation, yaitu bahwa dalam belajar suatu keseluruhan secara umum harus terlebih dahulu muncul sebelum sampai kepada suatu bagian yang lebih spesifik d. Concolidation, yaitu sesuatu pelajaran harus terlebih dahulu dikuasai sebelum sampai ke pelajaran berikutnya, jika pelajaran tersebut menjadi dasar atau prasyarat untuk pelajaran berikutnya. e. Integrative reconciliation, yaitu ide atau pelajaran baru yang dipelajari itu harus dihubungkan dengan ide-ide atau pelajaran yang telah dipelajari terdahulu.

Prinsip-prinsip belajar dalam Slameto (2013: 27-28), yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual. Prinsip-prinsip belajar itu sebagai berikut: a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar, antara lain: dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,


18

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional; belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional; belaajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuan bereksplorasi dan belajar dengan efektif; belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b. Sesuai hakikat belajar, antara lain: belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya; belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery; belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diaharapkan. c. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari, antara lain: belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya; belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. d. Syarat keberhasilan belajar, antara lain: belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang; repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian atau ketrampilan atau sikap itu mendalam pada siswa. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar adalah perubahan tingkah laku yang disadari dan direncanakan serta


19

bersifat permanen, perubahan itu terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya, belajar merupakan proses dan belajar merupakan bentuk pengalaman. Prinsip-prinsip belajar memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan guru agar para siswa dapat berperan aktif di dalam proses pembelajaran, sedangkan bagi siswa prinsip-prisnip belajar akan membantu tercapainya hasil belajar yang diharapkan.

B. Motivasi Belajar Siswa 1. Pengertian Motivasi Motif manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (dalam Noer Rohmah, 2012: 239-240). Motivasi berasal dari bahasa Latin “movere”, yang berarti menggerakkan. Menurut Wlodkowski (1985) dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 49), motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi


20

arah serta ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Sedangkan menurut Imron (1996) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation, yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi. Menurut Winkels (1987), motif adalah adanya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Ames dan Ames (1984) dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 50), menjelaskan motivasi dari pandangan kognitif, motivasi didefinisikan sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya. Menurut Mc. Donald dalam Oemar Hamalik (2006: 158), motivation is an energy change within in the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction, artinya motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Abraham Maslow (1908-1970) dalam Purwa Atmaja Prawira (2014: 332-333), adalah psikolog humanis yang berpendapat bahwa manusia dapat bekerja ke arah kehidupan yang lebih baik. Maslow membedakan kebutuhan manusia menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan metabolisme dan kebutuhan untuk tumbuh. Kebutuhan metabolisme adalah kebutuhan-kebutuhan fisiologis. Sedangkan kebutuhan tumbuh merupakan kebutuhan umum yang disebut aktualisasi diri. Maslow menekankan pentingnya motivasi kerja berakar pada pemenuhan berbagai kebutuhan


21

Maslow dalam Hamzah B. Uno, 2008: 41, mengemukakan lima tingkat kebutuhan manusia dalam bentuk piramida sebagai berikut: Keterangan: 5

1. Kebutuhan Fisiologis 2. Rasa aman

4

3. Cinta kasih atau

3

kebutuhan sosial

2

4. Penghargaan 5. Aktualisasi diri

1 Gambar 2.1 Bagan Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow Maslow menekankan kepada pentingnya motivasi berakar pada pemenuhan berbagai kebutuhan. Kebutuhan fisiologis seperti digambarkan maslow pada Gambar 2.1 yang terletak paling bawah dalam piramida sebenarnya merupakan sumber dari kehidupan, apabila kebutuhan fisiologis terganggu, misalnya mengalami kekurangan, kebutuhankebutuhan yang lain menjadi gagal. Maslow mengemukakan yang dimaksudkan dengan kebutuhan ketenteraman adalah kebutuhan manusia berupa keinginan untuk dapat mempertahankan ketertiban dan keamanan diri. Kebutuhan kebersamaan (belonging) dan cinta dibuktikan dengan adanya jalinan cinta kasih atau hubungan-hubungan yang akrab dengan orang lain, baik hal itu dilakukan dengan individu maupun dengan kelompok. Kebutuhan terkenal (tersohor, diakui orang lain), baik terkenal akan dirinya, namanya, hartanya, kepandaian, maupun hubungannya


22

dengan orang lain. Kebutuhan akan keterkenalan ini oleh Maslow disebutnya sebagai self-esteem atau the esteem needs. Rasa berprestasi akan mendorong untuk berkompetisi dan merasa butuh untuk memperoleh hasil yang tertinggi. Sebelum seseorang mencapai keadaan terkenal, ia akan terlebih dahulu berusaha untuk memperoleh kehormatan dari orang lain. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization) merupakan kebutuhan yang tertinggi tingkatannya dalam hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, orang-orang yang dapat mengaktualisasikan dirinya dengan baik adalah mereka yang dapat menerima dirinya sendiri dan orang lain, menunjukkan spontanitasnya dalam tingkatan yang tinggi, menunjukkan persepsi yang efisien terhadap realitas dan penerimaan, berorientasi pada pusat masalah, mempunyai privatisasi dan pengejaran, mengapresiasi kebuuhan pokok dalam hidup dengan memelihara kesegaran dan kesenangan, pada waktu tertentu mempunyai mistisisme. Mereka juga mengidentifikasi dengan kemanusiaan, membangun hubungan interpersonal yang dalam dengan orang lain, berwawasan demokratis, memegang teguh perbedaan antara tujuan dan cara, mereka mempunyai rasa humor yang tinggi, kreatif dan non-konformis (dalam Purwa Atmaja Prawira, 2014: 333-336). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah

perubahan

energi

dalam

diri

(pribadi)

seseorang

dan

lingkungannya, yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.


23

2. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguh-sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi (dalam Noer Rohmah, 2012: 241).

Menurut Arden N. Frandsen (1961: 34) dalam Noer Rohmah (2012: 242), hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut: a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas b. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman f. Adanya pengajaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar

Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi mereka yang secara langsung terlibat dalam proses belajar mengajar, terutama


24

pada guru (dalam Muhibbin Syah, 2008: 61). Hal ini didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut a. Siswa harus senantiasa didorong untuk bekerja sama dalam belajar dan senantiasa berada dalam situasi itu b. Siswa harus senantiasa didorong untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan tuntutan belajar c. Motivasi merupakan hal yang penting dalam memelihara dan mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan.

Motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Dalam hal ini perilaku belajar yang terjadi dalam situasi interaksi belajar mengajar dalam mencapai tujuan dan hasil belajar. Motivasi mempunyai karakteristik yang meliputi: sebagai hasil dari kebutuhan, terarah kepada suatu tujuan dan menopang perilaku (dalam Muhibbin Syah, 2008: 62). Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (dalam Agus Suprijono, 2009: 163). Indikator motivasi belajar dalam Hamzah B. Uno (2008: 23), dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


25

a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu berupa dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk melakukan kegiatan belajar agar dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman, dan juga untuk mengadakan perubahan perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama demi mencapai suatu tujuan pembelajaran.

3. Jenis-jenis Motivasi Motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki daya dorong motivasional (dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011: 50).


26

Motivasi intrinsik dalam realitasnya lebih memiliki daya tahan yang lebih kuat dibanding motivasi ekstrinsik. Hal ini terjadi karena faktor faktor ekstrinsik dapat saja mengakibatkan daya motivasi individu berkurang ketika faktor ekstrinsik tersebut mengecewakan seorang individu. Menurut Sardiman (2004) dalam Noer Rohmah (2012: 251-256), berbagai macam motivasi antara lain sebagai berikut: a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, meliputi motif-motif bawaan dan motif-motif yang dipelajari. Motif-motif bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajarii. Motif ini sering disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis. Motif-motif yang dipelajari artinya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Motifmotif ini sering disebut dengn motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis, meliputi: 1) Motif atau kebutuhan organis, misalnya kebutuhan untuk makan, minum, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. 2) Motif-motif

darurat,

antara

lain

dorongan

untuk

menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk


27

berusaha dan untuk memburu. Motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar. 3) Motif-motif

objektif,

menyangkut

kebutuhan

untuk

melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi dan untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif. c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah Motivasi jasmaniah, misalnya refleks, insting otomatis dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis motivasi ada dua yaitu motivasi intrisik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya disebabkan faktor-faktor dari luar, seperti adanya pemberian nasihat dari guru, hadiah (reward), kompetisi sehat antar siswa, hukuman (punishment) dan sebagainya.


28

4. Fungsi Motivasi Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Fungsi motivasi dalam Oemar Hamalik (2006: 161) adalah sebagai berikut: a. Mendorong timbulnnya kelakuan atau suatu perubahan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinnginkan. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Hasil belajar akan menjadi optimal, jika ada motivasi. Jadi, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa dan motivasi ini selalu bertalian dengan suatu tujuan (dalam Noer Rohmah, 2012: 250-251). Tiga fungsi motivasi, antara lain: a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.


29

Dalam Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2012: 26), beberapa fungsi dari motivasi yaitu: motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar siswa; motivasi merupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar siswa; motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran dan motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna. 5. Peran Motivasi dalam Proses Pembelajaran Dua peranan penting motivasi dalam belajar, yaitu motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan; dan motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar (dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011: 51). Motivasi mempunyai peranan sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, tidak ada kegiatan pembelajaran tanpa motivasi, karena itu motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam mencapai tujuan atau hasil dari pembelajaran (dalam Noer Rohmah, 2012: 262-263). Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku idividu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi belajar (dalam Hamzah B. Uno, 2008: 27), antara lain: dalam menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar,


30

memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar dan menentukan ketekunan belajar.

C. Keaktifan Belajar 1. Pengertian Keaktifan Belajar Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses pembelajaran, dan juga berarti harus diterapkan oleh siswa dalam setiap bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif bilamana lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk tumbuh suburnya keaktifan itu (dalam Aunurrahman, 2012: 119). Keterlibatan langsung siswa di dalam proses pembelajaran memiliki intensitas keakrifan yang lebih tinggi. Dalam keadaan ini siswa tidak hanya sekedar aktif mendengar, mengamati dan mengikuti, akan tetapi terlibat langsung di dalam melaksanakan suatu percobaan, peragaan atau mendemonstrasikan sesuatu. Dengan keterlibatan langsung ini berarti siswa aktif mengalami dan melakukan proses belajar sendiri. Suatu tindakan tertentu dapat tumbuh subur menjadi kebiasaan bilamana didukung dengan motivasi atau keinginan yang kuat untuk melakukan secara terus menerus (dalam Aunurrahman, 2012: 121-122).


31

Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk, giat (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 17). Jadi, keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah yang menunjang keberhasilan belajar siswa. Dalam Dimiyati dan Mujiyono (2006), keaktifan adalah keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran (dalam skripsi Kunny Kunhertanti, 2014: 45). Dalam Sagala (2006: 158), kategori keaktifan, dapat ditinjau dari dua hal, yaitu keaktifan jasmani maupun rohani (dalam skripsi Kunny Kunhertanti, 2014: 45-46) meliputi: a. Keaktifan indra: pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain. Siswa harus dirangsang agar dapat menggunakan alat indranya sebiak mungkin. b. Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang-nimbang menyusun pendapat dan mengambil keputusan. c. Keaktifan ingatan: pada waktu mengajar, anak harus aktif menerima

bahan

pengajaran

yang

disampaikan

guru

dan

menyimpannya dalam otak, kemudian pada suatu saat ia siap menguratakan kembali. d. Keaktifan emosi: dalam hal ini siswa hendaknya senantiasa mencintai pelajarannya.


32

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah

keterlibatan

intelektual-emosional

siswa

dalam

kegiatan

pembelajaran. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan. 2. Jenis-jenis Keaktifan Belajar Jenis-jenis keaktifan belajar siswa dalam proses belajar sangat beragam. Mohammad Ali dalam skripsi Kunny Kunhertanti (2014: 4648), yaitu: a. Mendengar, dalam proses belajar yang sangat menonjol adalah mendengar dan melihat. Apa yang kita dengar dapat menimbulkan tanggapan dalam ingatan-ingatan, yang turut dalam membentuk jiwa seorang. b. Melihat, siswa dapat menyerap dan belajar 8% dari penglihatannya. Melihat berhubungan dengan penginderaan terhadap objek nyata, seperti peraga atau demonstrasi. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar melalui proses mendengar dan melihat, sering digunakan alat bantu dengar dan pandang atau yang sering dikenal dengan istilah alat peraga. c. Mencium, seseorang dapat memahami perbedaan objek melalui bau yang dapat dicium. d. Merasa, yang dapat memberi kesan sebagai dasar terjadinya berbagai bentuk perubahan bentuk tingkah laku bisa juga dirasakan dari benda yang dikecap.


33

e. Meraba, dapat dilakukan untuk membedakan suatu benda dengan yang lainnya. f. Mengolah ide, dalam mengolah ide siswa melakukan proses berpikir atau proses kognisi. g. Menyatakan ide, tercapainya kemampuan melakukan proses berpikir yang kompleks ditunjang oleh kegiatan belajar melalui pernyataan atau mengekspresikan ide. h. Melakukan latihan, kegiatan proses belajar yang tujuannya untuk membentuk tingkah laku psikomotorik dapat dicapai dengan melalui latihan-latihan.

3. Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menurut Nana Sudjana (2010), keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat dilihat dalam: a. Turut sertanya dalam melaksanakan tugas belajarnya b. Terlibat dalam pemecahan masalah c. Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya d. Berusaha mencari berbagai informasi

yang diperlukan untuk

memecahkan masalah e. Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.


34

D. Hasil Belajar Hasil belajar dalam Agus Suprijono (2009: 5-6) adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan-ketrampilan. Hasil belajar yang dikemukakan oleh Gagne adalah sebagai berikut: 1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalaam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. 2. Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasikan, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Ketrampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. 3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam pemecahan masalah. 4. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehinggga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.


35

Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, guru biasanya menetapkan tujuan belajar bagi siswa. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Menurut Sunal (1993: 94) dalam Ahmad Susanto (2013: 5), evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan ketrampilan. Hasil belajar dalam Ahmad Susanto (2013: 6) meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), ketrampilan proses (aspek psikomotor) dan sikap (aspek afektif). Pemahaman konsep menurut Bloom (1979: 89) adalah kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja (2005: 2-3), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian (dalam Ahmad Susanto, 2013: 8). Orang yang telah memiliki konsep, berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu. Sedangkan menurut Usman dan Setiawati (1993: 77), ketrampilan proses merupakan ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik dan sosial


36

yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa (dalam Ahmad Susanto, 2013: 9). Menurut Sardiman (1996: 275), sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, tindakan seseorang (dalam Ahmad Susanto, 2013: 11). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pola perubahan perilaku yang mencakup pemahaman konsep (aspek kognitif), ketrampilan proses (aspek psikomotorik) dan sikap siswa (aspek afektif) secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Hasil belajar siswa dalam Ahmad Susanto (2013: 12) dipengaruhi oleh dua hal, yaitu siswa itu sendiri dan lingkungannya. Siswa dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Lingkungan yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan. Menurut Wasliman (2007: 158), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal (dalam Ahmad Susanto, 2013: 12). Menurut Ruseffendi (1991: 7) dalam Ahmad Susanto (2013: 14-18), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: kecerdasan anak, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian


37

materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru dan kondisi masyarakat. Keberhasilan dalam belajar sangat dipengaruh oleh berfungsinya secara intregratif dan setiap faktor pendukungnya (dalam Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, 2012: 8-9). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain: 1. Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup: tingkat kecerdasan (intelligent quotien), bakat (aptitude), sikap (attitude), minat (interest), motivasi (motivation), keyakinan (belief), kesadaran (consciousness), kedisplinan (discipline), tanggung jawab (responsibility). 2. Pengajar

profesional

yang

memiliki:

kompetensi

pedagogik,

kompetensi sosial, kompetensi personal, kompetensi profesional, kualifikasi pendidikan yang memadai dan kesejahteraan yang memadai. 3. Atmosfir

pembelajaran

partisipatif

dan

interaktif

yang

dimanifestasikan dengan adanya komunikasi timbal balik dan multi arah (multiple communication) secara aktif, kreatif, efekti, inovatif dan menyenangkan, yaitu: komunikasi antara guru dengan peserta didik; komunikasi antara peserta didik dengan peserta didik; komunikasi kontekstual dan integratif antara guru, peserta didik dan lingkungannya.


38

4. Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran, sehingga peserta didik merasa betah dan bergairah (enthuse) untuk belajar, yang mencakup: lahan tanah, antara lain kebun sekolah, halaman dan lapangan olah raga; bangunan, antara lain ruangan kantor, kelas, laboratorium, perpustakaan dan ruang aktivitas ekstra kurikuler; perlengkapan, antara lain alat tulis kantor, media pembelajaran baik elektronik maupun manual. 5. Kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, khusus mengenai perubahan perilaku (behavior change) peserta didik secara integral, baik yang berkaitan dengan kognitif, afektif maupun psikomotorik. 6. Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu dan teknologi

serta

lingkungan

alam

sekitar,

yang

mendukung

terlaksananya proses pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Lingkungan ini merupakan faktor peluang

(opportunity)

untuk

terjadinya

belajar

kontekstual

(constextual learning). 7. Atmosfir kepemimpinan pembelajaran yang sehat, partisipatif, demokratis dan situasional yang dapat membangun kebahagiaan intelektual (intelectual happiness), kebahagiaan emosional (emotional happiness), kebahagiaan dalam merekayasa ancaman menjadi peluang (adversity happiness) dan kebahagiaan spiritual (spiritual happiness). 8. Pembiayaan yang memadai, baik biaya rutin (recurrent budget) maupun biaya pembangunan (capital budget) yang datangnya dari


39

pihak pemerintah, orang tua maupun stakeholder lainnya sehingga sekolah mampu melangkah maju dari sebagai pengguna dana (cost) menjadi penggali dana (revenue). Untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari luar individu (dalam Noer Rohmah, 2012: 195-199). Berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, antara lain: 1. Faktor lingkungan, yang meliputi: lingkungan alami (yaitu tempat tinggal anak didik hidup dan berusaha didalamnya, tidak boleh ada pencemaran lingkungan); lingkungan sosial budaya (hubungan dengan manusia sebagai makhluk sosial). 2. Faktor instrumental, yaitu seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk untuk mencapai tujuan yang meliputi: kurikulum; program; sarana dan fasilitas serta guru. 3. Kondisi fisiologis, yang meliputi: kesehatan jasmani; gizi cukup tinggi (gizi kurang, maka lekas lelah, mudah ngantuk, sukar menerima pelajaran); kondisi panca indra (mata, hidung telinga, pengecap dan tubuh). Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas, pengajaran klasikal perlu memperhatikan: postur tubuh anak dan jenis kelamin anak (untuk menghindari letupan-letupan emosionalyang cenderung tak terkendali). 4. Kondisi psikologis, belajar hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja


40

mempengaruhi belajar seseorang. Faktor-faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik, antara lain: minat; kecerdasaan; bakat; motivasi dan kemampuan kognitif. Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai untuk sampai pada penguasaan kemamampuan kognitif, yaitu: persepsi; mengingat dan berpikir.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (dalam Slameto, 2013: 54-72). Faktor intern ini dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: 1. Faktor jasmaniah, yang meliputi: faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2. Faktor psikologis, yang meliputi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. 3. Faktor kelelahan, yang meliputi: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadinya kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, antara lain:


41

1. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. 2. Faktor sekolah, mencakup: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswadengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3. Faktor masyarakat Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

E. Statistika 1. Definisi Statistika Statistika adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari metode pengumpulan, pengolahan, penafsiran dan penarikan kesimpulan dari data


42

yang berupa angka-angka. Sedangkan hasil analisis dan pengolahan suatu data disebut statistik. 2. Pembagian Statistika Menurut tingkat pekerjaan yang dapat dilakukan dengan metode yang dipelajari dalam statistika, maka statistika dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Statistika deskriptif Statistika deskriptif adalah bagian dari statistika yang membahas tentang penyusunan data ke dalam daftar-daftar atau jadwal, pembuatan grafik-grafik, pengolahan data yang bersifat analisis dan penafsiran data. Pada bagian ini belum menghasilkan atau melibatkan penarikan kesimpulan yang berlaku secara umum. b. Statistika induktif atau statistika inferensi Statistika induktif adalah bagian dari statistika yang mencakuo semua aturan dan metode yang dapat dipakai sebagai alat untuk menarik kesimpulan yang berlaku secara umum dari data yang telah disusun dan diolah sebelumnya. 3. Peranan Statistika a. Peranan statistika dalam kehidupan sehari-hari Di dalam kehidupan sehari-hari, statistika mempunyai peran atau tugas untuk menyediakan bahan-bahan keterangan mengenai beberapa hal untuk diolah ataupun ditafsirkan. Beberapa hal itu dapat mencakup: angka-angka kejahatan anak, tingkat produksi barang,


43

tingkat biaya hidup, kecelakaan lalu lintas, jumlah sekolah, tingkat kematian dan laain sebagainya. b. Peranan statistika dalam penelitian ilmiah Di dalam penelitian ilmiah, statistika mempunyai peran atau tugas untuk menyediakan berbagai alat atau cara untuk menemukan kembali keterangan-keterangan yang seolah-olah tersembunyi di dalam angka-angka statistik. 4. Pengertian Populasi dan Sampel Keseluruhan objek yang akan diteliti (dalam jumlah besar) disebut populasi, sedangkan sebagian populasi yang benar-benar diamati (dalam jumlah kecil) disebut sampel atau contoh. Hal ini berarti sampel merupakan bagian kecil dari populasi dan sampel harus dapat mewakili populasi tersebut. Dalam statistika, penentuan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan teori sampling atau teori pengambilan contoh. 5. Pengumpulan, Pembulatan dan Pemeriksaan terhadap Data a. Datum dan Data Data adalah seluruh keterangan, informasi atau fakta tentang sesuatu atau permasalahan. Datum adalah keterangan, informasi atau fakta yang diperoleh dari satu pengamatan. Sifat-sifat datum dan data meliputi: datum tidak bisa mendeskripsikan informasi seluruh perilaku objek dan data menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan. Kumpulan datum disebut data. Hal ini berarti data merupakan bentuk jamak dari datum.


44

Menurut definisi data di atas, maka data dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu: data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan, misalnya umur, jumlah, tinggi dan sebagainya. Sedangkan data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan, misalnya warna, status perkawinan seseorang, jenis kelamin dan sebagainya. b. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan salaah satu dari beberapa cara berikut ini: 1) Penelusuran literatur; merupakan salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah dicatat atau laporan data dari peneliti sebelumnya. Dengan teknik ini, untuk mendapatkan data, pengumpul data (peneliti) hanya datang ke perpustakaan atau instansi yang dapat menyediakan data yang berkaitan dengan hal yang sedang ditelitinya. 2) Angket (kuesioner); pelaksanaannya dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang sebelumnya harus disusun dan disiapkan oleh peneliti sesuai dengan hal yang sedang ditelitinya. Responden (objek) hanya mengisi atau menandai jawaban atas pertanyaan yang tersaji dalam daftar yang diberikan kepadanya.


45

3) Wawancara; dapat dipandang sebagai teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya langsung mengadakan tanya jawab kepada responden (objek) atau kepada perantara yang mengetahui persoalan objek yang sedang diteliti. 4) Pengamatan (observasi); dengan pengamatan langsung sangat memungkinkan bagi peneliti untuk mengamati objek secara bertahap, sehingga proses penarikan kesimpulan menjadi lebih dapat dipercaya. c. Pembulatan Data Menyederhanakan

data

kuantitatif

menggunakan

aturan

pembulatan sebagai berikut: aturan umum (pembulatan ke satuan terdekat), apabila angka di belakang koma kurang dari 0,5 dihilangkan dan apabila lebih atau sama dengan 0,5 dibulatkan menjadi 1; aturan genap terdekat, apabila angka di belakang koa kurang dari 0,5 dihilangkan, lebih dari 0,5 dibulatkan sama dengan 1 dan sama dengan 0,5 dihilangkan asalkan angka yang mendahului merupakan bilangan genap atau dibulatkan menjadi 1 asalkan angka yang mendahului merupakan bilangan ganjil. Setelah data dikumpulkan perlu adanya pemeriksaan terhadap data tersebut agar terhindar dari kekeliruan dalam menganalisis maupun dalam penarikan kesimpulan.


46

6. Mengolah dan Menyajikan Data Tunggal serta Penafsirannya Data tunggal adalah data yang belum tersusun atau dikelompokkan ke dalam kelas-kelas interval. Data kuantitatif ditinjau dari cara memperolehnya dibedakan dalam dua jenis, yaitu data ukuran (kontinu) dan data cacahab (diskret). Data ukuran adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur. Sedangkan data cacahan adalah data yang diperoleh dengan cara mencacah. a. Penyajian Data Statistik dalam Bentuk Tabel Data statistik dapat disajikan dalam bentuk tabel agar dapat menjelaskan data statistik tersebut secara terperinci. Pola yang diterapkan berupa baris-kolom yang berisi judul tabel, nama baris dan nama kolom beserta isian data angka hasil survei. Untuk data tunggal, rata-rata (mean) dirumuskan sebagai berikut: ( ̅)

Datum yang paling sering muncul disebut modus. Jangkauan (range) atau rentang = datum tertinggi – datum terendah

Median

( )

(

)

,

banyak data.

Jika banyak data ganjil, median dirumuskan: Median = datum nilai ke (

), : banyak data,

genap


47

Statistik yang membagi data menjadi empat bagian disebut Kuartil. Kuartil 1 (

) atau kuartil bawah, kuartil 2 (

kuartil tengah dan kuartil 3 (

) atau

) atau kuartil atas, merupakan

statistik yang membagi data menjadi empat bagian yang sama. Letak tiap kuartil didefinisikan sebagai berikut: Letak Letak

datum ke (

(

)

),

banyak data

tidak selalu pada posisi ke- , mungkin juga terletak di

antara dua datum, untuk keadaan seperti ini digunakan pola pendekatan atau interpolasi. Statistik ekstrim (statistik minimum maksimum kedua

dan statistik

) dan kuartil- kuartil (kuartil pertama

dan kuartil ketiga

, kuartil

) adalah lima buah nilai statistik

yang dapat ditentukan dari statistik jajaran suatu data. Kelima buah nilai statistik ini disebut sebagai statistik lima serangkai, seperti pada bagan berikut ini:

Contoh soal: (1) Berikut ini merupakan data yang diperoleh dari lembaga survei

mengenai

jumlah

produksi

barang

UKM

Yogyakarta pada tahun2015 disajikan dalam bentuk tabel

di


48

Untuk data tunggal pada soal (1), rata-rata (mean) dirumuskan sebagai berikut: ( ̅)

Artinya, rata-rata tingkat produksi setiap UKM di Yogyakarta pada tahun 2015 pada soal (1) adalah 565 unit. Terdapat tiga UKM yang meiliki jumlah produksi yang sama, yaitu sebesar 600 unit. Dalam arti statistik, terdapat datum yang paling sering muncul disebut modus. Jika data pada soal (1) diurutkan dari yang terendah, diperoleh urutan sebagai berikut: 350, 400, 450, 550, 600, 600, 600, 650, 700, 750 Hasil pengurangan dari datum tertinggi dengan datum terendah disebut jangkauan, sehingga diperoleh jangkauan pada soal (1) adalah 750 - 350 = 400.


49

Dari urutan data pada soal (1) tersebut diperoleh nilai tengah data (median), yaitu median = 600.

(

)

Letak

datum ke (

)

Artinya

pada soal (1) terletak diantara datum ke-2 ( )

dan datum ke-3 ( ). Dengan pendekatan datum interpolasi berikut: (

)

datum ke (

Letak

Analog dengan

(

(

)

)

)

,

ditentukan melalui pendekatan

interpolasi berikut: (

)

(

)

Untuk data di atas, statistik lima serangkainya adalah:

Rentang

antarkuartil

atau

jangkauan

didefinisikan sebagai selisih antara kuartil ketiga pertama dengan

antarkuartil dengan kuartil

. Rentang antarkuartil disebut hamparan (dilambangkan ), maka

ditentukan oleh:


50

Simpangan kuartil dari suatu data didefinsikan sebagai setengah kali panjang hamparan. Oleh karena itu, simpangan kuartil disebut juga rentang semi antarkuartil. Simpangan kuartil dilambangkan dengan

, maka ditentukan oleh: (

)

Satu langkah didefinisikan sama dengan satu-setengah kali panjang satu hamparan. Langkah dilambangkan dengan , maka L ditentukan oleh: (

)

b. Penyajian Data Statistika dalam Bentuk Diagram Batang Diagram batang adalah diagram yang menyajikan data dalam bentuk persegi panjang tegak ataupun persegi panjang mendatar. Tebal batang-batang persegi panjang dan jarak batangbatang yang berdekatan harus sama. Dalam menyajikan data statistik berbentuk tabel ke dalam bentuk diagram batang, dapat dilakukan beberapa bentuk berikut: diagram batang tunggal, diagram batang berganda (batang dua komponen), diagram batang tunggal (bersusun) dan diagram batang tunggal berlawanan (batang dua arah). c. Penyajian Data Statistika dalam Bentuk Diagram Garis Diagram garis adalah diagram yang menyajikan data dalam bentuk garis, di mana garis itu diperoleh dari beberapa ruas garis


51

yang menghubungkan titik-titik pada bidang bilangan. Titik-titik ini merupakan pasangan bilangan dari suatu data. Diagram garis sangat baik jika dipakai untuk melihat perkembangan data dari suatu waktu ke waktu berikutnya. Tidak semua informasi (data) dapat dibuat diagram garisnya, bentuk data yang dapat disajikan dalam diagram garisnya umumnya hanya data kontinu atau berkesinambungan. Sekumpulan data yang disajikan ke bentuk diagram lingkaran apabila data yang satu terkait dengan bagian lainnya dalam satu kesatuan, seperti data tentang umur siswa di suatu sekolah. Contoh: Data jumlah produksi UKM di Yogyakarta tahun 2015 pada soal (1) dalam diagram garis adalah sebagai berikut:

d. Penyajian Data Statistik dalam Bentuk Diagram Lingkaran Diagram lingkaran adalah diagram yang menyajikan data dengan menggunakan lingkaran yang dibagi-bagi menjadi juringjuring lingkaran sesuai dengan persentase setiap bagian dari data keseluruhan.


52

Contoh: Presentase jumlah produksi UKM di Yogyakarta tahun 2015 pada soal (1) dalam diagram lingkaran adalah sebagai berikut:

7. Mengolah dan Menyajikan Data Berkelompok Data berkelompok

adalah data

yang telah

disusun atau

dikelompokkan ke dalam kelas-kelas interval. Data berkelompok disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Untuk data yang berukuran besar (

), sebaiknya data itu disusun dalam bentuk tabel. Data dalam

bentuk tabel ini disebut daftar distribusi frekuensi atau daftar sebaran frekuensi. Daftar distribusi frekuensi merupakan sarana untuk mengatur, menyusun atau meringkas data dalam bentuk tabel di mana data tersebut dikelompokkan dalam interval-interval kelas tertentu. Pengertian lain yang sangat menunjang dalam penyusunan distribusi frekuensi adalah tepi kelas (yaitu tepi bawah kelas dan tepi atas kelas). Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5 Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5 Panjang inteval kelas = tepi atas kelas – tepi bawah kelas


53

Nilai tengah kelas = (batas atas kelas + batas bawah kelas) Ketentuan-ketentuan dalam membuat tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut: a. Tentukan bilangan terbesar dan terkecil dari data pengamatan, lalu tentukan jangkauan (range) dari data itu dengan cara berikut ini: Jangkauan = datum terbesar – datum terkecil b. Tentukan banyak interval kelas yang akan dibentuk dengan aturan Sturges, yaitu: bilangan bulat Dengan

banyak data dan

banyak interval kelas.

Usahakan banyak interval kelas itu memenuhi daerah

.

c. Tentukan perkiraan panjang interval kelas yang akan dibentuk dengan rumus berikut: Panjang kelas interval d. Pilihlah batas bawah kelas pertama, kalau bisa usahakan pengambilan dilakukan pada data terkecil. Usahakan titik tengah berupa bilangan bulat. e. Gunakan sistem turus untuk menentukan frekuensi pada masingmasing interval kelas. Contoh soal: (2) Diberikan data sebagai berikut:


54

Dari data yang telah terurut pada soal (2) diperoleh: Datum terbesar = 98 dan datum terkecil = 38 Banyaknya interval kelas adalah , ditentukan sebagai berikut: (

)

Panjang interval kelas ditentukan dengan rumus: Panjang interval kelas Gunakan sistem turus (tally) untuk mencari frekuensi data.

Titik tengah pada soal (2) diperoleh dari: Titik tengah

(batas bawah+batas atas)

Dengan hasil pengolahan data pada soal (2) tersebut dapat disajikan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Setelah data dikelompokkan ke dalam tabel, maka data tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik. Grafik yang sering digunakan untuk


55

menggambarkan distribusi frekuensi adalah histogram dan poligon frekuensi. Histogram adalah diagram batang yang batang-batangnya saling berimpit. Histogram terdiri atas sekumpulan persegi panjang yang alasnya merupakan panjang interval kelas dan tingginya sama dengan frekuensi masing-masing interval kelas. Sedangkan poligon frekuensi adalah suatu garis yang ditarik dari titik-titik tengah ujung batang histogram. Distribusi

frekuensi

kumulatif

dapat

dibentuk

dengan

menjumlahkan frekuensi selangkah demi selangkah. Terdapat dua jenis distribusi frekuensi kumulatif, yaitu sebagai berikut: a. Distribusi frekuensi kumulatif kurang dari: distribusi frekuensi kumulatif yang dibentuk dengan melihat frekuensi kurang dari tepi bawah kelas pertama (terendah) menuju frekuensi kurang dari tepi bawah kelas terakhir (tertinggi). b. Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari: distribusi frekuensi kumulatif yang dibentuk dengan melihat frekuensi lebih dari batas bawah kelas pertama (terendah) menuju frekuensi lebih dari batas bawah kelas terakhir (tertinggi)

F. Kerangka Berpikir Motivasi Belajar Hasil Belajar Keaktifan Belajar


56

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi ini tumbuh dalam diri siswa karena ada keinginan untuk dapat mengetahui dan memahami materi pelajaran sehingga siswa sungguhsungguh belajar dan termotivasi untuk mencapai hasil belajar yang baik. Selain motivasi, keaktifan belajar siswa juga berpengaruh penting dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar siswa merupakan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan belajar siswa, keaktifan belajar siswa akan tumbuh seiring dengan tumbuhnya motivasi belajar di dalam diri siswa. Motivasi memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran, tinggi rendahnya hasil belajar siswa yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi siswa tersebut dalam belajar. Motif berprestasi mempunyai korelasi positif dan cukup berarti terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Hal ini berarti tinggi rendahnya prestasi belajar banyak ditentukan oleh tinggi rendahnya motif berprestasi. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik perlu ditumbuh kembangkan secara maksimal. Dorongan dari dalam diri siswa dan melalui metode

pembelajaran

yang

yang

dipilih

guru

dalam

pelaksanaan

pembelajaran menjadi penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Keberhasilan siswa dalam belajar juga ditentukan oleh keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan belajar siswa dapat berupa keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada guru maupun


57

siswa lain apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya, keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat, bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas belajarnya, keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah dan aktif menjawab pertanyaan. Keaktifan belajar siswa dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dan dapat terlihat bahwa siswa mengetahui serta mengerti apa yang sedang dipelajarinya selama proses pembelajaran. Hal ini karena pembelajaran tidak hanya berasal dari guru, melainkan siswa aktif selama proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa motivasi dan keaktifan belajar siswa sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa dengan motivasi dan keaktifan belajar yang tinggi selama proses pembelajaran di kelas akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal, sedangkan siswa dengan motivasi dan keaktifan belajar yang rendah akan mendapatkan hasil belajar yang kurang maksimal.

G. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:


58

1. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar

dengan hasil belajar matematika pada siswa kelas X MIA 1 wajib SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015 2. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan belajar

siswa dengan hasil belajar matematika pada siswa kelas X MIA 1 wajib SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015.


BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatifkuantitatif. Peneliti mendeskripsikan semua kejadian dan menginterpretasikan data dalam bentuk uraian kualitatif, data yang menunjukkan angka-angka akan dianalisis secara kuantitatif. Penelitian deskriptif pada penelitian ini mendeskripsikan pengaruh motivasi dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan statistika terhadap hasil belajar siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015. Penggambaran keaktifan belajar siswa dapat dilihat dari lembar pengamatan keaktifan belajar siswa pada proses pembelajaran di kelas, sedangkan motivasi belajar siswa dapat dilihat dari kuesioner motivasi belajar masingmasing siswa. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa akan dianalisis secara kuantitatif.

B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015.

59


60

2. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah motivasi, keaktifan belajar dan hasil belajar siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Godean pada pokok bahasan statistika.

C. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dilakukan di SMA Negeri 1 Godean kelas X MIA 1 semester genap tahun ajaran 2014/2015, dengan waktu observasi pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2015 dan waktu pengambilan data pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2015. Sekolah ini beralamat di Jalan Sidokarto Nomor 5, dusun Nogosari, kelurahan Sidokarto, kecamatan Godean, kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sekolah yang berdiri pada tanggal 22 Desember 1986, memiliki kelas X sebanyak 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa setiap rombongan belajar.

D. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas Variabel

bebas

adalah

variabel

yang

memyebabkan

atau

mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Variabel bebas atau independen adalah penyebab yang diduga (presumed cause) menyebabkan perubahan dalam hasil.


61

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan statistika. 2. Variabel terikat Variabel terikat atau variabel dipenden disebut juga suatu variabel respon atau hasil adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti itu. Variabel terikat mempresentasikan dampak yang diduga (presumed effect) sebagai akibat variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan statistika.

E. Data Penelitian Bentuk data dalam penelitian ini berupa angka dan uraian. Berikut adalah bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Data motivasi belajar Data motivasi belajar berupa skor motivasi belajar yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner diisi oleh siswa yang dirancang secara khusus. 2. Data keaktifan belajar Data keaktifan belajar berupa skor keaktifan belajar yang diperoleh melalui lembar pengamatan terstruktur saat proses pembelajaran di kelas yang dirancang secara khusus.


62

3. Data hasil belajar Data hasil belajar berupa skor hasil belajar yang diperoleh melalui pemberian tes hasil belajar yang dirancang secara khusus dan dikerjakan oleh siswa.

F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Kuesioner

atau

angket

menurut

Sugiyono

(2014:199)

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Berikut ini adalah indikator-indikator yang berkaitan dengan motivasi belajar dan akan diukur dalam kuesioner ini, seperti terlihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.1 Indikator Kuesioner atau Angket Motivasi Belajar Berdasarkan Fakta No

Indikator

1 2 3

Kebutuhan fisiologis Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan sosial Kebutuhan akan penghargaan Kebutuhan aktualisasi diri

4 5

No. Item Positif 1, 2, 5 3, 4 12, 13

No. Item Negatif 6 7, 10 8, 9

11, 14, 19 15, 16, 18

17 20


63

Tabel 3.2 Indikator Kuesioner atau Angket Motivasi Belajar Berdasarkan Opini No

Indikator

1 2 3

Kebutuhan fisiologis Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan sosial Kebutuhan akan penghargaan Kebutuhan aktualisasi diri

4 5

No. Item Positif 2, 14 3, 5, 8 10, 17

No. Item Negatif 1, 9 7 4, 15

6, 8 13, 16, 20

12, 19 11

2. Lembar Pengamatan Terstruktur Keaktifan Belajar Siswa Observasi atau pengamatan terstruktur menurut Sugiyono (2014: 205) adalah observasi atau pengamatan yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Peneliti menggunakan lembar pengamatan keaktifan belajar siswa yang berisi keaktifan siswa selama proses pembelajaran dilihat dari siswa aktif dan siswa pasif saat proses pembelajaran berlangsung di kelas. Berikut ini contoh lembar pengamatan keaktifan belajar siswa: Tabel 3.3 Indikator Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa ON (√) 1. Siswa menyimak apa yang dijelaskan oleh guru maupun temannya 2. Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru 3. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru 4. Siswa bertanggung jawab dengan mengerjakan tugas belajarnya

5. Siswa berani mengungkapkan pendapatnya saat diskusi klasikal maupun diskusi kelompok

OFF (×) 1. Siswa acuh terhadap penjelasan dari guru maupun temannya 2. Siswa hanya diam dan mendengarkan saja apa yang dijelaskan oleh guru 3. Siswa mengobrol dengan teman sebangkunya 4. Siswa tidak mengerjakan tugas belajarnya atau siswa menyontek hasil pekerjaan temannya 5. Siswa hanya mendengarkan pendapat temannya atau siswa tidak memberikan tanggapan terhadap pendapat teman


64

Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa

ll Hari/Tanggal

:

Observer:

Lembar ke

:

Menit ke :

ON (√) : Siswa aktif OFF (×): Siswa pasif

Gambar 3.1 Lembar Pengamatan Terstruktur Keaktifan Belajar Siswa

3. Tes Hasil Belajar Hasil belajar merupakan skor yang diperoleh siswa berdasarkan tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa dapat diketahui dengan memberikan soal tes berdasarkan indikator dan kisikisi yang ditentukan oleh peneliti. Tes hasil belajar matematika adalah tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa, terutama dalam pemahaman dan pengetahuan terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan selama proses pembelajaran matematika, tes hasil belajar ini mencakup


65

aspek kognitif yang telah dikuasai oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran matematika. Tes ini diberikan kepada siswa setelah siswa selesai mempelajari materi dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Kisi-kisi tes hasil belajar matematika adalah sebagai berikut: Kompetensi Inti Kompetensi Dasar 1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan 2.1 Memiliki motivasi internal, perilaku jujur, disiplin, tanggung kemampuan bekerja sama, jawab, peduli (gotong royong, konsisten, sikap disiplin, rasa kerja sama, toleran, damai), percaya diri dan sikap santun, responsif dan proaktif dan toleransi dalam perbedaan menunjukkan sikap sebagai strategi berpikir memilih dan beguan dari solusi atas berbagai menerapkan strategi permasalahan dalam berinteraksi menyelesaikan masalah. secara efektif dengan lingkungan 2.2 Mampu mentransformasikan sosial dan alam serta dalam diri dalam berperilaku jujur, menempatkan diri sebagai tangguh menghadapi masalah, cerminan bangsa dalam pergaulan kritis dan disiplin dalam dunia. melakukan tugas belajar matematika. 2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan. 3. Memahami, menerapkan, 3.20 Mendeskripsikan berbagai menganalisis pengetahuan faktual, penyajian data dalam bentuk konseptual, prosedural tabel atau diagram/ plot yang berdasarkan rasa ingin tahunya sesuai untuk tentang ilmu pengetahuan, mengkomunikasikan informasi teknologi, seni, budaya dan dari suatu kumpulan data humaniora dengan wawasan melalui analisis perbandingan kemanusiaan, kebangsaan, berbagai variasi penyajian data. kenegaraan dan peradaban terkait 3.21 Mendeskripsikan data penyebab fenomena dan kejadian dalam bentuk tabel atau serta menerapkan pengetahuan diagram/ plot tertentu yang prosedural pada bidang kajian sesuai dengan informasi yang yang spesifik sesuai dengan ingin dikomunikasikan. bakatdan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar dan menyaji 4.17 Menyajikan data nyata dalam dalam ranah konkret dan ranah bentuk tabel atau diagram/ abstrak terkait dengan plot tertentu yang sesuai


Kompetensi Inti pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

66

Kompetensi Dasar dengan informasi yang ingin dikomunikasikan.

Tabel 3.4 Indikator Tes Hasil Belajar KD

Indikator

3.20 Mendeskripsikan berbagai penyajian data dalam bentuk tabel atau diagram/ plot yang sesuai untuk mengkomunikasikan informasi dari suatu kumpulan data melalui analisis perbandingan berbagai variasi penyajian data. 3.21 Mendeskripsikan data dalam bentuk tabel atau diagram/ plot tertentu yang sesuai dengan informasi yang ingin dikomunikasikan. 4.17 Menyajikan data nyata dalam bentuk tabel atau diagram/ plot tertentu yang sesuai dengan informasi yang ingin dikomunikasikan. Jumlah

Tingkatan Soal Mudah Sedang Sulit (60%) (30%) (10%) 1 3 2

Jumlah

6

1

2

-

3

-

1

-

1

1

7

2

10

G. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:


67

1. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai motivasi belajar siswa. Kuesioner motivasi belajar ini mencakup pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan indikator-indikator motivasi belajar siswa, selain itu juga mencakup motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Kuesioner motivasi belajar ini diisi secara pribadi oleh siswa, hal ini bertujuan untuk melihat seberapa besar motivasi dalam diri siswa terhadap pembelajaran matematika. Penskoran kuesioner motivasi belajar siswa menggunakan skala Likert. Untuk kuesioner motivasi belajar siswa berdasarkan fakta dengan lima alternatif jawaban dan siswa hanya memilih satu jawaban, alternatif jawaban tersebut adalah Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), Kadang-kadang (KD) dan Tidak Pernah (TP). Sedangkan untuk kuesioner motivasi belajar siswa berdasarkan opini dengan lima alternatif jawaban dan siswa hanya memilih satu jawaban, alternatif jawaban tersebut adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (ST), Ragu-ragu (RG), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kuesioner motivasi belajar siswa yang digunakan merupakan kuesioner yang dibaut oleh peneliti dengan persetujuan guru mata pelajaran matematika dan dosen pembimbing.


68

2. Observasi Keaktifan Belajar Siswa Dalam pengamatan atau observasi keaktifan belajar siswa, peneliti sebagai observer yang mengamati proses pembelajaran di kelas. Peneliti juga meminta bantuan satu teman peneliti yang juga berperan sebagai observer untuk membantu mengamati proses pembelajaran di kelas. Pengamatan atau observasi keaktifan belajar siswa dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan keaktifan belajar siswa yang telah dibuat dan dipersiapkan oleh peneliti. Pengisian lembar pengamatan keaktifan belajar siswa dilakukan pada saat observer melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Cara pengisiannya yaitu dengan memberikan tanda cek (√) sesuai dengan keterangan indikator siswa aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan tanda (×) sesuai dengan indikator siswa pasif dalam proses pembelajaran.

3. Tes Hasil Belajar Siswa Teknik pengumpulan data dengan pemberian tes kepada siswa digunakan untuk memperoleh informasi mengenai skor atau nilai dari hasil belajar siwa. Tes yang digunakan merupakan tes yang dibuat dan dipersiapkan oleh peneliti sendiri dengan persetujuan dari guru mata pelajaran matematika dan dosen pembimbing serta akan diuji cobakan untuk mengetahui kualitas dari soal tesebut.


69

H. Validitas dan Reliabilitas Perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Sedangkan hasil penelitian yang reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Selanjutnya yang dimaksud dengan instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Dan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. 1. Validitas Dalam mengukur validitas, perhatian ditujukan pada isi dan kegunaan instrumen. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas butir soal. a. Validitas Isi Pengujian

validitas

isi

dapat

dilakukan

dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Validitas isi dilakukan dengan meminta pertimbangan dari para ahli (pakar) dalam bidang evaluasi atau ahli dalam bidang yang sedang diuji. Pada penelitian ini sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu dilakukan validitas isi dengan uji pakar. Para pakar yang dimaksud adalah dosen pembimbing dan guru mata pelajaran matematika di kelas X MIA


70

1 wajib SMA Negeri 1 Godean. Setelah dilakukan uji pakar maka peneliti dapat melakukan penelitian untuk menguji valid atau tidaknya instrumen tersebut.

b. Validitas Butir Soal Penentuan validitas butir soal dengan menggunakan rumus korelasi

Product

Moment

dari

Pearson

dengan

cara

mengkorelasikan antara skor yang diadapat siswa pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. Rumus korelasi Product Moment dari Pearson adalah sebagai berikut: ∑ √(

∑

(∑ )(∑ )

(∑ ) ) (

∑

(∑ )

Keterangan: = Koefisien korelasi antara variabel dan variabel = Banyaknya siswa = Skor tiap butir soal untuk setiap siswa = Total skor keseluruhan setiap siswa Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan

product

moment dari Pearson dengan taraf signifikasi 5%. Jika maka butir soal tersebut valid. 2. Reliabilitas Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau kekonsistenan suatu soal tes. Untuk mengukur keajegan


71

soal ini digunakan perhitungan Alpha Cronbach yang dinyatakan dengan: *

+[

]

Keterangan: = banyaknya butir soal = jumlah varians skor tiap item = varians skor total

Rumus untuk mencari varians adalah: ∑

Jika

(∑ )

maka soal tersebut reliabel.

I. Uji Coba Instrumen Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu instrumen diuji cobakan pada kelas yang berbeda dari kelas yang akan diteliti. Uji coba kuesioner motivasi belajar siswa dilakukan di kelas X MIA 4 pada hari Selasa, 12 Mei 2015, sedangkan uji coba tes hasil belajar dilakukan di kelas X MIA 4 pada hari Jum’at, 15 Mei 2015. Hasil uji coba instrumen adalah sebagai berikut:


72

1. Validitas Butir Soal a. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Jika

maka dapat disimpulkan bahwa butir

pernyataan tersebut merupakan pertanyaan yang valid. Untuk perhitungan validitas butir pernyataan pada kuesioner motivasi belajar siswa terlampir. 1) Fakta Tabel 3.5 Hasil Validitas Kuesioner (Fakta) Motivasi Belajar Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

0,405 0,138 0,518 0,598 0,611 0,257 0,723 0,125 0,186 0,640 0,461 0,533 0,334 0,364 0,140 0,228 0,562 0,266 0,229 0,604

0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

Validitas Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid

Keterangan Revisi Revisi Revisi Revisi Revisi Revisi Revisi Revisi -

2) Opini Tabel 3.6 Hasil Validitas Kuesioner (Opini) Motivasi Belajar Siswa Pernyataan 1 2 3 4

0,384 0,345 0,499 0,217

0,3 0,3 0,3 0,3

Validitas Valid Valid Valid Tidak Valid

Keterangan Revisi


Pernyataan 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

0,510 0,341 0,372 0,400 0,615 0,636 0,429 0,588 0,502 0,682 0,152 0,478 0,588 0,345 0,433 0,320

0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

Validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid

73

Keterangan Revisi -

Berdasarkan Tabel 3.5 dan Tabel 3.6, didapat 8 butir pernyataan yang tidak valid untuk kuesioner motivasi belajar siswa berdasarkan fakta dan 2 butir pernyataan yang tidak valid untuk kuesioner motivasi belajar siswa berdasarkan opini. Setelah dilakukan uji validitas, diadakan revisi dengan guru mata pelajaran matematika dan dosen pembimbing terhadap butir pernyataan yang tidak valid. b. Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Jika

maka dapat disimpulkan bahwa butir soal

tersebut merupakan soal yang valid. Untuk perhitungan validitas butir soal pada tes hasil belajar matematika siswa terlampir. Tabel 3.7 Hasil Validitas Tes Hasil Belajar Siswa Soal 1 2 3 4 5

0,759 0,376 0,664 0,366 0,392

0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

Validitas Valid Valid Valid Valid Valid

Keterangan -


Soal 6 7 8 9 10

0,732 0,709 0,315 0,323 0,221

0,3 0,3 0,3 0,3 0,3

Validitas Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

74

Keterangan Revisi

Berdasarkan Tabel 3.7, didapat 1 butir soal yang tidak valid untuk tes hasil belajar matematika siswa. Setelah dilakukan uji validitas, diadakan revisi dengan guru mata pelajaran matematika dan dosen pembimbing terhadap butir soal yang tidak valid.

2. Reliabilitas Berdasarkan perhitungan didapatkan reliabilitas tes hasil belajar matematika adalah bahwa

,

sehingga dapat dikatakan

tes hasil belajar matematika tersebut reliabel. Sedangkan

untuk reliabilitas kuesioner motivasi belajar berdasarkan fakta adalah reliabilitas kuesioner motivasi belajar berdasarkan opini adalah

,

sehingga dapat dikatakan bahwa

kuesioner motivasi belajar berdasarkan fakta dan kuesioner motivasi belajar berdasarkan opini tersebut reliabel.

J. Metode Analisis Data 1. Kelayakan Analisis Kelayakan analisis pada penelitian ini dilihat dari banyaknya subyek penelitian yang direncanakan sebelun penelitian dan


75

banyaknya subyek pada saat pengambilan data. Pelaksanaan penelitian yang direncanakan dapat diikuti oleh seluruh siswa di kelas sehingga data yang diperoleh lengkap sejumlah siswa di kelas tersebut. Kelayakan analisis data dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Data yang diperoleh layak untuk dianalisis jika presentase kelayakan lebih besar atau sama dengan (≥) 80%.

2. Analisis Data Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar siswa dianalisis berdasarkan lembar jawab kuesioner motivasi belajar siswa yang dijawab secara pribadi oleh setiap siswa yang hadir saat pelaksanaan penelitian. Data motivasi belajar siswa diambil dari skor tiap pernyataan pada lembar kuesioner masing-masing siswa. Datayang didapat dianalisis dengan perhitungan skala Likert sehingga data tersebut merupakn data mentah yang kemudian dideskripsikan berdasarkan statistika. Pengelompokan data siswa pada motivasi belajar ditentukan dengan aturan sebagai berikut: A = Jumlah skor terbesar B = Jumlah skor terkecil

Sehingga didapat lima kriteria motivasi belajar yaitu:


76

Tabel 3.8 Rentang Kriteria Motivasi Belajar Siswa Rentang

Kriteria Rendah sekali (RS) Rendah (R) Sedang (S) Tinggi (T)

Tinggi Sekali (TS) Dari Tabel 3.8 diperoleh kriteria dari masing-masing siswa kemudian disajikan pada histogram, kemudian dianalisis berdasarkan histogram tersebut. Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Motivasi Berdasarkan Fakta Pilihan Pernyataan SE (Selalu) SR (Sering) JR (Jarang) KD (Kadang-kadang) TP (Tidak Pernah)

Penyataan Positif 5 4 3 2 1

Skor Pernyataan Negatif 1 2 3 4 5

Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Motivasi Berdasarkan Opini Pilihan Pernyataan STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju) RG (Ragu-ragu) S (Setuju) SS (Sangat Setuju)

Penyataan Positif 1 2 3 4 5

Skor Pernyataan Negatif 5 4 3 2 1

3. Analisis Data Keaktifan Belajar Siswa Keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran dianalisis berdasarkan lembar pengamatan keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas. Data motivasi belajar siswa diambil dari skor tiap pernyataan pada lembar pengamatan masing-


77

masing siswa. Proses analisis data keaktifan belajar siswa dilakukan dengan pemberianskor pada setiap indikator yang tertera dalam lembar pengamatan keaktifan belajar siswa. Data dari masing-masing pertemuan yang diperoleh dari dua observer dijumlahkkan.

4. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan lembar jawab tes hasil belajar yang dijawab oleh setiap siswa yang hadir dalam pelaksanaan penelitian. Tes hasil belajar matematika adalah tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil belajar siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Data yang diperoleh berdasarkan lembar jawab tes hasil belajar matematika, kemudian dianalisis dengan menggunakan pedoman penilaian, sehingga data tersebut merupakan data mentah.

5. Analisis Korelasi Pada penelitian ini, terdapat dua analisis korelasi yaitu korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa dan korelasi antara keaktifan belajar dengan hasil belajar siswa. Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh motivasi belajar dengan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa dengan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui adanya korelasi tersebut maka dilakukan perhitungan statistik, yaitu dengan uji normalitas dan uji korelasi Product Moment.


78

a. Uji Normalitas Sebelum dilakukannya analisis korelasi, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap ketiga variabel tersebut, dimana uji normalitas dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov.

Uji

normalitas

digunakan

untuk

menganalis apakah data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak normal pada taraf signifikasi 5%. Apabila terbukti normal maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan uji korelasi Product Moment untuk mengetahui korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa dan korelasi antara keaktifan belajar siswa dengan hasil belajar siswa.

b. Uji Korelasi Product Moment Uji korelasi dengan menggunakan Product Moment ini untuk mengetahui korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa atau korelasi antara keaktifan belajar siswa dengan hasil belajar siswa, jika kedua data masing-masing berdistribusi normal.

Koefisien

korelasi

dapat

ditentukan

dengan

menggunakan rumus sebagai berikut: ∑ √(

∑

(∑ )(∑ )

(∑ ) ) (

∑

(∑ )

Jika perhitungan koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan (≥) koefisien korelasi pada tabel

Product Moment maka dapat

dikatakan ada korelasi positif baik antara motivasi belajar dan


79

hasil belajar siswa atau keaktifan belajar dengan hasil belajar siswa.

c. Regresi Linier Regresi linier digunakan untuk mengetahui grafik dari hubungan motivasi belajar dan hasil belajar pada sumbu positif atau keaktifan belajar dan hasil belajar pada sumbu positif, dilakukan perhitungan terlebih dahulu dengan aturan sebagai berikut: ∑

(∑ ∑

)(∑ (∑

) )

dan ̅

( ̅)

Sehingga diperoleh,

.

Setelah didapatkan

, kemudian digambarkan sumbu

dan .


BAB IV KELAYAKAN ANALISIS, DESKRIPSI DATA, INFERENSI DAN PEMBAHASAN A. Kelayakan Analisis Penelitian ini dilaksanakan di kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Godean dengan jumlah siswa 32 orang. Pengambilan data penelitian mulai tanggal 5 Mei 2015 sampai dengan 26 Juni 2015. Pada perencanaan penelitian, jumlah subjek yang akan diteliti sebanyak 32 siswa, jumlah subjek pada saat penelitian yang mengikuti tes sebanyak 31 siswa. Data ini melebihi 80%, yaitu 96,8% dari keseluruhan jumlah subjek yang direncanakan. Jadi, data yang diambil layak untuk dianalisis.

B. Deskripsi Data Setelah dilakukan penelitian, peneliti mendapat beberapa data untuk dideskripsikan dan dianalisis. Data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi belajar siswa dilihat dari skor kuesioner yang telah diisi oleh siswa yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 15 Mei 2015. Berikut adalah hasil skor kuesioner motivasi belajar siswa:

80


81

a. Data Mentah Tabel 4.1 Data Mentah Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Siswa

Total Skor Kuesioner (Fakta) 70 67 78 76 76 69 67 88 79 77 78 70 74 62 75 81 82 69 79 86 66 76 74 84 68 68 82 82 71 62 80

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31

Total Skor Kuesioner (Opini) 85 71 81 78 80 76 75 88 74 78 78 66 81 65 79 85 86 73 79 88 68 77 81 90 70 76 94 83 67 66 86

b. Statistik Data-data tersebut dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 4.2 Statistik Kuesioner Motivasi Belajar Siswa Mean : 152,90 Median : 155 Mode : 155 Skor Terendah : 127

Standar Deviasi (SD) : 13,85 Interkuartil : 13 Jangkauan : 49 Skor Tertinggi : 176

Total 155 138 159 154 156 145 142 176 153 155 156 136 155 127 154 166 168 142 158 174 134 153 155 174 138 144 176 165 138 128 166


82

Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa ketiga nilai pemusatan hampir sama sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ini bermakna. c. Histogram Untuk menggambar histogram, data harus dibentuk dalam skala ordinal, dalam penelitian ini diambil lima interval. Data mentah yang diperoleh dideskripsikan sebagai data kelompok yaitu sebagai berikut: = Skor Tertinggi = 176 = Skor Terendah = 127 =

;

dilakukan pembulatan ke atas sehingga diperoleh

.

Berdasarkan Tabel 3.8 maka diperoleh: Tabel 4.3 Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Interval 127 - 136 137 - 146 147 - 156 157 - 166 167 - 176

Batas Bawah 126,5 136,5 146,5 156,5 166,5

Batas Atas 136,5 146,5 156,5 166,5 176,5

Titik Tengah 131,5 141,5 151,5 161,5 171,5

Frekuensi 4 7 10 5 5

Frekuensi Kumulatif 4 11 21 26 31


83

12

Banyak Siswa

10 8 6 4 2 0 121,5

131,5

141,5

151,5

161,5

171,5

181,5

Rentang Skor Motivasi Belajar

Gambar 4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Gambar 4.1 menunjukkan bahwa lebih banyak siswa dengan kriteria motivasi yang rendah daripada siswa dengan kriteria motivasi belajar yang tinggi dan jumlah siswa dengan kriteria motivasi sedang adalah yang paling banyak.

2. Keaktifan Belajar Siswa Data berikut merupakan hasil pengamatan keaktifan belajar siswa selama proses pembelajaran matematika sebanyak tiga kali pertemuan sesuai dengan hasil pengamatan observer pada lampiran. Pengamatan dilakukan terhadap masing-masing siswa pada setiap pertemuan. a. Data Mentah Tabel 4.4 Data Keaktifan Belajar Siswa Siswa S1 S2 S3 S4 S5

Observer 1 P1 P2 P3 18 8 9 17 13 10 12 14 9 13 13 12 12 12 9

Observer 2 P1 P2 P3 13 9 11 16 9 13 13 13 8 18 14 10 14 8 14

Jumlah Obs 1 Obs 2 35 33 40 38 35 34 38 42 33 36

Total 68 78 69 80 69


Siswa S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31

Observer 1 P1 P2 P3 10 11 13 11 13 8 6 6 6 10 13 13 8 13 9 13 16 7 15 11 15 12 16 10 2 7 11 2 8 9 6 9 13 12 13 7 6 14 8 4 11 10 6 14 12 12 13 13 12 15 16 9 14 10 8 7 8 13 12 8 13 8 6 8 11 8 7 13 16 4 12 10 9 6 6 9 2 7

Observer 2 P1 P2 P3 12 12 13 14 11 10 4 14 9 8 12 13 6 13 12 14 14 8 16 12 15 16 10 8 8 11 12 6 12 11 5 10 14 10 14 10 7 8 11 10 5 13 12 15 15 8 18 14 10 15 16 14 12 14 12 11 12 13 9 10 11 11 12 10 14 11 9 16 15 2 10 11 14 7 9 9 3 6

Jumlah Obs 1 Obs 2 34 37 32 35 18 27 36 33 30 31 37 35 41 43 38 34 20 31 19 29 28 29 32 34 28 26 25 28 32 42 38 40 43 41 33 40 23 35 33 32 27 34 27 35 36 40 26 23 21 30 18 18

84

Total 71 67 45 69 61 72 74 72 51 48 57 66 54 53 74 78 84 73 58 65 61 62 76 49 51 36

b. Statistik Data-data tersebut dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 4.5 Statistik Keaktifan Belajar Siswa Mode : 69 Median : 67 Skor Terendah : 36 Skor Tertinggi : 84

Jangkauan : 48 Interkuartil : 11,5

Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa kedua nilai pemusatan hampir sama sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ini bermakna.


85

3. Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Tes ini diperoleh dari skor tiap butir soal yang siswa kerjakan. Tes tersebut dilaksanakan pada akhir pertemuan pembelajaran matematika pada pokok bahasan statistika, yaitu pada hari Selasa,19 Mei 2015. Tes hasil belajar matemtaika ini diikuti sebanyak 31 siswa. a. Data Mentah Tabel 4.6 Data Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31

1 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

2 10 6 10 10 10 10 5 5 10 5 10 10 10 10 1 10 10 10 10 10 10 10 10 10 1 10 10 10 10 10 10

3 10 7 4 6 9 4 6 9 5 7 7 9 9 7 9 4 6 7 6 10 10 7 6 6 6 9 10 10 8 6 7

Skor TiapNomor Soal 4 5 6 7 10 10 10 10 8 4 10 10 10 6 8 10 10 6 6 10 10 10 10 10 10 2 10 10 6 8 10 10 10 10 8 10 10 8 10 10 10 10 10 10 6 10 10 10 10 10 8 10 10 10 6 10 10 7 4 1 10 10 8 10 10 10 10 10 10 10 8 1 6 10 8 10 10 6 10 10 10 10 10 10 10 10 6 10 10 6 2 10 10 4 8 1 10 10 5 1 10 10 6 10 10 10 8 1 8 6 2 2 10 10 10 10 10 6 4 10 10 10 6 10 10 10 10 10

8 10 10 8 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 4 10 10 8 4 10 10 10 10 10 2 10 10 10 10 10 10

9 10 10 10 6 10 10 6 10 1 10 10 2 10 8 10 10 10 10 2 10 10 1 10 10 10 2 10 10 10 1 10

10 10 1 1 10 10 10 1 10 8 10 10 10 10 1 10 10 10 10 1 1 10 10 10 10 1 10 10 10 1 0 10

Total Skor 100 76 77 78 99 86 72 92 82 92 93 89 95 68 82 94 85 89 69 91 96 76 79 82 66 80 78 100 79 73 97


86

b. Statistik Data-data tersebut dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 4.7 Statistik Tes Hasil Belajar Siswa Mean : 84,35 Median : 82 Mode : 82 Skor Terendah : 66 Skor Tertinggi : 100

Standar Deviasi (SD) : Interkuartil : 4,5 Jangkauan : 34

Dari Tabel 4.7 terlihat bahwa ketiga nilai pemusatan hampir sama sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata ini bermakna. c. Histogram Untuk menggambar histogram, data harus dibentuk dalam skala ordinal, dalam penelitian ini diambil lima interval. Data mentah yang diperoleh dideskripsikan sebagai data kelompok yaitu sebagai berikut: = Skor Tertinggi = 100 = Skor Terendah = 66 = dilakukan pembulatan ke atas sehingga diperoleh

.

Berdasarkan Tabel 3.8 diperoleh: Tabel 4.8 Frekuensi Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Interval 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93 94 - 100

Batas Bawah 65,5 72,5 79,5 86,5 93,5

Batas Atas 72,5 79,5 86,5 93,5 100,5

Titik Tengah 69 76 83 90 97

Frekuensi 4 8 6 6 7

Frekuensi Kumulatif 4 12 18 24 31


87

9 8 Banyak Siswa

7 6 5 4 3 2 1 0 62

69

76

83

90

97

104

Rentang Nilai Hasil Belajar Matematika

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Gambar 4.2 menunjukkan bahwa lebih banyak siswa dengan kriteria hasil belajar yang tinggi sekali daripada siswa dengan kriteria hasil belajar yang rendah dan jumlah siswa dengan kriteria hasil belajar tinggi sekali adalah yang paling tinggi. Dapat disimpulkan bahwa skor tes hasil belajar banyak yang tinggi sekali.

4. Pengelompokkan Motivasi terhadap Hasil Belajar Siswa dan Keaktifan terhadap Hasil Belajar Siswa Hasil wawancara setelah penelitian selesai berupa transkripsi dapat dilihat pada lampiran.


88

Tinggi (T) Rendah (R)

Motivasi Belajar

Tabel 4.9 Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika Siswa Hasil Belajar Matematika Siswa Tinggi (T) Rendah (R) S1, S5, S8, S10, S11, S3, S19, S23, S27 S13, S16, S17, S20, S24, S28, S31 Jumlah: 12 S6, S9, S12, S15, S18, S21

Jumlah: 6 Motivasi Belajar: T jika Hasil Belajar: T jika

Jumlah: 4 S2, S4, S7, S14, S22, S25, S26, S29, S30

Jumlah: 9

Tinggi (T) Rendah (R)

Keaktifan Belajar

Tabel 4.10 Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Matematika Siswa Hasil Belajar Matematika Siswa Tinggi (T) Rendah (R) S1, S6, S9, S11, S12, S2, S3, S4, S7, S22, S13, S20, S21, S24, S23 S28

Jumlah: 10 S5, S8, S10, S15, S16, S17, S18, S31

Jumlah: 8 Keaktifan Belajar: T jika Hasil Belajar: T jika

Jumlah: 6 S14, S19, S25, S26, S27, S29, S30

Jumlah: 7

C. Inferensi Untuk mengetahui besar kecilnya variabel bebas (motivasi dan keaktifan belajar) terhadap variabel terikat (hasil belajar matematika) maka diperlukan uji korelasi dan regresi linier, dengan syarat untuk


89

menggunakan uji korelasi dan regresi linier adalah uji normalitas, yaitu bahwa kedua variabel yang akan diuji harus berdistribusi normal. 1. Uji Normalitas Akan dicari hubungan antara motivasi belajar dan keaktifan belajar terhadap hasil belajar matematika siswa, untuk mengetahui besar kecilnya variabel bebas (motivasi dan keaktifan belajar) terhadap variabel terikat (hasil belajar matematika siswa) diperlukan uji korelasi dan regresi linier, dengan syarat untuk melakukan uji korelasi dan regresi linier adalah uji normalitas, yaitu bahwa kedua variabel yang akan diuji harus berdistribusi normal. a. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus uji Kolmogorov-Smirnov, dengan perhitungan terlampir. Hipotesis: H0 = Data kuesioner motivasi belajar berdistribusi normal H1 = Data kuesioner motivasi belajar tidak berdistribusi normal Taraf signifikasi: ( )

(

)

Daerah penolakan: H0 diterima jika

Karena

maka H0 diterima, sehingga data kuesioner

motivasi belajar siswa berdistribusi normal pada taraf signifikasi

.


90

b. Uji Normalitas Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus uji Kolmogorov-Smirnov, dengan perhitungan terlampir. Hipotesis: H0 = Data tes hasil belajar matematika berdistribusi normal H1 = Data tes hasil belajar matematika tidak berdistribusi normal Taraf signifikasi: ( )

(

)


Karena



.

2. Uji Korelasi a. Korelasi antara Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Telah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan data motivasi belajar dan tes hasil belajar matematika siswa, keduanya berdistribusi normal. Uji korelasi dengan menggunakan Product Moment dari Pearson untuk mengetahui berapa besar kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa, dengan perhitungan korelasi terlampir. Hipotesis: H0 = Tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan tes hasil belajar siswa


91

H1 = Ada hubungan antara motivasi belajar dengan tes hasil belajar matematika siswa Taraf signifikasi: ( )

(

)

Daerah penolakan: H0 ditolak jika

Karena

maka H0 ditolak, sehingga dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan tes hasil belajar matematika pada taraf signifikasi (

.

)

Jadi, kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa adalah

.

b. Korelasi antara Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa Data kedua variabel, yaitu data keaktifan belajar siswa dan data tes hasil belajar matematika berbentuk ordinal, sehingga uji korelasinya dengan menggunakan Spearman Rank, untuk mengetahui berapa besar kontribusi keaktifan belajar terhadap hasil belajar matematika siswa, dengan perhitungan korelasi terlampir. H0 = Tidak ada hubungan antara keaktifan belajar dengan tes hasil belajar siswa H1 = Ada hubungan antara keaktifan belajar dengan tes hasil belajar matematika siswa Taraf signifikasi:


( )

(

92

)

Daerah penolakan: H0 ditolak jika ( (

)

(

)

√

)

Karena

maka

H0 ditolak,

sehingga

dapat

disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara keaktifan belajar dengan tes hasil belajar matematika pada taraf signifikasi

.

c.

(

)

Jadi, kontribusi keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa adalah

.

3. Regresi Linier antara Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Dari data mentah motivasi belajar dan tes hasil belajar diperoleh: ∑

∑ ̅

∑

∑

̅

Sehingga, ∑

(∑ ∑

(

̅

(∑ )

(

( ̅)

)(∑

) )

( )( ) ( )

)


(

93

)

Sehingga diperoleh, Artinya, setiap unit kenaikan

mengakibatkan kenaikan

sebesar

.

Gambar 4.3 Grafik Fungsi Hubungan Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar Matematika Siswa

D. Pembahasan 1. Korelasi antara Motivasi Belajar dan Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar berpengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa. Korelasinya sebesar persamaan regresinya

yang signifikan. Dengan , artinya setiap satu kenaikan

motivasi belajar terdapat kenaikan sebesar

unit hasil belajar

matematika siswa. Besarnya korelasi adalah

sehingga motivasi

belajar berpengaruh

terhadap hasil belajar matematika siswa.


94

Sedangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil belajar misalnya faktor IQ, faktor lingkungan, faktor minat, faktor sikap dan lainlain. 2. Korelasi antara Keaktifan Belajar dan Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar berpengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa. Korelasinya sebesar korelasi adalah

yang signifikan. Besarnya

sehingga keaktifan belajar berpengaruh

terhadap hasil belajar matematika siswa. Sedangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil belajar misalnya status ekonomi orang tua, kedisplinan siswa, faktor lingkungan dan lain-lain.

E. Pendalaman Hasil Penelitian Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi yang mendalam mengenai motivasi belajar, keaktifan belajar dan hasil belajar matematika siswa yang tergolong diskonkordan atau

tidak berkorelasi positif.

Berdasarkan penggolongan tersebut diperoleh kriteria sebagai berikut: 1. Motivasi Belajar Rendah namun Hasil Belajar Tinggi a. Siswa 15 Siswa ini memiliki motivasi baik dalam dirinya maupun dari lingkungan

tempat

tinggalnya

rendah,

tetapi

hasil

belajar

matematika siswa tesebut tinggi. Ini dikarenakan siswa malas untuk


95

belajar, walaupun orang tua sering mengingatkan untuk belajar. Alokasi waku yang siswa berikan untuk belajar tidak lebih dari setengah jam setiap belajar di rumah. Siswa juga kurang menyukai pelajaran matematika. Saat pembelajaran matematika, konsentrasi siswa baik, tetapi siswa jarang melakukan latihan soal dan sepulang sekolah tidak pernah mengulang kembali materi yang telah diajarkan oleh guru. Saat mendapatkan kesulitan dalam belajar, siswa tidak segan untuk bertanya kepada teman yang lain maupun kepada guru. Dari analisis ini terlihat bahwa siswa 15 kurang adanya motivasi belajar, seperti kutipan wawancara berikut ini:

b. Siswa 18 Siswa 18 ini memiliki tingkat motivasi dalam belajar matematika yang rendah, namun dukungan orang tua dalam mengingatkan untuk belajar dan memberikan fasilitas belajar sangatlah besar. Siswa ini mendapatkan hasil belajar matematika yang tinggi, hal ini dikarenakan

setiap

sepulang

sekolah,

siswa

ini

langsung


96

mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru. Siswa ini belajar dengan sistim kebut semalam sehingga terkadang apa yang dipelajarinya kurang maksimal. Seperti kutipan wawancara dengan siswa berikut ini:

Berdasarkan analisis wawancara di atas, dari kedua siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kecenderungan malas dalam belajar, namun terdapat alasan atau faktor lain yang mempengaruhi kesenjangan antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa yang tinggi, ini disebabkan karena siswa menemukan caranya tersendiri untuk belajar, dukungan untuk selalu belajar dari orang tua pun sangat maksimal, sehingga siswa dapat memiliki hasil belajar yang tinggi.


97

2. Motivasi Belajar Tinggi namun Hasil Belajar Rendah a. Siswa 3 Siswa ini memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar terlihat bahwa siswa memiliki jadwal belajar di rumah dan rutin mengikuti jadwal yang telah dibuatnya tersebut. Siswa juga mempunyai alokasi waktu yang cukup banyak untuk belajar setiap harinya, yaitu belajar pada malam hari dan pagi hari sebelum berangkat ke sekolah. Fasilitas dan perhatian dari orang tua pun tinggi. Namun saat pembelajaran matematika, konsentrasi siswa ini kurang, siswa ini lebih banyak mengajak temannya mengobrol di kelas ataupun menanggapi teman yang mengajaknya mengobrol, sehingga kesadaran yang begitu besar untuk belajar tidak disertai dengan tindakan untuk berubah menjadi lebih baik. Dapat terlihat seperti kutipan wawancara berikut ini:


98

b. Siswa 23 Siswa ini memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar terlihat bahwa siswa memiliki kesadaran untuk belajar matematika yang dirasa sulit olehnya. Saat pembelajaran matematika pun, konsentrasi siswa ini baik, akan tetapi siswa ini tidak mempunyai alokasi waktu belajar yang baik untuk mempersiapkan ulangan, sehingga kesadaran yang begitu besar untuk belajar tidak disertai dengan tindakan untuk berubah menjadi lebih baik. Dapat terlihat seperti kutipan wawancara berikut ini:

Berdasarkan wawancara dengan siswa tersebut, dapat disimpulkan ada alasan atau faktor lain yang mempengaruhi kesenjangan antara hasil motivasi belajar yang tinggi dengan hasil belajar matematika siswa yang rendah adalah karena pengaruh kesadaran yang begitu tinggi akan pentingnya belajar tidak didukung oleh tindakan nyata. Siswa juga


99

mengalami kesulitan pada beberapa materi pelajaran yang belum dimengerti. 3. Keaktifan Belajar Rendah namun Hasil Belajar Tinggi a. Siswa 15 Siswa 15 ini pada proses pembelajaran berlangsung cenderung malas untuk terlibat pada proses pembelajaran tersebut, bahkan bisa dikatakan tidak pernah bertanya kepada guru. Siswa ini selalu memnunggu ditunjuk ketika guru memberikan pertanyaan. Namun siswa ini telah menemukan pola belajar yang cocok untuk dirinya, yaitu dengan mengerjakan latihan bersama teman-teman dan bertanya kepada teman ketika mengalami kesulitan, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa ini cukup baik. Dapat terlihat seperti kutipan wawancara berikut ini:

b. Siswa 18 Siswa 18 ini memang tipe orang yang diam pada saat proses pembelajaran belangsung. Siswa ini jarang bertanya kepada guru


100

karena penjelasan guru sudah cukup jelas untuknya. Siswa ini memiliki kesadaran untuk tidak menunda mengerjakan PR yang diberikan gur dan memiliki kesadaran untuk belajar di rumah tanpa harus diingatkan serta dukungan fasilitas yang diberikan orag tuanya sehingga siswa ini memperoleh hasil belajarnya tinggi. Seperti kutipan wawancara berikut ini:

Berdasarkan analisis wawancara di atas, dari kedua siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kecenderungan tidak terlibat saat proses pembelajaran berlangsung, namun terdapat alasan atau faktor lain yang mempengaruhi kesenjangan antara keaktifan belajar rendah dengan hasil belajar matematika siswa yang tinggi, ini disebabkan karena siswa menemukan caranya tersendiri untuk belajar, penjelasan dari guru yang cukup jelas dan dukungan untuk selalu belajar dari orang tua pun sangat maksimal, sehingga siswa dapat memiliki hasil belajar yang tinggi.


101

4. Keaktifan Belajar Tinggi namun Hasil Belajar Rendah a. Siswa 3 Siswa 3 ini adalah siswa yang aktif saat proses pembelajaran berlangsung, siswa ini memiliki inisiatif untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan selalu bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi. Namun saat akan menghadapi ulangan, siswa ini tidak mempersiapkan dengan baik, sehingga hasil belajarnya masih tergolong rendah. Dapat terlihat pada kutipan wawancara berikut ini:

b. Siswa 23 Siswa 3 ini adalah siswa yang aktif saat proses pembelajaran berlangsung, siswa ini memiliki inisiatif untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan selalu bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi. Namun siswa ini memiliki waktu belajar yang kurang, sehingga hasil belajarnya


102

masih tergolong rendah. Dapat terlihat pada kutipan wawancara berikut ini:

Berdasarkan wawancara dengan siswa tersebut, dapat disimpulkan ada alasan atau faktor lain yang mempengaruhi kesenjangan antara hasil keaktifan belajar yang tinggi dengan hasil belajar matematika siswa yang rendah adalah karena pengaruh kesadaran yang begitu tinggi akan pentingnya belajar tidak didukung oleh tindakan nyata. Persiapan yang kurang maksimal saat akan menghadapi ulangan. Siswa juga mengalami kesulitan pada beberapa materi pelajaran yang belum dimengerti karena tidak mempelajari kembali materi yang diajarkan oleh guru.

F. Keterbatasan Penelitian Beberapa kelemahan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:


103

1. Untuk instrumen keaktifan belajar siswa tidak dilakukan uji coba karena keterbatasan waktu dan tenaga yang harus berulang kali dilakukan pengamatan 2. Pada saat pengamatan, peneliti tidak merekam proses pembelajaran matematika di kelas sehingga data yang diperoleh hanya berdasarkan lembar pengamatan dan observer secara langsung. 3. Ada banyak yang mempengaruhi hasil belajar, tetapi hanya dua faktor yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu motivasi belajar dan keaktifan belajar.


BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi dan analisis data, dapat diambil kesimpulan bagi sampel dimana penelitian ini dilakukan di kelas X MIA 1 SMA Negeri 1 Godean, kesimpulannya adalah sebagai berikut: 1. Motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa diperoleh hasil yang berkorelasi secara signifikan. Terlihat bahwa motivasi belajar memiliki kontribusi sebesar 15,05% dari hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,388. Dengan persamaan regresi , artinya setiap satu kenaikan motivasi belajar terdapat kenaikan sebesar 0,28 unit hasil belajar matematika siswa. Sedangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar misalnya faktor IQ, faktor lingkungan, faktor minat dan lain-lain. 2. Keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa diperoleh hasil yang berkorelasi secara signifikan. Terlihat bahwa motivasi belajar memiliki kontribusi sebesar 35,05% dari hasil belajar dengan koefisien korelasi sebesar 0,592. Sedangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil belajar misalnya status ekonomi orang tua, kedisplinan siswa, faktor lingkungan dan lain-lain.

104


105

B. Saran Adapun saran yang diberikan agar penelitian mendatang lebih baik adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru dan calon guru Bagi guru dan calon guru dapat membangkitkan motivasi belajar siwa dan mengaktifkan siswa di dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa di kelas. 2. Bagi calon peneliti Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti berbagai faktor selain motivasi belajar dan keaktifan belajar siswa yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.


DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. (2009). Cooperative Learning Teoridan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ahmad Susanto. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Media Group Asep Jihad & Abdul Haris. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta B Suryobroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. (2006). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara Hamzah B Uno. (2008). Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar. (2008). Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Matematika. (2013). Buku Guru Matematika Kelas X. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kunny Kunhertanti. (2014) Pengaruh Motivasi dan Keaktifan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II di Kelas 8 Responbility (8C) SMP Joannes Bosco Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014II. Skripsi: Universitas Sanata Dharma Muhibbin Syah. (2008). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta: Gravindo Persada Mundir. (2013). Statistik Pendidikan Pengantar Analisis Data Untuk Penulisan Skripsi & Tesis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Nanang Hanafiah & Cucu Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Noer Rohmah. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras Punaji Setyosari. (2010). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group 106


107

Purwa Atmaja Prawira. (2014). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Ridwan Abdullah Sani. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara Siregar, Eveline & Hartini Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta S Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sukino. (2013). Matematika untuk SMA/ MA Kelas X Kelompok Wajib Semester 2. Jakarta: Erlangga Winkel, W. S. (2012). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi Yatim Riyanto. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group


LAMPIRAN A 1. Lembar Pengamatan Keaktifan Belajar Siswa 2. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa 3. Soal Tes Hasil Belajar 4. Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Tes Hasil Belajar


Lampiran 1

LEMBAR PENGAMATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA Hari/ Tanggal :

Observer

:

Lembar ke

Menit ke

:

:

ON (√): Siswa Aktif OFF (×): Siswa Pasif ON (√) 3. Siswa menyimak apa yang dijelaskan oleh guru maupun temannya 4. Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru 6. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru 5. Siswa bertanggung jawab dengan mengerjakan tugas belajarnya 7. Siswa berani mengungkapkan pendapatnya saat diskusi klasikal maupun diskusi kelompok

OFF (×) 4. Siswa acuh terhadap penjelasan dari guru maupun temannya 5. Siswa hanya diam dan mendengarkan saja apa yang dijelaskan oleh guru 4. Siswa mengobrol dengan teman sebangkunya 6. Siswa tidak mengerjakan tugas belajarnya atau siswa menyontek hasil pekerjaan temannya 6. Siswa hanya mendengarkan pendapat temannya atau siswa tidak memberikan tanggapan terhadap pendapat teman


Lampiran 2

KUISIONER MOTIVASI BELAJAR Nama Lengkap/ Kelas/ No. Presensi: ........................................................................

Fakta Petunjuk Pengisian: 1. Bacalah dengan teliti semua pernyataan di bawah ini 2. Jawablah dengan jujur dan berilah tanda centang (√) untuk pilihan jawaban yang anda anggap sesuai dengan kondisi yang dialami sehari-hari terhadap mata pelajaran matematika 3. Keterangan: SL

: Selalu

SR

: Sering

KD

: Kadang-kadang

JR

: Jarang

TP

: Tidak Pernah

No. Pernyataan SL 1 Saya berpakaian rapi setiap datang ke sekolah 2 Saya menggunakan transportasi sendiri setiap datang ke sekolah 3 Saya mempelajari dan mempersiapkan materi pelajaran matematika yang akan diajarkan keesokan harinya 4 Saya mengerjakan tugas rumah dengan baik dan tuntas 5 Saya tepat waktu dalam mengikuti pelajaran matematika 6 Saya memilih tempat duduk di belakang setiap mengikuti pelajaran matematika 7 Saya menyontek tugas rumah atau hasil pekerjaan teman di sekolah 8 Saya merasa takut dan khawatir setiap guru matematika masuk kelas

SR

KD

JR

TP


Lampiran 3

No. Pernyataan SL 9 Saya hanya mendengar penjelasan dari guru tanpa memahami dengan baik apa yang dijelaskan 10 Saya merasa takut dan bingung setiap mendapat pertanyaan dari guru 11 Saya mengerjakan setiap latihan soal matematika yang diberikan guru dengan yakin 12 Saya membantu teman yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika 13 Saya mengajak teman untuk belajar matematika bersama 14 Saya merasa senang dengan hasil pekerjaan saya sendiri 15 Saya mencari referensi lain di perpustakaan atau melalui internet agar lebih memahami materi pelajaran matematika 16 Saya belajar sungguh-sungguh agar memperoleh nilai yang baik dalam pelajaran matematika 17 Saya merasa biasa saja setiap mendapat pujian atau reward dari guru 18 Saya mencari latihan-latihan soal matematika dan dikerjakan sendiri tanpa diminta oleh guru 19 Saya bangga jika berhasil menjawab pertanyaan dari guru 20 Sepulang sekolah, saya meletakan catatan matematika tanpa mengulang kembali materi pelajaran matematika yang disampaikan oleh guru Jumlah

SR

KD

JR

TP

Opini Petunjuk Pengisian: 1. Bacalah dengan teliti semua pernyataan di bawah ini 2. Jawablah dengan jujur dan berilah tanda centang (√) untuk pilihan jawaban yang anda anggap sesuai dengan pendapat dan pengalaman anda pada mata pelajaran matematika


Lampiran 4

3. Keterangan: STS

: Sangat Tidak Setuju

TS

: Tidak Setuju

RG

: Ragu-ragu

ST

: Setuju

SS

: Sangat Setuju

No. Pernyataan STS 1 Saya beranggapan bahwa pelajaran matematika sulit dan sangat membosankan 2 Saya merapikan buku-buku pada mata pelajaran sebelumnnya dan mempersiapkan buku-buku mata pelajaran matematika 3 Saya berusaha memperhatikan penjelasan dari guru saat pembelajaran matematika 4 Saya mengajak teman sebangku mengobrol ketika kegiatan belajar mengajar matematika berlangsung 5 Saya bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan belajar matematika 6 Saya mengungkapkan pendapat saya kepada guru maupun teman dengan rasa percaya diri 7 Saya lebih suka membaca buku mata pelajaran lain dibandingkan dengan buku matematika 8 Saya berusaha mengerjakan latihan soal matematika yang diberikan oleh guru 9 Saya tidak begitu antusias terhadap mata pelajaran matematika 10 Saya bersedia meminjamkan catatan saya kepada teman yang tidak masuk sekolah dan menjelaskan materip pelajaran matematika yang disampaikan oleh guru sesuai dengan kemampuan saya 11 Saya belajar matematika hanya saat akan menghadapi ulangan harian 12 Saya merasa biasa saja ketika mendapatkan nilai kurang maksimal pada mata pelajaran

TS

RG

ST

SS


Lampiran 5

No. 13

14 15 16

17 18

19

20

Pernyataan matematika Saya memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi dalam pelajaran matematika agar mampu memahami materi yang disampaikan Saya bersemangat untuk datang ke sekolah dan mengikuti pelajaran matematika Saya acuh kepada teman yang mengalami kesulitan belajar Saya berusaha mengerjakan soal latihan matematika secara mandiri untuk menambah pemahaman terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru Saya berusaha menghargai setiap jawaban atau pendapat dari teman Saya merasa bangga jika dapat mewakili teman-teman saya dalam mengutarakan pendapat di depan kelas Saya menyombongkan diri kepada teman ketika mendapatkan nilai bagus pada mata pelajaran matematika Saya berusaha belajar matematika dengan baik untuk mendapatkan nilai yang bagus agar dapat menyenangkan hati kedua orang tua saya Jumlah

STS

TS

RG

ST

SS


Lampiran 6

TES EVALUASI STATISTIKA Hari, Tanggal : ......................................

Nama :...............................................

Alokasi waktu : 90 menit

Kelas/ No Presensi

:.......................

Kerjakan secara mandiri, tepat dan teliti! No 1

Soal Diagram lingkaran di bawah menyatakan jenis ekstrakurikuler di suatu SMA yang diikuti oleh 500 orang siswa.

Olahraga Paskibraka 20% 30% Bela diri 10%

Pramuka

2

a. Tentukan banyaknya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Paskibraka. b. Tentukan banyaknya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Pramuka. (skor 10) Diagram di bawah ini menggambarkan kondisi lulusan dari suatu SMA dari tahun 1992 sampai dengan tahun 1996.

Penyelesaian


Lampiran 7

No

Soal a. Tentukan banyaknya lulusan yang tidak menganggur selama tahun 1992 sampai dengan tahun 1995. b. Berapa presentase jumlah lulusan yang melanjutkan belajar pada tahun

1992

dari

keseluruhan

lulusan yang melanjutkan belajar selama tahun 1992 sampai dengan tahun 1996. 3

(skor 10) Seorang bayi yang baru lahir setiap dua minggu dicatat berat badannya selama enam belas minggu pertama. Hasilnya sebagai berikuut:

a. Gambarkan diagram garis untuk data di atas. b. Dalam selang dua minggu manakah terdapat kenaikan berat badan bayi: (i) Terbesar (ii) Terkecil

(skor 10) 4

Tentukan rataan, median dan modus untuk data berikut:

(skor 10)

Penyelesaian


Lampiran 8

No 5

Soal Nilai ulangan harian matematika dari 13 orang siswa yang diambil secara acak adalah sebagai berikut: 7, 5, 8, 6, 7, 8, 7, 7, 7, 9, 5, 6, 8 Tentukan: a. Kuartil tengah b. Kuartil bawah c. Kuartil atas d. Jangkauan semi antar kuartil e. Jangkauan antar kuartil

6

(skor 10) Tabel di bawah ini menunjukkan suatu distribusi frekuensi dari tinggi siswa yang diperoleh melalui pengukuran terhadap 50 siswa. Hasilnya sebagai berikut:

Tentukan: a. Tepi batas atas dan tepi batas bawah kelas ketiga b. Panjang interval kelasnya c. Titik tengah kelas kelima dan titik tengah kelas keenam (skor 10)

Penyelesaian


Lampiran 9

No 7

Soal Suatu keluarga mempunyai 3 orang anak. Anak termuda berumur x tahun. Dua anak yang lain berumur x + 2 dan x + 7, bila rata-rata hitung umur mereka adalah 24 tahun. Tentukan umur anak termuda.

(skor 10) 8

Perhatikan tabel berikut:

Siswa dinyatakan lulus ujian matematika jika nilai ujiannya lebih tinggi dari nilai rata-rata kelas. Tentukan banyaknya siswa yang lulus dari tabel data di atas.

9

10

(skor 10) Lima kelompok siswa masing-masing terdiri dari 10, 8, 12, 11, 9 orang menyumbang korban bencana alam. raa-rata sumbangan masing-masing kelompok adalah Rp 7.000,-; Rp 6.000,-; Rp 10.000,00,-; Rp 8.000,dan Rp 5.000,-. Tentukan rata-rata sumbangan tiap siswa seluruh kelompok.

(skor 10) Nilai rata-rata matematika dalam suatu kelas adalah 6,5. Jika ditambah nilai

Penyelesaian


Lampiran 10

No

Soal siswa baru yang besarnya 9 maka ratarata menjadi 6,6. Tentukan banyak siswa semula dalam kelas tersebut.

(skor 10)

Penyelesaian


Lampiran 11

Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Tes Hasil Belajar No 1

Penyelesaian Jumlah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler = 500 orang siswa a. Banyaknya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Paskibraka

Jadi, banyaknya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Paskibraka sebanyak 150 orang siswa.

Skor

5

b. Banyaknya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Pramuka ( )

2

Jadi, banyaknya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Pramuka sebanyak 200 orang siswa. a. Banyaknya lulusan yang tidak menganggur selama tahun 1992 sampai dengan tahun 1995 = (jumlah lulusan bekerja) + (jumlah lulusan yang melanjutkan belajar) ( ) ( )

Jadi, banyaknya lulusan yang tidak menganggur selama tahun 1992 sampai dengan tahun 1995 sebanyak 1050 orang.

5

5

b. Jumlah kesuluruhan lulusan yang melanjutkan belajar

Presentase jumlah lulusan yang melanjutkan belajar pada tahun 1992

5 Jadi, presentase jumlah lulusan yang melanjutkan belajar pada tahun 1992 dari keseluruhan lulusan yang melanjutkan belajar selama tahun 1992 sampai dengan tahun 1996 adalah 25%.


Lampiran 12

No 3

Penyelesaian

Skor

6,0

Berat (kg)

5,0 4,0 3,0

5

2,0 1,0 0,0 0

2

4

6

8

10

12

14

16

Umur(minggu)

a. b. Terjadi kenaikan berat badan bayi terbesar dalam selang waktu 2 sampai dengan 4 minggu. Terjadi kenaikan berat badan bayi terkecil dalam selang waktu 4 sampai dengan 6 minggu. 4 a. Rataan

( )

( )

( )

( )

Jadi, rataan dari data di atas adalah b. Median

( ) )

Jadi, median dari data di atas adalah c. Modus Jadi, modus dari data di atas adalah 5

4

)

( (

5

Data: 7, 5, 8, 6, 7, 8, 7, 7, 7, 9, 5, 6, 8 Data setelah diurutkan: 5, 5, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9 a. Kuartil tengah (median)

datum ke datum ke datum ke

4 2


Lampiran 13

No

Penyelesaian datum ke 7 7 Jadi, kuartil tengah (median) dari data di atas adalah 7.

Skor

2

b. Kuartil bawah (Q1)

2

Jadi, kuatil bawah (Q1) dari data di atas adalah 6. c. Kuartil atas (Q3)

Jadi, kuatil atas (Q3) dari data di atas adalah 8.

2

d. Jangkauan semi antar kuartil (simpangan kuartil) = (Q3 Q1) (

)

( ) Jadi, Jangkauan semi antar kuartil (simpangan kuartil) dari data di atas adalah 1. e. Jangkauan antar kuartil (hamparan) = Q3

2

Q1 2

6

Jadi, Jangkauan antar kuartil (hamparan) dari data di atas adalah 2. a. Tepi atas kelas ketiga Tepi bawah kelas ketiga

2 2

b. Panjang interval kelasnya

2

c. Titik tenggah kelas kelima

(

) (

)


Lampiran 14

No

Penyelesaian

Skor

2 Titik tenggah kelas keenam

7

Rata-rata umur

(

) (

9

Nilai rata-rata kelas

( )

) (

)

2 5

)

Jadi, umur anak termuda 8

(

5

tahun ( )

( )

(

)

( )

4

Siswa dinyatakan lulus ujian matematika jika nilainya lebih besar

4

dari 6,34.

2

Jadi, banyaknya siswa yang lulus adalah 11 + 4 = 15 siswa. Rata-rata sumbangan tiap siswa ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 5

Jadi, rata-rata sumbangan tiap siswa adalah Rp 7.420,-

5


Lampiran 15

No 10

Misal:

Penyelesaian banyaknya siswa semula dalam kelas ( ) ( )

Skor

5 (

) 3

Jadi, banyaknya siswa semula dalam kelas adalah 24 siswa. Total skor:

2 100


LAMPIRAN B 1. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Motivasi Belajar 2. Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar 3. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov 4. Korelasi 5. Regresi Linier

PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 16

1. VALIDITAS SOAL DAN RELIABILITAS UJI COBA KUESIONER MOTIVASI BELAJAR a. Validitas Butir Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) 1 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21

2 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5

3 5 5 5 4 3 5 5 5 2 5 1 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5

4 2 4 4 2 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4

5 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3

6 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 3 3 5 4 5 4 5 4 5 5

7 3 4 4 5 1 3 5 5 4 5 5 5 3 3 3 5 5 5 2 5 5

8 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3

9 3 4 4 5 4 5 5 4 3 5 2 5 5 3 3 3 4 3 3 4 4

10 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2

3 2 4 5 3 4 5 3 3 3 2 3 1 4 3 4 2 3 3 4 2

11 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 3 4 4 3 5 5 2 3 4 3 3

12 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 1 4 5 4 2 3 3 3 4

13 3 2 3 1 2 4 2 3 4 2 4 2 2 4 2 4 3 3 3 3 2

14 4 3 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 3

15 2 1 3 1 2 4 2 2 3 2 2 4 2 5 3 2 2 4 2 3 2

16 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 5 4 4 4

17 3 4 3 3 3 5 3 3 3 4 3 4 3 3 3 5 4 4 3 5 3

18 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2

19 4 4 3 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5

20 3 2 3 1 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 4 4 3 3 2 3 3

Jml 64 66 70 68 66 83 74 69 67 74 62 69 57 71 73 84 66 74 63 75 69


1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 3 5 3 2 3 3 4 2 2 4 97 0,64

11 3 5 3 4 3 3 4 3 4 4 111 0,46

12 2 4 3 5 3 3 4 3 5 4 105 0,53

13 4 4 4 5 4 4 4 2 4 3 96 0,33

14 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 136 0,36

15 3 2 3 3 2 3 1 3 3 2 78 0,14

16 4 5 3 5 3 5 4 5 5 5 133 0,23

17 3 3 3 1 3 4 5 3 3 5 107 0,56

18 3 3 3 5 2 2 3 3 3 4 80 0,27

19 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 143 0,23

20 Jml 2 70 4 80 3 72 1 69 3 67 3 71 4 82 2 64 3 74 3 76 82 2189 0,60

S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 Jml

5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 142 0,40

4 3 5 5 5 5 5 1 3 1 129 0,14

3 3 3 3 2 3 5 3 3 3 94 0,52

3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 106 0,60

4 5 5 3 3 3 5 5 5 5 133 0,61

5 5 4 1 5 4 4 4 4 5 126 0,26

3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 100 0,72

4 4 3 2 4 3 5 4 3 3 116 0,13

2 3 3 3 3 2 4 1 2 3 75 0,19

Ket

valid

tidak

valid

valid

valid

tidak

valid

tidak

tidak

valid

valid

valid

valid

valid

tidak

tidak

valid

tidak

tidak

valid

b. Validitas Butir Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar (Opini) 1 S1 S2 S3 S4 S5 S6

2 4 4 5 4 4 5

3 3 4 4 4 3 4

4 4 5 5 5 4 5

5 5 4 4 3 5 4

6 3 4 4 5 3 5

7 3 3 4 4 3 5

8 3 4 3 3 3 2

9 3 4 4 4 3 4

3 4 4 5 3 5

10 4 4 4 5 4 5

11 4 4 4 5 4 5

12 3 4 4 4 3 4

13 3 3 4 3 3 4

14 3 4 4 4 3 4

15 4 4 5 4 4 2

16 3 4 4 3 3 5

17 4 4 5 5 4 5

18 2 3 3 5 2 5

19 5 4 5 5 5 5

20 Jml 4 70 4 78 4 83 4 84 4 70 5 88


1 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30

2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4

3 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 3 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4

4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5

5 5 3 4 5 3 2 2 4 3 5 3 4 4 4 3 3 4 3 5 3 5 4 4 3

6 4 5 4 4 5 4 4 5 3 5 3 4 3 5 4 5 4 3 3 3 4 5 5 3

7 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4

8 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 1 3 2 4 4 2 3

9 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 5 5

5 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 2 4

10 5 4 4 5 4 4 3 5 5 5 4 5 3 5 3 5 5 5 4 4 4 4 3 5

11 4 3 4 3 4 1 1 3 3 3 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3

12 5 3 4 5 5 3 5 5 3 5 4 4 4 4 2 1 4 5 2 3 4 4 4 5

13 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 2 3 4 4 3

14 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4

15 5 4 4 5 5 4 2 3 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4

16 4 3 3 5 3 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4

17 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4

18 3 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 3 3 5

19 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 3 5 5 4 5 5 4 5 5

20 Jml 5 85 4 74 5 78 5 87 5 78 5 76 5 75 5 82 5 75 5 90 5 73 5 81 5 71 4 80 4 65 5 78 5 85 5 77 5 73 4 73 5 82 4 81 5 74 5 82


1

2

3

4

5

6

7

8

9 5 112 0,62

10 4 133 0,64

11 5 107 0,43

12 5 120 0,59

13 3 106 0,50

14 5 110 0,68

15 5 129 0,15

16 5 121 0,48

17 5 140 0,59

18 4 117 0,34

19 5 143 0,43

20 Jml 5 89 145 2437 0,32

S31 Jml

3 114 0,38

5 129 0,35

5 141 0,50

3 116 0,22

5 126 0,51

3 114 0,34

4 89 0,37

5 125 0,40

Ket

valid

valid

valid

tidak

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

valid

tidak

valid

valid

valid

valid

valid

c. Reliabilitas Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar (Fakta) 1 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15

2 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5

3 5 5 5 4 3 5 5 5 2 5 1 5 5 2 5

4 2 4 4 2 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3

5 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3

6 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 3 3 5 4

7 3 4 4 5 1 3 5 5 4 5 5 5 3 3 3

8 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4

9 3 4 4 5 4 5 5 4 3 5 2 5 5 3 3

10 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 2 2 2

3 2 4 5 3 4 5 3 3 3 2 3 1 4 3

11 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 3 4 4 3 5

12 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 1 4 5

13 3 2 3 1 2 4 2 3 4 2 4 2 2 4 2

14 4 3 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5

15 2 1 3 1 2 4 2 2 3 2 2 4 2 5 3

16 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4

17 3 4 3 3 3 5 3 3 3 4 3 4 3 3 3

18 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3

19 4 4 3 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4

20 Jml 3 64 2 66 3 70 1 68 3 66 3 83 2 74 2 69 3 67 2 74 2 62 3 69 1 57 2 71 4 73


S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 Jml

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 142 0,24

5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 1 3 1 129 1,88

4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 5 3 3 3 94 0,48

4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 106 0,31

5 4 5 4 5 5 4 5 5 3 3 3 5 5 5 5 133 0,59

5 5 5 2 5 5 5 5 4 1 5 4 4 4 4 5 126 1,35

4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 100 0,30

3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 5 4 3 3 116 0,77

3 3 2 2 1 2 2 3 3 3 3 2 4 1 2 3 75 0,50

4 2 3 3 4 2 3 5 3 2 3 3 4 2 2 4 97 0,95

Jumlah variansi semua item: ∑

=

11 5 2 3 4 3 3 3 5 3 4 3 3 4 3 4 4 111 0,57

12 4 2 3 3 3 4 2 4 3 5 3 3 4 3 5 4 105 0,82

13 4 3 3 3 3 2 4 4 4 5 4 4 4 2 4 3 96 0,93

14 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 136 0,50

15 2 2 4 2 3 2 3 2 3 3 2 3 1 3 3 2 78 0,83

16 5 4 5 4 4 4 4 5 3 5 3 5 4 5 5 5 133 0,46

17 5 4 4 3 5 3 3 3 3 1 3 4 5 3 3 5 107 0,76

18 3 2 2 2 2 2 3 3 3 5 2 2 3 3 3 4 80 0,57

19 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 143 0,37

20 Jml 4 84 3 66 3 74 2 63 3 75 3 69 2 70 4 80 3 72 1 69 3 67 3 71 4 82 2 64 3 74 3 76 82 2189 0,68 37,592


Variansi total:

Disubtitusikan kedalam rumus Alpha: *

+[

]

[

][

]

d. Reliabilitas Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar (Opini) 1 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13

2 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4

3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4

4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5

5 5 4 4 3 5 4 5 3 4 5 3 2 2

6 3 4 4 5 3 5 4 5 4 4 5 4 4

7 3 3 4 4 3 5 3 4 4 4 5 4 5

8 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2

9 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 5 3 5 5 3 4 3 3 3 3

10 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3

11 4 4 4 5 4 5 4 3 4 3 4 1 1

12 3 4 4 4 3 4 5 3 4 5 5 3 5

13 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3

14 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3

15 4 4 5 4 4 2 5 4 4 5 5 4 2

16 3 4 4 3 3 5 4 3 3 5 3 4 5

17 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5

18 2 3 3 5 2 5 3 4 4 4 4 5 5

19 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5

20 Jml 4 70 4 78 4 83 4 84 4 70 5 88 5 85 4 74 5 78 5 87 5 78 5 76 5 75


S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 Jml

1

2

3

4

5

6

7

8

9

3 3 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 3 114 0,54

4 5 5 3 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 5 129 0,46

5 4 5 4 5 3 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 141 0,38

4 3 5 3 4 4 4 3 3 4 3 5 3 5 4 4 3 3 116 0,77

5 3 5 3 4 3 5 4 5 4 3 3 3 4 5 5 3 5 126 0,64

4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 114 0,41

3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 1 3 2 4 4 2 3 4 89 0,50

4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 5 5 5 125 0,29

3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 2 4 5 112 0,62

Jumlah variansi semua item:

10 5 5 5 4 5 3 5 3 5 5 5 4 4 4 4 3 5 4 133 0,46

11 3 3 3 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 5 107 1,02

12 5 3 5 4 4 4 4 2 1 4 5 2 3 4 4 4 5 5 120 1,02

13 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 2 3 4 4 3 3 106 0,08

14 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 5 110 0,31

15 3 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 129 0,59

16 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 5 121 0,47

17 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 140 0,25

18 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 3 3 5 4 117 0,76

19 5 5 5 4 5 4 4 3 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 143 0,43

20 Jml 5 82 5 75 5 90 5 73 5 81 5 71 4 80 4 65 5 78 5 85 5 77 5 73 4 73 5 82 4 81 5 74 5 82 5 89 145 2437 0,22 36,753


∑

=

Variansi total:

Disubtitusikan kedalam rumus Alpha: *

+[

]

[

][

]


Lampiran 24

2. VALIDITAS SOAL DAN RELIABILITAS UJI COBA SOAL TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA a. Daftar Nilai Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika No 1 1 10 2 3 3 2 4 2 5 8 6 7 7 5 8 7 9 10 10 9 11 10 12 9 13 2 14 10 15 9 16 10 17 10 18 10 19 2 20 9 21 9 22 2 23 0 24 10 25 9 26 10 27 8 28 10 29 9 30 5 31 10 32 5 Jml 231

2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml 10 8 2 4 10 10 5 10 2 71 4 4 4 3 1 2 2 0 10 33 2 2 7 2 1 2 2 0 1 21 7 2 10 2 2 1 1 0 1 28 10 7 7 3 10 9 5 5 1 65 5 6 10 5 10 5 9 1 1 59 2 4 9 5 1 1 0 1 0 28 6 7 10 8 8 8 8 9 1 72 2 4 10 4 10 10 7 0 10 67 10 9 3 6 10 10 0 7 0 64 4 8 10 6 10 10 7 5 0 70 10 9 10 5 10 10 9 0 1 73 9 10 2 6 3 0 0 6 1 39 2 10 10 6 10 10 8 7 10 83 6 10 7 7 10 10 7 0 8 74 10 10 2 1 1 0 0 8 10 52 2 2 7 2 10 10 9 0 10 62 10 10 10 5 10 10 1 0 10 76 5 3 2 6 2 2 6 5 0 33 2 2 2 2 10 0 9 1 1 38 10 10 2 2 10 2 0 1 10 56 6 8 10 2 1 10 7 1 1 48 2 2 7 6 1 10 0 7 1 36 9 9 10 5 1 10 0 5 1 60 2 5 10 6 10 10 9 7 1 69 10 10 10 3 10 10 2 3 10 78 10 10 10 8 10 10 2 10 1 79 10 10 10 5 4 7 0 10 1 67 3 3 4 3 10 0 2 3 10 47 10 9 2 2 10 2 9 9 1 59 9 10 2 2 8 2 9 5 1 58 6 6 4 3 5 0 7 6 10 52 205 219 215 135 219 193 142 132 126 1817


Lampiran 25

b. Uji Validitas Butir Soal 1 Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Jumlah

∑ √(

∑

10 3 2 2 8 7 5 7 10 9 10 9 2 10 9 10 10 10 2 9 9 2 0 10 9 10 8 10 9 5 10 5 231

71 33 21 28 65 59 28 72 67 64 70 73 39 83 74 52 62 76 33 38 56 48 36 60 69 78 79 67 47 59 58 52 1817

100 9 4 4 64 49 25 49 100 81 100 81 4 100 81 100 100 100 4 81 81 4 0 100 81 100 64 100 81 25 100 25 1997

(∑ )(∑ )

(∑ ) ) (

∑

(∑ ) )

5041 1089 441 784 4225 3481 784 5184 4489 4096 4900 5329 1521 6889 5476 2704 3844 5776 1089 1444 3136 2304 1296 3600 4761 6084 6241 4489 2209 3481 3364 2704 112255

710 99 42 56 520 413 140 504 670 576 700 657 78 830 666 520 620 760 66 342 504 96 0 600 621 780 632 670 423 295 580 260 14430


Lampiran 26

( √(

(

)

Karena

) (

) )(

(

)( (

) )

(

) )

, maka soal nomor 1 valid.

c. Uji Validitas Butir Soal 2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 Jumlah

10 4 2 7 10 5 2 6 2 10 4 10 9 2 6 10 2 10 5 2 10 6 2 9 2 10 10 10 3 10 9 6 231

71 33 21 28 65 59 28 72 67 64 70 73 39 83 74 52 62 76 33 38 56 48 36 60 69 78 79 67 47 59 58 52 1817

100 16 4 49 100 25 4 36 4 100 16 100 81 4 36 100 4 100 25 4 100 36 4 81 4 100 100 100 9 100 81 36 1997

5041 1089 441 784 4225 3481 784 5184 4489 4096 4900 5329 1521 6889 5476 2704 3844 5776 1089 1444 3136 2304 1296 3600 4761 6084 6241 4489 2209 3481 3364 2704 112255

710 132 42 196 650 295 56 432 134 640 280 730 351 166 444 520 124 760 165 76 560 288 72 540 138 780 790 670 141 590 522 312 12306


Lampiran 27

∑ √(

∑

(∑ )(∑ )

( √(

(

∑

(∑ ) ) (

)

Karena

) (

) )(

(∑ ) )

(

)( (

) )

(

) )


d. Uji Validitas Butir Soal 3 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30

8 4 2 2 7 6 4 7 4 9 8 9 10 10 10 10 2 10 3 2 10 8 2 9 5 10 10 10 3 9

71 33 21 28 65 59 28 72 67 64 70 73 39 83 74 52 62 76 33 38 56 48 36 60 69 78 79 67 47 59

64 16 4 4 49 36 16 49 16 81 64 81 100 100 100 100 4 100 9 4 100 64 4 81 25 100 100 100 9 81

5041 1089 441 784 4225 3481 784 5184 4489 4096 4900 5329 1521 6889 5476 2704 3844 5776 1089 1444 3136 2304 1296 3600 4761 6084 6241 4489 2209 3481

568 132 42 56 455 354 112 504 268 576 560 657 390 830 740 520 124 760 99 76 560 384 72 540 345 780 790 670 141 531


Lampiran 28

Siswa S31 S32

No 31 32

10 6 219

Jumlah

∑ √(

∑

(

∑

(∑ ) ) (

)

Karena

100 36 1797

3364 2704 112255

580 312 13528

(∑ )(∑ )

( √(

58 52 1817

) (

) )(

(∑ ) )

(

)( (

) )

(

) )


e. Uji Validitas Butir Soal 4 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24

2 4 7 10 7 10 9 10 10 3 10 10 2 10 7 2 7 10 2 2 2 10 7 10

71 33 21 28 65 59 28 72 67 64 70 73 39 83 74 52 62 76 33 38 56 48 36 60

4 16 49 100 49 100 81 100 100 9 100 100 4 100 49 4 49 100 4 4 4 100 49 100

5041 1089 441 784 4225 3481 784 5184 4489 4096 4900 5329 1521 6889 5476 2704 3844 5776 1089 1444 3136 2304 1296 3600

142 132 147 280 455 590 252 720 670 192 700 730 78 830 518 104 434 760 66 76 112 480 252 600


Lampiran 29

Siswa S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32

No 25 26 27 28 29 30 31 32

10 10 10 10 4 2 2 4 215

Jumlah

∑ √(

∑

(

∑

(∑ ) ) (

)

Karena

100 100 100 100 16 4 4 16 1815

4761 6084 6241 4489 2209 3481 3364 2704 112255

690 780 790 670 188 118 116 208 12880

(∑ )(∑ )

( √(

69 78 79 67 47 59 58 52 1817

) (

) )(

(∑ ) )

(

)( (

) )

(

) )


f. Uji Validitas Butir Soal 5 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18

4 3 2 2 3 5 5 8 4 6 6 5 6 6 7 1 2 5

71 33 21 28 65 59 28 72 67 64 70 73 39 83 74 52 62 76

16 9 4 4 9 25 25 64 16 36 36 25 36 36 49 1 4 25

5041 1089 441 784 4225 3481 784 5184 4489 4096 4900 5329 1521 6889 5476 2704 3844 5776

284 99 42 56 195 295 140 576 268 384 420 365 234 498 518 52 124 380


Lampiran 30

Siswa S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32

No 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

6 2 2 2 6 5 6 3 8 5 3 2 2 3 135

Jumlah

∑ √(

∑

(

(∑ ) ) (

)

Karena

36 4 4 4 36 25 36 9 64 25 9 4 4 9 689

1089 1444 3136 2304 1296 3600 4761 6084 6241 4489 2209 3481 3364 2704 112255

198 76 112 96 216 300 414 234 632 335 141 118 116 156 8074

(∑ )(∑ )

( √(

33 38 56 48 36 60 69 78 79 67 47 59 58 52 1817

(

) ) )(

∑

(∑ ) )

(

)( (

) )

(

) )


g. Uji Validitas Butir Soal 6 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12

10 1 1 2 10 10 1 8 10 10 10 10

71 33 21 28 65 59 28 72 67 64 70 73

100 1 1 4 100 100 1 64 100 100 100 100

5041 1089 441 784 4225 3481 784 5184 4489 4096 4900 5329

710 33 21 56 650 590 28 576 670 640 700 730


Lampiran 31

Siswa S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32

No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

3 10 10 1 10 10 2 10 10 1 1 1 10 10 10 4 10 10 8 5 219

Jumlah

∑ √(

∑

(

∑

(∑ ) ) (

)

Karena

9 100 100 1 100 100 4 100 100 1 1 1 100 100 100 16 100 100 64 25 1993

1521 6889 5476 2704 3844 5776 1089 1444 3136 2304 1296 3600 4761 6084 6241 4489 2209 3481 3364 2704 112255

117 830 740 52 620 760 66 380 560 48 36 60 690 780 790 268 470 590 464 260 13985

(∑ )(∑ )

( √(

39 83 74 52 62 76 33 38 56 48 36 60 69 78 79 67 47 59 58 52 1817

) (

) )(

(∑ ) )

(

)( (

) )

(

) )


h. Uji Validitas Butir Soal 7 No 1 2 3 4 5 6 7

Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7

10 2 2 1 9 5 1

71 33 21 28 65 59 28

100 4 4 1 81 25 1

5041 1089 441 784 4225 3481 784

710 66 42 28 585 295 28


Lampiran 32

Siswa S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32

No 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

8 10 10 10 10 0 10 10 0 10 10 2 0 2 10 10 10 10 10 10 7 0 2 2 0 193

Jumlah

∑ √(

∑

Karena

(

∑

(∑ ) ) (

)

64 100 100 100 100 10 100 100 0 100 100 4 0 4 100 100 100 100 100 100 49 0 4 4 0 1755

5184 4489 4096 4900 5329 1521 6889 5476 2704 3844 5776 1089 1444 3136 2304 1296 3600 4761 6084 6241 4489 2209 3481 3364 2704 112255

(∑ )(∑ )

( √(

72 67 64 70 73 39 83 74 52 62 76 33 38 56 48 36 60 69 78 79 67 47 59 58 52 1817

) (

) )(

(∑ ) )

(

)( (

) )

(


) )

576 670 640 700 730 0 830 740 0 620 760 66 0 112 480 360 600 690 780 790 469 0 118 116 0 12601


Lampiran 33

i. Uji Validitas Butir Soal 8 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32 Jumlah

5 2 2 1 5 9 0 8 7 0 7 9 0 8 7 0 9 1 6 9 0 7 0 0 9 2 2 0 2 9 9 7 142

71 33 21 28 65 59 28 72 67 64 70 73 39 83 74 52 62 76 33 38 56 48 36 60 69 78 79 67 47 59 58 52 1817

25 4 4 1 25 81 0 64 49 0 49 81 0 64 49 0 81 1 36 81 0 49 0 0 81 4 4 0 4 81 81 49 1048

5041 1089 441 784 4225 3481 784 5184 4489 4096 4900 5329 1521 6889 5476 2704 3844 5776 1089 1444 3136 2304 1296 3600 4761 6084 6241 4489 2209 3481 3364 2704 112255

355 66 42 28 325 531 0 576 469 0 490 657 0 664 518 0 558 76 198 342 0 336 0 0 621 156 158 0 94 531 522 364 8677


Lampiran 34

∑ √(

∑

(∑ )(∑ )

(∑ ) ) ( (

√(

(

)

Karena

) (

∑

(∑ ) )

(

) )(

)( (

) )

(

) )


j. Uji Validitas Butir Soal 9 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30

10 0 0 0 5 1 1 9 0 7 5 0 6 7 0 8 0 0 5 1 1 1 7 5 7 3 10 10 3 9

71 33 21 28 65 59 28 72 67 64 70 73 39 83 74 52 62 76 33 38 56 48 36 60 69 78 79 67 47 59

100 0 0 0 25 1 1 81 0 49 25 0 36 49 0 64 0 0 25 1 1 1 49 25 49 9 100 100 9 81

5041 1089 441 784 4225 3481 784 5184 4489 4096 4900 5329 1521 6889 5476 2704 3844 5776 1089 1444 3136 2304 1296 3600 4761 6084 6241 4489 2209 3481

710 0 0 0 325 59 28 648 0 448 350 0 234 581 0 416 0 0 165 38 56 48 252 300 483 234 790 670 141 531


Lampiran 35

Siswa S31 S32

No 31 32

5 6 132

Jumlah

∑ √(

∑

(

(∑ ) ) (

)

Karena

25 36 942

3364 2704 112255

290 312 8109

(∑ )(∑ )

( √(

58 52 1817

(

) ) )(

∑

(∑ ) )

(

)( (

) )

(

) )


k. Uji Validitas Butir Soal 10 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24

2 10 1 1 1 1 0 1 10 0 0 1 1 10 8 10 10 10 0 1 10 1 1 1

71 33 21 28 65 59 28 72 67 64 70 73 39 83 74 52 62 76 33 38 56 48 36 60

4 100 1 1 1 1 0 1 100 0 0 1 1 100 64 100 100 100 0 1 100 1 1 1

5041 1089 441 784 4225 3481 784 5184 4489 4096 4900 5329 1521 6889 5476 2704 3844 5776 1089 1444 3136 2304 1296 3600

142 330 21 28 65 59 0 72 670 0 0 73 39 830 592 520 620 760 0 38 560 48 36 60


Lampiran 36

Siswa S25 S26 S27 S28 S29 S30 S31 S32

No 25 26 27 28 29 30 31 32

1 10 1 1 10 1 1 10 126

Jumlah

∑ √(

∑

(∑ ) ) (

(

1 100 1 1 100 1 1 100 1084

4761 6084 6241 4489 2209 3481 3364 2704 112255

69 780 79 67 470 59 58 520 7665

(∑ )(∑ )

( √(

69 78 79 67 47 59 58 52 1817

) (

)

Karena

∑

(∑ ) )

(

) )(

)( (

) )

(

) )

, maka soal nomor 10 tidak valid.

l. Reliabilitas Uji Coba Soal Tes Hasil Belajar Matematika ∑

(∑ )

(

)

(

)

(

(

(

)

)

(

)

(

)

)


Lampiran 37

(

)

(

(

)

)


Lampiran 16

Jumlah variansi semua item: ∑

=

Variansi total: ∑

(∑ )

(

)

Disubtitusikan kedalam rumus Alpha: * Karena

+[

]

[

][

]

maka instrumen soal reliabel.

3. UJI NORMALITAS KOLMOGOROV-SMIRNOV c. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus uji Kolmogorov-Smirnov, dengan perhitungan terlampir. Hipotesis: H0 = Data kuesioner motivasi belajar berdistribusi normal


Lampiran 17

H1 = Data kuesioner motivasi belajar tidak berdistribusi normal Taraf signifikasi: ( ) (

(

)

)

, didapat dari:

dan Sehingga,

Jadi, didapat

(

)

Daerah penolakan: H0 diterima jika Tabel Perhitungan Motivasi Belajar Siswa

127 128 134 136 138 142 144 145 153 154 155 156 158 159 165

1 1 1 1 3 2 1 1 2 2 4 2 1 1 1

1 2 3 4 7 9 10 11 13 15 19 21 22 23 24

( ) 0,032 0,065 0,097 0,129 0,226 0,290 0,323 0,355 0,419 0,484 0,613 0,677 0,710 0,742 0,774

-1,87 -1,80 -1,36 -1,22 -1,08 -0,79 -0,64 -0,57 0,01 0,08 0,15 0,22 0,37 0,44 0,87

( ) 0,0307 0,0359 0,0869 0,1112 0,1401 0,2148 0,2611 0,2843 0,4960 0,4681 0,5596 0,5871 0,6443 0,6700 0,8078

( )

( )

0,002 0,029 0,010 0,018 0,086 0,076 0,061 0,071 0,077 0,016 0,053 0,090 0,065 0,072 0,034

(

)

( )

0,031 0,004 0,022 0,014 0,011 0,011 0,029 0,038 0,141 0,049 0,076 0,026 0,033 0,040 0,066


Lampiran 18

( ) 0,839 0,871 0,935 1,000

166 2 26 168 1 27 174 2 29 176 2 31 Rata-rata : 152,90 Simpangan baku : 13,85

Karena

0,95 1,09 1,52 1,67

( ) 0,8289 0,8621 0,9357 0,9525

( )

(

( )

)

( )

0,010 0,009 0,000 0,048

0,055 0,023 0,065 0,017



.

d. Uji Normalitas Tes Hasil Belajar Matematika Siswa Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus uji Kolmogorov-Smirnov, dengan perhitungan terlampir. Hipotesis: H0 = Data tes hasil belajar matematika berdistribusi normal H1 = Data tes hasil belajar matematika tidak berdistribusi normal Taraf signifikasi: ( )

(

)


Tabel Perhitungan Tes Hasil Belajar Matematika Siswa

66 68 69 72 73 76

1 1 1 1 1 2

1 2 3 4 5 7

( ) 0,032 0,065 0,097 0,129 0,161 0,226

-1,84 -1,64 -1,54 -1,24 -1,14 -0,84

( ) 0,0329 0,0505 0,0618 0,1075 0,1271 0,2005

( )

( )

0,001 0,014 0,035 0,022 0,034 0,025

(

)

( )

0,033 0,018 0,003 0,011 0,002 0,039


Lampiran 19

77 1 8 0,258 -0,74 78 2 10 0,323 -0,64 79 2 12 0,387 -0,54 80 1 13 0,419 -0,44 82 3 16 0,516 -0,24 85 1 17 0,548 0,06 86 1 18 0,581 0,17 89 2 20 0,645 0,47 91 1 21 0,677 0,67 92 2 23 0,742 0,77 93 1 24 0,774 0,87 94 1 25 0,806 0,97 95 1 26 0,839 1,07 96 1 27 0,871 1,17 97 1 28 0,903 1,27 99 1 29 0,935 1,47 100 2 31 1,000 1,57 Rata-rata : 84,36 Simpangan baku : 9,96

Karena

0,2296 0,2611 0,2946 0,3300 0,4052 0,5239 0,5675 0,6808 0,7486 0,7794 0,8087 0,8340 0,8577 0,8790 0,8980 0,9292 0,9418

0,028 0,061 0,092 0,089 0,111 0,024 0,013 0,036 0,071 0,037 0,035 0,028 0,019 0,008 0,005 0,006 0,058

0,004 0,003 0,028 0,057 0,014 0,008 0,019 0,100 0,103 0,102 0,067 0,060 0,051 0,040 0,027 0,026 0,006



.

4. UJI KORELASI d. Korelasi antara Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Telah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan data motivasi belajar dan tes hasil belajar matematika siswa, keduanya berdistribusi normal. Uji korelasi dengan menggunakan Product Moment


Lampiran 20

dari Pearson untuk mengetahui berapa besar kontribusi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa Hipotesis: H0 = Tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan tes hasil belajar siswa H1 = Ada hubungan antara motivasi belajar dengan tes hasil belajar matematika siswa Taraf signifikasi: ( ) (

(

)

)

, didapat dari:

dan Sehingga,

Jadi, didapat

(

)

Daerah penolakan: H0 ditolak jika Tabel Perhitungan Korelasi Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Motivasi ( ) 155 138 159 154

THB ( ) 100 76 77 78

24025 19044 25281 23716

10000 5776 5929 6084

15500 10488 12243 12012


Lampiran 21

Motivasi ( ) 156 145 142 176 153 155 156 136 155 127 154 166 168 142 158 174 134 153 155 174 138 144 176 165 138 128 166

THB ( ) 99 86 72 92 82 92 93 89 95 68 82 94 85 89 69 91 96 76 79 82 66 80 78 100 79 73 97 ∑

∑

∑ √(

∑

∑

√(

∑

(∑ ) ) (

(

)

)(

∑

15444 12470 10224 16192 12546 14260 14508 12104 14725 8636 12628 15604 14280 12638 10902 15834 12864 11628 12245 14268 9108 11520 13728 16500 10902 9344 16102 ∑

(∑ )(∑ )

( √(

9801 7396 5184 8464 6724 8464 8649 7921 9025 4624 6724 8836 7225 7921 4761 8281 9216 5776 6241 6724 4356 6400 6084 10000 6241 5329 9409

24336 21025 20164 30976 23409 24025 24336 18496 24025 16129 23716 27556 28224 20164 24964 30276 17956 23409 24025 30276 19044 20736 30976 27225 19044 16384 27556

) (

(∑ ) (

) )(

)

)( (

) (

) )


Lampiran 22

Karena

maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan tes hasil belajar matematika pada taraf signifikasi

.

e.

(

)

Jadi, kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa adalah

.

b. Korelasi antara Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa Data kedua variabel, yaitu data keaktifan belajar siswa dan data tes hasil belajar matematika berbentuk ordinal, sehingga uji korelasinya dengan menggunakan Spearman Rank, untuk mengetahui berapa besar kontribusi keaktifan belajar terhadap hasil belajar matematika siswa. Hipotesis: H0 = Tidak ada hubungan antara keaktifan belajar dengan tes hasil belajar siswa H1 = Ada hubungan antara keaktifan belajar dengan tes hasil belajar matematika siswa Taraf signifikasi: ( )

(

)

Daerah penolakan: H0 ditolak jika Tabel Perhitungan Korelasi Keaktifan Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Keaktifan ( ) 68 78 69

THB Rangking Rangking ( ) 100 15 1,5 76 3,5 25,5 77 13 24

|

| 13,5 22 11

182,25 484 121


Lampiran 23

80 69 71 67 45 69 61 72 74 72 51 48 57 66 54 53 74 78 84 73 58 65 61 62 76 49 51 36

78 99 86 72 92 82 92 93 89 95 68 82 94 85 89 69 91 96 76 79 82 66 80 78 100 79 73 97

2 13 11 16 30 13 20,5 9,5 6,5 9,5 26,5 29 23 17 24 25 6,5 3,5 1 8 22 18 20,5 19 5 28 26,5 31

∑

∑ (

) ( (

)

(

)

)

Sehingga,

√

22,5 3 14 28 9,5 17 9,5 8 12,5 6 30 17 7 15 12,5 29 11 5 25,5 20,5 17 31 19 22,5 1,5 20,5 27 4

20,5 10 3 12 20,5 4 11 1,5 6 3,5 3,5 12 16 2 11,5 4 4,5 1,5 24,5 12,5 5 13 1,5 3,5 3,5 7,5 0,5 27

420,25 100 9 144 420,25 16 121 2,25 36 12,25 12,25 144 256 4 132,25 16 20,25 2,25 600,25 156,25 25 169 2,25 12,25 12,25 56,25 0,25 729


Lampiran 24

√

(

)

Karena

maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara keaktifan belajar dengan tes hasil belajar matematika pada taraf signifikasi

.

f.

(

)

Jadi, kontribusi keaktifan belajar siswa terhadap hasil belajar matematika siswa adalah

.

c.

5. REGRESI LINIER ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Dari data mentah motivasi belajar dan tes hasil belajar diperoleh: ∑

∑ ̅

∑

∑

̅

Sehingga, ∑

(∑ ∑

)(∑ (∑

) )


Lampiran 25

(

) (

̅

( )( ) ( )

)

( ̅) (

)

Sehingga diperoleh, Artinya, setiap unit kenaikan

mengakibatkan kenaikan

sebesar

.


LAMIPRAN C 1. Transkrip Wawancara 2. Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa 3. Contoh Hasil Kerja Motivasi 4. Contoh Hasil Tes Hasil Belajar


Lampiran 26

Siswa 15 P : “Di rumah, kamu bikin jadwal belajar gak?” S15 : “Gak mbak” P : “Berarti belajar matematika di rumah setiap hari apa?” S15 : “Kalau ada PR. Ee kalau ada ulangan mbak” P : “Biasanya belajar matematikanya siang hari atau malam hari atau keduaduanya?” S15 : “Malem lah” P : “Belajarnya mulai jam berapa sampai jam berapa?” S15 : “Ya tergantung mbak” P : “Tergantung gimana maksudnya?” S15 : “Kalau capek gak belajar malahan” P : “Kalau gak capek, dari jam berapa belajarnya” S15 : “Ya, Cuma sebentar” P : “Sebentarnya berapa menit?” S15 : “Ya gak sampai setengah jam” P : “Trus, itu biasanya belajarnya ngapain?” S15 : “Ya cuma liat-liat aja mbak” P : “Cuma liat-liat aja?” S15 : “Ya iya mbak” P : “Trus menurut kamu, matematika itu susah gak?” S15 : “Susah” P : “Letak susahnya karena pelajarannya atau gak suka sama guruya?” S15 : “Pie yo mbak. Ya gitu lah mbak, pokoknya itu” P : “Itunya itu apa dik, aku gak ngerti maksudnya?” S15 : “Gurunya sih biasa aja, aku dimarahin juga gakpapa” P : “Berarti pembelajaran matematikanya menyenangkan ya?” S15 : “Ya gak juga mbak. Banyak susahnya. Menyenangkan tuh pas pelajarannya kosong mbak” P : “Trus pelajaran yang kamu suka itu apa?” S15 : “Olahraga” P : “Bearti gak suka dengan pelajaran yang berhubungan dengan akademik gitu ya?” S15 : “Ya kan, paling suka kan olahraga” P : “Konsentrasimu gimana saat pembelajaran matematika?” S15 : “Fokus” P : “Jelas gak penjelasan dari gurunya?” S15 : “Kadang-kadang” P : “Kalau gak jelas lebih nyaman tanya ke teman atau ke guru?” S15 : “Temen lah mbak”


Lampiran 27

P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P

: “Tapi pernah tanya ke guru gak?” : “Pernah, tapi lebih enak ke temen” : “Kalau guru ngasih pertanyaan, kamu nunggu ditunjuk atau ada inisiatif ingin menjawab?” : “Nunggu ditunjuk” : “Buku referensi apa yang dianjurkan guru untuk pembelajaran matematika?” : “Buku paket dari pemerintah, tapi bukunya telat juga” : “Trus kalau pembelajaran matematika selama ini pakai apa?” : “LKS mbak” : “Cari referensi lain gak buat belajar?” : “Enggak” : “Baca-baca di internet gitu juga gak?” : “Enggak” : “Guru biasanya kasih PR gak?” : “Setiap nganu lah, pasti ada PR” : “Bikin catatan kecil gak buat nulis PR apa saja yang harus dikerjakan?” : “Iya” : “Trus kalau dikasih PR langsung dikerjakan sepulang sekolah atau gimana?” : “Enggak langsung dikerjakan” : “Kamu lebih suka mengerjakan PR sendiri atau bareng teman-teman?” : “Ya tergantung mbak, kalau susah ya suka bareng temen” : “Di rumah, orang tua sering ingetin belajar gak?” : “Sering mbak” : “Sikap mereka gimana kalau tahu kamu gak belajar” : “Ya dibiarin aja mbak” : “Apa mereka gak menegur atau menasihati kamu?” : “Ya ditegur, tapi kalau ditegur gak didengerin ya dibiarin aja” : “Ada ruang khusus gak buat belajar di rumah?” : “Ya gak, wong rumah e kecil mbak” : “Berarti kalau belajar gitu dimana?” : “Di kamar lah” : “Suasananya nyaman gak buat kamu belajar?” : “Ya nyaman lah” : “Ikut les gak selama di kelas X?” : “Enggak” : “Peralatan tulismu lengkap gak untuk pembelajaran matematika?” : “Enggak” : “Belajar gak kalau mau ulangan matematika?”


Lampiran 28

S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P S15 P

: “Iya” : “Belajarnya pakai sistem kebut semalam atau jauh-jauh hari sudah dipersiapkan?” : “Semalem, itu juga sebentar” : “Itu belajarnya ngapain?” : “Ngapalin rumus sama latihan soal” : “Nilai ulangan matematikmu gimana, memuaskan atau gak?” : “Jelek. Nilainya 5 terus” : “Gimana perasaankan kamu dapat nilai kurang bagus?” : “Hahaha.... Kecewa lah mbak” : “Berapa pun nilainya, kamu tunjukkan ke orang tua gak?” : “Enggak” : “Alasannya kenapa?” : “Sama aja, ditunjukkan atau apa gak ditunjukkan. Komentarnya biasa aja mbak” : “Oke. Terima kasih ya”

Siswa 18 P : “Di rumah, kamu bikin jadwal belajar gak?” S18 : “Enggak” P : “Berarti belajar matematika di rumah setiap hari apa?” S18 : “Kalau ada PR dan kalau besoknya ada pelajaran matematika” P : “Biasanya belajar matematikanya siang hari atau malam hari atau keduaduanya?” S18 : “Kalau siang hari, kadang ada PR aku kerjain dulu. Kalau malem cuma kadang” P : “Belajarnya mulai jam berapa sampai jam berapa?” S18 : “Sepulang sekolah, kalau malemnya habis isya” P : “Trus itu kamu belajarnya ngapain?” S18 : “Latihan soal, baca-baca ulang” P : “Trus menurut kamu, matematika itu susah gak?” S18 : “Tergantung materinya, kadang mudah kadang susah” P : “Pembelajaran matematikanya menyenangkan gak?” S18 : “Menyenangkan sih, bikin dong kok mbak” P : “Berarti penjelasan dari gurunya jelas gak?” S18 : “Jelas” P : “Konsentrasimu gimana saat pembelajaran matematika?” S18 : “Ehmmm. Santai aja. Gak spaneng, tapi kadang ya spaneng sih” P : “Trus pelajaran yang kamu suka itu apa?” S18 : “Yang aku suka. Ehmm, apa ya... Olahraga mungkin”


Lampiran 29

P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P

: “Kalau guru ngasih pertanyaan, kamu nunggu ditunjuk atau ada inisiatif ingin menjawab?” : “Guru apa dulu?” : “Guru matematika” : “Harus ditunjuk” : “Buku referensi apa yang dianjurkan guru untuk pembelajaran matematika?” :“Ehmmm....Enggak kayaknya” : “Cari referensi lain gak buat belajar, misalnya cari buku di perpustakaan atau di internet?” : “Kalau di perpus enggak, kalau di internet pas ngerjain latihan aja mbak” : “Guru biasanya kasih PR gak?” : “Dikasih. Sering banget malah” : “Bikin catatan kecil gak buat nulis PR apa saja yang harus dikerjakan?” : “Enggak. Mungkin di LKS nya yang tak coret-coret” : “Tadi kalau dikasih PR langsung dikerjakan sepulang sekolah, itu sering kamu lakukan atau pas ingat aja?” : “Sering sih, soalnya kalau ditunda-tunda nanti males ngerjainnya tuh” : “Kamu lebih suka mengerjakan PR sendiri atau bareng teman-teman?” : “Kalau bisa ya kerjain sendiri, ntar kalau gak bisa tanya temen” : “Di rumah, orang tua sering ingetin belajar gak” : “Enggak sih, soalnya aku selalu di depan meja belajar, gak tahu aku belajar atau gak, jadi ya gak diingetin” : “Sikap mereka gimana kalau tahu kamu gak belajar?” : “Ya udah gakpapa, soalnya aku sering di depan meja belajar gitu. Gak dimarahin kok” : “Ada ruang khusus gak buat belajar di rumah?” : “Enggak, di kamar itu ada meja belajar” : “Suasananya nyaman gak buat kamu belajar?” : “Nyaman sih, soalnya kan pasti sepi” : “Ikut les gak selama di kelas X?” : “Enggak” : “Peralatan tulismu lengkap gak untuk pembelajaran matematika?” : “Lengkap, ada penggaris, jangka, busur” : “Itu kamu beli dari uang jajanmu atau ada anggaran khusus dari orang tua?” : “Dari uang jajanku.... Huhuhuhu” : “Peralatan itu kamu bawa setiap pembelajaran matematika gak?” : “Enggak. Kalau ada materinya yang gunain itu aja” : “Belajar gak kalau mau ulangan matematika?”


Lampiran 30

S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P S18 P

: “Belajar” : “Belajarnya pakai sistem kebut semalam atau jauh-jauh hari sudah dipersiapkan?” : “Kebut semalem. Hehehe” : “Nilai ulangan matematikmu gimana, memuaskan atau gak?” : “Insyaallah sih memuaskan, tapi ada beberapa yang jelek sih. Dua kali ulangan apa ya” : “Bangga gak setiap dapat nilai bagus?” : “Bangga to” : “Berapa pun nilainya, selalu kamu tunjukkan ke orang tua?” : “Aku tunjukkin” : “Komentar mereka gimana mengenai nilai kamu?” : “Kalau nilainya jelek ya dibilang gak belajar akunya” : “Trus biasanya dikasih reward gak setiap dapat nilai bagus?” : “Enggak. Cuma dibilang ya bagus dapat nilai baik” : “Tadi kamu bilang pernah dapat nilai kurang bagus, perasaanmu gimana?” : “Sedih” : “Kamu berusaha lagi atau pasrah dengan nilai seperti itu?” : “Kalau di remedi, aku usaha lagi to. Kalau gak ya udah” : “Oke. Terima Kasih ya”

Siswa 3 P : “Di rumah, kamu bikin jadwal belajar gak?” S3 : “Iya” P : “Kamu rutin pakai jadwal itu gak?” S3 : “Enggak” P : “Berarti belajar matematika di rumah setiap hari apa?” S3 : “Ya kalau jadwalnya itu satu hari sebelumnya itu” P : “Biasanya belajar matematikanya siang hari atau malam hari atau keduaduanya?” S3 : “Malam hari sama pagi” P : “Belajarnya mulai jam berapa sampai jam berapa?” S3 : “Jam sembilan malem sampai jam setengah sebelas, kalau pagi jam empat sampai adzan subuh” P : “Trus itu kamu belajarnya ngapain?” S3 : “Ya mengulangi latihan yang diajarkan guru” P : “Trus menurut kamu, matematika itu susah gak?” S3 : “Ya kalau gak dong ya susah”


Lampiran 31

P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P

: “Pembelajaran matematika bersama Bu Tri Sujatwati menyenangkan gak?” : “Ya... menyenangkan” : “Berarti penjelasan dari gurunya jelas gak?” : “Ada yang jelas ada yang tidak” : “Konsentrasimu gimana saat pembelajaran matematika?” : “Kadang diganggu teman, atau saya yang menganggu teman” : “Kalau semisalnya kamu yang diajak ngobrol teman, sikap kamu gimana?” : “Ya apa ya. Tergantung” : “Tadi kan bilang kalau kadang jelas kadang gak dengan penjelasan dari guru. Kalau gak jelas, kamu lebih nyaman tanya ke teman atau ke guru ?” : “Tanya ke guru kalau pas pelajarannya” : “Kalau guru ngasih pertanyaan, kamu nunggu ditunjuk atau ada inisiatif ingin menjawab?” : “Kalau bisa ya ngejawab pertanyaan guru mbak, kalau gakya diem aja nunggu ditunjuk” : “Pelajaran yang kamu suka apa sih?” : “Eee. Apa ya. Banyak sih. Bahasa Inggris” : “Buku referensi apa yang dianjurkan guru untuk pembelajaran matematika?” : “Yang diberikan di sekolah ya paket itu gak tahu namanya” : “Guru jarang memakai referensi itu saat pembelajaran matematika?” : “Jarang, seringnya pakai LKS” : “Cari referensi lain gak buat belajar, misalnya cari buku di perpustakaan atau di internet?” : “Enggak, cuma tanya ke temen” : “Guru biasanya kasih PR gak” : “Sering sekali” : “Bikin catatan kecil gak buat nulis PR apa saja yang harus dikerjakan?” : “Iya” : “Trus kalau dikasih PR langsung dikerjakan sepulang sekolah atau gimana?” : “Kalau ada PR itu biasanya ngerjainnya kalau sudah mau ada pelajarannya. Kadang juga di sekolahan ngerjainnya” : “Kamu lebih suka mengerjakan PR sendiri atau bareng teman-teman?” : “Kalau saya sendiri ya suka bareng-bareng” : “Itu alasannya kenapa?” : “Kalau sendiri itu susah e kalau mau tanya itu, tanya siapa gak bisa” : “Di rumah, orang tua sering ingetin belajar gak?”


Lampiran 32

S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P

: “Ya sering” : “Sikap mereka gimana kalau tahu kamu gak belajar?” : “Ehmmm. Apa ya, kayak marahin gitu” : “Lalu kamunya gimana, langsung belajar atau ya udah sih biarkan aja?” : “Ya udah biarin” : “Ada ruang khusus gak buat belajar di rumah?” : “Ada. Di kamar gitu” : “Suasananya nyaman gak buat kamu belajar?” : “Nyaman” : “Ikut les gak selama di kelas X?” : “Enggak” : “Peralatan tulismu lengkap gak untuk pembelajaran matematika?” : “Lengkap” : “Itu kamu beli dari uang jajanmu atau ada anggaran khusus dari orang tua?” : “Ada anggaran khusus” : “Peralatan itu kamu bawa setiap pembelajaran matematika gak?” : “Iya” : “Belajar gak kalau mau ulangan matematika” : “Ya kalau tahu mau ulangan ya belajar” : “Belajarnya pakai sistem kebut semalam atau jauh-jauh hari sudah dipersiapkan” : “Semalem sebelum ulangan mbak” : “Nilai ulangan matematikmu gimana, memuaskan atau gak?” : “Ada yang memuaskan ada yang tidak” : “Bangga gak setiap dapat nilai bagus?” : “Bangga” : “Berapa pun nilainya, selalu kamu tunjukkan ke orang tua?” : “Enggak” : “Alasannya kenapa?” : “Ya orang tua saya, gimana ya.. Kayak gak peduli nilainya gitu” : “Kalau semisalnya kamu dapat nilai kurang bagus, perasaanmu gimana?” : “Ya gimana ya. Ya sedih lah biasanya “ : “Trus ada usaha untuk memperbaiki atau ya udah sih biarin aja?” : “Ya itu jelas ada usaha mbak” : “Oke. Terima kasih ya”


Lampiran 33

Siswa 23 P : “Di rumah, kamu bikin jadwal belajar gak?” S23 : “Gag ada jadwal mbak di rumah” P : “Berarti belajar matematika di rumah setiap hari apa?” S23 : “Kalau paginya ada pelajarannya” P : “Biasanya belajar matematikanya siang hari atau malam hari atau keduaduanya?” S23 : “Gag mesti mbak, tergantung mood” P : “Seringnya malam hari atau siang hari?” S23 P S23 P S23 P S23 P S23 P S23 P S23 P S23 P S23 P S23 P S23 P S23 P S23 P S23 P

: “Malem mbak” : “Belajarnya mulai jam berapa sampai jam berapa?” : “Ya tergantung mbak” : “Tergantung gimana maksudnya?” : “Ya tergantung mood tadi mbak. Gak mesti kok belajarnya jam berapa” : “Trus belajarnya berapa jam?” : “Cuma sebentar mbak” : “Sebentarnya berapa menit?” : “Ya kurang lebih setengah jam ” : “Trus, itu biasanya belajarnya ngapain?” : “Cuma baca-baca aja mbak” : “Trus menurut kamu, matematika itu susah gak?” : “Susah” : “Letak susahnya karena pelajarannya atau gak suka sama guruya?” : “Pelajarannya mbak. Aku kurang suka ngitung-ngitung. Kalau ngitung duit sih mau. Hehehe” : “Pembelajaran matematikanya bersama Bu Tri menyenangkan gak?” : “Meyenangkan kok mbak” : “Trus pelajaran yang kamu suka itu apa?” : “Bahasa Inggris mbak” : “Konsentrasimu gimana saat pembelajaran matematika?” : “Fokus” : “Jelas gak penjelasan dari gurunya?” : “Jelas kok mbak. Lumayan ngerti akunya” : “Kalau gak jelas lebih nyaman tanya ke teman atau ke guru?” : “Kalau pas pelajarannya sih langsung tanya ke guru mbak” : “Itu sering kamu lakuin?” : “Iya mbak kalau pas gak jelas” : “Kalau guru ngasih pertanyaan, kamu nunggu ditunjuk atau ada inisiatif ingin menjawab?”


Lampiran 34

: “Kalau aku tahu jawabannya ya langsung tunjuk jari mbak. Biar dapet nilai tambahan dari Bu Tri” P : “Buku referensi apa yang dianjurkan guru untuk pembelajaran matematika?” S23 : “Buku paket dari pemerintah, dipinjemin perpus” P : “Trus kalau pembelajaran matematika selama ini pakai apa?” S23 : “LKS mbak” P : “Cari referensi lain gak buat belajar?” S23 : “Gak pernah mbak” P : “Baca-baca di internet gitu juga gak?” S23 : “Kadang sih mbak” P : “Guru biasanya kasih PR gak?” S23 : “Selalu kalau itu mbak” P : “Bikin catatan kecil gak buat nulis PR apa saja yang harus dikerjakan?” S23 : “Gak. Cuma tak tulis di LKSnya aja mbak” P : “Trus kalau dikasih PR langsung dikerjakan sepulang sekolah atau gimana?” S23 : “Ngerjainnya kalau paginya ada pelajaran matematika” P : “Kamu lebih suka mengerjakan PR sendiri atau bareng teman-teman?” S23 : “Sendiri dulu, nanti kalau udah mentok ya nyontek temen mbak” P : “Di rumah, orang tua sering ingetin belajar gak?” S23 : “Sering mbak” P : “Sikap mereka gimana kalau tahu kamu gak belajar” S23 : “Kadang ya diomelin mbak sama bapak ibuk ” P : “Ada ruang khusus gak buat belajar di rumah?” S23 : “Ya belajarnya di meja belajar di kamar ” P : “Suasananya nyaman gak buat kamu belajar?” S23 : “Ya nyaman lah” P : “Ikut les gak selama di kelas X?” S23 : “Males mbak ikut les gitu” P : “Peralatan tulismu lengkap gak untuk pembelajaran matematika?” S23 : “Lumayan” P : “Belajar gak kalau mau ulangan matematika?” S23 : “Iya” P : “Belajarnya pakai sistem kebut semalam atau jauh-jauh hari sudah dipersiapkan?” S23 : “Semalem, itu juga sebentar” P : “Itu belajarnya ngapain?” S23 : “Baca-baca rumus sama latihan-latihan aja” P : “Nilai ulangan matematikmu gimana, memuaskan atau gak?” S23


Lampiran 35

S23 P S23 P S23 P S23 P

: “Gak terlalu memuaskan juga sih mbak. Seringnya pas-pasan” : “Gimana perasaankan kamu dapat nilai kurang bagus?” : “Kecewa mbak, tapi udah biasajuga sih” : “Berapa pun nilainya, kamu tunjukkan ke orang tua gak?” : “Jarang” : “Alasannya kenapa?” : “Takut dimarahin mbak” : “Oke. Terima kasih ya”


Lampiran 36


Lampiran 37


Lampiran 38


Lampiran 39


Lampiran 40


Lampiran 41


Lampiran 42


Lampiran 43


Lampiran 44


Lampiran 45


Lampiran 46


Lampiran 47


Lampiran 48


Lampiran 49


Lampiran 50


Lampiran 51


Lampiran 52


Lampiran 53


Lampiran 54


Lampiran 55


Lampiran 56

\


Lampiran 57


Lampiran 58


Lampiran 59


Lampiran 60


LAMPIRAN D 1. Surat Ijin Observasi 2. Surat Ijin Penelitian


Lampiran 61


Lampiran 62


Lampiran 63


Lampiran 64


Lampiran 65


Lampiran 66


Lampiran 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Recommend Documents