PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DALAM BERBAGAI VARIASI KONSENTRASI CMC-Na DAN GLISERIN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi
Diajukan oleh: Lotmi Sabaretnam Barasa NIM : 128114144
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DALAM BERBAGAI VARIASI KONSENTRASI CMC-Na DAN GLISERIN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi
Diajukan oleh: Lotmi Sabaretnam Barasa NIM : 128114144
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
9loz ubnqaj
g
TBtrftIBT
fdV'TS'H
.I
6S qBIIrUrBs
:qe1o;n@eprptrsl
}tITIISZI : NIN BsBrBg :qa1o
urEqa$qss luBol
uuryfep toe{ pd1qg
NIUUSI'I0 hMYi{-3ry[3 IS\ruINXISNOX ISyIgyA 1.VffUffff 1trgylf11 (1rysotuoyal otryoet slccr{yl^l Hvoa IrTrDr x\ruJ.snfl NvqlsmlJ.Nv Tfl9 IsvTnruuod
tqquqquea ur*fnp*le;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
{a PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pengesahrn Skripri Beriudul
FORMT'LASI GEL AhITIOKSIDAN EKSTRAK KT]LIT BUAII MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DALAM BERBAGN VARIASI KONSENTRASI
CMC.Na DAI\I GLISERIN
Oleh:
-d fdt
H SanataDharma
;ivl.Si., Ph.D., Apt.
Panitia
l. Dr.
Peqguji
,
T. N. SaifuUah S., Msi., Apt.
2. Watryming S"ty*i,U.Sc., Apt.
3. Yohanes Dwiafinaka, M.Si.
tlt
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“And whatever you do, do it heartily, as to the Lord and not to men Knowing that from the Lord you will receive the reward of the inheritance; for you serve the Lord Christ” -Colossians 3:23-24Karya ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus Orangtuaku, Maksun Barasa dan Nurka Tumanggor Saudara-saudaraku, Kak Titin, Kak Hetty, Kak Liza, Kak Riris dan Kak Anna Seluruh keluarga besarku untuk kasihnya Sahabat dan almamater yang kubanggakan
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
Yogyakarta, 23 Februari 2016
Lotmi Sabaretnam Barasa
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Lotmi Sabaretnam Barasa
NIM
: 128114144
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DALAM BERBAGAI VARIASI KONSENTRASI CMC-Na DAN GLISERIN berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lainnya, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lainnya tanpa perlu meminta izin atau memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 23 Februari 2016 Yang menyatakan
Lotmi Sabaretnam Barasa
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Formulasi Gel Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dalam Berbagai Variasi Konsentrasi CMC-Na dan Gliserin” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mendapat gelar sarjana Farmasi (S.Farm.) program studi Farmasi. Selama proses perkuliahan, penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan penuh ucapan syukur, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Tuhan Yesus Kristus, untuk berkat yang selalu diberikan dalam hidup penulis.
2.
Keluargaku terkasih, Bunda, Bapak, Kak Titin, Kak Hetty, Kak Liza, Kak Riris dan Kak Anna yang telah memberikan kasih sayang, doa, dukungan dan semangat kepada penulis.
3.
Ibu Aris Widyawati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
4.
Bapak Dr. Teuku Nanda Saifullah Sulaiman, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing skripsi atas segala dukungan, arahan, semangat dan masukan yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
5.
Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan waktu, masukan, kritik dan saran kepada penulis.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan waktu, masukan, kritik dan saran kepada penulis.
7.
Bapak Jeffry Julianus, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik atas pendampingan selama perkuliahan.
8.
Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu serta pengalaman selama perkuliahan penulis.
9.
Pak Musrifin, Mas Agung, Pak Wagiran, Pak Mukminin, Pak Parlan, Pak Kayat, serta laboran-laboran lain atas segala bantuan dan semangat yang diberikan kepada penulis selama penelitian.
10. Risa, Linda dan Vivin selaku rekan satu tim atas kerja sama, dukungan dan suka duka yang dialami bersama selama proses penelitian skripsi. 11. Kakak-kakak yang sudah berbagi pengalaman dan ilmu, Kak Ardha, Kak Ella, Kak Yoestenia, Kak Devina, Kak Sari, Kak Aloy dan Kak Gia. 12. Rosalia Lestari, Benedicta Rah Kalbu, Natalia Putri Arumsari, Yenny Pasaribu, Lusia Jois, Atyk Jelarut dan Lucia Christine, untuk berbagi cerita, penguatan, yang selalu membantu dan mendoakan selama ini. 13. Rekan-rekan skripsi lantai 1, Cindy, Rossa, Agnes, Putri, Agatha, Yudha, Sion, Aan, Tika dan Valent atas semangat, motivasi dan perhatian yang telah diberikan. 14. Semua teman-teman angkatan 2012, khususnya FSM D 2012 dan FST B 2012 atas kebersamaan, canda tawa, kebahagiaan selama perkuliahan. 15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat berguna untuk seluruh pihak, terutama dalam bidang kefarmasian. Yogyakarta, 03 Februari 2016
Penulis
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………..
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………
v
PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………………………..
vi
PRAKATA……………………………………………………….………….
vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..
xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..
xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..
xvi
INTISARI…………………………………………………………………...
xvii
ABSTRACT………………………………………………………………….
xviii
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………
1
A. Latar Belakang……………………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….
4
C. Keaslian Penelitian…………………………………………………
5
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………
6
E. Tujuan Penelitian…………………………………………………..
6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………...
8
A. Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.)…………………….
8
B. Antioksidan………………………………………………………..
11
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)………………………... 12 2. Uji Diena Terkonjugasi…………………………………….. 13 3. Bilangan Para-anisidin……………………………………... 13 4. Penentuan Bilangan Peroksida……………………………... 14 5. Aktivitas Penghambatan Radikal Hidroksil………………… 15 6. Metode Reducing Power…………………………………...
15
7. Metode Fosfomolibdenum…………………………………
16
8. Metode ABTS Diamonium………………………………...
16
9. Kapasitas Serapan Radikal Oksigen……………………….. 16 10. Aktivitas Antioksidan dalam Sistem Emulsi Asam Linoleat.. 17 11. Metode CUPRAC………………………………………….
17
12. Efek Pembentukan Heksanal………………………………
18
C. Gel………..………………………………………………………..
18
D. Desain Faktorial…………………………………………………....
25
E. Monografi Bahan Pembuat Gel…………………………………....
27
1. CMC-Na…………………………………………………...
27
2. Gliserin……………………………………………………..
28
3. Metil Paraben………………………………………………
29
4. Aquadest…………………………………………………...
30
F. Landasan Teori……………….…………………………………....
30
G. Hipotesis…………………………………………………………...
32
BAB III. METODE PENELITIAN………………………………………...
34
A. Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………………
xi
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Variabel dan Definisi Operasional………………………………....
34
1. Variabel Penelitian…………………………………………
34
2. Definisi Operasional……………………………………….
35
C. Alat dan Bahan Penelitian…………………………………………
36
1. Alat Penelitian……………………………………………..
36
2. Bahan Penelitian…………………………………………...
37
D. Tata Cara Penelitian………………………………………………..
37
1. Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)…………………………………………….
37
2. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)....................................................
37
a.
Pembuatan Ekstrak Kental……………………………
37
b.
Penyiapan Ekstrak Uji………………………………...
38
c.
Pembuatan Larutan DPPH……………………………
38
d.
Penentuan Panjang Gelombang Maksimum…………..
38
e.
Penetapan Operating Time……………………………
38
f.
Pengukuran Aktivitas Antioksidan Kulit Buah Manggis……………………………………………….
39
3. Formulasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)……………………………………………
39
4. Uji Sifat Fisik Gel Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)……………………….
40
5. Uji Stabilitas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)……………………………………………
42
6. Uji Aktivitas Antioksidan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)……………………….
43
E. Analisis Hasil………………………………………………………
44
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………….
45
A. Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis………………………….
45
B. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis…………..
45
C. Pengujian Sifat Fisik Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis…………… 49 1. Uji Organoleptis dan pH…………………………………...
49
2. Uji Viskositas………………………………………………
51
3. Uji Daya Sebar……………………………………………..
55
4. Pengujian Sifat Alir………………………………………...
60
5. Optimasi Formula………………………………………….. 61 D. Uji Aktivitas Antioksidan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis………
62
E. Uji Sentrifugasi…………………………………………………….. 64 F. Pengujian Stabilitas Gel Setelah Freeze Thaw Cycle……………… 65 1. Uji Organoleptis dan pH…………………………………...
65
2. Uji Viskositas………………………………………………
66
3. Uji Daya Sebar……………………………………………..
68
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………
70
A. Kesimpulan………………………………………………………...
70
B. Saran……………………………………………………………….
71
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
72
LAMPIRAN………………………………………………………………..
77
BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………..
106
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel I.
Rancangan Desain Faktorial dengan 2 Level dan 2 Faktor…… 26
Tabel II.
Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……………………. 39
Tabel III.
Hasil Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis……………….
45
Tabel IV.
Data Operating Time Ekstrak Kulit Buah Manggis dengan DPPH………………………………………………………….
47
Hasil pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis……………………………………………………….
48
Data Pengamatan Organoleptis dan pH Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis………………………………………………...
50
Nilai Efek CMC-Na, gliserin, dan Interaksinya terhadap Viskositas……………………………………………………..
53
Tabel VIII. Nilai Efek CMC-Na, gliserin, dan Interaksinya terhadap Daya Sebar…………………………………………………………..
58
Tabel IX.
Sifat Alir Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis…………………..
60
Tabel X.
Hasil Validasi Counter Plot Superimposed…………………...
62
Tabel XI.
Data Aktivitas Antioksidan Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……………………………………………………….
63
Data Aktivitas Antioksidan Kontrol Negatif Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis…………………………………………..
64
Tabel XIII. Hasil Uji Sentrifugasi…………………………………………
64
Tabel XIV. Perubahan Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……...
67
Perubahan Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis…….
69
Tabel V.
Tabel VI.
Tabel VII.
Tabel XII.
Tabel XV.
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Kandungan Xanton Kulit Buah Manggis…………………......
10
Gambar 2.
Mekanisme Penangkapan Radikal DPPH oleh Antioksidan….
13
Gambar 3.
Struktur Carboxymethylcellulose Sodium…………………….
27
Gambar 4.
Struktur gliserin……………………………………………….
28
Gambar 5.
Struktur Propilen Glikol………………………………………
29
Gambar 6.
Struktur Metil Paraben………………………………………..
29
Gambar 7.
Panjang Gelombang Maksimum DPPH……………………....
47
Gambar 8.
Hasil Uji Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……….
51
Gambar 9.
Counter Plot Respon Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……………………………………………………….
53
Gambar 10. Grafik Pengaruh CMC-Na terhadap Viskositas………………
54
Gambar 11. Grafik Pengaruh gliserin terhadap Viskositas………………...
55
Gambar 12. Grafik Uji Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis…….
56
Gambar 13. Counter Plot Respon Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah manggis……………………………………………………….
57
Gambar 14. Grafik Pengaruh CMC-Na terhadap Daya Sebar……………..
59
Gambar 15. Grafik Pengaruh gliserin terhadap Daya Sebar……………….
59
Gambar 16. Counter Plot Superimposed Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……………………………………………………….
61
Gambar 17. Grafik Perubahan Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam Uji Freeze Thaw Cycle………………………
66
Gambar 18. Grafik Perubahan Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam Uji Freeze Thaw Cycle………………………
68
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Certificate of Analysis (CoA) Dry Extract Mangosteen…….
78
Lampiran 2.
Material Safety Data Sheet Dry Extract Mangosteen………
79
Lampiran 3.
Extraction Flow Chart Mangosteen………………………..
81
Lampiran 4.
Foto Ekstrak Kulit Buah Manggis………………………….
82
Lampiran 5.
Data Sifat Fisik Organoleptis Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis………………………………………………
83
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis……………………………………………………..
86
Data Pengukuran Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……………………………………………………..
87
Data Pengukuran Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……………………………………………………..
92
Data Sifat Alir Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis….
97
Lampiran 10. Data Hasil Uji Sentrifugasi Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……………………………………………………..
99
Lampiran 11. Hasil Uji Aktivitas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis……………………………………………………..
100
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INTISARI Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman yang kaya akan senyawa antioksidan. Ekstrak kulit buah manggis mengandung senyawa golongan xanton yang memiliki beberapa aktivitas farmakologi salah satunya sebagai antioksidan. Sediaan antioksidan banyak digunakan secara topikal sehingga ekstrak kulit buah manggis diformulasikan menjadi sediaan gel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan komposisi CMC-Na dan gliserin pada daerah optimum, stabilitas fisik, serta untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari sediaan gel tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan rancangan penelitian desain faktorial dengan dua level. CMC-Na dan gliserin digunakan sebagai faktor dengan level rendah dan level tinggi. Sifat dan stabilitas fisik gel diuji dengan mengamati organoleptis, pH, daya sebar, pembentukan sedimentasi dan viskositas gel secara freeze thaw. Data viskositas dengan rentang 150-250 dPa.s dan daya sebar 19,64-38,5 cm2 dianalisis secara statistik sebagai respon menggunakan Design-Expert® 9.0.6.2 taraf kepercayaan 95% untuk mencari efek dan daerah optimum CMC-Na dan gliserin serta menggunakan RStudio untuk mengetahui stabilitas gel. Hasil penelitian menunjukkan CMC-Na berefek dominan terhadap viskositas dan daya sebar. Area komposisi optimum untuk CMC-Na dan gliserin diketahui. Gel stabil secara organoleptis, pH, daya sebar, pembentukan sedimentasi dan viskositas secara freeze thaw serta gel memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 dalam range 50-100 ppm. Kata kunci : gel, antioksidan, CMC-Na, gliserin, desain faktorial.
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is a plant that is rich in antioxidant compounds. Mangosteen rind extract contains compounds the xanthone which has several pharmacological activity of one of them as an antioxidant. Antioxidant preparations is used on topical so the extract of mangosteen is formulated into gel. The purpose of the research are to determine effect and composition of CMC-Na and Glycerin in optimum area, physical stability and to find out the antioxidant activity of gel. This research is experimental using factorial design with two factors and two levels. CMC-Na and glycerin is used as factor and each of them in the low and high level. Physical properties and stability of gel were tested by looking at organoleptic, pH, spreadability, viscosity and sedimentation after freeze thaw. Viscosity data between 150-250 dPa.s and spreadability between 19,64-38,5 cm2 that used to determine effect and optimum area of CMC-Na and glycerine were tested by Design-Expert® 9.0.6.2 and physical stability of gel were tested by RStudio with confidence level 95%. The results showed CMC-Na is a dominant effect to viscosity spreadability. The optimum area composition of CMC-Na and glycerin has been found. Gel is stable in organoleptic, pH, spreadability, viscosity and sedimentation formation after freeze thaw and gel has a strong activity of antioxidant with IC50 in range 50-100 ppm. Keyword : gel, antioxidant, CMC-Na, glycerine, factorial design.
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penuaan kulit bersifat irreversible dimulai pada usia 20 tahun, meskipun tanda-tanda tidak terlihat dalam waktu yang lama. Faktor penuaan kulit dapat berasal dari dalam maupun dari luar tubuh. Beberapa faktor dari luar tubuh yang mempengaruhi penuaan kulit adalah paparan sinar matahari yang dapat menyebabkan kulit rusak, posisi tidur yang buruk, waktu tidur yang tidak mencukupi, merokok, dan lain-lain. Dari semua faktor tersebut, teori radikal bebas merupakan teori yang sering dikaitkan sebagai penyebab penuaan dini. Radikal UV merupakan pemicu yang sangat potensial dalam pembentukan radikal bebas pada kulit (Masaki, 2010). Radikal bebas adalah suatu molekul yang sangat reaktif karena memiliki elektron yang tidak memiliki pasangan. Pada kulit, radikal bebas yang diproduksi berlebih akan merusak kolagen pada membran sel kulit, sehingga kulit menjadi kehilangan elastisitasnya dan menyebabkan terjadinya keriput. Proses perusakan kulit ditandai oleh kulit menjadi kering, pecah-pecah dan adanya keriput (Winarsi, 2007). Untuk membantu memperbaiki penampilan kulit, dapat dilakukan beberapa cara, antara lain dengan penggunaan senyawa antioksidan. Buah-buahan dan sayuran banyak mengandung senyawa antioksidan seperti karotenoid, flavonoid dan kandungan fenolik lainnya (Masaki, 2010). Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tumbuhan dari daerah Asia Tenggara yang mengandung senyawa kimia pada kulit buahnya yang salah 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
satu kandungannya adalah xanton yang memiliki aktivitas antioksidan, antijamur, antimikroba dan potensi sitotoksik (Hyun-Ah, Bao-Ning, Keller, and Dauglas, 2006). Kulit buah manggis mengandung senyawa xanton yang meliputi kudraksanton G, 8-deoksigartanin, garsimangonson B, garsinon D, garsinon E, gartanin, 1-isomangostin, alfa-mangostin, gamma-mangostin, mangostinon, smeathxanthon A dan tovofilin A (Jung, Su, Keller, Metha and Kinghorn, 2006). Banyaknya potensi pemanfaatan serta banyaknya aktivitas farmakologi yang dimiliki membuat ekstrak kulit buah manggis menjadi pilihan dalam pengobatan alternatif dan sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai kemopreventif. Penggunaan ekstrak kulit buah manggis secara langsung menimbulkan ketidaknyamanan pada saat penggunaan, sehingga perlu dikembangkan menjadi sediaan yang mudah diaplikasikan. Sediaan topikal untuk penggunaan lokal digunakan untuk mengurangi efek samping dan mengatasi efek metabolisme di hati. Sediaan topikal juga dapat dianggap sebagai alternatif yang sebanding dengan sediaan oral (Klinge and Sawyer, 2013). Selain itu, pemanfaatan efek antioksidan pada sediaan yang ditujukan pada kulit, sehingga lebih baik diformulasikan dalam bentuk sediaan kosmetika topikal dibandingkan oral (Draelos and Thaman, 2006). Sediaan antioksidan salah satunya diaplikasikan pada wajah, sehingga harus nyaman saat digunakan dan memiliki viskositas yang cukup besar supaya tidak mengalir dan cepat mengering. Sediaan yang memiliki viskositas yang cukup besar adalah gel. Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
dan terpenetrasi oleh suatu cairan. Bentuk sediaan gel memiliki beberapa keuntungan diantaranya tidak lengket, gel memiliki aliran tiksotropik dan pseudoplastik yaitu gel berbentuk padat apabila disimpan dan akan segera mencair bila dikocok, konsentrasi bahan pembentuk gel yang dibutuhkan hanya sedikit untuk membentuk massa gel yang baik, viskositas gel tidak mengalami perubahan yang berarti pada suhu penyimpanan (Lieberman, Rieger and Banker, 1989). Gel mempunyai biokompatibilitas yang tinggi sebab mempunyai tegangan permukaan yang rendah dengan cairan biologi dan jaringan sehingga meminimalkan kekuatan adsorbsi protein dan adhesi sel. Gel menstimulasi sifat hidrodinamik dari gel biologikal, sel dan jaringan dengan berbagai cara, serta bersifat lembut/lunak dan elastis sehingga meminimalkan iritasi karena friksi atau mekanik pada jaringan sekitarnya. Selain itu kelebihan lainnya dari gel adalah saat pemakaian gel di kulit setelah kering meninggalkan lapisan film tembus pandang, memiliki daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan kulit tidak terganggu, serta mudah dicuci dengan air dan pelepasan obatnya baik (Lachman, Lieberman and Kanig, 1994). Gel terdiri dari gelling agent dan humektan yang berperan penting dalam membentuk sifat fisik gel. Gelling agent yang digunakan yaitu CMC-Na yang juga digunakan sebagai basis gel serta dapat meningkatkan viskositas gel seiring dengan meningkatnya konsentrasi CMC-Na yang digunakan, dan humektan yang digunakan adalah gliserin. Jika gliserin yang digunakan dalam suatu sediaan gel terlalu banyak maka sediaan tersebut akan terlalu encer dan dapat mempengaruhi daya sebar dari sediaan, dan juga sebaliknya (Loden and Maibach, 2005). Oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
karena itu dalam formulasi sediaan gel antioksidan ekstrak kulit buah manggis perlu dilakukan optimasi penggunaan CMC-Na dan gliserin agar didapat sediaan gel yang memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabilitas gel. Metode optimasi yang digunakan adalah metode desain faktorial dengan 2 faktor (CMC-Na dan gliserin) dan 2 level (level rendah dan level tinggi). Metode ini digunakan untuk mengetahui faktor antara CMC-Na, gliserin maupun interaksi kedua faktor tersebut. Desain faktorial juga digunakan untuk mengetahui yang paling berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitas gel. Setelah diketahui faktor yang paling berpengaruh, maka dapat juga diketahui daerah optimum antara komposisi CMC-Na dan gliserin pada gel ekstrak kulit buah manggis.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, terdapat beberapa masalah yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut: 1.
Bagaimana pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap sifat fisik gel ekstrak kulit buah manggis?
2.
Berapa komposisi CMC-Na dan gliserin pada daerah optimum sehingga dihasilkan gel dengan sifat fisik yang baik?
3.
Bagaimana kestabilan gel ekstrak kulit buah manggis setelah diuji sentrifugasi dan freeze thaw cycle?
4.
Bagaimana aktivitas antioksidan dari ekstrak dan sediaan gel kulit buah manggis?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
C. Keaslian Penelitian Penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan pemanfaatan ekstrak kulit manggis dalam sediaan kosmetik dan formulasi gel antara lain: 1.
Optimasi Gelling Agent CMC-Na dan Humektan Polietilen Glikol 400 dalam Sediaan Gel Antiinflamasi Ekstrak Lidah Buaya (Aloe barbadensis Mill.) dengan Aplikasi Desain Faktorial (Putri, 2014). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CMC-Na, PEG-400 dan interaksi keduanya memberikan respon yang signifikan terhadap viskositas dan daya sebar. Tidak ditemukan area komposisi optimum yang diprediksi sebagai formula optimum gel dari gelling agent dan humektan yang memenuhi persyaratan sifat fisik gel dan stabilitas gel.
2.
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Emulgel (Yoestenia, 2014). Penelitian ini mengenai optimasi ekstrak kulit buah manggis pada sediaan emulgel.
3.
Optimasi Gelling Agent CMC-Na dan Humektan Gliserin dalam Sediaan Gel Anti-Inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)): Aplikasi Desain Faktorial (Putra, 2015). Penelitian ini mengenai optimasi CMC-Na dan gliserin pada sediaan topikal ekstrak cocor bebek dengan tinjauan desain faktorial. Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang
formulasi gel ekstrak kulit buah manggis dengan CMC-Na sebagai gelling agent
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
dan gliserin sebagai humektan dengan menggunakan desain faktorial belum pernah dilakukan.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai penggunaan konsentrasi CMC-Na sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan dalam gel antioksidan ekstrak kulit buah manggis.
2.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai pengaruh peningkatan konsentrasi CMC-Na sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan terhadap sifat fisik dan stabilitas gel antioksidan ekstrak kulit buah manggis dan juga diharapkan menghasilkan sediaan gel yang aman untuk digunakan dan diterima masyarakat.
E. Tujuan 1.
Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan formula gel antioksidan dari ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang sesuai dengan persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik yang ditentukan serta dapat diterima masyarakat.
2.
Tujuan Khusus a. Mengetahui pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap sifat fisik gel ekstrak kulit buah manggis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
b. Mengetahui komposisi CMC-Na dan gliserin pada daerah optimum sehingga dihasilkan gel ekstrak kulit buah manggis dengan sifat fisik yang diinginkan. c. Mengetahui kestabilan gel ekstrak kulit buah manggis melalui uji sentrifugasi dan freeze thaw cycle. d. Mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak dan sediaan gel kulit buah manggis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) Garcinia adalah genus terbesar dari tropis famili Guttiferae yang berisi sekitar 400 spesies pohon poligami atau semak-semak, terdistribusi di Asia tropis, Afrika dan Polinesia (Verheij and Coronel, 1997). Manggis yang memiliki nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman yang berasal dari hutan tropis di kawasan Asia Tenggara (Malaysia atau Indonesia). Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), Manggista (Sumatera Barat) (Dalimartha, 2003). Klasifikasi manggis secara taksonomi adalah sebagai berikut: Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Guttiferales
Famili
: Guttiferae
Genus
: Garcinia
Spesies
: Garcinia mangostana L. Manggis
merupakan
salah
(Dalimartha, 2003). satu
tanaman
buah
tropis
yang
pertumbuhannya lambat. Tanaman yang berasal dari biji umumnya membutuhkan 10-15 tahun untuk mulai berbuah. Daunnya agak tebal, berbentuk lonjong. Batangnya lurus, tingginya sampai 25m. Bunganya berwarna putih. Buahnya 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
bulat-bulat seperti bola, besarnya kira-kira sebesar jeruk garut, berkulit merah tua atau ungu tua. Daging buah manggis berwarna putih, bertekstur halus dan rasanya manis bercampur asam sehingga menimbulkan rasa khas dan segar. Getah manggis berwarna kuning (getah kuning) atau resin ada pada semua jaringan utama tanaman (Cahyono dan Juanda, 2000). Buah manggis merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia dan mengandung gula sakarosa, dekstrosa dan levulosa. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kulit manggis mengandung senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Senyawa tersebut diantaranya xanton, flavonoid dan tanin. Xanton merupakan metabolit sekunder yang ditemukan dalam beberapa tanaman tingkat tinggi termasuk manggis. Xanton dapat diisolasi dari kulit, buah utuh, kulit kayu, dan daun manggis. Golongan xanton yang telah teridentifikasi diantaranya adalah α-mangostin, β-mangostin dan γ-mangostin, garsinon E, 8-deoksigartanin dan gartanin. Senyawa antioksidan terkuat yang terdapat pada kulit buah manggis adalah senyawa xanton yang merupakan senyawa organik turunan dari difenil-γpyron, serta merupakan substansi kimia alami yang dapat digolongkan dalam senyawa jenis fenol atau polyphenolic. Karena itulah xanton dapat digolongkan sebagai senyawa polar. Senyawa ini memiliki rumus molekul C13H8O2, sehingga memiliki massa molar sebesar 196,19 gram/mol. Dalam persamaan IUPAC, senyawa ini diberi nama 9H-xanthen-9-one (Pedraza-Chaverri, Cardenas-Rodriguez, Orozco-Ibarra dan Perez-Rojas, 2008).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
Gambar 1. Kandungan Xanton Kulit Buah Manggis (Pedraza-Chaverri, Cardenas-Rodriguez, Orozco-Ibarra dan Perez-Rojas, 2008) Masyarakat di Asia Tenggara menggunakan kulit buah manggis secara tradisional untuk pengobatan sakit perut, diare, disentri, luka terinfeksi, luka bernanah dan ulkus kronis. Beberapa penelitian ilmiah membuktikan bahwa ekstrak kulit manggis memiliki manfaat sebagai antioksidan, antitumor, antialergi, antiinflamasi, antibakteri, antifungi dan antivirus (Pedraza-Chaverri, CardenasRodriguez, Orozco-Ibarra dan Perez-Rojas, 2008). Pada penelitian yang dilakukan oleh Hardiyono (2011) dilaporkan bahwa masa panen yang paling baik untuk buah manggis adalah 4 bulan setelah anthesis (masa di mana bunga terbuka penuh dan fungsional). Pada masa tersebut kulit buah manggis memiliki kandungan polifenol dan antioksidan tertinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
B. Antioksidan Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan, menahan pembentukan oksigen reaktif. Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron (electron donor) atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Penggunaan senyawa antioksidan semakin meluas, seiring dengan semakin besarnya pemahaman masyarakat tentang peranannya dalam menghambat penyakit generatif seperti penyakit jantung, kanker, serta gejala penuaan. Masalah ini berkaitan dengan kemampuan antioksidan untuk bekerja sebagai inhibitor reaksi oksidasi oleh radikal bebas reaktif (Winarsi, 2007). Radikal bebas mampu menyerang sel-sel tubuh, menyebabkan sel tubuh kehilangan struktur dan fungsinya. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang sangat reaktif dengan elektron yang tidak memiliki pasangan. Radikal bebas mencari reaksi supaya dapat memperoleh kembali pasangan elektronnya. Radikal bebas sangat reaktif tetapi secara kimiawi tidak stabil, umumnya hanya terdapat dalam kadar kecil, dan cendrung ikut serta atau mengawali reaksi rantai. Radikal bebas dapat mengalami tabrakan energi dengan molekul lain, yang dapat merusak ikatan di dalam molekul. Ketika hal tersebut terjadi di dalam tubuh, maka dapat terjadi kerusakan sel, asam nukleat, protein dan lemak dikarenakan serangan terhadap molekul biologi akan menyebabkan kerusakan jaringan sistem imun, sehingga mempercepat proses penuaan (Corwin, 2007).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
Tubuh menghasilkan senyawa antioksidan, tetapi jumlahnya sering kali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Sebagai contoh tubuh dapat menghasilkan glutathione yang memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat, hanya tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 100mg untuk memicu tubuh menghasilkan gluthathione. Kekurangan antioksidan dalam tubuh perlu dipenuhi dengan asupan antioksidan dari luar (Winarsi, 2007). Antioksidan alami dapat diperoleh dari makanan sehari-hari seperti sayuran, buahbuahan, kacang-kacangan dan tanaman lainnya yang mengandung antioksidan, asam-asam fenolat (seperti asam elagat dan asam kafeat) dan senyawa flavonoid seperti kuersetin, mirisetin, apigenin, luteolin dan kaemferol (Rohdiana, 2001). Nilai IC50 (Inhibiton Concentration) adalah konsentrasi antioksidan (ppm) yang mampu menghambat 50% aktivitas radikal bebas. Suatu sampel dikatakan memiliki aktivitas antioksidan bila memiliki nilai IC50 <200 ppm (Hanani, Mu’nim dan Sekarini, 2005). Untuk menentukan aktivitas antioksidan secara in-vitro beberapa metode yang dapat dilakukan antara lain: 1.
DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) DPPH merupakan radikal bebas yang stabil pada suhu kamar dan sering digunakan untuk menilai aktivitas antioksidan beberapa senyawa atau ekstrak bahan alam. Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada DPPH akan menetralkan karakter radikal bebas dari DPPH. Jika semua elektron pada radikal bebas DPPH
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
berpasangan, maka warna larutan berubah dari ungu menjadi kuning (Gurav, et al., 2007).
Gambar 2. Mekanisme Penangkapan Radikal DPPH oleh Antioksidan (Gurav, et al., 2007) 2.
Uji Diena Terkonjugasi Prinsip uji diena terkonjugasi adalah pembentukan hidroperoksida dari PUFA yang menyebabkan konjugasi struktur pentadin. Hal ini dapat diukur dengan adanya serapan pada panjang gelombang 233-234 nm. Selama oksidasi asam lionelat, ikatan rangkap diubah menjadi ikatan rangkap terkonjugasi yang dapat dikarakterisasi oleh serapan UV pada panjang gelombang 234 nm. Hasil yang terbentuk berupa
hidroperoksida yang
terdekomposisi sebagai 9-hidroksioktadeka-10, 12-asam dienoat dan 13hidroksioktadeka-9,
11-asam
dienoat
yang
mempertahankan
struktur
terkonjugasi dan berperan dalam besarnya absorbansi (Shivaprasad, 2005). 3.
Bilangan Para-anisidin Para-anisidin adalah bahan yang bereaksi dengan aldehid untuk memberikan hasil serapan pada panjang gelombang 350 nm. Bilangan dari para-anisidin didefinisikan sebagai serapan larutan yang dihasilkan dari 1 gram lemak dalam larutan isoktan 100 mL dengan para-anisidin. Uji ini tidak dapat membedakan antara bahan yang mudah menguap ataupun tidak, namun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
umumnya lebih sensitif terhadap aldehid tak jenuh yang mudah menguap dibandingkan aldehid jenuh dengan sifat yang sama, sehingga uji ini merupakan cara yang cocok untuk menilai adanya oksidasi sekunder. Pengukuran bilangan para-anisidin umumnya digunakan secara bersama dengan pengukuran bilangan peroksida dalam menggambarkan tingkat oksidasi total (Pokor, Yanishlieva and Gordon, 2001). 4.
Penentuan Bilangan Peroksida Bilangan peroksida diukur dalam sampel minyak yang ditambahkan ekstrak tanaman sebanyak 0,1% dengan antioksidan BHT sebagai pembanding sebanyak 0,01% serta blanko diukur tanpa penambahan ekstrak. Sebagian besar ekstrak hidrofilik akan sulit untuk mengalami homogenisasi dengan penentuan bilangan peroksida, sehingga ekstrak terlebih dahulu dilarutkan dalam sejumlah kecil etanol. Bilangan peroksida dihitung menggunakan rumus: PV = 0,01 x N x 1000/m Nilai N adalah volume sodium tiosulfat yang digunakan pada titrasi sampel dalam mL dan m adalah massa sampel minyak dalam gram. Sedangkan, rumus untuk menghitung efisiensi antioksidan (EA) adalah: EA = IPA/IPB IPA,B adalah periode induksi (waktu dalam hari yang dibutuhkan untuk mencapai bilangan peroksida pada 20 meq/kg minyak) pada pengujian blanko maupun sampel (Helrich, 1990).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
5.
Aktivitas Penghambatan Radikal Hidroksil Prinsip dari uji ini adalah pengukuran aktivitas antioksidan dengan mereaksikan antara DMPO (5,5-dimetil-1-pirolin-N-oksida) dengan radikal OH secara adisi, dan akan menghasilkan DMPO-OH yang dideteksi menggunakan spektrofotometer ESR. Pengaturan parameternya adalah dengan mengukur medan magnet eksternal 337,5 ± 5 mT pada frekuensi 100 kHz, dengan gelombang mikro 10 mW pada 9,43 GHz. Asam askorbat dan etanol digunakan sebagai kontrol. Perbandingan penghambatan radikal hidroksil ekstrak diukur dengan persamaan: Tingkat penghambatan =
x 100%
Nilai hx,0 adalah reaksi intensitas signal ESR pada masing-masing sampel uji maupun blanko (Shivaprasad, 2005). 6.
Metode Reducing Power Prinsip dari metode reducing power adalah peningkatan serapan dari reaksi pencampuran berbagai konsentrasi dari ekstrak yang diuji dengan penambahan dapar natrium fosfat dan kalium ferisianida. Peningkatan serapan yang terjadi menunjukkan peningkatan aktivitas antioksidan. Senyawa membentuk kompleks berwarna dengan kalium ferisianida, trikloroasetat dan besi (III) klorida (Miladi and Damak, 2008). Pada metode reducing power, antioksidan yang terdapat pada sampel akan mereduksi senyawa Fe3+ menjadi senyawa Fe2+ dengan memberikan 1 elektron yang ada pada senyawa antioksidan. Bila konsentrasi sampel semakin besar maka semakin besar pula tingkat reduksi yang terjadi. Fe3+
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
yang berwarna hijau akan mengalami reduksi menjadi Fe2+ yang berwarna kuning. Metode ini menggunakan kompleks pereaksi. Kompleks anion
digunakan sebagai
yang berwarna hijau akan berfungsi
sebagai zat pengoksidasi dan mengalami reduksi menjadi
yang
berwarna kuning (Aiyegoro,2009). 7.
Metode Fosfomolibdenum Fosfomolibdenum
adalah
metode
kuantitatif
untuk
aktivitas
antioksidan total yang dinyatakan sebagai jumlah yang setara asam askorbat. Pengujian menggunakan metode fosfomolibdenum didasarkan pada reduksi dari Mo (V1) menjadi Mo (V) oleh sampel analit, dan selanjutnya pembentukan kompleks warna hijau dari fosfat molybdenum (V) yang mengandung antioksidan pada pH asam (Shivaprasad, 2005). 8.
Metode ABTS Diamonium Garam
diamonium
ABTS
(2,2-azinobis
(3-etilbenzotiazolin-6-
sulfonikasid) dengan prinsip pengujian dekolorisasi radikal kation yang merupakan metode spektrofotometri dengan panjang gelombang 734 nm, pengujian ini banyak digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan pada berbagai zat. ABTS dihasilkan dengan mengoksidasi larutan kation ABTS•+ dengan kalium persulfat (Re, et al., 1999). 9.
Kapasitas Serapan Radikal Oksigen (ORAC) ORAC merupakan metode uji aktivitas antioksidan dengan mengukur secara kuantitatif kapasitas antioksidan total dan jumlah antioksidan yang bereaksi. Prosedur analisis ini dapat digunakan untuk mengukur aktivitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
antioksidan dari makanan, vitamin atau bahan kimia lainnya. Uji ORAC dilakukan dengan menggunakan trolox (analog vitamin E) sebagai standar untuk menentukan trolox ekuivalen (TE). Nilai ORAC kemudian dihitung dari TE dan dinyatakan sebagai satuan ORAC. Semakin tinggi nilai ORAC maka semakin besar aktivitas antioksidan suatu senyawa tersebut. Uji ini berdasarkan pembentukan radikal bebas menggunakan AAPH (2,2-azobis-2amido propan dihidroklorida) dan pengukuan dari flouoresensi dengan adanya penghambat radikal (Bank, 2002). 10. Aktivitas Antioksidan dalam Sistem Emulsi Asam Linoleat Tingkat oksidasi akibat pembentukan radikal alkoksi oleh reaksi redoks dengan besi (agen pereduksi) dalam emulsi asam linoelat pada pH fisiologis diukur dengan metode tiosianat. Hasil kromogen merah komplek ferri (III) tiosianat diukur pada panjang gelombang 500 nm (Kosem, et al., 2007). Inhibisi lipid peroksidase (LPI) dalam persen diukur dengan persamaan: LPI (%) =
x 100%
A0 adalah nilai absorbansi dari kontrol (tanpa penambahan ekstrak), A1 adalah nilai absorbansi dari sampel serta A2 adalah nilai absorbansi larutan tanpa penambahan kalium tiosianat (Kosem, et al., 2007). 11. Metode CUPRAC (Cupric Reducing Antioxidant Capacity) Prinsip dari uji CUPRAC (Cupric Reducing Antioxidant Capacity) adalah pembentukan kelat oleh bis(neukuproin) besi (II) menggunakan pereaksi redoks kromogenik pada pH 7. Pembentukan kelat Cu (I) merupakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
hasil reaksi redoks dengan mereduksi polifenol yang diukur pada panjang gelombang 450 nm. Spektrum Cu (I) Ne diperoleh dengan mereaksikan asam askorbat dalam berbagai konsentrasi dengan reagen CUPRAC. Kelebihan metode ini adalah pereaksi yang digunakan bekerja dengan cepat, selektif, lebih stabil, mudah didapat dan mudah untuk dilakukan (Apak, et al., 2005). 12. Efek Pembentukan Heksanal Heksanal dan pentanal adalah 2 jenis aldehid yang merupakan zat volatil utama pada proses oksidasi lipid sekunder. Jumlah heksanal yang dihasilkan berkolerasi dengan adanya dekomposisi asam lemak tak jenuh. Jumlah pentanal yang terbentuk selama oksidasi biasanya secara signifikan lebih rendah dari jumlah heksanal. Hal ini dikarenakan heksanal merupakan hasil oksidasi sekunder, karena itu terjadi peningkatan jumlah secara pesat selama proses oksidasi setelah jeda waktu tertentu (periode induksi). Efisiensi antioksidan (AE) dihitung dengan membagi periode induksi sampel (IP) dengan periode induksi blanko (Ulbert and Roubicek, 1993).
C. Gel Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, dan terpenetrasi oleh suatu cairan (Dirjen POM RI, 1995). Ketidakstabilan gel adalah keluarnya fase pelarut dari sediaan gel atau yang disebut sineresis. Sineresis dapat dicegah dengan penambahan elektrolit, glukosa atau dengan meningkatkan konsentrasi polimer (Attwood and Florence, 2008).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
Gel diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan oleh karakteristiknya yaitu gel inorganik dan gel organik. Gel organik memiliki ciri yaitu mengandung polimer sebagai pembentuknya. Selain itu gel juga dibagi menjadi 2 berdasarkan dari sifat pelarutnya, yaitu aqueous gels dan organogels. Aqueous gels yaitu gel dengan pelarutnya merupakan air, sedangkan organogels menggunakan pelarut yang nonaqueous (Zats and Kushla, 2005). Hidrogel atau aqueous gels adalah sistem gel di mana air bergerak di dalam polimer yang terlarut. Hidrogel memiliki kompatibilitas yang cukup baik terhadap jaringan biologis (Zats and Kushla, 2005). Hidrogel menggambarkan sediaan yang memiliki daya sebar yang baik, serta memiliki sifat hidrofilik karena sebagian besar kandungannya adalah air (85-95%). Bahan dan agen pembentuk gel biasanya merupakan senyawa polimer organik seperti carbopol dan CMC-Na. Setelah saat diaplikasikan, hidrogel memberikan sensasi dingin karena disebabkan oleh evaporasi dari pelarutnya (air). Namun penggunaan hidrogel dalam jangka panjang dapat menyebabkan kulit mengering. Oleh karena itu biasanya ditambahkan humektan dalam formulasinya (Barel, Paye and Malbach, 2001). Komponen penyusun sediaan gel adalah: 1.
Gelling agent Gelling agent merupakan basis dari sediaan gel dan harus bersifat inert, aman serta tidak reaktif terhadap komponen lain dalam suatu formulasi gel. Gel dari polisakarida alam mudah mengalami degradasi oleh mikroba sehingga ditambahkan pengawet dalam formula gel untuk mencegah degradasi oleh mikroba. Peningkatan jumlah gelling agent dapat memperkuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
struktur gel (matriks gel) sehingga viskositas gel meningkat (Zatz dan Kushla, 1996). 2.
Humectant Humectant adalah bahan alam produk kosmetik yang ditujukan untuk mencegah hilangnya lembab dari sediaan dan meningkatkan kelembaban lapisan kulit terluar pada saat produk digunakan (Lynde, 2001).
3.
Pengawet Beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi semua sediaan gel mengandung banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba. Pemilihan pengawet untuk sediaan gel harus memperhatikan inkompatibilitasnya dengan gelling agent. Beberapa contoh pengawet yang biasa digunakan pada beberapa gelling agent adalah: a.
Tragakan : metil hidroksi benzoat 0,2 % w/v dengan propil hidroksi benzoat 0,05 % w/v.
b.
Na alginat : metil hidroksi benzoat 0,1- 0,2 % w/v, atau klorokresol 0,1 % w/v atau asam benzoat 0,2 % w/v.
c.
Pektin : asam benzoat 0,2 % w/v atau metil hidroksi benzoat 0,12 % w/v atau klorokresol 0,1-0,2 % w/v.
d.
Starch glyserin : metil hidroksi benzoat 0,1-0,2 % w/v
atau asam
benzoat 0,2 % w/v. Pada umumnya pengawet dibutuhkan oleh sediaan yang mengandung air. Biasanya digunakan metilparaben dan propilparaben sebagai pengawet (Lieberman,
Rieger
and
Banker,
1989).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
4.
Bahan higroskopis Penambahan bahan higroskopis biasanya untuk mencegah hilangnya air pada sediaan gel. Contoh bahan higroskopis yang biasa digunakan adalah gliserol, propilenglikol atau sorbitol dengan konsentrasi 10-20% (Lieberman, Rieger and Banker, 1989).
5.
Chelating agent Penambahan chelating agent bertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitif terhadap logam berat. Contoh chelating agent
yang dapat
digunakan adalah EDTA (Lieberman, Rieger and Banker, 1989). Ada banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan gel, faktor-faktor ini dapat berdiri sendiri atau berhubungan satu sama lain sehingga memberikan pengaruh yang sangat kompleks. Diantara faktor-faktor tersebut yang paling menonjol adalah konsentrasi basis, suhu, pH,dan adanya ion atau komponen aktif lainnya. a.
Konsentrasi basis sangat berpengaruh terhadap kekentalan larutannya. Pada konsentrasi yang rendah larutan hidrokoloid biasanya akan bersifat sebagai aliran Newtonian dengan meningkatnya kosentrasi maka sifat alirannya akan berubah menjadi non-Newtonian. Hampir semua hidrokoloid memiliki kekentalan yang tinggi pada konsentrasi yang sangat rendah antara 1-5% kecuali pada gum arab yang sifat Newtoniannya tetap dapat dipertahankan sampai dengan konsentrasi 40% .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
b.
Suhu memiliki pengaruh yaitu akan menyebabkan penurunan kekentalan, karena itu kenaikan suhu dapat mengubah sifat aliran yang semula nonNewtonian menjadi Newtonian.
c.
pH berpengaruh pada bentuk sediaan. Pada umumnya akan membentuk gel dengan baik pada kisaran pH tertentu. Hal ini ditunjukkan oleh terjadinya peningkatan kekentalan dengan meningkatnya pH hingga mencapai titik tertentu dan kemudian akan makin menurun bila pH terus ditingkatkan.
d.
Pengaruh komponen lainnya, biasanya sifat fungsional beberapa jenis hidrokoloid dapat dipengaruhi oleh adanya hidrokoloid lain. Pengaruh ini dapat bersifat negatif dalam arti sifat fungsional makin berkurang dengan adanya hidrokoloid lain ataupun bersifat positif karena adanya pengaruh sinergis antar hidrokoloid yang bergabung. Sifat fisik yang dipengaruhi oleh komposisi bahan gel ekstrak kulit buah
manggis antara lain organoleptis, viskositas, daya sebar dan pH. 1.
Organoleptis Uji ini dilakukan untuk melihat fisik emulsi secara visual. Dalam uji ini yang diamati antara lain warna, bau, tekstur dan homogenitas (Muzzafar, Singh and Chauhan, 2013).
2.
Viskositas Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas semakin besar tahanannya. Perubahan viskositas suatu sediaan selama penyimpanan satu bulan dapat menjadi suatu parameter
stabilitas
fisik.
Indikator
ketidakstabilan
sediaan
selama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
penyimpanan adalah perubahan profil kekentalan selama 1 bulan (Dwiastuti, 2010). 3.
Sifat Alir Berdasarkan tipe aliran dan deformasinya, bahan dibedakan menjadi 2 golongan yaitu sistem Newtonian dan sistem non-Newtonian. Sistem Newtonian merupakan sistem yang dengan nilai ɳ (viskositas) yang konstan, memiliki kurva linear, serta tidak dipengaruhi oleh shear stress dan shear rate. Sisten non-Newtonian merupakan sistem dengan nilai ɳ yang tidak konstan, memiliki kurva non-linear, dan dipengaruhi oleh berbagai kondisi alir seperti geometri alir, shear rate, dll. Sediaan emulsi, suspensi, disperse dan larutan polimer termasuk dalam tipe non-Newtonian, sedangkan senyawa air, alkohol, gliserin dan larutan sejati masuk dalam tipe Newtonian (Zats and Kushla, 2005). Pada umumnya sifat alir sediaan gel adalah pseudoplastis tiksotropik, disebut aliran pseudoplastis apabila kurva aliran ini melalui titik (0,0), berlawanan dengan aliran plastis sehingga aliran pseudoplastis tidak memiliki yield value. Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear. Hal ini terjadi pada molekul berantai panjang seperti polimerpolimer
termasuk
gom,
tragakan,
na-alginat,
metil
selulosa
dan
karboksimetilselulosa. Sistem pseudoplastis disebut pula sebagai sistem geser encer karena dengan menaikkan tekanan geser viskositas menjadi turun (Lang, Mark, Miller, Miller, and Wik, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
4.
Daya Sebar Daya sebar adalah kemampuan penyebaran sediaan pada kulit. Daya sebar merupakan karakteristik yang penting karena bertanggung jawab untuk ketepatan transfer dosis atau pelepasan zat aktifnya, dan kemudahan penggunaannya. Faktor yang mempengaruhi daya sebar yaitu rigiditas sediaan, lama penekanan, temperatur tempat aksi, dan viskositas sediaan. Daya sebar berhubungan dengan viskositas, meningkatnya viskositas akan menurunkan daya sebar, dan sebaliknya (Garg, Aggarwal and Singla, 2002).
5.
pH Kulit manusia memiliki pH dalam rentang asam, yaitu antara 4,5-6,5. Apabila suatu sediaan topikal memiliki pH yang terlalu asam akan menyebabkan kulit iritasi, sedangkan apabila pH terlalu basa akan menyebabkan kulit kering (Muzzafar, Singh and Chauhan, 2013). Selain dilakukan uji sifat fisik, juga dilakukan uji stabilitas yang diartikan
bahwa obat (bahan obat, sediaan obat) disimpan dalam kondisi penyimpanan dan pengangkutannya tidak menunjukkan perubahan sama sekali atau berubah dalam batas-batas yang diperbolehkan. Sediaan menjadi tidak stabil bisa dikarenakan terjadinya proses penguraian (perubahan fisika, kimia dan mikrobiologi). Faktor yang menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat dapat dikelompokkan menjadi dua, (1) labilitas bahan obat dan eksipiennya sendiri yang dihasilkan oleh bangun kimiawi dan kimia-fisikanya, serta (2) faktor luar seperti suhu, kelembaban udara dan cahaya yang dapat menginduksi atau mempercepat jalannya reaksi (Sheikh, Baie, Khan, 2005).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
Uji stabilitas yang dilakukan yaitu centrifugation test dan freeze thaw cycle. Centrifugation test atau uji sentrifugasi merupakan uji mekanik yang bertujuan untuk mengamati adanya pemisahan fase dari sediaan. Sampel diuji sentrifugasi mengunakan sentrifugator dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam dan diamati pemisahan yang terjadi. Uji ini dapat memprediksi kestabilan sediaan selama penyimpanan 1 tahun akibat dari adanya gaya gravitasi. Freeze thaw test dilakukan dengan menyimpan sediaan pada suhu beku selama 24 jam, kemudian disimpan kembali pada suhu ±25oC selama 24 jam yang merupakan 1 siklus. Uji freeze thaw dilakukan minimal 6 siklus, apabila tidak terjadi perubahan signifikan maka sediaan yang diuji dapat dikatakan stabil (Lawrence and Bing, 2014). D. Desain Faktorial Optimasi formula merupakan hal yang penting pada bidang farmasi. Tujuan dilakukan optimasi formula adalah supaya dapat ditemukan formula optimum. Secara umum proses optimasi terdiri dari seri formula dengan konsentrasi bahan yang berbeda. Salah satu cara untuk optimasi formula yaitu menggunakan desain faktorial. Desain faktorial digunakan untuk mencari efek dari berbagai faktor atau kondisi terhadap hasil penelitian. Desain faktorial adalah desain untuk menentukan secara serentak efek dari beberapa faktor dan juga interaksinya. Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi yang memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel bebas (Bolton and Bon, 2004). Pada desain faktorial biasa digunakan dua level. Dua level tersebut merupakan level rendah dan level tinggi. Faktor dilambangkan dengan notasi A
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
dan B. Ketika faktor A berada pada level tinggi maka desain tersebut disebut dengan formula A, ketika faktor B berada pada level tinggi maka desain tersebut disebut dengan formula B, sedangkan ketika faktor A dan B berada pada level tinggi maka desain tersebut disebut dengan formula AB (Armstrong and James, 1996). Tabel I. Rancangan Desain Faktorial dengan 2 Level 2 Faktor Formula Faktor A Faktor B Interaksi A + + B _ + AB + + I + Optimasi campuran dua bahan yang mempunyai dua faktor dengan menggunakan pendekatan desain faktorial memiliki rumus: Y = b0 + b1 (A) + b2 (B) + b12 (A)(B) dengan nilai Y merupakan respon yang diamati, A dan B merupakan level faktor dengan b0,b1, b2 dan b12 adalah koefisien yang dapat dihitung dari hasil percobaan (Kurniawan dan Sulaiman, 2009). Istilah-istilah pada desain faktorial yang perlu diamati menurut Kurniawan dan Sulaiman (2009) adalah: a.
Faktor, yaitu variabel yang telah ditetapkan pada suatu penelitian yang dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Faktor ini harus bisa dinyatakan dalam suatu harga atau nilai.
b.
Level, yaitu harga yang ditetapkan untuk faktor.
c.
Respon, yaitu hasil terukur yang didapat dari suatu penelitian dan harus dapat dikuantifikasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
d.
Interaksi, yaitu akibat dari penambahan efek-efek faktor yang dapat bersifat antagonis atau sinergis. Antagonis berarti interaksi memiliki efek yang memperkecil efek faktor sedangkan sinergis berarti interaksi memiliki efek yang memperbesar efek faktor.
E. Monografi Bahan Pembuat Gel 1. CMC-Na
Gambar 3. Struktur Carboxymethylcellulose Sodium (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009) Gelling agent yang sering digunakan adalah carboxymethylcellulose, yang dikenal sebagai CMC. Carboxymethylcellulose Sodium (CMC-Na) berbentuk seperti granul putih, tidak berbau, tidak berasa, dan bersifat higroskopis. Tidak dapat larut dalam aseton, etanol 95%, eter dan toluene, tetapi mudah terdispersi dalam air pada segala temperatur. Umumnya CMC-Na digunakan pada konsentrasi 3-6% untuk menghasilkan sediaan gel. Keuntungan penggunaan CMC-Na sebagai basis gel diantaranya adalah memberikan viskositas stabil pada sediaan, selain itu mempunyai kemampuan sebagai zat pengemulsi hidrofilik yang mampu mengikat air, sehingga tidak terjadi endapan, serta CMC-Na merupakan bahan penstabil yang memiliki daya ikat yang kuat dan berperan untuk meningkatkan kekentalan produk (Rowe,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
Sheskey and Quinn, 2009). Dari hasil penelitian Octavia (2009) dengan menggunakan bahan
pengikat
CMC-Na,
gelatin,
dan
gum
arab
menunjukkan bahwa dengan menggunakan CMC-Na sebagai bahan pengikat dalam konsentrasi 0,9% menghasilkan sediaan dengan sifat kimia dan organoleptik terbaik. 2. Gliserin Gliserin berupa cairan jernih, kental, tidak berbau dan bersifat higroskopis. Gliserin dapat digunakan untuk sediaan farmasi termasuk sediaan topikal. Dalam formulasi farmasetika terutama untuk kosmetik, gliserin digunakan sebagai humektan, emollient, juga sebagai bahan tambahan pada aquous maupun non aquous gel, Sebagai humektan konsentrasi ≤30%. Pada sediaan gel, jika hanya digunakan gliserin sebagai humektan, dikhawatirkan gel yang dihasilkan terlalu kental. Maka penelitian ini digunakan kombinasi humektan yaitu propilen glikol dan gliserin agar gel yang dihasilkan baik, yaitu tidak telalu kental dan tidak terlalu encer (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).
Gambar 4. Struktur gliserin (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009) Propilenglikol
banyak
digunakan
sebagai
humektan
dengan
konsentrasi umum yang digunakan adalah 15%. Propilenglikol merupakan cairan jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, rasa manis dan higroskopis. Zat ini larut dalam aseton, kloroform, air, gliserin, eter dan etanol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
namun tidak larut dalam minyak mineral. Selain sebagai humektan, propilenglikol juga digunakan sebagai stabilisizer, kosolven, plasticizer dan pelarut yang lebih baik dibandingkan dengan gliserin (Rowe, Sheskey and Quinn, 2006).
Gambar 5. Struktur Propilen Glikol (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009) 3. Metil Paraben
Gambar 6. Struktur Metil Paraben (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009) Nama kimia dari metil paraben adalah methyl-4-hydroxybenzoate. Metil paraben berbentuk kristal, tidak berbau, memiliki rasa sedikit terbakar dan berwarna putih. Konsentrasi penggunaan yang umum digunakan dalam sediaan topikal yaitu 0,02 – 0,3%. Metil paraben larut dalam air panas 80oC (1:30), eter (1:10), methanol dna etanol 95%. Metil paraben digunakan sebagai antimikroba dalam kosmetik, formulasi farmasetika dan produk makanan (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
4. Aquadest Aqudest merupakan cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak memiliki rasa dan memiliki pH 5-7. Rumus kimia dari aquadest adalah H2O dengan berat molekul sebesar 18,02
. Aquadest dibuat dengan menyuling
air yang memenuhi persyaratan dan tidak mengandung zat tambahan lain. Fungsi dari aquadest adalah sebagai pelarut (Dirjen POM RI, 1995). F. Landasan Teori Radikal bebas merupakan salah satu penyebab utama penuaan pada kulit. Salah satu pencegahan dari penuaan kulit yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan senyawa antioksidan. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan antioksidan kuat adalah buah manggis (Garcinia mangostana L.) dengan komponen utamanya adalah senyawa golongan xanton yang memiliki aktivitas antioksidan. Xanton merupakan substansi kimia alami yang dapat digolongkan dalam senyawa jenis fenol atau polyphenolic (Pedraza-Chaverri, CardenasRodriguez, Orozco-Ibarra dan Perez-Rojas, 2008). Golongan xanton yang sudah teridentifikasi antara lain α-mangostin, γ-mangostin dan garsinon-E dilaporkan memiliki aktivitas farmakologi salah satunya sebagai antioksidan. Oleh karena itu ekstrak kulit buah manggis ditambahkan dalam sediaan gel sebagai zat aktif yang berfungsi sebagai antioksidan pada penelitian ini. Sediaan antioksidan salah satunya digunakan pada wajah, sehingga harus nyaman saat digunakan dan memiliki viskositas yang cukup besar supaya tidak mengalir dan cepat mengering. Sediaan yang memiliki viskositas yang cukup besar adalah gel. Gel mempunyai biokompatibilitas yang tinggi sebab mempunyai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
tegangan permukaan yang rendah dengan cairan biologi dan jaringan sehingga meminimalkan kekuatan adsorbsi protein dan adhesi sel. Selain itu kelebihan lainnya dari gel adalah saat pemakaian gel di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu, mudah dicuci dengan air dan pelepasan obatnya baik (Lachman, Lieberman and Kanig, 1994). Konsumen akan tertarik pada sediaan gel ekstrak kulit buah manggis tidak hanya dengan manfaatnya sebagai antioksidan saja, namun sediaan gel tersebut juga harus memiliki sifat fisik tertentu dengan kriteria yang dapat diterima oleh konsumen. Kemampuan gel untuk menyebar (mudah diaplikasikan) dan viskositasnya perlu diperhatikan dalam pembuatan sediaan ini. Viskositas yang cukup berkaitan dengan preparasi, pengemasan, penyimpanan dan aplikasi, sedangkan daya sebar gel berkaitan dengan kemampuan gel untuk menyebar saat diaplikasikan, kenyamanan saat penggunaan dan kemampuan gel dalam pelepasan zat aktifnya (Buchman, 2001). Gel terdiri dari gelling agent dan humektan yang berperan penting dalam membentuk sifat fisik gel. Gelling agent yang digunakan yaitu CMC-Na yang juga digunakan sebagai basis gel serta dapat meningkatkan viskositas gel seiring dengan meningkatnya konsentrasi CMC-Na yang digunakan. Selain itu gel merupakan sediaan yang digunakan secara topikal, sehingga dibutuhkannya suatu humektan yang berperan untuk menjaga kelembaban kulit dan juga memiliki pengaruh dalam pembentukan massa gel. Humektan yang digunakan pada pembuatan gel kali ini yaitu gliserin. Jika gliserin yang digunakan dalam suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
sediaan gel terlalu banyak maka sediaan tersebut akan terlalu encer dan dapat mempengaruhi daya sebar dari sediaan, dan juga sebaliknya (Loden and Maibach, 2005). Kombinasi antara CMC-Na dan gliserin mampu membentuk gel dengan sifat fisik yang baik dan stabil. Sifat fisik sediaan gel yang diamati meliputi organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas. Komposisi CMC-Na dan gliserin optimum yang digunakan sebagai gelling agent dan humektan pada gel ekstrak kulit buah manggis diperoleh dengan menggunakan metode desain faktorial. Desain faktorial dapat menunjukkan hubungan antara variabel bebas yang diteliti untuk menentukan efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang berpengaruh secara signifikan. Metode desain faktorial memiliki kelebihan yakni memiliki efisiensi yang maksimum dalam memperkirakan efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor (Bolton and Bon, 2004). Pengujian aktivitas antioksidan sediaan gel ekstrak kulit buah manggis bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak kulit buah manggis dalam bereaksi dengan radikal bebas sebagai antioksidan saat diformulasikan dalam sediaan gel yang dibuat. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan DPPH. G. Hipotesis 1.
CMC-Na dan gliserin memiliki pengaruh signifikan terhadap sifat fisik gel ekstrak kulit buah manggis yang meliputi viskositas dan daya sebar.
2.
Komposisi dan area optimum dari CMC-Na dan gliserin pada superimposed counter plot diperoleh sehingga dapat dihasilkan gel ekstrak kulit buah manggis yang optimum.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
3.
Sediaan gel ekstrak kulit buah manggis secara fisik dapat menjaga kestabilannya dari uji sentrifugasi dan freeze thaw cycle.
4.
Ekstrak kulit buah manggis dan sedian gel kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental
dengan
menggunakan
metode
desain
faktorial
untuk
membandingkan sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan.
B. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian a. Variabel bebas, dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi CMC-Na sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan. b. Variabel tergantung, dalam penelitian ini adalah sifat fisik gel yang meliputi organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas serta stabilitas (perubahan viskositas) gel antioksidan kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). c. Variabel pengacau terkendali, dalam penelitian ini adalah kualitas ekstrak kulit buah manggis, alat dan bahan yang digunakan, lama pengadukan, kecepatan
pengadukan,
prosedur
pembuatan
dan
pengujian,
lama
penyimpanan, kondisi penyimpanan serta wadah penyimpanan gel. d. Variabel pengacau tak terkendali, dalam penelitian ini adalah suhu dan kelembaban udara ruangan selama pembuatan dan pengujian gel ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.).
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
2. Definisi Operasional a. Gel antioksidan ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sediaan semi padat yang mengandung ekstrak kulit buah manggis yang memiliki efek sebagai antioksidan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari dengan CMC-Na sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan. b. Ekstrak kulit buah manggis adalah ekstrak kering hasil dari kulit buah manggis yang diperoleh dari PT. Industri Jamu Borobudur Semarang. c. Antioksidan adalah senyawa-senyawa yang mampu menghilangkan, membersihkan, menahan pembentukan oksigen reaktif. d. Radikal bebas adalah atom yang sangat reaktif dan mampu menjadi bagian dari molekul yang berpotensi merusak. e. Gelling agent adalah bahan yang digunakan untuk membentuk kekentalan atau pembentuk sediaan gel yang membentuk matriks. CMC-Na digunakan sebagai gelling agent dalam penelitian ini. f. Humektan adalah bahan yang digunakan untuk mencegah lepasnya air dari sediaan serta mengabsorpsi lembab dari lingkungan saat gel diaplikasikan di kulit, sehingga kelembaban kulit dapat dipertahankan. Humektan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gliserin. g. Sifat fisik gel adalah parameter untuk mengetahui kualitas fisik gel yang meliputi organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas. h. Stabilitas fisik adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui tingkat kestabilan gel ekstrak kulit buah manggis yang meliputi perubahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
organoleptis, pH, viskositas, daya sebar dan sedimentasi yang terjadi setelah sediaan diuji stabilitasnya menggunakan metode freeze thaw cycle. i. Daya sebar adalah kemampuan menyebar dari gel ekstrak kulit buah manggis yang diukur menggunakan horizontal double plate selama 1 menit dengan beban 125 gram. j. Viskositas adalah tingkat kekentalan gel antioksidan ekstrak kulit buah manggis yang diukur menggunakan viscotester. Viskositas gel diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas. Hal ini berkaitan denagn kemampuan gel ekstrak kulit buah manggis untuk dituang dan keluar dari wadah. k. Sifat alir adalah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran cairan dan deformasi dari padatan. l. Formula gel optimum adalah formula gel yang memenuhi standar sediaan semisolid yang ditetapkan meliputi daya sebar 19,64-38,5 cm2, viskositas 150-250 dPa.s dan perubahan viskositas ≤10%. C. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex-Germany), timbangan analitik, spektrofotometer UV-Vis, waterbath, viscometer seri VT 04 (Rion Japan), horizontal double plate, mixer, sentrifugator, tabung sentrifugasi, cawan porselen, kertas indikator pH (Merck Germany), kertas saring, termometer, inkubator, pendingin (kulkas), pipet volume, glassfinn, jangka sorong, serta wadah plastik (net @200 g).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
2. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest, ekstrak kulit buah manggis yang diperoleh dari PT. Borobudur Semarang, gliserin (kualitas farmasetis), propilenglikol (kualitas farmasetis), DPPH, CMC-Na (kualitas farmasetis), metil paraben (kualitas farmasetis) serta etanol 96% (teknis). D. Tata Cara Penelitian 1. Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Ekstrak kulit buah manggis yang diperoleh dari PT. Borobudur Industri Jamu Semarang diamati. Verifikasi ekstrak kulit buah manggis yang dilakukan meliputi pengamatan bentuk, warna serta bau dan dibandingkan dengan Certificate of Analysis dari ekstrak kulit buah manggis. 2. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) a. Pembuatan Ekstrak Kental Sebanyak 10,0 gram ekstrak kering kulit buah manggis dilarutkan menggunakan etanol 96% sebanyak 50,0 mL hingga semua ekstrak terlarut. Kemudian hasil larutan ekstrak disaring untuk memisahkan ekstrak dari eksipien yang telah ditambahkan (maltodekstrin), sehingga yang didapatkan beruapa larutan ekstrak kulit buah manggis. Selanjutnya ekstrak cair yang didapat diuapkan dengan suhu <600C hingga didapatkan ekstrak kental sebanyak 85% dari jumlah berat ekstrak pertama kali.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
b. Penyiapan Ekstrak Uji Sebanyak 100,0 mg ekstrak kental kulit buah manggis dilarutkan menggunakan etanol 96% dalam labu ukur 100,0 mL, lalu diaduk hingga homogen untuk membuat larutan stok dengan konsentrasi 1000,0 ppm. Selanjutnya dibuat 5 larutan seri dengan diambil sebanyak 0,3; 0,4; 0,5; 0,75 dan 1,5 mL dari larutan stok, kemudian ditambahkan etanol 96% dalam labu ukur 25,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi larutan seri sebesar 12,0; 16,0; 20,0; 30,0 dan 60 ppm. c. Pembuatan Larutan DPPH Sebanyak 2,0 mg DPPH dilarutkan dengan menggunakan etanol 96% dalam labu ukur 50,0 mL untuk membuat konsentrasi 40,0 ppm (larutan dilindungi dari cahaya). d. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan DPPH 40,0 ppm diambil sebanyak 4,0 mL lalu ditambah dengan etanol 96% sebanyak 2,0 mL, lalu diamati absorbansinya pada panjang gelombang 400-800 nm. Larutan etanol 96% sebanyak 6 mL digunakan sebagai
blanko. Panjang gelombang
yang memberikan
absorbansi tertinggi digunakan sebagai panjang gelombang maksimum. e. Penetapan Operating Time Larutan DPPH 40,0 ppm diambil sebanyak 4,0 mL lalu ditambah dengan ekstrak uji dengan konsentrasi 20,0 ppm sebanyak 2,0 mL, lalu diamati absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang telah didapatkan dalam interval waktu yang berbeda-beda (5, 10, 15, 20, 25 dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
30 menit). Larutan DPPH dengan konsentrasi 40,0 ppm sebanyak 4,0 mL ditambah dengan etanol 96% sebanyak 2,0 mL digunakan sebagai blanko. f. Pengukuran Aktivitas Antioksidan Kulit Buah Manggis Larutan uji sebanyak 2,0 mL pada masing-masing konsentrasi seri ditambah dengan 4,0 mL larutan DPPH 40,0 ppm, lalu didiamkan selama OT dan diamati absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang telah didapatkan. Larutan DPPH dengan konsentrasi 40,0 ppm sebanyak 4,0 mL ditambah dengan etanol 96% sebanyak 2,0 mL digunakan sebagai blanko. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai inhibisi ekstrak dari persamaan regresi yang telah didapatkan untuk mendapatkan nilai IC50. 3. Formulasi Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Formula yang digunakan dalam pembuatan gel ekstrak kulit buah manggis dapat dilihat pada Tabel II. Tabel II. Formula Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Bahan
Formula AB
A
B
I
Ekstrak (g)
0,015
0,015
0,015
0,015
CMC-Na (g)
2,8
2,8
2,0
2,0
Gliserin (g)
21
12
21
12
Propilenglikol (g)
4
4
4
4
Metil paraben (g)
0,1
0,1
0,1
0,1
Aquadest
ad 100 mL
ad 100 mL
ad 100 mL
ad 100 mL
Pembuatan gel ekstrak kulit buah manggis sebagai berikut: CMC-Na didispersikan sedikit demi sedikit dalam 50 mL aquadest dan didiamkan selama 24 jam. Ekstrak kental yang telah didapatkan dicampur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
dengan propilenglikol dan gliserin, diaduk sesaat dan kemudian dicampurkan metil paraben lalu diaduk menggunakan mixer hingga homogen. Setelah itu CMC-Na yang telah dikembangkan ditambahkan ke dalam campuran beserta dengan sisa aquadest lalu kembali diaduk menggunakan mixer dengan skala kecepatan 1 selama ±3 menit. Kemudian pH sediaan dicek menggunakan stik indikator pH universal (pH yang diinginkan dalam rentang 4,8-6,5). 4. Uji Sifat Fisik Gel Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) a. Uji organoleptis dan pH Uji organoleptis dilakukan dengan cara mengamati warna, bau dan bentuk dari gel setelah 48 jam gel selesai dibuat. Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH universal stick dengan cara mengoleskan sedikit gel pada stik pH dan membandingkan warna yang dihasilkan dengan standar. Nilai pH yang diinginkan adalah 4,5-6,5 yaitu pH kulit sehingga kulit tidak teriritasi karena perbedaan pH. b. Uji daya sebar Gel ditimbang sebanyak 1 gram dan diletakkan di bagian tengah kaca bulat berskala. Selanjutnya kaca bulat lainnya diletakkan di atas gel dan ditambahkan dengan pemberat hingga total berat di atas gel sebesar 125 gram, diamkan selama 1 menit dan penyebaran gel dari empat bagian sisi dicatat. Setelah didapatkan diameter dari persebaran gel, dilakukan perhitungan luas persebaran gel dengan menggunakan rumus luas lingkaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
Pengujian daya sebar dilakukan setelah 48 jam gel selesai dibuat dan lakukan sebanyak 3 kali replikasi. c. Uji viskositas Uji viskositas dilakukan yaitu 48 jam setelah pembuatan gel serta dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Viskositas masing-masing formula gel ditentukan dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04. Gel dimasukkan ke dalam wadah uji, lalu portable viscometer dipasang. Viskositas gel diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas, rotor yang digunakan adalah rotor skala dua. d. Uji sifat alir gel Uji sifat alir pada gel dilakukan yaitu 48 jam setelah pembuatan gel. Sifat alir pada masing-masing formula gel ditentukan dengan menggunakan instrumen Rheosys Merlin dengan menggunakan cone and plate pada temperature 25oC, dengan parameter kecepatan awal 0,1 rpm dan kecepatan akhir 600 rpm. Kecepatan meningkat dalam 9 tahap dengan peningkatan kecepatan berturut-turut adalah 0,1 rpm; 75,1 rpm; 150,1 rpm; 225,1 rpm; 300,1 rpm; 375,0 rpm; 450,0 rpm; 525,0 rpm dan 600,0 rpm. Sejumlah massa gel ±1 gram diletakkan di atas plate, selanjutnya cone di atas gel diatur hingga menempel pada gel. Gel yang keluar dari plate dibersihkan. Selanjutnya sistem Rheosys Merlin dijalankan dengan kecepatan putaran 0,1 rpm hingga 600 rpm, sehingga akan didapatkan tipe sifat alir dari gel yang diuji. Bentuk sifat alir dari sediaan gel adalah mengikuti model NonNewtonian yaitu pseudoplastis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
5. Uji Stabilitas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) a. Freeze Thaw Cycle Uji Freeze Thaw dilakukan dengan cara masing-masing formula disimpan pada suhu -4oC selama 24 jam, lalu kembali disimpan pada suhu ±25oC selama 24 jam (untuk 1 siklus). Penyimpanan dilakukan sebanyak 6 siklus dan setiap akhir siklus dilakukan pengamatan sifat fisik dari setiap formula gel seperti pH, organoleptis, daya sebar dan viskositas. b. Uji viskositas Formula AB, A, B dan I diukur viskositasnya menggunakan viscometer VT 04. Gel dimasukkan ke dalam wadah uji kemudian portable viscometer dipasang, dan digunakan rotor 2. Kemudian angka yang ditunjukkan oleh jarum dicatat dan dilakukan pada masing-masing replikasi. Uji viskositas dilakukan yaitu tiap siklus pada freeze thaw cycle. c. Uji daya sebar Sebanyak 1 gram gel diletakkan di tengah kaca bundar dan ditutup dengan kaca penutup yang sudah ditimbang dan ditambahkan dengan pemberat hingga total pemberat diatas gel sebesar 125 gram, didiamkan selama 1 menit dan penyebaran gel dari 4 bagian sisi dicatat. Setelah didapatkan diameter dari persebaran gel, dilakukan perhitungan luas persebaran gel dengan menggunakan rumus luas lingkaran. Uji daya sebar dilakukan yaitu tiap siklus pada freeze thaw cycle.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
d. Uji pH Formula AB, A, B dan I diukur nilai pHnya menggunakan kertas indikator pH. Uji pH dilakukan yaitu tiap siklus pada freeze thaw cycle. Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH universal stick dengan cara mengoleskan sedikit gel pada stik pH dan membandingkan warna yang dihasilkan dengan standar. Nilai pH yang diinginkan adalah 4,5-6,5 yaitu pH kulit sehingga kulit tidak teriritasi karena perbedaan pH. e. Uji sentrifugasi Dilakukan uji sentrifugasi terhadap formula AB, A, B dan I setelah 48 jam pembuatan. Tiap formula diuji sentrifugasi dengan cara gel dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi, kemudian dimasukkan ke dalam mesin sentrifugasi dan sistem dijalankan dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam dan diamati pemisahan yang terjadi pada masing-masing gel tiap formula. 6. Uji Aktivitas Antioksidan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Sebanyak 100,0 mg sediaan gel dilarutkan menggunakan etanol 96% lalu disaring dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100,0 mL dan digojog hingga homogen untuk membuat larutan stok dengan konsentrasi 1000,0 ppm. Selanjutnya dibuat 5 larutan seri dengan diambil sebanyak 0,3; 0,4; 0,5; 0,75 dan 1,5 mL dari larutan stok, kemudian ditambahkan etanol 96% dalam labu ukur 25,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi larutan seri sebesar 12,0; 16,0; 20,0; 30,0 dan 60 ppm.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
Larutan uji sebanyak 2,0 mL pada masing-masing konsentrasi seri sediaan pada tiap formula ditambah dengan 4,0 mL larutan DPPH 40,0 ppm, lalu didiamkan selama OT dan diamati absorbansinya pada panjang gelombang maksimum yang telah didapatkan. Larutan DPPH dengan konsentrasi 40,0 ppm sebanyak 4,0 mL ditambah dengan etanol 96% sebanyak 2,0 mL digunakan sebagai blanko. E. Analisis Hasil Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data aktivitas antioksidan, sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel ekstrak kulit buah manggis. Data kemudian
dianalisis
menggunakan
software
RStudio
untuk
mengetahui
signifikansi perbedaan antara data yang diperoleh. Data sifat fisik yang diperoleh, dihitung rata-rata dan dicari standar deviasinya. Dari data sifat fisik, viskositas dan daya sebar dianalisis menggunakan Design Expert 9.0.6.2 sehingga didapatkan interaksi dari kedua faktor pada dua level untuk masing-masing respon. Analisis statistik yang digunakan Design Expert 9.0.6.2 adalah uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Data stabilitas fisik yang diperoleh, dihitung rata-rata dan dicari standar deviasinya. Pada data stabilitas fisik berupa viskositas dan daya sebar dianalisis serta data memiliki sebaran normal dan homogen diuji menggunakan menggunakan software RStudio dengan uji ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Nilai p-value < 0,05 menunjukkan adanya perbedaan signifikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis Tujuan verifikasi ekstrak kulit buah manggis adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak yang digunakan dalam penelitian merupakan benar ekstrak kulit buah manggis. Verifikasi ekstrak kulit buah manggis yang dilakukan meliputi pengamatan bentuk, warna dan bau yang kemudian dibandingkan dengan karakteristik ekstrak yang ada pada Certificate of Analysis (CoA). Ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang digunakan pada penelitian diperoleh dari PT. Borobudur Industri Jamu Semarang. Tabel III. Hasil Verifikasi Ekstrak Kulit Buah Manggis Kriteria Hasil Pengamatan Data CoA Bentuk Serbuk halus Serbuk halus Warna Coklat Coklat Bau Bau khas aromatis Bau khas romatis Hasil pengamatan menunjukkan bentuk, warna dan bau dari ekstrak kulit buah manggis sesuai dengan yang terdapat pada CoA dari PT. Borobudur Industri Jamu. Dari tabel III dapat disimpulkan bahwa ekstrak yang digunakan di dalam penelitian adalah benar ekstrak kulit buah manggis. B. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis Uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH. Tujuan dilakukannya uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan yang terdapat pada ekstrak etanol kulit buah manggis. 45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
1. Pembuatan Ekstrak Kental Tujuan dilakukannya pembuatan ekstrak kental adalah untuk memisahkan bahan eksipien yang telah ditambahkan pada ekstrak kering kulit buah manggis, sehingga pengukuran aktivitas antioksidan yang dilakukan merupakan benar aktivitas dari ekstrak kulit buah manggis bukan berasal dari bahan tambahan lain. Komposisi ekstrak kering kulit buah manggis terdiri dari maltodekstrin sebanyak 15% dan ekstrak kulit buah manggis sebanyak 85%, sehingga dengan jumlah ekstrak kering yang dilarutkan sebanyak 10 gram, maka jumlah ekstrak kental yang akan didapatkan: Jumlah ekstrak kental = Pelarut yang digunakan adalah etanol 96% dan dilakukannya penyaringan untuk memisahkan maltodekstrin dari larutan ekstrak kulit buah manggis. Penguapan pelarut dilakukan pada suhu <60oC karena sebagian besar senyawa antioksidan sudah mulai rusak pada suhu >60°C (Miladi and Damak, 2008). 2. Penentuan panjang gelombang maksimum Tujuan dilakukannya penentuan panjang gelombang maksimum adalah untuk menentukan panjang gelombang dimana larutan DPPH menghasilkan serapan maksimum, hal ini terkait dengan selektifitas dan sensifitas pada data yang dihasilkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
Gambar 7. Panjang Gelombang Maksimum DPPH Pada gambar 7 didapatkan λ maksimum dari larutan DPPH adalah 517 nm. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Blois (1958); Prakash, et al., (2005); Wojdylo, et al., (2007); Locatelli, et al., (2009); Marinova and Batchvarov (2011); Garcia, et al., (2012), Lewis (2012) serta Kamkar, et al., (2014) panjang gelombang maksimum dari larutan DPPH adalah 517 nm. Sehingga panjang gelombang yang digunakan dalam penelitian adalah 517 nm. 3. Penentuan operating time Penentuan operating time (OT) dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan waktu reaksi antara senyawa antioksidan dan larutan DPPH sudah berjalan sempurna yang ditunjukkan dengan data absorbansi yang stabil. Tabel IV. Data Operating Time Ekstrak Kulit Buah Manggis dengan DPPH Menit keAbsorbansi 5 0,749 10 0,735 15 0,726 20 0,725 25 0,717 30 0,717
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
Berdasarkan tabel IV pada menit ke-25 dan 30 didapatkan nilai absorbansi yang stabil. Hal ini menunjukkan bahwa larutan DPPH dan senyawa antioksidan di dalam ekstrak kulit buah manggis telah bereaksi sempurna pada menit ke-25, sehingga dari data tersebut OT yang digunakan pada penelitian adalah 25 menit. 4. Pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis Hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah manggis dapat dilihat pada tabel V. Tabel V. Hasil Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis Konsentrasi Absorbansi Inhibisi Persamaan regresi (ppm) (%) (Konsentrasi vs Inhibisi) 15,36 0,828 5,263 20,48 0,801 8,352 y = 0,7166 x - 5,7279 25,60 0,753 13,844 r = 0,9990 38,40 0,690 21,053 76,80 0,442 49,428 Pada hasil absorbansi dari tabel V dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi sampel maka semakin kecil nilai absorbansi yang didapat, yang berarti semakin besar senyawa antioksidan di dalam sampel yang ditunjukkan dengan
nilai persentase inhibisi larutan yang semakin besar
seiring dengan semakin besarnya konsentrasi larutan. Nilai IC50 ekstrak kulit buah manggis diperoleh secara ekstrapolasi menggunakan persamaan regresi y = 0,7166x - 5,7279, dengan nilai y yang merupakan nilai peredaman dari ekstrak, sehingga untuk nilai IC50 didapat dengan memasukkan nilai 50 (dengan arti peredaman sebesar 50%) pada variabel y, sehingga didapatkan konsentrasi (nilai x) sebesar 77,767 ppm (77,767 ppm). Nilai IC50 (Inhibiton
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
Concentration)
adalah
konsentrasi
antioksidan
(ppm)
yang
mampu
menghambat 50% aktivitas radikal bebas. Ekstrapolasi adalah metode yang dipergunakan dalam memprediksi nilai dari suatu data atau fungsi yang berada di luar interval (data awal yang telah diperoleh) (Kutner, Nachtsheim, and Neter, 2004). Suatu sampel dikatakan memiliki aktivitas antioksidan bila memiliki nilai IC50 < 200 ppm (Hanani, et al., 2005). Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan yang sangat kuat bila nilai IC 50 < 50 ppm, kuat bila nilai IC50 bernilai 50-100 ppm, sedang bilai nilai IC50 bernilai 101-150 ppm, dan lemah bila nilai IC50 bernilai 151-200 ppm (Hanani, et al., 2005). Berdasarkan klasifikasi tersebut, dapat dikatakan bahwa ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 77,767 ppm. C. Pengujian Sifat Fisik Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Sifat fisik suatu sediaan farmasetis dapat mempengaruhi acceptability dari pasien dan kualitas sediaan, maka dari itu uji sifat fisik sediaan penting untuk dilakukan. Sifat fisik gel ekstrak kulit buah manggis yang dievaluasi adalah organoleptis, pH, viskositas, daya sebar dan rheologi dari gel. Pengujian ini dilakukan 48 jam setelah pembuatan sediaan gel, karena setelah 48 jam gel telah terbebas dari gaya gesekan dan energi dari pembuatan gel tersebut. 1. Uji Organoleptis dan pH Uji organoleptis dan pH dilakukan terhadap gel ekstrak kulit buah manggis karena berpengaruh pada estetika dan penerimaan pasien. Selain itu pengamatan tampilan dari gel dapat menjadi salah satu cara mengamati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
kestabilan dari gel, seperti perubahan warna, bentuk dan bau sediaan. Hasil uji organoleptis dan pH gel ekstrak kulit buah manggis dapat dilihat pada tabel VI. Tabel VI. Data Pengamatan Organoleptis dan pH Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Kriteria Formula AB A B I Warna Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih Bau Khas kulit Khas kulit Khas kulit Khas kulit buah manggis buah manggis buah manggis buah manggis Tekstur Kental Kental Kental Kental pH 6 6 6 6 Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Pada tabel VI, didapatkan data bahwa warna dari gel ekstrak kulit buah manggis adalah kuning jernih. Warna kuning tersebut didapatkan dari senyawa mangostin (α-mangostin dan β-mangostin) pada kulit buah manggis yang memang memiliki warna kuning selain itu juga berasal dari senyawa xanton yang merupakan pigmen fenol kuning yang reaksi warnanya dan gerakan distribusinya serupa dengan flavanoid, akan tetapi secara kimia xanton berbeda dengan flavanoid dan mudah dibedakan dari flavanoid berdasar sifat spektrumnya yang khas (Sudarsono, Gunawan, Wahyuono, Donatus, dan Purnomo, 2002). Bau yang dimiliki gel ekstrak kulit buah manggis adalah bau khas aromatis dari ekstrak kulit buah manggis. Sediaan topikal yang baik adalah sediaan yang memiliki pH antara 4,5 sampai 6,5 yang merupakan pH fisiologis kulit. Apabila di bawah pH tersebut (terlalu asam) maka dapat menyebabkan kulit mengalami iritasi, sedangkan bila di atas pH tersebut (terlalu basa) maka akan menyebabkan kulit menjadi kering.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
Hasil evaluasi gel ekstrak kulit buah manggis pada tabel VI menunjukkan gel tersebut memiliki pH 6 di mana sesuai dengan keadaan fisiologis dari kulit, sehingga dapat nyaman digunakan secara topikal tanpa menyebabkan iritasi maupun kulit kering, sehingga dapat meningkatkan acceptability dari konsumen. Selain itu hal tersebut dapat menunjukkan kombinasi antara gliserin (sebagai humektan) dan CMC-Na (sebagai gelling agent) dapat menghasilkan gel dengan pH yang sesuai dengan pH fisiologis kulit. 2. Uji Viskositas Pengujian viskositas bertujuan untuk mengetahui kekentalan dari sediaan gel ekstrak kulit buah manggis dengan variasi antara konsentrasi gliserin (humektan) dan CMC-Na (gelling agent) yang digunakan. Viskositas merupakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin besar tahanannya maka semakin besar viskositas dari cairan tersebut (Martin, Swarbrick, and Cammarata, 2008). Nilai viskositas dari sediaan gel akan ditunjukkan dengan skala oleh jarum pada alat tersebut. Hasil pengukuran viskositas gel dapat dilihat pada gambar 8.
Viskositas (dPa.s)
300 250 200 150 100 50 0 AB
A
B
I
Formula
Gambar 8. Hasil Uji Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
Berdasarkan gambar 8, setiap formula gel ekstrak kulit buah manggis memiliki viskositas yang berbeda bermakna (p-value < 0,05). Viskositas antara tiap formula gel ekstrak kulit buah manggis berbeda disebabkan oleh penambahan jumlah gelling agent dan humektan yang berbeda-beda. Semakin banyak jumlah gelling agent dan humektan yang ditambahkan maka viskositas sediaan semakin tinggi. Formula I memiliki jumlah jumlah gelling agent dan humektan yang paling sedikit sehingga viskositasnya paling rendah. Viskositas gel ekstrak kulit buah manggis merupakan salah satu respon yang diteliti pada penelitian ini. Persamaan desain faktorial untuk respon viskositas sediaan terdapat pada persamaan (1): Y = -113,389 + 108,750 (X1) - 0,259 (X2) + 1,111 (X1)(X2)…….…(1) dengan Y merupakan viskositas, X1 sebagai CMC-Na, X2 sebagai gliserin dan X1X2 sebagai interaksi antara CMC-Na dan gliserin. Pada model persamaan (1) didapatkan p-value <0,05 (signifikan). Hal ini menandakan bahwa dengan adanya penambahan jumlah CMC-Na dan gliserin yang berbeda dapat memberikan perubahan nilai efek viskositas yang signifikan, sehingga dapat dilakukan optimasi formula. Berdasarkan persamaan 1 maka dibuat counter plot untuk respon viskositas. Counter plot respon viskositas dapat dilihat pada gambar 9.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
Gambar 9. Counter Plot Respon Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Counter plot viskositas pada gambar 9 menunjukkan semakin banyak penggunaan CMC-Na dan gliserin maka akan menyebabkan nilai viskositas semakin meningkat. Daerah counter plot yang berwarna biru menunjukkan daerah dengan nilai viskositas paling rendah, sedangkan yang berwarna merah menunjukkan daerah dengan nilai viskositas yang paling tinggi. Nilai viskositas gel ekstrak kulit buah manggis yang diinginkan yaitu berada pada antara 150-250 d.Pas. Efek merupakan perubahan respon karena adanya variasi level faktor. Nilai efek CMC-Na, gliserin dan interaksi antar keduanya dalam menentukan viskositas sediaan dapat dilihat pada tabel VII. Tabel VII. Nilai efek CMC-Na, gliserin, dan interaksinya terhadap viskositas Faktor Efek p-value CMC-Na 101,67 < 0,0001 Gliserin 21,67 < 0,0001 Interaksi 4,00 0,0400 CMC-Na, gliserin dan interaksi keduanya memiliki nilai efek positif yang berarti ketiga faktor tersebut memiliki efek menaikkan viskositas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
sediaan gel ekstrak kulit buah manggis, serta berefek yang signifikan (p-value <0,05) terhadap viskositas. Faktor yang memiliki efek dominan adalah CMCNa. Mekanisme dari Na-CMC mengikuti bentuk konformasi extended atau streched Ribbon (tipe pita). Tipe tersebut terbentuk dari 1,4 –D glukopiranosil yaitu dari rantai selulosa. Bentuk konformasi pita tersebut karena bergabungnya ikatan geometri zig-zag monomer dengan jembatan hidrogen 1,4-Dglukopiranosil lain, sehingga menyebabkan susunannya menjadi stabil (Belitz and Grosch, 1986). Viskositas gel dipengaruhi oleh konsentrasi dari gelling agent. Peningkatan jumlah gelling agent dapat memperkuat matriks gel sehingga menyebabkan kenaikan viskositas. Oleh karena itu dalam formula ini CMC dominan dalam menentukan respon viskositas gel.
Gambar 10. Grafik Pengaruh CMC-Na terhadap Viskositas Garis merah pada gambar 10 menunjukkan level tinggi suatu faktor, sedangkan garis hitam menunjukkan level rendah suatu faktor. Berdasarkan gambar 9 menunjukkan peningkatan CMC-Na mampu menaikkan viskositas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
gel ekstrak kulit buah manggis pada faktor gliserin level rendah maupun level tinggi.
Gambar 11. Grafik Pengaruh gliserin terhadap Viskositas Gambar 11 menunjukkan peningkatan gliserin mampu menaikkan viskositas gel ekstrak kulit buah manggis pada faktor CMC-Na level rendah maupun level tinggi. 3. Uji Daya Sebar Pengujian daya sebar bertujuan untuk mengetahui sejauh mana gel ekstrak kulit buah manggis dapat menyebar ketika diaplikasikan pada kulit. Daya sebar merupakan salah satu karakteristik penting dalam formulasi karena yang bertanggung jawab dalam melepaskan zat aktif dan terkait dengan kemudahannya dalam diaplikasikan di kulit (Garg, et al., 2002). Daya sebar yang baik adalah saat diaplikasikan tidak memerlukan tekanan yang besar tetapi bisa mempertahankan waktu tinggal yang lama di kulit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56
Daya Sebar (cm2)
50 40 30 20 10 0 AB
A
B
I
Formula
Gambar 12. Hasil Uji Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Nilai daya sebar pada tiap formula berbeda bermakna (p-value < 0,05). Nilai daya sebar dipengaruhi oleh viskositas. Nilai daya sebar berbanding terbalik dengan nilai dari viskositas. Apabila suatu sediaan memiliki data nilai viskositas yang semakin kecil, maka daya sebar dari sediaan tersebut semakin besar yang berarti kemampuan penyebarannya di kulit semakin besar, dan sebaliknya. Pada gambar 12 formula I memiliki nilai daya sebar yang paling besar sedangkan berdasarkan gambar 8 formula I memiliki nilai viskositas paling kecil, begitu pula dengan formula AB yang memiliki daya sebar paling kecil tetapi memiliki nilai viskositas yang paling besar. Daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis merupakan salah satu respon yang diteliti pada penelitian ini. Persamaan desain faktorial untuk respon daya sebar sediaan terdapat pada persamaan (2): Y = 77,163 - 18,236 (X1) - 0,581 (X2) + 0,080 (X1)(X2)…….…(2) dengan Y merupakan daya sebar, X1 sebagai CMC-Na, X2 sebagai gliserin dan X1X2 sebagai interaksi antara CMC-Na dan gliserin. Pada model persamaan (2) didapatkan p-value < 0,05 (signifikan). Hal ini menandakan bahwa dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
adanya penambahan jumlah CMC-Na dan gliserin yang berbeda dapat memberikan perubahan nilai respon daya sebar yang signifikan, sehingga dapat dilakukan optimasi formula. Berdasarkan persamaan 2 maka dibuat counter plot untuk respon daya sebar. Counter plot respon daya sebar dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Counter plot Respon Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Counter plot daya sebar pada gambar 13 menunjukkan semakin banyak penggunaan CMC-Na dan gliserin maka akan menyebabkan nilai daya sebar suatu sediaan semakin rendah. Daerah counter plot yang berwarna biru menunjukkan daerah dengan nilai daya sebar paling rendah, sedangkan yang berwarna merah menunjukkan daerah dengan nilai daya sebar yang paling tinggi. Nilai daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis yang diinginkan yaitu berada pada antara 19,64-38,5 cm2. Nilai tersebut didapat dari nilai daya sebar sediaan gel yang sudah beredar di pasaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
Efek merupakan perubahan respon karena adanya variasi level faktor. Nilai efek CMC-Na, gliserin dan interaksi antar keduanya dalam menentukan daya sebar sediaan dapat dilihat pada tabel VIII. Tabel VIII. Nilai efek CMC-Na, gliserin, dan interaksinya terhadap daya sebar Faktor Efek p-value - 1,480 < 0,0001 CMC-Na - 0,380 0,0095 Gliserin - 0,017 0,7862 Interaksi CMC-Na, gliserin dan interaksi keduanya memiliki nilai efek negatif yang berarti ketiga faktor tersebut memiliki efek menurunkan daya sebar sediaan gel ekstrak kulit buah manggis. Faktor CMC-Na dan gliserin memiliki efek yang signifikan (p-value <0,05) terhadap daya sebar, sedangkan interaksi keduanya memiliki efek yang tidak signifikan (p-value >0,05). Pada ketiga faktor pada tabel IV, faktor yang memiliki efek dominan adalah CMC-Na. Salah satu faktor yang mempengaruhi daya sebar gel adalah jumlah dan kekuatan matriks gel. Semakin banyak dan kuat matriks gel maka daya sebar gel akan menurun. Dalam sistem gel yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya matriks gel adalah gelling agent. Dengan kenaikan konsentrasi gelling agent akan menambah dan memperkuat matriks gel. Oleh karena itu faktor dominan yang menentukan respon daya sebar adalah CMC.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
Gambar 14. Grafik Pengaruh CMC-Na terhadap Daya Sebar Berdasarkan gambar 14 menunjukkan dengan peningkatan jumlah CMC-Na pada level tinggi ataupun level rendah gliserin menyebabkan penurunan daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis.
Gambar 15. Grafik Pengaruh gliserin terhadap Daya Sebar Pada gambar 15 menunjukkan dengan peningkatan jumlah gliserin pada level tinggi ataupun level rendah CMC-Na menyebabkan penurunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis. Hal ini sesuai dengan viskositas, dimana
seiring
penambahan
CMC-Na
atau
gliserin
pada
sediaan
menyebabkan peningkatan viskositas gel ekstrak kulit buah manggis, bila terjadi peningkatan viskositas maka daya sebar sediaan akan menurun karena menyebabkan tahanan gel untuk mengalir semakin besar. 4. Pengujian Sifat Alir (Rheologi) Pengujian sifat alir bertujuan untuk mengetahui sifat alir dari sediaan gel ekstrak kulit buah manggis. Semua sediaan hidrogel, hidroalkoholik gel, dan emulgel memiliki sifat alir pseudoplastis (Lang, Mark, Miller, Miller, and Wik, 2011). Tabel IX. Sifat Alir Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula Sifat Alir AB Pseudoplastis A Pseudoplastis B Pseudoplastis I Pseudoplastis Pada tabel IX dapat dilihat bahwa sifat alir dari gel ekstrak kulit buah manggis merupakan aliran sistem non-newton yang sifat alirnya tidak dipengaruhi waktu, yaitu aliran pseudoplastis. Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya kecepatan geser. Dengan meningkatnya tekanan geser, molekul-molekul pada rantai polimer tergulung secara acak dan mulai menyusun sumbu yang lebih panjang dan lurus sehingga mengurangi viskositas dari sediaan dan mengakibatkan kecepatan geser yang lebih besar pada setiap tekanan geser berikutnya (Hoekstra, 2011). Terjadinya penurunan viskositas pada gel saat diberikan gaya, menjadikan gel ekstrak kulit buah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
manggis memiliki rheologi yang ideal, karena saat dioleskan pada kulit viskositas gel akan menurun sehingga daya sebarnya meningkat, selain itu sifat aliran pseudoplastis mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah dan dapat dituang kembali dengan mudah, sehingga gel ekstrak kulit buah manggis dapat lebih diterima oleh konsumen. 5. Optimasi Formula Optimasi CMC-Na dan gliserin dilakukan menggunakan desain faktorial dua level, yaitu level tinggi dan level rendah sehingga nantinya akan didapatkan formula sediaan gel ekstrak kulit buah manggis yang optimum dengan sifat fisik yang diinginkan. Daerah optimum didapatkan dengan menggabungkan grafik counter plot viskositas dan grafik counter plot daya sebar antara kedua faktor (CMC-Na dan gliserin) yang disebut juga dengan grafik counter plot superimposed.
Gambar 16. Counter Plot Superimposed Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Daerah yang berwarna kuning pada gambar 16 merupakan daerah optimum yang menampilkan formula optimum gel ekstrak kulit buah manggis dengan sifat fisik yang diinginkan, yaitu memiliki nilai viskositas 150-250
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
dPa.s dan daya sebar 19,643 - 38,500 cm2. X1 pada gambar 16 menunjukkan jumlah CMC-Na dan X2 menunjukkan jumlah gliserin yang digunakan untuk mendapatkan viskositas sebesar 208,189 dPa.s dan nilai daya sebar sebesar 24,2132 cm2. Validasi dilakukan terhadap counter plot superimposed untuk memastikan daerah optimum (yang berwarna kuning) pada gambar 16 memiliki sifat fisik yang diharapkan. Validasi dilakukan dengan mencuplik satu titik secara acak pada daerah arsir. Hasil cuplikan didapatkan komposisi CMC-Na sebesar 2,564 gram dan gliserin sebesar 16,5075 gram. Hasil pengujian gel ekstrak kulit buah manggis kemudian dibandingkan dengan hasil teoritis yang didapatkan. Tabel X. Hasil Validasi Counter Plot Superimposed Perhitungan Viskositas (dPa.s) Daya sebar (cm2) Teoritis 208,189 24,2132 Hasil validasi 206,667 23,488 p-value 0,1386 0,0891 Berdasarkan tabel X, nilai viskositas dan daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis hasil validasi masuk ke dalam range yang diinginkan. Perbedaan antara viskositas dan daya sebar secara teoritis dengan hasil validasi yang dilakukan tidak berbeda signifikan (p-value >0,05). Hal ini menunjukkan bahwa model persamaan untuk viskositas dan daya sebar yang didapat valid. D. Uji Aktivitas Antioksidan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Pengujian absorbansi peredaman radikal bebas DPPH dilakukan terhadap gel ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Tujuan dilakukannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
uji aktivitas antioksidan gel ekstrak kulit buah manggis adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan yang terdapat pada gel ekstrak kulit buah manggis. Tabel XI. Data Aktivitas Antioksidan Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula IC50 ± SD(ppm) AB 77,81 ± 0,21 A 78,50 ± 0,22 B 79,60 ± 0,19 I 82.59 ± 0,29 Berdasarkan tabel XI, didapatkan hasil uji aktivitas antioksidan sediaan gel ekstrak kulit buah manggis yang dilihat dari nilai IC50 pada masing-masing formula gel. Berdasarkan nilai IC50 yang telah didapatkan pada tiap formula, dapat dikatakan bahwa aktivitas antioksidan gel ekstrak kulit buah manggis lebih rendah bila dibandingkan dengan aktivitas dari ekstrak kulit buah manggis yang telah diuji sebelumnya. Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan yang sangat kuat bila nilai IC50 < 50 ppm, kuat bila nilai IC50 bernilai 50-100 ppm, sedang bilai nilai IC50 bernilai 101-150 ppm, dan lemah bila nilai IC50 bernilai 151-200 ppm (Hanani, 2005). Sehingga berdasarkan klasifikasi tersebut, dapat dikatakan bahwa keempat formula gel ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Pengujian absorbansi peredaman radikal bebas DPPH selain dilakukan terhadap ekstrak kulit buah manggis dan gel ekstrak kulit buah manggis, juga dilakukan terhadap sediaan gel tanpa penambahan ekstrak kulit buah manggis pada tiap formula (kontrol negatif).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
Tabel XII. Data Aktivitas Antioksidan Kontrol Negatif Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Tanpa Penambahan Ekstrak) Kontrol Negatif IC50 ± SD (ppm) Formula AB 536,63 ± 3,80 Formula A 556,06 ± 5,76 Formula B 614,01 ± 3,83 Formula I 734.41 ± 3,89 Pada tabel XII dapat dilihat hasil dari uji aktivitas antioksidan sediaan gel tanpa ekstrak kulit buah manggis (kontrol negatif). Berdasarkan nilai IC50 pada masing-masing formula gel berada pada rentang 500-700 ppm, dari data tersebut dapat dikatakan bahwa kontrol negatif gel pada formula tidak memiliki aktivitas antioksidan yang berarti, karena memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah (>200 ppm). Sehingga hasil pengujian aktivitas antioksidan pada sediaan gel ekstrak kulit buah manggis yang dilakukan benar-benar berasal dari ekstrak kulit buah manggis yang ditambahkan. E. Uji Sentrifugasi Uji mekanik atau sentrifugasi merupakan salah satu indikator kestabilan fisik sediaan semisolid. Pengujian stabilitas gel dengan cara sentrifugasi dapat memberikan hasil yang ekuivalen dengan efek gravitasi selama 1 tahun (Lachman, Lieberman and Kanig, 1994). Dari hasil uji sentrifugasi, masing-masing sediaan gel memberikan hasil yang stabil, tidak danya pemisahan fase yang terjadi. Tabel XIII. Hasil Uji Sentrifugasi Formula Pemisahan AB A B I -
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
Pada tabel XIII dapat dilihat hasil dari uji sentrifugasi sediaan gel, tidak terjadi pemisahan, sehingga dapat dikatakan sediaan gel ekstrak kulit buah manggis memiliki stabilitas yang baik. F. Pengujian Stabilitas Gel Setelah Freeze Thaw Cycle Uji stabilitas dengan freeze thaw cycle dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai kestabilan gel ekstrak kulit buah manggis. Uji ini dilakukan dengn kondisi suhu penyimpanan yang ekstrim, karena kondisi yang ekstrim mampu menginduksi terjadinya ketidakstabilan lebih cepat daripada saat dilakukan penyimpanan pada suhu ruangan. 1. Uji organoleptis dan pH Secara organoleptis, selama dilakukannya freeze thaw cycle tidak terjadinya perubahan pada sifat fisik gel, seperti dari segi warna, bau dan bentuk. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan CMC-Na sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan mampu menghasilkan sediaan gel yang stabil secara organoleptis. Pertumbuhan mikroba pada gel juga diamati, dari hasil yang didapat menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba pada sediaan selama uji freeze thaw cycle dilakukan, pengamatan dilakukan terhadap organoleptis gel. Pada saat pengamatan sifat organoleptis gel tidak terjadinya perubahan warna dan bentuk gel serta gel tidak bebau tengik. Hal ini juga berkaitan dengan pengawet yang digunakan, yaitu metil paraben yang dapat dikatakan mampu mencegah terjadinya kontaminasi atau pertumbuhan mikroba pada sediaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
Selain pengamatan organoleptis, juga dilakukan pengecekan pH pada sediaan selama freeze thaw cycle dilakukan. Data yang didapatkan tidak adanya perubahan pH yang terjadi pada keempat sediaan. Hal ini menunjukkan bahwa campuran CMC-Na dan gliserin mampu menghasilkan sediaan gel yang memiliki pH stabil. 2. Uji viskositas Pengamatan terhadap viskositas masing-masing formula pada tiap siklus uji freeze thaw cycle dilakukan untuk mengamati pengaruh suhu
Viskositas (dPa.s)
penyimpanan yang ekstrim terhadap nilai viskositas dari sediaan. 300 275 250 225 200 175 150 125 100 0
1
2
3
4
5
6
Siklus Formula AB
Formula A
Formula B
Formula I
Gambar 17. Grafik Perubahan Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam Uji Freeze Thaw Cycle Hasil pengukuran viskositas gel ekstrak kulit buah manggis selama masa freeze thaw cycle
pada gambar 17 menunjukkan adanya kenaikan
viskositas untuk masing-masing formula. Kenaikan viskositas ini terjadi karena pada saat penyimpanan adanya penguapan air dari dalam sediaan, sehingga sediaan gel tersebut menjadi semakin kental, hal ini ditandai dengan semakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
banyaknya siklus freeze thaw yang telah dilakukan, besarnya viskositas pada sediaan gel juga ikut meningkat. Namun kenaikan viskositas ini tidak berbeda signifikan (p-value > 0,05), hal ini menunjukkan bahwa penggunaan CMC-Na dan gliserin di dalam gel ekstrak kulit buah manggis mampu menghasilkan sediaan gel dengan viskositas yang stabil. Pada uji viskositas dengan freeze thaw cycle juga dilihat banyaknya perrubahan viskositas yang terjadi pada setiap sediaan. Perubahan viskositas yang dilihat yaitu pada tiap siklus selama masa freeze thaw cycle, dan pada siklus 0 viskositas pada tiap formula dibandingkan dengan viskositasnya pada siklus 6. Perubahan viskositas yang dikehendaki adalah kurang dari 10%. Tabel XIV. Perubahan Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula (%) AB 3,293 ± 0,001378 A 2,512 ± 0,004839 B 6,472 ± 0,008493 I 7,835 ± 0,001551 Hasil uji perubahan viskositas pada tabel XIV menunjukkan formula gel dengan konsentrasi CMC-Na rendah yaitu formula B dan I memiliki presentase perubahan viskositas yang lebih besar dibandingkan dengan formula yang memiliki konsentrasi CMC-Na tinggi (formula A dan AB). Secara keseluruhan, hasil pengukuran viskositas yang terjadi pada setiap sediaan menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki nilai perubahan viskositas yang kurang dari 10%. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki stabilitas yang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
3. Daya sebar Pengamatan terhadap daya sebar masing-masing formula pada tiap siklus uji freeze thaw cycle dilakukan untuk mengamati pengaruh suhu penyimpanan yang ekstrim terhadap nilai viskositas dari sediaan. Hal ini penting dilakukan karena terkait dengan kemudahan sediaan untuk digunakan dan pelepasan zat aktif yang ada di dalam sediaan. 40
Daya Sebar (cm2)
35 30 25 20 15 10 0
1
Formula AB
2
3 Siklus
Formula A
4
5
Formula B
6 Formula I
Gambar 18. Grafik Perubahan Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis dalam Uji Freeze Thaw Cycle Hasil pengukuran daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis selama masa freeze thaw cycle pada gambar 18 menunjukkan adanya penurunan daya sebar untuk masing-masing formula, namun penurunan ini tidak berbeda signifikan (p-value >0,05). Perubahan
nilai
viskositas
yang
tidak
berbeda
signifikan
mempengaruhi perubahan nilai daya sebar dari sediaan, sehingga memberikan perrubahan yang tidak berbeda signifikan pula. Penyebab dari keadaan ini adalah perubahan tahanan gel untuk mengalir tidak berbeda signifikan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
sehingga perubahan kemampuan gel untuk mengalir juga tidak berbeda signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan CMC-Na dan gliserin di dalam gel ekstrak kulit buah manggis mampu menghasilkan sediaan gel dengan daya sebar yang stabil. Pada uji daya sebar dengan freeze thaw cycle juga dilihat besarnya perubahan yang terjadi pada setiap sediaan. Perubahan daya sebar yang dilihat yaitu pada tiap siklus selama masa freeze thaw cycle, dan pada siklus 0 daya sebar pada tiap formula dibandingkan dengan daya sebarnya pada siklus 6. Perubahan daya sebar yang dikehendaki adalah kurang dari 10%. Tabel XV. Perubahan Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah manggis Formula (%) AB 6,182 ± 0,0209 A 6,944 ± 0,0231 B 6,411 ± 0,0158 I 6,850 ± 0,0331 Hasil uji perubahan daya sebar pada tabel XV menunjukkan formula gel dengan konsentrasi gliserin rendah yaitu formula I dan A memiliki presentase perubahan daya sebar yang lebih besar dibandingkan dengan formula yang memiliki konsentrasi gliserin tinggi (formula AB dan B). Secara keseluruhan, hasil pengukuran daya sebar yang terjadi pada setiap sediaan menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki nilai perubahan daya sebar yang kurang dari 10%. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memiliki stabilitas yang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
CMC-Na merupakan faktor yang paling dominan dan signifikan terhadap sifat fisik gel ekstrak kulit buah manggis.
2.
Komposisi CMC-Na dan gliserin menghasilkan area optimum yang memberikan sifat fisik yang diinginkan, dengan persamaan respon viskositas sebesar Y = -113,389 + 108,750 (X1) - 0,259 (X2) + 1,111 (X1)(X2) dan respon daya sebar sebesar Y = 77,163 - 18,236 (X1) - 0,581 (X2) + 0,080 (X1)(X2), sehingga didapatkan jumlah dari CMC-Na sebanyak2,564 gram dan gliserin sebanyak 16,5075 gram untuk mendapatkan viskositas sebesar 208,189 d.Pas dan daya sebesar sebesar 24,2132 cm2.
3.
Selama pengujian stabilitas secara freeze thaw cycle dan uji sentrifugasi, gel ekstrak kulit buah manggis stabil secara organoleptis, pH, daya sebar dan viskositas.
4.
Ekstrak kulit buah manggis memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan nilai IC50 sebesar 77,767 ppm serta gel ekstrak kulit buah manggis juga memiliki aktivitas antioksidan kuat, dengan formula yang memiliki aktivitas antioksidan paling baik adalah formula AB dengan komposisi CMC-Na sebanyak 2,8 gram dan gliserin sebanyak 21 gram.
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
B. Saran 1.
Pengujian iritasi sediaan untuk mendukung tingkat keamanan gel ekstrak kulit buah manggis yang diformulasikan.
2.
Perlu dilakukan uji extrudability (kemampuan sediaan untuk keluar dari wadah) terhadap gel ekstrak kulit buah manggis.
3.
Perlu dilakukan uji pelepasan zat aktif untuk mengetahui kemampuan pelepasan zat aktif pada sediaan gel ekstrak kulit buah manggis.
4.
Validasi pada counter plot superimposed dilakukan pada banyak titik dalam daerah optimum, supaya dapat menggambarkan sifat fisik gel pada daerah optimum secara keseluruhan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Apak, R., Guclu, K., Ozyurek, M., Karademir, S. E., and Altun, M., 2005, Total Antioxidant Capacity Assay of Human Serum Using Copper (II) Neucuproine as Chromogenic Oxidant: The CUPRAC Method, Free Radic. Res., 39, 949-961. Armstrong, N.A., and James, K.C., 1996, Pharmaceutical Experimental Design and Interpretation, Taylor and Francis Ltd., London, hal. 132-137. Attwood, D., and Florence, A.T., 2008, Physical Pharmacy, Pharmaceutical Press, London, p, 89. Bank, G., and Lenoble, R., 2002, Oxygen Radical Absorbency Capacity, Standardizing the Way We Look at Antioxidants, Nutraceutical World September, 42-45. Barel A., Paye, M., and Malbach, H., 2001, Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker Inc., New York, p. 155. Blois, M. S., 1958, Antioxidant Determinations by The Use af A Stable Free Radical, Nature, 181, 1199–1200. Bolton, S., and Bon, C., 2004, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical Application, 4th edition, Marcell Dekker Inc., New York, pp.265-275. Buchman, S., 2001, Main Cosmetics Vehicles, in Barel, A.O., Paye, M., Maibach, H. I., 3rd Edition, Handbook of Cosmetic Science and Technology, Marcell Dekker, Inc., New York, p.165. Cahyono B., dan Juanda D., 2000, Budidaya dan Analisis Usaha Tani, Kanisius, Yogyakarta, hal. 79. Corwin, E.J., 2009, Buku saku Patofisiologi, Edisi Ketiga, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 603-605. Dalimarta, S., 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid III, Puspa Swara, Jakarta, hal. 19-20. Dirjen POM RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 7-9. Draelos Z.D., and Thaman L.A., 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care Product, Taylor and Francis Group. New York, p.377. Dwiastuti, R., 2010, Pengaruh Penambahan CMC (Carboxymethyl Cellulose) Sebagai Gelling Agent dan Propilen Glikol Sebagai Humektan dalam 72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
Sediaan Gel Sunscreen Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau (Camellia sinensis L.), Jurnal Penelitian, 13 (2), 237. Garcia, E. J., Oldoni, T. L. C., Alencar, S. M., Reis, A., Loguercio, A. D., and Grande, R. H. M., 2012, Antioxidant Activity by DPPH Assay of Potential Solutions to be Applied on Bleached Teeth, Braz Dent J, 23(1): 22-2. Garg, A., Aggarwal, D., Singla, A.K., 2002, Spreading of Semisolid Formulation, Pharmaceutical Technology, USA, pp. 84-104. Gurav, S., N., Deshkar, V., Gulkari, N., Duragkar, A., and Patil, 2007, Free Radical Scavengeng Activity of Polygala chinensis Linn., Pharmacologyline, 2, 245-253. Hanani, E., Mu’nim, A., dan Sekarini R., 2005, Identifikasi Senyawa Antioksidan dalan Spons calispongia sp. dari Kepulauan Seribu, Majalah Ilmu Kefarmasian, Volume 2, No. 3-123-133. Hardiyono, K.R.P., 2011, Karakter Kulit Manggis, Kadar Polifenol dan Potensi Antioksidan Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) pada Berbagai Umur Buah dan Setelah Buah Dipanen, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Helrich, K., 1990, AOCS Official Methods of Analysis, 1st edition, AOAC, Arlington, p. 956. Hyun-Ah, Bao-Ning, S., Keller, W.J., Dauglas, A.K., 2006, Antioxidant Xanthone from The Pericarp of Garcinia mangostana L. (Mangosteen), Journal of Agricultural and Food Chemical, 56(6), 2077-1082. Jung, H.A., Su, B.N., Keller, W.J., Mehta, R.G., and Kinghorn, A.D., 2006, Antioxidant Xanthones from the Pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen), J Agric Food Chem, 54(6), 2077-2082. Kamkar, A., Tooriyan, F., Jafari, M., Bagherzade, M., Saadatjou, S., Aghaee, E. M., 2014, Antioxidant Activity of Methanol and Ethanol Extracts of Satureja hortensis L. in Soybean Oil, Journal of Food Quality and Hazards Control, 1, 113-119. Klinge, S.A., and Sawyer, G.A., 2013, Effectiveness and Safety of Topical Versus Oral Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs: A Comprehensive Review, Physician and Sportmedicine, 41(2). Kosem, N., Youn-Hee, H., Moongkarndi, P., 2007, Antioxidant and Cytoprotective Activities of Methanolic Extract from Garcinia mangostana L, Science Asia, 33, 283-293.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
Kurniawan, D.W., dan Sulaiman T.N., 2009, Teknologi dan Sediaan Farmasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal. 97-99. Kutner, M.H., Nachtsheim, C.J., and Neter. J., 2004, Applied Linear Regression Models, 4th Edition, McGraw-Hill Companies Inc., New York, p.231. Lachman, L., Lieberman, A.H., and Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi ketiga, diterjemahkan oleh: Siti Suyatmi dan Aisyah, hal. 777-778, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Lang, E., Mark, D., Miller, F. A., Miller, D., and Wik, O., 2011, Shear Flow Characteristics of Sodium Hyaluronate, Arch opthamol, 102, 10791082. Lawrence, X.Y., and Bing, L., 2014, FDA Bioequivalence Standard, 13rd ed., AAPS Press, USA, pp. 432-434. Lewis, M. J., 2012, Natural Product Screening: Anti-oxidant Screen for Extracts, https://www.researchgate.net/file.PostFileLoader.html?id=566121fc5e9 d97ac198b4573&assetKey=AS%3A302807192670209%40144920626 8195, diakses tanggal 13 Februari 2016. Lieberman, H.A., Rieger, M.M., and Banker, G.S., 1989, Pharmaceutical Dosage Form: Disperse System, Volume 2, New York, Marcel Dekker Inc., pp. 495-498. Locatelli, M., Gindro, R., Travaglia, F., Coïsson, J. D., Rinaldi, M., Arlorio, M., 2009, Study of The DPPH-Scavenging Activity: Development of A Free Software For The Correct Interpretation of Data, Food Chemistry, 114, 889-897. Loden, M., and Maibach, H.I., (Eds.), 2005, Dry Skin and Moisturizers: Chemistry and Function, Taylor and Francis Group, Boca Raton, pp. 227-230. Lynde, C.W., 2001, Moisturizers: What They Are and How They Work, Skin Therapy Letter, 6, 3-5. Marinova, G., and Batchvarov, V., 2011, Evaluation of The Methods For Determination of The Free Radical Scavenging Activity by DPPH, Bulgarian Journal of Agricultural Science, 17 (1), 11-24. Martin, A., Swarbrick, J., and Cammarata, A., 2008, Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Farnasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, diterjemahkan oleh Yoshita, hal. 1124-1187, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Masaki, H., 2010, Role of Antioxidants in The Skin: Anti-Aging Effects, Journal of Dermatological Science, 58, 85-90.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
Miladi, S., and Damak, M., 2008, In Vitro Antioxidant Activities of Aloe vera Leaf Skin Extracts, Journal de la Societe Chimique de Tunisie, 10, 101110. Muzzafar, F., Singh, U.K., and Chauchan L., 2013, Review of Microemulsion as Futuristic Drug Delivery, Int J.Pham Sci, 5(3), 39-53. Octavia, D.R., 2009, Uji Aktivitas Penangkap Radikal Ekstrak Petroleum Eter, Etil Asetat dan etanol Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) denagn Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil), Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Pedraza-Chaverri, J., Cardenas-Rodriguez, N., Orosco-Ibara, M., and Perez-Rojas, J.M., 2008, Medicinal Properties of Mangosteen (Garcinia mangostana L.), Food Chemistry and Toxicology, 46: 3227-3239. Pokorny, J., Yanishlieva, N., Gordon, M., 2001, Antioxidant in Food Practical Application, Woodhead Publishing Ltd., England, pp. 342-343. Prakash, A., Rigelhof, F., and Miller, E., 2005, Antioxidant Activity, http://www.medallionlabs.com/downloads/antiox_acti_.pdf, diakses tanggal 13 Februari 2016. Putra, V.G.P.G, 2015, Optimasi Gelling Agent CMC-Na dan Humektan Gliserin dalam Sediaan Gel Anti-Inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)): Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Putri, E. N., 2014, Optimasi Geliing Agent CMC-Na dan Humektan Polietilen Glikol 400 dalam Sediaan Gel AntiInflamasi Ekstrak Lidah Buaya (Aloe barbadensis Mill.) dengan Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Re, R., Pellegrini, N., Proteggente, A., Panal, A., Yang, M., Rice-Evan, C., 1999, Antioxidant Activity Applying an Improved ABTS Radical Cation Decolorization Assay, Free Radical Biol. Med., 26, 1231-1237. Rohdiana, D., 2001, Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol dalam Daun Teh, Majalah Jurnal Indonesia, 12 (1), 53-58. Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, Washington DC, pp. 118-121, 592-594. Sasikumar, J. M., Maheshu, V., Jayadev, R., 2009, In Vitro Antioxidant Activity of Methanolic Extracts of Berberis Tinctoria Lesch Root and Root Bark, India Journal of Herbal Medicine and Toxycology, 3(2), 53-58.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
Sheikh, K. A., Baie, S. H. J., Khan, M. G., 2005, Haruan (Chana striatus) Incorporated Palm-Oil Creams: Formulation and Stability Studies, Pakistan Journal of Pharmaceutical Science, 18(1), 1-5. Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, I. A., dan Purnomo, 2002, Tumbuhan Obat II (Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan), Pusat Studi Obat Tradisional-Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Verheij, E.M.V., and Coronel, R. E., 1997, Garcinia mangostana L., In E. W. M. Verheij and R.E., Coronel (Eds), Edible Fruits and Nuts: Plant Resources of South east Asia, Bogor, p. 220-225. Wasitaatmadja, S.M., 1997, Penuntun Ilmu Kosmetik Medik, Ui Press, Jakarta, hal. 3-6. Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta, hal. 63-64. Wojdyło, A., Oszmianski, J., and Czemerys, R., 2007, Antioxidant Activity and Phenolic Compounds in 32 Selected Herbs, Food Chemistry, 105, 940– 949. Yoestenia, 2014, Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Emulgel, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Zatz, J.L., Kushla, 2005, Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, 2nd edition, Marcell Dekker Inc., New York, pp. 39, 399-414.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Dry Extract Mangosteen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
Lampiran 2. Material Safety Data Sheet Dry Extract Mangosteen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
Lampiran 3. Extraction Flow Chart Mangosteen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
Lampiran 4. Foto Ekstrak Kulit Buah Manggis
Keterangan : A : Kemasan 500 gram ekstrak kering kulit buah manggis B : Ekstrak kering kulit buah manggis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
Lampiran 5. Data Sifat Fisik Organoleptis SediAan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis A. Setelah Penyimpanan 48 jam Pengamatan Warna Bau Tekstur pH Homogenitas
Formula AB A B Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih Khas kulit buah Khas kulit Khas kulit manggis buah manggis buah manggis Kental Kental Kental 6 6 6 Homogen Homogen Homogen
I Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental 6 Homogen
Gel ekstrak kulit buah manggis setelah penyimpanan 48 jam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
B. Freeze Thaw Cycle Formula
Pengamatan 0
A
Warna Bau
B
Tekstur Homogenitas Mikroba Warna Bau
AB
Tekstur Homogenitas Mikroba Warna Bau
I
Tekstur Homogenitas Mikroba Warna Bau
Tekstur Homogenitas Mikroba Keterangan:
1
Kuning Kuning jernih jernih Khas Khas kulit kulit buah buah manggis manggis Kental Kental √ √ X X Kuning Kuning jernih jernih Khas Khas kulit kulit buah buah manggis manggis Kental Kental √ √ X X Kuning Kuning jernih jernih Khas Khas kulit kulit buah buah manggis manggis Kental Kental √ √ X X Kuning Kuning jernih jernih Khas Khas kulit kulit buah buah manggis manggis Kental Kental √ √ X X √ = homogen
2
Siklus ke3 4
5
6
Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X
Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X
Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X
Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X
X = tidak ada pertumbuhan mikroba
Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X Kuning jernih Khas kulit buah manggis Kental √ X
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
Gel ekstrak kulit buah manggis sebelum freeze thaw cycle
Gel ekstrak kulit buah manggis sesudah freeze thaw cycle
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
Lampiran 6. Aktivitas Ekstrak Kulit Buah Manggis A. Data Absorbansi dan Inhibisi Ekstrak Kulit Buah Manggis Konsentrasi (ppm)
Absorbansi
Inhibisi (%)
12,0
0,828
5,263
16,0
0,801
8,352
20,0
0,753
13,844
30,0
0,690
21,053
60,0
0,442
49,428
Blanko
0,874
-
B. Kurva Regresi Linear antara Konsentrasi dan Inhibisi Ekstrak Kulit Buah Manggis 60.000 y = 0.7166x - 5.7279 R² = 0.9981
Inhibisi (%)
50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0.000 0
20
40
60
Konsentrasi (ppm)
Perhitungan IC50 ekstrak kulit buah manggis y
= 0,7166x - 5,7279
50
= 0,7166x - 5,7279
x
=
= 77,7671 ppm
80
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
Lampiran 7. Data Pengukuran Viskositas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis A. Setelah Penyimpanan 48 jam Formula R1 R2 R3
I (dPa.s) 130 128 125 127,67 ± 2,52
B (dPa.s) 145 143 148 145,33 ± 2,52
A (dPa.s) 225 223 228 225,33 ± 2,52
AB (dPa.s) 248 250 255 251,00 ± 3,61
Pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap viskositas gel ekstrak kulit buah manggis 1.
Efek CMC-Na, gliserin dan interaksinya terhadap viskositas
2.
Uji ANOVA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
3.
Persamaan Viskositas
Y = -113,389 + 108,750 (X1) - 0,259 (X2) + 1,111 (X1)(X2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
B. Freeze Thaw Cycle Formula/ Siklus
A (dPa.s)
B (dPa.s)
AB (dPa.s)
I (dPa.s)
Siklus 0
130 128 125 127,67 ± 2,52
145 140 148 144,33 ± 4,04
225 223 228 225,33 ± 2,52
250 253 255 252,67 ± 252
Siklus 1
135 130 125 130,00 ± 5,00
145 143 148 145,33 ± 2,52
225 223 230 226,00 ± 3,61
250 253 255 252,67 ± 2,52
Siklus 2
135 133 128 132,0 ± 3,61 138 135 130 134,33 ± 4,04 138 135 130 134,33 ± 4,04
148 145 150 147,67 ± 2,52 148 145 155 149,33 ± 5,13 150 145 158 151,00 ± 6,56
228 225 230 227,67 ± 2,52 228 225 230 227,67 ± 2,52 230 228 235 231,00 ± 3,61
255 253 260 256,00 ± 3,61 255 258 260 257,67 ± 2,52 255 260 263 259,33 ± 4,04
Siklus 5
140 135 133 136,00 ± 3,61
153 148 158 153,00 ± 5,00
230 228 235 231,00 ± 3,61
255 260 263 259,33 ± 4,04
Siklus 6
140 138 135 137,67 ± 2,52
153 150 158 153,67 ± 4,04
230 228 235 231 ± 3,61
255 265 263 261 ± 5,30
Siklus 3
Siklus 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
Pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap perubahan viskositas gel ekstrak kulit buah manggis selama freeze thaw cycle 1. Uji Normalitas Input data formula I
Ket : X = siklus
Nilai p-value uji normalitas Formula/ I B A AB Siklus ke0 0,7804* 0,7262* 0,7804* 0,7804* 1 1* 0,7804* 0,5367* 0,7804* 2 0,5367* 0,7804* 0,7804* 0,5367* 3 0,7262* 0,5665* 0,7804* 0,7804* 4 0,7262* 0,7470* 0,5367* 0,7262* 5 0,5367* 0,1* 0,5367* 0,7262* 6 0,7804* 0,7262* 0,5367* 0,3631* *Nilai p-value > 0,05 menunjukkan bahwa sebaran data normal 2.
Uji Homogenitas Formula I
Nilai p-value Uji Homogenitas Formula Nilai Probabilitas Formula I 0,9742* Formula B 0,8947* Formula A 0,9971* Formula AB 0,9694* *Nilai f probabilitas > 0,05 menunjukkan bahwa data homogen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
3.
Uji ANOVA Signifikansi perbedaan siklus pengujian Formula I
Nilai Pr (>F) uji ANOVA Formula p-value Formula I 0,0631* Formula B 0,139* Formula A 0,172* Formula AB 0,075* *Nilai p-value > 0,05 menunjukkan bahwa data tidak berbeda bermakna
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
Lampiran 8. Data Pengukuran Daya Sebar Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis A. Setelah Penyimpanan 48 jam Formula R1 R2 R3
I (cm2) 33,196 36,331 37,408 35,65 ± 2,19
B (cm2) 30,203 32,183 33,196 31,86 ± 1,52
A (cm2) 22,071 23,768 19,643 21,83 ± 2,07
AB (cm2) 18,865 17,356 19,643 18,62 ± 1,16
Pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis 1.
Efek CMC-Na, gliserin dan interaksinya terhadap daya sebar
2. Uji ANOVA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
3. Persamaan daya sebar
Y = 77,163 - 18,256 (X1) - 0,581 (X2) - 0,080 (X1)(X2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
B. Freeze Thaw Cycle Formula/ Siklus
Formula I (cm2)
Formula B (cm2)
Formula A (cm2)
Formula AB (cm2)
Siklus 0
36,33 34,23 37,41 35,99 ± 1,62 35,27 34,23 37,41 35,63 ± 1,62 34,23 32,18 36,33 34,25 ± 2,07 32,18 33,20 36,33 33,90 ± 2,16 32,18 33,20 35,27 33,55 ± 1,57 30,20 34,23 33,20 32,54 ± 2,09 30,20 32,18 31,19 31,19 ± 0,99
30,20 29,24 32,18 30,54 ± 1,50 30,20 28,29 31,19 29,89 ± 1,47 29,24 27,35 31,19 29,26 ± 1,92 29,24 27,35 30,20 28,93 ± 1,45 28,29 27,35 29,24 28,29 ± 0,94 26,43 27,35 29,24 27,67 ± 1,43 25,53 26,43 28,29 26,75 ± 1,41
21,25 22,91 22,07 22,08 ± 0,83 20,44 22,91 21,25 21,53 ± 1,26 20,44 22,07 21,25 21,25 ± 0,82 19,64 22,07 21,25 20,99 ± 1,23 18,87 22,07 19,64 20,19 ± 1,67 18,87 21,25 19,64 19,92 ± 1,21 17,36 20,44 19,64 19,15 ± 1,60
18,87 19,64 17,36 18,62 ± 1,16 18,87 20,44 16,63 18,64 ± 1,92 18,10 19,64 15,91 17,89 ± 1,88 18,10 18,87 15,91 17,63 ± 1,53 17,36 18,10 15,91 17,12 ± 1,11 17,36 18,10 15,21 16,89 ± 1,50 15,91 18,10 15,21 16,41 ± 1,51
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Siklus 4
Siklus 5
Siklus 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
Pengaruh CMC-Na dan gliserin terhadap perubahan daya sebar gel ekstrak kulit buah manggis selama freeze thaw cycle 1. Uji Normalitas Input data formula I
Ket : X = siklus
Nilai p-value uji normalitas Formula/ I B A AB Siklus ke0 0,6503* 0,6224* 0,9867* 0,6462* 1 0,6235* 0,6540* 0,6254* 0,8068* 2 0,9867* 0,9828* 0,9932* 0,8085* 3 0,4547* 0,6444* 0,6456* 0,4840* 4 0,6300* 0,9942* 0,4442* 0,6466* 5 0,4746* 0,6243* 0,6161* 0,4756* 6 1* 0,6215* 0,4831* 0,4475* *Nilai p-value > 0,05 menunjukkan bahwa sebaran data normal 2.
Uji Homogenitas Formula I
Nilai p-value Uji Homogenitas Formula Nilai Probabilitas Formula I 0,9869* Formula B 0,9916* Formula A 0,9823* Formula AB 0,9911* *Nilai f probabilitas > 0,05 menunjukkan bahwa data homogen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
3.
Uji ANOVA Signifikansi perbedaan siklus pengujian Formula I
Nilai Pr (>F) uji ANOVA Formula p-value Formula I 0,0613* Formula B 0,0879* Formula A 0,144* Formula AB 0,509* *Nilai p-value > 0,05 menunjukkan bahwa data tidak berbeda bermakna
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
Lampiran 9. Data Sifat Alir Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Data tabel Formula I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
Lampiran 10. Data Hasil Uji Sentrifugasi Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis Formula AB
A
B
I
Replikasi 1
Replikasi 2
Replikasi 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
Lampiran 11. Hasil Uji Aktivitas Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis A. Data Absorbansi dan Inhibisi Kontrol Negatif Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis (Tanpa Penambahan Ekstrak) 1. Formula AB Konsentrasi (ppm) 12,0 16,0 20,0 30,0 60,0 Blanko
Absorbansi R1 R2 R3 0,544 0,544 0,543 0,542 0,541 0,541 0,539 0,539 0,538 0,534 0,534 0,534 0,519 0,519 0,518 0,546
R1 0,366 0,733 1,282 2,198 4,945
Inhibisi (%) R2 0,366 0,916 1,282 2,198 4,945 -
R3 0,549 0,916 1,465 2,198 5,128
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis: Replikasi 1 : y = 0,0949x - 0,7149 dengan nilai r² = 0,9982 IC50 = 534,404 ppm Replikasi 2 : y = 0,0935x - 0,639 dengan nilai r² = 0,9984 IC50 = 541,015 ppm Replikasi 3 : y = 0,0946x - 0,5603 dengan nilai r² = 0,998 IC50 = 534,464 ppm 2.
Formula A Konsentrasi (ppm) 12,0 16,0 20,0 30,0 60,0 Blanko
Absorbansi R1 R2 R3 0,524 0,524 0,523 0,522 0,522 0,521 0,521 0,520 0,520 0,515 0,513 0,513 0,501 0,501 0,501 0,526
R1 0,380 0,760 0,951 2,091 4,753
Inhibisi (%) R2 0,380 0,760 1,141 2,471 4,753 -
R3 0,570 0,915 1,141 2,471 4,753
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis: Replikasi 1 : y = 0,0919x - 0,7492 dengan nilai r² = 0,9977 IC50 = 552,222 ppm Replikasi 2 : y = 0,0915x - 0,6253 dengan nilai r² = 0,9877 IC50 = 553,282 ppm Replikasi 3 : y = 0,0881x - 0,4535 dengan nilai r² = 0,9901 IC50 = 572,684 ppm 3.
Formula B Konsentrasi (ppm) 12,0 16,0 20,0 30,0 60,0 Blanko
Absorbansi R1 R2 R3 0,535 0,535 0,534 0,534 0,533 0,533 0,532 0,532 0,530 0,527 0,526 0,526 0,514 0,514 0,513 0,537
R1 0,372 0,559 0,931 1,862 4,283
Inhibisi (%) R2 0,372 0,745 0,931 2,048 4,283 -
R3 0,559 0,745 1,304 2,048 4,469
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis: Replikasi 1 : y = 0,0831x - 0,6912 dengan nilai r² = 0,9984 IC50 = 610,002 ppm Replikasi 2 : y = 0,0819x - 0,5850 dengan nilai r² = 0,9951 IC50 = 617,643 ppm Replikasi 3 : y = 0,0821x - 0,4416 dengan nilai r² = 0,9972 IC50 = 614,392 ppm
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
4.
Formula I Konsentrasi (ppm) 12,0 16,0 20,0 30,0 60,0 Blanko
Absorbansi R1 R2 R3 0,520 0,519 0,518 0,519 0,518 0,517 0,518 0,516 0,515 0,514 0,513 0,511 0,503 0,502 0,501 0,521
R1 0,192 0,384 0,576 1,344 3,455
Inhibisi (%) R2 0,384 0,576 0,960 1,536 3,647 -
R3 0,576 0,768 1,152 1,919 3,839
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis: Replikasi 1 : y = 0,0693x - 0,7225 dengan nilai r² = 0,9979 IC50 = 731,926 ppm Replikasi 2 : y = 0,0683x - 0,4653 dengan nilai r² = 0,9986 IC50 = 738,877 ppm Replikasi 3 : y = 0,0686x - 0,2436 dengan nilai r² = 0,9972 IC50 = 732,414 ppm
B. Data Absorbansi dan Inhibisi Sediaan Gel Ekstrak Kulit Buah Manggis 1.
Formula AB Konsentrasi (ppm) 12,0 16,0 20,0 30,0 60,0 Blanko
Absorbansi R1 R2 R3 0,529 0,529 0,530 0,514 0,514 0,514 0,502 0,503 0,502 0,449 0,450 0,450 0,345 0,345 0,344 0,546
R1 3,114 5,861 8,059 17,766 36,813
Inhibisi (%) R2 3,114 5,861 7,875 17,582 36,813 -
R3 2,930 5,861 8,059 17,582 36,996
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis: Replikasi 1 : y = 0,7092x - 5,2520 dengan nilai r² = 0,9946 IC50 = 77,908 ppm Replikasi 2 : y = 0,7099x - 5,3429 dengan nilai r² = 0,9949 IC50 = 77, 959 ppm Replikasi 3 : y = 0,7148x - 5,4432 dengan nilai r² = 0,9956 IC50 = 77,565 ppm 2.
Formula A Konsentrasi (ppm) 12,0 16,0 20,0 30,0 60,0 Blanko
Absorbansi R1 R2 R3 0,508 0,508 0,509 0,493 0,491 0,482 0,482 0,482 0,489 0,435 0,434 0,435 0,332 0,333 0,332 0,526
R1 3,422 6,274 8,365 17,300 36,882
Inhibisi (%) R2 3,422 6,654 8,365 17,490 36,692 -
R3 3,232 8,365 7,034 17,300 36,882
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis: Replikasi 1 : y = 0,702x - 4,9255 dengan nilai r² = 0,9973 IC50 = 78,241 ppm Replikasi 2 : y = 0,6952x - 4,6623 dengan nilai r² = 0,9963 IC50 = 78,628 ppm Replikasi 3 : y = 0,6945x - 4,6046 dengan nilai r² = 0,9864 IC50 = 78,624 ppm
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
3.
Formula B Konsentrasi (ppm) 12,0 16,0 20,0 30,0 60,0 Blanko
Absorbansi R1 R2 R3 0,518 0,518 0,519 0,501 0,502 0,501 0,495 0,495 0,496 0,448 0,449 0,448 0,341 0,342 0,342 0,537
R1 3,538 6,704 7,821 16,574 36,499
Inhibisi (%) R2 3,538 6,518 7,821 16,387 36,313 -
R3 3,352 6,704 7,635 16,574 36,313
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis: Replikasi 1 : y = 0,6907x - 4,8356 dengan nilai r² = 0,9971 IC50 = 79,391 ppm Replikasi 2 : y = 0,6878x - 4,8674 dengan nilai r² = 0,9976 IC50 = 79,772 ppm Replikasi 3 : y = 0,6895x - 4,9156 dengan nilai r² = 0,9964 IC50 = 79,646 ppm 4.
Formula I Konsentrasi (ppm) 12,0 16,0 20,0 30,0 60,0 Blanko
Absorbansi R1 R2 R3 0,491 0,493 0,491 0,473 0,475 0,474 0,452 0,452 0,455 0,426 0,427 0,426 0,334 0,334 0,335 0,521
R1 5,758 9,213 13,244 18,234 35,893
Inhibisi (%) R2 5,374 8,829 13,244 18,042 35,893 -
R3 5,758 9,021 12,668 18,234 35,701
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
Persamaan regresi konsentrasi dan inhibisi ekstrak kulit buah manggis: Replikasi 1 : y = 0,6098x - 0,362 dengan nilai r² = 0,9934 IC50 = 82,588 ppm Replikasi 2 : y = 0,6165x - 0,7387 dengan nilai r² = 0,9918 IC50 = 82,301 ppm Replikasi 3 : y = 0,6101x - 0,5611 dengan nilai r² = 0,9956 IC50 = 82,873 ppm
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
BIOGRAFI PENULIS
Lotmi Sabaretnam Barasa lahir di Curup pada tanggal 10 Maret 1996, merupakan anak terakhir dari 6 bersaudara dari pasangan Bapak Maksun Barasa dan Ibu Nurka Tumanggor. Penulis memulai pendidikan di bangku SD Negeri 13 Palbatu pada tahun 2000-2006, dilanjutkan SMP Negeri 1 Curup Timur pada tahun 2006-2009, dan SMA Negeri 1 Curup Timur pada tahun 2009-2012. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di program studi S1 Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2012-2016. Selama menempuh pendidikan S1, penulis memiliki pernah mengikuti kepanitiaan INSADHA sebagai pendamping kelompok (2013 dan 2014), Tim Redaksi Majalah Pharmaholic dalam Divisi Marketing and Promotion (2013), Penerima Tamu pada Acara Sumpah Apoteker Angkatan XXIV (2013), Wakil Ketua Herbal Garden Team (2013), asisten Praktikum Kimia Dasar (2013), Ketua dalam Makrab Herbal Garden Team (2014), asisten Praktikum Botani Farmasi (2014 dan 2015), SC dalam Makrab Herbal Garden Team (2015), serta asisten Praktikum Mikrobiologi (2015).