PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS DI KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Wilfrida Mayasti Obina NIM: 101424057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN IMPULS DI KELAS XI IPA SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Wilfrida Mayasti Obina NIM: 101424057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Motto “Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Luk. 11:9).
“Berusahalah dalam menggapai kesuksessan dan bersyukur hanya kepada-NYA”
Skripsi ini dipersembahkan untuk: Na’a kosto dan Adik Yohanes yang berbahagia di Surga, Oma Din tercinta, Bapak Paskalis Erminoldus, Mama Christina Ermina Nurak Adik Vinsensius G. Yansiku, Maria E. Renydin Yansiku, Risky N. Yansiku.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juni 2014 Penulis
(Wilfrida Mayasti Obina)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Wilfrida Mayasti Obina NIM : 101424057 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Peningkatan Hasil Belajar Dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Demonstrasi Pada Pokok Bahasan Momentum Dan Impuls Di Kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupunn memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal: 11 Juni 2014 Yang menyatakan
Wilfrida Mayasti Obina
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Wilfrida Mayasti Obina. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Dan Minat Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Demonstrasi Pada Pokok Bahasan Momentum Dan Impuls Di Kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengettahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi. 2) Mengetahui perbedaan dalam peningkatan hasil belajar siswa antara menggunakan metode demonstrasi dan metode ceramah. 3) Mengetahui minat siswa dalam belajar fisika dengan menggunakan metode demonstrasi Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2013 di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dan deskriptif . Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Subyek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPA 2 yang berjumlah 27 orang dan siswa kelas XI IPA 3 yang berjumlah 27 orang. Kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal-soal pretes dan postes, angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2) metode demonstrasi lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode ceramah dari peningkatan nilai hasil belajar. 3) siswa berminat dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Wilfrida Mayasti Obina. 2014. The Increasing of study result and interest of the students in learning physics using inquiry learning model by demonstration method at subjects Momentum and impulses in class XI science Pangudi Luhur senior high school Yogyakarta. Thesis. Physics Education Program, Department of Mathematics Education and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education. Yogyakarta: Sanata Dharma University. The purposes of this reaserch are: 1) to determine whether there is an increase in student’s study’s result by using demonstration method. 2) to find out the difference on student’s study’s result between the one use demonstration method and the one use lecture method. 3) Student’s interest in learning physics using demonstration method. This research was conducted in November to Desember 2013 in Pangudi Luhur senior high school Yogyakarta. This was an experiment and descriptive research which use quantitative and quantitative analysis method. The subjects of the study were students of class XI science 2 totaling 27 people and students of class XI science 3 totaling 27 people. Class XI science 2 was an experimental class and class XI science 3 was the control class. The instrument used on this research was of learning and research instrument. The research instruments used were the questions pretest and posttest, questionnaires and interviews. The results showed that: 1) demonstration method can improve student’s study’s result. 2) demonstration method further improves student’s study’s result rather than lecture method on increasing the scare of study’s result. 3) Students are interested in learning using demonstration methods.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur berlimpah penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, bimbingan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Minat Siswa dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Metode Demonstrasi pada Pokok Bahasan Momentum dan Impuls di Kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Drs. Domi Severinus, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan setia dan sabar telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam seluruh upaya penyelesaian skripsi ini. 2. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. 3. Rohandi, Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik. 4. Para dosen yang telah membimbing dan mengarahkan selama perkuliahan: Rm Prof. Dr. Paul Suparno, SJ, M.S.T., Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si., Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., Dwi Nugraheni R., M.Si., Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., Dr. Drs. Vet. Asan Damanik, A. Prasetyadi, M.Si dan para karyawan JPMIPA serta Bapak Ngadiyono. 5. Keluarga besar SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar menjadi guru dan melakukan penelitian serta telah membimbing penulis selama melakukan penelitian. ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Bapak, Mama, Oma Din, Adik Ryan, Adik Reny dan Adik Risky dan keluarga besar yang selalu mendukung, memberikan kasih sayang dan mendoakan saya untuk mencapai cita-cita yang terbaik dalam hidup. 7. Sahabat-sahabat terdekat saya yaitu Nancy, Rinny, Dini dan Nathalia yang selalu menyemangati, menghibur disaat galau dan kompak membantu dari masa perkuliahan sampai pada penyelesaian skripsi ini. 8. Keluarga kecil kost celeste yaitu kaka Ein, kaka Ayu, kaka Agnes, kaka Vetry, Nen, Ome, adik Dewi, Adik Sonia, Adik Sedis, Adik Grace dan Adik Cindy yang telah membantu penulis dengan caranya masing-masing dalam menyelesaikan skripsi dan kuliah. 9. Teman-teman seangkatan Pendidikan Fisika 2009 yang selalu saling memberikan semangat, saling membantu dan menghibur dalam menggapai cita-cita di kampus Universitas Sanata Dharma. 10. Teman-teman Himpunan Keluarga Flobamorata (HKF) yang selalu memberi semangat dan dukungan kasih sayang selama berada di Yogyakarta. “We are one” 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas segala dukungan dan bantuan yang diberikan kepada saya. Kiranya Tuhan yang Maha Penyayang membalas segala kebaikkan Bapak, Ibu, Saudara/i semua. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Yogyakarta, 11 Juni 2014
Wilfrida Mayasti Obina
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ..................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................1 A. Latar Belakang Permasalahan ........................................................1 B. Rumusan Masalah...........................................................................5 C. Batasan Masalah .............................................................................5 D. Tujuan Penelitian ............................................................................6 E. Manfaat Penelitian ..........................................................................6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................8 A. Filsafat Konstruktivisme.................................................................8 1. Pengetahuan ..............................................................................8
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Dampak konstruktivisme terhadap pembelajaran ..................10 B. Belajar dan Pembelajaran .............................................................11 1. Pengertian belajar dan pembelajaran ......................................11 2. Hakikat belajar dan pembelajaran ..........................................13 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar .............................15 4. Pemahaman awal siswa ..........................................................16 5. Hasil belajar ............................................................................17 C. Minat Belajar ................................................................................23 1. Konsep minat belajar ..............................................................23 2. Meningkatkan minat belajar ...................................................25 D. Model Pembelajaran Inkuiri .........................................................26 1. Pengertian ...............................................................................26 2. Prinsip-prinsip dalam penggunaan pembelajaran inkuiri .......27 3. Langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri ...........................28 4. Kesulitan dalam mengimplementasinya .................................31 5. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran inkuiri ......31 E. Metode Ceramah...........................................................................32 1. Pengertian metode ceramah ....................................................32 2. Langkah-langkah menggunakan metode ceramah .................33 3. Kelebihan dan kelemahan metode ceramah ...........................35 F. Metode Demonstrasi .....................................................................36 1. Pengertian metode demonstrasi ..............................................36 2. Fungsi Demonstrasi ................................................................37
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Tujuan demonstrasi dalam pendidikan IPA ...........................40 4. Manfaat demonstrasi dari segi pendidikan .............................40 5. Persiapan dan pelaksanaan dalam metode demonstrasi .........41 6. Keunggulan dan prasyarat dalam metode demonstrasi ..........43 G. Momentum dan Impuls .................................................................44 1. Konsep momentum dan konsep impuls ..................................44 2. Hukum kekekalan momentum ................................................46 3. Tumbukan ...............................................................................48 BAB III
METODE PENELITIAN ...................................................................56 A. Jenis Penelitian .............................................................................56 B. Subyek Penelitian .........................................................................57 C. Tempat dan Waktu penelitian .......................................................57 D. Prosedur Penelitian .......................................................................57 E. Treatment ......................................................................................60 1. Treatment pada kelas kontrol .................................................60 2. Treatment pada kelas eksperimen...........................................61 F. Instrumen ......................................................................................61 1. Instrumen kegiatan pembelajaran ...........................................61 2. Instrumen pengumpulan data..................................................62 G. Validitas Instrumen.......................................................................69 H. Metode Pengumpulan Data ..........................................................69 1. Data hasil belajar siswa ..........................................................69 2. Data angket .............................................................................70
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Data wawancara ......................................................................70 I. Metode Analisis Data ...................................................................71 1. Metode kuantitatif...................................................................71 2. Metode kualitatif.....................................................................73 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................76 A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................76 B. Data Penelitian dan Analisis .........................................................80 1. Data penelitian hasil belajar dan analisis hasil belajar ...........80 2. Data penelitian minat dan analisis minat ................................90 3. Transkip wawancara .................................................................... 91
C. Pembahasan ..................................................................................98 1. Pembahasan hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi dan metode ceramah ..............................................................98 2. Pembahasan minat siswa dalam belajar fisika dengan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls ..................................................................................105 D. Keterbatasan penelitian...............................................................106 BAB V
PENUTUP ........................................................................................108 A. Kesimpulan .................................................................................108 B. Saran ...........................................................................................109
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................110 LAMPIRAN .........................................................................................................113
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi soal pretes dan postes ...........................................................63
Tabel 3.2
Pemberian bobot untuk pretes dan postes...........................................64
Tabel 3.3
Kisi-kisi minat siswa belajar fisika menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls..................66
Tabel 3.4
Soal wawancara bagi siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi................................................................68
Tabel 3.5
Interval minat ......................................................................................74
Tabel 3.6
Distribusi frekuensi minat siswa kelas eksperimen ............................74
Tabel 4.1
Jadwal pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen.......................78
Tabel 4.2
Jadwal pelaksanaan penelitian pada kelas kontrol .............................79
Tabel 4.3
Nilai pretes, nilai postes dan peningkatan hasil belajar untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol ....................................................80
Tabel 4.4
Hasil uji normalitas menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov untuk pretes-postes dari kelas eksperimen ..........................81
Tabel 4.5
Output bagian pertama uji t untuk uji homogenitas ...........................83
Tabel 4.6
Output bagian kedua uji t untuk untuk uji homogenitas .....................83
Tabel 4.7
Output bagian pertama uji t untuk pretes-postes kelas eksperimen....85
Tabel 4.8
Output bagian kedua uji t untuk pretes-postes kelas eksperimen ......85
Tabel 4.9
Output bagian ketiga uji t untuk pretes-postes kelas eksperimen ......86
Tabel 4.10 Output bagian pertama uji t untuk pretes-postes kelas kontrol ..........87 Tabel 4.11 Output bagian kedua uji t untuk pretes-postes kelas kontrol ..............87 Tabel 4.12 Output bagian ketiga uji t untuk pretes-postes kelas kontrol..............87
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.13 Output bagian pertama uji t untuk membandingkan peningkatan hasil belajar ................................................................................................89 Tabel 4.14 Output bagian kedua uji t untuk membandingkan peningkatan hasil belajar ................................................................................................89 Tabel 4.15 Tingkat minat siswa kelas eksperimen terhadap pembelajaran fisika dengan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls .......................................................................90 Tabel 4.16 Distribusi frekuensi minat siswa terhadap metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls ...................................105 xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik hubungan antara F-t.................................................................45 Gambar 2.2 Dua buah bola yang bertumbukan ......................................................47 Gambar 2.3 Tumbukan antara dua bola .................................................................50 Gambar 2.4 Bola yang dijatuhkan ke atas lantai ....................................................52 Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitan ..................................................................57
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Ijin Penelitian dari Kampus ................................................114
Lampiran 2.
Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Sekolah .......................115
Lampiran 3.
Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen ..........................116
Lampiran 4.
Hasil Validasi Instrumen penelitian dari Guru.............................140
Lampiran 5.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ...165
Lampiran 6.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ..........176
Lampiran 7.
Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Konsep Momentum dan Konsep Impuls.......................................................................187
Lampiran 8.
Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Hukum Kekekalan Momentum ...................................................................................191
Lampiran 9.
Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Tumbukan.........................194
Lampiran 10. Soal Pretes-Postes ........................................................................199 Lampiran 11. Kunci Jawaban Soal Pretes-Postes ...............................................200 Lampiran 12. Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 2 ..............................................203 Lampiran 13. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 2 ..............................................207 Lampiran 14. Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 3 ..............................................211 Lampiran 15. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 3 ..............................................215 Lampiran 16. Hasil Angket Minat Siswa ...........................................................219 Lampiran 17. Daftar Skor Minat Siswa ..............................................................222 Lampiran 18. Soal Wawancara ...........................................................................223 Lampiran 19. Daftar Nilai Siswa Kelas Eksperimen .........................................224
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 20. Daftar Nilai Siswa Kelas Kontrol ................................................225 Lampiran 21. Foto-foto dalam Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol .............226 Lampiran 22. Foto-foto dalam Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen .......228
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan Secara nasional, kemampuan dan hasil belajar siswa SMP/SMA dalam bidang fisika belum sangat baik. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata ujian nasional fisika yang belum memuaskan (Suparno, 2009:1). Faktanya materi fisika walaupun telah diujikan secara nasional sejak tahun 2008 namun hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2009/2010 menyatakan bahwa bidang studi yang menyebabkan banyak siswa gagal ujian adalah matematika dan IPA khususnya fisika (Yakob, 2010). Ini menunjukan bahwa proses pembelajaran di bidang fisika belum berhasil secara baik. Menurut Suparno (2009: 3), ada beberapa persoalan pendidikan fisika di Indonesia diantaranya adalah: (a) materi fisika dianggap sulit oleh siswa karena
banyak
rumus
dan
hitungannya,
(b)
guru
fisika
kurang
profesional/menarik/dekat dengan siswa sehingga kurang membantu siswa untuk senang belajar fisika dan masih mengajar miskonsepsi, (c) pembelajaran fisika juga kurang meningkatkan gairah siswa belajar fisika, (d) ada sekolah yang belum lengkap fasilitas dan sarana pendidikan fisika. Beberapa persoalan tersebut dapat dilihat dalam tulisan Harsanto (2009) yang berpendapat bahwa salah satu kesalahan dalam proses pembelajaran yaitu bahan pelajaran bersifat abstrak atau jauh dari realitas kehidupan siswa sehari-hari.
Selain
itu,
berdasarkan
1
pengalaman
mengikuti
Program
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Pengalaman Lapangan (PPL) di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Provinsi D.I. Yogyakarta menunjukan bahwa siswa merasa malas dan bosan dalam mengikuti pembelajaran fisika di kelas. Hal tersebut karena guru hanya mengajar dengan metode ceramah padahal sekolah telah menyediakan fasilitas seperti laboratorium IPA yang cukup lengkap dengan alat peraga fisika. Pembelajaran fisika yang hanya menggunakan metode ceramah tersebut merupakan faktor lain yang menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia kurang berkembang secara baik. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi apa lagi fasilitas sekolah sangat mendukung. Kita lihat bahwa dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah dan pihak yang bertanggungjawab sedang mengusahakan perbaikan di bidang pendidikan. Salah satu usaha pemerintah adalah mengubah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun di sisi lain masih ada para guru yang cenderung acuh tak acuh dalam mencari tahu informasi baru demi menciptakan suatu proses pembelajaran yang aktif. Akibatnya siswa hanya pasif dan menerima semua yang diberikan oleh gurunya. Sistem pendidikan yang seperti ini yang seharusnya dirubah karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Menurut Ibnu Khaldun (Tatang, 2012: 62), salah satu tujuan pendidikan umum yaitu “memberikan kesempatan pada pikiran untuk aktif bekerja karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
hal ini sangat penting bagi perkembangannya pemikiran dan kematangan individu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat”. Pengembangan pendidikan berkaitan pula dengan metode pembelajaran. Metode pembelajaran itu sendiri dideskripsikan sebagai langkah-langkah atau prosedur pembelajaran termasuk penilaian dalam rencana pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Salah satu metode pembelajaran yang relatif lebih bersifat konstruktivis karena memberikan kebebasan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya adalah metode demonstrasi (Suparno, 2007). Indrawati (1999) dalam Trianto (2011: 165) menyatakan bahwa suatu proses pembelajaran umumnya akan lebih efektif apabila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Model pembelajaran berhubungan dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru. Salah satu model pembelajaran yang sangat bersifat konstruktivis adalah model inkuiri (Suparno, 2007: 65). Dari uaraian di atas, hasil belajar siswa diharapkan dapat lebih ditingkatkan lagi bila guru mengajar dengan kreatif menggunakan model serta metode pembelajaran tepat serta sesuai dengan kondisi dan situasi siswa. Selain itu siswa kurang berminat dalam belajar fisika. Sehingga guru juga perlu memperhatikan minat siswa dalam belajar, karena siswa yang berminat terhadap suatu hal atau obyek tertentu akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut (Slameto, 2010). Variabel yang mempengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran adalah faktor guru, siswa, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan. Secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
khusus, unsur penting dalam pembelajaran yang baik adalah siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan pelajaran dan hubungan antara guru dan siswa (Suparno, 2007: 2). Sehingga untuk meningkatkan mutu pendidikan di Negara Republik Indonesia, perlu kerjasama semua pihak diantaranya pihak pemerintah, pihak sekolah, orang tua serta seluruh masyarakat Indonesia. Dari berbagai permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran fisika seperti yang telah diuraikan di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan tujuan dapat membantu mengatasi beberapa permasalahan dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Metode Demonstrasi Pada Pokok Bahasan Momentum Dan Impuls Di Kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”. Sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Rany Herawati tentang peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi. Namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian terdahulu tidak meneliti mengenai minat siswa dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi melainkan meneliti mengenai keterlibatan siswa dan sikap siswa dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, penelitian
terdahulu
juga
tidak
menggunakan
kelas
kontrol
untuk
membandingkan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi melainkan hanya melihat peningkatan hasil belajar siswa dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
kelas eksperimen, dan pokok bahasan yang diteliti juga berbeda yaitu listrik arus searah.
B. Rumusan Masalah Dari beberapa masalah di atas, untuk mempersempit penelitian dan memperoleh hasil yang diinginkan maka peneliti memilih permasalahan yang mau diteliti adalah : 1. Apakah pembelajaran fisika menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan momentum dan impuls di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta? 2. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara pembelajaran
yang
menggunakan
metode
demonstrasi
dan
pembelajaran yang menggunakan metode ceramah pada pokok bahasan momentum dan impuls di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta? 3. Bagaimana minat siswa dalam belajar fisika dengan menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta?
C. Batasan Masalah Supaya penelitian ini benar-benar dapat dilaksanakan dengan baik, maka permasalahan yang ada dibatasi. Penelitian ini dibatasi pada penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
SMA Pengudi Luhur Yogyakarta. Hasil belajar yang diteliti adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menguasai pokok bahasan momentum dan impuls.
D. Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang mau diteliti di atas, maka tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 2. Mengetahui perbedaan dalam peningkatan hasil belajar siswa antara menggunakan metode demonstrasi dan metode ceramah pada pokok bahasan momentum dan impuls di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 3. Mengetahui minat siswa dalam belajar fisika dengan menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran fisika secara lebih aktif dengan metode pembelajaran yang tepat. Sehingga dapat membantu perkembangan pola berpikir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
serta meningkatkan sikap keingintahuan yang tinggi dalam diri siswa, tidak terlepas pula dapat meningkatkan semangat dan minat belajar fisika sehingga hasil belajar siswa pun dapat ditingkatkan. 2. Bagi Guru Dapat menambah informasi mengenai penggunaan metode pembelajaran yaitu bagaimana hasil suatu proses pembelajaran bila diterapkan metode demonstrasi dan metode ceramah. Diharapkan guru dapat menyadari akan pentingnya variasi metode pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi siswa dan materi pembelajaran yang akan disampaikan agar siswa tidak menjadi malas dan bosan ketika mengikuti palajaran fisika. 3. Bagi calon guru Dapat dijadikan pedoman untuk mempersiapkan diri menjadi seorang pendidik yang mampu mendidik siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa dengan memvariasikan proses pembelajaran yang lebih tepat, kreatif dan sesuai dengan situasi siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Filsafat Konstruktivisme 1. Pengetahuan Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi (Suparno, 2007: 8). Menurut filsafat konstruktivisme dalam Suparno (2007: 8), pengetahuan adalah suatu proses konstruksi berpikir seseorang dari pengalaman sebelumnya dengan sejauh apa yang dialaminya. Proses pembentukan ini akan terjadi secara terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru (Piaget dalam Suparno, 2007: 8). Menurut von Glasersfeld, pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungannya. Struktur konsepsi tersebut dapat membentuk pengetahuan bila struktur ini dapat digunakan dalam menghadapi pengalaman-pengalaman mereka
ataupun
ketika
menghadapi
persoalan-persoalan
yang
berkaitan dengan konsepsi tersebut (Suparno, 1997: 19). Kemampuan yang diperlukan dalam proses konstruksi menurut von Glasersfeld antara lain (Suparno, 1997: 20): a. Kemampuan
mengingat
dan
mengungkapkan
kembali
pengalaman. Kemampuan ini penting karena pengetahuan 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
dibentuk
berdasarkan
interaksi
dengan
pengalaman-
pengalaman tersebut b. Kemampuan membandingkan, mengambil keputusan mengenai persamaan dan perbedaan. Kemampuan ini penting untuk menarik sifat yang lebih umum dari pengalaman-pengalaman khusus serta melihat kesamaan dan perbedaannya untuk membuat klasifikasi dan membangun suatu pengetahuan c. Kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dari pada yang lain. Dengan kemampuan ini, kita dapat memperoleh nilai dari pengetahuan yang kita bentuk. Menurut Shapiro (Suparno, 1997: 21), tujuan kita mengetahui sesuatu yaitu untuk mengorganisasikan pengetahuan yang cocok dengan pengalaman hidup manusia, sehingga dapat digunakan bila berhadapan dengan tantangan dan pengalaman-pengalaman baru. Oleh karena itu pengetahuan terbentuk dari hasil konstruksi manusia sendiri melalui interaksi mereka dengan objek, pengalaman, fenomena serta lingkungannya. Bila dikaitkan ke dalam pembelajaran, untuk memperoleh suatu pengetahuan siswa hendaknya terlebih dahulu mengkonstruksikan
informasi
yang
diperoleh
tersebut
dengan
pengalaman-pengalaman yang telah diketahuinya dan pengalaman yang
berada
disekitarnya.
Kemudian
barulah
siswa
tersebut
membentuk kembali pengetahuan baru yang paling tepat agar dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. 2. Dampak konstruktivisme terhadap pembelajaran a. Dampak konstruktivisme bagi siswa Kaum konstruktivis menjelaskan bahwa belajar adalah proses yang aktif dimana siswa membangun sendiri pengetahuanya (Suparno, 2007: 13). Hal ini berarti dalam proses belajar, siswa tidak hanya mengumpulkan fakta-fakta tetapi harus dapat menyesuaikan konsep baru yang diterimanya dengan kerangka berpikir yang telah dimiliki kemudian membuat kerangka pengertian yang baru. Dalam proses ini, siswa harus punya pengalaman seperti membuat hipotesa, mengetes hipotesa, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, meneliti, berdialog, dll. Teori konstruktivisme sangat mempengaruhi bagaimana murid harus aktif belajar untuk membentuk pengetahuannya (Suparno, 2001). Siswa akan lebih mengerti dalam belajar apabila siswa tersebut dapat menemukan sendiri pengetahuannya. Sehingga siswa perlu diberi kesempatan untuk mengungkapkan ide-ide, gagasan atau pemahamannya mengenai apa yang sedang dipelajari. Dengan demikian siswa pasti akan lebih mengingat dan memahami apa yang sedang dipelajari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
b. Dampak konstruktivisme bagi guru Menurut kaum konstruktivis, mengajar bukan sekedar memindahkan pengetahuan dari otak guru ke siswa melainkan mengajar merupakan kegiatan yang membantu siswa dalam membangun pengetahuannya (Suparno, 2007: 15). Oleh karena itu, dalam belajar dibutuhkan keaktifan baik dari guru maupun siswa. Sebab belajar yang baik terletak pada keaktifan dalam membentuk pengetahuan dimana peran guru adalah lebih sebagai mentor atau fasilitator, bukan pentransfer ilmu pengetahuan. Untuk menciptakan suatu pembelajaran yang aktif, guru perlu mempelajari situasi siswa dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Bila siswa merasa nyaman dalam menerima suatu pembelajaran
maka
siswa
tersebut
akan
aktif
dan
turut
mengkonstruksikan bahan yang diterimanya. Guru yang mengajar juga perlu memiliki pengetahuan yang lebih luas di bidangnya. Dengan demikian guru dapat memahami pola pikir siswanya sehingga dapat mengarahkan siswa pada kerangka berpikir yang tepat.
B. Belajar Dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Seiring dengan perkembangan cara pandang seseorang dan pengalamannya terhadap belajar, maka definisi dari belajar pun telah
mengalami
perkembangan.
Pandangan
tradisional
memandang bahwa belajar hanyalah sebatas usaha untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Sedangkan pandangan modern bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk memperoleh pengetahuan serta proses perubahan tingkahlaku berkat interaksi dengan lingkungannya (Hanafiah dan Suhana, 2012). Pandangan modern ini didukung oleh pendapat dari Witherington yang menyatakan belajar adalah perubahan kepribadian yang berwujud pola-pola respon baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan (Hanafiah dan Suhana, 2012). Selain itu, definisi belajar dalam konstruktivisme menurut Anthony Robbins yaitu belajar adalah suatu proses menciptakan hubungan
antara
pengetahuan
yang
sudah
dipahami
dan
pengetahuan yang baru (Trianto, 2011: 15). Pandangan yang sama juga diungkapkan oleh Jerome Brunner bahwa belajar adalah suatu proses
aktif
dimana
siswa
membangun
(mengkonstruk)
pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki (Trianto, 2011: 15). diartikan
sebagai
proses
aktif
Sehingga belajar dapat
siswa
dalam
membangun
pengetahuan baru berdasarkan pada pengetahuan/pengalaman yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
dimiliki sebelumnya sehingga dapat merubah kepribadian dan pola pikir seseorang. b. Pengertian pembelajaran Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dialami siswa (Winkel, 1991 dalam Siregar dan Nara, 2011). Pendapat lain yaitu dari Gagne (Siregar dan Nara, 2011), Instruction is intended to promote learning, external situation need to be arranged to activate, support and maintain the internal processing that constitutes each learning event. Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu proses pembelajaran sengaja dilakukan dan dikendalikan oleh guru sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar sesuai harapan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. 2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Minimal dalam belajar terdapat tiga esensi pokok yakni: pertama, pengalaman dan atau latihan (proses). kedua, ada hasil (result) yakni terjadinya perubahan tingkah laku dan ketiga adalah “behavioral
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
tendency” yaitu tingkah laku sebagai hasil belajar itu cenderung permanen (Supriadie dan Darmawan, 2012: 27). Selanjutnya menurut Gagne, terdapat tiga unsur penting dalam belajar: pertama, unsur eksternal yang disebut sebagai stimulus dari lingkungan. Kedua, unsur internal yang menggambarkan kondisi diri dan proses kognitifnya dan ketiga, hasil belajar itu sendiri (Supriadie dan Darmawan, 2012: 29). Atas dasar itu maka seseorang yang melakukan belajar akan mengalami perubahan perilaku secara aktual dan potensial, perubahan perilaku dijadikan dasar bagi diperolehnya kemampuan baru, dan perubahan itu terjadi karena adanya usaha yang dilakukan secara sadar atau disengaja . Pada hakikatnya, dalam pembelajaran bukan sekedar guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, tetapi juga bagaimana guru dapat mengatur dan mengendalikan proses belajar sehingga siswa dapat belajar dan mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Proses pembelajaran tidak dapat lepas dari kegiatan mengajar dan belajar. Mengajar sendiri adalah suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar. Keterkaitan antara mengajar dan belajar diistilahkan Dewey dalam Hamruni (2012: 45) sebagai teaching is to learning as selling is to buying. Ini berarti bahwa peran guru dan siswa adalah sama pentingnya. Disini yang dituntut adalah keaktifan guru dan juga siswa dalam pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran menurut Bruce Weil (Hamruni, 2012: 45-47) yaitu: pertama, proses pembelajaran adalah usaha kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Tujuan dari pengaturan lingkungan sendiri adalah untuk menyediakan pengalaman belajar yang memberi latihanlatihan penggunaan fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari. Ada tiga tipe pengetahuan yaitu pengetahuan fisis, sosial dan logika. Ketiga, dalam proses pembelajaran harus melibatkan lingkungan sosial. Sebab melalui hubungan sosial, anak berinteraksi dan berkomunikasi
berbagai
pengalaman
dan
sebagainya
yang
memungkinkan mereka berkembang secara wajar. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto (2010): a. Faktor intern Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu. Faktor intern itu sendiri terdiri dari faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor dari luar diri individu. Faktor ekstern itu sendiri terdiri dari faktor keluarga, faktor masyarakat dan faktor lingkungan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
4. Pemahaman Awal Siswa Kegiatan belajar tidak hanya dilakukan seorang anak dalam lingkungan sekolah saja. Namun sejak seseorang dilahirkan ke dunia, ia telah memulai proses belajarnya dengan mempelajari apa yang ada disekitarnya. Dengan kata lain sebelum proses pembelajaran dilaksanakan di kelas, siswa telah memiliki berbagai pemahaman dan konsep tertentu dari pengalaman-pengalamannya. Pemahaman awal siswa ini belum tentu benar atau belum tentu juga salah. Walaupun sekarang telah meggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) namun masih banyak guru yang menerapkan prinsip yang keliru bahwa siswa mengikuti pelajaran karena siswa tidak tahu apapun tentang materi yang akan dipelajari. Ibaratkan siswa merupakan kertas yang bersih tanpa tulisan, sehingga guru berperan sebagai satu-satunya sumber terpercaya dimana siswa tinggal mengikuti saja ajaran guru tanpa membangun pengetahuannya sendiri. Perlu diingat pula bahwa perkembangan teknologi masa kini seperti internet telah mempermudah siswa dalam mencari tahu materi-materi yang akan dipelajarinya di sekolah. Pada dasarnya definisi belajar dalam teori konstruktivisme, belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki (Trianto, 2011). Dari pengertian ini berarti sebelum diadakan suatu proses pembelajaran, guru perlu mengetahui bagaimana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
pemahaman awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari pada pembelajaran tersebut. Pemahaman awal siswa dapat diketahui dengan mengadakan pretes atau dapat pula guru megadakan tanya jawab secara lisan. Menurut Suparno (2005) dalam Yuniarsih (2008: 7), gagasan awal siswa dapat dilihat pula dengan menuliskan deskripsi, gambaran ilustrasi, membuat model, desain, cerita, dll. Tujuan
guru
mengetahui
pemahaman
awal
siswa
adalah
mengetahui apa konsep awal yang telah dimiliki oleh siswanya serta bagaimana cara siswa berpikir hingga dapat memiliki pemahaman tersebut. Sehingga apabila ada salah konsep dapat langsung diperbaiki untuk dapat terhindar dari miskonsepsi. Selain itu guru juga dapat mengarahkan siswa untuk dapat membentuk atau mengkonstruksikan pengetahuan baru dari pengalaman yang telah diperolehnya. 5. Hasil Belajar Kegiatan belajar erat kaitannya dengan hasil belajar. Dimana kegiatan belajar itu sendiri adalah proses belajar, sedangkan hasil belajar merupakan perolehan dari suatu proses pembelajaran tersebut. Menurut Sudjana (2010: 22), Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Bloom, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan instruksional meliputi tiga domain yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) oleh siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran (Dahar, 2011: 118). Dari pengertian di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pencapaian tujuan pembelajaran berupa kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa baik dari aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap) dan aspek psikomotorik (keterampilan) dimana perubahan tersebut bersifat menetap setelah mengikuti proses pembelajaran. Hasil-hasil belajar itu sendiri adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Hamalik, 2013: 31). Hasil belajar siswa dapat diukur dari hasil tes dan juga perubahan tingkah lakunya. Adapun faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor siswa sendiri meliputi kemampuan berpikir, motivasi, minat dan kesiapan siswa serta faktor lingkungan yang meliputi sarana dan prasarana, kompetensi dan kreativitas guru, sumber belajar, metode serta dukungan dari lingkungan dan keluarga. Menurut B. S. Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan motorik (Wilkel, 2009). Penjelasan untuk masingmasing ranah tersebut adalah: a. Ranah kognitif 1) Pengetahuan Mencakup ingatan yang digali kembali mengenai hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan oleh siswa saat dibutuhkan. Hal-hal itu dapat berupa fakta, kaidah, prinsip dan metode yang diketahui.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
2) Pemahaman Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari bahan yang dipelajari. Dalam hal ini, siswa mampu untuk menjelaskan makna isi pokok dari suatu bacaan, siswa juga mampu mengubah rumus matematika ke dalam kata-kata, serta mengubah data ke dalam bentuk grafik, dll. 3) Penerapan Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus yang konkret dan baru. Kemampuan ini dinyatakan dalam aplikasi rumus atau suatu metode kerja pada kasus yang belum pernah dihadapi. 4) Analisis Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan atau kemampuan mengurai bagian-bagian atau komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan relasi antara semua bagian itu. 5) Sintesis Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Kemampuan ini dinyatakan dalam membentuk suatu rencana seperti penyusunan proposal penelitian ilmiah,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
selain itu siswa mampu merencanakan, mengorganisasikan, membentuk suatu bangunan baru. 6) Evaluasi Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan ini dinyatakan dengan siswa mampu memberikan penilaian terhadap suatu hal dengan kriteria tertentu dan juga mampu mempertanggungjawabkan kepada orang lain. Kemampuan evaluasi mencakup juga kelima kemampuan ranah kognitif di atas. b. Ranah afektif Kemampuan pada ranah afektif terdiri dari: 1) Penerimaan Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu. kemampuan ini dinyatakan dengan kesediaan siswa dalam mendengarkan pertanyaan
guru,
mendengarkan
penjelasan
guru
atau
memandangi gambar peta geografi di dinding kelas, dll. 2) Partisipasi Mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan ini dinyatakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
dengan memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan, seperti membaca dengan suara nyaring bacaan yang ditunjuk oleh guru. 3) Penilaian/penentuan Mencakup
kemampuan
untuk
memberikan
penilaian
terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap seperti menerima, menolak atau mengabaikan, selanjutnya sikap tersebut akan dinyatakan dalam tingkahlaku yang konsisten dengan sikap batinnya. 4) Organisasi Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditepatkan pada suatu skala nilai tertentu, maksudnya adalah mampu menyeimbangkan antara kebebasan
(kepentingan
pribadi)
dengan
kewajiban
untuk
menghayati
nilai-nilai
(kepentingan umum). 5) Pembentukan pola hidup Mencakup
kemampuan
kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) serta menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. Kemampuan ini dinyatakan dalam
pengaturan
hidup
diberbagai
bidang
seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
mencurahkan waktu untuk belajar/bekerja, tugas menjaga kesehatan dirinya sendiri,dll. c. Ranah psikomotorik 1) Persepsi Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Dinyatakan oleh kemampuan yang sadar akan hadirnya suatu stimulus dan dapat membedakan stimulus tersebut dengan yang lainnya. Contohnya siswa mampu membedakan antara huruf b dan d. 2) Kesiapan Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakkan. Misalnya siswa akan mampu menempatkan dirinya dalam menyiapkan diri sebelum memulai pelajaran. 3) Gerakan terbimbing Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan. 4) Gerakan yang terbiasa Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena telah dilatih secukupnya tanpa memperhatikn lagi contoh yang diberikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
5) Gerakan kompleks Mencakup
kemampuan
untuk
melakukan
suatu
keterampilan yang terdiri dari beberapa komponen dengan lancar, tepat dan efisien. Kemampuan ini merupakan gabungan dari beberapa subketerampilan sehingga menjadi gerak-gerik yang terampil. 6) Penyesuaian pola gerakan Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran. 7) Kreativitas Mencakup kemampuan melahirkan atau menciptakan pola gerak-gerik baru atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya orang yang berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif yang dapat mencapai tingkat ini.
C. Minat Belajar 1. Konsep minat belajar Menurut Susanto (2013: 57), minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap sesuatu obyek, biasanya disertai dengan perasaan senang karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Hilgard dalam Slameto (2010: 57) memberikan rumusan tentang minat yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
“interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content”. Dari rumusan Hilgard ini, dapat dikatakan bahwa suatu kegiatan yang diminati oleh seseorang tentunya akan mendapat perhatian khusus oleh orang tersebut dengan perasaan senang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat adalah adanya rasa ketertarikan seseorang atau kecenderungan seseorang yang tetap untuk memperhatikan suatu hal atau kegiatan yang dijalani dengan perasaan senang karena merasa ada kepentingan dari kegiatan tersebut. Adapun beberapa ciri-ciri minat menurut Elizabeth Hurlock (1990) dalam Susanto (2013: 62) yang berkaitan dengan belajar antara lain: minat tergantung pada kegiatan belajar dan kesempatan belajar. Kesiapan dalam suatu pembelajaran dan kesempatan belajar yang diberikan kepada seseorang dapat meningkatkan minat belajar seseorang karena tidak semua orang dapat menikmatinya. Tak jauh berbeda dengan Slameto (2010: 57) yang menegaskan bahwa minat berpengaruh terhadap belajar, karena bahan pelajaran yang sesuai dengan minat siswa akan memberi daya tarik bagi siswa untuk belajar. Adanya daya tarik ini, akan mempermudah siswa dalam belajar dan yang dipelajari akan lebih diingat. Ini berarti tugas guru fisika untuk lebih pandai memvariasikan metode mengajar yang sesuai dengan situasi siswa, menyiapkan bahan ajar yang dikaitkan dengan cita-cita atau hal yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari siswa, sehingga siswa semakin berminat untuk mempelajari fisika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
2. Meningkatkan minat siswa Menurut beberapa ahli pendidikan, cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat yang telah dimiliki siswa (Slameto, 2010: 180-181). Ini berarti guru terlebih dahulu mencari tahu minat yang telah dimiliki siswa. Guru dapat mengetahui minat siswa yang diekspresikan melalui pernyataan dan partisipasi siswa yang lebih menyukai suatu hal dibandingkan dengan hal lainnya. Misalnya siswa menaruh minat pada bidang olahraga sepak bola dan guru akan mengajar pelajaran fisika tentang gerak parabola, berarti guru dapat memulai pembelajaran dengan menceritakan soal tendangan-tendangan pemain sepak bola untuk menarik perhatian siswa lalu perlahan-lahan mulai mengaitkan tendangan pesepak bola dengan materi gerak parabola kemudian mulai diarahkan ke dalam pelajaran yang sesungguhnya. Selain menggunakan minat yang sudah ada, guru juga dapat membentuk minat baru dengan menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita yang sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa (Rooijakkers, 1980 dalam Slameto, 2010). Adapun cara lain untuk membangkitkan minat siswa dengan memberikan hadiah atau pujian kepada siswa yang berhasil mengerjakan suatu tugas atau bagi siswa yang memperoleh nilai yang bagus, karena pujian atau hadiah dapat mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
D. Model Pembelajaran Inkuiri 1. Pengertian Arends (1997) dalam Trianto (2011) menyatakan “the term teaching model refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment and management system” yang berarti bahwa istilah model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termaksud tujuannya, sintaksnya, lingkungan dan sistem pengelolaannya. Sehingga model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pendekatan, metode, strategi pembelajaran. Menurut Joyce, pengertian dari model pembelajaran itu sendiri adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkatperangkat pembelajaran termaksud di dalamnya buku-buku, film, kurikulum, dll (Hamruni, 2012). Model pembelajaran Inkuiri adalah salah satu model pembelajaran yang sangat konstruktivis. Inkuiri yang dalam bahasa Inggris Inquiry memiliki arti pertanyaan,
atau
pemeriksaan,
penyelidikan
(Trianto,
2011).
Pengertian dari model pembelajaran inkuiri menurut Kindsvatter, Wilen dan Isher (1996) yaitu sebagai model pembelajaran dimana guru melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk menganalisis dan memecahkan persoalan secara sistematik (Suparno, 2007: 65). Tak jauh berbeda dengan Sanjaya (2006) yang menyatakan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dari pengertian, pembelajaran inkuiri sangat membutuhkan keaktifan guru sebagai fasilitator dan keaktifan siswa dalam bertanya, mencari
tahu,
menganalisis
serta
mengkonstruksikan
sendiri
pengetahuan yang dipelajari. Dengan terlibat langsung seperti ini diharapkan siswa semakin banyak memiliki pengetahuan yang luas, cara berpikir logis dan sistematis, sehingga sumber daya manusia semakin meningkat. 2. Prinsip-prinsip dalam penggunaan pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2006): a. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama dari inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dimana keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil belajar , tetapi juga berorientasi pada proses belajar. b. Prinsip interaksi Pada dasarnya, proses pembelajaran dimulai dengan proses interaksi. Oleh sebab itu, saling interaksi antara guru, siswa dan lingkungan sangat memiliki peranan yang penting. Dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
interaksi
orang
mendapatkan
banyak
pengalaman
untuk
pembelajaran di hidupnya. c. Prinsip bertanya Dalam pembelajaran inkuiri, tidak hanya guru yang harus memberikan pertanyaan kepada siswa tetapi bagaimana guru dapat membuat siswa menjadi banyak bertanya, karena dengan bertanya siswa akan berpikir dan mencari tahu jawaban yang ditanyakannya. d. Prinsip belajar untuk berpikir Belajar itu bukan hanya mengingat sejumlah fakta, namun belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yaitu proses mengembangkan potensi seluruh otak manusia sehingga ada keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan. e. Prinsip keterbukaan Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Dalam pembelajaran inkuiri, perlu ada sikap keterbukaan terhadap informasi-informasi baru yang diperoleh dan juga sikap jujur mengakui bila mengalami kegagalan atau melakukan kesalahan dalam penelitian. 3. Langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri menurut Kindsvatter, Wilen dan Isher (1996) dalam Suparno (2007) dan Hamruni (2012):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
a. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada tahap ini guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap ini: 1) Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa 2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk dapat mencapai tujuan 3) Menjelaskan
pentingnya
topik
dan
kegiatan
belajar
(memberikan motivasi) b. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Dengan masalah ini, siswa didorong untuk dapat mencari jawabannya. Proses mencari jawaban ini sangat penting dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1) Masalah lebih baik bila dirumuskan sendiri oleh siswa. Guru dapat hanya memberikan topik dan siswa yang merumuskan sendiri masalahnya. Hal ini akan membuat siswa penasaran dan termotivasi untuk mencari tahu jawabannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
2) Masalah yang dikaji mengandung teka-teki yang jawabannya pasti. Guru disini tugasnya memberikan dorongan yang mengarahkan, agar siswa merumuskan masalah c. Membuat hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Untuk memperoleh hipotesis, guru perlu memberikan pertanyaan-pertanyaan sehingga mendorong siswa untuk berpikir secara rasional dan logis
sehingga dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari permasalahan yang sedang dikaji. d. Mengumpulkan data Dalam tahap ini siswa melakukan kegiatan mengumpulkan data berupa
mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk
membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak. Mencari informasi dapat dengan sumber apapun yang penting dari sumber terpercaya dan sesuai dengan masalah yang dikaji. e. Menganalisis data Setelah data terkumpul, selanjutnya data dianalisis untuk memperoleh kebenaran dari masalah yang dikaji. Kadang sangat baik bila data dikelompokan menurut: data yang dapat menguatkan hipotesis, data yang melemahkan hipotesis atau data yang netral.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
f. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Pembelajaran akan lebih bermakna jika guru melibatkan siswa dalam mengambil kesimpulan serta guru menunjukkan data-data yang tidak relevan untuk dapat menjawab permasalahan yang dikaji. 4. Kesulitan dalam mengimplementasinya Model pembelajaran inkuiri masih merupakan model belajar yang baru sehingga ada beberapa kesulitan yang dapat ditemui (Hamruni, 2012): Model pembelajaran ini menekankan pada proses belajar dan hasil belajar. Padahal dalam dunia pendidikan telah tertanam kebiasaan dalam pikiran siswa bahwa belajar merupakan penerimaan materi dari guru sebagai sumber belajar utama. Ini membuat siswa menjadi pasif, jarang
berpikir
dan
mengungkapkan
gagasan-gagasan
yang
dimilikinya. 5. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran inkuiri a. Keunggulan model pembelajaran inkuiri menurut Hanafiah dan Suhana (2012); Hamruni (2012): 1) Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang 2) Memberikan kesempatan siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
3) Peserta didik mamperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan selalu diingat 4) Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar 5) Memperkuat dan menambah kepercayaan diri siswa karena menemukan sendiri 6) Membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk lebih giat lagi b. Kelemahan model pembelajaran inkuiri menurut Hanafiah dan Suhana (2012); Hamruni (2012): 1) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental serta berani untuk mengetahui keadaan sekitarnya 2) Guru dan siswa perlu beradaptasi terlebih dahulu karena guru sudah terbiasa menggunakan metode ceramah 3) Guru sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa 4) Terkadang memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya.
E. Metode Ceramah 1. Pengertian Metode Ceramah Hamruni (2012) menyatakan arti dari metode dalam kaitannya dengan pembelajaran adalah sebagai cara-cara menyajikan bahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
pelajaran kepada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Suparno (2007) dan Sanjaya (2006), metode ceramah adalah cara guru menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan dan penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Dalam metode ceramah, siswa hanya mendengarkan guru yang berceramah tentang materi serta menngerjakan soal yang diberikan oleh guru. Sampai saat ini pun banyak guru yang selalu menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran dengan alasan tertentu. 2. Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah (Sanjaya, 2006): a. Tahap persiapan 1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai Pada tahap awal, guru harus merumuskan tujuan secara jelas yang mau dicapai dalam proses pembelajaran 2) Menentukan pokok-pokok materi Pada tahap ini, guru perlu menyiapkan pokok-pokok materi yang mau disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru juga perlu menyiapkan ilustrasiilustrasi yang relevan untuk memperjelas informasi yang akan disampaikan 3) Mempersiapkan alat bantu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Dalam metode ceramah, guru pun perlu mempersiapkan alat bantu yang dapat menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Misalnya alat bantu berupa media grafis. b. Tahap pelaksanaan 1) Langkah pembukaan a) Yakinlah bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. b) Lakukan langkah apersepsi yaitu menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Tujuannya untuk menciptakan kondisi agar materi pelajaran itu mudah masuk dan menempel di otak. 2) Langkah penyajian a) Memperhatikan kontak mata dengan siswa secara terus menerus sehingga siswa lebih memperhatikan penjelasan dan siswa merasa dihargai oleh guru b) Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa c) Sajikan materi pembelajaran secara sistematis agar mudah ditangkap siswa d) Taggapilah respon siswa dengan segera, bila tanggapannya tepat,
berikan
penguatan
pujian
sehingga
siswa
mendapatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
e) Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar 3) Langkah mengakhiri atau menutupi a) Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan b) Merangsang siswa untuk menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan c) Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai
materi
pembelajaran
yang
baru
saja
disampaikan. 3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah (Sanjaya, 2006): a. Kelebihan metode ceramah 1) Merupakan metode mengajar yang murah karena tidak membutuhkan peralatan yang lengkap dan lebih mengandalkan suara guru 2) Dalam waktu yang singkat, guru dapat mengajarkan banyak materi sekaligus 3) Guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang akan lebih ditonjolkan saat mengajar 4) Guru dapat mengontrol keadaan kelas karena seluruh tanggung jawab kelas berada pada guru yang memberikan ceramah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
5) Organisasi kelas dapat diatur dengan sederhana karena siswa cukup mengikuti pembelajaran dengan duduk di tempat duduk saja b. Kelemahan metode ceramah 1) Materi yang diperoleh siswa terbatas pada pengetahuan yang dikuasai oleh guru 2) Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur dengan baik akan membuat siswa menjadi cepat bosan untuk belajar 3) Guru sangat sulit mengetahui apakah seluruh siswa telah mengerti dengan materi yang disampaikan karena siswa jarang bertanya 4) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat membuat siswa salah memahami konsep yang disampaikan, karena tidak semua siswa memiliki kemampuan menangkap materi melalui pendengaran. Metode
ceramah
sebaiknya
digabungkan
dengan
metode
pembelajaran yang lain seperti metode eksperimen, permainan, dll supaya siswa dapat lebih aktif belajar dan berpikir membangun pengetahuan
F. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Salah satu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif mengikuti pembelajaran adalah metode demonstrasi. Demonstrasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
berasal dari kata demonstration yang berarti pertunjukan. Metode demonstrasi diartikan sebagai pendekaan visual agar siswa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pelajaran fisika (Suparno, 2007). Selain itu menurut Sanjaya (2006: 152), metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan/atau mengamati proses, informasi, peristiwa atau alat tertentu, baik alat sebenarnya atau hanya sekedar alat tiruan. Metode demonstrasi dapat bersifat konstruktivis bila dalam demonstrasi guru tidak hanya menunjukan proses atau hanya menerangkan alatnya, tetapi disertai banyak pertanyaan yang mengajak siswa berpikir dan menjawab semua persoalan yang diajukan (Suparno, 2007). 2. Fungsi Demonstrasi Fungsi demonstrasi dalam proses pembelajaran menurut Arvina (2008) meliputi: demonstrasi sebagai pembangkit masalah, pembangkit motivasi belajar, pembentukan sikap dan pembentukan keterampilan proses. a. Demonstrasi sebagai pembangkit masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Demonstrasi yang dapat membangkitkan masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan sangat baik untuk mengawali atau membuka proses pembelajaran. Sehingga sebelum melakukan demosntrasi, sebaiknya diawali dengan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa mulai berpikir dan mulai membuat hipotesis sementara untuk demonstrasi yang akan dilaksanakan. b. Demonstrasi sebagai pembangkit motivasi belajar Menurut Hanafiah dan Suhana (2012), motivasi belajar merupakan suatu kekuatan, daya pendorong dan keinginan yang kuat dalam peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, menyenangkan dan inovatif. Mereka juga berpendapat mengenai prinsip motivasi yaitu motivasi belajar peserta didik akan berkembang bila disertai dengan penerapan metode pembelajaran yang
bervariasi,
selain
itu
motivasi
yang
besar
dapat
megoptimalkan potensi dan prestasi belajar peserta didik. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam membangkitkan motivasi belajar adalah pembelajaran menggunakan multi media, multi metode dan memberikan pujian serta penghormatan kepada peserta didik ketika meraih prestasi (Hanafiah dan Suhana, 2012). Karena bila keberhasilan siswa diterima dan dihargai, siswa merasa memiliki kemampuan dan akan memunculkan motivasi dalam diri siswa tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Oleh karena itu, metode pembalajaran demonstrasi yang mengaktifkan siswa baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor sangat diharapkan untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. c. Demonstrasi sebagai pembentukan sikap Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan menentukan individu bereaksi terhadap suatu situasi atau suatu obyek serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan (Slameto, 2010). Pengertian ini menunjukan bahwa informasi yang diterima oleh seseorang merupakan kondisi pertama untuk sikap.
Bila
informasi yang diperoleh ditanggap bernilai positif, maka orang tersebut akan bersikap positif begitupun sebaliknya. Metode demonstrasi merupakan cara yang tepat untuk menyampaikan informasi-informasi
positif
karena
siswa
dan
guru
dapat
berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung. Hal demikian berarti dengan demonstrasi dapat membentuk sikap siswa yang positif. d. Demonstrasi sebagai pembentukan keterampilan proses Dalam demonstrasi, siswa diberi kesempatan untuk melakukan proses sains yaitu
dari perumusan masalah, pengamatan,
pengambilan data dan pengkomunikasian data secara sistematis sehingga memungkinkan siswa juga melakukan proses lain seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
merumuskan hipotesis, mengolah data, menyimpulkan serta menguji kesimpulan dan menerapkannya. Selain itu, siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat secara bebas. Bila ada pendapat yang berbeda dalam suatu masalah, pastilah akan membuat siswa berpikir bersama untuk menerima pendapat mana yang lebih tepat. Dengan demikian demonstrasi dapat membentuk keterampilan proses bagi para siswanya, dimana keterampilan ini dapat digunakannya dalam menghadapi berbagai persoalan di kehidupan sehari-hari. 3. Tujuan Demonstrasi dalam pendidikan IPA (Ed van den Berg, dkk, 1991 ) a. Melatih keterampilan siswa untuk mengamati, menalar mengenai hasil percobaan, merumuskan kesimpulan dan menjelaskan hasil percobaan b. Menghidupkan pelajaran dan mendorong minat siswa c. Meningkatkan daya paham dan ingat siswa 4. Manfaat Demonstrasi dari segi pendidikan: (Ed van den Berg, dkk, 1991 ) a. Dapat menghidupkan pelajaran b. Dapat mengaitkan teori dengan peristiwa alam yang terjadi dalam lingkungan sekitar kita c. Dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa yang tinggi dan mendorong motivasi siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
d. Demonstrasi dan hasilnya seringkali lebih mudah diingat siswa 5. Persiapan dan Pelaksanaan dalam Metode Demonstrasi a. Tahap Persiapan Sebelum
melaksanakan
demonstrasi,
guru
sebaiknya
mempersiapkan segala keperluan untuk demonstrasi seperti mempersiapkan materi, indikator, peralatan, bahan, peristiwa, ruang
yang
memungkinkan
dilaksanakan
demonstrasi
dan
memperhitungkan waktu. Menurut Sanjaya (2006) dan Suparno (2007), beberapa persiapan yang dapat dilakukan oleh guru: 1) mengidentifikasi konsep atau prinsip fisika yang mau diajarkan, kemudian merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu 2) prinsip yang mau dijelaskan sebaiknya pendek atau tidak terlalu panjang sehingga siswa mudah memahaminya 3) pertanyaan-pertanyaan untuk siswa perlu disiapkan agar terarah 4) rencanakan agar siswa sungguh terlibat dalam proses demonstrasi. Misalkan dalam pelajaran pengukuran, siswa diminta maju ke depan untuk mengukur sendiri apa yang sedang diukur dalam demonstrasi. 5) lakukan uji coba demonstrasi sebelum pelajaran dimulai agar tidak terjadi kegagalan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
b. Tahap Pelaksanaan Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap pelaksanaan demonstrasi (Sanjaya, 2006): 1) Langkah pembukaan a) Aturlah duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan b) Kemukakan tujuan yang harus dicapai siswa. Tuliskan tujuan pada papan tulis agar siswa menjadi jelas dan dapat berpikir secara fokus c) Kemukakan apa yang akan dilakukan serta tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa 2) Langkah pelaksanaan demonstrasi a) Ciptakan
suasana
yang
tidak
menegangkan
tetapi
menyejukan b) Mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat berpikir. Berikan waktu setelah bertanya agar siswa dapat berpikir sebentar c) Siswa diminta untuk membuat hipotesis d) Libatkan siswa dalam proses demonstrasi seperti meminta beberapa siswa ke depan untuk membantu menghitung, mengukur atau mencoba alat yang digunakan, dll.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
e) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dan diamati. 3) Langkah mengakhiri demonstrasi a) Dalam mengambil kesimpulan, siswa dibiarkan terlebih dahulu mengungkapkan kesimpulannya. Setelah itu guru dapat menambahi yang belum lengkap b) Dapat diakhiri juga dengan tugas-tugas tertentu untuk lebih meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrsi itu atau tidak. 6. Keunggulan dan Prasyarat dalam Metode Demonstrasi a. Keunggulan Metode Demonstrasi (Sanjaya, 2006): 1) Terjadinya verbalisme dapat dihindari sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan 2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi 3) Dengan
mengamati
secara
langsung,
siswa
memiliki
kesempatan untuk membandingkan teori dengan kenyataan 4) Demonstrasi dapat diajar secara terpadu dengan teori (Ed van den Berg, dkk, 1991 ) b. Prasyarat dalam Metode Demonstrasi: 1) Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab demonstrasi dapat gagal bila tanpa persiapan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
2) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja yang profesional. Kunci keberhasilan dari metode demonstrasi adalah interaksi antara guru dan siswa. Melalui interaksi, guru dapat mengenal pikiran siswa dan mengoreksinya jika ada kesalahan.
G. Materi Pelajaran Momentum dan Impuls (Sunardi dan Irawan, 2010; Purwoko dan Fendi, 2006) 1. Konsep momentum dan konsep impuls a. Momentum Momentum didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut. momentum dimiliki oleh benda yang bergerak. Momentum merupakan besaran vektor yang searah dengan kecepatan benda. Persamaan momentum: Keterangan:
p=m.v
p = momentum (Kg m/s) m = massa (Kg) v = kecepatan (m/s)
b. Impuls Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan waktu selama gaya tersebut bekerja pada benda. Impuls termaksud besaran vektor yang arahnya sama dengan arah gaya. Gaya impulsif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
adalah gayya kontak yaang bekerja dalam d selangg waktu singgkat. Untuk menghitun ng besarnya impuls dapaat menggunaakan persamaaan: I = F . ∆t Keterangaan: I = besar b impuls (Ns) F = gaya g yang beekerja pada benda b (N) ∆t = selang s waktuu (s) Gambbar 2.1 Grafi fik hubungan n antara F-t ssebagai berikkut:
Gaambar 2.1 G Grafik hubunggan antara F-t F Meneentukan nilaai impuls dari d grafik hubungan antara F-t seperti padda gambar ddi atas sama dengan mennghitung luaas daerah di bawah graafik tersebut.. Impuls daari grafik di atas adalah: I = Luas L daerah dibawah graafik = Luas L persegi panjang (I) + Luas segitiga (II) = (4s ( . 2N ) + (1/2 ( . 2s . 2N N) I = 10 Ns c. Hubungan impuls daan momentu um Jika benda berm massa m den ngan kecepaatan awal v1, dipukul dengan gaaya F sehingga setelah seelang waktu ∆t, kecepatan menjadi v2, makaa berlaku hubungan antara im mpuls dan perubahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
momentum. Untuk menjabarkan hubungan antara impuls dengan perubahan momentum, diambil arah gerak mula-mula sebagai arah positif dengan menggunakan hukum II Newton: F=m.a F = m (v2 – v1) / ∆t F.∆t = m.v2 – m.v1 Dari persamaan di atas dapat ditunjukan F.∆t adalah impuls gaya dan m.v2 – m.v1 adalah perubahan momentum. Sehingga impuls gaya pada suatu benda sama dengan perubahan momentum benda tersebut yang secara matematis yaitu: F.∆t = m.v2 – m.v1 I = p2 – p1 I = ∆p Jadi persamaan hubungan antara impuls dengan momentum adalah: F.∆t = m (v2 – v1) Keterangan: F = gaya (N),
∆t = selang waktu (s),
m = massa (Kg),
v1 = kecepatan awal (m/s),
v2 = kecepatan akhir (m/s) 2. Hukum kekekalan momentum Pada suatu keadaan dimana sistem tidak dipengaruhi impuls dari luar, maka pada sistem berlaku hukum kekekalan momentum. Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa “jika tidak ada gaya luar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum tumbukan sama dengan momentum total sesudah tumbukan”. V1
v2
1
2
a
F21
1
2
F12
b
v2’
V1’ 1
2
c
Gambar 2.2 Dua buah bola yang bertumbukan (a) Dua buah bola biliar dengan massa masing-masing m1 dan m2, bergerak pada satu garis lurus dan searah dengan kecepatan v1 dan v2; (b) Pada saat bertumbukan, bola 1 menekan bola 2 dengan gaya F12 ke kanan selama ∆t, sedangkan bola 2 menekan bola 1 dengan gaya F21 yang arahnya berlawanan; (c) Setelah bertumbukan, kecepatan masing-masing menjadi v1’ dan v2’. Pada saat kedua bola bertumbukan seperti pada gambar 2.2, berdasarkan hukum III Newton dapat dirumuskan: Faksi + Freaksi
= 0
Faksi
= - Freaksi
F12
= - F21
F12 ∆t
= - F21 ∆t
m1 v1’ – m1 v1
= - (m2 v2’ – m2 v2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’ Keterangan: m1 = massa benda 1 (Kg) m2 = massa benda 2 (Kg) v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s) v1’ = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s) v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s) v2’ = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s) Hukum kekekalan momentum berlaku untuk interaksi dua benda sebagai berikut: 1. Peristiwa bergeraknya senapan ke belakang ketika peluru meledak 2. Prinsip roket 3. Tumbukan dua benda
3. Tumbukan Tumbukan merupakan peristiwa yang dapat terjadi pada saat benda yang bergerak mengenai benda lain yang sedang bergerak atau diam. Pada tumbukan dua benda yang biasa terjadi akan melibatkan gaya yang sangat besar sehingga dapat mengakibatkan perubahan bentuk benda yang bertumbukan dan seringkali terlihat cukup nyata. Pada setiap tumbukan selalu berlaku hukum kekekalan momentum, tetapi tidak selalu berlaku hukum hukum kekekalan energi kinetik karena sebagian energi mungkin diubah menjadi energi panas atau energi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
digunakan
untuk
merubah
bentuk
suatu
benda
yang
saling
bertumbukan. Dalam membahas energi yang diubah menjadi panas, bunyi atau perubahan bentuk benda; perubahan energi ini lebih dikenal dengan energi yang hilang setelah terjadi tumbukkan. Energi ini dapat dirumuskan sebagai: Ehilang
=
Ehilang
=
ΣEksebelum tumbukan - ΣEksetelah tumbukan –
Keterangan: E = energi (J),
Ek = energi kinetik (J),
m1 = massa benda 1 (Kg),
m2 = massa benda 2 (Kg),
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s), v1’ = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s), v2= kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s), v2’= kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s) Jenis-jenis tumbukan Berdasarkan sifat kelentingan benda, tumbukan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: a) Tumbukan Lenting Sempurna Tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan yang terjadi antara dua benda yang energi kinetiknya kekal atau jumlah energi kinetik sebelum tumbukan sama dengan jumlah energi kinetik setelah tumbukan. Pada tumbukan lenting sempurna tidak terjadi perubahan energi kinetik sehingga berlaku hukum kekekalan energi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
kinetik dan d hukum kekekalan momentum untuk mennyelesaikan permasalahan tumbukkan dalam saatu dimensi (masing-maasing benda bergerak pada satu sumbu yanng sama), seeringkali puula disebut dengan tuumbukan seppusat. Contoh tumbukan t leenting sempuurna antara dua bola seeperti pada gambar 2.3 2 dibawah ini: a b c
ukan antara dua bola Gambaar 2.3 Tumbu (a) Bola 1 dan bola 2 sebelum beertumbukan; (b) Bola 1 dan bola 2 saling berrtumbukan; (c) Bola 1 dan d bola 2 seetelah tumbuukan. Paada awalnyaa kedua bola bergerak deengan kecepaatan v1 dan v2 sepanjjang sumbuu x dan seteelah terjadi tumbukan, kecepatan keduanyaa menjadi v’1 dan v’2 . Hukum kekekalan k moomentum: m1v1 + m2v2 = m1v1’ + m2v2’ m1 (vv1 – v1’) = m2 (v2’ – v2)… ……………… ……………………(1) Hukum kekekalan k ennergi kinetik: ½ m1v12 + ½ m2v22 = ½ m1(v1’)2 + ½ m2(v2’) ’2 m1v12 + m2v22 = m1(v1’)2 + m2(v2’)2 m1 (vv12 – v1’2) = m2 (v2’2 – v22)…………… ……………………(2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
persamaan (2) dibagi dengan persamaan (1) menjadi: v1’ + v1 = v2’ + v2 v1 – v2 = - (v1’ – v2’)…………………………………….(3) persamaan (3) menunjukan bahwa pada tumbukan lenting sempurna, laju relatif kedua partikel setelah tumbukan mempunyai besar yang sama seperti sebelum tumbukan, tetapi arahnya berbeda atau berlawanan tidak peduli berapapun besar massa bola. Dari persamaan (3), dapat diperoleh koefisien restitusi: v1 – v2 = - (v’1 – v’2)
Rasio
∆v
= - ∆v’
1
=
∆ ′ ∆
∆ ′ ∆
inilah yang didefinisikan sebagai koefisien restitusi.
Koefisien restitusi (diberi lambang e) adalah negatif perbandingan antara kecepatan relatif sesaat sesudah tumbukan dengan kecepatan relatif sesaat sebelum tumbukan. Koefisien restitusi tumbukan lenting sempurna:
e=
∆ ∆
=
=1
Keterangan: e = koefisien restitusi v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s) v1’ = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s) v2= kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s) v2’= kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Ciri-ciri tumbukan lenting sem mpurna: 1. Keceepatan sebellum tumbuk kan dan seteelah tumbuk kan adalah samaa besar namuun arahnya berlawanan b 2. Berlaku hukum kkekekalan momentum m 3. Berlaku hukum kkekekalan ennergi kinetikk 4. Koeffisien restituusi e = 1 b Tumbuk b) kan Lenting Sebagian Tumb bukan lentinng sebagian adalah a keadaaan tumbukaan diantara tumbukann lenting sempurna daan tumbukaan tidak lennting sama sekali. Pada tumbukkan lenting sebagian, beeberapa eneergi kinetik akan diu ubah menjaadi energi bunyi, paanas dan sebagainya. s Akibatny ya, energi kiinetik sebeluum tumbukaan lebih besaar daripada setelah tumbukan. t Hal ini seehingga padda tumbukaan lenting sebagian berlaku hukum h kekeekalan mom mentum, nam mun tidak berlaku hukum h kekekkalan energi. Contooh
tumbukkan
lentingg
sebagian
adalah
bola b
yang
bertumbuukan dengann lantai sehhingga tingggi lentingann bola tak seperti tinnggi awal seebelum bertu umbukan, seeperti pada gambar g 2.4 berikut:
Gambar 22.4 Bola yanng dijatuhkann ke atas lanntai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Hukum kekekalan energi mekanik: Energi kinetik
= Energi potensial
m v2 = m g h v2 = 2 g h v=
Keterangan: v = kecepatan benda (m/s) g = percepatan gravitasi (m/s2) h = tinggi (m) Persamaan koefisien restitusi untuk gerak jatuh bebas dapat diperoleh: e =
=
(karena v1 =
dan v1’ = -
2
Keterangan: e = koefisien restitusi v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s) v1’ = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s) h1= tinggi benda sebelum tumbukan (m) h2= tinggi benda setelah tumbukan (m) Koefisien restitusi untuk tumbukan lenting sebagian adalah: e=
∆ ∆
=
0 < e < 1 Ciri-ciri tumbukan lenting sebagian:
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
1. Kecepatan setelah tumbukan berkurang dari kecepatan sebelum tumbukan 2. Berlaku hukum kekekalan momentum 3. Energi kinetik sebelum tumbukan tidak sama dengan energi kinetik setelah tumbukan karena ada energi yang hilang 4. Koefisien restitusi : 0 < e < 1 c) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Tumbukan tidak lenting sama sekali yaitu tumbukan yang terjadi jika sesudah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak secara bersamaan, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan adalah sama. Kecepatan setelah tumbukan menjadi: v1’ = v2’ = v’, sehingga pada tumbukan ini berlaku: hukum kekekalan momentum: m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2 m1v1 + m2v2 = (m1 + m2)v’ Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, koefisien restitusinya adalah: e=
∆ ∆
=
= 0
(karena besar v2’ = v1’)
Keterangan: e = koefisien restitusi v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan (m/s)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
v1’ = kecepatan benda 1 setelah tumbukan (m/s) v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan (m/s) v2’ = kecepatan benda 2 setelah tumbukan (m/s) Contoh tumbukan tidak lenting sama sekali yaitu ayunan balistik dimana peluru tertanam di dalam balok sasaran, tabrakan mobil yang setelah tumbukan menyatu, dll. Ciri-ciri tumbukan tidak lenting sama sekali: 1. Setelah tumbukan benda menyatu atau saling menempel sehingga kecepatan kedua benda setelah bertumbukan sama besar 2. Berlaku hukum kekekalan momentum 3. Energi kinetik sebelum tumbukan tidak sama dengan energi kinetik setelah tumbukan karena ada energi yang hilang 4. Koefisien restitusi : e = 0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dan penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode analisis yaitu metode analisis kuantitatif dan metode analisis kualitatif. Penelitian ini termaksud dalam jenis penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini ada kelas eksperimen dimana siswa menerima treatment berupa pembelajaran fisika dengan menggunakan metode demonstrasi dan ada pula kelas kontrol dimana siswa menerima treatment berupa pembelajaran fisika dengan menggunakan metode ceramah. Penelitian ini termaksud juga dalam jenis penelitian deskriptif, karena dalam penelitian ini akan dideskripsikan minat siswa tentang pembelajaran fisika menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, karena untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta digunakan perhitungan statistik. Dalam penelitian ini juga digunakan metode analisis kualitatif, karena untuk mengetahui minat siswa dalam belajar fisika dengan menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls tidak digunakan perhitungan statistik.
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
B. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa 27 orang dan kelas XI IPA 3 dengan jumlah siswa 27 orang.
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan November – Desember 2013. D. Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:
Orientasi Sekolah
Membuat Instrumen Kegiatan Pembelajaran
Membuat Instrumen Pengumpulan Data
Pretes-Postes, Angket, Wawancara
RPP
Validitas Instrumen
LKS
Pretes Perlakuan Postes Angket Wawancara Menganalisis Data Membuat Kesimpulan
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Penjelasan untuk masing-masing prosedur di atas yaitu: 1. Orientasi sekolah Peneliti melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran fisika dan meminta izin untuk melaksanakan penelitian di sekolah. Selanjutnya peneliti melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran mengenai materi dan kelas yang akan digunakan untuk penelitian. 2. Membuat instrumen kegiatan pembelajaran Setelah konsultasi dengan pihak sekolah, kemudian dilanjutkan dengan membuat perangkat pembelajaran yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk masing-masing kelas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. 3. Membuat instrumen pengumpulan data Instrumen pengumpulan data berupa soal pretes dan postes, angket dan soal wawancara. 4. Validitas instrumen Setelah membuat instrumen pengumpulan data, kemudian instrumen pengumpulan data divalidasi oleh dua orang ahli. 5. Mengadakan pretes Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, diadakan pretes terlebih dahulu untuk mengetahui bagaimana pemahaman awal siswa tentang pokok bahasan momentum dan impuls. Pretes diadakan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
6. Melaksanakan perlakuan/treatment Melaksanakan perlakuan yaitu peneliti mengajar pokok bahasan momentum dan impuls dengan menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol dan menggunakan metode demonstrasi pada kelas eksperimen. Demonstrasi dilakukan di depan kelas oleh guru dan juga siswa sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 7. Mengadakan postes Setelah dilakukan perlakuan, dilanjutkan dengan memberikan postes kepada siswa baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran. 8. Mengisi angket Angket dilakukan setelah siswa selesai mengikuti postes. Angket ini hanya diisi oleh siswa kelas eksperimen yang telah mengikuti pembelajaran pada pokok bahasan momentum dan impuls dengan menggunakan metode demonstrasi. Tujuan dari angket adalah
untuk
mengetahui bagaimana minat siswa belajar fisika dengan menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls. 9. Melaksanakan wawancara Dari data angket yang diisi siswa, selanjutnya akan dilakukan wawancara kepada enam orang siswa dari kelas eksperimen sehingga dapat diketahui bagaimana minat dan alasan siswa berminat dalam belajar fisika dengan menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
10. Menganalisis data Semua data yang diperoleh dalam penelitian kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa atau tidak mengalami peningkatan. Serta dapat pula diketahui bagaimana minat siswa dalam belajar fisika dengan menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls. 11. Membuat kesimpulan Setelah data dianalisis, kemudian dibuat kesimpulan akhir dari penelitian tersebut sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.
E. Treatment Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang akan diteliti agar nantinya didapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010: 51). 1. Treatment pada kelas kontrol Treatment
pada
menggunakan metode
kelas
kontrol
yaitu
siswa
diajar
dengan
ceramah. Metode ceramah merupakan metode
pembelajaran umum yang telah dikenal oleh semua pengajar. Untuk memperlancar proses pembelajaran, guru akan membuat dan mengajar berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam proses pembelajaran akan dijelaskan materi pembelajaran oleh guru kemudian dilakukan latihan soal. Materi yang akan diajarkan kepada siswa adalah materi fisika pokok bahasan momentum dan impuls.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
2. Treatment pada kelas eksperimen Treatment pada kelas eksperimen yaitu siswa diajar dengan mengggunakan metode demonstrasi. Materi yang akan diajarkan sama dengan pada kelas kontrol yaitu materi fisika pokok bahasan momentum dan impuls. Untuk memperlancar proses pembelajaran, guru akan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan siswa akan dibantu dengan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru akan menjelaskan materi dengan didahului oleh demonstrasi alat peraga yang akan dibantu pula oleh siswa, kemudian dikuti dengan latihan soal.
F. Instrumen Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian berupa tes tertulis, angket, observasi, dokumentasi dan wawancara (Suparno, 2010: 56). Instrumen dalam penelitian ini berupa instrumen untuk kegiatan pembelajaran dan instrumen untuk pengumpulan data. a. Instrumen Kegiatan Pembelajaran Instrumen kegiatan pembelajaran terdiri dari dua yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat berisi tentang garis besar kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada saat penelitian. Sehingga dengan RPP ini akan membantu peneliti dalam mengelola waktu yang tepat agar apa yang mau disampaikan kepada siswa dapat terlaksanakan semua. RPP secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 5 dan lampiran 6. 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam penelitian ini adalah lembar kerja siswa dalam demonstrasi. Dengan adanya LKS dapat membantu peneliti dalam mengecek pemahaman siswa terhadap pokok bahasan momentum dan impuls. LKS secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 7, lampiran 8 dan lampiran 9. b. Instrumen pengumpulan data Instrumen untuk pengumpulan data meliputi: 1. Tes Awal (Pretes) dan Tes Akhir (Postes) Instrumen berupa tes tertulis diberikan kepada siswa sebanyak dua kali yaitu tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Tes awal dilakukan sebelum treatment diberikan kepada siswa. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal siswa atau mengetahui sejauh mana pengetahuan yang telah dimiliki siswa mengenai pokok bahasan momentum dan impuls. Tes akhir dilakukan setelah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
treatment diberikan kepada siswa. Tujuannya untuk mengukur pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran baik dengan metode demonstrasi maupun dengan metode ceramah. Soal untuk tes awal maupun tes akhir ini dibuat serupa serta memiliki bobot yang sama. Tes ini terdiri dari 7 butir soal esai, dimana tes esai ini adalah tes esai terbatas. Maksudnya adalah dengan soal tersebut siswa diberi kebebasan untuk menjawab apa yang ditanyakan namun arah jawabannya dibatasi sedemikian rupa sehingga kebebasan tersebut menjadi kebebasan yang terarah. Tes esai akan memudahkan peneliti dalam mengetahui peningkatan pemahaman siswa dalam memahami konsep momentum dan impuls serta menyelesaikan permasalahan tumbukan. Berikut adalah kisi-kisi soal esai untuk tes penelitian dalam tabel 3.1: Tabel 3.1 Kisi-kisi soal pretes dan postes Pokok Materi
Indikator Mendefinisikan momentum
Mome ntum dan Impul s
Tumb ukan
Mendefinisikan impuls Menyelesaikan persoalan yang dihadapi berkaitan dengan konsep momentum dan impuls Menyebutkan hukum kekekalan momentum Menggunakan hukum kekekalan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan
Aspek yang dicapai No. C1 C2 C3 C4 C5 C6 soal v - - - - - 1a v
-
-
-
-
-
1b
-
v
-
-
-
-
2
-
-
v
-
-
-
3a, 3b
v
-
-
-
-
-
4
-
-
v
-
-
-
5
-
-
-
v
-
-
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Mengaitkan hukum kekekalan energi mekanik dengan hukum kekekalan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan
-
-
-
v
-
-
7
Keterangan: C1: Hasil belajar kategori pengetahuan C2: Hasil belajar kategori pemahaman C3: Hasil belajar kategori penerapan C4: Hasil belajar kategori analisis C5: Hasil belajar kategori sintesis C6: Hasil belajar kategori evaluasi Pemberian skor untuk soal pretes dan postes dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2 Pemberian bobot untuk pretes dan postes Indikator Mendefinisikan momentum Mendefinisikan impuls
Menyelesaikan persoalan yang dihadapi berkaitan dengan konsep momentum dan impuls
No Soal Tes Bobot Soal 1a Definisikanlah yang anda ketahui 4 tentang momentum! 1b Definisikanlah yang anda ketahui 4 tentang impuls! Ketika dua buah bus identik bertabrakan dari arah yang berlawanan dengan kecepatan yang sama, manakah yang lebih membahayakan penumpang apabila 8 2 setelah tabrakan bus tersebut saling terpental atau saling berimpitan? Mengapa? (jawaban dikaitkan dengan konsep momentum dan impuls) Sebuah bola tenis dengan massa 0,5 kg dipukul dengan gaya F dari keadaan diam, sehingga bola 3a 12 bergerak dengan kecepatan 12 m/s. Bila pemukul menyentuh bola selama 0,02 sekon, tentukanlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
kator Indik
N No Soal
Soal T Tes
perubah han momentuum benda! b tenis deengan massa 0,5 Sebuah bola kg dipuukul dengann gaya F dari d keadaan diam, sehingga s b bola 3 bergerakk dengan keccepatan 12 m/s. 3b m Bila pemukul p meenyentuh bola b selama 0,02 0 sekon, teentukanlah beesar gaya F yang y bekerja pada p benda! Menyeebutkan hukum kekekalan k momeentum
4
5 Mengg gunakan hukum kekekalan k momentuum untuk menyellesaikan massalah tumbbukan
Menggaitkan hukum kekekalan k energi mekanik m dengann hukum kekekkalan momentuum untuk menyellesaikan massalah tumbbukan
6
7
buunyi hukuum Sebutkaanlah kekekallan momentuum yang annda ketahui! Olive menjatuhkan m bbola basket dari d ketingggian 5 m kkemudian bola b menum mbuk latai dan meman ntul setinggii 3,2 m. B Berapakah beesar koefisieen restitusi bola bassket dengan lantai? Balok C dan D bbergerak denggan arah saling berlaw wanan, masinngmasing memiliki m massa 2kg dan d 3kg. Jikka kecepatann gerak masinngmasing balok C ddan D sebeluum bertumb bukan adalahh 3m/s dan 2m m/s, tentukanlah keceppatan masinngmasing balok teersebut seteelah bertumb bukan lentingg sempurna! Sebuah peluru denggan massa 100 g ditembaakan ke balok ayunnan balistik k dimana masssa balok adaalah 1,5 kgg. Panjang kawat ayunnan adalah 2m. Jika setelah peluuru bersaran ng dalam balok, kaw wat ayunan bergerak hiingga mencaapai tinggi maksimum dengan beesar sudut teerhadap bidang vertical 60°, 6 maka berapakah b keecepatan peluuru sebelum m mengenai bbalok? Gam mbar soal:
Jumlah bobot soal = 1000
Bobot
12
5
15
20
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
2. Angket Minat Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2010: 61). Angket dalam penelitian ini berupa angket tertutup karena respon tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Angket ini berbentuk pilihan ganda yang berisi pernyataan berkaitan dengan minat siswa dalam
pembelajaran
pokok
bahasan
momentum
dan
impuls
menggunakan metode demonstrasi. Angket ini diisi secara langsung oleh siswa kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi. Ada empat pilihan jawaban yang disediakan peneliti yaitu: Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Butir-butir pertanyaan dalam angket sesuai dengan indikator minat yang akan dicapai seperti terlampir dalam tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Kisi-kisi minat siswa belajar fisika menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls Aspek minat
Indikator minat
Merasa senang
Senang mengikuti pelajaran fisika dengan metode demonstrasi Merasa puas Merasa puas karena dapat berpikir secara kreatif Keikutsertaan Ikut serta dalam proses pelajaran fisika dengan metode demonstrasi Merasa Tertantang untuk mengerjakan sesuatu Tertantang dalam proses pembelajaran Usaha Usaha yang dilakukan dalam proses pembelajaran Konsentrasi dan Konsentrasi dan keseriusan dalam Keseriusan mengikuti setiap kegiatan dalam proses pelajaran fisika dengan metode
Nomor soal 1,2 6, 11 7, 10 12, 13 8, 14 3, 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Tanggapan
demonstrasi Tanggapan terhadap metode demonstrasi dalam proses pelajaran fisika
5, 9, 15
Contoh pernyataan-pernyataan dalam angket minat: 1) Saya tertarik belajar fisika menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls a. Sangat tertarik
c. Tidak tertarik
b. Tertarik
d. Sangat tidak tertarik
2) Saya senang belajar fisika menggunakan metode demonstrasi dalam pokok bahasan momentum dan impuls a. Sangat senang
c. Tidak senang
b. Senang
d. Sangat tidak senang
Angket minat yang lengkap dapat dilihat pada lampiran 13. 3. Wawancara Wawancara dilakukan setelah siswa kelas eksperimen mengisi angket. Dalam pengambilan data wawancara ini, tidak semua siswa diwawancara namun hanya perwakilan siswa dari masing-masing kategori seperti berikut ini: 1) Memperoleh nilai pretes rendah, postes rendah dan minat yang rendah. 2) Memperoleh nilai pretes rendah, postes tinggi dan minat yang rendah. 3) Memperoleh nilai pretes tinggi, postes tinggi dan minat yang rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
4) Memperoleh nilai pretes rendah, postes rendah dan minat yang tinggi. 5) Memperoleh nilai pretes rendah, postes tinggi dan minat yang tinggi. 6) Memperoleh nilai pretes tinggi, postes tinggi dan minat yang tinggi. Wawancara yang dipakai adalah wawancara bebas terpimpin. Maksudnya adalah dalam pelaksanaannya, pewawancara tidak hanya bertanya dari beberapa daftar pertanyaan yang telah dibuat tapi juga dapat bertanya apa saja diluar daftar pertanyaan yang telah dibuat namun tidak keluar dari konteks tujuan wawancara. Tujuan dari wawancara ini adalah mengetahui untuk mengetahui bagaimana minat siswa dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dalam kaitannya dengan peningkatan hasil belajar siswa serta alasannya. Soal wawancara dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4 Soal wawancara bagi siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi No 1
Soal Wawancara Bagaimana menurut kamu pembelajaran dengan metode demonstrasi seperti yang telah kamu ikuti? Alasannya?
2
Bagaimana perasaan kamu saat megikuti pembelajaran fisika dengan metode demonstrasi?
3
Dari hasil angket, kamu (kurang berminat, sangat berminat) dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi sedangkan dari hasil pretes kamu tergolong (tinggi, rendah) dan hasil postes kamu tergolong (tinggi, rendah). Mengapa demikian? Alasannya?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
4
Apakah kamu lebih mudah belajar dengan adanya demonstrasi? Alasannya?
5
Kesulitan apa yang kamu hadapi ketika belajar dengan metode demonstrasi?
6
Apa usaha yang kamu lakukan bila susah memahami materi pelajaran fisika?
G. Validitas Instrumen Menurut Suparno (2010), validitas adalah mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur yaitu apakah sesuai dengan tujuan penelitian. Pada penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi (content validity). Instrumen yang akan divalidasi dalam penelitian ini adalah instrumen pengumpulan data yang terdiri dari: (a) soal-soal pretes dan postes, (b) angket dan (c) soal-soal wawancara. Instrumen dalam penelitian ini divalidasi dengan cara dikonsultasikan pada dua orang ahli yaitu seorang dosen dari program studi pendidikan fisika Universitas Sanata Dharma dan seorang guru mata pelajaran fisika di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil validasi instrumen secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 3 dan lampiran 4.
H. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah: 1. Data hasil belajar siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Data ini diambil melalui hasil tes kemampuan awal (pretes) dan hasil tes kemampuan akhir (postes) yang dilakukan. Dimana pretes akan dilakukan sebelum siswa menggikuti proses pembelajaran fisika dengan metode ceramah untuk kelas kontrol dan metode demonstrasi untuk kelas eksperimen pada pokok bahasan momentum dan impuls. Sedangkan
postes
akan
dilakukan
setelah
siswa
mengikuti
pembelajaran fisika dengan metode ceramah untuk kelas kontrol dan metode demonstrasi untuk kelas eksperimen pada pokok bahasan momentum dan impuls. 2. Data angket Angket akan dibagikan untuk langsung diisi oleh semua siswa kelas eksperimen setelah mengikuti proses pembelajaran fisika menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls. 3. Data Wawancara Wawancara akan dilaksanakan setelah angket diisi oleh siswa dari kelas eksperimen. Dari data angket dan hasil belajar pretes dan postes, peneliti akan mewawancara perwakilan siswa yang tergolong dalam kategori-kategori berikut: 1) Memperoleh nilai pretes rendah, postes rendah dan minat yang rendah. 2) Memperoleh nilai pretes rendah, postes tinggi dan minat yang rendah. 3) Memperoleh nilai pretes tinggi, postes tinggi dan minat yang rendah. 4) Memperoleh nilai pretes rendah, postes rendah dan minat yang tinggi. 5) Memperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
nilai pretes rendah, postes tinggi dan minat yang tinggi. 6) Memperoleh nilai pretes tinggi, postes tinggi dan minat yang tinggi.
I. Metode Analisis Data 1. Metode Kuantitatif Data yang dikumpulkan akan dianalisis menggunakan program SPSS for windows versi 16.0 dengan analisis uji statistik menggunakan twotailed tes dengan level signifikan: α= 0,05
pada komputer yang
meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas menggunakan data pretes dan postes untuk masing-masing kelas, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Uji normalitas merupakan suatu uji prasyarat sehingga data penelitian ini dapat dianalisis secara statistik. Dalam uji normalitas, data akan diuji menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dalam penelitian terdistribusi normal atau tidak. Bila data terdistribusi normal, data tersebut dapat diuji dengan menggunakan statistik parametrik. Bila data terdistribusi tidak normal, data tersebut dapat diuji dengan menggunakan statistik nonparametrik. Statistik parametrik adalah prosedur analisis statistik yang memerlukan pemenuhan atas persyaratan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
asumsi-asumsi dasar distribusi data pada variabel yang digunakan dalam analisis (Budi, 2006: 75).
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dari data pretes siswa baik kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji homogenitas ini akan menggunakan uji t untuk dua kelompok independen. Tujuan dari uji homogenitas adalah untuk mengetahui apakah kedua kelas yang akan diteliti memiliki varians yang sama atau tidak serta dengan kata lain uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas yang diteliti memiliki keadaan yang sama (homogen) atau berbeda. c. Uji t Uji t dalam penelitian ini meliputi: 1) Uji t untuk kelompok dependen Uji ini dilakukan untuk mengetes dua kelompok yang dependen, atau satu kelompok yang di tes dua kali yaitu pada pretes dan postes (Suparno, 2010). Uji ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada masing-masing kelas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Data yang diuji untuk masing-masing perhitungan: (a) Nilai pretes dan postes pada kelas eksperimen (b) Nilai pretes dan postes pada kelas kontrol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
2) Uji t untuk dua kelompok independen Uji ini digunakan untuk membandingkan dua kelompok yang independen. Pada penelitian ini, uji t untuk dua kelompok independen digunakan untuk membandingkan apakah hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi lebih meningkatkan dari pada hasil belajar siswa dengan metode ceramah. Uji t untuk dua kelompok independen juga digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut setaraf (uji homogenitas). Data yang diuji dengan uji t untuk dua kelompok independen yaitu: (a) Nilai pretes dari kelas eksperimen dan nilai pretes dari kelas kontrol (uji homogenitas) (b) Nilai postes dari kelas eksperimen dan nilai postes dari kelas kontrol
2. Metode Kualitatif Menganalisis data minat siswa: a. Hasil angket Peneliti menggunakan angket yang didesain sedemikian rupa untuk mengetahui minat siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika dengan menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls. Angket ini terdiri dari 15 soal dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
memuat 4 pilihan jawaban. Skor untuk masing-masing pilihan yaitu Sangat Setuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Selanjutnya skor yang diperoleh setiap siswa dikelompokkan dalam tabel 3.5 interval minat. Cara menentukan interval skornya adalah sebagai berikut: skor maksimum – skor minimum dibagi jumlah kriteria yang diinginkan. Dengan 4 kriteria sesuai yang ada maka dapat diperoleh interval minat seperti pada tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Interval minat Interval skor Kriteria 46 – 60 Sangat berminat 31 – 45 Berminat 16 – 30 Tidak berminat <15 Sangat Tidak Berminat Selanjutnya, untuk menghitung presentase jumlah siswa untuk masing-masing kriteria digunakan cara: Presentase (%) =
J J
x 100%
Hasil presentase tersebut dapat diisi seperti pada tabel 3.6 berikut: Tabel 3.6 Distribusi frekuensi minat siswa kelas eksperimen Interval Jumlah Presentase (%) Kriteria skor siswa Jumlah Siswa Sangat berminat 46 – 60 Berminat 31 – 45 Tidak berminat 16 – 30 Sangat Tidak Berminat <15 b. Hasil wawancara Data hasil wawancara akan dideskripsikan apa adanya untuk memperkuat analisis data mengenai minat siswa belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
fisika menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada sebuah sekolah swasta di Kota Yogyakarta yaitu di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini dimulai dari tanggal 15 November sampai tanggal 19 Desember 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 yang berjumlah 27 orang dan siswa kelas XI IPA 3 yang berjumlah 27 orang. Kelas XI IPA 2 dipilih sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 dipilih sebagai kelas kontrol. Awalnya pada bulan september 2013 peneliti hanya berkonsultasi dengan guru mata pelajaran fisika kelas XI IPA tentang penelitian yang akan dilaksanakan serta mengkonsultasikan materi yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya peneliti
mulai membuat instrumen
penelitian dan memasukan surat izin penelitian untuk melaksanakan penelitian di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Setelah mendapatkan izin dari pihak sekolah, peneliti berkonsultasi dengan guru mata pelajaran fisika untuk membahas tentang jadwal pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam lima tahap untuk kelas eksperimen dan tiga tahap untuk kelas kontrol. Tahap pertama adalah pemberian tes awal atau pretes kepada masing-masing siswa baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Tujuan dari tahap ini untuk memperoleh data
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
bagaimana pemahaman awal siswa mengenai pokok bahasan momentum dan impuls. Data pada tahap pertama ini juga akan digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki keadaan awal yang sama atau berbeda dengan melakukan uji homogenitas. Tahap kedua adalah memberikan perlakuan yaitu pembelajaran dengan metode demonstrasi pada kelas eksperimen dan pembelajaran dengan metode ceramah pada kelas kontrol. Tahap ketiga adalah pemberian tes akhir bagi siswa baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Hal ini agar peneliti dapat mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan metode belajar manakah yang lebih meningkatkan hasil belajar siswa tersebut pada pokok bahasan momentum dan impuls. Tahap keempat adalah membagikan angket bagi siswa kelas eksperimen. Tujuan dari tahap ini adalah peneliti dapat memperoleh informasi mengenai minat siswa dalam belajar fisika menggunakan metode demonstrasi khususnya pada pokok bahasan momentum dan impuls. Tahap kelima adalah wawancara beberapa siswa yang mewakili kelas XI IPA untuk mengetahui lebih dalam bagaimana pendapat, minat serta alasan siswa dalam belajar fisika menggunakan metode demonstrasi khususnya pada pokok bahasan momentum dan impuls. Jadwal pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol secara ringkas disajikan pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 berikut di bawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen Hari dan tanggal pelaksanaan Jumat, 15 November 2013
Waktu
Pelaksanaan penelitian
07.00-07.45 WIB
Perkenalan dan memberikan pretes Malakukan demonstrasi untuk sub bab momentum dan impuls
07.45-8.30 WIB
Mengerjakan soal pretes Melakukan demonstrasi dan mengisi LKS Membahas isi LKS yang telah dikerjakan, memperhatikan penjelasan materi dan mengerjakan soal latihan Melakukan demonstrasi dan mengisi LKS Membahas isi LKS yang telah dikerjakan, memperhatikan penjelasan materi dan mengerjakan soal latihan
Senin, 18 November 2013
12.00-13.30 WIB
Pembahasan demonstrasi dan penjelasan sub bab momentum dan impuls
Selasa, 19 November 2013
12.45-13.30 WIB
Malakukan demonstrasi untuk sub bab hukum kekekalan momentum
Jumat, 22 November 2013
07.00-08.30 WIB
Pembahasan demonstrasi dan penjelasan sub bab hukum kekekalan momentum
Selasa, 26 November 2013
12.45-13.30 WIB
Latihan soal
Mengerjakan latihan soal
07.00-08.30 WIB
Malakukan demonstrasi untuk sub bab tumbukan, pembahasan demonstrasi dan penjelasan materi
Melakukan demonstrasi, mengisi LKS dan membahas isi LKS yang telah dikerjakan serta memperhatikan penjelasan materi
12.00-13.30 WIB
Melanjutkan penjelasan materi dan latihan soal
Mengerjakan latihan soal
12.45-13.30 WIB
Latihan soal
Mengerjakan latihan soal
07.00-08.30 WIB
Memberikan postes
Mengerjakan soal postes
Jumat, 29 November 2013
Senin, 2 Desember 2013 Selasa, 3 Desember 2013 Jumat, 6 Desember 2013
Hal yang dilakukan oleh siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Tabel 4.2 Jadwal pelaksanaan penelitian pada kelas kontrol Hari dan tanggal pelaksanaan Jumat, 15 November 2013
Waktu
Pelaksanaan penelitian
10.1511.00 WIB
Perkenalan dan memberikan pretes Menjelaskan materi sub bab momentum dan impuls
11.0011.45 WIB
Hal yang dilakukan oleh siswa Mengerjakan soal pretes Memperhatikan penjelasan materi
Senin, 18 November 2013
10.1511.45 WIB
Melanjutkan penjelasan materi dan latihan soal
Memperhatikan penjelasan materi dan mengerjakan soal latihan
Selasa, 19 November 2013
12.0012.45 WIB
Latihan soal
Mengerjakan latihan soal
Jumat, 22 November 2013
10.1511.45 WIB
Menjelaskan materi sub bab hukum kekekalan momentum dan latihan soal
Memperhatikan penjelasan materi dan mengerjakan soal latihan
12.0012.45 WIB
Latihan soal
Mengerjakan latihan soal
10.1511.45 WIB
Menjelaskan materi sub bab tumbukan
Memperhatikan penjelasan materi
10.1511.45 WIB
Melanjutkan penjelasan materi dan latihan soal
Memperhatikan penjelasan materi dan mengerjakan soal latihan
12.0012.45 WIB
Latihan soal
Mengerjakan latihan soal
10.1511.45 WIB
Memberikan postes
Mengerjakan soal postes
Selasa, 26 November 2013 Jumat, 29 November 2013 Senin, 2 Desember 2013 Selasa, 3 Desember 2013 Jumat, 6 Desember 2013
Setelah siswa kelas eksperimen mengikuti proses pembelajaran fisika pokok bahasan momentum dan impuls, pada hari Sealasa, tanggal 3 Desember 2013 siswa diminta untuk mengisi angket. Selanjutnya dilakukan wawancara setelah data hasil belajar dan angket selesai dianalisis. Wawancara dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Desember 2013. Siswa yang diwawancara berjumlah 6 orang. Wawancara ini merupakan tahap terakhir dalam pengumpulan data penelitian.
B. Data Penelitian dan Analisis 1. Data penelitian hasil belajar dan analisis hasil belajar Berikut akan dijabarkan data penelitian dalam tabel 4.3 berupa nilai pretes, nilai postes dan peningkatan hasil belajar siswa untuk pembelajaran pokok bahasan momentum dan impuls bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.3 Nilai pretes, nilai postes dan peningkatan hasil belajar untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol Kelas Eksperimen Kode siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23
Pretes 15.5 15.5 18.5 17 25 5.5 7.5 7.5 13.5 4.5 16.5 16.5 17 19 19 28 14.5 17 9.5 16 5.5 11 13.5
Kelas Kontrol
PostKode Peningkatan tes siswa 76 60.5 B1 94 78.5 B2 66 47.5 B3 82 65 B4 84.5 59.5 B5 65.5 60 B6 55.5 48 B7 89 81.5 B8 95 81.5 B9 92 87.5 B10 67 50.5 B11 91.5 75 B12 78.5 61.5 B13 68 49 B14 76 57 B15 93 65 B16 80 65.5 B17 67.5 50.5 B18 78 68.5 B19 91 75 B20 41 35.5 B21 91 80 B22 73 59.5 B23
Pretest 26 8.5 26.5 22 8.5 8.5 18 22 18.5 14.5 5 2 5 7 7 12 9.5 30.5 20 17.5 15 5.5 23
PostPeningkatan test 56.5 30.5 82 73.5 87 60.5 54 32 80 71.5 64.5 56 62 30.5 52.5 73.5 55 60.5 72 32 41 71.5 89 56 94 89 93 86 75 68 46 34 66 56.5 92 61.5 90 70 59 41.5 55 40 81 75.5 86 63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
A24 A25 A26 A27 Ratarata
21.5 77 28 85.5 16.5 78.5 14.5 64.5 15.32 77.79
55.5 57.5 62 50 62.48
B24 B25 B26 B27
14.5 8 9 0.5 13.48
78 69 82 85 72.09
63.5 61 73 84.5 58.61
a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dalam penelitian terdistribusi normal atau tidak. Bila data terdistribusi normal, data tersebut dapat diuji dengan menggunakan statistik parametrik. Bila data terdistribusi tidak normal, data tersebut dapat diuji dengan menggunakan statistik nonparametrik. Sehingga dilakukan uji normalitas untuk masing-masing data yaitu data pretes untuk kelas kontrol, data postes untuk kelas kontrol, data pretes untuk kelas eksperimen dan data postes untuk kelas eksperimen. Masing-masing data tersebut akan diuji menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Hasil uji normalitas menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov untuk pretes-postes dari kelas kontrol dan pretes-postes dari kelas eksperimen IPA 2 IPA 2 IPA 3 IPA 3 pretes postes pretes postes N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
27 15.315 6.1911 .133 .133 -.125 .694 .722
27 27 27 77.796 13.481 72.093 13.0798 8.0736 15.7474 .137 .171 .112 .098 .171 .094 -.137 -.112 -.077 .710 .886 .582 .694 .412 .887
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Hipotesis: Ho: Tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal, artinya data berdistribusi normal Ha: Terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal, artinya data tidak berdistribusi normal Analisis: Jika nilai probabilitas (Asymp. sig. 2-tailed) > 0,05, Ho diterima; dan jika nilai probabilitas (Asymp. sig. 2-tailed) < 0,05, Ho ditolak. Dari tabel 4.4, karena nilai probabilitas (Asymp. sig. 2-tailed) untuk masing-masing data yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen > 0,05, maka Ho diterima yaitu tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. Artinya data-data tersebut berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah sebelum diberikan perlakuan, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki varian yang sama atau tidak, serta dapat mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata kedua kelas secara signifikan. Data yang digunakan dalam uji homogenitas adalah data hasil pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas ini menggunakan uji t untuk dua kelompok independen pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
program SPSS for windows versi 16.0. Berikut adalah hasil analisis SPSS dari kedua kelas dalam tabel 4.5 dan tabel 4.6 Tabel 4.5 Output bagian pertama uji t untuk uji homogenitas Group Statistics Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretes 2
27
15.315
6.1911
1.1915
3
27
13.481
8.0736
1.5538
Tabel 4.6 Output bagian kedua uji t untuk untuk uji homogenitas Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Nilai Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig.
T
4.395 .041 .936
df
Sig. Std. (2- Mean Error taile Differe Differe d) nce nce Lower
Upper
52 .353 1.8333 1.9580 -2.0957 5.7624
.936 48.721 .354 1.8333 1.9580 -2.1020 5.7687
1) Uji varians Uji varians dilakukan untuk melihat kesamaan varians pada kedua kelas. Hipotesis untuk uji varians: Ho: Varians kedua kelas adalah identik Ha: Varians kedua kelas adalah tidak identik Analisis:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Jika nilai probabilitas (sig. 2-tailed) > 0,05, Ho diterima; dan jika nilai probabilitas (sig. 2-tailed) < 0,05, Ho ditolak. Dari tabel 4.6, terlihat bahwa F untuk nilai pretes memiliki nilai equel variance assumed adalah 4,395 dengan nilai probabilitas (sig. 2-tailed) = 0,353 > 0,05, maka Ho diterima yaitu varians kedua kelas adalah identik . Ini berarti bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama. 2) Uji t independen Dengan uji t independen, kita dapat melihat ada tidaknya perbedaan hasil belajar dari kedua kelas. Hipotesis uji t: Ho: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen Ha: Terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen Analisis: Jika nilai probabilitas (sig. 2-tailed) > 0,05, Ho diterima; dan jika nilai probabilitas (sig. 2-tailed) < 0,05, Ho ditolak. Dari tabel 4.6, karena nilai probabilitas (sig. 2-tailed) = 0,353 > 0,05, maka Ho diterima yaitu tidak terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Ini berarti bahwa keadaan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan atau homogen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
c. Uji t 1) Uji t untuk kelompok dependen a) Pretes-Postes Kelas Eksperimen Uji t untuk kelompok dependen di sini bermaksud untuk mengetahui kemampuan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan metode demonstrasi, sehingga dapat diketahui apakah metode ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa atau tidak. Data yang diperlukan adalah nilai pretes dan postes dari kelas eksperimen yang dianalisis menggunakan program SPSS for windows versi 16.0. Berikut adalah hasil analisis SPSS untuk nilai pretes-postes pada kelas eksperimen seperti pada tabel 4.7, tabel 4.8 dan tabel 4.9: Tabel 4.7 Output bagian pertama uji t untuk pretes-postes kelas eksperimen Paired Samples Statistics Mean Pair 1
pretes postes
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
15.315
27
6.1911
1.1915
77.796
27
13.0798
2.5172
Tabel 4.8 Output bagian kedua uji t untuk pretes-postes kelas eksperimen Paired Samples Correlations N Pair 1
pretes & postes
27
Correlation .295
Sig. .136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Tabel 4.9 Output bagian ketiga uji t untuk pretes-postes kelas eksperimen Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean
Mean Pair 1 pretes postes
-62.4815
12.7154
2.4471
Sig. (2tailed df )
Lower
Upper
t
-67.5115
-57.4514 -25.533 26
.000
Hipotesis uji-t: Ho: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran Ha: Terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran Analisis: Jika nilai probabilitas (sig. 2-tailed) > 0,05, Ho diterima; dan jika nilai probabilitas (sig. 2-tailed)
< 0,05, Ho
ditolak. Dari tabel 4.9, karena nilai probabilitas (sig. 2-tailed) = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Ini berarti bahwa nilai postes siswa lebih baik dari nilai pretes. Maka pembelajaran
dengan
metode
meningkatkan hasil belajar siswa.
demonstrasi
dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
b) Pretes-Postes Kelas Kontrol Uji t untuk kelompok dependen di sini bermaksud untuk mengetahui
kemampuan
siswa
setelah
dilakukan
pembelajaran dengan metode ceramah, sehingga dapat diketahui apakah metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak. Data yang diperlukan adalah nilai pretes dan postes dari kelas kontrol yang dianalisis menggunakan program SPSS for windows versi 16.0. Berikut adalah hasil analisis uji t SPSS seperti pada tabel 4.10, tabel 4.11 dan tabel 4.12: Tabel 4.10 Output bagian pertama uji t untuk pretes-postes kelas kontrol Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
pretes
13.481
27
8.0736
1.5538
postes
72.093
27
15.7474
3.0306
Tabel 4.11 Output bagian kedua uji t untuk pretes-postes kelas kontrol Paired Samples Correlations N Pair 1
Correlation
pretes & postes
27
Sig.
-.140
.486
Tabel 4.12 Output bagian ketiga uji t untuk pretes-postes kelas kontrol Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair 1 pretes postes
-58.6111
Std. Deviation 18.6755
95% Confidence Interval of the Difference
Sig. (2taile df d)
Std. Error Mean
Lower
Upper
3.5941
-65.9989
-51.2233 -16.308 26 .000
t
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Hipotesis uji-t: Ho: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran Ha: Terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran Analisis: Jika nilai probabilitas (sig. 2-tailed) > 0,05, Ho diterima; dan jika nilai probabilitas (sig. 2-tailed)
< 0,05, Ho
ditolak. Dari tabel 4.12, karena nilai probabilitas (sig. 2-tailed) = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Ini berarti bahwa nilai postes siswa lebih baik dari nilai pretes. Maka pembelajaran
dengan
metode
ceramah
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Uji t untuk kelompok independen Untuk mengetahui metode mana yang lebih meningkatkan hasil
belajar
siswa
atau
dengan
kata
lain
untuk
membandingkan apakah hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan metode ceramah atau sebaliknya, dilakukan uji t untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
kelompok independen. Data yang digunakan adalah nilai postes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut adalah hasil analisis SPSS untuk kelompok yang independen seperti ditunjukkan pada tabel 4.13 dan tabel 4.14: Tabel 4.13 Output bagian pertama uji t untuk membandingkan peningkatan hasil belajar Group Statistics Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
postes 2
27
77.796
13.0798
2.5172
3
27
72.093
15.7474
3.0306
Tabel 4.14 Output bagian kedua uji t untuk membandingkan peningkatan hasil belajar Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F postes Equal variances assumed
Sig.
t-test for Equality of Means
T
2.900 .095 1.448
Equal variances not assumed
df
Sig. Std. 95% Confidence Interval of the (2- Mean Error Difference taile Differe Differe d) nce nce Lower Upper 52 .154 5.7037 3.9397 -2.2018 13.6092
1.448 50.306 .154 5.7037 3.9397 -2. 2081 13.6155
Hipotesis uji t: Ho: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol Ha: Terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Analisis: Jika nilai probabilitas (sig. 2-tailed) > 0,05, Ho diterima; dan jika nilai probabilitas (sig. 2-tailed) < 0,05, Ho ditolak dan Ha diterima. Dari tabel 4.14, karena nilai probabilitas (sig. 2-tailed) = 0,154 > 0,05, maka Ho diterima yaitu tidak terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Data penelitian minat dan analisis minat Minat
siswa
SMA
Pangudi
Luhur
Yogyakarta
mengenai
pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat diketahui dari jawaban angket yang telah diisi oleh siswa sendiri. Jawaban angket dari siswa kelas eksperimen diberi skor sesuai dengan ketentuan yang telah dikemukakan di BAB III. Tabel 4.15 di bawah ini adalah data dari angket minat: Tabel 4.15 Tingkat minat siswa kelas eksperimen terhadap pembelajaran fisika dengan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls Kode Siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12
Skor 48 35 46 55 42 52 57 43 45 41 43 45
Tingkat Minat Sangat Berminat Berminat Sangat Berminat Sangat Berminat Berminat Sangat Berminat Sangat Berminat Berminat Berminat Berminat Berminat Berminat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27
50 49 45 39 45 45 51 36 45 50 43 43 33 49 41
Sangat Berminat Sangat Berminat Berminat Berminat Berminat Berminat Sangat Berminat Berminat Berminat Sangat Berminat Berminat Berminat Berminat Sangat Berminat Berminat Sangat berminat: 10 Berminat: 17 Tidak berminat: 0 Sangat tidak berminat: 0
Jumlah:
3. Transkip wawancara Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran dengan metode demonstrasi selesai dilaksanakan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa serta bagaimana minat dan alasan
mereka
tentang
metode
pembelajaran
dengan
metode
demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls. Wawancara dilakukan pada enam orang siswa yaitu dengan kategori: a) Memperoleh nilai pretes rendah, postes rendah dan minat yang rendah. b) Memperoleh nilai pretes rendah, postes tinggi dan minat yang rendah. c) Memperoleh nilai pretes tinggi, postes tinggi dan minat yang rendah. d) Memperoleh nilai pretes rendah, postes rendah dan minat yang tinggi. e) Memperoleh nilai pretes rendah, postes tinggi dan minat yang tinggi. f) Memperoleh nilai pretes tinggi, postes tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
dan minat yang tinggi. Hasil wawancara disajikan sebagai berikut dengan keterangan P adalah peneliti dan S adalah siswa: a. Siswa dengan kode A21 yang memiliki nilai pretes rendah, nilai postes rendah dan minat yang rendah: P: Menurut kamu pembelajaran dengan metode demonstrasi kemaren gimana? S: Ya sebenarnya lebih efektif mba tapi yang ga mendukung itu kelasnya mba, soalnya kelasnya pada rame sendiri jadi yang lain sebenarnya pengen serius jadi ikut rame. P: Perasaan kamu saat mengikuti demonstrasi bagaimana? S: Tertarik P: Pernah mengikuti pembelajaran dengan demonstrasi sebelumnya? S: Pernah mba P: Itu waktu kelas berapa dan siapa gurunya? S: Waktu SMP, gurunya lupa mba P: Maksudnya selama berada di SMA Pengudi Luhur! S: Pernah mba, tapi bukan dengan guru mata pelajaran sekarang P: Kalau dilihat dari hasil pretes dan postes, Kamu memperoleh nilai yang belum tuntas dan coba kamu ceritakan bagaimana cara kamu belajar! S: Ya karena kurang belajar, banyak tugas mata pelajaran yang lain, fotokopian yang dikasih sering hilang P: Kamu lebih mudah belajar dengan metode demonstrasi atau dengan ceramah? S: Demonstrasi tapi mbanya kalau ngajar harus lebih tegas lagi, kalau ada yang rame marahin aja ga apa mba biar pada ga rame P: Apakah kamu jadi kurang konsentrasi dalam belajar? S: Iya mba, yang lain rame ya saya jadi ikut rame mba P: Kesulitan apa yang kamu alami saat belajar dengan demonstrasi? S: Sulit dipahami demonstrasinya P: Maksudnya apa yang didemonstrasikan itu sulit dimengerti? S: Gini mba, kitakan belum pernah belajar sebelumnya tentang itu terus mbanya minta mikir sendiri dulu tanpa lihat di buku makanya agak sulit mba
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
P: Kalau alat demonstrasinya apakah sudah pas atau masih terlalu sederhana? S: Udah pas mba. P: Apa usaha-usaha kamu untuk mengatasi kesulitan tersebut? S: Belajar lebih giat, banyak membaca dan berusaha untuk lebih konsentrasi saat pelajaran P: Apakah kamu mengikuti les tambahan di luar sekolah? S: Ngga mba P: Berapa kali kamu belajar fisika dalam seminggu? S: Kalau ada ulangan baru belajar mba b. Siswa dengan kode A25 yang memiliki nilai pretes tinggi, nilai postes tinggi dan minat yang rendah: P: Bagaimana menurut kamu pembelajaran dengan metode demonstrasi? S: Kurang efektif P: Alasannya? S: Soalnya kalau dijelasin kayak gitu belum tentu semua orang di kelas pada merhatiin. Mbanya juga kurang tegas kalau siswanya ribut. P: Perasaan kamu saat mengikuti demonstrasi tuh gimana? S: Biasa aja P: Pernah belajar fisika dengan demonstrasi? S: Kayaknya belum pernah. Dulu pernah deng, demonstrasi sama pak guru kelas XI di lab P: Mengapa kamu kurang berminat dengan demostrasi? S: Soalnya lebih enak dijelasin langsung di papan tulis gitu loh. Lebih enak langsung ditulis P: Kamu lebih suka metode ceramah? S: Ya, tapi juga ga ngomong toh tapi tuh kita juga habis dijelasin trus ngerjain soal ga pake demonstrasi jadi ga bingung P: Jadi habis dijelasin langsung latihan soal? S: Iya jadi to the point gituloh mba P: Apa ga perlu tanya-tanya dulu yang lain-lain gitu? S: Iya, nanti kalau ga bisa ngerjain soalnya ya bisa nanya-nanya P: Jadi kamu lebih suka kerja soal ya? S: He’e mending kayak gitu P: Lebih suka belajar yang diberitahu guru atau mencari tahu sendiri?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
S: Diberitahu sama gurus P: Hasil pretes dan postes kamu tinggi semua, tetapi kamu kurang berminat dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi, itu alasannya kenapa? S: Waktu dijelasin mbanya, akukan kurang enak sama metode kayak gitu terus dirumahkan aku belajar lagi jadi aku bacabaca sendiri lagi sama aku tanya-tanya ke guru les P: Menurut kamu alat demonstrasi yang digunakan apakah sudah pas atau kurang tepat untuk demonstrasi? S: Uda pas mba P: Kesulitan apa yang kamu hadapi saat belajar fisika dengan demonstrasi? S: Kurang fokus, banyak yang ngomong aku juga ngomong jadinya P: Dalam seminggu belajar fisika berapa kali? S: Tiga kali P: Kalau mau ada ulangan, belajarnya lebih banyak waktunya atau sama aja kayak biasanya? S: Lebih banyak tapi malah kadang belajarnya pas mau ulangan c. Siswa dengan kode A10 yang memiliki nilai pretes rendah, nilai postes tinggi dan minat yang rendah P: S: P: S: P: S: P: S: P:
S:
Bagaimana menurut kamu pembelajaran dengan metode demonstrasi? Sebenarnya sangat menarik ya menurut saya, tapi dari siswasiswa yang lain ga tahu Bagaimana perasaan kamu saat pembelajaran? Perasaan saya agak senang, karena pelajarannya itu enak, lebih menghibur, beda dari pelajaran biasaya Kamu pernah belajar fisika dengan metode demonstrasi sebelumnya di SMA ini? Belum pernah Jadi demonstrasi ini baru yang pertama kali? Iya mba Dari hasil belajar mu, kamu memperoleh nilai pretes yang rendah sedangkan postesnya tinggi, tapi kamu termaksud siswa yang kurang berminat dengan demonstrasi, itu kenapa? Agak malas dengan demonstrasinya, tapi kalau memperhatikannya itu enak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
Mengapa kamu kurang berminat dengan adanya demonstrasi? Karena kelasnya rame Kamu biasa merhatiin ngga kalau setiap demonstrasi? Tergantung suasana kelas juga Ada komentar tentang alat-alat yang digunakan dalam demonstrasi? Ngga mba, udah baik. Bagaimana usaha kamu dalam belajar karena hasil peningkatan belajarmu itu tergolong tinggi? Ada les dan sedikit belajar Belajar mu itu seminggu berapa kali? Setiap hari. Pelajaran apa? Pelajaran fisika Setiap ada pelajaran fisika ya pulang saya belajar lagi Kalau ada ulangan? Kadangkan orang ngga belajar kalau ada ulangan karena setiap hari sudah belajar Ya kadang belajar kadang ngga. Kalau lagi pengen belajar ya belajar Kamu lebih susah mengerti atau lebih mudah memahami dengan adanya demonstrasi? Seimbang ya mba Alasannya? Tergantung mood aja, kalau lagi pengen pasti bisa Apa kesulitan yang dialami saat belajar dengan demonstrasi? Kalau kelasnya rame trus saya ikut rame jadi ga merhatiin
d. Siswa dengan kode A19 yang memiliki nilai pretes rendah, nilai postes rendah dan minat yang tinggi P: Bagaimana menurut kamu pembelajaran dengan metode demonstrasi? S: Ya sangat menarik soalnya pake demonstrasi itu jadi lebih ngedong P: Perasaan kamu saat mengikuti demonstrasi itu bagaimana? S: Lebih ngedong dan senang P: Kamu pernah belajar fisika dengan metode demonstrasi ga sebelumnnya? S: Belum pernah P: Tadi ada kata temanmu pernah ada demonstrasi sama Pak guru di lab
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S: P: S:
Oh iya Itu demonstrasi atau praktikum? Praktikum mba bukan demonstrasi Kamu sangat berminat dengan metode demonstrasi, alasannya apa? Lebih menarik, ya sama kayak tadi Kamukan sangat berminat namun nilai yang kamu peroleh belum mencapai ketuntasan, itu kenapa? Kurang belajar Seminggu kamu belajar fisika berapa kali? Kalau ada pelajarannya. Belajar pas sebelum ada pelajarannya Kalau mau ulangan, waktu belajarnya lebih banyak atau sama aja? Lebih banyak Apa kesulitan yang dialami saat belajar dengan demonstrasi? Ngerjain soal yang susah Apa usaha yang kamu lakukan untuk mengatasi kesulitan kayak ngerjain soal yang susah tadi? Nyoba-nyoba ngerjain soal, ikut les sama tanya-tanya sama temen juga
e. Siswa dengan kode A22 yang memiliki nilai pretes rendah, nilai postes tinggi dan minat yang tinggi P: Bagaimana menurut kamu pembelajaran dengan metode demonstrasi yang telah kamu ikuti? S: Asyik sih, lebih cepat ngerti aja dari pada pake pembelajaran biasa, kan kebanyakan sekolah-sekolah juga menggunakan metode kayak gitu dari SD, SMP, SMA jadi ga monoton. P: Bagaimana perasaan kamu saat mengikuti pembelajaran? S: Kelasnya rame, soalnya ada yang ga mau perhatiin jadi ribut P: Lebih suka demonstrasi atau sebaiknya ceramah aja biar kelasnya ga rame? S: Sebaiknya ada dua-duanya P: Kamu lebih susah atau lebih mudah mengerti pelajaran dengan adanya demonstrasi? S: Lebih mudah P: Kamu pernah mengikuti pembelajaran fisika dengan demonstrasi ga selama berada di SMA ini?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
S: Belum pernah P: Lebih suka belajar diberitahu terlebih dahulu atau mencari tahu sendiri? S: Biasanya sih diberitahu P: Biasanya pak guru mengajar menggunakan metode apa? S: Ceramah itu, kalau ga dengan power point atau gambar ga jelas di papan tulis makanya sampe sekarang pelajarannya, saya selalu ga tuntas P: Padahal nilai kamu untuk bab ini tuntas dengan peningkatan yang bagus, selain itu kamu juga sangat berminat dalam pembelajaran fisika menggunakan demonstrasi, mungkin bisa menceritakan alasannya S: Asyik aja sih, saya dari kelas satu pernah ikut lomba fisika tapi kelas dua karena merasa lombanya kalah terus jadi mengundurkan diri, kalau minat masih ada. Lebih banyak minat di fisika P: Kesulitan apa yang kamu hadapi saat belajar dengan demonstrasi? S: Bukan saat demonstrasinya tetapi saat belajar sebelum ulangan. Walaupun udah dikasih cara-cara sama mba tapi masih tetap bingung kog bisa begini P: Masih kurang penjelasan ya? S: Iya mba P: Apa saja usaha kamu untuk mengatasi kesulitan yang dialami tersebut? S: Baca terus, paksain ngerti f. Siswa dengan kode A4 yang memiliki nilai pretes tinggi, nilai postes tinggi dan minat yang tinggi P: Bagaimana menurut kamu, pembelajaran dengan metode demonstrasi? S: Lebih bisa dimengerti P: Alasannya? S: Karena ada prakteknya. ga cuma teori P: Dalam belajar lebih suka diberitahu sama guru atau mencari tahu sendirii? S: Lebih suka diberitahu P: Bagaimana perasaan kamu saat mengikuti pembelajaran? S: Senang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
P: Senang, tapi kenapa kamu sering ribut di kelas saat mba ngajar? S: Saking senangnya P: Kamu pernah belajar fisika dengan metode demonstrasi ga di sekolah ini? S: Belum pernah P: Kamu sangat berminat dengan pembelajaran menggunakan demonstrasi, apa alasannya? S: Ya karena mudah dimengerti, sama kayak jawaban yang diawal mba P: Bagaimana kalau metode demonstrasi diterapkan pada materi pembelajarn yang lain? S: Ya ngga apa-apa P: Alat yang digunakan dalam demonstrasi gimana menurut kamu? Kurang tepat atau sudah pas? S: pas mba P: Kesulitan apa yang kamu hadapi saat belajar dengan demonstrasi? S: Kalau teman-teman ribut itu ya saya kurang konsentrasi P: Kamu merasa ribut ngga di kelas? S: Ya ngga tahu ya P: Dalam seminggu kamu belajar fisika berapa kali? S: Ya tergantung mata pelajarannya berapa kali. Misalnya kalau besok ada fisika ya malamnya belajar fisika P: Kalau ada ulangan waktu belajarnya lebih banyak atau sama kayak biasanya? S: Lebih banyak tetapi kebanyakan belajar di sekolah dari teman yang lebih mengerti untuk memberitahu. P: Kamu ikut les ngga? S: Kalau fisika ngga.
C. Pembahasan 1. Pembahasan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Demonstrasi dan Metode Ceramah Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar menggunakan metode demonstrasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
pada pokok bahasan momentum dan impuls. Dari hasil perhitungan SPSS menunjukan bahwa ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls. Perhitungan SPSS tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Dapat juga dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh yaitu dari nilai rata-rata pretes adalah 15,32 dan nilai rata-rata postes adalah 77,79. Ini berarti bahwa nilai postes siswa lebih baik dari nilai pretes
dan
ada
peningkatan
hasil
belajar
dengan
rata-rata
peningkatannya adalah 62,48. Selain
menggunakan
metode
demonstrasi,
peneliti
juga
menggunakan metode ceramah untuk melihat hasil belajar siswa. Sama halnya dengan metode demonstrasi, dari hasil perhitungan SPSS menunjukan bahwa ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan metode ceramah pada pokok bahasan momentum dan impuls. Perhitungan SPSS tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Nilai rata-rata pretes yang diperoleh pada kelas kontrol adalah 13,48 dan nilai rata-rata postes adalah 72,09. Ini berarti bahwa nilai postes siswa lebih baik dari nilai pretes dan ada peningkatan hasil belajar dengan nilai rata-rata 58,61. Untuk mengetahui adanya perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara menggunakan metode demonstrasi dan metode ceramah,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
peneliti melakukan perhitungan SPSS dengan uji t pada dua kelompok yang independen dengan mengambil nilai postes dari masing-masing kelas. Berdasarkan hasil analisis dengan SPSS dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini berarti bahwa baik kelas yang menggunakan metode demonstrasi maupun metode ceramah memiliki kemampuan pemahaman terhadap materi pokok bahasan momentum dan impuls adalah sama. Walaupun hasil perhitungan SPSS menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan, namun dilihat dari peningkatan hasil belajar masing-masing kelas, menunjukan kelas eksperimen masih lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Perolehan ratarata peningkatan hasil belajar untuk kelas eksperimen adalah 62,48 dan untuk kelas kontrol adalah 58,61. Berarti ada selisih rata-rata peningkatan hasil belajar sebesar 3,87 antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini menunjukan bahwa siswa kelas eksperimen memiliki
konsep
pemahaman
yang
lebih
baik
dan
mampu
menganalisis soal-soal yang diberikan peneliti dari pada kelas kontrol. Dari nilai rata-rata peningkatan hasil belajar diketahui bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi lebih meningkatkan hasil belajar siswa dari pada kelas kontrol. Walaupun hasil perhitungan SPSS seperti yang telah dijabarkan di atas menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antara kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
eksperimen dan kelas kontrol. Oleh
karena itu peneliti perlu
merefleksikan kembali bagaimana proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada kelas eksperimen. Peneliti menyadari akan kekurangan yang dimiliki yaitu kurang berpengalaman dalam mengajar menggunakan demonstrasi. Terbukti dari hasil wawancara ada siswa yang mengaku tidak mengikuti demonstrasi secara sungguh-sungguh dan asyik bercerita dengan temannya. Peneliti telah berusaha mengalihkan perhatian siswa yang suka
mengobrol
dengan
mengajak
mereka
untuk
melakukan
demonstrasi atau mengerjakan soal di depan kelas namun mereka memilih untuk tetap duduk di kursinya. Ketika ditanya mengapa mereka sering berdiskusi dan sering tidak mengerjakan soal atau memperhatikan demonstrasi, ada siswa yang menjawab bahwa dia mengikuti les tambahan di rumah sehingga dia akan belajar di rumah saja saat les. Dilihat dari proses pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen, peneliti menyadari bahwa peneliti kurang membimbing para siswa dalam menganalisis data dan membantu siswa dalam mengambil kesimpulan. Kurangnya bimbingan kepada para siswa tersebut disebabkan karena design pembelajaran yang dibuat oleh peneliti masih belum mampu mendorong siswa dalam menemukan pengetahuan yang ingin dicapai pada saat proses demonstrasi. Design pembelajaran
yang
dimaksudkan
adalah
rencana
kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan jawaban Lembar Kerja Siwa (LKS).Hal demikian dapat dilihat ketika siswa menganalisis data hingga mengambil kesimpulan, siswa kurang memperoleh informasi karena siswa tidak diperbolehkan membaca buku atau sumber lainnya. Peneliti juga menyadari bahwa kurang memberikan informasi yang membantu siswa pada saat menganalisis data dan mengambil kesimpulan, sehingga siswa merasa kesulitan dan belum mampu dalam menganalisis data dan membuat kesimpulan sendiri. Walaupun model pembelajaran yang digunakan adalah inkuiri yang berarti penyelidikan, namun siswa masih belum terbiasa dengan menemukan pengetahuan sendiri sehingga peneliti harus lebih membimbing siswa dalam proses pembelajaran khususnya dalam demonstrasi. Dalam demonstrasi, siswa dibantu mencatat apa yang diamati dengan menjawab pertanyaan pada Lembar Kerja Siwa (LKS). Dari LKS yang telah disusun, peneliti menyadari bahwa LKS tersebut masih kurang tajam dalam membantu siswa mencatat variabel-variabel yang penting dalam pengamatan demonstrasi sehingga menyebabkan siswa belum mampu menganalisis data dan mengambil kesimpulan sendiri. Ketika diberikan kesempatan untuk mengerjakan LKS, banyak waktu yang terbuang karena siswa asyik untuk berdiskusi dengan temannya bukan tentang demonstrasi yang telah dilakukan sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
waktu belajar semakin berkurang. Berkurangnya waktu belajar tersebut berdampak pada kurangnya waktu untuk latihan soal dan pembahasan soal sehingga terkadang soal dijadikan pekerjaan rumah. Tetapi untuk pertemuan selanjutnya pekerjaan rumah tersebut tidak dibahas jadi siswa tidak tahu apa yang dikerjakan tersebut benar atau salah. Selain
itu
ada siswa
masih
kurang
berminat terhadap
pembelajaran dengan metode demonstrasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket, ada lima orang siswa yang tidak tertarik belajar dengan menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls. Salah satu dari siswa tersebut (siswa berkode A25) mengaku kurang tertarik dengan metode demonstrasi sehingga membuat ia malas mengikuti demonstrasi dan memilih berdiskusi dengan temannya. Ulah beberapa siswa yang sering mengobrol saat pelajaran membuat siswa lain menjadi terganggu dan kurang konsentrasi dalam belajar. Hal ini membuat siswa lain menjadi malas dan ikut-ikuttan berdiskusi dengan temannya. Selain itu siswa belum terbiasa dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal tersebut karena berdasarkan pengakuan dalam wawancara hanya siswa dengan kode A21 yang pernah mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi namun dengan guru fisika yang berbeda. Selain siswa yang berkode A21, mereka mengaku belum pernah belajar fisika dengan menggunakan metode demonstrasi di SMA tersebut. Dari wawancara didapat informasi bahwa sebagian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
besar siswa lebih suka belajar dengan diberitahu oleh guru ketimbang harus mencari tahu sendiri terlebih dahulu. Siswa mungkin belum terbiasa dengan pembelajaran yang menemukan ilmu pengetahuan sendiri. Informasi selain dari wawancara seperti pengakuan dari siswa berkode A25, peneliti juga melakukan tanyajawab dengan sekelompok siswa pada saat pelajaran, mereka mengaku lebih suka belajar bila guru langsung menjelaskan materi di papan tulis dan mengerjakan soal-soal latihan. Dari penelitian ini diperoleh bahwa siswa masih merasa kesulitan dalam usaha menemukan konsep sendiri dari kegiatan demonstrasi tetapi demonstrasi dapat membantu siswa lebih mengingat konsep yang diajarkan. Selain itu hasil belajar yang diperoleh siswa belum positif, tetapi dengan demonstrasi dapat lebih melibatkan siswa belajar secara cukup positif. Dari hasil wawancara dengan keenam siswa di atas, sebagian besar dari mereka merespon positif adanya pembelajaran dengan metode demonstrasi. Terlihat juga dari hasil angket yaitu siswa berjumlah 22 orang merasa tertarik dan senang dengan metode pembelajaran demonstrasi. Dari pengakuan siswa, guru mata pelajaran fisika telah menerapkan juga metode pembelajaran yang lain selain ceramah. Sehingga peneliti berharap bahwa jika metode demonstrasi ini juga diterapkan lagi pada pokok bahasan fisika yang lain di sekolah, akan dapat membantu siswa dalam memahami materi dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
belajar untuk menemukan suatu pengetahuan sendiri agar hasil belajar meningkat. 2. Pembahasan Minat Siswa dalam Belajar Fisika dengan Metode Demonstrasi pada Pokok Bahasan Momentum dan Impuls Distribusi frekuensi minat siswa kelas eksperimen yang diperoleh dari angket dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut: Tabel 4.16 Distribusi frekuensi minat siswa terhadap metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls Tingkat Minat
Interval
Sangat Berminat Berminat Tidak Berminat Sangat Tidak Berminat
46 - 60 31 – 45 16 – 30 <15
Jumlah Siswa 10 17 0 0
Persentase (%) Jumlah Siswa 37,04% 62,96 % 0 0
Dari angket diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa tidak membaca terlebih dahulu materi pelajaran yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Sebagian besar siswa merasa belum menjawab pertanyaan secara aktif dari guru dan teman selama proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil wawancara dengan siswa yang telah mengikuti demonstrasi diperoleh informasi bahwa salah satu siswa yang tergolong dalam tingkat berminat namun memperoleh skor minat paling rendah, merasa kurang tertarik dengan metode demonstrasi karena siswa ini lebih suka belajar dengan metode ceramah dimana guru tidak terlalu banyak berbicara, langsung penjelasan materi dari guru dan mengerjakan soal latihan sedangkan beberapa siswa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
tergolong berminat namun memperoleh skor yang lebih tinggi mulai tertarik dan senang dengan adanya metode demonstrasi. Kurang berminatnya siswa dengan demonstrasi juga dapat dikarenakan siswa yang belum terbiasa dengan mencari tahu sendiri pengetahuan yang ingin dipelajari.
Kendala terbesar yang mereka
hadapi adalah suasana kelas yang kurang mendukung yaitu ada siswa yang berdiskusi sendiri sehingga mereka jadi kurang konsentrasi. Ini berarti bahwa bila kelas dikontrol dengan baik, kemungkinan siswa pasti lebih berminat belajar dengan menggunakan metode demonstrasi. Dari angket juga dapat diperoleh informasi bahwa 26 orang siswa telah berusaha mengaitkan konsep-konsep fisika yang dipelajari dengan pengalaman yang telah dimiliki. Persentasi jumlah siswa kelas eksperimen dari tabel 4.16 menunjukan bahwa yang paling besar adalah pada tingkat berminat yaitu 62.96%. Berarti dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur berminat belajar fisika dengan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls.
D. Keterbatasan penelitian Peneliti menyadari ada beberapa keterbatasan dalam penyusunan penelitian ini antara lain: 1. Peneliti masih kurang berpengalaman mengajar menggunakan demonstrasi sehingga siswa belum dapat mengikuti pembelajaran secara aktif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
2. Waktu siswa untuk latihan soal berkurang karena siswa lama dalam menyelesaikan LKS 3. Peneliti menyadari masih kurang menggali informasi dari para siswa dalam wawancara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Untuk dapat menjawab tujuan dari penelitian ini, berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dijabarkan pada BAB IV, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. 2. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan antara pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi dengan metode
ceramah pada pokok bahasan momentum dan impuls di kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Walaupun bila dilihat dari nilai ratarata peningkatan hasil belajar menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode ceramah. 3. Siswa kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta berminat dalam belajar fisika menggunakan metode demonstrasi pada pokok bahasan momentum dan impuls.
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
B. Saran Dengan segala keterbatasannya maka dari hasil penelitian ini dikemukakan saran sebagai berikut 1. Perlu
persiapan
lebih
matang
sebelum
proses
pembelajaran
menggunaan metode demonstrasi sehingga siswa dapat lebih aktif dalam demonstrasi dan bertanya. Dalam hal ini perlu diperhatikan juga pengelolaan waktu untuk demonstrasi dan latihan soal. 2. Bagi para guru dan calon guru, metode pembelajaran fisika di sekolah sebaiknya divariasi dengan metode-metode pembelajaran yang lebih membantu siswa dalam menemukan sendiri pengetahuannya sehingga siswa menjadi terbiasa dengan berpikir sendiri. 3. Sebelum melakukan penelitian lebih baik melakukan observasi terlebih dahulu agar dapat mengenal siswa, serta cara belajarnya sehingga dapat lebih dekat dengan siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
DAFTAR PUSTAKA Arvina, A. 2008. Perubahan konsep siswa dalam pembelajaran fisika pokok bahasan
rangkaian
seri
dan
rangkaian
paralel
menggunakan
metode
demonstrasi. Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Budi, T. P. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: C.V. Andi Offset. Berg, dkk. 1991. Buku Sumber Fisika Eksperimental Untuk Sekolah Menengah. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Dahar, R. W. 2011. Teori-teori belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Hanafiah, N. & C. Suhana. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Refika Aditama. Cetakan ketiga. Hamalik, O. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hamruni, 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Harsanto, R. 2009, Agustus. Paradigma Baru Pengelolaan pembelajaran Di Kelas. EDUCARE nomor 5 |VI| . Herawati, R. 2000. Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Listrik Arus Searah Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMU Tarakanita Magelang. Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Purwoko dan Fendi. 2006. Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira. Edisi Pertama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Sanjaya, H. W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Edisi pertama. Siregar, E. dan H. Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Cetakan II Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Edisi Revisi. Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Cetakan kelimabelas. Sunardi dan E. I. Irawan. 2010. Fisika Bilingual SMA/MA Untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung: Yrama Widya. Cetakan VIII. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius. Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta : Kanisius. Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Suparno, P. 2009. Kajian Kurikulum Fisika SMA/MA berdasarkan KTSP. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Suparno, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Supriadie, D. dan D. Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Cetakan Pertama. Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Tatang. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Edisi pertama, Cetakan ke-4. Yakob, D. B. 2010, Juli. Belajar Dari Albert Einstein. EDUCARE nomor 4 |VII|. Yuniarsih, I. S. 2008. Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa tentang Hukum Newton Meggunakan Metode Demonstrasi. Skripsi: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Winkel, W. S. 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114 Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Kampus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115 Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Sekolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139 Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Penelitian dari Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
:
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Mata Pelajaran
:
Fisika
Kelas / Semester
:
XI IPA 1 / I
Alokasi Waktu
:
4 jam pelajaran ( 4 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik B. Kompetensi Dasar : Menunjukan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan C. Indikator : - Aspek kognitif: 1. Siswa dapat menyebutkan definisi dari momentum 2. Siswa dapat menyebutkan definisi dari impuls 3. Siswa dapat menjelaskan hubungan momentum dan impuls 4. Siswa dapat menerapkan konsep momentum dan impuls dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi -
Aspek Afektif: 1. Siswa dapat bekerjasama dengan teman 2. Siswa dapat aktif dalam mendemonstrasikan alat peraga 3. Siswa dapat lebih teliti dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
-
Aspek Psikomotor: Siswa dapat lebih terampil dan kreatif dalam menyelesaikan suatu demonstrasi
D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian dari momentum dan impuls melalui demonstrasi dengan benar 2. Siswa dapat menjelaskan hubungan momentum dan impuls melalui demonstrasi dengan benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
E. Karakter Yang Ingin Dicapai : Jujur, menghargai orang lain dan suka pada tantangan. F. Alokasi Waktu
:
4 Jam pelajaran
G. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Demonstrasi 2. Model : inquiry H. Langkah – Langkah Pembelajaran Materi Pembelajaran : Konsep Momentum dan Konsep Impuls No
Kegiatan
1.
Pendahuluan : a. Apersepsi : ‐ Guru memberikan salam dan memperkenalkan diri ‐ Siswa diminta menyiapkan diri untuk mengerjakan soal pretes yang diberikan guru ‐ Siswa diminta menyelesaikan soal pretes pada lembaran jawaban yang telah disiapkan guru
2.
b. Motivasi : Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang mau dicapai dalam pelajaran tersebut Kegiatan Inti : a. Eksplorasi : ‐ Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan guru: 1) Ada seorang atlet melempar bola besi dan seorang atlet lainnya menendang bola kaki, dimana kecepatan kedua bola sama besar. Bola manakah yang lebih susah untuk dihentikan? Mengapa? 2) Ketika seorang atlet pemukul kok dengan raket, manakah yang menyebabkan kok bergerak lebih jauh : apakah ketika raket dan kok bersentuhan lebih lama atau ketika raket dan kok hanya bersentuhan secara singkat? Mengapa? ‐ Dengan pertanyaan di atas yang menunjukan salah satu contoh konsep momentum dan konsep impuls, kemudian siswa di ajak untuk melakukan demonstrasi agar dapat mendefinisikan momentum dan juga impuls secara benar.
Waktu (menit) 180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
b. Elaborasi : ‐ Sebelum melakukan demonstrasi, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan LKS ‐ Siswa diminta untuk melakukan demonstrasi seperti pada LKS yang dibantu juga oleh guru ‐
Setelah demonstrasi, siswa diminta untuk mengisi jawaban pertanyaan pada LKS
‐
Beberapa siswa diminta untuk membacakan jawaban mereka yang telah diisi di LKS
‐
Dari jawaban siswa, guru memperbaiki bila ada yang keliru dan menjelaskan yang belum ditambahkan serta merangkum jawaban atas demonstrasi
‐
Siswa mendengar penjelasan materi yang belum ada pada demonstrasi
c. Konfirmasi ‐ Siswa diminta untuk merangkum materi yang telah di pelajari dalam pertemuan tersebut Penutup ‐ Siswa menyelesaikan soal-soal latihan ‐ Guru memberi salam penutup
I. Media Belajar: Papan tulis, alat peraga dan kertas J. Sumber Belajar Buku Fisika untuk SMA/MA Kelas XI
K. Penilaian : Hasil pre-test Soal latihan: 1. Tanpa disengaja seorang anak kecil bermassa 15kg berlari dengan kecepatan 0,25 m/s ke arah sebuah tembok. Bersamaan dengan itu, sebuah peluru yang bermassa 10g ditembakan ke arah tembok yang sama dengan kecepatan 1000 m/s. jika anak tersebut dan peluru menabrak tembok, manakah yang mengakibatkan efek yang lebih buruk terhadap tembok? 2. Tentukanlah besarnya impuls dari grafik F-t berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
3. Hitunglah impuls seorang atlet bila ia meloncat dari ketinggian 3m tanpa kecepatan awal jika massa atlet adalah 60000 g! 4. Sebuah mobil massanya 700kg bergerak dengan kecepatan 36km/jam lalu menabrak sebuah pohon dan berhenti selama 0,4s. Hitunglah gaya rata-rata yang bekerja pada mobil selama tumbukan! 5. Untuk mengurangi bahaya dari pukulan lawan, seorang petinju hendaknya bergerak ke searah dengan datangnya pukulan atau sebaiknya berlawanan arah dengan datangnya pukulan? Mengapa demikian? Yogyakarta, November 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
:
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Mata Pelajaran
:
Fisika
Kelas / Semester
:
XI IPA 1 / I
Alokasi Waktu
:
4 jam pelajaran ( 4 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik B. Kompetensi Dasar : Menunjukan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan C. Indikator : - Aspek kognitif: 5. Siswa dapat menyebutkan hukum kekekalan momentum 6. Siswa dapat menerapkan hukum kekekalan momentum dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi -
Aspek Afektif: 4. Siswa dapat bekerjasama dengan teman 5. Siswa dapat aktif dalam mendemonstrasikan alat peraga 6. Siswa dapat lebih teliti dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
-
Aspek Psikomotor: Siswa dapat lebih terampil dan kreatif dalam menyelesaikan suatu demonstrasi
D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat merumuskan hukum kekekalan momentum melalui demonstrasi dengan benar 2. Siswa dapat mengaitkan hukum kekekalan momentum dengan masalah tumbukan E. Karakter Yang Ingin Dicapai : Jujur, rasa ingin tahu dan menghargai orang lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
F. Alokasi Waktu
:
4 Jam pelajaran
G. Metode dan Model Pembelajaran 3. Metode : Demonstrasi 4. Model : inquiry H. Langkah – Langkah Pembelajaran Materi Pembelajaran : Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan Lenting Sempurna No 1.
2.
Kegiatan
Waktu (menit)
Pendahuluan : 180 c. Apersepsi : ‐ Guru memberikan salam dan menanyakan kabar siswa ‐ Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan penahkah mereka memperhatikan bagaimana interaksi dua buah mobil jika saling bertemu atau bertabrakan? Apa yang terjadi pada mobil tersebut? d. Motivasi : Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang mau dicapai dalam pelajaran tersebu Kegiatan Inti : d. Eksplorasi : ‐ Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengantar siswa untuk dapat menemukan alasan dari pertanyaan di awal ‐ Setelah siswa menjawab, tanpa menjelaskan secara benar, guru langsung mengajak siswa untuk mengikuti demonstrasi terlebih dahulu e. Elaborasi : ‐ Sebelum melakukan demonstrasi, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan LKS ‐ Siswa diminta untuk melakukan demonstrasi seperti pada LKS yang dibantu juga oleh guru ‐
Setelah demonstrasi, siswa diminta untuk mengisi jawaban pertanyaan pada LKS
‐
Beberapa siswa diminta untuk membacakan jawaban mereka yang telah diisi di LKS
‐
Dari jawaban siswa, guru memperbaiki bila ada yang keliru dan menjelaskan yang belum ditambahkan serta merangkum jawaban
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
atas demonstrasi f. Konfirmasi ‐ Siswa kembali diminta untuk menjawab pertanyaan pada awal secara benar sesuai pelajaran yang telah dipelajari ‐ Guru memberikan soal untuk diselesaikan oleh siswa dan dikoreksi bersama Penutup ‐ Guru memberi salam penutup
I. Media Belajar: Papan tulis, alat peraga dan kertas J. Sumber Belajar Buku Fisika untuk SMA/MA Kelas XI
K. Penilaian : dalam pertemuan ini tidak ada penilaian khusus, guru hanya mengadakan tanya jawab agar siswa lebih memahami materi yang telah diajarkan pada saat itu. Soal latihan: a. Pada saat anda menembak dengan senapan, sebaiknya anda meletakan gagang senapan pada bahu anda. Dalam pengertian momentum, mengapa cara tersebut dianggap cara yang baik? b. Benda A dan B bergerak dengan arah berlawanan, benda A bergerak ke kanan dengan kecepatan 5 m/s sedangkan benda B bergerak dengan kecepatan 10 m/s. jika sesudah bertumbukan, kedua benda menjadi satu maka hitunglah kecepatan kedua benda setelah bertumbukan bila diketahui massa masing-masing benda adalah A= 3 kg dan B= 4 kg. c. Sebuah balok 1 bermassa 5 kg bergerak dengan kecepatan 10 m/s ke arah kanan, kemudian balok 2 bermassa 10 kg bergerak dengan kecepatan 15 m/s di belakang balok 1. Setelah beberapa saat balok 2 menumbuk balok 1 sehingga kecepatan balok 1 menjadi 12 m/s. Hitunglah kecepatan balok 2 setelah bertumbukan dan ke manakah arahnya! Yogyakarta, November 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
:
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Mata Pelajaran
:
Fisika
Kelas / Semester
:
XI IPA 1 / I
Alokasi Waktu
:
5 jam pelajaran ( 5 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik B. Kompetensi Dasar : Menunjukan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan C. Indikator : - Aspek kognitif: 7. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis tumbukan 8. Siswa dapat membedakan jenis-jenis tumbukan 9. Siswa dapat menyelesaikan persoalan tumbukan dengan mengaitkan hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi -
Aspek Afektif: 7. Siswa dapat bekerjasama dengan teman 8. Siswa dapat aktif dalam mendemonstrasikan alat peraga 9. Siswa dapat lebih teliti dalam membedakan jenis-jenis tumbukan
-
Aspek Psikomotor: Siswa dapat lebih terampil dan kreatif dalam menyelesaikan suatu demonstrasi
D. Tujuan Pembelajaran : 3. Siswa dapat menjelaskan tentang jenis-jenis tumbukan melalui demonstrasi secara benar 4. Siswa dapat membedakan jenis-jenis tumbukan melalui demonstrasi secara benar 5. Siswa dapat menyelesaikan persoalan tumbukan dengan mengaitkan hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi secara benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
E. Karakter Yang Ingin Dicapai : Jujur, rasa ingin tahu dan menghargai orang lain F. Alokasi Waktu
:
5 Jam pelajaran
G. Metode dan Model Pembelajaran 5. Metode : Demonstrasi 6. Model : inquiry H. Langkah – Langkah Pembelajaran Materi Pembelajaran : Tumbukan No 1.
2.
Kegiatan
Waktu (menit)
Pendahuluan : 225 e. Apersepsi : ‐ Guru memberikan salam dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran ‐ Siswa diminta untuk merumuskan tentang bunyi hukum kekekalan momentum untuk mengingatkan siswa kembali pada materi sebelumnya f. Motivasi : Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang mau dicapai dalam pelajaran tersebut Kegiatan Inti : g. Eksplorasi : ‐ Siswa diminta memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari mengenai peristiwa tumbukan yang pernah mereka lihat atau alami h. Elaborasi : ‐ Sebelum melakukan demonstrasi, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan LKS ‐ Siswa diminta untuk melakukan demonstrasi seperti pada LKS yang dibantu juga oleh guru ‐
Setelah demonstrasi, siswa diminta untuk mengisi jawaban pertanyaan pada LKS
‐
Beberapa siswa diminta untuk membacakan jawaban mereka yang telah diisi di LKS
‐
Dari jawaban siswa, guru memperbaiki bila ada yang keliru dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
menjelaskan yang belum ditambahkan serta merangkum jawaban atas demonstrasi i. Konfirmasi ‐ Siswa diminta menjawab pertanyaan tentang perbedaan dari jenis-jenis tumbukan ‐ Siswa diminta memberikan contoh dari masing-masing jenis tumbukan dari pengalaman siswa sehari-hari Penutup ‐ Guru memberikan soal untuk diselesaikan oleh siswa dan dikoreksi bersama ‐ Siswa mengerjakan postes ‐ Guru memberi salam penutup
I. Media Belajar: Papan tulis, alat peraga dan kertas J. Sumber Belajar Buku Fisika untuk SMA/MA Kelas XI
K. Penilaian :
Hasil Postes.
Latihan soal: 1. Segumpal tanah liat dengan massa 3 kg bergerak ke kanan dengan kecepatan 8 m/s dan mengenai segumpal tanah liat lain dengan massa 4kg bergerak ke kiri dengan kecepatan 10 m/s. Setelah tumbukkan itu kedua gumpalan melekat menjadi satu. Berapakah kecepatan masing-masing gumpalan setelah tumbukan dan berapakah energi kinetik total yang hilang?
2. Gambar : 8m 2m
Berapakah besar koefisien restitusi bola basket dengan lantai?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
3. Sebuah bola dengan massa 2 kg bergerak dengan kecepatan 5 m/s menumbuk bola lain dari arah yang berlawanan dengan massa 4 kg dan kecepatannya 3 m/s. bila tumbukan itu lenting sempurna, Berapakah kecepatan bola masing-masing setelah tumbukan? 4. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 80m di atas lantai. Jika tumbukaan dengan lantai elastik sebagian (e = 0,2), maka hitunglah kecepatan pantul benda setelah tumbukan! 5. Sebuah benda bermassa 50 kg, menumbuk tembok dengan kecepatan 20 m/s. Bila tumbukan ini elastik sebagian dengan koefisien restitusi e = 0,4, maka berapakah besar kecepatan benda setelah tumbukan? 6. Dua buah bola yang massanya berbeda m1 = 20 kg dan m2 = 25 kg bergerak saling mengejar. Bola 1 bergerak dengan kecepatan 8 m/s di belakang bola 2 yang bergerak dengan kecepatan 4 m/s. jika bola saling bertumbukan lenting sebagian dengan e = 0,3, maka tentukanlah besar kecepatan masing-masing bola! 7. Dua benda yang massanya masing-masing m1 = m2 = 2 kg bergerak saling mendekati dengan kecepatan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. jika kedua benda bertumbukan lenting sempurna, berapakah kecepatan masing-masing benda setelah bertumbukan? 8. Sebuah peluru dengan massa 20g ditembakan ke balok ayunan balikstik dimana massa balok adalah 1kg. Panjang kawat ayunan adalah 1m. Jika setelah peluru bersarang dalam balok, kawat ayunan bergerrak hingga mencapai tinggi maksimum dengan besar sudut 60° dengan bidang vertikal, maka berapakah kecepatan peluru ketika ditembakan? Gambar soal:
t = 1m
Yogyakarta, November 2013
Mengetahui Guru Mata Pelejaran
Mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
:
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Mata Pelajaran
:
Fisika
Kelas / Semester
:
XI IPA 2 / I
Alokasi Waktu
:
4 jam pelajaran ( 4 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik B. Kompetensi Dasar : Menunjukan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan C. Indikator : - Aspek kognitif: 1. Siswa dapat menyebutkan definisi dari momentum 2. Siswa dapat menyebutkan definisi dari impuls 3. Siswa dapat menjelaskan hubungan momentum dan impuls 4. Siswa dapat menerapkan konsep momentum dan impuls dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi -
Aspek Afektif: 1. Siswa dapat bekerjasama dengan teman 2. Siswa dapat lebih teliti dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mendeskripsikan pengertian dari momentum dan impuls melalui metode ceramah dengan benar 2. Siswa dapat menjelaskan hubungan momentum dan impuls melalui metode ceramah dengan benar E. Karakter Yang Ingin Dicapai : Jujur, menghargai orang lain dan suka pada tantangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
F. Alokasi Waktu
:
4 Jam pelajaran
G. Metode dan Model Pembelajaran 1. Metode : Ceramah 2. Model : H. Langkah – Langkah Pembelajaran Materi Pembelajaran : Konsep Momentum dan Impuls No 1.
Waktu (menit)
Kegiatan Pendahuluan :
180
a. Apersepsi : ‐ Guru memberikan salam dan memperkenalkan diri ‐ Siswa diminta menyelesaikan soal pretes pada lembaran jawaban yang telah disiapkan guru b. Motivasi : Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang mau dicapai dalam pelajaran tersebut 2.
Kegiatan Inti : a. Eksplorasi : ‐
Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan guru: 1) Ada seorang atlet melempar bola besi dan seorang atlet lainnya menendang bola kaki, dimana kecepatan kedua bola sama besar. Bola manakah yang lebih susah untuk dihentikan? Mengapa? 2) Ketika seorang atlet pemukul kok dengan raket, manakah yang menyebabkan kok bergerak lebih jauh : apakah ketika raket dan kok bersentuhan lebih lama atau ketika raket dan kok hanya bersentuhan secara singkat? Mengapa? b. Elaborasi : ‐
Guru
bertanya
kepada
siswa:
“Ketika
mendengar
kata
momentum dan impuls, apa yang dipikirkan siswa?” ‐
Guru meminta siswa untuk medefinikan apa itu momentum
‐
Dari jawaban-jawaban siswa, kemudian guru membantu siswa untuk mendefinisikan momentum dan persamaannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
‐
Dari
definisi,
siswa
diminta
untuk
meyebutkan
contoh
momentum dalam kehidupan sehari-hari ‐
Siswa diminta untuk medefinikan apa itu impuls
‐
Dari jawaban-jawaban siswa, kemudian guru membantu siswa untuk mendefinisikan impuls dan persamaannya
‐
Dari definisi, siswa diminta untuk meyebutkan contoh impuls dalam kehidupan sehari-hari
‐
Guru menjelaskan bagaimana hubungan antara momentum dan impuls
c. Konfirmasi ‐
Guru kembali meminta siswa menjawab pertanyaan guru pada awal yang dikaitkan dengan konsep momentum dan impuls
Penutup ‐ Guru memberikan soal untuk diselesaikan oleh siswa ‐ Guru memberi salam penutup
I. Media Belajar: Papan tulis dan kertas J. Sumber Belajar Buku Fisika untuk SMA/MA Kelas XI
K. Penilaian :
Hasil Pretes
Soal latihan: 1. Tanpa disengaja seorang anak kecil bermassa 15kg berlari dengan kecepatan 0,25 m/s ke arah sebuah tembok. Bersamaan dengan itu, sebuah peluru yang bermassa 10g ditembakan ke arah tembok yang sama dengan kecepatan 1000 m/s. jika anak tersebut dan peluru menabrak tembok, manakah yang mengakibatkan efek yang lebih buruk terhadap tembok? 2. Tentukanlah besarnya impuls dari grafik F-t berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
3. Hitunglah impuls seorang atlet bila ia meloncat dari ketinggian 3m tanpa kecepatan awal jika massa atlet adalah 60000 g! 4. Sebuah mobil massanya 700kg bergerak dengan kecepatan 36km/jam lalu menabrak sebuah pohon dan berhenti selama 0,4s. Hitunglah gaya rata-rata yang bekerja pada mobil selama tumbukan! 5. Untuk mengurangi bahaya dari pukulan lawan, seorang petinju hendaknya bergerak ke searah dengan datangnya pukulan atau sebaiknya berlawanan arah dengan datangnya pukulan? Mengapa demikian? Yogyakarta, November 2013 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
:
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Mata Pelajaran
:
Fisika
Kelas / Semester
:
XI IPA 1 / I
Alokasi Waktu
:
4 jam pelajaran ( 4 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik B. Kompetensi Dasar : Menunjukan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan C. Indikator : - Aspek kognitif: 5. Siswa dapat menyebutkan hukum kekekalan momentum 6. Siswa dapat menerapkan hukum kekekalan momentum dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi -
Aspek Afektif: 3. Siswa dapat bekerjasama dengan teman 4. Siswa dapat lebih teliti dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat merumuskan hukum kekekalan momentum melalui demonstrasi dengan benar 2. Siswa dapat mengaitkan hukum kekekalan momentum dengan masalah tumbukan E. Karakter Yang Ingin Dicapai : Jujur, rasa ingin tahu dan menghargai orang lain F. Alokasi Waktu : 4 Jam pelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
G. Metode dan Model Pembelajaran 3. Metode : Ceramah 4. Model : H. Langkah – Langkah Pembelajaran Materi Pembelajaran : Hukum Kekekalan Momentum dan Tumbukan Lenting Sempurna No 1.
Kegiatan
Pendahuluan : 180 c. Apersepsi : ‐ Guru memberikan salam dan menanyakan kabar siswa ‐ Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan penahkah mereka memperhatikan bagaimana interaksi dua buah mobil jika saling bertemu atau bertabrakan? Apa yang terjadi pada mobil tersebut? d. Motivasi : Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang mau dicapai dalam pelajaran tersebut
2.
Waktu (menit)
Kegiatan Inti : d. Eksplorasi : ‐ Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengantar siswa untuk dapat menemukan alasan dari pertanyaan di awal e. Elaborasi : ‐ Dari jawaban siswa, guru memperbaiki bila ada yang keliru dan menjelaskan yang belum ditambahkan ‐
Siswa diminta untuk mendengarkan penjelasan materi dari guru
f. Konfirmasi ‐ Guru memberikan soal untuk diselesaikan oleh siswa dan dikoreksi bersama Penutup ‐ Guru memberi salam penutup
I. Media Belajar: Papan tulis J. Sumber Belajar Buku Fisika untuk SMA/MA Kelas XI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
K. Penilaian : dalam pertemuan ini tidak ada penilaian khusus, guru hanya mengadakan tanya jawab agar siswa lebih memahami materi yang telah diajarkan pada saat itu. Soal latihan: a. Pada saat anda menembak dengan senapan, sebaiknya anda meletakan gagang senapan pada bahu anda. Dalam pengertian momentum, mengapa cara tersebut dianggap cara yang baik? b. Benda A dan B bergerak dengan arah berlawanan, benda A bergerak ke kanan dengan kecepatan 5 m/s sedangkan benda B bergerak dengan kecepatan 10 m/s. jika sesudah bertumbukan, kedua benda menjadi satu maka hitunglah kecepatan kedua benda setelah bertumbukan bila diketahui massa masing-masing benda adalah A= 3 kg dan B= 4 kg. c. Sebuah balok 1 bermassa 5 kg bergerak dengan kecepatan 10 m/s ke arah kanan, kemudian balok 2 bermassa 10 kg bergerak dengan kecepatan 15 m/s di belakang balok 1. Setelah beberapa saat balok 2 menumbuk balok 1 sehingga kecepatan balok 1 menjadi 12 m/s. Hitunglah kecepatan balok 2 setelah bertumbukan dan ke manakah arahnya!
Yogyakarta, November 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
:
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Mata Pelajaran
:
Fisika
Kelas / Semester
:
XI IPA 1 / I
Alokasi Waktu
:
5 jam pelajaran ( 5 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik B. Kompetensi Dasar : Menunjukan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan C. Indikator : - Aspek kognitif: 7. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis tumbukan 8. Siswa dapat membedakan jenis-jenis tumbukan 9. Siswa dapat menyelesaikan persoalan tumbukan dengan mengaitkan hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi -
Aspek Afektif: 5. Siswa dapat bekerjasama dengan teman 6. Siswa dapat lebih teliti dalam membedakan jenis-jenis tumbukan
D. Tujuan Pembelajaran : 3. Siswa dapat menjelaskan tentang jenis-jenis tumbukan melalui demonstrasi secara benar 4. Siswa dapat membedakan jenis-jenis tumbukan melalui demonstrasi secara benar 5. Siswa dapat menyelesaikan persoalan tumbukan dengan mengaitkan hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi secara benar E. Karakter Yang Ingin Dicapai : Jujur, rasa ingin tahu dan menghargai orang lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
F. Alokasi Waktu
:
5 Jam pelajaran
G. Metode dan Model Pembelajaran 5. Metode : Ceramah 6. Model : H. Langkah – Langkah Pembelajaran Materi Pembelajaran : Tumbukan No
Kegiatan
Waktu (menit)
1.
Pendahuluan : 225 e. Apersepsi : ‐ Guru memberikan salam dan menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran ‐ Siswa diminta untuk merumuskan tentang bunyi hukum kekekalan momentum untuk mengingatkan siswa kembali pada materi sebelumnya f. Motivasi : Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang mau dicapai dalam pelajaran tersebut
2.
Kegiatan Inti : g. Eksplorasi : ‐ guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari mengenai peristiwa tumbukan yang pernah dilihat atau alami h. Elaborasi : ‐ Guru meminta siswa membedakan jenis-jenis tumbukan berdasarkan contoh-contoh kehidupan sehari-hari ‐
Dari jawaban siswa, guru memperbaiki bila ada yang keliru dan menjelaskan yang belum ditambahkan
‐
Guru menjelaskan materi tumbukan
i. Konfirmasi ‐ Siswa diminta menjawab cirri-ciri dari masing-masing tumbukan ‐ Penutup ‐ Guru memberikan soal untuk diselesaikan oleh siswa dan dikoreksi bersama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185 Lampirran 6. Rencaana Pelaksannaan Pembeelajaran (RP PP) Kelas Koontrol
‐ ‐
Siswa S mengeerjakan posttes Guru G membeeri salam pennutup
I. Mediia Belajar: Papan tulis, alat a peraga dan kertas J. Sumbber Belajar B Buku Fisika un ntuk SMA/MA Kelas XI
K. Penillaian :
Hassil Postes.
s Latihan soal: 1. Segumpal tan nah liat denggan massa 3 kg bergerak ke kanan dengan keceepatan 8 m/ss dan m mengenai seg gumpal tanahh liat lain deengan massaa 4kg bergerrak ke kiri dengan d keceppatan 10 m/s. Seteelah tumbukkkan itu keedua gumpaalan melekaat menjadi satu. Berappakah kecepatan maasing-masingg gumpalan setelah tumbbukan dan berapakah b ennergi kinetikk total yang hilang? 2.
Berappakah besar koefisien restitusi r bola basket deengan lantai 3. Sebuah bola dengan masssa 2 kg berrgerak dengaan kecepatann 5 m/s mennumbuk bolaa lain dari arah yang g berlawanaan dengan massa 4 kg daan kecepatannnya 3 m/s. bila b tumbukaan itu leenting sempu urna, Berapaakah kecepattan bola massing-masing setelah tumbbukan? 4. Sebuah bend da jatuh bebas dari ketinnggian 80m m di atas lanntai. Jika tum mbukaan deengan laantai elastik k sebagian (e = 0,2), maka hituunglah keceppatan pantuul benda seetelah tuumbukan! 5. Sebuah bend da bermassaa 50 kg, meenumbuk teembok denggan kecepataan 20 m/s. Bila tuumbukan inii elastik sebagian dengaan koefisien restitusi e = 0,4, maka berapakah besar b kecepatan ben nda setelah tumbukan? t 6. Dua D buah bo ola yang maassanya berbbeda m1 = 20 2 kg dan m2 = 25 kgg bergerak saling s m mengejar. Bo ola 1 bergerrak dengan kecepatan k 8 m/s di belakang bola 2 yang berggerak dengan kecep patan 4 m/s. jika bola saaling bertum mbukan lentiing sebagiann dengan e = 0,3, m maka tentukaanlah besar kecepatan k maasing-masingg bola!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
7. Dua benda yang massanya masing-masing m1 = m2 = 2 kg bergerak saling mendekati dengan kecepatan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. jika kedua benda bertumbukan lenting sempurna, berapakah kecepatan masing-masing benda setelah bertumbukan? 8. Sebuah peluru dengan massa 20g ditembakan ke balok ayunan balikstik dimana massa balok adalah 1kg. Panjang kawat ayunan adalah 1m. Jika setelah peluru bersarang dalam balok, kawat ayunan bergerrak hingga mencapai tinggi maksimum dengan besar sudut 60° dengan bidang vertikal, maka berapakah kecepatan peluru ketika ditembakan? Gambar soal:
t = 1m
Yogyakarta, November 2013 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187 Lampiran 7. Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Konsep Momentum dan Konsep Impuls
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188 Lampiran 7. Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Konsep Momentum dan Konsep Impuls
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189 Lampiran 7. Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Konsep Momentum dan Konsep Impuls
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190 Lampiran 7. Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Konsep Momentum dan Konsep Impuls
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
Lampiran 8. Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Hukum Kekekalan Momentum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
Lampiran 8. Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Hukum Kekekalan Momentum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
Lampiran 8. Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Hukum Kekekalan Momentum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
Lampiran 9.Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Tumbukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
Lampiran 9.Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Tumbukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
Lampiran 9.Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Tumbukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
Lampiran 9.Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Tumbukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
Lampiran 9.Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Tumbukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
Lampiran 10. Soal Pretes-Postes
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
Lampiran 11. Kunci Jawaban Soal Pretes-Postes
Kunci Jawaban Tes Pretes dan Postes 1. Jawab: a. Momentum didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut. b. Impuls didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya dengan waktu selama gaya tersebut bekerja pada benda. 2. Jawab: Yang lebih membahayakan penumpang adalah ketika setelah bertabrakan kedua bus saling terpental. Hal ini karena kedua bus identik sebelum tabrakan bergerak dengan kecepatan yang sama sehingga momentum awal dan impuls yang dimiliki oleh kedua bus pun sama. Ketika kedua bus bertabrakan dan saling terpental maka waktu kontak antara kedua bus sangat singkat berarti bahwa momentum akhir dari kedua bus pun tak jauh berbeda dari momentum awal, dengan begitu impuls yang dimiliki kedua bus setelah bertabrakan juga besar sehingga bus dapat terpental sangat jauh atau bus dapat tergulingguling sehingga sangat membahayakan penumpang. 3. Jawab: Diketahui: m = 0,5 kg, v1 = 0 m/s, v2 = 12 m/s dan ∆t = 0,02 s Ditanya: a. ∆p dan b. F Penyelesaian: a. Perubahan momentum benda: ∆p = m.v2 – m.v1 ∆p = (0,5 kg . 12 m/s) - (0,5 kg . 0 m/s) ∆p = (6 kg m/s) – 0 ∆p = 6 kg m/s b. Besar gaya F: F . ∆t = ∆p F= F=
∆ ∆
/ ,
= 300 N
4. Jawab: Bunyi hukum kekekalan momentum: jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem, maka momentum total sesaat sebelum sama dengan momentum total sesudah tumbukan. (Persamaan hukum kekekalan momentum: m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’) 5. Jawab:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
Lampiran 11. Kunci Jawaban Soal Pretes-Postes Diketahui: h= 5m dan h’= 3,2m Ditanya: koefisien restitusi e? Penyelesaian: ,
=
e=
= √0,64 = 0,8
Jadi besar koefisien restitusi bola basket dengan lantai adalah e = 0,8. 6. Jawab: Diketahui: mC = 2kg, mD = 3 kg, vC = 3 m/s, vD = -2 m/s, e=1. Ditanya: vC’ dan vD’ Penyelesaian: Berdasarkan hukum kekekalan momentum: mC vC + mD vD = mC vC’ + mD vD’ (2kg . 3m/s) + (3 kg . -2 m/s) = (2kg . vC’) + (3kg . vD’) ( 6 - 6) kg m/s = (2vC’ + 3vD’) 0 = 2vC’ + 3vD’……………………………………(1) Tumbukan ini: tumbukan lenting sempurna maka: e = 1 1
=
1
=
D D D
C C C
/
-5 m/s = - (vD’ – vC’) 5 = – vC’ + vD’……………………………………………………………(2) Dari persamaan (1) dan (2) dapat diperoleh: x1 2vC’ + 3vD’ = 0 2vC’ + 3vD’ = 0 – vC’ + vD’ = 5 x2 – 2vC’ + 2vD’ = 10 + 5 vD’ = 10 vD’ = 2 m/s – vC’ + vD’ = 5 – vC’ + 2 = 5 vC’ = - 3 m/s Jadi kecepatan masing-masing balok setelah bertumbukan adalah 3m/s dan 2m/s dengan arah yang berlawanan. 7. Jawab: Diketahui: massa peluru m1 = 10g = 0,01 kg, percepatan gravitasi g = 10 m/s2, panjang kawat t = 2 m, θ= 60°, massa balok ayunan m2 = 1,49 kg, v2 = 0 m/s, v1’=v2’=v’. Ditanya: kecepatan awal peluru v1?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
Lampiran 11. Kunci Jawaban Soal Pretes-Postes Penyelesaian:
Dari gambar dapat diperoleh: h = t – t cos θ h = 2 m –2 m cos 60 h=1m tinjau pada balok: Ep = Ek m2gh = ½ m2v2 1,49 kg . 10 m/s2 . 1 m = ½ . 1,49 kg . v2 10 m2/s2 = 0,5 v2 v2 = 20 m2/s2 v = 4,4 m/s berarti kecepatan balok dan peluru setelah bertumbukan adalah v’ = 4,4 m/s. masukan v’ = 4,4 m/s ke dalam hukum kekekalan momentum: m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’ m1 v1 + m2 v2 = (m1 + m2) v’ (0,01kg . v1) + (1,49kg . 0m/s) = (0,01kg + 1,49kg) 4,4 m/s 0,01kg . v1 = 6,6 kg m/s v1 = 660 m/s Jadi kecepatan peluru ketika ditembakan adalah 660 m/s.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
Lampiran 12. Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
Lampiran 12. Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
Lampiran 12. Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
Lampiran 12. Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
Lampiran 13. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
Lampiran 13. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
Lampiran 13. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
210
Lampiran 13. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
Lampiran 14. Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
Lampiran 14. Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
Lampiran 14. Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
Lampiran 14. Hasil Pretes Siswa Kelas XI IPA 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
Lampiran 15. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
Lampiran 15. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
Lampiran 15. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
Lampiran 15. Hasil Postes Siswa Kelas XI IPA 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219 Lampiran 16. Hasil Angket Minat Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
220 Lampiran 16. Hasil Angket Minat Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221 Lampiran 16. Hasil Angket Minat Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
Lampiran 17. Daftar Skor Minat Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223 Lampiran 18. Soal Wawancara
Soal-soal Wawancara
No Soal Wawancara 1 Bagaimana menurut kamu pembelajaran dengan demonstrasi seperti yang telah kamu ikuti? Alasannya?
metode
2
Bagaimana perasaan kamu saat megikuti pembelajaran fisika dengan metode demonstrasi?
3
Dari hasil angket, kamu (kurang berminat, sangat berminat) dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi sedangkan dari hasil pretes kamu tergolong (tinggi, rendah) dan hasil postes kamu tergolong (tinggi, rendah). Mengapa demikian? Alasannya?
4
Apakah kamu lebih mudah belajar dengan adanya demonstrasi? Alasannya?
5
Kesulitan apa yang kamu hadapi ketika belajar dengan metode demonstrasi?
6
Apa usaha yang kamu lakukan bila susah memahami materi pelajaran fisika?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
224 Lampiran 19. Daftar Nilai Siswa Kelas Eksperimen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
Lampiran 20. Daftar Nilai Siswa Kelas Kontrol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226 Lampiran 21. Foto-foto dalam Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol
Foto siswa yang sedang mengerjakan soal pretes
Foto siswa saat mengikuti pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227 Lampiran 21. Foto-foto dalam Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol
Foto siswa yang sedang mengerjakan soal di papan tulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228 Lampiran 22. Foto-foto dalam Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Foto Siswa yang sedang mengerjakan soal pretes
Foto siswa saat mengikuti pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229 Lampiran 22. Foto-foto dalam Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Foto salah satu peralatan dalam demonstrasi tentang konsep momentum dan konsep impuls
Foto siswa saat melakukan serta mengamati demonstrasi tentang konsep momentum dan konsep impuls
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
230 Lampiran 22. Foto-foto dalam Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Foto Alat dan bahan yang digunakan dalam demonstrasi tentang tumbukan
Foto siswa saat melakukan dan mengamati demonstrasi tentang tumbukan di depan kelas