PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KECENDERUNGAN SOCIALLY-PRESCRIBED PERFECTIONISM PADA MAHASISWA SKRIPSI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA: SEBUAH STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh: Juwita Krisanty NIM : 089114104
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI, JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tuhan adalah gembalaku, Aku takkan berkekurangan. (mazmur 23:1)
“Urip iku sejatine gawe urup.” ( Pepatah Jawa)
The secret of life, though, is to fall seven times and to get up eight times.” (Paulo Coelho – The Alchemist) iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kupersembahkan tulisan sederhana ini kepada:
Tuhan Allah Hyang Rama Gusti Pangeran, dengan segala kuasa-Nya
Keluarga kecilku, dengan segala pengalamannya
Insan-insan yang tertulis dalam referensi, dengan segala ilmunya.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KECENDERUNGAN SOCIALLY-PRESCRIBED PERFECTIONISM PADA MAHASISWA SKRIPSI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA: SEBUAH STUDI KUANTITATIF DESKRIPTIF
Juwita Krisanty
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tingkat kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada subjek penelitian, yakni mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Socially-Prescribed Perfectionism dapat diartikan sebagai kecenderungan individu untuk berusaha memenuhi harapan serta tekanan yang dianggapnya berasal dari lingkungan sosial, dengan tujuan untuk mendapatkan persetujuan atau validasi dari orang lain. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan 2006, 2007, dan 2008 yang telah mengerjakan skripsi selama lebih dari dua semester, sejumlah 78 orang. Alat pengambilan data menggunakan skala Perfectionism Inventroy (Hill, Huelsman, Furr, Kibler, Vicente, dan Kennedy, 2004), dengan menggunakan dua indikator yang berkaitan dengan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism, yakni Need of Approval dan Perceived Parental Pressure. Uji coba skala menghasilkan nilai reliabilitas Alpha sebesar 0,787, dengan jumlah item skala sebanyak 16 item. Data penelitian diproses menggunakan peranti lunak komputer yakni SPSS for Windows versi 16. Hasil analisis deskriptif memberikan hasil bahwa sebaran data adalah normal, dengan subjek penelitian memiliki kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism yang rendah. Hasil ini didapatkan dari perbedaan nilai mean hipotetik dan empiriknya, di mana nilai mean empirik lebih rendah dari nilai mean hipotetik (µempirik= 45,628 < µhipotetik = 48). Kata kunci: Kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism, mahasiswa skripsi, Perfectionism Inventory, studi deskriptif kuantitatif
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE SOCIALLY-PRESCRIBED PERFECTIONISM AMONG THESIS STUDENTS AT FACULTY OF PSYCHOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY: A QUANTITATIVE DESCRIPTIVE RESEARCH
Juwita Krisanty
ABSTRACT This research was aimed to give the description of Socially-Prescribed Perfectionism tendency among the research subject, which are thesis students at Faculty of Pschology of Sanata Dharma University. The Socially-Prescribed Perfectionism can be described as one’s endeavor tendency to fulfill hopes and pressures which perceived as prescribed by significant others, in order to gain validation from them. This research was a quantitative descriptive research which used the survey method. The subject of this research was 78 the students from three different academic year (2006, 2007, and 2008), who has been undergoing the thesis writing for more than two semesters. Data has been collected by using two of eight indicators of Perfectionism Inventory (Hill, Huelsman, Furr, Kibler, Vicente, dan Kennedy, 2004). The two indicators are related to the Socially-Prescribed Perfectionism, which are Need of Approval and Perceived Parental Pressure. The inventory has been tested and resulted Cronbach’s Alpha reliability as much as 0,787 for the 16 items of the scale. The data in this research are processed by a computer software which is SPSS for Windows version 16. The analysis has resulted that the data was normally distributed, and the Socially-Prescribed Perfectionim tendency among the subject is low. This result derived from the mean differences between the Hypothetical Mean and the Empirical Mean, which the empirical mean is lower than hypothetical mean ((µempirical= 45,628 < µhipothetical = 48). Keywords :
Socially-Prescribed Perfectionism, thesis student, Perfectionism Inventory, a quantitative descriptive research.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ix ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis limpahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan berkat dan kekuatan selama proses pengerjaan skripsi, sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul “Kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada Mahasiswa Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Sebuah Studi Kuantitatif Deskriptif”, diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Banyak hal yang penulis dapatkan dari penyelesaian skripsi ini. Penulis banyak mempelajari mengenai penerimaan serta penolakan dari berbagai kalangan selama proses ini. Berbagai kendala yang ditempuh oleh penulis merupakan suatu ajang pembelajaran yang sangat berarti untuk kehidupan mendatang. Skripsi ini akhirnya dapat selesai berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1.
Ibu Dr. Ch Siwi Handayani, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
2.
Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, atas bantuannya terhadap perijinan selama pengambilan data skripsi.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Ibu Agnes Indar E., M.Si., Psi., selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih atas penguatannya agar penulis cepat lulus.
4.
Ibu Nimas Eki S., M.Si., Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala pelajaran dan pengalaman yang diberikan kepada penulis. Semoga menjadi semangat tersendiri bagi penulis untuk melangkah lebih baik ke depannya.
5.
Bapak Agung Santoso, M.A., terima kasih atas pencerahan yang diberikan secara tulus kepada penulis.
6.
Romo Dr. A. Priyono Marwan, S.J. Terima kasih atas segala doa dan perhatian yang diberikan selama penyelesaian skripsi.
7.
Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas ilmu yang diberikan.
8.
Seluruh staff dan karyawan Fakultas Psikologi, Mas Gandung, Ibu Nanik, Mas Doni, Mas Muji dan Pak Gie.
9.
Keluarga kecilku; Papa Roy, Mama Merry, dan Cici Ita :). Terima kasih atas curahan doa, kasih sayang, dan kepercayaan yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Itu yang menguatkan penulis. Luar biasa..!
10.
Teman-teman yang ikut membantu dalam menyebarkan skala try-out maupun skala penelitian. Skolastika, Ellisa ”sinter”, Valent, Galuh, Pritha “Gidul”, Arischay, Sinto, Abeth, Fajar “Fael”, Lusi, Rimpi, Kak Lisa. Terimakasih banyak atas kesediannya untuk meluangkan waktu. It was awesome..!
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11.
Teman-teman yang selayaknya obat “anti-aging” bagi penulis: Skolastika, Valen, Ellisa, Wieana, Nana, Dewi, Ayu dan little Elkan, Ade “Paung”, Bertha, Heimbach. Terimakasih atas segala cerita dan tawa yang membuat penulis merasa bahagia selama penulisan skrispi ini. *kechuup basah..
12.
Teman-teman satu bimbingan skripsi: Kak Lisa, Rimpi, Heny, Tinna, mas Lulu. Terimakasih atas segala pertukaran info dan semangat yang diberikan. Ayo teman-teman, satu langkah lagi...!!
13.
Teman-teman SLP 2011, Pak Chosa, Mam Tata, Mas Anton, Topan, Ajeng, Save, Diana, Mba Achie dan Heimtjeng. You gave me tons of entertainments and experiences..!! Huggsss...
14.
Teman-teman angkatan di Fakultas Psikologi ini, atas segala informasi dan bahan candaan yang mengalir terus menerus. Dan yang terpenting adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan bersama mulai dari AKSI sampai selesai kuliah. Terima kasih semuanya. Love you all...
15.
Bapak Prasetyadi Wibawa, Ibu Lenny, Mbah Kung, Mbah Uti, Lek Kenty dan seluruh saudara-saudara di dusun Diwak. Terima kasih atas segala penerimaan dan kesempatan yang disediakan bagi penulis selama ini. Nuwun nggih...
16.
Teruntuk Dante Allgherry, mijn schat, lelakiku. There are no proper words could describe all the things you have done to support me. All I can say is thank you for your hearty presences through all the days. Mahal kita...!!
17.
Teruntuk Tuhan dengan kuasa-Nya; Yesus Kristus dan Bunda Maria. Kepercayaan akan sesuatu yang baik di atas/luar sana, yang memberi
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pengharapan atas hidup, yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan penulis dengan cara yang ajaib.
Akhir kata, penulis menyadari masih memiliki kekurangan dari skripsi ini, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritk dan saran yang dapat membangun. Terima kasih.
Penulis,
Juwita Krisanty
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................ ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii HALAMAN MOTTO .............................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................. vi ABSTRAK ................................................................................................ vii ABSTRACT ............................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............ ix KATA PENGANTAR .............................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................ xiv DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6 BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................. 7 A. Socially-Prescribed Perfectionism .................................................... 7 1.
Pengertian Sociallly-Prescribed Perfectionism ............................ 7 xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Perkembangan Socially-Prescribed Perfectionsim....................... 7
3.
Alat Ukur Socially-Prescribed Perfectionsim .............................. 9
4.
Penelitian Mengenai Socially-Prescribed Perfectionsim .............. 11
B. Kerangka Berpikir ............................................................................ 13 BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 18 A. Jenis Penelitian ................................................................................. 18 B. Identifikasi Variabel Penelitian ......................................................... 18 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................... 18 D. Subjek Penelitian .............................................................................. 19 E. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 21 F. Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Item ........................................... 24 1.
Validitas .................................................................................... 24
2.
Reliabilitas ................................................................................. 25
3.
Analisis Item .............................................................................. 26
G. Metode Analisis Data ........................................................................ 28 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 29 A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ....................................... 29 1.
Orientasi Kancah ........................................................................ 29
2.
Pelaksanaan Uji Coba ................................................................ 30
B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 30 C. Hasil Penelitian ................................................................................. 31 1.
Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................ 31
2.
Uji Normalitas Data ................................................................... 32
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 33
4.
Deskripsi Data Penelitian Tiap Angkatan ................................... 37
5.
Deskripsi Data Penelitian Tiap Indikator .................................... 39
6.
Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ................. 42
D. Pembahasan ....................................................................................... 43 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 46 A. Kesimpulan........................................................................................ 46 B. Saran ................................................................................................. 46 1.
Bagi Mahasiswa .......................................................................... 46
2.
Bagi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.................... 47
3.
Bagi Orang Tua........................................................................... 47
4.
Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 49 LAMPIRAN .............................................................................................. 53
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Jumlah Mahasiswa Skripsi Angkatan 2006, 2007, dan 2008 ............. 3 Tabel 2 Ukuran Sample Tiap Strata .............................................................. 21 Tabel 3 Blue Print dan Sebaran Item Skala Perfectionism Inventory ............ 23 Tabel 4 Pemberian Skor Skala Perfectionism Inventory ............................... 24 Tabel 5 Reliabilitas Perfectionism Inventory Setelah Uji Coba ..................... 28 Tabel 6 Pelaksanaan Uji Coba ...................................................................... 30 Tabel 7 Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................. 31 Tabel 8 Uji Normalitas Data dengan Teknik Kolmogorov-Smirnov ............. 32 Tabel 9 Hasil Analisis Deskriptif Penelitian ................................................. 34 Tabel 10 Uji Statistik One Sample T-Test ..................................................... 36 Tabel 11 Hasil Analisis Deskriptif Tiap Angkatan ........................................ 37 Tabel 12 Uji Statistik One Sample T-Test Tiap Angkatan ............................. 38 Tabel 13 Hasil Analisis Deskriptif Tiap Indikator ......................................... 40 Tabel 14 Uji Statistik One Sample T-Test Tiap Indikator .............................. 41 Tabel 15 Uji Statistik Two Independent Sample T-Test Jenis Kelamin ........... 42
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Perfectionism Inventory ............................................................. 53 Lampiran 2 Perfectionism Inventory Hasil Back-translation.......................... 55 Lampiran 3 Skala Penelitian.......................................................................... 57 Lampiran 4 Hasil Uji Coba .......................................................................... 64 Lampiran 5 Data Subjek Penelitian .............................................................. 67 Lampiran 6 Total Skor Penelitian dan Histogram .......................................... 71 Lampiran 7 Data Deskriptif Jenis Kelamin, Usia, dan Tahun Angkatan ........ 73 Lampiran 8 Uji Normalitas Data .................................................................. 76 Lampiran 9 Uji One Sample T-Test Keseluruhan Data ................................. 78 Lampiran 10 Uji One Sampe T-Test Tahun Angkatan dan Indikator ............. 80 Lampiran 11 Uji Two Independent Sample T-Test Jenis Kelamin .................. 84
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan bagi kemajuan bangsa dan negara. Menurut
Undang-Undang SISDIKNAS (2003),
disebutkan bahwa tujuan dari pendidikan adalah agar setiap peserta didik memiliki pengendalian diri, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat maupun bangsa dan negara. Salah satu peserta didik di Indonesia adalah mahasiswa. Mahasiswa merupakan peserta didik yang berada pada batas usia 18-30 tahun dan telah resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi. Mahasiswa akan mendapatkan gelar akademik dari perguruan tinggi yang bersangkutan sebagai seorang Sarjana setelah menyelesaikan masa studinya sekitar tiga setengah tahun (Fibrianti, 2009). Seorang Sarjana diharapkan menjadi salah satu gambaran mengenai keberhasilan dari tujuan pendidikan di Indonesia. Meskipun demikian, tujuan dari pendidikan Indonesia tersebut masih belum sesuai dengan kenyataan yang terjadi di kalangan mahasiswa. Hal tersebut menyangkut dengan disiplin waktu yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menempuh jenjang pendidikannya. Mahasiswa melakukan penundaan dalam memulai suatu pekerjaan serta penghindaran terhadap tugas yang diberikan (Fibrianti, 2009). Dalam kancah psikologi, hal tersebut dikenal
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
dengan nama prokrastinasi akademik, salah satunya adalah prokrastinasi akademik penyelesaian skripsi. Prokrastinasi atau penundaan dalam penyelesaian skripsi berasal dari permasalahan yang dihadapi mahasiswa selama proses penulisan skripsi tersebut. Darmono dan Hasan (2005), menyebutkan bahwa permasalahan yang dihadapi mahasiswa skripsi antara lain adalah kurang terbiasanya dengan pengaturan target dan waktu, kesulitan mencari literatur, serta berbagai masalah dengan dosen pembimbing skripsi. Permasalahan yang sering terjadi ini dapat menyebabkan mahasiswa menunda penyelesaian skripsinya (dalam Januarti, 2009). Prokrastinasi akademik skripsi ternyata terjadi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Hal ini dilihat dari adanya mahasiswa aktif angkatan 2006, 2007, dan 2008 yang belum dinyatakan lulus. Mahasiswamahasiswa tersebut merupakan mahasiswa yang telah menempuh masa studi lebih dari delapan semester. Hal ini bertentangan dengan kebijakan yang terdapat pada Buku Pedoman Fakultas Psikologi (2008), yang menyebutkan bahwa masa studi yang tersedia untuk program Sarjana Psikologi direncanakan sebanyak delapan semester. Selain itu,
berdasarkan Buku
Peraturan Akademik Universitas Sanata Dharma (2010), disebutkan bahwa Universitas menetapkan sepuluh semester sebagai target penyelesaian masa studi program sarjana.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Tabel 1 Jumlah Mahasiswa Skripsi Angkatan 2006, 2007, dan 2008 Angkatan
Jumlah
Persentase
2006
16
12,21 %
2007
27
20,61 %
2008
88
67,18 %
Total
131
100%
Melihat kasus prokrastinasi akademik mahasiswa skripsi cukup banyak terjadi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, maka peneliti mengadakan wawancara informal terhadap beberapa mahasiswa skripsi angkatan 2006, 2007, dan 2008. Berdasarkan wawancara informal mengenai alasan melakukan penundaan dalam menyelesaikan skripsi, didapatkan hasil bahwa mahasiswa skripsi merasa kebingungan setiap kali menyelesaikan revisi setelah bimbingan. Mahasiswa merasa kurang mampu untuk membuat revisi yang sesuai dengan saran dari dosen pembimbing, sehingga
mereka
melakukan
penundaan
untuk
menghindari
revisi
selanjutnya. Selain dari dosen pembimbing, permasalahan juga terjadi dari orang tua mahasiswa yang menginginkan anaknya untuk cepat lulus. Hal tersebut dianggap sebagai suatu tekanan tersendiri bagi beberapa mahasiswa skripsi. Berdasarkan pengakuan tersebut, beberapa mahasiswa skripsi merasakan adanya tuntutan serta harapan yang berasal dari luar dirinya. Tuntutan serta harapan tersebut dirasakan penting untuk dipenuhi oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
mahasiswa. Akan tetapi, dalam usaha pemenuhan tersebut, mahasiswa merasa takut saat diberikan penilaian dan pengawasan dari lingkungan luarnya. Hal ini menyebabkan mahasiswa cenderung untuk menunda penyelesaian skripsinya agar tidak terus menerus merasa tertekan. Paparan di atas, memiliki kaitan dengan sebuah kecenderungan yakni kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism, sebagai salah satu dari dimensi perfeksionisme yang dikemukakan oleh Hewitt dan Flett (1991). Individu dengan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism yang tinggi, mempunyai anggapan mengenai perlunya mencapai standar serta harapan yang ditetapkan oleh lingkungan sosialnya. Individu menjadi cemas akan penilaian orang lain, karena penilaian tersebut akan menentukan apakah dirinya dapat diterima oleh orang lain atau sudah mencapai standar tersebut (Burka dan Yuen, 2008). Saat individu tidak mampu mencapai standar atau harapan dari orang lain, maka konsekuensi negatif menjadi umum terjadi (Hewit dan Flett, 1991). Salah satu konsekuensi negatifnya adalah prokrastinasi akademik (Flett, Blankstein, Hewitt, dan Koledin, 1992; Onwouegbuzie, 2000). Berdasarkan hal tersebut, maka penting untuk diadakan penelitian mengenai gambaran kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada subjek mahasiswa. Hal ini disebabkan karena penelitian mengenai kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism, belum mendapat perhatian bagi kalangan peneliti di Indonesia. Selain itu, kecenderungan ini berkaitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
erat dengan kecenderungan prokrastinasi akademik yang menjadi fenomena nyata mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, sebagai salah satu Universitas yang berada di Indonesia, belum pernah mengadakan pemetaan mengenai
kecenderungan-kecenderungan
yang
berhubungan
dengan
permasalahan prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi. Oleh karena itu,
penelitian
baru
mengenai
kecenderungan
Socially-Prescribed
Perfectionism dapat menjadi sebuah data baru bagi permasalahan yang kerap terjadi. Harapannya dengan diadakan penelitian ini, maka Fakultas dapat menggunakannya sebagai basis atas penelitian maupun kebijakan-kebijakan lanjutan
yang
bertujuan
mengurangi
kecenderungan
prokrastinasi
mahasiswanya. Oleh karena itu, peneliti ingin memberikan gambaran mengenai sebuah kecenderungan lain yang terjadi pada mahasiswa skripsi, yang tertuang dalam penelitian berjudul “Kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada Mahasiswa Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Sebuah Studi Kuantitatif Deskriptif”.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah seperti apakah kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
C. Tujuan Penelitian Tujuan
dari
penelitian
ini
adalah
untuk
menggambarkan
kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism yang dilakukan oleh mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
D. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu untuk menambah wawasan pengetahuan
mengenai
variabel
yang
terkait
dengan
permasalahan
prokrastinasi akademik di jenjang pendidikan perguruan tinggi. Terutama permasalahan yang dilihat dari sisi yang masih minim diteliti di Indonesia. Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu memberikan pengetahuan mengenai kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada mahasiswa skripsi khususnya di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan data atau pengetahuan baru, sehingga dapat bermanfaat bagi penelitian maupun pengambilan kebijakan oleh petinggi Fakultas, yang bersifat memberikan intervensi terhadap kecenderungan perilaku prokrastinasi mahasiswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Socially-Prescribed Perfectionism 1. Pengertian Socially-Prescribed Perfectionism Socially-Prescribed Perfectionism merupakan salah satu dimensi perfeksionisme yang dikemukakan oleh Hewitt dan Flett (1991). SociallyPrescribed Perfectionism adalah kecenderungan individu mempercayai lingkungan sosial mempunyai standar yang tidak realistik, menekan individu menjadi sempurna, serta mengevaluasi individu secara ketat. Individu akan berusaha memenuhi standar serta harapan yang berasal dari lingkungan sosial tersebut. Hal ini menyebabkan individu akan mengalami ketakutan terhadap evaluasi negatif yang diberikan. Selain itu, individu juga mempunyai kebutuhan yang besar untuk mendapat penerimaan atau menghindari penolakan dari orang lain (Hewitt dan Flett, 1991; 1993).
2. Perkembangan Socially-Prescribed Perfectionism Menurut
Flett,
Hewitt,
Oliver,
dan
Macdonald
(2002),
perfeksionisme mempunyai akarnya pada perkembangan seorang anak dan orang
tua
memegang
peranan
penting
dalam
perkembangan
perfeksionisme. Berikut akan dijelaskan hipotesis mengenai pengaruh orang tua dalam perkembangan Socially-Prescribed Perfectionism, yaitu
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
perfeksionisme orang tua, tekanan dari orang tua serta gaya pengasuhan orang tua (dalam Stoeber dan Childs, in press). a. Perfeksionisme Orang Tua Hipotesis ini berasal dari teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura, yang menyuguhkan pemikiran bahwa anak-anak akan
mengembangkan
(mengamati
dan
perfeksionismenya
meniru)
perfeksionisme
karena dari
Berdasarkan penelitian oleh Vieth dan Trull (1999), bahwa modelling
me”model”
orang
tuanya.
menunjukkan
perfeksionisme terhadap orang tua yang berjenis
kelamin sama (anak perempuan dengan ibu, anak laki-laki dengan ayah), lebih banyak dilakukan daripada modelling terhadap orang tua berjenis kelamin berbeda (dalam Stoeber dan Childs, in press). b. Tekanan Orang Tua Flett dkk (2002), mengemukakan bahwa tekanan orang tua berdasarkan pada dua model sosialisasi, yaitu harapan sosial serta reaksi sosial. Tekanan orang tua merupakan sebuah kombinasi dari harapan orang tua; bahwa anak seharusnya bisa menjadi sempurna (harapan sosial) dan kritik dari orang tua; yang muncul jika anak gagal untuk memenuhi harapan tersebut (reaksi sosial). c. Gaya Pengasuhan Orang Tua Hipotesis ini berdasar pada teori dari Baumrind mengenai gaya pengasuhan orang tua. Penelitian yang dilakukan oleh Flett dkk (2002), menemukan bahwa gaya pengasuhan yang keras (dikarakteristikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
dengan orang tua yang sering mengkritik), berasosiasi dengan level perfeksionisme yang tinggi. Berkebalikan dari penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Miller-Day dan Marks (2006), menemukan bahwa orang tua yang responsif serta komunikasi positif yang dilakukan oleh orang tua, berasosiasi dengan level perfeksionisme yang rendah (dalam Stoeber dan Childs, in press).
Berdasarkan hal tersebut, maka perkembangan Socially-Prescribed Perfectionism dipengaruhi oleh adanya proses modelling yang dilakukan anak terhadap orang tua yang juga perfeksionis. Selain itu, gaya pengasuhan orang tua yang otoriter disertai adanya tekanan dari orang tua, mempengaruhi terbentuknya Socially-Prescribed Perfectionism pada anak.
3. Alat Ukur Socially-Prescribed Perfectionism Untuk
mengukur
kecenderungan
Socially-Prescribed
Perfectionism, dapat menggunakan alat ukur yang bernama Perfectionism Inventory (Hill, Huelsman, Furr, Kibler, Vicente, dan Kennedy, 2004). Penggunaan Perfectionism Inventory (PI) dikarenakan alat ukur tersebut telah dirancang untuk menangkap konstruk-konstruk penting yang telah disediakan oleh kedua Multidimensional Perfectionism Scale (MPS), yakni MPS Frost dkk (1990) dan MPS Hewitt-Flett (1991). Dengan menggunakan Perfectionism Inventory, maka dapat memperluas cakupan pengukuran mengenai konstruk Socially-Prescribed Perfectionism.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada penelitian ini adalah indikator Need of Approval dan indikator Perceived Parental Pressure. Kedua indikator tersebut digunakan karena memiliki kaitan yang erat dengan konstruk Socially-Prescribed Perfectionism (Hill, dkk, 2004). Indikator
Need
of
Approval
digunakan
karena
terdapat
kecenderungan individu untuk mencari validasi atau pengakuan dari orang lain disertai adanya rasa sensitif terhadap kritikan-kritikan. Definisi dari Need of Approval dianggap memiliki hubungan dengan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism dalam hal kebutuhan individu terhadap penerimaan orang lain dan ketakutan individu atas evaluasi negatif dari orang lain (Hewitt dan Flett, 1991). Indikator Perceived Parental Pressure, digunakan karena terdapat kecenderungan individu untuk melakukan performansi yang sempurna demi mendapatkan persetujuan dari orang tua (Hill, dkk, 2004). Hal ini berhubungan dengan dimensi Parental Expectations dan Parental Critics yang dianggap berkorelasi erat dengan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism (Enns dan Cox, 2004). Berdasarkan paparan di atas, maka alat ukur Socially-Prescribed Perfectionism menggunakan dua indikator Perfectionism Inventory, yakni Need of Approval dan Perceived Parental Pressure. Hal tersebut dikarenakan indikator Need of Approval diharapkan memiliki hubungan yang erat dengan konstruk dimensi Socially-Prescribed Perfectionism
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
(Hill, dkk, 2004). Sedangkan indikator Perceived Parental Pressure digunakan karena dianggap memiliki hubungan dengan dimensi Parental Expectations (PE) dan Parental Critics (PC), yang terbukti berkorelasi dengan dimensi Socially-Prescribed Perfectionism (Enns dan Cox, 2001).
4. Penelitian Mengenai Socially-Prescribed Perfectionism Penelitian
korelasional
mengenai
Socially-Prescribed
Perfectionism telah dilakukan dengan variabel prokrastinasi (Flett, dkk, 1992; Onwouegbuzie,2000). Meskipun demikian, masih ada penelitian lain yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Socially-Prescribed Perfectionism dengan variabel selain prokrastinasi, seperti berikut ini: a. Eating Disorder (Gangguan Pola Makan) Penelitian yang dilakukan oleh Hewitt, Flett, dan Ediger (1995), menghasilkan sebuah penemuan yang menyebutkan bahwa SociallyPrescribed Perfectionism berhubungan dengan pola makan yang terganggu dan kekhawatiran terhadap penampilan. Pada Eating Disorder, terdapat konsep bahwa usaha untuk menjadi sempurna dimotivasi oleh kebutuhan untuk meniru sebuah ide atau model yang sempurna, seperti yang dianggap oleh seorang inidividu sebagai tuntutan dari lingkungan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
b. Dating Relationship Penelitian yang dilakukan oleh Flett, Hewitt, Shapiro, dan Rayman (2001), lebih menekan pada varibel relasi. Dari hasil penelitian disebutkan bahwa, Socially-Prescribed Perfectionism berhubungan dengan aspek neurotik dalam percintaan, seperti kecemasan kepada diri sendiri,
kecemasan
yang
berlebihan
pada
pasangan,
serta
ketergantungan emosional terhadap pasangan. Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahwa Socially-Prescribed Perfectionism juga berasosiasi dengan cara-cara yang kurang adaptif dalam menanggulangi konflik-konflik relasi. Selain itu, disebutkan pula bahwa individu dengan Socially-Prescribed Perfectionism yang tinggi tidak mempunyai kepekaan terhadap pasangan serta anggapan yang negatif terhadap hubungan percintaanya.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa telah dilakukan penelitian mengenai Socially-Prescribed Perfectionism. Dari penelitian tersebut, Socially-Prescribed Perfectionism erat kaitannya dengan outcome yang bersifat negatif, seperti prokrastinasi, relasi percintaan yang sulit, serta gangguan pola makan (Flett, dkk, 1992; 2001, Hewitt , dkk, 1995, Onwouegbuzie, 2000).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
B. Kerangka Berpikir Kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism berkembang pada masing-masing individu. Perkembangan tersebut bermula pada awal perkembangan seorang individu. Perkembangan individu mendapatkan pengaruhnya dari keluarga sebagai unit sosial terkecil proses pembelajaran (Prasetyawati, dalam Silalahi, 2010). Salah satunya adalah relasi antara orang tua dan anak yang terlihat dalam pola asuh orang tua. Ada beberapa pola asuh orang tua yang berpengaruh terhadap perkembangan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism. Pola asuh otoriter salah satunya, merupakan pola asuh yang cenderung untuk mengekang, menghukum, dan mengontrol secara berlebihan (Flett, dkk, 1995). Dalam pola asuh ini, orang tua menyuruh anak-anaknya untuk melakukan performansi yang terbaik (Stornelli, 1997). Pola seperti ini dapat menyebabkan seorang anak melihat lingkungan sosialnya sebagai sesuatu yang mengontrol mereka untuk melakukan permintaan-permintaan yang tidak realistik. Lamborn (dalam Flett, dkk, 1995), menyebutkan dalam pola asuh ini, anak-anak selalu berusaha untuk mematuhi standar yang diberikan orang tuanya. Pola asuh otoriter memberi pengaruh terhadap perkembangan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism yang tinggi pada anakanak (Flett, dkk, 1995). Selain pola asuh orang tua yang otoriter, maka terdapat pola asuh orang tua autoritatif dan permisif. Pada pola asuh autoritatif, terdapat tuntutan (demandingness) bagi anak-anaknya. Akan tetapi tuntutan tersebut mengacu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
kepada harapan serta aturan orangtua yang dirasa masuk akal bagi tingkah laku anaknya. Sedangkan pada pola asuh permisif, ditandai dengan adanya kebebasan yang berlebihan, yang di dalamnya orang tua tidak memberikan panduan yang jelas bagi pengalaman anaknya (Baumrind, dalam Silalahi, 2010). Kedua pola asuh tersebut tidak memberi banyak tekanan pada anak seperti pada pola asuh otoriter. Hal tersebut menyebabkan anak-anak pada kedua pola asuh ini, tidak merasakan kontrol berlebih dari orang tua untuk memenuhi standar mereka, sehingga cenderung memiliki Socially-Prescribed Perfectionism yang rendah. Kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism yang mulai tumbuh pada anak-anak, akan menjadi bagian dari kepribadiannya sampai dengan anak tersebut menjadi seorang mahasiswa. Sebagai mahasiswa, anak-anak tersebut tidak terlepas dari sebuah tugas akhir sebelum menjadi seorang Sarjana. Mahasiswa akan menempuh sebuah fase akhir masa studinya, yaitu skripsi. Dalam mengerjakan skripsinya, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen pembimbing skripsi. Darmono dan Hasan (2005), menyebutkan bahwa, dosen pembimbing sebagai sosok yang perlu dihormati, berhak untuk memeriksa dan memberikan saran bagi setiap hasil kerja mahasiswa dalam tahapan penulisan skripsinya (dalam Januarti, 2009). Peran dosen pembimbing tersebut dapat berupa pemberian koreksi jika menemukan kesalahan skripsi, maupun permintaan bagi mahasiswa untuk menemukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
sekaligus memahami sumber-sumber bacaan yang digunakan. Peran tersebut dilakukan demi membantu mahasiswa mengerjakan skripsinya. Situasi dalam pengerjaan skripsi tersebut ternyata akan direspon secara berbeda oleh masing-masing mahasiswa. Salah satunya adalah dengan merespon situasi tersebut berdasarkan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism yang berbeda pada diri mahasiswa. Seorang mahasiswa dengan kecenderungan
Socially-Prescribed
Perfectionism
yang
tinggi
akan
mempercayai bahwa saran atau permintaan dosen pembimbing merupakan sebuah tuntutan yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, dalam prosesnya mereka lebih mementingkan penerimaan. Selain itu, mahasiswa akan merasa sensitif jika mendapatkan kritikan dari dosen pembimbing dalam bentuk koreksian skripsi. Hal ini akan berbeda dengan mahasiswa yang memiliki kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism yang rendah, karena mereka tidak akan melihat peran dosen pembimbing sebagai sebuah tuntutan dan tekanan yang berlebihan, melainkan sebagai arahan positif demi kesuksesan skripsinya. Respon-respon
yang
berbeda
terhadap
situasi
skripsi
dapat
menghasilkan outcome yang berbeda. Mahasiswa dengan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism yang tinggi, akan berujung pada outcome negatif seperti kemarahan dan depresi (Hewitt dan Flett, 1991). Salah satu outcome yang berkaitan erat dengan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism adalah prokrastinasi akademik, sebagai antisipasi dari tekanan yang berasal dari lingkungan (Flett, Blankstein, Hewitt, dan Koledin, 1992;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Flett, Hewitt, dan Singer, 1995; Onwuegbuzie, 2000). Berkebalikan dari hal tersebut, maka mahasiswa yang memiliki kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism yang rendah, tidak akan menghasilkan outcome berupa emosiemosi yang negatif. Dengan kata lain, mahasiswa dengan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism yang rendah, tidak menunda penyelesaian skripsinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
DIAGRAM KERANGKA BERPIKIR Pola Asuh Otoriter
Anak dengan SPP tinggi
Pola Asuh Autoritatif dan Permisif
Anak dengan SPP rendah
MAHASISWA
Orang tua
Prokrastinator
Non-prokrastinator
Mahasiswa SPP tinggi
Mahasiswa SPP rendah
SPP : Socially-Prescribed Perfectionism
Direspon secara berbeda
SKRIPSI
Mencari dan memahami jurnal penelitian Memperbaiki sesuai dengan saran dosen pembimbing
Menerima koreksi atas kesalahan
Mempertanggung jawabkan skripsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang merupakan salah satu jenis penelitian umtuk memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan
sejelas mungkin. Dalam penelitian ini tidak
terdapat perlakuan terhadap variabel yang hendak diteliti, melainkan menguraikan secara jelas variabel penelitiannya (Kountur, 2003).
B. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu variabel tunggal, yaitu SociallyPrescribed Perfectionism pada mahasiswa skripsi.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Socially-Prescribed Perfectionism merupakan kecenderungan individu untuk berusaha memenuhi atau mencapai harapan serta tekanan yang dianggapnya
berasal
dari
lingkungan
sosial,
dengan
tujuan
untuk
mendapatkan persetujuan atau validasi dari orang lain. Karakteristik dari Socially-Prescribed
Perfectionism
termasuk
di
dalamnya
adalah
kecenderungan untuk mencari persetujuan dari orang lain disertai adanya rasa sensitif terhadap kritikan. Selain itu adanya kecenderungan individu untuk
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
melakukan performansi yang sempurna demi mendapatkan persetujuan dari orang tua. Adapun tingkat Socially-Prescribed Perfectionism dapat dilihat berdasarkan besarnya skor yang diperoleh pada skala. Semakin besar nilai skor total pada skala, maka semakin tinggi kecenderungan SociallyPrescribed Perfectionism, begitu pula kebalikannya, semakin kecil nilai skor total pada skala, maka semakin rendah kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionismnya.
D. Subjek Penelitian Subjek penelitian merupakan sumber utama dalam penelitian, yaitu yang mempunyai data mengenai variabel yang akan diteliti pada dirinya. Subjek penelitian adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 2005). Adapun karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah: 1. Mahasiswa dan mahasiswi aktif angkatan 2006, 2007 dan 2008 Fakultas Psikologi Sanata Dharma, 2. menempuh “Skripsi” lebih dari dua semester dan belum pernah mengambil cuti selama mengerjakan skripsi. Subjek penelitian diambil dengan menggunakan cara sampling, yakni proses pengambilan sebagian dari populasi untuk dijadikan sebagai wakil atau representasi dari populasi tersebut.
Penarikan jumlah sampling pada
penelitian ini menggunakan kaidah mengenai aturan jumlah sampel, yakni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
semakin besar sampel maka semakin baik. Adapun jumlah sampel yang disarankan atau dianggap normal adalah minimal 30 (Kerlinger, 2006). Adapun jumlah keseluruhan populasi sebesar 131 (N=130). Berdasarkan kaidah mengenai sampling dan jumlah populasi yang ada, maka pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah sebesar 80 (n= 80). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cara Sampling Acakan dengan Stratifikasi
(Proportional Stratified Random
Sampling). Populasi akan digolongkan menurut ciri-ciri tertentu sesuai dengan keperluan penelitian (Nasution, 2011). Teknik pengambilan sampel ini membutuhkan data mengenai besarnya populasi untuk setiap strata yang tersedia. Kemudian setelah mengetahui populasi tiap stratanya, maka diperlukan perhitungan untuk mengetahui jumlah sampel yang akan diambil dari tiap strata. Untuk melakukan perhitungan ini, maka digunakan sebuah rumus untuk menentukan jumlah sampel pada setiap strata. Berikut adalah rumusnya:
n = Populasi Kelas × Jumlah sampel yang ditentukan Populasi Keseluruhan
Keterangan: n
= ukuran sampel tiap strata
Populasi Kelas
= *. Angaktan 2006 = 16 *. Angkatan 2007 = 27 *. Angkatan 2008 = 88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Populasi seluruh = 131 Sampling size = 80 Berdasarkan rumus di atas, maka besaran sampel yang akan diambil untuk masing-masing strata adalah sebagai berikut; Tabel 2 Ukuran Sampel Tiap Strata Jumlah Sampel Tiap
Angkatan
Populasi Strata
2006
16
10
2007
27
16
2008
88
54
Total
131
80
Strata
E. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data menggunakan metode skala. Adapun skala yang digunakan merupakan skala Perfectionism Inventory (Hill dkk, 2004). Indikator yang digunakan dalam skala penelitian ini berdasarkan paparan mengenai Socially-Prescribed Perfectionism yang diambil dari indikator Perfectionism Inventory, yakni : 1. Need of Approval 2. Perceived Parental Pressure Mengingat bahwa Perfectionism Inventory merupakan skala penelitian yang dikembangkan di luar negeri, maka diperlukan metode penerjemahan. Penerjemahan suatu
skala menjadi hal yang dibutuhkan saat informasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
dikumpulkan dari sekelompok manusia yang berbeda bahasa. Dalam metode tersebut, bahasa yang diterjemahkan haruslah dapat dimengerti dan berarti bagi subjek yang mengerjakan. Selain itu, respon-respon jawaban juga harus serupa dengan skala aslinya (Greco,Walop, dan Eastridge, 1987). Salah satu metode terjemahan yang digunakan adalah Backtranslation. Dalam metode ini, seorang penerjemah yang “buta” terhadap skala asli diminta untuk menerjemahkan kembali item-item skala ke dalam bahasa aslinya. Hasil Back-translation kemudian dibandingkan dengan skala aslinya, jika dianggap pantas, maka item-item skala dapat dituliskan kembali (Greco,Walop, dan Eastridge, 1987). Proses Back-translation yang dilakukan oleh penulis terhadap 16 item dari Perfectionism Inventory dilakukan satu kali. Proses ini bermula ketika penulis menyusun 16 item soal yang siap untuk diterjemahkan oleh dua orang ahli dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Penerjemahan 16 item Perfectionism Inventory dari bahasa asli (bahasa Inggris) menjadi bahasa Indonesia, dilakukan di Djendelo Cafe pada hari Senin tanggal 10 Desember 2012, pukul 14.30 WIB. Penerjemahan dilakukan oleh salah satu staff pengajar pada Realia Pusat Bahasa dan Budaya Yogyakarta. Kemudian, setelah didapatkan hasil terjemahan bahasa Indonesia, maka proses Back-translation dilanjutkan dengan meminta salah satu lulusan Sastra Inggris Universitas Sanata Dharma, untuk menerjemahkan kembali hasil terjemahan ke dalam bahasa aslinya yakni bahasa Inggris. Proses ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
dilakukan di aula Universitas Sanata Dharma Mrican, pada hari Senin tanggal 7 Desember, 2013. Setelah kedua hasil terjemahan dikumpulkan, maka penulis melihat perbandingan antara hasil Back-translation dengan skala asli Perfectionism Inventory.
Kemudian, penulis membuat Blue Print bagi skala yang
digunakan pada penelitian. Tabel 3 Blue Print dan Sebaran Item Skala Perfectionism Inventory Indikator Need of Approval
Perceived Parental Pressure TOTAL
Sebaran Item 1,3,5,7,9,11,13,15
2,4,6,8,10,12,14,16
Bobot 8 (50 %) 8 (50 %) 16 item (100 %)
Skala menggunakan model skala Likert, dengan menggunakan lima jawaban yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju dan Tidak Setuju (N), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Semua item pada skala ini merupakan item yang bersifat Favorable, sehingga pemberian skor pada tiap item dimulai dengan skor 5 bagi jawaban Sangat Setuju (SS) dan berakhir dengan skor satu bagi jawaban Sangat Tidak Setuju (STS).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Tabel 4. Pemberian Skor Skala Perfectionism Inventory Skor Jawaban Favorabel Sangat Setuju
5
Setuju
4
Netral
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
F. Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Item 1. Validitas Validitas pada alat ukur dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Kountur (2003), menyebutkan bahwa validitas isi menyangkut tingkat kebenaran suatu instrumen dalam mengukur isi dari area yang hendak diukur. Dalam validitas isi penting diperhatikan apakah alat ukur yang dibuat benar-benar mengukur perilaku yang telah diasumsikan oleh peneliti atau telah mengukur konsepnya (Soewarno, 1987). Untuk mengukur validitas dari Perfectionism Inventory, maka dilakukan dengan cara meminta pendapat ahli atau professional judgement, dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Professional judgement tersebut digunakan untuk menentukan apakah item dari skala telah dapat mengukur aspek-aspek dari Socially-Prescribed Perfectionism. Setelah melalui proses tersebut, maka skala siap untuk diujicobakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
2. Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal tersebut berhubungan dengan konsistensi atau keajegan suatu instrumen. Suatu alat ukur dapat dikatakan konsisten apabila alat pengukur tersebut menunjukkan hasil yang sama pada pengukuran yang berulang (Noor, 2011). Reliabilitas skala pada penelitian ini diukur dengan menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal (internal consistency). Hal ini bertujuan untuk melihat konsistensi antar item atau antar bagian dalam tes itu sendiri (Azwar, 2009). Reliabilitas suatu skala mengacu kepada koefisien reliabilitas (rxx). Ukuran dari rxx menjadi indikasi utama dari reliabilitas suatu alat ukur. Sebuah tes yang baik biasanya mempunyai koefisien reliabilitas sekitar 0,80 sampai 0,95 (Nunnally, 1970). Pengukuran reliabilitas pada skala Perfectionism Inventory telah dilakukan dengan serangkaian penelitian oleh penemu dari Perfectionism Inventory (Hill,dkk, 2004). Dari hasil penelitian mengenai reliabilitas Perfectionism Inventory, maka diperoleh hasil bahwa koefisien Alpha Cronbach berkisar pada nilai 0,83 sampai dengan 0,91. Kemudian, pengukuran reliabilitas melalui test-retest, juga menghasilkan hasil reliabilitas yang berkisar pada nilai 0,71 sampai dengan 0,91. Pada penelitian Hill dkk (2004), juga menghasilkan koefisian Alpha Cronbach pada setiap indikator Perfectionism Inventory yang diukur. Pada indikator Need of Approval, koefisien Cronbach yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
diperoleh adalah sebesar 0,87, sedangkan indikator Perceived Parental Pressure, Cronbach Alpha mencapai nilai 0,88. Berdasarkan penjelasan di atas, maka Perfectionism Inventory merupakan skala yang telah memenuhi syarat sebagai alat ukur yang dapat diandalkan karena memiliki koefisien reliabilitas sekitar 0,80. Kemudian, item-item pada indikator Need of Approval serta Perceived Parental Pressure, yang menjadi alat ukur penelitian yang dilakukan oleh penulis, merupakan
item yang dapat dipercaya karena memiliki koefisien
reliabilitas Alpha Cronbach di atas 0,80. Meskipun reliabilitas dari Perfectionism Inventory dapat dipercaya, namun penulis melakukan pengujian reliabilitas pada item-item yang termasuk ke dalam dua indikator yang hendak diukur. Hal ini dilakukan mengingat perbedaan subjek dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Selain itu, pengukuran reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah
hasil
Back-translation
dapat
dipercaya
untuk
mengukur
kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism.
3. Analisis Item Analisis
item
pada
uji
coba
Skala
Socially-Prescribed
Perfectionism menggunakan analisis konsistensi internal untuk mengetahui reliabilitas dari skala. Item-item pada skala akan dianalisis dan kemudian akan digugurkan jika ternyata mempunyai koefisien korelasi item atau indeks daya beda item (rix) yang terhitung rendah. Item-item tersebut tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
digunakan karena tidak mampu untuk membedakan subjek yang mendapat nilai tinggi serta rendah pada alat ukur. Idealnya, besaran dari rix mendekati angka + 1,00, namun hal tersebut merupakan hal yang tidak memungkinkan (Gregory, 2007). Oleh karena itu pada beberapa penelitian, besaran indeks daya beda item dapat diturunkan menjadi ≥ 0,25; ≥ 0,20 (Yazinta, 2008; Wisnu, 2010; Thorndike, Cunningham, Thorndike, dan Hagen, dalam Azwar, 2009). Nilai indeks daya beda item yang digunakan pada penelitian ini adalah ≥ 0,25. Item soal dengan nilai rix yang berada di bawah ≥ 0,25, merupakan item soal yang dianggap gugur. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap 16 item Perfectionism Inventoy, maka didapatkan rentangan rix mulai dari nilai terendah yakni 0,245 sampai dengan 0,661 sebagai nilai tertingginya. Meskipun salah satu item mempunyai nilai rix di bawah 0,245, tetapi soal tersebut tidak digugurkan. Hal tersebut dilakukan karena nilai reliabilitasnya akan berkurang jika item tersebut digugurkan. Oleh karena itu, semua item dianggap sebagai item yang lolos untuk dijadikan skala penelitian. Berikut analisis mengenai reliabilitas dari Perfectionism Inventory, hasilnya berupa nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,787.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Tabel 5 Reliabilitas Perfectionism Inventory Setelah Uji Coba Cronbach’s Alpha (α) 0,787
Jumlah Item 16
G. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yakni metode yang memberi gambaran mengenai suatu gejala (Partino dan Idrus, 2009). Dalam statistika deskriptif, peneliti mengelola data agar dapat disajikan ke dalam bentuk-bentuk yang lebih berguna, sehingga dapat lebih mudah dipahami (Subagyo, 2003). Statistik deskriptif dapat disertai dengan perhitungan-perhitungan sederhana yang bertujuan untuk memperjelas suatu karakteristik data yang bersangkutan dalam penelitian (Azwar, 1999). Dalam metode statistik deskriptif, data penelitian disusun secara lebih teratur ke dalam distribusi frekuensi. Data-data tersebut juga dikenai perhitungan-perhitungan statistik sederhana, meliputi perhitungan Nilai Ratarata (Mean), Standar Deviasi (SD), Median, serta Modus. Kemudian, agar data yang telah dihitung tersebut dapat dipahami dengan lebih cepat, maka penyajian data dapat dilakukan dengan membuat diagram maupun tabel-tabel mengenai hasil perhitungan data (Partino dan Idrus, 2009; Subagyo, 2003).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan pada sebuah institusi pendidikan, yakni Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Salah satu Fakultas Psikologi yang berada di Yogyakarta ini, didirikan pada 4 Juni 1996 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dengan nomor surat 162/DIKTI/Kep/1996. Adapun pembagian tahun angkatan pada Fakultas Psikologi terbagi ke dalam 8 angkatan, yakni angkatan 2006 sampai dengan 2012. Mahasiswa aktif yang telah menempuh mata kuliah penulisan skripsi sebelum semester genap 2012/2013 adalah mahasiswa tahun angkatan 2006 sampai 2008. Untuk mahasiswa aktif tahun angkatan 2009, baru mengambil mata kuliah skripsi pada semester genap 2012/2013 ini, sedangkan mahasiswa aktif angkatan 2010 sampai 2012 masih menempuh mata kuliah teori. Berdasarkan pembagian klasifikasi tahun angkatan tersebut, maka mahasiswa aktif yang menjadi subjek penelitian merupakan mahasiswa aktif yang telah sebelumnya mengambil mata kuliah skripsi sebelum semester genap 2012/2013, yakni mahasiswa dengan tahun angkatan 2006, 2007 dan 2008.
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
2. Pelaksanaan Uji Coba Berikut adalah tabel jadwal pelaksanaan uji coba skala penelitian. Tabel 6 Pelaksanaan Uji Coba Tanggal Pelaksanaan
18 Januari 2013
Jumlah
Tempat Pelaksanaan
Responden
“Kost Intan”, Paingan
2
Menitipkan Ke Teman, Untuk 20 Januari 2013
Mahasiswa
UAJY
Di
Kost
7
“Wisma 33 B”, Janti. 25 Januari 2013
Menitipkan Ke Teman, Untuk Mudika Gereja Mlati
10
Menitipkan Ke Teman, Untuk 31 Januari 2013
Remaja Gereja Kristen Indonesia
7
Gejayan 2 Februari 2013
Kost Putri, Sanggrahan, Maguwo
Total
5
31
B. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 3 Maret sampai dengan tanggal 16 Maret 2013, dengan menggunakan alat ukur yakni skala Perfectionism Inventory yang mengandung indikator Socially-Prescribed Perfectionism. Adapun subjek
pada penelitian ini adalah mahasiswa/i
Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah mengerjakan skripsi lebih dari dua semester. Penyebaran skala penelitian dilakukan dengan cara on-line
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
(dengan Googledocs), menitipkan kepada teman kost subjek, serta meminta subjek untuk mengisi skala secara langsung saat bertemu dengan peneliti. Jumlah skala yang disebar untuk penelitian ini adalah sejumlah 80, Meskipun demikian, ada dua buah skala yang tidak dikembalikan/direspon oleh subjek penelitian. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hanya 78 skala yang memenuhi persyaratan sebagai data pada penelitian ini.
C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah menempuh skripsi lebih dari dua semester. Mahasiswa/i tersebut dibagi ke dalam tiga tingkatan berdasarkan tahun angkatan, yakni tahun angkatan 2006, 2007, dan 2008. Berikut adalah paparan subjek penelitian berdasarkan tahun angkatan, umur, dan jenis kelamin. Tabel 7. Deskripsi Subjek Penelitian Umur
Tahun
Jenis Kelamin
Angkatan
22
23
24
25
26
2006
-
-
5
4
1
5
5
2007
-
10
4
-
-
7
7
2008
28
21
4
-
1
18
36
Total
28
31
13
4
2
30
48
Laki-laki
Perempuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
2. Uji Normalitas Data Setelah mengetahui paparan data subjek, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan uji normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak (Noor, 2011). Salah satu teknik yang dilakukan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Dengan metode ini, maka suatu data dikatakan memiliki distribusi yang normal jika memenuhi syarat, yakni nilai signifikansinya lebih besar dari nilai alpha sebesar 0,05 ( p > α 0,05). Namun jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 ( p < 0,05), maka data tidak terdistribusi secara normal. Berikut adalah tabel hasil pengujian normalitas dengan menggunakan aplikasi SPSS for Windows version 16. Tabel 8 Uji Normalitas Data dengan Teknik Kolmogorov-Smirnov Total Skor N Normal Parametersa
Most Extreme Differences
78 Mean
45.6282
Std. Deviation
8.18473
Absolute
.094
Positive
.094
Negative
-.052
Kolmogorov-Smirnov Z
.833
Asymp.Sig. (2-tailed)
.492
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan
hasil
di
atas,
maka
didapatkan
hasil
33
nilai
signifikansinya (p) adalah sebesar 0,492. Nilai signifikansi sebesar 0,492, ternyata lebih besar dari nilai 0,05 ( p > 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa syarat normalitas data terpenuhi, sehingga distribusi data dapat dikatakan normal.
3. Deskripsi Data Penelitian Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk mengumpulkan berbagai data, yang nantinya akan disajikan ke dalam bentuk yang lebih sistematis. Penyajian olahan data tersebut dapat digunakan sebagai paparan mengenai kecenderungan suatu variabel tertentu. a. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif akan menghasilkan nilai mean hipotetik dan mean empirik. Adapun mean hipotetik merupakan rata-rata skor dari suatu alat ukur yang diperoleh dari angka yang menjadi nilai tengah alat ukur tersebut. Sedangkan mean empirik adalah rata-rata skor dari hasil penelitian. Setelah kedua mean tersebut diketahui, maka akan dilakukan perbandingan nilai kedua skor mean tersebut. Untuk mencari nilai mean hipotetik, maka penentuan skor minimum dan maksimum dari alat harus dilakukan. Jumlah butir pernyataan pada alat ukur adalah sejumlah 16, dengan rentang nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
jawaban bermula dari nilai 1 sampai dengan nilai 5. Skor minimum dari alat ukur adalah sebesar 16, yang berasal dari 16 item dikalikan skor 1, dan skor maksimum dari alat ukur adalah 80, yang berasal dari 16 item dikalikan dengan skor 5. Kemudian, rentangan skor pada skala adalah sebesar 64, yakni nilai skor maksimum dikurang skor minimum. Kemudian hasil rentangan skor dibagi ke dalam enam satuan standar deviasi, sehingga nilai standar deviasi dari alat ukur adalah sebesar 10,67. Adapun mean hipotetik dari alat ukur dicari dengan menjumlahkan skor minimum dan maksimum, kemudian hasil penjumlahan dibagi dua, sehingga diperoleh mean hipotetik sebesar 48. Berikut adalah hasil analisis deskriptif dari keseluruhan data alat ukur. Tabel 9 Hasil Analisis Deskriptif Penelitian Parameter Statistik
Nilai Hipotetik
Nilai Empirik
N
78
78
Skor Minimum
16
31
Skor Maksimum
80
68
Range
64
37
Mean
48
45,628
10,67
8,185
SD
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Berdasarkan tabel di atas, maka nilai empirik sebesar bernilai 45,628. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean hipotetik, yakni sebesar 48. Hal ini menunjukan ada perbedaan di antara kedua nilai mean. Perbedaan yang terjadi menunjukan bahwa kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada mahasiswa skripsi, cenderung lebih rendah.
b. Analisis Uji One Sample T-Test Untuk menguji perbedaan di antara kedua kelompok mean, maka pengujian tambahan dilakukan, yakni dengan menggunakan uji One Sample T-Test. Adapun prinsip dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah suatu nilai yang dianggap sebagai pembanding, memiliki perbedaan dengan nilai dari suatu sampel (Santoso, 2010). Pengujian ini akan menggunakan nilai rerata dari nilai hipotetik. Selain itu, pengujian ini akan menggunakan uji hipotesis yang didasarkan atas beberapa
dasar
pengambilan
keputusan,
yaitu
berdasarkan
perbandingan t hitung dengan t tabel, dan perbandingan nilai probabilitas (p). Berikut adalah paparan mengenai hasil Uji One Sample T-Test pada data penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Tabel 10. Uji Statistik One Sample T-Test
Test Value = 48 95% Confidence Interval of the Difference t TotalSkor
df
-2.559 77
Sig.
Mean
(2tailed)
Difference
.012
-2.37179
Lower
Upper
-4.2172
-.5264
Berdasarkan tabel di atas, maka nilai t yang diperoleh adalah sebesar 2,559, dan nilai signifikansinya adalah sebesar 0,012 (p= 0,012). Perbandingan nilai t hitung (2,559) dengan nilai t tabel (1,66), menunjukkan hasil bahwa t hitung memiliki nilai yang lebih besar daripada t tabel. Kemudian analisis nilai probabilitas menunjukkan hasil bahwa nilai p (0,012) lebih kecil daripada nilai p 0,05. Hasil ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan di antara ke dua nilai rata-rata. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis nol ditolak, yakni bahwa ada perbedaan di antara ratarata dari mean hipotetik dan mean empirik. Perbedaan tersebut menyatakan bahwa ada perbedaan kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism, yakni kecenderungan tersebut cenderung lebih rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
4. Deskripsi Data Penelitian Tiap Angkatan Setelah memberikan paparan deskriptif mengenai kecenderungan Socially-Prescribed
Perfectionism
secara
umum,
maka
penelitian
dilanjutkan dengan memaparkan hasil analisis deskriptif untuk subjek pada tahun angkatan yang berbeda. a. Analisis Deskriptif Tiap Angkatan Berikut adalah hasil analisis deskriptif subjek penelitian pada tahun angkatan yang berbeda. Tabel 11. Hasil Analisis Deskriptif Tiap Angkatan
Tahun Angkatan Parameter Statistik
2006
2007
2008
Nilai Hipotetik
Nilai Empirik
Nilai Hipotetik
Nilai Empirik
Nilai Hipotetik
Nilai Empirik
10
10
14
14
54
54
16
34
16
34
16
31
80
58
80
61
80
68
Range
64
24
64
27
64
37
Mean
48
45,5
48
47
48
45,296
10,67
7,648
10,67
9,559
10,67
8,022
N Skor Minimum Skor Maksimu m
SD
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Berdasarkan perhitungan di atas, maka mean empirik pada setiap angkatan cenderung lebih rendah daripada nilai mean hipotetik. Adapun perbedaan di antara kedua mean tersebut, bergerak dari rentang nilai 1 sampai dengan 2,7, di mana subjek angkatan 2008 memiliki perbedaan mean yang paling besar yakni 2,7.
b. Analisis Uji One Sample T-Test Tiap Angkatan Berikut adalah hasil uji One Sample T-Test untuk setiap subjek pada tahun angkatan yang berbeda. Tabel 12. Uji Statistik One Sample T-Test Tiap Angkatan
Test Value = 48 95% Confidence Interval of the Difference Sig.
Mean
(2tailed)
Difference
9
.328
-.391
13
-2.476
53
t
df
2006
-1.034
2007 2008
Lower
Upper
-2.50000
-7.9714
2.9714
.702
-1.0000
-6.5195
4.5195
.016
-2.70370
-4.8935
-.5139
Berdasarkan hasil perhitungan One Sample T-Test pada setiap angkatan, maka diperoleh hasil untuk subjek dengan tahun angkatan 2006 dan 2007, tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
rerata hipotetiknya. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas dari kedua kelompok angkatan (p 0,328; p 0,702) lebih besar dari nilai signifikansi p 0,05. Selain itu, jika menggunakan perbandingan dengan t tabel untuk df sebesar 9 dan 13 ( t9 = 1,83; t13= 1,77), maka nilai t hitung pada subjek angkatan 2006 dan 2007 lebih kecil daripada nilai t tabel. Hal ini berbeda dengan nilai probabilitas yang dimiliki oleh subjek tahun angkatan 2008, yakni sebesar 0,016. Nilai tersebut lebih kecil daripada nilai signifikansi p sebesar 0,05. Selain itu, nilai t hitung subjek angkatan 2008 sebesar 2,476, lebih besar jika dibandingkan dengan t tabel dengan df 53, yakni sebesar 1,67. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mean hipotetik dan mean empirik pada subjek angkatan 2006 dan 2007. Sedangkan pada angkatan 2008, terdapat perbedaan yang signifikan di antara kedua nilai rerata hipotetik dan empiriknya. Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan SociallyPrescribed Perfectionism cenderung rendah pada berbagai angkatan.
5. Deskripsi Data Penelitian Tiap Indikator a. Analisis Deskriptif Tiap Indikator Berikut adalah paparan mengenai analisis deskriptif kedua Indikator Socially-Prescribed Perfectionism.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Tabel 13 Hasil Analisis Deskriptif Tiap Indikator Indikator Socially-Prescribed Perfectionism Indikator 2
Indikator 1
Parameter
(Need of Approval)
Statistik
(Perceived Parental Pressure)
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
Hipotetik
Empirik
Hipotetik
Empirik
N
78
78
78
78
Skor Minimum
8
13
8
12
Skor Maksimum
40
36
40
34
Range
32
23
32
22
Mean
24
23,025
24
22,602
5,33
5,21
5,33
5,406
SD
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mean empirik dari setiap indikator Socially-Prescribed Perfectionism memiliki nilai yang lebih rendah daripada mean hipotetiknya. Perbedaan kedua nilai mean yang lebih besar yakni 1,39 terdapat pada indikator Perceived Parental Pressure.
b. Analisis Uji One Sample T-Test Tiap Indikator Berikut adalah uji One Sample T-Test untuk setiap indikator Socially-Prescribed Perfectionism.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Tabel 14 Uji Statistik One Sample T-Test Tiap Indikator Test Value = 24 95% Confidence Interval of the Difference Sig.
Mean
(2tailed)
Difference
77
.103
77
.025
t
df
NoAp
-1.651
PPP
-2.283
Lower
Upper
-.97436
-2.1496
.2008
-1.39744
-2.6164
-.1785
Berdasarkan hasil pengujian One Sample T-Test pada setiap indikator Socially-Prescribed Perfectionism, maka didapatkan hasil bahwa indikator Need of Approval, tidak terbukti secara signifikan memiliki perbedaan di antara mean hipotetik dan mean empiriknya. Hal ini disebabkan karena nilai probabilitasnya (p 0,103) lebih besar daripada nilai signifikansi p 0,05. Selain itu, nilai t hitung pada indikator Need of Approval sebesar 1,651 mempunyai nilai yang lebih rendah dari nilai t tabel sebesar 1,66. Sedangkan untuk indikator Perceived Parental Pressure, terbukti memiliki perbedaan nilai rerata hipotetik dan empirik secara signifikan. Hal ini dikarenakan
nilai probabilitas 0,025 lebih kecil
daripada nilai signifikansi 0,05 dan nilai t hitung (2,283) lebih besar daripada nilai t tabelnya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism dilihat dari kedua indikatornya, cenderung rendah dilakukan oleh subjek penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
6. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Untuk mengetahui perbedaan nilai rerata di antara dua buah sampel, maka dilakukan Uji t untuk Sampel yang Bebas, atau Independent Sampel T-Test (Santoso, 2010). Tidak jauh berbeda dengan One Sample TTest, dalam uji t untuk sampel bebas diperlukan dasar pengambilan keputusan untuk menguji signifikansinya. a. Analisis Two Independent Sample T-Test untuk Jenis Kelamin Berikut adalah hasil dari analisis perbedaan mean antara subjek laki-laki dan perempuan. Tabel 15 Uji Statistik Two Independent Sample T-Test Jenis Kelamin Levene’s Test For Equality of JK
L P
N
30 48
Mean
45.9333 54.4375
SD
Variances F
Sig.
.111
.740
t-test For Equality of Means
t
Sig (2tailed)
8.50531 .259
.797
8.06333
Berdasarkan hasil di atas, maka nilai probabilitas adalah sebesar 0,740 dengan nilai F adalah sebesar 0,111. Nilai p 0,740 bernilai lebih besar daripada nilai signifikansi p 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki varian yang sama. Setelah melihat perbandingan nilai variansnya, maka perhitungan berlanjut dengan melihat perbedaan nilai reratanya dengan t-test. Hasil perhitungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
menunjukkan bahwa nilai probabilitas one-tailed adalah sebesar 0,398 (0,797 dibagi 2). Karena nilai probabilitas 0,398 lebih besar dari nilai signifikansi 0,025, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, yakni tidak terdapat perbedaan kecenderungan yang signifikan di antara kedua kelompok jenis kelamin.
D. Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan paparan atau deskripsi mengenai kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Secara keseluruhan, hasil penelitian menyebutkan bahwa mean empirik subjek penelitian, bernilai lebih rendah daripada mean hipotetik alat ukur, dengan perbedaan mean tersebut adalah sebesar 2,37. Hasil ini mengungkapkan bahwa kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism mahasiswa skripsi cenderung lebih rendah daripada kecenderungan yang idealnya terjadi. Hasil
penelitian
yang
menunjukkan
kecenderungan
Socially-
Prescribed Perfectionism rendah, disebabkan subjek penelitian kurang melihat lingkungan sosialnya memberi banyak tekanan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian pada indikator Perceived Parental Pressure yang memiliki nilai empirik lebih rendah daripada nilai hipotetiknya (µempirik= 22,602 < µhipotetik= 24). Hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa subjek penelitian kurang merasakan tekanan sosial terutama dari orang tua, disebabkan oleh pola asuh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
orang tua subjek yang cenderung tidak memberikan banyak tekanan, yakni pola asuh autoritatif dan juga permisif. Pada pola asuh autoritatif, terdapat tuntutan (demandingness) bagi anak-anaknya. Akan tetapi tuntutan tersebut mengacu kepada harapan serta aturan orangtua yang dirasa masuk akal bagi tingkah laku anaknya. Sedangkan pada pola asuh permisif, ditandai dengan adanya kebebasan yang berlebihan, yang di dalamnya orang tua tidak memberikan panduan yang jelas bagi pengalaman anaknya (Baumrind, dalam Silalahi, 2010). Pembahasan mengenai pola asuh yang dirasa subjek sebagai pola asuh yang kurang memberi tekanan, didukung oleh beberapa penelitian mengenai karakteristik pola asuh orang tua di negara-negara Asia Tenggara. Elias dan Tan (2009) dalam penelitian yang mereka lakukan pada sekelompok remaja Malaysia, mengemukakan bahwa remaja cenderung menganggap kedua orang tuanya sebagai orang tua dengan pola asuh autoritatif. Hal ini senada dengan penelitian McKinney dan Renk (2008), yang menyebutkan bahwa remaja akhir menganggap orang tuanya cenderung autoritatif dan permisif. Selain membahas penyebab rendahnya kecenderungan SociallyPrescribed Perfectionism dari sisi pola asuh orang tua, maka pembahasan juga dilakukan dengan melihat kekurangan dari metode penelitian. Salah satunya adalah mengenai jumlah sampel pada setiap strata. Menurut Roscoe (1982), bila sampel terbagi ke dalam kategori-kategori, maka jumlah anggota sampel pada setiap kategori minimal berjumlah 30 (dalam Taniredja dan Mustafidah, 20011). Subjek penelitian yang terbagi ke dalam dua buah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
kategori tahun angkatan, berjumlah kurang dari 30 subjek, yakni pada subjek tahun angkatan 2006 dan 2007. Kurangnya jumlah subjek pada kategori tersebut dapat menghasilkan kesalahan yang lebih besar pada hasil penelitian. Selain
itu,
kekurangan
penelitian
yang
dapat
menyebabkan
kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada subjek cenderung rendah, dapat disebabkan adanya kekurangan pada proses penerjemahan alat ukur. Penelitian menggunakan alat ukur yang berasal dari luar negeri, sehingga membutuhkan proses penerjemahan. Salah satu proses yang digunakan adalah menggunakan metode Back-translation. Akan tetapi, metode
Back-translation
saja
tidaklah
cukup
untuk
menghasilkan
penerjemahan yang baik. Greco, Walop, dan Eastridge (1987), menyatakan bahwa setelah melakukan proses Back-translation, maka perlu dilanjutkan dengan proses penyetaraan lintas bahasa. Hal ini dilakukan untuk melihat detail-detail penggunaan bahasa maupun istilah yang kemungkinan berbeda dari bahasa asli alat ukur tersebut. Melihat bahwa penelitian hanya menggunakan metode Back-translation saja,
maka alat
penerjemahan
valid,
belum
sepenuhnya
dikatakan
mempengaruhi hasil daripada penelitian tersebut.
ukur hasil
sehingga
dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada subjek penelitian cenderung lebih rendah. Hal ini disebabkan perbedaan mean hipotetik (µ = 48) dengan mean empirik (µ= 45,628), di mana mean empirik lebih kecil nilainya dibandingkan dengan mean hipotetik. Kesimpulan ini juga diperoleh berdasarkan hasil perhitungan terhadap kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism pada tiap tahun angkatan, dengan hasil yang menunjukkan nilai mean empirik pada setiap angkatan lebih rendah daripada nilai hipotetiknya. Selain itu, berdasarkan perhitungan pada dua indikator Socially-Prescribed Perfectionism yang memiliki mean empirik lebih rendah daripada nilai hipotetiknya.
B. Saran Berikut adalah saran yang dapat diajukan: 1. Bagi Mahasiswa Kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism mahasiswa yang rendah ternyata tidak menyebabkan mahasiswa menjadi cepat dalam meraih kelulusannya. Hal ini menandakan bahwa masih ada variabel lain yang
mempengaruhi
masalah
46
tersebut.
Diharapkan
agar
dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
membiasakan diri dan tidak mudah putus asa dengan permasalahan yang kerap terjadi pada proses mengerjakan skripsi. Mahasiswa dapat melatih diri untuk memanfaatkan waktu serta teknologi yang tersedia demi kelancaran skripsinya. Selain itu, penting agar mahasiswa memacu diri untuk melakukan usaha yang maksimal bagi kelancaran skripsinya.
2. Bagi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian yang mengemukakan bahwa kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism mahasiswa dinilai rendah, dapat dijadikan data tersendiri bagi Fakultas. Dalam hal ini, Fakultas dapat menaruh perhatian terhadap cara penanggulan masalah kelulusan yang dianggap lama. Selain itu, mengingat bahwa kecenderungan ini mendapat pengaruhnya dari lingkungan sosial, maka Fakultas dapat menaruh perhatian terhadap hubungan di antara dosen pembimbing dan mahasiswa skripsi, yakni dengan lebih membina hubungan yang saling suportif.
3. Bagi Orang Tua Melihat bahwa kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism berkembang dari pola asuh dalam keluarga, maka saran yang terbaik bagi orang tua dengan anaknya adalah mengevaluasi kesalahan pola asuh yang selama ini terjadi. Orang tua dapat memulai untuk mengajak anak mahasiswanya membicarakan batasan yang jelas bagi kelancaran pendidikan anaknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian
mengenai
kecenderungan
Socially-Prescribed
Perfectionism dapat diperluas lagi di luar cakupan dunia akademik. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan variabel lain yang dapat memberikan gambaran lebih terperinci mengenai penyebab dari kecenderungan ini maupun penelitian mengenai pengaruh atau akibat dari kecenderungan Socially-Prescribed Perfectionism dalam cakupan dunia kerja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2005). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. _______. (2009). Reliabilitas dan Validitas, Edisi ke 3. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. _______. (2009). Efek Seleksi Item Berdasar Daya Diskriminasi Terhadap Reliabilitas Skor Tes. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. BBC Indonesia. 27 November 2010, Sistem Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia. (online), (http://edukasi.kompas.com/read/2012/11/ 27/ 15112050/Sistem.Pendidikan.Indonesia.Terendah.di.Dunia. Diakses tanggal 3 April 2013. Burka, J.B., & Yuen, L.M. (2008). Procrastination : Why You Do It, What To Do About It. United States : Da Capo Press. Davis, C. (1997). Normal and Neurotic Perfectionsim in Eating Disorders: An Interactive Model. Journal of Eating Disorders, 22, 421-426. Elias, H., & Tan, H.Y. (2009). Relationship Between Perceived Paternal And Maternal Parenting Styles And Student Academic Achievement In Selected Secondary Schools. European Journal of Social Sciences, vol. 9, pp 181-192. Fibrianti, I.D. (2009). Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Diambil dari http://eprints.undip.ac.id/10517/1/skripsi.pdf. Flett, G.L., Blankstein, K.P., Hewitt, P.L., & Koledin, S. (1992). Component of Perfectionism and Procrastination College Students. Social Behavior & Personality, Vol 20 no 2. Flett, G.L., Hewitt, P.L., & Singer, A. (1995). Perfectionism and Parental Authority Styles. Individual Psychology, Vol. 51, pp 50-60, Flett, G.L., Hewitt, P.L., Shapiro, B., & Rayman, J. (2001). Perfectionism, Beliefs and Adjustment in Dating Relationships. Current Psychology: Developmental, 20, 289-311. Greco, L.D., Walop, W., & Eastridge, L. (1987). Questionnaire Development: 3. Translation. CMAJ Vol 136. 49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gregory, R.J. (2007). Psychological Testing: History, Principles, Applications, 5th Edition. Pearson Education, Inc: United States.
50
and
Gunawati, R., Hartati, S., & Listiara, A. (2006). Hubungan antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa Dosen Pembimbing Utama Skripsi dengan Stress dalam Menyusun Skripsi pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 2. Hewitt, P.L., & Flett, G.L. (1991). Perfectionism in the Self and Social Contexts: Conceptualization, Assessment, and Association With Psychopathology. Journal of Personality and Social Psychology, 60, 456-470, _______. (1991). Dimensions of Perfectionism in Unipolar Depression. Journal of Abnormal Psychology Vol 100, 98-101. _______. (1993). Dimensions of Perfectionism, Daily Stress, and Depression: A Rest of the Spesific Vulnerabillity Hypothesis. Journal of Abnormal Psychology, 102, 58-65. Hewitt, P.L., Flett, G.L., & Ediger, E. (1995). Perfectionism Traits and Perfectionistic Self-Presentation in Eating Disorder Attitudes, Characteristics, and Symptoms. International Journal of Eating Disorders, Vol. 18, 317-326. Hill, R.W., Huelsman, T.J., Furr, R.M., Kibler, J., Vicente, B.B., & Kennedy, C. (2004). A New Measure of Perfectionism: The Perfectionism Inventory. Journal of Personality Assessment, 82 (1), 80-91. Januarti, R. (2009). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dosen Pembimbing dengan Tingkat Stress dalam Menulis Skripsi. Skripsi. Surakarta : Universitas Muhammadyah. Kerlinger, F.N. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral (ed. 3, terjemahan: Landung Simatupang). Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Kountur, R. (2003). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Penerbit PPM: Jakarta. Muhid, A., Kholid, A., Syarief, M., Sucipto, M.H., & Cholik, A. (2006). Hubungan Self Control dan Self Efficacy dengan Prokrastinasi Akademik. Paramedia, Vol 7, No.3. Murphy, K.R., & Davidshofer, C.O. (2005). Psychological Testing Principles and Applications. 6th Edition. Pearson Education: New Jersey.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Nasution, S. (2011). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bumi Aksara: Jakarta. Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan karya Ilmiah. Kencana: Jakarta. Nunnally, J.C. (1970) . Introduction to Psychological Measurement. McGramHill Inc: New York. Onwuegbuzie, A. J. (2000). Academic Procrastination and Perfectionism Tendencies Among Graduate Student. Journal of Social Behavior and Personality, 15,103-109. Partino, H.R., & Idrus, H.M. (2009). Statistik Deskriptif. Safirian Insania Press: Yogyakarta. Ram, A. (2005). The Relationship of Positive and Negative Perfectionism to Academic Achievement, Achievement Motivation and Well-being in Tertiary Student (M.A Thesis). University of Canterbury. Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sekretariat Negara. Jakarta. Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Penerbit Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta. Santoso, S. (2010). Mastering SPSS 18. Elex Media Komputindo: Jakarta. Silalahi, K. (2010). Keluarga Indonesia: Aspek dan Dinamika Zaman. Rajagrafindo Persada: Jakarta. Soewarno, B. (1987). Metode Kuantitatip Dalam Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta. Solomon, L.J., & Rothblum, E. (1984). Academic Procrastination Frequency and Cognitive Behavioral Correlation. Journal of Counseling Psychology Vol 31, 4. Stoeber, J., & Childs, J.H.(inpress). Perfectionism. In R.J.R Levesque (Ed.), Encyclopedia of Adolescence. New York Springer. Stornelli, D. (1997). Perfectionism as It Relates o Achievement (M.A Thesis). University of Toronto. Subagyo, P. (2003). Statisik Deskriptif. BPFE-YOGYAKARTA: Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Taniredja, T., & Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Penerbit Alfabeta: Bandung Universitas Sanata Dharma. (2008). Buku Pedoman Program Studi Psikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Universitas Sanata Dharma. (2010). Buku Peraturan Akademik. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Wisnu, L. (2010). Kecenderungan Perilaku Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Yazinta, M. (2008). Kecemasan terhadap Penyelesaian Masalah Skripsi dan Prokrastinasi Akademik. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1 PERFECTIONISM INVENTORY
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
PERFECTIONISM INVENTORY
A. Need for Approval Items 1. I am over-sensitive to the comments of others. 2. I compare my work to others and often feel inadequate. 3. I am sensitive to how others respond to my work. 4. I’m concerned with whether or not other people approve of my actions. 5. I often don’t say anything, because I’m scared I might say the wrong thing. 6. I am self-conscious about what others think of me. 7. I am often concerned that people will take what I say the wrong way. 8. I spend a great deal of time worrying about other people’s opinion of me.
B. Perceived Parental Pressure 1. I’ve always felt pressure from my parent(s) to be the best. 2. My parents hold me to high standards. 3. My parent(s) are difficult to please. 4. My parent(s) have high expectations for achievement. 5. Growing up, I felt a lot of pressure to do everything right. 6. My parent(s) put a lot of pressure on me to succeed. 7. My parent(s) have expected nothing but my best. 8. I always felt that my parent(s) wanted me to be perfect.
Copyright by Robert W. Hill, Ph.D All rights reserved. Permission granted to use and reproduce this measure for academic and research purposes by written request to: Robert W. Hill, Department of Psychology, Appalachian State University, Boone, NC 28608.
[email protected]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2 PERFECTIONISM INVENTORY HASIL BACKTRANSLATION
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
PERFECTIONISM INVENTORY HASIL BACK TRANSLATION
A. Need for Approval Items 1. Saya merasa sangat sensitif terhadap komentar orang lain. 2. Saya membandinkan pekerjaan saya dengan orang lain dan sering merasa kurang mampu. 3. Saya merasa sensitif terhadap tanggapan orang lain mengenai pekerjaan saya. 4. Saya khawatir apakah orang lain akan menyetuji tindakan saya atau tidak. 5. Saya sering tidak berkata apa-apa, karena saya takut mengatakan hal yang salah. 6. Saya menaruh perhatian terhadap pemikiran orang lain mengenai saya. 7. Saya sering merasa khawatir jika orang lain salah mengerti apa yang saya ucapkan. 8. Saya menghabiskan banyak waktu untuk mengkhawatirkan pendapat orang lain mengenai saya. B. Perceived Parental Pressure 1. Saya selalu merasa ditekan oleh orang tuauntuk menjadi yang terbaik. 2. Orang tua memberi saya standar yang tinggi. 3. Saya merasakan kesulitan untuk menyenangkan orangtua saya. 4. Orangtua saya memiliki harapan yang tinggi dalam hal prestasi. 5. Selama saya hidup saya merasakan banyak tekanan untuk mengerjakan semua hal dengan benar. 6. Orang tua memberi banyak tekanan bagi sata untuk menjadi sukses. 7. Orang tua hanya mengharapkan yang terbaik dari saya. 8. Saya selalu merasa bahwa orangtua menginginkan saya untuk menjadi sempurna.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3 SKALA PENELITIAN
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Juwita Krisanty 08 9114 104
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
INFORMED-CONSENT
Dengan Hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan kelulusan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, maka saya melakukan penelitian tugas akhir/skripsi mengenai kecenderungan perilaku mahasiswa. Oleh karena itu, saya membutuhkan sejumlah data yang diperoleh dengan bantuan saudara/i dalam mengisi skala peneltian ini. Skala pada penelitian ini terdiri dari 16 pertanyaan. Tidak ada jawaban benar maupun salah, sehingga jawaban masing-masing orang dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, diharapkan bagi setiap responden untuk memilih jawaban yang sesuai dengan keadaan diri sendiri tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Setiap informasi yang Anda berikan akan dijamin kerahasiannya. Saya tidak akan mengungkapkan
identitas
serta
jawaban
Anda
kepada
orang
lain.
Segala
ketidaknyamanan Anda selama mengikuti penelitian menjadi tanggung jawab saya untuk memulihkannya. Demikian pernyataan ini saya buat. Bantuan Anda akan sangat dibutuhkan. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.
Yogyakarta, 15 Februari 2013 Peneliti,
Juwita Krisanty / 08 9114 104 (0857 627 82908)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
NOTA KESEPAHAMAN
PIHAK I: PENELITI Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Juwita Krisanty NIM : 08 9114 104 Status : Mahasiswi aktif Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, tahun angkatan 2008 Dengan ini menyatakan, bahwa kerahasiaan identitas Anda sebagai responden penelitian akan saya jamin. Saya akan bertanggung jawab atas segala proses dari penelitian ini. Apabila selama proses penelitian ini berlangsung Anda merasakan ketidaknyamanan, maka saya bersedia untuk bertanggung jawab demi memulihkan ketidaknyamanan tersebut.
PIHAK II: RESPONDEN PENELITIAN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Umur : Jenis Kelamin : NIM : Menyatakan telah memahami semua informasi yang diberikan oleh peneliti mengenai prosedur, serta hak dan kewajiban selama penelitian. Oleh karena itu, saya menyatakan kesediaan untuk terlibat dalam penelitian ini. Hal tersebut bersifat sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Yogyakarta, 2013
PIHAK I :
PIHAK II :
Juwita Krisanty
(
(
)
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut merupakan 16 pernyataan mengenai kecenderungan perilaku mahasiswa. Bacalah setiap pertanyaan dan Anda diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan keadaan pribadi dengan cara membubuhkan tanda silang (X) pada salah satu kotak jawaban. Ada lima alternatif pilihan jawaban yang tersedia, yakni: SS
: bila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S
: bila Anda Setuju dengan pernyataan tersebut
N
: bila Ada merasa Netral dengan pernyataan tersebut.
TS
: bila Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS
: bila Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Contoh : N
PERNYATAAN
o 1
S TS
Saya merasa tenang setiap kali melakukan
T S
N
S
S S
X
bimbingan.
Ingatlah bahwa tidak ada jawaban benar maupun salah pada skala ini. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda. Isilah dan pastikan bahwa Anda tidak melewatkan pernyataan manapun. Terima kasih.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Isilah pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan pribadi Anda. Periksalah setiap jawaban, jangan sampai ada yang terlewatkan. Ingatlah bahwa tidak ada jawaban benar maupun salah pada setiap pernyataan.
STS Sangat Tidak Setuju
TS
N
S
SS
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
Selamat Mengerjakan
No 1
2
PERNYATAAN
STS
Saya merasa sangat sensitif terhadap komentar orang lain. Saya selalu merasa ditekan oleh orang tua untuk menjadi yang terbaik. Saya membandingkan pekerjaan saya
3
dengan orang lain dan sering merasa kurang mampu.
4
5
6
7
8
9
Orangtua memberi saya standar yang tinggi. Saya merasa sensitif terhadap tanggapan orang lain mengenai pekerjaan saya. Saya
merasa
kesulitan
untuk
menyenangkan orangtua saya. Saya khawatir apakah orang lain akan menyetujui tindakan saya atau tidak. Orangtua saya memiliki harapan yang tinggi dalam hal prestasi. Saya sering tidak berkata apa-apa, karena saya takut mengatakan hal yang salah.
TS
N
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selama saya hidup, saya merasakan 10
banyak tekanan untuk mengerjakan semua hal dengan benar.
11
Saya
menaruh
perhatian
terhadap
pemikiran orang lain mengenai saya. Orang tua memberi banyak tekanan bagi
12
13
14
saya untuk sukses.
Saya sering merasa khawatir jika orang lain salah mengerti apa yang saya ucapkan. Orangtua
hanya
mengharapkan
yang
terbaik dari saya. Saya menghabiskan banyak waktu untuk
15
mengkhawatirkan pendapat orang lain mengenai saya. Saya selalu merasa bahwa
16
menginginkan
saya
untuk
orangtua menjadi
sempurna.
Terima Kasih
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4 HASIL UJI COBA
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Junlah Subjek Uji Coba
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 31
100.0
0
.0
31
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
2. Reliabilitas Uji Coba
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .787
16
3. Korelasi Item Total Uji Coba
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
Item1
45.3871
47.445
.507
.767
Item2
45.4516
43.256
.661
.750
Item3
45.0968
49.624
.304
.782
Item4
45.7419
50.065
.299
.782
Item5
45.0323
48.699
.419
.773
Item6
45.2581
45.265
.652
.754
Item7
44.8065
50.961
.328
.780
Item8
44.8387
48.940
.374
.777
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item9
45.4516
49.523
.283
.785
Item10
45.4516
49.189
.282
.786
Item11
44.6774
51.559
.245
.785
Item12
45.5806
47.652
.561
.764
Item13
44.6452
50.237
.346
.779
Item14
44.3548
50.170
.263
.785
Item15
45.8387
49.740
.329
.780
Item16
45.7742
49.914
.296
.783
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5 DATA SUBJEK PENELITIAN
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
DATA SUBJEK PENELITIAN
Nama
No
Umur
Jenis Kelamin
NIM
SUBJEK 2006 1 2 3 4 5 6 7 8
Ch Yg Tm YDD AP LW Rt ME 9 Yh 10 Jn
26 24 25 25 24 24 24 24 25 25
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
69114016 69114023 69114083 69114056 69114078 69114105 69114013 69114005 69114074 69114001
SUBJEK 2007 Nama
No 1 2 3 4 5 6
Umur
Jenis Kelamin
NIM
Ri An st ad An re
24 24 24 24 23 23
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
79114091 79114010 79114039 79114054 79114033 79114006
7 Yo
23
Laki-laki
79114011
23 23 23 23 23 23 23
Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
79114018 79114022 79114111 79114135 79114127 79114109 79114032
8 9 10 11 12 13 14
Tar Ek Ti Am Ay Ma ev
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
SUBJEK 2008
Nama
No
Umur
Jenis Kelamin
NIM
1 Di
22
Laki-laki
89114057
2 3 4 5 6 7 8 9
St Fa Pe Yo fra Su Pa ga
22 22 24 22 23 22 23 23
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
89114059 89114142 89114121 89114067 89114079 89114075 89114105 89114134
10 Ni
22
Laki-laki
89114109
11 12 13 14 15 16 17 53
An Ba Ca An Ad Ar Bu Lu
24 22 23 23 23 23 24 26
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
89114038 89114091 89114081 89114063 89114051 89114116 89114071 89114137
54 Th
22
Perempuan
89114004
55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
22 22 22 22 24 23 22 22 23 23 23 23 23
Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
89114098 89114113 89114147 89114125 89114128 89114087 89114093 89114073 89114043 89114064 89114054 89114136 89114001
el pr kri Ri Je el Os Ad na he ir de Lu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
70
yo Ri my Wi IN ch Kri Pu in Cy Gi evr ra Kr am
22 22 23 22 23 23 22 22 23 22 23 22 22 22 23
Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
89114015 89114029 89114123 89114146 89114035 89114083 89114129 89114117 89114086 89114144 89114126 89114011 89114140 89114036 89114143
83 FR
23
Perempuan
89114139
84 85 86 87 52 54
22 23 22 22 22 22
Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
89114138 89114148 89114131 89114106 89114132 89114032
ra No Me Si El Gi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 6 TOTAL SKOR PENELITIAN DAN HISTOGRAM
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Total Skor Statistics TotalSkor N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Skewness Std. Error of Skewness Range Minimum Maximum Percentiles 25 50 75 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Histogram
78 0 45.6282 .92674 45.0000 36.00a 8.18473 66.990 .302 .272 37.00 31.00 68.00 39.0000 45.0000 52.0000
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 7 DATA DESKRIPTIF JENIS KELAMIN, USIA, DAN TAHUN ANGKATAN
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Jenis Kelamin JK
Frequency Percent Valid Laki-laki
Valid
Cumulative
Percent
Percent
30
38.5
38.5
38.5
Perempuan
48
61.5
61.5
100.0
Total
78
100.0
100.0
Usia Umur Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid
22
28
35.9
35.9
35.9
23
31
39.7
39.7
75.6
24
13
16.7
16.7
92.3
25
4
5.1
5.1
97.4
26
2
2.6
2.6
100.0
78
100.0
100.0
Total
Statistics Umur N
Valid Missing
78 0
Mean
22.99
Median
23.00
Mode
23
Std. Deviation
.987
Variance
.974
Range
4
Minimum
22
Maximum
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tahun Angkatan Angkatan Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 2006
10
12.8
12.8
12.8
2007
14
17.9
17.9
30.8
2008
54
69.2
69.2
100.0
Total
78
100.0
100.0
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 8 UJI NORMALITAS DATA
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test TotalSkor N
78
Normal Parametersa
Most
Mean
45.6282
Std. Deviation
8.18473
Extreme Absolute
Differences
.094
Positive
.094
Negative
-.052
Kolmogorov-Smirnov Z
.833
Asymp. Sig. (2-tailed)
.492
a. Test distribution is Normal.
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
LAMPIRAN 9 UJI ONE SAMPLE TTEST KESELURUHAN DATA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Uji One Sample T-Test Keseluruhan Data One-Sample Statistics N TotalSkor
Mean 78
Std. Deviation
45.6282
Std. Error Mean
8.18473
.92674
One-Sample Test Test Value = 48 95% Confidence Interval Mean t TotalSkor
-2.559
df
Sig. (2-tailed) 77
.012
Difference -2.37179
of the Difference Lower -4.2172
Upper -.5264
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 10 UJI ONE SAMPLE TTEST TAHUN ANGKATAN DAN INDIKATOR
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Uji One Sample T-Test Tahun Angkatan
*. Angkatan 2006 One-Sample Test Test Value = 48 95% Confidence Interval of the Difference
Mean t Total2006
df
-1.034
Sig. (2-tailed) Difference 9
.328
Lower
-2.50000
Upper
-7.9714
2.9714
*. Angkatan 2007
One-Sample Test Test Value = 48 95% Confidence Interval of
t Total2007
df
-.391
the Difference
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
13
.702
Lower
-1.00000
-6.5195
Upper 4.5195
*. Angkatan 2008 One-Sample Test Test Value = 48 95% Confidence Interval of the
t Total2008
-2.476
df 53
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
.016
-2.70370
Difference Lower -4.8935
Upper -.5139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Uji One Sample T-Test Indikator
*. Need of Approval
One-Sample Statistics Std. Error N TotalAspek1
Mean 78
Std. Deviation
23.0256
Mean
5.21231
.59018
One-Sample Test Test Value = 24 95% Confidence Interval of the
t TotalAspek1
df
-1.651
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
77
.103
Difference Lower
-.97436
-2.1496
*. Perceived Parental Pressure
One-Sample Statistics Std. Error N TotalAspek2
Mean 78
22.6026
Std. Deviation 5.40644
Mean .61216
Upper .2008
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
One-Sample Test Test Value = 24 95% Confidence Interval of
t TotalAspek 2
-2.283
df 77
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
.025
-1.39744
the Difference Lower -2.6164
Upper -.1785
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
LAMPIRAN 11 UJI TWO INDEPENDENT SAMPLE T-TEST JENIS KELAMIN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Uji Two Independent Sample T-Test Jenis Kelamin
Group Statistics Sex
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
TotalSkor l
30
45.9333
8.50531
1.55285
p
48
45.4375
8.06333
1.16384
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
Sig. (2F
Sig.
t
df
tailed)
Mean
.111
.740 .259
76
ce
.797
.49583
.799
.49583
assumed Equal variances not assumed
.256
59.20 4
95% Confidence
Error
Interval of the
Differen Differe
Total Equal Skor variances
Std.
nce
Difference Lower
1.9165 4
1.9405 8
Upper
-3.32129 4.31295
-3.38699 4.37865