PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA HARDINESS DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi.
Disusun oleh: Richard Alexander 099114107
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ITALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA HARDINE SS DENGAN PROKRASTINASI .
AKADEMIKPAI}A MAHASISWA TINGKAT AKHIR
Dosen Pembimbing
:
Tanggal:
29 IUL 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TT,4RDINESS DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR
Dipersiapkan dan Ditulis Oleh
:
Richard Alexander 099114107
Penguji
1
Penguji 2
Penguji 3
frrlq^A
fr Yogyakarta,
29 JUL 2015
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
6-W
ilffi iii
Widiyanto,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Dream Believe Make it Happen ! –agnezmo-
“L I F E I S A B E A U T I F U L T H I N G. P A C K A B A G. MAKE
A P L A Y L I S T.
W A T C H T H E W O R L D. D O N’T
S P E A K.
JUST
L I S T E N. ”
–JOHN MAYER-
“THERE IS NO SUBSTITUTE FOR HARDWORK” -Thomas Alfa Edison-
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan untuk ....... semua tukang ASUMSI yang pernah ada dalam kehidupan saya.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Juni, 2015 Penulis
VI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA HARDINESS DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Richard Alexander ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hardiness dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara hardiness dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Subjek yang digunakan berjumlah 100 mahasiswa dari beberapa fakultas di Universitas Sanata Dharma, yang berada pada semester akhir dan sedang mengerjakan skripsi. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Skala yang digunakan terdiri dari skala hardiness dan skala prokrastinasi akademik yang disusun oleh peneliti. Koefisien reliabilitas skala hardiness (α = 0,930) sedangkan dari skala prokrastinasi akademik adalah (α = 0,956). Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment Carl Pearson dengan program SPSS for Windows versi 21.0. Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi signifikan antara variabel hardiness dengan prokrastinasi akademik, yaitu sebesar r= -0,417 (p = 0,00), sehingga hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima. Kesimpulannya, terdapat hubungan negatif antara kedua variabel, yang berarti semakin tinggi hardiness dalam diri seseorang maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir. Kata kunci : hardiness, prokrastinasi akademik
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATIONSHIP BETWEEN HARDINESS AND ACADEMIC PROCRASTINATION AT SENIOR YEAR STUDENTS Richard Alexander ABSTRACT This research aimed for find the relations beetween hardiness and academic procrastination at senior year students. Hypothesis that proposed in this research that there is a negative correlation between hardiness and academic procrastination at senior year students. This research was quantitave research with correlational method. Subjects in this research was 100 students from some faculty at the university of Sanata Dharma, that has been in their final semester and working on a thesis. A method of the collection of data used in this reseach was using likert scale. The scale used consist of scales of hardiness and scales of academic procrastination that has been compiled by reseacher. The coefficient of reliabity of the scale of hardiness (α = 0,930) while the scale of academic procrastination (α = 0,956). Data analysis that used in this reseach was Carl Pearson product moment correlation tehnique that conducted by SPSS for Windows version 21.0. The result of data analysis showed that there was a significant correlation between hardiness and academic procrastination, as much r=-0,417 (p = 0,00), so the hypothesis in this research was accepted. In conclusion, there was a negative relationship between both variables, which mean the higher hardiness in oneself, the lower academic procrastination at senior year student
Keyword : hardiness, academic procrastination
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Nomor
saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
: Richard Alexander
Mahasiswa
: 099114107
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya rnemberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
:
Hubungan antara ltqrdiness dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa
tingkat akhir Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di intemet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta
ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26
Mei
201 5
Yang menyatakan,
\0'"
'N
f nicrraXnexander )
1X
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Bapa di Dalam Surga, Bunda Maria, seluruh elemen kehidupan di dunia ini, karena atas waktu yang telah tersematkan, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak yang membantu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih, kepada: 1. Gusti Yesus, ingkang paring dalan. Ingkang paring urip. Ingkang paring kahanan lan berkah. 2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si, selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma. 4. Ibu Dr. Tjipto Susana, selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas bimbingan, petunjuk
dan
arahan
beliau
selama
proses
penulisan
skripsi.
(Maturnembahnuwun atas kesabaran dan tuntunannya, Bu ) 5. Bapak Siswa.W, selaku Dosen Pembimbing Akademik atas nasihat dan masukan Bapak selama perkuliahan. 6. Segenap dosen-dosen fakultas psikologi universitas Sanata Dharma, terima kasih atas bimbingannya dan ilmu psikologi yang telah saya dapatkan selama lima tahun ini. 7. Untuk wanita terbaik dalam hidupku, Mama. Terimakasih sudah menjadi jembatan untuk segala jalan dalam kehidupanku. I love you all the way. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Untuk lelaki terkuat sepanjang masa, papa. Terimakasih untuk segala bentuk didikan dan kerja keras, segala perlindungan, canda dan tawa tiada dua 9. Untuk kakakku yang tercentil, terimakasih untuk segala bentuk doa dan harapan yang tidak kentara. 10. Sahabat-sahabatku di PSM Cantus Firmus, Universitas Sanata Dharma, segala angkatan (Okeh nan ... angel le meh nyebutke ) Terimakasih sekali, sudah mau berproses bersama, bertahan bersama, belajar hidup bersama. Kalian salah satu hal terpenting dan terindah yang sudah terjadi di dalam hidupku. 11. Mas Pancasona Aji (Mas Mbong) Maturnembahnuwun atas segala doa dan pelajaran hidupnya, mas. 12. Saudara seperjuanganku, Oscar, Bleki, Louis, atas segala kenangan, canda tawa, cerita. You always be my brother. 13. CF’2009. Semuanya. Putri, bundo, ichan, eka, mia, dea, awang, tari, sisil, keket, oos, bleki, louis, artan, topan, yohan, daniel. Yaowloh. Gabisa kesebut satu – satu. 14. Teman-teman seangkatan di Psikologi, 2009, untuk waktu dan dukungannya. 15. Sobat-sobat sampai mati “Kepompong Berkumis” Brotherhood (Yatim, Anju, Ochi, Engger, Mondri, dan Randy) Remember brada, “Love is temporary, but friendship are forever” 16. Terimakasih terkhususkan untuk Rio Yatim, aku ra bakal start nek ra ono kowe ndes. Kakak Ochy, aku ra bakal iso selalu niat nek ra ono kowe bang. Engger, aku ra bakal rampung nek ra ono kowe keng. Sumon, aku ra bakal niat nek dudu kowe sing durung rampung, haha. Albert, jurnalmu segalanya bet,
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
suwun tenan. Annie, adik terbaik dan terabal-abal. Maturnembahnuwun sob, bersama kalian hidup jadi lebih mudah. 17. Terimakasih untuk abang-abang saya, Bang Martin, Koh Cing, Koh Onal, Bang Manto, Kakak Dhitya, Kakak Baskoro, terimakasih atas kehangatan dan rasa kekeluargaan yang sudah diberikan. Love you full. 18. Untuk UKF-ku tercinta. @PSYbasketUSD. Terimakasih sudah selalu ada di dalam kehidupanku. Terimakasih sudah mau menjadi salah satu wadah untuk berproses. 19. @PSYbasketUSD Golden Generation (no offense ) Albert, Yatim, Partok, Kibo, Wayan, Togar, Hani, Ruthie, Cicik, Angga, Novie. Keep Shining, darl ! 20. Untuk adik-adikku terkasih di @PSYbasketUSD Sita, Monik, Randy, Ayik, Ani, Radit, Yosua, Erlin, Zelda, Dewok, Edi Age, Gorby, Nia, Gera, Rudy, Sinta, Etta, Deva, Asti, Novi, semuanya. Terima kasih atas rasa kebersamaan dan kekeluargaan, yang sudah terberi dan tercipta. Tetap berjuang, selalu bangga, dan ingat selalu siapa kita. 21. Untuk semua mantan 22. Untuk burung yang ada di kos 23. Untuk Jogjakarta yang selalu Istimewa 24. Untuk Semesta, segala elemen
di dalam kehidupanku, yang tak sanggup
diurai per satu-satu. Terimakasih sudah memberikan segala warna di dalam kehidupanku
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis meminta maaf atas kesalahan dan kelalaian yang telah diperbuat baik sikap, tutur kata maupun tulisan. Penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya tulisan ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 26 Mei, 2015
Penulis
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT....................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI.................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL............................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 18 C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 18 D. Manfaat Penelitian................................................................................ 18 1. Manfaat Teoritis .............................................................................. 18 2. Manfaat Praktis................................................................................ 18 BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 20
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. Prokrastinasi Akademik ....................................................................... 20 1. Definisi Prokrastinasi ................................................................... 20 2. Jenis Prokrastinasi ........................................................................ 23 3. Aspek Prokrastinasi ...................................................................... 27 4. Dampak Prokrastinasi .................................................................. 29 5. Faktor-faktor Prokrastinasi............................................................ 33 B. Hardiness ............................................................................................. 43 1. Definisi Hardiness......................................................................... 43 2. Aspek-aspek Hardiness................................................................. 46 3. Perbedaan Hardiness - AQ – Resiliensi Diri................................. 51 C. Mahasiswa ............................................................................................ 55 D. Hubungan antara Hardiness dengan Prokrastinasi Akademik ............. 56 E. Skema Penelitian .................................................................................. 65 F. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 66 BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 67 A. Jenis Penelitian..................................................................................... 67 B. Identifikasi Variabel ............................................................................. 67 C. Definisi OperasionaL ........................................................................... 68 D. Subjek Penelitian.................................................................................. 70 E. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 70 1. Skala Hardiness............................................................................. 71 a. Alasan Pembuatan Skala Hardiness ...................................... 76 2. Skala Prokrastinasi Akademik ..................................................... 79
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Alasan Pembuatan Skala Prokrastinasi Akademik............ 84 F. Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 86 1. Validitas ......................................................................................... 86 2. Reliabilitas ..................................................................................... 87 G. Metode Analisis Data ........................................................................... 88 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 90 A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 90 B. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................. 92 C. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 93 D. Uji Asumsi dan Hasil Penelitian ......................................................... 96 E. Pembahasan .......................................................................................... 102 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 109 A. Kesimpulan........................................................................................... 109 B. Saran..................................................................................................... 110 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 112 LAMPIRAN..................................................................................................... 116
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blueprint Skala Hardiness (sebelum) ................................................ 73 Tabel 2. Blueprint Skala Hardiness (setelah) .................................................. 75 Tabel 3. Blueprint Hardiness (Nomor Baru) .................................................. 76 Tabel 4. Blueprint Skala Prokrastinasi (sebelum)............................................ 82 Tabel 5. Blueprint Skala Prokrastinasi (setelah) .............................................. 83 Tabel 6. Blueprint Prokrastinasi (Nomor Baru) .............................................. 84 Tabel 7. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................... 91 Tabel 8. Jenis Kelamin..................................................................................... 91 Tabel 9. Usia .................................................................................................... 92 Tabel 10. Semester ........................................................................................... 92 Tabel 11. Deskripsi Data Penelitian................................................................. 93 Tabel 12. Linearitas Prokrastinasi dan Commitment........................................ 95 Tabel 13. Linearitas Prokrastinasi dan Control................................................ 96 Tabel 14. Linearitas Prokrastinasi dan Challenge ........................................... 96 Tabel 15. Normalitas........................................................................................ 97 Tabel 16. Korelasi Product Moment ................................................................ 99 Tabel 17. Korelasi Product Moment (Aspek) ................................................. 100 Tabel 18. Sumbangan (Koefisien Determinan) ............................................... 101
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Sebelum Uji Coba.............................................................. 117 Lampiran 2. Skala Setelah Uji Coba ................................................................ 129 Lampiran 3. Hasil Seleksi Aitem Skala ........................................................... 139 Lampiran 4. Reliabilitas Skala ......................................................................... 143 Lampiran 5. Dekripsi Data Penelitian.............................................................. 144 Lampiran 6. Linearitas Prokrastinasi Dan Aspek Hardiness ........................... 145 Lampiran 7. Normalitas ................................................................................... 147 Lampiran 8. Hasil Korelasi Product Moment .................................................. 148 Lampiran 9. Hasil Korelasi Product Moment (Aspek) .................................... 149 Lampiran 10. Sumbangan (Koefisien Determinasi) ........................................ 150
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Kesuksesan akan datang pada setiap orang yang mau berusaha keras. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa akan ada banyak hambatan bagi seseorang untuk merengkuh hal yang menjadi impian mereka. Salah satu rintangan yang menghambat seseorang untuk meraih kesuksesan antara lain adalah kebiasaan menunda-nunda suatu pekerjaan, atau biasa dikenal dengan istilah prokrastinasi (Candra, 2008). Menurut beberapa ahli, prokrastinasi adalah perilaku menunda yang dilakukan secara sengaja hingga melewati batas waktu yang telah ditentukan, dimana pelakunya justru menikmati tekanan dari deadline dan secara sengaja memilih untuk melakukan penundaan tersebut (Chu & Choi, 2013; DeSimone, dalam Ferrari, Ozer, & Demir, 2013; Salomon & Rothblum, 1984). Selain itu, disebutkan pula bahwa prokrastinasi merupakan perilaku menunda yang dilakukan dengan alasan yang tidak bertanggung jawab. Balkis dan Duru (2009) menjelaskan bahwa prokrastinasi merupakan perilaku individu yang meninggalkan kegiatan penting yang sebenarnya dapat dilakukan dan telah direncanakan sebelumnya, tanpa alasan yang masuk akal. Hal ini menunjukkan bahwa prokrastinasi telah menjadi salah satu perilaku beresiko yang terjadi dalam kehidupan mahasiswa, yang dilakukan secara sengaja. Menurut jenis tugasnya, prokrastinasi dibagi
menjadi dua jenis, yaitu
prokrastinasi akademik dan prokrastinasi non-akademik. Jika prokrastinasi nonakademik adalah jenis prokrastinasi yang dilakukan pada jenis tugas non formal
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
atau berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, maka prokrastinasi akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal, yang berhubungan dengan tugas akademik (Ferrari, Johnson, & McCown, 1995). Sementara itu, berdasarkan manfaat dan tujuannya, prokrastinasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu prokrastinasi
fungsional
(functional)
dan
prokrastinasi
disfungsional
(disfunctional). Ferrari, dkk., (1995) juga menjelaskan bahwa prokrastinasi fungsional adalah penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat. Mereka yang melakukan penundaan ini memandang sebuah tugas harus dikerjakan scara sempurna, meskipun mereka harus melewati waktu yang optimal yang seharusnya dimulai, sehingga mendapatkan penyelesaian yang baik. Sebaliknya, prokrastinasi disfungsional adalah penundaan yang tidak bertujuan, yang memiliki akibat buruk dan menimbulkan masalah bagi pelakunya. Bentuk penundaan ini dilakukan tanpa disertai suatu alasan yang berguna bagi pelakunya, maupun orang lain. Prokrastinasi disfungsional ini akan menimbulkan masalah, jika pelakunya tidak dapat melepaskan diri dari kebiasaan perilaku menunda tersebut (Buari, 2003). Dalam lingkup penelitian ini, peneliti akan menggunakan prokrastinasi akademik yang disfungsional, karena dinilai menggambarkan keadaan yang dijumpai oleh peneliti secara lebih spesifik. Kemudian, dalam pembahasan berikutnya mengenai prokrastinasi akademik yang disfungsional, peneliti akan menggunakan istilah prokrastinasi akademik untuk menampilkan istilah yang lebih ringkas. Sebagian besar penelitian yang meneliti mengenai prokrastinasi akademik telah dilakukan pada perguruan tinggi dan tentu saja mahasiswa. Menurut studi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
tersebut, 70% hingga 90% dari mahasiswa mengakui bahwa mereka telah melakukan perilaku menunda pada tugas-tugas akademik yang harus mereka hadapi (Steel, dalam Katz, Eliot, & Nevo, 2013). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa kurang lebih 20% sampai dengan 90% mahasiswa di Amerika melakukan perilaku prokrastinasi, dimana 25% persen diantaranya melakukan melakukan prokrastinasi kronis (Ellis & Knaus, dalam Steel, 2007). Perilaku prokrastinasi tidak hanya terjadi di Amerika, namun juga marak terjadi di Indonesia, dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di beberapa kota, disebutkan bahwa 30.9% sampai dengan 69% mahasiswa melakukan perilaku prokrastinasi, dimana 11% hingga 20% diantaranya digolongkan pada taraf berat (Christoper, Anggawijaya & Patricia, 2012; Ferrari & Pychyl, 2000; Rizvi, 2007; Surijah & Sia, 2007). Dari data-data yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi merupakan perilaku yang harus diperhatikan, mengingat banyaknya jumlah mahasiswa yang melakukan perilaku tersebut. Beberapa peneliti menetapkan prokrastinasi yang kronis sebagai sebuah kebiasaan (Ellis & Knaus, dalam Ferrari, dkk., 2013) atau juga sebagai sifat kepribadian (Johnson & Bloom, dalam Ferrari, dkk., 2013), dan kedua istilah dari bentuk prokrastinasi tersebut ditetapkan sebagai pola hidup yang tidak adaptif (Ferrari, 2013). Ferrari dan Pychyl (2000) menginformasikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan prokrastinasi melalui penelitiannya. Mereka menjelaskan bahwa perilaku prokrastiasi disebutkan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain dengan cara mengalihkan beban tanggung jawab pada orang lain yang lalu akan berbuntut penyesalan. Mereka juga menambahkan bahwa pada lingkup akademis,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
mahasiswa pengidap prokrastinasi cenderung bermasalah dengan kekebalan tubuh, lebih sering terserang flu dan batuk, memiliki masalah pencernaan serta insomnia (Kompas, 2008). Gunawinata, Nanik, dan Lasmono (2008) menyatakan bahwa prokrastinasi merupakan masalah yang sangat serius yang membawa konsekuensi bagi pelaku prokrastinasi
(prokrastinatior).
Konsekuensi
dari
perilaku
prokrastinasi
menimbulkan pro dan kontra baik secara psikologis, maupun fisiologis. Beberapa peneliti menemukan konsekuensi positif dan negatif dari perilaku prokrastinasi, konsekuensi positif dari perilaku prokrastinasi akademik yaitu dapat mengatasi kecemasan dan bad mood, namun hanya untuk sementara waktu. Sementara itu konsekuensi negatif dari prokrastinasi akademik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Secara internal, prokrastinasi akademik akan menimbulkan munculnya symtom penyakit dan stres yang semakin meningkat, munculnya rasa frustrasi, marah serta perasaan bersalah, yang akan berdampak pada melemahnya kondisi fisik dan mental seseorang (Grunschel, Partzek, & Fries, 2013; Gunawinata, Nanik, & Lasmono, 2008; Tice & Baumister, 1997). Sedangkan secara eksternal, prokrastinasi akademik dapat menyebabkan hilangnya kesempatan untuk belajar, terganggunya penyediaan dan persiapan lulusan yang berkualitas, menurunnya motivasi dari mahasiswa itu sendiri, hingga terjadinya pemborosan waktu, tenaga dan biaya dengan sia-sia. Bahkan 25% dari 90% mahasiswa prokrastinator yang suka menunda secara kronis, pada umumnya akan berakhir mundur dari perguruan tinggi (Burka & Yuen, 1983; Gunawinata, Nanik, & Lasmono, 2008; Rizvi, 1997). Kemudian, Sia, dalam penelitiannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
tahun 2006 juga menambahkan bahwa prokrastinasi akademik berkorelasi negatif dengan prestasi akademik mahasiswa (berdasarkan meta-analisis r=-027) yang artinya semakin tinggi prokrastinasi akademik, maka prestasi akademik seorang mahasiswa akan menurun, begitu juga terjadi sebaliknya. Roig dan DeTomasso (dalam Siti, 2009) menjelaskan bahwa selain menimbulkan dampak negatif bagi pribadi, prokrastinasi juga memiliki dampak negatif bagi sebuah institusi. Mereka menjelaskan bahwa dampak negatif yang terjadi adalah terjadinya kecurangan akademis atau biasa disebut dengan istilah plagiat, hingga munculnya ketidakjujuran akademik seperti adanya jasa pembuatan skripsi sampai dengan jual beli gelar yang tentunya akan memberikan dampak dan merugikan nama baik Perguruan Tinggi (Triana, 2013). Prokrastiasi memiliki
konsekuensi
yang
berpotensi
merusak
bagi
individu
yang
melakukannya, dan dapat menyebabkan kinerja yang kurang baik terhadap tugastugas yang dihadapi (Dewitte & Schouwenberg, dalam Deyling, 2004). Perilaku ini juga memberikan dampak pada ruang lingkup yang lebih luas, hingga memunculkan fenomena-fenomena yang tabu dalam lingkup akademis. Hal ini dapat diketahui melalui munculnya fenomena yang terjadi di masyarakat, yaitu fenomena bottleneck, yang terlihat dari jumlah mahasiswa yang lulus dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya lulus. Itu artinya, jumlah mahasiswa yang lulus sesuai dengan harapan terkait dengan masa studi lebih sedikit, dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang terlambat lulus, atau lulus tidak sesuai dengan harapan. (Gunawinata, Nanik, & Lasmono 2008). Dari berbagai dampak atau konsekuensi yang dipaparkan di atas, terlihat bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
prokastinasi lebih banyak mewujudkan kerugian dalam kehidupan seseorang, hal ini menunjukkan bahwa perilaku prokrastinasi akademik merupakan salah satu kebiasaan yang perlu diberikan perhatian lebih, agar tidak lebih banyak lagi individu yang terjebak dalam perilaku ini. Penyebab terjadinya perilaku prokrastinasi, dalam lingkup penelitian biasa disebut dengan istilah faktor. Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003) faktor penyebab prokrastinasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya perilaku prokrastinasi antara lain adalah faktor pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah.
Faktor eksternal lain yang dapat ditemukan adalah adanya
perbandingan antara kondisi lingkungan yang toleran terhadap prokrastinasi, dengan lingkungan yang penuh pengawasan, yang ternyata merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya prokrastinasi (Milgram, 1991). Faktor internal yang mempengaruhi individu melakukan prokrastinasi antara lain, sikap perfeksionisme yang menuntut kesempurnaan dalam sebuah pengerjaan tugas, tinggi rendahnya motivasi seseorang untuk memulai dan menyelesaikan tugas, fear of failure (ketakutan akan kegagalan), serta ketergantungan kuat terhadap orang lain (Millgram, 1991; Nugrasanti, 2006; Sengcuan, Nitasimon, & Nurhadyanto, 1999). Dalam lingkup psikologis, kondisi fisik dan kesehatan yang menurun, akan menyebabkan keletihan yang kemudian membuat orang melakukan perilaku menunda. Stres disebutkan pula sebagai salah satu faktor internal munculnya perilaku prokrastinasi akademik. Caplan dan Jones, 1975 (dalam Shelley, 1995) menjelaskan bahwa salah satu penyebab stres adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
ketidakmampuan mahasiswa untuk mengatur dan menggunakan waktu dengan baik, yang membuat mahasiswa mengalami beban yang terlalu berat. Mahasiswa yang mengalami stres akan mengalami gangguan psikologis berupa respon emosional, kognitif dan fisiologis. Mereka yang mengalami kondisi ini tentu akan terganggu dalam melakukan berbagai aktivitas sehingga mengakibatkan ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas dalam waktu tertentu, hingga melakukan perilaku menunda terhadap tugas atau perilaku prokrastinasi akademik (Buari, 2003). Selain itu Gunawinata, Nanik, dan Lasmono (2008) juga menjelaskan bahwa orang yang melakukan prokrastinasi terhadap tugas akan cenderung mengalami keadaan yang mengancam atau penuh tekanan dan orang yang sering merasakan pengalaman stres akan melakukan perilaku prokrastinasi lebih banyak. Seperti telah disebutkan sebelumnya, banyak faktor yang ternyata dapat mempengaruhi perilaku prokrastinasi. Penelitian mengenai prokrastinasi telah dikaitkan dengan beberapa variabel, misalnya dengan depresi (Anggawijaya, 2013). Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa depresi, yang merupakan reaksi yang muncul akibat stres dalam peristiwa hidup seseorang (Qonitatin, Widyawati & Asih, 2011) berkorelasi positif dengan prokrastinasi akademik. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat depresi seseorang semakin tinggi pula tingkat prokrastinasi akademik yang dilakukan. Bernard (1991), dalam penelitiannya mengungkapkan tentang sepuluh wilayah magnetis yang menjadi faktor penyebab prokrastinasi, dimana salah satunya adalah stress dan fatique (keletihan). Stres disebabkan karena seseorang tidak dapat mengatasi masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
yang terjadi pada diri indvidu, dimana masalah-masalah tersebut dikenal dengan istilah stressor. Namun, tidak semua stressor yang muncul dalam kehidupan seseorang dapat mengakibatkan stres, yang mana dalam lingkup akademis akan mengakibatkan perilaku prokrastinasi akademik. Kemunculan stressor yang mengakibatkan stres dan menimbulkan perilaku prokrastinasi akademik, dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya karena adanya tipe kepribadian yang hadir dalam tiap-tiap diri individu, sebagai contoh, penelitian mengenai prokrastinasi yang dilakukan oleh Catrunada (2007) dikaitkan dengan tipe kepribadian introvert dan esktrovert dalam diri seseorang. Dalam penelitian tersebut ditemukan sebuah hasil bahwa mahasiswa dengan kepribadian introvert memiliki kecenderungan yang lebih besar dalam melakukan prokrastinasi tugas skripsi dibandingkan mahasiswa ekstrovert. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa tipe kepribadian memiliki korelasi dengan perilaku prokrastinasi akademik, misalnya tipe kepribadian neurocitism dan extraversion (Steel, 2003). Peneliti menemukan sebuah karakteristik kepribadian lain yang dianggap dapat menjadi prediktor, serta mempengaruhi terjadinya perilaku prokrastinasi, yaitu hardiness. Hardiness merupakan salah satu sumber daya yang dimiliki seseorang untuk dapat bertahan dalam kondisi stres dan penuh tekanan. Peneliti mendapatkan ide tersebut, melalui
sebuah fenomena mengenai perilaku
penundaan, yang terjadi berdasarkan cerita atau pengalaman dari subjek yang mengalami problema oleh karena kondisi yang penuh tekanan, hingga kemunculan stres. Berikut adalah hasil cerita singkat yang dijumpai oleh peneliti berkaitan dengan fenomena mengenai prokrastinasi akademik. Pengalaman ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
diceritakan oleh seorang adik angkatan peneliti ketika sedang melaksanakan kegiatan kemahasiswaan di Pulau Bali, pada tanggal 12 Oktober, 2013. Adik angkatan peneliti mendapatkan pengalaman ini, ketika ia masih berkuliah dan mendapatkan banyak permasalahan dari teman-teman seangkatannya : “Aku mengalami banyak masalah dengan teman-teman seangkatanku, kak. Bahkan kakak senior yang menunjukkan sikap tidak mengenakkan sama aku. Rasanya aku jeleh dengan keadaan ini, mau ngapa-ngapain rasanya nggak nyaman. Bingung nggak jadi aku, kak ? Kepengen ndang lulus wae lah dari sini, biar bebas, pengen skripsiku ndang rampung, timbangane stres nang kene iki” Bali, 12 Oktober, 2012. Subjek lain yang didapati oleh peneliti juga memiliki kisah yang sama berkaitan dengan kehidupan perkuliahannya, pengalaman ini diceritakan oleh tante T, yang juga merupakan mantan dosen di sebuah Universitas di Yogyakarta. Pengalaman ini didapat ketika tante T masih berstatus sebagai mahasiswi, dimana beliau mengalami keadaan menekan di dalam kehidupan perkuliahannya. Cerita ini didapat oleh peneliti ketika sedang mengikuti sebuah acara keluarga di Purwokerto, pada tanggal 15 November, 2014 : “Tante dulu kuliah di Universitas ***. Tante itu orang keturunan satusatunya. Hampir setiap hari tante dapat masalah baik dengan teman ataupun dosen. Mulai dari dieceni lah, diperlakukan beda lah, disengiti, pokoknya banyak nggak betahnya selama kuliah disana. Tante sempat drop beberapa minggu, rodok stres, bingung harus gimana, mau ngrampungke malas ke kampus. Padahal ya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
kepengen cepat rampung, ingin cepet lulus. Capai ada dalam situasi yang seperti ini” Purwokerto, 15 November, 2014. Cerita di atas merupakan pengalaman dari subjek yang dijumpai oleh peneliti, yang menceritakan tentang bagaimana mereka hidup didalam dunia perkuliahan, mengalami berbagai dinamika kehidupan, hingga kaitannya dengan prokrastinasi akademik. Pada akhir cerita dua orang subyek di atas, ternyata memang dapat mengatasi kondisi menekan yang mereka alami, dan lulus cepat, sesuai dengan tujuan dan target yang mereka tetapkan. Mereka mengalami konflik, dan berada dalam keadaan yang penuh tekanan, serta mengalami stres. Namun yang menjadi pertanyaan bagi peneliti adalah “Bagaimana bisa mereka yang berada dalam kondisi penuh tekanan, dan stres dapat lulus dengan cepat, tidak melakukan perilaku prokrastinasi terhadap tugas akhirnya?”. Karena pada akhirnya, peneliti mendapati bahwa subjek memang dapat menyelesaikan tugas akhirnya dengan tepat waktu, sesuai dengan target yang mereka tetapkan. Orang yang berada dalam kondisi stres, namun dapat bertahan dan mengatasi kondisi stres tersebut dapat diartikan sebagai orang yang memiliki hardiness tinggi. Variabel ini cocok sebagai variabel kedua dari peneliti karena mencerminkan pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Di sini penulis menemui fenomena yang berbeda dengan apa yang ada di teori sebelumnya, dimana peneliti menemukan bahwa orang yang mengalami stres akan cenderung melakukan penundaan terhadap tugas dan tanggung jawabnya, namun berbeda dengan cerita yang didapati oleh peneliti, dimana orang yang berada dalam kondisi penuh tekanan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
dan stres, ternyata dapat lulus tepat waktu. Maka dari itu penulis ingin meneliti hubungan hardiness dengan prokrastinasi akademik, karena hardiness dianggap sesuai oleh peneliti sebagai variabel yang mendampingi variabel prokrastinasi akademik. Hardiness biasa disebut dengan kepribadian tahan banting. Hardiness dijelaskan sebagai suatu konstelasi karakteristik kepribadian yang befungsi sebagai sumber daya untuk menghadapi peristiwa-peristiwa hidup yang menimbulkan stres, dan merupakan hal yang sangat penting sekali dalam perlawanan terhadap stres tersebut (Gentry & Kobasa, 1984; Kobasa, dalam Maddi, 2006). Schultz dan Schultz (1998) menambahkan bahwa kepribadian tahan banting sebagai suatu struktur kepribadian yang dapat digunakan dalam menjelaskan perbedaan individu ketika mengalami stres yang terjadi, sehingga indvidu mampu mengatasi stres tersebut. Dari beberapa pernyataan di atas terlihat bahwa hardiness merupakan karakteristik kepribadian yang penting untuk dapat bertahan dalam kondisi stres, serta mengatasi kondisi tersebut. Hardiness memberikan dampak positif dalam kehidupan seseorang, orang yang memiliki hardiness tinggi akan memiliki hubungan sosial yang lebih baik dimana hubungan tersebut mereka butuhkan untuk mendukung mereka ketika dihadapkan pada situasi yang membutuhkan coping dalam stres (McCalister, dkk., dalam Kardum, dkk., 2012). Kepribadian Hardiness dibutuhkan dalam dunia pendidikan, dalam kaitannya dengan kehidupan mahasiswa, stres seringkali muncul di saat mahasiswa mengerjakan tugas-tugas mereka. Hardiness dibutuhkan oleh mahasiswa untuk bertahan dalam kondisi stres terhadap tugas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Selain itu terdapat pula pelatihan hardiness, yang tidak hanya meningkatkan level hardiness seorang mahasiswa, namun juga meningkatkan rata-rata Grade Point Averages (Indeks Prestasi Komulatif) selama dua tahun kedepan dan mempertahankan rata-rata Indeks Prestasi Komulatif (IPK) bagi mahasiswa yang memiliki IPK tinggi (Maddi, 2006). Menurut Hadjam (2004) kepribadian tahan banting, atau biasa disebut hardiness juga mengurangi pengaruh kejadian-kejadian hidup yang penuh tekanan dan stres, dengan meningkatkan penggunaan strategi penyesuaian, antara lain dengan menggunakan sumber-sumber sosial yang ada di lingkungannya untuk dijadikan tameng, motivasi, dan dukungan dalam menghadapi
masalah
ketegangan
yang
dihadapinya,
serta
memberikan
kesuksesan. Saat menghadapi kondisi yang menekan, individu yang tahan banting juga akan mengalami stres atau tekanan. Namun tipe kepribadian ini dapat menyikapi keadaan tersebut dengan cara yang positif, sehingga timbul kenyamanan melalui cara-cara yang sehat. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penetian terhadap mahasiswa, dan lebih spesifik lagi, peneliti akan melakukan penelitian terhadap mahasiswa tingkat akhir. Menurut Marseto (2007) mahasiswa tingkat akhir merupakan mahasiswa yang sudah melewati masa perkuliahan lebih dari enam semester, dan diperbolehkan untuk memulai mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Tugas akhir atau skripsi itu sendiri merupakan sebuah kewajiban bagi mahasiswa tingkat akhir untuk diselesaikan, dan kewajiban tersebut seringkali menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa tingkat akhir. Mahasiswa tingkat akhir berada pada rentang usia 21/22 tahun hingga 24/25tahun (Winkel, 1997). Pada usia itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
mahasiswa sudah berada pada masa dewasa awal, yang dimulai pada akhir usia belasan tahun atau awal dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Santrock (2009) menjelaskan bahwa masa ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi, perkembangan karir, belajar hidup, dan mulai memikirkan masa depan. Mahasiswa pada usia ini, selain terbeban oleh penyelesaian tugas akhir atau skripsi, secara tidak langsung juga mulai memikirkan masa depannya, yang dapat berakibat pada munculnya perasaan tertekan akibat beban hidup yang mengharuskannya berpikir lebih dewasa. Peneliti memilih mahasiswa tingkat akhir sebagai subjek penelitian karena mahasiswa tingkat akhir dianggap memiliki stressor yang lebih besar dibandingkan dengan tingkatan mahasiswa lainnya, oleh karena adanya tugas akhir yang harus diselesaikan. Peneliti tidak memungkiri bahwa mahasiswa yang masih berada pada angkatan awal sampai menengah, juga mendapatkan beban tugas yang tidak sedikit. Namun disini, peneliti lebih berfokus pada mahasiswa tingkat akhir, oleh karena permasalahan adanya tugas akhir atau skripsi yang menjadi salah satu sumber stressor bagi kebanyakan mahasiswa, juga munculnya pemikiran dan tanggung jawab yang lebih besar pada mahasiswa tingkat akhir, yang sudah seharusnya memikirkan kehidupan di masa yang akan datang. Darmono dan Hasan (2002) menjelaskan bahwa begitu panjang dan rumitnya proses pengerjaan skirpsi membutuhkan waktu, tenaga, biaya dan perhatian yang tidak sedikit. Umumnya, mahasiswa diberikan waktu untuk meyelesaikan skripsi dalam jangka waktu satu semester atau kurang lebih enam bulan. Namun pada kenyataannya, banyak mahasiswa tingkat akhir yang memerlukan waktu lebih dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
enam bulan untuk mengerjakan skripsi. Hal ini menunjukkan bahwa skripsi memang telah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tekanan dalam kehidupan mahasiswa tingkat akhir, yang juga dapat menyebabkan munculnya perilaku prokrastinasi akademik. Selain itu, mahasiswa tingkat akhir dipilih karena memiliki kesesuaian dengan tujuan penelitian, yakni untuk melihat hubungan hardiness pada orang yang memiliki tingkat stres tinggi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Beberapa penelitian, seperti disebutkan di atas menyebutkan bahwa prokrastinasi menimbulkan banyak dampak negatif pada kehidupan seorang, baik secara psikologis maupun fisiologis. Hal ini menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk mengetahui lebih jauh mengenai prokrastinasi dan hal-hal yang mempengaruhinya. Penelitian-penelitian sebelumnya telah mengaitkan prokrastinasi dengan berbagai variabel, dan beberapa diantaranya dapat memprediksi perilaku prokrastinasi tersebut. Prokrastinasi juga dikaitkan dengan variabel seperti Self Control (Green, dalam Tuckman 1991), Self Efficacy (Lisa, 2014), Emotional Support (Brian, 2014), Kecemasan Sosial (Ferrari, dkk 1995), Locus of Control External (Frederik, 2010). Dari beberapa variabel yang telah digunakan untuk memprediksi perilaku prokrastinasi, kesemuanya memiliki hubungan yang signifikan dengan prokrastinasi akademik. Penelitian mengenai prokrastinasi telah dikaitkan dengan beberapa variabel yang memiliki kemiripan dengan variabel hardiness, antara lain penelitian mengenai Adversity Quotient (Kardila, 2011) yang menyatakan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
adversity quotient dengan prokrastinasi akademik memiliki korelasi negatif, yang artinya semakin tinggi adversity quotient seseorang, maka prokrastinasi akademik akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya. Prokrastinasi akademik juga dikaitkan dengan variabel resiliensi diri (Kusniastun, 2014) yang menyebutkan bahwa resiliensi diri memiliki korelasi yang negatif dengan prokrastinasi akademik, yang artinya semakin tinggi resiliensi diri maka perilaku prokrastinasi akan semakin rendah. Seperti kita ketahui bersama, variabel hardiness yang diajukan oleh peneliti memiliki kemiripan dengan variabel adversity quotient (AQ) dan resiliensi diri, yang dapat memuculkan keraguan dan akan dipertanyakan kelayakannya sebagai variabel yang mendampingi prokrastinasi akademik. Phoolka dan Kaur (2012) menjelaskan bahwa AQ, resiliensi diri, dan hardiness sama-sama dapat digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi yang sulit. Namun ketiga variabel tersebut memiliki perbedaan yang siginifikan dan membedakan satu sama lain, perbedaannya adalah ketiga variabel ini mengukur dengan cara yang berbeda, oleh karena itu, masingmasing variabel juga dapat mengukur aspek yang berbeda dari kemampuan seseorang untuk menghadapi situasi yang sulit. Contohnya adalah sebagai berikut, tingkat komitmen seseorang, kemampuan, serta kemauan untuk menghadapi tantangan, yang ada pada hardiness hanya dapat diukur oleh variabel hardiness, tidak dapat diukur dengan menggunakan AQ ataupun resiliensi diri. Kemudian kurangnya fokus dalam diri seseorang dan skala prioritas (kemampuan untuk melihat tugas sebagai sebuah keharusan) yang ada pada resiliensi diri, hanya dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
diukur melalui variabel resiliensi diri, tidak melalui variabel AQ ataupun hardiness. Begitu pula yang terjadi pada variabel AQ, dimana tingkat kemampuan seseorang untuk menghadapi peristiwa yang merugikan di dalam kehidupannya, serta keyakinan tentang berapa lama peristiwa tersebut akan berlangsung, hanya dapat diukur melalui Adversity Quotient (AQ), tidak dengan variabel hardiness ataupun resiliensi diri. Perbedaan lain dijelaskan pula oleh Phoolka dan Kaur (2012), apabila resiliensi diri yang merupakan sebuah kecenderungan untuk bersikap positif terhadap hal-hal yang membuat seseorang berada dalam keadaan yang menyulitkan, maka lain halnya dengan AQ yang merupakan salah satu bentuk kecerdasan, dimana caranya untuk menghadapi situasi yang menekan adalah dengan menghadapi masalah tersebut secara langsung, meningkatkan kepercayaan diri untuk dapat bertahan dan melewati keadaan tersebut. Sementara itu, hardiness adalah sebuah kepribadian, dimana caranya menghadapi kondisi yang menekan adalah dengan meyakinkan dan memotivasi diri (berdasarkan tiga aspek sikap, yakni control, commitment, & challenge) agar dirinya dapat lebih tangguh untuk menghadapi situasi yang menekan (stresfull). Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti melihat adanya perbedaan dari ketiga variabel tersebut, sebagai sebuah peluang untuk meneliti dengan menggunakan variabel hardiness, karena selain memiliki perbedaan dengan AQ dan resiliensi diri, variabel ini dinilai dapat digunakan untuk memprediksi perilaku prokrastinasi dan juga belum pernah digunakan sebagai variabel yang mendampingi variabel prokrastinasi akademik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Hardiness erat kaitannya dengan stres. Penyebab stres dapat berasal dari dalam diri individu yaitu, usia, kondisi fisik, dan faktor kepribadian, serta berasal dari luar diri individu baik dari lingkungan keluarga, lingkungan kerja, cita-cita maupun ambisi (Muchtar, 2004). Seseorang yang mengalami stres, yang kemudian dapat bertahan dan keluar dari kondisi tersebut dalam keadaan baik, terjadi karena adanya kepribadian hardiness dalam diri mereka. Di sisi lain stres memiliki kaitan dengan prokrastinasi akademik, karena seperti disebutkan di atas, stres adalah salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku prokrastinasi. Dari pernyataan tersebut, tampak bahwa hardiness dan prokrastinasi saling terhubung satu sama lain. Namun peneliti perlu melihat lebih dalam untuk mengetahui apakah hardiness benar-benar memiliki hubungan dengan perilaku prokrastinasi akademik. Oleh karena itu, berdasarkan hipotesis awal bahwa tingkat hardiness yang tinggi dapat mengurangi perilaku prokrastinasi, maka muncullah sebuah pertanyaan penelitian, Apakah ada hubungan antara hardiness dengan prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir ?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara hardiness dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir ?”
C.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara hardiness dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Sanata Dharma.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu melihat hubungan antara hardiness dengan prokrastinasi akademik. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dipergunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Psikologi Pendidikan, serta dapat dijadikan sebagai sumber acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti : Penelitian
ini
dapat
menjadi
sebuah
media
untuk
menuangkan buah pikiran secara ilmiah, melatih kemampuan untuk berpikir kritis dalam penelitian dan menulis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
b. Bagi Lembaga Pendidikan : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gagasan baru tentang pentingnya hardiness dalam menanggulangi perilaku prokrastinasi, sehingga pada masa mendatang dapat diusahakan program-program yang bertujuan untuk mencegah atau mengurangi perilaku ini pada mahasiswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Prokrastinasi Akademik 1. Definisi Prokrastinasi Prokrastinasi yang dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare. Kata procrastinare merupakan dua akar kata yang dibentuk dari awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju, serta akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi secara harfiah, prokrastinasi berarti menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya (Ferrari, Johnson, & McCown, 1995). The Merriam-Webster New Collegiate, sebuah kamus online berbahasa inggris, menjelaskan prokrastinasi sebagai suatu pengunduran secara sengaja untuk mengerjakan sesuatu yang harus dikerjakan hingga hari berikutnya, karena alasan tidak suka mengerjakan pekerjaan tersebut atau bahkan adanya perasaan malas. Istilah prokrastinasi pertama kali muncul dan dipergunakan oleh kalangan peneliti oleh Brown dan Hoizman, untuk menunjukkan kecenderungan menunda-nunda penyelesaian terhadap suatu tugas atau pekerjaan. Kemudian, seseorang yang mempunyai kecenderungan untuk menunda atau tidak segera memulai sebuah pekerjaan biasa disebut dengan
istilah
procrastinator
(prokrastinator)
(Ghufron,
2003).
Prokrastinasi mengacu pada “kapan” seseorang melakukan tugas tertentu
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
dan “bagaimana” seseorang menangani penjadwalan serta kepatuhan terhadap jadwal tersebut (Millgram, 1988). Salomon dan Rothblum (1984), (dalam Ferrari, dkk., 2013) menambahkan bahwa prokrastinasi merupakan perilaku menunda tugas akademik secara sengaja. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi adalah perilaku menunda yang dilakukan secara sengaja, hingga melewati batas waktu yang ditentukan. Selain itu, prokrastinasi juga merupakan perilaku menunda yang dilakukan dengan alasan yang tidak bertanggungjawab, pernyataan Balkis dan Duru (2009), mungkin akan memberikan sebuah kejelasan, “Procrastination is defined as a behavor in which an individual leaves a feasible, important deed planned beforehand to another time without any sensible reason”. Prokrastinasi merupakan perilaku individu yang meninggalkan kegiatan penting yang bisa dilakukan dan telah direncanakan sebelumnya tanpa alasan yang masuk akal. Seseorang dapat dikatakan melakukan perilaku prokrastinasi jika ia menunda pekerjaan yang penting tanpa alasan yang masuk akal, meskipun sebenarnya ia bisa melakukannya pada waktu yang sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Di sisi lain, Chu dan Choi (Ferrari, dkk., 2013) juga menjelaskan bahwa beberapa mahasiswa menikmati tekanan dari deadline dan secara sengaja memilih untuk melakukan perilaku prokrastinasi. Hal ini menunjukkan bahwa prokrastinasi menjadi salah satu perilaku beresiko yang terjadi dalam kehidupan mahasiswa, yang dilakukan secara sengaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rothblum,
Beswick,
dan
Mann
(dalam
Larson,
22
1991)
mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai kecenderungan melakukan penundaan dalam mengerjakan tugas-tugas akademik dan kecenderungan individu mengalami kecemasan yang berhubungan dengan penundaan yang dilakukan. Noran (dalam Akinsola, Tella & Tella, 2007) juga mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai perilaku menghindar dalam pengerjaan tugas dan tanggung jawab yang seharusnya diselesaikan oleh individu. Seseorang yang melakukan prokrastinasi, biasanya memiliki kecenderungan untuk lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman atau melakukan pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitu penting daripada mengerjakan tugas yang seharusnya diselesaikan dengan cepat. Salomon dan Rothblum (dalam Blinder, 2000) menjelaskan kembali bahwa secara spesifik, bahwa prokrastinasi merupakan perilaku maladaptif, yang secara potensial dapat menyebabkan stres negative bagi banyak perguruan tinggi, khususnya mahasiswa. Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003), pengertian prokrastinasi dapat diilihat melalui berbagai batasan atau lingkup tertentu, yaitu prokrastinasi dipandang hanya sebagai perilaku menunda, bahwa setiap perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas adalah prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan. Prokrastinasi dipandang sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki individu, yang mengarah kepada trait, perilaku menunda yang dilakukan merupakan respon tetap yang selalu dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
seseorang dalam menghadapi sebuah tugas, dimana biasanya disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan irrasional. Kemudian prokrastinasi juga dipadang sebagai
suatu trait
kepribadian,
dalam
pengertian ini
prokrastinasi tidak hanya dianggap sebagai sebuah perilaku menunda saja, namun prokrastinasi dianggap sebagai suatu trait yang melibatkan komponen-komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait, yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi merupakan perilaku menunda tugas penting yang dilakukan secara sengaja, tanpa alasan yang masuk akal. Prokrastinasi akademik tidak hanya dilakukan sesekali, namun dilakukan berulang-ulang terhadap sebuah tugas yang seharusnya dapat diselesaikan, perilaku ini dapat menjadi kebiasaan buruk bagi seseorang, yang dapat mengakibatkan dampak negatif dalam kehidupannya.
2. Jenis Prokrastinasi Seseorang yang melakukan perilaku prokrastinasi, biasanya memiliki alasan dan tujuan yang berbeda-beda, hal itu membuat para ahli mengelompokkan prokrastinasi ke dalam beberapa jenis. Menurut Ferrari, Johnson dan McCown (1995), berdasarkan manfaat dan tujuan melakukannya, prokrastinasi dibagi menjadi dua jenis yaitu :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
a. Functional Procrastination Prokrastinasi fungsional adalah perilaku menunda mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat. Mereka yang melakukan penundaan ini memandang sebuah tugas harus
dikerjakan
secara
sempurna,
dengan
tujuan
mendapatkan
penyelesaian yang baik, meskipun mereka harus melewati waktu yang optimal untuk mulai mengerjakan tugas tersebut. b. Disfunctional Procrastination Prokrastinasi disfungsional adalah perilaku menunda yang tidak bertujuan, yang memiliki akibat buruk dan menimbulkan masalah bagi pelakunya. Bentuk penundaan ini dilakukan tanpa disertai suatu alasan yang berguna bagi pelakunya, maupun orang lain. Prokrastinasi jenis ini dapat menimbulkan masalah bagi pelaku prokrastinasi apabila tidak bisa melepaskan
diri
dari
kebiasaan
menunda
tersebut.
Prokrastinasi
disfungsional dibagi lagi menjadi dua hal berdasarkan tujuan mereka melakukan penundaan : 1) Decisional procrastination Merupakan perilaku menunda dalam langkah mengambil keputusan, prokrastinasi ini terjadi karena kegagalan dalam mengidentifikasi tugas yang menyebabkan konflik dalam diri individu, sehingga memutuskan untuk melakukan perilaku menunda. Ferrari (dalam Ghufron, 2003), menjelaskan bahwa prokrastinasi ini dilakukan sebagai bentuk coping yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
ditawarkan untuk menyesuaikan diri dalam pembuatan keputusan pada situasi yang dipersepsikan penuh stres. Prokrastinasi jenis ini berhubungan dengan kelupaan atau kegagalan proses kognitif, akan tetapi tidak berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi seseorang. 2) Avoidance procrastination Merupakan perilaku menunda yang dilakukan dalam perilaku yang tampak. Penundaan ini dilakukan sebagai sebuah cara
untuk
menghindari
tugas
yang
dirasa
kurang
menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Prokrastinasi ini dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan pekerjaan, dimana hal ini akan mendatangkan nilai negatif dalam dirinya atau mengancam self-esteem nya sehingga seseorang menunda untuk melakukan sesuatu yang nyata yang berhubungan dengan tugasnya.
Sedangkan menurut jenis tugasnya, prokrastinasi dibagi menjadi dua jenis yaitu prokrastinasi akademik, dan prokrastinasi non-akademik (Ferrari, dkk., 1995). a. Prokrastinasi Akademik Adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal, yang berhubungan dengan bidang akademik, contohnya adalah penundaan terhadap tugas kuliah, tugas akhir atau tugas kursus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
b. Prokrastinasi Non-Akademik Adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non formal atau berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, contohnya adalah penundaan terhadap tugas sosial, menunda membersihkan sangkar burung, dan memberi makan burung.
Dalam penelitian ini, jenis prokrastinasi yang digunakan adalah prokrastinasi akademik yang disfungsional. Pelaku dari prokrastinasi mengarah pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan melakukan perilaku menunda yang tidak bertujuan. Salomon dan Rothbum (1984) menjelaskan bahwa prokrastinasi akademik sekali lagi adalah kecenderungan yang dilakukan oleh individu untuk menunda tugas akademik hampir selalu dan selalu. Selain itu mereka juga menyebutkan terdapatnya 6 area akademik yang sering dijadikan sebagai “bahan” prokrastinasi oleh pelajar, yaitu : a. Menulis meliputi penundaan melaksanakan kewajiban menulis makalah, laporan praktikum, serta tugas menulis lainnya b. Belajar untuk menghadapi ujian mencakup penundaan belajar untuk menghadapi kuis, ujian tengah semester hingga ujian akhir semester
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
c. Membaca menunda membaca buku referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan d. Kinerja administratif penundaan pengerjaan dan penyelesaian tugas-tugas administratif, seperti menyalin catatan kuliah, mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran e. Menghadiri pertemuan penundaan atau keterlambatan menghadiri kuliah, praktikum dan pertemuan lainnya f. Kinerja akademik secara keseluruhan mencakup penundaan mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan. Kinerja akademik secara keseluruhan dapat berarti seseorang dapat melakukan prokrastinasi di beberapa area akademik, seperti menulis, membaca, menghadiri pertemuan, kinerja administratif, dll.
3. Aspek Prokrastinasi Akademik Ferrari, Johnson, dan McCown (1995) menjelaskan bahwa dinamika psikologis yang memunculkan prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam aspek-aspek sebagai berikut : a. Penundaan dalam terhadap tugas
proses memulai maupun menyelesaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Merupakan kondisi ketika seseorang mengetahui bahwa ia memiliki tugas yang sangat penting untuk diselesaikan,
namun
masih
memilih
untuk
melakukan
penundaan dalam proses memulai untuk mengerjakan atau bahkan saat proses pengerjaan. b. Melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan daripada menyelesaikan tugas Merupakan kondisi dimana prokrastinator secara sengaja lebih memilih untuk melakukan kegiatan lain yang dipandang
lebih
menyenangkan,
dibandingkan
dengan
menyelesaikan atau bahkan memulai untuk mengerjakan tugas yang seharusnya segera diselesaikan. c. Adanya kelambanan yang disengaja dalam mengerjakan tugas Merupakan kondisi dimana prokrastinator merasa membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk melakukan persiapan yang berlebihan, yang bahkan tidak berhubungan dengan tugas itu sendiri, dimana hal ini dilakukan tanpa memperhitungkan
batas
waktu
yang
dimiliki
untuk
menyelesaikan tugas yang berkaitan. Oleh karena hal inilah prokrastinator memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
d. Ketidakselarasan waktu antara rencana pengerjaan tugas dengan kinerja aktual Merupakan kondisi dimana prokrastinatior sering mengalami kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya (deadline). Batas
waktu
penyelesaian
tugas
sebenarnya
sudah
direncanakan dan dipahami oleh prokrastinator itu sendiri, namun
pada
kondisi
ini
prokrastinator
tidak
segera
mengerjakan tugas sesuai dengan apa yang telah ia rencanakan, sehingga justru menyebabkan kegagalan dan keterlambatan dalam pengerjaan sebuah tugas.
4. Dampak Prokrastinasi Burka dan Yuen (dalam Ghufron, 2008), menjelaskan bahwa prokrastinasi mengganggu dalam dua hal, yaitu : a. Prokrastinasi mengakibatkan munculnya masalah internal, seperti munculnya perasaan bersalah atau menyesal b. Prokrastinasi mengakibatkan munculnya masalah eksternal, seperti melakukan penundaan terhadap tugas, sehingga membuat pelaku prokrastinasi tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Kemudian dijelaskan pula oleh Ferrari, Johnson dan McCown (1995), bahwa dampak prokrastinasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Dampak Internal Beberapa penyebab prokrastinasi muncul dari dalam diri prokrastinator. Saat prokrastinator memiliki tendensi tertentu akan suatu hal, tendensi tersebut akan tertanam dalam diri prokrastinatior. Sebagai contoh, jika prokrastinatior memiliki perasaan takut gagal, dan prokrastinatior melakukan prokrastinasi kronis terhadap suatu tugas, maka prokrastinatior akan selalu melakukan penundaan dalam tugas, dimana prokrastinator merasa gagal. Siswa yang berpikir bahwa semua mata pelajaran itu sulit, maka siswa tersebut akan berpikir takut gagal atau berbuat kesalahan dan menunda belajar atau mengerjakan tugastugasnya. Dampak internal prokrastinasi adalah apa yang dirasakan oleh individu terkait dengan kondisi afektif, yaitu dapat menyebabkan rasa frustrasi, marah serta perasaan bersalah. Tice dan Baumister (1997) menyebutkan bahwa prokrastinasi akademik akan menimbulkan munculnya symtom penyakit dan stres yang semakin meningkat, yang akan berdampak pada melemahnya kondisi fisik dan mental seseorang. b. Dampak Eksternal Gunawinata, Nanik, dan Lasmono (2008), menjelaskan bahwa dampak eksternal prokrastinasi berkaitan dengan hal-hal di luar pribadi seseorang,
seperti
menurunnya
prestasi
akademik,
hilangnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
kesempatan untuk maju, serta hilangnya waktu dengan sia-sia. Surijah dan Sia (2006) menjelaskan bahwa berdasarkan meta-analisis (r=-0,27) prokrastinasi berkorelasi negatif dengan prestasi akademik, artinya semakin tinggi prokrastinasi, maka prestasi akademik seseorang akan semakin rendah. Rizvi, 1997 menambahkan bahwa akibat dari perilaku prokrastinasi akademik adalah terganggunya penyediaan dan persiapan lulusan yang berkualitas, berkurangnya kesempatan bagi yang lain untuk belajar, serta terjadinya pemborosan waktu, tenaga, dan biaya. Roig dan DeTomasso (1995), menjelaskan bahwa selain menimbulkan dampak negatif bagi pribadi, prokrastinasi juga memiliki dampak negatif bagi sebuah institusi, seperti terjadinya kecurangan akademis atau plagiat. Selain itu Grunschel, Partzek, dan Fries (2013) juga menambahkan bahwa terdapat enam kategori yang menjadi dampak dari perilaku prokrastinasi, yaitu : 1) Affective Meliputi
munculnya
perasaan
marah
kecemasan,
ketidaknyamanan, perasaan tertekan, sedih serta perasaan negatif lainnya. 2) Mental and physycal states Meliputi munculnya kondisi stres yang kemudian akan berdampak pada fisik, keletihan, masalah tidur seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
insomnia, hingga munculnya penyakit dalam tubug seseorang. 3) Behavioural Menyebabkan seseorang tidak dapat merubah perilaku negatifnya (prokrastinasi menjadi sebuah kebiasaan) 4) Personality Hadirnya self-concept yang negatif, atau konsep diri yang negatif dalam diri seseorang 5) Course of study Meliputi tugas-tugas yang menumpuk, keterlambatan pengumpulan tugas, terdesak oleh waktu, kualitas kerja yang menurun, lamanya penyelesaian studi, hingga terjadinya dropout dalam lingkup mahasiwa. 6) Private life Mengalami
problema
dalam
hubungan
sosial,
pembengkakan biaya yang biasa terjadi karena lamanya waktu untuk berkuliah, serta pandangan yang terbatas akan masa depan dirinya. Melalui beberapa penjelasan mengenai dampak prokrastinasi di atas, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi memberikan begitu banyak dampak negatif, meskipun ada dampak positif dari prokrastinasi yaitu dapat mengatasi kecemasan dan bad mood, namun hanya untuk sementara waktu. Prokrastinasi memberikan dampak negatif dalam aspek-aspek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
kehidupan seseorang, misalnya dampak negatif yang terkait dengan perasaan, atau hal-hal di luar individu, hal ini menjelaskan bahwa prokrastinasi memberikan dampak yang merugikan bagi pelakunya atau bagi orang yang berada di dalam lingkup kehidupan pelaku prokrastinasi (prokrastinator). 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik Di dalam lingkup pendidikan prokrastinasi akademik telah memberikan banyak keraguan dan dampak negatif bagi pelakunya. Seseorang yang melakukan perilaku prokrastinasi melakukan prokrastinasi karena sebab-sebab yang berbeda, oleh karena itu beberapa peneliti mengelompokkan hal tersebut dalam sebutan faktor. Prokrastinasi merupakan hasil kombinasi (a) ketidakpercayaan akan kemampuannya melakukan suatu tugas (b) ketidakmampuan untuk menunda kesenangan dan (c) menyalahkan sesuatu di luar dirinya untuk kesalahan yang dilakukannya (Elis & Knaus, dalam Gunawinata, dkk., 2008). Selain itu, Steel (2003) menjelaskan terdapatnya empat faktor yang mendukung terjadinya perilaku prokrastinasi, antara lain sebagai berikut : a. Karakteristik Tugas Faktor ini mengindikasikan kemungkinan terdapatnya pengaruh
luar
indvidu
yang
menyebabkan
prokrastinasi. Karakteristik tugas ini meliputi :
perilaku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
1) Waktu pemberian reward dan punishment Dimana
dijelaskan
adanya
temporal
proximity (jika tugas semakin dekat prokrastinasi menurun, jika tugas masih berada tenggang waktu yang lama dari deadline maka prokrastinasi terjadi), yang merupakan penyebab alami dari perilaku prokrastinasi. Samuel Johnson (dalam Steel, 2007), menambahkan bahwa kecemasan yang paling besar saat-saat terakhir akan menimbulkan kesan yang kuat. 2) Task Aversiveness Seseorang menunda sebuah tugas karena berbagai alasan, namun ketika alasannya adalah karena tidak menyukai tugas yang harus dihadapi, maka hal ini disebut sebagai task aversiveness, penundaan atas alasan tidak menyukai sebuah tugas. b. Perbedaan Individual Steel (2007) melakukan penelitian dan pengelompokan terhadap lima tipe kepribadian yang dianggap berkaitan dengan prokrastinasi, yaitu Neurocitism, Extraversion, Agreeableness, Openess to experience, dan Conscientiousness. Di dalam penelitian tersebut dijelaskan mana yang memiliki andil terhadap terjadinya perilaku prokrastinasi, dan mana yang tidak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Tipe kepribadian openess to experience yang dicerminkan dengan fantasi seseorang, kedalaman perasaan, perilaku yang fleksibel, serta rasa keingintahuan seseorang, disebutkan tidak berkorelasi
dengan
prokrastinasi.
Berbeda
dengan
tipe
kepribadian agreeableness yang memiliki korelasi negatif dengan perilaku prokrastinasi. Kemudian disebutkan pula bahwa tipe kepribadian conscientiousness merupakan prediktor negatif terkuat terhadap perilaku prokrastinasi, demikian pula dengan tipe kepribadian extraversion, melalui komponen impulsiveness yang dipercaya turut memberikan andil dalam terjadinya perilaku prokrastinasi. Dari studi literatur yang dilakukan oleh beberapa peneliti disebutkan bahwa tipe kepribadian neurocitism merupakan sumber utama terjadinya perilaku prokrastinasi, karena terdapatnya komponen dalam tipe kepribadian ini, seperti depression, low self-efficacy and low self-esteem, yang disinyalir menjadi penyebab terjadinya perilaku prokrastinasi. c. Demografi Munculnya perilaku prokrastinasi di dalam sebuah populasi tidak hanya disebabkan oleh sifat-sifat kepribadian saja,
penelitian
telah
menyebutkan
terdapatnya
faktor
demografi yang menyebabkan perilaku prokrastinasi. Faktor demografi tersebut meliputi usia seseorang, dimana ketika usia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
bertambah dan pola pemikiran berkembang orang akan mereduksi perilaku prokrastinasi. Kemudian, terdapat pula gender, dimana pria disebutkan lebih banyak melakukan prokrastinasi dibandingkan dengan wanita (Steel, 2007). d. Fenomenologi prokrastinasi Merupakan intended-action gap, mood, dan kinerja (Steel, 2007). Disebutkan bahwa orang yang melakukan prokrastinasi pada awalnya tidak memiliki maksud untuk melakukan perilaku tersebut, tetapi kemudian secara tak sadar ia akan melakukan perilaku tersebut. Berkaitan dengan kinerja, seseorang akan melakukan prokrastinasi dengan tujuan untuk menghindari kecemasan dan meningkatkan kinerja terhadap sebuah tugas, karena dengan melakukan prokrastinasi mereka dapat mengeluarkan seluruh kemampuan fisik dan kognitif ketika tenggat waktu mendekat.
Menurut
Ferrari
(dalam
Ghufron,
2003),
penyebab
perilaku
prokrastinasi dibagi ke dalam dua faktor: a. Faktor Internal Merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi invidiu untuk melakukan prokrastinasi, meliputi :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
1) Kondisi kodrati, yang terdiri dari jenis kelamin anak, umur, dan urutan kelahiran. Dalam hal ini anak sulung cenderung lebih diperhatikan, dilindungi, dibantu, apalagi untuk orang tua yang belum berpengalaman dalam mendidik seorang anak. Anak bungsu cenderung dimanja, apalagi bila selisih usianya cukup jauh dari sang kakak. Hal-hal tersebut akan mempengaruhi perilaku prokrastinasi dalam kehidupan seseorang. 2) Kondisi fisik dan kondisi kesehatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi munculnya prokrastinasi akademik. Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003), tingkat intelegensi tidak mempengaruhi prokrastinasi walaupun prokrastinasi sering disebabkan oleh adanya beliefs (keyakinan dalam diri seseorang). Selain itu, fatigue
menurut Bruno (dalam Ferrari, dkk., 1995),
juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prokrastinasi, ia mengatakan bahwa orang yang mengalami
fatigue
atau
kondisi
keletihan
akan
memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi, daripada yang tidak. 3) Kondisi psikologis, trait kepribadian yang dimiliki individu turut mempengaruhi munculnya
perilaku
prokrastinasi.
dimiliki
Sikap
perfeksionis
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
seseorang
biasanya
mempengaruhi
38
perilaku
prokrastinasi lebih tinggi. Besarnya motivasi dalam diri seseorang juga akan mempengaruhi prokrastinasi secara negatif, ini artinya semakin tinggi motivasi seseorang
ketika
menghadapi
tugas,
maka
kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi akan semakin rendah (Briordy, dalam Ghufron, 2003). Kontrol diri juga turut mempengaruhi terjadinya prokrastinasi (Wistrich, dalam Elly & Desi, 2014), individu yang memiliki kontrol diri rendah tidak mampu mengarahkan dan mengatur perilakunya, dalam hal akademis mereka akan lebih banyak melakukan halhal yang
bersifat menyenangkan dirinya, sehingga
akan menunda tugas yang seharusnya diprioritaskan. 4) Faktor internal lain yang mempengaruhi, antara lain adalah fear of failure (perasaan takut gagal), task aversiveness (ketidaksukaan terhadap tugas), serta adanya ketergantungan kuat terhadap orang lain. b. Faktor Eksternal Selain faktor internal, beberapa faktor eksternal juga ikut menyebabkan kecenderungan munculnya prokrastinasi dalam diri seseorang, yaitu faktor pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. Ferrari dan Ollivete (dalam Ghufron, 2003),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
menyebutkan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah akan menyebabkan munculnya kecenderungan prokrastinasi yang kronis pada anak wanita. Selain itu, Millgram (dalam Ghufron, 2003) menyebutkan pula bahwa kondisi lingkungan yang toleran terhadap prokrastinasi
juga
mempengaruhi
tinggi
rendahnya
perilaku
prokrastinasi, dibandingkan dengan lingkungan yang penuh dengan pengawasan. Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, Bernard (1991) juga mengungkapkan
adanya
sepuluh
penyebab
yang
berpengaruh
terhadap
prokrastinasi akademik, yang menjadi faktor-faktor dilakukannya prokrastinasi akademik itu sendiri : a. Anxiety Anxiety dapat diartikan sebagai kecemasan. Kecemasan pada akhirnya menjadi kekuatan magnetik yang berlawanan, dimana tugas-tugas yang diharapkan dapat diselesaikan dengan tepat waktu berkorelasi dengan kecemasan yang tinggi, sehingga seseorang cenderung menunda tugas tersebut. b. Self-Depreciation Dapat diartikan sebagai pencelaan terhadap diri sendiri. Seseorang memiliki penghargaan yang rendah atas dirinya sendiri dan selalu siap untuk menyalahkan diri sendiri ketika terjadi kesalahan dan juga merasa tidak percaya diri untuk mendapatkan masa depan yang cerah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
c. Low Discomfort Tolerance Dapat diartikan sebagai rendahnya toleransi terhadap ketidaknyamanan. Adanya kesulitan pada tugas yang dikerjakan membuat seseorang mengalami kesulitan untuk mentolerir rasa frustastasi dan kecemasan, sehingga mereka mengalihkan diri sendiri kepada tugas-tugas yang mengurangi ketidaknyamanan dalam diri mereka. d. Pleasure-seeking Merupakan seseorang yang sering diartikan sebagai orang yang gemar mencari kesenangan. Seseorang yang mencari kenyamanan cenderung tidak mau lepas dari situasi yang membuat mereka dalam kondisi nyaman tersebut. Jika seseorang memiliki kecenderungan tinggi dalam mencari situasi yang nyaman, maka orang tersebut akan memiliki hasrat kuat untuk melakukan kesenangan dan memiliki kontrol impuls yang rendah, contohnya adalah orang yang menunda sebuah tugas demi melakukan hal yang lebih ia sukai. e. Time Disorganization Dapat diartikan sebagai tidak teraturnya waktu. Mengatur waktu bisa memperkirakan dengan baik berapa lama seseorang membutuhkan waktu untuk menyeesaikan pekerjaan tersebut. Aspek yang lain dari lemahnya pengaturan waktu adalah sulitnya seseorang memutuskan pekerjaan mana yang lebih penting dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
kurang penting untuk dilakukan hari ini. Semua pekerjaan terlihat sangat penting sehingga muncul kesulitan untuk menentukan apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu. f. Environmental Disorganization Dapat diartikan sebagai tidak teraturnya lingkungan. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi adalah kenyataan bahwa lingkungan disekitarnya berantakan atau tidak teratur dengan baik, hal ini mungkin terjadi karena kesalahan dari individu tersebut. Tidak teraturnya lingkungan bisa dalam bentuk interupsi dari orang lain, kurangnya privasi, kertas yang bertebaran dimana-mana, dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut tidak tersedia. Adanya begitu banyak gangguan pada area wilayah pekerjaan menyulitkan seseorang untuk berkonsentrasi sehingga pekerjaan tersebut tidak bisa selesai tepat pada waktunya. g. Poor Task Approach Dapat diartian sebagai pendekatan yang lemah terhadap tugas. Jika akhirnya seseorang merasa siap untuk bekerja, ada kemungkinan dia akan meletakkan kembali pekerjaan tersebut karena tidak tahu darimana harus memulai, sehingga pengerjaan tugas cenderung menjadi tertahan oleh karena orang tersebut tidak memahami tentang bagaimana harus memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
h. Lack of Assertion Dapat diartikan sebagai kurangnya memberikan pernyataan yang tegas, terhadap diri sendiri. Contohnya adalah seseorang yang mengalami kesulitan untuk berkata terhadap permintaan yang ditujukan kepadanya, sedangkan pada kenyataannya banyak hal yang harus dikerjakan karena telah dijadwalkan terlebih dahulu. Hal ini dapat terjadi oleh karena kurangnya memberikan kehormatan atas semua komitmen dan tanggung jawab yang dimiliki. i. Hosility with others Dapat diartikan sebagai permusuhan terhadap orang lain. Kemarahan yang terus menerus bisa menimbulkan dendam dan sikap bermusuhan, sehingga bisa menuju pada sikap menolak atau menentang apapun yang dikatakan oleh orang tersebut. j. Stress and fatigue Dapat diartikan sebagai perasaan tertekan dan kelelahan. Stres merupakan hasil dari sejumlah intensitas tuntutan negatif dalam hidup yang digabung dengan gaya hidup dan kemampuan mengatasi masalah pada diri individu. Semakin banyak dan semakin lemah sikap seseorang dalam memecahkan masalah, serta gaya hidup yang kurang baik, maka semakin tinggi stres seseorang yang akan berdampak terhadap terjadinya perilaku prokrastinasi dalam kehidupan seseorang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
B. Hardiness 1. Definisi Hardiness Hardiness merupakan kombinasi dari beberapa sikap atau perilaku yang menyumbangkan apa yang disebut dengan keberanian serta motivasi untuk melakukan yang terbaik, yang juga merupakan sebuah strategi untuk mengatasi keadaan yang penuh dengan stres, yang dapat menyebabkan “bencana”, untuk kemudian mengubahnya menjadi kesempatan untuk berkembang (Maddi, 2006). Hardiness juga dikenal sebagai sebuah trait atau sifat yang bertujuan untuk membedakan antara seseorang yang dapat bekerja dengan baik dan seseorang yang bekerja dengan baik dalam situasi yang penuh stres (Cash & Gardner, 2011) Sebenarnya konsep mengenai hardiness ini bukanlah konsep yang baru dalam dunia psikologi. Beberapa psikolog seperti Heidger (1986), Frankl (1960), dan Biswanger (1963) telah mempergunakan teori hardiness, selain itu teori ini juga digunakan dalam bidang ilmu filsuf eksistensial. Konsep hardiness ini terlibat dalam terciptanya makna hidup dalam pandangan seperti “meskipun hidup terkadang menyakitkan dan penuh dengan ketidakjelasan”, serta “memiliki keberanian untuk hidup secara utuh, meskipun tidak dapat dipisahkan dari derita dan tak berguna” (Bartone, 2006). Kobasa
(dalam
Hystad,
2012),
untuk
pertama
kalinya
memperkenalkan teori hardiness sebagai susunan karakteristik kepribadian yang berfungsi sebagai sumber daya pantul dalam menghalangi stres
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
dalam kehidupan yang penuh stres. Pengertian ini menunjukkan bahwa hardiness merupakan kepribadian yang berguna bagi seseorang, agar ia dapat mengatasi stres yang sedang dialaminya. Kobasa (1982), menjelaskan pula bahwa kepribadian hardiness merupakan suatu konstelasi kepribadian yang menguntungkan bagi individu untuk dapat menghadapi tekanan dalam hidupnya. Kemudian diungkapkan secara lebih lanjut oleh Gentry dan Kobasa (1984), bahwa hardiness ini menjadi tipe kepribadian yang sangat penting dalam perlawanan terhadap stres. Hal ini menjelaskan bahwa tipe kepribadian hardiness merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dalam kaitannya untuk bertahan, serta keluar dari kondisi yang penuh dengan tekanan atau stres. Individu dengan kepribadian hardiness akan munjukkan tiga sifat kepribadian, yaitu kontrol, komitmen, dan tantangan. Hal ini dibenarkan melalui definisi yang diungkapkan oleh Baronte (dalam Hystad, 2012), yang mengatakan bahwa penyusunan kepribadian yang dikenal sebagai hardiness dideskripsikan sebagai cara umum dari fungsi karakteristik dengan perasaan yang kuat akan kontrol, komitmen, dan juga tantangan. Maddi (dalam Kalantar, Khedri, Nikbakht, & Motvalian, 2013) juga mengatakan bahwa hardiness merupakan penggabungan dari tiga komponen (Commitment, Control, dan Challenge) atau perilaku yang secara bersama-sama membuat seseorang bisa mengubah keadaan yang penuh dengan tekanan, dari sesuatu yang mengancam menjadi sesuatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
yang menguntungkan. Definisi ini ingin mengartikan bahwa seseorang yang memiliki hardiness yang tinggi, diprediksi akan memiliki kontrol, komitmen serta challenge (tantangan) yang baik di dalam dirinya, dan ia akan dapat melihat situasi yang penuh stres sebagai suatu yang menguntungkan dirinya, bukan sebagai sebuah ancaman. Hardiness secara umum juga dipahami sebagai sebuah sifat yang dimiliki oleh seseorang, sifat disini diperjelas sebagai sesuatu yang relatif stabil dari tahun ke tahun. Namun, Funder (1991) justru berpendapat bahwa sifat dapat ditumbuhkan melalui interaksi antara pengalaman pribadi seseorang dengan genetis manusia. Maka dari itu, dengan adanya kondisi dan pengalaman dalam diri seseorang, maka sangatlah memungkinkan apabila kepribadian hardiness ini dapat dipelajari serta dikembangkan (Maddi, dalam Cash & Gardner, 2011). Selain itu, Bartone (dalam Kalantar, dkk., 2013) juga telah memandang hardiness dengan menggambarkannya sebagai sebuah gaya kepribadian umum atau yang digeneralisir sebagai sebuah fungsi yang melibatkan kualitas kognitif, emosional, dan behavioral. Tipe kepribadian hardiness dipandang oleh Schultz dan Schultz (1988) sebagai kepribadian tahan banting yang merupakan struktur kepribadian yang dapat digunakan dalam menjelaskan perbedaan individu ketika mengalami stres yang terjadi, sehingga individu mampu mengatasi stres tersebut. Kemudian salah satu strategi yang penyesuaian yang dimiliki orang dengan tipe kepribadian ini adalah dengan menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
sumber-sumber sosial yang ada di sekitarnya Schultz dan Schultz (1988). Hadjam (2004), mengatakan bahwa hardiness dapat mengurangi pengaruh kejadian-kejadian
hidup
yang
mencekam
dengan
meningkatkan
penggunaan strategi penyesuaian, antara lain dengan menggunakan sumber-sumber sosial yang ada di lingkungannya untuk dijadikan tameng, motivasi, serta dukungan dalam menghadapi masalah ketegangan yang dihadapinya, dan memberikan kesuksesan. Saat menghadapi kondisi yang menekan, individu yang tahan banting juga akan mengalami stres atau tekanan. Namun tipe kepribadian ini dapat menyikapi secara positif keadaan tidak menyenangkan tersebut, agar dapat menimbulkan kenyamanan melalui cara-cara yang sehat. Dari beberapa definisi yang telah terungkap dan dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Hardiness merupakan sebuah tipe kepribadian yang sangatlah penting dalam kehidupan manusia, yang melibatkan strategi-strategi positif untuk dapat bertahan serta menghadapi situasi dan kondisi yang penuh dengan tekanan atau stres, dengan diikat oleh tiga buah komponen (kontrol, komitmen, dan tantangan) yang menjadi dasar dari terbentuknya kepribadian hardiness itu sendiri. 2. Aspek-aspek Kepribadian Hardiness Seseorang yang memiliki Hardiness yang tinggi memiliki sebuah kepercayaan bahwa mereka akan dapat mengontrol atau mempengaruhi sesuatu yang akan terjadi, serta menikmati situasi yang baru dan tantangan-tantangan yang harus mereka hadapi (Bartone, Roland, Picano,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
dan Williams, 2008). Menurut Kobasa (1979), Hardiness terdiri dari tiga buah aspek yaitu : a. Control Control merupakan sebuah kecenderungan untuk meyakini bahwa dirinya mampu mempengaruhi bermacam-macam peristiwa yang tidak menentu dalam hidupnya. Senada dikatakan oleh Kardum, Hudek-Knezevic, dan Krapic (2012), bahwa control adalah sebuah tendensi untuk yakin dan bertindak sebagaimana seseorang dapat mempengaruhi kejadian dalam hidup melalui kerja keras orang itu sendiri. Control membuat individu menganggap bahwa peristiwa yang dialami sebagai akibat dari tindakan sendiri, bukan suatu hal yang asing, tidak diharapkan, atau bahkan berat untuk dihadapi. Seseorang yang memiliki control akan mampu mengubah peristiwa yang dihadapi menjadi sesuatu yang sesuai dengan tujuan, cita-cita, harapan dalam hidupnya. Hal ini diperjelas oleh Maddi (2012), yang mendefinisikan control sebagai usaha untuk memiliki pengaruh dalam sebuah hasil pada hal yang terjadi di sekitar dirinya, daripada tenggelam menjadi pasif dan tidak berdaya. Kobasa (dalam Frederick & Lois, 2001) menjelaskan bahwa control merupakan kemampuan individu untuk memandang dan menghadapi secara langsung permasalahan di dalam kehidupannya, dengan mengendalikan tekanan dan keraguan di dalam dirinya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
serta untuk dapat bertahan dalam pengalaman yang tidak menyenangkan. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa control merupakan keyakinan-keyakinan dalam diri seseorang bahwa dirinya mampu memberikan pengaruh dalam kehidupan melalui kerja kerasnya, menolak untuk bersikap pasif dan tidak berdaya dalam suatu masalah, keyakinan bahwa dirinya mampu memandang dan menghadapi masalah secara langsung dengan mengendalikan berbagai situasi menekan serta keraguan di dalam diri untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang sesuai dengan cita-cita dan tujuannya dalam kehidupan. b. Commitment (Komitmen) Commitment
(Komitmen)
merupakan
sebuah
kecenderungan untuk melibatkan diri ke dalam situasi yang sedang dilakukan atau dihadapi. Kardum, Hudek-Knezevic, dan Krapic (2012),
mendefinisikan
komitmen
sebagai
tendensi
untuk
melibatkan diri dalam sebuah aktifitas dalam hidup, memiliki minat yang sungguh-sungguh, serta keingintahuan yang kuat mengenai aktifitas tersebut. Lois dan Frederick (2001) juga mengungkapkan bahwa commitment merupakan kesediaan untuk mencurahkan usaha secara konsisten, serta kerelaan diri untuk mau berkorban dalam usaha mencapai suatu keberhasilan. Individu yang memiliki komitmen yang kuat mudah tertarik dan terlibat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
secara tulus ke dalam apapun yang sedang dihadapi atau dikerjakan. Ia juga memiliki kesadaran akan tujuan yang akan dicapai, yang menuntunnya untuk mengidentifikasi dan memberi arti pada setiap peristiwa, segala sesuatu atau benda, dan orang lain yang berada dalam lingkungannya. Hal ini dijelaskan oleh Maddi (2012) melalui definisi komitmen yang merupakan sebuah pembawaan untuk terlibat dengan orang, benda, dan konteks, daripada memisah, mengisolasi, atau bahkan meng-alienasi- diri. Individu yang memiliki komitmen mampu merasakan sebuah keterlibatan dengan orang lain, yang membuatnya mudah untuk menghimpun dukungan sosial yang berguna bagi dirinya ketika nanti membutuhkan bantuan dalam menghadapi tekanan-tekanan hidup. Melalui
beberapa
penjelasan
di
atas,
maka
dapat
disimpulkan bahwa commitment merupakan sebuah kecenderungan dalam diri seseorang untuk melibatkan diri terhadap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya, atau bahkan keterlibatan dengan orang lain atau lingkungan sosial daripada mengisolasi diri atau mengalineasi diri. Orang yang memiliki commitment, mempunyai kesadaran akan tujuan yang ingin dicapai, serta melakukan usaha secara konsisten dan memiliki kerelaan diri untuk berkorban demi tercapainya tujuan-tujuan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
c. Challenge (Tantangan) Challenge (Tantangan) merupakan kecenderungan untuk meyakini bahwa perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup adalah sesuatu yang wajar dalam sebuah kehidupan. Hal ini diperjelas oleh Kardum, Hudek-Knezevic, dan Krapic (2012) yang mendefinisikan tantangan sebagai keyakinan bahwa perubahan dalam hidup dapat menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi perkembangan diri sendiri. Kobasa (1979) juga menjelaskan bahwa tantangan adalah keyakinan untuk berubah dan menghindari stagnasi,
yang
sebagai
hasilnya
dapat
mengarah
kepada
perkembangan pribadi atau keluar dari zona nyaman. Definisi ini mengartikan bahwa tantangan merupakan sebuah tindakan untuk berani melakukan perubahan, keluar dari zona nyaman, serta menghindari untuk hanya berdiam diri terhadap keadaan (stagnasi), karena percaya bahwa sikap tersebut akan membuat diri berkembang menjadi lebih baik. Frederick dan Lois (2001) menjelaskan bahwa challenge didefinisikan sebagai usaha yang penuh tujuan dari seseorang untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya. Kobasa (dalam Frederick Lois, 2001) juga menambahkan bahwa challenge diartikan pula sebagai sebuah pengambilan resiko dalam upaya pencapaian tujuan-tujuan dalam hidup. Dengan adanya Challenge, individu akan menganggap peristiwa yang dihadapi sebagai sebuah tantangan, kesempatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
untuk mengembangkan diri, dan bukan sesuatu yang mengancam, ia juga akan berusaha untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya lebih dari sebelumnya. Pernyataan tersebut diperjelas oleh Maddi (2012), yang mendefinisikan tantangan sebagai keinginan untuk terus belajar dari pengalaman, baik positif maupun negatif, daripada “bermain aman” dan menghindari ketidakpastian dan ancaman. Melalui
beberapa
penjelasan
di
atas
maka
dapat
disimpulkan bahwa commitment merupakan keyakinan-keyakinan dalam diri seseorang untuk menganggap peristiwa dan perubahan dalam kehidupan adalah hal yang wajar serta melihatnya sebagai sebuah tantangan untuk belajar dan berkembang. Orang yang memiliki commitment akan berani melakukan perubahan di dalam kehidupannya, keluar dari zona nyaman, serta berani mengambil resiko dan akan melakukan usaha yang penuh dengan tujuan dalam usaha pencapaian berbagai tujuan dalam kehidupannya.
3. Perbedaan antara Hardiness - Adversity Quotient - Resiliensi Diri Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi berkaitan dengan variabel lain, yang disebut dengan Hardiness. Seperti telah kita ketahui bersama, Hardiness memiliki kesamaan dengan beberapa variabel lain seperti Adversity Quotient, dan Resiliensi diri. Melalui kemiripan tersebut, serta adanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
beberapa penelitian yang telah mengkaitkan variabel prokrastinasi akademik dengan adversity quotient dan resiliensi diri, maka peneliti ingin menjelaskan perbedaan antara ketiga variabel tersebut, untuk menghindari keraguan dan perdebatan dalam penelitian ini. Hardiness seperti telah dijelaskan di atas, merupakan sebuah tipe kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dalam kegunaannya untuk mendampingi manusia dalam menghadapi situasi yang penuh dengan tekanan atau stres. Resiliensi diri merupakan sebuah proses dinamis, dimana seorang individu menunjukkan perilaku adaptasi yang positif dalam menghadapi kesulitan yang berat, trauma, tragedi, atau bahkan sumber-sumber stres (Stressor). Sementara itu adversity quotient merupakan suatu bentuk kecerdasan baru yang dapat digunakan untuk mengukur
seseorang
mengendalikan
situasi,
dalam
merespon
menemukan
kesulitan,
masalah,
dan
bagaimana
ia
memunculkan
optimisme bahwa kesulitan tersebut akan berakhir (Phoolka & Kaur, 2012). Sekilas ketiganya memiliki kesamaan, yakni sama-sama berfokus pada bagaimana seseorang menghadapi kesulitan di dalam hidupnya, dan samasama dapat digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi yang sulit (Phoolka & Kaur, 2012). Namun di lain sisi, ketiganya juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan yang dapat membedakan satu sama lain. Phoolka dan Kaur (2012) memberikan penjelasan bahwa persamaan antara hardiness, adversity quotient (AQ), dan resiliensi diri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
terletak pada kemampuannya untuk mengukur kemampuan seseorang dalam situasi yang sulit, dan sisi beda yang dapat kita lihat adalah melalui cara mengukurnya. Ketiganya mengukur kemampuan tersebut dengan menggunakan sistem atau cara yang berbeda, oleh karena itu pula masingmasing dari ketiga variabel tersebut dapat mengukur aspek yang berbeda dari kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi sulit tersebut. Contohnya adalah sebagai berikut : 1. Variabel Hardiness memiliki aspek-aspek seperti kontrol (control), komitmen (commitment), dan tantangan (challenge). Dalam hal ini aspek dalam hardiness seperti tingkat komitmen seseorang (commitment), dan kemauan serta kemampuan seseorang untuk menghadapi sebuah tantangan (challenge) hanya dapat diukur dengan menggunakan variabel Hardiness, tidak dengan menggunakan AQ atau resiliensi diri. 2. Variabel
Resiliensi
diri
memiliki
aspek-aspek
seperti
kekurangan fokus (deficiency focussing), mengharuskan (necessisating), dan rendahnya kemampuan untuk mengakui (low skill recognition). Dalam hal ini, aspek seperti kekurangan fokus, dan kemampuan untuk melihat tugas sebagai sebuah keharusan (necessisating), yang ada pada resiliensi diri hanya dapat diukur melalui variabel resiliensi diri itu sendiri, tidak dengan menggunakan AQ ataupun hardiness.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
3. Variabel Adversity quotient memiliki aspek-aspek seperti control (kendali), reach (jangkauan), origin-ownership (asalusul dan pengakuan), dan endurance (daya tahan). Dalam hal ini aspek seperti membatasi jangkauan kesulitan dalam kehidupan seseorang (reach) dan daya tahan seseorang untuk bertahan sampai akhir (endurance), hanya dapat diukur melalui variabel
adversity
quotient
itu
sendiri,
tidak
dengan
menggunakan hardiness, ataupun resiliensi diri.
Hardiness, AQ, dan resiliensi memiliki perbedaan secara umum yang dapat membedakannya satu sama lain. Apabila resiliensi diri yang merupakan sebuah kecenderungan untuk bersikap positif, dimana hal ini adalah sebuah cara untuk membuat seseorang dapat mengatasi situasi yang penuh stres, maka lain halnya dengan AQ yang merupakan salah satu bentuk kecerdasan baru, dimana caranya untuk mengatasi situasi yang penuh stres adalah dengan menghadapi masalah tersebut secara langsung, serta meningkatkan rasa percaya diri untuk dapat bertahan dan menghadapi keadaan tersebut, seperti dicerminkan oleh seorang climbers (tipe individu dalam menghadapi kesulitan). Sementara itu hardiness adalah sebuah tipe kepribadian, dimana caranya menghadapi situasi yang sulit tersebut adalah dengan berusaha melakukan kontrol terhadap situasi yang dihadapi, memberikan komitmen untuk mau terlibat ke dalam situasi tersebut, serta berpikir secara positif dengan menganggap situasi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
penuh stres atau ancaman sebagai tantangan, yang merupakan suatu cara dan wadah untuk belajar dan berkembang. C. Mahasiswa Mahasiswa merupakan orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di lingkup universitas, insitut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa (Takwin, dalam Siti, 2009). Marseto (2007) menjelaskan bahwa tahun angkatan mahasiswa dikategorikan menjadi tiga, yaitu: a. Angkatan awal adalah terhitung mulai saat mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa yaitu semester pertama (mahasiswa baru) sampai akhir semester keempat. b. Angkatan tengah adalah mahasiswa yang sudah terbebas dari Droup Out dan belum diperkenankan mengikuti kegiatan akhir seperti: KKN (Kuliah Kerja Nyata), TA (Tugas Akhir), dan Skripsi. Mereka berada di semester lima dan enam. c. Angkatan akhir adalah mahasiswa yang sudah melewati enam semester, sudah boleh mengambil KKN (Kuliah Kerja Nyata), TA (Tugas Akhir), dan Skripsi. Masa mahasiswa meliputi rentang umur 18/19 tahun sampai 24/25 tahun. Winkel (1997) menambahkan bahwa rentang umur mahasiswa dapat dibagi atas periode 18/19 tahun sampai 20/21 tahun, yaitu mahasiswa dari semester I sampai dengan semester IV, dan periode 21/22 tahun sampai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
dengan 24/25 tahun, yaitu mahasiswa semester V sampai dengan semester VIII. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat kita ketahui bersama bahwa mahasiswa tingkat akhir berada pada rentang usia 21/22 tahun hingga 24/25tahun. Pada usia itu mahasiswa sudah berada pada masa dewasa awal, yang dimulai pada akhir usia belasan tahun atau awal dua puluhan tahun dan yang berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Santrock (2009) menjelaskan bahwa
masa
ini
adalah
masa
pembentukan
kemandirian
pribadi,
perkembangan karir, belajar hidup, dan mulai memikirkan masa depan. Mahasiswa pada usia ini, selain terbeban oleh penyelesaian tugas akhir atau skripsi, secara tidak langsung juga mulai memikirkan masa depannya, yang dapat berakibat pada munculnya perasaan tertekan akibat beban hidup yang mengharuskannya berpikir lebih dewasa. D. Hubungan antara Hardiness dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa di dalam kehidupannya memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dipenuhi. Pemenuhan tugas tersebut biasanya diperlukan untuk keperluan akademis atau bahkan untuk melatih tanggung jawab mahasiswa sebagai manusia yang beranjak dewasa. Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab mereka, dalam kehidupan perkuliahan biasanya seorang mahasiswa sering dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan yang mau tidak mau harus mereka hadapi dan alami, seperti masalah keluarga, masalah dengan teman, dosen, atau dengan tugas itu sendiri, dimana masalah tersebut dapat membuat mahasiswa merasakan tekanan dan mengalami kondisi stres. Hal ini perlu diperhatikan, mengingat kondisi yang menekan dan stres
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi kehidupan mahasiswa, seperti memburuknya kesehatan jasmani dan rohani, atau bahkan prestasi akademik mahasiswa itu sendiri. Oleh karena itu, seorang mahasiswa diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap stres dan kondisi yang menekan hal tersebut, dimana kemampuan tersebut biasa dimiliki oleh seseorang yang memiliki Hardiness. Menurut Kobasa (dalam Hystad, 2012), hardiness merupakan susunan karakteristik kepribadian yang berfungsi sebagai sumber daya pantul dalam menghalangi stres dalam kehidupan yang penuh dengan stres, yang juga merupakan sebuah tipe kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dalam perlawanannya terhadap stres (Gentry & Kobasa, 1984). Oleh karena itu, dalam kehidupan mahasiswa tipe kepribadian hardiness ini disinyalir sebagai hal yang penting sebagai pertahanan terhadap stres, mengingat kenyataan yang menyebutkan bahwa kehidupan mahasiswa merupakan kehidupan dimana seorang individu rentan terkena stres akibat dari tugas dan tanggung jawab yang harus mereka hadapi. Tipe kepribadian hardiness tidaklah berdiri sendiri, di dalamnya terdapat tiga buah aspek yang membentuk tipe kepribadian hardiness itu sendiri, yaitu control (kontrol), commitment (komitmen), dan challenge (tantangan). Kobasa (1979) menjelaskan bahwa control merupakan sebuah kecenderungan untuk meyakini bahwa dirinya mampu mempengaruhi bermacam-macam peristiwa yang tidak menentu dalam hidupnya. Orang yang memiliki kontrol akan sulit terpengaruh dan terbawa oleh situasi dan kondisi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
karena ia percaya bahwa dirinya mempunyai pengaruh terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Kemudian commitment dijelaskan sebagai sebuah kecenderungan untuk melibatkan diri ke dalam situasi yang sedang dilakukan atau dihadapi (Kobasa, 1979). Orang yang memiliki komitmen akan memiliki keberanian untuk tetap terlibat dalam situasi dan kondisi yang tidak sesuai dengan harapan mereka. Aspek yang terakhir dari hardiness, yaitu challenge dijelaskan sebagai kecenderungan untuk meyakini bahwa perubahanperubahan yang terjadi dalam hidup adalah sesuatu yang wajar dalam sebuah kehidupan (Kobasa, 1979). Orang yang memiliki tantangan (challenge) akan menganggap sebuah situasi dan kondisi yang menekan dan stresfull sebagai sebuah tantangan, bukan sebagai ancaman, mereka melihat masalah sebagai sebuah batu pijakan untuk belajar atau berkembang. Tiga aspek ini sangatlah berkaitan dengan seseorang yang memiliki kepribadian hardiness, mahasiswa yang dapat bertahan dalam kondisi stres dan penuh tekanan dapat dikategorikan sebagai mahasiswa yang memiliki aspek-aspek di dalam kepribadian hardiness, seperti kontrol, komitmen, dan tantangan, karena mereka memiliki kontrol terhadap permasalahan yang dihadapi, komitmen untuk tetap terlibat dalam pengerjaan tugas, juga memiliki anggapan bahwa sebuah masalah yang dialami sebagai sebuah tantangan bukanlah ancaman. Masalah yang dihadapi oleh mahasiswa tidak hanya berkaitan dengan permasalahan-permasalah individu dengan orang lain, namun bisa juga terjadi terhadap tugasnya itu sendiri. Hal ini dapat terjadi karena biasanya mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
mengalami stres, sehingga mengakibatkannya melakukan perilaku menunda terhadap tugas, atau biasa disebut sebagai prokrastinasi akademik. Buari (2003) menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengalami stres akan mengalami gangguan psikologis berupa respon emosional, kognitif, dan fisiologis. Mereka yang mengalami kondisi ini tentu akan terganggu dalam melakukan berbagai
aktivitas
sehingga
mengakibatkan
ketidakmampuan
untuk
menyelesaikan tugas dalam waktu tertentu, hingga melakukan perilaku menunda terhadap tugas. Dalam hal ini, mahasiswa yang memiliki hardiness tinggi bisa dikatakan memiliki kemungkinan yang kecil dalam melakukan prokrastinasi, karena mereka memiliki aspek-aspek yang ada dalam tipe kepribadian hardiness itu sendiri, seperti control (kontrol), commitmen (komitmen), dan challenge (tantangan). Prokrastinasi akademik, seperti halnya dengan tipe kepribadian hardiness juga tidak berdiri sendiri, prokrastinasi juga memiliki aspek-aspek seperti a) menunda saat proses memulai b) melakukan hal lain yang lebih menyenangkan c) keterlambatan dalam pengerjaan tugas d) ketidakselarasan antara batas waktu dan kinerja. Dalam penelitian ini ditemukan adanya hubungan antara tipe kepribadian hardiness dengan keempat aspek yang ada dalam prokrastinasi tersebut. Ketika seseorang memiliki aspek kontrol dalam kepribadian hardiness, ia akan dapat mengontrol dirinya dengan baik dan merasa bahwa situasi dan kondisi yang penuh tekanan berada di bawah kendalinya. Maka dari itu orang yang memiliki kontrol akan lebih memilih untuk mengerjakan tugasnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
daripada melakukan hal lain yang lebih menyenangkan dirinya. Indikasi lain dari seseorang yang melakukan prokrastinasi akademik adalah adanya keterlambatan dalam pengerjaan tugas, karena pelaku merasa membutuhkan perisapan yang berlebihan terhadap tugas yang harus dilakukan. Ketika seseorang memiliki kontrol ia tidak akan mengalami keterlambatan dalam mengerjakan tugas, karena ia memiliki pemikiran bahwa ia memiliki kontrol atas dirinya dan keadaan di sekitarnya, sehingga ia akan mampu mengubah peristiwa yang sedang dihadapi (tugas akademik) menjadi sesuatu yang sesuai dengan tujuan, cita-cita, harapan dalam hidupnya. Seseorang yang melakukan prokrastinasi juga diindikasikan memiliki kesenjangan waktu antara rencana pengerjaan tugas dan kinerja aktual, karena prokrastinator tidak segera melakukan tugasnya, meskipun ia telah merencanakan dan memahami waktu pengerjaan tugas. Dalam hal ini, orang yang memiliki kontrol juga tidak mengalami kesenjangan waktu antara rencana dengan kinerja aktual, karena ia mempunyai tendensi untuk yakin dan bertindak sebagaimana seseorang dapat mempengaruhi kejadian dalam hidup melalui kerja keras orang itu sendiri. (Kardum, dkk., 2012). Aspek komitmen dalam hardiness memiliki pengaruh terhadap prokrastinasi akademik, ketika orang memiliki komitmen ia akan memiliki kemauan untuk tetap terlibat dalam situasi dan kondisi apapun yang ada dihadapannya. Maka dari itu orang yang memiliki komitmen, akan tetap berfokus pada tugas yang harus diselesaikan daripada melakukan hal lain yang lebih menyenangkan. Orang yang memiliki komitmen tidak mengalami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
keterlambatan dalam pengerjaan tugas yang dilakukan secara sengaja, karena ia memiliki kesadaran akan tujuan yang akan dicapai (Kardum, HudekKnezevic, & Krapic, 2012). Selain itu, orang yang memiliki komitmen dinilai akan memiliki minat yang sungguh-sungguh, serta keingintahuan yang kuat mengenai aktivitas yang ada di hadapannya (Kardum, dkk., 2012), oleh karena hal inilah orang yang memiliki komitmen tidak melakukan penundaan untuk mulai mengerjakan sebuah tugas, juga akan memiliki keselarasan waktu antara rencana dan kinerja aktual, karena ia memiliki minat terhadap tugas yang dihadapi. Kemudian aspek ketiga dalam tipe kepribadian hardiness, yaitu tantangan, juga memiliki pengaruh terhadap prokrastinasi akademik. Orang yang memiliki tantangan (challenge) yang tinggi akan memiliki kemungkinan kecil untuk melakukan perilaku menunda saat akan memulai untuk mengerjakan sebuah tugas, juga tidak mengalami keterlambatan dalam pengerjaan tugas yang dilakukan dengan sengaja, karena orang tersebut menganggap sebuah tugas yang harus dihadapi sebagai sebuah tantangan, bukan sebagai ancaman untuk dihindari. Selain itu, orang dengan tantangan (challenge) yang tinggi tidak akan memilih untuk melakukan hal lain yang lebih menyenangkan, karena ia berani untuk keluar dari zona nyaman yang ada di dalam dirinya (Kobasa, 1979), serta menganggap sebuah tugas sebagai tantangan yang harus diselesaikan. Indikasi lain dari perilaku prokrastinasi akademik adalah adanya ketidakselarasan waktu antara rencana dan kinerja aktual, hal ini terjadi karena seseorang melakukan perilaku menunda, padahal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
ia memahami dan merencanakan sendiri waktu pengerjaan, dan pengumpulan tugas. Orang yang memiliki challenge dalam kepribadian hardiness, akan mampu untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan apa yang ia pahami dan rencanakan, karena ia menganggap tugas yang telah ia rencanakan merupakan sebuah tantangan, dan merupakan sebuah wadah untuk belajar dan berkembang. Dalam lingkup akademik, terdapat enam area akademik yang sering dijadikan sebagai “bahan” untuk melakukan perilaku prokrastinasi akademik (Salomon & Rothblum, 1984), antara lain adalah a) menulis b) membaca c) belajar untuk ujian d) kinerja administratif e) menghadiri pertemuan f) kinerja akademik secara keseluruhan. Jika dikaitkan dengan aspek kepribadian yang ada dalam variabel hardiness, orang yang memiliki control yang baik berarti memiliki kendali atas kehidupannya, dan dalam area akademik mereka tidak melakukan penundaan terhadap tugas menulis, mau belajar untuk menghadapi ujian, melaksanakan kinerja administratif, serta mau menghadiri pertemuanpertemuan berkaitan dengan penyelesaian tugasnya. Seseorang yang memiliki commitment, berarti memiliki kemauan untuk terlibat dalam setiap aktivitas yang ada dalam kehidupannya. Orang tersebut, dalam lingkup area akademik mereka juga tidak menunda tugas menulis, mempunyai niat untuk membaca referensi, mau belajar untuk menghadapi ujian, mau melaksanakan kinerja administratif, bersedia menghadiri pertemuan-pertemuan berkaitan dengan tugas, serta mampu terlibat dalam kinerja akademik secara keseluruhan. Aspek terakhir dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
kepribadian hardiness, yaitu challenge. Seseorang yang memiliki challenge, berarti menganggap bahwa tugas dan tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa merupakan sebuah tantangan dalam hidup yang harus dihadapi. Orang yang memiliki challenge, tidak akan menunda tugas menulis, mempunyai niat membaca referensi demi tugas-tugasnya, mau belajar mengadapi ujian, mau melaksanakan kinerja administratif, mau menghadiri pertemuan berkaitan dengan penyelesaian tugas, serta akan terlibat dalam kinerja akademik secara keseluruhan. Lazarus (dalam Bachroni & Asnawi, 1999) menjelaskan adanya pendekatan kognitif berupa pola pikir positif dan negatif seseorang berkaitan erat dengan munculnya stres. Stres muncul dari penilaian terhadap situasi akan dipersepsi sebagai ancaman atau tantangan, dan penilaian terhadap kapasitas diri seseorang dalam menilai mampu atau tidaknya menghadapi tekanan di luar. Orang yang memiliki hardiness memiliki ketahanan terhadap stres karena adanya salah satu faktor di dalam dirinya yang disebut dengan challenge, yang merupakan penilaian terhadap situasi akan dilihatnya sebagai sebuah tantangan untuk berkembang. Sementara stres merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya prokrastinasi akademik. Jika sumber stres dinilai mengancam, maka akan mengasilkan respon yang negatif, artinya orang tersebut akan mengalami stres yang dalam lingkup akademis akan memungkinkan ia melakukan perilaku prokrastinasi. Begitu juga sebaliknya, orang menilai sumber stres sebagai hal yang menantang, maka kecil kemungkinannya ia akan melakukan perilaku prokrastinasi, karena dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
dikatakan ia tidak stres. Dalam hal ini tipe kepribadian hardiness memiliki hubungan dengan prokrastinasi akademik, karena salah satu aspeknya yaitu challenge merupakan salah satu bentuk pendekatan kognitif dari Lazarus yang dapat digunakan untuk menanggulangi stres, dengan cara memberikan perspektif yang berbeda terhadap sebuah sumber stres, dimana seperti kita ketahui bersama bahwa stres merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku prokrastinasi akademik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
E. Skema Penelitian
HARDINESS
CONTROL
1. TIDAK MELAKUKAN HAL LAIN YANG LEBIH MENYENANGKAN 2. TIDAK MENGALAMI KELAMBANAN 3. KESELARASAN ANTARA DEADLINE DAN KINERJA
Area Akademik - Tidak menunda tugas menulis - Belajar untuk ujian - Kinerja administratif - Mau menghadiri pertemuan
COMMITMENT
CHALLENGE
1. TIDAK MENUNDA SAAT AKAN MEMULAI 2. TIDAK MELAKUKAN HAL LAIN YANG LEBIH MENYENANGKAN 3. TIDAK MENGALAMI KELAMBANAN 4. KESELARASAN ANTARA DEADLINE DAN KINERJA
1. TIDAK MENUNDA SAAT AKAN MEMULAI 2. TIDAK MELAKUKAN HAL LAIN YANG LEBIH MENYENANGKAN 3. TIDAK MENGALAMI KELAMBANAN 4. KESELARASAN ANTARA DEADLINE DAN KINERJA
Area Akademik - Tidak menunda tugas menulis - Belajar untuk ujian - Kinerja administratif - Mau menghadiri pertemuan - Berniat untuk membaca - Kinerja akademik keseluruhan
Area Akademik - Tidak menunda tugas menulis - Belajar untuk ujian - Kinerja administratif - Mau menghadiri pertemuan - Berniat untuk membaca - Kinerja akademik keseluruhan
PROKRASTINASI AKADEMIK RENDAH Gambar 1 Hubungan antara Hardiness dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat Akhir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan dinamika penelitian yang telah dijelaskan, maka dapat dikemukakan hipotesis dari penelitian sebagai berikut : Ada hubungan negatif antara hardiness dengan prokrastinasi akademik. Hipotesis ini mengartikan, jika hardiness dalam diri seseorang adalah tinggi, maka prokrastinasi akademik akan menjadi rendah. Begitu juga terjadi sebaliknya, perilaku prokrastinasi akademik seseorang akan menjadi tinggi, ketika ia memiliki hardiness yang rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu mengumpulkan data yang dapat dianalisis dan disimpulkan dengan perhitungan statistik (Azwar, 2009). Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional, yaitu penelitian yang memiliki karakteristik berupa hubungan antara dua variabel atau lebih (Supratiknya, 1998). Berdasarkan karakteristik tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan negatif antara dua variabel, yaitu hardiness dengan prokrastinasi akademik. B. Identifikasi Variabel Peneliian Penelitian ini menggunakan dua buah variabel, yaitu variabel bebas (independent), serta variabel tergantung (dependent). Variabel bebas (independet) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab dari perubahan atau munculnya variabel terikat (variabel tergantung). Sedangkan variabel tergantung (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (indpendent) merupakan ”dia yang mempengaruhi”, sedangkan variabel tergantung (dependent) merupakan “dia yang dipengaruhi”.
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Berdasarkan landasan teori yang ada dan rumusan hipotesis penelitian, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : A. Variabel Independen
: Hardiness
B. Variabel Dependen
: Prokrastinasi Akademik
C. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang digunakan untuk memberikan gambaran bagaimana suatu variabel akan diukur (Mustafa, 2009). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hardiness Hardiness merupakan tipe kepribadian yang sangatlah penting dalam kehidupan manusia, yang melibatkan strategi-strategi positif untuk dapat bertahan terhadap stres atau situasi yang menekan, yang terdiri dari tiga buah aspek, yaitu kontrol (control), komitmen (commitment), dan tantangan (challenge). Dalam penelitian inihardiness diukur melalui kualitas atau tinggi rendahnya nilai (skor) yang diperoleh dari skala hardiness yang disusun oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek yang telah disebutkan di atas. Semakin tinggi skor totoal yang diperoleh pada skala hardiness, maka akan semakin tinggi pula hardiness dalam diri seseorang. Sebaliknya, jika skor hardiness rendah, maka semakin rendah pula hardiness dalam diri seseorang. 2. Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi akademik merupakan sebuah kebiasaan buruk dalam kehidupan manusia, yang berupa penundaan terhadap tugas-tugas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
akademik, yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dimana penundaan tersebut dapat memberikan dampak negatif pada kehidupan para pelakunya. Alat ukur skala prokrastinasi akademik untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat prokrastinasi akademik seseorang, dapat disusun berdasarkan indikator yang terdapat dalam prokrastinasi akademik itu sendiri, yaitu : a. Adanya perilaku penundaan itu sendiri saat akan memulai mengerjakan tugas b. Adanya kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada tugas itu sendiri c. Adanya
kelambanan
dalam
pengerjaan
tugas
dibandingkan
mahasiswa pada umumnya d. Adanya ketidakselarasan waktu antara rencana dengan kinerja aktual dalam mengerjakan tugas Tingkat prokrastinasi akademik dilihat dari besarnya skor yang diperoleh pada skala prorastinasi akademik. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, semakin tinggi pula kecenderungan prokrastinasi akademiknya. Begitu pula terjadi sebaliknya, ketika skor yang diperoleh semakin rendah, maka akan semakin rendah pula kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi akademik. D. Subjek Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian (Mustafidah, 2011). Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa. Populasi mahasiswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sedemikian
besar,
sehingga
tidak
memungkinkan
peneliti
70
untuk
mengamatinya secara keseluruhan, maka dari itu bagian dari keseluruan populasi yang akan diamati harus ditarik untuk dijadikan sampel penelitian. Sampel dapat diartikan sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti, yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu (Mustafidah, 2011). Dengan demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang terkait dengan permasalahan penelitian. Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan convinience sampling. Metode ini dipilih karena dapat memudahkan peneliti untuk mendapatkan subjek penelitian. Maka dari itu lebih jelas lagi, subjek penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Psikologi Sanata Dharma, dimana subjek sebaiknya memiliki kriteria, yaitu sedang berada pada semester akhir (angkatan 2011 ke atas), dan sedang mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Hal tersebut diketahui oleh
peneliti
dengan
cara
melakukan
observasi
dan
wawancara
secarainformal dengan calon subjek. E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan skala kepada subjek penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini terdapat dua buah skala yang akan diberikan kepada subjek penelitian, yaitu skala hardiness dan skala prokrastinasi akademik. Kedua skala ini merupakan buah karya dari peneliti yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
didasarkan pada aspek (untuk variabel hardiness) dan juga indikator (untuk variabel prokrastinasi akademik). 1. Skala Hardiness Untuk mengkategorikan subjek menjadi individu dengan hardiness tinggi dan individu dengan hardiness rendah, maka peneliti menggunakan alat ukur berupa Skala Hardiness. Jenis skala yang digunakan untuk mengukur hardiness adalah dengan menggunakan skala Likert, skala hardiness ini dibuat berdasarkan tiga buah aspek yang ada dalam hardiness itu sendiri, yaitu : kontrol (control), komitmen (commitment), dan tantangan (challenge). Control (kontrol) merupakan sebuah kecenderungan untuk yakin dalam diri seseorang bahwa segala situasi dan kondisi yang dihadapi berada di bawah kendalinya. Commitment (komitmen) merupakan kecenderungan dalam diri seseorang untuk mau terlibat dalam segala situasi dan kondisi dalam kehidupan seseorang. Sedangkan challenge (tantangan) merupakan sebuah keyakinan dalam diri seseorang untuk menganggap bahwa segala situasi dan kondisi yang dihadapi seseorang merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi, bukan sebuah ancaman. Pada skala Likert ini, subjek diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum, yang terdiri dari 4 buah respon: “sangat setuju (SS)”, “setuju (S)”, “tidak setuju (TS)”, “sangat tidak setuju (STS)”. Penggunaan empat tingkat respon ini dimaksudkan untuk menghindari adanya tendency central
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
dari subjek sehingga dapat lebih memilih jawaban yang memihak, yakni memaksa subjek untuk memilih antara jawaban favorable dan unfavorableI, yang artinya tidak memberikan kesempatan kepada subjek untuk memberikan jawaban netral (Supratiknya, 2014). Selain itu pernyataan dalam skala ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Penyataan favorable adalah penyataan-pernyataan yang bila disetujui atau diiyakan menunjukkan sikap positif atau menyukai objek yang menjadi sasaran perhatian. Sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan-pernyataan yang bila disetujui atau diiyakan akan mencerminkan sikap negatif atau tidak menyukai objek yang menjadi pusat perhatian. (Anderson, dalam Supratiknya, 2014). Pada pernyataan yang bersifat favorable, masing-masing respon mulai “sangat setuju (SS)” sampai dengan respon “sangat tidak setuju (STS)” diberi skor berturut-turut 4, 3, 2, 1. Sebaliknya pada pernyataan bersifat unfavorable, masing-masing respon mulai “sangat setuju (SS)” sampai dengan respon “sangat tidak setuju (STS)” diberi skor berturut-turut 1, 2, 3, 4. Skala Likert merupakan method summated rating atau metode penilaian terjumlahkan, dan skala ini akan melihat skor total subjek dalam setiap penyataan. Skor total subjek adalah jumlah skor setiap pernyataan atau item. Jawaban subjek terhadap setiap pernyataan atau item pada dasarnya merupakan sebuah rating atau penilaian, dan penilaian tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
pengukuran tentang sikap subjek terhadap objek psikologis atau tentang taraf kepemilikan subjek atas atribut psikologis tertentu (Supratiknya, 2014). Peneliti akan melihat skor total subjek untuk melihat tinggi rendahnya hardiness dalam diri seseorang. Jadi dapat disimpulkan,bahwa semakin tinggi skor total subjek maka semakin tinggi pula hardiness yang ada di dalam dirinya, demikian pula sebaliknya ketika skor total subjek adalah rendah maka hardiness dalam diri seseorang dapat dikatakan rendah. Blue print dari skalahardiness pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1 Blue Print Skala Hardiness Sebelum Uji Coba Nomor Aitem Aspek 1. Control
2. Commitment
Favorable
Unfavorable
1, 6, 7, 10,
3, 8, 18, 22,
12, 28, 35,
24, 36, 40,
42, 53, 58,
45, 46, 49,
59
66
5, 9, 11,
2, 14, 21,
13, 16, 17,
26, 27, 31,
29, 30, 39,
32, 38, 44,
43, 52
50, 55
Total 22
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Challenge
Total
4, 19, 20,
15, 25, 34,
23, 33, 47,
37, 41, 48,
54, 56, 60,
51, 57, 61,
63, 64
62, 65
74
22
66
Skala hardiness yang disusun oleh peneliti berjumlah 66 item, dimana terdiri dari 33 item favorable dan 33 item unfavorable. Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 21.0 for Windows terhadap 66 item dalam skala hardiness diperoleh sebaran korelasi item-total bergerak dari angka
-0,369 sampai dengan 0,683. Dengan
menggunakan nilai kritis untuk menggugurkan sebesar 0,30 ternyata membuat gugur beberapa item dari aspek yang diteliti. Dari 66 item yang diujicobakan, item yang gugur karena kurang memenuhi standard adalah sebanyak 20 dan hanya tersisa 46 item yang dianggap baik dan memenuhi standard. Berikut tabel distribusi setelah ujicoba.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 2 Blue Print Skala Hardiness Setelah Uji Coba Nomor Aitem Aspek
Favorable
Unfavorable
Control
1*, 6, 7,
3*, 8, 18*,
10*, 12,
22, 24, 36*,
28, 35, 42,
40, 45, 46,
53, 58*, 59
49, 66
5*, 9*, 11,
2*, 14*, 21,
13, 16*,
26*, 27, 31,
17, 29*,
32, 38*,
30*, 39,
44*, 50, 55*
Commitment
Total 16
11
43, 52 Challenge
4, 19, 20,
15*, 25, 34,
23, 33, 47,
37, 41*, 48,
54, 56,
51, 57, 61,
60*, 63, 64
62, 65
Total * Aitem yang gugur
19
46
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Tabel 3 Blue Print Skala Hardiness Setelah Uji Coba (Nomor baru) Nomor Aitem Aspek
Favorable
Unfavorable
Control
1, 18, 28,
2, 8, 13, 16,
31, 35, 36,
19, 30, 33,
40, 41
42
12, 14, 27,
10, 15, 25,
29, 32, 45
34, 39
5, 6, 9, 11,
3, 4, 7, 20,
17, 22, 23,
21, 26, 38,
24, 37, 46
43, 44
Commitment
Challenge
Total
Total 16
11
19
46
a. Alasan Pembuatan Skala Hardiness Untuk meneliti hardiness peneliti menggunakan teori yang diungkapkan oleh Kobasa (1979, 1982) yaitu mengenai adanya tiga komponen dalam kepribadian hardiness (control, commitment, challenge). Hardiness merupakan karakteristik kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan seseorang dalam perlawanannya terhadap kejadian-kejadian yang buruk dan penuh tekanan. Peneliti menggunakan teori ini karena dianggap dapat menggambarkan permasalahan penelitian secara tepat. Dalam kaitannya dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
penggunaan skala, peneliti menemukan adanya skala yang digunakan untuk mengukur hardiness yaitu Dispositional Resilience Scale in traditional Chinese (C-DRS-15), yang diharapkan dapat menjadi skala dalam penelitian mengenai hardiness. Namun pada skala yang ditemukan oleh peneliti, ternyata memiliki perbedaan teori dalam penyusunannya. Skala C-DRS-15 menggunakan teori yang telah dimodifikasi oleh penelitinya (Bartone, Logan, Lai, dkk., 2014), dan teori yang digunakan untuk menyusun skala ini adalah adanya tiga aspek dalam hardiness, yaitu (a) commitment (b) control adaptation (b) positivity. Adanya perbedaan teori dalam penyusunan skala ini membuat peneliti memutuskan untuk menyusun skala baru dengan teori yang diungkapkan oleh Kobasa (1979, 1982) mengenai aspek dalam hardiness yang meliputi (a) control (b) commitment (c) challenge, karena aspek-aspek ini lebih sesuai dengan penelitian dan juga memiliki keterkaitan dengan variabel lain yang ada dalam penelitian, yaitu variabel prokrastinasi akademik. Adanya perbedaan bahasa dan latar belakang budaya juga turut menjadi perhatian bagi peneliti untuk tidak menggunakan skala internasional, adanya perbedaan ini ditakutkan akan memberikan persepsi yang berbeda terhadap skala, sehingga menjadi kurang sesuai untuk dijadikan skala pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Jumlah aitem yang terlalu sedikit, juga ditakutkan menjadi salah satu alasan peneliti untuk menyusun skala baru. Apabila dilakukan tryout pada skala yang memiliki jumlah aitem sedikit, ditakutkan terdapatnya aitem yang gugur dalam jumlah yang cukup banyak, dan gugurnya aitem pada skala yang memiliki jumlah aitem sedikit ditakutkan akan menjadikan skala tersebut kurang dapat menggambarkan aspek-aspek penyusunan skala itu sendiri, serta akan memberikan dampak negatif pada reliabilitas dan validitas skala. Pada skala hardiness ini peneliti menyusun item dengan jumlah yang sama pada tiap-tiap aspek yang ada dalam kepribadian hardiness itu sendiri. Item disusun dengan jumlah yang sama, karena tiap-tiap aspek dalam hardiness dapat menggambarkan kepribadian hardiness itu sendiri dengan kekuatan yang sama. Artinya, tidak ada aspek dalam kepribadian hardiness yang lebih menonjol dalam menggambarkan
hardiness,
dibandingkan
dengan
aspek-aspek
lainnya. Setelah dilakukan uji coba terhadap skala hardiness ini, ditemukan bahwa jumlah item pada masing-masing aspek memiliki jumlah yang berbeda. Peneliti memutuskan untuk tetap menggunakan item dengan jumlah yang berbeda tersebut, dengan alasan mempertahankan nilai reliabilitas skala yang sudah baik, serta mempertahankan item-item yang berkualitas dan memiliki kelayakan untuk dipergunakan dalam skala.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
2. Skala Prokrastinasi Akademik Untuk
mengkategorikan
subjek
menjadi
individu
dengan
prokrastinasi akademik tinggi dan individu dengan prokrastinasi akademik rendah, maka peneliti menggunakan alat ukur berupa Skala Prokrastinasi Akademik. Jenis skala yang digunakan untuk mengukur prokrastinasi akademik adalah dengan menggunakan skala Likert, skala prokrastinasi akademik ini dibuat berdasarkan empat buah indikator yang ada dalam prokrastinasi akademik itu sendiri, yaitu: (1) adanya penundaan dalam memulai atau menyesuaikan kinerja dalam menghadapi tugas, (2) adanya kecenderungan untuk melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dibandingkan tugas itu sendiri, (3) adanya kelambanan dalam mengerjakan tugas
dibandingkan
mahasiswa
pada
umumnya,
(4)
adanya
ketidakselarasan waktu antara rencana dengan kinerja aktual dalam pengerjaan tugas. Jumlah aitem pada dua dari empat indikator dari prokrastinasi akademik ini tidaklah sama. Hal ini disebabkan oleh karena adanya indikator yang dianggap lebih penting, sehingga perlu untuk mendapatkan bobot yang lebih banyak dalam menentukan jumlah aitem (Azwar, 2000). Dalam skala prokrastinasi akademik, indikator pertama yang menonjol yaitu menunda untuk memulai atau menyelsaikan tugas. Hal ini disebabkan oleh karena pengukuran kebiasaan belajar adalah dalam memulai maupun menyelesaikan sebuah tugas ataupun pekerjaan (Miller dalam Sinaga, 2007). Indikator berikutnya yang menonjol, yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
melakukan hal lain yang lebih menyenangkan, indikator ini perlu diberikan bobot lebih karena hambatan yang biasa dialami mahasiswa adalah adanya kegiatan di luar tugas akademik yang dapat mengalihkan focus penyelesaian tugas (Utama dalam Sinaga, 2007). Maka dari itu, jumlah item sengaja dibuat berbeda untuk tiap-tiap aspek, dengan jumlah yang lebih banyak pada aspek menunda untuk menyelesaikan suatu tugas dengan 14 item, dan melakukan hal lain yang lebih menyenangkan, juga dengan 14 item. Sedangkan untuk dua aspek lain, yaitu kelambatan dalam menyelesaikan tugas, dan kesenjangan waktu, masing-masing dengan jumlah item 12. Pada skala Likert ini, subjek diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum, yang terdiri dari 4 buah respon: “sangat setuju (SS)”, “setuju (S)”, “tidak setuju (TS)”, “sangat tidak setuju (STS)”. Penggunaan empat tingkat respon ini dimaksudkan untuk menghindari adanya tendency central dari subjek sehingga dapat lebih memilih jawaban yang memihak, yakni memaksa subjek untuk memilih antara jawaban favorable dan unfavorableI, yang artinya tidak memberikan kesempatan kepada subjek untuk memberikan jawaban netral (Supratiknya, 2014). Selain itu pernyataan dalam skala ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Penyataan favorable adalah penyataan-pernyataan yang bila disetujui atau diiyakan menunjukkan sikap positif atau menyukai objek yang menjadi sasaran perhatian. Sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan-pernyataan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
bila disetujui atau diiyakan akan mencerminkan sikap negatif atau tidak menyukai objek yang menjadi pusat perhatian. (Anderson, dalam Supratiknya, 2014). Pada pernyataan yang bersifat favorable, masing-masing respon mulai “sangat setuju (SS)” sampai dengan respon “sangat tidak setuju (STS)” diberi skor berturut-turut 4, 3, 2, 1. Sebaliknya pada pernyataan bersifat unfavorable, masing-masing respon mulai “sangat setuju (SS)” sampai dengan respon “sangat tidak setuju (STS)” diberi skor berturutturut 1, 2, 3, 4. Skala Likert merupakan method summated rating atau metode penilaian terjumlahkan. Sehingga dalam skala ini akan dilihat skor total subjek dalam setiap penyataan. Skor total subjek adalah jumlah skor setiap pernyataan atau item. Jawaban subjek terhadap setiap pernyataan atau item pada dasarnya merupakan sebuah rating atau penilaian, dan penilaian tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan pengukuran tentang sikap subjek terhadap objek psikologis atau tentang taraf kepemilikan subjek atas atribut psikologis tertentu (Supratiknya, 2014). Peneliti akan melihat skor total subjek untuk melihat tinggi rendahnya prokrastinasi akademik. Jadi dapat disimpulkan,bahwa semakin tinggi skor total subjek maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi adalah tinggi dan semakin rendah skor total subjek maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi adalah rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Blue print dari skala prokrastinasi akademik pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 Blue Print Skala Prokrastinasi Akademik Sebelum Uji Coba Nomor Aitem Indikator 1. Penundaan terhadap tugas
2. Melakukan aktivitas lain
3. Kelambatan dalam tugas 4. Kesenjangan waktu
Total
Favorable
Unfavorable
1, 14, 25,
12, 13, 24,
42, 44, 46,
33, 41, 43,
48
49
5, 6, 21,
15, 17, 19,
32, 40, 50,
20, 23, 31,
51
35
3, 11, 22,
7, 8, 9, 10,
29, 36, 39
16, 52
2, 4, 28,
18, 26, 27,
30, 34, 47
37, 38, 45
Total 14
14
12
12
52
Uji skala ini menggunakan program SPSS for Windows versi 21.0 dengan cara mengukur korelasi antara skor item dengan skor item total. Skala ini memiliki jumlah item total sebanyak 48 butir yang terdiri dari 26 item favorable dan 26 item unfavorable. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, ditemukan hasil koefisien korelasi item total berkisar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
antara -0,130 sampai dengan 0,795. Kemudian item-item tersebut diseleksi dengan cara menggugurkan item yang memiliki koefisien korelasi item total kurang dari 0,30. Hasil seleksi menunjukkan adanya 8 item yang dinyatakan tidak layak dan 44 item yang dinyatakan layak dalam penelitian lebih lanjut. Berikut tabel distribusi setelah ujicoba : Tabel 5 Blue Print Skala Prokrastinasi Akademik Setelah Uji Coba Nomor Aitem Indikator 1. Penundaan terhadap tugas
2. Melakukan aktivitas lain
3. Kelambatan dalam tugas
Favorable
Unfavorable
1, 14, 25,
12, 13, 24,
42, 44, 46,
33*, 41, 43,
48
49
5, 6, 21,
15*, 17, 19,
32, 40, 50,
20, 23, 31,
51
35
3, 11, 22*,
7*, 8, 9, 10,
29*, 36,
16*, 52
Total 13
13
7
39* 4. Kesenjangan waktu
2, 4, 28,
18, 26, 27,
30*, 34,
37, 38, 45
11
47 Total Aitem yang gugur
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Tabel 6 Blue Print Skala Prokrastinasi Akademik Setelah Uji Coba (Nomor baru) Nomor Aitem Indikator Penundaan terhadap tugas
Favorable
Unfavorable
2, 9, 11,
3, 12, 27,
30, 32, 34,
29, 39, 41
Total 13
42 Melakukan aktivitas
8, 13, 14,
1, 10, 17,
lain
23, 26, 28,
31, 36, 44
13
37 Kelambatan dalam
5, 15, 38
4, 16, 33, 35
7
19, 20, 22,
2, 6, 7,18,
11
24, 40
25, 43
tugas Kesenjangan waktu
Total
44
b. Alasan Pembuatan Skala Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi akademik merupakan perilaku menunda tugas yang dapat memberikan dampak negatif bagi para pelakunya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Ferrari, Johnson, dan McCown (1995) mengenai adanya empat aspek dalam prokrastinasi akademik, yaitu : (a) Penundaan saat akan mulai mengerjakan tugas, (b) Melakukan hal lain yang lebih menyenangkan, (c) Kelambanan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
dalam pengerjaan tugas, (d) Ketidakselarasan waktu antara rencana dan kinerja. Keempat aspek ini menjadi hal yang penting dalam penelitian, karena dapat menggambarkan permasalahan penelitian yang dikemukakan oleh peneliti. Untuk pembuatan skala, peneliti sebenarnya telah menemukan skala yang berkaitan dengan prokrastinasi akademik, yaitu Tuckman Procrastination Scale (TPS). Namun skala ini dirasa kurang menggambarkan penelitian, dan tidak dijadikan pilihan oleh peneliti, karena skala ini mengandung konstruk atau teori yang berbeda dari yang digunakan oleh peneliti. Dalam penyusuanannya, TPS menggunakan teori yang dikembangkan oleh Tuckman (1991) mengenai adanya tiga aspek dalam prokrastinasi akademik, aspekaspek tersebut antara lain adalah (a) Ketidakpercayaan seseorang kepada dirinya untuk mempu melakukan tugas dengan baik (b) Ketidakmampuan
seseorang
untuk
menunda
kesenangan
(c)
Menyalahkan tugas yang dihadapi sebagai sumber masalah di dalam kehidupannya. Teori yang digunakan untuk menyusun skala TPS ini, berbeda dengan teori yang digunakan oleh peneliti, maka dari itu peneliti memilih untuk menyusun skala baru dengan menggunakan teori yang diungkapkan oleh Ferrari, Johnson, dan McCown (1995), karena teori ini dianggap lebih sesuai dengan penelitian, serta dapat dihubungkan dengan variabel penelitian lain yang digunakan oleh peneliti, yaitu hardiness.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Selain itu peneliti menggunakan teori tersebut agar skala yang diperoleh dapat lebih menggambarkan penelitian yang sedang disusun. Adanya perbedaan bahasa dan latar belakang budaya juga turu menjadi perhatian bagi peneliti untuk tidak menggunakan skala internasional, adanya perbedaan ini ditakutkan akan memberikan persepsi yang berbeda terhadap skala, sehingga menjadi kurang sesuai untuk dijadikan skala pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. F. Validitas dan Reliabilitas Validitas dan reliabilitas merupakan hal yang penting dalam alat ukur, karena dengan adanya validitas dan reliabilitas yang baik menunjukkan bahwa
alat
ukur
tersebut
dapat
menunjukkan
hasil
yang
bisa
dipertanggungjawabkan. 1. Validitas Validitas adalah karakteristik utama yang harus dimiliki oleh setiap skala (Azwar, 2005). Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya, artinya sejauh mana suatu skala mampu menguur apa yang seharusnya diukur (Azwar, 2005; Supratiknya, 1998).Validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi, yang dapat diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgement (Azwar, 2005). Salah satu caranya adalah dengan mengkonsulitasikan item-item yang telah dibuat pada skala kepada pihak yang berkompeten, dalam hal ini yang dimaksud adalah dosen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
pembimbing. Dalam melihat sebuah skala, hal yang perlu menjadi perhatian adalah daya beda atau daya diskriminasi item yang berarti sejauh mana item mampu membedakan antara individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang akan diukur (Azwar, 2005). Sebuah item dikatakan baik, apabila item tersebut mampu membedakan subjek yang bersikap positif dan subjek yang bersikap negatif.Sementara itu, hal yang perlu diperhatikan dalam melihat validitas pada sebuah skala yaitu dengan mengkorelasikan skor item dengan skor item total, yang akan menghasilkan koefisien korelasi item total (rix). Koefisien korelasi dikatakan baik apabila batasan koefisien korelasi tersebut = 0,30. Apabila jumlah item yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat dipertimbangkan dengan menurunkan batasan koefisien korelasi menjadi = 0.25. Azwar (2005), menyebutkan bahwa item yang memiliki koefisien orelasi di bawah batasan dapat dikatakan memiliki daya beda yang rendah. 2. Reliabilitas Reliabiltas dapat diartikan sebagai keajegan, atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk pada taraf kepercayaan atau konsistensi hasil ukur (Azwar, 2005). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan data jawaban respon, yang dihasilkan dari uji coba item. Reliabilitas dapat dinyatakan dengan koefisien reliabilitas (rix), yang memiliki rentang 0 hingga 1,00. Dari penjelasan tersebut, dapat diartikan bahwa semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
pula reliabilitasnya. Pada penelitian ini, digunakan pendekatan konsistensi internal untuk memperkirakan tinggi rendahnya reliabilitas dengan menggunakan teknik estimasi Alpha (α) dari Cronbach. Data untuk menghitung koefisien reliablitas Alpha diperoleh melaluui penyajian skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden (Azwar, 2005). Hasil perhitungan koefisien reliabilitas skala prokrastinasi akademik sebesar 0,949 sedangkan pada skala hardiness sebesar 0,911. G. Metode Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hardiness dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir. 1. Uji Asumsi Terbagi menjadi dua, yaitu uji normalitas dan linearitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat normal atau tidaknya sebuah data, sedangkan uji linearitas digunakan untuk melihat linear atau tidaknya sebuah data. 2. Uji Hipotesis Untuk melihat hasil dari hipotesis penelitian, digunakan teknik korelasi, yaitu dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Carl Pearson, dengan masing-masing aspek yang terdapat pada variabel independent (hardiness) dikorelasikan dengan variabel prokrastinasi akademik. Teknik ini mempunyai tujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel hardiness dengan variabel prokrastinasi akademik, sekaligus difungsikan pula untuk melihat arah hubungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diantara kedua variabel tersebut, apakah
89
berarah negatif (-) ataukah
berarah positif (-). 3. Analisis Tambahan Oleh karena kebutuhan dalam penelitian untuk melihat sumbangan (koefisien determinan) dari variabel
hardiness terhadap variabel
prokrastinasi akademik, peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan masing-masing aspek dalam variabel hardiness (control, commitment, dan challenge) terhadap variabel prokrastinasi akademik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data dilakukan pada tanggal 8 April 2015 sampai dengan 18 April 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Kampus III Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang menghadapi tugas akhir atau skripsi. Subjek penelitian terdiri dari beberapa fakultas yang ada di Universitas Sanata Dharma, yaitu Psikologi, Farmasi, Pendidikan Matematika. Untuk subjek yang berasal dari fakultas Psikologi dan Farmasi, peneliti menggunakan wawancara informal untuk mengetahui identitas subjek yang terkait dengan penelitian. Sedangkan untuk pengambilan data pada fakultas Pendidikan Matematika, subjek memberikan skala kepada mahasiswa yang sedang mengikuti kelas Micro-Teaching, dan sudah mengambil skripsi. Jumlah skala yang disebarkan oleh peneliti berjumlah 100 eksemplar, dan setelah melakukan penyebaran terhadap 100 subyek penelitian kesemuanya kembali ke tangan peneliti dalam keadaan baik dan terisi.
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah 100 subjek. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyajikan rangkuman data subjek penelitian berdasarkan usisa, jenis kelamin, serta angkatan dan semester
Tabel 7 Deskripsi Subjek Penelitian Usia
Jumlah
Persen (%)
20
1
1,0
21
44
44,0
22
35
35,0
23
16
16,0
24
3
3,0
26
1
1,0
Total
100
100
Tabel 8 Tabel Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Persen (%)
Perempuan
65
65,0
Laki-laki
35
35,0
Total
100
100,0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Tabel 9 Usia Angkatan
Jumlah
Percent (%)
2009
5
5,0
2010
31
31,0
2011
64
64,0
Total
100
100,0
Tabel 10 Semester Semester
Jumlah
Percent (%)
8
64
64,0
10
31
31,0
12
5
5,0
Total
100
100,0
C. Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, peneliti memperoleh data hasil penelitian yang membandingkan antara data empiris dan data teoretis. Perbandingan antara mean empiris dan mean teoretis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara hardiness dengan prokrastinasi akademik. Berikut adalah tabel rincian yang berisi data empiris dan data teoretis :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Tabel 11 Deskripsi Data Penelitian Statistik
Mean
Xmax
Xmin
Variabel
Empiris
142,23
174
105
Hardiness
Teoretis
115
184
46
Variabel
Empiris
96,8
144
52
Prokrastinasi Akademik
Teoretis
110
176
t
Sig
23,265
0,00
-6,548
0,00
44
Pada skala Hardiness terdapat 46 item dengan rentangan skor 1 sampai dengan 4. Oleh karena itu, skor terendah yang diperoleh untuk skala Hardiness adalah 46 x 1 = 46, sedangkan skor tertinggi yaitu 46 x 4 = 184. Dengan demikian, rentangan skor skala hardiness adalah 46 sampai dengan 184, atau besarnya jarak adalah 184 - 26 = 158. Mean teoretis yaitu 46 + 184 = 230 / 2 = 115. Kemudian skala berikutnya adalah skala prokrastinasi akademik, yang merupakan variabel dependent, dimana memiliki jumlah item sebanyak 44. Rentang skor yang terdapat pada skala prokrastinasi akademik yaitu 1 sampai dengan 4. Skor terendah pada skala prokrastinasi akademik yaitu 44 x 1 = 44, sedangkan skor tertinggi yaitu 44 x 4 = 176. Dengan demikian, rentangan skor skala prokrastinasi akademik adalah 44 sampai dengan 176, atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
besarnya jarak diantara keduanya adalah 176 - 44 = 132. Mean teoretis untuk variable prokrastinasi akademik yaitu 44 + 176 = 220 / 2 = 110. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data hasil perbandingan antara mean empiris dan mean teoretis pada masing-masing variabel. Pada variabel hardiness mean empiris lebih tinggi daripada mean teoretis, yang berarti bahwa tingkat hardiness yang diperoleh dalam penelitian cenderung tinggi, pernyataan ini didukung oleh tingkat siginfikansi yang diperoleh melalui uji t, yaitu bernilai 0,00 (p<0,05), dengan nilai t sebesar 23,265. Sedangkan pada variabel prokrastinasi akademik, mean empiris lebih rendah daripada mean teoretis, hal ini dapat menunjukkan bahwa tingkat prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa dalam penelitian cenderung rendah, pernyataan ini juga didukung oleh hasil uji t pada penelitian ini, yang menunjukkan nilai signifikansi 0,00 (p<0,05) dengan nilai uji t sebesar -6,548.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
D. Uji Asumsi dan Hasil Penelitian 1.
Uji Asumsi a. Linearitas Tabel 12 Linearitas Prokrastinasi Akademik Dan Commitment ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares
Prokrastinasi *
Sig.
Square
(Combined)
9388,119
Between
Linearity
2728,801
Groups
Deviation from
6659,318
12
554,943
13
722,163
1,967
,033
1 2728,801
7,432
,008
1,511
,136
Within Groups
31575,641
86
367,159
Total
40963,760
99
Linearity
Commitment
F
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Tabel 13 Linearitas Prokrastinasi Akademik Dan Control ANOVA Table Sum of
Df
Mean
Squares (Combined)
Prokrastinasi *
14559,926
F
Sig.
Square 19
766,312
2,322
,005
1 9629,147 29,175
,000
Between
Linearity
9629,147
Groups
Deviation from
4930,779
18
273,932
Within Groups
26403,834
80
330,048
Total
40963,760
99
,830
,661
Linearity
Control
Tabel 14 Linearitas Prokrastinasi Akademik Dan Challenge ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares (Combined)
Prokrastinasi *
Between
Linearity
Groups
Deviation from
17606,852 5153,091
Sig.
Square 26
677,187
2,116
,007
1 5153,091 16,106
,000
12453,761
25
498,150
Within Groups
23356,908
73
319,958
Total
40963,760
99
Linearity
Challenge
F
1,557
,075
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Uji linearitas berfungsi untuk melihat apakah data yang diperoleh memiliki sifat yang linear atau tidak. Berdasarkan ketiga tabel diatas, dihasilkan nilai signifikansi sebesar 0,008 untuk variabel prokrastinasi akademik dengan aspek control. Kemudian untuk prokrastinasi dengan aspek commitment diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, sedangkan yang terakhir, untuk prokrastinasi akademik dengan aspek challenge diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Ketiga hasil tersebut menunjukkan bahwa secara statistik nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari nilai α = 5% atau p<0,05. Artinya, antara variabel prokrastinasi akademik, dengan ketiga aspek yang ada dalam variabel hardiness (control, commitment, challenge) memiliki sifat yang linear. b. Normalitas Tabel 15 Normalitas Prokrastinasi N
Control
Commitment
Challenge
100
100
100
100
96,6800
48,7900
34,0600
59,3800
20,34147
4,24096
3,09388
5,72745
Absolute
,070
,106
,094
,095
Positive
,070
,085
,094
,095
Negative
-,064
-,106
-,073
-,088
Kolmogorov-Smirnov Z
,702
1,065
,941
,952
Asymp. Sig. (2-tailed)
,708
,207
,339
,325
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa variabel prokratstinasi akademik, dengan ketiga aspek (control, commitment, dan challenge) memiliki data yang normal. Hal ini dapat diketahui melalui nilai signifikansi yang diperoleh masing-masing variabel dan aspek, yaitu 0,708 (variabel prokrastinasi akademik), 0,207 (aspek control), 0,339 (aspek commitment) dan 0,325 (aspek challenge), dengan p>0,05. Melalui penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data dalam penelitian adalah normal. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment melalui program Windows SPSS versi 21.00. Analisis data ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu ada hubungan negatif antara hardiness dengan prokrastinasi akademik. Analisi korelasi product momment ini juga dilakukan pada setiap aspek yang ada dalam variabel hardiness, dan difungsikan untuk melihat apakah ada hubungan diantara ketiga aspek tersebut dengan prokrastinasi akademik itu sendiri. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,01 atau yang disebut dengan taraf signifikansi One-tailed (satu ekor). Berikut adalah hasil perhitungan Product Moment :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Tabel 16 Hasil Korelasi Product Moment Correlations Prokrastinasi Pearson Correlation Prokrastinasi
1
Pearson Correlation
-,417** ,000
Sig. (1-tailed) N
Hardiness
Hardiness
100
100
-,417**
1
Sig. (1-tailed)
,000
N
100
100
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, hasil uji hipotesis menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,417 dengan nilai p=0,00 (p<0,01). Data ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel Hardiness dengan prokrastinasi akademik. Kesimpulannya adalah bahwa semakin tinggi hardiness seorang mahasiswa tingkat akhir, maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik yang muncul. Sebaliknya, jika tingkat hardiness yang dimiliki seseorang rendah, maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi akademik yang muncul pada diri mahasiswa tingkat akhir. Hal ini menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Tabel 17 Hasil Korelasi Product Moment (Aspek) Correlations Prokrastinasi
Control
Commitment
Challenge
Prokrastinasi Control
-,485
Commitment
-,258
,631
Challenge
-,355
,769
,641
Pearson Correlation
Prokrastinasi
Sig. (1-tailed)
N
.
Control
,000
Commitment
,005
,000
.
Challenge
,000
,000
,000
.
Prokrastinasi
100
100
100
100
Control
100
100
100
100
Commitment
100
100
100
100
Challenge
100
100
100
100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa prokrastinasi akademik memiliki hubungan negatif (-) dengan ketiga aspek yang ada dalam variabel hardiness. Hal ini menunjukkan bahwa ketika ketiga aspek tersebut (control, commitment, dan challenge) dalam diri seseorang tinggi, maka tingkat prokrastinasi akademik yang dilakukan akan cenderung rendah. Dari nilai signifikansi yang ditunjukkan, dapat dilihat bahwa ketiga aspek memiliki nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
signifikansi yang baik, control dengan prokrastinasi akademik (0,00) commitment dengan prokrastinasi (0,005) challenge dengan prokrastinasi akademik (0,00) hal ini menunjukkan bahwa nilai yang dihasilkan melalui uji korelasi Pearson adalah signifikan.
Tabel 18 Sumbangan (Koefisien Determinasi) Model Summaryb Model
1
R
,489a
R
Adjusted
Std.
Square
R
Error of
R
F
Square
the
Square
Change
Estimate
Change
,215 18,02014
,239
,239
Change Statistics
10,050
df1
df2
DurbinSig. F
Watson
Change
3
96
,000
1,296
Untuk dapat melihat sumbangan atau koefisien determinasi yang diberikan oleh variabel hardiness terhadap variabel prokrastinasi akademik, maka dapat dilihat analisis korelasi antara varabel prokrastinasi akademik (Y) dengan variabel prokrastinasi akademik yang diprediksi oleh variabel hardiness (Y’), dimana rumus untuk mencari Y’ adalah sebagai berikut : Y′ = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 . Kemudian dijelaskan bahwa X1 = nilai aspek control, X2 = nilai aspek commitment, dan X3 = nilai aspek challenge.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Dari hasil analisis didapatkan hasil (RYY’) = 0,489 dan R2 (RYY’)2 = 0,239. Nilai tersebut memiliki arti bahwa koefisien determinasi (R2) dari variabel hardiness terhadap variabel prokrastinasi akademik adalah sebesar 0,239 (24%). Hal ini menunjukkan adanya sumbangan efektif dari variabel hardines sebesar 24% terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir. Itu juga berarti ada sumbangan 76% yang berasal dari variabel lain.
E. Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
negatif
antara
tingkat
kepribadian
hardiness
dengan
prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir. Lebih jauh lagi peneliti ingin melihat hubungan antara ketiga prediktor dalam hardiness dalam hubungannya dengan prokrastinasi akademik. Berdasarkan hasil analisis statistik uji hipotesis menggunakan teknik korelasi Product Moment melalui program Windows SPSS versi 21.00 diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,417 dengan nilai p>0,00. Hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara hardiness dengan prokrastinasi akademik, yaitu jika hardiness tinggi maka prokrastinasi akademik menjadi rendah, begitu juga terjadi sebaliknya. Kemudian melalui metode korelasi Pearson, peneliti juga melihat hubungan diantara ketiga prediktor (kontrol, komitmen dan tantangan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
dengan prokrastinasi akademik. Aspek kontrol dengan prokrastinasi akademik memiliki nilai korelasi -0,485 dengan nilai p<0,01, aspek komitmen dengan prokrastinasi akademik memiliki nilai korelasi -0,258 dengan nilai p<0,01, kemudian aspek tantangan dengan prokrastinasi akademik memiliki nilai korelasi -0,355 dengan nilai p<0,01. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa ketiganya memiliki korelasi negatif dengan prokrastinasi akademik, yang berarti semakin tinggi tingkat control, commitment atau challenge (kontrol, komitmen dan tantangan) dalam diri seseorang, maka tingkat prokrastinasi akan cenderung rendah. Selain itu berdasarkan hasil analisis deskriptif data pada 100 subjek penelitian dikatakan bahwa pada variabel hardiness, nilai mean empirik 142,23 lebih tinggi daripada mean teoretik yang nilainya 115. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum subjek penelitian memiliki tingkat hardiness yang tinggi. Sebaliknya pada variabel prokrastinasi akademik, nilai mean empirik sebesar 96,8 lebih rendah daripada nilai mean teoretik yang bernilai 110, hal ini menunjukkan bahwa perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir cenderung rendah. Pada variabel hardiness mean empiris lebih tinggi daripada mean teoretis, yang berarti bahwa tingkat hardiness yang diperoleh dalam penelitian cenderung tinggi, pernyataan ini didukung pula oleh tingkat siginfikansi yang diperoleh melalui uji t, yaitu bernilai 0,00 (p<0,05), dengan nilai t sebesar 23,265. Sedangkan pada variabel prokrastinasi akademik, mean empiris lebih rendah daripada mean teoretis, hal ini dapat menunjukkan bahwa tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa dalam penelitian cenderung rendah, pernyataan ini juga didukung oleh hasil uji t pada penelitian ini, yang menunjukkan nilai signifikansi 0,00 (p<0,05), dengan nilai uji t sebesar -6,548. Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa hardiness memiliki peran dalam terjadinya perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa hardiness dalam diri seseorang memiliki pengaruh terhadap prokrastinasi akademik, karena aspek yang ada dalam kepribadian hardiness (control, commitment dan challenge) merupakan karakteristik kepribadian yang ada dalam diri seseorang yang penting dalam pertahanan terhadap stres, dimana stres itu sendiri merupakan salah satu penyebab terjadinya perilaku menunda tugas. Buari (2003) menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengalami stres akan mengalami gangguan psikologis berupa respon emosional, kognitif, dan fisiologis. Mereka yang mengalami kondisi ini tentu akan terganggu dalam
melakukan
berbagai
aktivitas,
sehingga
mengakibatkan
ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas dalam waktu tertentu, yang berujung pada perilaku prokrastinasi akademik itu sendiri. Dalam hal ini, hardiness
memiliki
andil
dalam
mengurangi
terjadinya
perilaku
prokrastinasi akademik, karena dalam contohnya, aspek kepribadian hardiness seperti control akan membuat seseorang mampu untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
mengontrol dirinya dengan baik dan tidak secara sengaja melakukan penundaan terhadap tugas. Aspek kepribadian lain seperti commitment dan challenge juga mempunyai andil terhadap perilaku prokrastinasi akademik. Dilihat melalui arah yang negatif pada ketiga aspeknya, ketika dilakukan korelasi antara ketiga aspek dalam hardiness tersebut dengan prokrastinasi akademik. Arah yang negatif tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi control, commitment atau challenge dalam diri seseorang, maka prokrastinasi akademik akan cenderung rendah. Prokrastinasi akademik merupakan perilaku menunda tugas akademik, yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, yang dapat memberikan pengaruh negatif bagi kehidupan pelakunya. Rothblum, Beswick, dan Mann (dalam Larson, 1991) mendefinisikan prokrastinasi akademik
sebagai
mengerjakan
kecenderungan
tugas-tugas
akademik
melakukan dan
penundaan
kecenderungan
dalam individu
mengalami kecemasan yang berhubungan dengan penundaan yang dilakukan. Dilihat melalui korelasi Product Moment, dapat dilihat adanya korelasi antara control, commitment, dan challenge dengan prokrastinasi akademik. Nilai korelasi terbesar yaitu -0,485 terdapat pada korelasi antara control dengan prokrastinasi akademik, merupakan nilai terbesar yang mengartikan bahwa control memiliki korelasi yang paling kuat terhadap prokrastinasi akademik, jika dibandingkan dengan aspek lainnya, yaitu challenge sebesar -0,355 dan commitment sebesar -0,258. Aspek control pada hardiness memiliki korelasi yang paling kuat, maka dari itu dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, aspek control merupakan aspek yang berperan paling kuat dalam hardiness dalam perlawanan terhadap perilaku prokrastinasi akademik. Aspek challenge dan commitment berada di urutan kedua dan ketiga setelah aspek control. Hal ini dapat dikaitkan dengan lingkup area akademik, yang artinya aspek control, commitment, dan challenge memiliki pengaruh terhadap mahasiswa tingkat akhir dalam lingkup area akademik. Mahasiswa yang memiliki control yang baik berarti memiliki kendali atas kehidupannya, dan dalam area akademik mereka tidak melakukan penundaan terhadap tugas menulis, mau belajar untuk menghadapi ujian, melaksanakan kinerja administratif, serta mau menghadiri pertemuan-pertemuan berkaitan dengan penyelesaian tugasnya. Kemudian, mahasiswa yang memiliki commitment yang baik berarti memiliki kemauan untuk terlibat dalam setiap aktivitas yang ada dalam kehidupannya. Mahasiswa tersebut, dalam lingkup area akademik mereka juga tidak menunda tugas menulis, mempunyai niat untuk membaca referensi, mau belajar untuk menghadapi ujian, mau melaksanakan kinerja administratif, bersedia menghadiri pertemuanpertemuan berkaitan dengan tugas, serta mampu terlibat dalam kinerja akademik secara keseluruhan. Aspek terakhir dalam kepribadian hardiness, yaitu challenge. Seorang mahasiswa yang memiliki challenge, berarti menganggap bahwa tugas dan tanggung jawab sebagai seorang mahasiswa merupakan sebuah tantangan dalam hidup yang harus dihadapi. Mahasiswa yang memiliki challenge, tidak akan menunda tugas menulis,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
mempunyai niat membaca referensi demi tugas-tugasnya, mau belajar mengadapi
ujian,
mau
melaksanakan
kinerja
administratif,
mau
menghadiri pertemuan berkaitan dengan penyelesaian tugas, serta akan terlibat dalam kinerja akademik secara keseluruhan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa sumbangan yang diberikan oleh variabel hardiness terhadap prokrastinasi akademik adalah sebesar 24%. Hal ini menunjukkan adanya sekitar 76% yang diberikan oleh variabel lain terhadap prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir. Beberapa variabel lain yang dapat memberikan sumbangan atas terjadinya perilaku prokrastinasi akademik, antara lain perfeksionisme, dalam penelitian yang berjudul “Perfeksionisme, Prokrastinasi Akademik, dan Penyelesaian Skripsi Mahasiswa” (Gunawinata, Nanik & Lasmono, 2008) yang memberikan sumbangan sebesar 7,7% terhadap prokrastinasi akademik. Gunawinata, Nanik, dan Lasmono (2008) juga mengungkapkan bahwa masih terdapat variabel lain yang
menjadi pengantara dalam
hubungan perfeksionisme dan prokrastinasi akademik itu sendiri, antara lain adalah mood, pemberian reward dan punishment, task aversiveness, tipe kepribadian neurocitism, impulsiveness, atribusi seseorang dan rasionalisasi. Variabel lainnya seperti kontrol diri menyumbangkan 48,5% terhadap perilaku prokrastinasi akademik, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh (Elly & Desi, 2014) dengan judul “Hubungan antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
Kontrol Diri dan Konformitas dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Program Studi Psikologi UNESA”. Penelitian yang dilakukan oleh Sinaga (2007) dengan judul “Hubungan antara Intensitas mengakses Facebook dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa” juga mengungkapkan bahwa variabel dalam penelitian tersebut, yaitu intensitas mengakses facebook memberikan sumbangan sebesar 71% terhadap perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara prokrastinasi akademik dengan hardiness. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat hardiness dalam diri seseorang, maka perilaku prokrastinasi akademik yang dilakukan akan cenderung rendah. 2. Prokrastinasi akademik pada penelitian ini juga dikorelasikan dengan tiga prediktor aspek yang ada dalam kepribadian hardiness, yaitu control, commitment dan challenge. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik juga memiliki korelasi yang negatif (-) dengan ketiga aspek dalam variabel hardiness. Apabila control, commitment dan challenge dalam diri seseorang tinggi, maka tingkat prokrastinasi akademik akan cenderung rendah. 3. Sumbangan efektif variabel hardiness terhadap prokrastinasi akademik adalah sebesar 24%. Hal ini menunjukkan bahwa variasi prokrastinasi akademik dapat dijelaskan dari variasi hardiness dengan sumbangan efektif sebesar 24% dan 76% berasal dari variabel lain.
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
B. Saran Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat peneliti ajukan, yaitu : 1. Bagi para mahasiswa
Agar senantiasa mampu menentukan prioritas dalam kehidupannya, baik yang berkaitan dengan hal-hal akademik ataupun yang berkaitan dengan aspek kehidupan lainnya, sehingga segala tugas dan tanggung jawab yang dimiliki dapat terselesaikan dengan baik.
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa aspek control dalam variabel hardiness memiliki korelasi yang paling kuat dengan prokrastinasi akademik, dibandingkan dengan variabel lainnya. Maka dari itu, bagi para mahasiswa prokrastinator disarankan untuk berusaha meningkatkan control di dalam dirinya. Hal ini dapat dilakukan, misalnya dengan melakukan meditasi atau yoga, yang dikenal dapat meningkatkan kontrol terhadap diri secara signifikan.
Masih berkaitan dengan kontrol. Apabila mahasiswa tidak dapat meningkatkan kontrol secara internal, maka ada beberapa saran berupa cara lain untuk mereduksi perilaku prokrastinasi akademik berkaitan
dengan
pengerjaan
tugas
akhir.
Misalnya
dengan
meningkatkan kontrol eksternal, yang dilakukan oleh pihak institusi, yaitu dengan mewajibkan presensi kehadiran bagi mahasiswa untuk melakukan bimbingan tugas akhir atau skripsi secara rutin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Dalam penelitian ini, ditemukan adanya hubungan yang signifikan secara negatif antara hardiness dengan prokrastinasi akademik, sehingga perlu diperhatikan untuk mahasiswa agar dapat berpikir secara positif dengan berani mengendalikan tekanan dan keraguan di dalam dirinya, berani untuk terlibat dalam tanggung jawab, serta berani untuk mengambil resiko untuk mendapatkan pengalaman baru dalam kehidupannya, sesuai dengan konsep yang ada dalam kepribadian hardiness itu sendiri.
2. Bagi para peneliti yang memiliki topik yang sama
Peneliti berharap jika ada yang berminat menggunakan topik yang serupa dalam penelitian, sebaiknya lebih memperhatikan variabelvariabel lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Bagi peneliti yang ingin menggunakan variabel hardiness, disarankan untuk memperhatikan metode yang digunakan peneliti sebelumnya. Peneliti meyarankan untuk menggunakan metode analisis regresi. Oleh karena itu, hal-hal seperti skala dan item yang baik, komposisi item, subyek, perlu benar-benar diperhatikan, mengingat pada penelitian ini peneliti mengalami kegagalan untuk menggunakan analisis regresi, karena adanya salah satu uji dalam anlisis regresi tersebut yang tidak lolos.
Kemudian peneliti juga menyarankan untuk memperhatikan faktorfaktor lain yang berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik, mengingat masih ada 76% sumbangan efektif di luar variabel hardiness.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Anggawijaya, S. (2013). Hubungan antara depresi dan prokrastinasi akademik. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(2). Akinsola, M. K., Tella, A., & Tella, A. (2007). Correlates of academic procrastination and mathematics achievement of university undergraduate students. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education,3(4), 363-370. Bartone, P. T. (2006). Resilience under military operational stress: Can leaders influence hardiness?. Military Psychology, 18(S), S131. Bartone, P. T., Roland, R. R., Picano, J. J., & Williams, T. J. (2008). Psychological hardiness predicts success in US Army Special Forces candidates. International Journal of Selection and Assessment, 16(1), 78-81. Bachroni, M., & Asnawi, S. (1999). Stres kerja. Buletin Psikologi, 7(1999). Beswick, G., Rothblum, E. D., & Mann, L. (1988). Psychological antecedents of student procrastination. Australian psychologist, 23(2), 207-217. Bernard, M.E. (1991). Procrastinate later : how to motivate yourself to do it now. Melbourne : Schwartz & Wilkinson Buari, D. P. (2003). Hubungan antara Kecenderungan melakukan Prokrastinasi Akademik dengan Tingkat Stres pada Mahasiswa Skrispsi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Skripsi). Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Balkis, M., Duru, E., & Bulus, M. (2013). Analysis of the relation between academic procrastination, academic rational/irrational beliefs, time preferences to study for exams, and academic achievement: a structural model. European journal of psychology of education, 28(3), 825-839. Binder, K. (2000). The effects of an academic procrastination treatment on student procrastination and subjective well-being (Doctoral dissertation, Carleton University Ottawa). Briody, R. (1980). An exploratory study of procrastination (Doctoral dissertation, ProQuest Information & Learning). Candra, A. (2008). “Awas Terjerat Prokrastinasi” (www.kompas.com)
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Cash, M. L., & Gardner, D. (2011). Cognitive hardiness, appraisal and coping: comparing two transactional models. Journal of Managerial Psychology, 26(8), 646-664. Catrunada, L. (2012). Perbedaan kecenderungan prokrastinasi tugas skripsi berdasarkan tipe kepribadian introvert dan ekstrovert. Cuan, S., & Nita Simon, N. (1999). Efektivitas Pelatihan Toc (Task-Oriented Cognitions) Untuk Mengurangi Kecenderungan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Buletin Penalaran Mahasiswa, 6(1999). Chun Chu, A. H., & Choi, J. N. (2005). Rethinking procrastination: Positive effects of" active" procrastination behavior on attitudes and performance. The Journal of Social Psychology, 145(3), 245-264. Cash, M. L., & Gardner, D. (2011). Cognitive hardiness, appraisal and coping: comparing two transactional models. Journal of Managerial Psychology, 26(8), 646-664. Dewitte, S., & Schouwenburg, H. C. (2002). Procrastination, temptations, and incentives: The struggle between the present and the future in procrastinators and the punctual. European Journal of Personality, 16(6), 469-489. Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W. G. (1995). Procrastination and task avoidance: Theory, research, and treatment. Springer Science & Business Media. Ferrari, J. R. (1994). Dysfunctional procrastination and its relationship with selfesteem, interpersonal dependency, and self-defeating behaviors. Personality and Individual Differences, 17(5), 673-679. Ferrari, J. R., & Pychyl, T. A. (Eds.). (2000). Procrastination: Current issues and new directions. Select Press. Ghufron, M. (2003). Hubungan Antara Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan disiplin Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik. (Skripsi). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Grunschel, C., Patrzek, J., & Fries, S. (2013). Exploring reasons and consequences of academic procrastination: An interview study. European journal of psychology of education, 28(3), 841-861.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
Gentry, W. D., & Kobasa, S. C. (1984). Social and psychological resources mediating stress-illness relationships in humans. Handbook of behavioral medicine, 87-116. Hadjam, R. (2004). Peran Kepribadian Tahan Banting Pada Gangguan Somatisasi. Anima, Indonesian Psychological Journal, 19(2), 122-135. Hystad, S. W. (2012). Exploring gender equivalence and bias in a measure of psychological hardiness. International Journal of Psychological Studies, 4(4), p69. Kalantar, J., Khedri, L., Nikbakht, A., & Motvalian, M. (2013). Effect of Psychological Hardiness Training on Mental Health of Students. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 3(3), 68-73. Katz, I., Eilot, K., & Nevo, N. (2014). “I’ll do it later”: Type of motivation, selfefficacy and homework procrastination. Motivation and Emotion, 38(1), 111-119. Kardum, I., Hudek-Knezevic, J., & Krapic, N. (2012). The structure of hardiness, its measurement invariance across gender and relationships with personality traits and mental health outcomes. Psihologijske teme, 21(3), 487-507. Kobasa, S. C., Maddi, S. R., & Kahn, S. (1982). Hardiness and health: a prospective study. Journal of personality and social psychology, 42(1), 168. Kobasa, S. C. (1979). Stressful life events, personality, and health: an inquiry into hardiness. Journal of personality and social psychology, 37(1), 1. Maddi, S. R. (2006). Hardiness: The courage to grow from stresses. The Journal of Positive Psychology, 1(3), 160-168. Milgram, N. A., Sroloff, B., & Rosenbaum, M. (1988). The procrastination of everyday life. Journal of Research in Personality, 22(2), 197-212. Mustafidah, T. T. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Ozer, B. U., Demir, A., & Ferrari, J. R. (2013). Reducing Academic Procrastination Through a Group Treatment Program: A Pilot Study. Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Therapy, 31(3), 127-135. Phoolka, E. S., & Kaur, N. (2012). Adversity Quotient: A new paradigm to explore. Contemporary Business Studies, 3, 67-78.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Qonitatin, N., Widyawati, S., & Asih, G. Y. (2011). Pengaruh katarsis dalam menulis ekspresif sebagai intervensi depresi ringan pada mahasiswa. Jurnal Psikologi Undip, 9(1). Roig, M., & DeTommaso, L. (1995). Are college cheating and plagiarism related to academic procrastination?. Psychological Reports, 77(2), 691-698. Rizvi, A., Prawitasari, J. E., & Soetjipto, H. P. (1997). Pusat Kendali dan Efikasi Diri sebagai Prediktor terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa.Psikologika Nomor 3 Tahun II 1997. Saifuddin, A. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Surijah, E. A., & Sia, T. (2007). Mahasiswa versus tugas: prokrastinasi akademik dan conscientiousness. Anima, Indonesia Psychological Journal, 22 (4), 352, 374. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma. Steel, P. (2007). The nature of procrastination: a meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulatory failure. Psychological bulletin, 133(1), 65. Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (1998). Psychology and work today: An introduction to industrial and organizational psychology. Tice, D. M., & Baumeister, R. F. (1997). Longitudinal study of procrastination, performance, stress, and health: The costs and benefits of dawdling. Psychological Science, 454-458. Triana, K. A. (2013). Hubungan Antara Orientasi Masa Depan Dengan Prokrastinasi Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Mulawarman Samarinda (Skripsi). Universitas Mulawarman, Samarinda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Lampiran 1 Skala Hardiness dan Skala Prokrastinasi Akademik (Sebelum Uji Coba)
Kepada Yth: Mahasiswa / Mahasiswi Fakultas Psikologi UniversitasSanata Dharma Dengan Hormat, saya Nama : Richard Alexander NIM
: 099114107
Memohon izin untuk meminta bantuan serta partisipasi saudara guna mengisi pernyataan dalam skala ini sehubungan dengan penulisan tugas akhir saya di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Bantuan saudara dalam penelitian ini sangat saya butuhkan guna penyusunan tugas akhir saya. Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang dikelompokkan menjadi 2 bagian. Dalam merespon pernyataan, saya mohon kesediaan saudara untuk membaca dan mengisi lengkap pernyataan sesuai dengan keadaan, perasaan, dan pikiran saudara saat ini tanpa terpengaruh oleh siapapun. Semua jawaban yang saudara berikan adalah benar, tidak ada jawaban yang salah dalam mengisi setiap pernyataan yang ada. Semua jawaban yang saudara berikan bersifat rahasia dan tidak akan mempengaruhi penilaian kinerja saudara. Atas partisipasi dan kerjasama saudara, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Richard Alexander
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Pernyataan Kesediaan Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun dan dengan sukarela mengisi skala ini demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah yang disusun. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dan yang saya pikirkan pada saat ini dan bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat umum. Saya juga memberikan izin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data penelitian meskipun tanpa mencantumkan identitas pribadi saya.
Yogyakarta, Maret 2015
(.........................................)
Data Diri Nama (Boleh Inisial) : Jeniskelamin
:
Usia Angkatan& Semester :
:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Petunjuk Pengisian Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berkaitan dengan kemungkinan keadaan saat Anda mengerjakan tugas. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan hati-hati. Apabila anda : Sangat Setuju (SS) dengan pernyataan tersebut, maka berikan tanda (√) pada kolom (SS) Setuju (S) dengan pernyataan tersebut, maka berikan tanda (√) pada kolom (S) Tidak Setuju (TS) dengan pernyataan tersebut, maka berikan tanda (√) pada kolom (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) dengan pernyataan tersebut, maka berikan tanda (√) pada kolom (STS) Pilihlah jawaban yang paling sesuai, yang anda rasa paling mewakili diri anda. Tidak ada jawaban yang salah ataupun benar. Oleh karena itu, jawablah semua pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan. Perhatikan contoh berikut ! No. 1
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Saya suka makan indomie
Jika anda sangat setuju dengan pernyataan di atas, maka anda akan memberikan tanda (√) pada kolom (SS), seperti contoh dibawah ini : No. 1
Pernyataan
SS
Saya suka makan indomie
√
S
TS
STS
Apabila anda salah dalam menjawab, maka buatlah tanda silang (X) pada jawaban sebelumnya, dan buatlah tanda (√) pada jawaban yang baru, seperti contoh di bawah ini : No. 1
Pernyataan
SS
Saya suka makan indomie
√
Selamat Mengerjakan
S
TS
STS √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
SKALA 1 No
Pernyataan
1
Saya mengalami kesulitan dalam memulai atau mengerjakan tugas kuliah yang diberikan oleh dosen
2
Saya menunda pengerjaan tugas akademik, meskipun saya memahami deadline pengumpulan tugas tersebut
3
Saya merasa malas untuk menyelesaikan tugas kuliah dalam waktu yang singkat
4
Saya kesulitan untuk memenuhi jadwal yang telah saya atau orang lain tetapkan
5
Saya lebih suka melakukan hal lain yang lebih menyenangkan meski deadline pengumpulan tugas sudah dekat
6
Saya lebih memilih pergi bersama dengan teman daripada menyelesaikan tugas jauh-jauh hari
7
Saya merasa nyaman untuk menyelesaikan sebuah tugas dalam waktu yang singkat
8
Saya lebih cepat mengerjakan sebuah tugas dibandingkan dengan teman-teman saya
9
Saya terbiasa melakukan sebuah tugas dengan cepat dan segera
10
Saya langsung mengerjakan tugas yang diiberikan tanpa harus membuang-buang waktu terlebih dahulu
11
Saya membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan diri, sebelum mengerjakan sebuah tugas
12
Saya dengan segera mengerjakan suatu tugas yang memang harus saya hadapi
13
Saya mempergunakan waktu saya sebaik mungkin untuk menyelesaikan suatu tugas
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
14
Saya secara terus menerus mengatakan, “Saya akan mengerjakannya besok”
15
Deadline pengumpulan tugas yang sudah dekat, membuat saya terpacu untuk segera menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
16
Saya dapat menyelesaikan tugas dengan baik melalui persiapan yang saya lakukan secukupnya
17
Tugas akademik lebih penting untuk dikerjakan daripada melakukan sebuah hobi
18
Saya mengerjakan tugas sesuai dengan jadwal, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tepat waktu
19
Meskipun saya melakukan banyak hal lain di luar kuliah, saya tetap bisa menyelesaikan tugas-tugas kuliah dengan baik
20
Saya menghindari hal yang menarik bagi diri saya ketika saya akan mengerjakan sebuah tugas
21
Banyak hal menyenangkan yang ingin saya lakukan ketika akan melakukan suatu tugas
22
Saya selalu melakukan rutinitas yang biasa saya lakukan sebelum mengerjakan sebuah tugas
23
Saya akan mengerjakan tugas terlebih dahulu untuk kemudian pergi bersama dengan teman-teman
24
Saya selalu mengerjakan tugas kuliah tanpa harus menundanya terlebih dahulu
25
Saya akan melakukan penundaan pada saat akan memulai mengerjakan suatu tugas
26
Saya merasa nyaman ketika telah menyusun jadwal pengerjaan tugas-tugas kuliah
27
Saya akan mengerjakan tugas sesuai dengan deadline pengumpulan tugas
SS
S
121
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
28
Saya gagal menyelesaikan tugas kuliah, sesuai dengan jadwal yang telah saya susun
29
Saya memilih pelan-pelan saja dalam mengerjakan sebuah tugas, agar ide yang muncul dapat lebih banyak
30
Saya seringkali merasa dikejar-kejar oleh waktu saat menyelesaikan tugas kuliah karena saya mengikuti jadwal yang telah saya susun
31
Saya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk meyelesaikan sebuah tugas
32
Pengerjaan tugas kuliah tertunda karena saya sibuk melakukan hal lain yang lebih menyenangkan
33
Ide dalam diri saya muncul dengan sendirinya ketika sedang mengerjakan sebuah tugas
34
Saya selalu membuat perencanaan terhadap tugas, akan tetapi perencanaan tersebut nantinya akan saya abaikan
35
Bagi saya, mengerjakan tugas kuliah itu menyenangkan, sehingga saya tidak mau menunda untuk mengerjakannya
36
Dalam mengerjakan sebuah tugas, saya membutuhkan waktu yang lebih lama daripada teman-teman saya, sehingga saya mengalami keterlambatan dalam pengumpulan tugas
37
Saya terbiasa melaksanakan rencana yang telah saya susun
38
Saya dapat menepati rencana yang telah saya atau orang lain susun sendiri
39
Saya merasa membutuhkan persiapan yang matang, agar tugas yang saya hadapi dapat terselesaikan dengan baik
40
Mengerjakan tugas merupakan hal yang membosankan, sehingga saya melakukan apa yang saya sukai
41
Waktu yang diberikan dosen sudah cukup, sehingga saya tidak melakukan penundaan terhadap tugas yang diberikan
SS
S
122
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
SS
42
Ide saya baru muncul ketika batas akhir pengumpulan tugas sudah dekat, sehingga saya baru akan mulai mengerjakannya
43
Saya seringkali menyelesaikan tugas lebih cepat daripada semestinya
44
Saya merasa masih mempunyai cukup waktu, sehingga saya melakukan penundaan terhadap tugas akademik
45
Saya merasa peduli terhadap rencana yang telah saya susun untuk menyelesaikan sebuah tugas
46
Tugas kuliah yang banyak membuat saya malas untuk mengerjakannya
47
Saya seringkali melanggar target yang telah saya buat sedemikian rupa
48
Saya terbiasa menunda mengerjakan tugas kuliah
49
Saya bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah yang terus menerus ada
50
Saya lebih memilih untuk melakukan hobi saya daripada menyelesaikan tugas akademik
51
Saya sering membuang-buang waktu untuk melakukan hal lain yang lebih menyenangkan
52
Saya terbiasa untuk langsung mengerjakan sebuah tugas yang diberikan Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatiataukosong. Terimakasih.
S
123
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
SKALA 2 No
Pernyataan
1
Konflik yang saya alami dengan teman tidak membuat saya putus asa
2
Saya merasa malas jika harus direpotkan oleh masalah orang lain
3
Kehidupan yang saya jalani saat ini akan membaik dengan sendirinya
4
Saya mau mengerjakan tugas yang sulit, karena saya bisa belajar banyak hal
5
Saya lebih memilih berpergian bersama teman-teman daripada berdiam diri di dalam kamar
6
Saya merasa harus berbuat sesuatu untuk membuat hidup menjadi lebih baik
7
Bila saya merencanakan sesuatu saya, cukup yakin dapat melaksanakannya
8
Usaha dan kerja keras bukanlah jaminan untuk mencapai kesuksesan
9
Tugas yang tidak saya pahami akan saya tanyakan kepada teman yang lebih memahami
10
Tugas yang diberikan oleh dosen dapat saya selesaikan tepat waktu
11
Ketertarikan saya terhadap sebuah tugas membuat saya bersemangat untuk mengerjakannya
12
Saya merasa mampu untuk mengendalikan dan mengubah situasi yang tidak menyenangkan menjadi selaras dengan harapan dan cita-cita saya
13
Saya memilih untuk melakukan kegiatan lain di luar kuliah, daripada menyendiri dalam kegiatan sehari-hari
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
14
Saya terbiasa mengerjakan tugas seorang diri, meskipun tugas tersebut tidak saya pahami
15
Permasalahan yang terjadi dalam kehidupan saya, justru membuat saya semakin terpuruk
16
Sebisa mungkin saya akan membantu seorang teman, meski nantinya sayaakan direpotkan
17
Saya lebih memilih untuk memberikan pendapat dalam tugas kelompok, daripada diam tidak memberikan andil apapun
18
Saya bermalas-malasan jika mendapatkan sebuah tugas yang diberikan oleh dosen
19
Saya percaya bahwa setiap masalah yang saya alami dalam kehidupan ini dapat membuat saya menjadi lebih dewasa
20
Ada pembelajaran yang bisadiambil dari segala permasalahan yang terjadi dalam kehidupan saya
21
Keterlibatan saya dalam sebuah hal tidak memberikan dampak positif dalam kehidupan saya
22
Apa yang akan terjadi di depan merupakan sebuah takdir
23
Saya senang berpetualang, karena saya percaya bahwa saya akan mendapatkan pengalaman baru
24
Saya merasa gagal dalam memenuhi rencana yang telah saya buat
25
Perubahan yang terjadi di dalam kehidupan membuat saya tidak nyaman dan tidak dapat menikmati hidup
26
Saya lebih memilih untuk bermain bersama teman dibandingkan menyelesaikan tugas
27
Saya akan berdiam diri di dalam kos setelah kuliah selesai
28
Segala sesuatu yang saya lakukan saat ini akan menentukan apa yang saya alami besok
SS
S
125
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
29
Saya gemar meng-update informasi terbaru mengenai hobi yang saya senangi
30
Waktu untuk bermain yang saya miliki, saya manfaatkan untuk mengerjakan tugas
31
Memberikan pendapat di dalam sebuah tugas kelompok bukanlah sebuah hal yang wajib untuk dilakukan
32
Saya memilih untuk berdiam diri, karena saya percaya bahwa semua akan menjadi indah pada waktunya
33
Saya mencari situasi yang baru dan berbeda dalam lingkungan tempat saya belajar
34
Saya selalu menolak adanya perubahan dalam hidup
35
Tugas yang sulit akan saya kerjakan dengan sungguhsungguh
36
Permasalahan dengan teman membuat saya merasa terpuruk
37
Berpetualang merupakan hal yang membuang-buang waktu
38
Saya merasa malas untuk menggali informasi baru mengenai hal-hal yang saya sukai
39
Saya melibatkan diri dengan sungguh-sungguh pada apa yang saya lakukan, karena saya percaya bahwa itu merupakan salah satu jalan untuk meraih tujuan hidup saya
40
Saya mengesampingkan tugas-tugas yang saya anggap sulit
41
Saya memilih untuk melakukan hobi daripada mulai mengerjakan tugas-tugas yang banyak jumlahnya
42
Saya selalu berusaha untuk aktif dalam setiap pemecahan masalah dalam sebuah kelompok
43
Saya seringkali menggali informasi yang lebih dalam sebelum mengerjakan sebuah tugas
SS
S
126
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
44
Saya merasa mengumpulkan informasi baru untuk mengerjakan sebuah tugas adalah hal yang membuang-buang waktu
45
Kesuksesan akan datang dengan sendirinya
46
Saya merasa kesulitan dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup saya
47
Menurut saya setiap orang pasti akan mengalami perubahan di dalam kehidupannya, dan itu merupakan suatu hal yang wajar
48
Mengerjakan tugas yang sulit hanya akan memberikan rasa lelah bagi diri saya
49
Permasalahan dalam kelompok bukanlah hal yang harus saya perhatikan
50
Daripada bepergian bersama teman-teman, lebih baik saya berdiam diri di dalam kamar
51
Saya merasa cemas terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan saya
52
Saya akan belajar dan bekerja keras untuk mendapatkan pembelajaran baru dalam kehidupan
53
Segala sesuatu hanya dapat diperoleh melalui usaha dan kerja keras seseorang
54
Saya memberanikan diri untuk mengikuti sebuah aktivitas baru yang belum pernah saya ikuti sebelumnya
55
Saya merasa biasa - biasa saja terhadap tugas-tugas yang saya hadapi
56
Adanya perubahan di dalam kehidupan saya membuat saya ingin selalu belajar memahami dan mengenal diri saya sendiri
SS
S
127
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
SS
57
Saya biasanya menyerah jika harus menghadapi tugas yang sulit
58
Mengontrol situasi merupakan salah satu hal yang dapat menghadirkan kesuksesan
59
Saya bersemangat dalam mengerjakan berbagai tugas yang sulit saya pahami
60
Tugas yang banyak merupakan hal yang harus segera diselesaikan
61
Saya mengalami ketakutan untuk mempelajari hal-hal baru
62
Permasalahan yang saya alami di dalam kehidupan membuat saya merasa tidak berdaya
63
Dalam tugas kelompok saya akan memilih tugas yang baru dan belum pernah saya lakukan
64
Tugas yang sulit membuat saya bekerja lebih keras dalam menyelesaikannya
65
Saya menolak untuk menerima tugas yang baru dan belum pernah saya lakukan dalam kelompok
66
Tugas yang sulit merupakan tugas yang sering saya abaikan Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatiataukosong. Terimakasih.
S
128
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Lampiran 2 Skala Hardiness dan Skala Prokrastinasi Akademik (Setelah Uji Coba)
Kepada Yth: Mahasiswa / Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Dengan Hormat, saya Nama : Richard Alexander NIM
: 099114107
Memohon izin untuk meminta bantuan serta partisipasi saudara guna mengisi pernyataan dalam skala ini sehubungan dengan penulisan tugas akhir saya di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Bantuan saudara dalam penelitian ini sangat saya butuhkan guna penyusunan tugas akhir saya. Skala ini terdiri dari beberapa pernyataan yang dikelompokkan menjadi 2 bagian. Dalam merespon pernyataan, saya mohon kesediaan saudara untuk membaca dan mengisi lengkap pernyataan sesuai dengan keadaan, perasaan, dan pikiran saudara saat ini tanpa terpengaruh oleh siapapun. Semua jawaban yang saudara berikan adalah benar, tidak ada jawaban yang salah dalam mengisi setiap pernyataan yang ada. Semua jawaban yang saudara berikan bersifat rahasia dan tidak akan mempengaruhi penilaian kinerja saudara. Atas partisipasi dan kerjasama saudara, saya mengucapkan terima kasih. Hormat saya, Richard Alexander
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Pernyataan Kesediaan Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun dan dengan sukarela mengisi skala ini demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah yang disusun. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dan yang saya pikirkan pada saat ini dan bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat umum. Saya juga memberikan izin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data penelitian meskipun tanpa mencantumkan identitas pribadi saya. Yogyakarta, April 2015
(.........................................)
Data Diri Nama (Boleh Inisial) : Jenis kelamin
:
Usia Angkatan & Semester :
:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
Petunjuk Pengisian Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berkaitan dengan kemungkinan keadaan saat Anda mengerjakan tugas. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti dan hati-hati. Apabila anda : Sangat Setuju (SS) dengan pernyataan tersebut, maka berikan tanda (√) pada kolom (SS) Setuju (S) dengan pernyataan tersebut, maka berikan tanda (√) pada kolom (S) Tidak Setuju (TS) dengan pernyataan tersebut, maka berikan tanda (√) pada kolom (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) dengan pernyataan tersebut, maka berikan tanda (√) pada kolom (STS) Pilihlah jawaban yang paling sesuai, yang anda rasa paling mewakili diri anda. Tidak ada jawaban yang salah ataupun benar. Oleh karena itu, jawablah semua pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan. Perhatikan contoh berikut ! No. 1
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Saya suka makan gado-gado Jika anda sangat setuju dengan pernyataan di atas, maka anda akan
memberikan tanda (√) pada kolom (SS), seperti contoh dibawah ini : No. 1
Pernyataan
SS
Saya suka makan gado-gado
S
TS
STS
√
Apabila anda salah dalam menjawab, maka buatlah tanda silang (X) pada jawaban sebelumnya, dan buatlah tanda (√) pada jawaban yang baru, seperti contoh di bawah ini : No. 1
Pernyataan
SS
Saya suka makan gado-gado
√
Selamat Mengerjakan
S
TS
STS √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
SKALA 1 No 1
Pernyataan
SS
Saya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk menyelesaikan sebuah tugas
2
Saya merasa masih mempunyai cukup waktu, sehingga saya melakukan penundaan terhadap tugas akademik
3
Saya mempergunakan waktu saya sebaik mungkin untuk menyelesaikan suatu tugas
4
Saya lebih cepat mengerjakan sebuah tugas dibandingkan dengan teman-teman saya
5
Saya membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan diri, sebelum mengerjakan sebuah tugas
6
Saya akan mengerjakan tugas sesuai dengan jadwal, sehingga saya dapat menyelesaikannya tepat waktu
7
Saya dapat menepati rencana yang telah saya atau orang lain susun sendiri
8
Saya
lebih
suka
melakukan
hal
lain
yang
lebih
menyenangkan, meski deadline pengumpulan tugas sudah dekat 9
Saya akan melakukan penundaan pada saat akan mulai mengerjakan sebuah tugas
10
Saya akan mengerjakan tugas terlebih dahulu, untuk kemudian pergi bersama dengan teman-teman
11
Saya mengalami kesulitan dalam memulai atau mengerjakan tugas kuliah yang diberikan oleh dosen
12
Saya bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah yang terus menerus ada
13
Saya lebih memilih pergi bersama dengan teman, daripada menyelesaikan tugas jauh-jauh hari
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 14
Pernyataan Banyak hal menyenangkan yang ingin saya lakukan ketika akan melakukan suatu tugas
15
Dalam mengerjakan sebuah tugas saya membutuhkan waktu yang lebih lama daripada teman-teman saya, sehingga saya mengalami keterlambatan dalam pengumpulan tugas
16
Saya terbiasa melakukan sebuah tugas dengan cepat dan segera
17
Tugas akademik lebih penting untuk dikerjakan daripada melakukan sebuah hobi
18
Saya terbiasa melaksanakan rencana yang telah saya susun sendiri
19
Saya selalu membuat perencanaan terhadap tugas, akan tetapi perencanaan tersebut nantinya akan saya abaikan
20
Saya kesulitan untuk memenuhi jadwal yang telah saya atau orang lain tetapkan
21
Saya merasa nyaman ketika telah menyusun jadwal pengerjaan tugas-tugas kuliah
22
Saya gagal menyelesaikan tugas kuliah, sesuai dengan jadwal yang telah saya susun
23
Saya sering membuang-buang waktu untuk melakukan hal lain yang lebih menyenangkan
24
Saya seringkali melanggar target yang telah saya buat sedemikian rupa
25
Saya merasa peduli terhadap rencana yang telah saya susun untuk menyelesaikan sebuah tugas
26
Pengerjaan tugas kuliah tertunda, karena saya sibuk melakukan hal lain yang lebih menyenangkan
27
Saya dengan segera mengerjakan suatu tugas yang memang harus saya hadapi
SS
S
133
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 28
Pernyataan Saya lebih memilih untuk melakukan hobi saya, daripada menyelesaikan tugas akademik
29
Saya selalu mengerjakan tugas kuliah tanpa harus menundanya terlebih dahulu
30
Tugas kuliah yang banyak membuat saya malas untuk mengerjakannya
31
Bagi saya, mengerjakan tugas kuliah merupakan hal yang menyenangkan, sehingga saya tidak mau menunda untuk mengerjakannya
32
Ide saya baru muncul ketika batas akhir pengumpulan tugas sudah dekat, sehingga saya baru mulai mengerjakannya
33
Saya terbiasa untuk langsung mengerjakan tugas yang diberikan
34
Saya secara terus menerus mengatakan “Saya akan mengerjakannya besok”
35
Saya langsung mengerjakan sebuah tugas yang diberikan, tanpa harus membuang-buang waktu terlebih dahulu
36
Saya menghindari hal yang menarik bagi diri saya ketika saya akan mengerjakan sebuah tugas
37
Mengerjakan tugas merupakan sebuah hal yang membosankan, sehingga saya melakukan apa yang saya sukai
38
Saya merasa malas untuk menyelesaikan tugas kuliah dalam waktu yang singkat
39
Saya seringkali menyelesaikan tugas lebih cepat daripada semestinya
40
Saya menunda pengerjaan tugas akademik, meskipun saya memahami deadline pengumpulan tugas tersebut
SS
S
134
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 41
Pernyataan
SS
Waktu yang diberikan dosen sudah cukup, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan deadline
42
Saya terbiasa menunda mengerjakan tugas kuliah
43
Saya mengerjakan tugas sesuai dengan jadwal, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tepat waktu
44
Meskipun saya melakukan banyak hal lain di luar kuliah, namun saya tetap bisa menyelesaikan tugas kuliah dengan baik Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatiataukosong. Terimakasih.
S
135
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
SKALA 2 No 1
Pernyataan Segala sesuatu yang saya lakukan saat ini, akan menentukan apa yang saya alami besok
2
Permasalahan dalam kelompok bukanlah hal yang harus saya perhatikan
3
Saya selalu menolak adanya perubahan dalam hidup
4
Mengerjakan tugas yang sulit hanya akan memberikan rasa lelah bagi diri saya sendiri
5
Saya memberanikan diri untuk mengikuti sebuah aktivitas baru yang belum pernah saya ikuti sebelumnya
6
Tugas yang sulit membuat saya bekerja lebih keras dalam mengerjakannya
7
Saya mengalami ketakutan untuk mempelajari hal-hal baru
8
Saya merasa gagal dalam memenuhi rencana yang telah saya buat
9
Saya mencari situasi yang baru dan berbeda dalam lingkungan tempat saya belajar
10
Keterlibatan saya dalam sebuah hal tidak memberikan dampak positif dalam kehidupan saya
11
Ada pembelajaran yang bisa diambil dari segala permasalahan yang terjadi dalam kehidupan saya
12
Saya melibatkan diri dengan sungguh-sungguh pada apa yang saya lakukan, karena saya percaya bahwa itu merupakan salah satu jalan untuk meraih tujuan hidup saya
13
Tugas yang sulit merupakan tugas yang sering saya abaikan
14
Saya lebih memilih untuk memberikan pendapat dalam tugas kelompok, daripada diam dan tidak memberikan andil apapun
15
Memberikan pendapat di dalam sebuah tugas kelompok bukanlah sebuah hal yang wajib untuk dilakukan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
16
Saya mengesampingkan tugas-tugas yang saya anggap sulit
17
Saya percaya bahwa setiap masalah yang saya alami dalam kehidupan ini dapat membuat saya menjadi lebih dewasa
18
Tugas yang sulit akan saya kerjakan dengan sungguhsungguh
19
Kesuksesan akan datang dengan sendirinya
20
Perubahan yang terjadi di dalam kehidupan membuat saya tidak nyaman dan tidak dapat menikmati hidup
21
Saya biasanya menyerah jika harus menghadapi tugas yang sulit
22
Saya mau mengerjakan tugas yang sulit, karena saya bisa belajar banyak hal
23
Dalam tugas kelompok, saya akan memilih tugas yang baru dan belum pernah saya lakukan
24
Saya senang berpetualang, karena saya percaya bahwa saya akan mendapatkan pengalaman baru
25
Saya memilih untuk berdiam diri, karena saya percaya bahwa semua akan menjadi indah pada waktunya
26
Berpetualang merupakan hal yang membuang-buang waktu
27
Saya seringkali menggali informasi yang lebih dalam sebelum mengerjakan tugas
28
Bila saya merencanakan sesuatu, saya cukup yakin dapat melaksanakannya
29
Saya memilih untuk melakukan kegiatan lain di luar kuliah, daripada menyendiri dalam kegiatan sehari-hari
30
Usaha dan kerja keras bukanlah jaminan untuk mencapai kesuksesan
32
Saya akan belajar dan bekerja keras untuk mendapatkan pembelajaran baru dalam kehidupan
SS
S
137
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
SS
34
Saya akan berdiam diri di kos setelah kuliah selesai
35
Saya bersemangat dalam mengerjakan berbagai tugas yang
138
S
sulit saya pahami 36
Saya merasa mampu untuk mengendalikan dan mengubah situasi yang tidak menyenangkan
37
Adanya perubahan dalam kehidupan membuat saya ingin selalu belajar memahami dan mengenal diri saya sendiri
38
Saya merasa cemas terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan saya
39
Daripada bepergian bersama teman-teman, lebih baik saya berdiam diri di dalam kamar
40
Saya selalu berusaha untuk aktif dalam setiap pemecahan masalah pada sebuah kelompok
41
Segala sesuatu yang saya lakukan saat ini akan menentukan apa yang saya alami besok
42
Saya merasa kesulitan dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup saya
43
Permasalahan yang saya alami di dalam kehidupan membuat saya merasa tidak berdaya
44
Saya menolak untuk menerima tugas yang baru dan belum pernah saya lakukan sebelumnya
45
Ketertarikan saya terhadap sebuah tugas membuat saya bersemangat untuk mengerjakannya
46
Menurut saya setiap orang pasti akan mengalami perubahan di dalam kehidupannya, dan itu merupakan suatu hal yang wajar Periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati atau kosong.
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Lampiran 3 Hasil Seleksi Aitem Skala Hardiness Dan Skala Prokrastinasi Akademik Skala Prokrastinasi Akademik
48 51 32 23 24 2 25 40 50 44 47 10 12 35 5 31 46 13 9 18 37 42 26 52 14 28 49 41 6 38
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
127,6667
358,226
,795
,947
127,6167 127,6167 127,9000 127,4833 127,6500 127,8333 127,7000 127,7167 127,5000 127,6333 127,4833 127,9167 127,5833 127,8500 128,1167 127,7000 128,1500 127,7333 128,0000 128,0167 127,5333 128,1833 127,6500 127,7333 128,2833 127,6833 128,0000 127,5833 128,1667
360,783 361,223 363,447 361,237 357,791 361,768 361,942 358,681 365,644 362,101 362,559 363,095 365,196 358,638 365,596 361,569 365,825 363,656 364,475 365,813 364,151 366,390 364,706 365,385 365,766 367,237 368,814 362,552 366,785
,770 ,753 ,726 ,715 ,712 ,711 ,699 ,689 ,664 ,647 ,646 ,640 ,637 ,635 ,633 ,632 ,612 ,610 ,581 ,573 ,571 ,558 ,553 ,549 ,547 ,547 ,541 ,537 ,519
,947 ,947 ,947 ,947 ,947 ,947 ,947 ,947 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948 ,948
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1 4 21 43 3 8 19 20 34 36 11 17 27 45 22 16 29 30 33 7 39 15
127,9167 128,2667 127,3333 127,8833 127,9333 127,6500 128,4833 127,6667 127,8000 128,3000 127,6667 127,9333 128,2167 128,2333 127,3833 128,2333 127,5000 127,9833 128,5000 128,1333 127,3667 128,6333
368,281 369,080 370,633 368,071 367,419 370,469 371,610 370,192 371,315 370,485 373,243 370,775 372,952 375,572 374,715 375,775 376,966 377,135 378,220 379,575 381,694 384,236
,507 ,490 ,487 ,477 ,457 ,446 ,440 ,418 ,374 ,371 ,329 ,325 ,319 ,310 ,256 ,248 ,196 ,183 ,151 ,060 -,009 -,130
140
,948 ,948 ,949 ,949 ,949 ,949 ,949 ,949 ,949 ,949 ,949 ,950 ,949 ,949 ,950 ,950 ,950 ,950 ,950 ,951 ,951 ,951
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Skala Hardiness
39 61 12 52 4 57 62 21 51 54 25 35 34 23 33 65 40 43 11 49 37 19 48 31 53 56 42 17 27 22 20 66 46 28 50 6 64
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
194,3500
279,519
,683
,907
194,6667 194,6167 194,3333 194,4667 194,7000 194,5667 194,6167 194,7000 194,3833 194,6333 194,5667 194,3167 194,2167 194,5000 194,5833 194,7500 194,5000 194,5000 194,6667 194,1333 194,1833 194,8333 194,9500 194,2833 194,1667 194,3833 194,4667 194,7833 194,8500 194,1833 194,7833 194,9167 194,3833 194,5000 194,1000 194,4667
278,294 280,105 278,701 278,965 279,231 280,385 277,935 278,790 279,901 280,846 282,758 281,305 280,986 280,220 282,484 281,682 282,492 280,627 283,616 285,033 283,678 279,870 280,964 283,529 285,768 285,223 284,999 282,410 282,062 284,762 282,613 285,162 285,732 283,847 285,990 285,134
,655 ,639 ,627 ,619 ,590 ,585 ,572 ,567 ,565 ,560 ,551 ,550 ,546 ,534 ,520 ,496 ,493 ,481 ,473 ,466 ,459 ,450 ,438 ,436 ,423 ,422 ,420 ,417 ,389 ,384 ,383 ,371 ,371 ,363 ,361 ,354
,907 ,907 ,907 ,907 ,908 ,908 ,907 ,908 ,908 ,908 ,908 ,908 ,908 ,908 ,908 ,908 ,909 ,908 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,909 ,910 ,910
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59 63 7 45 47 32 24 8 13 1 18 58 14 16 26 36 55 15 2 9 5 38 44 41 60 29 30 10 3
194,8000 194,9333 194,4167 194,4167 194,2667 194,4167 194,9667 194,5000 194,6333 194,7667 195,0833 194,5333 195,0667 194,5667 195,2667 194,7833 195,2000 194,4833 195,2000 194,3500 194,6000 194,3333 194,7000 195,2667 194,5333 194,6667 195,5000 195,5000 195,4167
283,892 284,809 286,451 285,874 286,606 285,129 286,575 282,864 283,694 284,114 285,298 288,219 285,894 287,979 286,843 287,156 288,400 288,966 287,383 289,757 288,007 289,006 289,908 290,843 291,473 291,853 295,610 295,847 302,145
,352 ,351 ,344 ,320 ,319 ,314 ,309 ,304 ,302 ,291 ,282 ,273 ,251 ,225 ,218 ,215 ,191 ,189 ,189 ,179 ,174 ,173 ,135 ,077 ,067 ,031 -,134 -,136 -,369
142
,910 ,910 ,910 ,910 ,910 ,910 ,910 ,910 ,910 ,910 ,910 ,910 ,911 ,911 ,911 ,911 ,911 ,911 ,911 ,911 ,911 ,911 ,911 ,912 ,912 ,913 ,913 ,913 ,916
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 Reliabilitas Skala Hardiness Dan Skala Prokrastinasi Akademik
Reliabilitas Hardiness
Cronbach's Alpha
N of Items
,911
66
Relaiabilitas Prokrastinasi Akademik
Cronbach's Alpha ,949
N of Items 52
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Deskripsi Data Penelitian
Statistik
Mean
Xmax
Xmin
Variabel
Empiris
142,23
174
105
Hardiness
Teoretis
115
184
46
Variabel
Empiris
96,8
144
52
Prokrastinasi Akademik
Teoretis
110
176
44
t
Sig
23,265
0,00
-6,548
0,00
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
Lampiran 6 Linearitas Prokrastinasi Akademik Dan Aspek Hardiness
ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares
Prokrastinasi *
F
Sig.
Square
(Combined)
9388,119
13
722,163
1,967
,033
Between
Linearity
2728,801
1 2728,801
7,432
,008
Groups
Deviation from
6659,318
12
554,943
1,511
,136
Within Groups
31575,641
86
367,159
Total
40963,760
99
Linearity
Commitment
ANOVA Table Sum of
Df
Mean
Squares (Combined)
Prokrastinasi *
14559,926
Sig.
Square 19
766,312
2,322
,005
1 9629,147 29,175
,000
Between
Linearity
9629,147
Groups
Deviation from
4930,779
18
273,932
Within Groups
26403,834
80
330,048
Total
40963,760
99
Linearity
Control
F
,830
,661
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
ANOVA Table Sum of
df
Mean
Squares (Combined)
Prokrastinasi *
Between
Linearity
Groups
Deviation from
17606,852 5153,091
Sig.
Square 26
677,187
2,116
,007
1 5153,091 16,106
,000
12453,761
25
498,150
Within Groups
23356,908
73
319,958
Total
40963,760
99
Linearity
Challenge
F
1,557
,075
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Lampiran 7 Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Prokrastinasi N
Control
Commitment
Challenge
100
100
100
100
96,6800
48,7900
34,0600
59,3800
20,34147
4,24096
3,09388
5,72745
Absolute
,070
,106
,094
,095
Positive
,070
,085
,094
,095
Negative
-,064
-,106
-,073
-,088
Kolmogorov-Smirnov Z
,702
1,065
,941
,952
Asymp. Sig. (2-tailed)
,708
,207
,339
,325
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Hasil Korelasi Product Moment Correlations Prokrastinasi Pearson Correlation Prokrastinasi
1
Pearson Correlation
-,417** ,000
Sig. (1-tailed) N
Hardiness
Hardiness
100
100
-,417**
1
Sig. (1-tailed)
,000
N
100
100
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
Lampiran 9 Hasil Korelasi Product Moment (Aspek)
Correlations Prokrastinasi
Control
Commitment
Challenge
Prokrastinasi Control
-,485
Commitment
-,258
,631
Challenge
-,355
,769
,641
Pearson Correlation
Prokrastinasi
Sig. (1-tailed)
N
.
Control
,000
Commitment
,005
,000
.
Challenge
,000
,000
,000
.
Prokrastinasi
100
100
100
100
Control
100
100
100
100
Commitment
100
100
100
100
Challenge
100
100
100
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Lampiran 10 Sumbangan (Koefisien Determinasi) Model Summaryb Model
1
R
,489a
R
Adjusted
Std.
Square
R
Error of
R
F
Square
the
Square
Change
Estimate
Change
,215 18,02014
,239
,239
Change Statistics
10,050
df1
df2
DurbinSig. F
Watson
Change
3
96
,000
1,296