PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENERIMAAN ORANG TUA DENGAN ASERTIVITAS REMAJA AKHIR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Sesilia Widaningtyas NIM : 109114070
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENERIMAAN ORANG TUA DENGAN ASERTIVITAS REMAJA AKHIR
Oleh: Sesilia Widaningtyas
NIM: 109114070
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing,
ranggal
!1
...':if:1 ?!.15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
HUBIINGAI\ ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENERIMAAIY ORANG TUA DENGAN ASERTIVTTAS REMAJA AKHIR
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Sesilia Widaningffas
i 109114070
gffis g
-S'; oinyata$\arr **1dftt
ry
" q /iffigoil-T 1-o i 11:: \\" b
e ffi'{h &ffi.9 t?
Sylvia carolirp M.Y.M, tr,t.
Fr
si.;
Yoryakarta,. fl
.5.
..MAY..?ntq
Sanata Dharma
Widiyanto, M. Si
l1l
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
“Hidupmu itu tergantung seberapa besar kamu mau mengusahakannya”
“Jadilah manusia yang penuh dengan pertanyaan, terus mengolah diri” – Monica E. M.
“Whatever you ask for in prayer, Believe that you have received it, And it will be yours" (Mark 11 : 24 )
“MAU > BISA” – Stefanus R.
“Bersyukur untuk semua hal yang pernah terjadi dalam hidup”
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karya ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Dan Bunda Maria Bapak dan Ibu yang tercinta Adik dan My Brothers Keluarga besarku Sahabat - sahabatku Teman-teman Seperjuangan Psikologi 2010
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta. 5 Mci 2015 Penulis"
Sesilia Widaningtyas
V1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENERIMAAN ORANG TUA DENGAN ASERTIVITAS REMAJA AKHIR Sesilia Widaningtyas ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas remaja akhir. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja akhir yang berusia 16 – 18 tahun. Jumlah subjek adalah 125 orang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas remaja akhir. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan dua skala Likert yaitu skala persepsi terhadap penerimaan orang tua dan skala asertivitas. Reliabilitas Skala persepsi terhadap penerimaan orang tua adalah 0,940 dan reliabilitas Skala asertivitas adalah 0,822. Reliabilitas diperoleh menggunakan teknik Cronbach’s Alpha. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan korelasi Spearman dan diperoleh nilai korelasi sebesar 0,449 dengan nilai signifikan sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas remaja akhir.
Kata kunci
: penerimaan orang tua, asertivitas, remaja akhir
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATIONSHIP BETWEEN PERCEPTION OF PARENTAL ACCEPTANCE AND ASSERTIVE OF LATE ADOLESCENCE Sesilia Widaningtyas ABSTRACT This study was conducted to determine the relationship between perception of parental acceptance and assertiveness of late adolescence. In this research, the participants were the late adolescence who has aged 16 to 18 years old. There were 125 participants. The hypothesis of this research was that there was a positive relationship between perception of parental acceptance and assertiveness of late adolescence. The data in this research were obtained by using two Likert scales. They were perception of parental acceptance scale and assertiveness scale. Reliability of the perception of parental acceptance scale was 0.940 and reliability of the assertiveness scale was 0.822. Reliability were obtained by using technique of Cronbach Alpha. The data in this research was analyzed by using the Spearman correlation. The correlation value was 0.449 with a significant value of 0.000 (p < 0,05). This result means that there was a positive and significant relationship between perception of parental acceptance and assertiveness of late adolescence.
Keywords: parental acceptance, assertiveness, late adolescence
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama
: Nomor Mahasiswa :
:
Sesilia Widaningtyas 109114070
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PENERIMAAN ORANG TUA DENGAN ASERTIVITAS REMAJA AKHIR beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta rjin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Padatanggal:5 Mei 2015
Yang menyatakan,
(Sesilia Widaningtyas)
IX
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena penyertaan dan tuntunanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua dengan Asertivitas Remaja Akhir”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan banyak pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si. selaku dekan Fakultas Psikologi. Terima kasih atas pelajaran yang diberikan selama kuliah di psikologi. 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M, Si. selaku kepala program studi. Terima kasih atas bantuan dan pelajaran yang diberikan dalam kelancaran proses pembuatan skripsi ini. 3. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M., M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas waktu, tenaga, pelajaran dan dorongannya dalam proses bimbingan pembuatan skripsi sehingga dapat terselesaikan. 4. Ibu Debri Pristinella, M. Si. dan bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku dosen penguji. Terima kasih atas bantuannya dalam perbaikan skripsi agar menjadi lebih baik. 5. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, M. Psi. selaku dosen pembimbing akademik. Terimakasih untuk bimbingannya selama kuliah di psikologi, khususnya ketika bimbingan KRS, terima kasih atas saran dan pelajarannya selama ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Ibu C. Sundharning dan bapak M. Widjojoseno yang senantiasa memberi dukungan, nasehat dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Bapak dan Ibu adalah orang-orang yang selalu memberikan keyakinan dan ketenangan sehingga skripsi ini bisa selesai. 7. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi yang telah membagikan ilmu dan pelajaran hidup yang sangat berarti untuk saya. 8. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi, Bu Nanik, Mas Gandung, Pak Gi’, Mas Muji, dan Mas Donny yang senantiasa membantu dan mendukung saya, terima kasih atas bantuannya. 9. Keluarga besarku, terutama My Brothers, Danu, Rio, Wahyu, Agung, Ivan, yang selalu kompak dan menjadi teman bermusik dari dulu sampai sekarang. Terima kasih selalu mau menghibur dan menemaniku ketika merasa lelah dalam mengerjakan skripsi. 10. Sahabat-sahabatku, Ghea, Lucia Anin, Fiona, Pudji, Vienna, Tista, Pino, Esti “ntong”, Lola. Terima kasih untuk semua pengalaman & kebersamaannya selama ini, sedih, senang, konyol & masih banyak cerita lainnya. Terima kasih sudah mau saling menguatkan selama pengerjaan skripsi ini. Aku bersyukur bisa mengenal dan bersama kalian. 11. Teman-teman yang membantuku dalam kelancaran pengambilan data skripsi, Wahyu, Regina, Vienna, Lucia Anin, Pino, Tista, Ghea, Uli, Sandi, Ika, Yohana, Cicil, Luna, Rika, Ninda, Tari, Tutut, Tyas, Deo, Keke, Agung, Ica. Terima kasih sudah mau membantuku.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12. Teman-teman bimbingan Bu Sylvi, Fiona “Simbah”, Yovi Koleta, Hoyi, Tutut, Tyas, Riska, Maya, Iwan, Ninda, Sondra, Melati, Sr. Marcel, Yutti, Keket. Terima kasih sudah selalu menyemangati, berbagi informasi tentang bimbingan dan skripsi. 13. Semua subjek penelitian yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi skala penelitian ini. 14. Teman-teman Psikologi angkatan 2010 yang juga sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi. Terima kasih sudah saling menyemangati kalau bertemu di manapun. 15. Orang-orang yang pernah memberikan inspirasi, semangat dan motivasi kepada saya walaupun jauh di sana dan dimanapun kalian berada. 16. Orang-orang yang mungkin saya lupa atau tidak sempat saya sebutkan. Terimakasih atas bantuannya baik itu langsung maupun tidak langsung sehingga saya dapat mengerjakan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis menerima segala masukkan yang membangun demi perbaikan penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang dan kiranya Tuhan senantiasa memberkati kita semua. Yogyakarta, 22 Februari 2015
Penulis, Sesilia Widaningtyas
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii BAB I:
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
BAB II:
LANDASAN TEORI ....................................................................... 11 A. Asertivitas .................................................................................. 11
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Pengertian Asertivitas ................................................................ 11 2. Aspek Asertivitas ....................................................................... 12 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asertivitas .......................... 13 4. Pentingnya Asertivitas ................................................................ 17 B. Penerimaan Orang Tua ............................................................... 18 1. Pengertian Penerimaan Orang Tua ............................................. 18 2. Aspek Penerimaan Orang Tua ................................................... 19 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Orang Tua ...... 21 C. Remaja Akhir ............................................................................. 22 1. Definisi ....................................................................................... 22 2. Perkembangan Remaja Akhir .................................................... 23 a. Perkembangan Fisik/Biologis .................................................... 23 b. Perkembangan Kognitif ............................................................. 24 c. Perkembangan Sosial ................................................................. 25 D. Persepsi Remaja Akhir Terhadap Penerimaan Orang Tua .......... 27 E. Hubungan antara Penerimaan Orang Tua dengan Asertivitas Remaja ........................................................................................ 28 F. Skema .......................................................................................... 34 G. Hipotesis ..................................................................................... 35 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 36 A. Jenis Penelitian ........................................................................... 36 B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 36 C. Definisi Operasional ................................................................... 37
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Subjek Penelitian ........................................................................ 38 E. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 39 F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 43 1. Validitas ..................................................................................... 43 2. Reliabilitas ................................................................................. 43 3. Seleksi Aitem ............................................................................. 45 G. Metode Analisis Data ................................................................. 48 1. Uji Normalitas ............................................................................ 48 2. Uji Linearitas .............................................................................. 49 3. Uji Hipotesis .............................................................................. 49 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 50 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 50 B. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................... 50 C. Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 52 D. Analisis Data Penelitian ............................................................. 53 1. Uji Normalitas ............................................................................ 53 2. Uji Linearitas .............................................................................. 54 3. Uji Hipotesis .............................................................................. 55 E. Pembahasan ................................................................................ 56 BAB V:
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 62
A. Kesimpulan ...................................................................................... 62 B. Saran ................................................................................................. 62 1. Bagi Orang Tua .................................................................... 62
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Bagi Subjek Penelitian ......................................................... 63 3. Bagi Peneliti Selanjutnya ..................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 65 LAMPIRAN ....................................................................................................... 70
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.
Blue Print Skala Asertivitas Sebelum Uji Coba ............................ 40
Tabel 3.2.
Distribusi Item Skala Asertivitas Sebelum Uji Coba .................... 41
Tabel 3.3.
Blue Print Skala Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua Sebelum Uji Coba .......................................................................... 41
Tabel 3.4.
Distribusi Item Skala Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua Sebelum Uji Coba .......................................................................... 42
Tabel 3.5.
Distribusi Item Skala Asertivitas Setelah Uji Coba ...................... 45
Tabel 3.6.
Blue Print Skala Asertivitas Setelah Uji Coba .............................. 46
Tabel 3.7.
Distribusi Item Skala Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua Setelah Uji Coba ........................................................................... 47
Tabel 3.8.
Blue Print Skala Penerimaan Orang Tua Setelah Uji Coba .......... 48
Tabel 4.1.
Deskripsi Subjek Penelitin ............................................................ 51
Tabel 4.2.
Deskripsi Data Penelitian .............................................................. 52
Tabel 4.3.
Hasil Uji Normalitas (Tes of Normality) ....................................... 53
Tabel 4.4.
Hasil Uji Linearitas (ANOVA Table) ............................................ 54
Tabel 4.5
Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 55
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema ............................................................................................... 34
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Skala Tryout ............................................................................... 70
Lampiran 2.
Reliabilitas .................................................................................. 85
Lampiran 3.
Skala Penelitian .......................................................................... 94
Lampiran 4.
Mean Empirik .............................................................................. 106
Lampiran 5.
Uji Normalitas ............................................................................ 108
Lampiran 6.
Uji Linearitas .............................................................................. 110
Lampiran 7.
Uji Hipotesis ............................................................................... 112
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, semakin banyak remaja yang terlibat dalam perilaku kriminal. Salah satu kasus yang terjadi adalah kasus pembunuhan berencana yang dilakukan oleh lima orang remaja usia 14-17 tahun di Yogyakarta. Pembunuhan tersebut dilakukan karena pelaku YS (17 tahun) merasa tersinggung dengan pesan singkat dari korban NAS (15 tahun). Oleh karena itu, YS bersama teman-temannya berencana untuk memberi pelajaran kepada korban dan berakhir pada tewasnya korban (www.tempo.co). Permasalahan lain yang juga terjadi pada remaja yaitu narkoba, merokok di kalangan remaja, dll. BNN menyatakan jumlah pengguna narkotika di Indonesia saat ini sudah mencapai angka 4,5 juta orang dan angka ini meningkat selama 2 tahun terakhir (news.detik.com). Kalangan pelajar masih mendominasi kasus penggunaan narkoba di DIY selama januari-april 2014 dengan 110 kasus pada anak SMA (www.jogja.solopos.com). Perokok di kalangan remaja usia 15 – 19 tahun di Yogyakarta meningkat dari 7,1 persen menjadi 43,3 persen (news.metronews.com). Selain itu, Psikolog forensik Lia Sutisna Latief menyatakan bahwa sebelum tahun 2010, remaja di bawah 18 tahun belum mampu melakukan kejahatan berat ganda, apalagi merancang pembunuhan. Namun,
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
mungkin karena mudahnya mendapat informasi di abad informasi ini, remaja semakin dini meniru kejahatan orang dewasa (megapolitan.kompas.com). Berdasarkan kasus-kasus yang terjadi, permasalahan terjadi pada rentang usia remaja akhir. Salah satu penyebab munculnya permasalahan remaja akhir tersebut adalah pengaruh teman sebaya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Kasi Media Tradisional Diseminfo Deputi Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) bahwa penyalahgunaan narkoba awalnya adalah coba-coba karena pengaruh teman atau lingkungan (news.okezone.com). Selain itu, kasus pembunuhan yang terjadi di Yogyakarta memaparkan bahwa pembunuhan tersebut sudah direncanakan oleh YS dan teman-temannya. Dalam hal ini, tindakan kriminal tersebut dilakukan oleh sekelompok remaja. Hal ini menunjukkan adanya konformitas di kalangan remaja. Konformitas adalah sebuah pengaruh sosial dimana seseorang mengubah sikap dan perilaku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada (Baron & Byrne, 2005). Remaja merasa ingin diterima oleh kelompoknya sehingga berusaha mengikuti perilaku kelompoknya untuk menggunakan narkoba. Penelitian yang dilakukan oleh Komasari dan Helmi (2000) menemukan bahwa lingkungan teman sebaya memberikan pengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja. Selain itu, hasil penelitian Adhityawan (2010) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara konformitas dan kenakalan remaja. Semakin tinggi tingkat konformitas remaja,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
maka semakin tinggi pula kenakalan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Cynthia (2007) menemukan bahwa subjek yang memiliki tingkat konformitas kelompok yang tinggi cenderung sering melakukan perilaku seks bebas. Konformitas di kalangan remaja tersebut menunjukkan bahwa remaja tidak asertif. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hawari (Anindyajati & Karima, 2004) menyebutkan bahwa 97% penyalahguna narkoba adalah remaja. Pada penelitian tersebut juga memaparkan bahwa 81,3% remaja mengaku mulai mencoba narkoba karena pengaruh atau bujukan teman. Remaja yang cenderung untuk mengikuti temannya biasanya memiliki kesulitan untuk menampilkan dirinya, mengungkapkan keinginan, perasaan serta pikirannya. Hal tersebut membuat remaja menjadi sulit untuk mengekspresikan penolakan terhadap pengaruh negatif dari temannya dan cenderung untuk tidak menjadi diri sendiri melainkan mengikuti orang lain (Anindyajati & Karima, 2004). Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Family and Consumer dalam Marini & Andriani (2005) memaparkan bahwa kebiasaan merokok, penggunaan alkohol, napza serta hubungan seksual berkaitan dengan ketidakmampuan remaja untuk bersikap asertif. Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh remaja di Yogyakarta di atas juga menunjukkan bahwa remaja tidak menyelesaikan masalahnya dengan asertif melainkan dengan perilaku agresif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Menurut Alberti dan Emmons (1986), kedudukan perilaku asertif berada di antara perilaku agresif dan pasif sehingga perilaku asertif itu lebih adaptif. Menurut Rathus dan Nevid (Rosita, 2007) asertif adalah perilaku yang berani untuk jujur dan terbuka dalam mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan perasaannya secara apa adanya serta berani untuk menolak hal yang tidak masuk akal dari figur otoritas dan standar yang berlaku di masyarakat. Di samping mampu mengkomunikasikan segala kebutuhan, pikiran dan perasaannya, hal lain yang juga ada yaitu tetap menghargai hak-hak orang lain (Alberti dan Emmons, 1986). Terdapat beberapa masalah yang ditimbulkan akibat tidak asertif. Penelitian Husetiya (2010) menyatakan bahwa asertivitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik. Individu yang kurang asertif, kurang mau untuk mencari bantuan sehingga kesulitan untuk menyelesaikan pekerjaan dan menundanya. Penundaan yang dilakukan individu berdampak pada kurang optimalnya hasil pekerjaan. Selain itu, ketidakmampuan seseorang untuk mengungkapkan kebutuhan, perasaan dan pikirannya tersebut juga dapat berdampak pada kepercayaan diri seseorang (Rosita, 2007). Orang yang tidak mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya akan merasa ditolak oleh orang lain sehingga dapat berdampak pada kepercayaan dirinya. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki asertivitas yang rendah atau tidak asertif akan memiliki kepercayaan diri yang rendah pula. Prokrastinasi akademik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
dan rendahnya kepercayaan dri pada akhirnya dapat berdampak pada terhambatnya perkembangan diri seseorang. Asertivitas menjadi suatu hal yang penting dalam kehidupan remaja akhir. Asertivitas dibutuhkan remaja akhir agar terhindar dari perilaku yang negatif. Selain itu, kemampuan remaja akhir untuk berperilaku asertif diperlukan untuk keberhasilan remaja akhir dalam melewati tahap perkembangannya. Terdapat dua nilai yang penting bagi remaja pada tahap perkembangannya, yaitu pemenuhan diri dan mengekspresikan diri (Santrock, 2003). Kemampuan untuk berperilaku asertif ini penting bagi remaja akhir dalam usaha untuk mengekspresikan dirinya karena dengan asertif, remaja akhir bisa mengekspresikan kebutuhan, pikiran dan perasaannya tanpa rasa takut sehingga kebutuhannya terpenuhi. Muhammad dalam Rosita (2007), berpendapat bahwa ada beberapa keuntungan yang didapat bila berperilaku asertif yaitu keinginan, kebutuhan dan perasaan seseorang untuk dimengerti oleh orang lain dapat terpenuhi. Menurut Rathus dan Nevid (dalam Rosita, 2007), asertivitas muncul pada diri remaja akhir karena terdapat penghargaan diri (self-esteem) terhadap dirinya. Remaja akhir merasa yakin bahwa apa yang dilakukannya sangat berharga sehingga harapannya dapat dipenuhi dengan cara mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya. Keterkaitan ini didukung oleh hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa semakin tinggi harga diri, semakin tinggi pula asertivitas remaja (Anindyajati & Karima, 2004). Adanya perasaan dihargai dan diterima
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
tersebut membuat seseorang lebih lebih nyaman untuk mengekspresikan dirinya. Di dalam situasi yang aman dan nyaman tersebut, seseorang akan lebih tergerak untuk mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan kebutuhannya tanpa rasa takut dan tertekan. Menurut Coopersmith (Subowo dan Martiarini, 2009), salah satu hal penting dalam pembentukan penghargaan dalam diri seseorang adalah penerimaan. Penerimaan tersebut diperoleh remaja akhir dari lingkungan sekitarnya, salah satunya keluarga. Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan paling berpengaruh bagi seseorang (Ngahu, 2006). Keluarga merupakan salah satu tempat seseorang untuk bertumbuh dan berkembang. Di dalam keluarga, anak memperoleh kemampuan dasar baik intelektual maupun sosialnya. Keluarga juga merupakan tempat dimana seseorang pertama kali belajar berinteraksi dengan orang tua, kakak atau adik. Hal ini kemudian dapat berpengaruh kepada interaksi seseorang di dalam masyarakat. Di dalam keluarga, orang tua berperan besar pada perkembangan seorang anak. Pengalaman anak dengan orang tua di masa kecil juga penting dalam menentukan kompetensi sosial dan kesejahteraan sosial anak di masa mendatang (Santrock, 2012). Menurut Rohner (dalam Kuterovac-Jagodic & Kerestes, 1996), penerimaan orang tua didefinisikan sebagai sikap orang tua yang menunjukkan rasa cinta dan afeksi kepada anak secara fisik maupun verbal. Suasana yang hangat dan penuh penerimaan dari orang tua akan membuat seseorang merasa dihargai dan diterima. Hal ini dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
membuat anak memiliki harga diri yang tinggi sehingga dapat memunculkan perilaku yang asertif. Terdapat beberapa dampak negatif akibat kurangnya penerimaan dari orang tua. Hasil penelitian yang dilakukan Akse, Hale III, Engels, Raaijmakers & Meeus (2004) menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara penolakan dari orang tua dengan agresi dan depresi pada remaja. Semakin tinggi penolakan, maka semakin tinggi pula agresi dan depresi pada remaja. Selain itu, hasil penelitian lain menunjukkan bahwa ada hubungan antara penolakan dari orang tua dengan depresi. Semakin tinggi penolakan dari orang tua, maka semakin tinggi pula tingkat depresi (Crook, Raskin & Elliot, 1981). Orang dewasa yang mengalami penolakan pada waktu masih anak-anak cenderung untuk menilai dirinya rendah atau memiliki self-esteem dan self-adequacy yang rendah. Mereka cenderung dependen, kurang tanggap secara emosi dan memandang dunia sebagai suatu hal yang negatif (Rohner dalam Robert, 1979). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kurangnya penerimaan dari orang tua akan memberi pengaruh negatif bagi remaja seperti agresi, depresi, rendahnya harga diri. Oleh karena itu, penerimaan dari orang tua menjadi faktor yang penting bagi perkembangan remaja akhir menuju ke arah yang positif. Di masa remaja akhir, mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan teman sebaya. Kelompok teman sebaya merupakan sumber afeksi, simpati, pemahaman, tempat bagi sebuah eksperimen dan pengaturan untuk mencapai kemandirian dari orang tua (Papalia, Feldman & Martorell, 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Remaja akhir adalah tahap dimana seseorang ingin menuju pada kemandirian. Namun, meskipun remaja akhir beranjak ke arah kemandirian, mereka masih perlu menjalin relasi dengan keluarganya (Hair dalam Santrock, 2012). Jika seseorang tidak mendapatkan pengakuan dan dukungan dari keluarga, maka ia akan mencari hal tersebut di luar keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa peran orang tua menjadi penting bagi remaja akhir. Namun, seringkali para orang tua yang sudah terbiasa dengan peralihan kehidupan dewasa merasa sulit untuk menelaah kembali dan mengubah hubungan mereka dengan anak yang remaja (Budyatna & Ganiem, 2011). Konflik orang tua dan remaja juga semakin meningkat pada masa remaja dibanding masa anak-anak (Montremayor & Steinberg dalam Santrock, 2003). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa persepsi terhadap penerimaan orang tua dapat mempengaruhi asertivitas seseorang. Remaja akhir yang merasa diterima oleh orang tua akan membuat dirinya merasa berharga sehingga memiliki harga diri yang tinggi. Harga diri yang tinggi tersebut akan mendorong remaja akhir untuk bersikap asertif. Asertivitas muncul disebabkan dalam situasi yang penuh penghargaan tersebut, remaja akhir akan lebih merasa nyaman untuk asertif. Sejauh pengetahuan peneliti, belum ada penelitian yang meneliti hubungan antara kedua variabel. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas remaja akhir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas pada remaja akhir?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas remaja akhir.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Psikologi Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi perkembangan.
2. Bagi Orang Tua Melalui penelitian ini, orang tua dapat mengetahui apakah persepsi remaja akhir terhadap penerimaan orang tua membuat asertivitas tinggi, sehingga para orang tua dapat berusaha memberikan sikap yang penuh penerimaan, kasih sayang dan kehangatan terhadap anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
3. Bagi Remaja Melalui penelitian ini, diharapkan para remaja akhir menyadari pentingnya asertivitas dalam kehidupan remaja. Asertivitas merupakan hal yang penting bagi remaja akhir. Asertivitas dibutuhkan remaja akhir agar terhindar dari hal-hal yang negatif dan dibutuhkan remaja akhir untuk membantu memenuhi kebutuhan pada tahap perkembangannya. Selain itu, persepsi remaja akhir terhadap penerimaan orang tua juga dapat berkaitan dengan asertivitas remaja akhir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. ASERTIVITAS 1. Pengertian Asertivitas Asertivitas
didefinisikan sebagai
praktek
dari perilaku
yang
memungkinkan seseorang untuk bertindak sesuai dengan ketertarikan mereka atau mampu menunjukkan dirinya tanpa merasa cemas atau mampu mengekspresikan hak-haknya tanpa menyangkal hak-hak orang lain (Alberti dan Emmons, 1986). Asertif adalah perilaku yang menunjukkan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, keyakinan, serta kebutuhankebutuhan individu yang diungkapkan secara jujur, terbuka, wajar dan tidak melanggar hak orang lain (Utamadi dalam Anindyajati & Karima, 2004). Menurut Rathus dan Nevid (dalam Rosita, 2007) asertif adalah perilaku yang berani untuk jujur dan terbuka dalam mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan perasaannya secara apa adanya serta berani untuk menolak hal yang tidak masuk akal dari figur otoritas dan standar yang berlaku di masyarakat.
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Jadi, asertivitas adalah kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan pikiran, perasaan dan keinginannya kepada orang lain secara terbuka dan jujur, berani untuk menolak dan mempertahankan diri tanpa rasa cemas, namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak orang lain.
2. Aspek Asertivitas Menurut Alberti dan Emmons (1986), aspek dari asertivitas yaitu : a. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan dengan orang lain Aspek ini meliputi menempatkan kedua belah pihak dalam kedudukan yang sama atau setara, dapat memulihkan keseimbangan kekuatan dengan cara memberikan kekuatan pribadi serta menjadikannya mungkin bagi setiap orang untuk menang dan tidak seorangpun yang merugi.
b. Bertindak sesuai dengan minatnya sendiri Aspek ini meliputi kemampuan untuk membuat keputusan sendiri, untuk berinisiatif memulai pembicaraan dan mengorganisasikan kegiatan, mempercayai penilaian diri sendiri, untuk menetapkan tujuan dan berusaha meraih tujuan tersebut, untuk meminta bantuan dari orang lain, dapat berpartisipasi di dalam pergaulan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
c. Mampu mempertahankan diri sendiri Aspek ini meliputi kemampuan untuk berkata “tidak”, menentukan batas-batas bagi waktu dan energi untuk menanggapi kritikan atau celaan atau kemarahan dari orang lain, untuk mengekspresikan atau mendukung atau mempertahankan pendapat.
d. Mampu mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman Aspek
ini
meliputi
kemampuan
untuk
menyatakan
ketidaksetujuan, menunjukkan kemarahan, menunjukkan afeksi atau persahabatan, mengakui rasa takut atau kecemasan, mengekspresikan persetujuan atau dukungan, bersikap spontan tanpa rasa cemas yang menyakitkan.
e. Tidak menyangkal hak-hak orang lain Untuk memenuhi ekspresi personal di atas individu melakukannya tanpa kritikan yang tidak adil kepada orang lain, tanpa perilaku yang menyakiti orang lain, tanpa menjuluki, tanpa intimidasi, tanpa manipulasi, tanpa mengendalikan orang lain.
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Asertivitas Menurut Rathus dan Nevid (dalam Rosita, 2007), terdapat enam faktor yang mempengaruhi perkembangan perilaku asertif yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
a. Jenis Kelamin Pada umumnya wanita lebih sulit bersikap asertif seperti mengungkapkan perasaan dan pikiran dibandingkan dengan laki-laki. Di Indonesia, budaya patriarki masih terasa kental. Dalam budaya patriarki, laki-laki dipandang lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan perempuan dan peran pria lebih dominan daripada wanita (Retnowulandari, 2010; Laura & Syifa’ar, 2006). Perbedaan kedudukan tersebut membuat wanita menjadi terbatas dalam mengekspresikan dirinya sehingga perkembangan asertivitas menjadi terhambat.
b. Self esteem Keyakinan yang ada dalam diri seseorang juga mempengaruhi kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. Orang yang memiliki harga diri yang tinggi akan memiliki kecemasan sosial yang rendah sehingga mampu mengungkapkan pendapat dan perasaan tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri.
c. Kebudayaan Tuntutan lingkungan menentukan batas-batas perilaku, dimana batasbatas perilaku itu sesuai dengan usia, jenis kelamin, dan status sosial seseorang. Penelitian yang dilakukan Singhal dan Nagao (1993) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan asertivitas antara budaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
individualistik (barat) dan kolektif (timur). Orang yang berpegang pada budaya kolektif cenderung untuk menjaga keharmonisan sehingga agak sulit untuk mengungkapkan ketidaksetujuannya terlebih pada orang yang lebih tua. Sedangkan pada budaya individualistik lebih mengutamakan pada
saling
bertukar
pendapat
sehingga
lebih
terbuka
dalam
mengungkapkan pikiran dan pendapatnya. Pada masyarakat Jawa, terdapat dua nilai dalam kehidupan keluarga Jawa yaitu “penghormatan” dan “penampilan sosial yang harmonis (rukun)” (Geertz,1983). Selain itu, dalam budaya timur, orang dididik untuk tidak memperlihatkan isyaratisyarat perilaku emosional (Budyatna dan Ganiem, 2011). Hal tersebut membuat seseorang untuk memilih lebih baik diam daripada bertindak sehinggga cenderung pasif.
d. Tingkat Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin luas wawasan
berpikirnya
sehingga
memiliki
kemampuan
untuk
mengembangkan diri dengan lebih terbuka. Pengetahuan dan wawasan yang dimiliki seseorang dapat membantu untuk melancarkan komunikasi dan hubungan interpersonal. Selain itu, pengetahuan dan wawasan yang luas dapat menambah rasa percaya diri sehingga lebih berani untuk megungkapkan pendapat, pikiran dan ide-ide yang dimiliki (Frith & Synder dalam Laura & Syifa’ar, 2006)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
e. Tipe Kepribadian Dalam situasi yang sama tidak semua individu memberikan respon yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh tipe kepribadian seseorang. Seseorang akan bertingkah laku berbeda dengan individu dengan tipe kepribadian lain. Orang yang dengan tipe kepribadian introvert memiliki ciri-ciri ketenangan,
kepasifan,
tidak
berjiwa
sosial,
berhati-hati,
penuh
pemeliharaan, berpikir mendalam, pesimistik, kedamaian, kelembutan, kontrol diri, pasif. Orang yang dengan tipe kepribadian ekstraversi memiliki ciri-ciri aktif, perasaan sosial, kegairahan hidup, optimisme, penghargaan terhadap hubungan dengan sesama, keimpulsifan, rasa humor (Eysenck dalam Feist & Feist, 2006). Orang yang asertif mampu dalam mengungkapkan
dan
mengkomunikasikan
pikiran,
perasaan
dan
keinginannya kepada orang lain. Orang dengan tipe kepribadian ekstraversi akan lebih mudah untuk berperilaku asertif.
f. Situasi tertentu lingkungan sekitarnya Dalam berperilaku seseorang akan melihat kondisi dan situasi dalam arti luas, misalnya posisi kerja antara atasan dan bawahan. Situasi dalam kehidupan tertentu akan dikhawatirkan menggangu. Dalam hal ini, atasan memiliki kedudukan yang tinggi daripada bawahan. Hal ini dapat membuat
bawahan
menjadi
enggan
untuk
ketidaksetujuannya terhadap atasan sehingga tidak asertif.
mengungkapkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
4. Pentingnya Asertivitas Tedapat beberapa manfaat dari asertivitas. Muhammad dalam Rosita (2007), berpendapat bahwa ada beberapa keuntungan yang didapat bila berperilaku asertif yaitu keinginan, kebutuhan dan perasaan seseorang untuk dimengerti oleh orang lain dapat terpenuhi. Manfaat asertivitas yang lain yaitu kepercayaan diri meningkat dan berkurangnya rasa takut dengan orang lain, dapat memberikan energi positif kepada orang lain, dapat mengijinkan dirinya dan orang lain untuk bebas memilih sesuai dengan kehendaknya, mengetahui apa yang mereka butuhan dan rasakan, mampu untuk menjaga hubungan yang baik dengan orang lain (Napoli, Kilbride & Tebbs, 1988). Asertivitas merupakan hal yang penting bagi remaja akhir. Asertivitas dibutuhkan remaja akhir agar terhindar dari hal-hal yang negatif. Remaja akhir yang asertif mampu mengekspresikan penolakan teradap pengaruh negatif dari lingkungannya tanpa rasa cemas sehingga membuatnya terhindar dari perilaku negatif. Selain itu, kemampuan remaja akhir untuk berperilaku asertif diperlukan untuk keberhasilan remaja akhir dalam melewati tahap perkembangannya. Terdapat dua nilai yang penting bagi remaja akhir pada tahap perkembangannya, yaitu pemenuhan diri dan mengekspresikan diri (Santrock, 2003). Asertivitas penting ditanamkan pada remaja akhir karena asertivitas bukan merupakan kemampuan yang lahiriah melainkan kemampuan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
dipelajari sebagai reaksi terhadap berbagai situasi sosial yang ada di lingkungannya (Mauboy, 2011).
B. PENERIMAAN ORANG TUA 1. Pengertian Penerimaan Orang Tua Menurut Rohner (dalam Kuterovac-Jagodic & Kerestes, 1996), penerimaan orang tua didefinisikan sebagai sikap orang tua yang menunjukkan rasa cinta dan afeksi kepada anak secara fisik maupun verbal. Penerimaan
orang
tua
mengacu
kepada
kehangatan,
afeksi,
kepedulian, kenyamanan, perhatian, dukungan atau cinta yang diterima anak dari orang tua atau pengasuh (caregiver) lainnya (Rohner, Khaleque & Cournoyer, 2005). Menurut Lestari (dalam Mayangsari, 2013), penerimaan orang tua adalah sikap dan cara orang tua dalam memperlakukan anak yang ditandai dengan adanya komunikasi orang tua dengan anak, perhatian dan kasih sayang, menghargai anak, memberi kepercayaan serta memperlakukan anak sesuai dengan kemampuannya. Menurut Hurlock (Mayangsari, 2013), penerimaan orang tua adalah sikap dan cara orang tua yang tercermin dari bentuk ketertarikan, kegembiraan dan rasa cinta terhadap anak. Jadi, penerimaan orang tua adalah sikap orang tua atau pengasuh kepada anak yang menunjukkan kehangatan, rasa kasih sayang, penghargaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
dan dukungan, kepercayaan, adanya komunikasi dan ketertarikan bersama dengan anak.
2. Aspek Penerimaan Orang tua PARTheory (Parental Acceptance-Rejection Theory) adalah teori dari sosialisasi dan perkembangan masa hidup yang mencoba untuk memprediksi dan menjelaskan penyebab utama, konsekuensi dan hal lain yang berkaitan penerimaan dan penolakan dari orang tua (parental acceptance and rejection) (Rohner, 1986, 2004; Rohner & Rohner, 1980 dalam Khaleque, Rohner & Cournoyer, 2005). Penerimaan dan penolakan orang tua membentuk dimensi kehangatan (warmth dimension) dalam pengasuhan, yaitu suatu kualitas ikatan afeksi antara orang tua dan anak (Rohner, Khaleque & Cournoyer dalam Lestari, 2012). Kehangatan (warmth/affection) dari orang tua ditunjukkan secara fisik dan verbal. Contoh dari aspek fisik terdiri dari ciuman, pelukan, membelai, dll. Contoh dari aspek verbal terdiri dari memberikan pujian, mengatakan hal-hal yang baik, dll (Rohner, Khaleque & Cournoyer, 2005). Menurut Lestari (Mayangsari, 2013), terdapat empat aspek sikap penerimaan orang tua, yaitu: a. Aspek komunikasi Aspek komunikasi merupakan kemampuan dari orang tua yang dirasakan oleh anak untuk dapat bertutur manis, bersikap terbuka,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
mendengarkan cerita dan tidak mencela kesalahan yang dilakukan anak. Aspek ini juga bentuk perilaku dari orang tua yang mampu membangun komunikasi yang terbuka dan mendengarkan dengan pikiran yang tenang terhadap konflik yang dialami anak.
b. Aspek perhatian dan kasih sayang Aspek perhatian dan kasih sayang merupakan kemampuan orang tua yang dirasakan oleh anak dalam hal memberi perlindungan dan kasih sayang, memperhatikan kemajuan prestasi belajar, memberikan nasehat yang bijaksana dan memberikan dorongan pada anak. Aspek ini juga berbentuk perilaku dari orang tua yang mencintai anak tanpa syarat, mampu menghargai anak sebagai individu yang memiliki perasaan, mengakui hak-hak anak dan kebutuhan untuk mengekspresikannya, menerima dan mengarahkan anak pada perasaan positif, serta senantiasa mendorong anak untuk bebas mengekspresikan emosinya.
c. Aspek keterlibatan orang tua Pada aspek ini, orang tua senantiasa dapat ikut serta berpartisipasi dalam hal-hal yang disukai anak, berminat terhadap rencana dan ambisi anak, melakukan perjalanan bersama-sama, melibatkan anak dalam pekerjaan orang tua. Aspek ini juga dianggap sebagai kemampuan orang tua untuk mengenal segala kebutuhan anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
d. Aspek kepercayaan pada anak Aspek kepercayaan pada anak merupakan kemampuan orang tua dalam melatih bertanggung jawab, melatih mandiri, memberikan kepercayaan dan tidak berharap terlalu banyak terhadap anak. Aspek ini juga sebagai kesediaan orang tua untuk mempercayai dan menilai suatu keputusan anak yang unik dan berusaha menjaganya dalam batasan kepribadian yang sehat dan penyesuaian sosial yang baik.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Orang Tua Menurut Rohner, Khaleque dan Cournoyer (2005), faktor- faktor yang mempengaruhi penerimaan orang tua adalah : a. Lingkungan sosial Sistem sosial budaya yang berlaku di masyarakat memiliki pengaruh terhadap penerimaan orang tua terhadap anak. Hal tersebut berkaitan dengan ekspresi kasih sayang dari orang tua kepada anak. Budaya yang kaku akan membuat orang tua bersikap dingin terhadap anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
b. Faktor spiritual Kepercayaan dan religiusitas seseorang mempengaruhi penerimaan orang tua terhadap anak. Orang tua yang religius dan memiliki nilai agama yang kuat akan memberikan penerimaan yang lebih besar terhadap anak dibandingkan yang kurang religius.
C. REMAJA AKHIR 1. Definisi Remaja adalah individu yang sedang berada pada periode transisi perkembangan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional (Santrock, 2007). Menurut WHO (Sarwono, 2011), remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa, mengalami peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Masa remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir pada sekitar 18 hingga 22 tahun. Masa remaja akhir kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan
(Santrock, 2007). Menurut Berk (2012), masa remaja dibagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
menjadi tiga tahap, yaitu masa remaja awal (11-12 hingga 14 tahun), masa remaja pertengahan (14 hingga 16 tahun), masa remaja akhir (16 hingga 18 tahun).
2. Perkembangan Remaja Akhir Perkembangan individu merupakan pola perubahan yang terus berlangsung selama masa hidup. Tugas-tugas perkembangan remaja akhir yaitu memperluas hubungan antarpribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya, memperoleh peran sosial, menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif, memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, mencari kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri, memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan, mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga, membentuk sistem nilai moral dan falsafah hidup (Havingrust dalam Gunarsa & Gunarsa, 2009). Perkembangan pada masa remaja akhir dapat dilihat dari tiga hal yaitu perkembangan fisik/biologis, kognitif dan sosial. a. Perkembangan Fisik/Biologis Masa pubertas merupakan awal penting yang menandai masa remaja. Pubertas adalah sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung pesat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh. Perubahan yang paling terlihat jelas pada masa pubertas adalah adanya tanda-tanda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
kematangan seksual, pertambahan tinggi dan berat tubuh (Santrock, 2012). Perubahan pada masa remaja tersebut dapat meningkatkan rasa ingin tahu remaja. Remaja merupakan masa eksplorasi dan eksperimen seksual. Remaja memiliki rasa ingin tahu dan seksualitas yang hampir tidak dapat dipuaskan (Santrock, 2012). Dampak dari hal tersebut yaitu remaja akan mencoba mencari informasi tentang seksualitas sehingga remaja rentan untuk mencoba melakukan seks bebas.
b. Perkembangan Kognitif Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, remaja berada pada tahap perkembangan kognitif yang terakhir yaitu tahap operasional formal. Pemahaman remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman-pengalaman yang konkret, namun remaja sudah mampu untuk berpikir abstrak, lebih idealis dan logis (Santrock, 2012). Selain itu, pengambilan perspektif (perspective taking) merupakan hal yang penting terkait perkembangan remaja. Pengambilan perspektif (perspective taking) adalah kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain serta memahami pikiran dan perasaannya (Santrock, 2007). Pengambilan perspektif dapat meningkatkan pemahaman diri remaja dan kualitas persahabatan di antara teman sebaya (Selman & Adalbjarnardottir, 2000; Selman & Schultz, 1999 dalam Santrock, 2007).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Remaja yang kompeten dalam pengambilan perspektif juga lebih dapat memahami kebutuhan dan kebersamaan mereka dengan orang lain sehingga mereka juga dapat berkomunikasi secara lebih efektif. Kemampuan mengambil perspektif tersebut dapat membantu seseorang untuk dapat asertif. Selain itu, terdapat pula egosentrisme remaja. Menurut Piaget (Berk, 2012), pada remaja muncul egosentrisme baru dimana remaja sulit membedakan antara perspektif sendiri dan perspektif orang lain. Menurut David Elkind (Santrock, 2012), egosentrisme remaja mengandung dua komponen utama yaitu imaginary audience dan personal fable. Imaginary audience adalah keyakinan remaja bahwa orang lain berminat pada dirinya sebagaimana ia berminat pada dirinya sendiri, termasuk juga tingkah laku menarik perhatian (berusaha untuk diperhatikan) dan terlihat. Personal fable adalah bagian dari egosentrisme remaja yang menganggap bahwa dirinya unik dan tak terkalahkan. Remaja juga beranggapan bahwa tidak seorangpun yang dapat memahami mereka.
c. Perkembangan Sosial Pada perkembangan sosial, hubungan remaja dengan orang lain merupakan hal yang penting. Jersild, Brook dan Brook (dalam Ali dan Asrori, 2009) mengatakan bahwa pada masa anak-anak, mereka masih memiliki ketergantungan kepada orang tua dan masih sangat dipengaruhi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
orang tua. Namun, remaja sudah mulai menyadari keberadaan dirinya sebagai pribadi. Hal ini mendorong remaja untuk membebaskan diri dari ketergantungan dengan orang tua. Hal tersebut juga sesuai dengan tugas perkembangan remaja, dimana remaja memiliki dorongan untuk otonomi. Remaja tidak hanya sekedar terdorong untuk berpisah atau bebas dari orang tuanya, namun kelekatan pada orang tua juga meningkatkan kemungkinan bahwa remaja akan kompeten secara sosial (Santrock, 2012). Selain itu, teman sebaya juga memiliki peran yang penting dalam kehidupan remaja. Sullivan (dalam Santrock 2012) berpendapat bahwa sahabat menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan sosial remaja. Di masa remaja, tekanan untuk sesuai dengan teman sebaya menjadi lebih kuat (Santrock, 2012). Terdapat enam kebutuhan remaja akhir terkait hubungan sosial (Rice dalam Nisfiannor, Rostiana & Puspasari, 2004), yaitu (1) Kebutuhan terkait pemahaman, perhatian, dan membina hubungan yang memuaskan; (2) Kebutuhan untuk memperluas persahabatan dengan cara berhubungan dengan orang-orang baru yang memiliki latar belakang, pengalaman, dan ide yang berbeda; (3) Kebutuhan untuk dapat diterima, dimiliki, diakui statusnya dalam satu kelompok; (4) Kebutuhan untuk lepas dari lingkungan bermain yang homogen (terjadi pada masa kanak-kanak) ke lingkungan bermain yang lebih heterogen; (5) Kebutuhan untuk belajar,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
mengasuh, berlatih kemampuan-kemampuan yang dapat mengembangkan diri dan sesama, memilih teman yang sesuai, dan kebutuhan untuk menggapai kesuksesannya dalam perkawinan; (6) Kebutuhan untuk menemukan peran seksualnya dan mempelajari perilaku seksual yang tepat. Terkait dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut, peran asertivitas menjadi penting bagi remaja akhir karena dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut.
D. Persepsi Remaja Akhir Terhadap Penerimaan Orang Tua Persepsi adalah seperangkat proses yang dengannya kita mengenali, mengorganisasikan dan memahami cerapan-cerapan inderawi yang kita terima dari stimuli lingkungan (Sternberg, 2008). Sebagai bidang kajian, persepsi sosial adalah studi terhadap bagaimana orang membentuk kesan dan membuat kesimpulan tentang orang lain (Teiford dalam Sarwono, 2009). Secara umum, persepsi merupakan proses perolehan, penafsiran, pemilihan dan pengaturan informasi indrawi. Persepsi sosial dapat diartikan sebagai proses perolehan, penafsiran, pemilihan dan pengaturan informasi indrawi tentang orang lain (Sarwono, 2009). Dalam penelitian ini ingin melihat persepsi remaja akhir terhadap penerimaan orang tua. Jadi, persepsi terhadap penerimaan orang tua adalah proses perolehan, penafsiran, pemilihan dan pengaturan informasi indrawi yang diterima sehingga membentuk kesan dan kesimpulan tentang penerimaan orang tua.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Proses persepsi dimulai dari pengenalan terhadap tingkah laku nonverbal yang ditampilkan orang lain. Tanda-tanda nonverbal ini merupakan informasi yang dijadikan bahan untuk mengenali dan mengerti orang lain secara lebih jauh. Berdasarkan informasi-informasi nonverbal tersebut, seseorang membuat kesimpulan tentang apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Selanjutnya ungkapan-ungkapan verbal melengkapi pembuatan kesimpulan dari tanda-tanda nonverbal. Dengan menggunakan informasi-informasi tingkah laku nonverbal dan verbal, seseorang membentuk kesan-kesan tentang orang lain. Dalam hal ini kesan yang dibentuk remaja akhir terhadap penerimaan orang tua sehingga bagaimana remaja mempersepsi penerimaan orang tua terhadap dirinya sangat tergantung pada bagaimana remaja tersebut melihatnya. Menurut Rohner (Lestari, 2012), persepsi terhadap penerimaan dan penolakan orang tua akan mempengaruhi perkembangan individu dan cara yang dikembangkan dalam menghadapi masalah.
E. Hubungan Antara Penerimaan Orang Tua dengan Asertivitas Remaja Akhir Asertivitas merupakan hal yang penting bagi remaja akhir. Asertivitas dibutuhkan remaja akhir agar terhindar dari hal-hal yang negatif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosita (2007) menyebutkan bahwa asertivitas memiliki hubungan yang signifikan dengan kepercayaan diri. Dampak dari individu yang berperilaku asertif yaitu keinginan, kebutuhan dan perasaan seseorang untuk dimengerti oleh orang lain dapat terpenuhi (Muhammad dalam Rosita, 2007).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Individu akan merasa dapat mengendalikan hidupnya sendiri dan kemudian akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan diri individu tersebut. Selain itu, manfaat dari asertif adalah seseorang dapat mempertahankan haknya tanpa menyakiti dan merugikan orang lain, dapat mendapatkan kebutuhannya dengan cara yang memuaskan dan melegakan hati semua orang, dapat memiliki penyesuaian diri yang baik dan dapat membangun hubungan interpersonal yang positif (Alberti dan Emmons dalam Al’ain & Mulyana, 2013). Menurut Rathus dan Nevid (Rosita, 2007), asertivitas muncul pada diri remaja akhir karena terdapat penghargaan diri (self-esteem) terhadap dirinya. Remaja akhir merasa yakin bahwa apa yang dilakukannya sangat berharga sehingga harapannya dapat dipenuhi dengan cara mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya. Hasil dari penelitian lain juga menunjukkan bahwa semakin tinggi harga diri, semakin tinggi pula asertivitas remaja (Anindyajati & Karima, 2004). Adanya perasaan dihargai dan diterima tersebut membuat seseorang lebih nyaman untuk mengekspresikan dirinya. Di dalam situasi yang aman dan nyaman tersebut, seseorang akan lebih tergerak untuk mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan kebutuhannya tanpa rasa takut dan tertekan. Menurut Coopersmith (Subowo dan Martiarini, 2009), salah satu hal yang berperan dalam pembentukan penghargaan dalam diri seseorang adalah penerimaan. Penerimaan tersebut diperoleh remaja akhir dari lingkungan sekitarnya, salah satunya keluarga. Keluarga merupakan lingkungan terdekat dan paling berpengaruh bagi seseorang (Ngahu, 2006). Keluarga merupakan salah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
satu tempat bagi seseorang untuk bertumbuh dan berkembang. Di dalam keluarga, anak memperoleh kemampuan dasar baik intelektual maupun sosialnya. Keluarga juga merupakan tempat dimana seseorang pertama kali belajar bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang tua, kakak atau adik. Hal ini kemudian dapat berpengaruh kepada interaksi seseorang di dalam masyarakat. Selain itu, orang tua dapat mempengaruhi hubungan anak dengan teman sebayanya (Berk, 2006). Di dalam keluarga, orang tua berperan besar pada perkembangan seorang anak. Pengalaman anak dengan orang tua di masa kecil juga penting dalam menentukan kompetensi sosial dan kesejahteraan sosial anak di masa mendatang (Santrock, 2012). Penerimaan orang tua adalah sikap orang tua atau pengasuh kepada anak yang menunjukkan kehangatan, rasa kasih sayang, penghargaan dan dukungan, kepercayaan, adanya komunikasi dan ketertarikan bersama dengan anak. Menurut Rohner (dalam Lestari, 2012), persepsi anak terhadap penerimaan dan penolakan orang tua akan mempengaruhi perkembangan individu dan cara yang dikembangkan dalam menghadapi masalah. Suasana yang hangat dan penuh penerimaan dari orang tua akan membuat seseorang merasa dihargai dan diterima. Hal ini dapat membuat anak memiliki harga diri yang tinggi sehingga dapat memunculkan perilaku yang asertif. Penolakan orang tua (parental rejection) akan memberi pengaruh negatif bagi remaja seperti agresi, depresi, rendahnya harga diri, rasa tidak aman, kecemasan (Akse dkk, 2004; Crook, Raskin & Elliot, 1981; Rohner dalam Robert 1979; Khaleque, 2002). Jika orang tua yang mencela dan menolak tingkah laku anak,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
maka anak akan mengamati suatu celaan dan penolakan sebagai suatu celaan yang luas dan tersebar dalam setiap perilaku. Anak menjadi peka terhadap setiap penolakan dan segera mulai merencanakan tingkah lakunya menurut reaksi yang diharapkan akan diberikan (Rogers dalam Schultz, 1991). Ketika remaja akhir merencanakan tingkah lakunya menurut reaksi yang diharapkan akan diberikan, dia tidak menjadi diri sendiri dan sulit mengekspresikan dirinya. Berdasarkan penjelasan tersebut, menunjukkan bahwa remaja akhir yang mengalami penolakan orang tua akan menjadi tidak asertif. Ketika seseorang tidak mendapatkan pengakuan dan dukungan dari keluarga maka ia akan mencari hal tersebut di luar keluarga (Budyatna & Ganiem, 2011). Oleh karena itu, penerimaan dari orang tua menjadi suatu hal yang penting bagi perkembangan remaja akhir menuju ke arah yang positif. Pada masa remaja akhir, terdapat beberapa ciri khas yang muncul pada tahap perkembangannya. Di masa remaja akhir, mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan teman sebaya. Kelompok teman sebaya merupakan sumber afeksi, simpati, pemahaman, tempat bagi sebuah eksperimen dan pengaturan untuk mencapai kemandirian dari orang tua (Papalia, Feldman & Martorell, 2014). Hal tersebut menunjukkan bahwa teman sebaya merupakan hal yang penting dalam perkembangan remaja akhir. Jika remaja akhir tidak mendapatkan pengakuan dan dukungan dari keluarga maka ia akan mencari hal tersebut di luar keluarga, salah satunya teman sebaya. Ketika tidak mendapatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
penerimaan dari orang tuanya, remaja akhir akan berusaha melakukan apapun agar diterima oleh teman sebaya. Di sisi lain, pengaruh teman sebaya juga bisa mengarahkan perilaku remaja akhir ke hal yang positif maupun negatif. Salah satu penyebab terjdinya permasalahan dan kenakalan remaja akhir adalah adanya pengaruh dari teman sebaya. Hal tersebut juga didukung oleh adanya egosentrisme remaja yaitu imaginary audience dan personal fable. Pada personal fable, remaja akhir memandang dirinya unik dan istimewa. Ketika bergabung dengan kepribadian yang gemar mencari sensasi, dongeng pribadi berperan pada pengambilan keputusan yang beresiko karena remaja akhir merasa unik dan istimewa sehingga merasa tidak rentan terhadap bahaya. Remaja akhir dengan dongeng pribadi dan pencarian sensasi yang tinggi cenderung lebih sering melakukan kenakalan remaja (Greene dkk. dalam Berk, 2012). Pada imaginary audience, remaja akhir merasa bahwa dirinya menjadi pusat perhatian orang lain sehingga pandangan orang lain menjadi sangat penting bagi remaja akhir. Hal tersebut terkadang membuat remaja akhir berusaha untuk memenuhi dan mengikuti harapan orang lain. Remaja akhir merasa ingin diterima oleh kelompoknya sehingga berusaha mengikuti perilaku kelompoknya. Remaja akhir yang cenderung untuk mengikuti temannya biasanya memiliki kesulitan untuk menampilkan dirinya, mengungkapkan keinginan, perasaan serta pikirannya. Hal tersebut membuat remaja akhir menjadi sulit untuk mengekspresikan penolakan terhadap pengaruh negatif dari temannya dan cenderung untuk tidak menjadi diri sendiri melainkan mengikuti orang lain (Anindyajati & Karima, 2004). Selain itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
remaja akhir yang memiliki asertivitas yang rendah akan mengalami kesulitan mengutarakan perasaan dan pikirannya kepada orang lain dan cenderung untuk memenuhi tuntutan lingkungannya dengan menekan kebutuhannya (Kusumawati, Lilik & Agustin, 2011). Selain itu, pada masa remaja akhir berkembang juga kemampuan untuk pengambilan perspektif (perspective taking). Remaja akhir yang kompeten dalam pengambilan perspektif juga lebih dapat memahami kebutuhan dan kebersamaan mereka dengan orang lain sehingga mereka juga dapat berkomunikasi secara lebih efektif. Hal ini juga berkaitan dengan salah satu aspek asertivitas yaitu tidak menyangkal hak-hak orang lain, dimana kemampuan mengambil perspektif menurut sudut pandang orang lain dibutuhkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Skema Gambar 2.1 Skema
Keluarga
Persepsi Penerimaan Orang Tua
Persepsi Penolakan Orang Tua
- Remaja akhir merasa dihargai dan diterima - Menentukan kompetensi sosial remaja akhir
- Agresi - Rendah-nya harga diri - Kecemasan - Rasa tidak aman
Asertivitas Tinggi
Asertivitas Rendah
Relasi dengan teman sebaya: remaja akhir berusaha memenuhi harapan dan mengikuti teman sebaya
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
G. HIPOTESIS Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas remaja akhir. Semakin tinggi persepsi terhadap penerimaan orang tua maka semakin tinggi pula asertivitas remaja akhir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Tujuan dari penelitian korelasional adalah untuk menyelidiki sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Narbuko dan Achmadi, 2007).
B. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi terhadap penerimaan orang tua.
2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu asertivitas.
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
C. Definisi Operasional 1. Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua Persepsi terhadap penerimaan orang tua adalah proses perolehan, penafsiran, pemilihan dan pengaturan informasi indrawi yang diterima sehingga membentuk kesan dan kesimpulan tentang penerimaan orang tua. Penerimaan orang tua adalah sikap orang tua atau pengasuh kepada anak yang menunjukkan kehangatan, rasa kasih sayang, penghargaan dan dukungan, kepercayaan, adanya komunikasi dan ketertarikan bersama dengan anak. Penerimaan orang tua dilihat dari lima aspek, yaitu aspek komunikasi, aspek perhatian dan kasih sayang, aspek keterlibatan orang tua, aspek kepercayaan pada anak, aspek kehangatan. Semakin tinggi skor total yang diperoleh dalam skala penerimaan orang tua menunjukkan semakin tinggi penerimaan orang tua yang dimililiki subjek penelitian. Semakin rendah skor total dalam skala penerimaan orang tua, maka semakin rendah pula penerimaan orang tua yang dimiliki oleh subjek penelitian.
2. Asertivitas Asertivitas
adalah
kemampuan
untuk
mengungkapkan
dan
mengekspresikan pikiran, perasaan dan keinginannya kepada orang lain secara terbuka dan jujur, berani untuk menolak dan mempertahankan diri tanpa rasa cemas, namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak orang lain. Menurut Alberti & Emmons (1986), aspek dari asertivitas, yaitu mempromosikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
kesetaraan dalam hubungan dengan orang lain, bertindak sesuai dengan minatnya
sendiri,
mampu
mempertahankan
diri
sendiri,
mampu
mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, tidak menyangkal hakhak orang lain. Semakin tinggi skor total yang diperoleh dalam skala asertivitas menunjukkan semakin tinggi asertivitas yang dimililiki subjek penelitian. Semakin rendah skor total dalam skala asertivitas, maka semakin rendah pula asertivitas yang dimiliki oleh subjek penelitian.
D. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah remaja akhir yang berusia 16 – 18 tahun di Yogyakarta. Sampelnya adalah 125 remaja akhir yang berusia 16 – 18 tahun di Yogyakarta Subjek penelitian ini adalah remaja akhir yang berusia 16 tahun hingga 18 tahun. Alasan pemilihan subjek dengan usia tersebut adalah karena permasalahan yang menunjukkan remaja tidak asertif terjadi pada usia remaja akhir (16-18 tahun). Teknik pemilihan subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simple random sampling. Teknik simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2013).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
E. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala yang diberikan kepada subjek penelitian. Terdapat dua skala yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat pengumpulan data, yaitu skala asertivitas dan skala persepsi terhadap penerimaan orang tua. Jenis skala yang digunakan dalam penyusunan skala ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Pada setiap pernyataan dalam skala ini, subjek diminta menyatakan kesetujuan-ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum yang terdiri atas empat respon: “Sangat Sesuai (SS)”, “Sesuai (S)”, “Tidak Sesuai (TS)”, dan “Sangat Tidak Sesuai (STS)”. Alasan peneliti memilih skala Likert dengan empat respon adalah untuk menghilangkan jawaban ragu-ragu karena jawaban tersebut dapat memberikan makna yang ganda dan tidak menjelaskan jawaban responden yang sebenarnya secara pasti. Selain itu, penggunaan jumlah pilihan jawaban yang genap memaksa subjek memilih jawaban favorable dan unfavorable sehingga tidak memberi kesempatan kepada subjek untuk memilih jawaban netral (Anderson dalam Supratiknya, 2014). Dalam skala Likert, isi pernyataan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
1. Aitem-aitem pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor yaitu : (a) Sangat Sesuai (SS)
: skor 4
(b) Sesuai (S)
: skor 3
(c) Tidak Sesuai (TS)
: skor 2
(d) Sangat Tidak Sesuai (STS)
: skor 1
2. Aitem-aitem pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor yaitu : (a) Sangat Sesuai (SS)
: skor 1
(b) Sesuai (S)
: skor 2
(c) Tidak Sesuai (TS)
: skor 3
(d) Sangat Tidak Sesuai (STS)
: skor 4
1. Skala Asertivitas Tabel 3.1 Blue Print Skala Asertivitas Sebelum Uji Coba Aspek 1. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan dengan orang lain 2. Bertindak sesuai dengan minatnya sendiri 3. Mampu mempertahankan diri sendiri 4. Mampu mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman
Favorable 6 item
Unfavorable 6 item
Jumlah 12 item
6 item
6 item
12 item
6 item
6 item
12 item
8 item
8 item
16 item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Tidak menyangkal hak- 6 item hak orang lain TOTAL 32 item
6 item 32 item
41
12 item 64 item
Tabel 3.2 Distribusi Item Skala Asertivitas Sebelum Uji Coba Aspek 1. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan dengan orang lain 2. Bertindak sesuai dengan minatnya sendiri 3. Mampu mempertahankan diri sendiri 4. Mampu mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman 5. Tidak menyangkal hakhak orang lain TOTAL
Favorable Unfavorable Jumlah 1, 48, 17, 16, 50, 2, 47, 12 item 49, 3, 46 18, 51
19, 53, 5, 44, 21, 54 7, 42, 23, 55, 9, 40 25, 57, 11, 38, 29, 59, 28, 36 13, 61, 31, 34, 15, 63 32 item
4, 45, 20, 52, 6, 43 22, 64, 8, 41, 24, 56 10, 39, 26, 58, 27, 37, 12, 60 30, 35, 14, 62, 32, 33 32 item
12 item 12 item 16 item
12 item 64 item
2. Skala Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua Tabel 3.3 Blue Print Skala Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua Sebelum Uji Coba Aspek 1. Komunikasi
Favorable Unfavorable 6 item 6 item
Jumlah 12 item
2. perhatian dan kasih sayang
6 item
6 item
12 item
3. keterlibatan orang tua
6 item
6 item
12 item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. kepercayaan pada anak
6 item
6 item
12 item
5. Kehangatan
4 item
4 item
8 item
TOTAL
28 item
28 item
42
56 item
Tabel 3.4 Distribusi Item Skala Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua Sebelum Uji Coba Aspek 1. Komunikasi 2. perhatian dan kasih sayang 3. keterlibatan orang tua 4. kepercayaan pada anak 5. Kehangatan TOTAL
Favorable 1, 55, 30, 27, 3, 54 32, 25, 5, 52, 34, 23
Unfavorable Jumlah 29, 28, 2, 56, 12 item 31, 26 4, 53, 33, 24, 12 item 6, 51
7, 50, 36, 21, 9, 48 38, 19, 11, 46, 40, 17 13, 43, 42, 44 28 item
35, 22, 8, 49, 12 item 37, 20 10, 47, 39, 18, 12 item 12, 45 41, 16, 14, 15 8 item 28 item
56 item
3. Uji Coba Alat Ukur Pengambilan data untuk uji coba dilaksanakan pada tanggal 17 November 2014 sampai dengan tanggal 28 November 2014 melalui booklet dan media sosial kepada remaja yang berusia 16 hingga 18 tahun. Jumlah subjek pada uji coba item adalah 52 orang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menujukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur (Noor, 2011). Suatu alat ukut dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut mampu mengukur atribut psikologis yang ingin diukur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan validitas isi (content validity). Validitas isi memastikan bahwa skala item-item telah cukup memasukkan sejumlah item yang representatif dalam mencerminkan domain konsep (Noor, 2011). Validitas isi dilakukan dengan cara professional judgement atau analisis rasional yaitu validitas isi dikoreksi oleh orang yang sudah ahli yaitu dosen pembimbing (Azwar, 2003).
2. Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Noor, 2012). Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran jika prosedur pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi individu atau kelompok (AERA, APA & NCME dalam Supratiknya, 2014). Dalam penelitian ini, reliabilitas diukur dengan menggunakan Alpha Cronbach dari program SPSS versi 16.00. Jika nilai Alpha > 0,70 skala dikatakan memiliki reliabilitas yang memuaskan (Supratiknya, 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
a. Reliabilitas Skala Asertivitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .822
64
Nilai Alpha Cronbach pada skala Asertivitas adalah 0.822. Hal ini menunjukkan bahwa skala Asertivitas dapat dikatakan reliabel.
b. Reliabilitas Skala Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.940
Nilai
Alpha
56
Cronbach
pada
skala
Persepsi
terhadap
Penerimaan Orang Tua adalah 0.940. Hal ini menunjukkan bahwa skala Persepsi terhadap Penerimaan Orang Tua dapat dikatakan reliabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
3. Seleksi Item Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item-total, biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan (Azwar, 2003). a. Skala Asertivitas Setelah dilakukan uji coba dengan 64 item pernyataan, 33 item pernyataan dinyatakan gugur dan 31 item dinyatakan lolos seleksi item.
Tabel 3.5 Distribusi Item Skala Asertivitas Setelah Uji Coba Aspek Favorable 1. Mempromosikan 1, 3, 17, kesetaraan dalam 46, 48, 49 hubungan dengan orang lain 2. Bertindak sesuai dengan 5, 19, 21, minatnya sendiri 44, 53, 54 3. Mampu mempertahankan 7, 9, 23, diri sendiri 40, 42, 55 4. Mampu mengekspresikan 11, 25, 28, perasaan dengan jujur dan 29, 36, 38, nyaman 57, 59 5. Tidak menyangkal hak-hak 13, 15, 31, orang lain 34, 61, 63 TOTAL 32 item *item yang gugur adalah item yang di-bold
Unfavorable Jumlah 2, 16, 18, 47, 12 item 50, 51
4, 6, 20, 43, 45, 52 8, 22, 24, 41, 56, 64 10, 12, 26, 27, 37, 39, 58, 60 14, 30, 32, 33, 35, 62 32 item
12 item 12 item 16 item
12 item 64 item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aspek 1. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan dengan orang lain 2. Bertindak sesuai dengan minatnya sendiri 3. Mampu mempertahankan diri sendiri 4. Mampu mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman 5. Tidak menyangkal hak-hak orang lain TOTAL
46
Favorable Unfavorable 46, 48, 49 2, 18, 47, 50
Jumlah 7 item
44, 54
20, 43, 52
5 item
9, 40, 42,
24, 56
5 item
25, 36, 38, 26, 39, 58, 8 item 57 60 13, 61, 34, 14 15, 63 17 item 14 item
6 item 31 item
Tabel 3.6 Blue Print Skala Asertivitas Setelah Uji Coba Aspek 1. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan dengan orang lain 2. Bertindak sesuai dengan minatnya sendiri 3. Mampu mempertahankan diri sendiri 4. Mampu mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman 5. Tidak menyangkal hak-hak orang lain TOTAL
Favorable Unfavorable 3 item 4 item
Jumlah 7 item
2 item
3 item
5 item
3 item
2 item
5 item
4 item
4 item
8 item
5 item
1 item
6 item
17 item
14 item
31 item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
b. Skala Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua Setelah dilakukan uji coba dengan 56 item pernyataan, 11 item pernyataan dinyatakan gugur dan 45 item dinyatakan lolos seleksi item.
Tabel 3.7 Distribusi Item Skala Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua Setelah Uji Coba Aspek 1. Komunikasi 2. perhatian dan kasih sayang 3. keterlibatan orang tua 4. kepercayaan pada anak 5. Kehangatan
Favorable 1, 3, 27, 30, 54, 55 5, 23, 25, 32, 34, 52 7, 9, 21, 36, 48, 50 11, 17, 19, 38, 40, 46 13, 42, 43, 44
TOTAL 28 item *item yang gugur adalah item yang di-bold Aspek 1. Komunikasi
4. kepercayaan pada anak
Favorable 1, 3, 27, 30, 54, 55 5, 23, 25, 32, 34, 52 7, 9, 21, 50 11, 40, 46
5. Kehangatan
13, 43, 44
TOTAL
22 item
2. perhatian dan kasih sayang 3. keterlibatan orang tua
Unfavorable 2, 26, 28, 29, 31, 56 4, 6, 24, 33, 51, 53 8, 20, 22, 35, 37, 49 10, 12, 18, 39, 45, 47 14, 15, 16, 41
Jumlah 12 item
28 item
56 item
Unfavorable 2, 28, 29, 56
Jumlah 10 item
4, 6, 24, 33, 51, 53 22, 35, 37, 49 12, 18, 39, 45, 47 14, 15, 16, 41 23 item
12 item
12 item 12 item 12 item 8 item
8 item 8 item 7 item 45 item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Tabel 3.8 Blue Print Skala Persepsi Terhadap Penerimaan Orang Tua Setelah Uji Coba Aspek 1. Komunikasi
Favorable Unfavorable Jumlah 6 item 4 item 10 item
2. perhatian dan kasih sayang
6 item
6 item
12 item
3. keterlibatan orang tua
4 item
4 item
8 item
4. kepercayaan pada anak
3 item
5 item
8 item
5. Kehangatan
3 item
4 item
7 item
TOTAL
22 item
23 item
45 item
G. Metode Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji Normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Jika nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data memiliki sebaran data yang normal, sedangkan jika nilai p < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data memiliki sebaran data yang tidak normal (Santoso, 2010). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.00.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
2. Uji Linearitas Uji Linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antarvariabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus. Jika pola hubungannya linear atau mengikuti garis lurus, maka dapat dikatakan terdapat korelasi linear antara dua variabel tersebut. Hubungan antara dua variabel dinyatakan linear apabila nilai p < 0,05 (Priyatno, 2010). Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.00.
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan positif antara penerimaan orang tua dengan asertivitas pada remaja akhir. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi melalui program SPSS for windows versi 16.00.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini melibatkan 125 subjek. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2014 sampai 22 Desember 2014. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan membagikan skala asertivitas dan skala penerimaan orang tua kepada remaja yang berusia 16 sampai 18 tahun. Alat ukur disebarkan kepada 133 orang remaja yang berada di Yogyakarta. Penyebaran dilakukan dengan mendatangi subjek yang memenuhi kriteria, menitipkan kuesioner pada siswa SMA. Kuesioner yang dinyatakan gugur berjumlah 8. Alasan 8 kuesioner tersebut dinyatakan gugur karena terdapat kuesioner yang datanya tidak lengkap.
B. Deskripsi Subjek Penilitian Usia subjek dalam penelitian ini adalah 16 sampai 18 tahun. Total subjek dalam penelitian ini berjumlah 125. Hasil deskripsi subjek dapat dilihat pada tabel berikut :
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian No. Data 1.
Usia
Keterangan
Jumlah
16 tahun : 52 (41,6 %)
125 (100%)
17 tahun : 40 (32 %) 18 tahun : 33 (26,4 %) 2.
3.
Jenis Kelamin
Suku
Laki-laki
: 54 (43,2 %)
Perempuan
: 71 (56,8 %)
Bali
: 2 (1,6 %)
125 (100 %)
125 (100 %)
Batak : 10 (8 %) Betawi : 1 (0,8 %) Dayak : 3 (2,4 %) Flores : 2 (1,6 %) Jawa
: 84 (67,2 %)
Muna : 1 (0,8 %) Nias
: 1 (0,8 %)
Papua : 2 (1,6 %) Sunda :1 (0,8 %) Tionghoa : 15 (12 %) Toraja : 3 (2,4 %) 4.
Tinggal dengan
Orang tua : 70 (56 %)
125 (100%)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Tidak dengan orang tua : 55 (44 %) 5.
Aktif
Tidak : 48 (38,4 %)
kegiatan/organisasi Iya
125 (100%)
: 77 (61,6 %)
C. Deskripsi Data Penelitian
Tabel 4.2 Perbandingan nilai mean teoritik dan empirik Variabel
Persepsi
Data Teoritik
Data Empirik
Min
Max
Mean
Min
Max
Mean
45
180
112,5
99
174
144,1
31
124
77,5
76
124
95,58
Penerimaan Orang Tua Asertivitas
Berdasarkan tabel di atas, skala persepsi terhadap penerimaan orang tua memiliki nilai mean teoritik sebesar 112,5 dan mean empiriknya sebesar 144,1. Hasil ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean teoritik. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata persepsi terhadap penerimaan orang tua pada subjek penelitian cenderung tinggi. Skala asertivitas memiliki mean teoritik sebesar 77,5, sedangkan mean empiriknya sebesar 95,58. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar daripada mean
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
teoritik. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata asertivitas pada subjek penelitian cenderung tinggi.
D. Analisis Data Penelitian 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan SPSS 16.0 for windows. Asumsi uji normalitas adalah jika nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data memiliki sebaran data yang normal, sedangkan jika nilai p < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data memiliki sebaran data yang tidak normal (Santoso, 2010). Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Sig. Persepsi
Penerimaan
0,037
Orang Tua Asertivitas
0,198
Hasil uji normalitas untuk variabel asertivitas menunjukkan bahwa nilai p 0,198. Hal ini berarti data pada skala asertivitas memiliki sebaran data yang normal. Hasil uji normalitas untuk variabel persepsi terhadap penerimaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
orang tua menunjukkan bahwa nilai p 0,037. Hal ini berarti data pada skala penerimaan orang tua memiliki sebaran data yang tidak normal.
2. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.0. Hubungan antara dua variabel dinyatakan linear apabila nilai p < 0,05 (Priyatno, 2010). Hasil perhitungan uji linearitas dua variabel penelitian menunjukkan bahwa nilai p = 0,000. Hal ini berarti hubungan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas bersifat linear karena nilai p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Hasil Uji Linearitas Asertivitas*
F
Sig.
Persepsi
Combined
1,877
0,07
Penerimaan
Linearity
36,238
0,000
Orang Tua
Deviation from
1,216
0,220
Linearity
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
3. Uji Hipotesis Setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas pada data yang diperoleh, kemudian peneliti melakukan uji hipotesis menggunakan teknik analisis koefisien korelasi Spearman. Jika signifikansi < 0,05 maka terjadi hubungan yang signifikan. Uji hipotesis ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows versi 16.0. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Asertivitas
Penerimaan Orang Tua
Asertivitas
Spearman Correlation Sig. (1-tailed) N
Persepsi Penerimaan OrangTua
1
0,449 0,000
125
125
Spearman Correlation
0,449
1
Sig. (1-tailed)
0,000
N
125
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,449, dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
(p < 0,05). Nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05 menunjukkan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang signifikan. Selain itu, kekuatan hubungan antara dua variabel termasuk sedang karena nilai korelasi berada pada rentang 0,40 – 0,599 (Sugiyono dalam Priyatno, 2010). Berdasarkan perhitungan korelasi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara penerimaan orang tua dengan asertivitas remaja akhir. Hal ini berarti semakin tinggi penerimaan orang tua akan diikuti dengan tingginya asertivitas remaja akhir. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini diterima.
E. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas remaja. Hal ini dapat diketahui dari perolehan hasil koefisien korelasi sebesar 0,449 dengan signifikansi sebesar 0,00 (p < 0,05). Hal ini berarti hipotesis yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas remaja akhir diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi terhadap penerimaan orang tua maka semakin tinggi pula asertivitas remaja akhir. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah persepsi terhadap penerimaan orang tua maka semakin rendah pula asertivitas remaja akhir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Hubungan positif antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas pada remaja akhir dapat terjadi karena penerimaan orang tua merupakan hal yang penting bagi asertivitas remaja. Penerimaan penting karena berperan dalam perkembangan seseorang. Penerimaan tersebut diperoleh remaja dari lingkungan sekitarnya, salah satunya keluarga. Keluarga merupakan salah satu tempat bagi seseorang untuk bertumbuh dan berkembang. Di dalam keluarga, anak memperoleh kemampuan dasar baik intelektual maupun sosialnya. Keluarga juga merupakan tempat dimana seseorang pertama kali belajar berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang tua, kakak atau adik. Hal tersebut kemudian dapat berpengaruh kepada interaksi seseorang di dalam masyarakat. Selain itu, orang tua berperan besar pada perkembangan seorang anak. Pengalaman anak dengan orang tua di masa kecil juga penting dalam menentukan kompetensi sosial dan kesejahteraan sosial anak di masa mendatang (Santrock, 2012). Penerimaan orang tua adalah sikap orang tua atau pengasuh kepada anak yang menunjukkan kehangatan, rasa kasih sayang, penghargaan dan dukungan, kepercayaan, adanya komunikasi dan ketertarikan bersama dengan anak. Menurut Rohner (Lestari, 2012), persepsi anak terhadap penerimaan dan penolakan orang tua akan mempengaruhi perkembangan individu dan cara yang dikembangkan dalam menghadapi masalah. Penerimaan dan penolakan orang tua membentuk dimensi kehangatan (warmth dimension) dalam pengasuhan, yaitu suatu kualitas ikatan afeksi antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
orang tua dan anak (Rohner, Khaleque & Cournoyer dalam Lestari, 2012). Di dalam suasana yang hangat dan penuh penerimaan dari orang tua akan membuat seseorang merasa dihargai dan diterima. Remaja yang memiliki penghargaan diri yang tinggi merasa yakin bahwa apa yang dilakukannya sangat berharga sehingga harapannya dapat dipenuhi dengan cara mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian lain juga yang menunjukkan bahwa semakin tinggi harga diri, semakin tinggi pula asertivitas remaja (Anindyajati & Karima, 2004). Adanya perasaan dihargai dan diterima tersebut membuat seseorang lebih lebih nyaman untuk mengekspresikan dirinya. Di dalam situasi yang aman dan nyaman tersebut, seseorang akan lebih tergerak untuk mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan kebutuhannya tanpa rasa takut dan tertekan. Oleh karena itu, penerimaan dari orang tua menjadi suatu hal yang penting bagi perkembangan remaja menuju ke arah yang positif dan dalam hal ini asertivitas remaja. Data lain yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data statistik deskriptif menunjukkan bahwa mean empiris pada variabel asertivitas lebih besar daripada mean teoritiknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek cenderung memiliki asertivitas yang tinggi. Asertivitas yang tinggi tersebut dapat berkaitan dengan kemampuan pengambilan perspektif yang dimiliki remaja. Pengambilan perspektif (perspective taking) adalah kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang orang lain serta memahami pikiran dan perasaannya (Santrock,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
2007). Hal ini juga berkaitan dengan salah satu aspek asertivitas yaitu tidak menyangkal hak-hak orang lain, dimana kemampuan pengambilan perspektif dibutuhkan agar dapat memahami kebutuhan orang lain. Berdasarkan data lain yang diperoleh dari penelitian ini, sebagian besar subjek adalah suku Jawa (67,2%) dan asertivitasnya cenderung tinggi. Pada masyarakat Jawa, terdapat dua nilai dalam kehidupan keluarga Jawa yaitu “penghormatan” dan “penampilan sosial yang harmonis (rukun)”. Nilai “hormat” sangat ditekankan terutama kepada bagaimana berperilaku kepada orang yang lebih tua. Hal ini dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa krama untuk orang yang lebih tua. Nilai “rukun” dicapai dengan memperkecil sebanyak-banyaknya pernyataan konflik sosial dan pribadi secara terbuka dalam bentuk apapun (Geertz,1983). Selain itu, dalam budaya timur, orang dididik untuk tidak memperlihatkan isyarat-isyarat perilaku emosional (Budyatna dan Ganiem, 2011). Hal tersebut membuat seseorang untuk memilih lebih baik diam daripada bertindak sehinggga cenderung pasif. Hal ini yang juga diterapkan dalam keluarga Jawa. Di dalam situasi yang seperti ini, asertivitas mulai menjadi sulit untuk berkembang. Namun, pada hasil penelitian menunjukkan bahwa asertivitas remaja suku Jawa cenderung tinggi. Adanya perbedaan ini dapat berkaitan dengan perkembangan zaman dan pengetahuan sehingga orang tua lebih terbuka terhadap informasi baru. Sebagai contoh, anak dahulu selalu patuh dengan pilihan orang tua, namun seiring dengan perkembangan pengetahuan dan zaman, orang tua
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
tidak terlalu mengekang anak dan lebih terbuka (Soemardjan dan Breazeale, 1993). Orang tua saat ini mengenal adanya pola asuh otoritatif. Orang tua yang otoritatif diasosiasikan dengan anak-anak yang sosial secara kompeten. Pengasuhan otoritatif mendorng anak-anak untuk mandiri namun masih tetap memberi batasan dan kendali atas tindakan anak, serta memberikan kesempatan berdialog secara verbal (Santrock, 2012) Di dalam situasi tersebut mendorong komunikasi yang terbuka antara orang tua dengan anak. Hal ini sesuai aspekaspek pada penerimaan orang tua sehingga di dalam situasi seperti ini asertivitas dapat berkembang. Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh data dimana sebagian besar subjek aktif dalam mengikuti kegiatan maupun organisasi (61,6 %) dan memiliki asertivitas yang cenderung tinggi. Di dalam organisasi, kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain merupakan sesuatu hal yang penting. Di dalam sebuah organisasi ataupun kelompok, terdapat hal-hal yang biasa terjadi seperti pemecahan masalah bersama, mengungkapkan pendapat, memahami orang lain, perbedaan pendapat. Oleh karena itu, asertivitas merupakan kemampuan yang dibutuhkan dalam organisasi ataupun hubungan interpersonal lainnya. Remaja yang aktif mengikuti organisasi atau kegiatan di sekolah atau luar sekolah, asertivitasnya lebih terasah dan terlatih. Data lain yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sebanyak 56% subjek tinggal bersama orang tua dan asertivitas cenderung tinggi. Meskipun remaja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
beranjak ke arah kemandirian, mereka masih perlu menjalin relasi dengan keluarganya (Hair dalam Santrock, 2012). Remaja yang tinggal bersama orang tua akan lebih banyak berinteraksi langsung dengan orang tua mereka dan kebutuhan remaja untuk menjalin relasi dengan keluarganya terpenuhi. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian terbaru tentang pengawasan orang tua telah bergeser dari penekanan eksklusif terhadap peran orang tua dalam mengawasi keberadaan dan aktivitas remaja kepada peran aktif remaja dalam mengelola akses orang tua mereka terhadap informasi (Keijsers & Laird, 2010; Smetana dkk, 2010; Stattin & Kerr, 2000; dalam Santrock, 2012). Contohnya, penelitian berfokus pada keterbukaan remaja secara suka rela kepada orang tuanya. Remaja akan lebih terbuka kepada orang tua mereka ketika orang tua bertanya kepada mereka disertai dengan rasa kepercayaan, penerimaan dan kualitas yang tinggi (Daddis & Randolph, 2010; Keijers dkk, 2010; dalam Santrock, 2012). Hal tersebut juga dapat mendorong asertivitas remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas remaja akhir. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi terhadap penerimaan orang tua, maka semakin tinggi asertivitas remaja akhir. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah persepsi terhadap penerimaan orang tua maka semakin rendah asertivitas remaja akhir. Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa asertivitas dan persepsi terhadap penerimaan orang tua pada subjek penelitian cenderung tinggi.
B. Saran 1. Bagi Orang Tua Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan asertivitas. Hal ini berarti bahwa anak
membutuhkan
penerimaan
dari
orang
tua
untuk
dapat
mengembangkan asertivitasnya secara optimal. Orang tua memiliki peran yang penting bagi perkembangan remaja akhir. Orang tua diharapkan
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
mempertahankan sikap yang penuh penerimaan, kasih sayang dan kehangatan dalam mengasuh anak sehingga anak dapat memiliki penghargaan terhadap dirinya, anak merasa dicintai dan diterima sehingga dapat mengembangkan asertivitasnya.
2. Bagi Subjek Penelitian Asertivitas merupakan hal yang penting bagi remaja akhir. Asertivitas dibutuhkan remaja akhir agar terhindar dari hal-hal yang negatif. Selain itu, asertivitas menjadi dibutuhkan remaja akhir untuk membantu memenuhi kebutuhan pada tahap perkembangannya. Asertif juga membuat remaja akhir lebih dipahami oleh orang lain sehingga subjek penelitian diharapkan dapat mempertahankan asertivitas yang dimilikinya. Selain itu, semakin tinggi persepsi remaja akhir terhadap penerimaan orang tua juga, semakin tinggi pula asertivitas remaja akhir
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema penerimaan orang tua maupun asertivitas, sebaiknya memperhatikan faktor lain yang juga memiliki pengaruh terhadap asertivitas seperti jenis kelamin, kebudayaan, tingkat pendidikan dan tipe kepribadian. Selain itu, peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
juga dapat menggunakan subjek yang tidak hanya terbatas pada remaja saja tetapi juga kelompok tahap perkembangan lainnya sehingga dapat dilihat perbedaannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adhityawan, E.P. (2010). Hubungan Antara Konformitas Dengan Kenakalan Remaja. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Akse, J., Hale III, W. W., Engels, R. C., Raaijmakers, Q. A., & Meeus, W. H. (2004). Personality, perceived parental rejection and problem behavior in adolescence. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology, 39(12), 980988. Al’Ain, M. O., & Mulyana, O. P. (2013). Pelatihan Asertif Untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonalanggota Hima (Himpunan Mahasiswa) Prodi Psikologi FIP Unesa. Character: Jurnal Penelitian Psikologi., 2(1) Alberti, R. E., & Emmons, M. L. (1986). Your Perfect Right. California: Impact Publisher. Ali, M., & Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Anindyajati, M. M., & Karima, C. M. (2004). Peran Harga Diri Terhadap Asertivitas Remaja Penyalahguna Narkoba (Penelitian Pada Remaja Penyalahguna Narkoba Di Tempat-Tempat Rehabilitasi Penyalahguna Narkoba). Jurnal Psikologi, 2(01). Azwar, S. (2003). Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, R. A., & Byrne, D., (2005). Psikologi Sosial Edisi 10. Jakarta: Erlangga. Berk, L. E., (2006). Child Development Seventh Edition. USA: Pearson Education, Inc. Berk, L. E. (2012). Development Through the Lifespan Edisi Kelima dari Prenatal sampai Remaja. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budyatna & Ganiem. (2011). Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana. Crook, T., Raskin, A. & Elliot, J. (1981). Parent-Child Relationship and Adult Depression. Child Development, Vol. 52, No. 3 Cynthia, T. (2007). Konformitas Kelompok dan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(1).
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Feist, J. & Feist, G. J. (2006). Theory of Personality 6th Edition. Boston: McGraw Hill. Geertz, H. (1983). Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Press. Gunarsa, Y. S. D. & Gunarsa, S. D. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Husetiya, Y. (2010). Hubungan asertivitas dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa fakultas psikologi universitas diponegoro Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Kuterovac-Jagodić, G., & Keresteš, G. (1997). Perception of parental acceptancerejection and some personality variables in young adults. Društvena israživanja, 6, 477-491. Komasari, D., & Helmi, A. F. (2000). Faktor-faktor penyebab perilaku merokok pada remaja. Jurnal psikologi, 27(1), 37-47. Kuterovac-Jagodić, G., & Keresteš, G. (1997). Perception of parental acceptancerejection and some personality variables in young adults. Društvena israživanja, 6, 477-491. Khaleque, A. (2002). Parental Love and Huma Development: Implications of Parental Acceptance-Rejection Theory. Pakistan Journal of Psychological Research Vol. 17, Nos. 3-4, 2002, 111-122. Khaleque, A., & Rohner, R. P. (2002). Perceived Parental Acceptance‐Rejection and Psychological Adjustment: A Meta‐Analysis of Cross‐Cultural and Intracultural Studies. Journal of Marriage and Family, 64(1), 54-64. Kusumawati, N., Lilik, S., & Agustin, R. W. (2012). Hubungan antara konsep diri dan asertivitas dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta. Wacana, 4(8). Laura, G. A. & Syifa’ar, R. (2006). Asertivitas Wanita Jawa Ditinjau Dari Pendidikan, Usia Dan Status Pekerjaan. Naskah Publikasi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Marini, L.& Andriani, E. (2005). Perbedaan Asertivitas Remaja Ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua. Psikologia, 1(2), 46-53. Mauboy, D.S. (2011). Peredaan Asertivitas antara Remaja Putri Suku Belu dan Suku Jawa. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Mayangsari, M. D. (2013). Motivasi Berprestasi Mahasiswa Ditinjau dari Penerimaan Orangtua. Jurnal Ecopsy, 1(1), 21-27. Napoli, V., Kilbride, J. M. & Tebbs, D. E. (1988). Adjustment and Growth In A Change World 3th. St.Paul : West Publishing Company. Narbuko, C., & Achmadi, H. A. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ngahu, I. K. (2006). Problem solving skill pada remaja ditinjau dari pola asuh autoritatif orang tua dan inteligensi. Psikodimensia: Kajian Ilmiah Psikologi, 5(2). Nisfiannor, M., Rostiana, & Puspasari, T. (2004). Hubungan Antara Komitmen Beragama Dan Subjective Well-Being Pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologi Vol.2 No.1. Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah.Jakarta: Kencana. Papalia, D. E., Feldman, R. D., & Martorell, G. (2014). Experience Human Development, Menyelami Perkembangan Manusia Edisi 12 Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika. Priyatno, D. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Retnowulandari, W. (2010). Budaya Hukum Patriarki vs Feminis: Dalam Penegakan Hukum di Persidangan Kasus Kekerasan Pada Perempuan. Jurnal Hukum Vol. 8 No. 3 Januari 2010 Robert, J. (1979). They Love Me, They Love Me Not: A Worldwide Study of the Effect of Parental Acceptance and Rejection by Ronald P. Rohner. American Anthropologist,New Series, Vol. 81, No. 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Rohner, R. P., Khaleque, A., & Cournoyer, D. E. (2005). Parental Acceptance‐Rejection: Theory, Methods, Cross‐Cultural Evidence, and Implications. Ethos, 33(3), 299-334. Rosita, H. (2007). Hubungan Antara Perilaku Asertif Dengan Kepercayaan Diri Pada Mahasiswa. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi: Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Santrock, J.W. (2003). Adolescence 6th Edition. Jakarta: Erlangga. Santrock, J.W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga. Santrock , J.W. (2012). Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup, Edisi Ketigabelas, Jilid I. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S.W. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Raawali Press. Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Singhal, A., & Nagao, M. (1993). Assertiveness as communication competence a comparison of the communication styles of American and Japanese students. Asian Journal of Communication, 3(1), 1-18. Soemardjan, S. & Breazeale, K. (1993). Cultural Change In Rural Indonesia: Impact Of Village Development. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sternberg, R.J. (2008). Psikologi Kognitif Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Subowo, E., Martiarini, N., & Budi, U. S. (2009). Hubungan antara Harga diri Remaja dengan Motivasi Berprestasi pada siswa SMK Yosonegoro Magetan. Jurnal Psikohumanika, 2(2). Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit USD.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
http://www.tempo.co/read/news/2013/07/09/058494844/Gara-gara-SMS-Lima-ABGIni-Bunuh-Siswi-SMP http://news.detik.com/read/2014/01/26/114838/2478387/10/marzuki-alie-penggunanarkotika-di-indonesia-pada-tingkat-memprihatinkan http://jogja.solopos.com/baca/2013/05/29/kasus-narkoba-kata-bnn-kasus-narkobadidominasi-pelajar-411172 http://megapolitan.kompas.com/read/2013/09/04/0929085/Usia.Penjahat.yang.Kian. Muda.Sungguh.Merisaukan. http://news.metrotvnews.com/read/2014/05/31/247530/7-14-persen-anak-diyogyakarta-pecandu-rokok http://news.okezone.com/read/2014/01/26/337/931969/waspadai-narkoba-menyebarlewat-pergaulan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1 SKALA TRYOUT
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh: Sesilia Widaningtyas
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
PERNYATAAN KESEDIAAN Salam sejahtera, Saya, Sesilia Widaningtyas adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini, saya sedang melakukan penelitian terkait tugas akhir yang sedang saya kerjakan. Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankan saya untuk mohon bantuan dan kesediaan dari teman-teman meluangkan waktu untuk mengisi skala penelitian ini. Skala penelitian ini berisi beberapa pernyataan. Dalam skala penelitian ini tidak ada penilaian jawaban benar atau salah, sehingga saya berharap teman-teman menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kondisi teman-teman. Usahakan jangan sampai ada jawaban yang terlewatkan. Saya dapat menjamin kerahasiaan dari identitas dan jawaban anda dalam skala penelitian ini. Jika teman-teman bersedia terlibat dalam penelitian ini, silahkan memberikan paraf di bawah ini (tanpa nama). Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kesediaan dalam mengisi skala penelitian ini. Hormat saya,
Sesilia Widaningtyas PSI/USD/109114070
Saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian ini dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri saya Tanggal _____________________
___________________ (paraf tanpa nama)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
IDENTITAS
Inisial
: _____________________
Usia
: _____ tahun
Jenis kelamin*
: Laki-laki / Perempuan (*lingkari salah satu)
Pendidikan saat ini
: ______________________
Suku
: ______________________
Urutan kelahiran
: ke ___ dari ____ bersaudara
Agama
: ______________________
Saat ini bertempat tinggal di kota : __________________ *Apakah orang tua bekerja? Ya / Tidak (*lingkari salah satu). Jika ya, sebutkan : ______________________________________________________________________________ Saat ini tinggal dengan (sebutkan): _________________________ *Apakah mengikuti organisasi/kegiatan baik di sekolah, rumah atau di luar? Ya / Tidak (*lingkari salah satu). Jika ya, sebutkan : ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
SKALA PENELITIAN Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan kondisi anda yang anda alami dalam kehidupan sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang anda alami dan rasakan dengan memberi tanda centang ( √ ) pada salah satu pilihan jawaban. Adapun pilihan jawabannya adalah : SS
: Sangat sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak sesuai
STS
: Sangat tidak sesuai
Contoh : No. 1.
Pernyataan Saya berani mengungkapkan pendapat yang berbeda dengan teman saya
SS
S
TS
STS
√
Perlu diperhatikan bahwa dalam hal ini TIDAK ADA PENILAIAN BENAR-SALAH MAUPUN BAIK-BURUK. Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda. Semua pilihan jawaban adalah benar selama jawaban tersebut sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama. Tanggapilah seluruh pernyataan dalam skala ini. Periksa kembali jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan.
SELAMAT MENGERJAKAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SKALA 1 No. 1.
Pernyataan Saya pikir setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk maju.
2.
Saya tidak suka melihat orang lain lebih berhasil daripada saya
3.
Saya akan mencari jalan tengah jika berbeda pendapat dengan teman saya
4.
Saya akan mengikuti keputusan orang lain walaupun tidak sesuai dengan diri saya
5.
Saya akan memperkenalkan diri dan memulai pembicaraan terlebih dahulu di lingkungan yang baru
6.
Saya mengikuti tujuan yang dibuat orang lain meskipun tidak sesuai dengan diri saya
7.
Saya mampu menolak dengan tegas ajakan teman ketika saya merasa lelah
8.
Saya tidak menganggap penting kritikan dari orang lain
9.
Saya berani mengungkapkan pendapat yang berbeda dengan teman saya
10.
Saya akan menyatakan ketidaksetujuan saya karena saya tidak suka dengan orang yang memberikan pendapat
11.
Jika saya merasa terganggu dengan orang lain, saya akan mengatakannya kepada orang tersebut
SS
S
TS
STS
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 12.
Pernyataan Saya kesulitan untuk menegur teman yang berisik di kelas saat kegiatan belajar berlangsung
13.
Saya suka memberi kritikan kepada orang lain tanpa menyakiti perasaannya
14.
Saya tidak mau orang yang tidak saya sukai menjadi pemimpin di kelompok saya walaupun dia punya kemampuan
15.
Saya memberikan kebebasan kepada orang lain untuk memberikan pendapat
16.
Saya pikir pendapat saya lebih benar daripada orang lain
17.
Saya mampu mendukung keberhasilan orang lain
18.
Jika mengalami konflik, maka saya akan memaksakan kehendak saya
19.
Saya mampu membuat keputusan sendiri
20.
Saya merasa kesulitan untuk memulai pembicaraan ketika berada di lingkungan yang baru
21.
Saya mampu menetapkan tujuan untuk diri saya
22.
Saya tidak mampu menolak ajakan teman karena takut dijauhi
23.
Menurut saya, kritikan dari orang lain adalah yang penting untuk pengembangan diri saya.
24.
Saya merasa enggan untuk memberikan pendapat di dalam suatu diskusi
SS
S
TS
STS
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 25.
Pernyataan Saya berani untuk menyatakan ketidaksetujuan dalam sebuah diskusi dengan didukung oleh alasan yang jelas
26.
Saya akan diam saja ketika merasa tidak nyaman dengan orang lain
27.
Saya akan menyangkal rasa takut saya agar tidak diremehkan oleh orang lain
28.
Saya mampu untuk menegur teman yang berisik di kelas saat kegiatan belajar berlangsung
29.
Saya menceritakan rasa takut saya akan suatu hal kepada orang lain
30.
Saya suka memberi kritikan kepada orang lain tanpa peduli dengan perasaannya
31.
Saya mendengarkan teman yang sedang berbicara kepada saya
32.
Saya ingin teman-teman dekat saya berperilaku seperti yang saya mau
33.
Saya akan mengancam orang yang tidak setuju dengan pendapat saya
34.
Saya akan menyapa orang yang saya kenal meskipun dia pernah membuat saya marah
35.
Saya tidak mau mendengarkan penjelasan orang lain jika dia berbuat salah
SS
S
TS
STS
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 36.
Pernyataan Saya tidak takut jika tiba-tiba diminta memberikan pendapat di dalam kelompok
37.
Saya akan diam saja jika merasa cemas
38.
Saya mampu untuk mengungkapkan perasaan sayang kepada orang terdekat saya
39.
Saya hanya diam saja jika saya setuju maupun tidak setuju dengan orang lain
40.
Saya mampu bertanya di depan umum jika ada hal yang kurang jelas
41.
Saya merasa tidak terima jika ada orang yang memarahi kesalahan saya
42.
Saya berani untuk menolak keinginan teman yang tidak sesuai dengan diri saya
43.
Saya akan berhenti meraih tujuan saya jika ada orang yang meremehkan saya
44.
Saya mampu meminta bantuan kepada orang lain
45.
Saya akan meminta orang lain memutuskan sesuatu untuk saya
46.
Saya berusaha mencapai kesepakatan bersama dalam suatu kelompok
47.
Saya akan melakukan segala cara agar orang lain tidak lebih hebat daripada saya
48.
Saya adalah orang yang tidak pilih-pilih dalam berteman
SS
S
TS
STS
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
49.
Saya merasa senang ketika melihat orang lain berhasil.
50.
Saya suka membeda-bedakan teman
51.
Saya akan marah jika kehendak saya tidak terlaksana
52.
Saya merasa sulit untuk meminta bantuan kepada orang lain meskipun saya mengalami kesulitan
53.
Saya percaya diri dengan penilaian saya sendiri
54.
Saya akan berusaha untuk meraih tujuan yang telah saya buat
55.
Saya akan meminta maaf ketika ada orang yang marah karena kesalahan saya
56.
Saya akan diam saja dan tidak bertanya jika ada hal yang kurang jelas di kelas
57.
Saya akan menunjukkan persetujuan saya di dalam kelompok
58.
Saya merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan saya kepada orang terdekat saya.
59.
Saya akan mengatakan rasa cemas yang saya alami kepada orang lain
60.
Saya merasa cemas jika tiba-tiba diminta untuk berbicara di depan kelas
61.
Saya memberi kesempatan orang lain untuk memberi penjelasan atas kesalahannya
62.
Saya akan memanggil orang yang tidak
SS
S
TS
STS
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI saya sukai dengan nama ejekan 63.
Saya mengijinkan orang lain untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai
64.
Saya akan mengikuti keinginan teman saya walaupun tidak sesuai dengan diri saya
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SKALA 2 Petunjuk : Pengerjaan skala 2 sama seperti skala 1
No. 1.
Pernyataan Orang tua saya suka bercerita banyak hal kepada saya
2.
Orang tua saya mengabaikan cerita saya
3.
Orang tua saya menasehati saya dengan sabar jika saya melakukan kesalahan
4.
Saya lebih nyaman sendiri daripada bersama dengan orang tua saya
5.
Orang tua saya mendukung cita-cita saya
6.
Saya akan dimarahi jika tidak sesuai dengan keinginan orang tua saya
7.
Orang tua saya berminat dengan hal-hal yang saya sukai
8.
Orang tua saya sering menolak jika saya ajak untuk pergi bersama
9.
Orang tua saya akan meminta pendapat saya jika keluarga mengalami masalah
10.
Orang tua saya tidak menegur saya jika saya melakukan kesalahan
11.
Orang tua saya tidak over-protective kepada saya
12.
Orang tua saya meragukan kemampuan saya
13.
Orang tua saya suka membelai saya dengan hangat
14.
Orang tua saya jarang memuji saya
SS
S
TS
STS
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
15.
Orang tua saya sering mengutuki saya
16.
Orang tua saya jarang memeluk saya
17.
Orang tua saya sering memberi tugas kepada saya untuk mengerjakan sesuatu
18.
Orang tua saya tidak memberi kesempatan saya untuk berusaha dengan kemampuan saya sendiri
19.
Orang tua saya menegur saya jika saya tidak konsekuen dengan keputusan saya
20.
Orang tua saya melarang saya jika saya ingin membantunya
21.
Saya sering bersenda gurau (bercanda) dengan orang tua saya
22.
Orang tua saya tidak mau tau dengan halhal yang saya sukai
23.
Saya merasa nyaman untuk mengungkapkan pendapat saya kepada orang tua saya
24.
Orang tua saya tidak peduli dengan hasil belajar saya
25.
Orang tua saya menyayangi saya apa adanya
26.
Orang tua saya tidak peduli jika melakukan kesalahan
27.
Saya berdiskusi mengenai masalah yang saya hadapi dengan orang tua
28.
Saya tidak mengetahui banyak hal tentang orang tua saya
SS
S
TS
STS
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 29.
Pernyataan Orang tua saya hanya berbicara seperlunya kepada saya
30.
Orang tua saya selalu mendengarkan cerita saya dengan sabar
31.
Orang tua saya mencela kesalahan yang saya perbuat
32.
Saya merasa aman jika bersama dengan orang tua saya
33.
Jika saya bercerita tentang cita-cita saya maka orang tua saya akan mencemooh dan menertawakannya
34.
Orang tua saya membebaskan saya melakukan apapun selama hal tersebut positif
35.
Orang tua saya nampak bosan jika saya bercerita tentang hal-hal yang saya sukai
36.
Saya sering pergi bersama dengan orang tua saya
37.
Saya tidak pernah dilibatkan dalam memutuskan sesuatu di dalam keluarga
38.
Saya diajarkan untuk bertanggung jawab dengan semua keputusan yang saya ambil.
39.
Orang tua saya terlalu campur tangan dengan urusan saya
40.
Orang tua saya mendukung saya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
41.
Orang tua saya jarang menunjukkan perasaan sayang terhadap saya
SS
S
TS
STS
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 42.
Pernyataan Orang tua saya berkata bahwa dia menyayangi saya
43.
Orang tua saya suka merangkul saya
44.
Orang tua saya sering memuji saya
45.
Orang tua saya tidak mempercayai saya untuk melakukan sesuatu
46.
Orang tua saya memberi kesempatan saya untuk berusaha dengan kemampuan saya sendiri
47.
Orang tua saya tidak peduli dengan apapun yang saya lakukan
48.
Orang tua saya meminta bantuan saya jika mengalami kesulitan
49.
Orang tua saya lebih mementingkan pekerjaannya daripada saya
50.
Orang tua saya berusaha untuk memfasilitasi hal-hal yang saya sukai
51.
Orang tua saya enggan mendengarkan pendapat dan perasaan saya
52.
Orang tua saya selalu menyemangati saya jika saya mengalami kegagalan
53.
Orang tua saya sering membandingbandingkan saya dengan anak lain
54.
Orang tua mengarahkan saya jika saya berbuat salah
55.
Saya sering mengobrol dengan orang tua saya
56.
Saya jarang bercerita kepada orang tua saya karena merasa tidak didengarkan.
SS
S
TS
STS
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2 RELIABILITAS
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Skala Asertivitas Case Processing Summary
N
Cases
Valid a
Excluded
Total
%
52
100.0
0
.0
52
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.822
64
Item-Total Statistics
Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
192.4423
247.663
.189
.821
VAR00002
193.3462
243.839
.364
.818
VAR00003
192.9615
247.371
.203
.821
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR00004
193.5769
245.072
.190
.821
VAR00005
193.2115
243.543
.285
.819
VAR00006
193.3846
245.810
.184
.821
VAR00007
193.2500
243.525
.248
.820
VAR00008
193.3654
246.433
.184
.821
VAR00009
192.9423
243.075
.461
.818
VAR00010
193.5385
246.253
.153
.822
VAR00011
193.2885
245.660
.206
.821
VAR00012
193.3654
250.276
.000
.825
VAR00013
193.3269
242.499
.399
.818
VAR00014
193.2500
242.348
.382
.818
VAR00015
192.5962
241.736
.588
.816
VAR00016
193.3077
246.100
.192
.821
VAR00017
193.0385
248.979
.152
.822
VAR00018
193.0577
239.702
.522
.815
VAR00019
193.0962
247.893
.122
.822
VAR00020
193.6154
236.359
.490
.814
VAR00021
192.9808
249.235
.091
.822
VAR00022
193.0769
245.602
.268
.820
VAR00023
192.8462
248.054
.112
.822
VAR00024
193.1538
239.505
.531
.815
VAR00025
192.9038
242.285
.413
.817
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR00026
193.7885
236.994
.479
.815
VAR00027
194.0577
246.604
.147
.822
VAR00028
193.1154
246.535
.202
.821
VAR00029
193.4038
245.422
.224
.820
VAR00030
193.2885
244.837
.232
.820
VAR00031
192.1538
222.839
.078
.881
VAR00032
193.4231
246.916
.182
.821
VAR00033
192.6923
247.198
.176
.821
VAR00034
193.0385
243.057
.309
.819
VAR00035
193.0577
244.997
.294
.819
VAR00036
192.9231
239.602
.448
.816
VAR00037
193.7692
246.730
.162
.822
VAR00038
193.3462
239.799
.389
.817
VAR00039
193.1538
238.682
.524
.815
VAR00040
193.1154
240.967
.391
.817
VAR00041
193.3269
248.852
.096
.822
VAR00042
193.1346
242.393
.401
.818
VAR00043
192.6923
244.178
.357
.819
VAR00044
193.0577
245.310
.318
.819
VAR00045
193.5192
247.039
.141
.822
VAR00046
192.7308
244.593
.387
.819
VAR00047
193.1154
242.339
.333
.818
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR00048
192.8269
243.871
.306
.819
VAR00049
192.9615
243.646
.434
.818
VAR00050
192.8269
244.891
.304
.819
VAR00051
193.1154
250.222
.009
.824
VAR00052
193.1346
238.472
.546
.815
VAR00053
193.3462
246.780
.181
.821
VAR00054
192.7115
244.876
.369
.819
VAR00055
192.5962
246.089
.276
.820
VAR00056
193.0769
239.484
.476
.816
VAR00057
193.0385
244.744
.404
.819
VAR00058
193.5192
237.274
.466
.815
VAR00059
193.3654
245.217
.241
.820
VAR00060
193.6538
238.074
.438
.816
VAR00061
192.8846
243.633
.440
.818
VAR00062
193.1923
245.531
.215
.821
VAR00063
193.0192
244.843
.386
.819
VAR00064
193.2308
244.612
.296
.819
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Skala Penerimaan Orang Tua
Case Processing Summary
N
Cases
%
Valid
52
100.0
0
.0
52
100.0
a
Excluded
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.940
56
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted
Item Deleted
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Total Correlation
if Item Deleted
VAR00001
173.3462
366.584
.443
.939
VAR00002
173.4808
368.058
.375
.939
VAR00003
173.6731
358.852
.586
.938
VAR00004
173.7500
356.779
.548
.938
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR00005
173.3077
361.864
.588
.938
VAR00006
174.0769
364.229
.410
.939
VAR00007
173.8462
361.466
.521
.938
VAR00008
173.7115
371.425
.194
.940
VAR00009
174.0769
360.582
.503
.939
VAR00010
173.5385
372.018
.122
.941
VAR00011
174.0000
359.020
.437
.939
VAR00012
173.7500
358.348
.579
.938
VAR00013
174.0000
369.961
.282
.940
VAR00014
173.9231
360.935
.550
.938
VAR00015
173.1731
361.871
.566
.938
VAR00016
173.9423
362.604
.407
.939
VAR00017
173.7692
373.985
.073
.941
VAR00018
173.5769
355.896
.631
.938
VAR00019
173.6731
376.067
.008
.941
VAR00020
173.5192
374.921
.059
.941
VAR00021
173.3654
359.844
.571
.938
VAR00022
173.5385
351.469
.762
.937
VAR00023
173.6346
359.687
.561
.938
VAR00024
173.4615
362.763
.480
.939
VAR00025
173.1538
362.015
.710
.938
VAR00026
173.3846
369.496
.263
.940
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR00027
173.7500
355.015
.632
.938
VAR00028
173.5385
366.214
.305
.940
VAR00029
173.5577
365.546
.381
.939
VAR00030
173.6923
360.531
.632
.938
VAR00031
173.9231
368.347
.291
.940
VAR00032
173.2115
361.425
.608
.938
VAR00033
173.2692
361.338
.555
.938
VAR00034
173.0769
366.308
.518
.939
VAR00035
173.5385
358.018
.710
.937
VAR00036
173.7885
374.601
.053
.941
VAR00037
173.8269
364.107
.433
.939
VAR00038
173.1154
371.006
.290
.940
VAR00039
173.8462
363.152
.460
.939
VAR00040
173.5000
362.020
.563
.938
VAR00041
173.6923
364.452
.397
.939
VAR00042
173.4231
372.759
.165
.940
VAR00043
173.8654
369.021
.280
.940
VAR00044
173.9615
361.724
.508
.939
VAR00045
173.5962
361.853
.554
.938
VAR00046
173.4423
363.114
.629
.938
VAR00047
173.4038
358.991
.690
.938
VAR00048
173.6923
370.962
.234
.940
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR00049
173.5000
363.118
.519
.939
VAR00050
173.5769
364.288
.433
.939
VAR00051
173.5385
358.489
.612
.938
VAR00052
173.6154
357.967
.689
.938
VAR00053
174.1731
359.675
.413
.939
VAR00054
173.4615
368.136
.462
.939
VAR00055
173.5769
356.210
.640
.938
VAR00056
173.4808
356.882
.612
.938
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3 SKALA PENELITIAN
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SKALA PENELITIAN
Disusun oleh: Sesilia Widaningtyas
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
PERNYATAAN KESEDIAAN Salam sejahtera, Saya, Sesilia Widaningtyas adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini, saya sedang melakukan penelitian terkait tugas akhir yang sedang saya kerjakan. Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankan saya untuk mohon bantuan dan kesediaan dari teman-teman meluangkan waktu untuk mengisi skala penelitian ini. Skala penelitian ini berisi beberapa pernyataan. Dalam skala penelitian ini tidak ada penilaian jawaban benar atau salah, sehingga saya berharap teman-teman menjawab dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan kondisi teman-teman. Usahakan jangan sampai ada jawaban yang terlewatkan. Saya dapat menjamin kerahasiaan dari identitas dan jawaban anda dalam skala penelitian ini. Jika teman-teman bersedia terlibat dalam penelitian ini, silahkan memberikan paraf di bawah ini (tanpa nama). Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kesediaan dalam mengisi skala penelitian ini. Hormat saya,
Sesilia Widaningtyas PSI/USD/109114070
Saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian ini dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri saya Tanggal _____________________
___________________ (paraf tanpa nama)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
IDENTITAS
Inisial
: _____________________
Usia
: _____ tahun
Jenis kelamin*
: Laki-laki / Perempuan (*lingkari salah satu)
Pendidikan saat ini : ______________________ Suku
: ______________________
Urutan kelahiran : ke ___ dari ____ bersaudara Agama
: ______________________
Saat ini bertempat tinggal di kota : __________________ *Apakah orang tua bekerja? Ya / Tidak (*lingkari salah satu). Jika ya, sebutkan : __________________________________________________________________ Saat ini tinggal dengan (sebutkan): _________________________ *Apakah mengikuti organisasi/kegiatan baik di sekolah, rumah atau di luar? Ya / Tidak (*lingkari salah satu). Jika ya, sebutkan : __________________________________________________________________ __________________________________________________________________
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
SKALA PENELITIAN Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan kondisi anda yang anda alami dalam kehidupan sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang anda alami dan rasakan dengan memberi tanda centang ( √ ) pada salah satu pilihan jawaban. Adapun pilihan jawabannya adalah : SS
: Sangat sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak sesuai
STS
: Sangat tidak sesuai
Contoh : No. 1.
Pernyataan Saya berani mengungkapkan
SS
S
TS
STS
√
pendapat yang berbeda dengan teman saya Perlu diperhatikan bahwa dalam hal ini TIDAK ADA PENILAIAN BENAR-SALAH MAUPUN BAIK-BURUK. Setiap orang dapat memiliki jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda. Semua pilihan jawaban adalah benar selama jawaban tersebut sesuai dengan keadaan diri anda yang sebenarnya. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama. Tanggapilah seluruh pernyataan dalam skala ini. Periksa kembali jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. SELAMAT MENGERJAKAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
SKALA 1 No. 1.
Pernyataan Saya tidak suka melihat orang lain lebih berhasil daripada saya
2.
Saya berani mengungkapkan pendapat yang berbeda dengan teman saya
3.
Saya suka memberi kritikan kepada orang lain tanpa menyakiti perasaannya
4.
Saya akan diam saja ketika merasa tidak nyaman dengan orang lain
5.
Saya memberikan kebebasan kepada orang lain untuk memberikan pendapat
6.
Jika mengalami konflik, maka saya akan memaksakan kehendak saya
7.
Saya merasa kesulitan untuk memulai pembicaraan ketika berada di lingkungan yang baru
8.
Saya merasa enggan untuk memberikan pendapat di dalam suatu diskusi
9.
Saya berani untuk menyatakan ketidaksetujuan dalam sebuah diskusi dengan didukung oleh alasan yang jelas
10.
Saya tidak mau orang yang tidak saya sukai menjadi pemimpin di kelompok saya walaupun dia punya kemampuan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 11.
Pernyataan Saya akan menyapa orang yang saya kenal meskipun dia pernah membuat saya marah
12.
Saya mampu meminta bantuan kepada orang lain
13.
Saya akan melakukan segala cara agar orang lain tidak lebih hebat daripada saya
14.
Saya hanya diam saja jika saya setuju maupun tidak setuju dengan orang lain
15.
Saya mampu bertanya di depan umum jika ada hal yang kurang jelas
16.
Saya berani untuk menolak keinginan teman yang tidak sesuai dengan diri saya
17.
Saya akan berhenti meraih tujuan saya jika ada orang yang meremehkan saya
18.
Saya tidak takut jika tiba-tiba diminta memberikan pendapat di dalam kelompok
19.
Saya berusaha mencapai kesepakatan bersama dalam suatu kelompok
20.
Saya mampu untuk mengungkapkan perasaan sayang kepada orang terdekat saya
SS
S
TS
100
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 21.
Pernyataan Saya adalah orang yang tidak pilihpilih dalam berteman
22.
Saya merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan saya kepada orang terdekat saya.
23.
Saya suka membeda-bedakan teman
24.
Saya merasa sulit untuk meminta bantuan kepada orang lain meskipun saya mengalami kesulitan
25.
Saya akan berusaha untuk meraih tujuan yang telah saya buat
26.
Saya mengijinkan orang lain untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai
27.
Saya akan menunjukkan persetujuan saya di dalam kelompok
28.
Saya merasa senang ketika melihat orang lain berhasil.
29.
Saya merasa cemas jika tiba-tiba diminta untuk berbicara di depan kelas
30.
Saya memberi kesempatan orang lain untuk memberi penjelasan atas kesalahannya
31.
Saya akan diam saja dan tidak bertanya jika ada hal yang kurang jelas di kelas
SS
S
TS
101
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
SKALA 2 Petunjuk : Pengerjaan skala 2 sama seperti skala 1
No. 1.
Pernyataan Orang tua saya suka bercerita banyak hal kepada saya
2.
Orang tua saya mengabaikan cerita saya
3.
Orang tua saya menasehati saya dengan sabar jika saya melakukan kesalahan
4.
Saya lebih nyaman sendiri daripada bersama dengan orang tua saya
5.
Orang tua saya sering mengutuki saya
6.
Saya akan dimarahi jika tidak sesuai dengan keinginan orang tua saya
7.
Orang tua saya berminat dengan halhal yang saya sukai
8.
Orang tua saya akan meminta pendapat saya jika keluarga mengalami masalah
9.
Orang tua saya jarang memeluk saya
10.
Orang tua saya meragukan kemampuan saya
11.
Orang tua saya jarang memuji saya
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 12.
Pernyataan Orang tua saya mendukung cita-cita saya
13.
Orang tua saya tidak over-protective kepada saya
14.
Orang tua saya tidak memberi kesempatan saya untuk berusaha dengan kemampuan saya sendiri
15.
Saya sering bersenda gurau (bercanda) dengan orang tua saya
16.
Saya tidak mengetahui banyak hal tentang orang tua saya
17.
Saya merasa nyaman untuk mengungkapkan pendapat saya kepada orang tua saya
18.
Orang tua saya selalu mendengarkan cerita saya dengan sabar
19.
Orang tua saya menyayangi saya apa adanya
20.
Saya berdiskusi mengenai masalah yang saya hadapi dengan orang tua
21.
Orang tua saya tidak mau tau dengan hal-hal yang saya sukai
22.
Orang tua saya hanya berbicara seperlunya kepada saya
SS
S
TS
103
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 23.
Pernyataan Orang tua saya tidak peduli dengan hasil belajar saya
24.
Saya merasa aman jika bersama dengan orang tua saya
25.
Jika saya bercerita tentang cita-cita saya maka orang tua saya akan mencemooh dan menertawakannya
26.
Orang tua saya membebaskan saya melakukan apapun selama hal tersebut positif
27.
Orang tua saya nampak bosan jika saya bercerita tentang hal-hal yang saya sukai
28.
Saya tidak pernah dilibatkan dalam memutuskan sesuatu di dalam keluarga
29.
Orang tua saya terlalu campur tangan dengan urusan saya
30.
Orang tua saya mendukung saya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
31.
Orang tua saya jarang menunjukkan perasaan sayang terhadap saya
32.
Orang tua saya sering memuji saya
33.
Orang tua saya tidak mempercayai saya untuk melakukan sesuatu
SS
S
TS
104
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
34.
Saya jarang bercerita kepada orang tua saya karena merasa tidak didengarkan.
35.
Orang tua saya sering membandingbandingkan saya dengan anak lain
36.
Orang tua saya lebih mementingkan pekerjaannya daripada saya
37.
Orang tua saya berusaha untuk memfasilitasi hal-hal yang saya sukai
38.
Orang tua mengarahkan saya jika saya berbuat salah
39.
Orang tua saya selalu menyemangati saya jika saya mengalami kegagalan
40.
Orang tua saya tidak peduli dengan apapun yang saya lakukan
41.
Orang tua saya enggan mendengarkan pendapat dan perasaan saya
42.
Saya sering mengobrol dengan orang tua saya
43.
Orang tua saya memberi kesempatan saya untuk berusaha dengan kemampuan saya sendiri
44.
Orang tua saya suka membelai saya dengan hangat
45.
Orang tua saya suka merangkul saya
SS
S
TS
105
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4 MEAN EMPIRIK
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Asertivitas
125
76.00
124.00
95.5840
8.93090
PenerimaanOrangTua
125
99.00
174.00
1.4410E2
17.50982
Valid N (listwise)
125
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5 UJI NORMALITAS
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Case Processing Summary
Cases Valid N
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
Asertivitas
125
100.0%
0
.0%
125
100.0%
PenerimaanOrangTua
125
100.0%
0
.0%
125
100.0%
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk Sig.
Statistic
df
Sig.
Asertivitas
.071
125
.198
.985
125
.177
PenerimaanOrangTua
.082
125
.037
.975
125
.022
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 6 UJI LINEARITAS
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANOVA Table
Sum of Squares
Asertivitas *
Between
Penerimaan
Groups
df
Mean Square
F
Sig.
(Combined)
5771.068
53
108.888
1.877
.007
Linearity
2102.468
1
2102.468
36.238
.000
3668.600
52
70.550
1.216
.220
Within Groups
4119.300
71
58.018
Total
9890.368
124
OrangTua
Deviation from Linearity
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 7 UJI HIPOTESIS
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Nonparametric Correlations
Correlations
PenerimaanOrang Asertivitas
Spearman's rho
Asertivitas
Correlation Coefficient
1.000
Sig. (1-tailed)
.449
**
.
.000
125
125
**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
125
125
N
PenerimaanOrangTua
Tua
Correlation Coefficient
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
.449