PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X C SMA NEGERI 1 MLATI TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh : MAKSIMA AMERTA.S. NIM: 091314029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X C SMA NEGERI 1 MLATI TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh : MAKSIMA AMERTA.S. NIM: 091314029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kekuatan, kesehatan, dan perlindungan dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Kedua orangtuaku tercinta F. Sabarudin dan M. Saungat, adikku Sergius Modestus Biantoro.S., kakak Pauma dan abang Kasimo yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan mencurahkan kasih sayang kepadaku. 3. Jeremias Quintino Tilman yang selalu ada dalam setiap saat mendengar keluh kesahku.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri sendiri. (Ibu Kartini)
Gantungkan cita-citamu setinggi langit dan bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang. (Ir. Soekarno)
Tiada manusia yang berjaya dalam semua yang dilakukannya dan kewujudan kita ini sebenarnya meski menempuh kegagalan. Yang penting ialah kita tidak menjadi lemah semasa kegagalan itu terjadi dan kekalkan usaha hingga akhir hayat. (Joseph Conrad)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MELALUI PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS X C SMA NEGERI 1 MLATI TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh Maksima Amerta .S. Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah melalui Penerapan Model Picture and Picture Siswa Kelas X C SMA Negeri 1 Mlati tentang “Asal-Usul dan Persebaran Manusia di Indonesia”. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model penelitian Hopkins dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X C SMA Negeri 1 Mlati yang melibatkan 32 siswa. Obyek penelitian adalah prestasi belajar sejarah siswa melalui model pembelajaran Picture and Picture. Data dikumpulkan dengan menggunakan tes dan observasi. Analisis data dengan menggunakan deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Picture and Picture siswa kelas X C SMA Negeri 1 Mlati. Pencapaian prestasi belajar siswa sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 pada keadaan awal sebanyak 9 siswa (29%), siklus 1 meningkat menjadi 20 siswa (62%), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 32 siswa (100%). Peningkatan nilai rata-rata dari keadaan awal 71,3, siklus 1 meningkat 77,3, dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 95,53.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE IMPROVING ACHIEVEMENT OF HISTORY-LEARNING THROUGHT THE MODEL OF PICTURE AND PICTURE APPLICATION OF CLASS X C SMA 1 MLATI 2013/2014 by Maksima Amerta.S. Universitas Sanata Dharma 2015 This study aimed to describe the improvement of student’ history-learning achievement after applying the models of picture of picture X C SMA Negeri 1 Mlati on “the origin and spread of humans in Indonesia”. This study used Classroom Action Research (CAR) with the Hopkins the model with the stages of planning, action, observation, and reflection. The subjects in this study were class X C student of SMA Negeri 1 Mlati involving 32 student. The object of the research is the students’ achievement of history-learning through the picture of picture learning model. Data was collected using tests and observation. Data analysis used the descriptive percentage. The result showed that there was an increase on student’ achievement after the implementation of picture and picture learning model for X C SMA Negeri 1 Mlati students. The achievement of student’ improvement depended on Completeness Minimum Criteria (KKM) 75 in the initial state as much as 9 students (29%), in the cycle 1 increased to 20 student (62%), and in the cycle 2 increased to 32 student (100%). The increased in the average value of the initial state of 71.3, in cycle 1 was increased to 77.3, and in cycle 2 increased to 95.53.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...............................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................................
viii
ABSTRACT ................................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................
7
C. Batasan Masalah ........................................................................................
7
D. Rumusan Masalah ......................................................................................
8
E. Cara Pemecahan masalah ..........................................................................
8
F. Tujuan Penelitian .......................................................................................
8
G. Manfaat Penelitian .....................................................................................
8
BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah ..........
10
B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah .............
14
C. Prestasi Belajar Sejarah. ............................................................................
20
D. Model- model Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme .............
27
E. Strategi Model Picture and Picture dalam Pembelajaran Sejarah ............ xi
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Model Pembelajaran Picture and Picture ..................................................................................................
36
G. Kerangka Berpikir .....................................................................................
43
H. Hipotesis Penelitian ...................................................................................
44
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..........................................................................................
45
B. Setting Penelitian .......................................................................................
46
C. Variabel-Variabel Penelitian .....................................................................
47
D. Metode Pengumpulan Data........................................................................
47
E. Instrumen Pengumpulan Data....................................................................
48
F. Desain penelitian. ......................................................................................
52
G. Teknik Analisis data ..................................................................................
52
H. Prosedur Penelitian ....................................................................................
55
I. Indikator Keberhasilan...............................................................................
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..........................................................................................
60
B. Komparasi ..................................................................................................
82
C. Pembahasan ................................................................................................
86
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................
89
B. Saran ...........................................................................................................
90
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
92
LAMPIRAN .............................................................................................................
95
BIODATA PENULIS ..............................................................................................
175
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Tingkat Penguasaan Kompentensi sesuai dengan PAP II ........................
54
Tabel 2: Hasil Tes Pra Siklus ...................................................................................
60
Tabel 3: Kriteria Nilai Kualitatif Pra Siklus ............................................................
62
Tabel 4: Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Pra Siklus .........................................
62
Tabel 5: Kriteria Penilaian Hasil pengamatan Aktivitas Belajar .............................
65
Tabel 6: Hasil Pengamatan Siklus 1 ........................................................................
65
Tabel 7: Perolehan Prestasi pada Siklus 1 ...............................................................
67
Tabel 8: Nilai Final Siklus 1 ....................................................................................
69
Tabel 9: Kriteria Nilai Kualitatif Siklus 1 ................................................................
71
Tabel 10: Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Siklus 1 ...........................................
71
Tabel 11: Kriteria Penilaian Hasil pengamatan Aktivitas Belajar ...........................
74
Tabel 12: Hasil Pengamatan Siklus 2.......................................................................
75
Tabel 13: Perolehan Prestasi pada Siklus 2 .............................................................
77
Tabel 14: Nilai Final Siklus 2 ..................................................................................
79
Tabel 15: Kriteria Nilai Kualitatif Siklus 2 ..............................................................
80
Tabel 16: Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Siklus 2 ...........................................
81
Tabel 17: Komparasi Pra Siklus dengan Siklus 1 ....................................................
83
Tabel 18: Komparasi Siklus 1 dengan Siklus 2 .......................................................
85
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar I
: Gambar Kemampuan Siswa ........................................................
12
Gambar II
: Kerangka Berpikir Penelitian Model Picture and Picture ............
43
Gambar III
: Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins (Diadaptasi dari Suharsimi Arikunto. 2006:16) ................................................
52
Gambar IV
: Diagram Prestasi Pra Sikus ............................................................
63
Gambar V
: Diagram Prestasi Sikus 1 ................................................................
71
Gambar VI
: Diagram Prestasi Sikus 2 ................................................................
81
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat Izin Penelitian dari Bappeda ......................................................
95
Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..............................
96
Lampiran 3: Silabus .................................................................................................
97
Lampiran 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................
108
Lampiran 5: Lampiran Materi Pembelajaran ...........................................................
116
Lampiran 6: Kisi-Kisi Soal ......................................................................................
137
Lampiran 7: Analisis Siklus 1 ..................................................................................
154
Lampiran 8: Analisis Siklus 2 ..................................................................................
160
Lampiran 9: IPKG 1 (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran) .........................
164
Lampiran 10: IPKG 2 (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran) .......................
166
Lampiran 11: Lembar Observasi (Aktivitas Belajar Siswa Kelas X C pada Mata Pelajaran Sejarak Siklus 1) ......................................................
169
Lampiran 12: Lembar Observasi (Aktivitas Belajar Siswa Kelas X C pada Mata Pelajaran Sejarak Siklus 2) ......................................................
171
Lampiran 13: Foto Penelitian ...................................................................................
175
Lampiran 14: Biodata Penulis ..................................................................................
175
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.1 Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Dalam suatu proses belajar mengajar (PBM) guru dapat menemukan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Guru akan menjumpai pula peserta didik yang cukup mengusai bahan pelajaran yang telah diberikan guru. Bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar cara mengatasinya dengan pengajaran remedial. Namun bagi peserta didik yang mempunyai kemampuan akademik yang tinggi, tidak mengalami kesulitan belajar juga perlu mendapat penanganan tersendiri dalam bentuk pengayaan dengan harapan peserta didik akan memperoleh kepuasan intelektual.2
1 2
Sugihartono, dkk, Psikologi Pendidikan, UNY Press, Yogyakarta, 2007, hlm. 3-4. Ibid , hlm. 186.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2 Pelajaran sejarah merupakan salah satu pelajaran yang ada di kurikulum sekolah. Pelajaran sejarah di sekolah selama ini masih dengan metode ceramah atau pembelajaran konvensional. Pelajaran sejarah tanpa disertai dengan strategi, media, cara mengajar,dan metode yang menarik akan membuat siswa bosan. Karena sesungguhnya siswa tersebut menganggap bahwa pelajaran sejarah itu tidak menarik dan membosankan. Guru sejarah hanya membeberkan fakta dan dianggap tidak mampu memberikan motivasi belajar kepada siswa karena guru menggunakan cara mengajar yang konvensional yaitu bercorak hafalan dengan menggunakan metode ceramah.3 Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di kelas X C SMA Negeri 1 Mlati rata-rata prestasi siswa mata pelajaran sejarah cukup rendah yang dibuktikan dari 32 siswa yang mengikuti tes pra siklus sebanyak 9 siswa 29% yang mencapai KKM dan siswa yang tidak berhasil mencapai KKM 23 siswa 71%, dengan KKM yang ditentukan pihak sekolah sebesar 75%. Faktor penyebabnya adalah keterbatasan siswa dalam menerima pembelajaran sejarah, penggunaan metode ceramah yang dominan serta siswa tidak punya wawasan terhadap materi pembelajaran yang disampaikan. Perubahan pembelajaran dilakukan penggunaan model pembelajaran yang variatif, media pembelajaran yang memancing siswa untuk terlibat aktif seperti film, gambar dan sebagainya. Berdasarkan data tersebut maka perlu dilakukan peningkatan dalam hal jumlah siswa yang mencapai KKM dan nilai rata-rata. Dari hasil yang didapat ini, bisa 3
Isjoni, dan Moh. Arif. Hj. Ismail, Model-model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan IndonesiaMalaysia, Pustaka Belajar, Pekan Baru, 2007, hlm. 160.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3 dipastikan bahwa model pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga pengajar terhadap siswa kurang bisa diikuti dengan baik sehingga siswa memperoleh hasil prestasi belajar yang rendah. Dalam proses pengembangan pembelajaran sejarah maka peneliti mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMA Negeri 1 Mlati. Hal ini perlu dilakukan karena melihat guru hanya menerapkan suatu metode ceramah yang dinilai kurang meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, sehingga dengan penerapan pembelajaran model Picture and Picture ini dapat memungkinkan siswa membangun motivasi, pengetahuan dan pemahaman sendiri serta meningkatkan prestasi belajar sejarah. Perubahan yang dilakukan dalam pembelajaran sejarah akan mendukung siswa aktif dengan penggunaan model pembelajaran yang variatif. Peneliti menggunakan model Picture and Picture dalam pembelajaran sejarah. Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Dengan pemahaman ini, hasil belajar diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga berlangsung alamiah, siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.4 Penerapan model Picture and Picture mempunyai keunggulan dalam melatih siswa berpikir logis dan sistematis. Dalam pelaksanaan model Picture and Picture kesempatan kepada siswa untuk berpikir logis dan sistematis. Kelebihan model Picture and Picture dapat melatih siswa berpikir logis dan sistematis, dan
4
Siregar, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2011, hlm. 117.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4 guru juga lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Siswa diharapkan sangat antusias dalam memahami permasalahan dan jawaban karena guru menunjuk atau memanggil siswa bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Model Picture and Picture menekankan agar dapat melatih siswa berpikir logis dan sistematis untuk menguasai materi pelajaran sejarah. Melalui penerapan model Picture and Picture siswa dapat bekerja dalam kelompok untuk saling membantu dan berkolaborasi dalam menuangkan ide untuk merekonstruksi pengetahuan. Proses belajar dengan menggabungkan realita, maka makna dari pembelajaran dapat diresapi oleh siswa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti berharap dengan penggunaan penerapan model Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sejarah sehingga prestasi siswa dalam pelajaran sejarah juga meningkat. Model pembelajaran Picture and Picture ini berhasil digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas seperti penelitian yang dilakukan oleh Sriyana Jumiasih (2008) penerapan CTL dengan model Picture and Picture untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS sejarah pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Ngaglik. Penelitian ini mendapat hasil bahwa penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kelas XI IPS 1 SMA Ngaglik. Peningkatan tersebut dapat dilihat dimana pada saat pra tindakan ada 15 siswa (42,85%) yang mencapai KKM
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5 sebesar 75, sedangkan 20 siswa (57,14%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM karena memiliki nilai di bawah 75, pada siklus 1 sebanyak 16 siswa (45,71%) yang mencapai KKM karena memiliki nilai di bawah 75, sedangkan 19 siswa (52,28%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM karena memiliki nilai di bawah 75, pada siklus 2 sebanyak ada 27 siswa (81,81%) yang mencapai KKM sebesar 75, sedangkan 6 siswa (18,18%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM karena memiliki nilai di bawah 75.5 Eka Wahyuningsih telah berhasil meneliti dengan judul: Meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada materi kehidupan masa pra aksara di Indonesia melalui penerapan model pembelajaran Picture and Picture kelas X 1 SMA Negeri 1 Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Peningkatan tersebut dapat dilihat dimana pada saat pra tindakan ada 21 siswa (70%) yang mencapai KKM sebesar 75, sedangkan 9 siswa (30%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM karena memiliki nilai di bawah 75, pada siklus 1 sebanyak 25 siswa (83,33%) yang mencapai KKM karena memiliki nilai di bawah 75, sedangkan 5 siswa (16,66%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM, pada siklus 2 sebanyak ada 28 siswa (93,33%) yang mencapai KKM sebesar 75, sedangkan 2 siswa (6,6%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM.6
5
6
Sriyana Jumiasih, Skripsi, ”Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Siswa melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Model Picture and Picture”, Tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Eka Wahyuningsih, Skripsi, “Meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada materi kehidupan masa pra aksara di Indonesia melalui penerapan model pembelajaran Picture and Picture”, Tidak diterbitkan, Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6 Yosefin Fitri Wijayanti yang telah melakukan penelitian dengan judul: Peningkatan prestasi dan kepuasan belajar sejarah siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini mendapat hasil bahwa penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Peningkatan tersebut dapat dilihat dimana pada saat pra tindakan ada 23 siswa (76,67%) yang mencapai KKM sebesar 78, sedangkan 7 siswa (23,33%) yang dinyatakan tidak tuntas KKM karena memiliki nilai di bawah 78, pada siklus 1 sebanyak 30 siswa (100%) yang mencapai KKM karena memiliki nilai di bawah 78, pada siklus 2 sebanyak 30 siswa (100%) yang mencapai KKM sebesar 78.7 Kesimpulannya bahwa berdasarkan contoh diatas, membuktikan bahwa model pembelajaran Picture and Picture mampu memberikan keberhasilan dalam upaya memperbaiki hasil belajar siswa di dalam kelas. Maka dari itu, dengan mengacu pada penelitian dengan model pembelajaran Picture and Picture mengalami keberhasilan di atas. Diharapkan model pembelajaran Picture and Picture yang digunakan dalam penelitian di SMA Negeri 1 Mlati ini mengalami keberhasilan seperti contoh di atas. Sehingga, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.
7
Yosefin Fitri Wijayanti, Skripsi, “Peningkatan prestasi dan kepuasan belajar sejarah siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture”, Tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7 Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah melalui Penerapan Model Picture And Picture Siswa Kelas X c SMA Negeri 1 Mlati”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Motivasi belajar sejarah kurang. 2. Hasil belajar sejarah masih rendah. 3. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran sejarah dan terkesan pasif. 4. Proses pembelajaran sejarah belum mengembangkan potensi siswa. 5. Keterampilan berpikir siswa kurang. 6. Siswa kurang berani mengungkapkan pendapat. 7. Minat belajar sejarah masih kurang.
C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penelitian membatasi permasalahan pada peningkatan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model Picture and Picture.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut: Apakah melalui penerapan model Picture and Picture dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa di kelas X C SMA Negeri 1 Mlati tentang “AsalUsul Persebaran Manusia di Indonesia”?
E. Cara Pemecahan Masalah Cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan penerapan model Picture and Picture dalam proses pembelajaran sejarah.
F. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar sejarah siswa setelah menerapkan model Picture and Picture kelas X C SMA Negeri 1 Mlati tentang “Asal-Usul Persebaran Manusia di Indonesia”.
G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi siswa a. Meningkatkan hasil belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9 b. Meningkatkan
penerapan
model
Picture
and
Picture
dalam
pembelajaran. c. Meningkatkan siswa sebagai subyek yang aktif. 2. Manfaat bagi peneliti Peneliti dapat menggunakan penerapan model Picture and Picture dalam pembelajaran. 3. Manfaat bagi teman sejawat, perpustakaan dan sekolah a. Manfaat bagi teman sejawat Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi agar dapat melakukan penelitian dalam bidang pembelajaran khususnya dalam pembelajaran sejarah. b. Manfaat bagi perpustakaan Hasil penelitian berupa tulisan diharapkan dapat menjadi salah satu koleksi dan sumber bacaan perpustakaan. c. Manfaat bagi sekolah Penelitian ini berguna untuk model pembelajaran yang digunakan guru selama PBM berlangsung di dalam kelas karena dapat mempermudah siswa dalam memahami bidang pembelajaran sejarah dan bidang studi lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI
Teori-teori yang mendukung pelaksanaan penelitian melalui penerapan model Picture and Picture seperti: Teori Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah, Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah, Prestasi Belajar Sejarah, Model-model Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme, Strategi Model Picture and Picture dalam Pembelajaran Sejarah, Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Model Pembelajaran Picture and Picture dan khususnya Model Picture and Picture dalam pembelajaran sejarah. A. Teori Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah 1. Teori Belajar Konstruktivisme Wina Sanjaya dalam bukunya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan mengemukakan bahwa teori konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.1 Von Glasersfeld yang dikutip oleh Sardiman A.M. menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan bukan gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Tetapi pengetahuan selalu merupakan kegiatan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang. Secara sederhana konstruktivisme itu beranggapan bahwa
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2006, hlm. 264.
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11 pengetahuan kita merupakan konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan orang yang sedang mempelajarinya. Teori belajar kontruktivisme menyatakan bahwa siswa harus membangun pengetahuan di dalam benak mereka sendiri. Setiap pengetahuan atau kemampuan hanya bisa diperoleh atau dikuasai oleh seseorang apabila orang itu secara aktif mengkontruksi pengetahuan atau kemampuan itu di dalam pikirannya.2 Menurut Y.R. Subakti3, beberapa konsep mendasar dalam konstruktivisme, yaitu: a. Scaffolding Dalam lingkungan pembelajaran, proses pembentukan makna dalam diri siswa membutuhkan dukungan guru berupa topangan (scaffolding). Topangan adalah bantuan yang diberikan dalam wilayah perkembangan terdekat (zone of proximal development) siswa (Wood et al., dalam Confrey, 1995). Topangan diberikan berdasarkan apa yang sudah bermakna bagi siswa, sehingga apa yang sebelumnya belum dapat dimaknai sendiri oleh siswa sekarang dapat bermakna berkat topangan itu. Dengan demikian, topangan diberikan kepada siswa dalam situasi yang interaktif, dalam arti guru memberikan topangan berdasarkan interpretasi akan apa yang sudah bermakna bagi siswa, dan siswa mengalami perkembangan dalam proses pembentukan makna berkat topangan itu. Scafollding 2
http://usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PARADIG A%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf Download, Jumat, 16 Mei 2014 jam 09:20. 3 Ibid.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12 merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa untuk belajar dan untuk memecahkan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri. b. Proses Top Down Pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran lebih menekankan proses pengajaran secara top-down daripada bottom-up. Konteks Top-down adalah siswa mulai dengan masalah kompleks untuk dipecahkan dan kemudian siswa memecahkan atau menemukan (dengan
bimbingan
guru) keterampilan-
keterampilan dasar yang diperlukan. (Slavin, 1994). c. Zone Of Proximal Development (ZPD) Zone of proximal development (ZPD) dimaknai sebagai jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya dalam bentuk kemampuan pemecahan masalah secara mandiri, dengan tingkat perkembangan potensial dalam bentuk kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan guru atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu. Siswa bekerja dalam ZPD mereka, berarti siswa tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dan dapat terselesaikan jika mendapat bantuan dari teman sebaya atau guru. Kemampuan Awal Siswa
Kemampuan Siswa Sekarang ZPD
(sumber: Y. R. Subakti, Paradigma Pembelajaran Sejarah Berbasis Kontruktivisme. (online) http://usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PARADIGMA%20PEM BELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf Gambar I: Gambar Kemampuan Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13 Keterangan: Kemampuan awal siswa: kemampuan yang dimiliki siswa sebelum menerima pembelajaran. ZPD: zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan anak menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Kemampuan Siswa Sekarang: kemampuan siswa memecahkan masalah setelah mendapatkan bantuan dari teman sejawat dan gurunya. d. Pembelajaran Kooperatif Vygotsky dalam Slavin (1997) menyarankan agar dalam pembelajaran digunakan pendekatan pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek, dan penemuan. Salah satu implikasi penting teori Vygotsky dalam pendidikan adalah perlunya kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi dalam menyelesaikan tugas-tugas dan dapat saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing ZPD mereka. Pendekatan konstruktivitis dalam pengajaran kelas yang menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah yang mereka hadapi dengan temannya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting, yaitu prestasi akademik, penerimaan akan penghargaan dan pengembangan keterampilan sosial. Meskipun pembelajaran kooperatif mencakup berbagai tujuan sosial, namun pembelajaran kooperatif dapat juga digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik. 2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme Prinsip-prinsip dalam pembelajaran yang berpaham konstruktivitis diantaranya adalah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14 a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara personal maupun sosial; b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dan guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa itu sendiri untuk menalar; c. Siswa aktif mengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah; d. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus; e. Evaluasi dalam pembelajaran, dalam pandangan konstruktivis, evaluasi menekankan pada penyusunan makna secara aktif yang melibatkan keterampilan yang terintegrasi dengan menggunakan masalah dalam konteks nyata; menggali munculnya berpikir divergen, pemecahan ganda, bukan hanya satu jawaban benar; evaluasi harus diintegrasikan ke dalam tugas-tugas yang menuntut aktivitas belajar yang bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata, bukan sebagai kegiatan yang terpisah.4
B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkahlangkah saintifik dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang
4
Ibid.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15 dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).5 Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran
saintifik
menekankan
pada
keterampilan
proses.
Model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model ini juga 5
http://martinis1960.wordpress.com/2010/07/29/model-pembelajaran-scoffolding/ Download, Rabu, 11 Juni 2014 jam 17:20.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16 tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsipprinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).6 Pembelajaran dirancang dengan basis fakta dan fenomena yang bisa diobservasi. Pembelajaran memberi peluang kepada siswa untuk secara aktif mengkonstruksi (membangun) konsep, prinsip, hukum berdasarkan fakta dan data.
Pembelajaran
mengidentifikasi
6
Ibid.
dilaksanakan
masalah),
dengan
merumuskan
tahapan
masalah,
mengamati
mengajukan
(untuk hipotesis,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17 mengumpulkan
data,
mengananalisis
data,
menarik
kesimpulan,
dan
mengkomunikasikan konsep, prinsip, hukum yang ”ditemukan”. Pembelajaran adalah kegiatan ilmiah karena itu pendekatan dalam pembelajaran harus memenuhi kriteria ilmiah, seperti berbasis fakta / fenomena dan data, melalui penalaran ilmiah, dapat diuji dengan teori yang diakui. Dengan demikian pembelajaran terhindar dari kegiatan non ilmiah seperti intuisi, prasangka, penemuan, coba-coba (untung-untungan). Pembelajaran adalah proses siswa mengkontruksi konsep, prinsip dan hukum. Pendekatan saintifik memperlakukan siswa sebagai ”saintis muda” yang menjalankan proses ilmiah untuk ”menemukan” konsep, prinsip dan hukum. Dengan demikian, pembelajaran tidak sekedar guru mentransfer pengetahuan (”guru memberi tahu”), siswa mengumpulkan pengetahuan dan menghafal. Adapun langkah pendekatan saintifik yaitu: a. Mengamati, b. Menanya, c. Mengumpulkan informasi, d. Mengasosiasi, dan e. Mengkomunikasikan. Adapun prinsip-prinsip pembelajaran ilmiah yaitu: Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran. Berbasis pada konsep, dipertanggung jawabkan.
teori,
dan
fakta
empiris
yang
dapat
Pembelajaran berpusat pada siswa itu, dan menghilangkan verbalisme, serta membentuk student’s self concept. Pembelajaran memberi kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasikan konsep, prinsip dan hukum. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa, khususnya berpikir tingkat tinggi (higher order thingking). Adanya proses validasi terhadap konsep, prinsip dan hukum yang dikontruksi siswa dalam struktur kognitifnya. Memberikan kesempatan pada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi. Adapun macam-macam pembelajaran saintifik, yaitu: Pembelajaran Berbasis Masalah Pembelajaran Berbasis Proyek Pembelajaran Berbasis Discovery7 Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar
Kompetensi yang Dikembangkan
Membaca, mendengar, menyimak, dan melihat (tanpa atau dengan alat).
Melatih kesungguhan, kesabaran, ketelitian, dan kemampuan membedakan informasi yang umum dan khusus, kemampuan berpikir analitis, kritis, dedukatif, dan komprehensif.
Menanya (Question / Mengajukan pertanyaan Ask) tentang informasi yang tidak dipahami dari pada yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
Mengembangkan kreaktivitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk critical minds yang perlu untuk hidup cerdas
Mengamati (Observe)
7
Tim Sanata Dharma Yogyakarta, Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013, Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan, tidak diterbitkan, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Mengumpulkan informasi (experiment / explore)
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
dan belajar sepanjang hayat.
Melakukan eksperimen Membaca sumber lain selain buku teks Mengamati objek / kejadian aktivitas Wawancara dengan narasumber.
Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Mengelola informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan / eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengelolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil (Communicate) pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Mengasosiasikan / mengolah informasi (analyze / associate)
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa dengan baik dan benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20 Mencipta
Memodifikasi, menyusun kembali untuk menemukan yang baru, dan menemukan yang baru secara original.
Kreaktivitas dan kejujuran serta apresiasi terhadap karya orang lain dan bangsa lain.
Pembelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah bertujuan mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap atau nilai-nilai. Sejarah sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai proses perubahan dan berkembangnya masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga masa kini, oleh karena itu pengajaran sejarah harus mampu mendorong siwa berpikir kritis-analitis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang.
C. Prestasi Belajar Sejarah Menurut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa belajar merupakan proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh perhubungan berkondisi antara stimulus dan respons.8 Menurut pengertian belajar secara psikologis, belajar juga merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
8
Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik Interaksi Mengajar dan Belajar, Tarsito, Bandung, 1973, hlm. 61.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21 suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan dalam arti belajar.9 Belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan. Dalam akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengaruh sendiri (self regulated).10 Selanjutnya ada, yang mendefinisikan:” belajar adalah berubah”. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi, belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organism dan tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.11 Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan
9
Slameto, Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 2. Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 107. 11 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1989, hlm. 21. 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22 persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.12 Menurut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih; berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.13 Dimyati mendefinisikan belajar merupakan
menimbulkan
perubahan
mental
pada
diri
siswa.
Bekerja
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru.14 Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah di kelas, di jalanan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan sebelumnya. Namun demikian, satu hal sudah pasti bahwa belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh iktikad dan maksud tertentu. Dalam konteks merancang sistem belajar, konsep belajar ditafsirkan berbeda. Belajar dalam hal ini harus dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan struktur
tertentu. Maksudnya agar proses
belajar dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cermat. Guru dengan sengaja menciptakan kondisi dan lingkungan yang menyediakan kesempatan 12
Muhhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, RT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm. 87. 13 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hlm. 756. 14 Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, PT Asdi Mahasatya, Jakarta, 2006, hlm. 84-85.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23 belajar kepada para siswa untuk mencapai tujuan tertentu, dilakukan dengan cara tertentu dan diharapkan memberi hasil tertentu pula kepada siswa. Hal ini dapat diketahui melalui sistem penelitian yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.15 Perubahan perilaku dalam proses belajar adalah akibat interaksi dengan lingkungan. Interaksi ini biasanya berlangsung secara disengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya faktor-faktor berikut: 1. Kesiapan (readiness); yaitu kapasitas fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu. 2. Motivasi; yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu. 3. Tujuan yang ingin dicapai. Ketika faktor diatas mendorong seseorang untuk melakukan proses belajar. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi memiliki makna yang berarti hasil yang sudah dicapai. Hasil dari prestasi belajar ini ditunjukkan dengan nilai atau angka oleh guru kepada siswanya, sebagai bentuk penghargaan atas apa yang telah dikerjakan oleh siswanya. 15
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hlm. 154-155.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24 Kata “Sejarah” berasal dari bahasa Arab yaitu syajaratun yang berarti pohon. Menurut bahasa Arab, sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat yang lebih maju. Itulah sebabnya, sejarah diumpamakan menyerupai perkembangan sebuah pohon yang terus berkembang dari akar sampai ranting yang kecil. Dalam bahasa Inggris, kata “sejarah” (history) berarti masa lampau umat manusia. Sedangkan, dalam bahasa Jerman, kata “sejarah” (geschichte) berarti sesuatu yang telah terjadi. Kedua kata itu dapat memberikan arti yang sesungguhnya tentang sejarah, yaitu sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan umat manusia. Dengan demikian, sejarah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan bahkan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju dan modern.16 Ada beberapa definisi sejarah sebagai berikut. a. Kamus Umum Bahasa Indonesia yang ditulis W.J.S. Poerwadarminta menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian berikut. Sejarah berarti silsilah atau asal-usul. Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. b. Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah mempertegas bahwa pengertian sejarah adalah sebagai berikut. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita. Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
16
I Wayan Badrika, Sejarah Untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta, 2006, hlm. 3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25 Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.17 c. Kuntowijoyo dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah mempertegas bahwa pengertian sejarah adalah sebagai berikut. Pengertian sejarah secara negatif sebagai berikut. Sejarah itu bukan mitos. Sejarah itu bukan filsafat. Sejarah itu bukan Ilmu Alam. Sejarah itu bukan Sastra. Pengertian sejarah secara positif sebagai berikut. Sejarah ialah ilmu tentang manusia. Sejarah ialah ilmu tentang waktu. Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial. Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang tertentu, satu-satunya, dan terperinci. Jadi, sejarah adalah rekonstruksi masa lalu.18 Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa sejarah dalam fungsi utamanya adalah mengabadikan pengalaman masyarakat di waktu lampau, yang sewaktu-waktu dapat menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat tersebut dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Melalui sejarah, nilai-nilai masa lampau dapat diambil dan dipergunakan untuk menghadapi masalah-masalah yang muncul pada saat sekarang. Tanpa nilai-nilai dari masa lampau orang tidak akan mampu membangun ide-ide tentang konsekuensi dari apa yang mereka lakukan (Renier, 1961:14). Di samping itu sejarah dapat memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya (Moertopo, 1978). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Collingwood (1973), yang menyatakan bahwa mengenal diri
17 18
Ibid, hlm. 2-3. Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, PT Bentang Pustaka, Yogyakarta, 1995, hlm. 8-18.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26 sendiri berarti mengenal apa yang mampu kita lakukan dan karena tidak seorangpun mengetahui apa dapat diperbuat oleh seorang adalah apa yang dia perbuat. Pernyataan Collingwood tersebut erat kaitannya dengan pendapat Rowse (1963), yang menyatakan bahwa sejarah hakikatnya sama mendasarnya dengan kehidupan manusia itu sendiri. Dengan demikian, apabila sejarah dianggap salah satu sarana utama untuk mewujudkan cita-cita nasional Indonesia, maka sejarah pada hakikatnya merupakan sumber kekuatan untuk menumbuhkan sifat, watak serta kemampuan yang diinginkan oleh generasi yang baru. Sejarah sebagai alat pendidikan dalam pengajaran di sekolah di Indonesia baru mulai sejak kemerdekaan. Pengajaran sejarah ini harus menghadapi masa peralihan dari pandangan Eropa Sentrisme ke Indonesia Sentrime dari pendekatan monodimensi menuju ke multidimensi dan interdispliner (Kartodirjo, 1982). Pada dasarnya pengajaran sejarah di Indonesia merupakan sesuatu yang baru dalam tahap peralihan yang sesuai dengan perubahan sosial yang terjadi di Indonesia sendiri. Pada dasarnya dapat dibedakan adanya (1) sebagai sebagai ilmu, (2) sejarah sebagai suatu peristiwa, dan (3) sebagai suatu kisah (Ali, 1963). Meskipun ketiga unsur tersebut dapat dipahami sebagai suatu kebulatan, tetapi dapat dibedakan tujuan sejarah yang bersifat filosofis dan pengajaran sejarah yang bersifat didaktis. Sejarah sebagai suatu mata pelajar harus mencakup kedua tujuan tersebut, yaitu ranah kognitif yang berupa sejarah sebagai peristiwa, serta pengembangan ranah afektif yang berupa sejarah sebagai kisah. Namun, sering dalam mengajarkan masa lampau, kebenaran sejarah dikorbankan bagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27 kepentingan kebanggaan
nasional dan dipaksa untuk mengobarkan semangat
cinta tanah air (Hill, 1956). Ini berarti hanya menonjolkan salah satu ranah atau hakikat sejarah tertentu, yaitu sebagai suatu kisah.19 Dari uraian di atas disimpulkan bahwa hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran sejarah yang diukur dengan menggunakan instrument tes yang relevan.
D. Model-model Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme Banyak model dalam pembelajaran sejarah yang mendasarkan diri pada pembelajaran konstruktivisme, yang terdiri dari dua model, yaitu model pembelajaran sejarah berbasis masalah dan pembelajaran interaktif. a. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah 1) Pengertian Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah aktual dan otentik. Siswa diharapkan dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan ketrampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Arends, 1997). Menurut Jonassen (1999) mengusulkan sebuah model untuk mendesain lingkungan pembelajaran konstruktivis. Model ini menggunakan masalah,
19
Yohanes Rasul Subakti, Tesis, “Pengajaran Sejarah Lingkungan Budaya, dan Sikap Terhadap Nilai-Nilai Kepahlawanan”, Tidak diterbitkan, Program Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28 pertanyaan, atau proyek sebagai fokus lingkungan pembelajaran. Sasarannya adalah siswa menginterpretasikan dan memecahkan masalah, menjawab pertanyaan, atau menyelesaikan proyek. Kegiatan ini didukung dengan sistem pendukung yang meliputi kasus-kasus terkait, sumber informasi, sarana kognitif, komunikasi atau kolaborasi, dan dukungan sosial atau kontekstual. Kasus-kasus terkait dan sumber informasi mendukung pemahaman masalah dan memberikan gagasan akan solusi yang mungkin. Sarana kognitif membantu siswa menginterpretasi dan menangani aspek-aspek masalah. Komunikasi dan kolaborasi memungkinkan komunitas siswa bernegosiasi dan mengkonstruksi bersama makna-makna yang terkait dengan masalah. Dukungan sosial dan kontekstual membantu siswa dan guru dalam mengimplementasikan lingkungan pembelajaran.
2. Komunikasi dan kolaborasi 3. Sarana Kognitif 4. Sumber Informasi 5. Kasus-kasus terkait B.Permodelan
6.Permasalahan
A.Topangan
C.Bimbingan
Model Jonassen untuk mendesain lingkungan pembelajaran (Diadaptasi dari Paradigma Y.R. Subakti. pdf.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29 Dalam model di atas digambarkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara permasalahan yang harus diselesaikan dengan berbagai faktor yang mengelelilinginya. Oleh sebab itu, pembelajaran sejarah sebenarnya harus berkaitan erat dengan kondisi senyatanya dalam kehidupan masyarakat dalam waktu kekinian. Sebab segala sesuatu yang terjadi dalam waktu kekinian merupakan akibat dari waktu yang lalu. Oleh sebab itu, bila pembelajaran sejarah dimulai dari waktu yang lalu, maka dapat terjadi kehilangan hubungan dengan waktu kekinian. Namun, sebaliknya bila dimulai dari waktu kekinian, maka akan dapat digali relevansinya dengan waktu lalu. Guru dalam model pembelajaran berdasarkan masalah berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah, dan pemberi fasilitas dalam proses pembelajaran. Selain itu, guru menyiapkan dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan inkuiri dan intelektual siswa. Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah memberikan siswa masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk proses inkuiri dan penemuan. Di sini guru mengajukan masalah, membimbing dan memberikan
petunjuk minimal kepada siswa dalam
memecahkan masalah. Dalam menggunakan metode inquiry yang menjadi inti dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, siswa-siswa dalam pembelajaran sejarah diarahkan ke kegiatan untuk membuat atau mengerjakan sendiri, misalnya ketika membahas materi kerajaan Hindhu-Budha di Indonesia (kelas XII IPS semester 1 SMA). Setelah membaca materi, siswa dapat membuat sendiri bagan silsilah raja-raja Majapahit, sehingga bisa mengetahui raja yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30 mana keturunan Raden Wijaya (pendiri Kerajaan Majapahit) dan raja mana yang bukan keturunan pendiri Kerajaan Majapahit. Dari tugas itu, secara otomatis siswa mengetahui juga peristiwa perebutan kekuasaan (perang saudara yang pernah terjadi dan muaranya adalah perpindahan pusat kekuasaan atau pusat kerajaan ke beberapa kota di Jawa Timur. Siswa juga dapat diberi tugas menggali silsilah keluarganya sendiri dari penuturan orang tuanya, baik dari keluarga ayah maupun dari keluarga ibu, sehingga mereka mengetuhi cikal-bakal dari mana sebenarnya nenek moyangnya berasal. Masih banyak contoh materi yang dapat menggunakan metode inquiry ini. Pembelajaran menggunakan metode ini perlu dikembangkan, yaitu siswa bekerja dengan menemukan sendiri akar permasalahan yang dipelajari. 2) Ciri-ciri Model Pembelajaran Sejarah Berdasarkan Masalah a) Pengajuan Masalah atau Pertanyaan Pengaturan pembelajaran berdasarkan masalah berkisar pada masalah atau pertanyaan yang penting bagi siswa maupun masyarakat.20 Menurut Arends (1997), pertanyaan dan masalah yang diajukan itu haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Otentik: masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu. Dengan kata lain pemecahan masalah harus bersifat multi disiplin.
20
Y. R. Subakti, Paradigma Pembelajaran Sejarah Berbasis Kontruktivisme. (online) http://usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PARADIG MA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf Download, Jumat, 16 Mei 2014 jam 09:20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31 2. Jelas: masalah dirumuskan dengan jelas, tidak ambigu, artinya tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa. 3. Mudah dipahami: masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa. Selain itu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 4. Luas dan Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran: masalah yang disusun dan dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 5. Bermanfaat: masalah yang disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik bagi siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah. Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah siswa, serta membangkitkan motivasi belajar siswa. b) Keterkaitannya dengan Berbagai Disiplin Ilmu Masalah yang diajukan dalam Model Pembelajaran Picture and Picture hendaknya mengaitkan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu (multidisiplin). c) Pengkajian atau Analisis yang Otentik Pengkajian atau analisis yang diperlukan dalam pembelajaran berdasarkan masalah bersifat otentik. Selain itu, pengkajian diperlukan untuk mencari penyelesaian masalah yang bersifat nyata. Siswa menganalisis dan merumuskan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32 masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, membuat kesimpulan. d) Menghasilkan dan memamerkan hasil/karya Pada pembelajaran berdasarkan masalah, siswa bertugas menyusun hasil penelitiannya atau kajiannya dalam bentuk karya (karya tulis atau penyelesaian) dan memamerkan hasil karyanya. Artinya, hasil penyelesaian masalah siswa ditampilkan atau disusun laporannya. e) Kolaborasi Pada pembelajaran berdasarkan masalah, tugas-tugas belajar berupa masalah harus diselesaikan bersama-sama antar siswa dengan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, dan bersama-sama antar siswa dengan guru. 3) Langkah-langkah Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah LANGKAH-LANGKAH 1. Orientasi siswa pada masalah
2. Mengorganisir siswa dalam belajar.
3. Membimbing pengkajian atau analisis individual maupun kelompok.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
KEGIATAN YANG DILAKUKAN GURU 1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah. 2. Guru membagi siswa kedalam kelompok. Guru membantu siswam dalam mendefinisikan dan mengorganisir tugastugas belajar yang berhubungan dengan masalah. 3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan pengkajian untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
model dan membantu mereka membagi tugas dengan temannya. 5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang digunakan.
E. Strategi model Picture and Picture dalam pembelajaran sejarah Model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal.21 Model pembelajaran ini disebut pula dengan model pembelajaran konvensional. Sagala (2003), menyatakan, model pembelajaran kuliah ialah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada siswa. Model pembelajaran ini sebagai kegiatan memberi informasi dengan katakata sering menguburkan dan kadang-kadang ditafsirkan salah, karena guru kurang pandai menyampaikan informasi dan mungkin saja siswa tidak mau mendengar pengajaran gurunya.22 Menurut Suprjiono (2009), picture and picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Strategi ini mirip dengan Example and Non Example, dimana gambar yang diberikan pada siswa harus dipasang atau diurutkan secara logis. Gambar-gambar ini menjadi perangkat utama dalam proses pembelajaran. Untuk itulah, sebelum proses proses pembelajaran berlangsung, guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta berukuran besar. 21 22
Isjoni, dan Moh. Arif. Hj. Ismail, op.cit, hlm. 146. Ibid, hlm. 147-148.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34 Gambar-gambar tersebut juga ditampilkan melalui bantuan powerpoint atau software-software lain. Adapun langkah-langkah penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dapat diuraikan sebagai berikut:23 Tahap 1: Penyampaian Kompetensi Pada tahap ini, guru diharapkan menyampaikan kompetensi dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian, siswa dapat mengukur sampai sejauh mana kompetensi yang harus mereka kuasai. Disamping itu, guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian kompetensi tersebut untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mencapainya. Tahap 2: Presentasi Materi Pada tahap ini, guru telah menciptakan momentum awal pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Pada tahap inilah, guru harus berhasil memberi motivasi pada beberapa siswa yang memungkinkan masih belum siap. Tahap 3: Penyajian Gambar Pada tahap ini, guru menyajikan gambar dan mengajak siswa untuk terliabat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan dengan gambar, pengajaran akan hemat energi, dan siswa juga kan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya, guru dapat memodifikasi gambar atau menggantinya dengan video atau demostrasi tertentu. 23
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta, 2013, hlm. 236-238.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35 Tahap 4: Pemasangan Gambar Pada tahap ini, guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian untuk memasang gambar-gambar secara berurutan dan logis. Guru juga bisa melakukan inovasi, karena penunjukkan secara langsung kadang kurang efektif sebab siswa cenderung merasa tertekan. Salah atau caranya adalah dengan undian,sehingga siswa merasa memang harus benar-benar siap untuk menjalankan tugas yang diberikan. Tahap 5: Penjajakan Tahap ini,mengharuskan guru untuk menanyakan kepada siswa tentang alasan / dasar pemikiran di balik urutan gambar yang disusunnya. Setelah itu, siswa bisa diajak untuk menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntukan kompetensi dasar berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai. Guru juga bisa mengajak sebanyak mungkin siswa untuk membantu sehingga proses diskusi menjadi menarik. Tahap 6: Penyajian Kompetensi Berdasarkan komentar atau penjelasan atas urutan gambar-gambar, guru bisa mulai menjelaskan lebih lanjut sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Selama proses ini, guru harus memberi penekanan pada ketercapaian kompetensi tersebut. Di sini, guru bisa mengulangi, menuliskan, atau menjelaskan gambargambar tersebut agar siswa mengetahui bahwa sarana tersebut penting dalam pencapaian kompetensi dasar dan indikator-indikator yang telah di tetapkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36 Tahap 7: Penutup Di akhir pembelajaran, guru dan siswa saling berefleksi mengenai apa yang telah dicapai dan dilakukan. Hal ini di maksudkan untuk memperkuat materi dan kompetensi dalam ingatan siswa.24 Pembelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah bertujuan mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap atau nilai-nilai. Sejarah sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai proses perubahan dan berkembangnya masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga masa kini, oleh karena itu pengajaran sejarah harus mampu mendorong siwa berpikir kritis-analitis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang. Dalam proses belajar mengajar di kelas, pelajaran pendekatan konstruktivisme ini adalah dalam bentuk pendekatan saintifik hanya mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
F. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Model Pembelajaran Picture and Picture Martinis mengutip Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintifik dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan 24
Ibid, hlm. 236-238.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37 untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).25 Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran
saintifik
menekankan
pada
keterampilan
proses.
Model
pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model ini juga 25
http://martinis1960.wordpress.com/2010/07/29/model-pembelajaran-scoffolding/ Download, Rabu, 11 Juni 2014 jam 17:20.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38 tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsipprinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990). Model Picture and Picture merupakan salah satu dari sekian banyak model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media yang dapat diperoleh dari sumber buku,majalah, internet, dan foto sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Belajar hakikatnya adalah proses yang ditandai dengan adanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39 perubahan pada diri seseorang.26 Menurut Suprjiono (2009), picture and picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Strategi ini mirip dengan Example Non Example, dimana gambar yang diberikan pada siswa harus dipasang atau diurutkan secara logis. Gambargambar ini menjadi perangkat utama dalam proses pembelajaran. Untuk itulah, sebelum proses proses pembelajaran berlangsung, guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta berukuran besar. Gambar-gambar tersebut juga ditampilkan melalui bantuan powerpoint atau software-software lain. Tak satupun jenis metode, media maupun model pembelajaran Picture and Picture yang sempurna dalam arti tidak memiliki kelemahan sedikitpun. Setiap jenis metode, media maupun model pembelajaran selalu memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan-kelebihan model pembelajaran Picture and Picture diantaranya adalah:27 1. Dapat memperbesar perhatian dan motivasi siswa terhadap materi yang dipelajari, 2. Penggunaan media gambar dapat mengurangi verbalisme, gambar / foto yang diperoleh dari sumber lain serta dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. 3. Dengan mengamati gambar memndorong siswa berpikir secara logis sistematis,
26
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kharisma Putra, Jakarta, 2010, hlm. 9. 27 http://www.lpmpjabar.go.id/index.php/rubrik/artikel/136-pendekatan-saintifik-dalampembelajaran-matematika Download, minggu, 20 Juli 2014 jam 21:20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40 4. Melatih keberanian siswa mengemukakan pendapat dan menanamkan nilainilai kebersamaan dalam kelompok. Sedangkan kekurangan-kekurangannya adalah sebagai berikut: 1. Tidak semua siswa mampu menceritakan peristiwa pada gambar yang diamati termasuk mengemukakan alasan urutan gambar. 2. Tidak semua sekolah memiliki ruang multi media / internet sebagai media untuk memperoleh gambar / foto berhubungan dengan materi. Penerapan model Picture and Picture dalam pembelajaran dilaksanakan setelah guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa dengan cara memperlihatkan gambar / foto yang selanjutnya diberikan pada siswa secara berkelompok mendiskusikan urutan gambar serta alas an pengurutan gambar secara bergantian dari tiap-tiap kelompok. Bagi kelompok yang paling cepat menyelesaikan tugas dan dapat mengemukakan alasan dengan benar diberikan reward, sedangkan bagi kelompok yang belum melaksanakan tugas dengan baik diberikan motivasi dan kesempatan pada pertemuan berikutnya. Penerapan model Picture and Picture melalui pendekatan saintifik, mendorong
siswa
lebih
mengeksplorasi/mencoba,
mampu
mengasosiasi,
dalam dan
mengamati,
menanya,
mengomunikasikan
atau
mempresentasikan. Dan sebagai Instrumen Pembelajaran Penerapan model Picture and Picture harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah.28
28
Ibid.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41 1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. 2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide / gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah. 3. Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip / prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini. 4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas antara lain menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42 menyimpulkan, dan memprediksi / mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (higher order thinking skills) hingga berpikir metakognitif. 5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar / sketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi siswa melalui presentasi, membuat laporan, dan atau unjuk karya.29 Dengan melihat paparan-paparan yang telah disampaikan di atas, terlihat jelas bahwa model pembelajaran Picture and Picture ini mencakup langkahlangkah-langkah dalam pendekatan saintifik, seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
29
Ibid.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43 G. Kerangka Berpikir Berdasarkan kerangka berpikir yang telah diuraikan maka dapat dirangkumkan dalam bagan di bawah ini: Pembelajaran Sejarah
Model Pembelajaran Picture and Picture
Pengelolaan pembelajaran Picture and Picture. Prestasi belajar sejarah meningkat. Hasil pembelajaran sejarah meningkat. Kemampuan berpikir siswa meningkat. Penanaman sikap berhasil.
Terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah
Gambar II: Kerangka Berpikir Penelitian Model Picture and Picture
Dilihat dari bagan di atas, terlihat jelas bahwa perlu adanya upaya dalam meningkatkan prestasi belajar sejarah. Upaya peningkatan prestasi belajar sejarah itu dilaksanakan dengan menerapkan Model Picture and Picture. Melalui penerapan model pembelajaran ini akhirnya mampu meningkatkan prestasi belajar sejarah, hasil belajar meningkat, kemampuan berpikir kritis siswa juga meningkat dan melalui penerapan model pembelajaran Picture and Picture ini juga mampu melakukan penanaman sikap terhadap siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44 H. Hipotesis Penelitian Pelaksanaan penerapan model Picture and Picture dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa di kelas X C SMA Negeri 1 Mlati tentang “AsalUsul dan Persebaran Manusia di Indonesia”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. 1 Metode penelitian adalah tahapan-tahapan cara dalam melaksanakan penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom based action research) dengan peningkatan pada unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya gambaran keefektifan tindakan yang dilakukan.2 Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.3 Manfaat dari PTK itu secara umum diantaranya: membantu guru memperbaiki mutu pelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, meningkatkan rasa percaya diri guru, dan memungkinkan
guru
secara
aktif
mengembangkan
pengetahuan
dan
ketrampilannya. Alasan peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas karena penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti sebagai bekal peneliti menghadapi dunia kerjanya nanti yaitu di sekolah-sekolah. Selain itu, PTK memiliki berbagai 1
Wijaya Kusumah, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Indeks, Jakarta, 2010, hlm. 9. Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk: Guru, Yrama Widya, Bandung, 2006, hlm. 33. 3 Ibid, hlm. 13. 2
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46 macam keunggulan, salah satunya dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran. Dengan melakukan PTK, peneliti dapat secara langsung merasakan dan mengamati seluruh proses pelaksanaan pembelajaran yang diinginkan untuk menjawab permasalahan dalam PTK ini. B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Mlati, Dusun Cebongan, Kelurahan Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap tahun pelajaran 2013/2014. 3. Subjek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas X C SMA Negeri 1 Mlati tahun pelajaran 2013/2014 yang melibatkan 32 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 23 perempuan. 4. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pembelajaran sejarah melalui Penerapan Model Picture and Picture untuk meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47 C. Variabel-Variabel Penelitian Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu sebagai berikut: 1. Variabel bebas (X)
: Model Picture and Picture.
2. Variabel terikat (Y)
: Prestasi Belajar Sejarah.
D. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Observasi ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi kelas terhadap penggunaan metode yang digunakan, dan keaktifan siswa sebelum menerapkan model Picture and Picture maupun setelah menerapkan model tersebut. Selain itu juga terdapat lembar pengamatan guru, dalam hal ini peneliti yang bertindak sebagai guru, jadi penelitilah yang diamati oleh rekan peneliti dengan menggunakan Instrumen Penilaian Kemampuan Guru (IPKG). Yang terdiri dari: IPKG
Silabus,
IPKG
Rencana
Pembelajaran,
dan
IPKG
Pelaksanaan
Pembelajaran. IPKG ini digunakan untuk melihat kegiatan peneliti dalam pembelajaran sejarah sebelum dan selama model Picture and Picture yang diterapkan dalam kelas. (IPKG selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran) b. Tes Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa, baik sebelum dimulai pembelajaran maupun sesudah pembelajaran. Hal ini dilakukan tentu saja untuk mengetahui hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48 E. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah dalam memperoleh data tersebut.4 a. Alat pengumpulan data 1. Observasi Data hasil observasi kemudian di analisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif, di mana untuk melihat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas. 2. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama menempuh proses pembelajaran. Hasil tes belajar ini dijadikan tolok ukur untuk mengetahui perbedaan antara kondisi awal sebelum penelitian dengan sesudah dilakukan penelitian yang tercermin dalam dua siklus, dengan menggunakan soal pilihan ganda sebanyak 40 soal dalam setiap siklusnya tentang “Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”. b. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Butir Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria,
4
Suharsimi Arikunto, Managemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm.100.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49 dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria.5 Untuk mengetahui tingkat validitas atas uji coba instrumen maka peneliti menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu:
Keterangan: rXY = koefisisen korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. N = jumlah peserta tes ΣXY = jumlah X dengan Y X² = kuadrat dari X Y² = kuadrat dari Y Setelah dihitung dengan rumus tersebut, maka untuk mengetahui besar taraf signifikan butir item dihitung dengan rumus:
Keterangan: t = taraf signifikan r = korelasi skor item dengan skor total n = jumlah butir item Hasil uji coba instrumen diperoleh dari butir soal dirangkum dalam tabel di bawah ini. (Data validitas butir selengkapnya dapat dilihat dilampiran).
No.
Kriteria
1.
Valid
2.
Tidak Valid
5
Tabel Validasi Soal Pra Siklus No. Soal Jumlah 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13,14, 15, 16, 17, 18, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, dan 39 1, 3, 8, 19, 20, 23, 25, 29 dan 40
31
Taraf Signifikan 0,55
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
No.
Kriteria
1.
Valid
2.
Tidak Valid
No.
Kriteria
1.
Valid
2.
Tidak Valid
Tabel Validasi Soal Siklus 1 No. Soal
Jumlah
1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13,14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, dan 39 3, 8, 10, 19, 23, 25, 29 dan 40
32
8
Tabel Validasi Soal Siklus 2 No. Soal Jumlah 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 18, 21, 22, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39 dan 40 3, 8, 10, 15, 16, 17, 19, 20, 23, 24, 25, 26 dan 31
Taraf Signifikan 0,995
27
Taraf Signifikan 0,99
13
Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya.6 Setelah validitas tiap butir soal diperoleh, maka tahap selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengukur keberartian koefisien korelasi berdasarkan distribusi kurva normal dengan menggunakan taraf signifikan tingkat kevalidan sebuah soal. 2. Reliabilitas Butir Untuk mencari reabilitas instrumen, maka peneliti menggunakan rumus Spearman-Brown
yakni dengan tehnik belah dua ganjil-genap dengan
mengelompokan skor butir ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir genap 6
Ibid, hlm. 78.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51 sebagai belahan kedua. Reabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsisten hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabel tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Reliabilitas butir soal tes menggunakan rumus Spearman-Brown sebagai berikut: 2r 1 1 2 2 r11 1 r 1 1 2 2
Keterangan: r 1 1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan 2 2 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan r11
Setelah dihitung dengan rumus tersebut, maka untuk mengetahui besar taraf signifikan butir item dihitung dengan rumus:
Keterangan: t = taraf signifikan r = korelasi skor item dengan skor total n = jumlah butir item
Hasil uji coba instrumen, diperoleh besaran reliabilitas pra siklus sebesar 0,06 pada taraf signifikan 0,55, pada siklus 1 sebesar 0,59 pada taraf signifikan 0,70 dan pada siklus 2 diperoleh besaran reliabilitas sebesar 0,62 pada taraf signifikan 0,75.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52 F. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Desain yang akan digunakan pada penelitian ini diambil dari Hopkins, yaitu sebagai berikut:7 Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan ? Gambar III: Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins (Diadaptasi dari Suharsimi Arikunto. 2006:16)
G. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan, dan mengorganisasikan data secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.8 Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
7 8
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hlm. 16. Sarwiji, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah, Yuma Pressindo, Surakarta, 2011. Hlm. 44.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53 1. Data Kualitatif Data kualitatif dianalisis menggunakan analisis kualitatif, dimana data hasil observasi dianalisis dengan mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Picture and Picture. Aspek-aspek yang diamati adalah sebagai berikut: 1. Berani mengemukakan pendapat 2. Antusiasme 3. Keaktifan 4. Penampilan Kriteria penilaian menggunakan skala sikap 1 sampai dengan 5 dengan kriteria: Skor 1-2
= Rendah
Skor 3
= Cukup
Skor 4
= Baik
Skor 5
= Sangat Baik
Penilaian dilihat dari hasil skor pada lembar observasi aktivitas siswa di kelas melalui model Picture and Picture. Prosentase perolehan skor pada lembar observasi digunakan untuk menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Cara memperoleh skor sebagai berikut :
x 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54 2. Data kuantitatif Data kuantitatif dianalisis dengan membandingkan persentase skor tiap siklusnya, dimana dalam setiap siklus yang telah dilakukan oleh peneliti akan dibandingkan satu dengan yang lainnya. Maka dalam menganalisis tiap siklus yang dilakukan oleh peneliti didasarkan dari pra siklus sebelum dilakukan penelitian. Setelah diketahui kondisi awal, maka tahap selanjutnya peneliti menuju ke siklus 1. Tahap selanjutnya peneliti membandingkan antara kondisi awal dengan siklus 1, setelah didapat hasil perbandingan dan menunjukan bahwa belum ada tingkat perubahan yang signifikan, maka peneliti melanjutkan ke siklus 2. Pedoman menganalisis data penelitian ini adalah: 1. Kategori I
: Sangat Tinggi.
2. Kategori II
: Tinggi.
3. Kategori III
: Cukup.
4. Kategori IV
: Rendah.
5. Kategori V
: Sangat Rendah.
Berikut ini adalah tabel tingkat penguasaan kompetensi sesuai dengan PAP II, sebagai berikut: Tabel 1: Tingkat Penguasaan Kompentensi sesuai dengan PAP II Tingkat Penguasaan Kompetensi
Kategori
81% - 100%
Sangat Tinggi
66% - 80%
Tinggi
56% - 65%
Cukup
46% - 55%
Rendah
>46%
Sangat Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55 H. Prosedur Penelitian Prosedur dalam pelaksanaan PTK itu meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dalam beberapa tahap atau kegiatan. Prosedur PTK ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang sehingga di identifikasi dalam model Hopkins menjadi sebuah siklus. Dengan model penelitian ideal diaksanakan dalam dua siklus, apabila siklus pertama dan kedua belum menunjukkan keberhasilan dapat dilanjutkan menjadi siklus ketiga dan prosedur pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Persiapan a. Permintaan Ijin Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah dan kelas X C SMA Negeri 1 Mlati di Dusun Cebongan, Kelurahan Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan Ketua Jurusan IPS Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. b. Observasi Observasi dilakukan di kelas X C SMA Negeri 1 Mlati dengan jumlah siswa yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian dan untuk mengetahui model pembelajaran serta media yang dipakai oleh guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas sebelum peneliti menerapkan model Picture and Picture. c. Menyusunkan Silabus Peneliti menyusun silabus dengan mengambil kompetensi dasar yang pertama dari tiga kompetensi dasar dalam kurikulum kelas X C semester 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56 d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun sebanyak 4 kali dalam dua siklus, artinya bahwa peneliti dalam setiap mengajar selalu mempersiapkan RPP yang sudah disetujui oleh guru pembimbing di sekolah. e. Mempersiapkan Media Pembelajaran Media yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan gambar, video, dan papan tulis. f. Menyiapkan Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen yaitu soal tes, lembar pengamatan siswa, lembar diskusi, IPKG. 2. Rencana Tindakan PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur 4 tahap yaitu merencanakan, melakukan tindakan, mengamati (observasi) dan merefleksi. Tahap-tahap ini dijalankan di setiap siklus, dimana siklus yang dijalankan tersebut minimal dua siklus, dan PTK ini masih bisa dilanjutkan ke dalam siklus berikutnya jika hasilnya belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. a. Siklus 1 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini, peneliti menyusun semua yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian, baik itu persiapan bahan ajar maupun alat peraga yang dibutuhkan selama jalannya penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57 2. Tindakan Setelah melakukan perencanaan, lalu peneliti melaksanakan tindakan atau menjalankan penelitian. Dalam pelaksanaan tindakan ini, pertama-tama peneliti menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan informasi materi pembelajaran sebagai pengantar, guru menunjukkan / memperlihatkan gambargambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran, guru menunjuk / memanggil siswa (kelompok) secara bergantian untuk memasang / mengurutkan gambar menjadi urutan logis, guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut, dari alasan / urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep materi sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa, siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan. 3. Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan ke dalam tiap-tiap kelompok, mengamati kerjasama dalam kelompok dalam menangkap dan mengolah materi, soal, dan permasalahan. Pengamatan ini juga akan dibantu dengan bantuan instrumen observasi. 4. Refleksi Mengetahui berhasil atau tidaknya penyampaian materi dengan metode yang diberikan. Peneliti memberikan tes kecil, dan dari tes tersebut dapat dilihat apakah materi yang ada dengan model yang diberikan dapat ditangkap dengan baik atau tidak. Kemudian dari hasil tersebut, peneliti mengambil kesimpulan dan melakukan refleksi terhadap model pembelajaran yang diberikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58 b. Siklus 2 Tahap-tahap dan kegiatan di dalam siklus yang kedua ini pada dasarnya sama dengan tahap yang dilakukan di dalam siklus 1, hanya saja tindakan yang dilakukan antara siklus 1 dan siklus 2 berbeda dimana tindakan pada siklus 2 ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus 1. Sementara itu pelaksanaan siklus 2 ini juga dilaksanakan selama dua kali pertemuan saja. Namun apabila pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 ini dirasa belum mendapatkan keberhasilan, maka dapat dilakukan siklus yang ke 3. 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan di sini, peneliti melakukan tahap perencanaan tindakan yang dilaksanakan di luar jam mengajar / jam penelitian. 2. Tindakan Di dalam tahap ini dilakukan pengamatan dan pengumpulan data yang dilaksanakan oleh observer bersamaan dengan waktu pembelajaran. 3. Pengamatan Tahap observasi ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan semua rencana yang terdapat dalam siklus 1, 2, dan 3 yang telah dibuat dengan baik agar tidak terjadi suatu penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal dalam perbaikan prestasi belajar. 4. Refleksi Hasil penelitian tentang peningkatan prestasi belajar siswa kelas X C tentang “Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia “SMA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59 Negeri 1 Mlati dapat diketahui dengan melihat hasil belajar siswa yang dikatakan berhasil apabila: Siswa dapat mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah terhadap pelajaran sejarah yaitu 75%. Tingkat pencapaian kelulusan di dalam kelas X C SMA Negeri 1 Mlati pada materi tersebut lebih dari atau sama dengan 75%.
I. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan yang dicapai dengan membandingkan target awal dari peneliti itu sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai target keberhasilan untuk prestasi kondisi awal siklus 1 yaitu 29%, siklus 1 yaitu 62%, dan siklus 2 yaitu 100%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 April 2014. Penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dalam 2 siklus. Pada siklus pertemuan awal dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, kemudian pertemuan kedua, ketiga, dan keempat masing-masing dilaksanakan selama 2 jam pelajaran juga. Hasil penelitian diuraikan oleh peneliti sebagai berikut: 1. Keadaan awal belajar sejarah Keadaan awal ini merupakan acuan awal dalam pelaksanaan penelitian. Untuk mengetahui keadaan awal prestasi terhadap mata pelajaran sejarah siswa di kelas X C SMA Negeri 1 Mlati. Dilakukan pengamatan dan pengumpulan data. Data yang diperoleh sebagai berikut: a. Hasil Tes Pra Siklus Hasil tes awal ini diperoleh dengan melakukan pra siklus berupa pilihan ganda sebanyak 40 butir soal. KKM yang ditentukan pihak sekolah adalah 75%. Hasil tes yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Perolehan Tes Pra Siklus No.
Nama
KKM
Nilai
Keterangan T
TT
1.
Aditya Prabowo
75
65
√
2.
Alfatita Lathofah Nisa
75
73
√
3.
Alfiyah Nur Hidayah
75
83
4.
Anisa Fifi Kurniasari
75
68
60
√ √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61 No.
Nama
KKM
Nilai
Keterangan T
T
√
5.
Antika Ririn Heriyanti
75
78
6.
Ardyansyah Ramadhan
75
68
7.
Dita Putri Ramadhanti
75
85
8.
Fajar Rastra Aditama
75
63
√
9.
Farhan Budi Prasetiyo
75
63
√
10.
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
75
63
√
11.
Ika Budi Utami
75
70
√
12.
Irfandita Arthafanti
75
68
√
13.
Kharisma Wulan Septarina
75
65
√
14.
Maiza Dea Nuraini
75
63
√
15.
Marvina Anandita
75
68
√
16.
Maulia Rahma Milasari
75
65
√
17.
Muhammad Guntur Sugiantoro
75
63
√
18.
Muhammad Agus Nurofiq
75
73
√
19.
Nada Fatin Febriana
75
73
√
20.
Nadiyah Syntia Lestari
75
83
21.
Nova Fitriyaningsih
75
68
√
22.
Novi Sabilla Nurhidayati
75
70
√
23.
Nur Rohmah Kurniawatu
75
73
√
24.
Nurul Hasanah
75
68
√
25.
Qoid Tsaqib Hasan
75
65
√
26.
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
75
80
√
27.
Rany Fitriyana
75
83
√
28.
Rizka Nur Anisa
75
63
29.
Sanabilla Pramono Putri
75
75
√
30.
Saumi Anggit Musofi
75
85
√
31.
Siwi Qoirinisa
75
78
√
32.
Zhafran Mughofar Alalimi
75
68
Total
2276,0
Tertinggi
85,0
Terendah
63,0
Rata-rata
71,3 Persentase
√ √
√
√
√ 9 orang
23 orang
29%
71%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62 Keterangan: T :Tuntas TT : Tidak Tuntas Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat nilai siswa mata pelajaran sejarah masih rendah. Hal itu terbukti masih banyak nilai siswa yang berada dibawah KKM, dari 31 siswa yang mengikuti ulangan pra siklus hanya 9 siswa (29%) yang tuntas dan 23 siswa (71%) dinyatakan tidak tuntas berdasarkan KKM sebesar 75%. Nilai tertinggi yaitu 85,0 dan nilai terendah yaitu 63,0 dengan rata-rata nilai 71,3. Hal itu menunjukkan perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Kriteria nilai kualitatif ditentukan sebagai berikut: Tabel 3 Kriteria Nilai Kualitatif Pra Siklus Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif 80-100 Memuaskan 70-79 Baik 60-69 Cukup 45-59 Kurang >45 Sangat Kurang
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Pra Siklus Tingkat Frekuensi Persentase Kategori Penguasaan Kompetensi 81% - 100% 5 16% Sangat Tinggi 66% - 80% 17 54% Tinggi 56% - 65% 10 30% Cukup 46% - 55% 0 0% Rendah >46% 0 0% Sangat Rendah
Berdasarkan tabel 6, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat tinggi ada 5 orang (16% ), kategori tinggi 17 orang (54%),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63 dan kategori cukup 9 orang (30%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi siswa dalam mata pelajaran sejarah cukup baik. Gambaran peningkatan prestasi siswa dapat dilihat dalam diagram di bawah ini:
30%
16% Sangat Tinggi
54%
Tinggi
Cukup
Gambar IV Diagram Prestasi Pra Sikus
2. Siklus 1 a. Perencanaan Peneliti menyiapkan instrumen-instrumen yang dibutuhkan saat melakukan penelitian seperti pembuatan silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), IPKG 1 & 2, lembar pengamatan, pertanyaan diskusi, materi pengajaran, dan soal tes/ulangan. Bertemu dengan guru mata pelajaran membahas mengenai materi yang disampaikan saat melakukan penelitian yaitu Standar Kompetensi : 2. Menganalisis peradaban Indonesia dan dunia. Kompetensi Dasar: 2.3 Menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64 b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini, mulai dilakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Pelaksanaan siklus 1 ini terbagi ke dalam 4 pertemuan, yaitu : 1. Pertemuan pertama Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Selasa, 1 April 2014 pukul 12.15-13.45. Pada pertemuan ini peneliti menyampaikan materi atau konsep awal dalam materi. Selanjutnya peneliti melakukan pra siklus, bentuk soal yang digunakan dalam pra siklus tersebut adalah pilihan ganda (40 soal). 2. Pertemuan kedua Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Selasa, 8 April 2014 pukul 12.15-13.45. Pada pertemuan ini siswa diberikan tugas dan dipresentasikan di depan kelas Selanjutnya peneliti melakukan siklus 1, bentuk soal yang digunakan dalam pra siklus tersebut adalah pilihan ganda (40 soal). c. Observasi 1. Hasil Pengamatan Pada tahap ini, hal-hal yang diamati adalah aktivitas belajar sejarah siswa meliputi aspek berani berpendapat, antusiasme, keaktifan, dan penampilan menggunakan kriteria sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65 Tabel 5 Kriteria Penilaian Hasil pengamatan Aktivitas Belajar Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif 80-100 Memuaskan 70-79 Baik 60-69 Cukup 45-59 Kurang >45 Sangat Kurang
Sedangkan untuk memperoleh nilai akhir dari pengamatan
N
Keterangan : ∑ perolehan N ∑ Total perolehan Skor kriteria maksimal Jumlah aspek yang dinilai
= Hasil perolehan dari aspek yang dinilai = Nilai Hasil Pengamatan = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati =5 =4 Tabel 6 Hasil Pengamatan Siklus 1
No.
Nama
Berani Berpendapat Bobot 5
Antusiasme
Keaktifan
Penampilan
Bobot 5
Bobot 5
Bobot 5
∑
Total Perolehan
Nilai
1
Aditya Prabowo
4
4
4
4
16
20
80
2
Alfatita Lathofah Nisa
4
4
4
4
16
20
80
3
Alfiyah Nur Hidayah
3
3
4
4
14
20
70
4
Anisa Fifi Kurniasari
3
3
4
4
14
20
70
5
Antika Ririn Heriyanti
4
4
4
4
16
20
80
6
Ardyansyah Ramadhan
4
4
4
4
16
20
80
7
Dita Putri Ramadhanti
4
4
4
4
16
20
80
8
Fajar Rastra Aditama
4
4
4
4
16
20
80
9
Farhan Budi Prasetiyo
4
4
4
4
16
20
80
10
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
4
3
3
4
14
20
70
11
Ika Budi Utami
3
3
4
4
14
20
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66 No.
Nama
Berani Berpendapat Bobot 5
Antusiasme
Keaktifan
Penampilan
Bobot 5
Bobot 5
Bobot 5
∑
Total Perolehan
Nilai
12
Irfandita Arthafanti
4
4
4
4
16
20
80
13
Kharisma Wulan Septarina
4
4
4
4
16
20
80
14
Maiza Dea Nuraini
3
4
4
3
14
20
70
15
Marvina Anandita
4
4
4
4
16
20
80
16
Maulia Rahma Milasari
3
3
4
4
14
20
70
17
Muhammad Guntur Sugiantoro
3
4
3
4
14
20
70
18
Muhammad Agus Nurofiq
4
4
3
3
14
20
70
19
Nada Fatin Febriana
4
4
3
3
14
20
70
20
Nadiyah Syntia Lestari
4
4
4
4
16
20
80
21
Nova Fitriyaningsih
3
4
3
4
14
20
70
22
Novi Sabilla Nurhidayati
4
4
4
4
16
20
80
23
Nur Rohmah Kurniawatu
3
3
4
4
14
20
70
24
Nurul Hasanah
3
4
4
3
14
20
70
25
Qoid Tsaqib Hasan
3
4
3
4
14
20
70
26
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
3
4
3
4
14
20
70
27
Rany Fitriyana
3
3
4
4
14
20
70
28
Rizka Nur Anisa
4
4
4
4
16
20
80
29
Sanabilla Pramono Putri
4
4
4
4
16
20
80
30
Saumi Anggit Musofi
4
4
4
4
16
20
80
31
Siwi Qoirinisa
3
4
3
4
14
20
70
32
Zhafran Mughofar Alalimi
4
4
4
4
16
20
80
Keterangan: 1. Berani mengemukakan pendapat 2. Keaktifan siswa 3. Penampilan 4. Hasil tugas siswa Dari tabel 8 hasil pengamatan pada siklus 1 dapat dilihat bahwa siswa sudah tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa berani bertanya ketika ada penjelasan yang kurang dimengerti. Hal ini dapat dilihat siswa yang mendapat nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 70.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67 2. IPKG ( Instrumen Penilaian Kemampuan Guru ) Instrumen ini digunakan untuk menilai kemampuan guru baik dalam menyusun silabus, RPP maupun dalam praktek mengajar di kelas. Hal ini digunakan untuk menunjukkan kualitas guru pada saat pembelajaran di kelas. IPKG ini di nilai oleh sesama peneliti. (IPKG selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran) 3. Nilai Ulangan siswa Nilai ulangan siswa diperoleh dengan melakukan tes ulangan pada tiap siklusnya. Jumlah soal evaluasi pada tiap siklus yaitu 40 pilihan ganda. Pada siklus 1 soal yang valid 32 butir. KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah adalah 75. Cara menilai hasil ulangan siswa:
100
Hasil ulangan siswa dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 7 Perolehan Prestasi pada Siklus 1 No.
Nama
KKM
Nilai Tes
Keterangan T
TT √
1.
Aditya Prabowo
75
73
2.
Alfatita Lathofah Nisa
75
80
√
3.
Alfiyah Nur Hidayah
75
88
√
4.
Anisa Fifi Kurniasari
75
83
√
5.
Antika Ririn Heriyanti
75
80
√
6.
Ardyansyah Ramadhan
75
70
7.
Dita Putri Ramadhanti
75
95
√ √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68 No.
Nama
KKM
Nilai Tes
Keterangan T
T
√
8.
Fajar Rastra Aditama
75
75
9.
Farhan Budi Prasetiyo
75
65
√
10.
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
75
73
√
11.
Ika Budi Utami
75
78
12.
Irfandita Arthafanti
75
65
13.
Kharisma Wulan Septarina
75
85
√
14.
Maiza Dea Nuraini
75
93
√
15.
Marvina Anandita
75
85
√
16.
Maulia Rahma Milasari
75
65
√
17.
Muhammad Guntur Sugiantoro
75
68
√
18.
Muhammad Agus Nurofiq
75
68
√
19.
Nada Fatin Febriana
75
83
√
20.
Nadiyah Syntia Lestari
75
83
√
21.
Nova Fitriyaningsih
75
80
√
22.
Novi Sabilla Nurhidayati
75
75
√
23.
Nur Rohmah Kurniawatu
75
75
√
24.
Nurul Hasanah
75
78
√
25.
Qoid Tsaqib Hasan
75
70
26.
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
75
80
√
27.
Rany Fitriyana
75
83
√
28.
Rizka Nur Anisa
75
73
29.
Sanabilla Pramono Putri
75
85
30.
Saumi Anggit Musofi
75
73
31.
Siwi Qoirinisa
75
78
32.
Zhafran Mughofar Alalimi
75
70
Total
2475,0
Tertinggi
95,0
Terendah
65,0
Rata-rata
77,3 Persentase
Keterangan: T :Tuntas TT : Tidak Tuntas
√ √
√
√ √ √ √
√ √
20 orang
12 orang
62%
38%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69 Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada keadaan awal. Hal itu terbukti dari 25 siswa yang mengikuti ulangan sebanyak 20 siswa (62%) mencapai KKM dan siswa yang tidak berhasil mencapai KKM 12 siswa (38%). KKM yang dtentukan oleh pihak sekolah 75. Adapun nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 95,0 dan nilai yang terendah yaitu 65,0. Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 77,3. 4. Nilai Final Nilai Final ini merupakan gabungan dari nilai tes dan nilai pengamatan. Bobot untuk nilai tes 70% dan nilai pengamatan 30%. Perhitungan nilai final : Nilai final = Nilai akhir tes + Nilai akhir pengamatan Hasil nilai final siklus 1 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 8 Nilai Final Siklus 1 No.
Nama
Hasil Tes
Nilai Akhir Tes
Hasil Pengamatan
Nilai Akhir Pengamatan
Nilai Final
Keterangan T
1.
Aditya Prabowo
73
51,1
80
24
75,1
√
2.
Alfatita Lathofah Nisa
80
56
80
24
80
√
3.
Alfiyah Nur Hidayah
88
61,6
70
21
82,6
√
4.
Anisa Fifi Kurniasari
83
58,1
70
21
79,1
√
5.
Antika Ririn Heriyanti
80
56
80
24
80
√
6.
Ardyansyah Ramadhan
70
49
80
24
73
7.
Dita Putri Ramadhanti
95
66,5
80
24
90,5
√
8.
Fajar Rastra Aditama
75
52,5
80
24
76,5
√
9.
Farhan Budi Prasetiyo
65
45,5
80
24
69,5
10.
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
73
51,1
70
21
75,5
√
11.
Ika Budi Utami
78
54,6
70
21
75,6
√
12.
Irfandita Arthafanti
65
45,5
80
24
69,5
13.
Kharisma Wulan Septarina
85
59,5
80
24
83,5
√
14.
Maiza Dea Nuraini
93
65,1
70
21
86,1
√
15.
Marvina Anandita
85
59,5
80
24
83,5
√
TT
√
√
√
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70 No.
Nama
Hasil Tes
Nilai Akhir Tes
Hasil Pengamatan
Nilai Akhir Pengamatan
Nilai Final
Keterangan T
T
16.
Maulia Rahma Milasari
65
45,5
70
21
66,5
√
17.
Muhammad Guntur Sugiantoro
68
47,6
70
21
68,6
√
18.
Muhammad Agus Nurofiq
68
47,6
70
21
68,6
√
19.
Nada Fatin Febriana
83
58,1
70
21
79,1
√
20.
Nadiyah Syntia Lestari
83
58,1
80
24
82,1
√
21.
Nova Fitriyaningsih
80
56
70
21
77
√
22.
Novi Sabilla Nurhidayati
75
52,5
80
24
76,5
√
23.
Nur Rohmah Kurniawatu
75
52,5
70
21
73,5
24.
Nurul Hasanah
78
54,6
70
21
75,6
25.
Qoid Tsaqib Hasan
70
49
70
21
70
26.
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
80
56
70
21
77
√
27.
Rany Fitriyana
83
58,1
70
21
79,1
√
28.
Rizka Nur Anisa
73
51,1
80
24
75,1
√
29.
Sanabilla Pramono Putri
85
59,5
80
24
83,5
v
30.
Saumi Anggit Musofi
73
51,1
80
24
75,1
√
31.
Siwi Qoirinisa
78
54,6
70
21
75,6
√
32.
Zhafran Mughofar Alalimi
70
49
80
24
73
Total
2297,3
Nilai tertinggi
90,5
Nilai terendah
66,5
Rata-rata
71,8 Presentase
√ √ √
√ 23 siswa
9 siswa
72%
28%
Keterangan: T :Tuntas TT : Tidak Tuntas Berdasarkan tabel 10, bahwa nilai final dari siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan hasil prestasi dari pra siklus. Hal itu terlihat dari 32 siswa yang mengikuti tes 23 siswa (72%) mencapai KKM dan 9 siswa (28%) tidak mencapai KKM. KKM yang ditentukan sebesar 75. Total nilai perolehan 2297,3 dengan rata-rata nilai kelas 71,8. Nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus 1 yaitu 90,5 dan nilai terendah yaitu 66,5. Kriteria nilai kualitatif ditentukan sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71 Tabel 9 Kriteria Nilai Kualitatif Siklus 1 Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatf 80-100 Memuaskan 70-79 Baik 60-69 Cukup 45-59 Kurang >45 Sangat Kurang
Tabel 10 Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Siklus 1 Tingkat Frekuensi Persentase Kategori Penguasaan Kompetensi 81% - 100% 7 22% Sangat Tinggi 66% - 80% 25 78% Tinggi 56% - 65% 0 0% Cukup 46% - 55% 0 0% Rendah >46% 0 0% Sangat Rendah Berdasarkan tabel 12, menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat tinggi ada 7 orang (22% ), dan kategori tinggi 25 orang (78%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi siswa dalam mata pelajaran sejarah cukup baik. Gambaran peningkatan prestasi siswa dapat dilihat dalam diagram di bawah ini:
22% 77%
Sangat Tinggi Tinggi
Gambar V Diagram Prestasi Sikus 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72 d. Refleksi Siklus 1 Refleksi dalam siklus 1 ini dapat dilihat dari keberhasilan maupun perbaikan kegiatan belajar mengajar yang harus dilakukan baik dari aspek guru maupun siswa. Adanya peningkatan prestasi belajar sejarah jika dibandingkan dengan pra siklus. Peningkatan prestasi belajar yang dialami belum maksimal, dari 32 siswa yang mengikuti tes 23 siswa (72%) mencapai KKM dan 9 siswa (28%) tidak mencapai KKM. Pencapaian KKM nilai siswa > atau sama dengan 75. Dalam kelompok diskusi, kurang adanya kerjasama antar siswa. Siswa belum berani untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga cenderung pasif. Keadaan kelas yang kurang efektif juga menghambat guru dalam penyampaian materi. Ketika ada siswa yang presentasi, siswa yang lain menanggapi tentang materi yang kurang dimengerti. Lalu guru memberikan penguatan terhadap jawaban-jawaban siswa. Jadi untuk melakukan perbaikan, dengan memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi yang diberikan apabila dapat menjawab pertanyaan maka akan memperoleh nilai tambahan. Hal yang harus diperbaiki adalah cara untuk membuat siswa lebih konsentrasi dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan data di atas sudah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Peningkatan yang dialami belum sesuai dengan target prestasi belajar siswa sebesar 70% pada siklus 1, maka peneliti melanjutkan ke siklus 2 untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73 3. Siklus 2 a. Perencanaan Tahap perencanaan ini diisi peneliti dengan menyiapkan berbagai perbaikan seperti yang dibicarakan dalam refleksi di siklus 1. Dalam tahap ini, peneliti membuat soal-soal yang akan dikerjakan oleh siswa. b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus 2 ini terbagi ke dalam 2 pertemuan, yaitu 1. Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 15 April 2014 pukul 12:15-13:45. Pada pertemuan pertama ini, guru meminta siswa untuk menonton video tentang asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia dan siswa menganalisis video yang telah ditonton, kemudian siswa presentasi di depan kelas. Kemudian guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang dibahas. 2. Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 15 April 2014 pukul 12:1513:45. Pada pertemun ini, siswa diberi waktu untuk belajar sebelum diadakan tes. Setelah waktu yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk belajar telah selesai, siswa kemudian mengerjakan tes untuk melihat pencapaian pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (40 soal).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74 c. Observasi Observasi ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa setelah adanya penerapan metode pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Observasi yang dilakukan dalam siklus ini sebagai berikut: 1. Hasil Pengamatan Hal yang dilihat saat observasi aktivitas belajar sejarah siswa meliputi aspek berani berpendapat, antusiasme, keaktivan, dan penampilan menggunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 11 Kriteria Penilaian Hasil pengamatan Aktivitas Belajar Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif 80-100 Memuaskan 70-79 Baik 60-69 Cukup 45-59 Kurang >45 Sangat Kurang Sedangkan untuk memperoleh nilai akhir dari pengamatan yaitu menggunakan rumus:
N Keterangan: ∑ Perolehan N ∑ Total perolehan Skor kriteria maksimal Jumlah aspek yang dinilai
= Hasil perolehan dari aspek yang dinilai = Nilai hasil pengamatan = hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati =5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75 Tabel 12 Hasil Pengamatan Siklus 2 No.
Nama
Berani Berpendapat Bobot 5
Antusiasme
Keaktifan
Penampilan
Bobot 5
Bobot 5
Bobot 5
∑
Total Perolehan
Nilai
1
Aditya Prabowo
4
4
5
5
18
20
90
2
Alfatita Lathofah Nisa
4
4
4
4
16
20
80
3
Alfiyah Nur Hidayah
4
4
4
4
16
20
80
4
Anisa Fifi Kurniasari
4
4
4
4
16
20
80
5
Antika Ririn Heriyanti
4
4
4
4
16
20
80
6
Ardyansyah Ramadhan
4
4
4
4
16
20
80
7
Dita Putri Ramadhanti
4
5
5
4
18
20
90
8
Fajar Rastra Aditama
4
4
4
4
16
20
80
9
Farhan Budi Prasetiyo
5
5
4
4
18
20
90
10
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
5
5
4
4
18
20
90
11
Ika Budi Utami
4
4
4
4
16
20
80
12
Irfandita Arthafanti
4
5
5
4
18
20
90
13
Kharisma Wulan Septarina
4
4
4
4
16
20
80
14
Maiza Dea Nuraini
4
4
4
4
16
20
80
15
Marvina Anandita
4
4
4
4
16
20
80
16
Maulia Rahma Milasari
5
5
4
4
18
20
90
17
Muhammad Guntur Sugiantoro
4
4
4
4
16
20
80
18
Muhammad Agus Nurofiq
5
4
5
4
18
20
90
19
Nada Fatin Febriana
4
4
5
5
18
20
90
20
Nadiyah Syntia Lestari
5
5
4
4
18
20
90
21
Nova Fitriyaningsih
5
4
5
4
18
20
90
22
Novi Sabilla Nurhidayati
5
4
4
5
18
20
90
23
Nur Rohmah Kurniawatu
4
4
4
4
16
20
80
24
Nurul Hasanah
5
4
5
4
18
20
90
25
Qoid Tsaqib Hasan
4
4
4
4
16
20
80
26
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
4
4
4
4
16
20
80
27
Rany Fitriyana
5
4
5
4
18
20
90
28
Rizka Nur Anisa
4
4
4
4
16
20
80
29
Sanabilla Pramono Putri
4
4
5
5
18
20
90
30
Saumi Anggit Musofi
5
4
4
5
18
20
90
31
Siwi Qoirinisa
4
4
4
4
16
20
80
32
Zhafran Mughofar Alalimi
5
4
5
4
18
20
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76 Keterangan: 1. Berani mengemukakan pendapat 2. Keaktifan siswa 3. Penampilan 4. Hasil tugas siswa Dari tabel 14, hasil pengamatan pada siklus 2 dapat dilihat bahwa siswa sudah tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa berani bertanya ketika ada penjelasan yang kurang dimengerti. Hal ini dapat dilihat siswa yang mendapat nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 80. 2. IPKG ( Instrumen Penilaian Kemampuan Guru ) Instrumen ini digunakan untuk menilai kemampuan guru baik dalam menyusun silabus, RPP maupun dalam praktek mengajar di kelas. Hal ini digunakan untuk menunjukkan kualitas guru pada saat pembelajaran di kelas. IPKG ini di nilai oleh sesama peneliti. (IPKG selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran) 3. Nilai Ulangan siswa Nilai ulangan siswa diperoleh dengan melakukan tes ulangan pada tiap siklusnya. Jumlah soal evaluasi pada tiap siklus yaitu 40 pilihan ganda. Pada siklus 2 soal yang valid 32 butir. KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah adalah 75.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77 Cara menilai hasil ulangan siswa:
100
Hasil ulangan siswa dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 13 Perolehan Prestasi pada Siklus 2 No.
Nama
KKM
Nilai Tes
Keterangan T
1.
Aditya Prabowo
75
98
√
2.
Alfatita Lathofah Nisa
75
93
√
3.
Alfiyah Nur Hidayah
75
93
√
4.
Anisa Fifi Kurniasari
75
100
√
5.
Antika Ririn Heriyanti
75
100
√
6.
Ardyansyah Ramadhan
75
98
√
7.
Dita Putri Ramadhanti
75
98
√
8.
Fajar Rastra Aditama
75
95
√
9.
Farhan Budi Prasetiyo
75
83
√
10.
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
75
95
√
11.
Ika Budi Utami
75
100
√
12.
Irfandita Arthafanti
75
100
√
13.
Kharisma Wulan Septarina
75
100
√
14.
Maiza Dea Nuraini
75
95
√
15.
Marvina Anandita
75
95
√
16.
Maulia Rahma Milasari
75
93
√
17.
Muhammad Guntur Sugiantoro
75
95
√
18.
Muhammad Agus Nurofiq
75
100
√
19.
Nada Fatin Febriana
75
95
√
20.
Nadiyah Syntia Lestari
75
100
√
21.
Nova Fitriyaningsih
75
100
√
22.
Novi Sabilla Nurhidayati
75
95
√
23.
Nur Rohmah Kurniawatu
75
85
√
24.
Nurul Hasanah
75
100
√
25.
Qoid Tsaqib Hasan
75
95
√
26.
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
75
100
√
TT
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78 No.
Nama
KKM
Nilai Tes
Keterangan T
T
27.
Rany Fitriyana
75
98
√
28.
Rizka Nur Anisa
75
78
√
29.
Sanabilla Pramono Putri
75
95
√
30.
Saumi Anggit Musofi
75
90
√
31.
Siwi Qoirinisa
75
100
√
32.
Zhafran Mughofar Alalimi
75
95
√
3075,0
32 orang
0 orang
100%
0%
Total Tertinggi
100
Terendah
78,0
Rata-rata
95,53 Persentase
Keterangan: T :Tuntas TT : Tidak Tuntas Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada keadaan awal. Hal itu terbukti dari 32 siswa yang mengikuti ulangan semua siswa mencapai KKM. KKM yang dtentukan oleh pihak sekolah 75. Adapun nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 100 dan nilai yang terendah yaitu 78,0. Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 95,53. 4. Nilai Final Nilai Final ini merupakan gabungan dari nilai tes dan nilai pengamatan. Bobot untuk nilai tes 70% dan nilai pengamatan 30%. Perhitungan nilai final:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79 Nilai final = Nilai akhir tes + Nilai akhir pengamatan Hasil nilai final siklus 2 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 14 Nilai Final Siklus 2 No.
Nama
Hasil Tes
Nilai Akhir Tes
Hasil Pengamatan
Nilai Akhir Pengamatan
Nilai Final
Keterangan T
1.
Aditya Prabowo
98
68,6
90
27
95,6
√
2.
Alfatita Lathofah Nisa
93
65,1
80
24
89,1
√
3.
Alfiyah Nur Hidayah
93
65,1
80
24
89,1
√
4.
Anisa Fifi Kurniasari
100
70
80
24
94
√
5.
Antika Ririn Heriyanti
100
70
80
24
94
√
6.
Ardyansyah Ramadhan
98
68,6
80
24
92,6
√
7.
Dita Putri Ramadhanti
98
68,6
90
27
95,5
√
8.
Fajar Rastra Aditama
95
66,5
80
24
90,5
√
9.
Farhan Budi Prasetiyo
83
58,1
90
27
85,1
√
10.
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
95
66,5
90
27
93,5
√
11.
Ika Budi Utami
100
70
80
24
94
√
12.
Irfandita Arthafanti
100
70
90
27
97
√
13.
Kharisma Wulan Septarina
100
70
80
24
94
√
14.
Maiza Dea Nuraini
95
66,5
80
24
90,5
√
15.
Marvina Anandita
95
66,5
80
24
90,5
√
16.
Maulia Rahma Milasari
93
65,1
90
27
92,1
√
17.
Muhammad Guntur Sugiantoro
95
66,5
80
24
90,5
√
18.
Muhammad Agus Nurofiq
100
70
90
27
97
√
19.
Nada Fatin Febriana
95
66,5
90
27
93,5
√
20.
Nadiyah Syntia Lestari
100
70
90
27
97
√
21.
Nova Fitriyaningsih
100
70
90
27
97
√
22.
Novi Sabilla Nurhidayati
95
66,5
90
27
93,5
√
23.
Nur Rohmah Kurniawatu
85
59,5
80
24
83,5
√
24.
Nurul Hasanah
100
70
90
27
97
√
25.
Qoid Tsaqib Hasan
95
66,5
80
24
90,5
√
26.
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
100
70
80
24
94
√
27.
Rany Fitriyana
98
68,6
90
27
95,6
√
28.
Rizka Nur Anisa
78
54,6
80
24
78,6
√
29.
Sanabilla Pramono Putri
95
66,5
90
27
93,5
√
30.
Saumi Anggit Musofi
90
63
90
27
89
√
TT
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80 No.
Nama
Hasil Tes
Nilai Akhir Tes
Hasil Pengamatan
Nilai Akhir Pengamatan
Nilai Final
Keterangan T
T
31.
Siwi Qoirinisa
100
70
80
24
94
√
32.
Zhafran Mughofar Alalimi
95
66,5
90
27
93,5
√
2954,9
32 siswa
0 siswa
100%
0%
Total Nilai tertinggi
97
Nilai terendah
78,6
Rata-rata
92,3 Presentase
Keterangan: T :Tuntas TT : Tidak Tuntas Berdasarkan tabel 16, menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi siswa bila dilihat dari nilai rata-rata siswa yaitu 92,3. Nilai tertinggi yang dicapai siswa 97 dan nilai terendahnya 78,6. Selain itu, dalam hal ketuntasan mengalami perubahan karena semua siswa mencapai nilai KKM sehingga semuanya tuntas. Kriteria nilai kualitatif ditentukan sebagai berikut: Tabel 15 Kriteria Nilai Kualitatif Siklus 2 Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatf 80-100 Memuaskan 70-79 Baik 60-69 Cukup 45-59 Kurang >45 Sangat Kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81 Tabel 16 Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Siklus 2 Tingkat Frekuensi Persentase Kategori Penguasaan Kompetensi 81% - 100% 31 99% Sangat Tinggi 66% - 80% 1 1% Tinggi 56% - 65% 0 0% Cukup 46% - 55% 0 0% Rendah >46% 0 0% Sangat Rendah Berdasarkan tabel 18, menunjukkan bahwa nilai siswa sudah bisa dikatakan baik. Hal ini bisa dibuktikan dari jumlah siswa yang memperoleh nilai dengan kategori tinggi diperoleh sebagian siswa. Jumlah siswa yang menerima nilai dengan kategori sangat tinggi 31 orang (99%) dan kategori tinggi 1 orang (1%). Perbandingan perolehan prestasi siswa dapat dilihat dalam diagram di bawah ini:
1%
99%
Sangat Tinggi Tinggi
Gambar VI Diagram Prestasi Sikus 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82 d. Refleksi Siklus 2 Pada tahap ini, dilihat kembali tingkat keberhasilan dalam penerapan model Picture and Picture dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan siklus 2 ini dianggap berhasil karena peningkatan prestasi belajar siswa telah mencapai target yaitu 100% semua siswa mencapai KKM. Pencapaian KKM nilai siswa ≥ atau sama dengan 75. Selain peningkatan dari segi prestasi, juga terjadi peningkatan keaktivan siswa ketika pembelajaran di kelas. Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya. Siswa juga tidak segan untuk bertanya ketika ada materi yang kurang dimengerti. Peningkatan yang dialami siswa karena keterlibatan rekan sesama peneliti dan guru mitra yang memberi masukan agar model yang digunakan dapat berjalan dengan baik. Keadaan kelas juga semakin kondusif karena siswa terlibat dalam diskusi kelompok. Hasil dalam diskusi juga lebih baik karena adanya peran dari semua anggota kelompok.
B. Komparasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di SMA Negeri 1 Mlati dengan menggunakan model Picture and Picture pada bulan April 2014 telah memperoleh keberhasilan. Keberhasilan ini dapat dilihat dari peningkatan prestasi belajar siswa selama mengikuti mata pelajaran sejarah di kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83 1. Prestasi Siswa Prestasi siswa di kelas X C SMA Negeri 1 Mlati sebelum peneliti melakukan tindakan kurang memuaskan. Ketika dilakukan penelitian, terjadi peningkatan prestasi siswa baik dalam siklus 1 maupun siklus 2. Cara menghitung selisih nilai prestasi belajar pra siklus dengan siklus I: Selisih = prestasi siklus 1 - pra siklus Komparasi prestasi siswa pra siklus dan sesudah siklus 1 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 17 Komparasi Pra Siklus dengan Siklus 1 No.
Nama
KKM
Pra Siklus
Siklus 1
Keterangan Naik
Selisih
Turun
1.
Aditya Prabowo
75
65
73
√
8
2.
Alfatita Lathofah Nisa
75
73
80
√
7
3.
Alfiyah Nur Hidayah
75
83
88
√
5
4.
Anisa Fifi Kurniasari
75
68
83
√
15
5.
Antika Ririn Heriyanti
75
78
80
√
2
6.
Ardyansyah Ramadhan
75
68
70
√
2
7.
Dita Putri Ramadhanti
75
85
95
√
10
8.
Fajar Rastra Aditama
75
63
75
√
12
9.
Farhan Budi Prasetiyo
75
63
65
√
2
10.
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
75
63
73
√
10
11.
Ika Budi Utami
75
70
78
√
8
12.
Irfandita Arthafanti
75
68
65
13.
Kharisma Wulan Septarina
75
65
85
√
20
14.
Maiza Dea Nuraini
75
63
93
√
30
15.
Marvina Anandita
75
68
85
√
17
16.
Maulia Rahma Milasari
75
65
65
√
0
17.
Muhammad Guntur Sugiantoro
75
63
68
√
5
18.
Muhammad Agus Nurofiq
75
73
68
19.
Nada Fatin Febriana
75
73
83
√
10
20.
Nadiyah Syntia Lestari
75
83
83
√
0
√
√
-3
-5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84 No.
Nama
KKM
Pra Siklus
Siklus 1
Keterangan Naik
Selisih
Naik
21.
Nova Fitriyaningsih
75
68
80
√
12
22.
Novi Sabilla Nurhidayati
75
70
75
√
5
23.
Nur Rohmah Kurniawatu
75
73
75
√
2
24.
Nurul Hasanah
75
68
78
√
10
25.
Qoid Tsaqib Hasan
75
65
70
√
0
26.
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
75
80
80
√
0
27.
Rany Fitriyana
75
83
83
√
0
28.
Rizka Nur Anisa
75
63
73
√
10
29.
Sanabilla Pramono Putri
75
75
85
√
10
30.
Saumi Anggit Musofi
75
85
73
31.
Siwi Qoirinisa
75
78
78
32.
Zhafran Mughofar Alalimi
75
68
70
√
Tertinggi
85,0
95,0
28 orang
3 orang
Terendah
63,0
65,0
Rata-rata
71,3
77,3
2276,0
2475,0 91%
9%
Total Presentase
√
-12 0 2
Berdasarkan tabel 19, menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi siswa setelah dilakukannya tindakan (siklus 1) dibandingkan dengan sebelum diterapkannya tindakan. Sebelum dilakukannya tindakan, nilai tertinggi siswa adalah 85,0, sedangkan setelah siklus 1 berjalan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95,0. Nilai terendah yang diperoleh siswa sebelum dilakukan tindakan adalah 63,0 sedangkan setelah siklus 1 nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 65,0. Nilai rata-rata sebelum diterapkannya tindakan adalah 71,3 dan setelah diterapkannya tindakan meningkat menjadi 77,3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85 Perbandingan antara pra siklus dengan siklus 1 siswa yang mengalami kenaikan nilai ada 28 orang (91%) dan yang mengalami penurunan 3 orang (9%).
Tabel 18 Komparasi Siklus 1 dengan Siklus 2 No.
Nama
KKM
Siklus 1
Siklus 2
Keterangan Naik
Selisih
Turun
1.
Aditya Prabowo
75
73
98
√
25
2.
Alfatita Lathofah Nisa
75
80
93
√
13
3.
Alfiyah Nur Hidayah
75
88
93
√
5
4.
Anisa Fifi Kurniasari
75
83
100
√
17
5.
Antika Ririn Heriyanti
75
80
100
√
20
6.
Ardyansyah Ramadhan
75
70
98
√
28
7.
Dita Putri Ramadhanti
75
95
98
√
3
8.
Fajar Rastra Aditama
75
75
95
√
20
9.
Farhan Budi Prasetiyo
75
65
83
√
18
10.
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
75
73
95
√
22
11.
Ika Budi Utami
75
78
100
√
22
12.
Irfandita Arthafanti
75
65
100
√
35
13.
Kharisma Wulan Septarina
75
85
100
√
15
14.
Maiza Dea Nuraini
75
93
95
√
2
15.
Marvina Anandita
75
85
95
√
10
16.
Maulia Rahma Milasari
75
65
93
√
28
17.
Muhammad Guntur Sugiantoro
75
68
95
√
27
18.
Muhammad Agus Nurofiq
75
68
100
√
32
19.
Nada Fatin Febriana
75
83
95
√
12
20.
Nadiyah Syntia Lestari
75
83
100
21.
Nova Fitriyaningsih
75
80
100
√
20
22.
Novi Sabilla Nurhidayati
75
75
95
√
20
23.
Nur Rohmah Kurniawatu
75
75
85
√
10
24.
Nurul Hasanah
75
78
100
√
22
25.
Qoid Tsaqib Hasan
75
70
95
√
25
26.
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
75
80
100
√
20
27.
Rany Fitriyana
75
83
98
15
28.
Rizka Nur Anisa
75
73
78
5
29.
Sanabilla Pramono Putri
75
85
95
10
√
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86 No.
Nama
KKM
Siklus 1
Siklus 2
Keterangan Naik
Selisih
Naik
30.
Saumi Anggit Musofi
75
73
90
17
31.
Siwi Qoirinisa
75
78
100
22
32.
Zhafran Mughofar Alalimi
75
70
95
25
Tertinggi
95,0
100
Terendah
65,0
78,0
Rata-rata
77,3
95,53
2475,0
3057,0
Total Presentase
32 orang
0 orang
100%
0%
Berdasarkan tabel 20, menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai siswa setelah dilakukannya siklus 2. Dapat dilihat dalam tabel tersebut bahwa nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus 1 adalah 95,0 dan siklus 2 adalah 100. Nilai terendah yang diperoleh pada siklus 1 adalah 65,0 sedangkan dalam siklus 2 adalah 78,0. Nilai rata-rata pada siklus 1 adalah sebesar 77,3 dan pada siklus 2 adalah 95,53. Perbandingan antara siklus 1 dan siklus 2 yang mengalami kenaikan nilai 32 siswa (100%) dan yang mengalami penurunan ada 0 siswa (0%).
C. Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti di kelas X C SMA Negeri 1 Mlati tahun ajaran 2013/2014 pada bulan April 2014, memperoleh hasil berupa data prestasi dalam mata pelajaran sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan prestasi yang mengikuti pelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Picture and Picture.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87 Target indikator keberhasilan prestasi siswa berdasarkan KKM yaitu 75%, yakni keadaan awal adalah 29%, peningkatan 33% pada siklus 1 menjadi 62%, dan 38% pada siklus 2 menjadi 100%. Pada keadaan awal, siswa yang mencapai KKM sebesar 29%, pada siklus 1 meningkat menjadi 33%, pada siklus 2 seluruh siswa mampu memenuhi KKM sehingga keberhasilan mencapai 100%. Data prestasi awal siswa diperoleh dari pihak sekolah yang kemudian akan dibandingkan dengan data yang diperoleh peneliti yang diperoleh dari siklus 1 dan 2. Prestasi awal siswa sebelum diterapkannya penelitian masih kurang baik. Hal ini terbukti dari jumlah siswa yang memperoleh nilai baik sangat tidak ada yang dapat mencapai. Skor tertinggi nilai siswa sebelum diterapkannya penelitian adalah 85,0 dan skor terendahnya adalah 63,0. Setelah peneliti melaksanakan siklus 1, terjadi peningkatan prestasi siswa. Skor tertinggi yang diperoleh siswa menjadi 95,0 dan skor terendahnya menjadi 65,0. Dalam keadaan awal prestasi siswa terdapat 23 orang yang nilainya tidak mencapai KKM, sedangkan pada siklus 1 siswa yang tidak mencapai KKM berkurang menjadi 11 orang. Peningkatan prestasi siswa setelah dilaksanakannya siklus 1 jika dilihat dari nilai rata-ratanya adalah sebesar 95,53. Setelah melaksanakan siklus 1, kemudian peneliti melaksanakan siklus 2 untuk memperbaiki prestasi siswa. Skor tertinggi yang dimiliki siswa setelah dilaksanakan siklus 2 adalah 100 dan skor terendahnya adalah 78,0. Bila dibandingkan dengan siklus 1, telah terjadi peningkatan prestasi siswa walaupun tidak terlalu besar. Peningkatan prestasi siswa setelah dilaksanakannya siklus 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88 dibandingkan dengan siklus 1 jika dilihat dari nilai rata-ratanya adalah sebesar 95,53. Data-data di atas menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti telah memperoleh keberhasilan. Keberhasilan ini menandakan bahwa model Picture and Picture bisa dijadikan sebagai salah satu model yang dapat memancing keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Model Picture and Picture terbukti mampu membuat siswa menjadi aktif ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran ini berhasil membuat siswa belajar untuk mampu berinteraksi dalam kelompok untuk mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran. Hal ini menandakan bahwa siswa sudah mampu secara belajar secara mandiri tanpa dominasi dari guru. Keberhasilan penggunaan model Picture and Picture dalam kegiatan belajar mengajar di kelas ini juga ditandai dengan peningkatan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran Picture and Picture dalam materi “AsalUsul dan Persebaran Manusia di Indonesia” menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dari segi nilai rata-rata dan (Kriteria Ketuntasan Minimum) KKM. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata sebesar 71,3 pada keadaan awal meningkat menjadi 77,3 pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 95,53 pada siklus 2. Dari segi KKM, 9 siswa (29%) yang mencapai KKM pada keadaan awal, meningkat menjadi 20 siswa (62%) pada siklus 1 dan 32 siswa (100%) pada siklus 2. Peningkatan prestasi yang terjadi pada siklus 1 dari segi nilai rata-rata mencapai 77,3% dan pada segi KKM mencapai 33% dari pra siklus. Peningkatan prestasi yang terjadi pada siklus 2 dari segi nilai rata-rata mencapai 95,53 dan pada segi KKM mencapai 38% dari siklus 1. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah. Selain itu, model pembelajaran Picture and Picture mampu memperbaiki cara mengajar di kelas. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture membuat kegiatan pembelajaran sejarah menjadi menarik.
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90 B. Saran Saran yang diberikan oleh peneliti setelah melakukan penelitian adalah: 1. Bagi Instansi Pendidikan Bagi Universitas Sanata Dharma khususnya FKIP yang mendidik calon guru agar bisa menjadi guru kompenten yang berani melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab. Calon guru tidak hanya dibekali teori tetapi juga praktek di lapangan untuk mengetahui kemampuan mengajarnya. Bagi sekolah sebagai tempat guru mengajar untuk menggunakan metode-metode yang inovatif dan memahami keadaan anak didiknya. 2. Bagi Guru Sejarah Guru sejarah bisa memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada sekarang ini untuk membantu dalam proses belajar mengajar. Dalam guru dituntut untuk memahami model-model mengajar, metode-metode mengajar serta strategistrategi mengajar agar dalam menyampaikan materi pelajaran dapat terlaksana dengan baik. 3. Bagi Calon Guru Sebagai calon guru bisa mempersiapkan diri sebelum terjun langsung ke lapangan. Mempersiapkan silabus, RPP yang digunakan dalam proses pembelajaran dan hal-hal lain yang diperlukan. Hal yang berpengaruh bagaimana calon guru beradaptasi dengan siswanya untuk membantu interaksi di dalam sebuah kelas. Calon guru juga memilih metode yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran untuk kebutuhan siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91 4. Bagi Siswa Siswa harus bisa belajar secara mandiri di dalam kelas. Dalam proses belajar mengajar yang menjadi pusat bukan lagi guru tetapi siswa, yang berpartisipasi aktif dalam kelas tersebut. Siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar juga diuntungkan karena mendapat pengetahuan baru. Siswa tidak bergantung pada guru, yang melatih siswa untuk belajar mandiri. Siswa juga harus berani memberi saran kepada guru apabila dalam kegiatan belajar mengajar kurang membuat siswa nyaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku: Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Hasan Alwi. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Isjoni, dan Moh. Arif. Hj. Ismail. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan Indononesia-Malaysia. Pekan Baru: Pustaka Belajar. I Wayan Badrika. 2006. Sejarah Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka. Miftahul Huda. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Muhhibin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: RT Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sarwiji. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pressindo. Siregar, Eveline, Nara, Hartini, dan Jamaludin, Asep. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia. S. Nasution.1989. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Slameto. 2010. Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93 Sugihartono, Kartika Nur Fahiyah, Farida Harapan, Farida Agus Setiawati, dan Siti Rohmah Nurhayati. 2007. Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press. Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. _________________. 2009. Managemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. _________________. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Tim Sanata Dharma Yogyakarta. Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013. Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kharisma Putra. Wijaya Kusumah. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Winarno Surakhmad. 1973. Dasar dan Teknik Interaksi Mengajar dan Belajar. Bandung: Tarsito. Y.R. Subakti. Tesis, “Pengajaran Sejarah Lingkungan Budaya, dan Sikap Terhadap Nilai-Nilai Kepahlawanan”. Jakarta: Program Pasca Sarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Zainal Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk: Guru. Bandung: Yrama Widya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94 Sumber Internet: Y.R. Subakti. Paradigma Pembelajaran Sejarah Berbasis Kontruktivisme. (online).http://usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no 1april2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Su bakti.pdf http://martinis1960.wordpress.com/2010/07/29/model-pembelajaran-scoffolding/ Download, Rabu, 11 Juni 2014 jam 17:20. http://www.lpmpjabar.go.id/index.php/rubrik/artikel/136-pendekatan-saintifikdalam-pembelajaran-matematika Download, minggu, 20 Juli 2014 jam 21:20. Sriyana Jumiasih. Skripsi, ”Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Siswa melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning Model Picture and Picture”. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Eka Wahyuningsih. Skripsi, “Meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada materi kehidupan masa pra aksara di Indonesia melalui penerapan model pembelajaran Picture and Picture”. Bandung Barat: Cikalongwetan Kabupaten. Yosefin Fitri Wijayanti. Skripsi, Peningkatan prestasi dan kepuasan belajar sejarah siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SILABUS SMA/MA/SMK/MAK Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas :X Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran agamanya. 2.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa pra aksara, HinduBuddha dan Islam 2.2 Meneladani sikap dan tindakan cinta damai, responsif dan pro aktif yang ditunjukkan oleh tokoh sejarah dalam mengatasi masalah sosial dan lingkungannya 2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah 98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.1 Memahami dan menerapkan konsep berpikir kronologis (diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah 4.1 Menyajikan informasi mengenai keterkaitan antara konsep berpikir kronologis ( diakronik), sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah
Cara Berfikir Kronologis dan Sinkronik dalam mempelajari Sejarah Cara berfikir kronologis dalam mempelajari sejarah. Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah. Konsep ruang dan waktu.
Mengamati: Membaca buku teks tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, dan konsep waktu dan ruang dalam sejarah.
Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan.
Menanya: Berdiskusi untuk mendapatkan pendalaman pengertian tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, dan konsep waktu dan ruang dalam sejarah.
Portofolio: Menilai laporan peserta didik tentang cara berfikir kronologis, sinkronik, ruang dan waktu dalam sejarah.
Mengeksplorasikan: Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan mengenai cara berfikir kronologis, sinkronik, konsep ruang dan waktu dari sumber tertulis, sumber lainnya dan atau internet.
3 mg x 2 jp
Buku Sejarah Indonesia kelas X. Buku-buku lainnya. Internet (jika tersedia).
Tes tertulis: Menilai kemampuan peserta didik dalam memahami dan menerapkan cara berfikir kronologis, sinkronik serta keterkaitannya dengan konsep ruang waktu dalam sejarah.
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mengasosiasikan: Menganalisis hasil informasi yang didapat dari sumber tertulis dan atau internet untuk mendapatkan kesimpulan tentang keterkaitan antara cara berfikir kronologis, sinkronik dengan konsep ruang dan waktu dalam sejarah.
3.2 Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara
Indonesia Zaman Praaksara: awal kehidupan Manusia Indonesia. Kehidupan
Mengomunikasikan: Hasil analisis kemudian di laporkan dalam bentuk tulisan tentang keterkaitan antara cara berfikir kronologis, sinkronik dengan konsep ruang dan waktu dalam sejarah. Mengamati: Membaca buku teks dan melihat gambargambar tentang aktifitas kehidupan
Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan,
8 mg x 2 jp
Buku Sejarah Indonesia kelas X. Buku-buku lainnya. 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3 Menganalisis asalmasyarakat usul nenek Indonesia. moyang bangsa Asal-usul nenek Indonesia Moyang bangsa (Proto, Deutero Indonesia. Melayu dan Kebudayaan Melanesoid) zaman praaksara. 3.4 Menganalisis berdasarkan tipologi hasil budaya Pra aksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat. 4.2 Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara dalam bentuk tulisan. 4.3 Menyajikan kesimpulankesimpulan dari informasi mengenai asal-usul nenek
masyarakat zaman praaksara, peta persebaran asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dan peninggalan hasil kebudayaan pada zaman praaksara. Menanya: Berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang kehidupan masyarakat zaman praaksara,persebaran asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dan peninggalan hasil kebudayaan pada zaman praaksara.
menganalisis data dan membuat laporan.
Portofolio: Menilai portofolio peserta didik tentang zaman praaksara di Indonesia. Tes tertulis/lisan: Menilai kemampuan peserta didik dalam memahami dan menganalisis konsep tentang Indonesia pada zaman praaksara.
Internet (jika tersedia). Gambar aktifitas kehidupan manusia praaksara. Gambar hasilhasil peninggalan kebudayaan praaksara. Peta penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia.
Mengeksplorasikan: Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan mengenai masyarakat Indonesia zaman 101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
moyang bangsa Indonesia (Proto, Deutero Melayu dan Melanesoid) dalam bentuk tulisan. 4.4 Menalar informasi mengenai hasil budaya Praaksara Indonesia termasuk yang berada di lingkungan terdekat dan menyajikannya dalam bentuk tertulis.
praaksara melalui bacaan, pengamatan terhadap sumbersumber praaksara yang ada di museum atau peninggalanpeningg alan yang ada di lingkungan terdekat. Mengasosiasikan: Menganalisis informasi dan datadata yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber lain yang terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang Indonesia pada zaman praaksara. Mengomunikasikan: Hasil analisis kemudian disampaikan dalam bentuk laporan tertulis tentang Indonesia pada zaman praaksara. 102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.5 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. 3.6 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan HinduBuddha di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. 4.5 Mengolah informasi mengenai proses
Indonesia Zaman Hindu-Buddha: Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal Teori -teori masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha. Kerajaankerajaan HinduBuddha. Bukti-bukti Kehidupan pengaruh HinduBuddha yang masih ada pada saat ini.
Mengamati: Membaca buku teks dan melihat gambargambar tentang Indonesia pada zaman HinduBuddha. Menanya: Berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman HinduBuddha. Mengeksplorasikan: Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan tentang Indonesia pada zaman HinduBuddha melalui bacaan, internet, pengamatan terhadap sumber-sumber sejarah yang ada di museum dan atau peninggalanpeninggalan yang
Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam mengumpulkan, menganalisis data dan membuat laporan. Portofolio: Menilai portofolio peserta didik tentang Indonesia pada zaman HinduBuddha. Tes tertulis/lisan: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis konsep tentang Indonesia pada zaman HinduBuddha.
12 mg x 2 jp
Buku Sejarah Indonesia kelas X. Buku-buku lainnya. Internet (jika tersedia). Gambar hasilhasil peninggalan zaman HinduBuddha. Peta letak kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia.
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
masuk dan perkembangan kerajaan Hindu-Buddha dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta mengemukakannya dalam bentuk tulisan. 4.6 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta
ada di lingkungan terdekat. Mengasosiasikan: Menganalisis informasi dan datadata yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang Indonesia pada zaman HinduBuddha. Mengomunikasikan: Hasil analisis kemudian dilaporkan dalam bentuktertulis tentang Indonesia pada zaman HinduBuddha.
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengemukakannya dalam bentuk tulisan. 3.7 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. 3.8 Mengidentifikasi karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini. 4.7 Menyajikan hasil
Zaman Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia Teori-teori masuk dan berkembangnya Islam. Kerajaankerajaan Islam. Bukti-bukti Kehidupan pengaruh Islam yang masih ada pada saat ini.
Mengamati: Membaca buku teks dan melihat gambargambar tentang zaman perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Menanya: Berdiskusi untuk mendapatkan klarifikasi tentang zaman perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Mengeksplorasikan: Mengumpulkan informasi terkait dengan pertanyaan dan materi tentang zaman perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia melalui bacaan,
Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam proses mengumpulkan data, analisis data dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai portofolio peserta didik tentang perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
12 mg x 2 jp
Buku Paket Sejarah Indonesia kelas X. Buku-buku lainnya. Internet (jika tersedia). Gambar hasilhasil peninggalan zaman Islam. Peta letak kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Tes tertulis/lisan: Menilai kemampuan peserta didik dalam menganalisis konsep tentang perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan HinduBuddha dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini. 4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini.
internet, pengamatan terhadap sumbersumber sejarah yang ada di museum dan atau peninggalanpeninggalan yang ada di lingkungan terdekat. Mengasosiasikan: Menganalisis informasi dan datadata yang didapat baik dari bacaan maupun dari sumber-sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang zaman perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Mengomunikasikan: Hasil analisis yang telah dilakukan kemudian dilaporkan dalam bentuk tulisan tentang zaman 106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Guru Mata Pelajaran Sejarah
Drs. Purwono Widodo
Yogyakarta, 19 Maret 2014 Praktikan
Maksima Amerta.S. NIM. 091314029
Menyetujui Kepala sekolah
Dosen Pengampu
Drs. Samsudin
Drs. Y.R. Subakti, M.Pd.
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah
: SMA Negeri 1 Mlati
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Semester
:XC
Materi Pokok
: Asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia
Sub Materi Pokok
: Asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia
Pertemua ke
: 1, 2, 3, dan 4
Alokasi Waktu
: 2x45 Menit (1 x Pertemuan)
Kompetensi Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsive, dan pro-aktif dalam menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknoloogi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 2.3 Menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan atas penemuan fosil-fosil manusia purba di Indonesia. 2. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap hasil budaya BacsonHoabinh, Dong Son, Sa Huynh, India di Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109 3. Menunjukkan sikap menghargai terhadap budaya Bacson-Hoabinh, Dong Son, Sa Huynh, India di Indonesia. 4. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran sejarah terkait materi asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia. 5. Menunjukkan sikap responsife dan pro-aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dikelas. 6. Menganalisis perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia. 7. Menemukan contoh bukti nyata hasil dari asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia yang masih ada hingga saat ini. 8. Menyajikan dalam bentuk presentasi mengenai asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia. D. Tujuan Pembelajaran Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat: 1. Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan atas penemuan fosil-fosil manusia purba di Indonesia. 2. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap hasil budaya BacsonHoabinh, Dong Son, Sa Huynh, India di Indonesia. 3. Menunjukkan sikap menghargai terhadap budaya Bacson-Hoabinh, Dong Son, Sa Huynh, India di Indonesia. 4. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran sejarah terkait materi asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia. 5. Menunjukkan sikap responsife dan pro-aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dikelas. 6. Menganalisis perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia. 7. Menemukan contoh bukti nyata hasil dari asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia yang masih ada hingga saat ini. 8. Menyajikan dalam bentuk presentasi mengenai asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia. E. Materi Ajar A. Kehidupan Awal Manusia Indonesia 1. Teori Kehidupan di Bumi 2. Pendapat Para Ahli Mengenai Kehidupan Awal B. Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia 1. Apa itu Manusia Purba?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110 2. Para Peneliti Manusia Purba di Indonesia 3. Jenis Manusia Purba di Indonesia 4. Hasil-hasil Manusia Purba di Indonesia C. Budaya Bacson-Hoabinh, Dong Son, Sa Huynh, India di Indonesia 1. Perkembangan Budaya Bacson-Hoabinh 2. Perkembangan Budaya Dong Son 3. Perkembangan Budaya Sa Huynh 4. Perkembangan Budaya India di Indonesia 5. Perkembangan Budaya Logam di Indonesia ( Materi selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran) F. Alokasi waktu 2x 45 menit G. Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik Strategi
: Model Picture and Picture
Metode
: Diskusi, presentasi dan tanya jawab
H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan
Deskripsi
Pendahuluan 1. Guru memberikan salam dan menunjuk siswa untuk memimpin doa. 2. Guru mengulangi sedikit materi sebelumnya dan menanyakan materi sebelumnya. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari proses pembelajaran mengenai “Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”. Inti
Guru menyampaikan materi secara ringkas mengenai mengenai “Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”.secara ringkas dan siswa diberi kesempatan bertanya. 1. Mengamati Membaca dan menyimak penjelasan guru dapat memahami contoh gambar-gambar mengenai”Asal-
Alokasi Waktu 10 Menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
2.
3.
4.
5.
Penutup
Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”. Menanya Siswa dipersilahkan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat tentang ”Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”. Mengeksplorasikan Siswa diminta untuk menganalisis mengenai ”AsalUsul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”. Mengasosiasikan Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan tentang ”Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia” dan guru mengadakan ulangan pra siklus. Mengkomunikasikan Seluruh siswa dibagi soal ulangan dan menjawabnya.
1. Klarifikasi / kesimpulan siswa dibantu oleh guru menyimpulkan “Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”. 2. Peserta didik menyampaikan nilai-nilai apa saja yang diperoleh dari pelajaran hari ini. 3. Siswa mendapat tugas untuk mempelajari materi yang sudah dibahas dalam 2 pertemuan karena pertemuan berikutnya akan diadakan tes / ulangan yang kedua. 4. Mengucapkan salam penutup.
Pertemuan 2 Kegiatan Pendahuluan
Inti
Deskripsi 1. Guru memberikan salam dan menunjuk siswa untuk memimpin doa. 2. Guru mengulangi sedikit materi sebelumnya dan menanyakan materi sebelumnya. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari proses pembelajaran mengenai “Pembabakan Zaman Kehidupan di Bumi”. 1. Mengamati
70 Menit
10 Menit
Alokasi waktu 10 Menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
2.
3.
4.
5.
Penutup
Siswa melalui membaca buku dan menyimak penjelasan guru dapat memahami contoh gambargambar mengenai”Pembabakan Zaman Kehidupan di Bumi”. Menanya Guru memberi kesempatan kepada siswa dipersilahkan untuk bertanya, memberikan komentar tentang gambar yang telah diamati. Mengeksplorasikan: Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok yang beranggotakan 8 orang. Salah satu kelompok siswa maju kedepan kelas untuk menceritakan peristiwa gambar yang telah diamati. Mengasosiasikan Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya dari topik yang dibagikan. Mengkomunikasikan: Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan laporan hasil kerja kelompok secara bergantian dan guru mengadakan ulangan siklus 1. Siswa dibagi soal ulangan dan menjawabnya.
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini. Guru dan siswa memetik nilai-nilai yang dapat diambil dari materi yang dapat diambil dari materi yang disampaikan. Mengucapkan salam penutup
70 Menit
10 Menit
Pertemuan 3 Kegiatan
Deskripsi
Pendahuluan
1. Guru memberikan salam dan menunjuk siswa untuk memimpin doa. 2. Guru mengulangi sedikit materi sebelumnya dan menanyakan materi sebelumnya. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari proses pembelajaran mengenai
Alokasi waktu 10 Menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113 ”Asal-Usul dan Penyebaran Kepulauan Indonesia”. Inti
Penutup
Manusia
di
1. Mengamati Siswa melalui membaca buku dan menyimak penjelasan guru dapat memahami contoh gambargambar mengenai”Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”. 2. Menanya Guru memberi kesempatan kepada siswa dipersilahkan untuk bertanya, memberikan komentar tentang gambar yang telah diamati. 3. Mengeksplorasikan Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok yang beranggotakan 8 orang. Siswa menonton video mengenai ”Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”. 4. Mengasosiasikan Siswa berdiskusi dengan teman sekelompoknya dari topik yang dibagikan. 5. Mengkomunikasikan Guru menunjuk salah satu kelompok siswa untuk maju di depan kelas untuk meceritakan peristiwa pada video yang telah ditonton. Guru menjelaskan secara garis besar kesulitan apa yang siswa alami dalam ulangan pra siklus dan siklus 1 mengenai ”Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”.
70 Menit
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini. Guru dan siswa memetik nilai-nilai yang dapat diambil dari materi yang dapat diambil dari materi yang disampaikan. Mengucapkan salam penutup
10 Menit
Deskripsi
Alokasi
Pertemuan 4 Kegiatan
waktu Pendahuluan
1. Guru memberikan salam dan menunjuk siswa untuk memimpin doa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114 2. Guru mengulangi sedikit materi sebelumnya dan menanyakan materi sebelumnya.
10 Menit
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari proses pembelajaran mengenai ”Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”. Inti
1. Mengamati Siswa melalui membaca buku dan menyimak penjelasan guru dapat memahami contoh gambargambar mengenai”Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”. 2. Menanya Guru memberi kesempatan kepada siswa dipersilahkan untuk bertanya, memberikan komentar tentang gambar yang telah diamati. 3. Mengeksplorasikan
70 Menit
Siswa diminta untuk menganalisis”Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia”. 4. Mengasosiasikan Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan tentang ”Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia” dan guru mengadakan ulangan siklus. 5. Mengkomunikasikan Siswa dibagi soal ulangan dan menjawabnya. Penutup
Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang dipelajari hari ini. Guru dan siswa memetik nilai-nilai yang dapat diambil dari materi yang dapat diambil dari materi yang disampaikan. Mengucapkan salam penutup
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik: test dan non test 2. Bentuk : Test: tertulis
10 Menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115 Non test: penilaian kerja dan portofolio 3. Instrument Penilaian Tertulis: pilihan ganda Non test : penilaian kinerja dan portofolio 4. Pedoman Penilaian J. Sumber Belajar/ Alat/Bahan Buku sumber sejarah SMA kelas X I Wayan Badrika. 2006. Sejarah SMA kelas X. Jakarta: Erlangga. Ratna Hapsari. 2013. Sejarah Indonesia untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Soejono. 1984. Sejarah Nasional Indonesia 1. Jakarta: Balai Pustaka. Soekmono. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan 1. Yogyakarta: Kanisius. Internet Alat: LCD, Papan Tulis, dan Powerpoint Bahan: Gambar-Gambar, Video, Spidol, dan Lembar Kerja Yogyakarta, 19 Maret 2014 Guru Mata Pelajaran Sejarah
Praktikan
Drs. Purwono Widodo
Maksima Amerta.S.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Kepala sekolah Drs. Samsudin Drs. Y.R. Subakti, M.Pd.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116 LAMPIRAN (MATERI PEMBELAJARAN) ASAL-USUL DAN PENYEBARAN MANUSIA DI KEPULAUAN INDONESIA A. Kehidupan Awal Manusia Indonesia 1. Teori Kehidupan di Bumi Perkembangan bumi dapat diketahui melalui penelitian geologi, yaitu penelitian tentang lapisan kulit bumi. Perhatikan bagan pembagian zaman berdasarkan geologi di bawah ini: Pembabakan zaman kehidupan di bumi dengan ciri-ciri seperti tabel di bawah ini: a. Zaman Arkaekum Zaman tertua 2500 juta tahun lalu bumi dalam proses pembentukan, kulit bumi sangat panas, tidak ada tanda kehidupan, karena temperatur bumi masih tinggi sehingga tidak memungkinkan adanya makhluk hidup.
Contoh Gambar Zaman Arkaekum b. Zaman Paleozoikum Zaman sekitar 340 juta tahun lalu, keadaan bumi terus berubah, kehidupan mikroorganisme mulai muncul, ada aves, amfibi, reptil dan disebut zaman primer.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Contoh Gambar Zaman Paleozoikum c. Zaman Mesozoikum Zaman 140 juta tahun lalu, perkembangan kehidupan sangat pesat, binatang-binatang dalam bentuk yang hidup sangat besar (dinosaurus), dan disebut dengan zaman reptil.
Contoh Gambar Zaman Mesozoikum d. Zaman Neozoikum atau Kainozoikum Zaman di mana terdapat manusia dimana zaman ini dibedakan ada dua macam yaitu zaman tersier dan kuarter, dan zaman tersier juga dibedakan ada dua macam yaitu (kala plestosin) dan (kala holosin).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Contoh Gambar Zaman Neozoikum 2. Pendapat Para Ahli Mengenai Kehidupan Awal a. Max Muller menyatakan bahwa asal dari bangsa Indonesia adalah daerah Asia Tenggara. Namun, pendapat Max Muller ini tidak begitu jelas alasannya. Barangkali Max Muller menarik kesimpulan pendapatpendapat para ahli lainnya. b. Prof. Dr. H. Kern dengan Teori Imigrasi menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia (Campa, Kochin China dan Kamboja). Hal ini didukung oleh adanya perbandingan bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia yang akar bahasanya adalah bahasa Austronesia. c. Van Heine Geldern berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Pendapat ini didukung oleh adanya artefak-artefak yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak persamaan dengan yang ada di daratan Asia. d. Moh. Yamin, mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia. Dia melihat bahwa banyak penemuan artefak maupun fosil tertua di Indonesia dalam jumlah yang besar. e. Drs. Moh Ali, mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. f. NJ. Krom, berpendapat bahwa asal-usul bangsa Indoensia berasal dari daerah Cina Tengah. g. Dr. Brandes, mengatakan bahwa bangsa yang bermukim di kepulauan Indonesia memiliki banyak persamaan dengan bangsa-bangsa di daerah yang terbentang dari sebelah Utara Formosa, sebelah Barat Madagaskar, sebelah Selatan Pulau Jawa-Bali, sebelah Timur sampai tepi Barat Amerika melalui perbandingan bahasa. Berdasarkan kesimpulan para pakar, nenek moyang bangsa Indonesia bukanlah manusia-manusia purba, seperti Pithecatropus erectus, homo
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119 soloensis, ataupun Meganthropus palaeojavanicus. Hal ini disadari pada pendapat bahwa jenis-jenis manusia purba sudah terlebih dulu punah sejak ribuan tahun yang lalu. Setelah kepunahan manusia-manusia purba tersebut kepulauan Indonesia dihuni oleh manusia dari ras Austronelanosoid yang diperkirakan berasal dari teluk Tonkin, Yunan. Cara untuk mengetahui asal usul nenek moyang Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai analisis, antara lain dengan meneliti persebaran rumpun bahasa dan persebaran hasilhasil budayanya. Bahasa yang tersebar di Indonesia termasuk rumpun bahasa melayu Austronesia. Rumpun bahasa ini meliputi wilayah yang luas, mulai dari Madagaskar di Afrika sampai Melanesia dan Polinesia di Samudera Pasifik. Penggunaan bahasa Melayu Austronesia di wilayah yang luas itu erat kaitannya dengan persebaran penduduk yang menggunakan bahasa tersebut. Berdasarkan penemuan bukti-bukti sejarah di berbagai wilayah di Indonesia, dapat disimpulkan bahwa penyebaran hasil budaya nenek moyang banghsa Indonesia berlangsung melalui dua jalur. Jalur Barat dan jalur Timur. Salah satu hasil budaya manusia purba yang memiliki pola penyebaran tertentu di Indonesia adalah kapak persegi dan kapak lonjong. Kedua jenis kapak ini merupakan benda prasejarah zaman Neolithikum. Jika dirunut berdasarkan jalur penyebarannya, kapak persegi banyak ditemukan di daerah Teluk Tonkin, Malaysia, Sumtera, Jawa, Kalimantan. Sedangkan kapak lonjong banyak ditemukan di India, Myanmar, Cina, Jepang, Filipina, Minahasa, Halmahera, Kepulauan Maluku, dan Papua. Pada zaman batu besar (Megalitikum), hasil-hasil budaya yang ditemukan di Indonesia adalah menhir, dolmen, keranda, kubur batu, arca batu, serta punden berunda. Penyebaran hasil budaya nenek moyang bangsa Indonesia pada zaman ini tidak memperlihatkan pola-pola tertentu. Hal tersebut berbeda dengan penemuan kapak persegi dan kapak lonjong yang memperlihatkan pola dan jalur penyebaran yang jelas. Penyebaran hasil budaya ini seiring dengan penyebaran manusia purba di Indonesia.
Peta perkiraan rute penyebaran bangsa melayu yang datang ke Indonesia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120 Bangsa melayu sebagai nenek moyang bangsa Indonesia sekarang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Bangsa Proto Melayu Bangsa ini masuk melalui Indonesia melalui dua jalan yaitu jalan barat (semenanjung melayu dan Sumatera) dan timur (Filipina ke Sulawesi dan tersebar ke seluruh Indonesia) mereka setingkat lebih tinggi dari homo sapiens budayanya adalah kapak lonjong dan persegi. Pada masa sekarang masih dapat ditemukan keturunan bangsa Proto Melayu seperti (Dayak, Toraja, Batak, Papua). 2. Bangsa Deutro Melayu Bangsa ini masuk ke Indonesia secara begelombang. Masuk melalui jalan barat, semenanjung Malaya ke Sumatera dan akhirnya ke seluruh Indonesia (keturunan Deutro Melayu adalah suku bangsa Jawa, Melayu, Bugis, Minang). Benda-benda hasil kebudayaan mereka terbuat dari logam dan mereka setingkat lebih tinggi peradabannya di bandingkan Proto Melayu). Hasil budayanya: (kapak corong, nekara, bejana perunggu, dan lain lain). Arah Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia dari Yunan. B. Perkembangan Kehidupan Manusia Purba di Indonesia 1. Apa itu Manusia Purba? Manusia purba adalah manusia penghuni bumi yang hidup pada zaman prasejarah (zaman ketika manusia belum mengenal tulisan). Kita mengetahui adanya manusia purba, yaitu dengan ditemukannya fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu yang tertimbun di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama. Sedangkan artefak adalah perkakas atau alat-alat yang dipergunakan manusia purba ketika masih hidupnya. Fosil dan artefak itu ditemukan oleh para arkeolog (ahli purbakala) melalui kegiatan penggalian tanah. Hasil penggalian yang berupa fosil dan artefak ini kemudian diteliti. Tujuannya untuk mengetahui kehidupan manusia yang hidup pada masa lampau. Sebab manusia purba tidak meninggalkan sumber-sumber sejarah yang berupa tulisan. Dari fosil dan artefak inilah kita dapat mengetahui kehidupan manusia Indonesia yang hidup pada masa prasejarah. Mengetahui kehidupan masyarakat Indonesia pada zaman prasejarah sangatlah penting. Karena selain kita dapat mengetahui ciri-ciri kehidupan manusia Indonesia yang hidup pada masa lampau, kita juga dapat membandingkannya dengan manusia sekarang. Berdasarkan fosil dan artefaknya kita juga dapat mengetahui bahwa manusia purba hidupnya masih sangat sederhana, fisiknya belum sempurna seperti manusia sekarang, demikian pula dengan hasil-hasil kebudayaannya. Keadaan seperti itu sesuai dengan keadaan lingkungan hidupnya yang masih hutan belukar. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan pada masa itu belum maju seperti sekarang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121 2. Para Peneliti Manusia Purba di Indonesia
Peta lokasi penemuan manusia purba di Indonesia Fosil adalah tulang-belulang manusia maupun hewan dan tumbuhtumbuhan yang telah membantu. Sedangkan, artefak adalah peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari kebudayaannya. Eugena Dobois adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung. Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju). a. Ter Haar, Oppenoorth, G.H.R Von Koeningswald Hasil penemuannya adalah Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, 1 Meganthropus Palaeojavanicus Mojokerto. Tahun 1937-1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo. Penemuan lain tentang manusia Purba : Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus). b. Tjokrohandoyo dan Duifjes Usaha penggalian yang dilakukan oleh Tjokrohandoyo dibawah pimpinan Duifjes telah menemukan dua fosil. Fosil-fosil yang ditemukan di Desa Perning dekat Mojokerto dan Sangiran dekat Surakarta itu menjadi sangat penting, karena diperkirakan berasal dari lapisan tanah yang sangat tua (lebih kurang dua juta tahun yang lalu). Fosil yang ditemukan itu diberi nama Homo Mojokertensis. c. DR. T. Jacob Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo. Fosil Manusia Purba yang ditemukan di Asia, Eropa, dan Australia adalah semuanya jenis Homo yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122 sudah maju: Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), dan Cina. Fosil yang ditemukan di Cina oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis. Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo Neaderthalensis. Menurut Dubois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid. 3. Jenis Manusia Purba di Indonesia Berdasarkan penemuan para ahli dapat diketahui adanya beberapa jenis manusia purba yang berhasil ditemukan di Indonesia, di antaranya: a. Meganthropus Palaeojavanicus Meganthropus Palaeojavanicus merupakan jenis manusia besar tertua di Pulau Jawa. Ditemukan di daerah Sangiran pada tahun 1941 oleh Van Koenigswald. Hasil temuannya berupa rahang atas dan bawah. b. Pithecanthropus Pithecanthropus berarti manusia kera. Fosil jenis Pithecanthropus ini ditemukan di Trinil Desa Ngawi , Perning daerah Mojokerto, Sangirang, Kedung kudus, Sambung Macan, dan ngadong.
Eugene Dubois menyimpulkan bahwa fosil ini memiliki volume otak 900 cc yang lebih kecil dibandingkan dengan volume otak manusia yang diatas 1000 cc dan volume otak kera yang tertinggi hanya 600 cc. Volume otak dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123 fosil itu berada di antara volume otak kera dan manusia. Oleh karena itulah, fosil itu disebut Pithecanthropus yang berarti manusia kera. 1) Pithecanthropus Erectus Pithecanthropus Erectus berarti manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak. Penelitian ini dapat didasarkan pada penemuan tulang rahang, dua geraham, bagian atas tengkorak, dan tulang paha kiri. Volume otak berada di antara volume otak kera dan manusia. Tulang paha menunjukkan bahwa makhluk itu sudah berjalan tegak. Itulah sebabnya, Eugene Dubois menyimpulkan bahwa hasil temuannya disebut Pithecanthropus Erectus yang berarti manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak.
Pithecanthropus Erectus 2) Pithecanthropus Mojokertensis (Robustus) Pithecanthropus Mojokertensis berarti manusia kera dari Mojokerto. Fosil ini ditemukan dan diteliti oleh Von Koenigswald antara tahun 1936-1941. Hasil penemuannya berupa tengkorak anak-anak. Von Koenigswald memperkirakan tengkorak anak yang ditemukan itu adalah fosil yang berasal dari anak-anak Pithecanthropus.
Pithecanthropus Mojokertensis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124 3) Pithecanthropus Soloensis Pithecanthropus Soloensis berarti manusia kera dari Solo. Fosil ini ditemukan di daerah Ngadong, Lembah Sungai Bengawan Solo antara tahun 1931-1934. Hasil penemuannya berupa 11 buah fosil tengkorak, tulang rahang, dan gigi. Fosil ini diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich. Hasil penenelitian menyimpulkan bahwa makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari makhluk Pithecanthropus erectus.
Pithecanthropus Soloensis Beberapa ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia: 1. Ciri Meganthropus Palaeojavanicus Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu. Tubuh besar dan tegap. Hidup mengumpulkan makanan. Hanya memakan tumbuhan. Rahangnya kuat. Volume otak kecil.
Meganthropus Palaeojavanicus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125 2. Ciri Pithecanthropus Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu. Hidup berkelompok. Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol. Mengumpulkan makanan dan berburu. Makanannya daging dan tumbuhan. 3. Ciri jenis Homo Sapiens Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu. Muka dan hidung lebar. Dahi masih menonjol. Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya. c. Homo Sapiens Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang.
Homo Sapiens Jenis-jenis fosil Homo Sapiens yaitu: 1) Homo Wajakensis Fosil manusia purba ini pertama kali ditemukan di Tulungagung Jawa Timur, oleh B.D. Van Rietschoten pada tahun 1889. Fosil ini merupakan fosil pertama yang dilaporkan ditemukan di Indonesia. Bagian tubuh yang ditemukan berupa fosil tengkorak atas dasar beberapa ruas tulang leher. Fosil manusia ini digolongkan sebagai Homo Sapiens.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
Homo Wajakensis 2) Homo Soloensis “Manusia Solo” adalah sebutan bagi Homo Erectus Soloensis. Fosilnya ditemukan oleh Ter Haar pada tahun 1931 di daerah Ngandong, Jawa Tengah, berupa sebelas fosil tengkorak, tulang rahang dan gigi. Saat pertama kali ditemukan fosil manusia purba ini digolongkan sebagai Homo Sapiens dan diberi nama Homo (Javanthropus) soloensis oleh W.F.F. Oppenoorth.
Homo Soloensis 3) Homo Floresiensis Homo Floresiensis atau “Manusia Flores” adalah nama yang diberikan kelompok peneliti terhadap kerangka hobbit yang ditemukan di Liang Bua, sebuah gua kapur di Ruteng, Manggarai, Pulau Flores pada tahun 2001. Di gua itu para peneliti menemukan serial subfosil (sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya membantu) dari sembilan individu. Kesembilan sisa-sisa tulang itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127 menunjukkan postur paling tinggi sepinggang manusia modern, sekitar 100 cm, dengan volume otak 380 cc. Usia kerangka-kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu. Selain sisa-sisa tubuh yang belum membatu itu, ditemukan juga berbagai mamalia seperti makhluk mirip gajah Stegodon, biawak, serta tikus besar, yang barangkali menjadi bahan makanan mereka, alat-alat batu seperti pisau, beliung, mata panah, arang, serta tulang yang terbakar, yang menunjukkan tingkat peradaban penghuninya. Pemberian nama tersebut berangkat dari keyakinan bahwa Homo Floresiensis bukan manusia modern, melainkan spesies yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian bahwa tulang Homo Floresiensis berbeda dari tulang Homo Sapiens (manusia modern) dan manusia Neanderthal. Dua publikasi pada tahun 2009 memperkuat argumen bahwa spesimen kerangka Homo Floresiensis lebih primitif daripada Homo Sapiens dan berada pada wilayah variasi Homo Erectus. Namun, pendapat bahwa fosil ini berasal dari spesies bukan manusia (modern) ditentang oleh kelompok peneliti yang juga terlibat dalam penelitian ini, seperti Prof. Teuku Jacob dari Universitas Gajah Mada. Berdasarkan temuannya, fosil dari Liang Bua ini berasal dari sekelompok orang katai Flores, yang sampai sekarang masih bisa diamati pada beberapa populasi di sekitar lokasi penemuan, yang menderita gangguan pertumbuhan yang disebut mikrosefali (“kepala kecil”); jadi, merupakan nenek moyang dari manusia modern. Menurut tim ini, sisa manusia dari Liang Bua merupakan moyang manusia katai Homo Sapiens yang sekarang juga masih hidup di Flores dan termasuk kelompok Australomelanesoid. Kerangka yang ditemukan terbaring di Liang Bua itu menderita microsefali, yaitu bertengkorak kecil dan berotak kecil. 4. Hasil-hasil Manusia Purba di Indonesia Kebudayaan merupakan hasil dari pemikiran yang dilakukan dengan sadar yang bertujuan untuk menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perkembangan kebudayaan manusia tersebut sesuai dengan perkembangan akan manusia yang menciptakan kebudayaan baik kebudayaan materi (kebudayaan kebendaan) maupun kebudayaan rohani. a. Kebudayaan Material (Kebendaan) Berupa alat-alat yang dapat membantu mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil kebudayaan mereka pada masa berburu dan mengumpulkan makanan seperti: Kapak genggam, alat serpih dan alat tulang/tanduk. Sedangkan pada masa bercocok tanam berupa Kapak genggam Sumatera (Pabble), Kapak Pendek (Bache Courte), flakes, dan sebagainya. Dan pada masa Perundagian berupa alat-alat dari logam seperti: Kapak corong (Kapak sepatu), Nekara, Bejana Perunggu, perhiasan dan manik-manik dari perunggu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128 b. Kebudayaan Rohani Munculnya sistem kepercayaan dalam kehidupan manusia berlangsung sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan melalui penemuan penghormatan terakhir pada orang yang sudah meninggal, kemudian berubah menjadi pemujaan terhadap roh-roh leluhur pada masa bercocok tanam (Animisme dan Dinamisme), terlihat dengan adanya hasil kebudayaan megalitik. Dalam perkembangan selanjutnya manusia menyadari dan merasakan adanya kekuatan yang maha besar di luar diri manusia yaitu kekuatan Tuhan (Monotheisme). C. Budaya Bacson-Hoabinh, Dong Son, Sa Huynh, India di Indonesia 6. Perkembangan Budaya Bacson-Hoabinh Istilah Bacson-Hoabinh ini dipergunakan sejak tahun 1920-an, yaitu untuk menunjukkan suatu tempat pembuatan alat-alat batu yang khas dengan ciri dipangkas pada satu atau dua sisi permukaannya. Daerah tempat penemuan dari peninggalan kebudayaan Bacson-Hoabinh di temukan diseluruh wilayah Asia Tenggara, hingga Myanmar (Burma) di barat dan ke utara hingga propinsi-propinsi selatan dari kurun waktu antara 18000 dan 3000 tahun yang lalu. Namun pembuatan kebudayaan Bacson-Hoabinh masih terus berlangsung di beberapa kawasan, sampai masa yang lebih baru. Ciri khas alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran lebih kurang satu kepalan, dan sering kali seluruh tepiannya menjadi bangian yang tajam. Hasil penyerpihannya itu menunjukkan berbagai bentuk seperti lonjong, segi empat, segitiga dan beberapa diantaranya ada yang mempunyai bentuk berpinggang. Menurut C.F. Gorman dalam bukunya The Hoabinhian and After: Subsistance Patterns in South East Asia during the latest pleistocene and early recent periods ( 1971) menyatakan bahwa penemuan alat-alat dari batu paling banyak ditemukan dalam penggalian pegununggan batu kapur di daerah Vietnam bagian utara, yaitu daerah Bacson pegunungan Hoabinh. Disamping alat-alat dari batu yang berhasil ditemukan, juga ditemukan alat-alat serpih batu giling dari berbagai ukuran, alat-alat dari tulang dan sisa-sisa tulang belulang manusia yang dikuburkan dalam posisi terlipat dan ditaburi zat warna merah. Sementara itu, didaerah Vietnam ditemukan tempat-tempat pembuatan alat-alat batu, sejenis alat-alat batu dari kebudayaan Bacson-Hoabinh. Bahkan di Gua Xom Trai ( dalam buku Pham Ly Houng; Radiocarbon Dates of The Hoabinh Culture in Vietnam, 1994 ) ditemukan alat-alat batu yang sudah diasah pada sisi yang tajam. Alat-alat batu dari Gua Xom Trai tersebut diperkirakan berasal dari 18000 tahun yang lalu. Kemudian dalam perkembangannya, alat-alat dari batu atau yang dikenal dengan kebudayaan Bacson-Hoabinh, tersebar dan berhasil ditemukan, hampir diseluruh daerah Asia Tenggara, baik daratan maupun kepulauan, termasuk wilayah Indonesia. 7. Perkembangan Budaya Dong Son
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129 Pembuatan benda-benda perunggu didaerah vietnam utara dimulai sekitar tahun 2500 sm dan dihubungkan dengan tahap-tahap budaya dong dau dan gou mun. Apabila dibandingkan dengan daerah muangthai tengah dan Muangthai timur laut, daerah vietnam memiliki bukti paling awal tentang pembuatan perunggu di Asia tenggara. Namun perlu diketahui bahwa benda-benda perunggu yang telah ada sebelum tahun 500 SM terdiri atas kapak corong (corong merupakan pangkal yang berongga untuk memasukkan tangkai atau pegangannya)dan ujung tombak, sabit bercorong, ujung tombak bertangkai, mata panah dan benda-benda kecil lainnya seperti pisau,kail,gelang dan lainlain. Penemuan benda-benda dari kebudayaan Dong Son sangat penting karena benda-benda logam yang ditemukan di wilayah Indonesia umumnya bercorak Dong Son, dan bukan mendapat pengaruh budaya logam dari india maupun cina. Budaya perunggu bergaya Dong Son tersebar luas di wilayah Asia Tenggara dan kepulauan indonesia. Hal ini terlihat dari kesamaan corak hiasan dan bahan-bahan yang dipergunakannya. Misalnya nekara, menunjukkan pengaruh yang sangat kuat.Nekara dari tipe heger 1 memiliki kesamaan dengan nekara yang paling bagus dan tertua di Vietnam. Benda-benda perunggu lainnya yang berhasil ditemukan di daerah Dong Son serta beberapa kuburan seperti daerah Vie Khe, Lang Cha, Lang Var. Satu nekara yang ditemukan yang besar berisi 96 mata bajak perunggu bercorang. Dari penemuan itu terdapat alat-alat dari besi, meskipun jumlahnya sangat sedikit. Dari penemuan benda-benda budaya Dong Son itu, diketahui cara pembuatannya dengan menggunakan teknik cetak lilin hilang yaitu dengan membuat bentuk benda dari lilin, kemudian lilin itu di balut dengan tanah liat dan dibakar hingga terdapat lubang pada tanah liat tersebut. Budaya Dong Son sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan budaya perunggu di indonesia. Bahkan tidak kurang dari 56 nekara yang berhasil ditemukan di beberapa wilayah Indonesia dan terbanyak nekara ditemukan di Sumatera, Jawa, Maluku Selatan. Nekara yang penting ditemukan diwilayah indonesia dari pulau sangeang dekat sumbawa yang berisi hiasan gambar orang yang menyerupai pakaian dinasti Han. Hiasan seperti itu diperkirakan belum dikenal oleh penduduk pulau tempat nekara tersebut ditemukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Berbagai Peninggalan Budaya Dong-Son Heine Goldem meneliti nekara yang ditemukan dan menyatakan bahwa nekara yang ditemukan di daerah sangeang diperkirakan diceak di daerah funan yang telah terpengaruh oleh budaya india pada 250 SM. Pengamatan menarik dari Berner Kempres menunjukkan bahwa semua nekara yang ditemukan di bali memliki 4 patung katak pada bagian pukulnya. Selain itu pola-pola hiasan nekara tersebut tidak begitu terpadu antara gambar satu dengan yang lainnya. Berners kempers memberikan gambaran cara nekara tipe heger I di cetak secara utuh. Awalnya lembaran lilin ditempelkan pada inti tanah liat (menyerupai bentuk nekara dan berfungsi sebagai cetakan bagian dalam), lalu di hias dengan cap-cap dari tanah liat atau batu yang berpola hias perahu dan iring-iringan manusia. Untuk menambah hiasan yang lebih naturalistik, seperti gambar rumah, lembaran lilin tadi langsung ditambah goresan gambar yang dikehendakinya. Kemudian lembaran lilin yang telah di hias itu di tutup dengan tanah liat yang berfungsi sebagai cetakan bagian luar, setelah terlebih dahulu diberi paku-paku penjaga jarak. Setelah itu di bakar dan lilin meleleh keluar rongga yang di tinggalkan lilin tersebut diisi dengan cairan logam. Selain nekara, di wilayah Indonesia juga ditemukan benda-benda perunggu lainnya seperti patung-patung, peralatan rumah tangga, peralatan bertani maupun perhiasan-perhiasan. 8. Perkembangan Budaya Sa Huynh Budaya Sa-Huynh di Vietnam bagian selatan didukung oleh suatu kelompok penduduk yang berbahasa Austronesia (Cham) yang diperkirakan berasal dari daerah-daerah di Kepulauan Indonesia. Tampaknya mereka telah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131 mendiami wilayah ini dari daerah semenanjung Malaya atau Kalimantan. Munculnya pemukiman ini dapat dilacak dari keberadaan budaya Sa-Huynh itu sendiri, yang pada 600 SM telah berada pada bentuknya yang mapan. Para arkeolog Vietnam berpendapat bahwa hasil-hasil penemuan benda-benda arkeologi diduga menjadi bukti cikal bakal budaya ini. Sebelum adanya budaya Sa-Huynh atau budaya turunannya langsung, daerah Vietnam bagian selatan sepenuhnya didiami oleh bangsa yang berbahasa Austronesia. Orang-orang Cahm pernah mengembangkan peradaban yang dipengaruhi oleh budaya India Champa. Kemudian mereka dikalahkan oleh ekspansi penduduk Vietnam sekarang dan hanya sebagai kelompok minoritan hingga dewasa ini. Dari sudut pandang Indonesia, keberadaan orang-orang Cham dekat pusat penemuan benda-benda logam di Vietnam Utara pada akhir masa prasejarah mempunyai arti yang amat penting, karena mereka adalah kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Austronesia dan mempunyai kedekatan kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di Kepulauan Indonesia. Namun hubungan-hubungan yang langsung dengan pusat-pusat pembuatan bendabenda perunggu di daerah Dong Son sangat terbatas. Hal ini terbukti dengan penemuan tujuh buah nekara tipe heger I di daerah selatan Vietnam dari 130 nekara yang berhasil ditemukan hingga menjelang tahun 1990. Dengan demikian benda-benda perunggu yang tersebar sampai ke wilayah Indonesia melalui jalur-jalur berikut ini. 1. Melalui jalur darat; yaitu Muangthai dan Malaysia terus ke Kepulauan Indonesia. 2. Melalui jalur laut; yaitu dengan menyeberangi lautan dan terus tersebar di daerah Kepulauan Indonesia. Kebudayaan Sa-Huynh yang diketahui hingga saat sekarang kebanyakan berasal dari penemuan kubur tempayan (jenazah dimasukkan ke dalam tempayan besar) dan penguburan ini adalah adat kebiasaan yang mungkin dibawa oleh orang-orang Cham pertama ke Kepulauan Indonesia. Secara umum, penguburan dalam tempayan bukan khas budaya Dong Son atau budaya lain yang sezaman di daratan Asia Tenggara dan diduga merupakan pengaruh yang bersumber dari kebudayaan Cham. Penemuan-penemuan budaya SaHuynh terdapat di kawasan pantai mulai dari Vietnam Tengah ke selatan sampai ke delta lembah Sungai Mekong. Kebudayaan dalam bentuk tempayan kubur yang ditemukan di Sa-Huynh termasuk tembikar-tembikar yang berhasil ditemukan itu memiliki hiasan garis dan bidang-bidang yang diisi dengan tera tepian karang. Kebudayaan Sa-Huynh ini memiliki banyak kesamaan tempayan kubur yang ditemukan di wilayah Laut Sulawesi. Hal ini diperkuat dengan adanya kemiripan bentuk anting-anting batu bertonjolan (disebut “Lingling O) dan sejenis anting-anting yang khas atau bandul kalung dengan kedua ujungnya berhias kepala hewan (kemungkinan anjing) yang ditemukan pada sejumlah tempat di Muangthai, Vietnam, Palawan, dan Serawak. Kebudayaan Sa-Huynh yang berhasil ditemukan meliputi berbagai alat yang bertangkai corong seperti sekop, tembilang, dan kapak. Namun ada pula
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132 yang tidak bercorong seperti sabit, pisau bertangkai, kumparan tenun, cincin, dan gelang bentuk spiral. Sementara itu, teknologi pembuatan peralatanperalatan besi yang diperkenalkan ke daerah Sa-Huynh diperkirakan berasal dari Cina. Peralatan dari besi lebih banyak dipakai dalam kebudayaan SaHuynh adalah dari kebudayaan Dong Son. Benda-benda perunggu yang berhasil ditemukan di daerah Sa-Huynh berupa berbagai perhiasan, gelang, lonceng, dan bejana kecil. Juga ditemukan beberapa manik-manik emas yang langka dan kawat perak. Selain itu, juga ditemukan manik-manik kaca dari batu agate bergaris dan berbagai manik-manik Camelian (bundar, berbentuk cerutu). Dengan demikian, kebudayaan Sa-Huynh diperkirakan berlangsung antara tahun 600 SM sampai dengan tahun Masehi. 9. Perkembangan Budaya India di Indonesia Kehidupan masyarakat Indonesia menjelang pengaruh budaya India, masyarakat telah memiliki tata kehidupan yang teratur dan kebudayaan yang cukup tinggi. Masyarakat telah mengenal bercocok tanam; pelayaran dengan perahu bercadik; penguasaan pengetahuan perbintangan (astronomi) baik untuk keperluan berlayar maupun bertani, yakni dengan penentuan tanam yang tepat; Pola kehidupan dengan rumah panggung, telah dibuatnya bangunan-bangunan dari batu besar (megalith), memiliki kepercayaan animisme (kepercayaan bahwa semua benda memiliki roh) dan dinamisme (kepercayaan bahwa semua benda memiliki kekuatan gaib) sebagai suatu ciri masyarakat yang telah memiliki kebudayaan yang tinggi. Nenek moyang kita telah mengenal pula kepandaian menenun, membuat pakaian dari serat atau kulit kayu dan dalam bidang kesenian telah mampu membuat barang-barang dari batu dan perunggu, dengan nilai seni yang tinggi. Di samping itu, masyarakat awal Indonesia telah memiliki masyarakat yang teratur dengan kelompok suku, mengenal pemujaan terhadap roh nenek moyang, mengenal teknik perundagian dan terkenal sebagai bangsa pelaut yang ulung. Dengan demikian, ketika budaya India masuk ke Indonesia pada awal tarikh masehi lewat hubungan perdagangan, dengan mudah masyarakat awal Indonesia dapat menerima budaya India tersebut. Unsur-unsur budaya India berpengaruh dalam berbagai bidang, terutama bidang politik (pemerintahan), sosial, seni dan budaya serta agama. 10. Perkembangan Budaya Logam di Indonesia Kebudayaan, Perkembangan, Pengaruh, Peradaban, Alat-alat, Penemuan, Ciri-ciri, Persebaran - Pengaruh budaya Dong Son sangat besar terhadap perkembangan budaya logam di Indonesia. Persebaran budaya logam, terutama perunggu (bronze), di Indonesia dapat terlihat dari tempat-tempat ditemukannya alat pencetakan benda-benda perunggu. Lokasi-lokasi pencetakan tersebut tersebar di Jawa, Bali, Madura. Sementara itu, perkembangan tahap awal budaya logam di Indonesia tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Bali, Sumba, Kepulauan Talaud dan Maluku Utara, dan Sulawesi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133 a. Tahap Logam Awal di Sumatera Perkembangan, Alat-alat, penemuan,ciri-ciri di Sumatera Selatan, tepatnya di dataran Pasemah, banyak ditemukan kubur batu dari masa Megalitikum. Seorang arkeolog, A.N. van der Hoop pada 1932 berhasil menemukan kubur peti batu di daerah Tegur Wangi. Dari peti kubur tersebut ditemukan manik-manik kaca dan sejumlah benda logam. Benda-benda logam tersebut, yaitu peniti emas dan tombak besi yang telah rusak. Sementara itu, di Pasemah ditemukan patung manusia dan patung hewan dari bongkahan batu besar. Patung laki-laki diperlihatkan tengah mengendarai gajah atau kerbau dengan memakai kalung, gelang kaki, cawat, jubah, penutup telinga, dan penutup kepala berbentuk meruncing pada bagian dekat punggung. Kepala hewan dan manusia sering diukir dengan sangat detail, sedangkan tubuhnya seringkali dibentuk terlalu kecil sehingga tidak proporsional. Jadi, bila dilihat sepintas pahatan patung tersebut tampak seperti karikatur saja. Sejumlah relief lain menunjukkan pertempuran manusia melawan harimau atau ular. Tampak pula pahatan berbentuk kerbau dan gajah, yang digambarkan sebagai hewan yang dapat dikendalikan manusia. Dari penemuan tadi terlihat perkembangan logam tahap awal di wilayah Sumatera. Melalui teknik pengecoran dan pencetakan logam, masyarakat purba memenuhi kebutuhan hidupnya lebih efisien. b. Tahap Logam Awal di Jawa Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri A.R. van der Hoop melakukan penelitian terhadap sejumlah kubur peti batu atau sarkofagus di daerah Gunung Kidul dekat Wonosari, Jawa Tengah. Penelitiannya membuktikan bahwa pada kubur peti batu tersebut terdapat bekal kubur berupa perkakas-perkakas dari besi seperti pisau bertangkai, belati, kapak, cincin perunggu, dan manik-manik kaca. Sementara itu, penelitian yang dilakukan Heekern pada tahun 1931 di Besuki, Jawa Timur, terhadap sarkofagus tidak berhasil menemukan benda-benda logam. Situs-situs lainnya di Jawa terdapat di Leuwiliang dekat Bogor, Jawa Barat, dan di Pejaten, Jakarta bagian selatan. Di Leuwiliang berhasil ditemukan sejumlah bekal kubur yang terdiri atas anting-anting perunggu dan topeng dari logam mulia, sedangkan di Pejaten ditemukan cetakan dari tanah liat yang dibakar sebagai tempat membuat beliung perunggu dan pisau. Cetakan tanah liat tersebut ditafsir dibuat pada tahun 200 SM.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Gambar sarkofagus c. Tahap Logam Awal di Bali Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri sama seperti di Sumatera dan Jawa, penemuan benda-benda logam tahap awal di Pulau Bali berbarengan dengan ditemukannya sejumlah peti kubur (sarkofagus). Sebagian benda-benda logam tersebut telah hancur dimakan usia, namun masih ada yang utuh seperti perhiasan, selubung tangan yang terbuat dari lilitan atau kumparan kawat perunggu, serta alat-alat tani semacam sekop. Di Gilimanuk, situs yang ditemukan berbentuk perkakas logam, tombak besi yang bertangkai, pisau belati besi yang bergagang perunggu, dan manik-manik dari emas. Sedangkan di daerah Pangkung Liplip ditemukan penutup mata dan penutup mulut dari emas.
Gambar semacam sekop d. Tahap Logam Awal di Sumba Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri di Sumba, Nusa Tenggara Barat, ditemukan sejumlah benda-benda logam yang berupa bejana atau tembikar berukuran kecil yang ditempatkan di dalam atau di sekitar tempayan. Ditemukan pula manik-manik gelang dan benda logam lainnya yang difungsikan sebagai bekal kubur yang umum. Selain sebagai bekal kubur, terdapat pula peralatan rumah tangga, bercocok tanam, dan berkebun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135 Selain di Nusa Tenggara Barat, ditemukan beberapa benda logam di Nusa Tenggara Timur. Sebuah kapak upacara yang terbuat dari perunggu ditemukan di daerah Landau, Roti, Nusa Tenggara Timur. Kapak ini bermotifkan manusia dan memiliki desain seperti model yang ditemukan di bagian selatan Pasifik.
Gambar tembikar e. Tahap Logam Awal di Kepulauan Talaud dan Maluku Utara Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri penguburan dalam tempayan ditemukan pula di sebuah goa kecil di Leang Buidane di Pulau Selababu, Kepulauan Talaud. Aslinya, jenazah disimpan di atas lantai gua. Perkakas-perkakas logam yang berada di Leang Buidane di antaranya adalah gelang, beberapa pecahan benda dari besi yang sudah tak berbentuk, serta kerucut perunggu dan satu kapak corong dari tembaga. Ditemukan pula peralatan cetak dari tanah liat bakar sebagai alat untuk mencetak kapak serta benda-benda dari tembaga. Peralatan cetak tersebut membuktikan bahwa benda-benda logam tersebut bukanlah hasil impor dari daerah lain, melainkan hasil produksi penduduk setempat. Namun, apakah alat cetaknya dibuat di tempat yang bersangkutan atau sebelumnya dibawa dari daerah lain? Harus ada penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Di daerah Maluku bagian Utara berhasil ditemukan sisa-sisa penguburan dalam tempayan yang terdapat di Goa Uattam di di Pulau Kayoa. Benda-benda logam yang terdapat di daerah ini sudah tidak utuh, berupa pecahan-pecahan besi dan perunggu. Ditemukan pula manik-manik kaca, mata uang Cina, cangkang kerang besar, dan lain-lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
f. Tahap Logam Awal di Sulawesi Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri sama seperti di daerah lain, di Sulawesi ditemukan pula kuburan dari tempayan, umumnya berada di goagoa. Tembikar-tembikar yang ada di Sulawesi ini diperkirakan berhubungan dengan tembikar yang ada di daerah Ulu Leang-Leang di Maros, Sulawesi Selatan. Tembikar ini memiliki bidang hiasan yang padat dengan pola hias goresan seperti beberapa tembikar yang ada di Sembiran, Bali. Di Sulawesi Tengah ditemukan pula beberapa kuburan tempayan, terutama di daerah Bada, sebelah barat Danau Poso. Pada tempayan-tempayan tersebut banyak ditemukan benda-benda logam sebagai bekal kubur dan tembikar berpola hias dan berukir.
Dari uraian-uraian di atas jelaslah bahwa asal-usul masyarakat Indonesia yang paling awal berasal dari Vietnam, Cina Selatan. Ini terlihat salah satu dari persebaran benda-benda prasejarah dari logam di sejumlah wilayah di Indonesia yang memperlihatkan kesamaan dengan kebudayaan logam yang ditemukan di Vietnam, khususnya kebudayaan Dong Son. Bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda secara bergelombang memasuki Kepulauan Indonesia. Masing-masing mendiami wilayah dan pulau yang berbeda-beda sehingga menghasilkan budaya yang berbeda pula. Meski asalnya bahasa dan budaya mereka sama (karena berasal dari wilayah yang sama), namun setelah masingmasing mendiami tempat yang berbeda maka otomatis mereka beradaptasi dengan lingkungan yang baru mereka tempati. Dari adaptasi inilah muncul kebudayaan yang berbeda antara mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137 LAMPIRAN KISI-KISI SOAL ULANGAN SEJARAH KELAS X SMA NEGERI 1 MLATI Kompetensi Dasar 2.3.Menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia.
Materi Pembelajaran Asal-Usul dan Penyebaran Manusia di Kepulauan Indonesia
Indikator
Tingkat
1. Kognitif a. Produk Mendeskripsikan asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia. b. Proses Menganalisis kehidupan awal manusia Indonesia. Menganalisis perkembangan kehidupan manusia purba di Indonesia. Menganalisis budaya BacsonHoabinh, Dong Son, Sa Huynh, India di Indonesia.
C1
Jumlah Soal 7
No. Soal
C2
7
2, 4, 19, 21, 23, 25, 27
C3
6
6, 9, 12, 14, 16, 26
C4
7
13, 15, 29, 33, 35, 37, 39
C5
6
18, 28, 30, 32, 36, 38
C6
7
7, 11, 17, 24, 31, 34, 40
1, 3, 5, 8, 10, 20, 22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
Soal Ulangan Sejarah Kelas X SMA Negeri Mlati A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan member tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, d, dan e. 1. Zaman tertua 2500 juta tahun lalu bumi dalam proses pembentukan, kulit bumi sangat panas, tidak ada tanda kehidupan disebut dengan zaman . . . . a. Paleozoikum d. Neozoikum b. Arkaezoikum e. Kainozoikum c. Mesozoikum Jawab: b. Arkaezoikum a. Zaman Arkaezoikum Zaman tertua 2500 juta tahun lalu bumi dalam proses pembentukan, kulit bumi sangat panas, tidak ada tanda kehidupan. 2. Salah satu perbedaan pokok antara masa Arkaekum dan masa-masa lainnya seperti masa Paleozoikum, Mesozoikum, dan Neozoikum adalah dalam hal ada tidaknya . . . . a. makhluk hidup d. mikroorganisme b. mamalia e. es c. dinosaurus Jawab: a. makhluk hidup Pembabakan zaman kehidupan di bumi dengan ciri-ciri seperti tabel di bawah ini: a. Zaman Arkaezoikum Zaman tertua 2500 juta tahun lalu bumi dalam proses pembentukan, kulit bumi sangat panas, tidak ada tanda kehidupan, karena temperatur bumi masih tinggi sehingga tidak memungkinkan adanya makhluk hidup. b. Zaman Paleozoikum Zaman sekitar 340 juta tahun lalu, keadaan bumi terus berubah, kehidupan mikroorganisme mulai muncul, ada aves, amfibi, reptile dan disebut zaman primer. c. Zaman Mesozoikum Zaman 140 juta tahun lalu, perkembangan kehidupan sangat pesat, binatang yang hidup sangat besar (dinosaurus), dan disebut dengan zaman reptil. d. Zaman Neozoikum atau Kainozoikum Zaman di mana terdapat manusia dimana terdapat zaman tersier dan kuarter (kala plestosin) dan (kala holosin). 3. Manusia penghuni bumi yang hidup pada zaman prasejarah zaman ketika manusia belum mengenal tulisan disebut . . . . . a. Fosil d. Tulang-belulang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139 b. Manusia Purba e. Artefak c. Peninggalan Jawab: b. Manusia Purba Manusia purba adalah manusia penghuni bumi yang hidup pada zaman prasejarah (zaman ketika manusia belum mengenal tulisan). 4. Jenis Homo Sapiens yang memiliki ciri-ciri seperti berbadan kerdil (hobbit), bermata pencaharian berburu, dan fosilnya banyak ditemukan di gua Liang Bua, adalah Homo . . . . a. Soloensis d. Floresiensis b. Heidelbergensis e. Wajakensis c. Mojokertensis Jawab: d. Floresiensis Homo Floresiensis atau “Manusia Flores” adalah nama yang diberikan kelompok peneliti terhadap kerangka hobbit yang ditemukan di Liang Bua, sebuah gua kapur di Ruteng, Manggarai, Pulau Flores pada tahun 2001. 5. Sebutan Pithecanthropus Erectus menunjukkan ciri khusus manusia purba ini, yaitu . . . . a. Tulang rahangnya kuat. d. Bisa berdiri seperti cara kera berdiri. b. Mampu mengangkat beban yang erat. e. Manusia kera yang berjalan tegak. c. Mampu mendongkakkan kepala. Jawab: e. Manusia kera yang berjalan tegak. Pithecanthropus Erectus berarti manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak. Penelitian ini dapat didasarkan pada penemuan tulang rahang, dua geraham, bagian atas tengkorak, dan tulang paha kiri. Volume otak berada di antara volume otak kera dan manusia. Tulang paha menunjukkan bahwa makhluk itu sudah berjalan tegak. Itulah sebabnya, Eugene Dubois menyimpulkan bahwa hasil temuannya disebut Pithecanthropus Erectus yang berarti manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak. 6. Fosil manusia purba jenis ini ditemukan di daerah Perning, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur pada tahun 1936, yang kemudian diberi nama Pithecanthropus Mojokertensis. Penemunya bernama . . . . a. Tern Haar d. B.D. Van Rietschoten b. Eugene Dubois e. G.H.R. Von Koeningswald c. Mike Morwood Jawab: e. G.H.R Von Koeningswald G.H.R Von Koeningswald Hasil penemuannya adalah Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, 1 Meganthropus Palaeojavanicus Mojokerto. Tahun 1937-1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140 7. Perhatikan data di bawah ini. 1) Hanya memakan tumbuhan. 4) Berjalan tegak. 2) Mirip manusia modern. 5) Tubuh besar dan tegap. 3) Volume otak kecil. Keterangan yang memperlihatkan karakteristik Meganthropus Paleojavanicus ditunjukkan nomor . . . . a. (1), (2), dan (3) d. (2), (3), dan (5) b. (1), (3), dan (5) e. (3), (4), dan (5) c. (2), (3), dan (4) Jawab: b. (1), (3), dan (5) 1. Ciri Meganthropus Palaeojavanicus Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu. Tubuh besar dan tegap. Hidup mengumpulkan makanan. Hanya memakan tumbuhan. Rahangnya kuat. Volume otak kecil. 8. Tulang-belulang manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan yang telah membantu disebut juga . . . . a. Relikui d. Peninggalan b. Fosil e. Artefak c. Tulang-belulang Jawab: b. Fosil Fosil adalah sisa-sisa organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu yang tertimbun di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama.
9.
Amati gambar di bawah ini!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141 Gambar diatas merupakan contoh tahap logam awal di . . . . a. Indonesia d. Maluku b. Bali e. Jawa c. Sumatera Jawab: e. Jawa b.Tahap Logam Awal di Jawa Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri A.R. van der Hoop melakukan penelitian terhadap sejumlah kubur peti batu atau sarkofagus di daerah Gunung Kidul dekat Wonosari, Jawa Tengah. Penelitiannya membuktikan bahwa pada kubur peti batu tersebut terdapat bekal kubur berupa perkakas-perkakas dari besi seperti pisau bertangkai, belati, kapak, cincin perunggu, dan manik-manik kaca. Sementara itu, penelitian yang dilakukan Heekern pada tahun 1931 di Besuki, Jawa Timur, terhadap sarkofagus tidak berhasil menemukan benda-benda logam.
10. Peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari kebudayaannya disebut juga . . . . a. Relikui d. Fosil b. Peninggalan e. Artefak c. Tulang-belulang Jawab: e. Artefak Artefak adalah perkakas atau alat-alat yang dipergunakan manusia purba ketika masih hidupnya. 11. Penelitian ini dapat didasarkan pada penemuan tulang rahang, dua geraham, bagian atas tengkorak, dan tulang paha kiri. Volume otak berada di antara volume otak kera dan manusia. Tulang paha menunjukkan bahwa makhluk itu sudah berjalan tegak. Itulah sebabnya, Eugene Dubois menyimpulkan bahwa hasil temuannya disebut . . . . a. Pithecanthropus Mojokertensis d. Pithecanthropus Robustus b. Pithecanthropus Soloensis e. Pithecanthropus Palaeojavanicus c. Pithecanthropus Erectus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142 Jawab: c. Pithecanthropus Erectus Penelitian ini dapat didasarkan pada penemuan tulang rahang, dua geraham, bagian atas tengkorak, dan tulang paha kiri. Volume otak berada di antara volume otak kera dan manusia. Tulang paha menunjukkan bahwa makhluk itu sudah berjalan tegak. Itulah sebabnya, Eugene Dubois menyimpulkan bahwa hasil temuannya disebut Pithecanthropus Erectus yang berarti manusia kera yang sudah dapat berjalan tegak. 12. Amatilah gambar di bawah ini!
Gambar diatas merupakan contoh tahap logam awal di . . . . a. Indonesia d. Maluku b. Sumatera e. Jawa c. Bali Jawab: c. Bali c. Tahap Logam Awal di Bali Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri sama seperti di Sumatera dan Jawa, penemuan benda-benda logam tahap awal di Pulau Bali berbarengan dengan ditemukannya sejumlah peti kubur (sarkofagus). Sebagian benda-benda logam tersebut telah hancur dimakan usia, namun masih ada yang utuh seperti perhiasan, selubung tangan yang terbuat dari lilitan atau kumparan kawat perunggu, serta alatalat tani semacam sekop. Di Gilimanuk, situs yang ditemukan berbentuk perkakas logam, tombak besi yang bertangkai, pisau belati besi yang bergagang perunggu, dan manik-manik dari emas. Sedangkan di daerah Pangkung Liplip ditemukan penutup mata dan penutup mulut dari emas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143 13. Daerah tempat penemuan dari peninggalan kebudayaan Bacson-Hoabinh di temukan di seluruh wilayah . . . . a. Asia Tenggara d. Asia Barat b. Asia Timur e. Asia Utara c. Asia Selatan Jawab: a. Asia Tenggara Daerah tempat penemuan dari peninggalan kebudayaan Bacson-Hoabinh di temukan diseluruh wilayah Asia Tenggara, hingga Myanmar (Burma) di barat dan ke utara hingga propinsi-propinsi selatan dari kurun waktu antara 18000 dan 3000 tahun yang lalu. 14. Amatilah gambar di bawah ini!
Gambar diatas merupakan contoh tahap logam awal di . . . . a. Indonesia d. Maluku b. Sumatera e. Sumba c. Bali Jawab: e. Sumba d. Tahap Logam Awal di Sumba Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri di Sumba, Nusa Tenggara Barat, ditemukan sejumlah benda-benda logam yang berupa bejana atau tembikar berukuran kecil yang ditempatkan di dalam atau di sekitar tempayan. Ditemukan pula manik-manik gelang dan benda logam lainnya yang difungsikan sebagai bekal kubur yang umum. Selain sebagai bekal kubur, terdapat pula peralatan rumah tangga, bercocok tanam, dan berkebun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
15. Meganthropus Palaeojavanicus merupakan jenis manusia besar tertua di Pulau Jawa. Ditemukan di daerah . . . . a. Vietnam d. Sumatera b. Sangiran e. Papua c. Kalimantan Jawab: b. Sangiran Meganthropus Palaeojavanicus merupakan jenis manusia besar tertua di Pulau Jawa. Ditemukan di daerah Sangiran pada tahun 1941 oleh Van Koenigswald. Hasil temuannya berupa rahang atas dan bawah. 16. Amatilah gambar di bawah ini!
Gambar diatas merupakan contoh tahap logam awal di . . . . a. Indonesia d. Maluku b. Sumatera e. Sumba c. Kepulauan Talaud dan Maluku Utara Jawab: c. Kepulauan Talaud dan Maluku Utara e.Tahap Logam Awal di Kepulauan Talaud dan Maluku Utara Perkembangan, Alat-alat, penemuan, ciri-ciri penguburan dalam tempayan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145 ditemukan pula di sebuah goa kecil di Leang Buidane di Pulau Selababu, Kepulauan Talaud. Aslinya, jenazah disimpan di atas lantai gua. Perkakas-perkakas logam yang berada di Leang Buidane di antaranya adalah gelang, beberapa pecahan benda dari besi yang sudah tak berbentuk, serta kerucut perunggu dan satu kapak corong dari tembaga.
17. Pithecanthropus berarti manusia kera. Fosil jenis Pithecanthropus ini ditemukan di Trinil Desa Ngawi , Perning daerah Mojokerto, Sangirang, Kedung kudus, Sambung Macan, dan ngadong. Eugene Dubois menyimpulkan bahwa fosil ini memiliki volume otak . . . a. 900 cc d. 500 cc b. 200 cc e. 400 cc c. 300 cc Jawab: a. 900 cc Eugene Dubois menyimpulkan bahwa fosil ini memiliki volume otak 900 cc yang lebih kecil dibandingkan dengan volume otak manusia yang diatas 1000 cc dan volume otak kera yang tertinggi hanya 600 cc. 18. Zaman tertua 2500 juta tahun lalu bumi dalam proses pembentukan, kulit bumi sangat panas, tidak ada tanda kehidupan, karena . . . . a. keadaan bumi terus berubah d. perkembangan kehidupan sangat pesat b. mikroorganisme mulai muncul e. terdapat zaman tersier c. temperatur bumi masih tinggi Jawab: c. temperatur bumi masih tinggi Zaman tertua 2500 juta tahun lalu bumi dalam proses pembentukan, kulit bumi sangat panas, tidak ada tanda kehidupan, karena temperatur bumi masih tinggi sehingga tidak memungkinkan adanya makhluk hidup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
19. Ciri khas alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah . . . . a. penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran lebih kurang satu kepalan, dan sering kali seluruh tepiannya menjadi bangian yang tajam. b. bumi dalam proses pembentukan, kulit bumi sangat panas, tidak ada tanda kehidupan. c. temperatur bumi masih tinggi sehingga tidak memungkinkan adanya makhluk hidup. d. proses pembentukan, kulit bumi sangat panas. e. merasakan adanya kekuatan yang maha besar di luar diri manusia. Jawab: a. penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran lebih kurang satu kepalan, dan sering kali seluruh tepiannya menjadi bangian yang tajam. Ciri khas alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran lebih kurang satu kepalan, dan sering kali seluruh tepiannya menjadi bangian yang tajam. 20. Jenis manusia purba yang telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang adalah . . . . a. Homo Hobbit d. Homo Sapiens b. Homo Wajakensis e. Homo Floresiensis c. Homo Soloensis Jawab: d. Homo Sapiens Homo Sapiens adalah jenis manusia purba yang telah memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang. 21. Yang mengemukakan bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan yaitu . . . . a. Moh. Yamin d. Prof. Dr. H. Kern b. Dr. Brandes e. Max Muller c. Drs. Moh Ali Jawab: c. Drs. Moh Ali Drs. Moh Ali, mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. 22. Hasil dari pemikiran yang dilakukan dengan sadar yang bertujuan untuk menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya adalah . . . . a. Kebudayaan d. Kehidupan b. Kemanusiaan e. Kepentingan c. Kebutuhan Jawab: a. Kebudayaan Kebudayaan adalah hasil dari pemikiran yang dilakukan dengan sadar yang bertujuan untuk menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
23. Perhatikan keterangan di bawah ini! 1. Zaman Arkaekum 2. Zaman Wajakensis 3. Zaman Paleozoikum 4. Zaman Sapiens 5. Zaman Mesozoikum 6. Zaman Neozoikum Yang merupakan salah satu pembabakan zaman kehidupan di bumi dengan ciri-ciri di tunjukkan pada nomor . . . . a. (2), (4), (6), dan (3) d. (1), (3), (5), dan (6) b. (1), (3), (4), dan (5) e. (3), (4), (6), dan (5) c. (2), (6), (1), dan (4) Jawab: d. (1), (3), (5), dan (6) Pembabakan zaman kehidupan di bumi dengan ciri-ciri seperti tabel di bawah ini: a. Zaman Arkaekum Zaman tertua 2500 juta tahun lalu bumi dalam proses pembentukan, kulit bumi sangat panas, tidak ada tanda kehidupan, karena temperatur bumi masih tinggi sehingga tidak memungkinkan adanya makhluk hidup. b. Zaman Paleozoikum Zaman sekitar 340 juta tahun lalu, keadaan bumi terus berubah, kehidupan mikroorganisme mulai muncul, ada aves, amfibi, reptile dan disebut zaman primer. c. Zaman Mesozoikum Zaman 140 juta tahun lalu, perkembangan kehidupan sangat pesat, binatang yang hidup sangat besar (dinosaurus), dan disebut dengan zaman reptil. d. Zaman Neozoikum atau Kainozoikum Zaman di mana terdapat manusia dimana terdapat zaman tersier dan kuarter (kala plestosin) dan (kala holosin). 24. Prof. Dr. H. Kern dengan Teori Imigrasi menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia (Campa, Kochin China dan Kamboja). Hal ini didukung oleh adanya perbandingan bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia yang akar bahasanya adalah bahasa . . . . a. Indonesia d. China b. Austronesia e. Kamboja c. Korea Jawab: b. Austronesia Prof. Dr. H. Kern dengan Teori Imigrasi menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia (Campa, Kochin China dan Kamboja). Hal ini didukung oleh adanya perbandingan bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia yang akar bahasanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148 adalah bahasa Austronesia.
25. Bangsa melayu sebagai nenek moyang bangsa Indonesia sekarang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu . . . . a. Bangsa Proto Melayu dan Bangsa Deutro Melayu b. Bangsa Indonesia dan Bangsa Melayu c. Bangsa Austronesia dan Bangsa Melayu d. Bangsa China dan Bangsa Melayu e. Bangsa Austronesia dan Bangsa Kamboja Jawab: a. Bangsa Proto Melayu dan Bangsa Deutro Melayu Bangsa melayu sebagai nenek moyang bangsa Indonesia sekarang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Bangsa Proto Melayu Bangsa ini masuk melalui Indonesia melalui dua jalan yaitu jalan barat (semenanjung melayu dan Sumatera) dan timur (Filipina ke Sulawesi dan tersebar ke seluruh Indonesia) mereka setingkat lebih tinggi dari homo sapiens budayanya adalah kapak lonjong dan persegi. Pada masa sekarang maih dapat ditemukan keturunan bangsa Proto Melayu seperti (Dayak, Toraja, Batak, Papua). b. Bangsa Deutro Melayu Bangsa ini masuk ke Indonesia secara begelombang. Masuk melalui jalan barat, semenanjung Malaya ke Sumatera dan akhirnya ke seluruh Indonesia (keturunan Deutro Melayu adalah suku bangsa Jawa, Melayu, Bugis, Minang). Benda-benda hasil kebudayaan mereka terbuat dari logam dan mereka setingkat lebih tinggi peradabanya di bandingkan Proto Melayu). Hasil budayanya: (kapak corong, nekara, bejana perunggu, dan lain lain). Arah Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia dari Yunan. 26. Van Heine Geldern berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Pendapat ini didukung oleh adanya artefak-artefak yang ditemukan di . . . . a. Malaysia d. China b. Indonesia e. Korea c. Jepang Jawab: b. Indonesia Van Heine Geldern berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Pendapat ini didukung oleh adanya artefak-artefak yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak persamaan dengan yang ada di daratan Asia. 27. Yang mengemukakan bahwa asal dari bangsa Indonesia adalah daerah Asia Tenggara adalah . . . . a. Max Muller d. Prof. Dr. H. Kern
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149 b. Dr. Brandes e. Moh. Yamin c. Drs. Moh Ali Jawab: a. Max Muller Max Muller menyatakan bahwa asal dari bangsa Indonesia adalah daerah Asia Tenggara. Namun, pendapat Max Muller ini tidak begitu jelas alasannya. Barangkali Max Muller menarik kesimpulan pendapat-pendapat para ahli lainnya 28. Perhatikan kategori di bawah ini! 1. Aves 2. Dinosaurus 3. Amfibi 4. Reptil Yang merupakan kehidupan mikroorganisme mulai muncul pada zaman primer adalah . . . . a. (1), (2), dan (3) d. (1), (3), dan (4) b. (1), (3), dan (2) e. (3), (4), dan (2) c. (2), (3), dan (4) Jawab: d. (1), (3), dan (4) Zaman sekitar 340 juta tahun lalu, keadaan bumi terus berubah, kehidupan mikroorganisme mulai muncul, ada aves, amfibi, reptil dan disebut zaman primer. 29. Pithecanthropus Soloensis berarti manusia kera dari Solo. Fosil ini ditemukan di daerah . . .. a. Indonesia d. Sumba b. Ngadong e. Bali c. Jawa Jawab: b. Ngadong Pithecanthropus Soloensis berarti manusia kera dari Solo. Fosil ini ditemukan di daerah Ngadong. 30. Zaman 140 juta tahun lalu, perkembangan kehidupan sangat pesat, binatang-binatang dalam bentuk yang hidup sangat besar (dinosaurus), dan disebut dengan zaman . . . . a. reptil d. buaya b. dinosaurus e. amfibi c. aves Jawab: a. reptil Zaman 140 juta tahun lalu, perkembangan kehidupan sangat pesat, binatang-binatang dalam bentuk yang hidup sangat besar (dinosaurus), dan disebut dengan zaman reptil. 31. Hasil penemuannya berupa 11 buah fosil tengkorak, tulang rahang, dan gigi. Fosil ini diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich. Hasil penenelitian menyimpulkan bahwa . ...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150 a. makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari makhluk Pithecanthropus Mojokertensis. b. makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari makhluk Pithecanthropus Soloensis. c. makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari makhluk Pithecanthropus erectus. d. makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari makhluk Pithecanthropus Robustus. e. makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari makhluk Pithecanthropus Wojokensis. Jawab: c. makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari makhluk Pithecanthropus erectus. Hasil penemuannya berupa 11 buah fosil tengkorak, tulang rahang, dan gigi. Fosil ini diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich. Hasil penenelitian menyimpulkan bahwa makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari makhluk Pithecanthropus erectus. 32. Perhatikan kategori di bawah ini! 1. Hidup berkelompok. 2. Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol. 3. Mengumpulkan makanan dan berburu. 4. Volume otak kecil. 5. Makanannya daging dan tumbuhan. 6. Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu. 7. Tubuh besar dan tegap. Yang merupakan ciri Pithecanthropus adalah . . . . a. (1), (2), (3), (4), dan (6) d. (1), (2), (3), (5), dan (6) b. (1), (2), (3), (4), dan (5) e. (1), (2), (3), (4), dan (6) c. (2), (3), (4), (5), dan (6) Jawab: d. (1), (2), (3), (5) dan (6) 2. Ciri Pithecanthropus Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu. Hidup berkelompok. Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol. Mengumpulkan makanan dan berburu. Makanannya daging dan tumbuhan. 33. “Manusia Solo” adalah sebutan bagi Homo Erectus Soloensis. Fosilnya ditemukan oleh . . . . a. Ter Haar d. Prof. Teuku Jacob b. B.D. Van Rietschoten e. C.F. Gorman c. W.F.F. Oppenoorth Jawab: a. Ter Haar “Manusia Solo” adalah sebutan bagi Homo Erectus Soloensis. Fosilnya ditemukan oleh Ter Haar pada tahun 1931 di daerah Ngandong, Jawa Tengah, berupa sebelas fosil tengkorak, tulang rahang dan gigi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151 34. Pembuatan benda-benda perunggu didaerah vietnam utara dimulai sekitar tahun 2500 sm dan dihubungkan dengan tahap-tahap budaya . . . . a. bacson-hoabinh d. Indonesia b. dong dau dan gou mun e. sa huynh c. India Jawab: b. dong dau dan gou mun Pembuatan benda-benda perunggu didaerah vietnam utara dimulai sekitar tahun 2500 sm dan dihubungkan dengan tahap-tahap budaya dong dau dan gou mun. 35. Penemuan benda-benda dari kebudayaan Dong Son sangat penting karena benda-benda logam yang ditemukan di wilayah . . . . a. India d. Vietnam b. China e. Korea c. Indonesia Jawab: c. Indonesia Penemuan benda-benda dari kebudayaan Dong Son sangat penting karena benda-benda logam yang ditemukan di wilayah Indonesia umumnya bercorak Dong Son, dan bukan mendapat pengaruh budaya logam dari india maupun cina. 36. Perhatikan kategori di bawah ini! 1. Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu. 2. Muka dan hidung lebar. 3. Tubuh besar dan tegap. 4. Dahi masih menonjol. 5. Hidup berkelompok. 6. Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya Yang merupakan ciri Homo Sapiens adalah . . . . a. (1), (3), (4), dan (5) d. (1), (2), (3), dan (6) b. (1), (2), (4), dan (6) e. (2), (3), (4), dan (6) c. (2), (3), (4), dan (5) Jawab: b. (1), (2), (4) dan (6) 3. Ciri jenis Homo Sapiens Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu. Muka dan hidung lebar. Dahi masih menonjol. Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya. 37. Dari sudut pandang Indonesia, keberadaan orang-orang Cham dekat pusat penemuan benda-benda logam di . . . . a. Vietnam Utara d. China b. Indonesia e. Korea
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152 c. India Jawab: a. Vietnam Utara Dari sudut pandang Indonesia, keberadaan orang-orang Cham dekat pusat penemuan benda-benda logam di Vietnam Utara pada akhir masa prasejarah mempunyai arti yang amat penting, karena mereka adalah kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Austronesia dan mempunyai kedekatan kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di Kepulauan Indonesia.
38. Situs yang ditemukan berbentuk perkakas logam, tombak besi yang bertangkai, pisau belati besi yang bergagang perunggu, dan manik-manik dari emas ditemukan di . . . . a. India d. Korea b. Indonesia e. China c. Gilimanuk Jawab: c. Gilimanuk Di Gilimanuk, situs yang ditemukan berbentuk perkakas logam, tombak besi yang bertangkai, pisau belati besi yang bergagang perunggu, dan manik-manik dari emas. 39. Tembikar-tembikar yang ada di Sulawesi ini diperkirakan berhubungan dengan tembikar yang ada di daerah Ulu Leang-Leang di . . . . a. Sulawesi Utara d. Sulawesi Timur b. Maros, Sulawesi Selatan e. Sulawesi Tenggara c. Sulawesi Barat Jawab: b. Maros, Sulawesi Selatan Tembikar-tembikar yang ada di Sulawesi ini diperkirakan berhubungan dengan tembikar yang ada di daerah Ulu Leang-Leang di Maros, Sulawesi Selatan. 40. Perhatikan data berikut: 1. Meganthropus Palaeojavanicus 2. Pithecanthropus 3. Microsefali 4. Homo Sapiens Dari data di atas, jenis Manusia Purba di Indonesia adalah . . . . a. (1), (2), (3) d. (1), (2), (4) b. (1), (3), (4) e. (2), (3), (4) c. (1), (2), (3) Jawab: d. (1), (2), (4) Beberapa jenis manusia purba yang berhasil ditemukan di Indonesia, di antaranya: a. Meganthropus Palaeojavanicus b. Pithecanthropus c. Homo Sapiens
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
KUNCI JAWABAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
B A B D E E B B E E
11. C 12. C 13. A 14. E 15. B 16. C 17. A 18. C 19. A 20. D
21. C 22. A 23. D 24. B 25. A 26. B 27. A 28. D 29. B 30. A
31. C 32. D 33. A 34. B 35. C 36. B 37. A 38. C 39. B 40. D
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154 KELAS X C SOAL PILIHAN GANDA VALIDITAS PER ITEM SIKLUS 1 (ITEM 1) No. Nama Siswa 1. Aditya Prabowo
X 1
Y 29
X² 1
Y² 841
XY 29
2.
Alfatita Lathofah Nisa
1
32
1
1024
32
3.
Alfiyah Nur Hidayah
1
35
1
1225
35
4.
Anisa Fifi Kurniasari
1
33
1
1089
33
5.
Antika Ririn Heriyanti
1
32
1
1024
32
6.
Ardyansyah Ramadhan
1
28
1
784
28
7.
Dita Putri Ramadhanti
1
38
1
1444
38
8.
Fajar Rastra Aditama
1
30
1
900
30
9.
Farhan Budi Prasetiyo
1
26
1
676
26
10.
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
1
29
1
841
29
11.
Ika Budi Utami
1
31
1
961
31
12.
Irfandita Arthafanti
1
26
1
676
26
13.
Kharisma Wulan Septarina
1
34
1
1156
34
14.
Maiza Dea Nuraini
1
37
1
1369
37
15.
Marvina Anandita
1
34
1
1156
34
16.
Maulia Rahma Milasari
1
26
1
676
26
17.
Muhammad Guntur Sugiantoro
0
27
0
729
0
18.
Muhammad Agus Nurofiq
1
27
1
729
27
19.
Nada Fatin Febriana
1
33
1
1089
33
20.
Nadiyah Syntia Lestari
1
33
1
1089
33
21.
Nova Fitriyaningsih
1
32
1
1024
32
22.
Novi Sabilla Nurhidayati
1
30
1
900
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155 23.
Nur Rohmah Kurniawatu
1
30
1
900
30
24.
Nurul Hasanah
1
31
1
961
31
25.
Qoid Tsaqib Hasan
1
28
1
784
28
26.
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
1
32
1
1024
32
27.
Rany Fitriyana
1
33
1
1089
33
28.
Rizka Nur Anisa
1
29
1
841
29
29.
Sanabilla Pramono Putri
1
34
1
1156
34
30.
Saumi Anggit Musofi
1
29
1
841
29
31.
Siwi Qoirinisa
1
31
1
961
31
32.
Zhafran Mughofar Alalimi
1
28
1
784
28
31
987 31 30743 960
∑ Korelasi dengan rumus Product Moment: N = 32 ∑X = 31 ∑Y = 987 ∑X² = 31
∑Y² = 30743 ∑XY = 960
32.960 - (31) . (987) rxy = √ (32 . 31) – (31)²) . (32 . 30743)–(987)²) 30720 - 30597 rxy = √ (992 . 961) . ( 983776) – 974169)) 123 = √ (31) . (9607) 123 =
123 =
= 0,225
√297817 545,72 Dimasukkan kerumus Spearman-Brown (Pembelahan Ganjil-Genap): 2 . 0,225 r11 = 1 + 0,225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156 0,45 =
= 0,36 1, 225
Taraf Signifikan: t = r√ n - 2 √ 1 - r² 0, 36 √ 30 t = 0,36 √ 32 - 2 = √ 1 – 0,1296 √ 1 – 0,36² 1,971 = 0,932 = 2,11 = 0,975
0,36 . 5,477 = √ 0,8704
Jadi, reliabilitas test adalah 0,36 dengan taraf signifikan 0,55
UJI VALIDITAS SIKLUS 1 ITEM 3 No. Nama Siswa X1 Y 1. Aditya Prabowo 1 29
X² 1
Y² 841
XY 29
2.
Alfatita Lathofah Nisa
1
32
1
1024
32
3.
Alfiyah Nur Hidayah
1
35
1
1225
35
4.
Anisa Fifi Kurniasari
1
33
1
1089
33
5.
Antika Ririn Heriyanti
1
32
1
1024
32
6.
Ardyansyah Ramadhan
1
28
1
784
28
7.
Dita Putri Ramadhanti
1
38
1
1444
38
8.
Fajar Rastra Aditama
1
30
1
900
30
9.
Farhan Budi Prasetiyo
1
26
1
676
26
10.
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
1
29
1
841
29
11.
Ika Budi Utami
1
31
1
961
31
12.
Irfandita Arthafanti
1
26
1
676
26
13.
Kharisma Wulan Septarina
1
34
1
1156
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157 14.
Maiza Dea Nuraini
1
37
1
1369
37
15.
Marvina Anandita
1
34
1
1156
34
16.
Maulia Rahma Milasari
1
26
1
676
26
17.
Muhammad Guntur Sugiantoro
1
27
1
729
27
18.
Muhammad Agus Nurofiq
1
27
1
729
27
19.
Nada Fatin Febriana
1
33
1
1089
33
20.
Nadiyah Syntia Lestari
1
33
1
1089
33
21.
Nova Fitriyaningsih
1
32
1
1024
32
22.
Novi Sabilla Nurhidayati
1
30
1
900
30
23.
Nur Rohmah Kurniawatu
1
30
1
900
30
24.
Nurul Hasanah
1
31
1
961
31
25.
Qoid Tsaqib Hasan
1
28
1
784
28
26.
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
1
32
1
1024
32
27.
Rany Fitriyana
1
33
1
1089
33
28.
Rizka Nur Anisa
1
29
1
841
29
29.
Sanabilla Pramono Putri
1
34
1
1156
34
30.
Saumi Anggit Musofi
1
29
1
841
29
31.
Siwi Qoirinisa
1
31
1
961
31
32.
Zhafran Mughofar Alalimi
1
28
1
784
28
32
987 32 30743 987
∑
Korelasi dengan rumus Product Moment: N = 32 ∑X = 32 ∑Y = 987 ∑X² = 32
∑Y² = 30743 ∑XY = 960
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158 32.960 - (32) . (987) rxy = √ (32 . 32) –(32)²) . (32 . 30743) – (987)²) 30720 - 31584 rxy = √ (1024 . 1024) . ( 983776) – 974169)) -864 = √ (0) . (9607) -864 =
-864 =
=∞
√0 0 Dimasukkan kerumus Spearman-Brown (Pembelahan Ganjil-Genap): 2.0 r11 = 1+0 0 =
=0 1
Taraf Signifikan: t = r√ n - 2 √ 1 - r² 0. √ 30 0 . 5,477 t = 0 √ 32 - 2 = √ 1 – 0 = √ 1 √ 1 - 0² 0 =1 =0 Jadi, reliabilitas test adalah 0 dengan taraf signifikan 0,55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160 UJI VALIDITAS SIKLUS 2 (ITEM 1) No. Nama Siswa 1. Aditya Prabowo
X 1
Y 39
X² 1
Y² 841
XY 39
2.
Alfatita Lathofah Nisa
1
37
1
1024
37
3.
Alfiyah Nur Hidayah
1
37
1
1225
37
4.
Anisa Fifi Kurniasari
1
40
1
1089
40
5.
Antika Ririn Heriyanti
1
40
1
1024
40
6.
Ardyansyah Ramadhan
1
39
1
784
39
7.
Dita Putri Ramadhanti
1
39
1
1444
39
8.
Fajar Rastra Aditama
1
38
1
900
38
9.
Farhan Budi Prasetiyo
1
33
1
676
33
10.
Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo
1
38
1
841
38
11.
Ika Budi Utami
1
40
1
961
40
12.
Irfandita Arthafanti
1
40
1
676
40
13.
Kharisma Wulan Septarina
1
40
1
1156
40
14.
Maiza Dea Nuraini
1
38
1
1369
38
15.
Marvina Anandita
1
38
1
1156
38
16.
Maulia Rahma Milasari
0
37
0
676
0
17.
Muhammad Guntur Sugiantoro
1
38
1
729
38
18.
Muhammad Agus Nurofiq
1
40
1
729
40
19.
Nada Fatin Febriana
1
38
1
1089
38
20.
Nadiyah Syntia Lestari
1
40
1
1089
40
21.
Nova Fitriyaningsih
1
40
1
1024
40
22.
Novi Sabilla Nurhidayati
1
38
1
900
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161 23.
Nur Rohmah Kurniawatu
1
34
1
900
34
24.
Nurul Hasanah
1
40
1
961
40
25.
Qoid Tsaqib Hasan
0
38
0
784
0
26.
Raden Roro Rania Wendriayuningsih
1
40
1
1024
40
27.
Rany Fitriyana
1
39
1
1089
39
28.
Rizka Nur Anisa
1
31
1
841
31
29.
Sanabilla Pramono Putri
1
38
1
1156
38
30.
Saumi Anggit Musofi
1
36
1
841
36
31.
Siwi Qoirinisa
1
40
1
961
40
32.
Zhafran Mughofar Alalimi
1
38
1
784
38
∑ Korelasi dengan rumus Product Moment: N = 32 ∑X = 30 ∑Y = 1221 ∑X² = 30
30
1221 30 46733 1146
∑Y² = 46733 ∑XY = 1146
32. 1146 - (30) . (1221) rxy = √ (32 . 30)–(30) ²) . (32 . 46733)–(1221)²) 36672 - 36630 rxy = √ (960 . 900) . (1495456) – 1490841)) 42 = √ (60) . (4615) 42 =
42 =
√276900
= 0,080 526,212
Dimasukkan kerumus Spearman-Brown (Pembelahan Ganjil-Genap): 2 . 0,080 r11 = 1 + 0,080
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162 0,16 =
= 0,14 1, 08
Taraf Signifikan: t = r√ n - 2 √ 1 - r² 0,14 . √ 30 0,14. 5,477 t = 0,14√ 32 - 2 = √ 1 – 0,0196 = √ 0,9804 √ 1 – 0,14² 0,767 = 0,990 = 2,77 = 0,75 Jadi, reliabilitas test adalah 0,14 dengan taraf signifikan 0,55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU 1 (IPKG 1) (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran) Nama Guru Nama Sekolah Tahun Pelajaran Kelas / Semester Mata Pelajaran Waktu Tanggal Kompetensi Dasar
: Maksima Amerta.S. : SMA Negeri 1 Mlati : 2013/2014 :X/2 : Sejarah : 2 x 45 : 1 April 2014 : 2.3. Menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia. NO. KOMPONEN PEMBELAJARAN KUALIFIKASI SKOR 1 2 3 4 I. Perumusan Tujuan Pembelajaran √ 1. Kejelasan rumusan √ 2. Kelengkapan cakupan rumusan √ 3. Kesesuaian dengan kompetensi dasar Nilai rata-rata I = 12 II. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar 1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √ 2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik √ 3. Keruntutan dan sistematis materi √ 4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu √ Nilai rata-rata II = 15 III. Pemilihan Sumber Belajar / Media Pembelajaran 1. Kesesuaian sumber belajar / media pembelajaran dengan √ tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian sumber belajar / media pembelajaran dengan √ materi pembelajaran 3. Kesesuaian sumber belajar / media pembelajaran dengan √ karakteristik peserta didik Nilai rata-rata III = 12 IV. Metode Pembelajaran 1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan √ tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan √ materi pembelajaran 3. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
4. V. 1. 2. 3.
karakteristik peserta didik Kesesuaian alokasi waktu dengan tahapan pembelajaran Nilai rata-rata IV = Penilaian Hasil Belajar Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran Kejelasan prosedur penilaian Kelengkapan instrumen (soal, kunci jawaban, / pedoman penskoran) Nilai rata-rata V =
√ 16 √ √ √ 12
Rata-rata I + II + III + IV + V Nilai = Jumlah Sub. Komponen Pembelajaran 12 + 15 + 12 + 16 + 12 Nilai =
67 =
5
= 13,4 5
Komentar Pengamatan: Sudah bagus, dari pra siklus, siklus 1, siklus 2 semakin meningkat. Pengamatan : Merry Thress .S. Nama : Merry Thress .S. Jabatan : Mahasiswa Alamat Kantor : Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU 2 (IPKG 2) (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran) Nama Guru Nama Sekolah Tahun Pelajaran Kelas / Semester Mata Pelajaran Waktu Tanggal Kompetensi Dasar
: Maksima Amerta.S : SMA Negeri 1 Mlati : 2013/2014 :X/2 : Sejarah : 2 x 45 : 1 April 2014 : 2.3. Menganalisis asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia. NO. KOMPONEN PEMBELAJARAN KUALIFIKASI SKOR 1 2 3 4 I. Pra Pembelajaran √ 1. Kesiapan ruangan √ 2. Memeriksa kesiapan siswa Nilai rata-rata I = 8 II. Membuka Pelajaran 1. Melakukan kegiatan apersepsi √ 2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan √ rencana kegiatan Nilai rata-rata II = 8 III. Kegiatan Pembelajaran A. Penguasaan Materi 1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran √ 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang √ relevan Nilai rata-rata III A = 12 B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompentensi √ yang akan dicapai 2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut √ 3. Menguasai kelas √ 4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual √ 5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan √ tumbuhnya kebiasaan positif (nurturat effect) 6. Mengamodasikan adanya keragaman budaya Nusantaras √ 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167 yang direncanakan Nilai rata-rata III B = 26 C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran 1. Menunjukkan keterampilan dan penggunaan sumber √ belajar / media pembelajaran 2. Menghasilkan pesan yang menarik √ 3. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan pemanfaatan √ sumber belajar / media pembelajaran Nilai rata-rata III C = 11 D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Ketertibatan Siswa 1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui interaksi √ belajar siswa, sumber belajar 2. Merespon positif partisipasi siswa √ 3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa √ 4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif √ 5. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam belajar √ Nilai rata-rata III D = 19 E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1. Memantau kemajuan belajar √ 2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi √ Nilai rata-rata III E = 8 F. Penggunaan Bahasa 1. Menggunakan bahasa lisan secara lisan secara jelas dan √ lancar 2. Menggunakan bahasa tulus yang baik dan benar √ 3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai √ Nilai rata-rata III F = 12 IV. Penutup 1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan √ melibatkan siswa 2. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberi arahan atau √ kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi / pengayaan Nilai rata-rata IV = 8 Rata-rata I + II + III A + III B + III C+ III D + III E + III F + IV Nilai = Jumlah Sub. Komponen Pembelajaran 8 + 8 + 26 + 11 + 19 + 8 + 12 + 8 107 Nilai = 9 = 9 = 11,9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168 Komentar Pengamatan: Sudah bagus, dari pra siklus, siklus 1, siklus 2 semakin meningkat. Pengamatan : Merry Thress .S. Nama : Merry Thress .S. Jabatan : Mahasiswa Alamat Kantor : Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X C PADA MATA PELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH SIKLUS 1 (SATU) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Mlati Tahun Pelajaran : 2013/2014 Kelas/Semester : X/2 Mata Pelajaran : Sejarah Kompetensi Dasar : 2.3. Menganalisi asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia. Nama Kelompok/Siswa Minat Perhatian Partisipasi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Kelompok: 1 Ketua: Alfatita Lathofah Nisa √ √ √ Anggota: 1. Antika Ririn Heriyanti √ √ √ 2. Ardyansyah Ramadhan √ √ √ 3. Fajar Rastra Aditama √ √ √ 4. Irfandita Arthafanti √ √ √ 5. Kharisma Wulan Septarina √ √ √ 6. Marvina Anandita √ √ √ 7. Rizka Nur Anisa √ √ √ Kelompok: 2 Ketua: Anisa Fifi Kurniasari √ √ √ Anggota: 1. Ika Budi Utami √ √ √ 2. Maiza Dea Nuraini √ √ √ 3. Muhammad Guntur Sugiantoro √ √ √ 4. Nur Rohmah Kurniawatu √ √ √
Presentasi 2 3 4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170 5. Qoid Tsaqib Hasan 6. Raden Roro Rania Wendriayuningsih 7. Siwi Qoirinisa Kelompok: 3 Ketua: Alfiyah Nur Hidayah Anggota: 1. Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo 2. Maulia Rahma Milasari 3. Muhammad Agus Nurofiq 4. Nada Fatin Febriana 5. Nova Fitriyaningsih 6. Nurul Hasanah 7. Rany Fitriyana Kelompok: 4 Ketua: Aditya Prabowo Anggota: 1. Dita Putri Ramadhanti 2. Farhan Budi Prasetiyo 3. Novi Sabilla Nurhidayati 4. Sanabilla Pramono Putri 5. Saumi Anggit Musofi 6. Zhafran Mughofar Alalimi Keterangan: Skor 1: Kurang Skor 2: Cukup
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Skor 3: Baik Skor 4: Sangat Baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165 171 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X C PADA MATA PELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH SIKLUS 2 (DUA) Nama Sekolah Tahun Pelajaran Kelas/Semester Mata Pelajaran Kompetensi Dasar
: SMA Negeri 1 Mlati : 2013/2014 : X/2 : Sejarah : 2.3. Menganalisi asal-usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia.
Nama Kelompok/Siswa 1 Kelompok: 1 Ketua: Alfatita Lathofah Nisa Anggota: 1. Antika Ririn Heriyanti 2. Ardyansyah Ramadhan 3. Fajar Rastra Aditama 4. Irfandita Arthafanti 5. Kharisma Wulan Septarina 6. Marvina Anandita 7. Rizka Nur Anisa Kelompok: 2 Ketua: Aditya Prabowo Anggota: 1. Anisa Fifi Kurniasari 2. Ika Budi Utami 3. Maiza Dea Nuraini 4. Muhammad Guntur Sugiantoro 5. Nur Rohmah Kurniawatu
2
Minat 3 4
5
1
Perhatian 2 3 4
5
1
Partisipasi 2 3 4
5
1
Presentasi 2 3 4
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166 172 6. Qoid Tsaqib Hasan 7. Raden Roro Rania Wendriayuningsih 8. Siwi Qoirinisa Kelompok: 3 Ketua: Fidyan Kusniar Hadi Prasetyo Anggota: 1. Irfandita Arthafanti 2. Maulia Rahma Milasari 3. Muhammad Agus Nurofiq 4. Nada Fatin Febriana 5. Nova Fitriyaningsih 6. Nurul Hasanah 7. Rany Fitriyana Kelompok: 4 Ketua: Alfiyah Nur Hidayah Anggota: 1. Dita Putri Ramadhanti 2. Farhan Budi Prasetiyo 3. Nadiyah Syntia Lestari 4. Novi Sabilla Nurhidayati 5. Sanabilla Pramono Putri 6. Saumi Anggit Musofi 7. Zhafran Mughofar Alalimi Keterangan: Skor 1: Kurang Skor 2: Cukup
√ √
√ √
√ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√
√ √ √ √ √
√
√
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ Skor 3: Baik Skor 4: Sangat Baik
√
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173 FOTO PENELITIAN
Suasana pembelajaran di kelas
Diskusi di dalam kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
Saat siswa di suruh menyusun urutan gambar-gambar
Siswa presentasi di depan kelas
Mengerjakan soal ulangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
BIODATA PENULIS
Maksima Amerta.S., lahir pada tanggal 26 Maret 1991 di Belimbis, Pinjawan RT/RW 004, Desa/Kel Pulau Manak, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Memulai pendidikan Sekolah Dasar Negeri No. 05 Pinjawan pada tahun 2003. Setelah lulus SD melanjutkan ke SMP Karya Budi, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan ke SMA Karya Budi, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat pada tahun 2009. Pada tahun 2009, ia melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah. Tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2009-sekarang (2015). Skripsinya berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah melalui Penerapan Model Picture and Picture Siswa Kelas X C SMA Negeri 1 Mlati Tahun Ajaran 2013/2014”