PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NILAI EKSTRIM FUNGSIONAL FUNGSI SATU VARIABEL BEBAS
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : Felisitas Sekar Dayu Rinakit NIM : 081414069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NILAI EKSTRIM FUNGSIONAL FUNGSI SATU VARIABEL BEBAS
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh : Felisitas Sekar Dayu Rinakit NIM : 081414069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orangtuaku, adik, nenek, dan seluruh keluargaku.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Felisitas Sekar Dayu Rinakit, 2013. Nilai Ekstrim Fungsional Fungsi Satu Variabel Bebas. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang pengertian fungsional, nilai ekstrim suatu fungsional, dan persamaan Euler. Selama ini telah banyak dibahas mengenai nilai ekstrim suatu fungsi baik itu fungsi satu variabel maupun fungsi beberapa variabel. Kali ini, dalam skripsi ini akan dibahas mengenai nilai ekstrim suatu fungsional. Fungsional adalah salah satu jenis fungsi, di mana variabel bebasnya merupakan fungsi, dengan kata lain fungsional merupakan fungsi dari fungsi. Daerah asal suatu fungsional adalah ruang fungsi, dan daerah hasilnya adalah himpunan bilangan real. Nilai ekstrim relatif suatu fungsional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai ekstrim kuat dan nilai ekstrim lemah. Nilai ekstrim kuat pada fungsional adalah nilai ekstrim pada ruang yang lebih besar (luas). Nilai ekstrim lemah pada fungsional adalah nilai ekstrim pada ruang yang lebih kecil (sempit). Ruang yang lebih sempit itu adalah himpunan bagian sejati dari ruang yang lebih besar. Syarat perlu suatu fungsional mencapai nilai ekstrim di suatu titik tertentu yaitu diferensial dari fungsional di titik itu adalah 0. Ada suatu teorema mengenai syarat perlu untuk suatu nilai ekstrim dari ๐ fungsional yang berbentuk ๐ฝ ๐ฆ = ๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ(๐ฅ), ๐ฆ(๐ฅ)โฒ ๐๐ฅ, untuk daerah asal fungsional memenuhi suatu syarat batas; yakni nilai fungsi-fungsi dalam daerah asal tersebut adalah sama pada titik-titik ujung fungsi-fungsi itu. Syarat perlu itu adalah suatu persamaan diferensial, di mana fungsi yang membuat ๐ฝ[๐ฆ] memiliki nilai ekstrim, akan memenuhi persamaaan diferensial itu. Persamaan diferensial itu disebut persamaan Euler. Jika ๐ฆ = ๐ฆ(๐ฅ) membuat ๐ฝ[๐ฆ] memiliki nilai ekstrim, ๐๐น
๐
maka persamaan Eulernya adalah ๐๐ฆ ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ โ ๐๐ฅ
๐๐น ๐๐ฆ โฒ
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ
= 0.
Dalam skripsi ini, teorema mengenai syarat perlu suatu fungsional mencapai nilai ekstrim di suatu titik tertentu akan dibuktikan. Begitu pula dengan teorema tentang persamaan Euler. Kata kunci : fungsional, nilai ekstrim, persamaan Euler.
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Felisitas Sekar Dayu Rinakit, 2013. Extreme Value of Functional for Function With One Independent Variable. Thesis. Mathematics Education Study Program, Mathematics and Science Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This thesis discusses the definition of a functional, extreme value of a functional, and Eulerโs equation. All this time, there are many discussions about extreme value of function both function of one variable and several variables. But, this thesis will discuss about extreme value of a functional. Functional is a kind of function that its independent variable are functions. Or in the other word we can say that functional is a function of function. Domain of a functional is a function space and the range is a set of real number. The relative extreme value of a functional can be differed into two. They are strong extreme value and weak extreme value. The strong extreme value of a functional is an extreme value on a bigger space (broader). The weak extreme value of a functional is an extreme value on a smaller space (narrower). The smaller space is a proper subset of the bigger space. Necessary condition of a functional to get extreme value in a certain point is that its differential in that point is 0. There is a theorem of necessary condition of extreme value from the ๐ functional ๐ฝ ๐ฆ = ๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ(๐ฅ), ๐ฆ(๐ฅ)โฒ ๐๐ฅ. The domain of that functional should satisfy the boundary condition; i.e. the value of functions on its domain is same at its end points. The necessary condition is a differential equation in which the function that made ๐ฝ[๐ฆ] has extreme value, will satisfy the diferential equation. That differential equation is called Eulerโs equation. If ๐ฆ = ๐ฆ(๐ฅ) make ๐ฝ[๐ฆ] has ๐๐น
๐
extreme value then its Eulerโs equation is ๐๐ฆ ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ โ ๐๐ฅ
๐๐น ๐๐ฆ โฒ
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ
= 0.
In this thesis, theorem of the necessary condition of a function to has extreme value in a certain point will be proved. And also the theorem of Eulerโs equation. Key words : functional, extreme value, Eulerโs equation
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul โNilai Ekstrim Fungsional Fungsi Satu Variabel Bebasโ dapat terselesaikan. Banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi dalam proses penyusunan skripsi ini. Namun atas berkat dan rahmat-Nya serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2.
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
3.
Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
4.
Ibu Ch. Enny Murwaningtyas, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan, dan dorongan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd., dan Ibu Veronika Fitri Rianasari, S.Pd., M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
Seluruh dosen Pendidikan Matematika yang telah memberikan banyak ilmu kepada penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
7.
Seluruh staf sekretariat JPMIPA.
8.
Bapak, ibuk, adik, nenek, serta seluruh keluarga penulis yang selalu memberikan banyak dukungan, dan semangat kepada penulis.
9.
Teman-teman P.Matโ08 Soso, Nia, Vika, Ray, Deka, Zeny, Niken, dan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih atas kebersamaannya selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
10.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga
penulis meminta saran dan kritik dari pembaca agar kedepannya dapat lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat berguna untuk pembaca.
Yogyakarta, Desember 2013 Penulis
Felisitas Sekar Dayu Rinakit
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v ABSTRAK ....................................................................................................... vi ABTRACT ........................................................................................................ vii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2 D. Pembatasan Masalah ................................................................................... 2 E. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 3 F. Metode Penulisan ........................................................................................ 3 G. Sistematika Penulisan ................................................................................. 4 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 5 A. Fungsi .......................................................................................................... 5 B. Limit ............................................................................................................ 6 C. Kontinuitas ................................................................................................ 11 D. Turunan ..................................................................................................... 14 E. Nilai Maksimum dan Minimum ................................................................ 20 F. Integral ...................................................................................................... 27 G. Kalkulus Multivariabel.............................................................................. 35 H. Deret Tak Hingga ...................................................................................... 45 I. Persamaan Diferensial Biasa ..................................................................... 54 BAB III FUNGSIONAL FUNGSI SATU VARIABEL BEBAS ................... 57
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. Ruang Fungsi ............................................................................................ 57 B. Fungsional ............................................................................................... 104 C. Nilai Ekstrim Fungsional Fungsi Satu Variabel Bebas ........................... 119 BAB IV PERSAMAAN EULER .................................................................. 124 BAB V PENUTUP ........................................................................................ 135 A. Kesimpulan ............................................................................................. 135 B. Saran ........................................................................................................ 137 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 138
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan mengenai suatu nilai yang optimum sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja dalam mencari luas maksimum, biaya minimum, dan sebagainya. Dalam kalkulus diferensial, dapat ditemukan ๐ฅ sehingga ๐(๐ฅ) mencapai nilai ekstrim. Sedangkan dalam kalkulus peubah banyak, dapat ditemukan (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ ) sehingga ๐(๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ ) mencapai nilai ekstrim. Nilai ekstrim adalah nilai maksimum dan minimum fungsi-fungsi tersebut. Dalam analisis fungsional, salah satu konsep yang dipelajari adalah konsep tentang fungsional. Fungsional adalah salah satu jenis fungsi, di mana variabel bebasnya merupakan fungsi (atau kurva), dengan kata lain fungsional merupakan fungsi dari fungsi. Selama ini telah dikenal rumus panjang kurva ๐ฆ = ๐(๐ฅ), ๐ โค ๐ฅ โค ๐ yaitu ๐ฟ =
๐ ๐
1 + [๐ โฒ ๐ฅ ]2 ๐๐ฅ. Rumus tersebut merupakan suatu fungsional
dengan variabel bebas fungsi ๐(๐ฅ). Dengan mencari ๐ฆ = ๐(๐ฅ) agar fungsional tersebut mencapai nilai minimum, itu berarti sama saja dengan mencari kurva yang terpendek. Salah satu bentuk fungsional adalah sebagai berikut ๐ฝ ๐ฆ = ๐ ๐
๐น ๐ฅ, ๐ฆ(๐ฅ), ๐ฆ(๐ฅ)โฒ ๐๐ฅ. Ada suatu teorema mengenai syarat perlu untuk suatu
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
nilai ekstrim dari fungsional yang berbentuk ๐ฝ ๐ฆ =
๐ ๐
2
๐น ๐ฅ, ๐ฆ(๐ฅ), ๐ฆ(๐ฅ)โฒ ๐๐ฅ.
Syarat perlu itu adalah suatu persamaan diferensial, dimana fungsi yang membuat ๐ฝ[๐ฆ] memiliki nilai ekstrim, akan memenuhi persamaaan diferensial itu. Persamaan diferensial itu disebut persamaan Euler. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang nilai ekstrim suatu fungsional dan persamaan Euler tersebut.
B. Rumusan Masalah Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah : 1. Bagaimana pengertian nilai ekstrim suatu fungsional? 2. Apa yang dimaksud dengan persamaan Euler? 3. Bagaimana isi dan bukti teorema tentang persamaan Euler?
C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan skripsi ini adalah : 1. Mengetahui pengertian nilai ekstrim suatu fungsional. 2. Mengertahui apa yang dimaksud dengan persamaan Euler. 3. Mengetahui isi dan bukti teorema tentang persamaan Euler.
D. Pembatasan Masalah Dalam skripsi ini penulis hanya akan membahas tentang fungsional untuk fungsi satu variabel bebas. Jadi dalam skripsi ini variabel bebas dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
fungsional yang akan dibahas adalah fungsi-fungsi dengan satu variabel bebas. Penulis juga akan membahas tentang persamaan Euler untuk nilai ekstrim suatu fungsional, dimana daerah asal fungsional memenuhi suatu syarat batas. Syarat batas tersebut yaitu nilai fungsi-fungsi dalam daerah asal adalah sama pada titik-titik ujung fungsi-fungsi tersebut. Kemudian penulis juga membatasi tentang contoh penerapan persamaan Euler. Contoh persamaan Euler yang akan dibahas hanya berupa persamaan diferensial biasa.
E. Manfaat Penulisan Manfaat dari pembahasan ini adalah dapat memberikan kejelasan tentang nilai ekstrim suatu fungsional, dan dapat memberikan kejelasan tentang persamaan Euler.
F.
Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode studi pustaka, yaitu dengan mempelajari dan memahami beberapa bagian dari buku-buku acuan yang digunakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
G. Sistematika Penulisan Dalam bab I akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, pembatasan masalah, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Dalam bab II akan dibahas tentang teori-teori yang menjadi dasar pembahasan dalam bab III, diantaranya adalah fungsi, limit dan kontinuitas, turunan, nilai maksimum dan minimum fungsi satu variabel bebas, integral, fungsi peubah banyak, turunan parsial, nilai maksimum dan minimum fungsi peubah banyak, deret taylor, dan persamaan diferensial biasa. Dalam bab III pertama-tama akan dibahas tentang ruang fungsi, di mana ruang-ruang tersebut penting untuk daerah asal suatu fungsional. Setelah itu akan dibahas tentang pengertian dan contoh-contoh fungsional, diferensial suatu fungsional, dan nilai ekstrim suatu fungsional. Dalam bab IV akan dibahas teorema mengenai syarat perlu untuk suatu nilai ekstrim dari fungsional ๐ฝ ๐ฆ =
๐ ๐
๐น ๐ฅ, ๐ฆ(๐ฅ), ๐ฆ(๐ฅ)โฒ ๐๐ฅ. Syarat
perlu itu adalah suatu persamaan diferensial, dimana fungsi yang membuat ๐ฝ[๐ฆ] memiliki nilai ekstrim, akan memenuhi persamaaan diferensial itu. Persamaan diferensial itu disebut persamaan Euler. Dalam bab V berisi tentang kesimpulan dan saran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Fungsi Fungsi merupakan alat untuk menyatakan hubungan antara dua buah variabel atau lebih. Andaikan fungsi sebagai suatu mesin, maka dia akan mengolah masukan menjadi keluaran atau disebut juga hasil menurut aturan fungsi tersebut. Masukan dan keluaran itu haruslah anggota dari himpunan, sehingga sebelum membahas tentang fungsi, akan dibahas himpunan terlebih dahulu. Himpunan adalah suatu kumpulan obyek-obyek yang dapat didefinisikan dengan tepat dan dapat dibedakan. Obyek-obyek ini disebut elemen atau anggota dari himpunan tersebut, dan dinotasikan dengan huruf kecil.
Definisi 2.1.1 Himpunan yang tidak mengandung elemen disebut himpunan kosong dan dinotasikan dengan โ
.
Definisi 2.1.2 Fungsi f adalah aturan yang memadankan setiap elemen x dalam himpunan A secara tepat satu elemen, yang disebut f(x), dalam himpunan B.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Dalam hal ini, himpunan A dan himpunan B adalah himpunan tidak kosong. Himpunan A disebut daerah asal (domain) fungsi. Bilangan f(x) adalah nilai f pada x dan dibaca โf dari xโ. Daerah hasil (range) f adalah himpunan semua nilai f(x) di mana x berubah sepanjang daerah A. Lambang yang menyatakan suatu bilangan sembarang di daerah asal fungsi f disebut variabel bebas. Lambang yang menyatakan bilangan di daerah nilai f disebut variabel tak bebas. Fungsi disebut juga pemetaan.
B. Limit Dalam limit fungsi, akan dianalisis mengenai perubahan nilai fungsi ketika masukan atau input fungsi itu bergerak mendekat semakain dekat tetapi tidak pernah sampai kepada nilai tertentu. Dituliskan lim f ( x) ๏ฝ L dan dikatakan โlimit f(x) ketika x mendekati a x ๏ฎa
sama dengan Lโ, jika kita dapat membuat nilai f(x) sembarang yang dekat dengan L (sedekat yang kita mau) dengan cara mengambil nilai x yang dekat dengan a, tetapi tidak sama dengan a. Limit ini bisa didefinisikan sebagai berikut :
Definisi 2.2.2 Jika f sebuah fungsi yang terdefinisi pada suatu selang terbuka tertentu yang memuat bilangan a, kecuali mungkin pada a itu sendiri, maka dikatakan bahwa limit f(x) untuk x mendekati a adalah L, dan dituliskan lim f ( x) ๏ฝ L x ๏ฎa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
jika untuk setiap bilangan ๐ > 0 terdapat bilangan yang berpadanan ๐ฟ > 0 sedemikian rupa hingga ๐ ๐ฅ โ ๐ฟ < ๐ bilamana 0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ. Cara lain untuk menuliskan baris terakhir definisi ini adalah : jika 0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ maka ๐ ๐ฅ โ ๐ฟ < ๐
Dituliskan lim f ( x) ๏ฝ L dan dikatakan bahwa limit-kiri f(x) ketika x x ๏ฎa ๏ญ
mendekati a [atau limit f(x) ketika x mendekati a dari sisi kiri] sama dengan L jika dapat dibuat f(x) sembarang dekat ke L dengan cara mengambil x cukup dekat ke a dan x lebih kecil daripada a.
Definisi 2.2.3 (Definisi Limit Sisi-Kiri) lim f ( x) ๏ฝ L jika untuk setiap bilangan ๐ > 0 terdapat bilangan yang
x ๏ฎa ๏ญ
berpadanan ๐ฟ > 0 sedemikian rupa hingga ๐ ๐ฅ โ ๐ฟ < ๐ bilamana ๐ โ ๐ฟ < ๐ฅ < ๐.
Dituliskan lim f ( x) ๏ฝ L dan dikatakan bahwa limit-kanan f(x) ketika x x ๏ฎa ๏ซ
mendekati a [atau limit f(x) ketika x mendekati a dari sisi kanan] sama dengan L jika dapat dibuat f(x) sembarang dekat ke L dengan cara mengambil x cukup dekat ke a dan x lebih besar daripada a.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Definisi 2.2.4 (Definisi Limit Sisi-Kanan) lim f ( x) ๏ฝ L jika untuk setiap bilangan ๐ > 0 terdapat bilangan yang
x ๏ฎa ๏ซ
berpadanan ๐ฟ > 0 sedemikian rupa hingga ๐ ๐ฅ โ ๐ฟ < ๐ bilamana ๐ < ๐ฅ < ๐ + ๐ฟ.
Dari ketiga definisi sebelumnya, didapat syarat keberadaan limit yaitu sebagai berikut : lim f ( x) ๏ฝ L jika dan hanya jika lim๏ญ f ( x) ๏ฝ L dan lim๏ซ f ( x) ๏ฝ L. x ๏ฎa
x ๏ฎa
x ๏ฎa
Hukum Limit : Andaikan bahwa c konstanta dan limit lim f ( x) dan x๏ฎ a
lim f ( x) ada, maka : x๏ฎ a
1. lim๏ f ( x) ๏ซ g ( x)๏ ๏ฝ lim f ( x) ๏ซ lim g ( x)
(Hukum Penjumlahan)
2. lim๏ f ( x) ๏ญ g ( x)๏ ๏ฝ lim f ( x) ๏ญ lim g ( x)
(Hukum Pengurangan)
3. lim๏cf ( x)๏ ๏ฝ c lim f ( x)
(Hukum Perkalian Konstanta)
x ๏ฎa
x ๏ฎa
x ๏ฎa
x ๏ฎa
x ๏ฎa
x ๏ฎa
x ๏ฎa
x ๏ฎa
4. lim๏ f ( x) g ( x)๏ ๏ฝ lim f ( x). lim g ( x) x ๏ฎa
x ๏ฎa
5. lim
f ( x) f ( x) lim x ๏ฎa ๏ฝ g ( x) lim g ( x)
x ๏ฎa
x ๏ฎa
(Hukum Hasil Kali)
(Hukum Hasil Bagi)
x ๏ฎa
n
n ๏ฉ ๏น 6. lim๏ f ( x)๏ ๏ฝ ๏ชlim f ( x)๏บ , dengan ๐ bilangan bulat positif. (Hukum x ๏ฎa ๏ซ x ๏ฎa ๏ป
Pemangkatan) 7. lim c ๏ฝ c x ๏ฎa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
8. lim x ๏ฝ a x ๏ฎa
9. lim x n ๏ฝ a n , dengan ๐ bilangan bulat positif. x ๏ฎa
10. lim n x ๏ฝ n a , dengan ๐ bilangan bulat positif. (Jika ๐ genap, anggap x ๏ฎa
bahwa ๐ > 0) 11. lim n f ( x) ๏ฝ n lim f ( x) , dengan ๐ bilangan bulat positif. (Jika ๐ x ๏ฎa
x ๏ฌa
genap, anggap bahwa lim f ( x) ๏พ 0 ) x ๏ฎa
Teorema 2.2.1 Jika ๐ ๐ฅ โค ๐(๐ฅ) pada waktu x dekat dengan a (kecuali mungkin di a) dan limit f dan g keduannya ada untuk x mendekati a maka lim f ( x) ๏ฃ lim g ( x). x ๏ฎa
x ๏ฎa
Bukti : ๐(๐ฅ) โค ๐(๐ฅ) Limit ๐ dan ๐ ada untuk ๐ฅ โ ๐ , sehingga : lim f ( x) ๏ฝ L dan lim g ( x) ๏ฝ M x ๏ฎa
x ๏ฎa
lim๏g ( x) ๏ญ f ( x)๏ ๏ฝ M ๏ญ L (menurut Hukum Pengurangan limit) x ๏ฎa
Akan digunakan metode kontradikisi, sehingga dimisalkan ๐ฟ > ๐ lim๏g ( x) ๏ญ f ( x)๏ ๏ฝ M ๏ญ L , sehingga untuk sembarang ๐ > 0 terdapat ๐ฟ > 0 x ๏ฎa
sedemikian sehingga 0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ โ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โ (๐ โ ๐ฟ) < ๐ (menurut definisi 2.2.2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Ambil ๐ = ๐ฟ โ ๐ (karena ๐ฟ > ๐ dari pernyataan awal), diperoleh ๐ฟ > 0 sedemikian sehingga 0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ โ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โ (๐ โ ๐ฟ) < ๐ฟ โ ๐
Karena ๐ โค ๐ untuk setiap bilangan a maka diperoleh 0< ๐ฅโ๐ <๐ฟ โ
๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โ (๐ โ ๐ฟ) < ๐ฟ โ ๐
0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ โ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) < 0 0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ โ ๐ ๐ฅ < ๐(๐ฅ) Didapat ๐ ๐ฅ < ๐(๐ฅ). Ini bertentangan dengan ๐(๐ฅ) โค ๐(๐ฅ). Oleh karena itu, ketidaksamaan ๐ฟ > ๐ adalah salah. Oleh karena itu ๐ฟ โค ๐ yaitu lim f ( x) ๏ฃ lim g ( x). x ๏ฎa
x ๏ฎa
Teorema 2.2.2 (Teorema Apit) Jika ๐(๐ฅ) โค ๐(๐ฅ) โค ๐(๐ฅ) pada waktu ๐ฅ dekat ๐ (kecuali mungkin di ๐) dan lim f ( x) ๏ฝ lim h( x) ๏ฝ L maka lim g ( x) ๏ฝ L. x ๏ฎa
x ๏ฎa
x ๏ฎa
Bukti : ๐(๐ฅ) โค ๐(๐ฅ) โค ๐(๐ฅ)
Misalkan ๐ > 0 diberikan. Karena lim f ( x) ๏ฝ L , maka terdapat ๐ฟ1 > 0 sedemikian sehingga x ๏ฎa
0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ1 โ ๐ ๐ฅ โ ๐ฟ < ๐
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ1 โ ๐ฟ โ ๐ < ๐ ๐ฅ < ๐ฟ + ๐
Karena lim h( x) ๏ฝ L , maka terdapat ๐ฟ2 > 0 sedemikian sehingga x ๏ฎa
0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ2 โ ๐ ๐ฅ โ ๐ฟ < ๐ 0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ2 โ ๐ฟ โ ๐ < ๐ ๐ฅ < ๐ฟ + ๐
pilih ๐ฟ = min ๐ฟ1 , ๐ฟ2 . Jika 0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ maka 0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ1 dan 0 < ๐ฅ โ ๐ < ๐ฟ2 , sehingga ๐ฟ โ ๐ < ๐(๐ฅ) โค ๐(๐ฅ) โค ๐ ๐ฅ < ๐ฟ + ๐ ๐ฟ โ ๐ < ๐(๐ฅ) < ๐ฟ + ๐ ๐(๐ฅ) โ ๐ฟ < ๐
Oleh karena itu, lim g ( x) ๏ฝ L x ๏ฎa
C. Kontinuitas Setelah dibahas mengenai fungsi, limit, dan turunan, selanjutnya akan dibahas mengenai kontinuitas suatu fungsi.
Definisi 2.3.1 Sebuah fungsi f kontinu pada sebuah bilangan a jika lim f ( x) ๏ฝ f (a). x ๏ฎa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Definisi ini secara implisit mensyaratkan tiga hal, jika f kontinu di a : 1. f(a) terdefinisi (yaitu a berada di daerah asal f) 2. lim f ( x) ada (sehingga harus memenuhi syarat keberadaan limit) x๏ฎa
3. lim f ( x) ๏ฝ f (a) x ๏ฎa
Dari ketiga hal tersebut f(x) haruslah terdefinisi pada suatu selang terbuka yang memuat a, f(x) mempunyai sifat bahwa perubahan kecil pada x hanya menghasilkan perubahan kecil pada f(x), dan tidak ada celah pada kurvanya. Jika salah satu dari ketiga hal tersebut tidak dipenuhi, maka f(x) dikatakan tidak kontinu di titik a. Jika f(x) tidak kontinu di titik a, maka f(x) dikatakan diskontinu di a.
Defiinisi 2.3.2 Sebuah fungsi f kontinu dari kanan pada sebuah bilangan a jika lim f ( x) ๏ฝ f (a) dan f kontinu dari kiri pada a jika lim๏ญ f ( x) ๏ฝ f (a).
x ๏ฎa ๏ซ
x ๏ฎa
Definisi 2.3.3 Dikatakan f kontinu pada selang terbuka (a,b) jika f kontinu di setiap titik (a,b). f kontinu pada selang tertutup [a,b] jika kontinu pada (a,b), kontinu kanan di a, dan kontinu kiri di b.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teorema 2.3.1 Jika ๐ kontinu pada ๐ dan lim g ( x) ๏ฝ b , maka lim f ( g ( x)) ๏ฝ f (b) . Dengan x ๏ฎa
๏จ
x ๏ฎa
๏ฉ
kata lain, lim f ( g ( x)) ๏ฝ f lim g ( x) . x ๏ฎa
x ๏ฎa
Bukti : Fungsi ๐ kontinu pada ๐, sehingga didapat lim f ( y) ๏ฝ f (b) y ๏ฎb
Ini berarti untuk setiap ๐ > 0, terdapat ๐ฟ1 > 0 sedemikian sehingga jika 0 ๏ผ y ๏ญ b ๏ผ ๏ค 1 maka f ( y) ๏ญ f (b) ๏ผ ๏ฅ .
lim g ( x) ๏ฝ b x ๏ฎa
Ini berarti untuk setiap ๐ > 0, terdapat ๐ฟ > 0 sedemikian sehingga jika 0 ๏ผ x ๏ญ a ๏ผ ๏ค maka g ( x) ๏ญ b ๏ผ ๏ฅ . Karena ๐ฆ = ๐(๐ฅ), maka didapat g ( x) ๏ญ b ๏ผ ๏ค 1 . Oleh karena itu, mengakibatkan f ( g ( x)) ๏ญ f (b) ๏ผ ๏ฅ .
Oleh karena itu, untuk setiap ๐ > 0, terdapat ๐ฟ > 0 sedemikian sehingga Jika 0 ๏ผ x ๏ญ a ๏ผ ๏ค maka f ( g ( x)) ๏ญ f (b) ๏ผ ๏ฅ . Ini berarti lim f ( g ( x)) ๏ฝ f (b). x ๏ฎa
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Teorema 2.3.2 Jika ๐ kontinu pada ๐, dan ๐ kontinu pada ๐(๐), maka fungsi komposit ๐ โ ๐ yang diberikan oleh ๐ โ ๐ ๐ฅ = ๐(๐ ๐ฅ ) kontinu pada ๐.
Bukti : ๐ kontinu pada ๐, sehingga didapat : lim g ( x) ๏ฝ g (a) x ๏ฎa
Karena ๐ kontinu pada ๐(๐), maka dengan menerapkan teorema 2.3.1, akan diperoleh lim f ( g ( x)) ๏ฝ f ( g (a)). x ๏ฎa
Ini berarti fungsi ๐(๐ ๐ฅ ) kontinu pada ๐. Karena itu, ๐ โ ๐ ๐ฅ = ๐(๐ ๐ฅ ) kontinu pada ๐.
D. Turunan Dalam kalkulus diferensial permasalahan yang dibahas adalah tentang bagaimana suatu besaran berubah dalam hubungannya terhadap besaran lain. Misalnya antara waktu dan jarak, waktu dan populasi, (dalam kedua hal tersebut perubahan yang dimaksud adalah laju), dan sebagainya. Turunan adalah sebuah limit unik yang berkaitan dengan masalah bagaimana suatu besaran berubah dalam hubungannya terhadap besaran lain. Limit unik tersebut adalah sebagai berikut : lim h ๏ฎ0
f ( x ๏ซ h) ๏ญ f ( x ) . h
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Suatu fungsi f(x) dikatakan terdifirensialkan pada titik ๐ฅ = ๐ asalkan nilai limit unik pada titik tersebut ada (terdefinisi).
Definisi 2.4.1 Turunan fungsi f pada bilangan a dinyatakan dengan f ' (a) ๏ฝ lim h๏ฎ0
f ' (a) adalah
f ( a ๏ซ h) ๏ญ f ( a ) . h
asalkan limit ini ada.
Jika dituliskan ๐ฅ = ๐ + ๐ , maka ๐ = ๐ฅ โ ๐ , dan h mendekati 0 jika dan hanya jika x mendekati ๐. Karena itu, cara setara mendefinisikan turunan adalah f ' (a) ๏ฝ lim x ๏ฎa
Diberikan lim h ๏ฎ0
f ( x) ๏ญ f ( a ) . x๏ญa
sembarang
bilangan
x
yang
bersifat
bahwa
f ( x ๏ซ h) ๏ญ f ( x ) ada, maka didapat nilai f ' ( x) pada x, sehingga f ' dapat h
dipandang sebagai suatu fungsi baru, disebut turunan dari f dan didefinisikan sebagai berikut f ' ( x) ๏ฝ lim h ๏ฎ0
f ( x ๏ซ h) ๏ญ f ( x ) . h
Terdapat beberapa notasi yang sering digunakan untuk menyatakan ๐๐ฆ ๐๐
๐
turunan, diantaranya adalah ๐ โฒ ๐ฅ , ๐ฆ โฒ , ๐๐ฅ , ๐๐ฅ , ๐๐ฅ ๐ ๐ฅ , ๐ท๐ ๐ฅ , ๐ท๐ฅ ๐(๐ฅ).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Semua notasi ini mewakili ekspresi limit unik lim h ๏ฎ0
disebut turunan, sehingga lim h ๏ฎ0
๐ ๐๐ฅ
16
f ( x ๏ซ h) ๏ญ f ( x) yang h
๐๐ฆ ๐๐ f ( x ๏ซ h) ๏ญ f ( x) = ๐ โฒ ๐ฅ = ๐ฆ โฒ = ๐๐ฅ = ๐๐ฅ = h
๐ ๐ฅ = ๐ท๐ ๐ฅ = ๐ท๐ฅ ๐(๐ฅ).
Definisi 2.4.2 Fungsi f dapat didiferensialkan di a
jika
f ' (a) ada. Fungsi f dapat
didiferensialkan pada selang buka (a,b) [atau (๐, โ) atau (โโ, ๐) atau (โโ, โ)] jika fungsi f dapat didiferensialkan pada setiap bilangan dalam selang tersebut.
Teorema 2.4.1 Jika f dapat didiferensialkan di ๐ , maka f kontinu di ๐.
Bukti : f dapat didiferensialkan di ๐, yaitu : f ' (a) ๏ฝ lim x ๏ฎa
f ( x) ๏ญ f ( a ) ada. (menurut definisi 2.4.1) x๏ญa
Karena ๐ฅ โ ๐ maka ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ =
๐ ๐ฅ โ๐ ๐ ๐ฅโ๐
Oleh karena itu, ๏ฉ f ( x) ๏ญ f ( a ) ๏น lim๏ f ( x) ๏ญ f (a)๏ ๏ฝ lim ๏ช ( x ๏ญ a)๏บ x ๏ฎa x ๏ฎa x๏ญa ๏ซ ๏ป
๐ฅโ๐ .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
๏ฝ lim x ๏ฎa
17
f ( x) ๏ญ f ( a ) . lim ( x ๏ญ a) (menurut aturan hasil kali) x ๏ฎa x๏ญa
= ๐โฒ ๐ . 0 = 0
๐ ๐ฅ =๐ ๐ฅ +๐ ๐ โ๐ ๐ ๐ ๐ฅ = ๐ ๐ + ๐ ๐ฅ โ ๐(๐)
lim f ( x) ๏ฝ lim๏ f (a) ๏ซ f ( x) ๏ญ f (a)๏ x ๏ฎa
x ๏ฎa
๏ฝ lim f (a) ๏ซ lim๏ f ( x) ๏ญ f (a)๏ (menurut aturan penjumlahan) x ๏ฎa
x ๏ฎa
๏ฝ f ( a) ๏ซ 0 ๏ฝ f ( a )
lim f ( x) ๏ฝ f (a) x ๏ฎa
Karena itu, ๐ kontinu di ๐ (menurut definisi 2.3.1).
Berikut adalah kemungkinan-kemungkinan di mana fungsi ๐ ๐ฅ gagal memiliki turunan di ๐ฅ = ๐ di dalam domainnya : Pada umumnya
jika grafik suatu fungsi f mempunyai โpojokโ atau
โpatahanโ di dalamnya, maka grafik fungsi f tidak dapat didiferensialkan pada kondisi tersebut. (saat menghitung fโ(a), kita akan menemukan bahwa limit kiri dan limit kanan berlainan sehingga turunan pada titik itu tidak ada) Jika kurva mempunyai garis singgung vertikal saat di ๐ฅ = ๐ (garis singgung menjadi semakin curam ketika ๐ โ 0), maka f tidak dapat didiferensialkan di ๐. Garis singgung ๐ฆ = ๐(๐ฅ) di suatu titik adalah tegak artinya kemiringan (gradien) garis singgung itu tidak terdefinisi, padahal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
kemiringan garis singgung ๐ฆ = ๐(๐ฅ) di suatu titik adalah turunan ๐ di titik tersebut, sehingga turunannya juga tidak terdefinisi. Pada
sembarang ketidakkontinuan
maka
f
gagal
untuk
dapat
didiferensialkan. (menurut teorema 2.4.1)
Rumus-Rumus Turunan : 1.
๐ ๐๐ฅ
๐ =0
(Turunan Fungsi Konstanta)
2. Jika ๐ sembarang bilangan real, maka : ๐ ๐๐ฅ
๐ฅ ๐ = ๐๐ฅ ๐ โ1
(Aturan Pangkat)
3. Jika c konstanta dan f fungsi yang dapat didiferensialkan, maka : ๐
๐
[๐๐ ๐ฅ ] = ๐ ๐๐ฅ ๐(๐ฅ) ๐๐ฅ
(Aturan Perkalian Konstanta)
4. Jika ๐ dan ๐ keduanya dapat didiferensialkan, maka : ๐ ๐๐ฅ
๐ ๐ฅ +๐ ๐ฅ
๐
๐
= ๐๐ฅ ๐ ๐ฅ + ๐๐ฅ ๐(๐ฅ)
(Aturan Jumlah)
5. Jika ๐ dan ๐ keduanya dapat didiferensialkan, maka : ๐ ๐๐ฅ
๐ ๐ฅ โ๐ ๐ฅ
๐
๐
= ๐๐ฅ ๐ ๐ฅ โ ๐๐ฅ ๐(๐ฅ)
(Aturan Selisih)
6. Jika ๐ dan ๐ keduanya dapat didiferensialkan, maka : ๐ ๐๐ฅ
๐ ๐ฅ ๐ ๐ฅ
๐
๐
= ๐(๐ฅ) ๐๐ฅ [๐ ๐ฅ ] + ๐(๐ฅ) ๐๐ฅ [๐ ๐ฅ ] (Aturan Hasil Kali)
7. Jika ๐ dan ๐ keduanya dapat didiferensialkan, maka : ๐
๐(๐ฅ)
๐๐ฅ ๐(๐ฅ)
=
๐ ๐ฅ
๐ [๐ ๐๐ฅ
๐ฅ ]โ๐ ๐ฅ ๐(๐ฅ)
2
๐ [๐ ๐๐ฅ
๐ฅ ]
, ๐(๐ฅ) โ 0
(Aturan Hasil Bagi)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Sekarang akan dibahas tentang turunan yang lebih tinggi. Jika fungsi ๐ dapat diturunkan, maka turunannya yaitu ๐โ juga berupa fungsi, sehingga ๐โ bisa jadi mempunyai turunan tersendiri yang dinyatakan oleh ๐ โฒ
โฒ
= ๐โฒโฒ.
Fungsi ๐โฒโฒ yang baru ini disebut turunan kedua dari ๐ karena ๐โโ merupakan turunan dari turunan ๐. Notasi-notasi dari turunan kedua dari ๐ฆ = ๐(๐ฅ) adalah sebagai berikut : ๐ ๐๐ฆ ๐2 ๐ฆ = 2 = ๐ โฒโฒ ๐ฅ = ๐ท2 ๐(๐ฅ) ๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐๐ฅ Turunan ketiga ๐โโโ adalah turunan dari turunan kedua : ๐ โฒโฒโฒ = (๐ โฒโฒ )โฒ . Notasi-notasi untuk turunan ketiga adalah : ๐ฆ โฒโฒโฒ = ๐ โฒโฒโฒ ๐ฅ =
๐ ๐2 ๐ฆ ๐3 ๐ฆ = = ๐ท3 ๐(๐ฅ) ๐๐ฅ ๐๐ฅ 2 ๐๐ฅ
Umumnya turunan ke-๐ dari ๐dinyatakan oleh ๐ (๐) dan diperoleh dari f dengan cara menurunkan n kali. Jika ๐ฆ = ๐(๐ฅ), maka dapat dituliskan : ๐ฆ (๐) = ๐ (๐) ๐ฅ =
๐ (๐) ๐ฆ = ๐ท(๐) ๐(๐ฅ) ๐๐ฅ
Kali ini akan dibahas tentang diferensial. Jika ๐ฆ ๐ฅ = ๐(๐ฅ), dengan ๐(๐ฅ) adalah suatu fungsi yang terdiferensialkan, maka diferensial ๐๐ฅ adalah peubah bebas; yakni ๐๐ฅ dapat diberi nilai sembarang bilangan real. Kemudian diferensial ๐๐ฆ didefinisikan dalam bentuk ๐๐ฅ oleh persamaaan ๐๐ฆ = ๐ โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ Oleh karena itu, ๐๐ฆ adalah peubah tak bebas, dia tergantung pada nilai ๐ฅ dan ๐๐ฅ.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Besar dari โ๐ฆ dapat dituliskan sebagai berikut : โ๐ฆ = โ(๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ + โ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) Misalkan ๐๐ฅ = โ๐ฅ, sehingga โ๐ฆ menyatakan besarnya kurva ๐ฆ = ๐(๐ฅ) (perubahan tinggi kurva) jika ๐ฅ berubah sebesar โ๐ฅ = ๐๐ฅ.
Kemiringan suatu garis singgung ๐ฆ = ๐(๐ฅ) di suatu titik adalah turunan ๐ ; yakni ๐โฒ di titik tersebut. Sehingga tinggi dari garis singgung adalah ๐ โฒ (๐ฅ)โ๐ฅ. Karena ๐๐ฅ = โ๐ฅ, maka tinggi dari garis singgung adalah ๐ โฒ (๐ฅ)๐๐ฅ. Padahal ๐๐ฆ = ๐ โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ, sehingga ๐๐ฆ menyatakan besarnya garis singgung (tinggi garis singgung) jika ๐ฅ berubah sebesar โ๐ฅ = ๐๐ฅ.
E. Nilai Maksimum dan Minimum Kali ini akan dibahas tentang salah satu penerapan turunan yaitu masalah pengoptimalan. Di sini akan dicari nilai yang optimum dari suatu fungsi. Pengoptimalan tersebut bisa jadi mencari nilai maksimum atau minimum suatu fungsi. Karena itu, akan dibahas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan nilai maksimum dan minimum.
Definisi 2.5.1 Fungsi f mempunyai maksimum mutlak (atau maksimum global) di c jika ๐(๐) โฅ ๐(๐ฅ) untuk semua x di D, dengan D adalah daerah asal f. Bilangan ๐(๐) disebut nilai maksimum f pada D. Secara serupa, f mempunyai minimum mutlak di c jika ๐(๐) โค ๐(๐ฅ) untuk semua x di D dan bilangan ๐(๐) disebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
nilai minimum f pada D. Nilai maksimum dan minimum f disebut nilai ekstrim f.
Definisi 2.5.2 Fungsi f mempunyai maksimum lokal (atau maksimum relatif) di c jika ๐(๐) โฅ ๐(๐ฅ) bilamana x dekat c [ini berarti bahwa ๐(๐) โฅ ๐(๐ฅ) untuk semua ๐ฅ di dalam suatu selang terbuka yang mengandung ๐]. Secara serupa, f mempunyai minimum lokal di c jika ๐(๐) โค ๐(๐ฅ) bilamana x dekat c.
Teorema 2.5.1 Jika fungsi f kontinu pada selang tertutup ๐, ๐ , maka f mencapai nilai maksimum mutlak f(c) dan minimum mutlak f(d) pada suatu bilangan c dan d dalam ๐, ๐ .
Bukti : Fungsi f kontinu pada selang tertutup ๐, ๐ sehingga menurut definisi 2.3.3 fungsi f kontinu pada ๐, ๐ yaitu kontinu di setiap titik dalam ๐, ๐ , kontinu kanan di a yaitu lim f ( x) ๏ฝ f (a) , dan kontinu kiri di b yaitu lim f ( x) ๏ฝ f (b) x ๏ฎb ๏ญ
x ๏ฎa ๏ซ
Di sini daerah asal fungsi f adalah ๐, ๐ . Karena f kontinu pada
๐, ๐
sehingga untuk c di interval
๐, ๐ didapat
lim f ( x) ๏ฝ f (c). x ๏ฎc
Oleh karena itu, ada ๐(๐), ๐(๐), dan ๐(๐) untuk ๐ di interval (๐, ๐). Karena semua bilangan itu merupakan bilangan real, maka menurut sifat-sifat urutan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
bilangan real terdapat ๐(๐1 ) di mana ๐(๐1 ) โฅ ๐(๐๐ ) untuk ๐ sepanjang interval ๐, ๐ dan terdapat ๐(๐2 ) di mana ๐(๐2 ) โค ๐(๐๐ ) untuk ๐ sepanjang interval ๐, ๐ . Menurut definisi 2.5.1, f memiliki maksimum mutlak dan minimum mutlak di daerah asal f yaitu dalam selang tertutup ๐, ๐ .
Dari teorema di atas dapat dikatakan bahwa jika fungsi itu tidak kontinu atau fungsi itu tidak berada pada selang tertutup ๐, ๐ maka fungsi itu bisa jadi tidak mempunyai atau belum tentu mempunyai nilai ekstrim di ๐, ๐ .
Teorema 2.5.2 (Teorema Fermat) Jika ๐ mempunyai maksimum atau minimum lokal di ๐ dan jika ๐ โฒ (๐) ada maka ๐ โฒ ๐ = 0.
Bukti : Andaikan f mempunyai maksimum lokal di c, sehingga menurut definisi 2.5.2, ๐(๐) โฅ ๐(๐ฅ) jika x cukup dekat ke c. Ini berarti jika ada h cukup dekat ke 0, dengan h positif atau negatif, maka ๐(๐) โฅ ๐(๐ + ๐) oleh karena itu, ๐ ๐ + ๐ โ ๐(๐) โค 0 Kedua ruas ketidaksamaan dapat dibagi dengan bilangan positif, sehingga arah ketidaksamaannya tetap.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Oleh karena itu, jika ๐ > 0, dan ๐ cukup kecil, dapat diperoleh : ๐ ๐ + ๐ โ ๐(๐) โค0 ๐ Dengan mengambil limit kanan (karena ๐ > 0 ) kedua ruas ketidaksamaan ini, diperoleh : lim๏ซ
f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c ) ๏ฃ lim๏ซ 0 h ๏ฎ0 h (menurut teorema 2.3.1)
lim
f (c ๏ซ h ) ๏ญ f (c ) ๏ฃ0 h
h ๏ฎ0
h ๏ฎ0 ๏ซ
๐ โฒ ๐ ada, sehingga f ' (c) ๏ฝ lim h ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f ( c ) ada. (menurut definisi 2.4.1) h
Oleh karena itu, f ' (c) ๏ฝ lim x ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f ( c ) f (c ๏ซ h ) ๏ญ f (c ) = lim๏ซ ๏ฃ0 h ๏ฎ0 h h
(menurut syarat keberadaan limit) f ' (c) ๏ฝ lim x ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c ) ๏ฃ0 h
f ' (c) ๏ฃ 0
Sekarang untuk ๐ < 0 Kedua ruas ketidaksamaan ๐ ๐ + ๐ โ ๐(๐) โค 0 dapat dibagi dengan bilangan negatif sehingga arah ketidaksamaannya berbalik. Oleh karena itu, jika ๐ < 0, dan ๐ cukup kecil, dapat diperoleh : ๐ ๐ + ๐ โ ๐(๐) โฅ0 ๐
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Dengan mengambil limit kiri (karena ๐ < 0 ) kedua ruas ketidaksamaan ini, diperoleh : lim๏ญ
f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c) ๏ณ lim๏ญ 0 h ๏ฎ0 h (menurut teorema 2.3.1)
lim๏ญ
f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c ) ๏ณ0 h
h ๏ฎ0
h ๏ฎ0
๐ โฒ ๐ ada, sehingga f ' (c) ๏ฝ lim h ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f ( c ) ada. (menurut definisi 2.4.1) h
Oleh karena itu, f ' (c) ๏ฝ lim x ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f ( c ) f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c) = lim๏ญ ๏ณ0 h ๏ฎ0 h h
(menurut syarat keberadaan limit) f ' (c) ๏ฝ lim x ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c ) ๏ณ0 h
f ' (c) ๏ณ 0
Didapat f ' (c) ๏ฃ 0 dan f ' (c) ๏ณ 0 sehingga ๐ โฒ ๐ = 0.
Andaikan f mempunyai minimum lokal di c. Menurut definisi 2.5.2, ๐(๐) โค ๐(๐ฅ) jika x cukup dekat ke c. Ini berarti jika ada h cukup dekat ke 0, dengan h positif atau negatif, maka ๐(๐) โค ๐(๐ + ๐) oleh karena itu, ๐ ๐ + ๐ โ ๐(๐) โฅ 0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Kedua ruas ketidaksamaan dapat dibagi dengan bilangan positif, sehingga arah ketidaksamaannya tetap. Oleh karena itu, jika ๐ > 0, dan ๐ cukup kecil, dapat diperoleh : ๐ ๐ + ๐ โ ๐(๐) โฅ0 ๐ Dengan mengambil limit kanan (karena ๐ > 0 ) kedua ruas ketidaksamaan ini, diperoleh : lim
f (c ๏ซ h ) ๏ญ f ( c ) ๏ณ lim๏ซ 0 h ๏ฎ0 h (menurut teorema 2.3.1)
lim๏ซ
f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c ) ๏ณ0 h
h ๏ฎ0 ๏ซ
h ๏ฎ0
๐ โฒ ๐ ada, sehingga f ' (c) ๏ฝ lim h ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f ( c ) ada. (menurut definisi 2.4.1) h
Oleh karena itu, f ' (c) ๏ฝ lim x ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f ( c ) f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c ) = lim๏ซ ๏ณ0 h ๏ฎ0 h h
(menurut syarat keberadaan limit) f ' (c) ๏ฝ lim x ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c ) ๏ณ0 h
f ' (c) ๏ณ 0
Sekarang untuk ๐ < 0 Kedua ruas ketidaksamaan ๐ ๐ + ๐ โ ๐(๐) โฅ 0 dapat dibagi dengan bilangan negatif sehingga arah ketidaksamaannya berbalik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Oleh karena itu, jika ๐ < 0, dan ๐ cukup kecil, dapat diperoleh : ๐ ๐ + ๐ โ ๐(๐) โค0 ๐ Dengan mengambil limit kiri (karena ๐ < 0 ) kedua ruas ketidaksamaan ini, diperoleh : lim๏ญ
f (c ๏ซ h) ๏ญ f ( c ) ๏ฃ lim๏ญ 0 h ๏ฎ0 h (menurut Teorema 2.3.1)
lim
f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c) ๏ฃ0 h
h ๏ฎ0
h ๏ฎ0 ๏ซ
๐ โฒ ๐ ada, sehingga f ' (c) ๏ฝ lim h ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f ( c ) ada. (menurut definisi 2.4.1) h
Oleh karena itu, f ' (c) ๏ฝ lim x ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f ( c ) f (c ๏ซ h ) ๏ญ f (c ) = lim๏ญ ๏ฃ0 h ๏ฎ0 h h
(menurut syarat keberadaan limit) f ' (c) ๏ฝ lim x ๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c) ๏ฃ0 h
f ' (c) ๏ฃ 0
Didapat f ' (c) ๏ณ 0 dan f ' (c) ๏ฃ 0 sehingga ๐ โฒ ๐ = 0.
Definisi 2.5.3 Bilangan kritis dari suatu fungsi f adalah suatu bilangan c di dalam daerah asal f sedemikian sehingga f ' (c) ๏ฝ 0 atau f ' (c) = tidak ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Dalam bentuk bilangan kritis, Teorema Fermat tadi dapat dinyatakan ulang sebagai berikut : Jika f mempunyai maksimum atau minimum lokal di c, maka c adalah bilangan kritis f.
Berikut ini adalah metode untuk mencari nilai maksimum dan minimum mutlak, metode ini disebut Metode Selang Tertutup. Untuk mencari nilai maksimum dan minimum mutlak suatu fungsi kontinu ๐ pada selang tertutup ๐, ๐ langkah-langkahnya adalah sebagai berikut 1. Cari nilai f pada bilangan kritis f di dalam ๐, ๐ 2. Cari nilai f pada titik-titik ujung selang 3. Yang terbesar di antara nilai dari langkah 1 dan 2 adalah nilai maksimum mutlak ; yang terkecil di antara nilai-nilai ini adalah nilai minimum mutlak.
F. Integral Pertama, akan dibahas tentang antiturunan. Dalam kalkulus diferensial, telah dibahas tentang bagaimana suatu besaran berubah dalam hubungannya terhadap besaran lain. Kali ini akan dibahas kebalikannya. Misalnya, jika sudah diketahui bagaimana laju pertumbuhan penduduk, maka kali ini dapat dicari kebalikannya yaitu berapa jumlah populasi pada suatu waktu tertentu. Persoalan di sini adalah mencari fungsi F yang merupakan antiturunan dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
dari suatu fungsi f yang diketahui. Jika fungsi F itu ada, maka F disebut antiturunan dari f.
Definisi 2.6.1 Fungsi F disebut antiturunan dari f pada interval I jika ๐น โฒ ๐ฅ = ๐(๐ฅ).
Teorema 2.6.1 Jika F antiturunan dari f pada interval I, maka antiturunan dari f pada I yang paling umum adalah F(x)+C dengan C konstanta. Bukti :
Andaikan F antiturunan dari f pada interval I sehingga : ๐น โฒ ๐ฅ = ๐(๐ฅ) (menurut definisi 2.6.1) ๐น โฒ (๐ฅ) + 0 = ๐ ๐ฅ ๐ ๐๐ฅ ๐ ๐๐ฅ
๐น ๐ฅ
+0=๐ ๐ฅ
๐น ๐ฅ
+ ๐๐ฅ (๐ถ) = ๐ ๐ฅ , untuk C adalah konstanta. (menurut Turunan
๐
Fungsi Konstanta) ๐ ๐๐ฅ
๐น ๐ฅ + ๐ถ = ๐ ๐ฅ (menurut aturan penjumlahan )
Oleh karena itu, didapat ๐ ๐ ๐น ๐ฅ +๐ถ = ๐น ๐ฅ ๐๐ฅ ๐๐ฅ
=๐ ๐ฅ
Oleh karena itu, ๐น ๐ฅ + ๐ถ juga merupakan antiturunan dari f pada interval I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Selanjutnya akan dibahas tentang integral tentu.
Definisi 2.6.2 Jika ๐ fungsi kontinu yang didefinisikan untuk ๐ โค ๐ฅ โค ๐, maka kita bagi selang ๐, ๐ menjadi n selang-bagian berlebar sama โ๐ฅ =
(๐โ๐) ๐
. Misalkan
๐ฅ0 = ๐ , ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ (= ๐) berupa titik ujung selang-bagian ini dan pilih titik sampel ๐ฅ1โ , ๐ฅ2โ , โฆ , ๐ฅ๐โ di dalam selang-bagian. Maka definisi integral tentu ๐ dari ๐ sampai ๐ adalah : b
๏ฒ
n
f ( x)dx ๏ฝ lim ๏ฅ f ( x1* )๏x n ๏ฎ๏ฅ
a
i ๏ฝ1
b
Integral tentu
๏ฒ f ( x)dx adalah sebuah bilangan, integral tentu tersebut tidak a
tergantung kepada x. Dapat digunakan sembarang huruf di tempat x tanpa mengubah nilai integral. Misalnya :
b
b
b
a
a
a
๏ฒ f ( x)dx ๏ฝ ๏ฒ f (t )dt ๏ฝ ๏ฒ f (r )dr
Berikut ini adalah sifat-sifat integral tentu. Andaikan bahwa f dan g adalah fungsi-fungsi kontinu, maka : b
1.
๏ฒ cdx ๏ฝ c(b ๏ญ a) , dengan ๐ konstanta sembarang. a
2.
b
b
b
a
a
a
๏ฒ ๏ f ( x) ๏ซ g ( x)๏dx ๏ฝ ๏ฒ f ( x)dx ๏ซ ๏ฒ g ( x)dx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b
b
a
a
30
๏ฒ cf ( x)dx ๏ฝ c ๏ฒ f ( x)dx , dengan ๐ konstanta sembarang.
3.
b
b
b
a
a
a
๏ฒ ๏ f ( x) ๏ญ g ( x)๏dx ๏ฝ ๏ฒ f ( x)dx ๏ญ ๏ฒ g ( x)dx
4.
c
๏ฒ
5.
b
b
c
a
f ( x)dx ๏ซ ๏ฒ f ( x)dx ๏ฝ ๏ฒ f ( x)dx
a
b
6. Jika ๐(๐ฅ) โฅ 0 untuk ๐ โค ๐ฅ โค ๐, maka
๏ฒ f ( x)dx ๏ณ 0. a
7. Jika ๐(๐ฅ) โฅ ๐(๐ฅ) untuk ๐ โค ๐ฅ โค ๐, maka
b
b
a
a
๏ฒ f ( x)dx ๏ณ ๏ฒ g ( x)dx.
8. Jika ๐ โค ๐(๐ฅ) โค ๐ untuk ๐ โค ๐ฅ โค ๐, maka b
m(b ๏ญ a) ๏ฃ ๏ฒ f ( x)dx ๏ฃ M (b ๏ญ a). a
Sekarang, akan dibahas tentang Teorema Dasar Kalkulus. Teorema Dasar Kalkulus ini mengaitkan antara kalkulus diferensial dan kalkulus integral, yaitu hubungan timbal balik antara keduannya. Misalkan ๐ kontinu pada [๐, ๐] dan didefinisikan fungsi baru ๐, yaitu : x
g ( x) ๏ฝ ๏ฒ f (t )dt , dengan ๐ โค ๐ฅ โค ๐. Di sini nilai ๐ tergantung pada ๐ฅ yang a
mana ๐ฅ adalah peubah batas atas dalam integral. Jika ๐ฅ bilangan tetap, maka x
๏ฒ f (t )dt adalah a
integral tentu. Namun jika ๐ฅ berubah-ubah, maka bilangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
x
๏ฒ f (t )dt
juga akan berubah-ubah menurut ๐ฅ. Oleh karena itu, dapat
a
didefinisikan bahwa ๐(๐ฅ) adalah fungsi dari ๐ฅ.
Teorema 2.6.2 (Teorema Dasar Kalkulus Bagian 1) Jika ๐ kontinu pada [๐, ๐], maka fungsi ๐ yang didefinisikan oleh ๐ฅ
๐ ๐ฅ =
๐ ๐ก ๐๐ก
๐โค๐ฅโค๐
๐
adalah kontinu pada [๐, ๐] dan terdiferensialkan pada (๐, ๐) dan ๐โฒ ๐ฅ = ๐(๐ฅ).
Bukti : Fungsi ๐ kontinu pada [๐, ๐]. ๐ฅ
๐ ๐ฅ =
๐ ๐ก ๐๐ก
๐โค๐ฅโค๐
๐
Jika ๐ฅ dan (๐ฅ + ๐) berada dalam (๐, ๐) maka ๐ฅ+๐
๐ ๐ฅ+๐ โ๐ ๐ฅ =
๐ฅ
๐ ๐ก ๐๐ก โ ๐
=
๐ฅ ๐
๐
๐ ๐ก ๐๐ก +
integral tentu; yakni sifat ke 5) =
๐ฅ ๐ฅ
๐ ๐ก ๐๐ก
๐ ๐ก ๐๐ก
๐ฅ+๐ ๐ฅ
๐(๐ก) ๐๐ก โ
๐ฅ ๐
๐ ๐ก ๐๐ก
(menurut
sifat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Oleh karena itu, untuk ๐ โ 0, ๐ ๐ฅ +๐ โ๐ ๐ฅ ๐
1
=๐
๐ฅ ๐ฅ
๐ ๐ก ๐๐ก
(1)
Kali ini, anggap bahwa ๐ > 0. Karena ๐ kontinu pada [๐ฅ, ๐ฅ + ๐], menurut teorema 2.5.1, terdapat bilangan ๐ข dan ๐ฃ dalam [๐ฅ, ๐ฅ + ๐] sedemikian sehingga ๐ ๐ข = ๐ dan ๐ ๐ฃ = ๐, dengan ๐ dan ๐ adalah nilai minimum dan maksimum mutlak ๐ pada [๐ฅ, ๐ฅ + ๐]. Menurut sifat integral; yakni sifat 8 didapat : ๐ฅ+๐
๐๐ โค
๐(๐ก) ๐๐ก โค ๐๐ ๐ฅ ๐ฅ+๐
๐(๐ข)๐ โค
๐ ๐ก ๐๐ก โค ๐(๐ฃ)๐ ๐ฅ
Karena ๐ > 0, ketaksamaan ini dapat dibagi dengan ๐ :
1 ๐(๐ข) โค ๐
๐ฅ+๐
๐ ๐ก ๐๐ก โค ๐(๐ฃ) ๐ฅ
Gunakan persamaan 1 untuk menggantikan bagian tengah kesamaan ini : ๐(๐ข) โค
๐ ๐ฅ+๐ โ๐ ๐ฅ ๐
โค ๐(๐ฃ)
(2)
Ketaksamaan 2 dapat dibuktikan dalam cara serupa untuk kasus ๐ < 0. Sekarang, biarkan ๐ โ 0. Maka ๐ข โ ๐ฅ dan ๐ฃ โ ๐ฅ, Karena ๐ข dan ๐ฃ terletak di antara ๐ฅ dan ๐ฅ + ๐ก. Karena itu, lim f (u) ๏ฝ lim f (u) ๏ฝ f ( x) dan lim f (u) ๏ฝ lim f (u) ๏ฝ f ( x) h ๏ฎ0
u๏ฎx
h ๏ฎ0
v๏ฎx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
karena ๐ kontinu di ๐ฅ. (definisi 2.3.1) Dari persamaan 2 dan teorema 2.2.2 (teorema apit), maka didapat : ๐โฒ ๐ฅ = lim
๐โ0
๐(๐ฅ+๐) ๐
= ๐(๐ฅ)
(3)
๐โค๐ฅโค๐ Jika ๐ฅ = ๐ atau ๐ฅ = ๐ , maka persamaan 3 dapat ditafsirkan sebagai limit sepihak. Menurut teorema 2.4.1, dan definisi 2.3.3, ๐(๐ฅ) kontinu pada [๐, ๐]
Teorema 2.6.3 (Teorema Dasar Kalkulus Bagian 2) b
Jika ๐ kontinu pada [๐, ๐], maka
๏ฒ f ( x)dx ๏ฝ F (b) ๏ญ F (a) dengan
๐น
a
antiturunan sembarang dari ๐, yakni suatu fungsi sedemikian sehingga ๐น โฒ = ๐
Bukti : Misalkan ๐ ๐ฅ =
๐ฅ ๐
๐(๐ก) ๐๐ก. Dari Teorema Dasar Kalkulus Bagian 1
diketahui bahwa ๐โฒ ๐ฅ = ๐(๐ฅ); yakni ๐ adalah sembarang antiturunan ๐. Jika ๐น adalah sembarang antiturunan yang lain dari ๐ pada [๐, ๐] maka ๐น ๐ฅ =๐ ๐ฅ +๐ถ
(6)
untuk ๐ < ๐ฅ < ๐ (menurut teorema 2.6.1) Tetapi ๐น dan ๐ keduanya kontinu pada [๐, ๐], sehingga dengan mengambil limit kedua ruas persamaan 6 (seraya ๐ฅ โ ๐+ dan ๐ฅ โ ๐ โ), dapat dilihat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
bahwa hal itu juga berlaku jika ๐ฅ = ๐ dan ๐ฅ = ๐. (definisi 2.3.1, definisi 2.3.3) Jika diberikan ๐ฅ = ๐ dalam rumus untuk ๐(๐ฅ), maka diperoleh : ๐
๐ ๐ =
๐ ๐ก ๐๐ก = 0 ๐
Oleh karena itu, dengan menggunakan persamaan 6 dengan ๐ฅ = ๐ dan ๐ฅ = ๐, didapat : ๐น ๐ โ๐น ๐ = ๐ ๐ +๐ถ โ ๐ ๐ +๐ถ =๐ ๐ โ๐ ๐ =๐ ๐ =
๐ ๐
๐ ๐ก ๐๐ก
Setelah dibahas tentang Teorema Dasar Kalkulus, yakni hubungan antara antiturunan dan integral, maka sekarang akan dibahas tentang antiturunan dalam Teorema Dasar Kalkulus tadi, yang disebut juga dengan integral tak tentu. ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ = ๐น(๐ฅ) bermakna ๐นโฒ ๐ฅ = ๐(๐ฅ) Sebagai contoh, ๐
๐ฅ3
๐๐ฅ
3
๐ฅ 2 ๐๐ฅ =
๐ฅ3 3
+ ๐ถ , dengan ๐ถ konstan, ini karena
+ ๐ถ = ๐ฅ2 .
Berikut ini, akan dibahas mengenai salah satu teknik pengintegralan yaitu integral parsial. Pada turunan, terdapat aturan hasil kali yaitu ๐ ๐ ๐ฅ ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ
= ๐(๐ฅ)
๐ ๐ [๐ ๐ฅ ] + ๐(๐ฅ) [๐ ๐ฅ ] ๐๐ฅ ๐๐ฅ
Dengan mengintegralkan kedua ruas, akan didapat :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
[๐ ๐ฅ ๐โฒ (๐ฅ) + ๐ ๐ฅ ๐ โฒ ๐ฅ ] ๐๐ฅ
๐ ๐ฅ ๐(๐ฅ) =
Menurut sifat penjumalahan pada integral, akan didapat : ๐ ๐ฅ ๐โฒ (๐ฅ)๐๐ฅ +
๐ ๐ฅ ๐ โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ = ๐ ๐ฅ ๐(๐ฅ)
Persamaan di atas dapat dituliskan menjadi ๐ ๐ฅ ๐ โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ = ๐ ๐ฅ ๐ ๐ฅ โ
๐ ๐ฅ ๐โฒ (๐ฅ)๐๐ฅ
Persamaan di atas disebut rumus pengintegralan parsial. Jika ๐ข = ๐(๐ฅ) dan ๐ฃ = ๐(๐ฅ) maka ๐๐ข = ๐ โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ dan ๐๐ฃ = ๐โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ, rumus pengintegralan parsial dapat ditulis menjadi ๐ข ๐๐ฃ = ๐ข๐ฃ โ
๐ฃ ๐๐ข
Setelah dibahas mengenai integral; yakni integral tentu dan tak tentu, kali ini akan dijelaskan mengenai salah satu penggunaan integral lebih lanjut yaitu tentang rumus panjang kurva. Jika ๐ kontinu pada [๐, ๐], maka panjang kurva ๐ฆ = ๐(๐ฅ), ๐ โค ๐ฅ โค ๐ adalah ๐ฟ =
๐ ๐
1 + [๐ โฒ ๐ฅ ]2 ๐๐ฅ.
G. Kalkulus Multivariabel Di bagian ini, akan dibahas pengertian fungsi beberapa variabel, limit, dan kontinuitasnya, derivatif parsial, dan nilai ekstrim untuk fungsi beberapa variabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Pertama-tama akan dibahas tentang fungsi 2 variabel bebas dan 3 variabel bebas.
Definisi 2.7.1 Suatu fungsi ๐ dari dua variabel adalah suatu aturan yang memberikan kepada masing-masing pasangan terurut bilangan real (๐ฅ, ๐ฆ) di dalam sebuah himpunan ๐ท sebuah bilangan real unik yang dinyatakan oleh ๐(๐ฅ, ๐ฆ). Himpunan ๐ท adalah daerah asal dari ๐ dan daerah nilainya adalah himpunan nilai yang digunakan ๐, atau dengan kata lain , {๐ ๐ฅ, ๐ฆ |(๐ฅ, ๐ฆ) โ ๐ท}.
Definisi 2.7.2 Jika ๐ adalah fungsi dua variabel dengan daerah asal ๐ท, maka grafik ๐ adalah himpunan semua titik (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง) di ๐
3 sedemikian sehingga ๐ง = ๐(๐ฅ, ๐ฆ) dan (๐ฅ, ๐ฆ) berada di ๐ท.
Sekarang akan dibahas tentang pengertian limit dan kontinuitas fungsi 2 variabel.
Definisi 2.7.3 Misalkan ๐ adalah fungsi dua variabel yang daerah asalnya ๐ท mencakup titiktitik yang sengaja dipilih dekat dengan (๐, ๐). Maka dikatakan bahwa limit dari ๐(๐ฅ, ๐ฆ) seraya (๐ฅ, ๐ฆ) mendekati (๐, ๐) adalah ๐ฟ, dan ditulis lim
( x , y ) ๏ฎ( a ,b )
f ( x, y) ๏ฝ L
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
jika untuk setiap bilangan ๐ > 0 terdapat bilangan yang berpadanan ๐ฟ > 0 sedemikian sehingga
๐ ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐ฟ < ๐ bilamana (๐ฅ, ๐ฆ) โ ๐ท dan 0 โค
(๐ฅ โ ๐)2 + (๐ฆ โ ๐)2 < ๐ฟ.
Definisi 2.7.4 Fungsi dua variabel ๐ disebut kontinu di (๐, ๐) jika lim
( x , y ) ๏ฎ( a ,b )
f ( x, y) ๏ฝ f (a, b)
Dikatakan ๐ kontinu pada ๐ท jika ๐ kontinu di setiap titik (๐, ๐) dalam ๐ท.
Sekarang akan dibahas untuk fungsi tiga variabel atau lebih.
Definisi 2.7.5 Fungsi tiga variabel, ๐, adalah aturan yang memberikan kepada masingmasing rangkap tiga terurut (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง) di dalam daerah asal ๐ท โ ๐
3 sebuah bilangan real unik yang dinyatakan oleh ๐(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง).
Definisi 2.7.6 Fungsi ๐ variabel adalah aturan yang memberikan sebuah bilangan ๐ง = ๐(๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ ) kepada rangkap ๐ bilangan real (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ ). Himpunan rangkap ๐ yang demikian dinyatakan dengan ๐
๐ .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Definisi 2.7.7 Andaikan ๐ adalah sembarang titik pada ๐
๐ , dan ๐ฑ adalah variabel-variabel dari fungsi ๐ variabel. Jika ๐ didefinisikan pada himpunan bagian ๐ท dari ๐
๐ , maka lim๐ฑโ๐ ๐(๐ฑ) = ๐ฟ bermakna bahwa untuk setiap bilangan ๐ > 0 terdapat sebuah bilangan terkait ๐ฟ > 0 sedemikian sehingga ๐ ๐ฑ โ ๐ฟ < ๐ bilamana ๐ฑ โ ๐ท dan 0 < ๐ฑ โ ๐ < ๐ฟ.
Untuk ๐ = 3, maka ๐ฑ = ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง dan a= ๐, ๐, ๐ , sehingga definisi di atas menjadi definisi limit untuk fungsi 3 variabel ; yakni : lim
( x , y , z ) ๏ฎ( a ,b , c )
f ( x, y, z ) ๏ฝ f (a, b, c)
Yang berarti bahwa nilai ๐(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง) mendekati bilangan ๐ฟ seraya titik (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง) mendekati titik (๐, ๐, ๐) di sepanjang daerah lintasan dalam daerah asal ๐. Definisi persisnya yaitu : Untuk setiap bilangan ๐ > 0 terdapat sebuah bilangan terkait ๐ฟ > 0 sedemikian 0โค
sehingga
๐ ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง โ ๐ฟ < ๐
bilamana
(๐ฅ โ ๐)2 + (๐ฆ โ ๐)2 + (๐ง โ ๐)2 < ๐ฟ dan (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง) berada dalam daerah
asal ๐.
Definisi 2.7.8 Fungsi ๐ variabel ๐ disebut kontinu di ๐ jika lim๐ฑโ๐ ๐(๐ฑ) = ๐ฟ.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Teorema 2.7.1 Jika ๐ adalah fungsi 3 variabel yang kontinu pada (๐, ๐, ๐) dan ๐ ๐ฅ , ๐ ๐ฆ , ๐(๐ง) adalah fungsi-fungsi dengan satu variabel. lim g ( x) ๏ฝ k , x ๏ฎa
lim h( y) ๏ฝ l , lim i( z ) ๏ฝ m , maka y ๏ฎb
z ๏ฎc
lim
( x , y , z ) ๏ฎ( a ,b , c )
f ( g ( x), y( x), z ( x)) ๏ฝ f (k , l , m) .
Dengan kata lain lim
( x , y , z )๏ฎ( a ,b ,c )
f ( g ( x), y( x), z ( x)) ๏ฝ f ๏ฆ๏ง lim g ( x), lim h( y), lim i( z ) ๏ถ๏ท. y ๏ฎb z ๏ฎc ๏จ x ๏ฎa ๏ธ
Bukti : Fungsi ๐ kontinu pada (๐, ๐, ๐), sehingga didapat lim
( u ,v , w) ๏ฎ( k ,l , m )
f (u, v, w) ๏ฝ f (k , l , m)
Ini berarti untuk setiap ๐ > 0, terdapat ๐ฟ1 > 0 sedemikian sehingga jika 0 ๏ผ (u ๏ญ k ) 2 ๏ซ (v ๏ญ l ) 2 ๏ซ (w ๏ญ m) 2 ๏ผ ๏ค 1 maka f (u, v, w) ๏ญ f (k , l , m) ๏ผ ๏ฅ .
lim g ( x) ๏ฝ k x ๏ฎa
Ini berarti untuk setiap ๐ > 0, terdapat ๐ฟ2 > 0 sedemikian sehingga jika 0 ๏ผ x ๏ญ a ๏ผ ๏ค 2 maka g ( x) ๏ญ k ๏ผ ๏ฅ . lim h( y) ๏ฝ l y ๏ฎb
Ini berarti untuk setiap ๐ > 0, terdapat ๐ฟ3 > 0 sedemikian sehingga jika 0 ๏ผ y ๏ญ b ๏ผ ๏ค 3 maka h( y) ๏ญ l ๏ผ ๏ฅ . lim i( z ) ๏ฝ m z ๏ฎc
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Ini berarti untuk setiap ๐ > 0, terdapat ๐ฟ4 > 0 sedemikian sehingga jika 0 ๏ผ z ๏ญ c ๏ผ ๏ค 4 maka i( z ) ๏ญ m ๏ผ ๏ฅ .
0 < ๐ฅ โ ๐ + ๐ฆ โ ๐ + ๐ง โ ๐ < ๐ฟ1 + ๐ฟ2 + ๐ฟ3 Karena ๐ฟ1 , ๐ฟ2 , ๐ฟ3 adalah bilangan positif yang sangat kecil, maka ๐ฟ1 + ๐ฟ2 + ๐ฟ3 juga masih merupakan bilangan positif yang sangat kecil, sehingga dapat dituliskan ๐ฟ1 + ๐ฟ2 + ๐ฟ3 = ๐ฟ. Jadi dapat dituliskan 0 < ๐ฅ โ ๐ + ๐ฆ โ ๐ + ๐ง โ ๐ < ๐ฟ.
๏ g ( x) ๏ญ k ๏ซ h( y) ๏ญ l ๏ซ i( z) ๏ญ m ๏ ๏ผ 3๏ฅ ( g ( x) ๏ญ k ) 2 ๏ซ (h( x) ๏ญ l ) 2 ๏ซ (i( z ) ๏ญ m) 2 ๏ผ 3๏ฅ 2
Karena ๐ adalah bilangan positif yang sangat kecil, maka
3๏ฅ 2 juga masih
merupakan bilangan positif yang sangat kecil.
Karena
๐ข = ๐ ๐ฅ , ๐ฃ = ๐ ๐ฆ , ๐ค = ๐(๐ง)
( g ( x) ๏ญ k ) 2 ๏ซ (h( x) ๏ญ l ) 2 ๏ซ (i( z ) ๏ญ m) 2 ๏ผ ๏ค1 ,
maka sehingga
didapat mengakibatkan
f ( g ( x), h( x), i( x)) ๏ญ f (k , l , m) ๏ผ ๏ฅ
Oleh karena itu, untuk setiap ๐ > 0, terdapat ๐ฟ > 0 sedemikian sehingga Jika
0< ๐ฅโ๐ + ๐ฆโ๐ + ๐งโ๐ <๐ฟ
f ( g ( x), h( x), i( x)) ๏ญ f (k , l , m) ๏ผ ๏ฅ .
maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ini berarti
lim
( x , y , z )๏ฎ( a ,b ,c )
41
f ( g ( x), y( x), z ( x)) ๏ฝ f (k , l , m).
Teorema 2.7.2 Jika ๐, ๐, ๐ masing โmasing adalah fungsi satu variabel sedemikian sehingga ๐ kontinu pada ๐, ๐ kontinu pada ๐, ๐ kontinu pada ๐, dan ๐ kontinu pada (๐ ๐ , ๐ ๐ , ๐ ๐ ), maka fungsi ๐(๐ ๐ฅ , ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ)) kontinu pada (๐, ๐, ๐).
Bukti : Mengingat fungsi ๐ kontinu pada ๐, maka didapat : lim g ( x) ๏ฝ g (a) x ๏ฎa
Fungsi ๐ kontinu pada ๐, maka didapat : lim h( y) ๏ฝ h(b) y ๏ฎb
Fungsi ๐ kontinu pada ๐, maka didapat : lim i( z ) ๏ฝ i(c) z ๏ฎc
Fungsi ๐ kontinu pada (๐ ๐ , ๐ ๐ , ๐ ๐ ), maka dengan menerapkan teorema 2.7.1, akan diperoleh
lim
( x , y , z ) ๏ฎ( a ,b , c )
f ( g ( x), y( x), z ( x)) ๏ฝ f ( g (a), h(b), i(c))
Ini berarti fungsi ๐(๐ ๐ฅ , ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ)) kontinu pada (๐, ๐, ๐).
Setelah membahas limit dan kontinuitas, kali ini akan dibahas tentang pengertian turunan parsial.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Definisi 2.7.9 Jika ๐ adalah fungsi dua variabel, turunan parsialnya adalah fungsi ๐๐ฅ dan ๐๐ฆ yang didefinisikan oleh ๐ ๐ฅ + ๐, ๐ฆ โ ๐(๐ฅ, ๐ฆ) ๐โ0 ๐
๐๐ฅ ๐ฅ, ๐ฆ = lim
๐ ๐ฅ, ๐ฆ + ๐ โ ๐ ๐ฅ, ๐ฆ ๐โ0 ๐
๐๐ฆ ๐ฅ, ๐ฆ = lim
Berikut ini adalah notasi-notasi untuk turunan parsial. Jika ๐ง = ๐(๐ฅ, ๐ฆ), maka dituliskan ๐๐ฅ ๐ฅ, ๐ฆ = ๐๐ฅ =
๐๐ ๐ ๐๐ง = ๐ ๐ฅ, ๐ฆ = = ๐1 = ๐ท1 ๐ = ๐ท๐ฅ ๐ ๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐๐ฅ
๐๐ฆ ๐ฅ, ๐ฆ = ๐๐ฆ =
๐๐ ๐ ๐๐ง = ๐ ๐ฅ, ๐ฆ = = ๐2 = ๐ท2 ๐ = ๐ท๐ฆ ๐ ๐๐ฆ ๐๐ฆ ๐๐ฆ
Kemudian, akan dibahas mengenai aturan untuk pencarian turunan parsial dari ๐ง = ๐(๐ฅ, ๐ฆ). 1. Untuk mencari ๐๐ฅ , pandang ๐ฆ sebagai konstanta dan diferensialkan ๐(๐ฅ, ๐ฆ) terhadap ๐ฅ. 2. Untuk mencari ๐๐ฆ , pandang ๐ฅ sebagai konstanta dan diferensialkan ๐(๐ฅ, ๐ฆ) terhadap ๐ฆ.
Turunan parsial juga dapat didefinisikan untuk fungsi tiga variabel atau lebih. Jika ๐ adalah fungsi dua variabel ๐ฅ, ๐ฆ, dan ๐ง, turunan parsialnya terhadap ๐ฅ didefinisikan sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
๐ ๐ฅ + ๐, ๐ฆ, ๐ง โ ๐(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง) ๐โ0 ๐
๐๐ฅ ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง = lim
dan ditemukan dengan cara memandang ๐ฆ dan ๐ง sebagai konstanta serta mendiferensialkan ๐(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง) terhadap ๐ฅ.
Umumnya, jika ๐ข adalah fungsi ๐-variabel, ๐ข = ๐(๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ ), turunan parsialnya terhadap variabel ๐ฅ๐ ke-๐ adalah ๐๐ข ๐ ๐ฅ1 , โฆ , ๐ฅ๐โ1 , ๐ฅ๐+๐ , ๐ฅ๐+1 , โฆ , ๐ฅ๐ โ ๐(๐ฅ1 , ๐ฅ๐ , โฆ , ๐ฅ๐ ) = lim ๐โ0 ๐ฅ๐ ๐ dan dituliskan ๐๐ข ๐๐ฅ ๐
๐๐
= ๐๐ฅ = ๐๐ฅ ๐ = ๐๐ = ๐ท๐ ๐. ๐
Setelah dibahas mengenai turunan parsial pertama, kali ini akan kita bahas pengertian mengenai turunan parsial ke dua dan ke tiga. Jika ๐ adalah fungsi dua variabel, maka turunan parsialnya ๐๐ฅ dan ๐๐ฆ juga fungsi dua variabel. Sehingga dapat ditiinjau turunan parsial dari ๐๐ฅ dan ๐๐ฆ . Jika ๐ง = ๐(๐ฅ, ๐ฆ), digunakan notasi berikut : ๐ฅ
= ๐๐ฅ๐ฅ = ๐11 =
๐ ๐๐ ๐2๐ ๐2๐ง = 2= 2 ๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐๐ฅ
๐ฆ
= ๐๐ฅ๐ฆ = ๐12 =
๐ ๐๐ ๐2๐ ๐2๐ง = = ๐๐ฆ ๐๐ฅ ๐๐ฆ ๐๐ฅ ๐๐ฆ ๐๐ฅ
(๐๐ฆ )๐ฅ = ๐๐ฆ๐ฅ = ๐21 =
๐ ๐๐ ๐2๐ ๐2๐ง = = ๐๐ฅ ๐๐ฆ ๐๐ฅ ๐๐ฆ ๐๐ฅ ๐๐ฆ
๐๐ฅ ๐๐ฅ
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(๐๐ฆ )๐ฆ = ๐๐ฆ๐ฆ = ๐22 =
44
๐ ๐๐ ๐2๐ ๐2๐ง = 2= 2 ๐๐ฆ ๐๐ฆ ๐๐ฆ ๐๐ฆ
Jadi, notasi ๐๐ฅ๐ฆ atau
๐2๐ ๐๐ฆ ๐๐ฅ
bermakna bahwa pertama, diferensialkan
terhadap ๐ฅ kemudian terhadap ๐ฆ sedangkan dalam menghitung ๐๐ฆ๐ฅ urutannya dibalik.
Turunan parsial orde 3 atau lebih tinggi dapat juga didiferensialkan. Misalnya, ๐๐ฅ๐ฆ๐ฆ
๐ ๐2๐ ๐3๐ = = 2 ๐๐ฆ ๐๐ฆ ๐๐ฅ ๐๐ฆ ๐๐ฅ
dan seterusnya.
Untuk selanjutnya, akan dibahas tentang pengertian nilai maksimum dan nilai minimum lokal untuk fungsi beberapa variabel.
Definisi 2.7.9 Fungsi dua variabel mempunyai maksimum lokal di (๐, ๐) jika ๐(๐ฅ, ๐ฆ) โค ๐(๐, ๐) ketika (๐ฅ, ๐ฆ) dekat (๐, ๐). [Ini berarti bahwa ๐(๐ฅ, ๐ฆ) โค ๐(๐, ๐) untuk semua titik (๐ฅ, ๐ฆ) dalam suatu cakram dengan pusat ๐, ๐ .] Bilangan ๐(๐, ๐) disebut nilai maksimum lokal. Jika ๐(๐ฅ, ๐ฆ) โฅ ๐(๐, ๐) ketika (๐ฅ, ๐ฆ) dekat (๐, ๐), maka ๐(๐, ๐) disebut nilai minimum lokal.
Fungsi ๐-variabel mempunyai maksimum lokal di (๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ) jika ๐(๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ ) โค ๐(๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ )
ketika
(๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ )
dekat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
(๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ). Bilangan ๐(๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ) disebut nilai maksimum lokal. Jika ๐(๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ ) โฅ ๐(๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ )
ketika
(๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ , ๐ฅ๐ )
dekat
(๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ), maka ๐(๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ) disebut nilai minimum lokal.
H. Deret Tak Hingga Pembahasan kali ini dimulai dengan pembahasan tentang pengertian suatu barisan. Sebuah barisan adalah suatu daftar bilangan yang dituliskan dalam suatu urutan tertentu : ๐1 , ๐2 , ๐3 , ๐4 , โฆ , ๐๐ , โฆ Barisan di atas adalah barisan tak hingga, yaitu barisan dengan suku tak hingga banyak. Bila diperhatikan, untuk setiap bilangan bulat positif ๐ terdapat suatu bilangan ๐๐ yang terkait. Oleh karena itu, sebuah barisan dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi yang daerah asalnya adalah himpunan bilangan bulat positif. Barisan ๐1 , ๐2 , ๐3 , ๐4 , โฆ , ๐๐ , โฆ dinotasikan sebagai ๐๐ atau ๐๐
โ ๐=1
Definisi 2.8.1 Barisan ๐๐
mempunyai limit ๐ฟ dan dituliskan lim a n ๏ฝ L atau ๐๐ โ ๐ฟ n ๏ฎ๏ฅ
seraya ๐ โ โ apabila untuk setiap ๐ > 0 terdapat sebuah bilangan bulat ๐ sedemikian sehingga ๐๐ โ ๐ฟ < ๐ apabila ๐ > ๐. Jika lim a n ada, dikatakan n ๏ฎ๏ฅ
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
bahwa barisan tersebut konvergen. Jika tidak, dikatakan bahwa barisan tersebut divergen.
Sekarang, akan mulai dibahas tentang deret. Jika suku-suku dari suatu barisan tak hingga ๐๐
โ ๐=1
dijumlahkan, maka akan didapatkan suatu ekspresi
yang berbentuk ๐1 + ๐2 + ๐3 + โฏ + ๐๐ + โฏ Ekspresi di atas disebut deret tak hingga, dan dinyatakan dengan lambang โ ๐=1 ๐๐
atau
๐๐
Tinjau jumlah parsial pada deret di atas yaitu : ๐ 1 = ๐1 ๐ 2 = ๐1 + ๐2 ๐ 3 = ๐1 + ๐2 + ๐3 dan, secara umum, ๐
๐ ๐ = ๐1 + ๐2 + ๐3 + โฏ + ๐๐ =
๐๐ ๐=1
Jumlah-jumlah parsial ini membentuk barisan baru ๐ ๐ .
Definisi 2.8.1 Diberikan sebuah deret
โ ๐=1 ๐๐
= ๐1 + ๐2 + ๐3 + โฏ, misalkan ๐ ๐ adalah
jumlah parsial ke-๐ dari deret tersebut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
๐ ๐ =
โ ๐=1 ๐๐
= ๐1 + ๐2 + โฏ + ๐๐ .
Jika
barisan
๐ ๐
lim s n ๏ฝ s hadir sebagai suatu bilangan real, maka deret
n ๏ฎ๏ฅ
konvergen dan kita tuliskan ๐1 + ๐2 + โฏ + ๐๐ + โฏ = ๐ atau
konvergen
47
dan
๐๐ dikatakan ๐๐ = ๐
Bilangan ๐ disebut sebagai jumlah dari deret tersebut. Jika tidak, deret tersebut dikatakan divergen.
Definisi 2.8.2 Barisan ๐๐ adalah terbatas di atas apabila terdapat suatu bilangan ๐ sedemikian sehingga ๐๐ โค ๐ untuk semua ๐ โฅ 1. Barisan ๐๐ adalah terbatas di bawah apabila terdapat suatu bilangan ๐ sedemikian sehingga ๐ โค ๐๐ untuk semua ๐ โฅ 1. Jika ๐๐ adalah terbatas di atas dan di bawah, maka ๐๐ merupakan barisan terbatas.
Telah dibahas mengenai pengertian barisan dan deret tak hingga. Untuk selanjutnya, akan dibahas tentang deret pangkat.
Definisi 2.8.3 Deret pangkat adalah deret yang berbentuk โ
๐๐ ๐ฅ ๐ = ๐0 + ๐1 ๐ฅ + ๐2 ๐ฅ 2 + ๐3 ๐ฅ 3 + โฏ ๐=0
dengan ๐ฅ adalah suatu variabel dan ๐๐ adalah konstanta-konstanta yang disebut koefisien dari deret tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Jumlah deret tersebut merupakan suatu fungsi ๐(๐ฅ) = ๐0 + ๐1 ๐ฅ + ๐2 ๐ฅ 2 + โฆ + ๐๐ ๐ฅ ๐ + โฏ yang daerah asalnya adalah himpunan semua ๐ฅ sedemikian sehingga deret konvergen. Secara lebih umum, deret yang berbentuk
โ
๐๐ (๐ฅ โ ๐)๐ = ๐0 + ๐1 (๐ฅ โ ๐) + ๐2 (๐ฅ โ ๐)2 + โฏ ๐=0
disebut deret pangkat dalam (๐ฅ โ ๐) atau deret pangkat yang berpusat di ๐ atau deret pangkat di sekitar ๐.
Jari-jari konvergensi deret pangkat adalah suatu bilangan positif ๐
sedemikian sehingga deret tersebut konvergen bila ๐ฅ โ ๐ < ๐
dan divergen bila ๐ฅ โ ๐ > ๐
. Jumlah suatu deret pangkat merupakan suatu fungsi โ
๐๐ (๐ฅ โ ๐)๐
๐ ๐ฅ = ๐=0
yang daerah asalnya adalah selang konvergensi deret tersebut. Sekarang fungsi tersebut akan diturunkan. Bagaimana cara menurunkan fungsi tersebut dapat dilihat dari teorema berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Teorema 2.8.1 ๐๐ (๐ฅ โ ๐)๐ mempunyai jari-jari konvergensi ๐
> 0,
Jika deret pangkat
maka fungsi ๐ yang didefinisikan oleh โ
๐ ๐ฅ = ๐0 + ๐1 ๐ฅ โ ๐ + ๐2 ๐ฅ โ ๐
2
๐๐ (๐ฅ โ ๐)๐
+โฏ= ๐=0
dapat diturunkan (dan karenanya kontinu) pada selang (๐ โ ๐
, ๐ + ๐
) ๐ โฒ ๐ฅ = ๐1 + 2๐2 ๐ฅ โ ๐ + 3๐3 ๐ฅ โ ๐
2
+โฏ=
โ ๐=1 ๐๐๐ (๐ฅ
โ ๐)๐โ1
Jari-jari konvergensi deret pangkat pada persamaan di atas adalah ๐
.
Bukti : ๐(๐ฅ) kontinu pada setiap ๐ฅ anggota himpunan bilangan real, karena ๐(๐ฅ) berupa polinom. Sehingga ๐(๐ฅ) juga kontinnu pada selang (๐ โ ๐
, ๐ + ๐
). Setiap suku dari ๐(๐ฅ) juga kontinu pada setiap ๐ฅ anggota himpunan bilangan real, karena dia berupa polinom. Sehingga mereka juga kontinnu pada selang (๐ โ ๐
, ๐ + ๐
). Karena itu, menurut aturan penjumlahan dan aturan perkalian konstanta pada turunan akan didapat : ๐โฒ ๐ฅ =
๐ ๐ ๐ (๐0 ) + ๐1 ๐ฅ โ ๐ + ๐2 ๐ฅโ๐ ๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐๐ฅ
๐ ๐ ๐ฅ = 0 + ๐1 + 2๐2 ๐ฅโ๐ +โฏ= ๐๐ฅ
2
+โฏ
โ
โฒ
๐๐๐ (๐ฅ โ ๐)๐โ1 ๐=1
Teorema 2.8.2 Jika fungsi ๐ mempunyai uraian deret pangkat di ๐, yakni jika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
๐ ๐ฅ =
โ ๐=0 ๐๐ (๐ฅ
โ ๐)๐
50
๐ฅโ๐ <๐
maka koefisiennya diberikan oleh rumus ๐๐ =
๐ ๐ ๐!
(๐ฅ โ ๐)๐ .
Bukti : ๐(๐ฅ) dapat diuraikan dalam bentuk deret pangkat sehingga ๐ ๐ฅ = ๐0 + ๐1 ๐ฅ โ ๐ + ๐2 ๐ฅ โ ๐
2
+ ๐3 ๐ฅ โ ๐
3
+ ๐4 ๐ฅ โ ๐
4
+โฏ
(1) ๐ฅโ๐ <๐
Perhatikan bahwa jika ๐ฅ = ๐ dimasukkan ke dalam persamaan (1) , maka akan didapat ๐ ๐ = ๐0
Menurut teorema 2.8.2 deret pada persamaan (1) dapat diturunkan suku demi suku, sehingga ๐ โฒ ๐ฅ = ๐1 + 2๐2 ๐ฅ โ ๐ + 3๐3 ๐ฅ โ ๐
2
+ 4๐4 ๐ฅ โ ๐
3
+โฏ
(2)
๐ฅ โ ๐ < ๐
. Substitusi ๐ฅ = ๐ ke persamaaan (2), sehingga didapat ๐ ๐ = ๐1 .
Turunkan kedua ruas persamaan (2) dan didapat ๐ โฒ โฒ ๐ฅ = 2๐2 + 2 โ 3๐3 ๐ฅ โ ๐ + 3 โ 4๐3 ๐ฅ โ ๐
2
+โฏ
(3)
๐ฅ โ ๐ < ๐
. Substitusi ๐ฅ = ๐ ke persamaaan (3) sehingga didapat ๐ ๐ = 2๐2 .
Sekali lagi, sehingga penurunan deret pada persamaan (3) memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
๐ โฒ โฒโฒ ๐ฅ = 2 โ 3๐3 + 2 โ 3 โ 4๐4 ๐ฅ โ ๐ + 3 โ 4 โ 5๐5 ๐ฅ โ ๐
2
โฆ
51
(4)
๐ฅโ๐ <๐
Substitusi ๐ฅ = ๐ ke persamaaan (4) sehingga didapat ๐ ๐ = 2 โ 3๐3 = 3! ๐3 .
Sekarang dapat dilihat polanya. Jika dilanjutkan penurunannya dan juga substitusi ๐ฅ โ ๐, maka dapat diperoleh ๐ (๐ ) ๐ = 2 โ 3 โ 4 โโโโ ๐๐๐ = ๐! ๐๐ ๐ (๐ ) ๐ = ๐! ๐๐ Oleh karena itu didapat ๐๐ =
๐ (๐ ) ๐ ๐!
Sekarang substitusikan rumus ๐๐ kembali ke dalam deret didapat โ
๐ ๐ฅ = ๐ =0
๐๐ (๐ฅ โ ๐)๐ (๐ฅ โ ๐)๐ ๐!
=๐ ๐ +
๐โฒ ๐ 1!
๐ฅโ๐ +
๐โฒ โฒ ๐ 2!
๐ฅโ๐
2
+
๐โฒ โฒโฒ ๐ 3!
๐ฅโ๐
3
+โฏ
Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa jika ๐ dapat diturunkan sampai tak hingga kali pada ๐ฅ = ๐, maka didapat polinomial Taylor sebagai berikut : ๐โฒ ๐ ๐(๐ฅ) = ๐ ๐ + 1!
๐โฒโฒ ๐ ๐ฅโ๐ + 2!
๐ฅโ๐
2
๐โฒโฒโฒ ๐ + 3!
๐ฅโ๐
3
+โฏ
Deret di atas disebut deret Taylor dari fungsi ๐ di ๐ (atau di sekitar ๐ atau yang berpusat di ๐).
Dalam kasus deret Taylor, jumlah parsialnya adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
โ
๐
๐๐ ๐ฅ =
๐
๐!
๐=0
=๐ ๐ +
๐
๐โฒ ๐ 1!
52
(๐ฅ โ ๐)๐
๐ฅโ๐ +
๐โฒ ๐ 2!
๐ฅโ๐
2
+ โฏ+
๐ (๐ ) ๐ ๐!
๐ฅโ๐
๐
๐๐ adalah polinom berderajat ๐ untuk ๐ di ๐.
Jika dimisalkan ๐
๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ โ ๐๐ ๐ฅ
sehingga ๐(๐ฅ) = ๐๐ ๐ฅ + ๐
๐ ๐ฅ ,
maka ๐
๐ ๐ฅ disebut suku sisa dari deret Taylor.
Teorema 2.8.3 Jika ๐(๐ฅ) = ๐๐ ๐ฅ + ๐
๐ ๐ฅ , di mana ๐๐ adalah polinom berderajat ๐ untuk ๐ di ๐ dan lim Rn ( x) ๏ฝ 0 untuk ๐ฅ โ ๐ < ๐
, maka ๐ sama dengan jumlah deret n ๏ฎ๏ฅ
Talor-nya pada selang ๐ฅ โ ๐ < ๐
.
Bukti : lim Rn ( x) ๏ฝ 0
n ๏ฎ๏ฅ
๐(๐ฅ) = ๐๐ ๐ฅ + ๐
๐ ๐ฅ , maka lim Tn ( x) ๏ฝ lim[ f ( x) ๏ญ Rn ( x)]
n ๏ฎ๏ฅ
n ๏ฎ๏ฅ
๏ฝ lim f ( x) ๏ญ lim Rn ( x) (menurut hukum pengurangan limit) n ๏ฎ๏ฅ
n ๏ฎ๏ฅ
๏ฝ f ( x) ๏ญ 0 ๏ฝ f (x)
Oleh karena itu, f ( x) ๏ฝ Tn ( x).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Dalam mencoba menunjukkan lim Rn ( x) ๏ฝ 0 untuk fungsi ๐ tertentu, biasanya n ๏ฎ๏ฅ
digunakan fakta berikut : Jika ๐
๐+1
Taylor-nya
(๐ฅ) โค ๐ untuk ๐ฅ โ ๐ โค ๐, maka suku sisa ๐
๐ ๐ฅ dari deret memenuhi
ketaksamaan
๐
๐ ๐ฅ
โค
๐ ๐ +1 !
๐ฅโ๐
๐+1
untuk
๐ฅ โ ๐ โค ๐, dengan ๐ suatu konstanta dan ๐ adalah sembarang bilangan positif. Ketaksamaan di atas disebut ketaksamaan Taylor.
Sekarang untuk fungsi dengan 3 variabel bebas, Deret Taylor dari fungsi ๐น(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง) yang memiliki turunan parsial sampai tingkat berapapun di sekitar (๐, ๐, ๐), yaitu ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง = ๐น ๐, ๐, ๐ +
๐ฅโ๐
+ ๐งโ๐
+
1 2!
๐ ๐ ๐น ๐, ๐, ๐ + ๐ฅ โ ๐ ๐น ๐, ๐, ๐ ๐๐ฅ ๐๐ฆ
๐ ๐น(๐, ๐, ๐) ๐๐ง
๐ฅโ๐
๐ ๐ ๐น ๐, ๐, ๐ + ๐ฆ โ ๐ ๐น ๐, ๐, ๐ ๐๐ฅ ๐๐ฆ
๐ + ๐งโ๐ ๐น(๐, ๐, ๐) ๐๐ง
2
+โฏ
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
(Untuk bagian turunan parsial, pangkat dua di sini berarti turunan parsial kedua dan seterusnya)
Andaikan ๐ฑ = ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง dan ๐ = ๐, ๐, ๐ ๐ก=๐ฑโ๐ ๐ก = ๐1 + ๐2 + ๐3 Jika ๐(๐ฑ) adalah fungsi dengan 3 variabel yang memiliki turunan-turunan parsial hingga pangkat ๐ + 1, dan turunan-turunan parsial hingga pangkat ๐ + 1 โnya kurang dari atau sama dengan ๐ untuk ๐ฑ di suatu persekitaran dari ๐ maka suku sisa ๐
๐ ๐ฅ dari deret Taylor-nya memenuhi ketaksamaan ๐
๐ ๐ฑ
โค
๐ ๐+1 !
๐ก
๐+1
.
Ketaksamaan di atas disebut ketaksamaan Taylor untuk fungsi 3 variabel.
I. Persamaan Diferensial Biasa Di sini hanya akan dibahas tentang pengertian persamaan diferensial biasa, dan apa yang dimaksud solusi dari persamaan diferensial biasa. Persamaan diferensial adalah persamaan yang melibatkan variabelvariabel tak bebas dan derivatif-derivatifnya (turunan-turunannya) terhadap variabel bebas. Persamaan diferensial biasa adalah suatu persamaan diferensial yang melibatkan hanya satu variabel bebas. Beberapa contohnya sebagai berikut ini :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Contoh 2.9.1 1. ๐ฆ โฒ + 2๐ฆ = 0 2. ๐ฆ โฒโฒ = ๐ฆ ๐๐ฆ
3. ๐๐ฅ = ๐ ๐ฅ + sinโก (๐ฅ)
Persamaan diferensial parsial adalah suatu persamaan diferensial yang melibatkan dua atau lebih variabel bebas. Beberapa contohnya sebagai berikut ini :
Contoh 2.9.2 ๐2๐ข
๐2๐ข
1. ๐๐ฅ 2 + ๐๐ฆ 2 = 0 2.
๐2๐ฅ ๐๐ก 2
๐๐ฆ
+ ๐๐ก + ๐ฅ๐ฆ = sinโก (๐ก)
Sedangkan orde dari persamaan diferensial adalah tingkat tertinggi dari turunan yang muncul dalam persamaan. Pada contoh 2.9.1, contoh nomor 1 berorde 1, contoh nomor 2 berorde 2, dan contoh nomor 3 berorde 1 Pada contoh 2.9.2, kedua contoh berorde 2
Definisi 2.9.1 Andaikan persamaan diferensial dalam bentuk ๐ฆ (๐) = ๐(๐ก, ๐ฆ โฒ , ๐ฆ โฒโฒ , โฆ , ๐ฆ
๐โ1
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Solusi dari persamaan diferensial tersebut pada interval ๐ผ < ๐ก < ๐ adalah sebuah fungsi ๐ sedemikian sehingga ๐ โฒ (๐ก), ๐ โฒโฒ (๐ก),โฆ, ๐ ๐ (๐ก) ada dan memenuhi ๐(๐ก)(๐) = ๐[๐ก, ๐ ๐ก โฒ , ๐ โฒโฒ ๐ก , โฆ , ๐
๐ โ1
๐ก ].
Untuk menyelesaikan persamaan diferensial, manipulasi seluruh persamaan tersebut sehingga seluruh turunannya hilang dan hanya menyisakan hubungan antara ๐ฅ dan ๐ฆ. Jika persamaan diferensial berbentuk ๐ฆ โฒ = ๐(๐ฅ), maka persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan integrasi sederhana.
Contoh 2.9.1 Diberikan persamaan diferensial ๐ฆ โฒ = 3๐ฅ 2 + 1. Akan dicari bahwa ๐ฆ = ๐ฅ 3 + ๐ฅ + ๐ถ, dengan ๐ถ adalah konstan adalah solusinya persamaan diferensial di atas.
Diketahui ๐ฆ โฒ = 3๐ฅ 2 + 1, sehingga dengan mengintegralkan kedua ruas akan didapat : ๐ฆ=
3 ๐ฅ 2 + 1๐๐ฅ
Oleh karena itu, didapat : ๐ฆ = ๐ฅ 3 + ๐ฅ + ๐ถ, dengan ๐ถ adalah konstan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III FUNGSIONAL FUNGSI SATU VARIABEL BEBAS
Sebelum memulai pembahasan tentang fungsional yang bergantung pada fungsi satu variabel, akan dibahas mengenai ruang fungsi terlebih dahulu.
A. Ruang Fungsi Pertama-tama akan dibahas mengenai grup, ring, dan lapangan.
Definisi 3.1.1 Jika A dan B adalah himpunan-himpunan tidak kosong, maka produk Cartesian ๐ด ร ๐ต dari A dan B adalah himpunan semua pasangan berurutan (๐, ๐) dari ๐ โ ๐ด dan ๐ โ ๐ต, yaitu : ๐ดร๐ต =
๐, ๐ |๐ โ ๐ด, ๐ โ ๐ต
Contoh 3.1.1 Jika ๐ด = 1,2,3 dan ๐ต = 2,6 , maka ๐ดร๐ต =
1,2 , 1,6 , 2,2 , 2,6 , 3,2 , 3,6
๐ตร๐ด=
2,1 , 2,2 , 2,3 , 6,1 , 6,2 , 6,3
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Definisi 3.1.2 Misalkan ๐ adalah himpunan tidak kosong, maka operasi biner โ pada ๐ adalah pemetaan โ: ๐ ร ๐ โ ๐ dimana untuk setiap (๐, ๐) โ ๐ ร ๐ terdapat tunggal ๐ โ ๐ sehingga โ ๐, ๐ = ๐ , atau dapat ditulis ๐ โ ๐ = ๐ โ ๐.
Operasi biner mempunyai dua bagian dari definisi yaitu: 1. Terdefinisikan dengan baik (well-defined) yaitu untuk setiap pasangan berurutan (๐, ๐) dalam ๐ ร ๐ dikawankan dengan tepat satu nilai ๐ โ ๐. 2. ๐ tertutup di terhadap operasi โ , yaitu untuk setiap pasangan berurutan (๐, ๐) dalam ๐ ร ๐ maka ๐ โ ๐ masih dalam ๐.
Contoh 3.1.2 Diketahui ๐ himpunan semua bilangan bulat. Didefinisikan โ dengan aturan ๐ฅโ๐ฆ =๐ฅ+๐ฆ
(operasi
penjumlahan
pada
bilangan
bulat).
Operasi
penjumlahan pada bilangan bulat bersifat tertutup, ini didapat dari sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat. Operasi โ terdefinisikan dengan baik karena rumus ๐ฅ + ๐ฆ akan memberikan hasil tunggal untuk setiap (๐ฅ, ๐ฆ) dalam ๐ ร ๐ (ini juga menurut sifat-sifat penjumlahan bilangan bulat). Oleh karena itu, operasi penjumlahan pada bilangan bulat adalah suatu operasi biner.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Definisi 3.1.3 Suatu grup (๐บ,โ) terdiri dari himpunan tidak kosong G yang dilengkapi dengan operasi biner โ yang didefinisikan pada G dan memenuhi sifat-sifat berikut : 1. Operasi biner โ bersifat tertutup, yakni ๐ฅ โ ๐ฆ โ ๐บ. 2. Operasi biner โ bersifat asosiatif, yakni ๐ฅ โ ๐ฆ โ ๐ง = ๐ฅ โ ๐ฆ โ ๐ง, untuk semua ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง โ ๐บ. 3. Terdapat ๐ โ ๐บ sedemikian sehingga ๐ฅ โ ๐ = ๐ โ ๐ฅ = ๐ฅ, untuk semua ๐ฅ โ ๐บ. ๐ disebut elemen identitas dari ๐บ. 4. Untuk setiap ๐ฅ โ ๐บ, terdapat ๐ฅ โ1 โ ๐บ sedemikian sehingga ๐ฅ โ ๐ฅ โ1 = ๐ฅ โ1 โ ๐ฅ = ๐. ๐ฅ โ1 disebut invers dari ๐ฅ.
Contoh 3.1.3 1. (๐
, +), dengan ๐
adalah himpunan semua bilangan real dan + didefinisikan sebagai operasi penjumlahan dengan rumus ๐ฅ + ๐ฆ, merupakan suatu grup.
Operasi penjumlahan pada bilangan real bersifat tertutup, ini didapat dari sifat penjumlahan bilangan real. Rumus ๐ฅ + ๐ฆ akan memberikan hasil tunggal untuk setiap (๐ฅ, ๐ฆ) dalam ๐
ร ๐
. Dari sifat-sifat penjumlahan bilangan real didapat : operasi penjumlahan pada bilangan real bersifat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
asosiatif, terdapat unsur identitas yaitu 0 sehingga ๐ฅ + 0 = 0 + ๐ฅ = ๐ฅ untuk semua ๐ฅ โ ๐
, dan untuk setiap ๐ฅ โ ๐
terdapat invers yaitu โ ๐ฅ sedemikian sehingga ๐ฅ + โ๐ฅ = โ๐ฅ + ๐ฅ = 0. Karena keempat sifat grup dipenuhi maka (๐
, +) adalah grup.
2. (๐
โ 0 ,โ) merupakan suatu grup, dengan ๐
โ {0} adalah himpunan semua bilangan real tanpa bilangan 0, dan โ didefinisikan sebagai operasi perkalian dengan rumus ๐ฅ โ ๐ฆ.
Operasi perkalian pada bilangan real bersifat tertutup, ini didapat dari sifat perkalian bilangan real. Rumus ๐ฅ โ ๐ฆ akan memberikan hasil tunggal untuk setiap (๐ฅ, ๐ฆ) dalam ๐
ร ๐
. Dari sifat-sifat perkalian bilangan real didapat : operasi perkalian pada bilangan real bersifat asosiatif, terdapat unsur identitas yaitu 1 sehingga ๐ฅ โ 1 = 1 โ ๐ฅ = ๐ฅ untuk semua ๐ฅ โ ๐
, dan 1
untuk setiap ๐ฅ โ ๐
kecuali 0 terdapat invers yaitu ๐ฅ sedemikian sehingga 1
1
๐ฅ โ ๐ฅ = ๐ฅ โ ๐ฅ = 1. Karena keempat sifat grup dipenuhi maka (๐
โ 0 ,โ) adalah grup.
Definisi 3.1.4 Diberikan suatu grup (๐บ,โ). Grup (๐บ,โ) disebut grup komutatif atau Grup Abelian jika untuk semua ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐บ berlaku ๐ฅ โ ๐ฆ = ๐ฆ โ ๐ฅ.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Contoh 3.1.4 1. (๐
, +), dengan ๐
adalah himpunan semua bilangan real dan + didefinisikan sebagai operasi penjumlahan dengan rumus ๐ฅ + ๐ฆ, merupakan suatu grup abelian.
(๐
, +) merupakan suatu grup, ini sudah dibuktikan pada contoh 3.1.3 Dari sifat-sifat penjumlahan bilangan real didapat bahwa penjumlahan pada bilangan real memenuhi sifat komutatif. Oleh karena itu, (๐
, +) merupakan grup abelian.
2. (๐
โ {0},โ), dengan ๐
โ {0} adalah himpunan semua bilangan real tanpa bilangan 0, dan โ didefinisikan sebagai operasi perkalian dengan rumus ๐ฅ โ ๐ฆ, merupakan suatu grup abelian.
(๐
โ {0},โ) merupakan suatu grup, ini sudah dibuktikan pada contoh 3.1.3 Dari sifat-sifat perkalian bilangan real didapat bahwa perkalian pada bilangan real memenuhi sifat komutatif. Oleh karena itu, (๐
โ {0},โ) merupakan grup abelian.
Definisi 3.1.5 Suatu ring (๐
, +,โ) adalah himpunan tidak kosong ๐
yang dilengkapi dengan dua operasi biner yaitu penjumlahan (+) , dan perkalian (โ) sedemikian sehingga memenuhi sifat-sifat berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
1. (๐
, +) merupakan grup abelian dengan elemen identitas 0, yang juga disebut elemen 0 dalam ๐
. 2. Terhadap operasi perkalian (โ) : a. Bersifat tertutup, yaitu untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐
maka ๐ฅ. ๐ฆ โ ๐
b. Bersifat asosiatif, yaitu ๐ฅ โ ๐ฆ โ ๐ง = ๐ฅ โ ๐ฆ โ ๐ง, untuk semua ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง โ ๐
c. Bersifat distributif kanan (operasi (โ) bersifat distributif kanan terhadap operasi (+)), yaitu ๐ฅ โ ๐ฆ + ๐ง = ๐ฅ โ ๐ฆ + ๐ฅ โ ๐ง, untuk semua ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง โ ๐
d. Bersifat distributif kiri (operasi (. ) bersifat distributif kiri terhadap operasi (+)), yaitu
๐ฅ + ๐ฆ โ ๐ง = ๐ฅ โ ๐ง + ๐ฆ โ ๐ง, untuk semua
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง โ ๐
Untuk selanjutnya ๐ฅ โ ๐ฆ akan ditulis sebagai ๐ฅ๐ฆ.
Contoh 3.1.5 (๐
, +,โ), dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan (+) didefinisikan sebagai operasi penjumlahan, dan (โ) didefinisikan sebagai operasi perkalian, adalah suatu ring.
(๐
, +) merupakan grup abelian dengan elemen identitas 0, ini sudah dibuktikan pada contoh 3.1.4. Dari sifat-sifat perkalian bilangan real didapat bahwa operasi perkalian pada bilangan real bersifat tertutup, bersifat asosiatif,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
dan bersifat distributif kiri maupun kanan. Oleh karena itu, (๐
, +,โ) adalah suatu ring.
Definisi 3.1.6 Ring (๐
, +,โ) disebut ring komutatif jika dan hanya jika ๐ฅ๐ฆ = ๐ฆ๐ฅ untuk semua ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐
.
Contoh 3.1.6 (๐
, +,โ), dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan (+) didefinisikan sebagai operasi penjumlahan, dan (โ) didefinisikan sebagai operasi perkalian, adalah suatu ring komutatif.
(R, +,โ) adalah suatu ring, ini sudah dibuktikan pada contoh 3..1.6. Dari sifat-sifat perkalian bilangan real didapat bahwa operasi perkalian pada bilangan real bersifat komutatif yaitu ๐ฅ๐ฆ = ๐ฆ๐ฅ untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐
. Oleh karena itu, (๐
, +,โ), dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan (+) didefinisikan sebagai operasi penjumlahan, dan (โ) didefinisikan sebagai operasi perkalian, adalah suatu ring komutatif. Oleh karena itu, (๐
, +,โ) adalah suatu ring komutatif.
Definisi 3.1.7 Diberikan suatu ring (๐น, +,โ). Ring (๐น, +,โ) disebut lapangan jika : 1. Ring (๐น, +,โ) adalah ring komutatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
2. Terdapat elemen satuan 1 โ ๐น sedemikian sehingga 1๐ฅ = ๐ฅ1 = ๐ฅ, untuk setiap ๐ฅ โ ๐น. 3. Untuk setiap ๐ฅ โ ๐น yang tidak sama dengan 0 mempunyai invers yaitu ๐ฅ โ1 sedemikian sehingga ๐ฅ โ1 ๐ฅ = ๐ฅ๐ฅ โ1 = 1.
Contoh 3.1.7 (๐
, +,โ), dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan (+) didefinisikan sebagai operasi penjumlahan, dan (. ) didefinisikan sebagai operasi perkalian, adalah suatu lapangan.
(๐
, +,โ) adalah suatu ring komutatif, ini sudah dibuktikan dalam contoh 3.1.6. Dari sifat-sifat perkalian bilangan real bilangan real didapat bahwa terdapat ๐ฅ โ 1 = 1 โ ๐ฅ = ๐ฅ untuk semua ๐ฅ โ ๐
elemen identitas yaitu 1 sehingga
sehingga 1 adalah elemen satuan dalam lapangan (๐
, +,โ), dan untuk setiap 1
1
1
๐ฅ โ ๐
kecuali 0 terdapat invers yaitu ๐ฅ sedemikian sehingga ๐ฅ โ ๐ฅ = ๐ฅ โ ๐ฅ = 1. Oleh karena itu, (๐
, +,โ), dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan (+) didefinisikan sebagai operasi penjumlahan, dan (โ) didefinisikan sebagai operasi perkalian, adalah suatu lapangan.
Setelah dibahas mengenai tentang grup, ring, dan lapangan kali ini akan dibahas mengenai ruang linear, ruang metrik, dan ruang bernorma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Definisi 3.1.8 Diberikan suatu himpunan โ dan lapangan real ๐
. Suatu ruang linear atas lapangan real ๐
adalah suatu himpunan tak kosong yang dilengkapi dua buah operasi. Operasi yang pertama yaitu operasi penjumlahan (+) yang menghubungkan setiap elemen ๐ฅ, ๐ฆ โ โ dan dinotasikan ๐ฅ + ๐ฆ. Operasi yang kedua adalah operasi perkalian skalar yang menghubungkan ๐ฅ โ โ dan setiap ๐ผ โ ๐
dan dinotasikan ๐ผ๐ฅ.
Kedua operasi tersebut memenuhi aksioma-
aksioma berikut: 1. Jika x dan y adalah elemen-elemen dalam โ, maka ๐ฅ + ๐ฆ berada dalam โ (tertutup terhadap penjumlahan) 2. Untuk sembarang bilangan real โ, jika ๐ฅ โ โ maka โ ๐ฅ โ โ 3. ๐ฅ + ๐ฆ = ๐ฆ + ๐ฅ ; 4.
๐ฅ + ๐ฆ + ๐ง = ๐ฅ + (๐ฆ + ๐ง) ;
5. Terdapat suatu elemen 0 sedemikian sehingga ๐ฅ + 0 = ๐ฅ untuk setiap ๐ฅโโ; 6. Untuk setiap ๐ฅ โ โ terdapat suatu elemen โ ๐ฅ sedemikian sehingga ๐ฅ + (โ๐ฅ) = 0 ; 7. 1 โ ๐ฅ = ๐ฅ ; 8. ๐ผ ๐ฝ๐ฅ = ๐ผ๐ฝ ๐ฅ ; 9.
๐ผ + ๐ฝ ๐ฅ = ๐ผ๐ฅ + ๐ฝ๐ฅ ;
10. ๐ผ ๐ฅ + ๐ฆ = ๐ผ๐ฅ + ๐ผ๐ฆ.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Contoh 3.1.8 Misal ๐ถ ๐, ๐ adalah himpunan semua fungsi yang kontinu pada interval ๐, ๐ , dan diberikan lapangan real ๐
. Didefinisikan (+) adalah operasi penjumlahan fungsi dengan fungsi, yang didefinisikan dengan ๐ + ๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฅ), dan didefinisikan operasi perkalian bilangan real dengan suatu fungsi, yaitu ๐ผ๐ ๐ฅ = ๐ผ๐(๐ฅ). Maka dari itu, ๐ถ ๐, ๐ adalah ruang linear atas lapangan real ๐
.
Misal ๐ ๐ฅ , ๐ ๐ฅ , dan ๐ ๐ฅ adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ ๐, ๐ . Misal ๐ผ, ๐ฝ adalah sembarang bilangan real dalam ๐
. 1. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu dalam interval [๐, ๐], sehingga lim f ( x) ๏ฝ f (c) , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. x ๏ฎc
๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu dalam interval [๐, ๐], sehingga lim g ( x) ๏ฝ g (c) , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. x ๏ฎc
lim๏ f ( x) ๏ซ g ( x)๏ ๏ฝ lim f ( x) ๏ซ lim g ( x) (menurut hukum penjumlahan x ๏ฎc
x ๏ฎc
x ๏ฎc
limit) lim๏ f ( x) ๏ซ g ( x)๏ ๏ฝ f (c) ๏ซ g (c) , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. x ๏ฎc
lim ( f ๏ซ g )( x) ๏ฝ ( f ๏ซ g )(c) , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (menurut x ๏ฎc
definisi penjumlahan fungsi). Oleh karena itu, ๐ + ๐ (๐ฅ) kontinu pada interval [๐, ๐]. Jadi, ๐ถ[๐, ๐] tertutup terhadap operasi penjumlahan. 2. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu dalam interval [๐, ๐], sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
lim f ( x) ๏ฝ f (c) , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. x ๏ฎc
๐ผ adalah sembarang bilangan real dalam lapangan ๐
. lim๏๏กf ( x)๏ ๏ฝ ๏ก lim f ( x) (menurut hukum perkalian konstanta pada x ๏ฎc
x ๏ฎc
limit) lim๏๏กf ( x)๏ ๏ฝ ๏กf (c) , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. x ๏ฎc
lim ๏จ๏กf ๏ฉ( x) ๏ฝ (๏กf (c)) , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (menurut definisi x ๏ฎc
perkalian bilangan real dengan fungsi) Oleh karena itu, ๐ผ๐ (๐ฅ) kontinu pada interval [๐, ๐]. Jadi, ๐ผ๐ ๐ฅ = ๐ผ๐(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐]. 3. ๐ ๐ฅ , ๐ ๐ฅ , dan ๐ ๐ฅ
adalah sembarang fungsi kontinu anggota
๐ถ ๐, ๐ . Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐] , ๐ ๐ , ๐ ๐ , ๐(๐) terdefinisi (dari definisi 2.3.1). ๐ ๐ + ๐ ๐ = ๐ ๐ + ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (menurut sifat komutatif bilangan real). Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ ๐ฅ + ๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฅ),
untuk
setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. 4.
๐ ๐ +๐ ๐
+ ๐ ๐ = ๐ ๐ + (๐ ๐ + ๐ ๐ ), untuk setiap ๐ dalam
[๐, ๐]. (menurut sifat asosiatif bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis (๐ ๐ฅ + ๐ ๐ฅ ), untuk setiap ๐ฅ
๐ ๐ฅ +๐ ๐ฅ
+๐ ๐ฅ =๐ ๐ฅ +
dalam [๐, ๐].
5. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ[๐, ๐].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1) Terdapat fungsi 0, yaitu ๐ฆ ๐ฅ = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. (diketahui bahwa fungsi ๐ฆ ๐ฅ = 0 adalah fungsi yang kontinu pada ๐
= (โโ, โ) sehingga ๐ฆ ๐ฅ = 0 ada dalam ๐ถ[๐, ๐]). Oleh karena itu, didapat : ๐ฆ ๐ = 0 ,untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. ๐ ๐ + ๐ฆ ๐ = ๐ ๐ + 0 = ๐ ๐ , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (elemen identitas dalam penjumlahan bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ ๐ฅ + 0 = ๐ ๐ฅ , untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. Fungsi ๐ฆ ๐ฅ = 0 adalah elemen 0 dalam ๐ถ[๐, ๐]. 6. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ[๐, ๐]. Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐(๐) terdefinisi (dari definisi 2.3.1) ๐ ๐ + โ๐ ๐
= 0, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (invers dalam
penjumlahan bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ ๐ฅ + โ๐ ๐ฅ
= 0, untuk setiap ๐ฅ
dalam [๐, ๐]. 7. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ[๐, ๐]. Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐(๐) terdefinisi (dari definisi 2.3.1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Terdapat fungsi ๐ ๐ฅ = 1, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. (diketahui bahwa fungsi ๐ ๐ฅ = 1 adalah fungsi yang kontinu pada ๐
= (โโ, โ) sehingga ๐ ๐ฅ = 1 ada dalam ๐ถ[๐, ๐]). Oleh karena itu, didapat : ๐ ๐ = 1 ,untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. ๐ ๐ . ๐ ๐ = 1 โ ๐ ๐ = ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (elemen identitas dalam perkalian bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis 1 โ ๐ ๐ฅ = ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. Fungsi ๐ ๐ฅ = 1 adalah elemen satuan dalam ๐ถ[๐, ๐]. 8. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ[๐, ๐]. Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1) ๐ผ, ๐ฝ adalah sembarang bilangan real dalam lapangan ๐
. ๐ผ ๐ฝ๐(๐) = ๐ผ๐ฝ ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (menurut sifat asosiatif perkalian bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ผ ๐ฝ๐(๐ฅ) = ๐ผ๐ฝ ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. 9.
๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ[๐, ๐]. Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1) ๐ผ, ๐ฝ adalah sembarang bilangan real dalam lapangan ๐
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
๐ผ + ๐ฝ ๐ ๐ = ๐ผ๐ ๐ + ๐ฝ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (menurut sifat distributif kiri perkalian terhadap penjumlahan bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ผ + ๐ฝ ๐ ๐ฅ = ๐ผ๐ ๐ฅ + ๐ฝ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. 10. ๐(๐ฅ), dan ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu anggota ๐ถ[๐, ๐]. Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐ ๐ , ๐(๐) terdefinisi (dari definisi 2.3.1) ๐ผ adalah sembarang bilangan real dalam lapangan ๐
. ๐ผ ๐ ๐ + ๐(๐) = ๐ผ๐ ๐ + ๐ผ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (menurut sifat distributif kanan perkalian terhadap penjumlahan bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ผ ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฅ) = ๐ผ๐ ๐ฅ + ๐ผ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐].
Karena memenuhi kesepuluh aksioma, maka ๐ถ ๐, ๐ adalah ruang linear atas lapangan real ๐
.
Definisi 3.1.9 Suatu metrik dalam himpunan S adalah suatu fungsi ๐: ๐ ร ๐ โ ๐
yang memenuhi sifat-sifat berikut : a) ๐(๐ฅ, ๐ฆ) โฅ 0, untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐ b) ๐ ๐ฅ, ๐ฆ = 0, jika dan hanya jika ๐ฅ = ๐ฆ c) ๐ ๐ฅ, ๐ฆ = ๐(๐ฆ, ๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
d) ๐ ๐ฅ, ๐ฆ โค ๐ ๐ฅ, ๐ง + ๐(๐ง, ๐ฆ), untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐
Definisi 3.1.10 Suatu ruang metrik (๐, ๐) adalah suatu himpunan tak kosong S yang dilengkapi dengan suatu metrik ๐ pada himpunan ๐.
Contoh 3.1.9 1. (๐
, ๐) dengan ๐
adalah himpunan semua bilangan real dan ๐ adalah jarak antara dua elemen pada ๐
yaitu ๐ ๐ฅ, ๐ฆ : ๐ฅ โ ๐ฆ , untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐
adalah ruang metrik.
Buktinya adalah sebagai berikut : a)
๐ฅ โ ๐ฆ โฅ 0, untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐
. (menurut definisi nilai mutlak bilangan real)
b) Jika diketahui ๐ฅ โ ๐ฆ = 0, maka jika kita memisalkan ๐ฅ โ ๐ฆ โ 0 akan didapat โ (๐ฅ โ ๐ฆ) โ 0. Oleh karena itu, ๐ฅ โ ๐ฆ โ 0. Ini bertentangan dengan yang diketahui yaitu ๐ฅ โ ๐ฆ = 0. Karena itu pemisalan ๐ฅ โ ๐ฆ โ 0 adalah salah. Oleh karena itu, ๐ฅโ๐ฆ =0 ๐ฅ=๐ฆ Jadi, jika ๐ฅ โ ๐ฆ = 0 maka ๐ฅ = ๐ฆ. Kemudian, jika ๐ฅ = ๐ฆ maka didapat ๐ฅ โ ๐ฆ = 0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Oleh karena itu, didapat
72
๐ฅ โ ๐ฆ = 0. (dari definisi nilai mutlak
bilangan real) Jadi, jika ๐ฅ = ๐ฆ maka ๐ฅ โ ๐ฆ = 0. c)
๐ฅ โ ๐ฆ = ๐ฆ โ ๐ฅ , untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐
.
d) ๐ฅ โ ๐ฆ =
๐ฅ โ ๐ง + (๐ง โ ๐ฆ) , untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง โ ๐
.
โค ๐ฅ โ ๐ง + ๐ง โ ๐ฆ , untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง โ ๐
. (dari ketaksamaan segitiga)
Karena memenuhi keempat aksioma maka (๐
, ๐) dengan ๐
adalah himpunan semua bilangan real dan ๐ adalah jarak antara dua elemen pada ๐
yaitu ๐ ๐ฅ, ๐ฆ : ๐ฅ โ ๐ฆ , untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐
adalah ruang metrik.
2. (๐ถ ๐, ๐ , ๐) dengan ๐ถ[๐, ๐] adalah himpunan semua fungsi yang kontinu pada interval ๐, ๐ dan ๐ adalah jarak antara dua fungsi pada ๐ถ[๐, ๐]
yaitu
๐ ๐, ๐ : ๐ โ ๐ = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) ,
untuk
setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐] adalah ruang metrik.
Misal ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah sembarang anggota ๐ถ ๐, ๐ . ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah fungsi yang kontinu pada [๐, ๐], sehingga ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ = ๐ โ ๐ (๐ฅ) juga merupakan fungsi yang kontinu pada [๐, ๐]. Oleh karena itu, menurut teorema 2.5.1,
๐ โ ๐ (๐ฅ) akan
mencapai nilai maksimum mutlak ๐ โ ๐ ๐ = ๐ ๐ โ ๐(๐) pada suatu bilangan ๐ dalam ๐, ๐ .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Karena itu , untuk setiap ๐(๐ฅ), ๐(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐], ๐ โ ๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ dalam ๐, ๐ . a) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โฅ 0 , untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real) b) Jika diketahui max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0. Jika dimisalkan ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam ๐, ๐ , maka akan didapat โ (๐(๐ฅ) โ ๐(๐ฅ)) โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. Oleh karena itu, didapat ๐(๐ฅ) โ ๐(๐ฅ) โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐], sehingga max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โ 0. Ini bertentangan dengan yang diketahui yaitu max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0 . Karena itu pemisalan ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โ 0 adalah salah. Oleh karena itu, ๐ ๐ฅ โ๐ ๐ฅ =0 ๐ ๐ฅ = ๐(๐ฅ) Jadi, jika max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0 maka ๐(๐ฅ) = ๐(๐ฅ). Kemudian, jika ๐ ๐ฅ = ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐] maka ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. Oleh karena itu, didapat
๐(๐ฅ) โ ๐(๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam
[๐, ๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real) Oleh karena itu, max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0. Jadi, jika ๐(๐ฅ) = ๐(๐ฅ) maka max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
c) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) , untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real) d) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ
+ (๐ ๐ฅ โ
๐(๐ฅ) , untuk setiap ๐, ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ
+ (๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โค max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ
๐(๐ฅ) + max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) ,untuk setiap ๐, ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari ketaksamaan segitiga) Oleh
karena
itu,
max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โค max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ
๐(๐ฅ) + max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) .
Karena memenuhi keempat aksioma, maka (๐ถ ๐, ๐ , ๐) dengan ๐ถ[๐, ๐] adalah himpunan semua fungsi yang kontinu pada interval ๐, ๐ dan ๐ adalah jarak antara dua fungsi pada ๐ถ[๐, ๐] yaitu ๐ ๐, ๐ : ๐ โ ๐ = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) , untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐] adalah ruang metrik.
Definisi 3.1.11 Andaikan (๐, ๐) adalah suatu ruang metrik. Maka untuk ๐ > 0, persekitaran-๐ dari suatu titik ๐ฅ0 pada ๐ adalah himpunan ๐๐ ๐ฅ0 = {๐ฅ โ ๐: ๐(๐ฅ0, ๐ฅ) < ๐}.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Definisi 3.1.12 Andaikan โ adalah ruang linear. Suatu pemetaan ๐ฅ โ ๐ฅ
dari โ ke ๐
disebut norma pada โ, jika untuk setiap elemen ๐ข โ โ memenuhi sifat-sifat berikut : a)
๐ข โฅ0
b)
๐ข =0โ๐ข=0
c)
๐ผ๐ข = ๐ผ
d)
๐ข+๐ฃ โค ๐ข + ๐ฃ
๐ข
Definisi 3.1.13 Andaikan โ adalah suatu ruang linear. Jika pada โ dapat didefinisikan suatu norma, maka โ disebut ruang linear bernorma.
Contoh 3.1.10 Misal ๐ถ[๐, ๐] adalah himpunan semua fungsi yang kontinu pada interval [๐, ๐]. Didefinisikan suatu norma ๐ข = max๐โค๐ฅโคb ๐ข(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข โ ๐ถ[๐, ๐]. Maka ๐ถ[๐, ๐] adalah suatu ruang linear bernorma.
Misal ๐ข ๐ฅ adalah sembarang anggota ๐ถ[๐, ๐]. ๐ข(๐ฅ) adalah fungsi yang kontinu pada [๐, ๐]. Oleh karena itu, menurut teorema 2.5.1, ๐ข(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak ๐ข(๐) pada suatu bilangan ๐ dalam ๐, ๐ .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Karena itu, untuk setiap ๐ข(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐], ๐ข(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ dalam ๐, ๐ . a)
u = max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) โฅ 0 , untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real)
b) Jika diketahui u = max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) = 0. Jika dimisalkan ๐ข(๐ฅ) โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐], maka akan didapat โ (๐ข(๐ฅ)) โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. Oleh karena itu, akan didapat ๐ข(๐ฅ) โ 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐], sehingga max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) โ 0. Ini
bertentangan
dengan
yang
diketahui
yaitu
u = max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) = 0. Karena itu pemisalan ๐ข(๐ฅ) โ 0 adalah salah. Oleh karena itu, ๐ข(๐ฅ) = 0 Jadi, jika u = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) = 0 maka ๐ข ๐ฅ = 0. Kemudian, jika ๐ข ๐ฅ = 0 untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐] maka didapat ๐ข(๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real) Oleh karena itu, max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0. Jadi, jika ๐(๐ฅ) = ๐(๐ฅ) maka u = max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0. c) Misalkan ๐ผ adalah sembarang bilangan real. ๐ผ๐ข
= max๐โค๐ฅโคb โ ๐ข(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐]. = ๐ผ max ๐ข(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari sifat-sifat ๐โค๐ฅโคb
nilai mutlak bilangan real)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
= ๐ผ ๐ข , untuk setiap ๐ข(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐].
u + v = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข ๐ฅ + ๐ฃ(๐ฅ) โค max๐ โค๐ฅโค๐ ( ๐ข ๐ฅ + ๐ฃ(๐ฅ) ),
d)
untuk setiap ๐ข ๐ฅ , ๐ฃ(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari ketaksamaan segitiga) max๐โค๐ฅโค๐ ( ๐ข ๐ฅ + ๐ฃ(๐ฅ) )= max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข(๐ฅ) + max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ฃ(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข ๐ฅ , ๐ฃ(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐]. Oleh karena itu, u + v = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ข ๐ฅ + ๐ฃ(๐ฅ) โค max ๐ข(๐ฅ) + ๐โค๐ฅโค๐
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฃ(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข ๐ฅ , ๐ฃ(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐]. Oleh karena itu, u + v โค u + v , untuk setiap ๐ข ๐ฅ , ๐ฃ(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐].
Karena memenuhi keempat aksioma, maka ๐ถ[๐, ๐] dengan norma yang ๐ข = max๐โค๐ฅโคb ๐ข(๐ฅ) , untuk setiap ๐ข โ ๐ถ[๐, ๐], adalah suatu ruang linear bernorma.
Andaikan pada suatu ruang linear โ bernorma didefinisikan suatu jarak yaitu ๐: ๐ข โ ๐ฃ , maka dapat dibuktikan bahwa jarak tersebut adalah suatu metrik. Buktinya adalah sebagai berikut : Karena โ merupakan ruang linear bernorma, maka โ juga ruang linear sehingga untuk setiap ๐ฅ โ โ terdapat suatu elemen โ ๐ฅ sedemikian sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
๐ฅ + (โ๐ฅ) = 0. Oleh karena itu, untuk sembarang ๐ข, ๐ฃ โ โ didapat (๐ข + (โ๐ฃ)) โ โ, oleh karena itu didapat (๐ข โ ๐ฃ) โ โ. Karena โ adalah ruang linear bernorma maka didapat : 1.
๐ขโ๐ฃ โฅ0
2.
๐ข โ ๐ฃ = 0 โ (๐ข โ ๐ฃ) = 0, sehingga dapat ditulis : ๐ขโ๐ฃ =0โ๐ข =๐ฃ
Karena (๐ข โ ๐ฃ) โ โ maka terdapat โ ๐ข โ ๐ฃ = (๐ฃ โ ๐ข) sehingga ๐ข โ ๐ฃ + ๐ฃ โ ๐ข = 0. ๐ฃ โ ๐ข = โ(๐ข โ ๐ฃ) โฅ 0 maka ๐ข โ ๐ฃ = ๐ฃ โ ๐ข Untuk sembarang ๐ข, ๐ฃ, ๐ค โ โ didapat (๐ข โ ๐ฃ) โ โ, (๐ข โ ๐ค) โ โ, (๐ค โ ๐ฃ) โ โ. Karena โ adalah ruang linear bernorma, maka didapat
๐ข โ ๐ฃ โฅ 0,
๐ข โ ๐ค โฅ 0, ๐ค โ ๐ฃ โฅ 0. Karena itu, akan berlaku kesamaan segitiga. ๐ขโ๐ฃ =
๐ข โ ๐ค + (๐ค โ ๐ฃ) โค ๐ข โ ๐ค + ๐ค โ ๐ฃ
Oleh karena itu, jika pada suatu ruang linear โ bernorma didefinisikan suatu jarak yaitu ๐: ๐ข โ ๐ฃ , maka jarak tersebut adalah suatu metrik. Karena itu (โ, ๐) juga meruipakan ruang metrik.
Definisi 3.1.14 Kelas ๐ถ 0 ๐, ๐ adalah suatu himpunan yang terdiri dari semua fungsi ๐ฆ(๐ฅ) yang terdefinisi dan kontinu di interval tertutup ๐, ๐ .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Norma dari fungsi dalam kelas ๐ถ 0 ๐, ๐ didefinisikan sebagai nilai maksimum dari nilai mutlak ๐ฆ(๐ฅ) untuk ๐ โค ๐ฅ โค ๐, yakni ๐ฆ
0
= max ๐ฆ(๐ฅ) ๐โค๐ฅโค๐
Dalam kelas ๐ถ 0 ๐, ๐ , jarak antara ๐ฆ(๐ฅ) dan ๐ง(๐ฅ) didefinisikan sebagai berikut : ๐ฆ โ ๐ง
0
= max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) .
Dalam kelas ๐ถ 0 ๐, ๐ , jarak antara ๐ฆ ๐ฅ dan ๐ง ๐ฅ dekat satu sama lain, yakni ๐ง ๐ฅ
berada di persekitaran-๐ dari ๐ฆ ๐ฅ
sehingga
๐ฆโ๐ง
0
< ๐, maka
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) < ๐. Jika digambarkan dalam grafik, maka grafik dari ๐ง(๐ฅ) dalam daerah berlebar 2๐ (dari arah vertikal) yang membatasi grafik fungsi ๐ฆ(๐ฅ), dengan kata lain ๐ง(๐ฅ) berada dalam daerah yang dibatasi grafik ๐ฆ ๐ฅ + ๐ dan grafik ๐ฆ ๐ฅ โ ๐. Oleh karena itu, ๐ฆ ๐ฅ โ ๐ < ๐ง ๐ฅ < ๐ฆ ๐ฅ + ๐ , untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐. โ๐ < ๐ง ๐ฅ โ ๐ฆ ๐ฅ
< ๐, untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐.
๐ง ๐ฅ โ ๐ฆ(๐ฅ) < ๐, untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐. ๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) < ๐ untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐.
Contoh 3.1.11 1. Fungsi polinom dengan daerah asal ๐
= (โโ, โ) termasuk dalam ๐ถ 0 [โ3,8], karena fungsi polinom kontinu pada daerah asalnya yaitu ๐
= (โโ, โ). Interval [3,8] berada dalam daerah asal ๐
= (โโ, โ).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
2. ๐ ๐ฅ = sin ๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|0 โค ๐ฅ โค 2๐} termasuk dalam ๐ถ 0 [0,2๐], karena ๐ ๐ฅ = sin ๐ฅ kontinu pada daerah asalnya yaitu [0,2๐]. 3. ๐ ๐ฅ = ๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
} termasuk dalam ๐ถ 0 [0,10], karena ๐ ๐ฅ = ๐ฅ
kontinu pada daerah asalnya yaitu
{๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
}. Interval [0,10] termasuk dalam daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
}.
Definisi 3.1.15 Kelas ๐ถ 1 ๐, ๐ adalah suatu himpunan yang terdiri dari semua fungsi yang terdefinisi di interval tertutup ๐, ๐ yang mana fungsi-fungsi tersebut kontinu dan memiliki turunan pertama yang kontinu.
Norma dari fungsi dalam kelas ๐ถ 1 ๐, ๐ didefinisikan dengan rumus : ๐ฆ
1
= max ๐ฆ(๐ฅ) + max ๐ฆ โฒ (๐ฅ) ๐โค๐ฅโค๐
๐โค๐ฅโค๐
Dalam kelas ๐ถ 1 ๐, ๐ , jarak antara ๐ฆ ๐ฅ
dan ๐ง(๐ฅ) didefinisikan sebagai
berikut: ๐ฆโ๐ง
1
= max ๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) + max ๐ฆ โฒ (๐ฅ) โ ๐ง โฒ (๐ฅ) ๐โค๐ฅโค๐
๐โค๐ฅโค๐
Dalam kelas ๐ถ 1 ๐, ๐ , 2 fungsi dikatakan dekat satu sama lain (๐ง(๐ฅ) pada persekitaran-๐ dari ๐ฆ(๐ฅ)) yakni ๐ฆ โ ๐ง
1
< ๐, jika kedua fungsi itu sendiri
dan turunan pertama dari kedua fungsi itu dekat satu sama lain. Ini berarti bahwa ๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) < ๐ , dan ๐ฆโฒ ๐ฅ โ ๐งโฒ(๐ฅ) < ๐ untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Contoh 3.1.12 1. Fungsi polinom dengan daerah asal ๐
= (โโ, โ) termasuk dalam ๐ถ 1 [โ3,8], karena fungsi polinom terdifersialkan pada daerah asalnya yaitu ๐
= (โโ, โ). Fungsi polinom juga memiliki turunan pertama yang kontinu pada daerah asalnya. Interval [3,8] berada dalam daerah asal ๐
= (โโ, โ). 2. ๐ ๐ฅ = sin ๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|0 โค ๐ฅ โค 2๐} termasuk dalam ๐ถ 1 [0,2๐], karena ๐ ๐ฅ = sin ๐ฅ terdifirensialkan pada daerah asalnya yaitu [0,2๐]. ๐ ๐ฅ = sin ๐ฅ juga memiliki turunan pertama yang kontinu pada [0,2๐], yaitu ๐โฒ ๐ฅ = cos ๐ฅ. 3. ๐ ๐ฅ = ๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
} termasuk dalam ๐ถ 1 [1,10], karena ๐ ๐ฅ = ๐ฅ terdiferensialkan pada {๐ฅ|๐ฅ > 0, ๐ฅ โ ๐
} . ๐ ๐ฅ = ๐ฅ
juga memiliki turunan pertama yang kontinu pada 1
{๐ฅ|๐ฅ > 0, ๐ฅ โ ๐
} yaitu ๐โฒ ๐ฅ = 2 ๐ฅ . Interval [1,10]
berada dalam
{๐ฅ|๐ฅ > 0, ๐ฅ โ ๐
}. 4. ๐ ๐ฅ = ๐ฅ
,dengan
daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
} tidak termasuk
dalam ๐ถ 1 [0,10], karena ๐โฒ ๐ฅ = 2
1 ๐ฅ
tidak terdefinisi pada ๐ฅ = 0.
Oleh karena itu, ๐ ๐ฅ = ๐ฅ ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
} merupakan anggota dari ๐ถ 0 [0,10], namun bukan anggota dari ๐ถ 1 [0,10].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
2
5. ๐ ๐ฅ = 3 ๐ฅ 3 ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
} termasuk dalam 2
๐ถ 1 [0,10], karena ๐ ๐ฅ = 3 ๐ฅ 3 terdiferensialakan pada {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
}. 2
๐ ๐ฅ = 3 ๐ฅ 3 juga memiliki turunan pertama yang kontinu pada {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
} yaitu ๐โฒ ๐ฅ = ๐ฅ. Interval [0,10]
berada dalam
{๐ฅ|๐ฅ > 0, ๐ฅ โ ๐
}.
Definisi 3.1.16 Kelas ๐ถ ๐ ๐, ๐ adalah suatu himpunan yang terdiri dari semua fungsi ๐ฆ(๐ฅ) yang terdefinisi di interval tertutup ๐, ๐ yang mana fungsi-fungsi tersebut kontinu dan memiliki turunan-turunan yang kontinu sampai pada turunan ke๐, dengan ๐ bilangan bulat tidak negatif.
Norma dari fungsi dalam kelas ๐ถ ๐ ๐, ๐ didefinisikan dengan rumus : ๐ฆ dimana ๐ฆ
๐
๐ฅ =
๐ ๐๐ฅ
๐
๐
=
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐
๐ฆ(๐ฅ) dan ๐ฆ
0
๐ฆ ๐ (๐ฅ) ,
(๐ฅ) adalah fungsi ๐ฆ ๐ฅ itu sendiri.
Dalam kelas ๐ถ ๐ ๐, ๐ , jarak antara ๐ฆ(๐ฅ) dan ๐ง(๐ฅ) didefinisikan sebagai berikut : ๐ฆ โ ๐ง
๐
=
๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐ฆ
๐
๐ฅ โ ๐ง ๐ (๐ฅ) .
Dalam kelas ๐ถ ๐ ๐, ๐ , 2 fungsi dikatakan dekat satu sama lain (๐ง(๐ฅ) pada persekitaran-๐ dari ๐ฆ(๐ฅ)) ( yakni ๐ฆ โ ๐ง
๐
< ๐, jika fungsi-fungsi itu sendiri
dan semua turunan-turunannya sampai turunan ke-k dekat satu sama lain. Ini berarti bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
๐ฆ ๐ฅ โ ๐ง(๐ฅ) < ๐ , ๐ฆโฒ ๐ฅ โ ๐งโฒ(๐ฅ) < ๐ , ๐ฆ" ๐ฅ โ ๐ง"(๐ฅ) < ๐ , โฆ, dan ๐ฆ (๐) ๐ฅ โ ๐ง (๐) (๐ฅ) < ๐ untuk semua ๐ โค ๐ฅ โค ๐.
Contoh 3.1.13 1. Fungsi polinom dengan daerah asal ๐
= (โโ, โ) termasuk dalam ๐ถ ๐ [โ3,8], dengan ๐ bilangan bulat tidak negatif. polinom terdifersialkan tak hingga kali
Karena fungsi
pada daerah asalnya yaitu
๐
= (โโ, โ), sehingga turunan-turunan sampai turunan ke ๐ akan kontinu. 2. ๐ ๐ฅ = ๐ฅ
,dengan
daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
} tidak termasuk
dalam ๐ถ ๐ [0,10] (untuk ๐ > 0). Ini karena ๐โฒ ๐ฅ = 2 terdefinisi pada ๐ฅ = 0. Oleh karena itu, ๐โฒ ๐ฅ = 2
1 ๐ฅ
1 ๐ฅ
tidak
tidak dapat
diturunkan. 2
3. ๐ ๐ฅ = 3 ๐ฅ 3 ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
} tidak termasuk dalam ๐ถ ๐ [0,10] (untuk ๐ > 1). Ini karena ๐โฒโฒ ๐ฅ = 2 terdefinisi pada ๐ฅ = 0. Sehingga ๐โฒโฒ ๐ฅ = 2
1 ๐ฅ
1 ๐ฅ
tidak
tidak dapat diturunkan.
2
Oleh karena itu, ๐ ๐ฅ = 3 ๐ฅ 3 ,dengan daerah asal {๐ฅ|๐ฅ โฅ 0, ๐ฅ โ ๐
} merupakan anggota dari ๐ถ 1 [0,10], namun bukan anggota dari ๐ถ ๐ [0,10] (untuk ๐ > 1).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Contoh 3.1.14 ๐ ๐ฅ =
๐ฅ, ๐๐๐๐ ๐ฅ โฅ 0 0, ๐๐๐๐ ๐ฅ < 0
๐(๐ฅ) termasuk dalam kelas ๐ถ 0 [โ6,6] tapi tidak termasuk dalam ๐ถ 1 [โ6,6].
Untuk ๐ฅ < 0, ๐ ๐ฅ = 0 adalah fungsi kontinu yang terdifensialkan, dan turunannya yaitu ๐ โฒ (๐ฅ) = 0 juga kontinu untuk ๐ฅ < 0. Untuk ๐ฅ > 0, ๐ ๐ฅ = ๐ฅ adalah fungsi kontinu yang terdiferensialkan, dan turunannya yaitu ๐ โฒ (๐ฅ) = 1 juga kontinu untuk ๐ฅ > 0.
Untuk ๐ฅ = 0 f ' (0) ๏ฝ lim h ๏ฎ0
f (0 ๏ซ h) ๏ญ f (0) , asalkan limit ini ada. (menurut definisi 2.4.1) h
Hitung limit kanan terlebih dahulu. lim๏ซ
h๏ฎ0
f (0 ๏ซ h) ๏ญ f (0) (0 ๏ซ h) ๏ญ 0 h ๏ฝ lim๏ซ ๏ฝ lim๏ซ ๏ฝ lim๏ซ 1 ๏ฝ 1 h๏ฎ0 h๏ฎ0 h h๏ฎ0 h h
Sekarang kita hitung limit kiri lim๏ญ
f (0 ๏ซ h) ๏ญ f (0) 0๏ญ0 0 ๏ฝ lim๏ญ ๏ฝ lim๏ญ ๏ฝ lim๏ญ 0 ๏ฝ 0 h๏ฎ0 h๏ฎ0 h h๏ฎ0 h h
lim๏ซ
f (0 ๏ซ h) ๏ญ f (0) f (0 ๏ซ h) ๏ญ f (0) ๏น lim๏ญ h ๏ฎ0 h h
h๏ฎ0
h ๏ฎ0
Oleh karena itu, lim h ๏ฎ0
f (0 ๏ซ h) ๏ญ f (0) tidak ada. Maka dari itu, ๐ ๐ฅ tidak h
terdiferensialkan pada titik ๐ฅ = 0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Untuk ๐ฅ = 0, maka ๐ 0 = 0, sehingga ๐ 0 terdefinisi. (0 berada pada daerah asal ๐(๐ฅ)) lim f ( x) ๏ฝ lim๏ซ x ๏ฝ 0
x ๏ฎ0 ๏ซ
x ๏ฎ0
lim f ( x) ๏ฝ lim๏ญ 0 ๏ฝ 0
x ๏ฎ0๏ญ
x ๏ฎ0
lim f ( x) ๏ฝ lim๏ญ f ( x) ๏ฝ 0 ๏ฝ f (0)
x ๏ฎ0 ๏ซ
x ๏ฎ0
Oleh karena itu, lim f ( x) ๏ฝ f (0) x ๏ฎ0
Maka dari itu , ๐ ๐ฅ kontinu pada ๐ฅ = 0. Karena itu, ๐(๐ฅ) termasuk dalam kelas ๐ถ 0 [โ6,6] tapi tidak termasuk dalam ๐ถ 1 [โ6,6].
Setiap anggota ๐ถ 1 [๐, ๐] merupakan anggota dari ๐ถ 0 [๐, ๐], karena setiap anggota dari ๐ถ 1 [๐, ๐] juga merupakan fungsi kontinu (dari teorema 2.4.1). Oleh karena itu, ๐ถ 1 [๐, ๐] โ ๐ถ 0 [๐, ๐]. Ada anggota ๐ถ 1 [๐, ๐] yang bukan merupakan ๐ถ 0 [๐, ๐] ( dari contoh 3.1.12, dan 3.1.14). Oleh karena itu, ๐ถ 1 [๐, ๐] โ ๐ถ 0 [๐, ๐]. Setiap anggota ๐ถ ๐ [๐, ๐] (dengan ๐ > 1) merupakan anggota dari ๐ถ 1 [๐, ๐], karena setiap anggota dari ๐ถ ๐ [๐, ๐] (dengan ๐ > 1) juga merupakan fungsi yang kontinu dan
memiliki turunan-turunan yang kontinu (dari
teorema 2.4.1). Oleh karena itu, ๐ถ ๐ [๐, ๐] โ ๐ถ 1 [๐, ๐] (untuk ๐ > 1). Ada anggota ๐ถ ๐ [๐, ๐] (dengan ๐ > 1) yang bukan merupakan ๐ถ 1 [๐, ๐] ( dari contoh 3.1.13). Oleh karena itu, ๐ถ ๐ [๐, ๐] โ ๐ถ 1 [๐, ๐] (untuk ๐ > 1).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Maka dari itu, didapat : ๐ถ ๐ [๐, ๐] โ ๐ถ 1 [๐, ๐] โ ๐ถ 0 [๐, ๐] (untuk ๐ > 1). Sekarang, akan ditunjukkan bahwa kelas ๐ถ ๐ ๐, ๐ (dengan ๐ bilangan bulat tidak negatif) adalah ruang metrik. Untuk kelas ๐ถ 0 [๐, ๐] sudah dibuktikan pada contoh 3.1.9 Karena itu, sekarang akan dibuktikan bahwa (๐ถ ๐ ๐, ๐ , ๐) untuk ๐ bilangan bulat lebih dari 0, dengan ๐ adalah jarak antara dua fungsi pada ๐ถ ๐ [๐, ๐] yaitu ๐ ๐, ๐ : ๐ โ ๐
๐
=
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐
๐
๐
setiap ๐, ๐ โ ๐ถ ๐ [๐, ๐] adalah ruang metrik. (dimana ๐ ๐
๐
๐ฅ =
๐ ๐๐ฅ
๐
๐ ๐ฅ ,๐
0
๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) , untuk ๐
๐ฅ =
๐
๐
๐๐ฅ
(๐ฅ) adalah fungsi ๐ ๐ฅ itu sendiri, dan ๐
๐ ๐ฅ , 0
(๐ฅ)
adalah fungsi ๐ ๐ฅ itu sendiri)
Buktinya adalah sebagai berikut : Misal ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi anggota ๐ถ ๐ ๐, ๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0). ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah fungsi yang kontinu pada [๐, ๐], sehingga ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ = ๐ โ ๐ (๐ฅ) juga merupakan fungsi yang kontinu pada [๐, ๐]. Oleh karena itu, menurut teorema 2.5.1, ๐ โ ๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ dalam ๐, ๐ . Karena itu , untuk setiap ๐(๐ฅ), ๐(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐], ๐ โ ๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ dalam ๐, ๐ . ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) juga memiliki turunan-turunan yang kontinu pada [๐, ๐] sampai turunan ke-๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0). Oleh karena itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
๐โฒ(๐ฅ) dan ๐โฒ(๐ฅ) adalah fungsi yang kontinu pada [๐, ๐], sehingga ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ ๐ฅ = ๐ โ ๐ โฒ(๐ฅ) juga merupakan fungsi yang kontinu pada [๐, ๐]. Oleh karena itu, menurut teorema 2.5.1, maksimum mutlak
๐ โ ๐ โฒ(๐ฅ) akan mencapai nilai
๐ โ ๐ โฒ ๐ = ๐โฒ ๐ โ ๐โฒ(๐)
pada suatu bilangan ๐
dalam ๐, ๐ . Karena itu , untuk setiap ๐(๐ฅ), ๐(๐ฅ) โ ๐ถ 1 [๐, ๐], ๐ โ ๐
โฒ
๐ฅ = ๐ โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ (๐ฅ)
akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ dalam ๐, ๐ . Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐. a) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โฅ 0, untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real) max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) โฅ 0, untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real) Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐. Oleh karena itu, ๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐
๐
๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) โฅ 0
,
untuk
setiap
๐, ๐ โ
๐ถ[๐, ๐]. b) Jika diketahui
๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐
๐
๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0.
Karena itu, didapat max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) + max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ โฒ (๐ฅ) โ ๐โฒ (๐ฅ) + โฏ +max๐โค๐ฅโค๐ ๐ (๐) ๐ฅ โ ๐
๐
(๐ฅ) = 0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โฅ 0,
Padahal
๐โฒ(๐ฅ) โฅ 0,โฆ max๐โค๐ฅโค๐ ๐ (๐) ๐ฅ โ ๐
๐
88
max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ
(๐ฅ) โฅ 0. (tidak mungkin
negatif) Karena
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ โฒ (๐ฅ) โ ๐โฒ (๐ฅ) +
โฏ +max๐โค๐ฅโค๐ ๐ (๐) ๐ฅ โ ๐
๐
(๐ฅ) = 0.
(ruas kanan sama dengan nol) Maka dari itu,
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ
๐โฒ (๐ฅ) = โฏ = max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ (๐) ๐ฅ โ ๐ Karena itu, ๐
๐
๐
(๐ฅ) = 0.
๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ = (๐ โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ ๐ฅ
= โฏ = (๐
๐
๐ฅ โ
(๐ฅ) = 0. (menurut contoh 3.1.10)
Jadi, jika
๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐
๐
๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0
maka ๐ ๐ฅ โ
๐(๐ฅ) = 0. Jika
๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐
๐
๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0 maka ๐ ๐ฅ = ๐(๐ฅ).
Kemudian, jika ๐ ๐ฅ = ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐] maka ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. Karena itu, didapat
๐(๐ฅ) โ ๐(๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam
[๐, ๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real) Oleh karena itu, didapat max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = 0. ๐ ๐ฅ = ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐] maka ๐โฒ ๐ฅ = ๐โฒ(๐ฅ). Oleh karena itu, ๐ โฒ (๐ฅ) โ ๐โฒ (๐ฅ) = ๐ + ๐ โฒ (๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Didapat
89
๐โฒ(๐ฅ) โ ๐โฒ(๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐] (dari
definisi nilai mutlak bilangan real), sehingga max๐ โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) = 0.
Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) sampai
turunan
๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
Jadi,
๐
๐
ke-๐.
๐
๐
Oleh
karena
itu,
๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0. ๐(๐ฅ) = ๐(๐ฅ)
jika
๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
yang
maka
akan
didapat
๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) = 0.
c) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) , untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real) max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) ,
untuk
setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real) Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐. Oleh karena itu, ๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐
๐
๐
๐
๐ฅ โ๐
๐
๐ฅ
=
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐
๐
๐
๐ฅ โ
๐ฅ .
d) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ ๐(๐ฅ) , untuk setiap ๐, ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐].
+ (๐ ๐ฅ โ
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐ ๐ฅ
90
+ (๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โค max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ
๐(๐ฅ) + max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) ,untuk setiap ๐, ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari ketaksamaan segitiga) Karena itu, max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) โค max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) . max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ ๐ฅ
+
(๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) , untuk setiap ๐, ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ ๐ฅ
+ (๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) โค
max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ โ ๐(๐ฅ) ,untuk setiap ๐, ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari ketaksamaan segitiga) itu, max๐ โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) โค max๐ โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ
Karena
๐โฒ(๐ฅ) + max๐ โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ โ ๐โฒ(๐ฅ) .
Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐. Oleh karena itu, ๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐
๐
๐ฅ +
๐
๐
๐ฅ โ๐
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐
๐
๐ ๐
๐ฅ
โค
๐ฅ โ๐
๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐ ๐
๐
๐
๐ฅ โ
๐ฅ
Karena memenuhi keempat aksioma, maka (๐ถ ๐ ๐, ๐ , ๐) untuk ๐ adalah bilangan bulat lebih dari 0, dengan ๐ adalah jarak antara dua fungsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pada ๐ถ[๐, ๐] yaitu ๐ ๐, ๐ : ๐ โ ๐
๐
=
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐
๐
๐
91
๐ฅ โ ๐ ๐ (๐ฅ) ,
untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐] adalah ruang metrik.
Kali ini akan ditunjukkan bahwa ๐ถ ๐ ๐, ๐ (dengan ๐ adalah bilangan bulat tidak negatif) adalah ruang linear bernorma. Oleh akan ditunjukkan bahwa ๐ถ ๐ ๐, ๐ adalah ruang linear terlebih dahulu. Untuk kelas ๐ถ 0 [๐, ๐] merupakan ruang bernorma sudah dibuktikan pada contoh 3.1.10. Karena itu, sekarang akan dibuktikan bahwa (๐ถ ๐ ๐, ๐ , ๐) untuk ๐ bilangan bulat lebih dari 0, dan diberikan lapangan real ๐
. Didefinisikan (+) adalah operasi penjumlahan fungsi dengan fungsi, yang didefinisikan dengan ๐ + ๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฅ), dan didefinisikan operasi perkalian bilangan real dengan suatu fungsi, yaitu ๐ผ๐ ๐ฅ = ๐ผ๐(๐ฅ). Maka dari itu, ๐ถ ๐ ๐, ๐ , untuk ๐ bilangan bulat lebih dari 0 adalah ruang linear atas lapangan real ๐
.
Buktinya adalah sebagai berikut : Misal ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi anggota ๐ถ ๐ ๐, ๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0). ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) adalah fungsi-fungsi yang kontinu dan memiliki turunanturunan yang kontinu pada [๐, ๐] sampai turunan ke-๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0). Misal ๐ผ, ๐ฝ adalah sembarang bilangan real dalam ๐
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
1. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu dan memiliki turunanturunan yang kontinu pada [๐, ๐] sampai turunan ke-๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0), sehingga f ' (c) ๏ฝ lim
f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c ) ada, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐] h
f ' ' (c) ๏ฝ lim
f ' (c ๏ซ h) ๏ญ f ' ( c ) ada, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. h
h ๏ฎ0
h๏ฎ0
Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐ yaitu f
(k )
f ( k ๏ญ1) (c ๏ซ h) ๏ญ f ( k ๏ญ1) (c) ada, untuk (c) ๏ฝ lim h ๏ฎ0 h
setiap ๐ dalam [๐, ๐]. Kekontinuan ๐ โฒ (๐ฅ), ๐ โฒโฒ (๐ฅ), โฆ ๐
๐โ1
(๐ฅ) otomatis terjadi. (dari
teorema 2.4.1) Karena ๐
๐
(๐ฅ) juga harus kontinu, maka lim f ( k ) ( x) ๏ฝ f ( k ) (c) , x ๏ฎc
untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu dan memiliki turunanturunan yang kontinu pada [๐, ๐] sampai turunan ke-๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0), sehingga g ' (c) ๏ฝ lim ๏ฝ
g ( c ๏ซ h) ๏ญ g ( c ) ada, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐] h
g ' ' (c) ๏ฝ lim ๏ฝ
g ' (c ๏ซ h) ๏ญ g ' ( c ) ada, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. h
h ๏ฎ0
h ๏ฎ0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐ yaitu g ( k ) (c) ๏ฝ lim h ๏ฎ0
g ( k ๏ญ1) (c ๏ซ h) ๏ญ g ( k ๏ญ1) (c) ada, untuk h
setiap ๐ dalam [๐, ๐]. Kekontinuan ๐โฒ (๐ฅ), ๐โฒโฒ (๐ฅ), โฆ ๐
๐โ1
(๐ฅ) otomatis terjadi. (dari
teorema 2.4.1) Karena ๐
๐
(๐ฅ) juga harus kontinu, maka lim g ( k ) ( x) ๏ฝ g ( k ) (c) , x ๏ฎc
untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. ( f ๏ซ g )' ( x) ๏ฝ f ' ( x) ๏ซ g ' ( x) (menurut aturan penjumlahan turunan)
f ( c ๏ซ h ) ๏ญ f (c ) ๏น ๏ฉ g (c ๏ซ h ) ๏ญ g ( c ) ๏น ๏ฉ ( f ๏ซ g )' ( x) ๏ฝ ๏ชlim ๏ซ ๏ชlim ๏บ ๏บ , untuk h ๏ฎ0 h ๏ฎ 0 h h ๏ซ ๏ป ๏ซ ๏ป
setiap ๐ dalam [๐, ๐]. [ f (c ๏ซ h) ๏ซ g (c ๏ซ h)] ๏ญ [ f (c) ๏ซ g (c)] , untuk setiap h๏ฎ0 h
( f ๏ซ g )' (c) ๏ฝ lim
๐ dalam [๐, ๐] . (menurut hukum penjumlahan limit) ( f ๏ซ g )' (c) ๏ฝ lim h๏ฎ0
( f ๏ซ g )(c ๏ซ h) ๏ญ ( f ๏ซ g )(c) , untuk setiap ๐ dalam h
[๐, ๐]. (menurut definisi penjumlahan fungsi) Oleh karena itu, (๐ + ๐)(๐ฅ) terdifensialkan. ( f ๏ซ g )' ' ( x) ๏ฝ f ' ' ( x) ๏ซ g ' ' ( x) (menurut
aturan
penjumlahan
turunan) f ' ( c ๏ซ h) ๏ญ f ' ( c ) ๏น ๏ฉ g ' (c ๏ซ h ) ๏ญ g ' ( c ) ๏น ๏ฉ ( f ๏ซ g )' ' ( x) ๏ฝ ๏ชlim ๏ซ lim ๏บ ๏ช h๏ฎ0 ๏บ, h h ๏ซ h๏ฎ0 ๏ป ๏ซ ๏ป
untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
( f ๏ซ g )' ' (c) ๏ฝ lim h๏ฎ0
[ f ' (c ๏ซ h) ๏ซ g ' (c ๏ซ h)] ๏ญ [ f ' (c) ๏ซ g ' (c)] , h
94
untuk
setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (menurut hukum penjumlahan limit) ( f ๏ซ g )' (c ๏ซ h) ๏ญ ( f ๏ซ g )' (c) , untuk setiap h๏ฎ0 h
( f ๏ซ g )' ' (c) ๏ฝ lim
๐
dalam [๐, ๐]. (menurut definisi penjumlahan fungsi) Oleh karena itu, ๐ + ๐ โฒ (๐ฅ) terdiferensialkan. Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐ + ๐ (๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐ . Kekontinuan
๐+๐
โฒ
๐ฅ , ๐+๐
โฒโฒ
๐ฅ , โฆ (๐ + ๐) ๐โ1 (๐ฅ)
otomatis terjadi. (dari teorema 2.4.1) Karena ๐
๐
(๐ฅ), dan ๐
๐
(๐ฅ) kontinu, maka (๐ + ๐) ๐ (๐ฅ) kontinu
untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (dari aturan penjumlahan turunan dan contoh 3.1.8) Oleh karena itu, fungsi ๐ + ๐
๐
(๐ฅ), (dengan ๐ bilangan bulat
lebih dari 0) adalah fungsi kontinu dan memiliki turunan-turunan yang kontinu pada [๐, ๐] sampai turunan ke-๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0). Jadi, ๐ถ ๐ [๐, ๐], dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0 tertutup terhadap operasi penjumlahan. 2. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu dan memiliki turunanturunan yang kontinu pada [๐, ๐] sampai turunan ke-๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0), sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f ' (c) ๏ฝ lim
f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c ) ada, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐] h
f ' ' (c) ๏ฝ lim
f ' (c ๏ซ h) ๏ญ f ' ( c ) ada, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. h
h ๏ฎ0
h๏ฎ0
95
Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐, yaitu f
(k )
f ( k ๏ญ1) (c ๏ซ h) ๏ญ f ( k ๏ญ1) (c) ada, untuk (c) ๏ฝ lim h ๏ฎ0 h
setiap ๐ dalam [๐, ๐]. Kekontinuan ๐ โฒ (๐ฅ), ๐ โฒโฒ (๐ฅ), โฆ ๐
๐โ1
(๐ฅ) otomatis terjadi. (dari
teorema 2.4.1) Karena ๐
๐
(๐ฅ) juga harus kontinu, maka lim f ( k ) ( x) ๏ฝ f ( k ) (c) , x ๏ฎc
untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. ๐ผ adalah sembarang bilangan real dalam lapangan ๐
. ๐ผ๐
โฒ
๐ฅ = ๐ผ๐โฒ(๐ฅ) (menurut aturan perkalian konstanta turunan)
(๏กf )' ( x) ๏ฝ ๏ก lim h๏ฎ0
f (c ๏ซ h) ๏ญ f ( c ) , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. h
๏ฉ ๏ฆ f (c ๏ซ h) ๏ญ f (c ) ๏ถ ๏น (๏กf )' ( x) ๏ฝ lim ๏ช๏ก ๏ง ๏ท๏บ , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. h ๏ฎ0 h ๏ธ๏ป ๏ซ ๏จ
(menurut hukum perkalian konstanta pada limit) (๏กf )(c ๏ซ h) ๏ญ (๏กf )(c) , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. h๏ฎ0 h
(๏กf )' ( x) ๏ฝ lim
(menurut definisi perkalian bilangan real dengan fungsi) Oleh karena itu, (๏กf )( x) terdiferensialkan. ๐ผ๐
โฒโฒ
๐ฅ = ๐ผ๐โฒโฒ(๐ฅ) (menurut aturan perkalian konstanta turunan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(๏กf )' ' ( x) ๏ฝ ๏ก lim h๏ฎ0
96
f ' ( c ๏ซ h ) ๏ญ f ' (c ) , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. h
๏ฉ ๏ฆ f ' ( c ๏ซ h ) ๏ญ f ' (c ) ๏ถ ๏น (๏กf )' ' ( x) ๏ฝ lim ๏ช๏ก ๏ง ๏ท๏บ , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. h ๏ฎ0 h ๏ธ๏ป ๏ซ ๏จ
(menurut hukum perkalian konstanta pada limit) (๏กf ' )(c ๏ซ h) ๏ญ (๏กf ' )(c) , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. h ๏ฎ0 h
(๏กf )' ' ( x) ๏ฝ lim
(menurut definisi perkalian bilangan real dengan fungsi) Oleh karena itu, (๏กf )' ( x) terdiferensialkan. Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari โ ๐ (๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐ . Kekontinuan ๐ผ๐
โฒ
๐ฅ , ๐ผ๐
โฒโฒ
๐ฅ , โฆ (๐ผ๐) ๐โ1 (๐ฅ) otomatis terjadi.
(dari teorema 2.4.1) Karena ๐
๐
(๐ฅ), dan ๐
๐
(๐ฅ) kontinu, maka (๐ผ๐) ๐ (๐ฅ) kontinu
untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (dari aturan penjumlahan turunan dan contoh 3.1.8) Oleh karena itu, fungsi ๐ผ๐
๐
(๐ฅ), (dengan ๐ bilangan bulat lebih
dari 0) adalah fungsi kontinu dan memiliki turunan-turunan yang kontinu pada [๐, ๐] sampai turunan ke-๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0). Jadi,(๐ผ๐)(๐) ๐ฅ = ๐ผ๐ (๐) (๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐] . 3. ๐ ๐ฅ , ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu dan memiliki turunan-turunan yang kontinu pada [๐, ๐] sampai turunan ke-๐. (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐] , ๐ ๐ , ๐ ๐ , ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1) ๐ ๐ + ๐ ๐ = ๐ ๐ + ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (menurut sifat komutatif bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ ๐ฅ + ๐ ๐ฅ = ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐] 4.
๐ ๐ +๐ ๐
+ ๐ ๐ = ๐ ๐ + (๐ ๐ + ๐ ๐ ),
untuk setiap ๐
dalam [๐, ๐]. (menurut sifat asosiatif bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis
๐ ๐ฅ +๐ ๐ฅ
+๐ ๐ฅ =๐ ๐ฅ +
(๐ ๐ฅ + ๐ ๐ฅ ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. 5. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi anggota ๐ถ ๐ [๐, ๐]. Karena ๐(๐ฅ) pasti kontinu, maka untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1) Terdapat fungsi 0, yaitu ๐ฆ ๐ฅ = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. (diketahui bahwa fungsi ๐ฆ ๐ฅ = 0 adalah fungsi yang kontinu pada ๐
= (โโ, โ) dan ๐ฆ ๐ฅ = 0 juga terdiferensialkan pada tingkat berapapun, dan turunan-turunannya yaitu ๐ฆ โฒ ๐ฅ = ๐ฆ โฒโฒ ๐ฅ = โฏ = ๐ฆ
๐
(๐ฅ) = 0 kontinu pada ๐
= (โโ, โ) sehingga ๐ฆ ๐ฅ = 0 ada
dalam seluruh kelas ๐ถ ๐ [๐, ๐], untuk ๐ bilangan bulat tak negatif) Oleh karena itu, didapat : ๐ฆ ๐ = 0 ,untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐ ๐ + ๐ฆ ๐ = ๐ ๐ + 0 = ๐ ๐ , untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (elemen identitas dalam penjumlahan bilangan real)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Karena itu, dapat ditulis ๐ ๐ฅ + 0 = ๐ ๐ฅ , untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. Fungsi ๐ฆ ๐ฅ = 0 adalah elemen 0 dalam ๐ถ ๐ [๐, ๐]. 6. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi anggota ๐ถ ๐ [๐, ๐]. Karena ๐(๐ฅ) pasti kontinu, maka untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1) ๐ ๐ + โ๐ ๐
= 0, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (invers dalam
penjumlahan bilangan real) Karena itu, dapat ditulis ๐ ๐ฅ + โ๐ ๐ฅ
= 0, untuk setiap ๐ฅ
dalam [๐, ๐]. 7. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi anggota ๐ถ ๐ [๐, ๐]. Karena ๐(๐ฅ) pasti kontinu, maka untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1) Terdapat fungsi ๐ ๐ฅ = 1, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. (diketahui bahwa fungsi ๐ ๐ฅ = 1 adalah fungsi yang kontinu pada ๐
= (โโ, โ) dan ๐ ๐ฅ = 1
juga terdiferensialkan pada tingkat
berapapun, dan turunan-turunannya yaitu ๐ โฒ ๐ฅ = ๐ โฒโฒ ๐ฅ = โฏ = ๐
๐
(๐ฅ) = 0 kontinu pada ๐
= (โโ, โ) sehingga ๐ ๐ฅ = 1 ada
dalam seluruh kelas ๐ถ ๐ [๐, ๐], untuk ๐ bilangan bulat tak negatif) Oleh karena itu, didapat : ๐ ๐ = 1 ,untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. ๐ ๐ โ ๐ ๐ = 1 โ ๐ ๐ = ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (elemen identitas dalam perkalian bilangan real)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Oleh karena itu, dapat ditulis 1 โ ๐ ๐ฅ = ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐] Fungsi ๐ ๐ฅ = 1 adalah elemen satuan dalam ๐ถ ๐ [๐, ๐] 8. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi anggota ๐ถ ๐ [๐, ๐]. Karena ๐(๐ฅ) pasti kontinu, maka untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1) ๐ผ, ๐ฝ adalah sembarang bilangan real dalam lapangan ๐
. ๐ผ ๐ฝ๐(๐) = ๐ผ๐ฝ ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (menurut sifat asosiatif perkalian bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ผ ๐ฝ๐(๐ฅ) = ๐ผ๐ฝ ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. 9. ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi anggota ๐ถ ๐ [๐, ๐]. Karena ๐(๐ฅ) pasti kontinu, maka untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐], ๐(๐) terdefinisi. (dari definisi 2.3.1) ๐ผ, ๐ฝ adalah sembarang bilangan real dalam lapangan ๐
. ๐ผ + ๐ฝ ๐ ๐ = ๐ผ๐ ๐ + ๐ฝ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (menurut sifat distributif kiri perkalian terhadap penjumlahan bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis
๐ผ + ๐ฝ ๐ ๐ฅ = ๐ผ๐ ๐ฅ + ๐ฝ๐(๐ฅ),
untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. 10. ๐(๐ฅ), dan ๐(๐ฅ) adalah sembarang fungsi kontinu dan memiliki turunan-turunan yang kontinu pada [๐, ๐] sampai turunan ke-๐. (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Oleh karena itu, untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐] , ๐ ๐ , ๐ ๐ terdefinisi. (dari definisi 2.3.1) ๐ผ adalah sembarang bilangan real dalam lapangan ๐
. ๐ผ ๐ ๐ + ๐(๐) = ๐ผ๐ ๐ + ๐ผ๐(๐), untuk setiap ๐ dalam [๐, ๐]. (menurut sifat distributif kanan perkalian terhadap penjumlahan bilangan real) Oleh karena itu, dapat ditulis ๐ผ ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฅ) = ๐ผ๐ ๐ฅ + ๐ผ๐(๐ฅ), untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐].
Karena memenuhi kesepuluh aksioma, maka ๐ถ ๐ ๐, ๐ , dengan ๐ adalah bilangan bulat lebih dari 0, adalah ruang linear atas lapangan real ๐
.
Setelah ditunjukkan bahwa ๐ถ ๐ ๐, ๐ , dengan ๐ adalah bilangan bulat lebih dari 0, adalah ruang linear atas lapangan real ๐
, kali ini akan dibuktikan bahwa (๐ถ ๐ ๐, ๐ , ๐) untuk ๐ bilangan bulat lebih dari 0, dengan norma pada ๐ถ ๐ [๐, ๐] yaitu
๐
๐
=
๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐ ๐ (๐ฅ) , untuk setiap ๐ โ ๐ถ ๐ [๐, ๐]
adalah ruang linear bernorma. (dimana ๐
๐
๐ฅ =
adalah fungsi ๐ ๐ฅ itu sendiri)
Buktinya adalah sebagai berikut : Misal ๐ ๐ฅ adalah sembarang anggota ๐ถ ๐ [๐, ๐].
๐ ๐๐ฅ
๐
๐(๐ฅ) dan ๐
0
(๐ฅ)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
๐๐ฅ) adalah fungsi yang kontinu pada [๐, ๐], sehingga menurut teorema 2.5.1, ๐(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak ๐(๐) pada suatu bilangan ๐ dalam ๐, ๐ . Karena itu, untuk setiap ๐(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐], ๐(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ dalam ๐, ๐ . ๐(๐ฅ) juga memiliki turunan-turunan yang kontinu pada [๐, ๐] sampai turunan ke-๐ (dengan ๐ bilangan bulat lebih dari 0) Oleh karena itu, menurut teorema 2.5.1, ๐โฒ(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak ๐โฒ(๐) pada suatu bilangan ๐ dalam ๐, ๐ . Karena itu, untuk setiap ๐(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐], ๐โฒ(๐ฅ) akan mencapai nilai maksimum mutlak pada suatu bilangan ๐ฅ dalam ๐, ๐ . Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐ a) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ
โฅ 0, untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari definisi nilai
mutlak bilangan real) max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ
โฅ 0, untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari definisi nilai
mutlak bilangan real) Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) dan ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐. Oleh karena itu, ๐
๐
=
๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐ ๐ (๐ฅ) โฅ 0, untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ถ[๐, ๐] (dari
definisi nilai mutlak bilangan real) b) Jika
diketahui
๐
๐
=
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐
๐ ๐ (๐ฅ) = 0,
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ + max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ + โฏ +max๐โค๐ฅโค๐ ๐ (๐) ๐ฅ
maka = 0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ
Padahal max๐โค๐ฅโค๐ ๐ (๐) ๐ฅ
โฅ 0,
max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ
102
โฅ 0,โฆ
โฅ 0 . (tidak mungkin negatif)
Karena max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ + max๐ โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ + โฏ +max๐โค๐ฅโค๐ ๐ (๐) ๐ฅ
=
0 (ruas kanan sama dengan nol), maka max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ
= max๐ โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ
= โฏ = max๐โค๐ฅโค๐ ๐ (๐) ๐ฅ
=
0. Karena itu ๐ ๐ฅ = ๐ โฒ ๐ฅ = โฏ = ๐ (๐) ๐ฅ = 0. ๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
Jadi, jika
๐
๐
๐ฅ
= 0 maka ๐ ๐ฅ = 0
Kemudian, jika ๐ ๐ฅ = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐] maka ๐(๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. (dari definisi nilai mutlak bilangan real) Oleh karena itu, max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ
= 0.
๐ ๐ฅ = 0, maka ๐โฒ ๐ฅ = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. Karena itu, didapat
๐โฒ(๐ฅ) = 0, untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. (dari definisi nilai
mutlak bilangan real) Oleh karena itu, max๐ โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ
= 0.
Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐. Didapat ๐
๐
=
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐
Jadi, jika ๐(๐ฅ) = 0 maka ๐
๐
๐
=
๐
๐ฅ
= 0.
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐
c) Misalkan ๐ผ adalah sembarang bilangan real.
๐
๐
๐ฅ
= 0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
๐ผ๐(๐ฅ)
=
๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐ผ๐
๐
๐ฅ
103
= max๐ โค๐ฅโค๐ ๐ผ๐ ๐ฅ +
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ผ๐โฒ ๐ฅ + โฏ + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ผ๐
๐
๐ฅ ,
untuk
setiap
๐(๐ฅ) โ
๐ถ ๐ [๐, ๐]. = ฮฑ max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ + ๐ผ max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ + โฏ + ๐ผ max๐โค๐ฅโค๐ ๐
๐
๐ฅ , untuk setiap ๐(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐].
(dari sifat-sifat nilai mutlak bilangan real) = ๐ผ ( max ๐(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ + โฏ + ๐โค๐ฅโค๐
max๐โค๐ฅโค๐ ๐ = ๐ผ( = ๐ผ ๐ d)
๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐
๐ฅ ), untuk setiap ๐(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐].
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐ ๐,
๐+๐
๐
๐
๐ฅ ), untuk setiap ๐ข(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐].
untuk setiap ๐ข(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐]. ๐
(๐ฅ) =
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐
๐
๐
๐ฅ + ๐ ๐ (๐ฅ)
(menurut aturan penjumlahan turunan) max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฅ) โค max๐โค๐ฅโค๐ ( ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฅ) ),
untuk
setiap
๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari ketaksamaan segitiga) max๐โค๐ฅโค๐ ( ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฅ) )= max๐ โค๐ฅโค๐ ๐(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐(๐ฅ) , untuk setiap ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐]. Karena itu, max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฅ) โค max ๐(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐(๐ฅ) , untuk setiap ๐โค๐ฅโค๐
๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐]. max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ ๐ฅ + ๐โฒ(๐ฅ) โค max๐โค๐ฅโค๐ ( ๐โฒ ๐ฅ + ๐โฒ(๐ฅ) ), untuk setiap ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ ๐ถ[๐, ๐]. (dari ketaksamaan segitiga)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
max๐โค๐ฅโค๐ ( ๐โฒ ๐ฅ + ๐โฒ(๐ฅ) )= max๐ โค๐ฅโค๐ ๐โฒ(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ(๐ฅ) , untuk setiap ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐]. Karena itu, max๐โค๐ฅโค๐ ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฅ) โค max ๐โฒ(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐โฒ(๐ฅ) , untuk setiap ๐โค๐ฅโค๐
๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐]. Hal di atas terjadi untuk turunan-turunan dari ๐(๐ฅ) sampai turunan yang ke-๐. Oleh karena itu, ๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐
๐
(๐ฅ) โค
๐+
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐
๐ ๐ (๐ฅ) +
๐ ๐=0 max๐โค๐ฅโค๐
๐ ๐ (๐ฅ)
,untuk
setiap ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐]. Didapat : f+g
k
โค f
k
+ g k , untuk setiap ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ ๐ถ ๐ [๐, ๐].
Karena memenuhi keempat aksioma, maka (๐ถ ๐ ๐, ๐ , ๐) untuk ๐ bilangan bulat lebih dari 0, dengan norma pada ๐ถ ๐ [๐, ๐] yaitu ๐ ๐=0 max๐ โค๐ฅโค๐
๐
๐
=
๐ ๐ (๐ฅ) , untuk setiap ๐ โ ๐ถ ๐ [๐, ๐] adalah ruang linear
bernorma.
B. Fungsional Fungsional adalah salah satu jenis fungsi, di mana variabel bebasnya merupakan fungsi (atau kurva), dengan kata lain fungsional merupakan fungsi dari fungsi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Pada fungsi dengan tiga variabel bebas, daerah asal untuk fungsi tersebut adalah himpunan titik-titik (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง) dalam ๐
3 . Begitu juga untuk fungsional dengan tiga variabel bebas, daerah asal untuk fungsional tersebut adalah himpunan titik-titik (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง) di ๐
3 di mana ๐ฅ, ๐ฆ, dan ๐ง adalah fungsi-fungsi dengan variabel bebas yang berbeda, yang telah dianggap sebagai titik. ๐ฅ, ๐ฆ, dan ๐ง masing-masing adalah fungsi dalam ruang linear โ. Pada fungsi dengan ๐ variabel bebas, daerah asal untuk fungsi tersebut adalah himpunan titik-titik (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ ๐ฅ๐ ) dalam ๐
๐ . Begitu juga untuk fungsional dengan ๐ variabel bebas, daerah asal untuk fungsional tersebut adalah himpunan titik-titik (๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ ๐ฅ๐ ) di ๐
๐ di mana ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ dan ๐ฅ๐ adalah fungsi-fungsi dengan variabel bebas yang berbeda, yang telah dianggap sebagai titik. ๐ฅ1 , ๐ฅ2 , โฆ dan ๐ฅ3 masing-masing adalah fungsi dalam ruang linear โ. Dalam fungsional domain adalah himpunan fungsi sedangkan kodomain adalah himpunan bilangan Real. Berikut ini adalah beberapa contoh fungsional.
Contoh 3.2.1 b
J ๏ y ๏ ๏ฝ ๏ฒ y ( x)dx , untuk ๐ฆ(๐ฅ) dalam ๐ถ 0 ๐, ๐
didefinisikan sebagai suatu
a
fungsional. ๐ฝ ๐ฆ : ๐ถ 0 โ ๐
, ๐ท = ๐ฆ ๐ฅ |๐ฆ(๐ฅ) โ ๐ถ 0 ๐, ๐
. ๐ฆ(๐ฅ) kontinu di ๐, ๐ , karena itu
menurut Teorema Dasar Kalkulus bagian 2 akan didapat bilangan real untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
setiap ๐ฆ(๐ฅ) dalam ๐ท. Karena itu, dari penjelasan tersebut didapat bahwa ๐ฝ ๐ฆ adalah suatu fungsi, dan karena ๐ฆ(๐ฅ) juga merupakan fungsi maka ๐ฝ ๐ฆ adalah fungsional.
Contoh 3.2.2 b
J ๏ y ๏ ๏ฝ ๏ฒ y 2 ( x)dx , untuk ๐ฆ(๐ฅ) dalam ๐ถ 0 [๐, ๐] didefinisikan sebagai suatu a
fungsional. ๐ฝ ๐ฆ : ๐ถ 1 โ ๐
, ๐ท = ๐ฆ ๐ฅ |๐ฆ(๐ฅ) โ ๐ถ 0 ๐, ๐ . Fungsi kuadrat merupakan fungsi polinom sehingga fungsi itu kontinu di mana saja (di R), karena itu menurut Teorema 2.3.2 dan Teorema Dasar Kalkulus bagian 2 akan didapat bilangan real untuk setiap ๐ฆ(๐ฅ) dalam D. Karena itu, dari penjelasan tersebut didapat bahwa ๐ฝ ๐ฆ adalah suatu fungsi, dan karena ๐ฆ(๐ฅ) juga merupakan fungsi maka ๐ฝ ๐ฆ adalah fungsi dari fungsi.
Contoh 3.2.3 Jika F adalah fungsi yang kontinu di R, maka b
J ๏ y ๏ ๏ฝ ๏ฒ F ( y ( x))dx , untuk ๐ฆ(๐ฅ) dalam ๐ถ 0 ๐, ๐ didefinisikan sebagai suatu a
fungsional. ๐ฝ ๐ฆ : ๐ถ 0 โ ๐
, ๐ท = ๐ฆ ๐ฅ |๐ฆ(๐ฅ) โ ๐ถ 0 ๐, ๐ . Fungsi ๐น kontinu di ๐
, karena itu menurut Teorema 2.3.2, F ( y( x)) adalah fungsi kontinu di ๐, ๐ sehingga menurut Teorema Dasar Kalkulus bagian 2 akan didapat bilangan real untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
setiap ๐ฆ(๐ฅ) dalam ๐ท. Karena itu, dari penjelasan tersebut didapat bahwa ๐ฝ ๐ฆ adalah suatu fungsi, dan karena ๐ฆ(๐ฅ) juga merupakan fungsi maka ๐ฝ ๐ฆ adalah fungsional.
Contoh 3.2.4 b
J ๏ y ๏ ๏ฝ ๏ฒ [ y ' ( x)]2 dx , untuk ๐ฆ(๐ฅ) dalam ๐ถ 1 ๐, ๐ didefinisikan sebagai suatu a
fungsional. ๐ฝ ๐ฆ : ๐ถ 1 โ ๐
, ๐ท = ๐ฆ ๐ฅ |๐ฆ(๐ฅ) โ ๐ถ 1 ๐, ๐ . ๐ฆ(๐ฅ) dalam ๐ถ 1 ๐, ๐ sehingga ๐ฆ โฒ ๐ฅ ada dan kontinu di [๐, ๐]. Fungsi kuadrat merupakan fungsi polinom sehingga fungsi itu kontinu di ๐
, karena itu menurut Teorema 2.3.2, dan Teorema Dasar Kalkulus bagian 2 akan didapat bilangan real untuk setiap ๐ฆ(๐ฅ) dalam D. Karena itu, dari penjelasan tersebut didapat bahwa ๐ฝ ๐ฆ adalah suatu fungsi, dan karena ๐ฆ(๐ฅ) juga merupakan fungsi maka ๐ฝ ๐ฆ adalah fungsional.
Contoh 3.2.5 b
J ๏ y ๏ ๏ฝ ๏ฒ 1 ๏ซ [ y ' ( x)]2 dx , untuk ๐ฆ(๐ฅ) dalam ๐ถ 1 ๐, ๐ didefinisikan sebagai a
suatu fungsional. ๐ฝ ๐ฆ : ๐ถ 1 โ ๐
, ๐ท = ๐ฆ ๐ฅ |๐ฆ(๐ฅ) โ ๐ถ 1 ๐, ๐ . ๐ฆ(๐ฅ) dalam ๐ถ 1 ๐, ๐ sehingga ๐ฆ โฒ ๐ฅ ada dan kontinu di [๐, ๐]. Daerah asal fungsi rasional dalam bentuk di atas adalah himpunan bilangan real; ๐
. Oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
karena itu, fungsi tersebut kontinu di ๐
(karena sembarang fungsi rasional kontinu pada daerah asalnya). Karena itu, menurut teorema 2.3.2, dan Teorema Dasar Kalkulus bagian 2 akan didapat bilangan real untuk setiap ๐ฆ(๐ฅ) dalam D. Oleh karena itu, dari penjelasan tersebut didapat bahwa ๐ฝ ๐ฆ adalah suatu fungsi, dan karena ๐ฆ(๐ฅ) juga merupakan fungsi maka ๐ฝ ๐ฆ adalah fungsional.
Fungsional di atas merupakan rumus panjang kurva ๐ฆ = ๐ฆ(๐ฅ) untuk ๐ โค ๐ฅ โค ๐.
Contoh 3.2.6 Jika fungsi F adalah suatu fungsi 3 variabel yang kontinu, maka b
J ๏ y ๏ ๏ฝ ๏ฒ F ๏x, y ( x), y ' ( x)๏dx untuk ๐ฆ(๐ฅ) dalam ๐ถ 1 ๐, ๐ didefinisikan sebagai a
suatu fungsional. Pada contoh di atas ๐ฅ adalah suatu variabel bebas, yโ(x) tergantung pada y(x) (keduannya memiliki variabel bebas yang sama yaitu x). ๐ฝ ๐ฆ : ๐ถ 1 โ ๐
, daerah asal ๐ฝ ๐ฆ
adalah ๐ถ 1 [๐, ๐] ( yโ ada dan kontinu
pada[๐, ๐]). Menurut teorema 2.7.2 dan Teorema Dasar Kalkulus bagian 2 akan didapat bilangan real untuk setiap ๐ฆ(๐ฅ). Oleh karena itu, dari penjelasan tersebut didapat bahwa ๐ฝ ๐ฆ adalah suatu fungsi, dan karena ๐ฆ(๐ฅ) juga merupakan fungsi maka ๐ฝ ๐ฆ adalah fungsi dari fungsi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Definisi 3.2.1 Fungsional ๐ฝ ๐ฆ dikatakan kontinu pada titik ๐ฆ โ โ jika untuk setiap ๐ > 0, terdapat ๐ฟ > 0 sedemikian sehingga ๐ฝ ๐ฆ โ ๐ฝ[๐ฆ] < ๐ bilamana ๐ฆ โ ๐ฆ < ๐ฟ.
Definisi 3.2.2 Andaikan ๐, ๐ adalah ruang-ruang linear atas lapangan yang sama ๐น. Suatu fungsi ๐: ๐ โ ๐ disebut suatu transformasi linear dari ๐ ke ๐ jika untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐, dan setiap ๐ผ โ ๐
, berlaku : a) ๐ ๐ฅ + ๐ฆ = ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฆ) b) ๐ ๐ผ๐ฅ = ๐ผ๐(๐ฅ)
Untuk ๐ = ๐, transformasi linear ๐: ๐ โ ๐ disebut suatu operator linear pada ๐.
Definisi 3.2.3 Andaikan โ adalah suatu ruang linear. Fungsional linear adalah fungsi ๐: โ โ ๐
sedemikian sehingga untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ โ, dan setiap ๐ผ โ ๐
, berlaku : a) ๐ ๐ฅ + ๐ฆ = ๐ ๐ฅ + ๐(๐ฆ) b) ๐ ๐ผ๐ฅ = ๐ผ๐(๐ฅ)
Jika tidak memenuhi salah satu dari sifat-sifat di atas ataupun tidak memenuhi kedua sifat tersebut, maka fungsional dikatakan fungsional tidak linear.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Contoh 3.2.6 1
Akan ditunjukkan bahwa fungsional J ๏ y ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3 y ( x)dx , untuk ๐ฆ(๐ฅ) dalam 0
ruang linear โ, adalah suatu fungsional linear.
Ambil sembarang ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ โ. 1
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3[ f ( x) ๏ซ g ( x)]dx 0
1
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3 f ( x) ๏ซ 3g ( x)dx 0
1
1
0
0
1
1
0
0
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3 f ( x)dx ๏ซ ๏ฒ 3g ( x)dx (menurut sifat penjumlahan integral tentu)
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3 f ( x)dx ๏ซ ๏ฒ 3g ( x)dx
J ๏ f ๏ซ g๏ ๏ฝ J[ f ] ๏ซ J[g] Ambil sembarang ๐ ๐ฅ โ โ dan sembarang bilanagan ๐ผ โ ๐
. 1
J ๏๏กf ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3[๏กf ( x)]dx 0
1
J ๏๏กf ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก [3 f ( x)]dx 0
1
J ๏๏กf ๏ ๏ฝ ๏ก ๏ฒ 3 f ( x)dx (menurut sifat perkalian konstanta pada integral tentu) 0
J ๏๏กf ๏ ๏ฝ ๏กJ [ f ]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karena
memenuhi
kedua
sifat
fungsional
linear,
maka
111
fungsional
1
J ๏ y ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3 y ( x)dx , untuk ๐ฆ(๐ฅ) dalam ruang linear โ, adalah suatu fungsional 0
linear.
Contoh 3.2.7 1
Akan ditunjukkan bahwa fungsional J ๏ y ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3( y ( x)) 2 dx , untuk ๐ฆ(๐ฅ) dalam 0
ruang linear โ, adalah fungsional tidak linear.
Ambil sembarang ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ โ. 1
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3[( f ( x) ๏ซ g ( x)) 2 ]dx 0
1
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3[ f 2 ( x) ๏ซ 2 f ( x) g ( x) ๏ซ g 2 ( x)]dx 0
1
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3 f 2 ( x) ๏ซ 6 f ( x) g ( x) ๏ซ 3g 2 ( x)dx 0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3 f ( x)dx ๏ซ ๏ฒ 6 f ( x)g ( x)dx ๏ซ ๏ฒ 3g ( x)dx (menurut sifat penjumlahan integral tentu)
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3 f ( x)dx ๏ซ ๏ฒ 6 f ( x) g ( x)dx ๏ซ ๏ฒ 3g ( x)dx
J ๏ f ๏ซ g๏ ๏น J[ f ] ๏ซ J[g]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Ambil sembarang ๐ ๐ฅ โ โ dan sembarang bilangan ๐ผ โ ๐
. 1
J ๏๏กf ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3[(๏กf ( x)) 2 ]dx 0
1
J ๏๏กf ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก 2 [3 f 2 ( x)]dx 0
1
J ๏๏กf ๏ ๏ฝ ๏ก 2 ๏ฒ 3 f 2 ( x)dx (menurut sifat perkalian konstanta pada integral tentu) 0
J ๏๏กf ๏ ๏น ๏กJ [ f ] Karena tidak memenuhi sifat-sifat fungsional linear, maka fungsional 1
J ๏ y ๏ ๏ฝ ๏ฒ 3( y ( x)) 2 dx , untuk ๐ฆ(๐ฅ) dalam ruang linear โ, merupakan fungsional 0
tidak linear.
Contoh 3.2.8 b
Akan ditunjukkan bahwa fungsional
J ๏h๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก ( x)h' ( x)dx , untuk ๐(๐ฅ) a
dalam๐ถ1 [๐, ๐], dimana ๐ผ(๐ฅ) adalah suatu fungsi tertentu pada ๐ถ[๐, ๐] , adalah suatu fungsional linear.
Ambil sembarang ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ ๐ถ1 [๐, ๐]. b
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก ( x)๏( f ( x) ๏ซ g ( x))'๏dx a
b
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก ( x)๏ f ' ( x) ๏ซ g ' ( x)๏dx (menurut aturan jumlah pada turunan) a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
b
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก ( x) f ' ( x) ๏ซ ๏ก ( x) g ' ( x)dx a
b
b
a
a
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก ( x) f ' ( x)dx ๏ซ ๏ฒ ๏ก ( x) g ' ( x)dx (menurut sifat penjumlahan integral tentu)
J ๏ f ๏ซ g๏ ๏ฝ J[ f ] ๏ซ J[g]
Ambil sembarang ๐ ๐ฅ โ โ dan sembarang bilangan ๐ โ ๐
. b
J ๏rf ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก ( x)[(rf ( x))' ]dx a
b
J ๏rf ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก ( x)[rf ' ( x)]dx (menurut aturan perkalian konstanta pada turunan) a
b
J ๏rf ๏ ๏ฝ ๏ฒ r[๏ก ( x) f ' ( x)]dx a
b
J ๏rf ๏ ๏ฝ r ๏ฒ [๏ก ( x) f ' ( x)]dx (menurut sifat perkalian konstanta pada integral a
tentu)
J ๏rf ๏ ๏ฝ rJ[ f ] Karena memenuhi
kedua sifat
fungsional
linear, maka
b
Fungsional
J ๏h๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก ( x)h' ( x)dx , untuk ๐(๐ฅ) dalam๐ถ1 [๐, ๐], dimana ๐ผ(๐ฅ) adalah suatu a
fungsi tertentu pada ๐ถ[๐, ๐] , adalah suatu fungsional linear.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
Contoh 3.2.9 Akan ditunjukkan bahwa fungsional b
๏
๏
J ๏h๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก 0 ( x)h( x) ๏ซ ๏ก1 ( x)h' ( x) ๏ซ ... ๏ซ ๏ก n ( x)h ( n ) ( x) dx ,
untuk
๐(๐ฅ)
a
dalam๐ถ๐ [๐, ๐], dimana ๐ผ(๐ฅ) adalah suatu fungsi tertentu pada ๐ถ[๐, ๐] , adalah suatu fungsional linear.
Ambil sembarang ๐ ๐ฅ , ๐(๐ฅ) โ ๐ถ๐ [๐, ๐]. b
๏
๏
๏
๏
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก 0 ( x)[ f ( x) ๏ซ g ( x)] ๏ซ ๏ก1 ( x)[( f ( x) ๏ซ g ( x))' ] ๏ซ ... ๏ซ ๏ก n ( x)[( f ( x) ๏ซ g ( x)) ( n ) ] dx a
b
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก 0 ( x)[ f ( x) ๏ซ g ( x)] ๏ซ ๏ก1 ( x)[( f ' ( x) ๏ซ g ' ( x)] ๏ซ ... ๏ซ ๏ก n ( x)[( f ( n ) ( x) ๏ซ g ( n ) ( x)] dx a
(menurut aturan jumlah pada turunan) b
๏
๏
๏
๏
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ [๏ก 0 ( x) f ( x) ๏ซ ๏ก 0 g ( x)] ๏ซ [๏ก1 ( x) f ' ( x) ๏ซ ๏ก1 g ' ( x)] ๏ซ ... ๏ซ [๏ก n ( x) f ( n ) ( x) ๏ซ ๏ก n g ( n ) ( x)] dx a
b
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ [๏ก 0 ( x) f ( x) ๏ซ ๏ก1 f ( x) ๏ซ ... ๏ซ ๏ก n f ( n ) ( x)] ๏ซ[๏ก 0 ( x) g ( x) ๏ซ ๏ก1 g ( x) ๏ซ ... ๏ซ ๏ก n g ( n ) ( x)] dx a b
๏
J ๏ f ๏ซ g ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก 0 ( x) f ( x) ๏ซ ๏ก 1 f ( x) ๏ซ ... ๏ซ ๏ก n f
(n)
a
๏
b
๏
๏
( x) dx ๏ซ ๏ฒ ๏ก 0 ( x) g ( x) ๏ซ ๏ก 1 g ( x) ๏ซ ... ๏ซ ๏ก n g ( n ) ( x) dx a
(menurut sifat penjumlahan integral tentu)
J ๏ f ๏ซ g๏ ๏ฝ J[ f ] ๏ซ J[g]
Ambil sembarang ๐ ๐ฅ โ โ dan sembarang bilangan ๐ โ ๐
. b
๏
๏
J ๏rf ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก 0 ( x)[rf ( x)] ๏ซ ๏ก1 ( x)[rf ( x)]'๏ซ... ๏ซ ๏ก n ( x)[rf ( x)]( n ) dx a
b
๏
๏
J ๏rf ๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก 0 ( x)[rf ( x)] ๏ซ ๏ก1 ( x)[rf ' ( x)] ๏ซ ... ๏ซ ๏ก n ( x)[rf ( n ) ( x)] dx a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
(menurut aturan perkalian konstanta pada turunan) b
๏
๏
J ๏rf ๏ ๏ฝ ๏ฒ r[๏ก 0 ( x) f ( x)] ๏ซ r[๏ก1 ( x) f ' ( x)] ๏ซ ... ๏ซ r[๏ก n ( x) f ( n ) ( x)] dx a
๏
b
๏
J ๏rf ๏ ๏ฝ ๏ฒ r [๏ก 0 ( x) f ( x)] ๏ซ [๏ก1 ( x) f ' ( x)] ๏ซ ... ๏ซ [๏ก n ( x) f ( n ) ( x)] dx a
b
๏
๏
J ๏rf ๏ ๏ฝ r ๏ฒ ๏ก 0 ( x) f ( x) ๏ซ ๏ก1 ( x) f ' ( x) ๏ซ ... ๏ซ ๏ก n ( x) f ( n ) ( x) dx a
(menurut sifat perkalian konstanta pada integral tentu)
J ๏rf ๏ ๏ฝ rJ[ f ] Karena
memenuhi b
kedua
sifat
fungsional
๏
linear,
๏
J ๏h๏ ๏ฝ ๏ฒ ๏ก 0 ( x)h( x) ๏ซ ๏ก1 ( x)h' ( x) ๏ซ ... ๏ซ ๏ก n ( x)h ( n ) ( x) dx ,
maka untuk
fungsional ๐(๐ฅ)
a
dalam๐ถ๐ [๐, ๐], dimana ๐ผ(๐ฅ) adalah suatu fungsi tertentu pada ๐ถ[๐, ๐] , adalah suatu fungsional linear.
Definisi 3.2.3 Diberikan suatu ruang linear bernorma โ, misalkan ๐[๐] adalah suatu fungsional yang terdefinisi pada โ. Maka ๐[๐] disebut suatu fungsional linear kontinu jika : 1. ๐ ๐1 + ๐2 = ๐ ๐1 + ๐(๐2 ), untuk setiap ๐1 , ๐2 โ โ 2. ๐ ๐ผ๐ = ๐ผ๐(๐), untuk setiap ๐ โ โ, dan setiap ๐ผ โ ๐
3. ๐(๐) kontinu, untuk setiap ๐ โ โ.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
Kedua lema di bawah ini akan membahas tentang fungsional linear contoh 3.2.8, dan contoh 3.2.9 jika ๐ฝ ๐ lenyap (๐ฝ ๐ = 0) untuk setiap ๐(๐ฅ) anggota suatu kelas fungsi.
Lema 3.2.1 Jika ๐ผ(๐ฅ) adalah suatu fungsi kontinu pada [๐, ๐], dan jika ๐
๐ผ ๐ฅ ๐โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ = 0 ๐
untuk setiap fungsi ๐(๐ฅ) โ ๐ถ1 [๐, ๐] sedemikian sehingga ๐ ๐ = ๐ ๐ = 0, maka ๐ผ ๐ฅ = ๐ untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐], di mana ๐ adalah suatu konstanta.
Bukti : ๐ ๐
๐ผ ๐ฅ ๐โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ = 0, untuk ๐ผ(๐ฅ) suatu fungsi tertentu yang kontinu pada
[๐, ๐]. Andaikan ๐ adalah suatu konstanta yang didefinisikan sebagai berikut : b
๏ฒ ๏๏ก ( x) ๏ญ c๏dx ๏ฝ 0 , dan andaikan juga bahwa a
x
h( x) ๏ฝ ๏ฒ ๏๏ก (๏ธ ) ๏ญ c๏d๏ธ , sehingga a
benar bahwa ๐(๐ฅ) berada pada ๐ถ1 [๐, ๐] (menurut Teorema Dasar kalkulus bagian 1) dan memenuhi syarat yaitu ๐ ๐ = ๐ ๐ = 0. Ini karena ๐ ๐ = a
๏ฒ ๏๏ก (๏ธ ) ๏ญ c๏d๏ธ ๏ฝ 0 , dan ๐ a
b
๏ฒ ๏๏ก ( x) ๏ญ c๏dx ๏ฝ 0 ) a
b
๐ =
๏ฒ ๏๏ก (๏ธ ) ๏ญ c๏d๏ธ ๏ฝ 0 . (dari syarat sebelumnya yaitu a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
๐
117
๐ โฒ
๐ผ ๐ฅ ๐โฒ ๐ฅ
๐ผ ๐ฅ โ ๐ ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ = ๐
โ ๐๐โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ
๐ ๐
๐
๐ผ ๐ฅ ๐โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ โ
= ๐
๐๐โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ ๐
๐
๐ โฒ
=
๐โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ
๐ผ ๐ฅ ๐ ๐ฅ ๐๐ฅ โ ๐ ๐
๐
๐
๐ผ ๐ฅ ๐โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ โ ๐ ๐ ๐ โ ๐ ๐
= ๐
= 0 โ ๐. 0 = 0 Oleh karena itu,
๐ ๐
๐ผ ๐ฅ โ ๐ ๐โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ = 0.
b
b
a
a
2 ๏ฒ [๏ก ( x) ๏ญ c]h' ( x)dx ๏ฝ๏ฒ [๏ก ( x) ๏ญ c] dx ๏ฝ 0
Oleh karena itu [๏ก ( x) ๏ญ c]2 ๏ฝ 0 , sehingga ๏ก ( x) ๏ฝ c
Lema 3.2.2 Jika ๐ผ(๐ฅ) dan ๐ฝ(๐ฅ) adalah fungsi-fungsi kontinu pada [๐, ๐], dan jika ๐
๐ผ ๐ฅ ๐ ๐ฅ + ๐ฝ ๐ฅ ๐โฒ (๐ฅ) ๐๐ฅ = 0 ๐
untuk setiap fungsi ๐(๐ฅ) โ ๐ถ1 [๐, ๐] sedemikian sehingga ๐ ๐ = ๐ ๐ = 0, maka ๐ฝ(๐ฅ) terdiferensialkan , dan ๐ฝ โฒ ๐ฅ = ๐ผ(๐ฅ) untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Bukti : x
Tetapkan A( x) ๏ฝ ๏ฒ ๏ก (๏ธ )d๏ธ , untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. 0
b
b
a
a
๏ฒ ๏ก ( x)h( x)dx ๏ฝ ๏ฒ h( x)๏ก ( x)dx b
๏ฝ ๏h( x) A( x)๏a ๏ญ ๏ฒ A( x)h' ( x)d ( x) (menurut rumus integral parsial) b
a
b
๏ฝ 0 ๏ A( x)๏a ๏ญ ๏ฒ A( x)h' ( x)d ( x) b
a
b
๏ฝ ๏ญ ๏ฒ A( x)h' ( x)d ( x) a
Oleh karena itu, ๐
๐ โฒ
โ๐ด ๐ฅ + ๐ฝ ๐ฅ ๐โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ = 0
๐ผ ๐ฅ ๐ ๐ฅ + ๐ฝ ๐ฅ ๐ (๐ฅ) ๐๐ฅ = ๐
๐
Menurut lema 3.2.1, akan didapat : ๐ฝ ๐ฅ โ ๐ด ๐ฅ = ๐, dimana ๐ adalah konstan. Karena itu, ๐ฝ ๐ฅ + (โ๐) = ๐ด ๐ฅ . Oleh karena itu, menurut definisi ๐ด(๐ฅ) akan didapat : x
๐ฝ ๐ฅ + (โ๐) = ๏ฒ ๏ก (๏ธ )d๏ธ 0
๐ฝโฒ ๐ฅ = ๐ผ โฒ ๐ฅ , untuk setiap ๐ฅ dalam [๐, ๐]. (menurut teorema dasar kalkulus bagian 1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
C. Nilai Ekstrim Fungsional Fungsi Satu Variabel Bebas Kali ini, akan dibahas mengenai deferensial dan nilai ekstrim suatu fungsional Sebelum memulai pembahasan mengenai nilai ekstrim suatu fungsional, akan dibahas tentang diferensial suatu fungsional terlebih dahulu. Andaikan ๐ฝ[๐ฆ] adalah suatu fungsional yang terdefinisi pada ruang linear bernorma, dan andaikan โ๐ฝ ๐ = ๐ฝ ๐ฆ + ๐ โ ๐ฝ[๐ฆ] adalah inkremen-nya. Jika ๐ฆ tertentu, โ๐ฝ[๐] adalah suatu fungsional dari ๐. Misalkan โ๐ฝ ๐ = ๐ ๐ + ๐ ๐ , di mana ๐[๐] adalah suatu fungsional linear, dan ๐ โ 0 dan ๐ โ 0, maka fungsional ๐ฝ[๐ฆ] dikatakan dapat terdiferensialkan. Fungsional linear ๐[๐] tersebut mempunyai selisih dari โ๐ฝ[๐], yaitu suku-suku yang mempunyai orde lebih dari 1 (fungsional yang tidak linear), yang nilainya sangat kecil relatif terhadap ๐ . Fungsional linear ๐[๐] tadi disebut sebagai diferensial dari ๐ฝ[๐] (karena ๐ฆ sudah dianggap tertentu) dan dinotasikan dengan ๐ฟ๐ฝ[๐]. Kemudian, untuk diferensial dari ๐ฝ[๐ฆ] (๐ฆ tidak dibuat tertentu) adalah fungsional linear dengan dua argumen ๐ฆ dan ๐ yaitu ๐ฟ๐ฝ[๐ฆ; ๐].
Kali ini, akan dimulai pembahasan tentang nilai ekstrim dari suatu fungsional. Untuk fungsi dengan ๐-variabel, misalnya saja ๐น(๐ฅ1 , โฆ , ๐ฅ๐ ). Maka ๐น(๐ฅ1 , โฆ , ๐ฅ๐) dikatakan memiliki ekstrimum relatif pada titik (๐ฅ1 , โฆ , ๐ฅ๐ ) apabila โ๐น = ๐น ๐ฅ1 , โฆ , ๐ฅ๐ โ ๐น(๐ฅ1 , โฆ , ๐ฅ๐ ) memiliki tanda (positif atau negatif) yang sama untuk setiap titik (๐ฅ1 , โฆ , ๐ฅ๐ ) yang termasuk dalam suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
persekitaran dari (๐ฅ1 , โฆ , ๐ฅ๐ ). Nilai ekstrim, yakni ๐น(๐ฅ1 , โฆ , ๐ฅ๐ ) adalah suatu nilai minimum apabila โ๐น โฅ 0 dan suatu maksimum apabila โ๐น โค 0. Untuk fungsional, dikatakan bahwa suatu fungsional ๐ฝ[๐ฆ] memiliki ekstrimum relatif untuk ๐ฆ = ๐ฆ jika ๐ฝ ๐ฆ โ ๐ฝ[๐ฆ] memiliki tanda yang sama (positif atau negatif) untuk setiap ๐ฆ dalam persekitaran-๐ dari ๐ฆ(๐ฅ); yakni ๐ฆ โ ๐ฆ < ๐. Karena suatu fungsi bisa berada pada ๐ถ0 [๐, ๐] atau di ๐ถ1 [๐, ๐] (ini karena ๐ถ 1 [๐, ๐] โ ๐ถ 0 [๐, ๐]), maka kali ini akan dibahas tentang bagaimana norma untuk fungsi tersebut. Diketahui dari penjelasan di depan tentang kelas-kelas fungsi bahwa pada ๐ฆ
0
kelas
๐ถ0 [๐, ๐]
suatu
norma
didefinisikan
sebagai
berikut
:
= max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ(๐ฅ) . Sedangkan untuk kelas ๐ถ1 [๐, ๐] suatu norma
didefinisikan sebagai berikut : ๐ฆ
1
= max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ(๐ฅ) + max๐โค๐ฅโค๐ ๐ฆ โฒ (๐ฅ) .
Oleh karena itu, akan didapat bahwa Dikatakan bahwa
1
๐ฆโ๐ฆ
1
adalah suatu norma lemah dan
<๐ โ ๐ฆโ๐ฆ 0
0
<๐
adalah norma
kuat.
Definisi 3.2.4 Suatu fungsional ๐ฝ[๐ฆ], ketika ๐ฆ dianggap sebagai anggota ๐ถ0 [๐, ๐] atau ketika ๐ฆ dianggap sebagai anggota ๐ถ1 [๐, ๐], mempunyai suatu ekstrimum lemah pada ๐ฆ jika terdapat ๐ > 0, sedemikian sehingga ๐ฝ ๐ฆ โ ๐ฝ[๐ฆ] memiliki tanda yang sama untuk setiap ๐ฆ dalam persekitaran-๐ dari ๐ฆ(๐ฅ); yakni ๐ฆ โ ๐ฆ ๐.
1
<
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Definisi 3.2.5 Suatu fungsional ๐ฝ[๐ฆ], ketika ๐ฆ dianggap sebagai anggota ๐ถ0 [๐, ๐] atau ketika ๐ฆ dianggap sebagai anggota ๐ถ1 [๐, ๐], mempunyai suatu ekstrimum kuat pada ๐ฆ jika terdapat ๐ > 0, sedemikian sehingga ๐ฝ ๐ฆ โ ๐ฝ[๐ฆ] memiliki tanda yang sama untuk setiap ๐ฆ dalam persekitaran-๐ dari ๐ฆ(๐ฅ); yakni ๐ฆ โ ๐ฆ
0
< ๐.
Dari kedua definisi di atas, maka dapat dilihat bahwa suatu ekstrimum kuat juga merupakan suatu ekstrimum lemah. Namun, suatu ekstrimum lemah belum tentu merupakan suatu ekstrimum kuat. Nilai ekstrim kuat pada fungsional adalah nilai ekstrim pada ruang yang lebih besar (luas) atau dengan kata lain, ketika diambil definisi persekitaran dari ๐ฆ pada ruang yang lebih besar. Nilai ekstrim lemah pada fungsional adalah nilai ekstrim pada ruang yang lebih kecil (sempit) atau dengan kata lain, ketika diambil definisi persekitaran dari ๐ฆ pada ruang yang lebih kecil. Ruang yang lebih sempit itu adalah himpunan bagian sejati dari ruang yang lebih besar. (๐ถ ๐ [๐, ๐] โ ๐ถ 1 [๐, ๐] โ ๐ถ 0 [๐, ๐]) (untuk ๐ > 1)
Teorema 3.2.1 Syarat perlu untuk suatu fungsional yang terdiferensialkan ๐ฝ[๐ฆ] agar mencapai titik ekstrim relatif untuk ๐ฆ = ๐ฆ adalah bahwa diferensial untuk ๐ฆ = ๐ฆ sama dengan 0; yakni ๐ฟ๐ฝ ๐ = 0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
untuk ๐ฆ = ๐ฆ.
Bukti : Pertama-tama akan dibuktikan untuk nilai maksimum terlebih dahulu. Andaikan ๐ฝ[๐ฆ] mempunyai nilai maksimum relatif pada ๐ฆ = ๐ฆ sehingga โ๐ฝ = ๐ฝ ๐ฆ โ ๐ฝ[๐ฆ] โค 0, untuk ๐ฆ pada persekitaran dari ๐ฆ. Menurut pengertian dari diferensial suatu fungsional di ๐ฆ, didapat โ๐ฝ ๐ = ๐ฝ ๐ฆ + ๐ โ ๐ฝ[๐ฆ] sebagai suatu inkremen. โ๐ฝ ๐ = ๐ฟ๐ฝ ๐ + ๐ ๐ , di mana ๐ โ 0 dan ๐ โ 0. Karena ๐ฝ[๐ฆ] mempunyai nilai maksimum relatif pada ๐ฆ = ๐ฆ maka โ๐ฝ ๐ = ๐ฝ ๐ฆ + ๐ โ ๐ฝ[๐ฆ] โค 0 Misalkan ๐ฟ๐ฝ ๐ โ 0, untuk ๐ฆ = ๐ฆ . Ambil sembarang ๐0 โ ๐ท, dengan ๐ท daerah asal fungsional ๐ฝ sehingga ๐ฟ๐ฝ ๐0 โ 0. Oleh karena itu, ๐ฟ๐ฝ ๐0 < 0 atau ๐ฟ๐ฝ ๐0 > 0. Ambil ๐ฟ๐ฝ ๐0 > 0 sehingga โ๐ฝ ๐0 = ๐ฟ๐ฝ ๐0 + ๐ ๐0 > 0. Karena diambil sembarang ๐0 โ ๐ท, dengan ๐ท daerah asal fungsional ๐ฝ, maka dapat dituliskan โ๐ฝ ๐ > 0. Padahal โ๐ฝ ๐ = ๐ฝ ๐ฆ + ๐ โ ๐ฝ[๐ฆ] โค 0. Terjadi kontradiksi sehingga pemisalan ๐ฟ๐ฝ ๐ โ 0 adalah salah. Oleh karena itu, ๐ฟ๐ฝ ๐ = 0. Kemudian, akan dibuktikan untuk nilai minimum.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Andaikan ๐ฝ[๐ฆ] mempunyai nilai minimum relatif pada ๐ฆ = ๐ฆ sehingga โ๐ฝ = ๐ฝ ๐ฆ โ ๐ฝ[๐ฆ] โฅ 0, untuk ๐ฆ pada persekitaran dari ๐ฆ.
Menurut pengertian dari diferensial suatu fungsional di ๐ฆ, didapat โ๐ฝ ๐ = ๐ฝ ๐ฆ + ๐ โ ๐ฝ[๐ฆ] sebagai suatu inkremen. โ๐ฝ ๐ = ๐ฟ๐ฝ ๐ + ๐ ๐ , di mana ๐ โ 0 dan ๐ โ 0. Karena ๐ฝ[๐ฆ] mempunyai nilai minimum relatif pada ๐ฆ = ๐ฆ maka โ๐ฝ ๐ = ๐ฝ ๐ฆ + ๐ โ ๐ฝ[๐ฆ] โฅ 0 Misalkan ๐ฟ๐ฝ ๐ โ 0, untuk ๐ฆ = ๐ฆ. Ambil sembarang ๐0 โ ๐ท, dengan ๐ท daerah asal fungsional ๐ฝ sehingga ๐ฟ๐ฝ ๐0 โ 0. OLeh karena itu, ๐ฟ๐ฝ ๐0 < 0 atau ๐ฟ๐ฝ ๐0 > 0 Ambil ๐ฟ๐ฝ ๐0 < 0 sehingga ada kemungkinan bahwa โ๐ฝ ๐0 = ๐ฟ๐ฝ ๐0 + ๐ ๐0 < 0. (karena ๐ ๐0 sangat kecil mendekati 0 ) Karena diambil sembarang ๐0 โ ๐ท, dengan ๐ท daerah asal fungsional ๐ฝ, maka dapat dituliskan โ๐ฝ ๐ < 0. Padahal โ๐ฝ ๐ = ๐ฝ ๐ฆ + ๐ โ ๐ฝ[๐ฆ] โฅ 0. Terjadi kontradiksi sehingga pemisalan ๐ฟ๐ฝ ๐ โ 0 adalah salah. Oleh karena itu, ๐ฟ๐ฝ ๐ = 0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV PERSAMAAN EULER
Persamaan Euler merupakan syarat perlu tercapainya titik ekstrim suatu fungsional tertentu; yakni fungsional yang berberntuk ๐ฝ ๐ฆ =
๐ ๐
๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐๐ฅ .
Jika suatu fungsional tersebut mencapai titik ekstrim pada suatu fungsi maka fungsi itu akan memenuhi persamaan Euler. Andaikan ๐น(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ง) adalah suatu fungsi dengan derivatif parsial pertama dan kedua-nya kontinu. Kemudian, di antara semua fungsi ๐ฆ(๐ฅ) yang termasuk dalam ๐ถ1 [๐, ๐] dan memenuhi syarat batas yaitu ๐ฆ ๐ = ๐ด, ๐ฆ ๐ = ๐ต (nilainya tertentu di titik-titik ujung), akan ditemukan suatu fungsi, apabila fungsional ๐ฝ๐ฆ =
๐ ๐
๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐๐ฅ memiliki suatu ekstrimum lemah.
Berikut ini adalah kurva-kurva yang memungkinkan untuk fungsi ๐ฆ(๐ฅ).
Gambar 4.1
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Suatu fungsi yang membuat ๐ฝ[๐ฆ] memiliki nilai ekstrim, akan memenuhi suatu persamaaan diferensial. Persamaan diferensial itu disebut persamaan Euler.
Teorema 4.1.1 Andaikan ๐ฝ ๐ฆ adalah suatu fungsional dalam bentuk
๐ ๐
๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐๐ฅ, yang
terdefinisi untuk untuk semua fungsi ๐ฆ(๐ฅ) โ ๐ถ1 [๐, ๐] dan memenuhi syarat batas yaitu ๐ฆ ๐ = ๐ด, ๐ฆ ๐ = ๐ต. Maka syarat perlu agar ๐ฝ ๐ฆ memiliki suatu ekstrimum pada fungsi ๐ฆ = ๐ฆ(๐ฅ) yaitu bahwa ๐ฆ(๐ฅ) memenuhi persamaan Euler berikut ini ๐๐น ๐๐ฆ
๐
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ โ ๐๐ฅ
๐๐น ๐๐ฆ โฒ
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ
= 0.
Bukti : Fungsional ๐ฝ[๐ฆ] terdefinisi pada domainnya yaitu ๐ท = {๐ฆ ๐ฅ โ ๐ถ1 ๐ฆ ๐ = ๐ด, ๐ฆ ๐ = ๐ต}.
Andaikan ๐ฆ(๐ฅ) diberikan suatu inkremen โ(๐ฅ), sehingga agar fungsi (๐ฆ ๐ฅ + โ ๐ฅ ) tetap memenuhi syarat batas, maka harus dibuat โ ๐ = โ ๐ = 0. ๐ฝ ๐ฆ memiliki suatu ekstrimum pada fungsi ๐ฆ = ๐ฆ(๐ฅ). Pertama-tama cari ๐ฟ๐ฝ untuk ๐ฆ = ๐ฆ(๐ฅ) terlebih dahulu. โ๐ฝ = ๐ฝ ๐ฆ + โ โ ๐ฝ ๐ฆ = =
๐ ๐ ๐ ๐
๐น ๐ฅ, (๐ฆ + โ), (๐ฆ โฒ + โโฒ ) ๐๐ฅ โ
๐ ๐
๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ ๐๐ฅ
๐น ๐ฅ, (๐ฆ + โ), (๐ฆ โฒ + โโฒ ) โ ๐น(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ) ๐๐ฅ
Deret Taylor dari fungsi ๐น(๐ผ, ๐ฝ, ๐พ) di sekitar (๐ผ0 , ๐ฝ0 , ๐พ0 ), yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
๐น ๐ผ, ๐ฝ, ๐พ = ๐น ๐ผ0 , ๐ฝ0 , ๐พ0 +
+ ๐พ โ ๐พ0
+
๐ ๐ ๐น ๐ผ0 , ๐ฝ0 , ๐พ0 + ๐ฝ โ ๐ฝ0 ๐น ๐ผ0 , ๐ฝ0 , ๐พ0 ๐๐ผ ๐๐ฝ
๐ผ โ ๐ผ0
1 2!
๐ ๐น(๐ผ0 , ๐ฝ0 , ๐พ0 ) ๐๐พ
๐ผ โ ๐ผ0
+ ๐พ โ ๐พ0
๐ ๐ ๐น ๐ผ0 , ๐ฝ0 , ๐พ0 + ๐ฝ โ ๐ฝ0 ๐น ๐ผ0 , ๐ฝ0 , ๐พ0 ๐๐ผ ๐๐ฝ
๐ ๐น(๐ผ0 , ๐ฝ0 , ๐พ0 ) ๐๐พ
2
+โฏ
(Untuk bagian turunan parsial, pangkat dua di sini berarti turunan parsial kedua)
Deret Taylor dari fungsi ๐น(๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ ) di sekitar (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) adalah sebagai berikut : ๐น ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ = ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐๐ฅ
+
๐ฅโ๐ฅ
+
๐ฆ โฒ + โโฒ โ ๐ฆ โฒ
+
+
1 2!
๐ฅโ๐ฅ
๐
๐ฆโฒ
+
๐ฆ+โ โ๐ฆ
๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ + โโฒ
๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐๐ฅ
+
๐ฆ+โ โ๐ฆ
๐ ๐ฆ +โ โ๐ฆ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ โฒ ๐ ๐ฆ + โโฒ โฒ
โฒ
โฒ
๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐ ๐ฆ+โ
๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐ ๐ฆ+โ
2
+โฏ
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
๐น ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ = ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ + โ
๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐ ๐ฆ+โ
1 + 2!
+ โโฒ
๐ โ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐ ๐ฆ+โ
๐
๐ฆโฒ
๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ + โโฒ
๐ +โ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ โฒ ๐ ๐ฆ + โโฒ
2
โฒ
+โฏ (Untuk bagian turunan parsial, pangkat dua di sini berarti turunan parsial kedua)
๐น ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ = ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ + โ
๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐ ๐ฆ+โ
1 + 2!
+ โโฒ
๐ โ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐ ๐ฆ+โ
๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ โฒ โฒ ๐ ๐ฆ +โ
๐ +โ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ โฒ โฒ ๐ ๐ฆ +โ โฒ
+โฏ
๐1 ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ = ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ + โ
๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐ ๐ฆ+โ
(polinom taylor berderajat 1 dari ๐น) Oleh karena itu,
+ โโฒ
๐
๐ฆโฒ
๐ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ + โโฒ
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
๐น ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ
= ๐1 ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ
Dengan ๐
1 ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ
128
+ ๐
1 ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ
adalah suku sisa dari deret Taylor; yakni :
๐
1 ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ 1 = 2!
๐ โ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐ ๐ฆ+โ
2
๐ +โ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐ ๐ฆ โฒ + โโฒ โฒ
+โฏ
Menurut ketaksamaan taylor untuk ๐น fungsi dengan 3 variabel akan didapat : ๐
1 ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ
โค
๐ ( ๐ฆ + โ โ ๐ฆ + ๐ฆ โฒ + โโฒ โ ๐ฆโฒ )2 2!
๐
1 ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ
โค
๐ ( โ + โโฒ )2 2!
Sekarang, hitung โ๐ฝ dengan mengaplikasikan deret Taylor dari fungsi ๐น(๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ ) di sekitar (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) Oleh karena itu, didapat : ๐
๐น ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ
โ๐ฝ =
โ ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐๐ฅ
๐ ๐
โ๐ฝ =
โ ๐
๐ ๐ ๐น (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) + โโฒ ๐น(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) ๐(๐ฆ + โ) ๐(๐ฆ โฒ + โโฒ ) 1 + 2!
๐ ๐ โ ๐น (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) + โโฒ ๐น(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) ๐(๐ฆ + โ) ๐(๐ฆ โฒ + โโฒ )
+ โฏ ๐๐ฅ
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
๐
โ๐ฝ =
โ ๐
129
๐ ๐ ๐น (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) + โโฒ ๐น(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) ๐๐ฅ โฒ ๐(๐ฆ + โ) ๐(๐ฆ + โโฒ ) 1 + 2!
๐
โ ๐
๐ ๐น (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) ๐(๐ฆ + โ)
๐ + โโฒ ๐น(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) ๐(๐ฆ โฒ + โโฒ )
2
๐๐ฅ + โฏ
๐
Padahal ๐
1 ๐ฅ, ๐ฆ + โ , ๐ฆ โฒ + โโฒ
โค 2! ( โ + โโฒ )2 .
Oleh karena itu, untuk โ โ ๐ท sedemikian sehingga โ โ 0, suku-suku yang mempunyai orde lebih dari 1
nilainya sangat kecil relatif
terhadap โ . (๐ฆ + โ) dan (๐ฆโฒ + โโฒ) adalah variabel bebas - variabel bebas dalam fungsional ๐ ๐
๐
๐
โ ๐(๐ฆ +โ) ๐น (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) + โโฒ ๐(๐ฆ โฒ +โ โฒ ) ๐น(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) ๐๐ฅ , sehingga dapat dituliskan
๐ฆ + โ = ๐ฆ dan (๐ฆโฒ + โโฒ) = ๐ฆโฒ. Oleh karena itu fungsional tersebut menjadi ๐ ๐
๐
๐
โ ๐๐ฆ ๐น (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) + โโฒ ๐๐ฆ โฒ ๐น(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) ๐๐ฅ . Fungsional
๐ ๐
๐
โ ๐๐ฆ ๐น (๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) +
๐
โโฒ ๐๐ฆ โฒ ๐น(๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ) ๐๐ฅ adalah fungsional linear.
Oleh karena itu diferensial dari ๐ฝ[๐ฆ] untuk ๐ฆ = ๐ฆ(๐ฅ) adalah. ๐
๐ฟ๐ฝ = ๐
๐๐น ๐๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ โ + โฒ ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ โโฒ ๐๐ฅ ๐๐ฆ ๐๐ฆ
Menurut teorema 3.2.1 bahwa syarat perlu agar ๐ฝ[๐ฆ] memiliki suatu ekstrimum pada ๐ฆ = ๐ฆ(๐ฅ) adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
๐
๐ฟ๐ฝ = ๐
130
๐๐น ๐๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ โ + โฒ ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ โโฒ ๐๐ฅ = 0 ๐๐ฆ ๐๐ฆ
Menurut lema 3.2.2, didapat : ๐๐น
๐
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ โ ๐๐ฅ
๐๐ฆ
๐๐น ๐๐ฆ โฒ
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ
=0
Contoh 4.1.1 Andaikan
๐ท = ๐ฆ โ ๐ถ 1 0,1 | ๐ฆ 0 = 0, ๐ฆ 1 = 1 .
๐ผ: ๐ท โ ๐
, dengan bentuk ๐ผ[๐ฆ] =
1 0
๐ฆโฒ ๐ฅ โ 1
2
Diberikan
suatu
fungsi
๐๐ฅ.
Akan ditunjukkan bahwa ๐ฆ ๐ฅ = ๐ฅ, ๐ฅ โ [0,1], dengan ๐ฆ โ ๐ท akan membuat ๐ผ[๐ฆ] mencapai nilai minimum.
Andaikan ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ = ๐ฆโฒ โ 1 2 , sehingga ๐๐น
๐๐น
= 0 dan ๐๐ฆ โฒ = 2(๐ฆ โฒ โ 1)
๐๐ฆ
Sekarang, persamaan Euler-nya menjadi ๐๐น
๐
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ โ ๐๐ฅ
๐๐ฆ ๐
2 ๐ฆ โฒ (๐ฅ) โ 1
๐๐ฅ
๐๐น ๐๐ฆ โฒ
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ
๐
= 0 โ ๐๐ฅ 2 ๐ฆโฒ โ 1
= 0, sehingga
= 0, untuk setiap ๐ฅ โ [0,1]
Solusi persamaan diferensial di atas dapat dicari dengan mengintegralkan kedua ruas. ๐ ๐๐ฅ
2 ๐ฆโฒ โ 1
๐ 2 ๐ฆโฒ โ 1 ๐๐ฅ
= 0, sehingga ๐๐ฅ =
0 ๐๐ฅ
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
2 ๐ฆ โฒ (๐ฅ) โ 1 = ๐, dengan ๐ konstan ๐ฆโฒ ๐ฅ โ 1 =
๐ 2
๐ +1 2
๐ฆโฒ ๐ฅ =
๐
Andaikan 2 + 1 = ๐ด , sehingga ๐ฆโฒ ๐ฅ = ๐ด ๐ฆ โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ =
๐ด๐๐ฅ
๐ฆ ๐ฅ = ๐ด๐ฅ + ๐ต, di mana ๐ด dan ๐ต adalah konstan ๐ฆ โ ๐ท, sehingga ๐ฆ memenuhi syarat batas yaitu : ๐ฆ 0 = 0, dan ๐ฆ 1 = 1 Oleh karena itu didapat : ๐ด(0) + ๐ต = 0, dan ๐ด(1) + ๐ต = 1 didapat : ๐ด = 1 dan ๐ต = 0 Oleh karena itu, solusi dari persamaan Euler tersebut adalah ๐ฆ ๐ฅ = ๐ฅ, ๐ฅ โ [0,1]
2
๐ฆโฒ โ 1
โฅ 0, untuk setiap ๐ฅ โ [0,1], sehingga
1 0
๐ผ ๐ฆ =
๐ฆโฒ ๐ฅ โ 1
2
๐๐ฅ โฅ 0, untuk
pembandingan integral tentu). 1
๐ผ[๐ฆ] =
๐ฆโฒ ๐ฅ โ 1
2
0
=
1 0
=
1 0 ๐๐ฅ 0
1โ1
2
๐๐ฅ
๐๐ฅ
semua ๐ฆ โ ๐ถ 1 [0,1] (menurut
sifat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
=๐โ๐ =0 Karena โ๐ผ[๐ฆ] โฅ 0, untuk setiap ๐ฆ โ ๐ท, maka ๐ผ[๐ฆ] akan mencapai minimum mutlak (minimum global) di ๐ฆ ๐ฅ = ๐ฅ.
Contoh 4.1.2 Andaikan
๐ท = ๐ฆ โ ๐ถ 1 0,2 | ๐ฆ 0 = 1, ๐ฆ 2 = 5 . 2 โ 0
๐ฝ: ๐ท โ ๐
, dengan bentuk ๐ฝ[๐ฆ] =
๐ฆโฒ ๐ฅ โ 2
2
Diberikan
suatu
fungsi
๐๐ฅ.
Akan ditunjukkan bahwa ๐ฆ ๐ฅ = 2๐ฅ + 1, ๐ฅ โ [0,2], dengan ๐ฆ โ ๐ท akan membuat ๐ฝ[๐ฆ] mencapai nilai maksimum.
Andaikan ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ = โ ๐ฆโฒ โ 2 2 , sehingga ๐๐น
๐๐น
= 0 dan ๐๐ฆ โฒ = โ2(๐ฆ โฒ โ 2)
๐๐ฆ
Sekarang, persamaan Euler-nya menjadi ๐๐น
๐
๐๐น
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ โ ๐๐ฅ
๐๐ฆ ๐
๐๐ฆ โฒ
โ2 ๐ฆ โฒ (๐ฅ) โ 2
๐๐ฅ
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ
๐
= 0 โ ๐๐ฅ โ2 ๐ฆโฒ โ 2
= 0, sehingga
= 0, untuk setiap ๐ฅ โ [0,2]
Solusi persamaan diferensial di atas dapat dicari dengan mengintegralkan kedua ruas. ๐ ๐๐ฅ
โ2 ๐ฆโฒ โ 2
๐ โ2 ๐ฆโฒ โ 2 ๐๐ฅ
= 0, sehingga ๐๐ฅ =
0 ๐๐ฅ
โ2 ๐ฆ โฒ (๐ฅ) โ 2 = ๐, dengan ๐ konstan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
๐ฆโฒ ๐ฅ โ 2 = โ
133
๐ 2
๐ ๐ฆโฒ ๐ฅ = โ + 2 2 ๐
Andaikan โ 2 + 2 = ๐ด , sehingga ๐ฆโฒ ๐ฅ = ๐ด ๐ฆ โฒ ๐ฅ ๐๐ฅ =
๐ด๐๐ฅ
๐ฆ ๐ฅ = ๐ด๐ฅ + ๐ต, di mana ๐ด dan ๐ต adalah konstan ๐ฆ โ ๐ท, sehingga ๐ฆ memenuhi syarat batas yaitu : ๐ฆ 0 = 1, dan ๐ฆ 2 = 5 Oleh karena itu didapat : ๐ด(0) + ๐ต = 1, dan ๐ด(2) + ๐ต = 5 didapat : ๐ด = 2 dan ๐ต = 1 Oleh karena itu, solusi dari persamaan Euler tersebut adalah ๐ฆ ๐ฅ = 2๐ฅ + 1, ๐ฅ โ [0,2]
2
๐ฆโฒ โ 2 2 0
โฅ 0, untuk setiap ๐ฅ โ [0,2], sehingga
๐ฆโฒ ๐ฅ โ 2
2
๐๐ฅ โฅ 0, untuk semua ๐ฆ โ ๐ถ 1 [0,2] (menurut sifat pembandingan
integral tentu). ๐ฝ๐ฆ =
2 โ 0
๐ฆ โฒ (๐ฅ) โ 2
2
๐๐ฅ = โ
2 โ 0
Oleh karena itu, ๐ฝ ๐ฆ = 1
๐ฝ[๐ฆ] =
โ ๐ฆโฒ ๐ฅ โ 2 0
2
๐๐ฅ
2 0
๐ฆโฒ ๐ฅ โ 2
๐ฆ โฒ (๐ฅ) โ 2
2
2
๐๐ฅ
๐๐ฅ โค 0 , untuk semua ๐ฆ โ ๐ถ 1 [0,2].
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
=
1 0
=
1 0 ๐๐ฅ 0
2โ2
2
134
๐๐ฅ
=๐โ๐ =0 Karena โ๐ฝ[๐ฆ] โค 0, untuk setiap ๐ฆ โ ๐ท, maka ๐ฝ[๐ฆ] akan mencapai maksimum mutlak di ๐ฆ ๐ฅ = 2๐ฅ + 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan, didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Suatu fungsional ๐ฝ[๐ฆ] memiliki ekstremum relatif untuk ๐ฆ = ๐ฆ jika ๐ฝ ๐ฆ โ ๐ฝ[๐ฆ] memiliki tanda yang sama (positif atau negatif) untuk setiap ๐ฆ dalam persekitaran-๐ dari ๐ฆ(๐ฅ); yakni ๐ฆ โ ๐ฆ < ๐. Nilai ekstrim kuat pada fungsional adalah nilai ekstrim pada ruang yang lebih besar (luas) atau dengan kata lain, ketika diambil definisi persekitaran dari ๐ฆ pada ruang yang lebih besar. Nilai ekstrim lemah pada fungsional adalah nilai ekstrim pada ruang yang lebih kecil (sempit) atau dengan kata lain, ketika diambil definisi persekitaran dari ๐ฆ pada ruang yang lebih kecil. Ruang yang lebih sempit itu adalah himpunan bagian sejati dari ruang yang lebih besar. (๐ถ ๐ [๐, ๐] โ ๐ถ 1 [๐, ๐] โ ๐ถ 0 [๐, ๐]) (untuk ๐ > 1) Misal, suatu fungsional ๐ฝ[๐ฆ], ketika ๐ฆ dianggap sebagai anggota ๐ถ0 [๐, ๐] atau ketika ๐ฆ dianggap sebagai anggota ๐ถ1 [๐, ๐]. Suatu fungsional ๐ฝ[๐ฆ], ketika ketika ๐ฆ dianggap sebagai anggota ๐ถ0 [๐, ๐] atau ketika ๐ฆ dianggap sebagai anggota ๐ถ1 [๐, ๐], mempunyai suatu ekstrimum lemah pada ๐ฆ jika terdapat ๐ > 0, sedemikian sehingga ๐ฝ ๐ฆ โ ๐ฝ[๐ฆ] memiliki tanda yang sama untuk setiap ๐ฆ dalam persekitaran-๐ dari ๐ฆ(๐ฅ); yakni ๐ฆ โ ๐ฆ
1
< ๐.
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
Suatu fungsional ๐ฝ[๐ฆ], ketika ๐ฆ dianggap sebagai anggota ๐ถ0 [๐, ๐] atau ketika ๐ฆ dianggap sebagai anggota ๐ถ1 [๐, ๐],
mempunyai suatu
ekstrimum kuat pada ๐ฆ jika terdapat ๐ > 0, sedemikian sehingga ๐ฝ ๐ฆ โ ๐ฝ[๐ฆ] memiliki tanda yang sama untuk setiap ๐ฆ dalam persekitaran-๐ dari ๐ฆ(๐ฅ); yakni ๐ฆ โ ๐ฆ
0
< ๐.
Berikut teorema mengenai nilai ekstrim suatu fungsional : Syarat perlu untuk suatu fungsional yang terdiferensialkan ๐ฝ[๐ฆ] agar mencapai titik ekstrim relatif untuk ๐ฆ = ๐ฆ adalah bahwa diferensial untuk ๐ฆ = ๐ฆ sama dengan 0; yakni ๐ฟ๐ฝ โ = 0 untuk ๐ฆ = ๐ฆ.
Pembuktiannya dibagi dua bagian yang pertama yaitu untuk nilai maksimum kemudian yang kedua untuk nilai minimum. Keduanya memakai metode kontradiksi.
2. Persamaan Euler merupakan syarat perlu tercapainya titik ekstrim suatu fungsional ๐ ๐
tertentu;
yakni
fungsional
yang
berberntuk
๐ฝ๐ฆ =
๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐๐ฅ . Jika suatu fungsional tersebut mencapai titik ekstrim
pada suatu fungsi maka fungsi itu akan memenuhi persamaan Euler.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
3. Berikut bunyi teorema tentang persamaan Euler : ๐ฝ๐ฆ
Andaikan ๐ ๐
adalah
suatu
fungsional
dalam
bentuk
๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ ๐๐ฅ, yang terdefinisi untuk untuk semua fungsi ๐ฆ(๐ฅ) โ
๐ถ1 [๐, ๐] dan memenuhi syarat batas yaitu ๐ฆ ๐ = ๐ด, ๐ฆ ๐ = ๐ต. Maka syarat perlu agar ๐ฝ ๐ฆ memiliki suatu ekstrimum pada fungsi ๐ฆ = ๐ฆ(๐ฅ) yaitu ๐๐น ๐๐ฆ
๐ฆ(๐ฅ)
bahwa ๐
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆโฒ โ ๐๐ฅ
๐๐น ๐๐ฆ โฒ
memenuhi
๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ
persamaan
Euler
berikut
ini
= 0.
Pembuktiannya, pertama dekati fungsi ๐น ๐ฅ, ๐ฆ, ๐ฆ โฒ
dengan deret
Taylor. Kemuadian cari diferensial dari fungsional ๐ฝ[๐ฆ]. Dengan ketaksamaan Taylor, akan ditemukan fungsional linear ๐ฟ๐ฝ sebagai diferensialnya. Dengan menggunakan teorema tentang nilai ekstrim fungsi; ๐ฟ๐ฝ = 0,
akan ditemukan bentuk persamaan diferensial yang disebut
persamaan Euler.
B. Saran Saran untuk penelitian lebih lanjut yaitu tentang bagaimana persamaan Euler untuk fungsional dengan variabel bebas yaitu fungsi-fungsi beberapa variabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Gelfand, I,M. dan S.V. Fomin. 1963. Calculus of Variations. New Jersey : Prentice-Hall, Inc. Stewart, James. 2001. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Stewart, James. 2003. Kalkulus Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta : Erlangga. Razali, Muhammad, Mahmud N. Siregar, dan Faridawaty Marpaung. 2010. Kalkulus Diferensial. Bogor : Ghalia Indonesia. Morgan, Frank. 2005. Real Analysis and Applications. USA : American Mathematical Society. Bartle, Robert G. dan Donald R. Sherbert. 2000. Introduction to Real Analysis Third Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc. Waluya, S.B. 2006. Persamaan Diferensial. Yogyakarta : Graha Ilmu. Nugroho, Didit Budi.2001. Persamaan Diferensial Biasa dan Aplikasinya. Yogyakarta : Graha Ilmu. Khuri, Andre I. Advanced Calculus with Applications in Statistics Second Edition. USA : Wiley-Interscience. Gozali, Sumanang Muhtar. 2010. Pengantar Analisis Fungsional. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Folland, G.B.
. Higher-Order Derivatives and Taylor's Formula in
Several Variables.
.
http://mathsci.kaist.ac.kr/~nipl/am621/lecturenotes/Euler-Lagrange_equation.pdf
138