PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KORELASI BODY FAT PERCENTAGE TERHADAP HbA1c PADA STAF PRIA DEWASA SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi
Oleh : Viadeta Filia Diandra 118114027
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KORELASI BODY FAT PERCENTAGE TERHADAP HbA1c PADA STAF PRIA DEWASA SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi
Oleh : Viadeta Filia Diandra 118114027
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman Persembahan
Aku tidak dapat melakukan segala sesuatu,
“
tetapi aku dapat melakukan sesuatu. Dan apa yang aku dapat lakukan, dengan anugerah TUHAN, akan aku lakukan” -Edward Hale-
Kupersembahkan karya ini untuk : Yesus Kristus yang selalu menyertai tiap langkahku Mama dan Papa yang selalu mencintaiku tanpa batas Kedua Saudara kembarku Deka dan Dela yang selalu mendukungku Kekasihku dan Sahabat-sahabatku yang selalu setia Saudara-saudaraku, Teman-temanku dan Almamaterku
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan, pendampingan dan anugrah-Nya yang begitu luar biasa dan tanpa batas kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Korelasi Body Fat Percentage terhadap HbA1c pada Staf Pria Dewasa Sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Proses penyelesaian skripsi ini tidak mungkin terlepas dari bantuan berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada : 1.
dr. Fenty, M. Kes., Sp. PK selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, mengarahkan, memberi dukungan dan masukkan selama proses pengerjaan skripsi.
2.
Aris Widayati, M.Si, Ph.D., Apt. dan Dr. Rita Suhadi, M.Si, Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan masukkan dan arahan dalam penyesesaikan skripsi ini.
3.
Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah bekerjasama dengan penulis untuk menganalisis sampel darah responden yang digunakan pada penelitian.
5.
Staf pria Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah berkenan untuk meluangkan waktu sebagai responden pada penelitian.
6.
Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan banyak bimbingan, pengetahuan, dan arahan kepada penulis selama perkuliahan.
7.
Orang tuaku tersayang Papa dan Mama yang selalu mendoakan, mendukung dan membimbingku serta selalu memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak terbatas dan ternilai kepadaku sampai saat ini.
8.
Kedua saudara kembarku Deka dan Dela yang selalu memberiku semangat, dukungan dan doa.
9.
Laurentius Adhiwena Yudhita Putra yang selalu setia, sabar mendukung, memberi semangat dan motivasi kepadaku.
10. Saudara-saudaraku keluarga besar Sarjohadi dan Suparjo yang selalu mendoakan dan mendukungku. 11. Sahabat-sahabatku yang selalu meluangkan waktu untuk mendengar ceritaceritaku dan berbagi suka duka denganku. 12. Teman-temanku FKK A 2011, FSM A 2011 dan semua Farmasi angkatan 2011 yang telah berbagi kebersamaan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13. Teman-teman seperjuanganku dalam mengerjakan skripsi ini Vita, Ocha, Lala, Lisa, Sari, Bona, Asri, Avis, Bagas, Tika, Shinta, Debby, dan Vento. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan masih benyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak baik penulis maupun pembaca dan juga dapat dijadikan sebagai sumbangan untuk ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 5 Desember 2014
Penulis
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................... vi PRAKATA ....................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi INTISARI......................................................................................................... xviii ABSTRACT ....................................................................................................... xix BAB I. PENGANTAR ..................................................................................... 1 A.
B.
Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.
Perumusan masalah ....................................................................... 3
2.
Keaslian penelitian ........................................................................ 3
3.
Manfaat penelitian ......................................................................... 9
Tujuan .................................................................................................. 9 1.
Tujuan umum ................................................................................ 9
2.
Tujuan khusus ............................................................................... 9
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.............................................................. 10
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A.
Antropometri ........................................................................................ 10
B.
Skinfold Thickness ................................................................................ 11 1.
Abdominal skinfold thickness ........................................................ 13
2.
Tricepsss skinfold thickness .......................................................... 13
3.
Suprailiac skinfold thickness ......................................................... 14
C.
Body Fat Percentage ............................................................................ 14
D.
Obesitas ................................................................................................ 16
E.
Resistensi Insulin.................................................................................. 18
F.
HbA1c .................................................................................................. 19
G.
Landasan Teori ..................................................................................... 21
H.
Hipotesis ............................................................................................... 22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 23 A.
Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 23
B.
Variabel Penelitian ............................................................................... 23 1.
Variabel bebas ............................................................................... 23
2.
Variabel tergantung ....................................................................... 23
3.
Variabel pengacau ......................................................................... 24
C.
Definisi Operasional............................................................................. 24
D.
Responden Penelitian ........................................................................... 25
E.
Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 26
F.
Ruang Lingkup ..................................................................................... 26
G.
Teknik Sampling .................................................................................. 28
H.
Instrumen ............................................................................................. 28
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
I.
Tata Cara Penelitian ............................................................................. 28 1.
Observasi awal .............................................................................. 28
2.
Permohonan izin dan kerjasama .................................................... 29
3.
Pembuatan informed consent dan leaflet ....................................... 29
4.
Pencarian calon responden ............................................................ 31
5.
Validasi dan realibilitas instrumen penelitian ............................... 32
6.
Pengambilan darah dan pengukuran antropometri ........................ 33
7.
Analisis sampel darah responden .................................................. 34
8.
Pembagian hasil pemeriksaan ....................................................... 34
9.
Pengolahan data............................................................................. 35
J.
Analisis Data ........................................................................................ 35
K.
Kesulitan Penelitian ............................................................................. 36
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 37 A.
B.
Karakteristik Demografi Responden .................................................... 37 1.
Umur.............................................................................................. 38
2.
Abdominal skinfold thickness ........................................................ 39
3.
Suprailiac skinfold thickness ......................................................... 39
4.
Triceps skinfold thickness ............................................................. 40
5.
Body Fat Percentage .................................................................... 41
6.
HbA1c ........................................................................................... 42
Perbandingan Rerata HbA1c terhadap Body Fat Percentage ≥ 25,10% dan Body Fat Percentage < 25,10% .................................................. 43
C.
Korelasi Body Fat Percentage terhadap HbA1c .................................. 46
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 50 A.
Kesimpulan .......................................................................................... 50
B.
Saran ..................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 52 LAMPIRAN ..................................................................................................... 58 BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 78
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel I.
Nilai Body Fat Percentage ................................................................ 16
Tabel II.
Klasifikasi Nilai HbA1c .................................................................... 20
Tabel III. Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ............................................................................................. 36 Tabel IV. Karakteristik Responden Penelitian .................................................. 38 Tabel V. Perbandingan Nilai HbA1c pada Body Fat Percentage ≥ 25,10% dan Body Fat Percentage < 25,10% ................................................. 44 Tabel VI. Perbandingan Jumlah Responden Bedasarkan Kelompok Body Fat Percentage terhadap Kelompok HbA1c ........................................... 45 Tabel VII. Hasil Uji Korelasi .............................................................................. 47
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skinfold Caliper ................................................................................. 11 Gambar 2. Teknik Pengambilan Skinfold Thickness yang Tepat ......................... 12 Gambar 3. Penggunaan Skinfold Caliper ............................................................ 12 Gambar 4. Abdominal Skinfold Thickness .......................................................... 13 Gambar 5. Triceps Skinfold Thickness ................................................................ 14 Gambar 6. Suprailiac Skinfold Thickness ........................................................... 14 Gambar 7. Apple dan Pear Shape Bodies .......................................................... 17 Gambar 8. Skema Pencarian Responden ............................................................ 26 Gambar 9. Bagan Kajian Penelitian Payung ....................................................... 27 Gambar 10.Diagram Sebaran Korelasi Body Fat Percentage terhadap HbA1c ... 48 Gambar 11.Pengambilan Darah dan Pengukuran Triceps Skinfold Thickness ..... 66 Gambar 12.Pengukuran Suprailiac dan Abdominal Skinfold Thickness .............. 66
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Ethical Clearance .................................................................. 59 Lampiran 2. Surat Izin Penelitian ........................................................................ 60 Lampiran 3. Surat Izin Peminjaman Tempat ....................................................... 61 Lampiran 4. Leaflet Tampak Depan .................................................................... 62 Lampiran 5. Leaflet Tampak Belakang ............................................................... 62 Lampiran 6. Informed Consent ............................................................................ 63 Lampiran 7. Pedoman Wawancara ...................................................................... 64 Lampiran 8. Validasi Skinfold Caliper ................................................................ 65 Lampiran 9. Dokumentasi Pengambilan Darah .................................................. 66 Lampiran 10.Form Hasil pengukuran Antropometri ........................................... 66 Lampiran 11.Hasil Laboratorium ......................................................................... 67 Lampiran 12. Data Pengukuran Skinfold Thickness dan Perhitungan Body Fat Percentage ...................................................................................... 68 Lampiran 13.Deskriptif dan Uji Normalitas Umur Responden ........................... 70 Lampiran 14.Deskriptif dan Uji Normalitas Body Fat Percentage ..................... 71 Lampiran 15.Deskriptif dan Uji Normalitas Abdominal Skinfold Thickness ....... 72 Lampiran 16.Deskriptif dan Uji Normalitas Suprailiac Skinfold Thickness ......... 73 Lampiran 17.Deskriptif dan Uji Normalitas Triceps Skinfold Thickness ............ 74 Lampiran 18.Deskriptif dan Uji Normalitas HbA1c ............................................ 75 Lampiran 19.Uji Normalitas HbA1c pada Body Fat Percentage ≥ 25,10% dan Body Fat Percentage <25,10% ....................................................... 76 Lampiran 20.Uji Komparatif HbA1c pada Body Fat Percentage ≥ 25,10% dan Body Fat Percentage <25,10% ....................................................... 77
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 21. Uji Korelasi HbA1c terhadap Body Fat Percentage ..................... 77 Lampiran 22. Uji Koefisien Determinasi HbA1c terhadap Body Fat Percentage 77
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INTISARI Antropometri merupakan metode yang cepat, mudah dan murah yang dapat digunakan untuk menilai status gizi seseorang. Salah satu pengukuran antropometri yang sering digunakan adalah pengukuran skinfold thickness. Pengukuran skinfold thickness yang digunakan pada penelitian ini adalah pada bagian abdominal, tricepss, dan suprailiac yang selanjutnya dikonfersikan sebagai body fat percentege (BFP) untuk memprediksi adanya obesitas. Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab resistensi insulin. Resistensi insulin yang terus-menerus terjadi dan tidak dapat ditoleransi lagi dapat mengakibatkan timbulnya penyakit Diabetes Melitus tipe 2. Prediksi secara dini adanya resistensi insulin yang mungkin muncul dapat dilakukan dengan mengukur kadar HbA1c. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis korelasi body fat percentage terhadap HbA1c pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara non-random sampling pada 66 responden. Pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini adalah abdominal, suprailiac, triceps skinfold thickness yang di kofersikan sebagai BFP dan HbA1c. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirov dan Shapiro-Wilk, uji komparatif dengan uji Mann-Whitney, serta uji korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif bermakna dengan kekuatan korelasi lemah antara body fat percentage terhadap HbA1c (r=0,247; p=0,046) pada staf pria dewasa sehat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kata kunci : skinfold thickness, body fat percetage, HbA1c
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Anthropometric is an fast, easy, and inexpensive method that can be use to assess person nutritional status. One commonly used anthropometric measurement is skinfold thickness. Skinfold thickness measurements used in this study is on the abdominal, tricepss, and suprailiac which is converted into body fat percentege (BFP) to predict obesity. Obesity is a risk factor for insulin resistance. Insulin resistance that constantly occur and can not be tolerated again can lead to diabetes mellitus type 2 disease. Prediction of early presence of insulin resistance that may arise can be done by measuring the levels of HbA1c. The purpose of this study was to analyze the correlation of body fat percentage on HbA1c in healthy adult male staff at Sanata Dharma University. This study is survei analytic with design cross-sectional. This study is used non-random sampling in 66 respondents. Measurements were performed in this study were abdominal, suprailiac, tricepss skinfold thickness, which is converted into BFP and HbA1c. Data were analyzed with the Kolmogorov-Smirov and the Shapiro-Wilk normality test, Mann-Whitney test a comparative test, and correlation tes is used Spearman with cofidence interval 95%. The results of this study showed a positive correlation was significant with the strength of weak correlation between body fat percentage and HbA1c (r = 0.247 ; p=0,046) in healthy adult man staff at Sanata Dharma University Yogyakarta.
Keywords: skinfold thickness, body fat percetage, HbA1c
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Antropometri adalah metode yang cepat, mudah dan murah yang digunakan untuk memantau pertumbuhan (Preedy, 2012). Antropometri meliputi pengukuran dari berat badan, tinggi, dan ketebalan lipatan kulit/skinfold tickness (ST) di berbagai daerah tubuh (Tomlinsen and Kline, 2010). Teknik lipatan kulit adalah cara untuk mengukur lemak subkutan yang merupakan lemak yang terletak tepat di bawah kulit di seluruh tubuh dengan menggunakan alat skinfold caliper. Nilai yang didapatkan dari pengukuran skinfold tickness dimasukkan ke dalam rumus skinfold yang tepat untuk menghitung persentase lemak tubuh/ body fat percentage (Kotecki, 2014). Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal pada jaringan adiposa yang dapat menyebabkan berbagai penyakit (World Health Organization, 2013), karena obesitas menunjukkan adanya penumpukan lemak maka penilaian obesitas dapat dilakukan dengan menggunakan body fat percentage. Body fat percentage ini dapat menunjukkan jumlah lemak tubuh dari total berat tubuh (Rostagi, 2010). Mengukur lemak dalam tubuh merupakan salah satu cara yang paling baik untuk mengetahui adanya kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas jika dibandingkan dengan cara yang lainnya seperti pengukuran body mass index dan pengukuran lingkar pinggang (Kotecki, 2014). Obesitas, terutama obesitas sentral adalah penyebab utama resistensi insulin. Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa lemak
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
perut menghasilkan hormon dan zat-zat lain yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti resistensi insulin, tekanan darah tinggi, ketidakseimbangan kolesterol, dan Cardiovascular Disease ( CVD ) (National Diabetes Information Clearinghouse, 2012). Obesitas juga berhubungan dengan proses inflamasi tingkat rendah dalam jaringan adiposa putih yang merupakan hasil dari aktivasi kronis dari sistem kekebalan tubuh dan dapat berkontribusi pada perkembangan resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa atau diabetes (Stepien, et al., 2014). Salah satu tes yang telah digunakan di berbagai negara sebagai tes diagnostik untuk diabetes terutama diabetes tipe 2 adalah tes HbA1c (Florkowski, 2013). HbA1c dapat digunakan untuk memperkirakan kadar glukosa rata-rata selama 3 bulan (Reinhold and Earl, 2014). Responden pada penelitian ini adalah pria dewasa dengan rentang umur 40-50 tahun yang menurut Ranasinghe et al. (2013), termasuk dalam rentang umur middle-aged (40-69). Middle-aged merupakan rentang usia transisi antara dewasa muda dan lanjut usia (Papalia, Olds, and Feldman, 2008). Menurut International Diabetes Federation (2013), hampir setengah dari semua orang dewasa penderita diabetes berada pada rentang umur 40-59 tahun, sehingga penelitian pada pria dewasa perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada pria dewasa sehat untuk memprediksi adanya kemungkinan terkena diabetes melitus tipe 2 yang disebabkan karena obesitas. Menurut data dari World Health Organization pada tahun 2008 lebih dari 1,4 miliar orang dewasa yang berusia 20 tahun ke atas kelebihan berat badan, dari jumlah tersebut lebih dari 200 juta pria dan hampir 300 juta wanita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
mengalami obesitas (World Health Organization, 2013). Di Indonesia prevalensi penduduk dewasa dengan umur >18 tahun yang memiliki berat badan berlebih 13,5% dan obesitas 15,4%, sedangkan untuk penduduk pria sekitar 19,7% mengalami obesitas (Balitbangkes, 2013). Dengan mengetahui adanya obesitas pada pria dewasa maka dapat dilakukan prediksi awal, pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya diabetes tipe 2 dan membantu untuk mengelola penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol abnormal (U.S. Department of Health and Human Services and Indian Health Service, 2011). Bedasarkan uraian di atas maka penelitian korelasi body fat percentage terhadap HbA1c perlu dilakukan untuk mengidentifikasi adanya korelasi positif bermakna antara body fat percentage terhadap HbA1c pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengukuran body fat percentage diharapkan dapat menjadi prediktor awal terhadap kemungkinan adanya diabetes tipe 2. 1.
Perumusan masalah Apakah terdapat korelasi bermakna antara Body Fat Percentage (BFP)
terhadap HbA1c pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta? 2.
Keaslian penelitian Penelitian sejenis yang pernah dilakukan : a.
“Obesity Indicators by Race/Ethnicity for Diagnosis of Cardimetabolic Disease for a US Representative Sample of Adults” (Vaccaro and Huffman, 2013). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
ras/etnik tidak berpengaruh pada hubungan indikator obesitas terhadap hasil uji penyakit kardiometabolik. Pengukuran body mass index, lingkar pinggang, subcapular skinfold thickness memiliki hubungan yang positif terhadap pengukuran hiperglikemia, dislipidemia, dan hipertensi. Pada pengukuran triceps skinfold thickness tidak terdapat hubungan yang signifikan
terhadap
hiperglikemia,
dislipidemia,
dan
hipertensi.
Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah penelitian ini dilakukan pada 11.377 responden pria dan wanita dengan rentang umur ≥ 21 tahun dengan 4 ras/etnik yang berbeda, yaitu Mexican Americans; Other Hispanics; Black non-Hispanics dan White non-Hispanics. Pengukuran antropometri yang digunakan adalah body mass index, lingkar pinggang, subcapular skinfold thickness dan triceps skinfold thickness. b.
“Hubungan Obesitas dengan Kadar HbA1c Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Laboratorium Patoligi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung” (Putri dan Larasati, 2013). Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan bermakna antara obesitas dengan kadar HbA1c (p(2 arah)=1,000 dan p(1 arah) =0,579). Perbedaan dari penelitian yang dilakukan adalah dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling accidental sampling dengan jumlah 46 sampel yang merupakan pasien DM tipe 2. Obesitas pada penelitian ini diukur dengan menggunakan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) dan lingkar pinggang. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis data katagorik dengan uji Fisher.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
5
“Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold Thickness Terhadap
Glukosa
Darah
Puasa”
(Pika,
2011).
Penelitian
ini
mendapatkan hasil tidak ada korelasi bermakna antara BMI dan AST dengan kadar glukosa darah puasa berturut-turut p = 0,141 dan p = 0,077. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional dan teknik sampling purposive sampling. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah penelitian ini dilakukan pada staf wanita Universitas Sanata Dharma berumur 30-50 tahun yang berjumlah 57 orang, pengukuran kadar glukosa menggunakan kadar glukosa darah puasa, dan pengukuran antropometri yang digunakan adalah BMI dan abdominal skinfold thickness. d.
“Body Adiposity and Type 2 Diabetes : Increased Risk with A High Percentage Even Having A Normal BMI” (Ambrosi, Silva, Escalada, Santos, Gil, Valenti, et al., 2011). Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pada pria (p=0,008) dan wanita (p < 0,0001) yang mengalami prediabetes atau diabetes melitus tipe-2 dengan kategori BMI normal memiliki nilai body fat percentage yang tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah body fat percentage dapat lebih membantu dalam mendiagnosa risiko diabetes melitus tipe-2 pada seseorang dibandingkan BMI. Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah penelitian ini melibatkan 4828 responden berkulit putih (587 kurus, 1320 overweight, dan 2921 obese diklasifikasikan berdasarkan nilai BMI) dan 66% adalah perempuan dengan rentang umur 18-80 tahun, selain itu pada penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
ini dibandingkan antara pengukuran BMI dangan BFP dan untuk mengetahui
kadar
glukosa
dilakukan
dengan
menghitung
nilai
normoglycemia (NG). e.
“Hubungan obesitas dengan peningkatan kadar gula darah pada guruguru SMA Negri 3 Medan” (Justitia, 2012). Pada penelitian ini dilakukan pada 51 orang . Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah pada 17 orang yang mengalami obesitas terdapat peningkatan kadar gula darah pada 15 orang dan kadar gula darah normal pada 2 orang subjek penelitian. Hasil uji Chi-square menunjukkan nilai p=0,005 dengan interpretasi lebih kecil dari nilai α (0,05), sehingga kesimpulan pada penelitian ini adalah peningkatan kadar glukosa darah dipengaruhi oleh obesitas
berdasarkan
persentase
lemak
tubuh.
Penelitian
ini
menggunakan desain analitik cross-sectional. Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square, untuk mengetahui hubungan antara peningkatan kadar glukosa darah dengan obesitas, teknik sampling dilakukan dengan cara consecutive sampling dan pemeriksaan kadar glukosa yang digunakan adalah dengan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa. f.
“Body Mass Index, Waist Circumference, Body Fat, Fasting Blood Glucose in a Sample of Moroccan Adolescents Aged 11-17 Years” (Mehdad, et al., 2011). Penelitian ini dilakukan pada 167 remaja (44 lakilaki dan 123 perempuan) dengan rentang umur 11-17 tahun. Teknik sampling dilakukan secara random. Pada penelitian ini dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
pengukuran antropometri berupa body mass index, pengukuran lingkar pinggang, fat mass dan percent body fat serta dilakukan pengukuran kadar gula darah. Hasil dari penelitian ini adalah adanya korelasi antara percent body fat dengan kadar gula darah pada remaja perempuan (p < 0,05 ; r = 0,241), sedangkan pada remaja laki-laki tidak ditemukan adanya korelasi (p > 0,05 ; r =0,121). Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah rentang usia responden (11-17 tahun), teknik sampling dilakukan secara random, metode pengukuran percent body fat dilakukan dengan metode total body water, dan pengukuran gula darah yang digunakan adalah pengukuran gula darah puasa. g.
“Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” (Kusumasari, 2013). Penelitian ini dilakukan pada 124 mahasiswa dan mahasiswi Univesitas Sanata Dharma dengan jenis penelitian observasional analitik dan rancangan penelitian cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya korelasi positif yang tidak bermakna antara percent body fat terhadap kadar glukosa darah pada pria (p=0,521) maupun wanita (p=0,500). Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah pada rentang umur responden pada penelitian ini 18–24 tahun dan pada penelitian ini pemeriksaan kadar glukosa menggunakan kadar glukosa darah puasa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
h.
8
“Effects of Aerobic Training on The Glycemic Control and Body Composition in Obese Patients with Type 2 Diabetes” (Matinhomaee, Korshidi, Azarbayjani, and Hosseinnezhad, 2012). Penelitian ini dilakukan pada 21 responden (11 perlakukan dan 10 kontrol) dalam rentang usia 40-50 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi antara body fat percentage dengan HbA1c (p=0,071; r = 0,47). Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah adanya kelompok kontrol dan perlakuan, responden merupakan pasien diabetes tipe 2 yang mengalami obesitas, perhitungan body fat percentage dilakukan dengan body-composition analyzer.
i.
“Body Composition in Diabetes Melitus” (Soniya,Devi, and Rosemary, 2014). Penelitian ini dilakukan pada 100 responden dalam rentang usia 30-78 tahun dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa HbA1c tidak berhubungan dengan body fat percentage. Perbedaan penelitian ini adalah responden pada penelitian ini adalah pasien diabetes tipe 2 dalam rentang umur 30-78 tahun.
j.
“Study of A1c and Body Fat among SUU Students, Staff, and Faculty” (Wright, et al., 2013). Penelitian ini dilakukan pada 384 sampel yang melakukan pengukuran lingkar pinggang, body fat, dan A1c. Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan percent body fat berhubungan dengan peningkatan A1c. Perbedaan penelitian ini adalah penelitian dilakukan pada rentang umur yang cukup luas karena responden yang digunakan pada penelitian ini adalah mahasiswa, staf dan dosen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
9
Manfaat penelitian a.
Manfaat Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai body fat percentage yang berkaitan dengan obesitas dan juga memberikan gambaran adanya korelasi antara body fat percentage dengan pengukuran HbA1c pada staf pria dewasa sehat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b.
Manfaat Praktis. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai masukkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dari staf pria di Universitas Sanata Dharma, menambah wawasan para peneliti lain dalam bidang kesehatan mengenai hubungan antara body fat percentage terhadap HbA1c, serta dapat dijadikan masukkan bagi masyarakat umum untuk melakukan pola hidup sehat sebagai sarana meningkatkan pecegahan terhadap penyakit Diabetes Melitus tipe 2. B. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi adanya korelasi antara
body fat percentage terhadap HbA1c pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2.
Tujuan khusus a. Mengetahui karakteristik responden penelitian. b. Mengetahui perbandingan rerata HbA1c terhadap nilai body fat percentage ≥ 25,10% dan < 25,10%. c. Mengetahui korelasi body fat percentage terhadap HbA1c.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Antropometri Antropometri terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “anthropo” yang berarti manusia dan “metron” yang berarti pengukuran. Antropometri adalah studi mengenai dimensi tubuh manusia yang meliputi tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak. Antropometri merupakan jenis pengukuran yang cepat, murah, dan mudah serta merupakan komponen yang penting untuk menilai tingkat nutrisi anak-anak dan dewasa. Antropometri meliputi berbagai pengukuran tubuh manusia yaitu berat badan, tinggi badan, lingkar (kepala, pinggang, tungkai), panjang tungkai, lebar (bahu, pergelangan tangan), dan ketebalan lipatan kulit/skinfold thicknesses (Preedy, 2012; NHANES, 2013). Pengukuran antropometri adalah metode yang paling dasar untuk menilai komposisi tubuh. Pengukuran antropometri menggambarkan massa tubuh, ukuran, bentuk, dan tingkat kegemukan (Duren, et al., 2008). Penilaian komposisi tubuh dengan menggunakan metode antropometri dapat digunakan untuk mengetahui adanya faktor risiko dari penyakit diabetes, Cardiovaskular Disease (CVD), kanker dan masalah kesehatan lainnya (Hoffman, 2006). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Vaccaro and Huffman (2013), terdapat hubungan yang positif antara lingkar pinggang dan subcapular skinfold dengan hiperglikemia, dislipidemia dan hipertensi.
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
B. Skinfold Thickness Skinfold Thicknesses (ST) termasuk dalam pengukuran antropometri. Skinfold thicknesses/ketebalan lipatan kulit adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengukur lemak yang terletak di daerah subkutan, yaitu lemak yang terletak tepat di bawah kulit seluruh tubuh (Kotecki, 2014). Jumlah lemak subkutan yang menggambarkan jumlah lemak total tubuh bervariasi menurut umur, jenis kelamin, dan etnis (Hoffman, 2014). Skinfold thicknesses dilakukan dengan cara mengukur ketebalan tubuh bagian kanan dengan menggunakan alat khusus yaitu skinfold caliper (Gambar 1). Pengukuran dengan menggunakan skinfold caliper ini sebaiknya dilakukan oleh orang yang berpengalaman agar
akurat dan dilakukan juga secara berulang.
Metode ini memiliki standar eror sebesar 3-4% (Kotecki, 2014; Vlad, Ciupa, and Nicu, 2009).
Gambar 1. Skinfold caliper (Baty International, 2013)
Pengukuran skinfold thickness dilakukan dengan cara lipat kulit dan lemak menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, lipatan ditarik dengan lembut menjauhi jaringan otot (Gambar 2), kaliper dipegang tegak lurus terhadap lipatan dan dilakukan pengukuran pada jalak ½ inci dari jari (Gambar 3). Pengukuran dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali pada setiap bagian lipatan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
kemudian dicari setiap rata-ratanya. Pembacaan hasil dari skinfold caliper dilakukan pada 2 sampai 3 detik. Pada saat pengukuran posisi orang yang diukur adalah berdiri dan tangan diletakkan disamping tubuh. (Kotecki, 2014; Hoeger and Hoeger, 2012).
Gambar 2. Teknik pengambilan Skinfold thickness yang tepat (NHANESS, 2004)
Gambar 3. Penggunaan skinfold caliper (Insel, Ross, McMahon, and Bernstein, 2011)
Beberapa bagian dari lipatan kulit yang dapat diukur adalah bagian tricepss, biceps, subscapular, suprailiac, abdominal, cest-pectoral, midaxillary, dan thigh. Pengukuran skinfold thickness yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran abdominal, tricepss, dan suprailiac karena ketiga bagian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
pengukuran tersebut termasuk ke dalam bagian primer dari pengukuran skinfold thickness (Medeiros and Wildman, 2014). 1.
Abdominal skinfold thickness Pengukuran dilakukan pada lipatan kulit vertikal sekitar 7 cm ke arah
kanan dan 1 cm ke bawah umbilikus atau pusar (Medeiros and Wildman, 2014). Abdominal skinfold thickness merupakan parameter untuk menilai obesitas yang termasuk dalam obesitas sentral (Indriati, 2010).
Gambar 4. Abdominal skinfold thickness (BrianMac, 2014)
2.
Tricepss skinfold thickness Pengukuran pada bagian trisep dilakukan pada lipatan vertikal di bagian
belakang lengan atas di bagian tengah antara bahu dan siku atau bagian tengah antara acromion processes dan olecranon processes (Hoffman, 2014) . Standar normal pengukuran tricepss skinfold thickness untuk pria adalah 12,5 mm (Schilling, 2006). Pengukuran ketebalan kulit pada bagian ini dapat digunakan sebagai indikator obesitas (Indriati, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Gambar 5. Triceps skinfold thickness (Rolfes, Pinna, and Whitney, 2012)
3.
Suprailiac skinfold thickness Pengukuran pada lipatan diagonal yang terletak sejajar dengan iliac dan
terletak sekitar 20 mm di atas tulang pangkal paha di dalam garis mid-axillary (Vlad, Ciupa, and Nicu, 2010). Pengukuran ini merupakan parameter untuk menilai obesitas yang termasuk dalam obesitas sentral (Indriati, 2010). Nilai normal untuk suprailiac skinfold thickness pada pria adalah 17,9 mm (Junior, Scelza, Boaventura, Custodio,Moiera, and Oliveira, 2012).
Gambar 6. Suprailiac skinfold thickness (Beta Tecnology, 2008)
C. Body Fat Percentage Body fat percentage (BFP) atau disebut juga %BF merupakan persentase total massa tubuh yang berupa massa lemak (Medeiros and William, 2014). Lemak yang diukur dalam BFP terdiri dari dua jenis yaitu lemak penting
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
(essential fat) dan lemak simpanan (storage fat). Essentian fat adalah lemak yang berguna untuk mempertahankan dan fungsi reproduktif, sedangkan storage fat merupakan akumulasi lemak pada jaringan adiposa (Shamy, 2013). Mengukur lemak dalam tubuh merupakan salah satu cara yang paling baik untuk mengetahui adanya kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas jika dibandingkan dengan cara yang lainnya (Kotecki, 2014). Beberapa cara yang sering digunakan untuk pengukuran BFP adalah under water weighing/berat di bawah air, dual-energy x-ray absorptiometry (DEXA), bioelectrical impedance analyzer (BIA), body-girth measurements dan pengukuran skinfold thickness (Alters and Schiff, 2013). Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pengukuran skinfold karena pengukuran ini merupakan pengukuran yang paling mudah untuk dilakukan dalam mendapatkan BFP (Rostagi, 2010). Skinfold thickness digunakan dalam mengestimasi jumlah lemak tubuh dengan asumsi bahwa adanya hubungan langsung antara jumlah lemak total dalam tubuh dengan jumlah lemak yang tersimpan di bawah kulit (Medeiros and Widman, 2014). Untuk
mendapatkan
BFP
hasil
pengukuran
skinfold
thickness
dimasukkan dalam rumus yang sesuai (Kotecki, 2014). Rumus yang digunakan dalam penelitian merupakan formula Jackson and Pollock (Hoffman, 2014). Densitas badan laki-laki = 1,1093800-0,0008267 (∑3M) + 0,0000016 (∑3M)2 – 0,0002574 (umur,tahun) %Lemak tubuh = [(4,95/ Densitas badan) – 4,5] x 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Nilai body fat percentage pada pria berumur 40-50 tahun dapat dilihat pada tabel I di bawah ini. Tabel I. Nilai body fat percentage (Hoeger and Hoeger, 2014) Men ≥ 40 years old (%) < 13 Underweight 15,0 – 25,0 Normal 25,1 – 30,0 Overweight ≥ 30,1 Obese
Body fat percenge yang juga digunakan untuk mengetahui adanya faktor risiko dari beberapa penyakit seperti diabetes, Cardiovascular Diseases (CVD) dan arteriosklerosis (Labarthe, 2011). Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Wang, et al. (2010), risiko terjadinya diabetes tipe 2 memiliki signifikansi yang tinggi pada orang yang memiliki nilai BF% tinggi (BF% > 25% untuk lakilaki; BF > 35% untuk perempuan) dan BF% intermediet (BF% 20,1% - 25% untuk laki-laki dan BF% 30,1 – 35% untuk perempuan). D. Obesitas Obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal pada jaringan adiposa yang dapat menyebabkan berbagai penyakit (World Health Organization, 2013). Obesitas disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu, banyaknya makanan yang dikonsumsi melebihi yang dibutuhkan oleh tubuh, meminum banyak alkohol dan kurang berolahraga (Dugdale, Vorvick, and Zieve, 2012). Orang yang memiliki kelebihan lemak di bagian tubuh atas yang disebut dengan apple-shaped memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit yang berhubungan dengan obesitas dibandingkan dengan orang yang menyimpan lemak tubuh di bagian bawah yang disebut dengan pearshaped (Smolin and Grosvenor, 2010). Menurut Alters and Schiff (2013), tipe
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
obesitas pada pria memiliki penumpukan lemak di bagian sentral atau apple shaped bodies sedangkan, pada wanita seringkali memiliki kelebihan lemak tubuh di bawah pinggang atau disebut juga pear shaped bodies (Gambar 7). Obesitas merupakan faktor risiko utama dari beberapa penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung dan stroke), gangguan muskuloskeletal (khususnya osteoartritis), beberapa jenis kanker
seperti
endometrial, payudara, dan usus besar (World Health Organization, 2013).
Gambar 7. Apple dan pear shape bodies (Healthwise, 2012)
Obesitas terutama kelebihan lemak di sekitar pinggang/obesitas sentral adalah penyebab utama resistensi insulin. Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa lemak perut menghasilkan hormon dan zat-zat lain yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti resistensi insulin, tekanan darah tinggi, ketidakseimbangan kolesterol, dan Cardiovascular Disease (CVD) (National Diabetes Information Clearinghouse, 2012). Obesitas juga berhubungan dengan proses inflamasi tingkat rendah dalam jaringan adiposa putih yang merupakan hasil dari aktivasi yang berkepanjangan (kronis) dari sistem kekebalan tubuh dan dapat berkontribusi pada perkembangan resistensi insulin, gangguan toleransi glukosa atau diabetes (Stepien, et al., 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Obesitas juga berpengaruh terhadap sensitifitas insulin dengan cara menurunkan produksi
adiponektin dan adipokin
yang berfungsi untuk
meningkatkan sensitifitas insulin dengan cara meningkatkan efek insulin sehingga sensitifitas insulin menurun, dihasilkannya hormon resistin dari jaringan lemak yang memicu terjadinya resistensi insulin dengan cara mengganggu kerja insulin, dan adanya peningkatan jaringan lemak menyebabkan peningkatkan jumlah asamasam lemak bebas yang menumpuk secara abnormal pada otot sehingga menyebabkan terganggunya kerja insulin (Sherwood, 2011). E. Resistensi Insulin Resistensi insulin merupakan suatu keadaan di mana konsentrasi insulin yang dihasilkan kurang untuk memenuhi aktifitas biologis yang diharapkan (Olatunbosum, 2013). Pada resistensi insulin, otot, lemak, dan sel-sel hati tidak dapat merespon insulin dengan baik dan menyebabkan kesulitan dalam mengabsorpsi glukosa dari aliran darah, sehingga diperlukan insulin yang lebih banyak
lagi
untuk
mengikat
glukosa
(National
Diabetes
Information
Clearinghouse, 2012). Insulin dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas. Dalam keadaan resisten selsel beta pankreas berusaha untuk memproduksi insulin lebih banyak lagi karena tubuh membutuhkan insulin yang lebih banyak untuk mengabsorpsi glukosa agar dapat masuk ke dalam sel, namun jika sel-sel beta mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasi resistensi insulin, kadar glukosa darah akan tetap pada kisaran normal. Resistensi insulin lama-kelamaan dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus tipe 2. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan/
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
kegagalan sel-sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin yang cukup untuk memenuhi peningkatan kebutuhan insulin dalam tubuh (National Diabetes Information Clearinghouse, 2012). Faktor risiko yang merupakan kontributor utama pada resistensi insulin adalah kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Beberapa faktor lain yang dapat menimbulkan resistensi insulin antara lain etnis, penyakit tertentu, hormon, penggunaan steroid, beberapa obat, usia, masalah tidur, dan merokok. Akumulasi lemak perut memproduksi hormon dan zat lain yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti resistensi insulin, tekanan darah tinggi, ketidakseimbangan kolesterol, dan penyakit kardiovaskular. Kelebihan berat badan terutama pada bagian perut dapat berpengaruh pada resistensi insulin. Lemak perut memainkan bagian dalam mengembangkan tahan lamanya atau kronisnya suatu proses peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis dapat merusak tubuh dari waktu ke waktu, tanpa tanda-tanda atau gejala. Interaksi kompleks dalam jaringan lemak menarik sel imun ke daerah peradangan dan memicu peradangan kronis tingkat rendah sehingga peradangan ini dapat memberikan kontribusi pada perkembangan resistensi insulin, diabetes melitus tipe 2, dan CVD (National Diabetes Information Clearinghouse, 2014). F. HbA1c HbA1c atau disebut juga dengan hemoglobin A1c atau glikohemoglobin merupakan suatu indikator untuk mengetahui kondisi gula darah. HbA1c merupakan hemoglobin non enzimatis yang dikombinasikan dengan gula. HbA1c tidak dipengaruhi oleh perubahan sementara gula darah yang disebabkan oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
makanan dan lainnya (Acton, 2013). Kadar glukosa yang pada HbA1c merupakan kadar glukosa yang terikat sangat kuat pada hemoglobin dan beredar bersama eritrosit selama 120 hari. HbA1c dapat digunakan untuk memperkirakan kadar rata-rata glukosa darah seseorang selama 3 bulan terakhir (Reinhold and Earl, 2014). Ikatan kuat glukosa pada hemoglobin terjadi pada proses glikosilasi hemoglobin di mana gugus aldehid glukosa akan berikatan secara kovalen dengan gugus amino terminal valin pada rantai β hemoglibin (Mahajan and Mishra, 2011). Klasifikasi kadar HbA1c disajikan pada tabel II di bawah ini. Tabel II. Klasifikasi nilai HbA1c (American Diabetes Association) Klasifikasi Nilai HbA1c (%) < 5,7 Normal 5,7-6,4 Prediabetes ≥ 6,5 Diabetes
Kelebihan penggunaan pengukuran HbA1c dibandingkan dengan pengukuran kadar glukosa lain di antaranya adalah subjek tidak perlu melakukan puasa, sampel dapat diambil kapan saja, variabilitas biologis sangat sedikit, sampel stabil, hasil pengukuran tidak diubah oleh faktor akut seperti stres dan latihan, menunjukkan konsentrasi glukosa darah dalam jangka waktu yang panjang, akurasi hasil tes dapat dipantau, dan dapat memprediksi perkembangan komplikasi mikrovaskular diabetes. Beberapa kekurangan dari pengukuran HbA1c adalah hasil dapat berubah karena faktor-faktor selain glukosa misalnya perubahan masa hidup eritrosit dan etnis, beberapa kondisi dapat menggangu pengukuran seperti selected hemoglobinopathies, pengujian HbA1c belum tersedia di beberapa daerah di dunia, dan biaya yang mahal (Sacks, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wright, et al. (2013), peningkatan nilai HbA1c dapat dipengaruhi karena adanya peningkatan percent body fat. Penelitian yang dilakukan oleh Ravikumar, Bhansali, Walia, Shanmugasundar and Ravikiran (2011), menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara rata-rata HbA1c dan umur responden (r = 0.308, p <0.001). G. Landasan Teori Antropometri merupakan metode yang murah, mudah dan cepat yang dapat digunakan untuk menilai status gizi seseorang. Pengukuran skinfold thickness (ST) atau ketebalan lipatan kulit merupakan salah satu jenis dari metode antropometri. Pengukuran ST jika dimasukkan ke dalam rumus yang sesuai dapat digunakan untuk menentukan Body Fat Percentage (BFP). Nilai BFP ini dapat digunakan untuk mengetahui adanya obesitas. Obesitas merupakan suatu keadaan di mana jumlah lemak di dalam tubuh berlebihan. Obesitas merupakan faktor risiko dari beberapa penyakit kronis salah satunya adanya diabetes melitus tipe 2. DM tipe 2 terjadi karena adanya resistensi insulin yang tidak dapat ditoleransi lagi. Adanya resistensi insulin ditandai dengan meningkatnya jumlah glukosa yang ada di dalam tubuh melebihi batas normal. Resistensi insulin/DM tipe 2 lebih berisiko pada orang-orang dewasa dengan usia >40 tahun, sehingga pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan kadar glukosa pada orang dewasa yang berumur 40-50 tahun. Resistensi insulin/DM tipe 2 dapat diketahui melalui peningkatan kadar HbA1c di dalam darah. HbA1c merupakan pengukuran glukosa darah selama 3 bulan terakhir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Peningkatan nilai body fat percentage dapat digunakan sebagai indikasi obesitas pada seseorang. Obesitas dapat menjadi salah satu faktor risiko dari resistensi insulin/DM tipe 2, sehingga body fat percentage dapat menggambarkan adanya peningkatan nilai HbA1c di dalam darah. Penelitian yang dilakukan oleh Wright, et al. (2013), menunjukkan hasil bahwa adanya peningkatan body fat percentage yang berhubungan dengan peningkatan HbA1c. H. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya korelasi positif bermakna antara body fat pencentage terhadap kadar HbA1c.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan penelitian yang berupa potong lintang/cross sectional. Penelitian yang menggali mengenai bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan dapat terjadi disebut dengan penelitian survei analitik, sedangkan rancangan penelitian potong lintang/cross sectional merupakan rancangan penelitian yang mempelajari mengenai adanya korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek yang pengumpulan sampel atau datanya dilakukan sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Faktor risiko adalah fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek, sedangkan faktor efek adalah akibat dari faktor risiko (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini analasis yang dilakukan adalah mengenai korelasi body fat percentage terhadap HbA1c. Body fat percentage merupakan faktor risiko, sedangkan HbA1c merupakan faktor efek pada penelitian ini. Pengambilan data dari responden para penelitian ini dilakukan hanya satu kali saja pada saat tertentu. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan metode statistika untuk mengetahui korelasi body fat percentage terhadap nilai HbA1c. B. Variabel Penelitian 1.
Variabel bebas Body Fat Percentage (BFP)/persen lemak tubuh
2.
Variabel tergantung HbA1c
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
24
Variabel pengacau a.
Variabel pengacau terkendali : usia dan jenis kelamin
b.
Variabel pengacau tidak terkendali : gaya hidup, aktifitas fisik, dan keadaan patologis responden C. Definisi Operasional
1.
Karakteristik penelitian meliputi kondisi reponden, demografi, pengukuran antropometri dan hasil laboratorium. Karakteristik kondisi responden yaitu sehat, di mana responden sehat yang dimaksud adalah responden yang tidak menderita penyakit kronis seperti Diabetes Melitus dan tidak mengkonsumsi obat-obatan rutin. Demografi responden yaitu usia 40-50 tahun dan berjenis kelamin pria, pengukuran antropometri meliputi triceps abdominal, dan suprailiac skinfold thickness, serta hasil laboratorium yaitu HbA1c.
2.
Pengukuran skinfold thickness adalah pengukuran yang dilakukan pada lipatan kulit pada bagian tricepss, abdominal, dan suprailiac dengan menggunakan alat skinfold caliper. Hasil pengukuran dinyatakan dalam milimeter (mm).
3.
Pengukuran body fat percentage merupakan pengukuran yang didapat dari pengukuran tiga bagian skinkfold thickness dengan formula Jackson and Pollock (Hoffman, 2014). Densitas badan laki-laki = 1,1093800-0,0008267 (∑3M) + 0,0000016 (∑3M)2 – 0,0002574 (umur,tahun) %Lemak tubuh = [(4,95/ Densitas badan) – 4,5] x 100 Keterangan = ∑3M : merupakan jumlah 3 pengukuran skinfold thickness
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
25
Kadar HbA1c diukur oleh Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda yang dinyatakan dengan satuan persen (%).
5.
Standar nilai yang digunakan dalam penelitian a.
Body fat percentage Nilai yang dikatakan normal berdasarkan Hoeger and Hoeger (2012) untuk pria berumur ≥ 40 tahun adalah 15,1 – 25,0 %.
b.
Kadar HbA1c Nilai normal berdasarkan American Diabetes Asosiation (2014) adalah <5,7%. D. Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah staf pria dewasa sehat di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang bersedia untuk ikut dan bekerja sama dalam penelitian ini serta mengisi informed consent, dan rentang usia 40-50 tahun. Kriteria eksklusi meliputi staf pria dewasa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menderita penyakit kronis, tidak bersedia puasa 10 - 12 jam, mengkonsumsi obat-obatan rutin, dan tidak hadir saat pengambilan data. Total sampel sebelum pengambilan data adalah sebanyak 78 orang. Pengambilan data dilakukan selama dua hari. Jumlah responden yang hadir pada hari pertama sebanyak 31 orang dan 5 responden tidak hadir. Pada hari kedua jumlah responden yang hadir 35 orang dan yang tidak hadir 7 orang. Jumlah total responden yang bersedia untuk hadir dan memiliki data lengkap adalah sebanyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
66 orang. Pada penelitian korelasi minimal jumlah responden yang diperlukan adalah sebanyak 30 responden (Spriegel and Stephen, 2007). Jumlah responden pada penelitian ini sudah sesuai untuk uji korelasi yaitu dengan jumlah total 66 responden. Skema responden ditunjukkan pada gambar 8 dibawah ini. 78 Responden mengisi informed consent
66 Responden 12 Responden tidak hadir
Gambar 8. Skema Penencarian Responden
E. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan
data
yang
berupa
pengukuran
antropometri
dan
pengambilan darah untuk uji laboratorium dilakukan selama dua hari. Pengambilan data hari pertama dilaksanakan pada tanggal 25 September 2014 pada pukul 07:00 – 12:00 WIB di Hall Utara Kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan data hari kedua dilaksanakan pada tanggal 26 September 2014 pada pukul 07:00 – 10:00 WIB di ruang Seminar LPPM Kampus II Mrican Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. F. Ruang Lingkup Penelitian ini merupakan penelitian payung mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap Rasio Lipid dan HBA1c pada Staf Pria dan Wanita Dewasa Sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”, serta “Laju Filtrasi Glomerulus pada Staf Pria dan Wanita Dewasa Sehat dengan Formula CockroftGault, Modification of Diet in Renal Disease, dan Chronic Kidney Disease
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Epidemiology di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan secara kelompok oleh 14 orang dengan kajian yang berbeda. Tujuan dari penelitian payung ini adalah untuk menganalisa adanya korelasi pengukuran antropometri terhadap nilai HbA1c dan rasio lipid serta untuk menganalisa perbandingan tiga fomula pengukuran Laju Filtrasi Glomerolus (LFG). Penelitian ini berfokus pada korelasi Body Fat Percentage (BFP) terhadap nilai HbA1c dalam darah. Kajian dalam penelitian tertera pada bagan di bawah ini: HbA1c Pria Rasio Lipid Body Fat Percentage HbA1c Wanita Rasio Lipid HbA1c Pria Rasio Lipid LP & RLPP HbA1c Wanita Rasio Lipid HbA1c Pria Rasio Lipid Body Mass Index HbA1c Wanita Rasio Lipid Pria Laju Filtrasi dengan Formula CG, MDRD, CKD-EPI Wanita
Gambar 9. Bagan Kajian Penelitian Payung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
G. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonrandom sampling dengan jenis purposive sampling. Non-random sampling merupakan teknik yang mengutamakan ciri atau kriteria tertentu, sehingga setiap sampel tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian. Purposive sampling adalah sampel yang dipilih bedasarkan penetapan kriteria tertentu oleh peneliti (Swarjana, 2012). Pada penelitian ini pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditentukan sebelumnya. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 66 orang yang sudah memenuhi kriteria di mana menurut Umar (2007) jumlah minimal sampel yang digunakan dengan metode deskriptif korelasi adalah sebanyak 30 orang. H. Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skinfold caliper dengan merk pi zhi hou du ji®. Alat ini gunakan untuk mengukur tricepss skinfold thickness, abdominal skinfold thickness, dan suprailiac skinfold thickness. Pengukuran kadar HbA1c yang dilakukan oleh Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda dengan alat yaitu Cobas C 581®. I. Tata Cara Penelitian 1.
Observasi awal Observasi awal dilakukan dengan cara mencari informasi mengenai
jumlah staf di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta serta tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan responden pada saat dilakukan pengukuran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
parameter yang diperlukan, dan juga dilakukan pencarian laboratorium yang akan membantu dalam menganalisis sampel darah responden. Pada observasi awal didapatkan keputusan untuk memilih Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta sebagai laboratorium untuk melakukan pengambilan dan menganalisis sampel darah responden karena laboratorium tersebut telah terakreditasi. 2.
Permohonan izin dan kerjasama Permohonan izin yang pertama diajukan kepada Komisi Etik Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Tujuan permohonan izin ini untuk memenuhi etika penelitian karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel biologis yang berupa darah manusia. Permohonan izin yang selanjutnya diajukan kepada Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Permohonan izin bertujuan untuk memperoleh izin dalam melaksanakan penelitian di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan menggunakan responden dari staf Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Permohonan kerjasama diajukan kepada Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda. Permohonan kerja sama ini berupa permohonan untuk melakukan kerjasama dalam pengambilan sampel yang berupa darah dan pengukuran kadar HbA1c melalui sampel darah. 3.
Pembuatan informed consent dan leaflet a.
Informed consent
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Informed consent merupakan bukti tertulis yang berisi pernyataan kesediaan subjek penelitian untuk bersedia mengikuti penelitian. Informed consent disusun berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Komisi Etik Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas
Gajah
Mada
Yogyakarta
dengan
nomor
Ref:
KE/FK/896/EC. Responden yang telah mendapatkan penjelasan dan memahami penelitian yang dilakukan
selanjutnya diminta untuk
mengisi nama, jenis kelamin, usia, tempat tanggal lahir, alamat, nomor telepon atau handphone dan tanda tangan yang tertera pada informed consent. b.
Leaflet Leaflet merupakan lembaran kertas yang berisi informasi tertulis yang akan diberikan kepada sasaran yang dapat membaca sebagai sumber informasi mengenai suatu hal atau masalah khusus. Pemberian leaflet, dalam penelitian ini bertujuan untuk membantu peneliti dalam memberikan informasi mengenai pengukuran antropometri dan pentingnya pemeriksaan kadar HbA1c, profil lipid dan
clirens
creatinin
menggunakan
sampel
darah
untuk
mengantisipasi adanya gangguan kesehatan yang berhubungan dengan pengukuran kadar dengan sampel darah dan pengukuran antropometri, sehingga responden dapat mendeteksi kesehatannya secara mandiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
31
Pencarian calon responden Pencarian calon responden dilakukan setelah mendapatkan persetujuan
etical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tanggal 14 Agustus 2014 dengan nomor izin Ref: KE/FK/896/EC dan mendapatkan izin untuk melakukan penelitian dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tanggal 4 Agustus 2014. Izin dari Wakil Rektor I diteruskan kepada Kepala Bagian Personalian Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk meminta data dan informasi para staf administratif dan edukatif. Data yang didapat sebanyak 446 pria, selanjutnya data disortir berdasarkan umur responden yang memasuki kriteria inklusi dan didapatkan sebanyak 194 pria. Pencarian responden yang memasuki kriteria umur dilakukan dengan cara mendatangi satu per satu staf yang namanya tercantum dalam daftar staf. Pada tahap ini tidak semua staf dapat ditemui karena berbagai alasan seperti sedang cuti dan studi lanjut. Calon responden yang dapat ditemui diberikan penjelasan mengenai penelitian yang dilakukan, diberikan pertanyaan mengenai riwayat penyakit dan konsumsi obat-obatan rutin untuk memastikan bahwa responden tidak masuk dalam kriteria eksklusi, dan diberi tahu kapan hari, tanggal dan waktu pengambilan data akan dilaksanakan. Pada tahap ini beberapa calon responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian karena berbagai alasan yaitu menderita penyakit degeneratif, mengkonsumsi obat-obatan, takut terhadap jarum suntik, waktu penelitian yang bertabrakkan dengan acara lain, sedang sibuk dalam beberapa minggu ke depan, tidak dapat hadir saat penelitian dilaksanakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
karena memiliki jadwal mengajar atau memiliki kesibukkan lain yang tidak bisa di tinggalkan pada hari penelitian, dan menolak untuk berpuasa selama 10-12 jam. Calon responden yang bersedia untuk mengikuti penelitian ini kemudian mengisi informed consent sebagai bukti kesediaannya mengikuti penelitian. Responden yang sudah mengisi informed consent diberi tahu kembali kapan dan di mana penelitian akan dilakukan dan diingatkan satu hari sebelum pengambilan data untuk berpuasa selama 10-12 jam. Pada saat hari pengambilan data responden yang sudah mengisi informed consent yang belum datang sampai waktu pengumpulan data hampir selesai dihubungi kembali untuk memastikan kedatangannya. 5.
Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian Alat yang akan diketahui validitas dan reabilitasnya dalam penelitian ini
adalah skinfold caliper merk pi zhi hou du ji® dengan cara melakukan perhitungan koefisien variasi setelah dilakukan pengukuran sebanyak 5 kali. Suatu alat kesehatan yang memiliki nilai koefisien distribusi < 5% dikatakan alat tersebut merupakan alat yang baik untuk digunakan dalam penelitian (Departemen Kesehatan RI, 2011). Validitas berarti bahwa instrumen sebagai alat ukur benar-benar mengukur apa yang diukur, sedangkan reliabilitas berarti instrumen sebagai alat ukur dapat memperoleh hasil ukur yang konsisten (Notoatmodjo, 2010). Alat skinfold caliper yang digunakan pada penelitian ini sudah valid karena dapat digunakan untuk mengukur skinfold thickness. Reliabilitas alat skinfold caliper dilakukan dengan cara melakukan pengukuran pada bagian abdominal, suprailiac,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
dan triceps skinfold thickness sebanyak masing-masing 5 kali. Nilai CV yang didapatkan dari alat skinfold caliper merk pi zhi hou du ji® pada bagian abdominal adalah 1,40%, bagian suprailiac 2,46% dan bagian triceps adalah 2,96%. Hasil nilai CV ini menunjukkan alat yang digunakan merupakan alat yang baik. Hasil nilai CV juga dapat menunjukan bahwa instrumen yang digunakan memiliki hasil pengukuran yang cukup tetap. Alat yang digunakan untuk menentukan nilai HbA1c yaitu Cobas C 581® penentuan validitas dan reabilitas dilakukan oleh Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda. 6.
Pengambilan darah dan pengukuran antropometri Pengambilan darah yang digunakan untuk menghitung kadar HbA1c
pada penelitian ini dilakukan oleh analis dari Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda. Pengukuran antropometri yang dilakukan pada penelitian ini adalah mengukur skinfold thickness yang kemudian dihitung menggunakan rumus yang sesuai untuk mendapatkan nilai body fat percentage. Pengukuran skinfold thickness pada penelitian ini dilakukan dengan posisi responden berdiri tangan berada disamping tubuh pada keadaan yang relax. Hasil pengukuran skinfold thickness yang didapatkan harus benar-benar hanya bagian lipatan kulit saja (lemak subkutan), sehingga responden diminta kesediaannya untuk mengangkat pakaian yang menutupi bagian abdominal, suprailiac dan triceps
yang akan diukur. Pada pengukuran triceps skinfold
thickness posisi responden membelakangi peneliti sedangkan pada pengukuran abdominal dan suprailiac skinfold thickness posisi responden berhadapan dengan peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Pengukuran skinfold thickness dilakukan dengan cara lipat kulit dan lemak menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, lipatan ditarik dengan lembut menjauhi jaringan otot, kaliper dipegang tegak lurus terhadap lipatan dan dilakukan pengukuran pada jarak ½ inci dari jari. Pembacaan hasil dari skinfold caliper dilakukan pada 2 sampai 3 detik. Pengukuran abdominal skinfold thickness dilakukan pada lipatan kulit vertikal sekitar 7 cm ke arah kanan dan 1 cm ke bawah umbilikus atau pusar. Pengukuran suprailiac skinfold thickness dilakukan pada lipatan diagonal yang terletak sejajar dengan iliac dan terletak sekitar 20 mm di atas tulang pangkal paha di dalam garis mid-axillary. Pengukuran triceps skinfold thickness dilakukan pada lipatan vertikal di bagian belakang lengan atas antara bahu dan siku. 7.
Analisis sampel darah responden Analisis sampel darah responden yang telah diambil dilakukan oleh
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda untuk mendapatkan hasil nilai HbA1c. 8.
Pembagian hasil pemeriksaan Hasil pengukuran antropometri yang dilakukan oleh peneliti dan hasil
analisis sampel darah yang dilakukan oleh Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda diberikan langsung dari peneliti kepada responden setelah perhitungan antropometri dan hasil dari laboratorium keluar. Saat pembagian hasil kepada responden juga dilakukan penjelasan mengenai hasil laboratorium dan pengukuran antropometri. Selain itu peneliti juga memberikan saran kepada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
responden jika ada hasil laboratorium dan pengukuran antropometri yang tidak sesuai dengan nilai normal. 9.
Pengolahan data Data yang diperoleh oleh peneliti selanjunya diolah dengan cara
melakukan pengumpulan data yang sejenis untuk selanjutnya dibagi berdasarkan kategori yang sudah ditetapkan. J. Analisis Data Data
yang
diperoleh
akan
dianalisis
secara
statistika
dengan
menggunakan program SPSS versi 16 yang disediakan oleh Perpustakaan Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pertama dilakukan uji normalitas data yang dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov jika jumlah sampel yang akan dianalisis > 50 atau menggunakan Shapiro-Wilk jika sampel yang didapatkan < 50 (Dahlan, 2012). Data dikatakan memiliki distribusi normal jika nilai p > 0,05. Data yang terdistribusi normal akan dilanjutkan dengan uji korelasi dengan menggunakan uji Pearson, sedangkan data yang tidak terdistribusi normal akan dilakukan uji korelasi dengan uji Spearman. Dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 95%. Uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi. Data dikatakan memiliki korelasi yang bermakna jika nilai p < 0,05 (Dahlan, 2012). Dilakukan juga uji koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh suatu variabel bebas terhadap nilai variabel terikat (Sugiyono, 2012).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Tabel III. Uji hipotesis bedasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi (Dahlan, 2012). Parameter Nilai Interpretasi Kekuatan korelasi (r) 0,0 - <0,2 Sangat lemah 0,2 - <0,4 Lemah 0,4 - <0,6 Sedang 0,6 - <0,8 Kuat 0,8 – 1 Sangat kuat Nilai p p <0,05 Korelasi bermakna p >0,05 Korelasi tidak bermakna Arah korelasi +(positif) Searah Berlawanan arah (negatif)
Data juga dianalisis untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan kategori nilai HbA1c melalui distribusi body fat percentage dengan menggunakan uji komparatif. Uji komparatif diawali dengan melakukan uji normalitas pada kedua kelompok HbA1c pada pengukuran body fat percetage ≥ 25,10% dan < 25,10%. Pada kedua kelompok jika dihasilkan data yang terdistribusi normal maka digunakan uji t tidak berpasangan, sedangkan jika data pada salah satu kelompok atau kedua kelompok tidak terdistribusi normal maka digunakan uji Mannwhitney. Hasil uji komparatif yang menunjukkan nilai p < 0,05 berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna antara setiap kategori yang dianalisis (Dahlan, 2012). K. Kesulitan Penelitian Kesulitan dalam penelitian ini adalah sulitnya mencari responden karena tidak semua responden yang ada pada data yang diberikan oleh biro personalia dapat ditemui dengan alasan sedang cuti dan melaksanakan studi lanjut. Beberapa responden yang telah mengisi informed consent juga tidak bisa hadir karena jadwal mengajar dan memiliki kegiatan lain yang lebih penting dan tidak bisa ditinggalkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kareakteristik Demografi Responden Responden pada penelitian ini merupakan staf pria dewasa sehat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan rentang umur 40-50 tahun. Jumlah responden yang bersedia mengikuti penelitian ini adalah sebanyak 66 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Semua responden ini diikut sertakan dalam pengolahan data. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sudah sesuai karena jumlah minimal sampel yang digunakan dengan metode deskriptif-korelasi adalah sebanyak 30 orang (Umar, 2007). Langkah awal pada pengolahan data pada penelitian ini dimulai dari analisis statistik yang berupa analisis deskriptif. Menurut Dahlan (2012), statistik deskriptif dapat dilihat melalui distribusi data yang normal atau dapat digunakan untuk melihat karakteristik dari data yang diperoleh. Karakteristik yang disajikan pada penelitian ini meliputi umur, Body Fat Percentage (BFP), abdominal skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness, triceps skinfold thickness, dan HbA1c. Penyajian data pada penelitian harus disesuaikan dengan hasil normalitas data. Ringkasan dari uji normalitas yang menggambarkan karakteristik responden disajikan pada tabel
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel V. Karakteristik responden penelitian No. Karakteristik Distribusi data (n=63) Umur (tahun) 44,48±2,93* 1. Abdominal skinfold thickness (mm) 30,03±11,85* 2. Suprailiac skinfold thickness (mm) 19,41(4,00-50,17)** 3. Triceps skinfold thickness (mm) 13,02±5,87* 4. Body Fat Percentage/BFP (%) 20,67±7,16* 5. HbA1c (%) 5,63(4,66-9,94)** 6. Keterangan: * Mean±Standar Deviasi ** Median (Minimum-maksimum) p > 0,05 berarti data terdistribusi normal
1.
38
p 0,070 0,200 0,005 0,200 0,200 0,000
Umur Responden pada penelitian ini adalah pria dewasa dengan rentang umur
40-50 tahun yang menurut Ranasinghe et al. (2013), termasuk dalam rentang umur middle-aged (40-69). Middle-aged merupakan rentang usia transisi antara dewasa muda dan lanjut usia (Papalia, et al., 2008). Rata-rata umur responden pada penelitian adalah 44,48 tahun dengan nilai SD ± 2,93. Distribusi umur yang diperoleh dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dihasilkan nilai p = 0,070 yang menunjukkan bahwa data umur responden terdistribusi normal. Penelitian yang dilakukan oleh Ranasinghe et al. (2013) pada 1114 responden dengan 49,1% laki-laki, menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan umur maka BF% juga akan meningkat dengan bentuk kurva yang linear. Peningkatan lemak di dalam tubuh yang berlebihan (obesitas) yang ditunjukkan dengan meningkatnya body fat percentage juga dapat menjadi salah satu faktor risiko dari penyakit diabetes melitus. Penelitian yang dilakukan oleh Ravikumar,
Bhansali,
Walia,
Shanmugasundar
and
Ravikiran
(2011),
menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara rata-rata HbA1c dan umur responden (r=0.308, p<0.001). Penelitian ini dilakukan pada 1317 subjek yang memiliki toleransi glukosa normal. Menurut American Diabetes Association
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
(2013), semakin bertambah tua atau umur manusia, semakin menambah berkembangnya risiko penyakit diabetes. Menurut International Diabetes Federation (2013), hampir setengah dari semua orang dewasa penderita diabetes berada pada rentang umur 40-59 tahun. 2.
Abdominal skinfold thickness Pada penelitian ini nilai rata-rata abdominal skinfold thickness yang
didapatkan adalah sebesar 30,03 mm dengan SD ± 11,85. Nilai rata-rata abdominal skinfod thickness yang didapatkan termasuk dalam ukuran abdominal skinfod thickness di atas nilai tengah, di mana nilai tengah dari abdominal skinfod thickness untuk responden pria pada penelitian ini adalah 29,91 mm. Uji normalitas data responden menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai p = 0,200 yang berarti bahwa data abdominal skinfold thickness responden pada penelitian ini terdistribusi secara normal. Menurut Hoeger and Hoeger (2014), bagian anatomi yang tepat untuk pengukuran skinfold thickness pada pria adalah bagian abdomen. Abdominal skinfold thickness merupakan salah satu dari lima bagian yang sering digunakan untuk pengukuran skinfold thickness (Kotecki, 2014). Menurut Demura and Sato (2007), pengukuran skinfold thickness di bagian abdominal merupakan salah satu bagian pengukuran skinfold thickness yang memiliki hasil standar eror lebih kecil dibandingkan pada bagian yang lain. 3.
Suprailiac skinfold thickness Nilai tengah pengukuran suprailiac skinfols thickness pada penelitian ini
adalah 19,41 mm. Nilai median ini termasuk di atas normal karena nilai normal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
dari pengukuran suprailiac skinfold thickness adalah sebesar 17,9 mm. Nilai tertinggi dari pengukuran suprailiac skinfold thickness dari penelitian ini sebesar 50,17 mm di mana data ini hampir mecapai 3 kali dari nilai normal. Nilai terendah untuk pengukuran suprailic skinfold thickness pada penelitian ini adalah 4,00 mm merupakan nilai yang sangat rendah. Hasil dari uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai p = 0,005 yang berarti distribusi data pengukuran suprailiac skinfold thickness tidak normal. Menurut Hoeger and Hoeger (2014), bagian anatomi yang tepat untuk pengukuran skinfold thickness pada pria adalah bagian suprailiac. Suprailiac skinfold thickness merupakan salah satu dari lima bagian yang sering digunakan untuk pengukuran skinfold thickness (Kotecki, 2014). Menurut Demura and Sato (2007), pengukuran skinfold thickness di bagian suprailiac merupakan salah satu bagian pengukuran skinfold thickness yang memiliki hasil standar error lebih kecil dibandingkan pada bagian yang lain. Pengukuran suprailiac skinfold thickness merupakan parameter untuk menilai obesitas yang termasuk dalam obesitas sentral (Indriati, 2010). Obesitas sentral merupakan salah satu faktor risiko munculnya resistensi insulin yang dapat berkembang menjadi penyakit diabetes melitus tipe 2. 4.
Triceps skinfold thickness Pengukuran triceps skinfold thickness pada penelitian ini memiliki nilai
rata-rata sebesar 13,02 mm dengan SD ± 5,87. Nilai rata-rata dari triceps skinfold thickness ini termasuk dalam nilai di atas normal di mana nilai normal pengukuran triceps skinfold thickness adalah 12,5 mm. Uji normalitas dari pengukuran triceps
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
skinfold thickness menggunakan Kolmogorof-Smirnov menunjukkan nilai p sebesar 0,200 yang menunjukkan bahwa hasil pengukuran triceps skinfold thickness pada penelitian ini terdistribusi secara normal. Menurut Hoeger and Hoeger (2014), bagian anatomi yang tepat untuk pengukuran skinfold thickness pada pria adalah bagian tricepss. Triceps skinfold thickness merupakan salah satu dari lima bagian yang sering digunakan untuk pengukuran skinfold thickness (Kotecki, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Imano et al. (2012), pengukuran skinfold thickness termasuk pengukuran triceps dan subscapular skinfold thickness dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran jangka panjang yang lebih jelas mengenai pengaruh distribusi lemak tubuh terhadap faktor risiko beberapa penyakit, jika dibandingkan dengan menggunakan pengukuran BMI. 5.
Body fat percentage Nilai body fat percentage pada penelitian ini didapatkan melalui
pengukuran skinfold thickness yang dilakukan pada tiga bagian yaitu abdominal skinfold thickness, suprailiac skinfold thickness, dan tricepss skinfold thickness. Rata-rata nilai body fat percentage responden pria pada penelitian ini sebesar 20,67% dengan nilai SD ± 7,16. Nilai rata-rata yang didapatkan menunjukkan data body fat percentage berada pada tingkat normal. Nilai terendah body fat percentage pada penelitian ini adalah 5,14% yang termasuk dalam kelas underweight, sedangkan untuk nilai tertinggi body fat percentage dalam penelitian ini termasuk dalam kelas obesitas dengan nilai 37,52%. Nilai p yang dihasilkan dari uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
adalah sebesar 0,200. Dari nilai p dapat disimpulkan bahwa nilai body fat percetage responden terdistribusi normal. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gomez et al. (2001), menunjukkan hasil bahwa penilaian body fat percentage dapat lebih membantu untuk mendiagnosa adanya gangguan toleransi glukosa jika dibandingkan dengan informasi yang diperoleh dari BMI (25.2 ± 9.0 vs. 19.9 ± 8.0%, p = 0.008) khususnya pada subjek pria dengan BMI < 25kg/m2 dan di atas 40 tahun. 6.
HbA1c Data HbA1c pada penelitian ini memiliki nilai median 5,63% dengan
nilai minimal dan maksimal berturut-turut adalah 4,66 dan 9,94. Nilai maksimal dan minimal dari HbA1c masih termasuk kedalam nilai normal, sedangkan nilai maksimal HbA1c termasuk dalam kategori diabetes. Nilai normal HbA1c pada adalah < 5,7%. Uji normalitas HbA1c dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai p = 0,000. Nilai p ini menunjukkan bahwa nilai HbA1c pada penelitian ini tidak terdistribusi normal. Menurut National Glycohemoglobin Standardization Program (2014), pengukuran HbA1c dapat dipengaruhi oleh variasi genetik, modifikasi kimia derivat hemoglobin, masa hidup eritrosit lebih pendek atau penurunan rata-rata umur eritrosit. Nilai hemoglobin seseorang juga dapat berpengaruh pada hasil pengukuran HbA1c karena pada pengukuran HbA1c glukosa yang diukur merupakan glukosa yang terikat kuat pada hemoglobin sehingga jika hemoglobin seseorang terlalu rendah atau di bawah nilai normal maka dapat menggagu hasil, dari pengukuran HbA1c. Menurut penelitian Wright et al. (2013), pada 384
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
sampel peningkatan nilai HbA1c dapat dipengaruhi karena adanya peningkatan nilai body fat percentage. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ravikumar,
Bhansali, Walia, Shanmugasundar and Ravikiran (2011) menunjukkan bahwa peningkatan HbA1c berkorelasi dengan bertambahnya umur (r = 0,241, p < 0,01). B. Perbandingan Rerata HbA1c terhadap Body Fat Percentage ≥ 25,10% dan Body Fat Percentage <25,10% Pada penelitian ini dilakukan perbandingan data dan jumlah responden berdasarkan nilai body fat percentage terhadap HbA1c. Nilai body fat percentage, dibagi didalam dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok body fat percentage yang memiliki nilai lebih besar sama dengan nilai normal, sedangkan kelompok yang kedua merupakan kelompok yang memiliki nilai body fat percentage lebih kecil dari nilai normal, sedangkan nilai HbA1c akan terbagi dalam tiga kelompok. Data pengukuran body fat percentage dibagi dalam dua kelompok. Kelompok yang pertama dengan nilai body fat percentage ≥25,10% dan kelompok kedua dengan nilai body fat percentage <25,10%. Nilai HbA1c dibagi dalam 3 kelompok yaitu normal < 5,7%, prediabetes 5,7-6,4% dan diabetes ≥6,5%. Nilai HbA1c yang sudah terbagi dalam dua kelompok berdasarkan nilai body fat percentage selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui distribusi dari masing-masing kelompok. Uji komparatif dilakukan setelah mengetahui hasil dari normalitas data dengan tujuan untuk mengetahui adanya atau tidaknya perbedaan yang bermakna antara nilai HbA1c pada body fat percentage yang bernilai di bawah normal dan di atas nilai normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Kelompok pertama yang merupakan kelompok HbA1c dengan hasil pengukuran body fat percentage ≥ 25,10% berjumlah 18 responden. Kelompok kedua yang berjumlah 48 responden menunjukkan nilai HbA1c dengan hasil pengukuran body fat percentage < 25,10%. Pembagian kelompok
HbA1c
menurut pengukuran body fat percentage ≥ 25,10% dan < 25,10% didasarkan pada klasifikasi body fat percentage menurut Hoeger and Hoeger (2014), di mana nilai body fat percentage ≥ 25,10% termasuk dalam kategori overweight dan obesitas, sedangkan nilai body fat percentage < 25,10% dikatakan nilai yang normal. Data HbA1c pada kedua kelompok body fat percentage diuji normalitasnya menggunakan Shapiro-Wilk. Uji normalitas pada analisis data ini dilakukan dengan menggunakan Shapiro-Wilk karena kedua kelompok memiliki jumlah data < 50. Uji normalitas data HbA1c pada kelompok body fat percentage ≥ 25,10% menghasilkan nilai p = 0,000 sedangkan pada kelompok body fat percentage ≥ 25,10% menghasilkan nilai p = 0,000. Hasil uji normalitas kedua kelompok body fat percentage menunjukkan kesamaan distribusi yaitu pada kelompok dengan body fat percentage ≥ 25,10% dan kelompok body fat percentage ≥ 25,10% menunjukkan data tidak terdistribusi normal (p>0,05). Kedua kelompok data memiliki distribusi yang tidak normal, maka uji komparatif yang digunakan adalah dengan uji Mann-Whitney. Tabel V. Perbandingan nilai HbA1c pada body fat percentage ≥ 25,10 % dan body fat percentage < 25,10 % Body Fat Percentage Body Fat Percentage Signifikansi ≥ 25,10 < 25,10 (n=18) (n=48) 5,79 5,71 0,357 Nilai HbA1c
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Uji Mann-Whitney menunjukkan hasil nilai 0,357 yang berarti bahwa antara data HbA1c pada body fat percentage ≥ 25,10% dengan HbA1c pada body fat percentage < 25,10% memiliki data yang berbeda tidak bermakna. Jika dibandingkan dengan melihat nilai rata-rata pada body fat percentage ≥ 25,10% dan body fat percentage < 25,10% pada tabel VI di atas diketahui kedua kelompok masuk dalam klasifikasi nilai HbA1c yang sama yaitu kategori pradiabetes menurut American Diabetes Association (2014). Hasil uji komparatif pada body fat percentage yang berbeda tidak bermakna ini didukung oleh klasifikasi HbA1c menurut American Diabetes Association (2014). Hasil uji komparatif ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Park, Lee, and Jung (2013) yang mendapatkan hasil bahwa nilai HbA1c pria pada penelitian yang dilakukan menunjukkan perbedaan yang bermakna (p < 0,001) antara %BF < 25 dengan %BF ≥ 25. Perbedaan ini mungkin dikarenakan jumlah responden yang digunakan pada penelitian lebih banyak yaitu 176 responden dan adanya perbedaan rata-rata umur yang digunakan pada penelitian yaitu 47,27±10,03. Tabel VI. Perbandingan jumlah responden berdasarkan kelompok body fat percentage terhadap kelompok HbA1c Body Fat Percentage Body Fat Percentage Klasifikasi ≥25,10% <25,10% 11(61,1%) 28 (58,3%) Normal HbA1c < 5,7 6 (33,3%) 17 (35,4%) Prediabetes HbA1c 5,7 – 6,4 1 (5,5%) 3 (6,25%) Diabetes HbA1c ≥ 6,5
Pada tabel VII diketahui jika perbedaan jumlah responden yang memiliki nilai HbA1c normal pada kelompok body fat percentage ≥ 25,10% dan body fat percentage < 25,10% memiliki perbedaan jumlah yang signifikan (11 vs 28) dan pada nilai HbA1c klasifikasi prediabetes juga diketahui jika jumlah responden
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
memiliki perbedaan yang signifikan (6 vs 17). Perbedaan yang signifikan ini terjadi karena jumlah responden yang termasuk dalam body fat percentage ≥ 25,10% dan body fat percentage < 25,10% tidak seimbang (18 dan 48). Jumlah responden yang memiliki nilai HbA1c pada klasifikasi diabetes pada kelompok body fat percentage ≥ 25,10% dan body fat percentage < 25,10% memiliki perbedaan jumlah yang tidak signifikan (1 vs 3). Bedasarkan persentase jumlah responden pada tabel VII diketahui bahwa perbedaan persentase jumlah responden yang memiliki nilai HbA1c yang normal pada kelompok responden yang memiliki hasil perhitungan body fat percentage ≥ 25,10% dengan responden yang memiliki hasil perhitungan body fat percentage < 25,10% tidak memiliki perbedaan presentase jumlah yang signifikan (61,1 % vs 58,3%), begitu juga pada responden yang memiliki nilai HbA1c pada klasifikasi pradiabetes (33,3% vs 35,4%) dan klasifikasi diabetes (5,5% vs 6,25%). Berdasarkan presentase jumlah responden dapat diketahui bahwa antara responden yang memiliki hasil perhitungan body fat percentage ≥ 25,10% dengan responden yang memiliki hasil perhitungan body fat percentage < 25,10% tidak memiliki perbedaan presentase jumlah yang signifikan C. Korelasi Body Fat Percentage terhadap HbA1c Uji korelasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara body fat percentage terhadap HbA1c. Menurut Dahlan (2012), uji korelasi dilakukan dengan uji Pearson jika distribusi kedua data variabel yang akan dikorelasikan terdistribusi normal, sedangkan uji korelasi menggunakan uji Spearman jika salah satu atau kedua data variabel yang akan dikorelasikan tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan pada penelitian ini adalah 95% dan uji hipotesis dilakukan dengan melihat nilai signifikansi < 0,05. Pada uji normalitas yang dilakukan sebelumnya diketahui jika data variabel body fat percentage memiliki data yang terdistribusi normal, sedangkan variabel HbA1c memiliki data yang tidak terdistribusi normal. Uji korelasi pada penelitian dilakukan dengan menggunakan uji Spearman untuk uji korelasi body fat percentage terhadap HbA1c. Hasil uji korelasi body fat percentage terhadap HbA1c ditunjukkan pada tabel VIII.
Body Fat Percentage
Tabel VII. Hasil uji korelasi HbA1c R p 0,247 0,046
r2 0,031
Hasil uji korelasi body fat percentage terhadap HbA1c menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,046 dengan koefisien korelasi sebesar 0,247. Uji korelasi tersebut menggambarkan bahwa hasil uji korelasi body fat percentage terhadap HbA1c memiliki hasil korelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah. Koefisien determinasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,031 yang berarti bahwa 3,1% data HbA1c terpengaruh oleh karena meningkatnya nilai body fat percentage, sedangkan 96,9% lainnya terpengaruh oleh karena faktor lain. Hasil korelasi body fat percentage terhadap HbA1c berupa korelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti pada responden yang memiliki nilai HbA1c tinggi namun memiliki hasil pengukuran body fat percentage yang kecil atau dapat pula sebaliknya saat responden memiliki nilai HbA1c yang kecil namun memiliki nilai hasil pengukuran body fat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
percentage yang besar. Pada gambar 15 disajikan diagram sebaran korelasi body fat percentage terhadap HbA1c.
Gambar 10. Diagram sebaran korelasi body fat percentage terhadap HbA1c
Pada diagram dapat dilihat bahwa beberapa responden yang memiliki nilai body fat percentage < 25,10% memiliki nilai HbA1c yang tinggi dan beberapa responden yang memiliki nilai body fat percentage ≥ 25,10% tetapi memiliki nilai HbA1c yang kecil. Diagram diatas juga menunjukan nilai maksimal hasil pengukuran HbA1c tidak berada pada nilai body fat percentage tertinggi, begitu pula pada hasil pengukuran HbA1c minimal tidak berada pada nilai body fat percentage terendah. Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wright, et al. (2013), penelitian ini dilakukan pada 384 sampel dengan hasil bahwa peningkatan percent body fat berhubungan dengan peningkatan A1c. Hasil penelitian ini memiliki perbedaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Matinhomaee,
Korshidi,
Azarbayjani,
and
Hosseinnezhad
(2012)
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
menunjukkan bahwa tidak adanya korelasi antara body fat percentage dengan HbA1c (r = 0,47; p=0,071) dan juga penelitian yang dilakukan oleh Soniya, Devi, and Rosemary (2014), dengan jumlah responden 100 dalam hasil penelitian ini menyatakan bahwa HbA1c tidak berhubungan dengan body fat percentage. Perbedaan hasil penelitian ini dimungkinkan karena adanya perbedaan jumlah responden pada penelitian yang dilakukan oleh Matinhomaee, Korshidi, Azarbayjani, and Hosseinnezhad (2012), menggunakan 21 responden (11 perlakukan dan 10 kontrol), sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Soniya, Devi, and Rosemary (2014), berjumlah 100 responden. Tedapat pula perbedaan rentang usia responden di mana pada penelitian Soniya, Devi, and Rosemary (2014), rentang usia yang digunakan adalah 30 sampai 78 tahun. Hasil penelitian yang didapatkan sesuai dengan hipotesis, namun hasil kekuatan korelasi yang didapatkan lemah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa variabel yang tidak dapat dikendalikan pada penelitian ini seperti gaya hidup responden, aktifitas fisik responden, dan keadaan patologis dari responden. Gaya hidup, aktifitas fisik dan keadaan patologis responden dapat berpengaruh pada hasil pengukuran skinfold thickness, hasil perhitungan body fat percentage dan juga
dapat
mempengaruhi
hasil
pengukuran
HbA1c
sehingga
mempengaruhi hasil korelasi yang didapatkan pada penelitian ini.
dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1.
Karakteritik responden menunjukan bahwa data hasil pengukuran suprailiac skinfold thickness dan HbA1c tidak terdistribusi normal (p=0,005 dan p=0,000) sedangkan data umur, hasil pengukuran abdominal skinfold thickness, triceps skinfold thickness, body fat percentage terdistribusi normal (p=0,070; p=0,200; p=0,200; dan p=0,200).
2.
Perbadingan rerata nilai HbA1c pada kelompok body fat percentage ≥ 25,10% dan kelompok body fat percentage ≥ 25,10% menunjukan hasil berbeda tidak bermakna (p=0,357).
3.
Uji Korelasi menunjukan hasil bahwa terdapat korelasi bermakna dengan kekuatan korelasi lemah
antara body fat percentage terhadap HbA1c
(r=0,247; p=0,046) pada staf pria dewasa sehat di Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta. B. Saran 1.
Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan perhitungan body fat percentage dengan menggunakan bagian skinfold thickness yang lain atau dengan menambah jumlah bagian skinfold thickness yang digunakan untuk melakukan perhitungan body fat percentage agar dapat lebih menggambarkan jumlah lemak dalam tubuh.
2.
Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengukuran hemoglobin terlebih dahulu sebelum melakukan pengecekan nilai HbA1c
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
agar diketahui apakah pengukuran HbA1c yang didapat terpengaruh oleh jumlah hemoglobin responden atau tidak. 3.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat diketahui mengenai gaya hidup, aktifitas fisik, dan keadaan patologis dari responden melalui wawancara dan/atau pemeriksaan sehingga dapat diketahui dengan lebih jelas mengenai faktor-faktor tidak terkendali yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Acton, A., 2013, Blood Proteins Advances in Research and Applicationn, 2013 Edition, Scholarly Editions, Atlanta, p. 293. Alters, S., and Schiff, W., 2013, Essential Concepts for Healthy Living, Sixth Edition, Jones & Bartlett Learning, Burlington, pp. 319, 321. Ambrosi, J.G., Silva, C., Galofre, J.C., Escalada, J., Santos, S., Gil, M.J.,et al, 2011, Body adiposity and type 2 diabetes : increased risk with a high percentage even having a normal BMI, obesity (Silver Spring), 19(7). American Diabetes Association, 2014, Diagnosing Diabetes and Learning Abaout Prediabetes, ADA, http://www.diabetes.org/diabetesbasics/diagnosis/?loc=db-slabnav, diakses tanggal 8 April 2014. American Diabetes Association, 2013, Non Modifiable Risk Factors, ADA, http://professional.diabetes.org/resourcesforprofessionals.aspx?typ=17&cid =60390, diakses tanggal 21 Oktober 2014. Banglitbangkes, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, hal. 223224. Baty International, 2013, Care And Use of the Harpenden Skinfold Caliper, Baty International, http://www.harpenden-skinfold.com/careanduse.html, diakses tanggal 31 Oktober 2014. Beta Technology, 2008, Lange Skinfold Caliper : Operators Manual, Beta Technology, Santa Cruz, p. 3. BrianMac Sport Coach, 2014, Yuhasz Skinfold Test, BrianMac, http://www.brianmac.co.uk/fatyuhasz.htm, diakses tanggal 31 Oktober 2014. Dahlan, S., 2012 Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif Bivariat dan Multivarian Dilengkapi Aplikisi dengan Menggunakan SPSS, Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta, hal. 62-75, 170-175. Demura, S., and Sato, S., 2007, Suprailiac or Abdominal Skinfold Thickness Measured with a Skinfold Caliper as a Predictor Body Density in Japanese Adult, Tohoku Journal of Experimental Medicine, 213, 51-61. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2011, Uji Fungsi Alat Klinis dan Hematologi, DepKes RI, http://www.depkes.go.id/downloads/yandu/uji_fungsi_alat
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
_kimia_klinis_hematologi.pdf. diakses tanggal 31 Oktober 2014. Dugdale, D.C., Vorvick, L.J., and Zieve,D., 2012, Obesity, Medline Plus, http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007297.htm, diakses tanggal 6 April 2014. Duren, D.L., Sherwood, R.J., Czerwinski, S.A., Lee, M., Choh, A.C., Siervogel, R.M., et al., 2008, Body Composition Metods : Comparisons and Interpretation, J Diabetes Sci Technol, 2(6), 1139-1146. Florkowski, C., 2013, HbA1c as Diagnostic Test for Diabetes Melitus- Reviewing The Evidence, Clin Biochem Rev., 34(2). 75-83. Gomez, A.J., Silva, C., Galofre J.C., Escalada, J., Santos, S., Gil, M.J., et al., Body Adiposity and Type 2 Diabetes : Increased Risk with A High Body Fat Percentage Even Having A Normal BMI, NAASO, 19 (7), 1439-1444. Healthwise, 2012, Body Fat Distribution, Government of Alberta, https://myhealth.alberta.ca/health/pages/conditions.aspx?hwid=zm6365, diakses tanggal 31 Oktober 2014. Hoeger, W.W.K., and Hoeger, S.A., 2014, Principles and Labs for Fitness and Wellness, 12th Edition, Wadsworth Cengage Learning, Balmont, pp.132,142. Hoffman, J., 2006, Norm for Fitness Performance and Health, Health Kinetics, Champaign, p. 88. Hoffman, J., 2014, Physiological Aspects of Sport Training and Performance, Secon Edition, Human Kinetics, Champaign, pp. 265-266. Imano, H., Kitamura, A., Kiyama, M., Ohira, T., Cui, R., Muraki, I., et al., 2012, Usefulness of Skinfold Thickness Measurements for Determining Body Fat Distribution and Disease Risk for Japanese Men and Women, Springer Science +Business Media, 166, 2668-2669. Indriati, E., 2010, Antropometri untuk Kedokteran, Keperawatan, dan Olahraga, Citra Aji Parama, Yogyakarta, hal. 70, 82, 123. Insel, P., Ross, D., MacMahon, K., and Bernstein, M., 2011, Nutrition, 4th ed., Jones and Bartlett Publishers, London, p. 65. International Diabetes Federation, 2013, IDF Diabetas Atlas, Sixth edition, IDF, p. 34.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Justitia, N.L., 2012, Hubungan Obesitas dengan Peningkatan Kadar Gula Darah Pada Guru-guru SMP Negri 3 Medan, Karya Tulis Ilmiah, Universitas Sumatra Utara, Medan. Junior, H.L.R., Scelza, M.F.Z., Boaventura, G.T., Custodio, S.M., Moiera, E.A.M, and Oliveira, D.D.L., 2012, Relation Between Oral Health and Nutritional Condition in the Elderly, Journal of Appliad Oral Science, 20, 38-44. Kluwer, W., 2008, Nurse’s 5-Minute Clinical Consult : Signs and Symptoms, Lippincott Williams & Wilkins, Ambler, p. 602. Kotecki, J.E., 2014, Physical Activity & Health : An Interactive Approach, 4th Edition, Jones & Bartlett Learning, Burlington, pp. 171, 180. Kusumasari, F. A., 2013, Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Labarthe, D.R., 2011, Epidemiology and Prevention of Cardiovascular Disease : A Global Challenge, 2nd ed., Jones and Bartlett Publisher, Canada, p. 234. Mahajan, R.D., and Mishra, B., 2011, Using Glycated Hemoglobin HbA1c for Diagnosis if Diabetes Melitus : An Indian Perspective, Int J Bio Med Res, 2 (2), 508-512. Matinhomaee, H., Khorshidi, D., Azarbayjani, M.A., and Hosseinnezhad, A., 2012, Effects of Aerobic Training on tha Glycemic Control and Body Composition in Obese Patients eith Type 2 Diabetes, Annals of Biological Research, 3(5), 2034-2038. Medeiros, D.M., and Widman, R.E.C., 2014, Advanced Human Nutrition, 3rd Edition, Jones & Bartlett Learning, Burlington, pp. 221, 224-225. Mehdad, S., Hamrani, A., Kari, K.E., Hamdouchi, A.E., Barakat, A., Mzibri, M.E., 2011, Body Mass Index Waist Circumference Body Fat Fasting Blood Glucose in a Sample of Moroccan Adolescents Aged 11-17 Years, Journal of Nutrition and Metabolism, 2012, 1-7. National Diabetes Information Clearinghouse, 2012, Insulin Resistence and Prediabetes, National Institutes of Diabetes amd Digestive and Kidney Disease (NIDDK), 13, 1-3. National Diabetes Information Clearinghouse, 2014, Insulin Resistance and Prediabetes, NDIC,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
http://diabetes.niddk.nih.gov/dm/pubs/insulinresistance/, diakses tanggal 31 Oktober 2014. National Glycohemoglobin Standardization Program, 2014, Factor that Interfere with HbA1c Test Results, NGSP, http://www.ngsp.org/factors.asp, diakses tanggal 1 November 2014. National Health and Nutrition National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), 2004, Antropometry Procedures Manual, CDS, U.S., p. 34. National Health and Nutrition National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), 2013, Antropometry Procedures Manual, CDS, U.S., p. 1. Notoatmojo, S., 2010, Jenis dan Rancangan Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 37-38. Papalia, D., Olds, S., and Feldman, R., 2008, Human Development, 11th Edition, McGraw-Hill, New York. Park, M. H., Lee, K.M., and Jung, S.P., 2013, Association Between Percent Body Fat and Cardiovascular Risk Factor in Normal Weight Korean Adults, Korean J Health Promot, 13 (1), 17-24. Pika, 2011, Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Abdominal Skinfold Thickness Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Preedy, V.R., (Ed), 2011, Handbook of Growth and Growth Monitoring in Health and Disease, Volume 1, Springer, New York, pp.405-406. Putri, A.E.S., dan Lestari T.A., 2013, Hubungan Obesitas dengan Kadar HbA1c Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung, Medical Journal of Lampung University, 2 (4), 9-18. Ranasinghe, C., Gamage, P., Katulanda, P., Adraweera, N., Thilakarathe, S., et al., 2013, Relationship between Body Mass Index (BMI) and Body Fat Percentage; Estimated by Bioelectrical Impedance; in a Group of Sri Langka Adult : A Cross Sectional Study, BMC Public Health, 13, 797. Ravikumar P., Bhansali, A., Walia, R., Shanmugasundar, G., and Ravikiran, M., 2011, Alterations in HbA1c with Advancing Age in Subject with Normal Glucose Tolerance: Chandigart Urban Diabetes Study (CUDS), Diabet Med, 28, 590-594.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Reinhold, J.A., and Earl,G., 2014, Clinical Therapeutics Primer:Link to the Evidence for the Ambulatory Care Pharmacist, Jones & Bartlett Learning, Burlington, p. 153-154. Rolfes, S.R., Pinna, K., and Whiteney, E., 2012, Understanding Normal and Clinical Nutrition, 9th ed., Wadsworth Cengage Learning, Belmont, p. E-4. Rostagi, S., 2010, Eat Right To Stay Bright: Manage Diet To Manage Disease, Popular Prakashan PVT. LTD., Mumbai, p. 50. Sacks, D.B, 2011, A1c Versus Glucose Testing : A Comparison, Diabetes Care, 34 (2), 518-523. Schiling, J.A., 2006, Personal Guide to Assessment, Lippincott Williams & Walkins, America, pp. 61-62. Shamy, D.J., 2013, The Layperson’s Guide To Exercise Diet & Supplements, Xlibris, USA, p. 26. Sherwood, L., 2011, Fisiologi Kedokteran, Edisi 6, EGC, Jakarta, hal. 781-789. Smolin, L.A., and Grosvenor, M.B., 2010, Nutrition and Weight Management, Second Edition, Chelsea House, New York, pp. 34-35. Soniya, Devi, A., and Rosemary, 2014, Body Composition in Diabetes Mellitus, IOSR-JDMS, 13, 68-70. Spiegel, M. R., and Stephens, L. J., 2007, Statistik, Edisi Ketiga, diterjemahkan oleh Kastawan, W., dan Hamein, I., Erlangga, Jakarta, pp. 150. Stepien, M., Stepien, A., Wlazel, R.N., Paradowski, M., Banach,M., and Rysz, J., 2014, Obesity Indices and Inflammatory Makers in Obese Non-diabetic Normo and Hipertensive Patient: A Comparative Pilot Studi, Lipid in Health and Disease, http://www.lipidworld.com/content/13/1/29, diakses tanggal 4 April 2014. Sugiyono, 2012, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, p. 257. Swarjana, I.K., 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan: Tuntunan Praktis Pembuatan Proposal Penelitian, ANDI, Yogyakarta, hal. 98, 102. Tomlinson, D., and Kline, N.E., (Eds), 2010, Pediatric Oncolologi Nursing, 2nd Edition, Springer, New York, p. 518. U.S. Department of Health and Human Services and Indian Health Service, 2011, Health Weight For Life, Indian Health Service, India, pp. 2, 5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Vlad, S., Ciupa, R.V., and Nicu, A.I., (Eds), 2009, International Federation for Medical and Biological Engineering (IFMBE) Proceeding, 2nd Edition, Volume 26, Spinger, New York, pp. 29-30, 105-106. Vaccaro, J.A., and Huffman, F.G., 2013, Obesity Indicators by Race/Etnicity for Diagnosis of Cardiometabolic Diseases for A US Representative Sample of Adults, Herbert Publication, 1(4), 1-8. World Health Organization, 2013, Obesity and Overweight, WHO, http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/, diakses pada tanggal 6 April 2014. Wright, C., Brown, J., Clendening, E., Peterson, S., Simon, A., Wray, M., et al., 2013, Study of A1c and Body Fat among SUU Students, Staff and Faculty, Journal of Nutrition and Behavior, 45 (4S), 153. Zhang, J., Qin, Y., Zheng, X., Qiu, J., Gong, L., Mao, H., et al., 2002, The Relationship Between Human Serum Resistin Level and Body fat Content, Plasma Glucose as Well as Blood Pressure, Zhonghua Yi Xue Za Zhi, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12667367, diakses tanggal 14 April 2014.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3. Surat Izin Peminjaman Tempat
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Leaflet Tampak Depan
Lampiran 5. Leaflet Tampak Belakang
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Lampiran 6. Informed Consent PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Yang bertandatangan dibawah ini: Nama :_________________________________________ Jenis Kelamin
: ________________________________________
Usia/Tanggal Lahir
: ________________________________________
Alamat
: ________________________________________
No. Telp/HP
: ________________________________________
Menyatakan bahwa: 1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian yang berjudul: “Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap HbA1c dan Rasio Lipid pada Staf dan Karyawan Pria dan Wanita Dewasa Sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.” 2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun, saya bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dengan kondisi: a. Secara sukarela bersedia untuk berpuasa 10-12 jam, diambil darahnya, dan melakukan pengukuran antropometri serta digunakan data mediknya untuk kepentingan penelitian. b. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah. 3. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan keluar dan tidak berpartisipasi lagi dalam penelitian ini tanpa menyatakan alasan apapun. Demikian pernyataan ini saya buat sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun dan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada saya sebagai suatu tindakan deteksi dini untuk kesehatan pribadi saya.
Saksi
(............................................)
Yogyakarta, ................................. Yang membuat pernyataan,
(..........................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Lampiran 7. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA “ Korelasi Pengukuran Antropometri terhadap HbA1c dan Rasio Lipid pada Staf dan Karyawan Pria dan Wanita Dewasa Sehat “
a. Identitas 1. Nama : ___________________________________________________ 2. Jenis Kelamin : ____________________________________________ 3. Tempat / Tanggal Lahir : _____________________________________ 4. Umur : ______ tahun 5. Pekerjaan : ________________________________________________
b. Kondisi Kesehatan *) 1. Riwayat penyakit a. Tidak ada b. Ada, sebutkan___________________________________________ 2. Status menopause (Untuk perempuan) a. Sudah b. Belum 3. Menggunakan KB a. Tidak b. Ya, sebutkan ____________________________________________ 4. Konsumsi obat-obatan rutin a. Tidak b. Ya, sebutkan ____________________________________________ 5. Kondisi hamil (Untuk perempuan) a. Tidak b. Ya
*) Lingkari salah satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8. Validasi Skinfold Caliper
NO 1 2 3 4 5
NO 1 2 3 4 5
NO 1 2 3 4 5
Triceps Skinfold Thickness (mm) (x1) 15,50 15,50 15,00 15,50 14,50
Suprailiac Skinfold Thickness (mm) (x1) 17,50 16,50 17,50 17,00 17,00
Abdominal Skinfold Thickness (mm) (x1) 19,50 19,50 19,00 19,50 19,00
x2
SD
CV (%)
15,20
0,45
2,96
x2
SD
CV (%)
17,10
0,42
2,46
x2
SD
CV (%)
19,30
0,27
1,40
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9. Dokumentasi Pengambilan Darah
Gambar 11. Pengambilan darah dan pengukuran triceps skinfold thickness
Gambar 12. Pengukuran suprailiac dan abdominal skinfold thickness Lampiran 10. Form Hasil Pengukuran Antropometri
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11. Hasil Laboratorium
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Lampiran 12. Data Pengukuran Skinfold Thickness dan Perhitungan Body Fat Percentage Abdominal Skinfold Suprailiac Thickness Skinfold Thickness (mm) (mm) 30,83 18,33 19,33 16,67 25,67 18,33 34,17 20,83 19,67 16,33 35,83 33,33 29,17 24 42,67 30,67 40,33 36 28,33 14 29,33 24,67 19,67 15,67 30,33 24,67 22,67 15,67 30,5 19,5 22,33 15 53,67 40 49,67 31 19,67 16,33 6 4 51,67 43,33 36,33 32,33 19,33 12 10 6,67 4,67 4 37,67 27,33 30,67 25,33 30 24,33 39 26 35,67 16 44,67 34,33 51,17 45 21,67 14,17
Triceps Skinfold Thickness (mm) 10,83 15,67 9 11 11,33 21,17 15,67 14 16 9 13,33 12 15 9 12,67 14,67 16,67 23,33 6 4 27 24 10,33 5 4 20,33 9,67 12,67 13,67 11,33 17,33 20 14,17
Body Fat Percentage (%) 19,09 16,7 17,54 21,22 16,44 27,72 21,54 26,61 28,33 16,6 21,36 16,22 22,32 15,88 20,41 16,91 32,55 30,75 14,4 5,47 35,43 28,77 14,18 8,61 5,14 26,35 20,78 21,84 24,39 20,96 28,95 33,95 16,32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28,5 32,33 37 38,83 45 48,5 19,33 33,67 21,5 24,67 27,33 9,83 26,17 34,33 43,67 54 38,33 9 45,17 29,83 21,5 31,33 25,83 46,33 23,83 31,5 15,83 35,33 9,5 21,17 20,67 25,33 24,5
22,5 18,17 19,5 25,83 27,83 30,17 14,17 30 17,67 15,33 17,67 8,83 30,83 32,83 31,83 50,17 31,33 6,5 31 15,5 13 20,67 15,17 35 17,33 17,33 14,17 30,5 9 12 19,17 19,33 14,17
16,17 18,33 11 14,67 20,17 14 7 13,67 7,83 6,5 11 5,5 14,5 24,17 15,5 30,83 19,5 6 14 4,5 8,17 13,67 11 21,17 13,33 6 6,83 14,67 5,83 5,67 9 12,83 6,5
21,54 22,46 21,98 25,04 28,38 27,94 13,72 24,75 15,67 15,63 18,18 8,43 22,72 27,37 27,29 37,52 27,31 7,68 28,27 17,18 14,93 21,48 17,48 30,04 18,54 17,61 13,05 24,87 8,59 13,55 16,77 19,06 15,46
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 13.Deskriptif dan Uji Normalitas Umur Responden
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Umur
66
N
Total
Percent
100,0%
0
N
0,0%
Percent 66
100,0%
Descriptives Statistic Umur
Mean
Std. Error
44,4848
95% Confidence Interval for
Lower Bound
43,7643
Mean
Upper Bound
45,2054
5% Trimmed Mean
44,4495
Median
44,0000
Variance
,36081
8,592
Std. Deviation
2,93122
Minimum
40,00
Maximum
50,00
Range
10,00
Interquartile Range
5,00
Skewness
,097
,295
-,999
,582
Kurtosis
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Umur
,105
df
Shapiro-Wilk
Sig. 66
a. Lilliefors Significance Correction
,070
Statistic ,950
df
Sig. 66
,010
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 14. Deskriptif dan Uji Normalitas Body Fat Percentage
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
BFP
66
N
100,0%
Total
Percent 0
N
0,0%
Percent 66
100,0%
Descriptives Statistic BFP
Mean
Std. Error
20,6700
95% Confidence Interval for
Lower Bound
18,9092
Mean
Upper Bound
22,4308
5% Trimmed Mean
20,6521
Median
20,8700
Variance
,88168
51,306
Std. Deviation
7,16282
Minimum
5,14
Maximum
37,52
Range
32,38
Interquartile Range
10,65
Skewness Kurtosis
,035
,295
-,235
,582
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic BFP
,074
df
Shapiro-Wilk
Sig. 66
,200
Statistic *
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
,984
df
Sig. 66
,550
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 15. Deskriptif dan Uji Normalitas Abdominal Skinfold Thickness
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Abdominal ST
66
N
100,0%
Total
Percent 0
N
0,0%
Percent 66
100,0%
Descriptives Statistic Abdominal ST
Mean
30,0303
95% Confidence Interval for
Lower Bound
27,1171
Mean
Upper Bound
32,9435
5% Trimmed Mean
30,0470
Median
29,9150
Variance
140,429
Std. Deviation
Std. Error 1,45867
11,85027
Minimum
4,67
Maximum
54,00
Range
49,33
Interquartile Range
16,34
Skewness Kurtosis
,045
,295
-,364
,582
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Abdominal ST
,077
df
Sig. 66
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk
,200
Statistic *
,982
df
Sig. 66
,461
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 16. Deskriptif dan Uji Normalitas Suprailiac Skinfold Thickness
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Suprailiac ST
66
N
Total
Percent
100,0%
0
N
0,0%
Percent 66
100,0%
Descriptives Statistic Suprailiac ST
Mean
Std. Error
22,1261
95% Confidence Interval for
Lower Bound
19,6867
Mean
Upper Bound
24,5655
5% Trimmed Mean
21,7730
Median
19,4150
Variance
1,22145
98,468
Std. Deviation
9,92312
Minimum
4,00
Maximum
50,17
Range
46,17
Interquartile Range
15,25
Skewness
,542
,295
Kurtosis
,057
,582
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Suprailiac ST
df
,135
a. Lilliefors Significance Correction
Shapiro-Wilk
Sig. 66
,005
Statistic ,964
df
Sig. 66
,053
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 17. Deskriptif dan Uji Normalitas Triceps Skinfold Thickness
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
Triceps ST
66
N
100,0%
Total
Percent 0
N
0,0%
Percent 66
100,0%
Descriptives Statistic Triceps ST Mean
Std. Error
13,0205
95% Confidence Interval for
Lower Bound
11,5767
Mean
Upper Bound
14,4642
5% Trimmed Mean
12,7298
Median
13,0800
Variance
,72292
34,492
Std. Deviation
5,87301
Minimum
4,00
Maximum
30,83
Range
26,83
Interquartile Range
6,96
Skewness
,672
,295
Kurtosis
,372
,582
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic Triceps ST
,086
df
Shapiro-Wilk
Sig. 66
,200
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Statistic *
,958
df
Sig. 66
,025
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 18. Deskriptif dan Uji Normalitas HbA1c
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
HbA1c
66
N
Total
Percent
100,0%
0
N
0,0%
Percent 66
100,0%
Descriptives Statistic HbA1c
Mean
Std. Error
5,7385
95% Confidence Interval for
Lower Bound
5,5533
Mean
Upper Bound
5,9237
5% Trimmed Mean
5,6332
Median
5,6300
Variance
,09274
,568
Std. Deviation
,75341
Minimum
4,66
Maximum
9,94
Range
5,28
Interquartile Range
,40
Skewness Kurtosis
3,541
,295
16,216
,582
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic HbA1c
,259
df
Shapiro-Wilk
Sig. 66
a. Lilliefors Significance Correction
,000
Statistic ,646
df
Sig. 66
,000
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Lampiran 19. Uji Normalitas HbA1c pada Body Fat Percentage ≥ 25,10% dan Body Fat Percentage <25,10% Case Processing Summary Cases Valid Missing N Percent N Percent 18 100,0% 0 0,0% 48 100,0% 0 0,0%
Nilai HbA1c
Klasifikasi BFP >=25,10 <25,10
Nilai HbA1c
Descriptives Klasifikasi BFP >=25,10 Mean 95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound
Statistic 5,7922
5,7164 5,6400 ,372
Std. Deviation
,60988
Minimum
5,09
Maximum
7,86
Range
2,77
Interquartile Range
,52 2,442 7,839 5,7183 Lower Bound
5,4844
Upper Bound
5,9522
5% Trimmed Mean
5,6040
Median
5,5900
Variance Std. Deviation
,80558 4,66
Maximum
9,94
Range
5,28
Interquartile Range Skewness Kurtosis
Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. ,237 18 ,009 ,295 48 ,000
,536 1,038 ,11628
,649
Minimum
KlasifikasiBFP NilaiHbA1c >=25,10 <25,10 a. Lilliefors Significance Correction
Std. Error ,14375
6,0955
Median
Skewness Kurtosis Mean 95% Confidence Interval for Mean
Total Percent 18 100,0% 48 100,0%
5,4889
5% Trimmed Mean
Variance
<25,10
N
,44 3,733 17,228
Statistic ,754 ,609
,343 ,674
Shapiro-Wilk df 18 48
Sig. ,000 ,000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 20. Uji Komparatif HbA1c pada Body Fat Percentage ≥25,10% dan Body Fat Percentage <25,10% Ranks Klasifikasi BFP Nilai HbA1c
N
Mean Rank
Sum of Ranks
>=25,10
18
37,06
667,00
<25,10
48
32,17
1544,00
Total
66
a
Test Statistics
NilaiHbA1c Mann-Whitney U
368,000
Wilcoxon W
1544,000
Z
-,922
Asymp. Sig. (2-tailed)
,357
a. Grouping Variable: KlasifikasiBFP
Lampiran 21. Uji Korelasi HbA1c terhadap Body Fat Percentage Correlations BFP Spearman's rho
BFP
Correlation Coefficient
HbA1c ,247
.
,046
66
66
Correlation Coefficient
,247
*
1,000
Sig. (2-tailed)
,046
.
66
66
Sig. (2-tailed) N HbA1c
*
1,000
N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 22. Uji Koefisien Determinasi HbA1c terhadap Body Fat Percentage Model Summary
Model 1
R ,176
R Square a
a. Predictors: (Constant), BFP
,031
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,016
,74745
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi bernama lengkap Viadeta Filia Diandra, lahir di Banjarnegara, Jawa Tengah,
tanggal 9
Desember 1992. Penulis merupakan anak nomer tiga dari tiga bersaudara kembar pasangan Agus Krushartadi dan Herlina. Pendidikan awal penulis di mulai dari TK Kristen Debora Banjarnegara (1998-1999), SD Kristen Debora Banjarnegara (1999-2005), SMP Negeri 1 Banjarnegara (2005-2008) dan melanjutkan ke tingkat sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Banjarnegara (2008-2011). Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke Pergukuan Tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama masa perkuliahan penulis aktif sebagai sie.konsumsi “Desa Mitra I Tahun 2013” dan “Desa Mitra II Tahun 2013”, dan peserta “Program Kreatifitas Mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi dan didanai Hibah Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Tahun 2014).
78