PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)
SK RI PS I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Galih Bintang Kusuma Perdana NIM: 112114020
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara)
SK RI PS I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Galih Bintang Kusuma Perdana NIM: 112114020
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Harapan adalah mimpi yang tidak pernah tidur” “Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk sukses”
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nyaa kepadaku
Keluargaku yang senantiasa memberi semangat dan dorongan
Keluarga Besar Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 31 Juli 2015 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
Galih Bintang Kusuma Perdana
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Galih Bintang Kusuma Perdana NIM
: 112114020
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara) Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan tidak mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis perlu meminta izin dari penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Agustus 2015 Yang menyatakan,
Galih Bintang Kusuma Perdana
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaan yang luar biasa sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Penerapan Akuntansi Lingkungan
sebagai
Bentuk
Pertanggungjawaban
Perusahaan
Terhadap
Lingkungan (Studi Kasus pada PT Pesona Khatulistiwa Nusantara)”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Drs. Y. P. Supardiyono, Ak., M.Si., QIA., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4.
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
5.
Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA. Dan Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Ak., QIA. selaku dosen penguji skripsi saya.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam melakukan penelitian.
7.
Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang banyak membantu penulis selama kuliah.
8.
Orang tua dan keluarga untuk segala doa dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9.
Teman-teman angkatan 2011 dan MPAT untuk bantuan dan masukannya.
10.
Semua pihak yang membantu, mendukung, dan berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2015
Galih Bintang Kusuma Perdana
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ..........................
v
HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................................................. vi HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................... vii HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ ix HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................ xiii HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................. xv ABSTRAK ........................................................................................................ xvi ABSTRACT ...................................................................................................... xvii BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5 C. Batasan Masalah ................................................................................ 5 D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 F. Sistematika Penulisan.........................................................................
6
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
9
A. Lingkungan .......................................................................................
9
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Pengertian Lingkungan ...............................................................
9
2. Pengelolaan Lingkungan ............................................................. 9 3. Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan .................................................................................
9
4. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan .................................... 11 B. Akuntansi Lingkungan ...................................................................... 13 1. Pengertian Akuntansi ................................................................. 13 2. Pengertian Akuntansi Lingkungan ............................................. 14 3. Sifat Akuntansi Lingkungan ....................................................... 15 4. Tujuan Akuntansi Lingkungan ................................................... 15 5. Fungsi Akuntansi Lingkungan ................................................... 16 6. Ruang Lingkup Akuntansi Lingkungan ..................................... 17 7. Ekoefisiensi ................................................................................ 18 8. Pendekatan Akuntansi Lingkungan ..........................................
21
C. Biaya Pengelolaan Lingkungan Hidup ............................................. 22 1. Pengertian Biaya ......................................................................... 22 2. Biaya Lingkungan ....................................................................... 22 D. Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assesment) ................................ 24 1. Pengukuran Biaya Lingkungan dengan Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assesment) ..................................................... 25 2. Tipe-tipe Informasi Aliran Fisik ................................................. 26 3. Informasi Aliran Moneter ........................................................... 28 E. Laporan Keuangan ............................................................................ 35 1. Pengertian Laporan Keuangan .................................................... 35
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Tujuan Laporan Keuangan ......................................................... 35 3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi ............................. 36 F. Penyajian Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Keuangan Perusahaan ....................................................................... 38 1. Penyajian Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain ................................. 39 2. Pengungkapan Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Posisi Keuangan ......................................................................... 41 G. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 43 BAB III: METODE PENELITIAN ................................................................ 46 A. Jenis Penelitian ................................................................................. 46 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 46 C. Subyek dan Obyek Penelitian .......................................................... 46 D. Data yang Dicari ............................................................................... 47 E. Teknis Pengumpulan Data ................................................................ 48 F. Teknis Analisis Data ......................................................................... 48 BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Identitas Perusahaan ......................................................................... 59 B. Sejarah Perusahaan ........................................................................... 59 C. Lokasi ............................................................................................... 61 D. Visi Misi ........................................................................................... 62 E. Struktur Organisasi ........................................................................... 63 F. Kegiatan Produksi ............................................................................ 64 G. Proses Kegiatan Penambangan di Perusahaan ................................ 66 H. Pemasaran ........................................................................................ 69
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
I. Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan dan Kebijakan Penaganannya ................................................................ 69 BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ....................................
82
BAB VI : PENUTUP ...................................................................................... 112 A. Kesimpulan ..................................................................................... 112 B. Keterbatasan .................................................................................... 112 C. Saran ................................................................................................ 113 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 116 LAMPIRAN ..................................................................................................... 119
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
: Tipe Input dan Output Fisik ...................................................... 27
Tabel 3.1
: Komponen Pengukuran/ Perhitungan Biaya Lingkungan ........ 52
Tabel 3.2
: Perbandingan Komponen Pengukuran/ Perhitungan Biaya Lingkungan ................................................................................. 54
Tabel 3.3
: Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan .............................. 56
Tabel 4.1
: Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ..................
Tabel 4.2
: Data Perusahaan Kontraktor ................................................... 121
Tabel 4.3
: Daftar Peralatan Penambangan yang dimiliki Perusahaan dan Kontraktor ........................................................................ 122
Tabel 4.4
: Peralatan Pengolahan dan Fasilitas Loading (Pengapalan) yang Dimiliki Perusahaan dan Kontraktor .............................. 123
Tabel 4.5
: Dampak yang Ditimbulkan Bagi Lingkungan dari Setiap Proses Kegiatan Penambangan Batubara di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara .................................................................................... 70
Tabel 4.6
: Lokasi dan Sumber Aliran Settling Pond di PT. Pesona Khatulistiwa Nuantara ................................................................ 73
Tabel 4.7
: Lokasi Limbah Berbahaya dan Beracun di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ............................................................... 74
Tabel 5.1
: Informasi Aliran Fisik PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara .... 88
Tabel 5.2
: Penggunaan Sumber Daya dan Energi oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) ..... 89
Tabel 5.3
: Komponen Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) ...................... 91
Tabel 5.4
: Rata-rata Nilai Mata Uang Rupiah (Rp) terhadap US Dollar (US $) Tahun 2013 .................................................................. 124
xiii
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.5
: Pengukuran Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) ...................... 94
Tabel 5.6
: Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut Perusahaan dan International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) .... 101
Tabel 5.7
: Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan ............................ 108
Tabel
: Plan dan Actual ....................................................................... 118
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
: Fungsi Akuntansi Lingkungan .................................................. 17
Gambar 2.2
: Penyebab dan Insentif untuk Melakukan Ekoefisiensi ............. 20
Gambar 2.3
: Informasi Aliran Fisik dalam Proses Produksi ......................... 26
Gambar 4.1
: Peta Lokasi PKP2B PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara ................................... 119
Gambar 4.2
: Peta Situasi Tmabang PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ..... 120
Gambar 4.3
: Struktur Organisasi PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ......... 63
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENERAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN PERUSAHAANTERHADAP LINGKUNGAN (Studi Kasus pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara) Galih Bintang Kusuma Perdana NIM: 112114020 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengakuan biaya yang timbul dari PT.Pesona Khatulistiwa Nusantara yang berkaitan dengan aktivitas lingkungan, (2) penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laba rugi komprehensif, dan (3) akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. Penelitian ini merupakan studi kasus. Data diperoleh dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, dan membandingkan kondisi perusahaan dengan standar yang berasal dari International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) and Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Hasil penelitian menunjukkan (1) biaya lingkungan sebesar Rp498.937.640.262,00, (2) perusahaan telah mengakui dan melaporkan biaya lingkungan. Namun, penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan masih diintegrasikan dengan biaya lainnya sehingga tidak sesuai dengan International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), (3) akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, tetapi perlu adanya pengalokasian biaya antara biaya overburden dan biaya reklamasi.
Kata kunci: Akuntansi Lingkungan, Biaya Lingkungan, Laporan Keuangan
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT IMPLEMENTATION OF ENVIROMENTAL ACCOUNTING AS A COMPANY’S RESPONSIBILITY TO THE ENVIRONMENT (A Case Study at PT Pesona Khatulistiwa Nusantara) Galih Bintang Kusuma Perdana NIM: 112114020 Sanata Dharma University Yogyakarta 2015 The research aims to determine (1) the recognition of the expenses arising from PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara activities related to the environment, (2) the presentation and disclosure of environmental expenses in the comprehensive income, and (3) whether the environmental accounting canbe applied at PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. This research is a case study. Data was obtained by observation, interviews, and documentation methods. Data analysis technique used is descriptive analysis by identifying, classifying, calculating, and comparing the firm conditions with those of the standards derivedfrom International Guidance Document Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) and Statement of Financial Accounting Standards (SFAS). The results showed (1) the environmental expenses was Rp498.937.640.262,00, (2) the firm has recognized and reported the environmental expenses. However, the presentation and disclosure of environmental expenseswere integrated with other expenses and were not in accordance with theInternational Guidance Document Environmental ManagementAccounting(IFAC, 2005) and Statement of Financial Accounting Standards (SFAS), (3) the environmental accounting could be applied at PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, but it needed for separating expenses between overburden expenses and reclamation expenses. Keywords: Environmental Accounting, Environmental Expenses, Financial Reports
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Saat ini permasalahan lingkungan sedang ramai diperbincangkan dan sudah bukan menjadi hal baru lagi. Persoalan lingkungan semakin berkembang seiring perkembangan teknologi dan ekonomi. Industrialisasi dan isu lingkungan seolah-olah merupakan dua sisi yang saling berlawanan. Dunia industri berfokus pada maksimalisasi laba dan peningkatan efisiensi sehingga terkadang aspek-aspek lingkungan menjadi terabaikan (Ikhsan, 2008: 2). Perekonomian modern seperti saat ini, telah memunculkan berbagai isu yang berkaitan dengan lingkungan seperti pemanasan global, ekoefisiensi, dan kegiatan industri lain yang memberi dampak langsung terhadap lingkungan sekitarnya (Agustia, 2010). Menurut Hilman (2007), keadaan lingkungan di dunia termasuk di Indonesia saat ini sudah memprihatinkan, dan salah satu masalah lingkungan hidup dimaksud adalah pemanasan global (global warming). Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM) sekaligus Direktur Eksekutif National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Ali Darwin, Ak, MSc, dalam artikel majalah Akuntan Indonesia Edisi No.3 November 2007, melihat ada empat hal alasan isu lingkungan semakin signifikan, yaitu:
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
2
Ukuran perusahaan yang semakin besar. Semakin besar perusahaan, diperlukan akuntabilitas yang lebih tinggi dalam pembuatan keputusan berkaitan dengan operasi, produk, dan jasa yang dihasilkan.
2. Aktivis dan LSM bidang lingkungan hidup telah tumbuh dengan pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Mereka akan mengungkap sisi negatif perusahaan yang terkait dengan isu lingkungan hidup dan akan menuntut tanggung jawab atas kerusakan lingkungan atau dampak sosial yang timbul oleh operasi perusahaan. 3.
Reputasi dan citra perusahaan. Perusahaan-perusahaan saat ini menyadari bahwa reputasi, merek, dan citra perusahaan merupakan isu strategis bernilai tinggi dan harus dilindungi.
4.
Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat. Isu lingkungan dan sosial yang berdampak negatif akan menyebar dan dapat diakses dengan mudahnya menggunakan teknologi informasi. Pada umumnya perusahaan dan organisasi bisnis lainnya hanya
menerapkan konsep maksimalisasi laba (salah satu dari konsep yang dianut kaum kapitalis), tetapi pada saat yang sama mereka melanggar konsensus dan prinsip-prinsip maksimalisasi laba itu sendiri (Suartana, 2010). Dalam konsep ini, perusahaan selalu mencari cara agar dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara efisien. Dampak yang ditimbulkan adalah kurangnya perhatian terhadap program pengelolaan lingkungan dan rendahnya tingkat kinerja lingkungan serta rendahnya minat perusahaan terhadap konservasi lingkungan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Dari berbagai macam dampak yang ditimbulkan tersebut, diharapkan perusahaan
mulai
memperhatikan
mengungkapkannya
dalam
pertanggungjawaban
perusahaan
tanggung
laporan
jawab
keuangan
terhadap
lingkungan sebagai
lingkungan.
dan
bentuk
Diharapkan
pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan tidak hanya sematamata perusahaan menekan jumlah limbah yang dihasilkan, namun juga dapat menghemat energi dan sumber daya yang digunakan. Konsep akuntansi lingkungan sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa akibat tekanan dari lembaga-lembaga bukan pemerintah dan meningkatnya kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat yang mendesak agar perusahaan-perusahaan menerapkan pengelolaan lingkungan tidak hanya kegiatan industri demi bisnis semata. Permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini memunculkan banyak respon dari berbagai pihak untuk melakukan upaya dalam mengatasi kerusakan lingkungan, di antaranya konsumen, stakeholder, pemerintah dan pihak terkait dalam lingkungan hidup baik secara independen, nasional maupun internasional (Fitriyani & Mutmainah, 2011). Saat ini standar akuntansi yang diterapkan di banyak negara belum mengatur secara khusus hal pelaporan akuntansi lingkungan, termasuk di Indonesia.
Namun
dengan
berjalannya
waktu,
ketika
International
Accounting Standard (IAS) atau International Financial Reporting Standards (IFRS) telah semakin banyak diadopsi dan semakin banyaknya persyaratan bahwa organisasi harus mengungkapkan aktivitas lingkungannya, maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
standar akuntansi khusus akuntansi lingkungan perlu dibuat (Sadjiarto, 2011). Akuntansi merupakan proses pencatatan, peringkasan, pengklasifikasian, serta pelaporan hasil keuangan dalam menunjukkan kinerja perusahaan selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan bisnis. Akuntansi lingkungan sebagai alat pertanggungjawaban lingkungan memiliki fungsi untuk menggambarkan biaya lingkungan supaya diperhatikan oleh para stakeholders perusahaan yang mampu mendorong dalam pengidentifikasian cara-cara mengurangi atau menghindari biaya ketika dalam waktu yang bersamaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan (US EPA). PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah salah satu perusahaan pertambangan batubara di Indonesia yang terletak di Provinsi Kalimantan Utara. Sebagai perusahaan pertambangan batubara, PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara telah mengoperasikan kegiatan penambangan batubara yang terintegrasi mulai dari eksplorasi, penambangan, pengolahan hingga pemasaran produk baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri. Sebagai perusahaan pertambangan yang cukup besar, maka sudah sepatutnya PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara memerhatikan lingkungan serta kondisi kehidupan masyarakat sekitar sebagai akibat yang timbul dari kegiatan pertambangan. Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk melaporkan aktivitas lingkungannya karena pelaporan tersebut dapat membantu perusahaan menaikkan kepercayaan dan baik bagi perkembangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
perusahaan di masa yang akan datang.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana pengakuan biaya yang timbul dari aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?
2.
Bagaimana penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?
3.
Apakah akuntansi lingkungan dapat
diterapkan di PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara?
C. Batasan Masalah Akuntansi lingkungan yang menjadi fokus penelitian ini adalah biaya lingkungan dalam konsep penilaian siklus hidup (life cycle assessment). Perlakuan biaya lingkungan mencakup perhitungan biaya lingkungan dan pengelompokan
biaya
lingkungan
menurut
International
Guidance
Document: Environmental Mangement Accounting (IFAC: 2005).
D. Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui bagaimana pengakuan biaya yang timbul dari aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
2.
Untuk mengetahui bagaimana penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Khatulistiwa Nusantara. 3.
Untuk mengetahui apakah akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
E. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menerapkan akuntansi lingkungan dalam laporan keuangannya.
2.
Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi koleksi pustaka tentang akuntansi lingkungan.
3.
Bagi Penulis Penulis dapat belajar sekaligus menerapkan teori-teori yang didapatkan selama
duduk
di
bangku
perkuliahan
serta
dapat
memenuhi
keingintahuan penulis mengenai akuntansi lingkungan. 4.
Bagi Badan Penyusun Standar (DSAK) Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan wahana untuk mencermati lingkungan hidup dan mendorong pembakuan peraturan atau standarisasi mengenai akuntansi lingkungan di Indonesia.
F. Sistematika Penulisan BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang semua teori yang mendukung penulisan, dari studi pustaka yang digunakan sebagai dasar pengolahan data, yaitu studi pustaka mengenai perlakuan biaya lingkungan dalam akuntansi lingkungan serta teori-teori lain yang mendukungnya.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini meguraikan tentang jenis penelitian yang dilakukan, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data yang dicari dan teknis pengolahan data.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menguraikan tentang sejarah dan perkembangan perusahaan, letak geografis, struktur organisasi perusahaan, kegiatan produksi, manajemen lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan, serta sistem pencatatan dan pelaporan biaya lingkungan perusahaan.
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang langkah-langkah analisis yang dipakai untuk menjawab permasalahan dalam rumusan masalah yang kemudian akan dibahas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI
8
PENUTUP Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran yang diambil terkait dengan analisis dan pembahasan mengenai analisis dan pembahasan atas permasalahan yang ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA
A. Lingkungan 1. Pengertian Lingkungan Pengertian lingkungan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 adalah: "Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain."
2. Pengelolaan Lingkungan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 2, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
yang
meliputi
perencanaan,
pemanfaatan,
pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
3. Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Bab V Pasal 74 ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan ayat 4 disebutkan bahwa:
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas telah mengatur bahwa sebuah perusahaan harus menempatkan tanggung jawab sosial dan masalah lingkungan sebagai bentuk kewajiban yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan. Apabila perusahaan tidak melakukannya, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada bagian Penjelasan, disebutkan bahwa: Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam” adalah Perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah Perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan “dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang - undangan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
terkait.
4. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Bab 1 Pasal 2, menyatakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut AMDAL, adalah kajian mengenai dampak penting suatu
usaha dan/atau
kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL merupakan suatu kewajiban bagi
perusahaan
yang
merencanakan dan melakukan kegiatan yang berdampak pada lingkungan sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 22 Ayat 1 disebutkan bahwa: "Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal."
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 23 Ayat 1, kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan AMDAL terdiri atas: a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam; b. Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan; c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya; d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya; e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya; f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik; g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati; h. Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara; dan/atau i.
Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.
Tahap-tahap dalam proses AMDAL (Soeratmo, 1993:143) adalah sebagai berikut: a. Identifikasi Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasi komponen lingkungan yang akan terkena dampak dengan adanya kegiatan perusahaan, atau perusahaan hanya mengidentifikasi kegiatan proyek yang akan memberikan dampak terhadap komponen lingkungan. b. Prediksi Pada tahap ini perusahaan memperkirakan seberapa besar dampak yang akan terjadi akibat adanya limbah dari kegiatan perusahaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
c. Evaluasi Pada tahap ini evalusai digunakan untuk menilai seberapa besar perubahan lingkungan yang terjadi akibat limbah perusahaan.
B. Akuntansi Lingkungan 1. Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah proses pencatatan, peringkasan, pengklasifikasian, serta pelaporan hasil keuangan dalam menunjukkan kinerja perusahaan selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan bisnis. Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan (Weygant, 2005: 4) Kebutuhan informasi tergantung kepada keputusan yang hendak diambil
oleh
penggunanya.
Oleh
karena
itu,
akuntansi
harus
mempertimbangkan kebutuhan informasi dari penggunanya. Pengguna informasi dibagi jadi dua kelompok (Yadiati dan Wahyudi, 2006: 7): a.
Pemakai Internal (Internal User) Pemakai internal adalah pihak yang melakukan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actualing), dan pengendalian (controlling).
b.
Pemakai Eksternal (Eksternal User) Pemakai eksternal adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
suatu usaha atau perusahaan, tetapi merupakan pihak diluar perusahaan.
2. Pengertian Akuntansi Lingkungan Akuntansi lingkungan adalah suatu istilah yang berupaya untuk mengelompokkan pembiayaan yang dilakukan perusahaan dan pemerintah dalam melakukan konservasi lingkungan ke dalam pos lingkungan dan praktik binis perusahaan (Suartana, 2010). Menurut Hamid (2002) dalam Agustia (2010), pada tingkat mikro atau tingkat perusahaan, akuntansi lingkungan memiliki perananan penting
dalam upaya perusahaan manufaktur untuk melaksanakan kegiatan pelestarian lingkungan. Akuntansi lingkungan memberikan peran dalam tiga perwujudan akuntansi, yaitu: a.
Akuntansi
keuangan,
akuntansi
lingkungan
berperan
untuk
memberikan tambahan informasi melalui pengungkapan (disclosure) wajar atau dalam data kuantitatif pada komponen laporan keuangan yang diterbitkan secara berkala serta menunjukkan kegiatan dan hasil operasional perusahaan yang mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan. b.
Akuntansi biaya, akuntansi lingkungan digunakan untuk alokasi biaya yang wajar dan pengendalian segala aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan perusahaan.
c.
Akuntansi
manjemen,
akuntansi
pengambilan keputusan manajemen.
lingkungan
berperan
dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
3. Sifat Akuntansi Lingkungan Beberapa sifat dari akuntansi lingkungan yang dapat dimasukkan ke dalam sifat akuntansi lingkungan (Harahap, 1994: 37), adalah: a. Measurement Dalam hal ini akuntansi digunakan sebagai pengukur sumber-sumber ekonomi (economic resources) dan kewajiban (liability) beserta perubahannya yang dimiliki perusahaan. b. Approximation Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penaksiran-penaksiran, nilai, harga, umur, dan penyisihan.
4. Tujuan Akuntansi Lingkungan Maksud dan tujuan dikembangkannya akuntansi lingkungan menurut (Pramanik, et.al dalam Sadjiarto, 2011: 9) antara lain adalah untuk: a.
Mendorong
pertanggungjawaban
entitas
dan
meningkatkan
transparansi lingkungan. b.
Membantu entitas dalam menetapkan strategi untuk menanggapi isu lingkungan hidup dalam konteks hubungan entitas dengan masyarakat dan terlebih dengan kelompok-kelompok penggiat (activist) atau penekan (pressure group) terkait isu lingkungan.
c.
Memberikan citra yang lebih positif sehingga entitas dapat memperoleh dana dari kelompok dan individu ‟hijau‟, seiring dengan tuntutan etis dari investor yang semakin meningkat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d.
16
Mendorong konsumen untuk membeli produk hijau dan dengan demikian membuat entitas memiliki keunggulan pemasaran yang lebih kompetitif dibandingkan entitas yang tidak melakukan pengungkapan.
e.
Menunjukkan komitmen entitas terhadap usaha perbaikan lingkungan hidup. Mencegah opini negatif publik mengingat perusahaan yang berusaha pada area yang berisiko tidak ramah lingkungan pada umumnya akan menerima pertentangan dari masyarakat.
5. Fungsi Akuntansi Lingkungan Fungsi akuntansi lingkungan terbagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal (Environmental Accounting Guidelines, Japan, 2005). Fungsi internal memungkinkan perusahaan untuk mengatur biaya konservasi lingkungan dan menganalisis biaya lingkungan dengan manfaatnya, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi aktivitas konservasi lingkungan terkait dengan keputusan yang dibuat. Melalui pengungkapan hasil pengukuran kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan, fungsi eksternal
memungkinkan
sebuah
perusahaan
untuk
memengaruhi
keputusan stakeholder, seperti konsumen, mitra bisnis, investor, dan masyarakat lokal. Fungasi akuntansi lingkungan seperti yang terlihat pada gambar 2.1. Publikasi dari akuntansi lingkungan diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab perusahaan dalam akuntabilitas stakeholder dan digunakan untuk evaluasi dari konservasi lingkungan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Gambar 2.1 Fungsi Akuntansi Lingkungan
6. Ruang Lingkup Akuntansi Lingkungan Menurut Mei (2004), ruang lingkup akuntansi lingkungan terdiri atas: a.
Akuntansi Keuangan Lingkungan (Environmental Financial Accountingh atau EFA) EFA memfokuskan pada pelaporan kewajiban lingkungan, biaya biaya lingkungan serta menyediakan informasi lingkungan yang bersifat keuangan bagi pihak-pihak eksternal seperti pemerintah, LSM dan masyarakat. Dampak keuangan dalam akuntansi lingkungan bertujuan mengidentifikasi komponen-komponen biaya lingkungan. Di Indonesia, perusahaan sudah diwajibkan untuk mengungkapkan aktivitas lingkungan yang dilakukan dan telah diatur dalam UndangUndang. Namun belum adanya standar mengenai pengukuran dan pelaporan masalah lingkungan dalam laporan keuangan menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
kendala utama bagi pelaksanaan akuntansi lingkungan di Indonesia b. Akuntansi Manajemen Lingkungan (Environmental Management Accountingh atau EMA) EMA
merupakan
menitikberatkan
bagian pada
dari
akuntansi
manajemen
yang
informasi-informasi
lingkungan
dan
menyediakan informasi ini bagi para pengambil keputusan lingkungan dalam suatu perusahaan. EMA membantu para pelaku bisnis atau manajer mengumpulkan, menganalisa, dan menghubungkan antara aspek lingkungan dengan informasi moneter maupun fisik dan menggunakannya dalam pengambilan keputusan. Akuntansi manajemen lingkungan adalah hal yang tak terpisahkan dari unsur manajemen perusahaan. Penggunaan dan manfaat khusus dari manajemen
lingkungan
sangat
beragam.
Perusahaan-perusahaan
menemukan bahwa pemenuhan tujuan bisnis dan penyelesaian masalah lingkungan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Untuk memahami hal ini, maka perlu memahami konsep yang disebut ekoefisiensi.
7. Ekoefisiensi Ekoefisiensi pada intinya mempertahankan bahwa organisasi dapat memproduksi barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil secara simultan mengurangi dampak lingkungan yang negatif, konsumsi sumber daya, dan biaya. Konsep ini mengandung tiga pesan penting, yaitu: a.
Perbaikan kinerja ekologi dan ekonomi dapat dan sudah seharusnya saling melengkapi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
19
Perbaikan kinerja lingkungan seharusnya tidak lagi dipandang hanya sebagai sosial, melainkan sebagai daya saing.
c.
Pelengkap dan pendukung pengembangan yang berkesinambungan. Pengembangan
yang
berkesinambungan
didefinisikan
sebagai
pengembangan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Meskipun kesinambungan absolut mungkin tidak dapat dicapai, namun kemajuan kearah pencapaiannya pasti akan bermanfaat. Ekoefisien mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi berasal dari perbaikan kinerja lingkungan. Ada sejunlah sumber dari insentif dan penyebab peningkatan efisiensi ini, yaitu: a.
Pelanggan menginginkan produk yang lebih bersih, yaitu produk yang diproduksi tanpa merusak lingkungan dan penggunaan serta pembuatannya ramah lingkungan.
b.
Para pegawai lebih suka bekerja di perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan akan menghasilkan produktivitas yang lebih besar dimana kondisi kerja yang bersih dan aman akan menarik pekerja yang baik serta mendorong produktivitas.
c.
Perusahaan bertanggung jawab terhadap lingkungan cenderung memperoleh keuntungan eksternal, seperti biaya modal yang lebih rendah dan tingkat asuransi yang lebih rendah.
d.
Kinerja lingkungan yang lebih baik dapat menghasilkan keuntungan sosial yang signifikan, seperti keuntungan bagi kesehatan manusia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Hal ini selanjutnya memperbaiki citra perusahaan dan memperkuat kemampuan untuk menjual produk dan jasanya. e.
Fokus pada perbaikan kinerja lingkungan membangkitkan keinginan para manajer untuk melakukan inovasi dan mencari peluang baru. Hal ini dapat mengarah ke pasar baru untuk keluaran yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai residu yang tidak berguna sebagai produk sampingan. Selain itu dapat berarti pengembangan proses yang ekoefisiensi atau penciptaan produk yang ramah lingkungan.
f.
Penggunaan
biaya
lingkungan
dapat
mempertahankan
menciptakan keunggulan bersaing. Gambar 2.2 Penyebab dan insentif untuk melakukan ekoefisiensi
Sumber: Hansen dan Mowen, dalam Akuntansi Manajemen.
atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
8. Pendekatan Akuntansi Lingkungan Konsep akuntansi lingkungan dapat diterapkan melalui lima pendekatan, yaitu: a.
Biaya Berdasarkan Kegiatan (Activity Based Costing/ABC) Merupakan suatu metode dalam mengembangkan perkiraan dimana proyek dibagi ke dalam aktivitas yang dapat dihitung secara terpisah berdasarkan unit kerja.
b.
Total Manajemen Kualitas (Total Quality Management/TQM) Merupakan perpaduan semua fungsi dari suatu perusahaan ke dalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, tim kerja, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan.
c.
Proses Bisnis Engineering/BPR) Merupakan
suatu
Re-Engineering
pendekatan
(Process
manajem,en
Business
yang
Re-
bertujuan
meningkatkan hal-hal yang berhubungan dengan efisiensi dan efektifitas sepanajang proses organisasi. d.
Model Kualitas Biaya (Model Cost of Quality) Meliputi biaya pencegahan, biaya penelitian, biaya kesalahan internal, biaya kesalahan eksternal, dan nilai tambah.
e.
Desain Siklus Hidup (Life Cycle Design) Merupakan penerapan dari konsep penilaian siklus hidup (life cycle asessment) yang menentukan apa yang dikandung produk, bagaimana memproduksinya, bagaimana kinerjanya, dan apa yang ditinggalkan setelah manfaatnya kadaluarsa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
C. Biaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 1. Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2002: 8): “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.”. Dari definisi ini, ada empat unsur pokok dalam biaya, yaitu: a.
Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi;
b.
Diukur dalam satuan uang;
c.
Yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi;
d.
Pengorbanan tersebut untuk memperoleh manfaat saat ini dan/atau mendatang. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009: 26), biaya adalah
penurunan manfaat ekonomis selama periode akuntansi dalam bentuk arus atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang menyebabkan turunnya ekuitas yang menyangkut pembagian pada penanam modal.
2. Biaya Lingkungan Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun non-keuangan. Biaya lingkungan harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang memengaruhi kualitas lingkungan (Ikhsan, 2008). Tujuan perolehan biaya adalah bagaimana cara lingkungan,
meningkatkan
pendapatan
mengurangi
dan
biaya-biaya
memperbaiki
kinerja
lingkungan dengan memberi perhatian pada situasi sekarang, masa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
akan datang dan biaya-biaya manajemen yang potensial. Biaya lingkungan merupakan akibat yang timbul dari aktifitas perusahaan yang berpengaruh terhadap kualitas lingkungan. Menurut Ikhsan (2009: 103), definisi biaya lingkungan adalah mencakup dari seluruh biaya-biaya paling nyata (seperti limbah buangan), untuk mengukur ketidakpastian. Definisi-definisi tambahan menurut Ikhsan (2009: 105), meliputi: a.
Biaya lingkungan meliputi biaya-biaya dari langkah yang diambil, atau yang harus diambil untuk mengatur dampak-dampak lingkungan sebagai akibat aktivitas perusahaan dalam cara pertanggungjawaban lingkungan, seperti halnya biaya lain yang dipicu untuk tujuan-tujuan lingkungan dan keinginan perusahaan.
b.
Biaya-biaya lingkungan meliputi biaya internal dan eksternal serta berhubungan terhadap seluruh biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kerusakan lingkungan dan perlindungan.
c.
Biaya-biaya lingkungan adalah pemakaian sumber daya disebabkan atau dipandu dengan usaha-usaha (aktivitas) untuk: mencegah atau mengurangi barang sisa dan polusi, mematuhi regulasi lingkungan dan kebijakan perusahaan, kegagalan memenuhi regulasi dan kebijakan lingkungan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
D. Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assesment) Penilaian siklus hidup (life cycle assesment) adalah proses mengevaluasi dampak yang dimiliki produk terhadap lingkungan di seluruh perioda hidupnya yang karena itu meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan menurunkan pertanggungan (liabilities). Penilaian siklus hidup (life cycle assesment) digunakan untuk menangani dampak lingkungan dari produk, proses, dan aktifitas di seluruh siklus hidupnya mulai dari ekstrasi material ke pemrosesan, transportasi sampai akhirnya barang terjual. Siklus hidup bermula ketika material mentah diambil, diikuti oleh proses pengolahan menjadi barang jadi dan kemudian keluar dari organisasi, pada setiap tahap siklus, terjaid emisi dan konsumsi sumber daya. Dampak lingkungan dari keseluruhan siklus hidup produk dan jasa perlu diketahui, untuk melakukan ini, penilaian siklus hidup sangat diperlukan. Dalam penilaian siklus hidup (life cycle assesment) pada akuntansi lingkungan, terdapat dua aliran informasi penting (IFAC, 2005: 30), yaitu: 1.
Informasi fisik indikator kinerja lingkungan
2.
Informasi keuangan indikator kinerja lingkungan Keuntungan menerapkan life cycle assesment adalah membantu
perusahaan untuk mengerti dampak lingkungan dari keseluruhan proses dan mengidentifikasi peluang bagi perbaikan serta membawa dampak efisiensi dalam proses produksi, dimana setiap efisiensi akan membawa dampak yang baik bagi perusahaan dan juga lingkungan sekaligus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
25
Pengukuran Biaya Lingkungan dengan Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assesment) Dalam pengukuran biaya dengan menggunakan penilaian siklus hidup (life cycle assesmen), perusahaan harus mengetahui aliran fisik (material flow) dan informasi aliran moneter (IFAC, 2005: 30). Informasi aliran fisik adalah informasi yang berisi informasi material yang digunakan dalam seluruh produksi perusahaan mulai dari pembelian, pengolahan sampai pada akhir proses produksi. Aliran moneter adalah jumlah kas yang digunakan dalam proses produksi mulai dari pembelian sampai dengan penyelesaian produk akhir. Informasi aliran moneter dicatat berdasarkan aliran fisik dalam produksi. Ada dua hal penting yang harus diperhatikan dalam informasi aliran fisik, yaitu informasi fisik input dan output dalam proses produksi seperti yang terlihat pada gambar 2.3. Organisasi harus dapat menelusuri dan menghitung jumlah input dan output dalam proses produksi seperti jumlah air, material, energi yang digunakan sebagai input dan jumlah output yang keluar. Secara garis besar, informasi fisik terdiri dari: a.
Input, yang terdiri dari bahan mentah dan pembantu (raw and auxiliary materials), material pembungkus (packaging materials), bahan operasi (operating materials), energi dan air.
b.
Output, yang terbagi menjadi output produk (product output), dan output non produk (non product output) yang terdiri dari limbah padat (bahan sisa), limbah cair, dan limbah udara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Gambar 2.3 Informasi Aliran Fisik dalam Proses Produksi
2.
Tipe-tipe Informasi Aliran Fisik Ada dua macam informasi aliran fisik, yaitu informasi aliran fisik input dan informasi aliran fisik output. Berikut ini adalah informasi fisik input dan output menurut ISO 14031 (IFAC, 2005: 33): a.
Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxiliary Materials) Bahan mentah dan bahan pembantu adalah bahan yang dijadikan bahan baku suatu produk. Bahan mentah adalah bahan baku utama (seperti kayu dalam produk meja kayu), sedangkan bahan pembantu adalah bahan yang sebagai pelengkap bahan baku mentah (seperti paku dalam produk meja kayu). Biaya dihitung berdasarkan kuantitas jumlah bahan mentah dan bahan pembantu yang dibeli untuk proses produksi. Sebagian bahan mentah dan bahan pembungkus akan menghasilkan output produk dan sebagian kecilnya menjadi non produk, yaitu limbah.
b.
Bahan Pembungkus (Packaging Materials) Bahan pembungkus adalah material yang digunakan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
membungkus produk. Biaya dihitung berdasarkan kuantitas jumlah bahan pembungkus yang dibeli untuk proses pembungkusan. Sebagian bahan pembungkus akan menghasilkan output produk dan sebgian kecilnya akan menjadi non produk, yaitu limbah. c.
Barang Dagangan (Merchandise) Barang dagangan adalah bahan yang dibeli oleh perusahaan tetapi tidak melalui proses lebih lanjut sebelum akhirnya dijual. Biaya dihitung berdasarkan jumlah energi yang digunakan dalam penanganan dan penyimpanan barang dagangan, yaitu jumlah listrik dan air yang dipakai. Output dari penanganan barang dagangan adalah output non produk yaitu emisi dan limbah cair.
d.
Bahan Operasi (Operating Materials) Bahan operasi adalah input bahan yang dibeli oleh perusahaan untuk proses produksi, tetapi tidak menjadi bagian dari output produk yang dihasilkan. Contoh dari bahan operasi adalah bahan bakar mesin produksi, cairan katalis, air untuk membersihkan mesin produksi, listrik untuk kelancaran produksi. Biaya dihitung berdasarkan jumlah bahan (energi dan air yang dibeli oleh perusahaan untuk produksi). Output dari bahan operasi adalah output non produk yaitu emisi dan limbah cair.
e.
Air (Water) Dalam beberapa perusahaan manufaktur, air juga termasuk dalam bahan mentah yang akan digunakan dalam proses produksi, tetapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
pada beberapa perusahaan lain, air digolongkan dalam bahan operasi. Pada perusahaan manufaktur yang bahan bakunya adalah air, seperti perusahaan miniman, air diperlakukan sebagai bahan mentah, sedangkan pada perusahaan lain yang bahan bakunya bukan air, diperlakukan sebagai bahan operasi. Air menjadi begitu penting dan digolongkan sebagai input tersendiri karena air adalah elemen yang sangat penting bagi lingkungan. f.
Energi (Energy) Kategori energi termasuk semua jenis energi, seperti listrik, gas, batubara, bensin, bio massa, dan lain-lain. Pada sebagian besar perusahaan, energi dimasukkan ke dalam bahan operasi, karena energi digunakan untuk menjalankan peralatan. Energi sangat penting bagi lingkungan karena energi yang digunakan akan menghasilkan emisi secara langsung maupun tidak langsung.
Tabel 2.1 Tipe Input dan Output Fisik Input Output Bahan Mentah dan Bahan Pembantu Produk Bahan Pembungkus Produk Barang Dagangan Non Produk (emisi dan limbah) Bahan Operasi Non Produk (emisi dan limbah) Air Non Produk (limbah atau emisi) Energi Non Produk (emisi) Sumber: IFAC, 2005
3. Informasi Aliran Moneter Sebagian nformasi aliran moneter menggunakan informasi dari aliran fisik. Informasi moneter adalah informasi yang berupa rincian biaya lingkungan atas seluruh aktivitas perusahaan dalam kaitannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
dengan lingkungan. Berikut ini adalah rincian klasifikasi biaya lingkungan menurut aliran moneter. a.
Biaya Bahan Output Produk (Material Cost of Product Output) Kategori biaya yang termasuk dalam biaya bahan output produk adalah bahan yang dibeli dan termasuk dalam produk yang dihasilkan, yaitu: 1) Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxiliary Material) 2) Bahan Pembungkus (Packaging Materials) 3) Air (bila air adalah salah satu output produk)
b. Biaya Output Non Produk (Material Cost of Non Product Output) Biaya yang termasuk dalam biaya output non produk adalah bahan mentah dan pembantu, bahan pembungkus yang dibeli untuk diproduksi tapi terbuang tanpa dapat digunakan kembali dalam proses produksi, sehingga menghasilkan bahan sisa yang merupakan limbah padat, juga energi, dan air yang digunakan dalam proses produksi. Kategori biaya termasuk dalam biaya output non produk adalah: 1) Biaya bahan mentah dan bahan pembantu (Raw and Auxiliary Material) 2) Biaya Bahan Pembungkus (Packaging Materials) 3) Biaya Bahan Operasi (Operating Materials) 4) Biaya Air dan Energi (Water adn Energy)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
5) Biaya Pemrosesasn (Material Processing Cost of NPO) Biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya pemrosesan adalah biaya depresiasi peralatan produksi. c. Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi (Waste and Emission Control Cost) Biaya pengendalian limbah dan emisi adalah biaya untuk mengendalikan dan memperlakukan limbah dan emisi yang telah dihasilkan oleh perusahaan seperti limbah padat (bahan sisa), limbah berbahaya, limbah cair dan emisi udara. Aktivitas pengendalian limbah dan emisi meliputi pengoperasian peralatan pengolahan limbah, penanganan limbah internal, treatment limbah dan emisi, daur ulang limbah, pemusnahan limbah, pemulihan tempat yang telah tercemar dan pembersihan polusi. Kategori ini tidak termasuk aktivitas manajemen lingkungan untik mencegah terciptanya limbah dan emisi. Biaya-biaya yang termasuk dalam kategori biaya pengendalian limbah dan emisi adalah: 1) Depresiasi peralatan pengendalian limbah 2) Bahan operasi (Operating Materials) Bahan operasi yang termasuk dalam kategori biaya pengendalian limbah dan emisi dibedakan dari bahan operasi dari non produk output, karena aktivitas pengolahan limbah berbeda dari aktivitas produksi. Biaya yang termasuk dalam bahan operasi: a) Perlengkapan untuk menjalankan peralatan pengendalian limbah dan polusi (misalnya: bahan kimia pembersih)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
b) Penanganan limbah seperi kontainer pengangkut sampah. c) Treatment emisi dan polusi (seperti penggunaan bahan kimia untuk penanganan limbah cair). 3) Air dan Energi (Water and Energy) Biaya diukur berdasarkan air dan energi yang digunkan untuk menjalankan instalasi penanganan limbah dan emisi. Terkadang bahan operasi air dan energi dijadikan satu kelompok (bahan operasi, air, dan energi). Hal ini dimungkinkan apabila perusahaan tidak memiliki informasi m,engenai konsumsi air dan energi yang terpisah dari bahan operasi. Aktivitas yang menggunakan air dan energi misalnya: a) penanganan limbah (seperti energi untuk transportasi limbah) b) Treatment limbah dan emisi (seperti air pembersih untuk membersihkan incinerator). 4) Tenaga Internal (Internal Personnel) Biaya tenaga internal termasuk untuk biaya gaji dan upah tenaga penuh dan tenaga paruh waktu dalam aktivitas pengendalian limbah dan emisi, misalnya: a) Tenaga untuk perawatan peralatan treatment pengolahan limbah b) Tenaga untuk penaganan limbah (mengumpulkan sampah, pengetesan limbah) c) Tenaga untuk menjalankan pengolahan limbah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
5) Jasa Eksternal (External Service) Jasa eksternal adalah biaya untuk membayar tenaga dari luar perusahaan, seperti konsultan lingkungan untuk pengolahan limbah. 6) Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak (Fees, Taxes and Permits) Biaya dalam kategori ini adalah biaya-biaya untuk membuang sampah dan AMDAL untuk pembangunan instalsi pengolahan limbah. a) Asuransi (Insurance) Biaya
dalam
kategori
asuransi
adalah
biaya
untuk
mengasuransikan peralatan untuk pengendalian limbah dan emisi. b) Pemulihan dan kompensasi (Remediation and Compensation) Kategori ini berisi berbagai biaya pemulihan dan kompensasi sehubungan
dengan
pembersihan
tempat-tempat
yang
terkontaminasi oleh polusi. d.
Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya (Prevention and Other Environmental Management Cost) Kategori ini mencakup biaya untuk pencegahan terciptanya polusi dan emisi, serta berbagai biaya untuk menjalankan kebijakan manajemen lingkungan yang lain selain pengendalian limbah seperti audit
lingkungan,
pengimplementasian
sistem
lingkungan,
monitoring, kegiatan soisalisasi mengenai kesadaran lingkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
pada masyarakat (kampanye lingkungan). Biaya-biaya yang masuk dalam kategori biaya pencegahan dan manajemen lingkungan lainnya adalah: 1) Depresiasi Peralatan Peralatan yang di depresiasi adalah peralatan yang digunakan untuk pencegahan terjadinya polusi dan peralatan yang digunakan dalam kebijakan manajemen lingkungan yang lain (seperti sistem komputer yang memuat data-data lingkungan). 2) Tenaga Internal (Internal Service) Biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya gaji dan upah untuk pekerja penuh dan paruh waktu untuk: a) Manajemen pencegahan b) Perencanaan dan sistem lingkungan (implementasi dan perawatan sistem manajemen lingkungan) c) Audit lingkungan d) Komunikasi
lingkungan
(publikasi
kinerja
lingkungan
perusahaan) 3) Jasa Eksternal (External Service) Biaya yang termasuk dalam kategori jasa eksternal adalah konsultan, kontarktor, badan sertifikasi, firma hukum. 4) Biaya Lainnya Biaya yang termasuk biaya lain-lain misalnya biaya sosialisasi kesadaran lingkungan (kampanye lingkungan) dan biaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
sumbangan lingkungan. e.
Biaya Riset dan Pengembangan (Research and Development Cost) Biaya yang termasuk dalam biaya riset dan pengembangan adalah biaya segala aktivitas penelitian, miaslnya untuk mengembangkan desain produk ramah lingkungan, penelitian limbah beracun, dan penelitian dampak produk terhadap lingkungan. Biaya dalam kategori penelitian dan pengembangan adalah: 1) Depresiasi Peralatan 2) Bahan Operasi Air dan Energi (Operation Material, Water and Energy) 3) Jasa Eksternal (External Service) 4) Tenaga Internal (Internal Service)
f.
Biaya Tak Berwujud (Less Tangible Cost) Less tangible cost adalah biaya yang paling sulit untuk dihitung. Biaya ini memasukkan biaya externalities sebagai komponennya. Biaya ini mencakup biaya kompensasi bagi masyarakat sekitar pabrik atas berdirinya pabrik, biaya tuntutan hukum di masa depan, pembangunan citra perusahaan dan realisasi pada para stakeholder perusahaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
E. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas: a.
Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
b.
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
c.
Laporan perubahan ekuitas selama periode;
d.
Laporan arus kas selama periode;
e.
Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain;
f.
Informasi komparatif mengenai periode sebelumnya;
g.
Laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
2. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (PSAK 1, paragraf 9: 3) adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
3. Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Karakteristik kualitatif informasi lingkungan memberikan pengguna laporan keuangan satu pilihan diantara berbagai alternatif pelaporan dan akuntansi. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi terdiri atas: a.
Relevan (Relevance) Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan. Atau dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil.
b.
Dapat Dipercaya (Reliability) Dapat dipercaya berarti seorang pengguna pdapat menggantungkan atau memiliki keyakinan pada informasi yang dilaporakn. Informasi akuntansi dipertimbangkan dapat dipercaya (reliability) jika informasi secara nyata menyatakan apa yang dimaksud, apa yang diungkapkan dan dapat diuji kebenarannya. Pada aspek keandalan, laporan akuntansi lingkungan akan dikatakan handal apabila:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
1) Pengungkapan yang Jujur (Representational Faithfulness) Pengungkapan yang jujur artinya terdapat kesesuaian antara satu ukuran keuangan atau penjelasan dan fenomena kegiatan ekonomi yang diukur atau dijelaskan. 2) Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form) Substansi mengungguli bentuk adalah transaksi atau peristiwa yang akan dicatat dalam laporan keuangan didasarkan pada substansi atau realitas ekonomi dari transaksi tersebut, bukan hanya pada bentuk hukumnya. 3) Netral (Neutrality) Netral berarti informasi akuntansi harus netral, atau tidak memihak yang memberikan dampak pada perilaku para pengguna informasi. 4) Dapat Dimengerti (Understandability) Dapat dimengerti artinya pengguna harus memahami informasi lingkungan yang dimaksud mampu memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan. 5) Daya Banding (Comparability) Daya banding berarti kebergunaan informasi akuntansi lingkungan dalam pengambilan keputusan akan jadi meningkat jika informasi tersebut dapat diperbandingkan dengan informasi yang sama dari entitas akuntansi yang sama dalam tahun yang berbeda. 6) Keterujian (Verifiability) Keterujian merupakan kemampuan suatu informasi untuk diuji
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
kebenarannya oleh orang yang berbeda dengan metode pengujian yang sama, dan akan menghasilkan kesimpulan yang sama. c.
Materialitas (Materiality) Materialitas merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mengakui suatu informasi akuntansi. Pertimbngan utama dalam konsep
ini adalah apakah penyajian informasi tertentu akan
mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan yang diambil. Masalah yang timbul dalam menentukan tingkat materialitas suatu informasi adalah tidak adanya aturan terhadap konsep tersebut. Sampai saat ini tidak ada konsep umum terhadap materialitas. Penentuan tingkat materialitas suatu informasi akhirnya diserahkan pada pertimbangan profesional.
F. Penyajian Biaya-biaya Perusahaan Pengungkapan
Lingkungan
biaya
lingkungan
dalam
Laporan
sebagai
komponen
Keuangan
akuntansi
lingkungan di dalam laporan keuangan menggunakan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Prinsip Akuntansi Berterima Umum adalah kebiasaan, aturan dan prosedur yang berkembang berdasarkan pengalaman, logika, kebiasaan dan kebutuhan praktis (Suadi, 1994: 5). Menurut
International
Guidance
Document:Environmental
Management Accounting (IFAC:2005), ada dua macam informasi yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan, yaitu informasi aliran fisik dan informasi aliran moneter. Informasi aliran moneter yang terdiri dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
biaya-biaya lingkungan, diungkapkan ke dalam laporan Laba-Rugi dan Laporan Posisi Keuangan, sedangkan informasi aliran fisik diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. 1.
Penyajian Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Menurut PSAK Nomor 1 Paragraf 99 dan Paragraf 104 disebutkan bahwa: “Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan informasi yang andal dan lebih relevan. Pemilihan antara metode fungsi beban dan sifat beban bergantung pada faktor historis dan industri serta sifat entitas. Kedua metode tersebut memberikan indikasi tentang biaya-biaya yang mungkin dapat bervariasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan level penjualan atau produksi entitas. Karena setiap metode penyajian memiliki manfaat untuk jenis entitas yang berbeda, maka Pernyataan ini mensyaratkan manajemen untuk memilih penyajian yang andal dan lebih relevan.”
Dari kalimat yang tertera dalam standar PSAK tersebut, perusahaan dapat mengklasifikasi beban dalam laporan keuangan menurut klasifikasi sifat atau fungsinya. Biaya lingkungan dalam laporan laba rugi dapat membantu memahami operasi perusahaan dalam kacamata lingkungan, sehingga informasi yang disampaikan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan alokasi biaya, proses desain, proses produksi, dan keputusan manajemen lainnya. Berikut ini adalah penyajian biaya lingkungan dalam Laporan Laba Rugi menurut Accounting and Financial Reporting for Environmental Cost and Liabilities (UNCTAD: 2000):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Laporan Laba Rugi (UNCTAD: 2000) Penjualan HPP Biaya Bahan Output Produk Bahan Baku dan Bahan Pembantu xxx Bahan Pembungkus xxx Air xxx Total Biaya Bahan Output Produk Biaya Bahan Output Non-Produk Bahan Baku dan Bahan Pembantu xxx Bahan Pembungkus xxx Bahan Operasi xxx Air xxx Energi xxx Biaya Pemrosesan xxx Total Biaya Bahan Output Non-Produk Tenaga Kerja Langsung dan Tak Langsung Kos Produk Barang Jadi Awal Barang Jadi Akhir Total HPP Laba Kotor Biaya-biaya Biaya Administrasi Biaya Penjualan Biaya Lingkungan Biaya Pengontrolan Limbah dan Emisi Depresiasi Peralatan (xxx) Operating Materials (xxx) Air dan Energi (xxx) Biaya Personel Internal (xxx) Biaya Jasa Eksternal (xxx) Perijinan (xxx) Biaya Asuransi (xxx) Pemilihan dan Kompensasi (xxx) Total Biaya Pengontrolan Limbah dan Emis Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya Biaya Depresiasi Peralatan (xxx) Operating Material (xxx) Air (xxx) Energi (xxx) Biaya Personel Internal (xxx) Biaya Jasa Eksternal (xxx) Biaya Kontrol Lainnya (xxx) Total Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya Biaya Penelitian dan Pengembangan Less Tangible Externalities Total Biaya Lingkungan Biaya Lain-lain Total Biaya-biaya Laba Bersih Sebelum Pajak
xxx
xxx
xxx xxx xxx xxx (xxx) xxx xxx (xxx) (xxx)
(xxx)
(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pajak Laba Bersih Setelah Pajak
2.
41
(xxx) xxx
Pengungkapan Biaya-biaya Lingkungan dalam Laporan Posisi Keuangan a.
Asset Lingkungan Biaya-biaya yang dapat diakui sebagai asset, maka biaya tersebut harus dikapitalisasikan. Biaya lingkungan yang dapat dikapitalisasikan sebagai asset adalah yang memenuhi syarat memiliki potensi mendatangkan manfaat ekonomik di masa yang akan datang bagi perusahaan.
Dalam
laporan
posisi
keuangan,
kos
tersebut
dikategorikan sebagai asset lingkungan. Namun ada beberapa biaya yang dapat dikapitalisasikan sebagai asset ternyata terintegrasi dengan asset lainnya seperti alat pengontrol polusi udara pada mesin produksi, sehingga alat pengontrol polusi udara dan mesin tersebut, bila mungkin pengungkapannya terpisah dari asset lainnya, namun umumnya perusahaan akan menggabungkan asset lingkungan dengan akun-akun asset lainnya. Kategori asset lingkungan antara lain: 1) Peralatan pengendalian limbah dan emisi yang dihasilkan oleh perusahaan. 2) Bangunan instalasi pengolahan limbah. 3) Peralatan yang digunakan untuk proses daur ulang limbah. 4) Peralatan-peralatan lain yang digunakan untuk menjalankan manajemen lingkungan yang diterapkan oleh perusahaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
b. Kewajiban Lingkungan Informasi lain yang harus diungkapkan dalam laporan posisi keuangan adalah kewajiban lingkungan yang dikelompokkan dalam akun kewajiban kontinjensi. Akun yang termasuk dalam kewajiban lingkungan adalah (UNCTAD, 2005: 45): 1) Kewajiban hukum di masa mendatang. 2) Kewajiban atas pemulihan kerusakan lingkungan atas operasi perusahaan dan kegagalan pengolahan limbah yang sudah teridentifikasi. 3) Kewajiban ganti rugi dan kompensasi pada pihak ketiga. c. Modal Lingkungan Modal lingkungan adalah segala pembiayaan untuk menyediakan asset lingkungan yang dibutuhkan perusahaan menurut Accounting and Financial Reporting for Environmental Cost and Liabilities (UNCTAD: 2000).
Laporan Posisi Keuangan (UNCTAD: 2000) Aktiva Aktiva Lancar Kas Piutang Usaha Persediaan Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Tanah* Bangunan* Akumulasi Penyusutan Bangunan* Peralatan* Akumulasi Penyusutan Peralatan* Total Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Total Aktiva
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Passiva Utrang Lancar Utang Usaha Utang Jangka Panjang Utang Kontinjensi Utang Lingkungan Total Utang
43
xxx xxx xxx xxx
Modal Lingkungan xxx Modal Modal Saham xxx Laba Diitahan xxx Total Modal xxx Total Passiva Keterangan: *) adalah akun-akun yang di dalamnya sudah termasuk akun aset lingkungan
xxx
G. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini akan mengangkat topik mengenai Penerapan Akuntansi Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan. Penelitian ini merupakan pengembangan dan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang berjudul Akuntansi Lingkungan dan Penerapannya (Panggabean: 2003) dan Kemungkinan Penerapan Akuntansi Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan (Widayaka: 2011). Dalam Penerapannya
penelitian
yang
(Panggabean:
berjudul 2003),
Akuntansi
tujuan
Lingkungan
penelitian
adalah
dan untuk
mengetahui unsur-unsur biaya pengelolaan lingkungan atas pengelolaan limbah cair dalam laporan keuangan perusahaan serta mengetahui tepat tidaknya perlakuan terhadap biaya lingkungan. Dari penelitian tersebut dapat ditarik hasil atau kesimpulan sebagi berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
44
Manajemen lingkungan telah dilaksanakan dengan baik pada PT. Sari Husada, hal ini diperkuat dengan dicatatnya biaya lingkungan secara tepat dan lengkap.
2.
Biaya lingkungan untuk pengelolaan limbah cair pada PT. Sari Husada sudah tepat dalam perhitungan dan pengungkapannya. Dalam penelitian yang berjudul Kemungkinan Penerapan Akuntansi
Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan (Widayaka: 2011), tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah akuntansi lingkungan dapat diterapkan dalam pencatatan biaya dan laporan keuangan Seaga Leather and Natural Handicraft of Indonesia serta untuk mengetahui bagaimana pengungkapan akuntansi lingkungan dalam laporan keuangan Seaga Leather and Natural Handicraft of Indonesia. Dari penelitian tersebut dapat ditarik hasil atau kesimpulan sebagai berikut: 1.
Perusahaan dapat menerapkan akuntansi lingkungan pada sistem pencatatannya. Perusahaan ini belum memiliki program manajemen lingkungan lainnya seperti pembuatan instalasi pengolahan limbah cair, pencegahan polusi, atau kampanye lingkungan, namun daur ulang limbah padat menjadi produk yang bernilai merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan untuyk dapat menerapkan akuntansi lingkungan dalam sistem pencatatannya yang maih sangat sederhana.
2.
Faktor yang
mendukung penerapan akuntansi
lingkungan pada
pencatatan biaya dan pengungkapannya dalam laporan keuangan Seaga Leather and Natural Handicraft of Indonesia adalah karakteristik dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
sistem pencatatan perusahaan yang tidak terlalu kompleks, sehingga tidak mudah untuk menerapkan akuntansi lingkungan dalam sistem pencatatan perusahaan. Serta bahan baku yang digunakan dalam proses produksi perusahaan tidak terlalu banyak jenisnya dan skala tidak terlalu besar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus, yang merupakan kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif (Kountur, 2005:105) adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap obyek yang diteliti. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, dan individu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
2.
Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Februari 2015.
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1.
Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah sumber dari obyek yang akan diteliti dan dikenai simpulan dari hasil penelitian. Subyek penelitian ini adalah:
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
a. Departemen Operational b. Departemen Production Cost and Control c. Departemen Safety, Health, and Environment d. Departeman Human Resource e. Departemen External Relation f.
Departemen Finance and Accounting
g. Pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan dan tanggung jawab terhadap proses pengelolaan lingkungan. 2.
Obyek penelitian Obyek penelitian adalah data sebagai obyek yang akan diteliti. Obyek penelitian ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yaitu PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara dengan asumsi perusahaan tersebut memiliki potensi dampak sosial yang sangat besar antara lain masalah limbah dan lingkungan.
D. Data yang Dicari Data yang dicari dalam penelitian ini adalah: 1.
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
2.
Struktur Organisasi
3.
Kebijakan-kebijakan Lingkungan
4.
Data Produksi
5.
Data Pemasaran
6.
Data Pengelolaan Lingkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
Data Akuntansi mengenai Biaya Pengelolaan Lingkungan
8.
Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2013
48
E. Teknis Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah cross sectional survei. Cross sectional survei (Kountur, 2005:106) adalah metode pengumpulan data dimana informasi yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1.
Wawancara Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan orang-orang dalam perusahaan tentang kebijakan lingkungan yang diterapkan oleh perusahaan.
2.
Dokumentasi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan menyalin catatancatatan dan data-data yang ada dalam perusahaan.
F. Teknis Analisis Data Untuk menjawab permasalahan "bagaimana pengakuan biaya yang timbul dari aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?", metode yang digunakan dalam menghitung biaya pengolahan lingkungan adalah dengan penialain siklus hidup (life cycle assesment) menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005). Penilaian siklus hidup mengacu pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
tindakan perbaikan siklus hidup pada proses produksi perusahaan dan mencegah dampak pencemaran terhadap lingkungan. Langkah-langkah yang diambil untuk menjawab permasalahan perlakuan biaya lingkungan pada perusahaan adalah: a. Mendeskripsikan pengakuan biaya lingkungan menurut PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. b. Mengidentifikasikan informasi aliran fisik dan sumber daya yang dimiliki oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara c. Mengidentifikasi komponen biaya lingkungan ke dalam kelompok biaya lingkungan menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC, 2005: 34) yaitu: 1) Biaya Bahan Output Produk (Material Cost of Product Output) 2) Biaya Output Non Produk (Material Cost of Non Product Output) 3) Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi (Waste and Emission Control Cost) 4) Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya (Prevention and Other Environmental Management Cost) 5) Biaya Riset dan Pengembangan (Research and Development Cost) 6) Biaya Tak Berwujud (Less Tangible Cost) d. Mengukur dan menentukan besarnya biaya-biaya lingkungan yang telah teridentifikasi sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
1) Biaya Bahan Output Produk (Material Cost of Product Output) a) Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxiliary Material) b) Bahan Pembungkus (Packaging Materials) c) Biaya Bahan Operasi ( Operating Materials) d) Biaya Air dan Energi (Water and Energy) 2) Biaya Output Non Produk (Material Cost of Non Product Output) a) Biaya bahan mentah dan bahan pembantu (Raw and Auxiliary Material) b) Biaya Bahan Pembungkus (Packaging Materials) c) Biaya Bahan Operasi (Operating Materials) d) Biaya Air dan Energi (Water adn Energy) e) Biaya Pemrosesasn (Material Processing Cost of NPO) Biaya bahan mentah bahan pembantu, bahan pembungkus, biaya bahan operasi, air dan energi dihitung berdasarkan jumlah sumber daya yang dibeli oleh perusahaan. Sedangkan untuk biaya pemrosesan produk non output adalah biaya depresiasi aktiva tetap yang menghasilkan output produk dan output non produk. Depresiasi dilakukan dengan metode garis lurus.
Keterangan: HP = Harga Perolehan NR = Nilai Residu Aktiva Tetap UE = Umur Ekonomis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
3) Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi (Waste and Emission Control Cost) a) Depresiasi peralatan pengendalian limbah b) Bahan operasi (Operating Materials) c) Air dan Energi (Water and Energy) d) Tenaga Internal (Internal Personnel) e) Jasa Eksternal (External Service) f) Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak (Fees, Taxes and Permits) g) Asuransi (Insurance) h) Pemulihan dan kompensasi (Remediation and Compensation) Biaya bahan operasi, air dan energi, dihitung berdasarkan jumlah sumber daya yang dibeli dan digunakan dalam pengendalian limbah dan emisi. Tenaga internal dan eksternal dihitung berdasarkan upah yang dibayarkan atas jasa konsultan eksternal dan tenaga internal. 4) Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya (Prevention and Other Environmental Management Cost) a) Depresiasi Peralatan b) Tenaga Internal (Internal Service) c) Jasa Eksternal (External Service) d) Biaya Lainnya 5) Biaya Riset dan Pengembangan (Research and Development Cost) a) Depresiasi Peralatan b) Tenaga Internal (Internal Service)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
c) Jasa Eksternal (External Service) d) Biaya Lainnya, meliputi: (1) Depresiasi Peralatan (2) Bahan Operasi Air dan Energi (Operation Material, Water and Energy) (3) Tenaga Internal (Internal Service) (4) Jasa Eksternal (External Service) 6) Biaya Tak Berwujud (Less Tangible Cost) Pada tabel 3.1, ketepatan pengukuran/perhitungan biaya pengelolaan lingkungan dijelaskkan berdasarkan kelompok informasi aliran fisik dalam operasi perusahaan. Tabel 3.1 Komponen Pengukuran/Perhitungan Biaya Lingkungan No Komponen Pengukuran/Perhitungan Biaya Lingkungan 1. Biaya Bahan Produk Output: a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary Material) b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials) c. Air (bila air adalah salah satu output produk) 2.
Biaya Bahan Non-Produk Output a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary Material) b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials) c. Biaya Bahan Operasi (Operating Materials) d. Air dan Energi (Water and Energy) e. Biaya Pemrosesan (Material Processing Cost of NPO)
3.
Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi a. Depresiasi peralatan pengendalian limbah b. Bahan operasi (Operating Materials) c. Air dan Energi (Water and Energy) d. Tenaga Internal (Internal Personnel) e. Jasa Eksternal (External Service)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Tabel 3.1 Komponen Pengukuran/Perhitungan Biaya Lingkungan (Lanjutan) No Komponen Pengukuran/Perhitungan Biaya Lingkungan f. Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak (Fee, Taxes and Permits) g. Asuransi (Insurance) h. Pemulihan dan Kompensasi (Remediation and Compensation) 4.
Biaya-Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya a. Depresiasi Peralatan b. Tenaga Internal (Internal Personnel) c. Jasa Eksternal (External Service) d. Biaya Lainnya
5.
Biaya Penelitian dan Pengembangan a. Depresiasi Peralatan b. Tenaga Internal (Internal Personnel) c. Jasa Eksternal (External Service) d. Biaya Lainnya 1) Depresiasi Peralatan 2) Bahan Operasi Air dan Energi (Operating Material, Water and Energy) 3) Tenaga Internal (Internal Personnel) 4) Jasa Eksternal (External Service)
6.
Biaya Tak Berwujud a. Kewajiban Hukum di Masa Depan b. Eksternalities
Sumber: IFAC, 2005
Untuk menjawab permasalahan kedua, yaitu "bagaimana penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?" dilakukan dengan metode dokumentasi dan wawancara. Langkah-langkah untuk menjawab permasalahan adalah: a. Mengidentifikasi laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. b. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi biaya lingkungan ke dalam komponen laporan laba rugi komprehensif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
c. Menyajikan komponen biaya lingkungan yang teridentifikasi ke dalam laporan laba rugi komprehensif berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Untuk menjawab permasalahan ketiga, yaitu “apakah akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?”, langkah-langkah untuk menjawab permasalahan adalah: a.
Membandingkan pengakuan komponen biaya lingkungan menurut International Accounting
Guidance (IFAC:
Document:
2005)
Environmental
Management
dengan pengakuan komponen
biaya
lingkungan menurut PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. Tabel 3.2 Perbandingan Komponen Pengakuan Biaya Lingkungan No. Komponen Pengakuan Biaya Komponen Pengakuan Biaya Lingkungan menurut Lingkungan menurut PT. IFAC Pesona Khatulistiwa Nusantara 1. Biaya Bahan Produk Output Biaya Bahan Produk Output a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary Material) b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials) c. Air (bila air adalah salah satu output produk) 2.
Biaya Bahan Non-Produk Output a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary Material) b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials) c. Bahan Operasi (Operating Materials) d. Air dan Energi (Water and Energy)
Biaya Bahan Non-Produk Output
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Tabel 3.2 Perbandingan Komponen Pengakuan Biaya Lingkungan (Lanjutan) No. Komponen Pengakuan Biaya Komponen Pengakuan Biaya Lingkungan menurut Lingkungan menurut PT. IFAC Pesona Khatulistiwa Nusantara e. Biaya Pemrosesan (Material Processing Cost of NPO) 3.
Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi
Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi
a. Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah b. Bahan Operasi (Operating Materials) c. Air dan Energi (Water and Energy) d. Tenaga Internal (Internal Personnel) e. Jasa Eksternal (External Service) f. Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak (Fee, Taxes and Permits) g. Asuransi (Insurance) h. Pemulihan dan Kompensasi (Remediation and Compensation) 4.
Biaya-biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya
Biaya-biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya
a. Depresiasi Peralatan b. Tenaga Internal (Internal Personnel) c. Jasa Eksternal (External Service) d. Biaya Lainnya 5.
Biaya Penelitian dan Pengebangan a. Depresiasi Peralatan b. Tenaga Internal (Internal Personnel)
Biaya Penelitian dan Pengebangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Tabel 3.2 Perbandingan Komponen Pengakuan Biaya Lingkungan (Lanjutan) No. Komponen Pengakuan Biaya Komponen Pengakuan Biaya Lingkungan menurut Lingkungan menurut PT. IFAC Pesona Khatulistiwa Nusantara c. Jasa Eksternal (External Service) d. Biaya Lainnya 6.
Biaya Tak Berwujud a. Kewajiban Hukum di Masa Depan b. Eksternalities
Biaya Tak Berwujud
Sumber: IFAC, 2005
b.
Mengevaluasi hasil perbandingan antara pengakuan biaya lingkungan menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005) dengan pengakuan biaya lingkungan menurut PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
c.
Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil observasi di lapangan, wawancara dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis. Tabel 3.3 Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan
No.
Komponen Biaya Lingkungan
1.
Biaya Bahan Produk Output a. Biaya Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary Material) b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials) c. Air (bila air adalah salah satu output produk)
2.
Biaya Bahan Non-Produk Output a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary Material)
Identifikasi
Kriteria Pengukuran
Penggolongan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tabel 3.3 Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan (Lanjutan) No.
Komponen Biaya Lingkungan b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials) c. Bahan Operasi (Operating Materials) d. Air dan Energi (Water and Energy) e. Biaya Pemrosesan (Material Processing Cost of NPO)
3.
Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi a. Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah b. Bahan Operasi (Operating Materials) c. Air dan Energi (Water and Energy) d. Tenaga Internal (Internal Personnel) e. Jasa Eksternal (External Service) f. Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak (Fee, Taxes and Permits) g. Asuransi (Insurance) h. Pemulihan dan Kompensasi (Remediation and Compensation)
4.
Biaya-biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya a. Depresiasi Peralatan b. Tenaga Internal (Internal Personnel) c. Jasa Eksternal (External Service) d. Biaya Lainnya
5.
Biaya Penelitian dan Pengembangan a. Depresiasi Peralatan b. Tenaga Internal (Internal Personnel) c. Jasa Eksternal (External Service) d. Biaya Lainnya
Identifikasi
Kriteria Pengukuran
Penggolongan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Tabel 3.3 Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan (Lanjutan) No. 6.
Komponen Biaya Lingkungan Biaya Tak Berwujud a. Kewajiban Hukum di Masa Depan b. Eksternalities
Sumber: Diolah
Identifikasi
Kriteria Pengukuran
Penggolongan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan
: PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
Jenis Badan Hukum
: Perseroan Terbatas (PT)
Alamat Perusahaan
: Graha Irama 6th Floor, Suite A-B Jl. HR Rasuna Said Blox X-1 Kav. 01-02 Jakarta Selatan 12950
Nomor Telepon
: (021) 521 3711/12
Nomor Fax
: (021) 526 1217
e-mail
:-
Status Permodalan
: PMDN
Bidang Usaha
: Pertambangan Batubara
SK Amdal
: Nomor. 02/660/BPDL-I/II/2011
Penanggung Jawab
: Jeffrey Mulyono
B. Sejarah Perusahaan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara merupakan salah satu Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang bergerak dibidang pertambangan batubara yang berlokasi di Kabupetan Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara dengan izin yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral berupa Perjanjian Karya Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) Generasi III dengan nomor PKP2B KW. 11PB0029 yang dikeluarkan pada tanggal 10 November 2011.
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PT.
Pesona
Khatulistiwa
Nusantara
menandatangani
60
kontrak
Perjanjian Karya Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) Generasi III dengan Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 20 November 1997 dengan luas awal konsesi sebesar 155.200 Ha2 dan telah mengalami tiga kali penyusutan luas konsesi yaitu pada tahun 2001 luas konsesi menjadi 73.120 Ha2 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral No. 065.K/20.01/DJG/2001 dengan kode wilayah 05PB0029, kemudian penyusutan kedua terjadi pada tahun 2005 luas konsesi menjadi 23.646 Ha2 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan No. 356.K/40.00/DJG/2005 dengan kode wilayah 05PB0029 dan penyusutan ketiga pada tahun 2011 luas konsesi menjadi 21.875 Ha2 yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1272.K/30/DJB/2011 dengan kode wilayah 11PB0029. Saat ini PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara sudah memasuki tahap kegiatan produksi yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Enenrgi dan Sumber Daya Mineral No. 380.K/30/DJB/2009 yang dikeluarkan pada tanggal 30 September 2009 yang berlaku dari tanggal 15 Februari 2009 sampai dengan 14 Februari 2039.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
C. Lokasi PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara secara garis besar terbagi menjadi 5 lokasi, yaitu: 1.
Kantor Pusat (Head Office) Graha Irama 6th Floor, Suite A-B Jl. HR Rasuna Said Blok X-1 Kav. 0102 Jakarta Selatan 12950
2.
Kantor Site (Site Office) Jl. Sengkawit no 88, Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara. Dapat dilihat pada Lampiran Gambar 4.1 di halaman 119 dan Lampiran Gambar 4.2 di halaman 120.
3.
Kelubir Mining Operation (KMO) Kelubir Mining Operation (KMO) terletak di konsesi penambangan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara area Blok Utara, yaitu area Kelubir. Dapat dilihat pada Lampiran Gambar 4.1 di halaman 119.
4.
Sekayan Mining Operation (SMO) Sekayan Mining Operation (SMO) terletak di konsesi penambangan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara area Blok Selatan, yaitu area Sekayan yang berada di Kecamatan Tanjung Selor dan Tanjung Palas Timur. Dapat dilihat pada Lampiran Gambar 4.1 di halaman 119 dan Lampiran Gambar 4.2 di halaman 120 untuk kondisi wilayah tambang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
62
Rangau Mining Operation (RMO) Rangau Mining Operation (RMO) terletak di konsesi penambangan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara area Blok Selatan, yaitu area Rangau. Dapat dilihat pada Lampiran Gambar 4.1 di halaman 119.
D. Visi Misi Visi dan misi PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah: 1. Visi: Menjadi perusahaan tambang batubara kelas dunia yang menambang dan memberi nilai tambah pada batubara untuk manfaat bagi umat manusia. 2. Misi: a. Memproduksi dan menyediakan produk berbasis batubara kelas dunia dengan menjalankan cara terbaik dalam operasi, efisiensi biaya, proses yang aman dan ramah lingkungan dengan menggunakan teknologi terbaik yang sesuai. b. Mengembangkan budaya perusahaan yang mengedepankan integritas, dapat dipercaya, antusiasme, hormat menghormati, berpikir inovatif dan kerjasama yang kuat. c. Mengembangkan manusia menjadi yang terbaik dibidangnya untuk memberikan kinerja terbaik. d. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang dapat memberikan kemakmuran berkelanjutan dan oleh karena itu mendapatkan rasa hormat dari seluruh pihak terkait.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
E. Struktur Organisasi Bentuk
organisasi
yang
digunakan
untuk
melaksanakan
operasi
penambangan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah organisasi garis dan staff (line and staff organization) seperti pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
Sumber: PT. Pesona Khatulisiwa Nusantara
1. Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara tahun 2013 berjumlah 1.668 jiwa dan seluruh tenaga kerja merupakan WNI. Rincian tenaga kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara terdapat pada Tabel 4.1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
64
Tabel 4.1 Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Jumlah Klasifikasi WNI WNA Direktur 4 0 Manager/Profesional 9 0 Supervisor/Technical 131 0 Tenaga Terampil 55 0 Administrasi 24 0 Worker/Helper 127 0 Tenaga Harian 0 0 Sub Kontraktor 1.318 0 Total 1.668 0
Sumber: PT. Pesona Khatulistiwa Nusantar
2. Sub Kontraktor PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara sebagai pemegang perjanjian pengusahaan pertambangan batubara, dalam pelaksanaann kegiatan memberikan kontrak kerja kepada badan usaha yang berkompeten di bidangnya. Daftar perusahaan kontraktor yang bekerja sama dengan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara dapat dilihat pada Tabel 4.2.
F. Kegiatan Produksi 1. Jenis Produk Produk yang dihasilkan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah batubara. Dari hasil analisis contoh yang telah dilakukan selama ini, menunjukan kualitas batubara adalah termasuk batubara dengan kandungan abu relatif rendah, yaitu berkisar antara 4,94 – 7,01% (adb). Mempertimbangkan kondisi batubara tersebut maka pengolahan batubara hanya akan dilakukan penghancuran (crushing) dan penyaringan (screening), tanpa pencucian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
2. Bahan Baku dan Bahan Pembantu a. Bahan Baku Bahan baku dari produk PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah batubara yang diperoleh dari hasil coal getting. b. Bahan Pembantu Tidak terdapat bahan pembantu karena proses pengolahan batubara hanya akan dilakukan penghancuran (crushing) dan penyaringan (screening), tanpa pencucian. 3. Mesin dan Peralatan Dalam penggunaan peralatan selama kegiatan penambangan perusahaan bekerja sama dengan beberapa kontraktor. Peralatan pengolahan dimiliki oleh perusahaan yaitu crusher untuk alat peremukan, dan Barge Loading Conveyor (BLC) untuk proses barging. Daftar kontraktor yang bekerja sama oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara yang digunakan sampai tahun 2013 disajikan pada Lampiran Tabel 4.2 di halaman 121. Untuk menunjang operasional kantor, mess, bengkel, unit ROM Stockpile dan pengolahan serta pelabuhan berasal dari Genset yang berjumlah 6 unit yang disajikan pada Lampiran Tabel 4.3 di halaman 122 dan Lampiran Tabel 4.4 di halaman 123. 4. Sumber Energi Sumber energi yang digunakan oleh PT Pesona Khatulistiwa Nusantara untuk menunjang pengoperasian mesin dan peralatan menggunakan bahan bakar solar. Pengadaannya bekerjasama dengan kontraktor.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
G. Proses Kegiatan Penambangan di Perusahaan Proses kegiatan penambangan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menggunakan metode tambang terbuka (open pit mine) dengan menggunakan metode gali-isi kembali (back filling method), sehingga lahan bekas penambangan akan segera direklamasi dan direvegetasi. Hampir seluruh kegiatan penambangan dilaksanakan dengan menggunakan jasa kontraktor. Proses kegiatan pertambangan di perusahaan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah: 1.
Land Clearing Proses
land
clearing
dilakukan
untuk
membersihkan
daerah
penambangan baru dari semak belukar dan pohon-pohon dengan menggunakan bulldozer kecil sekelas Komatsu D85 dan dibantu dengan alat pemotong kayu (chainsaw). Proses ini dilakukan oleh Main Operation dibawah Departemen Operation dengan menggunakan jasa kontraktor PT. Harita Panca Utama. 2.
Soil Removal Yaitu, proses pengupasan lapisan lanah atas (top soil) atau lapisan permukaan. Lapisan tanah atas (top soil) merupakan lapisan tanah yang subur dan kaya akan unsur hara, sehingga nantinya digunakan untuk reklamasi. Lapisan tanah atas (top soil) diangkut menuju ke stock soil maupun lokasi pembuangan (disposal area). Dilakukan oleh Main Operation dibawah Departemen Operation dengan menggunakan jasa kontraktor PT. Harita Panca Utama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
67
Overburden Removal Yaitu, proses pengupasan lapisan batuan penutup (overburden) selanjutnya diangkut ke lokasi pembuangan (disposal area) yang terdiri atas: 1) Inpit Dump (IPD) adalah lokasi pembuangan (disposal area) yang terletak di dalam pit penambangan yang sudah selasai ditambang (mine out). 2) Outpit Dump (OPD) adalah lokasi pembuangan (disposal area) yang terletak di luar pit penambangan. Proses ini dilakukan oleh Main Operation dibawah Departemen Operation dengan menggunakan jasa kontraktor PT. Harita Panca Utama.
4.
Coal Cleaning Yaitu, proses pembersihan lapisan batubara sebelum proses selanjutnya dilakukan dengan menggunakan excavator dilengkapi cutting edge. Tujuannya adalah untuk menjaga kualitas batubara sehingga dapat menghindari terjadinya pengotoran batubara oleh material asing nonbatubara. Proses ini dilakukan oleh Main Operation dibawah Departemen Operation dengan menggunakan jasa kontraktor PT. Nusa Raya Cipta.
5.
Coal Getting Yaitu, proses penggalian batubara. Dengan menggunakan alat excavator. Aktivitas penambangan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, dengan intensitas curah hujan yang tinggi dan frekuensi hujan yang sering akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
mempengaruhi pencapaian produksi batubara. Dilakukan oleh Main Operation dibawah Departemen Operation dengan menggunakan jasa kontraktor PT. Nusa Raya Cipta. 6.
Hauling Yaitu, proses pengangkutan batubara yang sudah di gali dari areal pit penambangan menuju lokasi Coal Processing Plant (CPP) dengan menggunakan Dump Truck (DT). Proses ini dilakukan oleh Main Operation dibawah Departemen Operation dengan menggunakan jasa kontraktor PT. Harita Panca Utama dan PT. Nusa Raya Cipta.
7.
Crushing Pada proses ini, batubara yang telah diangkut kemudian ditimbang di jembatan timbang, selanjutnya ditumpahkan ke lokasi ROM (Run off Mine)
yaitu,
penumpukan
batubara
sementara
atau
langsung
ditumpahkan ke dalam bak penampung (hopper). Kemudian ditransfer dengan chain feeder ke proses peremukan dengan alat peremuk yaitu crusher. Selanjutnya batubara dicurahkan ke lokasi penimbunan bahan galian (stockpile). Pemilihan lokasi penimbunan bahan galian (stockpile) disesuaikan dengan kualitas batubara yang diminta oleh buyer. Sedangkan batubara yang berada di ROM (Run off Mine) akan dimuat dan diangkut kembali (rehandling) menggunakan wheel loader dan dump truck menuju tempat peremukan menggunakan jasa kontraktor PT. Karya Bumi Mandiri. Proses ini dilakukan oleh Coal Processing Plant (CPP) dibawah Departemen Operation.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
69
Barge Loading Yaitu, proses pengangkutan dari tempat penimbunan bahan galian (stockpile) menuju tongkang . Caranya dengan membuka chute hopper di bawah tumpukan batubara yang dibawahnya terdapat underground tunnel dengan reclaim hopper dan barge loading conveyor (BLC), maka batubara dengan sendirinya dapat dipindahkan atau dimuat ke dalam tongkang sesuai dengan kualitas yang diinginkan buyer. Proses ini dilakukan oleh Coal Processing Plant (CPP) dibawah Departemen Operation.
9. Barging Yaitu, proses pengangkutan batubara dari tongkang menuju vessel. Dilakukan oleh Departemen Shipping dengan menggunakan jasa kontraktor PT. Global Trans Energy Internasional untuk area Kelubir Mining Operation (KMO) dan PT. Energy Samudra Logistik untuk area Sekayan Mining Operation (SMO).
H. Pemasaran Kegiatan pemasaran dilakukan di dalam negeri dan di luar negeri (ekspor). Dengan nama trader adalah Maheswari, Solid Black Gold, Tenaga Listrik Gorontalo, HBK, DMO, dan Coal Upgrading.
I.
Dampak Kegiatan Pertambangan terhadap Lingkungan dan Kebijakan Penanganannya PT.
Pesona
Khatulistiwa
Nusantara
merupakan
perusahaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
pertambangan batubara yang memiliki kepedulian yang tinggi mengenai masalah lingkungan. Hal ini sejalan dengan misi perusahaan, yaitu memproduksi dan menyediakan produk berbasis batubara kelas dunia dengan menjalankan cara terbaik dalam operasi, efisiensi biaya, proses yang aman dan ramah lingkungan dan menggunakan teknologi terbaik yang sesuai. Tabel 4.5 merupakan dampak yang ditimbulkan dari proses kegiatan penambangan batubara di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. Tabel 4.5 Dampak yang Ditimbulkan Bagi Lingkungan dari Setiap Proses Kegiatan Penambangan Batubara di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara No. Kegiatan Dampak Bagi Lingkungan 1 Land Clearing Kualitas udara, kebisingan, erosi dan sedimentasi, kesuburan tanah, kualitas air, flora, fauna, biota perairan 2
Soil Removal
Kualitas udara, erosi dan sedimentasi, air limpasan, kesuburan tanah, bentang alam, dan terganggunya biota perairan
3
Overburden Removal
Kualitas udara, erosi dan sedimentasi, kesuburan tanah, bentang alam, air asam tambang, dan terganggunya biota perairan
4
Coal Cleaning
Kualitas udara dan air asam tambang
5
Coal Getting
Kualitas udara, bentang alam, kualitas air, dan air asam tambang
6
Hauling
Kualitas udara dan kebisingan
7
Crushing
Kualitas udara, kebisingan, dan air limpasan
8
Barge Loading
Kualitas udara dan kebisingan
9
Perbengkelan
Limbah B3
Sumber: Dokumen AMDAL PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Dari dampak yang ditimbulkan tersebut, PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan misi perusahaan. Teknik dan metode pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara meliputi 1. Pengelolaan Lingkungan Pengelolaan lingkungan bertujuan untuk mempertahankan daya dukung lingkungan di sekitar
lokasi kegiatan, dan mencegah,
menanggulangi serta mengendalikan dampak negatif yang akan timbul dan meningkatkan dampak positif yang ditimbulkan kegiatan. Selain itu, pengelolaan lingkungan juga dapat menjaga keserasian hubungan kemitraan antara pelaksana dan pemrakarsa proyek dengan masyarakat di sekitarnya dalam menangani permasalahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan. Pengelolaan lingkungan meliputi: a. Pengupasan dan Pengangkutan Tanah Pucuk ( Top Soil) Pengupasan tanah pucuk (top soil) dilakukan secara bertahap sesuai dengan renacana penambangan. Setelah dilakukan penggalian, tanah pucuk kemudian dipindahkan ke lokasi penimbunan yang sudah sesuai dengan kontur yang direncanakan, atau ditumpuk di tempat khusus (stock soil). Selanjutnya dilakukan perawatan sebelum lapisan tanah tersebut diambil kembali dan ditebarkan pada daerah tempat penumpukan tanah penutup untuk keperluan revegetasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Lapisan tanah pucuk yang telah ditempatkan pada disposal maupun stock soil segera ditanami dengan tanaman penutup untuk mengurangi proses erosi dan menghindari terjadinya pencucian unsur hara oleh hujan. b. Penggalian dan Penimbunan Batuan Penutup (Overburden) Batuan penutup (overburden) dari hasil penggalian kegiatan penambangan akan ditimbun pada lokasi penimbunan (disposal area), baik pada lubang bekas tambang (In Pit Dump) maupun di luar tambang (Out Pit Dump). Untuk menjaga kestabilan lereng dan aspek keselamatan kerja, maka penimbunan batuan penutup dibuat teras berjenjang. c. Penanganan Air Limpasan dan Air Buangan Tambang Aktivitas penambangan dan pembongkaran lapisan tanah penutup menyebabkan bagian tertentu dari batuan yang mengandung mineral sulfida (pirit, kalkopirit, markasit, dan lain-lain) yang terpapar, dengan kondisi terdapat air dan oksigen mengalami oksidasi, sehingga menyebabkan air dalam kondisi asm. Air yang keluar dari sumber inilah yang dikenal dengan Air Asam Tambang (AAT). Pengelolaan AAT dilakukan dengan menggunakan sediment pond dan settling pond. Air limpasan dari pembukaan lahan mengalir secara alamiah ke sediment pond dan diteruskan ke settling pond. Pada settling pond, dilakukan pengukuran kualitas air limbah harian, dengan parameter pengukuran antara lain:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
1) Asam (pH) dengan menggunakan alat pH meter dan kapur sebagai perlengkapannya. 2) Kekeruhan (TSS) dengan menggunakan alat Colimeter dan tawas sebagai perlengkapannya. 3) Debit air dengan menggunakan alat V-Notch weir. Ketiga pengukuran kualitas air limbah harian ini bertujuan untuk memastikan bahwa air keluaran kolam memenuhi nilai baku mutu yang dipersyaratkan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Lokasi titik pemantauan kualitas air tersebut dinamakan WMP (Water Monitoring Point). Lokasi dan sumber aliran settling pond terdapat pada Tabel 4.6.
No 1
2
Tabel 4.6 Lokasi dan Sumber Aliran Settling Pond di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Site Lokasi Sumber Aliran KMO Settling Pond 02K Port Settling Pond 03K Disposal OPD 1 A Settling Pond 04K Tambang dan OPD 1 B Settling Pond 05K Tambang Settling Pond 06K OPD 3 Settling Pond 07K OPD 2 SMO Settling Pond 01S CPP Settling Pond 02S IPD Settling Pond 03S Tambang dan IPD
Sumber: Dokumen Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
d. Penanganan Limbah Padat dan Limbah B3 Pengelolaan limbah kegiatan penunjang operasional tambang ditangani sesuai dengan jenis limbah yang dihasilkan seperti pada Tabel 4.7.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 1
2
3
74
Tabel 4.7 Lokasi Limbah Berbahaya dan Beracun di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Sarana Lokasi Keterangan TPA Sampah Lokasi Untuk sampah dari pembuangan perkantoran dan mess (disposal area) aktif Oiltrap Workshop, Untuk penyaringan pengisian dan limpasan oli dan solar penyimpanan BBM yang tercecer dan ruang genset Tempat Workshop Untuk lokasi Penyimpanan penampungan Sementara sebelum diangkut oleh Limbah pengumpul resmi Berbahaya dan Beracun (TPS LB3)
Sumber: Dokumen Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
Limbah yang dihasilkan digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: 1) Limbah Domestik Limbah domestik terdiri atas 2, yaitu: a) Sampah Organik Sampah organik digunakan sebagai bahan baku menjadi pupuk kompos. b) Sampah Anorganik Sampah anorganik dilakukan pemilihan sampah yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan kembali.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
2) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Yaitu, limbah yang dihasilkan dari kegiatan
workshop,
maintenance alat berat dan truk maupun peralatan operasional berupa: a) Limbah cair, seperti oli bekas dan solar bekas b) Limbah padat, seperti filter bekas, aki bekas, hose bekas, grease bekas, kain maju bekas, dan sludge. Limbah B3 selanjutnya dipisahkan berdasarkan jenisnya kemudian dikumpulkan ke dalam TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) B3. Untuk limbah B3 yang dihasilkan kemudian diserahkan kepada pihak ketiga yang telah memiliki izin resmi dari Kementrian Lingkungan Hidup, yaitu PT. Maju Asri Jaya Utama, PT. Putra Daerah Mandiri Jaya dan CV. Limbah Bina Sejahtera. e.
Penanganan Debu dan Kebisingan Pengelolaan debu akibat kegiatan tambang dilakukan di sepanjang jalan angkut batubara (coal hauling) dan di dalam tambang (pit) dengan melakukan penyiraman secara rutin sesuai dengan intensitas curah hujan. Untuk penanganan penyiraman area jalan tambang menggunakan water truck yang dimiliki kontraktor. Penanganan kebisingan dilakukan dengan pemasangan rambu pada area rawan kebisingan, seperti pada area Coal Processing Plant (CPP) dan genset serta penyediaan fasilitas ear plug dan ear muff.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Selain itu, juga dengan penanaman pohon pada area Coal Processing Plant (CPP) guna penghalang debu serta meredam kebisingan. f. Penanganan Erosi Untuk mengurangi laju erosi dilakukan dengan cara 3 cara, yaitu: 1) Penanaman pada area lereng dengan jenis rumput-rumputan, cover crop, dan tanaman lain yang dapat menghambat laju erosi. 2) Pembentukan desain lokasi pembuanagn (disposal area), yang meliputi ketinggian jenjang, kemiringan lereng, kemiringan bidang datar. 3) Fasilitas drainase yang dipusatkan menuju parit air yang bermuara ke sediment pond. g. Reklamasi dan Revegetasi Reklamasi dan revegetasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam menjaga kelestarian lingkungan pertambangan, diantaranya
melindungi
lahan
langsung
dari
air
hujan,
memperlambat aliran permukaan, menjaga kemampuan tanah dalam penyerapan air, dan mengikat partikel tanah tetap pada tempatnya. 1) Reklamasi Reklamasi dilakukan secara bertahap dengan menempatkan batuan penutup pada lahan timbunan, baik di dalam maupun luar tambang. Pada lahan timbunan batuan penutup tersebut dilapisi dengan lapisan tanah penutup (top soil). Teknik reklamasi lahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
ini disesuaikan dengan sistem penambangan terbuka yang menggunakan metode gali isi (back filling method). 2) Revegetasi Revegetasi dilakukan di area siap tanam, yaitu area yang sudah direklamasi, recounturing, dan sudah diberi lapisan tanah penutup (top soil) sehingga kondisi tanah sudah siap untuk ditanami. Untuk menyediakan ketersediaan bibit pohon yang siap tanam, Departemen Safety, Health, and Environment (SHE) melakukan serangkaian kegiatan, yaitu mulai dari penyediaan benih, persemaian, hingga kegiatan penyediaan bibit siap tanam. Jenis pohon yang ditanam secara garis besar digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu tanaman poineer, kehutanan, dan tanaman buah. Jenis dari setiap tipe tanaman tersebut di tempatkan di rumah pembibitan (nursery) yang dibedakan menjadi tanaman yang berumur kurang dari tiga bulan dan lebih dari tiga bulan. Tanaman yang siap tanam adalah tanaman yang berumur lebih dari tiga bulan. Selain kegiatan penanaman, kegiatan perawatan juga dilakukan sebagai
upaya
menciptakan
lingkungan
kondusif
agar
pertumbuhan tanaman optimal. Kegiatan perawatan yang dilakukan antara lain penyulaman kembali tanaman yang mati, pemupukan, penyemprotan, dan penyiangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
2. Pemantauan Lingkungan Pemantauan
lingkungan
merupakan
upaya
pencegahan,
pengendalian dan penanggulangan dampak lingkungan yang dihasilkan dan juga meningkatkan dampak penting positif yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha. Dengan pemantauan lingkungan dapat mengetahui efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan dalam meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Pemantauan lingkungan meliputi: a. Pamantauan Kualitas Air Limpasan, Air Buangan Tambang dan Sungai Pemantauan analisa kualitas air daerah pertambangan PT. Pesona Khatulisriwa Nusantara dilakukan oleh lembaga yang terakreditasi yaitu
Balai
Riset
dan
Standarisasi
Industri
Samarinda
(BARISTAND). Kualitas air dilakukan setiap satu bulan sekali untuk limbah cair dan tiga bulan sekali untuk kualitas badan air/sungai. b. Pemantauan Biota Perairan Pemantauan biota air dilakukan untuk mengetahui dampak yang terjadi pada badan air penerima (sungai) sebagai akibat pembuangan limbah kegiatan penambangan batubara. c. Pemantauan Kualitas Tanah Pemantauan terhadap kualitas tanah diperlukan untuk mengukur tingkat kesuburan tanah, yang berhubungan erat dengan tingkat pertumbuhan tanaman. Pengujian analisa tanah PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara dilakukan setiap satu tahun sekali dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
dengan menggunakan jasa Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman, Samarinda. d. Pemantauan Stabilitas Lereng dan Erosi Pemantauan terhadap kestabilan lereng maupun peningkatan erosi tanah pada lahan terbuka dilakukan setiap tahun dan dipantau secara rutin selama kegiatan penambangan berlangsung. e. Pemantauan Kualitas Udara Secara umum, pemantauan kualitas udara dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Pemantauan Udara Ambien Pengukuran kualitas udara dilakukan setiap tiga bulan sekali dengan menggunakan jasa Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Samarinda (BARISTAND). 2) Pemantauan Emisi Gas Buang Pemantauan emisi gas buang dilakukan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara secara umum dilakukan pada emsi sumber bergerak dan tidak bergerak. Pemantauan tersebut dilakukan setiap enam bulan sekali dengan menggunakan jasa Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Samarinda (BARISTAND). 3) Pemantauan Iklim Mikro Pemantauan iklim mikro termasuk pada pemantauan udara yang dilakukan terhadap suhu dan kelembapan di setiap pit penambangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
dengan periode sekali dalam satu tahun. Pemantauan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan terhadap parameter iklim mikro tersebut. f. Pemantauan Flora dan Fauna Pemantauan keberadaan flora dilakukan terhadap dampak penting dari kegiatan reklamasi seperti peningkatan mutu lingkungan dan perubahan tipe vegetasi, kelimpahan dan keanekaragaman jenis. Pemantauan terhadap flora dengan membuat petak ukur tertentu sesuai dengan tingkat pertumbuhan tanaman. Pemantauan terhadap jenis fauna dilakuakn terhadap perubahan keberadaan jenis dan penurunan frekuensi penemuan jenis. Metode yang dilakukan dengan cara metode pengamatan (observasi) dan identifikasi melalui jejak kaki, suara, sangkar, kotoran ataupun dengan penemuan langsung di lapangan serta pemantauan dengan mengambil beberapa data, seperti jenis, jumlah, dan wawancara kepada masyarakat sekitar. Pemantauan flora dan fauna dilakukan setahun sekali. Pemantauan secara rutin tetap dilakukan selama kegiatan operasi penambangan berlangsung. g. Pemantauan Bentang Alam Untuk memantau aktivitas penimbunan dan pemantauan bentang alam dilakukan pengukuran dengan alat survey untuk mengetahui kesesuaian antara rencana yang telah dibuat dengan realisasinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Pemantauan bentang alam dan daerah timbunan dilakukan untuk memastikan pembentukan slope di areal penimbunan tanah penutup/ areal timbunan soil sesuai dengan desain, dan siap untuk ditanami. h. Pemantauan Sosial Dengan adanya pemantauan sosial ini, maka dapat menilai pelaksanaan program dan manfaat kontribusi perusahaan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, mengetahui persepsi masyarakat dan mengetahui efektivitas pelaksanaan program yang dilaksanakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Untuk menjawab rumusan masalah pertama,
yaitu
“bagaimana
pengakuan biaya yang timbul dari aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?” pembahasannya adalah sebagai berikut: A. Mendeskripsikan pengakuan biaya lingkungan menurut
PT. Pesona
Khatulistiwa Nusantara. Penulis mendeskripsikan biaya lingkungan yang terdapat pada perusahaan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ke dalam dua kelompok, yaitu biaya lingkungan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara yang dikelompokkan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ke dalam biaya lingkungan (diakui sebagai biaya Safety, Health, and Environment) dan biaya lingkungan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara yang tidak dikelompokkan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ke dalam biaya lingkungan. Biaya lingkungan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara yang dikelompokkan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ke dalam biaya lingkungan (diakui sebagai biaya Safety, Health, and Environment) adalah: 1. Biaya Pengelolaan Lingkungan Biaya pengelolaan lingkungan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Biaya pengelolaan lingkungan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara meliputi:
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
a. Biaya pembongkaran fasilitas tambang Merupakan
biaya
yang
dikeluarkan
oleh
perusahaan
untuk
pembongkaran fasilitas yang ada di area tambang ketika batubara sudah habis (mine out). b. Biaya penataan lahan Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menata kembali lahan bekas tambang. c. Biaya penghijauan atau revegetasi Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk keperluan penghijauan lahan atau revegetasi. Biaya penghijauan atau revegetasi terdiri atas: 1) Biaya tenaga kerja 2) Biaya persemaian Biaya persemaian meliputi biaya pemakaian bibit, alat kerja dan material. 3) Biaya penanaman Biaya penanaman meliputi biaya pemakaian bibit dan pemakaian pupuk kompos. 4) Biaya pemeliharaan Biaya pemeliharaan meliputi biaya pemakaian pupuk dan penaganan hama serta penyakit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
d. Biaya pengelolaan kualitas lingkungan Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengelola lingkungan yang terkena dampak dari aktivitas pertambangan perusahaan, meliputi: 1) Kualitas air Biaya kualitas air meliputi biaya pengerukan settling pond. 2) Kualitas udara Biaya kualitas udara meliputi pengoperasian water truck. 3) Kualitas tanah 4) Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang Biaya pencegahan dan penaggulangan air asam tambang meliputi biaya pemakaian kapur dan tawas. 5) Keanekaragaman hayati Baiya keanekaragaman hayati meliputi pembelian benih ikan, pakan, dan peralatan serta perlengkapan yang dibutuhkan. e. Biaya pekerjaan sipil, seperti pembuatan dam/kolam pengendap dan maintenance kolam pengendap. f. Biaya pengolahan limbah B3 dan sampah Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Biaya ini meliputi biaya pengolahan limbah B3, ijin TPS B3 dan IPAL, pengadaan peralatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
g. Biaya lainnya (disesuaikan dengan kegiatan pengelolaan lingkungan yang ada) 2. Biaya Pemantauan Lingkungan Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka upaya pencegahan, pengendalian dan penanggulangan dampak lingkungan yang dihasilkan dan juga meningkatkan dampak penting positif yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha. Biaya pemantauan lingkungan meliputi: a. Biaya pengadaan peralatan pantau Meliputi biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengadaan alat pantau. b. Biaya pengambilan sampel/contoh Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka poengambilan sampel atau contoh untuk dilakukan uji laboratorium (uang transport). c. Analisa laboratorium Biaya analisa laboratorium meliputi biaya laboratorium untuk melakukan uji lingkungan yang diambil sampelnya yang terdiri atas air limbah, air sungai, air sungai plankton/benthos, udara ambient, emisi sumber bergerak dan tidak bergerak, tanah serta air minum. d. Pelaksanaan pemantauan (upah tenaga kerja) Biaya pelaksanaan pemantauan merupakan biaya yang dibayarkan perushaan untuk orang yang melakukan pengambilan sampel uji laboratorium. e. Biaya lainnya (flora, fauna, tanah, plankton dan bentos, sosek)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
3. Konsultan lingkungan dan pelatihan Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyewa jasa konsultan lingkungan maupun pelatihan yang berkaitan dengan bidang lingkungan untuk para tenaga kerja. 4. Peringatan hari bumi, hari lingkungan hidup, dan hari pertambangan dan energi Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka kampanye lingkungan. 5. Konsultan/pembuatan dokumen Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka perijinan dalam bidang lingkungan maupun pembuatan dokumen seperti AMDAL. Biaya lingkungan di
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara yang tidak
dikelompokkan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ke dalam biaya lingkungan adalah: 1.
Overburden removal Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membersihkan area yang akan ditambang, menggali, dan memindahkan tanah di area tambang. Biaya ini dihitung berdasarkan banyaknya jumlah tanah yang digali (satuan BCM).
2.
Coal getting Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menggali batubara. Biaya ini dihitung berdasarkan banyaknya jumlah batubara yang digali
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
(satuan Ton). 3.
Coal hauling Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memindahkan batubara yang telah digali di area pit ke Coal Processing Plant (CPP Area).
4.
General mining Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berkaitan dengan penambangan.
5.
Rehandling coal Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memindahkan batubara dari Run of Mine (ROM) ke crusher.
6.
Trimming coal Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk merapihkan batubara di Stock Pile.
7.
Feeding coal Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memasukkan batubara ke tunnel sebelum dialirkan ke Barge Loading Conveyor (BLC).
8.
Feul Genzet Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka pemakaian bahan bakar genset untuk menghidupkan crusher.
9.
General CPP Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berkaitan dengan Coal Processing Plant (CPP)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
10. Road maintenanace Merupakan
biaya
yang
dikeluarkan
perusahaan
dalam
rangka
pemeliharaan jalan tambang. 11. Environmental Protection Reclamation Merupakan biaya yang diakui oleh perusahaan dalam rangka penutupan area tambang ketika izin pertambangan telah selesai. 12. Eksplorasi
Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka eksplorasi tambang. B. Mengidentifikasi informasi aliran fisik dan sumber daya yang dimiliki oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. Informasi aliran fisik yang terdapat pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) seperti pada Tabel 5.1 Tabel 5.1 Informasi Aliran Fisik PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Informasi Aliran Fisik Sumber Daya yang Satuan Pengukuran Digunakan yang Digunakan Bahan Mentah Batubara Ton Bahan Pembantu Tidak ada* Bahan Pembungkus Tidak ada* Barang Dagangan Tidak ada* Bahan Operasi Solar Liter Air Tidak ada* Energi Masuk Bhn Operasi Sumber: Diolah
*Tidak ada: tidak terdapat aliran fisik dalam proses penambangan. Sumber daya yang digunakan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara untuk kegiatan penambangannya seperti pada Tabel 5.2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Tabel 5.2 Penggunaan Sumber Daya dan Energi oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) No Tahapan Sumber Daya Satuan Dampak Penambangan dan Energi Pengukuran yang Digunakan 1 Land Clearing Bulldozer Unit Kualitas udara, Kebisingan, Erosi Chainsaw Unit dan sedimentasi, Excavator Unit Kesuburan tanah, Solar Liter Kualitas air, Flora, Fauna, Biota perairan 2
Soil Removal
Excavator Hauler Solar Top Soil
Unit Unit Liter BCM
Kualitas udara, Erosi dan sedimentasi, Air limpasan, Kesuburan tanah, Bentang alam, Terganggunya biota perairan
3
Overburden Removal
Excavator Hauler Articulated Dump Truck Solar Overburden
Unit Unit Unit
Kualitas udara, Erosi dan sedimentasi, Kesuburan tanah, Bentang alam, Air asam tambang, Terganggunya biota perairan
Excavator Hauler Solar Excavator Solar
Unit Unit Liter Unit Liter
Kualitas udara dan Air asam tambang
Dump Truck Solar
Unit Liter
Kualitas udara dan Kebisingan
4
Coal Cleaning
5
Coal Getting
6
Hauling
Liter BCM
Kualitas udara, Bentang alam, Kualitas air dan Air asam tambang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Tabel 5.2 Penggunaan Sumber Daya dan Energi oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) (Lanjutan) No Tahapan Sumber Daya Satuan Dampak Penambangan dan Energi Pengukuran yang Digunakan 7 Crushing Batubara Ton Kualitas udara, Kebisingan dan Air Jembatan Unit limpasan Timbang Primary Unit Crusher Secondary Unit Crusher Feeder Unit Stacking Unit Conveyor Motor c/w Unit Gearbox Genset Unit Solar Liter 8 Barge Loading Barge Loading Unit Kualitas udara dan Conveyor Kebisingan Feeder Unit Motor c/w Unit Gearbox Genset Unit Solar Liter 9 Barging Tongkang Unit Kualitas udara dan kualitas air Solar Liter 10 Aktivitas Perlengkapan Limbah B3 Perbengkelan sparepart alat berat dan produksi Sumber: Diolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
C. Mengidentifikasi biaya lingkungan ke dalam kelompok biaya lingkungan menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC, 2005). Identifikasi biaya lingkungan ke dalam kelompok biaya lingkungan menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) yang dilakukan oleh penulis seperti pada Tabel 5.3 Tabel 5.3 Komponen Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) No Komponen Sub Komponen Komponen Biaya 1.
2.
3.
Biaya Bahan Produk
Biaya Bahan NonProduk Output
Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi
Bahan Mentah dan Bahan Pembantu
a. b. c. d. e. f. g.
Bahan Pembungkus
Tidak ada
Air dan Energi
Feul Genzet
Bahan Mentah dan Bahan Pembantu Bahan Pembungkus
Overburden Removal
Bahan Operasi
Tidak ada
Air dan Energi
Tidak ada
Biaya Pemrosesan
Depresiasi peralatan conveyor, barging, dan genset
Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah
Tidak ada
a. b. c. d. e.
Bahan Operasi
Coal Getting Coal Hauling General Mining Rehandling Coal Trimming Coal Feeding Coal General CPP
a. b. c.
Depresiasi Peralatan Persemaian Depresiasi Jaring Ikan Keanekaragaman Hayati Depresiasi Peralatan Pengelolaan Kualitas Lingkungan Depresiasi Peralatan Limbah B3 Depresiasi Peralatan Pengelolaan Limbah B3 dan Sampah Perlengkapan Persemaian Pengolahan Limbah B3 Perlengkapan Pengolahan Limbah B3 dan Sampah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Tabel 5.3 Komponen Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) (Lanjutan) No Komponen Sub Komponen Komponen Biaya Air dan Energi
a.
b.
Tenaga Internal
a. b. c.
Tenaga Kerja pada Penghijauan Pekerjaan Sipil Infrastruktur Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
Jasa Eksternal
a.
Konsultan/Pembuatan Dokumen 1) UKL dan UPL 2) Revisi Dokumen AMDAL 3) Dokumen FS
Biaya-Biaya, Perijinan dan Pajak
a.
Konsultan?Pembuatan Dokumen 1) Izin Genset 2) Izin IPK 3) Izin Pembayaran DR dan PSDH Ijin TPS B3 Pengelolaan Limbah B3 dan IPAL PPN Alat Absorbent dan Oil Bom
b. c. Asuransi Pemulihan dan Kompensasi
4.
Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya
Pengelolaan Kualitas Lingkungan 1) Kualitas Air (Tawas) 2) Kualitas Udara 3) Penanganan AAT (Kapur) 4) Keanekaragaman Hayati a) Benih Ikan b) Pakan Ikan 5) Perawatan IPAL (Pengerukan Settling Pond) Perlengkapan Pengelolaan Kualitas Lingkungan
Tidak ada a. b. c.
Pembongkaran Fasilitas Lahan Reklamasi Penghijauan 1) Persemaian Bibit a) Tanaman Pionir b) Tanaman Kehutanan c) Tanaman Buah-Buahan d) Tanaman Pertanian 2) Penanaman a) Bibit b) Pupuk 3) Perawatan Tanaman a) Pupuk b) Penanganan Hama dan Penyakit
Depresiasi Peralatan
Depresiasi Peralatan Pantau
Tenaga Internal
Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
Jasa Eksternal
a.
b.
Pelaksanaan Pemantauan 1) Air Sungai 2) Air Sungai Planton/Benthos 3) Udara Ambient 4) Emisi Sumber Tidak Bergerak 5) Tanah 6) Satwa Road Maintenance
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Tabel 5.3 Komponen Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) (Lanjutan) No Komponen Sub Komponen Komponen Biaya Biaya Lainnya
5.
Biaya Penelitian dan Pengembangan
a. b. c. d.
Depresiasi Peralatan
Tidak ada
Tenaga Internal
Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
Jasa Eksternal
a.
b. Biaya Lainnya 6.
Biaya Tak Berwujud
Perlengkapan Pantau PPN Alat pH Meter, Elektroda, Soil pH Meter Pelatihan Lingkungan Peringatan Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup serta Hari Pertambangan dan Energi
Pemantauan Lingkungan 1) Analisa Laboratorium a) Air Limbah b) Air Sungai c) Air Sungai Planton/Benthos d) Udara Ambient e) Emisi Sumber Tidak Bergerak f) Emisi Sumber Bergerak g) Tanah h) Air Minum 2) Pengambilan Sampel a) Air Limbah b) Air Sungai c) Udara Ambient d) Emisi Sumber Tidak Bergerak e) Tanah f) Air Minum\ Eksplorasi
Tidak ada Environmental Protection Reclamation
Sumber: Diolah
D. Mengukur dan menentukan besarnya biaya-biaya lingkungan yang telah teridentifikasi. PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menggunakan mata uang US Dollar (US $) dalam pembayaran kepada kontraktor dan laporan keuangan perusahaan. Penulis mengkonversikan biaya-biaya tersebut ke dalam satuan mata uang Rupiah (Rp). Besarnya nilai kurs Rupiah (Rp) terhadap US Dollar (US $)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
yang digunakan adalah berdasarkan data Forex dan Fuel Price dari catatan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, yaitu: Jumlah kurs Rupiah terhadap US Dollar Januari hingga Desember 2013 12 Perhitungan rata-rata kurs Rupiah terhadap US Dollar disajikan pada Lampiran Tabel 5.4 di halaman 124. Dari hasil perhitungan tersebut, maka nilai yang digunakan adalah Rp10.364,67 untuk Forex, Rp10.446,75 untuk Fuel Price Site KMO, dan Rp10.997,25 untuk Fuel Price Site SMO. Pengukuran biaya lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara disajikan dalam Tabel 5.5 Tabel 5.5 Pengukuran Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) No Komponen Sub Komponen Biaya Jumlah (Rp) Komponen 1.
2.
3.
Biaya Bahan Produk Output
Biaya Bahan NonProduk Output
Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi
Bahan Mentah dan Bahan Pembantu
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Coal Getting Coal Hauling General Mining Rehandling Coal Trimming Coal Feeding Coal General CPP
Bahan Pembungkus
Tidak ada
Air dan Energi
Feul Genzet
Bahan Mentah dan Bahan Pembantu Bahan Pembungkus
Overburden Removal
Bahan Operasi
Tidak ada
Air dan Energi
Tidak ada
Biaya Pemrosesan
Depresiasi peralatan conveyor, barging, dan genset
Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah
1.
31.963.673.416,00 79.082.357.465,00 3.246.991.160,00 5.434.551.833,00 3.639.603.286,00 8.454.103.700,00 680.410.373,00
5.681.170.783,00 296.928.699.273,00
Tidak ada
2. 3.
4. 5.
Depresiasi Peralatan Persemaian Depresiasi Jaring Ikan Keanekaragaman Hayati Depresiasi Peralatan Pengelolaan Kualitas Lingkungan Depresiasi Peralatan Limbah B3 Depresiasi Peralatan Pengelolaan Limbah B3
27.449.389.342,67
17.476.583,00 0 3.500.000,00
1.028.167,00 10.495.225,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Tabel 5.5 Pengukuran Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) (Lanjutan) No Komponen Sub Komponen Biaya Jumlah (Rp) Komponen Bahan Operasi
1. 2. 3.
Perlengkapan Persemaian Pengolahan Limbah B3 Perlengkapan Pengolahan Limbah B3 dan Sampah
Air dan Energi
a.
Pengelolaan Kualitas Lingkungan a. Kualitas Air (Tawas) b. Kualitas Udara c. Kualitas Tanah d. Penanganan AAT (Kapur) e. Keanekaragaman Hayati 1) Benih Ikan 2) Pakan Ikan f. Perawatan IPAL (Pengerukan Settling Pond) Perlengkapan Pengelolaan Kualitas Lingkungan
b.
Tenaga Internal
1. 2. 3.
Jasa Eksternal
Biaya-Biaya, Perijinan dan Pajak
a.
1.
2. 3.
Tenaga Kerja pada Penghijauan Pekerjaan Sipil Infrastruktur Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE Konsultan/Pembuatan Dokumen 1. UKL dan UPL 2. Revisi Dokumen AMDAL 3. Dokumen FS Konsultan?Pembuatan Dokumen a. Izin Genset b. Izin IPK c. Izin Pembayaran DR dan PSDH Ijin TPS B3 Pengelolaan Limbah B3 dan IPAL PPN Alat Absorbent dan Oil Bom
Asuransi
Tidak ada
Pemulihan dan Kompensasi
1. 2. 3.
Pembongkaran Fasilitas Lahan Reklamasi Penghijauan a. Persemaian Bibit 1) Tanaman Pionir 2) Tanaman Kehutanan 3) Tanaman BuahBuahan 4) Tanaman Pertanian b. Penanaman 1. Bibit
49.110.500,00 117.000.000,00 274.055.000,00
213.907.250,00 4.540.051.530,00 0 164.808.800,00
13.000.000,00 15.930.000,00 950.900.286,00
195.000,00
HR 580.851.000,00 1.392.573.663,00
0 450.000.000,00 350.000.000,00
0 0 214.954.360,00 7.894.590,00 8.875.000,00
0 Tidak teridentifikasi
5.240.000,00 33.657.000,00 118.972.500,00 840.000,00 69.674.000,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Tabel 5.5 Pengukuran Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) (Lanjutan) No Komponen Sub Komponen Biaya Jumlah (Rp) Komponen c.
4.
Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya
Depresiasi Peralatan
Depresiasi Peralatan Pantau
Tenaga Internal
Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
Jasa Eksternal
1.
2. Biaya Lainnya
1. 2. 3. 4.
5.
Biaya Penelitian dan Pengembangan
2. Pupuk Perawatan Tanaman 1) Pupuk 2) Penanganan Hama dan Penyakit
Pelaksanaan Pemantauan a. Air Sungai b. Air Sungai Planton/Benthos c. Udara Ambient d. Emisi Sumber Tidak Bergerak e. Tanah f. Satwa Road Maintenance Perlengkapan Pantau PPN Alat pH Meter, Elektroda, Soil pH Meter Pelatihan Lingkungan Peringatan Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup serta Hari Pertambangan dan Energi
Depresiasi Peralatan
Tidak ada
Tenaga Internal
Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
Jasa Eksternal
1.
2.
Pemantauan Lingkungan a. Analisa Laboratorium 1) Air Limbah 2) Air Sungai 3) Air Sungai Planton/Benthos 4) Udara Ambient 5) Emisi Sumber Tidak Bergerak 6) Emisi Sumber Bergerak 7) Tanah 8) Air Minum b. Pengambilan Sampel 1) Air Limbah 2) Air Sungai 3) Udara Ambient 4) Emisi Sumber Tidak Bergerak 5) Tanah 6) Air Minum Eksplorasi
228.951.750,00 50.905.000,00 4.585.000,00
18.396.118,00 835.544.197,80
5.250.000,00 5.400.000,00 14.250.000,00 3.500.000,00 600.000,00 0 18.037.331.132,00 12.225.100,00 1.796.200,00 202.940.600,00 141.562.500,00
557.029.465,20
78.256.200,00 91.375.000,00 0 72.765.000,00 24.000.000,00 9.960.000,00 19.585.620,00 42.555.000,00 7.200.000,00 25.992.250,00 9.650.250,00 0 11.703.000,00 515.000,00 6.205.139.369,33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Tabel 5.5 Pengukuran Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) (Lanjutan) No Komponen Sub Komponen Biaya Jumlah (Rp) Komponen 6.
Biaya Tak Berwujud
Environmental Protection Reclamation
TOTAL
52.735.424,00
498.937.640.262,00
Sumber: Diolah
Perhitungan tenaga internal (tenaga kerja Dept. SHE) menggunakan asumsi karena keterbatasan data yang dapat
diakses oleh penulis.
Perhitungannya adalah: = (Total gaji tenaga kerja / Jumlah tenaga kerja tetap) Jumlah tenaga kerja Dept. SHE = (Rp24.994.911.900,00 / 350) 39 = 2.785.147.326,00 Setelah itu, dilakukan pembebanan terhadap masing-masing komponen biaya lingkungan terhadap biaya tenaga internal, yaitu biaya pengendalian limbah dan emisi sebesar Rp1.392.573.663,00 (50%), biaya-biaya pencegahan dan manajemen lingkungan lainnya sebesar Rp835.544.197,80 (30%), serta biaya penelitian dan pengembangan sebesar Rp557.029.465,20 (20%). Pembebanan ini berdasarkan hasil observasi di lokasi perusahaan. Total biaya lingkungan yang teridentifikasi oleh penulis adalah sebesar Rp498.937.640.262,00. Namun angka ini belum sepenuhnya mencerminkan total biaya lingkungan yang terdapat di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara periode 2013. Hal ini dikarenakan keterbatasan data yang dapat diakses.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, yaitu “bagaimana penyajian dan pengungkapan biaya lingkungan dalam laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa?” adalah sebagai berikut: A. Mengidentifikasi laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. Berdasarkan hasil identifikasi dari laporan laba rugi komprehensif periode 2013 PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, dapat diketahui bahwa perusahaan telah mengakui adanya biaya lingkungan, tetapi biaya lingkungan digolongkan menjadi satu dengan biaya operasi perusahaan. Hal ini mengakibatkan biaya lingkungan sesungguhnya sulit untuk diketahui. B. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi biaya lingkungan ke dalam komponen laporan laba rugi komprehensif. Laporan laba rugi komprehensif PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara belum menggambarkan secara jelas biaya lingkungan yang terjadi pada periode tersebut (2013) atau belum sesuai dengan standar yang digunakan dalam penelitian ini. Maka penulis melakukan pengidentifikasian dan pengklasifikasian
biaya
lingkungan
menurut
International
Guidance
Document: Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) yang telah dilakukan perhitungan (pengukuran) oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
C. Menyajikan komponen biaya lingkungan yang teridentifikasi ke dalam laporan laba rugi komprehensif berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Laporan Laba Rugi ini merupakan simulasi format laporan laba rugi jika PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara akan menerapakan akuntansi lingkungan menurut penggolongan IFAC.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
PT. PESONA KHATULISTIWA NUSANTARA Statements of Comprehensive Income for the Years Ended December 31, 2013 Sales
Rp
1.089.440.260.342,00
Rp
709.958.942.103,67
Gross Profit
Rp
379.481.318.238,33
Other Incomes
Rp
30.552.487.625,33
Selling Expenses
Rp
229.384.552.772,67
General and Administrative Expenses
Rp
49.979.386.580,67
Financing expenses
Rp
23.890.059.162,67
Other Expenses
Rp
34.978.521.596,67
Rp Rp
36.376.689.630,33 4.872.108.495,33
Rp Rp
2.362.615.402,00 2.509.493.093,33
Cost of Goods Sold Material Cost of Product Output Coal Getting Coal Hauling General Mining Rehandling Coal Trimming Coal Feeding Coal Feul Genzet General CPP Material Cost of non Product Output Overburden Removal Depreciation
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp
31.963.673.416,00 79.082.357.465,00 3.246.991.160,00 5.434.551.833,00 3.639.603.286,00 8.454.103.700,00 5.681.170.783,00 680.410.373,00
Royalty Cost of Goods Sold
Prevention and Other Environmental Cost Depreciation of Equipment Internal Personnel External Service Other Cost Research and Development Cost Depreciation of Equipment Operation Material, Water, and Energy Internal Personnel External Service Less Tangible Cost Environmental Protection Reclamation
138.182.862.016,00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
324.378.088.615,67 8.746.838.118,00 22.209.764.574,00 15.923.942.197,33 9.066.844.565,33 77.143.440.368,00
Rp
114.307.161.649,33
296.928.699.273,00 27.449.389.342,67
Safety and Health Salary and Benefit Transportation Repair and Maintenance Others (Site Related Cost)
Environmental Expenses Waste and Emission Control Cost Depreciation of Equipment Operating Materials Water and Energy Internal Personnel External Service Fees, Taxes, and Permits Insurance Remediation and Compensation
Rp
Rp Rp Rp
32.499.975,00 440.165.500,00 5.898.792.866,00
Rp Rp Rp Rp
800.000.000,00 231.723.950,00 512.825.250,00
1.973.424.663
Rp
Rp
9.889.432.204,00
Rp
19.278.795.847,80
Rp
7.155.726.154,53
Rp
52.735.424,00
18.396.118,00 835.544.198 18.066.331.132
Rp
Rp Rp
358.524.400,00
557.029.465
Rp
6.598.696.689,33
Income Before Provision or Tax Expense Provision for Tax Income (Expense) Current Deffered Total Provision for Tax Expense Income for the Year
Rp Rp
3.935.090.805,33 1.572.475.403,33
Other Comprehensive Income
Rp
Total Comprehensive Income for the Year
Rp
2.509.493.093,33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga, yaitu “apakah akuntansi lingkungan dapat diterapkan di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara?” adalah sebagai berikut: A. Membandingkan
pengakuan
komponen
biaya
lingkungan
menurut
International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005) dengan pengakuan komponen biaya lingkungan menurut PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. Perbandingan komponen pengakuan biaya lingkungan antara biaya lingkungan menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC: 2005) dengan pengakuan komponen biaya lingkungan menurut PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara seperti pada Tabel 5.6 Tabel 5.6 Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) dan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Komponen Pengakuan Komponen Pengakuan Keterangan Biaya Lingkungan Biaya Lingkungan menurut menurut PT. Pesona IFAC Khatulistiwa Nusantara BIAYA BAHAN PRODUK OUTPUT Bahan Mentah dan Bahan Pembantu 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Coal Getting Coal Hauling General Mining Rehandling Coal Trimming Coal Feeding Coal General CPP
Tidak ada
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Penambangan
Tidak ada
Tidak ada Bahan Pembungkus dalam operasional perusahaan
Tidak ada
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Penambangan
Bahan Pembungkus Tidak Ada
Air dan Energi Feul Genzet
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Tabel 5.6 Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) dan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (Lanjutan) Komponen Pengakuan Komponen Pengakuan Keterangan Biaya Lingkungan Biaya Lingkungan menurut menurut PT. Pesona IFAC Khatulistiwa Nusantara BIAYA BAHAN NON- PRODUK OUTPUT Bahan Mentah dan Bahan Pembungkus 1. 2. 3. 4.
Land Clearing Soil Removal Overburden Removal Coal Cleaning
Tidak ada
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Penambangan (Biaya Overburden)
Bahan Pembungkus Tidak ada
Tidak ada
Bahan Operasi Tidak ada
Tidak ada
Air dan Energi Tidak ada
Tidak ada
Biaya Pemrosesan Depresiasi peralatan conveyor, barging, dan genset
Tidak ada
BIAYA PENGENDALIAN LIMBAH DAN EMISI Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah 1. Depresiasi Peralatan Persemaian 1. Depresiasi Peralatan 2. Depresiasi Jaring Ikan Persemaian Keanekaragaman Hayati 2. Depresiasi Jaring Ikan 3. Depresiasi Peralatan Keanekaragaman Hayati Pengelolaan Kualitas 3. Depresiasi Peralatan Lingkungan Pengelolaan Kualitas 4. Depresiasi Peralatan Limbah Lingkungan B3 4. Depresiasi Peralatan 5. Depresiasi Peralatan Limbah B3 Pengelolaan Limbah B3 dan 5. Depresiasi Peralatan Sampah Pengelolaan Limbah B3 dan Sampah
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Amortisasi
Perusahaan mengakui aebagai Biaya Lingkungan (Biaya Pengelolaan Lingkungan)
Bahan Operasi 1. 2. 3.
Perlengkapan Persemaian Pengolahan Limbah B3 Perlengkapan Pengolahan Limbah B3 dan Sampah
1. 2. 3.
Perlengkapan Persemaian Pengolahan Limbah B3 Perlengkapan Pengolahan Limbah B3 dan Sampah
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Lingkungan (Biaya Pengelolaan Lingkungan)
1.
Pengelolaan Kualitas Lingkungan a. Kualitas Air (Tawas) b. Kualitas Udara c. Kualitas Tanah
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Lingkungan (Biaya Pengelolaan Lingkungan)
Air dan Energi 1.
Pengelolaan Kualitas Lingkungan a) Kualitas Air (Tawas) b) Kualitas Udara c) Kualitas Tanah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Tabel 5.6 Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) dan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (Lanjutan) Komponen Pengakuan Komponen Pengakuan Keterangan Biaya Lingkungan Biaya Lingkungan menurut menurut PT. Pesona IFAC Khatulistiwa Nusantara
2.
d) Penanganan AAT (Kapur) e) Keanekaragaman Hayati 1) Benih Ikan 2) Pakan Ikan f) Perawatan IPAL (Pengerukan Settling Pond) Perlengkapan Pengelolaan Kualitas Lingkungan
d.
2.
Penanganan AAT (Kapur) e. Keanekaragaman Hayati 1) Benih Ikan 2) Pakan Ikan f. Perawatan IPAL (Pengerukan Settling Pond) Perlengkapan Pengelolaan Kualitas Lingkungan
Tenaga Internal 1. 2. 3.
Tenaga Kerja pada Penghijauan Pekerjaan Sipil Infrastruktur Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
1. 2.
Tenaga Kerja pada Penghijauan Pekerjaan Sipil Infrastruktur
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Lingkungan (Biaya Pengelolaan Lingkungan) Perusahaan tidak mengakui Tenaga Kerja Internal Dept. SHE sebagai Biaya Lingungan, tapi Biaya Gaji
Jasa Eksternal Konsultan/Pembuatan Dokumen 1. UKL dan UPL 2. Revisi Dokumen AMDAL 3. Dokumen FS
Konsultan/Pembuatan Dokumen 1. UKL dan UPL 2. Revisi Dokumen AMDAL 3. Dokumen FS
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Lingkungan (Konsultan/Pembuatan Dokumen)
Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak 1.
2. 3.
Konsultan Pembuatan Dokumen a) Izin Genset b) Izin IPK c) Izin Pembayaran DR dan PSDH Ijin TPS B3 Pengelolaan Limbah B3 dan IPAL PPN Alat Absorbent dan Oil Bom
1.
2. 3.
Konsultan Pembuatan Dokumen a. Izin Genset b. Izin IPK c. Izin Pembayaran DR dan PSDH Ijin TPS B3 Pengelolaan Limbah B3 dan IPAL PPN Alat Absorbent dan Oil Bom
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Lingkungan
Asuransi Tidak ada
Tidak ada
Pemulihan dan Kompensasi 1) 2) 3)
Pembongkaran Fasilitas Lahan Reklamasi Penghijauan a) Persemaian Bibit 1) Tanaman Pionir 2) Tanaman Kehutanan
1. 2. 3.
Pembongkaran Fasilitas Lahan Reklamasi Penghijauan a. Persemaian Bibit 1) Tanaman Pionir 2) Tanaman Kehutanan
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Lingkungan (Biaya Pengelolaan Lingkungan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Tabel 5.6 Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) dan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (Lanjutan) Komponen Pengakuan Komponen Pengakuan Keterangan Biaya Lingkungan Biaya Lingkungan menurut menurut PT. Pesona IFAC Khatulistiwa Nusantara 3) Tanaman BuahBuahan 4) Tanaman Pertanian b) Penanaman 1) Bibit 2) Pupuk c) Perawatan Tanaman 1) Pupuk 2) Penanganan Hama dan Penyakit
b.
c.
3) Tanaman BuahBuahan 4) Tanaman Pertanian Penanaman 1) Bibit 2) Pupuk Perawatan Tanaman 1) Pupuk 2) Penanganan Hama dan Penyakit
BIAYA PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN LAINNYA Depresiasi Peralatan Depresiasi Peralatan Pantau
Depresiasi Peralatan Pantau
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Lingkungan (Biaya Pemantauan Lingkungan)
Tidak ada
Perusahaan tidak mengakui Tenaga Kerja Internal Dept. SHE sebagai Biaya Lingungan, tapi Biaya Gaji
Tenaga Internal Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
Jasa Eksternal 1)
2)
Pelaksanaan Pemantauan a) Air Sungai b) Air Sungai Planton/Benthos c) Udara Ambient d) Emisi Sumber Tidak Bergerak e) Tanah f) Satwa Road Maintenance
1.
Pelaksanaan Pemantauan g) Air Sungai a. Air Sungai Planton/Benthos b. Udara Ambient c. Emisi Sumber Tidak Bergerak d. Tanah e. Satwa
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Lingkungan (Biaya Pemantauan Lingkungan)
Perusahaan tidak mengakui Road Maintenance sebagai Biaya Lingkungan tapi Biaya Penambangan
Biaya Lainnya 1. 2. 3. 4.
Perlengkapan Pantau PPN Alat pH Meter, Elektroda, Soil pH Meter Pelatihan Lingkungan Peringatan Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup serta Hari Pertambangan dan Energi
1. 2. 3. 4.
Perlengkapan Pantau PPN Alat pH Meter, Elektroda, Soil pH Meter Pelatihan Lingkungan Peringatan Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup serta Hari Pertambangan dan Energi
BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Depresiasi Peralatan Tidak ada
Tidak ada
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Lingkungan (Biaya Pemantauan Lingkungan) Perusahaan mengakui sebagai Biaya Lingkungan (Biaya Pelatihan dan Peringatan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Tabel 5.6 Perbandingan Biaya Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC) dan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (Lanjutan) Komponen Pengakuan Komponen Pengakuan Keterangan Biaya Lingkungan Biaya Lingkungan menurut menurut PT. Pesona IFAC Khatulistiwa Nusantara Tenaga Internal Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
Tidak ada
Perusahaan tidak mengakui Tenaga Kerja Internal Dept. SHE sebagai Biaya Lingungan, tapi Biaya Gaji
Jasa Eksternal 1)
2)
Pemantauan Lingkungan a) Analisa Laboratorium 1) Air Limbah 2) Air Sungai 3) Air Sungai Planton/Bentho s 4) Udara Ambient 5) Emisi Sumber Tidak Bergerak 6) Emisi Sumber Bergerak 7) Tanah 8) Air Minum b) Pengambilan Sampel 1) Air Limbah 2) Air Sungai 3) Udara Ambient 4) Emisi Sumber Tidak Bergerak 5) Tanah 6) Air Minum Eksplorasi
1.
Pemantauan Lingkungan a. Analisa Laboratorium 1) Air Limbah 2) Air Sungai 3) Air Sungai Planton/Bent hos 4) Udara Ambient 5) Emisi Sumber Tidak Bergerak 6) Emisi Sumber Bergerak 7) Tanah 8) Air Minum b. Pengambilan Sampel 1) Air Limbah 2) Air Sungai 3) Udara Ambient 4) Emisi Sumber Tidak Bergerak 5) Tanah 6) Air Minum
Perusahaan mengakui sebagai Biaya Lingkungan (Biaya Pemantauan Lingkungan)
Perusahaan tidak mengakui eksplorasi sebagai Biaya Lingkungan
BIAYA TAK BERWUJUD Environmental Protection Reclamation
Sumber: Diolah
Tidak ada
Perusahaan tidak mengakui Environmental Protection Reclamation sebagai Biaya Lingkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
B. Mengevaluasi hasil perbandingan antara pengakuan biaya lingkungan menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) dengan pengakuan biaya lingkungan menurut PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. Dari analisis yang dilakukan oleh penulis, manajemen telah mengakui dan mengukur biaya lingkungan yang ada di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara. Namun, ada beberapa yang kurang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dalam penggolongannya. Seperti akun yang seharusnya digolongkan dalam perlengkapan justru digolongkan ke dalam akun peralatan. Karena prinsip keduanya berbeda, yaitu: 1.
Perlengkapan merupakan barang yang habis pakai, dan langsung diakui sebagai biaya perlengkapan dan mengurangi asset yaitu nominal perlengkapan itu sendiri.
2.
Peralatan merupakan barang yang dipakai dalam jangka waktu relatif lama (lebih dari satu tahun) dan bisa digunakan berulang kali. Perlakuan akuntansinya adalah peralatan disusutkan dan diakui sebagai biaya depresiasi serta asset berkurang melalui akumulasi penyusutan peralatan. Asset berupa peralatan itu sendiri tidak berkurang nominalnya. Biaya Bahan Produk Output dan Biaya Bahan Non-Produk Output
telah disajikan dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan perusahaan, namun penulis tidak dapat mengukur Biaya Bahan Produk Output dan Biaya Bahan Non-Produk Output perusahaan karena perhitungan biayanya dijadikan satu komponen oleh perusahaan, yaitu Overburden. Aktivitas Overburden meliputi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
penggalian, pengangkutan, dan penimbunan dari lapisan tanah penutup (top soil) dan lapisan tanah bawah (overburden). Proses penggalian dan pengangkutan merupakan biaya untuk mendapatkan bahan baku (Biaya Bahan Non-Produk Output), yaitu batubara. Sedangkan aktivitas penimbunan merupakan Biaya Pengendalian Limbah dan Emisi, yaitu back filling (reklamasi). Aktivitas Road Maintenance yang salah satu kegiatannya merupakan bidang lingkungan, yaitu penyiraman jalan tambang dengan menggunakan water truck diakui perusahaan sebagai komponen perhitungan Harga Pokok Penjualan. Namun, jika dikaitkan dengan akuntansi lingkungan menurut International Guidance Document: Environmental Management Accounting (IFAC, 2005) dan kebijakan lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara, penyiraman jalan tambang dengan menggunakan water truck seharusnya digolongkan ke dalam Biaya Pencegahan dan Manajemen Lingkungan Lainnya. Kondisi ini menyebabkan Harga Pokok Perolehan menjadi besar dan laba kotor akan menjadi kecil. Namun hal ini tidak mempengaruhi laba/rugi bersih perusahaan. Nominal yang dapat diidentifikasi oleh peneliti masih jauh dari kondisi aktual biaya lingkungan yang ada di perusahaan. Biaya ini belum meliputi biaya reklamasi, biaya tenaga kerja internal perusahaan yang khusus menangani bidang lingkungan, dan biaya penunjang lainnya yang berkaitan dengan biaya lingkungan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
C. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil observasi di lapangan, wawancara dan analisis yang telah dilakukan oleh penulis. Tabel 5.7 Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan No.
Komponen Biaya Lingkungan
1.
BIAYA BAHAN PRODUK OUTPUT a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary Material) 1) Coal Getting 2) Coal Hauling 3) General Mining 4) Rehandling Coal 5) Trimming Coal 6) Feeding Coal 7) General CPP b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials) c.
2.
X
Kriteria Pengukuran
Penggolongan
X
X
Air (bila air adalah salah satu output produk) Feul Genzet
BIAYA BAHAN NON-PRODUK OUTPUT a. Bahan Mentah dan Bahan Pembantu (Raw and Auxilary Material) Overburden Removal
X
b. Bahan Pembungkus (Packaging Materials)
X
X
X
c.
X
X
X
X
X
X
Bahan Operasi (Operating Materials)
d. Air dan Energi (Water and Energy) e.
3.
Identifikasi
Pemrosesan (Material Processing Cost of NPO) Depresiasi peralatan conveyor, barging, dan genset
BIAYA PENGENDALIAN LIMBAH DAN EMISI a. Depresiasi Peralatan Pengendalian Limbah 1) Depresiasi Peralatan Persemaian 2) Depresiasi Jaring Ikan Keanekaragaman Hayati 3) Depresiasi Peralatan Pengelolaan Kualitas Lingkungan 4) Depresiasi Peralatan Limbah B3 5) Depresiasi Peralatan Pengelolaan Limbah B3 dan Sampah b. Bahan Operasi (Operating Materials) 1) Perlengkapan Persemaian 2) Pengolahan Limbah B3 3) Perlengkapan Pengolahan Limbah B3 dan Sampah c.
Air dan Energi (Water and Energy) 1) Pengelolaan Kualitas Lingkungan a) Kualitas Air (Tawas) b) Kualitas Udara c) Kualitas Tanah d) Penanganan AAT (Kapur) e) Keanekaragaman Hayati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Tabel 5.7 Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan (Lanjutan) No.
Komponen Biaya Lingkungan
Identifikasi
Kriteria Pengukuran
Penggolongan
X
X
f)
2)
Perawatan IPAL (Pengerukan Settling Pond) Perlengkapan Pengelolaan Kualitas Lingkungan
d. Tenaga Internal (Internal Personnel) 1) Tenaga Kerja pada Penghijauan 2) Pekerjaan Sipil Infrastruktur 3) Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE e.
Jasa Eksternal (External Service) Konsultan/Pembuatan Dokumen 1) UKL dan UPL 2) Revisi Dokumen AMDAL 3) Dokumen FS
f.
Biaya-biaya, Perijinan dan Pajak (Fee, Taxes and Permits) 1) Konsultan Pembuatan Dokumen a) Izin Genset b) Izin IPK c) Izin Pembayaran DR dan PSDH 2) Ijin TPS B3 Pengelolaan Limbah B3 dan IPAL 3) PPN Alat Absorbent dan Oil Bom
g.
Asuransi (Insurance)
h. Pemulihan dan Kompensasi (Remediation and Compensation) 1) Pembongkaran Fasilitas Lahan 2) Reklamasi 3) Penghijauan a) Persemaian Bibit b) Penanaman c) Perawatan Tanaman 4.
BIAYA-BIAYA PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN LAINNYA a. Depresiasi Peralatan Depresiasi Peralatan Pantau b. Tenaga Internal (Internal Personnel) Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE c.
Jasa Eksternal (External Service) 1) Pelaksanaan Pemantauan a) Air Sungai b) Air Sungai Planton/Benthos c) Udara Ambient d) Emisi Sumber Tidak Bergerak e) Tanah f) Satwa 2) Road Maintenance
d. Biaya Lainnya 1) Perlengkapan Pantau 2) PPN Alat pH Meter, Elektroda, Soil pH Meter 3) Pelatihan Lingkungan 4) Peringatan Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup serta Hari Pertambangan dan Erg
X
X
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Tabel 5.7 Kriteria Penerapan Akuntansi Lingkungan (Lanjutan) No. 5.
Komponen Biaya Lingkungan
Kriteria Pengukuran
Penggolongan
X
X
X
X
X
X
Identifikasi
BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN a. Depresiasi Peralatan b. Tenaga Internal (Internal Personnel) Tenaga Kerja PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Dept. SHE
6.
e.
Jasa Eksternal (External Service) 1) Pemantauan Lingkungan a) Analisa Laboratorium b) Pengambilan Sampel 2) Eksplorasi
f.
Biaya Lainnya
BIAYA TAK BERWUJUD Environmental Protection Reclamation Sumber: Diolah
Keterangan: X= Tidak dapat dilakukan Berdasarkan hasil observasi di lapangan, wawancara serta analisis yang telah dilakukan oleh penulis, maka PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara dapat menerapkan akuntansi lingkungan dalam pelaporan keuangannya. Karena beberapa petimbangan, yaitu: 1.
PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara telah memiliki manajemen lingkungan formal sehingga akuntansi lingkungan merupakan suatu alat logis untuk mendukung keputusan manajemen.
2. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral
(ESDM)
mewajibkan
kepada
setiap
perusahaan
pertambangan yang beroperasi di wilayah Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI) untuk melaporkan kegiatan pertambangan dan pengelolaan lingkungan setiap tiga bulan sekali sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban
perusahaan.
Melalui
penerapan
akuntansi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
lingkungan, maka akan memudahkan perusahaan untuk membuat laporan pertanggungjawaban tersebut. 3. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh penulis, biaya lingkungan yang dibebankan pada periode 2013 yang dapat teridentifikasi memiliki nilai yang sangtat besar yaitu, mencapai Rp498.640.262,00. Biaya lingkungan ini hampir separuh dari total penjualan batubara perusahaan selama periode 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Biaya
lingkungan
Rp498.937.640.262,00.
yang
teridentifikasi
Namun
angka
oleh ini
penulis
belum
sebesar
sepenuhnya
mencerminkan total biaya lingkungan yang terdapat di PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara periode 2013 karena penulis menggunakan berbagai asumsi dalam perhitungan yang menyangkut biaya lingkungan. 2. PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara telah mengakui adanya biaya lingkungan, namun pada penyajian laporan laba rugi komprehensif masih digabungkan dengan biaya-biaya umum yang lainnya. 3. PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara dapat menerapkan akuntansi lingkungan dalam pelaporan keuangannya. Tentunya hal tersebut akan sangat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan terutama yang berkaitan dengan aktivitas lingkungannya serta bagi pengguna eksternal agar dapat mengetahui sejauh mana aktivitas lingkungan yang dilakukan oleh PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan yang penulis temui saat melakukan penelitian ini adalah: 1.
Penerapan akuntansi lingkungan hanya sebatas pada Laporan Laba Rugi Komprehensif.
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
113
Tidak seluruh data yang diperlukan oleh penulis dapat diakses sehingga penelitian ini dirasa belum maksimal. Seperti nominal gaji karyawan dan sulitnya mengakses laporan keuangan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara karena perusahaan dinilai masih menutup diri mengenai laporan keuangan.
C. Saran Diharapkan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara dapat menerapkan akuntansi lingkungan mulai dari pengidentifikasian, pengakuan, pengukuran, penyajian, serta pengungkapan dalam kaitannya dengan lingkungan secara sukarela. Hal ini bertujuan agar para pengguna laporan keuangan tidak salah dalam mengambil kebijakan serta saat ini semakin dituntutnya konsep pelaporan akuntansi berkelanjutan. Hal ini memberikan manfaat bagi PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ketika menerapkan akuntansi lingkungan, diantaranya: 1.
Dengan menerapkan akuntansi lingkungan, pengguna laporan keuangan terutama pihak eksternal (pemerintah, masyarakat, stakeholders, kreditur) akan mengetahui bahwa PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara telah melaksanakan kegiatan lingkungannya.
2.
Manajemen dapat lebih tepat dalam menetapkan kebijakan khususnya yang berkaitan dengan lingkungan. Karena biaya lingkungan disajikan secara lebih aktual dalam laporan keuangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
114
Dengan menerapkan akuntansi lingkungan, manajemen akan dapat melakukan evaluasi kinerja lingkungan secara lebih tepat dan akurat karena informasi yang terkandung dalam akuntansi lingkungan disajikan lebih lengkap.
4.
Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen telah menyelenggarakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA), yaitu penghargaan yang diberikan kepada perusahaan yang telah menerapkan Sustainability Reporting dengan baik. Dampak dari penghargaan ini akan meningkatkan reputasi PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara jika menerapkan akuntansi lingkungan.
5.
Informasi yang dihasilkan dari penyajian akuntansi lingkungan yang lebih akurat dan menyeluruh untuk mengukur dan melaporkan kinerja lingkungan, yang nantinya dapat meningkatkan citra perusahaan pada stakeholder, pelanggan, masyarakat lokal, karyawan, pemerintah dan penyedia keuangan. Jika PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara menerapkan akuntansi
lingkungan dengan kondisi saat ini, maka penerapan akuntansi lingkungan belum dapat diterapkan secara penuh karena masih ada beberapa akun yang nominalnya dijadikan satu kesatuan, yaitu biaya overburden (land clearing, soil removal, overburden removal, coal cleaning) yang meliputi biaya penggalian dan biaya reklamasi. Apabila PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara ingin menerapkan akuntansi lingkungan, maka perlu adanya pengalokasian biaya antara biaya overburden dan biaya reklamasi. Hal ini bertujuan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
mengetahui biaya aktual untuk aktivitas penggalian overburden dan penimbunan overburden yang merupakan aktivitas pengelolaan lingkungan, yaitu reklamasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Agustia, Dian. 2010. Pelaporan Biaya Lingkungan Sebagai Alat Bantu Bagi Pengambilan Keputusan yang Berkaitan Dengan Pengelolaan Lingkungan. Jurnal Akuntansi: Akrual. Vol.1, No.2, April 2010: 80100. Darwin, Ali. (2007, November). Pentingnya Laporan Keberlanjutan. Akuntan Indonesia, (online). Edisi No.3. Halaman 12-14. www.iaiglobal.or.id/data/referensi/ai_edisi_03.pdf (diakses 28 Agustus 2014). Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba 4. IFAC (2005). International Guidance Document: Environmental Management Accounting, Massachusetts: EMARIC. Ikhsan, Arfan (2008), Akuntansi Lingkungan dan Penerapannya, Jakarta: Graha Ilmu. Ikatan Akuntan Indonesia, 2009 (Revisi). Standar AkuntansiKeuangan, Salemba Empat, Jakarta. Kountur, Ronny (2005). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Area Sekayan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Triwulan 1 Tahun 2014 Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Blok Utara Area Kelubir PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Triwulan 1 Tahun 2013 Li Xiao Mei (2004), “Theory And Practice of Environmental Management Implementation in China”. International Journal of Technology Management and Sustainable Development, no. 5: 87-95. UK: Elseiver Science Ltd. Panggabean, Eko Ronald (2003). Akuntansi Lingkungan dan Penerapannya. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Dampak Lingkungan hidup.
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 Revisi 2013 tentang Penyajian Laporan Keuangan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya Tahun 2014 PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Rencana Kerja dan Anggaran Biaya PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Tahun 2014 Rencana Kerja Tahunan Teknik dan Lingkungan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Tahun 2014 Sadjiarto, Arja, 2011. Pelaporan Aktivitas Lingkungan dan Akuntansi Lingkungan. Surabaya: Universitas Kristen Petra. Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Lingkungan dan Tripple Bottom Line Accounting: Paradigma Baru Akuntansi Bernilai Tambah. Jurnal Bumi Lestari, (online). Vol.10, No.1, Februari 2010: 105 - 112. http://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/download/112/95 (diakses 28 Agustus 2014). Soeratmo (1993). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sulistiyowati, Firma (1999). Pelaporan Akuntansi Lingkungan: Perlakuan, Pengukuran dan Penyajian Biaya Lingkungan dalam Laporan Keuangan Perusahaan, Widya Dharma, no. 2, Tahun IX: 99-113., Togyakarta: Universitas Sanata Dharma The Ministry of Environment, J. (2005). Environmental Accounting Guidelines UNCTAD (2000). Accounting and Financial Reporting For Environmental Cost And Liabilities: Workshop Manual, London: ACCA. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Weygant, J Jerry., Donald Kiesso and Paul Kimmel. (2005). Accounting Principles. John Wiley & Sons, Inc.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Widayaka, Yosef (2011). Kemungkinan Penerapan Akuntansi Lingkungan Sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Perusahaan Terhadap Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Yadiati, Wiwin. Dan Wahyudi. Ilham (2006). Pengantar Akuntansi, Jakarta: Kencana.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN Gambar 4.1 Peta Lokasi PKP2B PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120
Gambar 4.2 Peta Situasi Tambang PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121
Tabel 4.2 Data Perusahaan Jasa/Kontraktor Perusahaan Penunjang Inti No
Perusahaan
Jenis Usaha Jasa
Kegiatan
IUJP/SKT Tanggal Kontrak Berakhir ü Pengangkutran, pemuatan, dan pemindahan batuan penutup SIUJP Nomor: 545/371/DPE-III/2011 7 September 2011 September 2014 ü Pengupasan lapisan (stripping) batuan penutup SIUJP Nomor: 1015.K/30/DJB/2011 dan 8 ü Pemuatan dan pemindahan batuan penutup SKT Nomor (OB) dengan 3158/30/DJB/2011 September 2011 September 2014 Nomor
1
PT. Satria Bahana Sarana
2
PT. Harita Panca Utama tambang
ü Pengangkutan, pemuatan, dan pemindahan batuan penutup ü Pemuatan dan pemindahan atau pengangkutan mineral/batubara ü Pelaksanaan bidang konstruksi pertambangan sub bidang tambang terbuka dan jalan
3
ü Pelaksanaan pengupasan lapisan (stripping) batuan penutup menggunakan truck ü Pelaksanaan pemberian dan pembongkaran batuan penutup tanpa peledak ü Pelaksanaan muatan dan pemindahan mineral dan batubara ü Pelaksanaan pengangkutan dwngan menggunakan truck, dilingkungan proyek pertambangan mineral dan batubara PT. Nusa Raya Cipta ü Pengangkutan batubara (Truck)
ü Pengangkutan, sub bidang menggunakan truck
4 5 6
PT. Energi Samudra Logistics PT. Global Trans Energy Internasional CV. Givamaraga
ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang) ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang) ü Jasa pembongkaran eksplorasi
ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang) ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang) ü Jasa pembongkaran eksplorasi
SIUJP Nomor: 932.K/30/DJB/2012 9 November 2012 November 2017
Masa Kontrak Tanggal
Lokal
7
5 Tahun
8
5 Tahun
9
5 Tahun
0
Tenaga Kerja (orang) Nasional Asing
79
57
Perusahaan Penunjang Non Inti No
Perusahaan
Jenis Usaha Jasa
Kegiatan
IUJP/SKT Tanggal Kontrak Berakhir SIUJP Nomor: 545/361/DPE-III/2011 29 April 2011 2014 SIUJP Nomor: 932.K/30/DJB/2012 9 November 2012 November 2017 Nomor
1
PT. Benteng Mas Perkasa
ü Penyewaan rental atau alat berat
ü Rental penyewaan alat berat
2
PT. Nusa Raya Cipta
ü Konstruksi pertambangan dan sewa alat berat
ü Pengupasan lapisan (stripping) batuan penutup ü Pemuatan dan pemindahan batuan penutup (OB) dengan
3
PT. Karya Budi Mandiri
ü Rental kendaraan ringan dan alat berat
ü Pengangkutan, sub bidang menggunakan truck
4 5 6
PT. Kayan Jaya Bulungan CV. Tumbu Surya PT. Geoservices
ü Rental alat ü Pemasok BBM Industri ü Laboratorium
ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang) ü Jasa pengangkutan batubara (tongkang) ü Melaksanakan analisa kualitas batubara
7 8
Baristand Samarinda PT. Blasoesam
Laboratorium Jasa
Analisa pemantauan lingkungan Jasa keamanan security
Masa Kontrak Tanggal
Lokal
29 April
3 Tahun
9
5 Tahun
3 Tahun
menggunakan truck
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Koperasi Bina Kayan Mandiri Koperasi Bulungan Jaya PPLH Unmul PT. Sucofindo PT. AKR Corporindo PT. Kalimantan Prima CV. Aulia Jaya CV. Taska CV. Jelarai Raya CV. Evermay KSU Astra CV. Sumi Zahra CV. Exculav rama
Catering Jasa Jasa Jasa Pemasok BBM industri Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat Jasa catering Jasa Housekeeping Jasa layanan kesehatan
Penyedia makanan Jasa laundry Analisa kualitas tanah Analisa kualitas Pemasok BBM Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat Jasa penyewa alat Jasa catering Jasa Housekeeping Jasa layanan kesehatan
SKT Nomor: 541.23/103/PU-Distamb/2010 2012 2015
9 Januari
9 Januari
SKT no: 590/30/DJB/2011 2011
17 Februari
17 Februari
2014
SKT no: 3428/30/DJB/2012 2012
10 Oktober
10 Oktober
2015
SKT Nomor: 545/593/DPF 2013
19 Juli
19 Juli
2015
2 Tahun
18
Tenaga Kerja (orang) Nasional Asing 27
0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Tabel 4.3 DAFTAR PERALATAN PENAMBANGAN YANG DIMILIKI PERUSAHAAN DAN KONTRAKTOR No Lokasi Kontraktor 1 Blok Utara Area Kelubir PT. Satria Bahana Sarana
Jenis Peralatan Alat Gali dan Muat Excavator Alat Angkut Articulated Dump Truck Dump Truck Alat Penunjang Lainnya Bulldozer Motor Grader Compactor Water Truck Fuel Truck
PT. Harita Panca Utama
Alat Gali dan Muat Excavator
Alat Angkut Dump Truck
Alat Penunjang Lainnya Bulldozer
Motor Grader Compactor Water Truck Fuel Truck
CV. Benteng Mas Perkasa
Alat Gali dan Muat Excavator
Alat Angkut Dump Truck Alat Penunjang Lainnya Bulldozer Wheel Loader Water Truck Motor Grader Compactor 2 Blok Selatan Area Sekayan PT. Harita Panca Utama
Alat Gali dan Muat Excavator
Alat Angkut Articulated Dump Truc Rigid Dump Truck Dump Truck Alat Penunjang Lainnya Bulldozer
Motor Grader Compactor Water Truck Lube Truck Fuel truck PT. Nusa Raya Cipta
Alat Gali dan Muat Excavator
Alat Angkut Dump Truck PT. Karya Bumi Mandiri
PT. Limantara
PT. Kayan Jaya Bulungan
CV. Aulia Jaya
Alat Gali dan Muat Excavator Alat Penunjang Lainnya Compactor Motor Grader Wheel Loader Dump Truck Water Truck
Alat Penunjang Compactor Motor Grader Alat Gali dan Muat Excavator Alat Penunjang Lainnya Compactor Alat Gali dan Muat
Tipe
Kapasitas
Jumlah Unit
Hyundai R-500 Hitachi Zaxis 870
207 BCM/jam 273 BCM/jam
2 1
Volvo A40E Renault Kerax 380
17 BCM 8 BCM
5 6
Komatsu D85ESS Komatsu GD705A Komatsu GD511A Volvo IR SD100 Hino FM 260 JD Hino FM 260 JD
2 1 1 2 1 1
PC 800 SL 500 Dosan SL 225
375 BCM/jam 338 BCM/jam
Terex 50 ADT A40F Mercy4843
21 BCM 17 BCM 30 Ton
Komatsu D85ESS-2 Komatsu D65P-2 Komatsu D155 Komatsu GD705A-4 Sakai SV 515 D Hino FM 320 TI Mercy 4380 Hino FM 260 JD
Caterpilar CAT 320 D Komatsu PC 300 Komatsu PC 200
2 2 3 8 3 15 4 1 1 2 2 1 2 1
76 BCM/jam 156 BCM/jam 74 BCM/jam
2 2 2
Nissan PK125 Hino 235ti JK
1 1
Komatsu D65P Komatsu WA 380 Nissan PK 125 Nissan CWM 260 Komatsu GD 511 A Bomag BW 211 D-40
1 1 2 1 2 2
Dosan SL 500 Dosan SL 225 PC 800 PC 1250
209 BCM/jam
Volvo A40E HD 465 Mercy
17 BCM 21 BCM 30 Ton
Komatsu D85ESS Caterpilar D65 Komatsu D155 Komatsu GD705A Sakai 102 Mercy ACTROSS 4043AK Hino FM 260 JD Mercy Mercy ACTROSS 4043AK
238 BCM/jam 217 BCM/jam
Dosan SL 500 Dosan SL 340 Dosan SL 225
209 BCM/jam 140 BCM/jam
Hino 700 Series
30 Ton
300 BCM/jam 450 BCM/jam
7 5 1 4 15 23 4
10 4 rencana 2014 1 3 1 1 1 2 rencana 2014 2
3 1 2 22
Komatsu PC 200
1
Bomag BW 211 D-40 Komatsu GD705A Komatsu WA 500 Hino FM 260 JD Hino FM 517 HS Hino Cap: 20 KL
1 1 1 2 1 1
Bomag BW 211 D-40 Komatsu GD511
1 1
Caterpilar CAT 320 D
2
Bomag BW 211 D-40
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Tabel 4.4 PERALATAN PENGOLAHAN DAN FASILITAS LOADING (PENGAPALAN) YANG DIMILIKI PERUSAHAAN DAN KONTRAKTOR
No
Wilayah
1 Area Kelubir
Jenis Peralatan
Tipe
Kapasitas
Jumlah Unit
Primary Crusher
500 tph
1
Secondary Crusher
500 tph
1
Feeder
500 tph
1
Stacking Conveyor
500 tph
1
Peralatan Pengolahan
Motor c/w gearbox
Motor elektrim 3 ph, 380 v, 22 KW
2
Motor elektrim 3 ph, 380 v, 30 KW
2
Motor Bonfiglioli 3 ph, 380 v, 30 KW
1
Fasilitas Loading Barge Loading Conveyor
850 tph
Feeder Motor c/w gearbox
2 Area Sekayan
1 1
Motor elektrim 3 ph, 380 v, 15 KW
1
Motor elektrim 3 ph, 380 v, 90 KW
1
Peralatan Pengolahan Primary Crusher
500 tph
1
Secondary Crusher
500 tph
1
Feeder
500 tph
1
Stacking Conveyor
500 tph
3
Motor c/w gearbox
Motor ABB 3PH, 380 V, 55 KW
1
Motor SEW 3PH, 380 V, 30 KW
2
Motor ABB 3PH, 380 V, 11 KW
1
Motor SEW 3PH, 380 V, 30 KW
2
Motor Siemen 3PH, 380 V, 18.5 KW
1
Motor Siemen 3PH, 380 V, 55 KW
1
Fasilitas Loading Barge Loading Conveyor
1000 tph
Feeder Motor c/w gearbox
1 1
Motor Siemen 3PH, 380 V, 45 KW
2
Motor Siemen 3PH, 380 V, 110 KW
1
Motor Siemen 3PH, 380 V, 180 KW
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.4 Rata-rata nilai mata uang Rupiah (Rp) terhadap US Dollar (US $) Tahun 2013 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Rata-rata
Forex Rp 9.685,00 Rp 9.700,00 Rp 9.678,00 Rp 9.735,00 Rp 9.730,00 Rp 9.811,00 Rp 9.934,00 Rp 10.288,00 Rp 10.922,00 Rp 11.593,00 Rp 11.354,00 Rp 11.946,00 Rp10.364,67
Fuel Price KMO Rp 9.810,54 Rp 10.039,60 Rp 10.035,68 Rp 9.671,39 Rp 9.124,68 Rp 9.499,01 Rp 9.853,94 Rp 10.380,21 Rp 11.016,81 Rp 11.441,05 Rp 12.056,87 Rp 12.431,26 Rp 10.446,75
SMO Rp 10.676,02 Rp 11.021,87 Rp 10.831,52 Rp 10.455,09 Rp 9.622,28 Rp 9.947,50 Rp 10,310,88 Rp 11.006,59 Rp 11.436,53 Rp 11.961,70 Rp 11.665,95 Rp 12.344,75 Rp10.997,25
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
PLAN NO
KEGIATAN
FEBRUARI 2015 / TANGGAL
DATA YANG DICARI 8
1
Orientasi Lapangan
2
Ambil Data
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1
2
3
4
5
6
7
2
3
4
5
6
7
Identitas Perusahaan Sejarah Perusahaan Lokasi Visi dan Misi Struktur Organisasi Kegiatan Produksi Proses Kegiatan Penambangan di Perusahaan Dampak Kegiatan Penambangan Bagi Lingkungan dan Kebijakan Biaya Lingkungan Laporan Keuangan Perusahaan
3
Olah Data
4
Presentasi AKTUAL
NO
KEGIATAN
FEBRUARI 2015 / TANGGAL
DATA YANG DICARI 8
1
Orientasi Lapangan
2
Ambil Data
Identitas Perusahaan Sejarah Perusahaan Lokasi Visi dan Misi Struktur Organisasi Kegiatan Produksi Proses Kegiatan Penambangan di Perusahaan Dampak Kegiatan Penambangan Bagi Lingkungan dan Kebijakan Biaya Lingkungan Laporan Keuangan Perusahaan
3
Olah Data
4
Presentasi
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1