PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE IKLAN OBAT DI SIARAN RADIO KEDAULATAN RAKYAT YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh: Ardian Pitra Satya Purnama 091224046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE IKLAN OBAT DI SIARAN RADIO KEDAULATAN RAKYAT YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh: Ardian Pitra Satya Purnama 091224046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
. HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa mengatur dan memberi berkat dalam setiap langkah saya Kedua orang tua saya, Ir. Purnama Legawa dan Soemarpeni S.pd Adik tersayang Krisna Aji Nugraha yang selalu mendoakan, memberi kasih sayang tulus,dan mendukung setiap pilihan hidup saya Keluarga Besar Eyang Klimantoro dan Eyang Nursito yang telah membantu segala hal, hingga karya ini dapat terselesaikan dengan baik Kekasih tersayang, Tutut Ardyan Reripelvi yang selalu ada untuk menopang dan mendorongku untuk terus bersemangat menyelesaikan karya ini Teman-teman terbaik di PBSI 2010 dan Keluarga Bermusik Vanio, kalian luar biasa
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill) Tak ada satupun manusia yang terlahir untuk selalu menang, tak ada juga yang tercipta untuk selalu kalah, tetapi setiap manusia akan selalu mendapatkan pembelajaran dan pengalaman untuk menjadi lebih baik lagi.
. Bersyukurlah saat kita dihadapkan pada ketidakpastian, karena di situlah kita bisa mengerti betapa pentingnya bersabar.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Februari 2015 Penulis
Ardian Pitra Satya Purnama
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Ardian Pitra Satya Purnama
Nomor Mahasiswa
: 091224046
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE IKLAN OBAT DI SIARAN RADIO KEDAULATAN RAKYAT YOGYAKARTA Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 16 Februari 2015 Yang menyatakan
(Ardian Pitra Satya Purnama)
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Purnama, Ardian Pitra Satya. 2015 ” Alih Kode dan Campur Kode Iklan Obat di Siaran Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta” Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. Penelitian ini membahas tentang wujud Alih Kode dan Campur Kode dalam berbahasa pada ranah hiburan dan budaya berbahasa di kehidupan seharihari. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan wujud Alih Kode dan Campur Kode, serta mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya Alih Kode dan Campur Kode pada iklan-iklan obat yang terdapat di siaran Radio Kedaulatan Rakyat. Subjek dalam penelitian ini adalah pembuat iklan di Radio Kedaulatan Rakyat. Penelitian Alih Kode dan Campur kode pada iklan-iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian ini berisi paparan Alih Kode dan Campur Kode yang terdapat dalam percakapan-pecakapan di iklan-iklan yang disiarkan pada Radio Kedaulatan Rakyat.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
panduan kuesioner (pancingan) dan wawancara yang ditujukan pada pembuat iklan. Metode pengumpulan data yakni, pertama, metode simak dengan teknik catat dan rekam, dan kedua, metode cakap yang disejajarkan dengan metode wawancara yang dilaksanakan dengan teknik pancing. Dalam analisis data, penelitian ini menggunakan metode kontekstual. Metode kontekstual ini terperinci pada konteks Sosiolinguistik. Sebuah konteks yang memerantikan dimensi-dimensi konteks sosial seperti percakapan sehari-hari dalam masyarakat, penggunaan ragam bahasa baku, serta dialek-dialek kedaerahan yang digunakan sebagai media dalam menginterpretasi data yang telah berhasil diidentifikasi, diklasifikasi dan dianalisis mendalam. Simpulan dari penelitian ini adalah Wujud Alih Kode yang terdiri dari Alih Kode Internal dan Eksternal. Alih Kode Internal terdiri dari Alih Kode Antar Ragam Formal dan Informal, dan Alih Kode antar bahasa yang meliputi Bahasa Jawa, Bahasa Batak, dan Bahasa Betawi, sedangkan wujud Alih Kode Eksternal
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang meliputi Alih Kode Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Wujud Campur Kode yang terdiri Campur Kode ke dalam (inner code-mixing) dan Campur Kode keluar (outer code-mixing) . Campur Kode ke dalam terdiri dari penyisipan kata, frasa, dan istilah, sedangkan Campur Kode keluar terdiri dari penyisipan frasa dan istilah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Radio Kedaulatan Rakyat dan menyumbangkan pengetahuan kepada anak didik tentang keberagaman yang ada pada Bahasa Indonesia. Alih Kode dan Campur Kode yang digunakan
pembuat iklan pada siaran Radio Kedaulatan Rakyat untuk
menarik perhatian pendengar, memberikan wawasan bahasa yang baru, dan memberikan inovasi yang lebih maju dalam penyajian iklan.
Kata kunci: Alih Kode, Campur Kode, Faktor Penyebab, Iklan Obat.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Purnama, Ardian Pitra Satya. 2015. “The Code Switching and Code Mixing on Drug Advertising in Yogyakarta Kedaulatan Rakyat Radio Broadcast” Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.
This research discussed about the existence of code switching and code mixing in entertainment and daily language. It aimed to describe the existence of code switching and code mixing and also the reasons on drug advertising appeared in Kedaulatan Rakyat Radio Broadcast. The subject of this research is the advertiser of Kedaulatan Rakyat Radio. This research was included as descriptive-qualitative research because it contained the explanation of code switching and code mixing found in the conversation of drug advertising brodcasted in Kedaulatan Rakyat Radio. The instrument of this research is questionnaire and interview addressed to advertiser. There are two kinds of data gathering: first, observation method by writing and recording, and second, language method which was placed in parallel with interview method by distributting the questionnaire. In the data analysis, this research conducted contextual method, particularly sociolinguistic context. It is a context to apply social dimension, such as daily conversation in society, the use of formal language, and local dialects which are used as media in interpreting the identified, classified, and anlayzed data. The conclusion of this research is Code Switching consisted of internal and external code-switching. Internal code-switching contained formal and informal code-switching and code switching of Javanese, Bataknese, and Betawinese, whereas external code-switching contained English and Arabic code switching. Code mixing consisted of inner code-mixing and outer code-mixing. Inner code-mixing contained inserting words, phrases, and terms, whereas outer code-mixing contained inserting phrases and terms. This research was expected to be able to contribute suggestion to Kedaulatan Rakyat Radio and deliver the knowledge to the students about the
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
variety of Bahasa. The existence of code switching and code mixing in the advertising appeared in Kedaulatan Rakyat Radio was to catch listeners’ attention, give the knowledge about new language, and give advance innovation in presenting the advertisement.
Keywords: code switching, code mixing, reason and drug advertising.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberi berkat dan kasih, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Alih Kode dan Campur Kode Pada Iklan Obat Dalam Siaran Radio Kedaulatan Rakyat”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan banyak dukungan, pendampingan, saran, dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah membantu dan mendukung penulis. 4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar, bijaksana dan penuh
perhatian dalam
membimbing, mengarahkan,
memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. sebagai dosen pembimbing yang dengan bijaksana, sabar,
dan
penuh
ketelitian
membimbing, mengarahkan,
memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh dosen prodi PBSI yang dengan penuh dedikasi mendidik, mengarahkan, membimbing, membagi ilmu pengetahuan, memberikan dukungan, dan bantuan kepada penulis dari awal perkuliahan sampai selesai.
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. R. Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Prodi PBSI yang dengan sabar memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam menyelesaikan berbagai urusan administrasi. 8. Direktur Penanggung Jawab, Jajaran Staff dan Karyawan Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. 9. Teman terspesial Tutut Ardyan Reripelvi yang selalu ada untuk memotivasi dan meneguhkan hati serta pikiran dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabat yang selalu mendukung Fitri Apri, Deni Pradita, Yolesa Rosando, Andre, Dwi Kristanto, Krisantus R., Advent, Trino, Putu, Devy Lio Erlinda, Natalia Sulistyanti, Septi Sulistyorini, Caecilia Asri, Etik Safilah, Ade Supianto, Yuni Lundiarti, Mateus Ananda, Vanio Praba, Devy Pusawati, Desti Jumaryani, dan semua sahabat PBSI angkatan 2010, yang berdinamika bersama selama menjalani perkuliahan di PBSI. 11. Sahabat Vanio Band, Andika Rahmat, Gilang Rizky, Alvin Yudha, Safri Wahyudi, Dhaim Husien, Rizky Baguss, Farizan Iftikar, Fajar Angga P. dan semua teman-teman terbaik yang ada di hati. 12. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak sekali kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan memberikan inspirasi bagi penelitian selanjutnya.
Yogyakarta, 16 Februari 2015 Penulis
Ardian Pitra Satya Purnama
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………….
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………..
iv
HALAMAN MOTTO ……………………………………………………..
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………….. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................................
vii
ABSTRAK …………………………………………………………………
viii
ABSTRACT………………………………………………………………....
x
KATA PENGANTAR .................................................................................
xii
DAFTAR ISI ................................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………......
1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..... 5 1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………......
5
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………...
6
1.5 Ruang Lingkup ........................................................................................
6
1.6 Batasan Istilah .......................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………….......
9
2.1 Penelitian yang Relevan ………………………………………………... 9 2.2 Kajian Teori .............................................................................................
11
2.2.1 Kajian Sosiolinguistik ..................................................................... 11 2.2.2 Masyarakat Tutur ............................................................................ 13 2.2.3 Kedwibahasaan ...............................................................................
14
2.2.4 Variasi Bahasa.................................................................................
15
2.2.5 Pengertian Kode .............................................................................. 22 2.2.6 Alih Kode ….....…………………………………………………... 24
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.7 Campur Kode …………………………………………………….. 29 2.2.8 Interferensi.....................................................................................
31
2.2.9
Iklan .............................................................................................
33
2.2.10 Ragam Bahasa Iklan .....................................................................
36
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………...
41
3.1 Pendekatan Penelitian ..............................................................................
41
3.2 Data dan Sumber Data .............................................................................
42
3.3 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 43 3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................
45
3.5 Teknik Analisis Data ...............................................................................
46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
47
4.1 Deskripsi Data .......................................................................................... 47 4.2 Analisis Data............................................................................................. 48 4.2.1 Alih Kode Internal ...........................................................................
49
A. Alih Kode Internal Antarragam......................................................
49
a) Ragam Formal – Ragam Informal...............................................
49
b) Ragam Informal – Ragam Formal...............................................
50
B. Alih Kode Intenal Antarbahasa....................................................... 52 a) Bahasa Indonesia – Bahasa Jawa................................................
52
b) Bahasa Indonesia – Bahasa Batak..............................................
53
c) Bahasa Indonesia – Bahasa Betawi............................................. 54 4.2.2 Alih Kode Eksternal ........................................................................
55
A. Alih Kode Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris.............................
56
B. Alih Kode Bahasa Indonesia ke Bahasa Arab................................
57
4.2.3 Campur Kode ke Dalam (Inner Code-Mixing)...............................
59
A. Penyisipan Kata..............................................................................
59
B. Penyisipan Frasa.............................................................................
61
C. Penyisipan Istilah............................................................................
62
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.4 Campur Kode Keluar (Outer Code-Mixing)..................................
64
A. Penyisipan Frasa.............................................................................
64
B. Penyisipan Istilah............................................................................
65
4.3 Pembahasan .............................................................................................
67
4.3.1 Wujud Alih Kode Internal ...............................................................
67
A. Alih Kode Antarragam..................................................................
67
a) Ragam Formal B.I. – Ragam Informal B.I.. ............................
68
1) Beralihnya Suasana Pembicaraan...........................................
68
2) Kedekatan Penutur dengan Mitra Tutur.................................. 69 b) Ragam Informal B.I. – Ragam Formal B.I. .............................
70
1) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu.......................................
71
2) Beralihnya Suasana Pembicaraan...........................................
72
B. Alih Kode Antarbahasa.................................................................. 73 a) Bahasa Indonesia – Bahasa Jawa..............................................
73
1) Menyesuaikan Kode Mitra Tutur............................................ 74 2) Tujuan untuk Menegaskan Sesuatu.......................................
75
b) Bahasa Indonesia – Bahasa Batak............................................. 76 1) Tujuan untuk Menyuruh Mitra Tutur.....................................
76
2) Beralihnya Topik Pembicaraan............................................... 78 c) Bahasa Indonesia – Bahasa Betawi.......................................... 79 1) Kedekatan Penutur dengan Mitra Tutur.................................
79
2) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu................... ...................
81
4.3.2 Wujud Alih Kode Eksternal.............................................................
82
A. Alih Kode Bahasa Indonesia – Bahasa Inggris.............................. 82 a) Sekedar Bergengsi pada Mitra Tutur........................................
83
b) Menyampaikan Kata yang Populer..........................................
84
B. Alih Kode Bahasa Indonesia – Bahasa Arab................................. 85 a) Menyatakan Rasa Bersyukur Kepada Tuhan............................
85
b) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu.........................................
87
4.3.3 Wujud Campur Kode ke Dalam ...................................................
88
A. Berdasarkan Penyisipan Kata........................................................
88
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu.........................................
89
b) Membangkitkan Rasa Humor...................................................
90
B. Berdasarkan Penyisipan Frasa.......................................................
92
a) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu.........................................
92
b) Tujuan untuk Mempertegas Sesuatu........................................
94
C. Berdasarkan Penyisipan Istilah...................................................... 95 a) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu.........................................
96
b) Menyesalkan Suatu Keadaan....................................................
97
4.3.4 Wujud Campur Kode Keluar........................................................... 99 A. Berdasarkan Penyisipan Frasa.......................................................
99
a) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu.........................................
99
b) Sekedar Bergengsi....................................................................
101
B. Berdasarkan Penyisipan Istilah...................................................... 103 a) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu.........................................
103
b) Tujuan untuk Mengikuti Kode Mitra Tutur.............................
105
4.3.5 Faktor Penyebab Terjadinya A. K. – C.K. di KR Radio.................
106
A. Segmentasi Pasar............................................................................
107
B. Ear Cathcer (Penarik Perhatian)...................................................... 108 C. Pembentukan Kata Baru (Jargon)...................................................
110
4.3.6 Faktor Penyebab A.K. – C.K. Temuan Peneliti di Radio................. 111 A. Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu..............................................
112
B. Beralihnya Suasana Topik Pembicaraan........................................ 112 C. Faktor Kedekatan Penutur dengan Mitra Tutur............................
112
D. Tujuan untuk Menegaskan Sesuatu..............................................
113
E. Tujuan untuk Menghormati Kode Mitra Tutur.............................
113
F. Tujuan untuk Menyuruh Mitra Tutur............................................
113
G. Tujuan untuk Sekedar Bergengsi...................................................
113
H. Tujuan untuk Menyampaikan Kata Yang Populer.........................
114
I. Membangkitkan Rasa Humor......................................................... 114 J. Mengungkapkan Perasaan Kesal..................................................... 114 K. Menyatakan Rasa Syukur Kepada Tuhan.......................................
xvii
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
L. Menyatakan Perasaan Tidak Percaya.............................................
115
BAB V PENUTUP .......................................................................................
116
5.1 Simpulan .................................................................................................
116
5.1.1 Wujud Alih Kode ........................................................................ 116 5.1.2 Wujud Campur Kode ..................................................................
117
5.1.3 Faktor Penyebab Terjadinya A.K. dan C.K.................................
118
5.2 Saran ....................................................................................................... 120 5.2.1 Bagi Peneliti………………………………………………......... 120 5.2.2 Bagi Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta……………............
121
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 122 LAMPIRAN .................................................................................................
123
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................
238
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu bagian utama di kehidupan manusia, karena bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi antar sesama manusia. Dari bahasa inilah lahir sebuah kebudayaan, yang mana dari kebudayaan itu menjadikan bahasa lebih beragam dan bervariasi. Fenomena dua bahasa dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Seseorang dapat menjadi dwibahasawan
pada waktu anak-anak dan juga pada waktu
dewasa. Ditinjau dari beberapa aspek, kedwibahasaan dibagi menjadi beberapa jenis, ditinjau dari segi ketersebaran, tingkat kedwibahasaan, cara terjadinya, kemampuan memahami, dan mengungkapkan, bahkan dari segi hubungan ungkapan dengan maknanya. Peristiwa yang terjadi dalam masyarakat multilingual terkait dengan tindak tutur yang terjalin. Fenomena inilah yang menimbulkan adanya Campur Kode dan Alih Kode dalam berbahasa (Chaer, 2010). Tindak tutur merupakan suatu tindakan berkomunikasi dalam menyampaikan suatu informasi oleh penutur kepada mitra tuturnya dengan maksud/tujuan tertentu. Selanjutnya , Austin (1968) membagi dimensi tindak tutur kedalam tiga hal, yaitu tindak tutur lokusi (penyampaian pesan), ilokusi (menyebabkan afeksi dari tuturan), dan perlokusi (lanjutan tindak tutur lokusi, dan ilokusi,perwujudan tindakan). Ketika seseorang yang dwibahasawan berkomunikasi, akan muncul salah satu bahasa dari minimal dua bahasa yang dikuasai oleh seseorang tersebut yang
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
mampu mendominasi komunikasinya. Hal tersebut berkaitan dengan pilihan bahasa yang digunakan untuk berkomunbikasi yang telah diperngaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah lawan bicara, topik pembicaraan, tingkat penguasaan terhadap salah satu dan minimal dua bahasa yang dikuasai untuk berkomunikasi, pilihan kata yang dimaksud merupakan suatu peristiwa sosial dalam suatu masyarakat yang terjadi karena interaksi dalam komunitas. Lebih lanjut, tidak hanya faktor-faktor linguistik yang melahirkan pilihan bahasa dalam berkomunikasi. Akan tetapi, hal tersebut dapat dikarenakan faktor diluar penentuan bahasa erat terkait dengan situasi sosial dalam suatu masyarakat. Faktor tingkat pendidikan, perbedaan usia, status sosial, dan juga karakter yang dimiliki seseorang satu dengan yang lain mempengaruhi
Terlebih dengan
kebudayaan bahasa Indonesia yang beragam, sangat memungkinkan terjadi Campur Kode maupun Alih Kode dalam proses komunikasi di masyarakat. Kedua variasi bahasa ini sangat erat kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Baik dari tuturan langsung di masyarakat maupun dalam media elektronik dan media cetak. Pada media elektronik khususnya radio kita mengenal suatu bentuk komunikasi yang banyak menggunakan variasi Campur Kode dan Alih Kode. Karena setiap siaran acara siaran radio direncanakan, diproduksi dan disajikan kepada pendengar dengan isi pesan yang bersifat informatif, edukatif, persuasif, dan komunikatif (Wahyudi, 1994:7). Beberapa aspek yang disebutkan tersebut disampaikan menggunakan media bahasa. Dengan demikian, bahasa merupakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
unsur yang sangat penting dalam siaran radio karena hanya hanya dengan sarana bahasalah informasi atau pesan dapat tersampaikan kepada pendengar. Dalam kesempatan ini peneliti akan menjadikan iklan obat-obatan yang ada di radio sebagai objek yang akan diteliti dan di analisis. Iklan produk obatobatan yang ada di radio sebagian besar menggunakan campuran bahasa daerah (bahasa jawa, bahasa batak, bahasa betawi) dengan bahasa Indonesia atau bahasa serapan (bahasa Inggris,bahasa Arab,dll) dengan bahasa Indonesia atau sebaliknya. Sebagai contoh, dibawah ini peneliti menyajikan transkrip iklan obat yang ada dalam siaran radio kedaulatan rakyat. Transkrip yang pertama adalah contoh penggunaan Alih Kode, dan yang kedua adalah Campur Kode. Contoh analisis Alih Kode dalam iklan obat. Transkrip data yang diambil dari iklan Fatigon Hydro Obat Suplemen Tubuh Perempuan 1 : “ duh, macet banget bisa ketinggalan pesawat nih?” Perempuan 2 : “ Jalan aja yuk!” Perempuan 1 : “ Eh tar dulu,masak turun disini sih airportnya kan masih di ujung sana, bisa keringetan dong kita kalau jalan kaki, ga mau ah!” Perempuan 2 : “Habis gimana dong daripada telat!” Perempuan 1 : “ Sen,sen liat tuh cowok yang lagi jalan kaki, Choki Sitohang bukan ya?” Perempuan 2 : “ Hah iya bener !” Pi 1 dan Pi 2 : “ Haiii Choky!” Choky : “ Hai girls ke airport juga?” Perempuan 1 : ” Iya, kamu ngapain si jalan kaki nanti keringetan lo,ga takut dehidrasi?” Choky : “ Hahaa, keringat itu kan sehat, soal dehidrasi kan ada Fatigon Hydro, karena keringat itu alami,harus diganti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
dengan yang alami juga.Fatigon terbuat dari air kelapa asli yang cepat menggantikan ion tubuh yang hilang” Pi 1 dan pi 2 : “Iya bener, seger!” Pada transkrip iklan di atas,terjadi Alih Kode dari bahasa Indonesia ke bahasa asing (Inggris). Peralihan Alih Kode semacam ini disebut alih bahasa atau Alih Kode ekstern. Pada pembicaraan diatas terdapat tiga tokoh d alam pembicaraan suatu masalah. Kedua tokoh perempuan mengalami Campur Kode saat mengucapkan bahasa asing(Inggris) yaitu Airport. Kata Airport dalam bahasa Indonesia berarti “Bandara” yaitu tempat pemberhentian Pesawat Terbang, sedangkan pada Choky Sitohang juga mengalami Alih Kode,saat dia menggunakan bahasa asing “Airport” dan “Girls”. Kata “Girls” dalam Bahasa Indonesia berarti Perempuan (jamak). Jika di analisis penggunaan Alih Kode dengan menggunakan kata-kata serapan dalam teks percakapan di atasa adalah didasari beberapa faktor yang memungkinkan jika dikaitkan dengan penjelaan kajian teori diatas yaitu pembicara yang sekedar gengsi pada lawan bicara, dan karena latar belakang penutur yang biasa menggunakan bahasa asing dan Bahasa Indonesia secara bersamaan. Alih Kode dan Campur Kode merupakan wujud kreativitas iklan radio dalam penggunaan bahasa. Ada bermacam-macam bentuk Alih Kode dan Campur Kode dalam siaran radio sesuai dengan fungsi, tujuan, atau kepentingannya masing-masing. Masalah tersebut tentunya akan menarik untuk dibahas lebih dalam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Apa sajakah bentuk Alih Kode yang dipakai dalam iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat? 2. Apa sajakah bentuk Campur Kode yang dipakai dalam iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat? 3. Apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dan Campur Kode dalam iklan obat di siaran Radio Kedaulatan Rakyat?
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disampaikan sebelumnya, tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menerangjelaskan hal-hal berikut : 1. Mendeskripsikan bentuk Alih Kode yang dipakai dalam percakapan yang ada dalam iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. 2. Mendeskripsikan bentuk Campur Kode yang dipakai dalam percakapan yang ada dalam iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. 3. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya Alih Kode dan Campur Kode dalam percakapan yang ada dalam iklan pbat di Radio Kedaulatan Rakyat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Praktis Manfaat secara praktis yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah memberikan masukan kepada pendengar untuk mengetahui proses Alih Kode dan Campur Kode yang terjadi pada iklan di radio.
1.4.2
Manfaat Teoretis Adapun manfaat teoritis yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
memberikan
pemahaman
teori
tentang
kajian
Sosiolinguistik yang terfokus pada peralihan Bahas Pertama yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Kedua yang berkaitan dengan Bahasa Asing,melalui pemahaman Analisis Alih Kode dan Campur Kode.
1.5 Ruang Lingkup Banyak sekali permasalahan yang dapat kita kaji dengan tinjauan sosiolinguistik. Karena ilmu sosilinguistik adalah salah satu ilmu yang sangat dekat sekali dengan kehidupan masyarakat sosial dan variasi bahasa dalam masyarakat itu sendiri. Permasalahan yang akan diteliti hanya berhubungan dengan variasi bahasa dan kedwibahasaan. Variasi bahasa dan kedwibahasaan ini akan dibahasa dan teliti lebih jauh dalam peristiwa Alih Kode dan Campur Kode yang terjadi pada iklan. Adapun iklan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sajian iklan-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
iklan obat yang bersifat komersil yang ada di Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.
1.6 Batasan Istilah Sehubungan dengan judul penelitian ini, agar terdapat persamaan konsep beberapa istilah dan agar permanfaatan tersebut tampak jelas adanya, maka perlu diberikan adanya pembatasan pengertian istilah. Sedangkan istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut : 1.
Bahasa
: Sistem lambang yang bersifat arbitrer ( manasuka) yang dipergunakan oleh masyarakat untuk
bekerjasama,
berinteraksi
dan
mengidentifikasi diri. 2.
Kedwibahasaan : Kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian atau kemampuan seseorang dalam menguasai dua bahasa
3.
Bahasa dan konteks:
Penggunaan bahasa tertentu jika konteks
pula, tidak terdapat kesepakatan yang universal tentang bahasa maka yang paling baik untuk dipakai dalam suatu komunikasi kesemuanya tergantung
pada
konteks
kimunikasi
yang
dilakukan. 4.
Pemilihan bahasa: Gejala dalam aspek kedwibahasaan yang dikarenakan didalam reportoitnya terdapat lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
dari satu bahasa.Kode atau tanda: Berbagai aspek kebahasaan yang meliputi bahasa, dialek, laras tutur dan tindak tutur. 5.
Kode atau tanda: Berbagai aspek kebahasaan yang meliputi bahasa, dialek, laras tutur dan tindak tutur.
6.
Alih Kode
: Peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang lain, dari suatu ragam ke ragam yang lain, atau dari satu bahasa ke bahasa yang lain, yang dilakukan secara
sadar
dan
terstruktur
penggunaan
bahasanya. 7.
Campur Kode :Peristiwa percampuran kode, dimana percampuran bahasa hanya berupa penyisipan-penyisipan yang meliputi kata, frasa, istilah, atau idiom, dan dilakukan
secara
tidak
sadar
dalam
proses
penggunaan oleh penutur yang bersangkutan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh Rinah Kartini, mahasiswa Sanata Dharma angkatan 1994 dalam skripsinya berjudul “Penggunaan Bahasa dalam Novel Lupus”. Dalam penelitiannya itu Rinah Kartini memaparkan penggunaan bahasa dalam novel “Lupus” dengan beberapa aspek, yaitu aspek penggunaan hubungan makna bahasa dalam komunikasi antar remaja dalam novel “Lupus” , wujud Alih Kode dan Campur Kode , dan pemilihan diksi yang berkaitan dengan bahasa remaja. Dari penelitian tersebut ditemukan tiga kesimpulan keseluruhan. Pertama penyimpangan penggunaan bahasa (penggunaan peribahasa, pantun, lagu, puisi, dan makna bahasa) dalam remaja yang disebabkan oleh kesengajaan untuk menunjukan sifat remaja yang bebas dan tidak suka terikat pada aturan. Kedua penciptaan bahasa yang baru berupa penciptaan hubungan klausa, hubungan makna frasa, bentukbentuk persamaan bunyi, penciptaan akronim, dan penciptaan ketidakadaan hubungan.Hal ini dilakukan sebagai wujub penerapan bahwa pola pikir remaja ingin selalu dianggap kreatif dan inovatif tidak terkecuali dalam berbahasa. Ketiga penggunaan Alih Kode dan Campur Kode dalam novel “Lupus” yang banyak diterapkan pada pengucapan dialek betawi ataupun bahasa inggris dalam percakapan antar tokoh dalam novel “Lupus”.
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Penelitian kedua dilakukan oleh Antonina Sulistyanendah Mahasiswa Sanata Dharma angkatan 1995 dalam skripsinya yang berjudul “Humor Dalam Wacana Rubrik “Ana-Ana Wae” Surat Kabar Harian Bernas” membahas tentang kajian sosilinguistik . Penelitian ini menunjukan Campur Kode dan Alih Kode dalam humor biasanya terjadi apabila humor yang terjadi karena percakapan, humor yang terjadi karena pemlesetan kata, dan humor yang tejadi karena pemutar balikan fakta. Penelitian ketiga yang serupa dilakukan Anastasia Filika Mahasiswa Sanata Dharma angkatan 1995 dalam skripsinya yang berjudul “Situasi Diglosia Penutur Bahasa Khek Pernakan di Kuto Panji Belinyu” membahas tentang kajian sosilinguistik tetapi terfokus pada cabang ilmu diglosia,menghasilkan beberapa kesimpulan bahwa peralihan bahasa terjadi apabila adanya etnis partisipan, topik percakapan, kebudayaan yang mengakar dalam suatu masyarakat,dan kepentingan tertentu dalam kegiatan sosial. Masing-masing penelitian di atas mempunyai ciri khusus yang berbedabeda karena ditinjau dari sudut yang berbeda dalam pembahasannya. Tetapi jika dapat ditarik sebuah persamaan, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari ketiga penelitian di atas yaitu, peralihan bahasa terjadi karena adanya percakapan, dan peralihan bahasa terjadi karena adanya kepentingan tertentu dalam suatu masalah di masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
2.2 Kajian Teori 2.2.1 Kajian Sosiolinguistik Bahasa dengan masyarakat adalah sebuah ikatan yang tidak mungkin dapat terpisahkan. Bahasa tidak akan terbentuk tanpa adanya masyarakat, di lain sisi masyarakat membutuhkan bahasa untuk berinteraksi (Bloomfield). Karena bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dipakai untuk berinteraksi. Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu yang mempelajari hubungan antar bahasa. Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Tentang ilmu Sosiologi, menurut Abdul Chaer ilmu ini mengandung pengertian sebagai kajian objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, dan mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Dengan mempelajari lembaga-lembaga sosial dan segala masalah sosial dalam satu masyarakat, akan diketahui cara-cara manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bagaimana mereka bersosialisasi,dan menempatkan diri dalam tempatnya masing-masing di masyarakat. Linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan demikian, dapat dikatakan pengertian sosilinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa di dalam masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Dilihat dari sudut lain, ragam-ragam bahasa ini bukan hanya dapat menunjukan adanya perbedaan sosial dalam masyarakat, tetapi juga memberi indikasi mengenai situasi berbahasa, dan mencerminkan tujuan, topik, kaidah, dan modus-modus penggunaan bahasa. Pakar lain, Charles Morris, dalam bukunya “Sign, Language, dan Behaviour” (1946) yang membicarakan bahasa sebagai sistem lambang, membedakan
adanya tiga macam kajian bahasa berkenaan
dengan fokus perhatian yang diberikan. Jika perhatian difokuskan pada hubungan antar lambang dengan maknanya disebut semantik, jika fokus perhatian diarahkan pada hubungan lambang disebut sintaksis, dan kalau fokus perhatian diarahkan pada hubungan antara lambang dengan para penuturnya disebut pragmatik. Ketiga ini adalah kajian antara lambang dengan penuturnya yang terdapat dalam ilmu sosiolinguistik. Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia. Setiap kegiatan manusia,mulai dari bisnis,beriklan,belajar, dan berkarya tentu tidak akan lepas dari penggunaan bahasa. Sosiolinguistik lazim didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa( Kridalaksana 1978:94) Kajian sosiolinguistik ihwal perkodean ternyata masih langka (Rahardi, 2001:1). Dikatakan rumit karena ihwal kode itu berkaitan erat dengan konteks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
situasi itu sendiri. Konteks situasi atau suasana yang dimaksud mencakup dua hal yaitu seting sosial dan seting kultural (Rahardi, 2001:2). Dalam penggunaannya sosilinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa. Sosiolinguistik menjelaskan bagaimana menggunakan bahasa itu dalam aspek atau segi sosial tertentu, seperti dirumuskan Fishman (1967:15) bahwa yang dipersoalkan dalam sosilinguistik adalah siapa yang berbicara, apa bahasanya, dimana, untuk apa, dan bagaimana akhirnya.
2.2.2 Masyarakat Tutur Masyarakat yang mendiami suatu wilayah dan saling berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan bahasa disebut masyarakat bahasa. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Bloomfield bahwa masyarakat tutur adalah kelompok orang yang berinteraksi dengan perantara bahasa yang sama. Gumperz (1987:43) menjelaskan pengertian bahasa secara lebih luas dari yang dikemukakan Bloomfield. Dia berpendapat bahwa sekelompok manusia terbentuk melalui interaksi bahasa yang teratur dan sering dengan bantuan persediaan tanda-tanda bahasa yang dimiliki bersama yang dipisahkan dari kelompok lain karena perbedaan dalam bahasa. Pengertian Gumperz ini mengimplikasikan bahwa suatu masyarakat bahasa tidak hanya dituntut untuk dapat berbahasa itu sendiri tetapi juga dituntut untuk memiliki kemampuan interaksi. Jadi pengertian masyarakat tutur atau masyarakat bahasa bukan hanya dilihat dari bagaimana masyarakat atau sekelompok orang yang menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
bahasa yang relatif sama, akan tetapi masyarakat yang mempunyai norma yang sama dalam menggunakan bentuk-bentuk bahasanya. Suatu masyarakat tutur dapat menguasai lebih dari satu bahasa. Masing-masing anggota suatu masyarakat tutur harus bisa mengerti satu sama lain ketika berkomunikasi baik dalam satu bahasa yang sama atau dalam variasi bahasa yang berbeda. Untuk mengerti satu sama lain, anggota masyarakat tutur harus mempunyai kemampuan berinteraksi atau berkomunikasi dengan baik. Kemampuan berkomunikasi dalam berbagai ragam bahasa ini disebut dengan verbal reportoire. Semakin banyak ragam bahasa yang dikaji oleh penutur untuk berkomunikasi maka verbal reportoire semakin luas. Verbal reportoire yang dikuasai masyarakat tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan kondisi masyarakat yang heterogen, baik dari penguasaan bahasa selain bahasa yang digunakan dalam masyarakat maupun dari status sosial.
2.2.3 Kedwibahasaan Kedwibahasaan atau dapat disebut juga bilingualisme ialah kebiasaan menggunakan dua bahasa dalam interaksi dengan orang lain. Kesanggupan atau kemampuan seseorang berdwibahasa, yaitu memakai dua bahasa disebut bilingualitas (dari bahasa inggris bilinguality). Jadi orang yang “berdwibahasa” mencakup pengertiaan kebiasaan memakai dua bahasa, atau
kemampuan
memakai dua bahasa. (Chaer dan Agustina, 2010 :85) Jikalau
diperhatikan
hubungan
logika
antara
bilingualisme
dan
bilingualitas, dapat dimengerti bahwa tidak semua yang mempunyai bilingualitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
memraktekakan bilingualisme dalam hidupnya sehari-hari, sebab ini tergantung pada situasi kebahasaan di lingkungannya. Dapat saja orang yang tahu dua bahasa hanya bisa menggunakan satu bahasa selama dia di satu tempat/keadaan (dalam waktu yang pendek atau lama), dan memakai bahasa yang kedua kalau dia berada di tempat atau keadaan yang lain (dalam waktu yang pendek atau lama). Bilingualisme seperti ini dilaksanakan secara berurutan yang dapat berjarak waktu yang lama,umpamanya berjarak atau selang beberapa tahun (Chaer, 2012). Dapat dikatakan seseorang mengerjakan bilingualisme tanpa dia memiliki bilingualitas itu takan berhasil dengan kata lain, seseorang harus mempunyai dahulu bilingualitas sebelum dia dapat mengerjakan bilingualisme. Jika diperhatikan lebih dalam penerapan kedwibahasaan dalam satu masyarakat, dapat kita lihat dua keadaan dua teoritis yang ekstrem . Yang pertama ialah keadaan di mana semua anggota masyarakat itu tahu dua bahasa dan menggunakan kedua bahasa itu setiap hari dalam pekerjaan interaksi sosialnya. Keadaan eksterm kedua, ialah bila ada dua bahasa dalam masyarakat itu, tetapi setiap orang mengerti dan mengetahui hanya satu bahasa saja.
2.2.4 Variasi Bahasa Bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang dipahami sama oleh semua penutur bahasa, tetapi meski berada dalam masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia yang homogen, maka wujud bahasa yang nyata adalah menjadi tidak seragam atau bervariasi. Terjadinya keragaman atau kevariasan bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh penuturnya yang tidak homogen, tetapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
juga karena kegiatan interaksi sosial yang dilakukan setiap manusia berbeda-beda atau beragam. Keragaman ini akan semakin bertambah apabila bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan. Pertama variasi atau ragam bahasa itu dilihat sebagai adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi variasi atau ragam bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Andaikata penutur bahasa itu adalah kelompok yang homogen baik dari etnis, status sosial maupun lapangan pekerjaannya, maka variasi atau keragaman itu tidak akan ada, dalam hal ini bahasa itu menjadi seragam. Pandangan yang kedua variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat iinteraksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Pada intinya variasi atau ragam bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat sosial. Chaer dan Agustin (2004) membagi menjadi empat variasi bahasa dalam masyarakat, yaitu variasi bahasa dari segi penutur, pemakaian,keformalan dan segi sarana. A. Variasi Bahasa dari Segi Penutur Dalam variasi bahasa dari segi penutur mempunyai beberapa macam keragaman di dalamnya, dimana keragaman ini berkaitan langsung dari penuturnya. Setidaknya ada empat variasi dari segi penutur, yaitu idiolek, dialek, kronolek, dan sosiolek.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
a. Idiolek Idiolek
merupakan variasi bahasa yang bersifat perseorangan, karena
setiap orang mempunyai variasi bahasanya masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan “warna” suara, pilihan kata, gaya bahasa, sususnan kalimat, dan sebagainya. Namun, yang paling dominan adalah “warna” suara itu, sehingga jika kita cukup akrab dengan seseorang, dengan mendengar suara bicaranya tanpa meliha orangnya, kita sudah dapat mengenalinya. b. Dialek Variasi bahasa kedua berdasarkan penuturnya adalah dialek, yakni variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah atau area tertentu. Karena dialek ini didasarkan pada wilayah atau area tempat tinggal penutur, maka dialek ini lazim disebut dialek areal, dialek regional, atau dialek geografi. Para penutur dalam suatu dialek, meskipun mereka mempunyai idioleknya masing-masing, memiliki kesamaan ciri yang menandai bahwa mereka berada pada satu dialek, yang berbeda dengan kelompok penutur lain, yang berada dalam dialeknya sendiri dengan ciri lain yang menandai dialeknya juga. Misalnya, bahasa jawa dialek Banyumas memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan ciri yang dimiliki bahasa jawa Pekalongan, dialek Semarang atau juga dialek Surabaya. Para penutur bahasa Jawa dialek Banyumas dapat berkomunikasi dengan baik dengan para penutur bahasa jawa dialek pekalongan, dialek semarang, dialek surabaya, atau juga bahasa jawa dialek lainnya, karena walaupun walaupun dialek mereka berbeda-beda tetapi mereka kesaling mengertia dari bahasa yang sama yaitu Bahasa Jawa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Salah satu bahasa yang memiliki banyak dialek yaitu bahasa jawa. Bahasa Jawa yang digunakan di daerah Banyumas berbeda dengan bahasa Jawa yang digunakan di Yogyakarta. Bahasa Jawa yang digunakan di Banyumas disebut Jawa Dialek Banyumas (Ngapak). Contoh penggunaan bahasa Dialek Banyumas (Ngapak). Peristiwa dilakukan dua orang, dimana tokoh A mengeluh perutnya lapar, dan mengajak B untuk mau menemani makan bersama di tempat makan. A.
B.
: Inyong kencot banget loh, ket mau esuk urung madang, siki wis jam rolas awan. Batiri aku madang yuhlah?! (Saya sudah lapar sekali, daritadi pagi belum makan, sekarang sudah jam dua belas siang. Temani saya makan mari?!) : Ya ayuh, pada bae aq be wes kencot, madang nang Warung Rames Pak Gito bae ya! (Ya mari, sama saja saya juga sudah lapar, makan di Warung Rames Pak Gito saja)
Bahasa Jawa dialek Banyumasan pada contoh diatas ditandai dengan penggunaan kosakata seperti kencot, inyong, batiri,pada dan bae. Berbeda dengan Banyumas, daerah Yogyakarta atau Jawa yang tidak menggunakan bahasa ngapak atau jawa sunda tidak menggunakan (a) pada kosakatanya, tetapi cenderung melafalkan (a) menjadi (o). Contoh diatas akan diubah menjadi dialek Jawa Umum. A.
B.
: Aku wes ngelih banget, ket mau isuk durung madang, saiki wes jam rolas awan, konconi madang yuh!? (Saya sudah lapar sekali, daritadi pagi belum makan, sekarang sudah jam dua belas siang. Temani saya makan mari?!) : Yo ayuh, podo wae aku yo wes ngelih , madang neng Warung Rames Pak Gito wae yo! (Ya mari, sama saja saya juga sudah lapar, makan di Warung Rames Pak Gito saja).
c. Kronolek Kronolek atau dialek temporal yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu. Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
masa tahun tiga puluhan
19
atau lima puluhan yang cenderung menggunakan
penulisan kata dengan hurud “d” dan “j”. Variasi bahasa itu tentunya cenderung kearah perbedaan dari lafal, ejaan, morfologi, maupun sintaksis. d. Sosiolek Sosiolek yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Perbedaan pekerjaan, profesi jabatan, atau tugas para penutur dapat juga menyebabkan adanya variasi sosial. Bahasa yang digunakan sehari-hari para buruh tentunya berbeda bahasa yang digunakan para pejabar negara, perbedaan bahasa itu terjadi karena perbedaan lingkungan tugas mereka dan apa yang mereka kerjakan. Perbedaan variasi bahasa itu tampak pada bidang kosakata yang mereka gunakan. B. Variasi dari Segi Pemakaian Variasi bahasa berkenaan dengan penguasaannya, pemakaiannya, atau fungsi disebut fungsiolek (Nababan 1984), ragam, atau register. Variasi ini condong pada pembicaraan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang
sastra,
jurnalistik,
militer,
pertanian,
pelayaran,
perekonomian,
perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan. Dalam
bidang
sastra,
variasi
bahasa
pemakaiannya
cenderung
diungkapkan secara estetis. Dalam bahasa umum, orang akan mengatakan “Saya sudah tua”, tetapi dalam bahasa sastra Ali Hasjimi, seorang penyair Indonesia, mengatakan dalam bentuk puisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Pagiku hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi Sekarang petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi
Dalam bidang jurnalistik, variasi bahasanya cenderung bersifat sederhana, komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami dengan mudah, komunikatif karena jurnalistik harus menyampaikan berita secara tepat, dan ringkas karena keterbatasan ruang (dalam media cetak), dan keterbatasan waktu (dalam media elektronika). Dalam bahasa Indonesia ragam jurnalistik ini dikenal dengan sering ditanggalkannya awalan me- atau awalan ber- yang di dalam ragam bahasa baku harus digunakan. Umpamanya kalimat, “Gubernur tinjau daerah banjir” (dalam bahasa baku berbunyi, “Gubernur meninjau daerah banjir”). Variasi berdasarkan fungsi ini lazim disebut register. Pengertian dari register ini biasanya berhubungan dengan masalah. Dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa. C. Variasi dari Segi Keformalan Martin Joos (dalam buku Chaer dan Agustina) membagi variasi bahasa dari segi keformalannya menjadi lima macam gaya ragam, yaitu gaya Ragam Beku (frozen), Ragam Resmi (formal),Ragam Usaha (konsultatif), Ragam Santai (casual), dan Ragam Akrab (intimate).. a. Ragam Beku Ragam Beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan dalam situasi-situasi khidmat, dan upacara-upacara resmi, misalnya, dalm upacara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
kenegaraan, khotbah di masjid, tata cara pengambilan sumpah, kitab undangundang, akte notaris, dan surat-surat keputusan.Disebut ragam beku karena pola dan kaidahnya sudah ditetapkan secara mantap, tidak boleh diubah. Dalam bentuk tertulis ragam beku ini kita dapati dalam dokumen-dokumen bersejarah, seperti undang-undang dasar, akte notaris, naskah-naskah, perjanjian jual beli, atau sewa menyewa. b. Ragam Resmi atau Formal Ragam resmi atau formal adalah variasi bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat dinas, ceramah keagamaan, bukubuku pelajaran, dan sebagainya.Pola dan kaidah ragam resmi sudah ditetapkan secara mantap sebagai suatu standar. Ragam resmi itu pada dasarnya sama dengan ragam bahasa baku atau standar yang hanya digunakan dalam situasi resmi.Pembicaraan dalam acara peminangan, pembicaraan dengan seorang dekan di kantornya, atau diskusi dalam ruang kuliah adalah menggunakan ragam resmi ini. c. Ragam Usaha atau Ragam Konsultatif Ragam ini adalah Ragam variasi bahasa yang lazim digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah, dan rapat-rapat atau pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi. Ragam usaha ini adalah ragam bahasa yang paling operasional karena ragam ini berada di antara ragam formal dan informal. d. Ragam Santai atau Ragam Kasual Ragam santai adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
beristirahat, berolah raga,berekreasi, dan sebagainya. Ragam santai ini banyak menggunakan alegro, yakni bentuk kata atau ujaran yang dipendekan. Kosakatanya banyak dipenuhi unsur leksikal dialek dan unsur bahasa daerah. e. Ragam Akrab atau Ragam Intim Pengertian Ragam Akrab hampir mirip dengan ragam santai, tapi variasi bahasa ini biasanya digunakan penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti antaranggota keluarga, atau antar teman yang sudah karib. Ragam ini ditandai dengan penggunaan bahasa yang tidak lengkap, pendek-pendek, dan dengan artikulasi yang seringkali tidak jelas. D. Variasi dari Segi Sarana. Variasi yang terakhir adalah variasi bahsa yang meliputi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan atau ragam tulis, atau juga ragam berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, misalnya menggunakan surat,telepon atau percakapan di internet.
2.2.5 Pengertian Kode Istilah Kode dipakai untuk menyebut salah satu varian di dalam hierarki kebahasaan, sehingga selain kode yang mengacu kepada bahasa (seperti bahasa Inggris, Belanda, Jepang, Indonesia), juga mengacu kepada variasi bahasa, seperti varian regional (Bahasa Jawa dialek Banyuwas, Jogja-Solo, Surabaya), juga varian kelas sosial disebut dialek sosial atau sosiolek (bahasa Jawa halus dan kasar), varian ragam dan gaya dirangkum dalam laras bahasa (gaya sopan, gaya hormat, atau gaya santai), dan varian kegunaan atau Register (Bahasa Pidato,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Bahasa Doa, dan Bahasa Lawak). Kenyataan seperti di atas menunjukkan bahwa hierarki kebahasaan dimulai dari bahasa pada level paling atas disusul dengan kode yang terdiri atas varian, ragam, dan gaya. Seperti yang dikatakan Kunjana Rahardi (2001:98) pada bukunya “Sosiolinguistik Kode dan Alih Kode” pemerian wujud kode mencakup empat hal, yakni kode bahasa, kode tingkat, kode dialek, dan kode ragam. a. Kode yang Berwujud Bahasa Penelitian yang dilakukan Kunjana Rahardi (2001:98) mengatakan bahwa kode yang berwujud bahasa sangat dominan penggunaannya. Kenyataannya bahwa wilayah Kotamadya Yogyakarta terdiri dari anggota masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang dan tempat asal membawa akibat bahasa yang digunakan anggota masyarakat Yogyakarta itu mengalami peristiwa saling kontak antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lainnya. Peristiwa kontak bahasa itu pulalah yang menyebabkan terdapatnya berbagai kode bahasa di wilayah Kotamadya Yogyakarta yang pada gilirannya tampak juga bahasa yang bervariasi b. Kode yang Berwujud Tingkat Tutur Tingkat tutur bahasa dalam suatu daerah biasanya dipengaruhi oleh keadaan bahasa dalam daerah tersebut. Misalnya, dalam bahasa jawa,tingkat tutur yang digunakan berkisar antara tingkat tutur ngoko dan krama. c. Kode yang Berwujud Dialek Kode yang berwujud dialek ini mengandung pengertian yaitu penggunaan bahasa daerah yang dalam bahasa daerah tersebut sudah memiliki pembeda dalam penyampaian bahasa. Misalnya dalam bahasa jawa dapat dibedakan dialek bahasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
jawa standard dan bahasa jawa non-standard (Kunjana 2001:98). Bahasa jawa standard yaitu bahasa yang murni penggunaannya dengan bahasa jawa, sedangkan bahasa jawa non-standard adalah penggunaan bahasa jawa yang beberapa katanya tercampur dengan bahasa yang bukan asli bahasa jawa, contohnya : kan, dong, deh. d. Kode yang Berwujud Ragam Ragam yang dimaksud disini adalah ragam komunikasi. Ragam komunikasi itu sendiri terbagi menjadi dua, yakni ragam komunikasi lengkap (elaborate code) dan ragam komunikasi ringkas (restricted code) . Ragam komunikasi lengkap mengandung arti bentuk tuturan yang utuh tanpa membalikan susunan bentuk tuturan, sedangkan ragam komunikasi ringkas adalah penanggalan bentuk tuturan dan pembalikan susunan bentuk tuturan dalam penyampaian komunikasi.
2.2.6 Alih Kode Alih Kode (code switching) adalah peristiwa peralihan dari satu kode ke kode yang lain. Menurut Abdul Chaer dalam bukunya “Sosiolinguistik”, secara terperinci Alih Kode diartikan sebagai peristiwa peralihan bahasa dari satu ragam ke ragam lain, dari satu bahasa ke bahasa lain yang dilakukan secara sadar dan bersebab. Misalnya penutur menggunakan bahasa Indonesia beralih menggunakan bahasa Jawa. Alih Kode merupakan salah satu aspek ketergantungan bahasa (languagedependency) dalam masyarakat multilingual. Dalam masyarakat multilingual sangat sulit seorang penutur mutlak hanya menggunakan satu bahasa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Dalam Alih Kode masing-masing bahasa masih cenderung mendukung fungsi masing-masing dan dan masing-masing fungsi sesuai dengan konteksnya. Appel (1976) dalam buku Abdul Chaer memberikan batasan Alih Kode sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa karena perubahan situasi. Masih dalam cakupan buku Abdul Chaer, menurut Hymes (1975) Alih Kode merupakan istilah umum untuk menyebut pergantian pemakaian dua bahasa atau lebih, beberapa variasi dari satu bahasa, atau beberapa gaya dari satu ragam. Sedangkan menurut Nababan (1991:32) dalam bukunya “Sosiolinguistik”, konsep Alih Kode ini mencakup juga kejadian di mana kita beralih dari satu ragam fungsioek (umpamanya ragam santai) ke ragam lain (umpamanya ragam formal), atau dari satu dialek ke dialek yang lain, dan sebagainya. Kalau kita menelusuri penyebab terjadinya Alih Kode itu, maka harus kita kembalikan kepada pokok persoalan sosiolinguistik seperti yang dikemukakan Fishman (1976:15), yaitu “siapa berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dan dengan tujuan apa”. Lawan bicara atau lawan tutur dapat menyebabkan terjadinya Alih Kode, misalnya karena si penutur ingin mengimbangi kemampuan berbahasa si lawan tutur itu. Dalam hal ini biasanya kemampuan berbahasa si lawan tutur kurang atau agak kurang karena memang mungkin bukan bahasa pertamanya. Kalau si lawan tutur itu berlatar belakang bahasa yang sama dengan penutur, maka Alih Kode yang terjadi hanya berupa peralihan varian (baik regional maupun sosial), ragam, gaya, atau register. Kalau si lawan tutur berlatar belakang bahasa yang tidak sama dengan si penutur, maka yang terjadi adalah alih bahasa. Umpamanya, Ani,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
pramuniaga sebuah toko cinderamata, kedatangan tamu seorang turis asing ,yang mengajak bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia. Ketika kemudian si turis tampaknya kehabisan kata-kata untuk terus berbicara dalam bahasa Indonesia, maka ani cepat-cepat beralih kode untuk bercakap-cakap dalam bahasa Inggris, sehingga kemudian percakapan menjadi kembali lancar. Kehadiran orang ketiga atau orang lain yang tidak berlatar belakang bahasa yang sama dengan bahasa yang digunakan oleh penutur dan lawan tutur dapat menyebabkan terjadinya Alih Kode. Selain itu, berubahnya topik pembicaraan dapat juga menyebabkan terjadinya Alih Kode. Biasanya peristiwa ini terjadi karena adanya perubahan dari situasi tidak formal ke situasi formal maupun sebaliknya. Beberapa hal ini secara umum dikemukakan sebagai faktor terjadinya Alih Kode, sesungguhnya masih banyak faktor atau variabel lain yang dapat menyebabkan terjadinya peristiwa Alih Kode. Penyebab-penyebab ini biasanya berkaitan dengan verbal repertoire yang terdapat dalam suatu masyarakat tutur serta sebagaimana status sosial yang dikenakan oleh para penutur terhadap bahasa-bahasa atau ragam-ragam bahasa yang terdapat dalam masyarakat tutur itu Dalam masyarakat tutur tertentu, terutama yang mengenai tingkatan sosial bahasa, ada Alih Kode yang terjadi tidak secara drastis, melainkan berjenjang menurut satu kontinum, sedikit demi sedikit, dari yang dekat sampai yang jauh perbedaannya, sehingga Alih Kode itu tidak terasa “mengagetkan”. Dalam masyarakat tutur bahasa jawa, seperti dilaporkan Soewito (1983), lazim terjadi. Umpamanya, kalau dua remaja, putra dan putri, baru pertama kali bertemu dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
berkenalan, mula-mula kedua pihak menggunakan bahasa Jawa krama (inggil). Pihak putra menyapa si putri dengan kata sapaan mbak, meskipun dia sadar bahwa dia lebih tua dari yang disapa (putri). Kemudian setelah berkenalan keduanya bertambah akrab, maka mereka akan beralih kode ke ragam madya, atau sepotong krama sepotong ngoko. Kata sapaan yang digunakan menjadi tidak jelas, biasanya hanya “berkono-konoan” saja. Misalnya, “lha kono priye” (lha disitu kamu bagaimana?). Selanjutnya setelah perkenalan mereka menjadi intim, mereka akan beralih kode lagi dengan menggunakan ragam ngoko. Kini sang putra menyapa dengan sapaan dik dan putri dengan sapaan mas. Kelak bila keduanya jadi bersuami istri, maka terjadi lagi Alih Kode dengan menggunakan ragam ngoko halus. Kata sapaan yang mereka gunakan pun berubah menjadi bu dan pak. Suwito (1985) membagi Alih Kode menjadi dua, yaitu : a. Alih Kode ekstern terjadi apabila alih bahasa, maksudnya terjadi antara bahasa asli dengan bahasa asing,seperti dari bahasa Indonesia beralih ke bahasa Inggris atau sebaliknya b. Alih Kode intern apabila Alih Kode antar bahasa-bahasa daerah dalam satu bahasa nasional, antara dialek-dialek dalam satu bahasa daerah, atau beberapa ragam dan gaya yang terdapat dalam satu dialek. Beberapa faktor yang menyebabkan Alih Kode adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
a) Seorang penutur kadang dengan sengaja beralih kode terhadap mitra tutur karena suatu tujuan. Misalnya mengubah situasi dari resmi menjadi tidak resmi atau sebaliknya. b) Mitra tutur yang latar belakang kebahasaannya sama dengan penutur biasanya beralih kode dalam wujud alih varian dan bila mitra tutur berlatar belakang kebahasaan berbeda cenderung Alih Kode berupa alih bahasa. c) Hadirnya Penutur Ketiga untuk menetralisasi situasi dan menghormati kehadiran mitra tutur ketiga, biasanya penutur dan mitra tutur beralih kode, apalagi bila latar belakang kebahasaan mereka berbeda. d) Pokok Pembicaraan Pokok Pembicaraan atau topik merupakan faktor yang dominan dalam menentukan terjadinya Alih Kode. Pokok pembicaraan yang bersifat formal biasanya diungkapkan dengan ragam baku, dengan gaya netral dan serius dan pokok pembicaraan yang bersifat informal disampaikan dengan bahasa tidak baku, gaya sedikit emosional, dan serba seenaknya. e) Untuk membangkitkan rasa humor biasanya dilakukan dengan alih varian, alih ragam, atau alih gaya bicara. f) Untuk sekadar bergengsi walaupun faktor situasi, lawan bicara, topik, faktor sosio-situasional cenderung tidak komunikatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
2.2.7 Campur Kode Pembicaraan mengenai Alih Kode biasanya diikuti dengan pembicaraan mengenai Campur Kode. Kedua peristiwa itu lazim terjadi dalam masyarakat yang bilingual ini mempunyai kesamaan yang besar, sehingga seringkali sulit dibedakan. Kesamaan yang ada antara Alih Kode dan Campur Kode adalah digunakannya dua bahasa atau lebih atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat tutur. Dalam Alih Kode setiap bahasa atau ragam bahasa yang digunakan itu masih memiliki fungsi otonomi masing-masing, dilakukan den gan sadar dan sengaja dengan sebab-sebab tertentu. Sedangkan di dalam Campur Kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi atau keotonomian sebagai sebuah kode.Seorang penutur misalnya, yang dalam berbahasa Indonesia banyak menyelipkan serpihan-serpihan bahasa daerahnya, bisa dikatakan telah melakukan Campur Kode. Akibatnya, akan muncul satu ragam bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan. Menurut Nababan (1991:32) dalam bukunya “Sosiolingustik”
ciri yang menonjol dalam Campur Kode ialah
kesantaian atau situasi informal dalam percakpan, jarang terdapat Campur Kode dalam percakapan formal. Kalau terdapat Campur Kode dalam keadaan demikian, itu disebabkan karena tidak ada ungkapan yang tepat dalam bahasa yang sedang dipakai itu, sehingga perlu menggunakan bahasa informal/bahasa asing atau partikel bahasa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Campur
Kode
(code-mixing)
terjadi
apabila
seorang
30
penutur
menggunakan suatu bahasa secara dominan mendukung suatu tuturan disisipi dengan unsur bahasa lainnya. Hal ini biasanya berhubungan dengan karakteristk penutur, seperti latar belakang sosial, tingkat pendidikan, dan rasa keagamaan. Biasanya ciri menonjol berupa kesantaian atau situasi informal. Namun bisa terjadi karena keterbatasan bahasa, ungkapan dalam bahasa tersebut tidak ada padanannya, sehingga ada keterpaksaan menggunakan bahasa lain, walaupun hanya mendukung satu fungsi, hal ini yang disebut juga dengan Interfensi. Menurut Nababan (1984:32) Campur Kode dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu : a. pembicara ingin memamerkan keterpelajarannya b. penutur dan mitra tutur sedang dalam kesantaian c. tidak ada ungkapan yang tepat dalam bahasa yang sedang dipakai itu, sehingga perlu memakai kata atau ungkapan dari bahasa asing. Menurut Soewito Campur Kode dibagi menjadi dua sub kategori. Kedua sub kategori tersebut yaitu: a. campur Kode ke dalam (innercode-mixing): Campur Kode yang bersumber dari bahasa asli dengan segala variasinya b. campur Kode ke luar (outer code-mixing): Campur Kode yang berasal dari bahasa asing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Latar belakang terjadinya Campur Kode dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: a. sikap (attitudinal type) latar belakang sikap penutur. b. kebahasaan (linguistik type) latar belakang keterbatasan bahasa, sehingga ada alasan identifikasi peranan, identifikasi ragam, dan keinginan untuk menjelaskan atau menafsirkan. Dengan demikian Campur Kode terjadi karena adanya hubungan timbal balik antarperanan penutur, bentuk bahasa, dan fungsi bahasa. Beberapa hal tersebut menjadikan beberapa wujud Campur Kode (Soewito, 1985:77), yaitu : a. campur Kode berupa penyisipan kata, b. campur Kode berupa penyisipan frasa, c. campur Kode penyisipan klausa, d. campur Kode penyisipan ungkapan atau idiom, dan e. campur
Kode
penyisipan
bentuk
blaster
(gabungan
pembentuk asli dan asing).
2.2.8 Interferensi Interferensi merupakan bagian penting dalam terjadinya proses Campur Kode dan Alih Kode. Karena interferensi merupakan topik dalam sosiolinguistik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
yang terjadi sebagai akibat adanya penggunaan dua bahasa atau lebih dalam masyarakat tutur yang multilingual. Istilah interfensi pertama kali digunakan oleh Weinrich (1953) untuk menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Dalam proses terjadinya variasi bahasa ini, interferensi dibagi menjadi dua yaitu interferensi reseptif, yakni berupa penggunaan bahasa kedua dengan unsur-unsur bahasa pertama, dan interferensi produktif yakni penggunaan bahasa pertama tetapi dengan unsur dan struktur bahasa kedua. Interferensi reseptif dan interferensi produktif yang terdapat dalam tindak laku bahasa penutur bilingual disebut
interferensi perlakuan. Interferensi
perlakuan biasa terjadi pada mereka yang sedang belajar bahasa kedua, karena itu interferensi lazim juga disebut
interferensi belajar
atau interferensi
perkembangan. Weinreich (1953) mengenai teori interferensi melalui bukunya Langue in Contact
mendefinisikan interferensi sebagai perubahan sistem bahasa, baik
mengenai sistem fonologi, morfologi maupun sistem lainnya, atau lazim juga disebut interferensi sistemik. Dilihat dari segi “kemurnian bahasa”, interferensi pada tingkat apapun (fonologi,morfologi, dan sintaksis) merupakan “penyakit” sebab “merusak” bahasa. Jadi, perlu dihindarkan. Menurut Soewito (1983:59) interferensi dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa nusantara berlaku bolak-balik,artinya, unsur bahasa daerah bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
memasuki bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia banyak memasuki bahasabahasa daerah. Tetapi dengan bahasa asing, bahasa Indonesia hanya menjadi penerima dan tidak pernah menjadi pemberi.
2.2.9 Iklan Iklan adalah bentuk publikasi suatu aktifitas,produk atau layanan kepada masyarakat luas melalui media masa dan internet seperti koran , TV, Radio atau website atau lainnya yang bersentuhan langsung dengan publik. Menurut Kotler (2002:658), periklanan didefinisikan sebagai bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Salah satu definisi dan konsep iklan tercantum dalam Ensiklopedi Indonesia, jilid 3 (1982 : 1376) sebagai berikut : “Iklan adalah pesan-pesan yang disampaikan oleh perseorangan, kelompok perusahaan, atau badan-badan pemerintah dalam suatu harian, penerbitan berkala atau bara atau barang cetakan yang diedarkan secara luas atas dasar kontrak pembayaran.” Berdasarkan definisi itu, dapat dikemukakan bahwa iklan adalah sarana promosi bagi perseorangan, pengusaha organisasi, ataupun lembaga pemerintahan untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat menguntungkan. Keuntungan disini tidak selalu dikaitkan dengan materi seperti uang, tetapi juga dikaitkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
dengan keuntungan moral, misalnya promosi yang menyangkut kebudayaan, pendidikan, dan keagamaan. Namun, secara umum iklan lebih sering dikaitkan dengan segi-segi komersilnya. Sebelum iklan dibuat, sebuah perusahaan juga mempertimbangkan bagaimana mengelola manajemen pemasaran. Akan seperti apakah iklan nantinya dan akan bagaimanakan bentuk penyajiannya, semua berkaitan dengan pengelolaan manajemen pemasaran sebelumnya. Setidaknya ada tiga hal penting yang mempengaruhi manajemen pemasaran (Kotler : 2002) : a. pemikiran produk b. penetapan harga c. segmentasi pasar d. metode promosi periklanan Selain sebagai sarana komunikasi, iklan juga merupakan sarana untuk mengembangkan suatu badan usaha atau organisasi. Jadi dalam penerapannya, iklan merupakan bentuk pemakaian bahasa yang digunakan sedemikian rupa sehingga pesan yang dikandungnya dapat diterima atau dicerna oleh kelompok masyarakat atau sasaran iklan. Sampai pada akhirnya, kelompok masyarakat atau sasaran iklan tersebut dapat memeberikan umpan balik yang berupa keuntungan bagi perusahaan yang bersangkutan. Iklan sangat unik karena iklan dapat mencapai tujuan meskipun disampaikan dengan panjang lebar dan terkadang membingungkan. Karena kita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
membayar iklan maka kita dapat memilih media yang sesuai untuk pemasangan atau penayangan iklan, sehingga pesan di dalamnya dapat sampai pada kelompok sasaran yang dituju. Peranan-peranan iklan dalam masyarakat : 1. membangun
dan mengembangkan citra positif bagi suatu perusahaan dan
produk yang dihasilkan, melalui proses sosialisasi yang terencana dan tertata baik. 2. membentuk publik opini yang positif terhadap perusahaan atau produk tersebut. 3. mengembangkan kepercayaan masyarakat terhadap produk konsumsi yang memproduksinya. 4. menjalin komunikasi secara efektif dan efisien dengan masyarakat luas, sehingga dapat terbentuk pemahaman dan pengertian yang sama terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan pada masyarakat oleh perusahaan tersebut. Mengembangkan alih pengetahuan tentang suatu perusahaan yang memungkinkan masyarakat memiliki simpati, empati, dan bahkan dalam kaitanya dengan kegiatan go public merasa ikut memilikinya. Karakteristik daya tarik iklan : 1. bermakna, menunjukkan manfaat yang membuat produk itu lebih diinginkan menarik konsumen 2. dapat dipercaya, konsumen harus percaya bahwa produk atau jasa akan memberikan manfaat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
3. khas, harus menjelaskan mengapa produk itu lebih baik ketimbang merek pesaing. Menurut Tilman dan Kirkpatrick iklan merupakan komunikasi massa yang menawarkan janji kepada konsumen. Melalui pesan yang informatif sekaligus persuasif menjanjikan tentang adanya barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan Menurut Wright iklan merupakan media komunikasi massa. Pembedaan iklan dengan teknik komunikasi pemasaran yang lain adalah komunikasi yang nonpersonal, jadi iklan memakai media dengan menyewa ruang dan waktu. Disamping itu peranan iklan antara lain dirancang untuk memberikan saran pada orang supaya mereka membeli suatu produk tertentu membentuk hasrat memiliknya dengan mengkonsumsinya secara tepat.
2.2.10 Ragam Bahasa Iklan Dalam bahasa iklan di temukan proses membujuk atau mempengaruhi orang untuk memiliki suatu produk atau menikmati suatu layanan dan melakukan tindakan. Dunia iklan banyak di jumpai iklan komersil dari pada iklan sosial maupun iklan layanan masyarakat dan tentunya iklan komesial adalah bertujuan bisnis yang menguntungkan sehingga banyak perusahaan maupun lembaga bisnis yang berlomba-lomba membuat iklan agar bisnisnya di kenal oleh masyarakat luas. Iklan dapat mempengaruhi emosi dan kejiwaan seseorang sehingga banyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
individu terperangkap dalam suatu kondisi dalam iklan sehingga terjadi tindakan yang di ambil individu yang terpengaruh. Untuk merai kepercayaan masyarakat melalui iklan, suatu perusahaan melakukan kajian osial untuk mengetahui minat masyarakat dan media yang tepat untuk menjangkau kelompok masyarakat yang dituju. Cara ini dikombinasikan dengan kreativitas dalam berbahasa dan menghasilkan iklan yang menarik. Kepandaian penutur iklan menggunakan kata (diksi) dan memainkan konotasi ketika menyusun kalimat, sangat mempengaruhi jelas-tidaknya pesan yang disampaikan. Hukum DM (diterangkan dan menerangkan) atau lebih luas adalah “bagian yang dijelaskan” dan “bagian yang menjelaskan” harus diatur dengan cermat letaknya. Dengan menggunakan kalimat yang tersusun sesuai ragam jurnalistik, penutur bisa menuntun pembaca atau pendengar memahami informasi setepat dan seakurat mungkin seperti pesan yang dikehendakinya. Dengan kata lain, seorang penutur dituntut terampil menyampaikan iklan sebagai alat untuk menarik perhatian pembaca terhadap suatu peristiwa yang dia lihat memiliki nilai berita. Di samping itu AS Haris Sumadiria mencatat berdasarkan fungsi bahasa secara umum, bahasa jurnalistik berfungsi sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, alat komunikasi, alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial, serta alat melaksanakan kontrol sosial (Sumadiria, 2006: 8)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Penggunaan bahasa dalam iklan bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar. Dengan demikian, pembuat semenarik mungkin sehingga tujuan atau fungsi persuasif dapat dicapai.sehingga struktur kata dalam iklan harus: 1. menggugah: mencermati kebutuhan konsumen, memberikan solusi, dan memberikan perhatian. 2. informatif: kata-katanya harus jelas, bersahabat, komunikatif. Tidak bertele-tele apalagi sampai mengabaikan durasi penayangan. 3. persuasif: rangkaian kalimatnya membuat konsumen nyaman, senang, tentram, menghibur. 4. bertenaga gerak: komposisi kata-katanya menghargai waktu selama masa penawaran/masa promosi berlangsung. Untuk menyampaikan gagasan pikiran dalam suatu bahasa seorang penulis iklan harus mengetahui aturan-aturan bahasa tersebut, seperti tata bahasa, kaidahkaidahnya, idiom-idiomnya, nuansa atau konotasi sebuah kata, dan sebagainya.
2.3 Kerangka Berpikir Alih Kode dan Campur Kode merupakan salah satu variasi bahasa yang dilakukan pada setiap manusia (Chaer, 2010) Terdapat berbagai macam jenis Alih Kode dan Campur Kode yang muncul dalam iklan obat pada siaran radio Kedaulatan Rakyat. Karena dalam penyiaran radio seorang penyiar harus dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
menyampaikan pesan yang bersifat informatif, edukatif, persuasif, dan komunikatif (Wahyudi, 1994:7). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori tentang Alih Kode dan Campur Kode untuk menganalisis seberapa banyak variasi bahasa terjadi pada iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. Penerapan kerangka berpikir digambarkan melalui mind mapping di halaman selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Sesuai dengan tujuan penulisan, metode yang digunakan dalam kajian ini adalah dengan metode deskriptif kualitatif. Sejalan dengan pemahaman tentang pengertian penelitian deskriptif kualitatif, berikut adalah indikator yang menandai bahwa penelitian tentang Alih Kode dan Campur Kode dalam iklan obat ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. 1. Penelitian ini mengumpulkan data-data iklan obat yang didapat langsung dari Radio Kedaulatan Rakyat, setelah kemudian dikaji mengenai gejala-gejala Alih Kode dan Campur Kode yang ada pada iklan-iklan tersebut sebagai objek penelitian. Hal ini berdasar dari pengertian penelitian deskriptif itu sendiri yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, dimana keadaan gejala tersebut menurut apa adanya dan berdasarkan fakta-fakta
pada saat penelitian dilakukan
(Arikunto,2009:234). 2. Penelitian ini dilakukan untuk memahami,mempelajari, dan mengkaji tentang segala hal yang dilakukan penutur dan mitra tutur dalam beralih dan Campur Kode pada komunikasi yang terdapat pada iklan obat. Hal ini sejalan dengan pengertian penelitian kualitatif
41
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2006:6). 3. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan data yang utuh tentang Alih Kode dan Campur Kode yang didapat dari iklan
Radio
Kedaulatan Rakyat. Melihat beberapa teori tentang penelitian deskriptif kualitatif sebagaimana telah diungkapkan, maka pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini tidak lepas dari teori-teori tersebut. Oleh sebab itulah, tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai suatu pemahaman terhadap suatu iklan dan pemakaian bahasanya,beserta latar belakangnya secara utuh, terutama penggunaan bahasa dalam tindakan komunikasinya.
3.2 Data dan Sumber Data Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembuat iklan obat, sebagai sumber datanya adalah Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Iklan obat ini dikhususkan pada iklan yang bersifat komersil dan bukan suatu iklan yang mengandung pelayanan masyarakat. Sumber penelitian lain yang menunjang penelitian ini adalah berupa buku referensi. Data yang diperoleh bisa berupa fakta maupun keterangan yang dapat digunakan sebagai dasar analisis. Data berguna sebagai bukti akurat tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
adanya suatu hal atau kejadian. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah berupa kutipan-kutipan iklan obat pada Radio Kedaulatan Rakyat.
3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data dikemukakan dengan bentuk pengambilan data primer. Suryabrata (1997) mengemukakan bahwa pengambilan data primer adalah pengambilan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber utamanya, yang mana dalam hal ini adalah iklan-iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat sebagai sumber utama. Agar peneliti dapat melakukan analisis data, terlebih dahulu dipersiapkan instrumen dan juga tahapan pengum pulan datanya. Berikut adalah teknik lanjutan yang dapat dilakukan antara lain antara lain (Sudaryanto :1988) 1. Teknik Rekam Dalam prakteknya, peneliti menentukan alat yang hendak digunakan dalam proses perekaman tersebut, recorder mp3 misalnya. Peneliti dengan seksama mendengarkan iklan-iklan yang ada di Radio Kedaulatan Rakyat, dan menyeleksi mana yang termasuk iklan obat yang mengalami proses Alih Kode maupun Campur Kode, lalu setelah itu peneliti merekam percakapan tersebut dengan Mp3 recorder. Dalam teknik ini, biasanya tidak mengganggu kewajaran proses kegiatan penuturan yang sedang berlangsung, sehingga teknik merekam yang dimaksud pada penelitian ini dilakukan secara- diam-diam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
2. Teknik Catat (Transkrip Data) Dalam prakteknya, peneliti melakukan pencatatan iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat dalam bentuk transkrip, yang selanjutnya dilanjutkan dengan klasifikasi data yang telah diperoleh (dicatat). Dalam hal ini, pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari tiga macam transkrip yang ada, transkrip ortografis, fonemis, ataupun fonetis sesuai dengan objek sasarannya. Tentu dengan transkripsi fonemis melihat objek sasarannya adalah kata, frasa, klausa dan kalimat. Teknik catat dilakuakan untuk melengkapi peristiwa tutur yang tidak bisa diambil alih oleh alat rekam. Teknik catat juga diperuntukan untuk membuat transkrip peristiwa tutur yang terjadi. Hal ini dimaksudkan
untuk
memudahkan
pembaca
untuk
melakukan
konfirmasi data. Hal-hal yang terdapat dalam transkrip peristiwa tutur antara lain, nomor transkrip,tanggal,perekaman,waktu perekaman, peserta tutur, waktu, dan judul iklan. 3. Teknik Wawancara Mengacu pada rumusan masalah ketiga, dalam praktiknya peneliti melakukan wawancara dengan pembuat iklan dalam hal ini penutur dan mitra tutur yang berkomunikasi pada iklan tersebut. Rumusan pertanyaan tercantum pada instrumen penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian Alih Kode dan Campur Kode dalam iklan obat ini ialah panduan wawancara (daftar pertanyaan) yang ditujukan pembuat iklan , dan transkrip data yang berupa iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat, dan bekal teori mengenai Alih Kode dan Campur Kode dalam berbahasa.Teori tersebut akan digunakan untuk menganalisis penggunaan bahasa iklan di Radio Kedaulatan Rakyat. Adapun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada pelaku/pembuat iklan seperti di bawah ini :
Data
Faktor Penyebab Bapak : “ Bu, cepat kau potong- - Tujuan untuk menanyakan potong zahe dan kunyit ntu”(logat sesuatu medan) Ibu
- Membangkitkan rasa humor : “Ana apa to pak?Jahe dan - Tujuan untuk menyuruh lawan
kunyitnya sudah habis,aku jadiin tutur bumbu soto”
- Menunjukan bahasa pertamanya - Lain-lain
Pendapat Triangulator
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
3.5 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa langkah. a. Menentukan objek penelitian, yaitu iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. b. Mengidentifikasi struktur Alih Kode dan Campur Kode yang terjadi pada iklan obat di di Radio Kedaulatan Rakyat. c. Mendeskripsikan setiap makna kata yang terkandung dalam iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. d. Mewawancarai narasumber (tokoh dalam iklan) untuk mengetahui faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dan Campur Kode. e. Mengidentifikasi hasil wawancara dengan narasumber. f. Menyajikan data dalam bentuk laporan. Langkah-langkah di atas sejalan dengan pengertian dari analisis kualitatif itu sendiri, menurut Mahsun (2005) fokus dari analisis kualitatif adalah penunjukan makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada dalam angka-angka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian (1) deskripsi data, (2) analisis data dan (3) pembahasan. Pada bagian deskripsi data penulis akan mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari penelitian. Selanjutnya, pada bagian pembahasaan akan dipaparkan hasil analisis data berdasarkan setiap subkategorinya. Kedua hal tersebut akan dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut. Pada bab IV ini berisi uraian mengenai (1) deskripsi data, (2) analisis data dan (3) pembahasan. Pada deskripsi data penulis akan mendeksripsikan data-data iklan yang di dapat dari Radio Kedaulatan Rakyat. Selanjutnya, pada bagian pembahasan akan dipaparkan hasil analisis data berdasarkan bentuk-bentuk Alih Kode dan Campur Kode yang digunakan tokoh iklan, dan faktor faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dan Campur Kode pada data tersebut.
4.1 Deskripsi Data Data penelitian ini berupa transkrip iklan obat yang di siarkan pada Radio Kedaulatan Rakyat di tahun 2014. Jumlah data yang terkumpul untuk dianalisis adalah 45 transkrip iklan obat beserta rekaman yang disiarkan Radio Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Data tersebut kemudian dianalisis dan di kategorikan ke
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
dalam jenis kode yang termasuk Alih Kode atau Campur Kode beserta faktor penyebabnya, sehingga didapatkan 114 analisis data yang ditabulasikan. Data tersebut terbagi dari 61 data Alih Kode dan 53 data Campur Kode, dengan 4 Tabel perincian analisis dan faktor penyebabnya terlampir. Berikut dipaparkan tabel diagram batang tentang penjelasan pembahasan mengenai Alih Kode dan Campur Kode. Alih Kode dibagi menjadi dua bentuk, yaitu Alih Kode intern dan ekstern yang dibagi lagi menjadi dua substansi yaitu antaragam dan antarbahasa, beserta faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode. Pada Campur Kode dibagi menjadi dua bentuk yaitu Campur Kode ke dalam dan ke luar beserta faktor yang menyebabkan Campur Kode.
60 50 40 30
Alih Kode
20
Campur Kode
10 0 A.K. Internal
A.K. Eksternal
C.K. Ke dalam
C.K. Keluar
4.2 Analisis Data Dalam analisis data ini, peneliti akan memaparkan bentuk Alih Kode internal dan eksternal beserta faktor penyebab terjadinya, kemudian Campur Kode ke dalam dan ke luar beserta faktor penyebab terjadinya dalam iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
4.2.1 Alih Kode Internal Seperti telah dikatakan didepan, dalam Alih Kode internal terdapat beberapa penggolongan varian pengalihan kode beserta faktor penyebab yang mengikuti perubahan kode tersebut. Varian-varian tersebut alah Alih Kode antar ragam yang meliputi ragam formal ke informal, dan informal ke formal, dan varian antar bahasa yang meliputi bahasa jawa, bahasa batak, dan bahasa betawi.
A. Alih Kode Internal Antarragam Dalam Alih Kode antar ragam terbagi menjadi dua bentuk pengalihan kode, yaitu Alih Kode antar ragam formal ke informal dan ragam informal ke formal. a) Alih Kode Antarragam Formal ke Informal Terdapat tiga faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar ragam formal ke informal pada iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. Beberapa contoh faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar ragam formal ke informal adalah sebagai berikut : 1) Beralihnya Suasana Berbicara. Contoh pemakaian Alih Kode antar ragam formal ke informal yang disebabkan karena penutur ingin mengalihkan suasana berbicara dengan mitra tutur. Ibu Bapak
: “Sudah sembuh sakitnya?” : “Kau ini memang ibu andalan keluarga”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ibu Bapak
50
:”haduh si bapak ini ah” :”uuuh ibu ini”
(Data POF/007/110414)
2) Faktor Kebiaaan Berbicara Penutur Contoh pemakaian Alih Kode antar ragam formal ke informal yang disebabkan karena faktor kebiasaan berbicara penutur. Choky
Pi 1 dan pi 2
: “ Hahaa, keringat itu kan sehat, soal dehidrasi kan ada Fatigon Hydro, karena keringat itu alami,harus diganti dengan yanhg alami juga.Fatigon terbuat dari air kelapa asli yang cepat menggantikan ion tubuh yang hilang” : “Iya bener, seger!”
(DATA FHA/014/130414)
3) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu Contoh pemakaian Alih Kode antar ragam formal ke informal yang disebabkan karena penutur ingin menjelaskan atau menyampaikan sesuatu kepada mitra tuturnya. Fitri Tropika : “Tapi gara-gara bibir sariawan..” MC : “ Heeh kenapa?” Fitri Tropika : “ Berantakan deh acara makannya!” (DATA LFT/002/020614) b) Alih Kode Antarragam Informal ke Formal Terdapat tiga faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar ragam informal ke formal pada iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. Beberapa contoh faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar ragam informal ke formal adalah sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
1) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu Contoh pemakaian Alih Kode antar ragam informal ke formal yang disebabkan karena penutur ingin menjelaskan atau menyampaikan sesuatu kepada mitra tutur. MC Omes MC
: “ Omesh panas dalemnya gimana?” : “ Hehehe, Panas dalem itu kan dolo, sekarang saya selalu membawa lasegar kemanapun” : “Dapatkan kontainer elegan tiap membeli enam kaleng lasegar. Kontainer tersedia di ,minimarket, toko dan di radio favorit anda”.
(DATA LOK/003/010614) 2) Beralihnya Suasana Berbicara Contoh pemakaian Alih Kode antar ragam informal ke formal yang disebabkan karena penutur ingin mengalihkan suasana berbicara dengan mitra tutur. : “ Aduuuh hidung tersumbat, sakit kepala, kalau kena flu nggak enak banget. Mau ngerjain apa-apa juga susah. Semua serba salah nih. Kapan bisa plong ya? Perempuan : “ Gampang, kalau flu, sakit kepala, hidung tersumbat, kerjaan jadi terganggu. Kepengen cepet plong? Minum Procold Pria 2 : “ Kita semua harus teliti,hati-hati begitu flu, demam, sakit kepala, hidung tersumbat lebih tepat minum Procold, sudah betul. (DATA PVK/001/120614) Pria 1
3) Tujuan untuk Menanyakan Sesuatu Contoh pemakaian Alih Kode antar ragam informal ke formal yang disebabkan karena penutur bermaksud menanyakan sesuatu kepada mitra tutur. Bapak 1
: “ Aaah tidur yang lama, biar bisa bangun siang, biar capek dan pegal rontok semua”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Bapak 2
: “ Dipijet sama si mbok langgananku, Keram-keramnya ilang semua!”
Ibu 1
: “ Mandi air anget, terus tidurnya sore-sore. Nyeri ototnya minggat semua atuh”
Reporter
: “ Lalu, kenapa tidak melakukannya?”
Bapak 1
: “Waa memangnya perusahaan nenek moyangku bisa telat terus kalau bangun siang!”
(DATA FP/001/010614)
B. Alih Kode Internal Antarbahasa Dalam Alih Kode antar bahasa terbagi menjadi tiga bentuk pengalihan kode, yaitu Alih Kode antar bahasa jawa, bahasa batak, dan bahasa betawi. a) Alih Kode Antarbahasa Indonesia ke Bahasa Jawa Terdapat tiga faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar bahasa jawa ke bahasa Indonesia di Radio Kedaulatan Rakyat. Beberapa contoh faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar bahasa jawa ke bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. 1) Tujuan untuk menghormati mitra tutur Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa jawa ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena penutur ingin menghormati mitra tutur dalam berkomunikasi. Simbah
: “ Yen ing tawang ono lintang . . .” (Menyanyi)
Ibu
: “ Mbah wes mari tenan po piye asam urate? Kok udah jalan-jalan”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Simbah
: “ Uwis nak, sauwise berobat di klinik pengobatan herbal. Awakku sehat bergas waras, penyakite mari loh nak!”
Ibu
: “ Sudah banyak yang membuktikan klinik pengobatan herbal ahli penyakit kronis Bapak Emy Suhaemi mampu menyembuhkan penyakit dengan ramuan herbal siinse
(DATA PBE/001/100614) 2) Tujuan untuk menegaskan sesuatu Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa jawa ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena penutur ingin menegaskan sesuatu pernyataan kepada mitra tutur. Anak Ibu Bapak
: “Ma.. mama...” : “Lo.. lo.. kenapa to digigit nyamuk yo..uuhh, nyamuk kok banyak yo!” : “ Ya dioles sama Sitronela bu..”
(DATA SAN/001/140614)
3) Faktor kedekatan penutur dengan mitra tutur. Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa jawa ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena faktor kedekatan hubungan antara penutur dengan mitra tutur. Bapak Ibu
: “ Bu, cepat kau potong-potong zahe dan kunyit ntu”(logat medan) : “Ana apa to pak?Jahe dan kunyitnya sudah habis,aku jadiin bumbu soto”
(DATA POF/002/110414) b) Alih Kode Antarbahasa Indonesia ke Bahasa Batak Terdapat dua faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar bahasa batak ke bahasa Indonesia di Radio Kedaulatan Rakyat. Beberapa contoh faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar bahasa batak ke bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
(1) Beralihnya topik pembicaraan Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa batak ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena berubahnya topik pembicaraan antara penutur dengan mitra tutur. Bapak Ibu
: “Hatciiiim! Ini hidungku tersumbat, kata opungku kalo kena flu pake zahe sama kunyit saja” : “Itu dulu pak! Sekarang kalau flunya mau sembuh ya procold obatnya.
(DATA POF/003/110414) (2) Menyuruh mitra tutur Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa batak ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena penutur ingin menyuruh mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Bapak Ibu
: “ Bu, cepat kau potong-potong zahe dan kunyit ntu”(logat medan) : “Ana apa to pak?Jahe dan kunyitnya sudah habis,aku jadiin bumbu soto”
(DATA POF / 001 / 110414) c)
Alih Kode Antarbahasa Indonesia ke Bahasa Betawi Terdapat dua faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar bahasa betawi ke
bahasa Indonesia di Radio Kedaulatan Rakyat. Beberapa contoh faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar bahasa betawi ke bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
(1) Faktor kedekatan penutur dengan mitra tutur Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa betawi ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena faktor kedekatan penutur dengan mitra tutur. Pria 1 : “Cuuy..liat cuyyy...ada cewek cakep cuy di bawah.” Pria 2 : “Cewek mulu pikiran lu bro?” Pria 1 : “ Asli, kalau ini bener-bener cewek cuy! Demen gue” (DATA GSAS/003/290514) (2) Tujuan untuk menjelaskan sesuatu Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa betawi ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena penutur ingin menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur. Pria 1
: “Weh, mukanya bersinar kayak berlian putih berkilau, matanya bibirnya. Waa bener-bener wanita istimewa”
Pria 2
: “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!”
(DATA GSAS/003/290514)
4.2.2
Alih Kode Eksternal Dalam Alih Kode eksternal terdapat dua jenis pengalihan kode beserta
faktor penyebab yang mengikuti perubahan kode tersebut. Dua jenis pengalihan kode tersebut adalah Alih Kode pnggunaan bahasa inggris ke bahasa Indonesia, dan bahasa arab ke bahasa Indonesia
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
A. Alih Kode Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris Terdapat empat faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar bahasa Indonesia ke bahasa inggris pada iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. Beberapa contoh faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar bahasa inggris ke bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. (1) Sekedar Bergengsi Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa inggris ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena penutur ingin menunjukan keterpelajarannya dengan sekedar bergengsi menggunakan bahasa inggris. Perempuan 1
: “ Eh tar dulu,masak turun disini sih, airportnya kan masih di ujung sana, bisa keringetan dong kita kalau jalan kaki, ga mau ah!” : “Habis gimana dong daripada telat!”
Perempuan 2 (DATA FHA/005/130414)
(2) Menyesuaikan kode mitra tutur Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa inggris ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena penutur bermaksud menyesuaikan kode dengan mitra tutur yang juga menggunakan bahasa inggris. Bapak
Ibu
: “Iyalah.... Kan minum BIO Seven gula darah dan kolesterol bapak sudah normal kembali. Loh ibu kok sudah minum kopi lagi?” : “ Uuuuh jangan kawatir bapak! Karena rajin minum BIO Seven makanya maag kronis ibu sudah sembuh. Coba liat kakek kan sudah sembuh, darah tinggi dan strokenya kakek juga sudah sembuh karena rajin karena minum BIO Seven”
(DATA BSOD/001/290514)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
(3) Tujuan untuk menjelaskan sesuatu Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa inggris ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena penutur bermaksud menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur. Kakak Ibu
: “ Apaan si kak yang masuk? Masuk angin? “ : “ Hei masuk angin? ibu selalu sedia Inzana Syrup Masuk Angin Baru untuk membantu meredakan gejala masuk angin. Dari bahan herbal, jahenya menghangatkan...”
(DATA IMAN/002/300514) (4) Menyampaikan kata yang populer. Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa inggris ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena penutur bermaksud menyampaikan kata yang populer agar lebih dimengerti atau dipahami oleh mitra tutur. : “ Hahaa, keringat itu kan sehat, soal dehidrasi kan ada Fatigon Hydro, karena keringat itu alami,harus diganti dengan yanhg alami juga.Fatigon terbuat dari air kelapa asli yang cepat menggantikan ion tubuh yang hilang” Pi 1 dan pi 2 : “Iya bener, seger!” Choky
(DATA FHA/015/130414) B. Alih Kode Bahasa Indonesia ke Bahasa Arab Terdapat tiga faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar bahasa Indonesia ke bahasa arab pada iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. Beberapa contoh faktor penyebab terjadinya Alih Kode antar bahasa arab ke bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
(1) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu. Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa arab ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena penutur bermaksud menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur menggunakan bahasa arab, yang dimana mitra tutur sudah mengerti dari arti kata tersebut. MC1 Omes MC2
: “ Omesh panas dalemnya gimana? : “ HEHEHE, Panas dalem itu kan dolo, sekarang saya selalu membawa lasegar kemanapun” : “Dapatkan kontainer elegan tiap membeli enam kaleng lasegar. Kontainer tersedia di ,minimarket, toko dan di radio favorit anda. Minum Lasegar, panas dalam pergi kontainer datang. Lasegar dengan sertifikat “halal” LPPOM MUI. Produksi Sinde Budi Sentosa.
(DATA LOK/001/010614) (2) Tujuan untuk menyampaikan rasa penyesalan pada suatu keadaan. Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa arab ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena penutur bermaksud menyampaikan rasa penyesalan pada suatu keadaan yang dialami mitra tutur. Simbah
: “ Astagfrulah chand..chand.., koe umur patangpuluhan kok koe wes loyo, yo diabetes, asam urat, darah tinggi, huh jan mbok borong kabeh penyakite!”
Chandra
: “Uwes berobat nandi-nandi penyakite kok niki malah ngeyel,ga sembuh-sembuh mbah !”
(DATA PAR/001/300514)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
(3) Tujuan untuk menyampaikan syukur kepada Tuhan Berikut contoh pemakaian Alih Kode antar bahasa arab ke bahasa Indonesia yang disebabkan karena penutur bermaksud menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan atas berkah yang didapatkan oleh penutur. Hajah Umi
Reporter
: “Katanya dokter tulang keropos, ndak begini ini nggenyut-nggenyut sakit,sempat pake tongkat pak. Setelah itu minum ini pak, weh langsung sembuh Alhamdulilah. Wes sekarang bisa dilekuk, bisa lari, sudah nda sakit blas. Minum Gentong Mas dua gelas yah. Kok dah ga nyuutnyuut yah. : “ Demikian Pak Jhon dan Hajah Umi berbagi pengalaman meraih kesehatannya kembali bersama Gentong Mas. Kenapa harus Gentong Mas? Yaa, karena Gentong Mas dibuat dari jinten hitam atau batu soda, yang bisa membantu penyembuhan.
(DATA GM/004/290514) 4.2.3
Campur Kode ke Dalam (Inner Code-Mixing) Campur Kode ke dalam terbagi menjadi tiga jenis bentuk penyisipan
bahasa dalam berkomunikasi. Ketiga penyisipan tersebut adalah penyisipan kata, penyisipan frasa, dan penyisipan istilah. Dari ketiga penyisipan tersebut, masingmasing memiliki faktor-faktor yang menyebabkan penutur harus menyisipkan kode-kode tersebut dalam berkomunikasi. A. Penyisipan Kata Penyisipan kata yang dimaksud dalam peristiwa Campur Kode ini adalah penyisipan yang menggunakan kata tidak baku, kata yang bercampur dengan dialek, dan kata yang tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akan tetapi kata tersebut digunakan penutur agar mitra tutur mengerti akan maksud dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
apa yang diinginkan dan dibicarakan penutur. Terdapat tiga faktor yang menyebabkan penutur bercampur kode dengan menyisipkan kata dalam iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat (1) Tujuan untuk menjelaskan sesuatu Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan kata yang disebabkan karena penutur ingin menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur. Reporter
: “ Demikian pak Jhon, berbagi pengalaman kepada anda. Dan sekarang kita jumpai Hajah Umi seorang ibu berusia 51 tahun dari Wonocolo, Surabaya, yang oleh medis divonis menderita pengroposan tulang.
Hajah Umi
: “Katanya dokter tulang keropos, ndak begini ini nggenyut-nggenyut sakit,sempat pake tongkat pak. Setelah itu minum ini pak, weh langsung sembuh alhamdulilah. Wes sekarang bisa dilekuk, bisa lari, sudah nda sakit blas. Minum Gentong Mas dua gelas yah. Kok dah ga nyuutnyuut yah.
(DATA GM/003/290514) (2) Membangkitkan rasa humor Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan kata yang disebabkan karena penutur ingin membangkitkan suasana humor antara penutur dengan mitra tutur. Pasien
: “Mbah, saya mau cepet kaya, apa syaratnya ya mbah?”
Mbah Dukun : “ tiruin ya!” Pasien
:” ya mbah”
Mbah Dukun :”sawung galing sawung kampret!” Pasien
: ”sawung galing sawung kampret! (pret)” (suara kentut)
Mbah Dukun : “hahah pret-nya sekali saja! Ulangi ya!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pasien
61
: “ iya Mbah!”
(DATA DVM/001/280514) (3) Tujuan untuk menegaskan sesuatu Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan kata yang disebabkan karena penutur bermaksud menegaskan sesuatu hal kepada mitra tuturnya. Pria 1
: “Weh, mukanya bersinar kayak berlian putih berkilau, matanya bibirnya. Waa bener-bener wanita istimewa”
Pria 2
: “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!”
(DATA GSAS/006/290514) B. Penyisipan Frasa Penyisipan frasa yang dimaksud dalam peristiwa Campur Kode ini adalah penyisipan yang menggunakan kata tidak baku, kata yang bercampur dengan dialek, dan kata yang tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tetapi bersifat tidak prediktif, dan gabungan kata tersebut dapa bersifat rapat dan renggang. Terdapat tiga faktor yang menyebabkan penutur bercampur kode dengan menyisipkan frasa dalam iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. (1) Tujuan untuk menjelaskan sesuatu Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan frasa yang disebabkan karena penutur ingin menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur Reporter Bapak 1
: “ Pendengar apa si yang paling enak dilakukan kalo lagi capek? , kita denger jawaban orang-orang yuk?” : “ Aaah tidur yang lama, biar bisa bangun siang, biar capek dan pegal rontok semua”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
(DATA FPVR/001/290514) (2) Tujuan untuk mempertegas sesuatu Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan frasa yang disebabkan karena penutur ingin mempertegas sesuatu hal kepada mitra tutur. Reporter
Bapak 1
: “ Hehehe,Gak perlu itu semua, nih Fatigon Putih. Multivitaminnya capek dan daya tahan. Minum fatigon putih setelah aktifitas atau sebelum tidur. Pegal, keram dan nyeri ototnya hilang tanpa bekas. Andapun bisa bangun segar dan siap bekerja lagi. : “ Manteep!, segeer!”
(DATA FPVR/004/290514) (3) Tujuan untuk menyatakan ketidakpercayaan Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan frasa yang disebabkan karena penutur bermaksud menyatakan ketidakpercataan atas sesuatu hal yang diungkapkan oleh mitra tutur. : “Iya, dirumah kan masih harus urus suami sama anak. Ngimpi itu sii” Reporter : “ Hehehe,Gak perlu itu semua, nih Fatigon Putih. Multivitaminnya capek dan daya tahan. Minum fatigon putih setelah aktifitas atau sebelum tidur. Pegal, keram dan nyeri ototnya hilang tanpa bekas. Andapun bisa bangun segar dan siap bekerja lagi. (DATA FPVR/005/290514) Ibu 1
C. Penyisipan Istilah Penyisipan istilah yang dimaksud dalam peristiwa Campur Kode ini adalah penyisipan yang menggunakan ungkapan yang populer di masyarakat serta tidak termasuk dalam bahasa Indonesia baku tetapi dengan istilah tersebut mitra
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
tutur dapat lebih mengerti dari apa yang diinginkan oleh penutur. Terdapat tiga faktor yang menyebabkan penutur bercampur kode dengan menyisipkan istilah dalam iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. (1) Tujuan untuk menyampaikan rasa penyesalan kepada mitra tutur Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan istilah yang disebabkan karena penutur bermaksud menyampaikan rasa penyesalannya kepada mitra tutur. Reporter Bapak 1 Bapak 2
: “ Lalu, kenapa tidak melakukannya?” : “Waa memangnya perusahaan nenek moyangku bisa telat terus kalau bangun siang!” : “ Bangkrut mbak kalau tiap hari pijet
(DATA FPVR/002/290514) (2) Tujuan untuk menyampaikan kata yang populer Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan istilah yang disebabkan karena penutur bermaksud menyampaikan kata yang populer, yang digunakan sehari-hari agar mitra tutur lebih mengerti maksud dari penutur. : “Baik saudara, info gentong mas kali ini kita menjumpai seorang bapak berusia 45 tahun asal Jambon, Gamping, Sleman bernama Pak Jhon beliau pernah menderita asam urat sampai sempat tidak bisa bangun dalam beberapa hari. Pak Jhon : “ Iya dulu badan saya ga bisa bangun tiga hari (DATA GM/001/290514)
Reporter
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
(3) Tujuan untuk memberitahukan sesuatu kepada mitra tutur Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan istilah yang disebabkan karena penutur bermaksud memberitahukan sesuatu hal kepada mitra tutur. Omesh MC 2 MC Omesh
: “ Bibir pecah-pecah, susah BAB, tenggorokan kering, : “ Loh Omesh kenapa?” : “ Itu tanda Panas Dalam, cepat minum Lasegar” : “ Panas dalam hei itu kan dolo, sekarang saya selalu minum Lasegar”
(DATA LOK/002/010614)
4.2.4
Campur Kode ke Luar (Outer Code-Mixing). Campur Kode ke luar atau outcode mixing terbagi menjadi dua jenis
bentuk penyisipan bahasa dalam berkomunikasi. Kedua penyisipan tersebut adalah penyisipan frasa, dan penyisipan istilah. Dari kedua penyisipan tersebut, masing-masing memiliki faktor-faktor yang menyebabkan penutur harus menyisipkan kode-kode tersebut dalam berkomunikasi. A. Penyisipan Frasa Penyisipan frasa yang dimaksud dalam peristiwa Campur Kode ini adalah penyisipan yang menggunakan kata serapan, kata yang bukan berasal dari bahasa Indonesia, dan kata asing yang populer di kehidupan sehari-hari tetapi bersifat tidak prediktif dan dimengerti oleh penutur maupun mitra tutur. Terdapat dua faktor yang menyebabkan penutur bercampur kode dengan menyisipkan frasa dalam iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
(1) Tujuan untuk menjelaskan sesuatu Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan frasa yang disebabkan karena penutur bermaksud menjelaskan sesuatu hal kepada mitra tutur. Fitri Tropika MC Fitri Tropika MC
: “Tapi gara-gara bibir sariawan..” : “ Heeh kenapa?” : “ Berantakan deh acara makannya!” : “ Oooh itu tanda panas dalam cepat minum Lasegar Plus. Lasegar Plus bubuk untuk panas dalam, langsung larut tidak perlu diaduk. Lasegar plus tersedia dengan rasa jeruk dan jeruk nipis. Segarkan tenggorokan kering, dan susah BAB akibat panas dalam.
(DATA LFT/001/020614) (2) Tujuan untuk sekedar bergengsi Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan frasa yang disebabkan karena penutur ingin menunjukan keterpelajarannya dengan sekedar bergengsi mencampurkan bahasa asing dalam percakapannya. MC
: “ Hadirin sekalian, mari kita temui Omesh presenter tv yang ngetop” : “ Bibir pecah-pecah, susah BAB, tenggorokan kering, : “ Loh Omesh kenapa?”
Omesh MC 2 (DATA LOK/001/010614) B. Penyisipan Istilah
Penyisipan istilah yang dimaksud dalam peristiwa Campur Kode ini adalah penyisipan yang menggunakan istilah asing yang populer dan bukan merupakan bagian dari kata baku bahasa Indonesia tetapi dengan istilah tersebut mitra tutur dapat lebih mengerti dari apa yang diinginkan oleh penutur. Terdapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
dua faktor yang menyebabkan penutur bercampur kode dengan menyisipkan istilah dalam iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat. (1) Menyampaikan kata yang lebih populer agar dimengerti oleh mitra tutur Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan istilah yang disebabkan karena penutur bermaksud menyampaikan kata yang lebih populer agar dimengerti oleh mitra tutur. Bapak Ibu Penjelas
: “ Sitronela anti nyamuk alami, aman untuk kita semua bu” : “ Waah siiip” : “Sitronela anti nyamuk alami yang membuat nyamuk langsung pergi, Sitronela aman untuk siapa saja. Sitronela dalam botol mungil dengan tutup flip-top, buka botolnya dan oleskan di sekujur tubuh.
(DATA SAN/002/140614) (2) Tujuan untuk menjelaskan sesuatu. Berikut contoh penggunaan Campur Kode dengan menyisipkan istilah yang disebabkan karena penutur bermaksud menjelaskan sesuatu hal kepada mitra tutur. : “ Kata mbak Yanti, alamate Pak Nasrul Anwar ada di Jalan S. Parman 24 depan Pasar Bantul. Prakteknya jam 08.00 pagi sampai jam lima sore. Hari minggu dan hari libur tetap buka seperti biasa. Ayo to pak,ayo kesana.” Bapak : “ Yowes bapak njemput ibu dikantor ya?” Pria : “ Bila anda menderita penyakit kronis, sudah dioperasi dan berobat kemana-mana belum sembuh juga,jangan puttus asa. Segera datang ke klinik pengobatan extra herbal Bapak Nasrul Anwar penyakit kanker, kista. Miyoma, batu empedu, jantung, ashma, stroke, ambeyen, maag, diabetes, dan lain-lain. Nah, untuk anda penderita lemah syahwat atau impotensi Ibu
(DATA PBE/001/100614)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
4.3 Pembahasan Data yang telah di deskripsikan sebelumnya, akan lebih dibahas terperinci pada subbab ini. Pada analisis pertama terdapat wujud Alih Kode yang terdiri dari Alih Kode Internal dan Alih Kode Eksternal beserta ragam dan faktor penyebab terjadinya Alih Kode tersebut. Analisis kedua terdapat wujud Campur Kode ke dalam dan ke luar beserta penyisipan-penyisipan kata, frasa, dan istilah yang mendasari penyebab terjadinya Campur Kode. 4.3.1 Analisis Alih Kode Internal pada Iklan Obat Alih Kode internal yang terjadi dalam iklan-iklan obat yang ada di Radio Kedaulatan Rakyat adalah berupa Alih Kode antar ragam dan Alih Kode antar bahasa. Alih Kode antar ragam adalah Alih Kode yang terjadi karena penutur arau mitra tutur beralih menggunakan ragam formal ke informal, maupun sebaliknya dari ragam informal ke ragam formal. Alih Kode antar bahasa adalah Alih Kode yang terjadi karena penutur beralih menggunakan bahasa daerah ke bahasa Indonesia, maupun sebaliknya. Dalam data pembahasan, bahasa daerah yang dimaksud adalah bahasa jawa, bahasa batak, dan bahasa betawi.
A. Alih Kode Antarragam Alih Kode antar ragam yang terjadi pada iklan obat yang terdapat di Radio Kedaulatan Rakyat meliputi Alih Kode ragam formal Bahasa Indonesia ke ragam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Informal bahasa Indonesia dan ragam informal bahasa Indonesia ke ragam formal bahasa Indonesia. a) Ragam Formal Bahasa Indonesia ke Ragam Informal Bahasa Indonesia Alih Kode dari ragam formal bahasa Indonesia ke ragam informal bahasa Indonesia akan dibahasa lebih terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dari ragam formal bahasa Indonesia ke ragam informal bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : 1) Beralihnya Suasana Pembicaraan Pada data (1) menunjukan peristiwa Alih Kode yang di ambil dari iklan Gentong Mas Gula Aren Instan Obat Asam Urat, berlatar belakang pembicaraan antara reporter dengan pasien yang merasakan khasiat setelah mengkonsumsi obat Gentong Mas. : “Baik saudara, info gentong mas kali ini kita menjumpai seorang bapak berusia 45 tahun asal Jambon, Gamping, Sleman bernama Pak Jhon beliau pernah menderita asam urat sampai sempat tidak bisa bangun dalam beberapa hari. Pak Jhon : “ Iya dulu badan saya ga bisa bangun tiga hari” Reporter : “hmmmm terus gimana pak?” (DATA GM/001/290514) Dalam data (1) terlihat seorang reporter mewawancarai seorang pasien Reporter
yang menderita penyakit asam urat menggunakan bahasa baku atau formal, tetapi karena pasien yang diwawancarai tidak bisa menguasai bahasa Indonesia baku secara baik sehingga reporter menanggapi kembali dengan beralih kode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
menggunakan bahasa yang tidak baku. Hal ini yang menimbulkan beralihnya suasana pembicaraan. Hal ini sejalan dengan konsep Abdul Chaer (2010) yang mengatakan Alih Kode sebagai gejala peralihan pemakaian bahasa karena perubahan situasi atau suasana pembicaraan. Alih Kode ragam formal ke informal yang disebabkan
beralihnya
suasana
bicara
terdapat
pada
data
iklan
POF/007/110414, ASOA/001/270514, GM/001/290514, dan LFT/001/020614.
Pada data (1) penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. Sedangkan program ragam informal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata yang dipendekan yaitu “gak” berasal dari kata “enggak” dan “terus gimana pak” yang dalam bahasa baku berarti “lalu bagaimana pak?” . 2) Faktor Kedekatan Penutur dengan Mitra Tutur Pada data (2) menunjukan peristiwa Alih Kode yang di ambil dari iklan Larutan Penyegar Cap Badak, berlatar belakang pembicaraan Ibu dengan anak di supermarket yang membicarakan tentang larutan penyegar yang bergambar badak. Anak Ibu Anak
: “Mama salah pilih” : “ Hah? Masa si?” : “ Ma,,Dari dulu larutan penyegar yang bener ini loo,, yang ada gambar badaknya buatan Sinde!” (Data LPCB/001/290514)
Dalam data (2) terlihat percakapan antara Ibu dengan anak. Pada mulanya anak tersebut berbicara menggunakan ragam formal, untuk menjelaskan sesuatu bahwa yang dipilih ibunya salah. Kemudian ibu membalas percakapan anak tersebut dengan ragam yang santai, mengetahui hal tersebut anaknya kemudian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
mengikuti percakapan dengan ragam yang santai juga. Hal ini terjadi karena faktor kebiasaan berbicara antara penutur dengan mitra tutur dalam hal ini anak dengan ibu. Peristiwa Alih Kode yang terjadi karena penutur tersebut sejalan dengan pemikiran teori dari Abdul Chaer (2010), yang mengatakan peristiwa Alih Kode dapat terjadi dari penutur itu sendiri karena suatu tujuan tertentu. Tujuan beralih kode dalam hal ini adalah menjelaskan sesuatu pada ibunya. Alih Kode ragam formal ke informal yang disebabkan faktor kebiasaan berbicara penutur juga terdapat pada data FHA/014/130414, dan IMAN/001/300514 Pada data (2) penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. Sedangkan penggunaan ragam informal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata seperti penambahan “si”, dan “loo” . b) Ragam Informal Bahasa Indonesia ke Ragam Formal Bahasa Indonesia Alih Kode dari ragam informal bahasa Indonesia ke ragam formal bahasa Indonesia akan dibahasa lebih terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dari ragam formal bahasa Indonesia ke ragam informal Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
1) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu Pada data (3) menunjukan peristiwa Alih Kode yang di ambil dari iklan BIO SEVEN, berlatar belakang pembicaraan Bapak dengan Ibu di rumah yang membicarakan tentang khasiat BIO Seven bagi keluarga. Ibu : “Eh bapaak.... Bapak sekarang sudah keliatan lebih seger lo, lebih sehat!” Bapak
: “Iyalah.... Kan minum BIO Seven gula darah dan kolesterol bapak sudah normal kembali. Loh ibu kok sudah minum kopi lagi?”
Ibu
: “ Uuuuh jangan kawatir bapak! Karena rajin minum BIO Seven maag kronis ibu sudah sembuh. Coba liat kakek sudah sembuh, darah tinggi dan strokenya kakek juga sudah sembuh karena rajin minum BIO Seven”
Ibu
: “ Ini diminum lagi BIO Sevennya, untuk diabet bapak 10 tetes tiga kali sehari, untuk darah tinggi dan strokenya kakek sepuluh tetes dua kali sehari”
(Data BSOD/002/290514) Dalam data (3) terlihat percakapan antara bapak dan ibu, terlihat ibu mengubah ragam pembicaraannya dari ragam tidak baku menjadi baku. Ibu mengubah ragam pembicaraannya karena hendak menjelaskan sesuatu tentang kegunaan obat BIO SEVEN, agar lebih mudah dipahami oleh mitra tuturnya dalam hal ini bapak atau suaminya. Pada data (3) sejalan dengan teori yang dikemukakan Kunjana Rahardi (2010) yang mengemukakan pendapat bahwa Alih Kode bisa terjadi karena adanya suatu maksud yang ingin disampaikan oleh penutur, dalam hal ini adalah maksud untuk menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur. Alih Kode ragam informal ke formal yang disebabkan karena penutur ingin menjelaskan sesuatu juga terdapat pada data POF/004/110414, FHA/012/130414, BSOD/002/290514, LOK/003/010614, LOK/004/010614, dan LAM/001/060614.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Pada data (3) penggunaan ragam informal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian partikel kata-kata yang tidak baku yaitu “looh”, “uuuh”, dan “kan”. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap bahasa Indonesia. 2) Beralihnya Suasana Pembicaraan. Pada data (4) menunjukan peristiwa Alih Kode yang disebabkan oleh faktor berubahnya topik pembicaraan. Di ambil dari iklan Gentong Mas Gula Aren Instan Obat Asam Urat, berlatar belakang pembicaraan antara reporter dengan pasien yang merasakan khasiat setelah mengkonsumsi obat Gentong Mas. Reporter
: “hmmmm trus gimana pak?”
Pak Jhon
: “ Kaki saya juga bengkak-bengkak gitu, nah setelah saya apa coba beli ini apa gentong mas, saya coba kan. Pagi minum jam 6, jam setengah 9 saya bisa bangun sendiri.
Reporter
: “ Demikian pak Jhon, berbagi pengalaman kepada anda. Dan sekarang kita jumpai Hajah Umi seorang ibu berusia 51 tahun dari Wonocolo, Surabaya, yang oleh medis divonis menderita pengroposan tulang” (DATA GM 002/290514)
Dalam data (4), seorang reporter yang tadinya berbicara menggunakan ragam informal karena mengikuti kemampuan berbicara mitra tuturnya, tiba-tiba setelah percakapan selesai berubah kembali menjadi formal. Hal ini dilakukan karena reporter akan merubah topik pembicaraan mengenai wawancaranya dengan orang lain yang juga merasakan khasiat dari Gentong Mas yaitu Ibu Hajah Umi.. Data (4) ini sejalan dengan apa yang dikatakan Kunjana Rahardi (2010), bahwa mitra tutur juga dapat membuat seseorang beralih kode tetapi hal itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
dilakukan dengan sadar dan karena suatu maksud. Alih Kode ragam informal ke formal yang disebabkan karena penutur ingin merubah topik pembicaraan juga terdapat pada data SAN/002/140614, PVK/001/120614, PBE/001/100614, PVA/001/100614,
LAM/002/060614,
LFT/003/020614,
LOK/002/010614,
PBE/002/100614, FHA/002/130414, dan POF/006/110414 Pada data (4) penggunaan ragam informal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata yang tidak baku yaitu “bengkak-bengkak gitu”, “apa coba beli ini apa gentong mas”, kata dipendekan yaitu “gitu” berasal dari kata “begitu” dan partikel-partikel kata yaitu “hmmmm” dan “nah. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. B. Alih Kode Antarbahasa Alih Kode antar bahasa yang terjadi pada iklan obat yang terdapat di Radio Kedaulatan Rakyat meliputi Alih Kode dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia ke Bahasa Batak, dan Bahasa Indonesia ke Bahasa Betawi. Dalam pembahasan ketiga bahasa daerah tersebut menekankan pada penggunaan dialek, logat, dan bahasa pertama. a) Alih Kode Antarbahasa Indonesia ke Bahasa Jawa Alih Kode dari bahasa Indonesia ke bahasa jawa akan dibahas lebih terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode. Faktor-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dari bahasa Indonesia ke bahasa jawa adalah sebagai berikut : 1) Menyesuaikan Kode Mitra Tutur Pada data (5) menunjukan peristiwa Alih Kode yang disebabkan oleh faktor penutur ingin menghormati kode mitra tutur, di ambil dari iklan Tabib Nasrul Anwar. Berlatar belakang pembicaraan antara ibu dengan bapak via telepon, yang dalam percakapan ibu meminta pada bapak untuk diantar ke pengobatan Tabib Nasrul Anwa karena sakit yang diderita ibu semakin parah. Ibu
: “ Haloo.Aduh pak, sakitku tambah lara. Saya diantarkan ke pengobatan Bapak Nasrul Anwar aja to?Ayo pak? Mbak Yanti sakit tumor aja setelah berobat ke tempatny bapak Nasrul Anwar aja sekarang sudah sembuh, Ayo to pak?
Bapak
: “ Tenan?, wes mantep?lah terus alamatnya dimana bu?” (Data TNA/001/140614)
Dalam data (5) terlihat percakapan antara bapak dengan ibu. Pada percakpan itu ibu memulainya dengan ragam santai menggunakan bahasa jawa dan bahasa Indonesia. Kemudian bapak berlaih kode menggunakan bahasa jawa juga untuk menyesuaikan dan menghormati lawan tutur.. Data (5) tersebut sejalan dengan pendapat Soewito (1986), yang mengatakan peristiwa Alih Kode lazim terjadi pada orang berdialek jawa, umumnya mereka menggunakan bahasa jawa terlebih dahulu kepada mitra tuturnya, meskipun hal ini berdekatan dengan terjadinya Campur Kode, tetapi data ini penutur menggunakan bahasa jawa secara sadar, kemudian berubah kode menjadi bahasa Indonesia untuk mempermudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
pembicaraan. Alih Kode bahasa Indonesia ke bahasa jawa yang disebabkan karena bahasa penutur juga terdapat pada data POF/005/110414,dan POF/002/110414. Pada data (5) penggunaan bahasa jawa ditandai dengan penggunaan kata “tambah lara” yang berarti semakin sakit, “tenan wes mantep” yang berarti “benar sudah mantap”, dan “mbak” yang berarti kakak perempuan. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. 2) Tujuan untuk Menegaskan Sesuatu Pada data (6) menunjukan peristiwa Alih Kode yang disebabkan karena seseorang akan mengaskan sesuatu yang telah dikatakan oleh mitra tuturnya, di ambil dari iklan Procol Obat Flu. Berlatar belakang pembicaraan antara Bapak yang mengikuti anjuran ibu untuk meminum obat Procold guna mengobati flu yang dideritanya dan
setelah itu bapakpun sembuh, lalu mengucapkan
kegembiraan tersebut kepada ibu. Bapak
: “Hahahaha,Bu hebat kali Procold itu,udah ilang flu dan hidung kesumbatku”
Ibu
: “bener to pak!”
Bapak
: “Kau ini memang ibu andalan keluarga”
Dalam data (6)
(Data POF/005/110414) seorang yang memerankan bapak menyatakan
kegembiraannya setelah sembuh dari hidung tersumbat dan flunya berkat anjuran dari tokoh ibu untuk meminum obat Procold. Dalam percakapan Ibu membalas pernyataan bapak dengan bahasa jawa, tetapi bapak yang berasal dari Medan tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
merasakan kesulitan untuk mengerti bahasa yang diucapkan ibu yang berasal dari Jawa itu, karena hal ini disebabkan apa yang dikatakan dilakukan ibu merupakan cara untuk menegaskan sesuatu hal atau menyatakan setuju kepada apa yang dikatakan mitra tutur sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pemikiran I Dewa Putu Wijaya (2012) yang mengatakan Alih Kode berkaitan erat dengan siapa kita berbicara, tujuannya apa, dan untuk apa kita berbicara. Alih Kode bahasa Indonesia ke bahasa jawa yang disebabkan karena penutur ingin menegaskan sesuatu juga terdapat pada data SAN/001/140614. Pada data (6) penggunaan bahasa jawa ditandai dengan penggunaan kata “bener to pak!”. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. b) Alih Kode Antarbahasa Indonesia ke Bahasa Batak. Alih Kode dari bahasa Indonesia ke bahasa medan akan dibahas lebih terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode. Faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dari bahasa Indonesia ke bahasa medan adalah sebagai berikut : 1) Tujuan untuk Menyuruh Lawan Tutur. Pada data (7)
menunjukan peristiwa Alih Kode yang disebabkan karena
seseorang akan menyuruh mitra tutur untuk melakukan sesuatu, di ambil dari iklan Procol Obat Flu. Berlatar belakang pembicaraan antara Bapak yang sedang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
menderita sakit flu hendak menyuruh istrinya untuk memotong jahe dan kunyit untuk obat sakit flu yang diderita bapak. Bapak
: “ Bu, cepat kau potong-potong zahe dan kunyit ntu”(logat medan)
Ibu
: “Ana apa to pak?Jahe dan kunyitnya sudah habis,aku jadiin bumbu soto” ( DATA POF / 001 / 110414) Dalam data (7) seorang yang memerankan bapak menyuruh istrinya
untuk memotong jahe dan kunyit untuk digunakannya sebagai obat flu. Pada saat menyuruh istrinya dia beralih kode menggunakan bahasa batak atau logat medan. Hal ini dilakukan agar bapak keinginan dapat dilayani permintaan dengan cepat oleh istrinya, sehingga dia beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa medan. Hal ini sejalan dengan pemikiran Fishman (1977) yang mengatakan Alih Kode berkaitan erat dengan siapa kita berbicara, tujuannya apa, dan untuk apa kita berbicara. Dalam hal ini didukung juga keadaan dimana bapak dan ibu sudah saling mengenal satu sama lain. Alih Kode bahasa Indonesia ke bahasa medan yang disebabkan karena penutur ingin menyuruh mitra tutur sesuatu juga terdapat pada data ASOA/002/270514. Pada data (7) penggunaan bahasa medan ditandai dengan penggunaan kata “ kau potong-potong zahe dan kunyit ntu”. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
2) Beralihnya Topik Pembicaraan. Pada data (8) menunjukan peristiwa Alih Kode yang disebabkan karena beralihnya topik dalam pembicaraan pembicaraan antara Bapak yang
antara dua orang.. Berlatar belakang
menjelaskan bahwa kata neneknya dengan
menggunakan jahe dan kunyit penyakit flu yang dideritanya dapat sembuh. Ibu
: “Ana apa to pak?Jahe dan kunyitnya sudah habis,aku jadiin bumbu soto”
Bapak
: “Hatciiiim! Ini hidungku tersumbat, kata opungku kalo kena flu pake zahe sama kunyit saja”
Ibu
: “Itu dulu pak! Sekarang kalau flunya mau sembuh ya procold obatnya. ( DATA POF/002/110414)
Dalam data (8) terlihat percakapan antara bapak dengan ibu. Dalam percakapan itu, ibu menanyakan apa yang terjadi dengan bapak, dan ibu juga menjelaskan bahwa jahe dan kunyit yang diminta bapak sudah dijadikan bumbu untuk soto. Tapi ternyata jahe dan kunyit yang bapak minta adalah untuk obat sakit flu yang dideritanya. Disini menunjukan bahwa pembicaraan bapak dengan ibu terjadi peralihan topik, hal ini ditandai saat bapak menjelaskan apa yang dikatakan opung atau nenek dari tokoh bapak. Mendengar hal itu, ibu lantas beralih kode menggunakan bahasa Indonesia untuk menjelaskan lebih dalam tentang topik yang sedang dibahas, dalam hal ini tentang kunyit dan jahe sebagai obat flu. Dalam pembahasan tersebut, sejalan dengan teori yang dikemukakan Soewito (1986), yang mengatakan Alih Kode yang terjadi karena latar belakang bahasa yang berbeda atara penutur dengan mitra tutur cenderung akan beralih kode menjadi Alih Kode antar bahasa. Alih Kode bahasa Indonesia ke bahasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
medan yang disebabkan karena beralihnya topik pembicaraan juga terdapat pada data ASOA/005/270514. Pada data (8) penggunaan bahasa medan ditandai dengan penggunaan kata “Opung” yang berarti nenek dan “pake zahe sama kunyit saja” yang dalam bahasa baku berarti “pakai jahe dan kunyit saja. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. c)
Alih Kode Antarbahasa Indonesia ke Bahasa Betawi Alih Kode dari bahasa Indonesia ke bahasa betawi akan dibahas lebih
terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode. Faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dari bahasa Indonesia ke bahasa betawi adalah sebagai berikut : 1) Faktor Kedekatan Penutur dengan Mitra Tutur Pada data (9) menunjukan peristiwa Alih Kode yang disebabkan karena kebiasaan berbicara penutur.
Berlatar belakang pembicaraan antara dua
perempuan yang bersahabat, dan sedang terjebak dalam kemacetan saat akan menuju ke bandara. Percakapan diambil dari transkrip Iklan Fatigon Hydro. Perempuan 1 Perempuan 2 Perempuan 1
: “ duh, macet sekali bisa ketinggalan pesawat kita” : “ Jalan aja nyok!” : “ Eh tar dulu,ogah masak gueh turun disini sih airportnya kan masih di ujung sana, bisa keringetan dong kita kalau jalan kaki, ga mau ah!” (DATA FHA/008/130414)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Dalam data (9) terlihat percakapan antara dua perempuan yang bersahabat. Dalam percakapan itu, Perempuan 1 mengeluh kepada perempuan 2 karena kemacetan yang di jalan yang bisa mengakibatkan mereka tertinggal keberangkatan pesawat. Perempuan 1 awalnya bebicara menggunakan ragam tidak baku bahasa Indonesia, tapi setelah mendengar balasan jawaban dari mitra tuturnya (perempuan 2) menggunakan dialek betawi, perempuan 1 itu sendiri langsung beralih kode menggunakan bahasa betawi. Hal ini terjadi karena adanya faktor kebiasan berbicara penutur dengan mitra tutur, dalam hal ini biasanya terjadi karena adanya hubungan kedekatan antara penutur dengan mitra tutur. Data (9) ini juga menunjukan kebenaran akan teori yang dikemukakan Soewito (1986), bahwa apabila penutur dan mitra tutur sudah saling mengenal atau memiliki latar belakang bahasa yang sama, peralihan kode yang terjadi adalah alih varian dan tetap pada bahasa dan dialek yang sama. Alih Kode bahasa Indonesia ke bahasa betawi yang disebabkan karena faktor kebiasaan berbicara penutur dengan mitra tutur juga terdapat pada data FHA/011/130414, dan FHA/008/130414 Pada data (9) penggunaan bahasa betawi ditandai dengan penggunaan kata “nyok” yang berarti “ayo” atau “mari,”ogah” yang dalam bahasa baku berarti “tidak mau”, dan kata-kata tidak baku yang dipendekan seperti “tar” (nanti) , “gue” (saya), ga” (tidak), serta partikel-partikel tambahan sperti “ah”, “dong”,, dan “sih”.
Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai
dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
2) Tujuan untuk Menjelaskan sesuatu Pada data (10) menunjukan peristiwa Alih Kode yang disebabkan karena ingin menjelaskan sesuatu kepada mitra tuturnya. Berlatar belakang pembicaraan antara dua pria yang berteman dan membicarakan gadis cantik yang mereka lihat di suatu pusat perbelanjaan. Percakapan diambil dari transkrip iklan Golden Skin and Spa. Pria 1
: “Cuuy..liat cuyyy...ada cewek cakep cuy di bawah.”
Pria 2
: “Cewek mulu pikiran lu bro?”
Pria 1
: “ Asli, kalau ini bener-bener cewek cuy!”.
Pria 2
: “ Laah siapa si? “
(DATA GSA/006/130414) Dalam data (10) terlihat percakapan antara dua pria yang berteman. Dalam percakapan itu, Pria 1 melihat wanita cantik yang ada di sebuah supermarket, dan memberitahukannya pada pria 2 yang terlihat tidak begitu menghiraukan himbauan pria 1. Tapi begitu pria 1 menjelaskan sepintas kepada mitra tuturnya (pria 2), mitra tuturnyapun mau memperhatikannya. Pada percakapan saat pria 1 berkata menggunakan logat betawi, pria 2 secara otamatis mengikuti dialek berbicara dari pria 1yang sedang menjelaskan sesuatu, hal ini dilakukan pria 2 untuk lebih mempermudah percakapan dengan pria 1. Apa yang dilakukan kedua pria tersebut, sejalan dengan pemikiran dari Kunjana Rahardi (2010), yang mengatakan Alih Kode bisa terjadi apabila penutur dan mitra tutur ingin menyampaikan sesuatu atau maksud tujuan tertentu. Alih Kode bahasa Indonesia ke bahasa betawi yang disebabkan karena penutur ingin menjelaskan sesuatu kepada dengan mitra tutur juga terdapat pada data FHA/007/130414.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Pada data (10) penggunaan bahasa betawi ditandai dengan penggunaan kata “mulu” yang berarti “melulu” ,”bener-bener” yang dalam bahasa baku berarti “benar-benar”, dan kata-kata tidak baku yang dipendekan seperti ”cuy” (panggilan untuk teman) , serta partikel-partikel tambahan sperti “lah”, dan ““sih”. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. 4.3.2 Analisis Wujud Alih Kode Eksternal pada Iklan Obat Alih Kode eksternal yang terjadi dalam iklan-iklan obat yang ada di Radio Kedaulatan Rakyat adalah berupa Alih Kode antar bahasa Indonesia ke bahasa inggris dan Alih Kode antar bahasa Indonesia ke bahasa arab. Alih Kode bahasa Indonesia ke inggris diuraikan lagi oleh faktor-faktor yang menyebabkan penutur atau mitra tutur beralih kode menggunakan bahasa inggris dalam percakapannya, begitu juga dengan Alih Kode bahasa Indonesia ke bahasa arab dibahas lebih terperinci
melalui
faktor-faktor
penyebab
terjadinya
peralihan
bahasa
menggunakan bahasa arab. A.
Alih Kode Bahasa Indonesia- Bahasa Inggris Alih Kode dari bahasa Indonesia ke bahasa inggris akan dibahas lebih
terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode. Faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dari bahasa Indonesia ke bahasa inggris adalah sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
a) Sekedar Bergengsi Pada data (11) menunjukan peristiwa Alih Kode yang disebabkan karena motivasi untuk sekedar bergengsi saat berbicara di depan mitra tutur.. Berlatar belakang pembicaraan dua perempuan yang membahasa tentang kemacetan saat akan menuju bandara, lalu tiba- tiba datang artis Choky Sitohang yang menyapa kedua perempuan tersebut. Percakapan diambil dari transkrip iklan Fatigon Hydro. Pi 1 dan Pi 2 Choky Perempuan 1
: “ Haiii Choky!” : “ Hai girls ke airport juga?” : ” Iya, kamu ngapain si jalan kaki nanti keringetan lo,ga takut dehidrasi?” (DATA FHA/010/130414)
Dalam data (11) terlihat percakapan antara kedua perempuan dengan choky sitohang yang baru datang menghampiri kedua permpuan tersebut. Pada percakapan terlihat kedua permpuan itu menyapa Choky Sitohang dengan bahasa Indonesia, lalu choky membalasnya dengan beralih kode menggunakan bahasa inggris, dan menanyakan sesuatu hal juga dengan bahasa inggris. Hal ini dilakukan karena adanya motivasi untuk sekedar bergengsi, yang sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer (2010). Alih Kode bahasa Indonesia ke bahasa inggris yang disebabkan karena penutur ingin sekedar bergengsi juga terdapat pada data FHA/005/130414. Pada data (11) penggunaan bahasa inggris ditandai dengan penggunaan kata “girls” yang berarti “perempuan” (jamak) , dan ”airport” yang dalam bahasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Indonesia berarti “bandara”. Dalam percakapan juga terdapat ragam tidak baku atau tidak baku, hal ini ditandai dari pemakaian kata “ngapain” yang dalam ragam formal yaitu “sedang apa”, “ga” yang berarti “tidak”, dan penambahan partikel seperti “si”, dan “lo”. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. b) Menyampaikan Kata yang Populer pada Mitra Tutur Pada data (12) menunjukan peristiwa Alih Kode yang disebabkan karena hendak menyampaikan kata yang populer atau yang lebih dimengerti oleh mitra tutur. Berlatar belakang pembicaraan antara choky sitohang dan dua perempuan yang membahas tentang ketakutan jika berkeringat akan kekurangan cairan dalam tubuh. Percakapan diambil dari transkrip iklan Fatigon Hydro. Perempuan 1
: ” Iya, kamu ngapain si jalan kaki nanti keringetan lo,ga takut dehidrasi?”
Choky
: “ Hahaa, keringat itu kan sehat, soal dehidrasi kan ada Fatigon Hydro, karena keringat itu alami,harus diganti dengan yanhg alami juga.Fatigon terbuat dari air kelapa asli yang cepat menggantikan ion tubuh yang hilang”
Pi 1 dan pi 2
: “Iya bener, seger!” (DATA FHA/015/130414)
Dalam data (12) terlihat perempuan bertanya kepada choky tentang tidak takut terkena “dehidrasi”, Choky pun menjelaskan hal tersebut dengan meminum Fatigon Hydro dehidrasi bisa tercegah, karena minuman ini mengandung ion alami untuk tubuh. Apa yang dikatakan perempuan 1 dengan choky adalah wujud Alih Kode yang bermaksud untuk menggunakan kata-kata yang populer agar lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
dimengerti oleh mitra tutur. Hal ini juga sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Kunjana Rahardi (2010), yang mengatakan Alih Kode dapat terjadi pada penutur atau mitra tutur yang ingin menyampaikan atau menjelaskan maksud tertentu pada mitra tuturnya. Alih Kode bahasa Indonesia ke bahasa inggris yang disebabkan karena penutur ingin menyampaikan kata yang populer juga terdapat pada data ASOA/004/270514. Pada data (12) penggunaan bahasa inggris ditandai dengan penggunaan kata “dehidrasi” yang berarti “kekurangan cairan”
, dan ”ion” yang dalam
bahasa Indonesia berarti “larutan penambah cairan tubuh”.
Sedangkan
penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. B.
Alih Kode Bahasa Indonesia - Bahasa Arab Alih Kode dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Arab akan dibahas lebih
terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode. Faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Arab adalah sebagai berikut : a) Menyatakan Rasa Bersyukur Kepada Tuhan Pada data (13) menunjukan peristiwa Alih Kode yang didorong rasa ingin bersyukur kepada Tuhan melalui bahasa arab. Berlatar belakang pembicaraan antara seorang reporter dengan Hajah Umi yang membeicarakan tentang kesembuhannya setelah mengkonsumsi Gula Aren Gentong Mas. Percakapan diambil dari transkrip iklan Obat Gula Aren Gentong mas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Reporter
: “ Demikian pak Jhon, berbagi pengalaman kepada anda. Dan sekarang kita jumpai Hajah Umi seorang ibu berusia 51 tahun dari Wonocolo, Surabaya, yang oleh medis divonis menderita pengroposan tulang.
Hajah Umi
: “Katanya dokter tulang keropos, ndak begini ini nggenyut-nggenyut sakit,sempat pake tongkat pak. Setelah itu minum ini pak, weh langsung sembuh alhamdulilah. Wes sekarang bisa dilekuk, bisa lari, sudah nda sakit blas. Minum Gentong Mas dua gelas yah. Kok dah ga nyuutnyuut yah. (DATA GM/004/290514)
Pada data (13) seorang reporter mewawancarai Ibu Hajah Umi yang menderita pengroposan tulang, dalam wawancara itu ibu hajah umi menuturkan kesaksiannya saat menderita sakit di tulang kaki, namun setelah beliau meminum obat Gentong Mas lalu sembuh ibu Hajah Umi mengucapkan syukur kepada Tuhan dan berterima kasih atas khasiat obat Gentong Mas menggunakan peralihan kode bahasa arab. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Kunjana Rahardi (2010), yang menunjukan beralihnya kode bisa terjadi karena tujuan tertentu, dalam hal ini tujuan tersebut adalah mengucap syukur kepada Tuhan. Pada data (13) penggunaan bahasa arab ditandai dengan penggunaan kata “alhamdulillah” yang dalam bahasa Indonesia bermaksud mengucap syukur kepada Tuhan atas berkat yang diberikan.
Dalam percakapan terlihat juga
penggunaan ragam informal bahasa Indonesia yang ditandai dengan pemakaian kata “ndak begini” yang berarti “tidak begini” dan “ga” yang berarti “tidak” serta partikel kalimat seperti “yah”, “blas”, “nyat nyuut”.
Sedangkan
penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
b) Tujuan untuk Menjelaskan sesuatu Pada data (14) menunjukan peristiwa Alih Kode dari bahasa Indonesia ke bahasa arab yang didorong keinginan untuk menjelaskan sesuatu. Berlatar belakang pembicaraan antara MC dengan seorang selebritis yaitu Ananda Omesh yang membicarakan tentang kesembuhan panas dalamnya setelah mengkonsumsi Lasegar. Percakapan diambil dari transkrip iklan Obat Lasegar. MC
: “ Omesh panas dalemnya gimana?klausa
Omes
: “ Hehehe, Panas dalem itu kan dolo, sekarang saya selalu membawa lasegar kemanapun”
MC
: “Dapatkan kontainer elegan tiap membeli enam kaleng lasegar. Kontainer tersedia di ,minimarket, toko dan di radio favorit anda. Minum Lasegar, panas dalam pergi kontainer datang. Lasegar dengan sertifikat “Halal” LPPOM MUI. Produksi Sinde Budi Sentosa. (DATA LOK/001/010614)
Pada data (14) seorang MC mewawancarai Ananda Omesh yang baru saja sembuh panas dalamnya setelah mengkonsumsi Larutan penyegar “Lasegar”. Setelah pembicaraan dengan omesh selesai, MC
lantas menjelaskan tentang
produk obat tersebut, dan untuk memastikan minuman itu layak untuk diminum, MC mengatakan kata “Halal”, guna untuk lebih menjelaskan kemurnian produk tersebut. Hal ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kunjana Rahardi(2010), yang mengatakan Alih Kode dapat terjadi apabila penutur ingin menyampaikan suatu maksud tertentu, dalam hal ini adalah menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Penggunaan Alih Kode bahasa Indonesia ke bahasa arab pada data (14) ditandai pada pemakaian kata “halal”
yang dalam bahasa Indonesia berarti
“layak untuk dikonsumsi”. Dalam percakpan juga terdapat pemakaian ragam informal yang terlihat pada pemakaian kata “ dolo” yang berarti “dulu”. Sedangkan penggunaan
ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan
pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap.
4.3.3 Analisis Wujud Campur Kode ke Dalam pada Iklan Obat Campur Kode ke dalam yang terjadi dalam iklan-iklan obat yang ada di Radio Kedaulatan Rakyat adalah berupa Campur Kode berdasarkan penyisipan kata, penyisipan, frasa, dan penyisipan istilah. Dari beberapa jenis Campur Kode tersebut, kemudian diuraikan lebih terperinci melalui faktor-faktor penyebab Campur Kode yang menyebabkan penutur atau mitra tutur untuk menyisipkan kata, frasa dan istilah. A. Analisis Campur Kode ke Dalam Berdasarkan Penyisipan Kata Campur Kode ke dalam berdasarkan penyisipan kata akan dibahas lebih terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Campur Kode. Penyisipan kata yang dimaksud adalah saat penutur atau mitra tutur tidak bisa menggunakan kata yang baku dan tepat dalam percakpannya, sehingga penutur atau mitra tutur tersebut bercampur kode dengan menyisipkan kata. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Campur Kode berdasarkan penyisipan kata adalah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
a) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu Pada data (15) menunjukan peristiwa Campur Kode yang terjadi karena penutur hendak memberitahukan sesuatu kepada mitra tutur, tetapi dalam penyampaiannya penutur mengalami interferensi sehingga harus bercampur kode dan menyisipkan kata yang tepat dalam percakapan.
Berlatar belakang
pembicaraan antara seorang reporter dengan Hajah Umi yang membicarakan tentang penyakit tulang keropos di bagian kakinya, sehingga membuat beliau harus menggunakan tongkat untuk berjalan. Percakapan diambil dari transkrip iklan Obat Gula Aren Gentong mas. Reporter
: “ Demikian pak Jhon, berbagi pengalaman kepada anda. Dan sekarang kita jumpai Hajah Umi seorang ibu berusia 51 tahun dari Wonocolo, Surabaya, yang oleh medis divonis menderita pengroposan tulang.
Hajah Umi
: “Katanya dokter tulang keropos, ndak begini ini nggenyut-nggenyut sakit,sempat pake tongkat pak. Setelah itu minum ini pak, weh langsung sembuh alhamdulilah. Wes sekarang bisa dilekuk, bisa lari, sudah nda sakit blas. Minum Gentong Mas dua gelas yah. Kok dah ga nyuutnyuut yah. (DATA GM/003/290514)
Dalam data (15) terlihat pembicaraan dua orang antara ibu dengan reporter. Ibu menggunakan banyak bahasa yang tidak baku dalam percakapan itu. Selain itu, ibu juga menyisipkan kata-kata yang dalam bahasa Indonesia tidak terdapat kata bakunya atau kata resmi dalam penggunaannya, tetapi kata tersebut memiliki makna dan mudah dimengerti oleh mitra tutur, yaitu nggrenyutnggrenyut. Kata tersebut digunakan untuk menjelaskan/ menggambarkan sesuatu tentang sakit yang diderita ibu Umi. Hal ini sejalan dengan teori yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
dikemukakan oleh Nababan (1984), yang mengatakan Campur Kode bisa terjadi apabila penutur kesulitan mengungkapkan kata-kata yang ingin disampaikan kepada mitra tuturnya, sehingga penutur bercampur kode menyisipkan kata agar mitra tutur dapat mengerti maksud dari penutur. Campur Kode penyisipan kata yang disebabkan karena penutur ingin memberitahukan sesuatu pada mitra tutur juga terdapat pada data ASOA/001/270514, dan GM/003/290514. Penggunaan penyisipan kata untuk bercampur kode pada data (15) ditandai pada pemakaian kata “nggrenyut-nggrenyut”, yang digunakan untuk membuat mengerti mitra tutur tentang kesakitan yang diderita Ibu Umi. Dalam percakpan juga terdapat pemakaian ragam informal yang terlihat pada pemakaian kata “ ndak begini” yang berarti “tidak begini” pake yang berarti pakai “ga blas” yang berarti “tidak sama sekali”. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. b) Membangkitkan Rasa Humor Pada data (16) menunjukan peristiwa Campur Kode yang terjadi karena penutur ingin membangkitkan rasa humor kepada penutur dan juga kepada pendengar iklan di radio. Pada percakapan mbah dukun dengan pasien, terlihat mbah dukun menyisipkan kata-kata yang tidak baku dan tidak terdapat dalam KBBI, tetapi memiliki makna dan mengandung kelucuan bagi mitra tuturnya. Berlatar belakang pembicaraan antara mbah dukun dengan pasiennya yang dimana pasien tersebut ingin mendapatkan kekayaan secara instan. Percakapan diambil dari transkrip iklan Obat Diapet Versi Mantera.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
: “Mbah, saya mau cepet kaya, apa syaratnya ya mbah?”
Pasien
Mbah Dukun : “ tiruin ya!” :” ya mbah”
Pasien
Mbah Dukun :”sawung galing sawung kampret!” : ”sawung galing sawung kampret! (pret)” (suara kentut)
Pasien
Mbah Dukun : “hahah pret-nya sekali saja! Ulangi ya! : “ iya Mbah!”
Pasien
(DATA DVM/001/280514) Dalam data (16) terlihat pembicaraan antara seorang dukun dengan pasiennya. Pada percakapan itu seorang dukun meminta pasiennya menirukan mantra yang diucapkannya. Dari penggunaan bahasa mbah dukun yang tidak formal tersebut sudah terlihat beliau ingin membangkitkan rasa humor dalam percakapannya dengan pasien. Terlebih saat mbah dukun bercampur kode menyisipkan kata “pret” dalam pengucapannya saat mendengar suara “pret” yang berasal dari pasien, yang ternyata suara tersebut berasal dari suara kentut si pasien itu. Hal ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer (2010), yang mengatakan Campur Kode dapat terjadi
karena penutur ingin
menafsirkan atau menjelaskan sesuatu kepada mira tuturnya. Campur Kode penyisipan kata yang disebabkan karena penutur ingin membangkitkan rasa humor
pada
mitra
tuturnya
juga
terdapat
pada
data
PVK/001/120614,
PVA/001/100614, LFT/002/020614, IMAN/001/300514 dan LOK/003/010614.
Penggunaan penyisipan kata untuk bercampur kode pada data (16) ditandai pada pemakaian kata “pret”, yang digunakan penutur untuk membangkitkan suasana humor kepada mitra tuturnya. Dalam percakpan juga terdapat pemakaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ragam informal yang terlihat pada pemakaian kata “tiruin ya” “tirukan ya”,
“cepet”
92
yang berarti
yang berarti “cepat”. Sedangkan penggunaan
ragam
formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. B.
Analisis Campur Kode ke Dalam Berdasarkan Penyisipan Frasa Campur Kode ke dalam berdasarkan penyisipan frasa akan dibahas lebih
terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Campur Kode. Penyisipan frasa yang dimaksud adalah saat penutur atau mitra tutur tidak bisa menggunakan kata yang baku dan tepat dalam percakapannya, sehingga penutur atau mitra tutur tersebut bercampur kode dengan menyisipkan frasa. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Campur Kode berdasarkan penyisipan frasa adalah sebagai berikut : a)
Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu Pada data (17) menunjukan peristiwa Campur Kode yang terjadi karena
penutur ingin menjelaskan sesuatu kepada mitra tuturnya, tetapi karena penutur kurang bisa menguasai bahasa Indonesia yang baku dan tepat penggunaanya, sehingga dia bercampur kode dengan menyisipkan frasa dalam percakpannya. Berlatar belakang pembicaraan reporter dengan bapak 1, terlihat
reporter
mewawancarai bapak 1 dengan beberapa pertanyaan, namun karena penguasaan bahasa yang kurang baik, bapak 1 menjawab pertanyaan tersebut dengan bercampur kode dan menyisipkan frasa. Percakapan diambil dari transkrip iklan Obat Fatigon Putih Versi Reporter.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Reporter
: “ Pendengar apa si yang paling enak dilakukan kalo lagi capek? , kita denger jawaban orang-orang yuk?”
Bapak 1
: “ Aaah tidur yang lama, biar bisa bangun siang, biar capek dan pegal rontok semua”
(DATA FPVR/001/290514) Dalam data (17) terlihat seorang bapak yang diwawancarai oleh seorang reporter radio tentang apa yang tepat dilakukan saat sedang letih, bapak itu menjawab “tidur yang lama, biar bisa bangun siang, biar capek dan pegal rontok semua” . Kata “pegel rontok semua” termasuk penyisipan frasa, dimana bapak tersebut mengalami interfensi karena kurangnya kosakata yang dimiliki bapak tersebut dalam berbicara. Kata “rontok” akan lebih baik jika diganti dengan kata “sembuh”. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan Nababan(1984), yang mengatakan Campur Kode dapat terjadi apabila penutur kesulitan menyampaikan kata yang ingin disampaikan kepada mitra tutur. Campur Kode penyisipan frasa yang disebabkan karena penutur ingin menjelaskan sesuatu kepada mitra tuturnya juga terdapat pada data DVD/003/280514, DVM/002/280514, GSAS/001/290514, GSAS/004/290514, dan GM/003/290514. Penggunaan penyisipan frasa untuk bercampur kode pada data (17) ditandai pada pemakaian kata “rontok”, yang
digunakan penutur
untuk
menjelaskan sesuatu tentang keadaan yang dialami penutur, dalam hal ini tentang keletihan dan badan yang pegal-pegal, yang diderita penutur. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b)
94
Tujuan untuk Mempertegas Sesuatu Pada data (18) menunjukan peristiwa Campur Kode yang terjadi karena
penutur ingin mempertegas sesuatu kepada mitra tuturnya , tetapi karena penutur kurang bisa menguasai bahasa Indonesia yang baku dan tepat saat akan mempertegas sesuatu, sehingga dia bercampur kode dengan menyisipkan istilah dalam percakapannya dengan mitra tutur. Berlatar belakang pembicaraan antara dua orang sahabat, yang sedang berada di pusat perbelanjaan dan melihat seorang gadis cantik yang melintas di depan mereka. Percakapan diambil dari transkrip iklan Golden Skin and Spa. Pria 2
: “ Laah siapa si? “
Pria 1
: “Weh, mukanya bersinar kayak berlian putih berkilau, matanya bibirnya. Waa bener-bener wanita istimewa”
Pria 2
: “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!” (DATA GSAS/005/290514)
. Pada data (18) pria 2 menyisipkan sebuah frasa dalam ujarannya. Hal ini terlihat pada penggunaan kata "wooy gila lu" ditujukan pada sahabat penutur yang sedang mengamati seorang wanita, yang ternyata wanita itu adalah seorang ibu dari pria 2. Penyisipan frasa itu dilakukan untuk mempertegas sesuatu pada mitra tutur. Kata “gila” dalam percakapan tersebut adalah untuk menunjukan penegasan bahwa apa yang dilakukan pria 1 adalah sesuatu yang aneh dan diluar batas kewajaran, tetapi kata tersebut hanya digunakan untuk penegasaan sesaat, bukan dari makna yang sebenarnya yang berarti “orang yang memiliki gangguan jiwa dan harus disembuhkan dengan cara rehabilitasi”. Hal ini juga sejalan dengan teori yang disampaikan Abdul Chaer(2010), yang mengatakan Campur Kode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
dapat terjadi karena sikap penutur, dalam hal ini sikap penutur pada pria 2 menunjukan ketidaksukaan kepada pria 2, sehingga secara tidak sadar dia bercampur kode mengatakan kata yang tidak baku. Campur Kode penyisipan frasa yang disebabkan karena penutur ingin mempertegas sesuatu kepada mitra tutur juga terdapat pada data FPVR/004/290514, DVD/002/280514, POF/005/110414, FHA/002/130414, dan FHA/014/130414. Penggunaan penyisipan frasa untuk bercampur kode pada data (18) ditandai pada pemakaian kata “gila lu” yang berari “ gila kamu”, digunakan penutur untuk menegaskan sesuatu kepada mitra tuturnya. Dalam percakapan juga terdapat kata-kata tidak baku seperti “lu” yang berarti “kamu” , “ nyokap” yang berarti “ibu” dan
“gue”
yang berarti “saya”. Sedangkan penggunaan
ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. C.
Analisis Campur Kode ke Dalam Berdasarkan Penyisipan Istilah Campur Kode ke dalam berdasarkan penyisipan istilah akan dibahas lebih
terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Campur Kode. Penyisipan istilah yang dimaksud adalah saat penutur tidak bisa menggunakan kata yang tepat dalam penyampaiannya kepada mitra tutur, sehingga penutur bercampur kode dengan menyisipkan istilah yang lebih banyak dikenal oleh masyarakat, dimana istilah tersebut cenderung kepada bahasa yang tidak baku atau informal. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Campur Kode berdasarkan penyisipan istilah adalah sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a)
96
Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu Pada data (19) menunjukan peristiwa Campur Kode yang terjadi karena
penutur ingin membeitahukan sesuatu kepada mitra tuturnya , tetapi karena penutur kurang bisa menguasai bahasa Indonesia yang baku dan tepat saat akan memberitahukan sesuatu tersebut, sehingga penutur bercampur kode dengan menyisipkan istilah dalam percakapannya dengan mitra tutur. Berlatar belakang pembicaraan antara dua orang sahabat, yang sedang berada di pusat perbelanjaan dan melihat seorang gadis cantik yang melintas di depan mereka. Percakapan diambil dari transkrip iklan Lasegar Versi Omesh Kontainer. Omesh
: “ Bibir pecah-pecah, susah BAB, tenggorokan kering,
MC 2
: “ Loh Omesh kenapa?”
MC
: “ Itu tanda Panas Dalam, cepat minum Lasegar”
Omesh
: “ Panas dalam hei itu kan dolo, sekarang saya selalu minum Lasegar” (DATA LOK/002/010614)
Pada
data (19)
terlihat percakapan antara selebritis Ananda Omesh
dengan MC 2, pada percakapan tersebut omesh mengeluh kesakitan,
karena
mengalami bibir pecah-pecah, susah BAB, dan tenggorokan kering. Lalu MC 2 dengan menyisipkan istilah memberitahukan bahwa sakit yang diderita Omesh tersebut adalah gejala “panas dalam”. Kata “panas dalam” merupakan sebuah istilah penyakit dalam kedokteran, bukan sebuah kata yang dapat diartikan secara satu persatu. Menjadi lebih baik apabila penggunaan kata tersebut menjadi “sakit panas dalam” untuk lebih menjelaskan secara benar kepada mitea tutur. Hal ini juga sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Abdul Chaer (2010), yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
mengatakan Campur Kode dapat terjadi aapabila penutur ingin menyampaikan sebuah istilah/ungkapan/idiom kepada mitra tutur, tetapi hal itu tidak disadari oleh penutur itu sendiri dan kurang tepat penggunaan katanya. Campur Kode penyisipan istilah
yang disebabkan
sesuatu kepada mitra tutur
karena penutur ingin memberitahukan
juga terdapat pada data LPCB/001/270514,
DVD/001/280514, GSAS/002/290514, GSAS/003/290514, GSAS/007/290514, dan GM/003/290514. Penggunaan penyisipan istilah untuk bercampur kode pada data (19) ditandai pada pemakaian kata “panas dalam”
yang berarti “ istilah dari
kedokteran yang dapat menyebabkan sariawan, bibir pecah-pecah, tenggorokan kering, dan buang air besar”. Dalam percakapan juga terdapat kata-kata tidak baku seperti “dolo” yang berarti “dulu” , dan partikel-partikel kata seperti “hei” dan “loh”. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. b)
Menyesalkan Suatu Keadaan Pada data (20) menunjukan peristiwa Campur Kode yang terjadi karena
penutur merasa menyesali keadaan yang menimpanya, dan hendak berbagi atau menyampaikannya dengan mitra tutur., tetapi karena penutur kurang bisa menguasai bahasa Indonesia dan kurangnya permbendaharaan kosakata dalam diri penutur sehingga penutur menyisipkan istilah yang tidak baku dalam pengucapannya. Berlatar belakang pembicaraan antara bapak dengan reporter, pada iklan bapak sedang diwawancarai tentang bagaimana cara yang tepat untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menghilangkan rasa letih
98
setelah sepulang kerja. Percakapan diambil dari
transkrip iklan Fatigon Putih Versi Reporter. Reporter
: “ Lalu, kenapa tidak melakukannya ?”
Bapak 1
: “Waa memangnya perusahaan nenek moyangku bisa telat terus kalau bangun siang!”
Bapak 2
: “ Bangkrut mbak kalau tiap hari pijet.
(DATA FPVR/002/290514) Pada data percakapan (20) , terlihat pembicaraan antara reporter dengan kedua orang yang berperan sebagai bapak. Pada percakapan tersebut,reporter pada mulanya menanyakan bagaimana cara yang tepat menghilangkan letih setelah sepulang bekerja, lalu bapak-bapak tersebut menjawab dengan pendapatnya masing-masing, sampai pada akhirnya reporter menanyakan kembali “kenapa tidak melakukannya?”. Dengan jawaban menyesal bapak satu menjawab pertanyaan tersebut dengan menyisipkan istilah yaitu “nenek moyang”, begitu juga dengan bapak dua menjawab dengan perasaan sesal yang sama dengan menyisipkan kata “bangkrut”, dimana kedua kata tersebut merupakan istilah tidak baku pada bahasa Indonesia. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Abdul Chaer (2010), yang mengatakan Campur Kode dapat terjadi karena ketidakmampuan penutur dalam mengucapkan bahasa yang baku dalam percakapannya. Campur Kode penyisipan istilah
yang disebabkan
karena
penutur ingin menyampaikan penyesalannya kepada mitra tutur juga terdapat pada data LAM/001/060614. Penggunaan penyisipan istilah untuk bercampur kode pada data (20) ditandai pada pemakaian kata “bangkrut” yang berarti “merugi” dan “nenek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
moyang” yang berarti “leluhur terdahulu”. Dalam percakapan juga terdapat katakata tidak baku seperti “pijet” yang berarti “pijat” , “mbak” yang berarti sapaan untuk perempuan yang dihormati atau dituakan, dan partikel kata seperti “waaa” . Sedangkan penggunaan
ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan
pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap 4.3.4 Analisis Campur Kode keluar pada iklan obat Campur Kode ke luar yang terjadi dalam iklan-iklan obat yang ada di Radio Kedaulatan Rakyat adalah berupa Campur Kode berdasarkan penyisipan frasa, dan penyisipan istilah. A.
Analisis Campur Kode keluar Berdasarkan Frasa Campur Kode ke luar berdasarkan penyisipan frasa akan dibahas lebih
terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Campur Kode. Penyisipan frasa asing yang dimaksud adalah saat penutur atau mitra tutur tidak bisa menggunakan kata asing atau bahasa yang tepat dalam percakapannya, sehingga penutur atau mitra tutur tersebut bercampur kode dengan menyisipkan frasa asing. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Campur Kode berdasarkan penyisipan frasa adalah sebagai berikut : a) Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu Pada data (21) menunjukan peristiwa Campur Kode keluar yang terjadi karena penutur bermaksud menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur atau pendengar, tetapi karena kata yang akan di sampaikan berupa kata asing dan tidak bisa digantikan dengan kata baku bahasa Indonesia, maka penutur bercampur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
kode dengan menyisipkan frasa asing, walaupun dalam pengucapan kata tersebut pembuat iklan belum merasa yakin pendengar akan mengerti arti dari kata asing tersebut . Berlatar belakang pembicaraan akhir pada iklan Golden skin and spa, pembuat iklan menjelaskan tentang perihal Golden skin and spa kepada pendengar atau mitra tutur. Percakapan diambil dari transkrip iklan Golden Skin and Spa. Pria 1
: “Weh, mukanya bersinar kayak berlian putih berkilau, matanya bibirnya. Waa bener-bener wanita istimewa”
Pria 2
: “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!”
Narator
: “ Golden skin care spa and salon, memberikan solusi wajah anda seperti facial berlian, pengencangan spektakuler, gratis pengencangan keruta mata, dan totok wajah, juga facial emas yang berguna menambah sinar wajah mengencangkan dan menghilangkan kerutan dan flex anda sehingga kulit lebih halus dan bercahaya. Golden skin care spa and salon menggunakan peralatan canggih. Serta tiap golden terdapat dokter yang akan memberikan penanganan secara teliti dan akurat kepada anda.
( DATA GSAS/005/290514) Dalam data percakapan (21) , terlihat seorang narator atau pembuat iklan berbicara dengan maksud menjelaskan sesuatu tentang perihal maksud yang ada pada percakapan pria 1 dan pria 2 dalam iklan Golden Skin and Spa. Pada saat menjelaskan sesuatu, pembuat iklan bercampur kode dengan menyisipkan frasa asing pada ujarannya. Dengan menyisipkan frasa asing, dia berharap penutur atau mendengar dapat mengerti apa yang dikatakannya, walaupun frasa tersebut masih jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan belum tentu pendengar mengerti arti dari kata tersebut, tetapi karena frasa tersebut sulit untuk digantikan dengan kata lain, jadi mau tidak mau harus digunakan oleh pembuat iklan. Data (21) ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Nababan (1984), Campur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Kode dapat terjadi apabila penutur kesulitan menyampaikan bahasa baku yang tepat untuk membuat mitra tutur mengeri akan penutur itu sendiri, sehingga digunakan bahasa asing untuk menyampaikan kata tersebut. Campur Kode keluar melalui penyisipan frasa yang disebabkan karena penutur ingin menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur juga terdapat pada data LFT/001/020614. Penggunaan penyisipan frasa asing untuk bercampur kode pada data (21) ditandai pada pemakaian kata “golden skin and spa salon” yang berarti “ golden (nama tempat) untuk perawatan kulit dan pijat kecantikan” , “facial emas” yang berarti “perawatan wajah dengan bahan dasar yang terbuat dari emas”, dan “flex” yang berarti “noda hitam yang ada di wajah”. Dalam percakapan juga terdapat kata-kata tidak baku seperti “lu” yang berarti “anda” , “kayak” yang berarti “seperti” dan partikel-partikel kata seperti “wooy” dan “weh”. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. b)
Tujuan untuk Sekedar Bergengsi Pada data (22) menunjukan peristiwa Campur Kode keluar yang terjadi
karena penutur melakukan hanya sekedar untuk bergengsi dihadapan mitra tutur atau
pendengarnya.
Meskipun
penyisipan
frasa
asing
tersebut
salah
penggunaannya dalam percakapan, tapi penutur tidak sadar akan hal itu, dan berharap mitra tutur mengerti apa yang dimaksudkan oleh penutur tersebut. Berlatar belakang percakapan antara MC1 dengan artis terkenal dalam negeri,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
yaitu Ananda Omesh. Percakapan diambil dari transkrip iklan Lasegar Omesh Kontainer MC : “ Hadirin sekalian, mari kita temui Omesh presenter tv yang ngetop” Omesh : “ Bibir pecah-pecah, susah BAB, tenggorokan kering, MC 2 : “ Loh Omesh kenapa?” ( DATA LOK/001/010614)
. Pada data percakapan (22) , terlihat percakapan antara dua pembawa acara dengan Omesh. Pembawa Acara 1 membuka acara dan memperkenal omesh kepada pendengar atau mitra tutur yang lain. Pada ujarannya pembawa acara 1 menyisipkan penyisipan frasa saat memperkenalkan Omesh yang kebanyakan orang sudah mengenalnya sebagai artis dan presenter tv yang terkenal. Pembawa acara 1 menyisipkan frasa tersebut untuk sekedar bergengsi kepada mitra tutur atau pendengar iklan radio tersebut. Hal ini sejalan dengan teori yang dikatakan Abdul Chaer (2010), yang mengatakan Campur Kode dapat terjadi karena sikap dari penutur itu sendiri, disamping itu penutur juga kesulitan mengatakan kata ganti yang tepat untuk kata “ngetop” itu sendiri, sehingga tanpa disadari penutur bercampur kode mengatakan kata tersebut. Penggunaan penyisipan frasa asing untuk bercampur kode pada data (22) ditandai pada pemakaian kata “ngetop” yang berarti sebenarnya adalah “atas atau tempat teratas” tetapi karena perubahan waktu dan budaya kata tersebut baik diluar negeri maupun di Indonesia diartikan sebagai sesuatu hal atau seseorang yang dianggap terkenal atau mahir pada beberapa bidang tertentu.
Dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
percakapan juga terdapat kata-kata tidak baku seperti penggunaan partikel “looh”. Sedangkan penggunaan
ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan
pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. B.
Analisis Campur Kode Keluar Berdasarkan Penyisipan Istilah Campur Kode ke luar berdasarkan penyisipan istilah akan dibahas lebih
terperinci melalui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Campur Kode. Penyisipan istilah yang dimaksud adalah saat penutur tidak bisa menggunakan kata atau istilah yang tepat dalam penyampaiannya kepada mitra tutur, sehingga penutur bercampur kode dengan menyisipkan istilah asing yang lebih banyak dikenal oleh masyarakat, dimana istilah tersebut cenderung kepada bahasa yang tidak tepat penggunaannya. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Campur Kode keluar berdasarkan penyisipan istilah adalah sebagai berikut : a)
Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu Pada data (23) menunjukan peristiwa Campur Kode keluar yang terjadi
karena penutur bermaksud menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur atau pendengar, tetapi karena penutur menyampaikannya bercampur dengan bahasa informal, sehingga tanpa disadari penyisipan istilah asing tersebut menjadi salah atau kurang tepat penggunaannya. Berlatar belakang percakapan reporter dengan bapak yang diwawancarai tentang bagaimana cara menghilangkan lelah setelah bekerja. Percakapan diambil dari transkrip iklan Fatigon Putih Versi Reporter. Bapak 2
: “ Bangkrut mbak kalau tiap hari pijet”
Ibu 1
: “Iya, dirumah kan masih harus urus suami sama anak. Ngimpi itu sii”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Reporter
: “ Hehehe,Gak perlu itu semua, nih Fatigon Putih. Multivitaminnya capek dan daya tahan. Minum fatigon putih setelah aktifitas atau sebelum tidur. Pegal, keram dan nyeri ototnya hilang tanpa bekas. Andapun bisa bangun segar dan siap bekerja lagi.
Bapak 1
: “ Mantaap!, segar!” (DATA FPVR/003/290514)
Pada data (23) terlihat pembicaraan reporter dengan bapak 1 dan bapak 2 yang membahas tentang cara menyembuhkan lelah setelah bekerja. Pembicaraan tersebut dominan menggunakan ragam santai, hal itu juga yang membuat reporter saat menyisipkan istilah asing menjadi tidak tepat penggunaannya. Reporter menyispkan istilah asing tersebut guna menjelas sesuatu kepada mitra tutur atau pendengar iklan radio. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan Nababan (1984) yaitu Campur Kode dapat terjadi karena suasana kesantaian antara penutur dengan mitra tutur, sehingga apa yang dikatakan tanpa disadari telah mengalami interferensi atau kesalahan berbahasa dalam percakapannya. Campur Kode keluar melalui penyisipan istilah yang disebabkan penutur ingin menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur juga terdapat pada data PBE/001/100614, LAM/003/060614, IMAN/003/300514, dan FHA/001/130414. Penggunaan penyisipan isitilah asing untuk bercampur kode pada data (24) ditandai pada pemakaian kata “multivitamin” yang berarti sebenarnya adalah “obat yang berfungsi ganda untuk menjaga daya tahan tubuh”. Dalam percakapan juga terdapat kata-kata tidak baku seperti penggunaan partikel “pijet” yang berarti, “gak” yang berarti tidak, “ngimpi” yang berarti mimpi, “capek” yang berarti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
lelah, dan “nih” yang berart ini. Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. b) Tujuan untuk Mengikuti Kode Mitra Tutur Pada data (24) menunjukan peristiwa Campur Kode keluar yang terjadi karena penutur berusaha mengikuti kode atau kata yang diucapkan oleh mitra tutur. Tetapi dalam pengucapan istilah asing tersebut kurang diberi kata penjelas sehingga penggunaannya menjadi kurang tepat. Berlatar belakang percakapan perempuan 1 dengan artis televisi terkenal Choky sitohang yang membahas tentang bagaimana mengatasi tubuh yang kehilangan cairan karena berkeringat. Percakapan diambil dari transkrip iklan Fatigon Hydro Versi Airport. Choky
: “ Hai girls ke airport juga?”
Perempuan 1 : ” Iya, kamu ngapain si jalan kaki nanti keringetan lo,ga takut dehidrasi?” Choky
: “ Hahaa, keringat itu kan sehat, soal dehidrasi kan ada Fatigon Hydro, karena keringat itu alami,harus diganti dengan yanhg alami juga.Fatigon terbuat dari air kelapa asli yang cepat menggantikan ion tubuh yang hilang” ( DATA FHA/001/130414)
Dalam data (24) terlihat pembicaraan Choky sitohang dengan seorang perempuan. Pada percakapan yang dominan bercampur bahasa asing itu, terlihat perempuan menanyakan kepada Choky tentang kekhawatirannya akan dehidrasi, lalu Choky yang memang dikenal sebagai artis yang kerap menggunakan dua bahasa dalam percakpannya berusaha mengikuti kode mitra tuturnya. Tetapi karena pengucapan Choky bercampur menggunakan ragam santai, Choky tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
sadar bahwa penyisipan istilah asing tersebut kurang tepat penggunaanya, karena tidak menggunakan kata penjelas sebelum istilah tersebut, akan lebih baik jika Choky menyertakan kata “terkena dehidrasi” sehingga lebih memiliki makna yang tepat bukan “soal dehidrasi” . Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Nababan (1984), Campur Kode dapat terjadi karena penutur ingin menunjukan keterpelajarannya, tetapi tanpa disadari justru bahasa yang diucapkan merupakan kata yang tidak baku atau tidak tepat penggunaannya. Penggunaan penyisipan isitilah asing untuk bercampur kode pada data (24) ditandai pada pemakaian kata “airport” yang berarti bandara, ”dehidrasi” yang berarti kekurangan cairan, ”girls” yang berarti perempuan (jamak), dan “ion” yang cairan untuk menjaga daya tahan tubuh. Dalam percakapan juga terdapat kata-kata tidak baku seperti penggunaan partikel “ngapain” yang berarti kenapa/mengapa, dan pengunaan partikel kata seperti “lo, dan kan . Sedangkan penggunaan ragam formal bahasa Indonesia ditandai dengan pemakaian kata-kata baku dan struktur yang lengkap. 4.3.5 Faktor-Faktor Terjadinya Alih Kode dan Campur Kode pada Iklan Obat di KR Radio Pada rumusan pertama dan kedua telah dibahas bentuk-bentuk Alih Kode dan Campur Kode yang ada pada iklan obat di radio kedaulatan rakyat melalui teori analisis data dan mengacu pada teori para ahli terdahulu. Pada rumusan yang ketiga ini, akan dibahas faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dan Campur Kode yang ada pada iklan-iklan di Radio Kedaulatan Rakya melalui
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hasil wawancara dan kuisioner yang diperuntukan untuk pembuat iklan di Radio Kedaulatan Rakyat. Sehingga ditemukan faktor-faktor baru di luar teori para ahli terdahulu. Berikut adalah faktor-faktor baru yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dan Campur Kode pada iklan obat di Radio Kedaulata Rakyat A. Segmentasi Pasar Faktor yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dan Campur Kode pada iklan obat di Radio Kedaulatan Rakyat yang pertama adalah segmentasi. Segmentasi sendiri berarti kegiatan membagi suatu pasar
menjadi kelompok
pembeli yang berbeda memiliki kebutuhan, karakteristik atau perilaku berbeda yang membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Dalam kajian bahasa Indonesia, segmen lebih diartikan pada pemilihan diksi atau kata yang sesuai pada sasaran produk yang akan dipasarkan pada konsumen, sehingga konsumen yang mendengar iklan tersebut akan lebih tertarik dengan sajian bahasa yang dipergunakan. Berikut diuraikan faktor segmentasi yang menyebabkan terjadinya Alih Kode dan Campur Kode:
No 5
Data
Pendapat Triangulator Perempuan 1 : “ Eh tar dulu,masak
turun Pendapat Pandhu Adhika (Pandhu)
disini sih, airportnya kan masih di ujung sana, Menunjukan penggunaan bahasa bisa keringetan dong kita kalau jalan kaki, ga untuk segmen yang dituju, dalam hal ini penggunaan bahasa tidak
mau ah!” Perempuan 2 :
“Habis
gimana
107
dong
baku lebih memfokuskan produk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
daripada telat!”
Fatigon Hydro akan diminati kalangan anak-anak muda sebagai konsumen utamanya.
Menurut pendapat Pandhu Adhika (Pandhu) penggunaan Alih Kode dan Campur Kode sebagai cara untuk menguasai segmen pasar. Apabila produk yang dibuat berupa minuman kesehatan seperti Fatigon Hydro, tentunya pembuat iklan akan membuat naskah percakapan iklan dengan mencampurkan bahasa yang lebih santai dan lebih bergengsi seperti menggunakan bahasa inggris. Hal tersebut dilakukan agar lebih terfokus pada konsumen kalangan anak muda. Dengan demikian, Alih Kode dan Campur Kode sangat berpengaruh pada segmen yang dituju pada suatu iklan obat. B. Ear Cathcer (Penarik Perhatian) Alih Kode dan Campur Kode sebagai penarik perhatian bagi pendengar iklan di radio. Keberadaan radio yang hanya mengandalkan audio sebagai penarik konsumen, tentunya membuat pembuat iklan berpikir perlu ada penarik perhatian pada transkrip iklan yang akan dibuat untuk sesuatu produk. Alih Kode dan Campur Kode berperan penting dalam hal ini. Dengan pencampuran bahasa,pendengar akan menjadi tertarik dengan iklan yang disajikan. Pengucapan kata-kata yang aneh, dan isi cerita yang lucu salah satunya akan menarik minat
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
pendengar untuk memperhatikan iklan tersebut sampai selesai. Berikut contoh faktor ear cathcer yang disebabkan karena peristia Alih Kode dan Campur Kode pada iklan obat di radio Kedaulatan Rakyat :
No
Data
Pendapat Triangulator Pendapat Maulana Ibrahim
10 Pasien
: “Mbah, saya mau cepet
kaya, apa syaratnya ya mbah?”
(Krisna) Sebagai ear catcher (penarik perhatian) agar pendengar
Mbah Dukun : “ tiruin ya!” Pasien
tersebut setelah mendengar
:” ya mbah”
Mbah Dukun :”sawung
tertarik mendengarkan iklan
kata-kata lucu dalam iklan. galing sawung
kampret!”
Menurut pendapat Maulana Ibrahim (Krisna) penggunaan Alih Kode dan Campur Kode sebagai cara untuk membuat ear catcher atau penarik perhatian pendengar iklan di radio. Dengan adanya variasi kata yang unik, dan pengcampuran bahasa yang menimbulkan kesan aneh atau lucu akan membuat pendengar radio memperhatikan iklan tersebut, sampai akhirnya pendengar akan mengerti produk apa yang ditawarkan pada iklan tersebut. Ear cathcer ini sangat erat kaitannya dengan Alih Kode dan Campur Kode yang bertujuan membangkitkan rasa humor, karena pada tabel diatas, terjadinya Campur Kode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
pada percakapan simbah dengan pasien juga bertujuan untuk membangkitkan rasa humor pada mitra tutur atau pendengar radio. C. Pembentukan Kata Baru (Jargon) Alih Kode dan Campur Kode juga berpengaruh pada pembentukan kata baru atau jargon baru dalam bahasa sehari-hari, khususnya bagi kalangan anak muda. Melalui iklan, pembentukan jargon baru yang berasal dari Alih Kode dan Campur Kode dalam percakapan yang ada pada iklan akan membuat pendengar iklan tersebut mengikutinya bahkan menirukannya, sampai kata itu menjadi terkenal dan digunakan sehari-hari. Seperti kata “galau” kata tersebut merupakan kata baku yang beberapa waktu yang lalu jarang dipakai dalam percakpan, tetapi karena sebuah iklan kata tersebut menjadi sebuah trend, dan digunakan dalam percakpan untuk menggambarkan orang yang sedang patah hati. Berikut contoh faktor pembentukan jargon baru yang disebabkan karena peristiwa Alih Kode dan Campur Kode pada iklan obat di radio Kedaulatan Rakyat :
No 6
Data
Pendapat Triangulator Pria 1
: “ Asli, kalau ini bener- Pendapat Agus Salim (Samba) bener cewek cuy!”
Pria 2
Kata dodol, merupakan kata baru pada saat sekarang ini,
: “ Laah siapa si? “
karena kata dodol tadinya Pria 1
: “Weh, kayak
mukanya bersinar berlian
putih
berkilau, matanya bibirnya.
memliki arti sebagai makanan khas dari Jawa Timur, tetapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Waa
bener-bener
wanita sekarang kata dodol menjadi
istimewa” Pria 2
111
trend dan lebih diartikan
: “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!”
sebagai sesuatu yang dianggap bodoh.
Menurut pendapat Agus Salim (Samba) , Alih Kode dan Campur Kode pada iklan juga berguna sebagai pembentukan jargon baru untuk membuat pendengar tertarik mendengarkan iklan tersebut. Dengan mendengarkan iklan tersebut, nantinya pendengar akan menirukat jargon tersebut dikehidupan seharihari dan sampai akhirnya kata tersebut menjadi trend di masyarakat sebagai bahasa percakapan. Dari produknya sendiri juga akan berimbas positif, karena tentunya pendengar akan mengingat jargon tersebut berasal dari suatu iklan di radio. Seperti halnya data tabel diatas, kata “dodol”
merupakan kata untuk
mengartikan sebuah nama makanan khas Jawa Timur, tetapi karena untuk menarik perhatian pendengar kata tersebut bercampur kodenya menjadi kata yang mengibaratkan orang yang aneh dan tidak lazim. 4.3.6 Faktor-faktor terjadinya Alih Kode dan Cmpur Kode Menurut Temuan Peneliti Sebelumnya telah dipaparkan faktor-faktor penyebab terjadinya Alih Kode dan Campur Kode menurut pembuat iklan yang ada di Radio Kedaulatan Rakyat. Berikut akan di paparkan faktor-faktor penyebab lain yang membuat terjadinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Alih Kode dan campur pada iklan Obat di Radio Kedaulatan Rakyat yang ditemukan peneliti menggunakan acuan teori para ahli. A. Tujuan untuk Menjelaskan Sesuatu Faktor penyebab terjadinya Alih Kode dan Campur Kode yang paling banyak di iklan obat adalah “Tujuan untuk menjelaskan sesuatu”. Faktor penyebab ini digunakan karena memang berkaitan erat dengan penutur dalam menjelaskan suatu produk obat yang ditawarkan pada pendengar radio atau mitra tutur. Selain itu, “menjelaskan sesuatu” juga digunakan untuk memberitahukan tentang penyakit yang diderita penutur atau mitra tutur dalam iklan-iklan obat yang terdapat di siaran Radio Kedaulatan Rakyat. B. Beralihnya Suasana Topik Pembicaraan Beralihnya suasana topik pembicaraan termasuk faktor yang sering digunakan penutur atau mitra tutur dalam iklan obat. Faktor beralihnya suasana topik pembicaraan biasanya terjadi saat penutur atau mitra tutur hendak mengalihkan topik pembicaraan pada topik untuk menjelaskan sesuatu hal tentang produk yang ditawarkan pada iklan tersebut. C.
Faktor Kedekatan Penutur dengan Mitra Tutur Faktor kedekatan penutur dengan mitra tutur juga menjadi salah satu
faktor yang sering digunakan penutur untuk beralih kode atau bercampur kode. Adanya ikatan antara keduanya tersebut memungkinkan mereka menggunakan ragam yang lebih santai atau bahkan ragam formal untuk dapat berkomunikasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D.
113
Tujuan untuk Menegaskan Sesuatu Alih Kode dan Campur Kode yang bertujuan untuk menegaskan sesuatu di
maksud disini adalah keadaan dimana penutur memberikan penegasan kepada mitra tuturnya, agar apa yang penutur jelaskan lebih bisa dimengerti oleh mitra tuturnya. E.
Tujuan untuk Menghormati Kode Mitra Tutur Alih Kode dan Campur Kode yang bertujuan untuk menghormati kode
mitra tutur biasanya digunakan saat seseorang penutur mengerti akan keadaan mitra tutur yang tidak bisa memahami bahasa daerah atau ragam santai (dialek) dari si penutur, sehingga si penutur menggunakan ragam baku untuk menghormati mitra tutur.
F.
Tujuan untuk Menyuruh Mitra Tutur Tujuan untuk menyuruh mitra tutur biasanya digunakan penutur pada
keadaan dimana penutur harus menggunakan pengalihan atau percampuran bahasa agar mitra tutur lebih mengerti apa yang diinginkan oleh penutur. G.
Tujuan untuk Sekedar Bergengsi Alih Kode dan Campur Kode yang bertujuan untuk sekedar bergengsi,
biasanya digunakan penutur untuk menunjukan keterpelajarannya kepada mitra
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
tutur, sehingga dia beralih atau bercampur kode menggunakan bahasa yang ilmiah atau menggunakan bahasa asing yang biasanya bukan dari bahasa Indonesia baku. H.
Tujuan untuk Menyampaikan Kata Yang Populer Alih Kode dan Campur Kode yang bertujuan untuk menyampaikan kata
yang populer, digunakan penutur saat akan menyampaikan bahasa yang sedang trend di waktu sekarang, agar lebih mempermudah mitra tutur dalam memahami maksud penuturnya. I.
Tujuan untuk Membangkitkan Rasa Humor Alih
Kode
dan
Campur
Kode
juga
digunakan
penutur
untuk
membangkitkan rasa humor atau suasana humor saat sedang berkomunikasi dengan mitra tuturnya. Faktor membangkitkan rasa humor ini juga digunakan untuk menarik minat pendengar iklan untuk memperhatikan hal-hal yang unik dalam iklan tersebut, dalam hal ini penggunaan kata-kata yang lucu dan jenaka. J.
Mengungkapkan Perasaan Kesal Alih Kode dan Campur Kode pada iklan obat di siaran Radio Kedaulatan
Rakyat juga digunakan untuk mengungkapkan rasa kesal pada diri penutur. Hal ini berkenaan dengan penggunaan bahasa asing pada diri penutur, seperti kata “Astagfrullah” atau “Oh My God”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
K.
115
Tujuan untuk Menyatakan Rasa Syukur kepada Tuhan Alih Kode dan Campur Kode digunakan untuk menyatakan rasa syukur
oleh penutur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini ditandai dengan penggunaan kata asing seperti “Alhamdulillah”. L.
Tujuan untuk Menyatakan Perasaan Tidak Percaya kepada Mitra Tutur Alih Kode dan Campur Kode digunakan untuk menyatakan perasaan tidak
percaya antara penutur kepada mitra tuturnya. Hal ini ditandai dengan penggunaan kata seperti “masa si?” atau “ah yang beneer?”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab ini terdiri dari dua hal pokok, yaitu (1) simpulan dan (2) saran. Simpulan berisi rangkuman keseluruhan isi dari penelitian ini. Sedangkan, saran berisi hal-hal relevan yang perlu diperhatikan untuk peneliti lanjutan, baik mahasiwa jurusan Bahasa Indonesia, maupun peneliti lain. Berikut adalah pemaparan dari kedua hal tersebut.
5.1
Simpulan Berdasarkan uraian dalam bab IV mengenai Alih Kode dan Campur Kode
yang ada di iklan obat pada siaran Radio Kedaulatan Rakyat, peneliti menemukan adanya jenis-jenis Alih Kode dan Campur Kode beserta faktor penyebab terjadinya kode tersebut. Temuan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut ini.
5.1.1
Wujud Alih Kode Alih Kode yang terdapat di iklan obat pada siaran Radio Kedaultan rakyat
dibagi menjadi dua wujud pengalihan kode, yaitu Alih Kode Internal dan Alih Kode Eksternal. Alih Kode internal adalah wujud pengalihan kode yang terjadi dalam suatu bahasa nasional, antar dialek dalam satu bahasa daerah, atau antara
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
beberapa ragam yang terdapat dalam suatu dialek (Hymes dalam Rahardi 2001:20), sedangkan Alih Kode eksternal adalah pengalihan bahasa yang dilakukan penutur dari bahasa asalanya ke bahasa asing. Alih Kode internal terbagi menjadi dua bentuk pengalihan kode yaitu Alih Kode antar ragam dan Alih Kode antar bahasa. Dalam Alih Kode antar ragam terdiri dari dua subkategori. Kedua subkategori itu adalah Alih Kode antar ragam informal (tidak baku)
ke ragam formal (baku) dan ragam formal (baku) ke
informal (tidak baku). Bentuk pengalihan kode yang kedua adalah Alih Kode antar bahasa, yang terdiri dari tiga subkategori. Ketiga subkategori itu adalah Alih Kode antar Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa, Alih Kode antar Bahasa Indonesia ke Bahasa Batak, dan Alih Kode antar Bahasa Indonesia ke Bahasa Betawi. Alih Kode Eksternal terbagi menjadi dua bentuk pengalihan kode menggunakan bahasa asing. Kedua bentuk Alih Kode tersebut yaitu Alih Kode dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris dan Alih Kode Bahasa Indonesia ke Bahasa Arab.
5.1.2
Wujud Campur Kode Campur Kode yang terdapat di iklan obat pada siaran Radio Kedaultan
rakyat dibagi menjadi dua wujud pengalihan kode, yaitu Campur Kode ke dalam (inner code-mixing), dan Campur Kode keluar (outer code-mixing). Campur Kode ke dalam (inner code-mixing) adalah percampuran kode bahasa yang bersumber dari bahsa aslinya disertai dengan segala variasinya, dan dilakukan secara tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sadar oleh penutur yang melakukan percampuran
118
kode tersebut, sedangkan
Campur Kode keluar (outer code-mixing) adalah percampuran kode asli dengan bahasa asing yang disertai dengan segala variasinya, dan diucapkan secara tidak sadar oleh penutur yang melakukan percampuran kode tersebut. Pada penelitian iklan obat di siaran di Radio Kedaulatan Rakyat Campur Kode ke dalam (inner code-mixing) terbagi menjadi tiga subkategori. Ketiga subkategori itu berupa penyisipan-penyisipan yang membentuk percampuran kode bahasa asli. Ketiga penyisipan tersebut adalah Penyisipan Kata, Penyisipan, Frasa, dan Penyisipan Istilah. Selanjutnya untuk Campur Kode keluar (outer code-mixing) pada iklan di siaran Radio Kedaulatan Rakyat terbagi menjadi dua subkategori. Kedua subkategori itu berupa penyisipan-penyisipan yang membentuk percampuran kode bahasa asli dengan bahasa asing. Kedua penyisipan tersebut adalah Penyisipan frasa, dan Penyisipan Istilah.
5.1.3
Faktor Penyebab Terjadinya Alih Kode dan Campur Kode Di atas telah dipaparkan kesimpulan mengenai wujud-wujud Alih Kode dan
Campur Kode yang ada di iklan obat pada siaran Radio Kedaulatan Rakyat. Selanjutnya akan dipaparkan faktor-faktor penyebab yang membentuknya terjadinya wujud Alih Kode dan Campur Kode di iklan obat pada siaran Radio Kedaulatan Rakyat. Pada penelitian ini, ditemukan dua belas faktor penyebab terjadinya Alih Kode dan Campur Kode di iklan obat pada siaran Radio Kedaulatan Rakyat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Kedua belas faktor-faktor tersebut didasarkan pada sikap penutur yang memiliki tujuan untuk melakukan suatu hal. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Menjelaskan sesuatu. 2. Beralihnya topik pembicaraan. 3. Faktor kedekatan penutur dengan mitra tutur. 4. Menegaskan sesuatu. 5. Menghormati kode mitra tutur. 6. Menyuruh mitra tutur. 7. Sekedar bergengsi. 8. Menyampaikan kata yang populer. 9. Membangkitkan rasa humor. 10. Mengungkapkan perasaan kesal. 11. Menyatakan rasa syukur kepada Tuhan. 12. Menyatakan ketidakpercayaan kepada mitra tutur. Selain itu ditemukan tiga faktor baru yang terdapat di iklan obat pada siaran Radio Kedaulatan Rakyat. Faktor baru tersebut didapatkan melalui kuisioner yang diajukan pada pembuat iklan di Radio Kedaulatan Rakyat. Ketiga faktor tersebut adalah 1. Segmentasi Pasar. 2. Ear Cathcer (Penarik Perhatian). 3. Pembentukan Kata Baru (jargon). Dari penelitian, secara keseluruhan ditemukan lima belas faktor penyebab terjadinya Alih Kode dan Campur Kode di iklan obat pada siaran Radio
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Kedaulatan Rakyat.
5.2 Saran Berdasarkan hasil yang telah ditemukan, peneliti memberi beberapa saran bagi peneliti lanjutan yang ingin meneliti topik yang serupa dengan penelitian ini, dan bagi pembuat iklan di Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Berikut adalah saran-saran dari peneliti. 5.2.1
Bagi Peneliti Lanjutan
1) Penelitian ini meneliti tentang wujud Alih Kode dan Campur Kode dan Faktor terjadinya Alih Kode dan Campur Kode di iklan obat pada siaran Radio Kedaulatan Rakyat. Peneliti lanjutan dapat meneliti wujud Alih Kode maupun Campur Kode dalam ranah pendidikan, ranah hiburan, atau ranah yang lainnya yang berguna bagi perkembangan bahasa Indonesia. 2) Penelitian ini menemukan lima belas faktor penyebab terjadinya Alih Kode dan Campur Kode yang didapat dari empat kategori beserta lima subkategori Alih Kode dan dua kategori Campur Kode. Diharapkan peneliti lanjutan dapat menemukan kategori dan subkategori wujud Alih Kode dan Campur Kode berbahasa yang lain, sehingga teori tentang Alih Kode dan Campur Kode semakin lengkap. 3) Selain bidang ilmu sosiolinguistik, transkrip data yang dianalisis dari segi wujud dan faktor penyebab terjadinya Alih Kode dan Campur Kode berbahasa dapat dianalisis pula dari beberapa bidang ilmu lain maupun dari segi yang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.2.2
121
Bagi Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta Peristiwa Alih Kode dan Campur Kode merupakan peristiwa bahasa yang
sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, tapi bagi sebagian orang kedua peristiwa ini tidak disadari dan tidak dipahami secara jelas penggunaannya. Hal ini menjadikan beberapa penggunaan kata-kata tidak tepat guna khususnya bagi media iklan yang nantinya akan di dengarkan oleh orang banyak melalui siaran radio. Dengan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diharapkan dengan adanya penelitian tentang Alih Kode dan Campur Kode, para pembuat iklan dapat benar-benar inovatif dan selektif dalam menggunakan kosakata pembuatan iklan di Radio. Agar nantinya, iklan-iklan tersebut bukan hanya sebatas untuk hiburan semata, tetapi berguna sebagai iklan yang mendidik serta melahirkan kata-kata baru yang inovatif bagai para pendengar yang mendengarkan Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Karena pada saat sekarang ini, nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada dunia hiburan dalam hal ini media telivi maupun radio sudah sangat sedikit sekali, tidak ada salahnya untuk Radio Kedaulatan Rakyat mulai memperbanyak lagi nilai-nilai pendidikan itu untuk kebaikan para penerus bangsa di negara Indonesia ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alinda dan Syuf Yahya, Leni. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama. Anwar. Khaidir.1984. Fungsi dan Peranan Bahasa Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Fishman, J.A. 1970. Sociolinguistics: A Brief Introduction. Rowly Massachusett: Newbury House. Filika, Anastasia. 1995. “Situasi Diglosia Penutur Bahasa Khek Pernakan di Kuto Panji Belinyu”. (Skripsi). Yogyakarta: Sanata Dharma Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. ____________. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nababan. 1984. Sosiolinguistik. (Suatu Pengantar). Jakarta: PT Gramedia. Rahardi, Kunjana. 2001. Sosiolinguistik, Kode, dan Alih Kode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
_____________. 2010. Kajian Sosiolinguistik. Bogor : Ghalia Indonesia. Kartini, Rinah. 1994. Penggunaan Bahasa dalam Novel Lupus. (Skripsi). Yogyakarta: Sanata Dharma. Sulistyaendah, Antonina. 1995. “Humor Dalam Wacana Rubrik “Ana-Ana Wae”. (Skripsi). Yogyakarta. Sanata Dharma. Suwito. 1985. Sosiolinguistik : Pengantar Awal. Surakarta: Henary Offset. W ahyudi, J.B. 1994. Dasar-dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia. Wijana, I Dewa Putu & Muhammad Rohmadi. 2008. Semantik: Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. _________________________________________. 2006. Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
TRANSKRIP IKLAN OBAT DI RADIO KEDAULATAN RAKYAT YOGYAKARTA
Transkrip Iklan Ashma Soho Camkod Perempuan
:
“Tolong- tolong pak, kakak saya,kakak saya sesak
nafas!” Bapak
: “Kasih nafas buatan saja itu!”
Profesor
: “ Ehh, tenang-tenang, semua tenang saya profesor. Sini saya bantu, kalau sesak nafas Cuma satu obatnya ashma soho. Mau sesak nafas atau ashma, segera minum ashma soho. Karena kandungan Ashma Soho bekerja sinergis membantu sesak nafas karena ashma.”
Bapak
: “Ahhh. Zadi jangan kau biarkan terserang sesak napas, karena sesak napas itu bisa jadi gejala awal ashma. Ahhh segeralah kau minum Ashma Soho.
Perempuan
: “Waah, kakak saya sudah bisa bernafas kembali prof, terima kasih ya prof”
Professor
: “Iya sama-sama”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
Bapak
: “ Aah gagal lagi awak mau kasih nafas buatan”
Bapak
: “ Baca aturan pakai jika sakit berlanjut hubungi dokter
(logat medan) Transkrip Iklan Badak Camkod Ibu
: “Nah, ini dia...”
Anak
: “Ma,, mama salah pilih”
Ibu
: “ Hah? Masa si?”
Anak
: “ Ma,,Dari dulu larutan penyegar yang bener ini loo,, yang ada gambar badaknya buatan Sinde!”
Ibu
: “La, yang ini? “
Anak
: “ Itu bukan yang dulu”
Ibu
: “Jadi mama salah pilih?!”
Dedy Miswar : “ Jangan salah pilih, larutan penyegar dari dulu tetap yang ada badaknya, buatan Sinde Budi Sentosa sejak 1980. Panas dalam, sariawan, bibir pecah-pecah, susah buang air besar tetap minum larutan penyegar cap badak. Larutan penyegar Cap Badak
tersedia dalam kemasa botol dan kaleng.
Dengan rasa pilihan jeruk,melon, jambu, dan lyche.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Transkrip Iklan Bio Seven Bapak
: “Selamat pagi ibu”
Ibu
: “Eh bapaak.... Bapak sekarang sudah keliatan lebih seger
lo, lebih sehat!” Bapak
: “Iyalah.... Kan minum BIO Seven gula darah dan kolesterol bapak sudah normal kembali. Loh ibu kok sudah minum kopi lagi?”
Ibu
: “ Uuuuh jangan kawatir bapak! Karena rajin minum BIO Seven makanya maag kronis ibu sudah sembuh. Coba liat kakek kan sudah sembuh, darah tinggi dan strokenya kakek juga sudah sembuh karena rajin karena minum BIO Seven”
Ibu
: “ Ini diminum lagi BIO Sevennya, untuk diabet bapak 10 tetes tiga kali sehari, untuk darah tinggi dan strokenya kakek sepuluh tetes dua kali sehari”
Bapak
: “ Dan untuk anak- anak cukup tiga sampai lima tetes tiga kali sehari biar ga gampang sakit kan bu?”
Ibu
: “ Iya bapak betul...”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
Transkrip Iklan DIAPET Versi MANTERA
Pasien
: “Mbah, saya mau cepet kaya, apa syaratnya ya mbah?”
Mbah Dukun : “ tiruin ya!” Pasien
:” ya mbah”
Mbah Dukun :”sawung galing sawung kampret!” Pasien
: ”sawung galing sawung kampret! (pret!)”
Mbah Dukun : “pret-nya sekali saja! Ulangi ya! Pasien
: “ iya Mbah!”
Mbah Dukun : ”sawung galing sawung kampret!” Pasien
: ”sawung galing sawung kampret!pret!”
Mbah Dukun : “Pret-nya masih kebanyakan!” Pasien
: “Pret yang terakhir bukan saya mbah”
Mbah Dukun : “Loh kalau bukan kamu,itu pretnya siapa?” Pasien
: “hehe,saya diare mba!”
Mbah Dukun : “Wah, pantesan daritadi prat-pret-prat-pret, nih diapet biar diaremu cepet mampet”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pasien
129
: “Siap Mbah!”
Transkrip Iklan Diapet Versi dikepung Polisi
: “ Yang di dalam WC, menyerahlah anda sudah
dikepung!” Laki-laki 1
: “Ampun pak, apa salah saya?”
Polisi
: “Anda tertangkap basah mengintai markas kami dari atas pohon jambu biji”
(Suara Senapan) Polisi
: “ Tiarap ! tembakan balasan!”
Laki-laki 1
: “Ampuuun pak, saya ga menembak, saya lagi diare! . Tadi bukan mengintai, tapi saya pengen ambil daun jambu biji, saya mau cepet mampet”
Laki-laki 2
: “ Daun biji kan sepet, makanya biar ga mumet dan diare cepet mampet biar ga prat-pret minum Diapet jangan salah Diapet!
Polisi
: “ Diapet terbuat dari ekstrak daun jambu biji, kunyit dan tanaman berkhasiat lainnya, alami, aman tanpa efek samping, dan jauh lebih cepat berkhasiat. Diare jadi mempeet pet peet.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Transkrip Iklan Fatigon Hydro Versi Airport Perempuan 1 : “ duh, macet banget bisa ketinggalan pesawat nih?” Perempuan 2 : “ Jalan aja yuk!” Perempuan 1 : “ Eh tar dulu,masak turun disini sih airportnya kan masih di ujung sana, bisa keringetan dong kita kalau jalan kaki, ga mau ah!” Perempuan 2 : “Habis gimana dong daripada telat!” Perempuan 1 : “ Sen,sen liat tuh cowok yang lagi jalan kaki, Choki Sitohang bukan ya?” Perempuan 2 : “ Hah iya bener !” Pi 1 dan Pi 2 : “ Haiii Choky!” Choky
: “ Hai girls ke airport juga?”
Perempuan 1 : ” Iya, kamu ngapain si jalan kaki nanti keringetan lo,ga takut dehidrasi?” Choky
: “ Hahaa, keringat itu kan sehat, soal dehidrasi kan ada Fatigon Hydro, karena keringat itu alami,harus diganti dengan yanhg alami juga.Fatigon terbuat dari air kelapa asli yang cepat menggantikan ion tubuh yang hilang”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
Pi 1 dan pi 2 : “Iya bener, seger!” Transkrip Iklan Fatigon Putih
Reporter
: “ Pendengar apa si yang paling enak dilakukan kalo lagi capek? , kita denger jawaban orang-orang yuk?”
Bapak 1
: “ Aaah tidur yang lama, biar bisa bangun siang, biar capek dan pegal rontok semua”
Bapak 2
: “ Dipijet sama si mbok langgananku, Keram-keramnya ilang semua!”
Ibu 1
: “ Mandi air anget, terus tidurnya sore-sore. Nyeri ototnya minggat semua atuh”
Reporter
: “ Lalu, kenapa tidak melakukannya?”
Bapak 1
: “Waa memangnya perusahaan nenek moyangku bisa telat terus kalau bangun siang!”
Bapak 2
: “ Bangkrut mbak kalau tiap hari pijet”
Ibu 1
: “Iya, dirumah kan masih harus urus suami sama anak. Ngimpi itu sii”
Reporter
: “ Hehehe,Gak perlu itu semua, nih Fatigon Putih. Multivitaminnya capek dan daya tahan. Minum fatigon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
putih setelah aktifitas atau sebelum tidur. Pegal, keram dan nyeri ototnya hilang tanpa bekas. Andapun bisa bangun segar dan siap bekerja lagi. Bapak 1
: “ Mantaap!, segar!”
Bapak 2
: “ Waah,aku bisa hemat doong!”
Ibu 1
: “ Ga perlu repot mandi air anget atuh nyak!”
Transkrip Iklan Golden Skin and Spa Pria 1
: “Cuuy..liat cuyyy...ada cewek cakep cuy di bawah.”
Pria 2
: “Cewek mulu pikiran lu bro?”
Pria 1
: “ Asli, kalau ini bener-bener cewek cuy!”
Pria 2
: “ Laah siapa si? “
Pria 1
: “Weh, mukanya bersinar kayak berlian putih berkilau, matanya bibirnya. Waa bener-bener wanita istimewa”
Pria 2
: “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!”
Narator
: “ Golden skin care spa and salon, memberikan solusi wajah
anda
seperti
facial
berlian,
pengencangan
spektakuler, gratis pengencangan keruta mata, dan totok wajah, juga facial emas yang berguna menambah sinar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
wajah mengencangkan dan menghilangkan kerutan dan flex anda sehingga kulit lebih halus dan bercahaya. Golden skin care spa and salon menggunakan peralatan canggih. Serta tiap golden
terdapat dokter
yang akan memberikan
penanganan secara teliti dan akurat kepada anda. Segera percayakan perawatan wajah anda pada golden skin care spa and salon jalan magelang
telp lima delapan enam
kosong tujuh delapan. Golden jalan diponegoro telp lima lima lima enam satu, golden jalan solo telp lima empat tujuh empat emat satu, atau Golden Monjali telpon limadelapan-tiga-sembilan-tiga-lima. Golden skin care spa and salon.
Transkrip Iklan Herbal Gentong Mas CK Alih kode
Reporter
: “Baik saudara, info gentong mas kali ini kita menjumpai seorang bapak berusia 45 tahun asal Jambon, Gamping, Sleman bernama Pak Jhon beliau pernah menderita asam urat sampai sempat tidak bisa bangun dalam beberapa hari.
Pak Jhon
: “ Iya dulu badan saya ga bisa bangun tiga hari,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Reporter
: “hmmmm trus gimana pak?”
Pak Jhon
: “ Kaki saya juga bengkak-bengkak gitu, nah setelah saya apa coba beli ini apa gentong mas, saya coba kan. Pagi minum jam 6, jam setengah 9 saya bisa bangun sendiri.
Reporter
: “ Demikian pak Jhon, berbagi pengalaman kepada anda. Dan sekarang kita jumpai Hajah Umi seorang ibu berusia 51 tahun dari Wonocolo, Surabaya, yang oleh medis divonis menderita pengroposan tulang.
Hajah Umi
: “Katanya dokter tulang keropos,
ndak begini ini
nggenyut-nggenyut sakit,sempat pake tongkat pak. Setelah itu minum ini pak, weh langsung sembuh alhamdulilah. Wes sekarang bisa dilekuk, bisa lari, sudah nda sakit blas. Minum Gentong Mas dua gelas yah. Kok dah ga nyuutnyuut yah. Reporter
: “ Demikian Pak Jhon dan Hajah Umi berbagi pengalaman meraih kesehatannya kembali bersama Gentong Mas. Kenapa harus Gentong Mas? Yaa, karena Gentong Mas dibuat dari jinten hitam atau abatu soda, yang bisa membantu penyembuhan berbagai macam penyakit, dipadu dengan gula aren dan rempah-rempah pilihan berkualitas. Gentong Mas gula aren instan minuman sehat keluarga. Demikian info gentong mas kali ini, sampai jumpa.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Transkrip Iklan Inzana Masuk Angin Nakal
Kakak
: “ Awas dia mau lewat! Tutup mulut!”
Adik
: “ Siapa sih ?”
Kakak
: “ Dia emang ga keliatan, tapi tiba-tiba wuuiiis langsung masuk ke badan kamu”
Kakak
: “ Apaan si kak yang masuk? Masuk angin? “
Ibu
: “ Hei masuk angin? kan ibu selalu sedia Inzana Syrup Masuk Angin Baru untuk membantu meredakan
gejala
masuk angin. Dari bahan herbal, jahenya menghangatkan, jeruknya bikin kamu tersenyum. Jadi ibu sedia selalu Inzana Syrup Masuk Angin,enaknya keluarin angin. Transkrip Iklan Lasegar Omesh Kontainer MC
: “ Hadirin sekalian, mari kita temui Omesh presenter tv yang ngetop”
Omesh
: “ Bibir pecah-pecah, susah BAB, tenggorokan kering,
MC 2
: “ Loh Omesh kenapa?”
MC
: “ Itu tanda Panas Dalam, cepat minum Lasegar”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Omesh
136
: “ Panas dalam hei itu kan dolo, sekarang saya selalu minum Lasegar”
MC
: “ Lasegar dengan bahan alami berkhasiat dalam rasa jeruk, strawberry, jambu,jeruk nipis, lyche, merlon, sirsak, dan rasberry strawberry.
MC 2
: “ Omesh panas dalemnya gimana?
Omes
: “ HEHEHE, Panas dalem itu kan dolo, sekarang saya selalu membawa lasegar kemanapun”
MC
: “Dapatkan kontainer elegan tiap membeli enam kaleng lasegar. Kontainer tersedia di ,minimarket, toko dan di radio favorit anda. Minum Lasegar, panas dalam pergi kontainer datang. Lasegar dengan sertifikat halal LPPOM MUI. Produksi Sinde Budi Sentosa.
Transkrip Iklan Lasegar Versi Fitri Tropika MC
: “ Pendengar saya sedang berada di restoran padang terkenal, banyak artis suka makan disini. Nah, saya jumpa presenter Fitri Tropika. Loh? Kok dia nyengir kesakitan sambil pegang bibirnya. Ehm mbak fitri, kenapa kok meringis begitu ?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
Fitri Tropika : “ Ini nih mau makan udah pesen dendeng, sate kambing, rendang, jus durian. MC
: “ Uwaalaah”
Fitri Tropika : “Tapi gara-gara bibir sariawan..” MC
: “ Heeh kenapa?”
Fitri Tropika : “ Berantakan deh acara makannya!” MC
: “ Oooh itu tanda panas dalam cepat minum Lasegar Plus. Lasegar Plus bubuk untuk panas dalam, langsung larut tidak perlu diaduk. Lasegar plus tersedia dengan rasa jeruk dan jeruk nipis. Segarkan tenggorokan kering, dan susah BAB akibat panas dalam.
Fitri Tropik
: “ Sekarang saya aman makan yang pedas, berminyak, dan berlemak. Panas dalam tidak kuwatir
lagi. Saya selalu
minum Lasegar Plus. Praktis githu loh. Tuang lasegar plus dalam segelas air, langsung larut ga usah diaduk. Glekgleek. MC
: “ Minum Lasegar Plus, panas dalam jadi segar. Lasegar plus produksi sinde budi sentosa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
Transkrip Iklan Laxing Angry Mom Perempuan
: “Kamu kok betah banget si disini. Aku pikir sebaiknya kamu keluar sekarang deh. Terus terang ya aku sangatsangat terganggu kalau kamu masih ada disini. Kamu denger ga? Keluar sekarang!
Teman Vita
: “(Tok tok) Vit...vit kamu ngomong sama siapa di toilet?”
( Pintu dibuka”) Teman Vita
: “ Eh kamu kenapa?”
Vita
: “ Ini BAB ga mau keluar sebeeel banget”
Teman Vita
: “ Oooh nyuruh keluar BAB?
Vita
: “ Huuh”
Teman Vita
: “ Pake Laxing !”
Vita
: “ Laxing?”
Teman Vita
: “ Selain kapsul juga tersedia dalam bentuk teh. Laxing dengan bahan alami extra xena dan lidah buaya. Aman tanpa efek samping, lancarkan BAB tanpa rasa mulas ”
Teman Vita
: “Ciyeee, perut langsing BAB lancar nih yee?”
Vita
: “ Iya dong pake Laxing, BAB lancar kembali langsing. Eh anda ngapain?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
( Seorang Pria masuk kamar mandi) : “ Eh . .eh Maaf mbak salah masuk”
Pria
Transkrip Iklan Livron Bplex Simbok
: “waduh, bang Mamat kok sudah istirahat?”
Bang Mamat : “dah dua hari badan aye rasanya lemes banget..” Simbok
: “ Bisa tekor dong setorannya!”
Bang Mamat : “Ka ga Cuma setoran mbok,mane anak aye sakit belum untuk bayar utang sama si mbok.” Simbok
: “Bang, buat orang kayak kita sehat itu penting! Supaya dapur tetep ngebul!”
Bang Mamat : “eh iya hari ini semua serba mahal,semua-mua naik, gimana kita mau mikirin sehat!” Simbok
: “Nah justru itu, kalau kita sakit-sakitan mana kita mau cari duit. Kaya mbok ini lo sehat trus!”
Bang Mamat : “Bener juga ya,ape rahasianya mbok ?” Simbok
: “ Rahasianya makan teratur dan minum Livron Bplex bila
perlu” Bang Mamat : “Siang mbok, makan dong mbok!” Simbok
: “wah sombong, jarang mampir sekarang,kemana aja?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
Bang Mamat : “ lah cari duit la mbok biar dapur ngebul!” oia, makasih rahasia Livronnya mbok, badan aye jadi seger nih!”
Transkrip Iklan Paramex versi Ayah Ayah
: “Aduuuh duuuh sakit kepala! “
Anak Pi 1
: “ Ayah, mobil ayah dijalanin sama Doni!”
Ayah
: “ Haah Doniii!”
Anak Pa 1
: “ Ayah bikinin susu..”
Ayah
: “ Iya . . iya . .bentar ya”
Anak PI 2
: “ Ayah... Kaki angga masuk-masuk mesin cuci”
Ayah
: “Aduuuh!”
Anak Pi 3
: “ Ayah pintu lemarinya lepas gara-gara adek”
Ayah
: “ Anaak- anaaaak !!!“
Anak Pi 2
: “ Ayah, Rani main masak-masakan di atas komputer ayah”
Ayah
: “ Raniii . . . . “
(Suara Telepon berdering,disertai suara Mail Box)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Ibu (Telepon) : “ Ayaaaaah, Handphone sama telepon rumah daritadi ibu telepon gak ada yang angkat. Ayah dimana? angkat dong, penting ni yaaah!” Ayah
: “Aduuuuh, sakit kepala harus segera minum obat”
(Suara telepon disertai suara Mail Box) Sura telp Pa
: “ Sakit kepala menyerang disaat darurat? Atasi dengan Paramex. “
Ayah
: “ Haah, untung sedia Paramex sakit kepala jadi reda. Nah, sekarang siapa yang ga nurut ayah ga dapet Ice Cream.
(Suara telepon disertai suara Mail Box) Sura telp pa
: “ Paramex bekerja, kerjaan langsung beres. Sakit kepala Paramex obatnya!”
Transkrip Iklan Pengobatan Bu Emy Simbah
: “ Yen ing tawang ono lintang . . .” (Menyanyi)
Ibu
: “ Mbah wes mari tenan po piye asam urate? Kok udah jalan-jalan”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Simbah
142
: “ Uwis nak, sauwise berobat di klinik pengobatan herbal. Awakku sehat bergas waras, penyakite mari loh nak!”
Ibu
: “ Sudah banyak yang membuktikan klinik pengobatan herbal ahli penyakit kronis Bapak Emy Suhaemi mampu menyembuhkan penyakit dengan ramuan herbal siinse dan lain-lain. Seperti kencing manis, saraf kejepit, ambeyen, maag, lemah syahwat, asma, tbc, tumor, hernia, amandel, ingin punya keturunan, jantung, flex menahun, keputihan, dan lain-lain. Klinik pengobatan herbal ahli penyakit kronis bapak Emy Suhaemi buka praktek di jalan P Tendean Ontorejo, Wirobrajan jam delapan pagi sampai enam sore HP 085228178258 sasaran dua ratus meter selatan perempatan wirobrajan sebelah selatan SMP Muhamadiyah Tiga lihat papan nama. Selama pengobatan jarang ada yang gagal terbukti penyakitnya sembuh dan tidak kambuh lagi.”
Transkrip Iklan Procold Versi Jahe Bapak
: “ Bu, cepat kau potong-potong zahe dan kunyit ntu”(logat medan)
Ibu
: “Ana apa to pak?Jahe dan kunyitnya sudah habis,aku jadiin bumbu soto”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bapak
143
: “Hatciiiim! Ini hidungku tersumbat, kata opungku kalo kena flu pake zahe sama kunyit saja”
Ibu
: “Itu dulu pak! Sekarang kalau flunya mau sembuh ya procold obatnya.
Bapak
: “Huh! Kata siapa pula itu?!”
Ibu
: “Kata ibuku, dari aku kecil,ibu selalu sedia Procold di rumah”
Bapak
: “Hahahaha,Bu hebat kali Procold itu,udah ilang hidung kesumbatku”
Ibu
: “bener to pak!”
Ibu
: “Sudah sembuh sakitnya?”
Bapak
: “Kau ini memang ibu andalan keluarga”
Ibu
:”haduh si bapak ini ah”
Transkrip Iklan Procold Versi Kerjaan Pria 1
: “ Aduuuh hidung tersumbat, sakit kepala, kalau kena flu nggak enak banget. Mau ngerjain apa-apa juga susah. Semua serba salah nih. Kapan bisa plong ya?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Perempuan
144
: “ Gampang, kalau flu, sakit kepala, hidung tersumbat, kerjaan jadi terganggu. Kepengen cepet plong? Minum Procold
Pria 2
: “ Kita semua harus teliti,hati-hati begitu flu, demam, sakit kepala, hidung tersumbat lebih pas minum Procold, sudah betul.
Perempuan
: “Makanya kalau kena flu, hidung tersumbat lebih pas minum Procold cepat plong”
Pria 2
: “ Minum Procold,sudah betul. Procold obat flu andalan. Produksi PT Kalbe Farma.
Transkrip Iklan Pengobatan Alternatif Rozaq
Simbah
: “ Astagfrulah chand..chand.., koe umur patangpuluhan kok koe wes loyo,
yo diabetes, asam urat, darah tinggi,
huh jan mbok borong kabeh penyakite!” Chandra
: “Uwes berobat nandi-nandi penyakite kok niki malah ngeyel,ga sembuh-sembuh mbah !”
Simbah
: “ Mugokna kuwi chand, kono berobat neng kkinik akupuntur cepet sembuh, kuwi lo neng jalan brigjen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
katamso RT sewidak enem Rw telungpuluh Wonsidi lor,wates,kulonprogo”
Transkrip Iklan Sitronella Anti Nyamuk Anak
: “Ma.. mama...”
Ibu
: “Lo.. lo.. kenapa to digigit nyamuk yo..uuhh, nyamuk kok banyak yo!”
Bapak
: “ Ya dioles sama Sitronela bu..”
Ibu
: “ Sitronela? Aman to pak? “
Bapak
: “ Sitronela anti nyamuk alami, aman untuk kita semua bu”
Ibu
: “ Waah siiip”
Penjelas
: “Sitronela anti nyamuk alami yang membuat nyamuk langsung pergi, Sitronela aman untuk siapa saja. Sitronela dalam botol mungil dengan tutup flip-top, buka botolnya dan oleskan di sekujur tubuh. Nyamuk langsung pergi, pergi jauh.”
Bapak
: “ Anakku tidurnya nyenyak biianget bu!”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ibu
146
: “Kan sudah di oles Sitronela, nyamuknya pergi, pergi jauh!”
Bapak
: “ Bapak juga minta Sironela yo bu yo?”
Ibu
: “ Ya sebaiknya kita pake Sitronela!”
Transkrip Iklan Pengobatan alternatif Tabib Nasrul Anwar Perempuan
: “ Aduh pak, sakitku tambah lara. Saya diantarkan ke pengobatan Bapak Nasrul Anwar aja to?Ayo pak? Mbak Yanti sakit tumor aja setelah berobat ke tempatny bapak Nasrul Anwar aja sekarang sudah sembuh, Ayo to pak?
Bapak
: “ Tenan?, wes mantep?lah terus alamatnya dimana bu?”
Ibu
: “ Kata mbak Yanti, alamate Pak Nasrul Anwar ada di Jalan S. Parman 24 depan Pasar Bantul. Prakteknya jam 08.00 pagi sampai jam lima sore. Hari minggu dan hari libur tetap buka seperti biasa. Ayo to pak,ayo kesana.”
Bapak
: “ Yowes bapak njemput ibu dikantor ya?”
Pria
: “ Bila anda menderita penyakit kronis, sudah dioperasi dan berobat kemana-mana belum sembuh juga,jangan puttus asa. Segera datang ke klinik pengobatan ekstrak herbal Bapak Nasrul Anwar penyakit kanker, kista. Miyoma, batu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
empedu, jantung, ashma, stroke, ambeyen, maag, diabetes, dan lain-lain. Nah, untuk anda penderita lemah syahwat atau impotensi, belum punya momongan tua ataupun muda, Bapak Nasrul Anwar akan mengobatinya. Segera buktikan pengobatan Bapak Nasrul Anwar di Jalan S. Parman 24 depan Pasar Bantul. Prakteknya jam 08.00 pagi sampai jam lima sore. Hari minggu dan hari libur tetap buka seperti biasa dan kami tidak buka cabang dimana-mana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
Deskripsi Data Tabel 1 . Bentuk-bentuk Alih Kode Intern dan Faktor Penyebab Terjadinya Alih Kode No
Bentuk Alih Kode
1
Antar Ragam a.Ragam FormalRagam Informal
2
Faktor Penyebab Alih Kode
Frekuensi
-Tujuan untuk menjelaskan sesuatu -Beralihnya suasana bicara -Faktor kedekatan penutur dengan mitra tutur
1 5 3
b.Ragam InformalFormal
-Beralihnya topik pembicaraan -Tujuan untuk menjelaskan sesuatu -Tujuan untuk menanyakan sesuatu
10 7 1
Antar Bahasa a.B. IndonesiaB.Jawa
-faktor kedekatan penutur dengan mitra tutur. -Tujuan untuk menegaskan sesuatu -tujuan untuk menghormati mitra tutur
2
b.B. IndonesiaB.Batak (Medan)
-Beralihnya topik/ suasana pembicaraan -Menyuruh mitra tutur
3
-Faktor kedekatanan berbicara penutur dengan mitra tutur -tujuan untuk menjelaskan sesuatu
8
c.B. Indonesia- B. Betawi
2 3
2
2
Tabel 2 . Bentuk-bentuk Alih Kode Ekstern dan Faktor Penyebab Terjadinya Alih Kode No
Jenis Alih Kode
Faktor Penyebab Alih Kode
Frekuensi
1
B.Indonesia-B. Inggris
-Sekedar Bergengsi
2
-Menyesuaikan kode lawan tutur
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
6
-Menyampaikan kata yang populer 2
B.Indonesia - Bahasa Arab
149
2
-Tujuan untuk menjelaskan sesuatu.
1
- Tujuan untuk menyesalkan keadaan
1
-Tujuan untuk menyatakan rasa syukur
1
Tabel 3. Bentuk-bentuk Campur Kode ke Dalam dan faktor penyebab terjadinya Campur Kode
No 1
Bentuk Campur Kode Campur Kode ke Dalam a. Penyisipan Kata
b. Penyisipan Frasa
c. Penyisipan Istilah
Faktor Penyebab Campur Kode
Frekuensi
- Tujuan untuk mempertegas sesuatu - Tujuan untuk menjelaskan sesuatu -Membangkitkan rasa humor
4
- Tujuan untuk mempertegas sesuatu - Tujuan untuk menjelaskan sesuatu - Tujuan untuk menyatakan ketidakpercayaan
7
- Menyesalkan suatu keadaan
2
4 6
11 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
- Menunjukan kata yang populer - Tujuan untuk memberitahukan sesuatu
150
2 8
Tabel 4. Bentuk-bentuk Campur Kode ke Luar dan faktor penyebab terjadinya Campur Kode No 1
Bentuk Campur Kode Campur Kode ke Luar
Faktor Penyebab Campur Kode
Frekuensi
a. Penyisipan Frasa
- Tujuan untuk menjelaskan sesuatu - Tujuan untuk sekedar bergengsi
2
- Tujuan untuk menyampaikan istilah asing/kata yang populer - Tujuan untuk menjelaskan sesuatu - Mengikuti kode mitra tutur
3
b. Penyisipan Istilah
1
5 1
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Triangulasi Data Di bawah ini merupakan triangulasi data dari penelitian yang berjudul ” Alih Kode Dan Campur Kode Iklan Obat Di Siaran Radio Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.” Berilah tanda v pada kolom setuju apabila anda setuju bahwa tuturan yang tercetak tebal merupakan tuturan wujud alih kode dan campur kode dalam berbahasa atau berilah tanda v pada kolom tidak setuju apabila anda tidak setuju bahwa tuturan yang tercetak tebal merupakan tuturan wujud alih kode dan campur kode dalam berbahasa. Berikan alasannya! No.
Tuturan
Konteks
Faktor Penyebab
Triangulator Setuju
1.
Reporter : “Baik saudara, info gentong mas kali ini kita menjumpai seorang Bapak berusia 45 tahun asal Jambon, Gamping, Sleman bernama Pak Jhon beliau pernah menderita asam urat sampai sempat tidak bisa bangun dalam beberapa hari.
Data GM/001/290514, menunjukkan Beralihnya suasana peristiwa peralihan kode saat seorang pembicaraan antara reporter mewawancarai seorang pasien penutur dengan yang menderita penyakit asam urat. mitra tutur. Awalnya reporter menggunakan bahasa baku atau formal, tetapi karena pasien yang diwawancarai berbicara menggunakan bahasa yang tidak baku dalam percakapan, akhirnya reporter menanggapi kembali dengan beralih Pak Jhon : “ Iya dulu badan kode menggunakan bahasa yang tidak saya enggak bisa bangun tiga baku guna mempermudah komunikasi hari” dengan pasien..
V
Reporter : “hmmmm terus gimana Pak?” 2.
Ibu : “Eh Bapaak.... Data BSOD/002/290514 menunjukkan Bapak sekarang sudah keliatan peristiwa alih kode yang di ambil dari iklan BIO SEVEN, berlatar belakang lebih seger lo, lebih sehat!” pembicaraan Bapak dengan Ibu di
Penutur bermaksud menjelaskan sesuatu pada mitra
V
Tidak setuju
Komentar
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bapak : “Iyalah.... Kan minum BIO Seven gula darah dan kolesterol Bapak sudah normal kembali. Loh ibu kok sudah minum kopi lagi?” Ibu : “ Uuuuh jangan khawatir Bapak! Karena rajin minum BIO Seven maag kronis ibu sudah sembuh. Coba lihat kakek sudah sembuh, darah tinggi dan strokenya kakek juga sudah sembuh karena rajin minum BIO Seven”
3.
rumah yang membicarakan khasiat BIO Seven bagi keluarga. Dalam data terlihat percakapan antara suami dan istri, terlihat ibu mengubah ragam pembicaraannya dari ragam tidak baku menjadi baku. Ibu mengubah ragam pembicaraannya karena hendak menjelaskan sesuatu tentang kegunaan obat BIO SEVEN, agar lebih mudah dipahami oleh mitra tuturnya, dalam hal ini Bapak atau suaminya.
Ibu : “ Ini diminum lagi BIO Sevennya, untuk diabet Bapak 10 tetes tiga kali sehari, untuk darah tinggi dan strokenya kakek sepuluh tetes dua kali sehari” Bapak : “Haloo, selamat siang” Data TNA/001/140614, menunjukkan peristiwa alih kode yang disebabkan Ibu : “ Haloo... Aduh Pak, oleh faktor penutur ingin menghormati sakitku tambah lara. Saya kode mitra tutur, di ambil dari iklan diantarkan ke pengobatan Tabib Nasrul Anwar. Berlatar belakang Bapak Nasrul Anwar aja to?Ayo pembicaraan antara ibu dengan Bapak Pak? Mbak Yanti sakit tumor aja via telepon, yang dalam percakapan ibu setelah berobat ke tempatny meminta pada Bapak untuk diantar ke Bapak Nasrul Anwar aja pengobatan Tabib Nasrul Anwa karena sekarang sudah sembuh, Ayo to sakit yang diderita ibu semakin parah. Pak? Pada percakpan itu ibu memulainya dengan ragam santai menggunakan
tutur.
Menyesuaikan kode percakapan dari mitra tutur.
V
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Bapak : “ Tenan?, wes bahasa jawa dan bahasa indonesia. Bapak beralih kode mantep?lah terus alamatnya Kemudian menggunakan bahasa jawa juga untuk dimana bu?” menyesuaikan dan menghormati lawan tutur. Ibu : “Ana apa to Pak? Jahe Data POF/002/110414 menunjukkan Beralihnya topik dan kunyitnya sudah habis,aku peristiwa Alih Kode yang disebabkan pembicaraan antara karena beralihnya topik dalam penutur dengan jadiin bumbu soto” pembicaraan antara dua orang. Berlatar mitra tutur. Bapak : “Hatciiiim! Ini belakang pembicaraan antara Bapak hidungku tersumbat, kata yang menjelaskan bahwa kata opungku kalo kena flu pake neneknya dengan menggunakan jahe zahe sama kunyit saja” dan kunyit penyakit flu yang dideritanya dapat sembuh. Pada data Ibu : “Itu dulu Pak! terlihat percakapan antara Bapak Sekarang kalau flunya mau dengan ibu. Dalam percakapan itu, ibu sembuh ya procold obatnya. menanyakan apa yang terjadi dengan Bapak, dan ibu juga menjelaskan bahwa jahe dan kunyit yang diminta Bapak sudah dijadikan bumbu untuk soto. Tapi ternyata jahe dan kunyit yang Bapak minta adalah untuk obat sakit flu yang dideritanya. Disini menunjukkan bahwa pembicaraan Bapak dengan ibu terjadi peralihan topik, hal ini ditandai saat Bapak menjelaskan apa yang dikatakan opung atau nenek dari tokoh Bapak. Mendengar hal itu, ibu lantas beralih kode menggunakan bahasa Indonesiauntuk menjelaskan lebih dalam tentang topik yang sedang dibahas, dalam hal ini tentang kunyit
V
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
Perempuan 1 : “ Aduh, macet sekali bisa ketinggalan pesawat kita” Perempuan 2 nyok!”
: “ Jalan aja
Perempuan 1: “ Eh tar dulu,ogah masak gueh turun disini sih airportnya kan masih di ujung sana, bisa keringetan dong kita kalau jalan kaki, ga mau ah!”
6.
Pria 1 : “Cuuy..liat cuyyy...ada cewek cakep cuy di bawah.” Pria 2 : “Cewek pikiran lu bro?”
mulu
dan jahe sebagai obat flu. Data FHA/008/130414 menunjukkan peristiwa peralihan kode yang disebabkan kebiasaan berbicara penutur. Berlatar belakang pembicaraan antara dua perempuan yang bersahabat, dan sedang terjebak dalam kemacetan saat akan menuju ke bandara. Percakapan diambil dari data Iklan Fatigon Hydro. Dalam percakapan itu, Perempuan 1 mengeluh kepada perempuan 2 perihal kemacetan di jalan raya,yang bisa mengakibatkan mereka tertinggal keberangkatan pesawat. Perempuan 1 awalnya bebicara menggunakan ragam tidak baku bahasa Indonesia, tapi setelah mendengar jawaban dari mitra tuturnya (perempuan 2) menggunakan dialek betawi, perempuan 1 itu sendiri langsung beralih kode menggunakan bahasa betawi. Hal ini terjadi karena adanya faktor kebiasan berbicara penutur dengan mitra tutur, dalam hal ini biasanya terjadi karena adanya hubungan kedekatan antara penutur dengan mitra tutur. Data GSA/006/130414 menunjukkan peristiwa Alih Kode yang disebabkan karena ingin menjelaskan sesuatu kepada mitra tuturnya. Berlatar belakang pembicaraan antara dua pria yang berteman dan membicarakan
Faktor Kedekatan penutur dengan mitra tutur.
Penutur bermaksud menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur.
V
V
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pria 1 : “ Asli, kalau ini gadis cantik yang mereka lihat di suatu pusat perbelanjaan. Percakapan diambil bener-bener cewek cuy!”. dari transkip iklan Golden Skin and Pria 2 : “ Laah siapa si? “ Spa. Data tersebut menunjukan percakapan antara dua pria yang berteman. Dalam percakapan itu, Pria 1 melihat wanita cantik yang ada di sebuah supermarket, dan memberitahukannya pada pria 2 yang terlihat tidak begitu menghiraukan himbauan pria 1. Tapi begitu pria 1 menjelaskan sepintas kepada mitra tuturnya (pria 2), mitra tuturnyapun mau memperhatikannya. Pada percakapan saat pria 1 berkata menggunakan logat betawi, pria 2 secara otamatis mengikuti dialek berbicara dari pria 1yang sedang menjelaskan sesuatu, hal ini dilakukan pria 2 untuk lebih mempermudah percakapan dengan pria 1. 7.
Pi 1 dan Pi 2 Choky!”
:
“
Haiii
Choky : Hai girls ke airport juga?”
“
Perempuan 1: ” Iya, kamu ngapain si jalan kaki nanti keringetan lo, enggak takut dehidrasi?”
Data FHA/020/130414 menunjukkan peristiwa Alih Kode yang disebabkan penutur memiliki motivasi untuk sekedar bergengsi saat berbicara di depan mitra tutur.. Berlatar belakang pembicaraan dua perempuan yang membahasa tentang kemacetan saat akan menuju bandara, lalu tiba- tiba datang artis Choky Sitohang yang menyapa kedua perempuan tersebut. Percakapan diambil dari transkip iklan
Penutur sekedar bergengsi kepada mitra tutur.
V
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Fatigon Hydro. Pada percakapan iklan, kedua perempuan itu menyapa Choky Sitohang dengan bahasa indonesia, lalu choky membalasnya dengan beralih kode menggunakan bahasa inggris, dan menanyakan sesuatu hal juga dengan bahasa inggris. 8.
Perempuan 1: ” Iya, kamu ngapain si jalan kaki nanti Data FHA/015/130414 menunjukkan keringetan lo, enggak takut peristiwa Alih Kode yang disebabkan karena hendak menyampaikan kata dehidrasi?” yang populer atau yang lebih dimengerti Choky : “ Hahaa, keringat oleh mitra tutur. Berlatar belakang itu kan sehat, soal dehidrasi kan pembicaraan antara choky sitohang dan ada Fatigon Hydro, karena dua perempuan yang membahas tentang keringat itu alami,harus diganti ketakutan jika berkeringat akan dengan yanhg alami kekurangan cairan dalam tubuh. juga.Fatigon terbuat dari air Percakapan diambil dari transkrip iklan kelapa asli yang cepat Fatigon Hydro. Pada data tersebut, menggantikan ion tubuh yang perempuan bertanya kepada choky hilang” tentang tidak takut terkena “dehidrasi”, Choky pun menjelaskan hal tersebut Pi 1 dan pi 2 : “Iya dengan meminum Fatigon Hydro bener, seger!” dehidrasi bisa tercegah, karena minuman ini mengandung ion alami untuk tubuh. Apa yang dikatakan perempuan 1 dengan choky adalah wujud Alih Kode yang bermaksud untuk menggunakan kata-kata yang populer agar lebih dimengerti oleh mitra tutur.
Menyampaikan kata yang populer, agar lebih dimengerti oleh mitra tutur.
V
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9.
Reporter : “ Demikian Pak Jhon, berbagi pengalaman kepada anda. Dan sekarang kita jumpai Hajah Umi seorang ibu berusia 51 tahun dari Wonocolo, Surabaya, yang oleh medis divonis menderita pengroposan tulang.
Data iklan tersebut, menunjukkan peristiwa Alih Kode yang didorong rasa ingin bersyukur kepada Tuhan melalui bahasa arab. Berlatar belakang pembicaraan antara seorang reporter dengan Hajah Umi yang membeicarakan tentang kesembuhannya setelah mengkonsumsi Gula Aren Gentong Mas. Percakapan diambil dari transkip iklan Obat Gula Aren Gentong mas. Pada data tersebut, seorang reporter mewawancarai Ibu Hajah Umi yang menderita pengroposan tulang, dalam wawancara itu ibu hajah umi menuturkan kesaksiannya saat menderita sakit di tulang kaki, namun setelah beliau meminum obat Gentong Mas lalu sembuh ibu Hajah Umi mengucapkan syukur kepada Tuhan dan berterima kasih atas khasiat obat Gentong Mas menggunakan peralihan kode bahasa arab.
Menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan di hadapan mitra tutur.
10. MC : “ Omesh panas dalemnya Data LOK/01/010614 menunjukkan peristiwa Alih Kode dari bahasa gimana?klausa Indonesia ke bahasa arab yang didorong Omes : “ Hehehe, Panas keinginan untuk menjelaskan sesuatu. dalem itu kan dolo, sekarang Berlatar belakang pembicaraan antara saya selalu membawa lasegar MC dengan seorang selebritis yaitu
Penutur bermaksud menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur
Hajah Umi : “Katanya dokter tulang keropos, ndak begini ini nggenyut-nggenyut sakit,sempat Pake tongkat Pak. Setelah itu minum ini Pak, weh langsung sembuh alhamdulilah. Wes sekarang bisa dilekuk, bisa lari, sudah nda sakit blas. Minum Gentong Mas dua gelas yah. Kok dah ga nyuut-nyuut yah.
V
V
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kemanapun” MC : “Dapatkan kontainer elegan tiap membeli enam kaleng lasegar. Kontainer tersedia di ,minimarket, toko dan di radio favorit anda. Minum Lasegar, panas dalam pergi kontainer datang. Lasegar dengan sertifikat “Halal” LPPOM MUI. Produksi Sinde Budi Sentosa.
11. Reporter : “ Demikian Pak Jhon, berbagi pengalaman kepada anda. Dan sekarang kita jumpai Hajah Umi seorang ibu berusia 51 tahun dari Wonocolo, Surabaya, yang oleh medis divonis menderita pengroposan tulang. Hajah Umi : “Katanya dokter tulang keropos, ndak begini ini nggenyut-nggenyut sakit, sempat pakai tongkat Pak. Setelah itu minum ini Pak, weh langsung sembuh alhamdulilah. Wes sekarang bisa dilekuk, bisa
Ananda Omesh yang membicarakan tentang kesembuhan panas dalamnya setelah mengkonsumsi Lasegar. Percakapan diambil dari transkrip iklan Obat Lasegar. Pada data tersebut, seorang MC mewawancarai Ananda Omesh yang baru saja sembuh panas dalamnya setelah mengkonsumsi Larutan penyegar “Lasegar”. Setelah pembicaraan dengan omesh selesai, MC lalu menjelaskan tentang produk obat tersebut, dan untuk memastikan minuman itu layak untuk diminum, MC mengatakan kata “Halal”, untuk lebih menjelaskan kemurnian produk tersebut. Data menunjukkan peristiwa Campur Kode yang terjadi karena penutur hendak memberitahukan sesuatu kepada mitra tutur, tetapi dalam penyampaiannya penutur mengalami interferensi sehingga harus bercampur kode dan menyisipkan kata yang tepat dalam percakapan. Berlatar belakang pembicaraan antara seorang reporter dengan Hajah Umi yang membicarakan tentang penyakit tulang keropos di bagian kakinya, sehingga membuat beliau harus menggunakan tongkat untuk berjalan. Percakapan diambil dari transkip iklan Obat Gula Aren Gentong mas. Pada data tersebut, terjadi
Penutur bermaksud menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur.
V
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lari, sudah endak sakit blas. Minum Gentong Mas dua gelas yah. Kok dah ga nyuut-nyuut yah.
12. Pasien : “Mbah, saya mau cepet kaya, apa syaratnya ya Mbah?” Mbah Dukun ya!”
: “ tiruin
Pasien
:” ya mbah”
Mbah Dukun :”sawung galing sawung kampret!” Pasien : ”sawung galing sawung kampret! (pret)” (suara kentut) Mbah Dukun : “hahah pret-nya sekali saja! Ulangi ya! Pasien
: “ iya
pembicaraan antara ibu denganseorang reporter. Ibu menggunakan banyak bahasa yang tidak baku dalam percakapan itu. Selain itu, ibu juga menyisipkan kata-kata yang dalam bahasa Indonesiatidak terdapat kata bakunya atau kata resmi dalam penggunaannya, tetapi kata tersebut memiliki makna dan mudah dimengerti oleh mitra tutur, yaitu nggrenyutnggrenyut. Kata tersebut digunakan untuk menjelaskan/ menggambarkan sesuatu tentang sakit yang diderita ibu Umi. Data DVM/001/280514 menunjukkan Penutur ingin peristiwa Campur Kode yang terjadi membangkitkan karena penutur ingin membangkitkan suasana humor saat rasa humor kepada penutur dan juga berbicara dengan kepada pendengar iklan di radio. Pada mitra tutur. percakapan mbah dukun dengan pasien, terlihat mbah dukun menyisipkan katakata yang tidak baku dan tidak terdapat dalam KBBI, tetapi memiliki makna dan mengandung kelucuan bagi mitra tuturnya. Berlatar belakang pembicaraan antara mbah dukun dengan pasiennya yang dimana pasien tersebut ingin mendapatkan kekayaan secara instan. Percakapan diambil dari transkrip iklan Obat Diapet Versi Mantera. Pada data tersebut, terjadi pembicaraan antara seorang dukun
V
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mbah!”
13. Reporter : “ Pendengar apa si yang paling enak dilakukan kalo lagi capek? , kita denger jawaban orang-orang yuk?” Bapak 1 : “ Aaah tidur yang lama, biar bisa bangun siang, biar capek dan pegal rontok semua”
dengan pasiennya. Pada percakapan itu seorang dukun meminta pasiennya menirukan mantra yang diucapkannya. Dari penggunaan bahasa mbah dukun yang tidak formal tersebut sudah terlihat beliau ingin membangkitkan rasa humor dalam percakapannya dengan pasien. Terlebih saat mbah dukun bercampur kode menyisipkan kata “pret” dalam pengucapannya saat mendengar suara “pret” yang berasal dari pasien, yang ternyata suara tersebut berasal dari suara kentut si pasien itu. Data FPVR/001/290514 menunjukkan peristiwa Campur Kode yang terjadi karena penutur ingin menjelaskan sesuatu kepada mitra tuturnya, tetapi karena penutur kurang bisa menguasai bahasa Indonesiayang baku dan tepat penggunaanya, sehingga dia bercampur kode dengan menyisipkan frasa dalam percakpannya. Berlatar belakang pembicaraan reporter dengan Bapak 1, terlihat reporter mewawancarai Bapak 1 dengan beberapa pertanyaan, namun karena penguasaan bahasa yang kurang baik, Bapak 1 menjawab pertanyaan tersebut dengan bercampur kode dan menyisipkan frasa. Percakapan diambil dari transkip iklan Obat Fatigon Putih Versi Reporter. Bapak yang sedang diwawancarai oleh seorang reporter
Penutur bermaksud menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur.
V
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
radio diberi pertanyaan apa tindakan yang tepat dilakukan saat sedang letih, Bapak itu menjawab “tidur yang lama, biar bisa bangun siang, biar capek dan pegal rontok semua” . Kata “pegel rontok semua” termasuk penyisipan frasa, dimana Bapak tersebut mengalami interfensi karena kurangnya kosakata yang dimiliki Bapak tersebut dalam berbicara. Kata “rontok” akan lebih baik jika diganti dengan kata “sembuh”. 14. Pria 2
: “ Laah siapa si? “
Pria 1 : “Weh, mukanya bersinar kayak berlian putih berkilau, matanya bibirnya. Waa bener-bener wanita istimewa” Pria 2 : “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!”
Data GSAS/005/290514 menunjukkan peristiwa Campur Kode yang terjadi karena penutur ingin mempertegas sesuatu kepada mitra tuturnya , tetapi karena penutur kurang bisa menguasai bahasa Indonesiayang baku dan tepat saat akan mempertegas sesuatu, sehingga dia bercampur kode dengan menyisipkan istilah dalam percakapannya dengan mitra tutur. Berlatar belakang pembicaraan antara dua orang sahabat, yang sedang berada di pusat perbelanjaan dan melihat seorang gadis cantik yang melintas di depan mereka. Percakapan diambil dari transkip iklan Golden Skin and Spa. Data tersebut menunujukan pria 2 menyisipkan sebuah frasa dalam
Penutur bermaksud menjelaskan sesuatu hal kepada mitra tutur.
V
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ujarannya. Hal ini terlihat pada penggunaan kata "wooy gila lu" ditujukan pada sahabat penutur yang sedang mengamati seorang wanita, yang ternyata wanita itu adalah seorang ibu dari pria 2. Penyisipan frasa itu dilakukan untuk mempertegas sesuatu pada mitra tutur. Kata “gila” dalam percakapan tersebut adalah untuk menunjukkan penegasan bahwa apa yang dilakukan pria 1 adalah sesuatu yang aneh dan diluar batas kewajaran, tetapi kata tersebut hanya digunakan untuk penegasaan sesaat, bukan dari makna yang sebenarnya yang berarti “orang yang memiliki gangguan jiwa dan harus disembuhkan dengan cara rehabilitasi”. 15. Omesh : “ pecah-pecah, susah tenggorokan kering,
Bibir Data LOK/002/010614 menunjukkan BAB, peristiwa Campur Kode yang terjadi karena penutur ingin memberitahukan sesuatu kepada mitra tuturnya , tetapi MC 2 : “ Loh Omesh karena penutur kurang bisa menguasai kenapa?” bahasa Indonesiayang baku dan tepat saat akan memberitahukan sesuatu MC : “ Itu tanda Panas tersebut, sehingga penutur bercampur Dalam, cepat minum Lasegar” kode dengan menyisipkan istilah dalam Omesh : “ Panas dalam percakapannya dengan mitra tutur. hei itu kan dolo, sekarang saya Berlatar belakang pembicaraan antara dua orang sahabat, yang sedang berada selalu minum Lasegar” di pusat perbelanjaan dan melihat
Penutur bermaksud menjelaskan sesuatu hal kepada mitra tutur
V
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16. Reporter : “ Lalu, kenapa tidak melakukannya ?” Bapak 1 : “Waa memangnya perusahaan nenek moyangku bisa telat terus kalau bangun siang!” Bapak 2 : “ Bangkrut mbak kalau tiap hari pijet. (DATA FPVR/002/290514)
seorang gadis cantik yang melintas di depan mereka. Percakapan diambil dari transkip iklan Lasegar Versi Omesh Kontainer. Pada percakapan tersebut Omesh mengeluh kesakitan, karena mengalami bibir pecah-pecah, susah BAB, dan tenggorokan kering. Lalu MC 2 dengan menyisipkan istilah memberitahukan bahwa sakit yang diderita Omesh tersebut adalah gejala “panas dalam”. Kata “panas dalam” meruPakan sebuah istilah penyakit dalam kedokteran, bukan sebuah kata yang dapat diartikan secara satu persatu. Menjadi lebih baik apabila penggunaan kata tersebut menjadi “sakit panas dalam” untuk lebih menjelaskan secara benar kepada mitea tutur. Data FPVR/002/290514 menunjukkan peristiwa Campur Kode yang terjadi karena penutur merasa menyesali keadaan yang menimpanya, dan hendak berbagi atau menyampaikannya penyesalannya dengan mitra tutur. Karena penutur menggunakan bahasa tidak baku dalam percakapannya serta kurangnya perbendaharaan kosakata dalam diri penutur membuat dia menyisipkan istilah yang tidak baku dalam pengucapannya. Berlatar belakang pembicaraan antara Bapak dengan reporter, pada iklan Bapak
Penutur menunjukkan rasa penyesalannya kepada mitra tutur.
V
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sedang diwawancarai tentang bagaimana cara yang tepat untuk menghilangkan rasa letih setelah sepulang kerja. Percakapan diambil dari transkip iklan Fatigon Putih Versi Reporter. Pada percakapan tersebut,reporter pada mulanya menanyakan bagaimana cara yang tepat menghilangkan letih setelah sepulang bekerja, lalu Bapak-Bapak tersebut menjawab dengan pendapatnya masingmasing, sampai pada akhirnya reporter menanyakan kembali “kenapa tidak melakukannya?”. Dengan jawaban menyesal Bapak satu menjawab pertanyaan tersebut dengan menyisipkan istilah yaitu “nenek moyang”, begitu juga dengan Bapak dua menjawab dengan perasaan sesal yang sama dengan menyisipkan kata “bangkrut”, dimana kedua kata tersebut meruPakan istilah tidak baku pada bahasa indonesia. 17. Pria 1 : “Weh, mukanya bersinar kayak berlian putih berkilau, matanya bibirnya. Waa bener-bener wanita istimewa”
Data GSAS/005/290514 menunjukkan Penutur bermaksud peristiwa Campur Kode keluar yang menjelaskan terjadi karena penutur bermaksud menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur sebuah produk obat atau pendengar, tetapi karena kata yang Pria 2 : “Woooy gila lu, akan di sampaikan berupa kata asing kepada mitra tutur. itu nyokap gue dodol!” dan tidak bisa digantikan dengan kata baku bahasa indonesia, maka penutur Narator : “ Golden skin
V
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
care spa and salon, memberikan solusi wajah anda seperti facial berlian, pengencangan spektakuler, gratis pengencangan keruta mata, dan totok wajah, juga facial emas yang berguna menambah sinar wajah mengencangkan dan menghilangkan kerutan dan flex anda sehingga kulit lebih halus dan bercahaya. Golden skin care spa and salon menggunakan peralatan canggih. Serta tiap golden terdapat dokter yang akan memberikan penanganan secara teliti dan akurat kepada anda.
bercampur kode dengan menyisipkan frasa asing, walaupun dalam pengucapan kata tersebut pembuat iklan belum merasa yakin pendengar akan mengerti arti dari kata asing tersebut . Berlatar belakang pembicaraan akhir pada iklan Golden skin and spa, pembuat iklan menjelaskan tentang perihal Golden skin and spa kepada pendengar atau mitra tutur. Percakapan diambil dari transkip iklan Golden Skin and Spa. Pada data percakapan , terlihat seorang narator atau pembuat iklan berbicara dengan maksud menjelaskan sesuatu tentang perihal maksud yang ada pada percakapan pria 1 dan pria 2 dalam iklan Golden Skin and Spa. Pada saat menjelaskan sesuatu, pembuat iklan bercampur kode dengan menyisipkan frasa asing pada ujarannya. Dengan menyisipkan frasa asing, dia berharap penutur atau mendengar dapat mengerti apa yang dikatakannya, walaupun frasa tersebut masih jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan belum tentu pendengar mengerti arti dari kata tersebut, tetapi karena frasa tersebut sulit untuk digantikan dengan kata lain, jadi mau tidak mau harus digunakan oleh pembuat iklan.
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18. MC : “ Hadirin sekalian, mari Data LOK/001/010614 menunjukkan kita temui Omesh presenter tv peristiwa Campur Kode keluar yang terjadi karena penutur melakukan hanya yang ngetop” sekedar untuk bergengsi dihadapan Omesh : “ Bibir pecah- mitra tutur atau pendengarnya. pecah, susah BAB, tenggorokan Meskipun penyisipan frasa asing kering, tersebut salah penggunaannya dalam percakapan, tapi penutur tidak sadar MC 2 : “ Loh Omesh akan hal itu, dan berharap mitra tutur kenapa?” mengerti apa yang dimaksudkan oleh penutur tersebut. Berlatar belakang percakapan antara MC1 dengan artis terkenal dalam negeri, yaitu Ananda Omesh. Percakapan diambil dari transkip iklan Lasegar Omesh Kontainer. Pada data percakapan antara dua pembawa acara dengan Omesh, pembawa Acara 1 membuka acara dan memperkenal Omesh kepada pendengar atau mitra tutur yang lain. Pada ujarannya pembawa acara 1 menyisipkan penyisipan frasa saat memperkenalkan Omesh yang kebanyakan orang sudah mengenalnya sebagai artis dan presenter tv yang terkenal. Pembawa acara 1 menyisipkan frasa tersebut untuk sekedar bergengsi kepada mitra tutur atau pendengar iklan radio tersebut.
Penutur bermaksud menunjukkan keterpelajarannya pada mitra tutur.
19. Bapak 2 : “ Bangkrut mbak Data FPVR/003/290514 menunjukkan peristiwa Campur Kode keluar yang kalau tiap hari pijet”
Penutur bermaksud menyampaikan
V
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ibu 1 : “Iya, dirumah kan masih terjadi karena penutur bermaksud harus urus suami sama anak. menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur atau pendengar, tetapi karena penutur Ngimpi itu sii” menyampaikannya bercampur dengan Reporter : “ Hehehe,Gak bahasa informal, sehingga tanpa perlu itu semua, nih Fatigon disadari penyisipan istilah asing tersebut Putih. Multivitaminnya capek menjadi salah atau kurang tepat dan daya tahan. Minum fatigon penggunaannya. Berlatar belakang putih setelah aktifitas atau percakapan reporter dengan Bapak yang sebelum tidur. Pegal, keram dan diwawancarai tentang bagaimana cara nyeri ototnya hilang tanpa menghilangkan lelah setelah bekerja. bekas. Andapun bisa bangun Percakapan diambil dari transkip iklan segar dan siap bekerja lagi. Fatigon Putih Versi Reporter. Bapak 1 segar!”
:
“
V
Mantaap!,
: “ Hai girls Data FHA/001/130414 menunjukkan peristiwa Campur Kode keluar yang terjadi karena penutur berusaha Perempuan 1: ” Iya, kamu mengikuti kode atau kata yang ngapain si jalan kaki nanti diucapkan oleh mitra tutur. Tetapi keringetan lo,ga takut dalam pengucapan istilah asing tersebut dehidrasi?” kurang diberi kata penjelas sehingga penggunaannya menjadi kurang tepat. Choky : “ Hahaa, keringat Berlatar belakang percakapan itu kan sehat, soal dehidrasi kan perempuan 1 dengan artis televisi ada Fatigon Hydro, karena terkenal Choky sitohang yang keringat itu alami,harus diganti membahas tentang bagaimana dengan yanhg alami mengatasi tubuh yang kehilangan cairan juga.Fatigon terbuat dari air karena berkeringat. Percakapan diambil kelapa asli yang cepat dari transkip iklan Fatigon Hydro Versi
20. Choky ke airport juga?”
kata yang populer agar lebih dimengerti oleh mitra tutur.
Penutur bermaksud mengikuti kode mitra tutur.
V
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggantikan ion tubuh yang Airport. Pada percakapan yang dominan bercampur bahasa asing itu, terlihat hilang” perempuan menanyakan kepada Choky tentang kekhawatirannya akan dehidrasi, lalu Choky yang memang dikenal sebagai artis yang kerap menggunakan dua bahasa dalam percakpannya, berusaha mengikuti kode mitra tuturnya. Tetapi karena pengucapan Choky bercampur menggunakan ragam santai, Choky tidak sadar bahwa penyisipan istilah asing tersebut kurang tepat penggunaanya, karena tidak menggunakan kata penjelas sebelum istilah tersebut, akan lebih baik jika Choky menyertakan kata “terkena dehidrasi” sehingga lebih memiliki makna yang tepat bukan “soal dehidrasi” .
Yogyakarta, 23 Februari 2015
Dr. Y. Karmin, M.Pd
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
No. Data
Tuturan
Perubahan Kode
Jenis Alih Kode
(Tabulasi Alih Kode) I 1
2
3
POF / 001 / 110414
POF/002/ 110414
POF/003/ 110414
Bapak : “ Bu, cepat kau potong-potong zahe dan kunyit ntu”(logat medan) Ibu : “Ana apa to pak?Jahe dan kunyitnya sudah habis,aku jadiin bumbu soto” Bapak : “ Bu, cepat kau potong-potong zahe dan kunyit ntu”(logat medan) Ibu : “Ana apa to pak?Jahe dan kunyitnya sudah habis,aku jadiin bumbu soto” Bapak : “Hatciiiim! Ini hidungku tersumbat, kata opungku kalo kena flu pake zahe sama kunyit saja” Ibu : “Itu dulu pak! Sekarang kalau flunya mau sembuh ya procold obatnya.
E
Faktor Penyebab Alih Kode
Indikator
Judul Kode
S
B.Ind – B. Batak (Medan)
V
V
Menyuruh mitra tutur
Pada percakapan terlihat bapak beralih kode dari bahasa indonesia ke bahasa batak, hal ini terjadi karena bahasa batak merupakan bahasa pertama dari bapak, dan dilakukan sadar oleh bapak.
Procold Obat Flu
B.Ind – B. Jawa
V
V
Faktor kebiasaan berbicara penutur dengan mitra tutur
Pada percakapan, ibu yang berasal dari keturunan orang Jawa menggunakan bahasa pertamanya untuk menanggapi perintah dari bapak. Hal in terbukti saat ibu berkata “Ana apa to pak?”
Procold Obat Flu
B.Ind – B. Medan
V
V
Beralihnya Topik Pembicaraan
Pada percakapan, bapak menjelaskan bahwa opungnya memberikan saran saat terkena flu diobati dengan jahe. Hal ini apa yang dikatakan bapak sebagai perubahan topik pembicaraan dan juga mengalami alih kode yang berarti paman.
Procold Obat Flu
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
POF/004/ 110414
Bapak : “Hatciiiim! Ini Ragam hidungku tersumbat, kata opungku kalo kena flu pake Informal-Ragam Formal zahe sama kunyit saja”
V
V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan terlihat, bapak berbicara menggunakan bahasa batak, kemudian ibu menjawabnya dengan bahasa yang baku. Hal ini terjadi karena ibu ingin menjelaskan sesuatu, bahwa dengan obat Procold Flu bapak dapat disembuhkan.
Procold Obat Flu
Bahasa IndonesiaBahasa Jawa
V
V
Tujuan untuk menegaskan sesuatu
Dalam percakapan, ibu mengatakan “bener to” (bahasa jawa) yang dalam bahasa Indonesia berarti “Benar kan” . Hal tersebut Faktor kedekatan penutur dengan mitra tutur ibu adalah bahasa jawa.
Procold Obat Flu
Ragam Informal - Ragam Formal
V
V
Beralihnya suasana bicara
Dalam percakapan, bapak terlihat beralih kode dari ragam Informal ke ragam formal, hal ini terbukti dalam kalimat percakapan “ Kau ini memang ibu andalan keluarga” . Hal ini disebabkan karena beralihnya suasana pembicaraan.
Procold Obat Flu
Ibu : “Itu dulu pak! Sekarang kalau flunya mau sembuh ,Procold obatnya.
5
POF/005/ 110414
Bapak : “Hahahaha,Bu hebat kali Procold itu,udah ilang hidung kesumbatku” Ibu
: “bener to pak!”
Bapak : “Kau ini memang ibu andalan keluarga”
6
POF/006/ 110414
Bapak : “Kau ini memang ibu andalan keluarga” Ibu ah”
:”haduh si bapak ini
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
POF/007/ 110414
Bapak : “Kau ini memang ibu andalan keluarga” Ibu ah”
8
FHA/001 130414
:”haduh si bapak ini
Perempuan 1 : “ duh, macet banget bisa ketinggalan pesawat nih?”
Ragam Formal Ragam Informal
V
V
Bhs IndonesiaBhs Betawi
V
V
Ragam Informal - Ragam Formal
V
V
Beralihnya suasana berbicara
Bahasa IndonesiaBahasa Betawi
V
V
Perempuan 2 : “ Jalan kaki saja!”
9
FHA/002 130414
Perempuan 1 : “ duh, macet banget bisa ketinggalan pesawat nih?” Perempuan 2 : “ Jalan kaki saja!”
10
FHA/003 130414
Perempuan 1 : “ Eh tar dulu,masak turun disini sih, airportnya kan masih di ujung sana, bisa keringetan dong kita kalau jalan kaki,
Dalam percakapan, saat bapak mengucapkan kata-kata sanjungan kepada ibu, ibu terlihat malu menanggapinya, dan membalas sanjungan itu dengan bahasa yang tidak resmi(informal). Hal ini terlihat dari kata-kata “haduh, si, ah”
Procold Obat Flu
Penggunaan kata duh, banget, nih merupakan penggunaan kata tidak baku. Biasanya hal itu terjadi karena faktor kebiasaan berbicara penutur.
Fatigon Hydro Airport
Pada percakapan,perempuan 1 berbicara dengan bahasa betawinya yang dimana bahasa tersebut dominan dengan bahasa tidak baku, tapi perempuan kemudian menjawab dengan bahsa formal, hal ini menimbulkan beralihnya suasana berbicara dari ragam informal menjadi formal.
Fatigon Hydro Airport
Dalam percakapan, tar adalah Faktor kependekan kata tidak baku entar kedekatan yang berarti “nanti” . Biasanya hal penutur itu terjadi karena faktor dengan mitra
Fatigon Hydro Airport
Beralihnya suasana bicara
Faktor kedekatan penutur dengan mitra tutur
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tutur
kebiasaan berbicara penutur dari bahasa pertamanya..
V
Faktor kebiasaan berbicara penutur dengan mitra tutur/faktor kedekatan penutur dengan mitra tutur
Dalam percakapan,kata masa merupakan kata tidak baku karena merupakan komponen dari bahasa daerah yang jika diartikan bahasa Indonesia bisa berarti dua hal yaitu kenapa atau apa. Karena dalam EYD sendiri “Masa” sendiri berarti hal yang berkaitan dengan waktu.
Fatigon Hydro Airport
V
Sekedar bergengsi.
Dalam percakapan, perempuan 1 mengatakan airport yang berarti “bandara”. Hal itu dilakukan karena ada beberapa fakotr, diantaranya untuk sekedar bergengsi.
Fatigon Hydro Airport
ga mau ah!” Perempuan 2 : “Habis gimana dong daripada telat!”
11
FHA/004 130414
Perempuan 1 : “ Eh tar dulu,masa turun disini sih, Bahasa airportnya kan masih di Indonesiaujung sana, bisa keringetan Bahasa Betawi dong kita kalau jalan kaki, ga mau ah!”
V
Perempuan 2 : “Habis gimana dong daripada telat!”
12
FHA/005/ 130414
Perempuan 1 : “ Eh tar dulu,masak turun disini sih, airportnya kan masih di ujung sana, bisa keringetan dong kita kalau jalan kaki, ga mau ah!” Perempuan 2 : “Habis gimana dong daripada telat!”
Bahasa IndonesiaBahasa Inggris
V
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Pria 1 GSA/006/ 130414
14
FHA/007/ 130414
: “Cuuy..liat cuyyy...ada cewek cakep cuy di bawah.”
Pria 2
: “Cewek mulu pikiran lu bro?”
Pria 1
: “ Asli, kalau ini bener-bener cewek cuy!”
Perempuan 1 : “ Eh tar dulu,masak turun disini sih, airportnya kan masih di ujung sana, bisa keringetan dong kita kalau jalan kaki, ga mau ah!” Perempuan 2 : “Habis gimana dong daripada telat!”
Bhs IndonesiaBhs Betawi
V
V
Bahasa IndonesiaBahasa Betawi
V
V
Faktor kebiasaan/ke dekatan berbicara penutur
Tujuan untuk memperjelas sesuatu.
Pada percakapan pria 1 dan pria 2, terlihat mereka berdua beralih kode dari bahasa indonseia ke bahasa betawi, hal ini terjadi karena adanya faktor kebiasaan berbicara penutur yang sudah saling kenal
Golden Skin and Spa
Dalam percakapan, perempuan 1 mengatakan “ga mau ah”, kata partikel “ah” merupakan ragam non-baku yang bertujuan untuk memperjelas atau menegaskan keterangan.
Fatigon Hydro Airport
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
FHA/008/ 130414
Perempuan 1 : “ Eh tar dulu,masak turun disini sih, airportnya kan masih di ujung sana, bisa keringetan dong kita kalau jalan kaki, ga mau ah!”
Bahasa IndonesiaBahasa Betawi
V
V
Faktor kebiasaan penutur
Dalam percakapan, kata gimana dong adalah kata tidak baku, yang dalam bentuk baku bahasa Indonesia adalah “bagaimana ini”.Pertambahan partikel dong terjadi karena faktor kebiasaan berbicara penutur.
Fatigon Hydro Airport
Bahasa IndonesiaBahasa Betawi
V
V
Faktor kebiasaan berbicara penutur dengan mitra tutur.
Dalam percakapan, perempuan 1 mengatakan “liat tuh cowok
Fatigon Hydro Airport
Perempuan 2 : “Habis gimana dong daripada telat!”
16
FHA/009/ 130414
Perempuan 1 : “ Sen,sen liat tuh cowok yang lagi jalan kaki, Choki Sitohang bukan ya?” Perempuan 2 : “ Hah iya bener !”
17
FHA/010/ 130414
Pi 1 dan Pi 2 : Choky!”
“
yang lagi jalan kaki” , kata “tuh” merupakan kata tidak baku yang dalam bahasa baku berarti “Itu”. Hal ini disebabkan karena kebiasaan penutur yang selalu menggunakan bahasa tidak baku dalam percakapan seharihari.
Haiii
Choky : “ Hai girls ke airport juga?”
Bahasa IndonesiaBahasa Inggris
V
V
Sekedar bergengsi
Dalam percakapan, Choky mengucapkan kalimat “Hai girls
ke airport juga” , dalam kalimat tersebut terdapat kata girls dan airport yang merupakan bahasa asing yaitu bahasa Inggris Kata tersebut
Fatigon Hydro Airport.
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berarti Perempuan dan Bandara. Penutur melakukan demikian karena salah satunya adanya motivasi untuk sekedar bergengsi dalam percakapan. 18
FHA/011/ 130414
Perempuan 1 : ” Iya, kamu ngapain si jalan kaki? nanti keringetan lo, ga takut dehidrasi?”
Bahasa IndonesiaBahasa Betawi
V
V
Choky : “ Hahaa, keringat itu kan sehat, soal dehidrasi kan ada Fatigon 19
FHA/012/ 130414
Perempuan 1 : ” Iya, kamu ngapain si jalan kaki nanti Ragam Informal keringetan lo, ga takut - Ragam Formal dehidrasi?” Choky :“Hahaa,keringat itu kan sehat, soal dehidrasi kan ada Fatigon Hydro, karena keringat itu alami,harus diganti dengan yang alami juga. Fatigon terbuat dari air kelapa asli yang cepat menggantikan ion tubuh yang hilang”
V
V
Faktor kebiasaan berbicara penutur
Dalam percakapan, terdapat kutipan kalimat “kamu ngapain
Tujuan Untuk menjelaskan sesuatu
Dalam percakapan, terlihat choky merubah gaya bicaranya dari ragam informal ke ragam formal, hal ini ditujukan agar Choky lebih mudah menjelaskan sesuatu hal yang belum dimengerti mitra tutur.
si jalan kaki? ” Kata “ngapain si” merupakan ragam tidak baku yang dalam percakapan terjadi karena penutur dan mitra tutur sudah saling mengenal
Fatigon Hydro Airport
Fatigon Hydro Airport
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
FHA/013/ 130414
Perempuan 1 : ” Iya, kamu ngapain si jalan kaki nanti keringetanlo, ga takut dehidrasi?”
Bahasa Indonesia – Bahasa Inggris
V
V
Menjelaskan Sesuatu
V
Faktor kebiasaan penutur.
Choky :“Hahaa,keringat itu kan sehat, soal dehidrasi kan ada Fatigon Hydro, karena keringat itu alami,harus diganti dengan yang alami juga. Fatigon terbuat dari air kelapa asli yang cepat menggantikan ion tubuh yang hilang”
21
FHA/014/ 130414
Choky : “ Hahaa, keringat itu kan sehat, soal Ragam Formal – dehidrasi kan ada Fatigon Ragam Informal Hydro, karena keringat itu alami,harus diganti dengan yanhg alami juga.Fatigon terbuat dari air kelapa asli yang cepat menggantikan ion tubuh yang hilang” Pi 1 dan pi 2 : “Iya bener, seger!”
V
Dalam percakapan, choky mengucapkan kata asing yaitu kata “ion”,. “Ion” sendiri berarti cairan tubuh. Karena saat ini orang lebih akrab menggunakan istilah asing seperti kata “ion” jadi dalam percakapan itu choky menggunakannya untuk lebih mudah menjelaskannya.
Fatigon Hydro Airport
Dalam percakpan, terlihat kedua perempuan membalas jawaban choky sitohang dengan bahasa tidak baku, hal ini diakibatkan karena faktor kebiasaan berbicara penutur.
Fatigon Hydro Airport.
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
ASOA/001 / 270514
Perempuan : “Tolongtolong pak, kakak saya,kakak saya sesak nafas!”
Ragam FormalRagam Informal
V
V
Beralihnya suasana pembicaraan .
Bhs. Ind-Bhs. Batak
V
V
Menyuruh mitra tutur
Bapak : “Kasih nafas buatan saja itu!” Perempuan
24
ASOA/002 / 270514
:
Perempuan : “Tolongtolong pak, kakak saya,kakak saya sesak nafas!” Bapak : “Kasih nafas buatan saja itu!”
25
ASOA/004 / 270514
Profesor : “ Ehh, tenang-tenang, semua tenang saya profesor. Sini saya bantu, kalau sesak nafas cuma satu obatnya
B.ind- Bhs Inggris
V
V
Tujuan untuk menyampaik an kata yang populer
Dalam percakapan, seorang perempuan berteriak-teriak meminta tolong kepada orangorang disekitar karena kakaknya mengalami sesak nafas, untuk dapat menjelaskan bahwa kakaknya mengalami sesak nafas. Tiba-tiba seorang bapak menjawab teriakan perempuan tersebut dengan bahasa yang tidak baku. Hal ini mengabkibatkan beralihnya suasana pembicaraan dari ragam formal ke ragam informal.
ASHMA SOHO OBAT ASHMA
Dalam percakapan, saat perempuan berujar untuk meminta tolong kepada orangorang, lalu datang bapak-bapak yang membalas permintaan tolong itu, dia menjawab menggunakan logat medan, karena kurang fasih menggunakan bahasa baku, dia menggunakan bahasa pertamanya sebagai cara untuk berkomunikasi.
ASHMA SOHO OBAT ASHMA
Dalam percakapan tersebut, profesor dan bapak mengucapkan kata-kata serapan seperti sinergis, dan ashma. Hal
ASHMA SOHO OBAT ASHMA
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
itu dilakukan karena istilah tersebut sudah mewakili kata yang dapat dimengerti oleh mitra tutur atau kata yang memang sudah populer dalam masyarakat. Sinergis berarti bekerja dengan baik, sedangkan ashma dalam bahasa Indonesia berarti Sesak Nafas.
ashma soho. Mau sesak nafas atau ashma, segera minum ashma soho. Karena kandungan Ashma Soho bekerja sinergis membantu sesak nafas karena ashma.” Bapak : “Ahhh. Zadi jangan kau biarkan terserang sesak napas, karena sesak napas itu bisa jadi gejala awal ashma. Ahhh segeralah kau minum Ashma Soho.
26
ASOA/005 / 270514
Perempuan : “Waah, kakak saya sudah bisa bernafas kembali prof, terima kasih ya prof” Professor sama”
Bhs. IndonesiaBhs. Batak/medan
V
V
Beralihnya topik pembicaraan
V
Faktor
: “Iya sama-
Bapak : “ Aah gagal lagi awak mau kasih nafas buatan”
27
LPCB/001
Anak : mama salah pilih”
Dalam percakapan, terlihat bapak menyela pembicaraan antara profesor dengan perempuan, dalam pembicaraan itu bapak berujar menggunakan logat dan dialek Medan, hal ini dapat dilihat pada kata awak dan kasih. Hal ini disebabkan karena bahasa pertama dari bapak itu adalah dialek yang berasal dari Medan.
ASHMA SOHO OBAT ASHMA
Dalam percakapan antara Ibu
Larutan
“Ma,, Ragam Formal-
V
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
/ 290514
28
BSOD/001 290514
Ibu Masa si?”
:
“
Hah?
Ragam Informal
Kebiasaan Berbicara Penutur.
Anak : “ Ma,,Dari dulu larutan penyegar yang bener ini loo,, yang ada gambar badaknya buatan Sinde!”
Bapak pagi ibu”
:
“Selamat
Ibu : “Eh bapaak.... Bapak sekarang sudah keliatan lebih seger lo, lebih sehat!”
Bhs. IndonesiaBhs. Inggris
V
V
Untuk menjelaskan sesuatu
Bhs. IndonesiaBhs. Inggris
V
V
Menyesuaika n kode lawan tutur
Bapak : “Iyalah.... Kan minum BIO Seven gula darah dan kolesterol bapak sudah normal kembali. Loh ibu kok sudah minum kopi lagi?”
dengan anak terlihat pembicaraan menggunakan ragam informal atau ragam santai, hal ini terjadi karena kebiasaan penutur dengan mitra tutur yang sudah sering bertemu dan menjadi kebiasaan.
Penyegar Cap Badak
Dalam percakapan bapak dan ibu, terlihat bapak mengucapkan kata “BIO Seven dan Kolesterol. Dua kata tersebut merupakan kata serapan yang dimana sudah sering digunakan pada masyarakat umum untuk berkomunikasi.
BIO SEVEN OBAT DIABETES
Dalam percakapan bapak dan ibu, terlihat ibu mengucapkan kata “BIO Seven. Ibu mengatakan produk obat tersebut yang
BIO SEVEN OBAT DIABETES
“
29
BSOD/001 290514
Bapak : “Iyalah.... Kan minum BIO Seven gula darah dan kolesterol bapak sudah normal kembali. Loh
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan bahasa inggris tetap dengan bahasa inggris, hal ini terjadi karena ibu hendak menyesuaikan kode lawan tutur.
ibu kok sudah minum kopi lagi?” “ Ibu : “ Uuuuh jangan kawatir bapak! Karena rajin minum BIO Seven makanya maag kronis ibu sudah sembuh. Coba liat kakek kan sudah sembuh, darah tinggi dan strokenya kakek juga sudah sembuh karena rajin karena minum BIO Seven”
30
BSOD/002 / 290514
Bapak : “Iyalah.... Kan minum BIO Seven gula darah dan kolesterol bapak sudah normal kembali. Loh ibu kok sudah minum kopi lagi?” Ibu : “ Uuuuh jangan kawatir bapak! Karena rajin minum BIO Seven makanya maag kronis ibu sudah sembuh. Coba liat kakek kan sudah sembuh, darah tinggi dan strokenya
Ragam InformalRagam Formal.
V
V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu.
Pada percakapan antara bapak dan ibu, terlihat ibu mengubah ragam pembicaraannya dari ragam tidak baku menjadi baku. Ibu mengubah ragam pembicaraannya karena hendak menjelaskan sesuatu tentang kegunaan obat BIO SEVEN, agar lebih mudah dipahami oleh mitra tuturnya.
BIO SEVEN Obat Diabetes
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kakek juga sudah sembuh karena rajin karena minum BIO Seven”
31
GM/001/ 290514
Reporter : “Baik Ragam saudara, info gentong mas kali ini kita menjumpai Formal-Ragam Informal seorang bapak berusia 45 tahun asal Jambon, Gamping, Sleman bernama Pak Jhon beliau pernah menderita asam urat sampai sempat tidak bisa bangun dalam beberapa hari.
V
V
Beralihnya suasana pembicaraa n
Pada percakapan, terlihat seorang reporter mewawancarai seorang pasien yang menderita penyakit asam urat menggunakan bahasa baku atau formal, tetapi karena pasien yang diwawancarai tidak bisa menguasai bahasa yang secara baik sehingga timbulah beralihnya suasana pembicaraan.
Gentong Mas
V
V
Beralihnya suasana bicara.
Pada percakapan, terlihat seorang reporter yang tadinya berbicara menggunakan ragam informal karena mengikuti kemampuan berbicara mitra tuturnya, tiba-tiba setelah
Gentong Mas
Pak Jhon : “ Iya dulu badan saya ga bisa bangun tiga hari, Reporter : “Hmm,terus gimana pak?”
31
GM/002/ 290514
Reporter : “hmmmm trus gimana pak?” Pak Jhon : “ Kaki saya juga bengkak-bengkak gitu, nah setelah saya apa coba beli ini apa gentong mas,
Ragam InformalRagam Formal
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
saya coba kan. Pagi minum jam 6, jam setengah 9 saya bisa bangun sendiri.
percakapan selesai berubah kembali menjadi formal. Hal ini dilakukan karena reporter akan merubah topik pembicaraan mengenai wawancaranya dengan orang lain yang juga merasakan khasiat dari Gentong Mas yaitu Ibu Hajah Umi.
Reporter : “ Demikian pak Jhon, berbagi pengalaman kepada anda. Dan sekarang kita jumpai Hajah Umi seorang ibu berusia 51 tahun dari Wonocolo, Surabaya, yang oleh medis divonis menderita pengroposan tulang.
32
GM/004/ 290514
Hajah Umi : “Katanya dokter tulang keropos, ndak begini ini nggenyutnggenyut sakit,sempat pake tongkat pak. Setelah itu minum ini pak, weh langsung sembuh Alhamdulilah. Wes sekarang bisa dilekuk, bisa lari, sudah nda sakit blas. Minum Gentong Mas dua gelas yah. Kok dah ga nyuut-nyuut yah. Reporter : “ Demikian Pak Jhon dan Hajah Umi
Bhs. IndonesiaBhs. Arab
V
V
Tujuan untuk menyatakan rasa syukur.
Pada percakapan Hajah umi dengan reporter. Terlihat ibu beralih kode dari bahasa indonesia ke bahasa arab. Hal ini ditandai dengan penggunaan kata “alhamdulilah”. Yang bertujuan untuk mengucapkan rasa syukur atas sembuhnya penyakit yang di derita Ibu Hajah Umi.
Gentong Mas
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berbagi pengalaman meraih kesehatannya kembali bersama Gentong Mas. Kenapa harus Gentong Mas? Yaa, karena Gentong Mas dibuat dari jinten hitam atau batu soda, yang bisa membantu penyembuhan 33
IMAN/00 1/300514
Kakak : “ Awas dia mau lewat! Tutup mulut!” Adik
: “ Siapa sih ?”
Ragam FormalRagam Informal
V
V
Faktor kebiasaan berbicara penutur.
Pada percakapan antara kakak dengan adik, terlihat kakak beralih kode dari ragam formal ke ragam informal. Hal ini ditandai dengan digunakannya kata-kata seperti “emang” , “ga”, dan wuiiis”. Hal ini dilakukan kebiasaan berbicara penutur karena sudah mengenal dekat dengan mitra tutur sebagai adiknya.
Inzana Masuk Angin Nakal
V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan terlihat ibu menjelaskan tentang kegunaan obat Inzana masuk angin, dan menyebutkan kata “herbal”. Kata tersebut merupakan kata yang diambil dari bahasa inggris yang berarti obatobatan dari rempah-rempah.
Inzana Masuk Angin Nakal
Kakak : “ Dia emang ga keliatan, tapi tiba-tiba wuuiiis langsung masuk ke badan kamu”
34
IMAN/00 2/300514
Kakak : “ Apaan si kak yang masuk? Masuk angin? “ Ibu : “ Hei masuk angin? ibu selalu sedia Inzana Syrup Masuk Angin Baru untuk membantu meredakan gejala masuk angin. Dari bahan herbal,
Bhs. IndonesiaBhs Inggris
V
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
jahenya menghangatkan 35
PAR/001/ 300514
Simbah : “ Astagfrulah chand..chand.., koe umur patangpuluhan kok koe wes loyo, yo diabetes, asam urat, darah tinggi, huh jan mbok borong kabeh penyakite!”
Bhs. IndonesiaBhs Arab
V
V
Tujuan untuk menyesalka n sesuatu keadaan
Pada percakapan terlihat Pengobat simbah menyesalkan sesuatu a keadaan yang dialami mitra Alternati tutur, yaitu Chandra. Sebagai f Rozaq bentuk menunjukan rasa sesalnya tersebut simbah beralih kode menggunakan bahasa arab dengan mengatakan Astagfrulah, yang dalam bahasa Indonesia berarti Istigfar yang mengandung maksud memohon ampun kepada Allah SWT.
Bhs. IndonesiaBhs. Arab
V
V
Tujuan Untuk Menjelaska n Sesuatu
Pada percakapan Omesh dengan para MC, terlihat omesh menyampaikan bahwa sakit panas dalam yang dideritanya telah sembuh setelah meminum Lasegar. Lalu MC 2 menjelaskan tentang produk tersebut pada pendengar, paca percakpannya MC2 mengatakan kata Halal. Kata tersebut berasal dari bahasa arab yang berarti layak untuk dikonsumsi.
Chandra : “Uwes berobat nandi-nandi penyakite kok niki malah ngeyel,ga sembuh-sembuh mbah !”
36
LOK/001/ 010614
MC1 : “ Omesh panas dalemnya gimana? Omes : “ HEHEHE, Panas dalem itu kan dolo, sekarang saya selalu membawa lasegar kemanapun” MC2 : “Dapatkan kontainer elegan tiap membeli enam kaleng lasegar. Kontainer tersedia di ,minimarket, toko dan di radio favorit anda. Minum
Lasegar Omesh Kontaine r
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lasegar, panas dalam pergi kontainer datang. Lasegar dengan sertifikat “halal” LPPOM MUI. Produksi Sinde Budi Sentosa.
37
FP/001/0 10614
Bapak 1 : “ Aaah Ragam tidur yang lama, biar bisa Informal-Ragam bangun siang, biar capek Formal dan pegal rontok semua” Bapak 2 : “ Dipijet sama si mbok langgananku, Keram-keramnya ilang semua!” Ibu 1 : “ Mandi air anget, terus tidurnya sore-sore. Nyeri ototnya minggat semua atuh” Reporter : “ kenapa melakukannya?”
Lalu, tidak
Bapak 1 : “Waa memangnya perusahaan nenek moyangku bisa telat terus kalau bangun siang!”
V
V
Tujuan untuk menanyaka n sesuatu
Pada percakan beberapa orang, terlihat bapak 1, bapak 2, dan ibu 1 berkata menggunakan ragam tidak baku, lalu di selasela pembicaraan itu seorang reporter berrtanya kepada mereka menggunakan ragam formal. Hal ini dilakukan agar semua mitra tutur dapat mengerti apa yang dikatakan reporter, karena tiap-tiap mitra tutur mempunyai logat-logat yang berbeda-beda (logat batak, sunda, dan jawa tengah)
Fatigon Putih
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
GSAS/00 3/290514
Pria 1 : “Weh, mukanya bersinar kayak berlian Bhs IndonesiaBhs Betawi putih berkilau, matanya bibirnya. Waa bener-bener wanita istimewa”
V
V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan antara pria dan pria 2, terlihat pria 1 memberitahukan tentang wanita yang cantik yang dilihatnya. Setelah pria 2 melihat wanita tersebut, pria dua sontak mengatakan menggunakan logat betawi, hal itu dilakukan karena hendak menjelaskan sesuatu kepada mitra tutur yang sudah dikenal akrab.
Golden Skin and Spa
V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan, terlihat narrator mengakhiri pembicaraan dengan menjelaskan produk yang ada pada iklan, tetapi karena produk tersebut menggunakan bahasa inggris jadi narrator tersebut harus beralih kode menggunakan bahasa inggris untuk menjelaskan sesuatu lebih dalam dan dimengerti pendengar.
Golden Skin and Spa
V
Beralihnya suasana
Pada Percakapan, MC hendak memperkenalkan omesh pada
Lasegar Omesh
Pria 2 : “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!”
39
GSAS/004 /290514
Pria 1 : “Weh, mukanya bersinar kayak berlian putih berkilau, matanya bibirnya. Waa bener-bener wanita istimewa”
Bhs. IndonesiaBhs Inggris
V
Pria 2 : “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!” Narator : “ Golden skin care spa and salon, memberikan solusi wajah anda seperti facial berlian, pengencangan spektakuler, gratis pengencangan keruta mata, dan totok wajah. 40
LOK/002/ 010614
MC : “ Hadirin sekalian, mari kita temui Omesh
Ragam Informal-Ragam
V
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
presenter tv yang ngetop”
Formal
Omesh : “ Bibir pecahpecah, susah BAB, tenggorokan kering, MC 2 : “ kenapa?”
41
LOK/003/ 010614
Loh
LOK/004/ 010614
pemirsa/ pendengar. Tetapi saat hendak di wawancarai omesh tiba-tiba mengeluh kesakitan pada bibir , perut, dan tenggorokan kering. Hal itu dia ungkapkan menggunakan ragam formal kepada MC yang mengakibatkan berubahnya topic pembicaraan.
Kontaine r
Pada percakapan, Omesh memberitahukan pada mitra tuturnya, dalam hal ini MC, bahwa penyakit panas dalamnya sudah sembuh berkat Lasegar. Mendengar hal tersebut MC langsung beralih kode menjadi ragam baku untuk lebih mempermudah dalam menjelaskan tentang produk lasegar.
Lasegar Omesh Kontaine r
Omesh
Omesh : “ Panas dalam hei itu kan dolo, sekarang saya Ragam informalragam formal selalu minum Lasegar”
V
V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
V
V
Tujuan Pada percakapan, MC2 Lasegar untuk bertanya kepada omesh Omesh menjelaskan menggunakan ragam santai, hal Kontaine sesuatu ini dilakukan agar suasana r pembicaraan bisa lebih akrab, terlebih Omesh juga sering menggunakan ragam santai dalam pembicaraan,tetapi pada
MC : “ Lasegar dengan bahan alami berkhasiat dalam rasa jeruk, strawberry, jambu,jeruk nipis, lyche, merlon, sirsak, dan rasberry strawberry.
42
pembicaraa n
MC 2 : “ Omesh panas Ragam informaldalemnya gimana? Omes : “ HEHEHE, Panas dalem itu kan dolo, sekarang saya selalu membawa lasegar kemanapun”
ragam formal
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
saat menjawab pertanyaan MC2 omesh lalu beralih kode menjadi ragam formal. Hal ini terjadi karena Omesh ingin menjelaskan sesuatu kepada MC2. 43
LFT/001/0 20614
MC : “ Pendengar saya sedang berada di restoran padang terkenal, banyak artis suka makan disini. Nah, saya jumpa presenter Fitri Tropika. Loh? Kok dia nyengir kesakitan sambil pegang bibirnya. Ehm mbak fitri, kenapa kok meringis begitu ?
Ragam Formalragam Informal
V
V
Beralihnya suasana pembicaraa n
Pada percakapan, MC membuka acara menggunakan ragam formal, tetapi setelah melihat ekspresi dari mitra tuturnya yaitu Fitri Tropika yang sedang kesakitan, kemudian MC tersebut beralih kode menggunakan ragam tidak formal, hal ini membuat terjadinya beralihnya topik pembicaraan.
Lasegar Fitri Tropika
Ragam FormalRagam Informal
V
V
Tujuan untuk menjelaskan
Pada percakapan, MC terlihat sebelumnya berbicara menggunakan ragam santai
Lasegar Fitri Tropika
Fitri Tropika : “ Ini nih mau makan udah pesen dendeng, sate kambing, rendang, jus durian. MC
44
LFT/002/0 20614
: “ Uwaalaah mbaak”
Fitri Tropika : “Tapi garagara bibir sariawan..” MC
: “ Heeh kenapa?”
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Fitri Tropika : Berantakan deh makannya!”
45
LFT/003/0 20614
“ acara
Fitri Tropika : “ Ragam Berantakan deh acara Informal-Ragam Formal makannya!” MC : “ Oooh itu tanda panas dalam cepat minum Lasegar Plus. Lasegar Plus bubuk untuk panas dalam, langsung larut tidak perlu diaduk. Lasegar plus tersedia dengan rasa jeruk dan jeruk nipis. Segarkan tenggorokan kering, dan susah BAB akibat panas dalam. Fitri Tropik : “ Sekarang saya aman makan yang pedas, berminyak, dan berlemak. Panas dalam tidak kawatir lagi. Saya selalu minum Lasegar Plus.
V
V
sesuatu.
dengan Fitri tropika, tetapi saat hendak menjelaskan sesuatu tentang khasiat lasegar, MC langsung beralih kode ke ragam fomal, hal ini dilakukan agar mitra tutur lebih mengerti apa yang dikatakan penutur.
Beralihnya suasana bicara
`Pada percakapan, Fitri tropika yang dari awal percakapan terlihat konsisten menggunakan ragam santai dalam pembicaraannya dengan MC, tetapi begitu mendengar MC berbicara menggunakan ragam formal, Fitri Tropika juga mengikuti dan beralih kode juga menggunakan ragam formal
Lasegar Fitri Tropika
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
LFT/004/0 20614
MC : “ Oooh itu tanda panas dalam cepat minum Lasegar Plus. Lasegar Plus bubuk untuk panas dalam, langsung larut tidak perlu diaduk. Lasegar plus tersedia dengan rasa jeruk dan jeruk nipis. Segarkan tenggorokan kering, dan susah BAB akibat panas dalam.
Bahasa Indonesia-Bhs Inggris
V
V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Di akhir percakapan, MC terlihat bermaksud menjelaskan sesuatu pada pendengar yang menjadikan beralihnya topik pembicaraan, pada percakapan itu MC juga beralih kode menggunakan kata bahasa inggris yaitu "plus" yang dalam bahasa inggris berarti tambah.
Lasegar Fitri Tropika
V
Tujuan
Pada percakapan, teman vita
Laxing
Fitri Tropik : “ Sekarang saya aman makan yang pedas, berminyak, dan berlemak. Panas dalam tidak kuwatir lagi. Saya selalu minum Lasegar Plus. Praktis githu loh. Tuang lasegar plus dalam segelas air, langsung larut ga usah diaduk. Glek-gleek. MC : “ Minum Lasegar Plus, panas dalam jadi segar. Lasegar plus produksi sinde budi sentosa.”
47
Teman Vita LAM/001/
:
“
Pake Ragam
V
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
060614
Laxing !” Vita
: “ Laxing?”
Informal-Ragam Formal
Teman Vita : “ Selain kapsul juga tersedia dalam bentuk teh. Laxing dengan bahan alami extra xena dan lidah buaya. Aman tanpa efek samping, lancarkan BAB tanpa rasa mulas ”
48
Teman Vita LAM/002/ 060614
Vita
: “Ciyeee, Ragam perut Informal-Ragam langsing Formal BAB lancar nih yee?” : “ Iya dong pake Laxing, BAB lancar kembali langsing. Eh anda ngapain?”
( Seorang Pria masuk kamar mandi) Pria
: “ Eh . .eh Maaf mbak
V
V
untuk semula berbicara menggunakan menjelaskan ragam santai, namun setelah sesuatu hendak menjelaskan sesuatu tentang kegunaan laxing, teman vita beralih kode menggunakan ragam formal.
Angry Mom
Beralihnya suasana pembicaraa n
Laxing Angry Mom
Pada percakapan terlhat teman vita dengan vita, berkomunikasi menggunakan ragam santai tiba-tiba datang otang ketiga, secara spontan vita menanyakan maksud orang tersebut menggunakan ragam formal, lalu secara spontan lupa orang ketiga itu juga menjawab menggunakan ragam formal. Hal ini yang menjadikan berubahnya suasana pembicaraan yang biasanya digunakan untuk menghormati mitra tutur yang baru.
192
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
salah masuk”
49
LB/001/0 70614
Simbok : “waduh, bang Mamat kok sudah istirahat?”
Bhs. IndonesiaBhs Betawi
V
V
Faktor kedekatan penutur dengan mitra tutur
Pada percakapan, terlihat simbok berbicara dominan menggunkan ragam bahasa tdak baku yaitu bahasa jawa, mitra tuturnya bang mamat juga konsisten dengan bahasa betawinya, tetapi mereka berdua tetap bisa mengerti apa yang dikatan satu sama lain, hal ini menunjukan karena faktor bahasa pertama mereka masing-masing.
Laxing Angry Mom
Bahasa IndonesiaBahasa Jawa
V
V
Mengikuti/ menghorma ti kode lawan tutur.
Pada percakapan, bang Mamat yang konsisten menggunakan bahasa betawinya dalam berkomunikasi dengan simbok, tiba-tiba dia beralih kode ke bahasa jawa saat akan mengatakan kata "utang" dan "simbok". Hal ini dilakukan
Livron Bplex
Bang Mamat : “dah dua hari badan aye rasanya lemes banget..” Simbok : “ Bisa tekor dong setorannya!” Bang Mamat : “Ka ga Cuma setoran mbok,mane anak aye sakit belum untuk bayar utang sama si mbok.”
50
LB/002/0 70614
Bang Mamat : “dah dua hari badan aye rasanya lemes banget..” Simbok : “ Bisa tekor dong setorannya!” Bang Mamat : “Ka ga Cuma setoran mbok,mane anak aye sakit belum untuk
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bayar mbok.”
51
PVA/001/ 100614
untuk mengikuti/ menghormati kode lawan tutur.
utang sama si
(Suara berdering,disertai Mail Box)
Telepon suara
Ibu (Telepon) : “ Ayaaaaah, Handphone sama telepon rumah daritadi ibu telepon gak ada yang angkat. Ayah dimana? angkat dong, penting ni yaaah!”
Ragam Informal-Ragam Formal
V
V
Beralihnya suasana pembicaraa n.
Pada percakapan, terlihat suasana pembicaraan yang dominan dengan ragam santai antara ibu (suara mail box) dan ayah yang sedang mengalami sakit kepala. Tapi sejenak kemudian mail box berbunyi kembali, dan muncul suara pria dengan bahasa formal yang menyarankan untuk meminum paramex. Hal ini menandai terjadinya perubahan suasana pembicaraan.
Paramex Versi Ayah
Bahasa Indonesia-
V
V
Untuk mengikuti/
Pada percakapan, terlihat ibu memulai pembicaraan dengan
Pengobat an Bu
Ayah : “Aduuuuh, sakit kepala harus segera minum obat” (Suara telepon disertai suara Mail Box) Sura telp Pa : “ Sakit kepala menyerang disaat darurat? Atasi dengan Paramex. “
52
PBE/001/ 100614
Simbah : “ Yen ing tawang ono lintang . . .” (Menyanyi)
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ibu : “ Mbah wes mari tenan po piye asam urate? Kok udah jalan-jalan”
Bahasa Jawa
menghorma ti kode mitra tutur
simbah yang sedang menyanyi. Saat memulai pembicaraan itu ibu memulai dengan bahasa jawa. Hal ini dilakukan untuk mengikuti/ menghormati kode mitra tutur
Emy
Beralihnya suasana pembicaraa n
Pada percakapan, ibu yang semula berbicara dengan simbah menggunakan bhasa jawa, lalu beralih kode menggunakan ragam formal. Hal ini dilakukan untuk menyampaikan sesuatu kepada pendengar radio yang mengakibatkan berubahnya suasana pembicaraan dalam iklan.
Pengobat a Bu Emy
Simbah : “ Uwis nak, sauwise berobat di klinik pengobatan herbal. Awakku sehat bergas waras, penyakite mari loh nak!” Ibu : “ Sudah banyak yang membuktikan klinik pengobatan herbal ahli penyakit kronis Bapak Emy Suhaemi mampu menyembuhkan penyakit dengan ramuan herbal siinse dan lain-lain. 53
PBE/002/ 100614
Ibu : “ Mbah wes mari Ragam tenan po piye asam urate? Informal-Ragam Kok udah jalan-jalan” Simbah : “ Uwis nak, sauwise berobat di klinik pengobatan herbal. Awakku sehat bergas waras, penyakite mari loh nak!” Ibu : “ Sudah banyak yang membuktikan klinik pengobatan herbal ahli penyakit kronis Bapak
Formal
V
V
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Emy Suhaemi mampu menyembuhkan penyakit dengan ramuan herbal siinse dan lain-lain. Seperti kencing manis, saraf kejepit, ambeyen, maag, lemah syahwat, asma, tbc, tumor, hernia, amandel, ingin punya keturunan, jantung, flex menahun, keputihan, dan lain-lain. Klinik pengobatan herbal ahli penyakit kronis bapak Emy Suhaemi buka praktek di jalan P Tendean Ontorejo, Wirobrajan 54
PVK/001/ 120614
Pria 1 : “ Aduuuh hidung Ragam tersumbat, sakit kepala, Informal-Ragam kalau kena flu nggak enak Formal banget. Mau ngerjain apaapa juga susah. Semua serba salah nih. Kapan bisa plong ya? Perempuan : “ Gampang, kalau flu, sakit kepala, hidung tersumbat, kerjaan jadi terganggu. Kepengen cepet plong?
V
V
Beralihnya suasana/topi k pembicaraa n
Pada percakapan, terlihat tpria 1 berbicara mengenai sakit flu yang dideritanya dengan perempuan menggunakan ragam santai. Pada waktu bersamaan datanglah orang ketiga yang berbicara menggunakan ragam formal. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan susan pembicaraan..
Procold Versi Kerjaan
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Minum Procold Pria 2 : “ Kita semua harus teliti,hati-hati begitu flu, demam, sakit kepala, hidung tersumbat lebih pas minum Procold, sudah betul.
55
SAN/001/ 140614
Anak mama...”
:
“Ma..
Ibu : “Lo.. lo.. kenapa to digigit nyamuk yo..uuhh, nyamuk kok banyak yo!”
Bhs IndonesiaBahasa Jawa
V
V
Memperteg as sesuatu
Pada percakapan, trlihat ibu menanggapi panggilan anaknya menggunakan ragam santai, yang pada beberapa kata terdapat komponen bahasa jawa. Hal ini terjadi karena faktor kebiasaan berbicara penutur dengan mitra tutur yang sudah saling mengenal.
Sitronell a Anti Nyamuk
Ragam Informal-Ragam Formal
V
V
Beralihnya suasana/topi k pembicaraa n
Pada percakapan ragam santai terlihat pada anak dengan ibu yang sedang membicarakan tentang gigitan nyamuk, pada waktu yang sama ayah datang memberikan solusi dan berbicara menggunakan bahasa formal. Hal ini menimbulkan erjadinya perbuhan topik
Sitronell a Anti Nyamuk
Bapak : “ Ya dioles sama Sitronela bu..”
56
SAN/002/ 140614
Anak mama...”
:
“Ma..
Ibu : “Lo.. lo.. kenapa to digigit nyamuk yo..uuhh, nyamuk kok banyak yo!” Bapak : “ Ya dioles sama Sitronela bu..”
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembicaraan.
57
SAN/003/ 140614
Bapak : “ Ya dioles sama Sitronela bu..” Ibu : “ Sitronela? Aman to pak? “
Bhs IndonesiaBhs Jawa
V
V
Tujuan untuk menegaskan sesuatu
Pada percakapan, terlihat di sela pembicaraan bapak dengan ibu, tiba-tiba ibu berbicara beralih kode menggunakan bahasa jawa. Hal ini terjadi karena faktor kebiasaa berbicara penutur.
Sitronela Anti Nyamuk
Ragam Informal-Ragam Formal
V
V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan , bapak terlihat beralih kode saat percakapan, guna menjelaskan sesuatu ptentang obat nyamuk sitronella agar lebih dimengerti oleh ibu.
Sitronell a Anti Nyamuk
Bhs IndonesiaBhs Jawa
V
V
Menyesuaik an /Menghora mati Kode
Pada percakapan , terlihat ibu berbicara dengan bapak via telepon. Pada percakpan itu ibu memulainya dengan ragam
Tabib Nasrul Anwar
Bapak : “ Sitronela anti nyamuk alami, aman untuk kita semua bu”
58
SAN/004/ 140614
Bapak : “ Ya dioles sama Sitronela bu..” Ibu : “ Sitronela? Aman to pak? “ Bapak : “ Sitronela anti nyamuk alami, aman untuk kita semua bu”
59
TNA/001/ 140614
Ibu : “ Haloo.Aduh pak, sakitku tambah lara. Saya diantarkan ke pengobatan Bapak Nasrul Anwar aja
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
to?Ayo pak? Mbak Yanti sakit tumor aja setelah berobat ke tempatny bapak Nasrul Anwar aja sekarang sudah sembuh, Ayo to pak?
Mitra tutur
santai menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia. Kemudian bapak berlaih kode menggunakan bahasa jawa juga untuk menyesuaikan dan menghormati lawan tutur.
Bapak : “ Tenan?, wes mantep?lah terus alamatnya dimana bu?”
60
TNA/002/ 140614
Bapak : “ Tenan?, wes mantep?lah terus alamatnya dimana bu?”
Ragam FormalRagam Informal
V
V
Beralihnya suasana pembicaraa n
Pada awal percakapan bapak dengan ibu menggunakan ragam santai untuk berkomunikasi, tiba-tiba ibu beralih kode menjadi ragam formal. Hal ini dilakukan untuk menjelaskan sesuatu pada mitra tuturnya yaitu bapak.
Tabib Nasrul Anwar
Bhs Ind-Bhs Inggris
V
V
Menyampaik an kata yang populer
Dalam percakpan, terlihat choky beralih kode dari bhasa indonesia ke bahasa inggris, hal ini dilakukan untuk menjelaskan
Fatigon Hydro Airport.
Ibu : “ Kata mbak Yanti, alamate Pak Nasrul Anwar ada di Jalan S. Parman 24 depan Pasar Bantul. Prakteknya jam 08.00 pagi sampai jam lima sore. Hari minggu dan hari libur tetap buka seperti biasa. Ayo to pak,ayo kesana.”
61
FHA/015/ 130414
Choky : “ Hahaa, keringat itu kan sehat, soal dehidrasi kan ada Fatigon Hydro, karena keringat itu alami,harus diganti dengan
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yanhg alami juga.Fatigon terbuat dari air kelapa asli yang cepat menggantikan ion tubuh yang hilang” Pi 1 dan pi 2 : “Iya bener, seger!”
sesuatu dengan kata yang populer dan lebih diketahui oleh mitra tutur.
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
No. Data
Tuturan
Perubahan Kode
(Tabulasi Campur Kode)
Jenis Campur Kode I
1
270514
tenang, semua tenang saya profesor.
Indikator
Judul Kode
Tujuan untuk memberitahuk an sesuatu
Dalam percakapan, terlihat seorang profesor mengalamai campur kode karena, berkomunikasi menggunakan ragam baku, tapi beliau juga kerap kali menyisipkan kata tidak baku seperti “Eh,sini,Cuma, dan mau “. Hal ini disebabkan karena faktpr kebiasaan penutur.
ASHMA SOHO OBAT ASHMA
S
: “ Ehh, tenang-
Profesor ASOA/ 001
E
Faktor Penyebab campur Kode
Sini
saya
bantu,
kalau sesak nafas Cuma satu obatnya ashma soho. Mau sesak nafas atau ashma, segera minum ashma soho. Karena kandungan
Ashma
bekerja sinergis
Soho
membantu
sesak nafas karena ashma.” Bapak : “Ahhh. Zadi jangan kau biarkan
terserang sesak
napas, karena sesak napas itu bisa jadi gejala awal ashma. Ahhh segeralah kau minum
Penyisipan Kata
V
V
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ashma Soho.
2
: “ Ehh, tenang-
Profesor ASOA/ 002 270514
tenang, semua tenang saya profesor.
Sini
saya
Penyisipan istilah
V
V
bantu,
Tujuan untuk mempertegas sesuatu
kalau sesak nafas Cuma satu obatnya ashma soho. Mau sesak nafas atau ashma, segera minum ashma soho. Karena kandungan
Ashma
bekerja sinergis
Dalam percakapan, terlihat profesor menyisipkan istilah pada kata sesak nafas. Hal itu dilakukan sebagai penegasan untuk memperjelas kata ashma. Kare dimungkinkan ada sebagian orang yang tidak mengerti dari pengertian kata ashma.
ASHMA SOHO OBAT ASHMA
Dalam percakapan tersebut, profesor dan bapak
ASHMA SOHO OBAT
Soho
membantu
sesak nafas karena ashma.” Bapak : “Ahhh. Zadi jangan kau biarkan
terserang sesak
napas, karena sesak napas itu bisa jadi gejala awal ashma. Ahhh segeralah kau minum Ashma Soho. 3
Profesor ASOA/0 03/
: “ Ehh, tenang-
tenang, semua tenang saya
Penyisipan Istilah
V
V
Tujuan untuk Memberitahuka n sesuatu
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
profesor. 270514
Sini
saya
bantu,
kalau sesak nafas cuma satu obatnya ashma soho. Mau sesak nafas atau ashma, segera minum ashma soho. Karena kandungan
Ashma
bekerja sinergis
Soho
membantu
mengucapkan kata-kata serapan seperti sinergis, dan ashma. Hal itu dilakukan karena istilah tersebut sudah mewakili kata yang dapat dimengerti oleh mitra tutur atau kata yang memang sudah populer dalam masyarakat. Sinergis berarti bekerja dengan baik, sedangkan ashma dalam bahasa Indonesia berarti Sesak Nafas.
ASHMA
Dalam percakapan, terlihat seorang anak menyisipkan istilah untuk memberitahukan sesuatu tentang minuman yang biasa diminum dengan ibunya yaitu “Larutan penyegar”.Larutan penyegar
LARUTAN PENYEGA R CAP BADAK
sesak nafas karena ashma.” Bapak : “Ahhh. Zadi jangan kau biarkan
terserang sesak
napas, karena sesak napas itu bisa jadi gejala awal ashma. Ahhh segeralah kau minum Ashma Soho.
4
Anak LPCB/ 001/
salah pilih”
270514
Ibu si?”
: “Ma,, mama Penyisipan istilah : “ Hah? Masa
V
V
Tujuan untuk memberitahuk an sesuatu
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Anak : “
adalah minuman yang digunkan untuk mengobati panas dalam
Ma,,Dari dulu
larutan penyegar yang bener ini loo,, yang ada gambar badaknya buatan Sinde!”
5
: “Mbah, saya
Pasien DVM/0 01/ 280514
mau cepet kaya, apa syaratnya ya mbah?” Mbah Dukun : “ tiruin ya!” Pasien
:” ya mbah”
Mbah Dukun :”sawung galing sawung kampret!” Pasien galing
: sawung
”sawung kampret!
(pret!)” (suara kentut) Mbah Dukun : sekali
“pret-nya
saja! Hahaha. Ulangi
Penyisipan kata
V
V Membangkitka n rasa humor
Dalam percakapan, terlihat Mbah Dukun menyuruh pasien untuk mengucapkan kata “pret” sekali saja, yang ternyata pret yang kedua kali adalah bunyi dari seorang pasien yang buang angin, Dengan penyisipan kata pret tersebut terliha mbah dukun ingin membangkitkan rasa humor dalam percakapan.
DIAPET VERSI MANTERA
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ya!
6
:
Pasien DVM/0 02/
diare mba!”
280514
Mbah Dukun :
“hehe,saya Penyisipan frasa
V
V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan, terlihat mbah dukun menyisipkan frasa dalam percakapan. Frasa yang dimaksud terdapat pada kalimat terakhir dimana dia berbicara dengan mencampurkan bahasa jawa dengan bahasa Indonesia. Hal ini ditandai pada kata "cepet mampet"
DIAPET VERSI MANTERA
Penyisipan Istilah
V
V
Tujuan untuk memberitahuk an sesuatu/menun jukan kata yang populer
Pada percakapan, terlihat polisi memberikan peringatan kepada seseorang yang diduga mengintai markas Polisi. Pada percakapan itu, polisi menyisipkan istilah yaitu " Tertangkap Basah"
DIAPET VERSI DIKEPUN G
Penyisipan Frasa Polisi : “ Tiarap ! tembakan
V
V
Tujuan untuk meminta perhatian/mem pertegas
Pada percakapan, seorang polisi menyisipkan frasa pada percakpannya, hal ini terlihat pada kalimat “Tiarap!
DIAPET VERSI DIKEPUN G
pantesan daritadi prat-pret, nih
“Wah, prat-pretdiapet biar
diare kamu cepet mampet” Pasien
7
Polisi : DVD/0 01/ 280514
8
: “Siap Mbah!”
“Anda
tertangkap
basah mengintai markas kami dari atas pohon jambu biji”
(Suara Senapan) DVD/0 02/ 280514
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
balasan!” Laki-laki 1
:
sesuatu
Tembakan balasan”
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan polisi dengan seorang laki-laki, terlihat seorang laki-laki menyisipkan frasa dalam percakapan tersebut. Hal ini terlihat pada kata "cepet mampet"
“Ampuuun
pak, saya ga menembak, saya lagi
diare! . Tadi bukan
mengintai, tapi saya pengen ambil daun jambu biji,
saya
mau cepet mampet”
9
(Suara Senapan) DVD/0 03/
Penyisipan Frasa Polisi : “ Tiarap ! tembakan
280514
balasan!” Laki-laki 1
:
“Ampuuun
pak, saya ga menembak, saya lagi
diare! . Tadi bukan
mengintai, tapi saya pengen ambil daun jambu biji. Saya mau cepet mampet” 10
V
V
DIAPET VERSI DIKEPUN G
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
: “ Pendengar
Reporter FPVR/ 001/ 290514
apa
si
yang paling
enak
Penyisipan frasa
V
V
Menjelaskan sesuatu
Pada percakapan, terlihat seorang bapak yang diwawancarai oleh seorang reporter radio tentang apa yang tepat dilakukan saat sedang letih, bapak itu menjawab “tidur yang lama, biar bisa bangun siang, biar capek dan pegal rontok semua” . Kata “pegel rontok semua” termasuk penyisipan frasa, dimana bapak tersebut mengalami interfensi karena kurangnya kosakata yang dimiliki bapak tersebut dalam berbicara.
FATIGON PUTIH VERSI REPORTE R
Penyisipan istilah
V
V
Menyesalkan suatu keadaan
Pada percakapan, terlihat seorang bapak menyisipkan sebuah istilah yaitu “bangkrut”. Kata tersebut dalam bahasa Indonesia baku berarti merugi atau tidak untung.
FATIGON PUTIH VERSI Reporter
dilakukan kalo lagi capek? , kita denger jawaban orangorang yuk?” Bapak 1
: “ Aaah tidur
yang lama, biar bisa bangun siang, biar capek
dan pegal
rontok semua”
11
Reporter
: “ Lalu, kenapa
FPVR/ 002/
tidak melakukannya?”
290514
Bapak 1
:
“Waa
memangnya perusahaan nenek moyangku
bisa
telat
terus
kalau bangun siang!” Bapak 2
: “ Bangkrut
mbak kalau tiap hari pijet”
207
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Reporter FPVR/ 003/ 290514
: “ Hehehe,Gak
perlu itu semua, nih Fatigon
Penyisipan Istilah
V
V
Tujuan untuk menyarankan/ memberitahuk an sesuatu.
Dalam percakapan, terlihat reporter menyisipkan kata istilah, yaitu kata “multivitamin” Kata tersebut merupakan kata serapan asing yang selama ini sering kita dengar. Multivitamin sendiri berarti obat suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh.
FATIGON PUTIH VERSI REPORTE R
V
Tujuan untuk mempertegas sesuatu
Pada percakapan, terlihat bapak 1 menjawab pernyataan reporter dengan kalimat frasa yaitu “ Manteep, segar” .Hal ini ditandai dari hanya ada 1 variabel dalam kata tersebut,dan tidak membentuk kalimat.
FATIGON PUTIH VERSI REPORTE R
Putih. Multivitaminnya capek dan daya tahan. Minum fatigon putih setelah aktifitas atau sebelum tidur. Pegal, keram dan nyeri ototnya hilang tanpa bekas. Andapun bisa bangun segar dan siap bekerja lagi. Bapak 1
: “ Mantaap!,
segar!”
13
Reporter FPVR/ 004/ 290514
: “ Hehehe,Gak
perlu itu semua, nih Fatigon Putih. Multivitaminnya capek dan daya tahan. Minum fatigon putih setelah aktifitas atau sebelum tidur. Pegal, keram
Penyisipan Frasa
V
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan nyeri ototnya hilang tanpa bekas. Andapun bisa bangun segar dan siap bekerja lagi. Bapak 1
: “ Manteep!,
segeer!”
14
Ibu 1 : “Iya, dirumah kan FPVR/ 005/29 0514
masih harus urus suami sama anak. Ngimpi itu sii” Reporter
: “ Hehehe,Gak
perlu itu semua, nih Fatigon Putih. Multivitaminnya capek dan daya tahan. Minum fatigon putih setelah aktifitas atau sebelum tidur. Pegal, keram dan nyeri ototnya hilang tanpa bekas. Andapun bisa bangun segar dan siap bekerja lagi.
Penyisipan Frasa
V
V
Tujuan untuk menyatakan ketidakpercaya an.
Pada percakapan, terlihat ibu 1 berbicara dengan menyisipkan frasa yaitu “ Ngimpi itu si”. Dia mengatakan seperti itu karena tidak percaya hal yang diinginkan dapat terjadi.
FATIGON PUTIH VERSI REPORTE R
209
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Pria 1 GSAS/ 001/
:
“Cuuy..liat
cuyyy...ada cewek
290514
Penyisipan frasa
V
V
Menjelaskan sesuatu
Padapercakapan, terlihat pria 1mengatakan “:cewek cakep’. Apa yang dikatakan pria 1 adalah campur kode, karena frasa cakep dalam bahasa Indonesia lazim digunakan untuk kaum pria. Cakep sendiri termasuk dalam bahasa tidak baku, jika dalam bahasa baku berarti tampan.
GOLDEN SKIN AND SPA
Penyisipan istilah
V
V
Tujuan untuk memberitahuk an sesuatu
Pada percakapan, terlihat pria 1 menyisipkan kata-kata istilah yaitu “bener-bener cewek cuy”. Pria 1 tersebut mengalam campur kode, karena kurangnya penguasaan bahasa. Kata “bener-bener cewek” seharusnya dapat diganti dengan cewek cantik atau wanita cantik.
GOLDEN SKIN AND SPA
Penyisipan istilah
V
V
Tujuan untuk memberitahuk an sesuatu
Pada percakapan, pria 1 menyisipkan istilah atau ungkapan, hal itu terlihat saat pria tersebut mengatakan
cakep
cuy di bawah.” Pria 2
: “Cewek mulu pikiran
lu
bro?”
16
Pria 1 GSAS/ 002/29 0514
: “ Asli, kalau ini bener-bener cewek cuy!”
Pria 2
: “ Laah siapa si? “
17
Pria 1 : GSAS/ 003/29 0514
“Weh,
mukanya
bersinar kayak berlian putih berkilau,
matanya bibirnya.
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Waa
bener-bener
“mukanya bersinar kayak berlian” . Berlian disini digunakan sebagai perumpamaan untuk menggambarkan betapa cantiknya wanita yang dilihat pria tersebut.
wanita
istimewa” Pria 2 : “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!”
18
Pria 1 : GSAS/ 004/29 0514
“Weh,
mukanya
bersinar kayak berlian berkilau, Waa
putih
Penyisipan frasa
V
V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan, pria 1 juga menyisipkan frasa dalam percakapannya. Hal ini terlihat pada kata “waa bener-bener” . Penyisipan frasa tersebut tejadi karena penutur tidak begitu baik berbahasa indonesia yang baku.
GOLDEN SKIN AND SPA
Penyisipan Frasa
V
V
Tujuan untuk mempertegas sesuatu
Pada percakapan pria 2 menyisipkan sebuah frasa dalam ujarannya. Hal ini terlihat pada penggunaan kata "wooy gila lu". Hal ini dilakukan untuk mempertegas sesuatu pada mitra tutur.
Golden Skin and Spa
matanya bibirnya.
bener-bener
wanita
istimewa” Pria 2 : “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!”
19
“Weh,
Pria 1 : GSAS/ 005/29 0514
mukanya
bersinar kayak berlian berkilau, Waa
matanya bibirnya.
bener-bener
istimewa”
putih
wanita
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pria 2 : “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!” 20
Pria 1 : GSAS/ 006/29 0514
“Weh,
mukanya
bersinar kayak berlian berkilau, Waa
putih
Penyisipan kata
V
V
Tujuan untuk mempertegas sesuatu
Pada percakapan pria 1 dengan pria 2, terlihat pria 2 membalas ujaran pria 1 dengan menyispkan kata-kata yang tidak terdapat dalam bahasa indonesia, yaitu "dodol". Tetapi jika artikan secara makna, kata tersebut berarti "bodoh"
Golden Skin and Spa
V V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Padda percakapan, seorang narator meyisipkan sebuah frasa yang terlihat pada kata “Golden skin care spa and salon” . Narator mengalami proses campur kode keluar dengan menggunakan bahasa inggris.
GOLDEN SKIN AND SPA
matanya bibirnya.
bener-bener
wanita
istimewa” Pria 2 : “Woooy gila lu, itu nyokap gue dodol!” 21
: “ Golden skin
Narator GSAS/ 005/ 290514
care
spa
and
salon,
memberikan solusi wajah anda seperti
facial
pengencangan
berlian, spektakuler,
gratis pengencangan keruta mata, dan totok wajah, juga facial emas menambah
yang berguna sinar
wajah
mengencangkandan menghilangkan
kerutan dan
Penyisipan Frasa
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
flex anda sehingga kulit lebih halus dan bercahaya. 22
: “ Golden skin
Narator GSAS/ 006/29 0514
care
spa
and
salon,
Penyisipan Istilah
V V
Tujuan untuk memberitahuk an sesuatu
Pada percakapan, terlihat seorang nator juga menyisipkan istilah-istilah asing, diantaranya kata “facial” yang berarti perawatan wajah dan “flex” yang berarti noda hitam yang ada pada wajah.
GOLDEN SKIN AND SPA
V
Tujuan untuk memberitahuk an sesuatu
Pada percakapan, terlihat seorang narator mengucapkan kata “facial berlian, pengencangan spektakuler, gratis pengencangan kerut mata, totok wajah, facial emas, dan sinar wajah. Kata-
Golden Skin and Spa
memberikan solusi wajah anda seperti
facial
pengencangan
berlian, spektakuler,
gratis pengencangan keruta mata, dan totok wajah, juga facial emas
yang berguna
menambah
sinar
wajah
mengencangkandan menghilangkan
kerutan dan
flex anda sehingga kulit lebih halus dan bercahaya. 23
: “ Golden skin
Narator GSAS/ 007/29 0514
Penyisipan salon, Istilah/fras a memberikan solusi wajah anda care
seperti
spa
and
facial
pengencangan
berlian, spektakuler,
V
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kata tersebut merupakan istilah-istilah yang ada dalam dunia perawatan kecantikan. Karena apabila di ambil kata perkata tentunya tidak memiliki makna yang berarti.
gratis pengencangan keruta mata, dan totok wajah, juga facial emas
yang berguna
menambah
sinar
wajah
mengencangkandan menghilangkan
kerutan dan
flex anda sehingga kulit lebih halus dan bercahaya 23
: “Baik saudara,
Reporter GM/00 1/2905 14
info gentong mas kali ini kita menjumpai
seorang bapak
berusia 45 tahun asal Jambon, Gamping, Pak
Sleman
Jhon
beliau
bernama pernah
menderita asam urat sampai sempat
tidak
bisa
bangun
dalam beberapa hari. Pak Jhon
: “ Iya dulu
badan saya
ga bisa bangun
tiga hari,
Penyisipan Istilah
V
V
Menunjukan kata yang populer.
Pada percakapan, seorang reporter terlihat menyisipkan istilah-istilah asing yang sekarang sudah bpopuler di masyarakat. Hal ini dapat kita lihat pada kata “asam urat, dan gentong mas”
GENTONG MAS
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Perempuan 1 : ” Iya, kamu FHA/00 1/ 130414
ngapain si jalan kaki nanti keringetan
lo,
ga
Dalam percakpan, Penyisipan istilah
V
V
takut
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
“ga takut dehidrasi?”.
Fatigon Hydro Airport
Pada kalimat tersebut
dehidrasi?”
terdapat kata
Choky
“Dehidrasi’ yang
:“Hahaa,keringat itu kan sehat,
merupakan istilah
soal dehidrasi kan ada Fatigon
asing,yang
Hydro, karena keringat itu alami,harus yang
terdapat kutipan kalimat
alami
diganti
dengan
juga.
Fatigon
mengandung arti keadaan dimana tubuh manusia kekurangan
terbuat dari air kelapa asli yang
cairan tubuh.
cepat menggantikan ion tubuh yang hilang”
25
Bapak : “Huh! Kata siapa POF/00 4/11041 4
pula itu?!” Ibu
: “Kata ibuku, dari aku
kecil,ibu selalu sedia Procold
Penyisipan Kata
V
V
Tujuan untuk mempertegas sesuatu
Dalam percakapan, kata pula adalah suatu kata khas yang biasa orang Medan katakan, yang menandakan ingin menanyakan sesuatu atau memperjelas keterangan.
Procold Obat Flu
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dirumah”
26
Bapak : “Hahahaha,Bu hebat POF/00 5/11041 4
kali Procold
Penyisipan Frasa
V
V
Tujuan untuk mempertegas sesuatu
Bapak dalam percakapan mengatakan “hebat Kali” (logat medan) yang berarti Hebat Sekali, dan ibu mengatakan "bener to"Hal ini menunjukan bapak dan ibu bercampur kode dengan menyisipkan frasa dalam percakpannya guna untuk mempertegas sesuatu.
Procold Obat Flu
Penyisipan frasa
V
V
Tujuan untuk mempertegas sesuatu
Pada percakapan,perempuan 1 terlihat menyisipkan frasa dalam membalas percakapan dari perempuan 2, hal ini terlihat dari kata yang diucapkan perempuan 1, yaitu “ duh", "banget", dan "nih"
Fatigon Hydro Airport
Penyisipan frasa
V
V
Tujuan untuk mempertegas sesuatu.
Pada percakapan, terlihat P1 dan P2 serempak menegaskan pernyataan apa yang dikatakan choky sitohang dengan
Fatigon Hydro Airport.
hidung kesumbatku” Ibu
27
itu,udah ilang
: “bener to pak!”
Perempuan 1 : “ duh, macet FHA/00 2 130414
banget
bisa
ketinggalan
pesawat nih?” Perempuan 2 : “ Jalan kaki saja!”
28
Choky FHA/01 4/ 130414
:
“
Hahaa,
keringat itu kan sehat, soal dehidrasi kan
ada Fatigon
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menyisipkan frasa yaitu “iya bener seger” sebagai tanda setuju bahwa minuman Fatigon Hydro memang membuat badan kembali segar.
Hydro, karena keringat itu alami,harus yanhg
diganti
alami
dengan
juga.Fatigon
terbuat dari air kelapa asli yang cepat menggantikan ion tubuh yang hilang” Pi 1 dan pi 2 :
“Iya
bener
seger!”
29
Pak Jhon GM/002 /290514
: “ Kaki saya
juga bengkak-bengkak gitu, nah setelah saya apa coba beli ini apa gentong mas,
saya
coba kan. Pagi minum jam 6, jam setengah 9 saya bisa bangun sendiri. Reporter
: “ Demikian
pak Jhon, berbagi pengalaman kepada anda. Dan sekarang
Penyisipan Frasa
V
V
Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan, Pak Jhon terlihat menyisipkan klausa dan bercampur kode dalam pembicaraannya,terlihat dari beberapa kata yang apabila di hubungkan tidak dapat menjadi kalimat yang baik.
Gentong Mas
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kita
jumpai
Hajah
Umi
seorang ibu berusia 51 tahun dari
Wonocolo,
yang
oleh
Surabaya,
medis
divonis
menderita pengroposan tulang.
30
Pak Jhon GM/003 /290514
juga
: “ Kaki saya
bengkak-bengkak
gitu,
nah setelah saya apa coba beli ini apa gentong mas,
saya
coba kan. Pagi minum jam 6, jam setengah 9 saya bisa bangun sendiri. Reporter
: “ Demikian
pak Jhon, berbagi pengalaman kepada anda. Dan sekarang kita
jumpai
Hajah
Umi
seorang ibu berusia 51 tahun dari
Wonocolo,
yang
oleh
medis
Surabaya, divonis
Penyisipan Istilah
V
V Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan Pak Jhon dengan Reporter, terlihat reporter menyisipkan sebuah istilah yaitu “pengroposan tulang”. Kata pengroposan sebenarnya bukan kata ilmiah dari dunia kedokteran, tetapi sekarang ini kata tersebut lebih sering dipakai, karena lebih mudah untuk dipahami.
Gentong Mas
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menderita
pengroposan
tulang.
31
Reporter GM/003 /290514
: “ Demikian
pak Jhon, berbagi pengalaman kepada anda. Dan sekarang kita
jumpai
Hajah
Umi
seorang ibu berusia 51 tahun dari
Wonocolo,
yang
oleh
Surabaya,
medis
divonis
menderita pengroposan tulang. Hajah Umi
:
“Katanya
dokter tulang keropos,
ndak
begini ini nggenyut-nggenyut sakit,sempat pake tongkat pak. Setelah itu minum ini pak, weh langsung
sembuh
alhamdulilah. Wes sekarang bisa dilekuk, bisa lari, sudah nda
sakit
blas.
Minum
Penyisipan Kata
V
V Tujuan untuk menjelaskan /memberitahuk an sesuatu
Pada percakapan terlihat pembicaraan dua orang antara ibu dengan reporter. Ibu menggunakan banyak bahasa yang tidak baku dalam percakapan itu, disamping itu ibu juga menyisipkan kata-kata yang dalam bahasa Indonesia tidak ada, yaitu nggrenyut-nggrenyut. Kata tersebut digunakan untuk menjelaskan/menggambarkan sesuatu tentang sakit yang diderita ibu Umi.
Gentong Mas
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gentong Mas dua gelas yah. Kok dah ga nyuut-nyuut yah.
32
Hajah Umi GM/004 /290514
:
“Katanya
dokter tulang keropos,
ndak
begini ini nggenyut-nggenyut sakit,sempat pake tongkat pak. Setelah itu minum ini pak, weh langsung
sembuh
alhamdulilah. Wes sekarang bisa dilekuk, bisa lari, sudah nda
sakit
blas.
Minum
Gentong Mas dua gelas yah. Kok dah ga nyuut-nyuut yah. Reporter
: “ Demikian
Pak Jhon dan Hajah Umi berbagi pengalaman meraih kesehatannya kembali bersama Gentong Mas. Kenapa harus Gentong Mas? Yaa,
karena
Penyisipan Istilah
V
V Tujuan untuk memberitahuka n sesuatu
Pada percakapan antara reporter dengan ibu hajah umi, terlihat kedua orang itu mengucapkan kata gentong mas. Kata tersebut merupakan istilah untuk obat yang digunakan pasien untuk menyembuhkan penyakitnya. Bukan pengartian kata yang sebnarnya. Karena jika diartikan sebnarnya kata “gentong mas” berartikan “Ember Emas”
Gentong Mas
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gentong
Mas
dibuat
dari
jinten hitam atau batu soda, yang
bisa
membantu
penyembuhan 33
Kakak : “ Awas dia mau IMAN/0 01/3005 14
lewat! Tutup mulut!”
Penyisipan kata
V
Penyisipan Istilah
V
V Menunjukan kata yang populer/memba ngkitkan rasa humor
: “ Siapa sih ?”
Adik Kakak : “
Dia
emang ga
keliatan, tapi tiba-tiba wuuiiis langsung masuk ke
badan
Pada percakapan terlihat kakak menyisipkan kata “wuuuis”. Kata tersebut merupakan penyisipan kata. Karena digunakan untuk mewakilkan atau menunjukan kata yang populer agar lebih dimengerti oleh mitra tutur, dalam hal ini adiknya yang masih kecil.
INZANA MASUK ANGIN NAKAL
Pada percakapan terlihat ibu menyisipkan istilah. Hal ini ditandai dengan penggunaan kata “jeruknya bikin kamu tersenyum” . Campur kode ini dilakukan untuk dapat memberitahukan lebih jelas pada anaknya agar mau meminum obat masuk angin. Karena biasanya anak kecil susah untuk
INZANA MASU ANGIN NAKAL
kamu”
34
Kakak : “ Apaan si kak yang IMAN/0 02/3005 14
masuk? Masuk angin? “ Ibu
: “ Hei masuk angin?
kan ibu selalu sedia Inzana Syrup Masuk Angin
Baru
untuk membantu meredakan
V Tujuan untuk memberitahuka n sesuatu.
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
gejala bahan
masuk
angin.
herbal,
menghangatkan,
Dari
jahenya jeruknya
bikin kamu tersenyum. Jadi ibu sedia selalu Inzana Syrup Masuk
Angin,enaknya
keluarin angin.
Kakak : “ Apaan si kak yang masuk? Masuk angin? “ Ibu
: “ Hei masuk angin?
kan ibu selalu sedia Inzana Syrup Masuk Angin
Baru
untuk membantu meredakan gejala bahan
masuk
angin.
herbal,
menghangatkan,
Dari
jahenya jeruknya
bikin kamu tersenyum. Jadi ibu
meminum obat.
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sedia
selalu
Masuk
Inzana
Syrup
Angin,enaknya
keluarin angin.
35
Kakak : “ Apaan si kak yang IMAN/0 03/3005 14
Penyisipan Istilah
masuk? Masuk angin? “ Ibu
: “ Hei masuk angin?
kan ibu selalu sedia Inzana Syrup Masuk Angin
Baru
untuk membantu meredakan gejala bahan
masuk
angin.
herbal,
menghangatkan,
Dari
jahenya jeruknya
bikin kamu tersenyum. Jadi ibu sedia
selalu
Masuk keluarin angin.
Inzana
Syrup
Angin,enaknya
V
V Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan, ibu menyela pembicaraan kakak dengan adik yang sedang membahas tentang masuk angin. Pada percakapan tersebut ibu berusaha meyakinkan mitra tutur untuk tidak takut pada masuk angin. Dengan menyisipkan istilah asing yaitu “herbal”. Penutur berusaha menjelaskan sesuatu tentang khasiat obat Inzana,
Inzana Masuk Angin Nakal
223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
LOK/00 1/01061 4
MC
: “ Hadirin sekalian,
mari
kita
temui
Omesh
Penyisipan frasa
V
V Sekedar Bergengsi
presenter tv yang ngetop” Omesh : “ Bibir pecah-pecah, susah
BAB,
tenggorokan
kering, MC 2 :
“
Loh
Omesh
kenapa?”
37
Pada percakapan, MC membuka acara dan bermaksud memperkenalkan bintang tamunya yaitu Omesh. Dalam ujarannya tersebut, MC menyisipkan sebuah istilah asing yaitu, “ngetop”. Berasal dari kata “TOP” yang berarti atas, tetapi karena perubahan waktu kata ini menjadi diartikan pada sesuatu atau seseorang yang terkenal, mahir, atau terpandang.
Lasegar Omesh Kontainer
Pada percakpan omesh dengan mc 2, terlihat omesh mengeluh karena mengalami bibir pecahpecah, susah BAB, dan tenggorokan kering. Lalu MC 2 dengan menyisipkan istilah memberitahukan bahwa omesh menderita panas dalam. Kata “panas dalam” merupakan sebuah istilah penyakit dalam kedokteran, bukan sebuah kata yang dapat diartikan secara satu persatu.
Lasegar Omesh Kontainer
Omesh : “ Bibir pecah-pecah, LOK/00 2/01061 4
susah
BAB,
tenggorokan
kering, : “ Loh Omesh
MC 2
kenapa?” MC
: “ Itu tanda Panas
Dalam,
cepat
minum
Lasegar” Omesh : “ Panas dalam hei itu
Penyisipan istilah
V
V Untuk menjelaskan/m emberitahukan sesuatu
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kan dolo, sekarang saya selalu minum Lasegar”
38
Omesh : “ Bibir pecah-pecah, LOK/00 3/01061 4
susah
BAB,
tenggorokan
Penyisipan kata
V
Penyisipan frasa
V
V Membangkitkan rasa humor
kering, : “ Loh Omesh
MC 2
Pada percakapan Omesh dengan MC, terlihat omesh menyisipkan penyisipan kata tidak baku yaitu “dolo”. Hal ini dilakukan untuk membangkitkan rasa humor kepada mitra tutur.
Lasegar Omesh Kontainer.
Pada percakpan Fitri Tropika dengan MC, terlihat Fitri menyisipkan frasa yaitu “berantakan”. Kata berantakan
Lasegar Fitri Tropika
kenapa?” MC
: “ Itu tanda Panas
Dalam,
cepat
minum
Lasegar” Omesh : “ Panas dalam hei itu kan dolo, sekarang saya selalu minum Lasegar”
39
Fitri Tropika : LFT/001 /020614
“Tapi
gara
garabibir
Tujuan untuk V menjelaskan
225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sariawan..” :
MC
“
sesuatu
Heeh
sendiri merupakan kata tidak baku, dan tidak tepat penggunaannya.
kenapa?” Fitri Tropika : “ Berantakan deh
acara
makannya!”
40
Fitri Tropika : LFT/001 /020614
“Tapi
garaPenyisipan frasa
gara bibir sariawan..” MC
: “ Heeh kenapa?”
Fitri Tropika : “ Berantakan deh acara makannya!” MC
: “ Oooh itu tanda
panas dalam cepat minum Lasegar Plus. Lasegar Plus bubuk untuk panas dalam, langsung
larut
tidak
perlu
diaduk. Lasegar plus tersedia
V
V Untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan MC dengan Fitri Tropika, terlihat MC menyisipakan penyisipan kata asing yaitu “Plus” yang dalam bahasa indonesia berarti Tambah atau lebih. Hal ini dilakukan karena MC hendak menjelaskan sesuatu tentang nama produk lasegar yang terbaru.
Lasegar Fitri Tropika
226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan rasa jeruk dan jeruk nipis. Segarkan tenggorokan kering, dan susah BAB akibat panas dalam.
41
MC LFT/002 /020614
: “ Oooh itu tanda
panas dalam cepat minum Lasegar Plus. Lasegar Plus bubuk untuk panas dalam, langsung
larut
tidak
perlu
diaduk. Lasegar plus tersedia dengan rasa jeruk dan jeruk nipis. Segarkan tenggorokan kering, dan susah BAB akibat panas dalam. Fitri Tropik
:
“
Sekarang
saya aman makan yang pedas, berminyak,
dan
berlemak.
Panas dalam tidak kuwatir lagi.
Saya
selalu
minum
Penyisipan Kata
V
V Untuk membangkitkan rasa humor
Pada percakapan Fitri tengan mengekspresikan kesembuhannya setelah meminum lasegar berkat saran MC. Pada tuturan fitri tropika tersebut, terlihat dia menysipkan penyisipan kata yaitu “glek-glek”. Kata tersebut tidak mengandung arti, tapi jika diambil makna dan maksudnya adalah keadaan sedang meminum air, hal itu dilakukan untuk membangkitkan rasa humor dengan mitra tutur.
Lasegar Fitri Tropika
227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lasegar Plus. Praktis githu loh. Tuang lasegar plus dalam segelas air, langsung larut ga usah diaduk. Glek-gleek.
42
Teman Vita LAM/00 1/06061 4
: “ Eh kamu kenapa?”
Vita
Penyisipan istilah
V
Penyisipan Kata
V
V Menyesalkan suatu keadaan
: “ Ini BAB ga mau
keluar
sebeeel banget” Teman Vita
: “ Oooh nyuruh
Pada percakapan terlihat vita dan teman vita menyipkan frasa dengan mengatakan “keluar BAB”. Kata tersebut kurang tepat penggunaannya karena karena arti dari BAB sendiri adalah buang air besar, sehingga dalam penggunaannya akan lebih baik jika tidak mengguankan kata keluar/keluarin.
Laxing Angry Mom
Pada percakapan terlihat vita menyisipkan penyisipan kata yaitu “huuh”. Hal itu dilakukan untuk menunjukan penyesalan atau kekecewaan.
Laxing Angry Mom
keluar BAB?
43
Vita LAM/00 2/06061 4
: “ Ini BAB ga mau
keluar
sebeeel banget” Teman Vita
: “ Oooh nyuruh
V Untuk mempertegas sesuatu
228
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keluar BAB?
44
Vita
: “ Huuh”
Teman Vita
: “ Pake Laxing
LAM/00 2/06061 4
Penyisipan Istilah
!” Vita
: “ Laxing?”
Teman Vita
:
“
V
V Untuk menjelaskan sesuatu
Selain
kapsul juga tersedia dalam bentuk teh. Laxing dengan
Pada percakapan terlihat teman vita menyisipkan penyisipan istilah dengan mengatakan “Lidah Buaya”. Kata tersebut merupakan istilah untuk tanaman atau tumbuhan hijau yang memiliki banyak khasiat. Bukan lidah buaya dalam pengertian sebenarnya.
Laxing Angry Mom
Pada percakapan, terlihat teman vita menyisipkan istilah dengan mengatakan “extra xena”. Kata tersebut merupakan istilah asing dalam bahasa indonesia.
Laxing Angry Mom
bahan alami extra xena dan lidah buaya. Aman tanpa efek samping, lancarkan BAB tanpa rasa mulas ”
45
Teman Vita LAM/00 3/06061 4
: “ Pake Laxing !”
Vita
: “ Laxing?”
Penyisipan Istilah
V
V Untuk menjelaskan sesuatu
229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teman Vita
:
“
Selain
kapsul juga tersedia dalam bentuk teh. Laxing dengan bahan alami extra xena dan lidah buaya. Aman tanpa efek samping, lancarkan BAB tanpa rasa mulas ”
46
: “ Bisa tekor
Simbok LB/001/ 070614
Penyisipan Frasa
dong setorannya!” Bang Mamat : “Ka ga Cuma setoran mbok,mane anak aye sakit
belum
untuk
bayar
utang sama si mbok.” Simbok
: “Bang, buat
orang kayak kita sehat itu penting! Supaya dapur tetep ngebul!”
V
V Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
Pada percakapan, terlihat simbok menyisipkan frasa pada percakapannya dengan bang mamat yaitu “dapur tetep ngebul”. Kata tersebut bermakna supaya tetap ada makanan yang dapat dimakan untuk menyambung hidup.
Livron Bplex
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
: “Bang, buat
Simbok LB/003/ 070614
orang kayak kita sehat itu
Penyisipan Frasa
V
Penyisipan Kata
V
V Tujuan untuk menjelaskan sesuatu
penting! Supaya dapur tetep ngebul!” Bang Mamat : “eh iya hari ini
Pada percakapan , terlihat bang mamat menyispkan frasa yaitu pada kata “mikirin sehat”. Kata tersebut kurang tepat penggunaannya, akan lebih baik bila menggunakan kata “menjaga kesehatan”
Livron Bplex
Pada percakpan terlihat anakanak mengatakan kata-kata yang kurang logis apabila dikaitkan pada kehidupan nyata, hal ini merupakan strategi pembuat iklan untuk membangkitkan rasa humor pendengar radio.
Paramex Versi Ayah
semua serba mahal,semua-mua naik,
gimana
kita
mau
mikirin sehat!” Simbok
: “Nah justru
itu, kalau kita sakit-sakitan mana kita mau cari duit. Kaya mbok ini lo sehat trus!”
48
Ayah PVA/00 1/10061 4
:
“Aduuuh
duuuh
sakit
kepala! “ Anak Pi 1
: “ Ayah, mobil
V Membangkitkan rasa humor
231
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ayah dijalanin sama Doni!” Ayah
:
“
Haah
Doniii!” Anak Pa 1
: “ Ayah bikinin susu..”
Ayah
: “ Iya . . iya . .bentar ya”
Anak PI 2
: “ Ayah... Kaki angga
masuk
mesin cuci” Ayah
: “Aduuuh!”
Anak Pi 3
: “ Ayah pintu lemarinya lepas gara-gara adek”
Ayah
:
“
Anaak-
anaaaak !!!“
232
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Pria 1 : PVK/00 1/12061 4
“
Aduuuh
hidung
tersumbat, sakit kepala, kalau
Penyisipan Kata
V
Penyisipan Frasa
V
V
kena flu nggak enak banget. Mau ngerjain apa-apa juga susah. Semua serba salah nih.
Menunjukan kata yang populer/memba ngkitkan rasa humor
Pada percakapan terlihat pria 1 dan pria 2 menyispkan kata “plong”. Kata tersebut tidak memiliki arti yang tetap dalam bahasa indonesia, tetapi memiliki makna “lega atau sembuh”. Hal ini dilakukan karena kata tersebut lebih populer untuk dikatakan.
Procold Versi Kerjaan
Menunjukan kata yang populer/mempe rtegas sesuatu
Pada percakapan terlihat ibu menyispkan frasa pada tuturannya yaitu “waah siip”. Hal ini dilakukan karena kata tersebut lebih populer dan mudah dimengerti oleh mitra tutur.
Sitronella Anti Nyamuk
Kapan bisa plong ya? Perempuan
: “ Gampang,
kalau flu, sakit kepala, hidung tersumbat,
kerjaan
terganggu.
Kepengen
jadi cepet
plong? Minum Procold
50
Ibu SAN/00 1/14061 4
:
“ Sitronela?
Aman to pak? “ Bapak
: “ Sitronela anti nyamuk
alami,
aman untuk kita
V
233
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
semua bu” : “ Waah siiip”
Ibu
51
Bapak : SAN/00 2/14061 4
“
Sitronela
anti
nyamuk alami, aman untuk
Penyisipan Istilah
V
Penyisipan
V
V Menunjukan kata yang populer
kita semua bu” Ibu
: “ Waah siiip” : “Sitronela anti
Penjelas
Pada percakapan terlihat MC menyisipkan istilah pada tuturannya yaitu pada kata “fliptop”. Kata tersebut merupakan istilah asing yang sedang populer saat ini. Istilah tersebut memiliki arti produk yang memiliki tutup botol mudah untuk dibuka.
Sitronella Anti Nyamuk
Pada percakapan terlihat seorang pria menjelaskan sesuatu dengan menyisipkan beberapa istilah asing yang berkaitan dengan
Pengobatan Bu Emy
nyamuk alami yang membuat nyamuk
langsung
pergi,
Sitronela aman untuk siapa saja. Sitronela dalam botol mungil dengan tutup flip-top, buka botolnya dan oleskan di sekujur tubuh. 52
Ibu PBE/001 /100614
: “ Kata mbak Yanti,
alamate Pak Nasrul Anwar ada di Jalan S. Parman 24 depan
V
Istilah Tujuan untuk
234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pasar Bantul. Prakteknya jam 08.00 pagi sampai jam lima sore. Hari minggu dan hari libur tetap buka seperti biasa. Ayo to pak,ayo kesana.” Bapak :
“
Yowes
bapak
njemput ibu dikantor ya?” Pria
: “ Bila anda menderita
penyakit
kronis,
sudah
dioperasi dan berobat kemanamana
belum
sembuh
juga,jangan puttus asa. Segera datang ke klinik pengobatan extra herbal Bapak Nasrul Anwar penyakit kanker, kista. Miyoma,
batu
jantung,
ashma,
empedu, stroke,
ambeyen, maag, diabetes, dan lain-lain. Nah, untuk anda penderita lemah syahwat atau
menjelaskan sesuatu
penyakit-penyakit di lingkup kedokteran yaitu “miyoma, stroke, dan impotensi.
235
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
impotensi, 53
Ibu PBE/002 /100614
: “ Kata mbak Yanti,
alamate Pak Nasrul Anwar ada di Jalan S. Parman 24 depan Pasar Bantul. Prakteknya jam 08.00 pagi sampai jam lima sore. Hari minggu dan hari libur tetap buka seperti biasa. Ayo to pak,ayo kesana.” Bapak :
“
Yowes
bapak
njemput ibu dikantor ya?” Pria
: “ Bila anda menderita
penyakit
kronis,
sudah
dioperasi dan berobat kemanamana
belum
sembuh
juga,jangan puttus asa. Segera datang ke klinik pengobatan ekstrak herbal Bapak Nasrul Anwar penyakit kanker, kista. Miyoma,
batu
empedu,
Penyisipan frasa
V
V Menunjukan kata yang populer/menjel askan sesuatu
Pada percakapan, terlihat seorang pria menyisipkan frasa dalam tuturannya, hal ini terlihat pada kata “punya momongan”. Momongan sendiri adalah bahasa jawa yang berarti “Anak atau putra/putri”. Hal ini dilakukan karena kata tersebut merupakan kata yang populer dan sering digunakan pada percakpan seharihari.
Pengobatan Bu Emy
236
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
jantung,
ashma,
stroke,
ambeyen, maag, diabetes, dan lain-lain. Nah, untuk anda penderita lemah syahwat atau impotensi,
belum
punya
momongan tua ataupun muda, Bapak Nasrul Anwar akan mengobatinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BIODATA PENULIS Ardian Pitra Satya Purnama, lahir di Banyumas pada 19 April 1991. Penulis memulai pendidikan formal di SD Kristen YPPPK dan selesai pada tahun 2003. Setelah lulus SD, penulis melanjutkan pendidikan di SMP N 1 Banyumas dan selesai pada tahun 2006. Pendidikan SMA di selesaikan pada tahun 2009 di SMA N Banyumas Tahun 2009, penulis mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
238