PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Maria Margaretha Linda Ratnaningrum NIM: 111134128
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Maria Margaretha Linda Ratnaningrum NIM: 111134128
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA
Oleh: Maria Margaretha Linda Ratnaningrum NIM: 111134128
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.
Tanggal 5 Januari 2015
Pembimbing II
Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.
Tanggal 5 Januari 2015
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA Dipersiapkan dan ditulis oleh: Maria Margaretha Linda Ratnaningrum NIM: 111134128
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 13 Januari 2015 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.
………………....
Sekretaris
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
…………………
Anggota I
G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.
…………………
Anggota II
Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.
…………………
Anggota III
Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si.
…………………
Yogyakarta, 13 Januari 2015 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkahku serta mengabulkan permohonanku. 2. Keluarga yang selalu memberikan semangat dan banyak dukungan. 3. Sahabat yang selalu setia memberikan motivasi, mendengarkan keluh kesah dan membantu menyelesaikan skripsi. 4. Almamater Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Education is the most powerful weapon which you can use to change the world -Nelson MandelaIni hidupku. Aku penentu kebesaran hidupku. It is my decision and my action, or nothing at all! -Mario TeguhNothing Is Impossible Beyond Determination Do Your Best, And God Will Take Care Of The Rest
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Januari 2015 Penulis,
Maria Margaretha Linda Ratnaningrum
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Maria Margaretha Linda Ratnaningrum
Nomor Mahasiswa
: 111134128
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 12 Januari 2015 Yang menyatakan,
Maria Margaretha Linda Ratnaningrum
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Ratnaningrum, Maria Margaretha Linda. (2015). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif pada pelajaran IPA SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan mengembangkan perspektif, pelajaran IPA.
menerapkan,
kemampuan
Latar belakang penelitian adalah keprihatinan terhadap rendahnya tingkat literasi IPA sesuai studi PISA 2009 dan 2012. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1. Sampel penelitian adalah kelas VB sebanyak 25 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VC sebanyak 28 siswa sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan. Nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,04 (p < 0,05) dengan df = 51; t = 2,09. Rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol dengan M = 0,42; SD = 0,48; SE = 0,09 untuk kelompok eksperimen dan M = 0,12; SD = 0,53; SE = 0,10 untuk kelompok kontrol. Besarnya effect size adalah r = 0,28 atau 8% yang setara dengan efek menengah. (2) metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,10 (p > 0,05) dengan df = 51; t = 1,65. Rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol dengan M = 0,46; SD = 0,56; SE = 0,11 untuk kelompok eksperimen dan M = 0,17; SD = 0,66; SE = 0,12 untuk kelompok kontrol. Besarnya effect size adalah r = 0,03 atau 0,1% yang setara dengan efek kecil.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Ratnaningrum, Maria Margaretha Linda. (2015). The effect of the use of inquiry method on the ability to implement and develop perspective in science lessons at SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Keywords: inquiry method, the ability to implement, the ability to develop perspective, science lessons. The background of research concerns about the low level of science literacy according to PISA 2009 and 2012 studies. The purpose of research is to find out the impact of the use of inquiry method on the ability to implement and develop perspective. Research method used is experimental type quasi non-equivalent control group design. The population of the research is fifth grade students at SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta. The sample is 25 students of class VB as experimental class and 28 students of class VC as a control class. The results of research show that (1) inquiry method has impact on the ability to implement. The value of Sig. (2-tailed) is 0,04 (p < 0,05). The experimental group has higher mean than the control group with M = 0,42; SD = 0,48; SE = 0,09 for experimental group and M = 0,12; SD = 0,53; SE = 0,10 for control group. The effect size is r = 0,28 or 8%, it is equivalent with medium effect. (2) inquiry method does not take effect towards the ability of interpreting. The value of Sig. (2-tailed) is 0,10 (p < 0,05). The experimental group has higher mean than the control group with M = 0,46; SD = 0,56; SE = 0,11 for experimental group and M = 0,17; SD = 0,66; SE = 0,12 for control group. The effect size is r = 0,03 or 0,1%, it is equivalent with small effect.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat, kasih, dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi dengan judul “Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif pada pelajaran IPA SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, dengan segenap hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis selama mengerjakan skripsi. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis. 5. Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku Dosen Penguji III yang telah banyak memberikan masukkan dan saran untuk skripsi ini. 6. Y. Hariyanta, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di SD tersebut. 7. Albertus Haryanto, selaku guru kelas V yang telah bersedia menjadi guru mitra dalam penelitian kolaboratif. 8. Guru-guru SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah membantu terlaksananya penelitian, Pak Sarjono, Bu Ambar, Bu Tyas, Bu Rina, dan Pak Frans.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9. Siswa kelas VB dan VC SD Kanisisus Demangan Baru 1 Yogyakarta yang telah bekerjasama dan bersedia menjadi subjek penelitian sehingga penelitian berjalan lancar. 10. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai skripsi ini selesai. 11. Orangtua tercinta, Cicilia Mursilah yang selalu setia memberikan dukungan dan doa kepada penulis. 12. Kakak, adik dan semua saudara yang telah memberikan banyak dukungan serta doa. 13. Teman-teman penelitian kolaboratif payung IPA (Eli, Eta, Ratri, Siska, Rosa, Era, Eden, Silvi, Shandy, Ika, Yulita) yang memberikan banyak masukkan dan bantuan kepada penulis dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan karya skripsi ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas semuanya.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Peneliti berharap karya ilmiah sederhana ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.
Penulis
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................. vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6 1.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8 2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................... 8 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung.................................................................. 8 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak .............................................................. 8 2.1.1.2 Metode Pembelajaran ...................................................................... 9 1. Pengertian Metode Pembelajaran ........................................................ 9 2. Macam-macam Metode Pembelajaran .............................................. 10 2.1.1.3 Metode Inkuiri ............................................................................... 10 1. Pengertian Metode Inkuiri ................................................................. 10 2. Prinsip-Prinsip Metode Inkuiri .......................................................... 11 3. Macam Metode Inkuiri ...................................................................... 12 4. Metode Inkuiri Terbimbing ............................................................... 12 5. Langkah-Langkah Metode Inkuiri Terbimbing ................................. 14 6. Manfaat Metode Inkuiri ..................................................................... 15 2.1.1.4 Kemampuan Memahami ............................................................... 16 2.1.1.5 Kemampuan Menerapkan ............................................................. 17
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Pengertian Kemampuan Menerapkan ................................................. 17 2. Ciri-ciri Kemampuan Menerapkan ..................................................... 17 3. Prinsip-prinsip Kemampuan Menerapkan........................................... 18 4. Manfaat Kemampuan Menerapkan ..................................................... 19 2.1.1.6 Kemampuan Mengembangkan Perspektif ....................................... 19 1. Pengertian Kemampuan Perspektif ..................................................... 19 2. Ciri-ciri Kemampuan Mengembangkan Perspektif ............................. 19 3. Manfaat Kemampuan Mengembangkan Perspektif............................. 20 2.1.1.7 Pembelajaran IPA ............................................................................ 20 1. Pengertian IPA ................................................................................... 20 2. Hakikat IPA ......................................................................................... 21 3. Tujuan IPA .......................................................................................... 21 2.1.1.8 Materi tentang Pencemaran Air ....................................................... 22 1.Manfaat Air untuk Manusia................................................................... 23 2.Pengertian Pencemaran Air ................................................................... 23 3.Penyebab Pencemaran Air Sungai ........................................................ 23 4.Ciri-ciri Air yang Tercemar ................................................................... 24 5.Akibat Pencemaran Air ......................................................................... 25 6.Cara Mencegah dan Mengatasi Pencemaran Sungai ............................. 25 2.1.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................. 26 1. Metode Inkuiri ...................................................................................... 26 2. Kemampuan Menerapkan ..................................................................... 26 3. Kemampuan Mengembangkan Perspektif ............................................. 27 2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 28 2.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 29 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 30 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 30 3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 31 3.2.1 Lokasi penelitian .................................................................................. 31 3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................................. 33 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 33 3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 34 3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 35 3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................... 36 3.7 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 39 3.7.1 Validitas Instrumen .............................................................................. 39 3.7.2 Reliabilitas Instrumen........................................................................... 40 3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 41 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ............................................................. 41 3.8.2 Uji Statistik ........................................................................................... 42 3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................. 42
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................ 43 3.8.3 Analisis Lebih Lanjut ........................................................................... 43 3.8.3.1 Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ........................ 43 3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 44 3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................... 45 3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan ........................................................ 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 49 4.1 Hasil Penelitian............................................................................................ 49 4.1.1 Implementasi Penelitian ....................................................................... 49 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian ........................................................ 49 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran .......................................... 50 1. Kelompok Kontrol ............................................................................. 50 2. Kelompok Eksperimen ...................................................................... 51 4.1.2 Uji Hipotesis Penelitian I ..................................................................... 53 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data ....................................................... 53 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 54 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 55 4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ........................................................... 62 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data ....................................................... 63 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 64 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 65 4.2 Pembahasan ................................................................................................. 73 4.2.1 Hipotesis Penelitian I............................................................................. 73 4.2.2 Hipotesis Penelitian II ........................................................................... 75 4.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ...................................................................... 77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 81 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 81 5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 82 5.3 Saran ............................................................................................................ 82 DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 83 LAMPIRAN ......................................................................................................... 87 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 159
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Bagan Materi Pencemaran Air .......................................................... 22 Gambar 2.2 Bagan Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan ...................... 28 Gambar 3.1 Rumus Pengaruh Perlakuan .............................................................. 31 Gambar 3.2 Desain Penelitian ............................................................................... 31 Gambar 3.3 Variabel Penelitian ............................................................................ 35 Gambar 3.4 Rumus Persentase Uji Peningkatan Skor .......................................... 44 Gambar 3.5 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ............................................. 45 Gambar 3.6 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal ................................... 45 Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ......................... 46 Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........................................................................................................... 57 Gambar 4.2 Perbandingan Pretest, Posttest I, Posttest II Kemampuan Menerapkan ............................................................................................................................... 62 Gambar 4.3 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kelompok Eksperimen dan Kontrol ....................................................................................... 67 Gambar 4.4 Perbandingan Pretest, Posttest I, Posttest II Kemampuan Mengembangkan Perspektif .................................................................................. 73
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ..................................................................... 33 Tabel 3.2 Pengumpulan Data Pretest dan Posttest ............................................... 36 Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen Soal ............................................... 37 Tabel 3.4 Rubrik Penilaian .................................................................................... 37 Tabel 3.5 Uji Validitas Soal Menerapkan dan Mengembangkan Perspektif ........ 40 Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Semua Variabel Kemampuan Memahami ................... 41 Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Setelah Perlakuan ............................................................................................................................... 47 Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan ................................... 48 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menerapkan ................................... 54 Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menerapkan ... 55 Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menerapkan 56 Tabel 4.4 Hasil Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I ........................... 57 Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I ........................... 58 Tabel 4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh pada Kemampuan Menerapkan (t diambil dari Independent samples t-test)...................................... 59 Tabel 4.7 Effect Size Kemampuan Menerapkan (t diambil dari Paired samples ttest) ........................................................................................................................ 60 Tabel 4.8 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................. 60 Tabel 4.9 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................. 61 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengembangkan Perspektif ........ 64 Tabel 4.11 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Mengembangkan Perspektif .................................................................................. 65 Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengembangkan Perspektif .................................................................................. 66 Tabel 4.13 Hasil Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I......................... 67 Tabel 4.14 Hasil Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I ......................... 68 Tabel 4.15 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh pada Kemampuan Mengembangkan Perspektif (t diambil dari Independet Samples t-test) ............... 70 Tabel 4.16 Effect Size Kemampuan Mengembangkan Perspektif (t diambil dari Paired samples t-test)........................................................................................ 70 Tabel 4.17 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................ 71 Tabel 4.18 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................ 72
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 88 Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen ........................................................ 89 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen ...................................................... 90 Lampiran 2.3 Silabus Kelompok Kontrol ............................................................. 93 Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ......... 96 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kleompok Kontrol.............. 103 Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen .............................. 107 Lampiran 3.1 Soal Uraian ................................................................................... 113 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban .............................................................................. 116 Lampiran 3.3 Hasil Rekapitulasi Nilai Expert Judgment.................................... 122 Lampiran 3.4 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ................................................ 124 Lampiran 3.5 Hasil SPSS Reliabilitas ................................................................. 125 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II ......................... 126 Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data .................................................. 132 Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................. 133 Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................ 135 Lampiran 4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................ 137 Lampiran 4.7 Hasil SPSS Uji Peningkatan Skor Pretest dan Posttest I ............. 138 Lampiran 4.8 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size) ................................. 144 Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................ 146 Lampiran 4.10 Transkrip Wawancara ................................................................. 152 Lampiran 5.1 Foto Penelitian .............................................................................. 156 Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian .......................................................... 158
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Keempat bagian tersebut diuraikan dalam subbab-subbab sebagai berikut.
1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sanjaya, 2006: 2). Sekolah Dasar (SD) merupakan pendidikan yang paling dasar. Mata pelajaran yang diajarkan di SD sangatlah banyak. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD yaitu pelajaran IPA. Nash (dalam Usman, 2006: 2) mengungkapkan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam yang bersifat analisis lengkap cermat serta menghubungkan antara fenomena lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamati. Pembelajaran IPA sebaiknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara ilmiah. Siswa didorong untuk mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berfikir saintifik (ilmiah). IPA meliputi empat unsur yaitu: 1) Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk sosial, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. 2) Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. 3) Produk: berupa fakta, prinsip, teori dan hukum, 4) Aplikasi: menerapkan dalam kehidupan seharihari (Patta, 2006: 11).
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Unsur-unsur IPA di atas, tentu sangat penting untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA di SD. Siswa ditumbuhkan rasa ingin tahunya dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Siswa melakukan berbagai macam percobaan yang akan menghasilkan suatu gagasan sesuai dengan pendapat siswa sendiri. Siswa sebaiknya mengaplikasikan segala pengetahuan yang didapatkan selama pembelajaran. Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan secara efektif dalam situasi yang baru dan beragam, dan dalam konteks yang realistis (Wiggins & McTighe, 2005: 92). Siswa dikatakan berada dalam tahap aplikasi jika mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah. Siswa tidak hanya berada pada level pemahaman saja tetapi mampu untuk menerapkannya. Siswa akan memiliki keterampilan baru yang diperoleh ketika siswa mampu memecahkan masalah. Pembelajaran IPA yang mencapai pada tahap aplikasi membuat siswa akan lebih cekatan dalam mengatasi masalah yang ada di kehidupan sehari-hari. Siswa juga mampu untuk berdiskusi dan bekerjasama untuk memecahkan masalah. Proses pembelajaran IPA melalui metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan tentu akan membantu siswa dalam memahami materi. Siswa selalu mempertanyakan bukti dari setiap pengetahuan (Wiggins & McTighe, 2005: 95). Siswa didorong untuk mengembangkan perspektifnya sehingga mampu memberikan gagasan berdasarkan dari sudut pandangnya. Siswa menjadi seorang pemikir yang hati-hati dan memperhatikan aspek kepercayaan dari setiap pengetahuan. Siswa mampu berpikir kritis dari berbagai sudut pandang. Sikap kritis yang dimiliki siswa akan menjadikan siswa selalu aktif bertanya dan memiliki wawasan yang sangat luas. Kualitas pendidikan Indonesia masih berada di bawah pencapaian rata-rata dibandingkan dengan negara tetangga. Program
for International Student
Asessment (PISA) melakukan penelitian mengenai pelajaran bahasa, sains, matematika di beberapa negara yang dilakukan setiap tiga tahun sekali. Pada tahun 2009, prestasi sains di Indonesia berada pada posisi 57 dari 65 negara dengan skor 383 dari mean score 501 (OECD, 2010: 8). Artinya skor IPA berada pada 118 angka di bawah rata-rata. Tahun 2012, Indonesia berada di posisi 64 dari
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65 negara dengan skor 382 dari mean score 501 (OECD, 2013: 232). Artinya, skor IPA berada pada 119 angka di bawah rata-rata. Berdasarkan hasil PISA tersebut membuktikan bahwa prestasi sains di Indonesia tidak membaik tetapi justru semakin menurun. Pemerintah sebenarnya sudah melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia. Upaya pemerintah yang dilakukan tercantum pada UU No. 14 tahun 2005 yang menyatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan melalui proses sertifikasi guru (Chang, dkk, 2014: 2). Namun, banyaknya dana yang dikeluarkan pemerintah untuk sertifikasi guru tidak berpengaruh terhadap mutu pengajaran yang diberikan di kelas dan kualitas pendidikan di Indonesia. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara guru yang bersertifikasi dan tidak bersertifikasi, baik dalam hal kompetensi (pengetahuan subjek dan keterampilan pedagogis) atau hasil belajar siswa (Chang, dkk, 2014: 4). Upaya yang dapat dilakukan untuk membenahi kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Suyono dan Hariyanto (2011: 212) berpendapat bahwa memperbaiki proses pembelajaran dapat dimulai dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia anak. Guru sebaiknya mampu mendampingi siswa hingga siswa benar-benar memahami materi yang sudah diajarkan. Siswa dalam memahami materi pelajaran tidak hanya sebatas mengingat sekumpulan informasi yang harus diingat. Guru membimbing siswa untuk memahami berarti mendorong para siswa bukan sekedar mempelajari apa yang ada di permukaan, tetapi secara aktif menyingkap apa yang ada di balik fakta dan menemukan maknanya. Makna tidak bisa diajarkan tetapi harus ditemukan dan dikonstruksi sendiri oleh siswa dalam pembelajaran (Wiggins & McTighe, 2005: 103-104). Kemampuan memahami memiliki enam unsur yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri (Wiggins & McTighe, 2005: 82-104). Keenam unsur memahami dapat dimiliki siswa melalui perbaikan metode pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode inkuiri. Metode inkuiri adalah metode
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah (Syaiful, 2011: 196). Metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode inkuiri membuat siswa mempunyai banyak keterampilan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Metode inkuiri mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental (Sanjaya, 2011: 197). Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran akan lebih bermakna (Sanjaya, 2011: 208). Metode inkuiri dalam pelaksanaannya memiliki tujuh langkah yaitu: 1) Orientasi: menciptakan iklim pembelajaran yang dapat merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. 2) Merumuskan masalah: memberikan persoalan yang menantang siswa untuk berpikir dalam mencari jawaban yang tepat. 3) Mengajukan hipotesis: siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan. 4) Mengumpulkan: aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. 5) Menguji hipotesis: proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. 6) Merumuskan kesimpulan: proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis (Sanjaya, 2011: 201). 7) Refleksi: melakukan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung (Komalasari, 2010: 74). Penelitian eksperimen ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan pembenahan kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya pada mata pelajaran IPA secara khusus di SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta. Uji coba eksperimental ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keefektifan
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penggunaan
metode
inkuiri
terhadap
kemampuan
menerapkan
dan
mengembangkan perspektif siswa kelas V. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif pada pelajaran IPA materi pencemaran air pada siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta
tahun
ajaran
2014/
2015.
Kemampuan
menerapkan
dan
mengembangkan perspektif diukur dari hasil pretest, posttest I, dan posttest II. Penelitian ini menggunakan kelas V sebagai populasi penelitian. Kelas V C sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 28 siswa dan V B sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah 25 siswa. Kompetensi Inti yang digunakan adalah 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah 4.5 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan pada pelajaran IPA di kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/ 2015? 1.2.2 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada pelajaran IPA di kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/ 2015?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan pada pelajaran IPA di kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/ 2015.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada pelajaran IPA di kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/ 2015.
1.4 Manfaat Penelitian 1.1.1 Bagi Guru Guru mendapatkan pengalaman dan menambah wawasan dalam menerapkan metode inkuiri pada pelajaran sehingga dapat menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran di kelas, tidak hanya dalam pelajaran IPA saja tetapi pada berbagai mata pelajaran lainnya. 1.1.2 Bagi Siswa Siswa mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan melalui penggunaan
metode
inkuiri
yaitu
dengan
menemukan
jawaban
berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dialami sendiri oleh siswa. Siswa mampu mengembangkan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif. 1.1.3 Bagi Sekolah Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan dan menambah wawasan warga sekolah mengenai metode inkuiri yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. 1.4.4 Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk menambah pengalaman dalam penggunaan metode inkuiri sehingga dapat lebih memahami metode inkuiri dan menjadi inspirasi bagi peneliti untuk menggunakan metode inkuiri dalam melakukan pembelajaran di kelas.
1.5 Definisi Operasional 1.5.1 Metode inkuiri adalah metode yang melibatkan kemampuan siswa secara aktif dalam pembelajaran untuk melakukan eksperimen sendiri dan menemukan jawaban dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga siswa menjadi kritis dan percaya diri.
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.5.2 Metode
inkuiri
terbimbing
adalah
pembelajaran
yang
dalam
pelaksanaannya siswa masih dibimbing oleh guru. Seiring dengan berjalannya waktu, proporsi bimbingan guru akan berkurang sesuai dengan perkembangan pengalaman siswa. 1.5.3 Kemampuan memahami adalah suatu kemampuan yang memiliki enam
elemen
yaitu
menjelaskan,
menginterpretasi,
menerapkan,
mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri yang secara aktif mengkontruksi sendiri dan menemukan makna dari proses pembelajaran yang dapat diketahui berdasarkan bukti lisan, tulis, maupun grafis. 1.5.4 Kemampuan menerapkan adalah kemampuan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini kemampuan menerapkan adalah kemampuan dimana seseorang mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah pada sebuah kasus. 1.5.5 Kemampuan
mengembangkan
perspektif
adalah
mengembangkan
kemampuan yang dimiliki individu agar berpikir lebih kritis berdasarkan dari beberapa sudut pandang dan berani untuk mengemukakan gagasannya secara pribadi. Dalam penelitian ini kemampuan mengembangkan perspektif adalah kemampuan untuk melihat sebuah kasus dari beberapa sudut pandang. 1.5.6 IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam semesta dimana pengetahuan dan proses sangatlah berkaitan erat karena dengan proses maka pengetahuan diperoleh sehingga kebenaran teori-teorinya dapat dipertanggung jawabkan. 1.5.7 Pencemaran air adalah proses masuknya bahan atau zat lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga membuat air menjadi kotor. 1.5.8 Siswa SD adalah siswa kelas V di SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015.
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka terdiri dari teori-teori yang mendukung, penelitian terdahulu yang relevan, dan literature map.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Setiap manusia mengalami perkembangan kognitif secara bertahap sejak lahir hingga dewasa. Salah satu ahli yang terkenal dalam teori perkembangan kognitif adalah Jean Piaget. Teori perkembangan kognitif Piaget adalah teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya (Desmita, 2007: 46). Jean Piaget (dalam Aunurrahman, 2012: 76) membagi perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (11 tahun ke atas). Siswa Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, kemampuan kognitif anak ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang luar biasa karena masa bahasa dan penguasaan keterampilan-keterampilan dasar anakanak bertambah cepat secara dramatis. Anak-anak mulai menunjukkan beberapa pemikiran abstrak meskipun biasanya didefinisikan dengan karakter-karakter atau tindakan-tindakan.
Pemikiran
mereka
diperoleh
dengan
klasifikasi
dan
perangkaian konsep-konsep yang mendasar bagi penguasaan keterampilanketerampilan matematika. Anak sudah dapat menggunakan pengalamanpengalaman mereka sebagai acuan dan tidak selalu bingung dengan apa yang mereka pahami (Aunurrahman, 2012: 76). Piaget (dalam Basleman & Mappa, 2011: 128-129) menyebutkan prosesproses perkembangan kognitif sebagai berikut. Pertama, skema adalah struktur mental atau kognisi yang dengannya seseorang beradaptasi dan mengkoordinasi
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lingkungan sekitarnya. Kedua, asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Ketiga, akomodasi adalah proses mencocokkan pengetahuan baru dengan cara membentuk skema baru yang sesuai dengan rancangan baru, dan memodifikasi skema yang ada sehingga sesuai dengan rancangan. Keempat, equilibrium adalah pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi. Ekuilibrasi merupakan faktor utama dan dorongan motivasi di belakang perkembangan kognitif. Pada penelitian ini, subyek yang digunakan adalah siswa kelas V dengan umur kurang lebih 10 tahun. Siswa kelas V berada pada tahap operasional konkret. Berdasarkan penjelasan tahapan operasional konkret di atas, siswa kelas V sudah mampu menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah dapat menggunakan pengalaman-pengalaman mereka sebagai acuan dalam menghadapi permasalahan di kehidupan. Selain menerapkan, siswa juga mampu mengembangkan perspektif karena sudah dapat berpikir secara abstrak.
2.1.1.2 Metode Pembelajaran 1. Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Riyanto (dalam Taniredja & Mustafidah, 2011: 1) metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan (Suyono & Hariyanto, 2012: 19). Metode pembelajaran dianggap sebagai sesuatu prosedur teratur untuk melakukan pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Menurut Sanjaya (2006: 125), metode pembelajaran adalah cara yang dapat digunakan sebagai strategi untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Berdasarkan pengertian di atas, maka metode pembelajaran adalah cara yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Macam-macam Metode Pembelajaran Metode pembelajaran ada bermacam-macam. Suyono dan Hariyanto (2012: 19) mengungkapkan macam-macam metode pembelajaran konvensional antara lain yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode proyek, dan berbagai variasinya. Metode pembelajaran sesuai perkembangan terjabar dalam struktur/ pola-pola interaksi siswa agar tujuan pembelajaran tercapai. Contohnya: metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning), Jigsaw, Students Team Achievement Divisions (STAD), dan Number Head Together (NHT).
2.1.1.3 Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri Piaget (dalam Susanto, 2013: 172) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi. Metode inkuiri menumbuhkan
keinginan
siswa
untuk
melakukan
sesuatu,
mengajukan
pertanyaan, mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan dan membandingkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain. Carin dan Sund (dalam Susanto, 2013: 172) mengemukakan bahwa inkuiri adalah the process of investigating a problem. Gulo (dalam Trianto, 2009: 166) berpendapat bahwa metode inkuri adalah suatu metode pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Berdasarkan pengertian di atas, metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk mencari atau memahami informasi sendiri.
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Prinsip-Prinsip Metode Inkuiri Sanjaya (2006: 196) mengemukakan prinsip-prinsip metode inkuiri sebagai berikut: a. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir maka pembelajaran berorientasi pada proses belajar dan hasil belajar. Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. b. Prinsip interaksi Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi. Guru perlu mengarahkan agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. c. Prinsip bertanya Kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya perlu dikuasai oleh setiap guru, baik bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, melacak, mengembangkan kemampuan, dan menguji. d. Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. e. Prinsip keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu mungkin bisa terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Macam Metode Inkuiri Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa 2006: 109) mengemukakan tiga macam metode inkuiri sebagai berikut: a. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Siswa memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedomanpedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini digunakan terutama bagi para siswa yang belum berpengalaman belajar dengan metode inkuiri, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Siswa tidak merumuskan permasalahan. Guru memberikan petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data. b. Inkuiri Bebas (Free Inquiry) Pada inkuiri bebas, siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada pengajaran ini siswa harus dapat mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya adalah inquiry role approach yang melibatkan siswa dalam kelompok tertentu. Setiap anggota kelompok memiliki tugas misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasi proses. c. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry) Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.
4. Metode Inkuiri Terbimbing Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa, 2006: 109), metode inkuiri terbimbing adalah pemberian bimbingan dan pengarahan yang cukup luas oleh guru kepada siswa. Menurut Kuhlthau, Maniotes, dan Caspari (2007: 2), metode inkuiri terbimbing adalah metode pembelajaran dimana siswa mendapatkan kompetensi dengan dipandu melalui proses penyelidikan oleh guru dan pustakawan pada setiap tingkat kelas. Berdasarkan pengertian di atas, metode
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
inkuiri terbimbing adalah metode pembelajaran yang dalam pelaksanaannya siswa masih dibimbing oleh guru. Seiiring dengan berjalannya waktu, proporsi bimbingan guru akan berkurang sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik. Kuhlthau, Maniotes, dan Caspari (2007: 2) mengungkapkan prinsipprinsip inkuiri terbimbing sebagai berikut. Pertama, anak aktif terlibat dalam belajar dan merefleksikan pengalaman. Semua siswa akan terlibat dalam pembelajaran dan merasakan kemerdekaan dalam melakukan penyelidikan. Siswa didorong
untuk
merefleksikan
pengalaman
selama
mengikuti
proses
pembelajaran. Kedua, anak belajar dengan membangun apa yang mereka sudah ketahui. Segala informasi yang sudah didapatkan oleh siswa akan dikembangkan lagi dan akan digali oleh siswa dengan berbagai cara. Ketiga, anak mengembangkan tatanan berpikir yang lebih tinggi melalui bimbingan pada titik-titik kritis dalam proses pembelajaran. Guru memberikan pedoman-pedoman pertanyaan yang dapat mengembangkan berpikir kritis siswa. Keempat, anak memiliki cara yang berbeda dan metode pembelajaran. Pembelajaran inkuiri menawarkan banyak cara untuk membangun pemahaman yang mendalam tentang dunia dan kehidupan seseorang di dalamnya. Anak-anak belajar melalui semua indera. Mereka menerapkan fisik, mental dan kemampuan sosial. Inkuiri terbimbing direncanakan untuk menyediakan banyak cara untuk menghasilkan ide-ide. Kelima, anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain. Metode inkuiri terbimbing lebih menekankan pada penyelidikan dengan berbagai cara, misalnya wawancara, observasi, dan eksperimen. Kegiatan-kegiatan tersebut membuat siswa berinteraksi sosial dengan orang lain dan mendapatkan informasi yang baru untuk pembelajaran. Keenam, anak belajar melalui instruksi dan pengalaman sesuai dengan perkembangan kognitif. Guru memberikan bimbingan kepada siswa dengan pedoman-pedoman kegiatan. Pelaksanaannya, siswa melakukan penyelidikan sesuai dengan instruksi dari pedoman-pedoman tersebut yang tentunya sesuai dengan perkembangan kognitif siswa. Kuhlthau, Maniotes, dan Caspari (2007: 8) mengemukakan bahwa metode inkuiri terbimbing mempunyai manfaat bagi siswa. Inkuiri terbimbing
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menciptakan lingkungan yang memotivasi siswa untuk belajar dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk membangun makna mereka sendiri dan mengembangkan pemahaman yang mendalam. Siswa memiliki kemerdekaan dalam belajar, mencari pengetahuan kembali, dan mengembangkan berbagai keterampilan.
5. Langkah-langkah Metode Inkuiri Terbimbing Sanjaya (2006: 199) menyebutkan ada enam langkah metode inkuiri terbimbing. a. Orientasi Langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Guru mengkondisikan agar siswa siap melakukan proses pembelajaran. b. Merumuskan masalah Metode inkuiri membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki. c. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Setiap siswa menebak/mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan yang akan dibuktikan. Ketika siswa mampu membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Potensi untuk membuat hipotesis perlu dikembangkan dengan cara guru mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. d. Mengumpulkan data Mengumpulkan
data
adalah
aktivitas
menjaring
informasi
yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam metode inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikir.
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. f. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah kesimpulan proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Menurut Komalasari (2010: 74) terdapat lima langkah pembelajaran inkuiri yaitu merumuskan masalah, melakukan observasi, menganalisis, menyajikan hasil, mengkomunikasikan hasil, melakukan refleksi dari hasil kegiatannya, memajang hasil. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat tujuh langkah dalam inkuiri, yaitu: orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi.
6. Manfaat Metode Inkuiri Metode inkuiri memiliki beberapa manfaat bagi siswa. Metode inkuiri dapat membantu perkembangan, antara lain: literasi sains dan pemahaman prosesproses
ilmiah.
Siswa
mendapatkan
pengetahuan
perbendaharaan
kata
(vocabulary), pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep dalam sains dan membentuk sikap keilmiahan pada dirinya. Metode inkuiri mampu merangsang kegiatan berpikir siswa, seperti: berpikir urutan, bertentangan, asosiasi, kausalitas, konvergen, divergen, dan berpikir silogisme. Siswa dapat mengembangkan keinginan dan motivasi untuk mempelajari prinsip dan konsep sains. Siswa juga dapat mengembangkan keterampilan ilmiahnya sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuwan. Siswa terbiasa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan (Susanto, 2013: 173).
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.1.4 Kemampuan Memahami “Memahami” bukan mengacu pada suatu pencapaian tunggal tetapi beberapa capaian dan bisa diketahui hanya melalui berbagai bukti (Wiggins & McTighe, 2005: 82-83). Siswa dikatakan memahami apabila mereka dapat membangun makna dari pesan-pesan pembelajaran baik secara lisan, tulis, maupun grafis (Anderson & Krathwohl, 2010: 105). Memahami sesuatu berarti bisa mengajarkannya, menggunakannya, membuktikannya, membuat hubunganhubungan, menjelaskannya, mempertahankannya, dan melihat benang merahnya. Memahami tidak bisa direduksi hanya sebatas sekumpulan informasi yang harus diingat. Pembelajaran yang dirancang dengan tujuan agar siswa memahami berarti mendorong para siswa untuk aktif menyingkap apa yang ada di balik fakta dan menemukan maknanya. Makna tidak bisa diajarkan tetapi harus ditemukan dan dikonstruksi sendiri oleh siswa dalam pembelajaran (Wiggins & McTighe, 2005: 103-104). Kemampuan memahami memiliki enam unsur (Wiggins & McTighe, 2005: 82-104) yaitu: 1) Penjelasan (explanation): kemampuan untuk memberikan penjelasan secara logis dan sistematis tentang suatu peristiwa, tindakan, atau gagasan. 2) Interpretasi (interpretation): kemampuan untuk menerjemahkan gagasan atau peristiwa secara berarti melalui gambar, anekdot, analogi, atau model. 3) Aplikasi (application): kemampuan untuk menggunakan pengetahuan ke dalam situasi atau konteks yang berbeda. 4) Perspektif (perspective): kemampuan untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang yang berbeda secara kritis. 5) Empati (empathy): kemampuan untuk melihat dan merasakan apa yang dilihat dan dirasakan orang lain. 6) Pengetahuan-diri (self-knowledge): kemampuan untuk melihat keterbatasan diri sendiri dengan menyadari bahwa pikiran dan tindakannya sendiri bukan hanya memperkaya pemahaman, tetapi juga dapat membiaskan pemahaman sehingga memunculkan prasangka tertentu atau pandangan yang berat sebelah. Berdasarkan pengertian di atas, kemampuan memahami adalah suatu kemampuan yang secara aktif mengkontruksi sendiri dan menemukan makna dari proses pembelajaran dengan berdasarkan bukti lisan, tulis, maupun grafis.
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penelitian ini dibatasi pada kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif.
2.1.1.5 Kemampuan Menerapkan 1. Pengertian Kemampuan Menerapkan Kemampuan
menerapkan
disebut
juga
aplikasi.
Aplikasi
adalah
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan secara efektif dalam situasi yang baru, beragam, dan dalam konteks yang realistis (Wiggins & McTighe, 2005: 92). Bloom (dalam Anderson & Krathwohl, 2010: 116) mengemukakan bahwa mengaplikasikan adalah melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Pendapat tersebut sejalan dengan Sudijono (2001: 50) yang mengatakan bahwa aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret. Kata aplikasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 72) adalah sebagai penggunaan/ penerapan, sedangkan mengaplikasikan adalah menerapkan/ menggunakan dalam praktik. Kemampuan diartikan sebagai kesanggupan; kecakapan; kekuatan. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, kemampuan menerapkan
adalah kesanggupan seseorang untuk menggunakan segala
pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik memecahkan suatu masalah.
2. Ciri-ciri Kemampuan Menerapkan Ciri-ciri siswa memiliki kemampuan menerapkan (Wiggins & McTighe, 2005: 163-164) sebagai berikut. Pertama, siswa menggunakan pengetahuannya secara efektif dalam berbagai konteks yang berbeda. Kedua, siswa menerapkan apa yang diketahui dengan cara yang baru dan efektif. Piaget (dalam Wiggins & McTighe, 2005: 163) berpendapat bahwa to understand is to invent. Siswa menciptakan secara inovatif. Ketiga, siswa menyesuaikan secara efektif apa yang dilakukan.
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Prinsip-prinsip Kemampuan Menerapkan Bloom (dalam Sudijono, 2001: 50) mengungkapkan bahwa aplikasi merupakan proses berpikir setingkat lebih tinggi dari pemahaman. Prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat membangun siswa hingga tahap aplikasi (Wiggins & McTighe, 2005: 93) yaitu: a. Siswa diberikan soal/ masalah baru dan situasi yang beragam. Bloom (dalam Wiggins & McTighe, 2005: 93) berpendapat bahwa masalah baru/ tugas yang baru dengan alasan bahwa siswa harus memiliki rintangan dalam mendefinisikan masalah atau tugas dengan cara mereka menghubungkan ide-ide mereka sendiri. Siswa menunjukkan pemahamannya tentang sesuatu dengan menggunakan pengetahuan yang ia miliki kemudian beradaptasi, dan mengubahnya. Pemberian masalah baru mendorong siswa untuk bernegosiasi mengenai kendala yang berbeda, mengungkapkan pemahaman, dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan sukses. Tes pemahaman yang diberikan bukan pengulangan informasi yang dipelajari, melainkan melibatkan penerapan konsep dan prinsip-prinsip untuk menjawab masalah yang baru diajukan. Tes jawaban pendek dan tanggapan lisan di kelas hanya sekedar memberikan petunjuk untuk pemahaman siswa. Siswa dapat menggunakan pengetahuannya ketika diberikan tugas/ masalah baru yang diikuti dengan wawancara atau pengamatan untuk membangun tingkat pemahaman siswa. b. Siswa diberikan kesempatan untuk membuat sintesis pada dirinya sendiri. Sintesis adalah sesuatu yang sering diharapkan dari pekerjaannya. Semakin cepat siswa diberikan kesempatan untuk membuat sintesis pada dirinya sendiri maka semakin cepat pula siswa merasakan memiliki kontribusi dalam dunia sekolah dan mereka akan hidup dalam masyarakat yang lebih luas. c. Pemberian masalah baru sedekat mungkin dengan situasi kerja tenaga profesional misalnya sarjana, seniman, insinyur. Pemahaman yang dimiliki siswa membuat siswa menjadi berkembang dan siswa harus memiliki kinerja yang jelas. Masalah-masalah tersebut harus diberikan untuk menjaga pandangan konstan siswa saat bekerja. Keterlibatan siswa dalam upaya semacam ini, mendorong siswa untuk mempelajari suatu
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
proyek atau pelajaran dengan bekerja keras dan mengikuti petunjuk. Instruksi dan desain tantangan ini mengharuskan siswa untuk terus menilai sendiri kinerja mereka dan standar produksi.
4. Manfaat Kemampuan Menerapkan Siswa mampu
menggunakan pengetahuannya untuk
memecahkan
masalah. Siswa tidak hanya berada pada level pemahaman saja tetapi mampu untuk menerapkannya. Siswa akan memiliki keterampilan baru yang didapatkan ketika siswa mampu memecahkan masalah. Siswa akan lebih cekatan dalam mengatasi masalah yang ada di kehidupan sehari-hari. Siswa juga mampu untuk berdiskusi dan bekerjasama untuk memecahkan masalah (Wiggins & McTighe, 2005: 92).
2.1.1.6 Kemampuan Mengembangkan Perspektif 1. Pengertian Kemampuan Perspektif Kemampuan perspektif adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan beberapa cara yang berbeda dan dari berbagai sudut pandang (Wiggins & McTighe, 2005: 95). Kata perspektif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1048) adalah sudut pandang/ pandangan. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Wiggins & McTighe (2004: 155), perspektif adalah sudut pandang yang kritis dan inspiratif. Berdasarkan pengertian di atas, perspektif adalah menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang.
2. Ciri-ciri Kemampuan Mengembangkan Perspektif Ciri-ciri siswa memiliki kemampuan mengembangkan perspektif (Wiggins & McTighe, 2005: 163-164) adalah sebagai berikut. Pertama, siswa mengkritisi dan memberikan alasan terhadap suatu posisi sebagai suatu sudut pandang; menggunakan keterampilan dan disposisi yang tidak mudah begitu saja percaya terhadap sesuatu dan ingin menguji teori yang sudah dianggap benar. Kedua, siswa menempatkan fakta dan teori dalam konteksnya; mengetahui permasalahan yang akan dijawab oleh suatu teori. Ketiga, siswa menyingkap asumsi-asumsi dasar yang digunakan oleh suatu teori atau gagasan.
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keempat, siswa mengetahui keterbatasan dan kekuatan dari suatu gagasan. Kelima, siswa mendeteksi argumen atau bahasa yang bias, sepihak, dan ideologis. Keenam, siswa melihat dan menjelaskan pentingnya atau nilai dari suatu gagasan. Ciri yang ketujuh menurut Elbow (dalam Wiggins & McTighe, 2005: 163) adalah siswa mengambil sikap kritis; secara bijaksana menggunakan sikap kritis dan yakin (percaya jika orang lain ragu-ragu dan ragu-ragu jika orang lain percaya).
3. Manfaat Kemampuan Mengembangkan Perspektif Siswa tidak mudah percaya dan selalu mempertanyakan bukti dari setiap pengetahuan. Siswa mampu memberikan gagasan berdasarkan dari sudut pandangnya. Siswa menjadi seorang pemikir yang hati-hati dan memperhatikan aspek kepercayaan dari setiap pengetahuan. Siswa mampu berpikir kritis dari berbagai sudut pandang. Siswa selalu aktif bertanya dan memiliki wawasan yang sangat luas (Wiggins & McTighe, 2005: 95).
2.1.1.7 Pembelajaran IPA 1. Pengertian IPA IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Menurut Darmojo (dalam Samatowa, 2011: 2) IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Selain itu, menurut Nash (dalam Samatowa, 2011: 3) menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Powler (dalam Samatowa, 2011: 3) berpendapat bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur. Berdasarkan penjelasan di atas, maka IPA adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala di lingkungan alam sekitar.
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Hakikat IPA Susanto (2013: 167) mengungkapkan bahwa hakikat IPA diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: IPA sebagai produk, proses, dan sikap. Pertama, IPA sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teoriteori IPA. Kedua, IPA sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan
proses
dalam
menemukan
fakta
dan
teori
yang
akan
digeneralisasikan oleh ilmuwan. Proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses sains (science process skills) adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan. Ketiga, IPA sebagai sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Sulistyorini (dalam Susanto, 2013: 169) berpendapat bahwa ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan diri. Sikap ilmiah dapat dikembangkan melalui kegiatankegiatan berdiskusi, percobaan, simulasi, dan kegiatan proyek di lapangan.
3. Tujuan IPA Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (dalam Susanto, 2013: 171) adalah siswa memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya. Siswa mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Siswa mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keputusan. IPA meningkatkan kesadaran siswa untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. Siswa meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Siswa juga memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP).
2.1.1.8 Materi tentang Pencemaran Air Penelitian ini ditujukan untuk siswa kelas V SD semester gasal tahun ajaran 2014/ 2015 dengan Kompetensi Inti yang digunakan adalah 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah 4.5 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi. Manfaat Air untuk Manusia
Pencemaran Air
Sungai yang Tercemar
Penyebab
Bahan Pencemar
Ciri-ciri
Akibat
Cara Mencegah dan Mengatasi
Gambar 2.1 Bagan Materi Pencemaran Air
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
Manfaat Air untuk Manusia Beberapa manfaat air untuk manusia antara lain sebagai berikut. Pertama,
untuk keperluan rumah tangga, misalnya minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya. Kedua, untuk keperluan umum, misalnya kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya. Ketiga, untuk keperluan industri, misalnya pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik. Keempat, untuk keperluan perdagangan, misalnya hotel, restoran, dan lainnya. Kelima, untuk keperluan pertanian dan peternakan (Hariyanto, 2007: 46).
2.
Pengertian Pencemaran Air Pencemaran adalah proses, cara, perbuatan mencemari, pengotoran (Tim
Penyusun Kamus, 2008: 203). Pencemaran adalah masuknya zat-zat berbahaya ke dalam lingkungan (Yousnelly, 2010: 40). Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu air limbah yang telah ditetapkan (UU RI No.32 Tahun 2009). Berdasarkan pengertian di atas, pencemaran air adalah proses masuknya bahan atau zat lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga membuat air menjadi kotor.
3.
Penyebab Pencemaran Air Sungai Manusia memanfaatkan sumur, sungai, danau, laut, ataupun tempat lain
yang menjadi sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kegiatan manusia tersebut bisa membuat air menjadi tercemar. Berikut ini adalah contoh kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran air. Pertama,
berkembangnya
industri-industri
yang
menyebabkan
meningkatnya produksi limbah (Yousnelly 2010: 38-40). Tempat industri yang berada di dekat aliran sungai cenderung membuang limbahnya ke dalam sungai sehingga bisa membuat ekosistem air tercemar. Limbah yang dihasilkan oleh pabrik bisa berupa logam berat, misalnya timbal, tembaga, seng dan ada pula yang berupa cairan panas, misalnya air yang memiliki suhu tinggi. Kedua, pembuangan limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga menghasilkan beberapa zat organik
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya masuk ke sungai. Zat organik misalnya sisa makanan, sedangkan zat anorganik misalnya plastik (Kemendikbud, 2014: 102). Ketiga, pembuangan limbah obat hama/pupuk kimia pertanian atau penggunaan obat hama/pupuk kimia yang berlebihan (Yousnelly, 2010: 38-40). Kegiatan pertanian biasanya menghasilkan limbah yang mengandung zat pencemar seperti pupuk kimia dan obat hama. Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian. Air yang mengandung pupuk ini merupakan bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan dengan cepat. Tumbuhan air dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh buruk pada ikan-ikan serta komponen ekosistem biotik lainnya. Pemanfaatan obat hama juga dapat mengganggu ekosistem air karena mengandung racun dan akan mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia. Bahan-bahan yang dapat mencemari air antara lain daun-daunan, kertas, kaleng, plastik, sisa-sisa makanan, cairan minyak, sabun (detergen, sabun cuci, sabun mandi, dan sampo), logam berat, bahan pemberantas hama, dan zat warna kimia.
4.
Ciri-ciri Air yang Tercemar Ciri-ciri air yang tercemar ada lima (Wardhana, 2004: 73). Pertama adanya
perubahan suhu air. Air limbah yang panas di buang ke sungai sehingga air sungai menjadi panas. Air sungai yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan dan organisme air lainnya. Kedua, adanya perubahan warna air. Bahan buangan dan air limbah akan larut dalam air dan menyebabkan perubahan warna. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan bersih. Tingkat pencemaran air tidak mutlak tergantung pada warna air, karena limbah yang memberikan warna belum tentu lebih berbahaya dari limbah yang tidak memberikan warna. Ketiga, adanya perubahan bau air. Bau yang keluar dari air bisa langsung dari limbah pabrik yang dibuang, tetapi bisa juga dari limbah organik yang diubah oleh mikroba menjadi bahan yang berbau. Keempat, adanya perubahan rasa air.
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Apabila air mempunyai rasa, maka telah terjadi pelarutan sejenis garam-garaman atau logam yang dapat mengganggu kelangsungan hidup organisme air. Kelima, timbulnya endapan. Endapan berasal dari bahan buangan industri yang berbentuk padat. Bahan padat ini akan melayang di air sehingga dapat menghalangi sinar matahari yang masuk ke air. Sinar matahari diperlukan untuk fotosintesis mikroorganisme air. Jika tidak ada sinar matahari, tidak terjadi fotosintesis dan kelangsungan mikroorganisme air akan terganggu. Bahan padat yang melayang lama-lama akan mengendap di dasar air.
5.
Akibat Pencemaran Air Pencemaran air berakibat buruk bagi makhluk hidup dan lingkungan sekitar
(Mikrodo, 2010: 74). Air yang tercemar menjadi media munculnya penyakit yang membahayakan manusia, mengurangi keindahan lingkungan sekitar, makhluk hidup air akan mati, dan aliran air menjadi terhambat karena adanya sampah yang menumpuk (Yousnelly, 2010: 38). Pencemaran air sungai juga akan menimbulkan bau busuk sehingga terjadi pencemaran udara dan makhluk hidup kekurangan air bersih (Hariyanto (2007: 48).
6.
Cara Mencegah dan Mengatasi Pencemaran Sungai Pencemaran sungai dapat dicegah dan diatasi (Gallery, 2009: 37). Cara
mencegah terjadinya pencemaran sungai adalah 1) membuang sampah pada tempat yang benar dan telah disediakan. 2) Mengurangi pembuangan bahan kimia yang berlebihan. 3) Menggalakkan industri daur ulang. 4) Pengelolaan limbah pada industri rumah tangga dan pabrik. 5) Mengurangi pemakaian barang sekali pakai. Cara mengatasi pencemaran sungai adalah 1) membersihkan sampah di sungai. 2) Mengusulkan untuk gotong royong membersihkan sungai. 3) Mengusulkan diadakan daur ulang sampah. 4) Mengusulkan diadakan penyuluhan tentang pencemaran sungai. 5) Membuat tulisan himbauan/ peringatan di sungai. Contoh: orang yang membuang limbah di sungai akan didenda dan dihukum. 6) Mengusulkan untuk membuat sanitasi yang benar agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 1. Metode Inkuiri Wahyudin, Sutikno, dan Isa (2010) melakukan penelitian tentang keefektifan pembelajaran berbantuan multimedia menggunakan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa SD N 14 Semarang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 40 siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Hasil yang diperoleh penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan berbantuan multimedia dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas VI semester 2 SD N 14 Semarang. Pemahaman siswa meningkat dari 60% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus II, hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran diperoleh rata-rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%. Setelah tindakan, nilai rata-rata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81%. Sochibin, Dwijayanti, dan Marwoto (2009) melakukan penelitian tentang penerapan
model
pembelajaran
inkuiri
terpimpin
untuk
meningkatkan
pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Gunungpati Semarang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 44 anak. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Hasil yang diperoleh adalah penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas IV SD Negeri Sekaran 01 Gunungpati Semarang pada pokok bahasan air dan sifatnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai terendah dari 5 menjadi 6, nilai rata-rata pada siklus I 7,93 meningkat menjadi 8,35 dan ketuntasan klasikal siswa pada siklus I yaitu 81,82%. Pada siklus II meningkat menjadi 88,64%, ketuntasan klasikal pada siklus II ini sudah mencapai target yang diharapkan.
2. Kemampuan Menerapkan Kurniawan
(2013)
melakukan
penelitian
tentang metode
inkuiri
terbimbing dalam pembuatan media pembelajaran biologi untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kreativitas siswa SMP. Sampel penelitian ini adalah
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Kubu Raya. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan beberapa siklus. Hasil yang diperoleh adalah pembelajaran IPA Biologi di SMP N 3 Kubu Raya dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa khususnya siswa kelas VIII, pada siklus I diperoleh hasil nilai ketuntasan klasikal sebesar 78,05% dan pada siklus II sebesar 97,56%. Pembelajaran IPA Biologi di SMP N 3 Kubu Raya dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dapat menumbuhkan kreativitas siswa dalam membuat media pembelajaran khususnya siswa kelas VIII, pada siklus I dan siklus II diperoleh nilai klasikal sebesar 97,56%.
3. Kemampuan Mengembangkan Perspektif Ardiyanti dan Winarti (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran berbasis fenomena melalui metode demonstrasi-eksperimen terhadap keterampilan berpikir kritis siswa Sekolah Dasar Negeri Jatigunung I. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A dan IV B. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Hasil yang diperoleh adalah model
pembelajaran
berbasis fenomena
melalui
metode
demonstrasi-
eksperimen berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Dari hasil perhitungan dengan rumus uji-t menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel yaitu 2,43 > 2,036. Karena thitung > ttabel maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis
fenomena
melalui
metode demonstrasi-eksperimen
berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa SD Negeri Jatigunung I. Hasil uji lanjut Tukey didapatkan nilai qhitung = 3,43 sedangkan qtabel = 2,87. Karena qhitung > qtabel maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis
fenomena
dibandingkan
model
melalui
metode demonstrasi-eksperimen
pembelajaran berbasis
fenomena
lebih
melalui
baik
metode
eksperimen terhadap keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang relevan di atas, belum ada yang meneliti tentang pengaruh penggunaan metode inkuri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif. Berikut ini literature map dari penelitian-penelitian terdahulu (lihat halaman 28).
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penelitian tentang menerapkan dan perspektif
Penelitian tentang metode inkuiri
Wahyudin, Sutikno, & Isa (2010)
Kurniawan (2013)
Inkuiri terbimbing - minat dan pemahaman
Inkuiri terbimbing – pemahaman dan kreativitas
Sochibin, Dwijananti, & Marwoto (2009)
Ardiyanti & Winarti (2013) Metode demontrasi eksperimen – berpikir kritis
Inkuiri terpimpin - pemahaman dan keterampilan berpikir kritis
Yang akan diteliti: Inkuiri - kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif
Gambar 2.2 Bagan Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan
2.2 Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari alam. Dalam kehidupan sehari-hari tentu peran pelajaran IPA sangat berarti, maka pembelajaran IPA perlu menyajikan suatu kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan masalah dengan harapan siswa mampu menggunakan konsep-konsep
dalam
IPA
untuk
memecahkan
masalah
dan
mampu
mengembangkan perspektif siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu siswa memahami materi IPA khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan perspektif adalah dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Metode inkuiri terbimbing
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
adalah suatu metode belajar yang mendorong siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri dengan bantuan guru. Ketika siswa diberikan sebuah masalah, guru membebaskan siswa untuk menyelesaikannya sendiri dengan mengkaitkan/menerapkan konsep-konsep IPA yang sudah diajarkan. Siswa dibebaskan untuk menjawab dalam berbagai cara dan berbagai sudut pandang. Jika metode inkuiri diterapkan dalam pembelajaran IPA kelas V di SD Kanisius Demangan Baru 1, metode inkuiri akan berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif siswa mengenai materi pencemaran air.
2.3 Hipotesis Penelitian 2.3.1 Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menerapkan pada pelajaran IPA di kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/ 2015. 2.3.2 Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
mengembangkan perspektif pada pelajaran IPA di kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/ 2015.
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas metode penelitian yang berisi delapan hal, yaitu jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data. Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe nonequivalent control group design. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk membuktikan suatu hipotesis setelah dilakukan perlakuan (Taniredja & Mustafidah, 2011: 52). Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen karena menggunakan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen yang subyeknya berbeda dan tidak berdasarkan random. Penelitian ini menggunakan kelas-kelas yang sudah terbentuk sebelumnya. Penentuan kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan undian yang dilakukan di depan bapak/ ibu guru sebagai saksi. Kelompok eksperimen dan kontrol terlebih dahulu diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Hasil pretest kedua kelas tersebut dibandingkan. Hasil pretest yang baik jika tidak ada perbedaan yang signifikan antara kondisi kedua kelas tersebut. Kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran, sedangkan
kelompok
kontrol
menggunakan
metode
ceramah.
Kegiatan
pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan oleh guru IPA SD tersebut agar menghilangkan faktor bias. Pengaruh perlakuan akan diukur dengan diberikan posttest kepada kelompok kontrol dan eksperimen. Pengaruh perlakuan dihitung dengan menggunakan tiga langkah, yaitu 1) skor posttest dikurangi skor pretest pada kelompok eksperimen menghasilkan skor 1, 2) skor posttest dikurangi skor pretest pada kelompok kontrol menghasilkan skor 2, dan 3) skor 2 dikurangi skor 1
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(Cohen, 2007: 276). Menurut Campbell dan Stanley, pengaruh treatment dihitung dengan rumus sebagai berikut. (O2 - O1) - (O4 - O3) Gambar 3.1 Rumus Pengaruh Perlakuan
Jika hasilnya negatif maka pengaruh perlakuan juga negatif atau tidak ada pengaruh. Jika hasilnya tidak sama dengan atau lebih besar dari nol maka ada pengaruh perlakuan (Cohen, 2007: 277). Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kuasi eksperimen. Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
O1 X O2 -------------------------------O3 O4
Gambar 3.2 Desain Penelitian
Keterangan: O1 = Hasil pretest kelompok eksperimen O2 = Hasil posttest kelompok eksperimen O3 = Hasil prestest kelompok kontrol O4 = Hasil posttest kelompok kontrol X = Perlakuan dengan metode inkuiri (treatment) Garis putus-putus melambangkan cara pemilihan antara kelompok eksperimen dan kontrol yang dilakukan tidak secara random untuk mendapatkan dua kelompok yang memiliki kemampuan sama, melainkan dengan menggunakan kelas klasikal yang sudah ada. Selain itu, sebagai pemisah antara kelompok eksperimen dan kontrol yang disebut dengan non equivalent control (Cohen, 2007: 283).
3.2
Setting Penelitian
3.2.1
Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta
semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. SD Kanisius Demangan Baru 1 terletak di daerah perkotaan yang beralamat di Jalan Demangan Baru No. 22, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta, Telp. (0274) 517737. SD Kanisius 31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Demangan Baru 1 adalah sebuah sekolah swasta Katolik yang dikelola oleh Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta. Sebagian besar siswa dan guru beragama Katolik namun ada juga siswa yang beragama lain seperti Kristen dan Islam. Sekolah ini merupakan SD Kanisius yang paling bonafide di Yogyakarta. Sekolah ini memiliki 25 guru, 7 karyawan, 499 siswa yang terdiri dari 260 siswa laki-laki dan 239 siswa perempuan. Siswa yang bersekolah di SD Kanisius Demangan Baru 1 berasal dari latar belakang keluarga kalangan menengah sampai menengah atas. Sebagian besar orang tua di SD Kanisius Demangan Baru 1 berprofesi sebagai guru, dosen, dan wiraswasta. SD Kanisius Demangan Baru 1 dipilih sebagai tempat penelitian karena salah satu SD favorit di Yogyakarta. Lokasi SD berada di perkotaan yang mempunyai banyak siswa dan segudang prestasi yang bagus di bidang akademik dan juga non akademik. Prestasi yang sudah diraih SD Kanisus Demangan Baru 1 adalah Juara I Lomba Paduan Suara se-Kabupaten Sleman Timur 2014, Juara III Lomba Futsal O2SN se-Kecamatan Depok 2014, Juara I Lomba Pidato tingkat SD 2014, Juara I Lomba Biola Anak Pemula, Juara I Biola anak tingkat lanjut, Juara I Lomba Paduan Suara Dinas Pendidikan, Juara III Biola, Juara II Spelling, Juara I Sepatu Roda, Juara III Matematika, Juara II Story Reading, Juara IV Basket, dan Juara II Menyanyi. SD Kanisius Demangan Baru 1 memiliki kelas paralel yang penentuan masing-masing kelas A, B dan C tidak berdasarkan prestasi sehingga mendukung untuk penelitian jenis eksperimen. SD Kanisius Demangan Baru 1 memiliki 18 kelas yang terdiri atas tiga kelas pararel yaitu A, B, dan C di setiap tingkatnya. Fasilitas di SD Kanisius Demangan Baru 1 sudah lengkap dan sangat mendukung guru beserta siswa dalam pembelajaran. SD Kanisius Demangan Baru 1 memiliki sarana dan prasarana seperti ruang UKS, laboratorium komputer, halaman sekolah, dapur, kantin sekolah, tempat sampah, kamar mandi, perpustakaan, ruang guru, kantor kepala sekolah dan tata usaha, sanggar pramuka, koperasi sekolah, ruang musik dan 25 ruang kelas. Berdasarkan data-data di atas, menunjukkan bahwa SD memiliki sarana prasarana yang lengkap, segudang prestasi akademik maupun non akademik, dan didukung dengan latar belakang orangtua yang berpendidikan dan termasuk
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kalangan menengah ke atas menjadi alasan yang kuat untuk melakukan penelitian apakah metode inkuiri dapat mempengaruhi kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1.
3.2.2 Waktu Penelitian Jadwal pengambilan data pada penelitian ini dilakukan mulai tanggal 4 September 2014 sampai 11 Oktober 2014. Pengambilan data penelitian eksperimen ini dilakukan dalam waktu yang relatif singkat untuk mengurangi ancaman terhadap validitas penelitian karena efek seleksi, maturitas, mortalitas dan biaya penelitian yang besar (Karthwohl, 2004: 547). Berikut adalah jadwal pengambilan data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Kelompok Eksperimen Hari, tanggal Kamis, 4-9-2014 Rabu, 10-9-2014 Kamis, 11-9-2014 Jumat, 10-10-2014
Pertemuan I II III IV
Kegiatan Pretest Pembelajaran inkuiri Posttest I Posttest II
Alokasi waktu 2 x 40 menit 6 x 40 menit 2 x 40 menit 2 x 40 menit
Kelompok Kontrol Hari, tanggal
Pertemuan
Kamis, 4-9-2014 Sabtu, 13-9-2014 Senin, 15-9-2014 Kamis, 11-10-2014
I II III IV
Kegiatan Pretest Pembelajaran biasa Posttest I Posttest II
Alokasi waktu 2 x 40 menit 6 x 40 menit 2 x 40 menit 2 x 40 menit
3.3 Populasi dan Sampel Darmawan (2013: 137) mengemukakan bahwa populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA, VB, dan VC SD Kanisius Demangan Baru 1. Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti (Prasetyo & Jannah, 2013: 118). Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah convenience sampling dimana individu terdekat dipilih untuk dijadikan sebagai sampel penelitian sampai ukuran sampel yang diinginkan tercapai dan memilih individu yang ada di tempat dan dapat diakses selama waktu
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penelitian (Cohen, 2007: 113). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Siregar (2013: 60) yang menyatakan bahwa convenience sampling adalah teknik pengumpulan data berdasarkan kebetulan, anggota populasi yang ditemui peneliti, dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel, atau peneliti memilih orang-orang yang terdekat saja. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengambilan sampel menggunakan kelas yang sudah tersedia. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen. Penentuan kelas kontrol dan eksperimen berdasarkan hasil undian. Kelas VC sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa 28 yang terdiri dari 11 perempuan dan 17 laki-laki. Kelas VB sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 25 yang terdiri dari 14 perempuan dan 11 laki-laki. Pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan oleh guru yang sama agar mengurangi faktor bias dalam penelitian.
3.4 Variabel Penelitian Variabel merupakan segala sesuatu yang dipelajari atau diteliti oleh peneliti dan akan menghasilkan informasi yang diinginkan oleh peneliti kemudiaan dibuat kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 64). Penelitian ini mengambil dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2012: 64). Variabel
dependen
pada
penelitian
ini
adalah
kemampuan
menerapkan
dan
mengembangkan perspektif. Kemampuan menerapkan terdiri dari empat aspek menemukan, memberikan solusi, merancang, dan mengusulkan. Kemampuan mengembangkan
perspektif
terdiri
dari
menganalisis,
membandingkan,
memberikan argumen, dan menyimpulkan (Wiggins & McTighe, 2005: 163). Variabel independen adalah variabel penstimulus atau yang menyebabkan adanya perubahan pada variabel dependen (Sugiyono, 2012: 64). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inkuiri dengan tujuh langkah yaitu orientasi, rumusan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil dan melakukan refleksi.
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Variabel Independen
Varibel Dependen Kemampuan menerapkan
Metode inkuiri Kemampuan mengembangkan perspektif
Gambar 3.3 Variabel Penelitian
3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah tes
essai berupa pretest dan posttest. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen. Tiap kelompok diberikan soal pretest, posttest I, dan posttest II dengan soal yang sama. Pemberian soal pretest bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal kedua kelompok. Soal posttest I diberikan untuk membandingkan hasil belajar siswa kedua kelompok yaitu kelompok yang diberikan perlakuan dan kelompok yang tidak diberikan perlakuan setelah pembelajaran. Posttest II diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol satu bulan setelah pelaksanaan posttest I. Tujuan pemberian posttest II adalah untuk mengetahui retensi pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Proses pembelajaran kedua kelas dilaksanakan oleh satu guru yang dipilih oleh peneliti. Peneliti berperan sebagai observer selama proses pembelajaran berlangsung. Semua instrumen penelitian dan alat peraga yang digunakan oleh guru dirancang dan disiapkan oleh peneliti. Proses pengambilan data dilaksanakan dalam waktu dua minggu untuk menghindari bias (Krathwohl, 2004: 547). Pengumpulan data pretest dan posttest digambarkan pada Tabel 3.2 (lihat halaman 36).
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.2 Pengumpulan Data Pretest dan Posttest Kelompok
Variabel Menerapkan
Kontrol Mengembangkan Perspektif
Menerapkan Eksperimen Mengembangkan Perspektif
3.6
Pengukuran data Pretest Posttest I Posttest II Pretest Posttest I Posttest II Pretest Posttest I Posttest II Pretest Posttest I Posttest II
Instrumen yang digunakan Soal essai (nomor 3a, 3b, 3c) Soal essai (nomor 4a, 4b, 4c) Soal essai (nomor 3a, 3b, 3c) Soal essai (nomor 4a, 4b, 4c)
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
variabel penelitian yang diamati (Sugiyono, 2011: 148). Penelitian ini berdasarkan materi mata pelajaran IPA yaitu pada Kompetensi Inti 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah
4.5 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan
akibat terganggunya keseimbangan alam akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi.
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa enam soal essai yang digunakan untuk mengukur kemampuan memahami. Peneliti hanya meneliti dua kemampuan memahami yaitu kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif yang terdapat pada soal nomor tiga dan empat. Enam soal tersebut sudah dikonsultasikan dan diujikan sehingga memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Matriks pengembangan instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.3 (lihat halaman 37).
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen Soal No
Variabel
Aspek
Indikator
Menemukan
1
Menerapkan
Memberikan solusi Merancang Mengusulkan Menganalisis Membandingkan
Mengembangkan perspektif
2
Memberi argumen Menyimpulkan
No Soal
Menemukan tiga masalah yang dihadapi makhluk hidup sesuai pada gambar sungai tercemar. Memberikan tiga solusi untuk mengatasi peristiwa sungai tercemar. Merancang tiga kegiatan untuk mencegah terjadinya pencemaran sungai. Mengusulkan tiga cara menjaga kebersihan air sungai. Menganalisis tiga perbedaan dari gambar sungai tercemar dan yang tercemar. Membandingkan dua gambar keadaan sungai tercemar dan tidak tercemar. Memberi argumen mengenai dua keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup di dalam sungai maupun di sekitarnya. Membuat tiga kesimpulan mengenai pencemaran sungai.
3a 3b 3c 3c 4a 4a 4b 4c
Berikut adalah rubrik penilaian yang digunakan. Tabel 3.4 Rubrik Penilaian No
Variabel
Indikator
Menemukan tiga masalah yang dihadapi makhluk hidup sesuai pada gambar sungai tercemar.
1
Menerapkan Memberikan tiga solusi untuk mengatasi peristiwa sungai tercemar.
Merancang tiga kegiatan untuk mencegah terjadinya pencemaran sungai.
Kriteria Jika menyebutkan tiga masalah sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan dua masalah sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan satu masalah sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan masalah tetapi tidak sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan tiga solusi sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan dua solusi sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan satu solusi sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan solusi tetapi tidak sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan tiga kegiatan mencegah pencemaran sungai dengan benar.
Skor 4
3
2
1
4
3
2
1
4
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Mengembangkan Perspektif
Jika menyebutkan dua kegiatan mencegah pencemaran sungai dengan benar. Jika menyebutkan satu kegiatan mencegah pencemaran sungai dengan benar. Jika menyebutkan kegiatan mencegah pencemaran sungai tetapi salah semua. Jika menyebutkan tiga cara menjaga kebersihan air sungai dengan benar. Jika menyebutkan dua cara menjaga kebersihan air sungai dengan benar. Mengusulkan tiga cara menjaga kebersihan air sungai. Jika menyebutkan satu cara menjaga kebersihan air sungai dengan benar. Jika menyebutkan cara menjaga kebersihan air sungai tetapi salah semua. Jika menyebutkan tiga perbedaan sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan dua perbedaan sesuai dengan Menganalisis tiga perbedaan dari gambar. gambar sungai tercemar dan Jika menyebutkan satu yang tercemar. perbedaan sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan perbedaan tetapi tidak sesuai dengan gambar Jika menyebutkan tiga perbedaan sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan dua perbedaan sesuai dengan Membandingkan dua gambar gambar. keadaan sungai tercemar dan Jika menyebutkan satu tidak tercemar. perbedaan sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan perbedaan tetapi tidak sesuai dengan gambar. Jika menyebutkan dan menjelaskan dua keadaan sungai yang baik bagi Memberi argumen mengenai dua makhluk hidup dengan benar. keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup di dalam sungai Jika menyebutkan dua maupun di sekitarnya. keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup dan menjelaskan salah satu dengan benar.
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Membuat tiga kesimpulan mengenai pencemaran sungai.
Jika menyebutkan dua keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup tetapi tanpa penjelasan. Jika menyebutkan atau menjelaskan keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup tetapi semua salah. Jika menyebutkan tiga inti pencemaran air dengan benar. Jika menyebutkan dua inti pencemaran air dengan benar. Jika menyebutkan satu inti pencemaran air dengan benar. Jika menyebutkan inti pencemaran air tetapi salah.
2
1
4
3
2 1
3.7 Teknik Pengujian Instrumen 3.7.1 Validitas Instrumen Instrumen yang valid adalah instrumen yang bisa mengukur sesuai dengan tujuan yang akan diukur (Widoyoko, 2012: 128). Penelitian ini menggunakan validitas muka, validitas isi dan validitas konstruk. Validitas muka adalah kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Validitas muka diperoleh dengan cara mengujikan soal pada tujuh siswa. Sebelum mengerjakan, siswa diberi kesempatan untuk membaca soal terlebih dahulu dan bertanya jika menemui kesulitan dalam memahami kalimat soal. Validitas isi diperoleh berdasarkan pertimbangan para ahli (Sangadji & Sopiah, 2010: 161). Validitas isi diperoleh dari pendapat empat ahli materi, yaitu dosen mata kuliah IPA, guru SD kelas V dan VI, serta Kepala Sekolah Dasar. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur kesesuaian setiap butir soal dengan indikator (Arikunto, 2012: 83). Validitas konstruk diperoleh dengan mengujikan soal kepada siswa kelas V SD Kanisius Don Boscho Yogyakarta dengan jumlah responden 56 siswa. SD Kanisius Don Boscho dipilih sebagai tempat untuk memperoleh validitas konstruk karena mempunyai kesamaan dengan SD Kanisius Demangan Baru 1 dari segi prestasi, latar belakang siswa, akreditasi sekolah, dan termasuk SD favorit di Yogyakarta yang memiliki tiga kelas paralel untuk setiap tingkatnya.
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Untuk menghitung validitas konstruk digunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat signifikansi 95%. Kriteria yang digunakan jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka instrumen dikatakan valid. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka instrumen dikatakan tidak valid. Hasil uji validitas dari semua variabel dapat dilihat pada tabel berikut (Lampiran 3.4).
Tabel 3.5 Uji Validitas Soal Menerapkan dan Mengembangkan Perspektif No
Variabel
1
Menerapkan
2
Mengembangkan Perspektif
Aspek Menemukan Memberikan solusi Merancang Mengusulkan Menganalisis Membandingkan Memberi argumen Menyimpulkan
Nomor Soal 3a 3b 3c 3c 4a 4a 4b 4c
Sig. (2tailed) 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kualifikasi Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan data di atas, harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka semua soal variabel menerapkan dan mengembangkan perspektif dinyatakan valid. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif sehingga enam kemampuan memahami diujikan secara bersama-sama. Enam variabel kemampuan memahami adalah menjelaskan,
menginterpretasi,
menerapkan,
mengembangkan
perspektif,
membangun empati, dan memahami diri. Pada bagian ini hanya dicantumkan dua variabel sesuai dengan yang akan diteliti.
3.7.2 Reliabilitas Instrumen Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2012: 121). Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach untuk memeriksa internal konsistensi (Arikunto, 2012: 122). Standar yang digunakan untuk menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrumen penelitian adalah menggunakan r hitung yang dalam Alpha Cronbach diwakili oleh nilai Alpha (Triton, 2006: 248). Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menyatakan bahwa suatu konstruk dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Hasil perhitungan reliabilitas dihitung dengan menggunakan IBM SPSS
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% untuk pengujian di SD Kanisius Demangan Baru 1 adalah sebagai berikut. Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Semua Variabel Kemampuan Memahami Cronbach’s Alpha 0,87
N of items 24
N Siswa 56
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa harga Alpha Cronbach > 0,60 yaitu 0,87 sehingga semua nomor soal essai yang digunakan sebagai instrumen penelitian dinyatakan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk memberikan makna dan arti berdasarkan informasi sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2009: 106). Teknik analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows yang meliputi beberapa langkah seperti uji normalitas, uji statistik dan uji analisis lebih lanjut. Data yang akan diolah yaitu data kemampuan menerapkan dan data kemampuan mengembangkan perspektif.
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan (Sangadji & Sopiah, 2010: 233). Pada penelitian ini, perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan rumus Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan Priyatno (2010: 58-93) adalah jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 distribusi data normal, sehingga analisis data diuji menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test atau Paired samples t-test. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 distribusi data tidak normal, sehingga analisis data diuji menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney u-test atau Wilcoxon signed ranks test. Setelah data diuji normalitasnya maka dapat dilakukan uji statistik.
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.2 Uji Statistik 3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan kemampuan awal ini bertujuan untuk memastikan apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama sehingga kedua kelompok tersebut bisa dibandingkan. Uji perbedaan ini dilakukan dengan membandingkan dan menganalisis skor pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis dilakukan menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Statistik parametrik Independent samples t-test digunakan untuk data yang terdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi normal akan digunakan uji statistik non parametrik Mann-Whitney u-test. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Dengan kata lain kemampuan awal kelompok tersebut tidak sama.
Hnull
: Tidak ada perbedaan
yang signifikan antara skor pretest pada
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Dengan kata lain kemampuan awal kedua kelompok tersebut sama. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan pretest pada kelompok eksperimen. Kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok eksperimen dan skor pretest kelompok kontrol (Priyatno, 2010: 99). Kedua kelompok tidak memiliki kemampuan awal yang sama. Kondisi yang ideal adalah jika tidak ada perbedaan yang signifikan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sehingga kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan.
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif sesuai dengan rumus (O2 - O1) - (O4 - O3). Cara yang digunakan adalah dengan mengurangkan rerata selisih skor pretest-posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 276-277). Uji statistik yang digunakan adalah Independent samples t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Mann-Whitney u-test. Hipotesis statistiknya sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menerapkan dan mengembangkan perspektif. Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan menurut Priyatno
(2010: 99) adalah sebagai berikut: 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan atau mengembangkan perspektif. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan atau mengembangkan perspektif.
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut 3.8.3.1 Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Teknik statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal. Hipotesis analisisnya sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan/ atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.
Hnull
: Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan/ atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai
berikut: 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest dan posttest I. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest dan posttest I. Cara untuk mengetahui persentase peningkatan skor pretest ke posttest I digunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575). Peningkatan =
(𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼 – 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡) x 100% 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Gambar 3.4 Rumus Persentase Uji Peningkatan Skor
3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif. Jika data terdistribusi dengan normal digunakan rumus koefisien korelasi Pearson sebagai berikut (Field, 2009: 57 & 179).
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
𝒓=
𝒕𝟐 𝒕𝟐 + 𝒅𝒇
Gambar 3.5 Rumus Besar Efek untuk Data Normal
Keterangan: r = besar pengaruh (effect size) dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson t = harga uji t df = harga derajat kebebasan (degree of freedom) Jika data terdistribusi dengan tidak normal digunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 550). 𝑟=
𝑍 𝑁
Gambar 3.6 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal
Keterangan: r = besarnya efek (effect size) yang menggunakan koefisien korelasi Pearson Z = harga Z yang diambil dari perhitungan statistik non parametrik dari program SPPS N = 2 x jumlah responden yang bersangkutan Kriteria untuk mengetahui besar pengaruh dapat diklasifikasi sebagai berikut (Field, 2009: 550). r = 0,10 termasuk efek kecil yang setara dengan 1% pengaruh perlakuan. r = 0,30 termasuk efek menengah yang setara dengan 9% pengaruh perlakuan. r = 0,50 termasuk efek besar yang setara dengan 25% pengaruh perlakuan. Persentase pengaruh perlakuan dihitung dengan mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) atau R2 x 100%.
3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih kuat sesudah satu bulan dilakukan treatment. Untuk itu digunakan data dari skor posttest I dan posttest II dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Teknik statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal. Hipotesis statistiknya sebagai berikut.
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hi
: Ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan/ atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat penurunan/ peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.
Hnull
: Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan/ atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terdapat penurunan/ peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai
berikut: 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi peningkatan yang signifikan dari posttest I ke posttest II. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan skor yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Cara untuk mengetahui persentase peningkatan skor posttest I ke posttest II digunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575).
Peningkatan =
(𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼𝐼 – 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼) x 100% 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 𝐼
Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan Triangulasi adalah penggabungan teknik pengumpulan data dan sumber daya yang sudah ada (Sugiyono, 2008: 241). Tujuan dari triangulasi adalah untuk mencari kebenaran suatu fenomena dan meningkatkan pemahaman peneliti terhadap hal-hal yang sudah ditemukan dalam penelitian. Teknik triangulasi yang peneliti gunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi adalah proses pengambilan data penelitian dengan melihat dan mengamati situasi penelitian secara langsung, sehingga peneliti memperoleh gambaran jelas tentang kondisi objek penelitian (Kusuma, 2009: 66). Observasi
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dilakukan untuk memperoleh gambaran aktivitas siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil observasi diperoleh dengan membuat catatan aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol dan eksperimen. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan kepada narasumber dengan jawaban secara lisan (Margono, 2010: 165). Wawancara dilakukan secara terstruktur kepada guru mata pelajaran IPA dan tiga siswa dari kelompok eksperimen. Ketiga siswa yang akan diwawancarai terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan kognitif paling rendah, menengah, dan tinggi. Dokumen adalah catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu dan dapat berupa tulisan, gambar, atau karya (Sugiyono, 2008: 240). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen nilai siswa dan foto-foto siswa saat pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari hasil pretest, posttest I dan posttest II. Hasil penelitian menjadi semakin kredibel bila disajikan dengan dukungan foto, karya tulis akademik, atau karya seni yang sudah ada (Sugiyono, 2008: 240). Berikut ini adalah pedoman wawancara untuk guru dan siswa sesudah diberikan perlakuan. Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Setelah Perlakuan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pertanyaan Apa kamu senang dengan pelajaran IPA? Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA dengan metode inkuiri? Apakah metode inkuiri membantumu dalam memahami materi pencemaran air? Apa kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan metode inkuiri? Mengapa? Jelaskan! Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a tentang masalah yang dihadapi makhluk hidup pada gambar A? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3b tentang cara mengatasi masalah pada gambar A? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3c tentang cara mencegah peristiwa pada gambar A? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a tentang perbedaan dari gambar A dan B? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4b tentang keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup di dalam sungai maupun di sekitarnya? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4c tentang inti dari pencemaran sungai? Manakah soal yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? Mengapa hasil nilai tes ketiga kalian mengalami penurunan daripada tes kedua?
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan No 1 2 3 4 5 6 7
Pertanyaan Apakah Anda pernah menggunakan metode inkuiri dalam mengajar? Bagaimana menurut Anda pembelajaran dengan metode inkuiri itu? Bagaimana menurut Anda siswa di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah? Bagaimana perbedaan siswa di kelas eksperimen dan kontrol? Apa kesulitan mengajar dengan menggunakan metode inkuiri? Apakah metode inkuiri lebih efektif dalam pembelajaran? Apa saran Anda untuk pembelajaran menggunakan metode inkuiri?
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan dan mengembangkan perspektif pada pelajaran IPA.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Implementasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pemilihan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan dengan cara undian. Undian dilakukan peneliti bersama guru mitra sebelum melaksanakan penelitian. Hasil undian menyatakan bahwa kelas VC untuk kelompok kontrol dan kelas VB untuk kelompok eksperimen.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian Populasi penelitian pada penelitian ini adalah semua siswa kelas VA, VB, dan VC. Sampel penelitian ada dua kelompok, yaitu siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel penelitian pada kelompok eksperimen sebanyak 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Latar belakang keluarga siswa pada kelompok ini berasal dari ekonomi menengah ke atas. Pekerjaan orang tua siswa terdiri dari buruh, karyawan swasta, guru, dosen, PNS, wiraswasta, dan dokter. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA, D1, D2, D3, S1, S2, dan S3. Sampel penelitian pada kelompok kontrol sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Latar belakang keluarga siswa pada kelompok ini berasal dari ekonomi menengah ke atas. Pekerjaan orang tua siswa terdiri dari karyawan swasta, wiraswasta, guru, dosen, PNS, dokter, notaris, dan pegawai bank. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA, D1, D2, D3, S1, S2, dan S3. Berdasarkan deskripsi sampel penelitian di atas menunjukkan bahwa latar belakang ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan siswa di kelompok eksperimen dan kontrol sejajar. Data semakin diperkuat dengan hasil wawancara kepada guru 49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelas pada hari Jumat tanggal 24 Oktober 2014. Guru kelas menjelaskan bahwa kedua kelas memiliki prestasi akademik dan latar belakang keluarga yang sejajar karena pembagian siswa di setiap kelas diacak. Kelas eksperimen terdapat dua siswa laki-laki yang tinggal kelas, sedangkan di kelas kontrol ada satu siswa perempuan yang tinggal kelas.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran 1. Kelompok Kontrol Pembelajaran pada kelompok kontrol dilaksanakan pada hari Jumat, 13 September 2014 dengan metode ceramah. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran IPA dengan materi pencemaran air. Pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas oleh guru IPA selama enam jam pelajaran atau 6 x 40 menit. Pembelajaran murni dilakukan guru kelas, peneliti hanya membantu menyiapkan alat dan bahan sebelum pembelajaran. Peneliti berperan sebagai observer dan mendokumentasi proses selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 07.00 – 11.20 WIB. Pada kegiatan awal, guru memberikan apersepsi dengan bercerita tentang orang yang tidak memanfaatkan air dengan baik. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai cerita dan dikaitkan dengan pengalaman siswa dalam memanfaatkan air. Siswa dibimbing guru untuk mengaitkan kegiatan manusia dalam memanfaatkan air dengan pencemaran air. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang pencemaran air. Langkah-langkah kegiatan inti pada kelompok kontrol sebagai berikut. Siswa membaca teks bacaan tentang tips menjaga kesehatan diri sendiri. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang teks bacaan yang dikaitkan dengan ketersediaan air bersih dan pencemaran air. Siswa mencatat dan mencari arti katakata sulit dalam bacaan dengan menggunakan KBBI. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pencemaran air sungai, ciri-ciri air sungai tercemar, penyebab air sungai tercemar, akibat pencemaran air sungai, cara mencegah dan mengatasi pencemaran air sungai. Siswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru. Siswa membaca teks berita pencemaran di Sungai Code secara berpasangan. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai manfaat air sungai, penyebab sungai tercemar, ciri-ciri sungai tercemar, akibat sungai tercemar, cara
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mencegah dan mengatasi pencemaran sungai, keadaan warga di sekitar sungai, serta perasaan siswa setelah membaca teks berita. Siswa menyaksikan video wawancara dengan salah satu warga yang tinggal di perkampungan Code. Siswa dan guru bertanya jawab tentang isi wawancara. Pada kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami. Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran dengan memberikan pertanyaan pada beberapa siswa tentang materi yang telah dipelajari. Siswa diberikan penguatan materi oleh guru dengan meluruskan kesalahan jawaban siswa.
2. Kelompok Eksperimen Pembelajaran
menggunakan
metode
inkuiri
di
kelas
eksperimen
dilaksanakan pada hari Rabu, 10 September 2014. Pembelajaran berpedoman pada kurikulum 2013. Penelitian dilaksanakan dalam waktu satu hari selama enam jam atau 6 x 40 menit. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran IPA dengan metode inkuiri. Pembelajaran di kelas eksperimen dimulai pada pukul 07.00 WIB. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti berperan sebagai pengamat dan mendokumentasikan proses pembelajaran. Peneliti tidak mengambil peran saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti membantu menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan sebelum pelaksanan pembelajaran. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, sedangkan percobaan dilaksanakan di halaman sekolah. Materi pokok yang dipelajari adalah pencemaran air. Kegiatan awal adalah siswa mendengarkan cerita guru tentang orang yang tidak memanfaatkan air dengan baik. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai cerita dan dikaitkan dengan pengalaman siswa dalam memanfaatkan air. Siswa dibimbing guru untuk mengaitkan kegiatan manusia dalam memanfaatkan air dengan pencemaran air. Kegiatan inti pada kelompok eksperimen menganut langkah-langkah inkuiri. Langkah inkuiri yang pertama adalah orientasi. Siswa diberi pertanyaan mengenai sungai yang ada di sekitar yang sudah tercemar. Berdasarkan jawaban-jawaban siswa tersebut, guru mengarahkan untuk menarik kesimpulan pengertian pencemaran sungai. Siswa mencari arti kata pencemaran pada KBBI. Siswa membaca teks berita tentang
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pencemaran air di sungai Code. Siswa diberi pertanyaan mengenai manfaat air, ciri-ciri, faktor-faktor penyebab, dan akibat dari pencemaran air sungai. Langkah inkuiri yang kedua adalah merumuskan masalah. Siswa diajak untuk mempersiapkan alat dan bahan untuk percobaan. Sebelum melakukan percobaan, siswa diminta untuk merumuskan masalah dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan percobaan. Guru membimbing siswa dalam membuat pertanyaan. Pertanyaan harus menggunakan kata tanya apakah. Langkah inkuiri ketiga adalah merumuskan hipotesis. Siswa diminta untuk membuat hipotesis / jawaban sementara dari rumusan masalah yang sudah dibuat. Langkah yang keempat adalah melakukan eksperimen. Siswa melakukan empat percobaan mengenai pencemaran air sungai. Percobaan yang pertama adalah pencemaran air sungai yang disebabkan oleh penggunaan sabun mandi. Percobaan kedua adalah pencemaran air sungai yang disebabkan oleh penggunaan sabun cuci piring. Percobaan yang ketiga adalah pencemaran air sungai yang disebabkan oleh penggunaan detergen. Percobaan yang keempat adalah pencemaran air sungai yang disebabkan oleh air sisa makanan. Selama percobaan, siswa mengamati keadaan ikan, warna air, bau air, dan waktu yang dibutuhkan ikan untuk bertahan hidup. Langkah inkuiri kelima adalah menarik kesimpulan. Siswa menarik kesimpulan berdasarkan hasil eksperimen dengan berpedoman pada rumusan masalah dan hipotesis. Langkah inkuiri keenam adalah mempresentasikan hasil. Siswa dalam kelompok mempresentasikan rumusan masalah, hipotesis, dan kesimpulan. Siswa menanggapi presentasi dari kelompok lain dengan bimbingan guru. Langkah inkuiri yang ketujuh adalah melakukan refleksi. Sebelum melakukan refleksi, siswa menonton tayangan video tentang wawancara pada salah satu warga di perkampungan Code. Siswa bersama guru membahas tayangan video. Siswa merefleksikan
proses
pembelajaran
yang
sudah
berlangsung.
Siswa
mendiskusikan aksi setelah pembelajaran yang berhubungan dengan pencemaran air.
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2 Uji Hipotesis Penelitian I Pada penelitian ini dibahas pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan. Hipotesis penelitian I adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan menerapkan sedangkan variabel independen adalah penggunaan metode inkuiri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan menerapkan terdapat dalam soal uraian nomor 3a, 3b, dan 3c. Pada bagian berikut akan dipaparkan hasil analisis statistik dari data pretest, posttest I dan posttest II. Seluruh analisis statistik dalam penelitian ini diuji menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data untuk melihat pengaruh metode inkuiri pada kemampuan menerapkan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) uji normalitas distribusi data; 2) uji perbedaan kemampuan awal; 3) uji signifikansi pengaruh perlakuan; 4) uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest; 5) uji besar pengaruh perlakuan; dan 6) uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data Analisis yang pertama dilakukan adalah uji normalitas. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data-data yang didapat terdistribusi dalam kurva normal atau tidak dan untuk menentukan analisis statistik selanjutnya. Data hasil pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I dari kelompok kontrol dan eksperimen diuji normalitas dengan rumus Kolmogorov-Smirnov menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Kriteria yang digunakan untuk uji normalitas data adalah 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal dan uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya menggunakan statistik nonparametrik. Hasil uji normalitas kemampuan menerapkan kelompok kontrol
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.1 halaman 54 (lihat Lampiran 4.3). Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menerapkan No
Aspek
1 2 3 4
Rerata skor pretest menerapkan kelompok kontrol Rerata skor posttest I menerapkan kelompok kontrol Rerata skor posttest II menerapkan kelompok kontrol Rerata selisih skor pretest posttest I menerapkan kelompok kontrol Rerata skor pretest menerapkan kelompok eksperimen Rerata skor posttest I menerapkan kelompok eksperimen Rerata skor posttest II menerapkan kelompok eksperimen Rerata selisih skor pretest posttest I menerapkan kelompok eksperimen
5 6 7 8
Sig. (2tailed) 0,45 0,34 0,84 0,82
Keterangan
0,92 0,65 0,32 0,41
Normal Normal Normal Normal
Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, menunjukkan bahwa semua data pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest posttest I kemampuan menerapkan pada kelompok kontrol dan eksperimen terdistribusi normal karena harga Sig. (2-tailed) > 0,05. Analisis statistik yang selanjutnya menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test.
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk memastikan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. Langkah ini dilakukan karena teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan secara random. Data yang digunakan adalah data hasil skor pretest dari kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jika kemampuan awal kedua kelompok sama, maka kedua kelompok bisa dibandingkan. Analisis
statistik
yang
digunakan adalah statistik parametrik dengan rumus Independent samples t-test (Field, 2009: 326) karena semua data normal. Statistik parametrik digunakan karena semua aspek memiliki data yang normal dan data yang dibandingkan dari dua kelompok yang berbeda. Sebelum dilakukan analisis perlu dilakukan uji homogenitas varian dengan Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 maka ada homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan. Jika hasil Sig. < 0,05 maka tidak ada homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 0,32 dengan harga Sig. 0,57 (p > 0,05). Jika 54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
variannya homogen, data uji statistik Independent samples t-tes yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Berikut hasil uji perbedaan kemampuan pada kelompok kontrol dan eksperimen (lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menerapkan Hasil Rerata Skor Pretest Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Sig. (2-tailed) 0,98
Keterangan Tidak ada perbedaan
Hasil pretest menunjukkan rerata skor kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol pada kemampuan menerapkan. Hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 3,19; SD = 0,45; SE = 0,08; dan df = 51. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 3,19; SD = 0,48; SE = 0,10; dan df = 51. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,98 dan nilai t = -0,02. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan menerapkan dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan menerapkan. Kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan. Tujuan dilakukannya teknik pengambilan sampel adalah untuk memastikan kelompok kontrol dan eksperimen yang dipilih benar-benar memiliki kemampuan awal yang sama meskipun teknik pengambilan sampel tidak dilakukan secara random. Uji perbedaan di atas menunjukkan bahwa tujuan tersebut sudah tercapai (Cohen, 2007: 276).
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan menerapkan. Uji signifikansi pengaruh perlakuan ini dilakukan dengan cara mengurangkan selisih pretest-posttest I pada kelompok eksperimen dengan selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol. Analisis statistik yang digunakan adalah
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
parametrik Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% karena data terdistribusi normal. Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varian dengan Levene’s test. Data memiliki varian yang homogen jika harga Sig pada Levene’s test > 0,05. Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 0,36 dan harga Sig. 0,55 (p > 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varian data.
Jika variannya homogen, data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama (Field, 2009: 340). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Berikut hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan kelompok kontrol dan eksperimen.
Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menerapkan Hasil Rerata Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kelompok kontrol dan eksperimen
Sig. (2-tailed) 0,04
Keterangan Ada Perbedaan
Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan menunjukkan rerata skor kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hasil skor kelompok kontrol yaitu M = -0,04; SD = 0,59; SE = 0,11; dan df = 51. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 0,31; SD = 0,57; SE = 0,11; dan df = 51. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,04 dan nilai t = -2,15. Harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan menerapkan. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan. Diagram di bawah ini menunjukkan hasil perbandingan selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat halaman 57).
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut 1. Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor dari pretest ke posttest I pada kemampuan menerapkan di setiap kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji peningkatan dihitung menggunakan Paired samples t-test dalam program IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 dan jika rerata skor posttest I lebih tinggi dari rerata skor pretest berarti ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Berikut adalah tabel uji peningkatan rerata skor pretest-posttest I kelompok kontrol dan eksperimen. Tabel 4.4 Hasil Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I No 1 2
Kelompok Kontrol Eksperimen
Pre
Post I
3,19 3,19
3,15 3,50
Peningkatan (%) -1,13 9,72
Sig. (2-tailed) 0,75 0,01
Keterangan Tidak ada perbedaan Ada perbedaan
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rerata selisih skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Dari hasil uji statistik tersebut diperoleh harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol sebesar 0,75 (p > 0,05) sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol rerata skor posttest I mengalami penurunan dari rerata skor pretest. Dengan kata lain terdapat penurunan skor yang tidak signifikan dari pretest-posttest I pada kelompok kontrol. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,01 (p < 0,05) sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest I pada kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen rerata skor posttest I lebih tinggi dari rerata skor pretest. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest-posttest I pada kelompok eksperimen. Secara umum hasil uji kenaikan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,04; SD = 0,59; SE = 0,11; t = 0,32; dan df = 27. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = -0,31; SD = 0,57; SE = 0,11; t = -2,70; dan df = 24. Secara detail uji perbandingan skor pretest ke posttest I dari masing-masing indikator kemampuan menerapkan dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I No
Indikator
1 2 3 4
Menemukan Memberi solusi Merancang Mengusulkan
No
Indikator
1 2 3 4
Menemukan Memberi solusi Merancang Mengusulkan
Kontrol Pre Post I 3,25 3,21 3,21 3,32 3,14 3,04 3,14 3,04
Peningkatan (%) -1,11 3,33 -3,40 -3,40
Sig. (2-tailed) 0,87 0,48 0,59 0,59
Eksperimen Pre Post I 3,52 3,68 3,16 3,52 3,04 3,40 3,04 3,40
Peningkatan (%) 4,55 11,39 11,84 11,84
Sig. (2-tailed) 0,33 0,07 0,04 0,04
Keterangan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Keterangan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Ada perbedaan Ada perbedaan
Pada kelompok kontrol harga Sig. (2-tailed) yang diperoleh semua indikator > 0,05 maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest pada kelompok kontrol. Pada tabel kelompok kontrol
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hanya terdapat satu indikator saja yang mengalami peningkatan skor yang tidak signifikan, yaitu indikator memberi solusi. Indikator menemukan, merancang, dan mengusulkan pada kelompok kontrol mengalami penurunan yang tidak signifikan. Pada kelompok eksperimen harga Sig. (2-tailed) yang diperoleh untuk indikator menemukan dan memberi solusi > 0,05 maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen indikator menemukan dan memberi solusi. Harga Sig. (2-tailed) untuk indikator merancang dan mengusulkan < 0,05 maka Hnull ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen indikator merancang dan mengusulkan. Dari tabel kelompok eksperimen diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest I lebih tinggi daripada rerata skor pretest. Indikator menemukan dan memberi solusi mengalami peningkatan yang tidak signifikan. Indikator merancang dan mengusulkan mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan kedua tabel di atas, indikator memberi solusi, merancang, dan mengusulkan pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan rerata skor pretest-posttest I yang jauh lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Dengan demikian, metode inkuiri sangat efektif untuk indikator memberi solusi, merancang, dan mengusulkan.
2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan. Uji besar pengaruh perlakuan dihitung dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson karena data terdistribusi normal (Field, 2009: 57 & 179). Hasil perhitungan effect size keseluruhan kelompok kontrol dan eksperimen adalah 0,28 atau 8% yang setara dengan efek menengah. Berikut tabel hasil perhitungan effect size pada kemampuan menerapkan (lihat Lampiran 4.6).
Tabel 4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh pada Kemampuan Menerapkan (t diambil dari Independent samples t-test) Variabel Menerapkan
t -2,15
Kelompok Eksperimen dan Kontrol t2 df r (effect size) R2 4,62 51 0,28 0,08
% 8
Efek Menengah
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berikut ini merupakan hasil perhitungan effect size pada kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan menerapkan (lihat Lampiran 4.8).
Tabel 4.7 Effect Size Kemampuan Menerapkan (t diambil dari Paired samples t-test) No 1 2
Kelompok Kontrol Eksperimen
t 0,32 -2,70
t2 0,10 7,29
df 27 24
r (effect size) 0,06 0,48
R2 0,00 0,23
% 0,36 23,00
Efek Kecil Besar
Berdasarkan tabel effect size di atas, menunjukkan bawah presentase uji besar pengaruh perlakuan lebih besar kelompok eksperimen daripada di kelompok kontrol. Effect size kelompok kontrol sebesar 0,06, sesuai kriteria dari Field (2009: 57) besar pengaruh kelompok kontrol memiliki efek kecil. Effect size pada kelompok eksperimen sebesar 0,48 berarti kelompok eksperimen memiliki efek besar. Penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen efeknya lebih besar dibandingkan dengan metode ceramah pada kelompok kontrol. Jadi, metode inkuiri memiliki efek besar terhadap kemampuan menerapkan pada kelompok eksperimen, sedangkan metode ceramah memiliki efek kecil terhadap kemampuan menerapkan pada kelompok kontrol.
3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan setelah tiga minggu pada posttest II masih sekuat pengaruh perlakuan pada posttest I pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hasil skor dari posttest II akan diuji perbandingannya dengan skor posttest I. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Teknik statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% karena data terdistribusi normal. Berikut hasil perbandingan skor posttest I dan posttest II kemampuan menerapkan. Tabel 4.8 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan No 1 2
Kelompok Kontrol Eksperimen
Post I 3,15 3,50
Post II 3,15 3,39
Peningkatan (%) 0 -3,14
Sig. (2-tailed) 1,00 0,41
Keterangan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil uji statistik tersebut diperoleh harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol sebesar 1,00 (p > 0,05) sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol rerata skor posttest II masih stabil dengan rerata skor posttest I. Dengan kata lain tidak terdapat penurunan/ peningkatan skor yang tidak signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,41 (p > 0,05) tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen rerata skor posttest II mengalami penurunan dari rerata skor posttest I. Dengan kata lain terdapat penurunan skor yang tidak signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen. Secara umum hasil uji retensi pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,00; SD = 0,68; SE = 0,13; t = 0,00; dan df = 27. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 0,11; SD = 0,66; SE = 0,13; t = 0,83; dan df = 24. Secara detail uji retensi pengaruh perlakuan masing-masing indikator kemampuan menerapkan dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 4.9 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan No
Indikator
1 2 3 4
Menemukan Memberi solusi Merancang Mengusulkan
No
Indikator
1 2 3 4
Menemukan Memberi solusi Merancang Mengusulkan
Kontrol Post Post I II 3,21 3,21 3,32 3,39 3,04 3,00 3,04 3,00 Eksperimen Post Post I II 3,68 3,56 3,52 3,44 3,40 3,28 3,40 3,28
Peningkatan (%)
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0 2,17 -1,19 -1,19
1,00 0,65 0,87 0,87
Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
Peningkatan (%)
Sig. (2-tailed)
Keterangan
-3,26 -2,27 -3,53 -3,53
0,45 0,63 0,60 0,60
Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
Pada kelompok kontrol harga Sig. (2-tailed) yang diperoleh semua indikator > 0,05 maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol. Dari tabel kelompok
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kontrol terdapat dua indikator yang mengalami penurunan skor yang tidak signifikan, yaitu indikator merancang dan mengusulkan. Indikator memberi solusi mengalami peningkatan skor yang tidak signifikan sedangkan indikator menemukan masih stabil dengan skor posttest I. Indikator menemukan tidak mengalami penaikan/ penurunan yang tidak signifikan. Pada kelompok eksperimen harga Sig. (2-tailed) yang diperoleh semua indikator > 0,05 maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen. Dari tabel kelompok eksperimen diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest II lebih rendah daripada dari rerata skor posttest I. Dengan demikian terjadi penurunan skor yang tidak signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Diagram di bawah ini menunjukkan rerata skor pretest, posttest I, dan posttest II.
3.60 3.50 3.50 3.40 3.30
3.39 3.19
Kontrol
3.20 3.10
3.15
3.19
Eksperimen
3.15
3.00 2.90 Pretest
Posttest I
Posttest II
Gambar 4.2 Perbandingan Pretest, Posttest I, Posttest II Kemampuan Menerapkan
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II Pada penelitian ini dibahas pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan
mengembangkan
perspektif.
Hipotesis
penelitian
II
adalah
penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan mengembangkan perspektif sedangkan variabel independen adalah penggunaan metode inkuiri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kemampuan mengembangkan perspektif terdapat dalam soal uraian nomor 4a, 4b, dan 4c. Pada bagian berikut akan dipaparkan hasil analisis statistik dari data pretest, posttest I dan posttest II. Seluruh analisis statistik dalam penelitian ini diuji menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data untuk melihat pengaruh metode inkuiri pada kemampuan mengembangkan perspektif dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Uji normalitas distribusi data. 2) Uji perbedaan kemampuan awal. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan. 4) Uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I. 5) Uji besar pengaruh perlakuan. 6) Uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data Analisis yang pertama dilakukan adalah uji normalitas. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data-data yang didapat terdistribusi dalam kurva normal atau tidak dan untuk menentukan analisis statistik selanjutnya. Data hasil pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I dari kelompok kontrol dan eksperimen diuji normalitas dengan rumus Kolmogorov-Smirnov menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Kriteria yang digunakan untuk uji normalitas data adalah 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal dan uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya mengunakan statistik nonparametrik. Berikut adalah Tabel 4.10 hasil uji normalitas kemampuan mengembangkan perspektif kelompok kontrol dan kelompok eksperimen halaman 64 (lihat Lampiran 4.3).
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengembangkan Perspektif No
Aspek
1 2 3 4 5 6 7 8
Pretest mengembangkan perspektif kelompok kontrol Posttest I mengembangkan perspektif kelompok kontrol Posttest II mengembangkan perspektif kelompok kontrol Selisih mengembangkan perspektif kelompok kontrol Pretest mengembangkan perspektif kelompok eksperimen Posttest I mengembangkan perspektif kelompok eksperimen Posttest II mengembangkan perspektif kelompok eksperimen Selisih mengembangkan perspektif kelompok eksperimen
Sig. (2tailed) 0,46 0,35 0,29 0,58 0,14 0,08 0,30 0,76
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, menunjukkan bahwa semua data pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest posttest I kemampuan mengembangkan perspektif pada kelompok kontrol dan eksperimen terdistribusi normal karena harga Sig. (2-tailed) > 0,05. Analisis statistik yang selanjutnya menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test. 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk memastikan bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara. Langkah ini dilakukan karena teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan secara random. Data yang digunakan adalah data hasil skor pretest dari kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jika kemampuan awal kedua kelompok sama, maka kedua kelompok bisa dibandingkan. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dengan rumus Independent samples t-test (Field, 2009: 326) karena semua data normal. Statistik parametrik digunakan karena semua aspek memiliki data yang normal dan data yang dibandingkan dari dua kelompok yang berbeda. Sebelum dilakukan analisis perlu dilakukan uji homogenitas varian dengan Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 maka ada homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan. Jika hasil Sig. < 0,05 maka tidak ada homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 2,01 dengan harga Sig. 0,16 (p > 0,05). Selanjutnya, data uji statistik Independent samples t-tes yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS karena terdapat homogenitas varian. Berikut hasil
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
uji perbedaan kemampuan pada kelompok eksperimen dan kontrol dengan menggunakan Independent samples t-test (lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.11 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Mengembangkan Perspektif Hasil Rerata Skor Pretest Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Sig. (2-tailed) 0,54
Keterangan Tidak ada perbedaan
Hasil pretest menunjukkan rerata skor kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol pada kemampuan mengembangkan perspektif. Hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 2,99; SD = 0,60; SE = 0,11; t = -0,99 dan df = 51. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 3,14; SD = 0,48; SE = 0,10; t = -1,00 dan df = 51. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,54 dan nilai t = -0,62. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengembangkan perspektif dengan kata lain kedua kelompok
memiliki
kemampuan
awal
yang
sama
pada
kemampuan
mengembangkan perspektif. Kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan. Tujuan dilakukannya teknik pengambilan sampel adalah untuk memastikan kelompok kontrol dan eksperimen yang dipilih benar-benar memiliki kemampuan awal yang sama. Uji perbedaan di atas menunjukkan bahwa tujuan tersebut sudah tercapai (Cohen, 2007: 276).
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Uji signifikansi pengaruh perlakuan ini dilakukan dengan cara mengurangkan selisih pretest-posttest I pada kelompok eksperimen dengan selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol. Analisis statistik yang digunakan adalah parametrik Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% karena data terdistribusi normal. Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varian dengan Levene’s test. Kriteria yang digunakan
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
adalah jika harga Sig. > 0,05 maka ada homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan sehingga bisa menggunakan Independent samples t-test. Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 0,32 dan harga Sig. 0,57 (p > 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varian data. Jika variannya homogen, data uji statistik Independent samples t-tes yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS. Berikut adalah hasil analisis data selisih skor antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengembangkan perspektif.
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengembangkan Perspektif Hasil Rerata Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kelompok kontrol dan eksperimen
Sig. (2-tailed) 0,82
Keterangan Tidak ada Perbedaan
Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan menunjukkan rerata skor kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,33; SD = 0,57; SE = 0,11; dan df = 51. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 0,37; SD = 0,69; SE = 0,14; dan df = 51. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil Independent samples t-test jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 artinya ada perbedaan yang signifikan. Dengan kata lain penggunaan inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,82 dan nilai t = -0,23. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengembangkan perspektif. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Diagram di bawah ini menunjukkan hasil perbandingan selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat halaman 67).
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.3 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kelompok Eksperimen dan Kontrol
4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut 1. Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor dari pretest ke posttest I pada kemampuan mengembangkan perspektif di setiap kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji peningkatan dihitung menggunakan Paired samples t-test dalam program IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 dan jika rerata skor posttest lebih tinggi dari rerata skor pretest berarti ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. Berikut adalah tabel uji peningkatan rerata skor pretest-posttest I kelompok kontrol dan eksperimen. Tabel 4.13 Hasil Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I No 1 2
Kelompok Kontrol Eksperimen
Pre
Post I
2,99 3,14
3,32 3,51
Peningkatan (%) 11,03 11,78
Sig. (2-tailed) 0,00 0,01
Keterangan Ada perbedaan Ada perbedaan
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dari hasil uji statistik tersebut diperoleh harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol sebesar 0,00 (p < 0,05) sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol rerata skor posttest I lebih tinggi daripada dari rerata skor pretest. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest-posttest I kelompok kontrol. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,01 (p < 0,05) sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest I pada kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen rerata skor posttest I lebih tinggi dari rerata skor pretest. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest-posttest I pada kelompok eksperimen. Secara umum hasil uji kenaikan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Hasil skor kelompok kontrol yaitu M = -0,33; SD = 0,57; SE = 0,11; t = -3,07 dan df = 27. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = -0,37 ; SD = 0,69; SE = 0,14; t = -2,67 dan df = 24. Secara detail uji perbandingan skor pretest ke posttest I dari masing-masing indikator kemampuan mengembangkan perspektif dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 4.14 Hasil Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I No
Indikator
Kontrol Pre Post I
Peningkatan (%)
Sig. (2-tailed)
1
Menganalisis
3,21
3,46
7,79
0,15
2
Membandingkan
3,21
3,46
7,79
0,15
3
Memberi argumen
2,86
3,18
11,19
0,08
4
Menyimpulkan
2,68
3,18
18,66
0,05
Peningkatan (%)
Sig. (2-tailed)
No
Indikator
Eksperimen Pre Post I
1
Menganalisis
3,28
3,64
10,98
0,08
2
Membandingkan
3,28
3,64
10,98
0,08
3
Memberi argumen
3,16
3,28
3,80
0,50
4
Menyimpulkan
2,84
3,48
22,54
0,01
Keterangan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Ada perbedaan Keterangan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Ada perbedaan
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada kelompok kontrol harga Sig. (2-tailed) yang diperoleh untuk indikator menganalisis, membandingkan, dan memberi argumen > 0,05 maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol indikator menganalisis, membandingkan, dan memberi argumen. Ketiga indikator tersebut mengalami peningkatan yang tidak signifikan. Harga Sig. (2-tailed) pada indikator menyimpulkan < 0,05 maka Hnull ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest I pada kelompok kontrol indikator menyimpulkan. Indikator tersebut mengalami peningkatan yang signifikan. Pada kelompok eksperimen harga Sig. (2-tailed) yang diperoleh untuk indikator menganalisis, membandingkan, dan memberi argumen > 0,05 maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest I pada kelompok eksperimen indikator menganalisis, membandingkan, dan memberi argumen. Ketiga indikator tersebut mengalami peningkatan yang tidak signifikan. Harga Sig. (2-tailed) untuk indikator menyimpulkan < 0,05 maka Hnull ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-posttest I pada kelompok eksperimen indikator menyimpulkan. Indikator tersebut mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 22,54%. Dari tabel kelompok eksperimen diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest I lebih tinggi daripada rerata skor pretest. Dengan demikian terjadi peningkatan skor pada seluruh indikator yang diteliti. Berdasarkan kedua tabel di atas, indikator menganalisis, membandingkan, dan menyimpulkan pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan rerata skor pretest-posttest I yang jauh lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Dengan demikian, metode inkuiri
sangat
efektif untuk
indikator menganalisis,
membandingkan, dan menyimpulkan. Persentase peningkatan rerata skor pretestposttest I indikator memberi argumen pada kelompok eksperimen lebih rendah daripada kelompok kontrol. Dengan demikian, metode inkuiri tidak efektif untuk indikator memberi argumen.
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Uji besar pengaruh perlakuan dihitung dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson karena data terdistribusi normal. Hasil perhitungan effect size keseluruhan kelompok kontrol dan eksperimen adalah 0,03 atau 0,1% yang setara dengan efek kecil. Berikut tabel hasil perhitungan effect size pada kemampuan mengembangkan perspektif (lihat Lampiran 4.6).
Tabel 4.15 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh pada Kemampuan Mengembangkan Perspektif (t diambil dari Independet Samples t-test) Variabel Mengembangkan Perspektif
t
Kelompok Eksperimen dan Kontrol t2 df r (effect size) R2
-0,23
0,05
51
0,03
0,00
%
Efek
0,1
Kecil
Berikut ini merupakan hasil perhitungan effect size di setiap kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan mengembangkan perspektif (lihat Lampiran 4.8). Tabel 4.16 Effect Size Kemampuan Mengembangkan Perspektif (t diambil dari Paired samples t-test) No 1 2
Kelompok Kontrol Eksperimen
t -3,07 -2,67
2
t 9,42 7,13
df 27 24
r (effect size) 0,51 0,48
R2 0,26 0,23
(%) 26 23
Efek Besar Besar
Berdasarkan tabel effect size di atas, menunjukkan bahwa presentase uji besar pengaruh perlakuan lebih besar kelompok kontrol daripada di kelompok eksperimen. Effect size kelompok kontrol sebesar 0,51, sesuai kriteria dari Field (2009: 57) besar pengaruh kelompok kontrol memiliki efek besar. Sedangkan effect size kelompok eksperimen sebesar 0,48 berarti kelompok eksperimen memiliki efek besar. Dengan demikian, penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki efek besar sama seperti pada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah. Jadi, metode inkuiri memiliki efek besar terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada kelompok eksperimen dan
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
metode ceramah juga memiliki efek besar terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada kelompok kontrol. 3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan setelah tiga minggu pada posttest II masih sekuat pengaruh perlakuan pada posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hasil skor dari posttest II akan diuji perbandingannya dengan skor posttest I. Hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Teknik statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% karena data terdistribusi normal. Berikut hasil perbandingan skor posttest I dan posttest II kemampuan mengembangkan perspektif.
Tabel 4.17 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan No 1 2
Kelompok Kontrol Eksperimen
Post I 3,32 3,51
Post II 3,21 3,42
Peningkatan (%) -3,22 -2,56
Sig. (2-tailed) 0,36 0,50
Keterangan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
Hasil uji statistik tersebut diperoleh harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol sebesar 0,36 (p > 0,05) sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol rerata skor posttest II lebih rendah daripada rerata skor posttest I. Dengan kata lain terdapat penurunan skor yang tidak signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,50 (p > 0,05) tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen rerata skor posttest II lebih rendah daripada rerata skor posttest II. Dengan kata lain terdapat penurunan skor yang tidak signifikan dari posttest I ke posttest II kelompok eksperimen. Secara umum hasil uji retensi pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen. Hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,11; SD = 0,61; SE = 0,12; t = 0,92 dan df =27. Hasil skor kelompok eksperimen yaitu M = 0,09; SD = 0,66; 71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SE = 0,13; t = 0,69 dan df =24. Secara detail uji retensi pengaruh perlakuan masing-masing indikator kemampuan menerapkan dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.18 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan No
Indikator
1 2 3 4
Menganalisis Membandingkan Memberi argumen Menyimpulkan
No
Indikator
1 2 3 4
Menganalisis Membandingkan Memberi argumen Menyimpulkan
Kontrol Post Post I II 3,46 3,39 3,46 3,39 3,18 3,07 3,18 3,00 Eksperimen Post Post I II 3,64 3,56 3,64 3,56 3,28 3,20 3,48 3,36
Peningkata n (%)
Sig. (2-tailed)
Keterangan
-2.05 -2,05 -3,40 -5,63
0,71 0,71 0,57 0,50
Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
Peningkata n (%)
Sig. (2-tailed)
Keterangan
-2,20 -2,20 -2,44 -3,45
0,68 0,68 0,65 0,57
Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
Pada kelompok kontrol harga Sig. (2-tailed) yang diperoleh semua indikator > 0,05 maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol. Dari tabel kelompok kontrol diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest II lebih rendah daripada dari rerata skor posttest I. Artinya, semua indikator pada kelompok kontrol mengalami penurunan skor yang tidak signifikan. Pada kelompok eksperimen harga Sig. (2-tailed) yang diperoleh semua indikator > 0,05 maka Hnull diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen. Dari tabel kelompok eksperimen diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest II lebih rendah daripada dari rerata skor posttest I. Dengan demikian terjadi penurunan skor yang tidak signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Diagram di bawah ini menunjukkan rerata skor pretest, posttest I, dan posttest II (lihat halaman 73).
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.600
3.510
3.500
3.420
3.400 3.300 3.200
3.140
3.321 3.214
3.100
Kontrol Eksperimen
3.000 2.900
2.991
2.800 2.700 Pretest
Posttest I
Posttest II
Gambar 4.4 Perbandingan Pretest, Posttest I, Posttest II Kemampuan Mengembangkan Perspektif
4.2 Pembahasan 4.2.1 Hipotesis Penelitian I Penelitian yang telah dilakukan Wahyudin, Sutikno, dan Isa (2010) menghasilkan kesimpulan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Sochibin, Dwijayanti, dan Marwoto (2009) juga melakukan penelitian mengenai metode inkuiri yang dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis. Pada penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang mengafirmasi hipotesis I yaitu metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 pada mata pelajaran IPA. Besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan adalah r = 0,28 atau 8% yang setara dengan efek menengah. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 8% terhadap kemampuan menerapkan, sedangkan yang 92% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Variabel-variabel lain misalnya konsentrasi, minat, motivasi, kesehatan tubuh, dan latar belakang siswa. Berdasarkan hasil pretest ditemukan jawaban siswa yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menerapkan masih belum berkembang. Pada soal nomor tiga, siswa menjawab “pindah rumah” ketika diminta untuk mengatasi masalah jika terjadi pencemaran sungai. Setelah diberi treatment khususnya pada saat melakukan eksperimen, siswa mengerti bahwa pencemaran sungai berdampak buruk bagi makhluk hidup. Pengetahuan tersebut membantu siswa untuk 73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengembangkan kemampuan menerapkan dengan mengatasi pencemaran sungai. Siswa mampu mengemukakan pendapat mengenai cara-cara yang akan dilakukan untuk mengatasi pencemaran sungai, seperti mengajak warga untuk bersih-bersih dan diadakan penyuluhan. Perbedaan jawaban ini menunjukkan siswa benar-benar sudah mampu menerapkan pengetahuannya untuk mengatasi masalah. Ilmu yang diterapkan pun berguna bagi lingkungan dan makhluk hidup yang lain. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar daripada kelompok kontrol. Peningkatan tersebut dikarena siswa mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri yang mendorong siswa untuk aktif berpikir melalui kegiatan percobaan dan interaksi dengan guru, teman, serta lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199). Langkah-langkah inkuiri yang mampu membantu siswa mengembangkan kemampuan menerapkan adalah eksperimen dan refleksi. Eksperimen mengenai pencemaran air membantu siswa dalam menemukan masalah yang dihadapi makhluk hidup jika tinggal di daerah pencemaran air. Langkah inkuiri yang terakhir adalah refleksi. Berdasarkan masalahmasalah tersebut, siswa diajak memberikan solusi cara mengatasi jika tinggal di daerah sungai yang tercemar. Siswa diajak untuk merancang dan mengusulkan agar pencemaran air tidak terjadi di daerah tempat tinggalnya. Kegiatan-kegiatan tersebut mendorong siswa untuk aktif mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang diberikan dengan berdiskusi bersama teman. Hal tersebut sangat berbeda dengan siswa pada kelompok kontrol. Pembelajaran pada kelompok kontrol lebih berpusat pada guru. Selama proses pembelajaran, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai pencemaran air. Kelompok kontrol mengalami penurunan dikarenakan hasil posttest I lebih rendah daripada hasil pretest. Ketika siswa diminta untuk mengerjakan soal, kebanyakan dari mereka mengeluh dan berkata bosan. Berdasarkan keluhan siswa tersebut menunjukkan adanya kemungkinan ancaman validitas. Rasa bosan tersebut menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat. Ini termasuk ancaman validitas demoralisasi imbangan dan rivalitas imbangan. Demoralisasi imbangan adalah keuntungan yang diperoleh oleh kelompok eksperimen dirasa jauh lebih banyak dibanding kelompok kontrol (Cohen, 2007: 155). Siswa kelompok kontrol mengetahui bahwa kelompok eksperimen diberikan
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
treatment yang menarik dan bermanfaat sehingga siswa kelompok kontrol yang tidak diberi treatment menjadi patah semangat. Rivalitas imbangan adalah kelompok kontrol merasa didevaluasi karena tidak diberi treatment (Cohen, 2007: 156). Guru mitra juga mengungkapkan “ceramah sifatnya sesaat. Kalau kita tes dengan isian singkat atau pilihan ganda cepat bisa mengerti, tapi kalau mengingat kembali dengan soal uraian untuk ceramah ingatan anak sangat terbatas” (WG B 12-15).
4.2.2 Hipotesis Penelitian II Kemampuan mengembangkan perspektif adalah kemampuan untuk melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang yang berbeda secara kritis (Wiggins &
McTighe,
2005:
95).
Soal
nomor
empat
mengenai
kemampuan
mengembangkan perspektif dengan kata kerja operasional menganalisis, membandingkan, memberikan argumen, dan menyimpulkan. Pada soal tersebut, siswa diajak untuk mengutarakan pendapatnya mengenai pencemaran air. Siswa mengutarakan pendapat mengenai bahan penyebab maupun tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan pencemaran air. Selain itu, kemampuan perspektif siswa semakin berkembang karena dapat melihat dampak pencemaran sungai dari berbagai sudut pandang seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil penelitian
tidak
menggunakan
mengafirmasi
metode
inkuiri
hipotesis tidak
II
yaitu
berpengaruh
pembelajaran terhadap
dengan
kemampuan
mengembangkan perspektif siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 pada mata pelajaran IPA. Besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengembangkan perspektif adalah r = 0,03 atau 0,1% yang setara dengan efek kecil. Hasil uji selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut diduga ada ancaman terhadap validitas internal yaitu difusi treatment. Difusi treatment adalah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol saling berkomunikasi sehingga mempengaruhi hasil akhir eksperimen (Cohen, 2007: 155). Kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sangatlah berbeda. Kelompok eksperimen belajar dengan menggunakan metode
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
inkuiri sedangkan kontrol dengan ceramah. Siswa pada kelompok kontrol tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru mengenai pencemaran air dari kegiatan awal pembelajaran sampai penutup. Penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran. Langkahlangkah inkuiri dari membuat rumusan masalah, membuat hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi dapat membantu mengembangkan kemampuan perspektif siswa. Siswa dibimbing untuk merumuskan pertanyaan dengan menggunakan kata tanya apakah dari segi keadaan ikan, durasi waktu yang dibutuhkan, dan volume bahan penyebab pencemaran air. Siswa berdiskusi bersama temannya untuk membuat jawaban sementara (hipotesis) berdasarkan rumusan masalah yang sudah dibuat. Siswa secara berkelompok melakukan percobaan mengenai pencemaran air. Siswa mengamati keadaan ikan, ciri-ciri air yang tercemar, macam-macam dan volume bahan penyebab. Pada langkah eksperimen ini, muncul rasa penasaran siswa yang membuatnya seperti ilmuwan yang sedang melakukan percobaan. Siswa melakukan percobaan di luar panduan seperti melihat keadaan ikan pada air yang sudah terkena bermacam-macam bahan kimia. Setelah melakukan percobaan, siswa menarik kesimpulan dengan berpanduan rumusan masalah yang sudah dibuat dan mempresentasikan. Langkah yang terakhir yaitu berefleksi. Siswa diajak untuk mengembangkan perspektifnya dengan melihat dampak pencemaran air dari sudut pandang manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan. Siswa berpikir kritis bagaimana mencegah dan mengatasi pencemaran sungai. Aktivitas yang siswa lakukan selama pembelajaran berlangsung membantu siswa dalam menganalisis dan membandingkan perbedaan sungai yang tercemar dan tidak tercemar. Siswa belajar untuk memberi argumen mengenai keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup, dan menarik kesimpulan dari pencemaran sungai sesuai dengan aspek yang akan diukur dalam variabel mengembangkan perspektif. Perbedaan kegiatan belajar pada kedua kelompok tersebut yang diduga mendorong siswa pada kelompok kontrol berkomunikasi mengenai proses pembelajaran yang terjadi pada kelompok eksperimen untuk mendapatkan hasil yang sama. Ancaman yang kedua adalah pengujian yang berarti para partisipan
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sudah pernah diberi test sehingga memanipulasi hasil (Cohen, 2007: 156). Siswa pada kedua kelompok diduga sudah hafal dengan soal yang diberikan dan mempersiapkan terlebih dahulu dikarenakan instrumen yang digunakan untuk pretest, posttest I, dan posttest II sama. Pada penelitian ini, metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif siswa tetapi rerata skor posttest I pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar daripada kelompok kontrol. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan uji signifikansi pengaruh perlakuan selisih pretest-posttest I pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sama-sama mengalami peningkatan. Hasil analisis tersebut sejalan dengan teori kompleksitas yang berbunyi bahwa peningkatan kecil dapat membawa efek besar dan peningkatan besar mungkin memiliki sedikit atau tidak berpengaruh (Cohen, 2007: 277).
4.3 Dampak Pengaruh Perlakuan Analisis dampak pengaruh perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui sudut pandang subjek-subjek dalam penelitian terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Untuk itu perlu digunakan elemen penelitian kualitatif sederhana dengan menggunakan metode triangulasi data dari peneliti, guru, dan siswa (Karthwohl, 2004: 546). Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan cara wawancara kepada guru, wawancara kepada siswa dan observasi selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui cara
guru
mengajar, respon siswa dan kegiatan selama proses pembelajaran. Observasi pembelajaran di kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Rabu, 10 September 2014. Siswa terlihat konsentrasi ketika mendengarkan cerita guru tentang orang yang tidak memanfaatkan air dengan baik. Siswa secara aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. Beberapa siswa tunjuk tangan ingin bercerita mengenai kondisi sungai yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Siswa secara berkelompok mencari pengertian dari pencemaran pada KBBI. Pada kegiatan ini, semua siswa dalam kelompok terlibat aktif mencari. Kelompok yang paling cepat selesai mencari segera menuliskan pengertian pencemaran air pada papan tulis. Siswa dengan tenang membaca teks
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berita tentang pencemaran air di sungai Code. Siswa aktif bertunjuk tangan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru mengenai isi teks berita yang sudah dibaca. Siswa sangat antusias saat diajak untuk melakukan eksperimen tentang pencemaran air. Siswa membuat pertanyaan mengenai eksperimen yang akan dilakukan dengan kata tanya apakah. Siswa berdiskusi membuat hipotesis berdasarkan pertanyaan yang sudah dibuat. Saat membuat hipotesis untuk pertanyaan “Apakah limbah sisa-sisa makanan membuat ikan mati?” ada kelompok yang menjawab “Iya, limbah sisa-sisa makanan dapat membuat ikan mati.” Semua siswa berlari menuju halaman sekolah untuk melakukan eksperimen. Siswa dalam setiap kelompok terlibat aktif melakukan eksperimen. Setiap kelompok selalu berkomunikasi mengenai keadaan ikan pada keempat limbah. Setelah selesai melakukan eksperimen sesuai panduan, ada satu kelompok yang sangat penasaran dan semakin antusias untuk melakukan eksperimen keadaan ikan jika berada di beberapa limbah yang dicampur menjadi satu. Kelompok yang awalnya membuat hipotesis bahwa ikan di sisa-sisa makanan akan mati ternyata tidak sesuai dengan hasil eksperimen. Ikan-ikan tersebut justru memakan sisa-sisa makanan dan tidak mati. Siswa membuat laporan hasil pengamatan dan berdiskusi dalam menarik kesimpulan dari eksperimen yang dilakukan. Setiap kelompok antusias untuk melakukan presentasi dan menanggapi presentasi yang dilakukan temannya. Siswa kembali berlari menuju kelas untuk menyaksikan tayang video tentang wawancara pada salah satu warga di perkampungan Code. Semua siswa konsentrasi dalam menyanyikan video tersebut. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru dan melakukan refleksi. Siswa berantusias membuat aksi yang berhubungan dengan pencemaran air. Wawancara kepada tiga siswa di kelompok eksperimen dilakukan pada hari Rabu, 10 September 2014. Tujuan dari wawancara kepada siswa untuk mengetahui respon siswa selama belajar menggunakan metode inkuiri. Ketiga siswa tersebut berasal dari kemampuan akademik
yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil wawancara, ketiga siswa mengungkapkan “senang” (WS1 B 56; WS2 B 5; WS3 B 5) ketika ditanya mengenai perasaan selama belajar dengan metode inkuiri. Siswa juga mengatakan bahwa metode inkuiri “sangat membantu,
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengetahui bagaimana pencemaran air bisa terjadi di sungai dan danau-danau” (WS3 B 8-10). Siswa mengatakan “tidak” mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan metode inkuiri (WS1 B 12-13; WS2 B 12-13; WS3 B 12). Siswa mengungkapkan bahwa dari soal nomor tiga dan empat variabel menerapkan dan mengembangkan perspektif yang dianggap paling sulit adalah nomor “4b” (WS1 B 37; WS2 B 37) dan “4c”(WS3 B 37). Soal 4b adalah soal yang menanyakan keadaaan sungai yang baik bagi makhluk hidup dan soal 4c adalah inti dari pencemaran air. Berdasarkan hasil wawancara tersebut siswa mengalami kesulitan dalam indikator memberi argumen dan menyimpulkan. Narasumber selanjutnya adalah guru mitra. Wawancara kepada guru dilakukan untuk mengetahui dampak pengajaran menggunaan metode inkuiri dan metode ceramah. Wawancara kepada guru dilaksanakan pada hari Kamis, 11 September 2014. Guru mitra mengungkapkan bahwa beliau “pernah” (WG B 3) menggunakan metode inkuiri dalam mengajar IPA. Metode inkuiri “....sangat cocok karena banyak anak terlibat mencoba, menganalisa, dan mengambil kesimpulan” (WG B 6-8). Pendapat guru mengenai kemampuan memahami siswa di kelas kontrol dan eksperimen “pada dasarnya tidak jauh berbeda, namun untuk mencari hasilnya apakah berbeda dapat dilakukan dengan tes uraian” (WG B 1820). Guru tidak mengalami kesulitan dalam menerapkan metode inkuiri. Berikut ungkapan guru mengenai hal tersebut, “tidak ada. Kendalanya harus mempersiapkan alat... Hanya kalau peralatan kadang-kadang keterbatasan dan untuk menyiapkan alat-alat itu kurang” (WG B 23-27). Guru memberikan saran agar kendala tersebut tidak menghalangi penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran. Berikut saran guru “namun, bisa diatasi dengan direncanakan sebelumnya anak-anak bisa membawa bahanbahan” (WG B 27-29). Bahan-bahan yang berkaitan dengan tema pembelajaran harus disiapkan untuk memperingan guru. Anak diminta untuk terlibat menyiapkan itu, karena banyak barang bekas mungkin yang bisa kita gunakan untuk pembelajaran”(WG B 36-40). Guru juga berpendapat bahwa metode inkuiri “kalau untuk pembelajarannya saya kira anak lebih senang” (WG B 24-25). Guru menyetujui bahwa metode inkuiri lebih efektif dalam pembelajaran dengan mengatakan “untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik.” (WG B 32).
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hal tersebut terbukti karena skor posttest I siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran menunjukkan dapat membantu meningkatkan kompetensi belajar siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil rerata skor posttest I yang mengalami peningkatan lebih besar daripada kelompok kontrol. Metode inkuiri mampu meningkatkan mutu pengajaran dan kualitas pendidikan di Indonesia tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak untuk mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, skor IPA di Indonesia pada PISA tidak berada di posisi 64 dari 65 negara dengan skor 382 dari mean score 501 lagi.
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V merupakan bab penutup yang membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Kesimpulan menunjukkan hasil penelitian dan menjawab dari hipotesis penelitian. Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada ketika penelitian dilakukan. Saran berisikan saran bagi penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan 5.1.1 Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan pada pelajaran IPA di kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Hasil dari uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,04 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretestposttest I kelompok eksperimen pada kemampuan menerapkan. Rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol dengan M = -0,04; SD = 0,59; SE = 0,11 untuk kelompok kontrol dan M = 0,31; SD = 0,57; SE = 0,11 untuk kelompok eksperimen. Besarnya effect size adalah r = 0,28 atau 8% yang setara dengan efek menengah. 5.1.2 Penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada pelajaran IPA di kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Hasil dari uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,82 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I kelompok eksperimen pada kemampuan mengembangkan perspektif. Rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol dengan M = 0,33; SD = 0,57; SE = 0,11 untuk kelompok kontrol dan M = 0,37; SD = 0,69; SE = 0,14 untuk kelompok eksperimen. Besarnya effect size adalah r = 0,03 atau 0,1% yang setara dengan efek kecil.
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1
Penelitian dilaksanakan ketika semester gasal dengan penerapan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013, sehingga kondisi sekolah masih dalam persiapan tahun ajaran baru dan pelaksanaan penelitian juga harus menyesuaikan dengan kurikulum yang baru.
5.2.2
Penelitian hanya dilaksanakan dalam satu pembelajaran sesuai dengan ijin yang diberikan guru kelas sehingga materi yang diajarkan belum tersampaikan dengan baik.
5.2.3 Siswa bosan dengan soal yang sama dari pretest, posttest I, dan posttest II. 5.2.4
Penelitian ini hanya terbatas pada SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta sehingga hasil penelitian tidak dapat diambil kesimpulan yang absolut.
5.3 Saran Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu: 5.3.1
Peneliti sebaiknya berkoordinasi dengan pihak sekolah secara rutin untuk menyesuaikan waktu pelaksanaan penelitian dan materi pembelajaran serta kondisi sekolah.
5.3.2
Penelitian sebaiknya dilaksanakan dalam beberapa pembelajaran agar materi yang akan diberikan dapat tersampaikan dengan baik dan materi pembelajaran harus disesuaikan dengan waktu pelaksanaan penelitian.
5.3.3
Sebaiknya soal dibuat bervariasi untuk menarik minat siswa dalam mengerjakannya, namun hal tersebut tidak merubah inti pokok dalam soal.
5.3.4
Peneliti sebaiknya mengadakan penelitian serupa yang berfokus pada kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif dengan metode inkuiri pada SD lain.
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen: Revisi taksonomi pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ardiyanti, F., & Winarti. (2013). Pengaruh model pembelajaran berbasis fenomena untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Fisika, 9, 27-33. Diakses pada 15 Juli 2014, dari http://journal.uin-suka.ac.id/media/artikel/KNA130902-05-Kaunia-IX-2Farida_Ardiyanti-Winarti-PENGARUH_MODEL_PEMBELAJARAN.pdf
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Basleman & Mappa. (2011). Teori belajar orang dewasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., & Andrew B. Ragatz. (2014). Teacher reform in Indonesia: The role of politics and evidence in policy making. Washington DC: The World Bank. Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education sixth edition. London: Routledge. Darmawan. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS third edition. London: Sage. Gallery, L. (2009). What? komik pengetahuan sains untuk anak-anak lingkungan 2. Jakarta: Grasindo. Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Gunawan. (2006). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang. Hariyanto. (2007). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Erlangga. Kamus, T. P. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi kedua). Jakarta: Balai Pustaka. Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta. 83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (2009, Oktober 3). Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009. Diakses pada 11 Juli, 2014, dari http://jdih.menlh.go.id/
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2014). Dokumen kurikulum 2013 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2014). Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan. Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual: Konsep dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research: An integrated approach (second edition). Illinois: Waveland Press. Kuhlthau, C. C., Maniotes, L. K., & Caspari, A. K. (2007). Guided inquiry: Learning in the 21st Century School. United States of America: Libraries Unlimited, Inc. Kurniawan, A. D. (2013). Metode Inkuiri Terbimbing dalam Pembuatan Media Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kreativitas Siswa SMP, II/1. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Kusuma. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Maha Printindo. Margono. (2010). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Mikrodo, G. (2010). Science 6A for Elementary School year VI semester 1. Jakarta: Erlangga. Mulyasa, E. (2006). Menjadi guru profesional: Menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Publishing. OECD. (2013). PISA 2012 results: What students know and can do – student performance in mathematics,reading and science (Volume I),. Turkey: PISA, OECD Publishing. Patta. (2006). Penilaian keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains SD. Jakarta: Depdiknas. Prasetyo & Jannah. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Teori dan aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Priyatno, D. (2010). Teknik mudah dan cepat melakukan analisis data penelitian dengan SPSS dan tanya jawab ujian pendadaran. Yogyakarta: Gava Media. Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Sangadji & Sopiah. (2010). Metodologi penelitian. Yogyakarta: Andi. Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana. Sanjaya, W. (2009). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Sanjaya, W. (2011). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana. Siregar. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group. Sochibin, A., Dwijayanti, P., & Marwoto, P. (2009, Juli). Penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa SD. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 96-101. Diakses dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/viewFile/1017/927, pada 20 September 2013, pukul 19:05. Sudijono. (2001). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Suyono & Hariyanto. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran teori dan konsep. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syaiful. (2011). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Taniredja, & Mustafidah. (2011). Model-model pembelajaran inovatif. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Triton,
P. B. (2006). SPSS 13.0 Yogyakarta: Penerbit Andi.
terapan
riset
statistik
parametrik.
Usman. (2006). Bagaimana membelajarkan IPA di SD. Jakarta: Depdiknas. Wahyudin, Sutikno, & Isa. (2010). Keefektifan pembelajaran berbantuan multimedia menggunakan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 6, 58-62. Diakses dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/download/1105/1016, pada 11 Juli 2014, pukul 19.30. Wardhana, W. A. (2004). Dampak pencemaran lingkungan (edisi revisi). Yogyakarta: Andi. Widoyoko, E.P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiggins, G., & McTighe, J. (2004). Understanding by design: Professional development workbook. Virginia: ASCD. Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by design (second edition). Alexandria: ASCD. Yousnelly, P., & dkk. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam SD kelas VI. Jakarta: Yudhistira. Yousnelly, P., Parulian, & Zuneldi. (2010). IPA 3: Ilmu Pengetahuan Alam SD kelas III. Bogor: Yudhistira.
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.3 Silabus Kelompok Kontrol
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kleompok Kontrol
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen LEMBAR KERJA SISWA Anggota Kelompok: 1. __________________________ 2. __________________________ 3. __________________________ 4. __________________________
A. Nama Kegiatan
5. 6. 7. 8.
____________________ ____________________ ____________________ ____________________
: Dampak pencemaran air
B. Tujuan Kegiatan : 1. Mengetahui dampak limbah rumah tangga terhadap makhluk hidup di air. 2. Mengidentifikasi ciri-ciri air yang tercemar. C. Konsep : Air dapat bermanfaat bagi kegiatan manusia. Kegiatan manusia dapat membuat air tercemar dan berpengaruh pada kehidupan manusia maupun makhluk hidup yang lain. D. Eksperimen I (15 menit) 1. Alat dan Bahan - 3 gelas plastik - 1 gelas ukur - 1 jaring ikan - 3 stopwatch
- 3 ekor ikan - Air sabun mandi - Air bersih
2. Langkah Kerja - Siapkan 3 gelas yang sudah diberi tanda A, B, dan C. - Masukkan 150 ml air bersih ke dalam setiap gelas. - Masukkan ikan ke dalam gelas yang sudah berisi air bersih. - Masukkan air sabun mandi ke dalam gelas A = 100 ml, gelas B = 150 ml, dan gelas C = 200 ml. - Siapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang diperlukan ikan dalam bertahan hidup dalam tiap gelas. 107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
- Amatilah ikan dalam air yang tercemar. - Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan I. E. Eksperimen II (15 menit) 1. Alat dan Bahan - 3 gelas plastik - 1 gelas ukur - 1 jaring ikan - 3 stopwatch
- 3 ekor ikan - Air sabun cuci piring - Air bersih
2. Langkah Kerja - Siapkan 3 gelas yang sudah diberi tanda D, E, dan F. - Masukkan 150 ml air bersih ke dalam setiap gelas. - Masukkan ikan ke dalam gelas yang sudah berisi air bersih. - Masukkan air sabun cuci piring ke dalam gelas D = 100 ml, gelas E = 150 ml, dan gelas F = 200 ml. - Siapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang diperlukan ikan dalam bertahan hidup dalam tiap gelas. - Amatilah ikan dalam air yang tercemar. - Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan II. F. Eksperimen III (15 menit) 1. Alat dan Bahan - 3 gelas plastik - 1 gelas ukur - 1 jaring ikan - 3 stopwatch
- 3 ekor ikan - Air detergen - Air bersih
2. Langkah Kerja - Siapkan 3 gelas yang sudah diberi tanda G, H, dan I. - Masukkan 150 ml air bersih ke dalam setiap gelas. - Masukkan ikan ke dalam gelas yang sudah berisi air bersih. - Masukkan air detergen ke dalam gelas G = 100 ml, gelas H = 150 ml, dan gelas I = 200 ml. - Siapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang diperlukan ikan dalam bertahan hidup dalam tiap gelas. - Amatilah ikan dalam air yang tercemar. - Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan III.
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G. Eksperimen IV (15 menit) 1. Alat dan Bahan - 3 gelas plastik - 1 gelas ukur - 1 jaring ikan - 3 stopwatch
- 3 ekor ikan - Air sisa makanan - Air bersih
2. Langkah Kerja - Siapkan 3 gelas yang sudah diberi tanda J, K, dan L. - Masukkan 150 ml air bersih ke dalam setiap gelas. - Masukkan ikan ke dalam gelas yang sudah berisi air bersih. - Masukkan air sisa makanan ke dalam gelas J = 100 ml, gelas K = 150 ml, dan gelas L = 200 ml. - Siapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang diperlukan ikan dalam bertahan hidup dalam tiap gelas. - Amatilah ikan dalam air yang tercemar. - Catatlah hasil pengamatan pada tabel pengamatan IV.
Hasil Pengamatan :
Bahan Pencemar
TABEL PENGAMATAN I Kondisi Air Waktu Benda 100 150 200 Warna Bau di air ml ml ml
Kondisi Ikan
Sabun mandi
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bahan Pencemar
TABEL PENGAMATAN II Kondisi Air Waktu Benda 100 150 200 Warna Bau di air ml ml ml
Kondisi Ikan
Sabun cuci piring
Bahan Pencemar
TABEL PENGAMATAN III Kondisi Air Waktu Benda 100 150 200 Warna Bau di air ml ml ml
Kondisi Ikan
Detergen
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bahan Pencemar
TABEL PENGAMATAN IV Kondisi Air Waktu Benda 100 150 200 Warna Bau di air ml ml ml
Kondisi Ikan
Sisa makanan
H. Rumusan Masalah ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
I. Hipotesis ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________
J. Kesimpulan ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________ ____________________________________________________
Aku Pasti Bisa
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.1 Soal Uraian
Gambar A
Gambar B
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawablah setiap pertanyaan dengan tepat pada lembar kerja yang sudah disediakan!
1. a) Apakah yang dimaksud pencemaran air? b) Sebut dan jelaskan 3 kemungkinan ciri-ciri air yang tercemar! c) Sebut dan jelaskan 3 penyebab pencemaran air yang berkaitan dengan kegiatan manusia! d) Sebutkan 4 contoh benda yang menyebabkan pencemaran air sungai!
2. a) Sebutkan 4 kegiatan manusia yang dapat mencemari sungai pada gambar A!
b) Pilihlah salah satu gambar! Berikan 2 saran bagi manusia yang tinggal di lingkungan gambar pilihanmu! c) Sebutkan 3 akibat kegiatan manusia pada gambar A terhadap makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya! d) Pilihlah salah satu gambar! Ceritakan 3 keadaan lingkungan pada gambar pilihanmu!
3. a) Sebutkan 3 masalah yang dihadapi makhluk hidup pada gambar A!
b) Sebutkan 3 tindakan yang akan kamu lakukan untuk mengatasi masalah pada gambar A! c) Sebutkan 3 kegiatan yang dapat dilakukan agar peristiwa pada gambar A tidak terjadi di lingkunganmu!
4. a) Sebutkan 3 perbedaan dari gambar A dan B! b) Sebut dan jelaskan 2 keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup di
dalam sungai maupun di sekitarnya!
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. a) Sebutkan 3 kemungkinan keadaan manusia apabila tinggal di sekitar lingkungan seperti pada gambar A! b) Gambar mana yang akan kamu pilih sebagai tempat tinggal? Jelaskan jawabanmu! c) Bagaimana perasaanmu ketika melihat air di lingkunganmu
tercemar? Jelaskan jawabanmu! d) Sebutkan 3 hal yang kamu lakukan jika rumahmu dekat dengan lingkungan seperti pada gambar A!
6. a) Apakah selama ini tindakan yang kamu lakukan dapat mencemari air atau tidak? Jelaskan jawabanmu! b) Jika iya, berikan contoh minimal 3 tindakanmu yang mencemari air?
Jika tidak berikan 3 contoh tindakanmu yang menjaga kebersihan air! c) Sebutkan 4 manfaat air bagi kehidupan manusia!
Semangat belajar
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban No 1a
Soal Apakah yang dimaksud pencemaran air?
Jawaban Pencemaran adalah proses, cara, perbuatan mencemari, pengotoran (Balai Pustaka, 2008: 203) => KBBI Pencemaran adalah masuknya zatzat berbahaya ke dalam lingkungan (Yousnelly, 2010: 40). Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. (PMNLH No 1 Tahun 2010) Berdasarkan tiga pendapat di atas dapat dirumuskan pengertian pencemaran air adalah proses masuknya bahan atau zat lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga membuat air menjadi kotor.
1b
Sebut dan jelaskan 3 kemungkinan ciri-ciri air yang tercemar!
Ciri-ciri air yang tercemar (Wardhana, 2004: 73-77): 1. Adanya perubahan suhu air. Air limbah yang panas di buang ke sungai sehingga air sungai menjadi panas. Air sungai yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan dan organisme air lainnya. 2. Adanya perubahan warna air. Bahan buangan dan air limbah akan larut dalam air dan menyebabkan perubahan warna. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan bersih. 3. Adanya perubahan bau air. Bau yang keluar dari air bisa langsung dari limbah pabrik yang dibuang, tetapi bisa juga dari limbah organik yang diubah oleh mikroba menjadi bahan yang berbau. 4. Adanya perubahan rasa air. Apabila air mempunyai rasa, maka telah terjadi pelarutan sejenis garam-garaman atau logam yang dapat mengganggu kelangsungan hidup organisme air. 5. Timbulnya endapan. Endapan berasal dari bahan buangan industri yang berbentuk padat. Bahan padat ini akan melayang di air sehingga dapat menghalangi sinar matahari yang masuk ke air. Jika tidak ada sinar matahari maka mikroorganisme air tidak bisa fotosintesis dan kelangsungan mikroorganisme air akan terganggu. 6. Mengandung kuman penyakit dan bahan kimia berbahaya. Kuman penyakit dapat berupa bakteri dan lalat karena adanya sampah dan limbah kimia yang berbahaya. (Sumantoro, 2009: 72).
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1c
Sebut dan jelaskan 3 penyebab pencemaran air yang berkaitan dengan kegiatan manusia!
1. Berkembangnya industri industri (Yousnelly, 2010: 38-40) Berkembangnya industri menyebabkan meningkatnya produksi limbah. Tempat industri yang berada di dekat aliran sungai cenderung membuang limbahnya ke dalam sungai sehingga bisa membuat ekosistem air tercemar. oksigen sehingga dapat mematikan biota air. 2. Pembuangan limbah rumah tangga (Kemendikbud, 2014: 102) Limbah rumah tangga menghasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya masuk ke sungai. Zat organik misalnya sisa makanan, sedangkan zat anorganik misalnya plastik. 3. Pembuangan limbah obat hama/pupuk kimia pertanian atau penggunaan obat hama/pupuk kimia yang berlebihan (Yousnelly, 2010: 38-40) Kegiatan pertanian biasanya menghasilkan limbah yang mengandung zat pencemar seperti pupuk kimia dan obat hama. Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian. 4. Menyebutkan jawaban logis yang berkaitan dengan penyebab pencemaran air yang berhubungan dengan kegiatan manusia.
1d
Sebutkan 4 contoh benda yang menyebabkan pencemaran air sungai!
Daun-daunan, kertas, kaleng, plastik, sisa-sisa makanan, cairan minyak, sabun (detergen, sabun cuci, sabun mandi, dan sampo), logam berat, bahan pemberantas hama, dan zat warna kimia. Menyebutkan contoh jawaban logis yang berkaitan dengan bahan penyebab pencemaran air
2a
Sebutkan 4 kegiatan manusia yang dapat mencemari sungai pada gambar A!
1. Mencuci di tepi sungai 2. Membangun rumah di tepi sungai 3. Membuang sampah di tepi sungai 4. Membiarkan sampah menumpuk di tepi sungai 5. Membuang air sisa mandi kesungai. 6. Menyebutkan perilaku negatif manusia yang logis dan sesuai dengan gambar A
2b
Pilihlah salah satu gambar! Berikan 2 saran bagi manusia yang tinggal di lingkungan gambar pilihanmu!
Gambar A 1. Sebaiknya sampah di buang padatempat sampah. 2. Sebaiknya warga yang tinggal di tepi sungai pindah demi kesehatan diri sendiri dan lingkungan. 3. Sebaiknya warga di sekitar sungai melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan sungai. 4. Menyebutkan saran yang logis dan sesuai dengan gambar. Gambar B 1. Sebaiknya kebersihan air sungai tetap dijaga misalnya dengan gotong royong membersihkan lingkungan sungai demi kelangsungan hidup makhluk hidup. 2. Sebaiknya warga yang tinggal di sekitar sungai
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memasang plakat yang berhubungan dengan menjaga kebersihan lingkungan sungai. 3. Sebaiknya warga di sekitar sungai membuang sampah di tempat yang sudah disediakan. 4. Menyebutkan saran yang logis dan sesuai dengan gambar. 2c
Sebutkan 3 akibat kegiatan manusia pada gambar A terhadap makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya!
Akibat kegiatan manusia yang mencemari sungai (Mikrodo, 2010: 74): 1. Sungai yang kotor dapat menjadi media munculnya penyakit yang membahayakan manusia. 2. Air sungai yang tercemar bisa mengurangi keindahan lingkungan sekitar. 3. Air sungai yang tercemar mengakibatkan ikan-ikan mati. 4. Sungai yang tercemar dapat meracuni makhluk hidup yang yang ada di air. 5. Manusia yang menggunakan air sungai dapat terjangkit penyakit. 6. Sampah dapat menghambat aliranair (Yousnelly, 2010: 38) 7. Menyebutkan akibat yang logis dan sesuai gambar.
2d
Pilihlah salah satu gambar! Ceritakan 3 keadaan lingkungan pada gambar pilihanmu!
Gambar A 1. Warga yang tinggal di tepi sungai sedang melakukan kegiatan seharihari seperti mencuci, memancing, dan bermain air. 2. Sampah bertebaran karena tidak dibuang pada tepatnya, dihinggapi lalat dan menimbulkan bau busuk. 3. Tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan subur sehingga lingkungan menjadi gersang. 4. Menceritakan keadaan lingkungan yang logis dan sesuai dengan gambar. Gambar B 1. Sungai itu bersih dan tidak ada sampah yang menumpuk. 2. Banyak pepohonan yang tumbuh subur di tepi sungai. 3. Pemukiman liar tidak ada di sekitar sungai tersebut sehingga tampak asri. 4. Menceritakan keadaan lingkungan yang logis dan sesuai dengan gambar.
3a
Sebutkan 3 masalah yang dihadapi makhluk hidup pada gambar A!
1. Makhluk hidup yang tinggal di air akan mati / keracunan. 2. Kehidupan makhluk hidup terganggu karena terjadi banjir. 3. Makhluk hidup mengirup udara yang tercemar karena bau yang tidak sedap / saluran pernafasan terganggu. 4. Terserang berbagai penyakit seperti kulit dan diare. 5. Tumbuhan akan mati karena tidak ada cahaya untuk fotosintesis. 6. Hewan di air mati karena tidak ada tumbuhan. 7. Kebutuhan makanan dari ikan air tawar untuk manusia dan hewan tidak tercukupi.
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Makhluk hidup kekurangan air bersih. 9. Menyebutkan masalah yang logis dan sesuai dengan gambar. (Hariyanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar kelas VI. Jakarta: Penerbit Erlangga.) 3b
Sebutkan 3 tindakan yang akan kamu lakukan untuk mengatasi masalah pada gambar A!
1. Membersihkan sampah di sungai. 2. Mengusulkan untuk gotong royong membersihkan sungai. 3. Mengusulkan diadakan daur ulang sampah. 4. Mengusulkan diadakan penyuluhan tentang pencemaran sungai. 5. Membuat tulisan himbauan/ peringatan di sungai. Contoh: Orang yang membuang limbah di sungai akan didenda dan dihukum. 6. Mengusulkan untuk membuat sanitasi yang benar agar sumbersumber air bersih lainnya tidak tercemar. 7. Menyebutkan tindakan yang logis dan sesuai dengan gambar. (Gallery, Lee. 2009. What? komik pengetahuan sains untuk anak-anak lingkungan 2. Jakarta: Grasindo.)
3c
Sebutkan 3 kegiatan yang dapat dilakukan agar peristiwa pada gambar A tidak terjadi di lingkungan mu!
1. Membuang sampah pada tempat yang benar dan telah disediakan. 2. Mengurangi pembuangan bahan kimia yang berlebihan. 3. Menggalakkan industri daur ulang. 4. Pengelolaan limbah pada industri rumah tangga dan pabrik. 5. Mengurangi pemakaian barang sekali pakai. 6. Menyebutkan kegiatan yang logis dan sesuai dengan gambar. (Gallery, Lee. 2009. What? komik pengetahuan sains untuk anak-anak lingkungan 2. Jakarta: Grasindo.)
4a
Sebutkan 3 perbedaan dari gambar A dan B!
1. A= Pemandangannya buruk. B= Pemandangan baik. 2. A= Sungai tercemar. B= Sungai tidak tercemar. 3. A= Air kotor. B= Air bersih. 4. A= Banyak sampah. B= Tidak banyak sampah. 5. A= Air tidak layak pakai. B= Air layak pakai. 6. A= Mutu air berkurang. B= Mutu air masih bagus. 7. A= Sungai sumber penyakit. B= sungai tidak menimbulkan penyakit. 8. Menyebutkan perbedaan yang logis dan sesuai dengan gambar.
4b
Sebut dan jelaskan 2 keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup di dalam sungai maupun di sekitarnya!
1. Tidak terdapat sampah karena jika terdapat banyak sampah maka akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbagai penyakit. 2. Tidak terdapat tumbuhan enceng gondok yang lebat karena jika terdapat banyak enceng gondok maka air mengandung pestisida yang berlebihan. 3. Air sungai tidak berbau karena jika berbau akan mengganggu saluran pernapasan makhluk hidup. 4. Air mengalir karena tidak terdapat tumpukan sampah.
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Sungai yang tidak mengering karena jika sungai kering maka hewan di sungai akan mati. 6. Pemandangan sungai masih indah karena sungai tidak tercemar sampah dan limbah. 7. Memberi banyak manfaat bagi makhluk hidup. Contohnya: hewan di sungai tidak mati, dapat digunakan manusia. 8. Menyebutkan keadaan yang logis dan sesuai dengan gambar. (Rositawaty & Aris Muharam. 2008. Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 6: untuk kelas VI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.) 4c
Sebutkan 3 inti dari pencemaran sungai!
1. Air sungai yang kotor/ keruh merupakan sungai yang tercemar. 2. Tindakan manusia berpengaruh pada kondisi lingkungan. 3. Air sungai yang sudah tercemar tidak layak digunakan. 4. Pembuangan limbah di sungai akan mencemari sungai. 5. Pencemaran sungai berdampak negatif bagi makhluk hidup. 6. Sungai yang tercemar merupakan pemandangan yang buruk. 7. Manusia tidak boleh mencemari sungai. 8. Menyebutkan inti yang logis dan sesuai dengan gambar. (Gallery, Lee. 2009. What? komik pengetahuan sains untuk anak-anak lingkungan 2. Jakarta: Grasindo.)
5a
Sebutkan 3 kemungkinan keadaan manusia apabila tinggal di sekitar lingkungan seperti pada gambar A!
1. Pencemaran air merusak kehidupan air, dimana tumbuhan dan ikan yang hidup di air akan keracuan dan ini akan mengganggu kesehatan manusia apabila manusia memakan tumbuhan dan ikan yang sudah terkena racun dari limbahlimbah yang berbahaya. 2. Pencemaran air pada gambar A air sungai A yang sudah tercemar limbah yang berasal dari limbah pabrik maupun rumah tangga berwarna keruh dan berbau sehingga menimbulkan penyakit saluran pernafasan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gambar A dan masyarakat merasa tidak nyaman untuk tinggal didaerah tersebut. 3. Air sungai yang keruh bahkan pekat sangat berbahaya apabila digunakan untuk mandi, buang air karena dapat menyebabkan penyakit kulit. 4. Air sungai yang keruh bahkan pekat sangat berbahaya karena tidak memungkinkan tumbuhan dan ikan untuk hidup sehingga sumber makanan manusia akan tumbuhan air dan ikan menjadi tidak tercukupi. 5. Menyebutkan keadaan manusia yang logis dan sesuai dengan gambar. (Hariyanto, 2007: 48-49)
5b
Gambar mana yang akan kamu pilih sebagai tempat tinggal?
Gambar yang akan saya pilih sebagai tempat tinggal adalah seperti pada gambar B karena pada gambar B
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jelaskan jawabanmu!
air sungai masih jernih dan belum tercemar oleh limbah-limbah yang berbahaya serta masyarakat merasa nyaman untuk tinggal didaerah tersebut, terbebas dari sarang penyakit. Kondisi air yang jernih pada gambar B mudah ditembus cahaya matahari sehingga tumbuhan air mampu melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis ini membuat tumbuhan mampu bertahan hidup sehingga sumber makanan tercukupi untuk kebutuhan manusia tercukupi. Perasaan saya ketika melihat lingkungan sekitar tercemar air limbah adalah sedih karena air merupakan bagian yang penting bagi manusia. Manusia membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Air yang tercemar sangat mengandung organisme-organisme yang berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit yang bisa masuk kedalam tubuh manusia.
5c
Bagaimana perasaanmu ketika melihat air di lingkunganmu tercemar? Jelaskan jawabanmu!
5d
Sebutkan 3 hal yang kamu lakukan jika rumahmu dekat dengan lingkungan seperti pada gambar A!
Jika rumahku dekat dengan lingkungan seperti pada gambar A saya akan mengajak tetangga bergotong royong untuk membersihkan sungai pada gambar A, selalu membuang sampah di tempat sampah bukan di sungai, tidak mendirikan bangunan di sepanjang tepi sungai karena dapat mempersempit sungai.
6a
Apakah selama ini tindakan yang kamu lakukan dapat mencemari air atau tidak? Jelaskan jawabanmu!
Jika rumahku dekat dengan lingkungan seperti pada gambar A saya akan mengajak tetangga bergotong royong untuk membersihkan sungai pada gambar A, selalu membuang sampah di tempat sampah bukan di sungai, tidak mendirikan bangunan di sepanjang tepi sungai karena dapat mempersempit sungai.
6b
Jika iya, berikan contoh minimal 3 tindakan tindakanmu yang mencemari air! Jika tidak berikan 3 contoh tindakanmu yang menjaga kebersihan air!
Tindakan yang dapat mencemari air adalah : 1. Membuang sampah di sungai. 2. Membuang limbah rumah tangga seperti limbah cuci baju, limbah cuci piring di sungai. 3. Membuang limbah pabrik yang mengandung bahan berbahaya di dalam sungai. 4. Mencuci baju, piring dan buang air di sungai. 5. Menyebutkan tindakan yang logis. (Hariyanto, 2007: 48-49)
6c
Sebutkan 4 manfaat air bagi kehidupan manusia!
1. Keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya, 2. Keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya. 3. Keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik. 4. Keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll. 5. Keperluan pertanian dan peternakan. 6. Menyebutkan manfaat yang logis. (Hariyanto, 2007: 46)
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.3 Hasil Rekapitulasi Nilai Expert Judgment No. Soal
1
2
Validator 3
Rerata
3a
4
4
4
4
3b
4
4
4
4
3c
3
4
4
3,67
3d
3
4
4
3,67
4a
4
4
3
3,67
4b
4
4
3
3,67
4c
4
3
4
3,67
Komentar Validator 1 Soal sudah baik dan sesuai dengan kunci jawaban. Validator 2 Soal sudah sesuai indikator, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Validator 3 Tepat semua. Validator 1 Soal sudah baik dan sesuai dengan kunci jawaban. Validator 2 Soal sudah sesuai indikator, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Validator 3 Sudah bagus. Validator 1 Istilah “merancang” terlalu berat dan tidak sesuai dengan harapan di jawaban. Soal dapat diganti dengan “sebutkan 3 kegiatan yang dapat dilakukan agar....” Validator 2 Soal sudah sesuai indikator, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Validator 3 Sudah tepat. Validator 1 Istilah “merancang” terlalu berat dan tidak sesuai dengan harapan di jawaban. Soal dapat diganti dengan “sebutkan 3 kegiatan yang dapat dilakukan agar....” Validator 2 Soal sudah sesuai indikator, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Validator 3 Sudah tepat. Validator 1 Soal sudah baik dan sesuai dengan kunci jawaban. Validator 2 Soal sudah sesuai indikator, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Validator 3 Baik dan buruk kurang operasional, sebaiknya diperjelas. Validator 1 Soal sudah baik dan sesuai dengan kunci jawaban. Validator 2 Soal sudah sesuai indikator, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Validator 3 Baik dan buruk kurang operasional, sebaiknya diperjelas. Validator 1 Soal sudah baik dan sesuai dengan kunci jawaban. Validator 2 Untuk kriteria penilaian:
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4d
4
4
4
4
- Menyebutkan 2 kondisi sungai dan menjelaskan salah satunya dengan benar (skor 3). - Menyebutkan 2 kondisi sungai / menjelaskan 1 kondisi sungai dengan benar (skor 2). - Jawaban salah (skor 1). Validator 3 Tepat semua. Validator 1 Soal sudah baik dan sesuai dengan kunci jawaban. Validator 2 Soal sudah sesuai indikator, kunci jawaban, dan kriteria penilaian. Validator 3 Tepat semua.
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.4 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Correlations total
item1
item2
item3
item4
item5
item6
item7
item8
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Correlations total 1
item9
56 ,403
**
item10
0.002 56 ,349
**
item11
0.008 56 ,551
**
item12
0 56 ,359
**
item13
0.007 56 ,376
**
item14
0.004 56 ,475
**
item15
0 56 ,551
**
item16
0 56 ,540
**
0 56
item17
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Correlations total ,530**
item18
0 56 ,303
*
item19
0.023 56 ,531
**
item20
0 56 ,551
**
item21
0 56 ,639
**
item22
0 56 ,508
**
item23
0 56 ,530
**
0 56 ,639
item24
total ,530**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
0 56
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,446**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,639**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,379**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,531**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,463**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,531**
0.001 56
0 56
0.004 56
0 56
0 56
0 56
**
0 56 ,508
**
0
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
56
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.5 Hasil SPSS Reliabilitas Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 56
100.0
0
.0
56
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .873
24
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II a. Pretest Kelompok Kontrol
I
II
III
IV
Jumlah
Rerata
No. Resp.
Jumlah
Rerata
Mengembangkan Perspektif I II III IV
No. Resp.
Menerapkan
1
2
4
3
3
12
3.00
1
4
4
3
3
14
3.50
2
4
3
2
2
11
2.75
2
3
3
3
1
10
2.50
3
4
4
3
3
14
3.50
3
4
4
4
4
16
4.00
4
3
3
3
3
12
3.00
4
4
4
3
3
14
3.50
5
2
3
2
2
9
2.25
5
2
2
2
1
7
1.75
6
3
4
4
4
15
3.75
6
3
3
3
3
12
3.00
7
4
3
3
3
13
3.25
7
4
4
3
3
14
3.50
8
3
4
3
3
13
3.25
8
3
3
2
2
10
2.50
9
3
2
3
3
11
2.75
9
4
4
2
3
13
3.25
10
3
2
3
3
11
2.75
10
1
1
3
4
9
2.25
11
2
3
4
4
13
3.25
11
3
3
4
1
11
2.75
12
4
3
4
4
15
3.75
12
2
2
2
3
9
2.25
13
4
3
2
2
11
2.75
13
3
3
3
4
13
3.25
14
3
4
3
3
13
3.25
14
3
3
3
2
11
2.75
15
4
3
3
3
13
3.25
15
4
4
3
3
14
3.50
16
3
3
4
4
14
3.50
16
3
3
3
1
10
2.50
17
3
4
4
4
15
3.75
17
3
3
2
2
10
2.50
18
4
3
3
3
13
3.25
18
2
2
3
2
9
2.25
19
4
3
3
3
13
3.25
19
4
4
2
4
14
3.50
20
4
3
3
3
13
3.25
20
2
2
3
4
11
2.75
21
3
3
3
3
12
3.00
21
4
4
4
4
16
4.00
22
3
2
3
3
11
2.75
22
4
4
3
3
14
3.50
23
3
4
2
2
11
2.75
23
4
4
3
4
15
3.75
24
3
4
4
4
15
3.75
24
4
4
3
4
15
3.75
25
4
4
3
3
14
3.50
25
3
3
3
2
11
2.75
26
4
3
3
3
13
3.25
26
3
3
4
2
12
3.00
27
2
3
2
2
9
2.25
27
3
3
2
2
10
2.50
28
2
3
2
2
9
2.25
28
4
4
2
1
11
2.75
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
I
II
III
IV
No. Resp.
Jumlah
Rerata
Mengembangkan Perspektif I II III IV
Rerata
Menerapkan
Jumlah
No. Resp.
b. Posttest I Kelompok Kontrol
1
4
4
3
3
14
3.50
1
4
4
4
1
13
3.25
2
1
3
3
3
10
2.50
2
2
2
3
4
11
2.75
3
4
4
3
3
14
3.50
3
4
4
3
4
15
3.75
4
3
3
3
3
12
3.00
4
3
3
4
4
14
3.50
5
2
3
2
2
9
2.25
5
4
4
3
2
13
3.25
2
2
3
3
10
2.50
6
4
3
3
3
13
3.25
6
7
4
3
3
3
13
3.25
7
3
3
3
4
13
3.25
8
4
2
3
3
12
3.00
8
4
4
1
3
12
3.00
9
1
4
4
4
13
3.25
9
4
4
3
4
15
3.75
10
2
4
2
2
10
2.50
10
3
3
3
4
13
3.25
11
3
4
3
3
13
3.25
11
4
4
3
3
14
3.50
12
3
3
4
4
14
3.50
12
4
4
3
3
14
3.50
13
3
4
3
3
13
3.25
13
3
3
4
2
12
3.00
14
4
4
4
4
16
4.00
14
3
3
4
3
13
3.25
3
3
3
4
13
3.25
15
4
3
3
3
13
3.25
15
16
3
4
4
4
15
3.75
16
4
4
2
4
14
3.50
17
3
4
4
4
15
3.75
17
4
4
4
4
16
4.00
18
4
3
3
3
13
3.25
18
3
3
4
3
13
3.25
19
3
3
3
3
12
3.00
19
4
4
4
4
16
4.00
20
4
2
3
3
12
3.00
20
2
2
4
3
11
2.75
21
4
4
3
3
14
3.50
21
4
4
4
4
16
4.00
22
4
2
4
4
14
3.50
22
4
4
3
2
13
3.25
23
2
4
3
3
12
3.00
23
4
4
3
3
14
3.50
4
4
4
4
16
4.00
24
3
4
4
4
15
3.75
24
25
4
4
3
3
14
3.50
25
3
3
3
2
11
2.75
26
3
4
3
3
13
3.25
26
4
4
2
3
13
3.25
27
4
3
3
3
13
3.25
27
3
3
2
4
12
3.00
28
4
3
2
2
11
2.75
28
4
4
3
1
12
3.00
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Posttest II Kelompok Kontrol
I
II
III
IV
Jumlah
Rerata
No. Resp.
Jumlah
Rerata
Mengembangkan Perspektif I II III IV
No. Resp.
Menerapkan
1
4
3
4
4
15
3.75
1
3
3
2
4
12
3.00
2
4
4
2
2
12
3.00
2
4
4
4
4
16
4.00
3
4
4
4
4
16
4.00
3
4
4
4
4
16
4.00
4
2
3
2
2
9
2.25
4
3
3
4
3
13
3.25
5
3
4
4
4
15
3.75
5
4
4
2
2
12
3.00
6
1
4
3
3
11
2.75
6
4
4
4
1
13
3.25
7
3
4
3
3
13
3.25
7
1
1
3
3
8
2.00
8
3
3
3
3
12
3.00
8
3
3
2
3
11
2.75
9
4
3
3
3
13
3.25
9
4
4
3
4
15
3.75
10
3
3
2
2
10
2.50
10
3
3
2
4
12
3.00
11
4
4
3
3
14
3.50
11
4
4
3
2
13
3.25
12
4
3
3
3
13
3.25
12
3
3
2
4
12
3.00
13
1
4
4
4
13
3.25
13
1
1
3
4
9
2.25
14
3
4
4
4
15
3.75
14
4
4
3
2
13
3.25
15
1
3
3
3
10
2.50
15
4
4
4
3
15
3.75
16
4
3
3
3
13
3.25
16
3
3
2
4
12
3.00
17
4
4
4
4
16
4.00
17
4
4
2
1
11
2.75
18
4
2
3
3
12
3.00
18
3
3
4
2
12
3.00
19
4
3
4
4
15
3.75
19
4
4
3
2
13
3.25
20
4
2
3
3
12
3.00
20
4
4
4
2
14
3.50
21
4
4
4
4
16
4.00
21
3
3
4
3
13
3.25
22
4
3
1
1
9
2.25
22
3
3
3
4
13
3.25
23
3
3
3
3
12
3.00
23
4
4
4
4
16
4.00
24
4
4
4
4
16
4.00
24
4
4
3
2
13
3.25
25
3
3
2
2
10
2.50
25
3
3
4
2
12
3.00
26
2
2
1
1
6
1.50
26
4
4
4
4
16
4.00
3
3
1
4
11
2.75
4
4
3
3
14
3.50
27
3
4
4
4
15
3.75
27
28
3
3
2
2
10
2.50
28
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Pretest Kelompok Eksperimen
I
II
III
IV
Jumlah
Rerata
No. Resp.
Jumlah
Rerata
Mengembangkan Perspektif I II III IV
No. Resp.
Menerapkan
1
4
2
4
4
14
3.50
1
3
3
4
3
13
3.25
2
3
4
4
4
15
3.75
2
3
3
3
4
13
3.25
3
3
3
3
3
12
3.00
3
4
4
3
3
14
3.50
4
3
3
2
2
10
2.50
4
3
3
3
1
10
2.50
5
3
4
3
3
13
3.25
5
4
4
3
3
14
3.50
6
4
4
2
2
12
3.00
6
4
4
3
3
14
3.50
7
3
3
3
3
12
3.00
7
2
2
3
2
9
2.25
8
4
3
3
3
13
3.25
8
3
3
2
4
12
3.00
9
3
2
3
3
11
2.75
9
3
3
3
3
12
3.00
10
4
3
3
3
13
3.25
10
3
3
2
2
10
2.50
11
3
4
3
3
13
3.25
11
4
4
4
4
16
4.00
12
3
2
2
2
9
2.25
12
4
4
2
4
14
3.50
13
2
3
3
3
11
2.75
13
3
3
3
1
10
2.50
14
4
2
3
3
12
3.00
14
2
2
3
3
10
2.50
15
4
4
4
4
16
4.00
15
4
4
3
4
15
3.75
16
4
4
3
3
14
3.50
16
4
4
3
4
15
3.75
17
3
3
2
2
10
2.50
17
3
3
2
2
10
2.50
18
4
3
4
4
15
3.75
18
3
3
4
3
13
3.25
19
3
3
3
3
12
3.00
19
4
4
3
2
13
3.25
20
4
3
4
4
15
3.75
20
4
4
4
2
14
3.50
21
4
4
3
3
14
3.50
21
3
3
4
3
13
3.25
22
4
4
3
3
14
3.50
22
3
3
4
4
14
3.50
23
4
4
4
4
16
4.00
23
4
4
3
2
13
3.25
24
4
3
3
3
13
3.25
24
3
3
4
3
13
3.25
25
4
2
2
2
10
2.50
25
2
2
4
2
10
2.50
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e. Posttest I Kelompok Eksperimen
I
II
III
IV
Jumlah
Rerata
No. Resp.
Jumlah
Rerata
Mengembangkan Perspektif I II III IV
No. Resp.
Menerapkan
1
4
4
4
4
16
4.00
1
4
4
3
4
15
3.75
2
4
3
3
3
13
3.25
2
4
4
3
4
15
3.75
3
3
4
4
4
15
3.75
3
4
4
3
2
13
3.25
4
4
4
3
3
14
3.50
4
4
4
3
2
13
3.25
5
4
4
4
4
16
4.00
5
4
4
4
4
16
4.00
6
3
4
2
2
11
2.75
6
3
3
4
4
14
3.50
7
3
4
4
4
15
3.75
7
4
4
3
4
15
3.75
8
4
4
4
4
16
4.00
8
4
4
4
4
16
4.00
9
3
3
4
4
14
3.50
9
4
4
3
3
14
3.50
10
3
4
3
3
13
3.25
10
4
4
3
4
15
3.75
11
4
4
4
4
16
4.00
11
4
4
3
4
15
3.75
12
4
3
3
3
13
3.25
12
4
4
3
3
14
3.50
13
4
3
3
3
13
3.25
13
4
4
4
4
16
4.00
14
3
2
3
3
11
2.75
14
1
1
3
4
9
2.25
15
4
4
4
4
16
4.00
15
2
2
3
2
9
2.25
16
4
3
3
3
13
3.25
16
4
4
4
4
16
4.00
17
4
4
3
3
14
3.50
17
4
4
3
4
15
3.75
2
2
3
3
10
2.50
18
3
4
4
4
15
3.75
18
19
4
3
2
2
11
2.75
19
4
4
3
4
15
3.75
20
4
3
3
3
13
3.25
20
3
3
4
4
14
3.50
21
3
2
4
4
13
3.25
21
4
4
4
4
16
4.00
22
4
3
4
4
15
3.75
22
4
4
3
3
14
3.50
23
4
4
3
3
14
3.50
23
4
4
3
3
14
3.50
24
4
4
3
3
14
3.50
24
4
4
4
4
16
4.00
25
4
4
4
4
16
4.00
25
4
4
2
2
12
3.00
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f. Posttest II Kelompok Eksperimen
I
II
III
IV
Jumlah
Rerata
No. Resp.
Jumlah
Rerata
Mengembangkan Perspektif I II III IV
No. Resp.
Menerapkan
1
4
4
2
2
12
3.00
1
4
4
2
4
14
3.50
2
4
4
4
4
16
4.00
2
3
3
3
3
12
3.00
3
3
4
3
3
13
3.25
3
4
4
4
4
16
4.00
4
4
2
3
3
12
3.00
4
4
4
3
3
14
3.50
5
3
4
4
4
15
3.75
5
3
3
2
3
11
2.75
6
4
4
4
4
16
4.00
6
3
3
4
4
14
3.50
7
3
4
3
3
13
3.25
7
2
2
4
3
11
2.75
8
4
4
3
3
14
3.50
8
4
4
4
2
14
3.50
9
4
3
2
2
11
2.75
9
4
4
4
3
15
3.75
10
4
4
3
3
14
3.50
10
3
3
2
4
12
3.00
11
3
3
3
3
12
3.00
11
4
4
4
3
15
3.75
12
2
2
4
4
12
3.00
12
4
4
4
3
15
3.75
13
3
3
3
3
12
3.00
13
4
4
2
3
13
3.25
3
3
3
2
11
2.75
14
4
2
1
1
8
2.00
14
15
4
4
4
4
16
4.00
15
3
3
3
3
12
3.00
16
4
3
4
4
15
3.75
16
4
4
4
4
16
4.00
17
4
3
4
4
15
3.75
17
2
2
3
3
10
2.50
18
3
4
4
4
15
3.75
18
4
4
4
4
16
4.00
19
4
4
3
3
14
3.50
19
4
4
3
4
15
3.75
20
4
3
4
4
15
3.75
20
4
4
4
4
16
4.00
21
4
4
4
4
16
4.00
21
4
4
4
4
16
4.00
4
4
3
4
15
3.75
22
4
4
4
4
16
4.00
22
23
3
4
4
4
15
3.75
23
4
4
2
2
12
3.00
24
3
3
3
3
12
3.00
24
4
4
3
4
15
3.75
25
3
3
2
2
10
2.50
25
3
3
2
4
12
3.00
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data a. Kemampuan Menerapkan PreKon Menera pkan N
28
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Post2 Post1K SelPre PreEks Post1E Mene onMen Post1K Menera ksMene rapka erapkan on pkan rapkan n 28 28 28 25 25 3.1518 3.152 3.19 3.5 0.0357
Mea Nor 3.1875 n mal Para Std. 0.4494 0.5541 mete Devi 1 9 a,b rs ation Mos Abso 0.162 0.178 t lute Extr Posit 0.136 0.108 eme ive Diff Nega eren -0.162 -0.178 tive ces Kolmogorov 0.86 0.941 -Smirnov Z Asymp. Sig. 0.451 0.339 (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Post2E ksMene rapkan
SelPrePo stMener apkan
25
25
3.39
0.31
0.511
0.5920 5
0.4802
0.4018
0.5307
0.5741
0.117
0.119
0.11
0.147
0.191
0.178
0.117
0.119
0.094
0.133
0.129
0.155
0.094
-0.109
-0.11
-0.147
-0.191
-0.178
0.618
0.629
0.549
0.735
0.956
0.891
0.839
0.824
0.924
0.653
0.32
0.405
b. Kemampuan Mengembangkan Perspektif One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
PreKo nPersp ektif
Post1K onPers pektif
Post2K onPres pektif
SelPre Post1K on
PreEks Perspe ktif
Post1E ksPers pektif
Post2E ksPers pektif
SelPre PostEk s
28
28
28
28
25
25
25
25
3.2143
.3304
3.1400
3.5100
3.4200
.3700
.49401
.56949
.48455
.51781
.47719
.69267
.185
.148
.230
.252
.195
.134
.185
.148
.187
.172
.171
.106
-.154
-.118
-.230
-.252
-.195
-.134
.981
.781
1.149
1.261
.977
.672
.290
.575
.143
.083
.296
.757
Mean 2.9911 3.3214 Std. Devia .59505 .40744 tion Absol .161 .177 ute Most Extreme Positi .157 .177 Differen ve ces Negat -.161 -.145 ive Kolmogorov.852 .935 Smirnov Z Asymp. Sig. (2.463 .346 tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Normal Paramet ersa,b
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal a.
Kemampuan Menerapkan Group Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest Kontrol Menerapkan
28
3.1875
0.44941
0.08493
Pretest Eksperimen Menerapkan
25
3.19
0.48023
0.09605
Kelompok
PreKonEksMenerapkan
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means Variances
F
Equal variances assumed PreKonEks Menerapkan
0.323
Equal variances not assumed
Sig.
t
df
Sig. (2tailed )
Mean Differe nce
Std. Error Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
-0.02
51
0.984
-0.0025
0.1277 2
-0.2589
0.2539 1
0.019
49.37 3
0.985
-0.0025
0.1282 1
-0.2601
0.2551
0.572
b. Kemampuan Mengembangkan Perspektif Group Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest Kontrol Perspektif
28
2.9911
.59505
.11245
Pretest Eksperimen Perspektif
25
3.1400
.48455
.09691
Kelompok
PreKonEksPerspektif
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
PreKon EksPers pektif
Equal variance s assumed Equal variance s not assumed
2.005
Sig.
0.163
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Differen ce
Std. Error Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
-0.992
51
0.326
0.14893
0.1502
-0.45046
0.1526
-1.003
50.599
0.321
0.14893
0.1484 5
-0.44701
0.1491 6
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan a. Kemampuan Menerapkan Group Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Selisih PretestPosttest Kontrol
28
0.0357
0.59205
0.11189
Selisih PretestPosttest Eksperimen
25
0.31
0.57409
0.11482
Kelompok
SelPrePost1Menerapka
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means Variances
SelPrePost 1Menerapk a
Equal variances assumed
Std. Error Differen ce
F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Differ ence
0.355
0.554
2.153
51
0.036
0.3457 1
0.1606
2.156
50.6 36
0.036
0.3457 1
0.16032
Equal variances not assumed
95% Confidence Interval of the Difference Uppe Lower r 0.6681 0.023 4 29 0.6676 2
b. Kemampuan Mengembangkan Perspektif Group Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Selisih Pretest Posttest Kontrol
28
0.3304
0.56949
0.10762
Selisih Pretest Posttest Eksperimen
25
0.37
0.69267
0.13853
Kelompok
SelPrePostPerspektif
135
0.023 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
SelPrePost Perspektif
Equal variances assumed Equal variances not assumed
0.32
Sig.
0.574
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Differe nce
Std. Error Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
-0.229
51
0.82
0.0396 4
0.1734 8
0.3879 2
0.3086 3
-0.226
46.61 8
0.822
0.0396 4
0.1754 3
0.3926 3
0.3133 5
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan Koefisien
korelasi
kemampuan Koefisien
korelasi
menerapkan:
mengembangkan perspektif:
r=√
r=√
r = √(
(
) )
r = √(
(
) )
r=√
r=√
r=√
r=√
r= 00
r = 0 00
r = 0,28 (efek menengah)
r = 0,03 (efek kecil)
Persentase pengaruh penggunaan metode Persentase
pengaruh
inkuiri untuk kemampuan menerapkan:
metode
R2 = r2 x 100%
mengembangkan perspektif:
2
= (0,28) x 100%
kemampuan
inkuiri
untuk
penggunaan kemampuan
R2 = r2 x 100%
= 0,08 x 100%
= (0,03)2 x 100%
= 8%
= 0,001 x 100% = 0,1%
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.7 Hasil SPSS Uji Peningkatan Skor Pretest dan Posttest I a. Kemampuan Menerapkan Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreKonMenerapkan
3.1875
28
0.44941
0.08493
Post1KonMenerapkan
3.1518
28
0.55419
0.10473
PreEksMenerapkan
3.19
25
0.48023
0.09605
Post1EksMenerapkan
3.5
25
0.40182
0.08036
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PreKonMenerapkan & Post1KonMenerapkan
28
0.318
0.099
Pair 2
PreEksMenerapkan & Post1EksMenerapkan
25
0.162
0.439
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Deviati on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
Pair 1
PreKonMenerapkan Post1KonMenerapkan
0.03571
0.5920 5
0.1118 9
0.1938 6
0.2652 9
0.319
27
0.752
Pair 2
PreEksMenerapkan Post1EksMenerapkan
-0.31
0.5740 9
0.1148 2
0.5469 7
0.0730 3
-2.7
24
0.013
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Aspek Kemampuan Menerapkan Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8
Mean
N
Std. Deviation
PreKonMenemukan
3.25
28
0.92796
Std. Error Mean 0.17537
Post1KonMenemukan
3.2143
28
0.73822
0.13951
PreEksMenemukan
3.52
25
0.58595
0.11719
Post1EksMenemukan
3.68
25
0.4761
0.09522
PreKonSolusi Post1KonSolusi PreEksSolusi Post1EksSolusi PreKonMerancang
3.2143 3.3214 3.16 3.52 3.1429
28 28 25 25 28
0.62994 0.66964 0.7461 0.6532 0.59094
0.11905 0.12655 0.14922 0.13064 0.11168
Post1KonMerancang
3.0357
28
0.92224
0.17429
PreEksMerancang
3.04
25
0.67577
0.13515
Post1EksMerancang
3.4
25
0.6455
0.1291
PreKonMengusulkan
3.1429
28
0.59094
0.11168
Post1KonMengusulkan
3.0357
28
0.92224
0.17429
PreEksMengusulka
3.04
25
0.67577
0.13515
Post1EksMengusulkan
3.4
25
0.6455
0.1291
Paired Samples Correlations N Correlation
Sig.
Pair 1
PreKonMenemukan & Post1KonMenemukan
28
0.027
0.891
Pair 2
PreEksMenemukan & Post1EksMenemukan
25
-0.125
0.55
Pair 3 Pair 4
PreKonSolusi & Post1KonSolusi PreEksSolusi & Post1EksSolusi
28
0.27
0.165
25
0.079
0.709
Pair 5
PreKonMerancang & Post1KonMerancang
28
0.126
0.522
Pair 6
PreEksMerancang & Post1EksMerancang PreKonMengusulkan & Post1KonMengusulkan
25
0.248
0.231
28
0.126
0.522
25
0.248
0.231
Pair 7 Pair 8
PreEksMengusulka & Post1EksMengusulkan
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mean
Pair 1
Pair 2
PreKonMenemu kan Post1KonMene mukan PreEksMenemu kan Post1EksMenem ukan
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Std. Difference Devia Error tion Mean Lowe Upper r
t
df
Sig. (2tailed)
0.035 71
1.170 06
0.221 12
0.417 99
0.4894 2
0.162
27
0.873
-0.16
0.8
0.16
0.490 22
0.1702 2
-1
24
0.327
0.1976 2
0.721
27
0.477
0.0330 4
-1.89
24
0.071
Pair 3
PreKonSolusi Post1KonSolusi
0.107 14
0.785 95
0.148 53
Pair 4
PreEksSolusi Post1EksSolusi
-0.36
0.952 19
0.190 44
0.107 14
1.030 62
0.194 77
0.292 49
0.5067 7
0.55
27
0.587
-0.36
0.810 35
0.162 07
0.694 5
-0.0255
2.221
24
0.036
0.107 14
1.030 62
0.194 77
0.292 49
0.5067 7
0.55
27
0.587
-0.36
0.810 35
0.162 07
0.694 5
-0.0255
2.221
24
0.036
Pair 5
Pair 6
Pair 7
Pair 8
PreKonMeranca ng Post1KonMeran cang PreEksMeranca ng Post1EksMeranc ang PreKonMengusu lkan Post1KonMengu sulkan PreEksMengusu lka Post1EksMengu sulkan
0.411 9 0.753 04
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Kemampuan Mengembangkan Perspektif Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreKonPerspektif
2.9911
28
0.59505
0.11245
Post1KonPerspektif
3.3214
28
0.40744
0.077
PreEksPerspektif
3.14
25
0.48455
0.09691
Post1EksPerspektif
3.51
25
0.51781
0.10356
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PreKonPerspektif & Post1KonPerspektif
28
0.404
0.033
Pair 2
PreEksPerspektif & Post1EksPerspektif
25
0.046
0.827
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Deviati on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
Pair 1
PreKonPerspektif Post1KonPerspektif
0.33036
0.56949
0.1076 2
0.5511 8
0.1095 3
-3.07
27
0.005
Pair 2
PreEksPerspektif Post1EksPerspektif
-0.37
0.69267
0.1385 3
0.6559 2
0.0840 8
2.671
24
0.013
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Aspek Kemampuan Mengembangkan Perspektif Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreKonMenganalisis
3.2143
28
0.83254
0.15734
Post1KonMenganalisis
3.4643
28
0.69293
0.13095
PreEksMenganalisis
3.28
25
0.67823
0.13565
Post1EksMenganalisis
3.64
25
0.81035
0.16207
PreKonMembandingkan
3.2143
28
0.83254
0.15734
Post1KonMembandingkan
3.4643
28
0.69293
0.13095
Pair 4
PreEksMembandingkan
3.28
25
0.67823
0.13565
Post1EksMembandingkan
3.64
25
0.81035
0.16207
Pair 5 Pair 6
PreKonArgumen Post1KonArgumen PreEksArgumen Post1EksArgumen
2.8571 3.1786 3.16 3.28
28 28 25 25
0.6506 0.77237 0.68799 0.5416
0.12295 0.14596 0.1376 0.10832
Pair 7
PreKonMenyimpulkan
2.6786
28
1.09048
0.20608
Post1KonMenyimpulkan
3.1786
28
0.94491
0.17857
PreEksMenyimpulkan
2.84
25
0.9434
0.18868
Post1EksMenyimpulkan
3.48
25
0.77028
0.15406
Pair 8
Pair 1
Paired Samples Correlations N Correlation PreKonMenganalisis & 28 0.335 Post1KonMenganalisis
Pair 2
PreEksMenganalisis & Post1EksMenganalisis
25
0.115
0.583
Pair 3
PreKonMembandingkan & Post1KonMembandingkan
28
0.335
0.082
Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7
PreEksMembandingkan & Post1EksMembandingkan PreKonArgumen & Post1KonArgumen PreEksArgumen & Post1EksArgumen PreKonMenyimpulkan & Post1KonMenyimpulkan
25
0.115
0.583
28
0.126
0.522
25
-0.013
0.949
28
0.237
0.224
Pair 8
PreEksMenyimpulkan & Post1EksMenyimpulkan
25
0.053
0.802
Sig. 0.082
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mean Pair 1
PreKonMenganalisis Post1KonMenganalisis
-0.25
Pair 2
PreEksMenganalisis Post1EksMenganalisis
-0.36
Pair 3
Pair 4
PreKonMembandingka nPost1KonMembanding kan PreEksMembandingkan Post1EksMembandingk an
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Interval of the Devia Error Difference tion Mean Lower Upper 0.887 0.167 -0.594 0.094 15 66 0.994 0.0507 0.199 0.7707 99 1 1
t
df
Sig. (2tailed)
-1.491
27
0.148
-1.809
24
0.083
-0.25
0.887 15
0.167 66
-0.594
0.094
-1.491
27
0.148
-0.36
0.994 99
0.199
0.7707 1
0.0507 1
-1.809
24
0.083
0.0449 7
-1.8
27
0.083
0.2437 8
-0.681
24
0.503
Pair 5
PreKonArgumen Post1KonArgumen
0.321 43
0.944 91
0.178 57
Pair 6
PreEksArgumen Post1EksArgumen
-0.12
0.881 29
0.176 26
-0.5
1.261 98
0.238 49
0.9893 4
0.0106 6
-2.097
27
0.046
-0.64
1.186 03
0.237 21
1.1295 7
0.1504 3
-2.698
24
0.013
Pair 7 Pair 8
PreKonMenyimpulkan Post1KonMenyimpulka n PreEksMenyimpulkan Post1EksMenyimpulka n
0.6878 3 0.4837 8
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.8 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size) a. Kemampuan Menerapkan Koefisien korelasi pada kelompok kontrol: r
=√ = √(
Koefisien korelasi pada kelompok eksperimen: r
(
)
=√ = √(
)
(
) )
=√
=√
=√
=√
= 0 00
= 0 23
= 0,06 (efek kecil)
= 0,48 (efek besar)
Persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok kontrol:
Persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen:
R2
R2
= r2 x 100%
= r2 x 100%
= (0,06)2 x 100%
= (0,48)2 x 100%
= 0,00 x 100%
= 0,23 x 100%
= 0,36%
= 23,00%
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Kemampuan Mengembangkan Perspektif Koefisien korelasi pada kelompok kontrol: r
=√ = √(
Koefisien korelasi pada kelompok eksperimen: r
(
)
=√ = √(
)
(
) )
=√
= √
=√
=√
= 02
= 0 23
= 0,51 (efek besar)
= 0,48 (efek besar)
Persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok kontrol:
Persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen:
R2
R2
= r2 x 100%
= r2 x 100%
= (0,51)2 x 100%
= (0,48)2 x 100%
= 0,26 x 100%
= 0,23 x 100%
= 26%
= 23%
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan a. Kemampuan Menerapkan Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Post1KonMenerapkan & Post2KonMenerapkan
28
0.177
0.367
Pair 2
Post1EksMenerapkan & Post2EksMenerapkan
25
0.012
0.954
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Deviati on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
Pair 1
Post1KonMenerapkan Post2KonMenerapkan
0
0.6838 1
0.1292 3
0.2651 5
0.2651 5
0
27
1
Pair 2
Post1EksMenerapkan Post2EksMenerapkan
0.11
0.6617 5
0.1323 5
0.1631 6
0.3831 6
0.831
24
0.414
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Deviati on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
Pair 1
Post1KonMenerapka nPost2KonMenerapka n
0
0.6838 1
0.1292 3
0.2651 5
0.2651 5
0
27
1
Pair 2
Post1EksMenerapka nPost2EksMenerapka n
0.11
0.6617 5
0.1323 5
0.1631 6
0.3831 6
0.831
24
0.414
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Aspek Kemampuan Menerapkan Paired Samples Statistics Std. Error Mean 0.13951
Pair 1
Post1KonMenemukan
Mean 3.2143
N 28
Std. Deviation 0.73822
Post2KonMenemukan
3.2143
28
0.99469
0.18798
Pair 2
Post1EksMenemukan
3.68
25
0.4761
0.09522
Post2EksMenemukan
3.56
25
0.5831
0.11662
Pair 3 Pair 4 Pair 5
Post1KonSolusi Post2KonSolusi Post1EksSolusi Post2EksSolusi Post1KonMerancang
3.3214 3.3929 3.52 3.44 3.0357
28 28 25 25 28
0.66964 0.68526 0.6532 0.71181 0.92224
0.12655 0.1295 0.13064 0.14236 0.17429
Post2KonMerancang
3
28
0.66667
0.12599
Pair 6
Post1EksMerancang
3.4
25
0.6455
0.1291
Post2EksMerancang
3.28
25
0.84261
0.16852
Pair 7
Post1KonMengusulkan
3.0357
28
0.92224
0.17429
Post2KonMengusulkan
3
28
0.66667
0.12599
Pair 8
Post1EksMengusulkan
3.4
25
0.6455
0.1291
Post2EksMengusulkan
3.28
25
0.84261
0.16852
Paired Samples Correlations N Correlation
Sig.
Pair 1
Post1KonMenemukan & Post2KonMenemukan
28
-0.115
0.559
Pair 2
Post1EksMenemukan & Post2EksMenemukan
25
-0.078
0.711
Pair 3 Pair 4
Post1KonSolusi & Post2KonSolusi Post1EksSolusi & Post2EksSolusi
28
0.28
0.15
25
0.294
0.154
Pair 5
Post1KonMerancang & Post2KonMerancang
28
0.06
0.761
Pair 6
Post1EksMerancang & Post2EksMerancang
25
-0.138
0.511
Pair 7
Post1KonMengusulkan & Post2KonMengusulkan
28
0.06
0.761
Pair 8
Post1EksMengusulkan & Post2EksMengusulkan
25
-0.138
0.511
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mean
Pair 1
Post1KonMenemukan Post2KonMenemukan
0
Pair 2
Post1EksMenemukan Post2EksMenemukan
0.12
Pair 3
Post1KonSolusi Post2KonSolusi
0.071 43
Pair 4
Post1EksSolusi Post2EksSolusi
0.08
Pair 5
Post1KonMerancang Post2KonMerancang
0.035 71
Pair 6
Post1EksMerancang Post2EksMerancang Post1KonMengusulkan Post2KonMengusulkan Post1EksMengusulkan Post2EksMengusulkan
Pair 7 Pair 8
0.12 0.035 71 0.12
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Interval of the Deviati Error Difference on Mean Lower Upper 1.3052 0.2466 0.5061 0.50613 6 7 3 0.7810 0.1562 0.2023 0.44239 2 9 0.8132 0.1536 0.3867 0.24392 5 9 7 0.1624 0.8124 0.2553 0.41534 8 4 1.1049 0.2088 0.3927 0.46417 4 1 4 0.2259 1.1299 -0.3464 0.5864 8 1.1049 0.2088 0.3927 0.46417 4 1 4 1.1299
0.2259 8
-0.3464
0.5864
t
df
Sig. (2tailed)
0
27
1
0.768
24
0.45
-0.465
27
0.646
0.492
24
0.627
0.171
27
0.865
0.531
24
0.6
0.171
27
0.865
0.531
24
0.6
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Kemampuan Mengembangkan Perspektif Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1KonPerspektif
3.3214
28
0.40744
0.077
Post2KonPerspektif
3.2143
28
0.49401
0.09336
Post1EksPerspektif
3.51
25
0.51781
0.10356
Post2EksPerspektif
3.42
25
0.47719
0.09544
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Post1KonPerspektif & Post2KonPerspektif
28
0.082
0.678
Pair 2
Post1EksPerspektif & Post2EksPerspektif
25
0.13
0.536
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Deviat ion
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
Pair 1
Post1KonPerspektif Post2KonPerspektif
0.10714
0.613 99
0.1160 3
0.1309 4
0.3452 2
0.92 3
27
0.364
Pair 2
Post1EksPerspektif Post2EksPerspektif
0.09
0.657 01
0.1314
-0.1812
0.3612
0.68 5
24
0.5
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Aspek Kemampuan Mengembangkan Perspektif Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1KonMenganalisis
3.4643
28
0.69293
0.13095
Post2KonMenganalisis
3.3929
28
0.83174
0.15718
Post1EksMenganalisis
3.64
25
0.81035
0.16207
Post2EksMenganalisis
3.56
25
0.65064
0.13013
Post1KonMembandingkan
3.4643
28
0.69293
0.13095
Post2KonMembandingkan
3.3929
28
0.83174
0.15718
Post1EksMembandingkan
3.64
25
0.81035
0.16207
Post2EksMembandingkan
3.56
25
0.65064
0.13013
Pair 5
Post1KonArgumen
3.1786
28
0.77237
0.14596
Post2KonArgumen
3.0714
28
0.89974
0.17003
Pair 6
Post1EksArgumen
3.28
25
0.5416
0.10832
Post2EksArgumen
3.2
25
0.8165
0.1633
Post1KonMenyimpulkan
3.1786
28
0.94491
0.17857
Post2KonMenyimpulkan
3
28
1.01835
0.19245
Post1EksMenyimpulkan
3.48
25
0.77028
0.15406
Post2EksMenyimpulkan
3.36
25
0.7
0.14
Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 7
Pair 8
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Correlations N Correlation Pair 1
Post1KonMenganalisis & Post2KonMenganalisis
28
0.122
0.537
Pair 2
Post1EksMenganalisis & Post2EksMenganalisis
25
0.161
0.441
Pair 3
Post1KonMembandingkan & Post2KonMembandingkan
28
0.122
0.537
Pair 4
Post1EksMembandingkan & Post2EksMembandingkan
25
0.161
0.441
Pair 5 Pair 6
Post1KonArgumen & Post2KonArgumen Post1EksArgumen & Post2EksArgumen
28
0.301
0.12
25
0.245
0.238
Pair 7
Post1KonMenyimpulkan & Post2KonMenyimpulkan
28
0
1
Pair 8
Post1EksMenyimpulkan & Post2EksMenyimpulkan
25
-0.025
0.907
Pair 1
Post1KonMenganalisis Post2KonMenganalisis
Pair 2
Post1EksMenganalisis Post2EksMenganalisis
Pair 3
Pair 4
Post1KonMembandingka nPost2KonMembandingka n Post1EksMembandingka nPost2EksMembandingka n
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Std. Difference Mean Devi Error ation Mean Lowe Upper r 0.071 1.01 0.191 0.4652 0.322 43 575 96 9 44 0.95 0.190 0.4737 0.08 0.313 394 79 7 77
Sig. (2tailed)
0.372
27
0.713
0.419
24
0.679
0.191 96
0.322 44
0.4652 9
0.372
27
0.713
0.08
0.95 394
0.190 79
0.313 77
0.4737 7
0.419
24
0.679
0.4925 9
0.57
27
0.573
0.4358 9
0.464
24
0.647
0.7172 5
0.68
27
0.502
0.5548 9
0.569
24
0.574
0.107 14
0.99 403
0.187 85
Pair 6
Post1EksArgumen Post2EksArgumen
0.08
0.86 217
0.172 43
0.178 57
1.38 921
0.262 54
0.12
1.05 357
0.210 71
Pair 8
df
1.01 575
Post1KonArgumen Post2KonArgumen
Post1KonMenyimpulkan Post2KonMenyimpulkan Post1EksMenyimpulkan Post2EksMenyimpulkan
t
0.071 43
Pair 5
Pair 7
Sig.
0.278 3 0.275 89 0.360 11 0.314 89
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.10 Transkrip Wawancara A. Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sesudah Perlakuan Subjek : Siswa kelas V B Setting : Laboratorium Komputer Hari/ tanggal : Rabu, 10 September 2014 Wawancara Siswa 1 Baris P S1 P 5 6
S1 P S1 P
12 13
S1 P
S1 P S1 P S1 P
S1 P
S1 P S1 P 37
S1 P S1
Wawancara : “Apakah kamu senang dengan pelajaran IPA?” : “Senang.” : “Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA dengan metode inkuiri?” : “Senang, karena saya dapat belajar IPA dengan baik.” : “Apakah metode inkuiri membantumu dalam memahami materi pencemaran air?” : “Ya, sangat membantu.” : “Apa kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA metode inkuiri? Mengapa? Jelaskan!” : “Tidak, karena saya dapat lebih mudah memahami tentang pencemaran air.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a tentang masalah yang dihadapi makhluk hidup pada sungai yang tercemar?” : “Ya.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3b tentang cara mengatasi pencemaran air sungai?” : “Ya bisa.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3c tentang cara mencegah pencemaran air sungai?” : “Bisa.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a tentang perbedaan sungai yang tercemar dengan sungai yang tidak tercemar?” : “Bisa.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4b tentang keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup?” : “Lebih mudah dan gampang.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4c tentang inti dari pencemaran sungai? : “Lumayan.” : “Manakah soal yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? : “4b.” : Mengapa hasil nilai tes ketiga kalian mengalami penurunan dari tes kedua? : Ya habisnya diulang-ulang terus, soalnya sama lagi bikin males ngerjain.
Koding
Perasaan siswa setelah belajar IPA dengan inkuiri (WS1 B 5-6)
Kesulitan belajar IPA dengan inkuiri (WS1 B 12-13)
Nomor soal yang sulit (WS1 B 37)
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wawancara Siswa 2 Baris P S2 P 5
S2 P S2 P
12 13
S2 P
S2 P S2 P S2 P
S2 P
S2 P S2 P 37
S2 P S2
Wawancara : “Apakah kamu senang dengan pelajaran IPA?” : “Ya, senang.” : “Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA dengan metode inkuiri?” : “Senang, karena dapat menambah ilmu.” : “Apakah metode inkuiri membantumu dalam memahami materi pencemaran air?” : “Iya.” : “Apa kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA metode inkuiri? Mengapa? Jelaskan!” : “Tidak, karena dengan metode inkuiri saya lebih mudah untuk memahami materi pencemaran air.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a tentang masalah yang dihadapi makhluk hidup pada sungai yang tercemar?” : “Ya.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3b tentang cara mengatasi pencemaran air sungai?” : “Bisa.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3c tentang cara mencegah pencemaran air sungai?” : “Bisa.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a tentang perbedaan sungai yang tercemar dengan sungai yang tidak tercemar?” : “Bisa.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4b tentang keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup?” : “Ya lebih mudah.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4c tentang inti dari pencemaran sungai? : “Lumayan.” : “Manakah soal yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? : “4b.” : Mengapa hasil nilai tes ketiga kalian mengalami penurunan dari tes kedua? : Soalnya itu diulang sampai tiga kali sampai saya bosen mengerjakannya.
Koding
Perasaan siswa setelah belajar IPA dengan inkuiri (WS2 B 5)
Kesulitan belajar IPA dengan inkuiri (WS2 B 12-13)
Nomor soal yang sulit (WS2 B 37)
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wawancara Siswa 3 Baris P S3 P 5
S3 P
8 9 10
S3
P 12
S3 P
S3 P S3 P S3 P
S3 P
S3 P S3 P 37
S3 P S3
Wawancara : “Apakah kamu senang dengan pelajaran IPA?” : “Senang.” : “Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA dengan metode inkuiri?” : “Senang.” : “Apakah metode inkuiri membantumu dalam memahami materi pencemaran air?” : “Sangat membantu, mengetahui bagaimana pencemaran air bisa terjadi di sungai dan danaudanau.” : “Apa kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA metode inkuiri? Mengapa? Jelaskan!” :”Tidak, sangat menikmati.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a tentang masalah yang dihadapi makhluk hidup pada sungai yang tercemar?” : “Lumayan.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3b tentang cara mengatasi pencemaran air sungai?” : “Bisa.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3c tentang cara mencegah pencemaran air sungai?” : “Bisa.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a tentang perbedaan sungai yang tercemar dengan sungai yang tidak tercemar?” : “Bisa.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4b tentang keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup?” : “Lumayan.” : “Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4c tentang inti dari pencemaran sungai? : “Tidak.” : “Manakah soal yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? : “4c.” : Mengapa hasil nilai tes ketiga kalian mengalami penurunan dari tes kedua? : Bingung, kurang serius, bosen karena itu-itu melulu.
Koding
Perasaan siswa setelah belajar IPA dengan inkuiri (WS3 B 5) Inkuiri membantu memahami materi (WS3 B 8-10) Kesulitan belajar IPA dengan inkuiri (WS3 B 12)
Nomor soal yang sulit (WS3 B 37)
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Wawancara Guru Sesudah Perlakuan Subjek : Guru kelas V Setting : Kantor guru Hari/ tanggal : Kamis, 11 September 2014 Baris P 3
G P
6 7 8
G
P 12 13 14 15
G
P 18 19 20
G
P 23 24 25 26 27 28 29
G
P 32
G P
36 37 38 39 40
G
Wawancara : “Apakah Anda pernah menggunakan metode inkuiri dalam mengajar?” : “Pernah.” : “Bagaimana menurut Anda pembelajaran dengan metode inkuiri itu?” : “Kalau diterapkan di pembelajaran IPA sangat cocok karena banyak anak terlibat mencoba, menganalisa, dan mengambil kesimpulan. Saya senang metode inkuiri untuk IPA.” : “Bagaimana menurut Anda siswa di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah?” : “Ceramah sifatnya sesaat. Kalau kita tes dengan isian singkat atau pilihan ganda cepat bisa mengerti, tapi kalau mengingat kembali dengan soal uraian untuk ceramah ingatan anak sangat terbatas.” : “Bagaimana perbedaan siswa di kelas eksperimen dan kontrol?” : “Pada dasarnya tidak jauh berbeda, namun untuk mencari hasilnya apakah berbeda dapat dilakukan dengan tes uraian.” : “Apa kesulitan mengajar dengan menggunakan metode inkuiri?” : “Tidak ada. Kendalanya harus mempersiapkan alatalatnya atau model- modelnya. Kalau untuk pembelajarannya saya kira anak lebih senang. Hanya kalau peralatan kadang-kadang keterbatasan dan untuk menyiapkan alat-alat itu kurang. Namun, bisa diatasi dengan direncanakan sebelumnya anak-anak bisa membawa bahan-bahan.” : “Apakah metode inkuiri lebih efektif dalam pembelajaran?” : “Untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik, saya kira lebih baik maksudnya untuk pembelajaran.” : “Apa saran Anda untuk pembelajaran menggunakan metode inkuiri?” : “Bahan-bahan yang berkaitan dengan tema pembelajaran harus disiapkan untuk memperingan guru. Anak diminta untuk terlibat menyiapkan itu, karena banyak barang bekas mungkin yang bisa kita gunakan untuk pembelajaran tersebut.
Koding Penggunaan metode inkuiri dalam mengajar ( WG B 3)
Alasan penggunaan metode inkuiri pada IPA ( WG B 6-8)
Kelebihan dan kekurangan metode ceramah (WG B 12-15) Kemampuan memahami siswa kelompok kontrol dan eksperimen (WG B 18-20)
Kendala inkuiri (WG B 23), inkuiri menyenangkan (WG B 24-25) Saran untuk penggunaan inkuiri (WG B 27-29) Alasan inkuiri lebih efektif dalam pelajaran (WG B 32)
Saran agar metode inkuiri dapat diterapkan dalam pembelajaran (WG B 36-40)
Keterangan: S : siswa G : guru P : peneliti B : baris W : wawancara
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.1 Foto Penelitian a. Kelompok Kontrol
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Kelompok Eksperimen
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RIWAYAT HIDUP
Maria Margaretha Linda Ratnaningrum merupakan anak keenam dari pasangan Fransiskus Xaverius Dasio dan Cicilia Mursilah. Lahir di Sleman pada tanggal 14 September 1993. Pendidikan awal dimulai dari SD Kanisius Kadirojo tahun 1999-2005. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kalasan dan lulus pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banguntapan dan lulus pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma. Semasa menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma penulis pernah mengikuti berbagai kegiatan diantaranya: Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I, Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa II, English Club, Kursus Mahir Dasar, Inisiasi Mahasiswa Keguruan, Week End Moral, panitia parade gamelan anak 2011 se-Jawa, Maria Montessori workshop: learning model development for 6-9 years old, pendidikan pengguna tingkat lanjut: program literasi informasi, public lecture on teaching multiculturalism to young people.
159