PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
EVALUASI KETERLAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 (Studi Pendapat Kepala Sekolah dan Guru di SMP NEGERI 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: Silviana Danty Kusumaningtyas 111114028 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Rayakan apapun peristiwanya dan peristiwa-Nya” (Silviana Danty)
“Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh” (Confusius)
“Kita tidak bisa lari dari kepahitan hidup, kita tidak bisa lari dari takdir kita, tetapi kita memiliki pilihan: Menyerah atau melawan, berjuang dan menciptakan kehidupan yang sangat bernilai, kehidupan yang bahagia dan penuh harapan” (Jacon Hedd)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan bagi: Tuhan Yesus Kristus, Almamaterku, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kedua orangtuaku tercinta, Antonius Sugeng Widodo dan Agnes Indarti Kakakku tercinta, Maria Asumpta Deny dan Stephanus Dony Orang yang selalu memberikan motivasi serta dukungan, Vinsensius Alvendo Setya Budi Sahabat-sahabatku, Caroline,Thia, Yuli, Grace, Rosa Delima, Pius, Thea, Reni, Dewi, Sugeng, Nawas, Theo, Sandi, Adven, Rhea, Om Janu, Febi, Ryo, Ajik, Ela, Deta, Suly, dan keluarga besarku semuanya
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK EVALUASI KETERLAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 (Studi Pendapat Kepala Sekolah dan Guru di SMP NEGERI 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014)
Silviana Danty Kusumaningtyas Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh gambaran pemahaman kepala sekolah dan guru SMP N 13 Yogyakarta tentang pendidikan karakter; 2) mengetahui perencanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP N 13 Yogyakarta; 3) mengetahui pelaksanaan pendidikkan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran dan pembelajaran SMP N 13 Yogyakarta; 4) mengetahui metodemetode pembelajaran yang digunakan para guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP N 13 Yogyakarta; 5) mengetahui faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi pada kurikulum 2013 di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta; 6) mengetahui usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi. Jenis penelitian yang dipakai adalah kualitatif. Subyek penelitian ini adalah Kepala Sekolah SMP N 13 Yogyakarta, 4 guru mata pelajaran, 1 guru BK. Metode pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan observasi dengan menggunakan alat pedoman wawancara. Penelitian ini menggunakan teknik triangualasi sumber untuk menguji keabsahan dan keterpercayaan data. Peneliti melakukan analisis data melalui analisis domain. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan kepala sekolah dan guru SMP N 13 Yogyakarta tentang pendidikan karakter sejalan dengan peraturan pemerintah yaitu suatu proses membantu siswa untuk mempunyai nilai-nilai luhur dalam dirinya dan membantu siswa menjadi siswa yang berkarakter. Perencanaan yang dilakukan sekolah tersebut kurang sesuai dengan pedoman pemerintah karena hanya terdapat 2 perencanaan saja, yaitu sekolah mengkombinasikan peraturan pemerintah dengan visi misi sekolah untuk menyelaraskan pendidikan karakter dan guru menentukan topik dengan disisipkan beberapa nilai karakter. Pelaksanaan pendidikan karakter yang terjadi di SMP N 13 Yogyakarta baru sampai pada tahap pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua mata pelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan para guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter adalah demonstrasi, sosiodrama, pemutaran video dan refleksi. Kata Kunci : Karakter, Pendidikan Karakter, Pendidikan Karakter Terintegrasi, Remaja viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
IMPLEMENTATION EVALUATION ON CHARACTER BUILDING IN 13 YOGYAKARTA JUNIOR HIGH SCHOOL ACADEMIC YEAR 2013/2014 (Opinion Study on Principal and Teachers in 13 Yogyakarta Junior High School Academic Year 2013/2014) Silviana Danty Kusumaningtyas 2015 This study aims to 1) obtain an overview understanding of the principal and teachers of 13 Yogyakarta JHS on character building; 2) know the integrated character building planning in 13 Yogyakarta JHS; 3) know the implementation of the integrated character building in subjects and learning of 13 Yogyakarta JHS; 4) know the teaching methods used by teachers in the implementation of integrated character building in 13 Yogyakarta JHS; 5) know the factors that hinder the implementation of integrated character building on curriculum 2013 in Pangudi Luhur 1 JHS Yogyakarta; 6) know the efforts done by school to solve the obstacles in the implementation of integrated character building. Research method used in this paper is qualitative. The subjects of this research are the Principal of 13 Yogyakarta JHS, 4 subject teachers, 1 counseling teacher. The methods of collecting data used are interview and observation using interview guideline. This study used a triangulation source technique to examine the validity and reliability of the data. Researcher analyzed the data through domain analysis. The results showed that principals and teachers’ knowledge of 13 Yogyakarta JHS on character building is in line with government regulation which is a process to help the students to have noble values and help students become students of character. Planning made by school is not in line with government guidelines because there are only 2 plannings only, which combines school with the vision of government regulations to align the school's mission and teachers’ character building identify topics with inserted some character values. Implementation of character building that occurs in 13 Yogyakarta JHS is in the phase formation of character that is integrated with learning in all subjects. The learning method used by the teachers in the implementation of character building is a demonstration, socio-drama, video playback and reflection. Keywords: Character, Character Building, Integrated Character Building, Youth
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi penulis untuk belajar dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama proses penyelesaian skripsi berlangsung. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan dan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi penulis. Oleh karena itu secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M,Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan izin penelitian dan dukungan selama penyelesaian skripsi. 2. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling dan juga selaku dosen pembimbing yang telah sabar mendampingi, memotivasi, dan mengarahkan dengan penuh kesabaran dan kerja keras dalam memberikan masukan-masukan yang bermanfaat kepada penulis selama mengerjakan skripsi. 3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan pengetahuanpengetahuan yang bermanfaat dalam penulisan skripsi ini. 4. Kepala Sekolah dan guru SMP N 13 Yogyakarta yang telah meluangkan waktu untuk menjadi subjek dalam penelitian ini. 5. Kedua orangtuaku tercinta yaitu bapak Antonius Sugeng Widodo dan ibu Agnes Indarti yang selalu memberikan dukungan baik lewat doa, semangat, dan materi demi terselesainya skripsi ini. 6. Kakak-kakaku tersayang yaitu Maria Asumpta Deny dan Stephanus Dony yang selalu memberikan semangat dan doa.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
iv
PERSEMBAHAN .........................................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........
vii
ABSTRAK ....................................................................................................
viii
ABSTRACT ....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xv
BAB 1 PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. G.
Latar Belakang Masalah .................................................................... Identifikasi Masalah .......................................................................... Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian....................................... Pertanyaan Penelitian ........................................................................ Tujuan Penelitian .............................................................................. Manfaat Penelitian ............................................................................ Definisi Istilah ...................................................................................
1 4 5 5 6 7 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Karakter ........................................................................... B. Pendidikan Karakter .......................................................................... C. Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP ........................................ xii
10 11 14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. E. F. G. H. I. J. K. L.
Penyelenggarakan Pendidikan Karakter di SMP .............................. Nilai-Nilai Karakter untuk SMP ....................................................... Tujuan Pendidikan Karakter di SMP ................................................ Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter .................................... Hambatan-Hambatan Pendidikan Karakter ...................................... Pengertian Remaja ........................................................................... Tugas Perkembangan Remaja ........................................................... Metode Pembelajaran ....................................................................... Hakikat Evaluasi Hasil Program Pendidikan ...................................
17 22 27 28 30 32 36 37 40
BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F.
Jenis Penelitian .................................................................................. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... Responden ........................................................................................ Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... Keabsahan dan Keterpercayaan Data ................................................ Teknik Analisis Data .........................................................................
48 48 49 50 56 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Secara Umum ........................................................... B. Hasil Penelitian ................................................................................ C. Pembahasan ......................................................................................
58 59 73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... B. Saran-Saran ...................................................................................... C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... D. Penutup .............................................................................................
79 81 82 82
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
84
LAMPIRAN .................................................................................................
86
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Contoh Distribusi Nilai-Nilai Utama Ke dalam Mata Pelejaran ..
19
Tabel 2 : Tahap Perkembangan Remaja .......................................................
33
Tabel 3 : Jadwal Penelitian ..........................................................................
49
Tabel 4 : Jadwal Jumlah Responden ............................................................
50
Tabel 5 : Panduan Wawancara Terstruktur ..................................................
51
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Hasil Wawancara .....................................................................
86
Lampiran 2: Pengodingan Hasil Wawancara ...............................................
102
Lampiran 3: Surat Ijin Penelitian ..................................................................
108
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan masalah. A. Latar Belakang Masalah Kemerosotan pendidikan karakter yang terjadi pada remaja masa kini sudah merisaukan pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sekarang ini banyak sekali terjadi tawuran antar pelajar, perilaku bullying, korupsi, membolos sekolah, bahkan perilaku seksual yang menyimpang pada remaja pun sudah banyak terjadi. Komisi Nasional Perlindungan Anak mencatat bahwa terdapat 229 kasus tawuran pelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2013. Jumlah ini meningkat sekitar 44 % dibanding tahun sebelumnya yang hanya 128 kasus. Dalam 229 kasus kekerasan antar pelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia. Ketua Umum Komnas Anak Arist Merdeka Sirait menyatakan bahwa tahun ini merupakan tahun darurat terhadap kekerasan anak. Arist juga berpendapat bahwa meningkatnya jumlah kasus tawuran merupakan indikasi gagalnya sistem perlindungan anak dan negara ikut bertanggung jawab atas gagalnya ini. Arist juga mengatakan bahwa sistem pendidikan pemerintah kita cenderung mengejar intelektualitas semata, tanpa mementingkan pendidikan karakter (Tempo.co).
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Pemerintah pun sudah mulai risau dengan perilaku remaja masa kini. Pastinya pemerintah memiliki tugas yang sangat besar yaitu mencari jalan keluar untuk memperbaiki pendidikan karakter. Mochtar Buchori (2007) menegaskan bahwa character building masih merupakan suatu isu besar, bahkan amat besar. Semua kebobrokan yang dirasakan kini lahir dari watak bangsa rapuh dan watak manusia Indonesia mudah goyah. Jumlah orang yang jujur masih cukup banyak di Indonesia, tetapi mereka tidak berdaya menghadapi kelompok kecil manusia Indonesia yang korup, yang mempunyai kekuasaan atau membonceng pada kekuasaan. Ungkapan character building kini sudah klise kosong, nyaris tidak bermakna. Diucapkan para politisi, birokrat pendidik, pemimpin organisasi pendidikan ungkapan ini tidak meninggalkan bekas apa-apa. Mochtar Buchori melanjutkan bahwa yang salah dengan pendidikan karakter banyak sekali. Pendidikan watak diformulasikan menjadi pelajaran agama, pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran budi pekerti, yang program utamanya ialah pengenalan nilai-nilai secara kognitif semata. Paling mendalam sedikit hanya sampai ke penghayatan nilai secara afektif. Padahal pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengalaman nilai secara nyata. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Penyelenggaraan Pendidikan pada Pasal 17 Ayat (3) menyebutkan bahwa pendidikan dasar, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membangun
landasan
3
bagi berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (b) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) sehat, mandiri, dan percaya diri; (d) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggungjawab. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa tujuan pendidikan di setiap jenjang termasuk SMP sangat berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan karakter yang terjadi di SMP sekarang belum menampakkan hasil yang memuaskan, karena masih terdapat masalah-masalah yang terjadi pada remaja yaitu maraknya membolos, tawuran antar pelajar dan lain sebagainya. Masalah-masalah ini dapat terjadi karena sang pendidik pun belum tentu paham cara pengolahan pendidikan karakter dilaksanakan di sekolah. Memang nilai-nilai pendidikan karakter sudah dimuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), namun nilai-nilai karakter itu belum diterapkan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Pendidik lebih mementingkan kognitif anak. Penilaian di kurikulum 2013 juga memiliki penilaian yang rumit sehingga banyak guru yang mengeluhkan dalam pelaksankan kurikulum 2013 ini. Wildan (2015) menegaskan, "Kami di lapangan sangat kesulitan. Terutama dalam penilaian karena ada delapan penilaian yang harus diperhatikan. Jadi guru harus benar-benar memperhatikan anak. Sangat menyita waktu. Apalagi jumlah siswa berbeda. Ada yang 10 ada pula yang 50-60 siswa dalam satu kelas," urai Wildan saat berdialog dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Senayan, Jakarta Selatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
SMP Negeri 13 Yogyakarta sudah mengimplementasikan pendidikan karakter terintegrasi. Setiap guru mata pelajaran sudah mengimplikasikan nilai-nilai karakter di dalam Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP). Setiap indikator dalam Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) terdapat dua atau tiga nilai-nilai pendidikan karakter, sehingga dalam proses belajar mengajar pendidikan karakter. Tidak hanya itu saja, setiap pagi sekolah mengadakan salam pagi, berdoa pagi bagi yang muslim membaca alquran dan bagi yang beragama non muslim membaca alkitab atau berdoa sesuai dengan cara agamanya. Setiap hari Senin dan peringatan hari nasional, sekolah mengadakan upacara bendera agar menumbuhkan rasa nasionalis. Sekolah juga mengadakan classmeting yang berisikan perlombaan-perlombaan untuk ngasah dan membangkitkan nilai sprotifitas anak. Sekolah juga sudah menerapkan penilaian pendidikan karakter 2013. Dari berbagai permasalahan yang timbul dengan dibelakukannya sistem baru ini, maka perlu dikaji lebih mendalam mengenai keterlaksanaan dan hambatan-hambatan pendidikan karakter terintegrasi di SMP. Hal ini penting dilakukan untuk memperbaiki pendidikan karakter di sekolah. B. Identifikasi Masalah/Kasus Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan hambatan pendidikan karakter diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pemahaman pendidik tentang pendidikan karakter masih rendah. 2. Pendidikan karakter baru dalam tahap rancangan belum sampai pada tindakan nyata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
3. Sekolah-sekolah SMP lebih menekankan pegajaran dari segi kogitif sedangkan pada sisi lain kurang mendapat perhatian. 4. Masih sering dijumpainya kasus-kasus kekerasan, membolos, bullying. C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian Melihat berbagai bentuk permasalahan yang ditampilkan pada latar belakang di atas, menjadi penting bahwa sistem pendidikan perlu terusmenerus dikaji secara lebih mendalam, khususnya dalam penerapan kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti ikut mengambil andil melakukan sebuah penelitian terkait pendidikan karakter terintegrasi. Penelitian ini memfokuskan pada pendapat kepala sekolah dan guru tentang keterlaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP N13 Yogyakarta. Sebuah penelitian studi evaluatif mengenai sistem baru yang diberlakukan oleh pemerintah. D. Pertanyaan Penelitian Masalah utama yang diharapkan terpecahkan melalui penelitian ini, diformulasikan secara spesifik menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengetahuan kepala sekolah dan guru SMP N 13 Yogyakarta tentang pendidikan karakter? 2. Bagaimana perencanaan pendidikan karakter terntegrasi di SMP N 13 Yogyakarta? 3. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter terinegrasi di SMP N 13 Yogyakarta?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
4. Metode pembelajaran apa sajakah yang digunakan para guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP N 13 Yogyakarta? 5. Faktor apa sajakah yang menghambat pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi pada kurikulum 2013 di SMP N 13 Yogyakarta? 6. Usaha-usaha apa sajakah yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan karakter? E. Tujuan Penelitian Berikut ini merupakan beberapa tujuan yang didasarkan pada masalah yang ingin peneliti pecahkan, yaitu: 1. Memperoleh gambaran pemahaman kepala sekolah dan guru SMP N 13 Yogyakarta tentang pendidikan karakter. 2. Mengetahui perencanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP N 13 Yogyakarta 3. Mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi di SMP N 13 Yogyakarta 4. Mengetahui metode-metode pembelajaran yang digunakan para guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter di SMP N 13 Yogyakarta. 5. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan pendidikan karakter pada kurikulum 2013 di SMP N 13Yogyakarta 6. Mengetahui usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan pelaksanaan pendidikan karakter.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
F. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat teoritis Memberikan sumbangan pengetahuan, khususnya dalam bidang penerapan Bimbingan dan Konseling terkait peran guru BK dalam pelaksanaan pendidikan karakter, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam. 2. Manfaat praktis a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi dan bahan evaluatif untuk membenahi atau menata ulang kebijakan pelaksanaan pendidikan karakter secara komprehensif, terpadu, dan tepat sasaran. b. Bagi guru pendidik karakter (Guru BK dan guru mata pelajaran) di SMP, hasil penelitian ini dapat menjadi pemahaman baru dan refleksi mendalam bagi sekolah, agar seluruh anggota sekolah dapat mengaplikasikan pendidikan karakter secara tepat dan berdaya guna mencerdaskan peserta didik. c. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu menumbuhkan kerja sama kemitraan profesional kolaborasi semua guru dalam mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program pendidikan karakter yang reintegrasi dengan pembelajaran. d. Bagi lembaga pendidikan konselor sekolah, prosedur dan hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
alternatif untuk mengembangkan konsep bimbingan dan konseling karakter, pengembangan kurikulum program studi BK, kajian pendidikan karakter, dan terapan ilmu bimbingan dan konseling dalam optimalisasi pendidikan karakter di sekolah, khususnya di SMP. e. Bagi penulis 1) Penulis memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru mengenai pelaksanaan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaborasi dengan pendekatan experiential learning di SMP Negeri 13 Yogyakarta. 2) Sebagai calon guru BK, penulis mendapat pengalaman dan keterampilan baru untuk semakin peka melihat dan mengkaji permasalahan konkrit yang sedang terjadi di sekitar dan mampu mengembangkan secara ilmiah di kemudian hari. 3) Penulis mendapat kesempatan pembelajaran dan mengalami praktik
langsung
melakukan
prosedur
penelitian
dan
pengembangan secara ilmiah. G. Definisi Istilah 1. Karakter Karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
2. Pendidikan karakter Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. 3. Pendidikan Karakter Terintegrasi Pendidikan karakter terintegrasi merupakan pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik seharihari melalui proses pembelajaran, manajemen sekolah maupun kegiatan pembinaan kesiswaan. 4. Remaja Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang berkembang ke arah kematangan seksual, memantapkan identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga dan menghadapi tugas menentukan cara mencari mata pencaharian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memaparkan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka pikir. A. Pengertian Karakter Menurut Lickona (2008), karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain, dan karakter mulia lainnya. Pengertian yang dikemukakan Lickona ini, mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Aristoteles, bahwa karakter itu erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dilakukan. Menurut Maksudin (2013) dalam buku Pendidikan Karakter NonDikotomik, karakter secara etimologis berasal dari bahasa Yunani “karasso”, yang berarti “cetak biru”, “format dasar”. Dalam buku tersebut juga mengartikan karakter adalah ciri khas setiap individu berkenaan dengan jati dirinya (daya qalbu), yang merupakan saripati kualitas batiniah/rohaniah, cara berpikir, cara berperilaku (sikap dan perbuatan lahiriah) hidup seseorang dan bekerja sama baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa maupun Negara. Menurut
Panduan
Pendidikan
Karakter
Menengah
Pertama
dari
Kementrian Pendidikan Nasioanal tahun 2010, karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Beberapa definisi sebagaimana diuraikan memang memiliki sudut pandang yang berbeda. Meski demikian, dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon sehingga seseorang tersebut memiliki sebuah ciri khas pada dirinya dalam berperilaku. B. Pendidikan Karakter Menurut Lickona (2008), pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menekankan tiga hal dalam mendidik, yaitu knowing, loving, and acting the good.
Menurutnya
keberhasilan
pendidikan
karakter
dimulai
dengan
pemahaman karakter yang baik, mencintainya, dan pelaksanaan atau peneladanan atas karakter baik itu. Pendidikan karakter adalah menyiapkan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan interaksi di antara faktor khas yang ada dalam diri seseorang dan lingkungannya memberikan kontribusi maksimal untuk menguatkan dan memberikan kebijakan yang ada dalam diri orang yang bersangkutan (Gede Raka, dkk, 2011:44). Sedangkan menurut Panduan Pendidikan Karakter Sekolah Menengah Pertama dari Kementrian Pendidikan Nasioanal tahun 2010, pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Berdasarkan Pedoman Pendidikan Karakater (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional, 2010) pengembangan atau pembentukan karakter diyakini perlu dan penting untuk dilakukan oleh sekolah dan stakeholders-nya
untuk menjadi pijakan dalam penyelenggaraan
pendidikan karakter di sekolah. Tujuan pendidikan karakter pada dasarnya adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik (insan kamil). Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar dan memiliki tujuan hidup. Masyarakat juga berperan membentuk karakter anak melalui orang tua dan lingkungannya. Karakter
dikembangkan
melalui
tahap
pengetahuan
(knowing),
pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih (menjadi kebiasaan) untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter yang baik (components of good character) yaitu moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling atau perasaan (penguatan emosi) tentang moral, dan moral action atau perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar peserta didik dan atau warga sekolah lain yang terlibat dalam sistem pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati, dan mengamalkan (mengerjakan) nilai-nilai kebajikan (moral). Dimensi-dimensi yang termasuk dalam moral knowing yang akan mengisi ranah kognitif adalah kesadaran moral (moral awareness), pengetahuan tentang nilai-nilai moral (knowing moral values), penentuan sudut pandang (perspective taking), logika moral (moral reasoning), keberanian mengambil sikap (decision making), dan pengenalan diri (self knowledge). Moral feeling merupakan penguatan aspek emosi peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus dirasakan oleh peserta didik, yaitu kesadaran akan jati diri (conscience), percaya diri (self esteem), kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty), cinta kebenaran (loving the good), pengendalian diri (self control), kerendahan hati (humility). Moral action merupakan perbuatan atau tindakan moral yang merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter yaitu kompetensi (competence), keinginan (will), dan kebiasaan (habit).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Dari beberapa definisi pendidikan karakter, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha membantu siswa memiliki nilai-nilai luhur, membantu siswa menyiapkan siswa yang berkarakter. C. Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP Berdasarkan pedoman Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional (2010), pendidikan karakter terintegrasi di SMP dilaksanakan melalui proses pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan kesiswaan. 1. Pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran Pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai, serta menjadikannya sebagai perilaku. Pada struktur kurikulum SMP, dasar setiap mata pelajaran memuat materi-materi yang berkaitan dengan karakter. Secara subtantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan Pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Kewarganegaraan (PKn). Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai
taraf
tertentu
menjadikan
peserta
didik
peduli
dan
menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran di SMP mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. 2. Pendidikan karakter terintegrasi melalui manajemen sekolah Pada konteks dunia pendidikan, yang dimaksud dengan manajemen pendidikan sekolah adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan dalam upaya untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan itu sendiri. Penyelenggaraan pendidikan karakter memerlukan pengelolaan yang memadai. Pengelolaan yang dimaksudkan adalah bagaimana pembentukan karakter dalam pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan secara memadai. Unsur-unsur pendidikan karakter yang akan direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan tersebut antara lain meliputi: (1) nilai-nilai karakter kompetensi lulusan, (2) muatan kurikulum nilai-nilai karakter, (3) nilainilai karakter dalam pembelajaran, (4) nilai-nilai karakter pendidik dan tenaga
kependidikan,
dan
(5)
nilai-nilai
karakter
pembinaan
kepesertadidikan. Beberapa contoh bentuk kegiatan pendidikan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah antara lain: (1) pelanggaran tata tertib yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
berimplikasi pada pengurangan nilai dan hukuman/pembinaan, (2) penyediaan tempat-tempat pembuangan sampah, (3) penyelenggaraan kantin kejujuran, (4) penyediaan kotak saran, (5) penyediaan sarana ibadah dan pelaksanaan ibadah, misalnya: shalat dhuhur berjamaah, (6) salimtaklim (jabat tangan) setiap pagi saat siswa memasuki gerbang sekolah, (7) pengelolaan dan kebersihan ruang kelas oleh siswa, dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya. 3.
Pendidikan karakter terintegrasi melalui kegiatan pembinaan kesiswaan Kegiatan pembinaan kesiswaan adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah. Visi kegiatan pembinaan kesiswaan adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi kegiatan pembinaan kesiswaan adalah (1) menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengeskpresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
D. Penyelenggaraan Pendidikan Karakter di SMP Berdasarkan pedoman pendidikan karakter Kementerian Pendidikan Nasional (2010), penyelenggaraan pendidikan karakter terintegrasi di SMP dilakukan secara terpadu melalui 3 (tiga) jalur, yaitu: pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan pembinaan kesiswaan. Langkah pendidikan karakter meliputi: perancangan, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut. 1. Perancangan Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam tahap penyusunan rancangan antara lain: a. Mengidentifikasi
jenis-jenis
kegiatan
di
sekolah
yang dapat
merealisasikan pendidikan karakter, yaitu nilai-nilai/perilaku yang perlu dikuasa dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan seharihari. Dalam hal ini, program pendidikan karakter peserta didik direalisasikan dalam tiga kelompok kegiatan, yaitu (a) terpadu dengan pembelajaran pada mata pelajaran; (b) terpadu dengan manajemen sekolah; dan (c) terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan. b. Mengembangkan materi pendidikan karakter untuk setiap jenis kegiatan di sekolah c. Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah (tujuan, materi, fasilitas, jadwal, pengajar/fasilitator, pendekatan pelaksanaan, evaluasi) d. Menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Perencanaan kegiatan program pendidikan karakter di sekolah mengacu pada jenis-jenis kegiatan, yang setidaknya memuat unsur-unsur: tujuan, sasaran kegiatan, substansi kegiatan, pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, mekanisme pelaksanaan, keorganisasian, waktu dan tempat, serta fasilitas pendukung. 2. Implementasi a. Pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua mata pelajaran Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan
ketaqwaan)
diimplementasikan
dalam
pembelajaran
mata
pelajaran-mata pelajaran yang terkait, seperti Agama, PKn, IPS, IPA, Penjas Orkes, dan lain-lainnya. Hal ini dimulai dengan pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Kementerian Pendidikan Nasional (2010) telah memilih dan mengelompokkan sejumlah nilai utama sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai yang kemudian diintegrasikan pada mata pelajaran yang paling cocok. Hal tersebut berarti tidak setiap mata pelajaran diberi integrasi semua butir nilai, melainkan beberapa nilai utama saja. Oleh karena itu, setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai utama tertentu yang paling dekat dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. Berikut contoh distribusi nilai-nilai utama ke dalam mata pelajaran: Tabel 1. Contoh Distribusi Nilai-Nilai Utama ke dalam Mata Pelajaran Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. IPS
6. IPA
7. Bahasa Inggris
8. Seni Budaya
9. Penjasorkes
10. TIK/ Keterampilan 11. Muatan Lokal
Nilai Utama Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, peduli Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, menghargai keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis Berpikir logis, kritis, jujur, kerja keras, ingin tahu, mandiri, percaya diri Nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras Ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerjasama, patuh pada aturan social Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, jujur, disiplin, demokratis Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain Menghargai keberagaman, menghargai karya orang lain, nasionalis, peduli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
b. Pembentukan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah Berbagai hal yang terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman dan lain-lain) diimplementasikan dalam aktivitas manajemen sekolah, seperti pengelolaan: siswa, regulasi/peraturan sekolah, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan, perpustakaan, pembelajaran, penilaian, dan informasi, serta pengelolaan lainnya. c. Pembentukan karakter yang terpadu dengan kegiatan pembinaan kesiswaan Beberapa
kegiatan
pembinaan
kesiswaan
yang
memuat
pembentukan karakter antara lain: 1) Olah raga (sepak bola, bola voli, bulu tangkis, tenis meja, dan lainlain) 2) Keagamaan (baca alkitab, ibadah, dan lain-lain) 3) Seni budaya (menari, menyanyi, melukis, teater) 4) KIR 5) Kepramukaan 6) Latihan Dasar Kepemimpinan Peserta didik (LDKS) 7) Palang Merah Remaja (PMR) 8) Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) 9) Pameran, lokakarya 10) Kesehatan, dan lain-lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
3. Monitoring dan Evaluasi Monitoring merupakan serangkaian kegiatan untuk memantau proses pelaksanaan program pembinaan pendidikan karakter. Fokus kegiatan monitoring adalah pada kesesuaian proses pelaksanaan program pendidikan karakter berdasarkan tahapan atau prosedur yang telah ditetapkan. Evaluasi cenderung untuk mengetahui sejauhmana efektivitas program pendidikan karakter berdasarkan pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Hasil monitoring digunakan sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pelaksanaan program pendidikan karakter. Monitoring mengembangkan
dan dan
evaluasi
secara
meningkatkan
umum
kualitas
bertujuan
program
untuk
pembinaan
pendidikan karakter sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Secara rinci tujuan monitoring dan evaluasi pembentukan karakter adalah sebagai berikut: a. Melakukan
pengamatan
dan
pembimbingan
secara
langsung
keterlaksanaan program pendidikan karakter di sekolah. b. Memperoleh gambaran mutu pendidikan karakter di sekolah secara umum. c. Melihat kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program dan mengidentifikasi masalah yang ada, dan selanjutnya mencari solusi yang komprehensif agar program pendidikan karakter dapat tercapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
d. Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program pendidikan karakter ke depan. e. Memberikan masukan kepada pihak yang memerlukan untuk bahan pembinaan dan peningkatan kualitas program pembentukan karakter. f. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program pembinaan pendidikan karakter di sekolah. 4. Tindak lanjut Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan
pendidikan
menyempurnakan
karakter
program,
digunakan
mencakup
sebagai
acuan
penyempurnaan
untuk
rancangan,
mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen
sekolah
yang
terkait
dengan
implementasi
program
(Kementerian Pendidikan Nasional, 2010). E. Nilai-Nilai Karakter untuk SMP Dalam Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama dari Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010, terdapat 20 nilai utama. Berikut adalah daftar 20 nilai utama yang dimaksud dan diskripsi ringkasnya. 1. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (religius) Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
2. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri a. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain. b. Bertanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagaimana
yang
seharusnya
dia lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME. c. Bergaya hidup sehat Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan
kebiasaan
buruk yang dapat mengganggu kesehatan. d. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
e. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai
hambatan guna menyelesaikan
tugas
(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. f. Percaya diri Sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. g. Berjiwa wirausaha Sikap dan perilaku yang mandiri dan pandai atau berbakat mengenali
produk
baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. h. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif Berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki. i. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
j. Ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. k. Cinta ilmu Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan. 3. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama a. Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain. b. Patuh pada aturan-aturan sosial Sikap menurut dan taat terhadap aturan-aturan berkenaan dengan masyarakat dan kepentingan umum. c. Menghargai karya dan prestasi orang lain Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang
berguna bagi masyarakat, dan
menghormati keberhasilan orang lain.
mengakui
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
d. Santun Sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang. e. Demokratis Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 4. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upayaupaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 5. Nilai kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya a. Nasionalis Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
b. Menghargai keberagaman Sikap memberikan respek atau hormat terhadap berbagai macam hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku, dan agama. F. Tujuan Pendidikan Karakter di SMP Gede Raka dkk (2011) menuliskan tujuan dari pendidikan karakter di sekolah yaitu 1. Membantu para siswa untuk mengembangkan potensi kebajikan mereka masing-masing secara maksimal dan mewujudkan dalam kebiasaan baik: baik pikiran, baik dalam sikap, baik dalam hati, baik dalam perkataan, dan baik dalam perbuatan. 2. Membantu para siswa menyiapkan diri menjadi warga Negara Indonesia yang baik. 3. Dengan modal karakter yang kuat dan baik, para siswa diharapkan dapat mengembangkan kebajikkan dan potensi dirinya secara penuh dan dapat membangun kehidupan yanng baik, berguna, dan bermakna. 4. Dengan karakter yang kuat dan baik, para siswa diharapkan mampu menghadapi tantangan yang muncul dari makin derasnya arus globalisasi dan pada saat yang sama mampu menjadikannya sebagai peluang untuk berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat luas dan kemanusiaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Kementrian Pendidikan Nasional (2010) menuliskan pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik SMP
mampu
pengetahuannya,
secara
mandiri meningkatkan
dan
menggunakan
mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi
nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku seharihari. G. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Kementrian Pendidikan Nasional
(2010) menuliskan keberhasilan
program pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butir-butir Standar Kompetensi Lulusan oleh peserta didik yang meliputi sebagai berikut: 1. Mengamalkan
ajaran
agama
yang
dianut
sesuai
dengan tahap
perkembangan remaja 2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri 3. Menunjukkan sikap percaya diri 4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
5. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional 6. Mencari
dan menerapkan
informasi
dari
lingkungan
sekitar dan
sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif 7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif 8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya 9. Menunjukkan kemampuan menganalisis
dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari 10. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial 11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab 12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia 13. Menghargai karya seni dan budaya nasional 14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya 15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik 16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat 18. Menunjukkan
kegemaran
membaca
dan
menulis
naskah pendek
sederhana 19. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana 20. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah 21. Memiliki jiwa kewirausahaan H. Hambatan – Hambatan Pendidikan Karakter Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2010), terdapat 3 faktor penghambat keberhasilan pendidikan karakter di sekolah yaitu: 1. Ketidak jelasan konsep 2. Kekurangan data empiris 3. Kelemahan proses pembelajaran Kendala-kendala pendidikan karakter di sekolah sebagai berikut : 1. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan di sekolah belum terjabarkan dalam indikator yang representatif. Indikator yang tidak representatif dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
baik
tersebut
menyebabkan
kesulitan
dalam
31
mengungukur
ketercapaiannya. 2. Sekolah belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan visinya. Jumlah nilai-nilai karakter demikian banyak, baik yang diberikan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun dari sumbersumber lain. Umumnya sekolah menghadapi kesulitan memilih nilai karakter mana yang ssuai dengan visi sekolahnya. Hal itu berdampak pada gerakan membangun karakter di sekolah menjadi kurang terarah dan fokus, sehingga tidak jelas pula monitoring dn penilaiannya. 3. Pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih belum menyeluruh. Jumlah guru di Indonesia yang lebih 2 juta merupakan sasaran program yang sangat besar. Program pendidikan karakter belum dapat disosialisaikan pada semua guru dengan baik sehingga mereka belum memahaminya. 4. Guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Selain nilai-nilai karakter umum, dalam mata pelajaran juga terdapat nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan guru pegampu. Nilai-nilai karakter mata pelajaran tersebut belum dapat digali dengan baik untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran. 5. Guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengintegrasikan nilai-niai karakter pada mata pelajaran yang diampunya. Program sudah dijalankan, sementara pelatihan masih sangat terbatas diikuti guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
menyebabkan keterbatasan mereka dalam mengintegrasikan nilai karakter pada mata pelajaran yang diampunya. 6. Guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya. Permasalahan yang paling berat adalah peran guru untuk menjadi teladan dalam mewujudkan nilai-nilai karakter secara khusus sesuai dengan nilai karakter mata pelajaran dan nilai-nilai karakter umum di sekolah. (Handoyo, 2013) I. Pengertian Remaja Menurut Syamsu Yusuf, 2009:9, masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan siswa, dan merupakan masa transisi (dari masa anak ke masa dewasa) yang diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Karakter aspek-aspek perkembangan remaja sebagai berikut: 1. Aspek fisik Secara fisik, masa remaja ditandai dengan matangnya organ-organ seksual. Remaja pria mengalami pertumbuhan pada organ testis, penis, pembuluh mani, dan kelenjar prostat. Matangnya organ-organ ini memungkinkan remaja pria mengalami mimpi basah. Sementara remaja wanita ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina, dan ovarium. Ovarium mengasilkan ova (telur) dan mengeluarkan hormon-hormon yang diperlukan
untuk
kehamilan,
dan
perkembangan
seks
sekunder.
Matangnya organ-organ seksual ini memungkinkan remaja wanita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
mengalami menarce (menstruasi/haid pertama). Perubahan fisik lainnya yang menandai masa remaja ini adalah sebagai berikut. Tabel 2 Tahap Perkembangan Remaja Jenis Kelamin
Usia
Pertumbuan fisik
Wanita
8-13 tahun
Tumbuhnya buah dada
8-14 tahun
Tumbuhnya bulu di sekitar kemaluan
9,5-14,5 tahun
Pertumbuhan badan
10-16,5 tahun
Menstruasi pertama
10-16 tahun
Tumbuhnya bulu ketiak, minyak dan keringat mengasilkan kelenjar (jerawat terjadi ketika kelenjar tersumbat)
10-13,5 tahun
Tumbuhnya testis dan kantung buah pelir
10-15 tahun
Tumbuhnya bulu di sekitar kemaluan
10,5-16 tahun
Pertumbuhan badan
11-14,5 tahun
Perubahan suara (tumbuhnya pangkal tenggorokan)
12-17 tahun
Tumbuhnya kumis dan bulu ketiak, minyak dan perlu menghasilkan kelenjar
Pria
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
2. Aspek intelektual Masa
remaja
sudah
mencapai
tahap
perkembangan
berpikir
operasional formal. Tahap ini ditandai dengan kemampuan berpikir abstrak (seperti memecahkan persamaan aljabar), idealistik (seperti berpikir tentang ciri-ciri ideal dirinya, orang lain, dan masyarakat), dan logis (seperti menyususun rencana untuk memecakan masalah). 3. Aspek emosi Masa remaja merupakan puncak emosionalitas. Pertumbuhan organorgan seksual mempengaruhi emosi atau perasaan-perasaan baru yang belum dialami sebelumnya, seperti : rasa cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal (siswa SLTP), perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif (kritis) yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial. Emosi sering bersifat negatif dan tempramental (mudah tersinggung/marah, atau mudah sedih/murung). Kondisi ini terjadi, terutama apabila remaja itu hidup di lingkungan (terutama keluarga) yang tidak harmonis. 4. Aspek sosial Pada masa ini berkembang “social cognition”, yaitu kemampuan memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya. Masa ini juga ditandai dengan berkembangnya sikap “conformity” (konformitas), yaitu kecenderungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
untuk meniru, mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobby), atau keinginan orang lain. 5. Aspek kepribadian Masa
remaja
merupakan
saat
perkembangannya
self-identity
(kesadaran akan identitas atau jati dirinya). Apabila remaja berhasil memahami dirinya, peran-perannya dalam kehidupan sosial, dan memahami makna hidup beragam, maka dia akan menemukan jati dirinya, dalam arti dia akan memiliki kepribadian yang sehat. 6. Kesadaran beragama Tugas
utama
perkembangan
remaja
adalah
memperoleh
kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya. Kematangan remaja belumlah sempurna, jika tidak memiliki kode moral yang dapat diterima secara universal. Pendapat ini menunjukkan tentang pentingnya remaja memiliki landasan hidup yang kokoh, yaitu nilai-nilai moral, terutama yang bersumber dari agama. Terkait degan kehidupan beragama remaja, ternyata mengalami proses yang ccukup panjang untuk mencapai kesadaran beragama yang diarapkan. Kualitas kesadaran beragama remaja sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan atau pengalaman keagamaan yang diterimanya sejak usia dini, terutama di lingkungan keluarga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
J. Tugas Perkembangan Remaja Menurut Syamsu Yusuf (2009:21), tugas-tugas perkembangan merupakan social expectations (harapan-harapan sosial-masyarakat). Dalam arti setiap kelompok budaya mengharapkan para anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang keidupan. Tugas-tugas perkembangan sebagai berikut: 1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya 2. Mencapai kemandirian sosial dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas 3. Mengembanngkan keterampilan komunikasi interpersonal 4. Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar 5. Menemukan manusia model yang djadikan pusat identifikasinya 6. Menerima
dirinya
sendiri
dan
memiliki
kepercayaan
terhadap
kemampuannya sendiri 7. Memperole self-control (kemampuan mengendalikan sendiri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup 8. Mampu meninggalkan reaksi dan menyesuaikan diri (sikap dan perilaku) yang kekanak-kanakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
9. Bertingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial 10. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga Negara 11. Memilih dan mempersiapkan karir 12. Memiliki sikap positif terhadap pernikaan dan hidup berkeluarga 13. Mengamalkan ajaran agama yang dianut K. Metode Pembelajaran Menurut Ridwan (2015), terdapat beberapa metode pembelajaran efektif, sebagai berikut: 1. Metode debat Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topic yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
terlibat dalam prosedur debat. Pada dasarnya agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Ketrampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Ketrampilan ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacammacam menurut tugas, misalnya, peran pencatat (recorder), kesimpulan (summarizer), pengatur materi (material manager), atau fasilitator dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar. 2. Metode role play Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan. Kelebihan metode Role Playing: a. Melibatkan
seluruh
siswa
dapat
berpartisipasi
mempunyai
kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerjasama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
b. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. c. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda. d. Guru
dapat
mengevaluasi
pemahaman
tiap
siswa
melalui
pengamatan pada waktu melakukan permainan. e. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak. 3. Metode pemecahan masalah (Problem Solving) Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut: a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. b. Berpikir dan bertindak kreatif. c. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f. Merangsang
perkembangan
kemajuan
berfikir
siswa
40
untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat. g. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
a. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. b. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
L. Hakikat Evaluasi Hasil Program Pendidikan 1. Definisi Evaluasi Program Ralph Tyler (Arikunto, S. & Jabar, C. P., 2014: 5) menyatakan bahwa evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan. Cronbach dan Stufflebeam (Arikunto, S. & Jabar, C. P., 2014: 5) mengemukakan bahwa evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
2. Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program Sejalan dengan pengertian yang terkandung di dalam, maka evaluasi program memiliki ciri-ciri dan persyaratan sebagai berikut: a. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku bagi penelitian pada umumnya. b. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti harus berpikir secara sistematis, yaitu memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam menunjang keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi. c. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlu adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi keberhasilan program. d. Menggunakan
standar,
kriteria,
atau
tolok
ukur
sebagai
perbandingan dalam menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil kesimpulan. e. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan program kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolok ukur. f. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci untuk mengetahui bagaimana dari program yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
belum terlaksana, maka perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen, sampai pada indikator dari program yang dievaluasi. g. Standar kriteria, atau tolok ukur diterapkan pada indikator, yaitu bagian yang paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan dari proses kegiatan. h. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat (Arikunto, S. & Jabar, C. P., 2014: 8-9). 3. Tujuan Evaluasi Program Tujuan dari evaluasi program adalah untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan program, karena evaluator program ingin mengetahui bagian mana dari komponen dan sub komponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya. 4. Manfaat Evaluasi Program Dalam organisasi pendidikan, evaluasi program dapat disamaartikan dengan kegiatan supervisi. Secara singkat, supervisi dapat diartikan sebagai upaya mengadakan peninjauan untuk memberikan pembinaan, maka evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yakni mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan memberikan pembinaan yang tepat pula.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Berdasarkan pengertian di atas, supervisi sekolah yang diartikan sebagai evaluasi program, dapat disamartikan dengan validasi lembaga dan akreditasi. Evaluasi program merupakan langkah awal dari proses akreditasi dan validasi lembaga. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi program pendidikan adalah supervisi pendidikan dalam pengertian khusus, tertuju pada lembaga secara keseluruhan. Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dari kebijakan lanjutan program, karena dari masukan hasil evaluasi program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan. Wujud dari hasil evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk pengambil keputusan. Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu: a. Menghentikan program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana yang diharapkan. b. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan (terdapat kesalahan, tetapi hanya sedikit). c. Melanjutkan program, karena pelaksanaan program menunjukkan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
d. Menyebarluaskan program (melaksanakan program di tempat-tempat lain atau mengulangi program di lain waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik, maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain (Arikunto, S. & Jabar, C. P., 2014: 21-22). 5. Langkah-langkah Evaluasi Program Menurut Arikunto, S. & Jabar, C. P. (2014), evaluasi program dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Secara garis besar tahapan tersebut meliputi: tahap persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan evaluasi program, dan tahap monitoring pelaksanaan program. 6. Evaluasi Hasil Program a. Definisi evaluasi hasil program Evaluasi hasil merupakan jenis evaluasi program yang paling tua. Evaluasi hasil dimaksud sebagai hasil belajar dalam pengertian pengetahuan yang dapat diserap oleh peserta didik. Jumlah pengetahuan yang dimiliki peserta didik merupakan indikator keberhasilan suatu program pembelajaran. Makin banyak pengetahuan yang dimiliki peserta didik makin tinggi tingkat keberhasilan suatu program pembelajaran (Arikunto, S. & Jabar, C. P., 2014: 113). Menurut Arikunto (1988), penilaian hasil (evaluasi hasil) adalah penilaian yang dilakukan oleh peneliti dalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran tujuan tersebut dikembangkan dan diadministrasikan. Data yang dihasilkan akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
sangat berguna bagi administrator dalam menentukan apakah program diteruskan, dimodifikasi, atau dihentikan. b. Prosedur pelaksanaan evaluasi hasil program 1) Menentukan tujuan evaluasi Tahap pertama dalam melakukan evaluasi adalah menentukan tujuan evaluasi. Penentuan tujuan ini merupakan hal yang sangat penting karena berdasarkan tujuan inilah peneliti akan melakukan evaluasi. Tujuan evaluasi secara umum berkaitan dengan dua hal, yakni aspek yang akan dievaluasi dengan objek evaluasi. Penentuan aspek hasil menandakan bahwa peneliti ingin mengetahui dampak dari program. Aspek hasil evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat program yang memberikan
pengaruh
pada
pencapaian
kompetensi/tujuan
layanan yang telah ditetapkan (Badrujaman, A, 2011: 114). 2) Menentukan kriteria evaluasi Sebuah program akan dikatakan berhasil dan sukses apabila memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Membahas mengenai kriteria keberhasilan sebagai patokan evaluasi tidak akan terlepas
membahas
standar dan indikator. Kriteria
merupakan karakteristik program yang dianggap sebagai basis relevan dan penting untuk melakukan riset evaluasi. Menetapkan kriteria sebagai patokan dalam evaluasi program memang tidak mudah. Schimdt (Badrujaman, A, 2011: 115) menjelaskan empat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
cara untuk menentukan kriteria dalam evaluasi hasil, yaitu: menggunakan pencapaian melalui persentase; membandingkan pencapaian subjek yang mengikuti program dan yang tidak mengikuti program; menanyakan kepada peserta didik, orang tua, atau guru; serta dengan membandingkan skor pre-test dan posttest. 3) Memilih desain evaluasi Desain evaluasi program merupakan suatu rencana yang menunjukkan waktu evaluasi akan dilakukan dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan. Desain ini dibuat untuk menyakinkan bahwa evaluasi akan dilakukan menurut organisasi yang teratur dan menurut aturan evaluasi yang baik (Badrujaman, A, 2011: 116). 4) Menyusun tabel perencanaan evaluasi Berdasarkan tujuan evaluasi yang telah ditetapkan, maka segera dilakukan penyusunan tabel perencanaan evaluasi. Tabel perencanaan evaluasi terdiri atas empat kolom, yaitu: kolom komponen, kolom indikator, kolom sumber data, dan kolom teknik pengumpulan data (Badrujaman, A, 2011: 116). 5) Menentukan instrumen evaluasi Teknik pengumpulan data yang umumnya digunakan dalam evaluasi hasil ini adalah teknik pengumpulan data melalui pemberian instrumen berupa angket (Badrujaman, A, 2011: 116).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
6) Menentukan teknik analisis data Analisis data pada evaluasi hasil menggunakan teknik analisis kuantitatif untuk mengetahui pengaruh program pada pencapaian
kompetensi/tujuan
peserta
didik
yang
diteliti
(Badrujaman, A, 2011: 117). c. Penyusunan laporan evaluasi hasil program Laporan evaluasi hasil berisi gambaran umum pencapaian tujuan program.
Laporan evaluasi hasil terdiri dari tiga komponen, yaitu:
deskripsi data evaluasi hasil, analisis data evaluasi hasil, dan keputusan/kesimpulan diteliti (Badrujaman, A, 2011: 118).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsaan data, dan teknik analisis data. Keenam sub-judul tersebut merupakan bagian-bagian dari metode penelitian yang harus ada dalam sebuah penelitian. Berikut merupakan penjabaran dari masing-masing sub-bagian. A. Jenis Penelitian Berdasarkan sumber data, jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang mengumpulkan datanya di lapangan. Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri, yaitu SMP Negeri 13 Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak (Sugiyono, 2010:15). B. Tempat dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini dilakukan di satu sekolah negeri yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu SMP Negeri 13 Yogyakarta. Sekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013 berbasis pendidikan karakter sehingga tepat
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
digunakan sebagai tempat penelitian ini. Waktu penelitian yang dilakukan terlihat pada tabel Tabel 3 Jadwal Penelitian NO 1
TANGGAL PERTEMUAN 25 April 2014
2
26 April 2014
3
28 April 2014
4
9 Juni – 23 Juni 2014
6
17 Desember 2014
KETERANGAN
TEMPAT
Konfirmasi ke SMP N 13 Yogyakarta bahwa pada tanggal 28 April 2014 peneliti datang ke sekola untuk melakukan penelitian. Persiapan lembar observasi, wawancara, dan kuesioner yang akan dibawa ke sekolah. Observasi sekolah, wawancara kepada kepala sekolah, guru matapelajaran, guru BK, dan siswa, serta menitipkan lembar kuesioner yang akan diberikan kepada orang tua. Menganalisis hasil wawancara dan observasi, serta membuat verbatim hasil wawancara. Hasil wawancara keudian dibuat dalam bentuk kodekode. Triangulasi teknik dan sumber sebagai uji validitas.
Kampus Paingan USD
Kampus Paingan USD SMP N 13 Yogyakarta
Kampus Paingan USD
Rumah Subyek
C. Responden Responden penelitian ini adalah anggota sekolah diantaranya kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru BK
SMP Negeri 13 Yogyakarta.
Beberapa responden tersebut dipilih sebagai perwakilan anggota sekolah yang menerapkan dan menerima pendidikan karakter, sehingga informasi yang di dapatkan bersifat menyeluruh. Berikut adalah daftar jumlah responden yang akan jadi sumber informasi terlihat pada tabel 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Tabel 4 Daftar Jumlah Responden No 1 2 3
Subyek Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran Guru BK
Jumlah 1 4 1
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan suatu topik tertentu, Esterberg (Sugiyono, 2010: 317). Jenis pertanyaan yang digunakan oleh peneliti dalam proses wawancara adalah pertanyaan tersruktur. Wawancara ditujukan kepada kepala sekolah, guru BK, dan guru matapelajaran. Peneliti menggunakan alat perekam untuk merekam semua percakapan atau informasi yang diperoleh selama melakukan wawancara. Tujuan peneliti menggunakan alat perekam supaya memudahkan peneliti dalam mengumpulkan informasi yang diperoleh selama proses penelitian. Selain itu untuk memperoleh tanda bukti berupa informasi hasil rekaman subyek yang bersifat asli dan benar adanya. Penggunaan alat perekam diberikan atas dasar kesepakatan peneliti dengan subyek. Berikut adalah panduan wawancara terstruktur yang akan di aplikasikan pada subyek terlihat pada tabel 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Tabel 5 Panduan Wawancara Terstruktur NO 1
ASPEK Kepala Sekolah
PERTANYAAN Keterlaksanaan a. Bagaimana sekolah merancang pendidikan karakter? b. Apakah sekolah mengikuti peraturan pemerintah dalam merancang pendidikan karakter ataukah sekolah berinisiatif merancang pendidikan karakter berdasarkan visi misi sekolah? c. Apakah sekolah pernah membaca peraturan direktorat pembinaan SMP tahun 2010 mengenai pendidikan karakter dalam merancang pendidikan karakter di sekolah ini? d. Bagaimana bentuk-bentuk pembelajaran direncanakan yang memuat pendidikan karakter saat di kelas/sekolah? e. Bagamana model pendidikan karakter direncanakan dalam pembelajaran di kelas? f. Apa yang dipahami sekolah mengenai pendidikan karakter? g. Karakter-karakter siswa apa saja yang dibentuk oleh sekolah dan atas dasar pertimbangan apa dipilihnya karakterkarakter tersebut? h. Sejauh mana pendidikan karakter dilakukan di sekolah ini sejak sekolah ini berdiri? i. Langkah apa yang diambil oleh sekolah untuk melaksanakan pendidikan karakter di sekolah dan langkah-langkah tersebut menjadi suatu kebijakan sekolah? j. Dari manakah sumber informasi yang diperoleh sekolah mengenai pendidikan karakter yang saat ini diterapkan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
k. Kiat-kiat apa yang telah dilakukan sekolah dalam melaksanakan program pendidikan karakter? l. Apakah sarana dan prasarana di sekolah ini sudah cocok dan mendukung model pendidikan karakter di sekolah ini? m. Cara-cara apa saja yang ditempuh sekolah untuk mengidentifikasi kebtuhan karakter yang harus dimiliki oleh para siswa? Apakah melibatkan orang tua? Para guru? Para siswa? Evaluasi a. Apa tanggapan kepala sekolah tentang pendidikan karakter yang harus masuk ke dalam kurikulum sekolah? b. Seberapa pentingkah pendidikan karakter untuk sekolah ini? c. Apakah tuntutan kepala sekolah terhadap keterlaksanaan pendidikan karakter? d. Kasus-kasus apa saja yang sering muncul yang mengindikasikan bahwa pendidikan karkater disekolah ini tidak berhasil? e. Bagaimana kepala sekolah memikirkan solusi untuk mengatasi ketidak berhasilan pendidikan karakter di sekolah ini? f. Ide-ide apa lagi yang dipikirkan kepala sekolah untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah itu? g. Menurut bapak/ibu kepala sekolah/guru BK apa saja peran stake holder/orangtua siswa dalam mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter? h. Apa saja bentuk-bentuk dukungan sekolah (Kebijakan sekolah) untuk melaksanakan pendidikan karakter? (penyediaan sarana-prasarana, anggaran, pelatihan para guru, dll) i. Apakah pelaksanaan pendidikan karakter dimonitoring oleh kepala sekolah? Bagaimana bentuk monitoringnya?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Guru BK
53
HambatandanSolusi a. Hambatan apa saja yang ditemukan sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter? b. Solusi seperti apa yang diambil oleh sekolah setelah sekolah mengetahui hambatan-hambatan keterlaksanaan pendidikan karakter? Keterlaksanaan a. Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter? b. Apakah guru BK memberikan bimbingan klasikal secara rutin (minimal satu minggu satu kali) di setiap tingkat kelas? c. Bagaimanakah guru BK memadukan materi pendidikan karakter dengan bimbingan klasikal? d. Bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh guru BK dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa? e. Bagaimana mekanisme kolaborasi guru BK dan guru Mapel untuk melaksanakan pendidikan karakter? f. Apakah pendidikan karakter di sekolah sesuai dengan kebutuhan anak? Evaluasi a. Bagaimanakah Bapak/Ibu mengukur atau mengetahui perubahan-perubahan karakter baik yang terjadi dalam diri siswa melalui bimbingan klasikal yang Bapak/Ibu lakukan selama ini? b. Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di sekolah ini berhasil setelah diberikan melalui bimbingan klasikal secara rutin? c. Bagaimana sekolah mengetahui atau mengukur tingkat perubahan karakter siswa setelah diberikan experensial learning (EL)?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Guru Mata Pelajaran
54
d. Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di sekolah ini berhasil? Apakah karakter siswa dinilai untuk dimasukkan dalam raport siswa? e. Bagaimana isu-isu terkait permasalahan pendidikan yang terjadi di sekolah yang berpijak dari pendidikan karakter di sekolah, misalnya Sexual Abuse dan Bullying? Hambatan a. Hambatan apa yang dialami oleh guru BK dalam menerapkan atau mengimplementasikan pendidikan karakter dalam bimbingan klasikal b. Solusi seperti apa yang diambil oleh guru BK setelah guru BK mengetahui hambatan – hambatan penerapan pendidikan karakter dalam bimbingan klasikal? Keterlaksanaan a. Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter? b. Sejauh mana pendidikan karakter dilakukan di sekolah? Apakah pendidikan karakter yang direncanakan sungguh-sungguh direncanakan? (Kesesuaian antara rencana dalam RPP dengan pelaksanaan di dalam kelas) c. Bagaimanakah guru Mapel memadukan materi pendidikan karakter dengan pelaksanaan di dalam kelas? d. Bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh guru Mapel dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa? e. Bagaimana mekanisme kolaborasi guru BK dan guru Mapel untuk melaksanakan pendidikan karakter? f. Apakah RPP yang disusun oleh Bapak/Ibu telah memuat materi-materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
karakter sebagai isi dari pendidikan karakter? g. Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu sehingga materi pendidikan karakter tersampaikan juga bersamaan dengan materi pelajaran? Evaluasi a. Bagaimanakah Bapak/Ibu mengukur atau mengetahui perubahan-perubahan karakter baik yang terjadi dalam diri siswa melalui pembelajaran yang Bapak/Ibu lakukan selama ini? b. Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di sekolah ini berhasil? c. Apakah terjadi perubahan pada pribadi siswa setelah mendpat pendidikan karakter? Apa saja bentuk-bentuk perubahannya? Apakah bisa terlihat dari perilaku sehari-hari? HambatandanSolusi a. Kesulitan apa yang dihadapi oleh Bapak/ibu guru dalam menerapkan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas? b. Solusi seperti apa yang diambil oleh Bapak/ibu guru setelah Bapak/ibu guru mengetahui hambatan - hambatan penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas?
2. Observasi Obeservasi adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengamati perilaku subyek secara langsung. Melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut (Sugiyono 2010: 310). Peneliti melakukan observasi saat pertama kali datang ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
lokasi dan selama proses pengambilan data yang dilakukan bersama subyek di sekolah. E. Keabsahan dan Keterpercayaan Data Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk melihat validitas data. Sugiyono (2010: 330) mengatakan bahwa ada dua jenis triangulasi yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Penelitian ini menggunakan satu jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber. Dalam triangulasi sumber peneliti menggunakan perbandingan tiga sumber yang berbeda, yaitu kepala sekolah, guru BK dan guru mata pelajaran F. Teknik Analisis Data Peneliti melakukan analisis data melalui analisis domain. Analisis domain dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari obyek/ penelitian atau situasi sosial. Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan pertanyaan grand dan minitour. Peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakkan untuk penelitian selanjutnya. Makin banyak domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian (Sugiyono, 2010: 348). Berikut merupakan langkah-langkah yang diambil peneliti dalam menganalis data. a) Verbatim Peneliti membuat verbatim setelah melakukan wawancara. Di dalam verbatim tersebut dipilih data yang dibutuhkan dalam penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
b) Coding Setelah membuat verbatim yang dibutuhkan dalam penelitian, selanjutnya peneliti membuat coding yaitu mengkode inti sari/ mencari kata-kata utama dalam verbatim tersebut. c) Reduksi data Mereduksi data berarti merangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2010). d) Interpretasi Setelah direduksi maka peneliti menginterpretasi pernyataan-pernyataan yang sudah ada dalam reduksi. Interpretasi ini merupakan gabungan reduksi dari kepala sekolah, guru bk dan guru mata pelajaran setelah itu peneliti membuat kesimpulan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang telah disusun oleh peneliti. A. Deskripsi Data secara Umum Pada penelitian ini peneliti mengambil subyek penelitian yang menjadi salah satu sekolah yang menjadi contoh penelitian nasional pendidikan karakter di Indonesia yaitu, SMP Negeri 13 Yogyakarta. 1. Profil sekolah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 13 Yogyakarta beralamat di Minggiran, Mantrijeron, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMP Negeri 13 Yogyakarta berdiri pada tahun 1979, yang sebelumnya adalah Sekolah Teknik (ST) pada tahun 1979 berubah menjadi sekolah menengah pertama atau SMP. Pada tahun 2009, SMP Negeri 13 Yogyakarta ditunjuk oleh pemerintah kota Yogykarta menjadi sekolah olahraga yang pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta. SMP Negeri 13 Yogyakarta mempunyai Visi: Menjadi sekolah unggulan, bermutu, berprestasi, dan berbudaya dalam ilmu, iman, amal, dan taqwa. SMP Negeri 13 Yogyakarta juga mempunyai Misi: (1) Menumbuhkan budaya kerja yang ikhlas dan pada Allah Tuhan Yang 58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Maha Esa (2) Mengembangkan sekolah berwawasan mutu dan keunggulan (3) memberdayakan sekolah dengan memberikan pelayanan paripurna, bermutu, dan terjangkau semua lapisan masyarakat (4) Mengembangkan iklim belajar yang kondusif berkarakter pada norma dan nilai budaya bangsa Indonesia (5) Membentuk pribadi yang mantap, cerdas, terampil, dan berakhlak mulia (6) Meningkatkan kesejahteraan seluruh warga sekolah (7) Membekali siswa dalam bidang keterampilan Teknologi infornasi dalam menghadapi persaingan global (8) Membekali keterampilan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. 2. Aktivitas Ekstrakurikuler Aktivitas ekstrakurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum (1) Pramuka (2) Sepak Bola (3) Bulu Tangkis. B. Hasil Penelitian 1. Pemahaman Pendidikan Karakter Menurut Pendapat Kepala Sekolah dan Guru di SMP N 13 Yogyakarta Pendidikan karakter adalah usaha membantu siswa memiliki nilainilai luhur, membatu siswa menyiapkan siswa yang berkarakter. SMP N 13 Yogyakarta telah menyelenggarakan pendidikan karakter dalam program sekolahnya, sehingga SMP N 13 Yogyakarta menghasilan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
siswa- siswi yang berkarakter. Berikut pendapat Kepala sekolah SMP N 13 Yogyakarta mengenai pendidikan karkater. “Pendidikan karakter adalah suatu hal untuk mempunyai nilai-nilai luhur yang dikembangkan siswa, menyiapkan masa depan untuk menjadi orang yang berkarakter.” (A1.PK.Kep.Sek) Sejalan dengan konsep pendidikan karakter menurut kepala sekolah, guru bahasa Indonesia memahami pendidikan karakter sebagai berikut: “Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membangun siswa dalam hal kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, gemar membaca, setia kawanan.” (A1.PK.G.BK). Menurut guru Bahasa Indonesia “Pendidikan karakter adalah memperbaiki akhlak anak supaya budi pekerti dan perilaku anak menjadi baik” (A1.PK.G.B.Ind). Dari pemahaman tersebut tampak bahwa pendidikan karakter adalah suatu proses untuk membantu siswa mempunyai nilai-nilai luhur dalam dirinya dan membantu siswa menjadi siswa yang berkarakter. 2. Perencanaan Pendidikan Karakter di SMP N 13 Yogyakarta Pendidikan karakter dilaksanakan melalui perencanaan program yang akan dilakukan sekolah untuk membantu siswa menjadi orang yang berkarakter. Kesimpulan pemahaman perencanaan pendidikan karakter kepala sekolah dan guru di SMP N 13 Yogyakarta diperoleh data sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
a. Sekolah mengkombinasikan peraturan pemerintah dengan visi misi sekolah untuk menyelaraskan pendidikan karakter Sekolah ini merupakan sekolah negeri yang didirikan oleh pemerintah, sehingga SMP N 13 Yogyakarta mengikuti peraturan pemerintah
yang berlaku
dalam
penyelenggaraan
kegiatan
pendidikan. SMP N 13 Yogyakarta menyelaraskan pendidikan karakter dari pemerintah dengan visi misi sekolah. Didalam visi misi sekolah terdapat nilai-nilai karakter yang akan dibangun oleh anak yaitu semangat keunggulan, kejujuran, ketekunan dan pantang menyerah. Kepala sekolah berpendapat bahwa “Mengutamakan pendidikan karakter pada peraturan 2010, dalam KTSP pendidikan karakter sudah kami rancang untuk pedoman pihak sekolah jadi kami melaksanakan KTSP dan visi misi. Mengikuti peraturan dan di kaitkan dengan visi misi. Menurut visi misi: semangat keunggulan, kejujuran, ketekunan, pantang menyerah. Sebelum ada KTSP sudah ada pendidikan karakter”. (A2.PerPK.Kep.Sek) b. Guru menentukan topik dan disisipkan beberapa nilai karakter awal pembelajaran dimuali, guru terlebih dahulu membuat beberapa topik yang akan di sampaikan oleh siswa. Setelah menentukan topik, guru di SMP N 13 Yogyakarta ini pun harus membuat sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disebut RPP. Dalam pembuatan RPP ini, guru SMP N13 Yogyakarta memasukkan beberapa nilai pendidikan karakter ke dalam indikator RPP tersebut. Pernyataan tersebut juga didukung oleh kepala sekolah yang menyatakan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Pendidikan karakter disisipkan dalam materi yang akan diajarkan oleh para guru. Dalam 1 materi terdapat beberapa indikator pendidikan karaketer. (A2.PerPK.Kepsek) Sejalan dengan kepala sekolah, pihak guru lebih menegaskan kembali bahwa nilai pendidikan karakter di sisipkan kedalam materi. Berikut pendapat dari salah satu guru PKN : “Rpp di desain dan nila-nilai karakter dicantumkan di RPP, ketika pembelajaran di kelas terdapat tujuannya dan terdapat karakter disiplin. Guru hanya melampirkan saja dan tidak ada evaluasi. Guru mata pelajaran memadukan materi dan pendidikan karakter. Diberikan contoh-contoh yang relefan dengan sekarang, contoh pendidikan. Contoh: tidak menyontek dalam ulangan. Pembelaan Negara: pembuangan sampah sembarang, penebangan liar” (A2.PerPK.G.PKN) Dari pendapat guru dan kepala sekolah SMP N 13 Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa perencanaan pendidikan karakter yang dilakukan sekolah tersebut menggunakan 2 perencanaan yaitu sekolah mengkombinasikan peraturan pemerintah dengan visi misi sekolah untuk menyelaraskan pendidikan karakter dan guru menentukan topik terlebih dahulu kemudian disisipkan beberapa nilai karakter dalam topic tersebut. 3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP N 13 Yogyakarta Guru memiliki tanggungjawab moral untuk mendidik siswanya dengan baik. Untuk mendidik siswa dengan baik maka sang guru pun juga mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai karakter dengan mata pelajaran yang diampunya. Berikut hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
wawancara guru mata pelajaran dan kepala sekolah mengenai pelaksanaan pengintegrasian nilai karakter dengan mata pelajaran. a. Guru memasukkan beberapa nilai karakter dengan materi yang akan di sampaikan kepada siswa. Guru SMP N 13 Yogyakarta sebelum mengajar di depan kelas terlebih dahulu membuat RPP sebagai pedoman pembelajaran yang akan
disampaikan
kepada
siswa.
Tujuannya,
agar
guru
memberikan materinya lebih terarah sehingga nilai-nilai karakter yang akan disampaikan ke siswa dapat diterima dengan baik dan dapat bermanfaat bagi siswa. Berikut pendapat salah satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia : “Pelaksanaan pendidikan karakter menyatu dan terpadu dengan materi. Guru memasukkan beberapa butir karakter di dalam materi yang akan di sampaikan kepada siswa. Satu materi terdapat kurang lebih 3 atau 4 butir.” (A3.Pelak.PK.G.B.Ind) b. Guru mata pelajaran memberikan tugas yang berhubungan langsung dengan nilai karakter yang akan dicapai. Guru SMP N 13 Yogyakarta berpikir agar siswa secara mudah untuk menangkap isi materi dan nilai karakter yang akan di sampaikan dapat tercapai, maka guru tersebut harus pintar-pintar mencari ide agar tujuan yang akan di sampaikan tersebut akan tercapai. Guru mata pelajaran sering memberikan tugas yang berhubungan dengan materi, namun didalam tugas tersebut terselip
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
beberapa nilai karakter. Dengan adanya tugas yang langsung dialai oleh siswa maka nilai karakter dapat dirasakan langsung oleh siswa yang bersangkutan. Guru Agama berpendapat : “Contoh, disiplin dengan cara memberikan tugas, laporkan harian sholatmu selama seminggu tolong dengan jujur dan ada bukti bahwa orang tua mengetahuinya yaitu dengan tandatangan orang tua bahwa anak tersebut sudah melakukan sholat tepat waktu. Dapat juga guru memberikan pertanyaanpertanyaan kepada anak, menghargai pendapat orang lain, mari kita simpulkan bersama. Agar anak-anak tahu caranya, silahkan kalian memberikan komentar contoh dalam kasus.” (A3.Pelak.PK.G.Agm) Pelaksanaan pengintegrasian Nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran dan pembelajaran di SMP N 13 Yogyakarta dapat disimpulkan dari pendapat beberapa guru dan kepala sekolah SMP tersebut adalah guru memasukkan beberapa nilai karakter dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa selanjutnya guru juga memberikan tugas yang berhubungan langsung dengan nilai karakter yang akan dicapai sehingga pelaksanaan pengintegrasian pendidikan karakter dapat sesuai dengan rencana. 4. Metode Pembelajaran yang Digunakan Para Guru dalam Melaksanakan Pendidikan Karakter di SMP N 13 Yogyakarta. Metode pemebelajaran dalam dunia belajar mengajar sangat penting. Metode yang akan dipakai oleh guru akan penyampaian pendidikan karakter maupun materi yang guru berikan kepada peserta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
didik. Berikut hasil wawancara kepala sekolah dan guru mengenai metode penyampaian pendidikan karakter. a. Praktik langgung dianggap metode yang sangat efektif dalam pemberian pelajaran, namun guru juga harus melihat apakah materi yang akan dibawakan tersebut dapat di praktikan atau tidak. Contoh praktik langsung adalah menggunakan sosiodrama dan demontrasi. Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomina social, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah social
serta
mengembangkan
kemampuan
siswa
untuk
memecahkannya. Sedangkan, demontrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesuatu kegiatan. Berikut pendapat salah satu guru Agama : “Antusias anak-anak lebih tertarik dengan demontrasi dan sosio drama. Membentuk kelompok untuk membentuk skenario untuk sosiodrama, dan anak-anak sangat antusias. Dan anak akan lebih tertanam. Demonstrasi atau praktik ini juga diminati atau anak-anak dengan antusias. Contohnya sopan santun ketika makan bersama dengan orangtua.” (A4.Med.PK.G.Agm) b. Menggunakan metode pemutaran video merupakan salah satu contoh metode yang baik pula, karena dari pemutan video tersebut anakanak juga dapat belajar melalui contoh-contoh yang nyata. Setelah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
melihat
video
tersebut,
peserta
didik
diminta
66
untuk
mendiskusikannya bersama teman-teman. Pernyataan berikut juga didukung oleh salah satu guru BK : “Anak-anak lebih suka untuk menonton film dan diselingi ice breaking. Dari sisi materi harus selesai baik menggunakan metode tersebut, dari sisi pendidikan karakter baik karena langsung ada contohnya lebih bisa memberikan gambaran lewat visual dan lebih suka ada tayangan film. Follow upnya bagus, yaitu pendapat tentang film dan diadakan diskusi dan dipresentasikan”. (A4.MetPK.G.BK) c. Setiap pembelajaran usai, guru memberikan sebuah refleksi kepada peserta didik. Refleksi ini berfungsi untuk mengetahui seberapa siswa menguasai pelajaran yang baru saja diberikan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh salah satu guru SMP N 13 Yogyakarta, yaitu guru BK yang menyatakan bahwa “Evaluasi setiap usai pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar anak menyerap pembelajaran.” (A4.MetPK.G.BK) Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan para guru dalam melaksanakan pendidikan karakter di SMP N 13 Yogyakarta adalah dengan demonstrasi, sosiodrama, pemutaran video, setelah pembelajaran selesai guru memberikan refleksi kepada siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
5. Faktor penghambat pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi pada kurikulum 2013 di SMP N 13 Yogyakarta. Sebuah kegiatan yang dilakukan maupun yang masih direncanakan pasti memiliki beberapa hambatan yang terjadi. Dalam pendidikan karakter terintegrasi juga terdapat berbagai macam hambatan. Pendidikan karakter semata-mata tidak hanya dilakukan oleh guru yaitu di sekolah saja, melainkan peran orang tua juga penting dalam penanaman pendidikan karakter tidak hanya itu saja, melainkan materi juga harus selesai dengan waktu yang terbatas. Berikut hasil kesimpulan dari wawancara kepala sekolah guru mata pelajaran SMP N 13 Yogyakarta. a. Penilaian yang sulit Kepala sekolah dan guru SMP N 13 Yogyakarta merasa bahwa hambatan yang di alami adalah penilaian pendidikan karakter. Kepala sekolah dan guru mata pelajaran belum terlalu mengerti tentang penilaian pendidikan karakter. Tidak hanya itu saja penilaian dirasa sulit juga karena faktor dari siswanya. Setiap tahun siswa berganti murid sehingga proses penilaiannya harus diulang dari awal lagi dalam pembentukan karakter. Pernyataan tersebut didukung oleh kepala sekolah SMP N 13 Yogyakarat: “Penilaian yang sulit, memerlukan waktu yang lama dan setiap tahun muridnya berganti, sehingga harus dari awal lagi dalam pembentukkan karakter.” (A5. Ham.PK.Kepsek)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Bukan hanya kepala sekolah saja merasakan hal penilaian sebagai penghambat pelaksanaan pendidika karaketer namun dari guru BK juga merasakan hal yang sama. Berikut pendapat beliau: “Penilaian karakter, misal nilai kejujuran tetapi indikator anak yang jujur itu seperti apa belum ada.” (A5. Ham.PK.G.BK) b. Orang tua SMP N 13 Yogyakarta mengeluhkan bahwa hambatan dari pelaksanaan pendidikan karakter terjadi karena orang tua. Orang tua merupakan orang yang sangat berperan penting dalam kehidupan anak, karena dari lahir hingga sekarang orang tualah yang memiliki jam bersama paling banyak dibandingkan dengan guru yang ada di sekolah. Pendidikan karakter dilakukan pertama kali oleh keluarga, sehingga anak masuk ke sekolah sudah memiliki pendidikan karakter. Namun, yang sangat disayangkan sekali bahwa orang tua kurang peduli dengan pendidikan karakter anak. Berikut pendapat salah seorang guru SMP N 13 Yogyakarta: “Mengasuh anak setelah anak usia 12 atau 13tahun dan karakter anak sudah terbentuk terlebih dulu lewat keluarga, dan jika karakter di rumah tidak bagus maka guru yang bekerja keras. Anak-anak membawa perilaku yang kurang berkarakter.” (A5.Ham.PK.G.B.Ind) Orang tua terkadang juga lepas tangan dengan anaknya, dalam artian bahwa setelah anak bersekolah maka orangtua sudah tidak mengurusi anaknya melainkan dilimpahkan ke pihak sekolah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Semestinya, anak merupakan tanggung jawab orangtua juga, sehingga sekolah dan orangtua terjalin kerjasama yang solid. Pernyataan tersebut didukung oleh guru SMP N 13 Yogyakarta: “Lebih banyak ke orang tua, latar belakang orang tua. Serumit apapun permasalahan anak harus ada kerja sama antar orang tua, tetapi tidak ada kerja sama dengan orang tua dan oranng tua disini ekonomi rendah.” (A5.Ham.PK.G.BK) c. Guru tidak dapat memberikan contoh yang baik. Seorang pendidik seharusnya memberikan contoh yang baik bagi siswa-siswanya. Namun terkadang ada beberapa guru yang terlambat masuk ke kelas, padahal guru tersebut ketika melihat muridnya terlambat memberikan sanksi. Berikut pendapat salah satu guru tentang hambatan pelaksanaan pendidikan karakter terinegrasi di SMP N 13 Yogyakarta: “Ada beberapa guru yang terkadang terlambat, itu menjadi sebuah penghambat. Sedangkan jika siswa yang terlambat di suruh menunggu di depan gerbang. Di depan gerbang terdapat guru piket kecuali hari Senin dan Jumat tidak terjadwal karena ada upacara dan senam, penjaga dari siswa sudah di jadwal.” (A5.Ham.PK. G.IPS) d. Beberapa mata pelajaran susah dikolaborasikan beberapa nilai pendidikan karakter. Mata pelajaran yang ada di SMP terkadang ada yang sulit untuk di kolaborasikan dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Penyebabnya adalah topik yang di berikan tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Berikut pendapat salah satu guru:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
“ Dalam materi sejarah terdapat kesulitan yaitu mengikuti secara ilmu itu luas tetapi mengena, jika kita menyampaikan materi secara khusus atau langsung intinya nanti pastinya sejarah itu kering (tidak bermakna), sehingga di masukkan ke dalam pendidikan karakter masih sulit.” (A5.Ham.PK.G.Sej) Tidak hanya itu saja, terkadang materi yang terlalu banyak dan dituntut untuk terselesaikan maka pendidikan karakter tidak dapat di selipkan dalam materi tersebut. Berikut pendapat salah satu guru untuk mendukung pernyataan tersebut: “Materi dan pendidikan karakter kurang, karena banyak yang berbau politik dan hukum. Karena masalah materi kurang mendukung materinya adanya hanya politik dan hukum dan Pancasila pun sudah tidak ada. Materi harus sudah selesai tidak memperhitungkan pendidikan karakter, karena guru dituntut untuk menyelesaikan materi.” (A5.Ham.PK.G.PKN) Dari hasil pendapat guru dan kepala sekolah SMP N 13 Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat pelaksanaan pedidikan karakter terintegrasi pada kurikulum 2013 di SMP N 13 Yogyakarta adalah penilaian yang sulit, orang tua kurang peduli dengan pendidikan karakter, guru tidak dapat memberikan contoh yang baik, beberapa mata pelajaran susah dikolaborasikan dengan nilai pendidikan karakter. 6. Usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan pelaksanaan pendidikan karaketer terintegrasi. SMP N 13 Yogyakarta, melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi. Tindakan yang diambil oleh sekolah dalam mengatasi pendidikan karakter terintegrasi sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
a. Dalam penilainnya, sekolah mengambil 1 contoh dalam penilainnya, sehingga dalam penilaian untuk jumlah siswa yang banyak tidak lagi menjadi penghambat. Berikut pendapat kepala sekolah SMP N 13 Yogyakarta: “Hanya diambil (A6.Us.PK.Kepsek)
contoh
untuk
penilaiannya.”
b. Melakukan pelatihan untuk guru-guru mata pelajaran tentang pendidikan karakter terintegrasi Hambatan yang dialami para guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi adalah terkadang materi dengan nilai-nilai karakter tidak sama dan bahkan tidak dapat dikaitkan. Sehingga perlu adanya pelatihan khusus pendidikan karakter terintegrasi bagi guru mata pelajaran agar materi yang di sampaikan dan pendidikan karakter dapat berkolaborasi dengan baik. Berikut pendapat salah satu guru: “Sebaiknya dilakukan pelatihan untuk guru-guru mata pelajaran sehingga materi dan pendidikan karakter samasama berjalan.” (A6.Us.PK.G.PK) c. Memanggil orangtua Memanggil orang tua merupakan upaya yang akan dilakukan sekolah, karena guru juga mengeluhkan bahwa orangtua tidak ikut serta dalam mendidik anaknya menjadi anak berkarakter. Dalam kesempatan ini, sekolah memanggil orang tua siswa dan mengadakan pelatihan atau seminar betapa pentingnya pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
karakter dilakukan dalam tengah-tengah keluarga. Tujuannya adalah agar orangtua sadar betul akan tanggung jawabnya. Sebelumnya guru BK juga harus mengikuti pelatihan tentang pendidikan karakter sehingga ketika menghadapi orangtua murid, guru BK juga sudah memiliki ilmu yang cukup untuk dibagikan ke orangtua murid. Berikut ini pendapat salah satu guru SMP N 13 Yogyakarta: “Memanggil orang tua, pelatihan pada guru BK belum ada, sehingga penerjemahannya masing-masing, sarana prasarana terbatas dan perlu ditingkatkan.” (A6.Us.PK.G.BK) d. Ada kerjasama antara guru BK dengan guru mata pelajaran Kolaborasi antara guru BK dengan guru mata pelajaran itu sangat diperlukan dalam pendidikan karaketer terintegrasi ini. Sehingga guru BK lebih membimbing peserta didik untuk menjadi siswa yang berkarakter. Berikut pendapat salah satu guru: “Ada kerja sama antara guru BK dan mata pelajaran, pemantauan pendidikan karakter tiap anak, orang tua lebih peduli terhadap anaknya.” (A.6.Us.PK.G.AGM) Dapat disimpulkan upaya yang dilakukan SMP N 13 Yogyakarta untuk mengatasi hambatan tersebut dengan cara dalam penilaiannya, sekolah mengambil 1 contoh dalam penilainnya. Tidak hanya itu saja untuk masalah lainnya sekolah juga perlu melakukan pelatihan untuk guru mata pelajaran tentang pendidikan karakter terintegrasi. Untuk mengatasi masalah orang tua yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
kurang peduli dengan pendidikan karakter maka perlunya guru memnaggul orang tua siswa dan mengadakan pelatihan atau seminar tentang pentingnya pendidikan karakter dilakukan ditengah-tengah keluarga. Selain itu, kerjasama antara guru BK dan guru
mata
pelajaran
juga
penting
untuk
pengontegrasian
pendidikan karakter tersebut. C. Pembahasan 1. Pemahaman pendidikan karakter Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemahaman pendidikan karakter dari kepala sekolah dan guru SMP N 13 Yogyakarta adalah suatu proses untuk membantu siswa untuk mempunyai nilai-nilai luhur dalam dirinya dan membantu siswa menjadi siswa yang berkarakter. Sejalan dengan pendapat guru dan kepala sekolah SMP N 13 Yogayakarta, menurut
Panduan
Pendidikan
Karakter
Menengah
Pertama
dari
Kementrian Pendidikan Nasioanal tahun 2010, pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan
secara
sistematis untuk menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah dan Guru SMP N 13 Yogyakarta sudah memahami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
pendidikan pendidikan karakter karena apa yang dipahami oleh kepala sekolah dan guru SMP N 13 Yogyakarta sama dengan pemahaman pendidikan karakter yang ada di pemerintah, yaitu membantu siswa untuk memiliki nilai-nilai. Menurut Thomas Lickona (2008), pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menekankan tiga hal dalam mendidik, yaitu knowing, loving, and acting the good, namun yang terjadi di SMP N 13 Yogyakarta hanya terjadi sampai pada tahap pemahaman dan pelaksanaan atau peneladanan atas karakter yang baik belum sampai mencintai pendidikan karakter. 2. Perencanaan Pendidikan Karakter Untuk melakukan suatu kegiatan, pastinya terlebih dahulu melakukan sebuah perencanaan yang matang. Begitu pula dalam perencanaan pendidikan karakter yang ada di sekolah, perencanaan tersebut harus di rancang sesuai dengan peraturan pemerintah. SMP N 13 Yogyakarta sudah melakukan perencanaan pendidikan karakter, berikut perencanaan yang dilakukan SMP N 13 Yogyakarta: a. Sekolah mengkombinasikan peraturan pemerintah dengan visi misi sekolah untuk menyelaraskan pendidikan karakter b. Guru menentukan topikdan disisipkan beberapa nilai karakter
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jika
dipadupadankan
dengan
pedoman
pendidikan
75
karakter
Kementrian Pendidikan Karakter Nasional (2010), perencanaan yang dilakukan SMP N 13 Yogyakarta masih kurang sesuai dengan pedoman Kementerian Pendidikan Karater Nasional. Pedoman pendidikan karakter Kementrian Pendidikan Karakter Nasional (2010), menuliskan terdapat 4 pedoman perencanaan yaitu a. Mengidentifikasi
jenis-jenis
kegiatan
di
sekolah
yang dapat
merealisasikan pendidikan karakter, yaitu nilai-nilai/perilaku yang perlu dikuasa dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan seharihari. b. Mengembangkan materi pendidikan karakter untuk setiap jenis kegiatan di sekolah. c. Mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah (tujuan, materi, fasilitas, jadwal, pengajar/fasilitator, pendekatan pelaksanaan, evaluasi) d. Menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan program pendidikan karakter di sekolah. Namun, perencanaan yang dilakukan SMP N 13 Yogyakarta hanya terdapat 2 poin saja, masih ada beberapa poin perencanaan dari pedoman pemerintah yang belum dilaksanakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP N 13 Yogyakarta Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pengintegrasian nilainilai karakter dalam mata pelajaran yang dilaksanakan oleh SMP N 13 Yogyakarta dapat dinyatakan kurang baik. Pelaksanaan yang dilakukan SMP N 13 Yogyakarta adalah a. Guru memasukan beberapa nilai karakter dengan materi yang akan di sampaikan kepada teman dengan membuat RPP terlebih dahulu. b. Guru mata pelajaran memberikan tugas yang berhubungan langsung dengan nilai karakter yang akan dicapai. Berdasarkan pedoman pendidikan karakter Kementerian Pendidikan Nasional (2010) dalam mengimplementasikan pendidikan karakter kedalam pelajaran dan pembelajaran terdapat 3 yaitu pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajran pada semua mata pelajaran, pembentukan karakter yang terpadu dengan manajemen sekolah dan yang terakhir pembentukan karakter yang terpadu dengan kegiatan pembinaan kesiswaan. Namun yang terjadi di SMP N 13 Yogyakarta baru sampai pada tahap pembentukan karakter yang terpadu dengan pembelajaran pada semua matapelajaran, sehingga pelaksanaan penintegrasian pendidikan karakter kurang baik yang dilaksanakan oleh SMP N 13 Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
4. Hambatan-hambatan pendidikan karakter Setiap pelaksanaan dalam sebuah kegiatan pastinya sering terjadi sebuh kendala atau hambatan yang terjadi, sehingga kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Dalam dunia pendidikan juga tak memungkiri bahwa segala kegiatan yang sudah direncanakan menjadi gagal atau tidak sesuai dengan harapan karena terdapat hambatan-hambatan selama proses kegiatan tersebut. Begitu pula yang dirasakan oleh kepala sekolah dan guru SMP N 13 Yogyakarta, bahwa terdapat hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi pada kurikulum 2013. Berikut hambatan yang terjadi di SMP N 13 Yogyakarta dalam pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi pada kurikulum 2013: a. Penilaian yang sulit b. Orang tua kurang peduli dengan pendidikan karakter c. Guru tidak memberikan contoh yang baik d. Beberapa mata pelajaran susah dikolaborasikan beberapa nilai pendidikan karakter Hambatan yang terjadi di SMP N 13 Yogyakarta tersebut ada beberapa yang sama dalam buku karangan Budi Handoyo (2013) yaitu: a. Pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter yang masih belum menyeluruh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
b. Guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. c. Guru
belum
memiliki
kompetensi
yang
memadai
untuk
mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada mata pelajaran yang diampunya d. Guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan uraian mengenai kesimpulan, saran, keterbatasan penelitian dan penutup. Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari hasil penelitian. Bagian saran memuat saran untuk berbagai pihak. Bagian keterbatasan penelitian berisikan kekurangan yang dialami peneliti dalam penelitian ini. Bagian penutup memuat ucapan terimakasih. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan tentang pendidikan karakter terintegrasi di SMP N 13 Yogyakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemahaman pendidikan karakter menurut kepala sekolah dan guru di SMP N 13 Yogyakarta merupakan suatu proses untuk membnatu siswa mempunyai nilai-nilai luhur dalam dirinya dan membantu siswa menjadi siswa yang berkarakter. 2. Perencanaan pendidikan karakter di SMP N 13 Yogyakarta hanya melakukan 2 perencanaan saja sedangkan didalam pedoman pemerintah terdapat 4 perencanaan.
Perencaaan
yang
dilakukan
sekolah
adalah
sekolah
mengkombinasikan peraturan dengan visi misi sekolah untuk menyelaraskan
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
pendidikan karakter, tidak hanya itu saja guru juga menentukan topik dan disisipkan beberapa nilai karakter. 3. Pelaksanaan pendidikan karakter di SMP N 13 Yogyakarta hanya fokus terhadap pembentukan karakter terpadu dengan pembelajaran pada semua mata pelajaran yaitu dengan guru memasukan beberapa nilai karakter dengan materi yang kan disampaikan kepada teman dengan membuat RPP terlebih dahulu dan selanjutnya guru mata pelajaran memberikan tugas yang berhubungan langsung dengan niai karakter yang akan dicapai. Dari kedua pelaksanaan tersebut hanya berfokus pada tahap pembelajarannya saja, sedangkan di dalam pedoman pemerintah pembentukkan karakter tidak hanya di dalam pembelajran saja namun manajemen dan pembinaan kesiswaan juga harus berjalan. 4. Metode pembelajaran yang digunakan guru SMP N 13 Yogyakarta dalam melaksanakan pendidikan karakter adalah sosio drama, demonstrasi, pemutaran video, melakukan refleksi. 5. Faktor penghambat pelaksanaan pendidikan karakter yang terjadi di SMP N 13 Yogyakarta adalah guru merasa penilaian pendidikan karakter yang sulit, orag tua kurang peduli dengan pendidikan karakter, masih terdapat beberapa guru yang kurang bisa memberikan contoh yang baik terhadap muridnya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
selain itu juga beberapa guru juga merasa sulit untuk mengkolaborasikan beberapa nilai karakter ke dalam mata pelajaran yang diampunya. 6. Usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi adalah mengambil 1 contoh untuk penilaiannya, melakukan pelatihan pendidikan karakter untuk guru mata pelajaran, mengadakan seminar tentang pentingnya pendidikan karakter, terdapat kerjasama antar guru BK dan guru mata pelajaran. B. Saran-Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada pihak yang terkait dengan penelitian ini, yakni sebagai berikut: 1. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran di SMP N 13 Yogyakarta, maka peneliti menyarankan: a. Kepala sekolah mengadakan pelatihan tentang pendidikan karakter terintegrasi, sehingga guru-guru memahami betul tentang konsep, cara mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter serta evaluasinya. b. Sebelum kepala sekolah menandatangani RPP yang dibuat oleh guru, hendaknya kepala sekolah melakukan evaluasi dan revisi RPP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
2. Bagi Peneliti Lain Peneliti lain yang berminat pada pendidikan karakter dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk melakukan penelitian lanjutan pada semua guru mata pelajaran yang ada di SMP N 13 Yogyakarta demi keberhasilan keterlaksanaan pendiidkan karater. C. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan keterbatasan penelitian dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini kedalaman wawancara perlu ditingkatkan. 2. Penelitian ini hanya berpedoman pada pendidikan karakter pemerintah. D. Penutup Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sumbangan saran dan kritik yang kontruktif sangat dinanti dari berbagai pihak demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya pembuatan skripsi ini. Semoga karya penulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, bagi pembaca dan bisa menjadi amal bagi orang lain. Amin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. & Jabar, C. P. (2014). Evaluasi Program Pendidikan Karakter (Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa & Praktisi Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara. Badrujaman, A. (2011). Teori Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Indeks. Handoyo, Budi. (2013). Kendala-Kendala Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Diakses dari http://hangeo.wordpress.com/2012/03/15/ (8 Maret 2015). Kemendiknas. (2010). Panduan Karakter Di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kemendiknas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama. Lickona. (2008). Pendidikan Karakter (Panduan Lengkap Mendiidk Siswa Mennjadi Pintar dan Baik). Bandung: Nusa Media. Maksudin. (2013). Pendidikan Karakter Nondikotonik. Yogyakarta: Fakultas Tarbiah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mochtar, Buchori. (2007). “Character Building” dan Pendidikan Kita. Diakses dari http://paramadina.word.press.com/2007/03/04/character-buildingdan-pendidikan-kita/(20 Mei 2012). Raka, Gede., Mulyana, Yoyo., Markan, Sumarno., Semiawan R, Conny., Hasan, Hamid., Bastaman Djumhana & Nurachman, Nani. (2011). Pendidikan Karakter Di Sekolah. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia. Ridwan.
(2015). Metode Pembelajaran Efektif. Diakses dari http://ridwan.wordpress.com/artikel/metode-pembelajaran-efektif/(10 Maret 2015)
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Triyuli, Dian. (2013). Tawuran Sekolah Jakarta Naik 44 Persen. Diakses dari http://tempo.co/read/news/2013/11/20/083531130/Tawuran-SekolahJakarta-Naik-44-Persen/ (26 Oktober 2014)
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Wildan. (2014). Guru Keluhkan Sulitnya Implementasi Kurikulum 2013. Diakses dari http://news.okezone.com/read/2014/11/15/65/1065890/gurukeluhkan-sulitnya-implementasi-kurikulum-2013/ (8 Maret 2015) Yusuf, Syamsu. (2009). Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING Nama Responden
: Rahmanto
Nama Sekolah
: SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA
Hari/Tanggal wawancara
:
Pewawancara
: A. Setyandari, S. Pd., S. Psikologi, M.A.
Pertanyaan kepada Kepala Sekolah PERENCANAAN DAN KETERLAKSANAAN NO 1
Pertanyaan Bagaimana sekolah merancang pendidikan karakter?
2
Apakah sekolah mengikuti peraturan pemerintah dalam merancang pendidikan karakter ataukah sekolah berinisiatif merancang pendidikan karakter berdasarkan visi misi sekolah?
3
Apakah sekolah pernah membaca peraturan direktorat pembinaan SMP tahun 2010
Jawaban Terprogram dan ada yg insidental. Yang terprogram dapat kebiasaan, salam pagi, berdoa pagi membaca alquran dan non muslim membaca alkitab atau berdoa sesuai dengan cara agamanya , dalam RPP juga dimasukkan dalam pendidikan karakter. Guru memberikan salam dan ada di dalam materi-materi yang di kaitkan dengan pendidikan karakter. Setelah pulang sekolah juga ada kegiatan ekstrakurikuler pramuka untuk penanaman pendidikan karakter. Upacara bendera, peringatan keagamaan juga di laksanakan. Untuk sportifitas diadakan classmiting. Sedangkan yang isidental: jika ada orng tua dari siswa meninggal, sekelas melayat dan mengumpulkan dana , menengok orang yg sakit, memberikan bantuan bagi bencana alam. Ada peneguhan, sehingga anak-anak tahu bahwa di balik itu semua ada penanaman karakter. Anak-anak untuk perkelahian tidak ada. Karakter yg akan dikembangkan ikut merasakan apa yg dirasakan orang lain. Utama pendidikan karakter peraturan 2010, dalam KTSP pendidikan karakter sudah kami rancang untuk pedoman pihak sekolah jadi kami melaksanakan KTSP dan visi misi. Mengikuti peraturan dan di kaitkan dengan visi misi. Menurut visi misi: semangat keunggulan, kejujuran, ketekunan, pantang menyerah. Sebelum ada KTSP sudah ada pendidikan karakter. Pernah
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
mengenai pendidikan karakter dalam merancang pendidikan karakter di sekolah ini? 4
Bagaimana bentuk-bentuk pembelajaran direncanakan yang memuat pendidikan karakter saat di kelas/sekolah?
Dalam bentuk kegiatan pramuka, baris bebaris, upacara berdera (sikap disiplin). Jika dalam kehidupan sehar-hari juga mengembangkan senyum salam sapa, ketika berpapasan dengan guru dan kebanyak anak seperti itu
5
Bagamana model pendidikan karakter direncanakan dalam pembelajaran di kelas?
6
Apa yang dipahami sekolah mengenai pendidikan karakter?
Pendidikan karakter disisipkan dalam materi yang akan diajarkan oleh para guru. Dalam 1 materi terdapat beberapa indikator pendidikan karakter. Pendidikan karaketr adalah sesuatu hal untuk mempunyai nilai-nilai luhur yang dikembangkan siswa, menyiapkan masa depan untuk menjadi orang yang berkarakter.
7
Karakter-karakter siswa apa saja yang dibentuk oleh sekolah dan atas dasar pertimbangan apa dipilihnya karakter-karakter tersebut? Sejauh mana pendidikan karakter dilakukan di sekolah ini sejak sekolah ini berdiri?
8
9
10
11
12
13
Langkah apa yang diambil oleh sekolah untuk melaksanakan pendidikan karakter di sekolah dan langkah-langkah tersebut menjadi suatu kebijakan sekolah? Dari manakah sumber informasi yang diperoleh sekolah mengenai pendidikan karakter yang saat ini diterapkan? Kiat-kiat apa yang telah dilakukan sekolah dalam melaksanakan program pendidikan karakter?
Apakah sarana dan prasarana di sekolah ini sudah cocok dan mendukung model pendidikan karakter di sekolah ini? Cara-cara apa saja yang ditempuh sekolah untuk
Semangat keunggulan, kejujuran, ketekunan, pantang menyerah, disiplin, kerjasama semua itu dipertimbangkan karena adanya visi misi sekolah. Pendidikan karakter dilakukan itu ketika sekolah baru saja berdiri, karena dalam visi misi sekolah itu sendiri terselip beberapa indikator tentang pendidikan karakter. Di sekolah membagikan apa saja pendidikan karakter yang harus dikembangkan dan dilaksanakan oleh guru. Ketika sudah dilaksanakan maka pendidikan karakter tersebut akan dievaluasi dengan penilaian sikap yang ada di raport siswa.
Dari panduan pemerintah, penyusunan penyiapan pembelajaran workshop.
Mengadakan breafing kepada guru-guru (Senin pagi) bertujuan untuk dapat mengembangkan karakter. Waktu rapat-rapat dengan guru diberikan penegasan lagi bahwa pendidikan karakter harus diterapkan. Adanya kerja sama sekolah dengan orang tua dalam hal pembagian raport, anak yang bermasalah di sekolah dan orang tua mau terlibat, meminta tolong kepada orang tua utnuk mengawasi anaknya ketika berada di rumah. Sudah mendukung, untuk kelas olahraga terdapat lapangan yang luas, adanya ruang guru bk, adanya ruang OSIS, ruang ekstrakurikuler (jahit, karawitan) dan terdapat tenaga kebersihan sekolah. Evaluasi dianalisis kontek, penyusunan KTSP ada workshop. Ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
mengidentifikasi kebutuhan laporan dari guru dan laporan dari orang tua. Dari siswa sering ada karakter yang harus dimiliki oleh memberikan masukkan melewati guru bk atau wali kelas. para siswa? Apakah melibatkan orang tua? Para guru? Para siswa?
EVALUASI 1
Apa tanggapan kepala sekolah tentang pendidikan karakter yang harus masuk ke dalam kurikulum sekolah?
2
Seberapa pentingkah pendidikan karakter untuk sekolah ini?
3
Apakah tuntutan kepala sekolah terhadap keterlaksanaan pendidikan karakter?
4
Kasus-kasus apa saja yang sering muncul yang mengindikasikan bahwa pendidikan karkater disekolah ini tidak berhasil?
5
Bagaimana kepala sekolah memikirkan solusi untuk mengatasi ketidak berhasilan pendidikan karakter di sekolah ini? Ide-ide apa lagi yang dipikirkan kepala sekolah untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah itu? Menurut bapak/ibu kepala sekolah/guru BK apa saja peran stake holder/orangtua siswa dalam mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter? Apa saja bentuk-bentuk dukungan sekolah (Kebijakan sekolah) untuk melaksanakan pendidikan karakter? (penyediaan saranaprasarana, anggaran, pelatihan para guru, dll) Apakah pelaksanaan pendidikan karakter dimonitoring oleh kepala sekolah? Bagaimana bentuk monitoringnya?
6
7
8
9.
Pendidikan karakter perlu dikembangkan harus mencari bentuk yang tepat sehingga dapat mengena, dan dilihat kenyataan di negara kita banyak korupsi dan tawuran maka ini tugas seorang pendidik. Tidak melihat sebagai beban namun sebagai kebutuhan. Sangat penting, karena melihat perkembangan zaman, negara ini mulai terkikis pendidikan karakternya. Korupsi sudah ada di manamana. Targetnya untuk tahun kedepan lebih disiplin, pengembangan pendidikan karakter lebih terlihat dan nampak. Lebih mengamati dalam supervisi lebih tajam. Kasus-kasus kelas olahraga itu memang karakternya seperti itu memang lebih sulit dibandingkan dengan anak-anak reguler karena merasa lebih dari yang lain ada beberapa anak yang tidak menurut dengan guru. Kalau kelas regular malah mendukung.
Mendatangkan motivator untuk kelas olahraga.
Mau mengikuti dan mendukung pihak sekolah dalam pengembangan pendidikan karakter.
Kebijakan ada anggaran tertentu lewat ekstrakurikuler. Untuk guru ada workshop.
Supervisi dilakukkan 1 semester 1 kali untuk semua guru. Bentuknya pengamatan di dalam kelas dan bertemu langsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
HAMBATAN DAN SOLUSI 1
Hambatan apa saja yang ditemukan sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter?
2
Solusi seperti apa yang diambil oleh sekolah setelah sekolah mengetahui hambatan-hambatan keterlaksanaan pendidikan karakter?
Penilaian yang sulit, memerlukan waktu yang lama dan setiap tahun muridnya ganti sehingga harus dari awal lagi dalam pembentukkan karakter. Hanya diambil contoh untuk penilaiannya.
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
Nama Responden
: Urban
Nama Sekolah
: SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA
Hari/Tanggal wawancara
:
Pewawancara
: A. Setyandari, S. Pd., S. Psikologi, M.A.
Pertanyaan kepada Guru BK KETERLAKSANAAN NO 1
Pertanyaan Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter?
Jawaban Pendidikan tentang membangun siswa dalam hal kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, gemar membaca, setia kawanan.
2
Apakah guru BK memberikan bimbingan klasikal secara rutin (minimal satu minggu satu kali) di setiap tingkat kelas? Bagaimanakah guru BK memadukan materi pendidikan karakter dengan bimbingan klasikal? Bagaimana cara atau metode yang
Ya memberikan bimbingan klasikal, hanya saja untuk kelas IX hanya di semester I saja.
3
4
Dalam setiap kali pertemuan bimbingan klasikal maka disisipkan 1 atau 2 indikator pendidikan karakter.
Penyampaian materi (ceramah), diskusi, evaluasi, permainan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
6
90
digunakan oleh guru BK dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa?
penugasan. Anak-anak lebih suka untuk menonton film dan diselingi diselingi ice breaking. Dari sisi materi harus selesai baik menggunakan metode tersebut, dari sisi pendidikan karakter baik karena langsung ada contohnya lebih bisa memberikan gambaran lewat visual dan lebih suka ada tayangan film. Follow upnya bagus, yaitu pendapat tentang film dan diadakan diskusi dan dipresentasikan. Sudah didesain.
Bagaimana mekanisme kolaborasi guru BK dan guru Mapel untuk melaksanakan pendidikan karakter Apakah pendidikan karakter di sekolah sesuai dengan kebutuhan anak?
Mekanisme khusus ada biasanya lebih terkait dengan masalah sikap dan siswa berulang-ulang melakukan kesalahan.
Pendidikan karakter ada di sekolah sangat sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Nilai-nilai religius, tanggung jawab dari need assesmen. Biasanya anak-anak banyak yang berkasus setelah dilihat need asesmen juga sangat kecil tanggung jwbnya. EVALUASI
1
Bagaimanakah Bapak/Ibu mengukur atau mengetahui perubahan-perubahan karakter baik yang terjadi dalam diri siswa melalui bimbingan klasikal yang Bapak/Ibu lakukan selama ini?
2
Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di sekolah ini berhasil setelah diberikan melalui bimbingan klasikal secara rutin ?
3
Bagaimana sekolah mengetahui atau mengukur tingkat perubahan karakter siswa setelah diberikan experensial learning (EL)? Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di sekolah ini berhasil
4
Belum nampak dan masih perlu pendidikan karakter. Karena ada faktor lingkungan, rumah. Ada yg berhasil juga dari segi sosial anak-anak, saya lihat bisa menunjukkan kesetiakawanan, salah satu anggota keluarga ada yg sakit menengok dan memberikan sumbangan, anak masuk tepat pada waktunya, anak terlambat mendapatkan sangsi, berantem antar teman jarang. Secara umum pendidikan karakter belum 100 % berhasil, hanya karena dari kebersihan belum begitu nampak. Yang berhasil anakanak mulai tertib berpakaian, tidak banyak yang datang terlambat, banyak yang melakukan sholat tepat waktu, bertemu dengan bapak ibu guru bersalaman. Dengan cara observasi. Dan hasil observasi tersebut akan dinilai dan dimasukkan ke dalam raport. Dari segi sosial anak-anak, saya lihat bisa menunjukkan kesetiakawanan, salah satu anggota keluarga ada yg sakit menengok dan memberikan sumbangan, anak masuk tepat pada waktunya, anak terlambat mendapatkan sangsi, berantem antar teman jarang. Anak-anak mulai tertib berpakaian, tidak banyak yang datang terlambat, banyak yang melakukan sholat tepat waktu, bertemu dengan bapak ibu guru bersalaman.
5.
Apakah karakter siswa dinilai untuk Ya dimasukkan ke dalam Raport. dimasukkan dalam raport siswa?
6
Bagaimana isu-isu terkait Tanggung jawab dalam arti dalam tugas sekolah dan sendiri. permasalahan pendidikan yang terjadi di sekolah yang berpijak dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
pendidikan karakter di sekolah, misalnya Sexual Abuse dan Bullying? HAMBATAN DAN SOLUSI 1
2
Hambatan apa yang dialami oleh guru BK dalam menerapkan atau mengimplementasikan pendidikan karakter dalam bimbingan klasikal?
Solusi seperti apa yang diambil oleh guru BK setelah guru BK mengetahui hambatan-hambatan penerapan pendidikan karakter dalam bimbingan klasikal?
a. Penilaian karakter, misal nilai kejujuran tetapi indikator anak yang jujur itu seperti apa belum ada. b. Lebih banyak ke orang tua, latar belakang ortu. Serumit apapun permasalahan anak harus ada kerja sama antar orang tua, tetapi tidak ada kerja sama dengan orang tua dan orang tua disini ekonomi rendah Memanggil orang tua, pelatihan pada guru bk blm ada sehingga penerjemahannya masing2, sarana prasarana terbatas dan perlu ditingkatkan.
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING Nama Responden
: As
Nama Sekolah
: SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA
Hari/Tanggal wawancara
:
Pewawancara
: A. Setyandari, S. Pd., S. Psikologi, M.A.
Guru Mata Pelajaran
: BAHASA INDONESIA
Pertanyaan kepada Guru Mata Pelajaran KETERLAKSANAAN NO 1
Pertanyaan Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter?
Jawaban Memperbaiki akhlak anak agar budi pekerti dan perilaku anak menjadi baik
2
Sejauh mana pendidikan karakter dilakukan di sekolah? Apakah pendidikan karakter yang direncanakan sungguh-
Pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah tercantum dalam RPP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
sungguh direncanakan? (Kesesuaian antara rencana dalam RPP dengan pelaksanaan di dalam kelas) Bagaimanakah guru Mapel memadukan materi pendidikan karakter dengan pelaksanaan di dalam kelas?
92
Pelaksanaan pendidikan karakter menyatu dan terpadu dengan materi. Guru memasukkan beberapa butir-butir karakter di dalam materi yang akan di sampaikan kepada siswa. Satu materi terdapat kurang lebih 3 atau 4 butir. Pelaksaan dikelas dengan langsung pengamatan perilaku siswa. Membaca perangkat upacara. Keberanian siswa. Anak ini berani tidak, percaya diri tidak. Sejauhmana anak paham bahwa itu akan dikembangkan ke dirinya dengan cara memuji sehingga anak menyadari bahwa ia mempunyai kelebihan percaya diri dan anakanak lainnya juga diharapkan untuk menyontoh anak tersebut. Ada juga anak yang kurang percaya diri saat maju, disuruh untuk maju tidak mau. Maka guru memberikan kesempatan anak tersebut untuk latihan dulu dan dilanjut teman yang lainnya. Memberi waktu untuk mempersipkan diri.
4
Bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh guru Mapel dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa?
Mengamati tingkah laku siswa (observasi), tergantung materinya. Praktek:berpidato menggunakan putarkan video, observasi saat upacara. Jika Anak-anak diinstruksikan untuk mengamati Pembina upacara saat berpidato
5
Bagaimana mekanisme kolaborasi guru BK dan guru Mapel untuk melaksanakan pendidikan karakter?
Jalan buntu untuk mendisiplinkan anak maka kerja sama dengan guru BK, guru BK memamanggil orang tua. Kolaborasi ini masih dalam bentuk lisan, belum ada yang tetrcantum dalam silabus atau rpp.
6
Apakah RPP yang disusun oleh Bapak/Ibu telah memuat materimateri karakter sebagai isi dari pendidikan karakter? Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu sehingga materi pendidikan karakter tersampaikan juga bersamaan dengan materi pelajaran?
Rpp sudah memasukkan pendidikan karakter, apalagi kurikulum baru sudah di masukkan ke penilaian. Namun pada kurikulum yang baru belum di terapkan.
7
Menggunakan praktek dan ceramah, dalam 1 materi dimasukkan 3 unsur karakter. Contoh, menggunakan cerita karya sastra. Refleksi :menarik tidak, dibagian mana, mengapa tertarik? Mengambil inti dari sebuah cerita. Setiap akhir pertemuan ada refleksi. Refleksi dilakukan dengan cara lisan. Apa yg dapat kita petik, bisa dilakukan di lingkungan sehari-hari, makna pelajaran bagi anak? EVALUASI
1
Bagaimanakah Bapak/Ibu mengukur atau mengetahui perubahan-perubahan karakter baik yang terjadi dalam diri siswa
Anak yang diamati adalah anak yang luar biasa dengan cara observasi, perubahan nilai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
3.
melalui pembelajaran yang Bapak/Ibu lakukan selama ini? Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di sekolah ini berhasil? Apakah terjadi perubahan pada pribadi siswa setelah mendapat pendidikan karakter? Apa saja bentuk-bentuk perubahannya? Apakah bisa terlihat dari perilaku sehari-hari?
93
Belum melihat perubahan yg signifikan, Karena keberadaan anak di rumah hanya sebentar lebih banyak di luar sekolah. Pembiasaan salaman terjadi sejak kepala sekolah yang baru. Ada guru yang piket di dekat gerbang sekolah di bantu dengan OSIS dan itu terjadwal. Setiap pagi bagi siswa muslim doa kadarus dan yang beragama non muslim di perpus baca Alkitab. Salaman kepada guru berfungsi untuk melihat kerapian anak, kesiapan anak, dekat dengan guru, hormat dengan guru-gurunya. Ada beberapa anak yang mengalami perubahan ada juga anak tertentu yang setiap guru menasehati tidak ada perubahan, tetapi ada anak yang ada perubahan setiap mau masuk sekolah baju di masukkan dengan rapi, sekarang anak-anak juga sudah lebih hormat kepada guru-guru. HAMBATAN DAN SOLUSI
1
Kesulitan apa yang dihadapi oleh Bapak/ibu guru dalam menerapkan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas?
2
Solusi seperti apa yang diambil oleh Bapak/ibu guru setelah Bapak/ibu guru mengetahui hambatan-hambatan penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas?
Mengasuh anak setelah anak usia 12 atau 13 dan karakter anak sudah terbentuk dulu lewat keluarga, dan jika karakter di rumah tidak bagus maka guru yang bekerja keras. Anak-anak membawa perilaku yang kurang berkarakter. Karena tuntunan anak yang lulus ujian, karena b.Indonesia diuaskan sehingga Guru tidak banyak-banyak memberikan nasehat ketika anak terlambat. Karena guru mengejar materi agar anak menguasai, memahami dan mengerti materi. Dan anak yang terlambat itu segera di suruh masuk kelas dan mengikuti pelajaran. Seharusnya di tanya dulu kenapa terlambat dll. Seolah2 nem menjadi kunci sebuah keberhasilan. Selama ini guru-guru seolah-olah baru meraba-raba dulu, tidak ada pelatihan, hanya sosialisai saja. Contoh tidak diberikan. Pengawas : belum pernah ngajar awasi pengawas, hanya pernah di awasi oleh teman sendiri mungkin ada kesungkanan sehingga tidak ada kejujuran ada yg kurang atau belum. Jika anak-anak kelewatan dengan perilaku dan sikapnya setelah selesai mengajar diberi waktu khusus dan dipanggil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING Nama Responden
: Suyanto
Nama Sekolah
: SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA
Hari/Tanggal wawancara
:
Pewawancara
: A. Setyandari, S. Pd., S. Psikologi, M.A.
Guru Mata Pelajaran
: PKN
Pertanyaan kepada Guru Mata Pelajaran KETERLAKSANAAN NO 1
Pertanyaan Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter?
Jawaban Pendidikan untuk membentuk sikap dan anak didik ketika di rumah,sekolah,masyarakat. Sikap itu sendiri adalah cinta tanah air, kedisiplinan, respek, tanggung jawab, kejujuran, kerja keras.
2
Sejauh mana pendidikan karakter dilakukan di sekolah? Apakah pendidikan karakter yang direncanakan sungguhsungguh direncanakan? (Kesesuaian antara rencana dalam RPP dengan pelaksanaan di dalam kelas)
Rpp di desain. Nilai-nilai karakter dicantumkan di RPP,ketika pembelajaran di kelas ada tujuannya apa ada karakter disiplin. Hanya dilampirkan saja, tidak ada evaluasi. Guru mata pelajaran memadukan materi dan pendidikan karakter. Diberikan contohcontoh yang relefan dengan sekarang, contoh pendidikan. Contoh: tidak menyontek dalam ulangan. Pembelaan Negara: pembuangan sampah sembarang, penebangan liar.
3
Bagaimanakah guru Mapel memadukan materi pendidikan karakter dengan pelaksanaan di dalam kelas? Bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh guru Mapel dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa? Bagaimana mekanisme kolaborasi guru BK dan guru Mapel untuk melaksanakan pendidikan karakter? Apakah RPP yang disusun oleh Bapak/Ibu telah memuat materi-
Diskusi , ketika diskusi harus menghormati pendapat teman. Menghargai pendapat teman itu juga termasuk dalam pembentukkan karakter.
4
5
6
Ceramah, permainan, diskusi.
Belum ada kolaborasi antara guru BK dan guru mata pelajaran
Pendidikan karakter tersebut direncanakan di RPP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
materi karakter sebagai isi dari pendidikan karakter? Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu sehingga materi pendidikan karakter tersampaikan juga bersamaan dengan materi pelajaran?
95
Metode diskusi dan presentasi bertujuan untuk melatih keberanian anak.
EVALUASI 1
2
3.
Bagaimanakah Bapak/Ibu mengukur atau mengetahui perubahan-perubahan karakter baik yang terjadi dalam diri siswa melalui pembelajaran yang Bapak/Ibu lakukan selama ini? Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di sekolah ini berhasil?
Menggunakan observasi. Dengan menggunakan refleksi dapat di ketahui bahwa anak tersebut konsen saat pelajaran. Harapan dari refleksi, masuk tidak, di serap tidak materinya. Mengukur diri sendiri anak berpotensi sampai mana dengan secara lisan. Saat diskusi berperan apa.
Apakah terjadi perubahan pada pribadi siswa setelah mendpat pendidikan karakter? Apa saja bentuk-bentuk perubahannya? Apakah bisa terlihat dari perilaku sehari-hari?
Dilihat seketika, tidak ngobrol sendiri ketika sedang diskusi kelompok.
Belum berhasil, karena disiplin anak kurang dan didukung oleh lingkungan keluarga yang mempengaruhi. Namun ada beberapa siswa yang meningkat dalam hal kedisiplinan, hormat ke orang lain terutama dengan guru-guru.
HAMBATAN DAN SOLUSI 1
Kesulitan apa yang dihadapi oleh Bapak/ibu guru dalam menerapkan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas?
Materi dan pendidikan karakter kurang, karena banyak yang berbau politik dan hukum. Karena masalah materi kurang mendung materinya adanya hanya politik dan hokum dan Pancasila pun sudah tidak ada. Materi harus sudah selesai tidak memperhitungkan pendidikan karakter, karena guru dituntut untuk menyelesaikan materi.
2
Solusi seperti apa yang diambil oleh Bapak/ibu guru setelah Bapak/ibu guru mengetahui hambatan-hambatan penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas?
Mungkin untuk mengatasi pendidikan karakter harus bagaimana, menyesuaikan dengan anak, dan sebaiknya dilakukan pelatihan untuk guru-guru mata pelajaran sehingga materi dan pendidikan karakter sama-sama berjalan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING Nama Responden
: Suhardiman
Nama Sekolah
: SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA
Hari/Tanggal wawancara
:
Pewawancara
: A. Setyandari, S. Pd., S. Psikologi, M.A.
Guru Mata Pelajaran
: IPS
Pertanyaan kepada Guru Mata Pelajaran KETERLAKSANAAN NO 1
Pertanyaan Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter?
Jawaban a. Merapikan kursi terhadap lingkungan b. Nilai menghargai (memelihara barang yang kita pakai berarti memiliki ) c. Memenuhi kebutuhan sendiri (baru pada taraf informasi atau pengetahuan, dalam lapangan masih sulit) d. Kontribusi siswa dalam piket melayani siswa di kopsis, namun 1 tahun terakhir macet karena tidak ada kecocokan dengan pengelolaan sekarang (pengurus) untuk kelas 2 , jika tahun2 sebelumnya lancar. e. Ilmu sosial saling menjaga (1 smp 13 Adalah 1 keluarga) hubungan antara guru siswa(ortu dan anak), siswa siswa (kakak beradik, sempat berkelahi bahwa kita harus menerima bahwa ini satu keluarga). f. Salaman pagi dalam rangka terjadi hubungan pribadi secara batiniah ( karakter kerapian, terjalin hati antara siswa dan guru) g. Bel masuk, anak-anak menyiapkan diri untuk membaca ayat-ayat AlQuran, untuk agama katolik kumpul di perpus untuk membaca Alkitab. h. Menyanyikian lagu Indonesia raya (setiap pagi)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
2
Sejauh mana pendidikan karakter dilakukan di sekolah? Apakah pendidikan karakter yang direncanakan sungguhsungguh direncanakan? (Kesesuaian antara rencana dalam RPP dengan pelaksanaan di dalam kelas)
Rpp sudah dipikirkan karakter-karakter apa yang akan dimasukkan. Materi, sering membangun kerja sama diantara berpasangan atau kelompok. Semenjak tahun 2004 berusaha anak tidak memberi info tetapi memberi pertanyaan agar mencari jawaban dengan waktu tertentu guru menagih dengan presentasi atau tanya jawab. (kerja sama, berani tampil). Kebanyakan direncanakan, dan ada yang tidak secara di rencanakan karena materi yang ada tidak cocok dengan karakter yang akan ditampilkan.
3
Bagaimanakah guru Mapel memadukan materi pendidikan karakter dengan pelaksanaan di dalam kelas?
Metode secara umum diajarkan di kelas adalah membangun kerja sama kerja sama dengan impure pustaka (mengkaji pada suatu permasalahan dan siswa mencari jawbn di perpustakan)minimal berpasangan. Kelompok berkaitan dengan materi itu tdk ada di sumber itu tetapi juga ada di kehidupan sehari-hari. Presentasi. Metode yang digunakan dan karakter yang akan ditampilkan sudah di rancang.
4
Bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh guru Mapel dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa? Bagaimana mekanisme kolaborasi guru BK dan guru Mapel untuk melaksanakan pendidikan karakter?
Diskusi kelompok, penugasan, presentasi. Yang di kerjakan terkadang tidak sesuai dengan RPP, karena tidak cocok dengan materi.
Apakah RPP yang disusun oleh Bapak/Ibu telah memuat materimateri karakter sebagai isi dari pendidikan karakter? Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu sehingga materi pendidikan karakter tersampaikan juga bersamaan dengan materi pelajaran?
Tercantum dalam RPP.
5
6
7
Lari pada urusan guru mata pelajaran , jika guru mata pelajaran tidak bisa mengatasi ya dilimpahkan ke guru BK. Kesulitan-kesulitan yang akan dilimpahkan ke guru BK adalah motivasi belajar, menyangkut pihak lain (antar kelas), terkait dengan masalah keluarga, siswa-siswa kami 45 menerima siswa KMS kemandirian ank-anaknya kurang, permasalah rumah di bawa ke sekolah). Sampai saat ini belum ada kolaborasi yang tercantum dalam RPP.
Diskusi kelompok, presentasi dan penugasan.
EVALUASI 1
Bagaimanakah Bapak/Ibu mengukur atau mengetahui perubahan-perubahan karakter baik yang terjadi dalam diri siswa melalui pembelajaran yang
Observasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
3.
Bapak/Ibu lakukan selama ini? Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di sekolah ini berhasil?
Apakah terjadi perubahan pada pribadi siswa setelah mendpat pendidikan karakter? Apa saja bentuk-bentuk perubahannya? Apakah bisa terlihat dari perilaku sehari-hari?
98
Perubahan tidak secara signifikan, namun ada kelas tertentu yang sudah maju dalam kerja sama yaitu kelas A, karena anak-anaknya cerdas dan dari golongan mampu, didukung keluarga yang mumpuni, mereka cepat tanggap. Keseluruhan, nampaknya bagus kecuali siswa olahraga. Karakter yang bapak idamkan belum muncul di kelas olahraga, namun di kelas lainnya sudah muncul. Kelas olahraga tidak ikut dengan pramuka, namun tahun yang akan datang harus diikutkan. Ternayata dalam pendidikan itu sekarang kondisinya sudah di campuri pihak lain. Pihak lain adalah keluarga. Orangtua andaikata sudah terbiasa berkata kotor, maka perkataan kotor itu sudah otomatis dibawa ke sekolah. Karena sekarng perkataan kotor tersebut sudah menajadi hal yang biasa. Bahwa bapak ibu itu tidak mempunyai jiwa pendidik sehingga cuek dengan muridnya yg penting sudah mengajar. Pendidikan di sekolah ini bahwa bapak ibu guru menanamkan pendidikan karakter. bapak lupa mengajar, dan setelah 20 menit baru masuk. Bapak tersebut menyampaikan kepada anak-anak bahwa apakah dari semua siswa kelas ini semuanya lupa? Jika bapak hanya seorang diri yang lupa itu masuk akal, karena hanya seorang diri. 30 orang lupa. Saya tidak senang jika anak-anak tidak mengingatkan saya, jadi bsk klo bapak lupa tolong diingatkan, karena bapak mempunyai kebiasaan jika sedang mengerjakan sesuatu pasti fokus. Jika kelas olahraga, kita yang melayani dia, dibangun kerja sama antara guru dengan siswa sudah. Belum bisa membangun kerja sama antara guru dengan siswa. Kegiatan-kegiatan di luar, melakukan kerja sama dengan organisasiorganisasi yang ada di sekolah. Perilaku sehari-hari, berantem frekuensinya sangat kecil. HAMBATAN DAN SOLUSI
1
Kesulitan apa yang dihadapi oleh Bapak/ibu guru dalam menerapkan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas?
a. Ada beberapa guru yang terkadang terlambat dan itu menjadi sebuah penghambat. Sedangkan jika siswa yang telat di suruh menunggu di depan gerbang. Di depan gerbang terdapat guru piket kecuali hari Senin dan Jumat tidak terjadwal karena ada upacara dan senam . penjaga dari siswa. Sudah di jadwal. b. Kesulitan hanya ada di kelas olahraga, sedangkan di kelas reguler tidak. Karena di kelas olahraga sudah terbiasa ada di luar sehingga kesulitan untuk membedakan bahwa ini adalah bapak ibu guru. Masih sering untuk memotong pembicaraan bapak ibu guru. c. Dalam materi sejarah ada kesulitan yaitu mengikuti secara ilmu itu luas tetapi mengena , jika kita menyampaikan materi secara khusus atau langsung intinya nanti pastinya sejarah itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI kering (Tidak bermakna). Sehingga di masukkan ke dalam pendidikan karakter masih sulit. 2
Solusi seperti apa yang diambil oleh Bapak/ibu guru setelah Bapak/ibu guru mengetahui hambatan-hambatan penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas?
Harus ikhlas menghadapi siswa yang susah diatur dan guru harus mempunyai kesabaran. Dan untuk menyelesaikan materi harus menggunakan materi yang diprioritaskan atau yang penting saja.
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN PENDIDIKAN KARAKTER INTEGRATIF
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI SMP BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING Nama Responden
: Suparjan
Nama Sekolah
: SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA
Hari/Tanggal wawancara
:
Pewawancara
: A. Setyandari, S. Pd., S. Psikologi, M.A.
GuRU Mata Pelajaran
: Agama
Pertanyaan kepada Guru Mata Pelajaran KETERLAKSANAAN NO 1
Pertanyaan Apa yang Bapak/Ibu pahami mengenai pendidikan karakter
Jawaban
2
Sejauh mana pendidikan karakter dilakukan di sekolah? Apakah pendidikan karakter yang direncanakan sungguhsungguh direncanakan? (Kesesuaian antara rencana dalam RPP dengan pelaksanaan di dalam kelas) Bagaimanakah guru Mapel memadukan materi pendidikan karakter dengan pelaksanaan di
Pendidikan karakter sejauh ini masih dilakukan pembiasaanpembiasaan dan pendidikan karakter di rencanakan di dalam RPP
3
Membentuk anak sesuai dengan norma-norma, bermasyarakat, bernegara, berbangsa dan beragama. Implementasi pendidikan agama adalah Sholat membentuk karakter tepat waktu, berdisiplin, tenggang rasa, mensyukuri nikmat.
Contoh: Tenggang rasa atau toleransi, 2/3 dari pendidikan karakter di dimasukan ke dalam materi. Setiap kali rpp dimasukkan karakter yang
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dalam kelas?
100
akan di capai. Contoh ke 2: Disiplin dengan cara memberikan tugas, laporkan harian sholatmu selama seminggu tolong dengan jujur. Dan ada bukti bahwa orang tua mengetahuinya yaitu dengan tandatangan orang tua bahwa anak tersebut sudah melakukan sholat tepat waktu. Dapat juga guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada anak, menghargai pendapat orang lain, mari kita simpulkan bersama. Agar anakanak tahu caranya silahkan kalian memberikan komentar contoh dalam kasus.
4
Bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh guru Mapel dalam menyampaikan pendidikan karakter kepada siswa?
Dengan ceramah, gambar-gambar , sosio drama, demontrasi. Antusias anak-anak lebih tertarik dengan demontrasi dan sosio drama. Membentuk kelompok untuk membentuk skenario untuk sosiodrama, dan anak-anak sangat antusias. Dan anak akan lebih tertanam. Demonstrasi atau praktik ini juga diminati atau anak-anak sangat antusias. Sopan santun ketika makan bersama dengan orangtua. Yang paling banyak di terapkan, ceramah diskusi pemberian tugas. Mempraktekkan lebih bagus dari pada ceramah.
5
Bagaimana mekanisme kolaborasi guru BK dan guru Mapel untuk melaksanakan pendidikan karakter?
Bagus kerja samanya, jika ada kasus yang tidak bisa di tangani maka akan diberikan kepada guru BK dan akan segera ditangani. Contoh kasus: 9 anak terlibat minum-minuman keras dan di bawa di dalam kelas. Sampai jam 12 siang tidak terungkap pembawanya. Dan saat itu juga saya laporkan ke guru bk dan dilapor ke polisi dan anak2 di bawa ke sana agar diselidiki siapa yang membawa miras tersebut. Dan anak tersebut di keluarkan. Dalam keadaan biasa atau normal : studi kasus anak kelas 3 mau UAS, sehingga guru agama dan guru BK berkolaborasi untuk membuat suatu acara religius dan penambahan motivasi belajar agar anak-anak tersebut dapat menambah semangatnya dan percayaan diri ketika menghadapi UAS.
6
Apakah RPP yang disusun oleh Bapak/Ibu telah memuat materimateri karakter sebagai isi dari pendidikan karakter? Bagaimana metode pembelajaran yang digunakan Bapak/Ibu sehingga materi pendidikan karakter tersampaikan juga bersamaan dengan materi pelajaran?
Sudah disisipkan dan terdapat penekanan.
7
Menggunakan sosio drama sehingga anak benar-benar memahami apa yang dilakukan dan terdapat contoh real. Setiap mata pelajaran mengintegrasikan dalam pembelajaran yaitu dengan cara diplih dengan kecocokan materi dan pendidikan karakter apa yang harus disisipkan dalam materi tersebut.
EVALUASI 1
Bagaimanakah Bapak/Ibu mengukur atau mengetahui
Evaluasi hasil ulangan saat itu atau evaluasi pembelajaran dan dengan ulangn-ulanngan harian. Ada cacatan keterlambatan (scoring).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
3.
perubahan-perubahan karakter baik yang terjadi dalam diri siswa melalui pembelajaran yang Bapak/Ibu lakukan selama ini? Hal apa yang mengindikasikan bahwa pendidikan karakter di sekolah ini berhasil? Apakah terjadi perubahan pada pribadi siswa setelah mendpat pendidikan karakter? Apa saja bentuk-bentuk perubahannya? Apakah bisa terlihat dari perilaku sehari-hari?
101
Ada perubahan sikap dan perilaku pada anak, namun kurang signifikan. Anak yang sudah seminggu tidak masuk sekolah dan dulunya tidak pernah ada keterangan mengapa anak tersebut tidak berangkat, sekarang anak tersebut dituntut untuk membawa surat keterangan sakit atau ijin mengapa anak tersebut tidak masuk dan anak-anak dapat melaksanakannya dengan baik. HAMBATAN DAN SOLUSI
1
Kesulitan apa yang dihadapi oleh Bapak/ibu guru dalam menerapkan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas?
2
Solusi seperti apa yang diambil oleh Bapak/ibu guru setelah Bapak/ibu guru mengetahui hambatan-hambatan penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas?
Mengharapkan ada komunikasi dengan orang tua namun untuk sekarang belum terjadi, kurang perhatian orang tua terhadap anak-anak dan orang tua terlalu percaya dengan sekolah sehingga orang tua cuek. Penanamkan kebiasaan banyak faktor yg mempengaruhi sehingga kurang optimal. Untuk memilih-milih karakter mana yg pas dengan materi agak kesulitan. 1.
Ada kerja sama antara guru BK dan mata pelajaran
2. Pemantauan pendidikan karakter tiap anak 3. Orang tua lebih peduli terhadap anaknya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGKODINGAN HASIL WAWANCARA Tabel 1.1. Interpretasi Hasil Wawancara Pemahaman Pendidikan Karakter PENGERTIAN
Pemahaman Pendidikan Karakter
Pelaksanaan Pendidikan karaker di SMP 13 Yogyakarta Kepala sekolah
Guru BK
Guru Bahasa Indonesia
Guru PKN
Guru IPS
Guru Agama
Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah sesuatu hal untuk mempunyai nilai-nilai luhur yang dikembangkan siswa, menyiapkan masa depan untuk menjadi orang yang berkarakter.
Pendidikan tentang membangun siswa dalam hal kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, gemar membaca, setia kawanan. (A1.PK.G.BK)
Memperbaiki akhlak anak agar budi pekerti dan perilaku anak menjadi baik
Pendidikan untuk membentuk sikap dan anak didik ketika di rumah,sekolah,masy arakat. Sikap itu sendiri adalah cinta tanah air, kedisiplinan, respek, tanggung jawab, kejujuran, kerja keras.
Merapikan kursi terhadap lingkungan, nilai menghargai, memenuhi kebutuhan , sendiri.Kontribusi siswa dalam piket melayani siswa di kopsis, Ilmu sosial yaitu saling menjaga (1 SMP N 13 Adalah 1keluarga), Salaman pagi dalam rangka terjadi hubungan pribadi secara batiniah, bel masuk anak-anak menyiapkan diri untuk membaca ayat-ayat AlQuran, untuk agama katolik kumpul di perpus untuk membaca Alkitab, menyanyikian lagu Indonesia raya (setiap pagi)
Membentuk anak sesuai dengan norma-norma, bermasyarakat, bernegara, berbangsa dan beragama.
Pendidikan karakter adalah membentuk anak sesuia norma-norma yang berlaku di masyarakat dan nilai-nilai kehidupan sehingga perilaku anak menjadi lebih baik.
(A1.PK.Kep.Sek)
(A1.PK.G.B.I nd)
(A1.PK.G.PKN)
(A1.PK.G.IPS)
102
(A1.PK.G.Agm)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
Tabel 1.2. Interpretasi Hasil Wawancara Perencanaan Pendidikan Karakter PERENCANAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP N 13Yogyakarta Kepala Sekolah
Perencanaan Pendidikan Karakter
a.
b.
utama pendidikan karakter peraturan 2010, dalam KTSP pendidikan karakter sudah kami rancang untuk pedoman pihak sekolah jadi kami melaksanakan KTSP dan visi misi. Mengikuti peraturan dan di kaitkan dengan visi misi. Menurut visi misi: semangat keunggulan, kejujuran, ketekunan, pantang menyerah. Sebelum ada KTSP sudah ada pendidikan karakter. pendidikan karakter disisipkan dalam materi yang akan diajarkan oleh para guru. Dalam 1 materi terdapat beberapa indikator pendidikan karaketer.
(A2.PerPK.Kep.Sek)
Guru BK
Guru Bahasa Indonesia
Guru PKN
Guru IPS
Guru Agama
Kesimpulan
Dalam setiap kali pertemuan bimbingan klasikal maka disisipkan 1 atau 2 indikator pendidikan karakter.
Pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah tercantum dalam RPP. (A2.PerPK.G. B.Ind)
Rpp di desain. Nilai-nilai karakter dicantumkan di RPP,ketika pembelajaran di kelas ada tujuannya apa ada karakter disiplin.
Rpp sudah dipikirkan karakterkarakter apa yang akan dimasukkan.
Pendidikan karakter sejauh ini masih dilakukan pembiasaanpembiasaan dan pendidikan karakter di rencanakan di dalam RPP.
Perencanaan pendidikan karakter di sekolah :
(A2.PerPK.G.IP S)
1.
Perencanaan pendidikan karakter tersebut tersusun dalam RPP dan pendidikan karakter di selipkan dalam indikator
2.
Terdapat pendidikan karaker yang insidental, ketika orang tua siswa meninggal siswa yang lainnya ikut melayat.
(A2.PerPK.G.Agm)
(A2.PerPK.G.BK) (A2.PerPK.G.PK N)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
Tabel 1.3. Interpretasi Hasil Wawancara Pelaksanaan Pendidikan Karakter PELAKSANAAN
Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP N 13 Yogyakarta Kepala sekolah
Guru BK
Guru Bahasa Indonesia
Guru PKN
IPS
Guru Agama
Dalam bentuk kegiatan pramuka, baris bebaris, upacara berdera (sikap disiplin). Jika dalam kehidupan sehar-hari juga mengembangkan senyum salam sapa, ketika berpapasan dengan guru dan kebanyak anak seperti itu
Dalam setiap kali pertemua n bimbinga n klasikal maka disisipka n 1 atau 2 indikator pendidika n karakter.
Pelaksanaan pendidikan karakter menyatu dan terpadu dengan materi. Guru memasukkan beberapa butir-butir karakter di dalam materi yang akan di sampaikan kepada siswa. Satu materi terdapat kurang lebih 3 atau 4 butir. Pelaksaan di kelas dengan langsung pengamatan perilaku siswa. Membaca perangkat upacara. Keberanian siswa. Anak ini berani tidak, percaya diri tidak. Sejauhmana anak paham bahwa itu akan dikembangkan ke dirinya dengan cara memuji sehingga anak menyadari bahwa ia mempunyai kelebihan percaya diri dan anakanak lainnya juga diharapkan untuk menyontoh anak tersebut.
Diskusi , ketika diskusi harus menghormati pendapat teman. Menghargai pendapat teman itu juga termasuk dalam pembentukka n karakter.
-
Contoh: Tenggang rasa atau toleransi, 2/3 dari pendidikan karakter di dimasukan ke dalam materi. Setiap kali rpp dimasukkan karakter yang akan di capai.
(A3.Pelak.PK.K epsek)
(A3.Pela k.PK.G.B K)
(A3.Pelak.PK.G.B.Ind)
(A3.Pelak.PK .G.PKN)
Contoh ke 2: Disiplin dengan cara memberikan tugas, laporkan harian sholatmu selama seminggu tolong dengan jujur. Dan ada bukti bahwa orang tua mengetahuinya yaitu dengan tandatangan orang tua bahwa anak tersebut sudah melakukan sholat tepat waktu. Dapat juga guru memberikan pertanyaanpertanyaan kepada anak, menghargai pendapat orang lain, mari kita simpulkan bersama. Agar anak-anak tahu caranya silahkan kalian memberikan komentar contoh dalam kasus. (A3.Pelak.PK.G.Agm)
Kesimpulan a.
Memasukan bebrapa nilai karakter dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa
b.
Guru memberikan tugas yang berhubungan langsung dengan nilai karakter yang akan dicapai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
Tabel 1.4. Interpretasi Hasil Wawancara Metode Pendidikan Karakter METODE
Metode Pendidikan Karakter
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP N 13 Yogyakarta Kepala sekolah
Guru BK
Guru B.Indonesia
Guru PKN
Guru IPS
Guru Agama
Kesimpulan
-
Penyampaian materi (ceramah), diskusi, evaluasi setiap usai pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar anak menyerap pembelajaran, permainan, penugasan. Anakanak lebih suka untuk menonton film dan diselingi diselingi ice breaking. Dari sisi materi harus selesai baik menggunakan metode tersebut, dari sisi pendidikan karakter baik karena langsung ada contohnya lebih bisa memberikan gambaran lewat visual dan lebih suka ada tayangan film. Follow upnya bagus, yaitu pendapat tentang film dan diadakan diskusi dan dipresentasikan. Sudah didesain.
Mengamati tingkah laku siswa (observasi), tergantung materinya. Prakter:berpidato menggunakan putarkan video, observasi saat upacara. Jika Anakanak diinstruksikan untuk mengamati Pembina upacara saat berpidato (A4.Med.PK.G.B.In d)
Ceramah, permainan, diskusi. (A4.Med.PK.G.PKN)
Diskusi kelompok, penugasan, presentasi. Yang di kerjakan terkadang tidak sesuai dengan RPP, karena tidak cocok dengan materi.
Dengan ceramah, gambargambar , sosio drama, demonttrasi. Antusias anakanak lebih tertarik dengan demontrasi dan sosio drama. Membentuk kelompok untuk membentuk skenario untuk sosiodrama, dan anak-anak sangat antusias. Dan anak akan lebih tertanam. Demonstrasi atau praktik ini juga diminati atau anak-anak sangat antusias. Sopan santun ketika makan bersama dengan orangtua. Yang paling banyak di terapkan, ceramah diskusi pemberian tugas. Mempraktekkan lebih bagus dari pada ceramah.
Pemutaran video, sosiodrama, demontrasi, refleksi
(A4.MetPK.G.BK)
(A4.Med.PK.G.IPS)
(A4.Med.PK.G.Agm)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
Tabel 1.5. Interpretasi Hasil Wawancara Penghambat Pendidikan Karakter PENGHAMBAT
Faktor Penghambat Pendidikan Karakter
Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP N 13 Yogyakarta Kepala Sekolah
Guru BK
Guru B.Indonesia
Guru PKN
Guru IPS
Guru Agama
Kesimpulan
Penilaian yang sulit, memerlukan waktu yang lama dan setiap tahun muridnya ganti sehingga harus dari awal lagi dalam pembentukkan karakter.
a.
Mengasuh anak setelah anak usia 12 atau 13 dan karakter anak sudah terbentuk dulu lewat keluarga, dan jika karakter di rumah tidak bagus maka guru yang bekerja keras. Anak2 membawa perilaku yang kurang berkarakter. Karena tuntunan anak yang lulus ujian, karena b.indonesia diuaskan sehingga Guru tidak banyakbanyak memberikan nasehat ketika anak terlambat. Karena guru mengejar materi agar anak menguasai, memahami dan mengerti materi. Dan anak yang terlambat itu segera di suruh masuk kelas dan mengikuti pelajaran. Seharusnya di tanya dulu kenapa terlambat dll. Seolah2 nem menjadi kunci sebuah keberhasilan. Selama ini guru-guru seolaholah baru meraba-raba dulu, tidak ada pelatihan, hanya sosialisai saja. Contoh tidak diberikan. Pengawas : belum pernah ngajar awasi pengawas, hanya pernah di awasi oleh teman sendiri mungkin ada kesungkanan sehingga tidak ada kejujuran ada yg kurang atau belum.
Materi dan pendidikan karakter kurang, karena banyak yang berbau politik dan hukum. Karena masalah materi kurang mendung materinya adanya hanya politik dan hokum dan Pancasila pun sudah tidak ada. Materi harus sudah selesai tidak memperhitungkan pendidikan karakter, karena guru dituntut untuk menyelesaikan materi.
a.
Mengharapkan ada komunikasi dengan orang tua namun untuk sekarang belum terjadi, kurang perhatian orang tua terhadap anak-anak dan orang tua terlalu percaya dengan sekolah sehingga orang tua cuek. Penanamkan kebiasaan banyak faktor yg mempengaruhi sehingga kurang optimal. Untuk memilih-milih karakter mana yg pas dengan materi agak kesulitan.
a.
Penilai yang rumit
b.
Orang tua belum ikut terlibat dalam pendidkan karakter
c.
Guru dituntut untuk menyelesaik an materi sehingga pendidikan karakter terkadang tidak tercantumka n dalam pembelajaran .
(A5. Ham.PK.Kepsek)
b.
Penilaian karakter, misal nilai kejujuran tetapi indikator anak yang jujur itu seperti apa belum ada. Lebih banyak ke orang tua, latar belakang ortang tua. Serumit apapun permasalahan anak harus ada kerja sama antar orang tua, tetapi tidak ada kerja sama dengan orang tua dan orang tua disini ekonomi rendah
(A5. Ham.PK.G.BK)
(A5. Ham.PK.G.PKN)
Ada beberapa guru yang terkadang terlambat dan itu menjadi sebuah penghambat. Sedangkan jika siswa yang telat di suruh menunggu di depan gerbang. Di depan gerbang terdapat guru piket kecuali hari senin dan jumat tidak terjadwal karena ada upacara dan senam . penjaga dari siswa. Sudah di jadwal.
b.
Kesulitan hanya ada di kelas olahraga, sedangkandi kelas reguler tidak. Karena di kelas olahraga sudah terbiasa ada di luar sehingga kesulitan untuk membedakan bahwa ini adalah bapak ibu guru. Mash sering untuk memotong pembicaraan bapak ibu guru.
c.
Dalam materi sejarah ada kesulitan yaitu mengikuti secara ilmu itu luas tp mengena , jika kita menyampaikan materi secara khusus atau langsung intinya nanti pastinya sejarah itu kering (Tidak bermakna). Sehingga di masukkan ke dalam pendidikan karakter masih sulit. (A5. Ham.PK.G.IPS)
(A5.Ham.PK.G.B.Ind)
(A5. Ham.PK.G.Agm)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107
1.6 Interpretasi Hasil Wawancara Usaha-usaha yang Dilakukan Sekolah Untuk Mengatasi Hambatan Pendidikan Karakter
Usaha-Usaha
Usaha-usaha yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatanhambatan pelaksanaan pendidikan karakter
Pelaksanaan Pendiidkan Karakter di SMP N 13 Yogyakarta Kepala Sekolah
Guru BK
Guru B.Indonesia
Guru PKN
Guru IPS
Guru Agama
Kesimpulan
Hanya diambil contoh untuk penilaiannya.
Memanggil orang tua, pelatihan pada guru bk blm ada sehingga penerjemahannya masing-masing, sarana prasarana terbatas dan perlu ditingkatkan.
Jika anak-anak kelewatan dengan perilaku dan sikapnya setelah selesai mengajar diberi waktu khusus dan dipanggil. (A6.Ham.PK.G.B.Ind)
Mungkin untuk mengatasi pendidikan karakter harus bagaimana, menyesuaikan dengan anak, dan sebaiknya dilakukan pelatihan untuk guruguru mata pelajaran sehingga materi dan pendidikan karakter sama-sama berjalan.
Harus ikhlas menghadapi siswa yang susah diatur dan guru harus mempunyai kesabaran. Dan untuk menyelesaikan materi harus menggunakan materi yang diprioritaskan atau yang penting saja
Ada kerja sama antara guru BK dan mata pelajaran, pemantauan pendidikan karakter tiap anak, orang tua lebih peduli terhadap anaknya
a.
Pengambilan penilaiannya menggunakan sempel
b.
Melakukan pelatihan untuk guru-guru tentang pengintegrasian pendidikan karaker
(A6.Ham.PK.Kepsek)
(A6.Ham.PK.G.BK)
(A6.Ham.PK.G.PKN) (A5.Ham.PK.G.IPS)
(A6.Ham.PK.G.Agm)