PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Ya Allah berilah aku buah kasih yang mendalam. Tolonglah aku ingat akan kata-kata kasih-Mu hari ini, karena Engkaulah sumber segala-galaNya bagi hidupku. Berikanlah aku sedetik lagi, jangan melewatkan sedetik itu untuk berbuat kasih. Pasiencia hodi luta, manan buat hotu.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk: ¾ Kongregasi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, sebagai salah satu dokumen tertulis dalam sejarah. ¾ Para anggota, calon, dan kolaborator Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INSTITUT SEKULAR “MAUN ALIN IHA KRISTU” DI DIOSES DILI TIMOR LESTE TAHUN 1989-2009 Oleh : Filomena I. Ximenes
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Dioses Dili tahun 1989-2009. Topik ini dipilih untuk dibahas karena disadari bahwa sampai saat ini tulisan mengenai Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” belum pernah ditulis secara lengkap. Padahal penulisan sejarah Institut itu penting dan bermanfaat untuk membantu kongregasi memberi inspirasi penting bila kehilangan arah dalam menyikapi pelayanan pastoral, dan sekaligus sebagai bahan masukan bagi para calon Institut Sekular yang ingin menggabungkan diri. Permasalahan yang muncul dalam skripsi ini ada tiga yaitu pertama, latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, kedua dinamika ISMAIK dan berperan dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga Institut terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste. Tujuan penulisan skripsi ini adalah pertama, untuk menjelaskan tentang latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, yang kedua dinamika ISMAIK dan berperan dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste, ketiga untuk menjelaskan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian sejarah. Karena metode penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui jalan inkulturasi-religius untuk mempermudah penulisan ini. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa untuk mengenal sejarah lahirnya dan perkembangan Institut di Gereja Timor Leste. Perlu mengenal situasi aktual masyarakat Timor Leste, yang mendorong lahirnya Institut di Timor. Pendiri kongregasi yaitu Mana Lu beserta karisma dan spiritualitasnya, telah mendorong para anggota untuk bergerak di bidang pelayanan di pedesaan. Para anggota berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan masyarakat setempat, dan mencoba untuk masuk dalam alam di daerah pedesaan Timor Leste, sehingga dalam kerasulannya tidak mendapat kesulitan, dan diterima oleh lingkungan masyarakat. Setelah Pendiri dan para anggota, calon Institut berkarya di Gereja Timor selama 9 tahun, maka pihak Gereja yang berwenang yakni uskup setempat mengesahkan menjadi lembaga awam hidup bakti di dalam Gereja setempat. Demikianlah sejarah agar Gereja setempat di Dioses Dili telah lahir lembaga awam hidup bakti ”Maun Alin Iha Kristu”, sebagai kongregasi pribumi. Inilah kongregasi pribumi yang tahu dan memahami situasi aktual masyarakat setempat untuk bergerak dalam hal berbagai bidang, untuk menjawab kebutuhan masyarakat melalui pendalaman iman, pelayanan kesehatan dan pendampingan pendidikan non formal melalui asrama. vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SECULAR INSTITUTE OF “MAUN ALIN IHA KRISTU” AT DIOSES DILI TIMOR LESTE IN 1989-2009 By: Filomena I. Ximenes
ABSTRACT This thesis discusses about Secular Institute of “Maun Alin Iha Kristu” at Dioses Dili on 1989-2009. This topic is chosen to discuss due to the fact that the history about Secular Institute of “Maun Alin Iha Kristu” has never been written completely while it is important and beneficial to support congregation give important inspiration if they loose the way in taking minister service. It also becomes an input for the secular institute candidate who are going to join in it. This thesis discusses three problems. First is the background of the secular institute of “Maun Alin Iha Kristu”. Second is the dynamic of ISMAIK which has role for the church and the society of Timor Leste. Third is participation of the institute to realize the faith in the church. The aims of writing the thesis are: first, to explain the background of secular institute of “Maun Alin Iha kristu”, second is to describe the dynamic of ISMAIK which has role for the church and the society of Timor Leste, third is to explain the participation of the institute to realize the faith in the church. This thesis applies investigation history method it is the scientific way to gather data with the certain purpose and benefit through the religion-enculturation way to conduct this writing. The result proves that to recognize the history and the development of the institute in Timor Leste church, it is important to know the actual situation of Timor Leste society that engages the institute in Timor Leste. The pioneer of the congregation is Mana Lu with her charisma and spiritual motivated the members of the institution to move to the village. The members attempted to adapt the society’s situation and try to enter into the village, so that their apostleship is easy and acceptable to the society. After the candidate pioneers of the institute worked for nine years, the bishop of the church declared it being the lay institution of consecrated life of the church. This is aimed that the church can recognize if there is a lay institution of consecrated life in Dioses Dili. The secular institute of “Maun Alin Iha Kristu” also can receive their vows as indigenous congregation. As indigenous congregation, they know and understand the actual situation of the community in many aspects to fulfill what the community needs through deepening faith, healthy service, and assisting informal education in dormitory.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala cinta kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra, di Universitas Sanata Dharma. Kelancaran dalam penyusunan skripsi ini berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.
Dekan Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.
2.
Ketua Program Studi Ilmu Sejarah.
3.
Romo
Dr.
Gregorius Budi Subanar
SJ,
sebagai pembimbing yang telah bersedia
membimbing mengarahkan dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai. 4.
Bapak Drs. Igs. Sandiwan Suharso, yang rela mendampingi dan mengarahkan hingga skripsi ini selesai.
5.
Bapak Drs. Herbertus Hery Santosa, M. Hum, sebagai pembimbing akademik.
6.
Ira. Maria de Lourdes Martins Cruz, sebagai Pendiri Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Timor Leste dan para anggota, yang telah mendukung dan mendorong penulis untuk menulis skripsi ini.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
Semua dosen Ilmu Sejarah yang telah membagikan ilmu selama ini sebagai pengetahuan dan pengalaman akan masa depan.
8.
Padre Francisco Dos Santos Fatima Barreto Pr, Dokter Daniel, Fr. Yan Koppens, Bapak Geraldo da Cruz, mana Maria Fatima, Bapa Marcus Ximenes, Maun Francisco dos Santos, Maun Jose Maia, Maun Jose Dias, “Mana Lu”, Mana Maria Roza de Araujo, Bruder Carlos Mendonca, yang telah rela diwawancarai untuk mendapatkan data-data penelitian skripsi ini.
9.
Keluarga Besar Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, yang dengan setia dan penuh perhatian memberi dukungan baik materil maupun moril hingga penulisan skripsi ini selesai.
10. Keluarga Besar Ayah, Ibu serta kakak, adik dan sanak saudara yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Romo Albert Rutten SJ, yang telah memberi masukan, dukungan dan doa dalam penulisan ini hingga selesai. 12. Terima Kasih kepada semua pihak baik teman sahabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun turut mendukung dalam penulisan skripsi ini hingga selesai. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan sumber-sumber data, terutama tentang manuskrip Institut. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima sumbangan pemikiran maupun saran yang membangun. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Penulis Filomena I. Ximenes
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………….. iii HALAMAN MOTTO …………………………………………………………………… iv HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………………... v PERYATAAN KEASLIAN …………………………………………………………… vi ABSTRAK …………………………………………………………………………….... vii ABSTRACT …………………………………………………………………………….. viii KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….. ix DAFTAR ISI………………………………………………………….............................. xi BAB I: PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1 A. Latar Balakang ……………………………………………………………….. 1 B. Identifikasi Masalah ………………………………………………………….. 11 C. Rumusan Masalah ……………………………………………………………. 12 D. Tujuan Penelitian …………………………………………………………….. 13 E. Manfaat penulisan ……………………………………………………………. 14 F. Tinjauan Pustaka ……………………………………………………………... 15 G. Landasan Teori ………………………………………………………………. 17 H . Metode Penelitian …………………………………………………………… 20 I . Sistematika Penulisan ………………………………………………………... 22
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bab II. MENGURAIKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG UNTUK MERINTIS ISMAIK DI GEREJA TIMOR LESTE .……..................................... 24 A. Faktor Internal…………………………………………………………………… 25 B. Faktor Eksternal ………………………………………………………………… 34 Bab III. DINAMIKA ISMAIK DI GEREJA TIMOR LESTE DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKATNYA …………………………………………….. 50 A. Tugas Perutusan Mana Lu Yang Pertama …………………………………... 55 B. Persiapan Program Pembinaan Simpatisan Institut Sekular ………………... 64 C. Anggota Pertama Yang Menerima Kaul ……………………………………. 71 D. Tahap Perkembangan Karya Pelayanan Institut Sekular di Gereja Timor ………………………………………………………………………. 74 Bab IV. KELANJUTAN KARYA KERASULAN INSTITUT SEKULAR DI GEREJA TIMOR LESTE …………………………………………………… 88 A. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, Baru di Dioses Dili …………......... 88 B. Panggilan Sekuler ……………………………………………………………… 93 C. Pengembangan Pelayanan ……………………………………………………... 99 Bab V. KESIMPULAN ……………………………………………………………….. 103 A. Kesimpulan ………………………………………………………………..….. 103 B. Saran …………………………………………………………………………… 104 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 106
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada tahun 1970-an situasi di Timor Loro Sa’e sangat rumit. Pada waktu itu masyarakat terombang-ambing dengan pilihan hidupnya, wajah-wajah yang penuh dengan ketakutan dan kecemasan karena kekerasan politik yang menguasai kehidupan mereka. Masyarakat selalu mengungsi dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari ketenangan hidup. Namun impian itu tidak terwujud karena tempat-tempat pengungsian sudah dijangkau oleh penguasa. Masyarakat yang miskin yang semakin tidak berdaya dan hanya pasrah. Sementara itu, keluarga yang berada selalu ada solusi untuk mencari ketenangan dan kenyamanan dalam hidup. Inilah situasi sosial-politik yang terjadi di Timor Loro Sa’e. Situasi kekerasan politik di Timor Loro Sa’e memberi inspirasi dan motivasi Kepada Pendiri Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”,1 Maria de Lourdes Martins Cruz. Nama panggilannya Mana Lu.2 Dalam segala kemampuan dan sikap pelayanan, Mana Lu memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan keprihatinan terhadap sesama yang menderita. Inilah pengalaman mendorong dan memotivasikan Pendiri untuk merintis ISMAIK. Awal itu muncul ketika berpastoral bersama seorang Pater asal Portugal, Pe.Carlos Pereira Pr, di salah satu desa Leorema, di Timor Leste. Kegiatan utama adalah katekese dan mendengarkan jeritan-jeritan anak-anak yang menderita. Suatu ketika selesai berkatekese, ada seorang anak kecil mendekati Mana Lu, dan katanya tinggallah bersama kami di sini. Kami sangat
1
. Kata “Maun Alin Iha Kristu” sangat identik dengan mana persaudaraan dalam tradisi Timor Leste. Nama unidade (kesatuan) Dan dalam Kristus kita bersaudara, karena Kristuslah yang mempersatukan persaudaraan. 2
. Mana dalam arti kakak perempuan. Mengapa dipanggil mana? Karena panggilan nama mana merasa lebih akrab, dalam tradisi Timor.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
merindukan kasih sayangmu yang tulus, dan membuat kami selalu teringat akan ibu dan ayah yang kini telah pergi “meninggal”. Kami merindukan seorang sepertimu yang bisa membuat kami selalu bahagia untuk menghadapi hidup. Kata-katanya itu membuat Mana Lu, dalam hatinya tergerak oleh belas kasihan Allah untuk membangun Gereja dari bawah. Kehadiran itu membawa inspirasi kepada saudara-saudari yang menderita ini bisa bangun kembali. Mulai saat itu, Mana Lu memikirkan dengan cara bagaimana agar bisa menolong saudarasaudari yang menderita ini. Kata-kata yang sering muncul dalam hati dan pikiran Mana Lu “Na’I Saida mak Ita Bo’ot Hakarak hosi Ami?” (Tuhan apa yang Engkau Kehendaki dari kami?). Untuk menolong, mendampingi dan memberi motivasi kepada sesama yang menderita. Kekerasan yang merajalela, tanpa politik dalam keluarga, masyarakat, sesama saudaranya sendiri saling membunuh, tanpa memikirkan apapun resikonya. Situasi Timor Loro Sa’e pada saat itu memang sangat sulit dipahami, karena masing-masing partai politik mempertahankan partainya dan kepentingan-kepentingan masing-masing. Latar belakang ini sebenarnya tidak membahas soal situasi politik di Timor Loro Sa’e, tetapi situasilah yang menjadi gambaran awal dari sejarah ISMAIK. Situasi politik di Timor Loro Sa’e mengaris bawahi sejarah lahirnya ISMAIK dan ingin menolong dan membangun komunitas basis. Ada faktor-faktor yang mendorong dan mempengaruhi Pendiri, merasa tergerak dan dipanggil untuk merespon persoalan yang terjadi di Timor Loro Sa’e. Mana Lu terinspirasi untuk mendirikan ISMAIK karena peristiwa-peristiwa yang dialami masyarakat Timor Loro Sa’e, yang selalu dihina, bodoh, miskin, tersingkir dan tertindas. Di sinilah awal ide untuk mendirikan ISMAIK. Pendiri merasa terpanggil untuk menjawab persoalanpersoalan yang dihadapi oleh rakyat jelata dan fakir miskin yang tak berdaya ini. Kerjasama dengan rakyat jelata yang tak berdaya ini, untuk mengejar kebodohan, kemiskinan dan kelemahan dirombak menjadi suatu kekuatan daya energi dan bisa mengejar ketinggalan sebagai bangsa yang tertindas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Pendiri menggunakan kata “Maun-Alin”3 untuk munculkan nama kongregasi ISMAIK. Kelompok saling mempercayai sebagai saudara-saudari dalam Kristus, dan saling menolong untuk mempersiapkan diri menuju masa depan yang damai, tenteram dan harapan masa yang akan datang dan tidak diperbodoh lagi oleh kaum penguasa. Ada makna tersendiri dalam hidup bersama sebagai “maun-alin”. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” mau memperjuangkan hidup bersama dengan membina dan mempererat persaudaraan. Setelah sekian lama terjadi permusuhan antara sesama saudara dan diperbodohkan oleh para elit politik. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, mau membangun kembali kesadaran dan persaudaraan lewat komunitas basis, dan pendampingan iman umat di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. Berjuang dan kerjasama yang baik untuk membagun kesejahteraan hidup masyarakat meskipun tidak seberapa nilainya, namun berarti dan bernilai bagi yang membutuhkannya. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan suatu asosiasi kaum awam yang hendak menghayati bersama penyerahan diri kepada Allah dalam kelompok persaudaraan, di dalam dunia. Cara hidup ini disahkan, diakui dan dilembagakan sesuai kitab hukum Gereja, can. 714. Setelah didirikan serta disahkan, ISMAIK memperoleh personalitas yuridis yang khas. Ada sejumlah orang dan benda dalam ISMAIK. Dalam Gereja Katolik, ada Institut Religius dan Institut Sekulares. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” (ISMAIK), dalam ambil bagian dalam “vida konsagrada Laikal”, karena para anggota juga mengikrarkan atau mengucapkan ketiga Nasehat Injili sama seperti Institut Religius lainnya. Di tandai mengucapkan kaul seperti kaul ketaatan, kemiskinan, keperawanan dan taat kepada konstitusi.4 Anggota ISMAIK, terlibat dalam kegiatan kerasulan dan kesaksian hidup di 3
. Nama maun dalam arti kakak laki-laki dan alin sama dengan adik. Dalam Kristus kita bersaudara dan Kristuslah yang mempersatukan maun-alin. 4
. Tom Jacobs “Hidup Membiara Makna dan Tantangannya”, Kanisius, Yogyakarta. 1987. hlm. 24-26.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
tengah dunia. Hidup dan berkarya dalam dunia, dari dunia dan di tengah dunia dengan penuh kesetiaan terhadap pembaktian diri secara total bagi pengembangan dan kesejahteraan hidup kaum kecil. Di tengah dunia, para anggota dan kolaborator tidak memiliki suatu tanda lahiriah apapun. Orang akan mengenal mereka lewat kesaksian hidup. Dengan karya, kesaksian pelayanan orang akan mengenal siapakah mereka ditengah dunia ini. Dirumuskan dalam pernyataan hidup “serbisu, hahalok ho lia fuan” (tindakan konkret dan kenyataan).5 Dalam karya ingin menjiwai semangat Injili yang hidup, sikap pelayanan dan kepedulian terhadap fakir miskin, kiak, ki’ik, beik (miskin, kecil, dan bodoh) menjadi fokus utama dalam pelayanan ISMAIK, karena merekalah menjadi harta benda Institut. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan lembaga hidup bakti. Hidup di tengah dunia sebagai garam dan terang dunia. Lembaga hidup bakti di bawah keuskupan setempat. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, lembaga hidup bakti yang pertama lahir di Dioses Dili. Pendirinya pribumi, Maria de Lourdes Martins Cruz. Sejarahnya ditandai ketika mulai mengumpulkan adik-adiknya atau para pengikut pertama yang disebut ‘simpatisantes’ yang masih pelajar SMP dan SMA, lewat surat-menyurat dan pendekatan orang tua mulai tahun 1989. Beberapa bulan kemudian memutuskan untuk tinggal bersama di rumah omnya yang ditinggalkan ketika kerusuhan Timor Loro Sa’e tahun 1975. ‘Simpatisantes’ yang masih pelajar ini, merasa diri dipanggil dari keluarga yang sederhana, ingin dibentuk dan dididik supaya mampu memanusiakan manusia menjadi manusia. Harapannya mampu berinteraksi dengan diri sendiri, sesama dalam kelompok persaudaraan, terhadap sosial masyarakat. Dengan antusias yang tinggi untuk berkumpul bersama dalam kelompok persaudaraan, ‘simpatisantes’ dipanggil untuk mendampingi dan melayani sesamanya yang menderita.
5
. “Serbisu, hahalok ho lia fuan” dalam hal ini mau menjelaskan bahwa lewat tindakkan kongrit, kerya, kata-kata dan perbuatan. Iman tanpa perbuatan maka mati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Menderita dalam banyak hal secara fisik, mental dan rohani, karena kekerasan bukan hanya secara fisik saja melainkan secara batiniah dan rohaniah. Unsur-unsur penting mencakup nilai-nilai humanis, memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asas-asas perikemanusiaan. Selama beberapa tahun yang silam rakyat merasa harkat dan martabat manusia yang hina dan tersimpan dalam memori hidup masyarakat Timor Loro Sa’e. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, berbeda dengan Institut religius lainnya. Letak perbedaannya pada cara hidup, tidak berseragam, dan pelayanan yang dikembangkan masing-masing sesuai dengan semangat hidup Pendiri, dan semangat Pendiri menjadi semangat hidup kongregasi. Cara hidup Institut Sekular bisa memilih hidup sendiri, dalam keluarga dan kelompok persaudaraan. Namun ISMAIK memilih hidup dalam kelompok persaudaraan, berbeda dengan cara hidup religius.6 Institut religius harus tinggal bersama dalam satu atap yang sama dan aturan yang menjadi patokan hidup. Letak persamaannya ISMAIK dan institut religius pada kaul-kaul yang diucapkan. Institut Sekulares dalam hal ini ISMAIK, mau memfokuskan diri pada kesejahteraan masyarakat lewat pelayanan dan pendampingan, tanpa memikirkan untung dan ruginya melainkan mencita-citakan kesejahteraan masyarakat dan hidup bersama dalam persaudaraan. Maka para anggota dan kolaborator diutus kapan dan dimana saja dengan hati yang siap sedia dalam tugas perutusan dan pelayanan. Mampu melepaskan diri untuk mengabdi, disinilah imanmu ditantang dan diuji menjadi saksi-Nya. Di dalam Gereja lokal yang menjadi kepala tertinggi adalah Uskup. Mgr. Martinho da Costa Lopes menjabat sebagai Administrator Apostolik di Timor Loro Sa’e tahun 1977-1981. Dan yang menggantikannya Pe.Carlos Filipe Ximenes Belo, SDB, Administrator Apostolik
6
. Hidup persaudaraan dalam komunitas mempunyai arti biblis dari dahulu kala, Kisah Para Rasul bab 4:32-35.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
1981-1983; dan menjabat sebagai uskup Administrator Apostolok 1983-2002. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” lahir dan berkembang dibawah naungan keuskupan setempat, di Dioses Dili. Sekarang menjadi berkembang dan bertambah di dua keuskupan lain Baucau dan Maliana. Kini ISMAIK berkarya dan berkembang di ketiga keuskupan ini. Fokusnya keprihatinan iman umat yang menjadi tantangan zaman sekarang. Sebagai Institut pribumi yang baru di bawah naungan keuskupan setempat, ikut menyumbangkan kepada Gereja pembaharuan iman dalam pelayanan. Institut sekular bukanlah biara, karena hidupnya di tengah dunia menjadi terang dan saksi Kristus. Dengan segala usaha yang dibangun menjadi milik bersama, dalam persaudaraan fasilitas sarana dan prasarana tidak menjadi persoalan dan halangan dalam pelayanan. Berbeda dengan institut religius lainnya segala fasilitas sarana dan prasarana disediakan oleh komunitas. Skripsi ini secara singkat akan mengkisahkan panggilan Mana Lu. Pendiri Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Gereja Timor Leste. Panggilannya begitu khas, karena sejak umur-umur belas tahun sudah ingin masuk suster Dominican, tetapi Mana Lu sendiri tidak tahu caranya. Ia merasa diri tidak setara dengan suster-suster yang asal Barat ini, namun ingin sekali menjadi suster. Dalam hatinya selalu dihantui oleh perasaan takut, minder dan sebagainya. Suatu ketika, ia memberanikan diri untuk bertemu dengan Romo Jose Barbosa, basal Portugal mau menyampaikan cita-citanya. Keinginannya mau masuk biara Dominican. Dia hanya bertahan sementara karena merasa panggilannya bukan di Dominikan. Akhirnya dia kembali ke rumah orang tuanya, merasa panggilannya bukan di Dominikan demikian jawabnya. Ada beberapa biara yang Mana Lu masuk namun tidak menemukan jawaban yang tepat dan pasti dalam panggilannya. Semakin hari semakin bingung dengan pilihannya. Namun ada solusi untuk memberi jalan keluar. Mgr. Martinho, sering ungkapkan jadilah seorang ibu yang baik demi banyak orang. Mau jadi suster tiga tahun sudah dapat pakaian putih? Itu tidak. Tetapi mau tahu, Timor sekarang berjuang untuk merdeka sendiri, jadilah ibu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
yang baik pada situasi riil ini. Jangan lupa banyak perempuan yang menunggu siapa yang berani berdiri di depan untuk memotivasikan mereka. Dalam kata-kata dari Mgr. Martinho, Lourdes Espirito Santo (Roh Kudus) memberikan Kharisma yang secara Khusus dan sangat spesial; jangan tanamkan dalam biara. Oleh karena itu, kembangkan talenta dan jadilah pemimpin yang baik kepada sesama yang menantikan. Dengan kata-kata ini, Mana Lu semakin jelas dengan pilihannya. Pada tahun 1970-an politik di Timor Loro Sa’e tidak dapat dipahami karena para politikus dan liurai (raja) selalu bekerja sama dalam hal politik. Pada zaman itu, Maria Lourdes saksi mata tentang situasi aktual dan kekerasan yang dialami rakyat. Betapa sulitnya untuk dipahami. Menurutnya ia akan berbuat sesuatu untuk menolong rakyat yang menjadi korban politik ini. Cita-citanya ingin mempersatukan rakyat yang sekarang ini tercerai-berai karena situasi politik. Dia ingin menyumbangkan pikiran dan tenaga sesuai dengan citacitanya, namun belum mampu karena masih merasa seorang diri. Ia membutuhkan temanteman yang mempunyai cita-cita dan keinginan yang sama untuk saling membantu dan menolong. Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan kader-kader generasi penerus untuk memperjuangkan nasib kaum kecil sampai akhirnya, di Negara Timor-Leste lahirlah Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”. Tujuannya mau merespon persoalan yang dihadapi oleh rakyat dalam penindasan terutama rakyat jelata dan fakir miskin yang tak berdaya. Rakyat menjadi salah satu obyek para politikus. Di mana situasi aktual memasuki era dunia politik yaitu era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan demikian maka pemerintah Portugal dan Indonesia menguasai Timor Loro Sa’e dalam dunia politik. Tentu saja dalam pemerintahan Timor Loro Sa’e mengalami pasang-surut karena penindasan dan kekerasan politik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Kondisi ini sangat mempengaruhi proses kekerasan dan penindasan dikalangan masyarakat. Dengan kekerasan membentuk watak orang Timor menjadi keras, dalam hal ini di dunia politik. Meskipun demikian selalu ada respon di saat-saat kekerasan itu muncul, karena ISMAIK, sebagai salah satu komunitas pribumi yang bisa memahami situasi dan kondisi masyarakat setempat.
Banyak komunitas yang masuk di Timor Loro Sa’e dan
berkarya dengan bermacam-macam ragam pelayanan, namun tidak memberi jawaban yang memuaskan kepada rakyat. Rakyat merasa ditinggalkan ketika mengalami penderitaan dalam kekerasan politik. Pada tahun 1975, banyak komunitas yang mengungsi ke NTT dan Australia. Dan pada tahun 1999, Timor Loro Sa'e memisahkan diri dari Indonesia. Timor Loro Sa’e berdiri sendiri sebagai Negara baru dengan nama Timor Leste. Hal ini sangat penting dan perlu ditinjau situasi politik memberi semangat dan inspirasi untuk bertindak dan mau menjawab persoalan rakyat dalam sejarah Timor Leste. Institut Sekular sendiri lahir dan berkembang sesuai dengan sejarah Timor Leste yang masih mengalami banyak kendala baik dari fihak internal maupun external. Realitas hidup masyarakat Timor Leste, yang hidupnya masih sederhana dengan keterbelakangan sebagai bangsa yang tertindas di dunia politik. Namun masih berusaha untuk mengejar kebebasan untuk merdeka dan ketinggalan di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Institut Sekular hidup ditengah masyarakat yang tak berdaya ini, untuk berjuang dan maju bersama dalam mengejar ketinggalan baik dibidang sosial maupun dibidang espirituil. Menjadi masalah ketika mengejar ketinggalan selalu mengalami kemunduran karena tidak tercapai apa yang diharapkan oleh masyarakat. Tetapi Institut hadir sebagai garam dan terang dunia, selalu terus berjuang dan memberikan yang terbaik kepada masyarakat yang dilayani. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, lahir dan berkembang selama sepuluh tahun sebelum Timor Leste menjadi Negara. Selama masa persiapan untuk menanti kemerdekaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Bangsa, Pendiri Institut Sekular ingin mempersembahkan hidupnya untuk memotivasi rakyat yang tak berdaya terus berjuang dan meraih cita-cita kemerdekaan bangsa. Dengan semangat dan idealisme yang menjadi suatu kenyataan hidup, maka dengan impian tersebut menjadi suatu bukti yang nyata dalam tindakan konkrit pendampingan dalam karya pelayanan pastoral. Meskipun tidak sebanding berapa nilainya, yang terpenting dalam karya pelayanan bisa menjawab persoalan rakyat dan mewakili suara rakyat untuk menuntut hak kebebasan. Kedatangan bangsa Portugis dan Indonesia di Timor Leste untuk memenuhi kepentingan politik dan ekonomi pada kenyataannya menjadikan masyarakat di sana tak berdaya dan korban eksploitasi. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat Timor Leste sangat sulit dipahami, karena para penguasa politik memperalat liurai (raja) untuk mempengaruhi rakyat kecil dengan kekerasan dan saling membunuh antara sesama saudara. Permasalahan yang dilalui oleh masyarakat Timor Leste membawa suatu gambaran yang jelas dengan citacita perjuangan kemedekaan bangsa. Dengan berbagai macam masalah dan kekurangan hidup yang dihadapinya, baik dibidang moral, spiritual dan material, namun secara berlahan-lahan dalam persiapan pejuang-pejuang rakyat untuk membela keadilan Bangsa Timor Leste. Seperti Xanana, Ramos Hortta, Uskup Belo dan masih banyak lagi yang tersembunyi dibalik “kaca”. Gaya hidup ISMAIK, sangat berbeda dengan yang lainnya, karena menjadi salah satu gaya hidup orang Timor yang tidak terlepas dari kekhasan budayanya. Mengutamakan solidaritas dan bela rasa dalam persaudaraan. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, kongregasi pribumi dan mengalami banyak tantangan dari fihak Gereja maupun non-Gereja. Selalu dianggap aliran sesaat, merebut kekuasaan kaum laki-laki, hanya sementara dan tidak bertahan lama dalam perjuangan. Mau menyumbangkan ide dalam skripsi ini, sebagai realita hidup dalam ISMAIK. Menjadi kenyataan dalam karya pelayanannya, terbukti dengan kehadiran para anggota.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Situasi kapan dan di manapun akan terjadi sesuatu hal yang baru dalam sejarah manusia, berdasarkan latar belakang manusia itu hidup. Sampai saat ini, permasalahan ini belum ada yang meneliti dan menulis sejarah lahirnya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, ISMAIK dan semangat dalam pelayanannya. Sehubungan dengan kenyataan ini, skripsi ini mau mengupas dan menulis sejarah dan perkembangan pelayanan ISMAIK, dalam komunitas yang memberi pelayanan di berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Sebab cita-cita Institut Sekular sangat searah dengan pastoral. Institut Sekular dilihat sebagai tanda keberadaan Gereja dalam dunia, sesuai dengan aspek-aspek berikut ini; sebagai bagian dari dunia, dipanggil untuk mengabdikan diri kepada dunia, menjadi jiwa dan ragi bagi dunia, karena menerima panggilan khusus, untuk menyucikan dan mengarahkan dunia, khususnya dengan meningkatkan nilai-nilai seperti keadilan, cinta kasih, dan perdamaian.7 Para anggota Institut Sekular ingin hidup di tengah masyarakat dan bersama-sama rakyat, secara khusus yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang masih terbelakang dalam segala segi kehidupan. Tujuannya adalah membantu dan mendampingi mereka, baik dalam penghayatan dan pengembangan iman, maupun secara fisik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup sampai taraf yang lebih layak dan harmonis. Dengan cita-cita inilah para anggota Institut Sekular mau mengejar tujuan hidupnya, yaitu menyelamatkan dunia dari dalam dunia sendiri dan melalui dunia.8 Cara hidup itu dimaksudkan menjelaskan kata sekular itu sendiri.9
7
. S. Congr. Para os Religiosos e Institutos Seculares, “Identidade de Missao dos Institutos Seculares”, hlm. 36. 8
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan HAK dan Sahe Institut for Liberation: Dili, Timor Leste. 2001. hlm. 76-77. 9
. Kata Sekular mengandung arti yang luas: berabad-abad, berjutaan tahun, sangat tua, kontinuitas, bertahan dalam masa lampau,sekarang dan masa yang akan datang; secara simbolis sekular berarti kekal abadi, adanya sesuatu tanpa awal dan akhir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
B. Identifikasi Masalah Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” merupakan salah satu kongregasi pribumi di Gereja Timor Leste dengan kekhasanya sendiri. Pada awalnya hanya semangat pelayanannya difokuskan pada hal-hal tertentu saja. Kini menjadi berkembang karena sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Pemberian nama ISMAIK mengacu pada nama kesatuan dalam persaudaraan. Nama Maun-Alin juga mempunyai peranan penting dalam sejarah bangsa Timor Leste.10 Salah satunya turut berperan dalam sejarah kemerdekaan. Komunitas ISMAIK ini, pernah menjadi markas besar penampungan pengungsi dalam sejarah perjuangan bangsa tahun 1999. Tidak hanya mengandalkan nama ISMAIKnya saja melainkan ada hubungannya dengan keprihatinan dan kebutuhan hidup masyarakat yang dikembangkan. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari pendukung-pendukung baik secara rohani maupun secara fisik. Karya ISMAIK ini banyak orang yang ikut memberi motivasi dan dorongan yang kuat dalam pelaksanaannya. Dan cita-cita ini terlaksana tetapi masih banyak kendala yang perlu diperhatikan, dalam hal ini perlu meninjau lebih lanjut: 1. Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” berperan penting dalam bangsa Timor Leste. Keterlibatan ISMAIK dalam situasi dan kondisi masyarakat. Di mana masyarakat merasa terhimpit oleh situasi politik maupun non-politik, kehadiran ISMAIK untuk mendampingi, mengarahkan dan menolong meskipun kecil, sederhana, strategis, sesuai dengan misi yang 10
. Nama “Maun Alin” itu sendiri bukan hanya sebutan dalam keluarga kandung saja melainkan menjadi umum digunakan di Timor Leste, karena ada makna untuk persatuan bangsa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
dikembangkan. 2. Proses perubahan yang berlangsung saat ini. Misi populer “kepedulian dan pelayanan” merupakan ciri khas karya kerasulan ISMAIK, yang sejak semula dijalankan dengan sukses oleh Pendiri. Suatu giat pastoral yang membangun komunitas basis, terutama dari dalam terjun ke tengah umat untuk mengenal secara langsung keluarga-keluarga dengan masalah-masalahnya. Kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi karena jarang mendapat kesempatan untuk bertatap muka dengan imam. Biasanya suatu paroki mempunyai banyak stasi, oleh sebab itu satu bulan sebelum Paskah dan Natal, Pastor paroki yang bekerjasama dengan ISMAIK. Kerja sama dalam tim pastoral sebagai salah satu pelayanan dalam keprihatinan ISMAIK untuk merespon persoalan iman umat. Sering terjun di berbagai wilayah-wilayah pedalaman untuk memberi retret dan pendalaman iman kepada umat.
C. Rumusan Masalah Bedasarkan dengan identifikasi masalah yang dipaparkan dalam latar belakang ini, dengan pembatasan permasalahan itu memunculkan tiga pertanyaan. Permasalahan ini, sebagai suatu rangkaian yang akan dibahas dalam penelitian yang dirinci sebagai berikut: 1. Bagaimana latar belakang lahirnya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, ISMAIK di Timor-Leste? 2. Bagaimana dinamika ISMAIK berperan dalam Gereja dan masyarakat Timor-Leste 1989-2009? 3. Mengapa ISMAIK terlibat mewujudkan iman umat di Gereja Timor Leste?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari penulisan tentang sajarah dan perkembangan ISMAIK di Gereja Timor Leste, 1989-2009 adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Akademis Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang berdirinya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” di Timor Leste. Penelitian ini juga ingin menguraikan fenomena dan perkembangan yang terjadi dalam ISMAIK di Timor Leste. Bagaimana ISMAIK tersebut mengalami pasang surut dalam perkembangan, yang sangat signifikan dalam kurung waktu 1989-2009. Untuk mendeskripsikan sejarah dan perkembangan ISMAIK dan membangun pengaruhnya dalam persaudaraan masyarakat Timor Leste. 2. Tujuan Praktis Perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam ISMAIK, termasuk berbagai faktor baik yang menghambat maupun yang memperlancar perubahan tersebut, setidaknya dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam bidang kesejarahan di dalam Gereja dan masyarakat di Timor Leste. Penulisan sejarah dan perkembangan ISMAIK di Gereja Timor Leste, tujuan yang ingin dicapai adalah ikut menyumbang dan mempersembahkan kepada komunitas dan masyarakat yang dilayani. Di harapkan dapat menambah pemahaman akan sejarah ISMAIK serta menambah dokumen tertulis untuk generasi mendatang. Sejarah dan perkembangan ISMAIK sebagai sejarah lokal yang bermanfaat, perlu dikembangkan melalui tindakan nyata dalam hal-hal praktis dalam bidang keilmuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
E. Manfaat penulisan Hasil penelitian harap memberikan manfaat bagi para pembaca secara teoritis dan praktis, dan akan menguraikan sebagai berikut: 1. Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas tentang sejarah lahirnya ISMAIK serta perkembangannya di Gereja Timor Leste. Di harapkan dapat menjadi acuan dalam mengembangkan karya misi ISMAIK dimasa yang akan datang. Bagi ilmu sejarah dengan penulisan ini diharapkan dapat menambah nilai-nilai Kristiani dalam sejarah ISMAIK dalam pelayanannya. Orang yang membaca karya ilmiah ini, diharap dapat membantu memberikan informasi tentang peristiwa sejarah, khususnya tentang sejarah Gereja lokal. Pengembangan sejarah Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, dimaksudkan sebagai salah satu karya ilmiah. Untuk mendiskripsikan tentang sejarah lahirnya dan perkembangan ISMAIK dalam pelayanan yang diterima di Gereja lokal di Timor Leste. Dimaksudkan juga untuk mendiskripsikan dan mengembangkan pelayanan pastoral integral sejak berdirinya hingga tahun 2009. 2. Praktis Manfaat praktis berdasarkan kenyataan ini, antara lain memberikan pemahaman dan pengertian tentang sejarah dan perkembangan dalam membangun komunitas lokal. Dari hasil penulisan ini diharapkan bahwa nantinya dapat memberikan masukan tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh komunitas terutama dalam bidang pelayanan. Dan bagi masyarakat umum dengan penulisan ini diharapkan dapat lebih mengenal kehadiran ISMAIK di tengah-tengah masyarakat, khususnya masyarakat yang tak berdaya. Bagi ISMAIK dengan penulisan ini diharapkan dapat menambah pemahaman akan sejarah dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
perkembangan serta dapat menambah dokumen-dokumen yang tertulis dalam sejarah untuk generasi mendatang. Manuskrip Sumber yang digunakan dalam skripsi ini ada dua macam yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan ini adalah sumber tertulis dan sumber lisan. Sumber primer dalam bentuk buku dan arsip. Sumber primer dalam bentuk buku: Kelompok Gerejani Basis, ditulis oleh Maria de Lourdes Martins, diterbitkan Yayasan HAK dan Sahe Institute for Liberation 2001, Timor Leste. Buku membahas tentang keterlibatan ISMAIK dalam praksis pastoral kelompok gerejani basis, sumber ini berguna untuk menjelaskan sejarah lahirnya ISMAIK. Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, 1998, berisi tentang Visi dan Misi dengan tujuan memanusiakan manusia yang tak berdaya, terutama fakir miskin, dan menjelaskan tentang tahap-tahap persiapan menjadi anggota serta cara hidup dalam ISMAIK. Teks, agenda-agenda harian, tentang sejarah lahirnya ISMAIK dan perkembangannya. Sumber-sumber ini digunakan untuk memperjelaskan sejarah lahir dan perkembangan karya pelayanan di pedesaan Timor Leste, serta proses pengesahan lembaga. Sumber-sumber ini diarsip di pusat pembinaan Dare, Dili, Timor Leste. Sumber primer yang memberikan keterangan secara lisan dalam penelitian ini, yaitu Pendiri ISMAIK sendiri serta para anggota perintis yang memberikan kesaksian tentang lahirnya dan perkembangan ISMAIK dari tahun 1989-2009.
F. Tinjauan Pustaka Beberapa sumber sekunder yang dalam bentuk wawancara dan buku yaitu: Pertama, Perang Tersembunyi, ditulis oleh John G. Taylor, diterbitkan Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur, 1998, Jakarta. Buku ini membahas tentang keterlibatan Gereja dalam situasi politik di Timor Leste dan pengaruh pendidikan. Sumber ini berguna untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
menjelaskan keterlibatan Gereja dan perkembangan sejarah politik yang terjadi dan ikut mempengaruhi lahirnya ISMAIK di Timor Leste. Kedua, Hari-hari Terakhir Timor Timur, ditulis oleh Zacky Anwar Makarim, dkk, diterbitkan PT. Sportif Media Informasindo, 2003, Jakarta. Buku ini membahas tentang pengaruh politik serta membawa perubahan dalam pembagian wilayah Timor Timur dengan Timor Barat. Sedangkan sebelumnya kedua wilayah ini mempunyai hubungan sangat erat, dan sangat berpengaruh dalam hubungan persaudaraan. Sumber ini sangat berguna untuk mengetahui dasar dari persaudaraan itu sendiri dan muncul perang saudara di Timor. Ketiga, Dua Kali Merdeka Timor Leste, ditulis oleh Avelino M. Coelho, diterbitkan Djaman Boroe, 2012, Yogyakarta. Buku ini membahas tentang Partai-partai politik yang ada di Timor Leste, serta berperan penting untuk perjuangan meraih kemerdekaan bangsa. Sumber ini untuk mengetahui gerakan-gerakan partai yang berjuang untuk mempertahankan nasib kaum kecil di Timor Leste. Keempat, Chega, Buku ini membahas tentang laporan-laporan kekerasan politik yang terjadi di Timor Leste. Sumber ini memberi informasi tentang bagaimana menyuarakan suara rakyat yang selama dua puluh empat tahum ini yang dibungkamkan. Untuk mengetahui perkembangan masyarakat di Timor Leste. Kelima, Hidup Membiara, ditulis oleh Tom Jacobs, diterbitkan Kanisius, 1987, Yogyakarta. Buku ini berisi makna dan tantangannya dalam hidup membiara. Sumber ini berguna untuk membahas ketiga nasehat Injil dalam hidup berbakti. Keenam, Gereja menurut Vatikan II, ditulis oleh Tom Jacobs, diterbitkan Kanisius, 1987, Yogyakarta. Buku ini membahas semangat pembaharuan konsili vatikan II, sangat membawa pengaruh bagi kehidupan Gereja. Sumber ini berguna untuk membahas Gereja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
dan dunia, dalam pelayanan pengungkapan iman dan perwujudan. Bukan membawakan iman kepada orang, melainkan membantu orang menyadari iman yang sudah ada. Sumber sekunder dalam bentuk lisan, sumber yang diperoleh melalui hasil wawancara, yang memberikan informasi tentang lahir dan perkembangan sejarah Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Timor Leste serta perkembangan misi pelayanan di pedesaan. Sumber ini untuk memperkuat atau memberikan kesaksian dalam mendiskripsi penulisan sejarah ISMAIK di Gereja Timor Leste.
G. Landasan Teori Penggunaan landasan teori dalam penelitian sejarah menjadi hal yang utama dalam mendekati pokok permasalahan. Sejarah politik sangatlah menonjol di Timor Leste, dan sangat mempengaruhi Pendiri untuk merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste. Terkait dengan masalah di atas, maka tulisan ini juga menggunakan pendekatan dari ilmu sosial. Untuk memperjelas tulisan ini, sejarah tidak hanya semata-mata bertujuan untuk menceritakan kejadian tetapi bermaksud menerangkan kejadian yang telah terjadi dan lebih mendalam hendak diadakan analisis. Membuat analisis sejarah ialah menyediakan suatu kerangka pemikir atau kerangka referensi yang mencakup pelbagai konsep dan teori yang akan dipakai dalam membuat analitis itu.11 Yang mau dianalisis dalam skripsi ini adalah sejarah lahir dan perkembangan pelayanan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Gereja Timor Leste, dan faktor yang menghambat dan yang mendukung pelayanan di pedesaan dan sumbangan nyata Institut dalam masyarakat. Peran berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama. Peranan menurut Levinson sebagaimana dikutip oleh Serjono Soekanto, 11
. Sartono Kartodirojo “Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah”, PT Gramedia, Jakarta, 1992, hlm. 5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
sebagai berikut: Peranan adalah sesuatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma-norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.12 Menurut Biddle dan Thomas: Peran adalah rangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalam keluarga diharapkan bisa memberi anjuran, penilaian, sangsi dan lain-lain. Istilah “peran” kerap diucapkan banyak orang. Sering mendengar kata peran dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang, atau “peran” dikaitkan dengan “apa yang dimainkan” aktor.13
Kerangka kerja dalam pelayanan sosial yang dikembangkan cukup besar perlu kerangka yang sistematis, terorganisir dalam berkesinambungan. Permasalahan tidak begitu mudah dengan tujuan pelayanan dalam masyarakat dari kepercayaan lama menuju iman yang baru, serta kepercayaan agama merupakan sesuatu yang mendasar sehingga tidak dapat dilakukan. Sebelum masuk pada pembahasan permasalahan perlu dijelaskan konsep tentang Institut Sekular itu sendiri. Secara historis, Institut Sekular timbul sejak era Kristus, zaman para rasul, abad Gereja primitif.14 Atas undangan Yesus, para rasul meninggalkan hidup sekularnya.15 12
. Serjono Soekanto “Sosiologi Suatu Pengantar” Jakarta. Rajawali Press. 1982. hlm. 238 13
. Bdk W. J. Poewadarainta “Kamus Basar Bahasa Indonesia” Jakarta. PN Balai Pustaka. 1985. hlm. 735. 14
. Yesus dalam misteri inkarnasi menjalani suatu kehidupan sekuler, secara tersembunyi selamat tigapuluh tahun di Nazaret (Lc. 2;23, 39-52) 15
. Para rasul sebagai buruh dan nelayan, saudara-saudari, orang tua, istri dan anak mengikutinya sambil mengendalikan dorongan seksuil secara suka rela (Mat, 19;10-12)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Dokumen-dokumen resmi paling penting yang memberikan definisi secara tepat tentang Institut Sekular adalah Konstitusi Apostolik Provida Mater Ecclesia (2 Februari1947).16 Motuproprio Primo Feliciter (12 Maret 1948).17 Kedua dokumen ini, dari Paus Pius XII. Kedua konstitusi ini menguraikan secara spesifik tentang ciri khas kepada eksistensi Institut Sekular dalam Gereja, sebagai organisasi orang-orang Kristiani, baik klerus maupun awam, pria atau wanita penyempurnaan kehidupan Kristiani, pengikraran nasihat-nasihat Injili, penyerahan diri kepada Allah dan sekularitas. Pengembangan misi pelayanan di Gereja Timor Leste, penyelenggaraan pendidikan non-formal merupakan salah satu bentuk pelayanan sosial kepada masyarakat yang paling dinamis dilaksanakan. Perkembangannya, pelayanan dilihat dari berbagai unsur yang nampak dalam masyarakat. Pelayanan yang tidak berfokus pada hal-hal tertentu saja melainkan, tergantung pada kondisi dan keberadaan masyarakatnya, kapan dan saat mana saja yang membutuhkan uluran tangan. Oleh sebab itu, Institut Sekular lahir, dan berkembang dalam dunia merupakan bagian dari komunitas Kristiani Gereja setempat. Institut Sekular merupakan keluarga rohani yang hidup dan bekerja dalam hubungan erat dengan lembaga hidup bakti lain yang ada dalam Gereja lokal. Institut Sekular merupakan suatu bentuk hidup baru dalam Gereja, suatu asosiasi orang-orang beriman yang mempunyai Kharisma dan Spiritualitas yang khas. Pendekatan ilmu-ilmu sosial lainnya dibutuhkan dalam pendekatan untuk penulisan sejarah. Penulisan sejarah dengan pendekatan-pendekatan yang digunakan oleh sejarah sosiologis, mengamati objek manusia dalam realitasnya sebagai masyarakat, yang terbentuk dari struktur sosial dan perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya. 16
. EnchVC (cf. nt. 7), 2043.
17
. EnchVC (cf. nt. 7), 2110.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Pendekatan antropologis, mengamati manusia atau masyarakat dari aspek fungsi dan nilai yang terbentuk menjadi perilaku bersama (perilaku sosial) sinkronik. Pendekatan historis (sejarah) mengamati manusia atau masyarakat dari aspek struktur, fungsi dan nilai sosial dan perubahannya dalam dimensi waktu (diakronis). Oleh karena sosiologi lahir dalam suatu lingkungan sosial dan intelektual, maka tidaklah mengejutkan.18 Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur sosial masyarakat. Menurut Hans Garth dan C. Wright Mills; Perubahan sosial adalah apapun yang terjadi (baik itu kemunculan, perkembangan ataupun kemunduran), dalam kurun waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur sosial.
H. Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk menulis sejarah lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” serta perkembangan pelayanan di Gereja Timor Leste adalah metode sejarah. Ditempuh dengan studi kasus dan menelaah cacatan harian dari Pendiri kongregasi sendiri. Karena Pendiri sebagai sumber utama dalam sejarah ISMAIK, maka sepenuhnya mengandalkan sumber-sumber primer yang ada baik dari dalam komunitas maupun dari luar komunitas. Pengumpulan data dan proses seleksi dengan kacamata yang dipakai sejarah Gereja, dilakukan dengan mewawancari atau mencari sumbersumber yang terkait baik berupa buku-buku, catatan harian barupa teks dan gendaagenda harian, laporan dari hasil penelitian ataupun bentuk tulisan yang terkait dengan topik yang akan dibahas. Dalam studi kasus ini sumber yang akan dicari sumber primer dan saksi mata yang ikut membagun dan mengembangkan karya misi ini. Sumber primer adalah Pendiri Institut sendiri dan para anggota yang dapat menerangkan dinamika
18
. Dr. Soerjono Soekanto “Fungsionalisme dan teori konflik dalam perkembangan sosiologi”, Sinar Grafika. tahun 1988. hlm, 20.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
sejarah lahir dan perkembangan pelayanan ISMAIK, dan ikut mempertanggungjawabkan sejarahnya. Metodologi penelitian sangat perlu untuk menentukan, tahap awal suatu pengajian, peneliti perlu menetapkan bagaimana hendak mendekati objek studinya; hendaknya menentukan pendekatan yang akan diterapkan. Sehubungan dengan itu peneliti harus dilengkapi dengan alat-alat analitis, konseptual dan teoritis. Metodologi sejarah, seperangkat alat analitis dan prosedur penalaran yang digunakan untuk mendapatkan kebenaran objek sejarah. Menurut Surachmad: Metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah menyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan. Tahap paling awal adalah pengumpulan sumber sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Perbaikan draft tulisan sudah barang tentu juga diarahkan pada persoalan-persoalan ketajaman analisis data.19
Teknik pengumpulan data Ada macam-macam pengumpulan data, tetapi penulis hanya menggunakan dua teknik saja dalam pengumpulan data tersebut. Sugiyono: menjelaskan bahwa, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.20 Oleh karena itu, untuk memperoleh data yang memenuhi standar data yang ditetapkan, maka dalam penelitian ini peneliti dapat menggunakan ‘dua teknik’ yaitu: telaah dokumen dan wawancara. 19
. Arief Subyantoro dan FX. Suwarto “Metode Teknik Penelitian Sosail” Penerbit ANDI Yogyakarta. tahun 2006. hlm. 26-27. 20
. Ibid. hlm. 66-67.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Historiografi berasal dari kata latin history, historia, yang berarti sejarah. Historiografi sebagai sebuah gajian dalam ilmu sejarah merupakan salah satu metode yang digunakan oleh sejarawan dalam menganalisasi data dan fakta sejarah yang ada menjadi produk sejarah yang sempurna. Memfokuskan sebuah peristiwa sejarah, sejarawan akan menggunakan beberapa ilmu bantu yang digunakan untuk merekonstruksi peristiwa sejarah.
I. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan dan hasil penelitian ini direncanakan akan dibuat dalam 5 Bab, yang detilnya adalah sebagai berikut: Dalam bab I, berisi tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, daftar pustaka. Bab II, akan menguraikan faktor-faktor yang mendorong untuk merintisnya Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu” di Dioses Dili. Dalam memahami faktor-faktor itu, bertitik tolak pada kisah tentang berdirinya Institut Sekular. Tentu saja hal ini tidak dapat dipisahkan dari karisma khusus yang dianugerahkan Tuhan kepada Mana Lu sebagai Pendiri kongregasi. Ini ternyata memberi inspirasi kepada para pengikutnya yang juga ikut ambil bagian dalam karisma Pendiri dan menempuh jalan yang telah ditempuhnya. Dalam bab III, akan dijelaskan tentang dinamika ISMAIK di Gereja Timor Leste dan perubahan sosial masyarakatnya. Perjuangan ISMAIK yang ternyata tidak terlepas dari situasi aktual masyarakat setempat, dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” berkembang berkat kejelihan Pendiri dan para perintis yang ingin merespon situasi aktual yang muncul. Pendiri dan para perintis itu dengan tekun dan penuh kepercayaan kepada penyelenggara Ilahi, membawa semangat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
persaudaraan dan karisma melaksanakan perutusannya. Situasi politik ikut mempengaruhi perubahan sosial masyarakat di Timor Leste. Dalam bab IV, akan menyajikan tentang pengembangan lebih lanjut karya kerasulan Institut di Gereja Timor Leste. Usaha ISMAIK dalam menanggapi kebutuhan masyarakat Timor sekaligus kebutuhan kongregasi di dalam mengembangkan karyanya. Maka ini ditandai oleh kepekaan Institut terhadap tuntutan masyarakat serta usaha menanggapi kebutuhan jaman yaitu mutu dan kualitas sebagai anggota dan kolaborator dalam ISMAIK. Juga menguraikan tentang panggilan menjadi sekuler dalam Gereja yang sudah berkembang. Dan semangat persaudaraan yang dikembangkan menjadi suatu inspirasi bagi masyarakat, sehingga persaudaraan tetap maju dan berkembang dengan baik. Bab V, penutup berisi kesimpulan dan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang ada dan dalam bab pendahuluan dan saran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG UNTUK MERINTIS ISMAIK
Pada bagian Bab II ini akan membahas faktor-faktor yang mendorong untuk mendirikan ISMAIK di Gereja Timor Leste, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi Pendiri. Maka faktor-faktor ini dimengerti sebagai sesuatu hal, keadaan peristiwa dan sebagainya yang ikut menyebabkan atau ikut mempengaruhi terjadinya sesuatu. Penulisan skripsi ini lebih terarah, maka akan diberikan suatu batasan dalam penulisan, sesuai dengan teori dan konsep-konsep yang diperoleh untuk merespon permasalahan yang diangkat. Berdasarkan teori yang didapatkan dan dijadikan sebagai suatu landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Agar lebih jelasnya bahwa, pada awal merintis ISMAIK selalu berupaya untuk menumbuhkan Gereja dari bawah, maksudnya para anggota ingin hidup di tengah masyarakat dan bersama-sama masyarakat, khususnya di antara mereka yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah dirumuskan dalam Konstitusi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas masyarakat yang tak berdaya ini melalui jalur pengembangan dalam bidang pendidikan non formal, dan ingin menolong dan membagun komunitas basis. Hal ini sesuai dengan ruang lingkup batasan penelitian sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang penelitian. Oleh sebab itu, peneliti akan menggunakan manuskrip-manuskrip dan teori-teori yang ada, dan yang berkaitan dengan konsep-konsep berikut sebagai landasan untuk menjawab pertanyaan yang ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
A. Faktor Internal 1. Panggilan Pendiri dengan Jejak-Jejaknya Pendiri merasa dipanggil yang secara khusus oleh Allah karena kepedulian terhadap masalah kehidupan rakyat Timor Timur yang terlantar. Kehadiran ISMAIK sebagai pendamping dan pengerak pada bidang pendidikan non-formal dan pelayanan pastoral untuk mendampingi iman umat di pedesaan. Dalam peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat melalui tahap pelayanan yang sederhana, seperti pendampingan iman umat sebagai kebutuhan hidup masyarakat setempat. Berbicara tentang Pendiri tidak terlepas dari riwayat hidup dengan jejaknya, maka sedikit memasukan dalam bagian ini biografi Pendiri Institut Sarekular “Maun Alin Iha Kristu”. 1.1. Riwayat Hidup Maria de Lourdes Martins Cruz, dilahirkan salah satu desa Aco-Mano, Kabupaten Liquica terletak di Region Centro/Region Tengah sesuai dengan pembagian wilayah secara Militer.21 Tempat dan tanggal kelahiran Aco-Mano 28 Februari 1963. Ayahnya bernama Geraldo da Cruz dan Ibunya bernama Fernanda Martins, kedua orang tuanya berasal dari keluarga petani, namun petani yang terpandang karena mempunyai lahan atau kebun kopi yang luas. Maria Lourdes anak kedua dari delapan bersaudara, semuanya bisa mendapatkan pendidikan yang layak karena dari penghasilan kopi sendiri. Pada tahun 1969, keluarga mendaftarkannya di salah satu sekolah SD yang disebut escola primaria Colegio Dominicanas, di Ermera.22 Disitulah Maria Lourdes dipertemukan dengan sustersuster Dominican, yang berasal dari Portugis, Spanyol, Italia, karena para misionaris ini
21
. Avelino M. Coelho “Dua kali Merdeka Esei Sejarah Politik” Djaman Boroe. Yogyakarta. tahun 2012. hlm.69. 22
. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan oleh Pendiri, (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
bekerja di Timor Loro Sa’e yang datang berdampingan dengan penguasa politik. Maria Lourdes dibesarkan dalam keluarga Kristiani sejati. Orang tuanya sangat menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga mereka di tengah-tengah situasi kemerosotan politik pada waktu itu. Mereka tidak jenuh memberi teladan yang baik kepada anak-anaknya. Bagi kedua orang tuanya memberi teladan yang baik terutama faktor yang penting dalam pendidikan. Orang tuanya yang sangat saleh itu, sungguh berpengaruh dalam menumbuh, mengembangkan pemahaman dan penghayatan hidup rohani Maria Lourdes. Sikap saleh ini ditanamkan oleh ayahnya yang dengan setia menceritakan riwayat orang kudus, dan berdevosi kepada Bunda Maria. Menceritakan riwayat orang-orang kudus kepada anak-anaknya ketika berkumpul pada malam hari. Keluarganya diperkaya dengan bacaan-bacaan rohani.23 Ketika Indonesia menyerbu Timor kedua orang tuanya berpisah karena situasi politik, dalam hal berpisah karena ayahnya Fretilin yang dikejar-kejar oleh Militer. Ayahnya membeli tanah di Dare pada tahun 1970, dengan beberapa hektar lahan kebun kopi dan ibunya tinggal di Liquica dengan belasan hektar kebun kopi juga. Proses perjuangan Maria Lourdes lahir pada situasi politik yang kejam ini, maka ia memberanikan diri menolong ibunya karena ayahnya sudah berpisah dari mereka. Ayahnya seorang Fretilin yang radikal, yang dikejar-kejar oleh Militer Indonesia. Maka Maria Lourdes ingin berjuang dengan ibunya untuk menolong adik-adiknya di bidang pendidikan. Meskipun demikian, Maria Lourdes tidak pernah patah semangat dan pantang menyerah untuk berjuang dan terus berusaha yang terbaik dan melangkah. Taat dan berbakti kepada keluarganya. Inilah riwayat singkat Pendiri ISMAIK dalam keluarganya.
23
. Wawancara dengan Bapa Geraldo da Cruz, ayahnya tanggal 17 Agustus 2011. di rumah Dare, Dili Timor Leste.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
1.2. Panggilan Menjadi Fundadora (Pendiri) ISMAIK Pendiri pada umumnya dalam Gereja Katolik, hidupnya tidak terlepas dari Doa dalam hidup. Hubungan intim dengan Allah. Seperti pendiri PRR Bapak Uskup Gabriel Manek SVD, asal Timor Lahurus baginya berdoa Rosario adalah segala-galanya.24 Pergulatan
pribadi
lewat
Doa,
menjadi
kekuatan
dan
motivasi
hidup
yang
diwujudnyatakan lewat tindakan kongrit para Pendiri. Situasi masyarakat setempat dimana para Pendiri berada menjadi tolok ukur atau motivasi dasar dalam panggilannya, karena situasi setempat yang menginspirasikan para Pendiri untuk bertindak. Kendala-kendala yang muncul dari masyarakat setempat dengan tantangan dan persoalan yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Dalam sharingnya bahwa hidupnya dipanggil secara khusus oleh Allah dengan maksud dan tujuan tertentu karena keprihatinannya terhadap rakyat setempat. Dengan beberapa biara yang berkarya di Timor Leste, sebagai komunitas tertua dan berkembang seperti; Dominican, Kanosian, Carmelitas, Salesian, Fransiscan, SSPS, CB dan lain-lain di Timor. Namun, tidak ada satu biara pun yang cocok atau untuk merespon panggilannya, dengan menguji coba dalam mengikuti berbagai kegiatan kebiaraan. Muncul dalam pikiran dan ingatan Pendiri, penderitaan rakyat dipedesaan yang tak tertolong dan diperbodohkan oleh kaum elit. Maka penderitaan rakyat menjadi motivator yang tergerak dan mendorong untuk merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste.25
24
. Putri Reinha Rosari “Remah-Remah Kenangan syukur 50 Tahun Kaul Kebiaraan” Jakarta. tahun 2012. hlm. 31. 25
. Sharing pengelaman dari Maria Lourdes, Pendiri ISMAIK, tanggal 25 Juni 1996, di Dare Dili.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
2. Panggilan Pendiri Dengan Tantangannya Panggilan Pendiri menjadi panggilan komunitas. Meskipun sesederhana apapun menjadi suatu kekuatan awal dalam panggilan komunitas. Institut Sekular “MaunAlin Iha Kristu” masih baru diakui oleh Gereja, namun kini keterlibatan ISMAIK didalam Gereja dan Negara sangat jelas biarpun kecil dan sederhana.26
Partisipasi ISMAIK
sebagai garam dan terang dunia. Upaya menumbuhkan Gereja dari bawah, seperti yang tertuang dalam buku Kelompok Gerejani Basis, karangan Maria Lourdes sendiri. 2.1. Tantangan Dan Pemaknaan Pada awal merintis ISMAIK di Gereja Timor Leste, yang menjadi kendala bagi Pendiri adalah Gereja setempat yang tidak mendukung dan mendorong eksistensi ISMAIK. Dalam wawancara dengan seorang Romo mengatakan bahwa: Saya bertemu dengan Mana Lu, pada tahun 1987 di Kota Baru Yogyakarta, ketika saya berkuliah di Malang. Bertemu dengan Mana Lu, sharingkan pengalamannya kepada saya tentang mimpinya, ingin merintis komunitas baru di Timor ketika selesai studi di STFK. Sebagai pribadi Imam Projo, sangat mendukung dengan idealisme mau membangun atau merintis sebuah kelompok kecil di Gereja setempat. Dengan kelompok kecil ini untuk melatih dirimu menjadi seorang Leader (Pemimpin) di generasi mendatang. Tetapi satu hal yang perlu diketahui bahwa tantangan yang pertama menantang dirimu adalah Gereja. Maka janganlah putus asa dan patah semangat dalam hal ini membangun dan merealisasikan impianmu dalam karya nyata. Mulai dari sekarang siaplah batin dan mental untuk menerima konsekuensinya yang akan muncul kapan dan dimana saja.27
26
. wawancara dengan Romo Fransisco dos Santos Fatima Barreto Pr. Tanggal 1 Juli 2010. di pusat pembinaan ISMAIK Dare Dili, Timor Leste. 27
. wawancara dengan Romo Fransisco dos Santos Fatima Barreto Pr. Tanggal 24 Agustus 2012. di Rumah Becusi Atas Dili, Timor Leste.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
2.2. Pengalaman Dan Inspirasi Dalam setiap pengalaman menjadi guru yang hidup, yang tak bisa dilupakan. Maka memunculkan pengalaman menjadi inspirasi dalam setiap langkah-langkah hidup. Liu hosi sofremento oi-oin hodi hahu Instituto moris iha Diosece Dili, hare ba Maria nia atetude pronto hamamuk-an hatan nafatin ba Maromak Nia bolu. Hare ba Maria nia vocasaun sai mos Mana Lu nian hodi hari Instituto. Atetude hanesan Maria nian, sai exemplo diak hodi hanoin fila fali historia tempo uluk nebe liu iha familia bo’ot ISMAIK. (Dengan berbagai pengelaman merintis Institut di Dioses Dili, Pendiri merenungkan panggilan Bunda Maria berani melepaskan diri untuk menjawab panggilan Allah. Panggilan Bunda Maria menjadi inspirasi bagi Mana Lu untuk merintis Institut. Pengalaman Maria sebagai contoh yang hidup untuk mengingatkan
kembali sejarah
keluarga besar ISMAIK yang telah dilalui bersama).28 Maka cinta selibat sebetulnya dengan sendirinya merupakan dasar yang kuat sekali untuk pembangunan komunitas. Sebab gerakan cinta yang menuju ke persatuan yang ada. Dan keterbukaannya dapat mempersatukan banyak orang dalam satu gerakan cinta itu. Kesatuannya adalah kesatuan semangat religius: saling mendukung dan saling memberi inspirasi.29
3. Tokoh-Tokoh Yang Terlibat Dalam Sejarah ISMAIK Pertama-tama orang yang menjadi pendukung utama dalam panggilan Mana Lu adalah kedua orang tua dan keluarganya. Meskipun belum mengetahui dengan arah dan
28
. Hasil rekolesi dari mana Maria da Costa dan mana Maria Rosa Araujo, anggota ISMAIK, Tanggal 12 Desember 2008, di Pusat Pembinaan Dare, Dili, di ambil dari teks rangkuman reflexi (tanpa tahun penerbit, 2008), hlm. 2. 29
. Tom Jacobs “Hidup Membiara Makna dan Tantangannya” Kanisius, Yogyakarta. tahun 1987. hlm.76.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
tujuan yang jelas dalam hidupnya, tetapi keluarga sangat mendukung dan mendorong panggilannya. Lewat dukungan dalam hal ini Doa, kata-kata yang menyemangati dan dalam hal lain materi yang disumbangkan dari keluarga. Ketika mulai berkumpul dalam hidup bersama di dalam kelompok persaudaraan. Dalam berpengaruh dan terlibat langsung dengan karya nyata dalam ISMAIK adalah para pendukung baik awam maupun religius dalam hal ini pembimbing Rohani. Ikut mengembangkan karya misi dengan keterlibatan dan dukungan secara langsung dan tak langsung. Secara langsung berupa materi yang disumbangkan untuk memperlancar karya misi di pedesaan. Seperti materi yang berupa uang, makanan, pakaian bekas yang layak digunakan. Secara tidak langsung dalam hal ini, dukungan moral, doa dan semangat dorongan lewat kata-kata yang berinisiatif untuk karya pelayanan di mana saja ISMAIK berada, suatu kekuatan tak terbanding nilainya. 3.1. Tokoh Yang Berpengaruh Pada Pribadi Mana Lu Pendukung atau orang-orang yang berpengaruh dan berperan penting dalam hidupnya, para pendidik baik formal maupun non formal. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu guru SD dengan kata-katanya yang masih teringat hingga sekarang, Sr. Celeste guru agama SD, tahun 1971. “To’os bo’ot ema laiha atu kaer” (Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit)30 dalam hal ini di Gereja Timor Loro Sa’e, masih banyak rakyat yang hidupnya terlantar tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Maka pendidikan itu bukan hanya dapat disekolah formal saja melainkan fokus pendidikan yang non formal. Dampingilah anak-anak miskin dan terlantar dari keluarga yang tidak mampu membiayainya, terutama yang tinggal dipedesaan. Pendidikan itu sangat dibutuhkan dalam keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini orang-orang yang mendukung
30
. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
dalam panggilannya. Sangat berpengaruh pembimbing rohani dengan kata-kata yang memberi inspirasi dan motivasi, membangkitkan semangatnya dalam perjuangan untuk merintis Institut. Pada tahun 1977, Padre Jose Barboza pastor paroki Ermera, dalam kata-katanya; keta ancia sai Madre ho idade ki’ik foin 14 anos, O nia idade ne’e sei estuda. Ami Padre sira fo batismo ba ema barak, percisa Madre ho katekista barak acompanha hodi educa nafatin kristaun sira nia fiar. Hau lakohi hare O sai Madre sulan deit iha uma laran. (Janganlah terburu-buru mau masuk suster dengan umur 14 tahun ini, umurmu masih usia sekolah. Kami para Imam-imam membaptis banyak orang menjadi Katolik, namun sangat membutuhkan para suster dan katekis supaya melibatkan diri dalam pelayanan dan mendampingi iman umat).31 Pengalaman pertama yang dialami oleh Mana Lu, mempersiapkan 10.000 orang calon Krisma di paroki Liquica pada bulan September 1982. Pada peristiwa ini Uskup Martinho dan Uskup Carlos mengagumi persiapan dan pelayanan yang dijalankan oleh Mana Lu di paroki Liquica. Perkataan; Uskup Martinho profisiat. Kapan jadi suster? Jawabnya masih satu setegah tahun lagi. Bispo husu O hakarak tebes sai Madre? Ya. O hatene saida mak sai Madre? Sai Madre ne’e sai Inan ba ema barak. Atu sai Inan ba ema barak ne’e percisa tempo la’os de’it tinan tolu, hatais mutin sai Madre ona. Lourdes, Espirito Santo fo ba O Karisma especial. O keta hakoi Don ne’e iha konvento. Desemvolve O nia capasidades tomak nu’udar feto hodi halo diak liu tan ba feto maluk sira. Diak liu kontinua estudus iha Kateketik iha Yogyakarta. Kontinua estudus hodi nakloke liu tan hili dalan ne’ebe O sente diak liu hodi realize O nia hanoin. (Tanya Uskup kamu mau jadi suster? Ya. Kamu tahu apa itu suster? Jadi suster, jadilah ibu yang baik bagi banyak orang. Mau jadi ibu bagi banyak orang membutuhkan waktu bukan hanya ditargetkan tiga tahun saja sudah menggunakan seragam putih. Lourdes Roh Kudus memberikan kepadamu Karisma Khusus. Jangan menyembunyikan Karisma ini dibiara. Kembangkan talentamu sebagai perempuan yang berguna untuk memperjuangkan nasip kaum kecil. Lebih baik melanjutkan kuliah Kateketik di Yogyakarta. Melanjutkan studi untuk
31
hlm. 2.
. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI mengembangkan talentamu dan mengembangkan pemikiranmu). 32
memilih
jalan
yang
terbaik
32
dalam
Pendukung yang berwewenang dalam Gereja lokal adalah Uskup. Pada tahun 1985 percakapan Uskup Belo dengan Padre Monteiro, Mana Lu tepatnya di residencia Paroki Becora Dili. Padre Monteiro setelah mendengar perkataan Mana Lu yang ingin memperjuangkan masa depan rakyat kecil. Dalam ingatan Padre Monteiro Irmans Diosesanas nia serbisu iha area barak, (misi Institut Sekular di berbagai bidang). Maka Gereja Timor Loro Sa’e mengharapkan dan membutuhkan Institut pribumi. Padre Silvester OCSO, dengan semangat membimbing Mana Lu dalam ret-retnya mengatakan bahwa apakah kamu percaya pada Allah? Selama ini meragukan dirimu? Kaget dengan kata-kata Romo, ya. Memang sangat meragukan dengan apa yang akan diperjuangkan untuk mewujudkan impian yang ingin menolong rakyat di Timor. Kini umat Katolik menjadi bertambah jumlahnya, tetapi banyak yang terlantar lahetan assistencia pastoral, tan falta asentes pastorais (tidak mendapatkan pastoral yang baik, karena kekurangan pewarta) baik dari imam maupun dari biarawan-biaraawati. Apakah bisa di Dioses Dili mendirikan sebuah Institut Sekular? Kata Padre Monteiro asal India kepada Uskup Carlos, jawabnya kita hanya menabur saja benih, bila benih itu jatuh ditanah yang subur akan menghasilkan buah. Dengan kata-kata ini membangkitkan semangat bagaimana merespon persoalan pastoral yang dihadapi oleh Gereja Timor. Saatnya untuk berpikir mulailah sesuatu yang baru di Gereja Timor, kata uskup: Suka jadi suster ikut-ikutan?33
32
. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 13. 33
. Diambil dari “Historia Vocasaun ISMAIK” tulisan oleh pendiri (Tanpa penerbit) tahun 2008. hlm. 11.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Para pendukung hanya memberikan motivasi dasar dan suport saja, ia sendirilah yang mengelolah, menelaah dan menata bagaimana selanjutnya kehendak Allah terlaksana. Salah satu hal utama adalah kedekatan dengan penyerahan Doa, karena Doa menjadi sumber kekuatan dalam segala-galanya. Sebab tentu saja Doa merupakan bagian integral dari seluruh hidup rohani, dan ditentukan oleh semangat khusus masing-masing kelompok kebiaraan.34 Karisma adalah anugerah dari Roh yang menjadi daya penggerak untuk mengabdi tetapi juga menjadi daya kekuatan hidup. Karisma yang dianugerahkan oleh Allah kepada seseorang sangat ditentukan oleh kerinduan, situasi yang dihadapi, juga jeritan-jeritan suara yang terdengar. 3.2. Hubungan ISMAIK Dengan Para Pendukung Kekhasan hidup di dalam ISMAIK menjiwai tradisi Timor. Tidak jauh berbeda dengan apa yang menjadi lisan (tradisi) Timor. Lisan Timor membawa corak warna tersendiri dalam hidup bersama yang dimiliki oleh ema (orang) Timor, baik dalam komunitas maupun dalam keluarga. Relasi dengan sesama tidak sehubungan darah pun menjadi akrab ketika sudah saling mengenal. Keakraban yang di tanamkan dalam hidup persaudaraan, dan saling mendukung baik secara moril, materil, dan spiritual dapat dirasakan dan dinikmati bersama. Karena tidak ada perbedaan dalam ISMAIK, semuanya menjadi saudara. Dalam tradisi para nenek moyang orang Timor yang dulu dikenal dengan Maun-Alin hemu Ran35 (persahabatan dengan sumpah minum darah), menjalin keakrapan dengan orang yang bukan hubungan keluarga dalam persahabatan. Lisan (tradisi) ini menjadi dasar hidup kristiani yang memiliki daya kekuatan, persaudaraan dalam Kristus.
34
. Tom Jacobs “Hidup Membiara Makna dan Tantangannya”, Kanisius, Yogyakarta. 1987. hlm. 77. 35
. Wawancara dengan Bapak Marcus Ximenes, tanggal 25 Juni 2010, di Rumah Bei-aek, Balibo Timor Leste.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Maka semangat Institut Sekular “Maun-Alin Iha Kristu”, menjalin relasi dengan para pendukung terus berlanjut. Baik dalam Negeri maupun luar Negeri, saling mendukung dan memperhatikan. Institut Sekular bekerja sama dengan berbagai instansi demi memperlancar karya misi di Timor Leste maupun di Timor Barat.36 Maka tokohtokoh yang sebutkan diatas ini sangat berpengaruh dan berperan penting dalam pribadi Mana Lu.
B. Faktor Eksternal Gambaran umum untuk mendiskripsikan faktor eksternal pertama-tama harus merincikan pembahasan secara eksplisit mengenai faktor ini. 1. Situasi Geografis Dili Distrik (kabupaten) Dili terletak disepanjang pantai Utara pulau Timor Loro Sa’e, sekitar 60 km kearah Timor dari perbatasan dengan Barat. Secara geografis Distrik Dili beraneka ragam. Disamping jalan pesisir dan pantainya. Distrik ini menjangkau sampai daerah bergunung-gunung yang tidak datar. Distrik Dili seluas sekitar 170 km persegi. Distrik Dili mencakup pulau Atauro, yang sekitar 30 km ke arah utara pantai Kota Dili. Pada arah selatan Dili berbatasan dengan Distrik Aileu, ke arah barat, Distrik Liquica dan ke arah timur, Distrik Manatuto. Menurut data terakhir dari bagian sensus dan statistik, Distrik Dili mempunyai jumlah penduduk pada saat ini sebanyak 137.879 dan jumlah kepala keluarga sebanyak 26.785. Jumlah penduduk orang perempuan sebanyak 65.225 dan jumlah penduduk orang laki-laki sebanyak 72.133. Daerah yang paling terpadat penduduk di Distrik Dili adalah Zona Dom Aleixo, Zona Cristo Rei dan Zona Vera Cruz, di mana jumlah penduduknya 36
. Wawancara dengan Fransisco dos Santos, tanggal 22 Agustus 2012, di Klinik Bairopite, Dili Timor Leste.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
antara 30.000 dan 40.000 orang. Jumlah pendatang baru yang dilaporkan oleh para chefe dos suco (kepala desa) di Distrik Dili sekitar beberapa ribu, yang mayoritasnya ditempatkan kembali di zona Don Aleixo. Hal ini sebagian besar disebabkan kenyataan bahwa jumlah rumah yang dibakar dan dihancurkan lebih rendah daripada di zona yang lain. CNRT dan pemimpin setempat menyebut keberadaan pendatang baru sebagai salah satu faktor yang menyumbang kepada kegoncangan stabilitas di Dili. Jumlah pengungsi dalam negeri (IDP) di Dili merupakan persoalan besar dan memerlukan tindakan terkoordinasi pada tingkat nasional dan distrik.37 Distrik Dili adalah salah satu distrik terbesar di Timor Loro Sa’e. Ada enam subdistrik (kecamatan) yang terdiri atas 48 suco (desa) dan 243 aldeia (kampung). Utara, Atauro ada (5 socu), Selatan, Vera Cruz (11 suco), Timur, Cristo Rei (10 suco) dan Metinaro (3 suco), Barat, Dom Aleixo (10 suco), Kota Dili, Nain Feto (9 suco). 1.1.Letak Suco Dare Situasi geografis dan secara khusus pusat pembinaan ISMAIK. Letak rumah pusat pembinaan ISMAIK di pegunungan Dare di sebelah selatan ibu kota Dili, dalam wilayah Kabupaten Dili, sub-distrik Selatan Vera Cruz dengan jarak 14 km dari kota. Rumah pusat pembinaan ini dibangun dalam wilayah satu Paroki, dan mempunyai dua stasi. Yang pertama terletak di Laulara, 4 km di sebelah selatan paroki Dare. Stasi yang kedua adalah Besilau, kecamatan Laulara, 18 km di sebelah utara di wilayah paroki Dare. Pembagian stasi dan wilayah paroki Dare mengikuti pembagian dua Distrik yaitu distrik (kabupaten) Dili dan Aileu. Oleh karena itu masing-masing stasi seperti halnya paroki Dare, mempunyai beberapa wilayah berdasarkan desa-desa yang ada. Rumah pusat pembinaan sendiri termasuk desa Dare, dan masih terbagi lagi delapan aldeia
37
2012.
. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Timor_Leste, diakses, tanggal 27 November
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
(RT), yaitu aldeia Kasnafar, Lelaus, Laulara, Sukalau, Fila be Matua, Fatunaba, Lumarana, Nahaek. Jarak dari satu aldeia ke aldeia lain bisa dicapai dengan jalan kaki selama satu sampai tiga jam. Tinggalnya berdekatan melainkan hidup di kampung-kampung yang jauh dan terpencar. Penduduknya tinggal diwilayah-wilayahnya sendiri sesuai dengan tanah yang dimiliki. 1.2. Keadaan Alam dan Geografis Wilayah Dare sucu (desa) ini, terletak di atas lereng-lereng gunung, namun alamnya sangat subur penuh dengan hutan rimba. Tetapi dibeberapa lereng itu juga sangat gundul dan ada jurang yang memperlihatkan kecenderungan untuk erosi, ketika musim hujan. Pergantian musimnya dua kali dalam setahun musim panas dan hujan, biasanya musim panas mulai dari bulan Mei-November dan musim hujan hujan Desember-April.38 Situasi alam dan musim seperti inilah menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat untuk beraktivitas.
1.3. Matapencaharian. Alam yang ditempati penduduk ikut menentukan matapencaharian dan kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Yang ditempati itu daerah lereng dan pengunungan, maka matapencaharian utama terdapat bidang pertanian seperti; penanaman kopi, jagung, ubi-ubian, sayur-sayuran, dan pemeliharaan ternak sapi, kambing, babi dan ayam. Dan sebagai tambahan produksi arak dengan cara yang tradisional. Sebagian kecil dari masyarakat setempat menjadi pegawai pemerintah dan buruh. Berhasil tidaknya kehidupan ekonomi masyarakat tergantung pada musim.
38
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institut for Liberation, Dili, 2001, hlm. 10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Musim kemarau atau musim kering masyarakat sulit untuk mendapatkan air dan tanah menjadi gersang dimana-mana. Ketika jatuh musim hujan lumpur, sumber mata air juga banyak. Kehidupan ekonomi juga tergantung dari musim, bila musimnya baik kehidupannya dikatakan baik juga. Tetapi musimnya tidak baik seperti hujan yang tidak teratur, datangnya badai merusak tanaman sepanjang tahun bisa menderita. Salah satu untuk mengatasi masalah tersebut mencari bantuan dari daerah-daerah tetangga lain, dengan cara menjual ternak peliharaannya berupa uang atau makanan, dan juga sistem barter.39 Masyarakatnya tinggal di pedesaan yang sangat sulit dengan perdagangan, karena sulit dijangkau oleh angkot. Kendalanya kurang alat tranportasi dan jalan raya yang menghubungkan antara desa dan kota berhubung dengan pasar. Barang-barang yang harus dijual diangkut sesuai dengan tenaga manusia.40 Faktor kemiskinan yang tak teratasi menjadi pintu masuk lahirnya beragam persoalan sosial lainnya yang sulit diurai. Kemiskinan masih ada dan menjadi sumber masalah bagi masyarakat Timor Leste. Apakah kemiskinan lahir dari diri sendiri, oleh kemalasannya? Atau ada sesuatu yang diluar dirinya yang menciptakan kondisi sehingga masyarakat tidak mengubah pola kehidupan? Ada banyak pihak meyakini kemiskinan yang lahir akibat yang datang dari luar, karena situasi politik yang datang silih berganti. Dalam sejarahnya para penguasa tidak memberikan kesempatan kepada orang pribumi untuk mengali potensi yang ada. Menciptakan lapangan kerja hanya sebatas buruh kasar, dan bergerak diruang lingkup yang dibatasi.41 39
. Berdasarkan pengamatan dan pengelaman peneliti atas situasi masyarakat.
40
. wawancara dengan Bapak Jose Maia, tanggal 26 Juli 2010, di Pasar Halilaran, Dili Timor Leste. 41
. George J. Aditjondro “Menyongsong Matahari Terbit Di Puncak Ramelau” Yayasan Hak dan Fortilos. Dili Timor Loro Sa’e. tahun 2000. hlm. 179.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
“Dalam laporan sejarah bahwa perkembangan ekonomi sesudah perang dunia II, Timor Leste itu dimasukan kedalam Imperio Portugal dan ke dalam “Espaco Economico Nacional” yang diciptakan oleh Salazar. Hal itu berarti mendukung dan mempermudah perdagangan antara anggota Imperio Portugal itu meskipun letak jauh satu sama lain dan mempersulit perdagangan dengan daerah-daerah yang sesungguhnya dekat dan lebih mudah dihubungi. Tetapi karena daerah-daerah itu tidak termasuk Imperio Portugal dan tidak memakai bahasa Portugis, maka perdagangan dengan mereka dipersulit karena ekonomi yang lemah dan bahasa yang digunakan.. Perkembangan ekonomi dalam Espaco Economico Nasional itu terhambat karena kedudukan ekonomis Portugal yang sangat lemah dalam lingkungannya di Eropa. Di Eropa Portugal menjadi Negara pinggiran. Hal ini membawa akibat bagi Timor Leste, ialah bahwa kemampuan ekonominya kurang dapat berkembang”.42 2. Situasi Politik Situasi politik yang muncul dengan pertentangan ideologi. Partai-partai politik yang ada atau elit politik tertentu di Timor Timur mulai mendirikan perhimpunan politik tetap menjadi privinsi Portugal (pilih Uni Demoktatik Timor. Uniao Democratica Timorense (UDT) bergabung dengan Indonesia pilihannya, Asociacao popular Democratica Timorense (Apodete) dan mereka (100%) pilih Frente Revolucionara do Timor Leste Independente (Fretilin) ingin merdeka sendiri.43 Partai UDT, Kota dan Apodete kalah dalam militer dan politik maka ketiga partai ini meninggalkan wilayah Teritorial Timor Leste. Dengan begitu, Fretilin tinggal satu-satunya kekuatan yang sah dan
42
. Albert Rutten, “Curso da Historia de Timor Leste” (tanpa penerbit) tahun 2006. hlm. 46. 43
. Avelino M. Coelho (Shalar Kosi FF), “Dua Kali Merdeka Esei Sejarah Politik Timor Leste” Djaman Baroe, Yogyakarta. tahun 2012. hlm. 2-3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
ril. Diambil dari kata pengantar Max Lane dalam buku Dua Kali Merdeka Esei Sejarah politik. 2.1. Persoalan Politik Perselisihan politik yang terjadi di Timor Timur menjadi awal dari kehancuran ideologi yang dibentuk oleh masing-masing partai politik. Perubahan yang paling mendasar terjadi dalam tubuh ASDT. Selama bulan Juni dan Agustus 1974, ASDT telah bekerja penuh di daerah-daerah. Meskipun tidak menjadi partai paling besar, tetapi ASDT berhasil meraih dukungan dikalangan Liurai (raja) yang menguasai wilayah-wilayah yang lebih strategis. Di Timor Leste para Liurai (raja) memiliki wewenang atau kekuasaan yang tinggi, dan sangat dijunjung dan hormati dimana-mana. Dukungan ini disimbolkan dengan bertemunya para pemimpin partai dengan Dom Boaventura, seorang Liurai (raja) pemimpin pemberontakan tahun 1912. Selama berkampanye, ASDT berulang kali menghadapi tuntutan untuk mewujudkan transisi ke kemerdekaan lebih jauh ketimbang yang lebih disebut dalam programnya. Keadaan ini membuat anggota ASDT merasa perlu mengubah struktur organisasi dan sasarannya. Hal ini dilakukan dalam sebuah konfrensi di Dili pada tanggal 12 September 1974. ASDT berubah menjadi organisasi politik baru, bernama Fretilin. Perubahan itu untuk mempertahankan gagasan mengenai hak menentukan
nasib
sendiri;
sedang
Fretilin
dibentuk
untuk
memperjuangkan
kemerdekaan.44 Perang saudara terjadi pada tahun 1975, pada saat itu terdapat dua kelompok yang bersengketa, yaitu Fretilin di satu pihak, dan kelompok gabungan Apodete, UDT, Kota dan Trabalhista di pihak lain. Fretilin mempunyai aliran yang radikal memilih untuk merdeka sendiri, sedangkan kelompok Apodete, UDT, Trabalhista, dan Kota mendukung
44
. John G. Taylor, “Perang Tersembunyi“ Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan, Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur. Jakarta. tahun 1998. hlm. 59-60.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
integrasi dengan Indonesia. Kedua kelompok ini saling bersengketa mengenai masa depan Timor-Timur. Persoalan menjadi lebih rumit setelah perselisihan dan pertentangan antara kelompok UDT dan Fretilin berujung pada Perang Saudara, dan ribuan senjata berbagai jenis dan caliber eks Portugal ketangan Fretilin. Dengan senjata itu pula ribuan warga ProIntergrasi dibantai dan dibunuh oleh kelompok Fretilin. Hingga kini kenangan tentang pembantaian ini masih dapat dilihat dan didengar dalam bentuk monumen yang dibangun di daerah Same dan Aileu, serta kesaksian orang-orang yang selamat dari pembantain. Puncaknya Perang Saudara 1975, yang dipicu oleh kegagalan dekolonisasi. Portugal secara tidak bertanggung jawab akhirnya meninggalkanTimor Timur.45 2.2. Situasi Yang Tidak Terkendali Pengambilan ibu kota Timor Leste, Dili, pada 7 Desember 1975 mengadung implikasi yuridis. Artinya, pristiwa politik militer tersebut mengakhiri hukum Tata Negara RDTL yang baru saja dilahirkan sebagai Negara baru melalui proklamasi kemerdekaan secara unilateral.46 Salah satu kekerasan sesudah pemungutan suara di Dili yang paling banyak dilaporkan adalah serangan tanggal 6 Septermber terhadap kompleks kediaman Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo, tepat sekitar 5.000 orang mengungsi setelah pemungutan suara. Setidaknya satu orang dibunuh dalam serangan tersebut dan beberapa terluka, termasuk setidaknya seorang anak kecil. Namun serangan terhadap kediaman Uskup menjadi mencolok bukan karena jumlah orang yang dibunuh, melainkan karena fakta bahwa serangan itu merupakan satu dari empat serangan yang hampir sama terhadap tempat pengungsian di Dili dalam waktu 24 jam. Serangan-serangan terorganisasi ini, 45
. Zacky Anwar Makarin, dkk “Hari-hari Terakhir Timor Timur”, Sebuah Kesaksian PT. Enka Parahiyangan. Jakarta. tahun 2003. hlm. 22-23. 46
. Avelino M. Coelho (Shalar Kosi FF), “Dua Kali Merdeka Esei Sejarah Politik Timor Leste” Djaman Baroe, Yogyakarta. tahun 2012. hlm. 24.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
yang semuanya mengakibatkan setidak 17 orang meninggal, menandai metode yang digunakan bersama oleh Milisi, Polri, dan TNI di seluruh wilayah Timor Timur untuk mendesak penduduk lari ke Timor Barat (Lihat Studi Kasus: Penidasan paksa dan pembunuhan pengungsi di Dili).47
3. Situasi Keuskupan Dili Membahas soal situasi Gereja Katolik di Timor Leste tidak terlepas dari sejarahnya. Berhubung cukup luas ruang lingkup karya misi Gereja Timor maka akan membatasi pembahasan mengenai situasi di keuskupan Dili dan peranannya. Inilah sejarah berdirinya Dioses Dili. “Diketahui bahwa pada tahun 1512-1561 telah datang ke pulau Timor dua orang Misionaris dari Ordo Dominikus yaitu Frei Antonio Taveiro OP. dan Frei Antonio da Cruz OP. Kedatangan mereka bersamaan dengan kaum penguasa, namun tujuan para misionaris adalah memperkenalkan dan mengajar agama Katolik kepada penduduk asli”.48 3.1. Sejarah Singkat Dioses Dili Santo Padre Pio XII mendirikan Dioses Dili pada tahun 1940, lewat Solemnibus Conventionibus. Administradores Apostolicos no Bispos, ne’ebe ukun Diocese Dili nia naran mak ne’e (uskup-uskup yang berkarya di Dioses Dili dengan nama-nama) yaitu: P. Jaime Garcia Goulart, Misionaris yang masuk di Timor pada tahun 1942, menerima tugas sebagai Administrador Apostolico (1941-1945). Menjabat Uskup Dili pada tahun 1945-1967. Menggantikan Uskup Jose Joaquim Ribero dari tahun 1967-1977. Indonesia masuk di Timor
47
. Geoffrey Robinson “Timor Timur 1999 Kejahatan Terhadap Umat Manusia” Perkumpulan Hak dan Elsam, Dili dan Jakarta. tahun 2003. hlm. 154. 48
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute for Liberation, Dili Timor Lorosae. tahun 2001. hlm. 3-4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
tanggal 7 Desember 1975. Dan menggantikan Jose Joaquim Ribero, uskup Martinho da Costa Lopes, uskup peribumi Administrador Apostolico tahun 1977-1983. Padre Carlos Filipe Ximenes Belo, SDB, Administrator Apostolico (1981-1983) dan menjabat sebagai Uskup 1983-2002. Pada tahun 1996 Paus memberikan ijin untuk mendirikan Dioses Baucau dengan Uskup baru Basilio do Nacimento Pr. Dan Uskup Belo menerima hadia Nobel da Paz. Pada tanggal 30 Agustus 1999 Timor Timur lewat jajak pendapat ingin menentukan nasib sendiri. Bulan November 2002; uskup Carlos dipindahkan ke Portugal oleh komunitasnya. Dan yang menggantikan Uskup Basilio do Nasimento, sebagai Administrador Apostolico 2002-2004. Pada tanggal 6 Maret 2004, Pe. Alberto Reicardo da Silva menjabat sebagai uskup Dioses Dili. Paus Benediktus XVI
mengangkat Pe. Norberto do Amaral, menjadi uskup Dioses
Maliana pada tanggal 31 Januari 2010 Dioses baru di Timor Leste.”SEARA”.49
3.2. Gereja Dan Peranannya Suasana di kota Dili semakin rumit untuk dikendalikan oleh pihak pemerintah dan keamanan, karena rancangan di Timor Timur dalam masa sesudah gencatan senjata lebih mudah operasi karena berlimpahnya informasi daripada sebelumnya. Informasi itu tidak hanya dari surat-surat, dan cerita para pengungsi, atau pun dari gerakan kemerdekaan itu sendiri yang dalam waktu singkat berhasil membangun kembali jalur radionya dengan Australia Utara selama tahun 1985, tetapi bahan atau dokumen yang dikeluarkan oleh pihak Gereja menjadi bukti. Ini sekaligus merefleksikan semakin meningkatnya operasi terhadap kehadiran Indonesia, terjadi tidak hanya di kalangan pastor wilayah tetapi juga dari wali Gereja pada jajaran lebih tinggi. Ini menunjukkan Gereja mulai memainkan peranan secara
49
. Boletim Eclesiastica-Diocese de Dili-20.04.2010-No.6. hlm. 28-29.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
kualitatif baru, salah satunya adalah menentang kekuasaan kolonial yang mengontrol Timor Timur.50 Secara unik Gereja telah melibatkan dirinya dalam masyarakat Timor Loro Sa’e. Pe. Martinho G. da Silva Gusmao, mengatakan dalam “SEARA 50 TAHUN”51 Bahwa Gereja dan Masyarakat Timor Loro Sa’e: Sebuah Realitas Paradoksal. Pertama: Pada tingkat populis wajah Gereja dapat dilukiskan dengan sebuah kepentingan yang sangat menduniawi. Masyarakat Timor Loro Sa’e melihat Gereja sebagai sebuah institusi yang dengan gagah berani membela kepentingan rakyat. Kedua: Pada tingkat politik masyarakat Timor Loro Sa’e memperlakukan Gereja sebagai sebuah kekuatan oposisi lokal dalam politik tandingan. Banyak tokoh politik yang berusaha memakai “wibawa” Gereja untuk mencari dukungan politis. Ketiga: secara teologis muncullah perbedaan tajam antara kekatolikan yang doktrinal (doctrinal Catholicism) dan kekatolikan yang popular (popular catholicism). Gereja Katolik di Timor Leste pada situasi politik sangat berperan penting dan aktif melibatkan diri untuk memperjuangkan nasib kaum kecil, karena Gerejalah satu-satuya sebagai tempat perlindungan rakyat. Gereja ini sebenarnya sangat tersembunyi dan belum banyak direfleksikan. Gereja dan gejolak di arus bawah itu akan sangat menentukan peran dan penilaian orang atas sikap Gereja Katolik di Timor Loro Sa’e. Konflik yang terjadi sebenarnya ialah pergolakan di kalangan elit politik, pro dan kontra di satu sisi dan sisi lainnya ialah pengorbanan (penderitaan) di kalangan rakyat kecil. Di antara kedua konflik itulah Gereja harus menentukan sikap. Dan Gereja telah menyatakan diri dan membentuk aliansi dengan rakyat
50
. John G. Taylor “PERANG TERSEMBUNYI” Sejarah Timor Timur yang Dilupakan, Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor-Timur. Jakarta. tahun 1998. hlm. 271275. 51
. SEARA Boletim Eclesiastico da Diacese de Dili Timor oriental 50 Tahun (19491999) AA. No. Ex.1. +87.12.05. him. 43-48.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
kecil. Sikap Gereja sebagaimana dirumuskan oleh Uskup Belo ialah menjadi suara dari kaum yang tak bersuara” (voice of voiceless people of East Timor). Gereja memainkan peran yang sangat besar. Kebutuhan terhadap pimpinan Gereja sering digambarkan sama kuatnya untuk menyatakannya tidak lebih besar dengan kepatuhan terhadap pimpinan adat/suku maupun terhadap birokrat pemerintah.52 Pada September 1978, Dom Martinho da Costa Lopes, saat itu Administrador Apostolik Dili, juga berhasil mengirimkan pesannya ke dunia luar, terutama yang mengungkapkan bahwa sebab-sebab kelaparan itu terkait erat dengan upaya kejam Indonesia untuk mengendalikan dan memindahkan penduduk. Tetapi dimulai pada periode 1979-1980 laporan-laporan yang mengerikan sampai di dunia luar Gereja dan sumber-sumber lain tentang pembantaian-pembantaian terhadap para pendukung Fretilin di tempat-tempat seperti pelabuhan Dili, pantai Areia Branca, dan Quelicai. Yang palin terkenal adalah pembantaian penduduk sipil di desa Kraras dekat Viqueque pada bulan Agustus 1983.53 Peranan Uskup Belo di masa perjuangan Timor Loro Sa’e, sangat berpengaruh baik dalam Gereja Katolik maupun politik. Jiwa kepemimpinan yang sangat menonjol di Gereja Katolik Timor. Rakyat sangat mempercayainya dan menggambarkan sebagai tokoh pejuang yang tanpa pamrih. Pada tahun 1990, satu tahun sesudah kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Dili, uskup Belo pergi ke Roma untuk kunjungan “ad limina”, suatu kunjungan ke Vatikan yang tiap lima tahun harus dilakukan oleh semua Uskup seluruh dunia. Ia pergi ke Vatikan, tetapi tidak diterima. Selama lebih dari dua minggu mereka membiarkan dia menunggu di kamar tunggu. Akhirnya ia dapat bertemu dengan Paus Yohanes Paus II sendiri, yang waktu itu 52
. Zacky Anwar Makarin, dkk “Hari-Hari Terakhir Timor-Timur Sebuah Kesaksian” PT. Enka Parahiyangan. Jakarta. tahun 2003. hlm. 94. 53
. Geoffrey C. Gunn “500 Tahun Timor Loro Sa’e” Sa’he Institute for Liberation (SIL) Farol, Dili Timor Leste. Tahun 2005. hlm. 446.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
tidak ada di Vatikan tetapi di suatu tempat lain di luar kota Roma. Kepada Paus Uskup Belo dapat menceritakan segala kejadian yang terjadi di Timor.54 3.3. Kaum Awam dan Peranannya Pengertian awam berarti biasa, bukan klerus atau biarawan. Awam berarti orang yang tidak termasuk golongan khusus atau istimewa. Konsili Suci beberapa kali berbicara mengenai awam tetapi tidak memberi pengertian yang pasti tentang awam. “Peranan Kaum Awam dalam hidup Gereja” (Joao Manuel Belo, S.Ag) Dosen IPI-Filial Sto. Tomas Aquinas, Dili.55 Kaum awam juga mempunyai peranan penting dalam pelayanan baik dalam Gereja maupun diluar Gereja. Orang-orang awam, agar mampu hidup menurut ajaran kristiani dan mewartakannya sendiri dan, jika perlu, dapat membelanya, lagi pula agar dapat menjalankan peranannya dalam merasul, terikat kewajiban dan mempunyai hak untuk memperoleh pengetahuan tentang ajaran itu, yang disesuaikan dengan kemampuan serta kedudukan masing-masing. (Kan. 229). Kitab Hukum Kanonik yang menjelaskan peranan kaum awam yang hidup menurut ajaran Kristiani dan mewartakannya. 4. Perkembangan Sistem Pendidikan Di Timor Sekolah Liceu pertama di buka di Dili tahun 1952. Seminario menengah sebagai Liceu dibuka pada tahun 1954. Sekolah-sekolah Dasar sebagai persiapan untuk masuk ke Liceu dibuka oleh pemerintah sekitar tahun 1962 di Dili, Bobonaro, Baucau, dan pantai Makasar. Jumlah siswa yang terdaftar di Liceu pada tahun 1966-1967 itu 833. Apa yang diharapkan oleh para siswa di Liceu ialah supaya mereka nanti dapat meneruskan studi mereka di Lisboa. Tetapi hanya sedikit yang dapat mencapai hal itu. Apalagi lulusan di Universitas Lisboa itu tidak berarti bahwa mereka lalu dapat kembali ke Timor Loro Sa’e dan 54
. Albert Rutten, “Curso da Historia de Timor Leste” (tanpa penerbit) tahun 2006. hlm. 66. 55
. SEARA Boletim Eclesiastico da Diocese de Dili Timor oriental 50 Tahun (19491999) AA. No. 759. Ex.1. +87.12.05. hlm. 54.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
bekerja disana. Yang dikirim ke Timor Loro Sa’e itu orang-orang dari Afrika dari Goa atau Macao. Lulusan dari Lisboa yang berasal dari Timor dikirim ke Angola atau Mozambique.56 Usaha Gereja untuk memperkenalkan pendidikan di Timor Loro Sa’e itu lebih kuat daripada usaha pemerintah. Yang sebelum 1962, membuka sekolah di pegunungan di Timor Loro Sa’e itu hanya Gereja saja. Menjelang penyerangan Indonesia pada tahun 1975, Gereja sudah menjalankan 57 eskolah primaria (tingkat sekolah dasar), dan satu eskola segundaria (satu sekolah SMA) dan ada dua seminario menengah yang tingkatannya sama dengan Liceu. Sebagian dari pemimpin-pemimpin pertama dari Partido Fretilin (Partai Fretilin) lulusan seminario di Dare, termasuk Presiden Fretilin yang pertama yang lulusan seminario tinggi di Macao. Bagaimanapun juga pada tahun 1974 masih ada 90 % dari rakyat yang tidak mempunyai kebiasaan membaca-menulis. Dari jumlah orang muda yang umurnya sudah cukup untuk bersekolah itu pada tahun 1970-1971 hanya 28 % yang jadi masuk sekolah. Tetapi tiga tahun kemudian jumlah itu sudah bertambah betul-betul menjadi 77 %. Jadi dalam tahun ketujuh puluhan keinginan untuk berkembang itu menjadi kuat sekali. 4.1. Usaha Indonesia di Bidang Pendidikan Proses serupa juga berlangsung dalam sistem pendidikan. Sampai kudeta pada 25 April 1974, kira-kira 93 persen orang Timor Loro Sa’e masih buta huruf. Dalam proses dekolonisasi, Fretilin telah berkomitmen untuk memberantas buta huruf. Termasuk dalam program ASDT dan Fretilin. Tetapi persiapan program baru dimulai sekitar pertengahan tahun 1974; bahan-bahan untuk membuat buku panduan belajar membaca dalam bahasa tetum dikumpulkan. Bahasa tetum adalah salah satu bahasa Timor yang paling dikenal, dan
56
. Albert Rutten, “Curso da Historia de Timor Leste” (tanpa penerbit) tahun 2006. hlm. 45-46.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
menjadi bahasa pergaulan umum. Program pendidikan diorganisir oleh salah seorang Fretilin yang paling cerdas dan menonjol, bekas mahasiswa di Lisboa, Antonio Cavarinho (kemudian menggunakan nama Mau Lear).57 Indonesia mendirikan banyak sekolah di Timor Loro Sa’e. Jumlah Sekolah Dasar di Timor pada tahun Indonesia masuk Timor Loro Sa’e (1975), itu tujuh puluh dua, dengan murid-murid sebanyak 13.501. Jumlahnya pada tahun 1986 sudah menjadi 498 dengan jumlah murid 109.884. Bahasa yang dipakai bahasa Indonesia. Harapan pemerintah supaya mereka yang sudah pandai berbahasa Indonesia juga senang kalau dapat tetap bersatu dengan Negara Indonesia. Mereka lupa bahwa zaman dulu memakai bahasa Belanda dan belajar dimacam-macam sekolah di negeri Belanda. Tetapi kepandaian mereka yang berbahasa Belanda sama sekali tidak membuat mereka ingin tetap bersatu dengan Negara Belanda. Bahkan sebaliknya mereka makin kuat memahami kemampuan mereka untuk mengatur hidup mereka sendiri menurut kebudayaan mereka sendiri. Demikian anak-anak Timor dalam tahun-tahun delapan puluhan dan Sembilan puluhan. 4.2. Usaha Pendidikan Non Formal Oleh ISMAIK Dalam pendidikan non formal yang diadakan oleh ISMAIK, dengan berbagai cara untuk mendampingi, baik secara intelektual maupun bidang humanihora. Pendidikan tidak hanya terggantung pada keluarga saja melainkan dari niat, kemauan dan usaha. Seperti yang digambarkan “pelayanan sosial kepada masyarakat dalam konteks kegiatan Misi yang sering terlupakan dalam kajian sejarah Gereja adalah penyelenggaraan pendidikan non formal”.58 Maka asrama atau yang disebut dengan istilah Timor uma bibi atan diak (rumah gembala baik), ISMAIK tidak pernah memungut biaya dari asrama yang ditempati, hanya 57
. John G. Taylor “PERANG TERSEMBUNYI” Sejarah Timor-Timur yang Dilupakan, Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur Jakarta. tahun 1998. hlm. 63-64. 58
. Anton Haryono “Awal Mulanya adalah Muntilan”, Kanisius, Yogyakarta, 2009, hlm. 147.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
mengutamakan solidaritas dan bela rasa untuk mendidik anak-anak dari keluarga yang tak mampu ini. Tekanan-tekanan tertentu yang dialami oleh rakyat dibidang pendidikan juga karena dipedesaan yang sulit dijangkau. Daerah-daerah atau pendalaman yang ditempati oleh rakyat sangat sulit untuk menempuh pendidikan dan mutu pendidikan juga sangat kurang. Seperti digambarkan diatas bahwa perkembangan pendidikan di tahun 1970-an sudah berkembang, namun ditingkat perkotaan. Dibandingkan dengan tingkat pedesaan masih kurang, dalam hal ini kurangnya tenaga pengajar, buku-buku sangat terbatas dan ekonomi menjadi salah satu faktor penghambat juga dibidang pendidikan. Timor Leste dibumi-hanguskan pada tahun 1999. Salah satu insiden kekerasan yang paling awal dan paling mengejutkan di tahun 1999 adalah pembantaian di Liquica. Selama serangan itu terjadi, pada tanggal empat dan lima April, puluhan rumah dibakar dan sejumlah penduduk sipil dibunuh.59 Tanda-tanda awal dari kerusuhan Timor mulai nampak. Mulai dari jajak pendapat 30 Agustus hingga September 1999, semua bangunan dibakar dan dihancurkan gedung sekolah kantor-kantor pemerintahan, rumah-rumah pribadi juga dihancurkan oleh tangan kanan Militer alias milisi. Sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan. Pada tahun 1999-2000 pendidikan di Timor Leste tersendat oleh situasi politik dan sama sekali tidak ada sekolah, karena gedung-gedung sekolah dibakar hanya tinggal puing-puingnya saja tanpa dokumen yang diselamatkan.60 Pendidikan di Timor Leste mulai lagi pada Oktober 2000 tetapi tidak berjalan dengan lancar berhubung dengan tidak adanya gedung sekolah dan prasarana yang mendukung pendidikan: berupa kursi, meja, buku-buku
59
. Geoffrey Robinson “Timor-Timur 1999” Kejahatan Terhadap Umat Manusia, Perkumpulan Hak dan Elsam, Dili dan Jakarta. tahun 2003. hlm. 183. 60
. Berdasarkan pengamatan dan pengelaman penulis atas situasi Timor Leste.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
dan kurangnya sarana dan prasarana lainnya. Salah satu contoh di kabupaten Aileu, ketika anak-anak asrama ke sekolah harus membawa kursi dari rumah agar bisa duduk untuk mendapat pelajaran. Pada tahun 2000-2001-an gedung-gedung sekolah diperbaiki lagi agar memperlancar kinergi belajar-mengajar di Timor Leste setelah kerusuhan itu terjadi. Hal ini menjadi keprihatinan ISMAIK juga dalam situasi sosial masyarakat. Keterlibatan ISMAIK dalam situasi yang riil dalam Gereja dan Negara, yang sangat sederhana untuk menjawab persoalan masyarakat. Secara mendalam menelusuri faktor pendorong untuk merintisnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” didalam Gereja. Secara institusional Gereja lokal, khusunya Dioses Dili ikut memotivasikan atau mendorong, bergeraknya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” dalam bidang pelayanan. Gereja yang tumbuh dari bawah, yang melibatkan kaum awam untuk bergerak dibidang pewartaan iman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
BAB III DINAMIKA ISMAIK DI GEREJA TIMOR LESTE DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKATNYA.
Pada bab ini akan memfokuskan pembahasan tentang pembinaan para calon menjadi anggota pertama dan perkembangan karya pelayanan di pedesaan Timor Leste, serta proses perubahan masyarakatnya sesuai dengan situasi politik yang terjadi. Situasi politik juga membawa pengaruh yang sangat kental sekali, dalam hal ini kekerasan yang dialami oleh masyarakat. Ketika mau menjelaskan dinamika perkembangan sejarah lahirnya Institut, tidak terlepas dari proses sejarah politik yang terjadi di Timor Leste. Situasi politik yang terjadi, menjadi suatu inspirasi bagi Pendiri untuk merintis ISMAIK di Gereja Timor, karena melihat penderitaan rakyat. Bukanlah semata-mata menceritakan perjalanannya sejarah, melainkan suatu tindakan konkret yang di kisahkan dalam sejarah Gereja Timor. Tindakan konkret ini berlangsung dalam ISMAIK melalui karya pelayanan yang dikembangkan oleh para anggota dan kolaborator di wilayah pedesaan Timor Leste. Dan akan dibahas dalam bab ini, bagaimana proses dinamikanya pelayanan ISMAIK di wilayah pedesaan untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat setempat melalui karya-karya yang dikembangkan oleh Pendiri, para anggota dan kolaborator ISMAIK. Tidak terlepas juga sedikit menjelaskan tentang perubahan sosial masyarakat yang terjadi di Timor Leste. Perubahan yang terjadi di Timor tidak terlepas dari sejarahnya. Sejarah rakyat Timor Timur seakan terulang. Jika dulu tali-temali sejarah yang mempersatukan orang Timor Timur dengan orang Timor Barat (NTT) diputus oleh kolonialisme/imperialisme Portugal dan Belanda dan sekarang Timor Timur lepas dari Indonesia melalui tangan PBB. Rakyat Timor Timur dalam segala hal terikat hubungan dengan orang Timor Barat. Perkawinan antarsuku di kedua daerah telah lama berlangsung, bahkan jauh sebelum Portugal dan Belanda datang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
ke pulau Timor. Begitu juga dengan lalulintas orang dan barang, yang menjadi pemandangan sehari-hari. Tinjauan aspek etnis, budaya, dan sejarah menunjukkan rakyat kedua bagian Pulau Timor mempunyai hubungan erat.61 Bahwa budaya Timor Timur sekarang ini sangat jauh berbeda dengan Timor Barat, dan Timor Timur lebih berwarna Portugal. Perubahan kebudayaan juga datang dari penguasa yang menguasai. Tetapi pada bagian ini bukan mau membahas soal politik yang menguasai, melainkan dari segi politik yang menyoroti perubahan di Timor Leste.
Satu segi yang sangat penting dalam
perkembangan di Timor Leste adalah kebebasan. Dalam hal kebebasan ialah bebas beraktivitas tidak ada teror atau ancaman-ancaman, dan kekerasan yang mengganggu situasi rakyat.62 Masyarakat bebas dari ancaman dan ikatan-ikatan untuk berggerak setelah Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia. Perkembangan yang lain dalam bentuk fisik yaitu bangunan. Ketika kerusuhan Timor Timur pada tahun 1999, kantor-kantor, gedung sekolah, rumah-rumah warga dihancurkan atau diratakan oleh pihak anti kemerdekaan. Suatu kegembiraan yang lahir dari kebebasan yang baru didapatkan tetapi juga penderitaan besar akibat kesulitan kehidupan sehari-hari bagi mayoritas rakyat.63 Dengan situasi militer yang buntu, oposisi Gereja semakin kuat dan dalam pemerintahan sendiri juga tetap ada, untuk membela rakyat . Begitu pula akan terus terjadi protes yang spontan di kota-kota utama dan desa-desa. Betapapun, perubahan itu penting hanya akan datang kalau ada perubahan politik
61
. Zacky Anwar Makarin, dkk “Hari-hari Terakhir Timor-Timur, Sebuah kesaksian” PT. Enka Parahiyangan. Jakarta. tahun 2003. hlm. 394. 62
. Joseph Nevins “ Pembantaian Timor Timur” Galangpress. Yogyakarta. tahun 2008. hlm. 6. 63
. Ibid. hlm. 275.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
di Indonesia.64 Ini merupakan suatu tahap perkembangan awal yang terjadi dalam sejarah Timor Leste setelah memisahkan diri sebagai Negara terkecil di Asia. Maka akan dijelaskan pula dinamika internal dan dinamika eksternal, tetapi lebih berfokus pada dinamika sejarah lahir dan pembentukan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” dan karya yang dikembangkan di Timor Leste. Dinamika internalnya, Pendiri dan para anggota menunaikan tugas misinya di Timor sejak tahun 1989-2009 di Gereja Timor. Selama 20 tahun pertama ini, karya yang dikembangkan membuka asrama untuk anak-anak yang kurang mampu dalam segi ekonomi, pendampingan iman umat, pelayanan kesehatan, pendidikan non formal, pelayanan sosial.65 Misi Institut Sekular di Timor dilaksanakan oleh Pendiri dan para anggota yang pertama. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, primeiro Instituto nativo Diocesana, fundadora hahu iha Dili tinan 1989 (ISMAIK, Institut Sekular yang pertama lahir di Dioses Dili, Pendirinya memulai pada tahun 1989).66 Pendiri merasa didorong oleh situasi dan keadaan masyarakat yang ada, dipanggil untuk mendirikan ISMAIK, dengan semangat mengabdikan dirinya kepada sesama, terutama kaum kecil yang tak berdaya dipedesaan Timor Leste. Semangat perjuangan tanpa menyerah meskipun banyak cobaan dan tantangan yang harus dihadapi baik dalam kelompok maupun realita dalam masyarakat. Perjuangan selalu menjiwai dirinya untuk terus berkembang dan berggerak untuk menjawab persoalan masyarakat dipedesaan. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” sebagai awam hidup bakti yang hidup ditengah dunia dan menguduskan dunia. Menjadi pusat perhatian dalam ISMAIK adalah kaum kecil yang tak berdaya. 64
. John G. Taylor “Perang Tersembunyi” Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan, Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur. Jakarta. tahun 1998. hlm. 346. 65 66
. Diambil dari catatan harian “Agenda Pendiri” tahun 2005.
. Diambil dari tulisan Pendiri “ISMAIK Vocacao Foun ba Igreja no RDTL” (tanpa penerbit) tahun 2004. hlm. 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Dinamika eksternal. Institut Sekular di Gereja Timor Leste, menaggapi situasi dan perkembangan masyarakat setempat. Perkembangan situasi politik yang terjadi di Timor Leste, mewarnai Gereja yang berperan aktif dalam situasi aktual. Atas cara yang sangat unik Gereja telah melibatkan dirinya dalam situasi rakyat Timor Loro Sa’e. Kenyataan ini bukan diukur dengan kwalitasnya saja, bahwa setelah bergulirnya politik “integrasi ke dalam wilayah Indonesia” umat Katolik bisa berkembang menjadi 97% dari penduduk Timor Loro Sa’e. Masyarakat Timor Loro Sa’e melihat Gereja sebagai sebuah institusi yang dengan gagah berani membela kepentingan masyarakat. Khususnya ketika mereka merasa tertekan dan terpenjara di kampung halamannya.67 Perubahan sosial masyarakat yang konkret terjadi di Timor Leste yaitu kebebasan dari penindasan politik. Masyarakat merasa nyaman dan tidak ada lagi segala macam ancaman dan teror yang mengganggu aktivitas masyarakat. Juga kebebasan sangat dirasakan oleh masyarakat, untuk berinteraksi, kebebasan mengungkapkan pendapat atau bersuara, adanya hak asasi manusia melalui CAVR.68 Keadaan yang terjadi dan berubah drastis di tahun 1999 dalam sosial masyarakat Timor Leste. Hubungan antara kelompok masyarakat terlihat kaku, yang paling terasa adalah pudarnya budaya masyarakat dengan militer Indonesia. Ketakutan, cemas dan bingung, bahkan putus harapan karena terjadi penindasan yang di alami oleh masyarakat. Adanya usaha dan kerjasama untuk memperjuangkan kemerdekaan Bangsa. Jalan untuk penyelesaian konflik di Timor Timur secara politik baru terbuka di akhir perang dingin, setelah terjadi perubahan tatanan politik internasional. Membahas tentang perubahan sosial masyarakat di Timor Leste, sungguh tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada 7 Desember 1975 di Timor Loro Sa’e; yakni
67
. SEARA Boletim Eclesiastico da Diocese deDili Timor oriental 50 tahun (19491999) AA. No. 759.Ex. +87.12.05. hlm. 46. 68
. Chega. hlm. 10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
yang terjadi Indonesia masuk Timor Timur. Perubahan dalam beradu ideologi untuk mempertahankan kebebasan. Lembaga-lembaga yang muncul berkat kebebasan pengaturan pemilihan presiden pertama dimuat dalam Regulasi No. 2002/1 yang merupakan produk hokum bersama antara pemerintah transisi yang didominasi oleh Fretilin dan pengaruh UNTAET.69 Ketika suatu rejim kekerasan berakhir, peluang untuk menciptakan masa depan yang damai akan lebih besar, jika ketidakadilan yang pernah dialami itu tidak dilupakan. Perkembangan situasi di Timor Leste dengan adanya usaha Gereja semakin berakar dalam masyarakat. Pemerintahan pasca Suharto bisa jadi membuat perubahan di Timor Timur. Gambaran masyarakat Timor Timur yang paling penting adalah sistem kekerabatan dan aliansi sosial politik, yang merupakan inti dalam masyarakat maupun antara masyarakat. Sistem ini begitu besar mempengaruhi semua lapangan kehidupan, baik di bidang ekonomi maupun agama dan kebudayaan yang berbeda namun menciptakan suasana kekerabatan dalam
persaudaraan.
Terjaganya
sistem
kekerabatan
memungkinkan
masyarakat
mempertahankan perlawanan terhadap gangguan dari luar. Pada masa akhir kekuasaan kolonial, Portugal mulai menyadari pentingnya sistem kekerabatan dalam organisasi perlawanan kekuasaan kolonial.70 Dengan intimidasi yang dialami oleh kelompok maupun perorangan dalam keluarga, orang dewasa maupun anak-anak sekolah yang terjadi di Timor Timur dalam situasi politik sesungguhnya.71
69
. Avelino M. Coelho (Shalar Kosi FF), “Dua Kali Merdeka Esai Sejarah Politik Timor Leste”, Djaman Baroe, Yogyakarta. 2002. hlm. 105 70
. John G. Tylor “Perang Tersembunyi” Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan Forum Solidaritas untuk Rakyat Timor Timur. Jakarta. tahun 1998. hlm. 346-347. 71
. Zacky Anwar Makarin, dkk “Hari-hari Terakhir Timor-Timur, Sebuah kesaksian” PT. Enka Parahiyangan. Jakarta. tahun 2003. hlm. 1-2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Negara Timor Leste setelah memisahkan diri dari Negara Indonesia menjadi sebuah Negara yang kecil, dan mengalami perubahan. Masyarakat bebas dari ancaman atau teror dan penindasan yang terjadi selama dua puluh empat tahun di Timor Timur. Masyarakat Timor harus menentukankan haknya sendiri. Ada tiga syarat hak yang diberikan kepada rakyat Timor, bebas untuk memilih atau menentukan estado (pemerintahnya) sendiri, bebas untuk mengatur ekonominya, sosial, budayanya. Bebas untuk mengembangkan potensi alam yang ada.72 Perkembangan dan kebebasan yang dialami oleh masyarakat, menjadi suatu kebanggaannya tersendiri. Akan tetapi masih mengalami kekurangan dan kendala yang muncul seperti; masih banyak penganguran, kurangnya lapangan kerja, masih banyak yang menjadi penontong atau pasif dan banyak juga yang mencari kerja keluar Timor Leste sendiri. Kualitas manusianyapun masih kurang dan dalam tahap persiapan. Suatu tantangan yang dihadapi pada zaman sekarang ini, kesenjangan ini dapat dijumpai dalam realita masyarakat yang dilayani. Kendala-kendala ini yang dapat dijumpai dalam masyarakat, meskipun Timor Leste sudah diakui oleh dunia internasional 20 Mei 2002, sebagai Negara baru.73 Tetapi masih dalam tahap berjuang untuk membangun Negara yang baru ini. Maka Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” yang lahir dan hadir ditengah dunia ikut memperihatinkan juga generasi penerus Bangsa melalui karya pelayanan dimana ISMAIK berkarya.
A. Tugas Perutusan Mana Lu Yang Pertama Pada kesempatan istimewa ini juga, Pendiri Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, menerima tugas perutusan pertama dari uskup Belo, bulan September 1989, dan menempatkan di Baucau. Dengan tujuan mau membantu mengajar di PGA (Pendidikan Guru 72
. Chega. 2005. Laporan (Komisi Pemerintahan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi). hlm.
53. 73
. Avelino M. Coelho (Shalar Kosi FF), Dua Kali Merdeka Esai Sejarah Politik Timor Leste, Djaman Baroe, Yogyakarta. 2012. hlm. 104.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Agama) Baucau karena sangat membutuhkan tenaga guru, tetapi tugas perutusan ini tidak disetujui oleh ketua Yayasan yaitu Padre Filomeno Jacob. Ia tidak memberikan surat rekomendasi untuk mengajar di PGA Baucau. Oleh karena itu kedatangan Mana Lu di Baucau tidak diterima oleh Padre Superior yaitu Padre Manuel yang sebagai pastor paroki di Baucau. Meragukan panggilan Mana Lu, meskipun uskup mengharapkan padre Manuel bisa menolong dan mendukung panggilannya namun semuanya ini hanya sia-sia.74 Padre hanya menggunakan Mana Lu, sebagai tenaga penolong di paroki Baucau, dalam bidang pembinaan dengan kelompok-kelompok yang telah dibentuk seperti: kelompok doa, Legio Maria, mudamudi, katekis, calon komuni pertama dan lain-lain. Pengalaman yang dialami oleh Pendiri di Baucau. Setelah melewati cobaan dan pengalaman itu, Padre Agustinho Pr, staf pengajar PGA, meminta Mana Lu untuk menggantikannya mengajar mata pelajaran psikologi, liturgi dan pastoral, per minggu delapan belas jam mengajarnya, tanpa gaji dari ketua yayasan.75 Hanya mendapat sumbangan dari kepala sekolah Bapak Yosef Seran, senilai tiga puluh lima ribu rupiah (Rp 35.000), untuk kebutuhan sehari-hari Mana Lu dan Meriquita. Yosef Seran adalah kakak kelasnya Mana Lu di STFK Yogyakarta, yang menjabat sebagai kepala sekolah. Meriquita bukan aspiran tetapi Meriquita sebagai teman untuk menemani Mana Lu di Baucau. Bukan suatu persoalan dengan pengalaman yang dialami oleh Mana Lu di Baucau, melainkan sesuatu kesempatan yang berharga dan penting untuk bertemu dengan para aspiran di paroki Viqueque dan Ossu. Selain waktu mengajar Mana Lu juga diundang oleh pastor paroki, Padre Antonio Gonsalves Pr. dan padre Andreas Hane SVD, untuk
74
. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan Lahirnya ISMAIK tahun 1989-1993” (tanpa penerbit) Dare, Dili-Timor Leste. tahun 1996 hlm. 6. 75
. Ibid. hlm. 8.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
memberi pembinaan kepada kelompok-kelompok yang telah dibentuk oleh paroki. Seperti kelompok anak-anak, putra-putri altar, muda-mudi, kelompok orang dewasa, katekis dan lainlain. Kelompok binaan ini bukan baru bertemu di tahun 1989, melainkan tahun 80-an itu sudah sering bertemu. Maka banyak kaum muda-mudi yang di paroki Viqueque dan Ossu sudah kenal siapakah Mana Lu itu, dengan cita-cita yang tinggi untuk menolong kaum kecil dipedesaan. Perutusan ini menjadi moment yang penting, untuk mengadakan pertemuan dengan para aspiran dan simpatisan yang telah saling mengenal satu sama lain di tahun 80-an itu. Banyak kaum remaja dan muda yang bersimpati dengan cita-citanya, kebanyakan yang berpendidikan SLTP dan SLTA. Ada tiga orang aspiran yang bertemu tahun 1988 di paroki Viqueque yaitu; Palmira, Adelia, Rita Gonzaga, akan tetapi masih tahap pendidikan SLTA, dan masih tinggal bersama keluarganya masing-masing.76 Dari ketiga orang ini, dan bertambah lagi tujuh belas orang yang masih SMP tahap akhir, kecuali di antara mereka satu orang yang sudah SMA kelas tiga. Simpatisan pertama terdiri dari kelompok pelajar SLTA mereka ini berasal dari kabupaten Ermera, Viqueque Dili dan Liquica. Kelompok ini ada yang sudah lama bergaul dengan Pendiri dan ada pula yang baru, mereka adalah dari ketiga yang diatas dan ditambah lagi dari Kabupaten Viqueque; Helena Alves, Recardina, Cicilia, Herminha, Margarida, Francisca Rangel, Maria Lina, Felisidade, Felizmina, Marcelina Soares, Juleta Soares, Anastacia Soares, Fransisco Pinto. Dan kabupaten Ermera; Ermelinda Martins dan Dominggas da Costa. Kabupaten Liquica; Dominggas Gonsalves dan kabupaten Dili; Lourdes Cruz.77
76
.Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan ISMAIK tahun 1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1996. hlm. 8. 77
. Diambil dari catatan harian “Agenda Pendiri” tahun 1989. di Baucau.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Meskipun pendidikannya yang masih SMP dan SMA akan tetapi diperhatikan secara khusus ketika berkunjung ke paroki Viqueque untuk dipersiapkan masuk aspiran dan simpatisan Institut. Dengan demikian mereka hanya menunggu panggilan dari Mana Lu, yang sebagai Pendiri kapan mereka akan berkumpul dan hidup bersama dalam kelompok dengan cita-cita yang sama.78 Ini misi pertama Pendiri dengan cita-citanya yang akan dirintis menjadi suatu lembaga hidup bakti di tengah dunia. 1. Penarikan Kembali Mana Lu ke Dili Selama setahun tugas perutusan di Baucau, Mana Lu menjalankan tugasnya mengajar di PGA dan kegiatan-kegiatan ekstra lainnya. Tujuan pertama penarikan kembali oleh uskup Belo ke Dili, karena mau mengajar di IPI (Institut Pastoral Indonesia), Dili dan bekerja di komisi Kateketik Diosesan. Dan tujuan kedua karena permintaan kembali ke Dili, Mana Lu mau memulai hidup bersama untuk mendidik dan mempersiapkan para simpatisan yang bergabung. Maka selalu berkonsultasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Uskup Belo, tentang panggilannya yang dimulai hidup bersama sebagai Institut Sekular.79 Dengan permintaan ini Uskup Belo, menarik diri kembali ke Dili. Untuk memulai karirnya di rumah omnya Manuel Cruz, yang ditinggalkan ketika pasca kerusuhan tahun 1975, di Bairopite Dili. Tahap-tahap persiapan awal, tempat yang diberikan oleh keluarganya dan kebutuhan-kebutuhan lain yang akan digunakan dalam kelompok, maupun sumbangan dari keluarga para aspiran dan simpatisan. Pada tahun 1989, para aspiran dan Pendiri sering pertemuan dan melakukan Ekaristi bersama di kediaman Uskup. Dengan tujuan agar saling mengenal satu sama lain, 78
. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan ISMAIK tahun 1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1996. hlm. 10. 79
. Ibid. hlm. 27.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
dan saling membagi pengalaman, terutama cita-cita yang akan dicapai. Pertemuan dan retret bersama kelompok pertama atau disebut “Pre-simpatisan” tanggal 19-29 Desember 1989, selama seminggu. Pertemuan itu atas persetujuan Bapak Uskup Carlos dan diselenggarakan di kediamannya Lecidere, Dili.80 Setelah pertemuan pre-simpatisan, tepat pada tanggal 29 Desember 1989, ditutup dengan pembaharuan profesi yang ke IV Mana Lu, di kapel “Paco Episcopal Dili”. Perayaan Ekaristi diselenggarakan oleh Bapak Uskup beserta tiga orang imam yaitu; padre Hilario Pr.(almarhum), padre Antonio Gonsalves Pr. dan padre Yosep Tani SVD. Mana Lu mengucapkan janji setia dihadapan hirarki Gereja, kelompok simpatisan dan utusan dari keluarga.81 Inilah pertemuan pertama para pre-simpatisan Institut dan menyaksikan langsung dalam pengucapan janji setianya pendiri dihadapan para hirarki di tahun 1989. 2. Tahap Persiapan Awal Sebelum hidup bersama dalam kelompok persaudaraan, hal yang dilakukan oleh Pendiri mengundang pre-simpatisan pada bulan Juli 1990, baik kelompok yang sudah ada maupun akan masuk berkumpul dan diadakan retret bersama. Persetujuan Bapak Uskup, maka mulailah Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Diosesan Dili. Oleh sebab itu sebelum hidup bersama hal yang dilakukan adalah retret selama seminggu bersama Romo Fransiskus Tan SJ, di TOR (Tahun Orientasi Rohani) Dare, pembimbing retret adalah Romo Tan bersama Mana Lu sendiri. Dalam retret ini Romo menegaskan bahwa bagaimana menanggapi panggilan Tuhan menjadi anggota Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, sebagai kongregasi pribumi di situasi real ini. Maka Romo menegaskan bahwa harus rajin berdoa, bekerja dan perhitungkan dengan alam Timor yang kaya-raya pada tanah dan lautan
80
. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan Lahirnya ISMAIK tahun 1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1986. hlm. 4. 81
. Ibid. hlm. 17.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
jangan malas bekerja, menjadikan pengelaman untuk memotivasikan rakyat yang masih ketinggalan dalam segi kehidupan. Dalam hidup kebersamaan hal utama adalah doa, oleh karena itu jangan melalaikan hidup doa bersama dan pribadi. Romo Tan adalah seorang yang berdevosional kuat kepada Bunda Maria, maka retret sore hari diadakan berdoa Rosario bersama di Gua Lopez Dare. Dan berdoa khusus untuk kelompok yang akan dirintis ini menjadi kuat, dan Bunda Maria menjadi pelindung dan pembimbing kelompok yang masih lemah ini.82 Intinya bahwa hidup doa adalah penting dalam kebersamaan. Institut Sekular hidup di tengah dunia dan sebagai awam hidup berbakti dan hidup di dunia ramai. Namun dalam tahap persiapan ini, Mana Lu cinta akan panggilannya maka terus berusaha untuk melengkapi kebutuhan-kebutuhan di dalam rumah. Dan orang tua sangat berperan penting untuk melengkapi kebutuhan berupa materi dan dukungan dalam tahap persiapan awal ISMAIK ini.83 Pendiri mulai memikirkan program pembinaan dan latihanlatihan yang akan diberikan oleh Pendiri dan pembina, kepada aspiran yang akan berkumpul dan dikembangkan menjadi salah satu kegiatan rutinitas untuk pembentukan diri menjadi anggota Institut Sekular. Maka perlu merancang latar belakang aspiran itu sendiri. Faktor eksternal juga mempengaruhi latar belakang aspiran dan simpatisan Institut Sekular Dioses Dili. Hampir 70% dari masyarakat Timor Timur berada di daerah pedesaan yang berekonomi lemah. Ketidaktahuan dan kurangnya pendidikan mengakibatkan kemiskinan. Kemiskinan dalam berbagai macam bentuk kehidupan antara lain: Kesehatan, ekonomi, pendidikan, kesejahteraan hidup. Masyarakat menghendaki suatu kehidupan yang
82
. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan Lahirnya ISMAIK tahun 1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1986. hlm. 30. 83
. Diambil dari cacatan harian “Agenda Pendiri”, tahun 1990.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
lebih layak dan harmonis, tetapi belum ada jalan bagi mereka.84 Situasi dan kondisi seperti diatas menjadi keprihatinan dari banyak pihak yang ingin berbuat sesuatu demi kesejahteraan masyarakat. Untuk menjelaskan penyebab kemiskinan diatas data yang diperoleh dari “Chega” Penyebab kemiskinan datangnya dari penindasan politik yang terjadi di Timor dan mengakibatkan kematian karena kelaparan yang terjadi di tahun 1976-1979. Pada tahun tersebut terdapat angka kematiannya orang-orang sipil 84,200-180,000 yang meninggal.85 Anak-anak maupun orang-orang dewasa yang jatuh sakit karena kekurangan gizi dan makanan menyebabkan angka kematiannya meningkat.86 Faktor internal, pada tahun 1989-1990, lahirlah sebuah kelompok baru dalam Dioses Dili yang ingin menolong masyarakat. Para anggota Institut Sekular, khususnya di Keuskupan Dili, ingin hidup di tengah masyarakat, dan bersama-sama masyarakat, khususnya di antara mereka yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang masih terbelakang dalam segi kehidupan. Tujuan membantu dan mendampingi mereka, baik dalam penghayatan dan pengembangan iman maupun dalam pengembangan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan hidup sampai taraf yang lebih layak dan harmonis. Dengan citacita ini para anggota mau mengejar tujuan hidupnya, yaitu menyelamatkan dunia dari dalam dunia sendiri dan melalui dunia.87 Dibentuklah kelompok Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” atas dasar cita-cita yang sama, yaitu membantu meningkatkan iman umat dan pengembangan masyarakat pedesaan. 84
. Maria de Lourdes “Program Pembinaan Aspiran dan Simpatisan ISMAIK” (tanpa penerbit) Yogyakarta. tahun 1992. hlm. 1. 85
. Chega, “Laporan CAVR (Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi) tahun 2009. hlm. 162. 86 87
. Frederic Durand “Istoria Timor Leste Nian” LIDEL, tahun 2002. hlm. 130.
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute for Liberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 76.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Mengapa disebut aspiran dan simpatisan Institut? Institut secara formal organisatoris sementara waktu belum terbentuk. Yang ada sekarang baru peminat-peminat yang berkeinginan menjadi anggota Institut Sekular atau mengikuti semangat Institut. Kekhasan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” adalah sifat sekularnya. Dalam sifat sekular ini terletak perbedaan dengan hidup membiara, yang “membawa serta pemisahan dari dunia” (kan. 606:3). Oleh karena sekularitas ini, sesuai dengan LG. 31, Anggota Institut Sekular adalah pertama-tama awam. Anggota melaksanakan pengudusan dirinya dalam kegiatan kerasulan ialah selaku ragi dan meresapkan segala sesuatu dengan semangat Injil (kan 713:1). 3. Kembali dari Retret Hidup bersama kelompok dimulai. Dalam ketiadaan dan kekosongan tetap bersama untuk mau memahami panggilan Tuhan melalui kehadiran aspiran. Meskipun semuanya masih pelajar SMA, Mana Lu menjalankan fungsi sebagai orang tua untuk menolong dan menghidupi para aspiran dan simpatisan yang sudah ada maupun yang akan bergabung. Kembalinya dari retret akan diputuskan tinggal bersama di Bairo-pite. Mulai hidup dalam persekutuan. Dalam persekutuan ini, akan dibimbing dan diarahkan sesuai dengan cita-cita yang dikembangkan oleh Pendiri. “Na’I saida mak Ita Bo’ot hakarak housi ami? (Tuhan apakah yang Engkau kehendaki dari kami?) Kalimat ini menjadi inspirasi yang tegas bagi kelompok, karena memiliki makna yang terdalam ketika Mana Lu mau memulai Institut di Gereja Timor Leste. Selalu diungkapkan ketika menjalani doa bersama pagi dan malam hari. Bukan saja kalimat ini melainkan ada syair lagu juga yang dinyayikan. Mengapa tidak memilih lagu atau syair yang lain untuk dinyanyikan bersama? Melainkan lagu ini memiliki sejarah khusus dalam pribadi Mana Lu, ketika mau memulai Institut di Gereja Timor Leste, yang selalu memberi inspirasi dan semangat untuk merintis ISMAIK. Tunjukkan padaku, JalanMu Ya Tuhan Tiada ku tahu arah mana ku tujuh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Meski hati slalu ragu dan bimbang Terdengar bisikan pengharapan. Jangan Takut dan cemas. Inilah Aku. Lagu ini dilagukan bersama pada pagi dan malam hari ketika berdoa bersama. Di saatsaat kelabu hidup susah, banyak tantangan dan kritik yang membingungkan para aspiran, Pendiri selalu mempunyai inisiatif untuk mendampingi dan mengarahkan kelompok dan mencoba untuk memperdalam syair dari lagu ini menjadi suatu kekuatan iman dalam kelompok. Maka dengan lagu ini untuk memotivasikan kelompok di awal-awal tahun pertama memulai Institut. 4. Usaha Yang Dikembangkan Oleh Mana Lu Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa Pendiri berperang penting dalam kelompok, harus menggantikan fungsi orang tua dalam menghidupi kelompok ini. Usaha kerja keras, menjadi bagian dari hidup, karena hidup tidak tergantung pada pegawai negerinya. Melainkan kerja keras yang dilakukan adalah menghidupkan kelompok dengan berbagai cara kerja. Salah satu kerja kelompok yang untuk meringankan biaya hidup di kota maupun dipedesaan, kerja kebun yang ditanami jagung, ubi-ubian dan sayur-sayuran, dilakukan diawal-awal tahun ketika memulai Institut hingga sekarang menjadi suatu kebiasaan dalam hidup sebagai orang Timor. Pengalaman kerja menjadi guru yang hidup bagi pribadi Mana Lu, karena ayahnya menjadi petani teladan bagi keluarganya dan sebagai inspirasi bagi dirinya berjuang dan kerja keras. Maka selalu terinspirasi oleh pengalamaan tersebut menjadi tindakan kongrit ketika hidup bersama dalam kelompok. Di awal-awal tahun merintis Institut sebagai dasar dari bangunan yang dibangun bersama dalam persaudaraan. Pekerjaan yang dikerjakan semuanya menarik dalam pribadi Mana Lu bahwa mengekspresikan melalui tindakan kongrit sesuai dengan budaya Timor yang hidupnya tidak terlepas dari pertanian. Masyarakatnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
yang hidup masih sederhana dengan cara yang tradisional, bagaimana dengan usaha agar melatih para simpatisan bertani yang produktif. Inilah tujuan dan usaha yang dikembangkan. Usaha pertama-tama yang dilakukan oleh Mana Lu, adalah hidup perlepasan diri dari pegawai negerinya. Untuk memfokuskan diri pada panggilan yang dicita-citakan sebagai dasar hidup. Salah satu usaha yang dikembangkan dari tahun 1990-an hingga sekarang masih terus berlanjut sebagai hal penting dalam sejarah yaitu mencari usaha dana. Usaha yang dilakukan dengan berbagai cara, menyulam, mengelolah bahan mentah dari umbi-umbian yang makanan khas Timor dalam bentuk tepung dengan berbagai variasi masakan. Untuk melengkapi kebutuhan para aspiran dan simpatisan yang masih dalam tahap pendidikan dan karya pelayanan. Cara yang ditempuh membagikan pengalaman dan kreativitas yang dimiliki kepada aspiran dan simpatisan bagaimana menghasilkan uang dengan hasil usaha kerja keras. Dengan tujuan untuk mendidik para aspiran dan simpatisan berkreatif dalam usaha untuk menolong masyarakat mengejar ketinggalan dalam kemiskinan. Dengan cara kerjasama di dalam kelompok persaudaraan bisa dapat dipelajari dari berbagai pengetahuan dan pengalaman yang saling memperkaya hidup.88 Dari kekosongan ini, Mana Lu melatih para aspiran dan simpatisan untuk bekerja keras dan trampil untuk menolong kaum kecil dipedesaan Timor Leste.
B. Persiapan Program Pembinaan Simapatisan Institut Sekular Calon Institut Sekular yang dimaksudkan di sini ialah teman-teman yang merasa diri tertarik dengan cita-cita Pendiri untuk menjadi anggota Institut Sekular di Dioses Dili. Perlunya perencanaan program pembinaan ini dimaksudkan sebagai suatu sarana untuk mencapai tujuan. Tujuannya; “hidup di tengah masyarakat dan bersama masyarakat, 88
. Diambil dari catatan “Agenda Pendiri” tahun 1991.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
khususnya paling menderita dan berada didaerah-daerah terpencil yang masih terbelakang, guna membantu dan mendampingi baik dalam penghayatan dan pengembangan iman, maupun dalam pengembangan masyarakat.89 Ingin menjadi anggota Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” harus melalui Syarat-syarat di bawah ini, sebagai tahap awal untuk menemukan jawaban atas panggilannya. 1. Syarat-syarat Diterima Sebagai Calon Institut Sekular Beriman Katolik. Bermotivasi tinggi untuk mengorbankan diri demi kesejahteraan masyarakat. Pendidikan minimal SMA. Para simpatisan bersedia mengikuti secara penuh tiga tahap program pembinaan (Pembentukan Kepribadian, Usaha Mandiri Pelatihan Pelayanan Pengembangan Masyarakat dan Persiapan Kaul). Para Simpatisan diharapkan dapat mengikuti dua tahap: Masa pembinaan secara penuh dan tidak terikat dengan pekerjaan lain. Bagi aspiran batas umur 16-28 tahun, untuk simpatisan batas umur 16-40 tahun. Sesuai dengan data awal pre-simpatisan dan melanjutkan masa formasio lanjut tahun 1991-1992 yakni: Dominggas da Costa, Ermelinda Martins dari paroki Ermera; Maria da Costa, Olinda Caldeira, tamatan SMA dan SMEA Same; Miranda da Silva, Maria Roza de Araujo, Joaquim Soares tamatan SMA Aileu. Dari keempat orang ini dari paroki Same, dan Joaquim Soares dari paroki Turiskain. Pada tahun 1993, yang tamatan SMA dan SMKK Dili masih melanjutkan masa formasio yakni; Fransisca Rangel, Felisidade, Cecilia Soares, Maria Lina, Helena Alves Ximenes, dari paroki Viqueque.90 Mulai dari angkatan tahun 1991-1993 dibentuk jadi satu kelompok dan satu angkatan. Para aspiran dan simpatisan Institut Sekular ini mau menjadikan dirinya saudara dan teman bagi sesamanya. Terlebih-lebih bagi mereka yang mengalami berbagai penderitaan 89
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute for Liberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 83-84. 90
. Diambil dari tulisan Pendiri “ Sejarah Perkembangan ISMAIK tahun 1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1996. hlm. 139.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
serta keterbelakangan (kurang pendidikan, kemiskinan, kesehatan, situasi sosial terpojokan). Kelompok mau hidup ditengah masyarakat, untuk masyarakat dan bersama dengan masyarakat serta membantu meningkatkan kesejahteraan hidup. Sebagai saudara dan teman, siap sedia untuk kehidupan di tengah masyarakat khususnya bersama mereka yang menderita dan membutuhkan pertolongan. Berjuang bersama dalam suka dan duka. Segala macam kegiatan baik yang sudah ada maupun yang akan diadakan untuk kesejahtraan masyarakat, akan dibuat dan diputuskan bersama-sama masyarakat atau pendekatan langsung dengan setiap anggota masyarakat dan terutama para tokoh masyarakat. Sungguh-sungguh mau melayani masyarakat dengan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan diri sebagai pelayan. Ingin menjadi anggota Institut Sekular harus melalui program dibawah ini, sebagai tahap awal untuk menemukan jawaban atas panggilannya. Pada tanggal 2 Pebruari 1972, Paus Paulus VI dalam amanatnya kepada Institut Sekular menegaskan bahwa: sifat sekuler bukan hanya suatu kondisi sosial atau kenyataan lahiriah, melainkan suatu sikap, yakni; Hadir di tengah dunia dalam kesadaran. Mempunyai tanggungjawab untuk melayani dunia. Membentuknya sesuai dengan kehendak Allah. Membuatnya menjadi lebih adil dan manusiawi. Dan dengan demikian menguduskannya dari dalam. Catatan : Untuk menjadi anggota Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” dibutuhkan waktu empat sampai tujuh tahun, empat atau lima tahun bagi mereka yang baru mengenal kelompok setelah tamat SMA. Mereka diwajibkan mengikuti masa pembentukan kepribadian untuk satu atau dua tahun, kemudian dilanjutkan dengan tahap-tahap berikut. Tujuh tahun untuk mereka yang selama studi SLTA sudah menjadi aspiran atau simpatisan, agar tercapainya kerja sama antara para simpatisan dan anggota Institut Sekular, maka diharapkan supaya mereka juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
mengikuti masa pembentukan kepribadian maksimal tiga tahun, dan minimal satu tahun. Maka tahap kedua wajib diikuti secara penuh.91 2. Program Pembinaan Pembentukan Kepribadian Dan Usaha Mandiri Program pembinaan tahap pertama ini merupakan dasar untuk tahap-tahap selanjutnya.92 pembentukan kepribadian seseorang membutuhkan waktu dan juga sebaiknya dilaksanakan dalam kelompok sebagai medan uji coba bagi perubahan dan kematangan diri. Dalam tahap pertama ada tiga tema besar yang akan dibahas. Tiga tema tersebut: 1. Pengenalan Diri 2. Latihan Usaha Mandiri 3. Peranan Kaum Awam di tengah Dunia. Tema Pertama : Pengenalan Diri Tujuan Umum: Membantu para peserta untuk semakin mengenal, mendalami dan menerima dirinya dan juga orang lain, sehingga berkembang menjadi pribadi yang utuh berdasarkan Visi Kristiani. Tujuan Khusus : Melalui pembinaan kepribadian dan interaksi dengan kelompok diharapkan supaya para aspiran dan simpatisan dapat; Mengenal, memahami dan menerima dirinya sebagai pribadi yang unik dengan segala kelebihan dan kekurangan. Memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Bertanggungjawab dan jujur dalam tugas dan sikap hidup. Disiplin dalam tugas (sebagai pelajar) dan juga sebagai anggota kelompok. Sadar akan panggilan Tuhan dalam dirinya. Mempunyai pembimbing rohani. 91
. Maria de Lourdes Martins Cruz “Program Pembinaan Aspiran dan Simpatisan ISMAIK” (tanpa penerbit) Yogyakarta. tahun 1992. hlm. 2. 92
. Maria de Lourdes Martins Cruz “Program Pembinaan Aspiran dan Simpatisan ISMAIK” (tanpa penerbit) Yogyakarta tahun 1992. hlm. 5-12.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Strategi pembinaan untuk tema pertama: Upaya untuk mencapai tujuan tersebut diatas, ditempuh dengan srategi dan kebijakan sebagai berikut: Pembinaan dan latihan pengenalan diri, supaya mampu mengenal dirinya sebagai pribadi yang utuh. Kegiatan pembinaan teoritis yang dilakukan di rumah pada malam hari, sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Kegiatan-kegiatan praktis untuk mengenal dan menilai kepekaan tanggungjawab peserta, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk kelompok atau pribadi sesuai dengan tugas yang ditentukan. Materi pembinaan diangkat dari pengalaman konkret, baik dan buruk, yang dialami sendiri maupun bersamasama. Pengembangan hidup dilatih melalui doa pribadi dan bersama sesuai dengan jadwal doa yang sudah ditetapkan. Menghubungi secara berkala pembimbing rohani pribadi. Metode Pembinaan: Ceramah, Dinamika Kelompok. Evaluasi pengalaman hidup dalam komunitas dan tugas-tugas pribadi atau bersama sekali sebulan. Refleksi tertulis tentang perkembagan dan kemunduran hidup sekali sebulan. Sharing pengalaman dalam kelompok. Bimbingan pribadi dengan pembimbing. Lokasi : Pusat pembinaan Dare Pembina: Mana Lu, Maun Alegria, Padre Jose Martins SJ. 3. Program Pembinaan Latihan Usaha Mandiri Salah satu kerasulan para anggota Institut Sekular di Timor Leste adalah membantu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat dalam bidang sosial ekonomi dengan cara mengembangkan swadaya masyarakat. Oleh sebab itu diadakan program pelatihan, untuk membekali dan melatih para peserta dalam bidang praktis sosial ekonomi. Dengan harapan supaya di tengah masyarakat mereka mampu melaksanakan tugasnya sebagai penggerak dan fasilitator yang efektif. Tema: Pelatihan Pelayanan Pengembangan Swadaya Masyarakat Pedesaan. Sub Tema: Latihan Pertanian, Peternakan dan PKK.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Tujuan Umum: Melalui latihan pertanian, peternakan dan PKK, diharapkan peserta dapat memiliki pengetahuan dan pengalaman praktis sebagai bekal untuk terjun ke tengah masyarakat. Tujuan Khusus: Pada akhir tahun pertama latihan pelayanan, pengembangan swadaya masyarakat diharapkan: Para aspiran dan simpatisan siap untuk menjadi penggerak dan fasilitator yang mengenal peran dan karyanya dalam bidang sosial ekonomi di tengah masyarakat. Para aspiran dan simpatisan trampil dalam bidang pertanian peternakan dan PKK praktis sesuai dengan situasi setempat. Dapat membentuk dan membina swadaya kelompok binaan untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan hidup lewat usaha pertanian, peternakan dan PKK. Strategi Pembinaan: Sebagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut diatas, ditempuh dengan kebijakan dan strategi sebagai berikut: Latihan pertanian, peternakan dan PKK untuk membekali pengetahuan dan pengalaman praktis para peserta dilaksanakan dalam waktu satu tahun. Kegiatan latihan diadakan dalam kelas, praktek langsung dan praktek lapangan. Persiapan sosial dengan mengadakan kunjungan rumah, dan musyawarah dengan tokoh-tokoh masyarakat. Pembentukan kelompok tani, peternak dan PKK di masing-masing desa binaan. Mengadakan pengolahan intensif empat kali sebulan. Metode Pembinaan: Praktek langsung dan praktek lapangan. Observasi lapangan. diskusi kelompok. Refleksi dan evaluasi pengalaman praktek. Lokasi pelaksanaan: Pusat latihan wiraswasta tani (PUSLAWITA), Lopes Dare-Dili. Pembina: Padre Fransiscos Tan, beserta Staf PUSLAWITA. 4. Program Pembinaan Pelayanan Dan Pengembangan Swadaya Masyarakat Pedesaan Tema: Latihan Pelayanan pengembangan Swadaya masyarakat pedesaan. Sub Tema: Latihan Kepekaan Sosial.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Pemikiran Dasar: Orang yang peka terhadap situasi adalah orang yang dalam hidupnya tidak bisa tenang, kalau belum berbuat sesuatu bagi orang lain. Sikap kepekaan sosial sangat diharapkan supaya memiliki oleh para anggota Institut Sekular. Maka dari itu program ini, merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap kepekaan dalam diri para penggerak masyarakat (Aspiran dan Simpatisan Institut Sekular). Tujuan Umum: Melalui program latihan kepekaan sosial, selama satu tahun diharapkan peserta mampu menanggapi dan peka terhadap situasi masyarakat dan bersama masyarakat mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang dihadapi atau dialami. Tujuan Khusus: Melalui program latihan kepekaan sosial diharapkan para aspiran dan simpatisan dapat; Mampu mengembangkan sikap, tanggapan terhadap desa binaannya. Mampu mengenal dan memahami masalah-masalah sosial. Mampu mengkomunikasikan sikap dan tanggapannya terhadap masalah-masalah sosial di lingkungannya lewat laporan tertulis. Mempu mencari jalan keluar untuk membantu masyarakat mengatasi permasalahannya. Peka terhadap dorongan Roh Kudus dalam mengambil keputusan yang baik dan benar. Strategi Pembinaan: Untuk mencapai tujuan tersebut di atas ditempuh dengan cara sebagai berikut: Latihan kepekaan sosial untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepekaan peserta terhadap situasi kongrit yang dihadapi dan mencari pemecahannya. Latihan teoritis kepekaan sosial diadakan di kelas, sedangkan yang praktis di desa binaan masing-masing. Masalah sosial yang ditemukan diuraikan dalam bentuk laporan tertulis. Pembahasan masalah dibahas bersama staf Pembina di tempat latihan. Metode pembinaan: Studi kasus: refleksi dan laporan tertulis. Diskusi kelompok: Ceramah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Dinamika kelompok: Tanya jawab. Tempat Pembinaan: 1. Aileu (paroki) 2.Tempat sasaran: Desa-desa sekitar kabupaten Aileu. 3. Staf Pembina: Suster-suster Merykknol dan Pendamping Simpatisan.
C. Anggota Pertama Yang Menerima Kaul Setelah menempuh tahap di atas para calon akan menerima kaul sebagai anggota Institut. Awal yang sangat sederhana, yang tak punya kekuatan manusiawi, tetapi telah nyata dan terjadi pada pendiri dan para anggota di dalam ISMAIK, yaitu bahwa Institut Sekular ini diresmikan berdirinya melalui kehadiran calon-calon anggota ISMAIK yang pertama. Mereka ini adalah Maria Lina Soares, Fransisca Rangel, Helena Alves Ximenes, dari paroki Viqueque. Maria Roza Araujo, Maria da Silva, Miranda da Silva, dari paroki Same. Maria Leque Misquita, Izabel de Araujo dari paroki Aileu. Ermelida Soares dari paroki Bobonaro.93 Mereka ini telah mengukir sejarah lahirnya atau hidupnya ISMAIK, dengan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan, berani mengikrarkan kaul sebagai ikatan keanggotaan suatu komunitas. Banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Para perintis inilah yang meletakan dasar bangunan ISMAIK bersama Pendiri untuk menunjukan panggilan hidupnya. Sebagai generasi awal dan peletak-peletak dasar hidup ISMAIK, namun tetap sadar bahwa tanpa kekuatan dari Tuhan mereka tidak berbuat apa-apa. Inilah yang terjadi pada tanggal 2 dan 3 Pebruari 1998 di Katedral Dili dan paroki Dare. Penyerahan diri para anggota Institut Sekular tidak nampak melalui tanda-tanda lahiriah, melainkan melalui kesaksian hidupnya di tengah masyarakat tanpa memisahkan diri dari kehidupan sekular. Itu tidak berarti bahwa masing-masing anggota bebas mengikuti 93
. Diambil dari cacatan harian “Pendiri Agenda” tahun 1997.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
kehendaknya sendiri, sebab konsekwensi dari penyerahan, ialah bahwa setiap anggota taat kepada pemimpin dan norma-norma Institut. Sebagai awam yang berbakti mengandaikan sesuatu kesedian hati untuk hidup di tengah dunia, bersama dunia dan bagi dunia sebagai saksi, lewat pekerjaan, pewartaan, dan tingkah laku.94 Maka panggilan menjadi sekular tidak menjauhi dari dunia, melainkan awam hidup bakti. 1. Anggota Yang Mengundurkan Diri di Tahun 2002 Sebelum pengesahan lembaga dan para anggota pertama, mengucapkan profesinya pada tanggal 3 Pebruari 1998 di paroki Dare Dioses Dili, dan pada bulan Juli 1997 Pendiri mengutus dua orang calon pertama yaitu; Maria Lina Soares dan Francisca Rangel, melanjutkan studi di STFK Yogyakarta. Dengan tujuan untuk dipersiapkan sebagai staf pengajar dalam komunitas yang akan diresmikan oleh Gereja sebagai suatu institusi di Gereja lokal. Setelah satu semester kemudian kedua calon ini, kembali lagi ke Timor untuk dipersiapkan bersama tujuh orang teman lainnya selama sebulan untuk menerima kaul pertama. Dan tepat pada tanggal 3 Pebruari 1998 di Paroki Dare, Sembilan orang anggota mengucapkan profesi yang pertama dihadapan pimpinan Gereja lokal Mgr. Basilio do Nacimento Pr. dan Mana Lu sebagai Pendiri dan pimpinan umum Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, menerima kaul dari sembilan orang anggota yang pertama.95 Setelah itu Pendiri mengutus dua orang lagi yaitu; Ermelinda Soares dan Izabel dos Santos, menjadi empat orang yang studi di Yogyakarta tahun 1998, dengan jurusan yang berbeda namun tujuannya sama, untuk membentuk tim pengajar. Pada tahun 2000, mengirim satu orang anggota lagi yaitu Inez Monis, mengambil jurusan menajemen perkantoran. Kader-kader ini yang dipersiapkan
94 95
. Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, tahun 1998. hlm. 13.
. Diambil dari tulisan Pendiri “ISMAIK Vocacao Foun ba Igreja no RDTL” (tanpa penerbit) tahun 2004. hlm. 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
untuk masa depan Institut Sekular, sebagai tonggak dalam sejarah ISMAIK.96 Namun Tuhan mempunyai kehendak dan rencana yang berbeda. Peristiwa-peristiwa yang penting dan terjadi dalam sejarah Institut Sekular “Maun Alih Iha Kristu” setelah disahkan menjadi suatu lembaga di tahun 1998 di Gereja Katedral Dili. Peristiwa yang terjadi di dalam kongregasi sendiri di tahun 2001, ada seorang anggota yang mengundurkan diri yaitu Miranda da Silva, keluar karena melanggar kaul ketaatan itu sendiri. Setelah empat tahun, dari tahun 1998-2002, peristiwa yang terjadi lagi dalam Institut Sekular sendiri, empat orang anggota mengundurkan diri secara bersamaan di Yogyakarta. Hanya satu orang yang masih bertahan sampai tahun 2006, yaitu Ermelinda Soares, akhirnya mengudurkan diri juga dan mempengaruhi seorang anggota lain lagi yaitu Elda da Costa. Inilah yang terjadi di tahun 2006. Dengan berbagai alasan untuk mengundurkan diri. Alasan yang pertama dengan kesibukan kuliah, mereka tidak bisa bertemu dengan pimpinan untuk memperbaharui kaulnya. Alasan lain lagi tidak ada waktu, masing-masing dengan kesibukannya sendiri-sendiri.97 Inilah yang terjadi dalam sejarah Institut Sekular “Sekular Maun Alin Iha Kristu”, setelah pengesahan lembaga mengalami kemunduran dengan para anggota yang diutus bekerja dan melanjutkan studi di Yogyakarta, mengalami pasang surutnya. 2. Kolaborator ISMAIK dengan Masa Formasionya Ide dari Pendiri untuk merintis dengan adanya kolaborator di Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”. Pada tahun 2004 Pendiri Institut pergi ke Belanda, melihat Gereja terutama biarawan-biarawati mulai ditutup karena tidak ada lagi panggilan yang ingin masuk biara, karena dunia modern dan perkembangannya. Akan tetapi dengan inisiatif Gereja dan biarawan-biarawati membentuk kolaborator untuk misi pelayanannya. Mereka mendapatkan 96
. Diambil dari catatan harian “Pendiri Agenda” tahun 1990.
97
. Diambil dari catatan harian “Pendiri Agenda” tahun 2003.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
pendidikan dan pembinaan yang secara khusus untuk melayani sesama. Pendiri juga mulai memikirkan Gereja Timor Leste, dengan dunia perkembangan yang terjadi sekarang ini, sulit untuk mendapat panggilan terutama dalam misi Institut, bagaimana
membina dan
membentuk kolaborator baik perempuan maupun laki-laki, melalui tahap pembinaan untuk mendukung dan kolaborasi dalam pelayanan di pedesaan Timor Leste. Pada tahun 1997, sudah ada dengan kolaboratornya akan tetapi mereka tidak mendapatkan pembinaan secara rutin, teori dan praktek tetapi harus menjawab kebutuhan masyarakat setempat, sesuai dengan misi pelayanannya. Sedang pada tahun 2004, kolaborator sudah mendapatkan pembinaan khusus selama tiga tahun, teori dan praktek yang didampingi oleh Mana Lu sendiri beserta Pe. Antonio Gonsalves dan para anggota komunitas. Tujuannya kolaborator yang bergabung harus mengenal karisma dan spiritualitas Institut Sekular. Melalui teori dan praktek pastoral untuk mengenal lebih mendalam misi pelayanan sebagai awam hidup bakti ditengah dunia. Hadir sebagai garam dan terang dunia. Untuk mengabdi di Institut, selama tiga tahun ini selesai bisa memutuskan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi bisa tinggal di residencia (asrama) ISMAIK bisa juga dengan keluarga. Selama masa studi Institut juga ikut bertanggungjawab membiayai. Setelah menyelesaikan studi, setahun tinggal dengan Institut, setelah itu bisa bekerja di kantor atau dimana saja, tetap saling mendukung. Inilah ide dan mimpi dari Pendiri untuk kolaborator Institut, yang sekarang terjadi.98
D. Tahap Perkembangan Karya Pelayanan Institut Sekular di Gereja Timor Institut Sekular sendiri sudah dijelaskan dibagian awal bahwa Institut Sekular adalah lembaga hidup bakti. Sebagai perkumpulan umat yang mengikrarkan tiga nasehat 98
. Wawancara dengan Mana Lu (pendiri) ISMAIK, kamis tanggal 27 Nopember 2012. di pusat pembinaan Dare, Dili-Timor Leste.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Injili, secara pribadi, di hadapan pimpinan-pimpinan yang diakui secara resmi oleh Gereja. Tahap perkembangan pelayanan Institut Sekular di daerah-daerah terpencil di Timor Leste, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Pembentukan Rumah dan Karya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, di Gereja Timor Leste. Sejak merintisnya tahun 1989 hingga tahun 2009, masih dalam tahap pembentukan. Baik dari segi bentuk bangunan maupun karya-karya yang dikembangkan oleh para anggota yang menerima tanggungjawab diwilayah-wilayah pedesaan.99 Dimana Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” berkarya untuk menolong rakyat dalam bentuk pendampingan iman umat, pelayanan kesehatan, pendidikan non formal melalui asramaasrama yang ada, sesuai dengan semangat pelayanan dan cita-cita yang dikembangkan dalam ISMAIK. 1. Distritu (Kabupaten) Dili Sejak awal berdirinya Institut pada tahun 1989 dimulai dengan kelompok simpatisan yang masih SMA, SMKK, STM di Bairo-pite, Dili. Pada tahun 1990-1993 pada tahun-tahun itu sudah ada dua belas orang dari Viqueque; Helena Alves, Recardina, Cicilia, Herminha, Margarida, Fransisca Rangel, Maria Lina, Felisidade, Felizmina, Marcelina Soares, Francisco Pinto. Dan dua orang dari Kabupaten Ermera; Ermelinda Martins dan Dominggas da Costa. Kabupaten Liquica; Dominggas Gonsalves dan kabupaten Dili; Lourdes Cruz. Mengingkat bahwa di Dili biaya hidupnya yang mahal dan membutuhkan pendampingan yang lebih lanjut untuk karya misi. Maka pada tahun 1992-1993, mulai membangun pusat pembinaan di Dare. Tujuannya bahwa untuk membina para calon adalah membantu dan mendampingi mereka baik dalam penghayatan dan pengembangan iman, maupun dalam pengembangan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan hidup sampai taraf yang layak dan harmonis. 99
. Diambil dari catatan harian “Agenda Pendiri” tahun 2008.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Pada bulan Juli 1992-1993 simpatisan yang sudah menyelesaikan pendidikan SMA yaitu; Maria da Silva, Maria Roza de Araujo, Miranda da Silva, Olinda Caldeira, Dominggas Soares, Ermelida Martins dan Joaquim Soares. Dan yang tamatan SMP yaitu; Ermelinda Maia, Filomena, Rosa Soares, Lucia, tahap orientasi mau melanjutkan SMA. Berhubung dengan banyaknya para aspiran dan simpatisan, maka Pendiri memikirkan lebih lanjut untuk membangun pusat pembinaan di Dare. Dengan kehadiran aspiran dan simpatisan baik yang sudah tamat SMA maupun yang akan menempuh SMA, memberi inspirasi kepada Pendiri untuk mendirikan pusat pembinaan lebih lanjut kepada calon anggota menjadi Institut Sekular. Dana yang diperoleh bukan berbentuk uang melainkan dalam bentuk materi, dari LSM AIDAP. Suatu LSM yang pusatnya di Australia.100 Dan bantuan yang berbentuk uang dari Kongregasi CMM, yang pertama kalinya menyumbang sebesar Rp. Satu juta101 untuk konsumsi ketika membangun pusat pembinaan di Dare dan sumbangan dari keluarga Mana Lu sendiri. Mulai Juli 1992/93-2009 centro de formasaun (Pusat pembinaan) ISMAIK mengalami tiga kali perombakkan atau modifikasi bentuk bangunan rumah. Tujuan memperbaharui bukan hanya khusus untuk pembinanaan calon, anggota dan kolaborator, melainkan berfungsi untuk, tim pembinaan pastoral dari paroki-paroki. Juga sebagai penginapan untuk mencari dana dalam membiayai studi dan misi pelayanan di daerah pedesaan. Selain itu juga tempat retret untuk semua kalangan baik awam maupun religius yang mau cari ketenangan. Selain itu juga menampung anak-anak SD dan SMP, dibawah pendampingan para anggota, asrama untuk anak-anak ini dibuka serentakan pada Juni 1998, seperti; Pusat Dare, Same, dan Viqueque. Kecuali Aileu untuk simpatisan SMA dibuka sejak 100
. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan Lahirnya ISMAIK tahun 1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1996. hlm. 195. 101
. Diambil dari tulisan Pendiri “Sejarah Perkembangan Lahirnya ISMAIK tahun 1989-1993” Dare, Dili-Timor Leste (tanpa penerbit) tahun 1996. hlm. 130.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
tahun 1991, cabang dari Dili, Bairo-Pite. Di Dare sendiri menampung duapuluh tujuh anak, mereka ini datang dari berbagai distrik, kecamatan dan desa yang sulit dijangkau. Ide ini muncul ketika aspiran Institut angkatan pertama mengalami sendiri dipedesaan, pengelaman pelayanan pastoral.102 Disinilah para anggota ditantang sebagai seorang ibu yang baik untuk mengasuh anak-anaknya. Dan karya yang lain, menolong Paroki dan sekitarnya. Inilah karya yang dikembangkan di pusat pembinaan Dare.
2. Pembentukan di Culu-Hun, Dili dan Karyanya Melalui Praktek Pelayanan Pastoral, diwilayah Aileu, Same, Viqueque, Liquica, Dare, para calon (aspiran) diutus sendiri maupun ada yang ditugaskan dua orang. Di situlah dilatih kepekaan hati untuk melihat situasi aktual di pedesaan. Kebutuhan apa yang ditemukan dalam pelayanan terhadap sesama, dan apa keprihatinan terhadap situasi aktual tersebut. Pada tahun 1998, ada seorang anggota Institut Sekular (Maria Roza de Araujo) dengan idenya mau merawat orang sakit di pedesaan yang jauh dari puskesmas dan hanya tinggal pasrah, karena kurangnya obat, dan tidak mendapatkan perawatan dengan baik dan perhatiannya yang tidak memadai. Persoalan ini ketika dijumpai di wilayah pedesaan karena mengadakan kunjungan pastoral keluarga.103 Dengan pengalaman dan keprihatinan ini ISMAIK mau mempersembahkan kepada rakyat rumah Culu-Hun sebagai tempat penginapan orang-orang sakit, supaya mendapatkan perawatan khusus dari medis. Rumah ini dibeli dengan harga limabelas juta rupiah, mendapat sumbangan dari Kongregasi CMM dan Romo Tom Jacobs SJ, yang di 102
. Praktek Pelayanan Pastoral, Aspiran Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, (tanpa penerbit), dirumuskan Tahun 1994. hlm. 8. 103
. Wawancara dengan seorang anggota ISMAIK Maria Roza Araujo,7 Februari 2011 Perumnas, Dili. Timor Leste.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
sumbangkan kepada rakyat yang menderita di Timor Leste, melalui misi Institut yang menampung orang-orang sakit. Pada tahun-tahun itu juga situasi politik sangatlah kejam. Maka mengakibatkan banyak orang menderita karena kena peluru, katana ho samurai (parang dan kris) mengalami penderitaan luka-luka. Setelah funu (perang), pemisahan Indonesia dengan Timor tahun 1999, rakyat banyak mengalami sakit paru-paru (TBC) akibat pukulan atau kroyok, dan udaranya juga tidak sehat akibat bakaran dimana-mana. Institut menjalin kerjasama dengan seorang dokter yang asal Amerika untuk memulai sebuah klinik baru di Bairo-pite, Dili tahun 2000-2001, bekas klinik militer Indonesia angkatan Udara, yang sekarang dikenal dengan nama Bairo-pite Clinik. Culu-Hun tidak bisa menampung pasien 30-an keatas karena tempat dan kondisinya tidak memadai. Maka pada tahun 2004-2005 dari sosial memberikan bekas rumah dinas sosial di Tibar, dengan bantuan dana dari Cooperacao Portuquesa (Portugal), untuk merenovasi kembali rumah-rumah tersebut untuk menampung para pasien TBC yang menginap enam sampai delapan bulan, kurang gizi, draumatis dan lain-lain. Inilah proses misi pelayanan ISMAIK di bagian kesehatan, Culu-Hun, Bairo-pite Clinik, dan Tibar.104 Prinsip dokter dalam karirnya ingin melawan TBC yang berkembang di Timor Leste. Pada tahun 2006-2007 Culu-Hun direnovasi untuk tempat tinggal mahasiswa baik dari anggota maupun kolaborator. Mahasiswa-mahasiswi yang tinggal di asrama Culu-Hun berjumlah delapan orang, dan satu lagi di Perumnas, Dili untuk mahasiswa-mahasiswi dengan jumlah sepuluh orang dan satu orang anggota. Maka Culu-Hun dan Perumnas diberinama tetun “Recidensia Universitario, Culu-Hun dan Perumnas”. Karyanya tidak sebanding apa karena mahasiwa-mahasiswi, pelayanannya di Klinik, mengatasi masalah yang
104
. Wawancara dengan Dokter Daniel, 24 Agustus 2012, di Bairo-pite Clinik, Dili. Timor Leste.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
terjadi di kota, seperti menagani kasus-kasus perceraian, menikah dibawah umur, dan lainlain yang terjadi di kota. 3. Perkembangan Rumah Aileu dan Karyanya Pada tahun 1991 sekitar bulan Juli-november, mulailah mendirikan rumah ‘simpatisantes’ di Aileu. Dengan dana yang diperoleh dari Pe. Jose Barboza, seorang Romo asal Portugal yang pernah tinggal di Timor. Tempat ini cabang dari Bairo-Pite dibagun dengan tujuan untuk mendidik para ‘simpatisantes’ yang ingin selesai studi di bangku SMA, akan melanjutkan ke Dare. Awal-awal membangunannya dibantu oleh seorang katekis, yang bernama Maria Fatima, dan ditangani langsung oleh Mana Lu, sendiri. Ketika Pusat pembinaan sudah didirikan tahun 1992-1993, Aileu dan Bairo-Pite hanya dipercayakan pada ketua asrama. Mana Lu hanya kontrol saja, karena harus berfokus pada pembinaan dan pendampingan para calon Institut. Para ‘simpatisantes’ ini, dididik dan dilatih untuk bertanggungjawab di Paroki Aileu, melalui tugas-tugas sederhana, mulai dari menyapu, menata bunga di altar, liturgi, koor, lector, putra-putri altar dan lain sebagaiaya.105 Pada tahun 1994, sudah mulai ada pendamping asrama, tetapi tidak menetap karena para calon ini masih dalam tahap formasio. Pada tahun 1997 baru ada pendamping, untuk mendampingi para ‘simpatisantes’. Disitulah berkarya Institut dikembangkan dalam rangka mempertajam misi-misi yang sudah dijalani. Paroki mempercayakan wilayah-wilayah yang jauh dari Paroki kepada Institut, adanya kelompok basis, biasa disebut “comunidade base”. Juga menolong pastor paroki dibidang pelayanan pastoral di pedesaan, karena tahu bahwa paroki Aileu memiliki tiga stasi dengan luas wilayahnya 426 Km, dengan total umat katolik 16.505106 sesuai data diperoleh bulan Januari 1999.
105
.Wawancara dengan Mana Maria Fatima de Araujo, 23 Agustus 2012. di asrama Culu-Hun, Dili Timor Leste. 106
. Boletim Eclesiastica-Diocese de Dili-20.04.2010-No.6. hlm. 97.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Pada tahun 2000-2001 asrama dirombak dan dipindahkan tempat yang baru, sekilo jauh dari paroki. Pada tahun 2004-2005, bantuan dari Cooperacao Portuquesa (bantuan dari Portugal), menambah satu gedung baru untuk Tk di Aileu. Dan digunakan juga untuk kursus portugis, komputer bagi anak-anak muda, guru-guru sekolah baik di tingkat SD, SMP, dan SMA. Tenaga yang membantu TK dan kursus tersebut mahasiswa-mahasiswi sukarelawan dari Portugal. Selain itu juga digunakan untuk pelatihan-pelatihan, ISMAIK hanya memfasilitaskan sarana dan prasarana. Inilah perkebangan karya pelayanan di Aileu. Maka asrama Aileu diberi nama “Uma Libur Mutuk”. 4. Pembentukan Rumah dan Karyanya di Betano Misi perutusan sama tahun 1997, dengan dua orang calon dan satu orang kolaborator karena belum memiliki tempat atau asrama sendiri, maka mereka menginap di rumah keluarga, namun siap untuk diutus. Dan beberapa bulan kemudian mereka pindah dan tinggal di residensi kapel karena mengingat banyak kegiatan yang dilakukan. Berhubung kapel yang jauh dari paroki, luas wilayah 407.2 km2, dengan jumlah Katolik di paroki Same sekitar 21.543 jiwa. Tujuan Institut yakni, “hidup ditengah masyarakat dan bersama masyarakat, khususnya yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang masih terbelakang, guna membantu dan mendampingi mereka baik dalam penghayatan dan pengembangan iman, maupun dalam pengembangan masyarakat”.107 Dengan tujuan calon maupun kolaborator mengembangkan diri melalui misi pelayanan ini. Setahun kemudian membuka lagi tempat untuk menampung anak-anak asrama yang datang dari berbagai distrito (kabupaten) sub-distrito (kecamatan) dan desa, dengan pendidikan SD dan SMP dengan jumlah tiga puluh orang anak. Institut bekerjasama dengan orang tua dalam hal, biaya pendidikan, kesehatan serta membantu makanan, tetapi tidak
107
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute for Liberation, Dili Timor Lorosae. tahun. 2001. hlm. 84.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
memaksa, memberikan dengan suka rela. Tujuan membuka asrama ini, untuk melengkapi pendidikan anak-anak diusia sekolah. Melatih diri untuk melengkapi kepribadian menjadi penggerak “eskola ba moris” (istilah ini digunakan untuk menjelaskan teori dengan praktek harus berjalan sejajar dalam pendidikan di asrama untuk memperdayakan penggerak). Pada tahun 2006-2007, dana dari Cooperacao Portuquesa, (Portugal) membangun lagi sebuah gedung baru untuk menampung atau dijadikan penginapan, orangorang yang menderita berbagai penyakit. Penginapan ini dibuka sesuai dengan misi pelayanan Institut, dan kerjasama dengan rumah sakit umum Same, bila ada pasien yang perluh berobat secara rutinitas seperti TBC, Institut memfasilitaskan tempat di Betano. Institut memfasilitaskan tempat, dari pihak rumah sakit dan Institut kerja sama, dalam hal ini keuangan dari fihak rumah sakit. Institut hanya mengelola, mengontrol makanan dan merawat, dari pihak medis langsung menangani pasien. Keprihatinan dalam kesehatan karena di daerah pedesaan yang ISMAIK berkarya jauh dari kota dan rumah sakit. Institut hanya membantu dengan ramuan tradisioal, dan membantu mendampingi dalam hal rohani. Tetapi pada tahun 2011, penginapan ini mengalami kendala karena kurangnya air dan listrik, menyebabkan tidak adanya pasien yang menginap. Inilah yang menjadi kendala yang dihadapi oleh ISMAIK. 5. Uma Bibi Atan Diak Viqueque Perutusannya sama tahun 1997, dengan dua orang calon dan satu orang kolaborator, perutusan ke Viqueque (daerah transmigrasi), daerah ini termasuk Dioses Baucau, dengan luas wilayah 932 km2, dan jumlah umat Katolik 21.560, jiwa. Tujuan tugas perutusan ISMAIK, berkarya di Trans ini karena ingin mendampingi umat dengan berbagai pelayanan yang dikembangkan. Dengan membuka asrama untuk anak-anak SD yang disebut dengan nama “Uma bibi Atan Diak” Viqueque. Keprihatinan terhadap situasi masyarakat di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
pedesaan terutaman anak-anak, karena banyak anak yang masih terlantar tidak bersekolah dan kurang diperhatikan oleh ibu, berkeliaran diluar rumah sepanjang hari. Banyak ibu-ibu yang menikah dengan umur yang sangat muda dan kebanyakan buta huruf, dan orangnya sederhana dan polos. Mempunyai banyak anak tetapi tidak tahu cara mendidik dan merawat anak-anak. Kesehatan anak yang tidak terawat atau kurang perhatian, kurang gizi dan hanya makan sekali sehari. Orang sakit hanya tinggal pasrah begitu saja.108 Maka ISMAIK dengan tujuan mendirikan asrama di pedesaan yang terpencil ini untuk mendampingi dan mengarahkan anak-anak baik rohani maupun humanis. Pengetahuan yang dikembangkan untuk mengembangkan pribadi anak-anak sebagai pengetahuan dasar. Pendampingan belajar, kerja, ketrampilan dan dengan berbagai variasi untuk mengali potensi anak. Selain asrama, pendampingan iman umat dengan berbagai macam pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan situasi masyarakat yang dilayani. 6. Uma Bibi Diak Loes Misi perutusan pertama ke Loes adalah kedua saudara ini, maun Carlos Mendonca dan maun Joaquim Soares. Perutusan pada tanggal 10 November 1998, ke paroki Liquica, sub-distrito (kecamatan) Maubara di salah satu kapela Desa Vatu Boro/Loes. Dengan luas wilayah paroki Liqueca 548.1 dan jumlah umat Katolik 40542, dengan komunitas yang berkarya di wilayah Liqueca: PRR, Ordo Carmelita dan ISMAIK di Loes. Selama setahun tinggal diresidensi kapela Rai Meda Loes. Dengan tujuan hanya hadir ditengah mereka sebagai garam dan terang. Keduanya hanya sendiri tinggal di residensia kapela Rai-Meda, dan hal pertama yang dilakukan kunjungan keluarga, berdaptasi dengan lingkungan dan bahasa, karena bahasanya Tokodede sedangkan keduanya ini bahasanya
108
. Diambil dari tulisan Pendiri “Praktek Pelayanan Pastoral” (tanpa penerbit) tahun 1994. hlm. 8-9.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Mambae. Oleh sebab itu, keduanya harus berusaha untuk belajar bahasanya baru bisa berinteraksi dengan masyarakat. Kerusuhan Timor dengan Indonesia pada tahun 1999, keduanya bersama umat di Loes ikut mengungsi ke Timor Barat, tepatnya tanggal 20 September 1999 sampai 20 Januari 2000, baru kembali lagi ke Timor Leste. Selama kurang lebih tujuh bulan keduanya tinggal di pusat Dare untuk memperdalam spiritualitas Institut. Pada tanggal 16 September 2000, baru kembali lagi ke Loes untuk memulai lagi dengan misi yang ditinggalkan itu109. Di Liquica terkenal dengan Besi Merah Putih (BMP), Besi Merah Putih ini tangan kanan para Militer Indonesia, mereka ini sangatlah kejam. Salah satu insiden kekerasan yang paling awal dan paling mengejutkan di tahun 1999 adalah pembantaian terhadap sebanyak 60 orang pengungsi di Gereja Katolik di Kota Liquica pada tanggal 6 April. Serangan itu juga memberikan beberapa bukti terkuat tentang hubungan erat antara milisi dan pihak berwenang militer dan sipil. Pembantaian di Gereja Liquica terjadi dengan latar belakang meningkatnya kekerasan milisi di kabupaten ini.110 Terjadi serangan itu puluhan rumah dibakar dan dihancurkan oleh milisi, inilah kekerasan yang dilakukan dan terjadi ketika Timor ingin memisahkan diri dari Indonesia. Pembakaran atau penghancuran gedung-gedung, kekerasan yang lain juga
merambat
kemana-mana. Dari situlah Institut ditantang dengan situasi aktual. Maka Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” mulai berggerak, untuk menolong dan mendampingi para pengungsi yang dari desa harus mengungsi ke kota Liquica, karena Gereja sudah ditinggalkan oleh Pastor paroki, dan kongregasi-kongregasi yang berkarya di paroki Liquica. Melihat bahwa di Loes sangat membutuhkan mengembangkan pelayanan di pedesaan Vatu Boro/Loes. Maka tepat pada tanggal 16 September 2000, keduanya kembali
109
. Wawancara dengan Bruder Carlos Mendonca, tanggal 21 Desember 2011. di rumah Dare, Dili Timor Leste. 110
. Geoffrey Robinson “Timor-Timur, Kejahatan Terhadap umat manusia” Perkumpulan Hak dan ELSAM, Dili dan Jakarta, juli 2003. hlm. 183.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
lagi untuk berkarya. Mulai lagi dari awal pastoral kunjungan ke rumah-rumah warga melihat bahwa sangat sulit berkomunikasi dengan mereka karena tidak tahu berbahasa tetun sebagai yang digunakan dikalangan umum. Para orang tua dan anak-anak tidak tahu bahasa Tetun maka sulit sekali untuk berkomunikasi. Namun tetap mencoba dengan penerjema dari bahasa ibu ke bahasa Tetun. Sangat memprihatinkan masa depan anak-anak di dunia pendidikan, bagaimana selanjutnya ketika melanjutkan ke tingkat SMP, SMA dan penguruan Tinggi. Perlu diperhatikan mulai dari tingkat sekolah dasar, karena merekalah generasi penerus bangsa, dalam sharingnya maun Carlos. Meskipun sesulit apapun kita harus mencoba dan memperjuangkan dulu, jangan menyerah dalam hal pendampingan anak-anak baik lewat asrama terbuka maupun dalam pembinaan yang diadakan setiap hari minggu. Gembala baik harus tahu mengembalakan domba-dombanya agar tidak tersesat.111 Maka mengingat bahwa anak-anak yang pada usia sekolah hanya menggunakan bahasa ibu dan mempersulitkan masa depan dan sulit untuk berkomunikasi dengan guru-guru. Maka pada tanggal 19 Januari 2001, diputuskan bersama dalam komunitas untuk asrama terbuka. Dengan pendekatan pastoral sudah tahu bahwa perlu membutuhkan tempat untuk mendidik anak-anak di usia pendidikan. Maka Pendiri mengutus seorang calon lagi yaitu Filomena, menjadi tiga orang di Loes untuk memulai asrama terbuka. Tepat pada bulan Januari tahun 2001, diutus untuk mengadakan pertemuan dengan orang tua dan kerjasama dalam mendidik anak-anak. Asrama ini dibuka untuk semua golongan, dengan program selama sebulan ada empat minggu, dan dibagi empat kelompok karena banyak jumlahnya. Satu kelompok terdiri dari tiga puluh lima orang murid dan kadang lebih dari jumlah itu. Selama seminggu mereka tinggal di asrama dan dengan berbagai cara untuk mendidik mereka, pendalaman bidang rohani, tingkatkan waktu belajar, rekreasi, kerja 111
. Majalah Misi Rosario, edisi IV tahun I Oktober-Desember 2012. Gembala yang baik menyerahkan nyawa bagi Domba-dombanya, susteran PRR St. Fransiskus Asisi Depok Jawa-Barat tahun. 2012. hlm. 3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
bakti dan lain-lain. Setiap minggu ada perggantian kelompok binaan. Misi yang dikembangkan di asrama Loes, dan meningkatkan pelayanan pastoral di desa-desa yang terdekat. Pada tahun 1999-2001, sebagai tahun yang bersejarah juga bagi ISMAIK, karena pada tahun 2001 Pendiri bersama para anggota dan kolaborator menyebarkan misi pelayanan di wilayah Indonesia bagian Timur yaitu Atambua. Misi pelayanan di Atambua mendampingi dan mengarahkan para pengungsi yang masih tinggal di Timor Barat ketika kerusuhan tahun 1999, Timur Timor memisahkan diri dari Indonesia. Dengan tujuan Institut Sekular hanya hadir ditengah para pengungsi sebagai garam dan terang dunia, dan tidak memihak kepada siapa yang benar dan salah. Misi pelayanan ini yang membutuhkan proses yang lama dalam pendampingan, karena tidak saling menerima pro dan kontra meskipun sesama saudara. Situasi politik yang menciptakan sesama saudara saling bermusuhan dalam keluarga. Meskipun sesulit apapun Institut Sekular ingin mencoba hadir ditengah para pengungsi untuk mendengarkan keluh kesah yang dihadapi oleh para pengungsi. Misi pelayanan di wilayah Atambua karena kerja sama dengan pastor paroki Atapupu yaitu Padre Yosep Meak Pr. dan padre Maksi Pr, paroki St. Agustinus Vatubenao dengan pastor parokinya Padre Andreas Hane SVD.112 Kerjasama ISMAIK dengan pastor paroki ini, untuk mendampingi dan memberi motivasi kepada para pengungsi yang ingin kembali ke Timor Leste. Kebanyakan para pengungsi hidupnya terlantar, dan banyak pengangguran. Dan hidupnya sangat menderita, dalam hal menderita dengan berbagai macam, tempat tinggal yang tidak layak, kurangnya ekonomi dan hidupnya melarat karena tidak memiliki lahan untuk bertani dan sebagainya.
112
. Diambil dari catatan harian “Pendiri Agenda” tahun 2001.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
7. Distrito (kabupaten) Ainaro/Sub-Distrito Hatu-Builico Misi pelayanan ISMAIK di Hatu-Builico dimulai pada bulan Februari 2001. Institut tidak memiliki rumah, hanya menumpang di residensia kapel Hatu-Builico untuk mendampingi umat setempat. Wilayah Ainaro dengan luas 466.3 km2 dan jumlah umat Katolik 20.000 jiwa. Wilayah ini dipegunungan juga sulit dijangkau dari satu desa ke desa yang lain, karena sangat kejauhan dan berbukit-bukit. Dengan demikian membutuhkan waktu untuk berjalan kaki ketika berpastoral dan mengadakan kunjungan keluarga. Institut hanya memfokuskan pada pelayanan pastoral, pembinaan dan pendampingan iman umat, tidak ada anak asrama yang mengikat misi pelayanan ini. Dalam pengembangan Misi di antara orang-orang Timor, suatu kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan pengelaman dan mengelolah potensi pribadi sebagai suatu kekuatan yang mau berkembang. Keinginan ISMAIK hadir di tengah umat untuk melibatkan masyarakat dalam mengembangkan ketrampilan dan pola berpikir sebagai kaum kecil yang tak berdaya di pedesaan. Seperti sudah di jelaskan di depan bahwa mau mengejar ketinggalan sebagai rakyat yang ditindas oleh rejim Indonesia yang datang. Institut mau mewujudkan Karisma lewat tindakan kongrit hidup di tengah masyarakat. Maka misi Institut itu berfokus pada masyarakat yang tak berdaya di pedesaan dan pendidikan non formal melalui asrama-asrama yang dibentuk, dan pelayanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Penjelasan yang telah diuraikan pada bab ini, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa; faktor yang mendorong lahirnya Institut di Gereja Timor Leste adalah pengaruh politik yang terjadi di Timor Timur. Penderitaan rakyat yang terus berlangsung selama dua puluh empat tahun dari tahun 1975 hingga tahun 1999. Sejak jajak pendapat di Timor Timur, dan kerusuhan terjadi dimana-mana dan banyak aksi pro dan kontra. Sorotan sejarah yang silih berganti di Timor ini memberi inspirasi kepada Pendiri untuk merintis Institut Sekular
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
“Maun Alin Iha Kristu” di Gereja Timor Leste. Penulis mau menggambarkan bahwa ISMAIK itu lahir karena ada latar belakang situasi masyarakat. Latar belakang sejarah Timor yang mengariswahi sejarah lahirnya Institut. Maka Institut hadir di tengah dunia sebagai garam dan terang dunia. Meskipun Timor Leste sudah merdeka sendiri tetapi masih ada kendala-kendala yang perlu diperhatikan, karena masih kurang adanya usaha pelayanan yang dari bawah untuk meningkatkan pelayanan integral, meningkatkan penghayatan iman umat, katekese dan lain-lain untuk menunjang kebutuhan masyarakat. Dengan demikian umat menantikan segala hal dari atas. Maka Institut ingin mengembangkan pelayanan pastoral di daerah pedesaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Institut juga mengembangkan misi pelayanan atau pendampingan para pengungsi yang masih tersebar di Timor Barat. Institut mau mengambil bagian dalam penderitaan rakyat, hadir ditengah mereka sebagai garam dan terang dunia. Suatu pelayanan yang tidak gampang yaitu misi pelayanan di Timor Barat, dengan cara mau mempertemukan kedua kelompok pro dan kontra ini, tetapi Institut berusaha dan kerja sama dengan pihak pemerintah bagaimana memecahkan masalah dan mencari solusinya. Namun belum ada solusi yang efektif untuk mempertemukan kedua belah pihak ini, karena masing-masing masih mempertahankan komitmennya. Inilah kendala dalam pelayanan Institut di Timor Barat, membutuhkan suatu proses perjuangan. Keterlibatan Institut dalam pelayanan tidak sebanding berapa, akan tetapi terus berjuang melalui kehadiran di tengah masyarakat dengan tindakkan konkret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
BAB IV KELANJUTAN KARYA KERASULAN INSTITUT SEKULAR DI GEREJA TIMOR LESTE Pada bagian ini, masih membahas mengenai perkembangan lanjut serta mengembangkan semangat persaudaraan dalam Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”. Tentu ini hubungan dengan misi pelayanan. Sebab mengharapkan suatu pelayanan dengan sendirinya akan tumbuh dari bawah dengan semangat persaudaraan. Oleh sebab itu Institut Sekular, yang dimulai di Timor Leste, sebagai salah satu bentuk karya kerasulannya berangkali pertama-tama akan membimbing dan menolong Gereja dari bawah dengan semangat persaudaraan. Seperti sudah dijelaskan bahwa ISMAIK dilihat sebagai tanda kehadiran Gereja dalam dunia. Hadir ditengah dunia dan mengambil bagian dalam dunia, sesuai dengan misi menjadi pendamping dan penggerak rakyat kecil sehingga mereka diperdayakan untuk menjadi manusia yang utuh. Kelanjutan pelayanan pastoral di tempattempat yang disebutkan pada bab tiga, dimana ISMAIK tinggal dan memfokuskan misi pelayanan sesuai dengan keadaan masyarakat setempat. Hadir sebagai penggerak dan secara khusus meningkatkan nilai-nilai seperti cintakasih dan perdamaian.113 Keterlibatan Institut dengan kenyataan hidup dalam masyarakat melalui kesaksian iman.
A. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, Baru di Dioses Dili Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, mulai ada dalam bentuk kelompok persaudaraan pada tahun 1989. Dikatakan baru karena dilihat dari sejarahnya saja belum lama, dan masih sangat kontemporer di dalam Gereja. Tetapi tidak begitu penting mempersoalkan baru atau lamanya melainkan tindakan konkret, dalam mengambil bagian
113
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute forLiberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 71.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
dalam pelayanan masyarakat setempat. Baru diakui oleh Gereja, akan tetapi keterlibatan ISMAIK dalam Gereja dan Negara yang sangat jelas dan sederhana melalui tindakkan konkret. Sesudah sepuluh tahun persiapan, ISMAIK didirikan dan disahkan secara resmi dalam Dioses Dili, 2 Pebruari 1998.114 Institut adalah bagaikan seorang bayi yang barusan lahir. Tanggal 2 adalah peristiwa yang Maha Penting, karena tidak semua orang itu dipanggil menjadi Pendiri. Maka suatu moment yang terpenting dalam sejarah Gereja khususnya Dioses Dili. Karena benih panggilan yang telah ditanamkan oleh Tuhan dan sedang bertumbuh di Gereja Timor Leste, jangan disia-siakan. Jadikanlah panggilan itu sebagai rahmat dari Tuhan.115 Baru di Gereja Timor Leste, dengan perkembangan ini menjadi salah satu usaha yang dikembangkan oleh Pendiri dan para anggota Institut Sekular, khususnya di keuskupan Dili, ingin hidup ditengah masyarakat dan bersama-sama masyarakat. Khususnya di antara mereka yang paling menderita dan berada di daerah-daerah terpencil yang masih terbelakang dalam segi kehidupan. Dengan cita-cita inilah para anggota Institut Sekular mau mengejar tujuan hidupnya, yaitu menyelamatkan dunia dari dalam dunia sendiri dan melalui dunia.116 Sejak merintisnya ISMAIK di Timor Leste pada tahun 1989, ISMAIK selalu berusaha untuk mengembangkan pendidikan non formal di pedesaan yang terpencil, walaupun mengalami kendala-kendala yang cukup berat. Namun dalam kenyataan kendalakendala yang ada dapat diatasi dengan baik oleh para mana dan maun pada saat itu, sehingga pelayanan tetap berjalan dan berkembang dengan baik. Semuanya itu berkat ketangguhan
114
. Diambil dari tulisan Pendiri “ISMAIK Vocacao Foun ba Igreja no RDTL” (tanpa penerbit) tahun 2004. hlm. 2. 115
. Wawancara dengan Fr. Yan Coppen, CMM. tanggal 28 Agustus 2012. di Biara CMM Becora, Dili Timor Leste. 116
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis, Yayasan Hak dan Sahe Institut for Liberation, Dili, Timor Leste. tahun 2001. hlm. 77.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Pendiri dan para perintis di dalam usahanya untuk melestarikan pelayanan demi masyarakat di Timor Leste. Demikian ISMAIK mau mewujudkan cita-cita dalam pelayanan pastoral integral di Gereja lokal yang memulai dari bawah.117 Pengembangan iman umat melalui kehadiran para anggota dan kolaborator dimana ISMAIK berkarya sebagai tanda kehadiran dalam dunia. Maka pelayanan dipedesaan tidak diragukan lagi oleh para anggota dan kolaborator. 1. Gereja (Hirarki) Memberi Kebebasan untuk Berkembang Awal yang sangat sederhana, yang tak punya kekuatan manusiawi, tetapi telah nyata dan terjadi pada Pendiri dan para anggota di dalam ISMAIK, yaitu bahwa Institut Sekular ini diresmikan berdirinya melalui kehadiran calon-calon anggota ISMAIK yang pertama. Mereka ini adalah Maria Lina Soares, Fransisca Rangel, Helena Alves Ximenes, dari paroki Viqueque. Maria Roza Araujo, Maria da Silva, Miranda da Silva, dari paroki Same. Maria Leque Misquita Izabel de Araujo dari paroki Aileu. Ermelida Soares dari paroki Bobonaro.118 Mereka ini telah mengukir sejarah lahirnya atau hidupnya ISMAIK, dengan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan, berani mengikrarkan kaul sebagai ikatan keanggotaan suatu komunitas. Banyak yang dipanggil sedikit yang dipilih. Para perintis inilah yang meletakan dasar bangunan ISMAIK bersama Pendiri untuk menunjukan panggilan hidupnya. Sebagai generasi awal dan peletak-peletak dasar hidup ISMAIK, namun tetap sadar bahwa tanpa kekuatan dari Tuhan mereka tidak berbuat apa-apa. Penyerahan diri para anggota Institut Sekular tidak nampak melalui tanda-tanda lahiriah, melainkan melalui kesaksian hidupnya di tengah masyarakat tanpa memisahkan diri dari kehidupan sekular. Itu tidak berarti bahwa masing-masing anggota bebas mengikuti kehendaknya sendiri, sebab konsekuwensi dari penyerahan, ialah bahwa setiap anggota taat 117
. Diambil dari cacatan harian “Pendiri agenda” tahun 2008.
118
. Diambil dari cacatan harian “Pendiri agenda” tahun 1997.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
kepada pemimpin dan norma-norma Institut. Sebagai awam yang berbakti mengandaikan sesuatu kesediaan hati untuk hidup di tengah dunia, bersama dunia dan bagi dunia sebagai saksi, lewat pekerjaan, pewartaan, dan tingkah laku.119 Maka panggilan menjadi sekular tidak menjauhi dari dunia, melainkan awam hidup bakti di dalam dunia itu sendiri. 2. Berkembang Dengan Kendalanya Yang Terjadi Dalam ISMAIK. Mengingat karya kerasulan yang menekankan pengembangan iman dan pengembangan masyarakat, khususnya masyarakat terpencil dengan bermacam-macam tantangan hidup, maka misi Institut Sekular tidak mudah. Masyarakat di pedesaan tentu mengharapkan kehadiran penggerak di aneka tantangan hidup yang dihadapi, dan mengharapkan pemikiran dan kerjasama yang baik sehingga martabatnya dapat diangkat dan hidupnya lebih manusiawi.120 Kendala yang dihadapi pada jaman atau saat ini yang paling mendesak adalah berkurangnya panggilan. Maka perlu di imbangi bahwa ketiga kaul yang diikrarkan, dalam hidup dan pilihan mencoba agar ketiga kaul ini nampak terwujud dalam hidup sehari-hari. Menghayati kaul berarti bekerja keras dan mempunyai daya juang yang tinggi serta memiliki semangat dalam karya pewartaan. 3. Kehadiran Para Anggota Dengan hadirnya para anggota telah mengukir sejarah hidup persaudaraan dalam Institut Sekular, dengan menyerahkan diri, demi pelayanan kepada sesama. Suatu awal yang sederhana dan benar-benar terjadi dalam sejarah Institut. Kehadiran para anggota sebagai garam dan terang dunia, di dalam karya pelayanan yang dikembangkan dipedesaan. Pelayanan dan pendampingan oleh Pendiri, para anggota dan kolaborator sebagai salah satunya memberi jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Maka
119 120
. Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, tahun 1998. hlm. 13.
. Maria de Lourdes Martins “ Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute for Liberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 80.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
setiap peristiwa yang muncul dan dihadapi oleh para anggota dan kolaborator di wilayahwilayah pedesaan menjadi moment yang penting dalam panggilannya.121 Disanalah mereka mengalami suasana yang justru semakin memberi dorongan bagi dirinya untuk maju terus dan menghayati panggilan. Para anggota dan kolaborator mengambil bagian dalam pengembangan karya kerasulan. Dalam karya evangelisasi yang integral perlu digarisbawahi dimensi sosio-budaya-manusiawi, juga ditekankan kesatuan antara pelayanan iman dan penegakkan keadilan.122 Kegiatan mengembangkan pastoral integral harus menyatukan dengan kegiatan katekese umat dengan tindakan nyata. Pastoral adalah usaha (dari hirarki, para biarawan/biarawati, dan katekis) terutama melalui bidang-bidang pewartaan dan liturgis, untuk menyampaikan Kabar Sukacita pada orang-orang yang belum dibaptis, serta meningkatkan penghayatan iman bagi mereka yang sudah menjadi anggota Gereja. Berdasarkan rumusan tersebut dapat dikatakan bahwa pelayanan pastoral di Timor Leste masih cukup berpengaruh oleh model Gereja piramidal dan Sakramental. Ternyata yang bertanggungjawab bagi pembangunan Gereja hanya hirarki, para rohaniwan dan katekis. Umat pada umumnya tidak dilibatkan.123 Oleh karena itu mau memulai Kelompok Gerejani Basis di Timor, ada bahaya jangan-jangan diartikan mau memikirkan suatu Gereja yang “baru” yang berlawanan dengan Gereja yang tradisional. Maka harus dijelaskan yang diinginkan adalah memikirkan suatu cara baru menjadi Gereja.124 Gereja yang akan bergerak dari bawah harus melalui orang-orang sederhana, yang tinggal jauh dari paroki. 121
. Diambil dari cacatan harian “Pendiri Agenda” tahun 2004.
122
. Tom Jacobs “Gereja Menurut Vatikan II” Kanisius, Yogyakarta, tahun 1987.
hlm. 38. 123
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute forLiberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001. hlm. 24. 124
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute forLiberation, Dili, Timor Loro Sa’e. tahun 2001 hlm. 28.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Pertama-tama tumbuh dan berkembang dalam Institut sendiri, sehingga Institut mampu terlibat dalam dunia katekese, membantu umat mengimani Kristus dengan karya pewartaan, mulai dari bawah. Pengembangan pelayanan pastoral itu sendiri di Gereja dan masyarakat yang dilayani, merupakan hal pokok yang dikembangkan oleh Institut. Merupakan tindakan kongrit yang diwujudnyatakan melalui pendampingan iman umat di daerah pedesaan Timor Leste. Merupakan perwujudan Karisma kongregasi karena kekhasan kongregasi juga adalah keterlibatan aktif dalam hal pelayanan integral dalam Gereja lokal. Maka Gereja-gereja lokal janganlah dilihat sebagai cabang dan perwakilan dari Gereja universal, melainkan sebaliknya Gereja universal dibentuk dari bawah, Gereja-gereja lokal.125 Dalam hal ini Institut Sekular terlibat langsung dengan masyarakat melalui pendidikan non formal dalam asrama, kesehatan dan pendampingan komunitas basis, yang saat ini dikembangkan oleh Pendiri, para anggota dan kolaborator Institut Sekular.
B. Panggilan Sekuler Pada bagian ini sedikit memberikan keterangan sebagaimana juga terjadi pada tahun 1553, yang lama berkembang secara historis, Institut sekular telah ada dari duluh sebagai perkumpulan umat yang mengikrarkan tiga nasehat Injil. Secara pribadi dihadapan pimpinan yang diakui secara resmi oleh Gereja. Santa Angela Mericilah yang mendirikan Institut sekular pada tahun 1553, dan berubah menjadi lembaga hidup religius ordo Santa Ursula (Ursulin) disingkat menjadi OSSU, dan dalam tingkat kepausan. Dalam perbedaannya adalah Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, yang masih dalam tingkat keuskupan setempat, dan masih asli tidak berubah menjadi Institut religius. Sedangkan dalam kesamaannya terdapat hubungan erat antara Institut Sekulir, Gereja dan 125
hlm. 31.
. Tom Jacobs “Gereja Menurut Vatikan II” Kanisius, Yogyakarta. tahun 1989.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Dunia.126 Gereja ada dalam jaman dan dunia. Orang-orang kristiani yang menyerahkan dirinya kepada Allah lewat pengikraran ikatan suci nasehat-nasehat Injili, dan pada waktu yang sama menghayati serta menjadi saksinya, secara perorangan atau hidup bersama dalam keluarga, atau dalam kelompok persaudaraan. Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, memilih hidup dalam kelompok persaudaraan dan mengembangkan hidup kebersamaan dalam Institut.127 Dengan cara hidup bersama ini ISMAIK mau mewujudkan rasa persaudaraan dan kegembiraan yang diciptakan bersama, menjadi tolok ukur hidup sebagai povo (rakyat) yang tercerai-berani oleh situasi politik. Seringkali terjadi diantara masyarakat Timor sendiri, masih membeda-bedakan antara suku dan bahasa dengan istilah loro-sae loro-monu, firaku kaladi, inilah yang menjadi kendala dan saling bermusuhan antara sesama. Perang saudara yang terjadi di Timor. Sesuai dengan pembagian wilayah secara militer, Region Ujung Timor; Lospalos, Viqueque, Baucau dan Manatuto, Region Tengah; Dili, Aileu, Ermera, dan Liquica dan Region Perbatasan; Suai, Ainaro, Maliana dan Ambeno. Sumber: Chega-CAVR, 2009.128 1. Panggilan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” Bergabung dengan Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, panggilan yang adikodrati yaitu panggilan pribadi dari Tuhan untuk mengabdikan hidup seseorang kepadaNya untuk menyucikan dalam pekerjaan sehari-hari dan dalam kehidupan sosial. Institut Sekular menjadikan pekerjaan dan hubungan sosial sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk membantu orang lain menjadi dekat dengan Allah. Institut Sekular
126
. Lihat Pe. Antonio Gonsalves, “Suatu tinjaun Sejarah tentang Institut Sekular” tahun 2003. Tesis, hlm. 2. 127
. Lihat Joos Van Vugt, “Dengan Kepedulian dan Kesederhanaan” Tahun 2005. hlm. 96-97. 128
. Avelino M. Coelho “Dua Kali Merdeka” Djaman Baroe, Yogyakarta. tahun 2012. hlm. 69.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
menekankan tanggung jawab setiap anggota untuk mencari kekudusan diri dan untuk mencapainya melalui situasi hidup yang umum, tanpa mengharapkan imbalan untuk menghayati iman.129 Ingin terlibat dengan dunia, sesuai dengan Karisma dan Spiritualitas Institut. Panggilan ini adalah suatu bentuk khusus dari panggilan umum Kristiani yang telah diterima di Sakramen Pembaptisan. Dan panggilan ini membawa para anggota mencari kesucian dan partisipasi dalam Gereja sesuai dengan semangat jemaat pertama. Oleh sebab itu Institut Sekular mau memfokuskan perhatian terutama pada usaha-usaha membantu masyarakat di daerah-daerah terpencil, yang haus akan Sabda Tuhan. Membantu dalam hal disini bukan memberikan barang-barang berupa materi, melainkan membantu dalam hal memberi semangat, dorongan dan motivasi untuk berjuang dan melangkah merubah hidup yang layak. 1.1. Cara Pengembangan Semangat Persaudaraan Suasana yang dikembangkan dalam komunitas Institut Sekular, semangat bela-rasa kekeluargaan dan persaudaraan menjadi dasar hidup Institut. Dengan semangat persaudaraan para anggota membawa diri sebagai anak bagi yang tua, kakak untuk yang muda dan kecil, saudara-saudari bagi yang sesama, dan tanpa membedakan status, golongan, ras, dan agama. Melalui cara hidup ini, para anggota memperjuangkan dan terus-menerus mengupayakan tindakan nyata melalui pekerjaan sehari-hari. Sebagai garam dan terang dunia dapat diwujudkan dalam masyarakat yang haus akan persaudaraan, perhatian dan cinta kasih. Semangat dan Spiritualitas ISMAIK.130 Persaudaraan yang dikembangkan menjadi tindakkan konkret berdasarkan cara hidup Institut Sekular. Para anggota dari tarekat yang sama hendaknya memelihara persekutuan antar mereka, dengan mengusahakan secara tekun 129
. Diambil dari cacatan harian “Pendiri Agenda” tahun 2005.
130
. Konstitusi Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”. tahun 1998. hlm. 4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
kesatuan semangat serta persaudaraan sejati. Kan.716 ayat 2. Sebagaimana semangat persaudaraan menjadi salah satu bentuk hidup dalam ISMAIK di Timor Leste dengan kekhasannya tersendiri serta menyatukan dengan budayanya. 1.2. Usaha Pengembangan Semangat Persaudaraan Untuk mengembangkan semangat persaudaraan. Betapa indahnya kehidupan dalam persaudaraan yang tidak hanya terikat pada hubungan darah melainkan karena nilai kekeluargaan yang meningkat dalam satu wilayah yang sama mencari kehidupan dan menikmati kebaikan Allah. Institut Sekular meningkatkan persaudaraan melalui perwujudan iman umat. Semangat persaudaraan dan kegembiraan yang tulus ikhlas akan membawa kebebasan, kedamaian dan kepercayaan, keterbukaan ketenangan bagi sesama yang dilayani. Kesederhanaan juga harus nampak pula dalam pembawaan diri sebagai saudara bagi sesama. Persaudaraan merupakan sesuatu yang ideal untuk seluruh umat manusia, yang terhimpun dalam persaudaraan universial. Keterbukaan pun diharapkan dari segi pelayanan bagi umat dan masyarakat, dengan memperioritaskan kaum kecil dan miskin. Suatu persaudaraan akan tegak selalu berusaha untuk meningkatkan semangat dan pelayanan itu sendiri. Pengembangan semangat persaudaraan dan kekeluargaan menjadi salah satu semangat baru, yang diperjuangkan terus-menerus sebagai identitas ISMAIK yang khas. Kesederhanaan dalam persaudaraan yang nampak dalam setiap perjuangan hidup Institut, yang membuktikan lewat usaha kerja keras Pendiri dan para anggota yang memberikan dirinya bagi hidup sesama yang menderita. Persaudaraan tanpa membedakan status, golongan, ras dan agama. Melalui cara ini, Institut ingin berusaha dan menciptakan untuk memperdalam persaudaraan itu sendiri di dalam hidup bersama, baik dalam komunitas, bersama masyarakat yang dilayani di pedesaan dan dimana saja para anggota berada dan menciptakan suasana semangat persaudaraan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
2. Hidup Bersama Menjadi Moment yang Penting Hidup bersama dan solidaritas menjadi moment yang penting dalam hidup bersama di dalam komunitas Institut. Melalui hidup kebersamaan dalam persaudaraan menunjukan personalitasnya yang unik dalam ISMAIK. Berjuang bersama dan memelihara untuk memperlihatkan hal-hal yang mempengaruhi orang lain, dan tertuju pada Allah. Perjuangan bersama dalam persaudaraan mudah dan akan membuka mata bagi kesulitan-kesulitan orang lain, untuk menanggapi situasi aktual. Dan menjadi inspirasi, dan inspirasi itu sendiri berarti motivasi. Motivasi langsung berhubungan dengan iman. Maka dari itu suatu inspirasi yang sungguh-sungguh kiranya tidak dapat diharapkan dari agama di luar iman kristiani.131 Tanggung jawab merasul ini bagian hakiki panggilan Kristiani, demikian hal ini juga merupakan bagian dari hakikat panggilan ISMAIK. 2.1. Menghayati Semangat Hidup Pelayanan Para anggota yang mempunyai semangat hidup menghayati Karisma dan Spiritualitas Institut. Hal itu nampak dalam hasil pembinaannya Pendiri selama masa persiapan calon menjadi anggota. Setelah para anggota selesai dari tahap pembinaan mampu mewujudkan penghayatan Karisma dan Spiritualitas Institut dalam karya dan pelayanannya. Hal ini menunjukkan bahwa para anggota mampu memberikan diri untuk melayani sesama, karena berhasilnya didikan Pendiri. Pendiri atau pemimpin hendak memperhatikan sungguhsungguh kerohaninan para anggota, (KHK. kan 724 ayat 2). Teladan dari para anggota pendahulu menghayati Karisma ISMAIK yaitu sederhana, siap sedia dan gembira itu dapat dirasakan oleh orang-orang yang dilayaninya. Perlu menghayati Karisma dan Spiritualitas sebagai buah yang dianugerahkan dari Roh Allah, yang membuahkan melalui Pendiri dan menyalurkan kepada para anggota-anggota
131
. Tom Jacobs “Hidup Membiara Yogyakarta, tahun 1987. hlm. 168.
Makna dan Tantangannya” Kanisius,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Institut. Usaha tersebut mendapat kesempatan yang baik untuk mengembangkan diri melalui pelayanan-pelayanan di pedesaan.. Dan disadari bahwa demi pelayanan kepada umat agar lebih efektif dan demi perkembangan Gereja, maka membutuhkan kebersamaan dan kerja sama yang baik. 2.2. Perwujudan Pelayanan Institut di Timor Institut merupakan awam hidup bakti yang bersifat apostolis aktif. Dengan tujuannya membantu dan mendampingi, baik dalam penghayatan dan pengembangan iman. Perwujudan iman yang dilaksanakan berdasarkan panggilan khusus sebagai awam hidup bakti. Maka Institut hidup tidak terlepas dari kehidupan masyarakat setempat, dengan kesederhanaan dimana masyarakat itu hidup atau tinggal. Seperti yang dikatakan oleh Mana Lu.132 Institut halo adaptasaun tuir povo nia necesidade, hodi fo responde ba povo nia situasaun actual. Membros sira hatudu sira nia sasin iha povo nia le’et, liu hosi hahalok, serbisu no lia fuan. (Institut berdaptasi dengan situasi aktual masyarakat, untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Para anggota mewujudkan tindakkan ini melalui perbuatan, dan tindakan konkret). Pengembangan pelayanan ini, diungkapkan melalui usaha kerja kerasnya Pendiri dan para anggota, calon dan kolaborator untuk memperlihatkan identitas pelayanannya. Untuk mengembangkan pelayanan, para anggota coba menyesuaikan diri dengan situasi yang saat ini berkembang. Para anggota berusaha untuk menekuni pelayanan sebagai tugas pokok dalam panggilan menjadi Sekular. Para anggota karya kerasulan tidak hanya harus memperhatikan perkembangan iman umat, melainkan juga perkembangan masyarakat
132
. Wawancara dengan Mana Lu (Pendiri) ISMAIK, selasa tanggal 21 Agustus 2012. di pusat pembinaan Dare, Dili Timor.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
melalui kegiatan sosial, sesuai dengan bidang rohani, sosial, pendidikan dan ketrampilan.133 Pelayanan itu sendiri diwujudkan melalui tindakan konkret sehari-hari dalam hidup. Maka para anggota dan kolaborator yang ditugaskan diwilayah dan dimana saja berada, mampu memurnikan motivasi panggilannya sebagai sekular yang hidup ditengah dunia ramai.
C. Pengembangan Pelayanan Dalam mengembangkan pelayanan, Pendiri dan para anggota dengan kejeliannya mencoba menyesuaikan diri dengan situasi aktual yang ada. Pendiri merasa bahwa situasi masyarakat Timor Leste, yang menjadi persoalan untuk berggerak dibidang pengembangan pelayanan pastoral integral dan pendampingan. Masyarakat di mana para anggota Institut berkarya, menginginkan agar para anggota meluaskan karya kerasulannya di pedesaanpedesaan yang terpencil di Timor Leste. Namun ISMAIK, berhubung tenaganya masih berkurang maka dipedesaan yang terdekat hanya mendampingi menjelang paskah dan natal saja. Masyarakat penuh kerinduan untuk mengetahui dan mempraktekkan ajaran kristiani tetapi kurangnya pewarta. Masyarakat membutuhkan saksi iman yang hidup, melalui tindakan konkret. Pelayanan-pelayanan yang dilakukan oleh para anggota dan kolaborator Institut Sekular berdasarkan pada panggilan khususnya, yaitu sebagai awam, tetapi sebagai awam “Consagrada” (yang menyerahkan seluruh hidupnya untuk Tuhan), yang dipanggil Tuhan untuk mengusahakan kesempurnaan cinta kasih demi pengudusan dunia terutama dari dunia itu sendiri. Pembaktian dirinya dalam kegiatan kerasulan seperti dalam kanon, (KHK kan. 713). Kitab Hukum Kanonok yang menjelaskan tentang para anggota yang membaktikan diri.
133
. Maria de Lourdes Martins “Kelompok Gerejani Basis” Yayasan Hak dan Sahe Institute for Liberation, Dili, Timor Leste. tahun 2001. hlm. 84.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
1. Usaha Pelayanan Pastoral Pandangan baru yang terungkap dalam Gaudium et Spes ialah bahwa dimensi iman tidak harus ditambahkan, melainkan ditemukan dalam realita hidup konkret. Maka usaha pastoral pertama-tama berarti kepekaan untuk karya Allah dalam diri manusia.134 Pastoral adalah segala usaha yang tertuju kepada perkembangan iman sebagai unsur hidup. Karya pastoral, membantu dan menunjang proses penyadaran iman. Bukan mewartakan iman kepada orang, melainkan membantu orang menyadari iman yang sudah ada (baik pada orang yang sudah dibaptis, maupun yang belum). Namun karya pastoral tidak hanya berarti proses penyadaran. Yang pokok segala usaha untuk membantu dan mendukung perkembangan iman dan membuatnya semakin relevan dalam hidup manusia. Tujuan utama karya pastoral ialah pengintegrasian iman ke dalam keseluruhan hidup. Maka Institut Sekular ingin mengambil bagian dalam karya pastoral, terutama tumbuh dari bawah. Institut nia serbisu iha povo nia le’et. Iha povo nia le’et hodi hamatan, hamaluk, koidado liu hosi serbisu hotu nebe halao. Institut serbisu hamutuk ho povo ba disenvolmento hodi hadian moris, ho sistema nebe Institut iha. Institut uza sistema pratika mak ba nia teoria.
135
(Institut berkarya di tengah dunia. Di tengah dunia mau mendampingi,
mengarahkan, memperhatikan, melalui karya yang dikembangkan. Institut bekerjasama dengan masyarakat untuk usaha pengembangan hidup, melalui sistem yang digunakan oleh Institut. Institut mengunakan sistem praktek mendahului teori, maksudnya terjung ke lapangan untuk melihat keadaan masyarakat setempat, kebutuhan apa yang mendesak dan harus di jawab sebagai kebutuhan mendasar). Maka Institut berusaha dan kerjasama dengan outoridade (pihak yang berwewenang) untuk mencari solusinya, untuk mengatasi kebutuhan 134
. Tom Jacobs, “Gereja Menurut Vatikan II" Kanisius, Yogyakarta. tahun 1989.
hlm. 36. 135
. Dalam Sharing Mana Lu bersama dua orang anggota Lena dan Minggas tanggal 27 Juli 2012, di Viqueque, Timor Leste.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
masyarakat setempat. Seperti yang dikembangkan dengan pelayanan kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung di daerah pendesaan, melalui perobatan yang alternatif dengan ramuan tradisional, dan bergerak dibidang pendidikan non formal dan kolaborasi ISMAIK dengan masyarakat di dalam pendidikan. 2. Perkembagan Pelayannan Institut Perkembangan pelayanan Institut Sekular di pedesaan Timor Leste tidak sebanding berapa, melainkan usaha yang diperjuangkan menjadi salah satu jawaban atas permasalahan masyarakat. Pelayanan-pelayanan yang dilaksanakan oleh Pendiri, para anggota dan kolaborator Institut Sekular berdasarkan pada panggilan serta misinya. Memprakarsai kegiatan-kegiatan konkret untuk membangun hubungan persaudaraan dan persatuan antara masyarakat yang terpecah belah. Pelayanan Institut Sekular diberbagai bidang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat yang dilayani. Kebutuhan masyarakat yang berbeda, juga menantang Pendiri dan para anggota untuk berfikir dan lihai untuk menjawab kebutuhan masyarakat setempat. Masyarakat adalah dinamis, yang selalu berubahubah dalam segi kehidupan dan kebutuhan. Oleh karena itu, mulailah meningkatkan dan mengembangkan mutuh pendidikan bagi para anggota maupun kolaborator untuk mengejar ketinggalannya. Dengan tujuan agar karya pelayanannya sungguh dapat berkembang dan dapat dirasakan oleh masyarakat Timor Leste, sesuai dengan tuntutan jamannya. Jaman berkembang manusiapun berkembang mengikuti perkembangan jaman. Perkembangan jamanpun membawa serta sisi negatif dan positif yang bisa dialami dan dirasakan oleh orang yang hidup pada jaman ini. Agama-agama berlomba-lomba untuk menampilkan yang terbaik dalam agamanya untuk menarik perhatian banyak orang. Tak ketinggalan Gereja, dari hari ke hari berusaha untuk menemukan cara yang cukup relevan untuk membuat orang begitu cepat dan kebutuhan tetap tegar dalam imannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
akan Yesus Kristus. Selain dengan media komunikasi, ditemukan juga unsur yang tak kalah saingnya dengan jaman yakni kesaksian hidup yang nyata. Banyak orang bersaksi tentang imannya dengan cara yang baik, tanpa banyak kata, tanpa banyak ajaran, tanpa banyak berkotbah, hanya pada “kesaksian hidup yang nyata” yang membawa keselamatan.136 Perkembangan karya ISMAIK yang saat ini diusahakan dan dikembangkan di pedesaan Timor Leste, perlu digaris bawahi bahwa sangat membutuhkan suatu proses yang panjang dalam sejarah Institut Sekular di dalam Gereja. Proses yang diperjuangkan untuk mensejahterakan rakyat tidak semuda yang dipikirkan dan dibayangkan, melainkan perjuangan yang terus-menerus dan perlu adanya motivator yang menggerakan. Perlu adanya kebersamaan yang di dorong oleh Roh, untuk berinteraksi dengan sesama melalui suatu komunitas, dan dalam membina kebersamaan tersebut. Kini perkembangan situasi masyarakat setempat menantang misi kelanjutan pelayanannya itu sendiri. Benar-benar lihai dengan perkembangan masyarakat. Masyarakat melihat adanya tindakan yang konkret, yang efektif dan kreatif dalam mengembangkan pelayanan baik dalam Gereja maupun dalam sosial masyarakat. Dan sekarang masyarakat semakin berkembang dan berpikir kritis terhadap terhadap situasi dimana mereka berada. Sudah jelas kiranya bahwa lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, serta perkembangan pelayanan yang dikembangkan oleh Pendiri para anggota dan kolaborator dimana ISMAIK berkarya. Hal ini menunjukan bahwa para anggota dan kolaborator mampu memberikan diri untuk melayani sesama karena hal didikan Pendiri. Maka ISMAIK ada karena situasi rakyat dan atas dorongan Roh Kudus, kini Institut berkembang dengan misinya. Oleh karena itu, para anggota dan kolaborator harus lihai membaca tanda-tanda jaman, terutama situasi dimana Institut berkarya. 136
. Majalah Misi Rosario, edisi IV tahun I Oktober-Desember 2012. Gembala yang baik menyerahkan nyawa bagi Domba-dombanya, susteran PRR St. Fransiskus Asisi Depok Jawa-Barat tahun. 2012. hlm. 17.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pokok-pokok pembahasan dalam skripsi ini, maka pada bab II, III, dan bab IV dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui sejarah lahirnya Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu” di Timor Leste dari tahun 1989-2009, harus mengetahui sejarahnya lebih dahulu. Untuk mengenal sejarah perlu mengenal Pendirinya yaitu Maria de Lourdes Martins Cruz, beserta karisma dan spiritualitasnya. Karena dan spiritualitas kongregasi ISMAIK itu bersumber pada Pendiri. Kendati demikian diharapkan supaya para anggota tetap mempertahankan ciri khas Sekular dari dunia di dalam dunia, melalui profesi dan karisma masing-masing, melalui kegiatan-kegiatan dan kesaksian hidup, agar dengan demikian sungguh menjadi ragi dan terang bagi dunia. Dengan mengenali sejarah dalam pelayanan kongregasi ISMAIK, akan lebih mudah untuk mengetahui bagaimana kongregasi ISMAIK lahir di Timor Leste. Pendiri ingin menolong dan membangun komunitas basis untuk pengabdiannya. Karisma dan Spiritualitas itu diwujudkan dalam karya pelayanan sehari-hari. Lahirnya ISMAIK di Gereja Timor Leste, pada dasarnya karena adanya situasi Gereja di Timor saat itu, khususnya kaum kecil yang sangat membutuhkan tenaga untuk karya pewartaan dan pendampingan iman umat di daerah-daerah yang terpencil di Timor Leste. Akhirnya dari pihak Gereja mengakui dan mengesahkan ISMAIK sebagai kongregasi pribumi dibawah naungan uskup setempat. Untuk dapat berkarya terutama mengerakkan Gereja dari bawah, para anggota mencoba untuk mengenal karakter orang di masing-masing tempat dimana ISMAIK berkarya. Sehingga memperlancar komunikasi dan dapat diterima dan juga dapat melayani mereka dengan baik, bahkan dapat bekerja sama dengan baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Setelah 10 tahun kongregasi ISMAIK berkarya di Timor Leste terutama di daerah yang jauh dari kota, dan melihat bahwa partisipasi dalam masyarakat, dan merasa bahwa menjawab kebutuhan mereka, serta memungkinkan untuk menerima ISMAIK sebagai tempat sandaran masyarakat. Demi perkembangan pelayanan, maka ISMAIK dengan tekun berusaha mengembangkan yang terbaik demi melayani sesama di pedesaan. Dengan berbagai cara yang telah diusahakan, walaupun mengalami beberapa kendala. Namun kendala-kendala yang ada juga dapat diatasi dengan baik berkat kejelihan Pendiri dan para anggota dalam menanggapi situasi masyarakat. Semuanya ini berkat usaha dan kerja sama dalam persaudaraan ISMAIK sehingga misi pelayanan berjalan dengan lancar. Dengan demikian ISMAIK di Gereja Timor Leste sejak merintisnya sampai tahun 2009 dapat dikatakan maju dan berkembang dengan baik.
B. Saran 1. Semoga Nama Tuhan semakin dimuliakan dan semakin diabadikan. Dengan adanya penulisan skripsi tentang Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, ini semoga dapat membantu kongregasi ISMAIK untuk semakin lebih mengutamakan dan memperhatikan pelayanan terhadap sesama yang membutuhkan pertolongan dari ISMAIK. Dengan mengetahui sejarah awal merintisnya ini semoga kongregasi ISMAIK dapat mengambil maknanya untuk mendidik dan dapat berkembang juga menghasilkan buah yang lebih baik pula. 2. Dalam pelayanan di ISMAIK hendaknya semakin banyak diperkenalkan dengan Mana Lu sebagai Pendiri kongregasi ISMAIK, dan memahami tentang spiritualitas kongregasi ISMAIK, sehingga mereka dapat meresapkan dan akhirnya menjadikan miliknya sendiri yang akan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
3. Dalam pelayanan di ISMAIK hendaknya selalu ditekankan untuk menyadari betapa berharganya Pendiri dan para perintis atau pendahulu, karena merekalah yang telah berjuang dalam kongregasi ISMAIK. Dari mereka dapat diambil teladanya dalam menghidupi
Spiritualitas
dalam
persaudaraan,
solidaritas,
kegembiraan
dan
kesederhanaan. 4. Semoga dengan tulisan ini dapat membantu para Mana dan Maun, dan semua yang ada di ISMAIK untuk semakin merefleksikan diri dalam keanggotaannya sebagai bagian dari ISMAIK. Dengan demikian akan tergeraklah hatinya untuk semakin menghidupi Karisma dan Spiritualitas ISMAIK yang diwujudkan dalam karya perutusannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Anton Haryono. (2009) Awal Mulanya adalah Muntilan. Yogyakat: Kanisius. Arief Subyantoro dan FX. (2006) Metode Teknik Penelitian Sosial. Yogyakarta: ANDI. Aditjondro, George J. (2000) Menyongsong Matahari Terbit di Puncak Ramelau. Dili Timor Loro Sa’e: Yayasan Hak dan FORTILOS. Coelho,Avelino M. (Shalar Kosi FF). (2012) Dua Kali Merdeka: Esai Sejarah Politik Timor Leste. Djaman Baroe, Yogyakarta. Chega. (2005) Laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran dan Rekonsiliasi Timor Leste (CAVR). Durand Frederic. (2002) Istoria Timor Leste Nian. LIDEL. Soerjono Soekanto. (1988) Fungsionalisme dan Teori Konflik Dalam Perkembangan Sosiologi. Sinar Grafika. Gunn C. Geoffrey. (2005) 500 Tahun Tomor Loro Sa’e, Sa’he Institute for Liberation: (SIL) dan Nagasaki University. Jacobs, Tom, SJ. (1987) Hidup Membiara Makna dan Tantangannya..Yogyakarta: Kanisius. _____________(1987) Gereja Menurut Vatikan II, Yogyakarta : Kanisius. Mgr. V. Kartosiswoyo dan Mgr. Ign. Suharyo, (2009) Kitab Hukum Kanonnik. Konfrensi Waligereja Indonesia, Jakarta. Maria de Lourdes Martins, (2001) Kelompak Gereja Basis. Yayasan HAK dan Sahe Institut for Liberti: Dili. Nevins, Joseph. (2008) Pembantaian Timor-Timur Horor Masyarakat Internasional. Yogyakarta: Galangpress. N.n,
Remah-Remah Kenangan (2012) Syukur 50 Tahun Kaul Kebiaraan Suster Putri
ReinhaRosari. Jakarta. Robinson, Geoffrey, (2003) Timor-Timur 1999: Kejahatan Terhadap Umat Manusia perkumpulan Hak dan ELSAM Dili dan Jakarta. ??????? Sartono Kartodirdjo. (1992) Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT. Gramedia. Soerjono Soekanto. (1982) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Taylor, John G. (1998) Perang Tersembunyi Sejarah Timor-Timur Yang Dilupakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Forum Solidaritas Untuk Rakyat Timor-Timur Jakarta. Zacky Anwar Makarim, Glenny Kairupan, Andreas Sugiyanto, Ibnu Fatah. (2003) HariHari Terakhir Timor-Timur. PT. Sportif Media Informasindo, Jakarta. B. Majalah Irmans Franciscanas Divina Providencia, Seara 50 tahun Diosis Dili, 2006. SEARA. Boletim Eclesiastico da Diocese de Dili Timor oriental 50 Tahun (1949-1999) AA. No. 759. Ex.1. +87.12.05. Hml. 54. SEARA. Boletim Eclesiastica-Diocese de Dili-20.04.2010-No.6. Majalah Misi Rosario, edisi IV tahun I Oktober-Desember 2012. Gembala yang baik menyerahkan nyawa bagi Domba-dombanya, susteran PRR St. Fransiskus Asisi Depok JawaBarat Tahun. 2012. C. Arsip/ Dokumen Agenda-agendanya Pendiri Rutten Albert, S.J. Curso da Historia de Timor Leste, Dili, 2006 Film “Dalan ba Dame” CAVR. Diambil dari Historia Vocasaun ISMAIK, tulisan Pendiri, (Tanpa penerbit) tahun 2008. Dalam sharing Pendiri Institut, lewat materi pendalaman Institut, Pusat pembinaan Dare. tanggal 24 juli 2009. Praktek Pelayanan Pastoral, Aspiran Institut Sekular “Maun Alin Iha Kristu”, (tanpa penerbit), dirumuskan Tahun 1994. S. Congregasi. Para os Religiosos e Institutos Seculares, “Identidade de Missao dos Institutos Seculares.
D. Internet http.//id.wilipedia.org/wiki/Sejarah Timor Leste. Di akses, Tanggal 27 November 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
108
E. SUMBER LISAN/ DATA RESPONDEN Pekerjaan No
Nama
Alamat
TTL Dulu
Maria de Lourdes Martins Cruz (Pendiri ISMAIK) Francisco dos Santos Fatima Barreto (Pastor)
Aco-Mano/ Liqueca 28 Pebruari 1963 Fohorem/ Suai-Covalima 7 September 1955
3.
Yan Coppens (CMM)
Belanda 15 Maret 1943
Pimimpin provinsi Indonesia
Pendiri/ Pemimpin umum Staf Seminari Minor balide Pemimpin provinsi Belanda
4.
Dokter Daniel
Amerika 23 September 1943
Dokter
5.
Geraldo da Cruz (ayahnya Mana Lu)
Liqueca 5 Pebruari 1932
6.
Marcus Ximenes
7. 8. 9.
1. 2.
Dulu
Sekarang
Dili
Dare
Aileu
Dili
Yogyakarta
Belanda
Dokter
Bairo-Pite/ Klinik
Dili
Tropa (Militer)
Tani
Dili
Dare
Pastor Paroki
Tani
Tani
Fransisco dos santos Jose Maia
Bei-Aek/ Boalib 14 April 1947 Dili 7 Juni 1971 Hatu-Builico 3 Mei 1970
Guru Tani
Guru Dagang
Maria Fatima de Araujo
Saboria 24 September 1964
Anggota DPR
Katekis
Same 2 Pebruari 1966
Penanggung jawab asrama
Penanggung jawab asrama
Dare
Pendamping asrama
Dare
Maria Roza Araujo (Anggota) Carlos Mendonca 11. (Anggota) 10.
Pendiri/ Pemimpin umum
Sekarang
Carlos Mendonca (Anggota) Pendamping asrama
Bei-Aek/ Balibo Dili Hatu-Buliko Saboria/ Aileu
Balibo Dili Dili Saboria/ Aileu Betano/ Same Loes/Liqueca