PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL LA BARKA KARYA NH. DINI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh : Fransiscus Xaverius Berti Kurniawan 061224061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL LA BARKA KARYA NH. DINI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh : Fransiscus Xaverius Berti Kurniawan 061224061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TINI}AK TUTT'R ILOKUSI I}ALAM NOYEL LA BARKA KARYA I{H. DIhtI
Oleh: FransiscusXaverius Berti Kumiawan NIM: 461224061
TelahDis€tr{ui Oleh:
Pembimbing /
/
v
t- ,
/f/tra
/
//
/
/
/
/
/
t,
/:-
- Prof. Dr. Pranowo.M.Pd.
Tanggal: 11Juli 2013
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOYEL LA BARKA KARYA I[H. DIIYI Yang telah dipersiapkanoleh : FransiscusXaverius Berti Kumiawan NIM: 061224061 Telahdipertahankandi depanpanitia penguji padatanggal24 Jlulri20l3 dan dinyatakantelah memenuhisyarat SusunanPanitiaPenguji Ketua
Dr. Yuliana Setiyaningsih
Sekretaris
RishePurnamaDewi, S.Pd.,M.Hum.
Anggota
Prof.Dr. Pranowo,M.Pd.
Anggota
Dr. R. KunjanaRalrardi,M.Hum.
Anggota
SetyaTri Nugraha"S.Pd.,M.Pd. Yogyakarta,24 luli 2013 FakultasKeguruandan Ilmu Pendidikan UniversitasSanataDharma
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Motto dan Persembahan Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. (Thomas Alva Edison)
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6-7)
Skripsi ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Kedua Orang Tuaku (Robertus Subaryanto dan Maria Ninik Murdiastuti) Adikku (Aluisius Titus Kurniadi)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAI\TKEASLIAN KARYA yang saya tulis ini saya menyatakandengan sesungguhnyabahwa skripsi yang disebutkandalam tidak memuat karya atau bagian karya orang lairu kecuali layaknyakarya ilmiah' daftarpustakasebagaimana
Yogyaksta24Juli 2013
FransiscusXaveriusBerti Kurniawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERI\TYATAAIYPERSETUJUAN PT]BLIKASI KARYA ILMIAII UNTITK KEPENTINGAI\I AKADEIIflS Yang bertandatangandi bawahini, sayamahasiswaUniversitasSanataDharma:Nama
: FransiscusXaverius Bcrti Kurniawen
Nomormabasiswa
:A6l2jtr4|ff.l
Demi pengembanganilmu pengetatruan,saya memberikan karya ilmiah kepada Perpustakaan UniversitasSanataDhrma yang berjudul
TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL LA BARKA KARYA I[8. DII{I besertaperangkatyang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya merrberikan kepadaPerpustalcaan UniversitasSanataDharmahakrmtuk menyimpan,mengalihkan dalam b€ntr*
media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan da*4
mendistribusikansecaraterbatas, danme,mpublikasikannya di intemetataumdia lain untuk kepentinganakademistanpaperlu memintaljin dad sayamauprmmemberikan royalti kepadasayaselamatetapmencantumkannamasayasebagaipenulis. Demikim pernyataanini yang sayabuatde,ngan
Yog5rakarta, 24 lrtli 2Ol3 Yangomenyatakan,
.WV
W
FransiscrrsXaveriusBerti Kurniawan
vr
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Kurniawan, Fransiscus Xaverius Berti. 2013. Tindak Tutur Ilokusi Dalam Novel La Barka Karya Nh. Dini. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini berusaha membahas jenis-jenis tindak tutur apa saja pada novel La Barka. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan jenis-jenis tindak tutur ilokusi apa saja dan fungsi tindak tutur ilokusi apa saja yang terdapat pada tuturan novel La Barka. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Jika dilihat dari metode yang digunakan, penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian deskriptif dokumentasi karena meneliti dokumen berupa novel.
Sumber data penelitian ini adalah tuturan dalam wacana novel La Barka yang diduga mengandung tindak tutur ilokusi. Data yang diteliti dalam penelitian ini
adalah tuturan-tuturan atau kalimat pada novel yang berupa kalimat langsung. Kalimat langsung yang dimaksudkan adalah percakapan yang dilakukan oleh antar tokoh atau dialog antar tokoh. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan lima jenis tindak tutur ilokusi yang muncul dalam tuturan wacana novel grafis, yaitu tindak ilokusi representatif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi. Kemudian ditemukan pula empat fungsi tindak tutur ilokusi yaitu kompetitif, menyenangkan, bekerja sama, dan bertentangan
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Kurniawan, Fransiskus Xaverius Berti. 2013. Ilokusi Speech Act as seen in Nh. Dini’s Novel Entitled La Barca. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research was aimed to discuss kinds of speech act which were shown in Nh. Dini’s novel entitled La Barca. The objective of this research was to elaborate kinds and fuction of ilokusi speech act as seen in Nh. Dini’s La Barca. This research was a library research, since the primary subject was a novel. The data source of this research was speech act in Nh. Dini’s novel entitled La Barca which was assessed contained Ilokusi Speech act. The researcher analyzed the direct sentences from the La Barca Novel. The direct sentences meant the dialog between the characters. The results of this research were five kinds of ilokusi speech acts which were shown in the novel. They were representative , directive, komisif, expressive, and declarative ilokusi. Moreover, there were four function of ilokusi speech acts. They are competitive, contented, collaborative, and contradictive.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGAI\TTAR
Puji syukurbagi TuhanYesusKristus yanrgtelatrmelimpahkanrahmat,kasill dan kanrnia-Nyasehinggapenulis dapatmenyelesaikanskripsi yang berjudul Tindok Tutur llohni Dalam Novel La Barka Karya Nh. Dini. Skripsi ini disusrmsebagai gelar SarjanaPendidikm pada Program Studi salah sahr syarat rmfi& me,mpenoleh Pendidikan Bahasq Sasha Indonesia, dan Daemt\ Fakultas Kegruuan dan Ilmu PendidikanUnivenitas SanataDharmaYogyakarta Pemrlismenyadaribahwa slripsi ini tidak akm berjalandenganlanca tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihalq baik secra langsrmgmaupun tidak langsug. Oleh lrarenaitu, perulis mengucapkan tdma kasihkepada: 1. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahas4 SastrdIndonesia,dan Daerah. 2. Prof. Dr. PranowonM.Pd. selakudosenpembimbing yang hsedia meluangkan unaktudan pikirannya rmtuk
dan memberikansaranyang bergma
bagi penulisdalammenyelesaikanslcripsiini. 3. Para dosen PBSID, yang telatr manbekali penulis dengail berbagaiilmu dan pengetahuan. 4. Karyawan selcretariat PBSID ymg
memberikan pelayanan dalaur bal
admisnistatif. 5. Keduaorangtual
ix
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Teman-temanPBSID yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kebersamaan,keqanganmanis dan persahabatan kita sampaisekarang. Prima, Deni, Agus, Galih, Bayu, Taniq dan teman9. Untuk sahabat-satrabatku: temanRealino,terimakasih afasinqpirasi-inspirasinya 10.Tirza YogaNugroho untuk semangatdankehadiraruntr. 11.Emanuel Satria dan Alfarcstya Pufi. Tqima kasih rmtuk kebersamaandan perhrkaranpikiran kalian dalamhari-hariku. 12. SanataDharma" kampusyang akanselaluistimewabagi penulis. 13.Semuapihak yang terlibat denganpenulisyang tidak dapatpenulis sebutkansatu persatu. Yogyakarta 24 Juli20l3
.tra
AW>
"\J
FransiscusXaveriusBerti Kurniawan
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................... vi ABSTRAK....................................................................................................... vii ABSTRACT...................................................................................................... viii KATA PENGANTAR.................................................................................... ix DAFTAR ISI................................................................................................... xi BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah........................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 3 1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 3 1.5 Batasan Istilah........................................................................... 4 1.6 Sistematika Penulisan................................................................ 5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI........................ 6 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan........................................... 6 2.2 Kajian Teori............................................................................... 7 2.2.1 Pengertian pragmatik........................................................ 7 2.2.2 Konteks............................................................................. 8 2.2.3 Tindak Tutur..................................................................... 10 2.2.4 Jenis Tindak Tutur............................................................ 12 2.2.5 Fungsi Tindak Tutur......................................................... 21
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................
24
3.1 Pendekatan Penelitian................................................................
24
3.2 Data dan Sumber Data .............................................................
24
3.3 Teknik Pengumpulan Data........................................................
24
3.4 Teknik Analisis Data.................................................................
25
3.5 Triangulasi.................................................................................
26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
27
4.1 Deskripsi Data dan Penelitian.................................................... 27 4.2 Hasil Analisis Data....................................................................
29
4.3 Jenis Tindak Tutur Ilokusi Dalam Novel La Barka....................
29
4.3.1 Tindak Ilokusi Representatif............................................
30
4.3.2 Tindak Ilokusi Direktif...................................................... 38 4.3.3 Tindak Ilokusi Komisif...................................................... 44 4.3.4 Tindak Ilokusi Ekspresif.................................................... 49 4.3.5. Tindak Ilokusi Deklarasi................................................... 53 4.4 Fungsi Tindak Tutur Dalam Novel La Barka.............................. 55 4.4.1 Fungsi Kompetitif.............................................................. 55 4.4.2 Fungsi Menyenangkan....................................................... 57 4.4.3 Fungsi Bekerja Sama......................................................... 61 4.4.4 Fungsi Bertentangan.......................................................... 64 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian....................................................... 66 4.5.1 Jenis Tindak Ilokusi........................................................... 66 4.5.2 Fungsi Tindak Tutur Ilokusi.............................................. 70 BAB V
PENUTUP........................................................................................ 76 5.1 Kesimpulan................................................................................
76
5.2 Saran..........................................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
79
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Novel La Barka merupakan salah satu karya sastra yang terkenal dan menarik karena telah berhasil mengundang berbagai tanggapan, baik positif maupun negatif. Novel tersebut telah dicetak berulang-ulang. Hal ini merupakan bukti bahwa karya tersebut ditanggapi oleh masyarakat luas. Karya sastra La Barka sebagai produk seorang pengarang Nh. Dini, adalah produk pengarang yang juga merupakan
individu
yang
melakukan
proses
kreatif penciptaan. Seperti
dikemukakan oleh Aminuddin (1987:88), bahwa penutur adalah 1) individu yang melakukan proses kreatif dan sebagai manusia ia memiliki dunia pengalaman pengetahuan tentang wujud dunia luar dan nilai sosial budaya, 2) pengolah ide yang membuahkan butir-butir preposisi sebagai pembentuk unit pesan yang disampaikan dengan bertumpu pada konvensi sastranya dan sebagai pemapar hasil pembahasan pesan. Dengan demikian, dalam proses penciptaan, pengarang tidak bebas dari pengaruh-pengaruh tersebut, baik dari dirinya sendiri maupun pengaruh keadaan sosial budaya serta pandangan masyarakat sekelilingnya. Tindak tutur sebagai wujud peristiwa komunikasi bukanlah peristiwa yang terjadi dengan sendirinya, melainkan mempunyai fungsi, mengandung maksud, dan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
tujuan tertentu serta dapat menimbulkan pengaruh atau akibat pada mitra tutur. Tarigan (1990:145) mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai fungsi yang bersifat purposif, mengandung maksud dan tujuan tertentu, dan dirancang untuk menghasilkan efek, pengaruh, akibat pada lingkungan para penyimak dan para pembicara. Demikian halnya dengan tuturan dalam novel yang dibuat oleh penulis kepada pembacanya. Tuturan-tuturan dalam novel tersebut juga mempunyai fungsi serta mengandung tujuan tertentu yang dirancang untuk menghasilkan efek atau pengaruh kepada lingkungan penyimak. Permasalahannya adalah tidak semua orang mampu memahami maksud yang ingin disampaikan penutur lewat tuturannya. Selain itu, kita juga menemukan kesulitan dalam menafsirkan maksud dari tuturan tersebut. Hasil pengamatan yang diperoleh dari studi pustaka menunjukkan bahwa novel La Barka belum pernah disingkap dan diteliti secara ilmiah. Tulisan-tulisan yang ditemui adalah esai yang diuraikan secara fragmentaris. Dengan alasan itulah, penelitian ini bermaksud mengungkap berbagai jenis tindak ilokusi (maksud dari suatu pernyataan yang diucapkan seseorang) dalam novel La Barka. Upaya mengungkap berbagai jenis tindak ilokusi itu beranjak dari keyakinan peneliti bahwa tuturan-tuturan yang ada dalam novel bukanlah tuturan tanpa maksud (yang bersumber dari diri si penutur) dan mungkin terjadi maksud tuturan itu sesuai dengan maknanya (secara semantis) dan mungkin juga tidak sesuai (berlainan).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, disusunlah dua rumusan masalah sebagai berikut : 1. Jenis tindak tutur ilokusi apa saja yang digunakan dalam wacana novel La Barka karya Nh. Dini? 2. Fungsi tindak tutur ilokusi apa saja yang digunakan dalam wacana novel La Barka karya Nh. Dini?
1.3 Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan jenis tindak tutur ilokusi yang digunakan dalam novel La Barka karya Nh. Dini. 2. Mengidentifikasi fungsi tindak tutur ilokusi yang digunakan dalam novel La Barka karya Nh. Dini.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang memerlukan, antara lain : 1. Bagi Peneliti Melalui penelitian ini peneliti belajar melakukan penelitian secara ilmiah 2. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut mengenai tindak tutur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
1.5 Batasan Istilah 1.
Pragmatik : merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang menempatkan tindak tutur sebagai dasar untuk menelaah penggunaan bahasa dalam konteks tertentu. Leech menambahkan bahwa pragmatik adalah kajian komunikasi linguistis menurut prinsip-prinsip percakapan. (Leech dalam Purwo 1990:2).
2.
Tindak tutur : Tindak tutur merupakan entitas yang bersifat sentral di dalam pragmatik. Entitas ini merupakan dasar bagi analisis topik-topik lain bidang ini seperti praanggapan, perikutan, implikatur percakapan, prinsip kerjasama, dan prinsip kesantunan. Kajian yang tidak mendasarkan analisisnya pada tindak tutur bukanlah kajian pragmatik dalam arti yang sebenarnya Rustono (1999:33). Tindak tutur dibagi menjadi tiga macam : * Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya ujar. Tindak tutur ilokusi dapat diidentifikasi sebagai tindak tutur yang berfungsi untuk menginformasikan sesuatu dan melakukan sesuatu (Wijana 1996:18). * Tindak lokusi adalah tindak tutur yang relatif paling mudah untuk diidentifikasi karena pengindentifikasianya cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan tindak lokusi sebenarnya tidak atau kurang begitu penting peranaannya untuk memahami tindak tutur (Parker dalam Wijana 1996:18). * Tindak perlokusi adalah efek yang dihasilkan dengan mengujarkan sesuatu (Austin 1962 dalam Rustono 1999 : 38).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
3. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Drs. Jakob Sumardjo).
1.6 Sistematika Penyajian Sistematika penulisan penelitian ini terdiri atas beberapa bab. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pembaca di dalam memahami penelitian ini. Bab satu adalah bab pendahuluan. Bab ini mengkaji latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab dua adalah kajian pustaka. Bab ini berisi seputar tinjauan terhadap penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang saat ini sedang dilakukan oleh peneliti.
Bab tiga adalah metodologi penelitian. Bab ini membahas seputar pendekatan penelitian, data dan sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab empat adalah deskripsi data, hasil penelitian, dan pembahasan. Bab ini menyajikan deskripsi data, hasil analisis data, dan pembahasan. Di dalam bab ini peneliti menguraikan bagaimana deskripsi data penelitian, bagaimana memperoleh data serta cara menganalisis data, serta pembahasan hasil penelitian. Bab lima adalah bab penutup yang berisi kesimpulan mengenai hasil penelitian, dan saran-saran. Selain bab-bab diatas, peneliti juga menyajikan daftar pustaka yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Selain itu, terdapat juga lampiran-lampiran yang mendukung dalam penelitian ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini, akan disampaikan beberapa kajian pustaka yang mengkaji novel dari sudut pandang ilmu pragmatik. Kajian tersebut berupa laporan penelitian, teoriteori, serta konsep-konsep yang digunakan sebagai landasan kerja penelitian yang relevan dengan topik tulisan ini.
2.1 Penelitian yang Relevan Kajian pragmatik merupakan kajian yang menarik. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya penelitian tentang pragmatik khususnnya kajian tentang tindak tutur. Wijana (1996) dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Pragmatik membahas mengenai situasi tutur, tindak tutur dengan berbagai jenis yang menyangkut ilmu pragmatik. Dalam buku ini Wijana menganut Leech dalam aspekaspek situasi tutur. Buku ini juga menjelaskan jenis-jenis tindak tutur. Buku ini digunakan sebagai bahan pustaka. Penelitian Ventianus Sarwoyo (2009) berjudul “Tindak Ilokusi dan Penanda Tingkat Kesantunan di dalam Surat Kabar”, merupakan skripsinya di Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan di atas penelitian tentang tindak tutur sudah pernah dilakukan, akan tetapi penelitian yang meneliti tuturan dalam novel sebagai sumber penelitian belum banyak dilakukan.
2.2 Kajian Teori Konsep-konsep teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakupi: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) konteks; (4) jenis tindak tutur; (5) fungsi tindak ilokusi.
2.2.1 Pengertian Pragmatik Salah satu bidang kajian di dalam ilmu linguistik adalah pragmatik. Istilah pragmatik ini diberi batasan-batasan yang berbeda oleh beberapa ahli (pakar linguistik). Namun pada intinya, para pakar linguistik itu sepakat bahwa bidang kajian dalam pragmatik adalah maksud ujaran, bukan makna kalimat yang diujarkan seseorang. Wijana (1996:2) dalam bukunya “Dasar-dasar Pragmatik” mengungkapkan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu mengenai bagaimana penggunaan satuan kebahasaan di dalam peristiwa komunikasi. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa makna yang dikaji ilmu pragmatik merupakan makna yang terikat konteks atau dengan kata lain mengkaji maksud penutur dalam peristiwa komunikasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Menurut Rustono (1999:5), pragmatik adalah bidang linguistik yang mengkaji hubungan timbal balik antara fungsi dan bentuk tuturan. Dalam mengkaji hubungan tersebut secara implisit mencakup penggunaan bahasa, komunikasi dan penafsiran. Hal tersebut dapat dihubungkan karena dalam berkomunikasi manusia selalu menggunakan bahasa baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan yang memiliki maksud yang perlu ditafsirkan. Sementara itu, Rohmadi (2004:2) mengambil kesimpulan dari beberapa pendapat ahli, yaitu bahwa pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat konteks. Menurut beliau, konteks memiliki peranan kuat dalam menentukan maksud penutur dalam berinteraksi dengan lawan tuturnya. Pendapat tersebut didasari pengertian bahwa pragmatik mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi dan bagaimana pragmatik menyelidiki makna sebagai konteks. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, secara sederhana dapat dirumuskan bahwa pragmatik adalah bidang linguistik yang mengkaji bahasa dalam bentuk komunikasi dengan konteks dan penafsirannya. Kajian tersebut bertujuan untuk memahami maksud penutur, karena secara umum bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi selalu memiliki maksud yang sesuai dengan konteks, sehingga dapat dipahami oleh mitra tutur. Berdasarkan rumusan tersebut dapat dikatakan bahwa kajian pragmatik tidak dapat dilepaskan dari konsep situasi tutur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
2.2.2 Konteks Konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian. Sementara Purwo (2001:4) menjelaskan konteks adalah pijakan utama dalam analisis pragmatik. Konteks ini meliputi penutur dan petutur, tempat, waktu, dan segala sesuatu yang terlibat di dalam ujaran tersebut. Preston (dalam Supardo, 2000:46) menjelaskan bahwa konteks sebagai seluruh informasi yang berada di sekitar pemakai bahasa termasuk pemakaian bahasa yang ada disekitarnya. Dengan demikian, hal-hal seperti situasi, jarak tempat dapat merupakan konteks pemakaian bahasa. Hal ini menekankan pentingnya konteks dalam bahasa, yaitu dapat menentukan makna dan maksud suatu ujaran. Supardo (2000:46) membagi konteks menjadi konteks bahasa (linguistik) dan konteks di luar bahasa (nonlinguistik). Konteks bahasa berupa unsur yang membentuk struktur lahir, yakni bunyi, kata, kalimat, dan ujaran atau teks. Konteks nonbahasa adalah konteks yang tidak termasuk unsur kebahasaan. Berbeda dengan ahli-ahli di atas, Hymes (via Sudaryat, 2009:146-150) menjabarkan konteks menjadi delapan jenis pertama latar (setting, waktu, tempat) yaitu mengacu pada tempat (ruang-space) dan waktu atau tempo (ritme) terjadinya percakapan. Kedua peserta (particip ant) mengacu pada peserta percakapan, yakni pembicara dan pendengar. Ketiga hasil (ends) mengacu pada hasil percakapan dan tujuan percakapan. Keempat amanat (message) mengacu pada bentuk dan isi amanat. Kelima cara (key) ,mengacu pada semangat melaksanakan percakapan. Keenam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
sarana (instrument), jalur (chanel) mengacu pada apakah pemakaian bahasa dilaksanakan secara lisan atau tulis dan mengacu pula pada variasi bahasa yang digunakan. Ketujuh norma mengacu pada perilaku peserta percakapan. Kedelapan jenis atau genre yaitu mengacu pada kategori bentuk dan ragam bahasa. Konteks dapat berupa orang atau benda, tempat, waktu, bahasa, alat, dan tindakan. Konteks berupa orang adalah siapa yang berbicara dan dengan siapa ia berbicara. Konteks berupa tempat adalah di mana ujaran tersebut diucapkan, bagaimana kondisi masyarakatnya dan norma yang ada di masyarakat. Konteks berupa waktu adalah kapan ujaran tersebut diucapkan dan dalam situasi bagaimana. Konteks berupa bahasa adalah bahasa yang mendahului peristiwa tutur tersebut. Konteks berupa tindakan adalah seluruh perbutan yang berupa unsur di luar bahasa.
2.2.3 Tindak Tutur Teori tindak tutur pertama kali diungkapkan oleh Austin (1962). Teori tersebut dikembangkan kembali oleh Searle pada tahun 1969. Menurut Searle, dalam semua komunikasi kebahasaan terdapat tindak tutur. Ia berpendapat bahwa komunikasi bukan hanya sekedar lambang, kata atau kalimat, tetapi lebih merupakan hasil dari perilaku tindak tutur (Searle 1969 dalam Suwito 1983:33). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindak tutur merupakan inti dari komunikasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Tindak tutur merupakan suatu analisis yang bersifat pokok dalam kajian pragmatik (Levinson dalam Suyono 1990:5). Pendapat tersebut berkaitan dengan objek kajian pragmatik yang sebagian besar berupa tindak tutur dalam peristiwa komunikasi. Dalam analisis pragmatik objek yang dianalisis adalah objek yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam peristiwa komunikasi, yaitu berupa ujaran atau tuturan yang yang diidentifikasikan maknanya dengan menggunakan teori pragmatik. Sementara itu Austin (dalam Ibrahim 1992:106) sebagai peletak dasar teori tindak tutur mengungkapkan bahwa sebagian tuturan bukanlah pernyataan tentang sesuatu, tetapi merupakan tindakan (action). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa mengujaran sesuatu dapat disebut sebagai tindakan atau aktifitas. Hal tersebut dimungkinkan karena dalam sebuah ujaran selalu memiliki maksud tertentu, maksud inilah yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu terhadap orang lain, seperti halnya mencubit atau memukul. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Austin mengungkapkan teori tindak tutur yang memiliki pengertian bahwa tindak tutur adalah aktivitas mengujarkan tuturan dengan maksud tertentu. Sejalan dengan teori yang dikemukakan Austin, Rustono (1999:32) mengemukakan pula bahwa aktivitas mengujarkan atau menuturkan tuturan dengan maksud tertentu merupakan tindak tutur atau tindak ujar. Rumusan tersebut merupakan simpulan dari dua pendapat, yaitu pendapat Austin (1962) dan Gunarwan (1994:43) yang menyatakan bahwa mengujarkan sebuah tuturan dapat dilihat sebagai melakukan tindakan. Karena disamping melakukan ujaran, ujaran tersebut dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
berpengaruh terhadap orang lain yang mendengarkan sehingga menimbulkan respon dan terjadilah peristiwa komunikasi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah suatu tindakan bertutur yang memiliki maksud tertentu yang dapat diungkapkan secara eksplisit maupun implisit. Tindak tutur yang memiliki maksud tertentu tersebut tidak dapat dipisahkan dari konsep situasi tutur. Konsep tersebut memperjelas pengertian tindak tutur sebagai suatu tindakan yang menghasilkan tuturan sebagai produk tindak tutur.
2.2.4 Jenis Tindak Tutur Pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari yang berupa tindakan bertutur tidak terbatas jumlahnya, karena setiap hari seseorang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan berkomunikasi, sehingga tindakan bertutur selalu digunakan untuk menyampaikan gagasan atau pesan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Meskipun demikian para ahli dapat mengklasifikasikan tindak tutur tersebut dalam berbagai jenis tindak tutur yang dikelompokkan berdasarkan jenis tuturannya, kategori, modus dan sudut pandang kelayakan pelakunya. Beberapa ahli yang mengklasifikasikan tindak tutur antara lain Austin (1962), Searle (1969), Fraser (1974) dan Wijana (1996). Teori-teori yang telah dikembangkan oleh para ahli tersebut akan dijelaskan berikut ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
2.2.4.1 Tindak Lokusi Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu (Wijana 1996:17). Pernyataan tersebut sama dengan Rustono (1999:35) bahwa lokusi atau lengkapnya tindak lokusi merupakan tindak tutur yang dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu. Di dalam tindak lokusi tidak mempermasalahkan maksud atau fungsi tutur. Pernyataan yang diajukan berkenaan dengan lokusi ini adalah apakah makna tuturan yang diucapkan itu. Lokusi semata-mata tindak tutur atau tindak bertutur, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata-kata. Makna kata dalam tuturan lokusi itu sesuai dengan makna kata di dalam kamus. Tuturan berikut adalah tindak tutur lokusi: 1) “Aku bekerja sekarang”. 2) “Dia sedang berlibur dengan anak-anaknya di Bulgaria.” Tuturan (1) mengacu pada makna bahwa penutur hanya memberitahukan bahwa dirinya sekarang bekerja tanpa dimaksudkan meminta perhatian. Sama halnya dengan tuturan (2) hanya memberitahukan bahwa dia sedang berlibur ke Bulgaria dengan anak-anaknya.
2.2.4.2 Tindak Ilokusi Berbeda dengan lokusi, tindak ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan daya tuturan. Tindak ilokusi tidak mudah diidentifikasi, karena tindak ilokusi berkaitan dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan dan di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
mana tindak tutur itu dilakukan dan sebagainya. Tindak ilokusi ini merupakan bagian yang penting dalam memahami tindak tutur (Wijana 1996:19). Leech (dalam Rustono 1999:38) menjelaskan bahwa untuk mempermudah identifikasi ada beberapa verba yang menandai tindak tutur ilokusi, antara lain melaporkan, mengumumkan, bertanya, menyarankan, berterimakasih, mengusulkan, mengakui, mengucapkan selamat, berjanji, mendesak, dan sebagainya. Berikut adalah tindak tutur ilokusi: 1) “Sejak kau datang, aku menjadi nomor dua di antara orang-orang yang bangun pagi di rumah ini.” (hal.27) 2) “Di pasar ada ikan basah yang segar dan tidak mahal.“ (hal. 27)
Tuturan (1) yang dituturkan oleh penutur kepada mitra tuturnya tidak semata-mata memberi tahu, tetapi juga mempunyai maksud bahwa penutur menjelaskan bahwa orang-orang di rumah itu selalu bangun siang. Tuturan (2) juga tidak semata-mata memberitahukan, tetapi mempunyai maksud menyarankan dan mengajak mitra tutur untuk membeli ikan basah yang segar di pasar. Lebih jelas lagi Searle (dalam Rustono 1999:39-43) membuat kalsifikasi dasar tuturan yang membentuk tindak tutur ilokusi menjadi lima jenis, yaitu (1) representatif; (2) direktif; (3) ekspresif; (4) komisif; dan (5) deklarasi.
1. Tindak Tutur Representatif (asertif) Tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan (Rustono 1999 : 38). Jenis tindak tutur ini kadang-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
kadang disebut juga tindak tutur asertif. Adapun yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberikan kesaksian, berspekulasi. Tuturan berikut merupakan tindak ilokusi representatif: (1) “Aku kagum akan akan keringanan hati orang-orang disini untuk menolong pendatang.” (hal. 11)
Tuturan tersebut termasuk tuturan representatif. Alasannnya adalah tuturan itu mengikat penuturnya akan kebenaran isi tuturan itu. Penutur bertanggungjawab bahwa memang benar orang-orang disini ringan hati dalam hal menolong para pendatang. Dari segi sopan santun, ilokusi-ilokusi ini cenderung netral yakni mereka termasuk kategori bekerjasama seperti yang telah dimaksudkan Leech (lihat fungsi tindak ilokusi pada 2.2.5). Namun ada perkecualian yang dianggap tidak sopan, misalnya membual.
2. Tindak Tutur Direktif Tindak tutur direktif disebut juga tindak tutur imposif, yaitu tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar lawan tuturnya melakukan tindakan yang disebutkan dalam ujaran itu. Tuturan yang termasuk dalam jenis tindak tutur ini antara lain tuturan memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memerintah, memberikan aba-aba atau menantang. Contoh tuturan direktif terdapat dalan tuturan berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
1) “Lihatlah ke sebelah kanan.” (hal. 12) 2) “ Letakkan barang-barang di kamar besar!” (hal. 14) Tuturan (1) termasuk tuturan direktif karena tuturan tersebut dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan melihat kearah yang diinginkan oleh mitra tuturnya. Demikian juga dengan tuturan (2) masing-masing dimaksudkan untuk menyuruh mitra tuturnya untuk melakukan apa yang disebutkan oleh penutur.
3. Tindak Tutur Ekspresif Tindak tutur ekspresif biasa juga disebut dengan tindak tutur evaluatif. Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturan yang termasuk dalam jenis tuturan ekspresif tersebut antara lain tuturan memuji, mengucapkan terimakasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung. Contoh dari tindak tutur ekspresif terdapat dalam tuturan berikut : 1) “Akhirnya anda jadi datang setelah dua kali berganti tanggal dan bulan.” (hal. 34) 2) “Teras adalah tempat yang paling saya sukai di La barka. Sayang banyak debu.” Tuturan (1) merupakan tindak tutur ekspresif berupa ucapan terimakasih karena telah menyempatkan diri datang jauh-jauh setelah berjanji akan datang lebih dari dua bulan. Sedangkan tuturan (2) adalah tindak tutur ekspresif mengeluh, karena tuturan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
tersebut seperti mengevaluasi meski teras merupakan tempat favoritnya tetapi keadaannya berdebu.
4. Tindak Tutur Komisif Tindak tutur Komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jadi, erat kaitannya dengan suatu tindakan di masa depan (berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan, berkaul). Berikut ini merupakan penggalan dari tindak tutur komisif “berjanji”: “Kira-kira dua puluh menit dengan mobil. Kita bisa mandi-mandi di pantai tiga kali seminggu kalau kau mau. Atau bila kau tidak sempat, kuantar kau dengan anakmu sesudah makan siang; sore hari kujemput.” Tuturan tersebut adalah tindak tutur komisif “berjanji”. Alasannya adalah tuturan itu mengikat penuturnya untuk mengantar dan menjemput ke pantai. Ikatan untuk mengantar dan menjemput ke pantai dinyatakan penuturnya yang membawa konsekuensi bagi dirinya untuk memenuhinya.
5. Tindak Tutur Deklarasi Tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru (Gunarwan 1992 : 12).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Menurut Leech (1993 : 165), berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas. Misalnya mengesahkan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, mengabulkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni. Berikut ini adalah tindak tutur deklarasi : “Kalau nyonya mau naik, saya tolong membawakan kopor ke seberang jalan.” (hal. 11)
Tuturan tersebut adalah tindak tutur deklarasi memutuskankan. Alasannya, tuturan itu memutuskan untuk memberi bantuan membawakan koper jika si nyonya mau naik.janji bagi penuturnya karena berisi secara eksplisit. Oleh Searle dalam Leech (1993 : 165), tindakan-tindakan ini merupakan merupakan kategori tindak ujar yang sangat khusus, karena biasanya tindakan ini dilakukan oleh seseorang yang dalam sebuah kerangka acuan kelembagaan diberi wewenang untuk melakukannya. Contohnya adalah hakim yang menjatuhkan hukuman kepada pelanggar undang-undang, pendeta yang membabtis bayi, dan lainlain. Sebagai suatu tindakan kelembagaan (dan bukan sebagai tindakan pribadi) tindakan-tindakan tersebut hampir tidak melibatkan faktor sopan santun.
2.2.3.3 Tindak Tutur Perlokusi Tuturan yang diucapkan oleh seseorang penutur sering kali memiliki efek atau daya pengaruh (perlocutionary force) bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat terjadi karena disengaja ataupun tidak disengaja oleh penuturnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Efek yang dihasilkan dengan mengujarkan sesuatu itulah oleh Austin (1962 dalam Rustono 1999:38) di sebut tindak perlokusi. Rustono (1999:38) menyatakan bahwa tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur. Sementara itu Tarigan (1987:35) mengatakan bahwa ujaran yang diucapkan penutur bukan hanya peristiwa ujar yang terjadi dengan sendirinya, tetapi merupakan ujaran yang diujarkan mengandung maksud dan tujuan tertentu yang dirancang untuk menghasilkan efek, pengaruh atau akibat terhadap lingkungan mitra tutur atau penyimak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindak tutur perlokusi berhubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik (Chaer 1995:70) Leech (dalam Rustono 1999:39) menjelaskan terdapat beberapa verba yang menandai sekaligus menjadi fungsi tindak perlokusi. Beberapa verba tersebut antara lain
membujuk,
menipu,
mendorong,
membuat
jengkel,
menakut-nakuti,
menyenangkan, melegakan, mempermalukan, menarik perhatian dan sebagainya. Tuturan berikut adalah tindak tutur perlokusi yang masing-masing mempunyai efek pada mitra tutur. Berikut contoh tindak tutur perlokusi : “Aku terlambat.” (hal. 11) Tuturan di atas adalah tuturanyang dituturkan oleh seorang kawan kepada kawannyanya,
tidak
hanya
memberitahu,
tetapi
juga
minta
maaf
atas
keterlambatannya yang berefek sang kawan tidak jadi marah-marah. Tuturan yang mengandung tindak perlokusi mempunyai „fungsi‟ yang mengakibatkan efek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
terhadap mitra tutur atas tuturan yang diujarkan. Dengan demikian tindak tutur perlokusi menekankan hasil dari suatu tuturan (Suyono 1990:8).
2.2.3.4 Tindak Tutur Langsung, Tak Langsung, Harfiah dan Tak Harfiah Tuturan yang bermodus deklaratif dapat mengandung arti yang sebenarnya dan berfungsi untuk menyampaikan informasi secara langsung. Wijana (1996:4) menjelaskan bahwa tindak tutur dapat dibedakan menjadi tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung, tindak tutur harfiah dan tindak tutur tidak harfiah yang akan dijabarkan sebagai berikut. a. Tindak Tutur Langsung Secara umum tindak tutur langsung adalah tuturan yang digunakan sesuai dengan penggunaan yang seharusnya, yaitu bahwa kalimat tanya digunakan untuk menanyakan sesuatu, kalimat berita digunakan untuk memberitahukan sesuatu dan kalimat perintah digunakan untuk menyatakan perintah, ajakan, atau permohonan. b. Tindak Tutur Tak Langsung Tindak tutur tak langsung merupakan tindak tutur yang digunakan tidak sesuai dengan penggunaan tuturan tersebut secara umum, yaitu apabila kalimat tanya digunakan untuk menyuruh mitra tutur, kalimat berita digunakan untuk bertanya dan sebagainya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
c. Tindak Tutur Harfiah Tindak tutur harfiah adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya. d. Tindak Tutur Tidak Harfiah Tindak tutur tidak harfiah adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan makna kata yang menyusunnya.
2.2.4 Fungsi Tindak Ilokusi Manusia membutuhkan bahasa untuk berinteraksi dengan sesamanya. Untuk itu, fungsi bahasa bagi manusia yaitu untuk berinteraksi dengan masyarakat penting sekali. Fungsi bahasa dalam masyarakat tidak hanya memiliki satu fungsi saja akan tetapi ada beberapa fungsi lain, salah satunya yaitu fungsi ilokusi. Fungsi ilokusi dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis sesuai dengan hubungan fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan-tujuan sosial berupa pemeliharaan perilaku yang sopan dan terhormat (Leech, 1993 : 162). Adapun fungsi tindak ilokusi antara lain kompetitif, menyenangkan, bekerja sama, dan bertentangan.
1. Kompetitif Fungsi kompetitif (Competitive) adalah tuturan yang tidak bertatakrama (discourteous), misalnya meminta pinjaman dengan nada memaksa. Tujuan ilokusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
sejalan dengan tujuan sosial, sehingga di sini melibatkan sopan santun, tetapi sopan santun yang mempunyai sifat negatif dan tujuannya mengurangi ketidak harmonisan; misalnya memerintah, meminta, menuntut, dan mengemis.
2. Menyenangkan Fungsi menyenangkan (convivial) adalah tuturan yang bertatakrama. Tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan sosial. Pada fungsi ini, sopan santun lebih positif bentuknya dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah; misalnya menawarkan, mengajak atau mengundang, menyapa, mengucapkan terima kasih, dan mengucapkan selamat.
3. Bekerja sama Fungsi bekerja sama (collaborative) adalah fungsi tindak ilokusi yang tidak melibatkan sopan santun karena pada fungsi ini sopan santun tidak relevan. Pada fungsi ini, tujuan ilokusinya tidak melibatkan tujuan sosial, misalnya menyatakan, melaporkan, mengumumkan, dan mengajarkan.
4. Bertentangan Fungsi bertentangan (conflictive) adalah unsur sopan santun tidak ada sama sekali karena fungsi ini pada dasarnya bertujuan menimbulkan kemarahan. Tujuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
ilokusi bertentangan dengan tujuan sosial; misalnya mengancam, menuduh, menyumpahi, dan memarahi. Lebih lanjut Leech menjelaskan bahwa dari keempat jenis tindak ilokusi di atas, jenis ilokusi yang melibatkan sopan santun hanyalah jenis pertama (kompetitif) dan jenis kedua (menyenangkan). Pada ilokusi yang pertama (kompetitif), sopan santun mempunyai sifat negatif dan tujuannya adalah mengurangi ketidakharmonisan yang tersirat dalam kompetisi antara apa yang ingin dicapai oleh penutur dengan apa yang dituntut oleh sopan santun. Sebaliknya, pada jenis fungsi ilokusi yang kedua (menyenangkan), sopan santun memiliki bentuk positif dan bertujuan untuk mencari kesempatan beramah-tamah. Misalnya, jika ada teman kita yang berulang tahun, kita harus mengucapkan selamat. Fungsi ketiga, yakni fungsi ilokusi bekerjasama, menurut Leech tidak melibatkan sopan santun karena pada situasi ini, sopan santun tidak relevan. Begitu pula dalam fungsi ilokusi yang keempat yakni fungsi bertentangan. Dalam fungsi ini, unsur sopan santun tidak ada sama sekali, karena fungsi ini pada dasarnya menimbulkan kemarahan seperti mengancam atau menyumpahi. Tidak jauh berbeda dengan kategori tindak tutur menurut Leech di atas, Searle juga mengkategorikan tindak ujaran atau tindak tutur ke dalam lima jenis. Bedanya, klasifikasi atau kategori yang dibuat Leech itu didasarkan pada fungsi, sedangkan kategori yang dibuat Searle didasarkan pada berbagai kriteria (Leech, 1993 : 163).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dokumentasi karena meneliti dokumen berupa novel dengan teknik baca dan catat (Suharsimi, 1991 : 188). 3.2 Data dan Sumber Data Sumber data : Novel La Barka karya Nh. Dini, terbitan Pustaka Jaya Jakarta. Data
: Tuturan atau kalimat dalam novel La Barka yang mengandung tindak tutur ilokusi.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Selanjutnya, penelitian ini dilakukan dengan tahap pengumpulan data dan penganalisisan, peneliti menggunakan teknik baca dan catat, hasil dari membaca isi novel tersebut kemudian dilanjutkan dengan teknik catat pada kartu data. Teknik catat maksudnya pencatatan data yang digunakan dngan alat tulis, sedangkan kartu data berupa kertas dengan ukuran dan kualitas apapun dapat digunakan asal mampu memuat, memudahkan pembacaan dan menjamin data (Sudaryanto, 1988 : 58).
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
3.4 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data dokumentasi. Teknik analisis data dokumentasi pada penelitian ini meliputi empat tahap yaitu inventarisasi, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi. 1. Inventarisasi Langkah dalam inventarisasi adalah pengumpulan data yang sesuai dengan penelitian. Jadi peneliti mengumpulkan tuturan-tuturan dalam novel La Barka karya Nh. Dini yang diduga mengandung tindak tutur ilokusi guna keperluan penelitian. 2. Identifikasi Data harus memiliki keterkaitan informasi dengan penelitian. Peneliti melakukan identifikasi terhadap data-data yang sudah diperoleh, dan membuat ciriciri data yang telah ada. 3. Klasifikasi Dalam klasifikasi, peneliti mulai mengklasifikasikan data berdasarkan ciri-ciri masing-masing data. Data yang tidak sesuai tidak akan dimasukkan dalam analisis penelitian. 4. Interpretasi (pemaknaan) Pada tahap ini, peneliti melaporkan hasil analisis mengenai jenis-jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi. Data yang terkumpul ditelaah, dibuat rangkuman, kemudian disimpulkan makna yang terkandung dari tuturan yang dituturkan. Berdasarkan analisa terhadap jenis tindak tutur ilokusi dalam novel La Barka karya Nh. Dini, dihasilkan : (1) jenis tindak tutur ilokusi apa saja yang digunakan dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
novel La Barka karya Nh. Dini? , (2) dan fungsi tindak tutur ilokusi apa saja yang digunakan dalam novel La Barka karya Nh. Dini?
3.5 Triangulasi data Triangulasi data merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menentukan validitas data. Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis triangulasi data. a. Triangulasi pakar, teknik triangulasi ini menguji keaslian data dengan konsultasi pakar yang sesuai dengan topik penelitian, dalam penelitian ini proses triangulasi pakar dilakukan dengan konsultasi Dosen Pembimbing. b. Triangulasi data penelitian, teknik triangulasi data penelitian ini menguji keaslian data dengan melakukan pengumpulan data sebanyak-banyaknya dari objek penelitian hingga terjadi kejenuhan data. Kejenuhan data terjadi apabila data yang yang dikumpulkan sudah terduplikasi (pengulangan data). Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah seluruh tuturan yang ada dalam novel La Barka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian Data penelitian ini berupa ilokusi (maksud tokoh) dalam dialog dengan tokoh lain. Maksud tokoh disini sebenarnya adalah maksud pengarang menyampaikan amanat kepada pembaca melalui tokoh-tokoh dalam cerita, misalnya seperti tuturan yang dituturkan Rina berikut ini. Rina : “ Aku kagum akan keringanan hati orang-orang disini untuk menolong pendatang.” (Konteks : Rina memberitahu kepada Monique bahwa ia kagum dengan keringanan orang-orang di tempat itu dalam menolong pendatang). (La Barka hal 11).
Makna tuturan yang diucapkan Rina di atas berisi tentang sikap Rina
yang
menyatakan kekaguman terhadap sikap orang yang dia lihat. Tuturan di atas jelas terlihat bahwa ilokusinya adalah representatif “menyatakan” karena tuturan “menyatakan” merupakan tuturan yang berfungsi untuk menyatakan suatu hal yang sesuai kenyataan. Monique : “Kalau sudah selesai letakkan piring di ember.” (Konteks : Monique menyuruh untuk meletakkan piring di ember jika sudah selesai makan). (La Barka hal. 29).
Makna tuturan yang diucapkan Monique di atas berisi tentang maksud Monique untuk menyuruh meletakkan piring yang kotor ke tempat cucian. Tuturan di atas jelas terlihat bahwa ilokusinya adalah direktif “menyuruh” karena tuturan “menyuruh”
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
merupakan tuturan yang berfungsi agar mitra tutur mau melakukan apa yang penutur ucapkan. Dialog di atas jelas berisi tentang sikap Monique yang menginginkan mitra tuturnya melakukan apa yang ia ucapkan. Joseph : “Ada barang di mobil, nyonya?” (Konteks Joseph menawarkan bantuan mengangkat barang dari mobil). (La Barka hal.14).
Makna tuturan yang diucapkan Joseph di atas berisi tentang tawaran membawakan barang yang ada di dalam mobil. Tuturan di atas jelas terlihat bahwa ilokusinya adalah komisif “menawarkan” karena tuturan “menawarkan” merupakan tuturan yang berfungsi untuk bersopan santun. Dialog di atas jelas berisi tentang sikap Joseph yang berusaha cekatan dalam memberi bantuan namun tetap ramah kepada Monique yang merupakan majikannya. Rina : "Terimakasih, anda baik sekali." (Konteks : Rina mengucapkan terimakasih kepada petugas yang menolongnya). (La Barka hal. 9).
Makna tuturan yang diucapkan Rina di atas, jelas terlihat bahwa ilokusinya adalah ekspresif mengucapkan terimakasih. Monique : "Ya, lebih baik Sabtu, karena Senin yang akan Daniel tiba." (Konteks : Monique memutuskan untuk pergi Sabtu karena Senin Daniel tiba. (La Barka hal. 122).
Makna tuturan yang diucapkan Monique di atas jelas terlihat bahwa ilokusinya adalah deklaratif memutuskan. Ilokusi seperti itu sebenarnya adalah amanat pengarang kepada pebaca, yaitu pengarang ingin menyampaikan bahwa di dalam berkomunikasi dengan atasan, kita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
harus bersikap cekatan dan bertutur santun. Menurut Leech (1993 : 164), jenis ilokusi “menawarkan” juga dapat dimasukkan ke dalam kategori fungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif, karena tidak mengacu pada kepentingan penutur tetapi pada kepentingan petutur. Data itulah yang akan dilanjutkan dalam penelitian selanjutnya.
4.2 Hasil Analisis Data Hasil analisis data di bawah ini meliputi lima jenis tindak ilokusi, yaitu tindak ilokusi representatif, tindak ilokusi direktif, tindak ilokusi komisif, tindak ilokusi ekspresif dan tindak ilokusi deklaratif. Selain itu juga ditemukan empat fungsi tindak ilokusi, yaitu fungsi kompetitif, fungsi menyenangkan, fungsi bekerjasama, dan fungsi bertentangan. Agar pemahaman kita makin jelas mengenai hasil analisis di atas, di bawah ini akan dijelaskan secara lebih terperinci.
4.3 Jenis Tindak Ilokusi dalam Novel La Barka Karya Nh. Dini. Berdasarkan tindak ilokusi dalam novel La Barka karya Nh. Dini, dapat ditemukan lima jenis tindak ilokusi. Kelima jenis tindak ilokusi ini adalah tindak ilokusi representatif, tindak ilokusi direktif, tindak ilokusi komisif, tindak ilokusi ekspresif, dan tindak ilokusi deklarasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
4.3.1 Tindak Ilokusi Representatif Tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Jenis tindak tutur ini kadang-kadang disebut juga tindak tutur asertif. Adapun yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberikan kesaksian, dan berspekulasi. Dari segi sopan santun, ilokusi-ilokusi ini cenderung netral yakni mereka termasuk kategori fungsi bekerjasama seperti yang telah dimaksudkan Leech (lihat fungsi tindak ilokusi pada 2.2.5). Namun ada perkecualian yang dianggap tidak sopan, misalnya membual. Pada penelitian ini ditemukan tindak ilokusi representatif menyatakan, melaporkan, mengakui, menyebutkan dan menunjukkan. Adapun yang termasuk dalam jenis tindak ilokusi representatif dalam Novel La Barka karya Nh. Dini dapat dijelaskan dalam penggalan berikut.
4.3.1.1 Tindakan Ilokusi Representatif Menyatakan Tuturan “menyatakan” adalah tuturan yang sesuai dengan kenyataan. Penulis menemukan beberapa contoh tuturan menyatakan tersebut di dalam novel. Tuturan menyatakan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. 1. Petugas : “ Saya tidak dapat menolong anda sampai di luar stasiun. Nanti akan ada tukang pelat.” (Konteks : Petugas memberitahu kepada Rina bahwa dia tidak bisa menolong menggangkat barang sampai di luar stasiun, dan akan ada tukang pelat yang bisa membantu untuk membawakan barang-barangnya). (La Barka hal. 9)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
2. Petugas : “ Bis di depan itu akan berangkat ke Draguignan tujuh menit lagi. Dia menunggu kereta api dari Nice. Kalau nyonya mau naik, saya tolong membawakan kopor ke seberang jalan.” (Konteks : Petugas memberi tahu kepada Rina bahwa akan ada bis yang akan menuju ke daerah tujuan Rina dan akan membantu membawakan kopor ke seberang jalan jika Rina mau menumpang naik bis). (La Barka hal. 10). 3. Rina : “ Aku kagum akan keringanan hati orang-orang disini untuk menolong pendatang. (Konteks : Rina memberitahu kepada Monique bahwa ia kagum dengan keringanan orang-orang di tempat itu dalam menolong pendatang). (La Barka hal 11).
Sejalan dengan teorinya Rustono (1999 : 38), tindak tutur representatif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur representatif “menyatakan” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur representatif atau yang biasa juga disebut asertif, yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya menyatakan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan (1) di atas adalah tuturan “menyatakan” yang dituturkan oleh petugas yang bermakna suatu pernyataan bahwa petugas tidak dapat membantu Rina sampai di luar stasiun, dan akan ada tukang pelat yang bisa membantu. Oleh karena itu, kutipan tuturan (1) termasuk dalam tindak ilokusi representatif “menyatakan” karena dalam tuturan tersebut berisi suatu pernyataan yang dituturkan oleh petugas untuk menyatakan ketidaksanggupannya membantu membawakan barang sampai keluar. Pada kutipan tuturan (2) termasuk dalam tindak ilokusi representatif “menyatakan” karena dalam tuturan tersebut berisi suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
pernyataan yang dituturkan untuk menyatakan suatu kebenaran bahwa memang benar bis di depan akan berangkat 7 menit lagi menuju Draguignan setelah menunggu kereta api dari Nice. Begitu juga dengan tuturan (3) Rina menyatakan kekagumannya tentang kebaikan hati orang-orang disana mengenai keringanan hati dalam menolong pendatang. Dengan demikian, fungsi tuturan “menyatakan” adalah untuk menyatakan kebenaran akan suatu hal, karena kebenaran tindak ilokusi representatif “menyatakan” adalah apa yang dituturkan sesuai dengan kenyataan. Penutur pada tuturan (1), (2), dan (3) sama-sama menyatakan bahwa apa yang dituturkannya merupakan fakta yang sebenarnya. Pernyataan dari masing-masing penutur itulah yang membuat peneliti memasukkannya ke dalam tindak ilokusi representatif “menyatakan”.
4.3.1.2 Tindak Ilokusi Representatif Melaporkan Tuturan “melaporkan” juga termasuk dalam tindak ilokusi representatif. Tuturan “melaporkan” merupakan tuturan yang juga menuturkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tuturan melaporkan tersebut dapat dilihat di bawah ini: (4) Petugas : "Bagaimana udara di sana?" Rina : “Jelek.Jelek sekali. Kemarin malam hujan. Pagi tadi, ketika kami berangkat langit masih penuh dengan awan.” (Konteks : Rina melaporkan kepada petugas bahwa udara di Jenewa sedang jelek). (La Barka hal. 9). (5) Petugas : "Trans tidak jauh dari sini. Hanya dua belas kilo.” (Konteks : petugas melaporkan bahwa letak Trans tidak jauh dari stasiun). (La Barka hal. 11).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
(6) Monique : “ Aku terlambat, karena tidak bisa meninggalkan toko lebih cepat.” (Konteks : Monique melaporkan kepada Rina bahwa ia terlambat menjemput karena tidak dapat meninggalkan toko lebih cepat). (La Barka hal. 11) (7) Rina : "Banyak ceritaku, monique. Sekarang aku mengantuk, lelah dan lapar sekali. Berilah aku waktu untuk istirahat, untuk mengenal rumahmu, untuk makan masakanmu dari Perancis Selatan.” (Konteks : Rina melaporkan kepada Monique bahwa ia sekarang mengantuk, lelah ,dan lapar, sehingga ia ingin segera tiba di rumah Monique untuk beristirahat dan mencicipi masakan Prancis). (La Barka hal. 12).
Sejalan dengan teorinya Rustono (1999 : 38), tindak tutur representatif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur representatif “melaporkan” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur representatif atau yang biasa juga disebut asertif, yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya melaporkan. Tuturan “melaporkan” merupakan tuturan yang juga menuturkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan (4) maksudnya Rina melaporkan kepada petugas, bahwa cuaca di Jenewa sedang jelek. Pada tuturan (5) petugas melaporkan bahwa tempat tujuan Rina tidak jauh dari stasiun. Demikian dengan tuturan (6) dan tuturan (7). Tuturan (6) dan (7) sama-sama merupakan tuturan melaporkan karena dituturkan oleh penutur untuk melaporkan suatu kebenaran kepada mitra tuturnya yaitu tentang keadaan diri mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Dengan demikian, fungsi tuturan “melaporkan” adalah untuk menyatakan kebenaran akan suatu hal, karena kebenaran tindak ilokusi representatif “melaporkan” adalah apa yang dituturkan sesuai dengan kenyataan.
4.3.1.3 Tindak Ilokusi Representatif Mengakui Tuturan “mengakui” merupakan tuturan yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, mengakui untuk diri sendiri dan orang lain akan sesuatu hal. Tuturan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. (8) Rina Francine Rina
: "Aku berkenalan dengan ibu mertuamu," : "Ah, angele? Dia baik, bukan?" : “Ya.” (Konteks : Rina mengakui bahwa Angele adalah seorang yang baik). (La Barka hal. 33).
(9) Francine : “Rene bukan laki-laki yang jahat.” Rina : “Sebab itu kau kawin dengan dia.” Francine : “Ya.” (Konteks : Francine mengakui pada Rina bahwa ia kawin dengan Rene karena Rene bukan orang jahat). (La Barka hal 61). (10) Francine : “ Lima tahun yang terakhir ini benar-benar aku kehilangan dia. Ya, kami masih bepergian bersama, mengunjungi kaawan bersama-sama. Tapi kami tidak lagi mempunyai hubungan yang intim.” (Konteks : Francine mengakui bahwa hubungannya dengan Rene tidak lagi intim seperti lima tahun yang lalu). (La Barka hal. 61).
Sejalan dengan teorinya Rustono (1999 : 38), tindak tutur representatif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur representatif “mengakui” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur representatif atau yang biasa juga disebut asertif, yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
yang diungkapkan, misalnya mengakui. Tuturan “mengakui” merupakan tuturan yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, mengakui untuk diri sendiri dan orang lain akan sesuatu hal. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan (8) dan (9) tindak tutur mengakui ditunjukkan dengan kata “ya”, yang menunjukkan pengakuan tentang sifat dan alasan. Sedangkan pada tuturan (10) Francine mengakui bahwa hubungannya dengan Rene sudah tidak seintim lima tahun yang lalu. Tuturan penutur merupakan tuturan yang sesuai dengan kenyataannya. Dengan demikian, fungsi tuturan “mengakui” adalah untuk menyatakan kebenaran akan suatu hal, karena kebenaran tindak ilokusi representatif “mengakui” adalah apa yang dituturkan sesuai dengan kenyataan. Pengakuan dari masing-masing penutur itulah yang membuat peneliti memasukkannya ke dalam tindak ilokusi representatif “mengakui”.
4.3.1.4 Tindak Ilokusi Representatif Menyebutkan Tindak ilokusi representatif “menyebutkan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang dituturkan dengan tuturan yang berisi menyebutkan, misalnya mengucapkan nama benda atau orang dan sebagainya. Tuturan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. (11) Petugas : “Nyonya datang dari mana?” Rina : “Dari Jenewa” (Konteks : Rina menyebutkan kepada petugas bahwa dia datang dari Jenewa). (La Barka hal. 9).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
(12) Monique : "Wiski, yang hitam, itu bapak keluarga Tani, yang berekor seperti daun kelapa, betinanya, dan Arsul, anaknya.” (Konteks : Monique menyebutkan nama-nama anjing yang ia miliki). (La Barka hal. 14). (13) Monique : "Ini, Joseph tukang kebun. Dia dulu penerbang di jaman perang. Ini, Nyonya Bonin dari Indonesia.” (Konteks : Monique menyebutkan nama tukang kebunnya dan memperkenalkan namaku serta asalku kepada tukang kebunnya). (La Barka hal. 14).
Sejalan dengan teorinya Rustono (1999 : 38), tindak tutur representatif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur representatif “menyebutkan” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur representatif atau yang biasa juga disebut asertif, yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang
diungkapkan,
misalnya
menyebutkan.
Tindak
ilokusi
representatif
“menyebutkan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang dituturkan dengan tuturan yang berisi menyebutkan, misalnya mengucapkan nama benda atau orang dan sebagainya. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan (11) dituturkan oleh Rina kepada petugas yang menanyakan dari mana ia datang. Demikian juga dengan tuturan (12) serta tuturan (13). Tuturan itu diucapkan oleh Monique untuk memperkenalkan nama anjing dan nam bunnya kepada Rina. Dengan demikian, fungsi tindak ilokusi representatif “menyebutkan” adalah untuk mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang dituturkan dengan tuturan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
yang berisi menyebutkan, misalnya mengucapkan nama benda atau orang dan sebagainya.
4.3.1.5 Tindak Ilokusi Representatif Menunjukkan Tindak ilokusi representatif “menunjukkan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya atas apa yang dituturkannya dengan menggunakan tuturan yang berisi menunjukkan. Tuturan tersebut dapat dilihat di bawah ini. (14) Monique : "Lihatlah ke sebelah kanan, kau lihar rumah persegi panjang dengan latar belakang hutan-hutan cemara?" "Itulah La Barka!" (Konteks : Monique menunjukkan La Barka kepada Rina). (La Barka hal. 12). (15) Monique : "Pantai Frejus di balik itu.” (Konteks : Monique menunjukkan letak Pantai Frejus). (La Barka hal. 13) (16) Rina : "Tangga masuk yang mana maksud anda?" Maman : “Itu, di dekat pintu besar di mana anda sering duduk”. (Konteks : Maman menunjukkan letak tangga yang ia maksud kepada Rina). (La Barka hal. 41).
Sejalan dengan teorinya Rustono (1999 : 38), tindak tutur representatif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur representatif “menunjukkan” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur representatif atau yang biasa juga disebut asertif, yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang
diungkapkan,
misalnya
menunjukkan.
Tindak
ilokusi
representatif
“menunjukkan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya atas apa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
dituturkannya dengan menggunakan tuturan yang berisi menunjukkan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan (14) dituturkan oleh Monique kepada Rina untuk menunjukkan letak La Barka. Begitu juga dengan tuturan (15) memiliki maksud yang sama dengan tuturan (14) yaitu menunjukkan letak Pantai Frejus. Demikian pula dengan tuturan (16) tujuan juga untuk menunjukkan tangga yang dimaksud oleh si penutur.
4.3.2. Tindak Ilokusi Direktif Tindak tutur direktif sering juga disebut dengan tindak tutur impositif, adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Adapun yang termasuk ke dalam jenis tindak ilokusi direktif antara lain tuturan memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memerintah, memberikan aba-aba, dan menantang. Menurut Leech, jenis ilokusi ini sering dapat dimasukkan ke dalam kategori
kompetitif,
karena
itu
mencakup
kategori-kategori
ilokusi
yang
membutuhkan sopan santun negatif. Namun di pihak lain, terdapat pula beberapa ilokusi direktif seperti “mengundang” yang secara intrinsik memang sopan. Dalam penelitian ini ditemukan lima jenis tindak ilokusi direktif yang meliputi mengajak, meminta, menyuruh, memohon, dan menyarankan. Tuturan tersebut dapat dilihat pada data berikut ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
4.3.2.1 Tindak Ilokusi Direktif Mengajak Tuturan “mengajak” merupakan tuturan yang mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan. Tuturan mengajak tersebut dapat dilihat dari tuturan di bawah ini. (17) Monique : “Siapa ikut aku?” (Konteks : Monique menanyakan ajakan siapa yang akan ikut dengannya). Josette : “Kukira aku akan naik bersamamu.” Poupette : “Aku juga.” (La Barka hal. 39). (18) Maman : “Kita berbaring sambil omong-omong di teras. Mari Rina!" (Konteks : Maman mengajak Rina untuk berbaring sambil omong-omong di teras). (La Barka hal. 39).
Sejalan dengan teorinya Gunarwan (1992:11), tindak tutur direktif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur direktif “mengajak” adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur direktif yakni bentuk tutur kata yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya saja mengajak. Tuturan “mengajak” merupakan tuturan yang mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Gunarwan dan Rahardi. Makna tuturan (17) dituturkan oleh Monique untuk mengajak siapa saja yang akan ikut dengannya. Begitu juga dengan tuturan (18) dituturkan Maman untuk mengajak Rina berbaring sambil omong-omong di teras. Dengan demikian, fungsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
dari tuturan “mengajak” merupakan tuturan yang mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan.
4.3.2.2 Tindak Ilokusi Direktif Meminta Tuturan “meminta” menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan “meminta”, apakah itu dalam suatu perbuatan atau tuturan saja. Tuturan itu diantaranya dapat dilihat dari tuturan dibawah ini. (19)
Anak kecil : “Mengapa kita tidak mengambil bis saja, mama?” (Konteks : Anak kecil meminta kepada ibunya untuk naik bis saja karena terlalu lama menunggu jemputan). (La Barka hal. 11).
(20)
Rina Rene
(21)
Rene : “Mengapa kau tertawa?” Rina : “Oh, maaf. Mungkin disebabkan oleh kebodohanku.” (Konteks : Rina meminta maaf kepada Rene karena merasa telah berbuat salah). (La Barka hal. 93).
: “Pengertian sahabat bagimu mungkin berlainan denganku.” : “Tidak mengapa.” “Pokoknya aku tidak suka, kalo kau takut padaku.” (Konteks : Rene meminta kepada Rina untuk tidak takut padanya). (La Barka hal. 93).
Sejalan dengan teorinya Gunarwan (1992:11), tindak tutur direktif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur direktif “meminta” adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur direktif yakni bentuk tutur kata yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya saja meminta.
Tuturan
“meminta” menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
tindakan “meminta”, apakah itu dalam suatu perbuatan atau tuturan saja. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Gunarwan dan Rahardi. Makna tuturan (19) dituturkan oleh anak kecil kepada ibunya agar si ibu mengambil bis karena telah terlalu lama menunggu jemputan. Tuturan (20) dituturkan oleh Rene untuk meminta agar Rina tidak takut padanya merupakan tindak ilokusi direktif “meminta”. Oleh sebab itu, kutipan wacana (21) merupakan tindak ilokusi direktif “meminta” karena tuturan tersebut berisi suatu permintaan dari Rina agar Rene memaafkan kesalahan yang telah ia buat. Dengan demikian, fungsi dari tuturan meminta adalah untuk melakukan suatu tindakan “meminta”, apakah itu dalam suatu perbuatan atau tuturan saja.
4.3.2.3 Tindak Ilokusi Direktif Menyuruh Tuturan “menyuruh” merupakan tuturan yang termasuk dalam tindak ilokusi direktif. Tuturan “menyuruh” merupakan tuturan yang menyatakan tindakan. Tuturan tersebut diantaranya dapat dilihat di bawah ini. (22)
Monique : “Letakkan barang-barang di kamar besar. Nyonya Bonin akan tinggal di kamar saya selama dia di sini.” Joseph : “Baik, nyonya.” (Konteks : Monique menyuruh Joseph untuk meletakkan barang di kamar besar). (La Barka hal.14).
(23)
Monique : “Kalau sudah selesai letakkan piring di ember”. (Konteks : Monique menyuruh untuk meletakkan piring di ember jika sudah selesai makan). (La Barka hal. 29).
(24)
Rene : “Kalau kau ke Draguignan, berbelanja atau lain-lain, sewaktu pulang, telponlah ke hangar.” (Konteks : Rene menyuruh untuk menelpon jika Rina sedang ke Draguignan). (La Barka hal. 93).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Sejalan dengan teorinya Gunarwan (1992:11), tindak tutur direktif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur direktif “menyuruh” adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur direktif yakni bentuk tutur kata yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya menyuruh. Tuturan “menyuruh” merupakan tuturan yang menyatakan tindakan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Gunarwan dan Rahardi. Makna tuturan (22) dituturkan oleh Monique agar Joseph meletakkan barangbarang yang dibawa Nyonya Bonin ke kamar besar. Demikian juga dengan tuturan (23) dan tuturan (24). Masing-masing dituturkan oleh penutur dengan maksud untuk menyuruh mitra tuturnya agar melakukan apa yang penutur minta. Dengan demikian, fungsi dari tuturan “menyuruh” adalah untuk menyatakan suatu perintah.
4.3.2.4 Tindak Ilokusi Direktif Menyarankan Tindak ilokusi direktif “menyarankan” adalah tindak ilokusi yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang berisi saran dan anjuran. Tutran tersebut diantaranya dapat dilihat di bawah ini. (25)
Monique : "Nanti kita kembali lagi, sayang. Sekarang harus cepat belanja, karena kalau agak siang sedikit sudah tidak ada pilihan ikan basah.” (Konteks: Monique menyarankan agar cepat belanja dan kembali lagi ketempat itu setelah selesai belanja supaya tidak kehabisan ikan basah). (La Barka hal. 30).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
(26)
Monique : "Rina, kau sebaiknya tinggal di sini dulu. Aku akan ke mobil buat menyimpan belanja kita sedikit demi sedikit.” (Konteks : Monique menyarankan kepada Rina untuk menunggu lebih dulu sementara ia memasukkan belanjaan ke dalam mobil). (La Barka hal. 33).
(27)
Rene : "Hari ini ada tetangga yang datang buat membersihkan rumah, menyikat lantai dan jendela. Anda tidak mau keluar untuk menghindari debu?" (Konteks : Rene menyarankan kepada Rina untuk keluar rumah agar terhindar dari debu saat rumah dibersihkan nanti). (La Barka hal. 53).
Sejalan dengan teorinya Gunarwan (1992:11), tindak tutur direktif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur direktif “menyarankan” adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur direktif yakni bentuk tutur kata yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan tertentu, misalnya menyarankan. Tindak ilokusi direktif “menyarankan” adalah tindak ilokusi yang dilakukan oleh penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang berisi saran dan anjuran. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Gunarwan dan Rahardi. Makna tuturan (25) dituturkan Monique agar Rina bergegas untuk ikut berbelanja agar mendapatkan ikan basah. Begitu juga pada tuturan (26) dan (27). Tuturan itu bermaksud agar mitra tutur mengikuti saran yang diucapkan oleh si penutur. Dengan demikian, tindak ilokusi direktif “menyarankan” digunakan penutur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
untuk menyuruh si pendengar agar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang berisi saran dan anjuran.
4.3.3 Tindak Ilokusi Komisif Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jadi, erat kaitannya dengan suatu tindakan di masa depan (berjanji, bersumpah, mengancam, menyatakan kesanggupan, berkaul). Jenis ilokusi ini cenderung menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif, karena tidak mengacu pada kepentingan penutur tetapi pada kepentingan petutur. Tindak ilokusi komisif yang ditemukan dalam penelitin ini yaitu menawarkan, menyatakan kesanggupan, dan berjanji. Tuturan tersebut dapat dilihat pada kutipan wacana di bawah ini.
4.3.3.1 Tindak Ilokusi Komisif Menawarkan Tindak ilokusi komisif “menawarkan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan menawarkan. Tuturan “menawarkan” adalah tuturan yang dilakukan untuk menawarkan bantuan. Tuturan tersebut dapat dilihat dibawah ini. (28)
Petugas : “Kalau nyonya mau naik, saya tolong membawakan kopor ke seberang jalan.” Rina : “Anda baik sekali. Tapi saya akan menunggu sebentar lagi.” (Konteks : Petugas menawarkan diri untuk mengangkat kopor ke seberang jalan) (La Barka hal. 11).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
(29)
Rene : "Kalau anda mau ke kolam renang, saya antar." Rina : “Baik kolamnya?” (Konteks : Rene menawarkan diri untuk mengantar Rina ke kolam renang) (La Barka hal. 53).
(30)
Monique : “Tidak ada bawang putih yang muda?” Angele : "Minggu depan. Berapa kau mau, aku sisihkan buat kau.” (Konteks : Angele menawarkan akan menyisihkan bawang putih muda kepada Monique jika ia ingin mengambil minggu depan). (La Barka hal. 33).
Sejalan dengan teorinya Rustono (1999 : 42), tindak tutur komisif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur komisif “menawarkan” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jadi, erat kaitannya dengan suatu tindakan di masa depan. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 :73) tindak tutur komisif yaitu bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran,misalnya saja menawarkan. Tuturan “menawarkan” adalah tuturan yang dilakukan untuk menawarkan bantuan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan (28) berisi tentang tuturan si petugas untuk menawarkan bantuan jika Rina ingin naik bis. Demikian juga dengan tuturan (29) dan (30) berisi tentang kesanggupan dalam membantu si mitra tutur. Dengan demikian tuturan “menawarkan” berfungsi untuk menawarkan bantuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
4.3.3.2 Tindak Ilokusi Komisif Menyatakan Kesanggupan Tindak Ilokusi komisif “menyatakan kesanggupan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan yang berfungsi untuk menyatakan kesanggupan. Tuturan tersebut diantaranya dapat dilihat pada tuturan di bawah ini.
(31)
Francine : "Kau mau berbelanja?" Monique : "Ya. Rina biar melihat pasar di Draguignan.” Francine : “Kau dapat meninggalkan anakmu di sini." Rina : "Dia tidak mengganggu?" Francine : "Tentu saja tidak, pagi begini tidak banyak pembeli." (Konteks : Francine menyanggupi untuk dititipi anak sementara mereka berbelanja). (La Barka hal. 31).
(32)
Rene : "Mari masuk, kuantar pulang." Rina : "Mengapa Monique tidak datang?" Rene : "Aku lewat di dekat toko, ketika kulihat dia hendak naik ke mobilnya, kutanya mau ke mana. Katanya hendak menjemputmu. Aku tak ada kesibukan lain. Jadi kukatakan, aku saja mengantarkanmu pulang. (Konteks : Rene menyatakan kesanggupan mengantarkan Rina pulang karena tidak ada pekerjaan). (La Barka hal. 88).
(33)
Rene : "Kalau kau setuju keluar malam, kutilpun sebelum akhir pekan ini?” Rina : “Baiklah.” (Konteks : Rina menyatakan kesanggupan u malam dengan Rene). (La Barka hal.93).
Sejalan dengan teorinya Rustono (1999 : 42), tindak tutur komisif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur komisif “menyatakan kesanggupan” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jadi, erat kaitannya dengan suatu tindakan di masa depan. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 :73) tindak tutur komisif yaitu bentuk tutur yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran,misalnya saja menyatakan kesanggupan. Tindak Ilokusi komisif “menyatakan kesanggupan” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan yang berfungsi untuk menyatakan kesanggupan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan (31) menyatakan kesanggupan si penutur untuk menjaga anak sementara mitra tutur berbelanja. Begitu juga dengan tuturan (32) dituturkan oleh si penutur untuk menyatakan kesanggupan mengantar pulang. Demikian juga dengan tuturan (33) yang dituturkan Rina merupakan tuturan “menyatakan kesanggupan” untuk keluar malam bersama dengan Rene. Dengan demikian, fungsi dari tuturan “menyatakan kesanggupan” untuk menyatakan kesanggupan. Isi tuturan di atas adalah sebuah janji dari penutur. Janji itulah yang mengikat penutur untuk melakukan sesuatu pada masa yang akan datang (masa setelah tuturan itu diucapkan).
4.3.3.3 Tindak Ilokusi Komisif Berjanji Tindak ilokusi komisif “berjanji” adalah tindak ilokusi yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan “berjanji”. Tuturan “berjanji” adalah tuturan yang dilakukan untuk menyatakan suatu perjanjian. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menemukan 1 tuturan “berjanji”. Tuturan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(34)
48
Rene
: "Aku akan ingat kepadamu." "Kaupanggil aku?" Rina : "Dan kau datang secepatnya?" Rene : “Secepatnya”. (Konteks : Rene berjanji akan datang secepatnya). (La Barka hal. 128).
Sejalan dengan teorinya Rustono (1999 : 42), tindak tutur komisif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur komisif “berjanji” adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jadi, erat kaitannya dengan suatu tindakan di masa depan. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003:73) tindak tutur komisif yaitu bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran,misalnya saja berjanji. Tuturan “berjanji” adalah tuturan yang dilakukan untuk menyatakan suatu perjanjian. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan (34) masing-masing dituturkan oleh Rina dan Rene dengan maksud untuk memberikan janji segera datang menemui jika seseorang memanggil. Dengan demikian, fungsi dari tuturan “berjanji” adalah untuk menyatakan suatu perjanjian. Isi tuturan di atas adalah sebuah janji dari penutur kepada mitra tuturnya. Janji itulah yang mengikat penutur untuk melakukan sesuatu pada masa yang akan datang (masa setelah tuturan itu diucapkan) sesuai dengan isi tuturan yang dia ucapkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
4.3.4 Tindak Ilokusi Ekspresif Tindak ilokusi ekspresif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturan-tuturan memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung termasuk ke dalam jenis tindak tutur ekspresif. Ilokusi ekspresif cenderung menyenangkan. Karena itu secara intrinsik, ilokusi ini sopan. Kecuali ilokusi-ilokusi ekspresif seperti “mengecam” dan “menuduh”. Dalam tindak ilokusi ekspresif, ditemukan tuturan mengucapkan terima kasih, mengeluh dan memuji. Tuturan tersebut dapat dilihat pada data berikut ini.
4.3.4.1 Tindak Ilokusi Ekspresif Mengucapkan Terima Kasih Tindak ilokusi ekspresif “mengucapkan terima kasih” adalah tindak ilokusi yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan yang berisi ucapan terima kasih. Tuturan tersebut dapat dilihat di bawah ini. (35)
Rina : "Terimakasih, anda baik sekali." (Konteks : Rina mengucapkan terimakasih kepada petugas yang menolongnya). (La Barka hal. 9).
(36)
Rina : “Kalau anda sudi membawakan kopor ini sampai di luar setasiun, saya akan berterimakasih." (Konteks : Rina akan sangat berterimakasih jika dibantu membawa kopor sampai luar setasiun). (La Barka hal. 9).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(37)
50
Rina : "Saya tidak tahu, apakah anda mau segelas air jeruk?” Maman : "Nanti saja,terimakasih." (Konteks : Maman mengucapkan terimakasih untuk tawaran segelas air jeruk). (La Barka hal.39).
Sejalan dengan teorinya Rustono (1999 : 41), tindak tutur ekspresif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif “mengucapkan terimakasih” adalah tindak ilokusi yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan yang berisi ucapan terima kasih. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya saja berterima kasih Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan (35) diucapkan Rina karena ada petugas yang menolongnya. Tuturan (36) diucapkan
Rina sebagai ekspresi jika ada seseorang yang mau
membantunya mengangkat kopor hingga ke luar setasiun. Begitu juga dengan tuturan (37) dituturkan oleh Maman untuk mengucapkan terimakasih karena tawaran air jeruk untuknya.
4.3.4.2 Tindak Ilokusi Ekspresif Mengeluh Tindak ilokusi ekspresif “mengeluh” adalah tindak ilokusi yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan “mengeluh”. Tuturan “mengeluh” adalah tuturan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
dilakukan untuk menyatakan susah karena penderitaan, kesakitan, dan kekecewaan. Tuturan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. (38)
Maman : "Kita sering membicarakan rumah tangga Francine atau kenalan- kenalan lain. Sedangkan rumah tangga anak saya sendiri tidak sesehat yang dapat diharapkan. Anda melihat, bukan?" (Konteks : Maman mengeluhkan keadaan rumah tangga anaknya yang tidak begitu harmonis). (La Barka hal. 41).
(39)
Francine : "Kaulihat bagaimana suamiku.” Rina : "Apakah dia selalu begitu?" Francine : "Dulu dia tidak demikian. Yang kumaksud, memang sifatnya serba ragu-ragu. Tetapi dulu selalu menarik perhatian, kepada segala yang kusukai atau yang tidak kusenangi." (Konteks : Francine mengeluhkan perubahan sikap suaminya yang tidak seperti dulu lagi). (La Barka hal. 61).
(40)
Francine : "Lima tahun yang terakhir ini benar-benar aku kehilangan dia. Ya, kami masih bepergian bersama, mengunjungi kawan bersama-sama. Tapi kami tidak lagi mempunyai hubungan yang intim." (Konteks : Francine mengeluhkan bahwa lima tahun terakhir ini ia tidak lagi mesra dengan suaminya). (La Barka hal. 61).
Sejalan dengan teorinya Rustono (1999 : 41), tindak tutur ekspresif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif “mengeluh” adalah tuturan yang dilakukan untuk menyatakan susah karena penderitaan, kesakitan, dan kekecewaan. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya saja mengeluh Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan (38) jelas terlihat bahwa Maman nampak susah melihat rumah tangga anaknya yang tidak sehat. Begitu juga dengan tuturan (39) dan (40) menunjukkan kesusahan hati Francine dengan sikap Rene yang telah berubah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Fungsi dari tuturan ekspresif “mengeluh” adalah untuk menyatakan susah karena penderitaan, kesakitan, dan kekecewaan. 4.3.4.3 Tindak Ilokusi Ekspresif Memuji Tindak ilokusi ekspresif “memuji” adalah tindak ilokusi yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan yang berisi pujian. Tuturan “memuji” adalah tuturan yang digunakan untuk melahirkan suatu penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah, berani, dan sebagainya. Tuturan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. (41)
Monique : "Bagaimana pendapatmu mengenai Sophie?" Rina : “Sophie?” Monique : "Ya, cantik bukan? Gadis yang cerdik dan baik hati." Rina : "Dia bertubuh menggiurkan." (Konteks : Monique memuji Sophie seorang gadis yang cantik, cerdik, dan baik hati sedangkan Rina menambahkan bahwa Sophie memiliki bentuk tubuh yang bagus). (La Barka hal. 69).
(42)
Monique : "David juga penggitar yang mahir. Kau harus melihat, malam- malam di sini pada waktu kami menyalakan api di pediangan. Lalu David memetik gitar dan menyanyi. Simpatik sekali." (Konteks : Monique memuji David adalah seorang pemain gitar yang mahir). (La Barka hal. 73).
(43)
Tukang maasak : “Bagaimana?” Rina : "Enak. Rasanya kurang berlemak daripada yang pernah saya makan. Saya tidak begitu suka makanan yang bergajih.” (Konteks : Rina memuji masakan yang dibuat si tukang masak enak dan tidak banyak mengandung lemak). (La Barka hal. 80).
Sejalan dengan teorinya Rustono (1999 : 41), tindak tutur ekspresif seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif “memuji” adalah tuturan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
digunakan untuk melahirkan suatu penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah, berani, dan sebagainya. Begitu juga dengan teori Rahardi (2003 : 73) tindak tutur ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya saja memuji. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Rustono dan Rahardi. Makna tuturan
(41)
dituturkan oleh Monique untuk
menunjukkan
kekagumannya pada Sophie. Oleh sebab itu tuturan (41) merupakan tindak ilokusi ekspresif “memuji” karena tuturan tersebut berisi penghargaan terhadap diri Sophie. Begitu juga dengan tuturan (42) tuturan itu berisi penghargaan atas kemahiran David bermain gitar yang dituturkan oleh Monique. Demikian juga dengan tuturan (43) tuturan yang dituturkan Rina memuji tentang rasa masakan yang dibuat oleh si tukang masak. Dengan demikian fungsi dari tuturan ekspresif “memuji” adalah untuk melahirkan suatu penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah, berani, dan sebagainya.
4.3.5 Tindak Ilokusi Deklarasi Tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Menurut Leech, berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas. Misalnya mengesahkan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, mengabulkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni. Oleh Searle sendiri, tindakan-tindakan ini merupakan merupakan kategori tindak ujar yang sangat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
khusus, karena biasanya tindakan ini dilakukan oleh seseorang yang dalam sebuah kerangka acuan kelembagaan diberi wewenang untuk melakukannya. Contohnya adalah hakim yang menjatuhkan hukuman kepada pelanggar undang-undang, pendeta yang membabtis bayi, dan lain-lain. Sebagai suatu tindakan kelembagaan (dan bukan sebagai tindakan pribadi) tindakan-tindakan tersebut hampir tidak melibatkan faktor sopan santun. Dalam penelitian ini hanya ditemukan tiga tindak ilokusi deklarasi yaitu tindak ilokusi deklarasi “memutuskan”
4.3.5.1 Tindak Ilokusi Deklarasi Memutuskan Tindak ilokusi deklarasi “memutuskan” adalah tindak ilokusi yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk memutuskan suatu hal atau permintaan dari mitra tuturnya. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan tuturan “memutuskan” yang dapat dilihat pada tuturan di bawah ini.
(44)
Rene : “Kau tidak pergi dengan mereka ke pantai?” Rina : “Tidak. Monique pulang hari ini.” (Konteks : Rina memutuskan untuk tidak ikut ke pantai karena ingin menunggu Monique pulang). (La Barka hal. 121).
(45)
Monique : "Ya, lebih baik Sabtu, karena Senin yang akan Daniel tiba." (Konteks : Monique memutuskan untuk pergi sabtu karena Daniel akan datang hari Senin). (La Barka hal. 122).
(46)
Yvone : "Biarkan anakmu kami bawa." Rina : "Terlalu merepotkan. Lagipula dia masih harus tidur siang.” (Konteks : Rina memutuskan agar anaknya jangan dibawa ke pantai karena akan merepotkan dan masih harus tidur siang). (La Barka hal. 134).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Sejalan dengan teorinya Gunarwan (1992 : 12), tindak tutur deklarasi seperti di atas menyatakan bahwa tindak tutur deklarasi “memutuskan” adalah tindak tutur yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan) yang baru. Tindak ilokusi deklarasi “memutuskan” adalah tindak ilokusi yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk memutuskan suatu hal atau permintaan dari mitra tuturnya. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Gunarwan. Makna tuturan (44) dituturkan oleh Rina kepada Rene dengan maksud untuk memutuskan sikapnya tetap di rumah untuk menunggu Monique pulang. Dengan demikian, tuturan di atas merupakan tindak ilokusi deklarasi “memutuskan” karena tuturan di atas berisi tentang keputusan dari penutur kepada mitra tuturnya. Tuturan “memutuskan” berfungsi untuk memutuskan suatu hal atau permintaan dari mitra tutur.
4.4. Fungsi tindak tutur dalam novel La Barka pengarang Nh. Dini Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi tindak tutur ilokusi yang ditemukan dalam tuturan novel La Barka pengarang Nh. Dini adalah fungsi kompetitif, menyenangkan, bekerja sama, dan bertentangan.
4.4.1 Fungsi Kompetitif Fungsi kompetitif (competitive) adalah tuturan yang tidak bertatakrama (discourteous), misalnya meminta pinjaman dengan nada memaksa. Tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan sosial, sehingga di sini melibatkan sopan santun, tetapi sopan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
santun yang mempunyai sifat negatif dan tujuannya mengurangi ketidak harmonisan; misalnya memerintah, meminta, menuntut, dan mengemis. Pada fungsi kompetitif ini ditemukan tuturan “meminta”. Adapun yang termasuk fungsi “meminta” dalam novel La Barka pengarang Nh. Dini dapat dijelaskan pada data di bawah ini.
4.4.1.1 Fungsi Kompetitif Meminta Fungsi tuturan “meminta” termasuk fungsi kompetitif karena melibatkan sopan santun walaupun sopan santun negatif. Empat diantaranya dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. (45) Rina : “Berilah aku waktu untuk istirahat, untuk mengenal rumahmu, untuk makan masakanmu dari Perancis Selatan.” (Konteks : Rina meminta waktu untuk istirahat, mengenal rumah, dan mencicipi masakan buatan Monique). (La Barka hal. 12) (46) Monique : “Tidak ada bawang putih yang muda?” (Monique meminta bawang putih muda kepada seorang penjual). (La Barka hal. 33). (47) Sophie : “Porto dengan es yang banyak!” (Konteks: Sophie meminta suatu jenis minuman dengan diberi es yang banyak kepada Francine). (La Barka hal.76) (48) Sophie : “Es krim, coklat marmer kalo ada” (Sophie meminta es krim atau coklat marmer kepada pelayan). (La Barka hal. 82 )
Sejalan dengan teorinya Searle (dalam Leech yang diindonesiakan Oka 1993: 162) dalam bukunya yang berjudul The Principles of Pragmatics, fungsi kompetitif “meminta” seperti di atas menyatakan bahwa fungsi tuturan “meminta” termasuk dalam fungsi kompetitif karena melibatkan sopan santun walaupun sopan santun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
negatif. Tuturan “meminta” menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan “meminta”, apakah itu dalam suatu perbuatan atau tuturan saja. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Searle. Fungsi dari tuturan (45) adalah kompetitif “meminta”. Tuturan tersebut dituturkan oleh Rina untuk meminta Monique memberi kesempatan istirahat dan membuatkan masakan ala Perancis Selatan. Tuturan ini melibatkan sopan santun karena mengandung tuturan yang diperhalus. Makna tuturan (46) merupakan permintaan dari Monique untuk meminta penjual menyediakan barang yang diinginkan. Demikian juga dengan fungsi tuturan (47) dan (48). Tuturan-tuturan tersebut merupakan fungsi dari tuturan kompetitif “meminta” karena selain mengandung sopan santun, tuturan tersebut juga menggunakan tuturan yang diperhalus. Dalam fungsi kompetitif ini, sopan santun mempunyai sifat negatif dan tujuannya adalah mengurangi ketidakharmonisan yang tersirat dalam kompetisi antara apa yang ingin dicapai oleh penutur dengan apa yang dituntut oleh sopan santun.
4.4.2 Fungsi Menyenangkan Fungsi menyenangkan (convivial) adalah tuturan yang bertatakrama (mengandung tata karma). Tujuan ilokusi pada fungsi menyenangkan adalah sejalan dengan tujuan sosial. Pada fungsi menyenangkan ini, sopan santun lebih positif bentuknya dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah; misalnya tuturan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
menawarkan, mengajak, mengundang, menyapa, mengucapkan terimakasih, dan mengucapkan selamat. Pada fungsi menyenangkan ini, peneliti menemukan beberapa tuturan yang bertatakrama dan mempunyai tujuan yang sejalan dengan tujuan sosial. Tuturan tersebut adalah “mengucapkan terimakasih”, “menawarkan”, dan “menyapa”. Adapun yang termasuk fungsi “mengucapkan terimakasih”, “menawarkan”, dan “menyapa” dalam novel La Barka karya Nh. Dini dapat dijelaskan pada data di bawah ini.
4.4.2.1 Fungsi Menyenangkan Mengucapkan Terimakasih Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menemukan
tuturan
yang
berfungsi
menyenangkan “mengucapkan terimaksih”. 3 diantaranya dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. (49) Rina : "Terimakasih, anda baik sekali." (Konteks : Rina mengucapkan terimakasih kepada seorang laki-laki karena dibantu menurunkan kopor dan menggendong anaknya keluar dari kereta. (La Barka hal. 9). (50) Rina : “Saya tidak tahu, apakah anda mau segelas air jeruk?” Maman : “Nanti saja, terimakasih.” (Konteks: Maman mengucapkan terimakasih untuk tawaran segelas air jeruk dari Rina). (La Barka hal. 39). (51) Petugas : ”Terimakasih, nyonya”. (Konteks : petugas terimakasih karena diberi uang oleh nyonya). (La Barka hal. 10).
mengucapkan
Sejalan dengan teorinya Leech yang diindonesiakan oleh Oka (1993: 162) dalam bukunya yang berjudul The Principles of Pragmatics, data di atas termasuk ke dalam fungsi menyenangkan “mengucapkan terimakasih” karena bertata krama,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial. Sopan santun mempunyai bentuk yang positif dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Leech. Makna Tuturan (49) dituturkan oleh Rina kepada seorang laki-laki dengan maksud untuk berterimakasih karena telah dibantu menurunkan kopor dan menggendong anaknya keluar dari kereta. Oleh karena itu, tuturan (49) merupakan fungsi menyenangkan “mengucapkan terimakasih” sebab tuturan tersebut berisi ucapan terimakasih yang bertata karma, beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial. Demikian juga dengan tuturan (50) dan (51) mengandung fungsi menyenangkan “berterimakasih” karena bertata krama, beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial. Sopan santun mempunyai bentuk yang positif dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah.
4.4.2.2 Fungsi Menyenangkan Menawarkan Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menemukan
tuturan
yang
berfungsi
menyenangkan “menawarkan”. 3 diantaranya dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. (52) Monique : "Kira-kira dua puluh menit dengan mobil. Kita bisa mandi-mandi di pantai tiga kali seminggu kalau kau mau.” (Konteks : Monique menawarkan pergi ke pantai hingga tiga kali seminggu kepada Rina). (La Barka hal. 13). (53) Francine : “Kau dapat meninggalkan anakmu di sini.” (Konteks : Francine menawarkan untuk menjaga anak Rina. (La Barka hal. 31). (54) Rene : "Kalau anda mau ke kolam renang, saya antar." (Konteks : Rene menawarkan mengantarkan Rina ke kolam renang). (La Barka hal. 53).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Sejalan dengan teorinya Leech yang diindonesiakan oleh Oka (1993: 162) dalam buku pragmatiknya yang berjudul The Principles of Pragmatics, data di atas termasuk ke dalam fungsi menyenangkan “menawarkan” karena bertata krama, beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial. “Menawarkan” mempunyai bentuk yang positif dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Leech. Makna
tuturan
(52)
mengandung
“menawarkan” karena penutur (Monique)
fungsi
tuturan
menyenangkan
berusaha bersikap ramah dan berlaku
sopan dengan menawarkan mengajak ke pantai kepada Rina. Tujuan penutur bersikap demikian adalah untuk menciptakan situasai yang akrab. Demikian juga dengan tuturan (53) dan tuturan (54) mengandung fungsi menyenangkan “menawarkan” karena tuturan tersebut bertata krama, beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial.
4.4.2.3 Fungsi Menyenangkan Menyapa Dalam penelitian ini, peneliti juga menemukan fungsi tuturan menyenangkan “menyapa”. Tiga diantaranya dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. (55) Monique : "Ini Rina. Kau telah mengenal namanya sejak lama." Francine : "Selamat pagi, Rina,aku Francine." (Konteks : Francine menyapa Rina saat diperkenalkan oleh Monique). (La Barka hal. 30). (56) Monique : “Selamat pagi, saya tinggalkan keranjang disini boleh?” (Konteks : Monique menyapa penjual). (La Barka hal. 32). (57) Monique : "Ini Rene, Rina." Rene : “Selamat siang.” (Konteks : Rene menyapa Rina setelah dikenalkan oleh Monique). (La Barka hal. 34).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Sejalan dengan teorinya Leech yang diindonesiakan Oka (1993: 162) dalam bukunya yang berjudul The Principles of Pragmatics, data di atas termasuk ke dalam fungsi menyenangkan “menyapa” karena bertata krama, beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial. “Menyapa” mempunyai bentuk yang positif dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Leech. Makna tuturan (55) mengandung fungsi tuturan menyenangkan “menyapa” karena penutur (kondektur) berusaha bersikap ramah dan berlaku sopan dengan mengucapkan salam atau menyapa orang yang baru diperkenalkan. Tujuan penutur bersikap demikian adalah untuk menciptakan situasi yang akrab dengan beramah tamah dan mengucapkan salam. Demikian juga dengan tuturan (56) dan tuturan (57) mengandung fungsi menyenangkan “menyapa” karena tuturan tersebut berfungsi untuk bertata krama, bersikap beramah tamah, dan melibatkan tujuan sosial.
4.4.3 Fungsi Bekerja Sama Fungsi kerja sama (collaborative) adalah tidak melibatkan sopan santun karena pada fungsi ini sopan santun tidak relevan. Tujuan ilokusinya tidak melibatkan tujuan sosial; misalnya menyatakan, melaporkan, mengumumkan, dan mengajarkan. Pada
penelitian
ini
ditemukan
dua
fungsi
bekerja
sama
yaitu
“mengumumkan” dan “melaporkan”. Tuturan tersebut dapat ditunjukkan pada data berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
4.4.3.1 Fungsi Bekerja Sama Mengumumkan Dalam penelitian ini, peneliti hanya menemukan 2 tuturan yang merupakan fungsi bekerja sama “mengumumkan”. Tuturan bekerja sama “mengumumkan” dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. (58) Monique : "Nanti kita kembali lagi, sayang. Sekarang harus cepat belanja, karena kalau agak siang sedikit sudah tidak ada pilihan ikan basah." (Konteks : Monique memberikan pengarahan kepada Rina dan anaknya). (La Barka hal. 30). (59) Francine : "Kau ke belakang dengan Madame Paulltte, ada kue di sana!” (Konteks : Francine memberi pengarahan kepada Rina). (La Barka hal. 30).
Sejalan dengan teorinya Leech yang diindonesiakan Oka (1993: 162) dalam bukunya yang berjudul The Principles of Pragmatics, data di atas mengandung fungsi bekerjasama “mengumumkan” sehingga tuturan tersebut tidak perlu melibatkan sopan santun, tetapi memiliki tujuan sosial. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Leech. Makna tuturan (58) di atas yang dituturkan oleh Monique adalah mengumumkan kepada Rina dan anaknya untuk segera berbelanja sebelum kehabisan ikan basah. Demikian juga dengan tuturan (59) yang juga dituturkan oleh Francine berfungsi untuk mengumumkan kepada Rina untuk mengikuti Madame Paullette yang akan memberikan kue.. Tuturan (58) dan tuturan (59) di atas adalah bekerjasama “mengumumkan” sehingga tuturan tersebut tidak perlu melibatkan sopan santun, tetapi memiliki tujuan sosial.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
4.4.3.2 Fungsi Bekerja Sama Melaporkan Fungsi tuturan “melaporan” termasuk dalam fungsi “bekerja sama” karena tidak melibatan sopan santun. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan tuturan yang termasuk ke dalam fungsi bekerja sama “melaporkan”. 3 diantaranya dapat dilihat pada data tuturan di bawah ini. (60) Monique : "Daniel akan datang akhir bulan Agustus nanti”. (Konteks : Monique melaporkan kepada Rina dan Maman bahwa Daniel akan datang akhir bulan Agustus). (La Barka hal. 41). (61) Joseph : "Musim ini tidak baik. Banyak kembang yang jatuh sebelum menjadi." (Konteks : Joseph melaporkan bahwa musim kali ini tidak baik karena banyak kembang yang jatuh sebelum waktunya). (La Barka hal. 49). (63) Joseph : "Musim ini yang banyak berbuah adalah almon dan nugat. Tapi nugat pun tidak akan banyak yang dapat dipanen jika isteri Tuan Serge terus menerus datang." (Konteks : Joseph melaporkan bahwa musim ini yang banyak berbuah adalah almond an nugat, tetapi istri Tuan Serge selalu memetik buah sebelum waktu panen tiba sehingga akan sedikit buah yang dapat dipanen). (La Barka hal. 49).
Sejalan dengan teorinya Leech yang diindonesiakan oleh Oka (1993: 162) dalam buku pragmatiknya yang berjudul The Principles of Pragmatics, data di atas mengandung fungsi bekerjasama “melaporkan” sehingga tuturan tersebut tidak perlu melibatkan sopan santun, tetapi memiliki tujuan sosial. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Leech. Fungsi dari tuturan (60) adalah melaporkan kepada Rina dan Maman bahwa Daniel akan datang bulan Agustus. Demikian juga dengan tuturan (61) dan tuturan (62) dituturkan oleh penutur (Joseph) yang berfungsi untuk melaporkan tentang hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
panen musim ini. Oleh karena itu, kutipan wacana di atas merupakan fungsi bekerja sama “melaporkan”, karena tuturan di atas tidak melibatkan sopan santun.
4.4.4 Fungsi Bertentangan Pada fungsi bertentangan (conflictive), unsur sopan santun tidak ada sama sekali karena fungsi ini pada dasarnya bertujuan menimbulkan kemarahan. Tujuan ilokusinya bertentangan dengan tujuan sosial; misalnya mengancam, menuduh, menyumpahi, dan memarahi. Pada fungsi “bertentangan” ditemukan fungsi tuturan “mengancam” dan “memarahi”.
4.4.4.1 Fungsi Bertentangan Mengancam Dalam penelitian ini, peneliti hanya menemukan 1 fungsi tuturan bertentangan “mengancam”. Tuturan tersebut dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. (63) Sophie : "Kalau Xavier pergi, saya juga turut." (Konteks : Sophie mengancam akan ikut pergi jika Xavier disuruh pergi dari La Barka). (La Barka hal. 113).
Sejalan dengan teorinya Leech yang diindonesiakan Oka (1993: 162) dalam bukunya yang berjudul The Principles of Pragmatics, data tuturan di atas mengandung fungsi bertentangan “mengancam”, karena unsur sopan santun tidak ada sama sekali sehingga bertentangan dengan tujuan sosial. Selain itu, fungsi ini pada dasarnya bertujuan menimbulkan kemarahan. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Leech.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Makna tuturan (63) adalah fungsi bertentangan “mengancam”, karena Sophie mengancam akan ikut pergi apabila Xavier disuruh pergi dari La Barka. Oleh karena itu, tuturan di atas merupakan fungsi bertentangan “mengancam”, karena unsur sopan santun tidak ada sama sekali sehingga bertentangan dengan tujuan sosial. Selain itu, fungsi ini pada dasarnya bertujuan menimbulkan kemarahan.
4.4.4.2 Fungsi Bertentangan Memarahi Dalam penelitian ini, peneliti menemukan
fungsi tuturan bertentangan
“memarahi”. 3 diantara tuturan “memarahi” dapat dilihat pada tuturan di bawah ini. (64) Francine : "Apa yang akan kita kerjakan hari ini?" “Rene!” "Ehm." "Kau tidak menjawab pertanyaanku." (Konteks : Francine memarahi Rene karena tidak menjawab pertanyaannya. (La Barka hal. 59). (65) Rne : "Kau tidak kenal Francine.” Rina : "Oh, peduli amat dengan itu semua." (Konteks : Rina memarahi Rene karena dianggap tidak kenal dengan Francine). (La Barka hal. 144). (66) Christine : "Bodoh!" "Kau lebih bodoh dari yang kusangka." (Konteks : Christine memarahi Rina karena telah berpikir bodoh. (La Barka hal. 201).
Sejalan dengan teorinya Leech (1993:162) dalam bukunya yang berjudul The Principles of Pragmatics yang diindonesiakan oleh Oka, data tuturan di atas merupakan tuturan yang berfungsi untuk memarahi, karena unsur sopan santun dalam tuturan “memarahi” tidak ada sama sekali sehingga tuturan tersebut bertentangan dengan tujuan sosial. Data di atas sesuai dengan yang dimaksud oleh Leech.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Makna tuturan (64) di atas adalah fungsi bertentangan “memarahi”, yaitu Francine memarahi Rene karena Rene tidak menjawab pertanyaan Francine. Begitu juga dengan tuturan (65) dituturkan oleh Rina yang memarahi Rene karena Rene menganggap Rina tidak mengenal Francine. Demikian juga dengan tuturan (66) dituturkan oleh Christine untuk memarahi atau mengungkapkan perasaannya yang sedang jengkel karena Rina sudah berpikir bodoh. Oleh karena itu, tuturan-tuturan di atas merupakan tuturan yang berfungsi untuk memarahi, karena unsur sopan santun dalam tuturan “memarahi” tidak ada sama sekali.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1 Jenis Tindak Ilokusi Tindak ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan daya tuturan. Tindak ilokusi tidak mudah diidentifikasi, karena tindak ilokusi berkaitan dengan siapa bertutur kepada siapa, kapan dan di mana tindak tutur itu dilakukan dan sebagainya. Oleh Wijana (1996:18), tindak tutur ilokusi dapat diidentifikasi sebagai tindak tutur yang berfungsi untuk menginformasikan sesuatu dan melakukan sesuatu. Jenis dan fungsi yang ditemukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk lebih memahami maksud dari tuturan-tuturan antar tokoh yang ada dalam novel La Barka dilihat dari segi pragmatik, khususnya dalam kajian tindak tutur ilokusi. Hal ini dikarenakan, tuturan yang dituturkan oleh masing-masing tokoh dalam novel tersebut sebenarnya bukan hanya sekedar tuturan yang digunakan untuk berkomunikasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
dengan antar tokoh saja (hanya penutur dan mitra tutur dalam novel saja yang bisa menangkap maksud dari tuturan), melainkan juga mempunyai maksud dan fungsi yang bisa ditangkap oleh para pembaca. Biasanya, maksud dan fungsi yang dapat ditangkap oleh pembaca bisa berupa amanat atau pesan. Jenis tindak ilokusi tersebut ada yang berupa tuturan yang menyatakan kebenaran (representatif), tuturan yang bermaksud memerintah atau menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu (direktif), tuturan yang menyatakan janji (komisif), tuturan yang menyatakan sikap atau ekspresi (ekspresif), dan tuturan yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status dan keadaan) yang baru (deklarasi). Kemunculan kelima jenis tindak tutur tersebut tentu memiliki alasan atau latar belakangnya masing-masing. Alasan atau latar belakang yang dimaksud bersumber dari penutur. Dalam hal ini, yang ingin diketahui adalah apa yang menjadi dasar atau alasan penutur menuturkan suatu tuturan. Jenis tindak ilokusi pertama yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tindak ilokusi representatif. Tindak ilokusi ini muncul dengan dilatarbelakangi oleh keinginan penutur untuk menyatakan kebenaran. Hal ini akan sangat tampak dalam tuturan yang sifatnya melaporkan, menunjukkan, menyatakan, menyebutkan, dan lain sebagainya. Jenis tindak tutur ini kadang-kadang disebut juga tindak tutur asertif. Tuturan-tuturan yang diucapkan penutur ketika ingin mewujudkan tindak ilokusi ini sifatnya cenderung netral jika dilihat dari segi sopan santun. Dikatakan cenderung netral karena maksud tuturan penutur itu hanya meyakinkan mitra tutur dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
mengungkapkan suatu kebenaran. Tuturan yang diucapkan penutur itu mengikat penutur sendiri akan kebenaran dari apa yang diucapkan; mitra tutur bukanlah pihak yang menjadi pusat perhatian utama. Contoh : (67) Christine : "Aku senang kepadamu, Rina." (Konteks : Christine menyatakan kepada Rina bahwa ia menyukainya). (La Barka hal. 202) Tuturan (67) merupakan tindak ilokusi representatif “menyatakan”. Tuturan dituturkan oleh penutur untuk menyatakan kebenaran kepada mitra tuturnya bahwa memang benar ia menyukai Rina karena kejujuran sifatnya. Dengan demikian, fungsi tuturan “menyatakan” adalah untuk menyatakan kebenaran akan suatu hal, karena kebenaran tindak ilokusi representatif “menyatakan” adalah apa yang dituturkan sesuai dengan kenyataan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rustono (1999:38) yang menyebutkan bahwa tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang
diujarkan.
Pernyataan
dari
penutur
itulah
yang
membuat
peneliti
memasukkannya ke dalam tindak ilokusi representatif “menyatakan”. Jenis yang kedua adalah tindak ilokusi direktif. Dalam tindak ilokusi direktif muncul dengan latar belakang atau alasan bahwa penutur memiliki maksud agar mitra tutur melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang menjadi isi tuturannya. Contoh : (68) Monique : "Bagaimana pun, sebaiknya dari sekarang kau berhati-hati kalau berbicara dengan Ivonne." (Konteks : Monique menyuruh Rina untuk berhatihati berbicara dengan Ivonne). (La Barka hal. 141).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Tuturan (68) merupakan tindak ilokusi direktif “menyuruh”. Tuturan dituturkan Monique kepada Rina agar Rina berhati-hati berbicara dengan Ivonne. Oleh karena itu, tuturan (68) merupakan tindak ilokusi direktif “menyuruh” karena tuturan tersebut dimaksudkan agar mitra tutur mau melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang menjadi isi tuturannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Gunarwan (1992:11) yang menyatakan bahwa tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Fungsi dari tuturan “menyuruh” adalah untuk menyatakan suatu perintah. Jenis tindak ilokusi ketiga yang ditemukan dari hasil analisis terhadap data yang ada adalah tindak ilokusi komisif. Kemunculan tindak ilokusi komisif dilatarbelakangi oleh keinginan penutur untuk melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Apa yang dilakukan penutur itu erat kaitannya dengan suatu kejadian atau peristiwa yang menimpa dirinya sebagai individu ataupun sebagai bagian dari kelompok sosial atau lembaga. Lewat tuturan ini, penutur terikat untuk melakukan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Contoh : (69) Rene Rina Rene
: "Aku akan ingat kepadamu." "Kaupanggil aku?" : "Dan kau datang secepatnya?" : “Secepatnya”. (Konteks : Rene berjanji akan datang secepatnya). (La Barka hal. 128).
Tuturan (69) merupakan tindak ilokusi komisif “berjanji”. Tuturan dituturkan oleh Rene dengan maksud untuk melakukan tindakan pada masa yang akan datang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
yaitu menyatakan kesanggupan. Isi tuturan di atas adalah sebuah janji dari penutur. Janji itulah yang mengikat penutur untuk melakukan sesuatu pada masa yang akan datang (masa setelah tuturan itu diucapkan). Hal ini sesuai dengan pendapatnya Rustono (1999 : 42), bahwa tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Jenis tindak ilokusi yang keempat adalah tindak ilokusi ekspresif. Latar belakang
kemunculan
tindak
ilokusi
ekspresif
ini
adalah
penutur
ingin
mengungkapkan perasaannya (senang, puas, sedih, kecewa, dan sebagainya) secara spontan berkaitan dengan situasi atau keadaan yang memiliki kaitan atau pengaruh langsung ataupun tidak langsung. Contoh : (70) Rina : "Ah, sekarang aku tidak peduli lagi.” (Konteks : Rina mengeluh dengan keadaan yang dihadapinya). (La Barka hal. 152). Tuturan (70) merupakan tindak ilokusi ekspresif “mengeluh”. Tuturan dituturkan oleh Rina karena merasa kecewa dengan sikap Rene yang pengecut. Isi tuturan di atas adalah sebuah ungkapan spontan dari perasaan penutur.
4.5.2 Fungsi Tindak Tutur Ilokusi Manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya menggunakan bahasa sebagai alat komunikasinya. Untuk itu, fungsi bahasa untuk berinteraksi dengan masyarakat sangatlah penting. Fungsi bahasa dalam masyarakat tidak hanya memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
satu fungsi saja akan tetapi ada beberapa fungsi lain, salah satunya yaitu fungsi ilokusi. Fungsi tindak tutur tersebut ada 4 yaitu: fungsi kompetitif (competitive) adalah tuturan yang tidak bertatakrama (discourteous), fungsi menyenangkan (convivial) adalah tuturan yang bertatakrama, fungsi kerja sama (collaborative) adalah tuturan yang tidak melibatkan sopan santun karena pada fungsi ini sopan santun tidak relevan, dan yang terakhir adalah fungsi bertentangan (conflictive) adalah tuturan unsur sopan santunnya tidak ada sama sekali karena fungsi ini pada dasarnya bertujuan menimbulkan kemarahan. Temuan 4 fungsi tindak ilokusi yang ditemukan oleh peneliti tersebut, sama halnya dengan teori Leech yang diindonesiakan oleh Oka 1993: 162 dalam buku pragmatiknya yang berjudul The Principles of Pragmatics, bahwa fungsi ilokusi dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis sesuai dengan hubungan fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan-tujuan sosial berupa pemeliharaan perilaku yang sopan dan terhormat. Adapun fungsi tindak ilokusi antara lain kompetitif, menyenangkan, bekerja sama, dan bertentangan. Fungsi tindak ilokusi pertama yang ditemukan dalam penelitian ini adalah fungsi kompetitif. Fungsi kompetitif (competitive) adalah tuturan yang tidak bertatakrama (discourteous). Contoh dari tuturan ini misalnya, meminta pinjaman dengan nada memaksa. Tujuan ilokusi pada fungsi ini sejalan dengan tujuan sosial, sehingga di sini melibatkan sopan santun, tetapi sopan santun yang mempunyai sifat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
negatif dan tujuannya mengurangi ketidak harmonisan. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menemukan 1 fungsi tuturan kompetitif, yaitu “meminta”. Contoh : (71) Sophie : “Porto dengan es yang banyak!” (Konteks: Sophie meminta suatu jenis minuman dengan diberi es yang banyak kepada Francine). (La Barka hal. 76) Tuturan (71) merupakan fungsi tuturan kompetitif “meminta”. Tuturan dituturkan oleh penutur (Sophie) dengan maksud untuk meminta segelas porto dengan es yang banyak. Sehingga dalam tuturannya, si penutur tidak perlu bertutur terlalu sopan untuk meminta minuman. Karena pada fungsi kompetitif ini, sopan santun mempunyai sifat negatif dan tujuannya adalah mengurangi ketidakharmonisan yang tersirat dalam kompetisi antara apa yang ingin dicapai oleh penutur dengan apa yang dituntut oleh sopan santun. Fungsi tindak ilokusi kedua yang ditemukan dalam penelitian ini adalah fungsi menyenangkan. Fungsi menyenangkan (convivial) adalah tuturan yang bertatakrama. Tujuan ilokusi dari fungsi menyenangkan sejalan dengan tujuan sosial. Pada fungsi ini, sopan santun lebih positif bentuknya dan bertujuan untuk mencari kesempatan untuk beramah tamah; misalnya mengucapkan terimakasih, menawarkan, menyapa, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 3 fungsi tuturan menyenangkan yaitu “mengucapkan terimakasih”, “menawarkan”, dan “menyapa”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Contoh: (72) Monique : "Ini Rina. Kau telah mengenal namanya sejak lama." Francine : "Selamat pagi, Rina,aku Francine." (Konteks : Francine menyapa Rina saat diperkenalkan oleh Monique). (La Barka hal. 30). Tuturan (72) merupakan fungsi tuturan menyenangkan “menyapa”. Tuturan mengandung fungsi tuturan menyenangkan “menyapa”. Tujuan penutur bersikap demikian adalah untuk menciptakan situasi yang akrab dengan beramah tamah dan mengucapkan salam. Fungsi tindak ilokusi ketiga yang ditemukan dalam penelitian ini adalah fungsi bekerjasama. Fungsi kerja sama (collaborative) adalah tuturan yang tidak melibatkan sopan santun karena pada fungsi ini sopan santun tidak relevan. Tujuan ilokusinya tidak melibatkan tujuan sosial; misalnya seperti tuturan “menyatakan” dan “melaporkan” yang ditemukan dalam penelitian ini. Contoh : (73) Joseph : "Musim ini tidak baik (Konteks : Joseph melaporkan bahwa musim kali ini tidak baik karena banyak kembang yang jatuh sebelum waktunya). (La Barka hal. 49). Tuturan (73) adalah fungsi bekerjasama “melaporkan”. penutur melaporkan kepada Rina bahwa musim panen kali ini tidak begitu baik. Oleh karena itu, fungsi tuturan “melaporan” termasuk dalam fungsi “bekerja sama” karena tidak melibatan sopan santun. Fungsi tindak ilokusi keempat yang ditemukan dalam penelitian ini adalah fungsi bertentangan. Fungsi bertentangan (conflictive) adalah tuturan yang unsur sopan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
santunnya tidak ada sama sekali karena fungsi ini pada dasarnya bertujuan menimbulkan kemarahan. Tujuan ilokusi bertentangan dengan tujuan sosial, misalnya tuturan “mengancam” dan “memarahi”. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan 2 fungsi tuturan bertentangan yaitu tuturan “mengancam” dan “memarahi”. Contoh : (74) Christine : "Bodoh!" "Kau lebih bodoh dari yang kusangka." (Konteks : Christine memarahi Rina karena telah berpikir bodoh. (La Barka hal. 201). Fungsi tuturan (74) adalah fungsi bertentangan “memarahi”, yaitu Christine memarahi Rina karena telah bertindak bodoh. Oleh karena itu, tuturan di atas merupakan tuturan yang berfungsi untuk memarahi, karena unsur sopan santun dalam tuturan “memarahi” tidak ada sama sekali. Dari keempat jenis tindak ilokusi di atas, jenis ilokusi yang melibatkan sopan santun hanyalah jenis pertama (kompetitif) dan jenis kedua (menyenangkan). Pada ilokusi yang pertama (kompetitif), sopan santun mempunyai sifat negatif dan tujuannya adalah mengurangi ketidakharmonisan yang tersirat dalam kompetisi antara apa yang ingin dicapai oleh penutur dengan apa yang dituntut oleh sopan santun. Sebaliknya, pada jenis fungsi ilokusi yang kedua (menyenangkan), sopan santun memiliki bentuk positif dan bertujuan untuk mencari kesempatan beramahtamah. Misalnya, jika ada teman kita yang berulang tahun, kita harus mengucapkan selamat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Fungsi ketiga, yakni fungsi ilokusi bekerjasama, menurut Leech tidak melibatkan sopan santun karena pada situasi ini, sopan santun tidak relevan. Begitu pula dalam fungsi ilokusi yang keempat yakni fungsi bertentangan. Dalam fungsi ini, unsur sopan santun tidak ada sama sekali, karena fungsi ini pada dasarnya menimbulkan kemarahan seperti mengancam atau menyumpahi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan pada bab I, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 5.1.1. Ditemukan lima jenis tindak tutur ilokusi dalam tuturan novel La Barka pengarang Nh. Dini. Kelima jenis tindak ilokusi tersebut adalah : 1.
Tindak ilokusi representatif meliputi menyatakan, melaporkan, mengakui, menyebutkan, dan menunjukkan.
2.
Tindak ilokusi direktif meliputi mengajak, meminta, menyuruh, menyarankan.
3.
Tindak ilokusi komisif meliputi menawarkan, menyatakan kesanggupan, dan berjanji.
4.
Tindak ilokusi ekspresif meliputi mengucapkan terimakasih, mengeluh, dan memuji.
5.
Tindak ilokusi deklarasi meliputi memutuskan. Dari kelima tindak ilokusi tersebut, yang paling banyak muncul dalam tuturan
novel adalah tindak ilokusi representatif. Hal ini disebabkan karena tuturan-turan yang ada sesuai dengan kebenaran atas apa yang diujarkan penutur. Sedangkan tindak ilokusi yang paling sedikit muncul adalah tindak ilokusi deklarasi yang hanya terdiri dari 1 tuturan memutuskan.
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.1.2
77
Ditemukan pula empat fungsi tindak tutur dalam novel La Barka pengarang
Nh. Dini. Keempat fungsi tindak ilokusi tersebut adalah : 1. Fungsi tindak ilokusi kompetitif meliputi meminta. 2. Fungsi tindak ilokusi menyenangkan meliputi mengucapkan terimakasih, menawarkan, dan menyapa. 3. Fungsi tindak ilokusi bekerja sama meliputi mengumumkan dan melaporkan. 4. Fungsi tindak ilokusi bertentangan meliputi mengancam dan memarahi. Dari keempat fungsi tindak ilokusi tersebut, yang paling banyak muncul dalam tuturan novel adalah fungsi menyenangkan. Sedangkan fungsi tindak ilokusi yang paling sedikit muncul adalah fungsi bertentangan.
Saran Beberapa saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Dalam penelitian ini, peneliti hanya membahas dua hal, yaitu jenis tindak ilokusi dan fungsi tindak ilokusi. Oleh karena itu, bagi pihak-pihak yang berminat untuk mengadakan penelitian tentang bahasa, khususnya bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia disarankan untuk melakukan penelitian sejenis (bisa juga dengan menggunakan sumber data yang sama) namun membahas aspek atau bidang lain dari ilmu pragmatik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Para pembaca yang tertarik dengan kajian pragmatik, khususnya dalam mempelajari tindak tutur ilokusi agar mendalami jenis tindak tutur ilokusi yang terbagi dalam kategori yang terdapat pada tindak tutur ilokusi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan tindak tutur ilokusi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Dini, Nh. 1975. La Barka. Jakarta: PT DUNIA PUSTAKA JAYA. Gunarwan, Asim. 1999. Pragmatik: Universitas Indonesia.
Pandangan
Mata
Burung.
Jakarta:
Handayani, Tri. 2004. Tuturan Perlokusi dan Efeknya dalam Wacana Dakwah Aa Gym. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: FBS, Unnes. Haryadi. 2003. Jenis, Efek dan Fungsi Tuturan Perlokusi Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang di Kabupaten Kendal. Tesis tidak diterbitkan. Semarang:FBS, Unnes. Ibrahim, Abdul Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik (Diterjemahkan oleh Oka). Jakarta: Balai Pustaka. Levinson, S. C. 1983. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press. Nababan. 1997. Ilmu Pragmatik, Teori dan Penerapannya. Jakarta: Depdikbud. Nadar, F.X. 2009.Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahardi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Ramlan, M. 1983. Sintaksis. Jakarta : CV. Karyono. Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media Jogja. Rustono. 1999. Pokok-Pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Subagyo, P. Ari. 2003. Reader: Pragmatik I. Yogyakarta: PBSID Universitas Sanata Dharma.
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. _________. 1994. Pemanfaatan Potensi Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suyono. 1990. Pragmatik: Dasar-dasar dan Pengajaran. Malang: YA3. _______. 1990. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Offset.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NO
KALIMAT LANGSUNG
1 "Terimakasih, anda baik sekali." 2 "Saya tidak dapat menolong anda sampai di luar setasiun. Tunggulah sebentar. Nanti akan ada tukang pelat." 3 "Apakah saya dapat menolong nyonya?" 4 "O, Ya," jawabku dengan segera, "kalau anda sudi membawakan kopor ini sampai di luar setasiun, saya akan berterimakasih." 5 "Nyonya datang dari mana?" 6 "Dari Jenewa." 7 "Bagaimana udara di sana?" "Jelek.Jelek sekali. Kemarin malam hujan. Pagi tadi, ketika kami berangkat langit masih penuh dengan awan." 8 "Di sini nyonya akan menjumpai langit yang selalu terang" "Oh, sudah hampir enam bulan tidak hujan." 9 "Itu malah menyusahkan." 10 "Memang. Beberapa rumah yang tinggal di bukit dan di ladang anggur mulai kekurangan air." 11 "Terimakasih, nyonya." 12 "Bis di depan itu akan berangkat ke Draguignan tujuh menit lagi. Dia menunggu kereta api dari Nice. Kalau nyonya mau naik, saya tolong membawakan kopor ke seberang jalan." "Anda baik sekali.Tapi saya akan menunggu sebentar lagi." 13 "Trans tidak jauh dari sini. Hanya dua belas kilo. kalau nyonya naik bis, turunnya di perhentian yang kedua." 14 "Mengapa kita tidak mengambil bis saja, mama?" "Karena kita tidak tahu rumah di mana kita akan 15 tinggal. Sebentar lagi tentu monique datang." 16 "Kau telah lama menunggu?" "Kau tidak ingat kepadaku, sayang. Waktu aku 17 sering datang ke rumahmu, kau masih bayi." 18 "Aku kagum akan keringanan hati orang-orang di sini untuk menolong pendatang." 19 "Ah, itu belum seberapa. Kaulihat nanti bagaimana orang-orang di desa. Mereka amat baik." 20 Aku terlambat, karena tidak bisa meninggalkan toko lebih cepat." 21 "Toko?" tanyaku sambil menoleh kepadanya. "Aku bekerja sekarang. Seorang kawan
HAL 9
9 9
9 9 9
9 10 10 10
10
11 11 11
11
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22 membuka toko pakaian. Aku menolong sebagai 23 penjual, kadang-kadang pagi, kdang-kadang sesudah jam dua siang." "Bagaimana kabarmu?" "Keadaanku beginilah," jawabku. 24 "Suamimu tidak libur? Dia membiarkan kau 25 naik kereta api sendirian dengan anakmu?" 26 "Banyak ceritaku, monique. Sekarang aku mengantuk, lelah dan lapar sekali. Berilah aku 27 waktu untuk istirahat, untuk mengenal rumahmu, untuk makan masakanmu dari Perancis Selatan. Sesudah itu barulah kau berhak menanyaiku tentang kabar-kabar lain.' "Sacre Rina, ya." "Lihatlah ke sebelah kanan," kata kawanku 28 tiba-tiba. 39 "kau lihar rumah persegi panjang dengan latar belakang hutan-hutan cemara?" 30 "Itulah La Barka!" "Bukan main!" seruku. 31 "Pantai Frejus di balik itu," kata Monique." 32 "Kira-kira dua puluh menit dengan mobil. Kita 33 bisa mandi-mandi di pantai tiga kali seminggu kalau kau mau. Atau bila aku tidak sempat, kuantar kau dengan anakmu sesudah makan siang, sore hari kujempet." "Wiski, yang hitam, itu bapak keluarga Tani, yang berekor seperti daun kelapa, betinanya, 34 dan Arsul, anaknya." "Ada barang di mobil,nyonya?" serunya "Ah, Joseph!" 35 "Ini, Joseph tukang kebun. Dia dulu penerbang 36 di jaman perang. Ini, Nyonya Bonin dari 37 Indonesia," Monique memperkenalkan aku. "Saya boleh mengambil barang-barang di mobil,nyonya?" 38 letakkan barang-barang di kamar besar. Nyonya Bonin akan menempati kamar saya 39 selama tinggal di sini." "Baik,nyonya," kata Joseph. 40 "Sejak kau datang, aku menjadi nomor dua di antara orang-orang yang baik pagi di rumah ini," katanya, lalu menempelkan mulutnya ke pipiku. Sambungnya: "Selamat pagi." 41 "Di Draguignan ada pasar hari ini. Kau turut ke kota?"
11
12
12
12 13
13
14
14
14
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42 "Kita masih mempunyai banyak makanan dalam lemari es,"jawabku. 43 "Di pasar ada ikan basah yang segar dan tidak mahal. Lagipula aku ingin kau berkenalan dengan Francine, kawanku yang memiliki toko pakaian di mana aku bekerja." "Dia juga ingin ketemu kau. Sudah sejak lama aku bercerita mengenai halmu kepadanya." 44 "Bagaimana orangnya?" "Baik sekali. Dia orang Annemia. Nenek 45 moyangnya sudah lama di Perancis." 46 "Pantas mempunyai toko." "Mengapa" 47 Biasanya orang-orang Armenia sangat pandai berdagang." 48 "Tinggallah! Kuambil dia ke bawah." "Aku ikut ke Draguignan." 49 "Hanya kita berdua yang pergi. Jaques masih tidur. Kurasa dia tidak akan bangun sebelum jam dua belas!" "Kita akan ada waktu untuk menengok Christine?" "Christine siapa?" 50 "Christine, kawanmu yang jadi guru!" "Ah, kau ingat dia?" "Tentu saja aku ingat Christine.' "Aku lupa, bahwa kau telah berkenalan dengan dia." 51 "Kami bertemu di rumah ibumy di Cannes beberapa tahun yang lalu." 52 "Ya, memang. Kini aku ingat. Tapi dia tidak di sini waktu ini. Dia sedang berlibur dengan anak-anaknya 53 di Bulgaria." "Bulgaria?" "Mereka bergantian menyetir mobil dari Draguignan 54 hingga Bulgaria, hebat, bukan?" 55 "Kapan mereka kembali?" "Akhir bulan. O tidak. Bahkan seminggu lagi, karena 56 Robert, anaknya yang sulung yang bersekolah di 57 Sekolah Peternakan rambouillet akan menempuh ujian." "Aku berdandan dulu, Rina," kata kawanku dan masuk ke kamar mandi."Kalau sudah selesai, 58 letakkan piring di ember. Kita cuci nanti siang sehabis makan." "Kita mungkin lebih beruntung mendapat tempat di depan pemandian umum," kata Monique. 59 "Nanti kita kembali lagi, sayang. Sekarang harus cepat belanja, karena kalau agak siang sedikit sudah tidak ada pilihan ikan basah," kata Monique sambil berjalan mendahului kami.
14
27
27
27 27
28 28
28
28
29
29
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60 "Ini Rina. Kau telah mengenal namanya sejak lama." "Selamat pagi, Rina,aku Francine,"katanya dengan 61 ramah, lalu melihat kepada anakku. "Ini anakmu?" 62 "Dia suka biskuit?" "Kau ke belakang dengan Madame Paulltte, ada kue di sana!" 63 "Kau mau berbelanja?" "Ya. Rina biar melihat pasar di Draguignan.' Kau dapat meninggalkan anakmu di sini." Francine berseru kepadaku. 64 "Dia tidak mengganggu?" tanyaku. "Tentu saja tidak, pagi begini tidak banyak pembeli." 65 "Bagaimana pendapatmu mengenai francine?" kata Monique. 66 "Aku tidak tahu. Baru bertemu sekali dan belum berbicara panjang-panjang dengan dia. Kita tidak dapat menarik kesimpulan begitu saja mengenai seseorng." "Kau benar. Tapi setidak-tidaknya kau dapat berkata kau suka kepadanya atau tidak." 67 "Aku suka kepada caranya yang ramah terhadap anakku dan aku sendiri. Kau mendengar? Dia langsung menegurku: kau." 68 "Ya. Dia menganggapmu kawan baik, justru karena kau kawan baikku." "Dia suka kepada kanak-kanak. Rene dan dia telah kawin selama lima belas tahun tanpa keturunan. Dalam beberapa hal, dia mirip dengan aku." 69 "Selamat pagi, kata kawanku, langsung meneruskan: "Saya tinggalkan keranjang di sini, boleh?" "Ini kawanmu yang baru datang?" tanyanya sambil memandang kepadaku. "Ya," dan dengan cepat Monique memperkenalkan kami. 70 "Bawalah dia ke rumah," kata nyonya itu kepada kawanku, lalu menoleh kepadaku dia meneruskan: "Mana anaknya?" "Saya tinggal di toko Francine." Kami mengambil lima kilo kentang, satu kilo daun prei, dua kilo berambang. Tidak ada bawang putih yang muda?" 71 "Minggu depan. Berapa kau mau, aku sisihkan buat kau. Ini ada belewah manis yang datang kemarin malam. Berapa kau mau?" "Anakmu tenang sekali. Madame Poulette memberinya potongan-potongan bekas jahitan, 72 Anakmu tidak merengek sekali pun." "Memang pada umumnya dia tidak sukar." 73 "Rina, kau sebaiknya tinggal di sini dulu. Aku akan ke mobil buat menyimpan belanja kita sedikit demi sedikit," kata Monique. "Aku akan menolongmu," usulku. "Tidak. Tinggal saja di sini."
29
29
30 30
31
31
31
31
31
32
32 32 33
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74 "Aku berkenalan dengan ibu mertuamu," kataku kepada Francine. 75 "Ah, angele? Dia baik, bukan?" "Ya," kataku. Namanya Angele?" 76 "Oh, jangan terkejut. Aku memanggilnya Angele, karena pergaulan kami baik sekali." 77 "Kau tahu? Aku lebih dapat berkawan dengan mertuaku daripada dengan suamiku." "Dia perempuan, sedangkan suamimu laki-laki." "Ya," suaranya mengambang, bukan pertanyaan bukan pembetulan. Ia memandang kepadaku, lalu melanjutkan: " Kau mungkin benar, itulah sebabnya. Aku sendiri tidak pernah berpikir demikian." "Ada kalanya kita dapat berkawan dengan laki-laki. Tapi jarang sekali. Kekawanan dari hati ke hati hanya dapat berlangsung di antara sesama jenis," sambungnya pula. 78 "Kau tahu, Rina? Kukira kau sudah mengenalmu dari cerita-cerita Monique. Tapi rupanya aku lebih dapat mengenalmu sekarang. Kalau kau bosan tinggal di La Barka, berdiamlah di rumah kami. Kau belum bertemu dengan suamiku?" "Belum." "Dia seharusnya datang untuk membawa surat dari bank buatku." 79 "Mengapa? Sumurnya kering lagi?" "Tidak. Untuk memasak dan minum, kami lebih baik tidak terlalu mempergunakan air dari sumur. Itu untuk tabungan!" 80 "Ini Rene, Rina." "Selamat siang," katanya sambil mengulurkan tangannya kepada anakku. 81 "Akhirnya anda jadi datang setelah dua kali berganti tanggal dan bulan," Rene menegurku. 82 "Setiap aku menerima surat darimu, aku menceritakannya kepada Francine dan Rene." 83 "Ya, akhirnya saya datang seminggu yang lalu,' kataku seperti orang yang bodoh. "Anda datang hanya dengan anak anda? Sang Suami?" 84 "Sang suami mengambil jalan yang berlainan, melalui Austria dan Jerman." 85 "Sendiri-sendiri begitu tidak baik. Bahkan jelek, amat jelek," komentarnya, keningnya berkerut. 86 "Bagaimana menurut kau Rina? Francine atau Rene yang salah dalam cerita semacam ini?" "Kau tidak menceriterakan kepadanya bagaimana Francine dan Rene?" "Tidak banyak," jawab Monique." "Aku merasa tidak menarik napas dengan udara yang sama dengan kalian. Setiap kali ada nama Francine atau Rene yang terucapkan, setiap kali aku hanya dapat menerka-nerka."
33
33
34
34 34
34 34
34
34 34
34 35 35
35
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87 "Baik," Josette menyela."Kau tahu, mereka tidak mempunyai anak?" 88 "Aku tahu." 89 "Rene mempunyai hubungan dengan perempuan lain. Semula dengan Sybile, isteri pematung terkenal kawan kami. Lalu sejak tahun ini dengan Claudine, isteri seorang kawan juga." "Suami mereka mengetahui?" "Keduanya memang hidup berpisahan. Tidak bercerai, tetapi hidup sendiri-sendiri sambung ibu Monique." 90 "Siapa ikut ikut?" tanyanya. "Aku juga," sambung Poupette. 91 "Lengan dan betisku telah menjadi putih selama seminggu aku tidak ke pantai." "Rina?" tanya Josette kepadaku. "Aku tinggal di sini saja." 92 "Jangan mengajak Rina untuk memburu sinar matahari. Dia takut menjadi lebih coklat lagi," Monique mengejekku. 93 "Biar Rina tinggal," katanya. Lalu kepadaku:"Kita berbaring sambil omong-omong di teras. Mari Rina!" 94 "Saya tidak tahu, apakah anda mau segelas air jeruk,"kataku. 95 "Nanti saja,terimakasih." "Sedap di sini, bukan?" kata Maman. "Anda suka sekali berbaring di sini," aku menyahut. 96 "Teras adalah tempat yang paling saya senangi di La Barka. "Tangga masuk yang mana maksud anda?" "Itu, di dekat pintu besar di mana anda sering duduk. 97 Monique tidak mengatakannya kepada anda?" "Tidak. Dia hanya berkata, bahwa pekerjaan pembangunan berhenti selama musim panas, karena akan ada banyak tamu. 98 "Hanya tangga di depan dan garasi, dan yang lebih penting adalah penampungan air dari desa serta penting adalah penampungan air dari desa serta pompanya yang menghubungkannya ke rumah." "Daniel akan datang akhir bulan Agustus nanti. Selain untuk mengurusi hal-hal pribadi, dia juga akan melihat berapa biaya pembangunan itu." "Urusan pribadi?" Aku tak dapat menahan pertanyaan ini. 99 "Ya, urusan kesehatan, berlibur." "Oh, saya kira ada hal-hal lain yang lebih menyusahkan," kataku seolah-olah kutujukan kepada diri sendiri. "Saya harap tidak ada," suara Maman tiba-tiba menjadi lebih lirih. 100 "Kita sering membicarakan rumah tangga Francine atau kenalan-kenalan lain. Sedangkan rumah tangga anak saya sendiri tidak sesehat yang dapat diharapkan. Anda melihat, bukan?" "Daniel berkelakuan seperti anak-anak. Monique telah bersabar hati selama ini."
36
37
37 37
37
39
39
39
39
40
41
41
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101 "Apa lagi yang dapat dikerjakannya selain bersabar?" "Apakah dia tetap datang setiap musim panas?" 102 "Ya, untuk seminggu, paling lama sepuluh hari. Lalu terbang lagi ke Swis atau Belgia." "Mungkin ada seseorang yang menunggunya di sana." "Itu juga saya katakan kepada Monique. Semua mengatakannya kepada Monique: Josette, Poupette, Serge. Tetapi anda kenal Monique. Dia tidak percaya, atau tidak mau percaya." "Siapa?" Maman yang sudah menegakkan badan dari kursi panjang bertanya. "Anda dapat melihat?" 103 "Seperti mobil Francine," aku menjawab. "Wiski mengikuti aku sejak dari desa. Yang tidak kusukai, dia terus menerus menggonggong." "Mana yang lain-lain?" tanyanya kemudian. "Kau tidak dengan Rene?" tanya Poupette. 104 "Oh, Rene? Dia minggu-minggu begini tidur dan tinggal di rumah. Lagipula perkumpulan telanjang tidak menarik baginya." "Bagaimana di sana? Kau tidak malu? Kau tidak segan?" "Apa, mama?" tanyanya kepadaku. 105 "Apakah ini, Joseph?" "Noix, "jawabnya. 106 "Baru kali inilah saya lihat buah noix yang masih segar," kataku tanpa menyembunyikan keheranan. 107 "Itu pohonnya ada di sana." "Banyak buahnya?" 108 "Musim ini tidak baik. Banyak kembang yang jatuh sebelum menjadi." "Enak rasanya?" 109 "Musim ini yang banyak berbuah adalah almon dan nugat. Tapi nugat pun tidak akan banyak yang dapat dipanen jika isteri Tuan Serge terus menerus datang." "Anda tidak lihat? "Tapi apakah sudah ada buah-buah yang cukup tua pada waktu ini?" 110 "Oh, itu tidak menjadi soal buat dia. Justru buahbuah yang masih hijau yang diambilnya.' "Ah, saya kira Joseph!" 111 "Anda tidak mau?" "Apa?" aku ganti bertanya tanpa berhenti. "Buah nugat." 112 "Tidak. Sayang buah-buah yang masih muda itu dipetik." 113 "Saya dengar suara mobil pagi-pagi sekali. Saya kira anda yang berangkat," kataku. "Francine yang berangkat ke Nice." "Kapan pulang?" "Nanti malam. Dia bilang tidak perlu ditunggu makan."
41
41
41
41
47
48 48
48
49
49
49 49 49
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114 "Kalau anda mau ke kolam renang, saya antar." "Baik kolamnya?" 115 "Cukup. Ada bagian yang dangkal buat anak-anak." "Banyak yang berenang atau tidak?" "Biasanya banyak." 116 "Lebih baik saya di rumah saja. Terimakasih." 117 "Hari ini ada tetangga yang datang buat membersihkan rumah, menyikat lantai dan jendela. Anda tidak 118 mau keluar untuk menghindari debu?" "Kami bisa tinggal di kebun. Anak saya suka sekali berlari-lari di antara pohon-pohon anggur." 119 "Jadi inilah tempat persembunyian anda." "Tidak terdengar lagi suara anak saya." 120 "Oh, jangan khawatir. Nyonya Carosse tentu membawanya ke sebelah lain untuk melihat kelinci atau kambing." "Siapa tahu, mungkin waktu ini anak anda sedang mencicipi keju yang baru jadi bikinan nyonya itu." 121 "Saya tidak tahu bahwa Nyonya Carosse juga mempunyai peternakan." 122 "Hanya dua sapi betina dan satu jantan, lebih dari selusin kambing, disusul ayam dan kelinci yang selalu dibeli tetangga atau dimakan sendiri." "Jam berapa sekarang?" aku ganti bertanya. "Sebelas lebih, hampir setengah dua belas." 123 "Saya tidak sadar, bahwa hari telah sesiang ini." "Tidak," jawabnya singkat, lalu melanjutkan pokok percakapan semula. "Anak anda tentu perlu cepat tidur siang ini." 124 "Bukunya kelihatan mengasyikkan," kudengar tibatiba suara Rene di belakangku. "Biasa," jawabku."Akhirnya selalu baik." "Roman?" "Detektif. Bacaan terbaik untuk berlibur." "sudah lama anda di sini?" "Sudah satu jam lebih. Saya sudah tidur lelap sekali." 125 "Anda berlibur hari ini?" aku bertanya. "Ya, benar." "Sering-sering demikian?" "Malangnya tidak. Kalau Francine ke luar kota, saya tinggal seharian di rumah seperti ini." 126 "Francine mengetahui ini?" "Mungkin. Saya sendiri tidak pernah mengatakannya." "Anda selalu tidur di kebun seperti ini?" "Pada musim panas, ya. Bila ada waktu, saya selalu tidur di sini." 127 "Biasanya orang-orang lebih memilih pergi ke kolam renang atau ke pantai." "Saya lebih suka sendiri. Tempat-tempat yang ramai, kalau bisa saya hindari."
51
53
53
53 53
53 55
55 56
56
57
58
58
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128 "Apa yang akan kita kerjakan hari ini?" katanya. "Rene!" panggil Francine. "Ehm." "Kau tidak menjawab pertanyaanku." "Oh, maaf." "Apa yang akan kita kerjakan Sabtu-Minggu ini?" "Ah, entahlah." "Ah, entahlah!" katanya, meniru suara suaminya. "Selalu itu jawabnya." "Jawaban itu klasik dari Rene: entah, atau: saya pikir nanti, atau: sesuka hatimu," kata Francine lagi, sambil memandang kepadaku. "Ya, dia ada. Sebentar."Kepada Rene dia melambaikan alat tilpun sambil berkata: "Urusan mobil barangkali." 129 "Aku harus ke hanggar. Mungkin satu mobil terjual." "Jam begini?" Francine setengah berteriak. 130 "Pembeli itu akan berangkat tengah malam ke Paris. Dia memang sudah memesan, apalagi mobilnya telah siap sejak sore tadi. Temanku sudah memberitahu." "Selamat malam," katanya sambil memndng cepat kepadaku. 131 "Kaulihat bagaimana suamiku," akhirnya Frncine berkata sambil menarik napas. "Apakah dia selalu begitu?" "Dulu dia tidak demikian. Yang kumaksud, memang sifatnya serba ragu-ragu. Tetapi dulu selalu menarik perhatian, kepada segala yang kusukai atau yang tidak kusenangi." "Rene bukan laki-laki yang jahat." "Sebab itu kau kawin dengan dia," kataku membujuknya. 132 "Ya, dan kawin dengan dia berarti pula mempunyai keberanian untuk bertabah. Dia menginsafi ketampannya. Semua perempuan suka kepadanya. Kau tentunya telah mendengar dari Monique." "Sedikit-sedikit." "Lima tahun yang terakhir ini benar-benar aku kehilangan dia. Ya, kami masih bepergian bersama, mengunjungi kawan bersama-sama. Tapi kami tidak lagi mempunyai hubungan yang intim." 133 "Kami mempunyai rencana untuk keluar malam. Kau mau ikut?" sambungnya. "Siapa saja yang pergi?" 134 "Francine dan aku. Ada film bagus diputar di Draguignan, yang pernah mendapat hadiah di festifal Cannes." "Kalau untuk nonton film aku mau," jawabnya cepat.
59
59
60
60
61
61 61
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135 "Baik, kita suruh Joseph menunggui anakmu. Rencana kami, sebelum ke bioskop, makan paela di restoran." 136 "Apa filmnya?" "Seorang laki-laki dan seorang perempuan," jawab kawanku. 137 "Hanya kau dan Francine yang pergi?" "Ya, dengan kau. Mungkin jaoques dan Sophie. Kita tanyakan nanti. Untuk makanannya kita iuran, untuk bioskop kau kubayari." "Berapa makanannya?" "Belum dapat dikatakan, tergantung berapa orang. 138 Kita hitung kira-kira lima belas frans seorang." 139 "Rene tidak turut?" "Dia belum dapat mengatakan kepastiannya. Ini musimnya orang mencari mobil buat berlibur. Jadi tergantung kepada kawannya sekerja. Kalau ada yang tinggal di hanggar, dia mau ikut." "Bagaimana pendapatmu mengenai Sophie?" "Sophie?"
68 68 68
69
69
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Data Analis Tindak Ilokusi Direktik Meminta
No
Kalimat langsung
Hal 9
Keterangan
1
“Kalau anda sudi membawakan kopor ini sampai di luar setasiun, saya akan berterimakasih."
2
"Mengapa kita tidak mengambil bis saja, mama?"
11
Tindak ilokusi direktif meminta
3
"Saya tinggalkan keranjang di sini, boleh?"
31
Tindak ilokusi direktif meminta
4
"Bagaimana menurut kau Rina? Francine atau Rene yang salah dalam cerita semacam ini?"
35
Tindak ilokusi direktif meminta
5
“Pokoknya aku tidak suka kalau kau takut padaku.” “Oh, maaf. Mungkin disebabkan oleh kebodohanku.”
93
Tindak ilokusi direktif meminta Tindak ilokusi direktif meminta
6
93
Tindak ilokusi direktif meminta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Data Analisis Tindak Ilokusi Representatif Melaporkan
No 1 2 3 4
5
Kalimat langsung “Kemarin malam hujan.” “Pagi tadi, ketika kami berangkat langit masih penuh dengan awan.” “Oh, sudah hampir enam bulan tidak hujan.” “Beberapa rumah yang tinggal di bukit dan ladang anggur mulai kekurangan air.” “Hanya dua belas kilo.”
hal 9 9 10 10
11
“Sebentar lagi tentu Monique datang.” “Aku terlambat, karena tidak bisa meninggalkan toko lebih cepat.” “Aku menolong sebagai penjual, kadang-kadang pagi, kadang-kadang sesudah jam dua siang.” “Mereka bergantian menyetir mobil dari Draguignan hingga Bulgaria, hebat bukan?” "Akhir bulan. O tidak. Bahkan seminggu lagi, karena Robert, anaknya yang sulung yang bersekolah di Sekolah Peternakan rambouillet akan menempuh ujian.” "Dia suka kepada kanak-kanak. Rene dan dia telah kawin selama lima belas tahun tanpa keturunan.”
11
12
6 7 8
9
11 11
Keterangan Tindak ilokusi representatif melaporkan Tindak ilokusi representatif melaporkan Tindak ilokusi representatif melaporkan Tindak ilokusi representatif melaporkan Tindak ilokusi representatif melaporkan Tindak ilokusi representatif melaporkan Tindak ilokusi representatif melaporkan Tindak ilokusi representatif melaporkan
28
Tindak ilokusi representatif melaporkan
29
Tindak ilokusi representatif melaporkan
31
Tindak ilokusi representatif melaporkan
"Aku berkenalan dengan ibu mertuamu."
33
Tindak ilokusi representatif melaporkan
13
"Tidak. Untuk memasak dan minum, kami lebih baik tidak terlalu mempergunakan air dari sumur. Itu untuk tabungan!"
34
Tindak ilokusi representatif melaporkan
14
"Setiap aku menerima surat darimu, aku menceritakannya kepada Francine dan Rene."
34
Tindak ilokusi representatif melaporkan
15
"Ya, akhirnya saya datang seminggu yang lalu.”
34
Tindak ilokusi representatif melaporkan
10
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
"Sang suami mengambil jalan yang berlainan, melalui Austria dan Jerman."
34
Tindak ilokusi representatif melaporkan
17
"Rene mempunyai hubungan dengan perempuan lain. Semula dengan Sybile, isteri pematung terkenalkawan kami. Lalu sejak tahun ini dengan Claudine, isteri seorang kawan juga."
37
Tindak ilokusi representatif melaporkan
18
"Keduanya memang hidup berpisahan. Tidak bercerai, tetapi hidup sendiri-sendiri.”
37
Tindak ilokusi representatif melaporkan
19
"Ya, untuk seminggu, paling lama sepuluh hari. Lalu terbang lagi ke Swis atau Belgia."
41
Tindak ilokusi representatif melaporkan
20
"Oh, Rene? Dia minggu-minggu begini tidur dan tinggal di rumah. Lagipula perkumpulan telanjang tidak menarik baginya."
41
Tindak ilokusi representatif melaporkan
21
"Musim ini tidak baik. Banyak kembang yang jatuh sebelum menjadi.”
48
Tindak ilokusi representatif melaporkan
22
"Oh, itu tidak menjadi soal buat dia. Justru buah-buah yang masih hijau yang diambilnya.”
49
Tindak ilokusi representatif melaporkan
23
"Nanti malam. Dia bilang tidak perlu ditunggu makan malam.”
51
Tindak ilokusi representatif melaporkan
24
"Malangnya tidak. Kalau Francine ke luar kota, saya tinggal seharian di rumah seperti ini."
58
Tindak ilokusi representatif melaporkan
25
"Pembeli itu akan berangkat tengah malam ke Paris.”
60
Tindak ilokusi representatif melaporkan
26
“Rencana kami, sebelum ke bioskop, makan paela di restoran."
68
Tindak ilokusi representatif melaporkan
27
“Kita hitung kira-kira lima belas frans seorang."
69
Tindak ilokusi representatif melaporkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Data Analisis Tindak Ilokusi Representatif Mengakui
No 1
2
Tuturan langsung "Sejak kau datang, aku menjadi nomor dua di antara orang-orang yang baik pagi di rumah ini.” "Aku suka kepada caranya yang ramah terhadap anakku dan aku sendiri.”
hal
Keterangan
14
Tindak ilokusi representatif mengakui
31
Tindak ilokusi representatif mengakui Tindak ilokusi representatif mengakui Tindak ilokusi representatif mengakui
3
“Anakmu tenang sekali.”
32
4
"Kau tahu? Aku lebih dapat berkawan dengan mertuaku daripada dengan suamiku."
34
5
"Ada kalanya kita dapat berkawan dengan laki-laki.”
34
Tindak ilokusi representatif mengakui
6
“Tapi jarang sekali. Kekawanan dari hati ke hati hanya dapat berlangsung di antara sesama jenis."
34
Tindak ilokusi representatif mengakui
7
"Kita sering membicarakan rumah tangga Francine atau kenalan-kenalan lain. Sedangkan rumah tangga anak saya sendiri tidak sesehat yang dapat diharapkan.”
41
Tindak ilokusi representatif mengakui
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Data Analisis Tindak Ilokusi Representatif Menyatakan No
Kalimat langsung
hal
Keterangan
1
“Terimakasih, anda baik sekali.” “Saya tidak dapat menolong anda sampai di luar stasiun.” “Nanti akan ada tukang pelat.” “Di sini nyonya akan menjumpai langit yang selalu terang.” “Kalau nyonya mau naik,saya tolong membawakan kopor ke seberang jalan.” “Aku kagum akan keringanan hati orang-orang di sini untuk menolong pendatang.” “Sekarang aku mengantuk,lelah,dan lapar.” “Aku lupa, bahwa kau telah berkenalan dengan dia.” “Tentu saja tidak, pagi begini tidak banyak pembeli.” “Memang pada umumnya dia tidak sukar.” “Oh, jangan terkejut. Aku memanggilnya Angele karena pergaulan kami baik sekali.” “Kukira aku sudah mengenalmu dari cerita-cerita Monique.” “Tapi rupanya aku lebih dapat mengenalmu sekarang.” “Sendiri-sendiri itu tidak baik.”
9
Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan
2 3 4
5
6
7 8 9 10 11
12
13 14
9 9 10
10
Tindak ilokusi representatif menyatakan
11
Tindak ilokusi representatif menyatakan
12
Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan
28 30 33 33
34
Tindak ilokusi representatif menyatakan
34
Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
16
17 18 19 20
21 22
23
24 25 26 27
“Aku merasa tidak menarik nafas dengan udara yang sama sengan kalian.” “Setiap kali ada nama Rene atau Francine yang terucapkan, setiap aku hanya dapat menerka-nerka.” “Apa lagi yang dapat dikerjakan selain bersabar?” “Baru kali ini saya melihat buah noix yang masih segar.” “Musim ini yang banyak berbuah adalah almon nugat.” “Tidak. Sayang buah yang masih muda-muda itu dipetik.” “Kami bisa tinggal di kebun.”
36
Tindak ilokusi representatif menyatakan
36
Tindak ilokusi representatif menyatakan
41
Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan
“Anak saya suka sekali berlari-lari di antara pohonpohon anggur.” “Saya tidak tahu bahwa Nyonya Carosse juga mempunyai peternakan.” “Saya lebih suka sendiri.”
53
48 49 49
53
Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan
55
Tindak ilokusi representatif menyatakan
58
Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan Tindak ilokusi representatif menyatakan
“Tempat-tempat yang ramai kalau bisa saya hindari.” “Dulu dia tidak demikian.”
58
“Kalau untuk nonton film aku mau.”
61
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Data Analisis Tindak Ilokusi Representatif Menyebutkan
No
Tuturan langsung
Hal
Keterangan
1
"Dari Jenewa."
9
2
"Wiski, yang hitam, itu bapak keluarga Tani, yang berekor seperti daun kelapa, betinanya, dan Arsul, anaknya."
13
3
"Ini, Joseph tukang kebun. Dia dulu penerbang di jaman perang.”
13
Tindak ilokusi representatif menyebutkan
13
Tindak ilokusi representatif menyebutkan Tindak ilokusi representatif menyebutkan
4
“Ini, Nyonya Bonin dari Indonesia.”
Tindak ilokusi representatif menyebutkan Tindak ilokusi representatif menyebutkan
5
"Baik sekali. Dia orang Arnemia. Nenek moyangnya sudah lama di Perancis."
27
6
"Ini Rina. Kau telah mengenal namanya sejak lama."
29
Tindak ilokusi representatif menyebutkan
7
“Kami mengambil lima kilo kentang, satu kilo daun prei, dua kilo berambang.”
32
Tindak ilokusi representatif menyebutkan
8
"Ini Rene, Rina."
34
Tindak ilokusi representatif menyebutkan
9
"Seorang laki-laki dan seorang perempuan."
68
Tindak ilokusi representatif menyebutkan
"Ya, dengan kau. Mungkin jaoques dan Sophie.”
69
Tindak ilokusi representatif menyebutkan
10