PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE ROLE PLAY PADA PEMBELAJARAN MENYIMAK CERITA ANAK SISWA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Sulistiati NIM. 091134001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE ROLE PLAY PADA PEMBELAJARAN MENYIMAK CERITA ANAK SISWA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Sulistiati NIM. 091134001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN Karya sederhana ini aku persembahkan untuk: Tuhan Yang Maha Esa. Bapak dan Ibuku tercinta. Adikku tersayang. Teman istimewaku Ganjar Subekti. Semua pihak yang telah membantu penulis, terima kasih atas bantuannya.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk menyelesaikannya”
“Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama”
“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang”
“Optimis,
Karena Hidup Terus Mengalir Dan Kehidupan Terus Berputar”
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Sulistiati. 2013. Efektivitas Penggunaan Metode Role Play Pada Pembelajaran Menyimak Cerita Anak Siswa Kelas V SD Kanisius Sengkan. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode role play pada pembelajaran menyimak cerita anak siswa kelas V SD Kanisius Sengkan, selain itu juga tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyimak siswa kelas VA dan VB pada pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan metode role play dan tidak menggunakan metode role play. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Subjek penelitian ini adalah siswa–siswi kelas V SD Kanisius Sengkan berjumlah 62 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda menyimak cerita anak. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode role play efektif digunakan pada pembelajaran menyimak cerita anak siswa kelas V SD Kanisius Sengkan. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan menyimak cerita anak antara siswa kelas VA dan kelas VB yang dibuktikan dengan persentase kenaikan nilai pre-test ke nilai post-test. Kenaikan nilai pre-test ke nilai post-test kelompok eksperimen sebesar 19,51%. Persentase kenaikan nilai pre-test ke nilai post-test kelompok kontrol sebesar 10,32%. Kata kunci: menyimak cerita anak, metode role play.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Sulistiati. 2013. Effectiveness Use of Role Play Method At the Learning Listening to Children Stories Students Class V Kanisius Sengkan Elementary School.
This research was aim to know the effectiveness the use of role play method at the learning listening to children stories students class V in Kanisius Sengkan elementary school, beside that the aim of this research was to know the difference of listening skills students class VA and VB at the learning listening to children stories using the role play and do not using the role play method. The type of this research was quasi-experimental. The subjects of this research were students class V Kanisius Sengkan elementary school totaled 62 students. The instrument used in this research is a multiple-choice test listening to children school. Techniques of the data analysis in this research was using the t test. The research results indicate that the role play method is effectively used at the learning listening to children stories students class V in Kanisius Sengkan elementary school. From the results of the research also showed that there are differences in the ability listening to children stories students class VA and students class VB that evidenced by the percentage of increase in score pre-test to post-test score. The increase in score pre-test to post-test score of the experimental group as big as 19,51%. Percentage increase in score pre-test to post-test score of the control group as big as 10,32%. Keywords: listening to children stories, role play method.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala berkat, anugerah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas Penggunaan Metode Role Play Pada Pembelajaran Menyimak Cerita Anak Siswa Kelas V SD Kanisius Sengkan” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah begitu baik meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingannya, masukan dan kritik yang sangat berharga, dengan penuh perhatian dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Galih Kusumo., S. Pd., M. Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, memberikan kritik, saran dan masukan serta nasehatnasehatnya yang sangat berarti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membagikan ilmunya dan membantu penulis. 6. Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan serta siswa-siswi SD Kanisius Sengkan yang saya cintai, yang telah membantu dapat terselesaikannya skripsi ini. 7. Bapak, Ibu, adik dan seluruh keluarga yang saya sayangi. 8. Teman-teman yang telah mendukung dan membantu serta menemani dalam suka maupun duka. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini, karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Yogyakarta, 03 Juli 2013
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS............................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................... vii ABSTRAK..................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A.
Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B.
Batasan Masalah .................................................................................... 3
C.
Rumusan Masalah.................................................................................. 4
D.
Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
E.
Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
F.
Batasan Pengertian................................................................................. 5
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 8 A.
Keterampilan Menyimak ........................................................................ 8
B.
Metode Role Play .................................................................................. 19
C.
Cerita Anak ........................................................................................... 25
D.
Penelitian Yang Relevan ........................................................................ 29
E.
Kerangka Berpikir ................................................................................. 30
F.
Hipotesis................................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 32 A.
Tempat Penelitian .................................................................................. 32
B.
Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................. 32
C.
Jenis Penelitian ...................................................................................... 33
D.
Desain Penelitian ................................................................................... 33
E.
Variabel Penelitian................................................................................. 34
F.
Instrumen Penelitian .............................................................................. 35
G.
Teknik Pengujian Instrumen .................................................................. 35
H.
Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 39
I.
Teknik Analisis Data ............................................................................. 43
J.
Jadwal Penelitian ................................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 46 A.
Deskripsi Data ....................................................................................... 46
B.
Analisis Data ......................................................................................... 47
C.
Pembahasan ........................................................................................... 54
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 58 A.
Kesimpulan............................................................................................ 58
B.
Saran ..................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 61 LAMPIRAN .................................................................................................. 63
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1
Rancangan Penelitian............................................................... 32
Tabel 2
Kriteria Penilian Instrumen Validasi ........................................ 35
Tabel 3
Tabel Koefisien Reliabilitas ..................................................... 38
Tabel 4
Jadwal Penelitian ..................................................................... 44
Tabel 5
Uji Normalitas ......................................................................... 46
Tabel 6
Uji t Nilai Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Nilai Pre-Test Kelompok Kontrol...................................... 48
Tabel 7
Uji t Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen dengan Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol .................................... 49
Tabel 8
Uji t Perbedaan Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen .............................. 49
Tabel 9
Uji t Perbedaan Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol .................................... 51
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Judul Lampiran
Lampiran 1
Silabus Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Lampiran 2
RPP Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Lampiran 3
Kisi-kisi Menyimak Cerita Anak
Lampiran 4
Pre-Test
Lampiran 5
Kunci Jawaban Pre-Tes
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa
Lampiran 7
Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
Lampiran 8
Post-Test
Lampiran 9
Kunci Jawaban Post-Tes
Lampiran 10
Pedoman Skoring dan Nilai Akhir Pre-Test & Post-Test
Lampiran 11
Hasil Pre-Test Siswa
Lampiran 12
Hasil Lembar Kerja Siswa
Lampiran 13
Hasil Post-Test Siswa
Lampiran 14
Refleksi Siswa
Lampiran 15
Nilai Pre-test dan Post-test
Lampiran 16
Nilai-nilai r Product Moment
Lampiran 17
Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 18
Uji Normalitas
Lampiran 19
Hasil Uji-t
Lampiran 20
Foto-foto Pembelajaran
Lampiran 21
Surat Izin Penelitian
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 22
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 23
Biografi Penulis
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Bahasa Indonesia penting untuk dikuasai di Sekolah Dasar karena
merupakan penunjang keberhasilan pembelajaran bidang studi lainnya dan dapat digunakan untuk saling berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan KTSP (2006: 113), bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam pembelajaran bidang studi lainnya (Matematika, Sains, IPS, PKn). Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan bersastra (Nurgiyantoro, 2001: 20). Tarigan (1983: 112), mengungkapkan bahwa kemampuan tersebut diintegrasikan ke dalam aspekaspek mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut harus dilatih secara integratif dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebab secara berturut-turut pemerolehan keterampilan berbahasa pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan terakhir menulis. Keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh anak bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Sebelum anak dapat melakukan berbicara, membaca, apalagi menulis, kegiatan menyimaklah yang pertama kali dilakukan sehingga siswa harus mendapatkan pengajaran keterampilan menyimak
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
secara memadai. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai di Sekolah Dasar yaitu keterampilan menyimak cerita anak. Cerita anak mengandung banyak nilai kehidupan sehingga pembelajaran menyimak cerita anak dapat membangun kepribadian baik bagi siswa. Keberhasilan pembelajaran sangat erat dengan metode pembelajaran, oleh karena itu pembelajaran menyimak memerlukan metode yang cocok agar siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran (Marno, 2009: 65). Guru harus dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik agar dapat meningkatkan kemampuan menyimak peserta didik. Metode adalah cara penyampaian bahan untuk mencapai tahapan-tahapan tujuan dalam usaha mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan sebelumnya (Sarosa Purwadi, 1980: 1). Dalam konteks pembelajaran menyimak, metode pembelajaran diharapkan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, bahkan memotivasi belajar siswa dan mempertinggi daya serap belajarnya. Salah satu jenis metode yang dapat dimanfaatkan adalah metode role play. Role Play adalah salah satu bentuk permaianan pendidikan (Educational Games) yang dipakai untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain (membayangkan diri sendiri dalam keadaan orang lain) ( Suwardi, dkk. 1980: 1). Tujuan penggunaan metode role play ini adalah agar siswa mampu menggali peran dari seseorang dan menghayati sesuatu kejadian atau hal sehingga pesan atau informasi yang dikomunikasikan dapat diserap oleh siswa sebagai penerima.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Informasi yang ada diharapkan dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Metode role play dapat dimanfaatkan untuk mengajar keterampilan menyimak cerita anak, karena pembelajaran menyimak cerita anak dengan metode role play bisa membangun keaktifan siswa untuk memerankan sendiri tokoh-tokoh yang ada dalam cerita sehingga anak bisa menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir orang lain. Pembelajaran menyimak dengan menggunakan metode role play masih jarang diterapkan di sekolah. Hal itu diketahui berdasarkan pengamatan dari peneliti terhadap pembelajaran bahasa Indonesia kelas V di SD Kanisius Sengkan pada 11 Januari 2013. Guru lebih sering memakai metode ceramah dalam pembelajaran. Guru bahasa Indonesia SD Kanisius Sengkan menyatakan bahwa dalam proses penyajian metode ceramah guru hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya, sedangkan disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi pembelajaran melalui pendengarannya sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan pengujian Efektivitas Penggunaan Metode Role Play Pada Pembelajaran Menyimak Cerita Anak Siswa Kelas V SD Kanisius Sengkan.
B.
Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti akan
memfokuskan pada penggunaan metode role play untuk meningkatkan hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
belajar menyimak cerita anak. Penulis hanya akan membahas tentang materi menyimak cerita anak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD kelas V semester II tahun pelajaran 2013/2014 Standar Kompetensi 5 “Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan” dan Kompetensi Dasar 5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema,latar, amanat)”.
C.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada menyimak cerita anak. Adapun masalah yang akan diteliti adalah: 1.
Apakah metode role play efektif digunakan pada pembelajaran menyimak cerita anak siswa kelas V SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2013/2014?
2.
Apakah ada perbedaan kemampuan menyimak antara siswa kelas VA dan VB dalam pembelajaran menyimak cerita anak dengan menggunakan metode role play dan tidak menggunakan metode role play?
D.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1.
Mendeskripsikan
efektivitas
penggunaan
metode
role
play
pada
pembelajaran menyimak cerita anak siswa kelas V SD Kanisius Sengkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
5
Mendeskripsikan perbedaan kemampuan menyimak siswa kelas VA dan VB pada pembelajaran menyimak cerita anak menggunakan metode role play dan tidak menggunakan metode role play.
E.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.
Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang efektivitas metode role play dalam pembelajaran menyimak cerita anak di sekolah dan perbedaan kemampuan menyimak cerita dalam pembelajaran.
2.
Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi guru, khususnya di kelas V SD untuk memilih dan menggunakan metode yang kreatif, menyenangkan, menarik perhatian siswa, mudah pelaksanaannya, dan terjangkau.
3.
Siswa Siswa termotivasi dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan semanagat dan berdampak pada peningkatan prestasi belajarnya.
F.
Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan pertanyaan tentang suatu konsep (istilah) yang
dipakai, kiranya perlu diberi batasan pengertian:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
6
Efektivitas Efektivitas adalah efek atau akibat atau pengaruh dari sesuatu (Depdikbud, 1990: 219). Efektifitas dalam penelitian ini adalah efek atau akibat dari penggunaan role play dalam pembelajaran menyimak cerita anak siswa kelas V SD Kanisius Sengkan.
2.
Menyimak Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan secara penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, dan interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan pembicara dengan ujaran atau bahasa lisan. Yang dimaksud menyimak dalam penelitian ini adalah siswa mendengarkan dan menangkap isi cerita anak yang diperankan pemain dengan metode role play.
3.
Metode Metode adalah cara penyampaian bahan untuk mencapai tahapan-tahapan tujuan dalam usaha mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan sebelumnya (Sarosa Purwadi, 1980: 1). Metode dalam penelitian ini adalah metode role play.
4.
Role Play Role play adalah adalah satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain (membayangkan diri sendiri dalam keadaan orang lain (Suwardi, 1980: 1).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Role play dalam penelitian ini diterapkan dengan cara menunjuk beberapa siswa untuk memainkan secara bergantian tokoh yang ada dalam cerita anak. 5.
Cerita Anak Cerita anak adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang, kejadian dan sebagainya, yang merupakan rekaan belaka, bersifat imajinatif dan fiktif (Sugihastuti, 1999: 6). Cerita anak dalam penelitian ini adalah cerita anak tentang “Sepatu untuk Nisa”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A.
Keterampilan Menyimak Bagian ini akan membahas hal-hal sebagai berikut: (a) Pengertian
Menyimak, (b) Jenis-jenis Menyimak, (c) Tahap-tahap Menyimak, (d) Tujuan Menyimak, (e) Faktor-faktor yangMempengaruhi Menyimak. a.
Pengertian Menyimak Keterampilan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembaca melalui ujaran bahasa lisan (Tarigan, 1983: 19). Keterampilan menyimak lebih mengarah pada komunikasi lisan yang pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna komunukasi dari yang mengkomunikasikan. Orang mempelajari suatu bahasa
dengan
jalan
mendengarkan
atau
menyimak,
menirunya
atau
mempraktekkannya (Hery, 2012: 29). Menyimak merupakan tahap pertama yang dalam berbahasa yang harus dihubungkan dengan makna. b.
Jenis-jenis Menyimak Tujuan umum menyimak adalah memperoleh informasi, menangkap isi,
serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan sang pembicara melalui ujaran. Di samping tujuan umum terdapat pula tujuan khusus yang menyebabkan adanya beraneka ragam jenis menyimak. Ada dua belas jenis
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
menyimak yaitu: menyimak ekstensif, menyimak intensif, menyimak sosial/ konversosial, menyimak sekunder, menyimak ekstetik/ apresiatif kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak interogatif, menyimak eksplorasi, menyimak pasif, menyimak selektif (Hery, 2012: 43). 1)
Menyimak ekstensif Menyimak
ekstensif
dapat
merupakan
kegiatan
menyimak
yang
berhubungan dengan hal yang umum. Dalam menyimak ekstensif, guru tidak secara langsung memberikan bimbingan kepada siswa, tetapi siswa diberinya kebebasan untuk mencerna dan memahami hal yang disimak. 2)
Menyimak intensif Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang lebih diarahkan pada menyimak bahasa alamiah secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di bawah bimbingan langsung oleh guru. Menyimak intensif lebih diarahkan pada sesuatu yang harus diawasi dan dikontrol. Ada dua pembagian penting dalam menyimak intensif, yaitu menyimak intensif yang diarahkan pada butir-butir bahasa sebagai bagian dari program pengajaran dan menyimak intensif yang diarahkan pada pemahaman serta pengertian umum.
3)
Menyimak sosial Menyimak sosial merupakan kegiatan menyimak yang meliputi dua hal, yaitu menyimak secara sopan dan menyimak penuh perhatian. Hal ini biasanya dilakukan dalam situasi-situasi sosial, misalnya ketika orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
berbicara informal mengenai topik tertentu yang menarik perhatian orang banyak. 4)
Menyimak sekunder Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan saja.
5)
Menyimak estetik Menyimak estetik merupakan fase terakhir dari kegiatan menyimak secara kebetulan dan termasuk dalam kegiatan ekstensif. Menyimak estetik biasa juga disebut menyimak apresiatif.
6)
Menyimak kritis Menyimak kritis merupakan jenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah terlihat kurangnya keaslian serta ketidak telitian yang akan diamati.
7)
Menyimak konsentratif Menyimak konsentratif merupakan sejenis telaah untuk mengikuti petunjukpetunjuk, merasakan hubungan-hubungan seperti kelas, tempat kualitas, waktu, urutan, dan sebab akibat.
8)
Menyimak kreatif Menyimak kreatif merupakan kegiatan menyimak yang mengakibatkan pembentukan atau rekontruksi imaginatif terhadap kesenangan-kesenangan akan bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atas apa yang didengar seseorang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9)
11
Menyimak penyelidikan Menyimak penyelidikan adalah jenis menyimak intensif dengan maksud dan tujuan yang agak lebih sempit.
10)
Menyimak interogatif Menyimak interogatif adalah kegiatan menyimak yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi.
11)
Menyimak pasif Menyimak pasif merupakan jenis menyimak dalam penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar teliti, belajar tergesa-gesa, menghafal luar kepala, dan berlatih serta menguasai suatu bahasa.
12)
Menyimak selektif Menyimak selektif merupakan jenis kegiatan menyimak yang mempunyai keuntungan pada struktur tata bahasa, struktur yang diserap oleh proses ini cenderung membuat kebiasaan-kebiasaan dalam otak. Dalam suatu pembelajaran tidak mungkin semua jenis menyimak itu
dilangsungkan sekaligus karena setiap pembelajaran memiliki keunikannya tersendiri. Di sini diharapkan bahwa seorang guru dapat memilih jenis menyimak berdasarkan kebutuhan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan jenis menyimak ekstensif. Sebagaimana telah dikemukakan Tarigan (1983:
27),
menyimak
ekstensif
merupakan
kegiatan
menyimak
yang
berhubungan dengan hal yang umum. Dalam menyimak ekstensif, guru tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
secara langsung memberikan bimbingan kepada siswa, tetapi siswa diberinya kebebasan untuk mencerna dan memahami hal yang disimak. c.
Tahap-tahap menyimak Logan (Tarigan 1994: 58-59) mengungkapkan bahwa menyimak memiliki
tahap-tahap tertentu. Tahap-tahap menyimak dapat meliputi tahap mendengar, memahami, menginterpretasi, mengevaluasi, dan menanggapi. Tahap-tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1)
Tahap Mendengar Pada tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Di situ boleh dikatakan bahwa kita belum menangkap dan memahami secara lebih jelas tentang hal yang dikemukakan oleh pembicara. Jadi, kita masih berada dalam tahap hearing.
2)
Tahap memahami Pada tahap ini ada keinginan dari kita untuk mengerti atau memahami dengan baik hal yang disampaikan pembicara. Di sini kita sudah masuk pada tahap menangkap inti dan memahami secara jelas maksud pembicara. Jadi, di sini kita sampai pada tahap understanding.
3)
Tahap menginterpretasi Pada tahap ini kita mulai mencermati dan menangkap isi pembicaraan untuk selanjutnya melakukan penafsiran terhadap pendapat yang tersirat dari ujaran. Dengan demikian, kita sampai pada tahap interpreting.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4)
13
Tahap mengevaluasi Setelah memahami serta menafsirkan isi pembicaraan, kita mulai menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara. Di situ dikemukakan baik keunggulan dan kelemahan maupun kebaikan dan kekurangan dari hal yang disampaikan pembicara. Demikianlah, kita sampai pada tahap evaluating.
5)
Tahap menanggapi Pada tahap ini kita dapat menyerap dan menerima gagasan atau ide yang dikemukakan pembicara. Di situ kita dapat membuat tanggapan terhadap gagasan atau ide pembicara. Dengan demikian, kita sampai pada responding. Adapun Srickland (dalam Tarigan 1994: 29) menyimpulkan sembilan tahap
menyimak sebagai berikut: 1.
Menyimak berkala yang terjadi pada saat anak merasa terlibat langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
2.
Menyimak dengan perhatian dangkal karena adanya gangguan berupa selingan-selingan dan hal-hal lain di luar pembicaraan.
3.
Setengah menyimak karena adanya kegiatan lain yang sedang ditunggu anak untuk mengekspresikan isi hati atau untuk mengutarakan maksud hatinya.
4.
Menyimak serapan karena anak keasyikan menyerap atau mengapsorsi halhal yang kurang penting.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
14
Menyimak sekali-kali, yaitu anak menyimpan sebentar-sebentar saja apa yang sesungguhnya hendak disimaknya, atau hanya memperhatikan katakata si pembicara yang menarik hatinya saja.
6.
Menyimak asosiatif, yaitu anak hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan, yang berakibat pada tidak adanya reaksi terhadap pesan yang disampaikan pembicara.
7.
Menyimak dengan reaksi berkala, yaitu anak membuat pertanyaan dan komentar terhadap hal yang disimaknya.
8.
Menyimak secara seksama, yaitu suatu tahap anak mengikuti dengan sungguh-sungguh jalan pikiran sang pembicara.
9.
Menyimak secara aktif, yaitu suatu tahap menyimak pada anak untuk menemukan pikiran serta pendapat sang pembicara. Berdasarkan tahap-tahap menyimak sebagaimana telah dikemukakan di
atas, tahap-tahap menyimak yang relevan dengan penelitian ini ialah tahap-tahap menyimak menurut Logan, yang meliputi tahap mendengar, memahami, mengevaluasi, menginterpretasi, menanggapi. Dengan demikian, tahap-tahap menyimak cerita anak dapat meliputi tahap mendengarkan cerita, tahap memahami isi cerita, tahap menginterpretasi cerita dan tahap menanggapi cerita. d.
Tujuan menyimak Tujuan umum menyimak adalah untuk memperoleh informasi tentang
sesuatu hal. Amir (2002: 54) mengatakan bahwa seseorang dapat menyimak dengan baik apabila ia mampu menerima dan menyimpan suatu pesan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
baik,
dan
pesan
itu
dapat
disampaikannya
kepada
orang
lain
15
yang
membutuhkannya. Ada delapan tujuan menyimak menurut Tarigan (1994:20). Kedelapan tujuan itu diuraikan sebagai berikut: 1)
Belajar Menyimak untuk memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicara. Menyimak dengan tujuan untuk belajar, misalnya tampak dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, mendengar cerita, menyimak film, mendengarkan ujaran orang lain. Kegiatan menyimak ini haruslah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2)
Menikmati keindahan Menyimak untuk mendapatkan kepuasan batin yang tampak, misalnya, dalam pagelaran seni, mendengarkan musik, menyimak film, menonton drama, dan lain-lain. Penyimak hanya menikmati keindahan dari bahan yang didengar atau dilihatnya.
3)
Mengevaluasi materi simakan Menyimak yang dimaksud adalah agar siswa dapat memehami hal-hal apa yang disimak dapat berupa hal-hal yang baik maupun hal-hal yang kurang baik. Mka perlu hati-hati dalam menyimak agar sesuai dengan materi simakan dan pencapaian tujuan.
4)
Mengapresiasikan materi simakan. Menyimak yang dimaksud adalah penyimak hanya dapat menghargai halhal yang disimak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5)
16
Mengkomunikasikan ide-ide sendiri. Menyimak yang dimaksud adalah agar seseorang dapat mengkomunikasikan ide, gagasan-gagasan maupun perasaan kepada orang lain dengan lancar dan baik.
6)
Memecahkan masalah secara kreatif dan analitis. Menyimak di sini dimaksudkan untuk memberi ragam masukan untuk memecahkan masalah dalam topik pembicaraan. Menyimak ini sama dengan pada saat kita melakukan kegiatan musyawarah, mendengarkan petunjuk, ceramah dalam kehidupan kita. Setelah itu penyimak berharap apa yang kita simak tersebut dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
7)
Membedakan bunyi-bunyi dengan tepat. Menyimak disini dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian pada kekhasan bunyi-bunyi tertentu. Misalnya, orang yang sedang belajar bahasa asing harus memusatkan perhatian sungguh-sungguh pada ujaran-ujaran yang diucapkan oleh pembicara asli (native speaker).
8)
Menyimak persuasif. Menyimak ini bertujuan untuk meyakinkan dirinya terhadap masalah atau pendapat terhadap masalah yang selama ini diragukan kebenarannya. Menyimak dalam hal ini sebelum kita tahu dan tidak yakin kebenarannya maka menjadi terbuka pikiran yang dia ragukan akan suatu kebenaran yang abadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Dari kedelapan tujuan menyimak tersebut, tujuan menyimak yang ditekankan dalam penelitian ini adalah (1) menyimak untuk belajar, (2) menyimak untuk mengevaluasi materi simakan, dan (3) menyimak untuk mengapresiasikan materi simakan. Kegiatan menyimak yang akan dilangsungkan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dan harus dicapai siswa. Siswa dituntut untuk mampu menghargai hal-hal yang disimak, dan memahami materi simakan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan. e.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menyimak Walaupun menyimak ada tujuannya, tidak dipungkiri bahwa senantiasa ada
faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan menyimak. Menurut Achsin (dalam Tarigan, 1994: 5) ada tiga faktor yang dapat menghambat dalam menyimak. Ketiga faktor itu dijelaskan sebagai berikut. 1)
Keterbatasan Fasilitas Dalam pembelajaran, hal itu berkaitan dengan belum tersediannya alat perekam yang memadai, kondisi ruangan belajar yang belum menunjang pembelajaran menyimak, dan jumlah siswa yang besar.
2)
Faktor Perhatian dan Kebiasaan Anak Faktor ini berkaitan dengan perhatian, daya tahan, dan kebiasaan menyimak siswa yang masih kurang. Kebiasaan ini juga dapat berkaitan dengan pengelolaan kelas dan interaksi guru dengan siswa dalam pembelajaran.
3)
Faktor Kebahasaan Faktor ini merupakan faktor utama penghambat pembelajaran bahasa Indonesia secara umum dan pembelajaran menyimak secara khusus. Faktor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
ini mulai dari mengenali bunyi tingkat fonologis, kata, kalimat, wacana, sampai menangkap dan menyimpan isi ujaran serta daya tahap menyimpan hasil simakan. Masih menurut Tarigan (1994: 44-47), masih ada faktor lain yang mempengaruhi menyimak. Ada tiga faktor penghambat di dalam pembelajaran menyimak. 1)
Faktor fisik Kondisi fisik seseorang merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keefektifan dalam menyimak. Kesehatan fisik adalah sebagai modal yang turut menentukan bagi setiap penyimak. Lingkungan fisik juga turut bertanggung jawab atas ketidak efektifan menyimak seseorang.
2)
Faktor psikologis Faktor psikologis yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi juga turut mempengaruhi menyimak. Faktor-faktor ini mencakup masalah: (a) prasangka dan kurangnya simpati terhadap si pembicara, (b) keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi, (c) kurang luasnya pandangan, (d) kebosanan atau tidak ada perhatian sama sekali terhadap subjek, (e) sikap yang tidak layak terhadap sekolah, guru, subjek dan si pembicara. Masalah tersebut sangat mempengaruhi kegiatan menyimak ke arah yang tidak baik, dan berakibat buruk untuk seluruh kegiatan menyimak siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3)
19
Faktor pengalaman Sikap
siswa
merupakan
hasil
pertumbuhan
dan
perkembangan
pengalamannya sendiri. Kurangnya atau tiadanya minat merupakan akibat dari pengalaman yang dangkal atau tiadanya pengalaman terhadap bidang yang disimak.
B.
Metode Role Play
a.
Pengertian role play Role play adalah satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk
menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain (membayangkan diri sendiri dalam keadaan orang lain (Suwardi, 1980: 1). Metode simulasi (Role Playing) adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial (Sudjana, 2009:89). Pada metode role playing ini, proses pembelajaran ditekankan pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi, baik guru maupun siswa. b.
Tujuan dan Manfaat role play Menurut Suwardi (1980: 2) tujuan dan manfaaat role play sebagai berikut:
1.
Agar menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realitas hidup.
2.
Agar memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana akibatnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
3.
Untuk mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu.
4.
Sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan.
5.
Sebagai alat mendiagnosa keadaan kemampuan dan kebutuhan siswa.
6.
Pembentukan konsep secara mandiri.
7.
Menggali peran-peran daripada seseorang dalam suatu kehidupan kejadian/ keadaan.
8.
Menggali dan meneliti nilai-nilai (norma) dan peranan budaya dalam kehidupan.
9.
Membantu siswa dalam mengklasifikasikan/ memperinci, memperjelas pola berpikir, berbuat dan ketrampilannya, dalam membuat/ mengambil keputusan menurut caranya sendiri.
10.
Media pembina, struktur sosial dan sistem nilai lingkungannya.
11.
Membina siswa dalam: kemampuan memecahkan masalah, berfikir kritis analistis, berkomunikasi, hidup dalam kelompok dan lain-lain.
12.
Melatih anak ke arah mengendalikan dan membaharui perasaannya, cara berfikirnya dan perbuatannya.
c.
Strategi pelaksanaan pembelajaran role play Menurut Wahab (2007:109) mengemukakan secara rinci tentang strategi
role playing dalam proses pembelajaran di kelas bagi guru dan siswa, yaitu: 1)
Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan melalui metode ini. Dan tujuan tersebut diupayakan tidak terlalu sulit/ berbelit-belit, akan tetapi jelas dan mudah dilaksanakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2)
21
Melatar belakang cerita role playing dan bermain peran tersebut. Misalnya bagaimana guru dapat menjelaskan latar belakang kehidupan sahabat Abu Bakar sebelum menceritakan kisah sahabat Abu Bakar masuk Islam. Hal ini agar materi pelajaran dapat dipahami secara gamblang dan mendalam oleh siswa/ anak didik.
3)
Guru menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan role playing dan bermain peranan melalui peranan yang harus siswa lakukan/ mainkan.
4)
Menetapkan
siapa-siapa
diantara
siswa
yang
pantas
memainkan/
melakonkan jalannya suatu cerita. Dalam hal ini termasuk peranan penonton. 5)
Guru dapat menghentikan jalannya permainan apabila telah sampai titik klimaks. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara seksama.
6)
Sebaiknya diadakan latihan-latihan secara matang, kemudian diadakan uji coba terlebih dahulu, sebelum role playing dipentaskan dalam bentuk yang sebenarnya. Wahab (2007:114) menyatakan bahwa dalam bermain peran, ada tiga tahap
yang harus dilaksanakan guru, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Tahap persiapan Yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
a)
Persiapan untuk bermain peran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Persiapan untuk bermain peran meliputi memilih permasalahan yang mengandung pandangan-pandangan yang berbeda dan kemungkinan pemecahannya serta mengarahkan siswa pada situasi dan masalah yang akan dihadapi. b)
Memilih pemain Hal-hal yang harus diperhatikan saat memilih pemain yaitu pilih secara sukarela atau jangan dipaksa, sebisa mungkin pilih pemain yang dapat mengenali peran yang akan dibawakannya, hindari pemain yang ditunjuk sendiri oleh siswa, pilih beberapa pemain agar seorang tidak memainkan dua peran sekaligus, setiap kelompok pemain paling banyak 5 orang , hindari siswa membawakan peran yang dengan kehidupan sebenarnya.
c)
Mempersiapkan penonton Hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan penonton yaitu harus yakin bahwa pemirsa mengetahui keadaan dari tujuan bermain peran, arahkan mereka bagaimana seharusnya berperilaku.
d)
Persiapan para pemain Hal-hal yang dilakukan saat persiapan para pemain yaitu biarkan siswa agar mempersiapkannya dengan sedikit mungkin campur tangan guru, sebelum bermain setiap pemain harus memahami betul apa yang dilakukannya, siapkan tempat dengan baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
23
Pelaksanaan Hal-hal yang harus diperhatikan saat pelaksanaan metode role play yaitu biarkan agar spontanitas menjadi kunci utamanya, jika terjadi kemacetan saat pelaksanaan bimbing dengan pertanyaan.
3.
Tindak lanjut Yang dilakukan pada tahap tindak lanjut meliputi:
a.
Diskusi Diskusi dapat memberi pengaruh yang besar terhadap sikap dan pengetahuan siswa. Diskusi juga dapat menganalisis, menafsirkan, memberi jalan keluar atau merekreasi. Di dalam diskusi sebaiknya dinilai apa yang telah dilaksanakan.
b.
Melakukan bermain peran kembali Bermain peran kembali dilakukan agar memberi pemahaman yang lebih baik bagi pemain maupun pendengar. Sedangkan Sudrajat (2010:1) mengemukakan strategi penggunaan role
playing sebagai berikut: 1)
Bila role playing baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara siswa yang tepat untuk memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas.
2)
Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan dipentaskan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
3)
Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa.
4)
Setelah role playing itu dalam peuncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinankemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan menilai role playing yang dimainkan. Role playing dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu.
5)
Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya role playing untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya. Menurut Hamzah B Uno (2009: 26) prosedur role play terdiri dari sembilan
langkah, yaitu: a) pemanasan (warming up), kegiatannya meliputi mengajukan permasalahan, menjelaskan permasalahan, menafsirkan cerita, menjelaskan role playing. b) memilih partisipan, kegiatannya meliputi menganalisa peran-peran dan memilih pemain-pemain. c) menyiapkan pengamat (observer), kegiatannya meliputi menentukan apa yang harus diamati dan menetapkan tugas-tugas pengamat. d) menata panggung, kegiatannya meliputi menata jalannya permainan, menjelaskan kembali peran-peran, memasuki situasi permasalahan. e) memainkan peran, kegiatannya meliputi memulai permaian, mempertahankan permainan, menghentikan permaianan. f) diskusi dan evaluasi, kegiatannya meliputi meninjau kembali lakon (kejadiannya, posisi, realisme), membicarakan kembali fokus-fokus utama, mengembangkan permaianan berikutnya. g) memainkan peran ulang, kegiatannya meliputi memainkan peranan yang sudah diperbaikai dan menggambarkan langkah-langkah selanjutnya atau alternatif perilaku. h) diskusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
dan evaluasi kedua, kegiatannya seperti kegiatan pada diskusi dan evaluasi pertama. i) berbagi pengalaman dan kesimpulan, kegiatannya meliputi menghubungkan situasi permasalahan dengan pengalaman sendiri yang nayata dan masalah kini, menjajagi azas-azas perilaku umum.
C.
Cerita Anak
1.
Pengertian cerita anak Cerita anak adalah cerita yang ditujukan untuk anak-anak, dan bukan cerita
tentang anak ( Hardjana, 2006: 2 ). Tokoh dalam cerita anak itu tidak harus seorang anak, tetapi dapat berupa orang tua, guru, petani, nenek, kakek, atau siapa saja. Bahkan binatang dan peri atau makhluk halus. Cerita anak dapat ditulis dalam bentuk cerita pendek, novelet, maupun novel. Menurut Sugihastuti (1999: 6) cerita anak adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang, kejadian dan sebagainya, yang merupakan rekaan belaka, bersifat imajinatif dan fiktif. Sarumpaet (1976:23) menyebutkan empat titik tolak yang dapat diambil untuk merumuskan secara khusus apa yang disebut cerita anak. Pertama, tradisional, bacaan anak adalah bacaan yang tumbuh dari lapisan rakyat sejak zaman dahulu kala dalam bentuk mitologi, cerita-cerita binatang, dongeng, legenda, dan kisahkisah kepahlawanan yang romantis. Kedua, idealistis, bacaan anak harus bersifat patut dan universal. Artinya, bacaan didasarkan pada bahan-bahan terbaik yang diambil dari zaman yang telah lalu dan karya-karya penulis terbaik masa kini. Ketiga, populer, bacaan anak adalah bacaan yang bersifat menghibur, sesuatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
yang menyenangkan anak-anak. Keempat, teoretis, bacaan anak adalah bacaan yang dikonsumsi anak-anak dengan bimbingan dan pengarahan anggota-anggota keluarga dewasa, sedang penulisannya juga dilakukan oleh orang-orang dewasa. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa cerita anak merupakan karya yang dibuat oleh orang dewasa dan diperuntukkan bagi kalangan pembaca anak-anak. 2.
Struktur Cerita Anak Cerita anak terdiri dari unsur-unsur yang membangunnya menjadai satu
kesatuan utuh. Unsur-unsur tersebut dapat dikaji sebagai satu struktur yang membangun cerita. Unsur-unsur tersebut dipaparkan sebagai berikut: 1.
Tema Tema-tema yang cocok untuk anak-anak adalah tema yang menyajikan masalah yang sesuai dengan alam hidup anak-anak. Misalnya, tema tentang kepahlawanan, suka duka pengembaraan, peristiwa sehari-hari, atau juga kisah-kisah perjalanan seperi petualangan di hutan/ gunung, penjelajahan dunia dan sebagainya.
2.
Tokoh Tokoh dalam cerita anak tidak harus manusia. Ia bisa siapa atau apa saja, bahkan juga dari golongan hewan, tumbuhan, dan benda mati. Hal ini sesuai dengan sifat anak yang antropomorfistis, yaitu mereka memiliki imajinasi luar biasa sehingga dalam pandangan mereka semua benda memiliki nyawa layaknya manusia. Sarumpaet (1976:34) mengelompokkan tokoh utama dalam cerita anak menjadi tiga jenis utama. Jenis tokoh utama yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
dimaksud yaitu (1) tokoh utama berasal dari benda mati, (2) tokoh utama yang berasal dari alam hidup bukan manusia, dan (3) tokoh utama berasal dari alam manusia. Bagaimanapun, tokoh-tokoh dalam cerita anak harus bertingkah wajar dan hidup. Tindakan-tindakan tokoh itu harus jelas sebabakibatnya. Selain itu harus ada kejujuran penyajian. Artinya, tindakantindakan atau tokoh-tokoh yang jahat juga ditampilkan secara jujur dan tidak hanya tindakan dan tokoh yang baik saja yang ditonjolkan. Sebagaimana dalam kehidupan dalam cerita pun tokoh jahat itu ada dan perlu diberi tempat. Yang terpenting adalah penjelasan secukupnya, mengapa tokoh-tokoh itu berperilaku demikian (Trimansyah, 1999:40). 3.
Latar Latar dalam cerita anak bisa dilihat dari isi cerita anak itu sendiri. Misalnya, dalam cerita anak berupa dongeng binatang (fabel), biasanya menggunakan latar tempat hutan belantara dan menampilkan suasana kehidupan binatang. Latar kehidupan sehari-hari juga banyak mewarnai cerita anak masa kini. Pada umumnya penggambaran latar pada cerita anak tidak serinci cerita orang dewasa. Dalam cerita anak, latar digunakan untuk memancing imajinasi dan antusiasme anak. Untuk itu sering digunakan latar tempattempat yang menakjubkan, seperti gua-gua, gunung, khayangan atau surga, istana kerajaan, atau gemerlap kota metropolitan. Adapun mengenai latar waktu, secara prinsip tidak ada bedanya dengan latar waktu dalam cerita dewasa. Latar waktu biasanya juga menampilkan setinglampau, kini, dan yang akan datang. Latar waktu yang lebih khusus, biasanya dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
ditampilkannya latar waktu liburan. Hal ini karena masa liburan merupakan peluang bagi anak-anak untuk bermain, berwisata, ataupun berpetualang yang dapat dijadikan latar cerita yang menarik (Trimansyah, 1999:41). 4.
Sudut pandang Sudut pandang atau pusat pengisahan adalah sudut tinjau yang diambil pengarang dalam menuturkan kisahnya. Berdasarkan pusat pengisahan ini, pengarang akan memusatkan perhatian dan penuturannya pada unsur-unsur tertentu dalam suatu peristiwa (Sarumpaet, 1976:32). Jadi, sudut pandang itu bisa merupakan jawaban atas pertanyaan: siapakah yang menceritakan kisah ini? (Sumardjo, 2004:82). Pusat pengisahan ini juga yang akan memperjelas amanat cerita. Karena itu, pemilihan pusat pengisahan penting dalam penulisan cerita anak. Pusat pengisahan yang sesuai untuk anak adalah jika pencerita membiarkan tokoh utama bertutur sendiri. Dengan kata lain, pengarang menggunakan pusat pengisahan atau sudut pandang orang pertama. Akan tetapi pusat pengisahan yang bertolak dari sudut pandang orang ketiga juga dapat digunakan, dengan syarat, pengarang bercerita secara analitik. Artinya, pengarang tidak hanya bertindak sebagai pengamat, tetapi juga menyelam dalam peristiwa yang diceritakannya (Sarumapet, 1976:32).
5.
Alur Dalam cerita anak, cenderung menggunakan alur yang datar dan tidak serumit cerita orang dewasa. Hal itu dikarenakan pengalaman dan daya pikir anak yang terbatas untuk memahami ide-ide yang rumit. Alur datar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
dijabarkan melalui gaya bercerita secara langsung. Artinya, cerita yang disajikan tidak bertele-tele atau berbelit-belit. Kemampuan anak untuk membedakan peristiwa yang satu dengan yang lainnya dan kehadiran para tokoh berkaitan dengan peristiwa pada umumnya belum dapat diandalkan. Karena itu, dalam menjalin peristiwa dan menampilkan tokoh seputar tema harus diperhatikan faktor kejelasan penyebabnya. Alur tidak hanya dinamis dan hidup, tetapi harus dilandaskan pada penyebab yang jelas (Sarumpaet, 1976:31).
D.
Penelitian yang Relevan Ada dua penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Kedua
penelitian itu ialah penelitian Rika Evalia Ariyanti (2010) dan penelitian Fajar Romadhon (2012). Penelitian tersebut diringkaskan sebagai berikut. Penelitian Rika Evalia Ariyanti (2010) yang berjudul “Penerapan Role Playing untuk Meningkatkan Pemahaman Teks Cerita Rakyat pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Tegalwaru Kabupaten Malang”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Role Playing mampu meningkatkan aktivitas dan pemahaman teks cerita rakyat siswa kelas V SDN Tegalweru. Penelitian Fajar Romadhon (2012) yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Role Playing Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Materi Mengidentifikasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Unsur Cerita di SDN Jatiguwi 03 Sumberpucung”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Role Playing mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas V SDN Jatiguwi 03 Sumberpucung pada materi mengidentifikasi unsur cerita.
E. Kerangka Berpikir Pembelajaran menyimak cerita anak perlu menggunakan metode yang sesuai karena di dalam cerita anak mengandung nilai-nilai hidup yang dapat membangun kepribadian baik siswa. Sehingga, metode yang digunakan harus mampu membangun keaktifan siswa dan mampu membuat siswa benar-benar menghayati secara langsung nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita dengan cara memerankan tokoh-tokohnya. Metode role play adalah metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran menyimak cerita anak, karena dalam proses pembelajarannya siswa memerankan secara langsung tokoh-tokoh dalam cerita.
F. Hipotesis Berdasarkan uraian-uraian diatas, peneliti membuat hipotesis untuk penelitian sebagai berikut: 1.
Penggunaan metode role play efektif dalam pembelajaran menyimak cerita anak siswa kelas V SD Sengkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
31
Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menyimak siswa kelas VA dan kelas VB dalam pembelajaran menyimak cerita anak dengan menggunakan metode role play dan tidak menggunakan metode role play.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas beberapa hal sebagai berikut: (A) waktu penelitian, (B) tempat penelitian, (C) subyek dan obyek penelitian, (D) populasi dan sampel penelitian, (E) jenis penelitian, (G) variabel penelitian.
A.
Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan, Jl. Kaliurang Km 7
RT 002/ RW10, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta, 55283.
B.
Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah Gugus Perumnas Condong Catur dengan
jumlah 1.617 siswa. Gugus ini terdiri dari 7 SD yaitu SD N Karangasem dengan jumlah 180 siswa, SD N Perumnas Condong Catur dengan jumlah 430 siswa, SD N Perumnas 3 dengan jumlah 137 siswa, SD N Sari Karya dengan jumlah 149 siswa, SD Budi Mulia Dua Pandean Sari dengan jumlah 169 siswa, SD K Condong Catur dengan jumlah 151 siswa, seluruh siswa kelas V SD K Sengkan dengan jumlah 62 siswa. 2.
Sampel Penelitian Sampel penelitian kelompok eksperimen yaitu kelas VB SD Kanisius
Sengkan yang berjumlah 31 siswa. Sampel penelitian kelompok kontrol yaitu kelas VA SD Kanisius Sengkan yang berjumlah 31 siswa. Dalam menentukan
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
sampel penelitian menggunakan teknik purposive random sampling. Purposive random sampling yaitu pemilihan anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti. Metode role play yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan meningkatkan prestasi belajar siswa.
C.
Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dengan bentuk kuasi
eksperimen, artinya kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random melainkan ditentukan oleh peneliti atau guru. Percobaan yang akan dilakukan dalam penelitian ini digunakan untuk meneliti apakah penggunaan metode role play memiliki efektivitas dalam pembelajaran menyimak cerita anak dengan melihat kemampuan menyimak cerita anak antara dua kelompok. Dua kelompok tersebut yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dikondisikan untuk pembelajaran menyimak menggunakan metode role play. Kelompok kontrol dikondisikan untuk pembelajaran menyimak tanpa menggunakan metode role play. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini akan dicari hubungan sebab akibat yang timbul dari kedua kelompok.
D.
Desain Penelitian Tabel 1 Rancangan Penelitian Kelompok Eksperimen (R) Kontrol (R)
Pre test v v
Treatment X -
Post test O1 O2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Keterangan: v
: Mendapatkan pre test
X
: Mendapatkan perlakuan berupa metode role play
O1
: Mendapatkan
post test
O2
: Mendapatkan
post test
Penelitian ini menggunakan soal pre-test dan post-test. Soal pre-test dan post-test diberikan di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Nilai post-test kelas eksperimen dibandingkan dengan nilai post-test kelas kontrol untuk mengetahui seberapa besar efektivitas treatment. Jika nilai kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol, maka perbedaannya disebabkan karena perlakuan. Sebaliknya, jika nilai kelompok kontrol yang lebih baik, maka perbedaannya disebabkan bukan karena perlakuan. (Emzir. 2007: 48).
E.
Variabel Penelitian Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka variabel penelitian dapat dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan metode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
role play dalam pembelajaran menyimak cerita anak sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa tentang menyimak cerita anak kelas V SD Kanisius Sengkan.
F.
Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
adalah
alat
yang
digunakan
untuk
dapat
mengumpulkan data (Arikunto, 1990: 177). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan post-test berupa pilihan ganda yang berjumlah 20 soal. Peneliti menyusun tes pilihan ganda berdasarkan kurikulum yaitu berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 4 dan 8.
G.
Uji Validitas dan Reliabilitas Teknik pengujian instrumen dlakukan dengan dua cara yakni (1) uji
validitas, (2) uji reliabilitas. Kedua hal tersebut dipaparkan sebagai berikut: 1.
Validitas Validitas juga bisa dikatakan taraf sampai dimana suatu tes mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Putro, 2009: 128). Dengan kata lain validitas berkaitan dengan ketepatan suatu alat ukur. Menurut Arifin (2009: 248) ada 5 jenis validitas, yaitu: validitas permukaan (face validity), validitas isi (content validity), validitas empiris (empirical validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas faktor (factorial validity). Dalam penelitian ini, peneliti memakai content validity atau validitas isi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Menurut Arifin (2009: 248) validitas isi sering disebut juga validitas kurikuler. Validitas kurikuler berkenaan dengan pertanyaan apakah materi tes relevan dengan kurikulum yang sudah ditentukan.Validitas kurikuler dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain mencocokkan materi tes dengan silabus dan kisi-kisi, melakukan diskusi dengan sesama pendidik, atau mencermati kembali substansi dari konsep-konsep yang akan diukur. Dalam penelitian ini, peneliti menyusun tes pilihan ganda berdasarkan kurikulum yaitu berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah dibuat (lihat kisi-kisi soal pada lampiran 3), kemudian soal-soal yang disusun tersebut dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, kepala sekolah dan guru bidang studi bahasa Indonesia. Setelah instrumen tes dinyatakan valid oleh dosen pembimbing, kepala sekolah, dan guru bidang studi bahasa Indonesia, peneliti mengujikan soal kepada siswa. Soal yang diujikan sebanyak 30 soal meskipun yang akan digunakan dalam penelitian hanya 20 soal. Kriteria nilainya adalah sebagai berikut. Tabel 2 Kriteria Penilaian Instrumen Validasi Jawaban
Skor
Benar
1
Salah
0
Dalam penelitian ini, pengujian validitas dan reliabilitas diuji di SD N Ngulakan 2 kelas V tanggal 25 Januari 2013 dengan jumlah siswa sebanyak 30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
siswa. Peneliti memilih SD N Ngulakan 2 untuk uji validitas dan reliabilitas karena di SD N Ngulakan 2 mempunyai kesamaan dengan SD Kanisius Sengkan yaitu sama-sama sekolah dasar berakreditasi A. Dengan akreditasi yang sama diasumsikan siswanya mempunyai kemampuan yang hampir sama. Dalam penelitian ini validitas diuji secara manual dengan rumus korelasi product moment atau korelasi Pearson (Sugiyono, 2010: 255). =
∑ (∑
) (∑
)
Setelah menghitung korelasi skor setiap item dengan skor total dengan menggunakan product moment atau korelasi Pearson akan didapatkan r hitung setiap item. Harga ini dibandingkan dengan r tabel. Jika r hitung r tabel, korelasinya positif atau valid (lihat r tabel pada lampiran). Hasil uji validitas dari 30 soal pre-test diperoleh 20 soal valid dan 10 soal tidak valid. Hasil uji validitas dari 30 soal post-test diperoleh 21 soalvalid dan 9 soal tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran17. 2.
Reliabilitas Menurut Arifin (2009: 258) reliabilitas adalah tingkat atau derajat
konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Putro, 2009: 127). Dalam penelitian ini pengujian dilakukan secara internal. Pengujian secara internal dapat dilakukan dengan menganalisis konsistensi item-item yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu, yaitu teknik belah dua dari Spearman Brown. Untuk itu butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
yaitu kelompok instrumen nomor ganjil dan genap. Skor datanya disusun tersendiri. Seluruh skor genap dijumlahkan, demikian juga seluruh skor ganjil. Skor total kelompok genap dikorelasikan dengan skor total kelompok ganjil. Setelah dihitung didapat koefisien korelasinya. Koefisien korelasi ini lalu dimasukkan rumus Spearman Brown (Sugiyono, 2010a: 190). =
2. 1+
Dari hasil pengujian validitas, item-item yang valid diambil untuk uji reliabilitas. Untuk uji reliabilitas item-item yang valid diurutkan lagi dari nomor item terkecil ke nomor item yang terbesar. Item-item yang telah diurutkan disusun dalam tabel nomor genap dan nomor ganjil, kemudian data-data dari tabel nomor genap dan ganjil diolah. Setelah data dioleh, skor diolah dengan rumus korelasi product moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut: =
∑ (∑
) (∑
)
Koefisien korelasi selanjutnya dimasukkan dalam rumus reliabilitas dari Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut: =
2. 1+
Hasil perhitungan reliabilitas soal-soal dikonsultasikan dengan tabel kriteria koefisien reliabilitas berikut (Masidjo, 1995).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Tabel 3 Tabel Koefisien Reliabilitas Koefisien reliabilitas
Kualifikasi
0,91 – 1,00
Sangat tinggi
0,71 – 0,90
Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup
0,21 – 0,20
Rendah
Negatif – 0,20
Sangat rendah
Dari hasil perhitungan pre-test dengan rumus Spearman Brown diperoleh reliabilitas sebesar 0,76 dan berada pada interval koefisien 0,71-0,90, sehingga reliabilitasnya termasuk dalam kategori tinggi. Dari hasil perhitungan post-test dengan rumus Spearman Brown diperoleh reliabilitas sebesar 0,82 dan berada pada interval koefisien 0,71-0,90, sehingga reliabilitasnya termasuk dalam kategori tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas pre-test dan post-test dapat dilihat pada lampiran 17.
H.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah langkah dan cara untuk memperoleh data
berkaitan dengan subjek yang diteliti dalam rangka mecapai tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Teknik diwujudkan peneliti melalui tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) persiapan, (2) treatment, dan (3) pengumpulan data. Ketiga tahap itu dijelaskan sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
40
Persiapan Sebelum mengumpulkan data peneliti mengadakan persiapan. Persiapan tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Peneliti meminta izin kepada kepala sekolah SD Kanisius Sengkan untuk melakukan penelitian serta memberikan surat pengantar penelitian dari prodi PGSD.
b.
Peneliti mengadakan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia untuk mengetahui informasi data, jumlah siswa, dan keadaan siswa.
c.
Peneliti bersama guru Bahasa Indonesia menentukan jadwal penelitian.
d.
Peneliti menyusun soal pre-test dan post-test. Untuk pre-test dan post-test digunakan soal yang sama. Peneliti membuat dua puluh butir soal pilihan ganda yang digunakan sebagai soal pre-test dan post-test untuk kedua kelompok yang menjadi subjek penelitian dengan soal yang sama sesuai dengan indikator yang mau dicapai seperti yang tercantum dalam RPP (lihat lampiran). Sebelum mengujikan soal tersebut peneliti menyusun kisi-kisi (lihat lampiran).
e.
Soal-soal disusun berdasarkan kisi-kisi.
f.
Soal-soal yang telah disusun peneliti selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran.
g.
Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama dengan guru Bahasa Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
41
Treatment (perlakuan) Sebelum mengumpulkan data dari kedua kelompok, peneliti menyusun
treatment (perlakuan) yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Treatment (perlakuan) yang dimaksud dideskripsikan sebagai berikut: a.
Kelompok Eksperimen
1.
Pre-test Pada tahap ini siswa secara individu diminta mengerjakan soal latihan yang telah disiapkan guru.
2.
Pembelajaran menyimak cerita anak dengan metode role play Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran menyimak cerita anak dengan menggunakan metode role play. Pembelajaran dilaksanakan dalam 2 x pertemuan. Pertemuan pertama selama 40 menit dan pertemuan kedua selama 40 menit. Pertemuan pertama mempelajari unsur-unsur cerita anak serta pengenalan metode role play dan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua siswa memerankan cerita anak dengan metode role play. Siswa secara berkelompok memerankan tokoh dalam cerita anak. Siswa lain menyimak cerita yang diperankan oleh teman.
3.
Post-test Siswa mengerjakan soal post-test secara individu. Hasil dari kegiatan posttest disebut nilai post-test.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
Kelompok Kontrol
1.
Pre-test
42
Pada tahap ini siswa secara individu diminta mengerjakan soal latihan yang telah disiapkan guru. 2.
Pembelajaran menyimak cerita anak tanpa metode role play Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran menyimak cerita anak dengan tanpa menggunakan metode role play. Pembelajaran dilaksanakan dalam 2 x pertemuan. Pertemuan pertama selama 40 menit dan pertemuan kedua selama 40 menit. Pertemuan pertama mempelajari unsur-unsur cerita anak dan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua siswa menyimak cerita anak yang dibacakan guru.
3.
Post-test Siswa mengerjakan soal post-test secara individu. Hasil dari kegiatan posttest disebut nilai post-test.
3.
Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
berkaitan dengan subjek penelitian dalam rangka tujuan penelitian. Data diperoleh dari pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Langkahlangkah pengumpulan data adalah sebagai berikut. a.
Pengumpulan data dari kelompok eksperimen 1. Nilai pre-test. 2. Nilai post-test setelah menyimak cerita anak dengan menggunakan metode role play.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
43
Pengumpulan data dari kelompok kontrol 1. Nilai pre-test 2. Skor post-test setelah menyimak cerita anak yang dibacakan guru Setelah langkah-langkah pengumpulan data tersebut peneliti kemudian
menganalisis pekerjaan siswa untuk mengetahui keefektifan metode role play dalam pembelajaran menyimak cerita anak.
I.
Teknis Analisis Data
1.
Hasil Uji Prasyarat Untuk melakukan uji t terlebih dulu dilakukan pengujian persyaratan
analisis nilai pre-test kelompok eksperimen dan kontrol, nilai post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan selisih nilai post-test dan nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Persyaratan analisis yang dimaksud adalah persyaratan yang harus dipenuhi agar analisis dapat dilakukan, baik untuk keperluan memprediksi maupun untuk keperluan pengujian hipotesis. Persyaratan tersebut adalah uji normalitas. Normalitas menjadi persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis parametrik yaitu uji normalitas data. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. 2.
Efektivitas pembelajaran menyimak cerita anak melalui metode role play. Pengolahan data tentang efektivitas pembelajaran menyimak cerita anak
dengan metode role play menggunakan SPSS 18.0 For Windows. Uji t perbedaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diuji dengan Independent Samples Test, uji t selisih nilai pre-test dan post-test antara dua kelompok yang diuji dengan Independent Samples Test, dan uji t perbedaan nilai pre-test dan post-test antara dua kelompok yang diuji dengan Paired Samples Test dengan taraf signifikansi 5% dengan df = N – 1 = 30.
3.
Kenaikan nilai pre-test ke post-test Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyimak cerita anak antara
siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dinyatakan dengan persentase kenaikan nilai pre-test ke nilai post-test. Persentase kenaikan diperoleh melalui: X 100%
J.
Jadwal Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2012/2013 yaitu pada bulan Januari-Mei 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Tabel 4 Jadwal Penelitian Bulan Kegiatan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan a. Permohonan izin dengan Kepala Sekolah b. Permohonan ijin dengan guru kelas c. Menyiapkan instrumen d. Uji soal 2. Pelaksanaan Penelitian 3. Penyusunan skripsi 4. Ujian Skripsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Laporan hasil penelitian ini terbagi atas tiga bagian, yaitu: (1) Deskripsi Data, (2) Analisis Data, dan (3) Pembahasan. A.
Deskripsi Data Berikut ini akan dipaparkan nilai pre-test dan nilai post-test kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol. 1.
Nilai Pre-test Nilai minimum 25, nilai maksimum 85, rata-rata 63,39 untuk kelompok
eksperimen. Nilai minimum 45, nilai maksimum 80, rata-rata 64,19 untuk kelompok kontrol. 2.
Nilai Post-test Nilai minimum 60, nilai maksimum 100, rata-rata 82,90 untuk kelompok
eksperimen. Nilai minimum 60, nilai maksimum 90, rata-rata 69,84 untuk kelompok kontrol. 3.
Selisih Nilai Post-test dan Nilai Pre-test Selisih nilai minimum 5, selisih nilai maksimum 50, rata-rata 19,19 untuk
kelompok eksperimen. Selisih nilai minimum 0, selisih nilai maksimum 25, ratarata 5,97 untuk kelompok eksperimen.
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
Analisis Data
1.
Hasil Uji Prasyarat Analisis
47
Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu diajukan hipotesis sebagai berikut. Ho
: Data tidak normal.
Ha
: Data normal.
Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 18 dengan hasil sebagai berikut. Tabel 5 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Mean Paramet Std. a,b ers Deviation Most Absolute Extreme Positive Differen Negative ces Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2tailed)
selisih postposttest dan pre-test test pre-test eksperimen kontrol eksperimen 31 31 31 63,39 82,90 19,68 11,283 9,199 9,741
pre-test post-test kontrol kontrol 31 31 64,03 74,35 8,701 7,609
selisih post-test dan pretest kontrol 31 10,48 6,104
,137 ,119 -,137
,199 ,156 -,199
,163 ,163 -,158
,173 ,130 -,173
,211 ,149 -,211
,177 ,177 -,125
,765
1,109
,910
,963
1,176
,984
,601
,171
,380
,312
,126
,287
Dalam penelitian ini , uji normalitas dijelaskan dengan melihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Dalam menggunakan ukuran ini, peneliti terlebih dahulu menentukan dahulu tingkat alpha untuk dibandingkan dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Dalam penelitian ini, tingkat alpaha yang digunakan adalah 5 %. Kriteria yang digunakan yaitu Ho ditolak apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > dari tingkat alpha yang diterapkan yaitu 5%. Berdasarkan hasil perhitungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
dengan menggunakan spss di atas tampak bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari setiap variabel (0,601, 0,171, 0,380, 0,312, 0,126, 0,287) lebih dari tingkat alpha 5% (0,05), karenanya dapat dinyatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal. 2.
Efektivitas pembelajaran menyimak cerita anak melalui metode role play. Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS 18.0 For Windows
diperoleh: 1.
Uji t Nilai Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Nilai Pre-Test Kelompok Kontrol Uji t nilai pre-test kelompok eksperimen dan nilai pre-test kelompok kontrol
bermaksud untuk mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan menyimak cerita anak antara dua kelompok atau tidak sebelum diberi perlakuan. Sebelum dilakukan pengujian ini terlebih dahulu diajukan hipotesis sebagai berikut. H0 = Tidak ada perbedaan antara nilai pre test kelompok eksperimen dengan nilai pre-test kelompok kontrol sebelum mendapat perlakuan, Ht = Ada perbedaan antara nilai pre-test kelompok eksperimen dengan nilai pre-test kelompok kontrol sebelum mendapat perlakuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Tabel 6 Uji t Nilai Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Nilai Pre-Test Kelompok Kontrol Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
pre test eksperimen _pre test kontrol
Equal variances assumed Equal variances not assumed
F ,511
Sig. ,477
t-test for Equality of Means
60
Sig. (2-tailed) ,802
Mean Difference -,645
Std. Error Difference 2,559
56,357
,802
-,645
2,559
t -,252
df
-,252
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -5,764 4,474
-5,771
4,481
Untuk menyatakan bahwa ada perbedaan kemampuan menyimak cerita anak atau tidak sebelum diberi perlakuan maka akan dilihat nilai Asymp. Sig. (2tailed). Dalam menggunakan ukuran ini, peneliti terlebih dahulu menentukan tingkat alpha untuk dibandingkan dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Dalam penelitian ini, tingkat alpha yang digunakan adalah 5 % (0,05). Kriteria yang digunakan yaitu Ho ditolak apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < dari dua alpha (0,10). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan spss di atas tampak bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,802 lebih dari tingkat dua alpha (0,10), oleh karenanya dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara nilai pre-test kelompok eksperimen dengan nilai pre-test kelompok kontrol sebelum mendapat perlakuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
50
Uji t Perbedaan Nilai Pre-Test dengan Nilai Post-Test Uji t nilai pre-test dengan nilai post-test bermaksud untuk mengetahui
apakah nilai post-test lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai pre-test untuk kelompok eksperimen atau kelompok kontrol. Sebelum dilakukan pengujian ini terlebih dahulu diajukan hipotesis sebagai berikut. H0 = Nilai pre-test nilai post-test Ha = Nilai post-test nilai pre-test Tabel 7 Uji t Perbedaan Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen
Pair 1
post-test eksperimen _pre-test eksperimen
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Difference Std. Error Mean Deviation Mean Lower Upper t Df 19,516 9,862 1,771 15,899 23,134 11,018 30
Sig. (2-tailed) ,000
Tabel 8 Uji t Perbedaan Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol
Pair 1
post-test kontrol_pre -test kontrol
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Mean Deviation Mean Lower Upper 10,323 5,764 1,035 8,208 12,437
t 9,971
df 30
Sig. (2-tailed) ,000
Untuk mengetahui apakah nilai post-test lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai pre-test untuk kelompok eksperimen atau kelompok kontrol maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
akan dilihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Dalam menggunakan ukuran ini, peneliti terlebih dahulu menentukan tingkat alpha untuk dibandingkan dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Dalam penelitian ini, tingkat alpha yang digunakan adalah 5 % (0,05). Kriteria yang digunakan yaitu Ho ditolak apabila nilai Asymp. Sig. (2tailed) < dua alpha (0,10). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan spss di atas tampak bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yaitu 0,000 kurang dari tingkat dua alpha (0,10), karenanya dapat dinyatakan bahwa nilai post-test nilai pre-test. Berdasarkan
pembahasan
diatas
dapat
diketahui
bahwa
sebelum
mendapatkan perlakuan tidak ada perbedaan kemampuan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, yang dapat dilihat dari tidak adanya perbedaan nilai pre-test antara kedua kelompok. Setelah mendapatkan perlakuan, selisih nilai post-test dan nilai pre-test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan selisih nilai post-test dan nilai pre-test kelompok kontrol. Setelah mendapatkan perlakuan, nilai post-test lebih tinggi daripada nilai pre-test. Maka dapat disimpulkan bahwa metode role play efektif digunakan pada pembelajaran menyimak cerita anak SD Kanisius Sengkan untuk meningkatkan nilai hasil belajar. 3.
Uji t Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen dengan Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol. Uji t nilai pre-test kelompok eksperimen dan nilai pre-test kelompok kontrol
bermaksud untuk mengetahui apakah selisih nilai post-test dan pre-test kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
eksperimen lebih tinggi atau lebih rendah daripada kelompok kontrol. Sebelum dilakukan pengujian ini terlebih dahulu diajukan hipotesis sebagai berikut. H0 = Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol Ht = Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol Tabel 9 Uji t Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen dengan Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol. Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
Selisih posttest dan pre-test eksperimen _selisih post-test dan pre-test kontrol
Untuk
Equal variances assumed Equal variances not assumed
F Sig. 3,211 ,078
t-test for Equality of Means
t 4,481
df 60
4,481 48,355
95% Confidence Interval of the Difference Sig. Mean Std. Error (2-tailed) Difference Difference Lower Upper ,000 9,194 2,052 5,090 13,297
,000
9,194
2,052
mengetahui apakah selisih nilai post-test dan pre-test kelompok
eksperimen lebih tinggi atau lebih rendah daripada kelompok kontrol maka akan dilihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Dalam menggunakan ukuran ini, peneliti terlebih dahulu menentukan tingkat alpha untuk dibandingkan dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Dalam penelitian ini, tingkat alpha yang digunakan adalah 5 % (0,05). Kriteria yang digunakan yaitu Ho ditolak apabila nilai Asymp. Sig. (2-
5,069 13,318
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
tailed) < dua alpha (0,10). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan spss di atas tampak bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,000 kurang dari tingkat dua alpha (0,10), oleh karenanya dapat dinyatakan bahwa selisih nilai pretest dan nilai post-test kelompok eksperimen selisih nilai pre-test dan nilai posttest kelompok kontrol.
2.
Kenaikan nilai pre-test ke post-test Untuk mengetahui perbedaan kemampuan menyimak cerita anak antara
siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dinyatakan dengan persentase kenaikan nilai pre-test ke nilai post-test. Persentase pencapaian nilai pre-test ,
kelompok eksperimen = kelompok eksperimen =
100 , 100
x 100%= 63,39%. Persentase nilai post-test
x 100% = 82,90%. Kenaikan nilai pre-test ke nilai
post-test sebesar 82,90% - 63,39% = 19,51%. Persentase pencapaian nilai pre-test kelompok kontrol = kontrol =
, 100
, 100
x 100%= 64,03%. Persentase nilai post-test kelompok
x 100% = 74,35%. Kenaikan nilai pre-test ke nilai post-test sebesar
= 74,35% - 64,03% = 10,32%. Jadi dapat kita simpulkan bahwa ada perbedaan kemampuan menyimak antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pembelajaran menyimak cerita anak dengan menggunakan metode role play dan tidak menggunakan metode role play.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C.
54
Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode role play efektif digunakan
pada pembelajaran menyimak cerita anak. Hal ini terbukti dengan sebelum diberikan perlakuan tidak ada perbedaan kemampuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dapat dilihat dari perbedaan nilai pre-test antara dua kelompok tidak berbeda, akan tetapi setelah diberikan perlakuan ada perbedaan kemampuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dapat dilihat dari selisih nilai pre-test dan nilai post-test kelompok eksperimen lebih tinggi daripada selisih nilai pre-test dan nilai post-test kelompok kontrol. Keefektifan metode role play pada pembelajaran menyimak cerita anak juga terbukti dari perbedaan nilai pre-test dan nilai post-test, setelah mendapat perlakuan nilai post-test lebih tinggi daripada nilai pre-test. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan menyimak antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pembelajaran menyimak cerita anak dengan menggunakan metode role play dan tidak menggunakan metode role play. Hal ini dapat dilihat dari prosentase kenaikan nilai pre-test ke nilai post-test kelompok eksperimen lebih tinggi daripada prosentase kenaikan nilai pre-test ke post-test kelompok kontrol. Pada dasarnya, materi ini merupakan materi baru bagi siswa. Namun karena pola belajar siswa di rumah yang baik (di rumah membaca materi pelajaran yang ada di buku), maka siswa cukup memahami materi tersebut. Sehingga mereka tidak terlalu mengalami kesulitan dalam mempelajari materi. Hal ini menyebabkan nilai pre-test mereka cukup tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Dari data nilai hasil pre-test dan post-test yang kita peroleh hanya ada sedikit siswa (1 orang) yang dapat mencapai nilai maksimal. Hal ini bisa terjadi karena mereka kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi tentang unsur-unsur cerita anak dan ketika ada teman yang memerankan tokoh-tokoh cerita anak. Hal ini menyebabkan siswa tidak bisa mengerjakan soal post-test. Penelitian yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Metode Role Play Pada Pembelajaran Menyimak Cerita Anak Siswa Kelas V SD Kanisius Sengkan”, telah dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan penelitian ini telah disesuaikan dengan langkah-langkah dalam metode role play. Adapun dalam pelaksanaan penelitian masih terdapat beberapa kekurangan, antara lain yaitu saat siswa berlatih memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita anak masih ada beberapa anak yang berlatih tidak serius. Hal ini terjadi karena siswa berlatih di luar kelas dengan jarak cukup berjauhan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain, sehingga ketika guru memantau salah satu kelompok, kelompok lain tidak berlatih dengan serius karena tidak ditunggu oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode role play dapat merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar. Hal ini tampak bahwa semua anak tidak hanya menyimak ketika teman dari kelompok lain memerankan cerita anak tetapi semua siswa juga memerankan tokoh-tokoh dan menghayati sesuatu kejadian atau hal yang ada dalam cerita anak sehingga pesan atau informasi yang dikomunikasikan dapat diserap oleh siswa. Dalam penelitian ini siswa menemukan sendiri tokoh, tema, latar dan amanat dari cerita anak yang mereka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
perankan. Hampir 85% siswa aktif dalam mengikuti pelajaran. Siswa lebih antusias dan senang mengikuti pembelajaran dengan metode ini. Dalam penelitian ini, guru bertindak sebagai pembimbing baik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Guru juga mengamati keaktifan siswa dan menegur siswa yang kurang serius melakukan kegiatan pembelajaran. Ada kendala yang dihadapi peneliti dalam melaksanakan penelitian ini yaitu ada beberapa siswa yang kurang serius dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menyebabkan waktu yang digunakan dalam melakukan kegiatan banyak terbuang percuma. Hal tersebut diatasi dengan cara memberi teguran dan bimbingan pada siswa tersebut. Bimbingan dilakukan oleh guru serta peneliti. Penelitian ini tentu sangat bermanfaat bagi siswa. Di samping mereka bisa mengidentifikasi unsur cerita anak melalui cerita yang diperankan temannya, masing-masing siswa juga mempunyai kesempatan untuk memerankan tokohtokoh dan menghayati suatu kejadian atau hal yang ada dalam cerita anak sehingga pesan atau informasi yang dikomunikasikan dapat diserap oleh siswa. Penelitian ini mempunyai kelebihan dan kelemahan bagi siswa. Kelebihan dari pelaksanaan penelitian ini bagi siswa, yaitu; a.
Siswa melatih dirinya untuk memahami bahan yang akan didramakan.
b.
Siswa akan terbiasa untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
c.
Kerjasama antar pemain dapat dipupuk dan dibina dengan sebaik-baiknya.
d.
Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar lebih mudah dipahami oleh orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e.
57
Bakat terpendam yang dimiliki siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan timbul bibit seni dari sekolah. Di samping itu, pelaksanaan penelitian ini juga memiliki kelemahan antara
lain yaitu; a.
Terlalu banyak memakan waktu, baik persiapan untuk memahami materi yang akan diperankan maupun waktu untuk pelaksanaan drama.
b.
Memerlukan tempat yang luas untuk pementasan. Dari pembahasan di atas tampak bahwa metode role play memiliki
kelebihan dan kekurangan ketika diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Namun metode ini efektif diterapkan dalam pembelajaran menyimak cerita anak, karena dapat merangsang siswa untuk aktif memerankan tokoh-tokoh, menghayati suatu kejadian atau hal yang ada dalam cerita anak dan membuat siswa tertarik menyimak cerita karena cerita secara langsung diperankan oleh temannya, sehingga informasi yang akan disampaikan dapat diterima secara optimal oleh siswa. Dari hasil penelitian di atas, maka metode role play efektif digunakan pada pembelajaran menyimak cerita anak siswa kelas V SD Kanisius Sengkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan pada uraian
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Metode role play efektif digunakan pada pembelajaran menyimak cerita anak siswa kelas V SD Kanisius Sengkan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil pembelajaran menggunakan metode role play dan tidak menggunakan metode role play sebagai berikut:
a.
Sebelum diberikan perlakuan tidak ada perbedaan kemampuan menyimak cerita anak antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dibuktikan dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,802 lebih dari tingkat dua alpha (0,10). Data tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan kemampuan menyimak cerita anak antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan diterima.
b.
Setelah diberikan perlakuan selisih nilai pre-test dan nilai post-test kelompok eksperimen lebih tinggi daripada selisih nilai pre-test dan nilai post-test kelompok kontrol yang dibuktikan dengan nilai Asymp. Sig. (2tailed) yaitu 0,000 lebih dari tingkat dua alpha (0,10). Data tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan selisih nilai pre-test dan nilai post-test kelompok eksperimen lebih dari selisih nilai pre-test dan nilai post-test kelompok kontrol diterima.
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
59
Setelah diberikan perlakuan nilai post-test kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol lebih tinggi daripada nilai pre-test yang dibuktikan dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yaitu 0,000 lebih dari tingkat dua alpha (0,10). Data tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan nilai post-test lebih tinggi daripada nilai pre-test diterima.
2.
Ada perbedaan kemampuan menyimak cerita anak kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dibuktikan dengan persentase kenaikan nilai pre-test ke nilai post-test. Kenaikan nilai pre-test ke nilai post-test kelompok eksperimen sebesar 19,51%. Persentase kenaikan nilai pre-test ke nilai posttest kelompok kontrol sebesar 10,32%.
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap hasil-hasil penelitian
tersebut di atas maka dapatlah dikemukakan saran sebagai berikut: Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dikemukakan penulis bagi pihak sekolah atau bagi guru dan juga bagi peneliti selanjutnya. 1.
Bagi pihak sekolah dan guru Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa metode role play efektif digunakan pada pembelajaran karena dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa. Maka sebaiknya baik sekolah maupun guru selalu menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi dan tepat yang dapat meningkatkan antusiasme belajar siswa sehingga hasil belajar mereka semakin baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
60
Bagi peneliti selanjutnya Dari penelitian yang telah dilaksanakan dapat kita lihat bahwa masih ada kendala yang dihadapi. Peneliti selanjutnya sebaiknya lebih mengatur tempat yang digunakan siswa untuk berlatih memerankan tokoh dengan metode role play agar guru atau peneliti dapat mengawasi semua kelompok saat berlatih sehingga semua siswa dapat berlatih dengan optimal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
DAFTAR PUSTAKA Emzir. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Rajawali: Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 1987. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, Ngalim. 2004. Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Putro, Eko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2007. Jakarta: Cipta Jaya. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penelitian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Gramedia. Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Hardjana. 2006. Cara Mudah Mengarang Cerita Anak-Anak. Jakarta: Grasindo. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hamzah B Uno. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sarumpaet, Riris K, Toha. 1975. Bacaan Anak-anak: Suatu Penyelidikan Pndahuluan ke dalam Hakikat, Sifat, dan Corak Bacaan Anak-anak serta Minat Anak pada Bacaannya. Jakarta: Pustaka Jaya. Sugihastuti. 1996. Serba-serbi Cerita Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trimansyah, Bambang. 1999. Fenomena Instrinsik Cerita Anak Indonesia Kontemporer, Dunia Sastra yang Terpinggirkan. Bandung: Penerbit Nuansa. Sumardjo, Jakob. 2004. Catatan Kecil tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Wahab, Abdul Azis (2007). Metode dan Model-Model Mengajar IPS. Bandung: CV Alfabeta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Riyanto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Warsidi. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional. Suyatno. 2008. Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Yogyakarta: Rineka Cipta. Nurhasanah. 2007. Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Sarana Pustaka. Hermawan,
Hery. 2012. Menyimak Keterampilan Terabaikan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Berkomunikasi
Suyatna, Amir. 2002. Menyimak dan Pengajarannya. Bandung: UPI. Marno, 2009. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar- Ruzz Media.
Yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 1 Silabus Kelompok Eksperimen SILABUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Satuan Pendidikan
: SD Kanisius Sengkan
Kelas / Semester
:V/2
Alokasi Waktu
: 4 JP (2x pertemuan)
Standar Kompetensi
: 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan.
Kompetensi Dasar
: 5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
Penilaian
Materi pelajaran:
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Prosedur
Jenis
Pre-test
Tes
Teknik
Sumber belajar
Pedoman skoring
Pedoman penentua n nilai akhir
Alokasi Buku waktu sumber
Media
Terlampir Terlampir di RPP
Terlampir
40 menit
Edi Warsidi dan Farika.2
Media: Teks Certa
Instrumen
Cerita Anak Pertemuan 1 - Menyebutkan - Siswa tokoh pada menyebutkan cerita anak. tokoh melalui - Menyebutkan membaca latar pada
Tertulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
-
-
-
-
cerita anak. Siswa menyebutkan latar melalui membaca cerita anak. Siswa menyebutkan amanat melalui membaca cerita anak. Siswa mengidentifik asi watak pelaku melalui membaca cerita anak. Siswa menentukan tema melalui membaca cerita anak. Siswa menunjukkan isi cerita melalui membaca cerita anak.
Pertemuan 2 - Siswa
-
-
-
-
cerita anak. Menyebutkan amanat dari cerita anak. Mengidentifikas i watak pelaku pada cerita anak. Menentukan tema pada cerita anak. Menunjukkan isi cerita dari cerita anak.
008. Anak Bahasa Indonesi a Membu atku Cerdas 5. Jakarta : Pusat Perbuku an Departe men Nasional .hal 2-7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI menyebutkan tokoh melalui menyimak cerita anak yang diperankan teman. - Siswa menyebutkan latar melalui menyimak cerita anak yang diperankan tema. - Siswa menyebutkan amanat melalui menyimak cerita anak yang diperankan teman. - Siswa mengidentifik asi watak pelaku melalui menyimak cerita anak yang diperankan teman.
40 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI - Siswa menentuka tema melalui menyimak cerita anak yang diperankan teman. - Siswa menunjukkan isi cerita melalui menyimak cerita anak yang diperankan teman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Silabus Kelompok Kontrol
SILABUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Satuan Pendidikan
: SD Kanisius Sengkan
Kelas / Semester
:V/2
Alokasi Waktu
: 4 JP (2x pertemuan)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
: 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan. : 5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)
Penilaian
Materi pelajaran
Kegiatan pembelajaran
Cerita Anak
Pertemuan 1
Indikator
Prosedur
- Siswa Pre-test - Menyebutkan menyebutkan tokoh pada tokoh melalui cerita anak. membaca - Menyebutkan
Jenis
Teknik
Tes
Tertulis
Instrumen
Terlampir
Sumber belajar
Pedoman skoring
Pedoman penentuan nilai akhir
Alokasi Buku waktu sumber
Media
Terlampir di RPP
Terlampir
40 menit
Edi Warsidi dan Farika.2
Media: Teks Certa Anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
-
-
-
-
cerita anak. Siswa menyebutkan latar melalui membaca cerita anak. Siswa menyebutkan amanat melalui membaca cerita anak. Siswa mengidentifik asi watak pelaku melalui membaca cerita anak. Siswa menentukan tema melalui membaca cerita anak. Siswa menunjukkan isi cerita melalui membaca cerita anak.
Pertemuan 2 - Siswa menyebutkan
-
-
-
-
latar pada cerita anak. Menyebutkan amanat dari cerita anak. Mengidentifikas i watak pelaku pada cerita anak. Menentukan tema pada cerita anak. Menunjukkan isi dari cerita anak.
008. Bahasa Indonesi a Membu atku Cerdas 5. Jakarta : Pusat Perbuku an Departe men Nasional .hal 2-7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
-
-
-
tokoh melalui mendengarka n cerita anak yang dibacakan guru. Siswa menyebutkan latar melalui mendengarka n cerita anak yang dibacakan guru. Siswa menyebutkan amanat melalui mendengarka n cerita anak yang dibacakan guru. Siswa mengidentifik asi watak pelaku melalui mendengarka n cerita anak yang dibacakan guru. Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI menentukan tema melalui mendengarka n cerita anak yang dibacakan guru. - Siswa menunjukkan isi cerita melalui mendengarka n cerita anak yang dibacakan guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelompok Eksperimen Pertemuan I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sengkan Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: V / Genap
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
I.
Standar Kompetensi 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan.
II.
Kompetensi Dasar 5.2. Mengidentifikasi unsur cerita.
III.
Indikator - Menyebutkan tokoh pada cerita anak. - Menyebutkan latar tempat pada cerita anak. - Menyebutkan amanat dari cerita anak. - Mengidentifikasi watak pelaku pada cerita anak. - Menentukan tema pada cerita anak. - Menunjukkan isi cerita anak.
IV.
Tujuan Pembelajaran - Siswa mampu menyebutkan 2 tokoh melalui membaca cerita anak. - Siswa mampu menyebutkan 2 latar tempat melalui membaca cerita anak. - Siswa mampu menyebutkan 2 amanat melalui membaca cerita anak. - Siswa mampu mengidentifikasi 2 watak pelaku melalui membaca cerita anak. - Siswa mampu menentukan 2 tema melalui membaca cerita anak. - Siswa mampu menunjukkan 2 isi cerita melalui membaca cerita anak.
V.
Materi Pembelajaran - Cerita anak
VI.
Model dan Metode Pembelajaran Model : Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), Cooperative Learning.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Metode : Penugasan, Diskusi, Tanya Jawab VII. Kegiatan Pembelajaran No Uraian Kegiatan 1. Kegiatan Awal Apersepsi
Alokasi Waktu 5 menit
- Siswa bersama dengan guru mengucapkan salam, doa dan presensi. - Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi sebelumnya.
Orientasi - Siswa mendengarkan penjelasan singkat dari guru tentang tujuan pembelajaran hari ini yaitu akan mempelajari tentang cerita anak.
Motivasi - Siswa bermain “tebak kata”
2. Kegiatan Inti 70 menit Eksplorasi - Siswa menerima penjelasan dari guru mengenai aturan-aturan mengerjakan pre-test. - Siswa menerima soal pre-test dari guru. - Siswa membaca cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa” yang ada pada lembar soal. - Siswa mengerjakan soal pre-test. - Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan. - Siswa membentuk kelompok. - Siswa menerima Lembar Kerja Siswa dari guru. - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturanaturan mengerjakan Lembar Kerja Siswa. - Siswa membaca cerita berjudul “Misteri Kakek Berjenggot Putih” yang ada pada Lembar Kerja Siswa. - Siswa bekerja secara berkelompok untuk mengidentifikasi unsur cerita dari cerita berjudul “Misteri Kakek Berjenggot Putih”. Elaborasi - Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi. - Siswa lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Konfirmasi - Siswa mendapat kesempatan bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI - Guru memberikan tanggapan atas pertanyaan siswa. 3. Kegiatan Pentup 5 menit Rangkuman - Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi tentang unsur-unsur cerita. Evaluasi - Siswa mengerjakan soal evaluasi mengenai unsurunsur cerita. Refleksi - Siswa mendapatkan pertanyaan dari guru tentang perasaan siswa, manfaat dan permasalahan selama mengikuti pelajaran. Aksi - Siswa mempelajari kembali materi-materi yang belum dimengerti. VIII. Sumber Pembelajaran - Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas - Nurlaili. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Dapartemen Pendidikan Nasional. - Widiastuti, Setiati. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. IX.
Penilaian 1. Prosedur 2. Jenis penilaian 3. Bentuk penilaian 4. Pedoman skoring
: Pre-test : Tes tertulis : Pilihan ganda : Terlampir
Yogyakarta, 7 Februari 2013 Peneliti,
Sulistiati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Pertemuan II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sengkan Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: V / Genap
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
I.
Standar Kompetensi 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan.
II.
Kompetensi Dasar 5.2. Mengidentifikasi unsur cerita.
III.
Indikator - Menyebutkan tokoh pada cerita anak. - Menyebutkan latar tempat pada cerita anak. - Menyebutkan amanat dari cerita anak. - Mengidentifikasi watak pelaku pada cerita anak. - Menentukan tema pada cerita anak. - Menunjukkan isi cerita anak.
IV.
Tujuan Pembelajaran - Siswa mampu menyebutkan 2 tokoh melalui menyimak cerita anak yang diperankan teman. - Siswa mampu menyebutkan 2 latar tempat melalui menyimak cerita anak yang diperankan tema. - Siswa mampu menyebutkan 2 amanat melalui menyimak cerita anak yang diperankan teman. - Siswa mampu mengidentifikasi 2 watak pelaku melalui menyimak cerita anak yang diperankan teman. - Siswa mampu menentukan 2 tema melalui menyimak cerita anak yang diperankan teman. - Siswa mampu menunjukkan 2 isi cerita melalui menyimak cerita anak yang diperankan teman.
V.
Materi Pembelajaran - Cerita anak
VI.
Model dan Metode Pembelajaran Model : Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Metode : Role Playing VII. Kegiatan Pembelajaran No Uraian Kegiatan 1. Kegiatan Awal Apersepsi
Alokasi Waktu 5 menit
- Siswa bersama dengan guru mengucapkan salam, doa dan presensi. - Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi sebelumnya.
Orientasi - Siswa mendengarkan penjelasan singkat dari guru tentang tujuan pembelajaran hari ini yaitu akan mempelajari tentang cerita anak dengan metode role play.
Motivasi - Siswa bermain “tebak kata”
2. Kegiatan Inti 70 menit Eksplorasi - Siswa menerima penjelasan guru tentang metode role play yang digunakan dalam menyimak cerita anak. - Beberapa siswa ditunjuk guru untuk memainkan beberapa tokoh dalam cerita yang berjudul “sepatu untuk Lala”. - Beberapa siswa berlatih memerankan tokoh dalam cerita yang berjudul “sepatu untuk Lala”. - Beberapa siswa memainkan tokoh dalam cerita yang berjudul “sepatu untuk Lala”di depan temantemannya. - Siswa lain menyimak cerita yang diperankan teman. - Siswa mengerjakan post-test. Elaborasi - Siswa mengingat kembali isi cerita berjudul “sepatu untuk Lala”. - Beberapa siswa mengemukakan pendapatnya tentang isi cerita berjudul “sepatu untuk Lala”. - Siswa lain menanggapi jawaban temannya. Konfirmasi - Siswa mendapat kesempatan bertanya mengenai cerita yang berjudul “sepatu untuk Lala”. - Guru memberikan tanggapan atas pertanyaan siswa. 3. Kegiatan Pentup 5 menit Rangkuman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
- Siswa dengan bimbingan guru merangkum nilai-nilai hidup yang dapat diambil dari cerita berjudul “sepatu untuk Lala”. Evaluasi - Siswa mendapatkan pertanyaan lisan dari guru mengenai tokoh, tema, latar dan amanat yang ada dalam cerita berjudul “sepatu untuk Lala”. Refleksi - Siswa mendapatkan pertanyaan dari guru tentang perasaan siswa, manfaat dan permasalahan selama mengikuti pelajaran. Tindak Lanjut - Guru memerintahkan siswa untuk mempelajari kembali materi-materi yang telah dipelajari.
VIII. Sumber Pembelajaran - Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas - Nurlaili. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Dapartemen Pendidikan Nasional. - Widiastuti, Setiati. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. IX.
Penilaian 1. Prosedur 2. Jenis penilaian 3. Bentuk penilaian 4. Pedoman skoring
: Post-test : Tes tertulis : Pilihan ganda : Terlampir Yogyakarta, 9 Februari 2013 Peneliti
Sulistiati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kelompok Kontrol Pertemuan I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sengkan Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: V / Genap
Alokasi Waktu
: 2x 35 menit
I.
Standar Kompetensi 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan.
II.
Kompetensi Dasar 5.2. Mengidentifikasi unsur cerita.
III.
Indikator - Menyebutkan tokoh pada cerita anak. - Menyebutkan latar tempat pada cerita anak. - Menyebutkan amanat dari cerita anak. - Mengidentifikasi watak pelaku pada cerita anak. - Menentukan tema pada cerita anak. - Menunjukkan isi cerita anak.
IV.
Tujuan Pembelajaran - Siswa mampu menyebutkan 2 tokoh melalui membaca cerita anak. - Siswa mampu menyebutkan 2 latar tempat melalui membaca cerita anak. - Siswa mampu menyebutkan 2 amanat melalui membaca cerita anak. - Siswa mampu mengidentifikasi 2 watak pelaku melalui membaca cerita anak. - Siswa mampu menentukan 2 tema melalui membaca cerita anak. - Siswa mampu menunjukkan 2 isi cerita melalui membaca cerita anak.
V.
Materi Pembelajaran - Cerita anak
VI.
Model dan Metode Pembelajaran Model : Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), Cooperative Learning. Metode : Penugasan, Diskusi, Tanya Jawab.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VII. Kegiatan Pembelajaran No Uraian Kegiatan 4. Kegiatan Awal Apersepsi
Alokasi Waktu 5 menit
- Siswa bersama dengan guru mengucapkan salam, doa dan presensi. - Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi sebelumnya.
Orientasi - Siswa mendengarkan penjelasan singkat dari guru tentang tujuan pembelajaran hari ini yaitu akan mempelajari tentang cerita anak.
Motivasi - Siswa bermain “tebak kata”
5. Kegiatan Inti 70 menit Eksplorasi - Siswa menerima penjelasan dari guru mengenai aturan-aturan mengerjakan pre-test. - Siswa menerima soal pre-test dari guru. - Siswa membaca cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa” yang ada pada lembar soal. - Siswa mengerjakan soal pre-test. - Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan. - Siswa membentuk kelompok. - Siswa menerima Lembar Kerja Siswa dari gutu. - Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturanaturan mengerjakan Lembar Kerja Siswa. - Siswa membaca cerita berjudul “Misteri Kakek Berjenggot Putih” yang ada pada Lembar Kerja Siswa. - Siswa bekerja secara berkelompok untuk mengidentifikasi unsur cerita dari cerita berjudul “Misteri Kakek Berjenggot Putih”. Elaborasi - Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi. - Siswa lain menanggapi kelompok yang sedang presentasi. Konfirmasi - Siswa mendapat kesempatan bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti - Guru memberikan tanggapan atas pertanyaan siswa. 6. Kegiatan Pentup 5 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rangkuman - Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi tentang unsur-unsur cerita. Evaluasi - Siswa mengerjakan soal evaluasi mengenai unsurunsur cerita. Refleksi - Siswa mendapatkan pertanyaan dari guru tentang perasaan siswa, manfaat dan permasalahan selama mengikuti pelajaran. Aksi - Siswa mempelajari kembali materi-materi yang belum dimengerti.
VIII. Sumber Pembelajaran - Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas - Nurlaili. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Dapartemen Pendidikan Nasional. - Widiastuti, Setiati. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. IX.
Penilaian 1. Prosedur 2. Jenis penilaian 3. Bentuk penilaian 4. Pedoman skoring
: Pre-test : Tes tertulis : Pilihan ganda : Terlampir
Yogyakarta, 8 Februari 2013 Peneliti,
Sulistiati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Pertemuan II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Kanisius Sengkan Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: V / Genap
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
I.
Standar Kompetensi 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan.
II.
Kompetensi Dasar 5.2. Mengidentifikasi unsur cerita.
III.
Indikator - Menyebutkan tokoh pada cerita anak. - Menyebutkan latar tempat pada cerita anak. - Menyebutkan amanat dari cerita anak. - Mengidentifikasi watak pelaku pada cerita anak. - Menentukan tema pada cerita anak. - Menunjukkan isi cerita anak.
IV.
Tujuan Pembelajaran - Siswa mampu menyebutkan 2 tokoh melalui mendengarkan cerita anak dibacakan guru. - Siswa mampu menyebutkan 2 latar tempat melalui mendengarkan cerita anak dibacakan guru. - Siswa mampu menyebutkan 2 amanat melalui mendengarkan cerita anak dibacakan guru. - Siswa mampu mengidentifikasi 2 watak pelaku melalui mendengarkan cerita yang dibacakan guru. - Siswa mampu menentukan 2 tema melalui mendengarkan cerita anak dibacakan guru. - Siswa mampu menunjukkan 2 isi cerita melalui mendengarkan cerita anak dibacakan guru.
V.
Materi Pembelajaran - Cerita anak
VI.
Model dan Metode Pembelajaran Model : Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
yang yang yang anak yang yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Metode : Ceramah VII. Kegiatan Pembelajaran No 1. Kegiatan Awal Apersepsi
Uraian Kegiatan
Alokasi Waktu 5 menit
- Siswa bersama dengan guru mengucapkan salam, doa dan presensi. - Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali tentang materi sebelumnya.
Orientasi - Siswa mendengarkan penjelasan singkat dari guru tentang tujuan pembelajaran hari ini yaitu akan mempelajari tentang cerita anak.
Motivasi - Siswa bermain “tebak kata”
2.
3.
Kegiatan Inti 80 menit Eksplorasi - Siswa mendengarkan cerita berjudul “sepatu untuk Lala” yang dibacakan guru. - Siswa mengerjakan post-test. - Siswa mengumpulkan hasil pekerjaan. Elaborasi - Siswa mengingat kembali isi cerita berjudul “sepatu untuk Lala”. - Beberapa siswa mengemukakan pendapatnya tentang isi cerita berjudul “sepatu untuk Lala”. - Siswa lain menanggapi jawaban temannya. Konfirmasi - Siswa mendapat kesempatan bertanya mengenai cerita yang berjudul “sepatu untuk Lala”. - Guru memberikan tanggapan atas pertanyaan siswa. Kegiatan Pentup 5 menit Rangkuman - Siswa dengan bimbingan guru merangkum nilai-nilai hidup yang dapat diambil dari cerita berjudul “sepatu untuk Lala”. Evaluasi - Siswa mendapatkan pertanyaan lisan dari guru mengenai tokoh, tema, dan amanat yang ada dalam cerita berjudul “sepatu untuk Lala”. Refleksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
- Siswa mendapatkan pertanyaan dari guru tentang perasaan siswa, manfaat dan permasalahan selama mengikuti pelajaran. Tindak Lanjut - Guru memerintahkan siswa untuk mempelajari kembali materi-materi yang telah dipelajari.
VIII. Sumber Pembelajaran - Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas - Nurlaili. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Dapartemen Pendidikan Nasional. - Widiastuti, Setiati. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. IX.
Penilaian 1. Prosedur 2. Jenis penilaian 3. Bentuk penilaian 4. Pedoman skoring
: Post-test : Tes tertulis : Pilihan ganda : Terlampir
Yogyakarta, 9 Februari 2013 Peneliti,
Sulistiati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 3 Kisi-kisi Menyimak Cerita Anak Jumlah Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
1. Memahami cerita 5.1.Mengidentifikasi
Siswa dapat
tentang suatu
unsur cerita
menyebutkan
peristiwa dan
(tokoh, tema,
tokoh cerita
cerita pendek
latar, dan amanat) Siswa dapat
anak yang
menyebutkan
disampaikan
latar cerita
secara lisan.
Siswa dapat menjelaskan
No. Soal
Soal
1, 11, 21
3
2, 12, 22
3
3, 13, 23
3
amanat Siswa dapat
4, 5, 6, 7, 8,
menjelaskan
14, 15, 16,
watak tokoh
17, 18, 24,
15
25, 26, 27, 28 Siswa dapat menentukan
9, 19, 29
3
10, 20, 30
3
tema cerita Siswa dapat menuliskan kembali isi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ringkas cerita. Total Soal
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 4 PRE-TEST BACAAN PRE-TEST SEPATU UNTUK NISA
Bacalah cerita di bawah ini!
Sekolah baru saja usai. Amanda sedang berjalan pulang. Tiba-tiba Nisa berlari mengejarnya. “Amanda, Amanda, tunggu aku sebentar”. “Ada apa Nisa?”, tanya Amanda keheranan. “Begini, aku mau mengembalikan ini”, kata Nisa sambil mengangsurkan sebuah tas plastik kepada Amanda. Lho, kenapa dikembalikan, kamu tidak suka sepatu ini ya?”, tanya Amanda. “Bukan begitu Amanda. Saya suka sepetu pemberianmu Amanda”. “Lantas mengapa sepatu ini kamu kembalikan memerlukannya?”, tanya Amanda menyelidik.
kepadaku,
apakah
kamu
tidak
“Sebenarnya aku sangat memerlukan sepatu itu, tapi....”, suara Nisa terhenti, dia ragu-ragu untuk meneruskannya. “Tapi apa Nisa?”, tanya Amanda lagi. Nisa teringat dengan kejadian kemarin bahwa ibu dan ayahnya melarang menerima lagi pemberian dari keluarga Amanda. Keluarga Amanda sudah banyak membantu keluarga Nisa. Ayah Nisa takut tidak bisa membalas semua kebaikan keluarga Amanda. Ayah Nisa berpikir bahwa mereka itu kaya sekali dan tidak memerlukan sesuatu dari kita yang miskin ini. Nisa kemudian menceritakan alasan mengapa Nisa tidak bisa menerima pemberian sepatu dari Amanda. Amanda memandang wajah Nisa yang sedih ketika menceritakan alasannya mengembalikan sepatu pemberiannya tersebut. “Ya sudah, jangan sedih. Bagaimana kalau sepatu ini tetap kamu simpan saja, jangan bilang ayahmu”, kata Amanda menghibur. “Tidak bisa. Aku sudah berjanji kepada Ayah untuk mengembalikan sepatu ini”, kata Nisa. “OK. Aku simpankan dulu ya sepatu ini, nanti jika ayahmu sudah tidak marah lagi, kamu boleh mengambilnya lagi”. “Baiklah Amanda, kamu baik sekali. Kamu memang sahabatku yang sejati”, kata Nisa sambil memeluk sahabat akrabnya itu. Keesokan harinya, Amanda tidak masuk sekolah. Nisa mencari-cari ke manapun di sekolah tetapi Nisa tetap tidak tampak juga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Pada jam pelajaran ketiga Pak Guru memberi pengumuman kepada murid-murid sekelas Nisa: “Anak-anak, ada kabar buruk. Pak Ahmad, ayah Amanda mengalami kecelakaan mobil pagi tadi. Beliau terluka parah dan sekarang berada di rumah sakit memerlukan darah yang cukup banyak. Bapak akan segera meminta guru-guru untuk mendonorkan darah bagi Pak Ahmad. Kalian diperbolehkan pulang lebih awal”. Anak-anak segera berebut keluar kelas untuk pulang. Nisa juga segera keluar ruangan dan berlari menuju ke tempat ayahnya biasa mangkal. Terlihat ayahnya masih duduk di atas becaknya menunggu calon penumpang. Nisa bergegas menemuinya dan menceritakan pengumuman Pak Guru tadi. Mereka berdua segera menuju ke rumah sakit dan menuju ke ruang gawat darurat di mana ayah Amanda dirawat. Setelah ayah Nisa menjelaskan maksud kedatangannya, seorang kerabat Pak Ahmad menunjukkan jalan ke ruang PMI untuk donor darah. Setelah darahnya diambil, terlihat para guru sekolah Amanda berdatangan dan sebagian mendonorkan darahnya. Berkat sumbangan darah dari ayah Nisa dan para guru, kondisi Pak Ahmad segera membaik. “Terima kasih banyak, Pak Arif”, kata Pak Ahmad pada saat menengok Pak Ahmad di rumah sakit. “Berkat bantuan Pak Arif, saya bisa pulih kembali seperti sediakala”. “Ah tidak Pak, itu memang sudah kewajiban saya untuk membantu sesama. Apalagi selama ini keluarga Pak Ahmad sudah sangat sering membantu kami, tanpa kami mampu membalasnya”, kata ayah Nisa. “Pak Arif tidak perlu memikirkan untuk membalasnya. Kami melakukan semuanya selama ini dengan ikhlas. Nisa adalah teman Amanda yang paling akrab dan sering membantu Amanda dalam belajar dan mengerjakan tugas-tugasnya. Saya kira itu sudah cukup. Karena itu terima kasih Pak Arif telah menyelamatkan nyawa saya”, kata ayah Amanda sambil tersenyum. “Sama-sama Pak, kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang tak terhitungkan selama ini”, kata Pak Arif. Nisa dan Amanda saling berpandangan dengan gembira mendengar percakapan kedua orang tua mereka. “Kalau begitu, boleh kan saya memberikan sepatu saya kepada Nisa”, tanya Amanda. “Tentu saja, tentu saja Amanda. Begitu kan Pak Arif. Ini sebagai ungkapan terima kasih kami”, kata ayah Amanda cepat-cepat. “Baiklah”, jawab ayah Nisa tidak mampu menolaknya. “Horeeeeeeeeee”, teriak Amanda dan Nisa bersama-sama sambil melompat-lompat gembira. “Ha….ha….ha….”, ayah dan ibu Amanda serta ayah dan ibu Nisa tertawa berderai melihat kelakuan kedua anak itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Nama
:
No absen :
SOAL PRE-TEST Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a,b, c, atau d! 1. Tokoh utama pada cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa” yaitu .... a. Kakek Amanda b. Nenek Nisa c. Nisa d. Pak Dokter Arif 2. Latar tempat pada cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa” yaitu .... a. Pasar b. Sekolah c. Rumah Amanda d. Rumah Nisa 3. Watak Nisa pada cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa” yaitu .... a. Cermat b. Suka berbohong c. Sombong d. Hemat 4. Watak Ayah Amanda dalam cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa” yaitu .... a. Bekerja keras b. Sombong c. Suka menolong d. Jujur 5. Watak ayah Nisa dalam cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa”, yaitu ... a. Dermawan b. Suka menabung c. Rendah hati d. Suka pamer 6. Tema dari cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa”, adalah ... a. Pertikaian b. Perselisihan c. Persahabatan d. Kesombongan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Isi cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa”, adalah ... a. Amanda membelikan sepatu baru untuk Nisa. b. Amanda memberikan sepatu untuk Nisa dengan mengharapkan imbalan dari Nisa c. Amanda memberikan sepatu miliknya kepada Nisa karena Nisa adalah salah satu sahabat karibnya. d. Pak Ahmad memberikan uang pada Nisa untuk membeli sepatu baru agar Nisa mempunyai sepatu baru. Tokoh pada cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa” kecuali ... a. Ibu Ahmad b. Nisa c. Amanda d. Pak Ahmad Latar tempat pada cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa”, yaitu ... a. Ruang tamu b. Pasar c. Ruang guru d. Sekolah Amanda Salah satu amanat pada cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa” kecuali ... a. Kita harus sering menolong orang lain agar mendapatkan imbalan b. Sebagai manusia kita saling membutuhkan, tidak peduli kaya atau miskin c. Kita tidak boleh membeda-bedakan teman yang kaya atau yang miskin d. Kita harus menolong teman yang sedang kesusahan apabila kita memang mampu Watak Nisa pada cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa”, kecuali .... a. Jujur b. Rendah hati c. Tidak patuh terhadap orang tua d. Pandai Keluarga Amanda menolong keluarga Nisa dengan ... a. Mengharapkan pamrih b. Penuh harapan c. Ikhlas d. Pamer Watak ibu Nisa pada cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa”, kecuali .... a. Baik hati b. Sabar c. Sombong d. Rendah hati Tema yang tidak sesuai untuk cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa”, adalah ... a. Keikhlasan b. Kebaikan c. Persahabatan d. Kesombongan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15.
Gagasan pokok dari cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa”, kecuali .... a. Keluarga Amanda membantu keluarga Nisa dengan penuh keikhlasan b. Amanda memberikan sepatu miliknya yang kebesaran pada Nisa karena Nisa adalah salah satu sahabat karibnya c. Amanda memberikan sepatu pada Nisa dengan mengaharapkan imbalan dari Nisa d. Ayah Nisa menyuruh Nisa mengembalikan sepatu yang diberikan Amanda karena merasa sudah terlalu banyak dan terlalu sering keluarga Nisa dibantu oleh keluarga Amanda 16. Amanat yang terkandung pada cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa” yaitu … a. Sering menerima pertolongan dari orang lain itu tidak baik b. Kita wajib membalas budi terhadap orang yang sering menolong kita c. Kita harus sering menolong orang agar kita juga ditolong orang d. Jangan pernah menolong orang dengan mengharapkan imbalan. 17. Watak Ayah Amanda pada cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa”, yaitu ... a. Sombong b. Hemat c. Cermat d. Dermawan 18. Sikap keluarga Amanada saat memberikan sepatu untuk Nisa, yaitu ... a. Mengharapkan imbalan b. Menyombongkan diri c. Meremehkan Lala d. Ikhlas 19. Watak Ayah Nisa pada cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa”, yaitu ... a. Keras kepala b. Hemat c. Suka menolong d. Sombong 20. Tema dari cerita berjudul “Sepatu untuk Nisa” adalah … a. Kesombongan b. Perselisihan c. Keikhlasan d. Kemanusiaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5 KUNCI JAWABAN PRE-TEST 1. C
11. C
2. B
12. C
3. D
13. C
4. C
14. D
5. C
15. C
6. C
16. D
7. C
17. D
8. A
18. D
9. D
19. C
10. A
20. C
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 6 LEMBAR KERJA SISWA BACAAN LEMBAR KERJA SISWA Misteri Kakek Berjenggot Putih Di Desa Gading, tinggallah seorang kakek berjenggot putih. Setiap pagi, kakek itu pergi dengan sepeda tuanya. Kakek itu pulang menjelang petang. Tidak ada seorang pun yang tahu pasti pekerjaannya. Di samping kanan dan kiri boncengan sepedanya, tergantung dua karung. Tidak ada seorang pun tahu, apa isi karung itu. Setiap kali kakek itu lewat, ibu-ibu berbisik pada anak-anaknya. “Jangan rewel! Nanti Kakek Jenggot Putih memasukkanmu ke dalam karungnya!” kata para ibu. Akibatnya, anak-anak di Desa Gading itu sangat takut kepada Kakek Jenggot Putih. Suatu siang Edo, Kusdi, Jono, dan Agus melewati rumah kakek itu. Mereka akan pergi ke rumah Ari. Sambil berjalan mereka bersenda gurau. Mereka saling mengejek dan tertawa-tawa. Ketika sampai di depan rumah Kakek Jenggot Putih mereka berhenti. Tiba-tiba pintu samping rumah kakek terbuka. Kakek Jenggot Putih keluar membawa parang. Jono, Agus, dan Kusdi pun lari ketakutan. Sementara itu, Edo yang terdiam membeku. Jono, Agus, dan Kusdi mengamati rumah Kakek Jenggot Putih dari kejauhan. Kakek itu sedang berbicara dengan Edo. Edo pun diajak masuk ke rumah kakek itu. “Wah, gawat! Edo tertangkap Kakek Jenggot Putih!” seru Kusdi. “Ayo, cepat tinggalkan tempat ini!” ajak Agus. “Jangan. Lebih baik kita bebaskan Edo dulu!” ujar Jono. Bagaikan pasukan buru sergap, mereka berpencar. Mereka mengendap-endap mendekati rumah Kakek Jenggot Putih. Ternyata keadaan di dalam rumah Kakek Jenggot Putih rapi dan bersih. Padahal dari luar, rumah Kakek Jenggot Putih terkesan angker. Di dalam rumahnya tersimpan berbagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI macam mainan. Jenggot Putih ternyata baik hati. Ia menawari Edo segelas minuman. Mereka lalu mengobrol akrab. Tiba-tiba Jono, Kusdi, dan Agus mendobrak pintu hingga terbuka. Mereka lalu menubruk si kakek sampai terjatuh. Edo berusaha menghentikan teman-temannya. Jono, Kusdi, dan Agus sampai heran. “Lo! Kakek ini ‘kan jahat. Kenapa kau membelanya?” tanya Kusdi. “Ah, tidak. Kakek ini membawa parang untuk memangkas dahan pohon mangga. Bukan untuk menakutiku,” jelas Edo. Mereka akhirnya tahu kalau Kakek Jenggot Putih ini bernama Amat. Kakek Amat bekerja sebagai pedagang hewan. Orang Jawa menyebutnya sebagai “Blantik”. Karung yang biasa dibawanya, berisi uang. Penampilannya yang kumal dan seram itu membuatnya lebih leluasa bekerja. Jono, Agus, dan Kusdi meminta maaf pada Kakek Amat. Kakek Amat memberi mereka masing-masing mobil-mobilan. Mereka sepakat untuk lebih sering menjenguk Kakek Jenggot Putih agar tidak kesepian. Setelah kejadian itu, si Kakek Jenggot Putih, tidak lagi ditakuti anak-anak kecil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SOAL LEMBAR KERJA SISWA
Kerjakanlan soal di bawah ini! 1.
Sebutkan pelaku dalam cerita yang baru saja kalian baca!
2.
Sebutkan latar pada cerita anak tersebut!
3.
Sebutkan tema dari cerita anak tersebut!
4.
Apa amanat yang terkandung dari cerita anak tersebut!
5.
Jelaskan kegiatan yang dilakukan Kakek Berjenggot Putih setiap hari!
6.
Mengapa anak-anak di Desa Gading sangat takut kepada Kakek Jenggot Putih?
7.
Menurutmu bagaimana sifat Jono, Kusdi dan Agus? Jelaskan!
8.
Jelaskanlah bagaimana sifat Edo!
9.
Bagaimana sifat Kakek Amat? Jelaskanlah!
10. Tuliskan isi cerita Misteri Kakek Berjenggot Putih!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR KEGIATAN SISWA
1. Sebutkan pelaku dalam cerita yang baru saja kalian dengarkan! Jawab: ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... 2. Sebutkan latar cerita anak tersebut! Jawab: ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... 3. Sebutkan tema dari cerita anak tersebut! Jawab: ............................................................................................................................................. 4. Apa pesan yang terkandung dari cerita anak tersebut!Tuliskan 3! ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... 5. Jelaskan kegiatan yang dilakukan Kakek Berjenggot Putih setiap hari! Jawab: ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ........................................................................................................................... 6. Mengapa anak-anak di Desa Gading sangat takut kepada Kakek Jenggot Putih? Jawab: ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...........................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7. Menurutmu bagaimana sifat Jono, Kusdi dan Agus? Jelaskan! Jawab: ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ........................................................................................................................... 8. Jelaskanlah bagaimana sifat Edo! Jawab:........................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ........................................................................................................................... 9. Bagaimana sifat Kakek Amat? Jelaskanlah! Jawab: ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ........................................................................................................................... 10. Tuliskan isi cerita Misteri Kakek Berjenggot Putih! Jawab: ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ...................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 7 KUNCI JAWABAN LKS 1. Tokoh dalam cerita: Kakek Berjenggot Putih (Kakek Amat) Edo
Kusdi Jono Agus
2. Latar tempat pada cerita: Rumah Kakek Jenggot Putih Jalan Latar waktu pada cerita: Siang hari Latar suasana pada cerita: Menakutkan 3. Tema dari cerita adalah dermawan. 4. Amanat yang terkandung dalam cerita anak tersebut adalah Jangan berprasangka buruk kepada seseorang sebelum kita mengetahui keadaan sebenarnya orang tersebut. 5. Kegiatan yang dilakukan Kakek Berjenggot Putih setiap hari adalah setiap pagi, kakek itu pergi dengan sepeda tuanya. Kakek itu pulang menjelang petang. Tidak ada seorang pun yang tahu pasti pekerjaannya. Di samping kanan dan kiri boncengan sepedanya, tergantung dua karung. Tidak ada seorang pun tahu, apa isi karung itu. 6. Anak-anak di Desa Gading sangat takut kepada Kakek Jenggot Putih karena setiap kali kakek itu lewat, ibu-ibu berbisik pada anak-anaknya diminta jangan rewel karena jika rewel Kakek Jenggot Putih akan memasukkan ke dalam karungnya. 7. Sifat Jono, Kusdi dan Agus adalah suka berprasangka buruk karena mengira Kakek Jenggot Putih akan menangkap Edo. 8. Sifat Edo adalah ksatriya karena Edo berusaha menghentikan teman-temannya yang akan berusaha menyerang Kakek Jenggot Putih. 9. Sifat Kakek Amat adalah baik hati karena Kakek Amat memberi mereka masing-masing mobil-mobilan. 10. Isi cerita berjudul “Misteri Kakek Berjenggot Putih”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 8
POST-TEST BACAAN POST-TEST SEPATU UNTUK LALA Bacalah cerita di bawah ini! “Lala tidak masuk latihan lagi hari ini, Don?” tanya Pak Noor kepada Dona. “Tidak, Pak, “ sahut Dona. “Sudah dua kali latihan ia absen terus. Sayang, ya Pak.” “Iya, Don. Padahal bakatnya sangat bagus. Sayang kalau tidak diasah. Bapak yakin, kalau dia mau lebih rajin latihan, POPDA yang akan datang ia pasti akan memperoleh emas di tingkat provinsi.” Dona diam saja. Lala memang atlet kesayangan Pak Noor di Klub Atletik Sportif ini. Mereka tidak berasal dari satu sekolah sehingga Dona tidak mengetahui keseharian Lala. Yang ia tahu, Lala sangat berbakat. Meskipun jarang latihan, Dona tak pernah bisa mengalahkan Lala setiap Pak Noor mengetes kemajuan latihan mereka. Lala anak yang pendiam. Dia jarang bercerita, tetapi ia pendengar yang baik. Setiap kali teman-temannya berceloteh, ia hanya mendengarkan sambil tersenyum dan hanya sesekali menyahut percakapan mereka. Berbeda dengan Dona yang bersekolah di SD Cahaya yang paling terkenal di kotanya, Lala hanya bersekolah di SD dekat rumahnya. Ia masuk klub ini karena guru olahraganya adalah teman sekolah Pak Noor. “Don, “ kata Pak Noor lagi. “Ya, Pak, “ jawab Dona. “Kamu tahu rumahnya Lala?” Dona menggeleng. “Bapak juga tidak. Teman Bapak yang memasukkan Lala ke sini sudah pindah. Nomornya hilang waktu HP Bapak dijambret orang. Sedangkan waktu Bapak juga tidak banyak. Besok mesti ke Semarang untuk diklat . Bagaimana, ya ….” Melihat Pak Noor dalam kondisi kebingungan, Dona pun segera manyahut, “Bagaimana kalau saya saja, Pak?” “Kamu?” tanya Pak Noor serasa tak percaya. “Iya, Pak. Saya mau mencari rumah Lala.” “Yakin kamu bisa, Don?” “Yakin, Pak. Saya akan mengajak Heru hari Minggu nanti.” “Terima Kasih, ya Don.” Dona mengangguk. Minggu pagi, sekitar pukul tujuh, Dona bergegas mengayuh sepedanya ke rumah Heru. Mereka sudah berjanji untuk pergi mencari rumah Lala. Rencananya, mereka akan menuju sekolah Lala dan mencari informasi tentang Lala di sekitar sekolah itu. Tetangganya pasti ada yang tahu tentang Lala yang pendiam itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Setelah mengayuh sepeda selama 45 menit, sampailah mereka di depan sekolah Lala. Oleh penjaga sekolah yang tinggal di situ, mereka diberi tahu bahwa rumah Lala memang tidak jauh dari situ. Cukup berjalan lurus, nanti pada gang kedua masuk. Ada rumah yang menghadap ke selatan, satu-satunya yang berdinding bambu. Sampai di sana, tampak Lala sedang asyik menjemur pakaian. Pakaiannya banyak sekali, sampai halaman depannya tidak cukup untuk menampungnya. Melihat dua orang temannya datang, Lala pun menghentikan pekerjaannya dan berlari menghampiri Dona dan Heru. “Kalian?!” seru gadis kecil kelas V SD itu serasa tak percaya. “Bagaimana bisa sampai di rumah ini?” “Pak Noor yang menyuruh kami, La, “ kata Dona setelah dipersilahkan duduk di teras depan rumah Lala “Lagi pula, kami juga sudah kangen ingin latihan dengan kamu,” lanjutnya. “Iya, La. Sepi kalau latihan tidak ada kamu. Lagi pula, sayang kalau kamu jarang latihan. Bakat besarmu itu harus diasah, La,” sahut Heru, “Siapa tahu, suatu hari nanti kamu akan menjadi pelari tingkat dunia. Yaah… paling tidak, tingkat nasional seperti Ruwiyati itu. Bonusnya besar, La. Sampai 1 M. Bayangkan! 1 M, La!” Lala menunduk kelu. Dipermainkanya ujung kaosnya yang basah karena baru saja mencuci baju. Melihat temannya bersikap seperti itu, sadarlah Dona. “La?” Lala memandang Dona setengah putus asa. Ia tidak sanggup menceritakan semua bebannya kepada Dona.Ia tidak sanggup bercerita, betapa ia harus mencuci baju-baju tetangganya untuk sekadar membantu neneknya yang sudah tua. Neneklah satu-satunya keluarganya setelah ayahnya pergi meninggalkannya dan ibunya meninggal ketika melahirkannya. Tidak sanggup ia katakan, betapa ia sangat ingin ikut latihan setiap sore. Betapa inginnya. Tetapi ia tidak punya sepatu khusus sprinter. Satu-satunya sepatu yang ia punya hanyalah sepasang sepatu pemberian sekolah dengan dana BOS yang sudah usang karena sepatu itu juga ia gunakan untuk latihan. Ia tidak sanggup mengatatakan bahwa karena sepatu itu pula, pada latihan terakhir yang lalu, kakinya cedera. Ia juga tidak sanggup mengatakan bahwa karena cedera itulah neneknya terpaksa mengeluarkan uang lebih untuk mengurutkan kakinya. Karenanya pulalah ia harus bekerja lebih keras lagi agar dapat mengumpulkan uang untuk membeli sepatu impiannya. Tanpa sepatu itu, ia belum berani ikut latihan karena khawatir kakinya akan cedera lagi. “La, ada apa sebenarnya denganmu? Mungkin kami bisa membantumu?” Lala menggeleng. “Tidak ada apa-apa, Don. Aku hanya sedikit cedera saat latihan kemarin.” Akhirnya bisa juga ia bicara. “Kenapa? Keseleo?” Lala mengangguk. Katanya kemudian, “Mungkin aku akan absen latihan selama beberapa minggu ini.” “Apa?” seru Dona dan Heru serempak. “POPDA sudah di depan mata, La. Kamu akan melewatkan kesempatan emas ini?” tanya Dona.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI “Aku tahu…. Tapi….” “Tapi kenapa?” sambar Heru. “Ayolah La…” “Aku… aku…” Kelu. Lala tidak lagi bisa bicara. Dia tidak mau dikasihani temannya. Biarlah ia miskin, tetapi jangan sampai kemiskinannya membuat orang lain berbelas kasihan. “Pokoknya, besok kamu harus datang, La, “ kata Dona tegas. “Nggak bisa, Don. Aku tak punya sepatu!” seru Lala. Ah, ia keceplosan. Ditutupnya mulutnya dengan kedua tangannya. “Sepatu?” Lala mengangguk. Dona telah telanjur tahu. Terpaksa ditunjukkannya sepatu usang yang ada di sudut ruangan. “Kemarin aku cedera karena memakai sepatu itu.” Dona terdiam. Tiba-tiba hatinya merasa iba kepada teman seklubnya itu. Ah, betapa bodohnya, selama ini ia tidak pernah memperhatikan Lala. Gadis pendiam itu hanya mencuri perhatiannya saat pertandingan atau uji coba saja. Selain itu, ia selalu luput dari perhatiannya. Bodohnya ia, selama ini tak pernah memperhatikan bahwa semua atribut Lala selalu butut. Sepeda butut, tas butut, kaos butut, sepatu butut. Hanya kakinya yang berkhianat pada kebututan pemiliknya. Kakinya adalah kaki kijang paling lincah yang selama ini Dona kenal. Tiba-tiba Dona teringat betapa bedanya ia dengan Lala. Ayahnya termasuk orang yang berkecukupan sehingga semua keinginannya dapat dipenuhi. Apa pun yang ia minta. Termasuk sepatu untuk latihan yang harganya mencapai lima ratus ribu rupiah. Ah, ya. Tentang sepatu itu. Bukankah ia punya dua? Sekalipun bukan sepatu baru, toh masih bagus. Dulu ia membeli yang kedua hanya karena tak suka warnanya saja. “La, “ kata Dona selanjutnya. “Kamu tetap temanku, kan?” Lala memandangnya heran. “Memangnya kenapa?” tanyanya. “Kalau kamu menganggap aku temanmu, datanglah latihan besok sore.” “Tapi, Don…” “Sudaaah, tidak usah tapi-tapian. Oke?! Bener, lho!” “Sepatuku…,” kata Lala ragu-ragu. “Jangan khawatir. Pokoknya, kamu tinggal datang. Perkara sepatu itu, aku yang bertanggung jawab.” “Benar, Don?” tanya Lala serasa tak percaya. Dona mengangguk pasti. Senin nanti , ia akan memberikan kejutan untuk Lala. Sepatunya yang berwarna biru itu akan diberikannya kepada Lala. Lala pasti akan senang menerimanya. “Terimakasih, Don, terimakasih banyak, ya…,” kata Lala dengan mata berbinar-binar. Dipeluknya Dona dengan erat, tak peduli bajunya masih basah bekas mencuci. Dona pun balas memeluknya dengan erat pula. Disusutnya sebersit air mata yang menggenang di sudut matanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Nama
:
No absen :
SOAL POST-TEST Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a,b, c, atau d! 1. Latar tempat pada cerita berjudul “Sepatu untuk Lala” yaitu … a. Rumah Pak Noor b. Rumah Lala c. Rumah Heru d. SD Cahaya 2. Amanat yang terkandung pada cerita berjudul “Sepatu untuk Lala” yaitu … a. Kita sebagai manusia harus saling menolong, tidak memandang kaya atau miskin b. Sering menerima pertolongan dari orang lain itu tidak baik c. Kita wajib membalas budi terhadap orang yang sering menolong kita d. Kita harus sering menolong orang agar kita juga ditolong orang 3. Watak Dona pada cerita berjudul “Sepatu untuk Lala” yaitu … a. Keras kepala b. Suka menolong c. Sombong d. Rendah hati 4. Sifat yang dimiliki Dona saat memberikan sepatu kepada Lala yaitu ... a. Mengharapkan imbalan b. Tanpa pamrih c. Penuh harapan d. Rendah hati 5. Watak Pak Noor pada cerita “Sepatu untuk Lala” yaiu … a. Angkuh b. Sombong c. Penuh perhatian d. Jujur 6. Watak Heru pada cerita “Sepatu untuk Lala” yaitu … a. Suka menolong b. Penipu c. Rendah hati d. Angkuh 7. Tokoh pada cerita “Sepatu untuk Lala”, kecuali … a. Heru b. Pak Noor c. Anton d. Dona
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Latar tempat pada cerita “Sepatu untuk Lala”, yaitu … a. Rumah sakit b. Rumah Dona c. SD Cahaya d. Klub Atletik Sportif Watak Lala pada cerita “Sepatu untuk Lala”, kecuali … a. Rendah hati b. Angkuh c. Jujur d. Rajin Watak di bawah ini yang bukan merupakan watak Pak Noor pada cerita “Sepatu untuk Lala”, yaitu ... a. Baik hati b. Penuh perhatian c. Angkuh d. Tidak membeda-bedakan Tema yang tidak sesuai untuk cerita “Sepatu untuk Lala”, adalah ... a. Persahabatan b. Kesombongan c. Kebaikan d. Keikhlasan Isi cerita yang tidak sesuai dengan cerita berjudul “Sepatu untuk Lala”, ... a. Pak Noor membelikan sepatu baru untuk Lala agar dapat latihan kembali. b. Dona membantu Lala dengan memberikan sepatu miliknya agar Lala dapat latihan kembali. c. Dona dan Heru mengunjungi rumah Lala untuk mecari tahu kenapa Lala tidak pernah lagi berangkat latihan. d. Dona dan Heru mengunjungi rumah Lala untuk mengajak Lala kembali latihan. Tokoh pada cerita berjudul “Sepatu untuk Lala”, yaitu ... a. Dion b. Heru c. Andi d. Rio Amanat yang terkandung pada cerita berjudul “Sepatu untuk Lala” yaitu … a. Kita sebaiknya menolong seseorang yang kita kenal saja b. Kita harus menolong terhadap teman yang kesusahan c. Jangan menolong orang jika tidak mendapatkan imbalan d. Kita harus sering menolong orang agar kita juga ditolong orang Watak Lala pada cerita berjudul “Sepatu untuk Lala”, yaitu ... a. Keras kepala b. Angkuh c. Rajin d. Malas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16.
17.
18.
19.
20.
Watak Dona pada cerita berjudul “Sepatu untuk Lala”, yaitu ... a. Sombong b. Baik hati c. Keras kepala d. Malas Sifat Dona saat menolong Lala yaitu .... a. Mengharapkan imbalan b. Menyombongkan diri c. Meremehkan Lala d. Ikhlas Watak Heru pada cerita berjudul “Sepatu untuk Lala”, yaitu ... a. Angkuh b. Baik hati c. Malas d. Rajin Tema yang sesuai untuk cerita berjudul “Sepatu untuk Lala” adalah … a. Kesopanan b. Keserakahan c. Kepedulian d. Perkelahian Isi cerita berjudul “Sepatu untuk Lala” adalah … a. Lala diberi sepatu milik Dona agar dapat latihan kembali b. Dona membelikan sepatu baru untuk Lala agar Lala bisa kembali berangkat sekolah c. Dona membantu Lala bekerja agar Lala dapat membeli sepatu baru untuk latihan d. Dona dan Heru mengumpulkan uang untuk membelikan sepatu baru untuk Lala agar dapat latihan kembali
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 9 KUNSI JAWABAN POST-TEST 1. B
11. B
2. A
12. A
3. B
13. B
4. B
14. B
5. C
15. C
6. A
16. B
7. C
17. D
8. D
18. B
9. B
19. C
10. C
20. A
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 10 PEDOMAN SKORING DAN NILAI AKHIR PRE-TEST & POST-TEST
Pedoman skoring pre-test dan post-test Pedoman nilai akhir pre-test dan post-test
= skor setiap nomor 1 = jumlah skor x 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 11 HASIL PRE-TEST SISWA a.
Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b.
Hasil Pre-test Kelompok Kontrol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 12 HASIL LEMBAR KERJA SISWA a.
Hasil Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b.
Hasil Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 13 HASIL POST-TEST SISWA a.
Hasil Post-test Kelompok Eksperimen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b.
Hasil Post-test Kelompok Kontrol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 14 REFLEKSI SISWA a.
Refleksi Kelompok Eksperimen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b.
Refleksi Kelompok Kontrol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 15 NILAI PRE-TEST DAN POST-TEST a. Nilai pre-test dan post-test kelompok eksperimen Nomor NAMA Urut Induk
Nilai Pre-test
Post-test
1
1541
Gizela Dinda Rahma Verdita
60
80
2
1543
Hieronimus Paskalino Vian Paliling
25
75
3
1544
Hosea Angelene Sudiharto
75
90
4
1545
Immanuel Arvellian Putra
65
90
5
1546
Johanes Vincent Raga Reswara
65
70
6
1547
Karelle Ayunis Mahanani Sashi
55
90
7
1548
Laurencia Cindy Pangesti
60
80
8
1550
M. Parameswara Karang Gupito
65
90
9
1551
Mathilda Galuh Maharkesri
70
90
10
1552
Patricia Pratita Sari
55
75
11
1553
Rosa Desmita Etania
70
85
12
1554
Samuel Juan Ariella Prasetya R.
65
90
13
1555
Shiane Neriel
70
80
14
1556
Theresia La Vita Nareswari
55
60
15
1557
Valencia Devina Hartono
75
90
16
1558
William Bagus Setiawan
70
75
17
1559
Yoga Pratama Aji Putra
60
90
18
1565
S. Virgiawan Didha Yudhanto
55
75
19
1574
Yasmin Tiara Yoedhanti
85
90
20
1651
Yehezkiel Tegar Bimasakti
75
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
1667
Zephanya Yehuda Leunissen
45
65
22
1677
Fredrikus Taufan Ghafar
75
90
23
1745
Mizellino Eka Putra
70
100
24
1748
Yosua Kurniawan Sanjaya
65
95
25
1752
Andreas Danuriko
55
75
26
1754
YB. Haninditya Gilang Wicaksono
60
85
27
1755
Maria Caroline Putri Gustari
60
85
28
1756
Yohana Christhin Efriani
75
80
29
1834
Claritta Stevanie
65
85
30
1835
Mario Christian Adi
50
70
Klemensia Malo
70
85
63,39
82,90
31
Rata-rata
b. Nilai pre-test dan post-test kelompok kontrol Nomor
Nilai
NAMA
Urut
Induk
Pre-test
Post-test
1
1434
Yoanna Fransiska Dea Gilli
70
80
2
1438
Andreas Kelvin Pranata
65
85
3
1442
Ferdinand Joshua Tansil
60
65
4
1496
Adrian Freraldi Restriawan
70
80
5
1497
Adrian Nataldipa Putra
45
60
6
1498
Alethea Dias Ivana Mourine
60
65
7
1499
Amadea Putri Azaria
70
80
8
1501
Anung Dwito Nusantoro
50
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
1502
Brigitta Intan Puspitasari
75
85
10
1503
Cristopher Gora Damas Reksatiyanto
65
80
11
1504
Dionisius Krisna Adi Perdana
75
80
12
1505
Emmanuella Tarallyn Nareswari
60
75
13
1510
FX. Michael Yuriko Valleyantino
70
75
14
1511
Gavriel Enos Berlin
60
75
15
1512
Gregorius Bima Aritomo
70
80
16
1513
Helga Natasha Kasih Suukyi
75
80
17
1514
Ignacito Sacca Wicaksana
50
60
18
1517
Maria Irenia Putri Yuko Perdani
70
80
19
1518
Osvaldho Nathan Kristianto
55
75
20
1519
Dhewandi Pratama Putra
60
65
21
1520
Sebastian Ivan Tama Putra
60
75
22
1521
Sentio Wicaksono Adi
65
70
23
1522
Valentina Ratri Rientavania
70
90
24
1525
Yoshefina Dewi Veltsia Kastuarian
75
75
25
1530
Angelina Betty Ermanta Sari
55
65
26
1532
Bernadia Yovita Tiara Sambodo
60
75
27
1533
C.Phoyema Briliantama Noveanggita
50
65
28
1534
Christophorus Bintang Raghani B.
60
65
29
1535
Dominikus Julian Arnoldi
65
75
30
1537
Elisabeth Kartika Dewi
80
80
31
1538
Erudite Wening Svetakatu
70
75
64,19
69,84
Rata-rata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 17 VALIDITAS DAN RELIABILITAS Validitas Pre-Test No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
r hitung r tabel 0,363 0,334 0,363 0,334 0,073 0,334 0,420 0,334 0,397 0,334 0,094 0,334 0,440 0,334 0,136 0,334 0,453 0,334 0,346 0,334 0,338 0,334 0,420 0,334 0,337 0,334 0,337 0,334 0,094 0,334 0,338 0,334 0,083 0,334 0,357 0,334 0,412 0,334 0,409 0,334 -0,039 0,334 -0,398 0,334 0,408 0,334 -0,283 0,334 0,452 0,334 0,458 0,334 0,441 0,334 -0,282 0,334 0,409 0,334 -0,612 0,334
Keputusan valid valid tidak valid valid valid tidak valid valid tidak valid Valid valid valid valid valid valid tidak valid valid tidak valid valid valid valid tidak valid tidak valid valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid tidak valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Reliabilitas Pre-Test Hasil perhitungan Reliabilitas Pre-Test dengan Spearman Brown yaitu 0,76. Hasil perhitungan reliabilitas dikonsultasikan dengan tabel kriteria koefisien reliabilitas berikut (Masidjo, 1995). Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi 0,91 - 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat Rendah Hasil perhitungan Reliabilitas Pre-test 0,76 berada pada interval koefisien 0,71-0,90, sehingga reliabilitasnya termasuk dalam kategori Tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Uji Validitas Soal Post-Test No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
r hitung r tabel -0,346 0,334 0,378 0,334 0,429 0,334 -0,453 0,334 0,409 0,334 0,350 0,334 0,472 0,334 0,416 0,334 0,511 0,334 -0,622 0,334 0,351 0,334 0,412 0,334 0,031 0,334 0,370 0,334 0,076 0,334 0,076 0,334 0,453 0,334 -0,322 0,334 0,431 0,334 0,485 0,334 0,378 0,334 -0,418 0,334 0,422 0,334 0,432 0,334 0,443 0,334 0,409 0,334 0,103 0,334 0,370 0,334 0,380 0,334 0,485 0,334
Keputusan tidak valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid tidak valid valid tidak valid tidak valid valid tidak valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Uji Reliabilitas Post-Test Hasil perhitungan Reliabilitas Post-Test dengan Spearman Brown yaitu 0,82. Hasil perhitungan reliabilitas dikonsultasikan dengan tabel kriteria koefisien reliabilitas berikut (Masidjo, 1995). Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi 0,91 - 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat Rendah Hasil perhitungan Reliabilitas Post-test 0,82 berada pada interval koefisien 0,71-0,90, sehingga reliabilitasnya termasuk dalam kategori Tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 18 UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test selisih
N Normal
Mean a,b
selisih nilai
nilai post-
post-test
test dan
nilai post-
dan nilai
nilai pre-
nilai post-
nilai pre-
nilai pre-test
test
pre- test
test
test
test
kelompok
kelompok
kelompok
kelompok
kelompok
kelompok
eksperimen
kontrol
eksperimen
kontrol
kontrol
kontrol
31
31
31
31
31
31
63,39
82,90
19,68
64,03
74,35
10,48
11,283
9,199
9,741
8,701
7,609
6,104
Parameters
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
,137
,199
,163
,173
,211
,177
Differences
Positive
,119
,156
,163
,130
,149
,177
Negative
-,137
-,199
-,158
-,173
-,211
-,125
Kolmogorov-Smirnov Z
,765
1,109
,910
,963
1,176
,984
Asymp. Sig. (2-tailed)
,601
,171
,380
,312
,126
,287
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 19 HASIL UJI T Uji T Nilai Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Nilai Pre-Test Kelompok Kontrol
Group Statistics 1_2
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
nilai pre-test kelompok
1
31
63,39
11,283
2,027
eksperimen_nilai pre-test
2
31
64,03
8,701
1,563
kelompok kontrol
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig.
F nilai pre-test Equal kelompok
,511
Sig.
t
,477 -,252
df
Mean
Std. Error
(2-tailed) Difference Difference
Difference Lower
Upper
60
,802
-,645
2,559
-5,764
4,474
-,252 56,357
,802
-,645
2,559
-5,771
4,481
variances
eksperimen assumed _nilai pre-
Equal
test
variances
kelompok
not
kontrol
assumed
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Uji T Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen dengan Selisih Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol
Group Statistics 1_2
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
nilai pre-test kelompok
1
31
63,39
11,283
2,027
eksperimen_nilai pre-test
2
31
64,03
8,701
1,563
kelompok kontrol
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F selisih nilai
Equal
post- test
variances
dan nilai
assumed
pre- test
Equal
kelompok
variances
eksperimen not _selisih nilai assumed post-test dan nilai pre- test kelompok kontrol
Sig.
3,211 ,078
t-test for Equality of Means
t 4,481
df
Std.
95% Confidence
Sig.
Mean
Error
Interval of the
(2-
Differe
Differen
Difference
tailed)
nce
ce
Lower
Upper
60
,000
9,194
2,052
5,090
13,297
4,481 48,355
,000
9,194
2,052
5,069
13,318
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Uji T Perbedaan Nilai Pre-Test dengan Nilai Post-Test a.
Uji T Perbedaan Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Eksperimen
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
nilai post-test kelompok
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
82,90
31
9,199
1,652
63,39
31
11,283
2,027
eksperimen nilai pre-test kelompok eksperimen
Paired Samples Correlations N Pair 1
nilai post-test kelompok
Correlation 31
Sig.
,552
,001
eksperimen & nilai pre-test kelompok eksperimen
Paired Samples Test Paired Differences 95%
Confidence
Interval
Mean Pair
post-test
1
eksperimen– pre-test eksperimen
of
the
Std.
Std. Error Difference
Deviation
Mean
Lower
Upper
t
1,771
15,899
23,134
11,018 30
19,516 9,862
Sig. (2Df
tailed) ,000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b.
Uji T Perbedaan Nilai Pre-Test dan Nilai Post-Test Kelompok Kontrol
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
nilai post-test kelompok
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
74,35
31
7,609
1,367
64,03
31
8,701
1,563
kontrol nilai pre-test kelompok kontrol
Paired Samples Correlations N Pair 1
Correlation
nilai post-test kelompok
31
Sig.
,758
,000
kontrol & nilai pre-test kelompok kontrol
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence
Mean Pair 1
nilai post-test kelompok kontrol - nilai pre- test kelompok kontrol
10,323
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
5,764
1,035
Interval of the
Sig.
Difference
(2-
Lower 8,208
Upper 12,437
t 9,971
df 30
tailed) ,000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 20
FOTO-FOTO PEMBELAJARAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI FOTO-FOTO TAHAP I
Siswa kelompok eksperimen mengerjakan pre-test
Guru mendampingi siswa kelompok eksperimen mengerjakan pre-test
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa kelompok kontrol mengerjakan pre-test
Guru mendampingi siswa kelompok kontrol mengerjakan pre-test
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI FOTO-FOTO TAHAP II
Guru menjelaskan unsur-unsur cerita anak di kelas eksperimen
Siswa kelompok eksperimen bekerja sama mengerjakan Lembar Kerja Siswa tentang cerita anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa kelompok eksperimen mempresentasikan jawaban Lembar Kerja Siswa
Siswa kelompok eksperimen menanggapi jawaban teman yang sedang presentasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Guru menjelaskan unsur-unsur cerita anak di kelas kontrol
Siswa kelompok kontrol bekerja sama mengerjakan Lembar Kerja Siswa tentang cerita anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa kelompok kontrol mempresentasikan jawaban Lembar Kerja Siswa
Siswa kelompok kontrol menanggapi jawaban teman yang sedang presentasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI FOTO-FOTO TAHAP III
Siswa kelompok eksperimen berlatih memerankan tokoh cerita anak menggunakan metode role play
Siswa kelompok eksperimen memerankan tokoh-tokoh pada cerita anak dan siswa lain menyimak cerita yang sedang diperankan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Guru membacakan cerita kepada siswa kelompok kontrol
Siswa kelompok kontrol mendengarkan cerita yang dibacakan guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI FOTO-FOTO TAHAP IV
Siswa kelompok eksperimen mengerjakan post-test
Siswa kelompok kontrol mengerjakan post-test
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 21 SURAT IZIN PENELITIAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 22 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 23 BIOGRAFI PENULIS Sulistiati, lahir di Kulon Progo, 25 Desember 1989. Penulis masuk Sekolah Dasar pada tahun 1996 di SD Negeri Wijimulyo dan lulus tahun 2002. Pada tahun 2002-2005 penulis menyelesaikan jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Nanggulan, Kulon Progo. Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan pada tahun 2005-2008 di SMK Negeri 1 Pengasih. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan studi ke Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan pada tahun 2013 penulis berhasil menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Efektivitas Penggunaan Metode Role Play Pada Pembelajaran Menyimak Cerita Anak Siswa Kelas V SD Kanisius Sengkan”.