PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SDN KARANGWUNI 1 MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh : Yudith Christine Suroyo 091134092
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus yang selalu mengalirkan kasihNya bagi saya, sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini. Hidupku sebagai calon pendidik yang berkualitas Kedua orang tuaku Bapak Martinus Suroyo dan Ibu Kaminah yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada anaknya baik dukungan moral maupun materiil serta do’a yang tak pernah putus demi kesuksesan hidupku Adikku yang selalu membantuku dan sekaligus sebagai penyemat dalam menjalani hidupku Dosen-dosenku di Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma yang senantiasa memberikan bimbingan dan mendidikku untuk menjadi seorang pendidik yang berkualitas Teman-temanku yang selalu memberikan semangat, dukungan kepadaku dan sebagai tempat curahan hati dikala menghadapi rintangan Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang telah menuntun ku untuk menjadi calon pendidik yang berkualitas
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (Matius 7: 7) Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3: 23) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Filipi 4: 13) “Keraguan hanya dapat dihilangkan dengan tindakan.” (Johann Wolfgang von Goethe (1749–1832), dramawan dan novelis Jerman” “Jika pikiran saya bisa membayangkannya, hati saya bisa meyakininya, saya tahu saya akan mampu menggapainya.” (Jesse Jackson, politikus dan pemimpin masyarakat sipil Amerika Serikat)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGWUNI 1 MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL Yudith Christine Suroyo Universitas Sanata Dharma 2013 Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peningkatkan keaktifan belajar PKn melalui penerapan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 01 tahun pelajaran 2012/2013, dan (2) mengetahui peningkatan prestasi belajar PKn melalui penerapan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 01 tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan februari sampai dengan maret 2013. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni dengan jumlah 18 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Objek penelitian ini adalah peningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui penerapan pendekatan kontekstual pada kompetensi dasar “Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat ”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi keaktifan siswa, lembar wawancara dan tes prestasi belajar siswa dalam bentuk soal objektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Penerapan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 01 tahun peljaran 2012/2013. Kondisi awal keaktifan siswa menunjukan bahwa persentase jumlah siswa aktif adalah 44%. Pada Siklus I persentase jumlah siswa aktif adalah 61%. Pada siklus II, persentase jumlah siswa aktif menjadi 66%. (2) Penerapan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 01 tahun pelajaran 2012/2013. Kondisi awal prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM (66) 33%. Pada Siklus I persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM (66) adalah 50%. Pada siklus II, persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM (66)menjadi 67%. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 56,5. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa adalah 64,8. Pada siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 72,4. Kata Kunci : Keaktifan, Prestasi Belajar PKn dan Pendekatan Kontekstual. viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT INCREASING ACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT OF CIVIC EDUCATION THROUGH THE APPLICATION OF CONTEXTUAL APPROACH FOR GRADE 4 STUDENTS OF KARANGWUNI 1 ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2012/2013 Yudith Christine Suroyo Universitas Sanata Dharma 2013 This study aims to (1) determine the increase of activeness in learning through the application of contextual approach in grade 4 students of Karangwuni 01 Elementary School Academic year 2012/2013, and (2) to increase student achievement through the implementation of a contextual approach in in grade 4 students of Karangwuni 01 Elementary School Academic year 2012/2013. This research is a classroom action research (CAR) conducted in 2 cycles with 4 meetings. Each cycle consisted of two meetings. Each meeting is made within 2 x 35 minutes. The research was conducted in February to March 2013. The subjects in this study were fourth grade students of Karangwuni elementary school with a total of 18 students consisting of 10 girls and 8 boys. The Object of this study is the increasing of activeness and achievement for cuvics through the application of contextual approach with the basisc of competency "Getting to know the government system of the central level". The instrument used in this study was the student activeness observation sheets, questionnaires and student achievement tests in the form of objective questions. These results indicate that: (1) The application of a contextual approach to the subjects of Civics can improve students' activeness for grade 4 students of Karangwuni 1 Elementary School Academic year 2012/2013. Initial conditions of activity of students indicated that the average percentage of activeness students was 44% in the first cycle. The average percentage of student activity is 61% In the second cycle, the percentage of student activeness to 66% (2) Contextual approaches to civic education subjects can improve student achievement fourth grade elementary school lesson Karangwuni 1 years 2012/2013. Initial conditions of student achievement show that the percentage of students meet KKM (66) 33%. In the first cycle the percentage of students meet KKM (66) is 50%. In the second cycle, the percentage of students meet KKM (66) to 67%. Value of the average student in the initial conditions is 56,5. In the first cycle, the average student score was 64,8. In the second cycle, the average value being 72,4.
Keywords: Activeness and Learning Achievement Civics and Contextual approach.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, kami panjatkan kepada Tuhan Yesus yang Maha Kuasa, yang telah memberikan segala kasihNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul PeningkatanKeaktifan dan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas IV SD Karangwuni 01 Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Progran Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari dan merasakan bahwa adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada : 1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J. S.S., BST., M.A., selaku kepala program pendidikan PGSD Universitas Sanata Dharma 3. Drs. Y. B Adimassana, M.A dan Elisabaeth Desiana Mayasari, S.Psi, M.A selaku dosen pesmbimbing 1 dan II yang telah bersedia memberikan bimbingan, petunjuk dan arahan selama proses penelitian dan penulisan skripsi hingga selesai. 4. Tri Muryanti, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Karangwuni 01 yang telah memberikan ijin tempat untuk melakukan penelitian 5. Anindita Rahardini, S.Pd selaku guru kelas IV SD Negeri Karangwuni 01 yang telah bersedia memberikan bantuan selama proses penelitian 6. Siswa siswi Kelas IV SD Negeri Karangwuni 01 selaku subjek penelitian yang telah bersedia untuk membantu saya dalam proses penelitian 7. Bapak dan Ibu Guru serta karyawan/ karyawati SD Negeri Karangwuni 01 yang telah memberikan bantuan sehingga proses penelitian berlangsung dengan lancar
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................
iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .........................
vii
ABSTRAK .........................................................................................................
vii
ABSTRACK ......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................
x
DAFTAR ISI................................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................
1
1.2 Pembatasan Masalah ...............................................................................
9
1.3 Perumusan Masalah ................................................................................
9
1.4 Pemecahan Masalah ................................................................................
10
1.5 Batasan Istilah .........................................................................................
10
1.6 Tujuan Penelitian .....................................................................................
11
1.7 Manfaat Penelitian ...................................................................................
12
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka .........................................................................................
13
2.1.1 Belajar .........................................................................................
13
2.1.2 Keaktifan Belajar .........................................................................
17
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.3 Prestasi Belajar Siswa ..................................................................
23
2.1.4 Pendekatan Kontekstual ...............................................................
27
2.1.5 Pendidikan Kewarganegaraan ......................................................
33
2.2 Penelitian terdahulu yang relevan ...........................................................
37
2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................
40
2.4 Hipotesis Tindakan .................................................................................
42
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................
43
3.2 Setting Penelitian ........................................................................... .........
47
3.3 Rencana Penelitian ..................................................................................
48
3.4 Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian ..........................................
50
3.5 Teknik Analisis Data ..............................................................................
70
3.7 Jadwal Penelitian .....................................................................................
74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................
75
4.2 Pembahasan ........................................................................... ................. 103 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN DAN KETERBATASAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 116 5.2 Saran ........................................................................... ........................... 117 5.2 Keterbatasan ........................................................................... ............... 119
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 120 LAMPIRAN ................................................................................................................ 124
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 52 Tabel 2 Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa ............................. 53 Tabel 3 Kisi-kisi Soal Objektif Siklus I ................................................... 56 Tabel 4 Kisi-kisi Soal Objektif Siklus II .................................................. 56 Tabel 5 Instrumen Penilaian Tes .............................................................. 57 Tabel 6 Lembar Observasi Keaktifan Siswa ............................................ 57 Tabel 7 Lembar Wawancara .................................................................... 58 Tabel 8 Rubrik Penilaian Afektif Siklus I dan II ..................................... 59 Tabel 9 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I ......................................... 59 Tabel 10 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus II...................................... 59 Tabel 11 Kualifikasi Reliabilitas.............................................................. 61 Tabel 12 Hasil Validasi Silabus ............................................................... 61 Tabel 13 Hasil Perhitungan Penilaian RPP Siklus I ................................ 62 Tabel 14 Hasil Perhitungan Penilaian RPP Siklus II ............................... 64 Tabel 15 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus I ...................................... 67 Tabel 16 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I .............. 68 Tabel 17 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus II ..................................... 69 Tabel 18 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ............. 70 Tabel 19 Indikator Keberhasilan .............................................................. 71 Tabel 20 Jadwal Penelitian....................................................................... 74 Tabel 21 Hasil Perhitungan Skor Keaktifan Kondisi Awal ..................... 76 Tabel 22 Hasil Perhitungan Skor Keaktifan Siklus I ............................... 85 Tabel 23 Hasil Nilai Prestasi Belajar Siklus I .......................................... 87 Tabel 24 Hasil Perhitungan Skor Keaktifan Siklus II .............................. 98 Tabel 25 Hasil Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus II ............................ 100 Tabel 26 Keaktifan dan Prestasi Belajar Kondisi Awal-Siklus II .......... 105 xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Literatur Map Penelitian yang Relevan ................................... 39 Gambar 2. Desain PTK menurut Kemmis Mc.Taggart............................. 46 Gambar 3. Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa ....................... 114 Gambar 3. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa (KKM) ............. 114 Gambar 3. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa (Nilai Rata2) ..... 115
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Silabus .................................................................................................. 125 LAMPIRAN 2 RPP Siklus I Pertemuan I ..................................................................... 133 LAMPIRAN 3 RPP Siklus I Pertemuan II.................................................................... 145 LAMPIRAN 4 RPP Siklus II Pertemuan I.................................................................... 152 LAMPIRAN 5 RPP Siklus II Pertemuan II .................................................................. 162 LAMPIRAN 6 Soal Evaluasi Siklus I .......................................................................... 171 LAMPIRAN 7 Soal Evaluasi Siklus II ......................................................................... 175 LAMPIRAN 8 Hasil Validitas Soal Evaluasi ............................................................... 179 LAMPIRAN 9 Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran........................................ 196 LAMPIRAN 10 Instrumen Pengumpulan Data Keaktifan ........................................... 211 LAMPIRAN 11 Instrumen Pengumpulan Data Prestasi Belajar .................................. 219 LAMPIRAN 12 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ........................................................... 235 LAMPIRAN 13 Contoh Sumber Belajar ...................................................................... 251 LAMPIRAN 14 Foto-foto Kegiatan Siklus I dan Siklus II........................................... 259 LAMPIRAN 15 Surat Ijin Penelitian ............................................................................ 262 LAMPIRAN 16 Surat Keterangan Bukti Penelitian .................................................... 263
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini memuat latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, pemecahan masalah, batasan pengertian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Masalah UU No 20/2003 Pasal 1 ayat 1 dalam Kusuma menyatakan bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Kusuma, 2010: 10). Sejalan dengan hal itu, Hamzah (2011: 75) menjelaskan suasana belajar dan proses pembelajaran dalam kelas. Suasana yang semestinya tercipta dalam proses pembelajaran adalah siswa yang belajar benar-benar berperan aktif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) juga bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan: berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab; berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat dan bernegara. (Winataputra & Budimansyah, 2012: 75).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Kusuma (2010: 47) menjelaskan bahwa untuk dapat mewujudkan tujuan PKn tersebut, maka diperlukan suatu proses pembelajaran secara langsung dalam kelas. Proses pembelajaran secara langsung dalam kelas, seharusnya
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
benar-benar
mengaktifkan siswa. Zaini, dkk (2008: xiv) juga menjelaskan, bahwa belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik, untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Ketika peserta didik bertindak secara pasif dalam proses
pembelajaran,
atau
hanya
menerima
dari
pengajar,
ada
kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Sedangkan dalam pembelajaran aktif, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini, biasanya peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan, sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Winataputra dan Budimansyah (2012: 132) juga menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar dalam Pembelajaran PKn, tidak hanya pada tahap kognitif saja tetapi juga pada dimensi lainnya seperti afektif (mental) dan psikomotorik (fisik). Menurut
Hamzah
(2011:
75),
keberhasilan
pencapaian
kompetensi satu mata pelajaran bergantung pada beberapa aspek. Salah satu aspek yang mempengaruhi adalah bagaimana cara guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran saat ini, masih berpusat pada guru yaitu bercerita dan berceramah. Siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
terhadap materi pelajaran rendah. Selanjutnya Hamzah (2011: 75) menjelaskan, tidak jarang ditemukan bahwa pembelajaran di sekolah terkesan ibarat seperti seorang yang menuangkan air dari ceret ke gelas. Ilustrasi tersebut mendeskripsikan terjadinya proses pembelajaran kita saat ini. Senada dengan yang diungkapkan oleh Winataputra & Budimansyah (2012:
132),
implementasi
PKn
dalam
kelas
belum
maksimal.
Implementasi pembelajaran PKn yang belum maksimal, terlihat dari pengelolaan kelas yang belum mampu menciptakan suasana kondusif dan produktif. Suasana yang kondusif dan produktif ini, diperlukan untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa, melalui keterlibatannya secara pro aktif dan interaktif. Keterlibatan secara pro aktif dan interaktif yang diharapkan adalah baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas (intra dan ekstra kurikuler). Keterlibatan yang tidak pro aktif, akan berakibat pada miskinnya pengalaman belajar untuk pengembangan kehidupan dan perilaku siswa. Implementasi pembelajaran PKn di atas, terjadi pada proses pembelajaran di SD Negeri Karangwuni 1. Berdasarkan observasi peneliti di SD N Karangwuni 1 pada tanggal 27 September 2012 dan 6 oktober 2012, proses pembelajaran PKn yang berlangsung belum terlihat kondisi pembelajaran yang bermakna (meaningfull) dan Guru yang mengajar relatif
mengaktifkan siswa.
aktif menjelaskan materi pelajaran PKn
dengan ceramah, sedangkan siswa duduk dibangkunya masing-masing dan mendengarkan penjelasan guru. Ketika proses pembelajaran PKn
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
berlangsung, guru melakukan tanya jawab kepada siswa. Namun, hanya beberapa siswa saja yang mau menjawab. Siswa yang lain diam dan bermain dengan mainan yang dibawanya. Guru berusaha untuk membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, dengan melakukan tanya jawab secara perseorangan kepada siswa, misalnya “Arif, siapa yang membantu tugas Pak Camat dalam urusan surat menyurat?”.
Arif menjawab :
“sekretaris camat bu”. Usaha tersebut kurang membuahkan hasil yang berarti, setelah siswa menjawab pertanyaan, mereka kembali asyik dengan kegiatannya masing-masing sedangkan menjelaskan materi.
guru kembali melanjutkan
Setelah guru selesai menjelaskan materi, siswa
diminta untuk mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru. Selain itu, guru juga meminta siswa untuk dengan teman dan mencari sumber materi untuk menjawab persoalan atau pertanyaan dari guru. Namun, hasil dari observasi peneliti selama dua pertemuan, rata-rata persentase keaktifan siswa secara keseluruhan dalam kelas hanya 44%. Hasil observasi di kelas IV ditindak lanjuti oleh peneliti dengan wawancara bersama guru kelas IV (Anin, komunikasi pribadi, 20 September dan 8 Oktober 2012). Beliau mengatakan, siswa kurang aktif dan kurang antusias untuk belajar PKn karena materinya sulit dipahami. Selain itu, materi pelajaran PKn dianggap terlalu abstrak contohnya adalah materi sistem pemerintahan. Beliau juga mengaku kesulitan menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Hal ini terlihat dari kemampuan mereka yang hanya sebatas mengetahui materi, kemudian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
dievaluasi di pertemuan selanjutnya, dan ternyata mereka sudah tidak mengingatnya kembali. Peneliti juga mendapatkan sebuah dokumen nilai – nilai siswa dalam Tes Kendali Mutu (TKM ) dua tahun lalu dan TKM II setahun yang lalu pada materi sistem pemerintahan tingkat pusat. Dokumen tersebut, menunjukkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn rendah. Hasil TKM PKn dua tahun lalu, 10 siswa dari jumlah 16 siswa atau 62,5% tidak mencapai KKM, dengan nilai KKM 65. Pada TKM semester II tahun lalu, siswa yang tidak mencapai KKM sebesar 60 % dari 20 siswa. Dengan demikian setelah dicari rata-rata dari TKM dua tahun lalu, dan TKM tahun lalu sebesar 61,25% siswa tidak mencapai KKM. Sedangkan rata-rata nilai dua tahun dan setahun yang lalu hanya 56,5. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru, menunjukkan bahwa proses pembelajaran PKn belum mencapai tujuan pembelajaran PKn yang telah diungkapkan oleh Winataputra dan Budimansyah (2012: 75). Siswa hanya sebatas mengetahui materi pelajaran, kemudian lupa dan tidak memanfaatkan materi PKn tersebut dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Selain itu, siswa juga kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Kondisi kurang aktifnya siswa, terlihat dari proses bertanya, berdiskusi, mencatat hal-hal penting, dan mencari sumbersumber belajar siswa rendah. Proses bertanya, berdiskusi, mencatat hal-hal penting, dan mencari sumber-sumber belajar inilah yang merupakan beberapa indikator dari keaktifan. Dengan demikian, keaktifan dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
proses pembelajaran PKn di kelas IV masih rendah. Keaktifan belajar siswa yang rendah, mengakibatkan prestasi belajar siswa menjadi rendah juga. Hal seperti yang diungkapkan oleh Zaini, dkk (2008: xiv), ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Hamzah (2011: 311) menjelaskan, untuk mendapatkan hasil proses pendidikan yang maksimal, tentunya diperlukan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Inovasi dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan prestasi kearah yang maksimal dan menghasilkan siswasiswa yang kreatif dan inovatif. Inovasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang inovatif antara lain contextual teaching and learning (CTL) dan pembelajaran kooperatif. Sejalan dengan penjelasan diatas, Trianto (2009: 8) menyatakan bahwa apabila kita ingin meningkatkan prestasi, tentunya tidak akan terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Berlakunya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran. Salah satu paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih menjadi berpusat pada siswa (student centered) dan pendekatan yang semula bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Nurdin dalam Rusman (2010: 189) menjelaskan “CTL atau pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual menyediakan 7 komponen pembelajaran dalam kelas yang membuat siswa aktif yakni kontruktivisme, bertanya, inquiry,
masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, dan penilaian sebenarnya”. Lebih lanjut lagi Hanafiah dan Suhana (2009), menjelaskan bahwa penggunaan teknik bertanya dalam pendekatan kontekstual bertujuan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pemecahan masalah. Selanjutnya pendekatan kontekstual mendorong peserta didik untuk belajar menemukan dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Hal ini yang disebut dengan kontrukstivisme. Dengan demikian, tujuh komponen yang ada dalam pendekatan kontekstual akan membantu siswa aktif menemukan sendiri konsep yang akan dipelajarinya, belajar untuk aktif bekerjasama dalam proses pembelajaran, terlebih lagi dapat mengaitkan konsep pengetahuannya dengan konteks kehidupan sehari-hari. Melihat penjabaran pendekatan kontekstual tersebut, maka peneliti memilih pendekatan kontekstual untuk meningkatkan keaktifan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
dan prestasi belajar PKn. Pemilihan pendekatan ini, didasarkan pada pandangan belajar menurut pendekatan kontekstual yang diungkapkan oleh Hanafiah dan Suhana.
Hanafiah dan Suhana (2009: 67-68)
menjelaskan bahwa, proses belajar menurut pendekatan kontekstual adalah tidak hanya menghafal, akan tetapi mengalami dan harus mengkonstruksi pengetahuan. Selain itu, belajar yang efektif harus berpusat pada peserta didik (student centered), sehingga peserta didik memahami bagaimana penggunakaan pengetahuan dan keterampilan barunya. Hal ini juga diperkuat oleh hasil penelitian sebelumnya. Wahyuni (2012) dalam penelitiannya
menyatakan,
“Pendekatan
kontekstual
dipilih
untuk
meningkatkan prestasi belajar, karena belajar akan lebih menyenangkan jika lingkungan belajar diciptakan secara alami, dan belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya bukan mengetahui”. Pernyataan ini seiring dengan pernyataan Elaine B Johnson dalam Rusman (2010: 187) yang mengatakan, “Pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak, untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Pembelajaran kontekstual cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis, dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa”. Jadi, pendekatan kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan dirinya, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Untuk itu, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas untuk menjawab
masalah ini dengan judul “PENINGKATAN
KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN KARANGWUNI 1 MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL”. 1.2 Pembatasan Masalah Penelitian ini hanya dibatasi pada keaktifan dan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan materi Organisasi pemerintah tingkat pusat pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.
1.3 Perumusan Masalah : Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.3.1
Bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 semester genap tahun pelajaran 2012/2013 melalui penerapan pendekatan kontekstual?
1.3.2
Apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keaktifan belajar PKn pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 semester genap tahun pelajaran 2012/2013?
1.3.3
Apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 semester genap tahun pelajaran 2012/2013?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
1.4 Pemecahan Masalah Pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kontekstual dalam melakukan proses belajar mengajar PKn materi organisasi pemerintahan tingkat pusat.
1.5 Batasan Istilah Batasan pengertian perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan pemahaman dalam penafsiran. Adapun pengertian-pengertian yang perlu dibatasi adalah sebagai berikut : 1.5.1 Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk. Keaktifan disini dibatasi dengan kegiatan aktif dalam pembelajaran yang meliputi aktif bertanya, aktif berdiskusi, aktif mencatat halhal penting, dan aktif mencari sumber-sumber belajar untuk mengutarakan pendapat. (Dimyati&Mudjiono, 2006) 1.5.2 Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam materi yang terkait. Dalam penelitian ini, prestasi belajar siswa dinyatakan dengan nilai yang diperoleh siswa dalam uji kompetensi (kognitif, afektif dan psikomotor). (Purwanto, 2008) 1.5.3 CTL yang sama halnya disebut pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang berusaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan dirinya, sebab siswa berusaha mempelajari konsep, sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata. (Yudhwati&Haryanto, 2011)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
1.5.4 PKn adalah mata pelajaran yang diajarkan di SD/MI/SDLB, untuk mengarahkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam sekolah, masyarakat dan keluarga. PKn juga mengarahkan siswa menjadi warga negara yang baik, demokratis, menghargai perbedaan, dan kritis dalam menanggapi isu kewarganegaraan. (Wiharyanto, 2007) 1.6 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1.6.1 Mengetahui bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran PKn melalui penerapan Pendekatan Kontekstual. 1.6.2 Mengetahui
apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan keaktifan siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 pada mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 semester genap tahun pelajaran 2012/2013? 1.6.3 Mengetahui
apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 pada mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 semester genap tahun pelajaran 2012/2013?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
1.7 Manfaat Penelitian 1.7.1
Bagi Peneliti: Peneliti mendapatkan pengetahuan tentang penelitian sehingga pengetahuan ini dapat diterapkan dalam penelitian selanjutnya.
1.7.2 Bagi Guru: Penelitian ini bermanfaat bagi guru untuk menguasai penerapan pendekatan kontekstual dan mampu menerapkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. 1.7.3 Bagi Siswa: Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 untuk membantu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan. 1.7.4 Bagi Sekolah: Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi sekolah, untuk memberikan gambaran nyata mengenai pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada kajian pustaka ini ada empat hal yang akan dibahas. Kempat hal tersebut adalah kajian teori, hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan. Kajian teori berisi tentang belajar, keaktifan siswa, prestasi belajar, Pendidikan Kewarganegaraan, dan pendekatan kontekstual. Penelitian yang relevan berisi tiga penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan menggunakan perlakuan atau treatment yang sama dengan yang akan digunakan oleh peneliti dan sudah terbukti berhasil dalam penelitiannya. Pada kerangka berpikir berisi mengenai alur penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Sedangkan pada hipotesis tindakan diuraikan tentang dugaan sementara dari peneliti mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. 2.1 Kajian Teori 2.1.1 2.1.1.1
Belajar Pengertian Belajar Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 7), “Belajar adalah perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun”. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:7 ), “Belajar merupakan tindakan dan perilaku kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.” Seiring dengan penjelasan Dimyati dan Mudjiono, Menurut Trianto (2009: 16) menyatakan bahwa : “Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan pekembangan sangat erat kaitannya.” Sejalan dengan pengertian para ahli diatas, Slameto (2010) ; Suhana dan Hanafiah (2009:2) menjelaskan “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku
yang
baru
secara
keseluruhan,
sebagai
hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Jadi, belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang dimana seseorang itu mengalami sebuah perubahan yang berarti sebagai hasil dari proses tersebut. Sesuai pengertian dari belajar, Gora dan Sunarto (2010) menjelaskan ciri-ciri dari belajar, yakni kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengadakan perubahan kompetensi baru yang sebelumnya tidak dimilikinya. Selanjutnya kompetensi yang dimiliki sebagai hasil belajar adalah relatif lama. Dalam belajar usaha dan perilaku belajar.
Usaha yang dilakukan dengan cara berinteraksi
dengan lingkungannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Melihat pengertian tentang belajar oleh para ahli, peneliti menyimpulkan pengertian dari belajar. Belajar adalah proses yang dialami oleh seseorang sebagai hasil interaksi atau pengalamannya dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksudkan adalah lingkungan alam, hewan, tumbuhan, manusia, dan media atau sumber-sumber belajar. Hasil interaksi seseorang ini membawa sebuah perubahan dalam diri sesorang tersebut. Perubahan ini biasanya bersifat relatif lama. 2.1.1.2
Teori Belajar Banyak aliran teori yang mendasari atau menjelaskan bagaimana anak belajar. Suyono dan Hariyanto (2011) menjelaskan tentang teori belajar yang berpengaruh pada pembelajaran adalah teori aliran kontruktivisme. Banyak ahli yang telah berkecimpung dalam aliran kontruktivisme ini, dan boleh dikatakan aliran atau pandangan ini banyak mewarnai pandangan tentang pembelajaran. Kontruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi prinsip bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup. Menurut Suparno dalam Trianto (2010:75), teori kontruktivisme menekankan pada prinsip bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif dan guru sebagai fasilitator. Lebih lanjut Suhana dan Hanafiah
(2011)
menjelaskan
bahwa
aliran
konstruktivisme
beranggapan, belajar bukan menghapal, melainkan mengalami, di mana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
peserta didik dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, melalui partisipasi aktif secara inovatif dalam proses pembelajaran. Aliran ini banyak diikuti oleh para tokoh pendidikan. Piaget dan Vygotsky merupakan tokoh aliran kontruktivisme. Suyono dan Hariyanto (2011)
menjelaskan bahwa teori Piaget
berlandaskan gagasan bahwa perkembangan anak bermakna ketika anak mampu membangun struktur kognitifnya atau peta mentalnya yang diistilahkan “schema/skema” (jamak = skemata), atau konsep jejaring untuk memahami dan menanggapi pengalaman fisik dalam lingkungan di sekelilingnya. Selanjutnya Hadisubroto dalam Trianto (2010: 72) menjelasakan bahwa dalam teori piaget, anak membangun sendiri skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya. Di sini peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para siswanya. Sejalan dengan teori piaget, Suyono dan Hariyanto (2011) menjelaskan bahwa teori lain yang mengusung tentang aliran kontruktivisme adalalah vygotsky. Vygotsky lebih suka menyatakan teori
pembelajarannya
sebagai
pembelajaran
kognisi
sosial.
Pembelajaran kognisi sosial meyakini bahwa kebudayaan merupakan penentu utama bagi pengembangan individu. Kebudayaan disini adalah lingkungan yang berupa keluarga, sekolah atau lingkungan sekitar dimana kita tinggal. Dalam teori ini dikenal adanya istilah zona
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
perkembangan (zone of development) dan scaffolding. Zona perkembangan maksudnya adalah ada perbedaan antara apa yang dapat dilakukan anak sendiri dengan apa yang dapat dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru ataupun orang tua dan teman sebayanya. Bantuan yang diberikan oleh guru, orang tua ataupun teman sebayanya ini yang disebut dengan scaffolding. Scaffolding akan dihentikan jika anak sudah mampu mengkonstruksi pemahamannya sendiri setelah diberikan bantuan. Bantuan disini adalah hanya sebatas sebagai
stimulus
untuk
mendorong
siswa
mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, peneliti berusaha untuk melihat teori belajar kontruktivisme yang berpengaruh pada proses pembelajaran anak. Teori belajar aliran kontrutivisme lebih menekankan pada penguasaan suatu konsep atau skemata melalui proses interaksi dengan lingkungan di sekitarnya. Anak belajar dengan bantuan guru, sehingga anak lah yang menjadi pusat pembelajaran dan guru sebagai pembimbing. Peran guru yang sebagai pembimbing, akan memberikan kesempatan lebih banyak lagi kepada anak untuk membangun sendiri suatu konsep-konsep materi pembelajaran. 2.1.2 2.1.2.1
Keaktifan Belajar Pengertian Keaktifan dalam Proses Pembelajaran Kata Aktif dalam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 2008) artinya adalah giat bekerja dan giat berusaha.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Sedangkan keaktifan diartikan sebagai kegiatan, kesibukan, aktivitas. Namun, berbeda dengan pengertian itu, Hermawan (2007: 83) menyatakan, “Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran”.
Dengan demikian,
kegiatan aktif siswa dalam proses pembelajaran dapat disebut dengan belajar aktif. Sejalan dengan penjelasana diatas, belajar aktif menurut Martinis Yamin (2007: 82), “Suatu usaha manusia untuk membangun pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses pembelajaran terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif”. Yamin (2007: 82) kembali menjelaskan bahwa, belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning by Doing. Dewey menyatakan bahwa siswa perlu terlibat dan berpartisipasi secara spontan. Keinginan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam suatu proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menjadi faisilitator yang membantu memudahkan siswa dalam pembelajaran dan sebagai narasumber serta pengelola yang mampu merancang pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Dengan demikian, siswa menjadi terlibat dalam proses belajar bersama guru, karena siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
dibimbing, diajar, dilatih menjelajah, mencari, mempertanyakan sesuatu, dan menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan. Selain itu, siswa dibimbing untuk memiliki keterampilan agar dapat menerapkan dan memanfaatkan pengetahuan yang pernah diterimanya pada hal-hal atau masalah baru yang diterimanya. Sedangkan menurut Siregar dan Nara (2010: 97), “Belajar aktif merupakan perkembangan dari teori belajar yang menyatakan, bahwa belajar yang efektif itu adalah dengan mengerjakan, bukan menghafalkan. Aktif dimaksudkan dalam proses pembelajaran yakni, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan pendapat”. Seperti pendapat Siregar dan Nara, Dimyati dan Mudjiono, (2006: 45) menyatakan: “Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilanketerampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain”. Menurut mengaktifkan
Siregar siswa
dan dapat
Nara
(2010:
dicapai
96-97),
apabila:
pembelajaran
belajar
dengan
mengerjakan-siswa aktif, terlibat, berpartisipasi, bekerja; Interaksi antar siswa tinggi-belajar kelompok, berpasangan, bekerjasama; siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
menemukan, memecahkan masalah; siswa pusat pembelajaran, bukan guru; fokus pada proses pembelajaran. Melihat pengertian keaktifan dari para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa keaktifan merupakan aktivitas atau kegiatan atau kesibukan. Keaktifan juga muncul karena adanya proses belajar aktif. Belajar aktif adalah belajar bukan hanya dengan menghafal tetapi melakukan sendiri. Siswa aktif bertanya, berdiskusi dan mengerjakan sesuatu. Belajar aktif dapat tercipta jika siswa diberikan kesempatan menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya. Siswa sebagai pusat pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator.
2.1.2.2
Indikator Keaktifan Dimyati dan Mudjiono, (2006: 45) memberikan contoh indikator yang mencerminkan keaktifan dalam proses pembelajaran diantaranya: mencatat atau sekedar mendengarkan pemberitahuan; memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru; mencatat tugas yang diberikan dan mengerjakan tugas rumah; berdiskusi dalam kelompok; melibatkan diri dalam proses tanya jawab; dan terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran. Sedangkan menurut Sudjana (2009: 61), keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat yakni: turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; terlibat dalam pemecahan masalah; bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah; melatih diri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
dalam memecahkan masalah atau soal; menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh, melatih diri dalam memecahkan masalah,
serta
menggunakan
kesempatan
menggunakan
atau
menerapkan apa yang telah diperolahnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Melihat penjelasan indikator keaktifan tersebut, maka peneliti menyimpulkan beberapa indikator keaktifan dari dua ahli diatas menjadi empat indikator. Peneliti menyimpulkan indikator keaktifan menjadi empat indikator karena beberapa indikator yang diuraikan dua ahli diatas sudah termasuk didalamnya. Ke empat indikator tersebut adalah: 1) Mencatat hal-hal yang penting dalam proses pembelajaran terlihat
dari
beberapa
indikator
yakni,
mencatat
dan
mendengarkan penjelasan guru, memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru, mencatat tugas dan mengerjakan tugas rumah, terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran. 2) Melakukan tanya jawab dengan guru dan siswa lain dalam proses pembelajaran, terlihat dari beberapa indikator yakni melibatkan diri dalam proses tanya jawab dan bertanya pada guru dan siswa saat tidak memahami persoalan 3) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya dalam kelompok diskusi, terlihat dari beberapa indikator yakni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
berdiskusi dalam kelompok dan melatih diri dalam memecahkan masalah 4) Terlibat dalam mencari sumber dan menyatakan pendapatnya untuk memecahkan masalah yang yang dihadapinya, terlihat dari beberapa indikator yakni mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, dan menggunakan kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Keempat indikator ini telah mewakili indikator-indikator lain yang dijabarkan oleh dua ahli. Peneliti akan menggunakan empat indikator ini untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Peneliti hanya akan mengamati proses mencatat hal-hal penting, proses tanya jawab, proses diskusi, dan proses mencari sumbersumber belajar. 2.1.2.3
Pengaruh Keaktifan terhadap Prestasi Belajar siswa Keaktifan siswa sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Menurut Zaini,dkk (2008: xiv), “Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh sebab itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru saja diterima. Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Pernyataan diatas sejalan dengan ungkapan seorang filosof kenamaan dari Cina, Konfius dalam Zaini (2008: xv), “Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya pahami”. Melihat penjelasan dari zaini dan konfius di atas, peneliti menyimpulkan bagaimana pengaruh keaktifan terhadap prestasi belajar siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas akan membuat proses pembelajaran tersebut lebih bermakna bagi siswa. Siswa melakukan pembelajaran secara aktif dan belajar dengan melakukan akan membuat siswa ingat lebih lama materi yang telah dipelajari. Pasalnya ketika ada informasi yang baru, otak manusia tidak hanya sekedar menerima dan menyimpan tetapi juga akan memprosesnya sehingga dapat dicerna atau dipahami kemudian disimpan. Jika peserta diajak untuk aktif dalam proses pembelajaran, maka otak mereka akan jauh lebih berproses dengan baik sehingga proses belajarnya juga akan lebih baik. Proses pembelajaran yang baik diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar siswa. 2.1.3 Prestasi Belajar Siswa 2.1.3.1 Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Menurut Poerwadaminta dalam Aslikan (2012), prestasi diartikan sebagai usaha yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan belajar, para ahli mengemukakan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
definisi yang berbeda – beda, antara lain : Slameto (2010) mengatakan bahwa, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
dari
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya”. Jadi prestasi belajar adalah usaha yang dicapai dari proses belajar. Sedangkan, pengertian prestasi belajar sendiri menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam aslikan (2012) adalah hasil yang diperoleh berupa kesan – kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka. Menurut Mulyono dalam Wahyuni (2011) menyatakan, ”Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari pelajaranpelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai pelajaran yang diberikan oleh guru, yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar / tes prestasi.” Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Sejalan dengan Dimyati dan Mudjiono, Winkel dalam Purwanto (2008: 45) menjelaskan hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan mengacu pada tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Berdasarkan penjelasan prestasi belajar dari para ahli, peneliti menyimpulkan pengertian dari prestasi belajar. Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah, penguasaan dan perubahan tingkah laku dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar dengan lingkungan sekitar. Perubahan ini mencakup 3 aspek seperti yang diungkapkan Bloom, Simpson dan Harrorw, yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian prestasi belajar ini biasanya diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka. 2.1.3.2
Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa Menurut Suhana dan Hanafiah (2009), menjelaskan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Faktor-faktor tersebut antara lain: Peserta didik dengan latar belakangnya yang mencakup tingkat kecerdasan, bakat, minat, kedisiplinan dan tanggung jawab. Kedua, pengajar yang profesional yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kualifikasi pendidikan yang memadai. Ketiga, atsmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang dimanifestasikan dengan adanya komunikasi timbal balik dan multi arah secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Keempat, sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran sehingga peserta didik merasa betah dan bergairah untuk belajar. Kelima, kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan yang berkaitan dengan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Keenam,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
lingkungan agama, sosial dan budaya yang mendukung. Ketujuh, atmosfir kepemimpinan pembelajaran yang sehat, dan yang terakhir adalah pembiayaan yang memadai yang datangnya dari pihak pemerintah, orang tua maupun stakeholder lain. Sejalan dengan pengertian diatas, Slameto (2003: 54-72) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Faktor internal dan Faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor dari luar individ seperti faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Dengan melihat beberapa penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut dua ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
yakni berkaitan dengan diri individu siswa diantaranya: kesehatan jasmani, kelelahan, kedisiplinan, kecerdasan dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal yakni berkaitan dengan kondisi di luar diri individu siswa. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah keluarga, suasana rumah dan sekolah, serta pengajar atau guru yang terlibat dalam proses belajar siswa. 2.1.4 2.1.4.1
Pendekatan Kontekstual Pengertian Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual menurut Yudhawati dan Haryanto (2011: 51), pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan menstransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Sedangkan menurut Johnson (2007: 19) Pendekatan kontekstual adalah “..an educational process that aims to help students see meaning in the academic material they are studying by connecting academic subjects with the context of their daily lives, that is, with context of their personal, social, and cultural circumstance. To achieve this aim, the system encompasses the following eight component: making meaningful conections, doing significant work, selfregulated learning, collaborating, critical and creative thinking, murturing the individual, reaching high standars, using authentic assesment.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Sejalan dengan Johson tetapi dengan menyebutkan istilah yang berbeda, Rusman (2010: 190) manyatakan bahwa “Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan dan mengalami sendiri”. Dengan demikian, pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses. Melalui model pembelajaran kontekstual, mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa dengan menghapal sejumlah konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan
nyata,
akan
tetapi
lebih
ditekankan
pada
upaya
memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan bisa hidup (life skill) dari apa yang dipelajarinya. Blanchard dalam Trianto (2009: 105) juga menjelaskan
pengertian
tentang
Pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran
kontekstual.
pembelajaran yang terjadi dalam
hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya. Jadi, jelaslah bahwa pemanfaatan pembelajaran kontekstual akan menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan hanya pengamat yang pasif dan bertanggungjawab terhadap belajarnya. Melihat pengertian pedekatan kontekstual dari parah ahli, Suyono dan Hariyanto (2011) menjelaskan bahwa istilah-istilah yang berkaitan dengan pembelajaran seperti pendekatan, metode, teknik, dan strategi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
pembelajaran atau model sering dipertukarkan atau dimaknai sama. Hal ini juga berlaku pada pembelajaarn kontekstual, ada beberapa ahli yang menyebutkan bahwa kontekstual merupakan model pembelajaran dan ada pula yang menyebutkan sebagai sebuah pendekatan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil istilah pendekatan kontekstual. Peneliti menyimpulkan pengertian pendekatan kontekstual setelah melihat pengertian-pengertian dari para ahli. Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang berusaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan dirinya, sebab siswa berusaha mempelajari konsep, sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata. Dalam pendekatan kontekstual, siswa diajak untuk belajar lebih nyata karena mengaitkan konsep pembelajaran dengan kondisi nyata siswa atau yang berkaitan dengan kehidupan siswa baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah. 2.1.4.2 Dasar Teori Pendekatan Kontekstual Menurut Johnson dalam Sugiyanto (2010:15) terdapat tiga prinsip dalam sistem pembelajaran kontekstual yakni, yang pertama adalah mencerminkan prinsip kesaling bergantungan (kesaling-tergantungan mewujudkan diri, misalnya ketika para siswa bergabung untuk memcahkan masalah dan ketika para guru mengadakan pertemuan dengan rekannya). Prinsip kedua yakni pendekatan kontekstual mencerminkan
diferensiasi.
pendekatan kontekstual
Diferensiasi
menjadi
nyata
ketika
menantang para siswa untuk saling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menghormati
keunikan
masing-masing,
untuk
30
menghormati
perbedaan-perbedaan, untuk menjadi kreatif, untuk bekerjasama, untuk menghasilkan gagasan dan hasil baru yang berbeda, dan untuk menyadari bahwa keragaman adalah tanda kemantapan dan kekuatan. Prinsip
ketiga,
pendekatan
kontekstual
mencerminkan
pengorganisasian diri. Pengorganisasian diri terlihat ketika para siswa mencari dan menemukan kemampuan dan minat mereka sendiri yang berbeda, mendapat manfaat dari umpan balik yang diberikan oleh penilaian autentik, mengulas usaha-usaha mereka dalam tuntunan tujuan yang jelas dan standar yang tinggi, dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa yang membuat hati mereka bernyanyi. Jadi, terdapat 3 prinsip yang merupakan dasar dari pendekatan kontekstual. Prinsip yang pertama adalah kesalingbergantungan, maksudnya adalah dalam pendekatan kontekstual siswa saling membutuhkan dan bekerjasama. Prinsip kedua adalah prinsip diferensiasi, maksudnya adalah siswa mampu saling menghargai perbedaan yang ada. Untuk prinsip yang ketiga adalah prinsip pengorganisasian diri. Prinsip ketiga ini mendorong siswa untuk mampu menguasai konsep sebagai hasil belajarnya. 2.1.4.3 Komponen Pendekatan Kontekstual Menurut Sanjaya dalam Sugiyanto (2010: 17) pendekatan Kontekstual
melibatkan
tujuh
prinsip,
yaitu:
konstruktivisme
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
(Construktivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat Belajar (Learning Community), pemodelan (Modelling), refleksi (Reflection), dan penilaian yang otentik (Authentic Assesment). Konstruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Bertanya maksudnya dalam pembelajaran kontekstual guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi mengajak siswa untuk bertanya dan siswa dapat menemukan jawabannya sendiri. Menemukan (Inquiry) adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis seperti merumuskan masalah, mengajukan hipotesa, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat
kesimpulan.
Masyarakat
Belajar
maksudnya
adalah
pengetahuan dan pengalaman banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain. Dalam pendekatan Kontekstual hasil belajar dapat diperoleh dari hasil diskusi dengan orang lain, teman, antar kelompok, dan sumber
lain.
Pemodelan
adalah
proses
pembelajaran
dengan
memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Pemodelan ini dapat berupa orang atau benda atau gambar. Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik bernilai positif atau bernilai negatif (tidak bernilai).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Penilaian yang otentik adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi
tentang
perkembangan
belajar
yang
dilakukan siswa dengan menggunakan beragam cara penilaian untuk mengetahui kemampuan siswa yang senyatanya. Sehingga dalam melakukan proses kegiatan mengajar guru hendaknya berpedoman pada prinsip-prinsip tersebut. Setiap langkah pembelajaran mengandung prinsip-prinsip
pendekatan
Kontekstual
agar
tercapai
tujuan
pembelajaran dengan baik. 2.1.4.4
Langkah-langkah Menciptakan Pendekatan Kontekstual Rusman (2010: 192) menjelaskan beberapa langkah-langkah pembelajaran kontekstual diantaranya : mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri pengetahuan serta keterampilan baru yang dimilkinya. Selanjutnya melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan, kemudian mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan, menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya. Pembelajaran kontekstual juga menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model, bahkan media yang sebenarnya, membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Langkah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
terakhir adalah melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya kepada siswa. 2.1.5 Pendidikan Kewarganegaraan 2.1.5.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraaan (PKn) Menurut Utami (2010: 66), “Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Sejalan dengan penjelasan Utami, Konsep kewarganegaraan berdasarkan Depdiknas dalam Kusuma Aryani (2010: 39) merupakan materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter, sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Menurut penjelasan di atas, PKn adalah mata pelajaran wajib yang di ajarkan di SD/MI/SDLB yang bertujuan untuk mengarahkan siswa menjadi warga negara yang baik, demokratis, menghargai perbedaan, dan kritis dalam menanggapi isu kewarganegaraan. Untuk dapat mengarahkan siswa menjadi warga negara yang baik adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
dengan memberikan pembelajaran PKn yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran PKn yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. 2.1.5.2
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Kardiyat Wiharyanto (2007: 5), secara umum tujuan PKn adalah membawa peserta didik untuk menjadi ilmuwan dan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis dan berkeadaban; dan menjadi warganegara yang memiliki daya saing; berdisiplin; berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. Sedangkan tujuan khusus PKn adalah mengantar peserta didik memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan perilaku untuk cinta tanah air Indonesia, menumbuh kembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara pada diri peserta didik, sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional. Selain itu, peserta didik dapat menerapkan nilainilai luhur Pancasila dalam menciptakan ketahanan nasional dan mampu menuangkan pemikiran berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam menganalisa permasalahan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn, menurut Mulyasa (2007) adalah untuk menjadikan siswa : mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya. Kedua : mau berpartisipasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
dalam segala bidang kegiatan secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan. Terakhir siswa mampu berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersam dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. Menurut penjelasan para ahli tentang tujuan dari pendidikan kewarganegaraan dan tujuan mata pelajaran PKn. Tujuan dari pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menyiapkan siswa menjadi warga negara yang baik, cinta tanah air dan mau menerapkan nilai-nilai pancasiala. Sedangkan, tujuan mata pelajaran PKn adalah mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam segala bidang. Agar tujuan ini dapat tercipta, maka siswa perlu diajak untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran di kelas, kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari mereka. 2.1.5.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pkn Standar Kompetensi (SK) yang diteliti oleh peneliti yakni SK 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang diteliti oleh peneliti yakni KD 3.2 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri. Organisasi pemerintahan tingkat pusat ini sebenarnya sering dilihat oleh siswa melalui konteks kehidupan siswa yakni melalui
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
televisi, gambar-gambar, dan bahkan poster-poster pembelajaran di sekolah. 2.1.5.4 Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar Ruang lingkup materi PKn menurut Depdiknas dalam Kusuma A (2010: 53-54) yakni, „Persatuan Bangsa; Peraturan, norma & hukum; Hak asasi manusia; Kebutuhan hidup warga negara; Konstitusi Negara; Kekuasaan dan Politik; Masyarakat demokratis; Nilai-nilai Pancasila; dan Globalisasi‟. Materi pelajaran PKn yang banyak, luas dan komplek inilah yang menjadi tantangan guru dalam mengelolanya. Guru hendaknya mengemas materi PKn yang banyak agar tetap dapat disampaikan oleh guru dengan menarik dan mudah dipahami oleh guru. Pembelajaran PKn di sekolah dasar biasanya masih relatif tradisional. Guru menyampaikan materi dengan ceramah dan tanya jawab. Metode ini seolah-olah membuat pembelajaran PKn terkesan hafalan. 2.1.5.5
Pembelajaran PKn melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual Pembelajaran PKn melalui penerapan pendekatan kontekstual adalah menyampaikan informasi tentang kehidupan kewarganegaraan dan kebangsaan dengan menggunakan cara yang kontekstual dengan lingkungan tempat tinggal siswa. Pembelajaran ini dilakukan dengan tujuan memberikan pengalaman yang nyata bagi siswa, sehingga informasi yang diperoleh dapat diingat lebih lama oleh siswa. Dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan pendekatan kontekstual, guru menyampaikan materi pembelajaran PKn dengan mengaitkan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
contoh kehidupan nyata siswa. Dalam pendekatan kontekstual terdapat tujuh komponen pembelajaran. Tujuh komponen tersebut diterapkan dalam pembelajaran PKN sehingga siswa aktif menemukan sendiri, aktif bertanya dan berdiskusi. Penggunaan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran PKn bertujuan membuat siswa lebih memahami materi pembelajaran PKn dan mengenal pengaruhnya yang terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing ataupun di luar daerahnya sendiri. 2.2
Penelitian terdahulu yang relevan
2.2.1 Penelitian Tri Wahyuni (2011), yang berjudul Peningkatan Prestasi Belajar PKN siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo dengan pendekatan kontekstual, menyimpulkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terbukti dari Kondisi awal dari 44 siswa kelas IV adalah 39 % yang lolos KKM dan yang 61 % tidak lolos KKM. Setelah dilaksanakan siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 76 dengan prosentase siswa yang lulus KKm sebesar 68 %. Pada siklus kedua, nilai rata-rata kelas sebesar 84 dengan prosentase siswa yang lolos KKM sebesar 86 %, terjadi peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua sebesar 22%. 2.2.2 Penelitian yang dilakukan oleh Elisabeth E Sinaga (2011) yang berjudul : Meningkatkan keterlibatan dan prestasi belajar IPS melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
mampu meningkatkan keterlibatan siswa. Hal ini terbukti dari kondisi awal nilai ulangan rata-rata materi kenampakan alam sebesar 28 % yang lolos KKM, Indikator keterlibatan bertanya berupa aktif bertanya, menjawab, kerjasama dalam kelompok, dan partisipasi. Dari hasil penelitian pretes dengan indikator tersebut disebutkan bahwa masing-masing 36 %, 28 %, 52 %, dan 48 %. Setelah dilakukan siklus I Peningkatan masing-masing indikator sebesar 40 % untuk indikator aktif bertanya, 52 % aktif menjawab pertanyaan, 36 % untuk indikator kerjasama, dan 36 % untuk indikator partisipasi. Hasil penelitian prestasi belajar siswa dari siklus I meningkat menjadi 44 %, dan siklus II sebesar 80 % 2.2.3 Penelitian oleh Metha Nugrahaningtyas (2012) yang berjudul: Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS materi permasalahan sosial dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV semester 2 SD N Babarsari. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Hal ini tebukti dari kondisi awal siswa dari hasil pengamatan, 20% siswa ramai, 20% siswa bermain, 20% siswa mengantuk, 40% mengikuti pelajaran dengan baik. Nilai rata-rata minat siswa adalah 40. Untuk data nilai siswa 50% dari 32 siswa tidak lulus KKM dengan nilai KKM 67. Setelah dilakukan siklus I nilai rata-rata minat siswa 71,75. Nilai rata-rata minat siswa pada akhir siklus II adalah 79,75. Prosentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada akhir siklus I adalah 78,38% dari 29 siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Hasil prosentase jumlah siswa yang mencapai KKM (67) pada akhir siklus II adalah 89,19%.
Gambar 1 Literatur Map Penelitian yang Relevan Elisabeth Sinaga (2011)
Peningkatan Keterlibatan
Peningkatan Keterlibatan dan
dan Prestasi Belajar
Prestasi belajar dengan
Siswa
Pendekatan Kontekstual
Tri Wahyuni (2011)
Peningkatan Prestasi
Peningkatan Prestasi Belajar
Belajar Siswa
dengan Pendekatan Kontekstual
Metha Nugrahaningtyas (2012)
Peningkatan Prestasi
Peningkatan Minat dan Prestasi
Belajar
Belajar dengan Pendekatan Kontekstual
Yang perlu diteliti : Peningkatan Keaktifan dan Prestasi belajar melalui penerapan Pendekatan Kontekstual
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
2.3 Kerangka Berpikir Hamzah (2011: 75) menjelaskan bahwa suasana yang semestinya tercipta dalam proses pembelajaran adalah bagaimana siswa yang belajar benar-benar berperan aktif dalam pembelajaran. Zaini, dkk (2008: xiv) menjelaskan pula bahwa belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecerendungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Siswa aktif belajar dalam proses pembelajaran agar pembelajaran lebih bermakna. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik sehingga prestasi belajarnya juga akan meningkat. Demikian juga dalam pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. Hendaknya pembelajaran PKn menuntut peran aktif siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa juga mampu berperan aktif dalam masyarakat. Namun, yang terjadi adalah implementasi pembelajaran PKn tidak menuntut siswa aktif dalam proses pembelajaran. Siswa masih cenderung pasif, dan guru lah yang aktif menggunakan metode ceramah. Jika guru masih menggunakan metode yang demikian, maka siswa juga tidak akan terdorong aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran dalam kelas juga menjadi kurang bermakna. Siswa sekedar mendengarkan kemudian lupa. Keaktifan belajar siswa yang rendah akan berdampak pada prestasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
belajar PKn yang tetap rendah. Keaktifan pembelajaran siswa ini dapat tercipta dengan menyajikan proses pembelajaran yang menyenangkan melalui sebuah pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu pendekatan pembelajaran yang membuat pembelajaran menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa adalah pendekatan kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata siswa. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka guru perlu menerapkan
komponen-komponen
Pendekatan
kontekstual
yaitu
kontruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian autentik dalam pembelajaran PKn. Pembelajaran PKn
materi
menyenangkan
organisasi dan
pemerintahan
bermakna
jika
tingkat disajikan
pusat dengan
akan
lebih
pedekatan
kontekstual. Siswa diajak mengaitkan materi ini dengan kehidupan mereka sehari-hari, misalnya presiden Susilo Bambang Yudhoyono muncul di TV untuk mengikuti sidang bersama DPR dan MPR di istana negara. Mereka ini lah yang memimpin negara Indonesia dan yang membuat kebijakankebijakan serta peraturan di Indonesia. Melalui pendekatan kontekstual, siswa yang tadinya pasif dapat meningkatkan keaktifannya dalam proses pembelajaran. Pasalnya, dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual siswalah yang menjadi pusat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
pembelajaran. Siswa aktif mencari tau sendiri konsep-konsep organisasi pemerintah tingkat pusat melalui sumber yang diberikan guru kemudian mereka berdiskusi dalam kelompok kecil untuk menjawab persoalan yang berkaitan dengan materi ini. Siswa juga dapat diajak untuk keluar kelas untuk mencari sumber-sumber lain yang menunjang materi ini seperti perpustakaan. Keaktifan siswa yang meningkat dalam proses pembelajaran PKn diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah, peneliti menentukan hipotesis tindakan pada penelitian ini. Hipotesis tindakan yang disusun oleh peneliti adalah: 1. Penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 1 dalam kegiatan pembelajaran PKn. 2. Penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memuat enam hal tentang metode penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini. Keenam hal tersebut adalah jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, pengumpulan data dan instrumennya, analisis data, dan jadwal penelitian. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK yaitu penelitian yang menggunakan tindakan di dalam kelas untuk meningkatkan baik metode pembelajaran yang digunakan guru, kegiatan proses pembelajaran agar lebih bermakna ataupun prestasi belajar siswa. Sanjaya (2009: 26) mengatakan, “PTK diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut” . Sedangkan Menurut Kurt Lewin dalam Kunandar (2008: 42-44), “Penelitian tindakan suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Zainal Aqib (2006) menjelaskan ada beberapa model PTK yang sampai saat ini digunakan dalam dunia pendidikan diantaranya:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
1) Model Kurt Lewin PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri atas empat langkah : perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Berdasarkan langkah-langkah diatas, dapat dikembangkan menjadi beberapa siklus. 2) Model Kemmis dan Mc Taggart Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart tampak masih begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam satu siklus terdiri dari 4 komponen seperti halnya pada Kurt Lewin. Hanya saja, sesudah siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksnakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus. 3) Model John Elliot Apabila dibandingkan dengan model Kurt Lewin dan Kemmis-Mc Taggart, PTK model Elliot tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, karena setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi/tindakan. Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam kegiatan belajar-mengajar. Maksud dari Elliot membuat beberapa tindakan pada setiap siklus karena dia beranggapan bahwa dalam kenyataan dilapangan
setiap pokok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
pembahasan tidak akan cukup diselesaikan dengan satu langkah, tetapi berbagai langkah. 4) Model Dave Ebbutt Model Ebbutt berawal dari ketidakpuasan model Kemmis yang berbentuk spiral dalam siklusnya. Bentuk spiral yang dipakai Kemmis-Mc Taggart menurut Ebbut bukan merupakan cara yang terbaik untuk menggambarkan proses aksi refleksi.Ebbutt mendesain model PTKnya sendiri mulai dari ide umum, survei, Rencana keseluruhan, Tindakan satu, Monitoring dan survei, pilihan, kemudian tindakan dua, dsb. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart (Aqib, 2006). Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart tampak masih begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam satu siklus terdiri dari 4 komponen seperti halnya pada Kurt Lewin. Tetapi sesudah siklus selesai di implementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus. Berikut bagan desain penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Indentifikasi masalah
4. Refleksi
Siklus I
3. Observasi
1. Perencanaan Tindakan
2. Pelaksanaan Tindakan Hasil Refleksi 4. Refleksi
3. Observasi
Siklus II
2. Pelaksanaan Tindakan
1. Perencanaan Tindakan
dst ??
Keterangan : : Kegiatan : Hasil refleksi : Kegiatan berlangsung secara bersamaan : Urutan pelaksanaan kegiatan Gambar 2 Desain PTK menurut Kemmis Mc. Taggart (2006)
Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti, sedangkan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan (kekurangan) tindakan yang telah dilakukan dan refleksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
adalah kegiatan analisis tentang hasil observasi hingga memunculkan program atau perencanaan baru. 3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Karang Wuni 01. Jumlah siswa kelas IV sebanyak 18 siswa, dengan siswa laki-laki 11 anak dan 7 siswa perempuan. 3.2.2 Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn materi Organisasi pemerintah tingkat pusat kelas IV SD N Karang Wuni 01 tahun pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan pendekatan kontekstual 3.2.3 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Karangwuni 1, Jl. Kaliurang km.5, GgMijil, Karangwuni, Caturtunggal, Depok, Sleman. SD ini berada di tengahtengah kota dan berada dekat dengan kampus UGM fakultas kehutanan. Meskipun berada di tengah-tengah kota kondisi SD ini dapat dibilang memprihatinkan. Fasilitas atau sarana prasarana pembelajaran tidak lengkap misalnya komputer hanya ada beberapa yang ada di ruang Tata Usaha (TU) dan perpustakaan. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan oleh peneliti di SDN Karangwuni 1 yakni selama 6 bulan dari bulan januari – juni 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
3.3 Rencana Penelitian 3.3.1 Persiapan a. Meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari sekretariat prodi PGSD untuk melakukan observasi b. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah dan guru kelas IV SD Karangwuni 1 untuk mengadakan penelitian. c. Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan masalah 3.3.2 Rencana tindakan setiap siklus 1.
Siklus I a.
Perencanaan Tindakan Peneliti
melakukan
perencanaan
berupa
penyiapan
perangkat
pembelajaran kompetensi dasar organisasi pemerintah tingkat pusat yang divaliadsi oleh ahli yakni Dosen pembimbing dan guru. Perangkat
pembelajaran
tersebut
berupa
Silabus,
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa atau soal. Setelah itu, peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn. b.
Pelaksanaan tindakan Guru melakukan tindakan dari rencana yang telah disiapkan yakni melaksanakan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti melakukan penelitian selama 2x pertemuan yakni pertemuan 1 alokasi waktu 2x35 menit (2JP) dan pertemuan 2 alokasi waktu 2x35 menit (2JP).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
49
Observasi Peneliti melakukan observasi saat pelaksanaan tindakan siklus I. Peneliti mengobservasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan memantau pelaksanaan siklus I yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.
d.
Refleksi Peneliti melakukan evaluasi setelah pelaksanaan siklus I tentang kesulitan-kesulitan yang dialami dengan melihat hasil dari sikluas I kemudian sharing dengan para ahli seperti dosen dan guru kelas.
2.
Siklus II Pada siklus II ini peneliti melaksanakan penelitian sebagai berikut: a.
Perencanaan tindakan Mengkaji ulang RPP yang dibuat pada siklus I dengan memperhatikan refleksi yang ada pada siklus I. Memperbaiki RPP berdasarkan refleksi peneliti pada siklus I dan melaksanakan tindakan untuk siklus II.
b.
Pelaksanaan tindakan Guru melakukan tindakan dari rencana yang telah disiapkan yakni melaksanakan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Pada siklus ini pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan 1 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 JP) dan pertemuan 2 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 JP).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
50
Observasi Peneliti mengamati apakah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RPP dan apakah hasil atau dampak dan tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa sesuai dengan harapan. Peneliti juga mengamati keaktifan siswa dalam proses pembelajaran apakah meningkat atau tidak.
d.
Refleksi Peneliti mengevaluasi hasil pelaksanaan penelitian siklus I dan II, menganalisis hasil evaluasi dan kuesioner pada tiap siklus apakah sudah mencapai target yang diharapkan oleh peneliti atau belum. Jika belum tercapai, peneliti dapat merancang siklus selanjutnya.
3.4
Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yakni observasi, wawancara, dan data dokumen. 3.4.1.1
Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2009:86). Peneliti melakukan observasi dengan terjun langsung ke lapangan yaitu kelas untuk mengamati proses pembelajaran dalamnya. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas. Melalui Observassi inilah,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
peneliti dapat menemukan beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas dan sebagai cara untuk memantau bagaimana keberhasilan setiap siklus yang dilaksanakan. 3.4.1.2 Wawancara Menurut Kunandar (2008:157) wawancara merupakan pertanyaanpertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian tindakan kelas. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV, siswa kelas IV ataupun kepala sekolah dalam rangka memperoleh data yang lebih rinci untuk melengkapi kekurangan data dari hasil observasi. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada guru, siswa ataupun kepala sekolah berkaitan dengan keaktifan siswa dan prestasi belajar PKn siswa kelas IV. 3.4.1.3 Dokumentasi Dokumen-dokumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data penelitian yang ada relevansinya dengan permasalahan yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas diantaranya; silabus, RPP, laporan-laporan tugas siswa dan buku-buku yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Selain itu, peneliti mengumpulkan hasil tes tertulis bentuk objektif yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
3.4.1.4 Tes Tes yang dipakai oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah tes objektif bentuk pilihan ganda. Menurut Sanjaya (2009), tes objektif digunakan untuk menilai aspek kognitif.
Sedangkan Supratiknya
menjelaskan untuk menilai aspek afektif dan psikomotor menggunakan rubrik penilaian afektif dan psikomotor. 3.4.2 Instrumen Pengumpulan data Instrumen penelitian digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1: Instrumen pengumpulan data No
Variabel
Indikator
Jenis Penilaian
Instrumen
1
Keaktifan Siswa
Persentase keaktifan siswa
Non Tes
Lembar Observasi Keaktifan belajar siswa
2
Prestasi Belajar Siswa
Persentase jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM
Tes
Lembar Wawancara Tes Tertulis Pilihan Ganda
Teknik Pengumpulan Data Observasi atau Pengamatan
Wawancara Dokumentasi berupa tes soal evaluasi
Rata-rata nilai kelas
Berdasarkan tabel 1, peneliti akan melakukan penelitian terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Peneliti menggunakan lembar observasi dan lembar wawancara untuk meneliti keaktifan siswa dalam proses pembelajaran PKn. Sedangkan untuk meneliti prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan soal evaluasi pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
siklus I dan siklus II serta menggunakan lembar wawancara untuk memperkuat data prestasi belajar siswa 3.4.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian 3.4.3.1
Non Tes Peneliti menggunakan instrumen penelitian non tes berupa lembar observasi dan wawancara. Lembar observasi dan wawancara digunakan
untuk
mengukur
keaktifan
siswa
dalam
proses
pembelajaran. Jenis observasi yang dipakai peneliti adalah observasi nonpartisipatif. Menurut sanjaya (2009), “Observasi nonpartisipatif adalah observasi yang tidak melibatkan observer dalam kegiatan yang sedang diobservasi. Dengan demikian, dalam observasi jenis ini, observer murni bertindak sebagai pengamat, (hal 92). Peneliti hanya sebagai pengamat karena yang melakukan proses belajar mengajar dalam kelas tetap guru bukan peneliti. Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan siswa terutama kegiatan yang menunjukan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Indikator keaktifan dalam lembar penelitian didapat dari dua ahli, yakni menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) dan Sudjana (2009). Tabel 2: Kisi – kisi lembar observasi keaktifan siswa Variabel Keaktifan
Indikator 1) Mencatat hal-hal yang penting dalam proses pembelajaran 2) Melakukan tanya jawab dengan guru dan siswa lain dalam proses pembelajaran 3) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya dalam kelompok
No item 1, 2 3, 4
5, 6,7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diskusi 4) Terlibat dalam mencari sumber dan menyatakan pendapatnya untuk memecahkan masalah yang yang dihadapinya Jumlah
54
8,9
9 soal
Untuk menilai lembar observasi yakni dengan mengolongkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan skor terjabarkan berupa skor Z atau Z-score. Masidjo (2010: 130), menjelaskan bahwa untuk menghitung skor mentah menjadi terjabarkan menggunakan skor Z adalah sebagai berikut: Z= Z = Z skor X = Data skor yang diperoleh siswa M = Mean (rata-rata) S = Standar deviasi Peneliti menghitung penggolongan siswa aktif dan tidak aktif pada masing-masing indikator. Setiap indikator akan dicari mean (M) dan standar deviasinya (S). M dan S ini nantinya akan digunakan untuk mencari skor Z. Skor Z ini menyatakan atau menjabarkan skor mentah (skor turus keaktifan siswa) menjadi skor yang lebih baku. Hal ini dilakukan supaya gambaran tentang disribusi frekuensi skor makin lengkap dan dan jelas. Gambaran tersebut tidak hanya dilihat dari mean saja, tetapi dilihat bagaimana skor-skor dalam suatu distribusi itu menyebar diatas atau dibawah mean. Dengan kata lain, skor baku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
tersbut merupakan penjabaran dari skor mentah dalam satuan deviasi standar. Untuk skor baku yang negatif, maka siswa tersebut digolongkan siswa yang kurang aktif karena kurang dari rata-rata. Sedangkan untuk skor yang positif, maka siswa tersebut digolongkan siswa yang aktif karena lebih dari rata-rata (M). Selain lembar observasi keaktifan, peneliti menggunakan lembar wawancara untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn di kelas. Lembar wawancara ini ditujukan kepada guru kelas IV SD N Karangwuni 1. Hasil wawancara ini digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dari hasil observasi. 3.4.3.2
Tes Peneliti menggunakan instrumen tes berupa tes tertulis bentuk pilihan ganda atau objektif. Sanjaya (2009) , menjelaskan bahwa tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi. Tes dilihat dari cara pelaksanaannya dibedakan menjadi tes lisan, tes tulisan, dan tes perbuatan. Ada dua jenis tes yang termasuk ke dalam tes tulisan, yakni tes esai dan tes objektif. Tes yang digunakan oleh peneliti untuk menguji prestasi belajar siswa adalah tes bentuk pilihan ganda atau objektif dengan jumlah soal sebanyak 21 untuk siklus I dan 18 untuk siklus II. Indikator dalam soal objektif didapat dari Standar Komptensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada KTSP 2006. KD ini nantinya akan dikembangkan menjadi indikator. Indikator yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
dikembangkan mengacu pada tahapan belajar kognitif menurut bloom. (Purwanto, 2008) Tabel 3: Kisi – kisi soal untuk soal objektif siklus I : Indikator 1. Mengidentifikasi bagian-bagian pemerintah tingkat pusat 2. Menjelaskan pengertian presiden dan wakil presiden 3. Menjelaskan pengertian menteri-menteri 4. Menjelaskan pengertian lembaga pemerintah non departemen 5. Menjelaskan pengertian kesekretariatan 6. Menjelaskan pengertian lembaga pemerintah lainnya
Nomor Soal
Jumlah soal
1, 3
2 soal
2, 6, 7, 8, 9, 15, 20
7 soal
10, 12, 17
3 soal
5, 14
2 soal
21
1 soal
4, 11, 13, 16, 18, 19
6 soal
Jumlah soal
21 soal
Tabel 4: Kisi – kisi soal untuk soal objektif siklus II Indikator
Nomor Soal
Jumlah soal
1. Menjelaskan tugas dan wewenang Presiden dan Wakil Presiden
1, 13, 16
3 soal
2. Menjelaskan tugas dari Kementrian Negara
2, 4, 12, 15
4 soal
3. Menjelaskan tugas dari Sekretariat Negara
18
1 soal
4. Menjelaskan tugas dari lembaga Pemerintah non departemen
6
1 soal
3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 17
9 soal
5. Menjelaskan tugas dari Penyelenggara pemerintah lainnya (Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara) Jumlah soal
18 Soal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tabel 5 Instrumen Penilaian Test Jenis Tes Objektif
Skor per item 1. Bila benar mendapat skor 1 2. Bila salah mendapat skor 0 Nilai
Jumlah Skor Jumlah soal x 1
x 100
Penilaian prestasi belajar siswa tidak hanya melihat pada hasil penilaian kognitif melalui sosal obejektif. Penilaian presatsi juga di dasarkan pada rubrik penilaian afektif dan psikomotor yang terdapat pada proses belajar mengajar seperti yang diungkapkan oleh Supratiknya (2012: 13-18). 3.4.4 3.4.4.1
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian keaktifan Keaktifan siswa dinilai dengan instrumen penelitian berupa lembar observasi keaktifan dan wawancara. Berikut adalah instrumen lembar observasi keaktifan dan wawancara: Tabel 6: Lembar Observasi Keaktifan siswa No Nama Siswa
1 2 3 4 dst
Indikator 1 Mencatat hal-hal yang penting dalam proses pembelajaran
Indikator 2 Melakukan tanya jawab dengan guru dalam proses pembelajaran
Indikator 3 Berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas kelompok
Indikator 4 Terlibat dalam pencarian sumber dan informasi untuk memecahkan masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Tabel 7: Lembar Wawancara No 1 2
3 4
5
6 7
3.4.4.2
Pertanyaan Bagaimana proses pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas IV? Apakah siswa saat proses pembelajaran PKn aktif menulis hal-hal yang penting saat Ibu menjelaskan materi dan menulis materi di appan tulis? Apakah siswa saat proses pembelajaran PKn aktif melakukan tanya jawab? Apakah siswa saat proses pembelajaran PKn aktif berdiskusi dengan teman kelompoknya? Apakah siswa saat proses pembelajaran PKn aktif mencari sumber-sumber atau informasi yang berkaitan dengan materi PKn? Bagaiamana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn? Berapakah nilai KKM mata pelajaran PKn?
Jawaban
Instrumen Penelitian Prestasi Belajar Peneliti menggunakan instrumen tes yakni soal objektif untuk menilai prestasi belajar siswa. Soal ntuk evaluasi siklus I berjumlah 21 soal, sedangkan soal untuk evaluasi siklus II berjumlah 18 soal (terlampir). Penilaian prestasi belajar siswa tidak hanya pada didasarkan dari hasil kemampuan kognitif siswa, tetapi juga didasarkan pada penilaian afektif dan psikomotor. Penilaian afektif dan psikomotor ini didasarkan pada rubrik penilaian berdasarkan tingkatan kemampuan afektif dan psikomotor paling bawah sampai atas Supratiknya (2012: 13-18). Berikut adalah instrumen penelitian untuk afektif dan psikomotor setiap siklus:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Tabel 8: Lembar Penilaian Afektif siklus I dan siklus II Skor (1-3) No
Nama Siswa
Partisipasi
Tanggung Jawab
Menghargai Pendapat teman
Jumlah / Nilai
1. 2. 3. Dst
Tabel 9: Lembar Penilaian Psikomotor siklus I
Skor 1-3 No
Jumlah/ Nilai
Nama Siswa Persepsi Alat dan Kesiapan langkah Bahan
1. 2. 3. 4.
Tabel 10: Lembar Penilaian Psikomotor siklus II
Skor 1-3 No
Nama Siswa
Persepsi Alat dan Bahan
Jumlah / Nilai Kesiapan langkah
Respon terhadap bimbingan guru
1. 2. 3. 4. Skor untuk setiap aspek penilaian adalah 1 – 3. Penilaian untuk setiap rubrik penilaian adalah sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nilai Akhir =
60
x 100
3.4.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.4.5.1
Validitas Menurut Masidjo (2010: 242) yang dimaksud validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Macam-macam validitas tes yaitu: a) validitas isi (content validity) yaitu suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan, b) validitas konstruksi atau konsep (construct orconcept validity) yaitu suatu validitas yang menunjukkan sampaidimana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tes, atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat ukur tersebut, c) validitas criteria (criterion-related validity) yaitu suatu validitas yang memperhatikan hubungan yang ada antara tes atau alat pengukur dengan pengukur lain yang berfungsi sebagai kriteria atau bahan pembanding. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan validitas isi untuk memvalidasi instrumen pembelajaran, dan valdiitas kontruks untuk memvalidasi soal objektif.
3.4.5.2
Reliabilitas Masidjo (2010: 209), yang dimaksudkan dengan reliabiltas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
menunjukan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan demikian suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Berikut ini merupakan kualifikasi reliabilitas suatu soal dilihat dari interval koefisien reliabilitasnya: Tabel 11 Kualifikasi Reliabilitas menurut Masidjo (2010: 209) Koefisien Korelasi ±0,91 - ±1,00 ±0,71- ±0,90 ±0,41 - ±0, 70 ±0,21 - ±0, 40 Negatif- ±0, 20
Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
3.4.5.3 Uji Validitas Instrumen Pembelajaran Peneliti menggunakan validitas isi untuk menguji isntrumen pembelajaran berupa Silabus, RPP, dan lembar observasi. Dalam hal ini peneliti mengujikan instrumen dan validasi yang dilakukan oleh ahli yakni
Dosen,
kepala
sekolah
dan
guru
sehingga
dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Berikut adalah hasil validasi instrumen pembelajaran berupa silabus dan RPP: Tabel 12: Hasil validasi silabus: No
Komponen Penilaian Dosen
1
Kelengkapan unsur-unsur
4
Skor Ahli Kepala Sekolah 3
Guru 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
silabus Kesesuaian antara SK, KD, dan Indikator Keruntutan kegiatan pembelajaran Kesesuaian alokasi waktu dengan materi dan kegiatan pembelajaran Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan kompetensi yang ingin dicapai Kecukupan sumber belajar atau media belajar yang digunakan Penggunaan bahasa tulis Rata-rata Rata-rata Total
2 3 4
5
6
7
Keterangan : Skor 0: Tidak Baik Skor 1: Kurang Baik
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4 4 3,6
3 3,5
4 3,5
Skor 2: Cukup Skor 3: Baik
62
Skor 4: Amat Baik
Dalam tabel 12 terdapat tujuh komponen yang dinilai oleh ahli (dosen, kepala sekolah, dan guru). Rata-rata penilaian dosen, kepala sekolah dan guru adalah 3,6. Dengan demikian, validasi perangkat silabus ini termasuk kategori baik karena hasil rata-rata penilaiannya adalah sebesar 3,6. Berikut adalah hasil validasi atau penilaian RPP dari para ahli: Tabel 13: Hasil perhitungan Penilaian RPP Siklus I: No
I 1. 2. 3.
Komponen Penilaian
Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar Kejelasan Rumusan Kelengkapan cakupan rumusan indikator Kesesuaian dengan kompetensi dasar
Skor Ahli Dosen Kepala Guru Sekolah
3 3
4 3
4 4
4
3
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
II
Pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran 1. Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3. Keruntutan dan sistematika materi 4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu III. Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran 1. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan yang ingin dicapai) 2. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik IV. Skenario/kegiatan pembelajaran 1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 2. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan 4karakteristik peserta didik 4. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian alokasi waktu V. Penilaian Hasil belajar 1. Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 2. Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3. Kelengkapan instrumen (soal, rubrik, kunci jawaban) VI. Penggunaan bahasa tulis 1. Ketepatan ejaan 2. Ketepatan pilihan kata 3. Kebakuan struktur kalimat 4. Bentuk huruf dan angka baku
4
4
4
4
4
3
4 4
3 4
4 3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4 3 3 4
4 3 4 3
3 3 4 4
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Skor Rata-rata Rata-rata total
79 3,8
74 3,5
64
77 3,6 3,6
Tabel 14: Hasil perhitungan Penilaian RPP Siklus II: No
Komponen Penilaian
Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar 1. Kejelasan Rumusan 2. Kelengkapan cakupan rumusan indikator 3. Kesesuaian dengan kompetensi dasar II Pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran 1. Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3. Keruntutan dan sistematika materi 4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu III. Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran 1. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan yang ingin dicapai) 2. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta didik IV. Skenario/kegiatan pembelajaran 1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 2. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan 4karakteristik peserta didik
Skor Ahli Dosen Kepala Guru Sekolah
I
3 3
3 3
4 4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4 4
4 4
4 3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan kesesuaian alokasi waktu V. Penilaian Hasil belajar 1. Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 2. Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3. Kelengkapan instrumen (soal, rubrik, kunci jawaban) VI. Penggunaan bahasa tulis 1. Ketepatan ejaan 2. Ketepatan pilihan kata 3. Kebakuan struktur kalimat 4. Bentuk huruf dan angka baku Skor Rata-rata Rata-rata total Keterangan : Skor 0: Tidak Baik Skor 1: Kurang Baik
Skor 2: Cukup Skor 3: Baik
65
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4 4 3 4
4 4 3 4
3 3 4 4
81 3,8
78 3,7 3,73
78 3,7
Skor 5: Amat Baik
Dalam tabel 13 dan 14 terdapat enam komponen yang dinilai oleh ahli (dosen, kepala sekolah, dan guru). Setiap komponen diuraikan menjadi beberapa kategori. Rata-rata penilaian Instrumen RPP siklus I dari dosen, kepala sekolah dan guru untuk siklus I adalah 3,6. Dengan demikian, validasi perangkat silabus ini termasuk kategori baik. Demikian juga dengan hasil siklus II, rata-rata penilaian yang di dapat adalah 3,73. Rata-rata validasi untuk instrumen RPP siklus II termasuk kategori baik. Dengan demikian, peneliti tidak perlu melakukan revisi pada RPP ini secara keseluruhan. Peneliti hanya memperbaiki beberapa hal aspek RPP yang mendapat komentar dari para ahli. Revisi tersebut yakni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
menambahkan media pembelajaran berupa flashcard dan memperbaikai tata kalimat dalam penulisan di RPP. 3.4.5.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal Evaluasi Untuk instrumen berupa tes akan diuji dengan validitas empiris (konstruks). Instrumen dan tes diujikan kepada siswa dengan kelas yang sama dan kondisi yang sama dengan siswa yang akan diteliti. Peneliti melakukan uji coba soal terlebih dahulu sebelum melakukan validasi. Soal yang diuji cobakan adalah soal evaluasi untuk siklus I dan soal evaluasi siklus II. Semua soal yang telah disusun oleh peneliti diuji cobakan kepada siswa lain yang bukan merupakan siswa yang akan diteliti oleh peneliti yang disebut dengan subjek peneliti. Subjek uji coba yang akan diberikan soal adalah siswa yang memiliki kemampuan yang setara dengan subjek penelitian. Uji coba dilakukan di SD N Adisucipto 1 siswa kelas V karena siswa tersebut sudah pernah mendapatkan materi organisasi pemerintahan tingkat pusat dan kemampuan akademiknya sama dengan subjek peneliti. Jumlah subjek uji coba di SD N Adisucipto kelas V adalah sejumlah 35 siswa. Uji coba soal untuk siklus I dan siklus II masing berjumlah 30 soal (terlampir). Pelaksanaan uji coba soal untuk siklus I dan siklus II tidak dilaksanakan secara bersamaan dengan alasan hasil kerja siswa terhadap soal yang di uji cobakan dapat maksimal dan hasil yang didapatkan juga dapat diperoleh dengan sebenar-benarnya. Tahap pertama, peneliti melakukan uji coba soal siklus I, kemudian hasil skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
uji coba soal dihitung per item. Peneliti menggunakan bantuan SPSS untuk memvalidasi soal. Peneliti memilih SPSS dengan alasan kemudahan perhitungan dan keterbatasa waktu yang dimiliki oleh peneliti sehingga dengan menggunaka bantuan SPPS hasi perhitungan per item soal dapat cepat dikerjakan. Setelah melakukan validasi soal per item, peneliti menghitung reliabilitas soal dengan menggunakan bantuan SPSS. Berikut adalah hasil rangkuman perhitungan validitas dan reliabilitas soal untuk soal evalusai siklus I. Untuk soal uji coba sejumlah 30 soal siklus I lihat lampiran 8. Demikian juga dengan hasil perhitungan validitas soal yang melalui SPSS lihat lampiran 8. Tabel 15: Hasil uji validitas soal evaluasi siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
R Hitung 0, 405 0, 458 0, 505 0, 439 0, 649 0, 112 0, 037 0, 463 0, 183 0, 529 0, 025 0, 532 0, 577 0, 306 0, 018 0, 362 0, 552 0, 318 0, 633 0, 592 0, 455 0, 415
R Tabel 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
23 24 25 26 27 28 29 30
0, 188 0, 614 0, 677 0, 470 0, 340 0, 442 0, 266 0, 406
0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344
68
Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Berdasarkan tabel 15, uji coba dan perhitungan validitas soal evaluasi diatas diperoleh 21 soal yang valid dari 30 soal. Soal yang valid berdasarkan pada taraf signifikansi 0,05% (terlampir). Soal valid yang berjumlah 21 soal ini digunakan untuk soal evaluasi siklus I. Setelah soal evaluasi untuk siklus I selesai dalam perhitungan validitas dan reliabilitas soal, peneliti melanjutkan uji coba soal siklus II. Tabel 16: Hasil perhitungan reliabilitas soal evaluasi siklus I Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .842
N of Items .863
21
Berdasarkan tabel 16 dan kualifikasi reliabilitas menurut Masidjo (2010), maka reliabilitas soal untuk siklus I termasuk dalam kualifikasi reliabilitas tinggi karena diperoleh hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,863. Peneliti kembali menggunakan bantuan SPSS untuk menghitung validitas dan reliabilitas soal siklus II dari hasil skor jawaban subjek uji coba. Berikut hasil rangkuman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
perhitungan validitas dan reliabilitas soal evaluasi siklus II. Untuk soal siklus II yang berjumlah 30 serta hasil perhitungan validitas soal melalui SPSS lihat lampiran 8. Tabel 17: Hasil uji validitas soal evaluasi siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
R Hitung 0, 308 0, 327 0, 512 0, 325 0, 258 0, 441 0, 294 0, 434 0, 186 0, 371 0, 348 0, 663 0, 457 0, 538 0, 164 0, 607 0, 786 0, 771 0, 377 0, 107 0, 753 0, 886 0, 538 0, 405 0, 563 0, 236 0, 292 0, 318 0, 333 0, 539
R Tabel 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344 0, 344
Keterangan Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid
Berdasarkan tabel 17, uji coba dan perhitungan validitas soal evaluasi diatas hanya diperoleh 18 soal yang valid dari 30 soal yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
dibuat oleh peneliti. Soal yang valid berdasarkan pada taraf signifikasi 0.05% (terlampir). 18 soal yang valid inilah yang akan digunakan peneliti untuk melakukan evaluasi tes pada pelakasanaan siklus II. Tabel 18: Hasil perhitungan reliabilitas soal siklus II.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .844
N of Items .848
18
Berdasarkan tabel 18 dan kualifikasi reliabilitas menurut masidjo, maka reliabilitas soal untuk siklus I termasuk dalam kualifikasi reliabilitas tinggi karena diperoleh hasil perhitungan reliabilitas sebesar 0,848. 3.5 3.5.1
Teknik Analisis Data Indikator Keberhasilan Untuk mengetahui keberhasilan suatu penelitian maka dalam penelitian perlu diuraikan indikator yang mengindikasi keberhasilan dari suatu penelitian. Indikator keberhasilan ini, mencakup variabel yang akan diteliti yakni keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. Indikator keberhasilan ini menjelaskan target pencapaian setiap siklus. Dibawah ini adalah deskripsi indikator keberhasilan yang ditargetkan oleh peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan yakni :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Tabel 19: Indikator Keberhasilan Variabel
a. Keaktifan Siswa
b.
Prestasi belajar siswa
Indikator
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Target Pencapaian
Target Pencapaian
44%
54%
64%
Persentase Jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM (66)
38,25%
55%
61%
Rata-rata nilai siswa
56,5
65
70
Persentase rata-rata jumlah turus siswa yang aktif dalam proses pembelajaran
Berdasarkan tabel 19, jika dalam pelaksanaan siklus I masih terdapat kekurangan, maka peneliti perlu melakukan siklus II untuk memperbaiki siklus I. Siklus II dilaksanakan setelah merefleksikan hasil pelaksanaan siklus I yakni hal-hal apa saja yang perlu dipertahankan dan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan ditambah dengan perlakuan lain. Penambahan perlakuan di siklus II dapat menggunakan media gambar atau media elektronik dan sebagainya disesuaikan dengan potensi siswa dan potensi kelas. 3.5.2 Analisis Data Menurut Kunandar (2008: 127) dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti yakni : a) Data Kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
analisis statistik deskriptif. Misalnya, mencari nilai rerata, presentase keberhasilan belajar, dan lain-lain. b) Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar, dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus
PTK
dianalisis
secara
deskriptif
dengan
menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Data yang akan dianalisis yakni data keaktifan siswa dari hasil observasi dan wawancara, dan data prestasi belajar siswa dari hasil mengerjakan test objektif yang diberikan kepada siswa serta nilai afektif dan psikomotor siswa. 3.5.2.1
Analisis keaktifan siswa Menghitung persentase indikator keaktifan siswa darihasil observasi Persentase keaktifan :
x 100%
Hasil persen tiap idikator ini nantinya akan dibandingkan dengan kondisi awal sebelum pelaksanaan siklus I. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan persentase antara kondisi awal dengan kondisi setelah siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.5.2.2
73
Analisis prestasi belajar siswa yang berupa rata-rata nilai siswa dan persentase siswa yang lolos KKM Menghitung nilai rata-rata siswa
Nilia Rata-rata :
x 100 %
Setelah nilai rata-rata ulangan siswa kemudian peneliti mencari persentase siswa yang lolos KKM dengan berpedoman pada nilai KKM PKN yakni 66. Siswa yang nilainya kurang dari 66 maka tidak lolos KKM. Nilai siswa di data semua dan akhirnya akan terlihat jumlah siswa yang lolos KKM dan di hitung persentasenya dengan rumus:
Persentase lolos KKM=
x 100%
Hasil persentase ini kemudian dibandingkan dengan kondisi awal siswa yang mencapai KKM. Hal ini dilakukan untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal dengan pelaksanaan siklus I dengan melihat persentase siswa yang lolos KKM.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
3.6 Jadwal Penelitian Berikut adalah jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneliti: Tabel 20 Jadwal penelitian No
Kegiatan
1
Pengumpulan data kondisi awal dan observasi
2
Penyusunan Proposal
3
Pengukuran Data
4
Analisis Data
5
Penyusunan Skripsi
6
Ujian Skripsi
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang dua hal. Hal pertama yang dibahas adalah hasil penelitian siklus I & siklus II. Sedangkan, hal kedua yang dibahas adalah pembahasan dari hasil penelitian. 4.1 Hasil Penelitian Pengambilan data penelitian mulai dilakukan tanggal 23 Februari 2013 dan berakhir sampai dengan tanggal 11 Maret 2013. Penelitian dilaksanakan 4 kali pertemuan dalam 2 siklus. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Karangwuni, kecamatan Depok, kabupaten Sleman dengan jumlah 18 siswa, yakni 11 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.
Hasil penelitian dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan
Prestasi Belajar PKn siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 melalui penerapan pendekatan kontekstual”, adalah sebagai berikut : 4.1.1
Pra Siklus Peneliti mengambil data terlebih dahulu sebelum melakukan siklus I untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD N Karangwuni 1. Peneliti melakukan observasi keaktifan siswa di kelas IV pada saat mata pelajaran PKn dan mencatatnya dalam lembar observasi keaktifan dengan melihat indikator-indikator keaktifan yang sudah di tentukan oleh peneliti berdasarkan beberapa ahli. Setelah itu, data keaktifan siswa diolah untuk mengetahui kualifikasi keaktifan siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
tersebut dalam kelas. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru tentang kelemahan dalam mengajar PKn di kelas IV. Guru menyatakan bahwa siswa kelas IV kurang aktif untuk mengikuti proses pembelajaran tetapi aktif bermain dengan teman lainnya. Peneliti juga melihat kembali nilai-nilai PKn siswa dua tahun terakhir untuk melihat kondisi prestasi belajar siswa dan hal ini sebagai acuan atau patokan untuk menentukan kriteria keberhasilan yang harus dicapai setelah siklus I. Dibawah ini adalah hasil observasi kondisi awal keaktifan siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 dalam kegiatan pembelajaran selama dua pertemuan: Tabel 21: Hasil Perhitungan Skor Keaktifan Kondisi Awal No
Nama
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Total turus
Z score
Golongan Aktif
1
APS
2
2
1
2
2
DPE
1
1
0
1
3
FIS
1
1
1
1
4
FRT
0
0
0
0
5
GAM
2
3
2
1
6
IPA
0
0
1
0
7
LPS
0
0
1
1
8
MAB
1
3
2
3
9
MNS
2
1
2
1
10
MTA
0
0
0
0
11
NAL
1
1
0
0
12
PCS
3
2
2
2
7
0,72
3
-0,51
4
-0,20
0
-1,43
8
1,02
1
-1,13
2
-0,82
9
1,33
6
0,41
0
-1,43
2
-0,82
9
1,33
Tidak Aktif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
RAP
2
3
2
2
14
ROR
2
2
1
1
15
SNA
1
1
1
0
16
SST
3
2
2
2
17
IAK
1
1
1
1
18
MSY
1
0
1
0
Jml
23
23
20
18
Persentase jumlah siswa aktif
9
1,33
6
0,41
3
-0,51
9
1,33
4
-0,20
2
-0,82
77
8
10
44%
56%
Hasil observasi keaktifan selama dua pertemuan di akumulasikan menjadi satu lembar observasi keaktifan untuk memudahkan perhitungan skor keaktifan siswa tersebut. Rekap data turus kondisi awal kemudian di olah dengan mencari mean (rata-rata) dan standar deviasi melalui bantuan microsoft excel. Mean dan standar deviasi inilah yang akan digunakan untuk mencari skor z pada data keaktifan kondisi awal siswa. Skor z ini menyatakan atau menjabarkan skor mentah (skor turus keaktifan siswa) menjadi skor yang lebih baku (Masidjo, 2010: 130). Hal ini dilakukan supaya gambaran tentang distribusi frekuensi skor makin lengkap dan dan jelas. Gambaran tersebut tidak hanya dilihat dari mean saja, tetapi dilihat bagaimana skor-skor dalam suatu distribusi itu menyebar diatas atau dibawah mean. Dengan kata lain, skor baku tersebut merupakan penjabaran dari skor mentah dalam satuan deviasi standar. Untuk skor baku yang negatif, maka siswa tersebut digolongkan siswa yang tidak aktif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
karena kurang dari rata-rata. Sedangkan untuk skor yang positif, maka siswa tersebut digolongkan siswa yang aktif karena lebih dari rata-rata (M). Berdasarkan tabel 21, dapat dilihat bahwa siswa yang tergolong aktif adalah sejumlah 8 siswa dan siswa yang tergolong tidak aktif adalah sejumlah 10 siswa. Dengan demikian, persentase siswa yang tergolong aktif pada kondisi awal keaktifan siswa adalah sebesar 44%. Sedangkan untuk siswa yang tergolong tidak aktif pada kondisi awal adalah sebesar 56%. Untuk nilai prestasi belajar siswa pada kondisi awal didapat dari nilai-nilai TKM semester II dua tahun dan setahun yang lalu. TKM II ini terdapat materi organisasi pemerintah tingkat pusat. Daftar nilai-nilai TKM II mata pelajaran PKn kondisi awal siswa pada dua tahun dan setahun yang lalu terdapat pada lampiran. 4.1.2 Siklus I Dalam siklus I penelitian dilakukan dalam empat bagian yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. 4.1.2.1
Perencanaan Tindakan Peneliti melakukan perencanaan berupa penyiapan perangkat pembelajaran kompetensi dasar organisasi pemerintah tingkat pusat yang divalidasi oleh ahli yakni dosen, kepala sekolah, dan guru. Perangkat pembelajaran tersebut berupa silabus, RPP, dan lembar kerja siswa atau soal. Setelah itu, peneliti menyiapkan instrumen penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
berupa lembar observasi keaktifan siswa dan lembar wawancara dalam pembelajaran PKn. 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada tanggal 23 Februari dan 2 Maret 2013. Dalam pelaksanaan tindakan tersebut, siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 semuanya hadir. Pelaksanaan tindakan siklus I berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti yaitu melaksanakan proses belajar mengajar PKn menggunakan pendekatan kontekstual. Kegiatan dalam proses pembelajaran meliputi: konstruktivisme, masyarakat belajar, bertanya, inquiry, pemodelan, refleksi dan penilaian autentik. Penilaian autenctic dilakukan melalui penilaian afektif, psikomotor, dan kognitif yakni soal evaluasi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa selama proses belajar berlangsung. Berikut uraian kegiatan yang dilakukan dalam siklus I: 1)
Pertemuan I a) Kegiatan awal - Doa, salam pagi dan mengecek kehadiran siswa - Apersepsi: Guru bertanya kepada siswa siapakah yang memimpin Indonesia? Gambar siapakah yang dipajang di depan kelas? Guru juga menanyakan berita tentang anak Hatta rajasa sebagai Menteri Prekonomian yang terlibat kasus kecelakaan maut. (kontruktivisme)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
- Orientasi: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menyebutkan organisasi pemerintah tingkat pusat. - Motivasi: Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Indonesia Tanah Air Beta” b) Kegiatan Inti (50 menit) - Guru memberikan gambar-gambar presiden dan wakil presiden
Indonesia
kemudian
menanyakan
siapakah
mereka? (kontruktivisme) - Siswa
dibagi
menjadi
5
kelompok
masing-masing
kelompok beranggotakan 3-4 siswa. (masyarakat belajar) - Siswa diajak ke luar kelas seperti perpustakaan dan ruang komputer untuk mencari sumber-sumber belajar tentang organisasi-organisasi pemerintah tingkat pusat. (inquiry) - Siswa mencari sumber materi melalui buku, internet atau sumber lain untuk mengetahui organisasi pemerintah tingkat pusat di perpustakan dan ruang komputer. (inquiry) - Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk mengetahui organisasi-organisasi pemerintah tingkat pusat. (masyarakat belajar). - Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang organisasiorganisasi pemerintah tingkat pusat. (bertanya) - Guru membahas kembali tentang organisasi tingkat pemerintah pusat bersama siswa. (refleksi)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
- Siswa diberikan gambar-gambar pejabat yang ada di dalam organisasi-organisasi
pemerintah
tingkat
pusat.
(kontruktivisme) - Guru mendemonstrasikan cara membuat flash card anggota pemerintahan tingkat pusat dari gambar-gambar yang sudah disediakan. (pemodelan) - Siswa menirukan membuat flash card seperti yang dicontohkan oleh guru dalam kelompok. (masyarakat belajar) - Siswa menuliskan nama dari organisasi gambar-gambar yang telah diberikan melalui tebak-tebakan bersama guru dan siswa. (masyarakat belajar) - Siswa bersama guru membahas bersama hasil kerja siswa dan siswa menuliskan hal-hal yang sudah dimengerti siswa (refleksi) c) Kegiatan Akhir (10 menit) - Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan hari ini yakni belajar tentang organisasi pemerintahan tingkat pusat - Siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran hari ini yakni menuliskan manfaat dan kesulitan dari pembelajaran hari ini. (refleksi)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
- Tindak lanjut: Guru meminta siswa untuk merapikan hasil flash card organisasi tingkat pemerintahan tingkat pusat di rumah 2)
Pertemuan 2
a) Kegiatan awal - Doa, salam dan mengecek kehadiran siswa - Apersepsi: Guru menanyakan nama menteri dalam flash card organisasi pemerintahan tingkat pusat. - Orientasi: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yakni menjelaskan pengertian organisasi pemerintahan tingkat pusat. - Motivasi: Siswa diajak bernyanyi “Disini senang, disana senang” b) Kegiatan Inti : (40 menit) - Siswa membaca kembali kartu yang sudah di buat minggu lalu. (kontruktivisme) - Siswa diajak ke luar kelas untuk mencari sumber belajar tentang pengertian organisasi pemertintahan tingkat pusat (Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Lembaga Departemen, Lembaga non departemen, kejaksaan, dll). (inquiry) - Siswa
mengidentifikasi
pengertian
setiap
organisasi
pemerintah tingkat pusat dengan membaca kembali sumber yang sudah di dapat. (masyarakat belajar)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
- Guru memberikan contoh menjodohkan organisasi sistem pemerintahan pusat dengan pengertiannya pada papan tulis. (pemodelan) - Siswa menjodohkan organisasi sistem pemerintahan pusat dengan pengertiannya pada lembar kerja siswa yang disediakan. (masyarakat belajar) - setiap
kelompok
mempresentasikan
hasil
kerja
kelompoknya (Penilaian Autenctic) c) Kegiatan Akhir (20 menit) - Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan hari ini tentang organisasi pemerintahan tingkat pusat dan pengertiannya - Siswa
mengerjakan
soal
latihan
untuk
mengukur
pemahaman materi hari ini (Penilaian sebenarnya) - Siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran hari ini yakni menyakan kesulitan siswa dalam memahami materi hari ini dan siswa menuliskan hal-hal yang sudah dikuasai siswa setelah pembelajaran hari ini di amplop kecil. (Refleksi) - Tindak lanjut: Guru menyampaikan tindak lanjut dari pembelajaran hari ini yaitu meminta siswa untuk membaca kembali materi sistem pemerintahan tingkat pusat sebagai persiapan ulangan tengah semester - Doa penutup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
4.1.2.3 Observasi Peneliti melakukan observasi saat pelaksanaan tindakan siklus I. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri selaku guru dalam proses belajar. Peneliti mengobservasi keaktifan
siswa dalam proses
pembelajaran dan memantau proses belajar mengajar dengan dibantu oleh tiga orang teman sejawat yang bertugas mengambil gambar proses belajar mengajar berlangsung dan observer lain sebagai pengamat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Secara keseluruhan proses belajar mengajar berjalan dengan baik sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti, meskipun ada beberapa kegiatan dalam RPP yang ditambahkan atau tidak dilaksanakan menurut RPP yang telah disusun. Lembar pengamatan keaktifan diisi oleh observer selama proses belajar mengajar berlangsung. Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar di siklus I. Setelah lembar pengamatan diisi kemudian peneliti menghitung presentase rata-rata keaktifan siswa untuk mengetahui keadaan kekatifan siswa tersebut terhadap belajar PKn. Berikut ini hasil perhitungan observasi turus keaktifan siswa pada siklus I:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Tabel 22: Hasil Perhitungan Skor Keaktifan Akhir SiklusI Golongan No
Nama
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Total turus
Z score
1
APS
4
5
5
8
22
0,79
2
DPE
2
2
3
2
9
-0,99
3
FIS
4
3
4
6
17
0,11
4
FRT
2
0
1
1
4
-1,68
5
GAM
5
6
4
7
22
0,79
6
IPA
2
6
4
6
18
0,24
7
LPS
2
3
1
1
7
-1,27
8
MAB
4
8
5
7
24
1,07
9
MNS
6
4
3
6
19
0,38
10
MTA
0
1
1
1
3
-1,82
11
NAL
1
3
5
4
13
-0,44
12
PCS
5
5
5
10
25
1,21
13
RAP
5
7
7
9
28
1,62
14
ROR
4
4
6
4
18
0,24
15
SNA
3
2
3
4
12
-0,58
16
SST
3
2
5
7
17
0,11
17
IAK
5
5
5
7
22
0,79
18
MSY
3
2
3
4
12
-0,58
Jml
60
68
70
94
Persentase siswa aktif
Aktif
Tidak Aktif
11
7
61%
39%
Hasil observasi keaktifan selama dua pertemuan diakumulasikan menjadi satu lembar observasi keaktifan untuk memudahkan perhitungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
skor keaktifan siswa tersebut. Rekap data turus akhir siklus I kemudian diolah dengan mencari mean (rata-rata) dan standar deviasi melalui bantuan microsoft excel seperti pada kondisi awal. Mean dan standar deviasi inilah yang digunakan untuk mencari skor z pada data keaktifan kondisi awal siswa. Menurut Masidjo (2010: 130), skor z ini menyatakan atau menjabarkan skor mentah (skor turus keaktifan siswa) menjadi skor yang lebih baku. Hal ini dilakukan supaya gambaran tentang distribusi frekuensi skor makin lengkap dan dan jelas. Gambaran tersebut tidak hanya dilihat dari mean saja, tetapi dilihat bagaimana skor-skor dalam suatu distribusi itu menyebar diatas atau dibawah mean. Dengan kata lain, skor baku tersebut merupakan penjabaran dari skor mentah dalam satuan deviasi standar. Untuk skor baku yang negatif, maka siswa tersebut digolongkan siswa yang tidak aktif karena kurang dari rata-rata (0). Sedangkan untuk skor yang positif, maka siswa tersebut digolongkan siswa yang aktif karena lebih dari rata-rata (M=0). Berdasarkan tabel 22, dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tergolong aktif adalah 11 siswa dan siswa yang tergolong tidak aktif adalah 7 siswa. Dengan demikian, persentase siswa yang tergolong aktif adalah 61% dari jumlah keseluruhan siswa. Sedangkan untuk persentase siswa yang tergolong tidak aktif adalah sebesar 39% dari jumlah keseluruhan siswa. Prestasi belajar siswa diukur melalui tes prestasi belajar yakni menggunakan tes objektif. Hasil prestasi belajar diperoleh dari nilai aspek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
afektif dan psikomotorik siswa serta perolehan nilai evaluasi (kognitif). Berikut ini hasil nilai prestasi belajar siswa: Tabel 23 Hasil Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus I No Nama Siswa
Nilai Siswa
Nilai Keterangan Akhir Afektif Psikomotor Kognitif Tuntas Tidak Tuntas (25%) (25%) (50%)
1
APS
61,5
75
47
57,6
2
DPE
50,5
50
38
44,1
3
FIS
67
75
71
71
4
FRT
50,5
50
47
48,6
5
GAM
66,5
67
81
73,8
6
IPA
56
58
33
45
7
LPS
61
58
43
51,2
8
MAB
77
75
71
73,5
9
MNS
89
75
81
81,5
10
MTA
45
50
66
56,7
11
NAL
66,5
50
71
64,6
12
PCS
83
83
86
84,5
13
RAP
83
83
71
77
14
ROR
72
67
81
75,2
15
SNA
61,5
67
47
55,6
16
SST
77
67
81
76,5
17
IAK
89
67
76
77
18
MSY
61
50
52
53,7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Jml
9
9
Persentase jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM (66)
50%
50%
Rata-rata Nilai siswa
64,8
Berdasarkan tabel 23, maka dapat diketahui nilai akhir prestasi belajar siswa. Nilai prestasi belajar siswa dilihat dari nilai kognitif, afektif dan psikomotorik. Peneliti dan guru berdiskusi untuk menentukan bobot nilai kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk nilai kognitif bobotnya adalah 50%, dan untuk nilai afektif adalah 25%, serta untuk nilai psikomotor bobotnya adalah 25%. Peneliti berdiskusi dengan guru kelas IV karena guru kelas lah yang paling mengerti kondisi siswanya. Berdasarkan nilai akhir siswa yang didapat, dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas KKM. Siswa yang tuntas KKM yakni 9 siswa dari 18 siswa. Dengan demikian, persentase siswa yang tuntas KKM sebesar 50%. Sedangkan nilai rata-rata siswa yang didapat pada siklus I adalah sebesar 64,8. 4.1.2.4 Refleksi Peneliti melakukan evaluasi setelah pelaksanaan siklus I tentang kesulitan-kesulitan yang dialami dengan melihat hasil dari sikluas I kemudian sharing dengan para ahli seperti dosen dan guru kelas. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian pada siklus I sudah sesuai dengan rencana yang dirancang oleh peneliti. Adapun kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
1) Kelebihan a. Pelaksanaan proses pembelajaran dalam kelas sesuai dengan RPP yang telah disusun peneliti b. Proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan menyenangkan karena siswa diajak belajar di luar ruangan (perpustakaan, ruang komputer dan halaman sekolah) c. Adanya tiga observer yang membantu peneliti dalam melakukan kegiatan pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran 2) Kelemahan a. Alokasi waktu melebihi dari yang direncanakan dalam RPP karena kegiatan belajar mengajar di luar kelas memakan waktu yang lama b. Pembagian
kelompok
siswa
yang
merupakan
unsur
dari
pembelajaran kontekstual (masyarakat belajar) yang tidak sesuai dengan kemauan siswa sehingga membuat mereka kurang nyaman dalam bekerja sama bahkan dua siswa tidak mau bekerja dalam kelompok c. Komunikasi yang kurang sehingga instruksi untuk pembuatan flash card kurang dipahami oleh siswa. d. Sumber belajar yang masih kurang sehingga mengganggu proses siswa dalam menemukan sendiri konsep-konsep belajarnya (Inquiry)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
e. Hasil jawaban soal evaluasi siswa kurang maksimal karena pemahaman terhadap materi kurang Secara keseluruhan keaktifan belajar siswa pada siklus I telah memenuhi kriteria keberhasilan siklus I. Persentase keaktifan siswa yakni sebesar 61% telah mencapai target akhir siklus I (54%). Namun, untuk persentase prestasi belajar siswa yakni 50% belum mencapai terget akhir siklus I (55%). Sedangkan rata-rata nilai siswa akhir siklus I adalah sebesar 64,8 dan belum mencapai target pencapaian siklus I (65). Dengan demikian, peneliti masih perlu mengadakan siklus II karena hasil prestasi belajar siswa pada akhir siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan siklus I. Dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan pada siklus I peneliti melakukan penelitian untuk siklus II. 4.1.3
Siklus II Pada siklus II ini peneliti melaksanakan penelitian sebagai berikut:
4.1.3.1
Perencanaan Tindakan Mengkaji ulang RPP yang dibuat pada siklus I dengan memperhatikan refleksi yang ada pada siklus I.. Memperbaiki RPP berdasarkan refleksi peneliti pada siklus I dan melaksanakan tindakan untuk siklus II. Kekurangan yang terdapat pada siklus I diharapkan tidak ada dalam pelaksanaan siklus II. Kelebihan atau kebaikan yang ada pada siklus I menjadi acuan untuk menjadi lebih baik lagi. Usaha perbaikan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
1) Melakukan manajemen waktu sebaik mungkin agar alokasi waktu yang sudah direncanakan dapat terlaksana dengan cukup waktu dan tidak menyita waktu belajar mata pelajaran lain. 2) Pembagian kelompok siswa dilakukan sesuai dengan kemauan siswa dan pertimbangan guru sehingga mereka lebih nyaman dalam bekerja sama 3) Melakukan komunikasi yang lebih intensif terhadap instruksi dalam pembelajaran kepada siswa agar siswa lebih memahami dengan baik. 4) Menyediakan sumber belajar lebih banyak lagi yakni artikelartikel, bagan tentang materi organisasi pemerintah tingkat pusat, dan gambar. 5) Menambahkan kegiatan pembelajaran yakni membuat pohon tugas dan wewenang organisasi pemerintah tingkat pusat agar siswa lebih memahami materi dan hasil evaluasi juga dapat meningkat. 4.1.3.2
Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 dan 12 Maret 2013. Peneliti melakukan tindakan dari rencana yang telah disiapkan yakni melaksanakan RPP yang telah disusun sebelumnya dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan pada siklus I agar tidak terjadi lagi di siklus II. Pada siklus ini pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan 1 dengan alokasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
waktu 2 x 35 menit (2 JP) dan pertemuan 2 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 JP). Semua siswa kelas IV hadir semua selama pelaksanaan tindakan siklus II. Berikut
ini
kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
selama
pelaksanaan tindakan pada siklus II: 1)
Pertemuan I a) Kegiatan Awal (10 menit) - Doa dan salam dan mengecek kehadiran siswa - Apersepsi: Guru bertanya siapakah presiden RI dan wakilnya sekarang ini? Apa saja tugas dan wewenang presiden dan wakil presiden? Siapa yang membantu tugas Presiden dan wakil presiden? (kontruktivisme) - Orientasi: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu memberikan contoh tugas dan wewenang organisasi pemerintah tingkat pusat yakni Presiden, Wakil Presiden, Kementrian Negara, Sekretariat negara dan lembaga Pemerintah non departemen. - Motivasi: Guru mengajak siswa untuk beryanyi “SBY itu presiden, Budiono itu wakilnya” dengan versi lagu “Suwe Ora Jamu”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
b) Kegiatan Inti (50 menit) - Siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa seperti kelompok pada minggu yang lalu. (masyarakat belajar) - Guru memberikan flash card pemerintah tingkat pusat yang telah dibuat oleh kelompok minggu lalu dan memberikan contoh tugas dari presiden. (pemodelan) - Guru bertanya kepada siswa tugas dan wewenang masing-masing nama yang ada di kartu. (bertanya) - Siswa dalam kelompok membaca sumber-sumber materi yang berkaitan dengan tugas yang diberikan oleh guru di perpustakaan dan ruang komputer. (Inquiry) - Siswa
berdiskusi
dengan
guru
dan
kelompok
membahas tugas dan wewenang Presiden dan wakil Presiden. (masyarakat belajar). - Siswa menuliskan hasil diskusi tugas dan wewenang yang ditemukan di sumber bacaan di kertas yang telah disediakan. (masyarakat belajar) - Siswa berdiskusi kembali untuk menemukan tugas dari kementrian negara, sekretariat negara, Sekretariat kabinet dan lembaga Pemerintah non departemen dan menuliskannya di kertas yang berbentuk daun yang telah disediakan. (masyarakat belajar)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
- Siswa dari masing-masing kelompok membacakan hasil kerja kelompok secara runtut di depan kelas. (penilaian sebenarnya) - Siswa menempelkan kertas berbentuk daun yang berisi tugas dan wewenang organisasi pemerintah tingkat pusat pada gambar Pohon yang disediakan oleh guru. - Guru bersama siswa melakukan tanya jawab bersama tentang hasil kerja kelompok dan siswa menuliskan halhal yang didapat siswa hari ini. (refleksi) c)
Kegiatan Akhir (10 menit) - Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan hari ini tentang tugas dan wewenang organisasi pemerintah tingkat pusat. (refleksi) - Siswa mengerjakan soal latihan untuk mengukur pemahaman
materi
hari
ini
secara
individual.
(penialain autentic) - Siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran hari ini
yakni
menanyakan
kesulitan
siswa
dalam
memahami materi hari ini. (refleksi) - Tindak lanjut: Guru menyampaikan tindak lanjut dari pembelajaran hari ini yaitu meminta siswa untuk belajar tugas dari Kejaksaan, Badan ekstra struktural,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Badan independen TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara 2)
Doa penutup
Pertemuan II a) Kegiatan Awal -
Doa, salam, dan mengecek kehadiran siswa
-
Apersepsi: Guru menunjukan gambar polisi dan simbol-simbol lalu lintas kemudian menyakan apa tugas dari polisi tersebut? (kontruktivisme)
-
Orientasi: Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini yakni menjelaskan tugas Kejaksaan, Badan ekstra struktural,
Badan
independen
TNI&POLRI,
dan
perwakilan RI diluar negara -
Motivasi: Guru mengajak siswa bernyayi “Laskar Indonesia”
b) Kegiatan Inti -
Guru memberikan kartu tentang Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara kepada masing-masing kelompok dan memberikan contoh tugas dari kejaksaan. (Pemodelan)
-
Setiap kelompok mencari sumber-sumber kembali tentang Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara kepada masing-masing kelompok. (Inquiry) -
Siswa dalam kelompok berdiskusi bersama tentang tugas dari Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara kepada masing-masing kelompok. (masyarakat belajar)
-
Siswa
dalam
kelompok
menuliskan
hasil
kerja
kelompok pada kertas yang berbentuk daun yang telah disediakan oleh guru. (masyarakat belajar) -
Siswa menempelkan kembali kertas tersebut pada gambar Pohon yang disediakan guru. (masyarakat belajar)
-
Siswa bersama guru membahas bersama hasil kerja kelompok. (refleksi)
-
Siswa menuliskan ringkasan tentang pohon tugas dan wewenang
organisasi
pemerintah
tingkat
pusat.
(refleksi) c) Kegiatan Akhir -
Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan hari ini tentang tugas dan wewenang organisasi pemerintah tingkat pusat. (refleksi)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
97
Siswa mengerjakan soal latihan untuk mengukur pemahaman
materi
hari
ini
secara
individual.
(penialain sebenarnya) -
Siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran hari ini
yakni
menanyakan
kesulitan
siswa
dalam
memahami materi hari ini. (refleksi) -
Tindak lanjut : Guru menyampaikan tindak lanjut dari pembelajaran hari ini yaitu meminta siswa untuk belajar kembali materi sistem pemerintahan sebagai persiapan ulangan tengah semester.
4.1.3.3
Doa penutup
Observasi Peneliti mengamati apakah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan RPP dan apakah hasil atau dampak dan tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa sesuai dengan harapan. Peneliti juga mengamati keaktifan siswa dalam proses pembelajaran apakah meningkat atau tidak. Peneliti mengamati keaktifan siswa melalui bantuan dua orang observer. Observer harus mengamati dengan seksama proses belajar siswa selama diadakan proses belajar di kelas baik diskusi bersama atau diskusi dalam kelompok. Dalam siklus ini, pelaksanaan sudah sesuai dengan RPP dan berjalan dengan baik. Alokasi waktu juga sesuai dan berjalan dengan baik. Kesulitan yang ditemui di siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
tidak nampak lagi pada pelaksanaan siklus II. Siswa merasa nyaman dalam bekerjasama dalam kelompok, pembagian tugas diantara kelompok juga sudah terlihat. Siswa juga terlihat antusias dalam mengerjakan tugas kelompok dan berdiskusi bersama. Berikut ini hasil obsevasi rata-rata keaktifan siswa pada siklus II: Tabel 24 Hasil Perhitungan Skor Keaktifan Siswa Siklus II: Golongan No
Nama
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Total turus
Z score
1
APS
10
8
8
10
36
0,66
2
DPE
4
4
4
6
18
-1,51
3
FIS
8
5
8
4
25
-0,66
4
FRT
4
4
5
4
17
-1,63
5
GAM
9
9
9
9
36
0,66
6
IPA
7
9
7
8
31
0,06
7
LPS
3
5
5
5
18
-1,51
8
MAB
8
8
8
9
33
0,30
9
MNS
8
9
7
11
35
0,54
10
MTA
4
6
4
4
18
-1,51
11
NAL
7
12
8
11
38
0,90
12
PCS
10
9
8
9
36
0,66
13
RAP
11
11
11
10
43
1,51
14
ROR
8
11
9
13
41
1,26
15
SNA
7
8
8
9
32
0,18
16
SST
8
8
8
9
33
0,30
17
IAK
8
9
8
9
34
0,42
Aktif
Tidak Aktif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
MSY
6
5
5
9
25
99
-0,66
Jml
12
6
Persentase jumlah siswa aktif
67%
37%
Hasil observasi keaktifan selama dua pertemuan di akumulasikan menjadi satu lembar observasi keaktifan untuk memudahkan perhitungan skor keaktifan siswa tersebut. Rekap data turus akhir siklus II kemudian di olah dengan mencari mean (rata-rata) dan standar deviasi melalui bantuan microsoft excel seperti pada data keaktifan kondisi awal dan siklus I. Mean dan standar deviasi inilah yang akan digunakan untuk mencari skor z pada data keaktifan kondisi awal siswa. Skor z ini menyatakan atau mnejabarkan skor mentah (skor turus keaktifan siswa) menjadi skor yang lebih baku (Masidjo, 2010). Hal ini dilakukan supaya gambaran tentang disribusi frekuensi skor makin lengkap dan dan jelas. Gambaran tersebut tidak hanya dilihat dari mean saja, tetapi dilihat bagaimana skor-skor dalam suatu distribusi itu menyebar diatas atau dibawah mean. Dengan kata lain, skor baku tersbut merupakan penjabaran dari skor mentah dalam satuan deviasi standar. Untuk skor baku yang negatif, maka siswa tersebut digolongkan siswa yang kurang aktif karena kurang dari rata-rata. Sedangkan untuk skor yang positif, maka siswa tersebut digolongkan siswa yang aktif karena lebih dari rata-rata (M).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Berdasarkan tabel 24, dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang tergolong aktif adalah 12 siswa dan siswa yang tergolong tidak aktif adalah 6 siswa. Dengan demikian, persentase siswa yang tergolong aktif adalah 67% dari jumlah keseluruhan siswa. Sedangkan untuk persentase siswa yang tergolong tidak aktif adalah sebesar 33% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai aspek afektif dan psikomotorik siswa serta perolehan nilai evaluasi (kognitif). Berikut ini hasil nilai prestasi belajar siswa: Tabel 25 Hasil Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus II No
Nama Siswa
Nilai Siswa
Nilai Akhir
Afektif
Psikomotor Kognitif
(25%)
(25%)
(50%)
Keterangan Tuntas
1
APS
72
83
72
74,75
2
DPE
56
56
66
61
3
FIS
83
77
77
78,5
4
FRT
56
56
50
53
5
GAM
78
83
61
70,75
6
IPA
72,5
61,5
66
66,5
7
LPS
56
67
66
63,75
8
MAB
78
83
61
70,75
9
MNS
89
77
100
91,5
10
MTA
61
45
61
57
Tidak Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
NAL
66,5
67
94
80,375
12
PCS
83
83
88
85,5
13
RAP
78
83
100
90,25
14
ROR
67
77
72
72
15
SNA
61,5
56
77
65,375
16
SST
78
67
72
72,25
17
IAK
89
89
83
86
18
MSY
67
56
72
63,75
Jml Persentase jumlah siswa memenuhi KKM (66) Rata-rata Nilai siswa
yang
nilainya
101
12
6
67%
33%
72,4
Berdasarkan tabel 25, maka dapat diketahui nilai akhir prestasi belajar siswa. Nilai prestasi belajar siswa dilihat dari nilai kognitif, afektif dan psikomotorik. Peneliti dan guru berdiskusi untuk menentukan bobot nilai kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk nilai kognitif bobotnya adalah 50%, dan untuk nilai afektif adalah 25%, serta untuk nilai psikomotor bobotnya adalah 25%. Peneliti berdiskusi dengan guru kelas IV karena guru kelas lah yang paling mengerti kondisi siswanya. Berdasarkan nilai akhir siswa yang didapat, dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas KKM. Siswa yang tuntas KKM yakni 12 siswa dari 18 siswa. Dengan demikian, persentase siswa yang tuntas KKM sebesar 67%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Sedangkan nilai rata-rata siswa yang didapat pada siklus II adalah sebesar 72,4. 4.1.3.4
Refleksi Peneliti mengevaluasi hasil pelaksanaan penelitian siklus I dan II, menganalisis hasil evaluasi dan observasi pada tiap siklus. Pada siklus II tidak nampak lagi kekurangan yang terjadi pada siklus I. Kelebihan pada siklus I juga dipertahankan pada siklus II. Adapun kekurangan dan kelebihan pada pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut : 1)
Kekurangan a)
Pengkondisian kelas karena ada satu siswa yang tidak mau mengerjakan tugas malah bermain sendiri
2)
Kelebihan a)
Proses belajar mengajar berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah disusun
b)
Siswa lebih memahami materi pembelajaran ketika mereka mencari tau sendiri konsep yang dipelajari hari itu dan disajikan dengan gambar-gambar yang dekat dengan siswa yakni pohon dan daun. Media pohon dan daun sangat membantu siswa dalam memahami materi. Hasil akhir persentase keaktifan dan prestasi siklus
II telah memenuhi kriteria keberhasilan siklus II. Untuk persentase keaktifan siklus II mencapai 66% dengan target
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
pencapaian 54%. Sedangkan persentase prestasi belajar siswa pada siklus II mencapai 66% dengan target pencapaian 60%. Rata-rata nilai untuk siklus II yakni 72,4. Rata-rata tersebut sudah memenuhi target pencapaian (70). Dengan demikian penelitian dilaksanakan hanya sampai pada siklus II karena mengingat hasil akhir siklus II telah memenuhi target pencapaian di siklus II. 4.2
Pembahasan Pelaksanaan sikus I dan siklus II telah dilaksanakan dengan maksimal oleh peneliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 1. Proses pembelajaran yang dilakukan peneliti untuk penelitian ini adalah KD 3.2 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat presiden, wakil presiden, dan para menteri. Pemilihan KD ini dilatar belakangi oleh kondisi nyata akan prestasi belajar dari beberapa tahun yang lalu selalu rendah. Guru kelas IV juga menyatakan bahwa KD ini sangat abstrak dan sulit dipahami oleh siswa. Secara umum, setelah dilakukan observasi, prestasi belajar siswa memang rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat keaktifan siswa yang rendah pula saat mengikuti proses pembelajaran PKn. Dengan demikian, peneliti melakukan penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Peneliti menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn. Untuk penerapan pendekatan kontestual dengan 7 komponen seperti konteruktivisme, bertanya, inquiry, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik sudah berjalan dengan baik. Siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Pengadaan sumber-sumber belajar dan diskusi kelompok dalam kelas merupakan kegiatan yang mendorong siswa aktif. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Proses belajar siswa dalam kelas menjadi lebih baik setelah diterapkan pendekatan kontekstual. Hal ini terlihat dari antusias siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi dan mencari sumber-sumber belajar dalam kelas maupun luar kelas. Peneliti kemudian berusaha menilai hasil pembelajaran dalam kelas setelah pendekatan kontekstual diterapkan dalam proses pembelajaran. Hasil pembelajaran tersebut yakni keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. Peneliti melakukan pengamatan keaktifan siswa melalui lembar observasi yang mencakup empat indikator keaktifan. Peneliti dibantu oleh tiga orang observer
dalam
melakukan
pengamatan.
Dua
observer
melakukan
pengamatan secara mendalam pada semua siswa yang mengikuti proses pembelajraan.
Pengamatan
dilakukan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung yakni 2x35 menit. Pengamatan ini juga dilakukan selama dua kali pertemuan dengan menggunakan 1 lembar pengamatan yang harus di isi oleh observer yang telah ditunjuk oleh peneliti. Peneliti tidak melakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
sendiri pengamatan keaktifan karena peneliti bertindak sebagai guru, tetapi peneliti memantau dan membuat catatan kecil tentang proses belajar mengajar setiap kali pertemuan secara keseluruhan. Peneliti mencatat kesulitan dan kelebihan yang terjadi pada setiap kali pertemuan. Selain itu, peneliti juga menggunakan lembar wawancara pada akhir siklus kepada guru kelas IV. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran PKn. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan nilai hasil soal evaluasi sejumlah 21 soal pada siklus I dan 18 soal pada siklus II. Tingkat prestasi belajar siswa yang dilihat dalam penelitian ini adalah jumlah siswa yang mampu mencapai KKM. Berikut adalah tabel pencapaian penelitian berupa keaktifan dan prestasi belajar siswa mulai dari keadaan kondisi awal, siklus I dan siklus II: Tabel 26 Keaktifan dan prestasi belajar siswa kondisi awal - siklus II: Keaktifan No
Nama Siswa
1
APS
2
DPE
3
FIS
4
FRT
5
GAM
6
IPA
7
LPS
8
MAB
Prestasi Belajar
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Kondisi Awal
Aktif
Aktif
Aktif
-
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Tidak Aktif
Aktif
Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Siklus I
Siklus II
57,6
74,7
-
44,1
61
-
71
78,5
-
48,6
53
-
73,8
70,7
-
45
66,5
-
51,2
63,7
-
73,5
70,7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
MNS
10
MTA
11
NAL
12
PCS
13
RAP
14
ROR
15
SNA
16
SST
17
IAK
18
MSY
Jumlah siswa aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
Tidak Aktif
Aktif
Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
Tidak Aktif
8 siswa
11 siswa
12 Siswa
Persentase jumlah siswa aktif 44%
Rat-rata Nilai siswa
61%
67%
106
-
81,5
91,5
-
56,7
57
-
64,6
80,3
-
84,5
85,5
-
77
90,2
-
75,2
72
-
55,6
65,3
-
76,5
72,2
-
77
86
-
53,7
63,7
Persentase jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM (66
50%
67%
56,55
64,8
72,4
Berdasarkan tabel 26 dapat dilihat bahwa terdapat 12 siswa yang dapat dikategorikan tetap dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Dua belas siswa yang tetap ini adalah 5 siswa yang tetap tidak aktif dan 7 siswa yang tetap aktif dari kondisi awal sampai siklus II. Lima siswa ini tetap tidak aktif dimungkinkan oleh beberapa faktor. Beberapa dari lima siswa ini adalah siswa yang sulit diatur dalam kelas. Bahkan guru kelas pun mengatakan hal yang sama. Beberapa dari mereka tidak menghiraukan peringatan dari guru. Sedangkan siswa yang tetap tidak aktif dari kondisi awal sampai siklus II dimungkinkan karena beberapa faktor. Beberapa dari mereka kondisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
kesehatannya tidak mendukung karena sakit. Saat pembelajaran, kondisi kesehatan siswa yang tidak mendukung akan mengganggu kegiatan atau aktivitas siswa dalam kelas.
Faktor lain, dimungkinkan karena siswa
tersebut memang pendiam, seperti yang diungkapkan oleh guru kelas IV. Untuk 7 siswa yang tetap aktif dari kondisi awal sampai dengan siklus II juga dimungkinkan oleh beberapa alasan. Siswa tersebut tetap aktif dimungkinkan karena mereka mendengarkan benar-benar instruksi guru dalam kelas. Selain itu, kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam kelas setelah dilaksanakan siklus I dan siklus II tetap membuat mereka senang belajar dalam kelas. Selain itu, berdasarkan tabel 26 dapat dilihat bahwa terdapat 5 siswa yang mengalami peningkatan keaktifan baik dari siklus I ke siklus II. Lima siswa yang mengalami peningkatan dimungkinkan karena beberapa faktor. Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang disajikan guru menarik mereka untuk terlibat aktif berproses dalam pembelajaran. Kegiatan seperti mencari sumber-sumber belajar (inquiry), mendorong mereka untuk aktif mencari sumber belajar tentang materi yang dibahas saat itu. Mereka aktif mencari buku-buku yang berkaitan dengan organisasi pemerintah tingkat pusat di perpustakaan. Kegiatan belajar bersama (masyarakat belajar) juga dimungkinkan membuat mereka menjadi aktif mengerjakan tugas dan berdiskusi dalam kelompok. Mereka lebih banyak bekerjasama dan saling bertukar pendapat. Bahkan mereka belajar untuk saling menghargai sesama temannya. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru, juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
dimungkinkan mampu membuat siswa tertarik untuk menjawab pertanyaan, dan bertanya hal-hal yang tidak dipahami baik kepada siswa lain atau guru. Pada proses pembelajaran, banyak siswa yang sudah mulai bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa yang bernama Ridwan bertanya “Bu, siapa
yang
memilih
Presiden
SBY?”.
Pertanyaan
inilah
yang
mengindikasikan bahwa keingintahuan siswa besar terhadap materi. Demikian juga dengan instruksi guru kepada siswa untuk menulis hal-hal penting, mendorong mereka untuk mau mencatat dan mempelajari pembelajaran lebih lanjut. Media-media berupa gambar dan flashcard juga mampu menarik perhatian siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari pengamatan peneliti yakni, siswa aktif berdiskusi dan bertanya tentang gambar dan flashcard yang dibuat mereka. Berdasarkan tabel 26 juga masih dapat dilihat bahwa terdapat satu siswa yang mengalami penurunan keaktifan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dimungkinkan karena kondisi kesehatan dan faktor diluar siswa. Faktor tersebut yakni kelompok belajar yang tidak disukai siswa. Satu siswa ini, hanya mau belajar dengan siswa yang terdekat dengannya. Hasil keaktifan siswa ini dapat berpengaruh pada hasil prestasi belajar siswa seperti yang diungkapkan oleh Zaini (2010). Zaini (2010) mengatakan bahwa, siswa yang pasif hasil belajarnya tidak maksimal. Dalam tabel 26, juga dapat dilihat juga bahwa terdapat 2 siswa yang mengalami penurunan nilai prestasi belajar dan 1 siswa yang nilainya tetap. Hal ini dimungkinkan karena beberapa faktor. Siswa tidak mengerjakan soal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
dengan serius karena kelelahan setelah mata pelajaran olahraga. Selain itu, ada siswa yang merasa kurang enak badan sehingga pemahaman materi pembelajaran dan instruksi guru tidak maksimal. Hal-hal yang demikian dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yang menurun, seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya adalah faktor eksternal dan internal. Instruksi guru yang belum maksimal merupakan salah satu contoh faktor eksternal. Sedangkan, kesehatan dan kelelahan siswa merupakan contoh faktor internal siswa. Untuk siswa yang mengalami peningkatan prestasi belajar adalah sebanyak 16 siswa. Siswa tersebut mengalami peningkatan karena beberapa kemungkinan faktor. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar dari mereka adalah siswa yang dikategorikan aktif. Mereka mau aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Mereka aktif bertanya, mencatat, berdiskusi dan mencari sumber-sumber belajar. Kegiatan demikian dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran. Selain itu, tujuh komponen dalam pendekatan kontekstual yang diterapkan guru dalam kelas juga membantu siswa belajar lebih bermakna. Siswa membangun konsep belajar sendiri dengan
mencari
sumber,
berdiskusi,
bertanya,
dan
sebagainya
(kontruktivisme). Dalam pendekatan kontekstual juga terdapat komponen masyarakat belajar. Kegiatan masayarakat belajar atau diskusi kelompok inilah yang membantu siswa memahami materi pembelajaran. Siswa saling bertukar pendapat ketika memperoleh sebuah informasi dari setiap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
persoalan. Dalam proses pembelajaran juga dihadirkan sebuah pemodelan yang merupakan salah satu dari komponen pendekatan kontekstual juga. Guru memberikan contoh (pemodelan) untuk membuat falshcard dan pohon tugas organisasi pemerintah tingkat pusat. Melalui kegiatan ini, siswa juga menjadi tahu gambar-gambar organisasi pemerintah tingkat pusat, Dengan demikian, mereka dapat belajar secara nyata melalui gambar, flascard dan gambar pohon tugas organisasi pemerintah tingkat pusat. Selain itu, siswa juga diajak belajar dengan memanfaatkan lingkungan sekitar seperti perpustakaan. Pemanfaatan lingkungan sekitar siswa sebagai sumber belajar akan mendorong mereka belajar lebih menyenangkan. Hal ini terlihat dari semangat siswa ketika diajak belajar di luar kelas. Kegiatan belajar di luar kelas jarang sekali dilaksanakan. Dalam proses pembelajaran, siswa belajar dengan bantuan atau bimbingan guru kemudian setelah itu belajar melakukan sendiri. Guru juga berusaha mengaitkan materi yang diajarkan dengan kehidupan sekitar siswa baik dalam keluarga dan masyarkat. Kegiatan mengaitkan materi dengan kehidupan siswa akan membantu siswa untuk belajar lebih bermakna, (Yudhawati&Haryanto: 2011). Guru berusaha mengaitkan materi ini dengan berita pada televisi. Siswa sering sekali menjumpai presiden, wakil presiden, menteri-menteri, dan yang lainnya dalam televisi. Siswa diajak untuk merefleksikan bahwa mereka adalah pemimpin negara Indonesia. Mereka diajak untuk menghormati mereka kerena tugas dan tanggungjawab mereka besar, yakni mengurusi negara Indonesia yang begitu besar. Bantuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
guru dan pemanfaatan lingkungan ini yang dimungkinkan juga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan teori belajar Vygotsky dan Piaget mengenai belajar dengan bantuan guru dan lingkungan sekitar. Siswa belajar dengan melakukan sendiri sehingga belajar akan lebih bermakna bagi mereka. Meskipun dalam pelaksanaan siklus II ada 2 siswa yang nilai prestasi belajarnya menurun dan satu anak yang nilai prestasi belajarnya tetap, namun secara umum persentase jumlah siswa yang mencapai KKM dari siklus I dan siklus II meningkat. Berdasarkan tabel 26 dapat disimpulkan bahwa variabel keaktifan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah mencapai target pencapaian (54%). Hal ini dapat terlihat dari kondisi awal keaktifan siswa hanya 44% atau hanya 8 siswa yang dikategorikan aktif dari 18 siswa. Setelah diadakan siklus I, persentase keaktifan siswa meningkat menjadi 61% atau 11 siswa yang dikategorikan aktif dari 18 siswa. Setelah peneliti mendapatkan data persentase keaktifan siswa pda siklus I, peneliti berusaha memperkuat data dengan melakukan wawancara kepada guru kelas IV. Guru kelas IV mengatakan “mba, setelah mba mengajar PKn dengan pendekatan kontekstual, siswa-siswa menjadi aktif ya? Siswa banyak yang mencatat hal-hal penting, menjawab pertanyaan mba, berdiskusi dan mencari informasi-informasi tentang materi.” Peningkatan proses pembelajaran yakni keaktifan siswa dalam pembelajaran ternyata belum mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Pencapaian variabel prestasi belajar siswa hanya 50% dilihat dari jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
siswa yang mencapai KKM. Pencapaian ini lebih kecil dibandingkan dengan target pencapaian KKM pada siklus I (55%). Nilai rata-rata pada akhir siklus I adalah 64,8. Nilai rata-rata kelas ini belum mencapai target pencapaian (65). Dengan demikian, peneliti memutuskan untuk lebih meningkatkan proses belajar siswa dalam hal keaktifan siswa agar mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini seiring dengan penjelasan yang diungkapkan oleh Zaini, dkk (2008: xiv), bahwa belajar yang lebih aktif mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian, ketika siswa mampu aktif dalam proses pembelajaran makan hasil belajarnya juga akan lebih maksimal. Pada pelaksanaan siklus II, juga dapat dilihat melalui tabel 26. Pelaksanaan tindakan siklus II telah mencapai indikator keberhasilan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat kembali menjadi 67% atau 12 siswa yang aktif dari 18 siswa. Selain itu, peneliti kembali melakukan wawancara kepada guru kelas IV pada akhir siklus II. Guru kelas IV menyatakan bahwa keaktifan siswa sudah meningkat lagi dan berdampak pada prestasi belajar siswa yang sudah mencapai target pencapaian KKM siklus I dan siklus II. Peningkatan proses pembelajaran yakni keaktifan siswa menjadi berbanding lurus dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM dan nilai rata-rata kelas. Pada pelaksanaan siklus II, siswa yang mencapai KKM sejumlah 12 siswa atau 67%. Hasil perolehan siklus II telah meningkat dan mencapai target pencapaian. Hal ini dapat dilihat dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
pencapaian siklus I sebesar 50% dengan target pencapaian 55% kemudian setelah pelaksanaan tindakan siklus II menjadi 67% dengan target pencapaian 61%. Nilai rata-rata siswa sebesar 72.4 pada akhir siklus II. Nilai rata-rata ini telah mencapai target pencapaian siklus II (70). Dengan demikian, penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui penerapan pendekatan kontekstual mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKN siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 1. Hal ini dapat terjadi karena kontekstual yang didalamnya terdapat tujuh komponen seperti kontruktivisme, bertanya, inquiry, pemodelan, masyarakat belajar, refleksi dan penilaian autentik mampu membuat siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Nurdin dalam Rusman: 2010, Hanafiah dan Suhana: 2009). Selain itu, penerapan pendekatan kontekstual juga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini terjadi karena melalui penerapan pendekatan kontekstual siswa lebih belajar untuk tidak hanya menghafal, akan tetapi mengalami dan harus mengkonstruksi pengetahuan. Selain itu, belajar juga menjadi efektif dan bermakna karena siswa menjadi pusat pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator. (Hanafiah dan Suhana :2009). Dengan demikian keaktifan siswa mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Gambaran peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat melalui gambar grafik. Untuk peningkatan keaktifan dapat dilihat pada gambar grafik 3. Sedangkan untuk peningkatan prestasi belajar berdasarkan KKM pada gambar grafik 4,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
dan peningkatan prestasi belajar berdasarkan nilai rata-rata pada gambar grafik 5. Berikut adalah grafik peningkatan persentase keaktifan dan grafik peningkatan persentase prestasi belajar siswa siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II: Gambar 3 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa 80% 61% 60%
67%
44%
Kondisi Awal (44%) Siklus I (61%) Siklus II (67%)
40% 20%
0% Perbandingan Keaktifan
Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa persentase keaktifan siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 44%, siklus I sebesar 61%, dan siklus II menjadi 67%. Gambar 4 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar (Lulus KKM)
80%
67%
60% 40%
50%
38%
Kondisi Awal (38,25%)
20%
0% Persentase tuntas KKM
Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa persentase jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan. Dari kondisi awal sebesar 38,25%, siklus I sebesar 50%, dan siklus II menjadi 67%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Gambar 5 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar (Nilai rata-rata Kelas) 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 -
64,8
72,4
56,5 Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-rata Nilai Kelas
Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa Rata-rata nilai siswa yang mengalami peningkatan. Dari kondisi awal sebesar 56,5 siklus I sebesar 64,8, dan siklus II menjadi 72,4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN 5.1 Kesimpulan Setelah peneliti melakukan penelitian tindakan kelas, berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 1 tahun pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran PKn materi Organisasi pemerintahan tingkat pusat dilakukan dengan beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut yakni dengan menerapkan tujuh komponen pendekatan kontekstual diantaranya (konstruktivisme, bertanya, menemukan sendiri, masyarakat belajar, pemodellan, refleksi dan penilaian autentik) dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa diajak untuk mengaitkan konsep yang sudah dikuasainya dengan konsep yang akan dipelajari (konstruktivisme), kemudian siswa diajak untuk melakukan proses bertanya dengan guru atau siswa. Siswa juga diajak untuk berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling memberikan pendapat dalam memecahkan sebuah persoalan. Guru juga membantu siswa dalam memahami pebelajaran dengan memberikan contoh-contoh (pemodelan). Setelah itu, siswa diajak untuk merefleksikan setiap pembelajaran yang telah dialaminya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu memahami materi pembelajaran. Siswa juga diminta untuk mengerjakan soal evaluasi sebagai bentuk penilaian autentik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
dalam pendekatan kontekstual. Langkah-langkah ini dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. 2.
Penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 1 tahun pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran PKn materi Organisasi pemerintahan tingkat pusat. Peningkatan keaktifan siswa terlihat dari rata-rata persentase keaktifan siswa. Pada kondisi awal, persentase jumlah siswa aktif sebesar 44%. Setelah dilaksanakan siklus I, persentase jumlah siswa aktif meningkat menjadi 61%. Pada akhir pelaksanaan siklus II, persentase jumlah siswa aktif menjadi 66% dan memenuhi target pencapaian akhir siklus II.
3.
Penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM pada kondisi awal sebesar 38%. Pada siklus I persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM menjadi 50%. Pada pelaksanaan siklus II meningkat menjadi 67%. Sedangkan, nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 56,5. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa adalah 64,8. Pada siklus II, nilai rata-rata siswa menjadi 72,4.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, berikut ini beberapa saran yang disampaikan oleh peneliti:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
118
Bagi Guru dan Sekolah: a.
Hendaknya memberikan pengetahuan kepada guru bahwa lingkungan sekitar sekolah dapat dikaitkan dengan materi pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar.
b.
Hendaknya
memberikan
pengetahuan
kepada
guru
untuk
menggunakan permasalahan yang kontekstual dalam kehidupan sehari-hari untuk memberikan informasi yang bermakna pada siswa c.
Dalam proses belajar mengajar PKn hendaknya guru dapat menggunakan
pendekatan
kontekstual.
Pendekatan
kontekstual
mampu membuat siswa aktif bertanya, berdikusi, mencatat hal-hal penting dan mencari sumber-sumber belajar. keaktifan siswa yang demikian dalam proses pembelajaran akan lebih meningkatkan prestasi belajarnya. d.
Pendekatan Kontekstual tidak hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran lain selain PKn dan dapat digunakan selain materi organisasi pemerintahan tingkat pusat.
2.
Bagi Mahasiswa, hendaknya: a. Hendaknya memperhatikan sebuah penelitian adalah sebuah pekerjaan yang memberikan manfaat bagi semua pihak. b. Hendaknya dapat menggunakan penelitian-penelitian yang terdahulu untuk dijadikan pembelajaran menumbuhkan penelitian lain yang kontekstual dibidang pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
c. Hendaknya mahasiswa yang akan meneliti dapat menambah sumber belajar yang lebih banyak jika menggunakan pendekatan kontekstual dalam proses belajar mengajar materi apapun. d. Hendaknya dapt memberikan kontribusi bagi masyarakat untuk melakukan haal-hal yang positif terhadap pendidikan dengan memperhatikan kehidupan kontekstual yang dijalani oleh siswa. 5.3 Keterbatasan Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belumlah sempurna karena masih terdapat kekurangan dalam proses penelitian. Pengaruh pendekatan kontekstual terhadap keaktifan siswa dan prestasi tidak maksimal. Hal ini disebabkan karena sumber-sumber belajar yang disediakan peneliti masih kurang banyak. Selain itu, keterbatasan buku-buku PKn yang update dalam perpustakaan juga menjadi kendala dalam penelitian ini. Dengan demikian, peneliti mempunyai keterbatasan dalam penyediaan sumber belajar. .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Daftar Pustaka Ahmad, Aslikan . 2012. Pengertian Prestasi Belajar. Diakses dari http://pustakaaslikan.blogspot.com/2012/06/pengertian-prestasibelajar.html pada tanggal 12 Oktober 2012. Aqib, Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya Aqib, Zaenal. 2009. Pengembangan Profesi Guru dan Pengawas Sekolah dengan Penelitian Tindakan Kelas/Sekolah. Bandung : Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Bina Aksara Bali Intermedia Utama. 2009. Peranan Sekolah di dalam Pendidikan. Diakses dari http://www.balinter.net/news_226_Peranan_sekolah_di_dalam_Pendidika n.html pada tanggal 19 Desember 2012. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta Erwin, M. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung : PT Refika Aditama Hamalik, oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Hanafiah & Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Refika Aditama Hollingsworth P & Lewis Gina. 2008. Pembelajaran Aktif. Jakarta : PT. Indeks Hartanto, Supri. 2011. Keaktifan Belajar. Diakses dari http://makalahmu.wordpress.com/2011/08/24/keaktifa-belajar pada tanggal 10 Oktober 2012.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Johnson, Elaine B. 2010. Contextual Teaching and learning : menjadikan kegiatan belajar-mengajar mengasyikaan dan bermakna. (penerjemah Ibnu Setiawan). Bandung : Mizan Learning Center (MLC). Joni, Raka. 1984. Cara Belajar Siswa Aktif. Implikasinya terhadap sistem penyampaiannya. Jakarta : Depdikbud Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas sebagai pengembangan profesi guru. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Kusuma Aryani, Susatim Markum. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan berbasis Nilai. Bogor : Ghalia Indonesia. Madeamin, Ishaq. 2010. Model PTK 3 model spiral dari Kemmis dan MC Taggart. Diakses dari http://bugishq.blogspot.com/2010/12/model-ptk-3model-sprila-dari-kemmis.html pada tanggal 29 Oktober 2012. Masidjo, Ign. 2010. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar siswa di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius. Mutia Lina Dewi. Jurnal Penelitian Pendidikan “Kelompok Model STAD dan Jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan mahasiswa” Nugrahaningtyas, Metha. 2012. Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS materi permasalahan sosial dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV semester 2 SD N Babarsari. Yogyakarta : PGSD Universitas Sanata Dharma. Peraturan Pemerintah nomor 19 pasal 19 tahun 2005. Diakses dari depkes.go.id/downloads/PP%20ASI.pdf pada tanggal 10 Oktober 2012.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Sanjaya, wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana. Sinaga, Elisabeth E. 2011. Meningkatkan keterlibatan dan prestasi belajar IPS melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Yogyakarta : PGSD Universitas Sanata Dharma. Siregar, Evelyn & Nara, Hartini. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. Sriwilujeng, Dyah. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta : Esis Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran inovatif. Surakarta : Yuma Pressindo Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Supratiknya. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar dengan Teknik Non Tes. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana. Universitas Gunadarma. 2011. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan. Diakses dari http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/pengertianpendidikan-kewarganegaraan pada tanggal 15 Oktober 2012. Uno, H. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara Utami, Dwi Tyas. 2010. Panduan PAKEM PKn SD. Jakarta: Erlangga Utami, Yuli. 2010. Peningkatan Keaktifan siswa Kelas IV SD Ringinanom dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif teknik Jigsa. Yogyakarta : PGSD Universitas Sanata Dharma. Wahyuni, Tri. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar PKN siswa kelas IV SD Kanisius Kadirojo dengan pendekatan kontekstual. Yogyakarta : PGSD Universitas Sanata Dharma. Wiharyanto, Kardiyat. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan nilainilai Pancasila. Yogyakarta : Ardana Media. Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi. Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press Yudhawati & Haryanto. 2011. Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prestasi Pustaka Zaini, H.dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran -lampiran
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Lampiran 1
SILABUS Nama Sekolah
: SDN Karangwuni 1
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: IV/ II (dua)
Standar Kompetensi : 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat Alokasi Waktu
Kompetensi Dasar
Materi pokok
3.2 Organisasi tingkat Menyebutkan pusat organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden
: 210 menit/ 6 JP
Penilaian Pengalaman belajar Pertemuan I
1. Siswa diajak ke perpustakaan dan ruang komputer untuk mencari sumber-sumber belajar tentang organisasiorganisasi pemerintah tingkat pusat
Indikator 1. Mengidentifikasi bagian-bagian pemerintah tingkat pusat 2. Menjelaskan pengertian presiden dan wakil presiden
Teknik
Bentuk
Tes
Tertulis
Instrumen Pelaksana pemerintah yang mengurusi seluruh wilayah negara adalah...
Salah satu organisasi pemerintah tingkat
Alokasi waktu 2JP
Media dan sumber belajar Media: Gambar pemerintah tingkat pusat Flash card pemerintahan tingkat pusat. Pohon tugas dan wewenang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan para Menteri
2. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk mengidentifikasi organisasi-organisasi pemerintah tingkat pusat 3. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang organisasiorganisasi pemerintah tingkat pusat 4. Siswa diberikan gambargambar pejabat yang ada di dalam organisasiorganisasi tingkat pemerintah pusat 5. Guru mendemonstrasikan cara membuat flash card anggota pemerintahan tingkat pusat dari gambar-gambar yang sudah disediakan 6. Siswa menirukan membuat flash card
3. Menjelaskan pengertian menteri-menteri
pusat yakni... Presiden, wakil presiden dan menteri adalah bagian bagian dari...
4. Menjelaskan pengertian lembaga non departemen
Salah satu wewenang presiden adalah...
5. Menjelaskan pengertian kesekretariatan
Yang membantu tugas presiden dalam menjalankan pemerintahan adalah...
6. Menjelaskan pengertian lembaga penyelenggara pemerintah lainnya
Salah satu tugas dari TNI adalah...
7. Menjelaskan tugas dan wewenang Presiden dan Wakil Presiden
Salah satu tugas dari sekretariat kabinet adalah...
8. Menjelaskan tugas Menterimenteri 9. Menjelaskan
Afektif:
Observa si
Menteri yang menangani lingkungan hidup dalah menteri...
126
organisasi pemerintah tingkat pusat. Buku: Kartika Dewi, R dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegar aan untuk SD/Mi kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hal 112-126 Kusumastuti. 2013. Pedoman Guru Pendidikan Kewarganegar aan untuk SD/MI kelas IV. Sukoharjo: Sindunata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tugas seperti yang dicontohkan Keskretariatan oleh guru dalam Negara kelompok 7. Siswa menuliskan nama 10. Menjelaskan tugas Lembaga dari organisasi gambarnon departemen gambar yang telah diberikan melalui tebak- 11. Menjelaskan tugas dari tebakan bersama guru lembaga dan penyelenggara siswa. pemerintah 8. Siswa diajak ke luar lainnya kelas untuk mencari sumber belajar tentang pengertian organisasi pemerintahan tingkat pusat (Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Lembaga Departemen, Lembaga non departemen, kejaksaan, dll). 9. Siswa mengerjakan lembar kerja siswa tentang pengertian
Tugas kejaksaan adalah... Psikomo tor: unjuk kerja
Produk
Lembaga yang bertugas melakukan sensor film sebelum film ditayangkan adalah.. Salah satu tugas POLRI adalah..
127
Sarjan&Nugro ho A. 2008. Pendidikan Kewarganegar aan untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Depdiknas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
presiden, wakil presiden, dan menteri-menteri
Pertemuan II 10. Siswa membaca ulang sumber belajar tentang pengertian bagian-bagian pemerintah tingkat pusat seperti lembaga non departemen, keskretariatan, dan lembaga penyelenggara pemerintah lainnya 11. Siswa berdiskusi tentang sumber belajar yang sudah dibacanya dalam kelompok masingmasing 12. Siswa menjodohkan organisasi sistem pemerintahan pusat dengan pengertiannya pada lembar kerja siswa
2JP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
yang disediakan 13. Guru dan semua siswa membahas bersama hasil kerja kelompok Pertemuan III 14. Guru memberikan flash card pemerintah tingkat pusat yang telah dibuat oleh kelompok minggu lalu dan memberikan contoh tugas dari presiden 15. Siswa menuliskan hasil diskusi tugas dan wewenang yang ditemukan di sumber bacaan di kertas yang telah disediakan 16. Siswa berdiskusi kembali untuk menemukan tugas dari presiden, kementrian negara, sekretariat
2JP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
negara, Sekretariat kabinet dan lembaga Pemerintah non departemen dan menuliskannya di kertas yang berbentuk daun yang telah disediakan 17. Siswa dari masingmasing kelompok membacakan hasil kerja kelompok secara runtut di depan kelas 18. Siswa menempelkan kertas berbentuk daun yang berisi tugas dan wewenang organisasi pemerintah tingkat pusat pada gambar Pohon yang disediakan oleh guru. Pertemuan IV 19. Setiap kelompok
2JP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mencari sumbersumber kembali tentang Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara kepada masingmasing kelompok 20. Siswa dalam kelompok berdiskusi bersama tentang tugas dari Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara kepada masingmasing kelompok 21. Siswa dalam kelompok menuliskan hasil kerja kelompok pada kertas yang berbentuk daun yang telah disediakan
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
oleh guru 22. Siswa menempelkan kembali kertas tersebut pada gambar Pohon yang disediakan guru
Mengetahui,
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangwuni 1 Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: IV / II
Pertemuan
:I
Waktu
: 4 JP (140 menit)
A. Standar Kompetensi 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat B. Kompetensi Dasar 3.1 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri C. Indikator Kognitif : 3.1.1
Mengidentifikasi organisasi-organisasi pemerintahan tingkat pusat seperti presiden, wakil presiden, menteri-menteri, dan lembaga pemerintahan tingkat pusat lainnya
3.1.2
Menjelaskan pengertian presiden dan wakil presiden
3.1.3
Menjelaskan pengertian menteri-menteri
Afektif
3.1.4
Berpartisipasi dalam kerja kelompok
3.1.5
Bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran
3.1.6
Menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok
Psikomotor
3.1.7
Mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat flash card organisasi pemerintah tingkat pusat
3.1.8
Melakukan kegiatan pembuatan flash card sesuai dengan langkah-langkah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
D. Tujuan Pembelajaran Kognitif 1. Siswa mampu mengidentifikasi minimal 3 organisasi-organisasi pemerintahan tingkat pusat melalui gambar-gambar presiden, wakil presiden dan lain-lain. 2. Siswa mampu menyebutkan minimal 4 organisasi-organisasi pemerintahan tingkat pusat melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca 3. Siswa mampu menjelaskan pengertian Presiden dan wakil Presiden dengan tepat melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca 4. Siswa mampu menjelaskan pengertian menteri departemen secara runtut melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca 5. Siswa mampu menjelaskan pengertian menteri negara secara runtut melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca 6. Siswa mampu menjelaskan pengertian menteri koordinator secara runtut melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca Afektif 1. Siswa mampu berpartisipasi dalam kerja kelompok secara aktif 2. Siswa mampu bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran 3. Siswa mampu menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok Psikomotor 1. Siswa mampu mempersiapkan minimal 2 alat dan bahan dengan tepat untuk membuat flash card organisasi pemerintah tingkat pusat 2. Siswa mampu melakukan kegiatan pembuatan flash card sesuai dengan langkahlangkah yang ditunjukkan oleh guru
E. Materi Ajar 1. Bagian-bagian organisasi pemerintah tingkat pusat 2. Pengertian Presiden dan wakil presiden 3. Pengertian Menteri Negara 4. Pengertian Menteri Koordinator 5. Pengertian Menteri Departemen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
F. Pendekatan dan Metode 1. Pendekatan : Kontekstual 2. Metode : Tanya jawab, Diskusi, Ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) a. Doa, Salam dan Mengecek kehadiran siswa b. Apersepsi : Guru bertanya kepada siswa siapakah yang memimpin Indonesia? Gambar siapakah yang dipajang di depan kelas? Guru juga memberikan berita tentang anak Hatta rajasa sebagai Menteri Prekonomian yang terlibat kasus kecelakaan maut. (kontruktivisme) c. Orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menyebutkan organisasi pemerintah tingkat pusat. d. Motivasi : Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Indonesia Tanah Air Beta” 2. Kegiatan Inti (50 menit) a. Guru memberikan gambar-gambar presiden dan wakil presiden Indonesia kemudian menanyakan siapakah mereka? (kontruktivisme) b. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa. (masyarakat belajar) c. Siswa diajak ke luar kelas seperti perpustakaan dan ruang komputer untuk mencari sumber-sumber belajar tentang organisasi-organisasi pemerintah tingkat pusat. (inquiry) d. Siswa mencari sumber materi melalui buku, internet atau sumber lain untuk mengetahui organisasi pemerintah tingkat pusat. (inquiry) e. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk mengetahui organisasiorganisasi pemerintah tingkat pusat. (masyarakat belajar). f. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang organisasi-organisasi pemerintah tingkat pusat. (bertanya)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
g. Guru membahas kembali tentang organisasi tingkat pemerintah pusat bersama siswa. (refleksi) h. Siswa diberikan gambar-gambar pejabat yang ada di dalam organisasiorganisasi tingkat pemerintah pusat. (kontruktivisme) i. Guru memberikan contoh cara membuat kartu pemerintahan tingkat pusat. (pemodellan) j. Siswa memotong gambar-gambar tersebut dan membuatnya menjadi kartu pemerintah tingkat pusat. (masyarakat belajar) k. Siswa menuliskan nama dan organisasi gambar-gambar yang telah diberikan. (masyarakat belajar) l. Siswa Siswa diajak ke luar kelas untuk mencari sumber belajar tentang pengertian organisasi pemertintahan tingkat pusat (Presiden, Wakil Presiden dan Menteri) m. Siswa menuliskan pengertian presiden, wakil presiden dan menteri n. Siswa bersama guru membahas bersama hasil kerja siswa dan siswa menuliskan hal-hal yang sudah dimengerti siswa (refleksi) 3. Kegiatan Akhir (10 menit) a. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan hari ini yakni belajar tentang organisasi pemerintahan tingkat pusat b. Siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran hari ini yakni menyakan kesulitan siswa dalam memahami materi hari ini c. Tindak lanjut Guru meminta siswa untuk merapikan hasil kartu organisasi tingkat pemerintahan tingkat pusat di rumah
H. Media dan Sumber Belajar 1. Media : Gambar organisasi pemerintah tingkat pusat, bagan organisasi pemerintah tingkat pusat, flashcard presiden, wakil presiden dan menteri-menteri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
2. Sumber : Kartika Dewi, R dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/Mi kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hal 112-126 Kusumastuti. 2013. Pedoman Guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas IV. Sukoharjo: Sindunata Sarjan&Nugroho A. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Depdiknas
I. Penilaian 1. Prosedur : Proses 2. Jenis : Non Test 3. Instrumen : Lembar Observasi (terlampir)
Yogyakarta, 23 Februari 2013
Mengetahui,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
Lembar Kerja Siswa Siklus I
Sekolah
: SDN Karangwuni 1
Mapel
: PKn
Standar Kompetensi : 3.Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat Kompetensi Dasar : 3.1Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri Indikator : Kognitif : 3.1.1
Mengidentifikasi organisasi-organisasi pemerintahan tingkat pusat seperti presiden, wakil presiden, menteri-menteri, dan lembaga pemerintahan tingkat pusat lainnya
3.1.2
Menjelaskan pengertian presiden dan wakil presiden
3.1.3
Menjelaskan pengertian menteri-menteri
Afektif
3.1.4
Berpartisipasi dalam kerja kelompok
3.1.5
Bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran
3.1.6
Menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok
Psikomotor
3.1.7
Mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat flash card organisasi pemerintah tingkat pusat
3.1.8
Melakukan kegiatan pembuatan flash card sesuai dengan langkah-langkah
Kelompok
:......................................
Anggota
:........................................... ............................................ ............................................ ............................................ ............................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Tugas 1 Pergilah ke perpustakaan atau ambil buku yang terdapat materi tentang “Organisasi Pemerintah Tingkat Pusat’. Setelah menemukan materi tersebut, carilah organisasi pemerintah tingkat pusat selain Presiden dan Wakil Presiden. Cari sumber sebanyak-banyaknya tentang organisasi pemerintah tingkat pusat!
Tugas 2 Catatlah hasil Pencarianmu dalam kolom dibawah ini! No
Nama Organisasi Pemerintah
Nama Pejabat
Tingkat Pusat 1.
Presiden dan wakil Presiden
Presiden SBY dan Wakil Presiden Budiono
2.
Menteri a.
Menteri Koordinator - Menteri Politik, Hukum dan Keamanan - Menteri Perekonomian - Menteri Kesejahteraan Rakyat
b.
Menteri .................... - Menteri Dalam Negeri - Menteri Luar Negeri - Menteri ............................ - Menteri ............................ - Menteri ............................ - Menteri ............................ - Menteri ............................ - Menteri ............................ - Menteri ............................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
- Menteri ............................ - Menteri ............................ - Menteri ............................ c.
Menteri .................... - Menteri Negara Lingkungan Hidup - Menteri ............................... - Menteri ............................... - Menteri ............................... - Menteri ............................... - Menteri ............................... - Menteri ............................... - Menteri ............................... - Menteri ............................... - Menteri ...............................
3.
Lembaga.............................. .
4.
5.
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Tugas 3 Potonglah gambar-gambar dibawah ini dan buatlah kartu “Organisasi Pemerintah tingkat Pusat” dengan menempelkan kertas karton di bawah gambar kemudian tuliskan jabatannya
Susilo Bambang Yudhoyono
Ir. Hatta Rajasa
Boediono
Agung Laksana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Muhamad Nuh
Dahlan Iskan
Sutanto
Gamawan Fauzi
Roy Suryo
Agus Suhartono
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hendarman Supandji
Amie Amir Syamsudin, S.H, MH
Prof. Dr. Balthasar Kambuaya
Sudi Silalahi
Marsekal TNI Djoko Suyanto
Suryadharma Ali
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dr. E Mari Pangestu
144
Ir. H Suswono
S
Linda Amalia Sari
Dr. H Salim Segaf A
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangwuni 1 Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: IV / II
Pertemuan
: II
Waktu
: 4 JP (140 menit)
A. Standar Kompetensi 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat B. Kompetensi Dasar 3.1 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri C. Indikator Kognitif : 3.1.9
Menjelaskan pengertian lembaga non departemen
3.1.10 Menjelaskan pengertian keskretariatan 3.1.11 Menjelaskan pengertian lembaga penyelenggara pemerintah lainya Afektif
3.1.12 Berpartisipasi dalam kerja kelompok 3.1.13 Bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran 3.1.14 Menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok Psikomotor
3.1.15 Mempersiapakan alat dan bahan untuk presentasi tentang pengertian organisasi pemerintah tingkat pusat
3.1.16 Melakukan presentasi tentang pengertian organisasi pemerintah tingkat pusat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
D. Tujuan Pembelajaran Kognitif 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian lembaga non departemen seperti BMKG dengan tepat melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca dan diskusi kelompok 2. Siswa mampu menjelaskan pengertian sekretariat negara secara runtut melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca dan diskusi kelompok 3. Siswa mampu menjelaskan pengertian sekretariat kabinet secara runtut melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca dan diskusi kelompok 4. Siswa mampu menjelaskan pengertian menteri lembaga penyelenggara pemerintah lainnya yakni TNI secara runtut melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca dan diskusi kelompok 5. Siswa mampu menjelaskan pengertian menteri lembaga penyelenggara pemerintah lainnya yakni POLRI secara runtut melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca dan diskusi kelompok 6. Siswa mampu menjelaskan pengertian menteri lembaga penyelenggara pemerintah lainnya yakni KPK secara runtut melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca dan diskusi kelompok 7. Siswa mampu menjelaskan pengertian menteri lembaga penyelenggara pemerintah lainnya yakni KPU secara runtut melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca dan diskusi kelompok 8. Siswa mampu menjelaskan pengertian menteri lembaga penyelenggara pemerintah lainnya yakni Kejaksaan secara runtut melalui sumber-sumber bacaan yang telah dibaca dan diskusi kelompok Afektif 9. Siswa mampu berpartisipasi dalam kerja kelompok secara aktif 10. Siswa
mampu
bertanggung jawab
dalam
melaksanakan
pembelajaran 11. Siswa mampu menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok
proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Psikomotor 12. Siswa
mampu
mempersiapkan
alat
dan
bahan
dengan
tepat
untuk
memprenstasikan pengertian organisasi pemerintah tingkat pusat 13. Siswa mampu melakukan kegiatan presentasi tentang pengertian organisasi pemerintah tingkat pusat sesuai dengan langkah-langkah yang ditunjukkan oleh guru
E. Materi Ajar 1. Pengertian Lembaga Non Departemen 2. Pengertian Sekretariat Negara 3. Pengertian Sekretariat Kabinet 4. Pengertian TNI 5. Pengertian POLRI 6. Pengertian KPK 7. Pengertian KPU 8. Pengertian Kejaksaan F. Pendekatan dan Metode 1. Pendekatan : Kontekstual 2. Metode : Tanya jawab, Diskusi, Ceramah G. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal : (10 menit) a. Doa, salam dan mengecek kehadiran siswa b. Apersepsi : Guru menanyakan nama menteri dalam kartu organisasi pemerintahan tingkat pusat. c. Orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yakni menjelaskan pengertian organisasi pemerintahan tingkat pusat. d. Motivasi Siswa diajak bernyanyi “Disini senang, disana senang” 2. Kegiatan Inti : (40 menit)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a.
148
Siswa membaca kembali kartu yang sudah di buat minggu lalu. (kontruktivisme)
b.
Siswa diajak ke luar kelas untuk mencari sumber belajar tentang pengertian organisasi pemertintahan tingkat pusat (Lembaga Departemen, Lembaga non departemen, kejaksaan, dll). (inquiry)
c.
Siswa mengidentifikasi pengertian setiap organisasi pemerintah tingkat pusat dengan membaca kembali sumber yang sudah di dapat. (masyarakat belajar)
d.
Guru memberikan contoh menjodohkan organisasi sistem pemerintahan pusat dengan pengertiannya pada papan tulis. (pemodellan)
e.
Siswa menjodohkan organisasi sistem pemerintahan pusat dengan pengertiannya pada lembar kerja siswa yang disediakan. (masyarakat belajar)
f.
setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya (Penilaian Autenctic)
3. Kegiatan Akhir (20 menit) a.
Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan hari ini tentang organisasi pemerintahan tingkat pusat dan pengertiannya
b.
Siswa mengerjakan soal latihan untuk mengukur pemahaman materi hari ini (Penilaian sebenarnya)
c.
Siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran hari ini yakni menyakan kesulitan siswa dalam memahami materi hari ini.
d.
Tindak lanjut Guru menyampaikan tindak lanjut dari pembelajaran hari ini yaitu meminta siswa untuk membaca kembali materi sistem pemerintahan tingkat pusat sebagai persiapan ulangan tengah semester
e.
Doa penutup
H. Media dan Sumber Belajar 1. Media :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
Gambar organisasi pemerintah tingkat pusat, bagan organisasi pemerintah tingkat pusat, flashcard lembaga non departemen, keskretariatan dan penyelenggara pemerintah lainnya 2. Sumber : Kartika Dewi, R dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/Mi kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hal 112-126 Kusumastuti. 2013. Pedoman Guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas IV. Sukoharjo: Sindunata Sarjan&Nugroho A. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Depdiknas
I.
Penilaian 1. Prosedur : Proses 2. Jenis : Non Test dan Test 3. Instrumen : Lembar Observasi dan Soal Evaluasi (terlampir)
Yogyakarta, Februari 2013
Mengetahui,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II
Sekolah
: SDN Karangwuni 1
Mapel
: PKn
Standar Kompetensi : 3.Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat Kompetensi Dasar : 3.1Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri Indikator Kognitif : 3.1.17 Menjelaskan pengertian lembaga non departemen 3.1.18 Menjelaskan pengertian keskretariatan 3.1.19 Menjelaskan pengertian lembaga penyelenggara pemerintah lainya Afektif
3.1.20 Berpartisipasi dalam kerja kelompok 3.1.21 Bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran 3.1.22 Menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok Psikomotor
3.1.23 Mempersiapakan alat dan bahan untuk presentasi tentang pengertian organisasi pemerintah tingkat pusat
3.1.24 Melakukan presentasi tentang pengertian organisasi pemerintah tingkat pusat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
Nama : ....................................... Jodohkan Kolom di sebelah kiri dan kolom di sebelah kanan dengan memberi tanda panah!
1.
2.
Lembaga Pemerintahan Nondepartemen Sekretariat negara
3.
Sekretariat Kabinet
4.
Kejaksaan
5.
Kepolisian Negara RI
6.
Tentara Nasional Indonesia
o Lembaga pemerintah yang tidak dipimpin oleh seorang menteri o Lembaga pemerintah yang berkedudukan di bawah presiden dan membantu dukungan administrasi presiden selaku kepala pemerintahan o Badan Meteorologi dan Geofisika o Lembaga pemerintah yang berkedudukan di bawah presiden dan membantu dukungan administrasi presiden selaku kepala negara o Alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat o Lembaga yang mengatur kebijakan moneter dan mencetak uang o Komisi yang melindungi hak asasi manusia
7.
KPU
o Lembaga yang bertugas mengajukan tuntutan di muka pengadilan terhadap para pelaku kejahatan
8.
Bank Sentral
o Menteri Luar negri yang ada di Luar negri
9.
Komnas HAM
o Alat kelengkapan negara yang bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara
10. BMKG 11. Duta Besar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangwuni 1 Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: IV / II
Pertemuan
: III
Waktu
: 2 JP (70 menit)
A. Standar Kompetensi 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat B. Kompetensi Dasar 3.1 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri C. Indikator Kognitif : 3.1.1 Menjelaskan tugas dan wewenang Presiden dan Wakil Presiden 3.1.2 Menjelaskan ugas dari Kementrian Negara 3.1.3 Menjelaskan ugas dari keskretariatan Afektif 3.1.4 Berpartisipasi dalam kerja kelompok 3.1.5 Bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran 3.1.6 Menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok Psikomotor 3.1.7 Mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat pohon organisasi pemerintah tingkat pusat 3.1.8 Membuat daun-daun yang berisikan tugas dari organisasi pemerintah tingkat pusat sesuai dengan langkah-langkah
D. Tujuan Pembelajaran Kognitif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
1. Siswa mampu menjelaskan minamal dua tugas dan wewenang Presiden dan Wakil Presiden melalui diskusi bersama guru
2. Siswa mampu menjelaskan minimal satu tugas dari menteri departemen melalui sumber-sumber yang dibaca dalam kelompok 3. Siswa mampu menjelaskan minimal satu tugas menteri koordinator melalui sumber-sumber yang dibaca dalam kelompok 4. Siswa mampu menjelaskan minimal satu tugas menteri negara melalui sumber-sumber yang dibaca dalam kelompok 5. Siswa mampu menjelaskan minmal satu tugas sekretariat negara melalui kegiatan diskusi bersama 6. Siswa mampu menjelaskan minmal satu tugas sekretariat kabinet melalui kegiatan diskusi bersama Afektif 7. Siswa mampu berpartisipasi dalam kerja kelompok secara aktif 8. Siswa
mampu
bertanggung
jawab
dalam
melaksanakan
proses
pembelajaran 9. Siswa mampu menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok Psikomotor
10. Siswa mampu mempersiapkan alat dan bahan dengan tepat untuk membuat pohon tugas organisasi pemerintah tingkat pusat 11. Siswa mampu melakukan kegiatan pembuatan daun-daun untuk melengkapai pohon tugas organisasi pemerintah tingkat pusat sesuai dengan langkah-langkah yang ditunjukkan oleh guru E. Materi Ajar 1. Tugas dan wewenang Presiden dan wakil presiden 2. Tugas Menteri departemen 3. Tugas Menteri Koordinator 4. Tugas Menteri Negara 5. Tugas Sekretariat negara 6. Tugas Sekretariat kabinet
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
F. Pendekatan dan Metode 1. Pendekatan : Kontekstual 2. Metode : Tanya jawab, Diskusi, Ceramah G. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit) a.
Doa dan salam dan mengecek kehadiran siswa
b.
Apersepsi : Guru bertanya siapakah presiden RI dan wakilnya sekarang ini? Apa saja tugas dan wewenang presiden dan wakil presiden? Siapa yang membantu tugas Presiden dan wakil presiden? (kontruktivisme)
c.
Orientasi Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu memberikan contoh tugas dan wewenang organisasi pemerintah tingkat pusat yakni Presiden, Wakil Presiden, Kementrian Negara, Sekretariat negara dan lembaga Pemerintah non departemen.
d.
Motivasi : Guru mengajak siswa untuk beryanyi “SBY itu presiden, Budiono itu wakilnya” dengan versi lagu “Suwe Ora Jamu”
2. Kegiatan Inti (50 menit) a.
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 3-4 siswa seperti kelompok pada minggu yang lalu. (masyarakat belajar)
b.
Guru memberikan flash card pemerintah tingkat pusat yang telah dibuat oleh kelompok minggu lalu dan memberikan contoh tugas dari presiden. (pemodellan)
c.
Guru bertanya kepada siswa tugas dan wewenang masing-masing nama yang ada di kartu. (bertanya)
d.
Siswa dalam kelompok membaca sumber-sumber materi yang berkaitan dengan tugas yang diberikan oleh guru di perpustakaan dan ruang komputer. (Inquiry)
e.
Siswa berdiskusi dengan guru dan kelompok membahas tugas dan wewenang Presiden dan wakil Presiden. (masyarakat belajar).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f.
155
Siswa menuliskan hasil diskusi tugas dan wewenang yang ditemukan di sumber bacaan di kertas yang telah disediakan. (masyarakat belajar)
g.
Siswa berdiskusi kembali untuk menemukan tugas dari kementrian negara, sekretariat negara, Sekretariat kabinet dan lembaga Pemerintah non departemen dan menuliskannya di kertas yang berbentuk daun yang telah disediakan. (masyarakat belajar)
h.
Siswa dari masing-masing kelompok membacakan hasil kerja kelompok secara runtut di depan kelas. (penilaian sebenarnya)
i.
Siswa menempelkan kertas berbentuk daun yang berisi tugas dan wewenang organisasi pemerintah tingkat pusat pada gambar Pohon yang disediakan oleh guru.
j.
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab bersama tentang hasil kerja kelompok dan siswa menuliskan hal-hal yang didapat siswa hari ini. (refleksi)
k.
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab bersama tentang hasil kerja kelompok dan siswa menuliskan hal-hal yang di dapat hari ini. (refleksi)
3. Kegiatan Akhir (10 menit) a.
Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan hari ini tentang tugas dan wewenang organisasi pemerintah tingkat pusat. (refleksi)
b.
Siswa mengerjakan soal latihan untuk mengukur pemahaman materi hari ini secara individual. (penialain autentic)
c.
Siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran hari ini yakni menanyakan kesulitan siswa dalam memahami materi hari ini. (refleksi)
d.
Tindak lanjut
e.
Guru menyampaikan tindak lanjut dari pembelajaran hari ini yaitu meminta siswa untuk belajar tugas dari Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara
f.
Doa penutup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
H. Media dan Sumber Belajar 1. Media : Gambar organisasi pemerintah tingkat pusat, bagan organisasi pemerintah tingkat pusat, flashcard presiden, wakil presiden dan menteri-menteri, pohon tugas organisasi pemerintah tingkat pusat 2. Sumber : Kartika Dewi, R dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/Mi kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hal 112-126 Kusumastuti. 2013. Pedoman Guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas IV. Sukoharjo: Sindunata Sarjan&Nugroho A. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Depdiknas
I.
Penilaian 1. Prosedur : Proses (Aktivitas) dan Hasil (Produk) 2. Jenis : Non Test 3. Instrumen : Lembar Observasi (terlampir) Yogyakarta, 5 Maret 2013
Mengetahui,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II (Pertemuan 1)
Sekolah
: SDN Karangwuni 1
Standar Kompetensi
: 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat
Kompetensi Dasar
: 3.1 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat
pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri Indikator Kognitif : 3.1.1
Menjelaskan tugas dan wewenang Presiden dan Wakil Presiden
3.1.2
Menjelaskan ugas dari Kementrian Negara
3.1.3
Menjelaskan ugas dari keskretariatan
Afektif
3.1.4
Berpartisipasi dalam kerja kelompok
3.1.5
Bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran
3.1.6
Menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok
Psikomotor
3.1.7
Mempersiapkan alat dan bahan untuk membuat pohon organisasi pemerintah tingkat pusat
3.1.8
Membuat daun-daun yang berisikan tugas dari organisasi pemerintah tingkat pusat sesuai dengan langkah-langkah
Kelompok
: .............................
Anggota
: ...................................................... ...................................................... ...................................................... ...................................................... ....................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
Tugas 1.
Ambilah flash card pemerintah tingkat pusat yang sudah kamu terima kemudian carilah sumber-sumber belajar yang berkaitan dengan kartu tersebut.
Susilo Bambang Yudhoyono
Ir. Hatta Rajasa
Boediono
Agung Laksana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Muhamad Nuh
Dahlan Iskan
Amir Syamsudin, S.H, MH
159
Gamawan Fauzi
Roy Suryo
Marsekal TNI Djoko Suyanto
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Prof. Dr.Balthasar Kambuaya
Dr. E Mari Pangestu
Suryadharma Ali
Ir. H Suswono
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Linda Amalia Sari
Lembaga Pemerintah Nondepartemen
161
Dr. H Salim Segaf A
Lembaga Pemerintah Nondepartemen
2. Carilah tugas dan wewenang masing-masing kartu diatas dan tuliskan di belakang kartu tersebut. Misalnya : Kartu Wakil Presiden Budiono tugasnya membantu presiden dalam menjalankan kewajibannya sehari-hari 3. Tukarkan kartu yang diterima masing-masing ke kelompok lain kemudian pelajarilah kartu yang kamu terima bersama kelompokmu. 4. Tuliskan kembali tugas dan wewenang pemerintah tingkat pusat tersebut pada daun yang sudah disediakan dan segera tempel pada pohon organasisai pemerintah tingkat pusat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Karangwuni 1 Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: IV / II
Pertemuan
: IV
Waktu
: 2 JP (140 menit)
A. Standar Kompetensi 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat B. Kompetensi Dasar 3.1 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri C. Indikator Kognitif : 3.1.9
Menjelaskan tugas dan wewenang Presiden dan Wakil Presiden
3.1.10 Menjelaskan contoh tugas dari Kementrian Negara, Sekretariat negara dan lembaga Pemerintah nondepartemen. 3.1.11 Menjelaskan contoh tugas dari Penyelenggara pemerintah lainnya (Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara) Afektif 3.1.12 Berpartisipasi dalam kerja kelompok 3.1.13 Bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran 3.1.14 Menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok Psikomotor 3.1.15 Mempresentasikan hasil kerja kelompok secara runtut
D. Tujuan Pembelajaran Kognitif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
1. Siswa mampu menjelaskan minmal 2 tugas dan wewenang Presiden dan Wakil Presiden melalui diskusi bersama guru
2. Siswa mampu menjelaskan minimal 1 tugas dari kementrian negara, sekreatriat negara, Sekretariat kabinet dan lembaga Pemerintah non departemen melalui diskusi kelompok 3. Siswa mampu menjelaskan minimal 1 tugas dari Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara melalui diskusi kelompok Afektif 4. Siswa mampu berpartisipasi dalam kerja kelompok secara aktif 5. Siswa mampu bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran 6. Siswa mampu menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok Psikomotor
7. Siswa mampu mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan runtut setelah melakukan kegiatan diskusi E. Materi Ajar 1. Tugas dan wewenang organisasi Presiden dan wakil presiden 2. Tugas Kementrian Negara, Sekretariat negara dan lembaga Pemerintah nondepartemen. 3. Tugas Penyelenggara pemerintah lainnya (Kejaksaan, Badan ekstra
struktural, Badan independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara) F. Pendekatan dan Metode 1. Pendekatan : Kontekstual 2. Metode : Tanya jawab, Diskusi, Ceramah G. Kegiatan Pembelajaran 1.
Kegiatan Awal a. Doa, salam, dan mengecek kehadiran siswa b. Apersepsi : Guru menunjukan gambar polisi dan simbol-simbol lalu lintas kemudian menyakan apa tugas dari polisi tersebut? (kontruktivisme)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
c. Orientasi : Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini yakni menjelaskan tugas Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara
d. Motivasi : Guru mengajak siswa bernyayi “Laskar Indonesia” 2.
Kegiatan Inti a.
Guru memberikan kartu tentang Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara kepada masing-masing kelompok dan memberikan contoh tugas dari kejaksaan. (Pemodelan)
b.
Setiap kelompok mencari sumber-sumber kembali tentang Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara kepada masing-masing kelompok. (Inquiry)
c.
Siswa dalam kelompok berdiskusi bersama tentang tugas dari Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara kepada masing-masing kelompok. (masyarakat belajar)
d.
Siswa dalam kelompok menuliskan hasil kerja kelompok pada kertas yang berbentuk daun yang telah disediakan oleh guru. (masyarakat belajar dan penilaian sebenarnya)
e.
Siswa menempelkan kembali kertas tersebut pada gambar Pohon yang disediakan guru. (masyarakat belajar)
f.
Siswa bersama guru membahas bersama hasil kerja kelompok. (refleksi)
g.
Siswa menuliskan ringkasan tentang pohon tugas dan wewenang organisasi pemerintah tingkat pusat. (refleksi)
3.
Kegiatan Akhir a. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan hari ini tentang tugas dan wewenang organisasi pemerintah tingkat pusat. (refleksi)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
b. Siswa mengerjakan soal latihan untuk mengukur pemahaman materi hari ini secara individual. (penialain autentic) c. Siswa bersama guru merefleksikan pembelajaran hari ini yakni menanyakan kesulitan siswa dalam memahami materi hari ini. (refleksi) d. Tindak lanjut Guru menyampaikan tindak lanjut dari pembelajaran hari ini yaitu meminta siswa untuk belajar kembali materi sistem pemerintahan sebagai persiapan ulangan tengah semester. e. Doa penutup
H. Media dan Sumber Belajar 1. Media : Gambar organisasi pemerintah tingkat pusat, bagan organisasi pemerintah tingkat pusat, flashcard lembaga non departemen, keskretariatan dan penyelenggara pemerintah lainnya, pohon tugas organisasi pemerintah tingkat pusat 2. Sumber : Kartika Dewi, R dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/Mi kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hal 112-126 Kusumastuti. 2013. Pedoman Guru Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas IV. Sukoharjo: Sindunata Sarjan&Nugroho A. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Depdiknas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
I.
166
Penilaian 1. Prosedur : Proses (Aktivitas) dan Hasil (Produk) 2. Jenis : Non Test dan Test 3. Instrumen : Lembar Observasi dan Soal evaluasi (terlampir)
Yogyakarta, 12 Maret 2013
Mengetahui,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II (Pertemuan 2)
Sekolah
: SDN Karangwuni 1
Mapel
: PKn
Standar Kompetensi : 3. Mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat Kompetensi Dasar
: 3.1 Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri
Indikator Kognitif : 3.1.16 Menjelaskan tugas dan wewenang Presiden dan Wakil Presiden 3.1.17 Menjelaskan contoh tugas dari Kementrian Negara, Sekretariat negara dan lembaga Pemerintah nondepartemen. 3.1.18 Menjelaskan contoh tugas dari Penyelenggara pemerintah lainnya (Kejaksaan, Badan ekstra struktural, Badan independen, TNI&POLRI, dan perwakilan RI diluar negara) Afektif 3.1.19 Berpartisipasi dalam kerja kelompok 3.1.20 Bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran 3.1.21 Menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok Psikomotor 3.1.22 Mempresentasikan hasil kerja kelompok secara runtut
Kelompok
: .............................
Anggota
: ...................................................... ...................................................... ...................................................... ...................................................... ......................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
Tugas 1. Ambilah pemerintah tingkat pusat yang sudah kamu terima kemudian carilah sumber-sumber belajar yang berkaitan dengan kartu tersebut.
Sutanto
Hendarman Supandji
Agus Suhartono
Sudi Silalahi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI
169
BANK SENTRAL
DUTA BESAR
Komisi Pemberantasan Korupsi
Lembaga Sensor Film (LSF)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
2. Carilah tugas masing-masing kartu diatas dan tuliskan di belakang kartu tersebut. Misalnya : Kartu Jaksa Agung (Ketua Kejaksaan) tugasnya adalah mengajukan tuntutan di muka pengadilan terhadap para pelaku kejahatan. 3. Tukarkan kartu yang diterima masing-masing ke kelompok lain kemudian pelajarilah kartu yang kamu terima bersama kelompok 4. Tuliskan kembali tugas dan wewenang pemerintah tingkat pusat tersebut pada daun yang sudah disediakan dan segera tempel pada pohon organasisai pemerintah tingkat pusat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 6 Soal Evaluasi PKn Siklus 1 Nama
:.....................................................
No Absen
:.....................................................
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat! 1.
2.
3.
Kepala negara Indonesia disebut... a. Sultan
c. Presiden
b. Perdana Menteri
d. Raja
Wakil Presiden Soekarno dahulu adalah... a. Moh Hatta
c. Megawati
b. BJ. Habibie
d. Gusdur
Dibawah ini yang merupakan organisasi pemerintah tingkat pusat adalah... a. Bupati
c. Gubernur
b. Wali Kota 4.
d. Presiden
Pimpinan tertinggi lembaga kehakiman yang berkedudukan di Jakarta disebut... a. Jaksa Penuntut umum
c. Jaksa Umum
b. Jaksa Agung
d. Jaksa Khusus
5. BMG adalah singkatan dari... a. Badan Metereologi dan Geofisika
c. Badan Meteorologi dan Geologi
b. Badan Meteor Geofisika
d. Badan Meteor dan Geologi
6. Presiden dan wakil presiden dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh... a. Kejaksaan
c. Menteri-menteri
b. Polisi RI
d. TNI
7. Masa jabatan Presiden dan wakil presiden RI adalah... a. 2 tahun
c. 4 tahun
b. 3 tahun
d. 5 tahun
8. Presiden pada masa SBY dipilih oleh... a. MPR
c. Menteri
b. DPR
d. Rakyat
9. Presiden dalam menjalankan tugas memimpin negara Ri dibantu oleh ... a. wakil presiden b. MPR
c. BPK d. DPA
10. Menteri Koordinator Perekonomian sekarang ini dijabat oleh... a. Muhammad Nuh
c. Hatta Rajasa
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Agung Laksana
172
d. Amir Syamsudin
11. Di dalam tubuh TNI terdapat 3 unsur, yaitu... a. Angkatan darat, kepolisian dan laut b. Angkatan darat, laut dan udara c. Angkatan darat, udara dan kepolisian d. Angkatan laut, udara, dan kepolisian 12. Menteri Negara yang secara khusus mengurusi lingkungan adalah... a. Menteri Negara Lingkungan Hidup
c. Menteri Negara BUMN
b. Menteri Negara Teknologi
d. Menteri Negara Perumahan Rakyat
13. Uang rupiah dicetak oleh... a. Bank Desa
c. Bank Kabupaten
b. Bank Kecamatan
d. Bank Sentral
14. BPOM singkatan dari... a. Badan Pengawas Obat dan Makanan b. Badan Penggunaan Obat dan Makanan c. Badan Pengelolaan Obat dan Makanan d. Badan Penjualan Obat dan Manakan 15. Nama Kabinet pada masa pemerintahan Presiden SBY adalah kabinet... a. Gotong Royong
c. Indonesia Bersatu
b. Reformasi pembangunan
d. Persatuan Indonesia
16. Tugas perwakilan RI di luar negeri dipimpin oleh... a. DPR
c. Wakil Presiden
b. MPR
d. Duta Besar
17. Menteri Pendidikan Indonesia sekarang ini adalah... a. H.Suswono
c. Gamawan Fauzi
b. Muhammad Nuh
d. Amir Syamsudin
18. Lembaga yang bertugas mengajukan tuntutan di muka pengadilan terhadap para pelaku kejahatan adalah... a. KPK
c. Kepolisian
b. KPU
d. Kejaksaan
19. Pimpinan tertinggi dalam TNI adalah... a. Jenderal TNI
c. Panglima TNI
b. Letnan
d. Komandan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20. Presiden merupakan kepala negara dan... a. Kepala Pemerintahan
c. Kepala Kepolisian
b. Kepala Departemen
d. Kepala Kejaksaan
21. kesekretariatan yang membantu presiden dalam urusan administrasi kenegaraan adalah... a. Sekretariat Presiden
c. Sekretariat Negara
b. Sekretariat Wakil Presiden
d. Sekretariat Menteri
----------------------- Selamat Mengerjakan ---------------------
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kunci Jawaban Soal evaluasi Siklus I
1. D 2. D 3. B 4. A 5. B 6. A 7. C 8. A 9. A 10. D 11. A 12. D 13. B 14. C 15. D 16. D 17. A 18. C 19. B 20. A 21. C
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lampiran 7
Soal Evaluasi PKn Siklus II Nama
: ..................................
No Absen
: ..................................
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat! 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Yang berhak mengangkat menteri-menteri adalah... a. Presiden c. DPR b. Wakil Presiden d. MPR Menteri yang bertugas mengkoordinir perekonomian negara adalah... a. Menteri Koordinator Hukum, Politik dan Keamanan b. Menteri Koordinator Perkebunan c. Menteri Koordinator Perekonomian d. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Komisi yang bertugas mengadakan pemilihan umum Presiden adalah... a. Komisi Pemilihan Umum (KPU) b. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) c. Komisi Nasional Anak (Komnas Anak) d. Komisi Nasional HAM (Komnas HAM) Menteri Negara Pemuda dan Olahraga secara khusus mengurusi bidang... a. Pemuda dan Anak c. Pemuda dan Pendidikan b. Pemuda dan Jasmani d. Pemuda dan Olahraga Lembaga yang melakukan operasi militer dalam keadaan perang adalah... a. Pamong Praja c. Satpol PP b. Tentara Nasional Indonesai d. Rakyat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bertugas... a. Memberikan informasi tentang cuaca dan iklim b. Memberikan informasi tentang kerusakan lingkungan c. Memberikan informasi tentang perang d. Memberikan informasi tentang teknologi Komisi yang bertugas memberantas koruptor adalah... a. Komisia Olahraga Nasional Indonesia (KONI) b. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) c. Komisi Perlindungan Anak d. Komisi Pemberdayaan perempuan
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
176
Lembaga pemerintah yang bertugas melakukan sensor untuk film yang akan disiarkan di televisi adalah... a. Lembaga Sensor Film b. Komisi Perlindungan Perempuan c. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi d. Lembaga Sandi Negara Salah satu tugas kepolisian adalah... a. Melakukan perang dengan penjajah b. Melakukan Latihan Militer c. Menjaga Keamanan dan Ketertiban masyarakat d. Menjaga Negara dar i penjajah Tentara yang bertugas mengawasi wilayah perairan Indonesia disebut... a. TNI Angkatan Laut c. Angkatan Kepolisian b. TNI Angkatan Udara d. TNI Angkatan Darat Duta besar bertugas mengatur hubungan RI dengan.. a. Luar Negeri c. Luar Daerah b. Dalam negeri d. Luar Ibukota Menteri yang bertanggungjawab terhadap hubungan RI dengan negara-negara lain adalah... a. Menteri dalam negeri c. Menteri Hukum b. Menteri luar negeri d. Menteri Pariwisata Salah satu wewenang presiden sebagai kepala pemerintahan adalah... a. Mengangkat Ajudan Presiden c. Memberhentikan Polisi b. Mengangkat menteri d. Memberhentikan TNI Sebelum sebuah acara di televisi disiarkan, maka harus mendapatkan persetujuan dari... a. Komisi Ombudsman Nasional (KON) b. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) c. Komisi Hukum Nasional RI d. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Menteri yang bertugas memimpin sebuah departemen disebut... a. Menteri Koordinator c. Menteri Negara b. Menteri Pemerintah d. Menteri Departemen Yang berhak memberikan amnesti terhadap orang yang dijatuhi hukuma mati adalah... a. BPK c. MPR b. DPR d. Presiden Tugas utama Lembaga Kejaksaaan adalah... a. Mengawasi menteri yang terkena kasus b. Mengajukan tuntutan ke pengadilan para pelaku kejahatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Menegur penjahat yang melakukan kejahatan d. Membela para pelaku kejahatan di pengadilan 18. Salah satu contoh tugas sekretariat Kabinet adalah... a. Mengatur jadwal pertemuan presiden dan orang lain b. Menyiapkan dokumen presiden jika akan mengadakan rapat dengan menteri c. Membaca hasil rapat presiden dengan menteri d. Membuat denah tempat duduk rapat presiden dengan menteri
----------------------- Selamat Mengerjakan ---------------------Universitas Sanata Dharma
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kunci Jawaban Soal evaluasi Siklus II
1. A 2. C 3. A 4. D 5. B 6. A 7. B 8. A 9. C 10. A 11. A 12. B 13. B 14. B 15. D 16. D 17. B 18. B
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
lampiran 8 Skor siswa saat uji valitas soal evaluasi siklus I
Nama
Skor
No soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jml
Arju Koiri
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
0
0
13
Aditya
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
11
Afis SB
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
23
Ajeng
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
27
Aliefian D
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
27
Auria Lisa
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
25
Danenidra A
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
25
Dewi Eka
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
27
Dimas Hari
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
24
Fadli Adi
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
21
Gregorius A
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
30
Henna
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
16
Laode M
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
21
Mustika S
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
24
Novita K
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
25
Novita Aprilia
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
24
Zahra
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
23
Rafi M
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
Rianti Putri
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
Rizky Indra
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
29
Robi Catatah
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
24
Indienfina P
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
28
Titis Estining
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
27
Ghanny A F
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
1
19
Cut Nira
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
26
Dani Wijaya
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
27
Daffa W P
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
23
Aryo
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
30
Dimas W P
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
23
Disa Ayu S
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
23
Mahesa
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
0
18
Bagas Krisna
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
25
maharani A
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
27
Imam A S
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
26
Selly N A
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
25
1
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
Tabel hasil validitas soal siklus I dengan SPSS Correlations Total Total
Pearson Correlation
no1 1
Sig. (2-tailed) N no1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no5
Pearson Correlation
35 .437
**
no2
.437
**
no3 .467
**
no4
.504
**
no5
.448
**
no6
.636
no7
no8
**
.109
.036
no9
.474
no10
**
.177
.518
**
.009
.005
.002
.007
.000
.534
.839
.004
.310
.001
35
35
35
35
34
35
35
35
35
35
1
*
.198
.420
*
-.054
-.042
-.029
**
-.093
-.053
.012
.254
.012
.761
.810
.867
.004
.594
.764
.009
.420
.477
35
35
35
35
35
34
35
35
35
35
35
**
*
1
-.024
.300
.164
-.101
-.070
.110
-.028
.167
.893
.080
.355
.566
.689
.529
.874
.339
.467
.420
.005
.012
35
35
35
35
35
34
35
35
35
35
35
**
.198
-.024
1
.306
.141
.036
-.149
.233
-.059
.354
.002
.254
.893
.073
.425
.839
.394
.177
.737
.037
35
35
35
35
35
34
35
35
35
35
35
**
*
.300
.306
1
.164
.251
-.070
.110
-.028
.167
.007
.012
.080
.073
.355
.145
.689
.529
.874
.339
35
35
35
35
35
34
35
35
35
35
35
**
-.054
.164
.141
.164
1
-.078
-.054
.208
.316
.504
.448
.636
.420
.634
*
**
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sig. (2-tailed)
.000
.761
.355
.425
.355
34
34
34
34
34
.662
.761
.237
.068
.000
34
34
34
34
34
34
Pearson Correlation
.109
-.042
-.101
.036
.251
-.078
1
**
.298
-.134
-.075
Sig. (2-tailed)
.534
.810
.566
.839
.145
.662
.000
.082
.443
.667
35
35
35
35
35
34
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.036
-.029
-.070
-.149
-.070
-.054
**
1
**
-.093
-.053
Sig. (2-tailed)
.839
.867
.689
.394
.689
.761
.000
.004
.594
.764
35
35
35
35
35
34
35
35
35
35
35
**
.110
.233
.110
.208
.298
**
1
-.196
.211
.004
.004
.529
.177
.529
.237
.082
.004
.260
.224
35
35
35
35
35
34
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.177
-.093
-.028
-.059
-.028
.316
-.134
-.093
-.196
1
.076
Sig. (2-tailed)
.310
.594
.874
.737
.874
.068
.443
.594
.260
35
35
35
35
35
34
35
35
35
35
35
**
-.053
.167
.354
*
.167
**
-.075
-.053
.211
.076
1
.001
.764
.339
.037
.339
.000
.667
.764
.224
.663
35
35
35
35
35
34
35
35
35
35
N no6
N no7
N no8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no9
N no10
182
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.474
.518
**
.477
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.634
.697
.697
.477
.477
.663
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
Correlations Total Total
Pearson Correlation
no11 1
Sig. (2-tailed)
no17
**
.307
.016
.367
*
no18
.541
no19
**
.311
no20
.641
**
.580
**
.929
.030
.001
.069
.000
.000
35
35
35
35
35
35
35
35
35
34
35
Pearson Correlation
.033
1
-.062
-.042
-.140
-.042
.187
-.201
.050
-.099
-.110
Sig. (2-tailed)
.852
.724
.812
.422
.812
.283
.247
.774
.576
.529
35
34
35
**
.310
.313
35
35
35
35
35
35
35
35
**
-.062
1
.132
-.013
-.139
.079
.215
.001
.724
.451
.941
.425
.651
.216
.001
.074
.067
35
35
35
35
35
35
35
35
35
34
35
**
-.042
.132
1
.298
-.094
.287
.364
*
-.075
**
.211
.000
.812
.451
.083
.592
.095
.031
.667
.001
.224
35
35
35
35
35
35
35
35
35
34
35
Pearson Correlation
.307
-.140
-.013
.298
1
.093
.049
.239
-.007
.344
Sig. (2-tailed)
.073
.422
.941
.083
.594
.782
.166
.968
.046
.040
35
35
35
35
35
35
35
35
35
34
35
.016
-.042
-.139
-.094
.093
1
.053
-.075
-.075
.208
-.110
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
N no15
.590
no16
.073
N
no14
**
no15
.000
Sig. (2-tailed)
no13
.538
no14
.001
N no12
.033
no13
.852
N no11
no12
Pearson Correlation
.538
.590
.541
.530
*
.349
*
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sig. (2-tailed) N no16
.594
35
35
35
35
35
.761
.667
.667
.237
.529
35
35
35
35
34
35
1
.137
.137
.195
.200
.433
.433
.270
.250
35
34
35
**
.297
.004
.088
.000
35
35
34
35
**
1
-.091
.298
.608
.082
.187
.079
.287
.049
.053
Sig. (2-tailed)
.030
.283
.651
.095
.782
.761
35
35
35
35
35
35
35
35
**
-.201
.215
.364
*
.239
-.075
.137
1
.001
.247
.216
.031
.166
.667
.433
35
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.311
.050
**
-.075
-.007
-.075
.137
Sig. (2-tailed)
.069
.774
.001
.667
.968
.667
.433
.004
35
35
35
35
35
35
35
35
35
34
35
**
-.099
.310
*
.208
.195
.297
-.091
1
.433
.000
.576
.074
.001
.046
.237
.270
.088
.608
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
**
-.110
.313
.211
.349
*
-.110
.200
**
.298
.433
*
1
.000
.529
.067
.224
.040
.529
.250
.000
.082
.010
35
35
35
35
35
35
35
35
35
34
Pearson Correlation
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N no20
.592
*
N
no19
.425
.367
Sig. (2-tailed)
no18
.812
Pearson Correlation
N no17
.929
184
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.541
.641
.580
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.541
.530
**
.344
.470
.685
.470
.685
**
*
.010
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
Correlations Total Total
Pearson Correlation
no21
no21
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no22
.006
.012
.292
.000
35
35
35
35
**
1
.196
no24
.006
.000
.006
35
35
.053
.320
.426
.259
.761
.054
.008
.116
.013
35
35
35
35
35
*
.082
.019
.015
.089
.079
.061
.011
.639
.914
.932
.612
.651
.441
*
35
35
35
35
35
35
35
35
1
.357
*
.204
.152
.086
.000
.315
.059
.152
.035
.240
.385
.624
1.000
.065
.736
.385
35
35
35
35
35
35
35
**
-.139
.111
.354
*
.281
-.024
.132
.006
.425
.526
.037
.102
.891
.451
35
35
35
35
35
35
35
35
**
1
**
.257
.306
.211
-.145
.031
.005
.137
.073
.224
.406
.860
35
35
35
35
35
35
35
**
1
.165
.219
.113
.121
.195
.012
.259
35
35
35
35
Pearson Correlation
.183
.053
.357
*
1
Sig. (2-tailed)
.292
.761
.035
35
35
35
**
.320
.204
.000
.061
.240
.006
35
35
35
35
*
.152
-.139
Pearson Correlation
.414
.456
35
Sig. (2-tailed)
N
no30
35 .196
Pearson Correlation
no29
35 *
Sig. (2-tailed)
no25
.459
no28
.270
.681
**
no27
**
.601
**
no26
.329
.422
N
no25
**
.422
Pearson Correlation
N no23
no24
.183
.459
**
no23 *
1
Sig. (2-tailed) N
no22
.601
.681
**
.426
.458
.458
.464
.464
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sig. (2-tailed)
.000
.011
.385
.425
.005
35
35
35
35
35
.344
.207
.518
.489
.261
35
35
35
35
35
35
**
.082
.086
.111
.257
.165
1
.429
*
.203
.081
.165
.006
.639
.624
.526
.137
.344
.010
.242
.643
.344
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.329
.019
.000
.354
*
.306
.219
.429
*
1
.099
-.068
.066
Sig. (2-tailed)
.054
.914
1.000
.037
.073
.207
.010
.570
.697
.708
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
**
.015
.315
.281
.211
.113
.203
.099
1
-.007
.113
.008
.932
.065
.102
.224
.518
.242
.570
.969
.518
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.270
.089
.059
-.024
-.145
.121
.081
-.068
-.007
1
.278
Sig. (2-tailed)
.116
.612
.736
.891
.406
.489
.643
.697
.969
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35 1
N no26
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no27
N no28
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no29
N no30
186
.456
.441
.106
Pearson Correlation
.414
*
.079
.152
.132
.031
.195
.165
.066
.113
.278
Sig. (2-tailed)
.013
.651
.385
.451
.860
.261
.344
.708
.518
.106
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
Skor siswa saat uji soal objektif siklus II Nama
Skor
No Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jml
Arju Koiri
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
12
Aditya
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
16
Afis SB
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
14
Ajeng
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
30
Aliefian D
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
29
Auria Lisa
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
26
Danenidra A
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
21
Dewi Eka
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
25
Dimas Hari
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
26
Fadli Adi
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
1
19
Gregorius A
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
26
Henna
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
17
Laode M
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
18
Mustika S
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
25
Novita K
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
27
Novita Aprilia
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
23
Zahra
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
25
Rafi M
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
Rianti Putri
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
Rizky Indra
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
23
Robi Catatah
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
Indienfina P
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
26
Titis Estining
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
26
Ghanny A F
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
28
Cut Nira
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
14
Dani Wijaya
1
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
24
Daffa W P
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
29
Aryo
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
24
Dimas W P
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
25
Disa Ayu S
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
23
Mahesa
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
25
Bagas Krisna
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
2
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
12
maharani A
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
27
Imam A S
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
26
Selly N A
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
Hasil perhitungan validitas soal siklus II Correlations Total Total
Pearson Correlation
no1 1
Sig. (2-tailed) N no1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no2
.327
.008 35 1
.008
no5
no6
no7
no8
**
.325
.258
.308
.294
.055
.002
.057
.135
.072
35
35
35
35
.512
no9
no10
**
.186
.371
.086
.009
.284
.028
35
35
35
35
35
*
.178
-.075
-.021
-.075
.434
*
-.021
.137
-.042
.050
.364
.904
.433
.810
.774
.031
.307
.667
.904
.667
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.327
-.021
1
.146
.157
.164
.281
.183
.281
-.151
.076
Sig. (2-tailed)
.055
.904
.402
.367
.347
.102
.293
.102
.386
.664
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
*
.053
Pearson Correlation
N
35
**
.137
.146
.002
.433
.402
35
35
35
.512
1
35
Pearson Correlation
.325
-.042
.157
-.101
Sig. (2-tailed)
.057
.810
.367
.564
35
35
35
35
.258
.050
.164
.053
N no5
**
.441
no4
35
Sig. (2-tailed)
no4
.441
**
no3
35
N no3
35
no2
Pearson Correlation
-.101
.053
.053
.287
.287
.409
.564
.761
.761
.094
.095
.015
.761
35
35
35
35
35
35
35
**
.157
-.053
1
.210
-.053
.124
.560
.226
.764
.478
.000
.367
.764
35
35
35
35
35
35
35
.210
1
-.042
-.025
.167
.164
-.042
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sig. (2-tailed)
.135
.774
.347
.761
.226
35
35
35
35
35
.812
.889
.339
.347
.812
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.308
.364
*
.281
.053
-.053
-.042
1
.006
-.094
-.334
.271
Sig. (2-tailed)
.072
.031
.102
.761
.764
.812
.972
.592
.050
.116
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.294
.178
.183
.287
.124
-.025
.006
1
.221
-.059
-.209
Sig. (2-tailed)
.086
.307
.293
.094
.478
.889
.972
.202
.738
.229
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
**
-.075
.281
.287
**
.167
-.094
.221
1
.281
.271
.009
.667
.102
.095
.000
.339
.592
.202
.102
.116
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.186
-.021
-.151
.409
*
.157
.164
-.334
-.059
.281
1
-.129
Sig. (2-tailed)
.284
.904
.386
.015
.367
.347
.050
.738
.102
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35 1
N no6
N no7
N no8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no9
N no10
190
.434
.560
.461
Pearson Correlation
.371
*
-.075
.076
.053
-.053
-.042
.271
-.209
.271
-.129
Sig. (2-tailed)
.028
.667
.664
.761
.764
.812
.116
.229
.116
.461
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
Correlations Total Total
Pearson Correlation
no11
no11
n012
.089
.001
.000
35
35
35
35
35
*
1
**
.158
.102
.000
.364
35
35
**
1
Sig. (2-tailed)
.041
Sig. (2-tailed)
.612
.377
*
.107
.000
.000
.346
.026
.539
35
35
35
35
35
35
**
.045
.286
.185
.107
-.310
.560
.005
.798
.096
.288
.540
.070
35
35
35
35
35
35
35
35
.258
.271
**
.211
**
-.075
.102
-.349
.134
.116
.000
.224
.000
.667
.560
.040
.464
.612
.607
.786
.612
*
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.292
.158
.258
1
-.194
.158
-.028
.000
-.156
-.158
-.319
Sig. (2-tailed)
.089
.364
.134
.265
.364
.871
1.000
.372
.364
.062
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
**
.102
.271
-.194
1
.357
*
.102
.206
.001
.560
.116
.265
35
35
35
35
**
.158
.357
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no15
**
no20
.000
N no14
.663
.612
no19
.164
.771
**
no18 **
.538
**
no17
.000
N no13
35
.663
**
no16
.000
.348
Pearson Correlation
no15
.041
Pearson Correlation
N
no14
.292
.348
*
no13 **
1
Sig. (2-tailed) N
n012
Pearson Correlation
.538
.771
**
.464
**
.612
*
.532
**
.612
**
.364
.035
.001
.000
.031
.560
.235
35
35
35
35
35
35
35
*
1
**
.185
**
.272
.494
**
.643
.464
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sig. (2-tailed)
.000
.005
.000
.364
.035
35
35
35
35
35
**
.045
.211
-.028
.000
.798
.224
.871
.001
.003
35
35
35
35
35
35
**
.286
**
.000
.000
.096
.000
1.000
.000
.000
.003
35
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.164
.185
-.075
-.156
.364
*
.185
Sig. (2-tailed)
.346
.288
.667
.372
.031
35
35
35
35
35
N no16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no17
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no18
N no19
.786
.612
.532
.612
**
**
.003
.000
.288
.005
.114
35
35
35
35
35
35
**
1
**
.298
.269
.404
.003
.082
.118
.016
35
35
35
35
35
**
1
.185
.286
.078
.288
.096
.658
35
35
35
35
.298
.185
1
.185
.277
.288
.082
.288
.288
.107
35
35
35
35
35
35
**
.269
.286
.185
1
.272
.494
.643
**
.494
.494
*
Pearson Correlation
.377
*
.107
.102
-.158
.102
Sig. (2-tailed)
.026
.540
.560
.364
.560
.005
.118
.096
.288
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
Pearson Correlation
.107
-.310
-.349
*
-.319
.206
.272
.404
*
.078
.277
.272
1
Sig. (2-tailed)
.539
.070
.040
.062
.235
.114
.016
.658
.107
.114
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
N no20
.607
192
N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.464
.114
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
Correlations Total Total
Pearson Correlation
no21 1
Sig. (2-tailed) N no21
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no22
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no23
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
no24
no22
.753
**
no23
.886
**
no24
.538
**
.405
*
no26
.563
no27
**
.236
no28
.457
no29
no30
**
.318
.333
.539
**
.000
.000
.001
.016
.001
.178
.006
.063
.051
.001
35
35
34
35
35
34
34
35
35
35
35
**
1
**
.252
.354
*
-.061
.264
.062
.196
.320
.000
.001
.144
.040
.734
.126
.723
.259
.061
35
34
35
35
34
34
35
35
35
35
**
1
**
.214
.254
.198
.354
.753
.000 35 .886
**
.698
.000
.000
34
34
.538
**
.520
**
.698
**
.520
.518
**
.547
**
.681
*
.504
**
.002
.001
.000
.225
.147
.262
.040
.002
34
34
34
33
34
34
34
34
34
**
1
.287
.098
.182
.209
-.194
-.153
.167
.095
.581
.303
.229
.265
.380
.339
34
34
35
35
35
35
**
.214
.264
-.083
.196
.133
.002
.225
.126
.637
.259
.445
34
34
35
35
35
35
.518
.001
.001
.002
35
35
34
35
35
**
.287
1
Pearson Correlation
.405
*
.252
Sig. (2-tailed)
.016
.144
.001
.095
35
35
34
35
N
no25
.547
35
.519
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
no25
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.681
**
.098
.519
**
1
.188
.233
.310
.280
.199
.294
.185
.074
.108
.258
.581
.002
34
34
33
34
34
34
33
34
34
34
34
Pearson Correlation
.236
-.061
.214
.182
.214
.188
1
.179
.156
.048
.357
Sig. (2-tailed)
.178
.734
.225
.303
.225
.294
.312
.377
.786
.038
34
34
34
34
34
33
34
34
34
34
34
**
.264
.254
.209
.264
.233
.179
1
.076
.090
.221
.006
.126
.147
.229
.126
.185
.312
.664
.606
.202
35
35
34
35
35
34
34
35
35
35
35
Pearson Correlation
.318
.062
.198
-.194
-.083
.310
.156
.076
1
.316
Sig. (2-tailed)
.063
.723
.262
.265
.637
.074
.377
.664
35
35
34
35
35
34
34
35
Pearson Correlation
.333
.196
.354
*
-.153
.196
.280
.048
Sig. (2-tailed)
.051
.259
.040
.380
.259
.108
35
35
34
35
35
34
Pearson Correlation
N
N
no29
*
.000
Sig. (2-tailed)
no28
.354
.040
N
no27
**
.001
N
no26
.563
194
N
.457
.465
*
**
.064
.005
35
35
35
.090
.316
1
.408
.786
.606
.064
34
35
35
*
.015 35
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
no30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**
.320
.001 35
.539
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
195
**
.167
.133
.199
.357
*
.221
.061
.002
.339
.445
.258
.038
.202
.005
.015
35
34
35
35
34
34
35
35
35
.504
.465
**
.408
*
1
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
231
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
232
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
233
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12
235
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
236
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
237
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
238
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
239
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
240
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
241
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
243
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
246
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
247
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
248
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil Flashcard Siswa
249
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil Kerja Siswa membuat pohon organisasi pemerintah tingkat pusat
250
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
251
Lampiran 13 Contoh Sumber belajar 1
Organisasi Pemerintahan Tingkat Pusat Organisasi pemerintahan di tingkat pusat adalah lembaga-lembaga negara yang duduk dalam pemerintah pusat yaitu presiden, wakil presiden, para menteri dan lembaga lain yang membantu penyelenggaraan pemerintah. 1. Presiden Calon seorang presiden dan wakil presiden harus warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai presiden dan wakil presiden. Sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan presiden memiliki kekuasaan antara lain: a. Kekuasaan legislatif Kekuasaan presiden dalam bidang legislatif adalah bekerja sama dengan DPR untuk membuat undangundang dan menetapkan APBN. b. Kekuasaan eksekutif Kekuasaan presiden dalam bidang eksekutif adalah seperti apa yang tercantum dalam UUD 1945 Pasal 4 Ayat 1, yaitu memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD. c. Kekuasaan sebagai kepala negara Presiden sebagai kepala negara mempunyai tugas pokok yang diatur dalam UUD 1945 antara lain: - Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara. - Presiden mengangkat duta dan konsul. - Presiden menerima penempatan duta negara lain. - Presiden menyatakan keadaan bahaya, syarat-syarat, dan akibatnya ditetapkan dengan undang-undang. - Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
252
Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memerhatikan pertimbangan DPR. Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memerhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasihat dan pertimbangan kepada presiden. Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lain yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Usul pemberhentian presiden atau wakil presiden dapat diajukan oleh DPR. Apabila DPR berpendapat bahwa presiden atau wakil presiden telah melakukan pelanggaran hukum atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden atau wakil presiden. DPR dapat mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi. Dalam hal terjadi kekosongan wakil presiden, presiden mengajukan 2 calon wakil presiden kepada MPR. Selambat-lambatnya, dalam waktu 60 hari MPR menyelenggarakan sidang MPR untuk memilih wakil presiden.
2. Wakil Presiden Dalam menjalankan tugasnya presiden dibantu oleh wakil presiden. Wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat yang sepasang dengan presiden melalui pemilu. Tugas wakil presiden sama beratnya dengan tugas presiden. Jika presiden sewaktu-waktu meninggal dunia, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat menjalankan kewajibannya dalam masa jabatan yang telah ditentukan maka wakil presiden akan menggantikannya. Presiden dan wakil presiden harus dapat bekerja sama dengan baik. UUD 1945 tidak menentukan lebih lanjut tentang tugas wakil presiden. Pasal 4 ayat 2 UUD 1945 hanya menyebutkan bahwa tugas wakil presiden adalah membantu presiden dalam melaksanakan tugasnya. 3. Menteri Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya presiden juga dibantu oleh menteri-menteri negara yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Menteri-menteri tersebut diangkat, diberhentikan, dan bertanggung jawab kepada presiden. Sedangkan pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
253
undang. Presiden juga memiliki kewenangan untuk membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat kepada presiden. Bangsa Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Dalam kabinet presidensial, menteri dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu menteri koordinator, menteri departemen, dan menteri negara. a. Menteri Koordinator Menteri koordinator adalah menteri yang bertugas mengoordinasikan antara satu menteri dengan menteri yang lainnya. Ada 4 menteri koordinator yaitu menteri koordinator hukum politik dan keamanan, menteri koordinator perekonomian, menteri koordinator kesejahteraan rakyat, dan menteri sekretaris negara. b. Menteri Departemen Menteri departemen adalah menteri yang memimpin sebuah departemen. Departemen adalah badan pelaksana pemerintah yang dibagi menurut bidangnya masing-masing. Misalnya menteri luar negeri, menteri dalam negeri, menteri pertahanan, menteri hukum dan HAM, menteri perdagangan, menteri perindustrian, menteri pendidikan nasional, dan lain-lain. c. Menteri Negara Menteri negara adalah menteri yang diberi tugas manangani bidang khusus yang tidak ditangani oleh departemen. Misalnya menteri perumahan rakyat, menteri riset dan teknologi, menteri koperasi dan usaha kecil menengah, menteri lingkungan hidup, menteri pemberdayaan perempuan, menteri pemuda dan olahraga, dan sebagainya. Selain menteri-menteri di atas masih ada pejabat negara yang setingkat dengan menteri, misalnya sekretaris kabinet dan jaksa agung.
Sumber: Ressi, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan 4 untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Depdiknas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
254
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
255
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
256
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
257
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
258
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
259
Lampiran 14
Foto-foto Kegiatan
Foto saat tanya jawab dengan siswa
Foto saat menjelasakan bagian-bagian organisasi pemerintah tingkat pusat
Foto saat menggunakan media flashcard
Foto saat belajar di luar kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Foto saat bekerja kelompok membuat flash card
Flash card presiden dan wakil presiden
260
Foto saat diskusi kelompok
Foto saat mengerjakan tugas kelompok menjodohkan pengertian bagian-bagian organisasi pemerintah tingkat pusat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
261
Foto saat presentasi
Foto saat membaca sumber-sumber belajar
Foto saat mencari sumber-sumber belajar
Foto saat menempel daun pada pohon tugas organisasi pemerintah tingkat pusat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 15
262
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 16
263