PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED RISK, DAN TRUST TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION TO USE E-MONEY (Studi Empiris : Calon Pengguna Uang Elektronik Kartu Indomaret)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Filipus Damas Angga Kusuma NIM : 102114095
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
“Hidup Tidak Menghadiahkan Barang Sesuatupun Kepada Manusia Tanpa Bekerja Keras”
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Bapak dan Ibu tercinta Semua teman yang mendukung dan menyemangati
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: “PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED RISK, DAN TRUST TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION TO USE E-MONEY (Studi Empiris : Calon Pengguna Uang Elektronik Kartu Indomaret)” dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Oktober 2014 adalah hasil karya saya Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 28 November 2014 Yang membuat pernyataan,
Filipus Damas Angga Kusuma v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Filipus Damas Angga Kusuma Nim
: 102114095
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED RISK, DAN TRUST TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION TO USE E-MONEY (Studi Empiris : Calon Pengguna Uang Elektronik Kartu Indomaret) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 28 November 2014 Yang menyatakan,
Filipus Damas Angga Kusuma
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena hal tersebut penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
yang
telah
memberikan
kesempatan
untuk
belajar
dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Ilsa Haruti Suryandari S.E.,S.IP.,M.Sc., Ak., C.A. selaku Dosem Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Nicko Kornelius Putra S.E. yang membantu memberikan referensi-referensi yang sangat berguna pada saat penulis mengerjakan skripsi. 4. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak AL. Cipto Wardoyo, Ibu Ch. Suyatmini dan Dionisius Dimas Andi Wijaya
yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam
melaksanakan pendidikan tanpa mengenal lelah.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Mbak Emer, Cleo, Yosa, Punk, Hade, Toko, Zinedine, Seta .A dan semua rekan-rekan yang membantu penulis dalam berdiskusi bersama mengenai materi. 7. Teman-teman mahasiswa Akuntansi angkatan 2010 terutama teman-teman kelas MPT yang selalu bersama dalam menghadapi masalah. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 28 November 2014
Filipus Damas Angga Kusuma
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................... v HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA TULIS ................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR .......................................................... vii HALAMAN DAFTAR ISI ......................................................................... ix HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................. xii HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................ xiii ABSTRAK ................................................................................................. xiv ABSTRACT ................................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5 C. Batasan Masalah ............................................................................. 5 D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7 E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7 F. Sistematika Penulisan .................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 10 A. Smart Card ...................................................................................... 10 1. Definisi Smart Card ............................................................ 10 2. Tipe Smart Card ................................................................... 11 B. Teknologi Informasi ........................................................................ 12 1. Pengertian Teknologi Informasi .......................................... 12 2. Jenis jenis Sistem Teknologi Informasi ............................... 13 3. Pengelompokan Teknologi Informasi.................................. 15
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Konsep Adopsi Teknologi (TAM) .................................................. 16 D. Perceived Usefulness ...................................................................... 18 E. Perceived Ease of Use .................................................................... 18 F. Trust ................................................................................................ 19 G. Perceived Risk ................................................................................ 20 H. Bihavioral Intention to Use ............................................................. 21 I.
Penelitian Sebelumnya .................................................................... 22
J.
Hipotesis Penelitian ......................................................................... 29
BAB III
METODE PENELITIAN .......................................................... 35
A. Subjek dan Objek Penelitian............................................................ 35 B. Metode dan Desain Penelitian ......................................................... 35 1.
Metode Penelitian.............................................................. 35
2.
Jenis Penelitian ................................................................. 36
B. Populasi dan Sampel........................................................................ 36 1.
Populasi ............................................................................. 36
2.
Sampel ............................................................................... 36
3.
Teknik Sampling ............................................................... 37
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 38 1. Jenis Data............................................................................. 38 2. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 38 D. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 40 1. Variabel Eksogen (Independen) .......................................... 41 2. Variabel Endogen (Dependen) ............................................ 43 E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 46 1. Model Pengukuran (Outer Model)....................................... 48 a) Uji Validitas.................................................................. 48 1) Uji Validitas Konvergen...................................... 48 2) Uji Validitas Diskriminan ................................... 49 b) Uji Reliabilitas .............................................................. 49 2. Model Struktural (Inner Model) .......................................... 50
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ........................ 54
A. Instrumen Pembayaran di Indonesia ............................................... 54 1.
Definisi E-money............................................................... 54
2.
Manfaat E-money .............................................................. 56
B. Sejarah Perkembangan Indomaret ................................................... 57 C. Visi dan Budaya Indomaret ............................................................. 58 D. Produk dan Layanan Indomaret....................................................... 59 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN................................ 62
A. Gambaran Umum Responden.......................................................... 62 B. Model Pengukuran (Outer Model) .................................................. 65 1. Uji Validitas................................................................................ 65 2. Uji Reliabilitas ............................................................................ 70 C. Model Struktural (Inner Model) ...................................................... 72 D. Analisis Efek Langsung Dan Total Efek ......................................... 78 E. Hasil Penelitian................................................................................ 81 BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 89 A. Kesimpulan...................................................................................... 89 B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 90 C. Saran ............................................................................................. 90 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92 LAMPIRAN
............................................................................................. 95
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Indikator Variabel Setelah Pre-test............................................. 45
Tabel 2
Skor Jawaban Kuesioner............................................................. 46
Tabel 3
Responden Menurut Jenis Kelamin ............................................ 62
Tabel 4
Responden Menurut Umur.......................................................... 63
Tabel 5
Tingkat Pendidikan Responden .................................................. 63
Tabel 6
Jenis Pekerjaan Responden ......................................................... 64
Tabel 7
Uji Validitas Dengan Outer Loading.......................................... 67
Tabel 8
Uji Validitas Dengan Communality dan AVE............................ 68
Tabel 9
Uji Validitas Dengan Cross Loading.......................................... 69
Tabel 10 Uji Reliabilitas Dengan Composite Reliability........................... 71 Tabel 11 Koefisien Determinasi ................................................................ 72 Tabel 12 Analisis Hubungan dan Uji Hipotesis......................................... 75 Tabel 13 Efek Langsung dan Efek Total ................................................... 80
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Technology Acceptance Model (TAM) ..................................... 17 Gambar 2 Model Penelitian Setiawan (2006) ............................................ 23 Gambar 3 Model Penelitian Ainur Rofiq (2007)........................................ 24 Gambar 4 Model Penelitian Candraditya dan Idris (2013) ........................ 25 Gambar 5 Model Penelitian Meuthia (2011).............................................. 26 Gambar 6 Hipotesis Penelitian ................................................................... 29 Gambar 7 Model Pengukuran Setelah Proses Algorithm ........................... 66 Gambar 8 Model Pengukuran Setelah Proses Bootstraping....................... 74
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED RISK, DAN TRUST TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION TO USE E-MONEY (Studi Empiris : Calon Pengguna Uang Elektronik Kartu Indomaret)
Filipus Damas Angga Kusuma NIM : 102114095 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, dan trust terhadap behavioral intention to use e-money, serta mengetahui pengaruh perceived risk dan perceived ease of use terhadap perceived usefulness. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena e-money merupakan perkembangan teknologi dalam bidang ekonomi yang sangat memberikan keuntungan, namun minat masyarakat untuk menggunakannya masih rendah. Jenis penelitian merupakan penelitian empiris. Penelitian ini menggunakan 94 responden sebagai sampel. Pengambilan sampel menggunakan kuesioner dengan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas konvergen, uji validitas diskriminan, dan uji reliabilitas model pengukuran serta pengujian hipotesis dilakukan dengan uji inner model menggunakan SmartPLS 2.0M3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa behavioral intention to use emoney dipengaruhi oleh perceived ease of use, perceived usefulness, dan trust. Perceived risk tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use e-money. (3) Perceived risk dan perceived ease of use berpengaruh terhadap perceived usefulness e-money. Kata kunci : Perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, trust, dan behavioral intention to use.
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED RISK, AND TRUST TO BEHAVIORAL INTENTION TO USE E-MONEY (THE EMPIRICAL STUDY OF: POTENTIAL USERS OF ELECTRONIC MONEY OF INDOMARET CARD)
Filipus Damas Angga Kusuma NIM : 102114095 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014 This research aims to determine the influence of perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, and trust to behavioral intention to use e-money, as well as the influence of perceived risk and perceived ease of use to perceived usefulness. This research is important because emoney is the development of technology in the economic field. This product is useful, but the customer intention to use it is low. The type of this research was empirical research. The Samples were obtained through questionnaire. There were 94 respondents that obtained through purposive sampling method. Testing of the hypotheses was conducted by inner model smartpls 2.0m3. The results showed that behavioral intention to use e-money was influenced by perceived ease of use, perceived usefulness, and trust. On the other hand perceived risk was not influenced the behavioral intention to use e-money. Perceived risk and perceived ease of use influenced perceived e-money usefulness. Keyword: Perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, trust and behavioral intention to use.
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi konsentrasi
yang
bidang,
Perusahaan-perusahaan
semakin
tidak
berkembang
terkecuali
besar
yang
bidang
merambah ekonomi
memiliki
banyak
berbagai akuntansi. cabang
membuatuhkan aplikasi-aplikasi teknologi yang berbasis pada ekonomi akuntansi, sehingga transfer informasi semakin cepat. Salah satu perkembangan teknologi yang dimanfaatkan dalam bidang ekonomi akuntansi adalah e-money. Aplikasi e-money ini menggunakan teknologi dari kartu pintar (smart card) Kartu pintar (smart card) memiliki chip dan komponen prosesor sehingga kartu pintar ini dapat digunakan untuk melakukan penyimpanan data serta dapat menambah, menghapus, dan merubah informasi yang ada didalamnya. Perusahaan-perusahaan banyak yang mulai menggunakan kartu pintar ini sebagai e-money dengan bekerjasama dengan pihak perbankan dan dengan tujuan untuk mempermudah konsumen dalam melakukan transaksi. Produk e-money merupakan alat pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor lebih dahulu oleh pemegang produk e-money kepada penerbit. Nilai uang akan disimpan secara elektronik dalam suatu media yang akan digunakan sebagai alat pembayaran. Produk e-money memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan alat transaksi lain
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
khususnya untuk bisnis ritel karena transaksi akan menjadi lebih mudah, cepat, dan murah sehingga di masa yang akan datang produk e-money memiliki potensi untuk menggeser uang tunai. Penggunaan e-money di Indonesia memang kian marak belakangan ini, hal ini terjadi karena e-money dirasa sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena dianggap memberikan berbagai manfaat dalam melakukan transaksi yang cepat, mudah dan dapat digunakan untuk pembayaran yang bernilai kecil seperti pada pembayaran berbagai macam tagihan, pembelian BBM di SPBU, membayar biaya tol, biaya parkir, dan transaksi pembelanjaan lainya. Bank Indonesia telah memberikan izin kepada beberapa penerbit e-money yaitu Bank Mandiri dengan kartu e-toll dan bekerjasama dengan Indomaret dengan Kartu Indomaret, BCA dengan produk Flazz Card dan Gaz Card, BRI dengan produk Brizzi dan berbagai macam produk yang lain. Secara khusus Bank Indonesia mengeluarkan perijinan No. 11/12/PBI/2009 yang mengatur tentang e-money. Peraturan ini didasari oleh keinginan untuk memisahkan Peraturan tentang E-money dan Peraturan tentang Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) yang mempunyai karakteristik berbeda dengan e-money sehingga dirasa memerlukan peraturan tersendiri. Dalam implementasinya dari sisi masyarakat, pengembangan sistem pembayaran e-money ini terkendala pada kesiapan masyarakat dalam menghadapi era cashless society. Kesadaran masyarakat akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
kemudahan dan manfaat dan kepercayaan terhadap vendor (penerbit) ditawarkan oleh e-money masih sangat kurang, selain itu persepsi masyarakat akan resiko dari e-money yang melekat. Masyarakat Indonesia masih lebih memilih menggunakan uang tunai sebagai alat bayar, dimana memegang uang masih merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia. Persepsi dari pengguna smart card yang dipergunakan untuk emoney sebagai bagian dari perkembangan teknologi dapat dilihat dengan teori TAM (Technology Accepted Model). Teori TAM (Technology Acceptance Model) digunakan untuk melihat persepsi dari pengguna emoney karena TAM merupakan model perilaku pemanfaatan teknologi dan literatur sistem informasi manajemen. TAM ini dikemukakan oleh Davis (1986) yang mengembangkan kerangka pemikiran tentang niat pemanfaatan teknologi informasi. TAM berfokus pada sikap terhadap pemakaian teknologi informasi oleh pemakai dengan
mengembangkanya
berdasarkan
perceived
usefulness
dan
perceived ease of use. Menurut model TAM ini perceived usefulness dan perceived ease of use dalam sebuah teknologi oleh seseorang merupakan persepsi seseorang yang dapat mempengaruhi kemauan seseorang untuk menerima atau tidak sebuah teknologi dalam kehidupanya. Selain dari perceived ease of use dan perceived usefulness, persepsi seseorang terhadap resiko (perceived risk) juga merupakan faktor orang untuk menggunakan teknologi smart card yang diaplikasikan sebagai emoney, karena jika sebuah teknologi yang berkaitan dengan kekayaan atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
kapital seseorang maka resiko atau keamanan dari teknologi tersebut akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap teknologi tersebut. Hal yang paling mendasar dalam persepsi seseorang untuk menggunakan suatu teknologi adalah unsur trust seseorang terhadap suatu teknologi dan juga merupakan dasar seseorang untuk menerima sebuah teknologi baru dalam kehidupanya. Penelitian ini menganalisis tentang Kartu Indomaret yang merupakan kartu prabayar contactless smart yang diterbitkan oleh Bank Mandiri dengan bekerjasama dengan PT Indomarco Prismatama (Indomaret). Fungsi utama dari Kartu Indomaret ini adalah sebagai pengganti uang cash untuk transaksi belanja dan pembayaran tagihan bulanan. Keunikan dari Kartu Indomaret ini adalah bahwa kartu dapat dipindahtangankan, saldo terdapat di kartu dan dapat diisi ulang. Kartu Indomaret memiliki saldo maksimal Rp. 1.000.000,00 dan saldo minimum Rp. 10.000,00. Kartu Indomaret tidak hanya dapat digunakan untuk transaksi di dalam outlet Indomaret namun juga dapat digunakan di luar outlet Indomaret sebagai SPBU, beberapa merchant F& B, dan lain sebagainya. Terdapat beberapa pembayaran tagihan rutin yang dapat dilakukan dengan menggunakan menggunakan Kartu Indomaret antara lain adalah PLN, Telkom, Indovision, Astro, Frist Media, Oto Mutiartha. Fenomena yang terjadi baru-baru ini bahwa banyak cabang Indomaret yang dibuka dimana menunjukkan bahwa pelanggan Indomaret
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
semakin banyak terutama di Yogyakarta, sehingga masyarakat tidak asing dengan produk teknologi Kartu Indomaret yang merupakan e-money yang dikeluarkan oleh Indomaret dan Bank Mandiri.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah perceived ease of use (PEOU) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money ? 2. Apakah perceived ease of use (PEOU) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU) e-money ? 3. Apakah
perceived
usefulness
(PU)
berpengaruh
terhadap
behavioral intention to use (ITU) e-money ? 4. Apakah perceived risk (PR) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money ? 5. Apakah perceived risk (PR) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU) e-money? 6. Apakah trust (T) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money ?
C. Batasan Masalah Agar sasaran pembahasan dalam penelitian ini dapat tercapai, maka dalam penelitian ini dibentuk batasan masalah. Batasan masalah yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
terbentuk dalam penelitian ini adalah perceived ease of use yang merupakan tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras dari pemakainya. Perceived ease of use dibatasi dengan indikator teknologi yang mudah untuk digunakan, mudah untuk dipahami, penggunaanya praktis, layanan dari merchant yang memuaskan, dan jaringan merchant yang luas. Perceived usefulness merupakan suatu tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerja. Perceived usefulness dibatasi pada persepsi dengan menggunakan kartu indomaret diharapkan dapat menjadikan proses transaksi menjadi cepat, pembayaran yang lebih teliti, rasa aman dalam bertransaksi, dan promosi menarik yang mungkin didapatkan. Perceived risk merupakan keyakinan trustor tentang kemungkinan keuntungan dan kerugian yang diperoleh. Variabel perceived risk dibatasi pada persepsi bahwa dengan menggunakan kartu indomaret memungkinkan terjadinya kegagalan dalam transaksi, kerugian saat kehilangan kartu, dan sistem keamanan dari kartu tersebut. Perceived trust dalam penelitian ini merupakan kepercayaan calon pengguna terhadap penerbit dari kartu. Variabel ini dibatasi pada persepsi responden bahwa vendor memberikan kenyamanan dalam bertransaksi, vendor memberikan kepuasan, dan tanggungjawab dari vendor tersebut. Behavioral intention to use merupakan kecenderungan perilaku untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
menggunakan. Variabel behavioral intention to use merupakan variabel endogen (dependen) dan dibatasi dengan indikator minat untuk menggunakan, kemauan untuk menggunakan, dan berencana untuk menggunakan. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use (PEOU) terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. 2. Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use (PEOU) terhadap perceived usefulness (PU) e-money. 3. Untuk mengetahui pengaruh perceived usefulness (PU) terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. 4. Untuk mengetahui pengaruh perceived risk (PR) terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. 5. Untuk mengetahui pengaruh perceived risk (PR) terhadap perceived usefulness (PU) e-money. 6. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan (T) terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang pengaruh lingkungan eksternal calon pengguna e-money, perceived ease of use, dan perceived usefulness sebagai unsur dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
trust, dan perceived risk calon pengguna e-money terhadap behavioral intention to use e-money sebagai suatu sistem pembayaran elektronik. Selain itu juga menjadi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan serta referensi koleksi
bagi
mahasiswa
Universitas
Sanata
Dharma
dimasa
mendatang. 3. Bagi Peneliti Lainya Bagi peneliti lainya yang tertarik pada topik penelitian tentang emoney , penelitian ini dapat menjadi referensi dan data tambahan.
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini disusun dengan urutan sebagai berikut : Bab I :
Pendahuluan Bab ini berisikan uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II :
Landasan Teori Bab ini menguraikan dasar-dasar teoritis yang berasal dari beberapa sumber yang digunakan sebagai dasar acuan penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Bab III :
Metode Penelitian Bab ini menjelaskan tentang subjek dan objek penelitian, metode
penelitian,
populasi
dan
sampel,
metode
pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan teknik analisis data. Bab IV :
Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam bab ini akan membahas hal-hal yang mengenai gambaran umum kartu Indomart sejarah singkat Kartu Indomaret.
Bab V :
Analisis Data dan Pembahasan Bab ini mendeskripsikan hasil dari analisis data serta pembahasan.
Bab VI :
Penutup Bab ini menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis data, keterbatasan penelitian, serta saran bagi penelitian selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Smart Card 1. Definisi Smart Card Smart card sering disebut sebagai chip card atau integrated circuit (IC) card. Definisi chip card adalah kategori umum yang mencakup antara smart card dan memori card. Smart card adalah plastic card yang mengandung memory chip dan microprocessor. Kartu ini memiliki fungsi menambah, menghapus, dan mengubah informasi yang terdapat didalamnya. Menurut Peraturan Menteri Komunikasi
dan
Informatika
Republik
Indonesia
No.
07/PER/M.KOMINFO/03/2012 mendefinisikan Kartu Cerdas (smart card) adalah sebuah perangkat yang memiliki satu atau lebih chip rangkaian terintegrasi (integrated circuit chip/IC chip) yang terbentuk dari komponen prosesor, memori, dan antarmuka komunikasi. Sedangkan Kartu Cerdas Nirkontak (contactless smart card) adalah kartu cerdas yang menggunakan gelombang frekuensi radio (radio frequency/RF) dan dilengkapi dengan antena untuk melakukan komunikasi transaksi data.
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
2. Tipe Smart Card Smart Card berdasarkan cara membacanya dibedakan menjadi 5 (lima) tipe yaitu : a. Contact Cards Smart card yang masuk dalam kategori contact cards adalah jika dalam penggunaan smart card ini kartu harus melakukan kontak fisik dengan mesin pembaca, sehingga chip yang berada dalam smart card menerima tenaga listrik dan sinyal jam. Tenaga listrik akan mengaktifkan smart card dan mesin pembaca akan mengunci kartu untuk menjaga agar kartu tidak dipindahkan selama proses transaksi. b. Contactless Card Smart card yang masuk dalam kategori contactless card adalah jika dalam penggunaan smart card ini kartu tidak perlu melakukan kontak fisik pada mesin pembaca, melainkan cukup dengan diarahkan atau didekatkan ke alat pembaca (tanpa harus menyentuh). c. Hybrid Cards Kartu hybrid merupakan kartu dimana terdapat beberapa tipe kartu yang berbeda diimplementasikan dalam satu kartu. Kartu hybrid mengacu pada jenis kartu contactless interface menggunakan mikroprocessor chip module dan contact interface menggunakan memory chip module yang mana tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
terdapat koneksi antara dua chip tersebut sehingga tidak berbagi memory yang tersedia. d. Combi Cards/Dual Interface Cards Kartu jenis ini memiliki dua tipe pembaca contactless interface dan contact interface dimana hanya dikendalikan oleh satu mikroprosesor. e. Optical Cards Kartu ini memiliki keunggulan dapat menyimpan data dengan kapasitas yang sangat besar seperti gambar sinar –X dari pasien. Kartu ini memiliki chip mikroprosesor
dan
menggunakan keamanan dari smart card untuk melindungi data dari akses yang tidak sah. (Jorge Ferrari, Robert Mackinnon, Susan Poh dan Lakshman Yatawara, 1998:45-46)
B. Teknologi Informasi 1. Pengertian Teknologi Informasi Teknologi Informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Kadir dan Triwahyuni (2003) menjelaskan yang disebut dengan Teknologi Informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dengan teknologi telekomunikasi. Dalam Kadir dan Triwahyuni (2003), Hang dan Keen (1996) mendefinisikan Teknologi informasi sebagai seperangkat alat yang membantu dalam pekerjaan dengan informasi dan melakukan tugas-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi . Sedangkan Williams dan Sawyer(2003) mendefinisikan Teknologi Informasi kedalam konsep teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. Secara lebih umum Martin (1999) mendefinisikan Teknologi Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi. 2. Jenis jenis Sistem Teknologi Informasi Menurut O’Brien dan Marakas (2014) menjelaskan bahwa penerapan sistem informasi yang diterapkan dalam bisnis dewasa ini dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa cara. Beberapa jenis sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem kegiatan operasi dan manajemen. a. Sistem pendukung operasi, menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal dan eksternal.
Sistem
pendukung operasi digolongkan dalam beberapa bagian : 1) Sistem pengolahan transaksi, yaitu memproses data yang dihasilkan dari transaksi bisnis, memperbarui basis data operasional, dan menghasilkan dokumen bisnis. Contoh : Pengolahan penjualan dan persediaan, dan sistem akuntansi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
2) Sistem kendali proses, yaitu mengawasi dan mengendalikan proses industri. Contoh sistem penyulingan minyak tanah. 3) Sistem Kolaborasi Perusahaan, yaitu mendukung tim, kelompok kerja dan komunikasi serta kolaborasi perusahaan. Contoh sistem surat elektonik dan konferensi video. b. Sistem pendukung manajemen, yaitu sistem informasi yang berfokus pada penyediaan informasi dan dukungan untuk pengambilan keputusan yang efektif dan efisien oleh manajer. Sistem pendukung manajemen dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : 1) Sistem manajemen informasi, yaitu sistem yang bertujuan memberikan informasi dalam bentuk laporan yang sudah yang mendukung untuk pengambilan keputusan. Contoh laporan analisis penjualan. 2) Sistem pendukung keputusan, yaitu sistem yang memberikan dukungan khusus interaktif bagi proses pengambilan keputusan dari manajer dan pelaku bisnis lainya. Contoh penentuan harga produk dan sistem analisis resiko. 3) Sistem informasi eksekutif, yaitu sistem yang memberikan informasi penting dari MIS, DSS, dan sumber lain yang diperlukan oleh eksekutif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
3. Pengelompokan Teknologi Informasi Teknologi informasi dapat dikelompokkan kedalam 6 teknologi (Kadir dan Triwahyuni, 2003) yaitu : a. Teknologi komunikasi Teknologi komunikasi adalah teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh. Termasuk dalam teknologi ini adalah telefon, radio, televisi. b. Teknologi Masukan Teknologi masukan adalah teknologi yang berhubungan dengan peralatan untuk memasukkan data ke dalam sistem komputer. c. Mesin Pemroses Mesin pemroses lebih dikenal dengan sebutan CPU (Central Processing Unit) yang merupakan bagian dalam sistem komputer yang menjadi pusat pengolahan data dengan cara menjalankan program yang mengatur pengolahan tersebut. d. Teknologi Penyimpanan Teknologi penyimpanan merupakan segala alat yang digunakan untuk menyimpan data. Teknologi penyimpanan dikelompokkan menjadi memori internal dan memori eksternal. e. Teknologi Keluaran Teknologi keluaran adalah teknologi yang berhubungan dengan segala peranti yang berfungsi untuk menyajikan informasi hasil pengolahan sistem.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
f. Teknologi Perangkat Lunak Perangkat lunak atau yang sering dikenal dengan sebutan program adalah deretan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer sehingga komputer dapat melakukan tindakan sesuai yang dikehendaki pembuatnya.
C. Konsep Adopsi Teknologi (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan teori yang diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA). TAM merupakan teori tindakan yang beralaskan dengan satu premis bahwa reaksi dan persepsi seorang terhadap sesuatu hal, akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut (Arief . W : 2006). Menurut Jogiyanto (2007) TAM merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi informasi yang akan digunakan oleh pemakai. Menurut David (1989) tujuan dari TAM adalah untuk menyediakan penjelasan tujuan peneriamaan seseorang atas teknologi secara umum, mampu menjelaskan tingkah laku pengguna teknologi komputer dan populasi pengguna. Tujuan kunci dari TAM adalah menyediakan dasar untuk melacak dampak dari faktor eksternal terhadap kepercayaan internal, sikap dan tujuan. TAM mengasumsikan bahwa penerimaan seseorang atas teknologi informasi dipengaruhi oleh dua variabel utama yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use. David (1989:987) menggambarkan model teori TAM sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17 Preceived Usefulness (U)
Attitude Toward Using (A)
Eksternal Variabels
Brhavioral Intentional to Use (BI)
Actual System Use
Preceived Ease of Use (E)
Gambar 1 : Technology Acceptance Model (TAM) Davis, Bagozzi dan Warshaw (1989) Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa Eksternal Variabels berpengaruh terhadap perceived usefulness dan perceived ease of use. perceived usefulness dan perceived ease of use akan mempengaruhi attitude toward using , sedangkan perceived ease of use akan mempengaruhi perceived usefulness karena suatu sistem yang mudah untuk digunakan atau tidak membuatuhkan waktu yang lama untuk dipelajari sehingga membuat individu memiliki kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang lain. Attitude Toward Using dikonsepkan sebagai sikap terhadap pengguna sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan sesuatu teknologi dalam pekerjaanya. Behavioral intention to use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Actual system usage adalah kondisi nyata pengguna sistem yang dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi (Arief Wibowo :2006).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
D. Perceived Usefulness Menurut Davis (1989) perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerja. Persepsi ini meyakini bahwa dengan menggunakan suatu teknologi tertentu akan bermanfaat bagi seseorang. Manfaat yang dirasakan dari penggunaan sebuah teknologi bisa secara langsung ataupun tidak langsung. Dengan demikian jika seorang merasa bahwa suatu teknologi berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seorang merasa menggunakan suatu teknologi tidak berguna maka dia tidak akan menggunakannya.
E. Perceived Ease of Use Perceived ease of use merupakan persepsi dimana tingkat individu percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari kesalahan. Menurut Davis (1989) perceived ease of use didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakainya. Semakin mudah suatu teknologi untuk digunakan dalam hal ini dipelajari dan digunakan maka akan meningkatkan perceived usefulness sebuah teknologi.
Berbagai
penelitian
telah
menggunakan
TAM
untuk
menjelaskan berbagai pola penerimaan masyarakat terhadap teknologi tertentu dalam kehidupanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
F. Trust Trust atau kepercayaan merupakan dasar utama dalam melakukan bisnis. Dalam menjalankan bisnis dibutuhkan dasar kepercayaan agar semua pihak memiliki rasa saling mempercayai. Hal tersebut didukung oleh Ainur Rofiq (2007) dengan berpendapat bahwa Trust merupakan pondasi dari bisnis. Suatu transaksi bisnis antara dua pihak atau lebih akan terjadi apabila masing-masing saling mempercayai. Kepercayaan tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Menurut Yousafzai et al. (2003) dalam Ainur Rofiq (2007) terdapat beberapa difinisi Trust yaitu : menurut Morgan dan Hunt (1994) mendefinisikan kepercayaan (trust) akan terjadi apabila seseorang memiliki kepercayaan dari dalam sebuah pertukaran dengan mitra yang memiliki integritas dan dapat dipercaya ; Rousseau et al. (1998) dalam Ainur Rofiq (2007) mendefinisikan trust adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan perhatian atau perilaku yang baik dari orang lain dan ; Geffen (2000) dalam Ainur Rofiq (2007) mendefinisikan trust sebagai kemauan untuk membuat dirinya peka pada tindakan yang diambil oleh orang yang dipercayainya berdasarkan pada rasa kepercayaan dan tanggung jawab. Berdasarkan beberapa definisi Trust dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan (trust) adalah kemauan seseorang untuk melakukan hubungan pertukaran dengan pihak lain atas dasar keyakinan bahwa orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
yang dipercaya akan memberikan perhatian atau perilaku yang baik memiliki
integritas
dan
bertanggung
jawab.
Jogiyanto
(2007)
menyebutkan bahwa kapercayaan terhadap sistem informasi merupakan anteseden, sehingga merubah perilaku dapat dilakukan dengan merubah kepercayaan dari individu menjadi kepercayaan yang positif untuk menerima sistem teknologi informasinya. Dalam konsep pertukaran menggunakan e-money dengan menggunakan media smart card akan mengacu pada kepercayaan pada vendor sebagai pihak yang diharapkan memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan dari produk e-money.
G. Perceived Risk Perceived risk pada umumnya didefinisikan kedalam hal keyakinan trustor tentang kemungkinan dan kerugian yang akan diperoleh. Menurut Pavlou (2011) resiko sebagai perkiraan subjektif konsumen untuk menderita kerugian dalam menerima hasil yang diinginkan. Menurut Bauer dalam Hai Peng (2003) dalam jurnal Akhmad Ikhwan Setiawan(2006) mendefinisikan perceived risk sebagai ketidakpastian dan konsekuensi yang berhubungan dengan perilaku pembeli. Lee & Park (2001) dalam Akhmad Ikhwan Setiawan (2006) membagi perceived risk ke dalam percieved risk on transaction dan perceived risk with product/services. Perceived risk dalam konteks transaksi didefinisikan sebagai suatu resiko transaksi yang dapat dicapai oleh konsumen ketika melakukan proses pembelian. Persepsi dalam konteks transaksi berkaitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
dengan kemungkinan risiko transaksi yang dapat dihadapi oleh seseorang ketika dihadapkan pada suatu teknologi dengan maksud akan melakukan proses transaksi sedangkan peresepsi risiko pada produk/pelayanan didefinisikan sebagai seluruh ketidakpastian yang dirasakan oleh konsumen pada situasi pembelian tertentu (Cox & Rich dalam Lee & Park dalam Ahmad Ikhwan. 2006 ). Dalam penelitian ini resiko pada produk dan pelayanan serta resiko pada transaksi dijadikan satu kesatuan. Variabel perceived risk dalam penelitian ini memuat percieved risk on transaction dan perceived risk with product/services dari teknologi e-money.
H. Behavioral Intention to Use Behavioral intention to use merupakan perilaku seseorang untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan tertentu. Dalam penelitian ini behavioral
intention
to
use
diartikan
kedalam
kemauan
untuk
menggunakan alat pembayaran e-money dengan media smart card sebagai bentuk nyata dari penerimaan sistem pembayaran elektronik. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa behavioral intention to use adalah sikap dan keinginan seseorang untuk menggunakan suatu sistem tertentu dengan berbagai faktor yang mendasari keinginan tersebut. Jogiyanto (2007) mengambil kesimpulan dari berbagai penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa minat perilaku (behavioral intention) atau dalam penelitian ini behavioral
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
intention to use merupakan prediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem.
I. Penelitian Sebelumnya Beberapa studi yang meneliti mengenai faktor-faktor yang mendorong penggunaan e-money dalam melakukan pembayaran dengan menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) dapat dikemukakan sebagai berikut : 1.
Setiawan A.I (2006), penelitiannya berjudul Peran Persepsi Resiko dalam Technology Acceptance Model pada Teknologi Sistem Akademik Terkomputerisasi. Berikut model penelitian dari Setiawan A.I (2006) pada gambar 2. Dalam model penelitian terdapat delapan variabel. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa: a. Persepsi kemanfaatan suatu sistem akademik terkomputerisasi (SAT) dipengaruhi secara negatif oleh persepsi resiko pada produk atau pelayanan dan persepsi resiko atas transaksi. b. Persepsi resiko pada transaksi dan persepsi resiko pada produk/pelayanan saling mempengaruhi atau berkorelasi. c. Perhatian untuk menggunakan SAT dipengaruhi oleh persepsi pengguna mengenai kemudahan, kemanfaatan, kenyamanan dan variabel keamanan dan kerahasiaan dan keempatmya simultan berpengaruh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
d. Model penelitian mampu menjelaskan fenomena sebesar 79,6 persen atau mendekati 80 persen.
Gambar 2 : Model Penelitian Setiawan (2006) Sumber : Data Sekunder Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Setiawan (2006) adalah dalam penelitian ini variabel TAM yang digunakan sampai pada behavioral intention to use (ITU) sedangkan pada Setiawan (2006) sampai pada penggunaan teknologi. Dalam penelitian ini perceived risk dijadikan satu atas persepsi resiko pada transaksi dan persepsi resiko pada produk atau pelayanan. Sedangkan variabel persepsi kenyamanan, variabel keamanan & kerahasiaan dan penggunaan teknologi tidak diikutkan dalam model penelitian. 2.
Rofiq, Ainur (2007) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi Pelanggan Ecommerce. Penelitian ini menggunakan studi kasus pada pelanggan e-commerce di Indonesia. secara garis besar penelitian ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
menjelaskan bahwa kepercayaan terbentuk dari variabel ability, variabel benevolelnce, variabel integritas. Berikut merupakan model penelitian Rofiq, Ainur (2007)
Gambar 3: Model Penelitian Rofiq, Ainur (2007) Sumber : Data Sekunder Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kepercayaan (Trust)
masing masing dipengaruhi oleh
variabel ability, benevolence, dan integrity secara positif dan signifikan. Sedangkan ability, integrity, dan benevolence masing masing memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap partisipasi pelanggan e-commerce. Perbedaan dengan penelitian Rofiq, Ainur (2007) adalah dalam penelitian ini hanya mengambil variabel kepercayaan (Trust) yang dihubungkan dengan behavioral intention to use (ITU). Definisi variabel kepercayaan sama, yaitu kepercayaan terkait
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
dengan vendor. Pengubahan pengaruh dari partisipasi menjadi behavioral intention to use relevan, karena behavioral intention to use (ITU) merupakan perdiksi yang baik untuk berperan dan berpartisipasi. 3.
Candraditya
dan
Idris
(2013)
melakukan
analisis
terhadap
penggunaan kartu Flazz BCA tidak hanya sebagai kartu identitas tetapi juga sebagai alat pembayaran untuk transaksi ekonomi, model penelitiannya adalah sebagai berikut : Pengetahuan Produk
Persepsi Manfaat
Minat Menggunakan
Kesesuaian Harga
Gambar 4 : Model Penelitian Candraditya dan Idris (2013) Sumber : Data Sekunder Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa pengguna kartu Flazz BCA di lingkungan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Sampel yang dipilih menggunakan teknik stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel dengan cara menyusun populasi berdasar strata atau kelompok dan kemudian sampel dipilih dari masing masing strata atau kelompok. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 125 responden dan diambil
dengan
metode
purposive
sampling.
Instrument
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan diuji melalui uji
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
reliabilitas, uji normalitas, uji heteroskedastisitas, linear, analisis regresi, F-test, t-test, dan koefisien determinasi. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi manfaat menghasilkan hasil regresi positif dan signifikan dengan nilai yang lebih kecil daripada variabel kesesuaian harga namun lebih besar dari variabel pengetahuan produk. Sehingga faktor persepsi manfaat merupakan
faktor
yang
menjadi
perhatian
kedua
untuk
membangkitkan minat menggunakan kartu Flazz BCA sebagai alat pembayaran oleh responden. Semakin besar persepsi manfaat yang dimiliki mahasiswa terhadap produk terkait maka semakin besar minat mahasiswa dalam menggunakannya. 4.
Meuthia (2011) melakukan penelitian keterkaitan antara kepercayaan dan kepuasan pengguna smart card, model penelitiannya adalah sebagai berikut :
Kepercayaan
Risiko Persepsian
Partisipasi Pengguna
Kepuasan Pengguna
Gambar 5 : Model Penelitian Meuthia (2011) Sumber : Data Sekunder Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui online survey terhadap 117 responden yang menjadi pengguna kartu Flazz BCA di Indonesia. Metode survey yang digunakan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
mengumpulkan data adalah memlui penyebaran kuesioner secara online melalui email survey dan menggunakan free online survey, seperti kwiksurveys dan my3q. Pemilihan sampel dilakukan dengan metoda purposive sampling karena individu yang menjadi sampel adalah hanya pengguna yang pernah menggunakan kartu Flazz BCA. Alat analisis yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah Structural Equation Modelling (SEM) dengan Software Partial Least Square (PLS). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kepercayaan ternyata bukan menjadi perhatian utama dalam konteks smart card. Terdapat faktor lain yang menjadi stimulan bagi pemenuhan kepuasan pengguna kartu Flazz BCA, yaitu yang berfokus pada kualitas informasi, kualitas sistem, dan partisipasi pengguna dengan mempertimbangkan risiko persepsian. Risiko persepsian yang tinggi ketika diikuti oleh tingkat kepercayaan yang tinggi ternyata juga menjadi stimulan tingginya tingkat partisipasi yang akhirnya meningkatkan kepuasan pengguna. 5.
Baihaqi (2011) melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengguna T-cash terhadap sistem pembayaran elektronik. Dalam melakukan penelitian ini menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang diajukan kepada 100 responden pengguna telkomsel cash. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampel Random Sistematik. Dari 100 responden yang diajukan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
kuesioner yang dikembalikan sebanyak 94 eksemplar. Dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Lease Square (PLS). Hasil dari penelitian ini adalah konstruk persepsi pengguna terhadap kemudahan (PEOU) dalam menggunakan layanan telkomsel cash berpengaruh secara positif terhadap persepsi pengguna terhadap kegunaan (PU) telkomsel cash tersebut dan PEOU atas layanan telkomsel cash memiliki pengaruh terhadap sikap pengguna (ATU) secara signifikan (positif), namun PU atas layanan telkomsel cash tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap pengguna (ATU) atas layanan telkomsel cash. Konstruk persepsi pengguna terhadap kegunaan (PU) berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan (AEM) atas layanan telkomsel cash sebagai alat pembayaran sedangkan sikap pengguna telkomsel cash (ATU) terhadap penggunaan telkomsel cash mempengaruhi penerimaan pembayaran secara elektronik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
J. Hipotesis Penelitian
Gambar 6 : Hipotesis Penelitian Pada gambar 6 dapat dilihat dalam penelitian ini terdapat enam hipotesis yang dibentuk berdasarkan pada variabel yang digunakan. Berikut penjelasan tiap hipotesis yang terbentuk : 1. Perceived ease of use (PEOU) dan behavioral intention to use (ITU) e-money. Perceived ease of use dalam TAM merupakan pandangan seseorang dimana diharapkan untuk menggunakan suatu teknologi akan memberikan kemudahan dalam penggunaanya. Sesuai dengan teori Davis (1989) dimana perceived ease of use sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha keras untuk menggunakannya. Produk e-money yang menggunakan teknologi smart
card
dapat
memberikan
berbagai
kemudahan
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
menggunakannya. Dalam produk e-money tidak dibutuhkan PIN atau kata sandi serta menggunakan teknologi contactless card. Sehingga dalam penggunaanya pemilik e-money hanya harus menunjukkan kartu yang sebagai e-money ke mesin pembaca dan secara otomatis saldo dalam kartu akan berkurang. Pengetahuan seseorang akan kemudahan penggunaan dari e-money tentunya akan membangun persepsi seseorang tentang kemudahan yang diberikan dari e-money yang mempengaruhi orang untuk memiliki behavioral intention to use e-money. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perceived ease of use dari e-money memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use e-money. Ho:
Perceived ease of use (PEOU) tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money
Ha:
Perceived ease of use (PEOU) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money
2. Perceived ease of use (PEOU) dan perceived usefulness (PU) e-money Perceived usefulness menurut David (1989) sebagai tingkat dimana seseorang percaya dengan menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerja dan kemudahan yang diberikan dari e-money tentunya diharapkan pengguna dapat melakukan pembayaran dengan cepat dan praktis, dengan menggunakan teknologi contactless smart card mendukung proses pembayaran dengan menggunakan e-money sangat mudah untuk digunakan karena pemilik kartu hanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
menunjukkan kartu pada mesin pembaca,dan saldo akan berkurang sesuai dengan jumlah penggunaan. Perceived ease of use akan mempengaruhi perceived usefulness, karena sistem yang tidak menyulitkan penggunanya bisa meningkatkan kinerja pengguna sistem tersebut serta dirasakan lebih bermanfaat (Davis et al,.1989). Dalam konteks penggunaan e-money yang penggunaanya tidak sulit sehingga dapat meningkatkan kinerja seseorang ketika menggunakan kartu tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka dalam penelitian ini dibentuk hipotesis sebagai berikut: Ho:
Perceived ease of use (PEOU) tidak berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU) e-money
Ha:
Perceived ease of use (PEOU) berpengaruh
terhadap
perceived usefulness (PU) e-money 3. Perceived usefulness (PU) dan behavioral intention to use (ITU) emoney. Perceived usefulness, merupakan persepsi seseorang terhadap manfaat yang akan dirasakan dalam penggunaan e-money. E-money yang tidak menyulitkan penggunanya akan memberikan dampak terhadap behavioral intention to usenya. Pada prinsipnya seseorang akan berkeinginan untuk menggunakan teknologi yang sangat mudah untuk digunakan, namun memberikan manfaat yang begitu tinggi. Pembayaran menggunakan e-money lebih cepat dan praktis daripada uang tunai, lebih cepat dan praktis karena tidak menerima kembalian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
dimana saldo akan berkurang sesuai dengan jumlah tagihan merupakan beberapa manfaat yang ditawakan penggunaan e-money, sehingga akan membangkitkan minat seseorang untuk menggunakan e-money, maka hipotesis yang dibentuk Perceived usefulness (PU) tidak berpengaruh terhadap
Ho:
behavioral intention to use (ITU) e-money Perceived
Ha:
usefulness
(PU)
berpengaruh
terhadap
behavioral intention to use (ITU) e-money 4. Perceived risk (PR) dan behavioral intention to use (ITU) e-money. Perceived risk merupakan dasar dalam menentukan suatu keputusan. Perceived risk merupakan keyakinan seseorang terhadap kemungkinan akan suatu kerugian. Perceived risk dalam konteks emoney merupakan resiko yang melekat dalam teknologi e-money yang digunakan, kemungkinan terjadinya kehilangan kartu dan dapat digunakan oleh orang lain karena tidak dilengkapi kata sandi, atau dengan resiko gagal melakukan pembayaran yang dikarenakan kesalahan sistem atau kesalahan yang dilakukan dari pelayanan merchant.
Oleh
karena
hal
tersebut
resiko
akan
selalu
dipertimbangkan dalam pengadopsian suatu teknologi. Pada dasarnya orang akan menghindari resiko agar tidak merasakan adanya kerugian. Perceived risk akan menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan e-money. Berdasarkan pada uraian tersebut maka dibentuk hipotesis sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Ho:
Perceived
risk
(PR)
tidak
berpengaruh
terhadap
behavioral intention to use (ITU) e-money Ha:
Perceived risk (PR) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money
5. Perceived risk (PR) dan perceived usefulness (PU) e-money Perceived risk memberikan rasa khawatir terhadap suatu teknologi. Persepsi akan resiko yang mungkin diakibatkan dari penggunaan suatu teknologi tentunya akan memberikan dampak terhadap manfaat yang dirasakan. Persepsi akan resiko memberikan pandangan bahwa suatu teknologi akan menjadi tidak berguna dan tidak memberikan manfaat apapun. Hal serupa juga melekat pada emoney. Dicontohkan misalkan perceived risk yang terbentuk pada seseorang adalah menggunakan alat pembayaran e-money berpotensi gagal melakukan pembayaran, maka orang tersebut tidak merasakan manfaat dari e-money. Hal ini juga didukung oleh Lee dan Park (2001) dalam Ikhwan Setiawan (2006) menyatakan bahwa pemakai akan merasa khawatir ketika menggunakan suatu teknologi karena karakteristiknya yang kompleks. Karakteristik yang kompleks dan membentuk perceived risk memberikan pengaruh terhadap manfaat dari kartu tersebut. Oleh karena itu dibentuk hipotesis berikut : Ho:
Perceived risk (PR) tidak berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU) e-money
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Ha:
Perceived risk (PR) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU) e-money
6. Trust (T) dan behavioral intention to use (ITU) e-money Dalam Rofiq (2007), menurut Gefen (2000) mendefinisikan trust sebagai kemauan untuk membuat dirinya peka pada tindakan yang diambil oleh orang yang dipercayainya berdasarkan pada rasa kepercayaan dan tanggung jawab.
Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa orang akan menggunakan suatu jika orang tersebut memiliki sikap percaya dan bertanggungjawab. Sedangkan menurut Davis (1989) behavioral intention to use merupakan prediksi yang baik terhadap adopsi teknologi. Dalam konteks e-money, kepercayaan orang memberikan pengaruh orang untuk memiliki behavioral intention to use (ITU) alat pembayaran e-money. Konsep trust (T) dalam penelitian ini berfokus pada kepercayaan calon pengguna uang elektronik terhadap penerbit dari uang elektronik. Tanggung jawab penerbit kartu dan pelayanan yang dirasa memuaskan memberikan nilai tersendiri bagi seseorang untuk memiliki minat memilih produk e-money, berdasarkan hal tersebut maka dibentuk hipotesis sebagai berikut : Ho:
Trust (T) tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money
Ha:
Trust (T) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah calon pengguna e-money Kartu Indomaret di DIY, untuk pengguna Kartu Indomaret bukan merupakan subjek dalam penelitian ini . Sedangkan objek penelitian adalah pengaruh perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, persepsi kepercayaan terhadap behavioral intention to use, yang didasarkan pada persepsi seseorang sebagai calon pengguna e-money Kartu Indomaret. Penelitian ini dilakukan di lingkungan gerai Indomaret di Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli – Agustus 2014.
B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, karena sesuai dengan definisi metode kuantitatif menurut Sugiono (2009:13): Metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah berdasar teori yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Hipotesis yang merupakan jawaban
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
sementara terhadap rumusan masalah, selanjutnya diuji untuk mendapatkan kebenaran dari teori. Jadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melakukan pengujian hipotesis sehingga termasuk dalam metode kuantitatif. 2. Jenis Penelitian Metode empiris merupakan metode penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi pengalaman, objek yang diteliti lebih ditekankan pada kejadian sebenarnya daripada persepsi orang mengenai kejadian (Sugiyono, 2009). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian empiris, karena dalam penelitian ini untuk pembuktian fakta dan teori pengadopsian teknologi.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya” (Sugiyono 2009:115). Populasi dalam penelitian ini adalah calon pengguna e-money Kartu Indomaret. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2009) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Roscoe
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
(1982) dalam Sugiyono (2009) ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Dalam Wiyono, (2011:80) menurut Umar (2008) yang mengutip dari Hair et al. (1998) menyatakan bahwa penentuan sampel dapat dilakukan melalui jumlah item-item pertanyaan pada kuesioner dengan cara mengalikan 5 kali jumlah item pertanyaan. Dalam penelitian ini menggunakan sampel minimum sejumlah 80 responden yang dikarenakan jumlah item pertanyaan kuesioner yang digunakan adalah 16 item. Dalam penelitian ini kuesioner yang disebar sebanyak 200 kuesioner, dan yang memenuhi kriteria ada 94 kuesioner. 3. Teknik Sampling Pengambilan
sampel
dari
populasi
dalam
penelitian
ini
menggunakan pengambilan sampel nonprobabilitas berupa purposive sampling atau pengambilan sampel bertujuan. “Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2009 :122). Pengambilan sampel bertujuan ini berdasarkan
pertimbangan
(judgment).
Pertimbangan
dalam
pengambilan sampel adalah orang yang telah mengetahui tentang Kartu Indomaret sebagai produk e-money, namun belum menggunakan Kartu Indomaret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
D. Metode Pengumpulan Data 1. Jenis Data Dalam penelitian ini data sangat diperlukan untuk menjawab rumusan masalah. Pengertian sumber data adalah informasi yang memiliki arti bagi penggunanya. Menurut sumbernya data dibagi menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder (Wiyono,2011:131). a. Sumber Primer “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengepul data” (Wiyono, 2011:131). Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data identitas responden serta persepsi responden terkait dengan penelitian ini. b. Data Sekunder “Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara” (Wiyono,2011:131). Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa buku-buku dan jurnal penelitian yang terkait dengan penelitian ini. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Kuesioner Teknik
pengumpulan
data
yang
digunakan
untuk
memperoleh data primer adalah melakukan survey, yaitu dengan mengambil sampel langsung dari populasi dengan menggunakan kuesioner atau angket. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
ini dipilih karena peneliti dapat mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang diharapkan dari responden. Selain itu menurut Sugiyono (2009:199) kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner yang disusun adalah kuesioner tertutup dimana jawaban telah tersedia pada kolom yang ditentukan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala likert ini digunakan karena menurut Sugiyono (2009 : 132) “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Skala likert dengan kriteria sebagai berikut : 1)
Sangat Setuju (SS)
2)
Setuju (S)
3)
Ragu-ragu (R)
4)
Tidak Setuju (TS)
5)
Sangat Tidak Setuju (STS) Kuesioner yang digunakan ini menggunakan pertanyaan
screening, agar memperoleh data dari responden yang akurat dengan kebutuhan penelitian. Kuesioner yang diolah adalah kuesioner yang telah memenuhi pertanyaan screening bahwa responden merupakan sumber data primer yang mengetahui tentang e-money Kartu Indomaret, namun tidak menggunakan emoney khususnya Kartu Indomaret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Dalam penelitian ini dilakukan pre-test kuesioner untuk melakukan identifikasi dan melakukan eliminasi masalah – masalah yang mungkin muncul sebelum penelitian sesungguhnya dilakukan. Pre-Test dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa instrumen dalam kuesioner harus benar-benar dapat mengukur senyatanya (actually) dan seakuratnya (accurated) (Wiyono, 2011). b.
Studi Literatur Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi literatur yang relevan dengan masalah yang diteliti, tujuannya adalah untuk memperkuat teori dan pemahaman peneliti atas masalah yang diteliti. Studi literatur diperlukan untuk memperolah teori-teori tentang perceived ease of use, perceived usefulness, perceived risk, trust, dan behavioral intention to use dalam penggunaan e-money.
E. Definisi Operasional Variabel Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2008) menjelaskan bahwa variabel adalah “(...) atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang lain atau satu obyek dengan obyek lain”. Dalam penelitian ini menggunakan variabel eksogen (Independen) dan endogen (Dependen).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
1. Variabel Eksogen (Independen) Menurut Sugiyono (2008) variabel eksogen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel endogen, dalam SEM variabel independen disebut sebagai variabel eksogen. Variabel eksogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perceived ease of use (PEOU), perceived usefulness (PU), perceived risk (PR), dan trust (T). a. Perceived ease of use Perceived ease of use didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan teknologi merupakan hal yang mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras dari pemakainya. Variabel perceived ease of use akan diukur menggunakan 5 item pertanyaan yang merupakan adopsi dari Ikaputra (2012) dan Rahmatsyah (2011) yaitu : 1) PEOU 1 = Kemudahan untuk digunakan 2) PEOU 2 = Kemudahan untuk dipahami 3) PEOU 3 = Penggunaan yang praktis 4) PEOU 4 = Layanan merchant (pedagang) memuaskan 5) PEOU 5 = Jaringan merchant (pedagang) yang luas b. Perceived usefulness Perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerja (Davis :1989) dalam kaitannya dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Kartu Indomaret perceived usefulness diartikan sebagai tingkat dimana
dengan
menggunakan
Kartu
Indomaret
dapat
meningkatkan kinerja para pengguna Kartu Indomaret. Variabel perceived usefulness ini diukur dengan 4 item pertanyaan yang diadopsi dari Rahmatsyah (2011) yaitu : 1) PU1 = Menjadikan proses pembayaran lebih cepat 2) PU2 = Ketelitian proses pembayaran 3) PU3 = Rasa aman dalam bertransaksi 4) PU4 = Promosi yang menarik c. Perceived risk Perceived risk didefinisikan kedalam hal keyakinan trustor tentang kemungkinan keuntungan dan kerugian yang diperoleh. Kerugian yang mungkin diperoleh dalam penggunaan Kartu Indomaret antara lain adalah kemungkinan kehilangan kartu, terjadinya kesalahan jumlah saldo ketika melakukan transaksi, dan kemungkinan terjadinya kesalahan sistem sehingga jumlah saldo akan berkurang tanpa melakukan transaksi. Variabel perceived risk ini akan diukur dengan menggunakan 3 item pertanyaan yang diadopsi dari Miliani et al. (2013) dan Featherman dan Pavlou (2003) 1) PR1 = Potensi gagal melakukan pembayaran (transaksi) 2) PR2 = Potensi kerugian uang karena kehilangan kartu 3) PR3 = Sistem keamanan kartu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
d. Trust Trust dalam konteks Kartu Indomaret adalah kepercayaan terhadap penerbit Kartu Indomaret yaitu Indomaret dan Bank Mandiri. Kepercayaan yang diharapkan dari pengguna Kartu Indomaret adalah bahwa penerbit akan memberikan berbagai bentuk tanggungjawab terhadap pengguna atas kesalahan yang terjadi yang berdampak terhadap rasa puas pengguna terhadap vendor penerbit (Bank Mandiri dan Indomaret). Variabel persepsi kepercayaan ini diukur menggunakan 3 item pertanyaan yang mengadopsi dari Rofiq (2007) yaitu: 1) T1 = Kenyamanan transaksi dari vendor 2) T2 = Kepuasan terhadap vendor 3) T3 = Tanggungjawab vendor 2. Variabel Endogen (Dependen) Menurut Sugiyono (2008) variabel endogen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (eksogen). Variabel dependen dalam SEM sering disebut dengan variabel Endogen. Dalam penelitian ini terdapat variabel endogen behavioral intention to use (ITU). Behavioral intention to use merupakan kecenderungan perilaku untuk menggunakan. Kecenderungan untuk menggunakan Kartu Indomaret akan diukur dengan menggunakan 3 item pertanyaan yang diadopsi dari Rahmatsyah (2011) yaitu :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
1) ITU1 = Berniat untuk menggunakan 2) ITU2 = Mencoba untuk menggunakan 3) ITU3 = Berencana untuk menggunakan Dalam pengumpulan data primer menggunakan kuesioner , terlebih dahulu dilakukan pre test kuesioner agar diperoleh indikator yang valid dan reliabel. Pre-Test dilakukan pada sampel kecil yang mirip dengan sempel yang akan digunakan pada penelitian sebenarnya. Pre-Test kuesioner ini menggunakan 41 mahasiswa Universitas Sanata Dharma jurusan akuntansi angkatan 2010. Pengukuran yang digunakan untuk mendapatkan hasil validitas dan reliabilitas dalam Pre-Test ini adalah dengan melakukan uji convergent validity dan discriminant validity untuk mengetahui validitas kuesioner sedangkan untuk mengetahui reliabilitasnya dengan melakukan uji composite reliability (Wiyono, 2011). Dari hasil uji validitas dinyatakan 2 indikator pertanyaan tidak memiliki kecukupan nilai yaitu indikator pada perceived usefulness (PU) “Promosi menarik akan saya dapatkan dengan menggunakan e-money Kartu Indomaret”. Indikator pada variabel perceived ease of use (PEOU) “Layanan merchant (pedagang) terhadap pengguna Kartu Indomaret sangat memuaskan”. Berikut ditampilkan tabel indikator yang dieliminasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Tabel 1: Indikator Variabel Setelah Pre-test Variabel Laten
Perceived Ease of Use (PEOU)
Perceived Usefulness (PU)
Perceived Risk (PR)
Trust (T) Behavioral Intention to Use (ITU)
Indikator PEOU1 = Kemudahan digunakan PEOU2 = Mudah dipahami
untuk
PEOU3 = Penggunaan yang praktis
Hasil pre test Digunakan Digunakan Digunakan
PEOU4 = Layanan merchant Dieliminasi memuaskan PEOU5 = Jaringan merchant yang Digunakan luas PU1 = Menjadikan proses pembayaran Digunakan lebih cepat PU2 = Meningkatkan ketelitian proses Digunakan pembayaran
PU3 = Rasa aman dalam bertransaksi
Digunakan
Dieliminasi PU4=Promosi yang menarik PR1= Potensi gagal melakukan Digunakan pembayaran (transaksi) PR3= Potensi kehilangan waktu Digunakan PR4= Sistem keamanan kartu Digunakan PT1= Kenyamanan transaksi dari Digunakan vendor PT2= Kepuasan terhadap vendor Digunakan Digunakan PT3= Tanggungjawab vendor Digunakan ITU1= Berniat untuk menggunakan ITU2= Mencoba menggunakan
Digunakan
ITU3= Berencana menggunakan
Digunakan
Sumber : Data Primer Diolah Peneliti
Sumber Rahmatsyah (2011)
Ikaputra (2012)
Rahmatsyah (2011)
Miliani et al. (2013) Featherman dan Pavlou (2003) Rofiq (2007)
Rahmatsyah (2011)
Setelah dilakukan pre test kuesioner, indikator variabel perceived ease of use (PEOU) berubah menjadi PEOU1 = Kemudahan untuk digunakan PEOU2 = Kemudahan untuk dipahami PEOU3 = Penggunaan yang praktis PEOU4 = Jaringan merchant yang luas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Untuk variabel perceived usefulness (PU), terdapat indikator dari Rahmatsyah (2011) terkait dengan promosi yang menarik, sehingga indikator berubah menjadi PU1 = Menjadikan proses pembayaran lebih cepat PU2 = Meningkatkan ketelitian proses pembayaran PU3 = Rasa aman dalam bertransaksi Sedangkan indikator variabel perceived risk (PR), variabel trust (T) dan indikator variabel behavioral intention to use (ITU) tidak dieliminasi. F. Teknik Analisis Data Sugiyono (2009:206) menyatakan teknik analisis data adalah : “Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Kuesioner yang telah terkumpul, selanjutnya diolah dengan cara membuat tabulasi data. Dalam pembuatan tabulasi data, item pertanyaan diberikan skor berdasarkan pada jawaban responden. Berikut bobot skor untuk masing masing jawaban atas pertanyaan utama dalam kuesioner: Tabel 2. Skor Jawaban Kuesioner Jawaban Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Ragu-ragu 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber:Sugiyono (2009:133)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik Partial Lease Square (PLS) yang merupakan teknik statistika multivariant yang melakukan pembandingan antara variabel endogen berganda dan variabel eksogen berganda. Menurut Jogiyanto (2011 :5) : “PLS adalah analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varian yang secara simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model struktural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas, sedangkan model struktural digunakan untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis dengan model prediksi)” Penggunaan teknik analisis PLS digunakan dalam penelitian ini karena terdapat dua variabel endogen dan sesuai dengan tujuan dalam penelitian untuk mengembangkan hipotesis, karena tujuan PLS adalah menghasilkan prediksi pengaruh variabel X terhadap Y dan dapat menjelaskan hubungan yang teoritis diantara kedua variabel. PLS tidak mensyaratkan pada berbagai asumsi, dapat digunakan untuk melakukan prediksi pada landasan teori yang lemah, dan tidak mensyaratkan pengujian asumsi klasik. PLS sebagai model prediksi tidak mengasumsikan distribusi tertentu untuk mengestimasi parameter dan memprediksi hubungan kausalitas. Analisis data menggunakan PLS, teknik parametrik untuk menguji signifikansi parameter tidak diperlukan dan model evaluasi untuk prediksi bersifat non parametrik. Evaluasi model PLS dievaluasi dengan mengevaluasi outer model dan inner model. (Jogiyanto, 2011 :69).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
1. Model Pengukuran (Outer Model) Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan reliabilitas model. Model pengukuran dalam PLS digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas melalui iterasi algoaritma. Selain dalam pengukuran validitas dan reliabilitas, model pengukuran (Outer Model) memberikan informasi nilai R2 sebagai parameter ketetapan model prediksi. a. Uji Validitas Uji Validitas menurut Cooper et al (2006) dalam Jogiyanto (2011 :69) dilakukan untuk mengetahui kemampuan insrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas konstruk yang terdiri atas validitas konvergen dan validitas diskriminan. 1) Uji Validitas Konvergen Validitas konvergen berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Menurut Chin (1995) dalam Jogiyanto (2011:71) rule of thumb yang digunakan untuk validitas konvergen adalah outer loading
> 0,7, communality > 0,5 dan average
variance extracted (AVE) > 0,5. Mengutip dari Jogiyanto (2011:82) “Jika skor loading < 0,5, indikator ini dapat dihapus dari konstruknya karena indikator tidak termuat (load) ke konstruk yang mewakilinya. Jika skor loading
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
antara 0,5 – 0,7, sebaiknya peneliti tidak menghapus indikator yang memiliki loading tersebut sepanjang skor AVE dan Communality indikator tersebut > 0,5”. 2) Uji Validitas Diskriminan “Validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur konstruk yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi”(Jogiyanto, 2011 : 71). Sehingga uji validitas diskriminan dengan membandingkan nilai korelasi cross loading dengan variabel latennya harus lebih besar dibandingkan dengan korelasi dengan variabel latennya yang lain. b. Uji Reliabilitas Selain uji validitas, PLS juga melakukan uji reliabilitas untuk mengukur konsistensi internal alat ukur. Menurut Hartono (2008a) “Reliabilitas menunjukkan akurasi, konsistensi dan ketetapan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran”. Uji reliabilitas
dalam
PLS
menggunakan
dua
metode,
yaitu
Cronbach’s alpha dan Composite reliability. Menurut Hair et al., 2008 dalam Jogiyanto (2011:72) “Rule of thumb dari Cronbach’s alpha dan Composite reliability harus lebih besar dari 0,7 meskipun 0,6 masih dapat diterima. Cronbach’s alpha digunakan untuk mengukur batas bawah nilai reliabilitas sedangkan Composite reliability digunakan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
mengukur nilai sesungguhnya suatu konstruk. Kedua nilai estimasi ini menurut Salisburry, Chin, Gopal, dan Newsted (2002) dalam Jogiyanto (2011:72) menilai bahwa pengujian reliabilitas dengan menggunakan composite reliability lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal dalam suatu konstruk. Berdasarkan pada pengertian diatas, dalam penelitian ini menggunakan composite reliability untuk mengukur reliabilitas dengan rule of thumb harus lebih besar dari 0, 7. 2. Model Struktural (Inner Model) Model struktural pada prinsipnya adalah menguji pengaruh antara satu variabel laten dengan variabel laten lainya (Wiyono,2011:402). Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk konstruk endogen. Nilai koefisien path atau t-value tiap path untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural. Uji struktural dilakukan setelah data telah diuji validitas dan reliabilitas. Sebelum menjawab rumusan masalah dengan uji indikator, terlebih dahulu menganalisis sejauh mana model yang diajukan dalam penelitian ini. Analisis model penelitian dengan menggunakan PLS dengan menggunakan nilai R2 yang diperoleh dari proses alogaritma PLS. Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variansi perubahan variabel eksogen terhadap variabel endogen. Semakin tinggi nilai R2 menunjukkan bahwa model prediksi yang diajukan semakin baik (Sugiyono, 2011:72). Sebagai contoh, suatu model penelitian memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
nilai R2 0,70 artinya bahwa variasi perubahan variabel endogen yang dapat dijelaskan oleh variabel eksogen adalah sebesar 70 persen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel di luar model yang diajukan. Setelah diketahui nilai R2 yang dimiliki oleh model yang diajukan, proses selanjutnya adalah menguji hipotesis untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian. PLS dalam menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan skor koefisien path atau inner model yang ditunjukkan oleh nilai T-statistic. Penelitian ini akan menggunakan uji dua sisi untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Penelitian ini menggunakan nilai alpha 5 persen
uji dua sisi (two tail) dengan derajat kebebasan (DF)
diperoleh dengan cara jumlah data dikurangi jumlah variabel (Sarjono .H dan Julianita .W .2011:130) sehingga diperoleh 89 (diperoleh dari 94 dikurang 5 sama dengan 89) sehingga dalam t-tabel diperoleh nilai 1,9870. Tahapan dalam uji t-statistik dalam PLS dengan menggunakan SmartPLS 2.0 M3
melalui metoda bootstrap, yaitu dengan
menggunakan metoda resempling (Jogiyanto, 2011:127). Skema yang digunakan adalah no sign change yang merupakan metoda resempling standar, tanpa mengkompensasi perubahan tanda apapun (Tenenhaus et al, 2005 dalam Jogiyanto, 2011:84). Skema no sign change menghasilkan nilai standar error yang sangat tinggi sehingga menurut Jogiyanto (2011) skema ini merupakan skema yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
konservatif. Setelah menentukan skema, proses selanjutnya adalah menentukan case dan sampels. Case akan menunjukkan jumlah n data yang digunakan dalam pengujian tersebut. Menurut Jogiyanto (2011) standar minimum dalam PLS adalah 10 n data untuk tiap jalur (path) yang dibangun. Berdasar pada teori Jogiyanto maka, jumlah case minimal yang digunakan dalam perhitungan adalah 60 data yang diperoleh dari jumlah jalur yang dibangun yaitu 6 jalur. Case yang digunakan 94, ini sesuai dengan jumlah sampel yang diperoleh melalui kuesioner, case ini sudah memenuhi teori dari Jogiyanto (2011). Selanjutnya
adalah
menentukan
menentukan
sampel
yang
merupakan jumlah iterasi atau resempling yang akan dilakukan oleh PLS. Menurut Chin dan Gopal (1997) dalam Jogiyanto (2011:85) “Jumlah iterasi sebaiknya diatas 100 atau antara 150-200 karena memberikan nilai yang lebih stabil”. Jumlah sampels yang digunakan adalah 200, untuk memperoleh hasil yang stabil sesuai dengan teori Chin dan Gopal (1997). Prosedur selanjutnya adalah menguji hipotesis yang diajukan dengan melihat path coefficient. Nilai t statistik merupakan nilai signifikansi model prediksi dalam PLS jika nilai t-statistik > t-tabel ini bermakna signifikan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian dua sisi, dengan membandingkan antara t tabel (1,9870) dengan t statistik. Berikut adalah kriteria pengujian hipotesis :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Ho diterima jika -1,9870≤ t
hitung
≤ 1,9870
Ho ditolak jika thitung > 1,9870 atau thitung < -1,9870 Dalam uji hipotesis nilai koefisen beta dalam SmartPLS menggunakan
original
sampel
yang
merupakan
skor
beta
unstandardize yang digunakan untuk melihat sifat prediksi variabel eksogen terhadap variabel endogen (Jogiyanto, 2011:86). Nilai positif koefisien beta menunjukkan sifat pengaruh yang positif, sedangkan nilai negatif menunjukkan pengaruh negatif variabel eksogen terhadap variabel endogen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Instrumen Pembayaran di Indonesia Instrumen pembayaran masyarakat di Indonesia diatur oleh lembaga Bank Indonesia sebagai bank sentral. Instrumen atau alat pembayaran saat ini dapat dikelompokkan atas tunai dan non-tunai. Menurut Bank Indonesia instrumen
pembayaran tunai berupa uang kertas dan uang
logam yang sekarang ini sudah kita kenal, sedangkan instrumen pembayaran non-tunai diklasifikasikan kedalam dua tipe bahan yaitu ; kertas yang lazim disebut dengan paper-based instrumen seperti cek, giro, bilyet, dan giro sedangkan instrumen pembayaran non-tunai yang sering menggunakan media kartu sering disebut dengan card-based instrumen seperti kartu debit, kartu kredit, dan berbagai kartu lainya. Instrumen pembayaran dengan menggunakan kartu dengan menggunakan micro chips sering dikenal dengan e-money. 1. Definisi E-money Definisi e-money yang dikeluarkan oleh Bank for International Stettlement (1996) dalam kajian operasional e-money (2006) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia menyebutkan
e-money sebagai
“Stored-value or prepid products in which a record of the funds or value available to a consumer is stored on an electronic device in the consumer’s possession” (produk stored-value atau prepaid dimana
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
sejumlah uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang). E-money
akan
berkurang
pada
saat
konsumen/pemilik
menggunakannya untuk pembayaran dalam transaksi keuangan. Emoney disini berbeda dengan jenis “single-purpose prepaid card” lainya seperti kartu telepon, karena e-money dimaksudkan sebagai berbagai macam jenis pembayaran dan berbeda dengan alat pembayaran elektronis berbasis kartu lainya seperti kartu kredit dan kartu debt. Kartu debt dan kartu kredit merupakan access product bukan prepaid products seperti e-money. Secara umum perbedaan karakteristik antara prepaid product dan access produk adalah sebagai berikut : a. Prepaid product (e-money) 1) Nilai uang telah tercatat dalam instrumen e-money, atau sering disebut sebagai stored value. 2) Dana yang tercantum dalam e-money sepenuhnya berada dalam penguasaan konsumen. 3) Pada saat transaksi, perpindahan dana dalam bentuk electronic value dari kartu e-money milik konsumen kepada terminal merchant dapat dilakukan secara off-line. Dalam hal ini verivikasi cukup dilakukan pada level merchant (point of sale), tanpa harus on-line ke komputer issuer.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
b. Access product (kartu debt dan kartu kredit) 1) Tidak ada pendatatan dana pada instrumen kartu. 2) Dana sepenuhnya berada dalam pengelolaan bank, sepanjang belum ada otorisasi dari nasabah untuk melakukan pembayaran. 3) Pada saat transaksi, instrumen kartu digunakan untuk melakukan akses secara on-line ke komputer issuer untuk mendapatkan otorisasi melakukan pembayaran atas beban rekening nasabah, baik berupa rekening simpanan (kartu debt) maupun rekening pinjaman (kartu kredit). Setelah diotorisasi oleh issuer, rekening nasabah kemudian akan langsung didebt. Dengan demikian pembayaran dengan menggunakan kartu kredit dan debt mensyaratkan adanya komunikasi on-line ke komputer issuer. 2. Manfaat E-Money Menurut Siti Hidayati, Ida Nuryanti, Agus Firmansyah, Aulia Fadly dan Isnu Yuwana Darmawan (2006) e-money dalam pemakaianya untuk melakukan transaksi memiliki beberapa manfaat yaitu : a. Lebih cepat dan nyaman dibandingkan dengan uang tunai, khususnya untuk transaksi bernilai kecil (micro payment) disebabkan nasabah tidak perlu menyediakan sejumlah uang pas untuk suatu transaksi atau harus menyimpan uang kembalian. Selain itu, kesalahan dalam menghitung uang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
kembalian dari suatu transaksi tidak terjadi jika menggunakan e-money. b. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan
e-money
dapat
dilakukan
jauh
lebih
singkat
dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit, karena tidak harus melakukan proses otorisasi on-line, maka biaya komunikasi dapat dikurangi. c. Electronic value dapat diisi ulang dalam kartu e-money melalui berbagai sarana yang disediakan oleh issuer.
B. Sejarah Perkembangan Indomaret Gerai pertama Indomaret didirikan pada bulan November 1988 di Kalimantan oleh PT Indomarco Prismatama dengan mengusung konsep toko ritel minimarket yang menjual aneka kebutuhan sehari hari dimana ruangan toko tidak lebih dari 300m2. Konsep dan ide waralaba digagas pada 1995, dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan ekspansi usaha dan pada tahun 1997, Indomaret resmi diwaralabakan dengan badan hukum PT. Indomarco Prismatama. Konsep bisnis waralaba Indomaret merupakan yang pertama dan pelopor dibidang minimarket di Indonesia. Pada awalnya Indomaret membentuk konsep penyelenggaraan gerai yang berlokasi terpusat pada hunian masyarakat dengan menyediakan berbagai kebutuhan pokok maupun kebutuhan sehari-hari, melayani masyarakat umum yang bersifat majemuk, serta memiliki luas toko sekitar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
200m2. Konsep waralaba Indomaret mendapatkan sambutan yang sangat positif, tebukti dengan peningkatan jumlah terwaralaba Indomaret dari waktu ke waktu. Saat ini Indomaret memiliki lebih dari 9.096 gerai di wilayah Jawa, Bali, Madura, Kalimantan, Sulawesi, dan Lombok. Dari jumlah tersebut 40 % gerai milik terwaralaba dan 60% milik perusahaan. Untuk memenuhi pasokan barang dagangan berasal dari 21 pusat distribusi Indomaret yang menyediakan lebih dari 4.800 jenis produk. Kemajuan Indomaret yang sangat pesat ini juga diakui oleh pemerintah melalui penghargaan yang diberikan kepada Indomaret selaku “Perusahaan Waralaba Unggul 2003”. Penghargaan semacam ini adalah penghargaan yang pertamakali diberikan kepada perusahaan minimarket di Indonesia dan sampai saat ini hanya Indomaret yang menerimanya.
C. Visi dan Budaya Indomaret 1. Visi Menjadi aset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba yang unggul dalam persaingan global. 2. Moto Mudah & Hemat 3. Budaya Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kebenaran dan keadilan, kerjasama kelompok, kemajuan melalui inovasi yang ekonomis serta mengutamakan kepuasan konsumen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
4. Esensi Pendekatan dengan senyuman tulus, untuk membangun hidup lebih baik.
D. Produk dan Layanan Indomaret 1. Produk Indomaret a. Penjualan Food, Nonfood, General Merchandise, dan Fresh Product Sebagai kegiatan utama yaitu menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat, Indomaret telah mengelola sekitar 4.800 produk yang terdiri dari food, nonfood, general merchandise dan fresh food. Eksistensi dan perkembangan produk didukung oleh tim merchandising dalam menangani pemilihan, pengadaan dan pengembangan produk serta melakukan kerja sama dengan lebih dari 1.000 mitra pemasok. b. Kartu Indomaret Kartu Indomaret bukan sekedar kartu anggota, namun merupakan kartu yang memiliki berbagai macam fungsi. Kartu Indomaret merupakan smart card yang diperuntukkan sebagai kartu anggota sekaligus e-money dengan teknologi contactless smart card yang merupakan hasil kerjasama dengan Bank Mndiri dan merupakan kartu multifungsi pertama yang diterapkan minimarket di Indonesia. Kartu Indomaret dapat digunakan untuk membayar :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
tagihan telepon, listrik, TV kabel dan lain-lain. Fasilitas ini juga bisa digunakan di SPBU dan area parkir yang telah bekerja sama dengan Bank Mandiri. c. ATM Indomaret ATM
Indomaret
merupakan
upaya
untuk
meningkatkan
pelayanan kepada konsumen. Indomaret telah bekerjasama dengan PT. Rintis Sejahtera yang berada dalam jaringan Prima untuk mengembangkan ATM Indomaret. ATM Indomaret memiliki fasilitas untuk tarik tunai, cek saldo, transfer antar rekening dan antar bank. d. Pesan Antar Ambil Indomaret (PAAI) Pesan Antar Ambil Indomaret memungkinkan konsumen memesan produk yang tidak dipajang di toko (ice cream, tart, ponsel, furniture, karangan bunga dan lain-lain) dan diantar ke rumah konsumen. 2. Produk diluar Indomaret Untuk semakin memanjakan konsumen dalam hal kemudahan Indomaret bekerjasama dengan berbagai pihak antara lain : a. Jakcard, yang merupakan kartu prabayar yang diterbtkan oleh Bank DKI dengan teknologi contactless smart card, dapat digunakan untuk berbelanja di gerai indomaret dan membayar busway.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
b. Tcash, memanfaatkan teknologi pembelian/pembayaran digital mnggunakan ponselsecata Tap N Go, fasilitas ini dapat dinikmati konsumen diseluruh gerai Indomaret. c. Western Union, merupakan layanan jasa pengiriman dan penerimaan uang dari atau ke dalam dan luar negeri, tanpa perlu memiliki rekening di bank dengan kecepatan pemrosesan yang memungkinkan uang sampai dalam hitungan detik, fasilitas ini dapat dinikmati konsumen diseluruh gerai milik Indomaret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden menggambarkan tentang karakteristik responden yang merupakan sesuatu yang erat hubunganya dengan ciri responden secara individu, atau dengan kata lain karakteristik responden akan keadaan, sifat atau ciri-ciri khusus yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan responden tersebut. Responden dalam penelitian ini adalah calon pengguna potensial Kartu Indomaret. Survey dilakukan dengan menyebarkan kuesioner di lingkungan gerai Indomaret yang ada di DIY. Adapun karakteristik responden akan dibahas berikut : 1. Responden menurut jenis kelamin Jenis kelamin yang dijadikan sebagai responden tentang minat menggunakan Kartu Indomaret adalah sebagai berikut : Tabel 3. Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin 1 Pria 2 Wanita Jumlah Sumber : Data Primer yang Diolah
Jumlah 78 16 94
Presentase 82,97 % 17,02% 100 %
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah pria sebanyak 78 responden atau 82,97 % responden. Sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 17,02 atau 16 responden.
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
2. Responden menurut umur Untuk mengetahui lebih jelas mengenai umur responden dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4. Umur Responden No Umur 1 < 20 tahun 2 21 – 25 tahun 3 26 – 30 tahun 4 31 – 35 tahun 5 >35 tahun Jumlah Sumber : Data Primer yang Diolah
Jumlah 9 48 34 3 0 94
Presentase 9,57 % 51,06% 36,17% 3,19% 0% 100 %
Dari data yang disajikan pada tabel 4, dapat dilihat bahwa dari 5 jenis pilihan umur responden, responden yang paling banyak adalah responden pada kisaran umur 21 – 25 tahun, yaitu sebanyak 51,06 persen atau 48 responden. Peringkat kedua adalah responden dalam rentang usia 26 – 30 tahun sebanyak 34 responden atau 36,17 persen. Sementara responden dalam rentang usia 31 -35 tahun sebanyak 3 responden atau 3,19 persen, dan tidak ada responden dengan usia diatas 35 tahun. 3. Responden menurut tingkat pendidikan Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden No 1 2 3 4 5
Pendidikan terakhir SMP atau sederajat SMA atau sederajat Diploma atau sederajat Sarjana 1 (S1) atau sederajat Magister (S2) atau sederajat Jumlah
Sumber : Data Primer yang Diolah
Jumlah 2 52 11 29 0 94
Presentase 2,12% 55,32% 11,70% 30,85% 0% 100 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 55,32% atau 52 responden memiliki tingkat pendidikan terakhir adalah SMA atau sederajat. Sedangkan mayoritas kedua adalah responden yang memiliki pendidikan terakhir adalah Sarjana (S1) dengan 30,85 % atau 29 responden. Mayoritas ketiga adalah diploma atau sederajat dengan 11,70 % atau 11 responden. Responden dengan tingkat pendidikan SMP atau sederajat sebesar 2,12 % atau 2 responden, sedangkan responden dengan pendidikan terakhir Magister (S2) tidak ada. 4. Responden menurut jenis pekerjaan Tabel 6. Jenis Pekerjaan Responden No Jenis Kelamin 1 Pelajar / Mahasiswa 2 Pegawai Negri 3 Pegawai Swasta 4 Wiraswasta 5 Ibu Rumah Tangga Jumlah Sumber : Data Primer yang Diolah
Jumlah 63 4 17 9 1 94
Presentase 67,02 4,25 18,08 9,57 1,06 100 %
Dari tabel 6 di atas, pekerjaan dengan responden tertinggi adalah pelajar/ mahasiswa dengan total 63 responden atau 67,02 persen. Pegawai swasta berada pada peringkat dua dengan 17 responden atau 18,08 persen. Responden dengan jenis pekerjaan wiraswasta sebanyak 9 responden atau 9, 57 persen, pegawai negri sebanyak 4 responden atau 4,25 persen dan terakhir adalah responden sebagai ibu rumah tangga 1 responden atau 1,06 persen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
B. Model Pengukuran (Outer Model) Data primer yang diperoleh dari kuesioner yang telah memenuhi screening, dimana kuesioner yang dijadikan data primer adalah responden yang mengetahui e-money Kartu Indomaret dan belum menggunakan emoney Kartu Indomaret. Setelah data ditabulasi selanjutnya dilakukan pengujian outer model untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran sebelum dilakukan proses selanjutnya. Model pengukuran menggunakan SmartPLS 2.0 M3 melalui proses algorithm dengan pengaturan skema pembobotan oleh PLS adalah path weighting scame (membobot nilai path) yang merupakan default SmartPLS. Jumlah iterasi yang digunakan adalah 300, jumlah iterasi menunjukkan berapa kali PLS akan melakukan iterasi dalam pembobotan sehingga didapat hasil yang stabil. Menurut Jogiyanto (2011:79) jumlah iterasi disarankan lebih besar dari 200 untuk mendapatkan hasil yang stabil. Berikut ini model pengukuran yang telah melalui proses algorithm:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Gambar 7. Model Pengukuran Setelah Proses Algorithm Sumber : SmartPLS 2.0 M3 Setelah dilakukan proses algorithm diperoleh gambar model pengukuran yang memiliki nilai koefisien parameter, untuk selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan adalah pada instrumen pengukuran yang digunakan. Jika dalam pengujian validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran terdapat instrumen yang dinyatakan tidak valid dan tidak reliabel, maka indikator ataupun konstruk yang tidak memenuhi rule of thumb uji validitas dan reliabilitas harus dihilangkan dari model yang diajukan. 1. Uji Validitas Validitas instrumen menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan valid, yang berarti dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas instrumen dilakukan menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
SmartPLS 2.0 M3 dengan uji validitas konvergen dan validitas diskriminan. a. Uji Validitas Konvergen Uji validitas konvergen ini digunakan untuk melihat bahwa instrumen pengukur memiliki korelasi yang tinggi terhadap instrumen yang diukur. Rule of thumb yang digunakan untuk uji validitas konvergen adalah dengan nilai outer loading harus lebih besar dari 0,7, communality > 0,5 dan average variance extracted (AVE) > 0,5. Pengujian ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 7. Uji Validitas Dengan Outer Loading Outer Status (>0,7) Instrumen Pengukuran Loading ITU 1 ITU 2
0,961298 0,960783
VALID VALID
ITU3
0,975153
VALID
PEOU 1
0,746789
VALID
PEOU 2 PEOU 3
0,890891 0,811980
VALID VALID
PEOU 4
0,781479
VALID
PR 1
0,854676
VALID
PR 2
0,920753
VALID
PR 3
0,808144
VALID
PU1
0,705091
VALID
PU2
0,651916
VALID
PU3
0,780237
VALID
T1
0,892741
VALID
T2
0,733247
VALID
T3 0,848982 VALID Sumber : Output SmartPLS 2.0M3 Diolah Peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Berdasarkan tabel 7 dengan melihat outer loading diperoleh hasil bahwa lima belas item pertanyaan yang diajukan untuk mengukur instrumen dinyatakan valid, karena nilai outer loading lebih besar dari 0,7 yang merupakan batas kritis yang untuk menilai validitas berdasarkan nilai outer loading. Berdasar uji validitas dengan outer loading terdapat indikator PU2 memiliki nilai 0,651916 kurang dari 0,7 namun dinyatakan valid, karena berdasar tabel 8 nilai communality dan AVE untuk variabel PU lebih dari 0,5, yaitu sebesar 0,5103060 sehingga inikator PU2 tidak dihapus dari model penelitian. Setelah dilakukan pengujian dengan outer loading selanjutnya
uji
validitas
dilakukan
dengan
melihat
nilai
communality dan nilai AVE harus lebih besar dari 0,5. Berikut adalah hasil skor communality dan AVE yang disajikan dalam satu tabel : Tabel 8. Uji Validitas Dengan Communality dan AVE AVE Status > 0,5 Variabel Communality ITU 0,932707 0,932707 VALID PEOU
0,655350
0,655350
VALID
PR
0,743785
0,743785
VALID
PU
0,510306
0,510306
VALID
T
0,685135
0,685135
VALID
Sumber : Output SmartPLS 2.0 M3 Diolah Peneliti Berdasarkan tabel 8 diperoleh hasil bahwa 5 variabel yang diajukan dalam penelitian ini memiliki nilai communality dan AVE
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
yang lebih dari 0,5 sehingga 5 variabel dikatakan valid, walaupun terdapat variabel yang memiliki nilai berada pada nilai kritis yaitu variabel perceived ease of use (PEOU). Hasil pengujian validitas konstruk dapat ditarik kesimpulan bahwa enam belas instrumen pertanyaan dinyatakan valid, karena memiliki nilai outer loading lebih besar dari 0,7. Nilai AVE dan communality dari 5 variabel yang diajukan dinyatakan valid karena memiliki nilai lebih besar dari 0,5. Dengan demikian dari hasil pengujian konstruk dinyatakan bahwa enam belas instrumen pengukuran yang diajukan secara konstruk dinyatakan valid. b. Uji Validitas Diskriminan Uji validitas diskriminan dilakukan dengan melihat estimasi cross loading dimana nilai cross loading dengan variabel latennya harus lebih besar dibandingkan dengan korelasi dengan variabel latennya yang lain. Berikut disajikan tabel estimasi nilai cross loading: Tabel 9. Uji Validitas Dengan Cross Loading ITU PEOU PR
PU
T
Status
ITU1
0.961298
0.426916
0.175982 0.404355 0.083789 VALID
ITU2
0.960783
0.458150
0.148135 0.356712 0.220465 VALID
ITU3
0.975153
0.418396
0.162988 0.445438 0.177909 VALID
PEOU 1
0.416260
0.746789
0.125540 0.288578 -0.018628 VALID
PEOU 2
0.414954
0.890891
0.126799 0.268078 -0.026380 VALID
PEOU 3
0.277947
0.811980
0.118991 0.151882 0.038827 VALID
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Tabel 9. Uji Validitas Dengan Cross Loading (Lanjutan) ITU
PEOU
PR
PU
T
Status
PEOU 4
0.294973
0.781479
0.216421 0.198018 0.137457 VALID
PR1
0.157187
0.209471
0.854676 0.232208 -0.050662 VALID
PR2
0.181490
0.132695
0.920753 0.268202 -0.047714 VALID
PR3
0.058609
0.107287
0.808144 0.156843 -0.048042 VALID
PU1
0.281365
0.183913
0.191107 0.705091 -0.091026 VALID
PU2
0.330179
0.189153
0.016369 0.651916 -0.083680 VALID
PU3
0.291741
0.249172
0.319464 0.780237 -0.176818 VALID
T1
0.161568
0.054715
-0.072697 -0.091002 0.892741 VALID
T2
0.146000
-0.013518
0.007742 -0.173147 0.733247 VALID
0.067284 0.028888 -0.098898 -0.186892 0.848982 VALID T3 Sumber : Output SmartPLS 2.0 M3 Diolah Peneliti Berdasarkan tabel cross loading seluruh instrumen pengukuran dinyatakan valid karena nilai cross loading instrumen dengan konstruk latennya lebih besar dari nilai cross loading instrumen pengukuran dengan cross loading konstruk lainya. Setelah dilakukan uji validitas dengan membandingkan nilai cross loading, selanjutnya adalah dilakukan uji reliabilitas instrumen pengukuran. 2. Uji Reliabilitas Instrumen yang telah diuji validitasnya dan dinyatakan valid untuk selanjutnya
akan
dilakukan
pengujian
reliabilitas.
Reliabilitas
menunjukkan kemampuan instrumen pengukuran untuk mengukur objek yang sama beberapa kali dan akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan SmartPLS 2.0 M3. Estimasi yang akan digunakan untuk menguji
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
reliabilias adalah dengan menggunakan composite reliability karena lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal dalam suatu konstruk (Salisburry, Chin, Gopal, dan Newsted :2002 dalam Jogiyanto :2012) sedangkan rule of thumb adalah skor composite reliability tiap konstruk harus lebih besar dari 0,7. Berikut disajikan tabel composite reliability menggunakan program SmartPLS 2.0 M3 : Tabel 10. Uji Reliabilitas Dengan Composite Reliability Composite Status > Variabel Reliability 0,70 ITU
0.976514
Reliabel
PEOU
0.883356
Reliabel
PR
0.896736
Reliabel
PU
0.756649
Reliabel
0.866395 Reliabel T Sumber : Output SmartPLS 2.0 M3 Diolah Peneliti Berdasarkan evaluasi composite reliability dapat dilihat bahwa konstruk behavioral intention to use (ITU), konstruk perceived ease of use (PEOU), konstruk perceived risk (PR), konstruk perceived usefulness (PU), dan konstruk trust (T) memiliki nilai composite reliability lebih besar (>) 0,70, sehingga instrumen pengukuran yang digunakan dinyatakan reliabel artinya instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki akurasi, konsistensi dan ketetapan ukur untuk melakukan pengukuran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Berdasarkan pada uji validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran dengan outer model (model pengukuran) dinyatakan bahwa enam belas instrumen pengukuran valid dan reliabel karena telah memenuhi rule of thumb uji validitas dan reliabilitas menggunakan program smartPLS 2.0 M3, sehingga tidak diperlukan penghapusan pada model yang diajukan. Setelah instrumen pengukuran dinyatakan valid dan reliabel, yang berarti instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan memiliki kemampuan untuk mengukur obyek yang sama beberapa kali dan menghasilkan data yang sama, maka dilakukan pengujian selanjutnya yaitu uji struktural (Inner Model) untuk pengujian hipotesis dan melihat pengaruh yang dihasilkan dari model yang diajukan. C. Model Struktural (Inner Model) Setelah instrumen pengukuran dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas, selanjutnya dilakukan evaluasi model struktural dengan menggunakan R2 untuk konstruk endogen. Berikut disajikan dalam tabel, nilai R2 Tabel 11. Koefisien Determinasi (R2) Variabel
R Square
ITU
0,338053
PEOU PR PU
0.132909
T
Sumber : Output SmartPLS 2.0 M3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Berdasarkan tabel tersebut kita dapat mengetahui nilai R2 yang menunjukkan kemampuan variabel eksogen yang dijelaskan oleh variabel endogen. Koefisien determinasi (R2) perceived usefulness (PU) adalah 0,132, ini membuktikan bahwa perceived usefulness (PU) dipengaruhi oleh perceived ease of use (PEOU) dan perceived risk (PR) sebesar 13,2 persen sedangkan sisanya 87,8 persen dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model penelitian. Sedangkan behavioral intention to use (ITU) memiliki nilai R2 sebesar 0,338 yang berarti behavioral intention to use (ITU) dipengaruhi oleh perceived ease of use (PEOU), perceived usefulness (PU), perceived risk (PR) dan trust (T) sebesar 33,8 persen sedangkan sisanya dipengaruhi oleh fator lain yang tidak terdapat dalam model penelitian. Setelah diketahui nilai R2 yang dimiliki oleh model yang diajukan, proses selanjutnya adalah menjawab rumusan masalah dengan melakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam PLS adalah dengan melakukan bootstraping dengan menggunakan skema no sign change dengan jumlah case 94 dan sampels 200 agar memperoleh hasil iterasi yang stabil. berikut disajikan gambar model struktural setelah dilakukan bootstraping :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Gambar 8. Model Struktural Setelah Proses Bootstraping Sumber : Output SmartPLS 2.0 M3 Melalui metoda bootstraping menghasilkan nilai t-statistik, berdasarkan pada gambar 8 dapat dilihat bahwa model yang diajukan memiliki dua variabel endogen, yaitu behavioral intention to use (ITU) dan variabel perceived usefulness (PU). Model pada gambar 8 diatas dapat dilihat bahwa variabel yang memiliki nilai t-statistik paling besar terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money Kartu Indomaret adalah perceived usefulness (PU) dengan nilai t-statistik 3,134594. Variabel perceived ease of use (PEOU) memiliki nilai t-statistik lebih kecil dari perceived usefulness (PU) dengan nilai t-statistik 3,134139 sedangkan urutan selanjutnya adalah variabel trust (T) dengan nilai t-statistik 2,109865 dan variabel dengan nilai t-statistik yang terkecil terhadap behavioral intention to use (ITU) adalah perceived risk (PR) 0,316282.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Variabel endogen kedua adalah perceived usefulness (PU). Dalam model perceived ease of use (PEOU) dan perceived risk (PR) merupakan variabel yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU). Variabel perceived risk (PR) memiliki nilai t-statistik yang lebih besar dari perceived ease of use (PEOU) dengan nilai t-statistik 2,224274 sedangkan perceived ease of use (PEOU) memiliki nilai t-statistik terhadap variabel perceived usefulness (PU) sebesar 2,123196. Selanjutnya
adalah
melakukan
uji
hipotesis
dengan
membandingkan nilai t-statistik dengan nilai t-tabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan dengan kriteria Ho diterima jika -1,9870≤ t
hitung
≤
1,9870 dan Ho ditolak jika thitung > 1,9870 atau thitung < -1,9870. Nilai tstatistik merupakan nilai signifikansi model prediksi dalam PLS, sehingga dalam pengujian hipotesis dapat ditentukan signifikansi pengaruh. Untuk memudahakan
analisis
hipotesis
maka
uji
hipotesis
selanjutnya
t-tabel
Uji Hipotesis (Ho)
ditampilkan dalam tabel 12 berikut : Tabel 12. Analisis Hubungan dan Uji Hipotesis Original T Statistics Hipotesis Pengaruh Sampel (|O/STERR|) (O) H1
PEOU -> ITU
0.336481
3.134139
H2
PEOU -> PU
0.254358
2,123196
H3
PU -> ITU
0.347971
3,134594
PR -> ITU
0.027949
H4
0,316282
Ho ditolak maka Ha diterima > 1,9870
Ho ditolak, maka Ha diterima Ho ditolak maka Ha diterima Tidak berhasil menolak Ho, maka Ho diterima
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Tabel 12. Analisis Hubungan dan Uji Hipotesis (Lanjutan) Hipotesis
Pengaruh
Original Sampel (O)
H5
PR -> PU
0.219798
2,224274
H6
T -> ITU
0,219684
2,109865
T Statistics (|O/STERR|)
t-tabel
> 1,9870
Uji Hipotesis (Ho) Ho ditolak maka Ha diterima Ho ditolak maka Ha diterima
Sumber : Output SmartPLS Diolah Peneliti berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Perceived ease of use (PEOU) terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. Hipotesis pertama yang menyatakan perceived ease of use (PEOU) mempengaruhi behavioral intention to use (ITU) e-money. Berdasar pada hasil uji hipotesis diperoleh t-statistik sebesar 3,134139 > 1,9870 (t-tabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai koefisien beta 0,336481, sehingga perceived ease of use (PEOU) memiliki pengaruh yang positif terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. Kesimpulan dari uji hipotesis pertama adalah
perceived ease of use (PEOU) berpengaruh
positif terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. 2. Perceived ease of use (PEOU) terhadap perceived usefulness (PU) emoney. Hipotesis kedua menyatakan bahwa perceived ease of use (PEOU) mempengaruhi perceived usefulness (PU) e-money. Dari uji hipotesis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
diperoleh t-statistik sebesar 2,123196 > dari t-tabel (1,9870) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti perceived ease of use (PEOU) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU) e-money. Nilai koefisien beta sebesar 0,254358 sehingga perceived ease of use (PEOU) berpengaruh positif terhadap perceived usefulness (PU) e-money. 3. Perceived usefulness (PU) terhadap behavioral intention to use (ITU) emoney. Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa perceived usefulness (PU) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai t-statistik sebesar 3,134594 > 1,9870 (t-tabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya perceived usefulness (PU) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) emoney dengan nilai koefisien beta sebesar 0,347971. Koefisen beta tersebut menunjukkan bahwa perceived usefulness (PU) memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. 4. Perceived risk (PR) terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. Hipotesis keempat
menyatakan bahwa perceived risk (PR)
berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU). Hasil Uji Hipotesis menunjukkan bahwa nilai t-statistik sebesar 0,316282 < 1,9870 (t-tabel) sehingga dinyatakan tidak berhasil menolak Ho. Uji hipotesis ketiga ini membuktikan perceived risk (PR) tidak memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
5. Perceived risk (PR) terhadap perceived usefulness (PU) e-money. Hipotesis kelima yang menyatakan bahwa Perceived risk (PR) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU) e-money. Dari uji hipotesis diperoleh nilai t-statistik sebesar 2,224274 > 1,9870 (t-tabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, ini berarti perceived risk (PR) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU) e-money . Nilai koefisien beta adalah sebesar 0,219798 sehingga membuktikan bahwa perceived risk berpengaruh positif terhadap perceived usefulness (PU) e-money. 6. Trust (T) terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money Hipotesis keenam yang menyatakan persepsi trust (T) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. Uji hipotesis menunjukkan nilai t-statistik adalah sebesar 2,109865 > 1,9870 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Nilai koefisien beta menunjukkan nilai positif sebesar 0,219684 sehingga trust (T) berpengaruh positif terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. D. Analisis Efek Langsung Dan Total Efek Analisis efek langsung dengan total efek digunakan untuk melihat efek yang dihasilkan dari variabel perceived ease of use (PEOU) terhadap behavioral intention to use (ITU) melalui variabel perantara perceived usefulness (PU). Model dalam penelitian ini diduga terdapat variabel intervening yaitu variabel perceived usefulness (PU) sehingga untuk mengetahui apakah perceived usefulness dapat sebagai mediasi antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
variabel perceived ease of use (PEOU) dan perceived risk (PR) terhadap behavioral intention to use (ITU) dilakukan dengan melakukan pengujian hipotesis. Untuk melakukan analisis terhadap variabel intervening, menurut Jogiyanto (2011) harus mengikuti kaidah Baron dan Kenney (1986) yaitu untuk melakukan pengujian efek mediasi harus memenuhi kaidah yaitu : 1. Efek utama (pengaruh eksogen terhadap endogen) harus signifikan, pengujian pertama adalah dengan melihat pengaruh perceived ease of use (PEOU) terhadap behavioral intention to use (ITU) dan perceived risk (PR) terhadap behavioral intention to use harus signifikan. 2. Menguji penagaruh variabel eksogen ke variabel mediasi dan harus signifikan. Kaidah ini mengharuskan perceived ease of use harus berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness, begitu dengan perceived risk harus berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness. Langkah selanjutnya adalah dengan menguji hipotesis efek mediasi dengan ketentuan nilai t-statistik pada total efek Ho diterima jika -1,9870≤ t hitung ≤ 1,9870 Ho ditolak jika thitung > 1,9870 atau thitung < -1,9870 Berikut adalah tabel yang berisi efek langsung dengan efek tidak langsung untuk mempermudah analisis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Tabel 13. Efek Langsung dan Efek Total
Direct Effct
Fungsi
Endogen Fungsi
PU
Total Effect ITU
ITU
Koefisien
T-statistik
Koefisien
t-statistik
Koefisien
t-statistik
PEOU
0,254358
2,123196
0,336481
3,134139
0,424990
5,184225
PR
0,219798
2,224274
0,027949
0,316282
0,104432
1,088074
PU
0,347971
3,134594
T
0,219684
2,109865
Eksogen
Sumber : Data Diolah Peneliti Pada tabel efek langsung dan efek total dapat memberikan informasi untuk menganalisis jalur yang telah dibuat. Dari tabel 13 dilihat bahwa perceived ease of use (PEOU) adalah signifikan terhadap behavioral intention to use (ITU) serta perceived ease of use (PEOU) signifikan terhadap perceived usefulness (PU) sehingga sesuai dengan kaidah Baron dan Kenney (1986) dalam Jogiyanto (2011). Perceived risk tidak signifikan terhadap behavioral intention to use (ITU) sehingga tidak sesuai dengan kaidah Baron dan Kenney (1986) dalam Jogiyanto (2011). Pengujian efek mediasi yang dilakukan hanya menguji efek mediasi perceived ease of use (PEOU) terhadap behavioral intention to use (ITU) dengan perceived usefulness (PU) sebagai mediasi. Hipotesis alternatif (Ha) yang dibentuk adalah : Ha :
Perceived usefulness (PU) memediasi penuh pengaruh perceived ease of use (PEOU) terhadap behavioral intention to use (ITU).
Dari tabel 15 diperoleh nilai t-statistik pada total efek perceived ease of use (PEOU) terhadap behavioral intention to use (ITU) memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
nilai t-statistik sebesar 5,184225 lebih besar dari nilai t-tabel (1,9870) dan nilai t-statistik perceived ease of use (PEOU) memiliki nilai t statistik sebesar 2,123196 > 1,9870 (t-tabel) sehingga mendukung Ha. Hal ini membuktikan bahwa perceived usefulness (PU) memediasi penuh perceived ease of use (PEOU) terhadap behavioral intention to use (ITU). Berdasarkan pada efek langsung, perceived ease of use (PEOU) memiliki pengaruh positif (0,336481) dan signifikan (t-hitung 3,134139 > t-tabel 1,9870) terhadap behavioral intention to use (ITU). Perceived ease of use (PEOU) juga berpengaruh positif (0,254358) dan signifikan (thitung 2,123196 > t-tabel 1,9870) terhadap perceived usefulness (PU) sehingga meningkatkan pengaruh perceived ease of use (PEOU) terhadap behavioral intention to use (ITU) pada total efek secara positif (0,418551) dan signifikan (t-hitung 5,575517 > t-tabel 1,9870). Hal ini menunjukkan bahwa perngaruh perceived ease of use (PEOU) terhadap behavioral intention to use (ITU) akan meningkatkan efek total ketika perceived ease of use (PEOU) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perceived usefulness (PU).
E. Hasil Penelitian Berdasarkan pada hasil analisis diketahui nilai R2 untuk variabel behavioral intention to use e-money Kartu Indomaret memperoleh hasil 0,338053. Hal ini menunjukkan bahwa variabel behavioral intention to use dijelaskan oleh perceived ease of use (PEOU), perceived usefulness (PU), perceived risk (PR) dan trust(T) sebesar 33,8 persen sedangkan dijelaskan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
oleh variabel lain selain variabel diatas sebesar 76,2 persen. Sedangkan untuk variabel perceived usefulness memiliki nilai R2 sebesar 0,132909. Ini menunjukkan bahwa variabel perceived usefulness (PU) dijelaskan oleh variabel perceived ease of use (PEOU) dan variabel perceived risk (PR) sebesar 13,3 persen, sedangkan sisanya 86,7 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada pada model penelitian. Berdasarkan pada uji hipotesis diperoleh temuan sebagai berikut : 1. Perceived ease of use (PEOU) dan behavioral intention to use (ITU) emoney Dari analisis data diperoleh temuan perceived ease of use (PEOU) memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money Kartu Indomaret. Nilai koefisien beta menunjukkan nilai positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa perceived ease of use (PEOU) berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavioral intention to use (ITU) Kartu Indomaret. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suprapto B.D dan Sukirno (2013) yang menemukan bahwa PEOU berpengaruh secara signifikan terhadap behavioral intention to use internet banking. Hal ini menunjukkan bahwa perceived ease of use (PEOU) para responden mempengaruhi secara signifikan behavioral intention to use Kartu Indomaret. Dalam hal ini persepsi positif dari perceived ease of use (PEOU) juga akan mempertinggi behavioral intention to use, dan sebaliknya apabila perceived ease of use negatif maka behavioral
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
intention to use (ITU) Kartu Indomaret rendah. Hal ini bisa diasumsikan bahwa minat calon pengguna untuk menggunakan Kartu Indomaret dipengaruhi oleh persepsi bahwa Kartu Indomaret mudah untuk digunakan 2. Perceived ease of use (PEOU) dan perceived usefulness (PU) e-money Dari analisis data diperoleh bahwa perceived ease of use (PEOU) memiliki pengaruh terhadap perceived usefulness (PU) emoney. Temuan ini sejalan dengan Wibowo (2006) yang menyatakan bahwa perceived ease of use (PEOU) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU) dan sesuai dengan teori Davis (1989) dimana sistem yang tidak menyulitkan penggunanya bisa meningkatkan kinerja pengguna sistem tersebut. Nilai koefisien beta dan nilai t statistik menunjukkan bahwa perceived ease of use berpengaruh positif dan signifikan terhadap perceived usefulness e-money. Oleh karena itu perceived
ease
of
use
(PEOU)
merupakan
variabel
yang
dipertimbangkan. Temuan ini membuktikan bahwa persepsi yang dirasakan oleh calon pengguna kartu Indomaret atas kemudahan penggunaan akan memberikan pengaruh terhadap persepsi atas manfaat yang dirasakan. Kartu Indomaret yang mudah digunakan dengan tidak diperlukannya kata sandi untuk otoritas pemilik kartu dan dengan menggunakan teknologi contactless card menjadikan penggunaan menjadi mudah,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
persepsi yang terbentuk atas kemudahan penggunaan ini akan memberikan pengaruh terhadap perceived usefulness yang dirasakan, semakin tinggi perceived ease of use akan berpengaruh terhadap semakin tingginya manfaat yang dirasakan oleh calon pengguna Kartu Indomaret. 3. Perceived usefulness (PU) dan behavioral intention to use (ITU) emoney. Dari analisis data ditemukan bahwa perceived usefulness berpengaruh terhadap behavioral intention to use. Nilai koefisien beta yang positif dan t-statistik yang lebih besar dari t-tabel menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan bersifat positif dan signifikan. Temuan tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi perceived usefulness yang dirasakan oleh calon pengguna e-money akan mengakibatkan behavioral intention to use e-money menjadi tinggi pengaruh ini bersifat signifikan. Temuan ini didukung dengan penelitian Wibowo (2006), yang menyatakan bahwa perceived usefulness akan berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU). Hal ini menunjukkan bahwa manfaat yang diberikan dari Kartu Indomaret membuat transaksi pembelian menjadi cepat, praktis dan meningkatkan ketelitian proses pembayaran yang telah membentuk perceived usefulness bagi calon pengguna Kartu Indomaret akan meningkatkan minat calon pengguna Kartu Indomaret
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
4. Perceived risk (PR) dan behavioral intention to use (ITU) e-money. Dari analisis data diperoleh bahwa perceived risk (PR) tidak memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU), walaupun perceived risk dalam uji hipotesis tidak memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use. Perceived risk (PR) tidak memiliki pengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) juga serupa dengan penelitian Belanger dan Calter (2008) yang dalam penemuanya hipotesis perceived risk ditolak, sehingga perceived risk tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU). Temuan tersebut menunjukkan bahwa perceived risk yang dirasakan oleh calon pengguna Kartu Indomaret tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use e-money. Responden menganggap bahwa resiko yang melekat pada Kartu Indomaret tidak mempengaruhi behavioral intention to use Kartu Indomaret. Calon pengguna Kartu Indomaret belum merasakan resiko yang mungkin terjadi dari penggunaan Kartu Indomaret, sehingga perceived risk yang terbentuk tidak berpengaruh terhadap minat calon pengguna untuk menggunakan Kartu Indomaret. Berbagai kemudahan, praktis dan keamanan yang dijamin oleh vendor (penerbit) membuat calon pengguna Kartu Indomaret mengabaikan resiko yang melekat pada calon pengguna Kartu Indomaret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
5. Perceived risk (PR) dan perceived usefulness (PU) e-money Dari hasil analisis data diperoleh bahwa perceived risk yang dimiliki oleh calon pengguna e-money berpengaruh terhadap perceived usefulness yang dimiliki. Koefisien beta menunjukkan nilai positif sehingga dapat dinyatakan bahwa pengaruh yang ditimbulkan bersifat positif, sedangkan nilai t-statistik lebih besar dari nilai t tabel sehingga pengaruh yang diberikan signifikan. Perceived riks (PR) memiliki pengaruh positif sehingga membuktikan bahwa berbagai usaha yang dilakukan
oleh
pihak-pihak
yang
berkaitan
langsung
dengan
penggunaan uang elektronik untuk memperkecil resiko telah diketahui oleh calon pengguna, sehingga calon pengguna memiliki persepsi bahwa dengan menggunakan uang elektronik akan membuat dirinya aman dari berbagai resiko. Kondisi tersebut menyebabkan perceived risk berpengaruh positif terhadap perceived usefulness. 6. Trust (T) terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money. Dari analisis data diperoleh bahwa trust (T) terhadap vendor penerbit dan penyedia jasa layanan memiliki pengaruh terhadap behavioral
intention
to
use
(ITU)
e-money.
Koefisien
beta
menunjukkan nilai positif dan t-statistik lebih besar dari t-tabel mengartikan bahwa pengaruh yang dihasilkan bernilai positif dan signifikan terhadap behavioral intention to use. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Suprapto dan Sukirno (2013), dimana kepercayaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
(T) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) dalam kasus internet banking. Temuan ini membuktikan trust kepada vendor penerbit dan penyedia jasa layanan yang dimiliki oleh calon pengguna e-money yang tinggi mengakibatkan semakin tingginya behavioral intention to use emoney secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa faktor persepsi yang mempengaruhi minat calon pengguna Kartu Indomaret tidak berasal dari keuntungan yang didapat dari Kartu Indomaret, namun jaminan kenyamanan transaksi, kepuasan dan tanggungjawab yang diberikan oleh penerbit dari Kartu Indomaret memberikan pengaruh terhadap minat calon pengguna Kartu Indomaret. Kepercayaan yang terbentuk terhadap penerbit Kartu Indomaret akan meningkatkan minat calon pengguna Kartu Indomaret untuk menggunakan Kartu Indomaret, karena calon pengguna merasa diberikan keamanan dari penggunaan Kartu Indomaret. Berdasarkan analisis pengaruh langsung dan total efek diperoleh hasil bahwa perceived usefulness (PU) memediasi secara penuh perceived ease of use (PEOU) terhadap behavioral intention to use (ITU). Perceived ease of use (PEOU) calon pengguna e-money Kartu Indomaret memberikan peningkatan koefisien beta perceived ease of use (PEOU) saat melalui variabel perceived usefulness (PU) sebagai variabel perantara, dari pada efek langsung yang dihasilkan dari pengaruh perceived ease of
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
use terhadap behavioral intention to use uang elektonik. Dapat disimpulkan bahwa semakin mudah cara penggunaan e-money Kartu Indomaret, maka akan bisa dirasakan lebih bermanfaat dan tentunya meningkatkan minat seseorang untuk menggunakan e-money Kartu Indomaret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada analisis data dapat disimpulkan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Perceived ease of use (PEOU) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money Kartu Indomaret secara positif. Hal ini menyatakan semakin dirasa Kartu Indomaret mudah digunakan akan meningkatkan behavioral intention to use Kartu Indomaret. 2. Perceived ease of use (PEOU) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU) Kartu Indomaret secara positif. Temuan ini membuktikan bahwa Kartu Indomaret yang mudah untuk digunakan dirasa manfaat dari Kartu Indomaret semakin tinggi. 3. Perceived usefulness (PU) berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) Kartu Indomaret secara positif. Hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi manfaat yang dirasakan akan meningkatkan behavioral intention to use Kartu Indomaret. 4. Perceived risk (PR) tidak berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) Kartu Indomaret. Hal ini berarti calon pengguna Kartu Indomaret mengabaikan resiko dalam usahanya untuk memiliki minat untuk menggunakan, karena resiko belum secara langsung dirasakan.
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
5. Perceived risk (PR) berpengaruh terhadap perceived usefulness (PU) Kartu Indomaret secara positif . Dengan kata lain semakin besar persepsi bahwa berbagai pihak yang berhubungan langsung dengan uang elektronik telah berusaha untuk meminimalkan resiko sehingga berdampak positif terhadap perceived usefulness dari Kartu Indomaret. 6. Trust (T) terhadap vendor berpengaruh terhadap behavioral intention to use (ITU) e-money Kartu Indomart secara positif. Dengan kata lain calon pengguna yang memiliki rasa percaya terhadap penerbit Kartu Indomaret berdampak pada meningkatnya behavioral intention to use Kartu Indomaret. B. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan pada analisis data ditemukan keterbatasan yang melekat pada data yang diperoleh dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data heterogen karena data bersumber dari berbagai setrata pendidikan dan berbagai jenjang usia. Data yang heterogen mengakibatkan kesimpulan dari hasil penelitian menjadi kurang spesifik. C. Saran Berdasarkan pada keterbatasan penelitian, saran yang dapat diberikan adalah dengan memilih responden dengan karakteristik strata pendidikan tertentu dan rentang umur yang telah ditentukan sehingga data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
yang diperoleh merupakan data homogen. Data homogen dalam analisis data dapat dikelompokkan kedalam karakteristik strata pendidikan ataupun usia sehingga dapat memudahkan dalam membandingkan hasil dalam analisis data dan penarikan kesimpulan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Baihaqi, Ahmad. 2011. “Analisis Penerimaan Pengguna Telkomsel Cash Terhadap Sistem Pembayaran Elektronik Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)”. http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1121/1/11107966.pdf Belanger, F., Carter, L., 2008. “Trust and Risk in e-goverment adoption,”Journal of Stratigic Information System,17, 165-176. Cooper, D. R., dan Schindler, P. S., 2003. Business Research Methods. Eight Edition. McGraw-Hill/Irwin, New York, NY 10020. Candraditya, H., 2013. “Analisis Penggunaan Uang Elektronik” Diponegara Journal of Management. Vol 2 No 3 : pp: 1-11 Davis, Fred D., Bagozzi R. P., dan Warshaw P.RR. 1989. “User Acceptance of Cumputer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models.Management Science. Vol. 35 No. 8: pp 982-1003. Davis, Fred D. 1989. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology”. MIS Quarterly, Vol. 13, No. 3. Pp 319-340. Featherman, Mauricio .S., dan Paul A. Pavlou. 2003. “Predicting e-services adoption: a perceived risk facets perspective” . International Journal of Human-Computer Studies 59, pp 451-474 Ferrari, J., Mackinnon, R., Poh, Susan dan Y. Lakshman. 1998. “Smart Cards: A Case Study”. http://www.redbooks.ibm.com/redbooks/pdfs/sg245239.pdf. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013 Hidayati, S., Nuryanti, I., Firmansyah, A., Fadly, A. dan Darmawan, I.Y. 2006. “Operasional E-Money”. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/BCF6A79064DA-44AC-811D-B3DF3CEB5233/7860/KajianEMoney.pdf. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Waspada, Ikaputera., 2012. “Percepatan Adopsi Sistem Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan Aksesibilitas Layanan Jasa Perbankan” Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.1 : 122-131 Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Andi Offset, Yogyakarta ________. 2011. Konsep dan Aplikasi Structural Equation Modeling (SEM) Berbasis Varians dalam Penelitian Bisnis. STIM YKPN, Yogyakarta Kadir Abdul dan Triwahyuni Terra. 2003. Pengenalan Teknologi Informasi.Edisi kedua. Andi Offet, Yogyakarta. O’Brien J.A dan Marakas G.M.2014.Management Information System, Edisi kesembilan. Salemba Empat, Jakarta Meuthia. 2011. “Studi Empiris Kepercayaan pada Pengguna Smart Card,”eIndonesia Initiative, 473-478 Miliani, Lani., Mustika Sufiyati Purwanegara, dan Mia Tantri Diah Indriani. 2013. “Adoption Behavior of E-Money Usage”. Information Management and Business Review. Vol. 5, No. 7 : pp 369-378 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2012. No. 07 tentang “Persyaratan Teknis Kartu Cerdas Nirkontak (Contactless Smart Card)”.http://diskominfo.jabarprov.go.id/data/permenkominfo/PeraturanMen teriKOMINFONo7Tahun2012.pdf. Diakses tanggal 28 September 2013 Rahmatsyah, D. 2011. “Analisa Faktor Faktor yang Mempengaruhi Minat Penggunaan Produk Baru”. Tesis Dipublikasikan, Universitas Indonesia. Jakarta Rofiq, Ainur. 2007. “Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi Pelanggan E-Commerce”. Tesis. Universitas Brawijaya, Malang. Saputro , Brian D., Sukirno., 2013 “Pengaruh Perceived ease of use, Kepercayaan, Kecemasan Berkomputer dan Kualitas Layanan Terhadap Minat Menggunakan Internet Banking” Jurnal Nominal. Vol 2 No 1.
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Setiawan, A.I. 2006. “Peran Persepsi Risiko Dalam Technology Acceptance Model pada Teknologi Sistem Akademik Terkomputerisasi,”Jurnal Bisnis & Manajemen. Vol. 6 No.2:pp 185-195 Sarjono, H dan Julianita, W. 2011. “SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset” Salemba Empat. Jakarta. Sugiyono. 2009. “Metodologi Penelitian Bisnis” Alfabeta. Bandung Waspada, Ikaputera. 2012. “Percepatan Adopsi Sistem Transaksi Untuk Menggunakan Aksebilitas Layanan Jasa Perbankan”. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 16 No. 1 Januari 2012:122-131 Wibowo, Arief. 2006 . Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM). http://peneliti.budiluhur.ac.id/wp-content/uploads/2008/.../arif+wibowo.pdf. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013 Wiyono, Gendro.2011. “Merancang Penelitian Bisnis dengan alat analisis SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0” UPP STIM YKPN. Yogyakarta
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian KOESIONER PENELITIAN PENGARUH PERCEIVED EASE OF USE, KEBERMANFAATAN, RESIKO, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION TO USE EMONEY (Studi Kasus : Uang Elektronik Kartu Indomaret)
Petunjuk pengisian kuesioner Berikut ini adalah beberapa petunjuk pengisian kuesioner
Bacalah semua pertanyaan dengan baik
Berilah tanda silang (x) untuk menjawab setiap pertanyaan
Dalam menjawab pertanyaan, tidak ada pertanyaan yang dianggap salah
Profil 1. Nama
(boleh tidak diisi).................................................................
2. Jenis kelamin a. Pria
b.
Wanita
a. < 20 tahun
c.
26 – 30 tahun
b. 21 – 25 tahun
d.
31 – 35 tahun
3. Usia e.
>35 tahun
4. Pendidikan terakhir a. SMP atau sederajat b. SMA atau sederajat
c.
Sarjana ( S1 ) atau sederajat
c. Diploma atau sederajat
d.
Magister ( S2 ) atau sederajat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97 5. Pekerjaan a. Pelajar/Mahasiswa
d.
Wiraswasta
b. Pegawai Negeri
f.
Ibu Rumah Tangga
c. Pegawai Swasta 6. Apakah anda mengetahui tentang kartu indomaret (uang elektronik)? a. Ya b. Tidak 7. Apakah anda menggunakan kartu indomaret (uang elektronik)? a. Ya b. Tidak Untuk pertanyaan 8- 23 silahkan diberi tanda centang (√) pada kotak yang paling sesuai dengan pendapat anda pada kolom penilaian SS : Sangat Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
STS
: Sangat Tidak Setuju
: Setuju
R : Ragu-ragu
No
Perceived usefulness (PU)
8
Penggunaan Kartu Indomaret, memungkinkan saya memperoleh manfaat berupa proses penyelesaian pembayaran yang lebih cepat
9
Penggunaan Kartu Indomaret, memungkinkan saya memperoleh manfaat berupa ketelitian proses pembayaran yang lebih baik
10
Penggunaan Kartu Indomaret, memungkinkan saya memperoleh manfaat berupa rasa aman dalam bertransaksi
SS
S
R
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98 No
Perceived Ease of Use
11
Sepengetahuan saya , penggunaan Kartu Indomaret sangat mudah untuk digunakan
12
Sepengetahuan saya, penggunaan Kartu Indomaret sangat mudah dipahami
13
Sepengetahuan saya, penggunaan Kartu Indomaret sangat praktis
14
Sepengetahuan saya, Kartu Indomaret memiliki jaringan merchant (pedagang) yang luas
SS
S
R
TS
STS
Walaupun saya belum menggunakan kartu indomaret, namun No
Trust
15
Saya percaya bahwa vendor penyedia kartu indomaret memberikan kenyamanan dalam melakukan transaksi
16
Saya percaya bahwa vendor penyedia kartu indomaret memberikan kepuasan dalam bertransaksi
17
Saya percaya bahwa vendor penyedia kartu indomaret memenuhi tanggungjawabnya terhadap pelanggan
No
Perceived Risk
18
Saya takut menggunakan kartu indomaret karena berpotensi gagal melakukan pembayaran (transaksi)
19
Saya memiliki potensi kehilangan waktu jika menggunakan kartu indomaret dibandingkan pembayaran tunai
20
Menurut saya, sistem keamanan dalam kartu indomaret kurang baik karena tidak dilengkapi dengan identitas pemilik dan kata sandi
SS
S
R
SS
S
R
TS
TS
STS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
No
Minat menggunakan
21
Saya berminat untuk menggunakan kartu indomaret sebagai alat pembayaran
22
Saya berpikir bahwa saya akan mencoba menggunakan Kartu Indomaret sebagai alat pembayaran pada saat melakukan transaksi
23
Saya berencana akan menggunakan kartu indomaret sebagai alat pembayaran pada saat melakukan transaksi
SS
S
R
===Terima Kasih Atas Waktu & Partisipasi Anda===
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Lampiran 2 Model Pengukuran Proses Algorithm
Overview AVE
Composite R Cronbachs Communality Redundancy Reliability Square Alpha
ITU
0.932707
0.976514 0.338053
0.963931
0.932707
PEOU
0.655350
0.883356
0.825327
0.655350
PR
0.743785
0.896736
0.832671
0.743785
PU
0.510306
0.756649 0.132909
0.522541
0.510306
T
0.685135
0.866395
0.773202
0.685136
Cross Loadings ITU
PEOU
PR
PU
T
ITU1
0.961298 0.426916 0.175982
0.404355
0.083789
ITU2
0.960783 0.458150 0.148135
0.356712
0.220465
ITU3
0.975153 0.418396 0.162988
0.445438
0.177909
PEOU 1 0.416260 0.746789 0.125540
0.288578
-0.018628
PEOU 2 0.414954 0.890891 0.126799
0.268078
-0.026380
PEOU 3 0.277947 0.811980 0.118991
0.151882
0.038827
PEOU 4 0.294973 0.781479 0.216421
0.198018
0.137457
PR1
0.157187 0.209471 0.854676
0.232208
-0.050662
PR2
0.181490 0.132695 0.920753
0.268202
-0.047714
PR3
0.058609 0.107287 0.808144
0.156843
-0.048042
PU1
0.281365 0.183913 0.191107
0.705091
-0.091026
PU2
0.330179 0.189153 0.016369
0.651916
-0.083680
PU3
0.291741 0.249172 0.319464
0.780237
-0.176818
T1
0.161568 0.054715 -0.072697 -0.091002
0.892741
T2
0.146000 -0.013518 0.007742
-0.173147
0.733247
T3
0.067284 0.028888 -0.098898 -0.186892
0.848982
0.176724
0.042851
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Outer Loadings ITU ITU1
0.961298
ITU2
0.960783
ITU3
0.975153
PEOU
PEOU 1
0.746789
PEOU 2
0.890891
PEOU 3
0.811980
PEOU 4
0.781479
PR
PR1
0.854676
PR2
0.920753
PR3
0.808144
PU
PU1
0.705091
PU2
0.651916
PU3
0.780237
T
T1
0.892741
T2
0.733247
T3
0.848982
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Lampiran 3 Model Struktural Proses Bootstrapping
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard T Statistics Error (|O/STER (STERR) R|)
PEOU -> ITU 0.336481
0.323927
0.107360
0.107360
3.134139
PEOU -> PU
0.254358
0.264993
0.119800
0.119800
2.123196
PR -> ITU
0.027949
0.027970
0.088366
0.088366
0.316282
PR -> PU
0.219798
0.236408
0.098818
0.098818
2.224274
PU -> ITU
0.347971
0.351183
0.111010
0.111010
3.134594
T -> ITU
0.219684
0.209689
0.104122
0.104122
2.109865
Total Effects (Mean, STDEV, T-Values) Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard T Statistics Error (|O/STER (STERR) R|)
PEOU -> ITU 0.424990
0.421436
0.081977
0.081977
5.184225
PEOU -> PU
0.254358
0.264993
0.119800
0.119800
2.123196
PR -> ITU
0.104432
0.110413
0.095979
0.095979
1.088074
PR -> PU
0.219798
0.236408
0.098818
0.098818
2.224274
PU -> ITU
0.347971
0.351183
0.111010
0.111010
3.134594
T -> ITU
0.219684
0.209689
0.104122
0.104122
2.109865
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas Pre Test
Uji Validitas dengan corss loading ITU
PEOU
PR
PU
T
Status
ITU1
0.780176 0.404558
0.188860
0.370822
0.600170
Valid
ITU2
0.890162 0.797686
0.475887
0.442633
0.672737
Valid
ITU3
0.838230 0.558951
0.242759
0.551097
0.649207
Valid
PEOU 1 0.400688 0.713370 0.446188
0.327410
0.439423
Valid
PEOU 2 0.498024 0.841736 0.570816
0.616736
0.518108
Valid
PEOU 3 0.538920 0.740279 0.468466
0.463558
0.577575
Valid
PEOU 4 0.140942 0.282481 0.346283
0.254958
0.096145 Tidak Valid
PEOU5
0.512728
0.670401
Valid
0.795043 0.872636 0.593791
PR1
0.314554
0.588168 0.731231 0.223020
0.401875
Valid
PR2
0.324769
0.531917 0.868522 0.380898
0.412049
Valid
PR3
0.141381
0.427377 0.715653 0.015274
0.189167
Valid
PU1
0.355880
0.389424
0.139803 0.792538 0.318409
Valid
PU2
0.392348
0.557673
0.263286 0.760415 0.243377
Valid
PU3
0.528692
0.526203
0.383564 0.797017 0.673431
Valid
PU4
0.113759
0.082228
0.114479 0.377995 -0.105225 Tidak Valid
T1
0.504900
0.728920
0.606203
0.466185 0.772069
Valid
T2
0.729853
0.392532
0.149644
0.317713 0.790351
Valid
T3
0.458732
0.543482
0.456753
0.451676 0.734514
Valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Uji Validitas dengan outer loading ITU
PEOU
PR
PU
T
Rule of Thumb
Status
ITU1
0.780176
Valid
ITU2
0.890162
Valid
ITU3
0.838230
Valid
PEOU 1
0.713370
Valid
PEOU 2
0.841736
Valid
PEOU 3
0.740279
Valid
PEOU 4
0.282481
Tidak Valid
PEOU5
0.872636
Valid
PR1
0.731231
PR2
0.868522
Valid
PR3
0.715653
Valid
>0,70
Valid
PU1
0.792538
Valid
PU2
0.760415
Valid
PU3
0.797017
Valid
PU4
0.377995
Tidak Valid
T1
0.772069
Valid
T2
0.790351
Valid
T3
0.734514
Valid
Uji Validitas dengan AVE AVE ITU
Rule of Thumb
Status
0.701230
Valid
PEOU 0.521344
Valid
PR
0.600396
PU
0.496116
Tidak Valid
T
0.586753
Valid
> 0,5
Valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Uji Reliabilitas Composite Reliability Rule of tThumb Status ITU
0.875326
PEOU
0.832629
PR
0.817252
PU
0.786881
Reliabel
T
0.809729
Reliabel
Reliabel >0,70
Reliabel Reliabel