PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN PERILAKU SWAMEDIKASI PENGGUNAAN PRODUK VITAMIN OLEH IBU-IBU DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh : Henny Puspitasari NIM : 048114027
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
i
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN When God prepares to do something wonderful, He begins with a difficulty When He plans to do something very wonderful, He begins with an impossibility
Henny tak akan menyerah Pada apapun juga Sebelum Henny coba semua yang Henny bisa Tetapi Henny berserah kepada kehendak-Mu Hati Henny percaya Tuhan punya rencana...
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4: 13)
Kupersembahkan karya ini Untuk Bapa, Yesus Kristus, dan Roh kudus atas kasih dan penyertaan-Nya yang sempurna.. Untuk papa, mama, cie Novi, Fanny dan kokoku Andreas atas doa, dukungan dan cintanya padaku.... Untuk teman-teman dan Almamaterku....
iv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Henny Puspitasari
Nomor Mahasiswa
: 048114027
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan dengan Perilaku Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin oleh Ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 30 Januari 2008
Yang menyatakan
( Henny Puspitasari )
v
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2 Januari 2008 Penulis
Henny Puspitasari
vi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan anugerah dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan dengan Perilaku Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin oleh Ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta” dapat terselesaikan dengan baik Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada program studi Ilmu Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi bukanlah hal yang mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1.
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi sahabat setia menemani dan memberikan penulis kekuatan baru setiap harinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen penguji yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini serta memberikan saran dan masukannya yang berharga. 3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran
dan pengarahan selama persiapan usulan
penelitian, pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini.
vii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
4. Bapak dr. Harimat Hendarwan, M.Kes., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, saran dan pengarahan selama persiapan usulan penelitian, pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Sulasmono, Apt., selaku dosen penguji yang telah memberi masukan, saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini. 6. BAPEDA Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berkenan memberikan ijin penelitian kepada penulis 7. Masyarakat pedukuhan Dlingo, Ngangin-angin, Dukuh, Penjalin, Sogan I, Sogan II, Durungan, Beji yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 8. Masyarakat Wirobrajan, Pakuncen, Demangan, dan Baciro khususnya RW 2 dan RW 8 yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 9. Papa, Mama, Ci Novi, Ko Allen, Fanny yang telah memberikan doa, dorongan, cinta, semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Kokoku Andreas atas perhatian, dukungan, cinta, semangat, dan bantuan yang telah diberikan selama ini. 11. Semua teman-teman seperjuanganku, Limdra, Rissa, Pipin, Tice, Ana, Fandi dan Ari atas semua bantuan, kerjasama, dukungan dan semangatnya. Maaf kalau selama ini banyak terjadi kesalahan. 12. Erlin atas semangat, bantuan, dukungan, dan suka duka yang dibagi bersama selama ini. 13. Teman-teman Kost ”Amakusa” (Incan, Cipi, Decy, DK, Tata, Ita, Cencen, Ci Nike, Nova, Ci Mira, Ci Indri, Dian, Dewi, Uut , Yemi, Titin, Lia, Flori, Reta,
viii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Putri) untuk dukungan, doa, dukungan, keceriaan dan kebersamaan yang diberikan kepada penulis. 14. Teman-teman Komselku Ci Yeyen, Agnes, Ci Jenny, Caca, Yaya untuk, doa, semangat, keceriaan dan kebersamaan selama ini. 15. Sahabat-sahabatku di Semarang (Gephien, Alun, Leny, Ci Sarinah, Irene) untuk dukungan, doa dan semangat yang diberikan kepada penulis. 16. Anak-anak angkatan 2004 khususnya minat FKK atas kekompakan dan keceriaan yang diberikan. 17. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna karena keterbatasan pikiran, waktu dan tenaga. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi perkembangan dunia kesehatan.
Penulis
ix
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
INTISARI Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter oleh masyarakat untuk mengobati atau mencegah penyakit yang dapat dikenali sendiri. Produk vitamin termasuk obat bebas walaupun dalam perkembangannya masuk dalam food supplement. Tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan berpengaruh dalam perilaku swamedikasi. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental deskriptif dan analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan klaster multi tahap. Instrumen yang digunakan kuisioner dan pedoman wawancara. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Data kuantitatif dianalisis dengan chi square. Karakteristik responden: umur 36-40 (21,3%), menikah (98,4%), SLTA (39,3%), pendapatan
Kata kunci : swamedikasi, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, produk vitamin
x
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Self medication is an alternative and the use of medicine without doctor’s recipe by the people to cure or prevent disease that could be recognized by their self. Vitamin product is a limitless medicine that become in a group of food supplement. Education level and income stage have a relationship in the self medication. This research is a non analytic experimental and descriptive with cross sectional plan. The technique of picking sample in this research is multi section cluster and the instrument that used is questioner and interview. The qualitative data have been descriptively analyzed and served in tables and diagrams. The quantitative data is have been analyzed through chi square. The respondent analysis (in their ages) 36-40 (21,3%), married (98,4%), senior high school (39,3%), income
Keyword: self medication, education level, income stage, vitamin product
xi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI.................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................
vi
PRAKATA....................................................................................................
vii
INTISARI ....................................................................................................
x
ABSTRACT ..................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xxi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xxiii
BAB I. PENGANTAR .................................................................................
1
A.
Latar Belakang ....................................................................................
1
1. Permasalahan....................................................................................
5
2. Keaslian Penelitian ..........................................................................
6
3. Manfaat Penelitian ..........................................................................
8
Tujuan Penelitian ................................................................................
8
B.
xii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ..........................................................
10
A.
Swamedikasi (self-medication)............................................................
10
1. Swamedikasi ...................................................................................
10
2. Upaya peningkatan kerasionalan penggunaan obat di masyarakat..
12
3. Golongan obat untuk swamedikasi .................................................
13
B.
Food Supplement..................................................................................
15
C.
Vitamin.................................................................................................
15
D.
Perilaku Kesehatan...............................................................................
25
1. Teori Weber.....................................................................................
26
2. Teori Adopsi Rogers........................................................................
27
3. Ranah Perilaku.................................................................................
28
E.. Proses Keputusan Pembelian................................................................
30
F.
Pendidikan............................................................................................
31
G.
Pendapatan...........................................................................................
32
H
Landasan Teori.....................................................................................
33
I
Hipotesis...............................................................................................
34
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 38 A.
Jenis Rancangan Penelitian .................................................................
38
B.
Variabel Penelitian ..............................................................................
39
C.
Definisi Operasional ............................................................................
39
D.
Populasi Penelitian ...............................................................................
41
xiii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
E.
Besar Sampel dan Teknik Sampling.....................................................
42
F.
Lokasi Penelitian...................................................................................
46
G.
Waktu Penelitian...................................................................................
47
H.
Instrumen Penelitian.............................................................................
47
1. Pedoman Wawancara........................................................................
47
2. Kuesioner..........................................................................................
48
Tata Cara Penelitian..............................................................................
50
I.
1. Analisis Situasi.................................................................................. 50 2. Pembuatan Instrumen........................................................................ 51
J.
3. Pengambilan Data Kuesioner dan Wawancara.................................
54
4. Tata Cara Pengolahan Data ..............................................................
55
Analisis Hasil........................................................................................
56
1. Analisis data kuatitaif........................................................................ 56 2. Analisis data kualitatif .....................................................................
57
Kesulitan Penelitian..............................................................................
57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
59
A.
Gambaran Karakteristik Responden.....................................................
59
1. Umur Responden..............................................................................
59
2. Status Pernikahan..............................................................................
60
3. Pendidikan Responden......................................................................
60
4. Pekerjaan...........................................................................................
61
K.
xiv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
5. Jumlah Pendapatan ........................................................................... 62 B.
C.
Pola Perilaku Swamedikasi Menggunakan Produk Vitamin ...............
64
1. Swamedikasi secara umum..............................................................
64
2. Penggunaan Produk Vitamin............................................................
69
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin.................................................................................................
84
1. Kategori Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan (Analisis Univariat)..
84
2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin............................................................................................. D.
87
Hubungan Tingkat Pendapatan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin................................................................................................... 92 1. Hubungan tingkat pendapatan dengan pengetahuan.........................
93
2. Hubungan tingkat pendapatan dengan sikap..................................... 94
E.
3. Hubungan tingkat pendapatan dengan tindakan...............................
95
Rangkuman Pembahasan......................................................................
96
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................
101
A.
Kesimpulan .........................................................................................
101
B.
Saran ....................................................................................................
103
xv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
104
LAMPIRAN ................................................................................................
112
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................
173
xvi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel I.
Keuntungan dan Kerugian Peningkatan Perilaku Swamedikasi... 11
Tabel II.
Angka Kecukupan Gizi vitamin A,D,E, K dan C Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1593/Menkes/SK/XI/2005............................................................. 18
Tabel III.
Angka Kecukupan Gizi Vitamin B1 ,B2 ,B3,B6,B9 dan B12 Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1593/Menkes/SK/XI/2005................................................. 19
Tabel IV.
Jumlah dan distribusi sampel di Kabupaten/Kota.......................... 43
Tabel V.
Kabupaten dan Kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.... 44
Tabel VI.
Profil Kuesioner.............................................................................. 49
Tabel VII.
Distribusi Umur Responden........................................................... 59
Tabel VIII.
Kategori Tingkat Pendidikan Responden....................................... 61
Tabel IX.
Kategori Tingkat Pendapatan Responden....................................... 63
Tabel X.
Pemahaman Responden tentang Swamedikasi............................... 64
Tabel XI.
Penyakit yang dapat Diobati dengan Swamedikasi........................ 65
Tabel XII.
Keuntungan Swamedikasi.............................................................. 66
Tabel XIII.
Kerugian Swamedikasi................................................................... 68
Tabel XIV.
Efektifvitas Swamedikasi yang Dilakukan..................................... 69
Tabel XV.
Alasan Menggunakan Produk Vitamin........................................... 70
xvii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XVI.
Kondisi Menggunakan Produk Vitamin......................................... 71
Tabel XVII.
Nama Produk Vitamin*)..............................................................
Tabel XVIII.
Komposisi Produk Vitamin Secara Umum..................................... 75
Tabel XIX.
Frekuensi Penggunaan Produk Vitamin......................................... 76
Tabel XX.
Anggota Keluarga yang Menggunakan Produk Vitamin................ 76
Tabel XXI.
Alasan Pemilihan Produk Vitamin................................................. 77
Tabel XXII.
Alasan Membeli di Tempat Tertentu.............................................. 78
Tabel XXIII.
Pernah/tidaknya Responden Membaca Kemasan ProdukVitamin. 81
Tabel XXIV.
Jenis-jenis Informasi yang Dibaca pada Kemasan………………. 82
Tabel XXV.
Pemahaman Informasi yang Dibaca Responden pada Kemasan… 82
Tabel XXVI.
Efek yang Dirasakan dari Pemberian Produk Vitamin................
Tabel XXVII
Hasil Uji Analisis Univariat Pengetahuan Responden…………... 84
Tabel XXVIII.
Uji Normalitas Variabel Pengetahuan............................................ 85
Tabel XXIX.
Kategori Nilai Pengetahuan Responden
Tabel XXX.
Hasil Uji Analisis Univariat Sikap Responden............................... 85
Tabel XXXI.
Uji Normalitas Variabel Sikap........................................................ 86
Tabel XXXII.
Kategori Nilai Sikap Responden.................................................... 86
Tabel XXXIII.
Hasil Uji Analisis Univariat Tindakan Responden......................... 86
Tabel XXXIV.
Uji Normalitas Variabel Tindakan.................................................. 87
Tabel XXXV.
Kategori Nilai Tindakan Responden.............................................. 87
xviii
74
83
85
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XXXVI.
Distribusi Proporsi Pengetahuan Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidkan........................................................... 88
Tabel XXXVII.
Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin. 88
Tabel XXXVIII. Distribusi Proporsi Sikap Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidikan......................................................................... 89 Tabel XXXIX.
Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Sikap Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin............ 90
Tabel XXXX.
Distribusi Proporsi Tindakan Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidkan.......................................................................... 91
Tabel XXXXI.
Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Tindakan Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin...... 91
Tabel XXXXII.
Distribusi Proporsi Pengetahuan Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendapatan.......................................................... 93
Tabel XXXXIII. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Pengetahuan Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin 94 Tabel XXXXIV. Distribusi Proporsi Sikap Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendapatan......................................................................... 94 Tabel XXXXV.
Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Sikap Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin............ 95
xix
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XXXXVI. Distribusi Proporsi Tindakan Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendapatan......................................................................... 95 Tabel XXXXVII. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Tindakan Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin....... 96
xx
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Langkah-langkah dalam mengembangkan intervensi efektif yang bertujuan untuk peningkatan penggunaan obat yang rasional di masyarakat (WHO, 2004)........................................... 12 Gambar 2. Pengubahan Masalah dalam Penggunaan Obat............................ 13 Gambar 3. (a) Teori aksi Weber dan (b) Parsons (Sarwono, 1997)............... 26 Gambar 4. Proses Terbentuknya Sikap.......................................................... 29 Gambar 5. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Swamedikasi dalam Menggunakan Produk Vitamin.................... 35 Gambar 6. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap Swamedikasi dalam Menggunakan Produk Vitamin.......................................... 35 Gambar 7. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tindakan Swamedikasi dalam Menggunakan Produk Vitamin.......................................... 35 Gambar 8. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Pengetahuan Swamedikasi dalam Menggunakan Produk Vitamin.................... 36 Gambar 9. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Sikap Swamedikasi dalam Menggunakan Produk Vitamin.......................................... 37 Gambar 10. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tindakan Swamedikasi dalam Menggunakan Produk Vitamin.......................................... 37
xxi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Gambar 11.Profil Sampel yang Diperoleh dengan Teknik Klaster Multi Tahap........................................................................................... 46 Gambar 12. Bagan Tata Cara Penelitian…………………………………….. 58 Gambar 13. Status Pernikahan Responden....................................................... 60 Gambar 14. Pendidikan Responden.................................................................. 60 Gambar 15. Jenis Pekerjaan Responden........................................................... 62 Gambar 16. Distribusi Responden Menurut Jumlah Pendapatan..................... 62 Gambar 17. Sumber Informasi tentang Produk Vitamin.................................. 72 Gambar 18. Tempat Membeli Produk Vitamin................................................ 78 Gambar 19. Informasi yang Diterima Saat Membeli Produk Vitamin............. 79 Gambar 20. Keutuhan Kemasan Produk Vitamin yang Dibeli Responden...... 80
xxii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Surat Izin Penelitian BAPEDA..............................................
112
Lampiran 2.
Surat izin Penelitian Pemerintah Kota Yogyakarta.................. 113
Lampiran 3.
Surat Izin Penelitian Kecamatan Gondokusuman.................... 115
Lampiran 4.
Surat Izin Penelitian Kecamatan Wirobrajan………………... 116
Lampiran 5.
Surat Izin Penelitian Kelurahan Baciro……………………… 118
Lampiran 6.
Surat Izin Penelitian Baciro RW 8…………………………... 119
Lampiran 7.
Surat Izin Penelitian Demangan RW 2………………………. 120
Lampiran 8.
Surat Izin Penelitian Demangan RW 8……………………..
Lampiran 9.
Surat Izin Penelitian Pakuncen RW 2...................................... 122
121
Lampiran 10. Surat Izin Penelitian Pakuncen RW 8...................................... 123 Lampiran 11. Surat Izin Penelitian Wirobrajan RW 2……………………… 124 Lampiran 12. Surat Izin Penelitian Wirobrajan RW 8……………………… 125 Lampiran 13. Surat Izin Penelitian Kabupaten Kulon Progo……………… 126 Lampiran 14. Surat Izin Penelitian Kecamatan Wates Dusun Durungan....... 127 Lampiran 15. Surat Izin Penelitian Kecamatan Wates Dusun Beji................ 128 Lampiran 16. Surat Izin Penelitian Kecamatan Wates Desa Sogan………... 129 Lampiran 17. Besar Sampel untuk Estimasi Proporsi P Presisi Mutlak d dengan Derajat Kepercayaan 95% ........................................... 130
xxiii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 18. Jumlah dan distribusi sampel tingkat kecamatan, tingkat kelurahan/desa, tingkat RW/dusun........................................... 131 Lampiran 19. Data Responden............................... ........................................ 133 Lampiran 20. Pedoman Wawancara............................................................... 137 Lampiran 21. Hasil Wawancara...................................................................... 141 Lampiran 22. Komposisi , kegunaan dan aturan pakai produk vitamin......... 151 Lampiran 23. Kuisioner Penelitian................................................................. 156 Lampiran 24. Hasil Uji Reliabilitas .............................................................. 159 Lampiran 25. Analisis univariat dan Uji Normalitas Pengetahuan ............... 160 Lampiran 26. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan............... 161 Lampiran 27. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Pengetahuan.............. 162 Lampiran 28. Analisis univariat dan Uji Normalitas Sikap........................... 163 Lampiran 29. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap.......................... 164 Lampiran 30. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Sikap.......................... 165 Lampiran 31. Analisis univariat dan Uji Normalitas Tindakan..................... 166 Lampiran 32. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tindakan.................... 167 Lampiran 33. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tindakan.................... 168 Lampiran 34. Logo Obat, Kode Registrasi, dan Contoh Obat Bebas, Bebas Terbatas, Obat Keras................................................................ 169 Lampiran 35. Logo Obat, Kode Registrasi,dan Contoh Jamu, Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka.................................................... 171
xxiv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Penelitian mengenai perilaku kesehatan dari Susenas yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik dengan Departemen Kesehatan RI tahun 2001 menunjukkan di antara penduduk yang mengeluh sakit 56,3% mencari pengobatan sendiri. Dari yang mengobati sendiri didapatkan 84,2%
menggunakan obat
modern,
28,7%
menggunakan obat tradisional dan 8,5% menggunakan cara lainnya (Anonim, 2001a). Data di atas menunjukkan bahwa persentase penderita yang melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi relatif tinggi. Tindakan swamedikasi (self medication) mempunyai kecenderungan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Swamedikasi berarti penggunaan obat–obatan tanpa resep dokter oleh masyarakat atas inisiatif mereka sendiri (Anonim, 1999). Beberapa faktor dapat dikatakan berperan dalam peningkatan tersebut, yaitu: pengetahuan masyarakat tentang penyakit ringan dan berbagai gejala serta pengobatannya, motivasi masyarakat untuk mencegah atau mengobati penyakit ringan yang mampu dikenali sendiri, ketersediaan dan kemudahan mendapatkan obat–obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa resep dokter atau OTR/Obat Tanpa Resep (OTC/Over The Counter) secara luas dan terjangkau untuk mengatasi penyakit ringan atau gejala yang muncul, serta diterimanya pengobatan tradisional sebagai bagian dari sistem kesehatan (WHO, 1998).
1
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
2
Suatu penelitian oleh Consumers Healthcare Products Association di Amerika Serikat menunjukkan populasi wanita dewasa lebih banyak daripada pria dalam melakukan pengobatan sendiri dan presentase tersebut semakin bertambah pada wanita dengan semakin bertambahnya usia. Sebanyak 66,6% wanita saling memberikan motivasi diantara mereka untuk memahami persoalan kesehatan dan masalah pengobatannya, sedangkan pada kelompok pria hal tersebut ditemukan hanya sebesar 58%. Sebanyak 82% wanita dan 71% pria mengakui menggunakan OTR untuk mengobati penyakit ringan yang sering mereka alami (Anonim, 2001b). Penelitian lain yang dilakukan di kota Yogyakarta mengungkapkan bahwa sebanyak 74,5% wanita melakukan swamedikasi dengan menggunakan obat demam bagi anak mereka untuk mengatasi demam pada anak (Rinukti dan Widayati, 2005). Dari penelitian yang telah dilakukan terlihat wanita lebih sering melakukan swamedikasi baik untuk dirinya sendiri maupun bagi anggota keluarganya dibandingkan dengan pria, oleh karena itu dalam penelitian ini menggunakan subyek ibu-ibu. Selain itu ibu mempunyai peran penting dalam tindakan swamedikasi untuk keluarganya. Swamedikasi
dipengaruhi beberapa
faktor, antara
lain
motivasi,
pengetahuan tentang obat dan penyakit yang diderita, kepercayaan terhadap khasiat obat yang digunakan, keadaan demografi, status sosial-pendapatan, tingkat pendidikan, adanya pengaruh dari orang lain (teman, saudara, dan tenaga kesehatan),
serta
tersedianya
informasi
yang
berguna
bagi
konsumen
(Covington,2000). Selain dipengaruhi sikap, perilaku seseorang dapat berubah dengan adanya pengetahuan atau tambahan informasi yang diperolehnya (Sarwono, 1997).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
3
Obat–obat yang dapat digunakan dalam swamedikasi adalah OTR. Obat tanpa resep adalah jenis obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter dan digunakan untuk mencegah maupun mengobati jenis penyakit yang pola pengobatannya dapat ditetapkan sendiri dan telah ditegaskan aman dan manjur bila digunakan mengikuti petunjuk penggunaan serta peringatan yang tertera dalam label (Tjay dan Rahardja, 2002), dan produk vitamin termasuk salah satu jenis OTR, walaupun dalam perkembangannya Badan POM mulai memasukkan produk vitamin ke dalam jenis food supplement dan bukan golongan obat bebas. Penelitian di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa 60% wanita dan 46% pria menggunakan suplemen makanan, dan masing–masing sebanyak 30% dan 23% menyatakan menggunakannya sebagai salah satu metode pengobatan bagi penyakit ringan yang biasa dialami (Pal, 2002). Laporan Fredonia Group mengungkapkan bahwa permintaan pasar Amerika Serikat tahun 2005 untuk suplemen makanan mencapai US $ 2545 juta. Untuk tahun 2010 diperkirakan permintaan pasar global untuk suplemen makanan meningkat sampai US $ 15,5 milyar, dengan permintaan pasar untuk produk vitamin diperkirakan mencapai US $ 4,2 milyar. Sedangkan permintaan pasar di Cina untuk produk vitamin pada tahun 2005 sebesar US $ 3,33 milyar, dan diperkirakan pada tahun 2015 meningkat sampai US $ 5,2 milyar (Douaud, 2006). Di Indonesia sendiri, penelitian yang dilakukan oleh Badan POM tahun 2002 menunjukkan hasil dari pasca audit sebanyak 11257 iklan, diperoleh hasil sebanyak 50% adalah iklan suplemen makanan dan 25% iklan obat.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
4
Seiring dengan gencarnya iklan suplemen makanan dan obat, baik di media cetak maupun elektronik, konsumsi masyarakat terhadap produk-produk tersebut cenderung meningkat berkaitan dengan gaya hidup, pola konsumsi, peningkatan derajat kesehatan, dan pencegahan penyakit. Produk vitamin banyak dikonsumsi oleh masyarakat dengan berbagai maksud dan tujuan, diantaranya untuk menjaga kondisi tubuh agar tubuh tetap sehat dan untuk mengurangi kelelahan (Le Fever Kee and Hayes, 1997). Berkaitan dengan kepentingan perlu tidaknya mengkonsumsi produk vitamin untuk meningkatkan energi, memperpanjang umur dan memberikan perlindungan terhadap penyakit masih menjadi perdebatan dokter dan ahli gizi. Di satu pihak para dokter dan ahli gizi menyatakan bahwa makanan sehari-hari yang bervariasi akan memberikan semua jenis dan jumlah vitamin yang dibutuhkan, di pihak lain masyarakat sangat yakin bahwa vitamin akan menolong mereka hidup lebih sehat (Hutapea, 1993). Jenis produk vitamin yang beredar saat ini jumlahnya sangat banyak, menurut data dari Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia tahun 2006 sudah beredar sekitar 467 macam produk vitamin. Dengan begitu banyaknya produk vitamin, mengakibatkan berbagai macam pola perilaku penggunaan produk vitamin. Apalagi produk-produk tersebut banyak digunakan dalam tindakan swamedikasi, sesuai dengan konsep swamedikasi bahwa tindakan pengobatan dilakukan sendiri oleh masyarakat tanpa intervensi dan pengawasan dari tenaga kesehatan dimana diri sendiri menjadi penentu dalam pengambilan keputusan.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
5
Hasil penelitian tentang swamedikasi pada vaginitis di Kota Yogyakarta tahun 2006 (Widayati, 2006) menunjukkan bahwa terdapat 71% ketidaksesuaian dalam aspek pengenalan penyakit dan 33% ketidaksesuaian dalam pemilihan obatnya. Dari penelitian ini terlihat bahwa di masyarakat masih terdapat ketidaksesuaian dalam perilaku swamedikasi, karena itu peneliti tertarik untuk meneliti perilaku swamedikasi dengan obyek lain yaitu penggunaan produk vitamin. Pada penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pola perilaku swamedikasi yang berkaitan dengan penggunaan produk vitamin serta mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan pola perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin khususnya di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari penelitian payung yang berjudul “Pengembangan Model Edukasi untuk Peningkatan Kerasionalan Perilaku Swamedikasi Masyarakat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta". Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kemitraan antara Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan LitBangKes Departemen Kesehatan RI Jakarta.
1. Permasalahan a. Seperti apa karakteristik ibu-ibu pelaku swamedikasi yang menggunakan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta? b. Seperti apa pola perilaku ibu-ibu dalam swamedikasi menggunaan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
c. Apakah terdapat swamedikasi
6
hubungan antara tingkat pendidikan ibu-ibu pelaku
dengan
pengetahuan,
sikap,
dan
tindakannya
dalam
menggunakan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta? d. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendapatan ibu-ibu pelaku swamedikasi
dengan
pengetahuan,
sikap,
dan
tindakannya
dalam
menggunakan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?
2. Keaslian penelitian Penelitian tentang produk vitamin pernah dilakukan oleh Gusmali (2000), yaitu mengenai kajian keamanan beberapa food supplement yang beredar di tiga kota besar berdasarkan informasi dari penandaan dan pengalaman. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan deskriptif, dengan cara melihat penandaan pada etiket, brosur, leflet, adventorial dan informasi pengguna food supplement. Hasil penelitian menunjukkan karakter konsumen suplemen makanan terbanyak perempuan 78,1%, usia 36-55 tahun 43,8%, pekerjaan swasta 39,1%, pendidikan tingkat sarjana 60,9%, pengalaman pemakaian kebanyakan konsumen mengkonsumsi
satu
produk
71,9%,
dengan
tujuan
untuk
menjaga
kesehatan/meningkatkan stamina 69,4%, lama pemakaian 1-3 tahun 40,6%, efek samping hanya dialami beberapa orang 10,9%. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, dalam rancangan penelitian, metode pengambilan data, subyek penelitian dan produk suplemen makanan. Penelitian tentang produk vitamin sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Sudiyanto, Sekartini, Sudarsono, Ahyadi, Purba, dan Iskandar (2002), yang mencari
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
7
hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu yang mempunyai anak balita tentang pemberian suplemen multivitamin-mineral di Kelurahan Utan Kayu, Jakarta Timur. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan perilaku ibu yang mempunyai anak balita tentang pemberian suplemen multivitamin-mineral masih kurang dan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu yang mempunyai balita tersebut. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu produk vitamin bukan untuk balita saja tetapi produk vitamin untuk balita, anak-anak maupun dewasa, lokasi penelitian, dan subyek penelitian yang digunakan. Penelitian lain dilakukan oleh Susilowati (2004), tentang hubungan antara motivasi dan pengetahuan dengan tindakan penggunaan produk vitamin pada pengunjung 8 apotek di kota Yogyakarta periode 2003. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dan tindakan penggunaan produk vitamin dengan tingkat hubungan sedang, serta menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan dengan tindakan
penggunaan
produk
vitamin
dengan
tingkat
hubungan
sedang.
Perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini mencari hubungan antara tingkat sosial pendapatan dengan perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin. Aspek sosial ekonomi meliputi tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan sedangkan aspek perilaku meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. Perbedaan yang lain tentang subyek penelitian bukan pengunjung apotek tetapi ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
8
3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang kesehatan mengenai perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin. b. Manfaat praktis Penelitian ini merupakan penelitian awal (baseline survey) dari rangkaian penelitian yang dirancang untuk pengembangan modul edukasi tentang swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin. Sehingga penelitian ini dijadikan dasar dalam mendesain modul edukasi yang sesuai bagi masyarakat untuk meningkatan perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin. Modul edukasi yang nantinya menjadi produk akhir, diharapkan dapat digunakan sebagai panduan bagi masyarakat untuk melakukan swamedikasi secara tepat dan benar.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pola perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin serta mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang pada akhirnya akan digunakan untuk dijadikan dasar pembuatan modul edukasi yang
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
9
sesuai bagi masyarakat untuk meningkatkan perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin. 2. Tujuan khusus Secara khusus penelitian ini dilakukan untuk : a. mengetahui karakteristik ibu-ibu pelaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta b. mengetahui pola perilaku ibu-ibu dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta c. mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu-ibu pelaku swamedikasi dengan pengetahuan, sikap, dan tindakannya dalam menggunakan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta d. mengetahui hubungan tingkat pendapatan ibu-ibu pelaku swamedikasi dengan pengetahuan, sikap, dan tindakannya dalam menggunakan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Swamedikasi (self-medication) 1. Swamedikasi (self- medication) Swamedikasi adalah bagian dari self-care. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1998, swamedikasi didefinisikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat–obatan (termasuk produk herbal dan obat tradisional) oleh individu untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri. Sesuai dengan pernyataan bersama antara World Self-Medication Industry (WSMI) dan Federation International Pharmaceutical (FIP), self-medication atau swamedikasi didefinisikan sebagai penggunaan obat–obatan tanpa resep dokter oleh masyarakat atas inisiatif mereka sendiri (Anonim, 1999). Perilaku swamedikasi ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data dari Consumers Healthcare Products Association di Amerika tahun 2002 menunjukkan peningkatan penjualan obat tanpa resep dari tahun 1970 – 2000. Suatu survei yang pernah dilakukan di Amerika Serikat menyebutkan bahwa terjadi peningkatan perilaku swamedikasi di kalangan masyarakat dengan beberapa parameter yaitu: 1) tingkat kepuasan konsumen terhadap keputusan mereka sendiri dalam mengatasi masalah kesehatannya 2) kecenderungan melakukan pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep untuk mengatasi gejala yang dirasakan dan penyakit ringan yang umum diderita
10
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
11
3) keyakinan bahwa obat tanpa resep aman digunakan apabila dipakai sesuai petunjuk 4) keinginan agar beberapa obat yang saat itu harus diperoleh dengan resep dokter, diubah menjadi tanpa resep 5) kesadaran membaca label sebelum memilih dan menggunakan obat tanpa resep, terutama mengenai aturan pakai dan cara pakai serta efek samping obat. (Pal, 2002) Swamedikasi untuk gejala atau penyakit ringan dirasakan oleh penderita memberikan keuntungan, antara lain kepraktisan dan kemudahan melakukan tindakan pengobatan dan biaya yang dikeluarkan lebih murah (Rantucci, 1997). Beberapa keuntungan dan kerugian sehubungan dengan peningkatan perilaku swamedikasi terhadap penderita, dokter, apoteker, pengambil kebijakan dan industri farmasi dapat dilihat pada tabel I berikut ini (Sihvo, 2000). Tabel I. Keuntungan dan Kerugian Peningkatan Perilaku Swamedikasi Obyek Pasien
Keuntungan Kenyamanan dan kemudahan akses Tanpa biaya periksa / konsultasi Hemat waktu Empowerment
Dokter
Penurunan beban kerja Lebih banyak waktu untuk menangani kasus penyakit berat
Apoteker
Perannya akan lebih dibutuhkan di Apotek
Pengambil kebijakan
Menghemat masyarakat
Industri Farmasi
Meningkatkan profit penjualan obat bebas
biaya
kesehatan
pada
Kerugian Diagnosis tidak sesuai / tertunda Pengobatan berlebihan / tidak sesuai Kebiasaan menggunakan OTR Adverse Drug Reaction Ada indikasi yang tak terobati Kenaikan biaya berobat Tidak dapat melakukan monitoring terapi Kehilangan kesempatan untuk konseling dengan pasien Berkurangnya peran Berkurangnya pendapatan Adanya konflik kepentingan antara bisnis dan etika profesi -
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
12
2. Upaya peningkatan kerasionalan penggunaan obat di masyarakat Studi penggunaan obat menjadi bagian dalam proses untuk mengembangkan intervensi dan meningkatkan kesesuaian penggunaan obat di masyarakat (WHO, 2004a). Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam studi seperti pada gambar 1.
Langkah 1 Deskripsi Penggunaan obat dan Identifikasi Permasalahan
Langkah 2 Memprioritaskan Permasalahan
Langkah 3 Menganalisa permasalahan dan Mengidentifikasi
pemecahannya
Langkah 7 Memonitor dan Mengevaluasi Intervensi
Langkah 4 Menyeleksi dan Mengembangkan intervensi
*
* Langkah 6 Penerapan Intervensi
•
Langkah 5 Uji coba intervensi
meningkatkan intervensi
Gambar 1: Langkah-langkah dalam mengembangkan intervensi efektif yang bertujuan untuk peningkatan penggunaan obat yang rasional di masyarakat (WHO, 2004a)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
13
1. Pengukuran Mengukur tindakan penggunaan obat (studi deskriptif kuantitaif) 4. Follow up Mengukur perubahan outcomes (evaluasi kuantitatif dan kualitatif)
Memperbaiki diagnosis Memperbaiki intervensi
2. Diagnosis Mengidentifikasi masalah spesifik dan penyebabnya (studi kuantitatif dan studi kualitatif)
3. Tindakan Mendisain dan melakukan implementasi intervensi (mengumpulkan data dan mengukur outcome)
Gambar 2. Pengubahan Masalah dalam Penggunaan Obat (Hubley, 1993) 3. Golongan Obat Untuk Swamedikasi (Obat Bebas, Bebas Terbatas, Obat Wajib Apotek dan Obat Tradisional) Obat-obatan yang dapat digunakan untuk swamedikasi meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, OWA (Obat Wajib Apotek), dan obat tradisional. Obat bebas ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran berwarna hitam (Anonim, 1983). Obat bebas umumnya berupa produk vitamin dan mineral dan beberapa analgetik-antipiretik. Obat bebas terbatas ditandai dengan lingkaran berwarna biru dengan tepi lingkaran berwana hitam (Anonim, 1983). Obat-obat yang umumnya masuk ke dalam golongan ini antara lain obat batuk, dan beberapa produk vitamin dan mineral. Obat Wajib Apotek merupakan obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter hanya oleh Apoteker di Apotek (Anonim, 1990). Obatobat yang masuk golongan ini antara lain beberapa obat saluran cerna, obat saluran napas dan obat kulit, sedangkan produk vitamin tidak tercantum dalam OWA (Logo obat, kode registrasi, dan contoh obat terdapat pada lampiran 34).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
14
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut,digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Jamu merupakan obat tradisional Indonesia. Obat herbal terstandar adalah obat bahan alam yang bahan bakunya telah di standarisasi dan telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik. Fitofarmaka adalah obat bahan alam yang bahan baku dan produk jadinya sudah distandarisasi serta telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik (Anonim, 2005). (Logo obat, kode registrasi, ,dan contoh obat terdapat pada lampiran 35) Obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter untuk swamedikasi harus memenuhi kriteria, yaitu: 1) tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas usia 65 tahun, 2) pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit, 3) penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan, 4) penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia, 5) obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri (Anonim, 1993). Hampir semua macam vitamin dapat digunakan untuk swamedikasi kecuali vitamin yang termasuk dalam obat keras, seperti vitamin K. Termasuk obat keras jika obat pada bungkus luarnya disebutkan bahwa obat itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, obat yang digunakan secara parenteral, semua obat yang tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia dan daftar obat keras kecuali jika oleh Departemen Kesehatan telah dinyatakan secara tertulis bahwa obat tersebut itu tidak membahayakan kesehatan, semua obat yang tecantum dalam daftar obat keras, obat dalam substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu kecuali dibelakang nama obat disebutkan ketentuan lain atau ada pengecualian menurut daftar obat bebas terbatas (Anonim, 1962).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
15
B. Food Supplement Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia nomor HK.00.05.23.3644 pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi dan efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi (Anonim, 2004b). Food Supplement atau Suplemen kesehatan atau disebut juga dietary supplement adalah produk kesehatan yang mengandung satu atau lebih zat yang bersifat nutrisi atau obat. Suplemen dikelompokkan menjadi vitamin, mineral, enzim, efek mirip hormon, antioksidan, dan herba (Olivia,Alam,Hadibroto, 2006). Kode pendaftaran suplemen makanan ditandai dengan SD berarti suplemen dalam negeri, SL berarti Suplemen Lisensi dan SI yang berarti suplemen impor. Suplemen makanan dapat berbentuk tablet, kapsul, pil, garanul, serbuk, jeli, dan larutan oral. Vitamin sebenarnya dapat digunakan sebagai obat tidak hanya sebagai suplemen untuk pencegahan, perbaikan atau pemeliharaan (Huckleberry dan Rollins, 2004). Fungsi vitamin terutama sebagai koenzim, mengaktifkan bagian protein dari enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan normal dan metabolisme (Sartono, 1993).
C. Vitamin Vitamin adalah zat esensial yang diperlukan untuk membantu kelancaran penyerapan zat gizi dan proses metabolisme tubuh (Olivia dkk, 2006). Vitamin
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
16
umumnya tidak dapat disentesis dalam tubuh manusia, sehingga harus disediakan dari sumber lain. Tetapi ada beberapa vitamin yang dapat dibuat didalam tubuh, dengan mengubahnya dari provitamin atau prekusor vitamin seperti vitamin A dengan provitamin karotin (Sediaoetama, 2004). Tjay dan Rahardja (2002) menjelaskan penggunaan vitamin tambahan dilihat dari sudut pandang medis yaitu penggunaan vitamin tambahan hanya dibenarkan pada keadaan kekurangan, bila kebutuhan meningkat atau selama minum obat– obatan tertentu. Terdapat lima keadaan yang memerlukan vitamin yaitu sebagai berikut ini. 1. Keadaan defisiensi akibat kelainan metabolisme bawaan yang sangat jarang terjadi, keadaan malabsorpsi pada pecandu alkohol, anoreksia, diet ketat untuk melangsingkan tubuh, dan bisa terjadi pada penyakit usus kronis seperti gastritis, penyakit hati dan pankreas, serta diare. 2. Lansia (orang-orang di atas usia 60 tahun) semua proses faali dalam tubuh mulai mundur dan berlangsung lebih lambat. Sel-sel imun bekerja kurang efisien dan kurang mampu lagi mereparasi kerusakan. Akibat adanya perubahan dalam mukosa dan jonjot usus maka resorpsi vitamin dan elemen dari makanan ke dalam darah sering kali berkurang dan tidak optimal lagi, hal ini dapat menyebabkan terjadinya defisiensi mikronutrien penting tersebut. Sehingga lansia dianjurkan untuk menggunakan multivitamin (yang juga berisi mineral). 3. Kebutuhan tubuh akan vitamin meningkat seperti selama masa kehamilan dan menyusui, masa pertumbuhan pada anak-anak dan bayi sampai 3 bulan,
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
17
vegetarian, perokok dan olahragawan berat. 4. Pasien dengan penyakit kronis seperti Parkinson dan COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease). Obat-obat tertentu yang digunakan secara menahun dapat mengganggu resorpsi, sintesis, dan eksresi vitamin tertentu, seperti INH dan tetrasiklin (menghambat flora usus sehingga sintesa vtamin B2, B5, biotin, dan vitamin K terhenti). Di samping itu banyak obat mengurangi nafsu makan atau menimbulkan mual, sakit lambung, diare atau obstipasi, yang dapat menimbulkan berkurangnya pemasukan vitamin dengan makanan. 5. Penggunaan preventif dikarenakan pada tahun-tahun terakhir ini semakin
banyak ditemukan indikasi yang menyatakan bahwa berbagai vitamin dengan sifat anti oksidan. Asupan vitamin yang yang diperlukan tubuh disebut Dietary Reference Intakes (DRIs). Dietary Reference Intakes
ini disarankan oleh Food and
Nutrition Board of the Institute of Medicine, National Academic Science. Dietary Reference Intakes meliputi Jumlah vitamin dan yang diperlukan tubuh setiap harinya atau Recommended Dietary Allowance (RDA), Pemasukan vitamin yang
cukup atau Adequate Intake (AIs), Dosis maksimal vitamin dalam sehari atau Tolerable Upper Intake Level (UL), serta Rata- rata vitamin yang diperlukan oleh tubuh atau Estimated Average Requirement (EAR) (Huckleberry dan Rollins, 2004). Di Indonesia jumlah vitamin yang hendaknya dikonsumsi tiap hari terdapat dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG). Angka Kecukupan Gizi adalah suatu kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
18
umur dan jenis kelamin untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia tercantum pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1593/Menkes/SK/XI/2005 seperti pada tabel II dan III. Tabel II. Angka Kecukupan Gizi vitamin A, D, E, K dan C Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1593/Menkes/SK/XI/2005 Berdasarkan Umur
Anak 0-6 bulan 7-11bulan 1-3 tahun 4-6 tahun 7-9 tahun Pria 10-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun 65 tahun Wanita 10-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun 65 tahun Hamil (tambahan) Trimester I Trimester II Trimester III Menyusui 6 bulan pertama 6 bulan kedua
Vit A (Retinol)
Vit D g/hari)
Vit E (mg/hari)
Vit K g/hari)
Vit C (mg/har
375 400 400 450 500
5 5 5 5 5
4 5 6 7 7
5 10 15 20 25
40 40 40 45 45
600
5
11
35
50
600 600 600 600 600 600
5 5 5 5 10 15
15 15 15 15 15 15
55 55 65 65 65 65
75 90 90 90 90 90
600 600 600 500 500 500 500
5 5 5 5 5 10 15
11 15 15 15 15 15 15
35 55 55 55 55 55 90
50 65 75 75 75 75 75
+300 +300 +300
+0 +0 +0
+0 +0 +0
+0 +0 +0
+10 +10 +10
+350 +350
+0 +0
+0 +0
+0 +0
+45 +45
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
19
Tabel III. Angka Kecukupan Gizi Vitamin B 1, B2 , B 3, B6 , B 9 dan B12 Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1593/Menkes/SK/XI/2005 Berdasarkan Umur
Anak 0-6 bulan 7-11bulan 1-3 tahun 4-6 tahun 7-9 tahun Pria 10-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun 65 tahun Wanita 10-12 tahun 13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun 65 tahun Hamil (tambahan) Trimester I Trimester II Trimester I-III Menyusui 6 bulan pertama 6 bulan kedua
Vit B1 (mg/hari)
Vit B2 (mg/hari)
Vit B3 (mg/hari)
Vit B6 (mg/hari)
Vit B9 g /hari)
Vit B12 g/hari)
0,3 0,4 0,5 0,6 0,9
0,3 0,4 0,5 0,6 0,9
2 4 6 8 10
0,1 0,3 0,5 0,6 0,9
65 80 150 200 200
0,4 0,5 0,9 1,2 1,5
1,0 1,2 1,3 1,2 1,2 1,2 1,0
1,0 1,2 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3
12 14 16 16 16 16 16
13 1,3 1,3 1,3 1,3 1,7 1,7
300 400 400 400 400 400 400
1,8 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
1,0 1,1 1,1 1,0 1,0 1,0 1,0
1,0 1,0 1,0 1,1 1,1 1,1 1,1
12 13 14 14 14 14 14
1,2 1,2 1,2 1,3 1,3 1,5 1,5
300 400 400 400 400 400 400
1,8 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
+0,3 +0,3 +0,3
+0,3 +0,3 +0,3
+4 +4 +4
+0,4 +0,4 +0,4
+200 +200 +200
+0,2 +0,2 +0,2
+0,3 +0,3
+04 +04
+3 +3
+0,5 +0,5
+100 +100
+0,4 +0,4
Vitamin dibagi dalam dua golongan yaitu yang larut lemak dan larut air. Vitamin A, D, E, K adalah vitamin yang larut larut dalam lemak. Jika jumlahnya berlebih, vitamin ini disimpan dalam jaringan tubuh, sehingga kemungkinan dapat menyebabkan gejala keracunan di dalam tubuh. Sedangkan vitamin C dan B
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
20
(thiamin, riboflavin, piridoksin, niacin, asam pantotenat, biotin dan asam folat) larut dalam air. Secara umum vitamin ini sedikit sekali disimpan di dalam tubuh, jika vitamin ini dalam jumlah berlebih akan dikeluarkan bersama urine (Huckleberry dan Rollins, 2004). a. Golongan Vitamin Larut Lemak 1) Vitamin A Vitamin A penting untuk pemeliharaan sel kornea dan epitel dari penglihatan., membantu pertumbuhan gigi dan reproduksi (Sediaoetama, 2004). Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol (bentuk alkohol), retinal (aldehida), dan asam retinoat (bentuk asam) (Almatsier, 2003). Vitamin A stabil terhadap cahaya, panas, dan proses memasak yang biasa. Tetapi akan rusak pada suhu tinggi, pengeringan, oksidasi, dan sinar ultra violet (UV). Sumber vitamin A, antara lain susu, hati, kuning telur, minyak ikan, serta sayuran yang berwarna hijau dan kuning antara lain wortel, tomat, dan bayam (Slamet, 1997). Defisiensi vitamin A jarang terjadi, gejalagejalanya antara lain buta malam, kornea mata mengering dan mengeras (xeroftalmia) yang akhirnya timbul kebutaan, pembentukan selaput tanduk berlebihan (hiperkeratosis), atrofia mukosa. dan terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak. Efek samping dari megadosis di atas 100.000 UI sehari secara kronis berupa mual, muntah, sakit kepala, halusinasi, dan kulit bersisik (Tjay dan Rahardja, 2002). 2) Vitamin D (Kalsiferol) Vitamin D membantu pembentukan, pemeliharaan tulang dan membantu pengerasan tulang (Almatsier, 2003). Vitamin D berbentuk kristal putih, dan tahan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
21
terhadap panas dan oksidasi (Sediaoetama, 2004). Sumber vitamin D, antara lain susu, hati, telur, ikan, dan minyak ikan (Sartono, 1993). Defisiensi vitamin D menyebabkan berkurangnya resorpsi kalsium dan fosfat yang penting bagi kerangka. Pada anak-anak perkembangan rangkanya terhenti (rakitis) dan pada orang dewasa terjadi osteomalasia. Efek samping pada overdosis ringan menyebabkan mual, muntah, diare, sakit kepala, letargi (rasa kantuk), haus, dan poliuria (Tjay dan Rahardja, 2002). 3) Vitamin E (Tokoferol) Vitamin E berperan sebagai antioksidan yang melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif. Vitamin E tidak berbau, tidak berwarna, stabil terhadap suhu dan asam, larut dalam lemak dan sebagian besar pelarut organik (Almatsier, 2003). Sumber vitamin E antara lain, minyak nabati, seperti minyak jagung, kedelai/kacang-kacangan, kelapa, hati, kuning telur, dan sayuran (Slamet, 1997). Defisiensi vitamin E dapat menyebabkan hemolisis sel-sel darah merah (Sediaoetama, 2004). Efek samping pada penggunaan megadosis di atas 300 UI sehari berupa gangguan saluran cerna, sakit kepala, rasa lemah, dermatitis kontak pada penggunaan lokal dan meniadakan efek vitamin K (Tjay dan Rahardja, 2002). 4) Vitamin K (Quinone) Vitamin K dalam tubuh akan mempengaruhi sistem enzim yang mensintesa faktor pembekuan darah. Vitamin K tahan terhadap asam, oksigen dan kelembaban, tetapi rusak oleh alkali dan sinar UV (Slamet, 1997). Sumber vitamin K antara lain kuning telur, minyak hati ikan, brokoli, teh hijau, hati,
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
22
bayam, dan kembang kol (Olivia dkk, 2006). Defisiensi vitamin K menyebakan darah sukar menggumpal. Efek sampingnya hanya terjadi pada dosis sangat tinggi dan berupa nyeri dada dan perubahan warna kulit (Tjay dan Rahardja, 2002). b.Golongan Vitamin Larut Air 1) Vitamin B1 (Tiamin) Vitamin B1 berfungsi sebagai koenzim penting dalam sistem metabolisme karbohidrat, lemak dan protein (Almatsier, 2003). Sumber vitamin B1 antara lain beras dan gandum utuh (terutama beras merah), kuning telur, ikan, kacangkacangan dan polong-polongan (Olivia dkk, 2006).
Vitamin B1 tidak stabil
terhadap panas, alkali, dan oksigen, tetapi stabil dalam larutan asam. Defisiensi vitamin B1 , menyebabkan penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem saraf dan kardiovaskular (Dewoto dan Wardhini, 2004). 2) Vitamin B2 (Riboflavin) Vitamin B2 berfungsi sebagai komponen dalam koenzim Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) dan Flavin Adenin Mononukleotida (FMN) yang terlibat dalam
reaksi
oksidasi-reduksi
berbagai
jalur
metabolisme
energi
dan
mempengaruhi sel (Almatsier, 2003). Sumber vitamin B2 adalah daging, susu telur, sayuran, ragi dan roti. Vitamin B2 stabil terhadap panas, oksigen, dan asam, tetapi tidak stabil terhadap sinar UV dan alkali (Slamet, 1997). Defisiensi vitamin B2 biasanya timbul secara kronis dengan gejalanya antara lain lidah berwarna merah dadu, erupsi kulit di sekitar hidung, rasa panas di bibir dan kelopak mata (Sediaoetama, 2004). Efek samping dari vitamin B2 adalah warna urin menjadi orange kekuningan (Huckleberry dan Rollins, 2004).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
23
3) Vitamin B3 (Asam Nikotinat) Vitamin B3 berfungsi di dalam tubuh sebagai koenzim Nikotinamid Adenin Dinukleotida (NAD) dan Nikotinamid Adenin Dinukleotida Fosfat NADP yang diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada metabolismo protein, asam lemak pernapasan sel (Almatsier, 2003). Sumber vitamin B3 antara lain daging, ikan, gandum dan kopi. Vitamin B3 stabil terhadap stabil terhadap panas, cahaya, oksidasi, asam, dan alkali. Defisiensi vitamin B3 menyebabkan pelagra dan gejala-gejala tidak berfungsinya saluran pencernaan dan susunan saraf pusat, kulit menjadi kasar, gangguan mental, diare, dan gangguan di mulut (Sartono, 1993). Efek samping penggunaan vitamin B3 dapat menyebabkan mual, muntah, diare, hepatotoksik, luka di kulit, dan hipertensi (Huckleberry dan Rollins, 2004). 4) Vitamin B5 (Asam Pantotenat) Vitamin B5 adalah bagian koenzim A, yang diperlukan untuk metabolisme karbohidrat dan lemak, dan protein (Almatsier, 2003). Sumber vitamin B5 antara lain telur dan hati. Vitamin B5 tidak stabil terhadap asam, alkali, panas, dan beberapa senyawa garam (Sartono, 1993). Defisiensi vitamin B5 menyebabkan gejala nyeri otot, depresi, kelelahan, kerontokan rambut, dan insomnia (Olivia dkk, 2006). Efek samping penggunaan diatas 20 g dapat menyebabkan diare dan dehidrasi (Huckleberry dan Rollins, 2004). 5) Vitamin B6 (Piridoksin) Vitamin B6 merupakan bagian dari koenzim Piridoksal Fosfat (PLP) dan Piridoksamin Fosfat (PMP) yang membantu metabolisme protein, membantu perubahan triptofan menjadi niasin dan membantu pembentukan sel darah merah
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
24
(Almatsier, 2003). Sumber vitamin B6 antara lain hati, susu, telur, ikan, kentang, kacang-kacangan, pisang, dan kubis (Olivia dkk, 2006). Vitamin B6 stabil terhadap panas, cahaya, dan oksidasi. Defisiensi vitamin B6 menyebabkan gejala kejangkejang pada bayi, kekurangan darah, dan gangguan kulit (Slamet, 1997). Efek sampingnya jarang terjadi, gejalanya yang timbul berupa reaksi alergi, penggunaan lama menyebabkan ataksia dan neuropati serius (Tjay dan Rahardja, 2002). 6) Vitamin B8 / Vitamin H (Biotin) Vitamin B8 berfungsi sebagai koenzim dari berbagai penggunaan lemak dan asam amino. Sumber vitamin B8 antara lain keju, hati, kembang kol, daging, susu, pisang, tomat, telur (bagian kuningnya), dan kacang-kacangan. Defisiensi vitamin B8 dapat menimbulkan gangguan jantung, kurang nafsu makan, anorexia, mual, depresi, sakit otot, lemah, kulit kering bersisik, dermatitis dan rambut rontok (Olivia dkk, 2006). Efek sampingnya jarang terjadi biasanya berupa reaksi alergi, juga gangguan lambung-usus, dan sukar tidur (Tjay dan Rahardja, 2002). 7) Vitamin B9 (Asam Folat) Vitamin B9 berfungsi sebagai bahan pembentuk senyawa tetrahidrofolat, koenzim yang diperlukan dalam sintesa DNA, dan pematangan sel darah merah (Sediaoetama, 2004). Sumber Vitamin B9 antara lain hati, daging, sayuran hijau, telur, ikan, jeruk, dan kacang-kacangan (Olivia dkk, 2006). Vitamin B9 stabil terhadap panas dan asam. Defisiensi Vitamin B9 terutama menyebabkan terjadinya anemia (Sartono, 1993). Efek sampingnya jarang terjadi karena vitamin B9 larut dalam air dan cepat untuk diekskresi (Huckleberry dan Rollins, 2004).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
25
8) Vitamin B12 (Sianokobalamin) Vitamin B12 berperan dalam fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran pencernaan, sistem saraf, dan sumsum tulang. Vitamin B12 juga bekerja sama dengan asam folat untuk proses-proses tubuh termasuk sintesa DNA (Almatsier, 2003). Sumber vitamin B12 antara lain hati, daging, susu, telur, ikan, sayur, kedelai, dan rumput laut (Olivia dkk, 2006). Vitamin B12 mudah rusak oleh alkali, asam, cahaya dan oksidasi. Defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia, gangguan pencernaan, kerusakan saraf (Slamet, 1997). 9) Vitamin C (Asam Askorbat) Vitamin C berfungsi
dalam pembentukan kolagen (protein bahan
penunjang tulang rawan dan jaringan ikat), membantu absorpsi besi, sebagai antioksidan, dan penghasil senyawa transmitter saraf dan hormon tertentu (Almatsier, 2003). Sumber vitamin C antara lain jambu biji, jeruk, nanas, tomat, mangga, sirsak, bayam, brokoli, dan cabai (Olivia dkk, 2006). Vitamin C tidak stabil terhadap panas, alkali, dan oksidasi. Defisiensi vitamin C dapat menimbulkan scurvy dan gejala pendarahan, gigi tanggal, dan radang gusi (Sartono, 1993). Efek samping akibat penggunaan lama dari megadosis menyebabkan diare dan dapat menyebabkan batu ginjal (Tjay dan Rahardja, 2002).
D. Perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
26
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu perilaku pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance), perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Health Seeking Behavior), dan perilaku kesehatan lingkungan (Notoadmojo, 2007). Beberapa Teori yang sering digunakan untuk menganalisa perilaku kesehatan individu maupun suatiu kelompok masyarakat yaitu teori Weber dan Teori adopsi inovasi Rogers. 1. Teori Weber Max Weber berpendapat bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Talcott dan Parsons, yang menyatakan bahwa aksi merupakan proses mekanik terhadap suatu stimulus bukan perilaku, sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Menurut Parson bahwa tindakan individu dan kelompok dipengaruhi oleh sistem sosial, budaya, dan sistem kepribadian dari masing-masing individu (Sarwono,1997).
a.
Stimulus
Pengalaamn Persepsi Pemahaman
Tindakan
Penafsiran
b.
Sistem Sosial Sistem Budaya Sistem Kepribadian
Individu
Perilaku
Gambar 3. (a) Teori aksi Weber dan (b) Parsons (Sarwono, 1997)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
27
2. Teori adopsi inovasi Rogers Menurut teori inovasi Rogers, secara implisit dalam proses perubahan perilaku adalah adanya suatu gagasan baru yang diperkenalkan kepada individu dan yang diharapkan untuk diterima oleh individu tersebut. Teori ini dikenal dengan innovation decision process. Proses ini terdiri dari lima tahap yaitu, mengetahui atau menyadari tentang adanya ide baru (awarness), menaruh perhatian terhadap ide tersebut (interest), memberi penilaian (evaluation), mencoba memakainya (trial), dan bila menyukainya maka setuju untuk menerima ide baru atau hal baru (adoption) (Sarwono,1997). Proses adopsi tidak berhenti setelah suatu inovasi diterima atau ditolak, tetapi dapat berubah lagi sebagai akibat pengaruh lingkungannya. Oleh karena itu, Rogers mengubah teori itu dan membagi proses pembuatan keputusan menjadi empat tahap yaitu: a. Tahap knowledge Mula-mula individu menerima informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan suatu ide baru, ini menimbulkan minat untuk mengenal lebih jauh tentang obyek atau topik tersebut b. Tahap Persuasion Tahap knowledge digunakan oleh petugas kesehatan untuk membujuk atau meningkatkan motivasi individu guna bersedia menerima obyek atau topik yang dianjurkan.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
28
c. Tahap Decision Tergantung pada hasil persuasi petugas/pendidik kesehatan dan pertimbangan pribadi individu maka dalam tahap decision dibuatlah keputusan untuk menerima atau justru menolak ide tersebut. d. Tahap Confirmation Pada tahap penguatan ini, individu akan meminta dukungan dari lingkungan atas keputusan yang telah diambil tersebut. Bila lingkungan memberikan dukungan positif maka perilaku yang baru tersebut tetap dipertahankan, sedangkan bila lingkungan keberatan dari lingkungan terutama kelompok acuannya maka adopsi itu tidak jadi dipertahankan. Sebaliknya penolakan dapat berubah menjadi adopsi apabila lingkungannya justru memberikan dukungan agar individu menerima ide baru tersebut (Sarwono,1997) 3. Ranah Perilaku Meskipun perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus, namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor - faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya dan determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, pendapatan, politik, dan sebagainya (Notoadmojo, 2007). Untuk
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
29
pengukuran hasil pendidikan kesehatan ranah perilaku dibagi menjadi pengetahuan, sikap dan tindakan. a. Pengetahuan ( Knowledge ) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmodjo, 2007). Pengetahuan akan menimbulkan suatu gambaran, persepsi, konsep dan fantasi terhadap segala hal yang diterima dari lingkungan melalui panca inderanya (Dharmesta dan Handoko, 2000). b. Sikap ( attitude ) Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap juga merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak (Walgito, 1991).
Gambar 4. Proses Terbentuknya Sikap Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoadmodjo, 2007).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
30
c. Praktik atau Tindakan ( practice ) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas dan faktor dukungan. Beberapa tingkatan pratik yaitu persepsi (perception), respons terpimpin (guided response), mekanisme (mechanism), adopsi (adoption) (Notoadmodjo,2007). Tindakan individu merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana yang paling tepat (Sarwono,1997).
E. Proses Keputusan Pembelian Proses pengambilan keputusan menurut Kotler (1997), melalui lima tahap yaitu tahap pengenalan masalah atau kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku setelah pembelian. Tetapi tahap ini tidak terjadi pada semua kasus terutama dalam pembelian dengan keterlibatn rendah. Konsumen mungkin melewatkan atau mengulangi tahap-tahap tertentu. Tahap pertama adalah tahap pengenalan masalah atau kebutuhan. Proses pembelian dimulai ketika konsumen mengenal suatu masalah atau kebutuhan, kebutuhan ini dipicu oleh stimulus yang berasal dari dalam maupun dari luar individu. Tahap kedua adalah pencarian informasi, pada tahap ini konsumen yang tergerak oleh stimulus akan berusaha untuk mencari lebih banyak informasi. Sumber informasi dapat berasal dari pribadi (keluarga, teman, tetangga), sumber komersial (iklan, tenaga penjual, pedagang, kemasan), sumber pengalaman (penananganan,
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
31
pemeriksaan, penggunaan produk), dan sumber publik (media massa, organisasi). Tahap ketiga adalah evaluasi alternatif konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut, sehingga konsumen akan memberikan perhatian paling banyak pada atribut yang akan memberikan manfaat yang dicari. Tahap keempat adalah keputusan konsumen untuk melakukan pembelian dengan membentuk suatu maksud pembelian untuk membeli merek yang paling disukai. Tahap kelima adalah perilaku setelah pembelian, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu setelah menggunakan produk yang akan mempengaruhi selanjutnya (Kotler,1997). Proses pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik (Suryadi dan Ramdhani,1998).
F. Pendidikan Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2003).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
32
Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Wajib belajar di sini artinya, seluruh warga negara tanpa kecuali, yang berada pada usia pendidikan dasar, harus mengikuti pendidikan yang diselenggarakan pemerintah. Wajib belajar merupakan tingkat pendidikan dasar dari SD sampai tingkat SLTP (Astuti, 2007).
G. Pendapatan Kondisi keuangan adalah sumber-sumber yang menjadi pendapatan keluarga dan jenis pengeluarannya (Wibowo, 2004). Ada banyak faktor yang menjadi komponen dalam mempengaruhi pendapatan keluarga sehingga mengakibatkan keadaan pendapatan masyarakat berada dalam kelas-kelas yang berbeda (Gilarso, 2003). Tingkat pendapatan keluarga dapat menunjukkan tingkat kemakmuran seseorang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan idealnya setiap keluarga harus mempunyai penghasilan yang cukup besar sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Gilarso, 2003). Pendapatan atau penghasilan keluarga adalah balas jasa atau balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atas jasa-jasa atau sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Sumber-sumber pendapatan atau penghasilan keluarga antara lain dari usaha sendiri atau wiraswasta, bekerja pada orang lain misalnya bekerja di kantor ataupun perusahaan sebagai karyawan pemerintah maupun swasta, uang pensiunan, sumbangan atau hadiah, serta pinjaman atau hutang (Ibrahim, 1998).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
33
Pendapatan juga berhubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan. Bagi masyarakat dengan tingkat pendapatan rendah, biaya pengobatan menjadi pertimbangan utama dalam mencari pengobatan. Reaksi masyarakat bermacammacam dalam hal kesehatan, seperti orang miskin cenderung menghindari rawat jalan, menunda pelayanan RS, menghindari penggunaan jasa spesialis yang mahal, cenderung memperpendek rawat inap, membeli separo atau bahkan sepertiga obat yang diresepkan sehingga tidak menjalani pengobatan total, mencari pengobatan lokal yang kadang-kadang dapat menimbulkan efek berbahaya (Suryawati, 2005).
H. Landasan Teori Perawatan dan pengobatan sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama perilaku konsumen, seperti penghargaan terhadap nilai kesehatan, motivasi dan tanggung jawab untuk mempelajari tentang penyakit yang diderita dan cara perawatannya, keseriusan dalam penerimaan tentang penyakit yang berpengaruh pada keputusan tipe perawatan kesehatan yang dipilih, dan kecenderungan akan adanya pengaruh dari orang lain (teman, saudara, dan tenaga kesehatan). Kedua karakter demografi, seperti usia, jumlah keluarga, jenis kelamin. Ketiga keadaan pendapatan, seperti status pendapatan seseorang, biaya perawatan kesehatan (produk dan pelayanan), ketersediaan dan kemudahan mendapatkan produk perawatan kesehatan. Keempat pendidikan dan pengetahuan konsumen, seperti tingkat pendidikan seseorang, tersedianya informasi yang berguna dari farmasis atau tenaga kesehatan lainnya maupun dari media informasi dan label
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
34
dalam kemasan obat, serta adanya alternatif perawatan kesehatan, meliputi akupuntur, terapi herbal, dan holistik (Covington, 2000).
I. Hipotesis 1. H0 : tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. H1 : ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. a.
H0 :
tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
H1 :
ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
b.
H0 :
tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
H1 :
ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
c.
H0 :
35
tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
H1 :
ada
hubungan
antara
tingkat
pendidikan
dengan
tindakan
swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tingkat Pendidikan
Pengetahuan
Gambar 5. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Swamedikasi dalam Menggunakan Produk Vitamin
Tingkat Pendidikan
Sikap
Gambar 6. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap Swamedikasi dalam Menggunakan Produk Vitamin
Tingkat Pendidikan
Tindakan
Gambar 7. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tindakan Swamedikasi dalam Menggunakan Produk Vitamin
2. H0 : tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. H1 : ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
a.
H0 :
36
tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
H1 :
ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
b.
H0 :
tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan sikap swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
H1 :
ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan sikap swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
c.
H0 :
tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan tindakan swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
H1 :
ada
hubungan
antara
tingkat
pendapatan
dengan
tindakan
swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tingkat Pendapatan
Pengetahuan
Gambar 8. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Pengetahuan Swamedikasi dalam Menggunakan Produk Vitamin
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tingkat Pendapatan
Sikap
Gambar 9. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan dalam Menggunakan Produk Vitamin
Tingkat Pendapatan
37
Sikap Swamedikasi
Tindakan
Gambar 10. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tindakan Swamedikasi dalam Menggunakan Produk Vitamin
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini mencakup dua sub penelitian, yang pertama menggambarkan pola perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jenis penelitian non eksperimental deskriptif dan yang kedua hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibuibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jenis penelitian non eksperimental analitik. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian (seseorang, lembaga atau masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2005). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional (studi potong lintang). Penelitian cross sectional merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dengan melakukan pengukuran pada saat yang sama (point time approach). Saat yang sama artinya tiap subjek hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada saat observasi (Pratiknya, 2007).
38
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
39
B. Variabel Penelitian Variabel bebas (independent) dari penelitian ini adalah tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan respoden yang melakukan swamedikasi menggunakan produk vitamin. Variabel tergantung (dependent) dari penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan tindakan responden yang melakukan swamedikasi menggunakan produk vitamin.
C. Definisi Operasional 1. Swamedikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemilihan dan penggunaan produk vitamin tanpa resep dokter yang dilakukan oleh ibu-ibu untuk mencegah atau menghilangkan gejala penyakit yang dapat dikenali oleh dirinya sendiri, baik untuk diri sendiri maupun untuk seluruh anggota keluarga. 2. Responden adalah ibu-ibu yang berusia
60 tahun yang bertempat tinggal di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan pernah melakukan swamedikasi dengan menggunakan produk vitamin dalam 6 bulan terakhir. 3. Ibu-ibu adalah wanita yang sudah atau pernah menikah dan tercantum sebagi istri atau kepala keluarga dalam kartu keluarga di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Pola perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin dalam penelitian adalah perilaku swamedikasi secara umum dan perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin. Perilaku swamedikasi secara umum meliputi pemahaman
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
40
swamedikasi, penyakit yang dapat ditangani secara swamedikasi, keuntungan dan kerugian
swamedikasi
swamedikasi,
efektivitas
swamedikasi.
Perilaku
swamedikasi penggunaan produk vitamin meliputi alasan penggunaan produk vitamin,
kondisi menggunakan produk vitamin, sumber informasi produk
vitamin, nama produk vitamin, komposisi produk vitamin secara umum, frekuensi penggunaan produk vitamin, anggota keluarga yang menggunakan produk vitamin, alasan permilihan produk vitamin, tempat membeli produk vitamin, alas an pemilihan tempat membeli vitamin, informasi yang diberikan saat membeli produk vitamin, kemasan produk vitamin, tindakan responden dalam membaca informasi, jenis informasi yang dibaca pada kemasan, pemahaman informasi yang dibaca, dan efek yang dirasakan dari pemberian produk vitamin. 5. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang berhasil diselesaikan oleh responden, yang dikelompokkan menjadi pendidikan rendah dan pendidikan tinggi. Pendidikan rendah yaitu tidak tamat SD, tamat SD dan tamat SLTP sedangkan pendidikan tinggi yaitu tamat SLTA, tamat diploma dan tamat sarjana. 6. Tingkat pendapatan adalah jumlah rata-rata seluruh pendapatan keluarga responden yang didapat dalam 1 bulan, yang dikelompokkan menjadi pendapatan rendah dan pendapatan tinggi. Pendapatan rendah jika pendapatan keluarga ratarata yang didapat dalam 1 bulan kurang dari Rp. 1.500.000,00 sedangkan pendapatan tinggi jika pendapatan keluarga rata-rata yang didapat dalam 1 bulan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
41
lebih dari Rp. 1.500.000,00. 7. Pengetahuan adalah pemahaman yang dimiliki responden tentang produk vitamin yang digunakan, meliputi definisi vitamin, sumber vitamin, kondisi memerlukan vitamin, manfaat vitamin, defisiensi vitamin, alasan penggunaan produk vitamin dan merek-merek produk vitamin, diukur dengan skala Likert. 8. Sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dari responden, yang meliputi fungsi vitamin dari alam, kegunaan produk vitamin, keterulangan penggunaan produk vitamin, dan tempat membeli diukur dengan skala Likert. 9. Tindakan adalah perbuatan nyata dari responden meliputi tujuan penggunaan produk vitamin, kemauan untuk memilih produk vitamin, memeriksa keutuhan kemasan, membaca informasi pada kemasan, dan kemauan memperhatikan label produk vitamin diukur menggunakan skala Likert 9. Produk vitamin adalah semua produk yang mengandung vitamin, yang komposisinya berupa vitamin tunggal, multivitamin, maupun vitamin dan kombinasinya yang terdaftar sebagai obat (obat bebas dan obat bebas terbatas) atau terdaftar sebagai suplemen makanan dan dijual secara bebas di wilayah Indonesia. D. Populasi Penelitian Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah ibu–ibu dibawah umur 60 tahun yang bertempat tinggal di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan pernah melakukan swamedikasi dengan menggunakan produk vitamin.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
42
E. Besar Sampel dan Teknik Sampling Perhitungan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus sampel klaster. Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan teknik sampling klaster multi tahap, dimana pemilihan sampel dilakukan secara random pada tingkat kabupaten kecamatan, tingkat kelurahan/desa, tingkat RW(Rukun Warga)/dusun dan tingkat sampel (Ariawan, 1998). Besar sampel pada sampel klaster pada dasarnya menggunakan prinsip yang sama dengan metode acak sederhana, hanya pada sampel klaster hasil besar sampel pada metode acak sederhana harus dikalikan lagi dengan efek desain (design effect). Efek desain merupakan perbandingan antara varians yang diperoleh pada pengambilan sampel klaster dengan varians yang diperoleh jika pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Pada umumnya efek desain untuk sampel klaster berkisar antara 2–4. Ariawan dan Frerichs (Ariawan, 1998) menggunakan efek desain=2 pada rancangan sampel survei cepat untuk kejadian yang sering (common event). Pada penelitian ini perkiraan proporsi swamedikasi penggunaan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tidak diketahui. Untuk penelitian yang tidak diketahui perkiraan proporsi pada populasi, peneliti disarankan menggunakan proporsi P=50%. Dengan menggunakan nilai P=50% menunjukkan jumlah sampel yang maksimum (Ariawan, 1998).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
43
Pada penelitian ini menggunakan kesalahan maksimum terhadap tindakan swamedikasi di populasi adalah 10%, dan derajat kepercayaan 90%. Apabila perkiraan proporsi populasi penduduk sakit di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang melakukan swamedikasi menggunakan produk vitamin 50% maka diambil besar sampel perkiraan proporsi populasi 50%. Dari tabel besar sampel untuk estimasi proporsi P=50% dengan presisi mutlak d=11% dan derajat kepercayaan 90% (lampiran 17) diperoleh besar sampel untuk perkiraan proporsi populasi 50% adalah 56. Dengan menetapkan desain efek sebesar 2, maka jumlah sampel pada penelitian 56 x 2 = 112 sampel. Untuk menjaga kemungkinan adanya informasi/data-data yang tidak lengkap (outlier), maka sampel ditambah 40% dari jumlah sampel awal (112 sampel) sehingga jumlah sampel menjadi 157 orang. Selanjutnya 157 sampel ini didistribusikan secara proporsional sebagai berikut : 1. jumlah responden di Kota Yogyakarta adalah 521.499 dibagi 979.278, kemudian dikali 157 didapatkan sejumlah 84 responden 2. jumlah responden di Kabupaten Kulon Progo adalah 457.779 dibagi 979.278, kemudian dikali 157 didapatkan sejumlah 73 responden. Tabel IV. Jumlah dan distribusi sampel di Kabupaten/Kota NO 1 2
Kabupaten/Kota Kota Yogyakarta Kulon Progo Total
Jumlah Penduduk *) 521.499 457.779 979.278
Jumlah Sampel 84 73 157
Keterangan : *) Jumlah penduduk tahun 2006, Sumber : Pemda DI Yogyakarta
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
44
Dengan cara yang sama dilakukan distribusi sampel secara proporsional untuk tiap kecamatan, kelurahan/desa, dan RW/dusun, dapat dilihat pada lampiran 18. Dari 157 responden yang diperoleh dari perhitungan awal, ternyata hanya 122 responden yang masuk dalam kriteria inklusi, bersedia untuk diwawancarai dan bersedia mengisi kuisioner. Penelitian dilakukan di 2 (dua) kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembatasan lokasi penelitian yang hanya dilakukan di 2 kabupaten/kota dari 5 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta disebabkan oleh adanya keterbatasan dana dan waktu untuk melakukan studi ini. Pemilihan kedua kabupaten/kota tersebut dilakukan secara sampling, dengan mengurutkan seluruh kabupaten/kota tersebut dalam suatu urutan seperti pada tabel V. Tabel V. Kabupaten dan Kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta No 1 2 3 4 5
Kabupaten/Kota Kota Yogyakarta Kulon Progo Sleman Bantul Gunung Kidul Total
Jumlah penduduk *) 521.499 457.779 907.904 813.087 760.128 3.460.397
Keterangan : *) Jumlah penduduk tahun 2006, Sumber : Pemda DI Yogyakarta
Pemilihan tempat dilakukan secara random dengan cara undian. Hasil undian terpilih Kabupaten Kulon Progo dan Kota Yogyakarta sebagai kabupaten/kota lokasi penelitian. Mengingat luasnya wilayah kabupaten/kota, maka dengan menggunakan undian dilakukan pemilihan dua lokasi kecamatan di tiap kabupaten/kota.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
45
Berdasarkan hasil undian untuk Kabupaten Kota Yogyakarta terpilih Kecamatan Gondokusuman dan Kecamatan Wirobrajan, sedangkan di Kabupaten Kulon Progo terpilih Kecamatan Wates dan Nanggulan. Berdasarkan hasil undian terpilih dua lokasi desa/kelurahan di setiap kecamatan. Kecamatan Gondokusuman terpilih Kelurahan Demangan dan Kelurahan Baciro sedangkan untuk Kecamatan Wirobrajan terpilih Kelurahan Pakuncen dan Kelurahan Wirobrajan. Pada Kecamatan Wates terpilih Desa Wates dan Desa Sogan sedangkan untuk Kecamatan Nanggulan terpilih Desa Banyuroto dan Desa Donomulyo Menggunakan cara yang sama terpilih dua RW di setiap kelurahan atau dua dusun di setiap desa. Dari hasil undian terpilih RW 2 dan RW 8, karena disetiap kelurahan mempunyai RW 2 dan RW 8 maka Kelurahan Demangan , Kelurahan Baciro, Kelurahan Pakuncen, dan Kelurahan Wirobrajan terpilih RW 2 dan RW 8. Desa Wates terpilih dusun Durungan dan Beji sedangkan desa Sogan terpilih dusun Sogan I dan Sogan II. Untuk Desa Banyuroto terpilih dusun Dlingo dan Nganginangin sedangkan dari desa Donomulyo terpilih dusun Penjalin dan Dukuh. Penetapan dusun/RW sebagai klaster paling ujung semata-mata dilakukan demi kepentingan kemudahan untuk melakukan pengawasan terhadap intervensi yang akan dilakukan, mengingat studi ini juga merupakan studi data dasar (baseline survey) sebagai bagian dari serangkaian studi payung yang bersifat one sample pre and post test intervension. Dengan mengambil dusun/RW sebagai klaster paling
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
46
ujung diharapkan terjadi konsentrasi penduduk di klaster tersebut yang akan lebih memudahkan upaya pengawasan terhadap intervensi. Apabila desa/kelurahan yang diambil sebagai klaster paling ujung dikhawatirkan distribusi penduduk akan tersebar di seluruh dusun/RW yang otomatis juga akan mempersulit upaya intervensi. Propinsi DIY 4 kabupaten dan 1 kota
1 kabupaten dan 1 kota
Tempat penelitian --> Dipilih secara random menggunakan undian rsp = responden
Gambar 11. Profil Sampel yang Diperoleh dengan Teknik Klaster Multi Tahap
F. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di 8 RW di Kota Yogyakarta dan 8 dusun di Kabupaten Kulon Progo. Untuk Kota Yogyakarta yaitu Demangan RW 2 dan RW 8,
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
47
Baciro RW 2 dan RW 8, Pakuncen RW 2 dan RW 8, Wirobrajan RW 2 dan RW 8. Kabupaten Kulon Progo dusun Durungan, dusun Beji, dusun Sogan I , dusun Sogan II, dusun Dlingo, dusun Ngangin-angin, dusun Penjalin dan dusun Dukuh.
G. Waktu penelitian Penelitian dilakukan mulai dari Bulan Mei sampai Bulan Oktober 2007. Pengambilan data dilakukan pada Bulan Juni sampai Bulan September 2007.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan pedoman kuesioner. 1. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data kualitatif, yaitu untuk mengetahui pola perilaku swamedikasi ibu-ibu dalam menggunakan produk vitamin dan diharapkan responden memberikan jawaban yang jelas sesuai kenyataan yang ada. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek yang relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan (Poerwandari, 2005). Pedoman wawancara terdiri dari 3 bagian, bagian pertama berisi tentang karakteristik responden terdiri dari 9 pertanyaan, bagian kedua berisi tentang
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
48
pendapat swamedikasi secara umum terdiri dari 10 pertanyaan , bagian ketiga tentang penggunaan produk vitamin terdiri dari 28 pertanyaan. 2. Kuesioner Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data kuantitatif , dimana untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan responden dengan pengetahuan, sikap dan tindakan swamedikasi menggunakan produk vitamin. Kuesioner ini terdiri dari empat bagian, bagian pertama merupakan identitas responden, bagian kedua pengetahuan, bagian ketiga sikap dan bagian keempat tindakan. Jumlah total pertanyaan dalam kuesioner adalah 27 pertanyaan. Bagian pertama identitas responden meliputi nama, nama kepala keluarga dan alamat responden. Pada bagian kedua pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan, bagian ketiga sikap terdiri dari 9 pertanyaan dan bagian keempat tindakan terdiri dari 8 pertanyaan. Pada bagian kedua sampai keempat kuesioner menggunakan skala Likert. Responden diharapkan memilih salah satu alternatif jawaban dari lima alternatif yang disediakan pada setiap pertanyaan, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kuesioner disusun dengan pertanyaan yang bersifat favorable dan unfavorable untuk melihat konsistensi jawaban responden. Pertanyaan favorable merupakan pertanyaan yang isinya mendukung, memihak atau menunjukkan ciri adanya atribut yang akan diukur. Pertanyaan unfavorable merupakan pertanyaan yang tidak mendukung, berlawanan, tidak memihak ataupun tidak menunjukkan ciri atribut yang diukur (Hadi, 1991).
49
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Skor untuk pertanyaan yang bersifat favorable adalah 5 untuk SS, 4 untuk S, 3 untuk R, 2 untuk TS, dan 1 untuk STS. Sedangkan skor untuk pertanyaan bersifat unfavorable adalah 5 untuk STS, 4 untuk ST, 3 untuk R, 2 untuk S, dan 1 untuk SS. Tabel VI. Profil Kuesioner No 1
2.
3
Pertanyaan tentang Aspek Pengetahuan Pengetahuan tentang : a. Definisi vitamin b. Sumber vitamin c. Kondisi memerlukan vitamin d. Manfaat vitamin 1) kesehatan mata 2) pertumbuhan tulang dan gigi 3) untuk kesehatan kulit e. Defisiensi vitamin f. Alasan penggunaan produk vitamin 1) walupun pola makan seimbang 2) selalu membantu terhindar dari infeksi penyakit g. Merek-merek produk vitamin Aspek Sikap Sikap tentang : a. Vitamin dari alam 1) fungsi 2) selalu lebih baik dari produk pabrik b. Kegunaan produk 1) pencegahan a) mencegah penuaan dini b) mencegah sariawan 2) saat sakit 3) pola makan seimbang dan cukup bergizi 4) selalu membantu mempercepat kesembuhan c. Keterulangan penggunaan produk vitamin yang sama d. Tempat membeli Aspek Tindakan Tindakan tentang : a.Tujuan penggunaan b. Kemauan memilih 1) berdasarkan kandungan 2) berdasarkan kebutuhan c. Memeriksa keutuhan kemasan d. Membaca informasi pada kemasan e. Kemauan memperhatikan label produk vitamin 1) aturan pakai 2) efek samping 3) tanggal kadaluarsa
Keterangan: f : favorable
u: unfavorable
Nomor
Keterangan
1 2 3
f f f
4 5 6 7
f f u f
11 12 13
u u f
14 20
f u
15 16 18 20 21 17 22
u u f f u f f
24
f
25 28 26 27
u f f u
29 30 31
u f u
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
50
I. Tata Cara Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut : 1. Analisis Situasi a. Studi Pustaka Dilakukan penelusuran pustaka dari buku-buku dan penelitian sejenis. Penelusuran pustaka ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai permasalahan yang akan diteliti, sebagai dasar dalam membuat kuesioner dan pedoman wawancara . b. Proporsi Swamedikasi Mencari proporsi swamedikasi penggunaan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan digunakan untuk menentukan jumlah sampel. Karena tidak mendapat proporsi swamedikasi penggunaan produk vitamin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, maka proporsi yang digunakan dalam menentukan jumlah sampel adalah P=50%. c. Mencari jumlah penduduk dan jumlah kepala keluarga Jumlah penduduk untuk tingkat Kabupaten sampai Kelurahan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta, sedangkan untuk tingkat dusun/ RW jumlah kepala keluarga diperoleh dari perangkat pemerintahan di wilayah tersebut.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
51
d. Pengurusan ijin Pada penelitian ini perijinan di mulai dari tingkat Propinsi di BAPEDA Yogyakarta, sampai tingkat dukuh/ RW dengan meminta ijin pada perangkat pemerintahan di wilayah tersebut. e. Sampling Frame Sampling frame berdasarkan data kepala keluarga, peneliti mengunjungi ibu-ibu yang tercantum dalam kartu keluarga secara door to door, untuk mengetahui apakah ibu-ibu atau keluarganya pernah menggunakan produk vitamin atau tidak selama 6 bulan terakhir. Jika ibu-ibu atau keluarganya pernah menggunakan produk vitamin berarti ibu-ibu tersebut masuk dalam kriteria inklusi dan dapat digunakan sebagai sampel. 2. Pembuatan Instrumen a. Pembuatan pedoman wawancara Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pola perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin. Pedoman wawancara ini harus dapat merangkum item-item pertanyaan mengenai pola perilaku swamedikasi menggunakan produk vitamin. Pembuatan pedoman wawancara ini telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. b. Uji validitas pedoman wawancara Pengujian
validitas
pedoman
wawancara
ini
bertujuan
untuk
menyempurnakan pedoman wawancara dan untuk mengetahui apakah pedoman
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
52
wawancara yang digunakan valid. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity), yaitu validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment, untuk melihat sejauh mana tes mencerminkan atribut yang hendak diukur (Azwar,2003). Dosen pembimbing yang melakukan analisa rasional terhadap item-item yang telah disusun, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara item dengan aspek yang bersangkutan. c. Pembuatan kuesioner Pembuatan kuesioner ini dilakukan berdasarkan perumusan masalah yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin. Pembuatan kuesioner ini telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Dalam penelitian ini dilakukan uji coba kuesioner meliputi uji pemahaman bahasa, uji validitas, dan uji reliabilitas. Pengujian ini dilakukan dengan mengujikan kuesioner ke ibu-ibu yang memiliki keadaan kurang lebih sama dengan responden yang sesungguhnya. d. Uji pemahaman bahasa Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam kuesioner mudah dipahami atau tidak oleh responden. Dari uji pemahaman bahasa dapat diketahui bagaimana pernyataan dapat dimengerti oleh responden dilihat dari jawaban yang diberikan. Jika dari uji ini responden kurang
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
53
memahami pernyataan dapat dilakukan perubahan kalimat dalam kuesioner agar responden dapat memahami maksud dari pernyataan sehingga memberikan jawaban yang diharapkan peneliti. e. Uji validitas kuesioner Pengujian validitas kuesioner ini bertujuan untuk menyempurnakan kuesioner dan untuk mengetahui apakah kuisisoner yang digunakan valid. Validitas adalah seberapa jauh alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur (Nurgiyantoro, 2002). Melalui pengujian validitas kuesioner, akan diketahui beberapa hal, seperti: apakah ada pertanyaan yang perlu dihilangkan, apakah ada pertanyaan yang perlu ditambah, apakah tiap pertanyaan dapat dimengerti dengan baik oleh responden, dan apakah urutan pertanyaan perlu diubah. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity), yaitu validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment, untuk melihat sejauh mana tes mencerminkan atribut yang hendak diukur. Validitas isi tergantung pada penilaian subyektif individual, dikarenakan estimasi validitas ini tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan hanya analisis rasional maka tidaklah diharapkan setiap orang akan sependapat mengenai sejauh mana validitas isi suatu tes/kuesioner telah tercapai (Azwar, 2003).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
54
f. Uji reliabilitas kuesioner Suatu alat ukur dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah (Azwar, 1995). Reliabilitas dinyatakan dengan koefisisen reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi reliabilitasnya mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2003). Berdasarkan uji reliabilitas yang sudah dilakukan koefisien reliabilitas yang diperoleh 0,699. Dari data koefisien reliabilitas yang diperoleh maka dapat dikatakan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel. 3. Pengambilan data dengan kuesioner dan wawancara responden Penyebaran kuesioner dan wawancara terhadap responden dilakukan di 8 RW/dusun di 4 kelurahan/desa dan 2 kecamatan dengan mengunjungi responden di rumah masing-masing. Pengisian Kuesioner dilakukan sendiri oleh responden ataupun dengan bantuan peneliti. Peneliti membantu dalam pengisian kuesioner, namun tidak mengubah pendapat responden atau berusaha memberikan pendapat. Selama pengisian kuesioner responden didampingi peneliti, ini dimaksudkan jika responden mengalami kesulitan dapat bertanya langsung kepada peneliti.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
55
Menurut Nawawi (2005), wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan lisan, untuk dijawab secara lisan pula. Wawancara dilakukan oleh peneliti, apabila responden tidak jelas dengan maksud pertanyaan dapat langsung dijelaskan oleh peneliti. Responden diharapkan memberi jawaban yang jelas dan jujur sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, sehingga peneliti mendapatkan gambaran yang utuh tentang pola perilaku swamedikasi dalam menggunakan produk vitamin. Data yang telah terkumpul hasil wawancara berupa tulisan yang dicatat oleh peneliti sesuai hasil wawancara dan telah dikonfirmasikan kembali kepada setiap responden 4. Tatacara Pengolahan Data a. Data Kuantitatif Data kuantitatif berupa pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam menggunakan produk vitamin yang diukur dengan kuisioner menggunakan skala Likert. Dilakukan pemberian skor Likert sesuai dengan item yang diukur. Skala pengetahuan, skala sikap dan skala tindakan ditentukan dengan skor yang didapatkan dari skala Likert. b. Data kualitatif Data kualitatif berupa hasil wawancara dengan responden tentang swamedikasi menggunakan produk vitamin. Data kualitatif yang sama dikelompokkan dan dihitung jumlah total tiap alternatif jawabannya.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
56
J. Analisis Hasil 1. Analisis data kuantitatif a. Analisis Univariat Analisis ini untuk mengetahui gambaran deskriptif untuk karakteristik responden, dan variabel bebas pengetahuan, sikap dan tindakan. Bentuk analisis berupa analisis nilai rata-rata, nilai tengah, standar deviasi, nilai minimal dan maksimal, dan distribusi frekuensi. Untuk menentukan kategori pengetahuan, sikap, dan tindakan maka dilakukan uji normalitas Kolmorgorov-Smirnov, jika distribusi normal kategori didasarkan nilai rata-rata dan jika distribusi tidak normal kategori didasarkan nilai tengah. b. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin. Dalam analisis ini untuk membuktikan hubungannya secara statistik bermakna atau tidak, digunakan uji statitik. Uji statistik yang digunakan adalah chi square (kai kuadrat) dengan derajat kepercayaan 95%. Jika nilai p value < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna, dan bila nilai p value > 0,05 berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
57
2. Analisis data kualitatif Analisis data kualitatif pada penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif merupakan teknik statistik yang memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Data pada umumnya disajikan dalam bentuk tertentu, misalnya tabel dan gambar, sehingga dapat dipahami dengan mudah dan cepat (Nurgiyantoro, 2002). Data kualitatif dibuat presentase tiap pertanyaan, kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Data kualitatif dianalisa berdasarkan teori yang ada atau penelitian yang sudah ada.
K. Kesulitan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, ditemui beberapa kesulitan, yaitu sulitnya mencari proporsi swamedikasi penggunaan produk vitamin, terbatasnya waktu dan tenaga untuk mengumpulkan data, jauhnya beberapa wilayah dalam penelitian, dan adanya ibu-ibu yang memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak bersedia menjadi responden.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
58
Studi Pustaka Proporsi Swamedikasi Mencari Jumlah penduduk Perijinan
Sampling Frame Random
Pedoman Wawancara - Uji Validitas
Kuesioner Uji Pemahaman Bahasa Uji Validitas Uji Reliabilitas
Responden
Data Kualitatif
Data Kuantitatif
Pengolahan data
Data Kualitatif mengelompokan data kualitatif dan menghitung jumlah total untuk tiap alternatif jawaban
Data Kuantitatif memberikan skor Likert dan menjumlahan skor Likert tiap responden pada aspek pengetahuan, sikap dan tindakan
Analisis Data
Data Kualitatif Data kualitatif dibuat presentase tiap pertanyaan, dan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram, dianalisa dengan teori atau penelitian yang sudah ada
Data Kuantitatif Analisis univariat: nilai rata-rata, nilai tengah, standar deviasi, nilai minimal dan maksimal, distribusi frekuensi Analisis bivariat: uji statistik chi square
Gambar 12. Bagan Tata Cara Penelitian
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Karakteristik Responden 1. Umur responden Umur responden dalam penelitian ini dibatasi sampai 60 tahun, hal ini berdasarkan hasil penelitian dari perusahaan pendapatan kesehatan yang menyatakan bahwa jika umur seseorang diatas 60 tahun, frekuensi untuk melakukan swamedikasi semakin menurun (Holt dan Hall, 1990). Tabel VII. Distribusi Umur Responden Distribusi Umur 21 - 25 26 - 30 31 - 35 36 - 40 41 - 45 46 - 50 51 - 55 56 - 60 Jumlah
Jumlah 3 13 25 26 20 18 11 6 122
Presentase (%) 2,5 10,6 20,5 21,3 16,4 14,8 9,0 4,9 100
Kategori umur responden yang terbesar adalah responden berumur 36-40 tahun sebesar 21,3%, sedangkan yang terkecil responden berumur 21-25 tahun sebesar 2,5%. Model demografi dari model pelayanan kesehatan menyebutkan bahwa umur merupakan salah satu variabel lain seperti jenis kelamin, status perkawinan dan besarnya keluarga (Notoatmodjo, 1993).
59
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
60
2. Status pernikahan responden Dari gambar 13 diketahui bahwa status pernikahan responden yang melakukan swamedikasi menggunakan produk vitamin, sebagian besar adalah menikah (sebagai istri) 98,4% dan janda 1,6%. 1.6%
Menikah Janda
98.4%
Gambar 13. Status Pernikahan Responden 3. Pendidikan responden Sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan pendidikan tamat SLTA sederajat sebanyak 39,3%, selanjutnya responden dengan tingkat pendidikan tamat SLTP 18,9%. Responden yang tamat diploma dan sarjana masingmasing sebesar 13,9% dan 18%, dan responden yang tamat SD dan tidak tamat SD sebesar 9,0% dan 0,8% 45
39.3
40 35 30 25 18.9
20 9
10 5
18 13.9
15
0.8
0 Tidak Tamat SD Tamat SD
Tamat SLTP sederajat
Tamat SLTA sederajat
Tamat Diploma
Tamat Sarjana
Gambar 14. Pendidikan Responden
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
61
Karena tidak meratanya distribusi pendidikan responden, maka dilakukan pengelompokan pendidikan menjadi kelompok responden berpendidikan rendah dan responden berpendidikan tinggi. Responden berpendidikan rendah yaitu responden yang berpendidikan tidak tamat SD, tamat SD dan tamat SLTP sederajat. Sedangkan responden yang berpendidikan tinggi yaitu responden yang berpendidikan tamat SLTA sederajat, tamat diploma, dan tamat sarjana. Tabel VIII. Kategori Tingkat Pendidikan Responden Kategori Tingkat Pendidikan Pendidikan rendah Pendidikan tinggi Total
Frekuensi 35 87 122
Presentase (%) 28,7 71,3 100,0
Holt and Hall (1990) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku swamedikasi salah satunya tingkat pendidikan, yang akan mempengaruhi pengetahuan dan kesadarannya dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi kesadarannya dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan seperti terlihat dari hasil penelitian ini ternyata lebih banyak responden yang berpendidikan tinggi (71,3%) yang melakukan swamedikasi dengan menggunakan produk vitamin. 4. Pekerjaan Menurut Holt dan Hall (1990), pekerjaan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku swamedikasi seseorang. Jenis pekerjaan akan mempengaruhi interaksi seseorang dengan orang lain yang berasal dari lingkungan berbeda. Interaksi antara individu dengan individu lain akan menyebabkan terjadinya
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
62
tukar menukar informasi dalam hal ini adalah informasi tentang swamedikasi penggunaan produk vitamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (48,4%), kemudian wiraswasta sebesar (22,9%), pegawai swasta (12,3%), pegawai negeri sipil (7,4%), petani (4,9%), pensiunan (2,5%) dan bidan dan perawat (1,6%). Pensiunan /Bidan 2,50% Petani Peraw at 4,90% 1,60% Wiras w as ta 22,90% Ibu Rum ah Tangga 48,40% Pegaw ai Negeri Sipil 7,40%
Pegaw ai Sw asta 12,30%
Gambar 15. Jenis Pekerjaan Responden Dalam penelitian terdapat responden yang mempunyai pekerjaan sebagai bidan dan perawat. Hal ini cenderung akan mempengaruhi perilakunya dalam swamedikasi, karena responden tersebut umumnya mempunyai pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan responden yang mempunyai pekerjaan lain. 5. Jumlah pendapatan 9.8%
< Rp. 1.500.000
4.1%
27.1%
Rp.1.500.000Rp.2.500.000 Rp.2.500.000Rp.3.500.000
59.0%
>Rp.3.500.000
Gambar 16. Distribusi Responden Menurut Jumlah Pendapatan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
63
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (59%) memiliki pendapatan kurang dari Rp.1.500.000 per bulan. Responden yang memiliki pendapatan antara Rp.1.500.000 sampai Rp.2.500.000 per bulan (27,1%), responden yang memiliki pendapatan antara Rp2.500.000 sampai Rp.3.500.000 per bulan (9,8%), sedangkan responden yang memiliki pendapatan diatas 3.500.000 per bulan (4,1%). Karena tidak meratanya tingkat pendapatan responden maka dilakukan pengelompokan tingkat pendapatan menjadi kelompok responden tingkat pendapatan rendah dan kelompok responden tingkat pendapatan tinggi. Kelompok responden tingkat pendapatan rendah yaitu responden yang memiliki pendapatan
Rp.1.500.000,00. Tabel IX. Kategori Tingkat Pendapatan Responden Kategori Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan rendah Tingkat pendapatan tinggi Total
Frekuensi 72 50 122
Presentase (%) 59,0 41,0 100,0
Faktor pendapatan dapat mempertinggi posisi obat-obat tanpa resep untuk digunakan dalam proses swamedikasi (Covington,2000). Hal ini karena mahalnya biaya pengobatan ke dokter sehingga seseorang yang keadaan pendapatannya tergolong rendah akan cenderung melakukan swamedikasi untuk mengatasi gejala yang dirasakan atau mengobati penyakitnya. Peningkatan perilaku swamedikasi menggunakan produk vitamin dapat pula terjadi karena faktor di atas.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
64
B. Pola Perilaku Swamedikasi Menggunakan Produk Vitamin Pada pola perilaku swamedikasi menggunakan produk vitamin ini ada dua aspek yaitu aspek tentang swamedikasi secara umum dan aspek penggunaan produk vitamin. 1. Swamedikasi secara umum a. Pemahaman responden tentang swamedikasi Swamedikasi berarti pemilihan dan penggunaan obat–obatan (termasuk produk herbal dan tradisional) oleh individu untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri tanpa nasehat atau intervensi dari tenaga kesehatan (WHO,1998). Tabel X. Pemahaman Responden tentang Swamedikasi NO
Pemahaman
Jumlah
1
Pertolongan pertama dengan menggunakan obat tradisional Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di warung Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di apotek Pengobatan yang dilakukan sendiri untuk mengatasi gejala-gejala dari penyakit ringan Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di warung dan obat tradisional Pengobatan dengan membeli obat di warung atau di apotek Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di apotek dan obat tradisional Pengobatan tanpa dokter Pengobatan dengan membeli obat di warung atau di apotek dan obat tradisional Total
29
Presentase (%) 23,8
23 20 15
18 16,4 12,3
10
8,2
9
7,4
8
6,5
5 4
4,1 3,3
122
100
2 3 4 5 6 7 8 9
Dilihat dari hasil penelitian ini 23,8% responden menyatakan bahwa swamedikasi merupakan pertolongan pertama dengan menggunakan obat tradisional,
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
65
18 % responden menyatakan swamedikasi merupakan pengobatan dengan membeli obat di warung, 16,4% responden menyatakan swamedikasi merupakan pengobatan dengan membeli obat di apotek dan 12,3% menyatakan swamedikasi merupakan pengobatan yang dilakukan sendiri untuk mengatasi gejala-gejala dari penyakit ringan. Pemahaman
responden tentang swamedikasi berdasarkan konsep WHO
masih kurang lengkap, tetapi dari pernyataan-pernyataannya responden sudah mengetahui tentang swamedikasi, bahwa swamedikasi merupakan penggunaan obatobat tradisional atau OTR yang dijual di apotek maupun di warung yang digunakan untuk mengatasi gejala-gejala dari penyakit ringan. b. Penyakit yang dapat diobati dengan swamedikasi Tabel XI. Penyakit yang dapat Diobati dengan Swamedikasi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Penyakit Batuk, sakit kepala, flu, demam Flu Flu dan sakit kepala Perut sakit, sakit kepala demam Batuk, pilek, sakit perut Flu dan demam Flu, batuk, dan kelelahan Flu, batuk, dan luka ringan Diare ringan Total
Jumlah 53 27 10 7 6 6 5 4 4 122
Presentase (%) 43,4 22,1 8,2 5,7 4,9 4,9 4,1 3,3 3,3 100
Pengenalan gejala-gejala penyakit-penyakit ringan sangat penting bagi masyarakat, karena dengan masyarakat mengerti tentang gejala penyakit ringan tersebut masyarakat dapat melakukan tindakan yang tepat. Penyakit-penyakit yang dapat diobati dengan swamedikasi adalah penyakit-penyakit ringan, seperti flu, batuk,
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
66
sakit kepala, nyeri tenggorokan, demam, diare ringan, nyeri lambung (Tjay dan Rahardja, 1993). Hasil penelitian menunjukkan 43,4% responden menyatakan bahwa penyakit yang dapat diobati dengan swamedikasi adalah batuk, sakit kepala, flu dan demam sedangkan 22% responden menyatakan flu adalah penyakit yang bisa diobati dengan swamedikasi. Secara keseluruhan responden sudah mengetahui bahwa penyakit ringanlah yang dapat diobati dengan swamedikasi. c. Keuntungan Swamedikasi Keuntungan swamedikasi dari hasil penelitian ini bermacam-macam diantaranya lebih murah, lebih aman, lebih cepat, dan dapat digunakan untuk pencegahan. Tabel XII. Keuntungan Swamedikasi NO 1 2 3 4 5 6
Keuntungan Lebih murah dan lebih cepat Lebih murah Lebih murah dan lebih aman Dapat digunakan untuk pencegahan Lebih murah, lebih cepat dan lebih aman Lebih cepat Total
Jumlah 53 36 16 7 5 5 122
Presentase (%) 43,4 29,5 13,1 5,7 4,1 4,1 100
Lebih murah karena dalam swamedikasi responden menggunakan obat tradisional maupun OTR. Untuk obat-obat tradisional biasanya mereka menggunakan kunir, jeruk nipis, atau brambang bawang, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan biaya periksa/konsultasi ke dokter. Untuk obat OTR mereka juga dapat membeli obat secara eceran sehingga dengan biaya yang sedikit tetap dapat mengobati penyakit ringannya.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
67
Dikatakan lebih aman karena responden menggunakan obat-obat tradisional, dimana obat tradisional berasal dari bahan alam, mereka merasa bahwa tidak ada zat kimia yang masuk dalam tubuh mereka sehingga lebih aman dibandingkan obat-obat yang berasal dai zat kimia. Lebih cepat berarti lebih menghemat waktu karena responden tidak memerlukan banyak waktu seperti pergi ke dokter, dalam swamedikasi menggunakan obat tradisional ataupun OTR responden biasanya sudah mempunyai persediaan obatobat tersebut dirumah, selain itu obat-obat tersebut digunakan sebagai pertolongan pertama saat menderita penyakit ringan, sehingga ketika timbul gejala responden dapat langsung mengobati. Hasil dari penelitian menunjukkan 43,4% responden menyatakan bahwa keuntungan dari swamedikasi adalah lebih murah dan lebih cepat, hal ini hampir sama dengan yang disampaikan oleh Rantucci (1997) bahwa keuntungan swamedikasi diantaranya kepraktisan, kemudahan melakukan tindakan pengobatan dan biaya yang dikeluarkan lebih murah. d. Kerugian Swamedikasi Menurut Sihvo (2000) kerugian swamedikasi pada pasien diantaranya diagnosis tidak sesuai, pengobatan berlebih/tidak sesuai, adanya efek samping, adanya indikasi yang tidak terobati, dan kenaikan biaya berobat.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
68
Tabel XIII. Kerugian Swamedikasi NO 1 2 3 4 5 6
Kerugian Tidak ada Obat yang dibeli tidak sesuai dengan penyakitnya Lebih mahal Semakin banyak minum obat kimia semakin banyak racun yang masuk dalam tubuh Lebih repot menyiapkan bahan-bahannya, kurang higienis Bukan dokter sehingga tidak tahu resiko yang akan terjadi Total
Jumlah 89 16 8 3
Presentase (%) 72,9 13,1 6,5 2,5
3
2,5
3
2,5
122
100
Swamedikasi selain mempunyai keuntungan juga mempunyai kerugian. Tetapi dari hasil penelitian ini 72,9% responden menyatakan bahwa tindakan swamedikasi tidak ada kerugiannya. Sedangkan 13,1% menyatakan bahwa kerugian swamedikasi obat yang dibeli tidak sesuai dengan penyakit yang diderita, dan 6,5% menyatakan bahwa swamedikasi lebih mahal. Lebih mahal disini terjadi jika OTR maupun obat tradisional yang digunakan untuk mengobati penyakit ternyata tidak dapat menyembuhkan sehingga responden harus mengganti obat atau pergi ke tenaga kesehatan. e. Efektivitas swamedikasi yang dilakukan Dari tabel XIV dapat terlihat 89% responden menyatakan bahwa swamedikasi untuk penyakit ringan cukup efektif. Obat-obat untuk penyakit-penyakit ringan umumnya efektif digunakan jika obat dan gejala penyakit yang diderita sudah sesuai. Sebanyak 7,4% responden menyatakan bahwa swamedikasi belum memuaskan karena hanya dapat meringankan gejala dan tidak menyembuhkan sedangkan 3,3% responden menyatakan bahwa pengobatan dengan swamedikasi kadang-kadang
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
69
sembuh tetapi kadang-kadang tidak sembuh hal ini mungkin, karena responden belum dapat mengenali gejala penyakitnya dengan benar sehingga obat yang diberikan terkadang tidak sesuai atau responden tidak mengetahui obat yang sesuai untuk penyakit yang dideritanya. Tabel XIV. Efektifvitas Swamedikasi yang Dilakukan NO Pernyataan 1 Cukup efektif, penyakit ringan dapat sembuh 2 Belum memuaskan karena hanya meringankan tidak menyembuhkan 3 Kadang-kadang sembuh tetapi kadang-kadang tidak sembuh Total
Jumlah 109 9
Presentase (%) 89,3 7,4
4
3,3
122
100
2. Penggunaan produk vitamin Menurut Food and Drug Administration (FDA) sediaan vitamin dapat digunakan sebagai suplemen makanan dan dapat digunakan untuk pengobatan hanya pada terapi penyakit defisiensi vitamin dan terapi suportif pada keadaan patologik dimana kebutuhan makanan sangat meningkat misalnya pasian pasca bedah. Sebagai suplemen dibutuhkan jika keadaan tubuh meningkat (masa hamil dan laktasi), selama sakit dimana terdapat gangguan absorpsi makanan, dan pada pasien yang malnutrisi (Dewoto dan Wardhini, 2004) a. Alasan menggunakan produk vitamin Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37,7% responden menggunakan produk vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh. Sedangkan 22,1% responden menggunakan produk vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh/pencegahan penyakit. Dan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
70
13,2% responden menggunakan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menambah nafsu makan. Tabel XV. Alasan Menggunakan Produk Vitamin NO
Pernyataan
Jumlah
1 2
Menjaga kesehatan Meningkatkan daya tahan tubuh / pencegahan penyakit Meningkatkan daya tahan tubuh dan menambah nafsu makan Menjaga kesehatan tubuh, perkembangan anak dan nafsu makan Mencukupi kebutuhan gizi Memulihkan kondisi tubuh Membantu mencerdaskan anak dan meningkatkan daya tahan tubuh Menjaga kesehatan tulang Mengurangi rasa lelah Saat sakit Total
46 27
Presentase (%) 37,7 22,1
16
13,2
8
6,6
8 6 5
6,6 4,9 4,1
2 2 2 122
1,6 1,6 1,6 100
3 4 5 6 7 8 9 10
Dari hasil wawancara terdapat responden yang mengemukakan alasan menggunakan produk vitamin sebagai penambah nafsu makan pada anak-anak. Anakanak masih dalam masa pertumbuhan sehingga banyak ibu-ibu yang khawatir jika anaknya kurang nafsu makan, maka asupan gizi yang dibutukan anak pun akan berkurang sehingga dapat mengganggu perkembangan anak tersebut. b. Kondisi menggunakan produk vitamin Vitamin tambahan dibenarkan hanya pada keadaan kekurangan seperti pada keadaan defisiensi vitamin, lansia, bila kebutuhannya meningkat (saat hamil dan menyusui,vegetarian), dan pasien penyakit kronis (Tjay dan Rahardja, 2002).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
71
Tabel XVI. Kondisi Menggunakan Produk Vitamin NO
Pernyataan
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
Saat sehat Saat kondisi badan menurun Saat banyak kegiatan/aktivitas Sehat dan saat kondisi badan menurun Saat kondisi badan menurun dan tidak ada nafsu makan Saat tidak ada nafsu makan Saat sakit Saat hamil Total
61 34 6 5 5 5 5 1 122
Presentase (%) 50,0 27,9 4,9 4,1 4,1 4,1 4,1 0,8 100
Dari hasil penelitian ternyata 50% vitamin diberikan pada saat sehat, 27,9 % saat kondisi badan menurun. Dalam penelitian ini kondisi badan menurun karena responden atau keluarga responden merasa kecapekan, atau saat akan sakit (mulai timbul gejala-gejala penyakit ringan). Terdapat 0,8 % yaitu penggunaan vitamin saat hamil, hal ini sudah sesuai karena pada saat hamil kebutuhan ibu akan vitamin meningkat sehingga diperlukan asupan vitamin tambahan. Dilihat dari tabel XVI secara keseluruhan ternyata penggunaan vitamin di masyarakat masih kurang sesuai karena dari hasil penelitian, presentase terbesar vitamin diberikan pada saat kondisi sehat. Pada saat sehat kebutuhan vitamin dapat terpenuhi dengan makan-makanan yang bergizi seimbang mengandung cukup karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin sehingga tambahan vitamin yang bukan berasal dari makanan sudah tidak diperlukan lagi (Anonim, 1997). c. Sumber informasi tentang produk vitamin Proses keputusan untuk pembelian ada lima tahap, yaitu tahap pengenalan masalah atau kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
72
pembelian, perilaku setelah pembelian Pada tahap pencarian informasi konsumen tergerak oleh adanya stimulus untuk berusaha mencari informasi tentang produk yang akan dibeli (Kotler,1997). Iklan TV
Iklan TV dan orang lain 36.9%
3.3% 2.5% 8.2%
39.3%
9.8%
Iklan TV dan media cetak
iklan media cetak dan orang lain Iklan media cetak
Orang lain (teman,saudara,tenaga
Gambar 17. Sumber Informasi tentang Produk Vitamin Hasil penelitian menunjukkan sumber informasi tentang produk vitamin paling banyak diperoleh dari iklan TV sebanyak 39,3% dan sumber informasi dari orang lain sebanyak 36,9%. Secara keseluruhan informasi yang diperoleh responden berasal dari iklan baik dari televisi maupun media cetak Belanja iklan dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikkan. Menurut JC&K Advertising tahun 2002 angka belanja mencapai lebih dari Rp 13,298 triliun, belanja iklan tahun 2003 angkanya mencapai Rp 17,659 triliun, tahun 2004 angkanya mencapai 20,750 triliun (Hidayat, 2005). Belanja iklan tahun 2005 tercatat Rp 25,580 triliun, belanja iklan tahun 2006 sebesar Rp 30,026 triliun, dan untuk belanja iklan tahun 2007 diperkirakan akan mengalami kenaikkan sebesar 15% dibandingkan tahun 2006 (Riyanto,Pahingguan,Unggik,Subari, 2007). .
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
73
Iklan menjadi sumber informasi yang paling besar dibandingkan dengan dokter
atau
apoteker.
Menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
nomor
386/MenKes/SK/IV/1994 tentang pedoman periklanan obat bebas, obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika, perbekalan kesehatan rumah tangga dan makananminuman, informasi dalam iklan harus bersifat obyektif, lengkap, dan tidak menyesatkan. Hasil penelitian Rosmelia (1994) yang meneliti iklan obat bebas/obat bebas terbatas di media cetak, menunjukkan semua iklan menyebutkan indikasi tetapi sebanyak 29% menyebutkan indikasi secara tidak benar. Ketidakbenaran utamanya berupa indikasi yang berlebihan, yang sebagian besar berasal dari iklan produk vitamin dan mineral. Selain itu berdasarkan hasil kajian Tim Independen Iklan Badan POM selama tahun 2003 dari 517 iklan suplemen makanan yang diamati, sekitar 31% masih membuat klaim yang tidak sesuai dengan yang disetujui Badan POM. Didasarkan hasil penelitian Rosmelia (1993) dan hasil kajian Tim Independen Iklan Badan POM responden sebaiknya berhati-hati dalam memilih produk vitamin, tidak langsung percaya pada informasi yang berasal dari iklan. Selain itu sebaiknya responden bertanya langsung pada apoteker ketika akan membeli produk vitamin, sehingga informasi yang didapat tidak bias. Sumber informasi menurut Kotler (1997) yaitu dari pribadi (keluarga, teman, tetangga), sumber komersial (iklan, kemasan), sumber pengalaman (penggunaan produk), dan sumber publik (media massa). Hasil penelitian ini menunjukkan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
74
responden dalam menggunaan produk vitamin dipengaruhi oleh sumber informasi pribadi, komersil dan media massa sedangkan sumber informasi dari pengalaman belum tampak dari penelitian ini. d. Nama produk vitamin yang digunakan responden Tabel XVII. Nama Produk Vitamin*) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pernyataan Vitamin C IPI ® Redoxon® Curcuma plus ® Scoot Emulsion ® Enervonce ® CDR ® Sangobion ® Sakatonik ABC ® Biolysin ® Curcuma plus emulsion ® Cerebrovit ® Fitkom ® Natur E ® Hemaviton Action ® Tonikum Bayer ® Cerebrofort ® UC 1000 ® Vitacimin ® Vitamin A IPI ® Beroca ® Sakatonik Liver ® Supradyn®+ Ester C® Lain-lain Total
Jumlah 13 13 11 9 8 8 6 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 15 122
Presentase (%) 10,6 10,6 9,0 7,4 6,5 6,5 4,9 3,3 3,3 3,3 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 1,6 0,8 12,2 100
Keterangan: Lain-lain: Vita CG®, CDR Fortos®, Cal-OS®, Calsium Sandoz®, Bioneuron®, Xonce®, Fatigon®, Calcidol®, Anabion®, Caviplex®, Neurovit E®, Champ M®, Curvit®, Neurobion® *) Komposisi produk vitamin terdapat pada lampiran 22 Produk vitamin saat ini sangat beragam dengan bermacam-macam merk. Dengan tersedianya begitu banyaknya pilihan produk vitamin pengetahuan tentang
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
75
penggunan produk vitamin menjadi penting dalam swamedikasi. Nama produk vitamin yang paling sering digunakan responden adalah vitamin C IPI® dan Redoxon® (10,6%). Urutan kedua nama produk vitamin yang digunakan responden Curcuma Plus® (9,0%). e. Komposisi produk vitamin secara umum yang digunakan responden Hasil penelitian 34,4% responden mengkonsumsi produk vitamin yang mengandung multivitamin, responden yang mengkonsumsi produk vitamin yang mengandung multivitamin dan mineral juga 34,4%, responden yang mengkonsumsi produk yang mengandung vitamin tunggal 17,3% dan 13,9% responden mengkonsumsi vitamin tunggal dan mineral. Tabel XVIII. Komposisi Produk Vitamin Secara Umum NO 1 2 3 4
Pernyataan Multivitamin Mulltivitamin dan mineral Vitamin tunggal Vitamin tunggal dan mineral Total
Jumlah 42 42 21 17 122
Presentase (%) 34,4 34,4 17,3 13,9 100
Keterangan : vitamin tunggal (vitamin A,vitamin C dan vitamin E) f. Frekuensi penggunaan produk vitamin Tabel XIX menunjukkan 30,3% responden menyatakan menggunakan produk vitamin setiap hari (satu kali). Penggunaan produk vitamin setiap hari, tidaklah mengejutkan karena aturan pakai yang terdapat dalam kemasan produk vitamin rata-rata tertulis digunakan setiap hari (lampiran 22). Sebanyak 17,2% responden menyatakan bahwa menggunakan produk vitamin hanya 3-5 kali sebulan dan 9,8% responden menggunakan produk vitamin saat kondisi badannya menurun.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
76
Tabel XIX. Frekuensi Penggunaan Produk Vitamin NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pernyataan Setiap hari (satu kali sehari) 3-5 kali dalam sebulan Saat kondisi badan menurun 10 kali dalam sebulan 12 kali dalam sebulan 15-20 kali dalam sebulan Belum tentu tiap bulan membeli, kalau ada uang saja baru membeli produk vitamin Setiap hari (dua kali sehari) 1 kali dalam sebulan 8 kali dalam sebulan Saat sakit Saat nafsu makan turun Selama hamil Total
Jumlah 37 21 12 9 9 9 7
Presentase (%) 30,3 17,2 9,8 7,4 7,4 7,4 5,7
5 4 4 2 2 1 122
4,1 3,3 3,3 1,6 1,6 0,8 100
g. Anggota keluarga yang menggunakan produk vitamin Tabel XX. Anggota Keluarga yang Menggunakan Produk Vitamin NO 1 2 3 4 5 6
Pernyataan Anak-anak Ibu Anak, bapak dan ibu Ibu dan bapak Bapak Anak-anak dan ibu Total
Jumlah 60 21 20 12 6 3 122
Presentase (%) 49,2 17,2 16,4 9,8 4,9 2,5 100
Hasil penelitian menunjukkan produk vitamin paling banyak digunakan untuk anak-anak (49,2%), dari hasil wawancara responden terdapat orangtua yang mengemukakan bahwa penggunaan produk vitamin pada anak-anak karena anak-anak masih dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan banyak produk vitamin untuk mencukupinya selain itu orangtua juga merasa bahwa asupan vitamin dari makanan belum dapat mencukupi kebutuhan anaknya. Sedangkan 17,2 % responden
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
77
menjawab bahwa penggunaan produk vitamin untuk mereka sendiri, dan 16,4% responden menggunakan produk vitamin untuk anak, ibu dan bapak. h. Alasan pemilihan produk vitamin Pada tabel XXI, dapat diketahui 55,7% responden mempunyai alasan memilih produk adalah karena sudah cocok dan kegunannya terasa, 13,1% responden beralasan karena rasanya disukai anak-anak dan kegunaannya terasa, dan 12,8% responden beralasan sudah cocok, harga terjangkau, dan mudah didapat. Terdapat 7,4% responden yang beralasan karena produk vitamin tersebut mempunyai komposisi yang lengkap dan 2,5% responden beralasan karena produk vitamin tersebut mempunyai dosis kecil, ini menandakan bahwa responden sebelum membeli produk vitamin telah mencari informasi tentang produk vitamin tersebut. Tabel XXI. Alasan Pemilihan Produk Vitamin NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pernyataan Sudah cocok, kegunaaanya terasa Rasanya disukai, kegunaannya terasa Sudah cocok, harga terjangkau, mudah didapat Komposisi lengkap Rasanya disukai anak-anak, harganya terjangkau Rasanya disukai anak-anak, bentuk sediaan unik Sudah cocok, bentuk sediaan cair Dosis kecil Dianjurkan dokter Total
Jumlah 68 16 12 9 5 4 3 3 2 122
Presentase (%) 55,7 13,1 9,8 7,4 4,1 3,3 2,5 2,5 1,6 100
i. Tempat membeli produk vitamin Gambar 18 menunjukkan 84,4% responden membeli produk vitamin di apotek. Hasil ini hampir sama dengan penelitian Susilowati (2004) bahwa apotek
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
78
merupakan tempat yang paling disukai pengunjung 8 apotek di Kota Yogyakarta untuk membeli produk vitamin. 84.4
90 80 70 60 50 40 30 20
11.5
10
1.6
1.6
1.6
Pasar
Toko obat
Agen produk vitamin
0 Apotek
Supermarket
Gambar 18. Tempat Membeli Produk Vitamin j. Alasan pemilihan tempat pembelian produk vitamin Tabel XXII. Alasan Membeli di Tempat Tertentu NO 1
2
3
Tempat membeli Apotek
Supermarket
Lain-lain
Pernyataan
Jumlah
Kualitas terjamin Mengerti tentang obat dan kualitas terjamin Hemat waktu dan kualitas terjamin Hemat waktu karena dekat dari rumah Murah Hemat waktu karena dekat dari rumah Kepraktisan Murah Kepraktisan Tidak dijual secara umum sehinggga lewat agen Total
77 13
Presentase (%) 63,1 10,7
6
4,9
3
2,5
3 7
2,5 5,7
7 3 1 2
5,7 2,5 0,8 1,6
122
100
Lain-lain : toko obat, pasar, agen produk vitamin
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
79
Pada tabel XXII terlihat sebanyak 63,1% responden memilih apotek sebagai tempat untuk membeli produk vitamin, karena meyakini di apotek produk vitamin yang dijual lebih terjamin kualitasnya, hasil ini hampir sama dengan penelitian Muslichah, Wahyuddin, Syamsuddin (2005) bahwa alasan masyarakat lebih memilih membeli obat di apotek karena yakin obat-obat yang ada di apotek merupakan obat yang sudah dijamin kualitasnya. Sedangkan 10,7% responden memilih apotek karena terjamin kualitasnya dan juga karena terdapat apoteker yang lebih paham tentang produk vitamin yang akan digunakan sehingga responden dapat berkonsultasi terlebih dahulu sebelum membeli produk vitamin. k. Informasi yang diterima saat membeli produk vitamin
80
73.8
70 60 50 40 30 20 8.2
10
1.7
3.3
0 Tidak ada informasi
Aturan pakai
Aturan pakai Aturan pakai dan kegunaan dan komposisi
Gambar 19. Informasi yang Diterima Saat Membeli Produk Vitamin Apoteker di apotek saat penyerahan obat perlu memberikan informasi pada pasien. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 saat penyerahan obat seorang apoteker sekurang-
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
80
kurangnya harus memberikan informasi meliputi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. Untuk suplemen makanan sendiri belum terdapat peraturan, informasi apa saja yang harus diberikan pada pengguna produk vitamin. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sebanyak 73,8% responden tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk menggunakan produk vitamin. Padahal dari 73,8% responden ini, sebagian besar responden membeli obat di apotek. Seharusnya apoteker tetap memberi informasi pada pengguna produk vitamin baik sebagai obat maupun sebagai suplemen makanan, untuk mengurangi ketidaksesuaian penggunaan produk vitamin. l. Keutuhan kemasan produk vitamin yang dibeli responden . 1.6% Kemasan utuh,lengkap dengan informasi Kemasan utuh, tidak ada informasinya 98.4%
Gambar 20. Keutuhan Kemasan Produk Vitamin yang Dibeli Responden Salah satu sumber informasi adalah kemasan dari produk vitamin, hasil penelitian sebanyak 98,4% responden membeli produk vitamin dalam kemasan utuh lengkap dengan informasinya dan 1,6% responden membeli kemasan utuh (strip) tetapi tidak ada informasinya. Informasi yang dimaksudkan meliputi komposisi,
81
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
kegunaan/indikasi, aturan pakai, cara penggunaan, tanggal kadaluarsa, kontra indikasi efek samping dan peringatan m. Pernah/tidaknya responden membaca informasi pada kemasan Sebanyak 94,3% responden membaca informasi yang terdapat pada kemasan, sedangkan 4,1% responden tidak membaca informasi yang ada dalam kemasan dan 1,6% responden tidak membaca karena tidak ada informasi pada kemasan. Tabel XXIII. Pernah/tidaknya Responden Membaca Kemasan ProdukVitamin NO Pernyataan 1 Membaca informasi 2 Tidak membaca informasi 3 Tidak dibaca karena tidak ada informasinya Total
Jumlah 115 5 2 122
Presentase (%) 94,3 4,1 1,6 100
Kesadaran responden untuk membaca kemasan terlebih dahulu sebelum menggunakannya,
merupakan
salah
satu
parameter
meningkatnya
perilaku
swamedikasi (Pal, 2002). Tingginya presentase responden yang membaca informasi pada kemasan, merupakan hal yang positif berarti kesadaran masyarakat untuk membaca terlebih dahulu informasi yang terdapat dikemasan cukup tinggi. Dengan demikian dapat mengurangi ketidaktepatan penggunaan produk vitamin, seperti tidak tepat aturan pakai dan tidak tepat indikasi/kegunaan. n. Jenis-jenis informasi yang dibaca pada kemasan Hasil penelitian menunjukkan 26,2% responden membaca komposisi, aturan pakai, kegunaan/indikasi, dan tanggal kadaluwarsa, 21,3% responden membaca aturan pakai, kegunaaan, tanggal kadaluwarsa dan 11,5% responden membaca komposisi, aturan pakai, kegunaan/indikasi, tanggal kadaluwarsa, dan tempat
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
82
penyimpanan. Jika dilihat secara keseluruhan informasi yang paling banyak dibaca responden adalah tanggal kadaluwarsa. Tabel XXIV. Jenis-jenis Informasi yang Dibaca pada Kemasan NO Pernyataan 1 Komposisi, aturan pakai, kegunaan/indikasi, tanggal kadaluwarsa 2 Aturan pakai, kegunaaan, tanggal kadaluwarsa 3 Komposisi, aturan pakai, kegunaan/indikasi, tanggal kadaluwarsa, tempat penyimpanan 4 Komposisi, aturan pakai, kegunaan/indikasi 5 Aturan pakai, kegunaaan 6 Tanggal kadaluwarsa 7 Aturan pakai, tanggal kadaluwarsa 8 Aturan pakai 9 Aturan pakai, kegunaaan, tanggal kadaluwarsa, tempat penyimpanan 10 Tidak ada informasi yang dibaca Total
Jumlah 32
Presentase (%) 26,2
26 14
21,3 11,5
11 11 10 8 5 3
9,0 9,0 8,2 6,6 4,1 2,5
2 122
2 100
o. Pemahaman informasi yang dibaca responden pada kemasan Tabel XXV. Pemahaman Informasi yang Dibaca Responden pada Kemasan NO Pernyataan 1 Paham, kata-kata mudah dimengerti 2 Kurang paham, ada istilah medis 3 Tidak dibaca karena tidak ada informasinya Total
Jumlah 103 17 2 122
Presentase (%) 84,4 14,0 1,6 100
Hampir semua responden membaca informasi pada kemasan, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 84,4% responden sudah paham dengan informasi yang dibaca, sedangkan 14,0% responden kurang paham karena ada istilah-istilah medis yang sulit dimengerti responden. Istilah medis ini biasanya terdapat pada komposisi dan kegunaan/indikasi. Seharusnya produsen produk vitamin dalam memberikan informasi pada kemasan menggunakan bahasa awam yang mudah
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
83
dimengerti, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penggunaan produk vitamin semakin kecil. p. Efek yang dirasakan dari pemberian produk vitamin Efek yang dirasakan setelah pemberian produk vitamin menunjukkan 27,1% responden menyatakan bahwa daya tahan tubuhnya meningkat, 18,0% menyatakan bahwa tubuh tidak lemas dan tubuh jadi lebih segar, 12,3 % menyatakan bahwa setelah menggunakan produk vitamin rasa lelah jadi berkurang. Sebanyak 3,2% responden menyatakan bahwa penggunaan vitamin hanya sedikit memberikan efek, sedangkan 7,4% responden menyatakan bahwa penggunaan vitamin tidak memberikan efek apapun. Tabel XXVI. Efek yang Dirasakan dari Pemberian Produk Vitamin NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pernyataan Ya, daya tahan tubuh meningkat (jarang sakit) Ya, badan tidak lemas, lebih segar Ya, rasa lelah jadi berkurang Ya, nafsu makan meningkat Ya, nafsu makan dan daya tahan tubuh meningkat Tidak ada efeknya Ya, daya tahan tubuh meningkat, dan anak menjadi pintar Ya, daya tahan tubuh meningkat, dan gejala flu hilang Ya, sakit jadi lebih cepat sembuh Ya, mata menjadi sehat/membaca jadi terang Sedikit, lebih untuk menjaga kondisi Sedikit, kulit tidak lebih halus Ya, kulit tidak kering, lebih awet muda Total
Jumlah 33 22 15 12 11 9 7
Presentase (%) 27,1 18,0 12,3 9,8 9,1 7,4 5,7
3
2,5
3 2 2 2 1 122
2,5 1,6 1,6 1,6 0,8 100
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
84
C. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden dalam Swamedikasi Menggunakan Produk Vitamin 1. Kategori Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan (Analisis Univariat) a. Pengetahuan Nilai pengetahuan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor skala Likert dari 10 pertanyaan tentang aspek pengetahuan pada kuisioner, kemudian dilakukan analisis univariat yang mencakup rata-rata nilai, nilai tengah, nilai terendah, nilai tertinggi dan standar deviasi seperti pada tabel XXVII. Tabel XXVII. Hasil Uji Analisis Univariat Pengetahuan Responden Komponen Analisis Univariat Rata-rata nilai pengetahuan Nilai tengah Nilai terendah Nilai tertinggi Standar Deviasi
Hasil 35,27 35 30 49 3,17
Berdasarkan data pada tabel XXVII maka perlu dilakukan uji kenormalan untuk menentukan kategori yang akan dilakukan terhadap pengetahuan. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov karena sampel lebih besar dari 50 (Dahlan, 2006). Pada penelitian ini menggunakan p alpha 0,05 karena menggunakan derajat kepercayaan 95%. Hasil nilai p (p value) 0,000. Ini berarti p value < p alpha. Asumsi yang diambil adalah Ho=distribusi nilai pengetahuan berbentuk normal, H1 = distribusi nilai pengetahuan berbentuk tidak normal. Dari analisis diatas, keputusannya adalah p value < p alpha (Ho ditolak), dengan kata lain distribusi nilai pengetahuan berbentuk tidak normal.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
85
Tabel XXVIII. Uji Normalitas Variabel Pengetahuan ntuk tidak
Pengetahuan
Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic df Sig. .142 122 .000
Shapiro-Wilk Statistic Df .916 122
Sig. .000
Bila distribusi data tidak normal, maka perhitungan nilai tengah merupakan cara analisis univariat yang lebih tepat dibandingkan dengan nilai rata-rata (Hastono,2001). Karena nilai tengah pengetahuan responden 35, maka dilakukan pengkategorian seperti pada tabel XXIX. Tabel XXIX. Kategori Nilai Pengetahuan Responden Nilai Pengetahuan Nilai 35 Nilai > 35
Kategori pengetahuan rendah pengetahuan tinggi
b. Sikap Nilai sikap didapat dengan cara menjumlahkan skor skala Likert dari 8 pertanyaan sikap, yang terdapat pada kuisioner. Dari nilai sikap ini kemudian dilakukan analisis univariat, hasilnya pada tabel XXX. Tabel XXX. Hasil Uji Analisis Univariat Sikap Responden Analisis satistik
Rata-rata nilai sikap Nilai tengah Nilai terendah Nilai tertinggi Standar Deviasi
Hasil
29,61 30 23 37 2,37
Dari tabel XXX dilakukan uji kenormalan untuk menentukan kategori yang akan dilakukan terhadap sikap. Hasil nilai p (p value) 0,000. Ini berarti p value < p alpha. Asumsi yang diambil adalah Ho = distrbusi nilai sikap berbentuk normal, H1 =
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
86
distribusi nilai sikap berbentuk tidak normal. Dari analisis diatas, hasilnya adalah p valu < p alpha (Ho ditolak), berarti distribusi nilai sikap berbentuk tidak normal. Tabel XXXI. Uji Normalitas Variabel Sikap
Sikap
Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic Df Sig. .124 122 .000
Statistic .974
Shapiro-Wilk df 122
Sig. .018
Distribusi data sikap responden tidak normal maka pengkategorian sikap responden menggunakan nilai tengah yaitu 30. Kategori nilai sikap responden seperti pada tabel XXXII. Tabel XXXII. Kategori Nilai Sikap Responden Nilai Sikap
Nilai 30 Nilai >30
Kategori
Sikap negatif Sikap positif
c. Tindakan Nilai tindakan didapat dengan cara menjumlahkan skor skala Likert dari 9 pertanyaan tindakan, pada kuisioner. Hasil penjumlahan skala Likert kemudian dilakukan analisis data univariat seperti pada tabel XXXIII. Tabel XXXIII. Hasil Uji Analisis Univariat Tindakan Responden Analisis satistik
Hasil
Rata-rata nilai pengetahuan Nilai Tengah Nilai terendah Nilai tertinggi Standar Deviasi
33,16 32 25 40 3,17
Untuk menentukan kategori yang akan dilakukan terhadap tindakan dilakukan uji normalitas. Hasil nilai p (p value) 0,000. Ini berarti p value< p alpha. Asumsi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
87
yang diambil adalah Ho=distribusi nilai tindakan berbentuk normal, H1 = distribusi nilai tindakan berbentuk tidak normal. Dari analisis, hasilnya adalah p value < p alpha (Ho ditolak), maka distribusi nilai tindakan berbentuk tidak normal. Tabel XXXIV. Uji Normalitas Variabel Tindakan
Tindakan
Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic df Sig. .186 122 .000
Shapiro-Wilk Statistic df .936 122
Sig. .000
Distribusi tindakan responden tidak normal maka pengkategorian tindakan menggunakan nilai tengah yaitu 32. Kategori nilai tindakan seperti tabel XXXV. Tabel XXXV. Kategori Nilai Tindakan Responden Nilai Tindakan Nilai 32 Nilai > 32
Kategori Tindakan negatif Tindakan positif
2. Hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan swamedikasi penggunaan produk vitamin (Analisis Bivariat)
a. Hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden Model struktur sosial (social structure model) menyatakan bahwa individuindividu yang berbeda tingkat pendidikan mempunyai kecenderungan yang tidak sama dalam mengerti dan bereaksi terhadap kesehatannya (Notoadmodjo,1993). Ibu yang memiliki latar belakang pendidikan lebih tinggi diharapkan dapat lebih mudah menerima suatu pengetahuan kesehatan, termasuk pengetahuan tentang penggunaan produk vitamin secara tepat.
88
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XXXVI. Distribusi Proporsi Pengetahuan Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidkan Kategori Tingkat Pendidikan Pendidikan rendah Pendidikan tinggi Total
Pengetahuan rendah 27 (77,1%) 47 (54,0%) 74 (60,7%)
Pengetahuan tinggi 8 (22,9%) 40 (46,0%) 48 (39,3%)
Total 35 (100%) 87 (100%) 122 (100%)
Hasil penelitian seperti terlihat pada tabel XXXVI diperoleh dari 35 responden yang berpendidikan rendah, sebanyak 77,1% responden memiliki pengetahuan rendah dan 22,9% responden memiliki pengetahuan tinggi, sedangkan dari 87 responden berpendidikan tinggi 54,0% responden memiliki pengetahuan rendah dan 46,0% responden memiliki pengetahuan tinggi. Dari hasil tersebut, secara proporsi lebih banyak responden yang berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan tinggi dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin dibandingkan responden yang berpendidikan rendah. Tabel XXXVII. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.590(b)
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided) 1 .018
4.664
1
.031
5.872
1
.015 .024
5.545
1
.019
122
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.77.
.014
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
89
Karena pada tabel 2x2 tidak ada nilai E<5 maka uji Chi-Square Test yang digunakan adalah continuity correction (Hastono, 2001). Hasil perhitungan dengan statistic Chi-Square Test menghasilkan nilai continuity correction untuk p value adalah 0,031. Berarti p value lebih kecil dari α (5%), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin mudah responden menerima informasi sehingga pengetahuan responden tentang kesehatanpun semakin meningkat. Hasil ini hampir sama dengan penelitian Sudiyanto,dkk (2002) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu dalam memberikan suplemen multivitamin-mineral kepada anak balitanya. b. Hubungan tingkat pendidikan dengan sikap responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin Tabel XXXVIII. Distribusi Proporsi Sikap Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidikan Kategori Tingkat Pendidikan Pendidikan rendah Pendidikan tinggi Total
Sikap negatif 21 (60,0%) 63 (72,4%) 84 (68,9%)
Sikap positif 14 (40,0%) 24 (27,6%) 38 (31,1%)
Total 35 (100%) 87 (100%) 122 (100%)
Hasil penelitian yang terlihat pada tabel XXXVIII diperoleh dari 87 responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 72,4% responden mempunyai sikap negatif dan dari 35 responden yang berpendidikan rendah sebanyak 60% responden memiliki sikap negatif. Dari hasil tersebut, secara proporsi responden yang
90
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
berpendidikan tinggi lebih banyak yang bersikap negatif daripada responden yang berpendidikan rendah. Tabel XXXIX. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Sikap Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.793(b)
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided) 1 .181
1.261
1
.261
1.750
1
.186 .200
1.779
1
.131
.182
122
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.90.
Hasil perhitungan dengan statistic Chi-Square Test menghasilkan nilai continuity correction untuk p value adalah 0,261. Berarti p value lebih besar dari α (5%), sehingga Ho gagal ditolak. Dengan demikian tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku atau kesiapan untuk bertindak. Sikap seseorang belum tentu menjadi tindakan bagi orang tersebut. Sikap dipengaruhi beberapa faktor seperti pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa (Azwar, 1995). Dengan demikian responden dengan pendidikan tinggi mungkin mempunyai sikap yang buruk karena belum tentu responden mempunyai
91
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
pengalaman pribadi mengenai kegunaan produk vitamin, serta kurangnya informasi tentang penggunaan produk vitamin. c. Hubungan tingkat pendidikan dengan swamedikasi menggunakan produk vitamin
tindakan
responden
dalam
Tabel XXXX. Distribusi Proporsi Tindakan Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidkan Kategori Tingkat Pendidikan Pendidikan rendah Pendidikan tinggi Total
Tindakan negatif 24 (68,6%) 40 (46,0%) 64 (52,5%)
Tindakan positif 11(31,4%) 47 (54,0%) 58 (47,5%)
Total 35 (100%) 87 (100%) 122 (100%)
Hasil penelitian yang diperoleh dari 35 responden yang berpendidikan rendah sebanyak 31,4% responden mempunyai tindakan positif dan dari 87 responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 54,0% responden mempunyai tindakan positif. Dari hasil tersebut, secara proporsi responden yang berpendidikan tinggi lebih banyak yang memiliki tindakan positif dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin daripada responden yang berpendidikan rendah. Tabel XXXXI. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Tindakan Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.109(b)
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided) 1 .024
4.243
1
.039
5.215
1
.022 .028
5.067
1
.024
122
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.64.
.019
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
92
Hasil perhitungan dengan statistic Chi-Square Test menghasilkan nilai continuity correction untuk p value adalah 0,039. Berarti p value lebih kecil dari α (5%), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan tindakan responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin.
D. Hubungan Tingkat pendapatan dengan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden dalam Swamedikasi Menggunakan Produk Vitamin Dari beberapa studi menunjukkan bahwa masyarakat dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi memiliki tingkat perilaku swamedikasi yang lebih tinggi pula (Greenley,1980). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian, dimana dari penelitian ini didapatkan hasil tidak ada hubungan antara tingkat pendapatan dengan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) swamedikasi penggunaan produk vitamin, perbedaan dengan beberapa studi mungkin dikarenakan tidak adanya koreksi pendapatan dengan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan. Penelitian ini mungkin akan menunjukkan hasil yang lebih baik apabila tingkat pendapatan dicari berdasarkan jumlah seluruh pendapatan keluarga dalam satu bulan dibagi dengan jumlah anggota keluarga. Ketidaktepatan melakukan pemotongan range pendapatan dapat juga menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan yang diharapkan (Junadi,1994). Pada penelitian ini dibuat 4 range pendapatan, kurang dari Rp. 1.500.000 per bulan, antara Rp. 1.500.000 sampai Rp. 2.500.000 per bulan, antara Rp. 2.500.000 sampai
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
93
Rp. 3.500.000 per bulan dan diatas Rp 3.500.000 per bulan. Dari empat range pendapatan ini responden bisa memilih salah satu dari range tanpa harus memberikan jawaban secara rinci pendapatan keluarga tiap bulannya. Pembutan range ini juga dikarenakan jumlah pendapatan dalam keluarga termasuk hal yang sensitif sehingga bila tidak diberi range terlebih dahulu responden akan cenderung menutupi jumlah penghasilan yang sebenarnya. 1. Hubungan tingkat pendapatan dengan pengetahuan responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin Hasil penelitian pada tabel XXXXII diperoleh dari 72 responden yang mempunyai tingkat pendapatan rendah sebanyak 68,1% memiliki pengetahuan yang rendah dan 23,1% memiliki pengetahuan tinggi, sedangkan dari 50 responden yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi, 50% responden memiliki pengetahuan rendah dan 50% responden memiliki pengetahuan yang tinggi. Tabel XXXXII. Distribusi Proporsi Pengetahuan Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendapatan Kategori Tingkat Pendapatan Pendapatan rendah Pendapatan tinggi Total
Pengetahuan rendah 49 (68,1%) 25 (50,0%) 74 (60,7%)
Pengetahuan tinggi 23 (31,9%) 25 (50,0%) 48 (39,3%)
Total 72(100%) 50 (100%) 122 (100%)
Hasil perhitungan dengan statistic Chi-Square Test menghasilkan nilai continuity correction untuk p value adalah 0,069. Berarti p value lebih besar dari α (5%), sehingga Ho gagal ditolak. Dengan demikian tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pendapatan dengan pengetahuan responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin.
94
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel XXXXIII. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Pengetahuan Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 4.031(b)
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided) 1 .045
3.310
1
.069
4.021
1
.045 .060
3.998
1
.035
.046
122
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.67.
2. Hubungan tingkat pendapatan dengan sikap responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin Hasil penelitian yang diperoleh dari 50 responden yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi sebanyak 68,0% responden mempunyai sikap negatif dan 32,0% responden memiliki sikap positif dan dari 72 responden yang mempunyai tingkat pendapatan rendah sebanyak 69,4% responden memiliki sikap negatif dan 30,6% memiliki sikap positif. Dari hasil tersebut, secara proporsi responden yang mempunyai tingkat pendapatan rendah lebih banyak yang bersikap negatif daripada responden yang yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi. Tabel XXXXIV. Distribusi Proporsi Sikap Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendapatan Kategori Tingkat Pendapatan Pendapatan rendah Pendapatan tinggi Total
Sikap negatif
Sikap positif
Total
50 (69,4%) 34 (68,0%) 84 (68,9%)
22 (30,6%) 16 (32,0%) 38 (31,1%)
72 (100%) 50 (100%) 122 (100%)
95
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Hasil perhitungan dengan statistic Chi-Square Test menghasilkan nilai continuity correction untuk p value adalah 1,000. Berarti p value lebih besar dari α (5%), sehingga Ho gagal ditolak. Dengan demikian tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pendapatan dengan sikap responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin. Tabel XXXXV. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Sikap Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .029(b)
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided) 1 .865
.000
1
1.000
.029
1
.866 1.000
.028
1
.510
.866
122
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.57.
3. Hubungan tingkat pendapatan dengan swamedikasi menggunakan produk vitamin
tindakan
responden
dalam
Tabel XXXXVI. Distribusi Proporsi Tindakan Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendapatan Kategori Tingkat Pendapatan Pendapatan rendah Pendapatan tinggi Total
Tindakan negatif 41 (56,9%) 23 (46,0%) 64 (52,5%)
Tindakan positif 31 (43,1%) 27 (54,0%) 58 (47,5%)
Total 72 (100%) 50 (100%) 122 (100%)
Hasil penelitian yang diperoleh dari 72 responden yang mempunyai tingkat pendapatan rendah sebanyak 56,9% responden mempunyai tindakan negatif dan dari 50 responden yang yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi sebanyak 54,0%
96
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
responden mempunyai tindakan positif.
Dari hasil tersebut, secara proporsi
responden yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi lebih banyak yang memiliki tindakan positif dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin daripada responden yang mempunyai tingkat pendapatan rendah. Tabel XXXXVII. Hasil Uji Chi-Square Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Tindakan Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.417(b)
df
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (2-sided) (2-sided) (1-sided) 1 .234
1.012
1
.314
1.419
1
.234 .271
1.406
1
.157
.236
122
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23.77.
Hasil perhitungan menghasilkan nilai continuity correction untuk p value adalah 0,314. Berarti p value lebih besar dari α (5%), sehingga Ho gagal ditolak. Dengan demikian tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pendapatan dengan tindakan responden dalam swamedikasi menggunakan produk vitamin.
E. Rangkuman Pembahasan Penggunaan produk vitamin dimasyarakat bukan merupakan hal yang asing. Masyarakat banyak menggunakan produk vitamin dengan berbagai macam alasan seperti yang ditunjukkan pada tabel XV. Apakah penggunaan tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan mereka?. Pada tabel XIX sebanyak 37 responden menggunakan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
97
produk vitamin setiap hari (satu kali). Dari 37 responden tersebut yang menggunakan produk vitamin saat kondisi tubuh mereka sehat terdapat 29 responden. Dan dari 29 responden terdapat 1 responden yang menggunakan 2 macam produk vitamin dalam satu hari. Walaupun secara kuantitas hanya ada 1 responden tetapi hal ini cukup menarik. Responden tersebut menggunakan Supradyn® pada siang hari dan Ester C® pada malam hari. Komposisi dari masing-masing komponen terdapat di lampiran 22. Dari lampiran dapat dilihat bahwa komposisi kedua vitamin ini ada yang sama yaitu vitamin C. Supradyn® mengandung 150 mg vitamin C sedangkan pada Ester C® terdapat 500 mg vitamin C, berarti tiap harinya responden ini mengkonsumsi 650 mg vitamin C. Menurut AKG untuk wanita usia 30-49 tahun jumlah vitamin C yang diperlukan tubuh hanya 75 mg/ hari. Vitamin C tidak dapat disintesa oleh tubuh dan harus disediakan dari luar. Tetapi kebutuhan 75 mg/hari bisa didapatkan dari makanan sehari-hari tanpa harus menggunakan suplemen dari luar. Alasan responden memilih kedua produk vitamin tersebut adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Dari pengalaman responden sejak menggunakan kedua macam produk ini daya tahan tubuhnya meningkat, responden merasa jarang sakit. Selain itu dengan kedua produk vitamin ini dapat membantu mempercepat kesembuhan ketika responden sakit flu. Hasil meta analisis yang dilakukan Douglas, Hemila, Chalker, Treacy (2007) vitamin C hanya dapat sedikit mengurangi lamanya sakit flu tetapi tidak dapat mengurangi keparahan atau menyembuhkan sakit flu. Penggunaan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
98
vitamin C secara berlebihan sebenarnya tidak perlu karena vitamin C hanya dibutuhkan sedikit oleh tubuh, walaupun kelebihan vitamin C nantinya diekskresi melalui urin sehingga kemungkinan terjadinya efek samping kecil. Tetapi jika mengkonsumsi vitamin C 1 g/hari dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal karena sebagian vitamin C tidak dapat diabsorpsi. Sedangkan jika penggunaan vitamin C lebih dari 1g/hari dapat beresiko terkena batu ginjal (WHO, 2004b). Selain itu pemakaian berlebih juga hanya akan meningkatkan biaya kesehatan tanpa ada manfaat yang didapat. Responden mendapatkan informasi tentang Supradyn® dari apoteker di apotek, sedangkan untuk Ester C® didapat dari agen produk vitamin. Responden dalam mencari informasi di apotek sudah sesuai, karena seharusnya apoteker concern, commit dan competent tentang obat atau suplemen makanan, selain itu informasi yang diberikan apoteker bersifat seimbang sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang tidak bias. Dengan adanya informasi yang disampaikan oleh apoteker maka ketidaktepatan penggunaan produk vitamin diharapkan dapat dikurangi. Informasi yang didapat responden dari apoteker adalah komposisi dan aturan pakai dari produk vitamin. Selain informasi yang diberikan oleh apoteker, responden juga bersifat proaktif dengan memeriksa terlebih dahulu keutuhan kemasan dan membaca informasi yang terdapat dalam kemasan. Supradyn® dan Ester C® termasuk dalam suplemen makanan. Menurut Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
99
Republik Indonesia nomor HK.00.05.23.3644 informasi yang seharusnya tercantum dalam kemasan sekurang-kurangnya adalah tulisan suplemen makanan, nama produk, nama dan alamat produsen atau importir, ukuran, isi, berat bersih, komposisi dalam kualitatif dan kuantitatif, kegunaan, cara penggunaan, takaran penggunaan, kontra indikasi efek samping dan peringatan bila ada, nomor izin edar, nomor bets/kode produksi, batas kadaluwarsa, kandungan alkohol bila ada, dan keterangan lain yang berkaitan dengan keamanan atau mutu asal bahan sesuai ketentuan yang berlaku. Dari penandaan yang seharusnya tercantum pada kemasan, yang berhubungan langsung dengan penggunaan produk vitamin adalah komposisi, kegunaan, cara penggunaan, takaran penggunaan, kontra indikasi efek samping, peringatan dan tanggal kadaluwarsa. Pada kemasan Supradyn® hanya terdapat informasi tentang komposisi, kegunaan, aturan pakai, petunjuk penggunaan, tanggal kadaluwarsa dan cara penyimpanan. Responden ini sudah membaca informasi tentang komposisi, kegunaan, aturan pakai, petunjuk penggunaan dan tanggal kadaluwarsa. Tingkat pendidikan berpengaruh dalam perilaku swamedikasi, dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang maka informasi yang didapat juga akan semakin banyak. Semakin banyak informasi berarti semakin banyak pengetahaun yang didapat. Dalam penelitian ini tingkat pendidikan mempunyai hubungan bermakna dengan pengetahuan dan tindakan. Menurut teori adopsi inovasi Rogers pengetahuan menjadi dasar penting untuk mengambil keputusan, dalam hal
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
100
ini berarti dengan adanya pengetahuan tentang produk vitamin maka seseorang mengambil tindakan untuk menggunakan produk vitamin. Tingkat pendapatan dapat mempengaruhi daya beli seseorang, tetapi pada penelitian ini tingkat pendapatan tidak mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku responden. Produk vitamin yang semakin banyak macamnya menyebabkan persaingan antar produsen semakin berat, karena itu sekarang hampir semua produk vitamin masuk dalam food supplement dan bukan obat. Produk vitamin yang masuk food supplement hanya perlu melakukan Quality Control dan tidak perlu melakukan uji klinik. Dengan begitu biaya produksi dapat menurun, sehingga semua masyarakat baik tingkat pendapatan rendah maupun tinggi pendapatan tinggi juga dapat menggunakan produk vitamin.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah responden berumur 36-40 tahun 21,3%, responden menikah sebanyak 98,4%, responden berpendidikan terakhir SLTA 28,7%, rersponden dengan tingkat pendapatan
101
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
102
Vitamin C IPI® dan Redoxon® (10,6%), komposisi produk vitamin multivitamin dan multivitamin mineral (34,4%), frekuensi penggunaan produk vitamin setiap hari (satu kali) (30,3%), anggota keluarga yang menggunakan produk vitamin anak-anak (49,2%), alasan pemilihan produk vitamin karena sudah cocok kegunaannya terasa (55,7%), tempat membeli produk vitamin apotek (84,4%), alasan membeli di apotek karena terjamin kualitasnya (63,1%), tidak ada informasi yang diterima saat membeli produk vitamin (73,8%), vitamin dalam kemasan utuh (98,4%), responden membaca informasi pada kemasan (94,3%), informasi yang dibaca pada kemasan meliputi komposisi, aturan pakai, kegunaan/indikasi, tanggal kadalwuarsa (26,2%), responden paham dengan informasi yang dibaca pada kemasan (84,4%), efek produk vitamin yang dirasakan daya tahan tubuh meningkat (jarang sakit) (27,1%). 3. Berdasarkan uji statistik chi square dengan taraf kepercayaan 95% didapatkan hasil ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan dan tindakan dan tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap. 4. Berdasarkan uji statistik chi square dengan taraf kepercayaan 95%, didapat hasil tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pendapatan dengan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
103
B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk dapat merancang modul edukasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesesuaian dalam perilaku swamedikasi menggunakan produk vitamin, sesuai dengan langkah pengembangan intervensi dari WHO. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan subyek apoteker untuk mengetahui permasalahan pelayanan swamedikasi penggunaan produk vitamin dari sisi apoteker sehingga dapat merancang modul intervensi yang sesuai. 3. Untuk Balai POM perlu melakukan pengawasan pada produk-produk vitamin, agar produk vitamin yang beredar di pasaran benar-benar sesuai dengan peraturan yang berlaku.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
104
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2003, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, 151-219, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Anonim, 1962, Keputusan Menteri Kesehatan nomor 632/ph/62/b- tanggal 25 Juni 1962 tentang Daftar Obat Keras, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1983, Keputusan Menteri Kesehatan nomor 2380/A/SK/VI/1983 tanggal 15 Juni 1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1990, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 347/MENKES/SK/VII/1990/ tanggal 16 Juli 1990 tentang Obat Wajib Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 919/MENKES/PER/X/1993/ tanggal 23Oktober 1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1994, Keputusan Menteri Kesehatan nomor 386/MenKes/SK/IV/1994 tentang pedoman periklanan obat bebas,obat tradisional, alat kesehatan, kosmetika, perbekalan kesehatan rumah tangga dan makanan-minuman, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1997, Kompendia Obat Bebas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Anonim, 1999, Responsible Self Medication, Joint Statement by The International Pharmaceutical Federation and The World Self-Medication Industry, http://www.wsmi.org/faqs1.htm, diakses tanggal 7 oktober 2007.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
105
Anonim, 2001a, Susenas, NIHRD, http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id= jkpkbppk-gdl-res-2001-tim-817-susenas, diakses tanggal 10 Oktober2007.
Anonim, 2001b, Consumer Fact and Figure, Consumer Healthcare Products Association, http://www.chpa-info.org/statistic/OTC_Facts and Figures_asp, diakses tanggal 20 Mei 2007.
Anonim, 2003, Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf, diakses tanggal 20 Desember 2007. Anonim, 2004a, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tanggal 15 September 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2004b, Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.23.3644 tanggal 9 Agustus 2004 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.
Anonim, 2005, Keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.41.1384 tanggal 2 Maret 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofatmaka, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.
Anonim, 2006, Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO) Indonesia, Volume 41, 145173, Penerbit Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI), Jakarta.
Ariawan, I, 1998, Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan, 82-86, Jurusan Biostatistik dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Astuti,
106
P.P., 2007, Pendidikan Berkualitas Seharusnya untuk Semua, http://www.kab-bekasi.go.id/pendidikan/home.php?news=538,diakses tanggal 20 Desember 2007.
Azwar, S., 1995, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi II, 3-5, Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Azwar, S., 2003, Reliabilitas dan Validitas, Edisi III, 4-8,45, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Balch, J.F., and Balch, P.A., 1990, Prescription for Nutritional Healing, Avery, 460, Publishing Group Inc, New York.
Beck, E.M., 1995, Nutrition and Dietetics for Nurses, diterjemahkan oleh Hartono,A., Kristiani, 47-68, Yayasan Essentia Medica, Yogyakarta.
Covington, T.R., 2000, Self Care and Non Prescription Pharmacotherapy, Handbook of Non Prescription Drugs, 12 th Edition, 5-6, AphA, Washington.
Dewoto, H..R dan Wardhini,B.P., 2004, Farmakologi dan Terapi, edisi 4, 714-733, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Dharmmesta, B.S., dan Handoko, H., 2000, Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, Edisi I, Cetakan 1,30-33, BPFE, Yogyakarta. Douaud, C., 2006, World nutraceutical demand to balloon, http://www.nutraingre dients-usa.com/news/ng.asp?n=70410-freedonia-group-china-japan, diakses tanggal 12 Januari 2007.
Douglas,R.M., Hemila.H., Chalker,E., Treacy,B., 2007, Vitamin C for Preventing and Treating the Common Cold, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?Db= pubmed&Cmd=ShowDetailView&TermToSearch=17636648&ordinalpos=1& itool=EntrezSystem2.PEntrez.Pubmed.Pubmed_ResultsPanel.Pubmed, diakses tanggal 25 November 2007.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
107
Gilarso, T., 2003, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, 52, Kanisius, Yogyakarta.
Greenley, J.R.,1980, Cultural and Psychological Aspect of The Utilization of Health Services, 169-207, Westview Press Inc, Colorado.
Gusmali.D.M., Center for Research and Development of Nutrional and Food, NIHRD, http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2001desy-210-suplemen&q=penggunaan+vitamin, diakses tanggal 6 Oktober 2007.
Hadi, S., 1991, Analisis Butir untuk Instrumen, 21-23, Andi Offset, Yogyakarta.
Hastono, S.P., 2001, Analisis Data, 64, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
Hidayat, T., Belanja Iklan 2005 Diperkirakan Meningkat 20-30%, http://www.swa.co.id/primer/pemasaran/advertising/details.php?cid=1&id=17 0, diakses 11 Januari 2008.
Holt, G.A., and Hall, E.L., 1990, The Self Care Movement, Handbook of non Prescription Drugs, 9th Edition, 1-10, AphA, New York.
Hubley, J., 1993, Communicating Health:an action guide to health education and health promotion, 43-45, Macmillan Education LTD, London.
Huckleberry,Y., Rollins, C.J., 2004, Essential and Conditionally Essential Nutrients, Handbook of non Prescription Drugs, 14th Edition, 539-575, AphA, Washington.
Hutapea, A.M., 1993, Menuju Gaya Hidup Lebih Sehat, 67, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ibrahim, I.S., 1998, Media dan Wanita, 63, PT Remaja Rosdokarya, Bandung.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
108
Junadi, P., 1994, Pengantar Analisis Data, 139, PT.Rineka Cipta, Jakarta.
Kotler, P., 1997, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, Jilid I, 152-179, Prenhallindo, Jakarta.
Le Fever Kee, J., and Hayes, E.R., 1997, Pharmacology A Nursing Process Approach, 2nd Edition, 55, H.B. Sounders Company.
Muslichah, Wahyuddin,M., Syamsuddin, 2005, Pengaruh Faktor Lingkungan, Faktor Individu, dan Faktor Komunikasi Pemasaran terhadap Keputusan Membeli Obat Farmasi antara Apotek di Kabupaten Sukoharjo dan Apotek di Kota Surakarta, http://eprints.ums.ac.id/152/01/MUSLICHAH.pdf, diakses tanggal 9 Desember 2004.
Nawawi, H., 2005, Metode Penelitian Bidang Sosial, 31, 117, 141, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Notoatmodjo, S., 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, 135-140, Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,136-148, Cipta, Jakarta.
Rineka
Nurgiyantoro, 2002, Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, 316,319, Gajah Mada University Press,Yogyakarta.
Olivia, F., Alam, S., Hadibroto, I., 2006, Seluk-Beluk Food Supplement, 83-194, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pal, A., 2002, Self Care and Non Prescription Pharmacotherapy,in Berardi,R.R., Handbook of Non Prescription Drugs, 13 th Edition, 4, AphA, Washington.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
109
Poerwandari, E. K., 2005, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, 55-56, Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendekatan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta.
Pratiknya, A.W., 2007, Dasar-Dasar Melodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Edisi I, Cetakan Keenam,164-165, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rantucci, M.J., 1997, Pharmacist Talking With Patients A guide to Patient Conseling, 30, Williams & Wilkins, Baltimore.
Rinukti dan Widayati, 2005, Hubungan antara Motivasi dan Pengetahuan Orang Tua dengan Tindakan Penggunaan Produk Obat Demam Tanpa Resep untuk AnakAnak RW V di Kelurahan Terban Tahun 2004, Sigma Jurnal Sains dan Teknologi, 8 suppl 1,12-15.
Riyanto, A.S.,Pahingguan, A., Unggik,T., Subari,W.A., Biar Penonton Lebih Melotot, http://www.majalahtrust.com/ekonomi/sektor_riil/1144.php, diakses tanggal 12 Januari 2008
Rosmelia, 1994, Evaluasi Iklan Obat di Majalah Umum antara 1990-1992, Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Sartono, 1993, Obat-Obat Bebas dan Terbatas, Cetakan Pertama, 109-120, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya, Cetakan kedua, 12-13, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sediaoetama, D.,A., 2004, Ilmu Gizi, Jilid I, 105-161, Dian Rakyat, Jakarta.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
110
Sihvo, S., 2000, Utilization and Appropriatness of self_medication in Finland, Academic Dissertation, University of Helsinki, Finland.
Slamet, S.L, dkk, 1997, Kompendia Obat Bebas, 54-69, Departemen Kesehatan, Jakarta.
Sudiyanto, Sekartini, R., Sudarsono, S., Ahyadi, M.R., Purba, M., Iskandar M.Y., dkk, 2002, Pengetahuan dan Perilaku Ibu yang Mempunyai Anak Balita tentang Pemberian Suplemen Multivitamin-Mineral Di Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur, Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 52, 6, 207211.
Suryadi, K., dan Rhamdhani, A., 1998, Sistem Pendukung Keputusan, 20-21, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suryawati, C., 2005, Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional, http://www.jmpk-online.net/files/chriswaardanimknew.pdf, diakses tanggal 9 Desember 2007.
Susilowati, 2004, Hubungan Antara Motivasi dan Pengetahuan dengan Tindakan Penggunaan Produk Vitamin pada Pengunjung 8 Apotek di Kota Yogyakarta Periode 2003, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 1993, Swamedikasi, Edisi pertama, 142, Departemen Kesehatan, Jakarta.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Edisi V, 792-827, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Walgito, B., 1991, Psikologi Sosial, 109, Andi Offset, Yogyakarta
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
111
WHO, 1998, The role of The Pharmacist in Self-Care and Self-Medication, Geneva, http://www.who.int/medicinedocs/collect/medicinedoct/pdf/whozip32e/whozip 32e.pdf, diakses tanggal 9 Desember 2007. WHO, 2004a, How to Investigate the Use of Medicines by Consumers, 4-6, World Health Organization and University of Amsterdam, Amsterdam.
WHO,
2004b, Vitamin and Mineral Requirements in Human Nutrition, http://whqlibdoc.who.int/publications/2004/9241546123.pdf, diakses tanggal 8 Oktober 2007.
Wibowo, Y.W., 2004, Analisis Gaya Hidup Remaja Putri Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi Keluarga, Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Widayati, A., 2006, Kajian Perilaku Swamedikasi Menggunakan Obat Anti Jamur Vaginal ( Keputihan ) oleh Wanita Pengunjung Apotek di Kota Yogyakarta tahun 2006 (aspek appropriateness dan effectiveness), http://www.usd.ac.id/06 /publ dosen/far/aris wiidayati.pdf, diakses tanggal 7 Mei 2007.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Izin Penelitian BAPEDA
112
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Surat izin Penelitian Pemerintah Kota Yogyakarta
113
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Surat izin Penelitian Pemerintah Kota Yogyakarta
114
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian Kecamatan Gondokusuman
115
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Kecamatan Wirobrajan
116
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian Kecamatan Wirobrajan
117
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian Kelurahan Baciro
118
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Baciro RW 8
119
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Demangan RW 2
120
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Demangan RW 8
121
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian Pakuncen RW 2
122
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 10. Surat Izin Penelitian Pakuncen RW 8
123
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 11. Surat Izin Penelitian Wirobrajan RW 2
124
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 12. Surat Izin Penelitian Wirobrajan RW 8
125
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 13. Surat Izin Penelitian Kabupaten Kulon Progo
126
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 14. Surat Izin Penelitian Kecamatan Wates Dusun Durungan
127
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 15. Surat Izin Penelitian Kecamatan Wates Dusun Beji
128
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 16. Surat Izin Penelitian Kecamatan Wates Desa Sogan
129
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 18. Jumlah dan distribusi sampel tingkat kecamatan, tingkat kelurahan/desa, tingkat RW/dusun Jumlah dan distribusi sampel di Kecamatan Nanggulan dan Wates Jumlah penduduk Jumlah sampel *) No Kecamatan 1 Nanggulan 6384 28 2 Wates 10500 45 16884 73 Total Jumlah dan distribusi sampel di Kelurahan Banyuroto dan Donomulyo Jumlah Jumlah sampel Kelurahan penduduk *) No 1 Banyuroto 806 11 2 Donomulyo 1102 17 1908 28 Total Jumlah dan distribusi sampel di Dusun Dlingo/Ngangin-angin Jumlah Jumlah sampel No Dusun Kepala Keluarga 1 Dlingo 158 6 2 Ngangin-Ngangin 152 5 310 11 Total Jumlah dan distribusi sampel di Dusun Penjalin dan Dukuh Jumlah Jumlah sampel No Dusun Kepala Keluarga 1 Penjalin 143 9 2 Dukuh 113 8 256 17 Total Jumlah dan distribusi sampel di Kelurahan Sogan dan Wates Jumlah Jumlah sampel *) No Kelurahan penduduk 1 Sogan 434 6 2 Wates 3328 39 3762 45 Total Jumlah dan distribusi sampel di Dusun Sogan 1 dan Sogan 2 Jumlah Jumlah sampel No Dusun Kepala Keluarga 1 Sogan 1 70 3 2 Sogan 2 67 3 137 6 Total Jumlah dan distribusi sampel di Dusun Durungan dan Beji Jumlah Jumlah sampel No Dusun Kepala Keluarga 1 Durungan 221 21 2 Beji 173 18 394 39 Total
131
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Jumlah dan distribusi sampel di Kecamatan Gondokusuman dan Wirobrajan Jumlah penduduk Jumlah sampel *) No Kecamatan 1 Gondokusuman 13664 55 2 Wirobrajan 7123 29 20787 84 Total Jumlah dan distribusi sampel di Kelurahan Demangan dan Baciro Jumlah Jumlah sampel *) No Kelurahan penduduk 1 Demangan 2696 22 2 Baciro 4392 33 7088 55 Total Jumlah dan distribusi sampel di Demangan RW 2 dan RW 8 Jumlah Jumlah sampel No RW Kepala Keluarga 1 RW 2 134 7 2 RW 8 263 15 397 22 Total Jumlah dan distribusi sampel Baciro RW 2 dan RW 8 Jumlah Jumlah sampel No RW Kepala Keluarga 1 RW 2 91 17 2 RW 8 87 16 178 33 Total Jumlah dan distribusi sampel di Kelurahan Wirobrajan dan Pakuncen Jumlah Jumlah sampel No Kelurahan penduduk *) 1 Wirobrajan 2256 13 2 Pakuncen 2600 16 4856 29 Total Jumlah dan distribusi sampel di Wirobrajan RW 2 dan RW 8 Jumlah Jumlah sampel No RW Kepala Keluarga 1 RW 2 125 6 2 RW 8 140 7 256 13 Total Jumlah dan distribusi sampel di Pakuncen RW 2 dan RW 8 Jumlah Jumlah sampel No RW Kepala Keluarga 1 RW 2 269 10 2 RW 8 149 6 418 16 Total
132
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
133
Lampiran 19. Data responden NO
Daerah
Nama
Usia
SP
JA
JA RT
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan Keluarga
1
Sogan I
X1
34
Kawin
2
7
Tamat SMK
Petani
<1.500.000
2
X2
30
Kawin
3
5
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
3
X3
39
Kawin
3
5
Tamat SLTA
Buka Warung
<1.500.000
4
X4
25
Kawin
1
8
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
1.500.000-2.500.000
5
X5
35
Kawin
2
6
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
6
X6
33
Kawin
2
4
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000 1.500.000-2.500.000
7
Sogan 2
X7
35
Kawin
2
4
Tamat PT S1
Guru
8
X8
46
Kawin
3
3
Tamat PT S1
Swasta
<1.500.000
9
X9
43
Kawin
3
5
Tamat PT S1
Guru
2.500.000-3.500.00
10
X10
33
Kawin
2
7
Tamat PT S1
Swasta
1.500.000-2.500.000
11
X11
37
Kawin
2
4
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
2.500.000-3.500.00
12
X12
30
Kawin
2
4
Tamat SLTP
Pedagang
1.500.000-2.500.000
13
X13
40
Kawin
3
5
Tamat SLTP
Swasta
<1.500.000
14
X14
33
Kawin
1
8
Tamat D3
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
15
X15
43
Kawin
2
4
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
1.500.000-2.500.000
16
X16
41
Kawin
2
6
TamatSLTA
Wiraswasta
<1.500.000
17
X17
58
Kawin
3
8
Tamat D3
Bidan
1.500.000-2.500.000
18
X18
42
Kawin
1
3
TamatSLTA
Ibu Rumah Tangga
2.500.000-3.500.00
19
Durungan
X19
53
Kawin
3
7
Tamat PT S1
PNS
>3.500.000
20
Beji
X20
29
Kawin
2
4
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
21
X21
36
Kawin
2
5
Tamat D2
PNS
2.500.000-3.500.00
22
X22
42
Kawin
2
5
Tamat SD
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
23
X23
37
Kawin
2
4
Tamat D3
Ibu Rumah Tangga
1.500.000-2.500.000
24
X24
41
Kawin
3
4
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
25
X25
27
Kawin
1
3
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
26
X26
33
Kawin
2
4
Tamat SLTA
Kerja di Apotek
1.500.000-2.500.000
27
X27
59
Kawin
3
5
Tamat SLTA
Guru PNS
1.500.000-2.500.000
28
X28
41
Kawin
2
4
Tamat PT S1
PNS
1.500.000-2.500.000
29
X29
41
Kawin
2
5
Tamat SLTA
Salon
1.500.000-2.500.000
30
X30
41
Kawin
2
10
Tamat D3
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
134
NO
Daerah
Nama
Usia
SP
JA
JA RT
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan Keluarga
31
Beji
X31
46
Kawin
2
8
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
32
X32
46
Kawin
2
5
Tamat SLTA
Pedagang
<1.500.000
33
X33
59
Kawin
5
5
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
34
X34
47
Janda
3
4
Tamat PT S1
PNS
<1.500.000
35
X35
30
Kawin
0
3
Tamat PT S1
Wiraswasta
1.500.000-2.500.000
36
X36
34
Kawin
2
8
Tamat PT S1
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
37
X37
48
Kawin
3
8
Tamat SLTP
Petani
<1.500.000
38
X38
21
Kawin
1
4
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
39
X39
32
Kawin
2
5
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000 <1.500.000
40
Ngangin2x
X40
37
Kawin
2
4
Tamat SD
Ibu Rumah Tangga
41
X41
33
Kawin
2
5
Tamat SLTA
Petani
<1.500.000
42
X42
48
Kawin
2
5
IKIP
Guru
1.500.000-2.500.000
X43
50
Kawin
1
4
Tamat SLTA
Guru
1.500.000-2.500.000
X44
35
Kawin
2
8
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
X45
40
Kawin
3
5
Tamat SD
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
46
X46
41
Kawin
2
4
Tamat SLTA
Petani
<1.500.000
47
X47
52
Kawin
6
6
Tamat SD
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
48
X48
52
Kawin
3
3
Tamat SLTP
Pedagang
<1.500.000
49
X49
35
Kawin
3
5
Tamat SD
Petani
<1.500.000
50
X50
30
Kawin
3
5
Tamat SD
Petani
<1.500.000
X51
58
Kawin
3
7
Tamat PT D3
Pensiunan
>3.500.000
52
X52
42
Kawin
3
5
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
53
X53
27
Kawin
1
5
Tamat PT S1
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
54
X54
36
Janda
1
3
Tamat PT S1
Guru PNS
>3.500.000
55
X55
38
Kawin
1
5
Tamat SLTA
Wiraswasta-warung
<1.500.000
56
X56
45
Kawin
3
4
Tamat SLTA
Pedagang
2.500.000-3.500.000
57
X57
37
Kawin
1
5
Tamat SLTA
Swasta
1.500.000-2.500.000
58
X58
31
Kawin
2
4
Tamat SD
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
59
X59
34
Kawin
1
5
Tamat PT S1
Swasta (RS)
1.500.000-2.500.000
60
X60
48
Kawin
2
4
Tamat PT S1
Penjahit
<1.500.000
61
X61
53
Kawin
3
4
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
1.500.000-2.500.000
X62
39
Kawin
2
4
Tamat PT S1
Ibu Rumah Tangga
>3.500.000
43
Dlingo
Penjalin
44 45
51
62
Dukuh
Baciro 2
Baciro 8
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
NO
Daerah
135
Nama
Usia
SP
JA
JA RT
Pendidikan
Pekerjaan
X63
57
Kawin
1
5
Tamat PT D3
Pensiunan
1.500.000-2.500.000
X64
52
Kawin
4
4
Akademi
Tamat D3
1.500.000-2.500.000
65
X65
49
Kawin
2
5
Tamat PT S1
Ibu Rumah Tangga
2.500.000-3.500.000
66
X66
51
Kawin
3
6
Tamat PT D3
Wiraswasta-buat kue
2.500.000-3.500.000
67
X67
48
Kawin
4
7
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
68
X68
31
Kawin
2
4
Tamat PT D3
Ibu Rumah Tangga
1.500.000-2.500.000
69
X69
35
Kawin
3
5
Akademi
Ibu Rumah Tangga
1.500.000-2.500.000
70
X70
42
Kawin
2
5
Tamat PT S1
Wiraswasta
2.500.000-3.500.000
72
X71
48
Kawin
3
3
Akademi
Ibu Rumah Tangga
1.500.000-2.500.000 1.500.000-2.500.000
63 64
71
Baciro 8
Demangan 2
Pendapatan Keluarga
X72
32
Kawin
1
3
Tamat SLTA
Jualan
73
X73
43
Kawin
2
4
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
74
X74
39
Kawin
3
5
Tamat PT S1
PNS
1.500.000-2.500.000
75
X75
33
Kawin
1
3
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
76
X76
37
Kawin
1
3
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
1.500.000-2.500.000
77
X77
51
Kawin
1
3
Akademi
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
X78
31
Kawin
3
5
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
X79
48
Kawin
3
5
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
80
X80
36
Kawin
3
5
Tamat PT D3
Karyawan Swasta
2.500.000-3.500.000
81
X81
55
Kawin
3
5
Tamat SPG
Jualan di Kantin
<1.500.000
82
X82
32
Kawin
3
7
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
1.500.000-2.500.000
83
X83
40
Kawin
4
6
Tamat SLTA
Pedagang
<1.500.000
84
X84
34
Kawin
2
9
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
85
X85
36
Kawin
2
5
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
86
X86
38
Kawin
2
4
Tamat SLTP
Karyawan Swasta
<1.500.000
87
X87
32
Kawin
2
4
Tamat PT S1
Staf Notaris
2.500.000-3.500.000
88
X88
27
Kawin
1
5
Tamat SLTP
Rumah Makan
<1.500.000
89
X89
40
Kawin
1
6
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
2.500.000-3.500.000
90
X90
48
Kawin
3
5
Tamat SD
Wiraswata
<1.500.000
91
X91
36
Kawin
3
2
Tamat SLTA
Warung
1.500.000-2.500.000
92
X92
37
Kawin
3
6
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
<1.500.000
93
X93
36
Kawin
3
6
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
1.500.000-2.500.000
X94
25
Kawin
1
3
Tamat SLTP
Pedagang
<1.500.000
78 79
94
Demangan 8
Pakuncen 2
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
NO
Daerah
X107
Usia
SP
JA
JA RT
Pendidikan
Pekerjaan
X95
27
Kawin
1
3
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
X96
31
Kawin
2
4
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
97
X97
52
Kawin
5
5
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
98
X98
44
Kawin
4
10
Tamat PT S1
Guru PNS
99
X99
54
Kawin
4
4
Tamat SD
Ibu Rumah Tangga
100
X100
46
Kawin
5
7
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
101
X101
38
Kawin
6
10
Tamat PT S1
Warung
102
X102
27
Kawin
1
7
Tamat SLTP
Ibu Rumah Tangga
103
X103
59
Kawin
2
3
Tamat SLTA
Di Pariwisata
95 96
104
Pakuncen 2
X104
44
Kawin
1
9
Tamat SLTA
Wiraswasta
105
X105
47
Kawin
4
6
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
106
X106
31
Kawin
3
8
Tamat SLTA
Wiraswasta
107
X108
55
Kawin
5
3
Tidak Tamat SD*
Wiraswasta
108
X109
41
Kawin
2
3
Tamat SLTA
Wiraswasta
109
X110
26
Kawin
0
3
Tamat PT D3
Wiraswasta
110
Pakuncen 8
X111
40
Janda
0
3
Tamat SMK
Tidak Bekerja
111
X112
45
Kawin
1
3
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
112
X113
27
Kawin
1
4
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
113
X114
42
Kawin
2
4
Tamat SD
Ibu Rumah Tangga
114
X115
37
Kawin
1
3
Tamat SD
Ibu Rumah Tangga
115
X116
47
Kawin
3
5
Tamat SLTA
PNS Ibu Rumah Tangga
116
Wirobrajan 2
X117
50
Kawin
2
4
Tamat PT D3
117
Wirobrajan 8
X118
44
Kawin
3
4
Tamat SLTP
Wiraswasta
118
X119
34
Kawin
2
9
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
119
X120
40
Kawin
3
4
Tamat PT S1
Guru TK
120
X121
39
Kawin
2
4
Tamat SLTA
Ibu Rumah Tangga
121
X122
27
Kawin
0
6
Tamat SLTA
Wiraswasta
122
X123
49
Kawin
3
5
Tamat PT S1
Guru
136
Pendapatan Keluarga <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 >3.500.000 <1.500.000 <1.500.000 1.500.000-2.500.000 <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 1.500.000-2.500.000 1.500.000-2.500.000 <1.500.000 2.500.000-3.500.000 1.500.000-2.500.000 <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 <1.500.000 1.500.000-2.500.000
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
137
Lampiran 20. Pedoman Wawancara Pedoman Wawancara untuk Ibu-ibu dalam Swamedikasi Menggunakan Vitamin Petunjuk Bagi Pewawancara 1.
Pelajari pedoman wawancara sebelum melakukan wawancara dengan responden
2.
Pada awal wawancara, pewawancara haruslah memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan wawancara, dan prosedur wawancara
3.
Izin kepada responden jika menggunakan alat perekam
4.
Pada akhir wawancara, teliti kembali pertanyaan-pertanyaan, apakah ada yang terlewat, dan jangan lupa mengucapkan terima kasih
Urut-urutan Kegiatan dan Alokasi Waktu 1. Perkenalan dan pemanasan
: 5 menit
2. Wawancara a. Karakteristik Responden
: 5 menit
b. Pendapat tentang swamedikasi
: 10 menit
c. Pengetahuan tentang penggunaan produk vitamin
: 15 menit
d. Kesesuaian penggunaan produk produk vitamin
: 20 menit:
3. Rangkuman dan Penutup
: 5 menit
Total waktu yang diperlukan
: 60 menit
Uraian dan daftar Pertanyaan 1. Perkenalan dan pemanasan (5 menit) Pewawancara memperkenalkan diri 1) Mengucapkan terima kasih pada responden atas waktu dan kesediaannya menjadi responden 2) Menerangkan tujuan wawancara antara lain ingin menggali/ meminta pendapat, pandangan, komentar, ide-ide dari responden tentang swamedikasi terhadap penggunaan produk vitamin 3) Menerangkan sifat wawancara yaitu bahwa semua jawaban responden adalah benar, tidak ada yang salah dan semua komentar baik positif maupun negatif dapat diutarakan dan diterima
138
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Menerangkan Prosedur wawancara : 1. Wawancara bersifat informal, responden boleh menginterupsi 2. Pembicaraan akan direkam dan diacatat, semua jawaban dirahasiakan dan hanya dipakai untuk kepentingan penelitian 3. Menerangkan perkiraan lamanya wawancara 2. Wawancara a. Karakteristik Responden (5 menit) 1. Nama
: ………………………………
2. Usia
: ……………………………....
3. Alamat (Desa/kelurahan tempat tinggal): …………………... …………………………….... 4. Status Pernikahan
5. Jumlah Anak (umur)
:(
) Kawin
(
) Janda
: ……………………………...
6. Jumlah anggota rumah tangga:……………………………… ( semua yang tinggal dirumah tersebut) 7. Pendidikan
:( ) Tamat SD ( ) Tamat SLTP ( ) Tamat SLTA ( ) Tamat PT (D1/D2/D3/D4/S1/S2/S3)
8. Pekerjaan
:( ) Ibu Rumah Tangga / tidak bekerja ( ) Petani / Nelayan Lain-lain, sebutkan………….
9. Pendapatan keluarga / bulan : Penghasilan per bulan (suami+istri) ( ) Kurang dari Rp1.500.000,00 ( ) Antara Rp.1.500.000,00-Rp.2.500.000,00 ( ) Antara Rp.2.500.000,00-Rp.3.500.000,00 ( ) Diatas Rp 3.500.000,00 b. Pendapat tentang swamedikasi (10 menit) 1. Jika
ibu
atau
anggota
keluarga
ibu
menderita
(contohnya:“flu”,batuk,demam) apa yang ibu lakukan?
sakit
ringan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
139
2. Apakah yang ibu ketahui tentang swamedikasi/pengobatan sendiri ? 3. Mengapa ibu melakukan pengobatan sendiri? Apa pertimbangannya? 4. Menurut ibu penyakit seperti apakah yang dapat dilakukan pengobatan sendiri? 5. Selama 1 bulan terakhir ini, sudah berapa kali ibu melakukan pengobatan sendiri? 6. Biasanya ibu melakukan pengobatan sendiri untuk siapa? (diri sendiri atau anggota keluarga yang lain)? 7. Apakah keuntungannya melakukan pengobatan sendiri? 8. Apakah kerugian melakukan pengobatan sendiri? 9. Menurut ibu, apakah pengobatan yang ibu lakukan selama ini sudah cukup efektif atau memuaskan? 10. Bila ibu melakukan pengobatan sendiri dan ternyata hasilnya tidak membaik, apa yang ibu lakukan selanjutnya? c. Pengetahuan tentang produk vitamin secara umum (15 menit) 1. Apa saja yang Ibu ketahui tentang produk vitamin ? 2. Mengapa ibu atau keluarga mengkonsumsi produk vitamin? 3. Keadaan seperti apa yang membuat Ibu atau keluarga mengkonsumsi vitamin? 4. Darimana Ibu mendapatkan informasi tentang produk produk vitamin? 5. Menurut ibu apakah iklan produk produk vitamin di media massa mempunyai pengaruh pada ibu? Pengaruh yang bagaimana? 6. Bagaimana ibu menyikapi iklan produk produk vitamin di media massa? d. Kesesuaian Penggunaan produk produk vitamin (20 menit) 1. Vitamin apa yang paling sering Ibu atau keluarga konsumsi ? 2. Dalam satu bulan berapa kali ibu atau keluarga mengkonsumsi produk produk vitamin tersebut? 3. Siapa saja dalam keluarga Ibu yang menggunakan produk produk vitamin? 4. Apa merk produk produk vitamin yang sering digunakan dalam keluarga Ibu? 5. Apa alasan ibu memilih produk produk vitamin tersebut? 6. Darimana Ibu mendapatkan informasi tentang produk produk vitamin tersebut? 7. Dimana Ibu biasa membeli produk produk vitamin yang Ibu gunakan? 8. Apa alasan Ibu membeli produk produk vitamin ditempat tersebut?
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
140
9. Ketika Ibu membeli ditempat tersebut, pernahkah Ibu mendapat bantuan dalam memilihkan produk produk vitamin yang sesuai untuk Ibu atau keluarga dari penjual obat? 10. Informasi apa saja yang diberikan penjual obat? 11. Apakah informasi produk produk vitamin yang Ibu beli sesuai dengan apa yang Ibu harapkan? 12. Apakah Ibu paham mengenai informasi yang diberikan oleh penjual obat? 13. Jika Ibu tidak paham atas informasi yang diberikan, tindakan apa yang Ibu lakukan? 14. Pertimbangan apa saja yang ibu lakukan dalam memilih vitamin? 15. Apakah ibu atau anggota keluarga yang menggunakan produk produk vitamin menderita penyakit lain? (bila punya penyakit lain, obat apa yang sedang digunakan, apa efek sampingnya) 16. Apakah Ibu membeli obat tersebut dalam kemasan utuh lengkap dengan informasinya (seperti isi produk produk vitamin, aturan pakai,dosis, efek samping)? 17. Apakah Ibu membaca informasi dari produk produk vitamin sebelum menggunakannya? 18. Informasi apa saja yang Ibu baca? 19. Apakah Ibu paham dan mengerti mengenai informasi yang Ibu baca? 20. Menurut pengalaman ibu apakah pemberian produk vitamin tersebut memberikan efek yang ibu harapkan? 21. Apakah ibu menyimpan produk produk vitamin di rumah? Bagaimana cara penyimpanannya? 22. Informasi apa saja yang seharusnya perlu ibu ketahui untuk menggunakan produk produk vitamin? 3. Rangkuman dan Penutup 1) Memberikan kesempatan responden untuk bertanya 2) Mengklarifikasikan jawaban –jawaban yang kurang jelas 3) Mengucapkan terimaka kasih
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
141
Lampiran 21. Hasil Wawancara No
A 1
2
3
Pernyataan
Pendapat tentang swamedikasi Jika ibu atau anggota keluarga ibu menderita sakit ringan (contohnya:“flu”,batuk,demam) apa yang ibu lakukan? Jawaban 1 : Membeli obat di warung Jawaban 2 : Membeli obat di apotek Jawaban 3 : Membeli vitamin Jawaban 4 : Membeli vitamin+obat di apotek Jawaban 5 : Menggunakan obat tradisional Jawaban 6 : Membeli obat bebas di warung / apotek Jawaban 9 : Berobat ke Puskesmas Jawaban 10 : Berobat ke Bidan Jawaban 11 : Berobat ke Dokter Apakah yang ibu ketahui tentang swamedikasi/pengobatan sendiri ? Jawaban 1 : Pertolongan pertama dengan menggunakan obat tradisional Jawaban 2 : Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di warung Jawaban 3 : Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di warung dan obat tradisional Jawaban 4 : Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di apotek Jawaban 5 : Pengobatan dengan membeli obat yang dijual di apotek dan obat tradicional Jawaban 6 : Pengobatan dengan membeli obat bebas Jawaban 7 : Pengobatan dengan membeli obat bebas dan obat tradisional Jawaban 8 : Pengobatan yang dilakukan sendiri untuk mengatasi gejala-gejala dari penyakit ringan Jawaban 9 : Pengobatan tanpa tenaga medis Mengapa ibu melakukan pengobatan sendiri? Apa pertimbangannya? Jawaban 1 : Lebih cepat (menghemat waktu) Jawaban 2 : Meringankan rasa sakit dan lebih cepat (menghemat waktu) Jawaban 3 : Lebih murah Jawaban 4 : Lebih murah dan cepat (menghemat waktu) Jawaban 5 : Lebih aman (tidak ada efek samping) Jawaban 6 : Lebih aman (tidak ada efek samping) dan lebih murah Jawaban 7 : Lebih murah, lebih cepat dan lebih aman
N
Presentase (%)
38 31 5 12 9 13 9 3 2
31,1 25,4 4,1 9,8 7,4 10,7 7,4 2,5 1,6
29
23,8
22
18,0
10
8,2
20
16,4
8
6,5
9 4
4,9 3,3
15
12,3
5
4,1
7 21
5,7 17,2
19 17 9 10
15,6 13,9 7,4 8,2
2
1,6
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
No
4
5
6
7
142
Pernyataan
N
Presentase (%)
Jawaban 8 :Mencegah dan mengantisipasi gejala Jawaban 9 : kalau langsung ke dokter dikasi antibiotik yang dapat merusak kekebalan tubuh Jawaban 10 : Merupakan pertolongan pertama dan masih penyakit ringan Jawaban 11 : Kalo obat warung takut kadaluarsa, dokter sekarang banyak yang salah analisa ,takut kecanduan obat di RS prosedurnya panjang Menurut ibu penyakit seperti apakah yang dapat dilakukan pengobatan sendiri? Jawaban 1: Batuk, sakit kepala, flu, demam Jawaban 2 : Flu Jawaban 3 : Flu dan sakit kepala Jawaban 4 : Perut sakit, sakit kepala demam Jawaban 5 : Batuk, pilek, sakit perut Jawaban 6 : Flu dan demam Jawaban 7 : Flu, batuk, dan kelelahan Jawaban 8 : Flu, batuk, dan luka ringan Jawaban 9 : Diare ringan Selama 1 bulan terakhir ini, sudah berapa kali ibu melakukan pengobatan sendiri? Jawaban 1 : tidak pernah Jawaban 2 : 1 kali Jawaban 3 : 2 kali Jawaban 4 : 4-5 kali Jawaban 5 : 20 kali (sering) Biasanya ibu melakukan pengobatan sendiri untuk siapa? (diri sendiri atau anggota keluarga yang lain)? Jawaban 1 : anak-anak Jawaban 2 : ibu Jawaban 3 : anak-anak dan bapak Jawaban 4 : anak-anak dan ibu Jawaban 5 : bapak dan ibu Jawaban 6 : anak,bapak dan ibu Jawaban 7 : satu keluarga Apakah keuntungannya melakukan pengobatan sendiri? Jawaban 1 : Lebih murah Jawaban 2 : Lebih murah dan lebih aman Jawaban 3 : Lebih murah dan lebih cepat (menghemat waktu) Jawaban 4 : Lebih murah, lebih cepat, lebih aman Jawaban 5 : Lebih praktis Jawaban 6 : Dapat untuk pencegahan(vitamin)
6 2
5,0 1,6
28
23,0
1
0,8
53 27 10 7 6 6 5 4 4
43,4 22,1 8,2 5,7 4,9 4,9 4,1 3,3 3,3
44 52 16 5 5
36,1 42,6 13,1 4,1 4,1
14 12 2 7 14 10 63
11,5 9,9 1,6 5,7 11,5 8,2 51,6
36 16 53 5 5 7
29,5 13,1 43,4 4.1 4,1 5,7
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
No
8
9
10
B 1
2
Pernyataan
Apakah kerugian melakukan pengobatan sendiri? Jawaban 1 : Tidak ada Jawaban 2 : Obat yang dibeli tidak sesuai dengan penyakitnya Jawaban 3 : Lebih mahal Jawaban 4 : Semakin banyak minum obat kimia semakin banyak racun yang masuk dalam tubuh Jawaban 5 : Lebih repot menyiapkan bahan-bahannya, kurang higienis Jawaban 6 : Bukan tenaga medis sehingga tidak tahu resiko yang akan terjadi Menurut ibu, apakah pengobatan yang ibu lakukan selama ini sudah cukup efektif atau memuaskan? Jawaban 1 : Cukup efektif, penyakit ringan dapat sembuh Jawaban 2 : Belum memuaskan karena hanya meringankan tidak menyembuhkan Jawaban 3 : Kadang-kadang sembuh tetapi kadang-kadang tidak sembuh Bila ibu melakukan pengobatan sendiri dan ternyata hasilnya tidak membaik, apa yang ibu lakukan selanjutnya? Jawaban 1 : Dibawa ke Puskesmas Jawaban 2 : Dibawa ke dokter Jawaban 3 : Dibawa ke bidan Pengetahuan tentang produk vitamin secara umum Apa saja yang Ibu ketahui tentang vitamin ? Jawaban 1 : Vitamin adalah zat yang diperlukan tubuh, Macam-macam vitamin*, fungsi vitamin secara umum* dan beberapa merk produk vitamin (12) Jawaban 2 : Vitamin dapat membantu mencukupi kebutuhan gizi, Macam-macam vitamin*, dan fungsi vitamin secara umum* (8) Jawaban 3 : Macam-macam vitamin*, fungsi vitamin secara umum*,dan beberapa merk vitamin (22) Jawaban 4 : Macam-macam merk vitamin dan Fungsi produk vitamin (80) * macam dan fungsi vitamin secara umum vitamin A (untuk kesehatan mata) vitamin B (mencegah beti-beri), vitamin C (mencegah gusi berdarah ), vitamin D (pertumbuhan tulang) Mengapa ibu atau keluarga mengkonsumsi produk vitamin? Jawaban 1 : Menjaga kesehatan Jawaban 2 : Memulihkan kondisi tubuh Jawaban 3 : Menjaga kesehatan tubuh, perkembangan anak dan nafsu makan Jawaban 4 : Membantu mencerdaskan anak dan meningkatkan daya tahan tubuh
143
N
Presentase (%)
89 16 8 3
72,9 13,1 6,5 2,5
3
2,5
3
2,5
109 9
89,3 7,4
4
3,3
25 92 5
20,5 75,4 4,1
12
9,8
8
6,6
22
18,0
80
65,6
46 6 8
37,7 4,9 6,6
5
4,1
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
No
3
4
5
144
Pernyataan
N
Presentase (%)
Jawaban 5 : Meningkatkan daya tahan tubuh/pencegahan penyakit Jawaban 6 : Meningkatkan daya tahan tubuh dan menambah nafsu makan Jawaban 7 : Mencukupi kebutuhan gizi (menunjang pola makan) dan meningkatkan daya tahan tubuh Jawaban 8 : Menjaga kesehatan tulang Jawaban 9 : Mengurangi rasa capai Jawaban 10 : Sakit Keadaan seperti apa yang membuat Ibu atau keluarga mengkonsumsi vitamin? Jawaban 1 : Saat sehat Jawaban 2 : Saat kondisi badan menurun Jawaban 3 : Saat banyak kegiatan/aktivitas Jawaban 4 : Sehat dan saat kondisi badan menurun Jawaban 5 : Saat kondisi badan menurun dan tidak ada nafsu makan Jawaban 6 : Saat tidak ada nafsu makan Jawaban 7 : Saat sakit Jawaban 8 : Saat hamil Darimana Ibu mendapatkan informasi tentang produk produk vitamin? Jawaban 1 : iklan TV Jawaban 2 : iklan TV dan tenaga kesehatan Jawaban 4 : iklan TV dan media cetak Jawaban 5 : iklan TV, media cetak dan penyuluhan kesehatan Jawaban 7 : iklan TV dan teman Jawaban 6 : teman/saudara Jawaban 7 : Apotek Menurut ibu apakah iklan produk produk vitamin di media massa mempunyai pengaruh pada ibu? Pengaruh yang bagaimana? Jawaban 1 : punya pengaruh, jadi ingin mencoba produk vitamin dan mineral yang lain Jawaban 2 : punya pengaruh, jadi bingung dalam memilih produk vitamin dan mineral yang baik Jawaban 3 : punya pengaruh, jadi menambah informasi tentang produk vitamin dan mineral Jawaban 4 : tidak mempunyai pengaruh Jawaban 5 : ibu tidak terpengaruh tetapi anak jadi terpengaruh ingin membeli produk Jawaban 6 : sedikit terpengaruh, tapi takut kalo iklan tidak benar
27
22,1
16
13,1
8
6,6
2 2 2
1,6 1,6 1,6
61 34 6 5 5
50,0 27,9 4,9 4,1 4,1
5 5 1
4,1 4,1 0,8
64 12 23 8 2 10 3
52,5 9,8 18,8 6,6 1,6 8,2 2,4
22
18,0
8
6,5
27
22,1
57 6
46,7 4,9
2
1,6
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
No
6
7
8
9
10
Pernyataan
Bagaimana ibu menyikapi iklan produk produk vitamin di media massa? Jawaban 1 : tetap plih-pilih (selektif) Jawaban 2 : tidak tertarik dengan iklan Jawaban 3 : biasa saja Jawaban 4 : bagus,tetapi terkadang terlalu berlebihan Jawaban 5 : positif, karena dapat menambah pengetahuan Vitamin apa yang paling sering Ibu atau keluarga konsumsi ? Jawaban 1: Multivitamin Jawaban 2 : Mulltivitamin dan mineral Jawaban 3 : Vitamin tunggal Jawaban 4 : Vitamin tunggal dan mineral Dalam satu bulan berapa kali ibu atau keluarga mengkonsumsi produk produk vitamin tersebut? Jawaban 1 : Setiap hari (satu kali sehari) Jawaban 2 : 3-5 kali dalam sebulan Jawaban 3 : Saat kondisi badan menurun Jawaban 4 : 10 kali dalam sebulan Jawaban 5 : 12 kali dalam sebulan Jawaban 6 : 15-20 kali dalam sebulan Jawaban 7 : Belum tentu tiap bulan membeli, kalau ada uang saja baru membeli produk vitamin Jawaban 8 : Setiap hari (dua kali sehari) Jawaban 9 : 1 kali dalam sebulan Jawaban 9 : 8 kali dalam sebulan Jawaban 10 : Saat sakit Jawaban 11 : Saat nafsu makan turun Jawaban 12 : Selama hamil Siapa saja dalam keluarga Ibu yang menggunakan produk produk vitamin? Jawaban 1 : Anak-anak Jawaban 2 : Ibu Jawaban 3 : Anak, bapak dan ibu Jawaban 4 : Ibu dan bapak Jawaban 5 : Bapak Jawaban 6 : Anak-anak dan ibu Anak-anak Apa merk produk produk vitamin yang sering digunakan dalam keluarga Ibu? Jawaban 1 : Sakatonik ABC Jawaban 2 : Vitamin C IPI Jawaban 3 : Cerebrovit Jawaban 4 : Fitkom Jawaban 5 : Vita CG dari CNI
145
N
Presentase (%)
53 9 44 8 7
43,4 7,4 36,1 6,6
42 42 21 17
34,4 34,4 17,3 13,9
37 21 12 9 9 9 7
30,3 17,2 9,8 7,4 7,4 7,4 5,7
5 4 4 2 2 1
4,1 3,3 3,3 1,6 1,6 0,8
60 21 20 12 6 3 60
49,2 17,2 16,4 9,8 4,9 2,5 49,2
4 13 3 3 1
3,3 10,6 2,4 2,4 0,8
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
No
11
Pernyataan
Jawaban 6 : Scoot Emmulsion Jawaban 7 : Hemaviton action Jawaban 8 : Enervonce Jawaban 9 : CDR Jawaban 10 : CDR Fortos Jawaban 11 : Biolysin Jawaban 12 : Cal-OS Jawaban 13 : Cerebrofort Jawaban 14 : Redoxon Jawaban 15 : Sangobion Jawaban 16 : Natur E Jawaban 17 : Penambah Nafsu Makan Jawaban 18 : Calsium Sandoz Jawaban 19 : Curcuma Plus Jawaban 20 : U C 1000 Jawaban 21 : Bioneuron Jawaban 22 : Xonce Jawaban 24 : Curcuma Plus Emmulsion Jawaban 25 : Fatigon Jawaban 26 : Tonikum Bayer Jawaban 27 : Vitacimin Jawaban 28 : Supradyn + Ester C Jawaban 29 : Vitamin A IPI Jawaban 30 : Calcidol Jawaban 31 : Beroca Jawaban 32 : Anabion Jawaban 33 : Caviplex Jawaban 34 : Neurovit E Jawaban 35 : Champ M Jawaban 36 : Curvit Jawaban 37 : Neurobion Jawaban 38 : Sakatonik liver Apa alasan ibu memilih produk produk vitamin tersebut? Jawaban 1 : Sudah cocok, kegunaaanya terasa Jawaban 2 : Rasanya disukai, kegunaannya terasa Jawaban 3 : Sudah cocok, harga terjangkau, mudah didapat Jawaban 3 : Komposisi lengkap Jawaban 4 : Rasanya disukai anak-anak, harganya terjangkau Jawaban 5 : Rasanya disukai anak-anak, bentuk sediaan unik Jawaban 6 : Sudah cocok, bentuk sediaan cair Jawaban 7 : Dosis kecil Jawaban 8 : Dianjurkan dokter
146
N
Presentase (%)
9 3 8 8 1 4 1 2 13 6 3 1 1 11 2 1 1 4 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2
7,4 2.4 6.5 6.5 0,8 1,6 0,8 1,6 9.0 4,9 2,4 0,8 0,8 9,0 1,6 0,8 0,8 3,3 0,8 2,4 1,6 0,8 1,6 0,8 1,6 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 1,6
68 16 12 9 5 4 3 3 2
55,7 13,1 9,8 7,4 4,1 3,3 2,5 2,5 1,6
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
12
Darimana Ibu mendapatkan informasi tentang produk produk vitamin tersebut? Jawaban 1 : Iklan TV Jawaban 2 : Iklan TV dan orang lain Jawaban 3 : Iklan TV dan media cetak Jawaban 4 : iklan media cetak dan orang lain Jawaban 5 : Iklan media cetak Jawaban 6 : Orang lain (teman,saudara,tenaga kesehatan) Dimana Ibu biasa membeli produk produk vitamin yang Ibu gunakan? Jawaban 1 : Apotek Jawaban 2 : Supermarket Jawaban 3 : Pasar Jawaban 4 : Toko obat Jawaban 5 : Agen produk vitamin Apa alasan Ibu membeli produk produk vitamin ditempat tersebut? Jawaban 1 : Apotek : Kualitas terjamin Mengerti tentang obat dan kualitas terjamin Hemat waktu dan kualitas terjamin Hemat waktu karena dekat dari rumah Murah Jawaban 2 : Supermarket : Hemat waktu karena dekat dari rumah Kepraktisan Jawaban 3 : Lain-lain : Lebih Murah Kepraktisan Tidak dijual secara umum sehinggga lewat agen Ketika Ibu membeli ditempat tersebut, pernahkah Ibu mendapat bantuan dalam memilihkan produk produk vitamin yang sesuai untuk Ibu atau keluarga dari penjual obat? Jawaban 1: tidak mendapat bantuan karena langsung mengambil sendiri produk vitamin Jawaban 2: tidak pernah mendapat bantuan karena langsung memilih merk produk vitamin Jawaban 3: dibantu dalam memilihkan produk vitamin Informasi apa saja yang diberikan penjual obat? Jawaban 1 : tidak ada informasi yang diberikan Jawaban 2 : aturan pakai Jawaban 3 : aturan pakai dan komposisi Jawaban 4 : aturan pakai dan kegunaan
13
14
15
16
147
N
Presentase (%)
48 12 10 3 4 45
39,30 9,80 8,20 2,50 3,30 36,90
102 14 2 2 2
84,4 11,5 1,6 1,6 1,6
77 13 6 3 3 7 7 3 1 2
63,1 10,7 4,9 2,5 2,5 5,7 5,7 2,5 0,8 1,6
11
9,0
80
65,6
31
25,4
90 18 4 10
73,8 14,7 8,2 3,3
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
17
Apakah informasi produk produk vitamin yang Ibu beli sesuai dengan apa yang Ibu harapkan? Jawaban 1 : tidak ada informasi yang diberikan Jawaban 2 : sudah sesuai yang diharapkan Jawaban 3 : tidak, seharusnya diberi tahu tentang informasi yang diperlukan seperti aturan pakai, kegunaan Apakah Ibu paham mengenai informasi yang diberikan oleh penjual obat? Jawaban 1 : Membaca informasi Jawaban 2 : Tidak membaca informasi Jawaban 3 : Tidak dibaca karena tidak ada informasinya Jika Ibu tidak paham atas informasi yang diberikan, tindakan apa yang Ibu lakukan? Jawaban 1: tidak ada informasi yang diberikan Jawaban 2 : bertanya Pertimbangan apa saja yang ibu lakukan dalam memilih vitamin? Jawaban 1 : kegunaan Jawaban 2 : kegunaan ,bentuk dan rasa vitamin Jawaban 3: kegunaan dan kualitas vitamin (nama pabrik terjamin) Jawaban 4 : kegunaan dan harganya terjangkau Jawaban 5 : komposisi, harga dan kegunaan vitamin bagi tubuh Jawaban 6 : komposisi dan kegunaan vitamin Apakah ibu atau anggota keluarga yang menggunakan produk vitamin dan mineral menderita penyakit lain? (bila punya penyakit lain, obat apa yang sedang digunakan, apa efek sampingnya) Jawaban 1: tidak menderita penyakit lain Jawaban 2: maag Jawaban 4: darah rendah Jawaban 5 : asma Apakah Ibu membeli obat tersebut dalam kemasan utuh lengkap dengan informasinya (seperti isi produk vitamin dan mineral, aturan pakai,dosis, efek samping)? Jawaban 1 : kemasan utuh lengkap dengan informasinya Jawaban 2: Kemasan utuh , 1 strip (eceran), tidak ada informasinya Apakah Ibu membaca informasi dari produk vitamin dan mineral sebelum menggunakannya? Jawaban 1 : Membaca informasi Jawaban 2 : Tidak membaca informasi Jawaban 3 : Tidak dibaca karena tidak ada informasinya
18
19
20
21
22
23
148
N
Presentase (%)
55 27 40
45,1 22,1 32,8
115 5 2
94,3 4,1 1,6
103 19
84,4 15,6
33 4 12 51 8 14
27,0 3,3 9,8 41,8 6,6 11,5
115 4 1 1
94,3 3,3 0,8 0,8
115 7
94,3 5,8
115 5 2
94,3 4,1 1,6
149
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
24
Informasi apa saja yang Ibu baca? Jawaban 1 : Komposisi, aturan pakai, kegunaan/indikasi, tanggal kadaluwarsa Jawaban 2 : Aturan pakai, kegunaaan, tanggal kadaluwarsa Jawaban 3 : Komposisi, aturan pakai, kegunaan/indikasi, tanggal kadaluwarsa, tempat penyimpanan Jawaban 4 : Komposisi, aturan pakai, kegunaan/indikasi Jawaban 5 : Aturan pakai, kegunaaan Jawaban 6 : Tanggal kadaluwarsa Jawaban 7 : Aturan pakai, tanggal kadaluwarsa Jawaban 8 : Aturan pakai Jawaban 9 : Aturan pakai, kegunaaan, tanggal kadaluwarsa, tempat penyimpanan Jawaban 10 : Tidak ada informasi yang dibaca Apakah Ibu paham dan mengerti mengenai informasi yang Ibu baca? Jawaban 1 : Paham, kata-kata mudah dimengerti Jawaban 2 : Kurang paham, ada istilah medis Jawaban 3 : Tidak dibaca karena tidak ada informasinya Menurut pengalaman ibu apakah pemberian vitamin dan mineral tersebut memberikan efek yang ibu harapkan? Ya, daya tahan tubuh meningkat (jarang sakit) Ya, badan tidak lemas, lebih segar Ya, rasa lelah jadi berkurang Ya, nafsu makan meningkat Ya, nafsu makan dan daya tahan tubuh meningkat Tidak ada efeknya Ya, daya tahan tubuh meningkat, dan anak menjadi pintar Ya, daya tahan tubuh meningkat, dan gejala flu hilang Ya, sakit jadi lebih cepat sembuh Ya, mata menjadi sehat/membaca jadi terang Sedikit, lebih untuk menjaga kondisi Sedikit, kulit tidak lebih halus Ya, kulit tidak kering, lebih awet muda Apakah ibu menyimpan produk vitamin dan mineral di rumah? Bagaimana cara penyimpanannya? Jawaban 1: ya, diletakkan diatas meja , ditempat sejuk Jawaban 2 : ya, diletakkan didalam lemari (terlindung dari cahaya matahari) Jawaban 3 : ya,di kulkas Jawaban 4 : ya, di kotak obat Jawaban 5 : ya,di toples Jawaban 6 : tidak, langsung habis
25
26
27
N
Presentase (%)
32
26,2
26 14
21,3 11,5
11 11 10 8 5 3
9,0 9,0 8,2 6,6 4,1 2,5
2
2
103 17 2
84,4 14,0 1,6
33 22 15 12 11 9 7 3 3 2 2 2 1
27 18 12 10 9 7 6 3 3 2 2 2 1
29 35
23,7 28,7
25 25 5 3
20,5 20,5 4,1 2,5
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
28
Informasi apa saja yang seharusnya perlu ibu ketahui untuk menggunakan produk vitamin dan mineral? Jawaban 1: komposisi, kegunaan Jawaban 2: komposisi, kegunaan, aturan pakai, efek samping(jika ada) Jawaban 3: komposisi, kegunaan, aturan pakai Jawaban 4: komposisi, kegunaan, aturan pakai, tanggal kadalurasa Jawaban 5 : kegunaan dan aturan pakai Jawaban 6 : kegunaan, aturan pakai, tanggal kadaluarsa Jawaban 7 : kegunaan, aturan pakai, tanggal kadaluarsa, efek samping(jika ada) Jawaban 8: fungsi masing-masing komposisi dan kegunaan Jawaban 9 : aturan pakai
150
N
Presentase (%)
9 8
7,4 6,5
9 25
7,4 20,5
20 24 16
16,4 19,7 13,1
5 6
4,1 4,9
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
151
Lampiran 22. Komposisi , kegunaan dan aturan pakai produk vitamin 1.
Produk Sakatonik ABC®
2.
Vitamin C IPI®
3.
Cerebrovit®
4.
Fitkom®
5.
Vitasigi-F® dari CNI
6.
Scoot Emmulsion®
7.
Hemaviton Action®
8.
Enervon-C®
Komposisi Vit A, Vit B1, vit B2, vit B6, vit B12 , vit C, vit , vit E, Ca pantothenate, nicotinamide Vitamin C IPI 50 mg
Kegunaan Memenuhi kebutuhan vitamin pada anak-anak
Aturan pakai 1 tablet sehari
Untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin C
Ginkgo biloba extr 40 mg, Lglutamic acid 200 mg, vit B1 5 mg, vit B2 2 mg, vit B6 1.5 mcg, vit B12 1.5 mg, vit C 25 mg, Ca pantothenate 2 mg, niacinamide 5 mg, Fe 5 mg, copper 100 mcg, Zn 100 mcg, Mg 3.5 mg, Ca 15 mg, phosphorus 10 mg, Iodine 100 mcg, cobalt 100 mcg. Ca pantothenate 5 mg, nicotinamide 9 mg, vit A 1,000 iu, vit B1 1.4 mg, vit B12 3 mcg, vit B2 1.6 mg, vit B6 2 mg, vit C 60 mg, vit D3 100 iu, vit E mg.
Suplemen vit dan mineral untuk meningkatkan stamina, Gangguan daya ingat, mudah lupa, gangguan konsentrasi.
Pencegahan : 1 tablet sehari, Pengobatan : 2-4 tablet sehari Dosis anak-anak setengah dosis dewasa 1 kapsul/hari
Ester cPlus 50 mg, Kalsium susu komplek 200 mg, magnesium 7,5 mg, fosfor 5 mg, vitamin D 50 IU Cod liver oil 2.94 gr, (vit A 850 iu, vit D 85 iu), Ca hypophosphite 144 mg, Na hypophosphite 72 mg. Vit B1 10 mg, vit B2 2 mg, vit B6 10 mg, vit B12 10 mcg, nicotinamide 20 mg, vit E 30 iu, royal jelly 6 mg, ginseng extr 1,000 mg, Zn 25 mg, damiana 25 extr 25 mg, yohimbe extr 25 mg. Vit B1 50 mg, vit B2 25 mg, vit B6 10 mg, vit B12 5 mcg, vit C 500 mg, niacinamide 50 mg, Ca pantothenate 20 mg.
Memenuhi kebutuhan vitamin terutama pada masa pertumbuhan dan sesudah sembuh dari sakit, pasca operasi. Menambah nafsu makan, anemia, nutrisi jaringan otak. Tablet kunyah untuk membantu pertumbuhan tulang dan gigi Membantu membentuk ketahanan alamiah tubuh dan mencegah kekurangan vit A dan D. Defisiensi vit & mineral. Meningkatkan stamina, vitalitas, & kebugaran. Memelihara kulit dan pertumbuhan rambut. Suplemen pada kehamilan dan laktasi. Meningkatnya kebutuhan vitamin seperti masa hamil, laktasi, pertumbuhan & perkembangan, infeksi, tekanan mental & fisik.
1 tablet/hari
Anak-anak 1xsehari 1 tablet , simpan di tempat sejuk dan kering Anak > 12 tahun :1 sdm 3×/hari 7-12 tahun : 1 sdm 2×/hari 1-6 tahun 1 sdm/hari 2 kapsul/hari
1 tablet/hari
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
9.
CDR®
Ca 250 mg, vit B6 15 mg, vit C 1000mg, vit D 300 IU
10.
CDR Fortos®
Ca 600 mg (dalam bentuk kristal kalium karbonat 1500 mg), vit D 400 iu
11.
Biolysin ®
12.
Calos®
Vit A 5,000 iu, vit B1 3 mg, vit B2 2 mg, vit B6 1 mg, vit B12 5 mcg, vit C 50 mg, vit D3 1,000 iu, d-panthenol 3 mg, l-lysine HCl 200 mg, niacinamide 20 mg Ca carbonate (setara dg elemen Ca 500 mg)
13.
Cerebrofort®
14.
Redoxon®
15.
Sangobion®
16.
Natur E®
Fe gluconate 250 mg, manganese sulfate 200 mcg, copper sulfate 200 mcg, vit C 50 mg, folic acid 1,000 mcg, vit B12 7.5 mcg, sorbitol 25 mg. D- - tocopherol
17.
Calsium Sandoz®
Ca lactate-gluconate 2.94 g, Ca carbonate 0.3 g
DHA 10 mg, amino acids 15 mg, EPA 2 mg, L-glutamic acid 50 mg, folic acid 100 mcg, vit B1 1.5 mg, vit B2 1.5 mg, vit B6 1.5 mg, vit B12 2 mcg, vit A 2,000 iu, vit C 50 mg, vit D 200 iu. Vit C 1000 mg, zinc 10 mg
Suplemen vit C,D, B6, dan Ca pada masa hamil dan menyusui, masa pertumbuhan, masa penyembuhan, keadaan gizi buruk, gangguan penyerapan makanan Suplementasi Ca & vit D untuk memelihara kesehatan tulang dan gigi, bermanfaat bagi penderita osteoporosis. Suplemen vit utk anak, masa pertumbuhan, penyembuhan dan pasca op.
Pencegahan & terapi utk ggn metabolisme atau defisiensi Ca spt rickets, osteomalasia krn malabsorpsi, osteoporosis. Suplemen utk anak
Untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin C dan Zinc, membantu menjaga sistem daya tahan tubuh Anemia krn kekurangan zat besi & mineral utk pembentukan darah, wanita hamil & menyusui. Peny KV, PJK, ggn fertilitas, aborsi habitual, impotensi pd pria, distrofi otot, lesu, artritis. Peningkatan kebutuhan Ca, ricketsia & osteomalasia, tetani
152
1 tablet/hari
1 tablet/hari / menurut petunjuk dokter
Dws : 1-2 sdt/hr Anak 1-2 thn : 1 sdt/hr Anak<1 thn : ½ sdt/hr
1-2 kapsul/hr
Anak 4 bln-1 thn : ½ sdt (2.5 mL) 1×/hr 1-6 thn : 1 sdt (5 mL) 1×hr 6-12 thn : 1 sdt (5 mL) 2×/hr 1 tablet/hari larutkan dalam gelas
Dws : 1× 1 kapsul/hr. Anemia krn defisiensi Fe : 3-6 sdt/hr
1-4 kapsul/hr
1-2 tablet/hr
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
18.
Curcuma Plus®
Vit B1 3 mg, vit B2 2 mg, vit B6 5 mg, vit B12 5 mcg, carotene 10% 4 mg, dexpanthenol 3 mg, curcuminoid 2 mg. Vitamin C 1000 mg, energi 78kcal, karbohidrat 19,5g, gula 7 g, natrium 61 mg, Vitamin E 2,3 mg, Niacin 2,3 mg Vit B1 disulfida 100mg, vit B6 200 mg; vit-B12 200 mcg
19.
U C 1000®
20.
Bioneuron®
21.
Xonce®
Vit C 250 mg, bubuk halus Na ascorbate 250 mg.
22.
Licoplex®
23.
Curcuma Plus Emmulsion®
Vit B1 2 mg, vit B2 2 mg, vit B6 2 mg, vit B12 2 mcg, Ca pantothenate 10 mg, nicotinamide 10 mg, folic acid 134 mcg Vit A 850 IU,vit B1 vit B1 3 mg, vit B2 2 mg,vit B5 3 mg, vit B6 5 mg, vit B12 5 mcg, vit D 100 iu, Kalsium Hipofosit 500mg, minyak ikan Kod 7,5 mg, ekstrak curcuma xanthorrhiza 10 mg
24.
Fatigon®
Vit B1 100 mg, vit B6 50 mg, vit B12 100 mcg, vit E 30 iu, K l-aspartate 100 mg, Mg laspartate 100 mg.
laten, terapi tambahan pada osteoporosis. Makanan tambahan utk menambah nafsu makan & alternatif terapi hepatitis.
153
Dws : 1 sdt 3×/hr Anak : 1 sdt 1-2×/hr
Sebagai antioksidan
1 botol sehari sesudah makan
Polineuritis, neuralgia trigeminal, neuralgia interkostal, iskialgia, sindrom servikal, sindrom bahu lengan, paresis saraf, gangguan saraf diabetik, encok, sendi kronik, halusinasi Pencegahan & terapi defisiensi vit C serta pd keadaan dimana kebutuhan thd vit C meningkat, spt pd wanita hamil atau menyusui, lanjut usia, diet yg buruk, flu. Defisiensi vit B.
Tablet selagi / setelah makan
Membantu memenuhi kebutuhan vitamin pada masa pertumbuhan, membantu memelihara daya tahan tubuh, membantu memperbaiki nafsu makan
Dewasa: sehari 3x1 sendok makan Anak-anak: 6-12 tahun:sehari 2x1 sendok makan 1-6 tahun: sehari 1x1 sendok makan 6bln-1 thn: sehari 1x1/2 sendok makan
Mencegah & mengobati defisiensi vit B1, B6, B12, E & mineral K, Mg dg gejala lemas, nyeri, & kram otot, neuritis periferal, anemia, sintesis sel darah
1-3 kapsul 1×/hr
1-2 tablet/hr
1 kapsul/hr
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
25.
Tonikum Bayer®
Vit B1 3.3 mg, vit B6 0.35 mg, nicotinamide 5 mg, ethanol 250 mg. Ascorbic acid
26.
Vitacimin®
27.
Supradyn®
28
Ester C®
29.
Vitamin A IPI®
Vit A acetate sintetik 6000 IU
30.
Calcidol®
Vit B12 5 mcg, vit B1 3 mg, vit B2 1.25 mg, vit B6 0.5 mg, vit C 50 mg, vit A 3,000 SI, vit D 400 SI, nicotinamide 10 mg, Ca pantothenate 5 mg, Ca 77 mg, phosphorus 25 mg, DHA 10 mg, lysine 125 mg.
31.
Berocca®
Vit B1 7.5 mg, vit B2 8.5 mg, vit B3 50 mg, vit B5 23 mg, vit B6 10 mg, vit B12 10 mcg, vit
Vit A 3,333 IU, vit B1 7,5 mg, vit B2 5 mg, vit B3 50 mg,vit B5 11,6 mg, vit B6 10 mg, vit B12 5 mcg, vit C 150 mg, vit D 400 IU, vit E 10 mg, folic acid 0.4 mg, biotin 250 mcg, mangan 0,5 mg, tembaga 0,1 mg, molibden 0,1 mg, Ca 50 mg, Mg 5 mg, Fe 1.25 mg, phosphorus 45 mg, Zn 0,5 mg. Vitamin C 500 mg dan kalsium
merah, nyeri pd lengan bawah. Mempercepat metabolisme dalam tubuh. Sbg suplemen makanan pd kondisi defisiensi vit. Pencegahan & pengobatan defisiensi vit C. Suplemen vit & mineral
Meningkatkan sistem imun, membantu mencegah terhadap serangan virus dan bakteri, sebagai antioksidan, meningkatkan elastisitas/kelenturan kulit Keratomalasia, hemeralopia, xerophthalmia. Pelengkap kebutuhan akan vit, Ca, P. Membantu pembentukan tulang, gigi, & sel darah merah, terutama utk anak. Mencegah defisiensi vit & mineral selama sakit. Suplemen utk masa penyembuhan, hamil, laktasi, menopause, ggn kesehatan krn usia tua, pengobatan jangka panjang dg antibiotika, kondisi cepat lelah, & lesu. Meningkatkan daya tahan tubuh thd ggn stres scr alamiah.
154
1 sdt/hr
1-2 tablet/hr
1 atau lebih dari 1 tablet/hr
Dewasa: 1-2 tablet sehari, sesuai dengan kebutuhan, anak-anak ½ tablet-1 tablet/hari, sesuai dengan kebutuhan
Profilaksis : 6000 iu/hr Terapi : 20000-50000 iu 2-3 ×/hr Dws :1 sdt (5 mL) 13×/hr Anak : 1 sdt 1-2×/hr
1 tablet/hr atau sesuai kebutuhan
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
C 500 mg, biotin 150 mcg, folic acid 400 mcg, Mg 100 mg, Ca 100 mg, Zn 10 mg. Vit B1 5 mg, vit B2 2 mg, vit B6 2.5 mg, vit B12 3 mcg, nicotinamide 20 mg, dpanthenol 3 mg, lysine HCl 200 mg.
32.
Anabion®
33.
Caviplex®
Vit A, vit D, vit B1, vit B2, vit B6,vit B12, nicotinamide, ca pantotenat, ca laktat, ca glisero fosfat, as. glutamat
34.
Neurovit E®
Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 200 mcg, vit E 50 mg.
35.
Champs M®
36.
Curvit®
Lysine HCl 50 mg, vit A 1,500 iu, vit D 150 iu, vit E 10 iu, vit C 50 mg, vit B12 2 mcg, vit B1 0.5 mg, vit B2 0.6 mg, vit B6 0.5 mg, nicotinamide 6.5 mg, folic acid 0.25 mg Vit B1 3 mg, vit B2 2mg, vit B6 5 mg, vit B12 5 mcg, carotene 4 mg, dexpanthenol 3 mg, curcuminoid 2 mg, Ca gluconate 300 mg.
37.
Neurobion®
Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 200 mcg.
39.
Sakatonik liver®
vit B1, vit B2, vit B6, vit B12, vit C, nicotinamide, ca pantotenat, Na hipofosfat, mn sulfat, ferro sulfat
155
Utk meningkatkan nafsu makan, mempercepat metabolisme tubuh selama masa pertumbuhan. Mencegah & mengobati defisiensi vit B & asam amino. Pertumbuhan tulang dan gigi, menambah nafsu makan, mencegah defisiensi, menambah dan menguatkan daya pikir, kebutuhan tubuh meningkat; hamil, menyusui, manula Neuritis, neuroparalisis, lumbago, neuralgia, parestesia, astenia, neuropati, lesu. Suplemen utk anak
Dws & ank>6thn : 1-2 sdt 1×/hr Anak 1-6 thn : ½-1 sdt 1×/hr Anak<1 thn : ¼ - 1/2 sdt 1×/hr
Suplemen vit utk menambah nafsu makan & stamina, mencegah defisiensi Ca
Tablet : Dws 1 kapsul 3×/hr. Sirup : Dws 1 sdt 3×/hr, anak 6-12 tahun 1 sdt 2×/hr, 1-6 thn 1 sdt 1×/hr, 6 bln-1 thn ½ sdt 1×/hr 1 tablet 2-3/hr
Kekurangan vit B1, B6, B12 pd polyneuritis, beri-beri, meredakan nyeri, mengembalikan kesegaran tubuh stlh sakit; ggn saraf pd penderita DM, meredakan mual/muntah saat kehamilan. Menambah darah, menambah nafsu makan, menguatkan tubuh selama kehamilan
Sirup: anakanak:3x/hari, dewasa:3xsehari 1 sdm sirup
1 tablet/hr
Anak>1 thn : 1-2 tablet/hr
1x sehari
156
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 23. Kuisioner Penelitian Kuisioner Pengetahuan, Sikap dan Tindakan untuk Studi Swamedikasi terhadap Penggunaan Vitamin
Identitas Responden : Nama
:……………………………………………………..
Alamat/Kelurahan/RT/RW
: …………………………………………………….
Nama KK
: …………………………………………………….
No telepon
: …………………………………………………….
Umur
: …………………………………………………….
Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan penggunaan produk produk vitamin. Silanglah (X) untuk jawaban dari pernyataan yang Ibu anggap paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Keterangan : SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
R
: Ragu - ragu
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan A Pengetahuan 1 Vitamin adalah zat penting yang diperlukan untuk membantu kelancaran penyerapan zat gizi dan proses metabolisme tubuh 2. Sumber vitamin hanya dapat diperoleh dari sayur-sayuran, buah-buahan atau produk hewan. 3. Vitamin penting bagi anak-anak, orang-orang lanjut usia, atau wanita hamil 4. Vitamin A berguna untuk kesehatan mata. 5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan tulang
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS SS
S S
R R
TS TS
STS STS
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
6. 7. 8. 9.
10.
B 11.
12. 13. 14.
15. 16.
17.
18.
19.
dan gigi. Vitamin E hanya berguna untuk kesehatan kulit. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan sariawan. Saya selalu mengkonsumsi produk vitamin walaupun pola makan saya sudah seimbang. Semua produk vitamin selalu membantu saya terhindar dari infeksi penyakit, seperti influenza Vitacimin, redoxon, protecal, sangobion, adalah jenis merek produk produk vitamin yang saya ketahui. Sikap Untuk memelihara kesehatan mata, saya lebih suka makan buah-buahan yang berwarna merah/orange seperti wortel dan tomat daripada produk vitamin A. Menurut saya mengkonsumsi produk vitamin C dan E tidak dapat mencegah penuaan dini. Menurut saya vitamin C tidak mencegah sariawan Saya tetap menggunakan produk vitamin yang sama karena terbukti kesehatan tubuh saya menjadi lebih baik. Jika saya sakit, saya tidak perlu mengkonsumsi produk vitamin. Menurut saya mengkonsumsi produk vitamin yang berasal dari sumber alami seperti sayur, buah-buahan, daging, telur, lebih baik daripada produk vitamin hasil produksi pabrik. Saya tidak perlu mengkonsumsi produk vitamin karena saya merasa pola makan saya sudah seimbang dan cukup bergizi. Menurut saya semua produk vitamin selalu membantu mempercepat kesembuhan ketika saya sedang sakit. Menurut saya lebih baik membeli produk vitamin di apotek.
157
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
C Tindakan 20. Keluarga saya mengkonsumsi produk vitamin agar tubuh saya dan keluarga tetap sehat. 21. Saya memilih produk vitamin yang saya gunakan bukan berdasarkan isi atau kandungannya. 22. Sebelum menggunakan produk vitamin saya selalu melihat apakah produk produk vitamin tersebut masih layak untuk diminum atau sudah rusak. 23. Saya tidak pernah membaca informasi pada kemasan produk vitamin sebelum saya menggunakan produk tersebut. 24. Saya menggunakan produk vitamin sesuai dengan kebutuhan keluarga saya. 25. Saya tidak memperhatikan dosis produk vitamin yang saya minum. 26. Saya selalu memperhatikan aturan pakai dari produk vitamin yang saya gunakan 27 Saya tidak pernah memperhatikan tanggal kadaluarsa dari produk vitamin.
158
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 24. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
17 0 17
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .699
N of Items 27
% 100.0 .0 100.0
159
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 25. Analisis univariat dan Uji Normalitas Pengetahuan Explore Case Processing Summary
Valid N Pengetahuan
122
Percent 100.0%
Cases Missing N Percent 0 .0%
N
Total Percent 122 100.0%
Descriptives Pengetahuan
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
Statistic 35.2787 34.7099
Std. Error .28731
35.8475 35.0701 35.0000 10.070 3.17340 30.00 49.00 19.00 4.00 1.129 2.042
.219 .435
Tests of Normality a
Pengetahuan
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .142 122 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Statistic .916
Shapiro-Wilk df 122
Sig. .000
160
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 26. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent
Valid N Tingkat Pendidikan * Pengetahuan
Percent 122
100.0%
0
Total N
.0%
Percent 122
100.0%
Tingkat Pendidikan * Pengetahuan Crosstabulation
Tingkat Pendidikan
rendah
tinggi
Total
Count % within Tingkat Pendidikan Count % within Tingkat Pendidikan Count % within Tingkat Pendidikan
Pengetahuan rendah tinggi 27 8
Total 35
77.1%
22.9%
100.0%
47
40
87
54.0%
46.0%
100.0%
74
48
122
60.7%
39.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.590b 4.664 5.872
5.545
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .018 .031 .015
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.024
.014
.019
122
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13. 77.
161
162
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 27. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Pengetahuan Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N Tingkat Pendapatan * Pengetahuan
Missing Percent
122
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 122
100.0%
Tingkat Pendapatan * Pengetahuan Crosstabulation Pengetahuan Tingkat Pendapatan
rendah 49
rendah
Count
tinggi
% within Tingkat Pendapatan Count Pendapatan
Total
Count % within Tingkat Pendapatan
Total
tinggi 23
72
68.1%
31.9%
100.0%
25
25
50
50.0%
50.0%
100.0%
74
48
122
60.7%
39.3%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 4.031b 3.310 4.021
3.998
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .045 .069 .045
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.060
.035
.046
122
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19. 67.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 28. Analisis univariat dan Uji Normalitas Sikap Explore Case Processing Summary
N Sikap
Cases Missing N Percent 0 .0%
Valid Percent 122 100.0%
N
Total Percent 122 100.0%
Descriptives Sikap
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Statistic 29.6148 29.1896
Lower Bound Upper Bound
Std. Error .21477
30.0399
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
29.6266 30.0000 5.627 2.37218 23.00 37.00 14.00 3.00 .024 .724
.219 .435
Tests of Normality a
Sikap
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .124 122 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Statistic .974
Shapiro-Wilk df 122
Sig. .018
163
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 29. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Sikap Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent
Valid N Tingkat Pendidikan * Sikap
Percent 122
100.0%
0
Total N
.0%
Percent 122
100.0%
Tingkat Pendidikan * Sikap Crosstabulation Sikap Tingkat Pendidikan
negatif 21
rendah
Count
tinggi
% within Tingkat Pendidikan Count
Total
% within Tingkat Pendidikan Count % within Tingkat Pendidikan
Total
positif 14
35
60.0%
40.0%
100.0%
63
24
87
72.4%
27.6%
100.0%
84
38
122
68.9%
31.1%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.793b 1.261 1.750
1.779
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .181 .261 .186
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.200
.131
.182
122
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10. 90.
164
165
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 30. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Sikap Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N Tingkat Pendapatan * Sikap
Missing Percent
122
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 122
100.0%
Tingkat Pendapatan * Sikap Crosstabulation Sikap Tingkat Pendapatan
negatif 50
rendah
Count
tinggi
% within Tingkat Pendapatan Count % within Tingkat Pendapatan Count
Total
% within Tingkat Pendapatan
Total
positif 22
72
69.4%
30.6%
100.0%
34
16
50
68.0%
32.0%
100.0%
84
38
122
68.9%
31.1%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .029b .000 .029
.028
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .865 1.000 .866
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.510
.866
122
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15. 57.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 31. Analisis univariat dan Uji Normalitas Tindakan Explore Case Processing Summary Cases Missing N Percent 0 .0%
Valid N Tindakan
122
Percent 100.0%
Total N 122
Percent 100.0%
Descriptives Tindakan
Mean 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
Statistic 33.1639 32.6327
Std. Error .26831
33.6951 33.1439 32.0000 8.783 2.96358 25.00 40.00 15.00 3.00 .310 .372
.219 .435
Tests of Normality a
Tindakan
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. .186 122 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Statistic .936
Shapiro-Wilk df 122
Sig. .000
166
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 32. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tindakan Crosstabs Case Processing Summary Cases Missing N Percent
Valid N Tingkat Pendidikan * Tindakan
Percent 122
100.0%
0
Total N
.0%
Percent 122
100.0%
Tingkat Pendidikan * Tindakan Crosstabulation Tindakan positif Tingkat Pendidikan
rendah
Count
tinggi
% within Tingkat Pendidikan Count % within Tingkat Pendidikan Count
Total
% within Tingkat Pendidikan
Total
24
negatif 11
68.6%
31.4%
100.0%
40
47
87
46.0%
54.0%
100.0%
64
58
122
52.5%
47.5%
100.0%
35
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.109b 4.243 5.215
5.067
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .024 .039 .022
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.028
.019
.024
122
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16. 64.
167
168
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 33. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Tindakan Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N Tingkat Pendapatan * Tindakan
Missing Percent
122
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 122
100.0%
Tingkat Pendapatan * Tindakan Crosstabulation Tindakan positif Tingkat Pendapatan
rendah
Count
tinggi
% within Tingkat Pendapatan Count % within Tingkat Pendapatan Count
Total
% within Tingkat Pendapatan
Total
41
negatif 31
56.9%
43.1%
100.0%
23
27
50
46.0%
54.0%
100.0%
64
58
122
52.5%
47.5%
100.0%
72
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.417b 1.012 1.419
1.406
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .234 .314 .234
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.271
.157
.236
122
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23. 77.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
169
Lampiran 34. Logo Obat, Kode Registrasi, , dan Contoh Obat Bebas, Bebas Terbatas, Obat Keras Logo obat Bebas :
Contoh : Vitamin C IPI®(tablet), Calcidol® (sirup), Mixagrip® (tablet), Inzana®(tablet), Bodrexin®(tablet), Vicks inhaler® Logo Obat Bebas Terbatas :
Contoh : Decolgen®(tablet), Feminax® (tablet), Becom-zet ® (kaplet), TheraganGold®(tablet), Paramex®(tablet), Neozep®(tablet)
Logo Obat Keras :
Contoh : Vitamin K, Siproheptadin (jika lebih dari 10 tablet), Ranitidin (jika lebih dari 10 tablet 150 mg), Alopurinol (jika lebih dari 10 tablet 100 mg), Kloramfenikol obat telinga (jika lebih dari 1 botol 5 ml), Piroxicam ((jika lebih dari 10 tablet 10 mg)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
170
Kode Registrasi Obat Terdiri dari 15 digit Digit 1 : Membedakan nama obat jadi D : menunjukkan nama dagang G : menunjukkan nama generic Digit 2 K T B N P Digit 3 I L E X
: Membedakan golongan obat : golongan obat keras : golongan obat bebas terbatas : golongan obat bebas : golongan obat narkotika : golongan obat psikotropika : Membedakan jenis produksi : obat jadi Impor : obat jadi Produksi Lokal : obat jadi untuk keperluan ekspor : obat jadi untuk keperluan khusus (misalnya untuk keperluan program P2FBC)
Digit 4,5
: Membedakan periode pedaftaran obat jadi
Digit 6,7,8
: Menunjukkan nomor urut pabrik (jumlah pabrik yang ada >100 dan <1000)
Digit 9,10,11 : Menunjukkan nomor urut obat jadi yang disetujui untuk masingmasing pabrik ada yang >100 dan diperkirakan tidak lebih dari 1000) Digit 12,13
Digit 14
Digit 15
: menunjukkan bentuk sediaan obat jadi (macam bentuk sediaan yang ada >24 macam) : menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi A : menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi yang pertama disetujui B : menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi yang kedua disetujui C dst : menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi yang ketiga disetujui,dst : Menunjukkan kemasan berbeda untuk tiap nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat jadi (untuk satu nama, kekuatan, dan bentuk sediaan obat jadi diperkirakan tidak lebih dari 10 kemasan) 1 : menunjukkan kemasan utama 2 : menunjukkan beda kemasan yang pertama 3 : menunjukkan beda kemasan yang kedua
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
171
4 dst : menunjukkan beda kemasan yang ketiga dst Lampiran 35. Logo Obat, Kode Registrasi dan Contoh Jamu, Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka Logo Jamu :
Contoh: Kuku Bima TL®, Antangin®, Buyung Upik®, Prolipid Kapsul®, Renax kapsul®, Tolak Angin®
Logo Herbal Terstandar :
Contoh : Irex® , Lelap®, Rheumakur®, Kiranti Pegal Linu®, Stop Diar Plus®, Diapet® Logo Fitofarmaka :
Contoh : X-gra®, Tensigard®, Stimuno®, Cursil-70 ®, Nodia®, Rheumaneer ®
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Kode Registrasi Obat Tradisional Terdiri dari kode huruf dan 9 digit kode angka Kode Huruf : TR : obat tradisional Lokal TL : obat tradisional Impor TL : Obat Tradisional Lisensi Digit 1,2 : Menunjukkan tahun mulai produk tersebut terdaftar pada Departemen Kesehatan RI Digit 3 : Menunjukkan bentuk perusahaan 1 : menunjukkan Pabrik Farmasi 2 : menunjukkan Pabrik Jamu 3 : menunjukkan Perusahaan Jamu Digit 4 : Menunjukkan bentuk sediaan 1 : bentuk rajangan 2 : bentuk serbuk 3 : bentuk kapsul 4 : bentuk pil, granul, pastiles, jenang 5 : bentuk dodol, tablet, kaplet 6 : bentuk cairan 7 : bentuk salep, cream 8 : bentuk plaster, koyok 9 : bentuk lain permen Digit 5,6,7,8 : Menunjukkan nomer urut jenis produk yang terdaftar Digit 9 : menunjukkan jenis macam kemasan yang keberapa misal 1 : 15 ml 2 : 30 ml 3 : 45 ml
172
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
173
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan dengan Perilaku Swamedikasi Penggunaan Produk Vitamin oleh Ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Henny Puspitasari. Penulis lahir di Bandung pada tanggal 27 Maret 1986. Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Andreas Budianto Santoso dan Hanna Purwaningsih Suwana. Penulis telah menempuh pendidikan di TK Kasih Ibu dan TK Bernardus Semarang, SD Bernardus Semarang, SLTP PL Domenico Savio Semarang, SMU Sedes Sapientiae Semarang, dan melanjutkan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Semasa kuliah penulis pernah menjadi asisten praktikum Biokimia, Farmakognosi Fitokimia I, Farmakognosi Fitokimia II, dan Patologi Klinik.