PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERANAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI BAGI ANAK-ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS, ATAMBUA-NTT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh : Susana Hoar NIM: 101124024
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertaiku, Para donatur, kedua orang tua, serta kakak dan adik-adikku yang telah mengajari aku akan makna hidup, sumber inspirasiku
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO “Kerjakanlah pekerjaan yang membawa berkah bagimu dan bagi orang yang kamu cintai”, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cinta yang besar (ibu Teresa).
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Judul skripsi “PERANAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI BAGI ANAKANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS, LAKTUTUS, ATAMBUANTT” dipilih berdasarkan fakta, bahwa pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus secara umum belum diselenggarakan dengan baik. Kenyataannya, belum ada program persiapan Komuni Pertama. Materi, metode, sumber bahan, belum digunakan dengan baik selama persiapan Komuni Pertama. Dampaknya, sebagian anak-anak yang sudah menerima Komuni Pertama belum terlibat aktif mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja maupun di lingkungan. Selain itu dampak berikutnya adalah kurangnya penghayatan Ekaristi bagi mereka yang pernah mendapat Persiapan Komuni Pertama, sehingga sebagian anak-anak yang merasa mengikuti perayaan Ekaristi dipandang sebagai suatu kewajiban saja. Persoalan pokok skripsi ini ialah bagaimana Peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama ini membantu anak-anak menghayati imannya baik dalam mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja maupun di lingkungan. Selain itu bagaimana membantu para pendamping anak-anak calon penerima Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, agar dapat melaksanakan pendampingan Katekese Persiapan Komuni Pertama dengan baik sehingga calon penerima Komuni Pertama dapat menghayati imannya. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan masukan yang memadai. Oleh karena itu penulis melakukan Studi pustaka untuk memperoleh masukan pemikiran, sehingga diperoleh gagasan-gagasan yang dapat dipergunakan untuk memperkaya penulisan. Untuk memperoleh data yang memadai, penulis mengadakan studi lapangan dengan memberikan angket kepada anak-anak yang sudah menerima Komuni Pertama yakni pada tahun 2014 dan juga wawancara kepada para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. Dari data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa pendampingan Katekese Persiapan Komuni Pertama perlu diselenggarahkan dengan sebaik-baiknya. Menanggapi persoalan tersebut, penulis menawarkan usulan program Katekese Persiapan Komuni Pertama yang manfaatkan variasi metode dan berisi pokok-pokok iman Katolik. Program ini ditunjukkan pertama-tama bagi para pendamping Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, dengan maksud untuk membantu para pendamping calon penerima Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus agar lebih mempersiapkan Komuni Pertama dengan baik dan membantu calon penerima Komuni Pertama untuk dapat menghayati imannya.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT The thesis entitled “CATHECHISM ROLE OF FIRST COMMUNION PREPARATION ON THE EUCHARISTIC PERCEPTION FOR CHILDREN AT JESUS HOLY HEART PARISH, LAKTUTUS, ATAMBUA, NTT” was chosen based on the fact, that the implementation of First Communion Preparation Cathechism at Laktutus Jesus Holy Heart Parish in general was not well organized yet. The reality, there was not any First Communion preparation program. The materials, methods, resources, have not well implemented during the First Communion preparation. The impact, was part of children having accepted First Communion have not actively involved in attending Eucharistic Ritual either at Church or Catholic Community. Besides that the further impact was the lack of their Eucharistic perception for whomsoever had gained the First Communion Preparation, so part of those children felt that attended the Eucharistic ritual was simply an obligation. The fundamental problems of this thesis is how this First Communion Preparation Cathechism participated in helping children strengthen their belief both in attending Eucharistic Ritual either at Church or Catholic Community. In addition how do we help all of the The First Communion Receiving Children candidate assistants at Laktutus Jesus Holy Heart Parish, in order they could give a good assistance for the First Communion Preparation Cathechism so the the First Communion recieving candidates could strengthen their belief . To invetigate this problems was needed the proper input. Because of that the writer did a library study for gaining the input thoughts, so the obtained ideas was able to be used to enrich this manuscript. To get the proper data, the writer conducted a survey by giving questionnaire to children who had received First Communion namely in the year of 2014 and also an interview to towards The First Communion assistants at Laktutus Jesus Holy Heart Parish. From the collected data could be concluded that a well organized First Communion Preparation Cathechism was needed. To solve this problems, the writer proposed a The First Communion Preparation Cathechism proposal program benefitted varied method and contained the principal of Chatolic belief. This progra was firstly shown for the assistants of First Communion Preparation Cathechism at Laktutus Jesus Holy Heart Parish, with the aims at helping the assistants of the First Communion recieving candidates at Laktutus Jesus Holy Heart Parish in order to make a better First Communion preparation and helping the First Communion recieving candidates to strengthen their belief.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa karena kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERANAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI BAGI ANAK-ANAK
DI
PAROKI
HATI
KUDUS
YESUS
LAKTUTUS,
ATAMBUA-NTT. Skripsi ini ditulis atas dasar niat untuk membantu para pendamping Komuni Pertama di Laktutus, dengan harapan bahwa para pendamping Komuni Pertama dapat memberikan yang terbaik selama pendampingan Katekese Persiapan Komuni Pertama kepada calon penerima Komuni Pertama. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Yosef Hendrikus Bintang Nusantara, SFK., M.Hum, selaku dosen pembimbing utama yang telah memberi perhatian, memberi sumbangan pemikiran bersedia meluangkan waktu, membimbing penulis dengan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
Dr. C. B. Putranto SJ, selaku dosen pembimbing akademik (DPA) yang telah memberikan perhatian dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Bapak P. Banyu Dewa HS, S.Ag.,M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Segenap Dosen: Romo, Bapak, Ibu dan seluruh Staf Prodi IPPAK-JIP, FKIPUSD, Yogyakarta yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menempuh studi.
5.
Para donatur yang dengan tulus dan murah hati membantu membiayai perkuliahanku khususnya untuk Pater Save OFM dan Romo Wiryono SJ, berkat usaha mereka saya bisa kuliah di Universitas Sanata Dharma.
6.
Para pendamping Komuni Pertama, siswa-siswa SD, dan semua umat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus yang telah bersedia memberikan seluruh waktu, tempat dan perhatiannya bagi penulis selama penelitian. Terimakasih atas kerjasama, dukungan, saran dan cintanya yang begitu besar bagi penulis selama melaksanakan penelitian di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus.
7.
Bapak Silvester Surry, mama Martha serta kakak dan adik-adikku: Ansila, Ferdy, Loren, Ignas, Dolfi, Yuni yang selalu menyemangatiku selama studi di IPPAK.
8.
Teman-teman mahasiswa/mahasiswi khususnya angkatan 2010 yang telah memotivasi penulis selama menempuh studi.
9.
Teman-teman Asrama Seraphine yang selalu memberikan semangat kepada penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini dengan tulus telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam penyusunan skripsi, sehingga masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki skripsi ini.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...............................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................
viii
ABSTRACT ................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .............................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ..........................................................................
xviii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
4
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................
5
D. Manfaat Penulisan .........................................................................
5
E. Metode Penulisan ..........................................................................
6
F. Sistematika Penulisan ...................................................................
7
BAB II. PERAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI ...........................
9
A. Komuni Pertama ............................................................................
9
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Pengertian Komuni ..................................................................
9
2. Dasar Teologis Komuni Pertama ............................................
10
3. Buah-buah Komuni .................................................................
11
a. Komuni memperdalam persatuan kita dengan Kristus .....
11
b. Komuni memisahkan kita dari dosa ..................................
11
c. Kesatuan Tubuh Mistik: Komuni membangun Gereja .....
12
d. Komuni menuntun kita untuk peduli terhadap kaum Miskin ...............................................................................
12
B. Makna Ekaristi Dalam Hidup Orang Beriman ..............................
13
1. Pengertian Ekaristi ..................................................................
13
2. Ekaristi sebagai santapan kehidupan .......................................
14
3. Makan bersama untuk membentuk persekutuan .....................
15
4. Tuhan sebagai tuan perjamuan sekaligus santapan Gereja .....
16
5. Ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan Gereja ..........
17
C. Permasalahan Penghayatan Ekaristi ..............................................
19
1. Pemahaman umat tentang Ekaristi ..........................................
20
2. Pengalaman akan Allah dalam hidup ......................................
21
3. Kebiasaan merefleksikan pengalaman hidup ..........................
23
4. Bertindak dan mengambil sikap dalam budaya ......................
24
5. Motivasi umat dalam merayakan Ekaristi ...............................
25
D. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama .................................
27
1. Pengertian Katekese Persiapan Komuni Pertama ...................
28
2. Pentingnya Katekese Persiapan Komuni Pertama bagi anak-anak ................................................................................
29
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Persiapan Komuni Pertama ....................................................................................
32
a. Bagi Katekis (guru agama) ...............................................
32
b. Bagi Peserta .......................................................................
33
c. Bagi Orang Tua ................................................................
34
4. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama ...........................
36
a. Katekese Awal ..................................................................
36
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Patner Keluarga .................................................................
36
c. Pokok iman untuk anak .....................................................
37
5. Hal-hal praktis yang perlu diperhatikan dalam Katekese Persiapan Komuni Pertama .....................................................
41
BAB III. PENELITIAN PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA DAN PENGHAYATAN EKARISTI BAGI ANAK-ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS .............................................................................
42
A. Latar Belakang Berdirinya Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus
42
B. Letak Geografis Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus .................
44
1. Berdasarkan Pemerintah .......................................................
44
2. Berdasarkan Gerejani ...........................................................
44
C. Keadaan Umat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ...................
44
1. Jumlah Umat ........................................................................
44
2. Mata Pencaharian .................................................................
44
3. Pendidikan ............................................................................
45
D. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan umat paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ...........................................................................
45
E. Metodologi Penelitian ................................................................
46
1. Tujuan Penelitian .................................................................
46
2. Jenis Penelitian .....................................................................
47
3. Populasi dan Sampel ............................................................
48
4. Instrumen pengumpulan data ...............................................
49
5. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................
50
6. Teknik Analisi Data .............................................................
50
7. Variabel Penelitian ...............................................................
51
F. Laporan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ............
52
1. Laporan Hasil Penelitian Berdasarkan Angket ....................
53
a. Identitas Responden .........................................................
53
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Proses pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama
54
c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama ....................
59
d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi ..........................
61
e. Faktor pendukung dan penghambat serta usulan dan saran responden ...............................................................
64
2. Laporan Hasil Penelitian Berdasarkan Wawancara Terhadap Para Pendamping ..................................................
67
a. Identitas Responden .........................................................
67
b. Proses pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama
68
c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama ....................
69
d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi ..........................
69
e. Faktor pendukung dan penghambat serta usulan dan saran responden ...............................................................
70
f. Usulan dan saran para Pendamping Komuni Pertama .....
72
G. Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama ..........................................................................
72
1. Berdasarkan Angket ...............................................................
73
2. Berdasarkan Wawancara .......................................................
86
H. Kesimpulan Hasil Penelitian .......................................................
93
BAB IV. USULAN PROGRAM KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS
95
A. Latar Belakang Penyusunan Program ...........................................
95
B. Tujuan Program .............................................................................
97
1. Bagi Para Pendamping ............................................................
97
2. Bagi Peserta .............................................................................
97
3. Bagi Tim Pewarta Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ...........
97
C. Manfaat Program ...........................................................................
98
1. Bagi Para Pendamping ............................................................
98
2. Bagi Peserta .............................................................................
98
3. Bagi Tim Pewarta Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ...........
98
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Usulan Tema dan Tujuan Program ...............................................
99
1. Tema dan tujuan umum Program ............................................
99
2. Tema-tema dan Tujuan masing-masing pertemuan ................
99
E. Usulan Program Katekese Persiapan Komuni Pertama ................
103
F. Salah satu Contoh Satuan pertemuan Katekese Persiapan Komuni Pertama.............................................................................
120
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................
126
A. Kesimpulan .............................................................................
126
B. Saran ........................................................................................
128
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
130
LAMPIRAN ..............................................................................................
132
Lampiran 1. Surat permohonan izin penelitian .........................................
(1)
Lampiran 2. Daftar pertanyaan Kuisioner .................................................
(2)
Lampiran 3. Daftar pertanyaan Wawancara ..............................................
(6)
Lampiran 5. Teks Lagu .............................................................................
(7)
Lampiran 6. Teks Kitab Suci ....................................................................
(8)
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Perjanjian Lama dan Baru dalam terjemahan baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, LAI, 2008.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja GE
:
Gravissimum Educationis. Pernyataan tentang Pendidikan Kristen, 28 Oktober 1965
KGK :
Katekismus Gereja Katolik. 1995.
KHK :
Kitab Hukum Kanonik (Codex luris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983
LG
:
Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.
SC
:
Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, 4 Desember 1963.
C. Singkatan Lain Art
:
Artikel
BKSN
:
Bulan Kitab Suci
GE
:
Gravisium Educationis
H
: Halaman
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KAS
: Keuskupan Agung Semarang
KWI
: Komisi Waligereja Indonesia
No
: Nomor
PPA
: Putra Putri Altar
Pr
: Projo
PUMR
: Pedoman Umum Misale Romawi
SD
: Sekolah Dasar
SMP
: Sekolah Menengah pertama
SMA
: Sekolah Menengah Atas
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Ekaristi merupakan ungkapan syukur yang diwujudkan dalam doa atau perjamuan bersama. Ekaristi merupakan kenangan perjamuan Kristus yang menjadi sumber dan puncak kehidupan Kristiani yang menandakan kesatuan umat Allah, serta menyempurnakan pembangunan Tubuh Kristus. Melalui Ekaristi inilah ada persatuan kehidupan ilahi dan kesatuan dengan seluruh umat terlaksana dan terungkap secara sempurna.Kehadiran Yesus berarti hadirnya misteri Paskah yaitu “Misteri Kristus yang selalu hadir dan berkarya di tengah kita tetapi teristimewa dalam perayaan Liturgi” (SC, art 35). Sakramen yang terluhur ialah Ekaristi Maha Kudus di mana Tuhan sendiri dihadirkan, dikurbankan dan disantap yang berupa Roti dan Anggur dalam Gereja selalu hidup berkembang. Kurban Ekaristi, kenangan wafat serta kebangkitan Tuhan Yesus, dimana kurban salib diabadikan sepanjang masa adalah seluruh puncak seluruh ibadat dan kehidupan Kristiani serta sumber yang menandakan dan menghasilkan kesatuan umat Allah serta menyempurnakan pembangunan Tubuh Kristus. Adapun sakramensakramen lainnya dan segala karya kerasulan Gerejawi berhubungan erat dengan Ekaristi Maha Kudus serta diarahkan kepada-Nya (KHK, kan 897). Perayaan Ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus dilaksanakan setiap hari minggu maupun harian biasa. Setiap umat memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam mengikuti perayaan Ekaristi seperti mengikuti perayaan Ekaristi karena kewajiban, kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan, ucapan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
syukur, kewajiban. dll. Dalam mengikuti perayaan Ekaristi
umat perlu
menghayati imannya akan Yesus Kristus, tetapi berdasarkan pengalaman masih sebagian anak yang sudah menerima Komuni Pertama kurang menghayati imannya. Ekaristi merupakan sakramen yang menjadi sumber dan puncak dari seluruh ibadat Kristiani. Oleh karena itu pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama perlu dipersiapkan dengan baik dalam arti penggunaan sumber bahan, metode, media yang tepat serta penyampaian yang jelas sesuai dengan pemahaman anak-anak. Sehingga para calon Komuni Pertama dapat mengenal, memahami pengalaman imannya akan Kristus dalam mengikuti perayaan Ekaristi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama kiranya tidak membicarakan semua unsur pokok mengenai Ekaristi secara luas dan mendalam, melainkan pada beberapa unsur pokok Ekaristi saja mengingat kemampuan dan daya tangkap peserta yang tidak memungkinkan untuk membicarakan mengenai Ekaristi secara lebih mendalam karena pendidikan mengenai ajaran Kristiani tidak hanya sebatas pada penerimaan Komuni saja tetapi berlangsung seumur hidup (Sumarno, 2009: 39). Persiapan untuk Komuni Pertama sebenarnya bukan hal yang baru dimulai ketika anak diantar pada penghayatan perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus, melainkan sudah dimulai saat anak hidup diantara keluarga. Dalam keluarga unsur Ekaristi mulai dialami oleh anak seperti, kebersamaan, kesatuan, kegembiraan, persaudaraan, perayaan. Disamping hal tersebut tidak berarti bahwa pengetahuan dan pengertian tentang Ekaristi tidak perlu diberikan kepada anak-anak, tetapi yang paling penting bukan soal pengetahuan melainkan penghayatan mereka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
termasuk juga kesatuan dengan orang lain yang seiman perlu mendapatkan perhatian secukupnya (Sumarno, 2009:40). Masih banyak orang tua yang kurang menyadari tanggungjawab atas pemahaman dan penghayatan iman anak mereka, pada hal merekalah yang bertanggungjawab mengembangkan iman anaknya, tidak hanya menyerahkan anaknya kepada guru agama (katekis). Para calon Komuni Pertama harus mendapatkan bimbingan untuk mengetahui, mempercayai dan mengalami kehadiran Kristus lewat doa untuk bersyukur, memuji memohon anugerah serta memohon pengampunan atas dosa-dosanya. Mereka juga perlu diperkenalkan mengenai Roh Kudus untuk dapat mengenal Allah yang hidup, yang selalu berkarya di dunia dan dalam diri manusia serta mengenal Yesus Kristus yang diutus untuk menyelamatkan umat manusia. Dengan demikian para calon penerima Komuni Pertama membuka hati kepada Kristus dan mengikuti-Nya baik dalam Gereja maupun dimasyarakat sesuai dengan ajaran Yesus Kristus sendiri. Sehubungan dengan Katekese persiapan Komuni Pertama, kadang peserta kurang mengerti tentang arti dan tujuan Komuni Pertama yang disampaikan oleh pendamping. Dampak selanjutnya kadang kurang penghayatan dari peserta dalam mengikuti Ekaristi, sehingga kadang Ekaristi dipandang hanya sebagai suatu kewajiban saja bagi mereka, atau suatu aturan yang harus mereka lakukan misalnya dari sekolah yang menuntut harus mengikuti perayaan Ekaristi pada setiap hari Minggu, meskipun kadang mereka kurang memahami arti Komuni, jadi seolah-olah mereka hanya ikut meramaikan saja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
Berdasarkan pengalaman dan keprihatinan sehubungan dengan persiapan Komuni Pertama di beberapa tempat khususnya di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus,
Atambua-NTT
seringkali
Persiapan
Komuni
Pertama
kurang
dipersiapkan dengan baik. Kadang anak-anak berkumpul hanya bermain, bernyanyi, menghafal doa harian. Materi yang dipersiapkan setiap tahun sama saja dan peserta hanya dituntut untuk menghafal doa-doa dari buku Doa Harian, sedangkan meteri tentang Katekese Persiapan Komuni Pertama kadang kurang didalami dan pendamping yang memberikan materi mengenai Komuni Pertama orang yang sama saja setiap tahun dan kurangnya persiapan
dari para
pendamping. Bertolak dari pengalaman dan keprihatinan mengenai situasi Katekese Persiapan Komuni dan penghayatan anak-anak dalam Ekaristi penulis merumuskan
judul skripsi sebagai berikut “PERANAN KATEKESE
PERSIAPAN
KOMUNI
PERTAMA
TERHADAP
PENGHAYATAN
EKARISTI BAGI ANAK-ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS, LAKTUTUS, ATAMBUA- NTT.”
B. RUMUSAN MASALAH Mengingat latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang mau diangkat dalam skripsi ini adalah: 1. Apa peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama terhadap penghayatan Ekaristi? 2. Bagaimana pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
3. Bagaimana Katekese Persiapan Komuni Pertama membantu anak-anak untuk menghayati iman dalam liturgi Ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus, Atambua-NTT?
C. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Membantu penulis untuk mendalami pengetahuan tentang Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT. 2. Untuk mengetahui sejauh mana Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertamatelah membantu anak-anak untuk menghayati iman dalam liturgi Ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus, Atambua-NTT. 3. Menemukan faktor-faktor mana yang kiranya mendukung dan menghambat pendampingan Katekese Persiapan Komuni Pertamadi Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT. 4. Upaya untuk meningkatkan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT. 5. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu persiapan sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
D. MANFAAT PENULISAN Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
1. Menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi penulis dan pembaca mengenai Katekese Persiapan Komuni Pertama dan manfaat Katekese Persiapan Komuni Pertama untuk penghayatan iman anak dalam Ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT. 2. Sebagai upaya untuk menggali lebih mendalam Katekese Persiapan Komuni Pertama sebagai salah satu jalan dalam membantu membangun kesadaran anak-anak untuk terlibat mewujudkan iman di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT. 3. Untuk mengetahui
faktor-faktor
yang mendukung dan menghambat
Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT. 4. Memberi sumbangan bagi para pendamping Komuni Pertama dalam rangka meningkatkan Katekese Persiapan Komuni Pertama untuk membantu penghayatan iman anak-anak sehingga dapat diterapkan dalam tindakan konkret terutama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT.
E. METODE PENULISAN Metode penulisan dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu, memaparkan, menguraikan, serta menganalisis permasalahan yang ada, sehingga ditemukan jalan pemecahan yang tepat. Dalam tulisan ini penulis memaparkan proses Katekese Persiapan Komuni Pertama yang terdapat di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT. Data yang dibutuhkan diperoleh dengan menggunakan angket dan wawancara. Menyebarkan angket kepada anak-anak yang sudah menerima Komuni Pertama pada periode 2014, dan pelaksanaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
wawancara kepada para Pendamping Komuni Pertama. Maksud dari penelitian ini supaya dapat menganalisis seberapa besar Peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama terhadap penghayatan Ekaristi bagi anak-anak di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT.
F. SISTEMATIKA PENULISAN Judul skripsi yang diajukan mengenai “PERANAN KATEKESE PERSIAPAN
KOMUNI
PERTAMA
TERHADAP
PENGHAYATAN
EKARISTI BAGI ANAK-ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS, LAKTUTUS, ATAMBUA-NTT”. Untuk menguraikan judul tersebut, maka skripsi ini dipaparkan oleh penulis menjadi lima bab sebagai berikut: Bab 1 berupa pendahuluan yang meliputi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II membahas tentang peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama terhadap penghayatan Ekaristi yang dibagi dalam empat bagian diantaranya: tentang Komuni Pertama, Makna Ekaristi dalam hidup orang beriman, Permasalahan penghayatan Ekaristi, Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama. Bab III berisi penelitian mengenai Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama bagi anak-anak di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus- Atambua. Bab ini terdiri dari tujuh bagian.Bagian pertama berisi latar belakang berdirinya Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus- Atambua. Bagian yang kedua letak geografis Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus- Atambua. Bagian yang ketiga berisi tentang keadaan umat di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus- Atambua. Bagian keempat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
berisi persiapan penelitian dan yang terakhir adalah laporan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan. Bab IV memaparkan usulan program kepada para pendamping untuk meningkatkan Katekese Persiapan Komuni Pertama bagi anak-anak di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT. Pada bab ini meliputi: latar belakang program, tujuan program, manfaat program dan usulan program katekese persiapan komuni pertama di Paroki Laktutus-Atambua, dan pada bagian terakhir berisi contoh satuan Katekese Persiapan Komuni Pertama. Bab V berupa penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
BAB II PERAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI
Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama terhadap penghayatan Ekaristi yang dibagi dalam empat bagian yaitu: tentang Komuni Pertama, makna Ekaristi dalam hidup orang beriman, permasalahan penghayatan Ekaristi dan Peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama.
A. Komuni Pertama 1. Pengertian Komuni Komuni berasal dari bahasa latin “Communio” yang berarti persekutuan atau kesatuan. Adapun arti komuni ialah, menjadi satu dengan Kristus melalui Roti dan Anggur yang sudah dikonsekrasikan dan yang disantap dalam perayaan Ekaristi. Komuni merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perayaan Ekaristi. Dalam Doa Syukur Agung, Gereja mengenang kembali karya keselamatan Allah yang memuncak pada misteri Paskah Kristus. Gereja memohon agar persembahan diterima oleh Kristus lewat persembahan Putra-Nya yakni Tubuh dan Darah Kristus. Komuni merupakan sakramen yang menyatukan diri orang beriman dengan Kristus, yang mengundang orang beriman ambil bagian dalam Paskah-Nya guna membentuk satu tubuh. Komuni berarti persatuan dengan Kristus dan bersama dengan Kristus yang
mempersembahkan
diri-Nya
kepada
Allah
dan
umat
yang
mempersembahkan dirinya sebagai manusia yang telah ditebus. Dengan demikian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
persatuan umat dengan Kristus membuat mereka semakin bersatu dengan sesama. Komuni juga disebut perjamuan, umat menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa makanan dan minuman berupa Roti dan Anggur yang sudah didoakan oleh imam lewat Doa Syukur Agung (Komkat KAS, 1997 : 92). Komuni merupakan partisipasi umat beriman dalam peristiwa penebusan Tuhan yang dikenangkan dan dihadirkan dalam Doa Syukur Agung pada saat misa. Dengan menerima Komuni kita berjumpa dengan Tuhan sendiri yang mengampuni dan menyucikan manusia. Komuni berarti menyambut Tuhan, karena bersatu dengan Tuhan maka sebagai umat beriman dapat bersatu, bersahabat dengan sesama yang lain (Martasudjita, 2006 : 20). 2. Dasar Teologis Komuni Pertama Penerimaan Komuni selalu dalam kesatuan dengan Ekaristi atau Komuni sebenarnya tidak boleh dipisahkan dari perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi merupakan kenangan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus dan juga merupakan sumber dan puncak seluruh ibadat kehidupan Kristiani, sekaligus menjadi sumber kesatuan umat beriman dengan Kristus dan dengan sesama. Titik pangkal Perayaan Ekaristi adalah perjamuan terakhir. Kekhasan perjamuan terakhir di dalam Kitab Suci I Korintus 11:22-26 dikatakan: 23 sebab apa yang telah ku teruskan padamu, telah aku terima dari Tuhan yaitu, bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia serahkan, mengambil Roti 24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya: Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah Tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu: Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!. 25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh Darah-Ku: perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!”. 26 sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberikan kematian Tuhan sampai Ia datang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
Kutipan diatas merupakan inti dari perayaan Ekaristi yang terdapat dalam Doa Syukur Agung. Dengan penuh syukur kita mengenang karya keselamatan Allah. Kita mengenangkan kembali peristiwa malam terakhir, “Yesus mengambil Roti mengucap syukur dan memecah-mecahkannya memberikan kepada para murid-Nya seraya berkata “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku”. Perkataan Yesus ini yang menjadi dasar terselenggaranya perayaan Ekaristi sampai saat ini. Maka Doa Syukur Agung merupakan Puncak perayaan misa dan inti iman kita dan merupakan suatu doa syukur, pengudusan untuk mengingat perjamuan malam terakhir. 3. Buah-buah Komuni a. Komuni memperdalam persatuan kita dengan Kristus Buah utama dari penerimaan komuni di dalam Ekaristi adalah persatuan atau kesatuan yang merupakan hubungan yang erat dengan Yesus Kristus. “Barangsiapa yang makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, ia akan tinggal di dalam Aku dan Aku didalam dia.” (Yoh 6:56) Kehidupan didalam Kristus mempunyai dasarnya di dalam perjamuan Ekaristi. “Sama seperti Bapa yang telah mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku” (Yoh 6:57). Dengan menerima Tubuh dan Darah Yesus yang berupa Roti dan Anggur dalam perayaan Ekaristi umat mengalami persatuannya dengan Yesus Kristus. b. Komuni memisahkan kita dari dosa Komuni yang kita terima telah diserahkan untuk kita. Oleh karena itu telah dicurahkan untuk banyak orang demi pengampunan dosa. Dengan demikian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
Ekaristi tidak dapat menyatukan kita dengan Kristus tanpa membersihkan kita dari dosa yang telah kita lakukan dan melindungi kita terhadap dosa-dosa baru. Ekaristi menyingkirkan dosa-dosa kecil atau ringan dan menolong orang menghindari dari dosa-dosa berat. Oleh karena itu Ekaristi dapat dipersembahkan kepada Tuhan untuk mendoakan semua orang. Oleh cinta Yesus pada kita, Ia menjauhkan kita dari dosa berat. Semakin kita ambil bagian dalam hidup Yesus Kristus dan semakin menyatu dalam persahabatan dengan-Nya, bahaya semakin menjauh dari kita. Kematian Kristus adalah Kurban Paska, dimana “Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yoh 1 : 29). Sekaligus Yesus Kristus adalah Kurban Perjanjian Baru yang menempatkan kembali persekutuan dengan Allah dengan mendamaikan manusia dengan Allah oleh “inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk penghapusan Dosa” (Mat 26 : 28). c. Kesatuan Tubuh Mistik: Komuni membangun Gereja Dengan menerima Komuni dalam perayaan Ekaristi kita disatukan dengan Kristus. Kristus menyatukan diri dengan semua umat beriman yang menjadi tubuh Gereja. Komuni memperbaharui, memperkuat dan memperdalam persatuan ke dalam Gereja yang telah dimulai dengan pembaptisan. Dalam pembaptisan kita dipanggil untuk membentuk satu tubuh dengan Kristus. d. Komuni menuntun kita untuk peduli terhadap kaum miskin Pada akhir perayaan Ekaristi ada perutusan yang diucapkan oleh imam yaitu, Pulanglah dan wartakan sukacita. Supaya dengan ketulusan hati menerima Tubuh dan Darah Kristus yang diserahkan untuk kita, kita juga harus mengakui Kristus di dalam orang-orang termiskin, saudara-saudaranya. “orang-orang miskin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
tidak henti-hentinya akan ada di negeri itu. Itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, untuk menerima saudara-saudaramu yang tertindas dan miskin” (Ul 15:11). Yesus sendiri menegaskan kata-kata ini “orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu” (Yoh 12 : 8). Melayani orang miskin dan orang sakit kita melayani Tuhan Yesus, karena dalam diri mereka kita melayani Yesus. Maka menerima Komuni dalam Perayaan Ekaristi menuntun kita untuk peduli pada sesama yang miskin.
B. Makna Ekaristi Dalam Hidup Orang Beriman Ekaristi merupakan sakramen paling utama dalam Gereja kita, karena dalam Ekaristi kita merayakan misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Dalam mengikuti perayaan Ekaristi umat perlu mengetahui tata perayaan yang ada. Dengan mengenal tata Perayaan Ekaristi dapat menumbuhkan penghayatan iman umat dan keterlibat aktif dalam Ekaristi. Oleh karena itu pada bagian ini akan dijelaskan mengenai, pengertian penghayatan Ekaristi dan mengenal tata perayaan yang ada dalam Ekaristi yakni dari Pembuka sampai Penutup. 1. Pengertian Ekaristi Istilah “Ekaristi” berasal dari bahasa Yunani “Eucharistia” yang berarti Pujian Syukur. Sedangkan Ekaristi berasal dari kata “eucharistia” yang berarti Pujian (Martasudjita, 2009: 26). Ekaristi mau mengungkapkan pujian syukur atas karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus. Dengan pujian syukur, Gereja mengenang kembali Misteri Penebusan Yesus di kayu salib (Matasudjita, 2005: 29). Ekaristi dapat diartikan sebagai ungkapan Syukur atas karya penyelamatan Allah yang terjadi melalui perantaraan Yesus Kristus, maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
dari itu dalam perayaan Ekaristi harus menekankan segi isi dari apa yang hendak dirayakan, yaitu pujian dan syukur atas karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus dalam diri kita. Segala ungkapan syukur selalu kita tujukan kepada Allah karena pada dasarnya Dia sendirilah yang telah mengutus Putra-Nya untuk datang kedunia demi menyelamatkan kita. 2. Ekaristi sebagai santapan kehidupan Dalam kehidupan ini yang paling dibutuhkan manusia adalah untuk dapat bertahan hidup adalah makanan. Makanan merupakan kebutuhan paling dasar dari umat manusia, namun dilain pihak dapat menjadi pemersatu atau pemecah suatu komunitas masyarakat. Makanan memiliki makna dan peranan dalam kehidupan umat manusia pada umumnya yakni makanan dan minuman (Martasudjita, 2003 :263-265). Roti yang menjadi unsur pokok bagi kehidupan manusia dijadikan simbol yang menjamin kehidupan ilahi. Dalam kisah Manna di padang gurun yang melambangkan “Roti yang turun dari surga dan memberi hidup yang sejati kepada manusia” (Kel 16:14-36; Yoh 6:33). Roti tak beragi dikisahkan dalam peristiwa perjamuan Paskah (Kel 23:15) merupakan simbol dalam Ekaristi. Roti dijadikan sebagai lambang utama yang dipakai untuk menyakinkan para pendengar mengenai ajaran Yesus Kristus bahwa, Ia sendiri adalah makanan yang utama bagi manusia dalam perjalanan-Nya untuk menuju tanah air surgawi “Akulah roti hidup yang telah turun dari Surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-Nya dan roti yang Aku berikan itu ialah Daging-Ku, yang akan Aku berikan untuk hidup dunia” (Yoh 6:51). Arti pentingnya Ekaristi, seperti pentingnya makan dalam kehidupan manusia. Anak-anak lebih dapat mengerti melalui berbagai gambaran betapa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
orang bersusah payah untuk mencari makan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhannya. Gambaran yang paling dekat adalah orang tua yang bersusah payah untuk dapat memberi makan keluarganya. Dapat juga mengenal orang yang sungguh miskin bahkan cacat juga masih tetap berusaha tidak menyerah pada panas matahari untuk selalu mencari makan demi kelangsungan hidupnya. 3. Makan bersama untuk membentuk persekutuan Ekaristi sebagai peringatan akan wafat dan kebangkitan Yesus membentuk Gereja sebagai persekutuan, karena semua makan dan minum dari santapan yang satu dan sama, berarti menyatukan diri dengan satu karya keselamatan yang sama yang dilaksanakan Yesus dalam misteri Paskah. Dalam pengalaman banyak orang, hidup bersama dengan orang-orang yang dikasihi dan dicintai merupakan kebahagiaan dan kerinduan yang didambakan oleh setiap orang. Demikian halnya hidup bersama dengan Allah dan sesama merupakan kerinduan seluruh umat manusia. Didalam perayaan Ekaristi kebersamaan dengan Allah dan sesama terwujud dalam diri Yesus. Yesus hadir bagi dunia melalui Gereja. Gereja secara khusus menghadirkan Yesus Kristus dan karya keselamatan dalam Ekaristi Kudus. Seluruh misteri kehidupan bersama dengan Kristus dan manusia mengalami kepenuhannya dalam diri Kristus dirayakan dan dihadirkan bagi umat beriman di dalam perayaan Ekaristi. Maka perayaan Ekaristi dapat dipandang sumber dan puncak seluruh kehidupan umat Kristiani (LG, art. 11) “Dalam perayaan Ekaristi, semua kegiatan yang lain memperoleh sumber rahmat dan kekuatannya dan sekaligus terarah dan mengalir kepada-Nya”. (Martasudjita, 2003 : 26).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
Dalam perayaan Ekaristi kebersamaan dengan Allah dan sesama dialami oleh setiap umat. Dalam acara makan bersama yang mempersatukan dan bahkan menjadi puncak pertemuan seluruh anggota keluarga dan komunitas. 4. Tuhan sebagai tuan perjamuan sekaligus santapan Gereja Perayaan Ekaristi secara khusus dipercayakan oleh Yesus Kristus kepada Gereja. Di dalam kristus, Gereja mendapat cara dan jalan untuk masuk kedalam misteri penyelamatan Allah dengan Ekaristi. Sebab melalui Liturgi, terutama dalam kurban Ilahi Ekaristi, terlaksanalah karya penebusan kita” (SC. art. 2) Pada perjamuan terakhir, pada malam Ia diserahkan, penyelamat kita mengadakan korban Ekaristi Tubuh dan DarahNya. Dengan demikian Ia mengabadikan korban salib untuk selamanya, dan mempercayakan kepada Gereja Mempelai-Nya yang terkasih kenangan wafat dan kebangkitan-Nya : Sakramen cinta kasih, lambang kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan paskah. Dalam perjamuan itu Kristus disambut, jiwa dipenuhi rahmat, dan kita dikaruniai jaminan kemuliaan yang akan datang. (SC, art. 47). Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa, Ekaristi sebagai lambang kesatuan yang menunjuk pada maksud dari penganugerahan Ekaristi oleh Kristus, yakni agar Gereja memiliki kebersamaan dan kesatuan dengan Allah melalui Dia dalam Roh Kudus dan dengan warga Gereja sendiri. Dengan merayakan Ekaristi sebagai sakramen keselamatan Allah (SC, art 5, LG, art. 48, GS, art. 42), Gereja menghadirkan Kristus. Hal ini juga diungkapkan dalam SC, art.2 “Sebab melalui liturgilah, terutama dalam kurban Ilahi Ekaristi, terlaksana karya penebusan kita”. Ekaristi adalah suatu perayaan perjamuan yang sifatnya persaudaraan, yang menjadi jawaban iman, tanggapan manusia atas Allah yang terlebih dahulu menawarkan keselamatan atas kehidupan manusia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
Upacara-upacara liturgi bukanlah tindakan perorangan, melainkan perayaan Gereja sebagai sakramen kesatuan, yakni umat Kudus yang berhimpun dan diatus dibawah para Uskup. Maka upacara-upacara itu menyangkut seluruh tubuh Gereja dan menampakkan serta mempengaruhinya, sedangkan masing-masing anggota disentuhnya secara berlainan, menurut keaneka tingkatan, tugas, serta keikutsertaan aktual mereka (SC, art. 26) Artikel ini mengungkapkan bahwa Ekaristi adalah perayaan seluruh Gereja bukan suatu perayaan pribadi. Berapapun jumlah peserta yang hadir dalam sebuah perayaan Ekaristi tetap merupakan perayaan Ekaristi yang sah, apabila telah dirayakan sesuai dengan kehendak Gereja, maka Ekaristi merupakan perayaan seluruh Gereja. Melalui perayaan Ekaristi ini, umat diajak untuk menyadari bahwa dirinya adalah anggota Gereja. Demikian juga kesadaran ini diharapkan dimiliki anak-anak, sehingga dapat menyadari bahwa perayaan Ekaristi merupakan perayaan seluruh Gereja dan dirinya merupakan bagian dari Gereja tersebut, maka kehadirannya sangat dirindukan oleh Gereja. Dengan demikian kerinduan untuk selalu hadir dalam perayaan Ekaristi akan tumbuh dengan sendirinya dalam diri anak. 5. Ekaristi sebagai Sumber dan Puncak Kehidupan Gereja Ekaristi dalam Gereja merupakan sumber dan puncak kehidupan Kristiani (KGK 1407), karena dalam Ekaristi terdapat seluruh kekayaan Rohani Gereja, yakni Kristus sendiri, lewat Tubuh-Nya sendiri yang oleh Roh Kudus dijadikan hidup dan pemberi hidup, Ia menawarkan hidup-Nya kepada manusia. Demikianlah Gereja selalu mengarahkan pandangannya kepada Tuhan. Disanalah Gereja menemukan kepenuhan pernyataan Kasih Tuhan yang tak terbatas (SC, art. 10). Sakramen Ekaristi dikatakan sebagai sakramen Utama (Iman Katolik 1996
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
:401) ajaran tersebut sesuai dengan ajaran Konsili Vatikan II yang menyatakan bahwa, Ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan Kristiani hal ini dijelaskan dalam LG, art. 11 yang berbunyi sebagai berikut : Dengan ikut serta dalam kurban Ekaristi, sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani, mereka mempersembahkan Anak Domba ilahi dan diri sendiri bersama dengan-Nya kepada Allah; demikianlah semua menjalankan peranannya sendiri dalam perayaan liturgis, baik dalam persembahan maupun dalam Komuni Suci, bukan dengan campur baur, melainkan masing-masing dengan caranya sendiri. Kemudian, sesuda memperoleh kekuatan dari tubuh kristus dalam perjamuan Suci, mereka secara konkret menampilkan kesatuan Umat Allah, yang oleh sakramen maka luhur itu dilambangkan dengan tepat dan diwujudkan secara mengagumkan. Konsili Vatikan II mengacu pada, sebutan “Ekaristi sebagai sumber dan puncak seluruh hidup Kristiani” yang tidak dapat memisahkan Ekaristi dengan khidupan sehari-hari. Ekaristi menjadi sumber hidup, karena dalam Ekaristi semua sakramen pengudusan ditanamkan dalam diri manusia supaya berakar dan tumbuh dalam kerukunan dan cinta kasih manusia. Namun Ekaristi juga sebagai pusat dan puncak hidup Gereja karena pada akhirnya tujuan kegiatan kerasulan Gereja adalah
persatuannya dengan Kristus. Semua bidang kehidupan yang
dijalani umat Kristiani tertuju dan mengarah kepada Ekaristi sebagai puncaknya. Dengan demikian dalam Ekaristi manusia memperoleh kekuatan hidup dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan menggereja bersama. Ekaristi merupakan suatu perjamuan yang bersumber dari perjamuan terakhir, dimana Yesus karena ketaatan-Nya pada Bapa dan cinta-Nya kepada manusia mengorbankan diri demi keselamatan manusia dalam Rupa Roti dan Anggur yang melambangkan Tubuh dan Darah-Nya. Dalam perjamuan Ekaristi kita mengenang wafat dan kebangkitan Kristus. Dalam hal ini Kristus bertindak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
sebagai tuan rumah sekaligus hidangannya, sehingga semua umat beriman yang hadir dapat mengalami kebersamaan hidup yang penuh dan utuh dengan Allah dan sesamanya (Martasudjita, 2003 : 267).
C. Permasalahan Penghayatan Ekaristi “Penghayatan” berarti pengalaman batin. Sedangkan kata “Ekaristi” berasal dari kata“eucharistia” yang berarti Pujian (Martasudjita, 2009:26). Menghayati Ekaristi artinyamelalui rahmat Allah kita dipersatukan dengan pribadi Yesus Kristus dan untuk mengambil bagian dalam Tubuh dan Darah-Nya. Serta di pihak lain karena Kristus kita dipersatukan dengan seluruh anggota Gereja menjadi satu tubuh, yakni Tubuh Kristus (1 Kor 10:16,17). Penghayatan umat akan perayaan Ekaristi banyak sekali dipengaruhi oleh situasi yang menjadi latar belakangnya seperti pengalaman akan Allah dan tidak menutup kemungkinan kebiasaan orang merefleksikan pengalaman hidupnya. Sutrisnaatmaka (2003:66) berpendapat bahwa: Pada dasarnya paham dan penghayatan Ekaristi sangat dipengaruhi oleh cara berpikir, bertindak dan mengambil sikap dalam budaya dan adat kebiasaan tertentu. Juga pemahaman tentang keselamatan yang berhubungan dengan yang ilahi, serta kepercayaan terhadap Sang pencipta berperan dalam membentuk pengertian umat tentang wahyu ilahi. Termasuk didalamnya ajaran-ajaran Gereja pada umumnya dan yang berhubungan dengan Ekaristi pada khususnya. Selain yang diungkapkan oleh Sutrisnaatmaka, penghayatan Ekaristi juga dipengaruhi oleh motivasi keikutsertaan merayakan Ekaristi, baik yang dangkal maupun yang mendalam sekalipun. Maka berikuti ini akan dibahas mengenai: pemahaman-pemahaman tentang Ekaristi, pengalaman akan Allah, kebiasaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
merefleksikan pengalamannya, bertindak dan mengambil sikap dalam budaya dan motivasi umat dalam merayakan Ekaristi. 1. Pemahaman umat tentang Ekaristi Ekaristi bagi umat dipahami sebagai, Perayaan syukur, perjumpaan, pertemuan, persaudaraan, persatuan antara kita dan kesatuan dengan Allah, kenangan akan sengsara wafat dan kebangkitan Yesus, pusat, sumber, puncak, kebutuhan, kekuatan hidup, ungkapan iman bersama akan Allah yang menyelamatkan manusia dalam Yesus Kristus. Dari kelima unsur ini tidak sama, namun sangat erat hubungannya. Dalam liturgi Ekaristi merupakan, ungkapan iman dalam bentuk perayaan syukur. Umat berkumpul untuk menyatakan kebesaran, kemeriahan, keagungan dalam suasana kegembiraan. Mengenai hal ini kadang kurang disadari oleh umat. Mereka merayakan Ekaristi kadang hanya ikut meramaikan saja atau karena mereka merasa bahwa mereka beragama Katolik jadi setiap hari Minggu ikut merayakan Ekaristi digereja. Pada saat hari Minggu kadang mereka lebih memilih untuk tinggal dirumah atau menjaga harta benda mereka, karena kurang memahami arti merayakan Ekaristi pada saat hari Minggu. Ekaristi merupakan suatu perayaan perjamuan yang bersifat persaudaraan yang menjadi jawaban iman, tanggapan manusia atas Allah yang terlebih dahulu mewartakan keselamatan. Perayaan Ekaristi juga merupakan kenangan akan peristiwa penyelamatan Yesus melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Melalui sengsara dan kematian Yesus menyerahkan diri seutuhnya pada Allah, menjadikan diri-Nya korban keselamatan manusia dalam Kristus. Ekaristi sebagai sumber hidup, karena dalam Ekaristi semua sakramen pengudusan ditanamkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
dalam manusia supaya berakar dan tumbuh dalam kerukunan dan cinta kasih manusia. Ekaristi juga sebagai
pusat dan puncak hidup Gereja, karena pada
akhirnya tujuan kegiatan kerasulan Gereja adalah persatuan dengan Kristus. Dengan demikian dalam Ekaristi manusia memperoleh kekuatan hidup dalam kegiatan hidup pribadi maupun kehidupan menggereja bersama. Dalam Ekaristi umat beriman mengungkapkan imannya bersama sebagai tanda kesatuan umat dengan Allah yang menyelamatkan manusia dalam Kristus. 2. Pengalaman iman akan Allah Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup kristiani yang menjadi dasarnya adalah kehidupan kita yang merupakan persembahan dan kebaktian kepada Allah. Perayaan Ekaristi merangkum seluruh sikap penyerahan dan kebaktian kita dan oleh karena itu boleh disebut sebagai sumber dan puncak. Maka iman kita tidak hanya diungkapkan dalam doa-doa dan penyerahan kudus, namun terutama dalam tindakan dan perbuatan setiap hari. Santo Paulus menganjurkan supaya kita “Mempersembahkan diri sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahnya yang sejati” (Rm 12:1). Maka seluruh hidup kita merupakan pengungkapan iman yang resmi, jadi Ekaristi adalah sebagai ungkapan iman yang resmi dari seluruh Gereja dan sungguh merupakan sumber dan puncak dari sikap iman Gereja. Ekaristi merupakan sumber karena iman, kita masing-masing mengambil bagian dalam iman Gereja. Ekaristi sebagai puncak karena iman umat sungguh diungkapkan dalam bentuk paling resmi (Jacobs,1996:32). Dengan demikian Ekaristi sangat penting karena sakral, Kudus, mendasar dan tak terpisahkan dan saling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
berhubungan dengan kehidupan umat sehari-hari, sampai pada mereka mengalami pengalaman imannya akan Allah. Penghayatan Ekaristi dan sakramen pada umumnya merupakan suatu pengalaman iman. Dalam iman orang dipersatukan dengan Kristus dan dengan sesama. Merayakan Ekaristi merupakan suatu pertemuan pribadi dalam iman dengan Kristus. Setiap pengalaman merupakan tindakan Roh Kudus di dalam diri kita, suatu tanda Kristus yang bangkit, suatu perasaan akan kehadiran serta tindakan di dalam diri kita, setiap pengalaman merupakan anugerah Allah. Salah satu sarana sampai pada perjumpaan secara pribadi dengan Allah dan membuka seluruh pengalaman suka dan duka kepada–Nya yakni melalui doa dalam perayaan Ekaristi maupun doa pribadi. Tetapi kebanyakan umat kurang menyadari setiap pengalamannya bahwa setiap pengalaman itu merupakan anugerah Allah. Maka bila Allah sebagai tempat mencurahkan seluruh pengalaman hidup berarti doa merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan sampai pada pengalaman iman akan Allah. Dengan demikian seluruh pengalaman dan kenyataan yang terjadi didalam hidup ini akhirnya dirasakan sebagai rahmat yang berasal dari Allah. Pengalaman akan Allah, “Carilah Dia dengan hatimu, bukanlah dirimu kepada-Nya, biarlah Ia menguasai seluruh dirimu dan engkau akan mengalami Allah” (Neuner, 1997:21). Untuk sampai kepada pengalaman akan Allah, pertama-tama kita harus merefleksikan seluruh pengalaman hidup setiap hari, bisa juga pengalaman selama satu Minggu. Refleksi ini bisa dilihat dari keterlibatan kerjasama dengan orang lain, sikap dan tindakannya, cara berkomunikasi/ tutur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
kata, dalam berdoa baik bersama maupun doa pribadi, belajar dan lain-lain. Seluruh pengalaman ini direfleksikan sampai akhirnya mereka dapat mengalami kehadiran Allah di dalam setiap kegiatan maupun langkah hidupnya. 3. Kebiasaan merefleksikan pengalaman hidup Dalam perayaan Ekaristi ada Liturgi Sabda yaitu bacaan-bacaan Kitab Suci.Setelah bacaan Kitab Suci hendaknya ada homili atau kotbah yang dibawahkan oleh Imam atau petugas yang berwewenang dan hendaknya dilaksanakan dengan seksama. Sebab homili merupakan pewartaan tentang Kerajaan Allah dalam sejarah keselamatan atau misteri Kristus yang selalu hadir dalam hidup kita. Maka dalam perayaan Ekaristi yang menjadi puncak refleksi umat saat mengikuti Ekaristi adalah misalnya pada saat homili. Imam mencoba memberikan refleksi atas bacaan-bacaan dalam Ekaristi. Homili yang baik bagi umat adalah homili yang jelas dan singkat serta relevan dengan pengalaman hidup umat. Kadang imam memberikan homili yang panjang atau bertele-tele, marah-marah kepada umat dan terlalu teologis sehingga umat kurang mengerti pesan yang disampaikan dalam bacaan dan kurang menghayati ajaran tentang Kerajaan Allah. Homili yang seharusnya menjadi waktu yang tepat untuk merefleksikan pengalaman dalam terang Injil menjadi tidak bermanfaat bagi iman umat dan juga membuat umat malas untuk hadir digereja untuk merayakan Ekaristi. Pada hal yang perlu umat dengar adalah ajaran tentang Kerajaan Allah yang ada dalam Kitab Suci, sehingga umat dapat merefleksikan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
Selain itu dengan merefleksikan pengalaman hidup umat semakin bertobat kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari, semakin bersatu dengan Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta. Selain itu sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam kehidupan ditengah masyarakat. Untuk sampai kepada pengalaman akan Allah pertama-tama hal yang perlu kita lakukan adalah merefleksikan seluruh pengalaman hidup kita setiap hari. Refleksi ini bisa dilihat dari segi kerjasama dengan orang lain, sikap dan tindakan, cara berkomunikasi atau tuturkata dalam berdoa baik pribadi maupun bersama, belajar dan lain-lain. Seluruh pengalaman ini direfleksikan sampai akhirnya dapat merasakan atau mengalami kehadiran Allah di dalam setiap kegiatan maupun langkah hidupnya. 4. Bertindak dan mengambil sikap dalam budaya. Bahasa
merupakan
sarana
bagi
manusia
untuk
berdialog
dan
berkomunikasi. Dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan isi pikiran, berinteraksi dan mengindentifikasikan diri atau mengungkapkan diri. Dengan kata lain bahasa merupakan saran komunikasi, dimana lewat bahasa manusia dapat menukarkan pendapat, isi pikiran serta mengaktualisasikan diri. Dalam penghayatan iman, bahasa atau kata-kata merupakan cara mengungkapkan diri yang paling jelas, dengan bahasa kita menyampaikan sukadukanya kepada Tuhan. Melalui bahasa kita mengucap syukur, menyembah dan berdoa kepada Tuhan. Maka dalam perayaan Ekaristi hendaknya perlu menggunakan juga bahasa dalam budaya yang ada tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia, sehingga umat dapat mengerti dan menghayati imannya akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
Yesus Kristus karena dalam perayaan Ekaristi semua umat berkumpul untuk berdoa baik dari anak-anak sampai tua dan mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda. Dari Konsili Vatikan II yang menjadi dasar pembaharuan liturgi pada umumnya “Adapun dalam pembaharuan naskah-naskah dan upacara-upacara harus diatur sedemikian rupa, sehingga lebih jelas mengungkapkan hal-hal kudus yang dilambangkan. Dengan demikian umat kristiani dapat menangkapnya dengan mudah, dan dapat ikuti serta dalam perayaan secara penuh, aktif, dan dengan cara yang khas bagi jemaat (ITILR art 35). Penghayatan Ekaristi bisa juga dipengaruhi dari sikap dan tindakannya, cara berkomunikasi atau tuturkata dalam budaya yang ada. Dalam perayaan Ekaristi pertama-tama mengarahkan umat pada iman yang mendalam melalui sabda Tuhan dan pengudusan pribadi melalui pertobatan dan diterima dalam Komuni Kudus. Perayaan Ekaristi mengarahkan orang untuk aktif dan ikut ambil bagian dalam misi Gereja untuk membangun masyarakat yang damai dan tenteram. 5. Motivasi umat dalam merayakan Ekaristi Beberapa motivasi yang mempengaruhi penghayatan umat dalam menghayati Ekaristi seperti merayakan Ekaristi karena kewajiban dan merayakan Ekaristi karena kerinduan dengan Tuhan. a. Merayakan Ekaristi karena kewajiban Merayakan Ekaristi digereja sering dipandang sebagai suatu kewajiban, keterpaksaan atau dari situasi lain yang membuat dia untuk hadir artinya tidak ada niat yang datang dalam dirinya. Misalnya untuk anak-anak, ada peraturan dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
sekolah yang mewajibkan mereka untuk mengikuti perayaan Ekaristi setiap hari Minggu. Motivasi seperti ini seringkali membuat orang cepat bosan, tidak betah saat mengikuti merayakan Ekaristi.Kadang pergi kegereja sebagai kegiatan sampingan artinya kegereja kalau tidak ada kegiatan Mingguan. Merayakan Ekaristi yang penting datang, merayakan Ekaristi karena teman, atau orang lain yang mengajak kegereja atau bagi anak-anak karena diharuskan oleh orang tua. “Ekaristi merupakan sumber pencarian air kehidupan yang mampu membasahi dahaga batin dan jasmani sepanjang hari di tengah teriknya matahari dan sesaknya tugas serta pekerjaan” (Martasudjita, 31-32). Terdapat kegembiraan yang dalam, ada sukacita karena perjuangan dengan Tuhan sendiri. Maka jika Liturgi Ekaristi dipandangan sebagai suatu kewajiban saja orang yang bersangkutan akan merasa kaku dan membosankan. Motivasi semacam ini sering menyalahkan orang lain seperti koor, imam yang membawakan homili kadang merasa kurang jelas atau membosankan. Orangorang semacam ini kadang mengikuti perayaan Ekaristi sesuka hati. Datang terlambat atau pulang lebih awal yang penting sudah hadir digereja. Orang-orang yang semacam ini perlu mendapatkan pendampingan untuk bisa merenungkan arti perjumpaan dengan Yesus dalam Ekaristi. b. Merayakan Ekaristi sebagai kerinduan berjumpa dengan Allah Banyak umat yang mengikuti perayaan Ekaristi dengan alasan tertentu. Mereka pergi kegereja karena kelompoknya mendapat tugas, mohon ujian lancar dll. “Jiwa penghayatan liturgi yang paling mendasar adalah kerinduan hati untuk berjumpa dengan Allah”(Martasudjita 2002: 49), dengan dasar motivasi inilah kita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
dapat mngikuti Perayaan Ekaristi dengan tenang, penuh penghayatan dan sukacita. Menghadiri Ekaristi karena kerinduan pada Allah, seperti layaknya perjumpaan dengan sahabat, keluarga. Seorang sahabat atau keluarga adalah tempat dimana kita merasa segala sesuatunya terasa menyenangkan kita dapat menyampaikan senang, susah, sedih dengan leluasa merasa puas meskipun tidak mendapatkan sesuatu. Begitu juga ketika kita merayakan Ekaristi, keinginan kita untuk berjumpa dengan Tuhan dan umat membuat sesuatu menjadi indah.Koor yang fales, homili yang terlalu lama, tidak menjadi suatu alasan kita untuk berdoa. Semua itu kita hayati sebagai sebuah dinamika hidup orang beriman dan penghayatan seperti inilah yang diharapkan. Sebagai akibatnya orang tersebut tidak merasa bosan dengan sesuatu yang nampak rutin itu, ia tidak gampang malas, bosan, mengeluh saat hadir dalam Perayaan Ekaristi. Dengan demikian merayakan Ekaristi karena kesadaran perjumpaan dengan Allah menjadi alasan utama. D. Peran katekese persiapan komuni pertama Katekese Komuni Pertama merupakan pengajaran, pendalaman dan pendidikan iman bagi seseorang yang akan menerima Komuni Pertama agar iman mereka semakin dewasa dan berkembang dan mereka siap untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus yang berupa Roti dan Anggur. Dalam Katekese Persiapan Komuni Pertama perlu diperkenalkan mengenai ajaran-ajaran Kristiani. Oleh karena itu pada bagian ini akan dibahas mengenai: Arti Katekese Komuni Pertama, Pentingnya Katekese Persiapan Komuni Pertama menurut KHK.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
1. Pengertian katekese komuni pertama Katekese berasal dari kata, “catechein” dan “catechesis”, Kat artinya keluar kearah yang lebih luas sedangkan “echo” yang berarti gema/gaung. Sedangkan arti katekese adalah pengajaran, pendalaman dan pendidikan iman agar orang semakin dewasa dalam imannya dan imannya semakin berkembang. Di dalam buku Catchesi Tradendae (Penyelenggraan Katekese 18 ) dikatakan: Katekese adalah: pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam iman yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen, yang pada umumnya di berikan secara oraganis dan sistematis, dengan maksud agar menghantar para pembaca sampai pada kepenuhan Hidup Kristen. Maka dengan demikian Katekese Persiapan Komuni Pertama merupakan: Pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman bagi anak-anak agar iman mereka semakin dewasa dan berkembang, khususnya mereka semakin siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Anak-anak yang akan menerima Komuni Pertama perlu dibina dan perlu dijelaskan tentang ajaran Kristiani yang perlu diketahui bagi anak-anak yang akan menerima Komuni Pertama karena mereka menerima baptisan masih bayi. Perayaan Komuni Pertama perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Mereka yang baptis masi bayi belum mendapatkan pendampingan mengenai Sakramen Baptis dan ajaran-ajaran Kristiani, oleh karena itu para pendamping perlu mengajarkan mengenai makna Sakramen Baptis dan konsekuensinya menjadi orang katolik, yakni mengimani Yesus sebagai Kristus dan penyelamat, dan juga siap menjadi murid Yesus dan berusaha meneladan-Nya. Dalam Katekese Persiapan Komuni Pertama diharapkan mereka sungguh-sungguh dapat memahami makna Komuni Pertama dalam kesatuan dengan perayaan Ekaristi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
2. Pentingnya katekese persiapan komuni pertama bagi anak-anak Katekese Persiapan Komuni Pertama dilaksanakan bagi anak-anak yang dipermandikan sejak bayi. Katekese Persiapan Komuni Pertama ini kiranya tidak lagi dapat dikatakan bahwa yang boleh menerima adalah mereka yang sudah berumur 7 atau 8 tahun, kiranya akan menjadi wajar kalau batasan umur tidak terlalu mutlak, tetapi bila anak sudah mampu memahami bahwa Kristus adalah penyelamat kita dan bahwa dalam Ekaristi Gereja mau menghayati kesatuannya dengan Kristus. Adapun pengertian dan pengalaman akan persatuannya dengan Kristus dan orang lain dalam Ekaristi tergantung atas pengertian dan pengalaman akan kesatuannya dengan komunitasnya atau sesamanya. Komunitas yang paling terdekat adalah keluarganya sendiri. Maka pendidikan iman anak sudah sewajarnya menjadi tanggungjawab bagi orang tua dalam keluarganya. Namun dalam hal ini kebanyakan orang tua kurang menyadari tanggung jawab tersebut. Kesadaran terhadap segi sosial dari Ekaristi menuntut suatu pembaharuan metode dalam mempersiapkan Komuni Pertama. Salah satu modal Katekese Persiapan Komuni Pertama yaitu persatuan dengan Kristus dan dengan sesama dalam perayaan Ekaristi, mengandaikan suatu pengalaman hidup bersama dengan orang lain dalam keluarga, dalam Paroki dan dalam masyarakat. Hal ini dapat dicapai dengan membangun suasana kebersamaan, antara lain dengan kesaksian hidup orang tuanya terhadap anakanaknya, terlebih dalam menciptakan suasana hidup Kristiani di tengah-tengah keluarganya. Yang menangani Katekese Persiapan Komuni Pertama sampai saat ini masih banyak yang ditangani oleh para katekis atau guru agama setempat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
sehingga memberi kesan seolah-olah orang tua dilibatkan menjadi panitia yang lebih mengurus mengenai hal-hal praktis sehubungan dengan pesta. Namun yang penting adalah keterlibatan orang tua sendiri mengenai tugas dan tanggungjawab mereka terhadap pendidikan iman anak, hal ini ditegaskan dalam Kitab Hukum Kanonik sebagai berikut: Melebihi semua yang lain orangtua wajib untuk membina anak-anak mereka dalam iman dan dalam praktek kehidupan Kristiani baik lewat perkataan maupun teladan dalam hidup mereka, demikian pula terikat kewajiban yang sama yang menggantikan orangtua dan para wali-baptis (KHK 774, art 2) Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa, pendidikan iman anak merupakan tanggungjawab orangtua. Maka dalam Katekese Persiapan Komuni Pertama kiranya para pendamping (para katekis atau guru agama) sebenarnya lebih pada sifat membantu tugas dan tanggungjawab orang tua saja. Dilihat dari psikologi anak mereka lebih terikat dengan orangtua dan keluarganya dari pada katekisnya. a. Dasar katekese persiapan komuni pertama menurut KHK. Dalam bagian ini akan dibahas mengenai dasar Yuridis, dasar-dasar pentingnya Katekese Persiapan Komuni Pertama. 1) Dasar Yuridis Berkaitan dengan pentingnya Katekese Persiapan Komuni Pertama maka dasar Yuridisnya adalah : Kan. 912. Setiap orang yang telah dibaptis dan tidak dilarang oleh hukum dapat dan harus diijinkan untuk menerima Komuni Suci.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
Kan. 913. 1. Agar Ekaristi Mahakudus dapat diterimakan kepada anak-anak, dituntut bahwa mereka memiliki pemahaman cukup dan telah dipersiapkan dengan seksama, sehingga dapat memahami misteri Kristus sesuai dengan daya tangkap mereka dan mampu menyambut Tubuh Tuhan dengan iman dan khidmat. 2. Tetapi anak-anak yang berada dalam bahaya maut dapat diberi Ekaristi Maha Kudus, bila mereka dapat membedakan Tubuh Kristus dari makanan biasa serta menyambut Komuni dengan hormat. Kan. 914. Terutama menjadi tugas orang tua serta mereka yang menggantikan kedudukan orangtua dan juga Pastor Paroki untuk mengusahakan agar anak-anak yang telah dapat menggunakan akalbudi dipersiapkan dengan semestinya dan, sesudah didahului penerimaan Sakramen Tobat, sesegera mungkin diberi santapan ilahi itu; juga menjadi tugas Pastor paroki untuk mengawasi, jangan sampai anak-anak yang tidak dapat menggunakan akalbudi atau yang ia nilai tidak cukup dipersiapkan, maju untuk menerima Komuni Suci. (KHK, 2006: 257258) Berdasarkan
yuridis
pentingnya
persiapan
Komuni
diatas
dapat
disimpulkan bahwa orang yang telah dibaptis tidak dilarang untuk menerima Komuni Pertama. Mereka yang menerima Komuni Pertama sudah cukup memahami mengenai Misteri Kristus sesuai daya tangkap mereka untuk menyambut Tubuh Tuhan dengan iman dan khidmat. Jika anak-anak yang berada dalam bahaya maut mereka dapat menerima Komuni yang penting anak sudah dapat membedakan Tubuh Kristus dari makanan biasa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
2) Syarat-syarat penerima komuni pertama a) Sudah dibaptis (KHK, Kan. 912-914) b) Memiliki cukup pengertian akan misteri Kristus c) Mampu menyambut Tubuh dan Darah Kristus dengan hormat d) Umur tertentu (Tidak ada ketentuan secara khusus) Syarat-syarat diatas merupakan syarat-syarat pokok untuk dapat menerima Komuni Pertama. Seseorang boleh menerima Komuni Pertama apa bila sudah dibaptis secara Katolik, cukup mengerti tentang Misteri Kristus dan mampu menyambut Tubuh dan Darah Kristus dengan hormat dan khusuk. Orang yang akan menerima Komuni Pertama harus percaya bahwa Roti dan Anggur itu merupakan Tubuh dan Darah Kristus yang sudah dikonsekrasi. 3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan Komuni Pertama Dalam mempersiapkan Katekese Persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan dari berbagai pihak yakni: guru agama, peserta, bapak ibu maupun Pastor paroki. Dll. Namun yang paling penting dalam Persiapan Komuni Pertama ini adalah guru Agama (Katekis), peserta (anak) dan orang tua murid. Dari ketiga pokok ini, perlu adanya kerjasama yang terwujud dalam usaha saling memahami baik hal yang pokok maupun dalam hal-hal yang praktis. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh ketiga unsur pokok yang penting itu dapat diuraikan sebagai berikut: a. Bagi Katekis (guru agama) 1) Menyajikan Katekese Persiapan Komuni Pertama secara praktis, yang memerlukan kemampuan untuk mengolah lebih lanjut bahan-bahan agar terwujud bentuk penyajian yang menarik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
2) Membantu peserta untuk memperkembangkan pengertian penghayatan cinta kasih. 3) Mengajak peserta untuk mengungkapkan imannya, mendorong untuk senantiasa mewujudkan suasana doa dalam setiap pertemuan. Anak ditolong untuk menghafalkan doa-doa harian agar nantinya mereka terlibat dalam doa lingkungan 4) Mampu menjelaskan tentang sakramen tobat dengan bahasa yang sederhana mungkin, sehingga anak mampu menangkap maknanya. 5) Mengajak anak, mengarahkan anak untuk setiap Minggu menghadiri perayaan Ekaristi digereja, Stasi ataupun di lingkungannya. 6) Memperhatikan hal-hal Praktis, Misalnya: Presensi anak untuk melihat kesinambungan kehadiran mereka dalam persiapan, pengecekan anak untuk kemampuan dan pengecekan surat permandian, penyajian metode, alat peraga, melatih lagu-lagu Komuni Pertama, menjelang akhir, biasanya mengadakan latihan-latihan upacara yang menunjang kelancaran dan hikmahnya perayaan Ekaristi. b. Bagi peserta (anak). Mempersiapkan serta membuka hati untuk menerima apa saja yang perlu diketahui selama persiapan atau adanya motivasi dari anak sendiri dengan dorongan dari orang tua serta guru agama. 1) Membaca dan menghafalkan doa-doa 2) Mencatat tugas-tugas yang dikerjakan dirumah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
3) Ikut dengan orang tua atau sendiri menghadiri perayaan Ekaristi digereja atau di lingkungannya, juga ikut menghadiri perayaan Ekaristi digereja atau di lingkungannya. 4) Mempersiapkan latihan-latihan bersama orang tua dan guru agama untuk perayaan Ekaristi. c. Bagi orang tua 1) Menciptakan suasana dan relasi yang baik: orang tua berani menyediakan waktu minimal sekali dalam seminggu untuk mengadakan pembicaraan dengan anak yang akan menyambut Komuni Pertama. Hanya berbincangbincang sudah cukup apalagi melibatkan seluruh anggota keluarga bukan hanya yang akan mempersiapkan menyambut Komuni Pertama. 2) Mendalami dan mengerti tentang hal-hal pokok yang akan dibicarakan sangat perlu bagi orangtua, setidak-tidaknya mempunyai buku acuan tentang persiapan Komuni Pertama untuk dipelajari khususnya diperuntukkan bagi orang tua, juga bertanya kepada orang lain yang lebih memahami. 3) Membantu anak-anak menghayati doa-doa yang telah diajarkan lewat kesaksian iman orang tua, juga mendorong anak untuk menghafalkan doa-doa harian. 4) Mempersiapkan hal-hal praktis tentang segala sesuatu yang perlu untuk komuni pertama, juga membantu melatih kembali apa-apa yang telah didapat si anak dari guru agama. 5) Bersedia menghadiri pertemuan yang membicarakan tentang kemajuan, halhal pokok yang berhubungan dengan putra-putrinya yang akan menyambut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
Komuni Pertama. Usahakan setiap pembicaraan mempunyai tujuan yang jelas, arah yang jelas pula: orang tua harus mampu membaca arah dan tujuan dengan kritis dan cermat
dan orang tua harus cermat memperhatikan cara yang
diusulkan misalnya peneguhan dan pemantapan anak lewat iman orang tuanya. Semua itu demi kemajuan dan perkembangan iman anaknya. Dari kutipan di atas yakni, Guru agama, anak (peserta ), dan orang tua mempunyai Peranan yang sangat penting dalam Katekese Persiapan Komuni Pertama. Dalam menyampaikan materi perlu dipersiapkan dengan baik dan menarik dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga anak mampu menangkap maknanya dan membantu anak memperkembangkan pengertian penghayatan cinta kasih serta serta mengungkapkan imannya. Mengarahkan anak untuk terlibat aktif pada setiap hari minggu menghadiri perayaan Ekaristi digereja, Stasi ataupun di lingkungannya. Sebagai peserta (anak) mempersiapkan serta membuka hati untuk menerima apa saja yang perlu diketahui selama persiapan atau adanya motivasi dari anak sendiri dengan dorongan dari orang tua serta guru agama. Setiap hari Minggu mengikuti perayaan Ekaristi digereja. Sebagai orang tua menciptakan relasi yang baik dan menyediakan waktu untuk mengajak anak mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan menyediakan waktu minimal sekali dalam seminggu untuk mengadakan pembicaraan dengan anak yang akan menyambut Komuni Pertama. Orang tua perlu membantu anak untuk menghayati doa-doa yang diajarkan orang tua lewat kesaksian iman mereka, dan mendorong anak untuk menghafal doa-doa. Dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
Persiapan Komuni Pertama orang tua bersedia menghadiri pertemuan yang membicarakan tentang kemajuan, hal-hal pokok yang berhubungan dengan putraputrinya yang akan menyambut Komuni Pertama. 4. Peran katekese persiapan komuni pertama a. Katekese Awal Katekese Persiapan Komuni Pertama merupakan katekese yang diberikan bagi mereka yang baptis bayi, karena mereka belum mendapatkan katekese yang memadai. Melalui katekese awal mereka mengenalkan tentang nilai-nilai Kristiani dan nilai-nilai dasar-dasar Kristiani. Dalam Katekese Persiapan Komuni Pertama tidak dibicarakan semua tentang Ekaristi secara lebih mendalam karena mengingat waktu Persiapan Komuni Pertama yang relatif singkat, dan sesuai dengan daya tanggkap mereka. b. Partner Keluarga Katekese Persiapan Komuni Pertama baik di paroki maupun disekolah bertujuan untuk membantu anak-anak mereka agar semakin pantas menerima Sakramen Ekaristi dan penguatan. Karena
di dalam keluarga orang tua
merupakan orang pertama dan utama yang bertanggungjawab dalam mendidik anak, maka dalam Katekese Persiapan Komuni Pertama ini, baik dari Paroki maupun di sekolah hanya membantu untuk mendalami iman yang sudah tumbuh dalam keluarga sejak dini, tetapi dalam Persiapan Komuni Pertama orang tua juga bekerjasama dengan Katekis maupun Pastor Paroki untuk mempersiapkan anakanak mereka dalam menerima Komuni Pertama. Dalam (FC art 39) yang menyatakan
bahwa
orang
tualah
yang
pertama-tama
menjadi
pelaku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
pendampingan bagi anak-anaknya. Maka Pendidikan iman bagi anak tidak hanya terlaksana dengan kata-kata intruksional saja melainkan melalui kesaksian hidup keagamaan, ibu dan ayahnya. Gereja mengatakan dengan tegas mengenai hak dan kewajiban orang tua, seperti yang tampak dalam kutipan berikut: “Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, terikat kewajiban amat berat untuk mendidik mereka.Maka orangtualah yang harus yang diakui sebagai pendidik mereka yang pertama dan utama.Begitu pentinglah tugas mendidik itu, sehingga bila diabaikan, sangat sukar pula dapat dilengkapi. Sebab merupakan kewajiban orangtua: menciptakan lingkup keluarga, yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sedemikian rupa, sehingga menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak mereka” (GE, art. 3) Orang tua hendaknya dapat menjadi saksi dan teladan bagi anak dalam segala tindakan. Anak dididik di dalam keluarga untuk kebiasaan religius seperti: kebiasaan berdoa, etika sopan santun, tata susila dan sikap hormat kepada Allah, orangtua, serta lingkungan tempat tinggalnya. Oleh karena itu peranan kesaksian kehidupan iman orang tua bagi perkembangan iman anak-anaknya sangat penting. Maka dalam Persiapan Komuni Pertama, para pendamping Komuni Pertama bertugas untuk hanya membantu anak-anak mereka untuk lebih mendalami iman yang sudah tumbuh dalam keluarga. c. Pokok Iman untuk anak Ekaristi berasal dari bahasa Yunani synaxis yang berarti “perkumpulan atau pertemuan”. Oleh karena itu calon penerima Komuni Pertama perlu diperkenalkan bahwa Ekaristi merupakan perayaan umat yang didalamnya ada pertemuan, ada berkumpulan dan persatuan.Ekaristi juga berasal dari bahasa Yunani “Eucharistia” yang diterjemahkan dari bahasa Yahudi “Birkat yang berarti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
doa syukur dan permohonan atas karya keselamatan Allah. Dalam perayaan Ekaristi umat sungguh dihayati iman dan kesatuannya dengan Tuhan. Jadi dalam Ekaristi terungkap dua dimensi yaitu segi ilahi dan segi insani atau Gerejawi. Ekaristi tidak hanya menghubungkan masing-masing orang secara pribadi dengan Allah, tetapi juga ada ikatan antara umat sendiri. Sebuah perjamuan yang sifatnya persaudaraan menjadi jawaban iman, tanggapan manusia atas Allah yang terlebih dahulu menawarkan keselamatan. Maka dalam Katekese Persiapan Komuni Pertama calon penerima pertama perlu diperkenalkan bahwa: Ekaristi dalam bahasa Yunani berarti “Syukur”. Dipakai untuk menyebut seluruh upacara misa, khususnya bagian kedua (sesudah perayaan Sabda), yang mencapai puncaknya pada konsekrasi roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus
yang berakhir dengan menerima Komuni. Ekaristi juga menunjukan
kehadiran nyata oleh Kristus dalm rupa Roti dan Anggur (Collins,1999:67). “Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus sendiri bersama umat Allah yang tersusun secara hirarkis. Baik bagi Gereja universal dan Gereja partikular, maupun bagi setiap orang beriman, Ekaristi terletak puncak karya Allah menguduskan dunia, dan puncak karya manusia memuliakan Bapa lewat Kristus, Putra Allah karya manusia memuliakan Bapa lewat Kristus, Putra Allah dalam Roh Kudus” ( PUMR 2000 : 16). Berdasarkan pernyataan diatas Ekaristi merupakan sakramen paling utama dalam Gereja kita, karena dalam Ekaristi kita merayakan misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus dalam Rupa Roti dan Anggur. Gereja lahir, berpusat dan bersumber dari misteri Paskah Kristus. Dalam Perayaan Ekaristi, Gereja merayakan Misteri Paskah Kristus, Misteri pembebasan dari belenggu dosa, misteri penyelamat umat manusia. Ajaran Konsili Vatikan II tentang Ekaristi dapat diamati dalam SC artikel 47:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
Pada perjamuan terakhir, pada malam Ia diserahkan, penyelamat kita mengadakan Korban Salib Ekaristi Tubuh dan Darah-Nya. Dengan demikian Ia mengabdikan Korban Salib selamanya, dan mempercayakan kepada Gereja Mempelai-Nya yang terkasih kenangan wafat dan kebangkitan-Nya: sakramen cinta kasih, lambang kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paskah. Dalam perjamuan itu Kristus disambut, jiwa dipenuhi rahmat dan kita dikurniai jaminan kemuliaan yang akan datang. Dalam artikel diatas diungkapkan mengenai Ekaristi dihayati sebagai korban.Yesus Kristus mengabdikan korban salib-Nya sekali untuk selamanya di dalam, melalui dan dengan Gereja (Ibr 7:27).Yesus mengorbankan diriNya bagi manusia. Maka Ekaristi merupakan sakramen cinta kasih Allah yaitu hidupNya sendiri, hidup Allah diserahkan untuk keselamatan manusia melalui peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Ekaristi juga merupakan tanda dan sarana artinya “Sakramen” persatuan dengan Allah dan kesatuan antar manusia. Ekaristi juga disebut sebagai perayaan umat yaitu perayaan yang mempertandakan kehadiran Tuhan dalam umat dan umat juga sungguh menghayati dalam iman. Sesuai dengan ajaran Gereja khususnya dalam lima perintah Gereja, bahwa orang Katolik wajib mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan hari raya yang diwajibkan. Melalui Ekaristi Kristus memenuhi manusia dengan Karunia rahmatNya.Karya dan pewartaan Yesus diarahkan bagi keselamatan manusia.Allah menyatukan diri dengan manusia, Allah mengambil peran untuk menyelamatkan manusia. Karya penyelamatan Allah terlaksana dalam diri Yesus, melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Allah rela mengorbankan hidup-Nya agar manusia memiliki hidup. Sebagai umat yang peracaya kepada Kristus, Gereja perdana selalu mengarahkan diri kepada Kristus dan mengungkapkannya dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
berdoa dan memecahkan roti serta berbagi dengan sesama. Ekaristi menjadi sumber puncak hidup orang beriman. Dari Ekaristi mereka menimbah kekuatan dan semangat baru untuk melaksanakan kehendak Tuhan kemudian bertobat dan menggabungkan diri dalam persekutuan tersebut. Melalui Ekaristi, Allah berkehendak untuk menyatukan diri dengan manusia, Allah ingin membagikan hidupNya, menyelamatkan dan mengundang manusia untuk hidup dalam ikatan kesatuan yang bersumber dan berpusat pada Allah. Dalam Konsili Vatikan II dan KHK, dikatakan bahwa Ekaristi merupakan sumber dan puncak hidup Kristiani. Yesus sendiri memberikan perintah “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Luk 22:19). Dalam Ekaristi dikenangkan wafat dan kebangkitan Kristus yang adalah jalan keselamatan manusia. Dalam perayaan Ekaristi dapat ditemukan penyertaan Allah dalam Yesus Kristus. Ekaristi merupakan tanda bahwa Allah bersama manusia. Allah tinggal bersama dan ada dalam diri manusia. Membangun persatuan dengan Allah dan sesama disekitar. Setiap umat diharapkan menjadikan Ekaristi sebagai jiwa yang menghidupkan kehidupan umat. Membangun kebersatuan yang erat dengan sesama, satu hati satu jiwa merupakan salah satu usaha untuk menjawab panggilan Tuhan demi terwujudnya kehendak Allah. Cara hidup jemaat perdana perlu menjadi cermin bagi umat beriman bagaimana membangun persatuan: “Mereka bertekun dalam pengajaran dan dalam persekutuan, mereka selalu berkumpul untuk memecahkan Roti dan berdoa bersama” (Kis 2:42). Menerima Ekaristi berarti menerima sesama dalam kesatuan. Melalui perayaan Ekaristi Allah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
menghendaki persatuan/Komuni. Ekaristi adalah pemberian diri Allah yang utuh, Allah mau menjadi satu dengan kita. 5. Hal-hal Praktis yang perlu diperhatikan dalam katekese persiapan Komuni pertama a. Anak perlu ditolong untuk menghafal doa-doa harian, agar mereka nanti lebih mudah melibatkan diri dalam doa bersama di lingkungan. b. Anak perlu dilatih dan diberi penjelasan khusus tentang Sakramen Tobat bagi anak-anak, tentu saja menurut kebijaksanaan para pembimbing c. Selama mempersiapkan Komuni Pertama, para peserta dilatih supaya ikut orang tua menghadiri perayaan Komuni Pertama, para peserta dilatih supaya ikut orang tua menghadiri perayaan Ekaristi baik digereja maupun di lingkungannya d. Absen kiranya dibutuhkan untuk melihat kesinambungan kehadiran mereka selama persiapan. e. Pengecekan
kemampuan
(semacam
ujian)
terserah
bentuk
dan
pelaksanaannya. f. Selama mempersiapkan mereka untuk Komuni Pertama, orang tua mereka perlu dilibatkan g. Pengecekan surat permandian. h. Rapat dengan orang tua anak-anak menjelang berlangsungnya perayaan tersebut agar perayaan menjadi sungguh mengesan dan akan menjadi yang sukar terlupakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
BAB III PENELITIAN PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI BAGI ANAKANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS, ATAMBUA
Pada bab III ini akan diuraikan tentang latar belakang, letak geografis, keadaan umat, katekese persiapan komuni pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Persiapan penelitian, laporan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian.
A. Latar Belakang Berdirinya Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus Pada tahun 1925, wilayah Laktutus dan sekitarnya berdiri sebagai Stasi dari paroki Roh Kudus Halilulik.Waktu itu baik di Paroki Halilulik maupun di Stasi Laktutus dan stasi-stasi lainnya dilayani oleh imam-imam atau misionaris SVD. Menurut Paulinus Halek, Pastor-pastor SVD itu antara lain: “Petrus de Broein SVD, Yosef Duffels SVD, Hendrikus Samhorts SVD, Yacobus Pessers SVD sebagai Uskup Atambua yang pertama, dan Anton Granzeen SVD”. Para imam inilah yang telah merangkul masyarakat Laktutus menjadi anggota Gereja.Selama ± 64 tahun, Laktutus menjadi stasi dari paroki Roh Kudus Halilulik.Selama masa itu, masyarakat Laktutus yang sebagian besar merupakan penduduk asli yang diajarkan tentang Kitab Suci dan Tradisi Kristiani oleh para imam SVD.Para imam ini berhasil merangkum masyarakat Laktutus menjadi anggota Gereja. Hingga sekarang hampir semua anggota masyarakat Laktutus masih menganut agama Katolik. Pada waktu itu, para imam berusaha mendatangi masyarakat dari rumah ke rumah untuk menerangkan atau mewartakannya kepada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
masyarakat sehingga banyak yang mau diajari tradisi Katolik dan dibaptis. Dan tidak ada agama lain yang masuk secara khusus di wilayah Laktutus. Hingga sekarang masyarakat Laktutus hampir 100% masih menganut agama Katolik. Selama 64 tahun berdiri sebagai stasi dan pada bulan Juli tahun 2000 diresmikan sebagai Bakal Paroki dan Pastor pada saat itu adalah Yahanes Subani Pr. Selama 4 (empat) tahun menjadi bakal paroki dan pada tanggal 21 Juli 2004 diresmikan sebagai sebuah Paroki dengan nama “Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus”. Para misionaris OFM yang melayani sejak diresmikan menjadi paroki sampai sekarang (± 9 tahun). Pastor paroki yang pertama adalah: Andreas Hamma, OFM, yang kedua adalah Antonius Sahad Manurung, OFM, yang ketiga adalah Markus Gunadi, OFM, dan yang keempat adalah Yohanes Kristovorus Tara, OFM. Saat ini Paroki Laktutus memiliki 2 (stasi) yaitu Stasi Wekmutis dan Stasi Weklalenok.Stasi Wekmutis ada 3 Lingkungan yaitu Lingkungan Bibi Lutun, Lingkungan Telkom dan Lingkungan Kakeu Oan. Dan Stasi Weklalenok memiliki 4 ingkungan, yaitu Lingkungan Weklalenok, Lingkungan Tubaki A, Lingkungan Tubaki B dan Lingkungan Haliwen. Di paroki pusat memiliki 8 Lingkungan, yaitu Lingkungan Lahoan, Lingkungan Laktutus, Lingkungan Nanae Noe, Lingkungan Wedare, Lingkungan Nanaet, Lingkungan Fatu Leno A, Lingkungan Fatu Leno B dan Lingkungan Nunak Fehan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
B. Letak Geografis Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus 1. Berdasarkan Pemerintah Secara administratif pemerintahan, Gereja Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua- NTT terletak di desa Foho Eka, Kecamatan Nanaet Duabesi, Kabupaten Belu, Propinsi Nusa Tenggara Timur. 2. Berdasarkan Gerejani Gereja Paroki berada di wilayah perbatasan antara negara Indonesia dan Timor Leste. Batas geografis wilayah Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua- NTT, di sebelah Barat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ada Paroki Roh Kudus Halilulik, di sebelah Selatan ada Paroki Salib Suci Alas, di sebelah Utara ada Paroki Maria Ratu Damai Lamaknen, dan di sebelah Timur negara Timor Leste.
C. Keadaan Umat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua- NTT 1. Jumlah Umat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, mempunyai 2 stasi dan 15 Lingkungan dengan jumlah KK ± 300. Jumlah keseluruhan umat di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus sampai sekarang kurang lebih ± 3000 jiwa. 2. Mata Pencaharian Mata pecaharian umat di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus cukup bervariasi. Sebagian besar umat mata percaharian petani ladang. Selain itu ada sebagian yang berprofesi sebagai guru, wiraswasta dan pegawai, baik pegawai negeri maupun pegawai swasta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
3. Pendidikan Umat di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus dilihat dari latar belakang pendidikannya sekurang-kurangnya lulusan SD, SMP, SLTA. Saat ini, sebagian besar kaum muda di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus sedang studi di perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta.
D. Kegiatan-kegiatan Yang Dilakukan Umat Di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh umat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus: 1. Bidang Liturgi (Liturgia) Perayaan Ekaristi Kudus dilaksanakan setiap hari Minggu, Natal, Paskah, berdoa Rosario bergilir pada bulan Mei dan Oktober. Selain itu, ada Ekaristi pemberkatan rumah, Ekaristi pemberkatan jenazah, dll. 2. Bidang pewartaan (Kerygma) Biasanya sering mengadakan kegiatan, Pendalaman Iman setiap masa Adven, kegiatan bulan Kitab Suci (BKSN) dilaksanakan setiap bulan September, pelaksanaan katekese persiapan komuni pertama setiap bulan Maret. Pendalaman Iman ini dilakukan secara rutin menjelang hari-hari besar seperti Natal, Paskah, Bulan Kitab Suci (BKSN) dan Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama yang dilaksanakan secara rutin setiap Tahun. Peserta calon komuni pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, dipersiapkan secara khusus 3 bulan, mulai bulan Maret sampai dengan Mei. Pendampingan bagi responden calon Komuni Pertama dilaksanakan setiap hari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
Rabu. Semua pendamping yang bertugas mendampingi calon Komuni Pertama secara bergantian sesuai dengan kesepakatan diantara para pendamping 3. Bidang Pelayanan (Diakonia) Macam-macam pelayanan yang dilakukan oleh pastor dan para pengurus di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ini, seperti: mengunjungi umat yang sakit dan mendoakannya agar tabah dalam menghadapi sakit yang diderita, mengirim Komuni untuk orang tua, dan juga menggerakkan umat untuk terlibat dalam pelayanan sosial seperti: memberi sumbangan kepada sesama yang membutuhkan biaya rumah sakit, biaya studi anak, dll. 4. Bidang Penggembalaan (Koinonia) Para pengurus di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, yaitu: imam, katekis dan dewan paroki serta pengurus-pengurus lainnya, sering mengadakan kunjungan disetiap lingkungan. Kunjungan ini dilakukan untuk lebih mengenal dan mengetahui situasi kehidupan yang sedang terjadi di lingkungan tersebut. Dalam kunjungan ini, umat diberi kesempatan untuk mensharingkan pengalaman iman mereka dan mendapat peneguhan iman dari Pastor atau katekis. Dengan demikian, tercipta suatu kekeluargaan dalam satu iman kepada Allah serta mendorong umat untuk lebih aktif di dalam kegiatan-kegiatan digereja dan di lingkungan.
E. Metodologi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
a. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus b. Untuk mengetahui sejauh mana peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama membantu responden untuk menghayati imannya dalam mengikuti perayaan liturgi Ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus, Atambua-NTT. c. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat Pelaksanaan
Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus
Yesus Laktutus, Atambua-NTT. d. Upaya yang di lakukan untuk meningkatkan Katekese Persiapan Komuni pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. e. Untuk mengetahui sejauh mana responden menghayati Ekaristi 2. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif yaitu memahami fenomena yang dialami oleh subyek dan itu dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang ada (Moleong, 2009: 5). Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti. Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan orang yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif metode yang bisa dimanfaatkan adalah pengamatan, wawancara dan pengumpulan data. Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang dalam bahasa dan peristilahannya (Moleong, 1989:3). Metode deskriptif analisis adalah metode yang menggambarkan dan menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui angket dan wawancara dengan umat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua. Angket adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1997 :128-129). Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 1997: 128-129). Sedangkan wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko dan Achmadi, 2008:83) 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1997: 108). Tetapi peneliti hanya akan mengambil sebagian dari populasi yaitu sebagian umat paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua sebagai sampel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
b. Sampel Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1997: 109). Jumlah sampel juga dibatasi karena tingkat kesulitannya seperti masalah biaya, waktu, uang, dukungan administratif, jumlah penelitian dan sumber daya. Maka penulis mengambil beberapa subyek dari tempat penelitian yaitu umat Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus sebagai wakil populasi yang diteliti, yaitu 60 orang yang sudah menerima Komuni Pertama pada periode 2014 dan 5 orang pendamping dari beberapa pendamping secara umum. Peneliti mengambil sebagian responden yang baru menerima Komuni Pertama pada tahun lalu, dan sebagian pendamping Komuni Pertama sebagai sampel dalam penelitian ini dengan alasan, untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapat mengenai persiapan Komuni Pertama. 4. Instrumen Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan metode angket dan wawancara. Pengumpulan data melalui angket adalah dengan menyediakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1997: 128-129). Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 1997: 128-129).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
Sedangkan dengan model wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu: wawancara
yang pewawancaranya
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan (Moleong, 2012: 190). Peneliti akan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara sesuai dengan tujuan penelitian, guna memperoleh data mengenai persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus tentang Allah. Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung
informasi-informasi
atau
keterangan-keterangan
(Narbuko
dan
Achmadi, 2008:83) 5. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Januari sampai 28 Januari 2015 di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua. 6. Teknik Analisis data Analisis Data kualitatif menurut (Seiddel, 1998), prosesnya berjalan sebagai berikut: yang pertama mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, berikut mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan data yang telah terkumpul (Moleong, 2012: 248). Analisis data dalam penulisan ini yang pertama mengumpulkan data-data yang telah diperoleh melalui wawancara dan angket. Dari data-data yang terkumpul selanjutnya akan dikelompokkan berdasarkan jawaban-jawaban responden, kemudian mendeskripsikan jawaban-jawaban tersebut berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
prosentasi dari responden yang memilih jawaban yang disediakan atau alternatif jawaban pribadi. Selanjutnya akan menafsirkan maksud dari jawaban-jawaban responden lalu menarik kesimpulan. Data yang diperoleh dari angket dianalisis, dideskripsikan secara kualitatif. Keterbatasan dalam penelitian ini yakni berkenaan dengan validitas, realibilitas, dan obyektivitas tidak diuji cobakan. 7. Variabel Penelitian Variabel merupakan hal-hal yang menjadi objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1997: 96). Oleh karena itu variabel yang diungkapkan dalam penelitian ini berhubungan dengan gambaran pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. Untuk mengolah data-data yang sudah terkumpul, guna mengetahui dan menentukan jumlah presentase dari setiap variabel, dipergunakan rumus dibawah ini (Riduwan, 2014: 87): A
x 100% = .............Keterangan :
A = Jumlah yang menjawab
N
N = Jumlah Responden Variabel penelitian
No (1) A
B
Variabel yang diungkap (2) IDENTITAS RESPONDEN
GAMBARAN PELAKSANAA
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Aspek yang diungkap
No. soal
(3)
(4)
Nama : ................... Jenis kelamin : ................... Usia : .................. Kelas : ................... Latar belakang Tujuan
Juml ah (5)
1, 2, 3, 4
4
5 6
1 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
N KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA
C
7. Waktu 8. Bahan 9. Media 10. Metode 11. Keterlibatan responden dalam mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama 12. Kehadiran pendamping 13. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan Komuni Pertama. PENGHAYATA 14. Peran Katekese Persiapan N RESPONDEN Komuni Pertama membantu TENTANG responden untuk menghayati EKARISTI imannya dalam mengikuti liturgi Ekaristi 15. Penghayatan anak tentang Ekaristi 16. Keterlibatan anak dalam Ekaristi 17. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan komuni pertama 18. Usulan dan saran terhadap Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama sehingga menjadi lebih baik. Jumlah
7, 8 9 10, 11 12 13 14, 15
2 1 3 1 2
16 17
1 1
18, 19, 20, 21, 22, 23
6
24, 25, 26, 27, 28 29, 30
5
31, 32, 33, 34
4
35
1
2
35 Soal
F. Laporan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus Dalam bagian ini akan disajikan laporan dan pembahasan hasil penelitian yaitu penelitian melalui angket untuk responden yang mengembalikan angket sebanyak 50 responden, selain itu dalam penelitian ini, ada 5 orang pendamping Komuni Pertama sebagai pendukung untuk melengkapi jawaban responden apabila saat mengisi
angket responden kurang teliti, jujur dalam menjawab.
Laporan penelitian untuk angket akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel. Data yang diperoleh sesuai dengan variabel yang telah ditentukan yaitu meliputi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
identitas responden, Gambaran Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama, faktor pendukung dan penghambat, penghayatan anak-anak tentang Ekaristi, peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama, usulan dan saran. Dalam pengolahan data ini, prosentasi suara responden diperoleh dengan cara
membagi
frekuensi
suara
masuk
(A)
dengan
jumlah
responden
keseluruhannya (N) kemudian dikalikan dengan 100%, atau dengan rumus: A
x 100% = .............
N 1.
Laporan Hasil Penelitian Berdasarkan Angket
a.
Identitas responden Pada identitas responden hal-hal yang akan diungkap berkenaan dengan
jenis kelamin, usia, pendidikan atau status. Berikut ini adalah data yang berkaitan dengan identitas responden.
Tabel 1 : Identitas Responden (N = 50) No Pernyataan Item (1)
3
Alternatif Jawaban
(2)
1
Jenis kelamin
2
Usia
Kelas
Frekuensi
(3)
a. b. a. b. c. d. e.
Laki-laki Perempuan 10 tahun 11 tahun 12 tahun 13 tahun 14 tahun VI
Persen (%)
(4)
a. b. a. b. c. d. e.
23 27 4 10 23 10 3
50
(5)
a. b. a. b. c. d. e.
46% 54% 8% 20 % 46% 20% 6%
100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
Pada Tabel 1, digambarkan mengenai identitas responden, dari penggolongan menurut jenis kelamin sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki 46% (23 responden) sedangkan 54% (27 responden) lainnya berjenis kelamin laki-laki. Pada penggolongan tingkat usia yang paling dominan yaitu responden yang berusia 12 tahun dan untuk responden yang berusia 14 tahun ke atas tidak ada. Dari penggolongan tingkat usia sebagian besar responden adalah berusia 12 tahun dan semua dari mereka masih duduk di bangku SD. Dilihat dari tingkat pendidikan atau status, semua responden duduk di bangku SD yaitu dengan prosentase 100% (50 responden). Kenyataan di atas menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan cukup mendominasi dalam pengisian angket. b. Proses pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama Bagian ini memaparkan sejauh mana Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki . Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2 : Gambaran pelaksanaan katekese persiapan komuni pertama (N = 50) No Frekue Persen Pernyataan Alternatif Jawaban Item nsi (%) (1) (2) (3) (4) (5) 5 Setiap tahun Paroki a. Sangat setuju 21 42% Laktutus melaksanakan b. Setuju 29 58% kegiatan Persiapan c. Tidak setuju 0 Komuni Pertama d. Sangat tidak setuju 0 6 Persiapan Komuni a. Sangat setuju 24 48% Pertama membantu b. Setuju 26 52% untuk lebih mengerti dan c. Tidak setuju 0 menghayati Tubuh dan d. Sangat tidak setuju 0 Darah Kristus dalam perayaan ekaristi. 7 Menjelang penerimaan a. Sangat setuju 23 46% Komuni Pertama setiap b. Setuju 25 50%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
8
9
10
11
12
13
14
15
16
minggu ada kegiatan persiapan Komuni Pertama Guru agama memberikan kegiatan setiap minggu.... jam Materi yang paling banyak disampaikan dalam persiapan Komuni Pertama adalah Ekaristi Media yang paling banyak digunakan oleh guru agama saat menyampaikan materi Media yang paling banyak membantu memahami Komuni Pertama Dalam persiapan Komuni ada buku yang didalami Metode yang paling banyak digunakan oleh guru agama saat menyampaikan Komuni Pertama Semangat dalam mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama Yang membuat anakanak semangat mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama
Guru agama selalu hadir pada saat persiapa Komuni Pertama
c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju
2 0
4%
a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a. b.
15 10 16 9 19 25 6 0 19 9 0 23 1 20 0 29 24 27 0 0 8 12
30% 20% 32% 18% 38% 50% 12%
26 4 31 19 0 0 36
52% 8% 62% 38%
9
18%
1 jam 2 jam 1 ½ jam 3 jam Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Cerita Santo-Santa Alat-alat liturgi Lagu-lagu Kitab Suci Cerita Santo-Santa Alat-alat liturgi Lagu-lagu Kitab Suci Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Ceramah Pengalaman langsung c. Tanya jawab d. Diskusi kelompok a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju a. Kerinduan untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus b. Bisa mengetahui tentang Komuni Pertama c. Bisa bertemu dengan temanteman d. Mengikuti perintah guru agama a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju
38% 18% 46% 2% 40% 58% 48% 54%
16% 24%
72%
0
5
10%
24 21 4
48% 42% 8%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56
17
Guru agama menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana
d. a. b. c. d.
Sangat tidak setuju Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
0 25 25 0 0
50% 50%
Pada tabel 2. Ada 58% (29 responden) menyatakan bahwa setiap tahun Paroki Laktutus melaksanakan kegiatan persiapan Komuni Pertama, sedangkan 42% (21 responden) mengatakan sangat setuju bahwa setiap tahun Paroki Laktutus mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut (0%). Sedangkan, ada 52% (26 responden) menyatakan setuju bahwa persiapan Komuni Pertama membantu untuk lebih mengerti dan menghayati Tubuh dan Tubuh Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi. Sedangkan, ada 48% (24 responden) yang mengatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut dan tidak ada yang menjawab tidak setuju (0%). Dalam hal mengenai waktu persiapan, ada 50% (25 responden) mengatakan setuju bahwa menjelang penerimaan Komuni Pertama setiap Minggu ada kegiatan persiapan Komuni Pertama, sedangkan 46% (23 responden) yang mengatakan bahwa sangat setuju dengan pernyataan tersebut, dan 4% (2 responden) mengatakan bahwa mereka tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sedangkan, lamanya waktu saat kegiataan Persiapan Komuni Pertama setiap minggu, ada 32% (16 responden) menyatakan bahwa guru agama memberikan materi setiap Minggu 1 ½ jam, ada 30% (15 responden) mengatakan guru agama memberikan materi setiap Minggu 1 jam, namun ada 20% (10 responden) yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
mengatakan 2 jam dan ada 18% (9 responden) yang mengatakan 3 jam kegiatan persiapan Komuni Pertama setiap Minggu. Materi yang paling banyak disampaikan dalam persiapan Komuni pertama adalah Ekaristi, ada 25 responden yang mengatakan setuju, bahwa selama persiapan Komuni Pertama materi yang paling disampaikan adalah Ekaristi, sedangkan 38% (19 responden) yang dengan mantap mengatakan bahwa sangat setuju dengan pernyataan tersebut, namun ada 12% (6 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan 0% yang mengatakan sangat tidak setuju. Mengenai media, ada 46% (23 responden) yang mengatakan bahwa media yang paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi adalah Kitab Suci, ada 38% (19 responden) yang mengatakan bahwa media yang paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi adalah cerita Santo-Santa, sedangkan 18% (19 responden) yang mengatakan bahwa guru agama menyampaikan materi menggunakan alat-alat liturgi dan 0% responden yang tidak mengatakan bahwa guru agama menggunakan lagu-lagu. Sedangkan, 58% (29 responden) yang mengatakan bahwa media yang paling banyak membantu untuk memahami Komuni Pertama adalah Kitab Suci, 40% (20 responden) yang mengatakan bahwa media yang paling banyak membantu untuk memahami Komuni Pertama adalah alat-alat liturgi, sedangkan ada 2% (1 responden) yang mengatakan media yang paling banyak membantu dia untuk memahami Komuni Pertama adalah cerita Santo-Santa, dan 0% responden media menggunakan lagu-lagu. Sedangkan, ada 54% (27 responden) mengatakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
setuju bahwa dalam persiapan Komuni Pertama ada buku pengangan yang didalami, dan 48% (24 responden) mengatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Selain itu tidak ada responden yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut 0%. Mengenai metode, ada 52% (26 responden) mengatakan bahwa metode yang paling banyak digunakan oleh guru agama saat menyampaikan materi adalah tanya jawab, ada 24% (12 responden) yang mengatakan bahwa paling banyak digunakanoleh guru agama saat menyampaikan materi adalah pengalaman langsung, sedangkan ada 16% (8 responden) mengatakan bahwa guru agama menyampaikan materi menggunakan ceramah, dan ada 8% (4 responden) mengatakan bahwa dengan diskusi kelompok. Ada 62% (31 responden) mengatakan sangat setuju bahwa, senantiasa bersemangat dalam mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama, 38% (19 responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut, dan tidak ada yang mengatakan tidak setuju 0%. Yang membuat semangat mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama karena mempunyai kerinduan untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus dengan terbukti, ada 72% (36 responden) yang mengatakan bahwa yang membuat mereka. Sedangkan 18% (9 responden) mengatakan bahwa bisa mengetahui tentang Komuni, namun ada 10% (5 responden) yang mengatakan bahwa semangat mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama karena mengikuti perintah guru agama dan 0% yang tidak mengatakan karena ingin bertemu dengan teman-teman. Mengenai keaktifan pendamping, ada 48% (24 responden) yang mengatakan bahwa guru agama selalu hadir pada saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
persiapan Komuni Pertama, ada 42% (21 responden ) mengatakan setuju dan tidak ada yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut 0%. Sedangkan mengenai penyampaian materi, 50% (25 responden) mengatakan bahwa guru agama menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana, sedangkan ada 50% (25 responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut. c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama Bagian ini akan memaparkan tentang Peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama membantu responden menghayati imannya di Paroki Laktutus. Untuk lebih jelas lebih dilihat pada table berikut ini :
Tabel 3: Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama (N=50) No Item (1) 18
19
20
21
22
Persen (%) (5) 56% 38% 6%
Pernyataan
Alternatif Jawaban
Frekuensi
(2) Kegiatan persiapan Komuni Pertama membantu untuk siap menerima Tubuh dan Darah Kristus Mampu menghafal doa-doa harian dalam persiapan Komuni Pertama Setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama semakin aktif mengikuti perayaan Ekaristi Melaksanakan tugastugas yang diberikan oleh guru agama
a. b. c. d.
(3) Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
(4) 28 19 3 0
a. b. c. d. a. b. c. d.
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
24% 26% 0 0 24 21 0 4
48% 52%
a. b. c. d. a. b. c. d.
Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Sangat setuju Setuju Tidaksetuju Sangat tidak setuju
19 19 6 4 30 20 0 0
38% 38% 12% 8% 60% 40%
Salah satu yang diberikan oleh guru yaitu menghafal doa harian
48% 42% 0 8%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
23
Selama persiapa Komuni Pertama diberi tugas wajib untuk mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu
a. b. c. d.
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
20 25 5 0
40% 50% 10% 0
Pada Tabel 3, ada 56% (18 responden) yang menyatakan sangat setuju bahwa dengan adanya kegiatan Persiapan Komuni Pertama membantu lebih siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus, ada 38% (19 responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut, namun ada 6% (3 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini, bahwa kegiatan Persiapan Komuni Pertama tidak membantu mereka untuk lebih siap menerima Tubuh dan Darah Kristus. Ada 52% (26 responden) yang mengatakan setuju, bahwa mereka mampu menghafal doa-doa harian dalam Persiapan Komuni Pertama, ada 24 responden yang dengan mantap mengatakan sangat setuju dengan pernyataan ini dan tidak ada yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini 0%. Sedangkan, ada 48% (24 responden) mengatakan sangat setuju bahwa setelah mengikuti Persiapan Komuni Pertama semakin aktif mengikuti perayaan Ekaristi, dan ada 42% (21 responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan ini, namun ada 8% (4 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Ada 38% (19 responden) yang mengatakan selalu melaksanakan tugastugas yang diberikan oleh guru agama selama Persiapan Komuni Pertama, ada 38% (19 responden) setuju dengan pernyataan ini, selain itu, ada 12% (6 responden) yang mengatakan kadang-kadang, namun ada 8% (4 responden) yang mengatakan tidak pernah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
agama saat Persiapan Komuni Pertama. Selain itu, ada 60% (30 responden) yang mengatakan sangat setuju bahwa salah satu tugas yang diberikan oleh guru agama saat Persiapan Komuni Pertama adalah menghafal doa-doa harian, ada 40% (20 responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan ini dan tidak ada yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini 0%. Ada 25% (50 responden) mengatakan sangat setuju, bahwa selama persiapan Komuni Pertama diberi tugas wajib mengikuti perayaan Ekaristi setiap hari Minggu, ada 40% (20 mengatakan setuju dengan pernyataan ini dan ada 5 responden yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi Bagian ini memaparkan sejauh mana pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4: Penghayatan responden tentang Ekaristi (N=50) (1) 24
(2) Pemahaman tentang Ekaristi
(4) 22
(5) 44%
20
40%
8
16%
a. b. c. d.
(3) Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucap pujian dan syukur kepada Allah Ekaristi itu artinya doa bersama kepada Tuhan. Tidak ada jawaban (kosong) Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
34 18 2 0
68% 32% 4%
a. b. c. d.
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
23 27 0 0
46% 54%
a.
b. c. 25
26
Perayaan Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucap pujian dan syukur kepada Allah Perayaan Ekaristi setiap hari Minggu yang kita ikuti adalah untuk memperingati wafat dan kebangkitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
27
28
29
30
Yesus. Sengsara wafat dan kebangkitan Yesus yang kita rayakan dalam perayaan Ekaristi merupakan ungkapan cinta kasih Yesus kepada kita Merayakan Ekaristi berarti membangun persaudaraan sejati sebagai murid Yesus Kristus Pada saat perayaan Ekaristi saya senantiasa terlibat aktif dalam sikap-sikap berdoa yang baik seperti berlutut, berdiri, bernyanyi. Saya mengikuti perayaan Ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan.
a. b. c. d.
Sangat setuju Setuju Tidaks etuju Sangat tidak setuju
25 21 4 0
50% 42% 8%
a. b. c. d.
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
30 20 0 0
60% 40%
a. b. c. d.
Sangat setuju Setuju Tidasetuju Sangat tidak setuju
20 22 8 0
40% 44% 16%
a. b. c. d.
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
25 17 8 0
50% 34% 16%
Sedangkan pemahaman mengenai Ekaristi, ada 44% (22 responden) yang mengatakan bahwa
Ekaristi merupakan puji dan syukur kepada Allah untuk
mengenang Wafat dan Sengsara Yesus, selain itu, ada 40% (20 responden) yang mengatakan bahwa Ekaristi itu artinya doa bersama kepada Tuhan, dan ada 16% (8 responden) yang tidak menjawab. Ada 68% (34 responden) yang mengatakan sangat setuju bahwa Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucap puji dan syukur kepada Allah, sedangkan 36% (18 responden) yang mengatakan setuju bahwa Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucapkan puji dan syukur kepada Allah, pernyataan ini.
dan 4% (2 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
Sedangkan, ada 54% (27 responden) yang mengatakan setuju, Perayaan Ekaristi setiap hari Minggu yang kita ikuti adalah untuk memperingati wafat dan kebangkitan Yesus, ada 46% (23 responden) mengatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut dan tidak ada yang tidak setuju dengan pernyataan ini 0%. Ada 50% (25 responden) mengatakan sangat setuju bahwa, Sengsara wafat dan kebangkitan Yesus yang kita rayakan dalam perayaan Ekaristi merupakan ungkapan cinta kasih Yesus kepada kita, ada 42% (21 responden) mengatakan setuju dengan peryataan dengan pernyataan ini, namun ada 8% (4 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Ada 60% (30 responden) yang mengatakan sangat setuju bahwa, merayakan Ekaristi berarti membangun persaudaraan sejati sebagai murid Yesus Kristus, sedangkan 40% (20 responden) mengatakan setuju dengan pernyataan ini dan tidak ada yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini 0%. Sedangkan mengenai keterlibatan anak dalam Ekaristi, ada 44% (22 responden) yang mengatakan setuju bahwa, pada saat perayaan Ekaristi senantiasa terlibat aktif dalam sikap-sikap berdoa yang baik seperti berlutut, berdiri, bernyanyi, ada 40% (20 responden) mengatakan sangat setuju dengan pernyataan ini, namun ada 16% (8 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Ada 50% (25 responden) mengatakan sangat setuju bahwa mengikuti perayaan Ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan, ada 34% (17 responden yang mengatakan setuju dengan pernyataan ini, namun ada 16% (8 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
e. Faktor mendukung dan penghambat Persiapan Komuni Pertama, serta usulan dan saran dari responden terhadap Persiapan Komuni Pertama Bagian ini memaparkan hal yang mendukung dan menghambat dalam Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5: Hal yang mendukung dan penghambat Persiapan Komuni Pertama serta usulan dan saran responden (N=50) No Item (1) 31
Pernyataan (2) Keterlibatan orang tua dalam persiapan Komuni Pertama
32
Saya senantiasa hadir mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama
(1)
(2) Hal-hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama
33
Alternatif jawaban
a. b. c. d. a. b. c. d.
(3) Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
(3) 1. Hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama adalah Orang tua, guru agama, pastor paroki, dan teman-teman 2. Ada buku yang didalami saat persiapan Komuni Pertama membantu untuk memahami Komuni Pertama dan siap untuk menerima Komuni Pertama 3. Menghafal doa-doa harian, suasana yang menyenangkan pada saat persiapan Komuni Pertama 4. Jawaban salah dan tidak menjawab pertanyaan
frekuensi (4) 22 19 9 0 25 15 10 0
Persen (%) (5) 44% 38% 18% 50% 30% 20% 0
(4) 30
(5) 60%
10
20%
8
16%
2
4%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
34
35
Hal-hal yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama
Usulan dan saran untuk meningkatkan persiapan Komuni Pertama untuk tahun yang akan datang sehingga menjadi lebih baik
1. Jawaban yanghampir sama dari semua peserta, Halyang menghambat saat persiapan Komuni Pertama karena sakit, malas, bantu orang tua dirumah (kerja). 2. Orang tua belum nikah Gereja. 1. Untuk tahun depan lebih banyak belajar tentang Ekaristi dan pengenalan mengenai alat-alat liturgi. 2. Susunan acaranya lebih teratur lagi supaya tidak bosan. 3. Saat menyampaikan materi menggunakan banyak media tidak hanya Kitab Suci saja. 4. Untuk tahun depan bapak ibu guru agama tetap semangat mendampingi calon Komuni Pertama.
40
80%
10
20%
20
40%
15
30%
5
10%
10
20%
Sedangkan, ada 44% (22 responden) mengatakan sangat setuju bahwa selama Persiapan Komuni Pertama orang tua membantu saat menghafal doa-doa harian, ada 38% (19 responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan ini, namun ada 18% (9 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Ada 50% (25 responden) yang mengatakan sangat setuju bahwa, senantiasa hadir mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama, ada 30% (15 responden) yang mengatakan setuju dengan pernyataan ini, namun ada 20% (10 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Mengenai faktor pendukung, ada 60% (30 responden) yang mengatakan bahwa, hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama adalah orang tua, Guru agama, Pastor Paroki dan teman-teman. Sedangkan, ada 20% (10 responden
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
yang mengatakan bahwa hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama adalah ada buku yang di dalami membantu untuk memahami Komuni Pertama dan siap untuk menerima Komuni Pertama. Ada 16% (8 responden) yang mengatakan bahwa hal yang mendukung saat persiapan Komuni Pertama adalah, menghafal doa-doa harian, suasana yang menyenangkan pada saat persiapan Komuni Pertama, namun ada 4% (2 responden) yang menjawab tidak sesuai pertanyaan dan tidak menjawab pertanyaan. Sedangkan mengenai faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama, ada 80% (40 responden) yang mengatakan bahwa faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama karena sakit, malas, membantu orang tua dirumah (kerja), dan ada 20% (10 responden) yang mengatakan bahwa faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama adalah masalah orang tua yang belum nikah Gereja. Sedangkan mengenai usulan dan saran, ada 40% (20 responden) yang mengatakan bahwa, untuk tahun depan lebih banyak belajar tentang Ekaristi dan pengenalan mengenai alat-alat liturgi, ada 30% (15 responden) yang mengatakan bahwa, untuk tahun depan susunan acaranya lebih teratur lagi supaya tidak bosan dan jelas, dan 10% (5 responden) yang mengatakan bahwa, untuk tahun depan saat menyampaikan materi menggunakan banyak media tidak hanya Kitab Suci saja, dan 10% (5 responden) yang mengatakan bahwa, untuk tahun depan bapa ibu guru agama tetap semangat mendampingi calon Komuni Pertama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
2. Laporan Hasil penelitian berdasarkan wawancara Terhadap para Pendamping Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 05 Januari sampai 16 Januari 2015 di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. Penulis melakukan wawancara dengan mendatangi setiap rumah responden. Sebelum melakukan wawancara, penulis memberitahukan kepada responden supaya mereka bisa meluangkan waktu untuk diwawancarai. Waktu yang dibutuhkan selama wawancara kira-kira 30 menit sampai 1 jam. Kadang ada responden yang terlalu bertele-tele dalam menjawab sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama. Meskipun demikian, penulis tetap sabar dan senang untuk mendengarkan mereka. Berikut ini merupakan laporan hasil wawancara terhadap 5 orang pendamping Komuni Pertama. Mereka adalah orang yang selalu aktif mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama. Penelitian melalui wawancara dimaksudkan untuk mengecek kembali apakah jawaban mereka sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya atau sebaliknya. a. Identitas responden Berdasarkan data yang diperoleh dalam melakukan penelitian di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki 4 orang dan satu perempuan, yang berusia 38- 50 tahun keatas berjumlah 5 orang. Status responden, petani 3 orang dan 2 orang berstatus guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
b. Proses pelaksanaan persiapan Komuni Pertama menurut responden di Paroki Hati Kudus Yesus, Laktutus. Setiap tahun di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus mengadakan kegiatan Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama, selama 3 bulan yakni setiap hari Minggu sore. Buku pengangan pokok yang digunakan oleh para responden dalam membimbing anak-anak calon penerima Komuni Pertama, sebagian besar responden sebanyak 4 orang menggunakan buku Katekismus Gereja Katolik. Salah satu responden mengatakan, juga menggunakan buku Madah Bakti, tata perayaan Ekaristi, dan buku panduan persiapan Komuni Pertama pegangan guru agama. Selain itu ada responden yang menggunakan sumber-sumber lain antara lain seperti : Kitab Suci, Madah Bakti, buku pengangan untuk calon Baptis. Ada responden yang mengatakan tidak menggunakan buku sumber lain tetapi mengajak anak-anak mengenal alat liturgi Gereja. Menurut para responden, buku yang mereka gunakan dalam mendampingi calon penerima Komuni Pertama 2 mengatakan sudah cukup lengkap, 3 responden mengatakan belum lengkap buku masih kurang. Dalam mendampingi anak saat pemberian materi metode yang sering digunakan adalah tanya jawab, bernyanyi, pemberian tugas, diskusi kelompok. Metode yang paling banyak digunakan adalah tanya jawab. Sarana yang sering digunakan dalam persiapan Komuni Pertama yaitu, Kitab Suci, Madah Bakti. Pada saat mendampingi calon Komuni Pertama, para responden melaksanakan kadang-kadang sendiri, bergantian dengan yang lain dan pada saatsaat tertentu bersama tim, seperti pada saat tes anak-anak menghafalkan doa-doa harian dan tes orang tua calon penerima Komuni Pertama untuk berdoa. Materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
yang disampaikan
kepada calon penerima Komuni Pertama yaitu mengenai
Ekaristi, tata cara pada saat mengikuti Perayaan Ekaristi digereja. c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama Menurut sebagian besar para pendamping yang mengatakan bahwa, Katekese Persiapan Komuni Pertama cukup membantu bagi sebagian besar anakanak calon Komuni Pertama untuk menghayati imannya, terbukti dengan adanya keaktifan anak-anak mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan dengan melibatkan diri dalam beberapa hal misalnya tampil menjadi PPA, pengurus PPA. Dll. Meskipun sebagian anak-anak mulai dari mereka mengikuti persiapan Komuni Pertama sampai selesai menerima Komuni Pertama kurang terlibat aktif dalam hal sikap baik digereja maupun di lingkungan. Dan dua orang pendamping yang berpendapat bahwa, Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama ini belum cukup membantu anak-anak untuk menghayati imannya karena masih cukup banyak kekurang dalam persiapan Komuni Pertama yang kurang mendukung, baik dari orang tua anak-anak maupun dalam persiapan Komuni Pertama. Dengan terbukti masih sebagian anak-anak yang setelah menerima Komuni Pertama kurang tidak terlibat aktif mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu digereja maupun di lingkungan. d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi Menurut sebagian besar responden mengatakan bahwa, pada umumnya anak-anak cukup aktif dan hormat pada saat mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun ibadat di lingkungan, sikap hormat saat menyambut Komuni, penghayatan iman dalam kehidupan sehari-hari cukup meningkat, dimana anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
menjadi rajin mengikuti kegiatan menggereja baik digereja. Selain itu anak mau terlibat aktif pada saat mengikuti perayaan Ekaristi maupun ibadat dalam hal bersikap yaitu duduk, berdiri, berlutut, menyanyi dan mereka berani tampil menjadi PPA. Sebagian kecil responden mengatakan, masih sebagian anak-anak yang belum bisa menghayati imannya saat mengikuti perayaan Ekaristi setelah menerima Komuni Pertama baik digereja maupun di lingkungan dan belum cukup memahami tentang Ekaristi, misalnya ribut, tidak terlibat aktif seperti dalam hal sikap tubuh pada saat perayaan Ekaristi. Selain itu, tidak pernah hadir mengikuti perayaan Ekaristi pada saat hari Minggu. e. Faktor pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama di Paroki Laktutus. 1) Faktor Pendukung Faktor-faktor yang mendukung Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama yaitu adanya dukungan dari orang tua, dimana sebagian besar orang tua yang selalu terlibat membantu anaknya seperti menghafal doa-doa harian, kerja bakti digereja setiap kali ada kegiatan untuk anak-anak calon Komuni Pertama ini merupakan salah satu tugas wajib yang harus diikuti oleh orang tua calon penerima Komuni Pertama, selain itu ada dukungan dari pihak Gereja yaitu Pastor paroki, ketua Dewan, dan kerjasama, antara anggota tim pendamping calon Komuni Pertama. Selain itu anak-anak calon penerima Komuni Pertama yang terlibat aktif meskipun sebagian kecil calon penerima Komuni Pertama yang tidak aktif (hadir) selama persiapan Komuni Pertama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
2) Faktor Penghambat Kendala yang dialami oleh para pendamping selama persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama dari pihak orang tua calon penerima Komuni Pertama yang belum menikah Gereja yang mengakibatkan para pendamping mengalami kendala karena harus mengurus orang tua yang belum menikah itu terlebih dahulu mengingat anaknya yang harus menerima Komuni Pertama. Yang kedua, sebagian dari orang tua yang tidak bisa diajak kerjasama, sebagian anak yang berasal dari keluarga yang minim penanaman pokok-pokok Iman Kristiani dari orang tua. Yang ketiga, sebagian anak yang cenderung malas dalam hal untuk menghafal doa-doa harian, dan situasi anak dalam hal berpikir mereka berbeda. Yang berikut, sebagian dari pendamping Komuni Pertama mengatakan bahwa dalam mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama buku-buku pendukung masih terbatas sehingga menggunakan buku pegangan persiapan Komuni Pertama sebagaimana adanya tanpa melakukan variasi. Sehingga sebagian para pendamping mengatakan masih kurang dalam hal menyampaikan pokok-pokok Iman Kristiani. Selama mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama, para pendamping belum pernah membuat program bimbingan yang tersusun dengan baik dalam melaksanakan pembinaan Komuni Pertama sehingga menyampaikan materi apa adanya dan kurang adanya persiapan. Media dan metode yang di gunakan dalam persiapan Komuni Pertama masih kurang bervariasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
f. Usulan dan Saran Para Pendamping Komuni Pertama 1) Usulan Usulan para pendamping calon penerima Komuni Pertama mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama, perlu adanya program yang tersusun dengan baik sehingga jelas apa yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama. Yang kedua, ada persediaan buku-buku tentang Persiapan Komuni Pertama, buku yang berkaitan dengan pendidikan iman dan media-media yang bervariasi sehingga dapat membantu pendamping untuk menyampaikan materi. 2) Saran Saran dari para pendamping mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu, yang pertama perlu adanya penegasan terhadap orang tua calon penerima Komuni Pertama yaitu adanya komunikasi dan kerjasama antara pendamping dengan orang tua calon Komuni Pertama supaya kegiatan penerimaan Komuni Pertama dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan. yang kedua, sebagian responden mengatakan perlu ada penambahan
pendamping
calon
Komuni
Pertama
mengingat
sebagian
pendamping yang sudah lanjut usia. G. Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama Pada bagian ini, penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan angket kepada 50 responden dan wawancara kepada 5 responden para pendamping Komuni Pertama. Pembahasan hasil penelitian menyangkut aspek yang diteliti yakni identitas responden, gambaran pelaksanaan katekese, faktor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
pendukung
dan
penghambat,
penghayatan
anak-anak
tentang
Ekaristi,
perananKetekese Persiapan Komuni Pertama, usulan dan saran. 1. Berdasarkan Angket a. Identitas responden Gambaran mengenai identitas responden yang mencakup jenis kelamin, umur, dan pendidikan dari 50 responden yang terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Berjalan dengan peserta yang mengikuti Komuni Pertama perempuan yang lebih mendominasi. Mengenai penggolongan tingkat usia yang paling dominan yaitu responden yang berusia 12 tahun untuk usia terendah yaitu 10 tahun. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping pada saat persiapan Komuni Pertama karena perbedaan tingkat usia dan pemahamannya. b. Proses Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama Melalui hasil penelitian dikatakan bahwa setiap tahun Paroki Laktutus mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama yang dilaksanakan secara rutin. Adanya kegiatan persiapan Komuni Pertama dapat membantu responden untuk lebih mengerti dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden yang mengikuti pelaksanaan persiapan Komuni Pertama merasa terbantu untuk mengerti dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus.Salah satu tujuan persiapan Komuni Pertama yaitu agar responden lebih mengerti dan menghayati arti Komuni Pertama dan menerapkan dalam perilaku dan sikapnya sehari-hari. Dan para responden yang mengatakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
bahwa dengan adanya persiapan Komuni Pertama membantu untuk lebih mengerti dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi. Mengingat persiapan Komuni Pertama sangat terbatas dilaksanakan hanya selama 3 bulan, maka persiapan Komuni Pertama perlu dilaksanakan setiap Minggu sehingga responden siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Waktu yang efektif saat kegiatan persiapan Komuni Pertama dalam seminggu adalah 90 menit. Dari data yang diperoleh ternyata persiapan Komuni Pertama di Paroki Laktutus setiap Minggu waktunya tidak sama. Meskipun ada32% mengatakan bahwa kegiatan persiapan Komuni Pertama waktunya 1½ jam. Namun ada 18% mengatakan persiapan Komuni Pertama dalam seminggu 3 jam, ada20% mengatakan 2 jam, ada 30% mengatakan 1 jam dan 32%mengatakan 1½ jam. Dari data yang diperoleh ini, perlu diperhatikan oleh para pendamping agar perlu memperhatikan waktu yang efektif pada saat persiapan Komuni Pertama yang diadakan setiap Minggu. Dalam persiapan Komuni Pertama mengingat waktu yang relatif singkat maka dalam persiapan Komuni Pertama hal yang perlu disampaikan yaitu mengenai Ekaristi, pokok-pokok iman dalam ajaran kristiani, pengenalan alat-alat liturgi dalam Ekaristi, sikap-sikap dalam mengikuti Ekaristi. Namun yang paling banyak disampaikan selama Persiapan Komuni Pertama, yakni materi tentang Ekaristi ada 50%. Ini menandakan bahwa para pendamping belum menyampaikan semua ajaran-ajaran Gereja dan pengenalan alat-alat liturgi kepada responden calon Komuni Pertama hanya sebatas mengenai Ekaristi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
Mengenai media, ada 46% mengatakan bahwa media yang paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi adalah Kitab Suci, ada 38% yang mengatakan bahwa media yang paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi adalah cerita Santo-Santa, sedangkan 18% yang mengatakan bahwa guru agama menyampaikan materi menggunakan alatalat liturgi. Selanjutnya, media yang paling banyak membantu responden memahami Komuni Pertama adalah Kitab Suci. Ini terbukti 58% yang mengatakan demikian. Sedangkan 40% yang mengatakan bahwa media yang paling banyak membantu untuk memahami Komuni Pertama adalah alat-alat liturgi, sedangkan ada 2% yang mengatakan media yang paling banyak membantu untuk memahami Komuni Pertama adalah cerita Santo-Santa. Maka dapat disimpulkan bahwa, selama persiapan Komuni Pertama para pendamping belum menggunakan media yang bervariasi dalam menyampaikan materi. Pada hal responden memiliki pemahaman yang berbeda tidak semua anak memahami materi yang disampaikan menggunakan satu media saja, oleh karena itu perlu diperhatikan oleh para pendamping untuk menggunakan media yang bervariasi saat menyampaikan materi kepada calon penerima Komuni Pertama, agar mereka dapat mengerti apa yang disampaikan. Mengenai metode, selama persiapan Komuni Pertama para pendamping lebih banyak menggunakan metode tanya jawab ini terbuki ada 52% mengatakan bahwa metode yang paling banyak digunakan oleh guru agama saat menyampaikan materi adalah tanya jawab. Maka dapat disimpulkan bahwa selama persiapan Komuni Pertama para pendamping menyampaikan materi belum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
menggunakan metode yang bervariasi hanya sebatas tanya jawab. Para pendamping masih mengabaikan metode yang lain seperti, ceramah, diskusi kelompok, pengalaman langsung. Menggunakan metode yang berfariasi dalam menyampaikan materi membantu responden lebih memahami apa yang disampaikan. Mengenai keterlibatan responden selama persiapan Komuni Pertama, ternyata selama persiapan Komuni Pertama responden bersemangat untuk mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama. Motivasi anak dalam mengikuti persiapan Komuni Pertama pada umumnya karena mereka memiliki kerinduan untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus ada 72%. Ini menandakan bahwa, responden mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama bukan karena suatu kewajiban saja tetapi karena memiliki kerinduan untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Namun ada 18% mengikuti persiapan Komuni Pertama karena hanya ingin mengetahui tentang Komuni Pertama. Sedangkan ada 10% yang mengatakan bahwa semangat mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama karena mengikuti perintah guru agama. Dari semua ini dapat disimpulkan bahwa, ternyata masih ada sebagian responden yang belum mempunyai motivasi dalam mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama, mereka mengikuti hanya sekedar untuk mengetahui tentang Komuni dan mengikuti karena perintah guru agama. Maka ini menjadi perhatian bagi pagi para pendamping Komuni Pertama dan orang tua untuk memotivasi anak tentang pentingnya mengikuti persiapan Komuni Pertama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan berbagai pihak, baik guru agama, peserta, bapak ibu maupun Pastor paroki. Namun yang paling penting adalah guru agama (katekis), peserta (anak) dan orang tua. Namun yang terjadi di Paroki Laktutus ternyata selama persiapan Komuni Pertama belum semua para pendamping terlibat aktif, masih sebagian besar yang belum aktif meskipun sebagian kecil sudah aktif dalam mengikuti persiapan Komuni Pertama untuk responden calon Komuni Pertama. Dengan terbukti ada 48% yang mengatakan bahwa guru agama selalu hadir pada saat persiapan Komuni Pertama, ada 42% mengatakan setuju bahwa guru agama selalu hadir pada saat persiapan Komuni Pertama. Dan ada 8% mengatakan bahwa para pendamping belum semuanya aktif dalam kegiatan persiapan Komuni Pertama. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping tentang pentinganya kehadiran mereka saat kegiatan persiapan Komuni Pertama. Dalam menyampaikan materi selama persiapan Komuni Pertama para pendamping perlu memperhatikan hal-hal yang penting seperti, menggunakan bahasa yang sederhana mungkin, sehingga responden mampu menangkap maknanya karena mengingat mereka masih duduk dibangku SD. Ternyata selama menyampaikan materi belum semua pendamping Komuni Pertama menggunakan bahasa yang sederhana. Ada 50% mengatakan bahwa guru agama menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana, sedangkan ada 50% yang mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ternyata tidak semua pendamping menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana. Mengenai hal ini perlu diperhatikan oleh para pendamping untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
menyampaikan materi persiapan Komuni Pertama untuk menggunakan bahasa yang sederhana. c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama Salah satu syarat penerimaKomuni Pertama yaitu calon penerima Komuni Pertama siapa untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Maka untuk itu para pendamping dan pihak Gereja lainnya membantu responden dengan mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama. Selama kegiatan persiapan Komuni Pertama sudah sebagian besar responden merasa terbantu untuk lebih siap menerima Tubuh dan darah Kristus ada 56% yang mengatakan demikian. Sedangkan ada 38% yang mengatakan bahwa mereka terbantu untuk lebih siap menerima Tubuh dan Darah Kristus. Namun masih ada sebagian responden yang merasa tidak terbantu dengan kegiatan persiapan komuni pertama ini untuk lebih siap menerima Tubuh dan Darah Kristus. Maka ini menjadi perhatian bagi para pendamping agar lebih meningkatkan lagi persiapan Komuni Pertama sehingga responden siap untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Selama persiapan Komuni Pertama ada tugas kepada responden calon penerima Komuni Pertama untuk menghafal doa-doa harian sebagai salah satu syarat untuk bisa menerima Tubuh dan Darah Kristus. Maka responden perlu di tolong untuk bisa menghafal doa-doa harian, agar mereka nanti lebih mudah melibatkan diri dalam doa bersama di lingkungan. Namun ada sebagian besar responden yang merasa setuju bahwa mereka mampu menghafal doa-doa harian ada 52% dan ada 48% yang mengatakan sangat setuju bahwa mereka mampu menghafal doa-doa harian. Maka ini perlu diperhatikan oleh para pendamping dan orang tua agar membantu responden lebih mampu menghafal doa-doa harian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
Tujuan dari persiapan Komuni Pertama adalah sebagai persiapan penerimaan Ekaristi supaya akhirnya anak secara sadar mengikuti dan mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi. Namun yang terjadi setelah responden mengikuti persiapan Komuni Pertama sampai menerima Tubuh dan Darah Kristus ada sebagian responden yang mengatakan mereka sangat aktif mengikuti perayaan Ekaristi setelah menerima Tubuh dan Darah Kristus ada 48%. Namun masih ada sebagian responden yang mengatakan bahwa mereka cukup aktif mengikuti perayaan Ekaristi setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama 42% dan ada 8% yang mengatakan bahwa setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama mereka tidak aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Maka dapat disimpulkan bahwa ternyata setelah menerimah Tubuh dan Darah Kristus tidak semua anak semakin aktif untuk mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Maka dalam persiapan Komuni Pertama para pendamping perlu meningkatkan pemahaman responden mengenai Ekaristi karena terbukti masih ada responden yang kurang aktif mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peserta (anak) dalam persiapan Komuni Pertama, membaca dan menghafalkan doa-doa harian, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para pendamping, ikuti dengan orang tua atau sendiri menghadiri perayaan Ekaristi di Gereja atau di lingkungannya, juga menghadiri doa-doa bersama di lingkungannya. Selama persiapan Komuni Pertama sebagian kecil selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan ada 38% (19 responden). Namun ada sebagian besar responden yang kurang aktif dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
mengerjakan tugas yang diberikan oleh para pendamping ada 38% (19 responden) yang mengatakan sering mengerjakan tugas, ada 12% (6 responden) yang mengatakan kadang-kadang dan ada 8% (4 responden) yang mengatakan tidak pernah. Maka para pendamping perlu memperhatikan responden agar terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi dengan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Tugas yang diberikan oleh para pendamping yaitu menghafal doa-doa harian ada 60% (30 responden) mengatakan sangat setuju dan mengikuti perayaan Ekaristi setiap hari Minggu ada sebagian besar yang kurang setuju dengan tugas ini 50% (25 responden) dan ada 10% (5 responden) yang mengatakan sangat tidak setuju dengan tugas mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu. Maka mengenai tugas-tugas yang berikan ini para pendamping perlu meningkatkan lagi pemahaman responden mengenai Ekaristi. d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi Ekaristi merupakan pusat dan puncak kehidupan Gereja. lewat Ekaristi Kristus mengikutsertakan Gereja-Nya dan semua anggota-Nya di dunia kurban pujian dan syukur yang Ia persembahkan di salib kepada Bapa-Nya satu kali untuk selamanya. Dalam perayaan Ekaristi selalu ada, pewartaan Sabda Allah, ucapan syukur kepada Allah Bapa untuk segala kebaikan-Nya terutama bahwa Ia menyerahkan Putera-Nya. Maka dalam perayaan Ekaristi umat menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa Roti dan Anggur. Salah satu dasar pentingnya persiapan Komuni Pertama yaitu Sebagai pendidikan iman dan pendidikan nilai. Persiapan Komuni Pertama bertujuan agar responden lebih mengerti dan menghayati arti mengikuti perayaan Ekaristi dengan menerima Tubuh dan Darah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
Kristus, untuk selanjutnya dapat menerapkan dalam perilaku dan sikapnya seharihari. Setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama sebagian besar responden yang sudah memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi meskipun masih ada sebagian kecil yang masih kurang memahami tentang arti merayakan Ekaristi. Ada sebagian besar 64% (32 responden) yang mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucap puji dan syukur kepada Allah. Untuk sebagian kecil yang masih kurang dalam memahami tentang arti mengikuti perayaan Ekaristi, ini cukup menjadi perhatian bagi para pendamping agar dalam persiapan Komuni Pertama untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang Ekaristi bagi seluruh responden calon Komuni Pertama sehingga mereka semakin aktif mengambil bagian dalam mengikuti perayaan Ekaristi baik digereja maupun di lingkungan. Dalam mengikuti perayaan Ekaristi ada tata gerak dan sikap Tubuh. Sikap tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk merayakan liturgi Kudus. Sebab sikap tubuh yang sama mencerminkan dan membangun sikap batin yang sama pula. Maka dalam perayaan Ekaristi ada tata gerak dan sikap Tubuh seperti, berlutut, berdiri, bernyanyi dan seluruh umat diharapkan untuk ikut terlibat aktif. Setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama sebagian kecil sudah aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi dalam hal tata gerak dan sikap Tubuh.Ini perlu di pertahankan oleh responden agar semakin menghayati imannya dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Namun masih sebagian besar responden yang belum cukup terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi dalam hal tata gerak dan sikap Tubuh ada 44% (22 responden). Ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
menjadi perhatian bagi para pendamping Komuni Pertama agar pada saat persiapan Komuni Pertama lebih meningkatkan lagi pemahaman tentang tata gerak dan sikap tubuh. Salah satu tujuan dari merayakan Ekaristi yaitu ingin berjumpa dengan Tuhan yang dari dalam rupa roti dan anggur yang kita terima saat menerima Komuni Kudus. Ada sebagai besar yang sudah memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi namun masih ada sebagian kecil yang belum memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi. Ada sebagian besar 50% (25 responden) mengatakan sangat bahwa mengikuti perayaan Ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan. Ini perlu ditingkatkan terus agar semakin aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan. Namun ada sebagain kecil yang belum cukup memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi ada 34% (17 responden) yang mengatakan bahwa mereka setuju dan ada 16% (8 responden) yang mengatakan tidak setuju bahwa mengikuti perayaan Ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan dalam rupa roti dan anggur. Maka ini menjadi perhatian bagi para pendamping Komuni Pertama agar lebih meningkatkan lagi pemahaman anak tentang Ekaristi sehingga kehadiran mereka dalam mengikuti perayaan Ekaristi tidak hanya sebagai suatu kewajiban saja. e. Faktor pendukung dan penghambat Katekese Persiapan Komuni Pertama, serta usulan dan saran Pertama-tama tugas orang tua Kristiani adalah mengusahakan pendidikan kristiani bagi responden menurut ajaran yang diwariskan oleh Gereja. Tugas orang tua wajib mendidik anak dengan pendidikan Kristiani dalam keluarga dengan memberikan sikap dan teladan yang baik demi pendidikan iman anaknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
Maka perlu diperhatikan juga oleh pendamping agar ada kerja sama dengan orang tua calon Komuni Pertama mengarahkan mereka untuk mendukung anak dalam persiapan Komuni pertama. Selama persiapan Komuni Pertama sudah sebagian besar orang tua yang sudah terlibat aktif dan sebagian kecil yang belum terlibat aktif dalam kegiatan persiapan Komuni Pertama. Ada 44% (22 responden) mengatakan sangat setuju bahwa, selama persiapan Komuni Pertama orang tua membantu saat menghafal doa-doa harian, ada 38% (19 responden) yang mengatakan setuju. Ini menandakan bahwa sebagian besar orang tua calon Komuni Pertama sudah ikut mendukung anaknya untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus dan bertanggungjawab terhadap iman anaknya. Namun ada 18% (9 responden) yang mengatakan bahwa orang tuanya tidak membantu saat menghafal doa-doa harian. Ini menandakan bahwa ternyata ada orang tua yang belum memiliki tanggung jawab dalam hal mendidik iman anaknya. Ini menjadi perhatian para pendamping Komuni Pertama dan pihak Gereja lainnya agar melibatkan orang tua selama kegiatan persiapan Komuni Pertama. Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan persoalan, baik guru agama, peserta, bapa-ibu maupun Pastor Paroki. Maka dalam persiapan Komuni Pertama ada motivasi dari anak sendiri dengan dorongan dari orang tua serta guru agama sehingga responden aktif mengambil bagian dalam persiapan Komuni Pertama sehingga mereka siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Selama persiapan Komuni Pertama sebagian besar responden senantiasa mengikuti persiapan Komuni Pertama ada 52% (26 responden). Namun ada sebagian besar responden yang kurang aktif (hadir) selama persiapan Komuni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
Pertamaada 30% (15 responden) yang mengatakan setuju namun ada 18% (9 responden) yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Maka dapat dikatakan bahwa belum semua responden calon Komuni Pertama aktif (hadir) mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping agar mengusahakan supaya responden ikut terlibat aktif saat persiapan Komuni Pertama sehingga mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus dengan menghayati imannya. Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan pihak, baik guru agama, bapa-ibu, guru agama (katekis) dan peserta (anak). Sehingga persiapan Komuni Pertama dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan. Selama persiapan Komuni Pertama ada 60% (30 responden) yang mengatakan bahwa hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama yaitu Orang tua, guru agama, Pastor Paroki, dan teman-teman. Maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden merasa terdukung dengan keterlibatan dari berbagai pihak. Sedangkan, ada 20% (10 responden) yang mengatakan bahwa hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama yaitu ada buku pegangan yang didalami yang membantu untuk memahami Komuni Pertama dan siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Selain itu, ada 16% (8 responden) yang mengatakan bahwa hal yang mendukung saat persiapan Komuni Pertama adalah menghafal doa-doa harian, suasana yang menyenangkan. Maka dapat dikatakan bahwa ternyata selama persiapan Komuni Pertama responden merasa terbantu jika ada dukungan dari orang tua, guru agama, pastor Paroki dan teman-teman. Selain itu bahan dan media yang digunakan serta suasana yang mendukung. Oleh karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
itu, ini menjadi cukup perhatian bagi para pendamping Komuni Pertama agar lebih meningkatkan lagi persiapan Komuni Pertama dengan melibatkan orang tua dan pihak Gereja lainnya. Sedangkan mengenai faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama, ada 80% (40 responden) yang mengatakan bahwa faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama karena sakit, malas, bantu orang tua dirumah (kerja). Maka dapat dikatakan bahwa faktor penghambat ini timbul dari dalam diri anak dan orang tua yang kurang memperhatikan iman anaknya lebih menekankan anak pada pekerjaan rumah.Mengenai ini perlu diperhatikan oleh para pendamping dan orang tua agar tidak ada hambatan selama persiapan Komuni Pertama sehingga responden dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Namun ada 20% (10 responden) yang mengatakan bahwa faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama adalah masalah orang tua yang belum nikah Gereja. Maka ini menjadi cukup perhatian dari pihak Gereja, orang tua dan para pendamping Komuni Pertama agar sebelum mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama, perlu perhatikan orang tua calon Komuni Pertama agar mereka menikah Gereja terlebih dahulu sehingga tidak menghambat anak saat menerima Komuni Pertama. Melihat hal tersebut dari responden mengusulkan, yang pertama untuk tahun depan selama persiapan Komuni Pertama para pendamping lebih banyak memberikan materi tentang Ekaristi dan pengenalan mengenai alat-alat liturgi ada 40% (20 responden). Yang kedua untuk Tahun depan susunan acaranya lebih teratur lagi supaya tidak bosan dan jelas kegiatannya ada 30% (15 responden).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
Mengenai usulan ini, dapat dikatakan bahwa selama persiapan Komuni Pertama para pendamping belum memiliki program yang jelas, maka perlu diperhatikan oleh para pendamping agar memiliki program yang jelas pada saat persiapan Komuni Pertama sehingga kegiatan persiapan Komuni bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Yang ketiga untuk tahun depan saat menyampaikan materi menggunakan banyak media yang bervariasi tidak hanya Kitab Suci dan madah bakti saja ada 5 responden. Dengan melihat semua ini dapat disimpulkan bahwa, selama ini para pendamping belum menggunakan media yang kreatif hanya sebatas Kitab Suci dan Madah Bakti. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping agar Persiapan Komuni Pertama dapat diselenggarakan dengan baik. 2. Berdasarkan Wawancara Pada bagian ini, penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan wawancara terhadap para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. Setelah diketahui hasilnya, maka hasil tersebut akan dibahas oleh peneliti. Pembahasan hasil penelitian menyangkut aspek yang diteliti yakni identitas, gambaran Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama, faktor pendukung dan penghambat, penghayatan anak-anak tentang ekaristi, peran Katekese Persiapan Komuni Pertama. a. Identitas Responden Berdasarkan data yang diperoleh dalam melakukan penelitian di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
orang dan satu perempuan, yang berusia 38- 50 tahun keatas berjumlah 5 orang. Status responden, petani 3 orang dan 2 orang berstatus guru. b. Proses Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama Berdasarkan hasil penelitian setiap tahun di Paroki Laktutus mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama, kegiatan persiapan Komuni Pertama dilaksanakan selama 3 bulan yakni setiap hari Minggu sore. Buku pengangan pokok yang digunakan oleh para responden dalam membimbing anak-anak calon penerima Komuni Pertama yaitu, Katekismus Gereja Katolik, Madah Bakti, tata perayaan Ekaristi, buku panduan persiapan Komuni Pertama pegangan guru agama dan buku pengangan untuk calon baptis. Ada responden yang mengatakan tidak menggunakan buku sumber lain tetapi mengajak anak-anak mengenal alat liturgi Gereja. Materi yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama yaitu mengenai Ekaristi, tata cara liturgi dalam Gereja, tata cara pada saat mengikuti Perayaan Ekaristi digereja. Metode yang sering digunakan adalah tanya jawab, pemberian tugas. Namun metode yang paling banyak digunakan adalah tanya jawab. Pada saat mendampingi calon Komuni Pertama, para responden melaksanakan kadang-kadang sendiri, bergantian dengan yang lain dan pada saatsaat tertentu bersama tim, seperti pada saat tes anak-anak menghafalkan doa-doa harian dan tes orang tua calon penerima Komuni Pertama untuk berdoa. Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa waktu pelaksanaan persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus masih sangat terbatas karena hanya 3 bulan persiapan, seharusnya waktu yang dibutuhkan untuk persiapan Komuni Pertama yakni 6 bulan. Selain itu buku yang digunakan oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
pendamping masih sangat terbatas belum manfaatkan dari sumber lain. Oleh karena itu, para pendamping perlu menggunakan sumber bahan yang bervariasi sehingga memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai tentang Katekese Persiapan Komuni Pertama sehingga anak-anak mampu memahami apa yang disampaikan dan dapat menghayati imannya. Dalam melaksanakan Katekese Persiapan Komuni Pertama media merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung kelancaran proses Katekese Persiapan Komuni Pertamadalam membantu calon penerima Komuni Pertama mengkomunikasikan imannya. Menggunakan media membuat suasana semakin hidup dan calon penerima Komuni Pertama merasa terinspirasi setelah melihat dan mendengarkan. Media yang digunakan juga harus menarik dan bervariasi sehingga calon penerima Komuni Pertama tidak merasa bosan. Namun, kenyataannya para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus belum menggunakan media dan metode yang bervariasi sehingga masih sebagian responden penerima Komuni Pertama merasa media kurang membantu untuk memahami apa yang disampaikan. Media yang digunakan dalam pelaksanaan katekese hanya sebatas lagu-lagu dan Kitab Suci, Madah Bakti. Ketika penulis mewawancarai beberapa responden mereka mengatakan memang selama ini media yang digunakan hanya lagu-lagu dan Kitab Suci. Itu pun tidak mendalami lagu tersebut karena bingung mau dikemas seperti apa. Selain penggunaan media dalam pelaksanaan katekese, metode juga sangat penting
dalam
pelaksanaan
katekese
guna
mendukung
kelancaran
pelaksanaannya. Metode yang digunakan selama persiapan Komuni Pertama di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ialah metode tanya jawab. Di sini pendamping Komuni Pertama belum menggunakan metode yang bervariasi seperti, ceramah, diskusi kelompok. Sehingga calon penerima komuni pertama hanya tanya jawab selama proses katekese berlangsung. Dari kenyataan ini, dapat dimengerti bahwa para pendamping Komuni Pertama kurang bervariasi mengenai penggunaan metode. c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama Dari hasil penelitian para responden mengatakan bahwa, Katekese Persiapan Komuni Pertama cukup membantu bagi sebagian besar anak-anak calon Komuni Pertama untuk menghayati imannya, terbukti dengan adanya keaktifan anak-anak mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan dengan melibatkan diri dalam beberapa hal misalnya tampil menjadi PPA, pengurus PPA, Dll. Meskipun sebagian anak-anak mulai dari mereka mengikuti persiapan Komuni Pertama sampai selesai menerima komuni pertama kurang terlibat aktif dalam hal sikap baik digereja maupun di lingkungan. Dua orang pendamping yang berpendapat bahwa, pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama ini belum cukup membantu anak-anak untuk menghayati imannya karena masih cukup banyak kekurangan dalam persiapan Komuni Pertama yang kurang mendukung, baik dari orang tua anak-anak maupun dalam persiapan Komuni Pertama. Dengan terbukti masih sebagian anak-anak yang setelah menerima Komuni Pertama kurang tidak terlibat aktif mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu digereja maupun di lingkungan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi Dari hasil penelitian, menurut sebagian besar responden mengatakan bahwa, pada umumnya anak-anak cukup aktif dan hormat pada saat mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun ibadat di lingkungan, sikap hormat saat menyambut Komuni, penghayatan iman dalam kehidupan sehari-hari cukup meningkat, dimana anak menjadi rajin mengikuti kegiatan
menggereja baik
digereja. Selain itu anak mau terlibat aktif pada saat mengikuti perayaan Ekaristi maupun ibadat dalam hal bersikap yaitu duduk, berdiri, berlutut, bernyanyi dan mereka berani tampil menjadi PPA. Sebagian kecil responden mengatakan, masih sebagian anak-anak yang belum bisa menghayati imannya saat mengikuti perayaan Ekaristi setelah menerima Komuni Pertama baik digereja maupun di lingkungan dan belum cukup memahami tentang Ekaristi, misalnya ribut, tidak terlibat aktif seperti dalam hal sikap tubuh pada saat perayaan Ekaristi. Selain itu, tidak pernah hadir mengikuti perayaan Ekaristi pada saat hari Minggu. Dengan melihat hal
ini, perlu diperhatikan oleh para pendamping Komuni Pertama
sehingga persiapan Komuni Pertama perlu dipersiapkan dengan baik sehingga anak-anak calon penerima Komuni Pertama dapat menghayati imannya baik saat mengikut perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan dan dapat menerapkan dalam sikapnya sehari-hari. e. Faktor pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus laktutus. 1) Faktor pendukung Dari hasil penelitian,
faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan
Katekese Persiapan Komuni Pertama yaitu adanya dukungan dari orang tua,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
dimana sebagian besar orang tua yang selalu terlibat membantu anaknya seperti menghafal doa-doa harian, kerja bakti digereja setiap kali ada kegiatan untuk anak-anak calon penerima Komuni Pertama. Maka mengenai hal ini dapat dikatakan bahwa
sebagian besar orang tua yang mempunyai tanggungjawab
terhadap iman anaknya. Tugas utama orang tua adalah mendidik iman anaknya sesuai dengan keyakinannya. Selain itu ada dukungan dari pihak Gereja yaitu Pastor Paroki, ketua dewan, dan kerjasama, antara anggota tim pendamping calon Komuni Pertama. Selain itu anak-anak calon penerima Komuni Pertama yang terlibat aktif meskipun sebagian kecil calon penerima Komuni Pertama yang tidak aktif (hadir) selama persiapan Komuni Pertama. Mengenai hal ini dapat dikatakan bahwa, selama proses persiapan Komuni Pertama banyak pihak yang membantu tidak hanya guru agama saja, tetapi tim pewarta dan orang tua juga ikut terlibat selama persiapan Komuni Pertama. 2) Faktor penghambat Melalui hasil penelitian, kendala yang dialami oleh para pendamping selama persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama dari pihak orang tua calon penerima Komuni Pertama yaitu ada sebagian orang tua calon penerima Komuni Pertama yang belum menikah Gereja sehingga menggangu konsentrasi para pendamping pada saat menjelang persiapan Komuni Pertama karena harus mengurus orang tua yang belum menikah itu terlebih dahulu mengingat anaknya yang harus menerima Komuni Pertama. Maka hal ini perlu diperhatikan oleh tim pewarta sehingga tidak mengganggu persiapan Komuni Pertama. Yang kedua, sebagian dari orang tua yang tidak bisa diajak kerjasama, sebagian anak yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
berasal dari keluarga yang minim penanaman pokok-pokok Iman Kristiani dari orang tua. Mengenai hal ini dapat dikatakan bahwa, selama persiapan Komuni Pertama perlu ada kerjasama antara orang tua dan guru agama demi kelancaran persiapan Komuni Pertama. Yang ketiga, sebagian anak yang cenderung malas dalam hal untuk menghafal doa-doa harian, dan situasi anak dalam hal berpikir mereka berbeda.Yang berikut, sebagian dari pendamping Komuni Pertama mengatakan bahwa dalam mendampingi anak-anak calon peneriman Komuni Pertama buku-buku pendukung masih terbatas sehingga menggunakan buku pegangan persiapan Komuni Pertama sebagaimana adanya tanpa melakukan variasi. Sehingga sebagian para pendamping mengatakan masih kurang dalam hal menyampaikan pokok-pokok Iman Kristiani. Selama mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama, para pendamping belum pernah membuat program bimbingan yang tersusun dengan baik dalam melaksanakan pembinaan Komuni Pertama sehingga menyampaikan materi apa adanya dan kurang adanya persiapan. Selain itu penggunaan media dan metode dalam persiapan Komuni Pertama masih kurang diselenggarakan dengan baik. f. Usulan dan saran para Pendamping Komuni Pertama 1) Usulan Usulan para pendamping calon penerima Komuni Pertama mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama, perlu adanya program yang tersusun dengan baik sehingga jelas apa yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama. yang kedua, ada persediaan buku-buku tentang persiapan Komuni Pertama, buku yang berkaitan dengan pendidikan iman dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
media-media yang bervariasi sehingga dapat membantu pendamping untuk menyampaikan materi. 2) Saran Saran dari para pendamping mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu, yang pertama perlu adanya penegasan terhadap orang tua calon penerima Komuni Pertama yaitu adanya komunikasi dan kerjasama antara pendamping dengan orang tua calon Komuni Pertama supaya kegiatan penerimaan Komuni Pertama dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan. yang kedua, sebagian responden mengatakan perlu ada penambahan
pendamping
calon
Komuni
Pertama
mengingat
sebagian
pendamping yang sudah lanjut usia.
H. Kesimpulan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian melalui angket dan wawancara di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus memiliki kesamaan yakni pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama perlu diperbaharui lagi. Selama pelaksanaan persiapan Komuni Pertama cukup membantu para calon penerima Komuni Pertama untuk menghayati imannya dan aktif terlibat dalam perayaan Ekaristi. Meskipun masih ada sebagian yang belum terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan. Selain itu, selama persiapan Komuni Pertama para pendamping belum membuat program pendampingan Katekese Persiapan Komuni Pertama, materi disampaikan baru hanya sebatas Ekaristi, hafal doa-doa harian, penggunaan sumber bahan yang terbatas, waktu yang belum efekti, metode, sarana yang belum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
bervariasi dan sebagian para pendamping yang belum menggunakan bahasa yang sederhana saat menyampaikan materi. Selain itu perlu ada kerja sama antar guru agama, orang tua, pastor para dan peserta selama persiapan Komuni Pertama. Selama persiapan Komuni Pertama belum semua orang terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama Melalui penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus belum diselenggarakan dengan baik. Baik dari segi dalam hal penggunaan media, metode, sumber bahan. Selain itu, harus adanya kesadaran dari berbagai pihak untuk bekerjasama demi iman calon penerima Komuni Pertama seperti, guru agama, orangtua, pastor paroki dan peserta sendiri sehingga apa yang menjadi tujuan dalam pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
BAB IV USULAN PROGRAM KATEKESE PERSIAPANKOMUNI PERTAMA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dibahas dalam bab III, penulis menemukan bahwa pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus pada umumnya para pendamping belum membuat program pendampingan Komuni Pertama dan belum memanfaatkan dalam hal menggunakan media, metode, bahan. Oleh karena itu, dalam bab IV ini mengusulkan satuan program Katekese Persiapan Komuni Pertama. Program ini ditujukkan kepada para pendamping Komuni Pertama sekaligus menjadi masukan bagi para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus yang kebingungan untuk membuat program Katekese Persiapan Komuni Pertama yang menarik bagi anak-anak calon penerima Komuni Pertama. Susunan dalam bab ini terbagi dalam dari enam bagian. Bagian pertama berisi latar belakang program, bagian kedua berisi manfaat program, bagian ketiga usulan program untuk parapendamping Katekese Persiapan Komuni Pertama, bagian keempat contoh satuan Katekese Persiapan Komuni Pertama.
A. Latar Belakang Penyusunan Program Kegiatan
pendampingan
iman
calon
penerima
Komuni
Pertama
merupakan salah satu bentuk upaya Gereja dalam rangka membantu orangtua dalam mendampingi perkembangan iman anak calon penerima Komuni Pertama. Pendampingan KomuniPertama yang terbaik diharapkan dapat membantu anakanak calon penerima Komuni agar dapat memahami dan memaknai tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
peristiwa misteri Ekaristi yang benar-benar merupakan pusat seluruh kehidupan kristiani secara bertahap. Dari hasil penelitian sudah diuraikan mengenai Katekese Persiapan Komuni Pertama yang terjadi di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. Melalui hasil penelitian mengenai Katekese Persiapan Komuni Pertama, ternyata para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, pada umumnya belum membuat program pendampingan dalam melaksanakan pendampingan calon Komuni Pertama. Dalam pendampingan calon Komuni Pertama para pendamping menggunakan buku pegangan persiapan Komuni Pertama sebagaimana adanya. Sumber buku lain atau bahan yang digunakan dalampendampingan Komuni Pertama masih kurang dimanfaatkan sehingga belum mengolah keterlibatan anak baik digereja maupun di lingkungan. Oleh karena itu untuk meningkatkan persiapan Komuni Pertama yang sudah terjadi perlu dibuat program pendampingan Komuni Pertama untuk membantu para pembimbing agar mampu mengembangkan bentuk isidan arah pendampingan. Melalui program yang baik pendamping Komuni Pertama perlu menguasai bahan dan dapat menyajikan secara terarah, mudah diikuti dan menarik sehingga, anak calon penerima Komuni Pertama menjadi semangat untuk mengikuti kegiatan Komuni Pertama. Selain itu seorang pendamping harus memiliki keterampilan yakni keterampilan dalam menyajikan bahan, metode dan sarana yang sesuai dengan tujuan dan usia peserta. Untuk itu perlu menggunakan metode dan saran yang variatif agar menarik, tidak mudah membuat bosan dan mudah dipahami dengan apa yang disampaikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
B. Tujuan Program Berdasarkan latar belakang keadaan persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, maka tujuan pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Pendamping Dalam
Pelaksanaan
Katekese
Persiapan
Komuni
Pertama
para
Pendamping perlu berusaha untuk menyelenggarakan dengan baik dan menggunakan sumber bahan, metode, sarana yang sesuai dengan tujuan pendampingan dan keadaan peserta. Maka tujuan program pendampingan Komuni Pertama ini agar para pendamping terbantu dalam mempersiapkanPersiapan Komuni Pertama 2. Bagi Peserta Program pendampingan persiapan Komuni Pertama membantu peserta untuk memahami apa yang disampaikan oleh para pendamping. Dengan demikian anak-anak calon penerima Komuni Pertama semakin mampu terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun dilingkungan. 3. Bagi Tim Pewartaan Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus Dengan adanya program persiapan Komuni Pertama ini dapat membantu membantu Paroki untuk dapat mengembangkan program-program lain yang dibutuhkan oleh umat seperti pendampingan calon penerima Komuni Pertama, sehingga para pendamping dapat mempersiapkan pendampingan Komuni Pertama dapat lebih terarah dan pendamping tidak kesulitan saat pendampingan calon penerima Komuni Pertama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
C. Manfaat program 1. Bagi Pendamping Dalam sebuah kegiatan, program sangat diperlukan dan sangat bermanfaat bagi pendamping. Manfaat program bagi pendamping sebelum melaksanakan pendampingan Komuni Pertama agar para pendamping tidak akan merasa kebingungan dalam menyampaikan bahan, dan bahan yang disampaikan dapat lebih terarah. Pada saat pendampingan berlangsung, program berguna bagi pendamping sebagai pedoman didalam melaksanakan pendampingan. Maka Pelaksanaan program tentu harus dipersiapkan dengan baik sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi. Bahkan program juga berguna untuk mendorong peserta dan pendamping untuk bekerja dengan lebih baik (Riggs, 1950: 44). Selain itu manfaat program bagi pendamping yaitu agar pada akhir dan setelah kegiatan program berguna untuk mengevaluasi kegiatan yang baru dilaksanakan dan akan diketahui sejauh mana kegiatan tersebut berhasil atau gagal, melihat pendukung dan penghambatnya dan merencanakan tindakan lanjut demi perbaikan. 2. Bagi Peserta Dalam mendampingan calon Komuni Pertama, para pendamping perlu mempersiapkan program yang baik agar para peserta dapat memahami bahan yang disampaikan oleh pendamping, sehingga anak-anak calon Komuni Pertama semakin mampu terlibat aktif dalam mengikuti pendampingan Komuni Pertama. 3. Bagi Tim Pewartaan Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus Dengan andanya program Komuni Pertama ini membantu paroki untuk dapat mengembangkan program-program lain yang dibutuhkan oleh umat seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
pendampingan calon penerima Komuni Pertama, sehingga para pendamping dapat mempersiapkan pendampingan Komuni Pertama lebih terarah.
D. Usulan Tema dan Tujuan Program 1. Usulan Tema dan Tujuan program Usulan tema umum yang penulis sajikan dalam program Komuni Pertama ini adalah “Mengimani dan menjadi murid Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia dan menanggapi kasih-Nya yang telah memberikan diri-Nya dalam perayaan Ekaristi”. Kemudian tujuan umum program ini adalah membantu anak untuk mengimani dan menyadari kasih Allah yang begitu besar dan berupaya untuk menghayati imannya kepada Allah yang telah menyelamatkan manusia dalam perayaan Ekaristi. 2. Tema-tema dan Tujuan masing-masing pertemuan Melalui tema besar ini akan dijabarkan dalam 7 sub tema. Dari 7 sub tema ini dijabarkan lagi menjadi 19 judul pertemuan dengan tujuannya masing-masing sebagai berikut : Sub Tema (1) : Bersyukur menjadi anak Katolik Judul Pertemuan : 1. Saya dibaptis. Tujuan : Menolong anak menyadari bahwa bapak ibu telah mewariskan iman yang dipercayakan kepada anaknya. 2. Dengan dibaptis saya diangkat menjadi anak Allah dan anggota resmi Gereja. Tujuan:
Menolong anak untuk menyadari bahwa dibaptis adalah ungkapan kepercayaan kepada Yesus yang menyelamatkan saya dan menjadikan saya resmi menjadi anggota Gereja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
3. Melalui Baptis mati dan bangkit bersama Yesus. Tujuan: Menolong anak agar semakin menyadari bahwa dengan Baptis mereka bersatu dengan Yesus Kristus dalam kematian dan kebangkitan. Sub Tema (2): Yesus yang mencintai kita 1. Yesus mencintai anak-anak Tujuan: Anak menyadari bahwa Yesus mencintai mereka. 2. Yesus mencari sahabat-sahabat-Nya Tujuan: Pendamping dan peserta mengetahui bahwa Yesus memiliki sahabat, mengetahui siapa sahabat Yesus dan untuk apa Yesus memiliki sahabat. 3. Yesus memanggil para rasul. Tujuan: Membantu peserta untuk mengenal 12 murid Yesus. 4. Yesus yang selalu bersyukur. Tujuan: Pendamping dan peserta meneladani sikap Yesus yang selalu bersyukur dan memperhatikan orang-orang disekitar-Nya. Sub Tema (3): Yesus Roti hidup yang turun dari Surga. 1. Yesus akan memberikan roti kehidupan. Tujuan: Pendamping dan peserta memahami pengertian yang dimaksud roti kehidupan yang dimaksudkan oleh Yesus. 2. Ekaristi sebagai santapan kehidupan. Tujuan: Pendamping dan peserta dapat menghayati Ekaristi sebagai santapan kehidupan. Sub Tema (4) : Umat Yesus merayakan Ekaristi. 1.Yesus bersama kita Tujuan : Pendamping dan peserta menyadari keberadaan Yesus 2. Perayaan Ekaristi sebagai perjamuan terakhir Tujuan : Pendamping dan peserta dapat menyadari makna Perjamuan Malam Terakhir antara Yesus dengan murid-murid-Nya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101 Anak-anak memahami dan menyadari arti “perbuatan ini menjadi peringatan akan Daku” Anak-anak memahami dan menyadari bahwa menerima komuni dengan iman berarti dirinya dijamin oleh Yesus. 3. Menyambut Tubuh Kristus melalui komuni Tujuan:
Pendamping dan peserta dapat memahami bahwa dalam Komuni Suci kita menyambut tubuh kristus
4. Yesus sebagai santapan perjamuan Tujuan: Pendamping dan peserta memahami dan mengimani bahwa Yesus merupakan santapan perjamnuan Sub Tema (5): Memahami Sakramen Ekaristi, dan menunjukkan sikap hormat kepada Sakramen Ekaristi 1. Arti Ekaristi Tujuan : Anak-anak calon penerima komuni pertama semakin mantap dalam memaknai Sakramen Ekaristi demi perkembangan iman dalam kehidupan mereka sehari-hari. 2. Tata perayaan Ekaristi. Tujuan : Pendamping dan peserta mengetahui bagian-bagian dalam perayaan Ekaristi serta mengetahui bagian terpenting dalam Ekaristi. 3. Sikap dan simbol dalam perayaan Ekaristi. Tujuan : Pendamping dan peserta mengetahui arti sikap-sikap badan dalam Ekaristi serta arti simbol yang dipakai dalam Ekaristi. 4. Alat-alat yang digunakan dalam perayaan Ekaristi. Tujuan : Pendamping dan peserta mengetahui nama alat-alat yang digunakan dalam perayaan Ekaristi serta fungsinya. Sub Tema (6) : Memahami sakramen Tobat. 1. Pemahaman Sakramen Tobat (arti,makna dan buah-buah Sakramen Tobat). Tujuan : Pendamping membantu peserta untuk memahami tentang Sakramen tobat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 Sub Tema (7) : Persiapan menyambut Komuni Pertama. 1. Membantu peserta dalam menyambut Komuni Pertama. Tujuan : Memperlancar perayaan menyambut Ekaristi menyambut Komuni Pertama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
E. USULAN PROGRAM KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS a. Tema Umum
: “Mengimani dan menjadi murid Yesus Kristus yang menyelamatkan manusia dan menanggapi kasih-Nya yang telah memberikan diri-Nya dalam perayaan Ekaristi”
b. Tujuan Umum : “Membantu anak untuk mengimani dan dapat menyadari kasih Allah yang begitu besar dan berupaya untuk menghayati imannya kepada Allah yang telah menyelamatkan manusia dalam mengikuti perayaan Ekaristi”.
Sub Tema
Judul pertemuan
Tujuan
Pokok-pokok materi yang didalami
Pengembangan langkah-langkah
Metode
Sarana
Sumber bahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
No
1 1
Bersyuku 1. Saya r menjadi dibaptis anak Katolik
Arti pemberian nama baptis Arti baptis Syukur atas baptisan
Doa pembukaan Menyanyi "Happy yaya, happy yeye" Pengantar Dialog tentang baptisan seorang anak Mendalami cerita
Bernyanyi Kitab Suci Tanya Pensil jawab warna Cerita Gambar yesus Ceramah sedang dibaptis oleh Yesus
Al. Amin Susanto, (1990) membangun sikap tobat pengangan guru, Yogyakart,
103
Menolong anak menyadari bahwa bapak ibu mewariskan iman yang dipercayakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
kepada anaknya
2. Dengan dibaptis saya diangkat menjadi anak Allah dan anggota resmi Gereja
Kanisius. Yesus pokok anggur
Kitab Suci Al. Amin Susanto, Kartu (1990) pelajar membangun Kartu perpustakaa sikap tobat pengangan n guru, Kartu Yogyakarta: anggota Kanisius pramuka Surat baptis KGK Iman Katolik
104
Menolong Alasan anak agar dibaptis menyadari menjadi bahwa dibaptis katolik adalah ungkapan kepercayaaan kepadaYesus Kristus yang menyelamatka n saya dan
Membaca Kitab Suci Mat 16:13-20 Mendalami Kitab Suci Rangkuman Mewarnai gambar Yesus yang di baptis Yohanes Tugas rumah Bernyanyi " Yesus pokok dan carangnya" Doa penutup Doa pembukaan Bernyanyi Bernyanyi "Yesus Tanya satu-satunya" jawab pengantar ceramah Menunjukkan kartu pelajar, penduduk, kartu anggota pramuka dan dipandu oleh beberapa pertanyaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122 Membaca Kitab Suci Ef 4: 17-32 Mendalami bacaan Kitab Suci Rangkuman permainan "Bas, bis, bus" Bernyanyi Doa penutup Menolong Makna baptisan Doa pembukaan anak agar Mensyukuri Bernyanyi "Tuhan semakin baptisan Yesus" menyadari pengantar bahwa dengan cerita "Kartikan baptisan dan ayahnya" mereka bersatu mendalami cerita dengan Yesus Membaca Kitab Kristus dalam Suci Rm 6:1-11 kematian dan Mendalami bacaan kebangkitan Kitab Suci Rangkuman Membuat doa kepada Yesus yang telah bangkit menjadikan saya resmi menjadi anggota Gereja.
3. Melalui baptis mati dan bangkit bersama Yesus
105
Bernyanyi Kitab Suci Al. Amin Susanto, Tanya Kertas (1990) jawab membangun Cerita sikap tobat ceramah pengangan guru, Yogyakarta: Kanisius Komkat KWI (2008) seri murid-murid Yesus. menjadi murid Yesus,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123 Bernyanyi "Aku diberkati" Doa penutup
2
4. Yesus Yesus mencintai yang anak-anak mencintai kita
Anak Alasan Yesus menyadari mencintai anakbahwa Yesus anak mencintai Bukti ungkapan mereka. cinta Yesus kepada anakanak Jawaban kita atas cinta Yesus
Bernyanyi Bercerita Tanya jawab Penugasan Mewarnai gambar Yesus memeluk anak kecil. Bernyanyi.
Teks lagu Kitab Suci Pensil warna Gambar Yesus sedang menggendo ng anakanak
106
Doa pembukaan Bernyanyi “Biarkan anakanak datang padaKu” Pengantar Dialog tentang Yesus mencintai anak-anak Membaca Kitab Suci Markus 10: 13-16 Mendalami Kitab Suci Rangkuman Mewarnai gambar Yesus sedang
prndidikan Katolik untuk sekolah dasar, buku siswa 2 Yogyakarta: Kanisius Kitab Suci Seri mewarnai, 1998: 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
5. Yesus mencari sahabatsahabatNya
Pendamping dan peserta mengetahui bahwa Yesus memiliki sahabat, mengetahui siapa sahabat Yesus dan untuk apa Yesus memiliki sahabat.
Permainan Kitab Suci, Kitab Suci Bernyanyi Matius 4:18-22 Tanya Kertas jawab Peneguhan berwarna yang berbentuk pohon dan buah
107
memeluk anakanak Bernyanyi “Aku di berkati” Doa penutup Tujuan Yesus Doa pembukaan mencari sahabat Bernyanyi “Hari Orang-orang Ini Ku Rasa yang menjadi Bahagia” sahabat Yesus Pengantar Syarat menjadi Permainan sahabat Yesus Mendalami permainan dengan beberapa pertanyaan Membaca Kitab Suci Matius 4:1822 Mendalami bacaan Kitab Suci Rangkuman Bernyanyi “Di pikir-pikir” Doa penutup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Membantu peserta untuk mengenal 12 murid Yesus
7. Yesus yang selalu bersyukur
Pendamping dan peserta meneladani sikap Yesus yang selalu
Nama-nama 12 murid Yesus Pekerjaan murid-murid Yesus latar belakang murid-murid Yesus
Doa pembukaan lagu “Dengar Dia Panggil Nama Saya” Pengantar Permainan Mendalami permainan dan dibantu dengan beberapa pertanyaan Membaca Kitab Suci Matius, 10:1-4 Mendalami bacaan Kitab Suci dengan beberapa pertanyaan Rangkuman Bernyanyi Bersyukur atas Doa pembukaan segala anugerah Lagu “Lima Roti yang telah dan Dua Ikan” Tuhan berikan Pengantar Peka terhdap Bercerita “Kasih-
Permainan Bernyanyi Tanya jawab
Matius, 10:1-4
Bercerita Teks lagu Gerak dan lima roti dan dua lagu ikan Tanya Kitab Suci jawab
Kitab Suci Xaviecer leon (1990)
Frank Nihalik (1998)
108
6. Yesus memanggi l para rasul
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
3
8.Yesus akan Yesus memberika Roti n roti hidup kehidupan yang turun dari surga
Sharing
Ceramah Teks Yoh, 6: 22-59 Tanya jawab Pendalama n Kitab Suci
109
bersyukur dan kebutuhan Nya seperti sungai” memperhatika orang lain Mendalami cerita n orang-orang Kerelaan untuk dengan beberapa disekitar-Nya berbagi pertanyaan Membaca Kitab Suci Matius,15:3239 Mendalami bacaan Kitab Suci Rangkuman Permainan Bernyanyi “KasihNya Seperti Sungai” Doa penutup Pendamping Banyak orang Doa pembukaan dan peserta mencari Yesus Bernyanyi “Surya memahami untuk meminta bersinar” pengertian makan Pengantar yang dimaksud Yesus akan Permainan roti kehidupan memberikan Mendalami yang "makanan lain" permainan dengan dimaksudkan Yesus akan beberapa oleh Yesus memberikan pertanyaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127 Membaca Kitab Suci Yohanes, 6:22-59 Mendalami bacaanKitabSuci Rangkuman Bernyanyi “Tuhan adalah gembalaku” Doa penutup Tujuan Doa pembukaan merayakan Bernyanyi “Dengar Ekaristi Dia panggil nama Bersatu dengan saya” Yesus dalam Pengantar Ekaristi Peserta bercerita Kekuatan dari tentang gambar Ekaristi orang makan dan petani bekerja diladang Mendalami materi tentang Ekaristi sebagai santapan kehidupan Mendalami dengan roti kehidupan
9. Ekaristi sebagai santapan kehidupan
Pendamping dan peserta dapat menghayati Ekaristi sebagai santapan kehidupan
Ceramah Gambar orang Sharing perngalam makan an Gambar petani Tanya bekerja jawab Bernyanyi diladang
Martasudjita, 1998:263
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
4
10. Yesus Umat bersama Yesus kita merayaka n Ekaristi
Pendamping dan peserta menyadari keberadaan Yesus
Menggamb ar dan mewarnai gambar Hosti dan Piala Sharing pengalama n Tanya jawab
Teks Mat 18:20 Kertas Spidol Pinsil
Martasudjita, 1998:278
Tanya
Teks Lukas Lukas,
111
11. Perayaan Pendamping
beberapa pertanyaan Rangkuman Bernyanyi Doa penutup Pengalaman Doa pembukaan bersama Yesus Bernyanyi dimanapun kita Pengantar berada Permainan Orang-orang Sharing datang untuk pengalaman di merayakan pandu dengan Ekaristi beberapa Melaksankan pertanyaan perintah Yesus Membaca Kitab Suci Matius 18:20 Mendalami bacaan Kitab Suci Rangkuman Mewarnai gambar Hosti dan Piala Bernyanyi Doa penutup Pesan Yesus Doa pembukaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Ekaristi sebagai perjamua n terakhir
adalah tanda dan peserta penyerahan dapat diri-Nya secara menyadari total dan makna seutuhnya bagi Perjamuan keselamatan Malam umat manusia. Terakhir Yesus antara Yesus memberikan diri-Nya dengan murid-murid- sebagai sumber hidup manusia. Nya. Yesus berpesan agar kita juga Anak-anak ikut ambil memahami bagian dari dan perjamuan menyadari arti Ekaristi dan “perbuatan ini ambil bagian dalam karyamenjadi Nya. peringatan akan Daku”
22: 14-23
pelukis Hidup Yesus, Tom Jacobs, Jakarta, Cipta Loka Caraka, 1988
112
Anak-anak memahami dan menyadari bahwa
jawab Bernyanyi permainan Pengantar Diskusi Permainan Ceramah Medalami di pandu dengan beberapa pertanyaan Membaca Kitab Suci Lukas 22: 1423 Mendalami bacaan Kitab Suci Rangkuman Tugas rumah Bernyanyi Doa penutup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
menerima komuni dengan iman berarti dirinya dijamin oleh Yesus. 12. Menyam but Tubuh Kristus melalui komKuni
Pendamping Hosti Suci dan peserta melambang dapat Yesus yang memahami hadir bahwa dalam Kerinduan Komuni Suci untuk selalu kita menyambut menyambut komuni Tubuh Kristus
Kertas HVS Martasudjita, 1998:205-306 Spidol Pinsil Teks 1kor 10:1617
113
Doa pembukaan Ceramah Bernyanyi Tanya jawab Pengantar Menghias Permainan kata-kata Mendalami Yesus permainan dengan dalam beberapa perjamuan pertanyaan malam Membaca Kitab terakhir Suci 1korintus 10:16-17 Mendalami bacaan Kitab Suci Rangkuman Menghias kata-kata Yesus dalam perjamuan malam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
13. Yesus sebagai santapan perjamuan
Pendamping Korban Salib dan peserta Peristiwa jalan memahami dan Salib mengimani bahwa Yesus merupakan santapan perjamnuan
Salib Martasudjita, 1998: 295 Gambar peristiwa Madah Bakti jalan salib Mat 27:4556 Spidol
114
terakhir Bernyanyi Doa penutup Doa pembukaan Ceramah Bernyanyi “Hari Tanya Ini Ku Rasa jawab Bahagia” Peneguhan Pengantar Permainan Mendalami permainan dengan beberapa pertanyaan Membaca Kitab Suci Matius 22:4556 Mendalami bacaan Kitab Suci Rangkuman Mewarnai gambar peristiwa jalan salib Bernyanyi Doapenutup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
5
Memaha 14. Arti Ekaristi mi sakramen Ekaristi, dan menunju kkan sikap hormat kepada sakramen Ekaristi
Anak-anak Pemaknaan Klip tentang calon Sakramen Ekaristi. penerima Ekaristi sebagai Materi tentang Komuni ungkapan cinta makna Ekaristi. Pertama kasih Yesus Energizer (tepuk semakin Ekaristi sebagai bit) mantap dalam perjamuan memaknai umat dengan Sakramen Allah, Ekaristi demi Ekaristi perkembanga sebagai n iman dalam perayaan kehidupan seruan Roh mereka Kudus, dan sehari-hari. juga Ekaristi sebagai sumber kekuatan hidup).
Nonton Tanya Jawab Sharing Refleksi Pribadi Tugas rumah
Video tentang Ekaristi Harian Laptop Speaker LCD
Kitab Suci KGK Dokumen KV II (LG 26 dan SC 47) Buku Iman Katolik Grün, Anselm. 1998. Ekaristi dan Perwuju dan Diri. Ende: Nusa Indah. Marta Sudjita. 2005. Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, Pastoral. Yogyakarta: Kanisius 115
Martasudjita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
15. Tata perayaan Ekaristi
Pendamping dan peserta mengetahui bagian-bagian dalam perayaan Ekaristi serta mengetahui bagian terpenting dalam ekaristi
Ritus Pembuka Liturgi sabda Liturgi ekaristi Ritus Penutup
Informasi Tanya jawab Diskusi kelompok
Flap Spidol
116
Doa pembukaan Bernyanyi Pengantar Permainan Mendalami permainan dengan beberapa pertanyaan Mendalami materi tentang liturgi sabda dan liturgi Ekaristi Rangkuman Bernyanyi Doa penutup
2012. Ekaristi: makna dan kedalamanny a bagi perutusan di tengah dunia. Yogyakarta: Kanisius. Madah Bakti Martasudjita, 1998: 297
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134 Pendamping Sikap-sikap Doa pembukaan dan peserta dalam perayaan Bernyanyi mengetahui Ekaristi Pengantar arti sikap-sikap Simbol-simbol Permainan badan dalam dalam perayaan Mendalami Ekaristi serta Ekaristi permainan dengan arti simbol beberapa yang dipakai pertanyaan dalam Ekaristi Mendalami materi tentang sikap-sikap dan simbol-simbol dalam perayaan ekaristi Rangkuman Bernyanyi Doa penutup
17. Alat-alat yang digunaka n dalam perayaan Ekaristi
Pendamping dan peserta mengetahui nama alat-alat yang digunakan
Nama-nama peralatan ekaristi Fungsi peralatan Ekaristi
Doa pembukaan Bernyanyi Pengantar Permainan Memperkenalkan alat-alat liturgi
Sharing Gambar Martasudjita. simbol1998. Tanyasimbol Memahami Jawab dalam Simbol Refleksi simbol dalam Pribadi dan ekaristi Liturgi. Puzle kritis Yogyakarta: Informasi Handout Kanisius Permainan dan power point materi Marsana bermakna Windhu.1997. Speaker Mengenal Laptop Ruangan, LCD Perlengkapan dan Petugas Liturgi. Yogyakarta: Kanisius. Sharing Alat-alat dan Tanyaperlengkapa Jawab n Ekaristi Refleksi Pribadi dan kritis
Martasudjita. 1998. Mengenal alat-alat dalam Liturgi. Yogyakarta:
117
16. Sikap dan simbol dalam perayaan Ekaristi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
6
Memaha 18. Pemaha man mi sakrame sakramen n tobat Tobat (arti,mak na dan buahbuah sakrame n tobat)
Rangkuman Kuis Bernyanyi Doapenutup
Pendampingme Sakramen mbantu peserta Tobat sebagai sakramen untuk pemulihan, memahami pengakuan, tentang pengampunan sakramen tobat dan perdamaian Melalui sakramen tobat, maka ada perdamaian dengan Allah, perdamaian dengan Gereja dan perdamaian dengan ketenagan hati nurani dan rohani Pertumbuhan kekuatan rohani
Doa pembukaan Bernyanyi “dijenjang maaf” Pengantar Permainan Mendalami permainan dengan beberapa pertanyaan Mendalami materi tentang penerimaan sakramen tobat Rangkuman Bernyanyi “Yesus angkat dosaku” Doa penutup
Informasi Permainan bermakna Ceramah Kuis Bernyanyi Tanya Teks lagu Jawab Refleksi Pribadi Informasi Permainan bermakna
Kanisius
Iman Katolik, hlm. 433-435 KGK hlm. 365-367
118
dalam perayaan Ekaristi serta fungsinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
7
untuk berjumpa dengan Kristus Persiapan 19. Membant Memperlancar Pembagian Doa pembukaan u peserta tugas Komuni menyamb perayaan Bernyanyi dalam Pertama ut menyambut menyamb Pengantar Komuni Ekaristi ut Pertama menyambut Permainan Komuni Komuni Pertama Mendalami Pertama permainan dengan
Praktek
Kitab Suci
Latihan tata cara perayaan Ekaristi
Panduan perayaan Ekaristi
beberapa pertanyaan Latihan tata cara perayaan Ekaristi Bernyanyi Doa penutup
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120
F. Salah satu contoh Katekese Persiapan Komuni Pertama 1) Identitas Pertemuan a. Tema
: Perayaan Ekaristi sebagai Perjamuan Terakhir
b. Tujuan :
Pendamping dan peserta dapat menyadari makna Perjamuan Malam Terakhir antara Yesus dengan murid-murid-Nya.
Anak-anak memahami dan menyadari arti “Perbuatan ini menjadi peringatan akan Daku”
Anak-anak memahami dan menyadari bahwa menerima komuni dengan iman berarti dirinya dijamin oleh Yesus.
c. Peserta : Anak-anak calon Komuni Pertama d. Waktu : 90 menit e. Metode : Bernyanyi, tanya jawab, ceramah, sharing f. Sarana : Teks lagu “Pesan Yesus kepadaku”, Kitab Suci, Lukas 22: 14-23 g. Sumber bahan : Lukas 22: 14-23 Lukas, pelukis Hidup Yesus, Tom Jacobs, Jakarta, Cipta Loka Caraka, 1988 Lagu pesan Yesus kepadaku gubahan dari Ade Irma Suryani 2) Pemikiran Dasar Dalam Luk 22:14-23 Yesus menyampaikan pesan kepada para rasul. Dalam pesan-Nya yang diungkapkan pada Malam Perjamuan Terakhir Ia bersabda, “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku” (ayat 19). Arti dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121 perbuatan ini menjadi peringatan akan Daku” adalah agar para murid” 1). Merayakan syukur atau Ekaristi, 2). Melakukan perbuatan-perbuatan seperti yang dilakukan Yesus, yaitu menyelamatkan dan mengasihi. Pesan ini berlaku sepanjang segala abad sampai datangnya kepenuhan Kerajaan Allah. Dalam kenyataannya sejumlah orang Katolik di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus khususnya bagi anak-anak yang sudah menerima Komuni Pertama masih kurang terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja maupun lingkungan, kurang terlibat dalam kegiatan menggereja dan mereka kurang menghayati imannya dalam mengikuti perayaan Ekaristi dan lain-lain. Selain itu motivasi anak dalam mengikuti perayaan Ekaristi masih dipandang hanya sebagai suatu kewajiban, keterpaksaan bukan karena kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan. Dalam pertemuan ini anak-anak diharapkan dapat memahami makna Malam Perjamuan Terakhir yang diadakan Yesus, dan ambil bagian dalam perayaan Ekaristi, menyambut Kristus dalam Komuni yang menjadi sumber hidup kemudian dengan senang hati mau melayani sesama seperti Kristus. 3) Langkah-langkah kegiatan a. Pembuka 1. Pengantar Anak-anak yang terkasih dalam Yesus Kristus, kita bersyukur karena kita dapat berkumpul dalam pertemuan ini. Di sini kita akan bersama-sama menggali tema mengenai perayaan Ekaristi sebagai Perjamuan Terakhir. Untuk mengawali
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122
pertemuan ini kita berdoa terlebih dahulu agar pertemuan kita dapat berjalan dengan lancar. 2. Doa pembuka Allah Bapa di Surga puji dan syukur kami ucapkan terimakasih kepada-Mu atas atas segala pengurbanan-Mu kepada kami. Bantulah kami agar mampu melaksanakan segala pesan-Mu dalam kehidupan kami sehari-hari. Demi Yesus Kristus Tuhan dan juru selamat kami. Amin b. Mendalami pengalaman lewat permainan 1. Permainan Pendamping mengajak anak-anak untuk bermain “pesan Estafet”,sebelum permaian dimulai pendamping menjelaskan aturan permainannya Pendamping membagi kelompok menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok menentukan pemimpinnya. Pendamping menyampaikan pesan kepada masing-masing pemimpin kelompok untuk disampaikan kepada anggota kelompoknya. Pemimpin kelompok menyampaikan pesan itu kepada anggotannya sampai yang paling akhir, tanpa ada satu katapun yang hilang. Anggota kelompok yang paling akhir menuliskan pesan tadi dan menyerahkan kepada pendamping. Kelompok yang paling dulu dan dapat benar pesannya itu yang menang. 2. Mendalami permainan Pendamping mengajak anak-anak untuk mendalami permainan dengan tanya jawab, misalnya dengan pertanyaan sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123 Apa yang kalian rasakan ketika teman membisikkan pesan tadi? Apa akibatnya kalau pesan tadi didengar dan disampaikan dengan tidak serius? 3. Rangkuman Dalam permainan tadi menggambarkan bahwa sering kali kita mendapat pesan dari orang tua atau dari siapa pun agar kita dapat bertindak dan berperilaku benar serta hidup dengan baik. Sebaiknya kita mau menerima secara terbuka terhadap pesan dari orang tua atau dari siapa pun. Orang tua/ guru memberikan pesan kepada kita sebagai tanda cinta dan perhatian mereka kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu mengingat pesan itu dan melaksanakannya. Dengan mengingat dan mematuhi pesan itu kita dapat hidup dengan baik. c. Mendalami bacaan Kitab Suci tentang Perjamuan Terakhir 1. Membaca Kitab Suci Pendamping mengajak anak-anak untuk membaca Kitab Suci Luk 22:14-23 2. Mendalami bacaan Kitab Suci Pendamping mengajak anak-anak untuk mendalami bacaan Kitab Suci dengan pertanyan sebagai berikut : Apa pesan Yesus kepada para murid-Nya ketika makan bersama pada Malam Perjamuan Terakhir? Apa arti pesan yang disampaikan oleh Yesus itu? Bagaimana pengalamanmu berdasarkan pesan Yesus itu? 3. Rangkuman Pendamping merangkum dan memberikan penjelasan kepada anak-anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124
didalam bacaan Luk 22:14-23. Perjamuan malam bersama murid-murid itu adalah Perjamuan Malam Terakhir yang dilakukan Yesus kepada para murid-Nya. Pesan Yesus pada Malam Perjamuan Terakhir adalah “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku”. Pesan itu berarti bahwa perjamuan syukur itu kita lanjutkan dengan ikut ambil bagian dalam menerima Komuni, menerima pribadi Yesus sebagai tanda persekutuan kita dengan diri-Nya. Melalui pesan ini kita harus ikut ambil bagian dalam perbuatanperbuatan kasih seperti yang dilakukan Yesus di dalam karya-Nya. d. Merefleksikan hidup berdasarkan pengalaman Kitab Suci 1. Merefleksikan pengalaman hidup Pendamping meminta anak-anak untuk merefleksikan pengalaman hidupnya berdasarkan bacaan Kitab Suci dengan pertanyaan penuntun: Apa makna pesan Yesus bagimu sehubungan dengan bacaan Kitab Suci? 2. Rangkuman dan peneguhan Dalam bacaan Kitab Suci, pada Malam Perjamuan Terakhir Yesus berpesan “perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku”. Pesan itu berarti bahwa perjamuan syukur itu kita lanjutkan dengan ikut ambil bagian dalam menerima Komuni, dengan menerima pribadi Yesus sebagai tanda persekutuan kita dengan diri-Nya. Maka melalui pesan ini kita harus ikut ambil bagian dalam perbuatanperbuatan kasih seperti yang dilakukan Yesus di dalam karya-Nya destngan terlibat dalam kehidupan menggereja seperti, mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja maupun di lingkungan. Selain itu, mengikuti kegiatan Gereja seperti menjadi misdinar, lektor, dirijen. Dll.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125
e. Penutup 1. Bernyanyi Sebelum pertemuan diakhiri pendamping mengajak anak-anak untuk bernyanyi: Akan kuingat selalu, pesan Yesus kepadaku waktu di perjamuan malam itu. Penuh dengan syukur dan haru, Yesus memberikan pesan terakhir-Nya “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku” 2. Doa Penutup Pendamping mengajak anak-anak untuk menutup pertemuan dengan doa. Bapa yang maha baik, kami bersyukur atas segala karunia-Mu sepanjang hari ini Engkau telah menunjukkan segalah pengurbanan-Mu kepada kami. Bantulah kami agar kami selalu mengingat dan melaksanakan pesan-Mu kepada kami pada Malam Perjamuan Terakhir. Bapa, doa ini kami serahkan kedalam tangan-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus Tuhan dan juru selamat kami. Amin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis membuat kesimpulan atas apa yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya. Penulis juga memberikan saran yang kiranya bermanfaat bagi pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus demi mengembangkan pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama dengan baik sehingga iman anak-anak akan Yesus Kristus semakin dihayati dan diwujudkan dalam kehidupan nyata. Bab ini bagi dalam dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. A. Kesimpulan Kegiatan pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama merupakan suatu bentuk kegiatan yang ada di Gereja. Kegiatan tersebut dengan maksud untuk membantu mereka mengenal, memahami dan menghayati imannya akan Yesus kristus secara mendalam dalam kehidupan nyata. Setelah mereka mengenal, menghayati Yesus Kristus mereka menerima Tubuh dan Darah Kristus dengan hormat. Menerima Tubuh dan Darah Kristus berarti mengambil bagian untuk bersatu dengan Kristus, oleh karena itu kegiatan Katekese Persiapan Komuni Pertama perlu diselenggarakan dengan baik.Pada saat persiapan Komuni Pertama para pendamping perlu menyampaikan materi tidak hanya sebatas Ekaristi saja, tetapi materi-materi yang lain seperti nuansa katekumenat karena mereka dibaptis sejak bayi, pengenalan alat-alat liturgi, serta pokok-pokok iman Gereja lainnya. Selain itu dalam pelaksanaan persiapan Komuni Pertama perlu ada kerjasama, komunikasi yang baik antara tim pendamping (guru agama), orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
tua, maupun dewan paroki, dan peserta sendiri agar kegiatan persiapan Komuni Pertama dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan persiapan Komuni Pertama sebagai salah satu kegiatan untuk mendidik iman anak, maka diperlukan adanya
keterlibatan dari orang tua demi iman anak
mereka. Kegiatan persiapan Komuni Pertama perlu dipersiapkan dengan sungguhsungguh agar dapat membantu anak untuk menghayati imannya akan Yesus Kristus. Melalui hasil penelitian dikatakan bahwa, pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus belum cukup diselenggarakan dengan baik karena masih cukup banyak kekurangan seperti tidak ada program bimbingan bagi para pendamping, penggunaan sumber bahan, metode, media yang masih kurang dimanfaatkan dengan baik selama persiapan Komuni Pertama. Selain itu dalam persiapan Komuni Pertama belum semua pihak ikut terlibat aktif seperti orang tua, peserta calon penerima Komuni Pertama. Sebagai akibatnya masih sebagian anak-anak yang sudah menerima Komuni Pertama masih kurang terlibat aktif mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan. Selain itu masih sebagian anak-anak yang masih kurang menghayati imannya dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa Katekese Persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus belum cukup berperan untuk membantu sebagian anak untuk menghayati imannya dalam Ekaristi. Untuk menganggapi persoalan tersebut penulis menawarkan usulan program Katekese persiapan Komuni Pertama untuk para pendamping calon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128
penerima Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus untuk meningkatkan Katekese Persiapan Komuni Pertama menjadi lebih baik. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyampaikan beberapa saran guna meningkatkan pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama menjadi lebih baik di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. Beberapa saran yang diusulkan penulis sebagai berikut: 1. Bagi para pendamping Komuni Pertama Dalam Katekese persiapan Komuni Pertama para pendamping perlu menggunakan program bimbingan, penggunaan sumber bahan, metode dan saran yang sesuai dengan keadaan peserta. Sehingga mereka dapat memahami apa yang disampaikan dan mempunyai pengetahuan dan semakin menghayati imannya kepada Yesus Kristus dan siap untuk menyambut tubuh dan darah Kristus. 2. Bagi peserta Para peserta perlu terlibat aktif selama kegiatan persiapan Komuni Pertama. Sehingga mereka dapat memahami dan siap untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus dan dapat menghayati imannya dalam mengikuti perayaan Ekaristi maupun dalam kehidupan sehari. 3. Bagi Tim pewartaan Paroki Tim pewartaan Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus perlu mengadakan pembekalan bagi para pendamping calon penerima Komuni Pertama sehingga mereka dapat melaksanakan persiapan Komuni Pertama sesuai dengan yang diharapkan tidak hanya sekedar melaksanakan persiapan Komuni Pertama tanpa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129
adanya persiapan. Selain itu dapat membantu calon penerima Komuni Pertama untuk semakin menghayati imannya dan mewujudkan dalam kehidupan menggereja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130
DAFTAR PUSTAKA . Adisusanto, F.X. (2000). Katekese dalam Tugas Perutusan Gereja, Yogyakarta: Lembaga pengembangan Kateketik PUSKAT Arikunto Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Jakarta: PT Asdi Mahasatya Amin Susanto, Al, (1990). Persiapan Komuni Pertama: Buku penganganGuru.Yogyakarta-Kanisius. Hadisumarta O. Carm (2013). Seri katekese Umat: Ekaristi. Jakarta : Obor Kitab Hukum Kanonik .(2006). Codex Iurius Canonici.(V. Kartosiswoyo, (dkk), Penerjemah). Jakarta, KWI Komkat KAS. (1997). Mengikuti Yesus Kristus 2. Yogyakarta: Kanisius Konferensi Waligereja Indonesia.(1996). Iman Katolik.Yogyakarta: Kanisius Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Kanisius. Martasudjita E, Pr. (2003). Sakramen-sakramen Gereja. Yogyakarta: Kanisius. ____________.(2005). Ekaristi, Tinjauan Teologis, Liturgis dan Pastoral. Yogyakarta : Kanisius. ____________. (2006). Yukbersama-sama merayakan Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius. ____________. (2006). Apa beda liturgi, ibadat dan doa?.Ekaristi.Yogyakarta: Kanisius ____________. (2009) Bersama Kaum Muda Bedevosi Ekaristi dan Berbagi: Muller Bernhard.(2003). Yesus Roti Kehidupan.Flores NTT. Nusa Indah. Moleong, Lexy.J. (2012).Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Renungan Bulan Maria dan Bulan Katekese Liturgi. Semarang: Komisi Liturgi KAS Sene Alfons, (1985). Kita berkatekese Demi Anak.Flores NTT. Nusa Indah. Soenarto S.W. (2006). Yesus Pokok Anggur.Yogyakarta : Kanisius. Sumarno Ds, M. SJ. M. A. (2011). Pengantar PAK Paroki. Diktat mata Kuliah Pengantar PAK Paroki untuk Mahasiswa Semester III, Program Studi Ilmu Pendidikan, Fakultas dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. _________.. (2011). PAK Paroki. Diktat Mata Kuliah PAK Paroki untuk Mahasiswa Semester IV, Program Studi Ilmu Pendidikan, Fakultas dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131
Tim Penyusun. (2012). Katekese Inisiasi gagasan dasar dan silabus.Yogyakarta: Kanisius Telaumbanua, Marinus. DR. Cap. (1990: 4) Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode dan Peserta Yohanes Paulus II,Paus. (1992). Anjuran Apostolik Catechesi Tradendae (Penerjemah: Hardawiryana, Robert Dokumentasi dan penerangan KWI
SJ),
Jakarta:
_________.(2006). Anjuran Apostolik Sacrosanctum Concilium. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan penerangan KWI.
Departemen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1. Surat penelitian
(1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Daftar pertanyaan Kuisioner
KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS LAKTUTUS A. Petunjuk Pengisian Kuesioner 1.
2.
Adik-adik dimohon untuk membaca setiap pertanyaan dengan teliti dan jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan jujur serta apa adanya sesuai dengan situasi dan kondisi adik-adik. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang telah tersedia.
B. Identitas Responden 1. Nama 2. Jenis Kelamin 3. Kelas 4. Usia
: : : :
............................................................................. ............................................................................. ............................................................................ ............................................................................
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan dan situasi anda. 5. Setiap tahun Paroki Laktutus melaksanakan kegiatan persiapan komuni pertama a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 6. Persiapan komuni pertama membantu saya untuk lebih mengerti dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan ekaristi. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 7. Menjelang penerimaan komuni pertama setiap minggu ada kegiatan persiapan komuni pertama. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 8. Berapa jam guru agama memberikan kegiatan persiapan komuni pertama dalam seminggu? a. 1 jam c. 2 jam b. 1 ½ jam d. 3 jam 9. Selama persiapan komuni pertama materi yang paling banyak disampaikan adalah ekaristi a. Sangat setuju c . Tidak setuju
(2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Setuju d. Sangat tidak setuju 10. Media yang paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi persiapan komuni pertama adalah: a. Cerita santo-santa c. Lagu-lagu b. Alat-alat liturgi d. Kitab Suci 11. Media yang lebih banyak membantu saya untuk memahami komuni pertama adalah : a. Cerita santo-santa c. Lagu-lagu b. Alat-alat liturgi d. Kitab Suci 12. Dalam persiapan komuni pertama ada buku pengangan yang didalami. a. Sangat setuju c . Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 13. Metode apa saja yang selam ini guru agama gunakan dalam menyampaikan materi persiapan komuni pertama? a. Ceramah c. Tanya jawab b. Pengalaman langsung d. Diskusi kelompok 14. Saya senantiasa bersemangat dalam mengikuti kegiatan persiapan komuni pertama! a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. setuju d. Sangat tidak pernah 15. Apa yang membuat anda semangat mengikuti persiapan komuni pertama? a. Kerinduan untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus b. Bisa mengetahui tentang komuni pertama c. Bisa bertemu dengan teman-teman d. Mengikuti perintah guru agama 16. Guru agama selalu hadir setiap kali pertemuan persiapan komuni pertama a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 17. Guru agama menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana sehingga saya dapat mengerti dan memahami apa yang disampaikan. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 18. Kegiatan persiapan komuni pertama membantu saya lebih siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 19. Saya mampu menghafal doa-doa harian dalam persiapan komuni pertama a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 20. Setelah mengikuti persiapan komuni pertama saya semakin aktif mengikuti perayaan ekaristi. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 21. Selama persiapan komuni pertama saya melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru agama a. Selalu c. Kadang-kadang
(3)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Sering d. Tidak pernah 22. Salah satu tugas yang diberikan oleh guru agama saat persiapan komuni pertama adalah menghafal doa-doa harian. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 23. Selama persiapan komuni pertama saya diberi tugas wajib untuk mengikuti perayaan ekaristi setiap hari minggu. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 24. Menurut anda apa itu Ekaristi? (Tulislah jawaban anda dibawah ini). .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 25. Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucapkan pujian dan syukur kepada Allah. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 26. Perayaan ekaristi setiap hari minggu yang kita ikuti, adalah untuk memperingati wafat dan kebangkitan Yesus. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 27. Sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus yang kita rayakan dalam perayaan ekaristi merupakan ungkapan cinta kasih Yesus kepada kita a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 28. Merayakan ekaristi berarti membangun persaudaraan sejati sebagai murid Yesus Kristus. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 29. Pada saat perayaan ekaristi saya senantiasa terlibat aktif dalam sikap-sikap berdoa yang baik seperti berlutut, berdiri, bernyanyi. dll. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 30. Saya mengikuti perayaan ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 31. Orang tua saya membantu saat menghafal doa-doa harian. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 32. Saya senantiasa hadir mengikuti kegiatan persiapan komuni pertama. a. Sangat setuju c. Tidak setuju b. Setuju d. Sangat tidak setuju 33. Hal-hal apa saja yang mendukung anda selama mengikuti persiapan komuni pertama?. ( Tulislah jawaban anda dibawah ini). ............................................................................................................................... ...............................................................................................................................
(4)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34. Hal-hal apa saja yang menghambat anda selama kegiatan persiapan komuni pertama?. (Tulislah jawaban anda dibawah ini). .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 35. Tulislah usulan dan saran anda untuk meningkatkan persiapan komuni pertama untuk tahun yang akan datang sehingga menjadi lebih baik. (Tulislah jawaban anda dibawah ini). .......................................................................................................................... ..........................................................................................................................
(5)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3. Daftar pertanyaan wawancara pelengkap penelitian
1. Bagaimana proses pelaksanaan persiapan Komuni pertama di Paroki Laktutus? 2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus? 3. Bagaimana penghayatan anak-anak di paroki Laktutus terhadap Sakramen Ekaristi? 4. Bagaimana peranan Katekese Persiapan Komuni Pertama membantu anak-anak menghayati imannya dalam Ekaristi di Paroki Laktutus dalam hidup menggereja? 5. Apa usulan dan saran bapak/ibu mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama?
(6)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Teks Lagu “Pesan Yesus kepadaku”
Akan kuingat selalu, pesan Yesus kepadaku waktu di perjamuan malam itu. Penuh dengan syukur dan haru, Yesus memberikan pesan terakhir-Nya “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku”
(7)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5. Teks Kitab Suci Lukas 22:14-23 Penetapan Perjamuan Malam 22:14 Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasulNya. 22:15 Kata-Nya kepada mereka: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersamasama dengan kamu, sebelum Aku menderita. 22:16 Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah." 22:17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. 22:18 Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." 22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." 22:20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. 22:21 Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini. 22:22 Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!" 22:23 Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian.
(8)