PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
GAYA BELAJAR SISWA KELAS X DAN XI IPA SERTA GAYA MENGAJAR GURU DI KELAS TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA BAKTI KARYA KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh : Agnes Ika Kurniawati NIM : 091424057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
GAYA BELAJAR SISWA KELAS X DAN XI IPA SERTA GAYA MENGAJAR GURU DI KELAS TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA BAKTI KARYA KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh : Agnes Ika Kurniawati NIM : 091424057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO “Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik” ( Evelyn Underhill) “Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh” ( Confusius)
Kupersembahkan karya ini untuk yang tercinta Ayahandaku dan Alm. Ibundaku Adikku Almamaterku
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
GAYA BELAJAR SISWA KELAS X DAN XI IPA SERTA GAYA MENGAJAR GURU DI KELAS TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA BHAKTI KARYA KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG JAWA TENGAH Agnes Ika Kurniawati Universitas Sanata Dharma 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apa gaya belajar siswa; (2) apa gaya mengajar guru dalam pembelajaran fisika. Penelitian ini dilakukan di SMA Bhakti Karya Temanggung dengan mengambil sampel pada kelas XA, XB, dan XI IPA dengan jumlah total 72 siswa. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2-12 April 2013. Pengumpulan data untuk mengetahui gaya belajar siswa dilakukan melalui kuisioner dan wawancara kepada siswa dan guru, sedangkan pengumpulan data untuk gaya mengajar guru dilakukan melalui pengamatan serta wawancara terhadap siswa dan guru. Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif untuk data yang didapatkan dari pengisian kuisioner dan menggunakan analisis deskriptif pada video dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 72 siswa, sebanyak 41 siswa memiliki gaya belajar visual, dan 31 siswa memiliki gaya belajar yang tidak dapat dibedakan. Hasil ini menunjukkan bahwa gaya belajar siswa yang paling dominan adalah gaya belajar visual. Gaya mengajar yang diterapkan guru didalam pembelajaran fisika adalah gaya mengajar auditorial. Sehingga dapat dilihat bahwa gaya mengajar yang diterapkan guru tidak sesuai dengan gaya belajar visual yang dimiliki oleh kebanyakan siswa.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT LEARNING STYLE OF STUDENTS CLASS X AND XI IPA AND TEACHING STYLE OF TEACHER IN THAT CLASS IN LEARNING OF PHYSICS IN BHAKTI KARYA KALORAN HIGH SCHOOL TEMANGGUNG, CENTRAL JAVA Agnes Ika Kurniawati Sanata Dharma University 2013 This research aimed to find out: (1) what students learning styles; (2) what the teacher teaching style in learning physics. This research was conducted in Bhakti Karya Temanggung High School with take sampel on class XA, XB, and XI IPA with a total of 72 students. The research was conducted on April, 2-12, 2013. Collecting data to find out the students learning style was conducted trough quisioner and interviews with students and teacher, while the collection of data for teacher teaching style is done through observation and interviews with student and teacher. Data analysis method in this research using descriptif statistics for data obtained from quisioner, and using deskriptif analysis on video and interviews. The result showed that from 72 students, 41 students have a visual learning style, and 31 have a learning style that cannot be distinguished. This result indicates that learning style students dominant is visual learning style. And the teaching style that are applied the teacher in the learning physics is auditorial theaching style. So it can be seen that the teacher teaching style that is applied does not appropriate with the visual learning style owned by most students.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas karunia, bimbingan dan penyertaanNya dari awal hingga akhir penyusunan skripsi yang berjudul “Gaya Belajar Siswa Kelas X dan XI IPA serta Gaya Mengajar Guru di Kelas Tersebut Dalam Pembelajaran Fisika di SMA Bhakti Karya Kaloran Kabupaten Temanggung Jawa Tengah” Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar
Sarjana
Pendidikan
Universitas
Sanata
Dharma.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari kerjasama, bantuan, gagasa, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih pada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dengan kesabaran dan pengetahuan kepada peneliti selama penyusunan skripsi. 2. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada peneliti selama menempuh studi di Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Drs.Kabul Waluyo, selaku kepala sekolah SMA Bhakti Karya Kabupaten Temanggung yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 4. Ibu Katri, S.Pd, selaku guru fisika SMA Bhakti Karya Kabupaten Temanggung yang telah memberikan waktu dan membantu terlaksananya penelitian. 5. Siswa-siswa SMA Bhakti Karya Temanggung yang telah bersedia menyempatkan waku untuk membantu terlaksananya penelitian ini 6. Sekretariat JPMIPA FKIP atas bantuan administrasi 7. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan fasilitas dalam mendukung terselesaikannya penulisan dan penyusunan skripsi ini.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Bapak Suyatno tercinta yang selalu mendukung dengan doa, semangat, nasihat dan kasih sayang yang tidak pernah berkurang 9. Adikku Nadia atas segala dukungan dan doa yang diberikan 10. Rekanku seperjuangan Margareta Pamela dan Benedicta Retvina atas kerja sama, semangat, dan dukungan yang diberikan dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini 11. Sahabatku dan temanku yang spesial, Evi Mardiana dan Yohanes Egidius, atas segala dukungan, semangat, dan waktu kebersamaan yang selalu diberikan 12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala bantuan doa dan dukungannya
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak lepas dari keterbatasan, untuk itu penulis sangat menharapkan kritik dan saran yang dapat membantu sertamenyempurnakan tulisan ini.
Penulis
Agnes Ika K
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................
vi
ABSTRAK .......................................................................................................
vii
ABSTRACT.....................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ix
DAFTAR ISI....................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL............................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvii BAB 1. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................
1
B. Rumusan masalah...........................................................................
2
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
3
D. Manfaat penelitian..........................................................................
3
E. Batasan Pengertian .........................................................................
4
F. Deskripsi penelitian........................................................................
5
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB 2. LANDASAN TEORI..........................................................................
6
A. Definisi belajar .....................................................................................
6
B. Gaya belajar .........................................................................................
10
1. Pengertian gaya belajar ..................................................................
10
2. Klasifikasi gaya belajar ..................................................................
11
3. Manfaat pemahaman gaya belajar..................................................
23
C. Gaya mengajar guru .............................................................................
24
1. Pengertian Mengajar ......................................................................
24
2. Gaya Mengajar ...............................................................................
27
D. Fisika atau sains ...................................................................................
28
E. Gaya belajar fisika atau IPA ................................................................
30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
31
A. Jenis penelitian .....................................................................................
31
B. Partisipan penelitian .............................................................................
31
C. Waktu dan tempat penelitian................................................................
32
D. Metode penelitian.................................................................................
32
1. Pemberian Kuisioner......................................................................
32
2. Observasi........................................................................................
32
3. Wawancara.....................................................................................
33
E. Instrument penelitian............................................................................
33
1. Kuisioner ........................................................................................
33
2. Wawancara.....................................................................................
35
3. Video ..............................................................................................
36
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Validitas ...............................................................................................
36
G. Metode analisis data.............................................................................
37
1. Gaya belajar siswa..........................................................................
37
a. Kuisioner chek list....................................................................
37
b. Kuisioner pilihan ganda ...........................................................
38
c. Wawancara...............................................................................
40
2. Gaya Mengajar Guru Fisika ...........................................................
40
a. Video ........................................................................................
40
b. Wawancara...............................................................................
41
BAB IV. DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN....................................
42
A. Deskripsi penelitian..............................................................................
42
B. Data ......................................................................................................
44
C. Analisa data..........................................................................................
45
1. Gaya belajar siswa di SMA Bhakti Karya Kaloran .......................
45
a. Kuisioner chek list....................................................................
46
b. Kuisioner pilihan ganda ...........................................................
48
c. Wawancara...............................................................................
53
1. Wawancara Siswa ..............................................................
53
2. Wawancara Guru................................................................
58
2. Gaya mengajar guru fisika di SMA Bhakti Karya Kaloran ...........
60
a. Melalui Video...........................................................................
60
b. Melalui Wawancara .................................................................
68
D. Pembahasan..........................................................................................
70
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Gaya belajar siswa SMA Bhakti Karya Kaloran ...........................
70
2. Gaya mengajar guru fisika di SMA Bhakti Karya Kaloran ...........
75
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................
80
A. Kesimpulan .........................................................................................
80
B. Saran.....................................................................................................
81
C. Keterbatasan Penelitian........................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
82
LAMPIRAN.....................................................................................................
84
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Daftar aspek kuisioner gaya belajar siswa .....................................
34
Tabel 2. Rancangan pertanyaan wawancara kepada guru............................
35
Tabel 3. Rancangan pertanyaan wawancara kepada siswa ..........................
36
Tabel 4. Skor Kuisioner Chek List ...............................................................
37
Tabel 5. Pelaksanaan Observasi Penelitian ..................................................
43
Tabel 6. Jumlah Skor Kuisioner Check List.................................................
46
Tabel 7. Deskriptif Analisis Kuesioner Chek List dengan Program SPSS ..
48
Tabel 8. Tabel Ranks....................................................................................
48
Tabel 9. Tabel Test Statistik.........................................................................
48
Tabel 10. Hasil Analisis Kuesioner Pilihan Ganda ......................................
49
Tabel 11. Gaya Belajar Siswa dari Kuesioner Pilihan Ganda......................
49
Tabel 12. Rangkuman Data Gaya Belajar Siswa .........................................
51
Tabel 13. Rangkuman Aktivitas Guru dan Siswa dalam 5 x tatap muka.....
67
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kurva Normal...........................................................................
39
Gambar 2. Aktivitas Guru Menjelaskan.....................................................
77
Gambar 3. Aktivitas Guru Menulis dan Menggambar...............................
78
Gambar 4. Aktivitas Siswa Dalam Mengerjakan Soal...............................
78
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................
85
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ......................................................
86
Lampiran 3 Kuisioner Gaya Belajar ............................................................
87
Lampiran 4 Data Kuisioner Chek List...........................................................
91
Lampiran 5 Data Kuisioner Pilihan Ganda ...................................................
93
Lampiran 6.a Transkrip Wawancara Siswa 1 ...............................................
97
Lampiran 6.b Transkrip Wawancara Siswa 2 ...............................................
99
Lampiran 6.c Transkrip Wawancara Siswa 3 ...............................................
100
Lampiran 6.d Transkrip Wawancara Siswa 4 ...............................................
102
Lampiran 6.e Transkrip Wawancara Siswa 5 ...............................................
103
Lampiran 6.f Transkrip Wawancara Siswa 6 ................................................
105
Lampiran 6.f Transkrip Wawancara Siswa 6 ................................................
107
Lampiran 6.h Transkrip Wawancara Siswa 8 ...............................................
109
Lampiran 6.i Transkrip Wawancara Siswa 9 ................................................
111
Lampiran 6.j Transkrip Wawancara Siswa 10 ..............................................
113
Lampiran 7.a Transkrip Wawancara Guru yang Pertama .............................
114
Lampiran 7.b Transkrip Wawancara Guru yang Kedua ...............................
117
Lampiran 7.c Transkrip Wawancara Guru yang Ketiga ...............................
119
Lampiran 8.a Transkrip Tulisan Video Pertemuan Pertama .........................
122
Lampiran 8.b Transkrip Tulisan Video Pertemuan Kedua ...........................
124
Lampiran 8.c Transkrip Tulisan Video Pertemuan Ketiga ...........................
126
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8.d Transkrip Tulisan Video Pertemuan Keempat .......................
127
Lampiran 8.e Transkrip Tulisan Video Pertemuan Kelima ..........................
129
Lampiran 9 Sampel Kuesioner yang sudah diisi siswa ................................
131
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Proses ini selalu terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Belajar dilakukan oleh semua orang, terutama siswa sebagai peserta didik di dalam lingkungan pendidikan. Berdasarkan pengalaman peneliti ketika melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dapat dilihat bahwa sedikit siswa yang senang belajar. Hal ini dikarenakan kebanyakan siswa itu mengalami kesulitan belajar, memiliki ingatan yang buruk, bermasalah dengan konsentrasi sehingga penyerapan informasi menjadi tidak maksimal.
Hal
tersebut mungkin ada kaitannya dengan gaya belajar yang diterapkan oleh siswa. Gaya belajar itu perlu diketahui karena kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran berbeda-beda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Sebagian siswa lebih suka belajar dengan cara membaca kemudian memahaminya, sebagian siswa lain lebih suka belajar dengan cara mendengarkan untuk bisa memahaminya, dan ada juga siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pelajaran. Apapun cara yang ditempuh siswa, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Informasi yang diterima siswa tersebut, banyak diperoleh dari pendidik (guru). Informasi tersebut dapat diterima dengan baik, apabila guru menyampaikan informasi sesuai dengan gaya belajar siswa. Guru yang memahami perbedaan gaya belajar masing-masing siswanya di dalam satu kelas, akan menggunakan metode yang bervariasi agar semua siswa dapat menyerap informasi dengan maksimal. Namun yang ada di dalam proses pendidikan
kita adalah sebuah kenyataan
bahwa
kebanyakan
guru
menyampaikan informasi dengan cara mereka sendiri tanpa peduli dengan gaya belajar siswanya. Cara mengajar seperti ini juga sering dijumpai siswa, pada guru mata pelajaran fisika. Hal ini semakin mempersulit mereka dalam belajar
fisika, yang
menurut mereka materinya saja sudah sulit untuk
dipelajari. Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian, dengan judul “Gaya Belajar Siswa Kelas X dan XI IPA serta Gaya Mengajar Guru Di Kelas Tersebut Dalam Pembelajaran Fisika di SMA Bakti Karya Kaloran Kabupaten Temanggung Jawa Tengah”.
B. Rumusan Masalah 1. Apa gaya belajar siswa kelas X dan XI IPA di SMA Bakti Karya Kaloran Temanggung di dalam pembelajaran fisika? 2. Apa gaya mengajar guru fisika di SMA Bakti Karya Kaloran Temanggung?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui gaya belajar siswa kelas X dan XI IPA di SMA Bakti Karya Kaloran Temanggung di dalam pembelajaran fisika. 2. Mengetahui gaya mengajar guru fisika di SMA Bakti Karya Kaloran Temanggung.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa Dapat memberikan pengetahuan bagi siswa untuk mengenali gaya belajarnya sendiri, sehingga dalam belajar fisika siswa tidak merasa terbebani. 2. Bagi Sekolah Dapat menjadi upaya bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran fisika. 3. Bagi Peneliti Mempunyai pengalaman melakukan penelitian dan dapat mengembangkan lebih lanjut untuk penelitian lainnya demi kemajuan pendidikan terkhusus dalam pembelajaran fisika dan dapat menambah wawasan dalam upaya memberikan pengetahuan mengenai gaya belajar kepada siswa. 4. Bagi Guru Mendapat gambaran mengenai gaya belajar siswanya dan dapat mengembangkan metode mengajar yang sesuai dengan gaya belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
E. Batasan Pengertian 1. Gaya Belajar Gaya belajar adalah cara belajar yang sering digunakan oleh siswa untuk bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar. 2. Gaya Belajar Visual Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang harus melihat terlebih dahulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Untuk lebih sederhananya, gaya belajar ini adalah belajar dengan cara melihat (Gunawan, 2007: 142). 3. Gaya Belajar Auditorial Gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Gaya belajar ini adalah belajar dengan cara mendengar (Gunawan, 2007: 142). 4. Gaya Belajar Kinestetik Gaya belajar ini harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Gaya belajar ini adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja dan melibatkan aktivitas fisik (Gunawan, 2007: 142). 5. Gaya Mengajar Gaya mengajar merupakan suatu kebiasaan yang menggambarkan perilaku guru dalam proses pengajaran dengan mengacu pada cara,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
metode, media yang digunakan untuk menyampaikan informasi serta alokasi waktu dalam proses pembelajaran.
F. Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai gaya belajar merupakan penelitian baru dalam studi skripsi. Banyak hal yang bisa diteliti dari gaya belajar siswa, dan peneliti mengambil cakupan gaya belajar siswa pada situasi yang berbeda, dan pada jenjang yang berbeda. Hal ini membuat penelitian tidak dapat dikerjakan sendiri, sehingga penelitian ini dilakukan secara bersama-sama dengan anggota tim sebanyak tiga orang. Penelitian yang dilakukan pada jenjang SMA di Kabupaten Temanggung ini merupakan bagian kecil dari penelitian bersama. Penelitian yang lain dilakukan oleh Benidicta Retvina P pada jenjang SMP yang dilakukan di SMP Charitas 02 Kabupaten Oku Timur Palembang, dan dilakukan oleh Margareta Pamela pada jenjang SD di SDS Subsidi Pusat Damai Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Karena penelitian ini merupakan penelitian bersama, maka teori mengenai gaya belajar yang dipakai juga memiliki sedikit kesamaan, namun dengan rumusan kalimat yang berbeda-beda pada masing-masing peneliti. Apabila terdapat teori dengan rumusan kalimat yang sama, itu merupakan hasil diskusi dan persetujuan, bukanlah hasil dari saling menjiplak. Karena penelitian ini merupakan penelitian bersama, maka hasil analisis data dan pembahasan juga akan merujuk data yang diperoleh dari anggota tim yang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Belajar Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Driyarkara (1980: 128), pendidikan sebagai suatu bentuk hidup bersama, pemasukkan manusia muda ke dalam alam nilai-nilai dan kesatuan antar pribadi yang mempribadikan. Sedangkan pendidikan menurut Poerwadarminta (Anas: 2011) adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih baik. Dari pengertian-pengertian pendidikan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar seorang manusia memiliki nilai-nilai kehidupan sehingga mereka mampu mencapai kualitas diri yang lebih baik. Di dalam pendidikan terdapat proses pembelajaran yang terdiri dari belajar dan mengajar. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
merupakan unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan, karena belajar adalah kunci utama dalam setiap usaha pendidikan (Muhibbin, 2008: 59). Dalam mengkaji hakikat belajar, Muhibbin (1995: 90) mengulas pendapat Hintzman yang mengatakan bahwa “Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior”. Artinya belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia
atau
hewan)
disebabkan
oleh
pengalaman
yang
dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Muhibbin (1995: 90) juga mengulas pendapat dari Wittig untuk mengkaji hakikat belajar yang didefinisikan sebagai “any relatively permanent change in an organism’s behavioral rappertoire that occrus as a result of experience.” Artinya belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Menurut Muhibbin (1995: 92), dari beberapa definisi diatas, maka belajar secara umum dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Selain itu menurut Linda-Darling Hammond, dkk (2001:11) belajar adalah sebuah proses menggambarkan hubungan antara apa yang diketahui atau dimengerti dan informasi baru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Kokom (2010: 2) mengulas pendapat Gagne yang mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja). Van dan Hammer (2010) mengulas pendapat Saljo belajar juga dapat dilihat dari sudut pandang siswa dan menyimpulkan lima konsep belajar, yaitu : 1. Belajar sebagai peningkatan pengetahuan Belajar sebagai peningkatan pengetahuan artinya belajar adalah mendapatkan hal-hal baru yang tidak diketahui sebelumnya. Sehingga semakin lama kita belajar maka pengetahuan kita semakin bertambah. 2. Belajar adalah mengingat Belajar adalah mengingat artinya belajar sama dengan menghafal dan kemampuan untuk mereproduksi apa yang dihafal. Dalam hal ini apa yang dihafal adalah produknya sementara menghafal adalah bentuk prosesnya. 3. Belajar sebagai kemahiran memperoleh fakta, prosedur dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan di masa depan Belajar dalam hal ini artinya memilih dan menghafal fakta-fakta, prosedur, gagasan dan sebagainya kemudian mencerminkan lebih lanjut atas apa yang dipelajari untuk memutuskan kegunaannya di masa depan. Sehingga dalam belajar hal yang dilakukan tidak hanya menghafal tetapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
juga berlatih sampai sempurna tanpa mengubah pengetahuan atau prosedur. 4. Belajar sebagai pemisahan makna Belajar sebagai pemisahan makna artinya belajar adalah suatu proses pemahaman yang dicapai melalui ide-ide yang berkaitan dalam subyek, menemukan hal-hal apapun, melihat materi pelajaran lebih mendalam, mengumpulkan berbagai sudut pandang pada materi yang dipelajari dan mendapatkan gambaran besar. Jadi belajar adalah berpikir lebih jelas, melihat sesuatu yang baru dengan cara yang jauh lebih logis, dan melihat langkah-langkah untuk sampai pada kesimpulan. 5. Belajar sebagai proses menafsirkan yang bertujuan pada pemahaman realita Dalam hal ini belajar adalah mengubah cara melihat sesuatu dengan mengubah perspektif untuk menuju ke pemahaman yang lebih baik. Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan sikap, minat, atau nilai dan kemampuan dengan cara menambah ilmu pengetahuan melalui mengingat dan memahaminya, sehingga cara berpikir menjadi lebih logis dan dapat menafsirkan ilmu pengetahuan itu dalam proses menuju ke pemahaman yang lebih baik untuk kemudian mempraktekkannya sampai sempurna.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
B. Gaya Belajar Untuk memahami apa itu gaya belajar, maka pada bagian ini penulis akan mengulas tentang pengertian gaya belajar, klasifikasi gaya belajar, ciri-ciri dari masing-masing tipe gaya belajar dan manfaat pemahaman gaya belajar bagi guru dan siswa. 1. Pengertian Gaya Belajar Semua orang dalam segala usia dapat benar-benar mempelajari apapun apabila dibiarkan melakukannya dengan gaya unik yang sesuai dengan kekuatan pribadi mereka sendiri (Barbara, 2007: 29). Gaya unik yang sesuai dengan kekuatan pribadi mereka adalah gaya belajar yang mereka terapkan, yang akan membuat mereka merasa terbantu dalam menyerap dan mengolah infomasi sehingga belajar dan berkomunikasi akan lebih mudah. Menurut Rita dan Dunn (Barbara: 2007) mendefinisikan bahwa gaya belajar adalah cara manusia memulai berkonsentrasi, menyerap, memproses, dan menampung informasi yang baru dan sulit. Sementara itu, menurut Winkel (2004: 164), gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa. Menurut Nasution (1984: 93) gaya belajar merupakan cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Menurut DePorter dan Hernacki (2006: 110-112), gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara belajar yang sering digunakan oleh siswa untuk bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar. 2. Klasifikasi Gaya Belajar Sejak awal tahun 1997, telah banyak upaya yang dilakukan untuk mengenali dan mengkategorikan cara manusia belajar, dan cara memasukkan informasi ke dalam otak. Secara garis besar, ada tujuh pendekatan yang umum dikenal dengan kerangka referensi yang berbeda dan dikembangkan juga oleh ahli yang berbeda dengan variasinya masing-masing. Gunawan (2007: 139-140) merangkum ketujuh cara belajar tersebut, yaitu: a. Pendekatan berdasarkan pada pemrosesan informasi; menentukan cara yang berbeda dalam memandang dan memproses informasi yang baru. Pendekatan ini dikembangkan oleh Kagan, Kolb, Honey dan Umford Gregorc, Butler, dan McCharty. b. Pendekatan berdasarkan pada kepribadian; menentukan tipe karakter yang berbeda-beda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Myer-Briggs, Lawrence, Keirsey & Bates, Simon & Byram, Singer-Loomis, GreyWheelright, Holland dan Geering.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
c. Pendekatan berdasarkan pada modalitas sensori; menentukan tingkat ketergantungan
terhadap
indera
tertentu.
Pendekatan
ini
dikembangkan oleh Bandler & Grinder dan Messick. d. Pendekatan berdasarkan pada lingkungan; menentukan respon yang berbeda terhadap kondisi fisik, psikologis, sosial, dan instruksional. Pendekatan ini dikembangkan oleh Witkin, Eison, Canfield. e. Pendekatan berdasarkan pada interaksi sosial; menentukan cara yang berbeda dalam berhubungan dengan orang lain. Pendekatan ini dikembangkan oleh Grasha-Reichman, Perry, Mann, FurmannJacobs, dan Merill. f. Pendekatan berdasarkan pada kecerdasan; menentukan bakat yang berbeda. Pendekatan ini dikembangkan oleh Gardner dan Handy. g. Pendekatan berdasarkan wilayah otak; menentukan dominasi relatif dari berbagai bagian otak, misalnya otak kiri dan otak kanan. Pendekatan ini dikembangkan oleh Sperry, Bogen, Edwards, dan Hermann. Menurut Gunawan (2007: 142) ada tiga pendekatan gaya belajar yang populer yaitu pendekatan berdasarkan preferensi sensori, preferensi kognitif, dan profil kecerdasan. Pendekatan berdasarkan preferensi sensori (ketergantungan terhadap indera tertentu) yang meliputi visual (penglihatan), auditory (pendengaran) dan kinestetik (sentuhan dan gerakan). Ini yang kita kenal dengan nama gaya belajar V-A-K. Pendekatan
gaya
belajar
berdasarkan
preferensi
kognitif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
dikembangkan oleh Anthony Gregorc yang membagi gaya belajar menurut kemampuan mental menjadi 4 kategori, yaitu: gaya belajar konkret-sekuensial, gaya belajar abstrak-sekuensial, gaya belajar konkret acak, dan gaya belajar abstrak acak. Gaya belajar konkret-sekuensial adalah gaya belajar yang membuat siswa menjadi terorganisir, dapat diandalkan, dan pekerja keras. Gaya belajar abstrak-sekuensial adalah gaya belajar yang membuat siswa menjadi berpikir logis dan disengaja. Gaya belajar konkret acak adalah gaya belajar yang membuat siswa menjadi kreatif, petualang, dan tentu ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka. Gaya belajar abstrak acak adalah gaya belajar yang membuat siswa menjadi imajinatif dan idealis. Pendekatan
gaya
belajar
berdasarkan
profil
kecerdasan
dikembangkan oleh Howard Gardner. Gardner awalnya mengusulkan tujuh jenis kecerdasan yaitu linguistik, logika-matematika, interpersonal, intrapersonal, musical, visual-spasial, dan kinestetik. Namun sesuai perkembangan penelitian yang dilakukannya, Gardner lalu memasukkan kecerdasan kedelapan yaitu kecerdasan naturalis. Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan logik matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentukbentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi dirinya sendiri dan melakukan disiplin diri. Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Kecerdasan naturalis
adalah
kemampuan
untuk
mengenali,
membedakan,
mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang di jumpai di alam maupun lingkungan. Sedangkan menurut Suyono dan Haryanto (2011: 148-160) ada beberapa gaya belajar. Gaya belajar tersebut meliputi: a. Gaya belajar VAK Gaya belajar ini ada tiga macam yaitu visual atau belajar dengan cara melihat, auditorial atau belajar dengan cara mendengar dan kinestetik atau belajar melalui gerakan-gerakan fisik. b. The Myers-Briggs Type Indicator (TMBTI) Gaya belajar ini sesuai dengan tipe kepribadian seseorang yang meliputi ekstrovert (berfokus pada dunia luar diri seseorang),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
pengindera (berfokus pada fakta dan prosedur), pemikir, dan pembuat pertimbangan. c. Gaya belajar menurut Kolb Gaya
belajar
David
Kolb
berlandaskan
teori
belajar
pengalaman. Dan menggunakan empat pendekatan yaitu pengalaman konkret,
konseptualisasi
abstrak,
pengalaman
reflektif
dan
pengalaman aktif. Melalui pengalaman konkret artinya siswa belajar melalui
perasaan
(feeling),
dengan
menekankan
segi-segi
pengalaman kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Siswa melibatkan diri sepenuhnya melalui pengalaman baru, siswa cenderung lebih terbuka
dan
mampu
beradaptasi
terhadap
perubahan
yang
dihadapinya. Melalui konseptualisasi abstrak artinya siswa belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa menciptakan konsepkonsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat, dengan mengandalkan pada perencanaan yang sistematis. Melalui pengalaman reflektif artinya siswa belajar melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak
makna
menggunakan
dari
pikiran
hal-hal dan
yang
diamati.
perasaannya
untuk
Siswa
akan
membentuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
opini/pendapat. Melalui pengalaman aktif artinya siswa belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang
lain
lewat
perbuatannya.
Siswa
akan
menghargai
keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa menggunakan teori untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Sehingga gaya belajar ini merupakan hasil dari kombinasi keempat pendekatan yang disukai oleh setiap orang yang meliputi converger (terampil dalam melaksanakan aplikasi praktis dari gagasannya dan menggunakan logika deduktif untuk memecahkan masalah), diverger (merespon informasi yang diberikan dengan baik jika mereka diberi waktu untuk melakukan refleksi), assmilator (cakap dalam membangun model teoritis dengan cara penalaran induktif), accommodator (mampu menerapkan materi pembelajaran dalam situasi nyata untuk memecahkan masalah keseharian). d. Gaya belajar menurut model Honey and Mumford Gaya belajar ini dikaitkan dengan siklus pengalaman Kolb yang meliputi gaya belajar aktivis, reflektor, teoritis dan pragmatis. e. Gaya belajar menurut model Anthony Gregorc Gaya belajar ini berlandaskan persepsi eksisting atau evaluasi kita terhadap dunia dengan cara pendekatan yang masuk akal. Ada empat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
kombinasi gaya belajar yang dominan yaitu: konkret, sekuensial, abstrak acak, abstrak sekuensial dan konkret acak f. Gaya belajar Sudbury Gaya belajar ini mengembangkan gaya belajar diri sendiri. Hal ini dikarenakan banyak cara bagi siswa untuk studi dan belajar. Dalam model demokratis ini suasana dibangun tanpa ada paksaan, tekanan, desakan, bujukan atau suapan. g. Gaya belajar model Herrmann Brain Dominance Instrument Gaya belajar ini dilandasi oleh fungsi spesialisasi tugas dari bagianbagian otak. Berdasarkan adanya empat kuadran dalam otak maka gaya belajar dibagi menjadi kuadran A (otak kiri, serebral), kuadran B (otak kiri, limbik), kuadran C (otak kanan, limbik), kuadran D (otak kanan, serebral). Menurut Ned Herman (Al Arif: 2004) setiap kuadran memiliki pilihan berpikir yang berbeda-beda. Kuadran A memiliki cara berpikir logis, factual, kritis, teknis, analitis, dan kuantitatif.
Kuadran
B
memiliki
cara
berpikir
konservatif,
terstruktur, runtut, terorganisir, terperinci, dan terencana. Kuadran C meliputi pemikiran antar manusia, kinestetik, emosional, spiritual, berdasarkan penginderaan, dan perasa. Sedangkan kuadran D memiliki pilihan berpikir visual, menyeluruh, intuisi, inovatif, konseptual, dan imajinatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
h. Gaya belajar Felder-silvermen Gaya belajar ini menggolongkan pembelajar dalam klasifikasi pembelajar indrawi atau pembelajar intuitif, pembelajar visual atau pembelajar verbal, pembelajar induktif atau pembelajar deduktif, pembelajar aktif atau pembelajar reflektif, pembelajar sekuensial atau pembelajar global. Dari ketiga pendekatan gaya belajar yang populer (Gunawan: 2007: 142), yang paling dikenal luas di Indonesia adalah pendekatan berdasarkan preferensi sensori. Selain itu, De Porter dan Hernacki (2006) menyatakan bahwa pada tahap awal untuk mengenali gaya belajar siswa, salah satu langkah diantara langkah pertama yang sebaiknya dilakukan oleh guru adalah mengenali modalitas belajar siswa sebagai modalitas visual, auditorial, atau kinestetik. Oleh karena ketenarannya di Indonesia dan penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mengenali gaya belajar siswa, maka penelitian ini hanya menitikberatkan pada gaya belajar VAK. Selain itu indikator gaya belajar VAK dapat dilihat dari kebiasaan belajar siswa. Berikut ini adalah definisi dan ciri-ciri gaya belajar VAK: a. Gaya belajar Visual ( Visual Learners) Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang harus melihat terlebih dahulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Untuk lebih sederhananya, gaya belajar ini adalah belajar dengan cara melihat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Gaya belajar visual dapat dideteksi dari kebiasaan anak ketika belajar, antara lain: -
mempunyai kebiasaan rapi dan teratur, karena itu yang akan di lihat orang. Misalnya rapi dan teratur dalam berpakaian dan membuat catatan;
-
biasa berbicara dengan cepat, karena dia tidak merasa perlu mendengarkan esensi pembicaraannya;
-
memiliki kemampuan dalam perencanaan dan pengaturan jangka panjang yang baik;
-
teliti terhadap rincian dan hal-hal kecil yang harus dilakukan;
-
mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi;
-
lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar;
-
mudah mengingat dan menghafal sesuatu dengan asosiasi visual;
-
memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik;
-
biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar,
-
mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali meminta bantuan orang lain untuk mengulanginya;
-
merupakan pembaca yang cepat dan tekun;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
-
lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan;
-
membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek, dan terbiasa melakukan cek dan ricek sebelum membuat kesimpulan;
-
jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretancoretan tanpa lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain;
-
sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak, sudah atau belum;
-
lebih
suka
mendemonstrasikan
sesuatu
daripada
berpidato/berceramah; -
lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada musik;
-
sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata.
b. Gaya belajar Auditorial (Auditory Learners) Gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Gaya belajar ini adalah belajar dengan cara mendengar. Gaya belajar auditorial dapat dideteksi dari kebiasaan anak ketika belajar, antara lain: -
berbicara sendiri ketika sedang belajar dan bekerja;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
21
mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik, karena dia akan sukar berkonsentrasi;
-
menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca;
-
belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang di diskusikan daripada apa yang dilihat;
-
jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras;
-
dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara;
-
mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita;
-
berbicara dalam irama yang terpola dengan baik;
-
berbicara dengan sangat fasih;
-
lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya;
-
senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar;
-
mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi;
-
lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya;
-
lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
c. Gaya Belajar Kinestetik (Tactual Learners) Gaya belajar ini harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Gaya belajar ini adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja dan melibatkan aktivitas fisik. Gaya belajar kinestetik dapat dideteksi dari kebiasaan anak ketika belajar, antara lain: -
berbicara dengan perlahan;
-
menanggapi perhatian fisik;
-
menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka;
-
berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain;
-
selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak;
-
memiliki perkembangan awal otot-otot yang besar;
-
belajar
melalui
praktek
langsung
dan
manipulasi
(mengembangkan data atau fakta); -
menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung;
-
menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca;
-
banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal);
-
tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama;
-
tidak dapat mengingat letak geografi, kecuali jika ia pernah datang ke tempat tersebut;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
-
menggunakan kata-kata yang mengandung aksi;
-
pada umumnya memiliki tulisan yang jelek;
-
menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik);
-
menyukai
buku-buku
yang
berorientasi
pada
plot,
mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca sebagai bentuk penghayatan terhadap apa yang di baca; -
ingin melakukan segala sesuatu.
3. Manfaat Pemahaman Gaya Belajar Berdasarkan beberapa gaya belajar diatas, maka dapat dilihat bahwa mengetahui gaya belajar itu sangat penting. Pemahaman gaya belajar bagi siswa dapat berguna untuk mengetahui dengan sadar strategistrategi apa yang harus mereka gunakan dalam belajar sehingga menjadi pelajar yang lebih percaya diri dan lebih puas dengan kemajuan belajar mereka (Barbara, 2007: 93). Sedangkan pemahaman gaya belajar bagi guru berguna untuk mengetahui cara mengidentifikasi dan mengajar siswa yang memiliki gaya belajar yang unik (De Porter, 2010: 213). Selain itu, pemahaman akan gaya belajar dapat membuat guru menjadi lebih kreatif dalam mengajar di dalam suatu kelas sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang bersifat multi indrawi, yang melayani sebaik mungkin kebutuhan individual setiap murid (Barbara, 2007: 93). Karena dengan itu metode mengajar guru bisa menggunakan berbagai kombinasi seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
pengalaman, refleksi, konseptualisasi, dan eksperimentasi. Guru juga dapat memperkenalkan berbagai unsur pengalaman ke dalam kelas misalnya dengan bunyi-bunyian, musik, gambar visual, gerakan-gerakan, pengalaman, dan bahkan percakapan (Suyono dan Haryanto, 2011: 164). Bahkan guru juga dapat menerapkan berbagai teknik penilaian yang berfokus pada gaya belajar yang berbeda-beda. Misalnya menggunakan tes lisan untuk siswa dengan gaya belajar auditorial, karena siswa dengan gaya belajar auditorial lebih pandai dalam bercerita, namun merasa kesulitan dalam menulis. Menggunakan tes tertulis untuk siswa dengan gaya belajar visual dan menggunakan ujian praktek untuk siswa dengan gaya belajar kinestetik. Sehingga diharapkan selama proses pembelajaran guru dapat memberikan porsi penilaian secara adil bagi setiap siswa.
C. Gaya Mengajar Guru 1. Pengertian Mengajar Istilah mengajar sudah dikenal sejak lama, bahkan sejak disadari pentingnya pendidikan dan persekolahan. Konsep mengajar sering ditafsirkan berbeda-beda karena senantiasa dilandasi oleh teori belajar tertentu, sedangkan tafsiran tentang belajar juga banyak macam ragamnya. Membahas mengenai pengertian mengajar, Muhibbin (1995: 182) mengulas pendapat Tyson and Caroll yang menyatakan bahwa mengajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Dalam penelitian Rossum dan Hammer (2004) disimpulkan enam konsep mengajar, yaitu: a.
Mengajar adalah menanamkan dengan jelas/ informasi yang terstruktur dengan baik Artinya mengajar adalah menyajikan materi pelajaran yang harus dipelajari sedemikian rupa sehingga tidak terlalu kering ( disajikan dengan humor jika mungkin). Materi pelajaran perlu dijelaskan dengan baik dan disajikan dalam cara yang terorganisir dengan baik, sehingga siswa tidak merasa kesulitan ketika harus belajar sendiri.
b.
Mengajar adalah mengirimkan pengetahuan terstruktur, mengakui keberadan siswa Dalam konsep ini, mengajar adalah proses yang harus dilakukan dengan jelas, teratur, efisien, menghibur dan termasuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. Hal ini menunjukkan adanya interaksi antara siswa dan guru, sehingga siswa merasa keberadaannya di dalam kelas diakui.
c.
Mengajar adalah berinteraksi dan pembentukan Dalam hal ini, mengajar ditandai dengan diskusi yang didominasi oleh guru, dimana didalamnya ada seorang guru yang antusias membentuk dan memotivasi para siswa menggunakan umpan balik positif dan negatif. Yang paling penting dalam hal ini adalah bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
seorang guru dan siswanya memiliki kontak yang baik. Guru tidak boleh otoriter dan tidak harus menunjukkan bahwa dirinya sendiri lebih unggul dari pada siswanya. Dalam hal ini guru harus mendengarkan pendapat siswa, sehingga segala permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan diskusi. d.
Mengajar adalah tantangan dan pengembangan jalan pikir bagi diri sendiri Dalam hal ini mengajar adalah menantang siswa untuk berpikir dalam mencapai tujuan. Guru tidak mengarahkan siswa terlalu banyak, atau membiarkan siswa mencari tau sendiri apakah sesuatu itu tidak mungkin atau benar. Sehingga penilaian yang diberikan oleh guru harus fokus pada proses dan tidak bergantung pada hasil akhir. Dalam proses ini siswa menjadi peserta aktif, sedangkan peran guru terletak lebih dalam pembinaan proses pembelajaran.
e.
Mengajar adalah pengajaran dialog Dalam hal ini, mengajar adalah melibatkan siswa sebanyak mungkin kedalam subyek. Dalam hal ini, guru dan siswa bersama-sama mengerjakan suatu masalah dan membahasnya, sehingga semua pihak dapat mengajar.
f.
Mengajar adalah saling percaya dan saling peduli Mengajar saling percaya dan peduli berarti mengajar yang berkembang dalam situasi pemahaman total antara siswa dan guru sehingga metode pengajaran tidak lagi penting.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan informasi secara terstruktur agar informasi tersebut dapat tertanam jelas dalam pikiran siswa dan membentuk pengembangan jalan pikir siswa. 2. Gaya Mengajar Menurut Masse dan Popovich (Kara: 2009) selain siswa, guru memainkan peran penting dalam proses pembelajaran. Perilaku guru didalam kelas akan berdampak pada berbagai bidang dalam proses persiapan, presentasi kelas, kegiatan, dan pendekatan. Kara juga membahas pendapat Kaplan dan Kies bahwa istilah gaya mengajar guru mengacu pada perilaku pribadi guru dan media yang digunakan untuk mengirimkan data ke pelajar atau menerima dari pelajar. Kemudian ia mengulas pendapat Peacock yang mengungkapkan bahwa “teaching styles as natural, habitual and preferred ways of teaching new information and skills in the classroom". Hal ini dapat diartikan bahwa gaya mengajar guru sebagai natural, kebiasaan dan pilihan cara mengajarkan informasi baru dan ketrampilan dalam kelas. Sedangkan Neher dkk mengungkapkan bahwa “teaching style is something that concerns the process of teaching rather than the content of teaching.” yang artinya gaya mengajar merupakan sesuatu yang
menyangkut dengan proses pengajaran bukan dari isi pengajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
(Maizam, ND). Sedangkan Irby mengungkapkan bahwa “teaching style is the manner, method, or means by which teachers attempt to convey information and influence the understanding and behaviour of their learners.” Dengan kata lain bahwa gaya mengajar mengacu pada cara, metode, dimana guru mencoba untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi pemahaman dan perilaku pelajar mereka (dalam Maizam, ND). Dengan
berbagai
macam
pengertian
diatas,
maka
dapat
disimpulkan bahwa gaya mengajar merupakan suatu kebiasaan yang menggambarkan perilaku guru dalam proses pengajaran dengan mengacu pada cara, metode, media yang digunakan untuk menyampaikan informasi serta alokasi waktu dalam proses pembelajaran.
D. Fisika atau Sains Fisika adalah cabang ilmu dari Ilmu pengetahuan Alam (sains). Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (1991), FISIKA adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang zat dan energi. Sementara itu Kartika Budi (Sumaji: 1998), menyimpulkan beberapa apek penting tentang hakikat fisika oleh beberapa tokoh antara lain: 1. Conant, sains adalah bangunan atau deretan konsep dan skema konseptual (conceptual schemes) yang saling berhubungan sebagai hasil dari eksperimentasi dan observasi, yang berguna dan bernilai untuk eksperimentasi serta observasi selanjtnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
2. Fisher, sains adalah bangunan pengetahuan yang diperoleh menggunakan metode berdasarkan observasi. 3. Campbel, sains adalah pengetahuan (knoeledge) yang bermanfaat dan praktis, dan cara atau metode untuk memperolehnya. 4. Bube, sains adalah pengetahuan tentang alam yang diperoleh melalui interaksi dengannya. 5. Kemany seorang filsuf, sains adalah semua pengetahuan yang dibangun (diperoleh) melalui metode keilmuan. 6. Zen, sains adalah suatu eksplorasi ke alam materi berdasarkan observasi, dan yang mencari hubungan-hubungan alami yang teratur mengenai fenomena yang dialami serta bersifat mampu menguji diri sendiri. 7. Carin dan Saund, sains adalah suatu sistem untuk memahami semesta melalui data yang dikumpulkan melalui observasi atau eksperimen yang dikontrol. 8. Dawson, sains adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi oleh keingintahuan akan alam disekelilingnya dan keinginan untuk memahami, menguasai, dan mengolahnya demi memenuhi kebutuhan. Jadi fisika atau sains secara keseluruhan adalah salah satu ilmu pengetahuan mengenai alam yang diperoleh melalui data hasil observasi dan eksperimen yang didukung dengan keinginan memahami, dan menguasainya untuk mengembangkan kemampuan berpikir analitis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
E. Gaya Belajar Fisika atau IPA Dari pengertian gaya belajar dan sains maka dapat disimpulkan bahwa gaya belajar IPA atau sains adalah cara yang cenderung sering dilakukan siswa untuk bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap, mengatur serta mengolah informasi secara kritis akan fenomenafenomena alam yang ada dengan suatu metode ilmiah yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga sains dapat dipelajari melalui percobaanpercobaan yang dilakukan sendiri oleh siswa, maka sains tidaklah pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini secara garis besar akan diuraikan mengenai beberapa hal yang berkenaan dengan pelaksanaan penelitian dalam usaha mengumpulkan data hingga sampai pada tahap analisis. Bagian ini meliputi jenis penelitian, partisipan penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, validitas dan metode analisis data.
A. Jenis Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai gaya belajar siswa dan gaya mengajar guru. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk memperoleh pemahaman terhadap suatu peristiwa secara mendalam tanpa menggunakan analisis statistik. Sedangkan penelititan kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data skor dan analisisnya menggunakan statistik.
B. Partisipan Penelitian Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas XA yang berjumlah 24 siswa dan kelas XB yang berjumlah 20 siswa, dan kelas XI IPA yang terdiri dari satu kelas saja
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
sebanyak 28 siswa. Jadi keseluruhan partisipan penelitian berjumlah 72 siswa.
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester genap tahun ajaran 2012/2013 tepatnya dilaksanakan pada bulan April 2013. 2. Tempat penelitian SMA BHAKTI KARYA KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG.
D. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Data penelitian ini diperoleh melalui beberapa tahap yaitu : 1. Pemberian Kuesioner Pada tahap ini, peneliti membuat suatu instrument yang diberikan kepada siswa dengan tujuan mengetahui bagaimana gaya belajar setiap siswa. Instrument ini diberikan kepada siswa untuk diisi sebelum peneliti melakukan pengamatan proses pembelajaran dikelas. 2. Observasi Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan untuk melihat aktivitas mengajar guru dan aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
pengamatan dimana peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang diteliti, tetapi melihat dari luar. Peneliti tidak secara aktif melibatkan diri dalam situasinya dan sungguh-sungguh hanya menjadi pengamat yang mengumpulkan data (Suparno, 2010: 155). Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan merekam pembelajaran dari awal pertemuan sampai selesai selama 5 kali tatap muka. Pengamatan ini hanya dilakukan pada satu kelas saja yaitu kelas XI IPA. 3. Wawancara Pada tahap ini, peneliti melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran fisika dan terhadap siswa. Tahap wawancara kepada guru ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas apa saja yang guru libatkan saat melaksanakan pengajaran. Sedangkan tahap wawancara kepada siswa bertujuan untuk mengetahui gaya belajar siswa itu sendiri dan juga mengetahui bagaimana guru memberikan materi pelajaran namun dilihat dari sudut pandang siswa.
E. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan 3 bentuk instrument yaitu kuesioner, wawancara, dan pengamatan. 1. Kuesioner Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner tertutup dimana siswa memilih jawaban dari jawaban-jawaban
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
yang sudah disediakan. Pada penelitian ini digunakan 2 kuesioner tertutup yaitu kuesioner chek list, dan kuesioner pilihan ganda. a. Kuesioner Chek List Kuesioner ini berisi pernyataan-pernyataan yang mencakup ciriciri gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Kuesioner ini diisi langsung oleh siswa dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang sudah disediakan. Pilihan jawaban yang digunakan dalam kuesioner ini terdiri dari 4 pilihan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Butir soal dari kuesioner ini dibuat berdasarkan indikatorindikator gaya belajar. Penyebaran butir soal berdasarkan indikator gaya belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1. Daftar aspek kuesioner gaya belajar siswa
Aspek Gaya belajar
Indikator
No butir
Visual
-
Memahami sesuatu dengan asosiasi visual
1,2,3,4,5
Auditorial
-
Belajar dengan cara mendengar Baik dalam aktivitas lisan Belajar melalui aktivitas fisik Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak Menyukai kegiatan coba-coba
6,7 8,9,10 12,14 13,15
Kinestetik
-
11
b. Kuesioner Pilihan Ganda Kuesioner pilihan ganda ini berisi pertanyaan-pertanyaan dimana pilihan jawaban sudah disediakan oleh peneliti. Kuesioner ini diadopsi dari skripsi yang berjudul Gaya Belajar Siswa Kelas XB dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Gaya Mengajar Guru Matematika SMA Sedes Sapientiae Bedono Ambarawa dengan beberapa modifikasi sesuai dengan topik yang dibahas pada penelitian ini. Terdapat 15 butir soal pada kuesioner ini. Pilihan jawaban yang disediakan pada masing-masing soal dalam kuesioner ini berjumlah tiga (3), dan sudah dalam bentuk pernyataanpernyataan yang menandai aspek visual, auditorial, dan kinestetik. Kuesioner ini diisi langsung oleh siswa dengan memberikan tanda (x) pada jawaban yang dipilih. 2. Wawancara Wawancara yang digunakan oleh peneliti baik terhadap guru maupun siswa adalah wawancara bebas terpimpin. Dalam wawancara bebas terpimpin ini peneliti membawa kerangka pertanyaan-pertanyaan untuk disajikan, dan dari pertanyaan-pertanyaan itu masih dapat berkembang lagi pada pertanyaan-pertanyaan lain. Rancangan pertanyaan yang digunakan dalam melakukan wawancara ini disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 2. Rancangan pertanyaan wawancara kepada guru No 1
Daftar Pertanyaan Apa cara yang dipilih guru dalam menyampaikan materi, bercerita atau menjelaskan, menampilkan gambar atau grafik dan menyuruh siswa melakukan praktikum atau melakukan peragaan konsep IPA?
2
Seberapa sering ketiga hal itu dilakukan?
3
Perhatian guru terhadap tanggapan anak dalam cara mengajar guru tersebut?
4
Untuk guru sendiri sebenarnya gaya belajarnya seperti apa?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Tabel 3. Rancangan pertanyaan wawancara kepada siswa No
Daftar Pertanyaan
1
Bagaimana tanggapan kamu terhadap pelajaran IPA?
2
Bagaimana prestasi kamu dalam pelajaran IPA?
3
Bagaimana cara kamu belajar?
4
Bagaimana cara gurumu mengajar? gambar, ceramah, praktikum
5
Kamu bisa duduk berapa lama kalau sedang belajar IPA
6
Kamu suka belajar di kondisi yang bagaimna? Sepi atau ramai
3. Video Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan kamera video untuk merekam proses pembelajaran yang sedang berlangsung saat melakukan tahap observasi. Video ini adalah hasil dari proses pengamatan yang dilakukan dalam 5 kali pertemuan. Data pengamatan yang didapatkan juga dalam bentuk fieldnotes. Fieldnotes digunakan ketika memory kamera video tidak mencukupi, dan ketika baterai kamera habis sebelum pelajaran selesai.
F. Validitas Validitas dapat mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjuk pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian (Suparno, 2010: 67-68). Pada kuesioner chek list validitas dilakukan sebanyak dua kali hingga diputuskan dapat digunakan oleh dosen pembimbing. Sedangkan pada kuesioner kedua, peneliti melakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
konsultasi kuesioner yang telah disusun kepada orang lain yang memiliki keahlian dalam hal menyusun kuesioner, dalam hal ini adalah persetujuan dari dosen pembimbing.
G. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data, digunakan analisis statistik deskriptif dan deskriptif kualitatif. Tiap masalah dianalisis dalam bagian-bagian tersendiri. Analsis data dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Gaya Belajar Siswa Untuk mengetahui gaya belajar siswa dalam pembelajaran fisika, penulis menggunakan 2 instrumen yaitu kuesioner dan wawancara. Ada dua (2) jenis kuesioner yang digunakan peneliti seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Masing-masing kuesioner memiliki cara analisis yang berbeda. a. Kuesioner Chek List Kuesioner ini terdiri dari 15 butir soal dan memuat 4 butir pilihan jawaban : sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Setiap item soal memiliki skor yang berbeda-beda sesuai dengan jawaban yang dipilih seperti pada tabel berikut: Tabel 4. Skor Kuesioner Chek List No 1 2 3 4
Jawaban Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Skor 4 3 2 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Dengan penyebaran indikator gaya belajar siswa pada soal, maka kuesioner ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
Nomor 1-5 menunjukkan aspek visual
Nomor 6-10 menunjukkan aspek auditorial
Nomor 11-15 menunjukkan aspek kinestetik Setelah memberi skor, maka skor untuk masing-masing aspek
dijumlahkan. Untuk menentukan gaya belajar mana yang lebih dominan, maka digunakan analisis statistik yaitu Uji F dependent. Uji F digunakan untuk membandingkan dua atau lebih means secara simultan (Suparno, 2010: 74). Untuk menganalisa data ini, dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan memasukkan data kasar, kemudian membuka analisis dan memilih statistik yang akan digunakan (Suparno, 2006: 100). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji F dependent maka dapat diketahui tingkat signifikansi dari ketiga gaya belajar, yang kemudian dapat menunjukkan gaya belajar mana yang lebih dominan. b. Kuesioner Pilihan Ganda Kuesioner pilihan ganda memiliki jumlah soal 15 butir dimana masing-masing soal memiliki ketiga aspek gaya belajar yaitu visual, auditorial, dan kinestetik, maka skor tertinggi dari masing-masing gaya belajar adalah 15. Skor yang didapatkan dari hasil pengisian siswa kemudian dikelompokkan kedalam aspek visual, auditorial, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
kinestetik. Skor yang masuk dalam aspek yang sama kemudian dijumlahkan dan dilihat perbandingannya. Setelah mendapatkan perbandingan hasil dari masing-masing aspek, maka ditentukan apakah perbandingan tersebut benar-benar berbeda secara signifikan atau tidak. Untuk menentukan signifikan maupun tidak signifikan maka digunakan pendekatan sederhana dengan kurva normal seperti pada gambar berikut:
Gambar 1. Kurva Normal
Didalam kurva normal, skala tersebut ditentukan dari 0 sampai 15, karena skor terendah dari setiap aspek adalah 0 dan skor tertinggi dari setiap aspek bernilai 15. Dapat dilihat bahwa nilai median dari kurva adalah 7,5 dan antara nilai 7,5 sampai 11,25 memiliki rentang sebesar 3,75. Nilai median dan besar rentang ini kemudian dibulatkan keatas, sehingga didapatkan syarat bahwa ketiga hasil tersebut dapat dikatakan berbeda apabila salah satu skor tertinggi bernilai minimal 8 dan selisih antara skor tertinggi dengan kedua skor yang lain bernilai minimal 4. Setelah dilakukan proses statistik ini, maka hasilnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu signifikan dan tidak signifikan. Signifikan berarti gaya belajar siswa tersebut dapat dibedakan secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
tegas, sedangkan tidak signifikan berarti tidak dapat dibedakan secara tegas. Dari data yang signifikan, maka gaya belajar siswa dapat ditentukan dengan melihat skor tertinggi antara ketiga aspek tersebut. Setelah itu data dikelompokkan kembali untuk melihat berapa siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik c. Wawancara Untuk
menentukan
gaya
belajar
siswa,
peneliti
juga
menggunakan instrument wawancara. Data wawancara yang berupa daftar pertanyaan dari peneliti dan jawaban dari responden ini dianalisis secara deskripsi. 2. Gaya Mengajar Guru Fisika Untuk melihat bagaimana gaya mengajar guru fisika, maka analisa data dilakukan melalui beberapa tahap dibawah ini : a. Video Peneliti
membuat
intsrumen
berupa
pengamatan
dengan
menggunakan video yang merekam aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir. Semua data yang masih belum berwujud bahasa tertulis didalam video ini kemudian ditranskip kedalam bentuk tulisan terlebih dahulu dan disambungkan dengan data yang diperoleh dari fieldnotes. Setelah data diubah menjadi transkip tulisan, data ini kemudian dikelompokkan menjadi tiga (3) bagian yaitu aktivitas pembuka, aktivitas inti, dan aktivitas penutup. Isi dari ketiga bagian ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
merupakan urutan aktivitas dalam proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Rincian
aktivitas
pada
masing-masing
video
kemudian
dikelompokkan lagi menjadi aktivitas yang lebih umum. Masingmasing aktivitas ini kemudian diberikan keterangan waktu yang menunjukkan berapa lama aktivitas ini dilakukan. Selanjutnya, aktivitas guru dan siswa yang sama dari video pertama sampai akhir dikelompokkan menjadi satu dengan disertai keterangan waktu yang juga sudah dijumlahkan dari video pertama sampai akhir. b. Wawancara Tahap dalam menganalisis data wawancara untuk menentukan gaya mengajar guru sama dengan cara menganalisis data hasil wawancara yang digunakan untuk menentukan gaya belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di satu sekolah swasta yaitu di SMA Bhakti Karya Kaloran Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Sekolah ini merupakan sekolah yang terletak di Kecamatan Kaloran yang memiliki 6 kelas terdiri dari 2 kelas untuk kelas X, 2 kelas untuk kelas XI, dan 2 kelas untuk kelas XII. Sekolah ini memiliki dua kelas jurusan IPA dan dua kelas jurusan IPS. Partisipan penelitian ini hanya pada kelas XA, XB, dan XI IPA, namun tidak dilakukan pada kelas XII karena saat itu sedang ada persiapan pelaksanaan UN. Pemberian kuesioner dilakukan terhadap ketiga kelas, namun pengamatan hanya dilakukan pada kelas XI IPA saja sebanyak 5 kali pengamatan. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada hari Selasa, 2 April 2013 dan selesai pada hari Jumat, 12 April 2013. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu pembagian kuesioner, observasi proses belajar mengajar, dan wawancara kepada guru dan siswa. Dalam melakukan observasi, peneliti merekam dari belakang dengan menggunakan kamera video selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti tidak merekam dengan berkeliling, karena hal itu dapat mengganggu konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran. Awal proses observasi, peneliti menemukan kendala, yaitu tidak
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
diperbolehkan untuk membawa teman yang dapat membantu proses merekam, sehingga peneliti tidak dapat menuliskan catatan lapangan. Kendala lain yang dihadapi selama proses observasi adalah memory card
yang
digunakan
tidak
mencukupi
untuk
merekam
proses
pembelajaran selama 2 x 45 menit, dan baterai kamera tidak dapat bertahan selama 2 x 45 menit. Oleh karena itu ketika baterai dan memory habis, maka peneliti menuliskan sisa proses pembelajaran pada catatan lapangan (fieldnotes). Sehingga dalam lima kali tatap muka peneliti memperoleh hasil yang dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 5 . Pelaksanaan Observasi Penelitian No 1 2 3 4 5
Tanggal Observasi Selasa, 2 April 2013 Kamis, 4 April 2013 Jumat, 5 April 2013 Selasa, 9 April 2013 Jumat, 12 April 2013
Waktu Pelajaran 2 x 45 menit 2 x 45 menit 1 x 45 menit 2 x 45 menit 1 x 45 menit
Hasil Observasi Fieldnotes + Video Fieldnotes + Video Video Video Video
Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 1,2,4,11,dan 13 April 2013. Peneliti melakukan wawancara kepada guru juga melakukan wawancara kepada siswa. Proses wawancara juga direkam dengan menggunakan handphone sehingga peneliti dapat mencatat hasil wawancara secara lengkap. Wawancara juga dilakukan tidak hanya pada bulan April saat waktu penelitian saja, namun juga ada wawancara yang dilakukan pada saat tanggal 13 Mei 2013 setelah masa penelitian disekolah selesai. Wawancara yang dilaksanakan pada bulan Mei ini dilakukan untuk mendapatkan data wawancara sebagai penguatan setelah analisis kuesioner pilihan ganda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
dilakukan. Wawancara ini tetap dilakukan kepada guru yang sama dan juga siswa, namun siswa yang ditunjuk adalah siswa yang mengisi kuesioner dan setelah dianalisis hasilnya ternyata menunjukkan perbedaan yang signifikan antara ketiga aspek. Data yang signifikan berarti dapat menunjukkan bahwa siswa tersebut condong memiliki satu gaya belajar tertentu. Sedangkan pembagian kuesioner dilaksanakan pada tanggal 1, dan 2 April 2013. Pengisian kuesioner dilakukan dalam waktu kurang lebih 10 menit, dengan memberikan petunjuk pengisian terlebih dahulu kepada para siswa.
B. Data 1. Data kuesioner Data kuesioner yang diperoleh berupa: a. Data kuesioner chek list
: lampiran 4 halaman 91
b. Data kuesioner pilihan ganda : lampiran 6 halaman 93 2. Data wawancara Data wawancara yang diperoleh berupa: a. Transkrip wawancara siswa 1
: lampiran 7.a hal 97
b. Transkrip wawancara siswa 2
: lampiran 7.b hal 99
c. Transkrip wawancara siswa 3
: lampiran 7.c hal 100
d. Transkrip wawancara siswa 4
: lampiran 7.d hal 102
e. Transkrip wawancara siswa 5
: lampiran 7.e hal 103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f. Transkrip wawancara siswa 6
: lampiran 7.f hal 105
g. Transkrip wawancara siswa 7
: lampiran 7.g hal 107
h. Transkrip wawancara siswa 8
: lampiran 7.h hal 109
i. Transkrip wawancara siswa 9
: lampiran 7.i hal 111
j. Transkrip wawancara siswa 10
: lampiran 7.j hal 113
45
k. Transkrip wawancara guru yang pertama: lampiran 8.a hal 114 l. Transkrip wawancara guru yang kedua : lampiran 8.b hal 117 m. Transkrip wawancara guru yang ketiga : lampiran 8.c hal 119 3. Data pengamatan Data pengamatan proses pembelajaran berupa : a. Transkrip data video 1 : lampiran 9.a hal 122 b. Transkrip data video 2 : lampiran 9.b hal 124 c. Transkrip data video 3 : lampiran 9.c hal 126 d. Transkrip data video 4 : lampiran 9.d hal 127 e. Transkrip data video 5 : lampiran 9.e hal 129
C. Analisa Data 1. Gaya Belajar Siswa di SMA Bhakti Karya Temanggung Gaya belajar siswa-siswi SMA Bhakti Karya Temanggung diketahui melalui hasil pengisian kuesioner chek list dan pilihan ganda yang keduanya diisi langsung oleh siswa sendiri. Hasil analisis akan dibahas masing-masing seperti berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
a. Kuesioner Chek List Setelah memberikan skor pada hasil kuesioner yang sudah diisi siswa, skor kemudian dijumlahkan menurut aspeknya. Hasil penjumlahan skor ini dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 6 . Jumlah Skor Kuesioner Check List No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM
Visual 16 15 13 17 15 12 14 13 15 12 15 14 14 13 11 12 12 11 14 16 16 14 15 15 14 10 14 12 14 14 15 13 14 14 12 12 11 12 14
Jumlah Skor Auditorial 16 13 16 14 14 11 12 12 13 13 14 8 13 14 17 12 12 15 16 18 18 8 12 15 12 15 15 15 19 13 12 11 11 11 13 16 16 14 11
Kinestetik 12 13 18 13 15 11 13 14 11 14 13 11 13 11 12 12 13 14 11 15 15 9 11 14 11 14 12 13 13 13 13 15 10 10 12 15 13 14 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
AN AO AP AQ AR AS AT AV AW AX AY AZ AAA AAB AAC AAD AAE AAF AAG AAH AAI AAJ AAK AAL AAM AAN AAO AAP AAQ AAR AAS AAT AAU
14 15 14 14 13 13 14 15 15 14 15 14 14 14 14 12 13 14 13 13 15 14 14 13 14 15 11 15 14 16 14 14 11
13 12 11 15 14 14 13 14 14 14 14 13 14 13 13 15 15 15 12 14 15 15 12 13 13 14 11 13 14 12 14 12 14
47
11 11 10 15 13 14 13 14 12 12 15 13 11 13 11 12 13 13 15 11 15 13 12 13 14 14 13 11 12 12 14 11 15
Dari tabel diatas, untuk menentukan gaya belajar yang dimiliki siswa, maka digunakan analisis statistik uji F dependent. Sehingga diperoleh hasil analisis seperti berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Tabel 7. Deskriptif Analisis Kuesioner Chek List dengan Program SPSS Descriptive Statistics Std. N
Mean
Deviation
Minimum
Maximum
VISUAL
72
13,69
1,401
10
17
AUDITORIAL
72
13,53
1,979
8
19
KINESTETIK
72
12,74
1,636
9
18
Tabel 8. Tabel Ranks Ranks Mean Rank VISUAL
2,26
AUDITORIAL
2,09
KINESTETIK
1,65
Tabel 9. Tabel Test Statistik Test Statisticsa N
72
Chi-square df Asymp. Sig.
17,270 2 ,000
a. Friedman Test
Kesimpulan: Chi-square 17,270, p = 0,000 < α = 0,05, maka signifikan. b. Kuesioner Pilihan Ganda Setelah mendapatkan data, maka skor pada masing-masing siswa dijumlahkan untuk melihat berapa jumlah skor yang didapatkan pada aspek visual, auditorial, dan kinestetik. Jumlah skor yang didapatkan kemudian dibandingkan dan dianalisis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
apakah ketiga aspek tersebut dapat dibedakan secara signifikan atau tidak. Hasil analisis tersebut disajikan dalam tabel berikut: Tabel 10. Hasil Analisis Kuesioner Pilihan Ganda No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR
Visual 7 4 7 7 11 10 9 7 11 9 7 13 11 14 8 11 7 9 8 7 7 13 8 11 8 12 10 10 9 8 8 5 9 8 8 9 9 6 11 8 5 4 11 10
Skor Auditorial 1 6 6 2 2 2 2 5 1 2 2 0 1 0 3 1 2 2 3 4 4 0 3 2 3 2 1 1 0 2 4 3 4 5 3 5 1 5 2 3 2 7 2 2
Kinestetik 7 5 2 6 2 3 4 3 3 4 6 2 3 1 4 3 6 4 4 4 4 2 4 2 4 1 4 4 6 5 3 6 2 2 4 1 5 3 2 3 8 4 2 3
Signifikan/ Tidak Signifikan TS TS TS TS Signifikan Signifikan Signifikan TS Signifikan Signifikan TS Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan TS Signifikan Signifikan TS TS Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan TS TS Signifikan TS Signifikan TS Signifikan Signifikan Signifikan TS Signifikan Signifikan TS TS Signifikan Signifikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
AS AT AV AW AX AY AZ AAA AAB AAC AAD AAE AAF AAG AAH AAI AAJ AAK AAL AAM AAN AAO AAP AAQ AAR AAS AAT AAU
6 7 7 8 10 11 7 10 7 6 5 9 8 9 13 10 11 10 9 6 8 7 9 6 11 8 5 7
4 1 2 2 3 2 2 1 2 3 2 4 4 3 1 2 3 4 0 3 4 3 3 7 1 2 4 4
5 7 6 5 2 2 6 4 6 6 8 2 3 3 1 3 1 1 6 6 3 5 3 2 3 5 6 4
50
TS TS TS TS Signifikan Signifikan TS Signifikan TS TS TS Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan TS TS Signifikan TS Signifikan TS Signifikan TS TS TS
Setelah data tersebut diproses, diperoleh data yang signifikan sebanyak 41 data dari 72 data, sedangkan sebanyak 31 data menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan. Data signifikan ini, kemudian dibagi lagi untuk dilihat apakah siswa memiliki gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik dengan melihat jumlah skor tertinggi. Sehingga keseluruhan data dapat dibedakan menjadi 4 yaitu visual, auditorial, kinestetik, dan tidak bisa dibedakan. Hasil analisis gaya belajar siswa ini disajikan dalam tabel berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 11 .Gaya Belajar Siswa dari Kuesioner Pilihan Ganda No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1. 2. 3.
Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA AB AC AD AE AF AG AH AI AJ AK AL AM AN AO AP AQ AR AS AT AV
Gaya Belajar Siswa Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Visual Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Visual Visual Visual Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
AW AX AY AZ AAA AAB AAC AAD AAE AAF AAG AAH AAI AAJ AAK AAL AAM AAN AAO AAP AAQ AAR AAS AAT AAU
52
Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Visual Visual Visual Visual Visual Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Visual Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan Tidak Bisa Dibedakan
Dari hasil analisis data tersebut, maka dapat dibuat tabel rangkuman seperti berikut: Tabel 12. Rangkuman Data Gaya Belajar Siswa No 1 2 3 4
Gaya Belajar Visual Auditorial Kinestetik Tidak Bisa Dibedakan
Jumlah Anak 41 0 0 31
Sehingga dapat disimpulkan dari hasil pengisian kuesioner pilihan ganda ini, bahwa sebanyak 56,94 % siswa-siswi di SMA Bhakti Karya memiliki gaya belajar visual, dan 43,05 % memiliki gaya belajar yang tidak bisa dibedakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
c. Wawancara Selain menentukan dari hasil kuesioner, gaya belajar juga ditentukan dengan wawancara. Wawancara ini terdiri dari wawancara siswa dan wawancara guru. 1. Wawancara Siswa Beberapa siswa yang diwawancarai adalah siswa yang hasil skor pengisian kuesioner pilihan ganda menunjukkan hasil signifikan. Peneliti melakukan wawancara terhadap 6 siswa yaitu pada siswa 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. Peneliti hanya mengambil 6
siswa
sebagai
sampel
karena
dirasa
cukup
untuk
mengkonfirmasi apakah hasil gaya belajar siswa melalui wawancara memiliki hasil yang sama dengan gaya belajar siswa dari kuesioner. Untuk mengetahui bagaimana gaya belajar ke-6 siswa tersebut, setelah membaca hasil transkrip data, maka analisis deskriptif dilakukan dengan menceritakan gambaran umum dari isi interview mengenai kegiatan belajar seperti apa yang paling membantu mereka untuk memudahkan mereka memahami pelajaran fisika. Maka didapatkan hasil analisis sebagai berikut: a. Siswa 5 Melalui
wawancara
dengan
siswa
5,
peneliti
mendapatkan hasil bahwa siswa ini merasa terbantu dalam memahami fisika dengan cara mendengarkan penjelasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
dari guru. Ia tidak merasa terbantu apabila hanya dengan melihat gambar yang diberi keterangan
tanpa guru
memberikan penjelasan lagi. Siswa ini juga tidak merasa senang dengan metode praktikum karena ia merasa kesulitan. Karena guru fisika memakai metode menjelaskan dalam pembelajaran, siswa ini merasa nyaman dengan metode yang dipakai oleh guru. Dari hasil yang diperoleh diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa 5 lebih cenderung belajar dengan menggunakan gaya belajar auditorial. Namun, saat dirumah, ia belajar dengan membaca catatan lagi
dirumah,
yang
menunjukkan
bahwa
ia
juga
menggunakan gaya belajar visual. b. Siswa 6 Dalam
wawancara
dengan
siswa
6,
peneliti
mendapatkan hasil bahwa siswa ini lebih mudah memahami apabila dengan cara praktikum. Ia mengungkapkan bahwa kalau bisa praktikum saja, karena menurutnya, mempelajari teori sulit, apalagi disuruh membaca sendiri. Ia menyatakan bahwa ia merasa mengantuk apabila harus mendengarkan penjelasan guru. Dari hasil yang didapatkan, maka siswa ini dapat disimpulkan lebih cenderung memahami pelajaran dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
menggunakan cara praktikum. Jadi sebenarnya ia memiliki gaya belajar kinestetik. Namun, menurutnya penjelasan dari guru juga tetap penting. Apabila ia tidak mendengarkan penjelasan dari guru, ia meminta temannya untuk menjelaskan lagi. Hal ini menunjukkan bahwa ia juga menggunakan cara belajar dengan gaya belajar auditorial. Walaupun ia merasa lebih mudah belajar dengan cara praktikum, pada saat membaca, siswa ini lebih menyukai membaca sendiri daripada dibacakan oleh orang lain. Ia juga merasa terbantu apabila guru menampilkan gambar dan kemudian diberi penjelasan. Hal ini menunjukkan ciri gaya belajar visual. c. Siswa 7 Hasil yang didapatkan dari hasil wawancara dengan siswa 7 menunjukkan bahwa siswa ini sangat terbantu dengan adanya penjelasan dari guru. Hal ini karena ketika ada yang tidak jelas, ia bisa langsung bertanya. Siswa ini tidak menyukai praktikum, tetapi sedikit merasa terbantu dengan adanya penampilan gambar. Namun, menurutnya penampilan gambar tidak cukup tanpa guru menjelaskan lagi. Ia mengatakan bahwa ia lebih condong terbantu dengan penjelasan dari guru. Sehingga dari keteranganketerangan diatas dapat disimpulkan bahwa siswa ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
menggunakan gaya belajar auditorial. Karena ia juga merasa terbantu dengan adanya penampilan gambar, dan siswa ini juga lebih mengerti membaca materi sendiri daripada dibacakan, maka ia juga menggunakan gaya belajar visual dalam belajar. d. Siswa 8 Hasil wawancara dengan siswa ini menggambarkan bahwa didalam belajar ia merasa terbantu dengan penjelasan guru dan praktikum. Menurutnya penjelasan guru sangat penting, karena kalau tidak dijelaskan ia merasa tidak bisa. Ia merasa penjelasan guru paling membantunya dalam mengerti fisika, walaupun ia juga menyukai praktikum. Keterangan ini memberi kesimpulan bahwa siswa ini lebih cenderung menggunakan gaya belajar auditorial. Walaupun begitu, ia juga mencatat hal-hal penting yang dijelaskan oleh guru, dan berusaha menyalin catatan temannya ketika ia tidak masuk sekolah. Dalam membaca materi, ia lebih memilih membaca sendiri daripada mendengar orang lain membacakan. Keteranganketerangan ini menunjukkan bahwa ia juga menggunakan gaya belajar visual.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
e. Siswa 9 Dari wawancara yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa siswa ini mengatasi kesulitan dalam belajar fisika dengan membaca catatan berulang-ulang dirumah. Ia merasa kesulitan apabila hanya melihat gambar tanpa guru menjelaskan. Hal ini karena didalam membaca pasti ada bagian-bagian yang tidak diketahui. Sehingga ia merasa mendengarkan penjelasan guru merupakan cara yang paling penting. Ia juga mengatakan bahwa didalam praktikum juga harus ada penjelasan dari guru. Dari hasil ini, maka dapat disimpulkan
bahwa
siswa
ini
lebih
cenderung
menggunakan gaya belajar auditorial, walaupun ia juga bisa menggunakan ketiga-tiganya. Namun apabila guru melakukan demonstrasi, siswa ini lebih suka jika tidak dilibatkan melakukan demonstrasi, ia lebih menyukai mengamati guru melakukan demonstrasi. Hal ini menunjukkan salah satu cirri gaya belajar visual. f. Siswa 10 Wawancara dengan siswa 10 memberikan hasil bahwa siswa ini belajar dengan cara mendengarkan penjelasan dari guru dan membaca sendiri. Tapi dari kedua hal itu, yang paling membantunya adalah dengan dijelaskan oleh guru. Didalam membaca, siswa ini lebih senang untuk membaca
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
sendiri, daripada dibacakan oleh orang lain. Saat dirumah, ia belajar dengan cara membaca dan mengerjakan soal-soal sendiri. Dengan melihat apa yang paling membantu untuk belajar, maka dapat
disimpulkan bahwa siswa ini
menggunakan gaya belajar auditorial. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan 6 siswa, dan melihat cara apa yang paling sering mereka pakai dan paling membantu mereka dalam belajar, maka dapat disimpulkan bahwa dari enam siswa, 5 siswa lebih cenderung pada gaya belajar auditorial dengan mendengarkan penjelasan guru, dan 1 siswa lebih cenderung pada gaya belajar kinestetik dengan praktikum. Namun, dari hasil wawancara juga dapat dilihat bahwa siswa-siswa ini juga melibatkan gaya belajar yang lain, walaupun tidak dominan, dan yang paling banyak dilakukan adalah gaya belajar visual dengan mencatat, dan membaca buku catatan. 2. Wawancara Guru Wawancara yang dilakukan dengan guru ini adalah mengenai keenam siswa yang sudah diwawancara terlebih dahulu. Data wawancara yang digunakan untuk mengetahui sikap siswa dikelas ini diambil dari data wawancara guru pada tanggal 13 Mei 2013. Melalui wawancara guru, peneliti mendapatkan gambaran bahwa untuk siswa 5 dan siswa 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
memang aktif dikelas, baik dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Namun mereka tidak memiliki perbedaan sikap ketika pelajaran dilakukan dengan menggunakan metode praktikum. Guru menyatakan juga bahwa siswa 5,7,8, dan 9 selalu fokus mendengarkan ketika guru menjelaskan didepan kelas. Mereka juga selalu mencatat apabila guru memberikan catatan. Sedangkan untuk siswa 6, guru mengatakan bahwa ia memang terlihat lebih antusias dalam praktikum, sikapnya berbeda ketika ia menghadapi latihan soal dikelas. Menurut pengamatan guru, siswa 6 aktif bertanya karena ia tidak fokus mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini diketahui karena apa yang ditanyakan adalah materi yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan untuk siswa 8, guru mengatakan bahwa ia sangat pendiam, ia tidak aktif bertanya, baik dalam pelajaran ketika dikelas dengan penjelasan guru, maupun ketika praktikum. Karena ia pendiam, menurut pandangan guru ia fokus mendengarkan penjelasan dari guru. Dengan hasil wawancara guru ini, menunjukkan bahwa 5 siswa ini menggunakan gaya belajar auditorial yang ditandai dengan fokus mendengarkan ketika guru menjelaskan. Mereka juga selalu mencatat apabila guru memberikan catatan yang artinya mereka juga selalu menggunakan salah satu ciri dari gaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
belajar visual. Sedangkan untuk siswa 6, dapat disimpulkan bahwa ia menggunakan gaya belajar kinestetik, karena menurut pandangan guru, ia aktif dan lebih antusias dalam praktikum.
2. Gaya Mengajar Guru Fisika Di SMA Bhakti Karya Temanggung Dari transkrip data video selama 5x pertemuan, data ini dapat dikelompokkan menjadi tiga (3) bagian yaitu aktivitas pembuka, aktivitas inti, dan aktivitas penutup. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh guru maupun siswa akan diberi keterangan waktu berapa lama aktivitas itu dilakukan. Hasil pengelompokkan ketiga aktivitas ini dapat dilihat sebagai berikut: a. Melalui video 1. Video Pertama Pembuka
Guru membuka pelajaran dengan berdoa
Guru melakukan tanya jawab untuk mengingatkan siswa pada materi sebelumnya ( ± 5 menit)
Guru melakukan komunikasi verbal (± 1 menit)
Inti
Guru menjelaskan mengenai debit secara lisan (± 1 menit)
Siswa maju kedepan untuk menuliskan persamaan kontinuitas (± 5 menit)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Guru menjelaskan pentingnya luas lingkaran secara lisan (± 1 menit)
Siswa maju kedepan untuk mengerjakan soal pertemuan yang lalu yaitu soal nomor 1 dan 2 (± 5 menit)
Guru mengoreksi pekerjaan siswa dengan menjelaskan dan memberi pembetulan pada beberapa kesalahan (± 6 menit)
Siswa mencatat jawaban yang ada dipapan tulis setelah dikoreksi oleh guru (± 2 menit )
Siswa maju kedepan mengerjakan soal nomor 3 dan 4 (± 4 menit )
Guru mengoreksi pekerjaan siswa dipapan tulis dengan menjelaskan secara bertahap (± 6 menit)
Guru menjelaskan mengenai asas Bernoulli (± 7 menit) dan menuliskan poin-poin penting (± 10 detik) dengan melibatkan siswa untuk menuliskan rumus-rumus tertentu dipapan tulis dibantu dengan penjelasan guru (± 5 menit )
Guru menjelaskan mengenai usaha serta melakukan komunikasi selingan dengan memberi nasihat-nasihat (± 5 menit)
Penutup Memberikan salam penutup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
2. Video Kedua Pembuka
Guru memberikan salam
Guru melalukan tanya jawab untuk mengingatkan materi sebelumnya
Inti
Guru memulai penjelasan mengenai usaha yang berkaitan dengan energy mekanik
Guru menjelaskan penurunan rumus mendapatkan persamaan Bernoulli Waktu dari pembuka sampai pada tahap ini adalah ± 5 menit
Siswa mencatat apa yang ditulis guru pada saat menjelaskan (± 2 menit)
Guru menjelaskan mengenai persamaan Bernoulli yaitu untuk fluida statis dan fluida dinamis (± 2 menit ) , menuliskan rumus, dan menggambar (± 1menit )
Siswa mencatat apa yang diberikan guru dipapan tulis (± 5 menit)
Guru memberikan contoh soal secara lisan (± 2 menit) dan selanjutnya menjelaskan pengerjaan soal tersebut dipapan tulis. (± 10 menit )
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Siswa mencatat pembahasan contoh soal yang diberikan guru (± 2 menit)
Guru memberikan latihan soal kepada siswa, dan waktu untuk mengerjakan (± 17 menit)
Penutup
Guru menjadikan soal latihan tadi sebagai PR dan memberikan salam penutup
3. Video Ketiga Pembuka
Guru membuka dengan doa lalu mengecek ketertiban siswa dalam berpakaian dan melakukan komunikasi verbal (± 1 menit)
Guru mengingatkan kembali apa yang dipelajari kemarin secara lisan (± 2 menit)
Inti
Beberapa
siswa
mengerjakan
soal
latihan
yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya dipapan tulis (± 9 menit)
Guru mengoreksi dan membahas pekerjaan siswa (± 3 menit)
Guru menjelaskan mengenai tangki bocor (± 7 menit), menggambar (± 39 detik ), dan menuliskan rumus (± 1 menit)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Siswa mencatat apa yang dituliskan guru mengenai tangki bocor (± 4 menit )
Guru memberikan contoh soal tangki bocor secara lisan (± 3 menit)
Guru menjelaskan cara pengerjaan contoh soal yang diberikan sambil menulis di papan tulis (± 8 menit)
Siswa mencatat pengerjaan contoh soal tersebut (± 2 menit)
Guru memberikan latihan soal kepada siswa secara lisan (± 3 menit)
Penutup
Guru memberi salam penutup dan membuat soal latihan sebagai PR
4. Video Keempat Pembuka
Guru
membuka
pelajaran
dengan
berdoa
dan
melakukan komunikasi verbal (± 1 menit)
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa dan menjelaskan materi pada pertemuan sebelumnya (±5 menit)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Inti
Beberapa
siswa
mengerjakan
latihan
soal
yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya dipapan tulis (± 8 menit)
Guru menjelaskan dan mengoreksi pekerjaan siswa mengenai tangki bocor dipapan tulis (± 4 menit)
Siswa mencatat rumus yang dituliskan guru dipapan tulis (± 2 menit)
Guru menjelaskan pembahasan soal berikutnya dipapan tulis, tanpa meminta siswa mengerjakan dipapan tulis (± 7 menit)
Siswa maju ke depan untuk mengerjakan soal berikutnya (± 7 menit)
Siswa mencatat pekerjaan guru dan teman mereka (± 4 menit)
Guru memberi nasihat-nasihat (± 4 menit)
Guru menjelaskan mengenai venturimeter (± 10 menit), menggambar venturimeter, dan menulis rumus dipapan tulis (± 3 menit)
Siswa mencatat penjelasan guru yang ditulis dipapan tulis mengenai venturimeter (± 3 menit)
Guru memberikan contoh soal secara lisan (± 1 menit)
Guru membahas contoh soal tersebut (± 3 menit)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Siswa menyalin pengerjaan contoh soal yang ada dipapan tulis (± 2 menit)
Penutup
Guru
memberikan
PR
kepada
siswa
mengenai
venturimeter tanpa manometer 5. Video Kelima Pada pertemuan kelima ini, aktivitas guru dapat dirinci sebagai berikut: Pembuka
Guru mengucapkan salam, berdoa dan melakukan komunikasi verbal (± 1 menit)
Inti
Guru menjelaskan
mengenai venturimeter dengan
manometer (± 1 menit)
Guru membahas soal yang diberikan pada pertemuan sebelumnya (± 3 menit)
Guru menjelaskan mengenai gaya angkat pesawat (± 6 menit)
Siswa mencatat dari apa yang dituliskan guru dipapan tulis saat guru menjelaskan (± 4 menit)
Guru memberikan contoh soal secara lisan (± 2 menit)
Guru menjelaskan cara penyelesaian contoh soal dipapan tulis (± 9 menit )
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Siswa mencatat pembahasan soal yang dilakukan oleh guru kemudian mencatat latihan soal yang diberikan oleh guru secara lisan (± 4 menit)
Guru memberikan contoh soal secara lisan (± 1,5 menit)
Siswa mengerjakan latihan soal hingga pelajaran selesai (± 1,5 menit)
Penutup Guru mengucapkan salam Setelah mengelompokkan data kedalam aktivitas pembuka, inti, dan penutup, aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran dari video pertama sampai terakhir kemudian dirangkum menjadi satu ke dalam aktivitas yang lebih umum, dengan disertai keterangan waktu yang merupakan penjumlahan waktu dari video pertama sampai video terakhir seperti pada tabel berikut : Tabel 13. Rangkuman Aktivitas Guru dan Siswa dalam 5 x tatap muka Aktivitas Guru menjelaskan
Jumlah Waktu ± 104 menit
Guru menulis dan menggambar
± 5 menit 49 detik
Guru memberikan contoh soal secara lisan
± 12 menit 30 detik
Siswa mencatat Siswa mengerjakan soal
± 36 menit ± 48 menit 30 detik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
b. Melalui Wawancara Data yang diperoleh melalui wawancara ini dianalisis secara deskriptif dengan melihat gambaran umum mengenai gaya mengajar guru. Hasil wawancara diperoleh dari 4 orang siswa yaitu siswa 1,2,3,5, dan dari guru fisika itu sendiri. Hasil dari wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa guru fisika yang ada di SMA Bhakti Karya banyak menggunakan metode ceramah atau menjelaskan, mereka mengatakan bahwa praktikum jarang dilakukan dan hanya dilakukan sebanyak 1 kali dalam satu semester. Didalam wawancara guru, diperoleh informasi bahwa guru merasa siswa relatif bisa memahami baik itu dijelaskan kemudian langsung mengerjakan soal atau melalui praktikum. Namun, siswa masih merasa kesulitan apabila mempelajari dari buku kemudian menyimpulkan atau menjawab pertanyaan sendiri. Hal ini ditunjukkan dari wawancara berikut: Peneliti: Lalu menurut ibu sendiri, anak anak-anak lebih suka belajar dengan cara seperti apa? Kebanyakan apakah cukup dengan ibu menjelaskan, apakah sering meminta ayo bu praktikum, atau lihat gambar begitu? Guru :oh kalau kelas XI IPA itu diajak apapun juga bisa, tapi yang mengalami kesulitan itu kalau disuruh menulis literature. Jadi misalnya saya ambilkan buku perpustakaan, anak saya suruh mempelajari kemudian menyimpulkan atau menjawab pertanyaan masih mengalami kesulitan. Yah kalau anak itu relative bisa kalau diterangkan, apakah diterangkan itu langsung soal atau melalui praktik begitu
Guru juga tidak bisa menyimpulkan apakah mempunyai cara belajar tertentu bagi dirinya sendiri, cara belajar guru bergantung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
pada materi yang dipelajari. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan wawancara berikut: Peneliti: lalu bagaimana dengan cara ibu belajar? apakah lebih pada melakukan praktikum dan demonstrasi, atau dengan mendengar penjelasan dengan rekaman, atau melihat gambargambar begitu? Guru :kalau saya itu ndak bisa menyimpulkan, relative tergantung materi yang akan dipelajari lebih mudah memakai apa begitu
Karena guru tidak dapat menyimpulkan gaya belajarnya, dan cara belajarnya tergantung dengan materi. Rupanya guru juga menerapkan cara ini dalam mengajar, menurutnya caranya mengajar bergantung pada materi yang akan disampaikan. Apabila materi itu lebih cocok dilakukan dengan praktikum, maka guru akan mengajak siswa melakukan praktikum. Hal ini terdapat dalam kutipan berikut: Peneliti: nah, siswa menganggap bahwa fisika itu sulit kan bukan hal yang baru ya bu. Lalu dalam ibu menyampaikan materi, ibu sering menggunakan cara mengajar dengan memperlihatkan gambar-gambar, symbol, atau grafik? Ataukah ibu mengajar hanya dengan menjelaskan atau dengan praktikum begitu bu? Guru : tergantung dari materi yang akan disampaikan. Seperti halnya kemarin kita berbicara tentang hukum Archimedes itu siswa praktik, baru dilanjutkan ke teorinya. Lalu pada saat menentukan titik berat siswa juga praktik, jadi tidak mesti, tergantung materi yang disampaikan
Guru
memang
lebih
banyak
menyajikan
materi
dengan
menjelaskan, karena menurut guru siswa masih bingung jika tidak dijelaskan. Guru juga menyatakan bahwa metode praktikum hanya digunakan paling banyak 50 % di satu semester, sedangkan untuk menampilkan gambar paling banyak 25 % dalam satu semester.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Hal ini ditunjukkan dalam kutipan wawancara berikut: Peneliti: lalu seberapa sering ibu melakukan praktikum dibandingkan dengan menjelaskan atau menampilkan gambar? Guru: saya itu paling banyak hanya 50 % untuk praktikum, tapi kalau untuk penampilan gambar hanya sedikit sekali sekitar 25%. Peneliti: tetapi yang paling sering ibu lakukan menjelaskan ya bu? Guru: iya menjelaskan, didalam praktikum juga ada penjelasan. Karena sudah pernah saya coba untuk bekerja sendiri tapi mereka bingung
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru dan siswa dapat disimpulkan bahwa guru lebih banyak menjelaskan daripada melakukan praktikum maupun memperlihatkan gambar-gambar
D. Pembahasan 1. Gaya belajar siswa SMA Bhakti Karya Kaloran Dalam penelitian ini, digunakan dua kuesioner untuk menentukan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa yaitu kuesioner chek list dan kuesioner pilihan ganda. Pada kuesioner dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara ketiga gaya belajar yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik. Dengan melihat nilai rata-rata yang paling besar dapat disimpulkan bahwa dari ketiga gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik, gaya belajar yang paling dominan adalah gaya belajar visual. Dan berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan pada hasil pengisian kuesioner pilihan ganda, diperoleh bahwa sebanyak 41 siswa dari 72 siswa di SMA Bhakti Karya cenderung pada gaya belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
visual, sedangkan 31 siswa yang lain memiliki gaya belajar yang tidak bisa dibedakan. Dapat diartikan bahwa ke 31 siswa ini menggunakan ketiga gaya belajar yang ada. Dan hasil ini mengkonfirmasi teori yang disebutkan oleh De Porter (2010:123) yang mengulas pendapat Markova bahwa orang tidak hanya cenderung pada satu gaya belajar, mereka juga memanfaatkan kombinasi gaya belajar tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu. De Poter juga membahas pendapat Bandler dan Grinder meskipun kebanyakan orang memiliki jalan ke ketiga gaya belajar, hampir semua orang cenderung pada salah satu gaya belajar. Hal ini ditunjukkan pada 41 siswa yang cenderung pada satu gaya belajar yaitu gaya belajar visual. Hasil analisis antara kuesioner chek list ini ternyata memiliki kesamaan dalam gaya belajar mana yang paling dominan. Dari kedua hasil dapat disimpulkan bahwa gaya belajar siswa yang paling dominan adalah gaya belajar visual. Dalam menentukan gaya belajar, peneliti juga melakukan wawancara terhadap enam siswa. Siswa ini merupakan enam siswa dari 41 siswa yang memiliki gaya belajar visual. Setelah dianalisis, ternyata hasil wawancara tidak menunjukkan bahwa keenam siswa ini cenderung pada gaya belajar visual. Dari enam siswa yang diwawancara, lima diantaranya yaitu siswa 5, 7, 8, 9, dan 10 cenderung pada gaya belajar auditorial. Hal ini karena mereka lebih merasa terbantu dari apa yang mereka dengar daripada apa yang mereka lihat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Kelima siswa ini lebih terbantu belajar dan memahami dengan mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru, daripada dengan melihat gambar atau dengan praktikum. Hal ini terungkap dalam kutipan wawancara berikut: Siswa 5: Peneliti: lalu gimana cara kamu belajar biar kamu lebih mudah memahami? Apa mendengar penjelasan guru, atau cara praktikum lebih buat kamu mengerti, atau cukup melihat grafik, symbol, gambar gitu tanpa dijelaskan terlebih dahulu? Responden: lebih mudah kalau mendengarkan penjelasan dari guru, karena lebih nyantol begitu
Siswa 7 : Peneliti: nah,, untuk membantu kamu mengatasi kesulitan belajar fisik gimana? Apa kamu merasa sangat terbantu dengan penjelasan guru? Responden: iya, sangat terbantu, karena begitu ada yang ga jelas, langsung bisa bertanya kepada guru
Siswa 8 : Peneliti : lalu usaha kamu untuk belajar fisika bagaimana? Apa kamu melihat-lihat gambar, grafik, symbol-simbol cukup kemudian membaca penjelasannya, sehingga penjelasan guru tidak terlalu penting untuk kamu, atau bagaimana? Responden: penjelasan guru itu sangat penting, kalau tidak dijelaskan ya tidak bisa
Siswa 9 : Peneliti: lalu mana cara belajar yang paling membantu kamu, apa melihat gambar dan membaca keterangan, atau mendengarkan penjelasan guru, atau praktikum? Responden : bisa menggunakan semua mbak, kalau praktek itu sendiri tapi didampingi guru, kalau lihat gambar, juga harus mendengarkan penjelasan guru Peneliti : berarti mana yang paling pokok penting buat kamu? Responden : penjelasan dari guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Siswa 10 : Peneliti : okey, supaya kamu bisa maksimal belajar fisika? Cara belajar apa yang kamu lakukan? Apa melihat-lihat gambar, atau mendengarkan penjelasan guru, atau paktikum? Responden : buat saya, mendengarkan penjelasan dari guru dan membaca sendiri materinya Peneliti : nah terus dari mendengarkan penjelasan guru, melihat gambar, atau praktikum, mana yang paling membantu kamu? Responden : dijelaskan oleh guru
Berbeda dengan kelima siswa yang lain, siswa 6 lebih cenderung pada gaya belajar kinestetik yaitu gaya belajar yang melibatkan aktifitas fisik. Dalam wawancara ia menyatakan lebih memahami dan mudah belajar dengan menggunakan cara praktikum. Hal ini terungkap dalam wawancara berikut: Peneliti: oh..lalu mana cara yang paling membantu kamu mempelajari fisika? Apakah dengan praktikum sendiri atau mendengarkan penjelasan dari guru, atau melihat gambar-gambar symbol gitu? Responden: dengan praktikum
Walaupun keenam siswa ini lebih condong untuk menggunakan gaya belajar auditorial dan kinestetik. Namun mereka juga selalu menggunakan gaya belajar visual. Ciri-ciri gaya belajar visual yang selalu mereka gunakan antara lain mencatat dan membaca buku catatan lagi dirumah. Mereka juga lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan oleh orang lain. Hasil
wawancara
ini
menunjukkan
bahwa
mereka
juga
menggunakan salah satu cara dari gaya belajar visual untuk membantu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
mereka memahami, namun mereka lebih dominan pada gaya belajar lain selain gaya belajar visual. Hasil wawancara ini juga dikuatkan oleh pengamatan dari guru fisika, yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru fisika. Berdasarkan pengamatan guru, mereka fokus mendengarkan dikelas, selalu mencatat ketika guru memberi catatan, dan untuk siswa 6 memang lebih antusias dalam praktikum. Dengan melihat hasil analisis dari kuesioner pilihan ganda dan wawancara, ternyata gaya belajar yang dominan pada keenam siswa berbeda hasilnya. Dari kuesioner, enam siswa ini memiliki gaya belajar visual, sedangkan dari wawancara, tidak satupun dari enam siswa ini yang dominan pada gaya belajar visual. Sedangkan hasil penelitian pada jenjang SMP dan juga SD yang dilakukan oleh rekan peneliti yang lain menunjukkan bahwa gaya belajar yang dimiliki siswa melalui hasil wawancara memiliki hasil yang sama dengan gaya belajar dari kuesioner pilihan ganda. Perbedaan gaya belajar yang terjadi pada penelitian ini karena didalam wawancara, pertanyaan yang diajukan hanya mengenai bagaimana cara mereka belajar untuk mudah memahami fisika. Sedangkan didalam kuesioner, informasi yang dapat digali lebih luas. Jawaban dan pernyataan didalam kuesioner pilihan ganda tidak hanya mencakup apa yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung saja, namun juga mencakup pernyataan umum sebagai ciri-ciri tertentu seperti didalam teori. Hal ini ditunjukkan pada soal ke-7, 8, 9, 10, 12,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
14, dan 15. Dengan adanya perbedaan ini, dalam menentukan gaya belajar yang dimiliki keenam siswa, peneliti tetap mengacu pada hasil dari kuesioner, karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti masih sangat terbatas dalam wawancara, dan belum bisa menggali lebih dalam secara tepat dari jawaban yang diajukan siswa dan guru. Walaupun hasil wawancara berbeda dengan hasil kuesioner, yang didapatkan dalam penelitian ini adalah keenam siswa ini juga tetap menggunakan gaya belajar visual, walaupun tidak dominan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa gaya belajar yang paling banyak digunakan oleh siswa kelas X dan XI IPA di SMA Bhakti Karya adalah gaya belajar visual. Hasil ini juga sama dengan yang diperoleh oleh kedua peneliti yang lain pada jenjang SD, dan SMP.
2. Gaya mengajar guru fisika di SMA Bhakti Karya Kaloran Seperti yang sudah dikatakan oleh Peacock melalui Selma Kara bahwa gaya mengajar merupakan suatu kebiasaan dan sebuah pilihan cara dalam menyampaikan informasi, maka gaya mengajar guru fisika ini juga membentuk suatu kebiasaan tertentu. Kebiasaan ini terlihat dalam urutan proses pengajaran yang selalu sama dalam lima kali tatap muka. Dan setelah melihat video dan kemudian menganalisis data video, didapatkan bahwa urutan proses pengajaran yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
1. Guru memberikan salam pembuka dan melakukan komunikasi verbal 2. Guru melakukan tanya jawab untuk mengingat kembali materi yang sudah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya 3. Guru menjelaskan materi kepada siswa 4. Guru memberikan contoh soal kepada siswa dan menjelaskan cara penyelesaiannya 5. Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan siswa Seperti yang diungkapkan Irby melalui Maizam bahwa gaya mengajar juga mengacu pada metode, maka dari urutan pembelajaran diatas, dapat dilihat bahwa guru fisika disekolah ini selalu menggunakan metode ceramah aktif atau menjelaskan selama lima kali tatap muka. Kaplan dan Kies dalam Kara juga menambahkan bahwa gaya mengajar guru, salah satunya mengacu pada media yang digunakan oleh guru. Dengan melihat masing-masing proses pelajaran selama lima kali tatap muka, guru tidak menggunakan media yang berhubungan dengan tekhnologi masa kini seperti LCD, dan guru juga tidak menggunakan alat-alat demonstrasi. Guru hanya menggunakan media papan tulis. Selain itu, didalam proses pengajaran selalu terkait dengan alokasi waktu agar guru dapat menyampaikan seluruh materi secara maksimal. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa dalam lima kali pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
aktifitas yang paling banyak dilakukan adalah menjelaskan dengan alokasi waktu sebanyak ± 104 menit. Aktivitas ini membuat siswa belajar dengan cara auditorial, karena mengutamakan indera pendengaran. Selain menjelaskan, aktivitas auditorial bagi siswa juga dilakukan guru melalui memberikan contoh soal secara lisan yang secara keseluruhan berjumlah ± 12 menit 30 detik. Jadi aktivitas auditorial yang diterapkan guru bagi siswa keseluruhan berjumlah ± 116 menit 30 detik.
Gambar 2. Aktivitas Guru Menjelaskan Namun didalam menjelaskan, guru juga menuliskan poin-poin penting dari materi, menuliskan rumus, dan menggambar dipapan tulis. Menulis dan juga menggambar ini dilakukan guru dengan jumlah waktu sebanyak ± 5 menit 49 detik selama lima kail pertemuan. Aktivitas ini merupakan aktivitas visual bagi siswa, karena siswa belajar dengan melihat. Aktivitas lain yang juga termasuk dalam aktivitas visual ini adalah siswa mencatat yang alokasi waktunya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berjumlah
± 36
78
menit. Jadi total aktivitas visual bagi siswa ini
berjumlah ± 41 menit 49 detik.
Gambar 3. Aktivitas Guru Menulis dan Menggambar Siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, dan mencatat saja, namun siswa juga diberi waktu untuk mengerjakan soal. Waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal sebanyak ± 48 menit 30 detik. Dalam aktivitas mengerjakan soal ini, siswa diberi kesempatan saling berdiskusi dengan teman sebangku dan melihat catatan yang berupa contoh soal dari guru. Hal ini melibatkan siswa untuk belajar dengan cara auditorial dan visual.
Gambar 4. Aktivitas Siswa Dalam Mengerjakan Soal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Dengan melihat kebiasaan guru dalam urutan proses pembelajaran, nampak bahwa metode yang digunakan guru adalah ceramah aktif. Hal ini dibuktikan dengan alokasi waktu yang banyak digunakan adalah menjelaskan, guru juga hanya menggunakan media papan tulis, maka dapat dilihat bahwa gaya mengajar guru lebih banyak melibatkan siswa dalam aktivitas dengan menggunakan indra pendengaran, yaitu auditorial. Ternyata metode menjelaskan tidak hanya dilakukan oleh guru fisika di SMA ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh dua peneliti yang lain menunjukkan bahwa metode menjelaskan juga lebih banyak dipakai dalam proses pembelajaran. Aktivitas guru yang lebih banyak menjelaskan tidak hanya dilihat dari hasil analisis video saja. Hasil wawancara terhadap siswa dan guru juga menunjukkan bahwa dalam mengajar guru fisika di SMA ini lebih sering menjelaskan. Dari wawancara yang dilakukan terhadap guru dan siswa, serta juga dilihat dari video, maka dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar guru fisika di SMA Bhakti Karya adalah menjelaskan yang berarti membiasakan siswa untuk belajar dengan gaya belajar auditorial. Sedangkan gaya belajar yang dimiliki siswa dalam pembelajaran fisika adalah gaya belajar visual. Ini menunjukkan bahwa, gaya mengajar yang diterapkan guru dikelas ternyata tidak sesuai dengan gaya belajar visual yang dimiliki oleh kebanyakan siswa dalam pembelajaran fisika di SMA Bhakti Karya Temanggung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dan proses analisis data, dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil analisis kuesioner chek list gaya belajar yang paling dominan pada siswa kelas X dan XI IPA di SMA Bhakti Karya Kaloran Temanggung adalah gaya belajar visual. 2. Berdasarkan hasil analisis kuesioner pilihan ganda dari 72 siswa kelas X dan XI IPA di SMA Bhakti Karya Kaloran Temanggung, sebanyak 41 siswa memiliki gaya belajar visual,
dan sebanyak 31 siswa
memiliki gaya belajar yang tidak dapat dibedakan. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya mengajar yang diterapkan guru didalam pembelajaran fisika adalah gaya mengajar dengan menjelaskan yang berarti membiasakan siswa untuk belajar dengan gaya belajar auditorial 4. Penelitian ini menunjukkan bahwa gaya mengajar guru tidak sesuai dengan gaya belajar visual yang dimiliki oleh kebanyakan siswa dalam pembelajaran fisika
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
B. Saran 1. Bagi penelitian lain a. Penelitian ini merupakan penelitian baru sehingga dapat menjadi penelitian awal, untuk dikembangkan kembali pada penelitian-penelitian selanjutnya. b. Pada penelitian-penelitian selanjutnya sampel wawancara dapat diperbanyak 2. Bagi guru Dengan mengetahui bahwa tiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka guru dapat menggunakan metode yang bervariasi, dimana metode yang digunakan bisa menyesuaikan dan dipadukan dengan gaya belajar yang dimiliki oleh semua siswa, baik siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditorial, maupun kinestetik.
C. Keterbatasan Penelitian 1. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada proses wawancara kurang bisa dikembangkan, sehingga informasi yang didapat tidak lengkap 2. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada proses wawancara, seringkali
mengarahkan
responden,
sehingga
informasi
yang
didapatkan kurang murni dari pengetahuan responden. 3. Sampel wawancara yang diambil dalam penelitian ini masih dalam jumlah yang terlalu sedikit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Alias, Maizam. ND. Methods Of Teaching And Goals Of Teaching: Teaching styles of Teachers in higher institutions .http://eprints.uthm.edu.my/2277/1/maizam_uthm_4.pdf, diakses pada tanggal 09 July 2013 Arif,
Al. 2004. Cara Praktis Mengembangkan Otak Anak. http://azkamiru.files.wordpress.com/2010/01/kembangotak.pdf, diakses pada tanggal 20 Agustus 2013
Depdiknas RI. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. DePorter dan Mike Hernacki. 2006. Quantum Learning (Membiasakan Nyaman & Menyenangkan). Bandung: Kaifa, Mizan Pustaka
Belajar
DePoter, dkk. 2010. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa, Mizan Pustaka Driyarkara.1980. Driyarkara Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius Gunawan, Adi W. 2007. Born to be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Gunawan, Adi W. 2007. Genius Learning Strategy : Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Kara, Selma. 2009. Learning Styles And Teaching Styles: A Case Study In Foreign Language Classroom.http://openaccesslibrary.org/images/BOS134_Selma_Kara.pdf, diakses pada
tanggal 9 July 2013)
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama Linda-Darling Hammond,dkk. 2001. How People Learn: Introduction to Learning Theories.http://www.stanford.edu/class/ed269/hplintrochapter.pdf, diakses pada tanggal 05 Maret 2013 Nasution. 1984. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara NN. Gregorc Learning Styles Test. http://www.ware.k12.ga.us/superintendent/0809%20Goal%20Presentations/Curriculum/Learning%20Styles.pdf. Diakses 20 Agustus 2013.
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Peter Salim dan Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press Prashing, Barbara. 2007. The Power of Learning Style. Bandung: Kaifa, Mizan Pustaka Purnahuti, Diana. 2006. Gaya Belajar Siswa Kelas XB dan Gaya Mengajar Guru Matematika SMA SEDES SAPIENTIAE Bedono Ambarawa. Yogyakarta: Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan USD. Skripsi. Salahudin, Anas. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Sumaji,dkk. 1998. Pendidikan Sains Yang Humanis. Yogyakarta : Kanisius Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Suparno, Paul.2006. Diktat Statistik. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suyono dan Haryanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Syah, Muhhibin. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Van Rossum and Hammer. 2010. A Model Of Students’ Developing Conceptions of Learning and Teaching. http://igiturarchive.library.uu.nl/dissertations/2010 0517200219/rossum.pdf, diakses pada tanggal 14 Februari 2013 Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Lampiran 3
Angket Gaya Belajar Nama :
Kelas :
Sekolah :
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda cek (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda untuk setiap pernyataan berikut ini! Keterangan:
SS S
: Sangat Setuju : Setuju
TS STS
: Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan 1. Apabila materi pelajaran IPA diajarkan dalam bentuk gambar, saya mudah untuk mengingatnya 2. Jika membaca buku IPA yang ada gambarnya, saya lebih senang memperhatikan gambarnya daripada tulisannya 3. Saya lebih suka membaca buku teks IPA sendiri daripada mendengar penjelasan dari teman atau guru IPA 4. Saya lebih mudah mengingat materi IPA dengan mencatat apa yeng telah diberikan oleh guru 5. Saya merasa frustasi ketika saya tidak dapat mencatat apa yang dijelaskan oleh guru 6. Saya mudah terganggu oleh keributan ketika saya sedang belajar 7. Saya dapat memahami pelajaran IPA walaupun tanpa membaca buku asalkan saya mendengarkan penjelasan guru dengan baik 8. Saya senang memberikan penjelasan kepada orang lain 9. Saya selalu berpartisipasi ketika ada diskusi kelompok dalam pembelajaran IPA 10. Saya lebih senang melaporkan tugas yang diberikan guru secara lisan daripada tertulis 11. Saya lebih senang mencoba-coba mengerjakan soal yang belum pernah saya kerjakan 12. Saya lebih senang cara belajar dengan melakukan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
sesuatu secara langsung atau mempraktekkannya sendiri 13. Saya merasa lebih mudah menghafalkan materi IPA ketika saya menghafalkannya sambil berjalan 14. Saya lebih senang ketika guru meminta saya untuk melakukan demonstrasi bersama di depan kelas 15. Saya suka menggunakan jari saya untuk menunjuk kata atau kalimat ketika membaca buku IPA
Pilihlah salah satu jawaban anda dengan cara menyilang! 1. Jika saya harus belajar, saya lebih mudah memahami dengan cara: a. Melihat gambar-gambar, simbol atau grafik b. Mendengarkan penjelasan guru c. Mencoba untuk mempraktikkannya sendiri 2. Jika kamu ingin belajar IPA, manakah media/alat yang kamu pilih: a. Memakai rekaman suara untuk didengarkan b. Memakai gambar atau simbol untuk diamati c. Memakai petunjuk percobaan dan melakukan percobaan 3. Jika saya tidak bisa kesulitan mengeja sebuah kata di dalam bacaan, yang saya lakukan adalah : a. Menuliskan kata agar terlihat benar b. Mengeja dengan suara keras supaya lebih jelas c. Menggerakan bibir untuk mengeja tetapi tidak mengeluarkan suara 4. Saya lebih suka guru yang: a. Menggunakan papan tulis atau LCD saat menjelaskan b. Berbicara dengan banyak ekspresi c. Mengajak beraktivitas dengan menggunakan tangan 5. Saya sulit berkonsentrasi apabila: a. Banyak kegaduhan atau gerak-gerik dalam ruangan b. Banyak gangguan suara dalam ruangan c. Duduk diam untuk jangka waktu yang lama 6. Ketika saya bertanya untuk memperoleh suatu petunjuk, saya: a. Membayangkan sesuatu seperti yang saya katakan atau saya lebih senang dengan membuat gambar atau diagram b. Tidak mengalami kesulitan dlam menyampaikan secara lisan c. Saya harus menunjukkan/memperagakan masalah saya secara langsung 7. Ketika saya menulis, saya: a. Memperhatikan aspek kerapian dan pemisahan huruf dan kata-kata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
b. Sering menulis sambil mengeja atau menyuarakan kata-kata yang saya tulis c. Menekan pena atau pensil dengan keras dan dapat merasakan aliran dari kata-kata atau huruf-huruf yang saya susun 8. Jika saya harus mengingat sebuah daftar, saya akan mengingatnya dengan baik jika saya: a. Menuliskannya b. Mengucapkannya sendiri secara berulang-ulang c. Menggunakan jari-jari saya untuk mengaitkan nama-nama pada daftar tersebut 9. Ketika saya membaca, saya cenderung: a. Membayangkan apa yang saya baca b. Membaca dengan bersuara c. Ingin segera mengalami/melakukan sendiri 10. Ketika sedang menyelesaikan suatu masalah, saya: a. Menulis atau menggambar diagram untuk memperjelasnya b. Berbicara sendiri terus menerus mengenai masalah itu c. Menggunakan seluruh badan saya atau menggunakan benda-benda untuk membantu apa yang sedang saya pikirkan 11. Ketika diberi petunjuk tertulis untuk membangun sesuatu, saya: a. Membacanya dalam hati dan mencoba untuk membayangkan bagianbagian yang sesuai/ cocok b. Membaca dengan keras dan berbicara sendiri ketika saya mengambil bagian-bagian yang sesuai c. Mencoba terlebih dahulu untuk meletakkan bagian-bagian yang sesuai dan membaca pentunjuknya belakangan 12. Untuk mengisi waktu selama menunggu, yang saya lakukan adalah: a. Melihat sekeliling, mengamati sesuatu, atau membaca b. Senang mengajak berbicara orang lain c. Berjalan keliling, memainkan benda atau menggoyangkan kaki saat saya duduk 13. Jika saya harus mendeskripsikan/menjelaskan sesuatu secraa lisan kepada orang lain, saya akan: a. Membuat ringkasan karena saya tidak menyukai untuk berbicara panjang b. Berbicara secara mendetail karena saya senang berbicara c. Menggunakan gerak isyarat dan berbicara sambil berjalan-jalan disekitar tempat berbicara 14. Jika seseorang sedang menjelaskan sesuatu secara lisan untuk saya, saya akan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
a. Mencoba untuk membayangkan apa yang sedang dia katakan b. Mendengarkan dengan senang tetapi menginginkan untuk menyela dan berbicara yang terkait dengan diri saya c. Menjadi bosan jika dia menjelaskan denga panjang dan mendetail 15. Ketika sedang mencoba untuk mengingat seseorang, yang saya ingat adalah: a. Wajahnya, tetapi lupa namanya b. Namanya, tetapi lupa wajahnya c. Situasi saat saya bertemu orang itu, daripada namanya atau wajahnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Lampiran 4 Data Kuesioner Chek List No Nama Skor Nomor : 1 2 3 4 1 A 4 3 2 4 2 B 3 2 2 4 3 C 3 3 2 3 4 D 4 3 3 3 5 E 4 3 2 3 6 F 2 3 1 3 7 G 3 3 2 3 8 H 2 3 2 3 9 I 4 3 2 3 10 J 3 2 1 4 11 K 3 2 3 4 12 L 2 3 3 3 13 M 2 3 3 3 14 N 3 3 2 3 15 O 3 2 1 4 16 P 3 2 2 3 17 Q 3 2 2 3 18 R 3 2 1 3 19 S 4 3 2 3 20 T 3 4 2 3 21 U 3 4 2 3 22 V 2 3 3 3 23 W 3 3 2 3 24 X 4 3 1 4 25 Y 3 3 1 4 26 Z 2 2 1 4 27 AA 4 1 2 4 28 AB 3 1 2 3 29 AC 3 2 2 4 30 AD 3 2 2 4 31 AE 3 3 1 4 32 AF 3 2 3 3 33 AG 3 3 1 4 34 AH 3 3 1 4 35 AI 3 2 2 3 36 AJ 2 2 2 3 37 AK 2 1 1 4 38 AL 3 2 2 3
5 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 4 4 3 4 3 3 1 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2
6 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 2 4 4 3 4 3 3
7 3 2 3 3 3 2 2 4 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 1 3 3 2 2 3 3 4 1 2 2 1 1 2 3 2 3
8 3 2 3 2 3 2 3 1 3 4 4 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 2 4 2 3 4 4 2 2 2 2 3 2 4 3
9 4 3 4 3 3 2 1 2 3 2 1 2 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3
10 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 3 2 4 4 1 1 2 2 2 3 3 3 3 2 3 1 1 2 3 3 2
11 3 1 4 2 4 2 3 4 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 4
12 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
13 2 4 3 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2
14 2 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 1 2 2 3 2 4 4 2 1 2 2 4 1 2 3 2 2 3 1 1 2 3 3 2
15 2 2 3 3 4 3 4 4 1 4 1 2 2 3 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 2 4 2 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
AM AN AO AP AQ AR AS AT AV AW AX AY AZ AAA AAB AAC AAD AAE AAF AAG AAH AAI AAJ AAK AAL AAM AAN AAO AAP AAQ AAR AAS AAT AAU
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1
3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 4 4 3 4
2 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2
3 3 3 3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 2
3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 1
2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 3 1 1 4
2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3
2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3
2 2 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3
2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3
2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2 4
2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4
92
2 2 2 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Data Kuisioner Pilihan Ganda Soal nomor No
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 1 1 0 1 2 3
1 4
1 5
1
A
A K K K V V K V V V K V K
V
K
2
B
A K K A A K V A V A K V A
V
K
3
C
A K K V A V A A V A V V V
A
V
4
D
V K K A V K V K A K V V K
V
V
5
E
A K V V V V V A V V V V K
V
V
6
F
V K K V A V A V V K V V V
V
V
7
G
A K K V A K V V V V V K V
V
V
8
H
K K K V V A V K K K A V V
A
K
9
I
V K V V V V A V V K V V V
V
K
10
J
A K K V V K V V V V K V A
V
V
11
K
K K K A A K V V V V V V K
V
K
12
L
V K K V V V V V V V V V V
V
V
13
M
V K K V A K V V V V V V V
V
V
14
N
V V K V V V V V V V V V V
V
V
15
O
A K K V V V A K V V V V K
V
A
16
P
V V K V A K V K V V V V V
V
V
17
Q
A V K A V K V K V K V V K
V
K
18
R
A K A V V K V V V K V V K
V
V
19
S
A K K V A K K A V V V V V
V
V
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
T
V K V A K V V K V K V A A
A
V
21
U
V K V A K V V K V K V A A
A
V
22
V
V K K V V V V V V V V V V
V
V
23
W
V K K V A V V A V K V V K
A
V
24
X
A K V V A V V V V K V V V
V
V
25
Y
A K K V V V K A V V V V A
V
K
26
Z
A V K V V V V V V V V V A
V
V
27
AA
A K K V V K V V V K V V V
V
V
28
AB
K K K V A K V V V V V V V
V
V
29
AC
K K K V V K V V V K V V K
V
V
30
AD
A A K K K K V V V K V V V
V
V
31
AE
V K A V V V V A A V V A K
V
K
32
AF
A K K V V A V A V K V K V
K
K
33
AG
A K V V V V V A A V V A V
V
K
34
AH
A K V V V V V A A V V A V
A
K
35
AI
K K K A A K V V V V V V V
V
A
36
AJ
A V A V V A K A V V V V V
A
V
37
AK
K K K V A V V K V V V V V
V
K
38
AL
K K K A A V V A A A V V V
V
K
39
AM
A K V K A V V V V V V V V
V
V
40
AN
A K K V V K V A V V V A V
V
V
41
AO
V K K V K K A K K K V V K
A
V
42
AP
A K K A V K A A A V V A V
K
A
43
AQ
V V K V A V V V V V V V A
V
K
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
AR
A K K V V V V V V V V V A
V
K
45
AS
A K K V K K A V V A V V A
V
K
46
AT
V K V K K V V V V K K K K
A
V
47
AV
K K K A V K V A V K V V K
V
V
48
AW
K K K V A V V A V K V V V
V
K
49
AX
A V A A V K V V V K V V V
V
V
50
AY
A K K V V V V V V V V A V
V
V
51
AZ
A K K V V K V V V K K V A
V
K
52
AAA
A K K V V K V V V V V V V
V
K
53
AAB
A K K V V K V V V K K V A
V
K
54
AAC
A K K V V K V V K K V V A
A
K
55
AAD
A K K K A K K V V K V K V
V
K
56
AAE
A V V K A V K V V V V A V
V
A
57
AAF
V V K A A A V V V V K V A
V
K
58
AAG
A K K V V K V V V A V A V
V
V
59
AAH
A V V V V V K V V V V V V
V
V
60
AAI
A K V V V K K A V V V V V
V
V
61
AAJ
A K V V A V V A V V V V V
V
V
62
AAK
A V K V V V A V V A V V A
V
V
63
AAL
V K K K V K V V V K V V K
V
V
64
AAM
A K K K V V V A K K K A V
V
V
65
AAN
A V K A A K V V V V V V A
V
K
66
AAO
A V K A A V K V V K V V K
V
K
67
AAP
A A A K K K V V V V V V V
V
V
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
AAQ
A K K V V A A A V V V A A
V
A
69
AAR
V K V V V V V K V V V A V
V
K
70
AAS
V V K A A V V K K V V K V
V
K
71
AAT
A V K K K K K A V A V K A
V
V
72
AAU
K K K A V V A K A V V A V
V
V
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Lampiran 6.a Transkrip Wawancara Siswa 1: Peneliti
: Bagaimana tanggapan kamu pada pelajaran fisika?
Responden jadinya
: Pelajaran fisika itu asyik, tapi rumit kalau saat perhitungan, kesel
Peneliti
: Tapi kamu tertarik atau suka ga dengan pelajaran fisika?
Responden berjalan
: ya suka karena bisa mengetahui kalau misalnya ada semut dihitung gitu
Peneliti
: Jadi kamu tertarik sama pelajaran fisika?
Responden
: Ya tertarik
Peneliti berapa
: Gimana prestasi kamu didalam pelajaran fisika? Dapat nilai dirapot?
Responden
: Di rapot dapat 8 lebih, KKM nya 7
Peneliti
: Kamu merasa kesulitan tidak kalau belajar fisika?
Responden
: Ya merasa kesulitan, apalagi kalau pas pelajaran kurang memperhatikan, jadi kecewa, karena hilang semua kalau tidak memperhatikan sedikit saja
Peneliti
: cara kamu belajar supaya kamu lebih mudah memahami pelajaran fisika gimana ? Kamu lebih suka belajar dengan cara melihat gambar,simbol atau dengan cara praktikum, atau mendengar penjelasan dari guru?
Responden penjelasan
: Kalau saya, lebih mudah terbantu kalau mendengarkan dari guru
Peneliti
: Bagaimana dengan melihat gambar atau simbol?
Responden
: kalau melihat gambar nanti malah jadi bingung
Peneliti
: mana yang paling membantu kamu untuk memahami fisika?
Responden
: penjelasan dari guru
Peneliti
: kalau gurunya kasih praktikum, gimana?
Responden
: cari teman lain untuk minta penjelasan
Peneliti
: Lalu bu katri paling sering pakai cara apa kalau mengajar?
Responden
: Menjelaskan mbak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Peneliti
: Kalau praktikum pernah?
Responden
: pernah tapi paling satu semester sekali,
Peneliti
: praktikum apa yang pernah dilakukan?
Responden
: kemarin praktikum kesetimbangan
Peneliti
: kamu tahan duduk lama ketika pelajaran fisika?
Responden
: tahan mbak, nanti kalau ditinggal ke belakang ketinggalan penjelasan
Peneliti
: suasana apa yang kamu suka ketika belajar?
Responden
: sepi mbak, kalau ramai ga bisa konsentrasi nanti..
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Lampiran 6.b Transkrip Wawancara Siswa 2: Peneliti
: Menurut kamu pelajaran fisika itu bagaimana?
Responden
: Menurut saya menyenangkan,saya suka pelajaran fisika
Peneliti
: Ada kesulitan tertentu dalam belajar fisika?
Responden
: ada, kalau pas mengerjakan soal gitu
Peneliti
: gimana prestasi kamu dalam belajar fisika? Nilanya berapa gitu?
Responden
: ha lupa, berapa ya? 70 kayaknya
Peneliti
: nah terus mana yang lebih membantu kamu dalam belajar fisika? Praktikum apa lihat gambar , grafik, apa penjelasan guru?
Responden
: saya lebih suka praktikum
Peneliti
: kenapa?
Responden
: Soalnya bisa tau bagaimana cara mengerjakannya kalau praktik
Peneliti
: oh..kalau bu katri itu gimana cara menyampaikan materi?
Responden
: selalu menjelaskan..
Peneliti
: tidak pernah praktikum?
Responden
: pernah
Peneliti
: tentang apa?
Responden
: tentang pengukuran
Peneliti kali?
: hanya itu saja? selama dua semester sudah praktikum berapa
Responden
: iya cuma satu kali, paling sering menjelaskan
Peneliti
: terus kamu betah duduk lama ndak kalau lagi pelajaran fisika?
Responden
: ega tahan mbak, biasanya ngobrol sama teman
Peneliti
: oh, terus kalau belajar suka suasana yang kayak apa?
Responden
: yang sepi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
Lampiran 6.c Transkrip Wawancara Siswa 3: Peneliti
: apakah kamu suka pelajaran Fisika?
Responden
: suka, karena banyak hitungannya, saya suka menghitung
Peneliti
: ada kesulitan?
Responden
: ya lumayan
Peneliti
: lalu ada kesulitan lain ga dalam pelajaran fisika?
Responden
: yang ga mudeng itu teori, kalau rumus bisa
Peneliti
: kemarin prestasi kamu gimana?
Responden
: dapat 75 mbak
Peneliti
:ohh,,lalu manakah yang paling membantu kamu untuk memahami pelajaran , praktikum apa mendengar penjelasan dari guru, atau melihat gambar, simbol, grafik begitu atau ada cara lain?
Responden
: lebih suka mendengarkan penjelasan dari guru
Peneliti
: kalau praktikum?
Responden
: saya ndak suka ..
Peneliti penjelasan
: berarti yang membantu kamu untuk belajar fisika adalah dari guru?
Responden
: iya mbak..
Peneliti
: nah kalau bu katri cara mengajarnya seperti apa? Apa banyak menampilkan gambar, grafik simbol, menjelaskan saja, apa praktikum?
Responden
: kebanyakan menjelaskan
Peneliti
: pernah praktikum tidak? Praktikum materi apa?
Responden
: pernah satu kali praktikum, tapi lupa praktikum apa? Satu semester Cuma satu kali praktikum
Peneliti
: oh dalam praktikum, pernah ga bu katri hanya memberikan lembar kerja siswa, trus Cuma disuruh membaca lalu langsung praktikum tanpa beliau menjelaskan terlebih dahulu?
Responden
: pernah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
Peneliti
: bagaimana hasilnya?
Responden
: hasilnya awut-awutan, kalau ga dijelaskan ya ga mudeng
Peneliti
: pernah ga guru mengajar memakai LCD?
Responden
: ga pernah
Peneliti
: lalu antara praktikum dengan menjelaskan berapa persen?
Responden
: 70 menjelaskan 30 praktikum
Peneliti
: okey..kalau kamu cocok dengan cara guru mengajar, apa kamu tahan duduk lama saat pelajaran? Apa dikit-dikit keluar?
Responden
: betah
Peneliti
: terus kalau belajar lebih suka belajar suasananya seperti apa?
Responden
: sepi mbak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
Lampiran 6.d Transkrip Wawancara siswa 4: Peneliti
: gimana tanggapan kamu mengenai pelajaran fisika?
Responden
: fisika itu menyenagkan, rumit, bikin pusing, tapi asyik
Peneliti
: apa asyiknya menurut kamu?
Responden
: karena kita dituntut untuk melatih otak kalau ada permasalahan
Peneliti
: kemarin dapat berapa di rapot?
Responden
: 79
Peneliti
: berarti kamu suka pelajaran fisika?
Responden
: suka, tapi ga suka ketika hitung-hitungan gitu
Peneliti
: lalu mana yang paling membantu kamu dalam belajar, apakah cukup melihat gambar, grafik, sudah mengerti, apa praktikum sendiri, apa penjelasan dari guru?
Responden
: praktikum sendiri
Peneliti
: tapi disekolah kan jarang praktikum? lalu gimana?
Responden
: ya minimal mendengarkan penjelasan guru, kalau ada waktu ya praktikum sendiri
Peneliti
: pernah praktikum sendiri?
Responden
: pernah, tentang pengukuran suhu, dan menghitung kecepatan
Peneliti
: lalu kalau gurumu lebih sering menjelaskan, padahal kamu suka praktikum? apa kamu betah duduk berlama-lama saat pelajaran fisika?
Responden
: sering..tapi ga keluar, keliling kelas ajah.
Peneliti
: keliling kelas ada gurunya atau ega? Ngapain itu?
Responden
: ada guru, diskusi sama teman mbak
Peneliti
: oh..lalu kalau belajar suasana apa yang kamu suka?
Responden
: sepi mbak, kan bisa konsentrasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
Lampiran 6.e Transkrip Wawancara Siswa 5 Peneliti Responden
: gimana tanggapan kamu terhadap pelajaran fisika? Suka atau gimana? : yah suka tapi ga tertarik, sebenernya mudah, tapi ga tau kenapa kok ga nyantel-nyantel
Peneliti
: kenapa ga tertarik?
Responden
: banyak rumusnya mbak
Peneliti
: lalu apa lagi kesulitanmu?
Responden
: kalau itu menghitung bilangan-bilangan yang susah itu kesulitan
Peneliti
: lalu nilai kamu gimana kemarin di rapot?
Responden
: lupa mbak, tapi alhamdulilah tuntas
Peneliti
: lalu gimana cara kamu belajar biar kamu lebih mudah memahami? Apa mendengar penjelasan guru, atau cara praktikum lebih buat kamu mengerti, atau cukup melihat grafik, simbol, gambar gitu tanpa dijelaskan terlebih dahulu?
Responden lebih
: lebih mudah kalau mendengarkan penjelasan dari guru, karena nyantol begitu
Peneliti guru
: tapi kamu ga suka kalau ada gambar kemudian ada penjelasan, ga menjelaskan ya ga papa gitu.
Responden
: ga paham kalau tidak dijelaskan sama bu guru
Peneliti
: kalau praktikum?
Responden
: ega srek mbak
Peneliti
: kenapa?
Responden
: soalnya ada nanti yang ga bisa jadinya sebel gitu
Peneliti
: terus pernah praktikum ga selama ini?
Responden
: pernah, pengukuran.
Peneliti
: lalu kalau dirumah gimana kamu belajar?
Responden
: ya yang diajarkan disekolah diulang lagi, dibaca lagi
Peneliti
: pernah ga kamu minta tolong teman kamu saat kamu belajar?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
Responden
: pernah, kalau ga bisa baru tanya teman
Peneliti
: oh terus gimana guru fisika kalau mengajar dikelas?
Responden
: kalau guru fisika itu sering menjelaskan sampai jelas
Peneliti
: berarti kamu nyaman dengan cara guru fisikamu?
Responden
: ya nyaman, soalnya memang pahamnya dari penjelasan guru
Peneliti
: berarti kamu betah duduk lama saat pelajaran fisika?
Responden
: kalau pas materinya asyik ya betah, kalau ega ya ega
Peneliti apa?
: lalu kalau pas dirumah gitu kamu suka belajar dengan suasana
Responden
: sepi mbak,,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
Lampiran 6.f Transkrip Wawancara Siswa 6: Peneliti
: bagaimana tanggapan kamu terhadap pelajaran fisika?
Responden
: sulit mbak, bikin pusing pikiran
Peneliti
: kenapa fisika bikin pusing menurut kamu?
Responden
: ha ga mudeng
Peneliti
: kok ga paham
Responden
: gurunya ga asyik, ga bisa buat murid tertawa, pelajaran memang sulit
Peneliti
: Bagian mana yang sulit dalam fisika?
Responden
: semua dari fisika sulit, teori maupun latihan soal
Peneliti
: oh..lalu mana cara yang paling membantu kamu mempelajari fisika? Apakah cukup dengan melihat gambar kemudian membaca penjelasannya atau mendengarkan penjelasan guru lebih memahami ataukah dengan praktikum kamu lebih paham?
Responden
: dengan praktikum
Peneliti
: pernah praktikum,?
Responden
: pernah, praktik timbangan
Peneliti
: oh,,itu dengan praktikum kamu paham
Responden
: kalau teori saya ga paham
Peneliti
: lalu kalau guru menjelaskan kamu gimana?
Responden
: saya tidur
Peneliti
: lalu kalau guru memberikan gambar kemudian menjelaskan secara tertulis gitu?
Responden
: kalau dikasih gambar to, terus dikasih penjelasan nah itu mudeng, tapi kalau penjelasan kok teori saya ga mudeng
Peneliti
: oh,,begitu,,kalau praktikum perlu ga penjelasan dari guru?
Responden
: ya perlu to..
Peneliti
: lha kalau dijelaskan kamu ngantuk, gimana? Padahal kan praktikum membantu kamu?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
Responden
: ya minta bantuan teman untuk menjelaskan lagi.
Peneliti
: tapi selama ini guru kan sedikit praktik, terus gimana?
Responden
: ya kalau bisa praktik to, lebih mudeng,
Peneliti
: soalnya kalau praktik kamu tau sendiri alatnya kayak apa, gimana gitu?
Responden
: iya, kalau teori itu sulit, apalagi baca sendiri tambah susah
Peneliti
: jadi kamu lebih terbantu dengan praktek?
Responden
: iya
Peneliti Responden
: oh, kalau ada dua hal kalau kamu disuruh baca materi sendiri, sama dibacakan, mana yang kamu pilih? : baca sendiri to, tapi tetep kalau bisa praktik gitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107
Lampiran 6.g Transkrip Wawancara Siswa 7: Peneliti Responden
: apa kamu suka pelajaran fisika? : kalau pelajaran fisika saya suka, karena rumus-rumus yang digunakan itu tidak bisa dirubah
Peneliti
: oh sudah pasti begitu?
Responden
: iya
Peneliti
: oh begitu, lalu ada kesulitan ega dalam kamu belajar fisika?
Responden
: ya ada, menghafalkan rumus
Peneliti
: kenapa?
Responden
: karena rumusnya terlalu banyak, setiap bab pasti ada rumus dan selalu berbeda
Peneliti
: nah,, untuk membantu kamu memahami fisika supaya nilai kamu maksimal, atau, pemahaman kamu enak gitu, apakah kamu sangat terbantu belajar dengan melihat gambar, tanpa penjelasan guru kamu bisa, atau kamu sangat tergantung dengan penjelasan guru, atau praktek
Responden
: ehm lebih suka dijelaskan oleh guru, karena seandainya kita tidak tahu atau tidak mudeng, kita bisa langsung bertanya kepada guru
Peneliti
: kalau praktikum kamu ndak suka?
Responden
: ndak suka
Peneliti
: kalau dengan melihat gambar simbol, grafik dan ada keterangan gitu kamu ga bisa memahami?
Responden
: ya kadang kalau bisa memahami ya bisa, tapi kalau tidak bisa ya tidak bisa
Peneliti
: jadi mana yang sangat membantu kamu? Atau kamu pakai ketigatiganya itu?
Responden
: ya melibatkan ketiga-tiganya, memahami gambar.
Peneliti
:tapi lebih condong kemana?
Responden
: lebih condong ke mendengarkan penjelasan guru
sambil mendengarkan sambil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
Peneliti
: nah kalau ada praktikum, terus hanya dikasih jangka sorong disuruh melihat tanpa guru menjelaskan gimana? Kesulitan ga?
Responden
: ya kesulitan
Peneliti
: berarti semua harus dari penjelasan guru?
Responden
: iya
Peneliti
: berarti kalau melihat gambar gitu kamu bisa?
Responden
: kalau melihat gambar menurut saya belum cukup.
Peneliti
: jadi harus ada bantuan?
Responden
: iya
Peneliti
: lalu lebih pilih mana, kamu baca sendiri materi atau dibacakan?
Responden
: ya baca sendiri
Peneliti
: tapi kalau guru hanya menyuruh membaca tanpa menjelaskan gimana?
Responden
: ya bingung, karena pasti ada yang tidak jelas to..
Peneliti
: Jadi menurut kamu penjelasan guru itu membantu?
Responden
: iya, sangat membantu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109
Lampiran 6.h Transkrip Wawancara Siswa 8: Peneliti
: apa kamu menyukai pelajaran fisika?
Responden
: kurang suka
Peneliti
: kenapa?
Responden
: karena susah
Peneliti
: menurut kamu apa yang buat fisika susah untuk kamu?
Responden
: perhitungannya
Peneliti
: lalu usaha kamu untuk belajar fisika bagaimana? Apa kamu melihat-lihat gambar, grafik, simbol-simbol cukup kemudian membaca penjelasannya, sehingga penjelasan guru tidak terlalu penting untuk kamu, atau bagaimana?
Responden
: penjelasan guru itu sangat penting, kalau tidak dijelaskan ya tidak bisa
Peneliti
: lalu apa kamu tidak menyukai praktikum?
Responden
: suka, tapi cuma kadang-kadang
Peneliti Responden Peneliti
: jadi mana yang paling membantu kamu? Praktikum, atau penjelasan guru, atau melihat gambar? : saya terbantu dengan praktikum dan penjelasan guru : berarti kamu pakai banyak cara? terus bagaimana itu bisa dipakai? Tergantung apa?
Responden
: tergantung pada materi
Peneliti
: oh,,contohnya gimana?
Responden
: eeehmm
Peneliti
: gini kalau materi GLBB misalnya, kamu lebih enak belajar dengan cara bagaimana?
Responden
: kalau itu dengan penjelasan
Peneliti
: kalau misalnya pengukuran gitu?
Responden
: lebih pakai eksperimen
Peneliti
: kemarin ada percobaan atau eksperimen?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110
Responden Peneliti Responden Peneliti
: ada, mengukur tebal logam : berarti tergantung materinya ya? tapi mana yang paling membantu kamu? Apakah penjelasan dari guru? : iya : kalau misalnya ada praktikum, tapi guru tidak menjelaskan itu juga tidak membantu?
Responden
: sedikit
Peneliti
: tapi yang paling bisa membantu?
Responden
: penjelasan dari guru
Peneliti Responden Peneliti
: apa kamu sering membuat catatan kecil gitu, kalau guru menjelaskan? : ya kalau yang penting ya dicatat : tapi guru kan modelnya menjelaskan dan baru memberi kesempatan untuk mencatat. Lha kamu sering curi waktu untuk mencatat, apa nunggu guru?
Responden
: biar guru menerangkan dulu.
Peneliti
: catatan kamu komplit ga?
Responden
: ya kalau ga masuk ga mencatat
Peneliti
: terus gimana?
Responden
: pinjam teman
Peneliti
: kalau kamu ga masuk kan kamu ga dengar penjelasan guru, kamu gimana?
Responden
: membaca sendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111
Lampiran 6.i Transkrip Wawancara Siswa 9: Peneliti
: menurut kamu fisika itu bagaimana?
Responden
: ya sebenarnya asyik, tapi banyak rumusnya, menghafalkan satu rumus saja kadang sulit, nah ini banyak
Peneliti
: kalau kamu kesulitan gitu, gimana caranya kamu belajar supaya kamu mudah memahami?
Responden
: membaca berulang-ulang kembali dirumah
Peneliti
: lalu mana cara belajar yang paling membantu kamu, apa melihat gambar dan membaca keterangan, atau mendengarkan penjelasan guru, atau praktikum?
Responden
: bisa menggunakan semua mbak, kalau praktek itu sendiri tapi didampingi guru, kalau lihat gambar, juga harus mendengarkan penjelasan guru
Peneliti
: berarti kalau gurumu menyuruh membaca bagian ini tanpa beliau menjelaskan, kamu kesulitan tidak?
Responden jadi
: ya kesulitan karena kan pasti ada bagian-bagian yang tidak tahu, kalau kesulitan ya tanya lalu nanti dijelaskan
Peneliti
: berarti mana yang paling pokok penting buat kamu?
Responden
: penjelasan dari guru
Peneliti
: kalau ada praktikum, guru tidak menjelaskan bagaimana?
Responden
: ya susah, karena harus cari sendiri, jadi harus ada penjelasan dari guru.
Peneliti
: lalu, kamu lebih suka membaca sendiri, atau dibacakan oleh orang lain?
Responden
: baca sendiri, kalau dibacakan orang lain kan kadang tidak jelas
Peneliti
: lalu kamu lebih suka belajar disuasana yang bagaimana?
Responden
: yang tidak terlalu sepi juga tidak terlalu ramai
Peneliti
Responden
: kalau gurumu melakukan demonstrasi, kamu lebih suka mengamatai guru melakukan demonstrasi atau guru melibatkan kamu dalam demonstrasi itu? : lebih suka mengamati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112
Peneliti
: kalau guru tidak menjelaskan, gimana?
Responden
: ya tanya,
Peneliti
: jadi yang paling membantu kamu itu penjelasan guru?
Responden
: iya yang paling utama itu penjelasan guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113
Lampiran 6.j Data Wawancara Siswa 10: Peneliti
: tanggapan kamu sama pelajaran fisika itu gimana?
Responden
: pelajaran fisika itu sangat menyenangkan, tapi ya ada yang sulit
Peneliti
: terus kamu suka sama pelajaran fisika?
Responden
: suka
Peneliti
: bagian apa yang susah dari fisika menurut kamu?
Responden
: rumusnya itu, kebanyakan ada yang sama tapi namanya beda,
Peneliti
: okey, supaya kamu bisa maksimal belajar fisika? Cara belajar apa yang kamu lakukan? Apa melihat-lihat gambar, atau mendengarkan penjelasan guru, atau paktikum?
Responden sendiri
: buat saya, mendengarkan penjelasan dari guru dan membaca materinya
Peneliti
: kalau guru menyuruh kamu membaca, terus tidak menjelaskan, gimana?
Responden
: ya bingung, karena biasanya ada kata-kata yang ga mudeng gitu mbak
Peneliti
: nah terus dari mendengarkan penjelasan guru, melihat gambar, atau praktikum, mana yang paling membantu kamu?
Responden
: dijelaskan oleh guru
Peneliti
: lalu lebih senang membaca sendiri catatan atau dibacakan?
Responden
: ya membaca sendiri, jadinya lebih ingat
Peneliti
: kalau dirumah, kamu belajarnya gimana?
Responden
: baca sama sambil mengerjakan soal-soal gitu
Peneliti
: pernah ndak, kamu minat bantuan teman untuk menjelaskan apa yang ingin kamu pahami?
Responden
: belum pernah, soalnya temannya jauh-jauh semua
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114
Lampiran 7.a Transkrip Wawancara Guru pertama : Wawancara pertama Peneliti
: sudah berapa lama ibu mengajar fisika?
Guru
: saya sudah 10 tahun mengajar fisika, sejak tahun 2003
Peneliti
: lalu bagaimana tanggapan siswa terhadap pelajaran fisika?
Guru
: ya mereka mengatakan bahwa pelajaran fisika itu merupakan momok, dianggap sulit, seperti fisika dan matematika
Peneliti
: lalu kalau aktifivitas siswa sendiri dikelas bagaimana bu dalam pelajaran fisika?
Guru
: aktivitasnya alhamdulilah, siswa mau mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh, saya memang proaktif terhadap siswa hanya seperti itu, karena untuk siswa disini dalam hal persiapan materi untuk jauh sebelumnya memang kurang, siswa kadang merasa kalau belum disampaikan itu dia belum bisa, kadang sudah disampaikan saja, masih belum bisa, pertanyaan nanti diganti x dengan y saja sudah bingung.
Peneliti
: nah, siswa menganggap bahwa fisika itu sulit kan bukan hal yang baru ya bu. Lalu dalam ibu menyampaikan materi, ibu sering menggunakan cara mengajar dengan memperlihatkan gambar-gambar, simbol, atau grafik? Ataukah ibu mengajar hanya dengan menjelaskan atau dengan praktikum begitu bu?
Guru
: tergantung dari materi yang akan disampaikan. Seperti halnya kemarin kita berbicara tentang hukum Archimedes itu siswa praktik, baru dilanjutkan ke teorinya. Lalu pada saat menentukan titik berat siswa juga praktik, jadi tidak mesti, tergantung materi yang disampaikan
Peneliti Guru
Peneliti Guru
: oh, jadi tergantung pada materi ya bu? :iya,tapi kadang-kadang praktikumnya tidak saat itu,bagaimanapun juga kita mengejar materi, jadi tidak langsung, tapi untuk kelas XI IPA kemarin itu langsung : didalam praktik, siswa dikelompokkan atau bagaimana? : dibuat dikelompok, kalau XI IPA itu 1 kelompok ada 5-6 orang. Kemudian saat praktik siswa menyimpulkan, dan dari hasil siswa membuat laporan, dan sebelum itu hasilnya kita diskusikan terlebih dahulu, jadi nanti ada kelompok yang maju
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115
Peneliti
: apa semua kelompok akan maju untuk presentasi atau hanya perwakilan saja?
Guru
: hanya perwakilan, karena berkaitan dengan waktu
Peneliti
: lalu dalam praktikum, apa ibu biasanya memberikan LKS, lalu mereka membaca dan langsung melakukan praktikum, ataukah ibu tidak memberikan LKS tapi caranya dan langkahnya ibu jelaskan terlebih dahulu?
Guru
: tergantung juga mbak, ada yang saya berikan, ada yang saya tuliskan dipapan tulis. Tapi baik ditulis maupun di LKS saya selalu menjelaskan terlebih dahulu walaupun sudah ada panduannya, supaya siswa tidak bingung
Peneliti
: lalu seberapa sering ibu melakukan praktikum dibandingkan dengan menjelaskan atau menampilkan gambar?
Guru
: saya itu paling banyak hanya 50 % untuk praktikum, tapi kalau untuk penampilan gambar hanya sedikit sekali sekitar 25%.
Peneliti
: tetapi yang paling sering ibu lakukan menjelaskan ya bu?
Guru
: iya menjelaskan, didalam praktikum juga ada penjelasan. Karena sudah pernah saya coba untuk bekerja sendiri tapi mereka bingung
Peneliti
: lalu kalau mereka mepresentasikan hasil, apakah yang maju untuk presentasi hanya anak-anak itu saja?
Guru
: yang maju itu kan perwakilan, nah untuk yang maju itu saya tunjuk, dan penunjukkan itu bervariasi, karena disini saya juga ingin mendidik anak berlatih berbicara didepan umum. Jadi tidak hanya anak itu-itu saja, karena ada anak-anak yang diluar pinter ngomong tetapi kan didepan kelas belum tentu bisa berbicara
Peneliti
: lalu kalau didalam menjelaskan kan banyak metode yang bisa digunakan? Ibu menggunakan metode seperti apa?
Guru
: saya seperti seorang pemancing yang memberi umpan begitu
Peneliti
Guru
: lalu menurut ibu sendiri, anak-anak lebih suka belajar dengan cara seperti apa? Kebanyakan apakah cukup dengan ibu menjelaskan, apakah sering meminta ayo bu praktikum, atau lihat gambar begitu? : oh kalau kelas XI IPA itu diajak apapun juga bisa, tapi yang mengalami kesulitan itu kalau disuruh menulis literature. Jadi misalnya saya ambilkan buku perpustakaan, anak saya suruh mempelajari kemudian menyimpulkan atau menjawab
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116
pertanyaan masih mengalami kesulitan. Yah kalau anak itu relative bisa kalau diterangkan, apakah diterangkan itu langsung soal atau melalui praktik begitu Peneliti
: jadi mereka lebih paham kalau ibu menjelaskan didepan?
Guru
: iya,
Peneliti
Guru
: lalu bagaiman dengan cara ibu belajar? apakah lebih pada melakukan praktikum dan demonstrasi, atau dengan mendengar penjelasan dengan rekaman, atau melihat gambar-gambar begitu? : kalau saya itu ndak bisa menyimpulkan, relative tergantung materi yang akan dipelajari lebih mudah memakai apa begitu..
Peneliti
: oh,,ya,,bu jadi bisa menggunakan ketiga-tiganya ya bu?
Guru
: iya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117
Lampiran 7.b Transkrip Wawancara guru kedua Peneliti
: ehm begini buk, kemarin ibu mengatakan bahwa siswa antusias ketika mengikuti pelajaran, contohnya seperti apa ya bu?
Guru
: ya kalau disuruh mengerjakan soal ya mengerjakan, apalagi kalau praktik, mereka rata-rata senang, karena kan bisa bebas kalau praktik. Tidak ada anak yang tidak mau mengerjakan walaupun dia tidak bisa
Peneliti
: apakah ibu selalu memastikan mereka mencatat?
Guru
: iya, itu memang metode saya. Karena untuk berdiskusi itu tidak memungkinkan, karena kita juga tahu kemampuan siswa bagaimana. Pernah ya pada waktu itu, saya pernah bilang saat praktikum, itu juga perlu bimbingan dalam melakukan diskusi. Saya selalu begitu, ketika mereka mencatat saya berkeliling, ketika mengerjakan soal ya berkeliling. Tapi saya jarang sekali menyuruh siswa mencatat, ini nak dicatat.
Peneliti
: itu kesadaran mereka sendiri begitu ya bu?
Guru
: iya, metodenya seperi itu, sambil menerangkan sambil mencatat.
Peneliti
: oh iya bu, kemarin saya lihat ibu menyuruh siswa untuk mengingat kembali. Apakah ibu akan menerangkan kembali materi itu, atau hanya sekedar meminta mereka untuk mengingat sendiri
Guru
: oh itu tergantung, biasanya saya hanya mengingatkan kemarin begini-begini. Kalau diulang kembali nanti materi yang sedang diajarkan ndak selesai
Peneliti
: apakah diawal materi itu selalu ibu sampaikan dengan alat peraga atau menjelaskan begitu saja
Guru Dalam
: oh anak kemarin saya suruh praktik waktu materi tekanan itu. hal ini itu menentukan tekanan dalam kedalaman tertentu.
Peneliti
: itu menggunakan barang-barang disekitar?
Guru
: iya itu mudah sekali dengan menggunakan batu dan benang
Peneliti
: bagaimana tanggapan siswa bu ketika melalukan hal itu?
Guru
: ya senang, tapi kalau nanti dikaitkan ke dalam rumus dia bingung, jadi harus dijelaskan lagi.
Peneliti
: apakah waktu itu mereka melakukan sendiri-sendiri?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118
Guru
: iya, tapi saya tetap mendampingi
Peneliti
: lalu begini bu, ketika dalam praktikum itu ibu menjelaskan apakah harus dengan gambar atau menjelaskan saja?
Guru
: oh itu tergantung materi mbak, nanti saya gambarkan sambil bertanya kepada siswa hasilnya bagaimana?
Peneliti
: tapi lebih banyak dengan menggunakan gambar atau menjelaskan ketika praktikum?
Guru tidak
: kalau harus dengan gambar ya saya gambarkan, kalau tidak ya
Peneliti
: lalu apakah ibu kemarin menggunakan LKS?
Guru
: tidak, karena itu percobaan yang sederhana
Peneliti
: lalu kalau dibuku sudah ada gambarnya, apakah ibu akan tetap menggambarkan kembali dipapan atau membiarkan siswa melihatnya dibuku saja
Guru
: saya pernah coba, tapi siswa kesulitan. Jadi kalau tidak dijelaskan itu kurang puas, jadi harus dijelaskan lagi dengan menggambar ulang. Bahkan saya pernah menjelaskan materi disemester 1, tapi ada hubungannya dengan materi yang sekarang. Maksud saya kalau saya menjelaskan, ya tidak usah dicatat lagi, tapi mereka tetap saja mencatat
Peneliti
: kalau untuk aplikasi rumus dalam kehidupan sehari-hari itu, apakah mereka merasa kesulitan?
Guru
: kesulitan mbak, makanya saya kadang memberi tugas mandiri tidak terstruktur untuk mencari di internet
Peneliti
: apakah selalu memberikan tugas itu bu?
Guru
: tidak,
Peneliti
: lebih banyak iya atau tidak bu?
Guru
: tidak, kalau memang siswa itu bisa, dan sudah tahu ya sudah.
Peneliti
: apakah ibu selalu memberikan latihan soal dan PR?
Guru Peneliti
: iya, supaya kalau ada PR siswa pasti membuka buku dan membaca walaupun itu nyantel atau tidak begitu, : oh ya bu,,trimakasih atas waktunya bu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119
Lampiran 7.c Transkrip Wawancara guru ketiga Peneliti
: Ibu, saya ingin bertanya mengenai beberapa siswa. Tadi kan saya sudah mewawancarai siswa 5, siswa 7 dan siswa 8. Mereka itu kalau dikelas bagaimana ya bu?
Guru
: Kalau siswa 7 itu aktif dan memang bisa.
Peneliti
: Apa dia sering bertanya bu?
Guru
: Iya dia aktif bertanya, menjawab pertanyaan juga. Siswa 5 sering bertanya, tapi dalam hal aplikasi rumusnya kurang. Kalau siswa 8 itu anaknya super pendiam. Kalau ditanya ya menjawab, kalau disuruh bertanya ya diam saja, karena memang dia itu laki-laki tapi memang super pendiam
Peneliti
: Apakah kalau siswa 7 itu didalam kelas sering jalan-jalan gitu dikelas?
Guru
: tidak, ketiganya tidak begitu.
Peneliti
: jadi mereka fokus mendengar ketika pelajaran ya bu?
Guru
: iya
Peneliti
: kalau ibu memberi catatan, apakah mereka selalu rajin mencatat?
Guru
: iya mencatat
Peneliti dan
: tapi apa mereka tidak pernah mencuri waktu untuk mengobrol, mengotak- atik apa begitu?
Guru
: ya iya, tapi frekuensinya kecil.
Peneliti
: lalu, untuk ketiga siswa ini bu, apakah ada perbedaan sikap ketika praktikum? Guru semuanya itu mengikuti. Seperti siswa 8 itu ya diam saja. kalau tidak ditanya ya diam.
Peneliti
: Kalau siswa 7 dengan siswa 5 itu sama mbak kalau praktik. Setelah diterangkan untuk siswa 7 itu bisa, tapi kalau siswa 5 itu dia kesulitan dalam menelaah soal untuk diaplikasikan kerumus yang mana itu bingung menurut pengamatan saya.
Peneliti
: Apakah mereka sering protes begitu, misalnya protes gambarnya kurang besar atau kurang jelas?
Guru
: ya kalau itu terus terang saja, mengalir begitu saja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120
Peneliti
: tapi apa itu sering bu?
Guru
: tidak, mungkin dia bertanya kalau dia kurang konsentrasi begitu.
Peneliti
: oh iya, saya juga bertanya kepada siswa 6. Bagaimana dengan sikapnya bu kalau dikelas?
Guru
: siswa 6 itu sering bertanya, namun yang ditanyakan itu sudah yang diterangkan. Apa lupa apa bagaimana? Saya juga ga tau, dulu waktu kelas X dia relative bagus, tapi kelas XI malah sering remidi
Peneliti jalan
: oh, kalau dikelas dia sering usil gitu tidak ya bu, atau tiba-tiba kebelakang begitu?
Guru kadang-
: tidak, paling dia jalan kalau ada keperluan apa gitu, hanya kadang saja
Peneliti
: kalau praktikum sikap dia seperti apa ya bu?
Guru berhitung
: dia memang lebih antusias, karena kelemahannya itu dalam
Peneliti
: lalu apakah kalau dia lebih antusias dalam praktikum, apa dia mendominasi dari kelompoknya?
Guru
: ya tidak, bersama-sama gitu
Peneliti
: tetapi dia aktif ya bu?
Guru
: iya dia aktif,
Peneliti
: apa sikapnya berbeda dikelas?
Guru dalam
: iya, tidak seperti kalau pas latihan soal, sebenarnya dia aktif latihan soal, namun mungkin karena kemampuannya saja. dia mungkin merasa ringan saat melakukan praktikum
Peneliti
: kalau didalam pelajaran, apa dia sering memberi usul untuk praktikum begitu?
Guru
: tidak mbak.
Peneliti
: kalau dia sering bertanya, artinya dia fokus dalam mendengarkan penjelasan ibu?
Guru
: fokus, ya fokus, tapi menurut saya dia malah tidak begitu fokus. Dia banyak bertanya itu mungkin karena ketika saya menerangkan itu kurang terfokus gitu. Kadang dia tanya kok bisa seperti itu, padahal sudah dijelaskan sebelumnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121
Peneliti
: lalu bagaimana dengan siswa 9 bu? Apa dia mencolok?
Responden paham
: tidak, biasa2 saja, sering bertanya tapi tanya karena dia tidak
Peneliti
: kalau ketika praktikum apa dia berbeda sikap?
Responden
: biasa saja mbak
Peneliti
: dan bagaimana dengan siswa 10?
Responden
: dia itu diam, tapi dia bisa, dia jarang bertanya, tapi selalu memperhatikan.
Peneliti
: dia selalu berani bertanya bu?
Responden
: tidak, paling kalau ketika saya berkeliling dan bertanya baru dia nanti bilang
Peneliti
: oh begitu..cukup sekian bu..terimakasih ya bu..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122
Lampiran 8.a Transkrip tulisan dari video pertemuan pertama: Pukul 07.00 Guru memasuki kelas, kemudian menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa pembuka. Lalu guru memperkenalkan peneliti kepada siswa dan menjelaskan maksud dan tujuan peneliti. Guru kemudian mempersilahkan peneliti untuk menyebarkan angket agar bisa diisi oleh siswa. Guru memberikan waktu dalam pengisian angket selama 10 menit. Pukul 07.24. Guru memulai pelajaran dengan tanya jawab untuk mengingatkan mengenai materi kemarin yaitu persamaan kontinuitas, lalu sebelum melanjutkan guru mengajak siswa untuk mengingat mengenai apa itu fluida ideal. Kemudian guru mengulangi kembali bahwa yang disebutkan siswa tadi dalam tanya jawab adalah 4 sifat dari fluida ideal. Lalu guru melanjutkan penjelasan mengenai debit dan menyebutkan pengertiannya. Beberapa siswa membaca dan bersama-sama mengucapkan pengertian dengan guru. Guru kemudian menyebutkan dari debit ada persamaan kontinuitas, dan menunjukan salah satu siswa untuk maju ke depan dan menuliskan persamaan kontinuitas. Siswa yang lain menunggu dengan suasana kondusif. Setelah siswa selesai dan menuliskannya dengan benar, guru meminta siswa menuliskan rumus luas lingkaran apabila mengalir dalam suatu pipa yang berbentuk lingkaran. Kemudian siswa menulis = , lalu guru bertanya maksud dari lambang d, siswa menjawab diameter. Lalu guru meminta siswa menuliskan bagaimana jika yang diketahui adalah jari-jarinya, dan menulis = . Lalu guru bertanya rumus itu dari mana, kemudian guru bertanya rumus lingkaran itu apa? Dan siswa menjawab . Lalu guru bertanya seperempatnya dari mana? Kemudian siswa bingung dan guru menjelaskan dari mana mendapatkan angka seperempat jika yang diketahui adalah diameter. Lalu siswa disuruh menghapus nilai seperempat yang tadi ditulis. Lalu guru menjelaskan tujuan mengapa luas lingkaran juga disuruh menuliskan. Lalu guru mengingatkan siswa bahwa kemarin sudah memberi soal, dan menunjuk 2 siswa untuk mengerjakan nomor 1 dan 2. Sementara 2 siswa menuliskan jawaban didepan, guru berkeliling, beberapa siswa ada yang melihat saja, ada yang menulis, dan ada yang berdiskusi mengenai jawabannya. Guru berkeliling sambil melihat apa yang dituliskan siswa, dan melihat apakah sudah mengerjakan apa belum. Guru juga menerangkan lagi apabila ada pertanyaan dari siswa. Setelah siswa didepan selesai mengerjakan, guru mengoreksi dimulai dengan membaca soalnya terlebih dahulu. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai satuan. Yang dikerjakan siswa E keliru dalam satuan, sehingga guru memberikan pembenaran didalam jawaban yang ditulis siswa dipapan tulis. guru melanjutkan mengoreksi soal nomor 2. Dan soal nomor 2 betul, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa lain yang masih salah, untuk menyalin. Kemudian guru menunjuk 2 siswa lagi untuk mengerjakan soal nomor 3 dan 4. Saat 2 siswa maju ke depan dan mengerjakan, guru tidak lagi berkeliling seperti sebelumnya, namun terlihat sedang mengerjakan sesuatu. Siswa yang lain terlihat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123
mengobrol satu dengan yang lain. Setelah kedua siswa selesai, guru mengoreksi dengan cara yang sama seperti tadi, membacakan soalnya terlebih dahulu. Lalu terjadi sedikit kesalahan, dan beberapa siswa didepan membetulkan. Kemudian guru memperingatkan ketelitian untuk menggunakan koma dalam jawaban. Setelah semua soal dikoreksi, guru bertanya kepada siswa apakah ada pertanyaan mengenai soal tadi dan apakah ada pertanyaan mengenai aplikasi rumus kontinuitas. Karena tidak ada pertanyaan guru melanjutkan materi dan menjelaskan mengenai asas Bernoulli. Guru mengawali dengan menggambar pipa yang memiliki perbedaan ketinggian. Suasana kelas kondusif. Guru kemudian mengingatkan mengenai rumus usaha, dan menunjuk salah satu siswa untuk menuliskan rumus usaha yang berhubungan dengan energi kinetik. Beberapa siswa membuka-buka buku catatan, beberapa hanya melihat temannya didepan kelas. Siswa tidak tahu bagaimana menuliskan rumus usaha yang berhubungan dengan energi kinetik, Sehingga guru meminta siswa tersebut untuk menuliskan rumus energi kinetik terlebih dahulu. Siswa menulis , dan guru bertanya itu simbol apa? Siswa menjawab benar yaitu massa, kemudian guru bertanya merupakan simbol apa? Siswa menjawab salah yaitu volume. Lalu guru meminta jawaban lagi, dan siswa tersebut menjawab kecepatan. Kemudian guru meminta siswa tersebut untuk menuliskan rumus usaha yang berkaitan dengan energi kinetik. Siswa tersebut tidak bisa, dan guru meminta siswa lain membantu, siswa yang membantu menuliskan = . Dan guru bertanya, itu rumus apa? Energi kinetik dalam apa? Kemudian siswa menjawab rotasi, kemudian siswa membetulkan dan menuliskan jawaban yang benar. Kemudian guru menunjuk siswa lain lagi untuk maju, dan menuliskan mengenai usaha yang berhubungan dengan energi potensial. Kemudian guru kembali menjelaskan, dan ketika menjelaskan guru memanggil nama seorang siswa karena ribut sendiri. Guru menjelaskan materi usaha untuk mengingatkan siswa dengan memberi tekanantekanan pada beberapa kata. Suasana kelas diam dan guru berceramah dengan memberi nasihat-nasihat. Guru melanjutkan penjelasan mengenai asas Bernoulli. Saat dijelaskan 2 siswa saling bercanda. Guru menyatukan 2 pengertian mengenai kinetik dan potensial yang menjadi mekanik. Pelajaran selesai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124
Lampiran 8.b Transkrip tulisan dari video pertemuan kedua Guru memulai pelajaran pada pk 10.30 dan membuka pelajaran dengan salam. Guru kemudian melakukan pengecekan terhadap siswa apakah semua siswa sudah mematuhi peraturan dan siap mengikuti pelajaran. Guru memberitahukan bahwa akan melanjutkan mengenai asas Bernoulli dan meminta salah satu siswa menjelaskan apa yang dibahas dalam Bernoulli? Kemudian salah satu siswa menjawab benar tanpa ditunjuk. Lalu guru bertanya lagi kepada siswa-siswa bagaimana perbandingan asas Bernoulli? Dan para siswa menjawab benar. Kemudian guru membuat gambar yang sama dengan pertemuan yang lalu dan mengingatkan kembali mengenai usaha yang berkaitan dengan energi mekanik. Kemudian siswa A bertanya mengenai contoh energi potensial dan kinetik. Guru menyuruh siswa membaca kembali catatan mengenai energi lagi. Kemudian guru melanjutkan penjelasan mengenai usaha. Dua siswa sibuk bicara sendiri. Kemudian guru menjelaskan mengenai apabila fluida yang ditekan, rumus tekanan yang digunakan adalah = , tidak menggunakan ℎ karena tidak membahas mengenai kedalaman fluida. Sehingga didapatkan rumus gaya = kemudian guru memberi keterangan pada gambarnya di papan tulis dan menjelaskan. Sesudah selesai menerangkan, guru duduk dan mempersilahkan siswa mencatat. Guru menunggu siswa mencatat kurang lebih selama 3 menit. Suasana kelas ketika mencatat agak tidak kondusif. Setelah melihat siswa selesai mencatat, guru kembali menjelaskan dan menulis bahwa = ( − ) . Guru menjelaskan mengenai penurunan rumus hingga mendapatkan persamaan Bernoulli. Kemudian salah seorang siswa bertanya, apa nya sama? Dan guru langsung menjawab sama. Kemudian guru mempersilahkan siswa mencatat kembali kurang lebih selama 7 menit. Setelah memberikan waktu untuk mencatat, guru mulai menjelaskan kembali mengenai dua keadaan istimewa Bernoulli yaitu fluida diam dan fluida statis, guru menjelaskan sambil menuliskan inti catatan dipapan tulis. guru menjelaskan dengan sedikit bertanya kepada siswa, dan siswa menjawab dengan benar pertanyaan sederhana guru tersebut. Beberapa siswa putri mulai menulis catatan seperti yang dituliskan guru didepan. Namun untuk siswa laki-laki, tidak ada yang mencatat. Guru menuliskan persamaan fluida statis dan fluida dinamis dengan menunjukkan bagaimana persamaan itu diperoleh dari dasar persamaan Bernoulli. Guru kemudian memberikan waktu untuk siswa mencatat. Semua siswa mencatat dengan kondisi tenang. Saat ini guru tidak berkeliling kelas. setelah siswa mencatat, guru meminta perhatian siswa dan memberikan penjelasan mengenai pembuktikan bahwa kecepatan dengan tekanan berbanding terbalik, sehingga apa yang dinyatakan Bernoulli itu benar. Setiap selesai menjelaskan dengan memberikan sedikit catatan tambahan dipapan tulis, guru selalu memberikan waktu pada siswa sebentar untuk mencatat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125
Pk 11.05, guru memberikan contoh soal, dengan mendikte soal untuk dituliskan oleh siswa, dan siswa mencatat dengan kondisi yang tenang. Guru langsung membahas contoh soal yang diberikan tadi. Ketika guru membahas, kebanyakan siswa tidak mencatat namun melihat pembahasan guru terlebih dahulu. Guru tidak semata-mata langsung membahas, tanpa menggali dari pemikiran siswa terlebih dahulu, hal ini dicontohkan ketika guru bertanya mengenai apa yang diketahui dari soal, guru meminta siswa menjawab apa saja yang diketahui secara lisan. Guru membahas soal tersebut membutuhkan waktu sekitar 6 menit, dan soal tersebut dibahas secara bertahap secara runtut. Setelah guru selesai membahas, siswa kemudian mencatat, sambil mendengarkan nasihat guru untuk tidak gaduh, dan bertanya saat itu juga apabila ada yang ingin ditanyakan. Suasana kelas agak gaduh, walaupun siswa sambil mencatat. Karena siswa agak gaduh, guru kemudian meneruskan untuk membahas soal b dan siswa mencatat setelah soal selesai dibahas lagi selama 3 menit. Setelah selesai mencatat, siswa diberikan soal kembali sebanyak 2 nomor. Guru memberi siswa waktu untuk satu soal dikerjakan dengan waktu 4 menit. Guru berkeliling saat siswa saling berdiskusi untuk memecahkan soal yang diberikan oleh guru. Beberapa siswa ada yang langsung mengerjakan, ada yang ribet mencari sesuatu ditasnya, kemudian ada yang langsung membalikkan badan untuk berdiskusi. Suasana kelas yang terjadi tidak terlalu gaduh. Salah seorang siswa bertanya apa itu diameter, guru menjawab diameter ya diameter. Selain memantau apakah siswa mengerjakan atau tidak, guru juga menjelaskan pada siswa yang belum jelas. Hal ini ditunjukkan dari seorang siswa yang bertanya kenapa jika memakai diameter itu harus memakai didepannya. Lalu guru menjelaskan kembali. Saat mengerjakan latihan soal, kebanyakan siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya. Guru menjadikan soal tadi sebagai PR bagi siswa. Pelajaran selesai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
Lampiran 8.c Transkrip Tulisan dari video ketiga Pelajaran dimulai pada pk 07.10. Guru memasuki kelas kemudian memeriksa ketertiban pakaian siswa, setelah siswa selesai berbenah, suasana agak gaduh, kemudian guru bertanya apakah siswa sudah siap untuk belajar, dan siswa menjawab siap. Guru kemudian melanjutkan materi dari materi yang kemarin yaitu materi persaman Bernoulli. Guru kemudian mengingatkan sebentar mengenai dua keadaan istimewa fluida. Guru juga menjelaskan bagaimana menentukan rumus yang tepat dalam soal, dengan menganalisis soal tersebut apakah memiliki perbedaan ketinggian atau tidak. Guru mengingatkan siswa kembali bahwa ada PR yang harus dikerjakan siswa, dan menunjuk 2 siswa untuk maju kedepan mengerjakan soal yang diberikan kemarin. Guru kemudian keluar kelas untuk meminjam penghapus, karena penghapus kelas hilang. Kelas sempat kosong sekitar 5 menit, namun sementara guru keluar kelas, siswa yang ditunjuk mulai mengerjakan dipapan tulis. Ketika guru masuk, kedua siswa tadi belum selesai menuliskan PR mereka dipapan tulis. Ketika ada siswa yang maju, semua siswa memperhatikan apa yang ditulis teman mereka didepan, jadi ketika siswa yang maju didepan salah menulis, suasana menjadi agak gaduh, karena semua siswa berceloteh satu-satu mengkritik pekerjaan teman mereka. Pk 07.16 kedua siswa tadi selesai menuliskan jawaban dipapan tulis, sehingga guru mulai mengkoreksi pekerjaan mereka dipapan tulis. Untuk menentukan apakah jawaban siswa benar atau salah, guru melibatkan siswa yang lain, untuk membantu meneliti. Kedua jawaban yang ditulis dipapan benar. Setelah membahas soal yang dijadikan PR, guru kemudian menjelaskan aplikasi asas Bernoulli yang lain yaitu mengenai tangki bocor. Suasana kelas tenang, sedikit siswa berceloteh dengan tidak serius mengenai istilah tangki berlubang. Ketika guru mulai memberi penjelasan, semua siswa memperhatikan. Guru menjelaskan dengan melibatkan siswa secara aktif, agar siswa juga ikut menjawab dan berpikir. Guru memberikan penurunan rumus berdasarkan dengan asas Bernoulli hingga didapatkan rumus untuk mencari kecepatan air mengalir pada tangki bocor. Setelah mendapatkan dan menuliskan dipapan tulis bagaimana didapatkan persamaan tersebut, maka semua siswa kemudian mencatat dengan kondisi yang kondusif. Guru menunggu siswa mencatat sambil duduk dan mengerjakan sesuatu. Waktu mencatat siswa ini berkisar 4 menit. Setelah itu guru memberikan contoh soal untuk dicatat siswa. Pk 07.36 Guru kemudian memberikan contoh kasus pengaplikasian asas Bernoulli pada tangki bocor. Guru kemudian membuat gambar sebuah bejana yang bocor. Karena pada gambar tersebut ada yang berupa jarak pancuran air dari bejana, seorang siswa bertanya kok ada bu? Guru kemudian memberikan penjelasan. Guru membahas soal ini selama kurang lebih 6 menit. Setelah itu guru mempersilahkan siswa untuk mencatat, dan setelah selesai menyalin tulisan guru dipapan tulis, siswa diberikan soal latihan untuk dikerjakan sebagai PR, Pelajaran selesai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
Lampiran 8.d Transkrip tulisan video keempat Guru memasuki kelas pada pk 07.07, guru kemudian menyuruh salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah itu guru meminta handphone siswa untuk dikumpulkan bagi yang belum mengumpulkan. Guru kemudian memberitahukan bahwa bahasan hari ini mengenai lanjutan dari aplikasi asas Bernoulli, dan mengingatkan bahwa kemarin sudah belajar mengenai asas Bernoulli pada tangki bocor. Untuk mengingatkan kembali guru memberi pertanyaan kepada siswa mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan aliran pada pipa atau tabung berlubang. Guru meminta semua siswa membuka catatan, dan menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa menjawab dengan tidak lancar, kemudian berhenti, dan guru melanjutkan kata-kata dan bertanya kepada semua siswa apa rumus kecepatan? Semua siswa serempak menjawab dengan benar. Karena pada pertemuan kemarin ada soal yang menanyakan mengenai jarak pancar air, maka guru menjelaskan bagaimana mendapatkan rumus tersebut. Lalu guru menanyakan mengenai PR pada pertemuan kemarin. Guru menunjuk salah seorang siswa untuk maju mengerjakan dipapan tulis, sedangkan guru sendiri mulai melihat pekerjaan siswa, dan berhenti pada salah satu siswa, karena ia bertanya. Ketika seorang siswa maju, teman yang lain tidak gaduh, namun beberapa siswa tidak saling memperhatikan catatan masing-masing, dan malah mengobrol sendiri. Siswa yang maju mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal, sehingga berdiskusi sedikit dengan guru. Setelah siswa bisa menyelesaikan pekerjaannya, guru kemudian membahas jawaban tersebut dengan membuat gambar kecil dipapan tulis, dan menelaah maksud soal. Guru membahas dan membetulkan jawaban tersebut bersama-sama dengan siswa. Guru juga mengingatkan siswa untuk berhati-hati dalam mengerjakan, karena jika salah dibagian atas, maka kebawah juga akan salah semua. Setelah jawaban dipapan dibahas, kebanyakan siswa menyalin apa yang dituliskan guru didepan. Guru kemudian membahas soal nomor 2, tanpa menyuruh siswa mengerjakannya didepan kelas. saat guru menjelaskan sebentar, seorang siswa dibelakang malah menggambar dibukunya, dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Guru menjelaskan bahwa didalam soal terdapat adanya gerak parabola yang memadukan antara GLB dan GLBB. Guru menjelaskan bahwa jarak pancar itu merupakan GLB sehingga mengingatkan kembali rumus untuk mencapai jarak terjauh. Guru membahas soal nomor 2 ini selama 7 menit, dan memberikan waktu siswa untuk mencatat. Siswa kemudian mencatat selama 3 menit, sampai guru meminta seorang siswa untuk maju mengerjakan bagian b pada soal nomor 2. Siswa tersebut maju kemudian mengerjakan soal, dan mengalami kesulitan pada pengurutan pengerjaan. Guru terlihat mendampingi ketika siswa mengerjakan didepan dan mengalami kesulitan, sampai siswa tersebut mampu mengerjakan dengan tuntas. Setelah itu guru tersebut membahas pekerjaan siswa dan membiarkan siswa mencatat terlebih dahulu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128
Setelah selesai dengan soal mengenai tangki bocor, guru melanjutkan penjelasan mengenai asas Bernoulli yang kedua yaitu venturimeter. Dalam menjelaskan mengenai asas aplikasi ini, guru memulai dengan memberikan pengertian mengenai venturimeter dan dilanjutkan dengan dua jenis venturimeter, ketika guru menuliskan poin-poin dipapan tulis, kebanyakan siswa mulai mencatat juga. Guru juga menggambar dipapan tulis seperti apa venturimeter. Guru menjelaskan dan menuliskan catatan mulai dari bagaimana asas Bernoulli berlaku pada venturimeter tanpa manometer, menurunkan rumusnya dan menuliskannya dipapan tulis sampai mendapatkan persamaan kecepatan fluida pada venturimeter tanpa manometer. Guru kemudian memberikan waktu kepada siswa untuk mencatat sambil berkeliling melihat-lihat catatan siswa. Setelah memberikan waktu selama 3 menit untuk mencatat, guru kemudian memberikan contoh soal kepada siswa. untuk membantu mempermudah menjelaskan bagaimana menyelesaikan soal tersebut, guru kemudian membuat gambar baru yang diberikan keterangan sesuai dengan yang ada pada soal. Tiba-tiba guru lain datang kekelas, dan memanggil guru sehingga ada obrolan sebentar. Guru memberikan waktu bagi siswa untuk menggambar sama dengan yang guru gambar dipapan selama kurang lebih 2 menit. Setelah itu, guru memulai dengan pembahasan soal tersebut dengan melibatkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana dari guru. Pembahasan soal ini selama kurang lebih 3 menit. Setelah guru selesai membahas, siswa menyalin yang ada di papan tulis. Diakhir pelajaran guru memberikan siswa sebuah PR untuk dikerjakan, dimana soal yang diberikan berkaitan dnegan pipa venturimeter tanpa manometer. Pelajaran selesai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129
Lampiran 8.e Transkrip tulisan video kelima Guru terlambat masuk kelas, dan meminta maaf pada siswa karena terlambat masuk ke kelas. Suasana kelas ramai, kemudian guru melanjutkan penjelasan mengenai aplikasi asas Bernoulli yang ketiga yaitu pada venturimeter yang dilengkapi manometer. Guru menjelaskan bahwa pada dasarnya prinsipnya sama, hanya pada venturimeter ini dibahas dua massa jenis, karena didalamnya ada dua zat. Karena kemarin guru sudah memberikan soal untuk coba dikerjakan oleh siswa, maka guru meminta siswa melihat pekerjaannya untuk dibahas bersama-sama dengan guru. Saat dilakukan pembahasan, suasana kelas tidak terlalu ramai, tetapi juga tidak terlalu sunyi, banyak siswa menyimak pembahasan yang dilakukan guru didepan kelas. Setelah membahas satu soal tersebut, guru kemudian melanjutkan penjelasan mengenai gaya angkat pesawat terbang. Semua siswa langsung menyiapkan buku catatan. Ketika guru memulai penjelasan, seorang siswa yang terlambat masuk, dan guru memperbolehkan siswa tersebut masuk dengan meminta surat keterangan dari guru piket. Guru kemudian melanjutkan penjelasan mengenai gaya angkat pesawat. Guru mengatakan bahwa sebuah pesawat terbang bisa mengudara dengan menggunakan prinsip Bernoulli. Seorang siswa yang duduk dibelakang kemudian bertanya, apakah jika orang membuat pesawat, dengan ukuran yang berbeda, apakah pesawat itu akan miring ketika mengudara. Guru kemudian mengiyakan pernyataan siswa, dan memberi alasan bahwa hal itu dapat terjadi karena antara tekanan dan kecepatan udaranya tidak sama antara sayap kanan dan kiri. Orang yang membuat pesawat terbang itu harus cermat. Setelah itu guru melanjutkan penjelasan bahwa bagian depan sayap lebih lebar daripada bagian belakangnya, supaya udaranya bergerak lebih cepat. Kemudian seorang siswa bertanya kenapa jika dilihat dari jauh, pesawat tersebut sering terlihat miring? Guru kemudian menjawab pertanyaan siswa bahwa hal itu dikarenakan keterbatasan penglihatan manusia. Karena gaya angkat pesawat terbang pada saat mengudara itu ketinggiannya sama, maka ℎ = ℎ karena tidak ada perbedaan ketinggian, sehingga digunakan prinsip Bernoulli dengan rumus tanpa menggunakan ketinggian, hanya menggunakan kecepatan yaitu − = − . Guru kemudian menjelaskan syarat pesawat bisa mengudara. Guru memberikan penjelasan ini dengan menggunakan gambar yang ia buat sendiri dipapan tulis. Suasana kelas cukup tenang, semua siswa memperhatikan penjelasan guru. Dan ketika guru memberi penjelasan bahwa tekanan diatas sayap lebih besar daripada dibawah sayap, guru memberikan ilustrasi yang lebih mudah untuk diingat siswa, yaitu segala sesuatu jika akan naik, maka akan ditekan supaya tidak bisa naik. Dua siswa laki-laki dibelakang mengobrol sedikit. Guru melanjutkan dengan menurunkan rumus, sampai mendapatkan rumus gaya angkat pesawat. Guru kemudian memberikan kesempatan untuk mencatat bagi siswa, dan semua siswa mencatat apa yang dituliskan guru dipapan tulis. Guru menunggu siswa mencatat kurang lebih 3,5 menit. Siswa mencatat dengan kondisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130
yangcukup tenang, hingga seorang siswa laki-laki yang terlambat masuk ke kelas, kemudian kondisi siswa dikelas sedikit gaduh. Pada menit ke 16. Guru memberikan contoh soal dengan membacakan soal. Semua siswa mencatat dan kondisi kelas sangat tenang. Guru memberikan soal tersebut untuk dijadikan pekerjaan rumah bagi siswa. Pelajaran selesai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131
Lampiran 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133