PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
HTIBUNGAN AI\TARA BODY IMAGI9 DAI\[ KONT'ORMITAS
DALAM PERILAKU KONSTJMTItr' PADA REMAJA
s
DosenPembimbing
\
Dra- Lusia Pratidarmanastiti, M.S,
Yogyakart4 9 Desember 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Nahkoda handal tidak dilahiran dilaut yang tenang. (Dahlan Iskan) Don’t Explain, Your Friend don’t need it, Your enemies won’t believe it (Paulo Coelho) Mereka tertawa karena melihatku berbeda dan aku tertara karena melihat mereka smua sama (Kurt Cobain) Melakukan hal yang sama dengan cara yang sama, Tetapi mengharapkan hasil yang berbeda, Itulah yang disebut ORANG GILA (Nicholas Wahyu)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesusku yang memberikan segalanya
Keluargaku tercinta, untuk Pak Sigit dan Buk Sum-ku yang terhebad,
serta Dek Sita dan Bida tekasihku.
Kesayanganku, Siti Fatimah S.Psi, bunda Kemuning dan Benjamin
Diriku sendiri
Sahabat dan teman-temanku yang telah memberikan dukungan.
Sekecil apapun dukungan kalian, itu sangat berarti bagiku.
Almamater Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
saya
sebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 9 Desember 2014
VI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CONNECTION BETWEEN BODY IMAGE AND CONFORMITY ON TEENAGER’S CONSUMPTIVE BEHAVIOR Nicholas Wahyu Christianto ABSTRACT This research aims at knowing whether or not there is a connection between body image and conformity with the consumptive behavior among teenager. A suggested hypothesis is that there is a negative connection between body image and conformity on the consumptive behavior among teenager. Those, as the subject of the research, are 60 students -both male and female- of SMA Negri 1 Kalasan. As for data collection, it uses the tools namely Body Image scale which uses 59 items with coefficient reliability up to 0,959 and also for the conformity on the consumptive behavior uses 28 items with such reliability up to 0,888. This research applies correlative analysis to find out the connection between body image and conformity on the consumptive behavior among the students of SMA Negri 1 Kalasan. It resulted from the analysis that p value = 0.000 (p < 0.05) and r value = 0.796. It means that the hypothesis is accepted and proved. This research find out that there is a negative connection between body image and conformity on the consumptive behavior among teenager.
Keywords : body image, conformity, consumptive behavior, teenager. Keywords : self-regulated learning, students, part-time job
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PTJBLIKASI KARYA
ILMIAII
TJNTTIK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama
:
NIM
:089114128
Demi
Nicholas Wahyu Christianto
pengembangan
ilmu
pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya
berjudul
:
ilmiah saya yang
:
HUBUNGAN AIITAIL{ BODY IMAGE DAN KONFORMITAS DALAM
PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
di
intemet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sayamaupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal :9 Desember 2014
Nicholas Wuhyo Christianto
IX
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan penyertaan-Nya sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Body Image dan Konformitas dalam perilaku Konsumtif pada Remaja” ini dapat diselesaikan dengan baik. Selama menulis skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak dukungan dan partisipasi dari banyak pihak untuk membantu penyelesaian skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah Bapa yang Maha Kuasa yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan kesabaran selama proses pengerjaan skripsi dari awal hingga akhir. 2. Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S,. selaku Ibu penyemangat dan Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberi masukan dan ide-ide, kritik maupun saran, dan dukungan dalam proses pengerjaan skripsi sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3. Prof. Dr. Agustinus Supratiknya selaku dosen yang pernah menjadi dosen pembimbing skripsi dan juga dosen pengampu mata kuliah seminar yang telah banyak memberikan masukan dan pelajaran mengenai teknik penulisan skripsi yang baik. 4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Ibu Agnes Indar Etikawati, M. Psi.,selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis menjalankan studi. 6. Semua Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta seluruh staf dan karyawan atas pemberian fasilitas dan pelayanan selama ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Tercintaku; Bapak dan Ibu Sigit Sunarto. Terima kasih atas segala dukungannya baik moral maupun materi. Terima kasih juga atas doa, kasih sayang, perhatian, dan kesabaran yang luar biasa sehingga penulis bisa meyelesaikan skripsi ini. 8. Adikku tersayang Sita dan Bidha yang selalu menjadi acuan untuk bisa membahagiakan mereka. 9. Yang terkasih, Siti Fatimah S.E, ibunda Kemuning dan Benjamin, atas segala cinta, perhatian, waktu, kasih sayang, motivasi serta selalu memarahi untuk segera menyelesaikan skripsi. 10. Teman-teman penyebar kuisoner, Sita, Sekar, Tina, Nurul, dan teman-teman sudah membantu mencari subjek penelitian. 11. Para Leader Om Bowo, Om Didik, Tante Rina, Mas Aris dan Mas Unyink. Trimakasih sudah memberi contoh dan menjadi pembimbingan dalam dunia kerja yang sesungguhnya. 12. Teman-teman seperjuangan; Andy, Mathews, dan Frans, atas ajaran nakalnya serta teman sekelas Amanda, Kris, Titin, Jesika, Puji, Ricky, Patrik, Ichot, Ucil, Fajar dan semuanya. Trimkasih atas motivasi dan ejekannya. 13. Rekan kerja dari CV. E-solution, Fortuin Net, Jejak & Jelajah Indonesia. Terima kasih atas kesempatan berdinamika bersama dan wawasan yang tak terbatas ini. 14. Sahabat-sahabatku SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, Seno & Chandra, serta sahabat SMA Negri 1 Jogonalan, Wahyu, Gayuh & Olin, yang tidak akan pernah terlekang waktu. 15. Komunitas MIB Yogyakarta, Custom Art Indonesia, Mudika St.Joseph, Wingchun Brotherhood, Backpacker Yogyakarta dan RW 5, Futsal ceria dan sehat, DPP Geneng-Gendeng, serta GGModel Fotography. Pengalaman berorganisasi ini akan sangat membantu. 16. Teman kos Panjang Rudi yang setia hunting film dan Bu Bini selaku pengelola kos Panjang yang selalu membantu jika dibutuhkan serta temen kos 172c mbak Anna, Nenek, dan Ara yang selalu jadi bahan ejekan. 17. Semua adek-adekan yang tidak boleh disebutkan satupun. xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17. Semua
pihak yang tak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih atas segala
partisipasi dan dukungannya. Dengan rendah hati penulis menyadari batrwa
sempumaOleh sebab
itu,
segala
slripsi ini masih jauh dari kata
lffitik dan sar:rn sangat
diharapkan untuk
memperbaiki skripsi ini agar menjadi lebih baik.Akhir kat4 semoga tugas ak*rir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.Terima kasih.
Yogyakart4 9 Desember 2014
xlt
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN
ruDUL..
......... i
HALAMAN PERSETUruAN DOSEN
PEMBIMBING... ............ ii
HALAMANPENGESAHAN... DAFTAR ISI ... ABSTRAK ABSRACT A. PENDAHULUAN A. Latarbelakang... B. Tujuan Masalah.. C. DasarTeori. D. Hipotesis Penelitian. BAB 2 LANDASAN TEORI... A.
Body
l.
Imqge...
Pengertian Body
B.
Aspek Body
........ xiii
........ vii ............ viii
........
Image
1
........... I
........
7
..........7 ............ 8 9
.................
9
.........
9
Image
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Body
3.
........... iii
Image...
1l 12
Konsumtif. ..........14 1. Pengertian Konformitas...... ......... t4 a. faktor-faktor yang mempemgaruhi Konformitas ......... 15 b. Aspek-aspekKonformitas......... .... 16 2. Pengertian Perilaku Konsumtif Pada Remaja...... ........... 17 a. faktor-faktor yang memperngaruhi Konformitas ........ 19 b. Indikator Perilaku Konsumtif. ......... 2l 3. Pengertian Konformitas dalam Perilaku kosumtif... ......... 24 4. Aspek-aspek Konformitas dalam Perilaku Konsumtif. .... 26
Konformitas Dalam Perilaku
C. Hubungan Body Image dan Konformitas dalam Perilaku Konsumtif...28 D. Hipotesis... ........... 33 xilt
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB 3 METODE PEMECAHAN
MASALAH
A. Jenis Penelitian... B. Indetifikasi Variabel Penelitian.. C. Subjek Penelitian. D. Definisi Operasional E. Metode Pengumpulan Data.. F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... G. MetodeAnalisisData. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan.... 1. Orientasi Kancah. 2. Persiapan. a. Persiapan Administrasi..... b. Persiapan Alat Ukur. c. Validitas 3. Uji Coba Alat Ukur a. Distribusi Item. b. Analisis Item. c. UjiReliabilitas. 4. Laporan Pelaksanaan Penelitian. 5. Hasil Penelitian a. UjiAsumsi...... l. Uji Normalitas...... 2. Uji Linearitas. b. Deskripsi Data Penelitian c. Uji Hipotesis. 6. Pembahasan.... xtv
,...........
A
.....34
........34 ...... 34
......
35
............... 37
...........
42
........
48 50
.......
50
......... 50 .... 50 .........
50
.........
50
...
51
......
52
.........52 .... 54
........57 ............ 57
.....59 ........ 59
.......
59
....... 59 .....61
....62 .....
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAN A. Kesimpulan.. B. Saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB 5 KESIMPULAN
.........68 68
....68 ..........70
..........
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAX'TAR TABEL
Tabel
l.
Tabel SkorBerdasarkan Kategori Jawaban....
37
Tabel 2. Blueprint Perilalo Konsumtif.
40
Tabel 3. Blueprint Konformitas dalam P€rilaku Konsumtif.
M
Tabel
4. Dishibusi Item sebelum
\ Tabel
Skala Konformitas Dalam Perilaku Konsumtif
Uji coba....
52
5. Disfribusi Ite,m SkalaBoSt Image
Sebelum
Uji Coba...
Tabel6. Dishibusi Item Skala Body Image SetelahUji Coba... Tabel
7. Disfribusi ltem Setelah
55
Skala Konfomritas Dalam Perilaku Konsumtif
Uji coba...
56
Tabel 8. Tabel Deskripsi Subek Berdasarkan Usia........ Tabel
54
9. Tabel Diskripsi Subjek Berdasarkan
Jenis
Kelamin.........
58 58
Tabel l0 Hasil Uji Normalitas..........
60
Tabel I I Hasil Uji Linearitas
6l
Tabel 12 Deslaipsi Konformitas Dalam Perilaku Konsumtif dan
BodyImage......
62
Tabel l3 Hasil Uji Hipotesis.........
63
xvt
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAT'TARLAMPIRAN Lampiran I
Skala Try Out
Lampiran 2
Reliabilitas Konformitas Dalam Perilalru Konsumtif Sebclum Seleksi Ite,n (Try OuQ
Lampiran 3 J.ampiran
4
Reliabilitas Body ImageSebelum Seleksi Item
(try
Out)
Reliabilitas Konformitas Dalam Perilaku Konsumtif Setelatr Seleksi Item
Lampiran 5
Reliabilitas Body ImageSetelah Seleksi Item
Laurpiran 6
Skala Peirelitian
Lampiran 7
Hasil UjiNormalitas
I^ampiran 8
Hasil IJji Lineadtas
Lampiran 9
Hasil Deshipsi Data
Lampiran 10
Hasil Uji Hipotesis
xvI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), konsumsi yang berlebihan pada masyarakat terjadi pada awal abad ke-20, hal ini dapat terlihat dari pasar global yang gencar dalam memasarkan produk dan jasanya melalui berbagai media sehingga masyarakat secara tidak langsung diajak untuk hidup mewah dan berlebihan yang pada akhirnya akan berujung pada perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan dampak sosiologis dari ekspansi pasar. Perubahan perekonomian dan globalisasi saat ini menjadi faktor perubahan dalam perilaku mengkonsumsi pada masyarakat Indonesia, khususnya para remaja. Selain itu juga di dukung dengan menjamurnya mall, tempat hiburan atau sekedar tempat untuk nongkrong pada era modern sekarang ini menjadi sebuah gaya hidup masyarakat di kota besar. Sumartono (2002) menyatakan bahwa perilaku konsumtif pada remaja sangat dominan. Hal ini dikarenakan secara psikologis, remaja masih berada dalam proses pembentukan jati diri. Remaja terkesan senang dengan perilaku yang berbau konsumtif dan hedonis. Mereka senang mengeluarkan uang demi mendapatkan barang-barang yang sedang populer dan tidak mau ketinggalan zaman. Mereka juga mudah termakan iklan-iklan yang banyak bermunculan di berbagai media, padahal mereka tidak begitu mementingkan barang yang ditawarkan tersebut. Remaja tidak hanya membeli barang semata-mata karena mereka membutuhkan fungsi dari produk tersebut namun juga hanya untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
mencoba produk tersebut, meskipun sebenarnya tidak membutuhkan produk tersebut. Tambunan (2001) mengemukakan bahwa perilaku konsumtif adalah keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Manusia lebih mementingkan faktor emosinya daripada tindakan rasionalnya atau lebih mementingkan keinginannya daripada kebutuhannya. Menurut (Rombe, 2014) munculnya budaya konsumtif merupakan fenomena remaja saat ini. Perilaku konsumtif remaja diduga terkait karakteristik psikologis yang dimiliki remaja yaitu konformitas terhadap kelompok sebaya. Remaja akan berusaha kuat untuk mengikuti tekanan dalam kelompoknya sebagai usaha untuk sama dengan norma dan kebiasaan yang dianut dalam kelompok (Santrock, 2003). Upaya-upaya yang telah dilakukan para remaja untuk selalu konform dengan kelompok ternyata justru mendorong mereka mempunyai perilaku konsumtif. Banyak remaja yang bersedia melakukan berbagai perilaku demi pengakuan kelompok bahwa dia adalah bagian dari kelompok yang tidak bisa terpisahkan. Oleh sebab itu konformitas akan memberikan pengaruh pada remaja dalam pemunculan perilaku konsumtif. Konformitas dalam kamus psikologi, diartikan sebagai kecenderungan individu untuk memperbolehkan sikap dan tingkahlakunya dikuasai oleh sikap dan tingkah laku yang sudah berlaku disekitarnya (Levianti, 2008). Menurut Baron dan Byrne (2005), konformitas adalah sebuah bentuk pengaruh sosial, dimana individu mengubah sikap dan tingkahlakunya agar sesuai dengan norma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
sosial. Remaja akan menganut norma kelompok acuan, menerima ide, atau aturanaturan yang menunjukkan bagaimana remaja berperilaku. Efek dari konformitas tergantung dari kelompok yang akan dijadikan teman oleh individu, efek positif akan membuat individu mempunyai kemampuan dan keterampilan yang positif juga. Sebaliknya kalau kelompok yang dijadikan teman oleh individu ini memiliki perilaku negatif maka individu akan cenderung berperilaku dan berpandangan negatif juga. Konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka (Santrock, 2003). Tekanan untuk mengikuti teman sebaya menjadi sangat kuat pada masa remaja untuk dapat diterima dalam kelompok. tekanan-tekanan untuk melakukan konformitas sangat kuat, sehingga usaha untuk menghindari situasi yang menekan dapat menenggelamkan nilai-nilai personal dari individu. Levianti (2008) menjelaskan remaja cenderung melakukan konformitas karena faktor rasa takut tidak diterima menjadi bagian dari kelompok apabila ia tidak sama dengan kelompok. Remaja pada dasarnya ingin memperoleh persetujuan, atau menghindari celaan dari kelompok. Banyak ditemukan kasus perilaku remaja yang ikut-ikutan dalam berperilaku konsumtif di kota-kota besar sehingga menjadikan mall sebagai tujuan utama untuk mencari hiburan. Salah satu alasannya, mereka ingin menunjukkan diri bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang ada dalam kelompoknya. Jadi ketika lingkungan teman sebayanya berperilaku konsumtif maka kecenderungan remaja tersebut akan menirunya (Santrock, 2003).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Menurut Sarwono (2002), pada dasarnya tidaklah mudah bagi remaja untuk mengikatkan diri mereka pada suatu kelompok karena kelompok memiliki tuntutan yang harus dapat dipenuhi oleh setiap remaja yang ingin bergabung. Santrock (2003) berpendapat bahwa konformitas mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan remaja seperti pilihan aktivitas sekolah atau sosial yang diikuti, penampilan, bahasa yang digunakan, sikap serta nilai-nilai yang dianut. Termasuk di dalamnya bagaimana remaja mencoba menampilkan diri secara fisik. Remaja berusaha membentuk tubuh yang ideal dengan bersolek dan merawat tubuh yang sesuai dengan nilai kelompoknya. Para remaja cenderung mengikuti nilai dan standart tubuh yang ideal seperti yang dikehendaki kelompoknya. Begitu memasuki usia remaja, seseorang punya kesadaran untuk tampil prima di mata teman sebayanya agar dapat diterima. Sejak dahulu hingga saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penampilan merupakan salah satu hal yang sering kali mendapat perhatian khususnya bagi remaja (Hurlock, 2006). Perhatian ini ditunjukan dengan perilaku membeli barang-barang yang dapat merawat dan meningkatkan body image mereka. Begitu memasuki usia remaja, seorang anak punya kesadaran untuk memiliki tubuh yang ideal sehigga di mata teman sebayanya lebih mudah untuk diterima. Hal yang dapat mempengaruhi konformitas dikalangan remaja adalah body image. Dalam memperoleh jati diri, remaja berusaha membentuk citra atau image tentang dirinya dan upaya ini terlihat
dalam
suatu
gambaran
tentang
bagaimana
setiap
remaja
mengaktualisasikan dirinya. Termasuk di dalamnya bagaimana ia mencoba menampilkan diri secara fisik. Hal tersebut membuat mereka sensitif terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
body image sehingga mendorong mereka melakukan berbagai upaya agar body imagenya sesuai dengan norma dan nilai yang ada di komunitas sosial mereka (Aryani,2006). Ketika seseorang memiliki body image yang positif, mereka akan percaya diri, sehingga mereka tidak menganggap bahwa norma dan nilai yang ada pada kelompok sebagai tekanan dan sebaliknya remaja yang memiliki body image yang negative akan mengganggap dirinya rendah dan tidak percaya diri, sehingga norma dan nilai yang ada ada kelompok akan dianggap sebagai acuan yang wajib dalam mengikuti kelompoknya tersebut. Body image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman-pengalaman baru setiap individu (Keliat, 1992). Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistik terhadap diri, menerima dan mengukur bagian tubuh akan memberi rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Menurut Kamus Psikologi (Arthur, 2010), body image merupakan imajinasi subyektif yang dimiliki seseorang tentang tubuhnya, khususnya yang terkait dengan penilaian orang lain, dan seberapa baik tubuhnya harus disesuaikan dengan persepsi-persepsi ini. Dengan begitu seseorang akan memiliki standar tentang bentuk tubuh yang baik, kulit yang mulus, wajah yang cantik, dan beberapa istilah yang terkait tampilan fisik, sementara yang lain mencakup pula penilaian tentang fungsi tubuh, gerakan tubuh, koordinasi tubuh, dan sebagainya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Santrock (2003) menyebutkan bahwa sebagian besar remaja, tidak puas dengan penampilan fisiknya. Mereka biasanya kurang puas dengan berat badan dan penampilan mereka serta selalu membandingkan penampilan dengan standar daya tarik wanita yang dilihat di berbagai media yang memamerkan tubuh yang langsing. Oleh sebab itu remaja cenderung ikut-ikutan dengan apa saja agar dapat mencapai citra tubuh yang diharapkan, karena kesempurnaan dari citra tubuh pada wanita menjadi tolok ukur penilaian remaja. Perhatian terhadap tubuh yang ideal dan penampilan fisik yang menarik pada remaja memiliki andil besar didalam penerimaan terhadap lingkungannya. Pada usia remaja seseorang akan berusaha diterima dalam kelompok usia teman sebaya(Santrock, 2003). Kelompok usia tersebut akan membentuk batasan yang mempengaruhi perilaku seseorang menjadi sama dalam kelompok tersebut. Penyesuaian pribadi dalam remaja merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama tempat remaja belajar untuk hidup dengan orang lain yang bukan merupakan anggota keluarganya. Melalui penelitian Sembayang (2011) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara body image dan konformitas dengan perilaku konsumtif pada siswi SMA. Sejalan dengan penelitian Andriany (2011) yang menemukan terdapat hubungan antara body image dengan perilaku konsumtif pada siswi SMK. Sementara hasil yang tidak berbeda ditunjukan dalam penelitian Supratikno (2012) bahwasanya terdapat hubungan antara self image dan perilaku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
konsumtif. Perdana (2012) juga menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara body image dengan penyesuaian diri sosial pada remaja. Berdasarkan atas penelitian-penelitian sebelumnya terdapat perbedaan dan persamaan antara penelitan yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan dengan penelitian terdahulu adalah menganalisis tingkat konformitas pada remaja. Sedangkan perbedaannya adalah tingkat konformitas lebih di fokuskan pada perilaku konsumtif di usia remaja. Selain itu variabel yang digunakan adalah body image sebagai variabel independen. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara Body image dan Konformitas dalam Perilaku Konsumtif pada Remaja.
C.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui secara empiris
hubungan antara body image dan konformitas dalam perilaku konsumtif pada Remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D.
8
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang akan didapat adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat teoretis Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan
informasi
mengenai body image, konformitas dan perilaku Konsumtif dalam pengembangan ilmu psikologi, khususnya bidang psikologi konsumen. 2.
Manfaat praktis a.
Bagi Orang Tua Dapat memberikan wawasan dan informasi tentang body image dan konformitas, sehingga dapat memberikan lingkungan yang sesuai yang dibutuhkan remaja agar bisa mencegah perilaku konsumtif.
b.
Bagi Remaja, Menambah pengetahuan tentang body image dan konformitas, sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk mengembangkan body image positif dan menjalin hubungan persahabatan dengan kelompok teman sebaya yang baik agar tidak terjerumus dalam perilaku konsumtif.
c. Bagi peneliti lain, Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya, khususnya penelitian berkaitan dengan body image dan konformitas dalam perilaku konsumtif, dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
BAB II LANDASAN TEORI A. Body image 1.
Pengertian Body image Istilah body image atau citra raga pertama kali diperkenalkan oleh seorang
neurolog dan psikiater bernama Paul Schilder pada tahun 1920. Rombe (2014) menjelaskan apabila individu memandang tubuhnya positif maka body image yang dimiliki positif, sedangkan apabila individu memandang tubuhnya negatif maka body image yang dimiliki negatif. Pentingnya body image yang dimiliki oleh remaja tidak lepas dari perhatian mereka melalui pengaruh-pengaruh media lewat sarana iklan di tv, majalah hingga internet yang memperlihatkan body image yang ideal. Pruzinsky & Cash, (dalam Andea, 2010) menjelaskan bahwa body image adalah evaluasi dan penilaian individu terhadap raganya. Body image secara subyektif dan terbuka memiliki konsep pada perubahan dari pengaruh sosial. Sikap terhadap penampilan merupakan fenomena psikologis yang sangat dipengaruhi oleh sosial dan budaya dimana seseorang tinggal. Oleh karena itu jika penampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan norma sosial yang ada maka akan mengalami body dissatisfaction yaitu adanya pikiran dan perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri Gambaran tubuh yang diperoleh dari pikiran atau dapat dikatakan bagaimana kita mengevaluasi tubuh kita sendiri. Jersild (dalam Hargiani, 2008) menjelaskan body image sebagai gambaran seseorang tentang tingkat kepuasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan secara keseluruhan. Body image memiliki karakter yang selalu berubah, peka terhadap perubahan, mood, lingkungan serta pengalaman fisik yang dialami seseorang. Body image tidak dapat diturunkan tetapi dipelajari dalam lingkungan keluarga atau teman sebaya dan diperkuat dengan harapan lingkunganya. Menurut Rombe (2014) body image merupakan suatu sikap atau perasaan puas dan tidak puas yang dimiliki oleh seseorang atau suatu individu tertentu terhadap tubuhnya sehingga dapat melahirkan suatu penilaian yang positif atau negatif pada dirinya. Body image mengarahkan pada gambaran mental setiap individu terhadap kondisi fisiknya termasuk persepsi tentang bagaimana perasaan individu terhadap tubuh dan bentuk tubuhnya. Pengertian body image yang dipahami secara mendalam ini telah melibatkan unsur perasaan individu mengenai gambaran mental, perasaan, dan persepsi individu yang berkaitan dengan ukuaran tubuh, bentuk tubuh, dan berap tubuh yang mengarah pada kepuasan penampilan fisiknya. Evaluasi terhadap ukuran tubuh seseorang, berat ataupun aspek tubuh lainnya yang mengarah kepada penampilan fisik. Berdasarkan berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa body image adalah gambaran atau evaluasi seseorang tentang tingkat kepuasan terhadap penampilan tubuhnya baik itu secara keseluruhan atau per bagian. Evaluasi atau sikap tentang body image yang dimiliki seseorang secara subjektif terhadap tubuhnya tersebut bisa berupa perasaan suka, puas atau positif yang ditunjukkan dengan penerimaan terhadap tubuhnya atau bisa berupa perasaan tidak suka, tidak puas, atau negatif seseorang terhadap atribut-atribut fisik pada tubuhnya seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
ukuran tubuh, berat badan, dan bentuk tubuh. Body image memiliki sifat yang subyektif, oleh karena itu sangatlah relatif untuk melihat apakah seseorang merasa puas dengan tubuh yang dimilikinya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Body image Body image tersusun dari faktor internal psikologis, pengaruh budaya, konsep tubuh ideal, dan persepsi individu tentang penampilan dan kemampuan fungsional tubuhnya. Kepuasan body image yang dimiliki individu merupakan hasil dari beberapa faktor (Cash & Pruzinsky, 2002): 1. Media massa Gencarnya media massa baik cetak maupun elektronik serta melalui jaringan sosial internet yang ada dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai figur perempuan dan laki-laki yang dapat mempengaruhi body image seseorang. 2. Keluarga Menurut teori Sosial Learning, orang tua merupakan model yang penting dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi body image anakanaknya melalui modelling, feedback, dan instruksi. 3. Hubungan Interpersonal Hubungan interpersonal membuat seseorang cenderung membandingkan diri dengan orang lain dan feedback yang diterima ini mempengaruhi konsep diri termasuk mempengaruhi bagaimana perasaan terhadap penampilan fisik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Faktor-faktor ini menjadi faktor pendukung dimana seseorang bisa memberikan persepsi terhadap dirinya. Persepsi tersebut yang nantinya akan mendorong remaja untuk dapat menyamakan persepsi diri dengan persepsi kelompok sehingga dapat diterima dikelompoknya. Kemampuan meberikan persepsi terhadap dirinya akan mampu memberikan penilaian yang maksimal bagaimana keadaan dirinya sendiri di saat orang lain memiliki penilaian yang berbeda terhadap dirinya.
3. Aspek Pengukuran Body image Aspek-aspek body image menurut Cash & Pruzinsky (dalam Putri, 2002) adalah: a. Evaluasi penampilan, yaitu penilaian terhadap tubuh, perasaan menarik, kepuasan atau ketidakpuasan terhadap penampilan secara keseluruhan. Disini menunjukan bahwa dari penampilanada hubungannya dengan konformitas dalam berperilaku konsumtif. akan Semakin baik penampilan yang ditunjukan maka semakin rendah konformitas yang ditunjukan oleh remaja. Evaluasi yang ditunjukkan akan menyebabkan remaja untuk selalu berpenampilan terbaik dalam lingkungan teman sebaya. b. Kepuasan area tubuh, yaitu kepuasan individu terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dari penampilannya. Adapun aspek-aspek tersebut adalah wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tampilan otot, berat, tinggi, dan penampilan secara keseluruhan. Bentuk tubuh yang sempurna akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
mempengaruhi bentuk pelayanan yang dihasilkan. Di sini terlihat bahwa bentuk tubuh meningkatkan penilaian terhadap diri sendiri dimana pun akan berpengaruh untuk memberikan penampilan yang terbaik pada bentuk tubuh. Memiliki bentuk tubuh yang terbaik tentu akan mudah diterima oleh lingkungan teman sebaya sehingga menekan adanya konformitas. c. Kecemasan menjadi gemuk, yaitu menggambarkan kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadaan akan berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan. Kegemukan menjadi momok bagi remaja dalam memberikan penampilan terbaiknya. Bila remaja merasa kurang baik dengan penampilan kegemukan ini, maka remaja akan merasa tidak percaya diri yang menyebabkan remaja kurang bisa diterima di lingkungan teman sebaya. d. Persepsi terhadap ukuran tubuh, yaitu menggambarkan bagaimana seseorang mempersepsi dan menilai berat badannya, dari yang sangat gemuk sampai dengan sangat kurus. Ukuran tubuh yang proporsional memengaruhi kepercayaan diri sendiri. Dengan memiliki standart terhadap ukuran tubuh, maka dapat meningkatnya kepercayaan diri remaja sehingga membuat remaja dapat mudah diterima oleh teman sebayanya. Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa aspek body image yaitu evaluasi penampilan, kepuasan terhadap area tubuh, kecemasan menjadi gemuk dan persepsi tubuh. Body image akan lebih diperhatikan dari seseorang untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
memperhatikan dan memandang sikap dari dirinya sendiri. Hal ini turut mempengaruhi tingkat penerimaan remaja di lingkungan teman sebaya.
B. Konformitas Dalam Perilaku Konsumtif 1.
Pengertian Konformitas Pengertian konformitas menurut Myers (1991) mengemukakan bahwa
konformitas merupakan perubahan sikap percaya sebagai akibat tekanan kelompok. Remaja akan tunduk pada tekanan kelompok meskipun tidak ada permintaan langsung untuk mengikuti apa yang telah diperbuat dalam kelompok. Hal ini dapat terlihat dari kecenderungan remaja untuk selalu menyamakan perilakunya terhadap kelompok sehingga terhindar dari celaan, keterasingan, maupun cemoohan. Zebua dan Nurdjayadi (dalam Pratiknyo, 2008) menyatakan bahwa konformitas adalah salah satu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok teman sebaya terhadap anggotanya namun memiliki pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku perilaku tertentu pada remaja anggota kelompok tersebut. Konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka (Santrock, 2003). Remaja akan tunduk pada tekanan kelompok meskipun tidak ada permintaan langsung untuk mengikuti apa yang telah diperbuat dalam kelompok. Konformitas mencerminkan perubahan perilaku sebagai hasil tekanan kelompok secara nyata atau hanya imajinasi. Hal ini dapat terlihat dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
kecenderungan seseorang untuk selalu menyamakan perilakunya terhadap kelompok sehingga dapat terhindar dari celaan, keterasingan, maupun cemoohan. Sedangkan pendapat yang sama dijelaskan oleh Baron dan Byrne (2005) yang menjelaskan bahwa konformitas remaja adalah penyesuaian perilaku remaja untuk menganut pada norma kelompok acuan, menerima idea tau aturan-aturan yang menunjukkan bagaimana remaja berperilaku. Berdasarakan beberapa pendapat ahli, dapat diartikan bahwa konformitas adalah perubahan sikap, perilaku atau kepercayaan seseorang individu agar sesuai dengan norma kelompok atau norma sosial sebagai akibat dari tekanan kelompoknya. a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas Menurut Baron dan Bryne (2005) terdapat beberapa faktor yang memengaruhi konformitas. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Kohesivitas Kohesivitas diartikan sebagai derajat ketertarikan remaja terhadap kelompoknya. Semakin besar kohesivitas, maka akan semakin tinggi keinginan remaja untuk berkonform terhadap kelompoknya. 2. Ukuran kelompok Konformitas akan meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok. Semakin besar kelompok tersebut maka akan semakin besar pula kecenderungan kita untuk ikut serta. 3. Norma sosial deskriptif dan norma sosial injungtif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Norma deskripti adalah norma yang hanya mendeskripsikan apa yang sebagian besar orang lakukan pada situasi tertentu. Norma ini akan memengaruhi tingkah laku kita dengan cara memberi tahu kita mengenai apa yang umumnya dianggap efektif atau bersifat adaptif dari situasi tertentu tersebut. Sementara itu, norma injungtif akan memengaruhi kita dalam menentapkan apa yang harusnya dilakukan dan tingkah laku apa yang diterima dan tidak diterima pada situasi tertentu. b. Aspek-aspek Konformitas dalam Perilaku konsumtif Konformitas adalah sebuah kelompok acuan dapat terlihat dengan adanya ciriciri yang khas. Sears (1994) mengemukakan secara eksplisit aspek-aspek konformitas remaja yang akan diuraikan sebagai berikut : 1. Kekompakan Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok acuan disebabkan perasan suka antara anggota kelompok serta harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi, sebaliknya bila kekompakan rendah maka konformitas juga akan rendah. 2. Kesepakatan Faktor yang sangat penting bagi timbulnya konformitas adalah kesepakatan pendapat kelompok. Remaja akan dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat akan mendapatkan tekanan yang kuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
sehingga remaja harus loyal dan harus menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok. 3. Ketaatan Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkanya. Bila ketaatan tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga. Ketaatan yang tinggi dalam sebuah kelompok akan menimbulkan tekanan sehingga mereka juga akan cenderung berkonform.
2.
Pengertian Perilaku Konsumtif Pada Remaja Kehidupan sehari-hari remaja saat akan membeli barang cenderung lebih
menyesuaikan diri dengan yang diminati suatu kelompok dalam lingkungannya, walaupun pada dasarnya kecenderungan membeli tersebut hanya berdasar pada niat atau keinginan melakukan transaksi membeli, bukan karena faktor kebutuhan dan fungsi barang. Tambunan (2001) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif adalah keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasaan semata. Jika konsumtif sebagai tindakan membeli barang bukan untuk mencukupi kebutuhan tetapi untuk memenuhi keinginan, yang dilakukan secara berlebihan sehingga menimbulkan pemborosan dan inefisiensi biaya. Tidak mengherankan jika para produsen menjadikan kelompok usia remaja sebagai salah satu pangsa potensial untuk menawarkan barang-barang produksi mereka. (Rombe, 2014). Kecenderungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
remaja untuk melakukan konsumsi tiada batas, tidak jarang remaja lebih mementingkan faktor emosi daripada faktor rasionalnya atau lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan. Remaja tidak lagi membeli barang hanya sematamata untuk membeli dan mencoba produk, walau sebenarnya tidak terlalu membutuhkan produk tersebut. Zebua
dan
Nurdjayadi
(Pratiknyo,
2008)
juga
menggambarkan
karakteristik remaja yang labil, spesifik, dan mudah dipengaruhi membuat mereka sering dijadikan target pemasaran produksi industry sehingga akhirnya mendorong muncul berbagai gejala membeli yang tidak wajar. Tindakan yang tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan efisiensi biaya. Abraham Maslow (dalam Wikipedia, diakses Maret 2014) menyatakan bahwa kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan fisiologis seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Pada umumnya, manusia akan memenuhi kebutuhan primer sebelum memenuhi kebutuhan sekunder dan keinginannya. Manusia akan menahan kebutuhan dan keinginan lain, sebelum kebutuhan primer terpenuhi. Tetapi, individu dengan perilaku konsumtif dapat menekan kebutuhannya hanya sekedar untuk memenuhi hasrat dan keinginannya semata. Pembelian barang individu tidak lagi dilihat dari fungsinya yaitu untuk mencukupi kebutuhan tetapi digunakan untuk memenuhi keinginannya. Individu tidak lagi mengenali kebutuhan sesungguhnya, namun justru selalu tergoda untuk memuaskan keinginan sesaatnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Rahardjo & Silalahi (dalam Shohibullana) menyebutkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif yaitu hadirnya iklan, konformitas, gaya hidup dan kartu kredit. Perilaku konsumtif terjadi karena masyarakat mempunyai kecenderungan utuk mengkonsumsi barang mewah (Shohibullana, 2011). Dalam membelanjakan uangnya kadangkala remaja dinilai kurang efisien, karena pembelian barang yang dilakukan oleh remaja bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata, tetapi juga keinginan untuk meniru orang lain, mencoba produk baru atau untuk menampilkan diri secara fisik agar memperoleh pengakuan sosial dari lingkungan maupun komunitas mereka. Keputusan pembelian yang disebabkan oleh faktor emosi sesaat menyebabkan timbulnya perilaku konsumtif. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku
konsumtif
merupakan
tindakan
individu
untuk
membeli
atau
mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan yang bukan merupakan prioritas kebutuhannya dan tanpa pertimbangan yang rasional, demi kepuasan fisik dan dorongan untuk memuaskan hasrat kesenangan. a. Faktor Perilaku Konsumtif Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif menurut Dharmmesta dan Handoko (dalam Murisal, 2002), yakni 1. Faktor Eksternal yang terdiri dari a. Kebudayaan Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur perilaku. Perilaku konsumtif individu ditentukan
oleh
kebudayaan
yang
tercermin
pada
cara
hidup,kebiasaan, dan tradisi dalam permintaan barang dan jasa dipasar sosial. b. Kelas sosial Kelas sosial adalah pembagian dalam suatu masyarakat yang disusun dengan berdasarkan kedudukan dan status dalam masyarakat yang memegang nilai, minat, kepentingan dan perilaku yang sama. Individu akan c. Kelompok referensi Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi ukuran seseorang untuk membentuk kepribadian dan perilaku. Sehinggga dengan
berinteraksi
individu
dengan
kelompok
akan
mempengaruhi individu tersebut dalam berperilaku konsumtif. Kelompok yang memiliki pengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang d. Keluarga Keluarga dapat didefinisikan dua orang atau lebih yang memiliki hubungan darah, perkawinan dan adopsi yang tinggal bersamasama. Keluarga memainkan peran terbesar dan erlama dalam membentuk
sikap dan perilaku manusia,
melakukan pembelian barang dan jasa.
terutama dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
2. Faktor internal Faktor internal terdiri dari motivasi dan harga diri, a. Motivasi dan Harga diri Motivasi
merupakan
pendorong
perilaku
seseorang,
tidak
terkecuali dalam melkukan pembelian. Harga diri berpengaruh ada perilaku membeli seseorang, seseorang dengan harga diri rendah cenderung mudah dipengaruhi dari pada seseorang dengan harga diri tinggi. b. Pegamatan dan Proses Belajar Ketika
seseorang
memutuskan
membeli
produk,
hal
itu
berdasarkan pengamatan terhadap produk tersebut sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelian merupakan suatu proses belajar. c. Kepribadian dan Konsep Diri Konsep diri berpengaruh terhadap perilaku membeli seseorang. Seseorang yang memandang dirinya negatif cenderung berperilaku konsumtif untuk menaikkan citra dirinya. b. Indikator Perilaku Konsumtif Menurut
Sumartono
(2002),
definisi
konsep
perilaku
konsumtif
amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan pokok. Dan secara operasional, indikator perilaku konsumtif yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
1. Membeli produk karena iming-iming hadiah. Remaja tertarik membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut. Artinya motivasi membeli hanya karena ingin mendapat hadiah. 2. Membeli produk karena kemasannya menarik. Konsumen remaja sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik. Artinya motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut dibungkus dengan rapi dan menarik. 3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi. Konsumen remaja mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada umumnya remaja mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut,dan sebagainya dengan tujuan agar mereka selalu berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain. Remaja membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri. 4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya). Konsumen remaja cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status. Remaja mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam berpakaian,berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar kelihatan lebih keren dimata orang lain. 6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan. Remaja cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannnya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat dipakai tokoh idolanya. Mereka juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan public figure produk tersebut. 7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Remaja sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri 8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Remaja akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
24
Konformitas dalam Perilaku Konsumtif Kehidupan sosial remaja cenderung mengikuti norma kelompok acuan
tempat berinteraksi, dengan maksud agar remaja dapat diterima dalam kelompoknya. Salah satu cara untuk mendapatkan penerimaan sosial dari kelompok teman sebaya adalah dengan konformitas. Pada dasarnya tidaklah mudah bagi remaja bagi remaja untuk mengikatkan diri pada suatu kelompok karena setiap kelompok memiliki tuntutan yang harus dapat dipenuhi oleh setiap remaja yang ingin bergabung. Konformitas mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan remaja seperti pilihan terhadap aktifitas sosial, penampilan, bahasa, nilai yang dianut dan sikap. Salah satu contohnya adalah dalam berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif pada remaja ditandai dengan adanya keinginan untuk dapat mengikuti mode yang beredar, ikut-ikutan teman, ingin nampak berbeda dari orang lainnya dan cenderung tidak pernah puas dengan apa ang sudah dimiliki (Tambunan, 2001). Remaja lebih cenderung untuk mengkonsumsi barang tanpa melihat segi manfaat dan kebutuhannya saat ini. Remaja pada umumnya melakukan tindakan pembelian yang berlebihan hanya untuk meniru orang lain dan bukan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Hal ini dilakukan karena remaja ingin dianggap populer, serta tidak dikucilkan dalam kelompok. Santrock (2003) menjelaskan bahwa kebanyakan remaja berharap menjadi anggota kelompok acuan dan menolak menjadi tampak beda. Ketika pendapat remaja berbeda dengan pendapat kelompok maka kemungkinan ia akan merasa tertekan dan berusaha mengubah pendapatnya untuk berkonform (Myers dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Levianti, 2008). Perilaku konsumtif
25
seseorang dalam sebuah kelompok
dipengaruhi oleh sikap anggota kelompok, maka banyak remaja merasa perlu untuk menyesuaikan diri dengan kelompok acuan . Dari berbagai hal yang telah diuraikan sebelumnya dapat dikatakan bahwa remaja berharap menjadi anggota kelompok acuan dan menolak menjadi tampak beda. Ketika pendapat remaja berbeda dengan pendapat kelompok maka kemungkinan ia akan merasa tertekan dan berusaha mengubah pendapatnya untuk berkonform. Individu yang melakukan konformitas merubah perilaku maupun keyakinannya untuk sesuai dengan orang lain (Myers dalam Levianti, 2008). Kecenderungan perilaku konsumtif pada remaja ini dikarenakan mereka cenderung untuk menyamakan tingkah laku, hobi, gaya hidup, penampilan agar tidak berbeda dengan rekan-rekannya dan dapat diterima sebagai bagian dari kelompoknya. Dapat disimpulkan bahwa konformitas dalam perilaku konsumtif adalah perubahan sikap, perilaku atau kepercayaan seorang individu agar sesuai dengan norma kelompok atau norma sosial dalam bentuk membeli atau mengkonsumsi membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan yang bukan merupakan prioritas kebutuhannya dan tanpa pertimbangan yang rasional, demi kepuasan fisik dan dorongan untuk memuaskan hasrat kesenangan sebagai akibat dari tekanan kelompok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
26
Aspek-aspek Konformitas dalam Perilaku konsumtif Dari uraian dapat dijelaskan bahawa konformitas dalam Perilaku
Konsumtif adalah usaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan atau yang diharapkan kelompok dalam bentuk membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan yang bukan merupakan prioritas kebutuhannya dengan ciri-ciri : a. Kekompakan Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok acuan disebabkan perasan suka antara anggota kelompok serta harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas dalam berperilaku konsumtif pada remaja yang semakin tinggi pula. Hal ini dapat dilihat dari semakin besar kesetiaan mereka, maka akan semakin kompak remaja tersebut dalam membeli produk karena iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri dan gengsi, pertimbangan harga tanpa melihat manfaat atau kegunaannya, konformitas terhadap model yang mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis. Ini mengindikasikan bahwa bila kelompoknya menggunakan suatu barang tertentu, ia juga harus memakai barang tersebut walaupun sebenarnya barang tersebut kurang bermanfaat bagi dirinya sendiri. b. Kesepakatan Faktor yang sangat penting bagi timbulnya konformitas adalah kesepakatan pendapat kelompok. Remaja akan dihadapkan pada keputusan kelompok yang sudah bulat akan mendapatkan tekanan yang kuat sehingga remaja harus loyal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
dan harus menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok. Hal ini nampak
ketika
remaja
dalam
sebuah
kelompok
menyetujui
untuk
mengkonsumsi barang atau jasa karena iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri dan gengsi, pertimbangan harga tanpa melihat manfaat atau kegunaannya, konformitas terhadap model yang mengiklankan,
serta
mencoba
lebih
dari
dua
produk
sejenis.
Ini
mengindikasikan bahwa kelompok remaja tersebut mengkonsumsi barang tertentu yang sebenarnya barang tersebut dapat menunjukan simbol status kelompoknya. c. Ketaatan Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkanya. Bila ketaatan tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga. Ketaatan yang tinggi dalam sebuah kelompok akan menimbulkan tekanan sehingga mereka juga akan cenderung berkonform dalam berperilaku konsumtif. Hal ini terlihat pada saat remaja rela membeli produk karena iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri dan gengsi, pertimbangan harga tanpa melihat manfaat atau kegunaannya, konformitas terhadap model yang mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
C. Hubungan antara Body image dan Konformitas dalam Perilaku Konsumtif Rombe (2014) menjelaskan bahwa bagi produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang potensial, karena pola konsumsi terbentuk pada usia remaja. Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikutikutan teman sebaya, tidak realistis, dan cenderung boros dalam menggunakan uangnya sehingga sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sabagian produsen untuk memasuki pasar remaja (Tambunan, 2001). Terkadang remaja mengkonsumsi sesuatu bukan didasari pada kebutuhan yang sebenarnya. Perilaku membeli yang tidak sesuai dengan kebutuhan dilakukan semata-mata demi kesenangan sehingga menyababkan remaja menjadi boros. Perilaku konsumtif adalah keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Remaja lebih mementingkan faktor emosinya daripada tindakan rasionalnya atau lebih mementingkan keinginannya daripada kebutuhannya. Astuti (2013) menambahkan membeli barang didasarkan oleh keinginan tanpa mementingkan kegunaan dan manfaat dari suatu barang hanya akan membuat seseorang menjadi konsumtif. Remaja tidak hanya membeli barang semata-mata karena mereka membutuhkan fungsi dari produk tersebut namun juga hanya untuk mencoba produk tersebut, meskipun sebenarnya tidak membutuhkan produk tersebut. Perilaku konsumtif remaja terkait karakteristik psikologi dimiliki remaja yaitu konformitas terhadap kelompok sebaya. Menurut Sumartono (dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Hotpascaman, 2009), salah satu faktor munculnya perilaku konsumtif adalah faktor eksternal yaitu kelompok referensi. Kelompok refenresi sangat erat kaitannya dengan kelompok sosial, dalam hal ini yang termasuk ke dalam kelompok referensi adalah kelompok pertemanan sebaya. William (dalam Hotpascaman, 2009) menambahkan bahwa konformitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan perilaku konsumtif. Remaja akan berusaha kuat untuk mengikuti kebiasaan dalam kelompoknya sebagai usaha untuk dapat diterima dalam kelompok tersebut. Pada masa remaja, tekanan untuk mengikuti kelompok acuan menjadi sangat kuat, hal ini dikarenakan remaja ingin diterima dalam kelompok tersebut. Hal tersebut juga nampak ketika remaja mengikuti perilaku teman sebaya dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang digunakan dalam kelompoknya. Upaya-upaya yang telah dilakukan para remaja untuk selalu konform dengan kelompok ternyata justru mendorong mereka mempunyai perilaku konsumtif, salah satunya dengan membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan tetapi hanya keinginan untuk memuaskan kesenangan agar mereka sama dengan anggota kelompoknya. Banyak remaja yang bersedia melakukan berbagai perilaku demi pengakuan kelompok bahwa dia adalah bagian dari kelompok yang tidak bisa terpisahkan. Oleh sebab itu konformitas akan memberikan pengaruh pada remaja dalam pemunculan perilaku konsumtif. Konformitas adalah perubahan sikap, perilaku atau kepercayaan seseorang individu agas sesuai dengan norma kelompok atau norma sosial sebagai akibat dari tekanan kelompoknya. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
orang lain yang sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengukuti berbagai atribut yang sedang tren. Sensitifitas remaja terhadap gambaran diri secara fisik tersebut sehingga mendorong mereka melakukan berbagai upaya agar tampilan fisiknya sesuai dengan komunitas sosial mereka. Remaja akan lebih sering mengevaluasi penampilannya dengan membandingkan penampilanya dengan orang lain yang ada di lingkungannya. Dari perbandingan sosial tersebut remaja akan menemukan remaja lain yang lebih menarik bentuk tubuhnya sehingga sadar bahwa bentuk tubuhnya belum sempurna dan menyebabkan remaja tersebut akan semakin tidak puas terhadap penampilan fisiknya. Penampilan yang menarik akan membawa remaja pada penilaian yang baik tentang karakteristik pibadi dan akan membantu mereka di terima dilingkungan sosial. Salah satu cara untuk mendapatkan penerimaan soial dari kelompok teman sebayanya, maka remaja putri akan melakukan konformitas. Baron dan Byrne (2003) menambahkan bahwa konformitas adalah penyesuaian perilaku remaja untuk menganut pada norma kelompok acuan, menerima ide, atau aturan-aturan yang menunjukkan bagaimana remaja berperilaku. Remaja melakukan konformitas dengan teman di lingkungannya apabila berkaitan dengan masalah sosial sehari-hari, seperti fashion, hoby maupun segala sesuatu yang mendukung penampilan fisiknya. Menurut Sarwono (2002), pada dasarnya tidaklah mudah bagi remaja untuk mengikatkan diri mereka pada suatu kelompok karena kelompok memiliki tuntutan yang harus dapat dipenuhi oleh setiap remaja yang ingin bergabung. Santrock (2003) berpendapat bahwa konformitas mempengaruhi berbagai aspek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
dalam kehidupan remaja seperti pilihan aktivitas sekolah atau sosial yang diikuti, penampilan, bahasa yang digunakan, sikap serta nilai-nilai yang dianut. Termasuk di dalamnya bagaimana remaja mencoba menampilkan diri secara fisik. Remaja berusaha membentuk tubuh yang ideal dengan bersolek dan merawat tubuh yang sesuai dengan nilai kelompoknya. Para remaja cenderung mengikuti nilai dan standart tubuh yang ideal seperti yang dikehendaki kelompoknya. Begitu memasuki usia remaja, seseorang punya kesadaran untuk tampil prima di mata teman sebayanya agar dapat diterima. Sejak dahulu hingga saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penampilan merupakan salah satu hal yang sering kali mendapat perhatian khusunya bagi remaja (Hurlock, 2006). Perhatian ini ditunjukan dengan perilaku membeli barang-barang yang dapat merawat dan meningkatkan body image mereka. Begitu memasuki usia remaja, seorang anak punya kesadaran untuk memiliki tubuh yang ideal sehigga di mata teman sebayanya lebih mudah untuk diterima. Hal yang dapat mempengaruhi konformitas dikalangan remaja adalah body image. Dalam memperoleh jati diri, remaja berusaha membentuk citra atau image tentang dirinya dan upaya ini terlihat
dalam
suatu
gambaran
tentang
bagaimana
setiap
remaja
mengaktualisasikan dirinya. Termasuk didalamnya bagaimana ia mencoba menampilkan diri secara fisik. Hal tersebut membuat mereka sensitif terhadap body image sehingga mendorong mereka melakukan berbagai upaya agar body imagenya sesuai dengan norma dan nilai yang ada di komunitas sosial mereka (Aryani,2006). Ketika seseorang memiliki body image yang positif, mereka akan percaya diri, sehingga mereka tidak menganggap bahwa norma dan nilai yang ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
pada kelompok sebagai tekanan dan sebaliknya remaja yang memiliki body image yang negative akan mengganggap dirinya rendah dan tidak percaya diri, sehingga norma dan nilai yang ada ada kelompok akan dianggap sebagai acuan yang wajib dalam mengikuti kelompoknya tersebut. Cash & Pruzinky (dalam Perdani, 2009) menyatakan bahwa body image mengarahkan pada gambaran mental setiap individu terhadap kondisi fisiknya termasuk persepsi tentang bagaimana perasaan individu terhadap tubuh dan bentuk tubuhnya, perasaan ini bisa positif dan negatif. Pengertian body image yang dipahami secara mendalam ini telah melibatkan unsur perasaan individu mengenai tubuhnya yang terbentuk dari pikiran individu itu sendiri, yang merupakan bagian dari citra diri dan dasar dari representasi diri. Remaja yang tidak puas dengan penampilan fisiknya akan memiliki minat yang tinggi terhadap body image mereka,agar sesuai dengan standart atau ideal yang mereka lihat di lingkungannya. Remaja melakukan berbagai cara agar memiliki penampilan yang menarik. Remaja akan membandingkan body image yang ia miliki dengan body image kelompok teman sebayanya. Dari berbagai hal yang telah diuraikan tersebut dapat dikatakan bahwa remaja yang kurang puas terhadap tubuhnya atau memiliki body image yang negatif akan melakukan koformitas dengan mengikuti teman sebayanya sebagai akibat dari kurang percaya dirinya terhadap tubuh sehingga mengganggap norma dan nilai pada kelompok sebagai tekanan yang wajib untuk dilakukan, untuk itu mereka akan mengkonsumsi berbagai barang atau jasa untuk mendukung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
kebutuhan akan pengakuan sosial yang diharapkan sehingga akan menimbulkan pola hidup yang konsumtif agar tidak berbeda dengan lingkungannya.
D. Hipotesis Dari penjelasan tersebut maka dapat diambil suatu hipotesis penelitian yaitu ada hubungan negatif antara body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif pada remaja. Semakin positif body image, maka akan semakin negatif konformitas dalam berperilaku konsumtif. Sebaliknya, semakin negatif body image, maka akan semakin positif konformitas dalam berperilaku konsumtif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif-korelasional yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel (Azwar, 2009). Peneliti memilih jenis penelitian ini karena penilitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel dapat didefinisikan sebagai objek penelitian yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel Dependen
: Konformitas dalam Perilaku Konsumtif
Variabel Independen
: Body image
C. SUBJEK PENELITIAN Peneliti menggunakan subjek remaja pertengahan yang berusia 15-18 tahun, mengikuti rentang usia remaja menurut Santrock (2003), bahwa remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Subjek yang digunakan peneliti adalah pelajar kelas 10-12. Peneliti mengambil sampel pada siswa-siswi kelas 10 hingga 12 karena mayoritas usia siswa pada kelas 10 hingga 12 adalah 15 sampai 18 tahun. Peneliti menggunakan purposive sampling, dimana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumya (Azwar, 2009). Tujuan menggunakan teknik purposive sampling agar subjek yang diperoleh sesuai dengan karakteristik yang ditetapkan peneliti yakni remaja pertengahan dengan rentan usia 15-18 tahun. Populasi penelitian ini adalah remaja SMA Negri 1 Kalasan. Pengambilan sampel dilakukan di kantin pada saat jam istirahat. Dalam penelitan ini sampel subjek minimal 60 siswa dengan rentan usia 15 hingga 18 tahun.
D. DEFINISI OPERASIONAL
1. Konformitas dalam Perilaku Konsumtif Konformitas dalam perilaku konsumtif adalah perubahan sikap, perilaku atau kepercayaan seorang individu agar sesuai dengan norma kelompok atau norma sosial dalam bentuk membeli atau mengkonsumsi membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan yang bukan merupakan prioritas kebutuhannya dan tanpa pertimbangan yang rasional, demi kepuasan fisik dan dorongan untuk memuaskan hasrat kesenangan sebagai akibat dari tekanan kelompok. Konformitas dalam perilaku konsumtif didalam penelitian ini diukur dengan menggunakan gabungan aspek konformitas dan aspek perilaku konsumtif. Pada konformitas terdapat 3 aspek yakni kekompakan, kesepakatan, dan ketaatan, sedangkan dalam perilaku konsumtif terdapat 8 aspek yakni aspek Membeli produk karena iming-iming hadiah, aspek Membeli produk karena kemasannya menarik, aspek Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, aspek Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
atau kegunaannya), aspek Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status, aspek Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan, aspek Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, dan aspek Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda). Pada aspek konformitas terdapat beberapa persamaan dalam pengukuran, yaitu aspek Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi sama dengan aspek Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya), aspek Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status, dan aspek Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Atas dasar itu peneliti hanya menggunakan 5 aspek perilaku konsumtif. Semakin tinggi skor yang didapat pada skala konformitas dalam perilaku konsumtif, maka mengindikasikan bahwa semakin tinggi pula konfomitas seseorang dalam berperilaku konsumtif. Sebaliknya, semakin rendah skor yang didapatkan, maka semakin rendah konformitasnya. 2. Body image Body image adalah gambaran atau evaluasi seseorang tentang tingkat kepuasan terhadap penampilan tubuhnya baik itu secara keseluruhan atau per bagian. Evaluasi ini berupa pemikiran, perasaan, dan perilaku seseorang terhadap ukuran tubuh, berat dan aspek tubuh lainnya yang mengarah pada penampilan fisik yang dapat berupa penilaian positif atau negatif. Body image akan diukur dengan menggunakan aspek-aspek yang dikemukakan menurut Cash & Pruzinsky
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
(Pratiknyo, 2008) terdiri dari evaluasi penampilan, kepuasan area tubuh orientasi, kecemasan menjadi gemuk dan persepsi terhadap ukuran tubuh. Semakin tinggi skor yang diperoleh pada skala body image maka menggambarkan bahwa semakin positif body image individu. Sebaliknya, semakin rendah skor yang didapatkan, maka menggambarkan semakin negatif body image indvidu.
E. METODE PENGUMPULAN DATA Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menyebarkan skala stimulus yang berisi pertanyaan-pernyataan hendak mengungkapkan indikator dari variabel-variabel yang digunakan. Skala yang akan diukur adalah skala konformitas dalam perilaku konsumtif dan skala body image. Adapun bentuk skala mengacu pada model skala Likert, dimana masing-masing item berbentuk favourable dan unfavourable. Skala ini dimodifikasi dengan 4 pilihan jawaban yang disediakan, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Jawaban
Tabel 1 Skor Berdasarkan Kategori Jawaban Pernyataan Favorable
Unfavorable
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
1
Tidak Setuju (TS)
2
2
Setuju (S)
3
3
Sangat Setuju (SS)
4
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
1. Pengukuran Konformitas Skala konformotas pada perilaku konsumtif bertujuan unutk mengukur tingkat kecenderungan konformitas pada perilaku konsumtif. Skala konformitas terdiri dari 14 aitem fovurable dan 14 aitem unfovorable. Skala yang disusun oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada aspek Konformitas dalam Perilaku Konsumtif, yaitu aspek Kekompakan, aspek Kesepakatan, dan aspek Ketaatan. a. Kekompakan Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok acuan disebabkan perasan suka antara anggota kelompok serta harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi dalam berperilaku konsumtif pada remaja. Hal ini dapat dilihat dari semakin besar kesetiaan mereka, maka akan semakin kompak remaja tersebut dalam membeli produk karena iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri
dan
gengsi,
konformitas terhadap model
yang
mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis.Ini mengindikasikan bahwa bila kelompoknya menggunakan suatu barang tertentu, ia juga harus memakai barang tersebut walaupun sebenarnya barang tersebut kurang bermanfaat bagi dirinya sendiri. b. Kesepakatan Faktor yang sangat penting bagi timbulnya konformitas adalah kesepakatan pendapat kelompok. Remaja akan dihadapkan pada keputusan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
kelompok yang sudah bulat akan mendapatkan tekanan yang kuat sehingga remaja harus loyal dan harus menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok. Hal ini nampak ketika remaja dalam sebuah kelompok menyetujui untuk mengkonsumsi barang atau jasa karena iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri dan gengsi, pertimbangan harga tanpa melihat manfaat atau kegunaannya, konformitas terhadap model yang mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis. Ini mengindikasikan bahwa kelompok remaja tersebut mengkonsumsi barang tertentu yang sebenarnya barang tersebut dapat menunjukan simbol status kelompoknya. c. Ketaatan Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkanya. Bila ketaatan tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga. Ketaatan yang tinggi dalam sebuah kelompok akan menimbulkan tekanan sehingga mereka juga akan cenderung berkonform dalam berperilaku konsumtif. Hal ini terlihat pada saat remaja rela membeli produk karena iming-iming hadiah, kemasannya menarik, menjaga penampilan diri dan gengsi, konformitas terhadap model yang mengiklankan, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Tabel 2 Blueprint Perilaku Konsumtif Perilaku Konsumtif Membeli karena hadiah
Favorable
Unfavorable
produk Saya ingin seperti teman- Saya iming-iming
tidak
membeli
temanyang membeli produk
barang dengan tulisan
berlabel beli 2 dapat satu
berhadiah walaupun itu dilakukan oleh temanteman saya
berusaha membeli Kompak bukan berarti Membeli produk Saya karena kemasannya produk dengan kemasan yang membeli barang sama menarik,
K E K O M P A K A N
menarik agar terlihat kompak
dengan
dengan kelompok saya.
walaupun
teman-teman berhadiah
menarik tidak akan Membeli produk Saya setia dengan keputusan Saya karena menjaga teman teman-teman untuk mengikuti teman untuk penampilan diri dan gengsi membeli produk yang dapat membeli produk yang membuat saya percaya diri.
membuat
saya
tampil
menarik.
Membeli produk Saya kompak dengan teman- Saya tidak mengikuti apa karena konformitas teman untuk menggunakan yang idola saya pakai terhadap model yang mengiklankan, barang yang dipakai dengan seperti yang dilakukan tokoh idola.
teman-teman saya.
tidak perduli Membeli produk Saya merasa harus membeli2 Saya karena mencoba lebih produk meskipun fungsinya dengan pendapat temandari dua produk sejenis. sama seperti yang dilakukan teman untuk teman-teman saya.
mengkonsumsi 2 barang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berbeda
merk
41
dengan
fungsi sama
Membeli karena hadiah
produk Saya iming-iming
setuju
dengan
usul
Saya
tidak
setuju
teman-teman untuk membeli
pendapat
teman-teman
produk dengan diskon tinggi.
untuk membeli barang karna diskon besar.
sepakat untuk Saya tidak sependapat Membeli produk Saya karena kemasannya mengkonsumsi produk yang dengan teman-teman menarik, kemasanya
disukai
teman saya.
teman-
untuk
mengkonsumsi
barang
hanya
karna
kemasannya lucu.
Membeli produk Saya sependapat dengan Saya tidak setuju dengan karena menjaga teman-teman untuk membeli teman-teman sayauntuk penampilan diri dan gengsi produk yang dapat membuat membeli barang hanya K E S E P A K A T A N
saya disukai orang lain.
karna
ingin
mempertahankan gengsi. tidak pernah Membeli produk Saya selalumembeli produk Saya karena konformitas yang menjadi trendartis idola membeli produk yang terhadap model yang mengiklankan, kelompok saya. menjadi trend artis favorit
seperti
yang
sudah kelompok kami sepakati.
Membeli produk Saya setuju dengan teman- Saya tidak sependapat karena mencoba lebih teman untuk membeli 2 dengan teman-teman dari dua produk sejenis. barang dengan merk berbeda saya lakukan dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
namun satu kegunaan.
membeli
42
barang
yang
sama fungsi meskipun beda merk.
Membeli karena hadiah
produk Saya rela membeli barang agar Saya iming-iming
pikir
membeli
mendapat kupon hadiah sama
barang berlabel diskon
seperti anggota kelompok.
besar
hanya
sudah
karena ditetapkan
kelompok
adalah
hal
bodoh.
Membeli produk Saya rela membeli barang Saya tidak akan setuju karena kemasannya dengan bungkus menarik agar dengan kesepakatan menarik, K E T A A T A N
diterima dikelompok saya
untuk membeli barang hanya
karena
bungkusnya menarik.
Membeli produk Saya rela membeli barang Saya tidak akan pernah karena menjaga mahal untuk mempertahankan mengikuti teman-teman penampilan diri dan gengsi gengsi agar terlihat sepadan saya untuk membeli dengan teman-teman saya
barang yang harganya mahal demi gengsi.
Membeli produk Saya rela mengkonsumsi Saya tidak ingin seperti karena konformitas barang yang digunakan idola teman-teman yang terhadap model yang mengiklankan, saya karena dorongan teman- berperilaku konsumtif teman
untuk
mengikuti
artis
idola.
Membeli produk Saya menaati pendapat teman- Membeli barang yang karena mencoba lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dari dua sejenis.
43
produk teman untuk membeli produk berbeda merk dengan dengan merk berbeda.
fungsi sama seperti yang teman-teman
lakukan
adalah bukan sifat saya.
2. Pengukuran Body image Skala Body image bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan Body image. Skala Body image terdiri dari 30 aitem fovurable dan 29 aitem unfovorable. Skala yang disusun menurut Sumartono(2002) berdasarkan indikator dijadikan pedoman oleh peneliti untuk pengukuran dari body image. Indikatorbody image tersebut adalah: a. Evaluasi penampilan, yaitu penilaian terhadap tubuh, perasaan menarik, kepuasan atau ketidakpuasan terhadap penampilan secara keseluruhan. Disini menunjukan bahwa dari penampilan ada hubungannya dengan konformitas dalam berperilaku konsumtif. akan Semakin baik penampilan yang ditunjukan maka semakin rendah konformitas yang ditunjukan oleh remaja. Evaluasi yang ditunjukkan akan menyebabkan remaja untuk selalu berpenampilan terbaik dalam lingkungan teman sebaya. b. Kepuasan area tubuh, yaitu kepuasan individu terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dari penampilannya. Adapun aspek-aspek tersebut adalah wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tampilan otot, berat, tinggi, dan penampilan secara keseluruhan. Bentuk tubuh yang sempurna akan mempengaruhi bentuk pelayanan yang dihasilkan. Di sini terlihat bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
bentuk tubuh meningkatkan penilaian terhadap diri sendiri dimana pun akan berpengaruh untuk memberikan penampilan yang terbaik pada bentuk tubuh. Memiliki bentuk tubuh yang terbaik tentu akan mudah diterima oleh lingkungan teman sebaya sehingga menekan adanya konformitas. c. Kecemasan menjadi gemuk, yaitu menggambarkan kecemasan terhadap kegemukan, kewaspadaan akan berat badan, kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan membatasi pola makan. Kegemukan menjadi momok bagi remaja dalam memberikan penampilan terbaiknya. Bila remaja merasa kurang baik dengan penampilan kegemukan ini, maka remaja akan merasa tidak percaya diri yang menyebabkan remaja kurang bisa diterima di lingkungan teman sebaya. d. Persepsi terhadap ukuran tubuh, yaitu menggambarkan bagaimana seseorang mempersepsi dan menilai berat badannya, dari yang sangat gemuk sampai dengan sangat kurus. Ukuran tubuh yang proporsional memengaruhi kepercayaan diri sendiri. Meningkatnya kepercayaan diri akan membuat remaja dapat mudah diterima oleh teman sebayanya. Tabel 3 Blueprint Konformitas dalam Perilaku Konsumtif Favorable
Unfavorable
Saya puas dengan tampilan fisik saya.
saya merasa tidak nyaman ketika orang melihat penampilan saya
Saya bangga ketika berkaca melihat diri saya yang keren.
Saya minder ketika melihat kaca.
Saya merasa percaya diri ketika bepergian
Saya merasa rendah diri ketika berkumpul dengan teman-teman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
saya karena penampilan saya yang jelek
Evaluasi Penampilan
Kepuasan area tubuh
Saya selalu memikirkan apa yang orang katakan tentang penampilan saya
Saya tidak peduli apa yang dikatakan teman-teman tentang penampilan saya
Saya tidak pernah mengeluh tentang penampilan fisik saya
Saya sering kecewa penampilan saya
Saya senang banyak penampilan saya
memuji
Saya tidak pernah mengharapkan pujian dari orang lain tentang penampilan saya
Saya teliti dalam menggunakan baju agar menunjang penampilan
Saya tidak peduli dengan baju yang saya pakai meskipun itu menunjang penampilan
Saya selalu bercermin kesempatan 65
Saya tidak sering bercermin
orang
ketika
ada
dengan
saya senang degan penampilan saya saat ini
Saya tidak senang penampilan saya saat ini
Tubuh saya lebih bagus daripada temanteman saya
Teman-teman saya memiliki tubuh yang lebih keren daripada saya
Saya suka dengan obrolan penampilan remaja saat ini
tentang
Saya minder ketika teman-teman berbicara tentang penampilan
Saya kurang percaya penampilan saya
dengan
Saya minder dengan penampilan saya
diri
dengan
Hidung saya lebih bagus daripada hidung teman saya.
Hidung saya pesek
Saya memiliki pantat yang indah
Pantat saya terlalu besar
Saya puas dengan bentuk kaki saya
Kaki saya leter O/X
Perut saya rata dan tanpa lemak
Perut saya terlalu buncit
Saya merasa nyaman dengan bentuk tubuh saya
Saya kurang nyaman dengan bentuk bentuk tubuh
Wajah saya ganteng/cantik
Wajah saya kurang menarik
Saya suka dengan warna kulit saya
Warna kulit saya terlalu gelap
Saya merasa puas dengan tinggi badan
Saya merasa kurang tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ketakutan menjadi gemuk
Persepsi ukuran
46
Saya memiliki dada yang indah
Saya memiliki ukuran payudara yang terlalu kecil
Saya tidak pernah makan malam karna takut gemuk
Saya sering makan malam meskipun membuat saya gendut
Saya sering mengurangi porsi makan agar berat saya tidak naik
Saya tidak punya masalah dengan berat badan saya
Saya ingin sedikit lebih kurus
Saya tidak takut makan karna porsi berlebih
Saya menolak makanan menyebabkan saya gedut
yang
Saya tidak pernah takut makan berlemak walaupun saya tau akan membuat saya gendut.
Saya akan melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badan
Saya tidak pernah berfikir untuk makan nasi merah hanya untuk diet.
Saya bingung ketika berat saya naik
Saya tidak takut jika berat badan saya naik
Saya mengatur pola makan saya
Saya tidak pernah mengatur pola makan saya
Saya merasa berat badan saya jauh dari ukuran normal
Berat badan saya ideal
Saya membatasi jumlah makanan yang saya makan dalam sehari.
Saya pikir diet itu hanya untuk orang yang kurang kerjaan.
Ukuran tubuh saya sudah cukup seimbang
Saya terlalu kurus/gendut dibanding dengan teman-teman saya.
Berat badan saya berada dalam kategori normal
Saya merasa terlalu kurus/gendut
Saya termasuk anak yang kerdil/kurang tinggi
Tinggi badan saya seimbang dengan teman-teman saya
tubuh
F. VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR Sebuah penelitian pastilah diharapkan hasil yang benar-benar objektif, hal ini dapat digambarkan keadaan yang sesungguhnya dari masalah yang diteliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Oleh karena itu, dalam setiap penelitian diperlukan suatu alat ukut yang valid dan reliabel. 1. Validitas Alat Ukur Menurut Ancok (1995), validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur benar-benar megukur apa yang perlu diukur. Validitas suatu pengukuran senantiasa berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan dari alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dinyatakan valid apabila benarbenar sesuai dan menjawab secara cermat tentang variabel yang hendak diukur. Cara yang peneliti gunakan adalah melalui professional judgement, yaitu dengan cara membandingkan antara isi item dengan indikator yang telah ditentukan pada variabel konformitas dalam perilaku konsumtif dan body image oleh orang yang dianggap berkompten. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah isi item-item dalam skala mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan tidak keluar dari indikator yang telah ditentukan (Azwar, 2009). Uji validitas ini dilakukan melalui konsultasi dengan dosen pembimbing. 2. Seleksi Item Dalam melakukan seleksi item, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 15 for windows. Kriteria pemilihan item yang sahih yaitu berdasarkan korelasi item-total dengan batasan rix ≥ 0,30. Akan tetapi, peneliti mengambil kebijakan dengan batasan rix ≥ 0,25. Hal ini dikarenakan banyaknya item yang gugur sehingga nantinya banyak item yang tidak terwakili. Item yang berada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
dibawah 0,25 dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah sehingga dinyatakan gugur. 3. Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat tersebut dapat memberikan hasil relative tidak berbeda apabila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Peneliti mengukur tingkat reliabilitas pada skala menggunakan teknik koefisien alpha croncbach yang diperhitungkan menggunakan program SPSS Statistical Package for Sosial for Windows Release 16.00.
G. METODE ANALISIS DATA Analisis statistik adalah cara yang digunakan dalam menganalisis data dari penelitian. Data akan memberikan rangkuman keterangan yang dapat dipahami, tepat dan teliti apabila diolah dengan menggunakan teknik analisis yang sesuai dengan sifat data yang diperoleh. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dalah teknik korelasi product moment yang perhitungannya menggunakan program SPSS Statistical Package for Sosial for Windows Release 16.00. 1. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah distribusi sebaran variabel bebas dan variabel tergantung penelitian tersebut bersifat normal atau tidak. Uji normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov denga program SPSS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
versi 16 for windows dapat dilakukan dengan melihat niai sig. apabila nilai sig > 0,05 maka distribusi normal. 2. Uji Linearitas Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabelvariabel penelitian membentuk garis linear atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program test for linearity pada SPSS versi 16 for windows. Kriteria pengujian nilai p untuk test for linearity p < 0,05 maka dapat berhubungan linier antar variable. 3. Uji Hipotesis Uji Hipotesis dilakukan untuk menguji korelasi antara dua variabel penelitian dengan asumsi bahwa korelasi itu bersifat linear dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson. Penggunaan korelasi ini bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang memiliki hubungan searah.Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16 for windows.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1.
Orientasi Kancah Subyek penelitian ini adalah remaja di SMA Negeri Kalasan yang berusia
antara 15 – 18 tahun. Penelitian ini dimaksudkan mengetahui hubungan antara body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif pada remaja. 2. Persiapan a. Persiapan Administrasi Persiapan administrasi dalam penelitian ini mencakup pengurusan surat izin untuk persetujuan kedua belah pihak terhadap terlaksananya penelitian. Surat permohonan izin penelitian dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang ditujukan kepada remaja yang berusia antara 16-19 tahun di SMA Negri 1 Kalasan kelas 10 hingga kelas 12. b. Persiapan alat ukur Sebelum digunakan pada penelitan sesungguhnya, alat ukur yang akan digunakan di diujicobakan terlebih dahulu. Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua buah skala, yaitu (1) skala konformitas dalam perilaku konsumtif, dan (2) skala body image. Tujuan uji coba alat ukur ini adalah untuk mengetahui validitas, sehingga akan diketahui tingkat kesahihannya untuk dipergunakan dalam penelitian sesungguhnya. 1) Skala konformitas dalam perilaku konsumtif yang digunakan pada penelitian untuk mengungkap tingkat konformitas dalam perilaku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
konsumtif remaja. Skala konformitas dalam perilaku konsumtif yang akan digunakan adalah skala konformitas dalam perilaku konsumtif yang dibuat sendiri mengacu pada aspek - aspek dari teori Sears (1994) yakni kekompakan, ketaatan dan kesepakatan. Pada skala konformitas dalam perilaku konsumtif terdapat 30 item dengan metode summated rating dari Likert yang siap diujicobakan. 2) Skala body image, yang digunakan pada penelitian ini untuk mengungkap tingkat body image yang dimiliki oleh remaja. Skala body image yang akan digunakan adalah mengacu pada aspek - aspek dari teori Sumartono (2002). Aspek-aspek tersebut meliputi : evaluasi penampilan, kepuasan bagian-bagian atau area tubuh, ketakutan menjadi gemuk dan persepsi terhadap ukuran tubuh. Pada skala body image terdapat 66 item dengan metode summated rating dari Likert yang siap diujicobakan. c. Validitas Sebelum uji coba, peneliti telah melakukan validitas isi melalui professional judgement, yaitu dengan cara membandingkan antara isi item dengan indikator yang telah ditentuakn pada variabel konformitas dalam perilaku konsumtif dan body image oleh orang yang dianggap berkompten. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah isi item-item dalam skala mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan tidak keluar dari indikator yang telah ditentukan. Uji validitas ini dilakukan melalui konsultasi dengan dosen pembimbing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
3. Uji Coba Alat Ukur Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap skala konformitas dalam perilaku konsumtif dan body image di Pertemuan OMK Santa Perawan Maria diangkat Ke Surga Gereja Dalem Gantiwarno Klaten. Tujuan dari diujicobakannya alat ukur ini adalah untuk analisis dan seleksi item, selanjutnya hasil uji coba alat ukur ini akan digunakan untuk pengambilan data penelitian. a.
Distribusi Item Uji coba dilakukan dengan menyebarkan 30 skala konformitas dalam perilaku
konsumtif dan 66 skala body image. 1. Skala konformitas pada perilaku konsumtif bertujuan untuk mengukur tingkat kecenderungan konformitas pada perilaku konsumtif. Skala konformitas terdiri dari 15 aitem fovurable dan 15 aitem unfovorable. Skala yang disusun oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada aspek Konformitas dalam Perilaku Konsumtif, yaitu aspek Kekompakan, aspek Kesepakatan, dan aspek Ketaatan. Tabel 4. Distribusi item skala konformitas dalam perilaku konsumtif sebelum uji coba : Perilaku Konsumtif
K E K O M P A K A N
Nomer item
Jumlah
Fav
Unfav
Membeli produk karena iming-iming hadiah
7
1
2
Membeli produk karena kemasannya menarik,
20
30
2
Membeli produk karena menjaga penampilan diri 13
15
2
2
2
dan gengsi Membeli produk karena konformitas terhadap 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
model yang mengiklankan, Membeli produk karena mencoba lebih dari dua 29
17
2
produk sejenis.
K E S E P A K A T A N
Membeli produk karena iming-iming hadiah
3
9
2
Membeli produk karena kemasannya menarik,
14
16
2
Membeli produk karena menjaga penampilan diri 18
28
2
4
2
27
2
dan gengsi Membeli produk karena konformitas terhadap 19 model yang mengiklankan, Membeli produk karena mencoba lebih dari dua 10 produk sejenis.
K E T A A T A N
Membeli produk karena iming-iming hadiah
15
21
2
Membeli produk karena kemasannya menarik,
6
12
2
5
2
11
2
26
2
Membeli produk karena menjaga penampilan diri 24 dan gengsi Membeli produk karena konformitas terhadap 22 model yang mengiklankan, Membeli produk karena mencoba lebih dari dua 23 produk sejenis.
Total
30
2. Skala Body image bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan Body image. Skala Body image terdiri dari 30 aitem fovurable dan 29 aitem unfovorable. Skala yang disusun menurut Sumartono (2002) berdasarkan indikator dijadikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
pedoman oleh peneliti untuk pengukuran dari body image. Indikatorbody image tersebut adalah: Tabel 5 Distribusi item skala body image sebelum dilakukan uji coba : Aspek Total Nomer Item Favourable
Unfavourable
Evaluasi
1,4,7,10,11,14,
2,3,12,21,23,29
Penampilan
17,18,30,40,57,65
31,35,41,50,62,66
Kepuasan
area 13,19,20,22,26,
tubuh
36,39,45,56
5,8,9,24,32,34,
15,16,28,38,
gemuk
42,44,53,61,63
Persepsi
terhadap 46,54,58
18
37,51,64
Ketakutan menjadi 6,25,33,43,48, 49,52,55,60
24
27,47,59
18
6
ukuran tubuh Total
b.
33
33
66
Analisis Item Analisis item yaitu pemilihan item berkualitas yang akan digunakan
dalam penelitian. Parameter yang paling penting dalam analisis item adalah daya diskriminasi item, yaitu sejauh mana item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Indeks daya diskriminasi item juga merupakan indikator keselarasan atau korelasi antara fungsi item dengan fungsi skala secara keseluruhan. Analisis item pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 15. Kriteria pemilihan item yang sahih yaitu berdasarkan korelasi item-total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
dengan batasan rix ≥ 0,30. Akan tetapi, peneliti mengambil kebijakan dengan batasan rix ≥ 0,25. Hal ini dikarenakan banyaknya item yang gugur sehingga nantinya banyak item yang tidak terwakili. Item yang berada dibawah 0,25 dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah sehingga dinyatakan gugur Dari hasil analisis item diperoleh hasil 28 item dari total 30 item skala konformitas dalam perilaku konsumtif yang mempunyai daya deskriminasi yang baik dan hanya 59 item yang memiliki daya deskriminasi yang baik dari 66 item body image yang disebarkan. 1. Skala konformitas dalam perilaku konsumtif Dari hasil pengujian didapatkan sebanyak 2 item yang gugur dari 30 total item yang diujikan, yakni nomor 2 dan 14. Tabel 4 Distribusi item skala konformitas dalam perilaku konsumtif setelah uji coba : Perilaku Konsumtif
K E K O M P A K A N
Nomer item
Jumlah
Fav
Unfav
Membeli produk karena iming-iming hadiah
7
1
2
Membeli produk karena kemasannya menarik,
20
Gugur
1
15
2
2
2
17
1
9
2
Membeli produk karena menjaga penampilan diri 13 dan gengsi Membeli produk karena konformitas terhadap 8 model yang mengiklankan, Membeli produk karena mencoba lebih dari dua Gugur produk sejenis. Membeli produk karena iming-iming hadiah
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
K E S E P A K A T A N
Membeli produk karena kemasannya menarik,
1
Membeli produk karena menjaga penampilan diri 18
56
16
2
28
2
4
2
27
2
dan gengsi Membeli produk karena konformitas terhadap 19 model yang mengiklankan, Membeli produk karena mencoba lebih dari dua 10 produk sejenis.
K E T A A T A N
Membeli produk karena iming-iming hadiah
15
21
2
Membeli produk karena kemasannya menarik,
6
12
2
5
2
11
2
26
2
Membeli produk karena menjaga penampilan diri 24 dan gengsi Membeli produk karena konformitas terhadap 22 model yang mengiklankan, Membeli produk karena mencoba lebih dari dua 23 produk sejenis.
28
Total
2. Skala body image Pada skala body image, sebanyak 7 aitem yang gugur dari 66 item, item yang gugur tersebut adalah 2, 14, 25, 36, 37, 43 dan 44. Tabel 5 Distribusi item skala body image setelah dilakukan uji coba : Aspek Nomer Item Favourable Evaluasi Penampilan 1,4,7,10,11,14,
Unfavourable 2,3,12,21,23,29
21
Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17,18,30,40,57
31,35,36,41,50
Kepuasan area tubuh 13,19,20,22,26,
5,8,9,24,32,34,
57
16
39,45,56
37,51
Ketakutan menjadi
6,25,33,43,48,
15,16,25,28,38,
gemuk
49,52,55
42,44,53
Persepsi terhadap
46,54,58
27,47,59
6
30
29
59
16
ukuran tubuh Total
c. Uji Reliabilitas Hasil dari Item yang sahih dari skala konformitas dalam perilaku konsumtif sebanyak 28 item kemudian di uji reliabilitasnya dengan menggunakan teknik reliabilitas pada SPSS 16 for windows, sehingga diperoleh skor alpha sebesar 0,888. Sedangkan item yang sahih dari skala body image sebanyak 59 item diperoleh skor alpha sebesar 0,956.
4. Laporan Pelaksanaan Penelitian Proses pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan angket pada siswa SMA Negeri 1 Kalasan. Proses pengembilan data dilangsungkan dalam beberapa waktu yaitu tanggal 19 Oktober 2014. Skala terdiri dari dua macam, yaitu skala konformitas dalam perilaku konsumtif dan skala body image. Subjek yang digunakan sebagai subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 16 – 19 tahun di SMA Negeri 1 Kalasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Pelaksananaan penelitian dilakukan oleh peneliti langsung dengan mendatangi subyek, dimulai dari peneliti memperkenalkan diri kepada para responden dilanjutkan dengan membagikan skala dan memberi penjelasan/intruksi cara menjawab skala. Data dalam skala sengaja peneliti tidak mencatumkan identitas subjek, hal ini dimaksudkan untuk melindungi privasi dan kerahasian subyek. Tabel 6. Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia No
Usia
Jumlah
Prosentase
1
15 tahun
9
15.0%
2
16 tahun
29
48.3%
3
17 tahun
16
26.7%
4
18 tahun
6
10%
60
100
Total
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa responden yang telah mengisi angket penelitian ini terdiri dari 60 subjek, dengan rentang umur antara 15 tahun sampai dengan 19 tahun. Mayoritas siswa berusia 16 tahun yaitu sebesar 48,3%. Tabel. 7 Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah
Prosentase
1
Laki-Laki
20
33.33%
2
Perempuan
40
66.67%
60
100
Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa responden yang telah mengisi angket penelitian ini terdiri dari 60 subjek, mayoritas siswa adalah perempuan dengan persentase sebesar 66.67%.
5. Hasil Penelitian 1.
Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dulu dilakukan uji asumsi dengan
menggunakan uji linearitas dan uji normalitas.Uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebaran skor pada variabel penelitan mengikuti distribusi kurve normal atau tidak. Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linier antara body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah bentuk distribusi atau sebaran dari skor jawaban subjek normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan terhadap distribusi skor konformitas dalam perilaku konsumtif dan body image, dengan menggunakan teknik one sample kolmogorov smirnov test
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Tabel 8. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Konformitas dalam Perilaku Konsumtif N Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Body image
60
60
81.3000
132.9167
10.25158
13.50743
Absolute
.173
.169
Positive
.173
.099
Negatif
-.099
-.169
1.338
1.310
.056
.065
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Standar yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data adalah jika p > 0.05 maka sebaran dinyatakan normal, namun jika p < 0.05 maka sebaran dinyatakan tidak normal.
Dari hasil pengolahan data
konformitas dalam perilaku konsumtif p = 0.056 (p > 0.05), dan data body image diperoleh p = 0.066 (p> 0.05). Hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa data konformitas dalam perilaku konsumtif dan body image, dapat dikatakan terdistribusi dengan normal.
b. Uji Linearitas Uji linearitas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas dan variabel tergantung. Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran dari titik-titik yang merupakan nilai dari variabel-variabel tersebut mengikut garis linier atau garis lurus. Tabel. 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Hasil Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares Konformitas dalam Between Groups Perilaku Konsumtif * Body image
Mean Square
df
F
Sig.
(Combined)
5100.017
33
154.546
3.651
.001
Linearity
3932.792
1
3932.792
92.908
.000
Deviation from Linearity
1167.225
32
36.476
.862
.659
Within Groups
1100.583
26
42.330
Total
6200.600
59
Hasil uji linearitas diperoleh hubungan antara variabel konformitas dalam perilaku konsumtif dengan body image menunjukkan linearity p = 0,000 (p < 0,05), sedangkan nilai deviation from linierity p = 0,659 (p > 0,05). Karena nilai p<0,05 pada uji Linierity dan p>0,05 pada deviation from linierity, maka hubungan antara konformitas dalam perilaku konsumtif dengan body image adalah linier.
2. Deskripsi Data Penelitian Data yang diperoleh dari skala konformitas dalam perilaku konsumtif dan body image dapat digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian yang menunjukkan skor minimal teoritis, maksimal teoritis, rerata teoritis, deviasi standar teoritis, skor minimal empirik, maksimal empirik, rerata empirik, deviasi standar empirik. Dari data tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengujian hipotetik dalam penelitian ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Deskriptif data penelitian tentang konformitas dalam perilaku konsumtif, dan body image dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. 10 Deskripsi Konformitas dalam perilaku konsumtif dan Body image Data Teoritik
Data Empirik
N Aitem
Min
Konformitas dalam perilaku konsumtif
28
28
112
70
14
66
106
81.30
10.25
Body image
59
59
236
148
29.5
100
152
132.93
13.49
Variabel
Max
Mean
SD
Min
Max
Mean
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa rerata empirik konformitas dalam perilaku konsumtif sebesar 81,30 lebih tinggi dari rerata teoritik sebesar 70,0 dengan SD 10,25. Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa mean empiris pada skala ini lebih besar dari pada mean teoritisnya. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata subjek memiliki konformitas dalam perilaku konsumtif yang cenderung tinggi. Sedangkan rerata empirik body image sebesar 132,93 lebih rendah dibandingkan dengan rerata teoritik sebesar 148. Hasil perbandingan menunjukan bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki body image yang cenderung rendah.
3. Uji Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “adanya hubungan negatif antara body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif pada remaja, semakin tinggi body image yang dimiliki oleh remaja, maka konformitas dalam perilaku konsumtifnya akan menjadi semakin rendah.
SD
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Table 11. Hasil Uji Hipotesis Correlations Konformitas dalam Perilaku Konsumtif Konformitas dalam Perilaku Konsumtif
Pearson Correlation
Body image
1
Sig. (1-tailed) N Body image
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
-.796
**
.000 60
60
**
1
-.796
.000 60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil pengolahan data diperoleh koefisien korelasi hubungan antara body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif, r = -0.796 dengan p = 0.000 (p < 0.05) dan R² = 0.634. Besarnya nilai r = -0.796 menunjukkan adanya hubungan negatif antara body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif. Besarnya R² = 0.634 menunjukkan bahwa sumbangan body image terhadap konformitas dalam perilaku konsumtif sebesar 63,4%. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang dikemukakan di awal oleh peneliti diterima.
E. Pembahasan Melalui hasil analisis variabel body image didapatkan mean empiris 132,93 dan mean teoritisnya 148. Hasil ini menunjukan bahwa mean empiris lebih kecil dari pada mean teroritis yang berarti rata-rata remaja SMA Negri 1 Kalasan memiliki body image yang cenderung rendah. Hal ini dikarenakan subjek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
penelitian kurang puas dengan kondisi tubuhnya. Cash & Pruzinsky, (2002) menyebutkan bahwa kepuasan individu terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dari penampilannya mempengaruhi body imagenya. Adapun aspek-aspek tersebut adalah wajah, rambut, tubuh bagian bawah (pantat, paha, pinggul, kaki), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tampilan otot, berat, tinggi, dan penampilan secara keseluruhan. Hal ini didukung dengan penilitian Thompson(dalam Putri, 2010) yang menjelaskan hanya 28% remaha laki-laki dan 15% remaja perempuan merasa puas terhadap seluruh bagian tubuh. Perasaan tidak menarik dan adanya ketidakpuasan dengan kondisi tubuh ini nantinya akan menyebabkan subjek merasa memiliki body image yang rendah. Di sini terlihat bahwa subjek dengan body image yang rendah akan melihat tubuhnya kurang menarik bagi diri sendiri maupun orang lain. Gencarnya media massa (Cash & Pruzinsky, 2002) memberikan gambaran tentang body image yang sempurna milik public figure atau artis, akan mempengaruhi subjek dalam mengevaluasi penampilannya. Selain itu, faktor lainnya dikarenakan subjek mendapatkan umpan balik negatif mengenai penampilannya dari orang tua dan teman-temannya. Sedangkan pada perbandingan skor pada variabel konformitas dalam perilaku konsumtif didapatkan bahwa mean empiris 81,30 dan mean teoritis 70. Hal ini menunjukan bahwa mean empiris lebih besar daripada mean teoritis yang berarti bahwa konformitas dalam perilaku konsumtif yang dimiliki rata-rata remaja di SMA Negri 1 Kalasan cenderung tinggi. Hal ini dikarenakan subjek yang diteliti adalah remaja. Pada fase remaja, seseorang akan berusaha diterima dikelompok teman sebaya. Menurut Baron dan Byrne (2003), konformitas adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
penyesuaian perilaku remaja untuk menganut pada norma kelompok acuan, menerima ide, atau aturan-aturan yang menunjukkan bagaimana remaja berperilaku. Konformitas mampu membuat individu berperilaku sesuai dengan keinginan kelompok dan membuat individu melakukan sesuatu yang berada diluar keinginan individu tersebut. Statrock (2003) menambahkan bahwa konformitas terhadap kelompok teman sebaya ternyata merupakan suatu hal yang paling banyak terjadi pada fase remaja. Banyak remaja bersedia melakukan berbagai perilaku demi pengakuan kelompok bahwa ia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kelompok tersebut. Keinginan yang kuat untuk melepaskan diri dari keterikatan dengan orang tua membuat remaja mencari dukungan sosial melalui teman sebaya termasuk dalam cara remaja tersebut mengkonsumsi barang maupun jasa yang digunakan dalam kelompoknya. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dalam menghubungkan body image dengan konformitas dalam perilaku konsumtif, menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kedua variabel. Nilai koefisien korelasi r = -0,798 dengan p = 0,000 (p < 0,05) menunjukkan arah hubungan dari kedua variabel tersebut negatif, di mana semakin rendah body image maka semakin tinggi konformitas dalam perilaku konsumtif remaja. Hal ini dikarenakan remaja SMA Negri 1 Kalasan memiliki body image yang rendah, sehingga mereka ditolak oleh kelompoknya. Agar diterima di kelompok teman sebaya, akhirnya remaja SMA Negri 1 Kalasan melakukan konformitas dalam perilaku konsumtif. Body image yang rendah pada siswa akan mendorong remaja untuk berperilaku konsumtif sehingga mereka dapat konform dengan kelompoknya. Siswa SMA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Negari 1 Kalasan cenderung kurang dapat menerima kondisi tubuh sehingga mereka merasa khawatir bahwa kondisi ini tidak dapat diterima oleh temaantemannya, dan hal inipun akan mendorong mereka untuk berperilaku konsumtif yang tinggi. Hasil penelitian ini berarti sesuai dengan hipotesis awal yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara konformitas dalam perilaku konsumtif dan body image. Upaya meningkatkan citra atau image diri pada remaja ini terakumulasi dalam suatu konsep yang berisikan gambaran tentang bagaimana setiap remaja mempersepsikan dirinya (Zebua dan Nurdjayadi, 2001). Termasuk di dalamnya bagaimana remaja mencoba menampilkan diri secara fisik. Remaja berusaha berpenampilan menarik dengan bersolek dan merawat tubuh yang sesuai dengan nilai kelompoknya. Para remaja cenderung berpenampilan seperti yang dikehendaki kelompoknya Statrock (2003). Penampilan fisik berpengaruh besar terhadap penerimaan diri remaja dalam kelompoknya. Statrock (2003) menamahkan bahwa konformitas mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan remaja seperti pilihan aktivitas sekolah atau sosial yang diikuti, penampilan, bahasa yang digunakan, sikap serta nilai-nilai yang dianut. Konformitas pada remaja menyebabkan mereka cenderung menghabiskan lebih banyak uangnya untuk menunjang penampilan dirinya salah satunya dengan melakukan perawatan tubuh sedemikian rupa yang dilakukan juga oleh anggota kelompok lainnnya. Hal ini dilakukan agar selalu dapat diterima oleh kelompoknya serta mendapat pengakuan akan dirinya sebagai anggota kelompok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Jika ditinjau dari hasil koefisien determinasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa konformitas dalam perilaku konsumtif 63,7% dapat dijelaskan oleh body iamge. Artinya kontribusi body image pada remaja dalam menentukan konformitas dalam perilaku konsumtif sangat tinggi dan sisanya 36,3% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Dengan demikian body image cukup besar dalam mempengaruhi konformitas dalam perilaku konsumtif pada remaja di SMA Negri 1 Kalasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Hasil penelitian juga menemukan bahwa body image pada remaja memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan konformitas dalam perilaku konsumtif. Hal ini berarti semakin rendah body image yang dimiliki oleh remaja, maka konformitas dalam perilaku konsumtifnya akan menjadi semakin tinggi. Koefisien determinasi
dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa
konformitas dalam perilaku konsumtif 63,7% dapat dijelaskan oleh body image. Artinya kontribusi body image pada remaja dalam menentukan konformitas dalam perilaku konsumtif sangat tinggi dan sisanya 36,3% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Dengan demikian body image cukup besar dalam mempengaruhi konformitas dalam perilaku konsumtif pada remaja di SMA Negri 1 Kalasan.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti hendak memberikan saran sebagai berikut : 1. Untuk Subjek Penelitian Seorang remaja hendaknya tetap menghargai dirinya sendiri dan tidak memandang kelebihan dari segi penampilan fisik saja, karena selain faktor fisik masih banyak faktor yang mampu digali potensinya, misalnya dengan meningkatkan kemampuan akademik atau intelektualnya, berkarya dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
bidang masing - masing. Dalam menjalin hubungan pertemanan atau hubungan sosial baik dengan lingkungan keluarga maupun masyarakat hendaknya tetap memiliki rasa percaya diri, sehingga mampu bersosialisasi dengan baik. 2. Untuk Penelitian Selanjutnya Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan subjek dengan satu kelompok besar, misalnya komunitas motor, tim basket atau tim futsal, komunitas musik rock/metal, komunitas pecinta grup band atau penyanyi dan lain-lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Daftar Pustaka Ancok, D. 1995. Buansa Psikologi Pembangunan. Yogyakarta : Pustaka pelajar Andea, Raisa.(2010). Hubungan Antara Body image dan Perilaku Diet Pada Remaja. Skripsi. (Diterbitkan). Sumatra Utara : Universitas Sumatra Utara Andriany, Devina.2012. Hubungan antara Body image dengan perilaku konsumtif dalam pembelian produk kosmetik pada siswi kelas x SMK Negeri 2 Malang. Skripsi (Tidak diterbitkan). Malang : Universitas Negri Malang Arthur, S.R dan Emily, S.R. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Astuti, Endang Dwi.(2013). Perilaku Konsumtif Dalam Membeli Barang Pada Ibu Rumah Tangga di Kota Samarinda. Jurnal Psikologi. Vol. 1. No. 2 : 148-156 Azwar, Saifuddin.(2009). Penyusun Skala Psikologi. Jogjakarta : Pustaka Pelajar Baron, A. Robert dan Byrne, Donn. (2003). Psikologi Sosial. Jilid 1. Alih bahasa Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Erlangga. Cash, T. F. & Pruzinsky T. (2002). Body images : A handbook of theory, research, and clinical practice. Guilford Press. Dharmmesta, S.B. dan Handoko H.T. (2000). Managemen Pemasaran, analisa Perilaku Konsumen. Ed-1. Yogyakarta : BPFE Hargiani, Irene Mahastiwi. 2008. Hubungan Antara Body image dengan Harga Diri yang dimiliki oleh remaja putrid smu nergri 1 Jatinom Klaten. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Hotpascaman. S. (2008). Hubungan Antara Perilaku Konsumtif dengan Konformitas pada Remaja. Skripsi. (Diterbitkan). Sumatra Utara : Universitas Sumatra Utara Shohibullana, Imam Hoyri (2014). Kontrol Diri dan Perilaku Konsumtif Pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi. Vol. 02, No. 01. 2014 Jersild, A.T.(1979). The Psychology of Adolescence. New York : The Macmillan Keliat, B.A. (1992). Gangguan Konsep Diri. Jakarta :EGC Levianti.(2008). Konformitas dan Bullying Pada Siswa. Jurnal Psikologi. Vol. 6. No.1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Melati, Astri Sustaffrida Kartika. 2009. Hubungan antara Konformitas dengan Perilaku Konsumtif Siswa SMA Negeri 6 Malang. Skripsi. Malang : Fakultas ilmu psikologi Universitas negeri malang, Murizal. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Pada Remaja. Jurnal Psikologi. 198-218 Myers, G D. (2012). Psikologi Sosial Buku 1. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Humanika. Perdana, Arie Wisnu. 2012. Hubungan Body image dengan Penyesuaian Diri Sosial Pada Remaja. Skripsi.(TIdak Diterbitkan). Salatiga : Fakultas Psikologi Universitas Satya Wacana. Perdani, Diana Putri. (2009). Kepuasan Body image Pada Mahasiswa Yang Menggunakan Body Piercing. Jurnal Psikologi. Vol.7. No.1 Pratiknyo, Jesica. (2008). Perilaku konsumtif terhadap kosmetik wajah pada mahasiswi ditinjau dari konsep diri dan konformitas. Skripsi. (Diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katholik Soegijapranata Raharjo, W. & Silalahi Y.B. (2007). Perilaku kondumtif pada pria metrosesual serta pendekatan dan strategi yang digunakan untuk memperngaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil). 02, B33B37 Rombe, Sufrihana. 2014. Hubungan Body image dan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri di SMA Negri 5 Samarinda. Jurnal Psikologi : vol.2 no.1 : 76-91 Rudd, N.A. & Lennon S.J. (2000). Citra Tubuh dan Appearance : Management Behaviors in College Women. Clothing and Textiles Reserch .Journal ; (18), 152-162 Santrock, John W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangg Santrock, John W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga Sebayang, Jessica (2011). Hubungan Antara Body image dan Koformitas dengan Perilaku Konsumtif pada Siswi kelas XI SMA Negri 7 Surakarta. Thesis. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Sears, D.O., Feedman, J.L., & Peplau, L.A. 1994. Psikologi Sosial. Jilid 2 Edisi Kelima (terjemahan Michael Adryanto). Jakarta: Erlangga Schiffman & Kanuk, (2007). Perilaku Konsumen, Edisi Ketujuh, Jakarta : Penerbit PT. Indexs. Sumartono, (2002). Terperangkap dalam iklan. Bandung : alfabeta. Tambunan, Raymond. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. Artikel. Yogyakarta : http://www.e-psikologi.com/artikel/individual/remaja-danperilaku-konsumtif diakses 20 mei 2014 Wahyudi.2013. Tinjauan Tentang Perilaku Konsumtif Remaja Pengunjung Mall Samarinda Central Plaza. Jurnal Sosiologi. Vol.1, no.4 : 26-36 Williams, Keith C (1985). Behavioral aspect of maketing. London : heineman Zebua, A.S., dan Nurdjayadi, R.D. 2001. Hubungan antara Konformitas dan Konsep Diri dengan Perilaku konsumtif pada remaja putri. Phronesis. Vol.3 no.6 72-82 Jakarta : Universitas Tarumanegara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1. TRY OUT SKALA
SKALA BODY IMAGE DAN KONFORMITAS DALAM PERILAKU KONSUMTIF PADA REMAJA
Disusun Oleh : Nicholas Wahyu Chriestianto 089114109
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
DATA IDENTITAS Nama
:
Jenis Kelamin Usia
: :
Petunjuk Pengisian Pilihlah dan tentukanlah jawaban ana yang paling sesuai dengan diri teman-teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda silang (x) pada salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini : SS : apabila teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut S
: apabila teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : apabila teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut STS : apabila teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebt Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri teman-teman sendiri. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri. Berikut contoh menjawab Pertanyaan No Pernyataan 1
Saya tidak akan membeli barang jika tidak diperlukan
STS TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tandasama dengan (=) pada jawaban yang sebelumnya, lalu memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang baru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No Pernyataan STS 1 Saya tidak membeli barang dengan tulisan berhadiah walaupun itu dilakukan oleh temanteman saya 2 Saya tidak mengikuti apa yang idola saya pakai seperti yang dilakukan teman-teman saya 3 Saya setuju dengan usul teman-teman untuk membeli produk dengan diskon tinggi. 4 Saya tidak pernah membeli produk yang menjadi trend artis favorit seperti yang sudah kelompok kami sepakati. 5 Saya tidak akan pernah mengikuti teman-teman saya untuk membeli barang yang harganya mahal demi gengsi. 6 Saya rela membeli barang dengan bungkus menarik agar diterima dikelompok saya 7 Saya ingin seperti teman-teman yang membeli produk berlabel beli 2 dapat satu 8 Saya kompak dengan teman-teman untuk menggunakan barang yang dipakai dengan tokoh idola. 9 Saya tidak setuju pendapat teman-teman untuk membeli barang karna diskon besar. 10 Saya setuju dengan teman-teman untuk membeli 2 barang dengan merk berbeda namun satu kegunaan. 11 Saya tidak ingin seperti teman-teman yang berperilaku konsumtif untuk mengikuti artis idola. 12 Saya tidak akan setuju dengan kesepakatan untuk membeli barang hanya karena bungkusnya menarik 13 Saya setia dengan keputusan teman teman-teman untuk membeli produk yang dapat membuat saya percaya diri 14 Saya sepakat untuk mengkonsumsi produk yang kemasanya disukai teman-teman saya. 15 Saya rela membeli barang agar mendapat kupon hadiah sama seperti anggota kelompok. 16 Saya tidak sependapat dengan teman-teman untuk
TS
77
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
18
19 20
21
22 23 24
25 26
27
28
29
30
mengkonsumsi barang hanya karna kemasannya lucu. Saya tidak perduli dengan pendapat teman-teman untuk mengkonsumsi 2 barang berbeda merk dengan fungsi sama Saya sependapat dengan teman-teman untuk membeli produk yang dapat membuat saya disukai orang lain. Saya selalu membeli produk yang menjadi trend artis idola kelompok saya. Saya berusaha membeli produk dengan kemasan yang menarik agar terlihat kompak dengan kelompok saya. Saya pikir membeli barang berlabel diskon besar hanya karena sudah ditetapkan kelompok adalah hal bodoh. Saya rela mengkonsumsi barang yang digunakan idola saya karena dorongan teman-teman Saya menaati pendapat teman-teman untuk membeli produk dengan merk berbeda. Saya rela membeli barang mahal untuk mempertahankan gengsi agar terlihat sepadan dengan teman-teman saya Saya tidak akan mengikuti teman untuk membeli produk yang membuat saya tampil menari. Membeli barang yang berbeda merk dengan fungsi sama seperti yang teman-teman lakukan adalah bukan sifat saya. Saya tidak sependapat dengan teman-teman saya lakukan dalam membeli barang yang sama fungsi meskipun beda merk. Saya tidak setuju dengan teman-teman sayauntuk membeli barang hanya karna ingin mempertahankan gengsi. Saya merasa harus membeli 2 produk meskipun fungsinya sama seperti yang dilakukan temanteman saya. Kompak bukan berarti membeli barang sama dengan teman-teman walaupun berhadiah menarik
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No Pernyataan STS TS 1 Saya bangga ketika berkaca melihat diri saya yang keren 2 Saya tidak pernah mengharapkan pujian dari orang lain tentang penampilan saya No Pernyataan STS TS 3 Saya tidak sering bercermin 4 Saya suka dengan obrolan tentang penampilan remaja saat ini 5 Ppantat saya terlalu besar 6 Saya tidak pernah makan malam karna takut gemuk 7 Tubuh saya lebih bagus daripada teman-teman saya 8 Saya kurang nyaman dengan bentuk bentuk tubuh 9 Hidung saya pesek 10 Saya puas dengan tampilan fisik saya. 11 Saya teliti dalam menggunakan baju agar menunjang penampilan 12 Saya tidak senang dengan penampilan saya saat ini 13 Wajah saya ganteng/cantik 14 Saya kurang percaya diri dengan penampilan saya 15 Berat badan saya ideal 16 Saya sering makan malam meskipun membuat saya gendut 17 Saya selalu memikirkan apa yang orang katakan tentang penampilan saya 18 Saya senang degan penampilan saya saat ini 19 Saya memiliki pantat yang indah 20 Saya merasa nyaman dengan bentuk tubuh saya 21 Teman-teman saya memiliki tubuh yang lebih keren daripada saya 22 Perut saya rata dan tanpa lemak 23 Saya tidak peduli apa yang dikatakan teman-teman tentang penampilan saya 24 Saya memiliki ukuran payudara yang terlalu kecil
79
S
SS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25 Saya akan melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badan 26 Saya puas dengan bentuk kaki saya 27 Tinggi badan saya seimbang dengan teman-teman saya 28 Saya tidak pernah mengatur pola makan saya 29 Saya minder ketika teman-teman berbicara tentang penampilan 30 Saya tidak pernah mengeluh tentang penampilan fisik saya 31 Saya tidak peduli dengan baju yang saya pakai meskipun itu menunjang penampilan 32 Perut saya terlalu buncit 33 Saya sering mengurangi porsi makan agar berat saya tidak naik 34 Warna kulit saya terlalu gelap 35 Saya sering kecewa dengan penampilan saya 36 Hidung saya lebih bagus daripada hidung teman saya. 37 Kaki saya leter O/X 38 Saya tidak pernah takut makan berlemak walaupun saya tau akan membuat saya gendut, 39 Saya memiliki dada yang indah 40 Saya senang banyak orang memuji penampilan saya 41 Saya minder dengan penampilan saya 42 Saya tidak pernah berfikir untuk makan nasi merah hanya untuk diet. 43 Saya mengatur pola makan saya 44 Saya tidak takut makan karna porsi berlebih 45 Saya merasa puas dengan tinggi badan 46 Ukuran tubuh saya sudah cukup seimbang 47 Saya merasa terlalu kurus/gendut 48 Saya merasa berat badan saya jauh dari ukuran normal 49 Saya menolak makanan yang menyebabkan saya gedut 50 Saya merasa tidak nyaman ketika orang melihat penampilan saya
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51 Saya merasa kurang tinggi 52 Saya bingung ketika berat saya naik 53 Saya pikir diet itu hanya untuk orang yang kurang kerjaan. 54 Berat badan saya berada dalam kategori normal 55 Saya ingin sedikit lebih kurus 56 Saya suka dengan warna kulit saya 57 Saya merasa percaya diri ketika bepergian 58 Saya termasuk anak yang kerdil/kurang tinggi 59 Saya terlalu kurus/gendut dibanding dengan teman-teman saya. 60 Saya membatasi jumlah makanan yang saya makan dalam sehari. 61 Saya tidak takut jika berat badan saya naik 62 Saya merasa rendah diri ketika berkumpul dengan teman-teman saya karena penampilan saya yang jelek 63 Saya tidak punya masalah dengan berat badan saya 64 Wajah saya kurang menarik 65 Saya selalu bercermin ketika ada kesempatan 66 Saya minder ketika melihat kaca.
MOHON PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA, JANGAN SAMPAI ADA YANG TERLEWATI
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3. Uji Reliabilitas Skala Try Out
Skala Konformitas dalam Perilaku Konsumtif Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.884
30 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
bt1 bt2
81.5000 81.3333
124.186 130.158
.462 .108
.880 .887
bt3 bt4 bt5 bt6 bt7 bt8 bt9 bt10 bt11 bt12 bt13 bt14 bt15 bt16 bt17 bt18 bt19 bt20 bt21
81.4333 81.6333 81.8333 81.8667 81.5333 81.9000 81.3667 81.8167 81.8500 81.7667 81.5000 81.2500 81.1333 81.3667 81.5000 81.4500 81.1500 81.3167 81.4667
122.690 123.795 125.870 121.236 127.575 118.973 125.084 125.305 125.452 125.334 121.847 129.377 123.982 122.948 122.492 122.557 125.248 126.762 125.440
.481 .435 .293 .590 .328 .671 .467 .358 .285 .303 .511 .205 .489 .515 .454 .598 .468 .394 .347
.879 .880 .884 .877 .882 .875 .880 .882 .884 .884 .879 .885 .879 .879 .880 .877 .880 .881 .882
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bt22 bt23 bt24 bt25 bt26 bt27 bt28 bt29 bt30
81.1833 81.3667 81.0500 81.5500 81.5833 81.4667 81.1667 81.2500 81.1500
125.712 122.643 124.048 122.930 127.061 126.694 120.819 122.089 125.825
.385 .503 .432 .469 .262 .330 .661 .607 .380
.881 .879 .880 .880 .884 .883 .876 .877 .882
Skala Body Image Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.952
66
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted bt1 bt2 bt3 bt4 bt5 bt6 bt7 bt8 bt9 bt10
167.0667 166.7667 167.0667 166.9500 167.1833 166.8667 166.8500 167.0667 166.7000 167.0833
673.453 694.487 664.843 673.303 674.661 681.440 689.248 671.555 682.112 674.891
Corrected ItemTotal Correlation .614 .174 .729 .579 .532 .452 .305 .614 .469 .568
Cronbach's Alpha if Item Deleted .951 .952 .950 .951 .951 .951 .952 .951 .951 .951
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bt11 bt12 bt13 bt14 bt15 bt16 bt17 bt18 bt19 bt20 bt21 bt22 bt23 bt24 bt25 bt26 bt27 bt28 bt29 bt30 bt31 bt32 bt33 bt34 bt35 bt36 bt37 bt38 bt39 bt40 bt41 bt42 bt43 bt44 bt45 bt46 bt47 bt48 bt49 bt50 bt51 bt52 bt53 bt54 bt55 bt56 bt57 bt58
167.4000 167.3167 167.1000 166.7000 166.7000 166.9500 166.9500 167.1833 166.9167 167.0000 166.7000 166.9167 166.6500 166.9500 166.9667 167.0167 166.8500 166.8167 166.9833 167.1667 166.9667 167.1000 166.7167 167.1667 167.1167 166.8667 166.5000 166.8167 166.6667 167.0667 167.5000 166.7667 167.1500 167.0667 167.0833 167.2667 166.8000 166.7000 166.6500 166.9167 166.7500 166.9000 166.8000 167.2167 167.1333 167.1667 167.0833 166.6333
686.312 686.254 661.956 694.451 683.603 682.387 688.150 676.661 682.281 669.458 678.044 686.281 678.469 678.184 689.050 689.101 679.858 677.983 677.644 676.684 675.219 671.414 682.173 668.209 670.139 693.372 698.763 690.932 686.802 665.826 683.000 684.182 692.164 696.029 685.196 693.690 686.163 690.349 682.130 678.993 682.326 679.210 679.824 690.545 681.338 670.684 671.027 684.473
.397 .390 .777 .152 .418 .446 .273 .579 .466 .706 .500 .376 .517 .495 .241 .280 .521 .528 .546 .576 .661 .663 .477 .694 .662 .202 .062 .255 .384 .772 .480 .380 .223 .121 .355 .256 .358 .314 .485 .587 .378 .454 .442 .261 .374 .744 .613 .360
.951 .952 .950 .952 .951 .951 .952 .951 .951 .950 .951 .952 .951 .951 .952 .952 .951 .951 .951 .951 .951 .950 .951 .950 .950 .952 .953 .952 .952 .950 .951 .952 .952 .952 .952 .952 .952 .952 .951 .951 .952 .951 .951 .952 .952 .950 .951 .952
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bt59 bt60 bt61 bt62 bt63 bt64 bt65 bt66
166.8833 166.7000 166.9833 167.2500 166.9000 167.1667 166.9167 167.4667
677.732 673.671 682.627 676.665 688.837 673.599 675.468 666.050
.587 .665 .466 .508 .322 .635 .523 .638
.951 .950 .951 .951 .952 .951 .951 .950
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
LAMPIMN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Lampiran 4. Hasil Uji Analisis Item Skala Konformitas dalam Perilaku Konsumtif Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 60
a
Excluded Total
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .884
N of Items 28 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022
75.5500 75.2000 75.4833 75.6833 75.8833 75.9167 75.5833 75.9500 75.4167 75.8667 75.9000 75.8167 75.5500 75.3000 75.1833 75.4167 75.5500 75.5000 75.2000 75.3667 75.5167 75.2333
Scale Variance if Item Deleted 118.896 120.298 116.932 118.051 119.800 115.468 122.281 113.743 119.569 119.643 120.329 119.881 116.082 116.451 119.068 117.535 117.099 117.203 120.061 121.219 120.288 120.250
Corrected ItemTotal Correlation .453 .384 .501 .453 .324 .614 .313 .667 .472 .370 .269 .303 .532 .623 .456 .515 .454 .595 .450 .399 .330 .384
Cronbach's Alpha if Item Deleted .884 .885 .883 .884 .887 .880 .887 .879 .884 .886 .889 .888 .882 .880 .884 .883 .884 .881 .884 .885 .887 .885
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028
75.4167 75.1000 75.6000 75.6333 75.5167 75.2167
117.061 118.837 118.041 121.490 121.000 115.461
88
.513 .420 .440 .266 .344 .661
.883 .885 .884 .888 .886 .879
Skala Body Image Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 60
100.0
0
.0
60
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .955
N of Items 59
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
VAR00001
148.2833
620.512
.614
.954
VAR00002
148.6833
612.457
.657
.953
VAR00003
148.2833
611.969
.736
.953
VAR00004
148.1667
620.785
.569
.954
VAR00005
148.4000
621.736
.530
.954
VAR00006
148.0833
628.688
.439
.954
VAR00007
148.0667
635.962
.297
.955
VAR00008
148.2833
617.156
.649
.953
VAR00009
147.9167
629.129
.461
.954
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
VAR00010
148.3000
621.129
.586
.954
VAR00011
148.6167
633.461
.380
.955
VAR00012
148.5333
632.151
.408
.954
VAR00013
148.3167
609.745
.771
.953
VAR00014
148.1333
621.473
.544
.954
VAR00015
147.9167
630.383
.415
.954
VAR00016
148.1667
629.972
.424
.954
VAR00017
148.1667
636.718
.225
.955
VAR00018
148.4000
623.634
.578
.954
VAR00019
148.1333
628.829
.470
.954
VAR00020
148.2167
616.071
.721
.953
VAR00021
147.9167
624.281
.515
.954
VAR00022
148.1333
632.490
.385
.955
VAR00023
147.8667
625.507
.512
.954
VAR00024
148.1667
624.853
.500
.954
VAR00025
148.2000
629.247
.469
.954
VAR00026
148.2333
636.419
.258
.955
VAR00027
148.0667
626.707
.520
.954
VAR00028
148.0333
625.626
.510
.954
VAR00029
148.2000
624.705
.542
.954
VAR00030
148.3833
624.173
.562
.954
VAR00031
148.1833
622.356
.657
.954
VAR00032
148.3167
618.084
.674
.953
VAR00033
147.9333
629.182
.469
.954
VAR00034
148.3833
614.986
.706
.953
VAR00035
148.3333
616.023
.692
.953
VAR00036
148.4667
622.016
.544
.954
VAR00037
148.3833
619.359
.667
.953
VAR00038
148.0333
637.931
.238
.955
VAR00039
147.8833
633.088
.391
.955
VAR00040
148.2833
612.512
.789
.953
VAR00041
148.7167
629.935
.473
.954
VAR00042
147.9833
631.305
.368
.955
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
VAR00043
148.3667
639.151
.205
.955
VAR00044
148.1167
635.766
.308
.955
VAR00045
147.9167
620.654
.667
.953
VAR00046
148.4833
639.813
.261
.955
VAR00047
148.0167
632.356
.367
.955
VAR00048
147.9167
637.095
.303
.955
VAR00049
147.8667
628.389
.497
.954
VAR00050
148.1333
624.490
.625
.954
VAR00051
147.9667
628.507
.389
.955
VAR00052
148.1167
626.410
.446
.954
VAR00053
148.0167
626.729
.440
.954
VAR00054
148.4333
637.402
.249
.955
VAR00055
148.3500
628.875
.357
.955
VAR00056
148.3833
617.732
.748
.953
VAR00057
148.3000
617.197
.635
.953
VAR00058
147.8500
631.079
.360
.955
VAR00059
148.1000
623.888
.607
.954
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
DATA IDENTITAS Nama
:
Jenis Kelamin
:
Usia
:
Jumlah teman dekat
:
Petunjuk Pengisian Pilihlah dan tentukanlah jawaban ana yang paling sesuai dengan diri teman-teman-teman yang sebenarnya pada setiap pernyataan. Usahakan semua pernyataan terjawab dengan cara memberikan tanda silang (x) pada salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini : SS : apabila teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut S
: apabila teman-teman Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : apabila teman-teman Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut STS : apabila teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebt Teman-teman bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri teman-teman sendiri. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah karena jawaban ini mencerminkan diri teman-teman sendiri. Berikut contoh menjawab Pertanyaan No Pernyataan
STS TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
Saya tidak akan membeli barang
92
x
jika tidak diperlukan *Ketika ada kesalahan dalam menjawab, bisa memberikan tanda sama dengan (=) pada jawaban yang sebelumnya, lalu memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang baru
No Pernyataan 1
STS TS
Saya tidak membeli barang dengan tulisan berhadiah walaupun itu dilakukan oleh teman-teman saya
2
Kompak bukan berarti membeli barang sama dengan teman-teman walaupun berhadiah menarik
3
Saya setuju dengan usul teman-teman untuk membeli produk dengan diskon tinggi.
4
Saya tidak pernah membeli produk yang menjadi trend artis favorit seperti yang sudah kelompok kami sepakati.
5
Saya tidak akan pernah mengikuti teman-teman saya untuk membeli barang yang harganya mahal demi gengsi.
6
Saya rela membeli barang dengan bungkus menarik agar diterima dikelompok saya
7
Saya ingin seperti teman-teman yang membeli produk berlabel beli 2 dapat satu
8
Saya
kompak
dengan
teman-teman
untuk
menggunakan barang yang dipakai dengan tokoh
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
idola. 9
Saya tidak setuju pendapat teman-teman untuk membeli barang karna diskon besar.
10 Saya setuju dengan teman-teman untuk membeli 2 barang dengan merk berbeda namun satu kegunaan. 11 Saya
tidak
ingin
seperti
teman-teman
yang
berperilaku konsumtif untuk mengikuti artis idola. 12 Saya tidak akan setuju dengan kesepakatan untuk membeli barang hanya karena bungkusnya menarik No Pernyataan 13 Saya setia dengan keputusan teman teman-teman untuk membeli produk yang dapat membuat saya percaya diri 14 Saya merasa harus membeli 2 produk meskipun fungsinya sama seperti yang dilakukan teman-teman saya. 15 Saya rela membeli barang agar mendapat kupon hadiah sama seperti anggota kelompok. 16 Saya tidak sependapat dengan teman-teman untuk mengkonsumsi barang hanya karna kemasannya lucu. 17 Saya tidak perduli dengan pendapat teman-teman untuk mengkonsumsi 2 barang berbeda merk dengan fungsi sama 18 Saya sependapat dengan teman-teman untuk membeli produk yang dapat membuat saya disukai orang lain.
STS TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19 Saya selalu membeli produk yang menjadi trend artis idola kelompok saya. 20 Saya berusaha membeli produk dengan kemasan yang menarik agar terlihat kompak dengan kelompok saya. 21 Saya pikir membeli barang berlabel diskon besar hanya karena sudah ditetapkan kelompok adalah hal bodoh. 22 Saya rela mengkonsumsi barang yang digunakan idola saya karena dorongan teman-teman 23 Saya menaati pendapat teman-teman untuk membeli produk dengan merk berbeda. 24 Saya
rela
membeli
barang
mahal
untuk
mempertahankan gengsi agar terlihat sepadan dengan teman-teman saya 25 Saya tidak akan mengikuti teman untuk membeli produk yang membuat saya tampil menari. 26 Membeli barang yang berbeda merk dengan fungsi sama seperti yang teman-teman lakukan adalah bukan sifat saya. 27 Saya tidak sependapat dengan teman-teman saya lakukan dalam membeli barang yang sama fungsi meskipun beda merk. 28 Saya tidak setuju dengan teman-teman sayauntuk membeli barang hanya karna ingin mempertahankan gengsi.
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No Pernyataan 1
95
STS TS
S
SS
STS TS
S
SS
Saya bangga ketika berkaca melihat diri saya yang keren
2
Saya minder ketika melihat kaca.
3
Saya tidak sering bercermin
4
Saya suka dengan obrolan tentang penampilan remaja saat ini
5
Pantat saya terlalu besar
6
Saya tidak pernah makan malam karna takut gemuk
7
Tubuh saya lebih bagus daripada teman-teman saya
8
Saya kurang nyaman dengan bentuk bentuk tubuh
No Pernyataan 9
Hidung saya pesek
10 Saya puas dengan tampilan fisik saya. 11 Saya teliti dalam menggunakan baju agar menunjang penampilan 12 Saya tidak senang dengan penampilan saya saat ini 13 Wajah saya ganteng/cantik 14 Saya selalu bercermin ketika ada kesempatan 15 Berat badan saya ideal 16 Saya sering makan malam meskipun membuat saya gendut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
17 Saya selalu memikirkan apa yang orang katakan tentang penampilan saya 18 Saya senang degan penampilan saya saat ini 19 Saya memiliki pantat yang indah 20 Saya merasa nyaman dengan bentuk tubuh saya 21 Teman2 saya memiliki tubuh yang lebih keren daripada saya 22 Perut saya rata dan tanpa lemak 23 Saya tidak peduli apa yang dikatakan teman-teman tentang penampilan saya 24 Saya memiliki ukuran payudara yang terlalu kecil 25 Saya tidak takut jika berat badan saya naik 26 Saya puas dengan bentuk kaki saya No Pernyataan 27 Tinggi badan saya seimbang dengan teman-teman saya 28 Saya tidak pernah mengatur pola makan saya 29 Saya minder ketika teman-teman berbicara tentang penampilan 30 Saya tidak pernah mengeluh tentang penampilan fisik saya 31 Saya tidak peduli dengan baju yang saya pakai meskipun itu menunjang penampilan
STS TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
32 Perut saya terlalu buncit 33 Saya sering mengurangi porsi makan agar berat saya tidak naik 34 Warna kulit saya terlalu gelap 35 Saya sering kecewa dengan penampilan saya 36 Saya merasa rendah diri ketika berkumpul dengan teman-teman saya karena penampilan saya yang jelek 37 Wajah saya kurang menarik 38 Saya tidak pernah takut makan berlemak walaupun saya tau akan membuat saya gendut, 39 Saya memiliki dada yang indah 40 Saya senang banyak orang memuji penampilan saya 41 Saya minder dengan penampilan saya 42 Saya tidak pernah berfikir untuk makan nasi merah hanya untuk diet. No Pernyataan 43 Saya mengatur pola makan saya 44 Saya tidak punya masalah dengan berat badan saya 45 Saya membatasi jumlah makanan yang saya makan dalam sehari. 46 Ukuran tubuh saya sudah cukup seimbang 47 Saya merasa terlalu kurus/gendut
STS TS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48 Saya merasa berat badan saya jauh dari ukuran normal 49 Saya menolak makanan yang menyebabkan saya gedut 50 Saya merasa tidak nyaman ketika orang melihat penampilan saya 51 Saya merasa kurang tinggi 52 Saya bingung ketika berat saya naik 53 Saya pikir diet itu hanya untuk orang yang kurang kerjaan. 54 Berat badan saya berada dalam kategori normal 55 Saya ingin sedikit lebih kurus 56 Saya suka dengan warna kulit saya 57 Saya merasa percaya diri ketika bepergian 58 Saya termasuk anak yang kerdil/kurang tinggi 59 Saya terlalu kurus/gendut dibanding dengan temanteman saya.
MOHON PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA, JANGAN SAMPAI ADA YANG TERLEWATI
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Descriptives
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Konformitas dalam Perilaku Konsumtif
60
66.00
106.00
81.3000
10.25158
Body Image
60
100.00
152.00
132.9333
13.48931
Valid N (listwise)
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Means
Case Processing Summary
Cases Included N Konformitas dalam Perilaku Konsumtif * Body Image
Excluded
Percent
60
100.0%
Report Konformitas dalam Perilaku Konsumtif Body Image
Mean
100
1.0600E2
1
.
101
95.0000
1
.
104
1.0100E2
1
.
105
1.0000E2
1
.
106
1.0400E2
1
.
107
97.0000
1
.
108
94.0000
1
.
109
1.0000E2
1
.
119
97.6667
3
8.38650
122
89.0000
1
.
N
Std. Deviation
N
Total
Percent
0
.0%
N
Percent
60
100.0%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
84.5000
2
17.67767
125
86.0000
1
.
128
69.0000
1
.
130
75.0000
1
.
131
82.5000
2
.70711
132
76.0000
1
.
133
81.0000
2
1.41421
134
77.6667
3
4.93288
135
76.0000
2
2.82843
136
73.0000
1
.
137
73.0000
2
4.24264
138
76.6667
3
7.63763
139
77.6667
3
4.50925
140
76.5000
4
3.10913
141
70.0000
2
5.65685
142
77.0000
3
9.16515
143
76.6667
3
3.05505
144
76.2500
4
4.92443
145
78.0000
2
5.65685
146
82.0000
1
.
147
78.5000
2
7.77817
149
74.0000
1
.
151
76.0000
1
.
152
73.0000
1
.
Total
81.3000
60
10.25158
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
ANOVA Table Sum of Squares Konformitas dalam Perilaku Konsumtif * Body Image
Between Groups (Combined)
Mean Square
df
5100.017
33
154.546
Linearity
3932.792
1
Deviation from Linearity
1167.225
32
36.476
Within Groups
1100.583
26
42.330
Total
6200.600
59
Konformitas dalam Perilaku Konsumtif * Body Image
R Squared
-.796
.634
Eta
.001
3932.792 92.908
.000
Eta Squared
.907
Sig.
3.651
Measures of Association
R
F
.823
.862
.659
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Konformitas dalam Perilaku Konsumtif N Normal Parameters
a
60
60
81.3000
132.9333
10.25158
13.48931
Absolute
.173
.169
Positive
.173
.099
Negative
-.099
-.169
1.338
1.306
.056
.066
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Body Image
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Correlations Konformitas dalam Perilaku Konsumtif Konformitas dalam Perilaku Konsumtif
Pearson Correlation
Body Image
1
-.796
Sig. (2-tailed)
.000
N Body Image
**
Pearson Correlation
60
60
**
1
-.796
Sig. (2-tailed)
.000
N
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Model Summary
Model 1
R
R Square .796
a
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.634
.628
6.25301
a. Predictors: (Constant), Body Image Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Body Image
Std. Error
161.758
8.063
-.605
.060
Standardized Coefficients Beta
t
-.796
Sig.
20.062
.000
-10.029
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Model Summary
Model 1
R
R Square .796
a
Adjusted R Square
.634
Std. Error of the Estimate
.628
6.25301
a. Dependent Variable: Konformitas dalam Perilaku Konsumtif
Data Hipotetik
Variabel
N Aitem Min Max
Perilaku Konformitas
28
28
112
Body image
59
59
236
Mean 70
Data Empirik
SD
Min
Max
14
66
148 29.5
100
106
Mean
SD
81.30 10.25
152 132.92 13.51