PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUB TEMA AKU DAN TEMAN BARU UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Evi Anastasia Metubun NIM. 111134321
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk: TUHAN YESUS KRISTUS yang selalu mendengarkan doaku dan selalu menyertaiku dalam menyelesaikan skripsi ini. Kedua orangtua kandungku yang tercinta: Bapak Silas Metubun dan Ibu Fransina Metubun Yang selalu memberikan dukungan, motivasi serta doa dan sebagai sang motivator terhandal. Kedua orangtua waliku tercinta: Bapak Markus Metubun, S. Sos. dan Ibu Rebeca Silitonga Yang selalu memberikan dukungan dan doa yang selalu kujadikan motivasi. Kakak-kakakku terkasih: Herci M. beserta keluarganya, Ribka M. beserta keluarganya, Yohanes M, Ronald M. beserta keluarganya, Hans Kurni M, Kress M, Gerda M. beserta keluarganya yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi serta doa. Adikku-adiku tercinta: Djoko D. Metubun, Imelda Metubun, dan Riyama Metubun serta Ponakan-ponakanku tercinta yang selalu menyemangatiku saat lelah. Yang terkasih: Alm. Sanikimba Agustinus Nelman Baransano terima kasih atas semangat, dorongan, kasih sayang, perhatian serta doa selama masa hidupnya. Teman-temanku 34 mahasiswa PGSD PPGT Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih sayang yang kalian berikan
Kupersembahkan karyaku untuk Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Janganlah takut, sebab aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab aku ini ALLAHmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa KEMENANGAN.” (Yesaya 41:10)
“ Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.” (Amsal 16:3)
Bahagiakanlah kedua orang tuamu sebelum kamu membahagiakan orang lain
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUB TEMA AKU DAN TEMAN BARU UNTUK SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR Evi Anastasia Metubun Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian otentik pada kegiatan pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan yaitu prosedur pengembangan Jerold E. Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian dibatasi pada 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SDN Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua Pakar Kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas I SD. Berdasarkan hasil validasi dua validator Pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan skor 3,93 (baik) dan 4,28 (sangat baik), dan dua validator guru kelas I SD menghasilkan skor 4,11 (baik) dan 4,64 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,24 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Kata kunci : kurikulum SD 2013, perangkat pembelajaran
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME AKU DAN TEMAN BARU FOR FIRTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL. Evi Anastasia Metubun Sanata Dharma University 2015 This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity. This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for firth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the firth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the firth grade of elementary school. According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 3,93 (good) and 4,28 (very good), and the two teachers of the firth grade of elementary school showed result on the score of 4,11 (good) and 4,64 (very good). The learning instrument got mean score 4,24 and it was categorized as very good. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum. Keywords: 2013 elementary school curriculum, learning instrument.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat
dan
berkah-Nya,
sehingga
skripsi
yang
berjudul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Sub Tema Aku dan Teman Baru untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 6. Dra. Maslichah As’yari, M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 7. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realita pendidikan bangsa Indonesia masih jauh tertinggal dengan negaranegara ASEAN, sedangkan untuk mengukur kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa maju pendidikan yang telah dicapai oleh bangsa tersebut. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” (Permendikbud 2013). Tercapainya tujuan pendidikan ditentukan oleh kurikulum, merupakan
strategi
dan
pedoman
untuk
meningkatkan
yang
pencapaian
pendidikan. Oleh karena itu mutlak kurikulum harus diadakan. UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Permendikbud 2013). Melihat pentingnya kurikulum untuk pencapaian tujuan pendidikan maka pemerintah melakukan perbaikan dan perubahan kurikulum 2013 untuk melengkapi dan memperbaiki permasalahan yang ada pada kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006. Kurikulum 2013 diberlakukan agar mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045 mendatang yang cerdas, produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul pada abad ke-21. Kurikulum 2013 juga ditujukan agar mampu meningkatkan rendahnya skala pendidikan bangsa Indonesia yang jauh tertinggal dengan negara ASEAN. Karakteristik kurikulum 2013 lebih
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
menitikberatkan pada empat aspek utama yaitu menggunakan pendidikan karakter, proses pembelajaran tematik integratif, pendekatan ilmiah (saintifik) dan menggunakan penilaian otentik. Dimana pendidikan karakter, dalam setiap pembelajaran harus terkait nilai/karakter. Proses pembelajaran tematik integratif yang harus membutuhkan kreativitas guru dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema, pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik yang memiliki lima tahap yaitu (1) mengamati, (2) menalar, (3) mencoba, (4) menanyakan, (5) mengkomunikasikan dan yang terakhir menggunakan penilaian otentik yang komprehensif (menyeluruh) semua aspek harus terangkum. Proses pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013, siswa tidak berperan sebagai obyek tapi justru menjadi subyek artinya pada proses pembelajaran guru berperan hanya sebagai fasilitator dan memiliki intelektual yang kreatif untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dan mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sedangkan dalam proses pembelajaran siswa tidak diberitahukan oleh guru akan tetapi mencari tahu sendiri, siswa bukan hanya menyelesaikan masalah akan tetapi merumuskan masalah, siswa melatih berpikir analitis (pengambilan keputusan) bukan berfikir mekanistis (rutin), dan siswa mampu bekerjasama dan kaloborasi. Oleh sebab itu, agar proses pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 dapat tercapai dengan efektif dan efisien maka guru perlu melakukan persiapan
perangkat
pembelajaran
yang
dapat
mendukung
proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil survei kebutuhan guru terkait implementasi kurikulum 2013 pada tanggal 17 Mei pukul 10.00 di SDN Kalasan 1 dengan Ibu U, guru sudah sangat memahami konsep-konsep dasar mengapa terjadi perubahan kurikulum dari kurikulum KTSP menjadi Kurikulum SD 2013. Guru juga sudah memahami poin-poin inti yang digunakan dalam Kurikulum SD 2013, seperti pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran, pendekatan saintifik, penilaian otentik, pendidikan karakter dan penyusunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013. Namun dari beberapa poin inti tersebut guru mendapat kesulitan dalam beberapa hal antara
lain,
mengaplikasikan
langkah-langkah
pembelajaran
dengan
pendekatan saintifik, pelaksanaan penilaian otentik yang masih sulit terutama pada penilaian non tes dan belum menemukan cara efektif untuk melaksanakan penilaian tersebut dengan maksimal, serta kurangnya pemahaman guru terkait penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran, dikarenakan guru belum banyak mengikuti pelatihan-pelatihan atau diklat untuk memperoleh pengetahuan sejauh mana pendidikan karakter yang harus dikembangakan dalam Kurikulum SD 2013 di sekolah. Pada saat melakukan wawancara dengan Ibu U, beliau juga mengatakan ada beberapa kendala pada saat proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik, antara lain pada langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdapat aspek mencoba, aspek tersebut sulit diimplementasikan karena keterbatasan SDM guru dan sarana prasarana sekolah yang mendukung proses tersebut berjalan maksimal. Guru juga masih bingung apakah langkahlangkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat dilaksanakan dengan tidak urut atau harus urut sesuai pada konsep pendekatan saintifik yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring atau mengkomunikasikan. Dalam hal ini guru juga menyadari kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013, terutama pada aspek penilaian. Hal ini disebabkan karena terbatasnya SDM guru dan kurangnya pelatihan atau diklat terkait Kurikulum SD 2013 yang pernah diikuti guru. Oleh karena itu, guru sangat memerlukan contohcontoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum SD 2013 guna untuk mengembangkan pembelajaran dikelas dan tercapainya tujuan implemetasi Kurikulum 2013 di sekolah dasar. Dengan melihat adanya masalah tersebut dan pentingnya diadakan contohcontoh perangkat pembelajaran Kurikulum SD 2013, maka peneliti mencoba untuk melakukan pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
kurikulum 2013 yang mengedepankan kebutuhan siswa dan guru pada umumnya dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 pada subtema Aku dan Teman Baru untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar“.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran sub tema Aku dan Teman Baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran sub tema Aku dan Teman Baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran pada subtema Aku dan Teman Baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar. 2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Aku dan Teman Baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian Penelitian Pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi mahasiswa Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam menyusun perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 bagi mahasiswa ketika kelak menjadi guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
2. Bagi guru Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif perangkat pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran pada sub tema aku dan teman baru untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar. 3. Bagi siswa Perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan
peneliti
mampu
mengembangkan keaktifan, kreativitas dan mampu meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran pada sub tema aku dan teman baru untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar. 4. Bagi sekolah Dapat menambah referensi pada Sekolah dalam mengembangkan perangkat pembelajaran pada setiap pembelajaran. 5. Bagi Prodi PGSD Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma tekait dengan pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum Sekolah Dasar tahun 2013.
E. Batasan Istilah 1. Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu 2. Pendidikan karakter adalah upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk menanamkan nilai- nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perbuatan dan perkataan berdasarkan norma- norma agama, hukum, tata karma, budaya dan adat istiadat. 3. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
dalam berbagai tema sehingga saling terkait antara mata pelajaran, antara konsep, antara pokok bahasan bahkan keterkaitan antara topik melalui pengalaman langsung sehingga pembelajaran bermakna bagi siswa. 4. Pendekatan
saintifik
adalah
pendekatan
berbasis
ilmiah
dengan
menekankan metode ilmiah meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. 5. Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 6. Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap, yang terdiri dari: a) Identitas RPPTH terdiri dari: 1) sekolah yaitu nama satuan pendidikan 2) identitas muatan pelajaran terkait 3) tema/subtema; 4) kelas/semester; 5) pembelajaran keberapa; 6) alokasi waktu; b) Kompetensi Inti terdiri dari KI 1,2,3 dan 4 c) Kompetensi Dasar dan Indikator setiap Kompetensi Inti d) Tujuan
Pembelajaran
mencakup
semua
ranah
(pengetahuan,
keterampilan, sosial, spiritual) e) Materi Pembelajaran mencakup materi pokok setiap muatan f) Pendekatan dan Metode Pembelajaran g) Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
h) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. i) Penilaian mencakup teknik penilaian, instrumen, dan pedoman penskoran. j) Lampiran-lampiran. 2.
RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter). Hal tersebut dapat dilihat pada perumusan indikator setiap pembelajaran yang mencakup aspek intelektual, keterampilan, dan karakter. Pada aspek karakter terbagi menjadi dua ranah yaitu sikap sosial dan spiritual.
3.
RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa mata
pelajaran
menggunakan
tema
sebagai
pemersatu
dengan
mengintegrasikan konteks hasil belajar, pengalaman belajar, dan konten belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta didik. 4.
RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan dan mengasah dimensi keterampilan siswa dalam kegiatan mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
membentuk
jejaring/mengkomunikasikan atau dapat menghubungkan keterkaitan pada semua mata pelajaran. 5.
Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif mulai dari input, proses, sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
(rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. Penilaian kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan performance/kinerja/unjuk kerja, produk, proyek, dan penilaian portofolio. 6.
RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD. Penyusunan perangkat pembelajaran ini mengacu pada kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum SD 2013 Kurikulum merupakan jantung dari pendidikan. Tuntutan zaman dan tantangan zaman menuntut kurikulum harus berubah-ubah dimana bangsa Indonesia telah mengalami perubahan kurikulum sebanyak 10 kali sejak tahun 1947 hingga sekarang kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang ke-11 kalinya. Walaupun demikian, kurikulum memiliki visi dan arah tujuan yang jelas, akan dibawa ke mana sistem pendidikan nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Permendikbud 2013). Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 merupakan bagian dari strategi meningkatkan pencapaian pendidikan. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Perkembangan teknologi semakin pesat dan tantangan zaman semakin berat akan mengalami tantangan internal dan tantangan eksternal yang harus siap dihadapi bagi generasi emas 2045 tahun akan datang. Oleh sebab itu, pemberlakuan kurikulum 2013 ditujukan agar menjawab tantangan zaman terhadap pendidikan di abad ke-21.
a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 Pengembangan atau perubahan kurikulum ditujukan untuk menjawab tantangan zaman yang akan dihadapi, baik tantangan internal maupun ekstranal. Maka, kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
1. Tantangan Internal, terkait antara kondisi pendidikan dan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Melihat kondisi pendidikan yang mendesak akan tuntutan pendidikan maka, berbagai metode dilakukan oleh pemerintah agar pendidikan dapat mencapai kedelapan Standar Nasional tersebut. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Melihat dari perkembangan penduduk Indonesia yang berkembang begitu pesat sehingga jumlah sumber daya manusia usia produktif lebih banyak dari sumber daya manusia usia non produktif. Hal tersebut merupakan, salah satu tantangan terbesar jika sumber daya manusia yang melimpah tidak memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi beban pembangunan. Namun apabila, sumber daya manusia yang melimpah ini, memiliki kompetensi dan keterampilan maka, akan menjadi modal pembangunan. sumber
daya
manusia
usia
produktif
yang
Oleh sebab itu,
melimpah
ini
dapat
ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan dengan tercapainya delapan standar nasional agar tidak menjadi beban pembangunan (Permendikbud 2013). 2. Tantangan Ekstranal, berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi masa depan, fenomena negatif yang mengemuka dan persepsi masyarakat. Globalisasi merupakan salah satu tantangan masa depan yang bisa berdampak negatif jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Globalisasi mampu merubah pola hidup agraris dan tradisional menjadi pola hidup yang modern seperti World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). perkembangan teknologi dan Informasi sangat pesat akibat dampak dari globalisasi sehingga untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut orang berpikir bahwa pengetahuanlah yang mampu untuk mengatasi segalanya. Akan tetapi, seorang pelajar terlalu dititik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
beratkan pada aspek kognitif lama kelamaan beban siswa terlalu berat. Dan juga seorang pelajar mempunyai aspek kognitif yang baik tapi kurang bermuatan karakter, akibatnya akan terjadi fenomena-fenomena negatif yang mengemuka seperti perkelahian antar pelajar (tawuran), narkoba, Plagiarisme, kecurangan dalam ujian (nyontek), gejolak masyarakat (sosial unrest) dalam kalangan pelajar. Oleh sebab itu, diharapkan kurikulum 2013 mampu menjawab tantangan zaman abad ke-21 yang akan dihadapi. Kedua tantangan tersebut bukan untuk dihindari akan tetapi dihadapi. 3. Penyempurnaan Pola Pikir Hal mendasar pengembangan Kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan zaman. Melihat dari tantangan-tantangan yang akan dihadapi nanti, maka kurikulum 2013 diadakan sebagai penyempurnaan dari KBK 2004 dan kurikulum KTSP 2006. Melihat kedua kurikulum sebelumnya, Perumusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) diturunkan dari Standar Isi sedangkan kurikulum 2013 diturunkan dari kebutuhan siswa, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. (Daryanto dan Sudjendro, 2014:31). Tabel 1. Tabel Penyempurnaan Pola Perumusan Kurikulum No 1
2
KBK 2004
KTSP 2006
Kurikulum 2013
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari Standar Isi
diturunkan dari kebutuhan
Standar Isi dirumuskan berdasarkan
Standar Isi diturunkan dari Standar
Tujuan Mata Pelajaran (Standar
Kompetensi Lulusan melalui
Kompetensi Lulusan Mata
Kompetensi Inti yang bebas mata
Pelajaran) yang dirinci menjadi
pelajaran
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran. 3
4
Pemisahan antara mata pelajaran
Semua mata pelajaran harus
pembentuk sikap, pembentuk
berkontribusi terhadap
keterampilan, dan pembentuk
pembentukan sikap, keterampilan,
pengetahuan
dan pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata
Mata pelajaran diturunkan dari
pelajaran
kompetensi yang ingin dicapai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Mata pelajaran lepas satu dengan
Semua mata pelajaran diikat oleh
yang lain, seperti sekumpulan mata
Kompetensi Inti (tiap kelas)
12
pelajaran terpisah
Dari tabel diatas maka, disimpulkan bahwa pola pikir pembelajaran kurikulum sebelumnya lebih dititik beratkan pada guru. Dengan demikian sangat perlu penyempurnaan pola pikir terhadap pembelajaran yang berpusat pada guru karena sangat berpengaruh terhadap pola pikir peserta didik. aktif dan kreatif gurunya bukan siswanya. Proses pembelajaran Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum KBK 2004 dan KTSP 2006 dimana, kedua kurikulum sebelumnya pembelajaran berpusat pada guru sedangkan siswa sebagai obyek, hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini. (Daryanto dan Sudjendro, 2014:31) Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir No
KBK 2004
KTSP 2006
Kurikulum 2013
1
Berpusat pada Guru
Berpusat pada siswa
2
Satu Arah
Interaktif
3
Isolasi
Lingkungan Jejaring
4
Pasif
Aktif-Menyelidiki
5
Maya/Abstrak
Konteks Dunia Nyata
6
Pribadi
Pembelajaran Berbasis Tim
7
Luas (semua materi diajarkan)
Perilaku Khas Memberdayakan kaidah Keterikatan
8
9
Stimulasi Rasa tunggal
Stimulasi ke Segala Penjuru (semua panca
(beberapa panca indera)
indera)
Alat Tunggal (papan tulis)
Alat Multimedia (berbagai peralatan teknologi pendidikan)
10
Hubungan satu Arah
Kooperatif
11
Produksi Masa (siswa
Kebutuhan Pelanggan (siswa mendapat
memperoleh dokumen yang
dokumen sesuai dengan ketertarikan sesuai
sama)
dengan potensinya)
Usaha Sadar Tunggal
Jamak (keberagaman inisiatif individu
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
13
(mengikuti cara yang seragam)
siswa)
Satu Ilmu Pengetahuan Bergeser
Pengetahuan Disiplin Jamak (pendekatan
(mempelajari satu sisi pandang
multidisiplin)
ilmu) 14
Kontrol Terpusat (kontrol oleh
Otonomi dan Kepercayaan (siswa diberi
guru)
tanggungjawab)
15
Pemikiran Faktual
Kritis (membutuhkan pemikiran kreatif)
16
Penyampaian Pengetahuan
Pertukaran pengetahuan (antara guru dan
(pemindahan ilmu dari guru ke
siswa, siswadan siswa lainnya)
siswa)
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah
diubah
sesuai
dengan
kurikulum
satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: 1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; 2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan 3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran (Permendikbud 2013). 5. Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik (Perrmendikbud 2013). Dalam Kurikulum 2013 terdapat 4 (empat) elemen perubahan yaitu, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan menengah pasal 1 menjelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar
dan
Menengah
digunakan
sebagai
acuan
utama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Mulyasa (2014:23) menyatakan bahwa Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebagaimana elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 3 Dalam Daryanto (2014:53-54). Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 Deskripsi Elemen Kompetensi
SD -
Lulusan Materi (ISI)
Mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara berimbang
-
Adanya keseimbangan antara materi untuk mendukung kemampuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
-
Semua konten mendukung ketiga kompetensi diatas secara berimbang
Pendekatan (ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui: -
Tematik integratif dalam semua mata pelajaran
-
Mata pelajaran IPA dan IPS masing-masing adalah terpadu
-
Mata pelajaran wajib, peminatan, lintas minat, dan pendalaman
-
Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri
Proses
-
Pembelajaran
Standar proses yang semula terfokus pada Ekplorasi, Elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, dan mencipta.
-
Belajar tidak hanya didalam kelas, tetapi lingkungan sekolah dan masyarakat juga sebagai tempat belajar
-
Sumber belajar tidak terpaku pada guru saja
-
Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi contoh dan teladan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penilaian Hasil
-
Penilaian berbasis kompetensi
Belajar
-
Pergeseran dari penilaian melalui Tes (mengukur
15
kompetensi berdasarkan hasil saja ) menuju Penilaian otentik (mengukur ketiga kompetensi berdasarkan proses dan hasil) -
Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
-
Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian dan penilaian mandiri oleh siswa
Ekstrakurikuler
-
Pramuka (wajib)
-
UKS
-
PMR
-
Bahasa Inggris
Berdasarkan elemen perubahan kurikulum 2013 di atas, penataan terhadap SNP diharapkan dapat menyempurnakan SNP sebelumnya menjadi lebih baik bagi pendidikan Nasional.
b. Penguatan Pendidikan Karakter Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi dan sekaligus berbasis karakter (competency and character based curriculum). Hal tersebut penting, guna menjawab tantangan arus globalisasi, berkontribusi pada pembangunan masyarakat dan kesejahteraan sosial, lentur, serta adaptif terhadap berbagai perubahan melalui pendidikan karakter. Dalam implementasi kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat dintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum 2013. Materi yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dihubungkan konteks kehidupan sehari-hari. Berbicara mengenai Pendidikan Karakter, pengertiannya terdiri atas dua kata dasar yaitu Pedidikan dan Karakter.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Menurut Agustinus (2014:4), pendidikan adalah suatu proses terus menerus yang menghantarkan manusia mudah ke arah kedewasaan, yaitu dalam arti kemampuan untuk memperoleh pengetahuan (knowledge acquisition),
mengembangkan
kemampuan
atau
keterampilan
(skills
developments), mengubah sikap (attitude of change) serta kemampuan mengarahkan diri sendiri, baik di bidang pengetahuan, keterampilan, serta dalam memaknai proses pendewasaan itu sendiri dan kemampuan menilai. Kemendiknas (2010:36), menyatakan bahwa Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi berabad. Dari kedua pengertian pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses pengembangan diri menjadi diri sendiri yang mempunyai kemampuan dan kepribadian yang unggul. Banyak pandangan berpendapat bahwa pendidikan merupakan sarana untuk mentransfer ilmu saja, akan tetapi pendidikan juga merupakan sarana pembudayaan dan penyalur nilai-nilai. Karakter merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena dari pendidikanlah karakter anak bangsa terbentuk, sehingga mencerminkan karakter bangsa. Pengertian karakter menurut Sutarjo (2012:78), karakter adalah seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang, misalnya kerja keras, pantang menyerah, jujur, sederhana dan lain-lain. Heri (2012:3) juga menjelaskan bahwa karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dan orang lain. Berbeda dengan Hariyanto (2013:43) menjelaskan bahwa karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Karakter merupakan sifat alami seseorang yang terdapat dalam diri sehingga menjadi kebiasaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
dalam merespon situasi secara bermoral. Dengan karakter itulah orang mampu mengukur kepribadian atau watak orang lain. Keterpaduan dua kata tersebut menjadi Pedidikan Karakter. Menurut Zubaeda (2011:25) Pendidikan Karakter adalah pendidikan budi pekerti plus yang intinya merupakan program pengejaran disekolah yang bertujuan mengembangkan watak dan tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afektif (perasaan/sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional),
dan
ranah
skill
(keterampilan,
terampil
mengolah
data,
menggemukakan pendapat dan kerja sama). Menurut Kemendiknas (2010:37) Pendidikan Karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, akhlak mulia, dan budi pekerti sehingga karakter terbentuk dan menjadi ciri khas peserta didik tersebut. Hariyanto (2013:45) menjelaskan juga bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntutan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Dari uraian pengertian diatas maka dapat disimpulkan, pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan karakter peserta didik. Melihat kondisi krisis dan dekadensi moral, seperti maraknya perkelahian antar pelajar, korupsi, budaya menyontek, narkoba, plagiarisme dan lain-lain. Maka pemerintah Indonesia, mensosialisasikan pendidikan karakter bahkan, kementerian pendidikan nasional juga mencanangkan implementasi pendidikan karakter untuk semua tingkat pedidikan, mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Menurut Heri (2012:30) pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. c. Pendekatan Tematik Integratif Pembelajaran kurikulum 2013 memiliki ciri khas yang berbeda dengan kurikulum sebelumnya dimana pembelajaran kurikulum sebelum, mata pelajarannya dilakukan secara terpisah sedangkan pembelajaran dengan kurikulum 2013 dilakukan dengan pendekatan tematik integrtif, yang kemudian dikenal dengan istilah Tematik. Arti kata “Tematik” itu sendiri adalah bersangkutan dengan tema. Pembelajaran tematik ini dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan anak, cara belajar anak, dan konsep belajar. Konsep pembelajaran tematik dikemukan oleh dua tokoh pendidikan Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dimana dalam pembelajaran segaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran (Majid 2014). Berikut pengertian pendekatan tematik integratif menurut para ahli: Menurut Majid (2014:86) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali pertemuan. Majid juga menegaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang menggunakan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pangalaman yang bermakna kepada peserta didik. Daryanto (2014:31) juga menjelaskan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa Kompetensi Dasar (KD) dan indikator dari kurikulum atau Standar Isi (SI) dari beberapa mapel menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema. Daryanto juga menjelaskan bahwa dengan adanya kaitan tersebut maka peserta didik akan memperoleh
pengetahuan
dan
keterampilan
secara
utuh
sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. Daryanto (2014:11) belajar bermakna (meaningful learning) merupakan suatu proses dikaitkannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dari uraian pengertian diatas maka, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sekaligus menjadi satu materi yang memberikan pengalaman bermakna bagi siswa dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran tematik memiliki beberapa prinsip dan karakteristik. Prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif antara lain: (1) Pembelajaran tematik memiliki satu tema yang aktual, (2) Terintegrasi dengan lingkungan, (3) Bentuk belajar dirancang agar siswa menemukan tema, (4) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan, (5) Materi pembelajaran dapat dipadukan dalam satu tema dengan mempertimbangkan minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal. Sebagai suatu pendekatan di sekolah dasar, pembelajaran tematik integratif memiliki karakteristik-karakteristik antara lain: (1) Berpusat pada siswa, (2) Memberikan pengalaman langsung, (3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) Bersifat fleksibel, (6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Dalam kurikulum 2013, pembelajaran di sekolah menggunakan pendekatan tematik integratif dengan memiliki karakteristik dan prinsip yang dilaksanakan sesuai dengan tahap perkembangan anak, karakteristik cara belajar anak. d. Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran tematik integratif, yang mana pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah (pendekatan saintifik). Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksudkan melibatkan keterampilan proses
meliputi
mengkomunikasikan.
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
1. Mengamati Kegiatan mengamati dalam pembelajaran lebih menitikberatkan pada kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Keunggulan dari metode ini, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan betantang, dan mudah pelaksanaanya. Abidin (2014:133134) Dalam melakukan kegiatan mengamati perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi. b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi. c. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder. d. Menentukan dimana tempat objek yang akan diobservasi. e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. f. Menetukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan dan alat elektronik lainnya. 2. Menanya Dalam
proses
pembelajaran
guru
yang
efektif
mampu
menginspirasikan peserta didik untuk mengembangkan tiga ranah utama yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula guru tersebut mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi peserta didik untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Menurut Abidin (2014:136-137) aktivitas bertanya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: a. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. b. Mendorong dan menginspirasikan siswa untuk aktif belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
c. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. d. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta
didik
untuk
menunjukan
sikap,
keterampilan,
dan
pemahamannya atas subtansi pembelajarn yang diberikan. e. Membangkitkan keterampilan berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. f. Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. g. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. h. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat. 3. Menalar Istilah “menalar” dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Menurut Abidin (2014:139-140) untuk meningkatkan daya menalar peserta didikdapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Guru menyusun bahan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum. b. Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah akan tetapi guru memberikan instruksi singkat tapi jelas. c. Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis. d. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. e. Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki. f. Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman. g. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
h. Guru mencatatat semua kemajuan peserta didik. 4. Mencoba Untuk memperoleh hasil belajar yang otentik peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan. Agar pelaksanaan kegiatan percobaan dapat berjalan dengan lancar maka, (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid, (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan, (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6) Membagi kertas kerja kepada murid, (7) murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, (8) guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasikan. 5. Mengkomunikasikan Kemampuan mengkomunikasi adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini, siswa harus mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif. e. Penilaian Otentik Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana, dan berkesinambungan. Penilaian memiliki peran yang sangat penting dalam kualitas sistem pembelajaran. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi
yang
bermakna
dalam
pengambilan
keputusan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
(Kemendikbud 2013). Standar Nasional Pendidikan terdiri atas 8 (delapan) standar, salah satunya adalah Standar Penilaian. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 66 tahun 2013 Tentang Standar Penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dimana penilaian pendidikan salah satunya mencakup penilaian otentik. Menurut Permendikbud nomor 66 tentang standar penilaian (2013:2) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Kemendikbud (2013:5) Penilaian otentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Abidin (2014:81) penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Guru perlu mengambil data agar mengindentifikasi kesulitan siswa dalam belajar, agar guru segera mengatasi kesulitan tersebut. Basuki (2014:168) mendefinisikan penilaian otentik sebagai suatu bentuk penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukan penerapan dari suatu pengetahuan atau keterampilan. Dari beberapa pendapat di atas maka, dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang bukan hanya mengukur apa diketahui melainkan, lebih menitikberatkan pada apa yang dihasilkan oleh peserta didik. Dalam penilaian otentik, para siswa tidak hanya menyelesaikan dan dapat menunjukkan perilaku tertentu yang diinginkan sesuai rumusan tujuan pembelajaran, tetapi juga mampu mengerjakan sesuatu yang terkait dengan konteks kehidupan nyata. Penilaian otentik yang digunakan dalam mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mengacu pada penilaian PAK.
PAK merupakan
penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
minimal (KKM). Dalam penilaian hasil belajar peserta didik mencakup tiga hal yaitu kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Sejalan dengan ketiga cakupan tersebut maka teknik dan instrumen yang digunakan dalam mengukur kompetensi sikap, kompotensi pengetahuan, dan kompotensi keterampilan berdasarkan Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan sebagai berikut: a. Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. 1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. 2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. 3) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik. 4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. 2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. 3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. c. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. 1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. 2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. 3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang
bersifat
reflektif-integratif
untuk
mengetahui
minat,
perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan: 1) Substansi yang mempresentasikan kompetensi yang dinilai. 2) Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan 3) Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Penilain otentik memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Basuki (2014:175-176) keunggulan dan kelemahan penilaian otentik dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Otentik No 1
Keunggulan
Berfokus pada keterampilan Memerlukan waktu yang insiatif analisis
2
Kelemahan
dan
keterpaduan untuk mengelolah, memantau, dan
pengetahuan.
melakukan koordinasi.
Meningkatkan kreativitas.
Sulit untuk dikoordinasikan dengan standar
pendidikan
yang
telah
ditetapkan secara legal. 3
Merefleksikan
keterampilan Menantang
dan pengetahuan dunia nyata.
guru
untuk
memberikan skema pemberian nilai yang konsisten.
4
Mendorong kerja kolaboratif.
Sifat subjek dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi bias.
5
Meningkatkan
keterampilan Sifat penilaian yang unik mungkin
lisan dan tertulis 6
Langsung kegiatan
tidak dikenali siswa.
menghubungkan Bisa bersifat tidak praktis untuk asesmen,
pengajaran,
dan
kegiatan kelas yang berisi banyak siswa. tujuan
pembelajaran. 7
Menekankan pada keterpaduan Hal pembelajaran waktu.
di
yang
menantang
sepanjang mengembangkan
berbagai
untuk jenis
materi ajar dan berbagai kisaran tujuan pembelajaran.
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Daryanto (2014:v) Perangkat Pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran. Persiapan mengajar merupakan salah satu tolak ukur dari sukses seorang guru. Kegagalan dalam perencanaan sama saja dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
merencanakan kegagalan. Bertemali dengan proses pembelajaran maka, guru perlu mengembangkan perangkat pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan LKS, dan instrumen penilaian. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan
pendekatan
pembelajaran
yang
digunakan.
Perangkat
pembelajaran sebagai alat pandu pelaksanaan pembelajaran hendaknya disusun guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Keempat elemen perangkat pembelajaran tersebut dapat dijabarkan berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses sebagai berikut: 1. Silabus Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Bertemali dengan silabus maka Permendikbud menyatakan bahwa silabus paling sedikit memuat beberapa hal sebagai berikut: a. Identitas
mata
pelajaran
(khusus
SMP/MTs/SMPLB/Paket
BdanSMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan); b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran; d. Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran; e. Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A); f. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
g. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; h. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan. Pengembangan silabus berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI). Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Abidin (2014:291-292) dalam pengembangannya, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan sebagai berikut: a. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secar keilmuan. b. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkatan kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. c. Sitematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secar fungsional dalam mencapai kompetensi. d. Konsisten Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian. e. Memadai Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup ntuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
f. Aktual dan kontekstual Cakupan indikator, materi poko, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni muktahir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. g. Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang tejadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. h. Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (sikap, keterampilan, dan pengetahuan). Bertemali dengan silabus Depdiknas (2007b) dalam Abidin (2014:292) ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan guru dalam menyusun silabus pembelajaran. Tahapan tersebut sebagai berikut: a. Perencanan Guru yang menyusun silabus terlebih dahulu menyiapkan informasi, kepustakaan atau referensi. Informasi yang disiap dapat dilakukan dengan memanfaatkan multimedia dan internet. b. Pelaksanaan Dalam melaksanakan penyusunan silabus,
guru perlu memahami
semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar. c. Perbaikan Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. d. Pemantapan Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik sialbus tersebut dapat digunakan sebagai dasar menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
e. Penilaian silabus Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkala dengan menggunakan model-model penilaian kurikulum. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
berdasarkan
silabus
untuk
mengarahkan
kegiatan
pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan. Setiap pendidik berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Berdasarkan Permendikbud nomor 65 tahun 2013, komponen RPP terdiri atas beberapa elemen dasar sebagai berikut: a.
Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; c.
Kelas/semester;
d. Materi pokok; e.
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
f.
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; i.
Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j.
Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;
k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; l.
Langkah-langkah
pembelajaran
dilakukan
melalui
tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan m. Penilaian hasil pembelajaran. Permendikbud nomor 65 tahun 2013, menyatakan bahwa dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. b. Partisipasi aktif peserta didik. c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat,
kreativitas,
inisiatif,
inspirasi,
inovasi
dan
kemandirian. d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
indikator
pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Menurut Daryanto (2014:175-176) Lembar Kerja Siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Daryanto juga menjelaskan struktur Lembar Kerja Siswa (LKS) secara umum adalah sebagai berikut: a. Judul, mata pelajaran, semester. b. Petunjuk belajar c. Kompetensi yang akan dicapai d. Indikator e. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 4. Instrumen Penilaian Penilaian yang dilakukan mencakup tiga kompetensi yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dimana instrumen penilaian yang digunakan sebagai berikut: a. Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik (Permendikbud 2013). b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. 1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. 2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. 3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas (Permendikbud 2013). c. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Instrumen penilaian yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai; 2. Konstruks yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan 3. Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik (Permendikbud 2013).
B. Penelitian yang Relevan Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 merupakan hal yang baru sehingga belum tersedia sumber yang relevan dengan penelitian ini. Oleh sebab itu peneliti mencoba menggunakan
sumber
lain
yang
hampir
sama
dengan
penelitian
pengembangan perangkat pembelajaran. Berikut ini adalah tiga penelitian relevan yang hampir sama dengan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Pertama, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Meneladani Sikap Pahlawan Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”, yang dilakukan oleh Wismantaka (2014). Penelitian ini menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta
penilaian
secara
otentik
pada
kegiatan
belajarnya.
Penelitian
pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Berdasarkan validasi pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD, dan 10 siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Sedayu bahan ajar tersebut memperoleh rerata skor 4,43 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Kedua, penelitian yang dilakukam oleh Apriyani (2013) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”. Penelitian ini menghasilkan produk suatu bahan ajar dengan prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan Kemp. Berdasarkan validasi pakar, bahan ajar tersebut memperoleh skor rerata produk yaitu 4,33 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Penelitian ini dilakukan di SDN Pakem 4. Ketiga, Wulandari (2013) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Mendengarkan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”. Penelitian ini menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar dengan mengacu pada prosedur pengembangan bahan ajar memodifikasi langkahlangkah model Kemp yang telah direvisi dan penelitian pengembangan Borg and Gall. Berdasarkan hasil keseluruhan validasi oleh pakar diperoleh rerata skor 4,26 untuk kualitas bahan ajar, dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Penelitian ini dilaksanakan di SDN II Prambanan Klaten.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Berdasarkan paparan ketiga hasil penelitian di atas maka pengembangan perangkat pembelajaran yang akan peneliti lakukan diperluas sesuai dengan tuntutan kurikulum SD 2013, khususnya kebutuhan guru akan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penilain otentik.
C. Kerangka Berpikir
Kurikulum SD 2013 1. Rasional dan elemen perubahan. 2. Pendidikan karakter. 3. Pendekatan yang digunakan tematik integratif dan saintifik. 4. Menggunakan penilaian otentik.
yaitu
Analisis Kebutuhan Guru masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang baik mengacu Kurikulum SD 2013.
Mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPPTH beserta lembar kerja siswa dan penilaian otentik dengan mengguakan model Kemp dan proses penelitian R&D model Borg and Gall yang mengacu Kurikulum SD 2013.
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka berfikir tentang pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa sekolah dasar kelas I. Kurikulum 2013 merupakan usaha pemerintah untuk menjawab tantangan zaman dengan menyiapkan generasi bangsa yang baik dan memiliki sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dapat digunakan bagi masa depan. Pemerintah telah menyediakan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, akan tetapi masih perlu adanya tambahan pada kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan keadaan sekolah
agar perangkat pembelajaran yang telah dibuat dapat
semakin layak sesuai kebutuhan peserta didik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Berdasarkan alasan tersebut peneliti berusaha mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas I. Pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik merupakan ciri utama dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013 khususnya pada perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti. Peneliti juga memasukkan tentang penerapan pendidikan karakter dalam setiap kegiatan pembelajaran yang ada dalam perangkat pembelajaran. Perkembangan karakter, keterampilan, dan pengetahuan adalah tujuan dari Kurikulum 2013, untuk mengukur kemampuan siswa menggunakan penilaian otentik dengan berbagai jenis penilaian untuk mempermudah guru dalam menilai peserta didik. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti, mengacu pada tema 1 (Diriku), subtema 1 (Aku dan Teman Baru). Pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik yang menjadi pedoman bagi peneliti dalam menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan menekankan pada pendidikan karakter pada setiap kegiatan pembelajaran. Penilaian bagi siswa menggunakan penilaian otentik. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti masih memiliki banyak kekurangan dan belum sempurna oleh karena itu, perangkat pembelajaran ini juga masih perlu perbaikan.
D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana menggembangkan perangkat pembelajaran sub tema Aku dan Teman baru mengacu kurikulun SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran sub tema Aku dan Teman baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
3. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema Aku dan Teman Baru mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu 1 Sekolah Dasar menurut Guru Kelas I Sekolah Dasar?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau penelitian R&D (Research and Development). Research and Development adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Untuk menghasilkan produk tersebut sebelumnya harus dilakukan analisis kebutuhan dan pengujian keefektifan produk agar berfungsi secara layak di masyarakat luas. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. B. Prosedur Pengembangan Penelitian
yang
mengembangkan
perangkat
pembelajaran
ini,
menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Menurut Kemp (1994) dalam Trianto (2010:81-89) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum.
Gambar 2. Siklus Pengembangan Perangkat model Kemp
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran Kemp meliputi: 1. Identifikasi Masalah Pembelajaran Tujuan dari tahap untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan, baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. 2. Analisis Siswa Analisis siswa dilakukan untuk mengidentifikasi tingkah laku awal siswa yaitu keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki oleh siswa sebelum melaksanakan proses pembelajaran dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok. 3. Analisis Tugas Menurut kemp analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan subordinat (prasyarat) yang harus dipelajari siswa dan langkah-langkah prosedur subordinat yang perlu diikuti oleh siswa untuk mempelajari suatu proses. 4. Merumuskan Indikator Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan
pada
tahap
1.
Tujuan
pembelajaran
dilakukan
untuk
mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional. Indikator dirumuskan berfungsi sebagai: (a) alat untuk mendesain pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar. 5. Penyusunan Instrumen Evaluasi Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan
indikator
dan
ketuntasan
penguasaan
siswa
seteleh
berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
6. Strategi Pembelajaran Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mecapai tujuan pembelajaran. 7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih. Maka pemilihan media dan sumber pembelajaran harus berdasarkan analisis tujuan, analisis karakteristik awal siswa, dan analisis tugas. 8. Pelayanan Pendukung Pelayanan pendukung sangat menentukan keberhasilan pengembangan perangkat. Pelayanan pendukung berkaitan dengan kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan. Di samping itu membutuhkan anggaran atau dana, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan. 9. Evaluasi Formatif Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perencanaan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. 10. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuantujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan, baik dari hasil posttes maupun ujian akhir pembelajaran. 11. Revisi Perangkat Pembelajaran Kegiatan revisi secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Seperti yang dijelaskan oleh Kemp sebelumnya bahwa setiap langkah rancangan selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan revisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang telah dibuat. Penelitian
pengembangan
ini
memiliki
10
langkah
prosedur
pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (1989) dalam Arifin (2011:129-132) mengembangkan langkah-langkah yang lebih terperinci kemudian disusunnya dalam sepuluh langkah, yaitu (1) penelitian
dan
pengumpulan
informasi
(Research
and
Information
Collecting), (2) perencanaan (planning), (3) bentuk produk awal (develop preliminary form product), (4) bentuk uji coba (preliminary field testing), (5) revisi produk utama (main product revision), (6) uji lapangan utama (main field testing), (7) revisi produk operasional (operational product revision)), (8) uji lapangan operasional (operational field testing), (9) revisi produk akhir (final product revision), (10) sosialisasi dan implementasi (dissemination and implementation). Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi pada 5 langkah prosedur pengembangan saja, dikarenakan terbatasnya waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Langkah-langkah prosedur pengembangan tersebut antara lain, langkah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain sampai menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas I SD subtema Aku dan Teman Baru. Peneliti akan menjelaskan kelima langkah tersebut dalam bagan lengkap beserta penjelasannya di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 3. Langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran. LANGKAH 1 Potensi dan Masalah Analisis Kebutuhan
Wawancara
LANGKAH 2
Hasil wawancara
Kajian Dokumen
Pengumpulan Data
LANGKAH 3 Desain Produk (Prototipe)
KI-KD
Tema
Evaluasi Sumber belajar
Subtema
Indikator Kegiatan Belajar
Tujuan Silabus
Menyusun RPP
Urutan isi
Strategi pembelajaran
LANGKAH 4 Validasi Ahli Kurikulum 2013 LANGKAH 5 Revisi Desain
Evaluasi Formatif
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Langkah 1: Potensi dan Masalah Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 10.00 di SDN Kalasan 1 dengan Ibu U. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut ketersediaan perangkat pembelajaran yang digunakan guru untuk mencapai tujuan implementasi kurikulum 2013, sehingga diharapkan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan disusun sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I sekolah dasar. Langkah 2: Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar. Pengumpulan data untuk pembuatan perangkat pembelajaran dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber. Langkah 3: Desain Produk Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal perangkat pembelajaran. Desain awal dilakukan dengan menentukan tema, setelah memilih tema kemudian memilih kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai dengan tema. Peneliti kemudian memilih subtema yang akan dibuat berdasarkan pemetaan KI dan KD. Berdasarkan KI dan KD tersebut kemudian dilakukan pembuatan silabus berdasarkan KD. Silabus dibuat berdasarkan indikator dan tujuan sesuai subtema kemudian silabus diturunkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan RPP maka dapat dibuat kerangka urutan isi untuk membuat strategi pembelajaran yang akan digunakan, lalu dilanjutkan dengan membuat kegiatan belajar harian sesuai dengan RPP. Peneliti kemudian menentukan sumber belajar yang akan digunakan dan terakhir terbentuk desain produk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
yang berupa prototipe. Peneliti menentukan evaluasi yang berupa instrument penilaian untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang diharapskan dalam perangkat pembelajaran. Langkah 4: Validasi Desain Peneliti menggunakan validasi pakar (expert judgment) sebagai evaluasi formatif
terhadap
desain
bahan
produk
pengembangan
perangkat
pembelajaran. Produk yang dikembangkan akan divalidasi oleh tiga validator ahli yang kompeten. Validator ahli tersebut terdiri dari 2 dosen, dan 2 guru SD kelas satu. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan terhadap perangkat pembelajaran ini. Langkah 5: Revisi Desain Revisi desain dilakukan, setelah mendapatkan kritik dan saran, peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dibuat berdasarkan hasil validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar. Hasil revisi dari produk ini akan menjadi desain produk final perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan, yaitu dari bulan Mei sampai Januari. Adapun jadwal penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama 9 bulan, yaitu dari bulan Mei sampai Januari. D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penelitian ini, maka peneliti membutuhkan 3 validator ahli kurikulum 2013 yang kompeten yang terdiri dari 2 dosen, dan 2 guru kelas 1 Sekolah Dasar. E. Instrumen Penelitian Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Lembar kuesioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan indikator perangkat pembelajaran yang baik untuk melakukan validasi perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Lembar kuesioner tersebut diisi oleh validator ahli dan dua guru kelas I dan 10 siswa kelas I SDN Kalasan 1. Hasil validasi melalui kuesioner dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi atas perangkat pembelajaran yang dibuat. F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk melakukan survei kebutuhan. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I SDN Kalasan 1, Sleman. Data dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru akan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013. Teknik
pengumpulan data
berupa
kuesioner
bertujuan
untuk
memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi atas perangkat pembelajaran tersebut. Pedoman wawancara dapat dilihat lampiran G. Teknik Analisis Data Data penelitian ini dianalisis oleh peneliti secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif yang diperoleh berupa komentar dari guru kelas I SDN Kalasan 1 untuk selanjutnya akan dianalisis oleh peneliti guna memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang akan dihasilkan. Data kuantitatif berupa skor dari komentar pakar materi pembelajaran Sekolah Dasar. Data kuantitatif akan dianalisis dengan statistik deskriptif kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala lima. Konversi yang dilakukan terhadap data kualitatif menggunakan acuan konversi pada pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP), seperti tabel berikut ini (Sukardjo, 2008: 101) :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Tabel 6. Konversi Nilai Skala Lima Interval Skor
Kategori
X > ̅i + 1,80 Sbi
Sangat baik
̅i + 0,60 SBi< X ≤ ̅i + 1, 80Sbi
Baik
̅i – 0,60 SBi < X ≤ ̅i + 0,60Sbi
Cukup
̅i – 1,80 SBi < X ≤ ̅i – 0,60Sbi
Kurang
X ≤ ̅i – 1,80Sbi
Sangat Kurang
Keterangan: Rerata ideal (̅i)
: (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : X
(skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
: Skor aktual Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif
dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut. Diketahui: Skor maksimal ideal
:5
Skor minimal ideal
:1
Rerata ideal (̅i)
:
Simpangan baku ideal (SBi) :
(5+1) = 3 (5-1) = 0,67
Ditanyakan: Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Jawaban: Kategori sangat baik
= X > ̅i + 1,80 SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
= ̅i + 0,60SBi < X ≤ ̅i + 1,80SBi
Kategori baik
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21) = 3,40 < X ≤ 4,21 = ̅i - 0,60SBi < X≤ ̅i + 0,60SBi
Kategori cukup baik
= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 – (0,40) < X≤ 3 + (0,40) = 2,60 < X≤ 3,40 = ̅i - 1,80SBi < X≤ ̅i - 0,60SBi
Kategori kurang baik
= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40) = 1,79 < X ≤ 2,60 Kategori sangat kurang baik =
≤ ̅i – 1,80SBi = X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut. Tabel 7. Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor 4,22 – 5
Kriteria Sangat Baik
3,41 - 4,21
Baik
2,61 - 3,40
Cukup
1,80 - 2,60
Kurang
1 - 1,79
Sangat Kurang
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan Langkah awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dijabarkan pada bab III. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru kelas I SD Negeri Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta yaitu dengan Ibu U pada hari Sabtu, tanggal 17 Mei 2014 pada pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di lapangan sesuai dengan fakta yang terjadi. Permasalahan tersebut berkaitan dengan pemahaman mengenai Kurikulum SD 2013 dan berkaitan dengan ketersediaannya perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun sesuai dengan upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam Kurikulum 2013. 1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas I SD Negeri Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta pada hari Sabtu, tanggal 17 Mei 2014. Wawancara tersebut berpedoman pada 13 butir pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum SD 2013. Berikut data hasil wawancara dengan guru SD Negeri Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta yang akan dijelaskan pada setiap butir. Butir pertanyaan yang pertama yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru terhadap kurikulum 2013. Guru memberikan jawaban bahwa mereka memahami kurikulum 2013 sebagai sebuah kurikulum
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
yang holistik yang mana penyampaiannya secara keseluruhan atau secara utuh dalam sebuah kemasan tema, sehingga beberapa muatan pelajaran yang dikaitkan dalam proses pembelajaran siswa tidak mengetahui apa yang dipelajarinya hanya gurunya yang mengetahui. Guru
juga
membandingkan
dengan
kurikulum
2006
yang
penyampaiannya secara terpisah atau sendiri-sendiri. Butir pertanyaan yang kedua yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru terkait dengan perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa. Guru menjelaskan bahwa kurikulum 2013 itu sangat berbeda dengan kurikulum 2006. Dimana kurikulum 2006 lebih menekankan pada pemahaman pengetahuan saja sedangkan kurikulum 2013 lebih menekankan pada empat aspek yaitu empat kompetensi inti (KI) yang dipelajari siswa dimana KI-1 dan KI-2 menyangkut tentang kepribadian, KI-3 tentang pengetahuan sedang KI4 tentang keterampilan. Dari keempat kompetensi tersebut sudah dirumuskan ke dalam kompetensi dasar (KD) masing-masing sebagaimana telah ditetapkan dalam permendikbud no 67. Dari kompetensi dasar (KD) tersebut dirumuskan lagi ke dalam bentuk indikator kemudian dari indikator dirumuskan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru juga menjelaskan bahwa dalam merumuskan indikator keempat aspek tersebut harus termuat karena dalam penilaian semuanya harus dinilai. Akan tetapi dalam menuliskan indikator hanya KI-3 dan KI-4 yang dimunculkan sedangkan KI-1 dan KI-2 disisipkan pada tujuan pembelajaran. Butir pertanyaan ketiga yaitu mengenai sejauh mana pemahaman guru terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Guru memaparkan bahwa inti dari tematik integratif yaitu semua muatan pelajaran disatukan dalam suatu kegiatan pembelajaran dimana penyampaiannya tidak boleh terpisah. Guru juga menjelaskan bahwa dalam pembelajaran tematik integratif guru juga harus pandai-pandai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
dalam penyampaian sehingga siswa tidak terbebani dengan beberapa muatan tertentu. Butir pertanyaan keempat yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru
terkait
dengan
penerapan
pendekatan
saintifik
dalam
pembelajaran. Guru memaparkan bahwa pendekatan saintifik memiliki 5
tahap
yaitu
mengamati,
mengkomunikasikan.
Guru
menanya, juga
menalar,
menjelaskan
mencoba bahwa
dan dalam
pembelajaran, kelima tahap pedekatan saintifik tidak selalu berurutan yang penting kelima komponen tersebut harus selalu ada dalam satu pembelajaran. Butir pertanyaan kelima yaitu tentang pemahaman guru terkait dengan penilaian otentik. Guru memaparkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian keseluruhan artinya bahwa setiap penilaian harus mengukur semua aspek dalam hal ini sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Guru juga menjelaskan ada dua penilaian yaitu penilaian proses dan penilaian produk (hasil). Butir pertanyaan keenam yaitu apakah guru masih memerlukan contoh-contoh rubrik penilaian non tes. Guru memberikan jawaban bahwa guru sangat membutuhkan contoh-contoh rubrik penilaian non tes terkait Kurikulum 2013 dan perlu mempelajari bagaimana cara menilai yang efektif terkait penilaian non tes tersebut. Butir pertanyaan ketujuh yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Guru menjelaskan bahwa dalam setiap pembelajaran ada pendidikan karakter sehingga setiap hari siswa diajarkan pendidikan karakter jadi diharapkan ketika siswa berbaur dengan masyarakat, bukan hanya memiliki modal pengetahuan yang baik akan tetapi siswa juga memiliki karakter yang kuat sehingga implikasinya dengan masyarakat siswa mampu mengolah pengetahuan dengan karakter yang baik. Butir pertanyaan kedelapan yaitu terkait pemahaman guru terkait jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Guru menjelaskan bahwa ada delapanbelas pilar karakter yang dikembangkan oleh Kementrian dan Kebudayaan Nasional. Akan tetapi dalam pembelajaran guru tidak terpaku pada delapanbelas karakter tersebut. Bagi guru karakter itu adalah sikap yang baik jadi dalam pembelajaran, sikap atau karakter yang cocok untuk siswa guru berikan dengan tidak berpedoman pada kedelapanbelas karakter tersebut. Butir pertanyaan kesembilan yaitu terkait dengan kesulitankesulitan yang dialami guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Guru memaparkan bahwa untuk perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 yang menyakut silabus, pemetaan tema, buku guru sudah tersedia meskipun belum sempurna. Akan tetapi dalam menyusun RPP guru menyusun dengan berpedoman pada buku guru dengan harus disesuaikan dengan lingkungan sekolah. Yang menjadi kendala bagi guru adalah instrumen atau perangkat untuk penilaian karena guru belum mendapatkan daftar penilaian meskipun sudah dicari. Untuk analisis dan daya serapnya itu masih menjadi kendala untuk guru. Mereka juga mencoba untuk membuat instrumen penilaian sendiri namun belum ada pedoman. Guru tersebut juga berharap jika ada yang membuat instrumen penilain yang cukup efisien dan mampu mengukur semua aspek mereka sangat membutuhkan. Butir
pertanyaan
kesepuluh
yaitu
mengenai
contoh-contoh
perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah tersebut. Guru menjelaskan bahwa sudah tersedia semampu mereka seperti buku siswa, buku guru dan silabus meskipun belum sempurna. Guru tersebut juga mengatakan untuk rubrik penilaian mereka hanya mempunyai rubrik penilaian hasil produk tapi untuk rubrik penilaian sikap masih sangat minim. Butir pertanyaan kesebelas yaitu mengenai apakah guru masih memerlukan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
tuntutan Kurikulum SD 2013. Guru mengatakan bahwa mereka masih sangat membutuhkan perangkat untuk penilaian tapi untuk perangkat silabus, RPP dan perangkat lainnya mereka sudah mampu walaupun belum maksimal Butir pertanyaan keduabelas yaitu mengenai karakteristik atau ciriciri RPPTH yang mengacu Kurikulum SD 2013 yang dibutuhkan guru. Guru tidak menjelaskan tentang ciri-ciri RPPTH yang dibutuhkan akan tetapi guru mengatakan bahwa ciri-ciri RPPTH itu terpadu dan kontekstual dan untuk membuat RPPTH mereka sudah mampu untuk membuat RPPTH. Butir pertanyaan ketigabelas yaitu mengenai saran yang dapat guru berikan terkait dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013. Saran guru jika ada yang melakukan workshop tentang penilaian kurikulum 2013 dan bisa memberikan arahan atau bimbingan dalam hal penilaian kurikulum 2013 mereka sangat berterima kasih. 2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijabarkan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa guru sudah memiliki pemahaman yang cukup tentang Kurikulum SD 2013
dan sudah
mengimplementasikan dengan baik meskipun belum maksimal. Kesulitan yang masih dialami oleh guru terletak pada pembuatan instrumen penilaian yang menurut beliau masih sangat sulit dalam pelaksanaan dan kurangnya contoh instrumen penilaian yang membuat guru sangat kesulitan dalam membuat perangkat penilaian yang sesuai dengan kurikulum 2013. Guru mampu mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang sudah tersedia dengan baik. Guru sudah mampu membuat RPPTH yang disesuaikan dengan keadaan atau situasi sekolah. Media yang digunakan guru dalam mengajar
juga
sudah
beragam
dan
sangat
mudah
dijangkau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
dilingkungan sekitarnya.
Dan juga pemahaman guru tentang teori
penilaian
sangat
otentik
guru
memahami
akan
tetapi
dalam
implementasi penilaian guru masih sangat mengalami kesulitan. B.
Deskripsi Produk Awal Peneliti melakukan beberapa langkah dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini. Langkah awal yang dilakukan yaitu membagi tema dan subtema untuk setiap kelompok. Berhubung setiap tema kelas 1 memiliki 3-4 subtema maka setiap kelompok dibagi berdasarkan jumlah subtema 3-4 orang. Selanjutnya peneliti menentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Peneliti merumuskan indikator dan pemetaan indikator secara keseluruhan dalam satu semester. Kemudian peneliti membuat jaring-jaring subtema pada kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. Langkah selanjutnya yaitu merancang silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) berdasarkan indikator dan tujuan serta penilaian pada setiap muatan pelajaran berupa penilaian otentik. Kemudian peneliti membuat Lembar Kerja Siswa untuk siswa kelas I yang menerapkan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik pada pembelajaran dalam LKS tersebut terdapat langkah pembelajaran selama 6 pembelajaraan. 1. Silabus Silabus merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang dibuat sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Silabus pada dasarnya merupakan garis besar dalam pembelajaran. Silabus merupakan pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran yang akan dikembangkan dalam RPPTH. Pendekatan tematik
dan
pendekatan
saintifik
dikembangkan
dalam
kegiatan
pembelajaran. Silabus disusun secara sistematis dan berisikan rencana pembelajaran pada komponen-komponen tertentu. Komponen-komponen tersebut antara lain (1) identitas sekolah, (2) tema dan subtema, (3) muatan pelajaran terkait, (4) kompetensi dasar, (5) materi pembelajaran, (6) kegiatan pembelajaran, (7) penilaian, (8) alokasi waktu, dan (9) sumber belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
Tematik
Harian
(RPPTH)
merupakan turunan dari silabus yang dikembangkan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar yang ditentukan. RPPTH disusun secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. Dalam RPPTH terdapat beberapa komponen yaitu (1) identitas sekolah seperti satuan pendidikan, kelas, semester, tema, subtema, muatan pelajaran terkait, pembelajaran ke, dan alokasi waktu, (2) kompotensi inti (KI), (3) kompotensi dasar dan indikator, (4) tujuan pembelajaran, (5) materi pembelajaran, (6) pendekatan dan metode pembelajaran, (7) media, alat dan sumber belajar, (8) langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (9) penilaian setiap muatan pelajaran, dan (10) lampiran-lampiran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dibuat untuk enam pembelajaran. Setiap pembelajaran memiliki alokasi waktu 6x35 (210) menit pada setiap harinya. Pada kegiatan pembelajaran terdapat 2 penggalan, masing-masing penggalan terdapat kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Setiap kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan pendekatan saintifik. Kegiatan dibuat dengan menarik agar siswa dapat aktif, sehingga guru tidak hanya memberikan materi disepanjang pembelajaran tetapi hanya sebagai fasilitator. Lembar kerja siswa (LKS), materi ajar, dan instrumen penilaian merupakan lampiran RPPTH. Materi ajar berisi tentang ringkasan materi yang akan diajarkan. Materi dijelaskan secara singkat dan mencakup semua materi yang disampaikan dalam satu kegiatan pembelajaran. Instrumen penilaian memuat tentang panduan penilaian setiap muatan pembelajaran. Penilaian ini menggunakan penialain otentik dimana Setiap muatan pelajaran dinilai berdasarkan KI-1 sampai KI-4. Setiap penilaian berisi indikator, teknik penilaian, instrumen penilaian, soal/tugas, rubrik penilaian serta panduan skor yang sesuai dengan rubrik penilaian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Rubrik penilaian ini terdapat 4 aspek yang akan dinilai meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap social, dan spiritual. Aspek pengetahuan dinilai dari segi akademik maka aspek ini dapat dinilai dengan menggunakan tes tulis, tes tulisan dan penugasan. Tes tertulis, soal dan kunci jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, dan uraian. Tes tulisan berupa pertanyaan yang diberikan oleh guru maka dicantumkan rubrik penilaian. Sedangkan untuk penugasan yaitu penilaian terhadap pekerjaan rumah atau proyek. Aspek keterampilan berisi tentang kegiatan yang dilakukan, seperti melakukan performance/kinerja, dan membuat sebuah produk. Aspek ini akan dinilai dengan cara performance/kinerja atau produk dan dicantumkan panduan rubrik penilaian. Aspek sikap sosial berisi tentang pengamatan guru terhadap siswa terkait dengan sikap yang ditunjukkan selama pelajaran berlangsung sesuai dengan indikator yang akan dicapai. Aspek ini dinilai dengan cara observasi yang berpedoman pada rubrik penilaian yang berisi kriteria-kriteria yang akan digunakan guru selama proses pembelajaran, penilaian diri dengan cara meminta siswa mengemukankan kelebihan dan kekurangan yang berpedoman pada rubrik penilaian diri yang berisi aspek-aspek yang akan dinilai. Penilaian antarteman dengan cara meminta siswa untuk saling menilai antar satu dengan yang lain. Penilaian ini berpedoman pada rubrik penilain antar teman yang berisi nama-nama siswa dan sikap-sikap yang dikembangkan selama proses pembelajaran dan dinilai dengan mencentang angka 1 (kurang) -4 (sangat baik) disetiap nama. Aspek spiritual terkait dengan hubungan siswa dengan Tuhan yang Maha Esa seperti berdoa sebelum pelajaran dimulai, mensyukuri anugerah Tuhan dan membuat doa. Lembar kerja siswa yang dikembangkan pada penelitian ini adalah lembar kerja siswa untuk siswa kelas I SD yang mengacu pada tematik integratif Kurikulum SD 2013. Lembar kerja siswa berisi materi pokok yang dapat dipahami siswa dengan baik serta sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang telah ditentukan. LKS yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan pada langkah-langkah kegiatan yang terdapat dalam RPPTH.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
LKS memiliki beberapa komponen didalamnya, antara lain: (1) identitas sekolah seperti satuan sekolah, kelas, semester, muatan pelajaran terkait, tema, subtema, pembelajaran ke-, alokasi waktu dan nama siswa, (2) tujuan pembelajaran, (3) petunjuk penggunaan LKS, (4) kegiatan belajar 1-6, (5) refleksi. Dalam LKS juga terdapat pekerjaan rumah ini bertujuan agar orang tua dapat memantau perkembangan anak dan mempererat hubungan anak dengan orang tua. Pada akhir pembelajaran keenam terdapat ulangan evaluasi formatif. Ulangan evaluasi formatif bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan dalam satu subtema. Guru dapat mengukur tingkat kesulitan dan pemahaman yang siswa alami sehingga dapat mengulang kembali atau menegaskan materi yang masih belum dipahami oleh siswa. C.
Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk Produk awal yang telah dibuat oleh peneliti berupa RPPTH, materi ajar, instrumen penilaian dan LKS, kemudian diberikan kepada dua pakar kurikulum dan dua guru SD kelas 1 untuk divalidasi. Validasi ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan, serta kualitas dari perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Peneliti akan diberikan masukan-masukan untuk memperbaiki perangkat pembelajaran sehingga layak untuk digunakan. Validasi ini dilakukan dengan menggunakan instrumen validasi. Pakar kurikulum SD 2013 yang menjadi validator dalam penelitian ini adalah 2 orang Dosen PGSD yaitu Bapak R dan Ibu M. Validasi dilakukan pada tanggal 04 desember 2014 sebanyak satu kali. Terdapat beberapa aspek penilaian terhadap komponen RPPTH dalam instrumen validasi yang digunakan peneliti sebagai berikut: (1) identitas RPPTH, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) lembar kerja siswa (LKS), dan (11) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan dengan validator pakar kurikulum SD 2013, dengan Bapak R dari kesebelas komponen yang dinilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memperoleh skor rata-rata 3,93 dengan kategori
57
“baik” Perangkat
pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Validator pakar Kurikulum SD 2013 Bapak R memberikan komentar untuk perangkat pembelajaran pada beberapa komponen yaitu (1) perumusan tujuan pembelajaran, (2) pemilihan materi ajar, (3) skenario pembelajaran, (4) penilaian, dan (5) bahasa yang digunakan. Komentar yang diberikan yaitu (1) aspek sikap belum ada degree (2) materi sesuaikan dengan karakteristik siswa, (3) keterpaduan antar muatan pelajaran dibuat lebih landai, (4) penilaian teknik dan instrumen penilaian diperbaiki, kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian masih banyak yang belum sesuai. (5) perbaiki EYD. Bapak R memberikan komentar umum dan saran perbaikan secara umum sebagai berikut (1) komponen degree dalam perumusan tujuan perlu dilengkapi, (2) soal dan materi sesuaikan dengan karakteristik siswa, (3) teknik penilaian, instrumen, pedoman skoring dan rubrik perlu diperbaiki, (4) sesuaikan dengan EYD dalam penulisan. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan dengan validator pakar kurikulum SD 2013, dengan Ibu M dari kesebelas komponen yang dinilai memperoleh skor rata-rata 4,28 dengan kategori “sangat baik” Perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Validator pakar Kurikulum SD 2013 Ibu M memberikan komentar untuk perangkat pembelajaran pada beberapa komponen yaitu (1) perumusan indikator, (2) perumusan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan materi, (4) pemilihan sumber belajar, (5) pemilihan media belajar, (6) skenario pembelajaran, dan (7) bahasa yang digunakan. Komentar yang diberikan yaitu (1) indikator belum menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) beberapa degree kurang sesuai, (3) rangkuman materi belum ada, (4) penulisan sumber belajar sesuaikan dengan EYD, (5) LKS bukan media dan kesesuaian media belajar dengan materi pembelajaran perlu ditambah, (6) post test dan tindak lanjut belum lengkap, (7) kesalahan ketik penggunaan tanda baca. Ibu M memberikan komentar umum dan saran perbaikan secara umum sebagai berikut: (1) indikator perlu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
dirumuskan agar menunjukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) kegiatan penutup masih kurang lengkap, (3) perhatikan EYD. Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh kedua pakar tersebut direvisi sesuai dengan komentar yang diberikan. Komentar dan revisi tersebut dijabarkan pada tabel berikut: Tabel 8. Komentar Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi No.
4.
2.
2.
4.
1.
2.
Aspek yang dinilai Komentar A. Perumusan Indikator Rumusan indikator Indikator belum menunjukkan menunjukkan kemampuan berpikir kemampan tingkat tingkat tinggi tinggi B. Perumusan tujuan pembelajaran Kelengkapan Beberapa degree komponen ABCD belum sesuai (Audience, Behaviour, Condition, Degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran C. Pemilihan Materi Ajar Kesesuaian materi Sesuaikan dengan ajar dengan karakteristik siswa lingkungan (kontekstual) dan karakteristik peserta didik D. Pemilihan Sumber Belajar Sumber belajar yang Penulisan sumber dikutip ditulis dengan belajar disesuaikan tata tulis baku dengan EYD E. Pemilihan Media Belajar Kesesuaian media LKS bukan media belajar dengan indikator/tujuan pembelajaran. Kesesuaian media Perlu ditambah belajar dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific. F. Skenario Pembelajaran
Revisi Mengubah indikator dengan kemampuan tingkat tinggi
Melengkapi dan menyesuaikan degree pada tujuan pembelajaran yang belum sesuai
Menyesuaikan dan menambahkan materi yang kontekstual sesuai dengan karakteristik siswa Memperbaiki penulisan sumber dengan EYD yang benar Menggantikan media dengan LKS
Menambahkan media yang sesuai dengan materi dan pendekatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
5.
2.
4.
5.
1.
Menampilkan kegiatan penutup dengan jelas (menyimpulkan, posttest, refleksi, tindak lanjut) Skenario pembelajaran sesuai dengan langkahlangkah metode pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran G. Penilaian Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator yang akan dicapai Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian H. Bahasa RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
59
Post test dan tindak Melengkapi post test lanjut belum lengkap dan tindak lanjut
Keterpaduan lebih landai
buat Keterpaduan dibuat lebih landai lagi
Penulisan teknik dan Memperbaiki instrumen penilaian penulisan teknik diperbaiki instrumen penilaian
Masih banyak yang Memperbaiki belum sesuai kesesuaian tugas dan rubrik penilaian Perbaiki lagi Memperbaiki pedoman penskoran dan rubrik penilaian Perbaiki EYD
Memperbaiki EYD yang baik dan benar
D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas 1 Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk Peneliti juga melakukan validasi produk perangkat pembelajaran dalam penelitian ini dengan dua orang guru SD kelas 1 sebagai pelaksana Kurikulum SD 2013. Kedua guru yang menjadi validator yaitu Ibu U guru kelas 1 SDN Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta dan Ibu A guru kelas 1 SDN Timbulharjo, Sleman, Yogyakarta. Validasi dilakukan dengan Ibu U pada tanggal 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Desember 2014 dan Ibu A pada tanggal 16 Desember 2014 sebanyak satu kali. Terdapat beberapa aspek penilaian terhadap komponen RPPTH dalam instrumen validasi yang digunakan peneliti sebagai berikut: (1) identitas RPPTH, (2) perumusan indikator, (3) perumusan tujuan pembelajaran, (4) pemilihan materi ajar, (5) pemilihan sumber belajar, (6) pemilihan media belajar, (7) metode pembelajaran, (8) skenario pembelajaran, (9) penilaian, (10) lembar kerja siswa (LKS), dan (11) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan dengan validator guru SDN Kalasan 1 kelas 1, dengan Ibu U dari kesebelas komponen yang dinilai memperoleh skor rata-rata 4,11 dengan kategori “ baik” perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Validator Guru SDN Kalasan 1 Ibu U memberikan komentar untuk perangkat pembelajaran pada beberapa komponen yaitu (1) perumusan indikator, (2) perumusan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan media belajar, (4) metode pembelajaran, (5) skenario pembelajaran, (6) penilaian, dan (7) lembar kerja siswa (LKS). Komentar yang diberikan yaitu (1) sudah mewakili KI dan KD, sudah menjangkau semua aspek, rumusan indikator disusun secara bertahap dari tingkat rendah ke tingkat tinggi, (2) kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompotensi dasar dan indikator sudah sesuai, (3) misal: permainan ular naga membutuhkan waktu yang cukup lama jika hanya menebak kata rahasia maka tujuan akan kurang tercapai sebaiknya digantikan pengenalan teman, karakteristik sesuai dengan tujuan, (4) metode belum sesuai seluruhnya antara RPP point F dengan kegiatan, dalam kegiatan sudah baik namun ada yang belum tercantum di point F, kegiatan “menanya”, (5) masih kurang eksplorasi, antara penggalan 1 dengan berikutnya belum nampak keterkaitannya, (6) cukupkah waktu untuk menilai semua indikator sedangkan indikatornya ada 16 dalam 1 pembelajaran, (7) unsur-unsur LKS sudah lengkap, kata-kata dipersingkat sehingga mudah dipahami, ukuran huruf diperbesar (14) dan menggunakan jenis huruf yang sederhana seperti comic sans. Ibu U
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
memberikan komentar umum dan saran perbaikan secara umum sebagai berikut: secara umum RPP, materi pembelajaran yang disusun, LKS, dan penilaian sudah runtut dan sesuai hanya mohon untuk metode pembelajaran dicantumkan dalam RPP secara keseluruhan dan lebih di kembangkan karena ada yang tergambar dalam pelaksanaan namun tidak ada di RPP. Masih terpaku pada metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan pemberian tugas. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan dengan validator guru SDN Timbulharjo kelas 1, dengan Ibu A dari kesebelas komponen yang dinilai memperoleh skor rata-rata 4,64 dengan kategori “sangat baik” Perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan dengan tanpa revisi. Validator guru SDN Timbulharjo 2013 tidak memberikan komentar dan saran untuk perbaikan karena perangkat pembelajaran sudah dapat dinyatakan layak digunakan/ uji coba lapangan tanpa revisi. Hanya beliau memberikan komentar umum untuk perangkat pembelajaran yaitu RPP sudah cukup baik. Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh kedua guru SD kelas 1 tersebut direvisi sesuai dengan komentar yang diberikan. Berikut komentar perbaikan dari Ibu U dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 9. Komentar Guru SD Kelas 1 Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi No.
Aspek yang dinilai Komentar Revisi A. Perumusan Indikator Kesesuaian rumusan Sudah mewakili KI 1. indikator dengan dan KD SKL, KI, dan KD 3. Kesesuaian dengan Sudah menjangkau aspek sikap spiritual, semua aspek sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan 4. Rumusan indikator Rumusan indikator Menyusun indikator menunjukkan disusun bertahap dari dari tingkat rendah kemampuan berpikir tingkat rendah ke ke tingkat tinggi tingkat tinggi tingkat tinggi B. Perumusan tujuan pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
1.
3.
1.
2.
1.
5.
2.
Kesesuaian tujuan Sudah sesuai pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator C. Pemilihan Media Belajar Kesesuaian media Misal: permainan ular belajar dengan naga membutuhkan indikator/tujuan waktu yang cukup pembelajaran. lama jika hanya menebak kata rahasia maka tujuan akan kuarang tercapai sebaiknya diganti dengan pengenalan teman Kesesuaian media Karakteristik belajar dengan sesuaikan dengan karakteristik peserta tujuan didik D. Metode Pembelajaran Kesesuaian metode Metode belum sesuai pembelajaran dengan seluruhnya antara indikator/tujuan RPP point F dengan pembelajaran kegiatan Kesesuaian metode Dalam kegiatan sudah pembelajaran dengan baik namun ada yang pendekatan Scientific belum tercantum di point F, kegiatan “menanya” E. Skenario Pembelajaran Menampilkan Masih kurang kegiatan eksplorasi pendahuluan dengan jelas (apersepsi, motivasi, orientasi) Skenario Antara penggalan 1 pembelajaran sesuai dengan berikutnya dengan langkahbelum nampak langkah metode keterkaitannya pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran F. Penilaian Kesesuaian teknik, Cukupkah waktu
62
-
Menggantikan menebak kata rahasia dengan pengenalan teman
Menyesuaikan karakteristik dengan tujuan
Menyesuaikan dan melengkapi metode dengan kegiatan Menambahkan kegiatan “menanya” di point F
Menambahkan kegiatan ekplorasi
Keterkaitan antara penggalan 1 dengan berikutnya lebih diperjelaskan lagi
Membagi
waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bentuk, dan instrumen untuk menilai semua penilaian dengan indikator sedangkan indikator yang akan indikatornya ada 16 dicapai dalam 1 pembelajaran G. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Kelengkapan unsurSudah lengkap unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan refleksi) 7. Bahasa yang Kata-kata digunakan pada LKS dipersingkat sehingga sesuai dengan tingkat mudah dipahami dan perkembangan siswa ukuran huruf diperbesar (14) jenis huruf yang sederhana. Misal: comic sans
63
dengan memperbanyak waktu dikegiatan inti
-
Mempersingkat katakata dan menggunakan bahasa sesuai dengan perkembangan anak.
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan Produk akhir diperoleh dari saran perbaikan yang diberikan oleh kedua validator Pakar Kurikulum SD 2013 dan kedua guru kelas I SD pelaksana Kurikulum SD 2013. Peneliti melakukan revisi produk awal berdasarkan saran dan komentar dari validator pakar kurikulum SD 2013 dan guru SD kelas 1. Revisi bertujuan untuk menghasilkan produk akhir yang lebih baik dari pada produk awal sehingga menjadi pedoman guru dalam mengajar. Produk akhir dikemas menjadi satu jilid Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian beserta penilaian dan lembar kerja siswa untuk kelas I SD.
1. Kajian Produk Akhir Produk
akhir
yang
dihasilkan
pada
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) yaitu telah direvisi sesuai dengan komentar perbaikan yang diberikan oleh validator. Peneliti menambahkan dan memperbaiki RPPTH beserta penilaian sesuai dengan komentar yang diberikan. Komponen yang terdapat pada RPPTH yaitu 1) identitas RPPTH 2) Kompetensi Inti, 3) Kompetensi Dasar dan Indikator, 4) Tujuan Pembelajaran, 5) Materi Pembelajaran, 6) Metode dan Pendekatan, 7)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Media, Alat dan Sumber Belajar, 8) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran, 9) Penilaian dan 10) lampiran-lampiran. Pertama, identitas RPPTH berisikan nama satuan instansi, kelas, tema/subtema, pembelajaran ke-, muatan pelajaran terkait dan alokasi waktu. Kedua adalah kompetensi inti, kompetensi inti merupakan gambaran mengenai kompetensi yang harus dipelajari dalam aspek sikap sosial dan spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Ketiga, kompetensi dasar dan indikator. Kompetensi dasar adalah kemampuan khusus
yang mencakup sikap
sosial
dan spiritual,
pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan indikator dikembangkan sesuai kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kompetensi dasar dan indikator disusun dengan urutan kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap sosial dan spiritual. Pada aspek sikap sosial dan spiritual tidak terdapat pada semua muatan pelajaran tetapi muncul pada setiap pembelajaran. Keempat, tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan menggunakan kata kerja yang operasional sehingga dapat diukur dan diamati. Tujuan pembelajaran mengandung ABCD yaitu Audience, Behavior, Condition, dan Degree. Kelima adalah materi pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa. Keenam metode pembelajaran dan pendekatan. Metode pembelajaran dituliskan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. Ketujuh yaitu media, alat dan sumber belajar yang digunakan pada setiap
pembelajaran
berbeda-beda
disesuaikan
dengan
kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Kedelapan, langkah-langkah pembelajaran yaitu urutan skenario pembelajaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Kesembilan yaitu penilaian, penilaian berisi jenis/tekhnik penilaian, bentuk instrumen dan pedoman penskoran. Penilaian yang lebih rinci dijadikan lampiran pada RPPTH. Kesepuluh yaitu lampiran-lampiran, lampiran-lampiran berupa media, LKS, lagu, materi pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Peneliti melakukan revisi pada lembar kerja siswa sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan oleh validator. Lembar kerja siswa dibuat dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik pada kegiatan-kegiatan yang dibuat. Pada lembar kerja siswa terdapat beberapa muatan pelajaran yang digabungkan menjadi satu dalam suatu pembelajaran. Kegiatan yang dibuat di dalam lembar kerja siswa mencerminkan pendekatan saintifik yang dapat mengaktifkan siswa, sehingga guru hanya menjadi fasilitator dan memberi penegasan pada materi yang belum dipahami siswa. Pada kegiatan di dalam lembar kerja siswa merangsang siswa untuk melakukan pengamatan, tanya jawab, berdiskusi dan mempraktikkan suatu hal. Lembar kerja siswa dibuat dengan semenarik mungkin baik dalam kegiatan maupun tampilannya. Pada lembar kerja siswa juga terdapat refleksi. Refleksi berisikan beberapa pertanyaan untuk siswa yang bertujuan sebagai sarana siswa untuk menuangkan apa yang dirasakan dan apa yang telah dilakukan pada pembelajaran tersebut. Pada akhir pembelajaran terdapat soal evaluasi. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terkait meteri yang telah diberikan. 2. Pembahasan Berdasarkan perangkat pembelajaran yang sudah di validasi oleh dua orang pakar Kurikulum SD 2013 serta dua orang guru SD Kelas I yaitu SDN Kalasan 1 ,Sleman, Yogyakarta dan SDN Timbulharjo sebagai pelaksana Kurikulum SD 2013 diperoleh hasil bahwa perangkat pembelajaran tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan skor rerata yaitu 4,24. Hasil tersebut peniliti jabarkan pada tabel sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Tabel 10. Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 No.
Validasi
1. Pakar Kurikulum SD 2013 2. Pakar Kurikulum SD 2013 3. Guru SD Kelas I 4. Guru SD Kelas I Jumlah Rerata (Jumlah total: Responden) Kategori
Perangkat Pembelajaran Skor Kategori 3,93 Baik 4,28 Sangat Baik 4,11 Baik 4,64 Sangat Baik 16,96 4,24 Sangat Baik
Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPP, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Pada tabel di atas terdapat dua kategori yaitu baik dan sangat baik. Dapat dikatakan baik apabila mencakup interval dari 3,41 sampai kurang dari atau sampai dengan 4,21 dan dapat dikatakan sangat baik apabila mencakup interval dari 4,22 sampai kurang dari atau sampai dengan 5,00. Pada validasi perangkat pembelajaran, pakar Kurikulum SD 2013 (A) memberi skor 3,93 dengan kategori “baik”. Pakar Kurikulum SD 2013 (B) memberi skor 4,28 dengan kategori “sangat baik”. Pada guru SD kelas I (A) memberi skor 4,11 dengan kategori “baik”. Guru SD kelas I (B) memberi skor 4,64 dengan kategori “sangat baik”. Dari keseluruhan hasil validasi tersebut didapatkan rerata skor 4,24 dengan kategori “sangat baik”. Perangkat pembelajaran dikategorikan “sangat baik” karena sudah memenuhi semua aspek RPPTH sebagai berikut: 1) identitas RPPTH sudah lengkap, 2) perumusan indikator sudah sesuai dengan SKL, KI dan KD dan sudah mencerminkan kegiatan berpikir tingkat tinggi. 3) perumusan tujuan pembelajaran sudah mengandung ABCD yaitu Audience, Behavior, Condition, dan Degree. 4)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
pemilihan materi ajar sudah sesuai dengan kegiatan pembelajaran, 5) pemilihan sumber belajar sudah relevan, 6) pemilihan media belajar sudah menarik dan sesuai, 7) metode pembelajaran sudah menggunakan pendekatan
tematik
integratif.
8)
skenario
pembelajaran
sudah
mencerminkan kegiatan saintifik dalam pembelajaran. 9) penilaian sudah menggunakan penilaian otentik yaitu penilaian secara keseluruhan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian seperti tes tertulis, tes lisan, dan obeservasi (Majid,2014: 35), 10) lembar kerja siswa dibuat semenarik mungkin dan sesuai dengan kegiatan pembelajaran, 11) bahasa yang digunakan sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan memiliki kualitas yang sangat baik dan layak untuk digunakan sebagai perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab ini memaparkan (a) kesimpulan, (b) keterbatasan penelitian, dan (c) saran. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Perangkat
pembelajaran
yang
mengacu
Kurikulum
SD
2013
dikembangkan dengan langkah penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara model pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp dan prosedur penelitian R&D model Borg dan Gall. Ada 10 langkah prosedur menurut Borg dan Gall namun, peneliti hanya membatasi pada 5 langkah prosedur pengembangan yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desian produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, sampai dihasilkan desain produk akhir yang berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Aku dan Teman Baru untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. 2. Berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh dua orang dosen pakar Kurikulum SD 2013 dan dua orang guru SD kelas I. Pada hasil validasi yang dilakukan oleh pakar Kurikulum SD 2013 (A) dengan memperoleh skor 3,93 dengan kategori “baik” dan pakar Kurikulum SD 2013 (B) memperoleh skor 4,28 dengan kategori “sangat baik”. Pada hasil validasi guru SD kelas 1 (A) dengan memperoleh hasil 4,11 dengan kategori “baik” dan guru SD kelas 1 (B) memperoleh hasil 4,64 dengan kategori “sangat baik”. Dari hasil validasi tersebut diperoleh skor rerata 4,24 dengan kategori “sangat baik”. Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Aku dan Teman Guru untuk siswa kelas I Sekolah Dasar memiliki kualitas “sangat baik: yang dapat ditinjau pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran,8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa.
B. Keterbatasan Pengembangan Perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan dua orang guru SD kelas I karena keterbatasan waktu sehingga data yang dihasilkan belum mewakili permasalahan yang dialami semua guru kelas 1 SD. 2. Tidak dilaksanakannya uji coba lapangan pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan perangkat pembelajaran disusun untuk menjadi pegangan guru sehingga cukup divalidasi oleh dua pakar kurikulum dan guru kelas 1 SD.
C. Saran Saran
yang
dapat
diberikan
kepada
peneliti
yang
akan
mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan kepada beberapa guru SD kelas I sehingga data yang dihasilkan lebih jelas menunjukan permasalahan yang dialami guru kelas 1. 2. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan alangkah baiknya dilakukan uji coba lapangan sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan
sehingga dapat diketahui tingkat kualitas perangkat
pembelajaran yang telah dihasilkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Ahmadi, Lif
Khoiru. 2014. Pengembangan & Model Pembelajaran
Tematik Integratif. Jakarta: Prestasi Pustaka publisher. Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika Aditama. Apriyani, Yohanna Prisca. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Basuki, Ismet dan Hariyanto. 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dwicahyono, Aris. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar). Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu Terintegrasi (Kurikulum 2013). Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Eka, Safitri Ambarwati. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Pengalaman Masa Kecil Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hermino, Agustinus. 2014. Manajemen Kuirkulum Berbasis Karakter. Malang: Alfabeta.
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Kurinasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena. KEMENDIKBUD. 2013. Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbud. Mulyasa. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Rosdakarya. Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. PERMENDIKBUD. No 67 Tahun 2013. Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum. Jakarta: Permendikbud. PERMENDIKBUD. No 54 Tahun 2013. Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Permendikbud. PERMENDIKBUD. No 66 Tahun 2013. Tentang Standar Penilaian. Jakarta: Permendikbud. PERMENDIKBUD. No 65 Tahun 2013. Standar Proses. Jakarta: Permendikbud. Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung: Cv Pustaka Setia. Sudjendro, Herry dan Daryanto. 2014. Siap Menyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Sutarjo, Adisusilo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardjo. 2008. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi Teknologi Pembelajaran, Pps UNY. Sekar,
Elisabeth
Dwimukti.
2014.
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran Subtema Cuaca Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1). Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pedidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wulandari, Intan Reni. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Mendengarkan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Wismantaka, Vitus Winda Ari. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Sub Tema Meneladani Sikap Pahlawan Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yamin, Moh. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1: Surat ijin Observasi dan Wawancara
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2: Daftar nama Mahasiswa PPGT
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3: Surat Keterangan
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
LAMPIRAN 4: Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan No. 1
Daftar Pertanyaan Sejauh mana pemahaman
Jawaban Pertanyaan Kurikulum 2013 sebagai sebuah kurikulum
Bapak/Ibu terhadap Kurikulum SD
yang holistik yang mana penyampaiannya
2013?
secara keseluruhan atau secara utuh dalam sebuah kemasan tema. Sehingga beberapa muatan pelajaran yang dikaitkan dalam proses
pembelajaran
siswa
tidak
mengetahui apa yang dipelajarinya hanya gurunya yang mengetahui. 2
Sejauh mana pemahaman
Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan
Bapak/Ibu terkait dengan
kurikulum 2006. Dimana kurikulum 2006
perumusan indikator dan tujuan
lebih
pembelajaran yang
pengetahuan saja sedangkan kurikulum
mempertimbangkan keutuhan
2013 lebih menekankan pada empat aspek
pribadi siswa?
yaitu empat kompetensi inti (KI) yang
menekankan
pada
pemahaman
dipelajari siswa dimana KI-1 dan KI-2 menyangkut tentang kepribadian, KI-3 tentang pengetahuan sedang KI-4 tentang keterampilan. Dari keempat kompotensi tersebut sudah dirumuskan ke dalam kompetensi dasar (KD) masing-masing sebagaimana
telah
ditetapkan
dalam
permen Dikbud no 67. Dari kompetensi dasar (KD) tersebut dirumuskan lagi ke dalam bentuk indikator kemudian dari indikator dirumuskan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Merumuskan
indikator keempat aspek tersebut harus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
termuat karena dalam penilaian semuanya harus
dinilai.
Akan
tetapi
dalam
menuliskan indikator hanya KI-3 dan KI-4 yang dimunculkan sedangkan KI-1 dan KI2 disisipkan pada tujuan pembelajaran. 3
Sejauh mana pemahaman
Inti dari tematik integratif yaitu semua
Bapak/Ibu terkait dengan
muatan pelajaran disatukan dalam suatu
pendekatan tematik integratif dalam kegiatan
4
pembelajaran
dimana
pembelajaran?
penyampaiannya tidak boleh terpisah.
Sejauh mana pemahaman
Pendekatan saintifik memiliki 5 m yaitu
Bapak/Ibu terkait dengan
mengamati, menanya, menalar, mencoba
penerapan pendekatan saintifik
dan mengkomunikasikan. Kelima tahap
dalam pembelajaran?
pedekatan saintifik tidak selalu berurutan yang penting kelima komponen tersebut harus selalu ada dalam satu pembelajaran.
5
Sejauh mana pemahaman
Penilaian
otentik
adalah
penilaian
Bapak/Ibu terkait dengan penilaian
keseluruhan artinya bahwa setiap penilaian
otentik?
harus mengukur semua aspek dalam hal ini sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. ada dua penilaian yaitu penilaian proses dan penilaian produk (hasil).
6
Apakah Bapak/Ibu masih
Guru sudah mempunyai rubrik penilaian
memerlukan contoh-contoh rubrik
non tes akan tetapi jika diberikan contoh
penilaian non tes?
rubrik penilaian yang lebih riil atau efektif dalam pelaksaannya guru sangat membutuhkan.
7
Sejauh mana pemahaman
Guru menjelaskan bahwa dalam setiap
Bapak/Ibu terkait dengan
pembelajaran ada pendidikan karakter
penguatan pendidikan karakter
sehingga
setiap
hari
siswa
diajarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam pembelajaran?
78
pendidikan karakter jadi diharapkan ketika siswa berbaur dengan masyarakat, bukan hanya memiliki modal pengetahuan yang baik akan tetapi siswa juga memiliki karakter yang kuat sehingga implikasinya dengan
masyarakat
siswa
mampu
mengolah pengetahuan dengan karakter yang baik. 8
Sejauh mana pemahaman
Ada delapanbelas pilar karakter yang
Bapak/Ibu terkait dengan jenis-
dikembangkan
jenis karakter yang akan
Kebudayaan Nasional. Akan tetapi dalam
dikembangkan oleh Kementerian
pembelajaran guru tidak terpaku pada
Pendidikan dan Kebudayaan
delapanbelas karakter tersebut. Bagi guru
Nasional?
karakter itu adalah sikap yang baik jadi
oleh
Kementrian
dan
dalam pembelajaran, sikap atau karakter yang cocok untuk siswa guru berikan dengan
tidak
berpedoman
pada
kedelapanbelas karakter tersebut. 9
Kesulitan-kesulitan apa yang
Guru
mengalami
kesulitan
dalam
Bapak/Ibu alami dalam
menyusun instrumen atau perangkat untuk
mengembangkan perangkat
penilaian karena guru belum mendapatkan
pembelajaran mengacu Kurikulum
daftar penilaian meskipun sudah dicari.
SD 2013? Mengapa?
Untuk analisis dan daya serapnya itu masih menjadi kendala untuk guru.
10
Apakah contoh-contoh perangkat
Sudah tersedia semampu mereka seperti
pembelajaran yang sesuai tuntutan
buku siswa, buku guru dan silabus
Kurikulum 2013 tersedia di
meskipun belum sempurna. Untuk rubrik
Sekolah Bapak/Ibu?
penilaian mereka hanya mempunyai rubrik penilaian hasil produk tapi untuk rubrik penilaian sikap masih sangat minim.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
12
Apakah Bapak/Ibu masih
Guru
memerlukan contoh-contoh
perangkat untuk penilaian tapi untuk
perangkat pembelajaran yang
perangkat silabus, RPP dan perangkat
sesuai dengan tuntutan Kurikulum
lainnya mereka sudah mampu walaupun
SD 2013?
belum maksimal.
Karakteristik/ciri-ciri RPPTH yang
Guru tidak menjelaskan tentang ciri-ciri
mengacu Kurikulum SD 2013 yang
RPPTH yang dibutuhkan akan tetapi guru
Bapak/Ibu butuhkan?
mengatakan bahwa ciri-ciri RPPTH itu terpadu
masih
dan
sangat
79
kontekstual
membutuhkan
dan
untuk
membuat RPPTH mereka sudah mampu untuk membuat RPPTH. 13
Saran apa yang dapat Bapak/Ibu
Guru sangat membutuhkan pelatihan atau
berikan terkait dengan penyusunan
diklat terkait penilaian dalam kurikulum
perangkat pembelajaran yang
2013 dan bagaimana pelaksanaan penilaian
mengacu pada Kurikulum SD
tersebut dengan efektif mereka sangat
2013?
berterima kasih.
Yogyakarta, 17 Mei 2014 Guru Kelas 1
Uswatun Khasanah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5: Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum 2013. Pakar A
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 6: Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum 2013. Pakar B
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
LAMPIRAN 7: Data Mentah Skor Validasi Guru SD Pelaksana Kurikulum 2013. Guru A
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
LAMPIRAN 8: Data Mentah Skor Validasi Guru SD Pelaksana Kurikulum 2013. Guru B
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
BIODATA PENULIS
Evi Anastasia Metubun lahir di Elaar, Kei Kecil Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, 26 April 1992. Pendidikan dasar diperoleh di SD Kristen Elaar, tamat pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMPN 2 Tual tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1 Kei-Kecil tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011, melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai Mahasiswa PPGT (Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi) Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.