PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENGARUH VOLUME PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR SABUT KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan Oleh : Salma Yunita Sari NIM : 111434036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENGARUH VOLUME PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR SABUT KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Diajukan Oleh : Salma Yunita Sari NIM : 111434036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Artinya : “Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan setiap orang mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari Muslim)
Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma which is living with the results of other people’s thinking. Don’t let the noise of other’s opinions drown out your own inner voice, and most important have the courage to follow your heart and intuition. -Steve Jobs-
Miracle is another name for hardwork
“Jadikan sabar dan sholat sebagai kunci keberhasilan. Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan.“ (Ali Imron : 69)
“Barang siapa yang menghendaki kesuksesan di dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kesuksesan akhirat harus dengan ilmu dan barang siapa menghendaki kedua - duanya juga harus dengan ilmu.” (H.R Imam Syafi’i)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
Do not store dreams in your eyes, they may roll down with tears. Strore them in your heart, each heartbeat will inspire you to fulfill them. (PAS) PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Karya ini ku persembahkan untuk :
Yogyakarta, 4 Agustus 2015
Almarhum kakek ku yang selalu menjadi orang pertama yang menanti rapor ku, dan seharusnya menjadi orang pertama pula yang akan membaca karya ini dan berdiri didepan menyambut kelulusanku. Penulis Orang tuaku, adik-adikku, dan seluruh keluarga besar. Sahabatku tercinta Alm.Nida Mulyono. Almamaterku Universitas Sanata Dharma. Salma Yunita Sari
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ix
ABSTRAK PENGARUH VOLUME PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR SABUT KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) Salma Yunita Sari Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik berbahan dasar sabut kelapa terhadap pertumbuhan dan hasil penen tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). Sabut kelapa memiliki kandungan unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman yaitu berupa Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na) dan Fospor (P). Kalium ini merupakan salah satu unsur yang diperlukan bagi tanaman, karena salah satu sifat positif dari kalium adalah menghambat klorosis pada daun. Penelitian ini dilaksanakan di desa Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang dengan kondisi tanah latosol (rendah unsur hara). Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap non faktorial, dengan 3 pemberian perlakuan dan kontrol. Perlakuan dibedakan dengan pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dengan volume yang berbeda yaitu 100 ml/l, 200 ml/l, dan 300 ml/l. Parameter yang diamati adalah tinggi batang (cm), jumlah daun (helai), berat basah (gram), dan berat kering (gram). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk cair sabut kelapa memberikan pengaruh positif. Perlakuan paling baik ditunjukan pada perlakuan 1 dengan volume 100 ml/l yang memberikan pengaruh positif baik pada pertambahan tinggi batang, jumlah daun, berat basah, dan berat kering. Sedangkan pengaruh terendah pada kontrol karena tanpa tambahan nutrisi, yang terjadi pada pertambahan tinggi batang dan berat basah, berat kering tangkai daun. Sedangkan untuk jumlah daun, berat basah, dan berat kering daun terendah pada perlakuan 3 karena terserang hama dan penyakit.
Kata kunci : Brassica juncea L., Latosol, Sabut kelapa, Volume.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
x
ABSTRACT THE IMPACTS OF VOLUME OF LIQUID ORGANIC FERTILIZER MADE FROM COCONUT FIBER (Cocos nucifera) ON THE GROWTH AND THE CROP OF MUSTARD GREENS (Brassica juncea L.) Salma Yunita Sari Sanata Dharma University
This research is aimed to know the impact of using liquid organic fertilizer made from coconut fiber on the growth and the crop of mustard greens (Brassica juncea L.). Coconut fibers contain natural nutrients which are important for plants, namely Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na), dan Phosphor (P). Kalium is one of the nutrients which is needed by plants because of its positive characteristic is to block the chlorosis on leaves. This research was hold in Podosoko village, Sawangan District, Magelang regency, under latosol ground condition (less of nutrients). This research uses Completely Randomized Design (CRD) non-factorial using 3 treatments and controls on plants. These treatments are differed by the use of different volume of liquid organic fertilizer made from coconut fiber: 100 ml/l, 200 ml/l, and 300 ml/l. The parameters used in this research are the plants height (cm), the numbers of leaves (sheets), the total weight of plants before placed in an oven (gram), and the total weight of plants after placed in an oven (gram). The result shows that the use of liquid organic fertilizer of coconut fiber gives positive impacts on plants. The most positive result is showed by treatment 1 under the volume of 100 ml/l which increase the growth of plants, the number of leaves, and the total weight of plants before and after they are placed in the oven. On one hand, the lowest result of treatment is showed by plants which are less of nutrient addition which impacts on the growth of stem and the total weight of stalk before and after placed in the oven. On the other hand, the number and the total weight of leaves before and after they are placed in the oven are in the lowest result under treatment 3 because of having pests and diseases.
Keywords: Brassica juncea L., Latosol, Coconut fibers, Volume.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Volume Pupuk Organik Cair Berbahan Dasar Sabut Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.), sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam penulisan skripsi ini, untuk itu iringan doa dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan, utamanya kepada : 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph. D., selaku rektor Universitas Sanata Dharma. 2. Rohandi, Ph. D. Selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 3. Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma. 4. Lucia Wiwid Wijayanti, M. Si, selaku dosen pembimbing yang tidak pernah lelah memberikan motivasi dan ilmunya. 5. Dra. Maslichah Asy‟ari, M.Pd dan Luisa Diana Handoyo, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan ilmu dan arahanya sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. 6. Seluruh dosen Pendidikan Biologi yang selama empat tahun ini telah begitu sabar membimbing dan membagikan ilmunya. 7. Pak Agus selaku staf laboratorium Pendidikan Biologi yang bersedia membantu selama penelitian berlangsung. 8. Segenap staf sekretariat Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan pelayanan akademik secara optimal.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xii
9. Bapak Riyanto, S. Pd dan ibu Rochmaniyatun, S. Pd yang selalu memberikan doa dan dukungan materil hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 10. My angels, adik-adikku tercinta Dava Umi Alifah dan Malika Mar‟atu Khumaira yang selalu memberikan semangat dan tawa dikala lelah. 11. Pranedya Aldis Satriya yang selalu menjadi motivator hingga penulis menyelesaikan skripsi ini. 12. Sahabat – sahabat ku tersayang yang selalu menemani, memberikan motivasi, dan semangatnya Anita, Tama, Ken, Dwi, Bintang, Niken, Winda, Kak Stien, Dr. Rum Jayanti, Eva, Sara, Fenti, Brigita, Ricca, Eka, Chyntia, Lia, Aris, Ari, Bayu, Bang Jimmy, Thomas, dan semua angkatan 2011 Pendidikan Biologi yang penulis sayangi dan banggakan. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi informasi bagi pembaca.
Salma Yunita Sari
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................................ii HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..........................................................................vi KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK.......................................vii ABSTRAK....................................................................................................................viii ABSTRACT....................................................................................................................ix KATA PENGANTAR......................................................................................................x DAFTAR ISI...................................................................................................................xi DAFTAR TABEL.........................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xvi BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................1 A. B. C. D. E.
Latar Belakang......................................................................................................1 Rumusan Masalah.................................................................................................5 Batasan Penelitian.................................................................................................6 Tujuan Penelitian..................................................................................................7 Manfaat Penelitian................................................................................................8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................9 A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian..............................................................................9 B. Tanaman Sawi Hijau................................................................................................10 1. Klasifikasi Tanaman Sawi Hijau...................................................................10 2. Botani..............................................................................................................11 3. Morfologi........................................................................................................12 4. Syarat Tumbuh................................................................................................12 5. Budidaya Tanaman Sawi................................................................................14 6. Hama, Penyakit, dan Pengendalianya.............................................................22 7. Panen dan Pasca Panen...................................................................................35 8. Nilai Gizi dan Manfaat Sawi Hijau.................................................................36 xii
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI C. Pupuk Organik Cair...................................................................................................38 D. Sabut Kelapa..............................................................................................................41 1. Klasifikasi Tanaman Kelapa............................................................................41 2. Unsur Kalium...................................................................................................42 3. Unsur Nitogen..................................................................................................44 4. Magnesium.......................................................................................................45 5. Kalsium............................................................................................................46 E. Sekam Padi...........................................................................................................47 F. Pupuk Kotoran Sapi..............................................................................................48 G. Hasil Penelitian yang Relevan..............................................................................48 H. Kerangka Berfikir......................................................................................................50 I. Hipotesa.....................................................................................................................51 BAB III. METODE PENELITIAN..................................................................................52 A. Jenis Penelitian.....................................................................................................52 B. Alat dan Bahan.....................................................................................................53 C. Cara Kerja.............................................................................................................54 D. Metode Analisis Data...........................................................................................58 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................65 A. Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Sawi Hijau...............................................65 B. Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau................................................71 C. Berat Basah Tanaman Sawi Hijau…………………………………………........77 D. Berat Kering Tanaman Sawi Hijau………………………………………...........83 E. Keterbatasan Dalam Penelitian…………………………………………….........87
BAB V. IMPLEMENTASI TERHADAP PEMBELAJARAN.......................................88 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................89 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................91 LAMPIRAN....................................................................................................................95
xiii
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Faktor Lingkungan Podosoko………………………………………………10 Tabel 2.2. Komposisi Kimia Sawi Hijau per 100 gr…………………………………....37 Tabel 3.3. Contoh Pengamatan Pertumbuhan Sawi Hijau...............................................59 Tabel 3.4. Contoh Uji Descriptives..................................................................................61 Tabel 3.5. Contoh Test Of Homogeneity Variances........................................................62 Tabel 3.6. Contoh Uji Anova...........................................................................................63 Tabel 3.7. Contoh Uji Tukey HSD..................................................................................64 Tabel 4.8. Pertambahan Tinggi Batang Sawi Hijau………………………………….....69 Tabel 4.9. Pertambahan Jumlah Daun Sawi Hijau……………………………………...76
xiv
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tanaman Sawi Hijau……………………………………………………10 Gambar 2.2. Buah Kelapa……………………………………………………………..41 Gambar 2.3. Sabut Kelapa…………………………………………………………….41 Gambar 4.4. Grafik Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Sawi Hijau.......................66 Gambar 4.5. Grafik Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijua.........................72 Gambar 4.6. Grafik Berat Basah Tanaman Sawi Hijau................................................78 Gambar 4.7. Grafik Berat Kering Tanaman Sawi Hijau……………………………...83
xv
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Foto- Foto Pengamatan Pertumbuhan Sawi Hijau..................................................95 Lampiran 2. Data Suhu Harian Daerah Magelang…………………………………................102 Lampiran 3. Data Pengamatan Pertambahan Tinggi Batang Sawi…………………...............104 Lampiran 4. Data Pengamatan Pertambahan Jumlah Daun…………………………..............105 Lampiran 5. Data Berat Basah Sawi.........................................................................................107 Lampiran 6. Data Berat Kering Sawi…………........................................................................108 Lampiran 7. Tes Normalitas Distribusi Test of Homogeneity of Variances.............................109 Lampiran 7. Test of Homogeneity of Variances Tinggi Batang...............................................109 Lampiran 8. Hasil ANOVA Terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Sawi Hijau..................110 Lampiran 8. POST HOC Tinggi Batang..................................................................................110 Lampiran 9. Tes Normalitas Distribusi Data Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau...................111 Lampiran 9. Tes Homogeinity Of Variances Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau...................111 Lampiran 10. Hasil Anova Terhadap Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau...............................112 Lampiran 10. Post Hoc Tests Jumlah Daun Tukey HSD.........................................................112 Lampiran 11. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Berat Basah.......................................113 Lampiran 11. Test Of Homogeinity Of Variances Berat Basah Tanaman Sawi Hijau............113 Lampiran 12. Hasil ANOVA Terhadap Berat Basah Tanaman Sawi Hijau............................114 Lampiran 12. Post Hoc Multiple Comparisons........................................................................114 Lampiran 13. Tes Normalitas Distribusi Data Berat Kering Tanaman Sawi Hijau.................115 Lampiran 13. Test Of Homogeinity Of Variances Berat Kering Tanaman Sawi Hijau...........115 Lampiran 14. Hasil ANOVA Terhadap Berat Kering Tanaman Sawi Hijau...........................116 Lampiran 14. Post Hoc Multiple Comparisons........................................................................116 Lampiran 15. Tabel Nilai F-kritical untuk α= 0.05………………………………………….117 Lampiran 16. Silabus…………………………………………………………………............118 Lampiran 17. RPP…………………………………………………………………….............122
xvi
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Sawi hijau (Brassica juncea L.) diperkirakan berasal dari kawasan Mediterania dan daerah Timur dekat Afganistan, Iran, dan Pakistan Barat. Bukti lain menunjukan bahwa tanaman ini berasal dari Cina dan Asia bagian Timur. Di daerah Cina tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina, Taiwan, Jepang hingga Indonesia. Daerah–daerah sentra produksi sawi di Indonesia tersebar di beberapa propinsi seperti Riau, Kepri, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, NTT, Sulawesi tengah, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Di Jawa Tengah sendiri sentra produksi sawi terdapat di Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, dan Semarang (Rukmana, 1994:43). Kabupaten Magelang sesuai dengan agroklimatnya mampu menghasilkan komoditas pertanian yang secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan permintaan pasar. Salah satunya yaitu sebagai penghasil sawi, berdasarkan data statistik hasil pertanian komoditas sayuran Kabupaten Magelang pada 2013 rata-rata potensi produksi sawi 150 kwintal/ha sehingga dapat memenuhi permintaan pasar. Namun, dalam pemupukan yang dilakukan para petani di Kabupaten Magelang justru lebih memilih menggunakan pupuk kimia dan insektisida. Seiring dengan berjalannya waktu akibat dari pemakaian pupuk kimia dan insektisida secara terus menerus menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan terjadinya kerusakan lingkungan. Hasil analisa tanah yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Magelang dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah Tahun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
2004 diperoleh hasil bahwa hampir semua lokasi di Kabupaten Magelang mempunyai kandungan N total rendah sampai sangat rendah (0,02 – 0,39 %). Hal ini dikarenakan sebagian besar tanah di Kabupaten Magelang memiliki C organik yang relatif rendah (0,12 – 3,72 %) sebagian akibat dari mulai berkurangnya penggunaan pupuk organik (Avelinus, 2008 : 18). Hal inilah yang menjadi alasan bagi peneliti untuk menggunakan sabut kelapa sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik. Pemilihan sabut kelapa sendiri dikarenakan Kabupaten Magelang, merupakan salah satu wilayah yang memiliki banyak pohon kelapa. Sehingga ada banyak buah kelapa yang dihasilkan di Kabupaten Magelang. Sabut kelapa merupakan sisa buah kelapa yang sudah tidak terpakai yaitu bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa yang mempunyai nilai ekonomis yang sangat rendah. Sabut kelapa yang merupakan hasil samping dari buah kelapa ini, dan merupakan bagian terbesar dari buah kelapa yaitu sekitar 35% dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 1,9 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan (Sundari, 2013:2). Sabut kelapa merupakan salah satu limbah rumah tangga yang jarang dilirik ataupun dimanfaatkan. Pemanfaatan sabut kelapa sebagian besar, hanya pada sabut kelapa yang sudah kering misalnya untuk pembuatan kerajinan, atau sebagai bahan bakar, sedangkan untuk sabut kelapa yang masih basah masih jarang dimanfaatkan. Penggunaan sabut kelapa sebagai pupuk organik alami dapat meningkatkan potensi produksi sabut kelapa dan menjadi salah satu metode penanganan limbah sabut kelapa Dalam Sundari (2013:2), didalam sabut kelapa terkandung unsur-unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman yaitu berupa Kalium (K). Disamping
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
kandungan unsur-unsur lain seperti Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na) dan Fospor (P). Kalium ini merupakan salah satu unsur yang diperlukan bagi tanaman, karena salah satu sifat positif dari kalium yaitu mendorong produksi hidrat arang. Sabut kelapa dimana di dalamnya terkandung unsur kalium, apabila direndam maka kalium dalam sabut tersebut dapat larut dalam air, sehingga menghasilkan air rendaman yang mengandung unsur kalium. Air hasil rendaman yang mengandung unsur Kalium tersebut sangat baik jika diberikan sebagai pupuk serta pengganti pupuk KCI anorganik untuk tanaman seperti tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) guna mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman khususnya pada sayuran yang mengalami defisiensi Kalium ditandai dengan terjadinya klorosis pada daun tua (kehilangan klorofil), kemudian bagian tepi daun mengalami nekrosis atau kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan sel akut (Samekto R., 2008:66). Sawi hijau nutrisi utamanya terletak pada daun, sehingga diperlukanya kalium untuk menjaga nutrisi yang terkandung pada sawi hijau (Brassica juncea L.). Beberapa jenis sawi yang dikenal dan banyak dibudidayakan oleh petani Indonesia diberniaga sentra produksi adalah pe-tsai/ bok choy (sawi yang memiliki krop), choy sum/chai sim (di Indonesia lebih dikenal sebagai sawi bakso), dan sawi putih atau sawi jabung. Sawi memiliki berbagai kandungan yang bermanfaat bagi tubuh yaitu serat, folat, asam pantotenat, piridoksin, riboflavin, tiamin, vitamin a, vitamin c, vitamin k, natrium, kalsium, kalium, besi, magnesium, mangan, fosfor, seng, β-karoten, dan αkaroten. Beberapa penelitian menunjukan bahwa banyaknya kandungan nutrisi pada sawi ini memberikan banyak manfaat yaitu mencegah timbulnya tumor payudara, mencegah kanker payudara, menyehatkan mata dan mengendalikan kadar kolesterol di dalam darah sehingga mengkonsumsi sawi dapat menghindari serangan jantung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Serta kandungan kalsium yang tinggi dapat mencegah terjadinya osteoporosis (Zulkarnain, 2013:93). Begitu banyak manfaat yang terkandung pada sawi hijau (Brassica juncea L.), membuat masyarakat semakin tertarik untuk mengkonsumsi sawi hijau organik. Sawi hijau bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan, salad maupun dalam bentuk olahan dalam berbagai macam masakan, dan minuman. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti berharap melalui penggunaan sabut kelapa sebagai pupuk organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi hijau. Sehubungan dengan maksud tersebut maka penulis menerapkan judul penelitian PENGARUH VOLUME PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR SABUT KELAPA (Cocos nucifera) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana pengaruh pemberian volume pupuk organik cair berbahan dasar sabut kelapa terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)?
2.
Bagaimana pengaruh pemberian volume pupuk organik cair berbahan dasar sabut kelapa terhadap hasil panen tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)?
3.
Berapakah volume pupuk cair organik berbahan dasar serabut kelapa yang paling optimal pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
C. Batasan Masalah Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). Sampel yang digunakan melalui pembenihan secara mandiri, dengan sampel berjumlah 28 tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.), yang dibagi dalam 4 kelompok dengan masing-masing kelompok 7 pengulangan. Benih sawi hijau yang digunakan adalah varietas Tosakan, yang merupakan benih bersertifikat No. 04 LSSM-BTPH. Produk benih yang digunakan di produksi oleh PT. East West Seed Indonesia, Desa Benteng, Kecamatan Cempaka, Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia. Satu bungkus berisi 25 g benih sawi hijau (Brassica juncea L.), yang memiliki umur panen 25 sampai 30 hari. Sabut kelapa yang digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair adalah sabut kelapa yang berasal dari jenis kelapa merah. Sabut kelapa merupakan limbah sisa buah kelapa yang sudah tidak terpakai yaitu bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa. Setelah sabut kelapa dipisahkan menggunakan linggis dari tempurung kelapa (buah kelapa yang sudah bersih), hanya akan dijadikan limbah yang kemudian dibakar, karena kurang dimanfaatkan. Untuk itu digunakan serabut kelapa yang mengandung unsur kalium sebagai bahan pembuatan pupuk cair. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung selama 3 bulan yaitu dari bulan Maret sampai Mei 2015. Penelitian dilakukan di Podosoko, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Variabel pertumbuhan yang akan diukur meliputi tinggi batang tanaman dan jumlah daun, sedangkan variable hasil penen diukur melalui perhitungan hasil berat basah dan berat kering tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh pemberian volume pupuk organik cair berbahan dasar sabut kelapa terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) . 2. Mengetahui pengaruh pemberian volume pupuk organik cair berbahan dasar sabut kelapa terhadap hasil panen tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.)? 3. Mengetahui volume pupuk cair organik berbahan dasar sabut kelapa yang paling optimal pada pertumbuhantanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). E. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Peneliti Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dalam membuat serta mengaplikasikan limbah sabut kelapa sebagai bahan pembuatan pupuk cair pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.).
2. Bagi Mahasiswa Sebagai tambahan pengetahuan dan informasi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian lebih lanjut. 3. Bagi Petani Membantu petani dalam menggunakan/memanfaatkan limbah yang ada disekitar mereka terutama sabut kelapa yang dapat digunakan sebagai pupuk organik cair pengganti KCL anorganik yang baik bagi tanaman dan tidak mencemari tanah. Serta meningkatkan produksi tanaman sawi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
4. Bagi Masyarakat Mengetahui bahwa penggunaan pupuk organik akan lebih baik dan aman bagi tanaman yang dikonsumsi. 5. Bagi Sekolah Pengenalan terhadap guru dan siswa tentang pemanfaatan limbah sebagai produk baru yang bermanfaat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Magelang memiliki beberapa potensi dibeberapa sektor, salah satunya adalah sektor pertanian. Sesuai dengan agroklimatnya kabupaten Magelang mampu menghasilkan komoditas pertanian yang secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan permintaan pasar. Salah satu komoditas pertanian unggulan yaitu sawi hijau, dengan rata-rata potensi produksi 150 kwintal/ha dalam tahun 2013. Wilayah di Kabupaten Magelang yang banyak mengahasilkan sawi hijau yaitu Pakis, Ngablak, Sawangan, Kaliangkrik, Kajoran, dan Ngluwar. Kecamatan Sawangan merupakan daerah pegunungan yang dikenal sebagai pengahasil sayuran. Desa Podosoko, Kecamatan Sawangan adalah desa yang dipilih sebagai lokasi penelitian ini, berikut tabel 2.1 kondisi lingkungan desa Podosoko :
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 2.1. Komponen Faktor Lingkungan Desa Podosoko Komponen lingkungan Tinggi tempat (m dpl)
750
Drainase
Baik
Kelembapan (%)
75
Suhu (C)
27
Intensitas matahari (lux)
39,5
pH
5,5
Jenis tanah
Latosol
(Soesanto, L., Permana, J., dan Prihatiningsih, D. 2002 : 7). B. Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Klasifikasi dari tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) adalah sebagai berikut: 1. Klasifikasi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rhoeadales (Brassicales)
Famili
: Cruciferae (Brassicaceae)
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica juncea (Haryanto, dkk, 1995:9).
Gambar 2.1. Tanaman Sawi Hijau
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
2. Botani Menurut Sunaryono (2004), dalam Zulkarnain (2013:85). Sawi merupakan tanaman dikotil berbentuk perdu dengan sifat pertumbuhan dwi musim. Di Indonesia, jenis sawi yang banyak dikenal adalah pe-tsai (B. campestris) grup Chinensis, disebut juga B. Pekinensis), choy sum atau chai sim juga termasuk B. Campestris grup Chinensis, sawi putih atau sawi jabung (B. Campestris grup Pekinensis). Pe-tsai atau bok choy termasuk dalam grup Pekinensis dan memiliki bentuk kepala (krop) kompak memanjang yang mirip dengan selada. Daun duduk (sesil) agak berkerut, kasar, rapuh, dan berambut halus dengan tulang daun utama berwarna cerah. Sementara itu, choy sum atau chai sim memiliki daun lebar memanjang, tipis, dan berwarna hijau, halus tidak berambut dengan tangkai yang panjang, langsing, berwarna putih kehijauan, serta tidak membentuk krop. Rasanya renyah, segar, dan agak pahit. Choy sum atau sawi bakso atau sawi cina merupakan jenis sawi yang paling banyak dimanfaatkan atau dijajakan dipasar-pasar dewasa ini. Selanjutnya sawi putih memiliki daun agak halus dan juga tidak berbulu, berwarna hijau keputihan, bertangkai pendek dan bersayap melengkung ke bawah. 3. Morfologi Dikarenakan kekerabatan yang sangat dekat, karakteristik morfologi tanaman sawi sangat mirip dengan kubis/kol. Kedudukan daun yang berpola roset membentuk batangnya menjadi beruas-ruas dan sangat pendek. Sistem perakarannya tergolong akar tunggang dengan cabang-cabang akar yang menyebar ke semua arah pada kedalaman 30-50 cm. Bunganya tersusun dalam malai yang tumbuh memanjang dan bercabang-cabang. Setiap kuntum bunga terdiri atas empat helai daun kelopak (sepal), empat helai daun mahkota (petal)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
berwarna kuning cerah, empat helai benang sari (filamen), dan satu kepala putik yang berongga dua. Buah sawi berupa polong, panjang, dan di dalam setiap polong terdapat 2-8 butir biji-biji kecil berbentuk bulat berdiameter 0,5-2,0 mm, berwarna cokelat atau cokelat kehitaman (Zulkarnain, 2013: 85-86). 4. Syarat Tumbuh Menurut Zulkarnain (2013: 86-88), untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi dan berkualitas, sawi hendaknya diusahakan di lingkungan yang bercocok dengan syarat tumbuhnya. Oleh karena itu, faktor ekologi yang meliputi tanah dan iklim dimana sawi diusahakan perlu mendapatkan perhatian agar pertumbuhan dan produksinya maksimal. a. Tanah Pada umunya, sawi dapat diusahakan pada berbagai ketinggian tempat, baik dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 5-1200 m dpl. Tanaman ini memiliki toleransi yang baik terhadap lingkungan, baik suhu tinggi maupun rendah. Akan tetapi, kebanyakan daerah penghasil sawi berada diketinggian 100-500 m dpl. Khusus pe-tsai, menghendaki suhu rendah untuk membentuk krop sehingga cocok ditanam di daerah dengan ketinggian tempat 1.000 m dpl atau lebih. Apabila ditanam didaerah dataran rendah maka pe-tsai akan membentuk krop yang kecil dan rapuh. b. pH Sawi menghendaki tanah yang subur, gembur, berhumus, dan memiliki drainase baik. Tanaman ini tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki tingkat keasaman (pH) antara 6-7. Pada tanah asam (Ph < 6) dianjurkan untuk melakukan pengapuran, guna menurunkan keasaman atau menaikan pH tanah. Takaran baik kapur maupun pupuk organik yang diberikan sangat tergantung pada Ph awal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengukur Ph tanah sebelum penanaman sawi dilaksanakan. c. Iklim Sawi menghendaki keadaan udara yang dingin dengan suhu 12-21ºC untuk pertumbuhan yang baik, dan pembentukan krop pada pe-tsai. Suhu diatas 24ºC, dapat menyebabkan tepi daun terbakar, sedangkan suhu 13ºC, yang terlalu lama dapat menyebabkan tanaman memasuki fase pertumbuhan reproduktif yang terlalu dini. Pembungaan pada sawi bukan hanya sensitif terhadap suhu rendah, melainkan juga terhadap fotoperiodesitas 16 jam per hari selama sebulan, dapat menyebabkan
terbentuknya
bunga
di
sejumlah
kultivar.
Sebaliknya,
fotoperiodesitas yang singkat disertai suhu tinggi, dapat menyebabkan tanaman tetap tumbuh vegetatif. Di daerah tropis dan subtropis, sawi kebanyakan diusahakan di dataran tinggi, namun ada pula yang diusahakan di dataran rendah. Penanaman pada musim kemarau perlu diiringi oleh penyiraman yang teratur agar tanaman tidak kekeringan. Sebaliknya, penanaman pada musim penghujan perlu disertai oleh pengaturan drainase yang baik, agar air tidak menggenang di sekitar tanaman dan serangan ulat daun dapat diatasi. Meskipun demikian, waktu tanam yang dianjurkan adalah akhir musim hujan. 5. Budidaya Tanaman Sawi Berikut ini merupakan teknik budidaya sawi secara konvensional menurut Haryanto, dkk (1995: 27-44). a. Benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan percocok tanam sawi. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus, sedangkan benih yang jelek akan menghasilkan tanaman yang tumbuhnya tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
normal. Sehingga akan memberikan hasil yang kurang memuaskan, atau tanaman justru tidak tumbuh sama sekali. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 g. Benih sawi yang baik memiliki ciri – ciri berbentuk bulat, kecil-kecil, permukaanya licin mengkilap dan agak keras, dan warna kulit benih cokelat kehitaman.Benih sawi dapat diperoleh dengan cara menyiapkan benih sendiri atau dengan membelinya di toko-toko pertanian, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. a). Membeli benih Membeli benih sawi ditoko harus memperhatikan waktu kadaluwarsa, sebaiknya membeli benih yang masih baru atau belum lama disimpan, sehingga daya tumbuh dan kadar airnya masih sesuai dengan yang tertulis pada label atau kemasan. Perusahaan produsen benih yang baik biasanya sangat menjaga kualitas benihnya. Biasanya dalam kemasan akan tertulis benih murni, benih murni artinya benih hanya terdiri dari satu jenis, tidak tercampur dengan benih jenis lainya, meskipun hanya berbeda dalam varietasnya. Benih yang baik harus bebas dari hama dan penyakit, biasanya benih yang dijual telah direndam dalam pestisida tertentu. Saat memilih benih perhatikan kemasanya, kemasan benih harus utuh (tidak robek, lecet. atau ada bekas tertindih). Kemasan benih yang baik adalah yang terbuat dari aluminium foil, karena mampu melindungi benih dengan baik sehingga dapat disimpan dalam waktu cukup lama. Namun, pembeli tidak dapat melihat keadaan benih yang berada di dalam kemasan pakah benih masih baik
atau
sudah
rusak
kadaluwarsanya. b). Menyiapkan benih sendiri
maka
pembeli
harus
memperhatikan
tanggal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Mendapatkan benih dengan cara menyiapkan dari tanaman sendiri sering dilakukan oleh petani di Indonesia. Syaratnya kita harus sudah memiliki tanaman induk sendiri. Benih yang disiapkan dari tanaman induk umumnya berlaku untuk tanaman lokal dan bukan merupakan hibrida. Dalam menyiapkan benih sendiri haruslah diambil dari biji-biji tanaman yang sehat serta hasilnya terbukti memuaskan. Dalam hal ini, petani harus melakukan seleksi untuk memilih bijibiji yang akan dijadikan benih. Beberapa patokan dalam melakukan seleksi biji antara lain keadaan tumbuh tanaman bebas terhadap hama dan penyakit, keseragaman bentuk, penentuan jenis yang berumur pendek serta tingkat produksi yang tinggi. Sebelum pemetikan biji sebaiknya lingkungan sekitar dibersihkan dahulu dari gulma atau tanaman lain, sehingga kemurnian terjaga. Tanaman yang direncanakan dugunakan untuk benih ini dipanen pada umur yang lebih tua dari pada untuk tujuan konsumsi, yaitu setelah berumur lebih dari 70 hari. Setelah biji yang dihasilkan cukup tua, biji dipanen dengan dikumpulkan. Selanjutnya biji diangin-anginkan sebentar agar kering. Biji dibersihkan dari kotoran yang masih terikut. Selanjutnya benih dimasukan kedalam wadah kering yang tertutup rapat. Simpan wadah pada tempat yang sejuk dan kering. Penyimpanan yang baik memungkinkan benih dapat bertahan hingga 3 tahun tanpa kehilangan daya tumbuhnya. Penyimpanan yang buruk misalnya lembap, berair, wadah mengalami kerusakan, atau bahkan terkena panas berlebih akan menurunkan kualitas dan daya tumbuh benih. b. Pengolahan Tanah Pertumbuhan tanaman sayuran sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik serta struktur lahan tanamannya, untuk itu perlu dilakukan pengolahan tanah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Kegiatan pengolahan tanah secara umum diawali dengan penggemburan tanah. Penggemburan tanah dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Tahap-tahap penggemburan ini meliputi pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udaranya dan pemberian pupuk organik/kimia sebagai pupuk dasar untuk memperbaiki struktur fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan. Tanah yang akan digemburkan mula-mula harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak, atau pepohonan yang tumbuh. Lokasi yang teduh atau ternaungi tidak baik untuk pertumbuhan sawi karena sayuran ini merupakan tanaman yang suka akan cahaya.Sewaktu melaukan penggemburan sebaikanya dilakukan pula pemberian pupuk organik seperti pupuk kandang yang sudah jadi. Tanaman sawi membutuhkan pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha. Pemberian pupuk kandang ini saat penggemburan akan lebih baik karena pupuk akan lebih cepat bercampur dengan tanah, sehingga siap untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang akan ditanam. c. Pembibitan Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman, agar lebih efisien. Pembibitan dapat dilakukan dengan pembuatan bedengan atau penggunaan polibag/plastik kecil, yaitu biji sawi ditabur pada bedengan yang telah dibuat atau ditabur pada polibag yang telah diisi dengan tanah yang dicampur dengan pupuk organik/kimia. Setelah biji ditabur, biji ditutupi dengan tanah halus setebal 1-2 cm. Lalu perawatan dengan penyiraman menggunakan sprayer. Benih yang baik akan tumbuh setelah 3-5 hari. Setelah berdaun 3-5 lembar (kira-kira berumur 3-4 minggu sejak biji disemaikan). d. Penanaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Pilihlah bibit sawi yang pertumbuhanya baik yaitu setelah berdaun 3-4 helai (kira-kira berumur 2-3 minggu), cirinya batang tumbuh tegak, daun hijau segar mengkilap, dan tidak terlihat serangan hama atau penyakit. Pindahkan bibit dengan hati-hati dari bedengan pembibitan/ polibag pembibitan. Pemindahan bibit ini dapat dilakukan menggunakan tangan atau cetok, sertakan sebagian tanah yang membalut perakaran bibit. Langkah selanjutnya adalah penggalian lubang tanam pada polibag/ bedengan. Penggalian dapat dilakukan menggunakan tangan, skop kecil, atau sendok pada titik yang sesuai dengan jarak tanam. Ukuran lubang tidak perlu terlalu besar, cukup 4-8 x 6-10 cm, yang penting bibit dapat tumbuh dengan baik dan tidak mudah tercabut. Bibit dimasukan ke dalam lubang dengan hati-hati, selanjutnya lubang dirapikan dan tanah sedikit dimampatkan. e. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah tahapan kerja yang terpenting dalam pembudidayaan tanaman. Hasil yang optimal hanya akan dicapai apabila pemeliharaan tanaman dilaukan dengan baik. Tindakan pemeliharaan ini meliputi penyiraman, penjarangan,
penyulaman,
penyiangan,
dan
penggemburan,
pemupukan
tambahan, serta pengendalian hama dan penyakit. 1) Penyiraman Air adalah faktor pembatas tumbuh tanaman. Tanpa air yang cukup tanaman sawi akan tumbuh kerdil, layu, dan bahkan dapat mati. Sejak tanaman disemai hingga tumbuh dewasa air sangat dibutuhkan. Penyiraman dapat diberikan berupa penyiraman alami atau tambahan. Penyiraman alami adalah turunya air hujan yang memenuhi kebutuhan air tanaman, ini biasa terjadi pada musim hujan. Penyiraman tambahan adalah air siraman yang diberikan untuk tanaman. Dimusim kemarau atau saat hujan turun tak menentu, siraman tambahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
menjadi penting. Kita dapat melaukan penyiraman menggunakan gembor, pipa penyemprotan, sprinkler, atau dengan sistem leb Sistem leb adalah memasukan air ke areal melalui parit drainase selama beberapa waktu (2-8 jam), tergantung kebutuhan dan situasi kekeringan. Namun, penyiraman dengan gembor hingga air cukup membasahi tanah pada pagi dan sore hari umumnya sudah memadai. Saat cuaca tak terlalu panas beberapa petani sawi hanya melakukan penyiraman sekali sehari (sore hari saja) dengan alasan menghemat tenaga kerja. 2) Penjarangan Penanaman sawi tanpa melaui pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Disana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang brjarak tanam terlalu dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlau rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menghisap unsur hara dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur. 3) Penyulaman Adakalanya karena suatu hal tanaman yang sudah tumbuh tiba-tiba mati. Tanaman tersebut harus segera diganti agar produksi yang diharapkan tidak terganggu. Tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman yang baru disebut penyulaman. Tanaman biasanya diambil dari bibit tanaman yang masih tersisa dari pembibitan. Dengan demikian umur dan tingkat pertumbuhan tanaman yang sudah tumbuh dengan baik dibandingkan dengan tanaman hasil penyulaman tidak berbeda. Cara penyulaman cukup sederhana. Tanaman yang mati dibuang, lubang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
penanaman dibuat pada bekas tempat tersebut. Selanjutnya tanaman sulaman ditanam sebagai pengganti. Selain untuk mengganti tanaman yang mati, penyulaman juga dilakukan untuk tanaman yang pertumbuhanya kurang baik (kerdil/rusak diserang hama/penyakit). 4) Penyiangan, penggemburan, dan pengguludan Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa tanam sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Setelah tanaman berumur 2 minggu biasanya gulma mulai bermunculan, karena masa panen sawi yang tergolong singkat, penyiangan dilaukan 1-2 minggu berikutnya. Apabila kondisi tanah masih sama dengan saat penanaman maka tidak perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan. Tetapi jika kondisi tanah berubah menjadi padat atau mengeras maka penggemburan dan pengguludan perlu dilakukan. penggemburan dan pengguludan biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Saat mencabut gulma dengan kored biasanya petani juga mencacah tanah disekitar penanaman agar gembur. Penggemburan harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena seringkali merusak tanamannya sendiri. 5) Pemupukan tambahan Pupuk tambahan diberikan pada saat 3 minggu setelah tanam yaitu urea dengan dosis 50 kg/ha. Perlu ditekankan disini bahwa tambahan pupuk urea saja sudah cukup memadai. Alasanya sawi adalah sayuran daun yang lebih membutuhkan pupuk untuk membantu pertumbuhan bagian tersebut. Pupuk TSP dan KCl yang dibutuhkan untuk ketegaran pertumbuhan batang, bunga, atau bagian tanaman lainya sudah cukup sebagai pupuk dasar saja. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan penaburan pada lahan tanam, atau dapat juga dengan melarutkan kedalam air lalu disiramkan pada lahan tanam. Satu sendok urea,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pada pagi atau sore hari.
6. Hama, Penyakit, dan Pengendaliannya Hama dan penyakit sama-sama merugikan bagi petani karena dapat menurunkan produksi sawi. Hama merupakan binatang yang merusak tanaman dan berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat oleh mata telanjang. Adapun penyakit merupakan keadaan tanaman yang terganggu pertumbuhanya dan penyebabnya bukanlah binatang yang mudah tampak oleh mata. Penyebab penyakit dapat berupa bakteri, virus, jamur, maupun gangguan fisiologis yang mungkin terjadi. Berikut ini hama dan penyakit yang menyerang tanaman sawi dan selada beserta cara pengendalianya menurut Haryanto, dkk (1995: 73-85). a. Hama Hama tanaman sawi yang cukup penting diantaranya adalah : ulat Crocidolomia binotalis, ulat tritip, siput, ulat Thepa javanica, dan cacing bulu. 1) Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.) Penyebab : Penyebab kerusakan tersebut adalah ulat titik tumbuh atau yang disebut Crocidolomia binotalis Zell. Ulat ini berwarna hijau, dipunggungnya terdapat garis berwarna hijau muda dan rambut yang berwarna hitam. Serangga dewasa meghasilkan telur yang jumlahnya 30-80 butir tiap kelompok. Telur ini akan menetas dalam jangka waktu 1-2 minggu dan setiap hari jumlah telurnya akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
bertambah. Setelah menetas alat akan melalap habis daun sawi yang berada disekitarnya. Gejala : Daun bagian dalam yang terlindungi oleh daun bagian luar rusak dan kelihatan bekas gigitan. Tadak heran bila dari luar tanaman masih kelihatan baik tetapi setelah diperiksa ternyata bagian dalamnya sudah rusak. Pengendalian : Pengendalian dapat dilaukan dengan cara preventil, yaitu menyemprot tanamn sebelum muncul serangga. Insektisida yang dapat dipakai ialah Dipterex 50 SP dengan dosis 10-20 g/10 l air, Diazinon 60 EC dengan dosis 10-20 cc/10 l air, Bayrusil 25 EC dengan dosis 10-20 cc/10 l air, Phosvel 30 EC dengan dosis 20-25 cc/10 l air, atau Orthena 75% EC (5-10 g/10 l air). Pengendalian secara kuratif atau setelah terjadi serangan dapat juga dilakukan dengan menggunakan insektisida yang sama. 2) Ulat tritip (Plutella maculipennis) Penyebab : Penyebab kerusakan tersebut adalah Plutella maculipennis. Ulat yang baru menetas warnanya hijau muda. Setelah dewasa warna kepalanya menjadi lebih pucat dan terdapat bintik cokelat. Serangga dewasa menghasilkan telur secara berkelompok tetapi hanya terdapat 2-3 butir telur setiap kelompok. Gejala : Daun tampak seperti bercak-bercak putih. Jika lebih diperhatikan ternyata bercak-bercak tersebut adalah kulit ari daun yang tersisa setelah dagingnya dimakan hama. Selanjutnya daun menjadi berlubang karena kulit ari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
daun tersebut mengering dan sobek. Serangan berat menyebabkan seluruh daging daun habis termakan, sehingga yang tertinggal hanyalah tulang-tulang daunnya Pengendalian : Cara sederhana pemberantasan hama ini adalah dengan menggunakan obor atau lampu penarik serangga karena hama ini tertarik akan cahaya. Pada malam hari obor diletakkan di beberapa penjuru lahan. Dibawah obor diletakkan wadah berisi air. Karena terangnya cahaya, hama akan terbang menghampiri obor shingga terbakar dan jatuh kedalam wadah. Pemberantasan secara kimia dapat dilakukan dengan insektisida Diazinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/l air, atau Sevin dengan dosis 1-2 kh/hektar. Volume semprotnya 400-500 l larutan per hektar. Selain itu dianjurkan melakukan rotasi tanaman agar daur hidup hama terhenti. 3) Siput (Agriolimax sp.) Penyebab : Penyebab gejala tersebut adalah siput Agriolimax sp. Hewan bercangkang cokelat dengan tubuh lunak ini bergerak amat lambat, dan umumnya menyerang pada malam hari. Gejala Tanaman yang terserang hama ini daunya banyak berlubang tetapi tidak merata. Sering pula dijumpai jalur-jalur bekas lendir pada tanaman atau sekitarnya. Pengendalian :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Hama jenis ini dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida Metapar 99 WP dengan dosis 0,5-1 g/l air. Siput yang terlihat disekitar tanaman sebaiknya diambil dan dimusnahkan. 4) Ulat Thepa javanica Penyebab : Penyebabnya adalah Ulat Thepa javanica. Gejala : Daun banyak berlubang dengan jarak antara lubang sangat dekat dan menggerombol. Pengendalian : Hama jenis ini daat dikendalikan dengan menggunakan insektisida Metapar 99 WP dengan dosis 0,5-1 g /l air. 5) Cacing bulu (cut warm) Penyebab : Penyebabnya dalah yang tinggal dalam tanah dan menggerogoti pangkal batang. Gejala : Bagian pangkal batang sawi yang terserang menjadi rapuh, lama kelamaan tanaman menjadi roboh. Pengendalian : Hama ini dapat dikendalikan dengan cara menggenangi lahan dengan air yang dicampur insektisida Diazinon dengan dosis 10 cc/10 l air. b. Penyakit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain penyakit akar pekuk, bercak daun alemaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik. 1) Penyakit akar pekuk Penyebab : Penyebab penyakit akar pekuk disebabkan oleh jamur Plasmodiofora brassicae War. Penyebab penyakit ini dapat terjadi melalui air drainase, alat-alat pertanian, tanah yang tertiup angin, pupuk kandang, hewan, dan bibit tanaman. Bibit inilah yang utama memencarkan penyakit secara luas. Jamur tidak dapat mencapai biji, oleh karena itu penyakit ini tidak disebarkan lewat biji. Gejala : Akar-akar yang terserang penyakit ini akan mengadakan reaksi dengan pembelahan dan pembesaran sel yang menyebabkan terjadinya bintil yang tidak teratur. Seterusnya bintil-bintil ini bersatu sehingga menjadi bengkakan yang mirip batang. Pengendalian : a)
Jangan memindahkan bibit atau tanaman yang ditanam dari lahan yang sakit ke lahan yang masih sehat.
b)
Sterilisasi tanah dapat diusahakan dengan memberi fungsida, seperti Vapan (bahan aktif natrium N-metil diktiokarbonat), Benlate (benomyl), Topsin M (tiofanat metil), atau Brassicol (quintozine atau PCNB). Pemberian Brassicol yang mengandung bahan aktif quintozine dapat disiram. Dosis fungsida yang digunakan adalah 0,75% atau 75 g dalam 100 l air.
2). Bercak daun alternaria
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Penyebab : Penyebab penyakit ini adalah jamur Alternaria brassicae (Berk) Sacc. Jamur ini dapat terbawa oleh biji, jika biji ditanam jamur akan menginfeksi persemaian. Jamur juga dapat menyerang pangkal bibit yang menyebabkan penyakit rebah semai (dumping off). Gejala Pada daun terdapat bercak berwarna kelabu gelap yang meluas dengan cepat. Sehingga menjadi bercak bulat dengan garis tengah mencapai 1 cm. Penyakit ini lebih banyak terdapat pada daun tua, jika terdapat banyak bercak daun akan cepat mati. Pengendalian : a) Benih yang akan ditanam direndam dalam air hangat bersuhu 50ºC selama 30 menit. b) Penyemprotan dengan fungsida Difolatan 4 F (kaptapol) dengan dosis 2-3 cc/l air. Pada musim kemarau dapat juga disemprot dengan Antracol 70 WP (propineb sebanyak 2g/l air, dengan volume semprot 300-800l/hektar). 3). Busuk basah (soft root) Penyebab : Penyebab penyakit ini dalah bakteri Erwinia carotovora (Jones) Dye, yang dulu lazim disebut sebagai Erwinia carotovora (Jones) Holland. Busuk basah adalah penyakit yang amat merugikan tanaman sayuran secara umum karena dapat menjangkau hampir semua komoditas sawi. Gejala : Pada bagian yang terinfeksi mula-mula bercak kebasahan. Bercak membesar dan bentuknya tidak teratur. Jaringan yang membusuk mulanya tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
berbau, tetapi dengan adanya serangan bakteri sekunder jaringan tersebut menjadi berbau khas menyolok hidung. Serangan dapat terjadi tidak hanya di lahan, namun juga dalam tempat penyimpanan dan pengangkutan sebagai penyakit pasca panen. Pengendalian : a) Jarak antar tanaman jangan terlalu rapat. b) Pemanenan dilakukan secara hati-hati. Hindari terjadinya lecet pada tanaman baik saat pemanenan, penyimpanan, maupun saat mengangkutan. c) Setelah panen tanaman dapat dicuci dengan larutan klorin. d) Kurangi kelembapan di dalam ruang penyimpanan dan buatlah ventilasi yang cukup. 4). Penyakit embun tepung (downy mildew) Penyebab : Penyakit ini disebabkan oleh jamur Perenospora parasitica. Penyebaran pnyakit ini sangat luas, bahkan sampai diseluruh dunia. Penyakit ini berkembang lebih cepat pada suhu antara 10-15ºC, dalam cuaca mendung, atau di tempat yang teduh sehingga terdapat embun sepanjang hari. Gejala : Gejala penyakit ini timbul di persemaian terkadang pula pada bedengan penanaman. Pada permukaan atas daun terlihat adanya jaringan di antara tulangtulang daun yang menguning, mirip dengan kekurangan unsur hara tertentu. Bagian yang menguning berubah menjadi cokelat ungu dan tekstur daun berubah seperti kertas. Daun-daun dibawah rontok lebih awal. Apabila daun dibalik, pada permukaan bawah daun terdapat kapang putih seperti tepung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Pengendalian : a) Mengurangi kelembapan di persemaian. b) Eradikasi tanaman yang sakit (dicabut lalu dibakar) c) Penyemprotan dengan fungsida seperti Dithane M-45 dengan dosis 0,2% atau 2 g dilarutkan dalam satu liter air. 5). Penyakit rebah semai (dumping off) Penyebab : Penyebabnya adalah jamur Fusarium spp. dan Phytium spp. Jamur ini menyerang pertanaman sawi dan penyebarannya sangat luas hampir diseluruh dunia. Sebagian besar tanaman dapat menjadi inang jamur ini. Gejala : Sebagian tanaman pada bedeng pembibitan rebah. Pengamatan lebih dekat menunjukan adanya luka seperti tersiram air panas pada pangkal batang. Kadang-kadang rebahan terjadi sesaat sebelum tunas membuka. Pengendalian : a) Perbaikan teknik budidaya, penyiraman bedengan. b) Pengendalian
secara
kimia,
sterilisasi
bedeng pembibitan
dengan
menggunakan Basamid G, dosis yang dipakai 30-40 g/m² bedeng. Penyiraman dengan fungsida yang mengandung bahan aktif seperti thiram, captan, dithiocarbamat, dan tembaga. Dosis yang digunakan g/l air. 6). Busuk daun Penyebab : Penyebab penyakit ini adalah jamur Bremia lactucae Regel. Jamur terutama terdapat pada daerah yang tinggi, karena perkecambahan dan infeksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
memerlukan suhu yang relatif rendah. Sporangium berkecambah pada suhu 119ºC, dengan suhu optimum sekitar 10ºC. Suhu optimum untuk pembentukan sporangium dan infeksi adalah 15-17ºC. Perkecambahan dan infeksi diperlukan kelembapan udara yang tinggi. Penyebaran penyakit ini dibantu oleh kabut dan embun. Gejala : Diantara tulang-tulang daun terjadi bercak bersudut berwarna hijau pucat sampai kuning. Pada permukaan bawah daun dapat terbentuk kapang berwarna putih. Bagian daun yang terinfeksi saling berhubungan, lantas berubah warna menjadi cokelat yang membesar. Jika penyakit timbul pada saat tanaman masih kecil maka tanaman akan tumbuh kerdil. Infeksi pada tanaman yang sudah besar menyebabkan banyak daun yang harus dibuang. Penyakit ini dapat berkembang menjadi penyakit pasca panen. Pengendalian : Sebenarnya menghindari penyakit busuk daun cukup mudah, yaitu dengan menanam sawi di dataran rendah.Apabila penyakit sudah menyerang maka dapat diatasi dengan penyemprotan fungsida yang berbahan aktif zineb, seperti Tiezene 80 WP, Vancozeb 75 WP, atau Velimex 80 WP. Dengan dosis 22,5 g/l air dengan volume seprot 400-800 l/hektar. 7). Busuk Rhizoctonia (bottom root) Penyebab : Penyakit ini disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani Kuhn yang merupakan jamur yang umum terdapat ditanah. Jika didalam tanah terdapat bahan organik maka populasi jamur semakin bertambah dilahan tersebut. Penyakit ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
banyak terdapat didaerah tropika. Selain di Indonesia penyakit ini terdapat juga di Malaysia, Thailand, dan Filipina. Gejala : Pada waktu tanaman hampir panen, daun-daun tua yang terletak disebelah atas akan terkena infeksi. Pada tangkai dan tulang daun induk terjadi bercak cokelat seperti lendir. Jika lingkungan amat lembab serangan selanjutnya kan menyebabkan seluruh tanaman berlendir. Jika cuaca kering tanaman busuk dan mnegering menjadi “mummy” hitam. Serangan terutama pada sawi yang daunya membentuk krop. Pengendalian : a) Jarak tanam tidak boleh terlalu rapat agar kelembapan berkurang. b) Daun-daun yang bersentuhan dengan tanah dibuang. c) Penggiliran tanamn dengan tanamn yang bukan dari famili kubis-kubisan untuk memutuskan daur hidup. 2) Bercak daun Penyebab : Penyebab penyakit ini adalah Cercospora longisima Sacc. Meskipun tersebar diseluruh dunia, penyakit ini dianggap tidak terlalu merugikan. Gejala : Mula-mula tampak bercak kecil kebasah-basahan pada tepi daun. Secara bertahap bercak berkembang makin ke dalam dan jaringan yang sakit menjadi kecokelatan di bagian tengahnya. Pengendalian :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
a) Lahan tidak ditanami sayuran dari keluarga kubis-kubisan secara terus menerus. Pergiliran tanaman dapat dilakukan dengan menanami cabai, kapri, tomat, dll. b) Pengendalian secara mekanis dengan cara mengumpulkan daun-daun yang sakit atau terserang, kemudian membakarnya. c) Penyemprotan dengan menggunakan fungsida Tiezene 80 WP atau Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5 g/l air dengan volume penyemprotan 400-800 l/hektar. 7. Panen dan Pasca Panen Sawi dapat dipanen umur 35-70 hari setelah tanam, tetapi tergantung pada kultivar dan musim. Selain umur, kriteria tanaman siap dipanen dapat dilihat dari kondisi fisik tanaman, seperti warna, bentuk, dan ukuran daun. Disamping itu krop sudah terbentuk sempurna, padat dan kompak. Pemanenan biasanya dilakukan dengan memotong bagian batang yang berada diatas tanah. Akan tetapi, pemanenan dapat dengan mencabut tanaman sehingga akarnya turut terbawa. Adanya sistem perakaran ini dapat membantu penyerapan air dari media simpan sehingga kesegaran tanaman dapat bertahan lebih lama. Sawi yang baru dipanen hendaknya diletakkan di tempat yang teduh dan diperciki air (disemprot dengan mist spray) agar tetap segar. Selanjutnya dilakukan penyortiran dan bagian-bagian tanaman yang tua, busuk, atau rusak dibuang. Selain itu perlu juga memisahkan krop yang besar dan yang kecil. Krop yang besar biasaya dijual di pasar modern atau supermarket, sedangkan krop yang kecil dijual di pasar tradisional (Zulkarnain, 2013: 92-93).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
8. Nilai Gizi dan Manfaat Sawi dapat dimanfaatkan sebagai sayuran segar atau lalapan (seperti petsai atau bok choy), dimasak (seperti sawi putih), atau dibuat asinan (seperti chai sin). Salah satu menu masakan korea, kimchi adalah sawi yang difermentasi dan direndam didalam larutan garam. Beberapa penelitian menunjukan bahwa senyawa brassinim yang dikandung oleh sawi dapat membantu mencegah timbulnya tumor payudara. Apabila ditambah dengan indoles dan isothiocyanate, sawi dapat bermanfaat mencegah kanker payudara. Sawi juga bermanfaat untuk menyehatkan mata dan mengendalikan kadar kolesterol di dalam darah sehingga mengkonsumsi sawi dapat menghindari serangan jantung. Semangkuk sayur bok choy mengandung ± 20 kalori dan 3 g serat, serta 158 mg kalsium (16% dari kebutuhan kalsium harian) yang sangat bermanfaat untuk mencegah osteoporosis. Tabel 2.2 berikut, menyajikan nilai gizi dari setiap 100 g bagian tanaman sawi yang dapat dimakan (Zulkarnain, 2013 : 93-94.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 2.2. Komposisi Kimia Sawi Hijau Per 100 gr Sawi hijau Persen Dari Senyawa
Kadar Kebutuhan Nutrisi Harian
Lemak total (g)
0,20
1,00
Serat (g)
1,00
2,50
Folat (µg)
66,00
16,00
Asam pantotenat (mg)
0,088
1,50
Piridoksin (mg)
0,194
15,00
Riboflavin (mg)
0,070
5,00
Tiamin (mg)
0,040
3,50
Vitamin A (IU)
4,468
149,00
Vitamin C (mg)
45,00
75,00
Vitamin K (µg)
45,00
38,00
Natrium (mg)
65,00
4,00
Kalium (mg)
252,00
5,00
Kalsium (mg)
105,00
10,50
Besi (mg)
0,80
10,00
Magnesium (mg)
19,00
5,00
Mangan (mg)
0,159
7,00
Fosfor (mg)
37,00
5,00
Seng (mg)
0,19
1,50
β-karoten (µg)
2,681,00
-
α-karoten (µg)
1,00
-
Lutein-zeasantin (µg)
40,00
-
Sumber : USDA National Nutrient Data Base (Zulkarnaen, 2013).
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
D. Pupuk Organik Cair Pupuk organik cair adalah pupuk yang terbuat dari sari tumbuhan alami berbentuk cair. Salah satu contoh merek dagang pupuk organik cair adalah “hormon tanaman unggul”. Pupuk ini memiliki warna yang lebih gelap karena melaui proses fermentasi. Kelebihan pupuk organik cair adalah dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan virus dan bakteri. Selain itu, pupuk ini juga dapat membentu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman melebihi pertumbuhan standar. Hal ini disebabkan karena selain mengandung unsur hara yang lengkap, pupuk organik cair juga mengandung hormon
pertumbuhan
tanaman.
Serta
mempercepat
keluarnya
bungaq,
mempercepat masa panen sehingga panen lebih cepat, dan yang paling penting tidak menyebabkan pencemaran tanah atau lingkungan (Siahaan, 2006:8). Unsur hara yang terkandung pada pupuk organik cair lebih mudah diserap oleh tanah dan tanaman. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk cair lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman mudah menyerap hara terutama melalui akar, namun daun juga mempunyai kemampuan menyerap hara oleh Musnamar (2005), dalam Siahaan (2006:8). Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar tanaman, tetapi juga di atas daun-daun. Pupuk cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, kesehatan tanaman. Unsur-unsur hara itu terdiri dari: unsur nitrogen untuk pertumbuhan tunas, batang, dan daun. Unsur fosfor untuk merangsang pertumbuhan akar, buah, dan biji. Unsur kalium untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Pupuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
organik cair ini merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk ini kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N,P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang. Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah: 1. Dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara. 2. Dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit. 3. Merangsang pertumbuhan cabang produktif 4. Meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta 5. Mengurangi gugurnya daun, bunga, dan bakal buah. Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dari pada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun pemberian dalam dosis berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman ( Yuanita, D., 2012). E. Sabut Kelapa
Gambar 2.2 : Buah Kelapa
Gambar 2.3: Sabut Kelapa
1. Klasifikasi tanaman kelapa Klasifikasi tanaman kelapa adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Arecales
Famili
: Arecaceae
Genus
: Cocos
Spesies
: Cocos nucifera
Tanaman kelapa disebut juga tanaman serbaguna, karena seluruh organ tanaman kelapa ini dapat dimanfaatkan, demikian juga dengan buahnya. Buah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
adalah bagian utama dari tanaman kelapa yang berperan sebagai bahan baku industri. Buah kelapa terdiri dari beberapa komponen yaitu sabut kelapa, tempurung kelapa, daging buah kelapa, dan air kelapa. Daging buah adalah komponen utama, sedangkan air, tempurung, dan sabut sebagai hasil samping (by product) dari buah kelapa. Buah kelapa mempunyai diameter 15–20 cm berwarna hijau, coklat, atau kuning (Zainal, 2005:5). Limbah sabut kelapa merupakan sisa buah kelapa yang sudah tidak terpakai yaitu bagian terluar buah kelapa yang membungkus tempurung kelapa. Ketebalan sabut kelapa berkisar 5-6 cm yang terdiri atas lapisan terluar (exocarpium) dan lapisan dalam (endocarpium). Satu butir buah kelapa menghasilkan 0,4 kg sabut yang mengandung 30 % serat. Dengan komposisi kimia sabut kelapa terdiri atas selulosa, lignin, pyroligneous acid, gas, arang, ter, tannin, dan potassium (Rindengan dkk., 1995:49). Menurut Prawoso (2001), dalam Sundari (2013:2): kandungan unsur hara dan air dalam sabut kelapa adalah sebagai berikut: air 53,83%, N: 0,28%ppm, K: 6,726 ppm, Ca: 140 ppm, Mg: 170 ppm. Pupuk cair dari sabut kelapa memiliki PH 7 Sundari (2013:3). Pada pembuatan
pupuk
cair
dari
sabut
kelapa
tidak
memerlukan
bantuan
mikroorganisme, pupuk tersebut hanyalah di rendam selama 2 minggu. 2. Unsur Kalium Kalium bukan merupakan komponen dari bahan organik yang membentuk tanaman. Kalium khusus terdapat di dalam cairan sel di dalam bentuk ion-ion K+. Menurut penelitian, Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung Kalium. Pada sel-sel zat ini terdapat sebagai ion-ion di dalam cairan sel dan keadaan demikian akan merupakan bagian penting dalam melaksanakan turgor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
yang disebabkan oleh tekanan osmotis. Selain itu, ion Kalium mempunyai fungsi fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang, yang berarti apabila tanaman sama sekali tidak diberi Kalium, maka asimilasi dapat terganggu. Menurut Sutedjo (1987), dalam Sundari (2013:7). kalium mempunyai fungsi yang mutlak harus ada di dalam metabolisme tanaman. Kalium mempunyai pengaruh positif terhadap hasil dan kualitas tanaman. Sifat-sifat positif kalium antara lain: a. Mendorong produksi hidrat arang. Tanaman yang banyak mengandung komponen ini seperti bengkoang dan bit membutuhkan banyak pupuk kalium. b. Mempunyai peranan penting dalam mengangkut hidrat arang dalam tanaman. Kekurangan unsur ini dapat mengakibatkan berkumpulnya gula pada daun yang diproduksi melalui asimilasi. c. Mengurangi kepekaan tanaman terhadap kekeringan. Kalium membantu pengisapan air oleh akar tanaman, dan mencegah menguapnya air keluar dari daun. d. Mengurangi kepekaan tanaman terhadap hawa dingin dan hawa dingin malam e. Sedikit banyak mengurangi kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai penyakit. f. Memperbaiki beberapa sifat kualitatif (rasa, warna, bau harum, tahan lama, dan sebagainya).
3. Nitrogen (N) Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel tanaman, jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
fungsi utama sebagai bahan sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan memasuki fase vegetatif. Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Terdapat 2 bentuk Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Berdasarkan sejumlah penelitian para ahli, membuktikan Ammonium sebaiknya tidak lebih dari 25% dari total konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan, sosok tanaman menjadi besar tetapi rentan terhadap serangan penyakit. Nitrogen yang berasal dari amonium akan memperlambat pertumbuhan karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit. Dengan demikian cadangan makanan sebagai modal untuk berbunga juga akan minimal. Akibatnya tanaman tidak mampu berbunga. Seandainya yang dominan adalah Nitrogen bentuk Nitrat , maka sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga lebih tahan penyakit. Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk Nitrogen dari pupuk bisa dilihat dari kemasan. (www.distanbanggai.go.id, 2014). Ciri-ciri tanaman yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah. Daun pada bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih lanjut, daun akan mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda akan tampak pucat. Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Akibatnya produksi bunga dan biji pun akan rendah. Kelebihan Nitrogen Kelebihan jumlah Nitrogen pun perlu diwaspadai. Ciri-ciri tanaman apabila unsur N-nya berlebih adalah warna daun yang terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan jamur dan penyakit, serta mudah roboh. Produksi bunga pun akan menurun. (www.distanbanggai.go.id, 2014). 4. Magnesium (Mg) Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein. Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot „ringan‟ seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri ini persis seperti
gejala
etiolasi-kekurangan
cahaya
pada
tanaman
(www.distanbanggai.go.id, 2014).
Kekurangan Magnesium Muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi
karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun tepung (powdery mildew).
Kelebihan Magnesium Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.
5. Kalsium (Ca) Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan, dan mengatur daya tembus, serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
pembentukan dan pertumbuhan akar terganggu, dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses pembelahan dan perpanjangan sel, dan mengatur distribusi hasil fotosintesis (www.distanbanggai.go.id, 2014). Kekurangan Kalsium Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah, terjadi perubahan bentuk daun, mengeriting, kecil, dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium (www.distanbanggai.go.id, 2014). Kelebihan Kalsium Kelebihan kalsium tidak berefek banyak, hanya mempengaruhi pH tanah (www.distanbanggai.go.id, 2014).
F. Sekam Padi Sekam merupakan sumber bahan organik yang mudah didapat yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembawa pupuk hayati. Sekam padi merupakan bahan organik yang berasal dari limbah pertanian yang mengandung beberapa unsur penting seperti protein kasar, lemak, serat kasar, karbon, hidrogen, oksigen dan silica. Hasil analisis media tumbuh inokulan zeolit dan arang sekam menunjukkan bahwa kandungan C organik zeolit rendah, sedangkan arang sekam padi tinggi, N total keduanya rendah, P dan K total zeolit sangat tinggi sedangkan arang sekam sangat rendah. Kapasitas tukar kation arang sekam padi lebih tinggi daripada zeolit. Kemasaman atau Ph zeolit agak basa, sedangkan Ph arang sekam padi netral (Nurbaity A., dkk. 2011:11).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
G. Kotoran Sapi sebagai Pupuk Organik Menurut Brady (1974), dalam Sudarkoco (1992:13) kotoran sapi merupakan bahan organik yang scara spsifik berperan dalam meningkatkan ketersediaan fosfor dan unsur-unsur mikro, mengurangi pengaruh buruk dari aluminium, menyediakan karbondioksida dan kanopi tanaman, terutama pada tanaman dengan kanopi lebat dimana sirkulasi udara terbatas. Kotoran sapi banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen, fosfor, kaium, kalsium, magnesium, belerang, dan boron.
H. Hasil Penelitian yang Relevan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anik Waryanti, Sudarno, dan Endro Sutrisno (2013), dengan judul “Studi Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Air Cucian Ikan Terhadap Kualitas Unsur Hara Makro (CNPK).” Dalam penelitian ini, limbah air cucian ikan menjadi bahan baku pupuk cair, yang ditambah dengan sabut kelapa melalui teknik fermentasi. Digunakan 6 variasi pemambahan jumlah sabut kelapa untuk mengetahui pengaruh unsur hara makro yang terbaik pada pupuk cair. Variasi penambahan sabut kelapa antara lain : 0 ml, 100 ml, 200 ml, 300 ml, 400 ml, dan 500 ml dan difermentasi selama 28 hari. Penambahan sabut kelapa yang paling baik pada pupuk cair terdapat pada penambahan sabut kelapa sebanyak 100 ml. Kandungan unsur hara pada sabut kelapa 100 ml yaitu C-organik 11,69%, Nitrogen 2,251 %, Fosfor 0,71%, dan kalium 0,029%. Persentase kandungan unsur hara makro pada sabut kelapa ini mengalami kenaikan setelah melalui proses fermentasi selama 2 minggu yaitu C-organik 11,28 %, Nitrogen 2,366%, Fosfor 0,70%, dan kalium 0,041%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nasarudin dan Rosmawati (2010), yang berjudul “Pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) Hasil Fermentasi Daun Gamal, Batang Pisang, dan Sabut Kelapa Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao. Penelitian dilakukan di rumah kasa, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makasar yang berlangsung dari bulan Agustus sampai Oktober 2010. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pertumbuhan bibit kakao dari berbagai volume fermentasi daun gamal, batang pisang, dan sabut kelapa. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang tediri dari tanpa pemupukan, aplikasi POC (15 ml, 30 ml, 45 ml, 60 ml, dan 75 ml)
. pohon
dan
pemberian 4 gram pupuk campuran dari urea, SP-36 dan KCL (2:1:1). Setiap perlakuan terdiri dari empat tanaman dan di ulang 3 kali sehingga terdapat 112 unit tanaman. POC diperoleh dari hasil fermentasi daun gamal, batang pisang, dan sabut kelapa dengan perbandingan 1:1:1. Hasil Penelitian diperoleh bahwa pemberian pupuk organic cair dari hasil fermentasi daun gamal, batang pisang, dan sabut kelapa menghasilkan respon pertumbuhan bibit kakao yang lebih baik. Perlakuan 15 sampai 30 ml.
. pohon
memberikan pengaruh terbaik
dibandingkan dengan perlakuan lainya. I. Kerangka Berfikir Pemanfaatan sabut kelapa yang merupakan limbah rumah tangga/limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik pengganti KCl anorganik, karena sabut kelapa mengandung unsuk kalium yang tinggi. Selain itu sabut kelapa juga mengandung Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na) dan Fospor (P). Air hasil rendaman yang mengandung unsur Kalium tersebut sangat baik jika diberikan sebagai pupuk serta pengganti pupuk KCI anorganik untuk tanaman seperti tanaman sawi hijau guna mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
bertujuan agar tanaman tidak mengalami defisiensi Kalium ditandai dengan terjadinya klorosis pada daun tua (kehilangan klorofil) (Samekto R.,2008:66). Jika sayuran mengalami klorosis maka kandungan nutrisi pada daun yang dikonsumsi akan sangat rendah. Unsur kalium pada sabut kelapa akan memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea L.), serta diharapkan unsur kalium tersebut dapat meningkatkan produktivitas pada tanaman sawi (Brassica juncea L.). J. Hipotesa Hipotesa dari penelitian ini adalah : 1. Pemberian volume pupuk cair organik sabut kelapa memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan terutama pada tinggi dan jumlah daun sawi (Brassica juncea L.). Berdasarkan parameter pertumbuhan yaitu tinggi batang dan jumlah daun sawi setiap 5 hari sekali, selama 30 hari. 2.
Pemberian volume pupuk cair organik sabut kelapa memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap hasil panen tanaman sawi (Brassica juncea L.), yang ditunjukan melalui perhitungan berat basah dan berat kering tanaman sawi.
3.
Volume pupuk organik cair sabut kelapa yang optimal terhadap pertumbuhan dan hasil penen tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) adalah 200 ml/l. Pupuk organik cair sabut kelapa pada volume 200 ml/l dapat meningkatkan kandungan hara pada tanah tanpa menimbulkan toksik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental murni dengan RAL (Rancangan Acak Lengkap) atau desain CRD (Completely Randomize Design). Jenis penelitian murni yaitu dengan melakukan percobaan pada kelompok perlakuan dan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penelitian ini terbagi dalam 4 kelompok (3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol) dengan masing-masing 7 ulangan. Media yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tanah, sekam, pupuk kotoran sapi dengan perbandingan 2:1:1, perlakuan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1.
Kelompok pertama yaitu perlakukan 1 (P1) dengan menggunakan kontrol media yang diberi perlakuan 100 ml/l pupuk cair sabut kelapa.
2.
Kelompok kedua yaitu perlakukan 2 (P2) dengan menggunakan kontrol media yang diberi perlakuan 200 ml/l pupuk cair sabut kelapa.
3.
Kelompok ketiga yaitu perlakukan 3 (P3) dengan menggunakan kontrol media yang diberi perlakuan 300 ml/l pupuk cair sabut kelapa.
4.
Kelompok keempat yaitu kontrol (K) dengan menggunakan kontrol media tanpa pemberian pupuk cair sabut kelapa. Dalam penelitian eksperimental ini menggunakan tiga variabel yaitu variabel
bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI •
44
Variabel bebas yang digunakan yaitu pemberian volume pupuk organik cair sabut kelapa.
•
Variabel terikat meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah, dan berat kering.
•
Variabel kontrol meliputi kontrol media, suhu, dan pemeliharaan.
B. ALAT DAN BAHAN 1.
Cangkul
2.
Sekop
3.
Polibag
4.
Ember bekas
5.
Gelas ukur
6.
Meteran/penggaris
7.
Kertas label
8.
Pisau
9.
Alat tulis
10. Botol spray 11. Biji sawi hijau 12. Sekam 13. Pupuk kotoran Sapi 14. Tanah 15. Air 16. Sabut kelapa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
C. CARA KERJA 1.
Pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar sabut kelapa
a.
Siapkan 2 kg sabut kelapa kemudian cuci bersih hingga tidak tercampur tanah lalu masukan ke dalam ember bekas.
b.
Tuangkan 4 liter air kedalam ember bekas.
c.
Tutup ember bekas yang berisi air dan sabut kelapa agar tidak kemasukan air atau cahaya sehingga proses fermentasi aerob berjalan lebih cepat.
d.
Diamkan hingga 21 hari.
e.
Setelah 21 hari air rendaman serabut kelapa akan berwarna hitam kekuningan, maka air rendaman serabut kelapa siap digunakan sebagai pupuk organik cair.
2. Pengenceran pupuk cair sabut kelapa Pengenceran yang dilakukan menggunakan perbandingan pupuk cair sabut kelapa dengan air (1:15 dalam liter). Pupuk organik cair sabut kelapa masing-masing diencerkan dengan konsentrasi yang sama yaitu 6, 25%, kemudian volume cairan hasil dari pengenceran tersebut diambil sesuai dengan perlakuan. Perlakuan 1 dengan volume pupuk organik cair sebanyak 100 ml/l, Perlakuan 2 dengan volume pupuk organik cair sebanyak 200 ml/l. Perlakuan 3 dengan volume
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
pupuk organik cair sebanyak 300 ml/l, sedangkan pada kontrol diberi air sebanyak 200 ml/l. 6. Pembibitan Pembibitan dilakukan secara mandiri dengan menyiapkan biji sawi yang dibenihkan pada media tanah yang dicampur sekam dan pupuk kotoran sapi dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian dimasukan ke plastik bening yang berukuran kecil. Setiap hari dilakukan penyiraman pada sore hari pukul 16.00. Setelah bibit berusia 1 minggu dipilih bibit yang baik baru dipindahkan ke media tanam yang sesungguhnya. 7. Persiapan media tanam Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah humus yang dicampur dengan pupuk kotoran sapi dan sekam yang dimasukan ke dalam polibag yang berukuran panjang 36 cm x lebar 25 cm. Perbandingan dalam penyampuran tanah, pupuk kandang, dan sekam adalah 2:1:1. 8. Penanaman dan pemeliharaan Bibit sawi yang telah disemai pada plastik kecil dipindah kedalam polibag yang sudah berisi media tanam. Pemindahan semaian bibit sawi dilakukan pada pagi hari. Setelah bibit dipindah ke media tanam, tunggu hingga sawi berumur 3 minggu barulah dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
pemberian pupuk organik cair dari sabut kelapa yang dilakukan setiap 5 hari sekali hingga tanaman sawi hijau siap penen. Penyiraman menggunakan air dilakukan setiap hari sekali yaitu pada sore hari. 9. Penyulaman Jika ada benih yang gagal tumbuhan/tumbuh abnormal kurang dari umur 2 minggu setelah penanaman, maka dilakukan penyulaman dengan menggantikan tanaman cadangan yang masih hidup, caranya adalah dengan mencabut tanaman dengan tanahnya. 10. Pengambilan data Pengambilan data dimulai sejak tanaman sawi berumur 21 hari dan dilakukan setiap 5 hari sekali hingga panen. Pengambilan data yang akan dilakukan meliputi : a. Tinggi tanaman Pengukuran
dari
ujung
tunas
sampai
pangkal
akar
menggunakan penggaris atau meteran. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 5 hari sekali dimulai sejak pemindahan bibit tanaman ke media yang lebih besar yaitu pada saat tanaman berumur 21 hari hingga sebelum panen. b. Daun Perhitungan jumlah daun, kondisi daun. Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung daun-daun yang tumbuh pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
batang pokok tanaman, dan pada cabang batang tanaman, kecuali daun yang berada pada bagian pucuk tanaman. c.
Bobot Basah Setelah sawi hijau berusia 45 hari dilakukan pemanenan
dengan mencabut akar hingga batang sawi dari media tanam dengan hati-hati agar tidak rusak/patah. Kemudian membersihkan tanaman sawi dari tanah, setelah bersih kemudian ditimbang menggunakan timbangan yang memiliki ketelitian 2 angka dibelakang koma dalam gram. d.
Bobot kering tanaman Bahan basah dibagi menurut jenis organ seperti daun, batang,
dan tangkai daun di sub sampelkan. Kemudian bahan basah tersebut dijemur sampai kering dibawah matahari, lalu dioven pada suhu 40°C sampai berat tetap, setelah 48 jam. Terakhir bahan yang sudah dioven kemudian ditimbang dengan timbangan yang memiliki ketelitian 2 angka dibelakang koma dalam gram.
C. METODE ANALISIS DATA Pengambilan data hasil penelitian dilakukan setiap 5 hari sekali dengan parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan berat kering tanaman sawi hijau. Tinggi tanaman diketahui dengan mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang sampai titik tumbuh batang utama menggunakan mistar. Jumlah daun dihitung satu persatu baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
daun yang segar, maupun jumlah daun yang telah menguning atau layu. Sedangkan berat basah dihitung melaui penimbangan masing-masing kelompok tanaman sawi setelah masa panen. Berat kering dihitung menggunakan timbangan analitik, setelah tanaman sawi dioven. Nantinya data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan SPSS 16 melalui uji Anova Completely Randomized Design (CRD). Sebelumnya perbandingan dari pertambahan tinggi, jumlah daun, berat basah, dan berat kering masing-masing tanaman sawi hijau dimasukan dalam tabel 3.3 sebagai berikut : Tabel 3.3. Pengamatan Pertumbuhan Sawi Hijau Hari/Tanggal P1
Perlakuan P2
Kontrol P3
Pengujian data selanjutnya dianalisis menggunakan Analisis varians (analysis of variances) Anova. Sebelum melakukan pengujian ANOVA terlebih dahulu dilakukan uji Homogenitas. Aturan dalam pengujian Homogenitas dilakukan apabila data berdistribusi normal, uji homogenitas antara kelompok eksperimen dan kontrol harus memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
rentan varians yang sama Uji normalitas dapat dihitung dengan menggunakan Uji Kolmogrov-Sminov Z yang ada pada aplikasi SPSS 16 sedangkan uji homogeinity of variances langsung ditampilkan pada uji one way ANOVA yang juga sudah ada pada aplikasi SPSS. Jika hasil analisis data ANOVA menunjukan bahwa F hitung berbeda atau signifikan maka dilanjutkan dengan analisis menggunakan Tukey’s HSD Kriteria pengujian normalitas dan kesamaan varians adalah : Hipotesis : Perlakuan pemberian dosis pupuk cair sabut kelapa tidak memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan (tinggi) tanaman sawi hijau. Perlakuan pemberian dosis pupuk cair sabut kelapa memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan (tinggi) tanaman sawi hijau. • Normalitas 1. Jika nilai Sig. < 0,05, maka Ho diterima, hal ini menunjukan bahwa data sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. 2. Jika nilai Sig. > 0,05, maka Ho ditolak, hal ini menunjukan bahwa data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. • Homogenitas atau kesamaan varians 1. Jika nilai Sig. < 0,05, maka Ho diterima, hal ini menunjukan bahwa masing-masing kelompok memiliki varians yang berbeda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
2. Jika nilai Sig. > 0,05, maka Ho ditolak, hal ini menunjukan bahwa masing-masing kelompok mempunyai varians yang sama. •
Menghitung Tukey’S HSD
HSD=
Keterangan: N = banyaknya sampel perkelompok Q = the student izetrange statistic K = banyaknya kelompok Df = N - k Tabel 3 4. Contoh Uji Descriptive
Descriptives
N
Mea
Std.
n
Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval for
Minimu
Maximu
Mean
m
m
Lower Bound P1 P2 P3 K Total
Upper Bound
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Out put Descritives Out put descriptive memuat hasil-hasil data statistic deskriptif seperti mean, standar deviasi, angka terendah dan tertinggi serta standar eror. Pada bagian ini terlihat ringkasan statistik dari keempat sampel.
Tabel 3.5. Contoh Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Output Test of homogeneity of variances Tes ini bertujuan untuk menguji berlaku tidaknya asumsi untuk ANOVA, yaitu apakah keempat sampel mempunyai varians yang sama. Untuk mengetahui apakah asumsi bahwa keempat kelompok sampel yang ada mempunyai varians yang sama (homogen) dapat diterima. Hipotesis: Ho = Keempat varians populasi adalah tidak sama Hi = Keempat varians populasi adalah sama Dengan pengambilan keputusan : a. Jika signifikan > 0.05 maka Ho ditolak b. Jika signifikan < 0.05 maka Ho diterima
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Tabel 3.6. Contoh Uji ANOVA
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups Within Groups Total
Setelah keempat varians terbukti homogen, maka dilanjutkan uji ANOVA untuk menguji apakah keempat sampel mempunyai rata-rata yang sama. Output ANOVA adalah akhir dari perhitungan yang digunakan sebagai penentuanan alisis terhadap hipotesis yang akan diterima atau ditolak. Berdasarkan hasil output SPSS 16, untuk menolak atau menerima hipotesis penelitian dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika F hitung > F table maka Ho ditolak b. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima c. Jika signifikan atau probabilitas > 0.05, maka Ho ditolak d. Jika signifikan atau probabilitas < 0.05, maka Ho diterima
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Tabel 3.7. Contoh Uji Multiple Comparisons Tukey HSD (I)
(J) Perlakuan
Perlakuan
Mean Difference (IJ)
Perlakuan
Perlakuan2
1
Perlakuan3
Std. Error
Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound
Upper Bound
Kontrol Perlakuan
Perlakuan1
2
Perlakuan3 Kontrol
Perlakuan
Perlakuan1
3
Perlakuan2 Kontrol
Kontrol
Perlakuan1 Perlakuan2 Perlakuan3
Hasil uji dari Post hoc dilakukan untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda dan yang tidak berbeda. Untuk mengetahui significan atau tidaknya hanya dengan melihat pada output dengan ada atau tidaknya tanda * pada kolom ”means Difference”. Jika tanda * ada maka perbedaan tersebut signifikan, jika tidak ada maka perbedaan tidak nyata/ tidak signifikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penggunaan pupuk cair organik berbahan dasar sabut kelapa (Cocos nucifera) dengan dosis yang berbeda memberikan hasil yang positif terhadap pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). Parameter pertumbuhan yang diukur dalam penelitian ini meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah (batang, daun, dan tangkai daun), serta berat kering (batang, daun, dan tangkai daun). Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati sebagai indikator pertumbuhan. Berat basah merupakan total berat tanaman yang menunjukan hasil aktivitas metabolik tanaman, sedangkan berat kering merupakan hasil penimbunan hasil bersih asimilasi
.
A. Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Pengukuran tinggi tanaman sawi dimulai pada tanggal 13 April hingga 13 Mei 2015, yaitu pada saat tanaman sawi berusia 3 minggu hingga panen dengan menggunakan meteran. Berikut adalah grafik 4.4 laju pertambahan tinggi batang tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang diukur setiap 5 hari.
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Gambar 4.4. Grafik Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Sawi Hijau
Berdasarkan grafik 4.4 diatas pemberian perlakuan pupuk cair sabut kelapa pada tanaman sawi memberikan pengaruh positif terhadap pertambahan tinggi batang tanaman sawi. Tanaman sawi yang diberikan perlakuan pupuk cair sabut kelapa dengan volume 100 ml/l atau pada perlakuan 1 memiliki tinggi maksimum atau yang terbanyak dengan ratarata pertambahan tingginya mencapai ± 0,5 cm setiap lima hari. Sedangkan pada perlakuan 2 dengan volume pupuk cair sabut kelapa sebanyak 200 ml/l mengalami kenaikan tinggi batang ± 0,3 cm dalam 5 hari, sama halnya dengan perlakuan 3 dengan volume pupuk sabut kelapa sebanyak 300 ml/l mengalami kenaikan tinggi batang ± 0,3 cm dalam 5 hari. Pertambahan tinggi batang paling rendah terjadi pada kontrol dimana hanya bertambah 0,2 cm dalam 5 hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Dari grafik 4.4 ini dapat dilihat bahwa pertambahan tinggi batang maksimal terjadi pada perlakuan awal yaitu tanggal 18, 23, 28 April 2015 dimana sawi masih berusia ± 4 sampai 6 minggu. Setelah sawi berusia lebih dari 6 minggu pertambahan tinggi batang mulai lambat dan semakin lama batang sawi tidak mengalami pertambahan tinggi. Pertambahan tinggi maksimal yang dialami tanaman sawi terjadi pada perlakuan 1 dengan volume pupuk cair 100 ml/l. Hal ini disebabkan karena pada volume ini terpenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). Berdasarkan uji normalitas (Lampiran 7) yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai uji Kolmogorov - Smirnov Z 0,624 > 0,05, maka Ho diterima. Hal ini berarti data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas varians (Lampiran 7) yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 3.016 nilai sig 0,051 ≤ 0,05 pada level probabilitas yang artinya perlakuan dalam pemberian volume yang berbeda – beda pupuk cair sabut kelapa terhadap tinggi batang tanaman sawi hijau memiliki varians yang sama (homogen). Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA (Lampiran 8). Berdasarkan uji ANOVA diketahui bahwa nilai probabilitas adalah sig 0,058 ≥ 0,05, dengan demikian Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan volume yang berbeda-beda (100 ml/l, 200 ml/l, dan 300 ml/l) memberikan pengaruh positif (lebih baik) terhadap pertambahan tinggi batang sawi hijau.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Sehingga dapat dilanjutkan pada uji Post hoc menggunakan Tukey HSD (Lampiran 8). Namun, berdasarkan uji Post hoc menggunakan Tukey HSD menunjukkan bahwa data pada mean difference tidak berbeda, karena symbol * Means difference signifikan pada level 0.05 tidak muncul. Jenis tanah di area penelitian merupakan tanah latosol yang memiliki pH dan nutrisi yang rendah. pH tanah di desa Podosoko mencapai 5,5-6, sedangkan pH yang dibutuhkan tanaman sawi untuk tumbuh adalah pH 6-7, untuk itu dilakukan penambahan pupuk cair sabut kelapa yang memiliki pH 7 dalam Sundari (2013:3) serta kandungan N: 0,28%ppm, K: 6,726 ppm, Ca: 140 ppm, Mg: 170 ppm. Kandungan Ca yang tinggi pada pupuk cair sabut kelapa dapat meningkatkan pH tanah, terutama pada tanah latosol dengan pH yang asam. Diharapkkan melalui penambahan pupuk cair dengan volume yang sesuai ini akan meningkatkan kondisi pH tanah yang tadinya sangat asam menjadi pH yang sesuai dengan toleransi pertumbuhan tanaman sawi. Pupuk cair sabut kelapa dapat meningkatkan pH tanah karena mengandung Ca yang tinggi menurut Yulipriyanto (2010), dalam Mandalia (2010:45). Sedangkan pada volume pupuk cair sabut kelapa 200 ml/l dan 300ml/l, tanaman sawi justru mengalami hambatan dalam pertumbuhan. Tanaman sawi hijau pada kontrol juga mengalami pertumbuhan yang lambat, bahkan pertambahan tinggi batangnya dibawah tanaman sawi hijau yang diberikan perlakuan. Hal ini disebabkan karena pada kontrol tanaman sawi hijau tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
mendapatkan perlakuan pupuk cair sabut kelapa, sehingga tanah masih dalam kondisi asam dan membuat pertumbuhan sawi tidak optimal. Sebelum mengaplikasikan pupuk cair sabut kelapa pada tanaman sawi, terlebih dahulu pupuk cair sabut kelapa diencerkan dalam air dengan perbandingan 1:15 dalam liter. Hal ini dikarenakan air berperan penting dalam kehidupan mikroba yang ada di dalam pupuk untuk mereaksikan unsur-unsur di dalam tanah. Keberadaan hara dalam tanah selalu terkait dengan adanya air yang tersedia. Pemupukan menggunakan pupuk cair organik sabut kelapa ini dapat mendukung penyediaan unsur hara dalam tanah karena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga perlu diberikan secara periodik. Selain iu dengan ketersediaan air, di dalam sel tumbuhan air akan berfungsi dalam menjaga tekanan turgor, proses transpirasi, fotosintesis, difusi, osmosis, serta metabolisme tubuh lainya. Data hasil penelitian yang dilakuan setiap 5 hari dari tanggal 13 April–13 Mei 2015, berupa selisih tinggi batang pada setiap perlakuan dengan kontrol. Berikut tabel 4.4 data laju pertambahan tinggi batang tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Tabel 4.4. Pertambahan Tinggi Batang Tanaman Sawi Hijau Hari/Tanggal
Pertambahan Tinggi Batang sawi hijau (cm) Perlakuan
Minggu, 13 April 2015 Sabtu, 18 April 2015 Kamis, 23 April 2015 Selasa, 28 April 2015 Minggu, 3 Mei 2015 Jumat, 18 Mei 2015 Rabu, 13 Mei 2015
Kontrol
P1
P2
P3
2,37 2,8 3,33 3,81 4,31 4,83 5,28
2,3 2,64 2,94 3,26 3,6 3,78 3,98
2,26 2,56 2,84 3,06 3,3 3,48 3,48
2,17 2,41 2,65 2,86 3,1 3,27 3,33
Berdasarkan tabel 4.4 tinggi rata-rata tanaman sawi hijau P1 lebih tinggi 0.6 cm dari tinggi tanaman P2, lebih tinggi 0.82 cm dari tanaman sawi P3. P2 memiliki rata-rata tinggi 0.21 cm lebih tinggi dari P3, sedangkan rata-rata tinggi tanaman sawi P1 lebih tinggi 0.99 cm dari ratarata tinggi tanaman sawi kontrol yang memiliki tinggi paling rendah. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan volume pupuk cair sabut kelapa sebanyak 100 ml/l pada P1 mengalami pertambahan tinggi yang lebih cepat dibandingakan perlakuan 2 dan 3 maupun kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa perlakuan dengan menggunakan pupuk cair sabut kelapa memberikan pengaruh lebih baik pada peningkatan tinggi tanaman sawi hijau dibandingkan pada kontrol yang tanpa penambahan nutrisi. Namun, semakin tinggi volume
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
pupuk cair sabut kelapa yang diberikan justru menghambat pertambahan tinggi batang tanaman sawi hijau. Karena nutrisi yang berlebih hanya akan membuat tanaman mengalami toksik dan mudah terserang hama dan penyakit. Kontrol memberikan hasil paling rendah karena tanaman sawi pada tanah dengan kadar nitrogen dan fosfor yang rendah mengalami pertumbuhan yang terhambat, kerdil, serta perakaranya tidak akan tumbuh secara optimal yang disebabkan karena gangguan pada pembelahan sel. Tanaman sawi hijau pada perlakuan 3 dan kontrol sempat ada yang mulai layu, sehingga dilakukan penyulaman yaitu saat tanaman sawi masih berusia 17 hari. Pada perlakuan 3 terdapat 3 tanaman yang disulam, namun salah satu tanaman mulai menunjukan keadaan yang baik sehingga peneliti membiarkan tanaman awal tetap bertahan disebelah tanaman baru. Dengan tujuan tanaman awalah yang nantinya mendapatkan perlakuan pada usia 3 minggu karena memiliki jumlah daun yang lebih banyak. Kontrol hanya terdapat 1 tanaman yang dilakukan penyulaman karena tanaman sawi tersebut tumbuh tidak sehat (mengering) dan memiliki daun kerdil. Pertumbuhan paling baik yang tidak mengalami penyulaman maupun diserang oleh hama dan penyakit.
B. Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Berikut grafik 4.5 pertambahan jumlah daun tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) yang diukur setiap 5 hari sekali selama 30 hari yaitu sejak tanaman sawi hijau berusia 3 minggu hingga masa panen :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Gambar 4.5. Grafik Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau
Berdasarkan grafik 4.5 diatas menunjukan adanya pengaruh pemberian perlakuan pupuk cair sabut kelapa dengan pertambahan jumlah daun sawi hijau (Brassica juncea L.). Dalam setiap pengamatan yang dilakuan terjadi peningkatan jumlah daun tertinggi pada tanggal 23 April hingga 28 April 2015. Pertambahan daun relatif sama yaitu ≤ 2 daun dalam setiap pengamatan. Perlakuan paling baik terjadi pada perlakuan 1 dengan penambahan jumlah daun 1 helai lebih banyak dari perlakuan 2 dan 3, sedangkan pada kotrol pertambahan daun selalu sama dalam setiappengamaan yaitu 1 helai. Namun pada akhir pengamatan justru jumlah daun terendah pada perlakuan 3, karena daun-daunya banyak yang terserang hama dan penyakit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Berdasarkan uji normalitas (Lampiran 9) yang dilakukan menunjukan bahwa nilai uji Kolmogorov - Smirnov Z 0.773 > 0.05, maka Ho diterima. Hal ini berarti data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas varians (Lampiran 9) yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 2.440 nilai sig 0.089 > 0,05 pada level probabilitas yang artinya perlakuan dalam pemberian dosis yang berbeda – beda pupuk cair sabut kelapa terhadap tinggi batang tanaman sawi hijau memiliki varians yang sama (homogen). Sehingga dapat dilanjutkan dengan uji ANOVA (Lampiran 10). Berdasarkan pada hasil yang diperoleh pada uji ANOVA, untuk nilai probabilitas adalah 0.067 > 0.05, dengan demikian hipotesis Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian pupuk cair sabut kelapa mempengaruhi pertambahan jumlah daun tanaman sawi hijau secara signifikan (
ditolak). Uji Post hoc menggunakan Tukey HSD (Lampiran
10) menunjukkan bahwa data pada mean difference tidak berbeda karena tidak munculnya symbol*, Means difference signifikan pada level 0.05. Tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) pada perlakuan 3 ratarata terserang hama ulat Thepa javanica, ulat titik tumbuh, dan penyakit busuk daun. Ulat Thepa javanica merupakan ulat yang menyerang tanaman sawi dengan ciri-ciri daun banyak yang berlubang dengan jarak antar lubang sangat dekat dan menggerombol, ulat ini hanya menyerang tanaman sawi pada perlakuan 3. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell) ini menyerang tanaman Sawi pada semua perlakuan termasuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
kontrol. Serangan ulat ini memiliki ciri daun bagian dalam yang terlindungi oleh bagian luar rusak dan kelihatan bekas gigitan, dari luar tanaman masih kelihatan baik tetapi setelah diperiksa ternyata bagian dalamnya sudah rusak. Sedangkan busuk daun lebih banyak menyerang perlakuan 3 dan kontrol, dengan ciri serangan diantara tulang-tulang daun terjadi bercak bersudut berwarna hijau pucat sampai kuning. Pada permukaan bawah daun dapat terbentuk kapang berwarna putih. Bagian daun yang terinfeksi saling berhubungan, lantas berubah warna menjadi cokelat yang membesar. Jika penyakit timbul pada saat tanaman masih kecil maka tanaman akan tumbuh kerdil. Infeksi pada tanaman yang sudah besar menyebabkan banyak daun yang harus dibuang. Penyakit ini dapat berkembang menjadi penyakit pasca panen. Penyebab serangan hama dan penyakit ini dikarenakan tanah pada lokasi penelitian yang memiliki kadar nitrogen rendah, pH yang terlalu asam, dan kondisi suhu selama penelitian. Melalui pemberian perlakuan pupuk cair sabut kelapa dapat membantu dalam meningkatkan nutrisi pada tanah yang diserap tanaman serta meningkatkan pH tanah. Namun, pemberian pupuk sabut kelapa harus sesuai dengan volume yang tepat, karena pada perlakuan 3 dengan volume 300 ml/l tanaman justru menjadi rentan penyakit dan pertumbuhan tidak optimal. Semakin tinggi pemberian nitrogen (sampai batas optimumnya) maka jumlah klorofil yang terbentuk akan meningkat. Meningkatnya jumlah klorofil mengakibatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
laju fotosintesis pun akan meningkat sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat dan maksimum. Apabila akar mengalami kerusakan fisiologis maka akar tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik yaitu menyerap unsur hara dan air. Sehingga proses fotosintesis dan kegiatan translokasi hasil fotosistesis juga terganggu dan berakibat pada pertumbuhan dan pertambahan jumlah daun pada tanaman sawi. Pernyataan ini didukung oleh Russel (1950) dalam Nathania (2012:81), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan linear antara tekanan osmosis dan hasil. Semakin tinggi tekanan osmosis maka semakin rendah hasil vegetatif tanaman sawi yang diperoleh. Sedangkan pada tanaman sawi kontrol meiliki jumlah daun yang sedikit dikarenakan dengan status kesuburan tanah pada daerah Podosoko, Kecamatan Sawangan dimana kandungan N (nitrogen) total yang sangat rendah (0,02-0,39). Sehingga perlu dilakukan penambahan pupuk untuk meningkatkan kadar nitrogen dalam tanah. Selain itu kondisi tanaman sawi yang sangat sensitif juga harus diperhatikan dalam pemberian dosis pupuk, agar tanaman sawi tidak layu, membusuk, dan mati. Penyebab lainya adalah kondisi suhu pada lokasi penelitian, suhu yang dikehendaki tanaman sawi untuk apat tumbuh optimal adalah suhu 12-21ºC. Tetapi suhu pada lokasi penelitian rata-rata 30-34ºC pada siang hari dan 23-26ºC pada malam hari. Tentunya dengan kondisi suhu yang demikian sangat tidak sesui dengan suhu yang dikehendaki tanaman sawi untuk tumbuh dengan baik. Suhu pada lokasi penelitian cenderung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
panas, sehingga pada siang hari tanaman sawi akan terlihat layu dan kembali segar pada sore hari menjelang malam. Akibat lain yang ditimbulkan dari suhu yang tinggi ini beberapa tepi daun sawi menjadi terbakar, karena dengan suhu lebih dari 24ºC tepi daun sawi akan terbakar (Zulkarnain, 2013:86). Namun, hal ini dapat diminimalisir dengan dilakukan penyiraman secara teratur dan pengaturan drainase yang baik pada lokasi penelitian. Sehingga tanaman sawi pada perlakuan 1 tetap memberikan hasil yang baik. Tabel 4.5. Pertambahan Jumlah Daun Sawi Hijau Hari/Tanggal
Rata-rata Pertambahan Jumlah Daun Sawi Hijau (Helai) Perlakuan
Kontrol
P1
P2
P3
Minggu, 13 April 2015
5
4
3,71
5
Sabtu, 18 April 2015
6
5
4,71
4,5
Kamis, 23 April 2015
6,85
6
5,71
6
Selasa, 28 April 2015
8,71
7,28
6,66
8
Minggu, 3 Mei 2015
10
8,14
7,28
7,85
Jumat, 18 Mei 2015
11,14
7,71
7,14
7,28
Rabu, 13 Mei 2015
11
8
7,14
6,86
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah daun tanaman sawi hijau P1 lebih banyak 1 helai dari rata-rata jumlah daun tanaman P2, dan lebih banyak 2 helai dari rata-rata jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
daun tanaman sawi P3 dan kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertambahan daun paling rendah justru pada P3 dan kontrol. Perlakuan 3 yaitu dengan pemberian volume pupuk organik cair sabut kelapa yang lebih dari 100 ml/l, justru menyebabkan pertambahan jumlah daun menjadi terhambat dan berakibat pula pada terhambatnya proses fotosintesis pada tanaman sawi. Pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan volume tinggi menyebabkan
terjadinya
peningkatan
jumlah
unsur
hara
yang
mengakibatkan tekanan osmosis disekitar perakaran tanaman lebih tinggi sehingga akar mengalami kekeringan fisiologis yang mengakibatkan penyerapan unsur hara semakin rendah (Nathania, 2012:81). Sehingga semakin tinggi volume pupuk cair sabut kelapa, jumlah dan justru semakin rendah.
C.
Berat Basah Tanaman Sawi Hijau Meliputi Berat Batang, Daun, Dan Tangkai Daun(Brassica Juncea L.)
Hasil analisis keragaman dari perlakuan penggunaan pupuk cair sabut kelapa dengan volume yang berbeda terhadap berat segar tanaman sawi hijau, menunjukan pengaruh yang positif. Hal ini dapat diketahui melaui uji menggunakan grafik batang pada gambar 4.6 berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Grafik Berat Basah Tanaman Sawi Hijau 60 Berat basah (cm)
50 40 30 20
10 0 P1
P2
P3
P4
Perlakuan
Gambar 4.6. Grafik Berat Basah Tanaman Sawi Hijau
Berdasarkan grafik batang 4.6 diatas, dilakukan uji one sample Kolmogorov - Smirnov test (Lampiran 11), untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji Kolmogorov-Smirnov Z adalah 0.988 > 0,05, maka Hi diterima. Hal ini menunjukan bahwa data sampel berasal dari populasi distribusi normal. Pengujian data selanjutnya dilakukan dengan uji homogenitas. Berdasarkan Test of Homogeneity of Variances yang dihasilkan dengan levene statistic 0.974, sig 0.421 > 0.05 (Lampiran 11), pada level probabilitas yang artinya pemberian pupuk cair sabut kelapa memiliki varians yang sama ( homogen) terhadap berat basah batang sawi hijau). Sehingga dapat dilanjutnya dengan uji ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Berdasarkan uji ANOVA (Lampiran 12) diketahui (115.351) >
(3.01), hal ini menunjukan bahwa perlakuan dalam
pemberian volume pupuk cair sabut kelapa yang berbeda-beda memberikan pengaruh positif terhadap berat kering daun tanaman sawi hijau secara signifikan (Hi diterima). Berdasarkan uji ANOVA yang dilakukan menunjukan hasil yang signifikan, maka dapat dilanjutkan dengan uji Tukey HSD (Lampiran 12). Berat basah batang, perlakuan 1 memiliki berat segar batang paling tinggi yaitu 18%. Rata-rata berat basah batang Perlakuan 1 lebih tinggi 1,2 gram dibandingkan dengan P2, lebih tinggi 1,88 gram dibandingkan P3, dan lebih tinggi 2.03 gram dari kontrol. Hal ini menunjukan bahwa pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan volume 100 ml/l memiliki berat basah yang lebih baik, dibandingkan dengan 200 ml/l, 300 ml/l, dan kontrol. Pengukuran berat segar/berat basah tanaman sawi hijau dilakukan setelah panen yaitu pada umur 45 hari. Penimbangan bobot segar tanaman dilakukan untuk mengetahui tingkat produksi tanaman sawi hijau. Berdasarkan analisis menggunakan grafik batang diketahui bahwa berat segar pada tanaman sawi hijau yang meliputi jumlah total berat basah batang, daun, dan tangkai pada setiap perlakuan. Perbedaan ini terkait dengan kemampuan masing-masing tanaman dalam mengikat air dari media tanaman serta dalam meningkatkan kandungan air, sehingga berat segar akan meningkat. Berat basah tanaman dipengaruhi oleh tinggi tanaman dan jumlah daun, semakin tinggi tanaman dan semakin banyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
jumlah daun maka berat basah tanaman akan semakin tinggi. Berat basah pada batang menunjukan hasil positif yang ditunjukan pada P1 (Perlakuan 1) yaitu dengan pemberian dosis pupuk cair sabut kelapa sebanyak 100 ml/l. Berbeda dengan hasil yang ditunjukan pada berat basah daun dimana berat terendah terjadi pada kontrol. Perlakuan yang memberikan pengaruh paling baik adalah Perlakuan 1 dibandingkan dengan Perlakuan 2, Perlakuan 3, maupun kontrol. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan masing-masing tanaman dalam menyerap air pada media tanaman, jika tanaman dapat menyerap air secara optimal maka berat segar akan bertambah. Menurut Jumin (2002), dalam Dewi, dkk (2012:3) bahwa besarnya kebutuhan air pada setiap fase pertumbuhan berhubungan langsung dengan proses fisiologi dan faktor lingkungan. Sedangkan kemampuan tanaman dalam menyerap air ini juga dipengaruhi oleh nutrisi yang ada pada media tanam. Air merupakan komponen utama dalam kehidupan tanaman, sekitar 70-90% berat segar tanaman
berupa
air.
Air
merupakan
media
yang
baik
untuk
berlangsungnya reaksi biokimia. Di dalam organ tanaman, air dapat masuk ke jaringan tanaman melalui proses difusi. Proses ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya yaitu : perbedaan konsentrasi air dan adanya faktor lingkungan yang berperan dalam proses keseimbangan air yang ada pada sistem tanah, tanaman, dan udara. Pada penelitian ini dilakukan penyiraman secara periodik yaitu satu hari sekali pada sore hari, agar tanaman tidak kekurangan air.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Kekurangan air pada tanman akan berakibat pada proses pembentukan dan perkembangan organ tumbuhan seperti akar, batang, dan daun, serta berhubungan dengan proses sel tanaman untuk membesar.Sel tanaman akan membesar seiring dengan menebalnya dinding sel dan terbentuknya selulosa. Ketersediaan air pada tanman juga berpengaruh pada proses transport hara dari tanah ke organ tanaman. Hara dari tanah diangkut oleh air melaui proses difusi. Selain itu air juga digunakan dalam proses fotosintesis, agar proses berjalan secara optimal. Pemberian pupuk cair sabut kelapa yang mengandung nitogen sangat berperan penting pada masa vegetatif tanaman dibandingkan dengan kontrol yang tanpa penambahan pupuk cair sabut kelapa sama sekali, terlebih lagi kondisi tanah yang digunakan rendah kadungan N. Hasil yang berbeda hanya ditunjukan pada pengukuran berat basah aun, dimana berat basah terendah bukan pada kontrol tetapi pada perlakuan 3. Disebabkan karena banyaknya daun yang terserang hama dan penyakit sehingga berat basah menjadi berkurang. Hal ini sesuai dengan Rosmarkam dan Yuwono (2002) yang menyatakan bahwa penambahan pupuk nitrogen dapat menaikan produksi tanaman dan kadar protein. Dengan meningkatkan kadar protein tanaman akan meningkatkan bobot tanaman dikarenakan tanaman mengakumulasi nitrat pada bagian daun. Kandungan Kalium yang tinggi pada pupuk cair sabut kelapa juga menjadi salah satu peningkat berat basah tanaman karena kalium berfungsi mutlak pada proses metabolisme tanaman. Kalium membantu dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
mencegah menguapnya air keluar dari daun, sehingga tanaman terutama sayuran akan terhindar dari kekeringan. Perlakuan 2 dan 3 dengan dosis pupuk cair sabut kelapa yang lebih tinggi justru mengalami penurunan berat basah. Hal ini dikarenakan pemberian unsur hara seperti nitogen, kalium, Phospor yang terkandung pada pupuk cair sabut kelapa terlalu berlebih sehingga justru merusak tanaman,sehingga tanman mudah terserang hama dan penyakit. Ini sesuai dengan pendapat Garner, dkk (1995) dalam Elvhi, dkk (2014:777) yang menyatakan bahwa pemupukan yang
berlebihan
mengakibatkan
toksik
bagi
tanaman
sehingga
mengganggu proses metabolisme tanaman tersebut. Ketersediaan unsur hara yang cukup pada tanah karena pengaplikasian pupuk cair sabut kelapa juga akan meningkatkan jumlah sel pada tanaman sehingga dapat meningkatkan berat segar tanaman. Menurut Nyakpa dkk (1988) dalam Hidayat, dkk (2010:7), unsur-unsur hara tersebut juga memacu proses fotosinteis, sehingga apabila fotosintesis meningkat maka fotosintat juga meningkat dan akan ditranslokasikan ke organ-organ lainnya yang akan berpengaruh terhadap berat basah tanaman layak konsumsi. Disini yang paling berperan dalam membantu proses fotosintesis adalah kalium yang merupakan pengatur fisiologis tanaman seperti proses fotosintesis, akumulasi, translokasi, transportasi, dll. Serta kalsium (Ca) yang berperan penting dalam pertumbuhan sel, proses pembelahan dan perpanjangan sel, dan mengatur distribusi hasil fotosintesis. Jika tanaman kekurangan kalium dan kalsium maka tanaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
menjadi kecil dan lemah, serta berakibat pada penyerapan unsur hara yang terhambat. D. Berat Kering Batang, Daun, dan Tangkai Daun Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.)
Gambar 4.8. Grafik Berat Kering Tanaman Sawi Hijau
Berdasarkan grafik batang diatas menunjukan bahwa berat kering tanaman sawi tertinggi ditunjukan oleh perlakuan 1, sedangkan yang terendah ditunjukan oleh kontro. Hal ini juga diperkuat dengan uji statistic menggunakan SPSS 16. Berat kering sawi hijau menunjukan bahwa nilai uji Kolmogorov-Sminorv Z 0.945 > 0,05, maka Ho diterima (Lampiran 13). Hal ini menunjukan bahwa data sampel berasal dari populasi distribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas. Uji Homogeneity Of Variances menunjukan bahwa homogenitas varians yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
dihasilkan dengan nilai levene statistic 1.475 nilai probabilitas, 0.246 > 0.05, yang artinya ketiga perlakuan pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan perbedaan volume terhadap berat kering batang tanaman sawi hijau memiliki varians yang sama (homogen) (Lampiran 13). Sehingga berat kering sawi hijau dapat dilanjutnya dengan uji ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji ANOVA, pada berat kering daun sawi memiliki nilai (12.193) >
(3.01), hal ini menunjukan bahwa perlakuan dalam
pemberian volume pupuk cair sabut kelapa yang berbeda-beda memberikan pengaruh positif terhadap berat kering daun tanaman sawi hijau secara signifikan (Hi diterima) (Lampiran 14). Uji Anova menunjukan hasi yang signifikan maka dapat dilanjutkan dengan uji Post Hoc dengan menggunakan uji Tukey HSD. Rata-rata berat kering daun Perlakuan 1 lebih tinggi 0,85 gram dari Perlakuan 2, lebih tinggi 0,77 gram dari perlakuan 3, dan lebih tinggi 1.03 gram dari kontrol. Hal ini menunjukan bahwa
tanaman sawi hijau pada kontrol memiliki berat
kering paling rendah yaitu 0,26 lebih rendah dari perlakuan 3 (Lampiran 14). Kandungan nitrogen, kalium, kalsium, dan magnesium dari pupuk cair sabut kelapa mampu diserap dan dimanfaatkan secara maksimal oleh tanaman sehingga pertumbuhan vegetatifnya (akar, batang, dan daun) terpacu menjadi lebih baik. Nitogen merupakan unsur hara yang paling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
banyak dibutuhkan oleh tanaman, karena berfungsi sebagai pembentuk klorofil, protein, lemak, dan persenyawaan organik lainya. Menurut Lingga (1986), dalam Nathania, dkk (2012:81) meningkatnya jumlah klorofil
mengakibatkan
laju fotosinteis
ikut
meningkat
sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi cepat dan maksimal Sebaliknya pada konsentrasi hara yang terlalu tinggi justru menyebabkan terjadinya kerusakan pada organ tanaman, terutama akar. Hal ini disebabkan karena akar tanaman mengalami plasmolisis, pada larutan yang berkosentrasi tinggi larutan menjadi pekat sehingga sel akar akan kehilangan turgornya. Apabila volume kandungan sel dalam akar tanaman terus berkurang, juga dapat menyebabkan plasmolisis. Fitter dan Hay (1994:412), menyatakan terjadinya plasmolisis yang terus menerus akan dapat mengakibatkan kerusakan jaringan
fisiologis. Apabila kar
mengalami kerusakan fisiologis maka akar tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dalam menyerap unsur hara dan air, serta dalam menstranslokasikan ke bagian-bagian tanaman yang membutuhkan seperti batang dan daun. Terganggunya proses metabolisme pada tanaman sawi dapat menurunkan proses fotosintesis sehingga bagian daun tidak mendapatkan cukup unsur hara. Hal ini dapat dilihat dari berat kering tanaman sawi hijau terendah yaitu pada perlakuan 3 dan kontrol. Pada kontrol diperoleh hasil berat kering yang rendah karena rendahnya unsur hara yang terkandung didalam tanah seperti nitrogen, kalium, phospor, dll. Sehingga menghambat laju fotosinntesis dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
pertumbuhan vegetatif tanaman yang berpengaruh pada rendahnya berat kering tanaman sawi hijau. Sedangkan pada perlakuan 3, dengan volume pupuk cair paling tinggi yaitu 300 ml/l, diduga melebihi batas optimum penambahan unsur hara. Sehingga menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman yang berdampak pada rendahnya berat kering tanaman sawi hijau. Menurut Buckman dan Brady (1982) dalam Nathania, dkk (2012:82), bahwa pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh jumlah unsur hara yang tersedia di tanah. Jika keseimbangan unsur hara terganggu dapat mengakibatkan terjadinya penekanan (depressing effect) oleh salah satu unsur hara terhadap unsur hara lainya dan terjadi akumulasi salah satu unsur hara dalam tanaman. Akar merupakan salah satu bagian vital tanaman, karena sangat berpengaruh dalam pengambilan unsur hara dan air. Berat kering oven tertinggi diperoleh pada perlakuan 1 dengan volume pupuk cair sabut kelapa 100 ml/l. Tingginya berat kering tanaman mencerminkan pertumbuhan vegetatif tanaman yang baik pula, karena tanaman dapat menyerap unsur-unsur hara dan air di dalam tanah dengan optimal sesuai dengan kebutuhan nutrisinya. Dengan terjadinya proses fotosintesis yang optimal karena dukungan berbagai unsur hara dan organ tumbuhan, akan menghasilkan karbohidrat yang lebih banyak pula sebagai bahan kering tanaman. Hasil suatu tanaman ditentukan oleh kegiatan yang berlangsung dalam sel dan jaringan tanaman. Daun merupakan organ vital tanaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
karena pada bagian ini terjadi proses fotosintesis. Sitompul dan Guritno (1995) Nathania, dkk (2012:83), menyatakan bahwa jumlah radiasi yang diintersepsi oleh tanaman tergantung pada luas daun total yang terkena cahaya matahari, yang dapat mempengaruhin fotosintat yang dihasilkan. Apabila jumlah fotosintat yang dihasilkan semakin besar, maka akan berpengaruh pada berat kering daun yang dihasilkan. E. Keterbatasan Dalam Penelitian Penelitian penggunaan sabut kelapa sebagai pupuk cair organik dalam penelitian ini dipusatkan pada volume, maka akan lebih baik jika dilanjutkan dalam pengujian dosis pupuk cair organik sabut kelapa. Selain itu pengaruh waktu
atau lamanya fermentasi sabut kelapa juga akan
mempengaruhi kadar hara pada pupuk cair sabut kelapa. Sehingga perlu adanya penelitian lanjutan. Selama penelitian berlangsung hambatan yang dialami peneliti adalah keterbatasan alat. Dimana dalam penelitian ini tidak dilakukan uji pH pupuk cair organik sabut kelapa yang telah dibuat, serta tidak memakai pH meter untuk mengukur kelembaban pH tanah yang digunakan dalam penelitian. Selain itu kondisi tanaman sawi hijau yang diserang hama dan penyakit juga menjadi kendala, sehingga perlu dilakukan penyulaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
BAB V IMPLEMENTASI TERHADAP PEMBELAJARAN
Hasil penelitian mengenai pengaruh konsentrasi pupuk cair sabut kelapa terhadap pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi hijau dapat dijadikan sebagai rancangan pembelajaran dan praktikum pada pelajaran biologi Sekolah Menengah Atas (SMA) pada kelas XII semester 1 pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Pemakaian sabut kelapa sebagai pupuk organik cair dapat digunakan sebagai rancangan praktikum mengenai faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan, contohnya dengan pembuatan pupuk organik sabut kelapa dengan dosis berbeda yang diberikan pada tanaman. Selain itu juga mengajarkan pada siswa untuk tanggap terhadap limbah yang ada disekitar mereka yang masih dapat dimanfaatkan serta memiliki nilai produktivitas yang tinggi. Hal ini dapat mengembangkan sikap rasa ingin tahu, proaktif, percaya diri, komunikatif, tanggung jawab, produktif, kreatif, dan kerjasama antar siswa. Penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan eksperimen sesuai dengan materi yang diajarkan, pada kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sesuai dengan metode yang digunakan yaitu sainstifik, lebih menekankan siswa pada keaktifannya terutama dalam bereksperimen. Melalui pendekatan sainstifik yang digunakan, diharapkan siswa dapat merancang eksperimen sesuai dengan metode ilmiah yang diajarkan (RPP Terlampir).
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasilpanen tanaman sawi hijau, dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian pupuk organik cair sabut kelapa dengan dosis yang berbeda-beda memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Dibuktikan dengan meningkatnya pertambahan tinggi batang dan jumlah daun dalam setiap dilakukan pengamatan pada setiap perlakuan yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol. 2. Pemberiaan pupuk cair sabut kelapa dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh positif pada hasil panen baik pada berat basah maupun berat kering tanaman sawi hijau. 3. Dosis pupuk cair organik sabut kelapa yang paling optimal pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi hijau adalah dosis 100 ml/l yaitu pada perlakuan 1 yang memberikan efek paling baik. Dibandingan dengan kontrol, maupun dengan dosis 200 ml/l pada
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
perlakuan 2, dan dengan dosis tertinggi pupuk cair sabut kelapa yaitu 300 ml/l pada perlakuan 3.
B. Saran 1. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan pupuk cair sabut kelapa, baik mengenai volume maupun tanaman yang digunakan. 2. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai penanganan hama dan penyakit pada tanaman sawi hijau. 3. Melakukan
penelitian
lanjutan
tentang
pengaruh
lamanya
fermentasi pada pembuatan pupuk cair sabut kelapa. 4. Akan lebih baik lagi jika penelitian dilakukan secara lengkap yaitu terdapat kontrol positif, kontrol negatif, dan perlakuan. 5. Perlu dilakukan pengukuran pH tanah yang digunakan sebagai media, serta pH pupuk organic cair yang telah dibuat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z, 1987, Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman, Penerbit Angkasa, Bandung, Hal 177. Anonim,
2015,
Suhu
Harian
Wilayah,
dalam
http://www.accuweather.com/id/id/magelang/202814/marchweathr 202814, diakses pada tanggal 1 Mei 2015. Avelinus, A, 2008, Analisis Pengembangan Pertanian Organis di Kabupaten Magelang (Studi Kasus di Kecamatan Sawangan), Tesis, 18, Program
Studi
Ilmu
Lingkungan,
Universitas
Diponegoro,
Semarang. Dewi, N., Hadijah, S., dan Asnawati, 2012, Pengaruh Pupuk Organik Kotoran Bebek Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau Pada Media Gambut, Skripsi, 3-6, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Dinas Pertanian Kabupaten Banggai, 2014, Unsur Hara Makro dan Mikro yang
dibutuhkan
oleh
Tanaman,
http:/www.distanbaggai.go,id//Distan Banggai-Unsur Hara Makro dan Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman.htm, Diakses pada tanggal 27 Mei 2015.
Elvhi, S, Masrul, Erwin, Hannum, H, 2014, Pengaruh Berbagai Dosis dan Cara Aplikasi Pupuk Urea Terhadap Produksi Tanaman Sawi (Brassica junce L.) pada Tanah Inceptisol Marelan, E-jurnal Vol. 2 No.2, 777, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Fitter, A.H dan Hay R.K.M, 1994, Fisiologi Lingkungan Tanaman, Terjemahan Sri Andani dan Pubayati, 412, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hidayat, T., Wardati, dan Armaini, 2010, Pertumbuhan Dan Produksi Sawi Pada Inceptisol Dengan Aplikasi Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit, Skripsi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Riau. Haryanto, E., Suhartini, T., dan Rahayu, E., 1995, Sawi dan Selada, Penerbit Swadaya, Jakarta, Hal 9, 27-85. Lingga, P.,1986, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta. Mahmud, Z, 2005, Prospek Pengolahan Hasil Samping Buah Kelapa. Perspektiv, Bogor. Mandalia, R, 2010, Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggur (Vitis vinifera) Var Kediri Kuning Di Dalam Pot, Skripsi, 45, Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Maulana, Y., 2010, Kajian Penggunaan Pupuk Organik dan Jenis Pupuk N Terhadap Kadar N Tanah, Serapan N dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.), Skripsi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Nasir, B, 2007, Pengaruh Volume Penyiraman Air Pada Pertumbuhan Tanaman Buncis, Skripsi, 31-45, Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta. Nathania, B., Sukewijaya, I. M., dan Sutari, N., 2012, Pengaruh Aplikasi Biourin Gajah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanam Sawi Hijau (Brassica Juncea L.), e-Jurnal Agroekoteknologi Tropika Vol. 1,8183, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Nurbaity, Hasibuan, R, dan Ardian, 2011, Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Varietas No. 129 pada Beberapa Dosis Batuan Fosfat di Medium Sekam Padi, Agroteknologi, Universitas Pertanian, Riau, hal 11. Rindengan, dkk, 1995, Karakteristik Daging Buah Kelapa Hibrida Untuk Bahan Baku Industri Makanan, Laporan Penelitian, 49, Badan Litbang. Rukmana, R., 1994, Bertanam Petsai dan Sawi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Hal 11-20. Samekto, R, 2008, Bioteknologi dan Keharaan Tanaman (Mikroorganisme, nitogen, dan fosfor), Jurnal Inovasi Pertanian, Vol 7, 66. Satriya, P, 2013, Materi Praktikum Statistik Industri, Universitas Islam Indonesia, Jakarta, Hal 1-17. Siahaan, F, O, 2006, Respons Pertumbuhan Dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair, Skripsi, 8, Program Studi Agroekoteknologi, Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara. Sudarkoco, S, 1992, Penggunaan Bahan organic pada Usaha Budidaya Tanaman Lahan Kering serta Pengolahannya, Skripsi, 13, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Soesanto, L., Permana, J., dan Prihatiningsih, D., 2002, Pengenalan Dini Penyakit Busuk Rimpang Jahe, Hal. 7, Jurusan hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Unsoed. Sundari, D, 2013, Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Dari Rendaman Sabut Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan
Tanaman
Bengkoang
(Pachyrhizus
erosus),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Laporan Penelitian, 2-7, Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Suparno, P., 2011, Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi (Buku Mahasiswa), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Hal. 204. Suwantoro, 2008, Analisis Pengembangan Pertanian Organik Di Kabupaten Magelang (Studi Kasus Di Kecamatan Sawangan), Tesis, 17-18, Universitas Diponegoro, Semarang. Tiwery, R., 2010, Pengaruh Penggunaan Air Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.), Skripsi, 83, Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Waryanti, A, Sudarno, Endro, S, 2013, Studi Pengaruh Penambahan Sabut Kelapa pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Air Cucian Ikan Terhadap Kualitas Unsur Hara Makro (CNPK), 1-6, Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang. Yuanita,
D,
2012.
Cara
Pembuatan
Pupuk
Organik
Cair.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dewi-yuanitalestari-ssi-msc/cara-pembuatan-pupuk-organik-cair.pdf.
Diakses
pada tanggal 27 Februari 2015. Zainal, M. 2005. Prospek Pengolahan Hasil Samping Buah Kelapa. Perspektiv, Bogor. Hal 5. Zulkarnain, 2013, Budidaya Sayuran Tropis, Penerbit Jakarta, Hal 85-93.
Bumi Aksara,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1.
Gambar Pengamatan Sawi Hijau
Perlakuan 1
Perlakuan 3
Perlakuan 2
Kontrol
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pertumbuhan Paling Baik
Pertumbuhan Paling Buruk
Pembengkokan Pada Batang
Daun yang terserang ulat Thepa javanica
Daun yang terserang penyakit busuk daun
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Daun yang diserang hama ulat titik tumbuh
2 daun mengalami pertumbuhan yang terhambat
Penyampuran tanah dengan pupuk kandang dan sekam
Pemindahan bibit ke polibag
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Semaian usia 1 minggu
Pengemasan pupuk cair sabut kelapa setelah fermentasi 3 minggu
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pengambilan data
Hasil Panen
Proses penjemuran sawi hijau sebelum dioven
Sawi kering yang sudah dijemur selama 1 minggu
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pemisahan bagian-bagian (batang, daun, tangkai daun) sebelum dioven
Bagian-bagian sawi yang telah dipisahkan dibungkus dengan kertas aluminium foil sebelum di oven
Kondisi tangkai daun setelah dioven selama 3 hari
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penimbangan masing-masing bagian tanaman sawi yang sudah dioven menggunakan timbangan Ohaus
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Lampiran 2. Data Suhu Harian Daerah Magelang
Bulan Maret 2015 Tanggal 1 Maret 2 Maret 3 Maret 4 Maret 5 Maret 6 Maret 7 Maret 8 Maret 9 Maret 10 Maret 11 Maret 12 Maret 13 Maret 14 Maret 15 Maret 16 Maret 17 Maret 18 Maret 19 Maret 20 Maret 21 Maret 22 Maret 23 Maret 24 Maret 25 Maret 26 Maret 27 Maret 28 Maret 29 Maret 30 Maret 31 Maret
Siang (ºC) 32 32 33 30 31 33 31 33 34 33 32 32 33 33 31 32 32 32 33 32 32 32 32 33 32 33 32 33 32 31 32
Malam (ºC) 24 23 23 24 24 24 24 25 25 25 24 23 23 23 23 23 24 24 26 26 26 25 25 24 24 24 25 24 24 15 25
Bulan April 2015 Tanggal 1 April 2 April 3 April 4 April 5 April 6 April 7 April 8 April 9 April 10 April 11 April 12 April 13 April 14 April 15 April 16 April 17 April 18 April 19 April 20 April 21 April 22 April 23 April 24 April 25 April 26 April 27 April 28 April 29 April 30 April
Siang (ºC) 32 34 31 32 33 33 33 33 33 33 32 32 32 32 32 33 33 31 32 33 33 33 32 32 30 32 32 33 33 32
Malam (ºC) 25 25 23 24 24 26 25 25 25 25 25 24 25 25 25 25 25 24 26 25 25 25 24 24 24 25 25 24 24 25
http://www.accuweather.com/id/id/magelang/202814/march-weather/202814 http://www.accuweather.com/en/id/magelang/202814/april-weather/202814
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bulan Mei 2015 Tanggal 1 Mei 2Mei 3 Mei 4 Mei 5 Mei 6 Mei 7 Mei 8 Mei 9 Mei 10 Mei 11 Mei 12Mei 13 Mei 14 Mei 15 Mei 16 Mei 17 Mei 18 Mei 19 Mei 20 Mei 21 Mei 22Mei 23 Mei 24 Mei 25 Mei 26 Mei 27 Mei 28 Mei 29 Mei 30 Mei 31 Mei
Siang (ºC) 32 30 32 30 32 32 31 32 31 31 31 31 31 31 31 31 30 30 30 31 32 30 31 31 31 31 31 30 31 31 31
Malam (ºC) 25 25 25 25 25 25 25 26 25 25 25 25 26 26 26 27 25 24 23 22 23 24 25 25 25 25 24 24 24 25 25
http://www.accuweather.com/en/id/magelang/202814/mei-weather/202814
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3. Data Pengamatan Pertambahan Tinggi Batang Sawi Hari/ Tanggal
Pertambahan Tinggi Batang Sawi (cm) Perlakuan
Minggu/ 13 April 2015
Sabtu/ 18 April 2015
Kamis/ 23 April 2015
Selasa/ 28 April 2015
Minggu/ 3 Mei 2015
Jumat/ 8 Mei 2015
Rabu/ 13 Mei 2015
K
P1
P2
P3
2,5 2 2,3 2,7 2,6 2,5 2 2,8 2,7 2,9 3 2,9 2,8 2,5 3,2 3,2 3,5 3,5 3,5 3,4 3 3,7 3,6 4 4 3,9 4 3,5 4,2 4,1 4,5 4,5 4,4 4,5 4 4,7 4,5 5 5 5 5,1 4,5 5 5 5,5 5,4 5,5 5,6 5
2,7 2,5 2 2 2,7 2,2 2 3 2,8 2,5 2,4 2,9 2,6 2,3 3,2 3 2,8 2,8 3,3 2,9 2,6 3,5 3,3 3,2 3,3 3,3 3,3 2,9 3,8 3,7 3,5 3,6 3,7 3,6 3,3 4 4 3,7 3,8 3,9 3,8 3,5 4,2 4,2 3,9 4 4 3,9 3,7
2,5 2 2,2 2,3 2,6 2 2,2 2,8 2,4 2,5 2,5 2,9 2,3 2,5 3,1 2,7 2,8 2,7 3,2 2,6 2,8 3,3 2,9 3 2,9 3,5 2,8 3 3,5 3,1 3,3 3,2 3,7 3 3,2 3,7 3,3 3,5 3,4 3,9 3,2 3,4 3,7 3,3 3,5 3,4 3,9 3,2 3,4
2,4 2,2 2,4 2 2 2 2,2 2,7 2,5 2,5 2,3 2,2 2,2 2,5 2,9 2,7 2,7 2,5 2,5 2,5 2,8 3,1 2,9 2,8 2,7 2,7 2,8 3 3,4 3,1 3 3 3 3 3,2 3,6 3,3 3,2 3,1 3,1 3,2 3,4 3,7 3,4 3,3 3,2 3,1 3,2 3,4
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Data Pengamatan Pertambahan Jumlah Daun Hari/ Tanggal
Minggu/ 13 April 2015
Sabtu/ 18 April 2015
Kamis/ 23 April 2015
Selasa/ 28 April 2015
Minggu/ 3 Mei 2015
Jumat/8 Mei 2015
Pertambahan Jumlah Daun (Helai) Perlakuan K P1 P2 P3 5 5 5 4 5 6 5 6 6 6 5 6 7 6 7 7 7 6 7 7 7 8 10 8 10 9 8 8 9 11 10 11 10 9 10 10 12 12 12 11 10 11
5 3 4 4 3 5 4 6 4 5 5 4 6 5 7 5 6 6 5 7 6 8 7 7 7 7 8 7 9 8 8 8 7 9 8 8 7 8 8 7 8 8
4 5 3 3 4 3 4 5 6 4 4 5 4 5 6 7 5 5 6 5 6 7 7 6 6 7 7 6 8 8 7 6 8 7 7 8 7 7 6 8 7 7
3 3 4 4 3 5 4 4 4 5 5 4 6 5 5 5 6 6 5 7 6 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 7 7 9 8 8 7 8 6 5 9 8
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hari/ Tanggal
Rabu/13 Mei 2015
Pertambahan Jumlah Daun (Helai) Perlakuan K P1
P2
P3
10 12 12 11 11 10 11
9 7 8 8 7 8 8
8 7 7 6 8 7 7
8 5 8 6 5 8 8
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Lampiran 5.
Tabel Pengamatan Berat Basah Batang Tanaman Sawi Hijau
Perlakuan (P)
Organ Tanaman
P1
Batang Daun
3.05
3
3.03
3.05
2.99
3.04
3.04
Tangkai daun
3.15
3.06
3.06
3.18
3.12
3.16
3.05
8.1
7.72
7.8
8.12
7.83
8.11
7.94
Batang
1.37
1.32
1.36
1.27
1.72
1.34
1.29
Daun
2.55
2.58
2.61
2.57
2.63
2.54
2.53
Tangkai daun
2.79
2.8
2.78
2.78
2.79
2.79
2.78
6.71
6.7
6.75
6.62
7.14
6.67
6.6
Batang
1.11
1.19
1.18
1.1
1.18
1.15
1.19
Daun
2.17
2.16
2.14
2.17
2.19
2.19
2.95
Tangkai daun
2.51
2.69
2.57
2.61
2.7
2.56
2.7
5.79
6.04
5.89
5.88
6.07
5.9
6.84
Batang
1.08
1.09
1.09
1.07
1.08
1.08
1.07
Daun
2.31
2.39
2.35
2.35
2.73
2.38
2.38
Tangkai daun
2.45
2.4
2.45
2.43
2.41
2.41
2.35
5.84
5.88
5.89
5.85
6.22
5.87
5.8
Jumlah P2
Jumlah P3
Jumlah K
Berat Basah Batang Tanaman Sawi Hijau (Kg) Ulangan berat kering batang tanaman sawi 1 2 3 4 5 6 7 1.9 1.66 1.71 1.89 1.72 1.91 1.85
Jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Lampiran 6.
Tabel Pengamatan Berat Kering Batang Tanaman Sawi Hijau Perlakuan (P)
Organ Tanaman
P1
Batang Daun
1.96
1.76
1.5
1.39
1.37
1.35
1.37
Tangkai daun
1.2
1.22
1.18
1.07
1.04
0.65
0.72
4.1
3.64
3.19
3.14
3.13
2.56
2.64
Batang
0.53
0.52
0.56
0.57
0.72
0.54
0.53
Daun
1.13
0.8
1.02
1.17
1.37
1.09
1.02
Tangkai daun
0.69
0.61
0.65
0.7
0.84
0.68
0.68
2.35
1.93
2.23
2.44
2.93
2.31
2.23
Batang
0.51
0.49
0.47
0.51
0.45
0.46
0.51
Daun
1.06
1.04
1.52
0.97
1.45
1.25
1.47
Tangkai daun
0.8
0.58
0.71
0.77
0.59
0.66
0.72
2.37
2.11
2.7
2.25
2.49
2.37
2.7
Batang
0.56
0.51
0.5
0.47
0.51
0.41
0.46
Daun
0.98
1.06
1.09
1.07
0.94
0.92
1.05
Tangkai daun
0.89
0.85
0.6
0.67
0.67
0.62
0.3
2.43
2.42
2.19
2.21
2.12
1.95
1.81
Jumlah P2
Jumlah P3
Jumlah K
Berat Kering Batang Tanaman Sawi Hijau (kg) Ulangan berat kering batang tanaman sawi 1 2 3 4 5 6 7 0.94 0.66 0.51 0.68 0.72 0.56 0.55
Jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Lampiran 7. Tes Normalitas Distribusi Data Tinggi Batang Tanaman Sawi Hijau
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test tinggi N
28
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
3.2143
Std. Deviation
.75746
Absolute
.118
Positive
.118
Negative
-.084
Kolmogorov-Smirnov Z
.624
Asymp. Sig. (2-tailed)
.831
a. Test distribution is Normal.
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai uji Kolmogorov-Smirnov Z, 0,624 > 0,05 maka Ho ditolak. Hal ini berarti data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas. Test of Homogeneity of Variances tinggi Levene Statistic 3.016
df1
df2 3
Sig. 23
.051
Tabel diatas menunjukan bahwa homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 3.016 nilai sig 0,051 ≥ 0,05 pada level probabilitas yang artinya perlakuan dalam pemberian volume yang berbeda – beda pupuk cair sabut kelapa terhadap tinggi batang tanaman sawi hijau memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Lampiran 8. Hasil ANOVA Terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Sawi Hijau ANOVA tinggi Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
4.216
3
1.405
Within Groups
11.261
23
.490
Total
15.477
26
F
Sig.
2.871
.058
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai probabilitas sig. 0.58 ≥ 0.05 Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan volume yang berbeda-beda (100 ml/l, 200 ml/l, dan 300 ml/l) mempengaruhi peningkatan tinggi batang tanaman sawi hijau secara signifikan ( ditolak). Multiple Comparisons tinggi Tukey HSD 95% Confidence Interval
Mean Difference (I) perlakuan (J) perlakuan Perlakuan1
perlakuan2
perlakuan3
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
perlakuan2
.60429
.37402
.390
-.4307
1.6393
perlakuan3
.82143
.37402
.154
-.2136
1.8564
kontrol
1.07524
.38929
.051
-.0020
2.1525
Perlakuan1
-.60429
.37402
.390
-1.6393
.4307
perlakuan3
.21714
.37402
.937
-.8179
1.2522
kontrol
.47095
.38929
.627
-.6063
1.5482
Perlakuan1
-.82143
.37402
.154
-1.8564
.2136
perlakuan2
-.21714
.37402
.937
-1.2522
.8179
.25381
.38929
.914
-.8235
1.3311
Perlakuan1
-1.07524
.38929
.051
-2.1525
.0020
perlakuan2
-.47095
.38929
.627
-1.5482
.6063
perlakuan3
-.25381
.38929
.914
-1.3311
.8235
kontrol kontrol
(I-J)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Lampiran 9. Tes Normalitas Distribusi Data Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Jumlah Daun N
28
Normal Parameters
a,,b
Mean
6.7689
Std. Deviation Most Extreme Differences
1.93797
Absolute
.146
Positive
.146
Negative
-.085
Kolmogorov-Smirnov Z
.773
Asymp. Sig. (2-tailed)
.589
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai uji Kolmogorov-Sminorv Z 0,773 > 0,05, maka Hi diterima. Hal ini menunjukan bahwa data sampel berasal dari populasi distribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas. Tes Homogeinity Of Variances Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau
Test of Homogeneity of Variances JumlahDaun Levene Statistic 2.440
df1
df2 3
Sig. 24
.089
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 2.440 nilai sig 0.089 > 0,05 pada level probabilitas yang artinya ketiga perlakuan pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan perbedaan volume terhadap jumlah daun tanaman sawi hijau memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Lampiran 10. Hasil Anova Terhadap Jumlah Daun Tanaman Sawi Hijau
ANOVA Jumlah Daun Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
25.758
3
8.586
Within Groups
75.646
24
3.152
101.404
27
Total
F 2.724
Sig. .067
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai probabilitas sig 0.067 > 0.05. Hal ini menunjukan bahwa perlakuan dalam pemberian volume pupuk cair sabut kelapa yang berbeda-beda memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan jumlah daun tanaman sawi hijau secara signifikan (Hi diterima). Multiple Comparisons Jumlah Daun Tukey HSD
(I) perlakuan
Mean Difference (J) perlakuan (I-J)
perlakuan 1
perlakuan 2
perlakuan 2
perlakuan 3
kontrol
95% Confidence Interval Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
1.79571
.94897
.258
-.8221
4.4136
perlakuan 3
2.33571
.94897
.092
-.2821
4.9536
kontrol
2.33571
.94897
.092
-.2821
4.9536
perlakuan 1
-1.79571
.94897
.258
-4.4136
.8221
perlakuan 3
.54000
.94897
.940
-2.0778
3.1578
kontrol
.54000
.94897
.940
-2.0778
3.1578
perlakuan 1
-2.33571
.94897
.092
-4.9536
.2821
perlakuan 2
-.54000
.94897
.940
-3.1578
2.0778
kontrol
.00000
.94897
1.000
-2.6178
2.6178
perlakuan 1
-2.33571
.94897
.092
-4.9536
.2821
perlakuan 2
-.54000
.94897
.940
-3.1578
2.0778
perlakuan 3
.00000
.94897
1.000
-2.6178
2.6178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Lampiran 11. Tes Normalitas Berat Basah Tanaman Sawi Hijau
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Berat-basah N
28
Normal Parametersa
Most Extreme Differences
Mean
6.6632
Std. Deviation
.84708
Absolute
.187
Positive
.187
Negative
-.151
Kolmogorov-Smirnov Z
.988
Asymp. Sig. (2-tailed)
.283
a. Test distribution is Normal.
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai uji Kolmogorov-Smirnov Z 0.988 > 0,05, maka Hi diterima. Hal ini menunjukan bahwa data sampel berasal dari populasi distribusi normal. Pengujian data selanjutnya dilakukan dengan uji homogenitas
Test of Homogeneity of Variances Berat basah Levene Statistic .974
df1
df2 3
Sig. 24
.421
Tabel diatas menunjukan homogenitas varians yang dihasilkan dengan levene statistic 0.974, sig 0.421 > 0.05, pada level probabilitas yang artinya pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan volume yang berbeda-beda terhadap berat basah tanaman sawi hijau memiliki varians yang sama ( homogen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Lampiran 12.
ANOVA Berat basah Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
18.117
3
6.039
1.256
24
.052
19.374
27
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
F
Sig.
115.351
.000
(115.351) >
(3.01), hal ini menunjukan bahwa perlakuan dalam pemberian volume pupuk cair sabut kelapa yang berbeda-beda memberikan pengaruh positif terhadap berat basah tanaman sawi hijau secara signifikan (Hi diterima). Multiple Comparisons Berat basah Tukey HSD 95% Confidence Interval
Mean Difference (I) perlakuan (J) perlakuan perlakuan1
perlakuan2
perlakuan3
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
perlakuan2
1.20429*
.12230
.000
.8669
1.5417
perlakuan3
1.88714*
.12230
.000
1.5498
2.2245
kontrol
2.03857*
.12230
.000
1.7012
2.3760
perlakuan1
-1.20429*
.12230
.000
-1.5417
-.8669
perlakuan3
.68286*
.12230
.000
.3455
1.0202
kontrol
.83429*
.12230
.000
.4969
1.1717
perlakuan1
-1.88714*
.12230
.000
-2.2245
-1.5498
perlakuan2
-.68286*
.12230
.000
-1.0202
-.3455
.15143
.12230
.610
-.1860
.4888
perlakuan1
-2.03857*
.12230
.000
-2.3760
-1.7012
perlakuan2
-.83429*
.12230
.000
-1.1717
-.4969
perlakuan3
-.15143
.12230
.610
-.4888
.1860
kontrol kontrol
(I-J)
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Lampiran 13. Tes Normalitas Distribusi Data Berat Kering Tanaman Sawi Hijau
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test kering N
28
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
2.5336
Std. Deviation
.51978
Absolute
.179
Positive
.179
Negative
-.100
Kolmogorov-Smirnov Z
.945
Asymp. Sig. (2-tailed)
.334
a. Test distribution is Normal.
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai uji Kolmogorov-Sminorv Z 0.945 > 0,05, maka Ho diterima. Hal ini menunjukan bahwa data sampel berasal dari populasi distribusi normal. Pengujian data dilanjutkan dengan uji homogenitas.
Tes Homogeneity Of Variances Berat Kering Tanaman Sawi Hijau Test of Homogeneity of Variances Berat kering Levene Statistic 1.475
df1
df2 3
Sig. 24
.246
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan bahwa homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 1.475 nilai probabilitas, 0.246 > 0.05, pada level probabilitas yang artinya ketiga perlakuan pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan perbedaan volume terhadap berat kering tanaman sawi hijau memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Lampiran 14. Hasil Anova Terhadap Berat Kering Tanaman Sawi Hijau ANOVA kering Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
4.405
3
1.468
Within Groups
2.890
24
.120
Total
7.295
27
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa
F
Sig.
12.193
.000
(12.193) >
(3.01), hal ini menunjukan bahwa perlakuan dalam pemberian volume pupuk cair sabut kelapa yang berbeda-beda memberikan pengaruh positif terhadap berat kering tanaman sawi hijau secara signifikan (Hi diterima) Multiple Comparisons kering Tukey HSD 95% Confidence Interval
Mean Difference (I) perlakuan
(J) perlakuan
perlakuan1
perlakuan2
.85429*
.18549
.001
.3426
1.3660
perlakuan3
.77286*
.18549
.002
.2612
1.2845
kontrol
1.03857*
.18549
.000
.5269
1.5503
perlakuan1
-.85429*
.18549
.001
-1.3660
-.3426
perlakuan3
-.08143
.18549
.971
-.5931
.4303
.18429
.18549
.754
-.3274
.6960
perlakuan1
-.77286*
.18549
.002
-1.2845
-.2612
perlakuan2
.08143
.18549
.971
-.4303
.5931
kontrol
.26571
.18549
.492
-.2460
.7774
perlakuan1
-1.03857*
.18549
.000
-1.5503
-.5269
perlakuan2
-.18429
.18549
.754
-.6960
.3274
perlakuan3
-.26571
.18549
.492
-.7774
.2460
perlakuan2
kontrol perlakuan3
kontrol
(I-J)
Std. Error
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 15. Tabel Nilai F- Kritikal untuk α = .05
Sumber : Tabel Nilai F- Kritikal untuk α = .05 (Suparno, P, 2010:204)
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
SILABUS
Lampiran 16. KOMPETENSI DASAR
1.1
2.1
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi DNA, gen dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta pengaturan proses pada makhluk hidup.
Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
MATERI POKOK 1. Pertumbuhan dan perkembangan Faktor luar dan faktor dalam pada pertumbuhan
PEMBELAJARAN Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Mengamati Mengamati gambar /animasi/video tentang pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Membaca data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman Membaca teks pertumbuhan pada tumbuhan dan manusia Menanya Siswa distimulir melalui pertanyaan yang menuntun :
Mengapa tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan Konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan, Macam-macam pertumbuhan
PENILAIAN
Tertulis Lisan
ALOKASI WAKTU
4 Jp
SUMBER BELAJAR
Buku biologi SMA kelas XII
Gambar/animasi/ Video pertumbuhan dan perkembangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109
maupun di luar kelas/laboratorium.
pada tumbuhan faktor–faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Mengumpulkan Data (Eksperimen/Eksplorasi) 3.1
4.1
Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada Mahluk Hidup berdasarkan hasil percobaan. Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar.
Menggali informasi tentang Konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui tayangan gambar/animasi/Video. Diskusi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Diskusi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi petumbuhan dan perkembangan Mengasosiasi
Membaca dan menganalisis grafik pertumbuhan tanaman untuk memahami konsep
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110
pertumbuhan dan perkembangan. Menarik kesimpulan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan serta faktorfaktor yang mempengaruhinya dan mempresentasikan
Mengkomunikasikan Presentasi hasil kajian dan diskusi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan 2. Merencanakan dan melaksanakan percobaan Mengkaji hasil kerja ilmiah (contoh kerja ilmiah) Bagaimana langkah-langkah melakukan percobaan
2. Merencanakan dan melakukan percobaan tentang pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan Mengamati Mengkaji hasil kerja ilmiah (contoh kerja ilmiah) Bagaimana langkah-langkah melakukan percobaan menurut metode ilmiah/kerja ilmiah dari hasil diskusi dan mengkaji
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111
menurut kerja ilmiah dari hasil diskusi dan mengkaji contoh karya ilmiah dari berbagai sumber
contoh karya ilmiah dari berbagai sumber Menanya Memberikan pertanyaan tentang langkah-langkah eksperimen dan penyusunan laporan hasil eksperimen Mengumpulkan data (Eksperimen/Eksplorasi) Mendiskusikan rancangan dan usulan penelitian tentang faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan Melaksanakan eksperimen sesuai dengan usulan yang disusun dan sudah disepakati setiap kelompok Melakukan pengamatan eksperimen, mencatat data Mengasosiasikan Mengolah data hasil eksperimen Menjawab permasalahan Menyimpulkan hasil pengamatan Menarik kesimpulan dari hasil diskusi mengenai usulan penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112
Mengkomunikasikan Menyusun usulan penelitian tentang tentang faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan tanman dalam bentuk laporan tertulis Melaporkan hasil eksperimen secara lisan (presentasi) dan tertulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Lampiran 17. RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA (Sekolah Menengah Atas)
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/ I
Materi
: Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Alokasi waktu
: 4 JP x 45 menit (2 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, responsif, dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungan
sosial
dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena, dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4
Mengolah,
menalar
dan
mengkaji
dalam
ranah
konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) dengan mengembangkan diri yang dipelajarinya di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 1.1
Mengagumi dan memahami keteraturan dan komplesitas ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi pada tubuh makhluk hidup di tingkat seluler
dan
menjaga
keteraturan,
serta
mewujudkannya
dalam
pengamalan ajaran yang dianutnya. 2.1
Menunjukan perilau ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan,percobaan, dan berdiskusi.
2.2
Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.1. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan hasil percobaan. 4.2
Melaksanakan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman, membuat laporan dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas.
C. Indikator 1.1.1
Siswa menunjukan sikap mengagumi dan memahami keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi pada tubuh makhluk hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan tersebut sebagi tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
2.1.1
Siswa mengembangkan sikap jujur, teliti dan kerjasama dalam proses belajar dan melaporkan hasil pengamatan
2.2.1
Bekerjasama dalam melakukan pengamatan dan percobaan baik dalam kelas/laboratorium maupun diluar kelas.
2.2.2
Siswa santun dan bertanggung jawab dalam berargumentasi dan mengajukan pertanyaan dalam kegiatan presentasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3.1.1
Siswa
mampu
mendeskripsikan
proses
pertumbuhan
115
dan
perkembangan tanaman. 3.1.2
Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
3.1.3
Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
4.2.1
Melaksanakan penelitian pengaruh faktor luar
dan factor dalam
terhadap pertumbuhan tanaman. 4.2.2
Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas.
D. Tujuan Pembelajaran 1.1.1.1 Siswa menunjukan sikap mengagumi dan memahami keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi pada tubuh makhluk hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran yang dianutnya. 2.1.1.1 Melalui kegiatan pengamatan, siswa dapat menunjukan sikap jujur, teliti dan kerjasama sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi. 2.1.1.2 Melalui kegiatan pengamatan, siswa dapat menunjukan sikap bekerjasama
dalam
melakukan
pengamatan,
percobaan,
dan
berdiskusi baik dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas 2.1.1.3 Melalui kegiatan pengamatan, siswa santun dan bertanggung jawab dalam berargumentasi dan mengajukan pertanyaan dalam kegiatan presentasi. 3.1.1.1 Melalui studi pustaka, siswa mampu mendeskripsikan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 3.1.1.2 Melalui pengamatan, siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 3.1.1.3 Melalui studi pustaka, siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok, siswa dapat membuat rancangan penelitian pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan pada tanaman. 4.1.2.2 Melalui
pengamatan,
(praktikum)
pengaruh
siswa
dapat
melaksanakan
faktor
eksternal
terhadap
penelitian
pertumbuhan
tanaman. 4.1.3.3 Melalui
percobaan,
siswa
dapat
membuat
laporan
dan
mempresentasikanya di depan kelas. E. Materi Pembelajaran Materi Pokok : Pertumbuhan dan Perkembangan Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
F. Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan
: Scientific
Metode Pembelajaran : Diskusi, pengamatan, eksperimen
G. Media, Alat, dan Sumber/Bahan Pembelajaran Media 1. 2. 3. 4.
Laptop LCD (Proyektor) Video Gambar dan video Pertumbuhan dan Perkembangan Whiteboard
Alat dan Bahan Eksperimen 1. Biji sawi 2. Tanah 3. Air 4. Polibag 5. Sabut kelapa 6. Ember bekas 7. Alat tulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Sumber Pembelajaran 1.
Buku SMA kelas XII Semester 1, D.A Pratiwi. Erlangga
2.
Laporan hasil penelitian
3.
Internet
H. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (2 JP) Kegiatan
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu) Menyiapkan Kondisi
1. Memberikan salam, checking persiapan kelas
Belajar Pendahuluan
Melakukan Apersepsi
2. Mengajukankan pertanyaan:
(10 Menit)
Pernahkah
kalian memperhatikan saat
kalian memakan buah rambutan lalu membuang biji di dalamnya ke tanah, apabila dibiarkan maka biji tersebut akan bertunas dan menjadi pohon kecil yang Motivasi
semakin
lama
akan
menjadi
besar.
Mengapa demikian? Menyampaikan
Tujuan 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
pembelajaran
Inti
Pengantar materi
4. Menjelaskan cakupan materi
(70 Menit)
Mengamati
5. Menonton video tentang pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Mengorganisasikan siswa 6. Peserta didik dibagi dalam 8 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 peserta didik dengan kemampuan yang heterogen dan wakil tiap-tiap kelompok mengambil LKS Menanya
7.
Membuat pertanyaan yang menuntut siswa berfikir kritis tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mengumpulkan informasi/mencoba Mengamati
118
8. Menggali informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup melalui video yang ditonton. 9. Siswa dapat berdiskusi dan mengkaji buku sumber
Mengasosiasi/menalar
10. Menganalisis pertumbuhan dan perkembangan tanaman untuk memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan 11. Menarik kesimpulan tentang pertumbuhan dan perkembangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
Mengkomunikasikan
12. Mempresentasikan hasil kajian dan diskusi tentang eksperimen pertumbuhan dan perkembangan 13. Melakukan evaluasi dengan meminta 4 kelompok
secara
acak
untuk
mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain yang menanggapinya Penutup (10 Menit)
Tindak lanjut
12. Membimbing siswa merangkum butirbutir pembelajaran. 13. Mengajak
siswa
mereflesikan
hasil
belajarnya 14. Memberi tugas untuk mempelajari materi yang akan dibahas minggu berikutnya. 15. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Pertemuan II (2 JP) Kegiatan
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu) Pendahuluan (10 Menit)
Menyiapkan Kondisi
1.
salam,
checking
persiapan kelas
Belajar Melakukan Apersepsi,
Memberikan
2.
Motivasi
Mengajukankan pertanyaan: Apakah yang dimaksud dengan eksperimen Sebutkan ilmiah
atau
percobaan?
langkah-langkah yang
kerja
dilakukan
dalam
eksperimen! Menyampaikan Tujuan
3.
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
pembelajaran 4.
Inti (90 Menit)
Mengamati
Masing-masing
kelompok
menyiapkan dan mengamati hasil akhir eksperimen.
Menanya
5.
Mengkaji hasil kerja ilmiah
6.
Memberikan
pertanyaan
langkah-langkah penyusunan
tentang
eksperimen laporan
dan hasil
eksperimen Mengumpulkan Data
7.
Mengolah data eksperimen atau hasil pengamatan
8.
Menjawab
permasalahan
dan
menyimpulkan hasil pengamatan 9.
Menarik
kesimpulan
dari
hasil
diskusi mengenai usulan penelitian Mengkomunikasikan
10. Memberikan
kesempatan
pada
kelompok yang belum presentasi pada minggu sebelumnya 11. Guru membimbing kegiatan diskusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
tanya jawab antar kelompok yang sedang presentasi dengan siswa lain Klarifikasi
12. Memberikan
klarifikasi
atas
presentasi siswa yang masih kurang tepat
13. Siswa
mengumpulkan
laporan
tertulis Evaluasi
Penutup
Tindak lanjut
14. Memberikan post test
15.
Membimbing
siswa
merangkum
butir-butir pembelajaran.
(10 Menit) 16.
Mengajak siswa mereflesikan hasil belajarnya
17.
Memberi tugas membaca materi yang
akan
berikutnya
I. Penilaian 1. Jenis/Teknik Penilaian a) Lembar penilaian sikap spiritual b) Lembar penilaian sikap sosial c) Lembar penilaian hasil laporan d) Lembar penilaian presentasi e) Tes tertulis 2.
Bentuk Instrumen a. Instrumen sikap spiritual b. Instrumen sikap social c. Instrument penilaian diskusi d. Instrumen penilaian keterampilan eksperimen e. Instrumen penilaian lembar kerja siswa
dibahas
minggu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Lembar Penilaian Sikap Spiritual Petunjuk Pengisian : Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditunjukan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai dengan pernyataan. 3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan. 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan. 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Nama peserta didik
: ……………………….
Kelas
: ……………………….
Tanggal pengamatan : ………………………. : ……………………….
Indikator
1.1.1 Siswa menunjukan sikap mengagumi dan memahami keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi pada tubuh makhluk hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan tersebut sebagi tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.
No
Aspek Pengamatan
Skor 1
1
Berdoa
sebelum
dan
sesudah
melakukan
kegiatan pembelajaran 2
Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3
Memberi
salam
sebelum
dan
sesudah
menyampaiakan pendapat/presentasi 4
Mensyukuri karunia Tuhan yang diwujudkan dalam manfaat mempelajari biologi Jumlah Skor
2
3
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Petunjuk Skoring : Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4. Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : Nilai =
1. Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu:
Kategori
Keterangan
Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik (SB) Baik (B)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33 <
Tuntas
Skor Akhir ≤ 4,00 apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33 <
Tuntas
Skor Akhir ≤ 3,33 Cukup (C)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33 <
Tidak Tuntas
Skor Akhir ≤ 2,33 Kurang (K)
apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Lembar Penilaian Sikap Sosial
Mata Pelajaran
: IPA Biologi
Kelas/Semester
: XII/1
Indikator
:
2.1.1 Siswa mengembangkan sikap jujur, teliti dan kerjasama dalam proses belajar dan melaporkan hasil pengamatan 2.2.1 Bekerjasama dalam melakukan pengamatan dan percobaan baik dalam kelas/laboratorium maupun diluar kelas. 2.2.2 Siswa santun dan bertanggung jawab dalam berargumentasi dan mengajukan pertanyaan dalam kegiatan presentasi
Penilaian sikap dan perilaku siswa dalam melakukan penelitian Petunjuk Pengisian : Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditunjukan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: No
Nama Siswa
Aspek yang dinilai 1
1 2 3 4 5 Dst.
Keterangan : 1
= Jujur
2
= Disiplin
3
= Bekerjasama
4
= Santun
5
= Bertanggung Jawab
2
3
4
Total 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Rubik Penilaian Jujur Skor
Keterangan
3
Tidak nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas, tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber)
dalam
mengerjakan
setiap
tugas,
menungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya, melaporkan data atau informasi apa adanya dan mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki. 2
Terkadang nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas, tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber)
dalam
mengerjakan
setiap
tugas,
menungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya, melaporkan data atau informasi apa adanya dan mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki. 1
Nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas, tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas, menungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya, melaporkan data atau informasi apa adanya dan mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki. Disiplin
Skor
Keterangan
3
Masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu, memakai seragam sesuai dengan tata tertib sekolah, mengerjakan tugas yang diberikan, tertib mengikuti kegiatan pembelajaran, mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan, dan membawa buku tulis sesuai mata pelajaran.
2
Terkadang masuk kelas tepat waktu, terkadang mengumpulkan tugas tepat waktu, terkadang memakai seragam sesuai dengan tata tertib sekolah, terkadang mengerjakan tugas yang diberikan, tertib mengikuti kegiatan pembelajaran, terkadang mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan, dan terkadang membawa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
buku tulis sesuai mata pelajaran. 1
Masuk kelas tidak pernah tepat waktu, mengumpulkan tugas tidak pernah tepat waktu, tidak pernah memakai seragam yang sesuai dengan tata tertib sekolah, tidak pernah mengerjakan tugas yang diberikan, tidak pernah tertib mengikuti kegiatan pembelajaran, tidak pernah mengikuti praktikum sesuai dengan langkah yang ditetapkan, dan tidak pernah membawa buku tulis sesuai mata pelajaran. Bekerjasama
Skor
Keterangan
3
Aktif dalam kerja kelompok, suka menolong teman/orang lain, dan bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan.
2
Terkadang aktif dalam kerja kelompok, terkadang menolong teman/orang lain, dan terkadang bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan.
1
Tidak pernah aktif dalam kerja kelompok, tidak pernah menolong teman/orang lain, dan tidak bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan. Santun
Skor
Keterangan
3
Menghormati orang yang lebih tua, mengucapkan terimakasih setelah menerima bantuan orang lain, menggunakan bahasa santun saat mengkritik/menyanggah pendapat teman, dan bersikap 3S (senyum, salam, sapa) saat bertemu orang lain.
2
Terkadang menghormati orang yang lebih tua, terkadang mengucapkan terimakasih setelah menerima bantuan orang lain, terkadang
menggunakan
bahasa
santun
saat
mengkritik/menyanggah pendapat teman, dan terkadang bersikap 3S (senyum, salam, sapa) saat bertemu orang lain. 1
Tidak pernah menghormati orang yang lebih tua, tidak pernah mengucapkan terimakasih setelah menerima bantuan orang lain, tidak
pernah
menggunakan
bahasa
santun
saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
mengkritik/menyanggah pendapat teman, dan tidak pernah bersikap 3S (senyum, salam, sapa) saat bertemu orang lain. Bertanggung jawab Skor
Keterangan
3
Melaksanakan tugas individu dengan baik, menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat, mengembalikan barang yang dipinjam, dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
2
Terkadang melaksanakan tugas individu dengan baik, terkadang menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, terkadang menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat, terkadang tidak mengembalikan barang yang dipinjam, dan terkadang tidak meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
1
Tidak pernah melaksanakan tugas individu dengan baik, tidak mau menerima resiko dari tindakan yang dilakukan, sering menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat, tidak pernah mengembalikan barang yang dipinjam, dan tidak mau meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
Penilaian : Nilai =
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu:
Kategori
Keterangan
Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik (SB) Baik (B)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33
Tuntas
< Skor Akhir ≤ 4,00 apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33
Tuntas
< Skor Akhir ≤ 3,33 Cukup (C)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33
Tidak Tuntas
< Skor Akhir ≤ 2,33 Kurang (K)
apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN Mata pelajaran
: IPA Biologi
Kelas/semester
: XII/1
Indikator
:
3.1.1
Siswa mampu mendeskripsikan proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. 3.1.2
Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman. 3.1.3
Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman. 4.2.1
Melaksanakan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
tanaman. 4.2.2
Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di
depan kelas.
Penilaian laporan eksperimen/penelitian
No
1 2
Kelompok
Aspek penilaian Isi
Tata
Kelengkapan
laporan
tulis
data
Jumlah
Nilai
total
siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Rubik Penilaian Isi laporan
3
Isi laporan sangat lengkap sesuai dengan kaidah keilmuan.
2
Isi laporan kurang lengkap ada beberapa yang tidak sesuai dengan kaidah keilmuan.
Tata tulis
1
Isi laporan tidak sesuai dengan kaidah keilmuan.
3
Menggunakan penulisan dan bahasa yang baku sesuai dengan EYD dalam penulisan laporan.
2
Menggunakan penulisan dan bahasa yang kurang baku dan kurang sesuai dengan EYD dalam penulisan laporan.
1
Menggunakan penulisan dan bahasa yang tidak baku dan tidak sesuai dengan EYD dalam penulisan laporan.
Kelengkapan 3 data
Data dalam penelitian lengkap.
2
Data dalam penelitian kurang lengkap.
1
Data dalam penelitian tidak ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Penilaian : a. Jumlah total
: skor isi laporan + skor tata tulis + skor kelengkapan data.
b. Nilai = Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu: Kategori
Keterangan
Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik (SB) Baik (B)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33 <
Tuntas
Skor Akhir ≤ 4,00 apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33 <
Tuntas
Skor Akhir ≤ 3,33 Cukup (C)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33 <
Tidak Tuntas
Skor Akhir ≤ 2,33 Kurang (K)
apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
Lembar Penilaian Presentasi Mata pelajaran
:
Kelas/semester
:
Indikator
:
4.2.1
Melaksanakan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
tanaman. 4.2.2
Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di
depan kelas.
Penilaian presentasi siswa No
Nama Kelompok
1 2
Aspek penilaian Kekompakan
Bahasa yang
Menjawab
digunakan
pertanyaan
Penampilan
Jumlah
Nilai
total
siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Rubik Penilaian Kekompakan
3
Kelompok kompak dalam menyampaikan presentai (semua anggota kelompok).
2
Kelompok kurang kompak dalam menyampaikan presentai (hanya sebagian anggota kelompok yang aktif).
1
Kelompok
tidak
kompak
dalam
menyampaikan
presentai (hanya satu anggota kelompok yang aktif). Bahasa yang
3
Tutur kata jelas, dan bahasa yang digunakan sopan dalam menyampaikan presentasi.
digunakan 2
Tutur kata kurang jelas, dan bahasa yang digunakan kurang sopan dalam menyampaikan presentasi.
1
Tutur kata tidak jelas, dan bahasa yang digunakan tidak sopan dalam menyampaikan presentasi.
Kemampuan
3
Semua anggota kelompok dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
menjawab pertanyaan 2
Anggota kelompok hanya dapat menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan.
1
Anggota kelompok tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
Penampilan
3
Menampilkan power point saat presentasi dengan menarik, sopan, dan kreatif.
2
Menampilkan power point saat presentasi tetapi kurang menarik, kurang sopan, dan kurang kreatif.
1
Menampilkan power point saat presentasi tetapi tidak menarik, tidak sopan, dan tidak kreatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penilaian a.
133
:
Skor maksimal = skor kompak + skor bahasa yang digunakan + skor menjawab pertanyaan + skor tampilan penyampaian.
b. Nilai =
Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu:
Kategori
Keterangan
Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33
(SB)
< Skor Akhir ≤ 4,00
Baik (B)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33
Tuntas
Tuntas
< Skor Akhir ≤ 3,33 Cukup (C)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33
Tidak Tuntas
< Skor Akhir ≤ 2,33 Kurang (K)
apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Lembar Penilaian Diskusi
No
Nama Siswa
Aspek yang dinilai Jujur
Teliti
Rata-rata
Kerjasa
Ingin
Tanggung
ma
Tahu
jawab
1 2 3 4 5 Ds t
*Diisi dengan angka dengan rentan angka 1-4 : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik
Rubrik Penilaian : Skor 1 = Jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator Skor 2 = Jika peserta didik cukup konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi belum maksimal Skor 3 = jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator Skor 4 = Jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Penilaian :
a. Nilai =
Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu:
Kategori
Keterangan
Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik (SB) Baik (B)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33
Tuntas
< Skor Akhir ≤ 4,00 apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33
Tuntas
< Skor Akhir ≤ 3,33 Cukup (C)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33
Tidak Tuntas
< Skor Akhir ≤ 2,33 Kurang (K)
apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
Lembar Penilaian Pelaksanaan Eksperimen
No
Nama
Aspek yang dinilai
Siswa
Total
Ketrampilan
Ketrampilan
Efisiensi
Menerapkan
Memakai Alat
Waktu
Langkah-langkah
dan Bahan
Skor
Eksperimen 1 2 3 4 5 Dst
Rubrik Penilaian Kegiatan Eksperimen/Percobaan
Aspek Ketrampilan Menerapkan Langkah-langkah Eksperimen
Skor 1
Kriteria Tidak menguasai dan memahami langkah-langkah eksperimen/percobaan yang dilakukan
2
Menerapkan langkah-langkah secara hafalan (membaca teks terkait) sehingga terlihat tidak fasih dalam melakukan percobaan dan masih cendurung cerobah
3
Kurang paham benar akan apa yang harus dilakukan dalam melakukan percobaan sehingga dalam penerapan terlihat ragu-ragu dan masih sering lupa langkah kerja yang harus dilakukan
4
Faham akan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam percobaan, terlihat yakin namun terkadang kurang teliti dalam melakukan langkah percobaan
5
Faham akan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam percobaan. Menunjukkan sikap ilmiah yang tekun, teliti, dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan percobaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aspek Ketrampilan Memakai Alat dan Bahan
Skor 1
137
Kriteria Tidak menggunakan alat dan bahan yang tepat dalam melakukan percobaan
2
Menggunakan alat dan bahan dengan tepat, namun tidak memperhatikan etika penggunaan alat dengan baik sehingga dapat mengakibatkan alat rusak
3
Menggunakan alat dan bahan yang kurang tepat, namun memperlihatkan etika penggunaan dan perawatan dengan baik dan benar
4
Terkadang menggunakan alat dan bahan yang tepat, dan memperhatikan etika penggunaan dan perawatan dengan baik dan benar serta memperhatikan kebersihan lingkungan tepat melakukan percobaan
5
Selalu menggunakan alat dan bahan yang tepat, dan memperhatikan etika penggunaan dan perawatan dengan baik dan benar serta memperhatikan kebersihan lingkungan tepat melakukan percobaan
Aspek Efisiensi Waktu
Skor Kriteria 1
Tidak menggunakan waktu dengan efisiensi (melebihi 20 menit waktu yang ditentukan)
2
Tidak menggunakan waktu dengan efisiensi (melebihi 15 menit waktu yang ditentukan)
3
Tidak menggunakan waktu dengan efisiensi (melebihi 10 menit waktu yang ditentukan)
4
Tidak menggunakan waktu dengan efisiensi (melebihi 5 menit waktu yang ditentukan)
5
Menggunakan waktu dengan efisiensi sehingga percobaan selesai tepat waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
Penilaian :
a. Nilai =
Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 81A Tahun 2013 yaitu: Kategori
Keterangan
Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik (SB) Baik (B)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 3,33
Tuntas
< Skor Akhir ≤ 4,00 apabila memperoleh Skor Akhir: > 2,33
Tuntas
< Skor Akhir ≤ 3,33 Cukup (C)
apabila memperoleh Skor Akhir: > 1,33
Tidak Tuntas
< Skor Akhir ≤ 2,33 Kurang (K)
apabila memperoleh Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
LEMBAR KERJA SISWA Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
A. Tujuan Setelah melakukan kegiatan ini, siswa dapat: Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Menjelaskan pengaruh faktor luar dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan B.
Alat dan Bahan • • • • • • •
Semaian biji sawi Pupuk cair sabut kelapa Polibag Tanah Air Alat tulis skop
B. Cara Kerja 1. Buatlah kelompok dimana setiap kelompok beranggotakan 4 orang 2. Rancangan sebuah eksperimen yang bertemakan “pengaruh pemberian pupuk cair sabut kelapa dengan dosis yang berbeda” 3. Tentukan rumusan masalah, hipotesis, cara kerja dan hasil pengamatan. 4. Lakukanlah percobaan dengan 3 perlakuan, yaitu : Perlakuan 1 : menggunakan pupuk cair sabut kelapa 50 ml Perlakuan 2 : menggunakan pupuk cair sabut kelapa 100 ml Perlakuan 3 : mengunakan pupuk cair sabut kelapa 150 ml Kontrol : tanpa pemberian pupuk cair sabut kelapa 5. Lakukanlah pengamatan tinggi batang dan jumlah daun selama 7 hari 6. Catatlah data pengamatan tinggi batang dan jumlah daun dalam tabel pengamatan 7. Analisislah data yang diperoleh melalui pertanyaan dibawah ini! a) Perlakuan manakah yang menunjukan pertumbuhan tanaman paling baik? Mengapa? b) Faktor apa saja yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman? Adakah faktor dalam yang berperan dalam proses pertumbuhan tanaman?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
c) Bagaimana faktor tersebut dapar mempengaruhi pertumbuhan tanaman ? d) Buatlah kesimpulan hasil percobaan dan pengamatan! 8. Buatlah laporan tertulis berdasarkan data hasil percobaan dan pengamatan masing-masing kelompok (sesuai dengan format yang ditentukan) !
Contoh format laporan : A. Acara praktikum B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis E. Alat, Bahan, dan Cara Kerja F. Hasil Pengamatan (berupa tabel) G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka
Skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum No 1
Aspek yang dinilai Bentuk laporan
Skor
Kriteria
1 2 3 4 5
Bila 4 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi Bila 3 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi Bila 2 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi Bila 1 kriteria dari point 5 tidak dipenuhi Tulis tangan Penulisan sistematik Menarik Bahasa yang digunakan komunikatif Menyajikan dasar teori sesuai tujuan praktikum Tidak melampirkan data pengamatan Tiga kriteria skor 5 tidak dipenuhi Dua kriteria skor 5 tidak dipenuhi Satu kriteria skor 5 tidak dipenuhi Data yang disajikan dalam bentuk tabel atau grafik Data yang disajikan sesuai dengan hasil percobaan Data yang disajikan jelas dan mudah dipahami Tidak menyajikan pembahasan Tiga kriteria skor 5 tidak dipenuhi Dua kriteria skor 5 tidak dipenuhi Satu kriteria skor 5 tidak dipenuhi Bahasa yang digunakan komunikatif Pembahasan sesuai dengan hasil praktikum Adanya hubungan antara pembahasan dengan literatur yang diambil Kesimpulan tidak disajikan dalam bahasa yang komunikatif Kesimpulan yang diambil tidak berdasarkan data pengamatan Kesimpulan yang disajikan tidak sesuai dengan pembahasan Kesimpulan tidaksesuai dengan tujuan praktikum Tiga kriteria skor 5 tidak dipenuhi Dua kriteria skor 5 tidak dipenuhi Satu kriteria skor 5 tidak dipenuhi Kesimpulan disajikan menggunakan
2.
Data pengamatan
1 2 3 4 5
3.
Pembahasan
1 2 3 4 5
4.
Ketepatan pengambilan kesimpulan
1
2 3 4 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bahasa yang komunikatif Kesimpulan sesuai dengan tujuan praktikum Kesimpulan yang disajikan sesuai dnegan pembahasan Kesimpulan diambil berdasarkan data pengamatan Terlambat 4 hari Terlambat 3 hari Terlambat 2 hari Terlambat 1 hari Tepat waktu
5.
Waktu pengumpulan laporan resmi
1 2 3 4 5
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
KISI-KISI PENULISAN SOAL POSTEST TAHUN AJARAN 2015/2016
Mata Pelajaran
: Biologi
Alokasi Waktu
: 20 menit
Kelas/Program
: XII IPA
Bentuk Soal
: Essay
Semester
:1
Jumlah Soal
:5
Kompetensi Dasar
3.1.
Menganalisis
Indikator
3.1.1
Siswa
Bentuk
Ranah
Nomor
Soal
Kognitif
Soal
Essay
C1
1
hubungan antara
mampu
(mengingat)
faktor internal dan
mendeskripsikan
eksternal dengan
proses
proses
pertumbuhan dan
pertumbuhan dan
perkembangan
perkembangan
tanaman.
pada makhluk
3.1.2
hidup berdasarkan
mampu
hasil percobaan.
mengidentifikasi
C1
faktor-faktor yang
(mengingat)
Siswa 2
berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman.
3.1.3
Siswa
mampu menjelaskan faktorfaktor yang
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mempengaruhi proses
144
C4 (menganalisis)
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman
4.2 Melaksanakan
4.2.1 Melaksanakan
penelitian pengaruh
penelitian pengaruh
faktor luar dan
faktor luar dan
factor dalam
factor dalam
terhadap
terhadap
pertumbuhan
pertumbuhan
tanaman, membuat
tanaman.
laporan dan
4.2.2
mempresentasikan
mampu membuat
hasilnya di depan
laporan dan
kelas.
mempresentasikan
Siswa
hasil penelitian di depan kelas
C4 (menganalisis)
4 dan 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
SOAL POST TEST Nama
: ………………….
Kelas/No
: ………………….
1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan? (Poin 10) 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman? (Poin 10) 3. Dua pot tanaman cabai diletakkan di ditempat yang bebeda. Pot tanaman 1 diletakan di tempat terang dan pot tanaman 2 di tempat gelap. Tanaman cabai 1 tumbuh lebih pendek dari pada tanaman cabai 2. Faktor luar dan factor dalam apa yang mempengaruhi tanaman cabai tersebut ? Jelaskan! (Poin 10) 4. Sebutkan langkah/urutan metode penelitian ilmiah? (Poin 10) 5. Ahmad melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Organik Cair Sabut Kelapa (Cocos nucifera) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.). Berdasarkan judul penelitian tersebut sebutkan variabel bebas dan variable terikat dalam peneltian tersebut! (Poin 10)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
Kunci Jawaban Soal Postest
1. Pertumbuhan adalah proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume, atau jumlah) yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali lagi) (Poin 5). Perkembangan adalah suatu proses pertumbuhan yang disertai dengan differensiasi, organogenesis sampai terbentuk organisme dewasa (Poin 5). 2. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ada dua yaitu factor luar dan factor daam. Faktor luar (Poin 5) yaitu air, cahaya, nutrisi, kelembaban, suhu, oksigen, pH, sedangkan factor dalam (Poin 5) yaitu hormon, dan gen. 3. Faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan cabai tersebut adalah cahaya (Poin 2). Hal ini dikarenakan kedua pot tanaman cabai diletakan ditempat yang berbeda. Dimana pot tanaman cabai 1 diletakan ditempat terang yang terkena cahaya, sedangkan pot tanaman cabai 2 ditempat yang gelap tidak terkena cahaya(Poin 3). Faktor dalam yang mempengaruhi sehingga tanaman cabai 2 menjadi lebih tinggi karena terdapat hormon auksin (Poin 2) pada tubuh tanaman cabai yang berperan dalam merangsang pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh (dominansi apikal), dan hormon ini tidak terlalu aktif pada kondisi cahaya terang. Sehingg lebih berpengaruh pada tanaman cabai ditempat gelap. (Poin 3) 4. Langkah-langkah Penulisan Ilmiah : (Poin 10) 1) Judul Penelitian 2) Rumusan Masalah Penelitian 3) Tujuan Penelitian 4) Alat dan Bahan Penelitian 5) Langkah-langkah Penelitian 6) Hasil Penelitian 7) Pembahasan 8) Kesimpulan 9) Daftar Pustaka 10) Lampiran 5. Variabel bebas yang dalam penelitian tersebut yaitu pemberian dosis pupuk organik cair sabut kelapa (Poin 5). Variebel terikat meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah, dan berat kering (Poin 5).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Pedoman Penskoran Soal Postest
1. Skor 10 = bila menjawab dengan benar dan meliputi 2 aspek yaitu pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman Skor 5 = bila menjawab dengan benar dan meliputi 1 aspek saja Skor 0 = tidak menjawab atau jawaban tidak benar
2. Skor 10 = bila menjawab dengan benar dan meliputi 2 aspek yaitu factor luar dan factor dalam. Skor 5 = bila menyebutkan 5 faktor luar dan semua benar Skor 4 = bila hanya menyebutkan 4 faktor luar dengan benar Skor 3 = bila hanya menyebutkan 3 faktor luar dengan benar Skor 2 = bila hanya menyebutkan 2 faktor luar dengan benar Skor 1 = bila hanya menyebutkan 1 faktor luar dengan benar Skor 5 = bila menyebutkan 2 faktor dalam dan semua benar Skor 2,5 = bila hanya menyebutkan 1 faktor dalam dengan benar Skor 0 = tidak menjawab satupun atau menjawab namun semua jawaban tidak benar
3. Skor 10 = bila menjawab dengan benar dan meliputi 2 aspek yaitu factor luar dan factor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan cabai dalam percobaan tersebut dan menjelaskan alasanya secara tepat Skor 5 = bila hanya menyebutkan faktor luar dengan benar beserta penjelasanya dengan tepat. Skor 5 = bila hanya menyebutkan faktor dalam dengan benar beserta penjelasanya dengan tepat. Skor 2 = bila hanya menyebutkan faktor luar/factor dalam dengan benar Skor 3 = bila hanya menjelaskan penjelasan faktor luar/factor dalam dengan benar Skor 0 = tidak menjawab satupun atau menjawab namun semua jawaban tidak benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
4. Skor 10 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 10 aspek penulisan ilmiah Skor 9 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 9 aspek penulisan ilmiah Skor 8 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 8 aspek penulisan ilmiah Skor 7 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 7 aspek penulisan ilmiah Skor 6 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 6 aspek penulisan ilmiah Skor 5 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 5 aspek penulisan ilmiah Skor 4 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 4 aspek penulisan ilmiah Skor 3 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 3 aspek penulisan ilmiah Skor 2 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 2 aspek penulisan ilmiah Skor 1 = bila menjawab dengan lengkap dan benar meliputi 1 aspek penulisan ilmiah Skor 0 = tidak menjawab atau semua jawaban tidak benar
5. Skor 10 = bila menjawab dua variable dengan benar dan tepat. Skor 5 = bila menjawab satu variable dengan benar dan tepat. Skor 0 = tidak menjawab dengan benar dan tepat atau jawaban tidak benar