PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA TUBUHKU MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA KELAS SATU (1) SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Mawadda Rahmah NIM. 111134315
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Chr i s t i ya nt i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk:
ALLAH SWT Yang selalu memberikan segala jalan dan kemudahan bagi setiap langkah perjalanan hidupku Ayah dan Mama tercinta Ali usman dan Nur Mawiyah Sang motivator handal yang selalu memberikan dukungan dan semangatku Yang tersayang keempat saudaraku Nevi Monita, Musakiyah Ramadhan, Aji Mawadda, Alifatul Mukminin yang selalu menghiburku Yang Terkasih untuk semua keluarga besarku yang menjadi panutan kesuksesanku Yang Terkasih Teman-teman PPGT 2011 yang selalu ada, setia menghibur, berbagi, kalian semua fantastic
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“ Barang siapa mengerjakan kebajikan,baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Q.S. An-nahl: 97).” “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri…(Q.S. Al-isra’:7).” “Dialah yang memperlihatkan tanda-tanda (kekuasaan)Nya kepadamu dan menurunkan rezeki dari langit untukmu. Dan tidak lain yang mendapatkan pelajaran hanyalah orangorang yang kembali (kepada Allah) (Q.S. Gafir:13).”
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA TUBUHKU UNTUK SISWA KELAS (I) SEKOLAH DASAR
Mawadda Rahmah Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas I SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas I SD. Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum menghasilkan skor 3,95 (baik) dan 3,93 (baik), dua guru kelas I SD menghasilkan skor 3,97 (baik) dan 3,88 (baik) . Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 3,93 dengan kategori “baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa.
Kata kunci : Kurikulum SD 2013, perangkat pembelajaran
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME TUBUHKU FOR ONE GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL Mawadda Rahmah Universitas Sanata Dharma 2015 This research was research and development. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for one grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the one grade of elementary school. According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 3,95 (good) 3,93 (good), and the two teachers of the one grade of elementary school showed result on the score of 3,88 (good) and 3,97 (good). The learning instrument got mean score 3,93 and it was categorized as good. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language.
Keywords: 2013 elementary school curriculum, learning instrument
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Tubuhku untuk Siswa Kelas (I) Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S., T.MA. selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 6. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian. 7. Sarjono, S.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................
iv
HALAMAN MOTTO…………………………………………………...
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.............................
vii
ABSTRAK………………………………………………………………
viii
ABSTRACT……………………………………………………………...
ix
KATA PENGANTAR………………………………………………….
x
DAFTAR ISI…………………………………………………………….
xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………
xv
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………...
xvi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………...
xvii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………
1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………..
6
C.Tujuan Penelitian……………………………………………………....
6
D. Manfaat Penelitian………………………………………………….....
7
E. Batasan Istilah........................................................................................
8
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan………………………………
9
BAB II LANDASAN TEORI
12
A. Kurikulum SD 2013…………………………………………………..
12
a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013………………..
12
b. Pendidikan Karakter ………………………………………………….
17
c. Pendekatan Tematik Integratif………………………………………..
21
d. Pendekatan Saintifik………………………………………………….
24
e. Penilaian Otentik……………………………………………………...
31
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Kemp…….
43
C. Penelitian yang Relevan……………………………………………....
56
D. Kerangka Pikir………………………………………………………..
58
E. Pertanyaan Penelitian…………………………………………………
60
BAB III METODE PENELITIAN
61
A. Jenis Penelitian……………………………………………………….
61
B. Prosedur Pengembangan……………………………………………...
61
C. Jadwal Penelitian……………………………………………………..
69
D.Validasi Ahli Kurikulum SD 2013…………………………………....
70
E. Intrumen Penelitian……………………………………………………
70
F. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………....
71
G.Teknik Analisis Data………………………………………………….
71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
75
A. Analisis Kebutuhan…………………………………………………...
75
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan…………………………….
75
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan……………...
80
B. Deskripsi Produk Awal……………………………………………….
81
1. Silabus………………………………………………………...........
82
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)…...
82
C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013……………………...
85
D. Data Hasil Validasi Guru Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013…..
89
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan……………………………....
91
1. Kajian Produk Akhir……………………………………………...
91
2. Pembahasan……………………………………………………….
94
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN
98
A. Kesimpulan…………………………………………………………....
98
B. Keterbatasan Penelitian………………………………………..............
99
C. Saran…………………………………………………………..............
99
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..
100
LAMPIRAN…………………………………………………………….
104
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SILABUS………………………………………………………………..
128
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................
141
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Otentik………………… 32 Tabel 2. Jadwal Pelaksanan Penelitian……………………………….......
69
Tabel 3. Konversi Nilai Skala Lima……………………………………...
71
Tabel 4. Kriteria Skor Skala Lima………………………………………..
74
Tabel 5. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi…………………...
86
Tabel 6. Saran Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi……………………………………………………………………..
90
Tabel 7. Rekapitulasi Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013………………………………
xv
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat model Kemp………………
44
Gambar 2. Kerangka Pikir………………………………………………..
60
Gambar 3. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D………………..
62
Gambar 4. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran….
66
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ………………………………………… 104 Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian………………………………… 105 Lampiran 3 Rangkuman Wawancara ……………………………………
107
Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013……...
109
Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013……………………………………………………...
112
Lampiran 6 Silabus ……………………………………………………… 128 Lampiran 7 Biodata Penulis……………………………………………...
140
Lampiran 8 Perangkat Pembelajaran (Dicetak Terpisah)
_
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah Indonesia banyak perubahan mengingat tentang pendidikan dalam metode pengajaran peserta didik, hal ini menjadi sebuah alasan untuk perubahan dan perkembangan dalam kuirikulumnya. Kurikulum yang dirubah pada tahun ini yakni menjadi kurikulum 2013 dengan implementasi pembelajaran tematik terpadu menggunakan pendekatan saintifik (Scientific). Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. (Kemendikbud, 2013: 70) Dalam perubahan implementasi pembelajaran ini diharapkan akan memungkinkan terhadap peserta didik mendapatkan layanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi keTuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. Dengan demikian melalui peraturanperaturan yang telah ditentukan hingga membawa sebuah perubahan yang diinginkan, tentu sebagai guru perlu berpikir kreatif didalam menjalankan proses pengimplementasian suatu pembelajaran. Sehingga, dengan demikian peserta
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
didik dapat termotivasi melalui penataan kreatifnya seorang guru dalam proses pengajaran (Modul SD, 2013: 85). Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan Standar” dan teori kurikulum bebasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar merupakan pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan. Sedangkan kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan berintaksi. Jadi diantara landasan teori pendidikan berdasarkan standar dan kurikulum berbasis kompetensi memiliki hubungan atau keterkaitan untuk mencapai atau terbentuknya suatu tujuan perubahan melalui proses yang diterapakan untuk peserta didik ( Abdul Majid, 2014: 33). Struktur kurikulum merupakan gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum yang mengenai pada peserta didik dalam menyelesaikan suatu jenjang pendidikan mengajarkan peserta didik untuk memberi kesempatan kepada peserta didik dalam menentukan berbagai pilihan. Menurut Abdul Majid (2014: 52), pengembangan kurikulum yang inovatif mengikuti alur proses inovatif yang memiliki ciri-ciri yaitu, a) interaktif atau nonlinear, b) iteratif atau berulang secara spiral/helix yang juga dikenal sebagai feedback loops, c) penyaringan dan pelusuran, d) beberapa paradoks yang perlu dipertimbangkan, meliputi keperluan jangka panjang vs jangka pendek, pengabaian kompetensi vs penekanan kompetensi, individual (collective
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
creativity) vs strategic alignment), efektivitas vs efisiensi, serta kekenduran vs kecepatan. Jadi inovasi pembelajaran itu mengajak peserta didik untuk belajar secara kontekstual mempelajari fenomena yang telah tersedia secara alamiah dan tidak lagi bersifat tekstual. Pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacuh pada kurikulum 2013 ini peneliti bertujuan untuk mengetahui proses penerapan pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik yang mengacuh pada sub tema tubuhku untuk kelas 1 SD. Dalam pengembangan pendekatan ini peserta didik akan diajarkan sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh peserta didik. Dimaksudkan karakter pada peserta didik adalah kemampuan peserta didik dalam mengembangkan nilai moral untuk memberi keputusan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga peserta didik itu dapat mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kontekstual. Dalam penggunaan pendekatan saintifik ini peserta didik akan diajarkan dengan mengenai beberapa mata pelajaran, sehingga menggambarkan pada pola pengetahuan atau kemampuan peserta didik bagaimana ia dapat mengaitkan mata pelajaran itu sendiri hingga menjadi suatu kesatuan atau dalam suatu makna. Tidak hanya itu tentu sebagai seorang pendidik perlu
melihat
konsekuensinya
dari
berbagai
proses
pengajaran
untuk
membuktikan dari hasil proses yang telah diterapkan. Melalui hal itu juga sebuah perjalanan untuk pencapaian hasil yang lebih optimal itu tidak hanya berjalan dengan mulus, tentu juga ada kendala-kendala yang dilalui saat prosesnya. Berdasarkan hasil wawancara di Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1 pada tanggal 17 Mei 2014 pukul 10.00 WIB bersama guru kelas 1 yang menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
(RPP, Silabus, LKS, rubrik-rubrik penilaian non tes, pemetaan tema, buku, rubrik penilaian hasil produk, dan evaluasi) bahwa kendala yang dialami oleh pihak guru sekolah merupakan kesulitan dalam Instrumen penilaian atau perangkat penilaian, penilaian otentik,belum menemukan
hasil yang yang pas / efektif mengenai
instrumen penilaian terhadap siswa. Karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini guru, sarana dan prasarana yang menyebabkan juga jumlah muridnya yang terlalu banyak. Selain itu, kesulitan lainnya dalam hal penilaian proses, daftar penilaian, analisis penilaian, rubrik dari karakter sikap, analisis, daya serap, masih perlu di siapkan. Menurut guru kelas 1 menyimpulkan bahwa masalah teori pembelajaran sebagian banyak sudah memang tahu, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih belum seratus persen atau belum maksimal. Namun hal yang lebih menyulitkan menurut ibu U yakni mengenai penilaian autentik dan terkait pemahaman pendidikan karakter dalam pembelajaran. Dalam hal ini pihak sekolah guru SD Negeri Kalasan I masih berusaha untuk mengikuti peltihanpelatihan
mengenai
pemahaman
tentang
pengimplementasian
mengenai
pembelajaran kurikulum 2013 yang terkait mengenai pendidikan karakter dan penilaian autentik. Selain itu dalam melakukan wawancara dengan ibu U, beliau juga mengatakan bahwa masih ada kendala yakni mengenai pengimplementasian pendekatan saintifik. Dalam pengimplementasiannya (pendekatan Saintifik) guru masih sulit mengenai langkah eksperimen/ mencoba, disebabkan keterbatasan SDM guru dan sarana prasarana yang mendukung proses pencapaian sebuah kemaksimalan dalam suatu pembelajaran. Dalam hal ini guru juga masih bingung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
mengenai bagaimana pemulaan pengurutan langkah-langkah pendekatan Saintifik atau harus sesuai konsep yang berdasarkan pendekatan saintifik berdasarkan dalam pelaksanaannya. Itulah beberapa kendala yang masih sulit di pahami oleh pihak guru sekolah dasar Kalasan 1 dan saat ini masih belajar untuk memahami bagaimana menemukan hasil yang efektif mengenai instrumen penilaian terhadap siswa dan pendidikan karakter serta pengimlementasian mengenai pendekatan Saintifik. Dalam hal ini guru-guru di SDN Kalasan I menyadari masih banyak kekurangan mengenai pemahaman tentang pengimplementasian kurikulum 2013 terutama tentang instrumen penilaian. Dan menurut ibu U guru kelas I SDN Kalasan I juga mengatakan , jika ada bimbingan yang hendak memberi pengetahuan mengenai ketidakpahaman kami tentang pengimplementasian kurikulum 2013, kami sangat terbuka dan banyak terima kasih padanya untuk datang mengajari kami. Begitulah tutur kata ibu U tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut dalam pengimplementasian suatu pembelajaran itu banyak aturan-aturannya, akan tetapi apabila dipahami dengan baik maka pencapaian suatu yang diinginkan atau yang lebih optimal itu bisa dibuktikan secara kontekstual. Sesuai dengan kurikulum 2013 tentu semua itu telah diatur oleh pihak pemerintah sebelum terjun kelapangan kerja. Sebagai seorang pendidik tentu sebelumnya akan belajar dan berusaha memahami untuk melihat bagaimana cara untuk memperbaiki suatu eksperimen itu bisa benar-benar terbukti dan mencapai hasil yang lebih mengoptimalkan. Dalam hal ini peneliti akan melakukan sebuah eksperimen untuk membuktikan sebuah kendala yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
masih ingin disempurnakan. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan hasil yang lebih afektif sesuai dengan kurikulum 2013 yang mencakup untuk kebutuhan guru dan siswa pada umumnya, maka peneliti akan mencoba untuk memberi solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Tubuhku untuk Siswa Kelas I Sekolah Dasar”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran sub tema tubuhku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema tubuhku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran sub tema tubuhku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
2.
Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema tubuhku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi mahasiswa Bagi mahasiswa memberikan pengalaman dan menambah wawasan baru terutama semakin terampil dan kreatif dalam pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 pada Sub tema Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. 2. Bagi guru Bagi guru dapat memberikan suatu pembelajaran dan suatu alternatif dalam pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 pada sub tema Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. 3. Bagi siswa Bagi siswa kelas I Sekolah Dasar dapat membantu dalam melakukan eksperimen
dalam
pengembangan
perangkat
pembelajaran
mengacu
Kurikulum SD 2013 pada sub tema Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. 4. Bagi sekolah Bagi sekolah sebagai tambahan referensi dalam pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 pada sub tema Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
5. Bagi Prodi PGSD Bagi prodi PGSD dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 pada sub tema Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
E. Batasan Istilah 1.
Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan di sekolah dasar dengan menerapkan pembelajaran tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penguatan pendidikan karakter serta mengunakan penilaian otentik.
2. Pendidikan karakter adalah sebuah watak atau sifat yang dimiliki oleh peserta didik dalam mengembangkan nilai moral dan mampu mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan yang mengaitkan beberapa pengetahuan yang dibentuk menjadi dalam suatu makna dan pengertian. 4. Pendekatan saintifik adalah pendekatan berbasis ilmiah dengan menekankan metode ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomonikasikan untuk semua mata pelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
5. Penilaian otentik adalah adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 6. Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap, yang terdiri dari : a. Identitas RPPTH terdiri dari : sekolah/nama satuan pendidikan, identitas muatan pelajaran terkait, tema/subtema, kelas/semester, pembelajaran keberapa, dan alokasi waktu. b. Kompetensi Inti terdiri dari KI 1,2,3, dan 4. c. Kompetensi Dasar dan Indikator setiap Kompetensi Inti d. Tujuan Pembelajaran mencakup semua ranah (pengetahuan, keterampilan, sosial, spiritual). e. Materi Pembelajaran mencakup materi pokok setiap muatan. f. Pendekatam dan Metode Pembelajaran. g. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran. h. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
i. Penilaian mencakup teknik penilaian, instrument, dan pedoman penskoran, j. Lampiran-lampiran.
2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat pada perumusan indikator setiap pembelajaran yang mencakup aspek intelektual, keterampilan, dan karakter. Pada aspek karakter terbagi menjadi dua ranah yaitu sikap sosial dan spiritual.
3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik integratif yakni pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa mata
pelajaran
menggunakan
tema
sebagai
pemersatu
dengan
mengintegrasikan konteks hasil belajar, pengalaman belajar, dan konteks belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta didik.
4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.
Pendekatan
saintifik
dalam
pembelajaran
bertujuan
untuk
mengembangkan dan mengasah dimensi keterampilan siswa dalam kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan yang berkaitan pada semua mata pelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik ini menilai hasil belajar peserta didik mulai dari ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat dinilai dengan penilaian tes maupun non tes.
6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD. Penyusunan perangkat pembelajaran ini mengacu pada kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kurikulum SD 2013 a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 Menurut Hasan Basri (2008: 56) dalam buku Tatang (2012: 127) istilah kurikuum berasal dari bahasa Latin curriculum, yang artinya a unning course atau race course, especially a chariot race course. Sedangkan dalam bahasa Prancis, yakni, courier, artinya berlari (to run). Kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah course atau mata kuliah yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah (Tatang , 2012: 127). Istilah kurikulum kemudian berkembang yang dirumuskan dengan bebabagai arti. Secara tradisionala, kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan disekolah. Pengertian kurikulum yang dianggap yang dianggap trdisional masih banyak dianut samapai sekarang termasuk di Indonesia. Menurut kamus Webster tahun 1955, kurikulum adalah 1.a course esp.a specified fixed course of study, as in a school courses, as one leading to digree. 2. The whole body of course offered in an educational institution or departement thereof. Kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan adalah sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah diperguruan tinggi yang harus ditempuh guna mencapai satu ijazah atau tingkat tertentu. Jadi
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
kurikulum berarti keseluruhan pelajaran yang disajikan oleh satu lembaga pendidikan tertentu (Yamin, 2012: 21). Inovasi mengenai pendidikan dalam bidang kurikulum dari KTSP menuju kurikulum 2013 tentunya tidak serta merta dilakukan pemerintah tanpa alasan tertentu yang jauh lebih baik. Kurikulum 2013 yang dicanangkan pemerintah saat ini memiliki rasional dan elemen perubahan dari kurikulum sebelumnya. Rasional kurikulum 2013 tersebut mencakup beberapa faktor antara lain, permasalahan Kurikulum 2006 (KTSP), terjadinya kesenjangan dalam kurikulum, tantangan dan kompetensi masa depan, fenomen negatif yang mengemuka, persepsi masyarakat. Dari setiap perubahan kurikulum yang ada, tentu sulit untuk menampik bawah setiap perubahan itu selalu saja ada alasan dan rasionalisasi dan yang paling sering dipergunakan adalah untuk penyesuaian dan menjawab perkembangan zaman (Daryanto dan Sudjendro, 2014: 28-30). Mengenai nama perubahan kurikulum dijenjang pendidikan pihak pemerintah tidak menyebutnya perubahan kurikulum akan tetapi menyebutnya sebagai pengembangan kurikulum. Karena istilah ini bisa jadi untuk menghindari dampak psikologis, dan bukan persoal subtasinya kenapa kurikulum terjadi perubahan (Kurinasih, 2014: 31-32) Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, tentu saja memiliki perbedaan dalam sistem yang diterapkan. Perbedaan sistem yang terjadi bisa merupakan kekurangan dan kelebihan dari kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum. Dan sesuai perkembangan zaman mengenai elemen perubahan atau penyempurnaan kurikulum 2013 terdapat beberapa keunggulan dan kekurangan yakni, a) siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi disekolah, b) adanya penilaian dari semua pihak dan itu bukan hanya penilaian ujian akan tetapi, dilihat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain, c) munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti, d) adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, e) kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan, f) banyaknya kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan seperti pendidikan karakter, metodologi pemebeljaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan, g) hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial, h) standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional, i) mengaharuskan adanya remediasi secara berkala, j) tidak lagi memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci karena pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman pembahasan sudah tersedia, k) sifat pemebelajaran sangat kontekstual, l) meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal, m) buku dan kelengkapan dukumen disipakan lengkap sehingga memicu dan memacu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
guru untuk membaca dan menerapkan budaya literasi dan membuat guru memiliki keterampilan membuat RPP, dan menerapkan pendekatan saintifik (scientific) secara benar. Sedangkan kekurangan pada elemen perubahan kurukulum yakni, a) guru banyak salah kaprah, karena beranggapan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa dikelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru, b) banyak sekali guruguru belum siap secara mental karena dituntut guru lebih kreatif, sehinga membutuhkan waktu yang panjang bagaimana guru dapat memotivasi siswa secara kreatif, c) kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik (scientific), d) kurangnya keterampilan guru merancang RPP, e) guru tidak banyak menguasai penilaian autentik, f) tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku siswa dan buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini, g) tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013 kaena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama, h) tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pemeblejaran dan hasil dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi faktor penghambat, i) terlalu banyaknya materi yang harus dikuasai siswa, sehingga tidak stiap materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang kurang berdedikasih terhadap mata pelejaran yang dia ampu, j) beban belajar siswa dan termasuk guru terlalu berat , sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama (Kurinasih, 2014: 40-42).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Menurut Hidayat (2013: 126) memaparkan bahwa, elemen perubahan kurikulum 2013 yakni melalui hal-hal yang baru. Sebagai perubahan kurikulum yang menjadi ciri kurikulum 2013 adalah menyangkut empat standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Keempat standar ini dirumuskan dalam tujuh elemen yaitu, a) kompetensi lulusan, b) kududukan mata pelajaran (KMP), c) pendekatan
(ISI), d) struktur kurikulum (mata pelajaran dan
alokasi waktu) (ISI), e) proses pembelajaran penilaian, f) ekstrakulikuler (Hidayat, 2013: 126). Menurut Susilo (2006: 107), UU-Sisdiknas No.20 tahun 2003 BAB X Pasal 36 ayat 1 disebutkan bahwa, pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional. Sedangkan dalam ayat 2 disebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip difersifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.dalam pasal 38 juga disebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah ( Susilo, 2006: 107). Berdasarkan elemen perubahan atau penyempurnaan kurikulum 2013 dapat disimpulkan bahwa sesuai perkembangan zaman menjadi sebuah asalan sehingga menata ulang kembali dari segala kekurangan dan perkembangan di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
dalam kurikulum pendidikan dan meningkatkan perkembangan dari keunggulan yang sudah ada di dalam kurikulum tersebut sehingga berlaku menjadi penyempurnaan bagi pendidikan Nasional.
b. Penguatan Pendidikan karakter Menurut Wynne (1991) kata karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “tomark” (menandai) dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang, dimana seseorang dapat disebut orang yang berkarakter (a person of character) jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Jadi karakter itu merupakan hubungan antar nilai moral dengan tingkah laku pribadi seseorang yang akan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari (Aqib, 2012: 74-75). Dalam bahasa latin karakter berarti “dipahat”, karakter adalah gabungan dari kebajikan-kebajikan dan nilai-nilai yang di pahat di dalam batu hidup yang akan menyatakan nilai sebenarnya (Rutland,2009:1). Secara harfiah karakter artinya „kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi”(Hornby dan Parnwell, 1972: 49). Dalam Dorland Pocket Medical Dictionary (1968: 126) mengemukakan bahwa karakter adalah sifat nyata dan berbeda yang ditunjukkan oleh individu, atau sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu. Karakter atau akhlak juga merupakan ciri khas seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan misalnya keluarga pada masa kecil dan bawaan sejak lahir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
(Koesoema, 2007: 80). Secara terminologis Marzuki mendefinisikan “karakter mengacu pada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitudes), motivasi (motivations) dan perilaku (behaviors) serta keterampilan (Marzuki, 2011: 470). Menurut Salahudin (2013: 42-43), pengertian karakter secara khusus adalah nilai-nilai yang khas baik ( tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata kehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku. Secara koheren karakter merupakan memancar dari hasil olahpikir, olahhati, olahraga, serta olahrasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Jadi karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran, dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Tujuan dari pendidikan karakter yang sesungguhny jika dihubungkan dengan filsafah Negara Republik Indonesia adalah mengembangkan karakter peserta didik agar mampu mewujudkan nilai-nlai Pancasila. Sehingga fungsi pendidikan karakter itu adalah, a) pengembangan potensi dasar, agar “berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik”, b) perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah baik, c) penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Sedangkan ruang lingkup atau saran pendidikan karakter itu adalah satuan penddikan, keluarga dan masyarakat. (Salahudin, 2013: 42-43). Kontrovesi mengenai tentang tujuan pendidikan karakter secara umum, banyak orang memahami tujuan pendidikan karakter sebagai pengembangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
keperibadian di mana pertumbuhan individu sebagai pribadi yang sehat merupakan saran akhir. Jadi, dengan pendidikan karakter diharapkan anak didik dapat tumbuh sehat secara keperibadian. Namun,
ada pula yang
menganggap pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai tertentu. Seperti, ada yang memusatkan diri pada penanaman nilai moral melalui pengajaran, ada pula yang sekadar mengajak anak untuk menjernihkan nilai-nilai moralnya sendiri dan mengambil keputusan atas dasar penjernihan tersebut. Ada yang berfokus pada pendidikan rohani, agama atau religiusitas, karena menganggap bahwa ketaatan dan kepatuhan pada norma agama itulah yang dapat membuat hidup seseorang menjadi lebih bermakna dan bahagia. Selain itu ada juga yang menganggap bahwa tujuan pendidikan karakter itu adalah lebih terkait dengan persoalan tata krama, sopan santun, dan etika dalam pergaulan sehari-hari (Koesoema, 2012: 34). Berdasarkan pengertian karakter di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah kualitas moral yang khas dari seorang pribadi atau individu yang memberi kekuatan dan daya dorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau bertindak. Karakter sangat berpengaruh pada terbentuknya jati diri seseorang dalam kehidupannya dan menjadi tolak ukur baik buruknya kepribadian seseorang. Dan seseorang itu mampu mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari tergantung dengan perilaku yang dilakukannya. Sehingga ia dapat mengambil norma-norma dan nilai-nilai yang dianggapnya lebih baik dengan tujuan kehidupannya dapat menjadi lebih baik dan lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
bermakna sesuai dengan keyakinan yang ada dalam kepribadian atau kehidupannya. Ada tiga komponen karakter yang baik (component of good character), yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang mental, dan moral action, atau pernuatan morl. Dari ketiga komponen iu tentu tidak serta merta terjadi dalam diri seseorang, tetapi bersifat prosesual,artinya tahapan ketiga hanya mugkin terjadi setelah tercapai tahapan kedua, dan tahapan kedua hanya tercapai setelah tahapan pertama. Dalam banyak kasus ketiga tahapan tidak terjadi secara utuh. Mungkin sekali ada orang hanya sampai moral knowing dan berhenti sesampai memahami. Orang lain sampai pada thap moral feeling, dan yang lain mengalami perkembangan dari moral knowing sampai moral action. Moral knowing adalah hal yang penting untuk diajarkan, terdiri dari enam hal yaitu, moral awarenes (kesadaran moral), knowing moral value (mengetahui nilai-nilai moral), perspective taking, moral reasoning, decision making dan self knowledge. Tetapi pendidikan krakter atau nilai-moral jika hanya sampai moral knowing tidaklah cukup sebab sebatas pada tahu atau memahami nilainilai atau moral tanoa melaksanakannya, hanya menghasilkan orang cerdas, tetapi tidak bermoral. Salain itu, moral feeling juga sangat penting untuk dilanjutkan dalam pendidikan. Moral feeling adalah aspek yang lain yang harus ditanamkan kepada peserta didik yang merupakan sumber energi dari diri manusia untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral. Sedangkan langkah yang sangat penting adalah adanya pendidikan nilai/moral atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
karakter sampai pada moral action. Moral action adalah bagaimana membuat pengetahuan moral dapat diwujudkan menjadi tindakan nyata. Perbuatan tindakan moral ini merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter lainnya. Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally) maka harus dilihat tiga aspek lain dari karakter yaitu, kompetensi (competence), keinginan (will) dan kebiasaan (habit) (Adisusilo, 2012: 61-62). Menurut Foerster, dalam Maksudin, (2013: 55) menjelaskan bahwa ada empat ciri dasar dalam pendidikan karakter. Pertama, keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur berdasar hierarki nilai yang dimana menjadi pedoman normatif setiap tindakan. Kedua, koherensi yang memberi keberanian, membuat seseorang teguh dalam prinsip, tidak mudah terombangambing pada situasi baru atau takut resiko. Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain. Ketiga, otonomi. Disitu seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Dan Keempat, keteguhan dan kesetian yang merupakan daya tahan seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik dan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih (Maksudin, 2013: 55).
c. Pendekatan Tematik Integratif Menurut Ahmadi dan Amri (2014: 221) memaparkan bahwa, pada tahu 1984 dalam kurikulum , sebenarnya pendekatan ini sudah lama dikenal, intinya tiap pelajaran harus berpijak pada tema atau subtema tertentu.setiap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
bahan pelajaran tidaklah berdiri sendiri melainkan dipadukan (diintegrasikan) dengan bahan pelajaran yang lain. Dalam berbahasa indonesia secara internal bahan pelajaran dapat dipadukan, misalnya keterampilan berbicara dengan tema pariwisata dengan keterampilan menulis, dengan aspek kebahasaan seperti kalimat dan frasa. Sedangkan secara eksternal-nya di padukandengan sastra. Bahkan bahasa Indonesia dapat dipadukan dengan mata pelajaran lainnya. Pembelajaran di Sekolah Dasar dengan menggunakan kurikulum 2013 secara Tematik Integratif. Melalui sistem ini indikator mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial akan muncul di kelas IV,V, dan VI SD. Di SD, semua mata pelajaran dilaksanakan dengan Tematik Integratif berdasarkan tema-tema yang sudah disusun (Ahmadi dan Amri, 2014: 221). Menurut Daryanto (2014: 3) juga mengemukakan, pembelajaran Tematik dapat diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Keuntungan pembelajaran Tematik, a) siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, b) siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama, pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pribadi siswa, c) siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas, d) siswa lebih bergairah belajar karena dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
berkomonikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain, e) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat dipersiapkan sekaligus (Daryanto, 2014: 3). Menurut Sudjendro (2014: 81), memaparkan bahwa pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang menintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema. Pengintegrasikan dilakukan dalam tiga aspek yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan sesuai dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsepdasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Selain itu pengertian pembelajaran terpadu adalah menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Karena peserta didik dalam memahami berbagai konsep yang mereka pelajari selalu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lan yang telah dikuasainya. Kelebihan pada pendekatan pembelajaran Tematik Integratif adalah ,a) premis utama PTP bahwa peserta didik memerlukan peluang tambahan (additional opportunities)untuk menggunakan talentanya, b) menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis, c) relavan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
untuk mengakomodasi kulitatif lingkungan belajar, d) menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, e) memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pemebelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta ddik mencapai kemampuan tingkat tinggi (higher levels of thingking) atau kemampuan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda ( multiple thinking skill), sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan (Modul Guru Kelas SD, 2013: 75).
d. Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah adalah perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik melalui proses kerja yang memenuhi
kriteria ilmiah. Pada pendekatan ilmiah ini
mengacuh pada metode ilmiah yang merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau
mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya. Dalam
penyebutan pembelajaran pendekatan ilmiah karena meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prisnip-prinsip penalaran yang spesifik. Oleh kerena itu, metode ilimiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalis, kemudian menformulasi, dan menguji hipotesis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik dimaksudkan, untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, tidak bergantung pada informasi serah dengan guru. Jadi kondisi pembelajaran menciptakan suatu yang lebih terarah untuk mendorongan peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu. Pembelajaran saintifik ini melatih
berpikir
analitis (peserta didik diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berarti berpikir mekanitis (rutin dengan hanya mendengarkan dan menghapal semata) (Modul Guru Kelas SD, 2013: 80). Perubahan merupakan sesuatu yang harus terjadi pada bidang pendidikan. Penerapan dikurikulum 2013 ini tentu dilakukan secara bertahapdalam kurikulum ini yang paling menonjol yaitu pada pendekatan dan strategi pembelajarannya. Namun disini guru masih belajar untuk memahami dan
menerapkan
pendekatan
dan
strategi
pemebelajaran
kurikulum
sebelumnya. Menurut Hosnan (2014: 34) pengetian pendekatan Saintifik pada implementasi kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, ( untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomonikasikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
konsep, hokum atau prinsip yang ditemukan.
26
Pendekatan saintifik
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Tujuan pemebelajaran dengan pendekatan saintifik adalah yang didasarkan
pada
keunggulan
pendekatan
tersebut
yaitu,
1)
untuk
meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tinggi siswa, 2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistemati, 3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, 4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, 5) untuk melatih siswa dalam mengomonikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, 6) untuk mengembangkan karakter siswa. Selain memahami tujuan pembelajaran saintifik disini juga harus memperhatikan karakteristik dan prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Karakteristik
pemebelajaran pendekatan saintifik
sebagai berikut. a. Berpusat pada siswa. b. Melibatkan kerampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hokum atau prinsip.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
c. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. d. Dapat mengembangkan karakter siswa. Prinsip-prinsip dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifk sebagai beriku : a) Pembelajaran berpusat pada siswa. b) Pemebelajaran membentuk student self concept. c) Pembelajaran terhindar dari verbalisme. d) Pembelajran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. e) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa. f) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru. g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komonikasi. h) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya (Hosnan, 2014: 36-37).
Selain mengetahui prinsip pembelajaran di kurikulum 2013 ini yang menggunakan pendekatan saintifik maka dalam pendekatan saintifik terdapat pula langkah-langkahnya sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
a. Mengamati (Observing) Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah pada langkah pembelajaran mengamati atau observing. Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Menurut Hosnan, (2014:40) mengamati/observing adalah kegiatan studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Kegiatan mengamti dilakukan dengan tujuan untuk, mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari interelasinya
elemen-elemen/unsur-unsur
tingkah
laku
manusia
pada
fenomena sisial yang serba komleks dalam pola-pola kultural tertentu. Selain itu tujuan observasi pada dasarnya untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti, tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relavan. b. Menanya (Questening) Langkah kedua pada pendekatan ilmiah adalah menanya (questening). Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang dinamai atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotesis). Bertanya merupakan bagian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
penting dalam melaksanakan pembelajaran inquiry, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. c. Mencoba (Experimenting) Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah mengumpulkan informasi/eksperimen. Kegiatan belajarnya adalah melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara sumber. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan
berkomunikasi,
menerapkan
kemampuan
mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Pada langkah pembelajaran ini, setiap siswa dituntut untuk mecoba memperaktikkan apa yang dipelajari. Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk mengahasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji sesuatu hipotesis. d. Menalar (Associating) Istilah “menalar” (associating) dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran yang dimaksud merupakan penalaran ilmiah,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
meskipun penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi pengalaman memori. Selama mentransfer, peristiwa-peristiwa khusus ke otak pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. e. Membentuk Jejaring/ mengkomunikasikan (Networking) Membentuk jejaring merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama untuk memudahkan suatu usaha demi mencapai tujuan bersama. Kegiatan belajarnya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Menurut pandangan RobiFogarty (1991) dalam Hosnan (2014: 77) networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubanahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung sebagai proses yang berlangsung secara terus-menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa (Hosnan, 2014: 77) Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Jadi pada dasarnya pendekatan saintifik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
merupakan siswa mencari masalah sendiri didalam belajar bukan berarti masalah diartikan mencari kekacauan, tetapi disini diartikan bahwa siswa itu mencari informasi-informasi atau masalah yang dapat diselesaikan oleh siswa melalui berpikir analitisnya menjadi lebih terarah. Sehingga siswa itu bisa lebih mengerti, menemukan dan lebih menalar serta bisa menjelaskan dengan baik. e. Penilaian Otentik Menurut Basuki (2014: 168) mengatakan bahwa, penilaian otentik (Authentic Assesment) merupakan cermin nyata (the real mirror) dari kondisi pembelajaran siswa. Berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman langsung di dunia nyata siswa sehingga, penilaian otentik disebut juga unik karena berlandaskan dengan penilaian alternative, penilaian kinerja, penilaian informal, dan penilaian berdasarkan situasi (situated assessment). Dalam mengetahui tentang pengertian otentik kita juga harus tahu bahwa karakteristik pada penilaian otentik yaitu a) penilaian melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience), b) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, c) mencakup penilaian pribadi (self assessment) dan refleksi, d) sedangkan yang diukur yaitu keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta, f) terintegrasi, g) dapat digunakan sebagai umpan balik, h) kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui siswa dengan jelas, i) menggunakan berbagai macam instrument, pengukuran, dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar, dan j)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
bersifat komprehensif dan holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (dalam Basuki, 2014:171). Pada penilaian otentik disini juga memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri yaitu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 1. Keunggulan dan Kelemahan Penilaian Otentik (dalam Basuki,2014:175) No 1.
2.
Keunggulan
Kelemahan
Berfokus
pada
keterampilan Memerlukan waktu yang intensif
analisis
dan
keterpaduan untuk mengeola, memantau, dan
pengetahuan.
melakukan koordiansi.
Meningkatkan kreativitas.
Sulit
untuk
dikoordinasikan
dengan standar pendidikan yang telah ditetapkan secar legal. 3.
Merefleksikan keterampilan dan Menantang pengetahuan dunia nyata.
guru
untuk
memberikan skema pemberian nilai yang konsisten.
4.
Mendorong kerja kolaboratif.
Sifat subjektif dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi bias.
5.
Meningkatkan keterampiln lisan Sifat dan tertulis.
6.
Langsung kegiatan
penilaian
yang
unik
mungkin tidak dikenali siswa. menghubungkan Bisa bersifat tidak praktis untuk assesmen,
kegiatan kelas yang berisi banyak siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pengajaran,
dan
33
tujuan
pembelajaran. 7.
Menekankan pada keterpaduan Hal pembelajaran disepanjang waktu.
yang
menantang
untuk
mengembangkan berbagai jenis materi ajar dan berbagai kisaran tujuan pembelajaran.
Penilaian autentik (Authentic Assesment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah Assesment, merupakan sinonimdari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau, realiabel. Secara konseptual
penilaian
autentik
lebih
bermakna
secara
signifikan
dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekalipun. Ketika menerapkan penilaian autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, nilai prestasi luar sekolah. Jenis-jenis penilaian autentik adalah, a) Penilaian Kinerja, yakni yang melibatkan partisispasi peserta didik sebisa mungkin, khusunya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Cara merekam hasil penilaian
berbasis
kinerja
adalah
daftar
cek
(cheklist),
catatan
anekdot/narasi (anecdota/narative records), skala penilaian (rating scale),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
dan memori atau ingatan (memory apporoach) dan, b) penilaian Proyek (project Assesment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta
didik,
mulai
dari
perencanaan,
pengumpulan
data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dalam penilaian proyek yang perlu diperhatikan oleh guru yakni, 1) keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh dan menulis laporan, 2) kesesuaian atau relevansi materi pemebelajaran
dengan
pengembangan
sikap,
keterampilan,
dan
pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik dan, 3) keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Sedangkan c) penilaian Portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan duhargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian Portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan bebrapa dimensi. Dalam penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti; 1) guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio, 2) guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat, 3) peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau dibawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran, 4) guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya, 5) guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu, 6) jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan dan, 7) guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilian portofolio. Dan d) Penilian Tertulis yakni berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan,
menerapkan,
menganalisis,
mengevaluasi,
dan
sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik (Modul Guru Kelas SD, 2013: 55). Menurut Siregar dan
Nara (2011: 141) memaparkan bahwa,
penilaian adalah suatu proses untuk megambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrument tes atau non tes. Menurut Dwicahyono dan Daryanto (2014: 140) memaparkan bahwa, penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan iterprestasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Sedangkan menurut Permendikbud dalam buku Kunandar (2013: 35-42) memaparkan bahwa, standar penilaian adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Dalam kurikulum 2013 ini penilaian autentik menjadi penekanan yang serius dimana guru dalam memlakukan penilaian hasil belajar peserta didik benar-benar memerhatikan penilaian autentik. Dalam penilaian autentik peserta didik diminta untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Autentik berarti keadaan yang sebenarnya yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimilki oleh peserta didik. Penilaian autentik mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP), yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal). Dengan demikian, pencapaian kompetensi peserta didik tidak dalam konteks dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi dibandingkan dengan standar atau kriteria tertentu, yakni Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dalam penilaian autentik guru melakukan penilaian tidak hanya penilaian level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL. Dalam penilaian autentik selain memerhatikan aspek kompetensi sikap (afektif), kompetensi pengetahuan (kognitif), dan kompetensi keterampilan (psikomotorik) serta variasi instrumen atau alat tes yang digunakan juga harus memerhatikan input, proses dan output peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik harus juga harus dilakukan pada pembelajaran penilaian input, penilaian proses dan penilaian output.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Penilaian input adalah penilaian yang dilakukan sebelum proses belajar mengajar dilakukan. Penilaian input bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik terhadap materi atau kompetensi yang akan dipelajari. Penilaian input biasanya dilakukan melalui pre tes. Sedangan penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian proses bertujuan untuk mengecek tingkat pencapaian kompetensi peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dan terakhir penilaian output adalah penilaian yang dilkukan setelah proses belajar mengajar berlangsung. Penilaian output bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi pada peserta didik setelah mengikuti proses belajar dikelas. (Kunandar, 2013: 35-42). Menurut Kurinasih (2014: 47) memaparkan bahwa, ada dua macam penilaian
diantaranya,
a)
penilaian
(assesment)
adalah
proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, b) penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian autentik juga bisa diartikan sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti, a) membaca dan meringkasnya, b) eksperimen, c) mengamati, d) survei, e) projek, f) makalah, g) membuat multi media, h) membuat karangan dan, i) diskusi kelas. Selain itu kata lain dari penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamna penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yag memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius (Kurinasih, 2014: 47). Menurut Brown (2004: 4) dalam buku Abidin (2014: 77) menyatakan bahwa, penilaian otentik adalah metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan, pengetahuan
atau fenomena seseorang.
Pengertian yang dikemukakan Brown ini lebih jelas memberikan gambaran kepada kita bahwa penilaian dilakukan sebagai sebuah metode pengukuran atas pengetahuan, kemampuan, dan peforma seseorang. Untuk lebih lanjut Brown (2004: 5-7) menegaskan bahwa dalam dalam penilaian pembelajaran dapat dibedakan beberapa jenis, yakni penilaian, yakni penilaian formal dan informal, penilaian diskret dan integratif, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
penilaian performa. Model penilaian otentik (authentic assesment) banyak dibicarakan di dunia pendidikan karena model ini direkomendasikan, atau bahkan harus ditekankan penggunaannya dalam kegiatan hasil belajar pemelajar ( Abidin, 2014: 77). Menurut Bagnato (2007: 27) dalam buku Abidin (2014: 78), mendifinisikan bahwa authentic assesment adalah authentic assesment is a deliberate plan for investigating the natural behavior of studen. Information is captured through direct observation and recording, interviews, rating scales, and observed samples of the natural or facilitated play and daily living skill of all student. Authentic content invites teaching because the items are precursive to or are part of the curriculum. Penilaian otentik juga merupakan sebutan yang digunakan untuk menggambarkan
tugas-tugas
yang
dibutuhkan
siswa-siswa
untuk
dilaksanakan dalam menghasilkan pengetahuan memproduksi informasi. Sebagai contoh, dalam pembelajaran membaca seorang siswa belumlah dikatakan belajar secara bermakna bilamana dia belum mampu menyusun prediksi, membuktikan prediksi, dan menceritakan kembali isi bacaan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sangat perlu dilakukan penilaian otentik yang menjamin pembentukan kompetensi riil pada siswa ( Abidin, 2014: 77). Adapun penilaian otentik ini harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
hilistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Contoh-contoh tugas otentik seperti, pemecahan masalah matematika, melaksanakan percobaan, bercerita, menulis laporan, berpidato, membaca puisi, dan membuat peta perjalanan. (Permendikbud, 2013: 6) Menurut Permendikbud (2013: 9) penilaian otentik dikategorikan dalam tiga aspek yaitu : a) Sikap Sikap biasanya terdapat pada kompetensi Inti yaitu , 1 dan 2. Kompetensi ini digunakan untuk menilai sikap sosial dan sikap spritual. Penilaian sikap dapat dinilai dengan cara berikut : a. Observasi, merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati,. Hal ini dilakukan saat pembelajaranmaupun diluar pembelajaran. b. Penilaian diri, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
c. Penilaian antarteman, merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilain antarpeserta didik. d. Jurnal, merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi. b) Pengetahuan Penilaian kognitif merupakan penilaian yang terdapat pada Kompetensi Inti ke-3. Aspek yang dapat dinilai dari pengetahuan itu dengan cara sebagai berikut : a. Tes Tulis, adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. b. Tes Lisan, berupa pertanyaan-pertanyaan yang doberikan guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbilkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalaimat, maupun paragraph yang diucapkan. c. Penugasan, adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerja rumah dan atau proyekbaik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
c) Keterampilan Penilaian mengenai sikap biasanya terdapat pada Kompetensi Inti ke-4. Aspek yang dapat dinilai dari keterampilan ini dengan cara sebagai berikut : a. Performance atau Kinerja, merupakan suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya
yang
mengaplikasikan
pengetahuan
dan
keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari. b. Produk, merupakan penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat produk teknologi dan seni (3 dimensi). Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya. c. Proyek, merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Proyek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengkomonikasikan informasi. d. Portofolio, merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu.
B. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses pembelajaran. Merencanakan
dan
melaksanakan
pembelajaran,
merencanakan
dan
melaksanakan penilaian merupakan kompetensi pedagogik yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru. hasil dari kompetensi tersebut adalah kemampuan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran kemudian mengimplementasikannya di dalam kelas. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20, “ Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Berdasarkan hukum diatas, pengembangan perangkat pembelajaran dibatasi pada pengembangan silabus dan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Jadi untuk mewujudkan hasilnya kompetensinya tergantung dari keyakinan dan kemampuan guru. Pada penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran. Dalam pengembangan
produk
ini
peneliti
mengikuti
prosedur
penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
pengembangan antara Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Menurut Kemp (1994) dalam buku Trianto (2010: 81) pengembangan merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut. Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembangan untuk dapat memulai dari komponen manapun. Berikut model pengembangan perangkat pembelajaran Kemp :
Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu: a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems) Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum. b.
Analisis siswa (Learning Characteristics) Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) Tingkah Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto (2010: 83) mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. 2) Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto (2010: 83) analisis peserta didik sangat penting dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kedewasaan,
motivasi
terhadapat
mata
pelajaran,
46
pengalaman,
keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya. c.
Analisis Tugas (Task Analysis) Kemp mengatakan dalam Trianto (2010: 83) bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
d.
Merumuskan Indikator (Intructional Objectives) Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan darihasil
analisis
tujuan.
Tujuan
pembelajaran
dilakukan
untuk
mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik. e.
Uratan Isi (Content Sequencing)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Menurut Kemp (2011: 16-17) urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran. f.
Strategi Pembelajaran (Instructional Strategy) Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan.
g.
Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery) Menurut Kemp (2011: 16-17) menentuan gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut.
h.
Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument) Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasa indikator dan pengusaan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusu telah dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran.
i.
Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resourche) Pemilihan
media
dan
sumber
pembelajaran
dilakukan
berdasarkan hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja perorangan. j.
Pelayanan Pendukung (Support Services) Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan subtansi pengembangan perangkat, tetapi sangat menentukan keberhasilan
dalam
pengembangan
perangkat.
Dalam
proses
pengembangan perangkat diperlukan kebijakan sekolah, guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perlusatakan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan. k.
Evaluasi formatif (Formative) Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat di hindari. l.
Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation) Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama tersebut dapat diketahui melalui hasil posttes maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan ui akhir untuk pelajaran tertentu.
m.
Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision) Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap tahap pengembangan. Kegiatan revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang dilakukan dalam kegiatan validasi perangkat dengan pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas. Validasi ini lebih bertujuan pada kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkan perangkat pembelajaran di sekolah. Pengembangan perangkat pembelajaran merupakan salah satu komponen yang mendukung untuk mencapainya suatu tujuan yang diinginkan dalam pendidikan. Dalam komponen yang mendukung pengembangan tersebut yakni silabus, RPP, penilaian dan LKS.
a) Silabus adalah disusun berdasarkan standar isi, yang didalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), indikator, Materi Pokok, Kegiatan Pemebelajaran, Alokasi Waktu, Sumber
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Belajar, dan Penilaian. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Prinsip dalam pengembangan silabus yakni bersifat, ilmiah, relavan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel, menyeluruh dan desentralistik. a. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. b. Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaraan dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektualn, social, emosional, dan spiritual peserta didik. c. Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi. d. Konsisten Ada hubungan yang konsisten ( ajeg, taat asas) antara komptensi dasar, indicator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian. e. Memadai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. f. Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. g. Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Sementara itu, materi ajar ditentukan berdasarkan dan atau memperhatikan kultur daerah masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar kehidupan peserta didik tidak tercabut dari lingkungannya. h. Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi ( kognitif, afektif, psikomotorik ). i. Desentralistik Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik. Maksudnya bahwa kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau bahkan sekolah masing-masing.
Sedangkan tahapan dalam pengembanagan silabus yaitu ; 1. Perencanaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. 2. Pelaksanaan Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubugan dengan penyusunan silabus, seperti Standar Isi
yang berhubungan dengan mata pelajaran
yang
bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 3. Perbaikan Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 4. Pemantapan Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. 5. Penilaian silabus Penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan secara berkaitan dengan menggunakan model-model penilaian kurikulum. Sedangkan dalam pengembangan silabus memiliki komponenkomponen yaitu, identitas silabus pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Daryanto, 2014: 6-10).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dasarnya merupakan suatu bentuk prosedur dan manajemen pemebelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi (standar kurikulum). Komponen yang harus dipahami guru dalam pengembangan RPP yaitu, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, indikator hasil belajar, penilaian dan prosedur
pemebelajaran.
Fungsi
pelaksanaan
RPP
yaitu
untuk
mengefektifkan proses pembelajaran agar sesuai dengan yang direncanakan dan sesuai kebutuhan peserta didik dan kondisi lingkungannya. Sedangkan ciiri-ciri dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yaitu memuat aktivitas proses belajar mengajar, langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis, dan langkah-langkah pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga apabila RPP digunakan mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran ganda (Daryanto, 2014: 87-90). c) Menurut Kurinasih (2014: 47-54) penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Ruang lingkup dalam penilaian mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam Istrumen penilaian harus memenuhi persyaratan subtansi atau materi, konstruksi dan bahasa. Dalam persyaratan itu harus memenuhi persyaratan teknis yang sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan dan penggunaan bahasa harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik (Kurinasih, 2014: 47-54).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan ( hasil belajar peserta didik). Fungsi penilaian adalah, a) menggambarkan sejauhmana peserta didik telah menguasai suatu kompetensi, b) mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu memahami dirinya (sebagai bimbingan), c) menemukan kesulitan belajar, menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya, d) pengendali bagi pendidik/guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik. Sedangkan jeni-jenis penilaian yaitu ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah dan ujian nasional. Selain fungsi dan jenis penilaian, kegunaan penilaian juga antara lain, a) memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya dalam proses pencapaian kompetensi, b) memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial, c) untuk umpan balik bagi pendidik/guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, d) memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efekvitas pendidikan, e) memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Dinas Pendidikan Daerah) dalam meningkatkan kualitas penilaian yang digunakan (Daryanto,2014:140-146). Sedangkan menurut Arifin (2009: 69) dalam Kunandar (2013: 82) menyimpulkan bahwa karakteristik instrumen penilaian itu yakni, a) Valid,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
artinya suatu instrumen dapat dikatakan valid jika benar-benar mengukur apa yang hendak diukur secara tepat, b) Reliabel, artinya apabila instrumen itu digunakan mempunyai hasil yang relatif stabil atau ajeg (konsisten), c) Relavan, artinya instrumen yang digunakan itu harus sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
yang telah ditetapkan, d)
Refresentatif, artinya materi instrumen harus benar-benar mewakili seluruh materi yang disampaikan, e) Praktis, artinya instrumen penilaian tersebut mudah digunakan baik secara administratif maupun teknis, f) Diskriminatif, artinya instrumen itu harus disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan yang sekecil apa pun, g) Spesifik, artinya suatu instrumen disusun dan digunakan khsus untuk objek yang dievaluasi, dan h) Proporsional artinya suatu instrumen harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional antara soal sulit, sedang, dan mudah (Kunandar, 2013: 82). d) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, tugas dapat berupa teori dan praktik, melakukan analisis kurikulum, SK,KD, Indikator dan materi pemebelaran, menyusun peta kebutuhan LKS, menentukan judul LKS,menulis LKS, menentukan alat penilaian. Sedangkan langkah-langkah dalam LKS secara umumnya adalah, a) judul, mata pelajaran, semester, tempat, b) petunjuk belajar, c) kompetensi yang akan dicapai, d) indikator, e) informasi pendukung, f) tugas-tugas dan langkah-langkah kerja dan, g) penilaian (Daryanto, 2014: 175).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
C. Penelitian yang Relevan Mengenai pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacuh pada kurikulum 2013 masih sangat baru dan masih sedikit pihak pendidik untuk mengetahuinya. Untuk itu dalam penelitian yang relavan pun masih juga sedikit sumber yang didapatkan. Berikut penelitian yang relavan sesuai dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Pertama, penelitian pengembangan yang dilakukan Andrea Galuh Pusporini (2012) dengan judul “ Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang mengakomodasi kontribusi siswa pada penjumlahan pecahan dengan pendekatan PMRI kelas 1VA SD Negeri Adisucipto 1 “. Penelitian ini menghasilkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari enam tahap, yaitu: (1) Potensi dan masalah dicari dengan melakukan analisis kebutuhan. (2) Pengumpul dan data hasil analisis kebutuhan dan literatur yang mendukung. (3) Desain produk yang dikembangkan berupa: Silabus, RPP, LKS, Bahan ajar, dan soal evaluasi. (4) Validasi perangkat pembelajaran bersama 3 dosen dan 1 guru menghasilkan skor 3,54 (sangat baik). (5) Revisi produk berdasarkan validasi yang telah dilakukan. (6) Melaksanakan implementasi produk pada sampel terbatas di kelas 1VA. Pada tahap ini peneliti juga menyebarkan angket respon dengan hasil skor 3,52 (sangat baik). Kedua, penelitian pengembangan yang berjudul Intan Reni Wulandari (2013) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Mendengarkan Pada Mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”. Penelitian ini menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar dengan mengacu pada prosedur pengembangan bahan ajar memodifikasi langkah-langkah model Kemp yang telah direvisi dan penelitian pengembangan Borg and Gall. Berdasarkan hasil keseluruhan validasi oleh pakar diperoleh rerata skor 4,26 untuk kualitas bahan ajar, dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Penelitian ini dilaksanakan di SDN II Prambanan Klaten. Ketiga, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Meneladani Sikap Pahlawan Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” yang dilakukan oleh Vitus Winda Ari Wismantaka (2014). Penelitian ini menghasilkan desain produk bahan ajar yang terintegrasi yang mengacu kurikulum 2013 dengan subtema meneledani sikap pahlawan bangsaku untuk siswa kelas IV SD. Prosedur pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu memodifikasi langkah-langkah model Kemp yang telah direvisi dan pengembangan Borg dan Gall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dievaluasi
dari
unsur
1)
tujuan
dan
pendekatan,
2)
desain
dan
pengorganisasian, 3) isi, 4) keterampilan berbahasa, 5) topik, dan 6) metodologi. Bahan ajar tersebut dibutuhkan berdasarkan (1) wawancara (2) kuesioner (3) pakar kurikulum 2013, (4) dua guru kelas IV SD, dan (5) validasi lapangan oleh sepuluh siswa kelas IV SD Negeri Cebongan Sleman. Penelitian tersebut menghasilkan rerata skor 4,43 dan termasuk “sangat baik” setelah melakukan tahap uji coba di SD Pangudi Luhur Sedayu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Berdasarkan tiga paparan diatas yang pernah dilakukan oleh peneliti bahwa penelitian hanya berfokus untuk mengembangkan nilai karakter sesuai dengan tuntutan pengembangan kurikulum 2013. Selain itu juga khususnya untuk kebutuhan guru dalam mengembangkan bahan ajar untuk inovasi pada siswa dalam implementasi pembelajaran. Bahan ajar yang sesuai kurikulum 2013 tersebut juga dapat mengakomondasi siswa sesuai pada pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan tematik integratif, terdapat pendidikan karakter
dan model pengembangan perangkat
pembelajaran. Sedangkan penilaian yang akan digunakan yaitu penilaian otentik yang berfungsi untuk menilai aktifitas belajar siswa yang alami dan sesungguh-sungguhnya sesuai dengan kenyataan proses belajar siswa . Melalui kesimpulan diatas, maka peneliti menggunakan metode yang sama yaitu Research and Development (R&D) dengan mengembangkan model perangkat pembelajaran mengacuh kurikulum 2013 pada siswa kelas I Sekolah
Dasar.
Perangkat
pemebelajaran
yang
dikembangkan
juga
menggunakan pendekatan saintifik, pendekatan tematik integratif, pendidikan karakter dan penilaian otentik. Penilaian otentik itu yang mencakup 3 aspek yaitu ranah kognitif, afktif dan psikomotorik. D. Kerangka Pikir Berdasarkan uraian diatas kerangka pikir dalam penelitian tentang pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I SD. Pengembangan yang mengacu pada kurikulum 2013 sangat penting diterapkan dengan menimbulkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sehari-sehari. Seiring sekarang,
sehingga
59
dengan pandangan globalisasi pada jaman modern bagi
pemerintah
menjadi
sebuah
alasan
untuk
merasionalkan kurikulum pembelajaran tersebut. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013 ini karakter yang diterapkan menjadi salah satu ciri untuk mengembangkan aspek yakni pengetahuan, keterampilan, sosial dan spiritualnya pada peserta didik. Karena dengan tujuan untuk para pendidik dapat mengetahui kemampuan dan kelemahan yang dimiliki oleh peserta didiknya. Dengan menggunakan penilaian autentik maka akan mempermudah para pendidik dalam menilai peserta didiknya. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh penelti bahwa mengenai perangkat pembelajaran masih banyak guru mengalami kesulitan dan membutuhkan perangkat pembelajaran yang lebih efektif dan mudah untuk dijalanka. Sehingga dimulai
dari input, proses, sampai output dari
kegiatan pembelajaran secara komprehensif. Berdasarkan alasan tersebut peneliti berusaha untuk mencoba mengembangkan perangkat pembelajaran pada Tema 4, dengan judul Subtema Tubuhku untuk kelas 1 SD yang mengacu pada kurikulum SD 2013. Dalam pengembangan perangkat pembelajarannya juga menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik dan menerapkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran, serta menggunakan penilaian otentik untuk mengukur hasil pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini terdiri dari RPP, LKS, silabus, yang mengacu (kurikulum 2013) pada proses pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
tematik integratif, pendekatan saintifik, dan mengintegrasikan pendidikan karakter, serta menggunakan penilaian otentik untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek, sikap spiritual,sosial , pengetahuan, dan keterampilan. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang ingin dikembangkan oleh peneliti pun belum sempurna dan masih perlu perbaikan. Berdasarkan dari kerangka pikir diatas dapat dirincikan melalui bagan Kurikulum SD 2013
dibawah ini.
Prangkat pembelajaran yang dikembangkan yakni RPP, silabus, LKS, Penilaian otentik serta lampiranlampirannya. Semua disusun secara sistematis dan terstruktur sesuai kurikulum SD 2013.
1. Rasional dan elemen perubahan. 2. Pendidikan karakter. 3. Pendekatan yang digunakan yaitu tematik integratif dan saintifik. 4. Menggunakan penilaian otentik (terkait KI 1-KI 4)
Analisis Kebutuhan Guru masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang lebih efektif dan mudah digunakan.
Gambar 2. Kerangka Pikir
E. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1.
Bagaimana
langkah-langkah
penelitian
pengembangan
perangkat
pembelajaran Subtema Tubuhku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
61
Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran Subtema Tubuhku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar menurut pakar Kurikulum SD 2013?
3.
Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran Subtema Tubuhku mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar menurut guru kelas I?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelititan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan yakni penelitian Research and Development (R&D). Research and Development
(R&D)
adalah
metode
penelitian
yang digunakan
untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014: 407). Produk yang dikembangkan dalam penpelitian ini berupa pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. B. Prosedur Pengembangan Pengembangan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti berdasarkan prosedur penelitian pengembangan antara Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall yakni ada 10 langkah. Adapun prosedur penelitian pengembangan Borg dan Gall sebagai berikut :
Gambar 3. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Langkah-langkah dalam prosedur penelitian pengembangan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Potensi Masalah Penelitian diawali dengan adanya potensi atau masalah. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus menunjukkan data faktual yang sesuai dari pengalaman (empirik). Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri tetapi bisa dari berdasarkan laporan penelitian orang lain. b. Pengumpulan Data Setelah mendapatkan potensi atau masalah, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk. Perencanaan produk tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah yang didapatkan. c. Desain Produk Pada langkah ini desain produk yang dihasilkan harus lengkap dan spesifikasi. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. d. Validasi Desain Langkah ini bertujuan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat dan
mengetahui kelemahan serta kelebihan pada produk yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
dihasilkan. Validasi produk dapat dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai desain tersebut. e. Revisi Desain Setelah melakukan desain produk, langkah selanjutnya yaitu memperbaiki desain produk dari kelemahan yang telah diketahui. f. Ujicoba Produk Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui keefektifan dan keefisienan produk dalam mengatasi masalah. Pada langkah ini, uji coba dilakukan secara terbatas. g. Revisi Produk Setelah melakukan ujicoba produk secara terbatas maka dapat diketahui kinerja produk yang dibuat. Langkah selanjutnya yaitu merevisi desain produk mengenai kelemahan yang didapatkan. Setelah desain produk direvisi maka perlu dilakukannya uji coba produk sesungguhnya. h. Ujicoba Pemakaian Pada langkah ini dilakukan uji coba produk secara nyata dalam pemakaian produk yang dibuat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
i. Revisi Produk Revisi produk ini dilakukan, apabila masih terdapat kelemahan pada pemakaian kondisi nyata. j. Produksi Masal Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang dihasilkan sudah dapat dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi secara masal. Penelitian pengembangan yang dikemukakan Kemp dan Borg and Gall ini memiliki 10 langkah yang di adopsi oleh Sugiyono, ( 2014 : 408426. Namun dalam penelitian ini, peneliti membatasinya pada lima langkah dikarenakan terbatasnya waktu yang dibutuhkan. Langkahlangkah pengembangan tersebut yaitu,
(1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) perbaikan/revisi desain, dan selanjutnya sampai menghasilkan desain produk final yang berupa perangkat pembelajaran yang sesuai Kurikulum 2013 untuk kelas I SD subtema Tubuhku. Langkah-langkah pengembangan tersebut akan dijelaskan oleh peneliti dengan menggunakan bagan pada bawah ini.
gambar di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Produk
Gambar 4. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
1. Potensi dan Masalah Penelitian ini berangkat dari adanya potensi atau masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan ibu SR pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2014 pukul 10.00 WIB di SD Negeri Kalasan 1 yang ditunjuk oleh dinas pendidikan sebagai SD percobaan kurikulum 2013.Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan menyangkut pemahaman pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga pengembangan perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar.
2. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa pengembangangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar. Pengumpulan data untuk pembuatan bahan ajar dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai referensi.
3. Desain Produk Desain produk dimulai dengan menentukan desain pengembangan perangkat pembelajaran. Desain awal dilakukan dengan menentukan tema, setelah memilih tema kemudian memilih kompetensi inti dan kompetensi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
dasar yang sesuai dengan tema. Peneliti kemudian memilih subtema yang akan dibuat berdasarkan pemetaan KI dan KD. Berdasarkan KI dan KD tersebut kemudian dilakukan pembuatan silabus berdasarkan KD. Silabus dibuat berdasarkan indikator dan tujuan sesuai subtema kemudian silabus diturunkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan RPP maka dapat dibuat krangka urutan isi untuk membuat strategi pembelajaran yang akan digunakan, lalu dilanjutkan dengan membuat kegiatan belajar harian sesuai dengan RPP. Peneliti kemudian menentukan sumber belajar yang akan digunakan dan terakhir terbentuk desain produk yang berupa prototipe. Peneliti menentukan evaluasi yang berupa instrument penilaian untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang diharapakan dalam perangkat pembelajaran.
4. Validasi Desain Peneliti menggunakan validasi pakar (expert judgment) sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan perangkat pembelajaran. Produk yang akan dikembangkan akan divalidasi oleh dua orang validator ahli dan dua orang guru Kelas I SD. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan terhadap perangkat pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
5. Perbaikan/Revisi Desain Setelah mendapatkan kritik dan saran, maka tahap selanjutnya adalah melakukan revisi produk yang dibuat berdasarkan hasil validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang sudah divalidasi oleh pakar. Hasil revisi dari produk ini akan menjadi desain produk final perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas I Sekolah Dasar.
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Bulan
Menentukantema Menentukan KI-KD
4
√
√
√ √
dansubtema Merumuskanindikatordantujua 5
√
n 6
Menyusunsilabusdan RPP Menyusunurutanisi,
7 strategipembelajaran,
√
√
Januari
3
Desember
√
Novemberr
Pengumpulan Data
Oktober
2
September
√
Juni
PotensidanMasalah
Mei
April
1
Agustus
Kegiatan Juli
No
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
kegiatanbelajar, sumberbelajar, danevaluasi. 8
Validasiahli
√
9
Analisis data validasiahli
√
10
RevisiDesain
√
11
UjianSkripsi
12
Revisiakhir
√
13
Pembuatanartikelilmiah
√
√
D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penelitian ini, maka peneliti membutuhkan 4 validator ahli kurikulum 2013 yang kompeten yang terdiri dari 2 dosen, dan 2 guru kelas I Sekolah Dasar. E. Instrumen Penelitian Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Lembar kuesioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan indikator bahan ajar yang baik untuk melakukan validasi bahan ajar yang dibuat oleh peneliti. Lembar kuesioner tersebut diisi oleh dua orang validator pakar Kurikulum SD 2013 dan dua orang guru kelas I Sekolah Dasar. Hasil validasi kuesioner dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi atas perangkat pembelajaran yang dibuat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk melakukan survei kebutuhan. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I SD N Kalasan 1 pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2014 pukul 10.00 WIB. Hasil analisis yang telah terstruktur digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru mengenai perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013. G. Teknik Analisis Data Data penelitian ini dianalisis oleh peneliti secara deskriptif (kualitatif). Data yang diperoleh berupa komentar dari guru kelas I SDN Kalasan 1 dan selanjutnya akan dianalisis oleh peneliti untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang akan dihasilkan. Data kuantitatif berupa skor dari komentar pakar materi pembelajaran sekolah dasar, guru kelas I SDN Kalasan 1. Data kuantitatif akan dianalisis dengan statistik deskripitif
kemudian
dikonversikan ke data kualitatif dengan skala lima. Konversi yang dilakukan terhadap data kualitatif menggunakan acuan konversi pada pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP), seperti tabel berikut ini ( Sukardjo, 2008: 101) : Tabel 3. Konversi Nilai Skala Lima Interval Skor
X > ̅i + 1,80 Sbi ̅i + 0,60 SBi< X ≤ ̅i + 1, 80Sbi ̅i – 0,60 SBi < X ≤ ̅i + 0,60Sbi ̅i – 1,80 SBi < X ≤ ̅i – 0,60Sbi
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
X ≤ ̅i – 1,80Sbi
72
Sangat Kurang
Keterangan: Rerata ideal ( ̅i)
:
(skor maksimal ideal + skor minimal
ideal) Simpangan baku ideal (SBi)
:
(skor maksimal ideal - skor minimal
ideal) X
: Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif
dilakukan
untuk
memperoleh
data
kualitatif
dengan
menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut. Diketahui: Skor maksimal ideal
:5
Skor minimal ideal
:1
Rerata ideal (̅i)
:
Simpangan baku ideal (SBi) :
(5+1) = 3 (5-1) = 0,67
Ditanyakan: Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Jawaban: Kategori sangat baik
= X > ̅i + 1,80 SBi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
= X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21 Kategori baik
= ̅i + 0,60SBi < X ≤ ̅i + 1,80SBi = 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21) = 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori cukup baik
= ̅i - 0,60SBi < X≤ ̅i + 0,60SBi = 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 – (0,40) < X≤ 3 + (0,40) = 2,60 < X≤ 3,40
Kategori kurang baik
= ̅i - 1,80SBi < X≤ ̅i - 0,60SBi = 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40) = 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik =
≤ ̅i – 1,80SBi
= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79 Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Tabel 4. Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor 4,21-5 3,41- 4,21 2,61 - 3,40 1,80- 2,60 1- 1,79
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan Langkah awal yang dilakukan peniliti dalam penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dijabarkan pada bab III. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan kepada guru kelas I SD Negeri Kalasan 1, Sleman yaitu Ibu SR pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2014 pukul 10.00 WIB. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di lapangan sesuai dengan fakta yang terjadi. Permasalahan tersebut berkaitan dengan pemahaman mengenai Kurikulum SD 2013 dan berkaitan dengan ketersediaannya perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun sesuai dengan upaya pencapaian tujuan seperti ketentuan dalam Kurikulum 2013. 1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas I SD Negeri Kalasan 1, Sleman pada tanggal 17 Mei
2014. Wawancara tersebut
berpedoman pada 13 butir pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran
75
sesuai dengan Kurikulum 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Berikut data hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 , Sleman akan dijelaskan setiap butir. Butir pertanyaan pertama yaitu mengenai pemahaman guru mengenai Kurikulum SD 2013. Guru tersebut hanya memberikan jawaban bahwa mereka memahami kurikulum 2013 sejauh yang diterima dan diberikan dari pemerintah. Namun sebagian besar guru yang memahami kurikulum 2013 ini hanya mereka yang sudah mengikuti sosialisasi mengenai kurikulum 2013. Guru memahami tentang kurikulum SD 2013 disampaikan secara utuh (holistic) yaitu dengan menggunakan pendekatan saintifik, tematik integrative, dan instrumen otentik. Butir pertanyaan kedua yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan
perumusan
indikator
dan
tujuan
pembelajaran
yang
mempertimbangkan keutuhan pribadi. Guru memberikan jawaban bahwa 4 aspek yakni aspek spiritual, sosial, kognitif dan keterampilan harus saling berkaitan melalui penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran. Butir pertanyaan ketiga yaitu mengenai sejauh mana pemahaman guru terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Guru memberikan jawaban bahwa muatan pembelajaran dicantumkan dalam satu pembelajaran dan saling berkaiatan tidak ada yang terpisah. Dalam perpindahan antar muatan pelajaran tidak terlihat dan sangat halus. Guru juga memberikan contoh anak-anak sebagian besar memiliki rasa takut dalam belajar matematika tetapi dengan menggunakan pendekatan tematik integratif anak-anakpun tidak menyadarinya adanya muatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran
matematika
karena
sejak
awal
guru
77
sudah
mempersiapkannya dengan baik. Butir pertanyaan keempat yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru tersebut memberikan jawaban bahwa mengenai penerapan pendekatan saintifik sangat setuju. Karena dalam pendekatan saintifik memaparkan bahwa setiap kegiatan pembelajarannya memuat 5 langkah yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomonikasikan. Jadi meskipun begitu setiap menggunakan langkah-langkah tersebut tidak mesti secara berurutan. Butir pertanyaan kelima yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru terkait dengan penilaian otentik. Guru memberikan jawaban bahwa penilaian secara menyeluruh yang harus mencakup semua spek mengenai spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Guru tersebut mengatakan bahwa mengenai penilaian otentik pada kurikulum 2013 masih sangat sulit terutama pada aspek mengenai spiritual dan sosial. Guru tersebut menjelaskan dalam penilaian otentik terdapat 2 penialaian yakni penialaian proses dan hasil diantara itu semua harus berkaiatan karena tiap KD dalam kurikulum 2013 tidak hanya dihabiskan dalam sekali pertemuan. Butir pertanyaan keenam yaitu mengenai keperluan guru tentang contoh-contoh rubrik penilaian non tes. Mengenai tentang rubrik penilaian guru sangat memerlukannya apa lagi contoh-contoh penilaian yang lebih efektif. Guru menjelaskan bahwa mereka sangat memahami penilaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
otentik tetapi dalam pelaksanaannya terkadang mereka juga menemukan kesulitan dikarenakan keterbatasan SDM dan mereka masih belum mahir dalam melakukan penilaian dengan penilaian otentik. Guru tersebut menjelaskan mereka sangat membutuhkan penilaian yang lebih efektif. Butir pertanyaan ketujuh yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Guru tersebut menjelaskan bahwa mengenai pendidikan karakter terkait dengan sikap dan moral siswa. Karakter siswa itu harus diimbangi dengan karakter yang baik sesuai pengetahuan yang dia dapat, sehingga dengan begitu siswa mampu menggunakan pengetahuannya. Butir pertanyaan kedelapan yaitu terkait pemahaman guru dengan jenis-jenis
karakter
yang
akan
dikembangkan
oleh
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Guru tersebut menjelaskan bahwa guru tidak terlalu berpatok pada pedoman permendikbud. Karena dalam karakter terdiri dari 18 karakter pilar bangsa namun guru kurang mengetahui mengenai hal tersebut. Guru menganggap bahwa karakter yang baik itu sesuatu yang baik tidak ada yang mengekang dan pantas diajarkan untuk siswa. Butir pertanyaan kesembilan yaitu terkait dengan kesulitankesulitan
yang dialami
guru dalam
mengembangakan perangkat
pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Guru menjelaskan bahwa mereka sangat kesulitan mengenai perangkat pembelajaran dan mereka belum menemukan penilaian yang lebih efektif untuk digunakan. Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
juga menjelaskan bahwa kesulitannya karena jumlah murid yang banyak dan SDM guru. Butir pertanyaan kesepuluh yaitu mengenai contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah tersebut. Guru menjelaskan bahwa perangkat pembelajaran yang tersedia disekolah namun hanya semampu mereka. Terkadang mereka juga melihat contoh-contoh melalui internet. Jadi salah satu yang banyak tersedia yakni mengenai penilaian rubrik produk dan masih minimnya penilaian rubrik sikap. Butir pertanyaan kesebelas yaitu mengenai apakah masih memerlukan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013. Guru tersebut menjelaskan mereka masih sangat membutuhkan contoh-contoh perangkat pembelajaran sesuai ketentuan kurikulum SD 2013. Guru mengharapkan pihak pemerintah selalu memberikan contoh yang baik pada saat mensosialisasi sehingga guru tidak merasa bingung dan kesulitan. Butir pertanyaan keduabelas yaitu mengenai karakteristik atau ciriciri RPPTH yang mengacu Kurikulum SD 2013 yang dibutuhkan. Guru tersebut menjawab mereka membuat RPPTH itu setiap hari. Mereka tidak menjabarkan mengenai karakteristik RPPTH yang dibutuhkan, akan tetapi mereka menjabarkan karakteristik RPPTH tersebut yang masih belum diketahui fakta kebenarannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Butir pertanyaan ketigabelas yaitu mengenai saran yang dapat guru berikan terkait dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013. Guru memberi saran kepada pemerintah agar diberikan contoh yang lebih lengkap pada perangkat pembelajaran terutama mengenai penilaian otentik dan pengisian raport. Guru memohon agar diberikan walaupun sedikit tetapi lengkap serta dengan medianya yang pasti dapat mendukung pada setiap pembelajaran. Dan guru tersebut berharap kalau pun ada orang yang bisa membimbing secara langsung mengenai kerikulum 2013 tersebut
“ mereka sangat berterima kasih”
tuturnya. 2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijabarkan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pemahaman guru terhadap Kurikulum SD
2013
masih
sangat
dibutuhkan
oleh
mereka.
Guru
hanya
mengembangkan perangkat pembelajaran sejauh yang diterima dari pemerintah. Guru melaksanakannya sesuai indikator dan tujuan dari buku dan sesuai kemampuan yang mereka peroleh. Pemahaman guru mengenai pendekatan tematik integratif dan saintifik juga belum begitu mendalam terlebih lagi mengenai penilaian otentik. Pemahaman guru yang lebih menyulitkan yakni mengenai penilaian spiritual dan penilaian sosial. Mengenai implementasi pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013 guru telah mampu melaksanakannya. Hal ini guru masih kesulitan mereka berharap agar ada contoh perangkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
pembelajaran yang lebih lengkap dan efektif sehingga mudah untuk digunakan. 3. Deskripsi Produk awal Kegiatan
awal yang dilakukan dalam penelitian pengembangan
perangkat pembelajaran ini yaitu menentukan tema dan subtema untuk setiap kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat orang yang akan dibagi menjadi empat subtema. Kemudian
menentukan kompetensi inti dan
kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum SD 2013. Peneliti menentukan indikator dan memetakan indikator secara keseluruhan dalam satu semester. Kemudian peneliti membuat jaring-jaring subtema pada kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. Langkah selanjutnya yaitu merancang silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) berdasarkan indikator dan tujuan pada setiap muatan pelajaran. Kemudian peneliti membuat lembar kerja siswa untuk siswa kelas I yang menerapkan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik pada pembelajaran. Lembar Kerja Siswa juga berisikan materi pokok, soal-soal dan kegiatan yang dilakukan siswa dan dalam LKS terdapat langkah pembelajaran selama 6 pembelajaran sesuai panduan penilaian kegiatan yakni penilaian otentik. Langkah terakhir yang dilakukan peneliti yaitu memberikan evaluasi dan refleksi pada setiap akhir pembelajaran dalam lembar kerja siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
a) Silabus Silabus merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti sebelum menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Silabus disusun secara sistematis dan berisikan rencana pembelajaran pada komponen-komponen tertentu. Komponenkomponen tersebut antara lain 1) muatan pelajaran terkait, 2) kompetensi dasar, 3) materi pembelajaran, 4) kegiatan pembelajaran, 5) penilaian, 6) alokasi waktu, dan 7) sumber belajar. Silabus merupakan garis besar dalam pembelajaran sebagai pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran yang akan dikembangkan dalam RPPTH. Dalam pengembangannya pendekatan yang digunakan yakni pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar menyesuaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai. RPP disusun secara sistematis sesuai dengan pendekatan yang digunakan oleh peneliti. RPP terdiri dari berbagai komponen, yaitu: (1) identitas sekolah, (2) Kompetensi inti Kurikulum SD 2013, (3) Kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) media,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
alat dan
sumber
pembelajaran,
(9)
Langkah-langkah
83
kegiatan
pembelajaran, (10) penilaian, (11) lampiran-lampiran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dirancang untuk 6 pembelajaran. Setiap pembelajaran memiliki alokasi waktu (6x35menit) setiap harinya terkecuali untuk pembelajaran lima dan enam (4x35 menit). Kegiatan pembelajaran setiap harinya dibuat dalam 2 penggalan, setiap penggalan terdapat kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Dan didalam RPPTH tersebut juga dilampirkan penilaian otentik yang sesuai dengan perencanaan kegiatannya. Setiap penilaiannya yakni mengenai penilaian dari ranah kognitif, keterampilan, sikap, dan sosial. Semua itu harus saling berkaitan sehingga guru dapat mengetahui titik kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh siswa. Setiap pembelajaran dirancang secara rinci dan sistematis dengan tujuan untuk mengaktifkan siswa dan memudahkan guru untuk mengimplementasikannya. RPPTH tidak lepas yang namanya dari materi ajar, instrument penilaian, dan LKS. Materi yang berisi tentang ringkasan materi yang akan diajarkan. Instrumen penilaian (penilaian otentik) memuat pada muatan pelajaran setiap melakukan kegiatan pemebelajaran
yang terkait
berdasarkan KI-1 sampai KI-4. Setiap penilaian berisi indikator, teknik penilaian, instrumen penilaian soal/tugas, rubrik penilaian serta panduan skor yang sesuai dengan rubrik penilaian. Dalam rubric ini terdapat 4 ranah yang dinilai yakni penilaian, kognitif, keterampilan, sikap, dan sosial. Sedangkan LKS berisikan tujuan pembelajaran, materi pokok, soal-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
soal latihan yang dibuat semenarik mungkin agar siswa lebih aktif sesuai kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Refleksi, post test, dan evaluasi juga terdapat pada lembar kerja siswa pada akhir kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dirancang pada lembar kerja siswa sesuai dengan kegiatan yang telah dijabarkan pada RPPTH. Post test, yang terdapat pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi yang sudah dipelajari. Sedangkan refleksi siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dipahami dan didapatkan pada pembelajaran yag sudah diajarkan. Siswa dapat mengungkapkan perasaan dan sikap yang dilakukannya pada waktu mengikuti pembelajaran tersebut. Dalam LKS juga terdapat kerjasama dengan orang tua. Kerjasama dengan orangtua bertujuan mengajak orangtua untuk ikut berperan dalam belajar siswa, sehingga orangtua dapat ikut berperan penting dalam tugas siswa di rumah. Pada akhir pembelajaran keenam terdapat ulangan evaluasi formatif. Ulangan evaluasi formatif bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan dalam satu subtema. Guru dapat mengukur tingkat kesulitan dan pemahaman siswa sehingga mereka dapat mengulang kembali atau menegaskan materi yang masih belum dipahami siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
4. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk
Produk awal yang telah dibuat oleh peneliti divalidasi oleh dua orang pakar Kurikulum SD 2013 yaitu dua orang dosen PGSD. Validasi bertujuan untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran yang dibuat. Validator dapat memberikan saran dan kritik yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan revisi. Peneliti melakukan validasi produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini kepada dua orang pakar Kurikulum SD 2013. Pakar Kurikulum SD 2013 tersebut adalah R seorang dosen dan GK seorang dosen juga, produk divalidasi sebanyak dua kali yakni pertama 13 januari 2015 dan pada tanggal 19 Januari 2015. Terdapat beberapa aspek dalam instrumen penilaian yang digunakan. Aspek yang dinilai yaitu 1) identitas RPP, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian dan 10) lembar kerja siswa dan 11) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berdasarkan hasil validasi pada kedua komponen tersebut memperoleh skor rata-rata 3,95 dan 3,93 dengan kategori “baik”. Perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Kedua pakar Kurikulum SD 2013 tersebut memberikan saran perbaikan untuk perangkat pembelajaran pada beberapa aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) skenario pembelajaran, 7)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
penilaian, 8) lembar kerja siswa dan 10) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam RPPTH. Saran yang diberikan yaitu 1) kemampuan bepikir tingkat tinggi pada indikator harus lebih Nampak, 2) unsur Degree perlu dilengkapi, 3) perhatikan penulisan sumber menurut EYD, 4) media perlu diperbanyak, 5) Langkahlangkah saintfik perlu diperbaiki, 6) kegiatan perlu dibuat rinci, 7) kesesuaian penilaian dengan indikator , 8) pedoman penskoran perlu diperbaiki, 9) penggunaan bahasa perlu diperbaiki. Kedua pakar Kurikulum SD 2013 memberikan saran pada perangkat pembelajaran tersebut hampir sama. Jadi perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh kedua pakar tersebut direvisi sesuai dengan saran yang diberikan. Saran dan revisi tersebut dijabarkan pada tabel berikut: Tabel 5. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi No.
1.
4.
Aspek yang dinilai
Saran A. Identitas RPPTH Kelengkapan unsur Mengecek waktu identitas RPPTH yang digunakan (Satuan pendidikan, kelas, semester, tema, subtema, muatan pelajaran terkait, pembelajaran ke, alokasi waktu. B. Perumusan Indikator Rumusan indikator Menampakkan menunjukkan kemampuan berpikir kemampuan berpikir tingkat tinggi tinggi
Revisi Memberikan waktu yang lebih jelas
Mengganti beberapa indikator sehingga dapat menunjukkan kemampuan berpikir tingginya A. Perumusan Tujuan Pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
1.
4.
1.
3.
2.
3.
5.
Kelengkapan komponen ABCD ( Audience, Behavior, Condition, Degree ) dalam rumusan tujuan pembelajaran B. Kesesuaian materi ajar dengan indikator/ tujuan pembelajaran.
87
Degree untuk sikap Melengkapi degree perlu dilengkapi pada tujuan pembelajaraan aspek sikap
Pemilihan Materi Ajar Materi harus ada yang Mengganti kembali berbeda jangan ada materi yang yang dabel sebelumnya sudah ada dengan materi yang berbeda. C. Pemilihan Sumber Belajar Sumber belajar yang Perhatikan penulisan Memperbaiki dikutip ditulis dengan sumber menurut EYD penulisan sumber tata tulis baku dengan mengikuti pedoman EYD F. Pemilihan Media Belajar Kesesuaian media Media perlu Menyesuaikan dan belajar dengan diperbanyak menambahkan media indikator/tujuan yang belum ada pembelajaran Kesesuaian media Media sangat terbatas Menambahkan belajar dengan media yang masih karakteristik peserta kurang didik H. Skenario Pembelajaran Menampilkan Perlu perbaikan pada Menambahkan 5 kegiatan inti sesuai pendekatan saintifik. unsur pendekatan dengan pendekatan saintifik. scientific (mengamati, menanya, menalar, mencoba/ mempraktikkan, mengkomunikasikan. Menampilkan Jangan terbalik Memperbaiki kegiatan penutup kegiatan penutup dengan jelas yang terbalik (menyimpulkan, posttest, refleksi, tindak lanjut) Keterpaduan antar Kegiatan perlu dibuat Memperbaiki muatan pelajaran lebih rinci kegiatan tertata dengan baik pembelajaran yang sehingga perpindahan masih belum rinci antar muatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pelajaran landai 2.
5.
1.
3.
7.
9.
1.
88
berjalan
Kesesuaian teknik, bentuk,dan instrumen penilaian dengan indikator yang akan dicapai Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian.
I. Penilaian Beberapa penilaian Memperbaiki kurang sesuai dengan penilaian dan indikator menyesuaikannya dengan indikator
Ada beberapa RPPTH yang pedoman penskorannya tidak relevan dan sebaiknya pedoman penskoran mengguankan rumus baku yaitu skor perolehan dibagi skor maksimal dikali 100. J. Lembar Kerja Siswa Kelengkapan unsurMenambahkan tujuan unsur LKS (tujuan, dan petunjuk yang petunjuk, kegiatan belum ada belajar, dan refleksi) Rumusan kegiatan Memperjelas petunjuk pembelajaran dalam kegiatannya LKS singkat, sederhana, dan mudah dipahami siswa Bahasa yang Memperjelas digunakan pada LKS beberapa kalimat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa Tampilan LKS indah Perlu diberi hiasan dan menarik yang menarik K. Bahasa RPP menggunakan Ada beberapa kata Bahasa Indonesia yang ejaannya kurang yang baik dan benar. tepat dalam huruf kapital dan penggalan.
Menggunakan pedoman penskoran yang baku.
Memperbaiki kembali LKS
Memperbaiki petunjuk kegiatannya
Memperbaiki kalimat dengan bahasa yang benar Menambah gambar /hiasan pada LKS Membenarkan ejaannya kurang tepat dalam huruf kapital dan penggalan kata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
5. Data Validasi Guru SD Kelas I yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Revisi Produk Validator mengenai produk penelitian ini adalah AA merupakan guru kelas 1 SD Timbulharjo, Sleman dan UK merupakan guru kelas 1 SD Negeri Kalasan 1, Sleman. Validasi dilakukan pada tanggal 20 Desember 2014 dan 5 Desember 2014.Berdasarkan hasil validasi dengan guru tersebut ibu A.A. memberikan skor rata-rata 3,88 dengan kategori “baik” dan perangkat pembelajaran dapat dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan tanpa revisi. Sedangkan skor rata-rata yang diberikan oleh ibu UK yaitu 3,97 dengan kategori “baik” dan dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Pada validasi dari ibu AA tidak ada saran dan masukan namun perangkat pembelajaran dapat dinyatakan layak digunakan/ uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Untuk validasi dengan ibu UK ada saran dan masukan untuk perbaikan karena perangkat pembelajaran sudah dapat dinyatakan layak digunakan/ uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Aspek yang dinilai dalam perangkat pembelajaran mengacuh kurikulum SD 2013 adalah a) perumusan indikator ,b) perumusan tujuan pembelajaran, c) pemilihan sumber belajar, d) skenario pembelajaran, e) lembar kerja siswa (LKS). Pada aspek rumusan indikator guru memberikan masukan mengenai kata kerja untuk K1 sudah operasional misalnya, bersyukur,percaya diri. Untuk sumber belajar harus ditulis di RPP. Sedangkan skenario pembelajaran harus lebih saling berkaitan setiap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
penggalannya. Dan LKS diusahakan diprint warna. Menurut ibu UK perangkat pembelajaran sudah baik namun ada beberapa yang perlu diperbaiki atau dibenahi . Saran perbaikan tersebut dijabarkan sebagai berikut : Tabel 6. Saran Guru SD Kelas 1 Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi No.
Aspek
Saran
Revisi
B. PERUMUSAN INDIKATOR
1.
1.
Kesesuaian Kata kerja KI 1 Menambahkan kata penggunaan kata apakah sudah kerja misalnya kerja operasional oprasional atau belum bersyukur, percaya diri dengan yang belum ada dalam kompetensi yang pembelajaran diukur C. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN Menggunakan kata kerja yang dapat diamati diukur dan diukur
Kata kerja KI 1
Menambahkan kata kerja yang dapat diukur seperti: “siswa mampu bersyukur”.
E. PEMILIHAN SUMBER BELAJAR 1.
2.
3.
Kesesuaian sumber belajar dengan KI dan KD Kesesuaian sumber belajar dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific Kesuaian sumber
Sumber belajar harus Mencantumkan sumber tertulis di RPP tidak yang lebih lengkap hanya buku Perlu dikembangkan Menyesuaikan sumber ditambah dengan belajar dengan materi lingkungan
Perlu
disesuaikan Menyesuaikan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
belajar dengan karakteristik peserta didik
dalam RPP
91
KBM
H. SKENARIO PEMBELAJARAN 5.
9.
Keterpaduan Perlu ditambahkan Menambahkan pengait antar muatan pengait antar antar penggalan pembelajaran penggalan tertata dengan baik sehingga perpindahan antar muatan pelajaran berjalan landau I. PENILAIAN Tampilan LKS Usahakan diprint indah dan warna menarik
6. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan Produk akhir diperoleh dari saran perbaikan yang diberikan oleh kedua validator Pakar Kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas I SD pelaksana Kurikulum SD 2013. Peneliti melakukan revisi pada produk awal yang dihasilkan. Revisi dilakukan sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan oleh para validator. Revisi bertujuan untuk menghasilkan produk akhir yang lebih baik dari pada produk awal. Produk akhir dikemas menjadi satu jilid Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian beserta penilaian dan lembar kerja siswa untuk kelas I SD. 1) Kajian Produk Akhir Produk akhir yang dihasilkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) yaitu telah direvisi sesuai dengan saran perbaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
yang diberikan oleh validator. Peneliti menambahkan dan memperbaiki RPPTH beserta penilaian sesuai dengan saran yang diberikan. Komponen yang terdapat pada RPPTH yaitu (1) identitas sekolah, (2) Kompetensi inti Kurikulum SD 2013, (3) Kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) media, alat dan sumber pembelajaran, (9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (10) penilaian, (11) lampiran-lampiran. Pertama, identitas RPPTH yang berisikan menengenai nama satuan instansi, kelas/semester,mata pelajaraan, tema/subtema, pembelajaran ke-, dan alokasi waktu. Kedua adalah kompetensi inti, kompetensi inti merupakan gambaran mengenai kompetensi yang harus dipelajari dalam aspek sikap sosial dan spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Ketiga, kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah kemampuan khusus yang mencakup aspek sikap sosial dan spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi dasar disusun dengan urutan kompetensi yang mencakup spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Keempat indikator, dikembangkan sesuai karakter siswa dan digunakan sebagai alat untuk penilaian. Indikator disusun dengan urutan kompetensi yang mencangkup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap sosial dan spiritual. Kelima, tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan menggunakan kata kerja yang operasional sehingga dapat diukur dan diamati. Tujuan pembelajaran mengandung ABCD yaitu Audience, Behavior,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Condition, dan Degree. Keenam adalah materi pembelajaran hanya dituliskan sebagai ringkasan materi pokok saja. Ketujuh metode pembelajaran dan pendekatan. Metode pembelajaran dituliskan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik yakni setiap kegiatan pembelajaran pada kegiatan intinya harus tercantum seperti mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomonikasikan. Kedelapan yaitu media, alat dan sumber belajar yang digunakan pada setiap pembelajaran berbeda-beda disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Sedangkan medianya harus disesuaikan dengan indikator/ tujuan pembelajaran, materi pembelajaradan pendekatan saintifk, dan sesuai dengan karakteristik peserta didik . Kesembilan, langkah-langkah pembelajaran yaitu urutan skenario pembelajaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan dalam skenarionya terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. Kesepuluh yaitu penilaian, penilaian berisi jenis/tekhnik penilaian, bentuk instrumen dan pedoman penskoran. Dalam penilaian terdiri dari penilaian kognitif, keterampilan, sosial dan ketermpilan. Kesebelas yaitu, lampiran-lampiran memuat penilaian setiap muatan pelajaran, LKS (Lembar kerja siswa ) dibuat dengan semenarik mungkin baik dalam kegaitan maupun tampilannya dengan tujuan untuk mengaktifkan siswa. Dan bukan hanya itu tetapi akan menentukan sesuai tujuan yang direncakan sebelumnya. Pada lembar kerja siswa juga terdapat refleksi. Refleksi berisikan beberapa pertanyaan untuk siswa yang bertujuan sebagai sarana siswa untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
menuangkan apa yang dirasakan dan yang telah dilakukannya pada kegiatan pembelajaran tersebut. Selain itu pada lembar kerja siswa juga terdapat evaluasi. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terkait meteri yang telah dipelajari. Pada setiap akhir pembelajaran juga terdapat kerjasama dengan orangtua yang berupa kegiatan yang dilakukan siswa dirumah dengan bantuan orangtua. Dalam pembelajaran ke enam terdapat ulangan evaluasi formatif pada akhir pembelajaran. Ulangan evaluasi formatif tersebut dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi dalam satu subtema. Daftar pustaka berisi mengenai buku-buku dan referensi lain yang digunakan dalam pembuatan lembar kerja siswa yang mengacu Kurikulum SD 2013. 2) Pembahasan Berdasarkan pembuatan perangkat pembelajaran dan hasil validasi oleh dua orang pakar Kurikulum SD 2013 serta dua orang guru SD Kelas I pelaksana Kurikulum SD 2013 diperoleh hasil bahwa perangkat pembelajaran tersebut masuk dalam kategori “Baik” dengan skor rerata yaitu 3,91. Hasil tersebut peneliti jabarkan pada tabel sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Tabel.7 Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 No.
Validasi
1. Pakar Kurikulum SD 2013 2. Pakar Kurikulum SD 2013 3. Guru SD Kelas I 4. Guru SD Kelas I Jumlah Rerata (Jumlah total: Responden) Kategori
Perangkat Pembelajaran Skor Kategori 3,95 Baik 3,93 Baik 3,88 Baik 3,97 Baik 15,73 3,93 Baik
Pada tabel tersebut terdapat kategori yaitu “baik”. Dapat dikatakan baik apabila mencakup interval dari 3,41 sampai kurang dari atau sama dengan 4,21. Pada validasi produk, pakar Kurikulum SD 2013 memberikan 3,95 dan 3,93 dengan kategori “Baik”. Sedangkan dari guru kelas 1SD memberikan skor 3,88 dan 3,97 dengan kategori “Baik” juga. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dalam RPPTH sudah lengkap, 2) perumusan indikator sudah sesuai dengan SKL, KI dan KD dan sudah mencerminkan kegiatan berpikir tingkat tinggi, contohnya: membuat karya seni dengan mencetak telapak tangan dari adonan warna yang berbeda. 3) perumusan tujuan pembelajaran sudah mengandung ABCD yaitu Audience, Behavior, Condition, dan Degree (Permendikbud,2013:40) contohnya:Melalui Tanya jawab siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
mampu menyebutkan minimal 3 fungsi panca indra. 4) pemilihan materi ajar sudah sesuai dengan kegiatan pembelajaran, 5) pemilihan sumber belajar sudah relevan, 6) pemilihan media belajar sudah menarik dan sesuai, 7) metode pembelajaran
sudah
menggunakan
pendekatan
tematik
integratif
yaitu
pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada peserta didik (Ahmadi, 2014: 225) dan pendekatan saintifik yaitu proses pembelajaran yang melibatkan siswa dalam konteks pengalaman yang konkret. hal tersebut dapat dilihat pada produk halaman 3 pemeblajaran 1 kegiatan pembelajarannya mengintegrasikan mata pelajaran, PKN, SBdP, PJOK dan Matematika. Pendekatan saintifik yaitu proses pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam memahami dan mengenal berbagai materi melalui langkah mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan juga mengembangkan ketiga aspek yakni pengetauan, sikap dan keterampilan. Langkah-langkah pada pemebelajaran saintifik dapat dilihat contohnya pada halaman 6 pemebelajaran 1. 8)skenario pembelajaran sudah mencerminkan kegiatan saintifik dalam pembelajaran contohnya siswa membuat, 9) penilaian pembelajaran sudah menggunakan penilaian otentik yaitu penilaian secara keseluruhan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai intrumen penilaian seperti tes tertulis, tes lisan, unjuk kerja, kinerja dan obeservasi (Majid, 2014: 35), 10) lembar kerja siswa dibuat semenarik mungkin dan sesuai dengan kegiatan pembelajaran, 11) bahasa yang digunakan sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
dikatakan memiliki kualitas yang sangat baik dan layak untuk digunakan sebagai perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Perangkat
pembelajaran
yang
mengacu
Kurikulum
SD
2013
dikembangkan dengan langkah penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara model pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp dan prosedur penelitian R&D model Borg dan Gall. Pengembangan tersebut meliputi lima langkah pengembangan yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desian produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, sampai dihasilkan desain produk akhir yang berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Tubuhku untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. b. Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh dua pakar Kurikulum SD 2013 dan dua guru kelas 1 SD. Pada
hasil validasi tersebut
memperoleh skor rerata 3,93 dari skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 tema Diriku subtema Tubuhku untuk siswa kelas 1 SD memiliki kualitas “baik” yang ditinjau dari aspek : 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber
belajar,
6)
pemilihan
98
media
belajar,
7)
metode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
pembelajaran,8)skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11)bahasa.
B. Keterbatasan Pengembangan Perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yakni sebagai berikut : a. Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan satu orang guru SD kelas 1 karena keterbatasan waktu. b. Tidak dilaksanakannya uji coba lapangan pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan oleh keterbatasan waktu.
C. Saran Saran
yang
dapat
diberikan
kepada
peneliti
yang
akan
mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan kepada beberapa guru SD kelas I. b. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan alangkah baiknya dilakukan uji coba lapangan sehingga dapat diketahui kualitas keberhasilannya dan juga terkait permasalahan yang dialami guru kelas 1 SD.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
REFERENSI
Aqib, Zainal. 2012. Pendidikan Karakter di Sekolah Membangun Karakter dan Kepribadian Anak. Bandung: Yrama Widya. Ahmadi, Khoiru Iif dan Amri, Sofan. 2014. Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta: Prestasi Pustaka. Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: Rajawali Pers. Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Apriyani, Yohanna Prisca. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Daryanto dan Sudjendro, Herry. 2014. Wacana Bagi Guru SD Siap Menyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (kurikulum 2013). Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Dwicahyono, Aris dan Daryanto. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Penerbit Alfabeta. Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Rosda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 2. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Kurinasih, Imas. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan. Surabaya: Kata Pena. Koesoema, Doni. 2012. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Prakti. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya. Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Panitia Sertifikasi Guru Rayon 138 Universitas Sanata Dharma. Universitas Sarjanawiyata Taman Siswa. 2013. Modul Guru Kelas SD. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Pusporini, Andrea Galuh. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang mengakomodasi kontribusi siswa pada penjumlahan pecahan dengan pendekatan PMRI kelas 1VA SD Negeri Adisucipto 1. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Salahudin, Anas dan Alkrienciehie, Irwanto. 2013. Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama & Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Setia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. S, Tatang. 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Susilo,
Muhammad
Joko.
2006.
Kurikulum
Tingkat
SatuanPendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardjo. 2008.
Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu : konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Wismantaka, Vitus Winda Ari. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Kurikulum 2013
Mengacu
Subtema Meneladani Sikap Pahlawan Bangsaku
untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasa. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. Wulandari, Intan Reni. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Yamin, Moh. 2012. Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta: DIVA Press.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SURAT IJIN PENELITIAN
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan
No. 1
Daftar Pertanyaan Sejauh
mana
Jawaban Pertanyaan
pemahaman Memahami
Bapak/Ibu terhadap Kurikulum yang SD 2013?
kurikulum 2013 sejauh
diterima
dan
diberikan
dari
pemerintah. Namun sebagian besar guru yang memahami kurikulum 2013 ini hanya mereka yang sudah mengikuti sosialisasi mengenai kurikulum 2013. Guru memahami tentang kurikulum SD 2013 disampaikan secara utuh (holistic) yaitu dengan menggunakan pendekatan saintifik,
tematik
integrative,
dan
instrumen otentik. 2
Sejauh
mana
Bapak/Ibu
terkait
pemahaman Penyusunan
indikator
dan
tujuan
dengan pembelajaran harus saling berkaitan . 4
perumusan indikator dan tujuan aspek yakni aspek spiritual, sosial, pembelajaran
yang kognitif dan keterampilan
mempertimbangkan
keutuhan
pribadi siswa? 3
Sejauh
mana
pemahaman Muatan
pembelajaran dicantumkan
Bapak/Ibu
terkait
dengan dalam satu pembelajaran dan saling
pendekatan
tematik
integratif berkaiatan tidak ada yang terpisah.
dalam pembelajaran?
Dalam
perpindahan
antar
muatan
pelajaran tidak terlihat dan sangat halus. Guru juga memberikan contoh anakanak sebagian besar memiliki rasa takut dalam belajar matematika tetapi dengan menggunakan integratif
pendekatan
tematik
anak-anakpun
tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menyadarinya
108
adanya
muatan
pembelajaran matematika karena sejak awal guru sudah mempersiapkannya dengan baik. 4
Sejauh Bapak/Ibu
mana
pemahaman Mengenai
terkait
penerapan
pendekatan
dengan saintifik sangat setuju. Karena dalam
penerapan pendekatan dalam pembelajaran?
saintifik pendekatan
saintifik
memaparkan
bahwa setiap kegiatan pembelajarannya memuat 5 langkah yakni mengamati, menanya,
menalar,
mengkomonikasikan.
mencoba, Jadi
dan
meskipun
begitu setiap menggunakan langkahlangkah tersebut tidak mesti secara berurutan. 5
Sejauh Bapak/Ibu
mana
pemahaman Penilaian
terkait
penilaian otentik?
secara menyeluruh yang
dengan harus mencakup semua spek mengenai spiritual,
sosial,
pengetahuan
dan
keterampilan. Guru tersebut mengatakan bahwa mengenai penilaian otentik pada kurikulum 2013 masih sangat sulit terutama pada aspek mengenai spiritual dan sosial. Guru tersebut menjelaskan dalam penilaian otentik terdapat 2 penialaian yakni penialaian proses dan hasil diantara itu semua harus berkaiatan karena tiap KD dalam kurikulum 2013 tidak hanya dihabiskan dalam sekali pertemuan. 6
Apakah
Bapak/Ibu
masih Guru
menjelaskan
mereka
sangat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memerlukan contoh-contoh rubrik memahami penilaian non tes?
109
penilaian otentik tetapi
dalam
pelaksanaannya
mereka
juga
terkadang
menemukan
kesulitan
dikarenakan keterbatasan SDM dan mereka masih belum mahir dalam melakukan penilaian dengan penilaian otentik.
Guru
tersebut
menjelaskan
mereka sangat membutuhkan penilaian yang lebih efektif. 7
Sejauh
mana
pemahaman Mengenai
Bapak/Ibu
terkait
penguatan
pendidikan
pendidikan karakter terkait
dengan dengan sikap dan moral siswa. Karakter karakter siswa itu harus diimbangi
dalam pembelajaran?
dengan
karakter yang baik sesuai pengetahuan yang dia dapat, sehingga dengan begitu siswa
mampu
menggunakan
pengetahuannya. 8
Sejauh
mana
pemahaman Bahwa guru tidak terlalu berpatok pada
Bapak/Ibu terkait dengan jenis- pedoman permendikbud. Karena dalam jenis
karakter
yang
akan karakter terdiri dari 18 karakter pilar
dikembangkan oleh Kementerian bangsa namun guru kurang mengetahui Pendidikan
dan
Kebudayaan mengenai
Nasional?
hal
tersebut.
Guru
menganggap bahwa karakter yang baik itu sesuatu yang baik tidak ada yang mengekang dan pantas diajarkan untuk siswa.
9
Kesulitan-kesulitan Bapak/Ibu
alami
mengembangkan
apa
yang Mereka
sangat kesulitan mengenai
dalam perangkat pembelajaran dan mereka perangkat belum menemukan penilaian yang lebih
pembelajaran mengacu Kurikulum efektif untuk digunakan. Guru juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SD 2013? Mengapa?
110
menjelaskan bahwa kesulitannya karena jumlah murid yang banyak dan SDM guru.
10
Apakah contoh-contoh perangkat Perangkat pembelajaran yang tersedia pembelajaran yang sesuai tuntutan disekolah Kurikulum
2013
tersedia
namun
hanya
semampu
di mereka. Terkadang mereka juga melihat
Sekolah Bapak/Ibu?
contoh-contoh melalui internet. Jadi salah satu yang banyak tersedia yakni mengenai penilaian rubrik produk dan masih minimnya penilaian rubrik sikap.
11
Apakah memerlukan perangkat
Bapak/Ibu
masih Masih
sangat membutuhkan contoh-
contoh-contoh contoh perangkat pembelajaran sesuai pembelajaran
yang ketentuan kurikulum SD 2013. Guru
sesuai dengan tuntutan Kurikulum mengharapkan pihak pemerintah selalu SD 2013?
memberikan contoh yang baik pada saat mensosialisasi
sehingga
guru
tidak
merasa bingung dan kesulitan. 12
Karakteristik/ciri-ciri
RPPTH Tidak
menjabarkan
mengenai
yang mengacu Kurikulum SD karakteristik RPPTH yang dibutuhkan, 2013 yang Bapak/Ibu butuhkan?
akan
tetapi
karakteristik masih
mereka RPPTH
belum
menjabarkan tersebut
yang
diketahui
fakta
pemerintah
agar
kebenarannya. 13
Saran apa yang dapat Bapak/Ibu Saran berikan
terkait
penyusunan
dengan diberikan contoh yang lebih lengkap perangkat pada perangkat pembelajaran terutama
pembelajaran yang mengacu pada mengenai Kurikulum SD 2013?
kepada
penilaian
otentik
dan
pengisian raport. Guru memohon agar diberikan
walaupun
sedikit
tetapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
lengkap serta dengan medianya yang pasti dapat mendukung pada setiap pembelajaran.
Dan
guru
tersebut
berharap kalau pun ada orang yang bisa membimbing secara langsung mengenai kerikulum 2013 tersebut
“ mereka
sangat berterima kasih” tuturnya.
Yogyakarta, 17 Mei 2014 Peneliti,
(Mawadda Rahmah)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Silabus Tema 1Diriku Subtema 2 Tubuhku
Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar 1.1 Menerima anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa persatuan dan sarana belajar di tengah keberagaman bahasa daerah 2.2. Memiliki rasa percaya diri terhadap keberadaan tubuh melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah 3.1 Mengenal teks
Materi Pembelajaran Mengenal teks diskriptif Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh Menjelaskan teks deskriptif tentang fungsi anggota tubuh Menulis teks Diskriptif tentang kegunaan anggota tubuh
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian Tes tertulis
Mengamati Mengamati gambar bagianbagian tubuh Mengamati gambar bacaan nama-nama anggota tubuh Mengamati dan menyusun potonganpotongan gambar tubuh sesuai dengan contoh gambar Mengamati teks diskriptif sederhana tentang 128
Menuliskan lamabang bilangan Mengidentifika si bagianbagian tubuh Menyelesaikan soal tentang mencontohkan hasil karya seni Menyelesaikan soal dan menjelaskan tentang banyak benda Menyelesaikan soal tentang fungsi bagian-
Alokasi Waktu 5 JP
Sumber Belajar Buku Guru & Buku Siswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. Buku guru Tema 1Diriku (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129
deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman 4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara
anggota tubuh Mengamati gambar bagian tubuh dan kemudian menghitung jumlah sesuai gambar Mengamati gambar bagianbagian fungsi tubuh Mengamati 4 macam warna adonan Mengamati contoh gambar engklek/goci Menanya Mengajukan pertanyaan mengenai bagianbagian tubuh yang ada pada gambar Mengajukan pertanyaan
bagian tubuh Menyelesaikan soal tentang aturan dalam bernyanyi Menyelesaikan tugas tentang menjiplak sebagai salah satu teknik menggambar Tes lisan Menjelelaska isi lagu yang dinyanyikan Menyebutkan contoh sikap tata tertib Menjelaskan contoh tata tertib Membaca nama-nam anggota tubuh Menyebutkan contoh-contoh
Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. Buku siswa Tema 1Diriku (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130
mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian
PPKn
1.1 Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan beragama sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah 2.2. Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan
Keberagaman Karakteristik individu Menjelaskan contoh tata tertib Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan
mengenai namanama anggota tubuh yang ada pada gambar Bertanya mengenai susunan potonganpotongan tubuh Mengajukan pertanyaan tentang tugas yang diberikan oleh guru Mengajukan pertanyaan tentang identifikasi gambar penyusunan tubuh sesuai fungsinya Mengajukan pertanyaan tentang lagu yang dinyanyikan Mengajukan pertanyaan tentang permaianan engklek/goci
tentang fungsi panca indra Menyanyikan lagu sesuai irama dan gerakannya Menyebutkan contoh gerak lokomotor.
Observasi Kemampuan menunjukkan contoh perilaku santun Kemampuan bernyanyi sesuia irama dan gerakannya Kemampuan menunjukan sikap syukur
Buku Guru & Buku Siswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. Buku guru Tema 1Diriku (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131
seharihari di rumah dan sekolah 3.2 Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dan mengaitkannya dengan pengenalannya terhadap salah satu simbol sila Pancasila 4.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan sekolah
Menalar Melatih konsentrasi untuk melakukan gerakan memegang bagian tubuh sendiri Membaca tentang gambar bacaan nama-nama anggota tubuh Menjawab tentang jumlah anggota tubuh yang ada di bagian jari tangan Menjelaskan tentang sikap tata tertib dan aturan Mengikuti lagu sesuai gerak dan iramanya Mencoba Mengerjakan soal tentang bagianbagian tubuh
kepada TYME Kemampuan menjelelaskan isi lagu Kemampuan bersyukur tentang keberagaman individu Kemampuan menunjukkan contoh sikap mengekspresik an diri Kemampuan menunjukkan sikap disiplin Kemampuan menyebutkan contoh-contoh keberadaan tubuh Kemampuan mengamati benda-benda yang ada disekitar Kemampuan
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. Buku siswa Tema 1Diriku (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132
Matematika 1.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2.2. Menunjukkan perilaku teliti dan peduli dengan menata bendabenda di sekitar ruang
Menghitung banyak benda Mengenal lambang bilangan asli
Menyontohkan contoh sikap tata tertib Menempelkan susunan potonganpotongan tubuh di karton Menghitung jumlah bendabenda yang diamati Membaca teks diskriptif sederhana tentang fungsi anggota tubuh Menyusun gambar yang dibagikan Mencetak telapak tangan pada warna yang berbeda-beda Memperaktikkan permaianan engklek/goci
menunjukkan 1 contoh perilaku tertib di dalam mengikuti kegiatan bernyanyi Kemampuan mengikuti aturan dalam suatu permainan Kemapuan menunjukkan permainan yang menggunakan kaki Kinerja/Performa nce
Memasangkan nama-nama gambar tersebut sesuai Mengkomonikasikan dengan nama bagian tubuh Mengerjakan tugas Menebalkan
Buku Guru & Buku Siswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. Buku guru Tema
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133
kelas berdasarkan dimensi, berat, atau urutan jumlah 3.1 Mengenal lambang bilangan dan mendeskripsikan kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana 3.2 Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan bendabenda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain 4.1 Mengurai sebuah bilangan asli sampai dengan 99 sebagai hasil
tentang bagianbagian tubuh Menjelaskan tentang namanama anggota tubuh yang dijodohkan Menyampaikan hasil diskusi tentang susunan potongan gambar Mempresentasikan hasil diskusinya identifikasi tentang teks diskriptif bagian tubuh melaporkan hasil observasi melalui presentasi Melaporkan hasil kerja kelompoknya kemudian mengumpulkannya Melaporkan hasil permainan engklek/goci
huruf dari nama-nama bagian-bagian tubuh Mengambil benda-benda kemudian dituliskan namanya Menyusun huruf menjadi nama-nama anggota tubuh Menyusun bagian gambar tubuh beserta fungsinya pada pada karton Menjiplak telapak tangan dengan pensil atau krayon Mempraktikka n gerakan nonlokomotor sesuai permainan sederhana
1Diriku (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. Buku siswa Tema 1Diriku (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013). Jakarta: Kementerian Pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 134
SBdP
penjumlahan atau pengurangan dua buah bilangan asli lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban 1.1. Merasakan keindahan alam sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Tuhan 2.1. Menunjukkan rasa percaya diri untuk berlatih mengekspresikan diri dalam mengolah karya seni 3.1 Mengenal cara dan hasil karya seni ekspresi 4.1 Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna dan bentuk berdasarkan hasil
Memperaktikk an permaianan engklek/goci
Berlatih mengekspresik an diri Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna, dan bentuk Mengenal cara dan hasil karya seni ekspresi
dan Kebudayaan
Buku Guru & Buku Siswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. Buku guru Tema 1Diriku (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. Buku siswa Tema 1Diriku (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
pengamatan di lingkungan sekitar 4.7 Menyanyikan lagu anak-anak dan berlatih memahami isi lagu 4.13 Membuat karya kerajinan bahan alam di lingkungan sekitar melalui kegiatan menempel
PJOK
1.1. Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai anugerah Tuhan yang tidak ternilai
Melakukan berbagai aktivitas fisik dan mengetahui bagian-bagian tubuh. Mempraktekka
Buku Guru & Buku Siswa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136
2.1. Menunjukkan perilaku percaya diri dalam melakukan berbagai aktivitas fisik dalam bentuk permainan 2.2. Menunjukkan perilaku santun kepada teman dan guru selama pembelajaran penjasorkes 3.1 Mengetahui konsep gerak dasar lokomotor sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan, dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional. 3.2 Mengetahui konsep gerak dasar
n pola gerak dasar nonlokomoto Mengetahui konsep gerak dasar lokomotor
2014. Buku guru Tema 1Diriku (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014. Buku siswa Tema 1Diriku (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013). Jakarta:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137
non-lokomotor sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan, dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau permainan tradisional. 3.8 Mengetahui bagian-bagian tubuh sendiri, kegunaan, dan cara menjaga kebersihannya terutama badan, kuku, kulit, gigi, rambut, hidung, telinga, tangan dan kaki, serta menjaga kebersihan pakaian yang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138
digunakan 4.1 Mempraktikkan pola gerak dasar lokomotor sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan dan usaha, dalam berbagai bentuk permainan sederhana dan atau tradisional. 4.2 Mempraktikkan pola gerak dasar non-lokomotor sesuai dengan dimensi anggota tubuh yang digunakan, arah, ruang gerak, hubungan, dan usaha,dalam berbagai bentuk permainan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139
sederhana dan atau tradisional. 4.8 Mempraktikkan cara memelihara dan menjaga kebersihan bagianbagian tubuh sendiri terutama badan, kuku, kulit, gigi, rambut, hidung, telinga, tangan dan kaki, serta menjaga kebersihan pakaian yang digunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
BIOGRAFI PENULIS
Mawadda Rahmah lahir di Linggi, 04 Oktober 1993. Sekolah dasar : SDN IV
Desa Linggi, Kabupaten
Simeulue Timur, sekolah menengah Pertama Pesantren Darul Aitami, Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 2 Sinabang. Pada tahun 2011, penulis melanjutkan studi keperguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada fakultas Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan,
Program
Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yng berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum Sd 2013 Pada Subtema Tubuhku Untuk Siswa Kelas (I) Sekolah Dasar”.