PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI i
HUBUNGAN ETHNOCENTRISM DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh : Gretty Henofela Huwae 099114018
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iv
MOTTO
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23) “Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16:10a) “Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” (Efesus 5:16)
Pencobaan yang ku alami tidak melebihi kemampuanku dan Ia akan memberikan jalan keluar sehingga aku dapat menanggungnya. (1 Korintus 10:13) Bila gunung dihadapanku tak jua berpindah, Kau berikanku kekuatan untuk mendakinya. Ku lakukan yang terbaikku Kau yang selebihnya, Tuhan selalu punya cara membuatku menang pada akhirnya..
Ada waktu untuk berduka & ada waktu tuk tertawa, Kau jadikan semuanya indah pada waktunya, Walau kini ku menabur benih sambil mencucurkan air mata ku percaya suatu saat ku kan menuai berkasnya sambil bersorak-sorai..
YA & AMIN
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI v
Persembahanku Kepada :
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vii
HUBUNGAN ETHNOCENTRISM DAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA Gretty Henofela Huwae ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ethnocentrism dan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja. Subjek penelitian adalah 161 remaja berusia antara 12 dan 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun: masa remaja akhir. Hipotesis dalam penelitian ini ada hubungan negatif antara ethnocentrism dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja. Semakin tinggi etnosentrisme maka semakin rendah kecenderungan perilaku pembelian impulsif, dan sebaliknya. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Convenience Sampling. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dan Skala Sikap Ethnocentrism dalam model Likert. Skala kecenderungan pembelian impulsif memiliki koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,916 dan skala sikap ethnocentrism memiliki koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,930. Uji asumsi yang digunakan ialah uji normalitas dan uji linearitas. Hasil menunjukkan bahwa data memiliki distribusi normal, namun tidak memiliki hubungan yang linear antara kecenderungan pembelian impulsif dan ethnocentrism pada remaja (p = 0,263). Oleh karena itu, hipotesis yang berbunyi ada hubungan negatif antara ethnocentrism dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja, ditolak. Kata kunci : Kecenderungan Pembelian Impulsif, Ethnocentrism, Remaja
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI viii
RELATIONSHIP OF ETHNOCENTRISM AND IMPULSIVE BUYING TENDENCIES IN ADOLESCENT Gretty Henofela Huwae ABSTRACT This study aims to determine the relationship of ethnocentrism and impulsive buying tendencies in adolescents. The hypothesis in this study that there was a negative relationship between ethnocentrism with impulsive buying tendencies in adolescents. More higher the ethnocentrism, the propensity of impulsive buying behaviour will be more lower, and vice versa. The subjects were 161 adolescents aged between 12 and 21 years, with 12-15 year division: early adolescence, 15-18 years: mid- adolescence, and 18-21 years: late adolescence. The sampling method used in this study is Convenience Sampling. The method used to collect data in this study is Impulsive Buying Tendency Scale and Ethnocentrism Attitudes Scale in Likert’s model. The impulsive buying tendency scale has an Alpha Cronbach coefficient of 0.916 and the ethnocentrism scale has an Alpha Cronbach coefficient of 0.930. The assumption test that used is the normality and linearity test. The results indicate that the data has a normal distribution, but does not have a linear relationship between impulsive buying tendencies and ethnocentrism in adolescents (p = 0.263). Therefore, the hypothesis that there is a negative relationship between ethnocentrism and impulsive buying tendencies in adolescents, was rejected. Keyword: Impulsive Buying Tendencies, Ethnocentrism, Adolescent
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI x
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah terlibat dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Ratri Sunar A., M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang bersedia meluangkan banyak waktu dan penuh kesabaran telah membimbing penulis selama penyusunan skripsi serta memberikan inspirasi atas skripsi ini. 4. Dr. Tjipto Susana, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 5. Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun. 6. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xi
7. Prof. Dr. A. Supratiknya yang memberi masukan dan informasi kepada penulis. 8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan menambah wawasan yang sangat berguna bagi penulis. 9. Semua Karyawan di Psikologi Universitas Sanata Dharma, khususnya Mas Gandung, ibu Nanik, Mas Mudji, Mas Doni, dan Pak Gie yang telah memberikan pelayanan selama penulis menempuh studi serta Karyawan Perpustakaan USD yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. 10. Papa dan Mama yang terkasih atas semangat, doa serta dukungan secara moril maupun materiil. 11. Kakakku Kenny, dan adikku Juan yang selalu memberikan dukungan, doa, serta motivasi. 12. Keluarga besar di Solo yang selalu memberikan dukungan dan doa bagi penulis. 13. SMP Joannes Boscho Yogyakarta, SMA Kristen Immanuel Yogyakarta, SMA Katolik Thomas Aquino Tangeb-Bali, Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan Mahasiswa Sekolah Tinggi Injili Indonesia (STII) Bali atas pasrtisipasi serta bantuannya dalam penelitian skripsi ini.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xii
14. Segenap jemaat Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Jemaat Kepaon, Denpasar-Bali untuk dukungan doa dan motivasinya kepada penulis dan keluarga penulis. 15. Teman-teman terbaik : Indri Sutrisna, Clara Risti (Riris), Septian Renggi, Rizky Pradita Manafe (Dita), Adi Mahardika, Leo Krista, dan Bang Waldi. Terima kasih karena sudah menemani, mendukung, membantu, dan menjadi tempat curahan hati penulis. 16. Teman-teman Psikologi baik kakak angkatan maupun adik angkatan. 17. Teman-teman kos : Mirsha, Vera, Kak Jane, There, Juli, April, dan Frida. Terima kasih karena sudah menemani selama suka dan duka serta memberikan keceriaan. Kalau ga’ ada kalian ga’ rame. 18. Teman-teman Paduan Suara KBU GKI Gejayan yang menjadi sahabat dan keluarga serta yang selalu mendukung dan mendoakan dalam
setiap
pergumulan. 19. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Kiranya kasih karunia dan berkat Allah selalu menyertai semua pihak yang telah membantu dan mendukung selama penyusunan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.
Yogyakarta, 10 Januari 2014 Penulis, Gretty Henofela Huwae xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
HALAM PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..........................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................
iii
HALAMAN MOTTO .............................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................
vi
ABSTRAK ..............................................................................................
vii
ABSTRACT .............................................................................................
viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......
ix
KATA PENGANTAR ............................................................................
x
DAFTAR ISI ...........................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Perumusan Masalah ...................................................................
12
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
12
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
12
1. Manfaat Teoretis ...................................................................
12
2. Manfaat Praktis .....................................................................
12
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xiv
BAB II DASAR TEORI .........................................................................
13
A. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)......................................
13
1. Definisi Pembelian Impulsif ..................................................
13
2. Aspek-aspek Pembelian Impulsif ..........................................
15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif ........
15
B. Ethnocentrism ............................................................................
19
1. Definisi Ethnocentrism ..........................................................
19
2. Aspek-aspek Ethnocentrism ..................................................
21
3. Dampak Ethnocentrism ..........................................................
22
C. Remaja ........................................................................................
23
1. Definisi Remaja ......................................................................
23
2. Karakteristik Remaja ..............................................................
24
D. Dinamika Hubungan Ethnocentrism dan Kecenderungan Pembelian Impulsif pada Remaja ...............................................
26
E. Hipotesis .....................................................................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................
30
A. Jenis Penelitian............................................................................
30
B. Variabel Penelitian ......................................................................
30
C. Definisi Operasional ...................................................................
30
1. Ethnocentrism.........................................................................
30
2. Kecenderungan Pembelian Impulsif ......................................
31
D. Subjek Penelitian ........................................................................
32
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ..........................................
32
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xv
F. Validitas dan Reliabilitas ............................................................
35
1. Validitas .................................................................................
35
2. Seleksi Aitem .........................................................................
36
3. Reliabilitas..............................................................................
39
G. Metode Analisis Data ..................................................................
39
1. Uji Asumsi..............................................................................
39
2. Uji Hipotesis...........................................................................
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................
42
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................
42
B. Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................
42
C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................
43
D. Hasil Penelitian ...........................................................................
45
1. Uji Asumsi..............................................................................
45
2. Uji Hipotesis...........................................................................
46
E. Analisis Tambahan......................................................................
47
F. Pembahasan.................................................................................
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................
57
A. Kesimpulan ...............................................................................
57
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................
58
C. Saran .........................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
59
LAMPIRAN ............................................................................................
64
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Blue Print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Sebelum Seleksi Aitem...................................................................................
33
Tabel 2 Blue Print Skala Ethnocentrism Sebelum Seleksi Aitem ................
33
Tabel 3 Skor Favorable Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dan Skala Ethnocentrism ........................................................................
35
Tabel 4 Skor Unfavorable Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif ........
35
Tabel 5 Blue Print Skala Pembelian Impulsif Setelah Uji Coba ..................
38
Tabel 6 Blue Print Skala Ethnocentrism Setelah Uji Coba ..........................
38
Tabel 7 Data Usia Subjek Penelitian ............................................................
43
Tabel 8 Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian .............................................
43
Tabel 9 Data Teoritis dan Empiris ................................................................
44
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas ........................................................................
45
Tabel 11 Hasil Uji Linearitas..........................................................................
46
Tabel 12 Mean Usia dan Jenis Kelamin Subjek pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif ................................................
47
Tabel 13 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif .................................
48
Tabel 14 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Usia Subjek pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif ................................................
48
Tabel 15 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia pada Subjek pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif .... xvi
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xvii
Tabel 16 Mean Usia dan Jenis Kelamin Subjek pada Variabel Ethnocentrism ..................................................................................
49
Tabel 17 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek pada Variabel Ethnocentrism ..........................................................
50
Tabel 18 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Usia Subjek pada Variabel Ethnocentrism ..................................................................................
50
Tabel 19 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia pada Subjek pada Variabel Ethnocentrism ......................................
xvii
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Try Out ...........................................................................
65
Lampiran 2 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif ..................................................................
74
Lampiran 3 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Ethnocentrism ..............
77
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Aitem pada Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif ........................................
79
Lampiran 5 Skala Penelitian .......................................................................
81
Lampiran 6 Uji Normalitas .........................................................................
90
Lampiran 7 Uji Linearitas ...........................................................................
92
Lampiran 8 Mean Empiris ...........................................................................
94
Lampiran 9 Mean Usia dan Jenis Kelamin Subjek Penelitian ....................
96
Lampiran 10 Hasil Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif ..........................
98
Lampiran 11 Hasil Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin pada Variabel Ethnocentrism ...........................................................
100
Lampiran 12 Surat Pengantar Penelitian .......................................................
102
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku pembelian impulsif (impulsive buying) pada konsumen menjadi fenomena yang diakui secara luas di Amerika Serikat karena mencapai 80% dari seluruh pembelian dalam kategori produk tertentu (Abrahams & Smith, dalam Kacen & Lee, 2002). Perilaku belanja impulsif juga terjadi di Indonesia, hal ini terlihat dari hasil survei yang menyatakan bahwa 85 persen konsumen ritel modern di Indonesia cenderung untuk berbelanja secara impulsif (majalah Marketing/05/V/2007, dalam Yistiani, 2012). Pembelian impulsif adalah perilaku berbelanja yang terjadi secara tidak terencana, tertarik secara emosional, serta proses pembuatan keputusan dilakukan dengan cepat tanpa berpikir secara bijak dan adanya pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan alternatif yang ada (Barratt, dalam Alagöz & Ekici, 2011; Beatty & Ferrell, dalam Alagöz & Ekici, 2011; Beatty & Farrell, dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011; Kollat & Willet, dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011; Rook 1987; Verplanken & Herabadi, 2001; Yang, Huang, & Feng, 2011). Dapat juga dikatakan bahwa pembelian impulsif merupakan salah satu jenis pembelian tidak 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
terencana
yang
perilaku
pembeliannya
tanpa
ada
pertimbangan
sebelumnya (Rook, 1987). Rawlings, Boldero, dan Wiseman (dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011) menemukan bahwa orang muda menunjukkan kecenderungan impulsivitas lebih dari orang tua. Demikian pula Mai, Jung, Lantz dan Loeb (dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011) berpendapat bahwa orang-orang muda lebih mungkin untuk menjadi pelopor dalam mengadopsi gaya hidup baru. Mereka membeli produk baru dan modis, menikmati belanja di pasar dan oleh karena itu, rentan terhadap impuls membeli yang berlebih. Mai et al. (dalam Ghani, Imran, & Jan, 2011), juga berpendapat bahwa di sisi lain, orang-orang tua, cenderung lebih tenang dan stabil karena memiliki kemampuan untuk mengendalikan dorongan mereka untuk membuat keputusan pembelian spontan. Ini berarti bahwa konsumen muda lebih terlibat dalam pembelian impulsif daripada konsumen orang tua. Secara khusus, Lin dan Lin (2005) menyatakan bahwa pembelian impulsif memiliki efek yang signifikan antara usia 15-19 tahun. Hasil penelitian Lin dan Lin (2005) ini menunjukkan bahwa pada usia 19 tahun pembelian impulsif signifikan memiliki skor tertinggi, skor tertinggi kedua pada usia 15 tahun, dan selanjutnya pada usia 17 tahun. Masa remaja secara global berlangsung antara usia 12 dan 21 tahun (Mönks, Knoers, & Haditono, 1999). Suntein (dalam Santrock, 2012) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa di mana seseorang dihadapkan pada situasi yang lebih banyak melibatkan pengambilan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
keputusan. Berdasarkan hasil penelitian Keating (dalam Santrock, 2012), diketahui bahwa remaja yang lebih tua lebih kompeten dibandingkan remaja yang lebih muda, dan remaja yang lebih muda juga lebih kompeten dibandingkan anak-anak. Penelitian Logue dan Chavarro (dalam Kacen & Lee, 2002) juga menyatakan bahwa orang yang lebih muda kurang memiliki kontrol diri dibandingkan orang dewasa. Impulsif berkaitan dengan rangsangan emosional, karena pada penelitian Lawton, et al., McConatha et al., serta Siegel (dalam Kacen & Lee, 2002) dinyatakan bahwa hubungan antara usia dan impulsif konsisten dengan pembelajaran emosi dan kontrol emosi. Secara sederhana dapat diartikan bahwa setiap tahapan usia memiliki pembelajaran emosi dan kontrol emosi yang berbeda. Orang yang lebih muda memiliki pembelajaran emosi dan kontrol emosi yang belum mantap dibandingkan orang dewasa. Oleh karena itu, orang muda lebih mudah menjadi impulsif dibandingkan orang dewasa dan dapat dikatakan bahwa usia memiliki pengaruh terhadap perilaku impulsif. Berdasarkan hasil wawancara dengan dua remaja yang berusia 19 tahun (Subjek I) dan 20 tahun (Subjek II), dinyatakan bahwa mereka sering melakukan pembelian di luar perencanaan awal. Subjek II mengatakan bahwa: “Sebelum belanja buat daftar belanja, namun saat sampai tempat perbelanjaan justru membeli apa yang tidak direncanakan.” Saat berada pada pusat perbelanjaan, mereka cenderung terpengaruh oleh kondisi emosional bukan rasional. Hal ini sesuai dengan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
diungkapkan oleh subjek II, “Lebih banyak yang dibeli itu hanya kesenangan sesaat karena dibelinya berdasarkan ketertarikan bukan fungsinya jangka panjang.” Subjek I juga berpendapat bahwa, “... terjadi karena faktor emosi dan menarik yang mengkibatkan belanja.” Tidak jarang uang yang ditargetkan untuk membeli barang kebutuhan justru terpakai untuk membeli barang yang tidak diperlukan. Ketertarikan sesaat akan benda tersebut membuat mereka sering kali mengalami penyesalan setelahnya. Seperti yang diungkapkan oleh Subjek I, “Setelah berbelanja ternyata sadar barang-barang tersebut tidak terlalu penting, dan yang penting dalam daftar belanja justru tidak terbeli dan uang sudah habis.” Subjek II juga berpendapat sama, yaitu “Kadang ada penyesalan setelah membeli. Sering kali pengeluaran berlebih dari target karena mata yang tidak bisa dikontrol.” Penjelasan dan fenomena mengenai pembelian impulsif yang telah diungkapkan tersebut menunjukkan bahwa pembelian impulsif dapat terjadi karena faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif ialah kepribadian (Karbasivar & Yarahmadi, 2011; Lin & Chuang, 2005; Qureshi, Zeb & Saifullah, 2012; Stern, dalam Sun & Wu, 2011; Verplanken & Herabadi, dalam Herabadi, Verplanken & Knippenberg, 2009; Verplanken & Herabadi, 2001; Verplanken & Sato, 2011). Penelitian-penelitian sebelumnya menduga bahwa sifat kepribadian dapat menunjukkan perilaku impulsif lebih dari sifat-sifat yang lainnya, seperti regulasi diri,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
kondisi emosional, dan suasana hati. Selain itu, sifat kepribadian ini juga bisa membantu seseorang untuk memutuskan tingkat kecenderungan pembelian impulsif (Rook & Fisher, dalam Karbasivar & Yarahmadi, 2011). Hal ini didukung oleh penelitian Qureshi, Zeb, & Saifullah (2012) yang menunjukkan bahwa individu yang memiliki salah satu faktor dalam Big Five, yaitu openness to experience (seperti imajinatif, sensitif secara artistik, dan intelektual) akan lebih berperilaku impulsif. Faktor internal yang lain berdasarkan penelitian Lin dan Chuang (2005) adalah Emotional Intelligence. Lin dan Chuang (2005) menyatakan bahwa perilaku pembelian impulsif dapat dipengaruhi oleh Emotional Intelligence dan diduga bahwa orang dengan Emotional Intelligence yang tinggi akan signifikan memiliki perilaku pembelian impulsif yang rendah daripada orang yang memiliki Emotional Intelligence rendah. Selain itu, faktor personal seperti keinginan seseorang untuk menunjukkan identitas diri, suasana hati (mood konsumen atau keadaan emosional), untuk mengatasi ketegangan, untuk menghargai dirinya, untuk bersosialisasi atau melakukan
belanja
sebagai
hobi,
serta
kurangnya
kontrol
juga
mempengaruhi pembelian (Youn & Faber, dalam Alagöz & Ekici, 2011; Rook, 1987). Keinginan untuk menunjukkan identitas diri dapat dilihat saat individu berminat pada barang yang menunjang penampilan sesuai dengan karakternya. Faktor personal lainnya yaitu suasana hati (mood konsumen atau keadaan emosional) seperti perasaan senang dan gembira akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
memberi pengaruh yang lebih besar terhadap pembelian impulsif. Disamping itu, keinginan individu untuk mengatasi ketegangan seperti, memenuhi dorongan untuk membeli suatu barang yang diinginkan juga mampu menyebabkan individu berperilaku impulsif. Keinginan untuk menghargai diri sendiri juga dapat ditunjukkan dengan berpenampilan lebih baik melalui barang-barang yang baik pula atau memanjakan diri dengan barang-barang yang diinginkan. Kebutuhan untuk bersosialisasi dapat dilihat saat indiviu berusaha untuk menyesuaikan dengan teman atau lingkungannya dengan barang-barang yang digunakannya. Melakukan belanja sebagai hobi, bukan berdasarkan kebutuhan serta kurangnya kontrol juga dapat mengakibabkan perilaku impulsif pada individu (Youn & Faber, dalam Alagöz & Ekici, 2011; Rook, 1987). Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif adalah uang saku. Ketika remaja memiliki uang saku yang lebih, pembelian impulsif secara signifikan akan meningkat (Lin & Lin, 2005). Faktor eksternal yang lain adalah lingkungan seperti, atmosfer toko, lokasi rak, kemasan, gambar, warna produk, pemandangan, suara, dan bau juga dapat mempengaruhi pembelian impulsif (Eroglu & Machleit serta Mitchell, dalam Karbasivar & Yarahmadi, 2011; Karbasivar & Yarahmadi, 2011; Youn & Faber, dalam Alagöz & Ekici, 2011). Budaya merupakan
salah
satu
bagian
dalam
lingkungan
yang
mampu
mempengaruhi pembelian impulsif. Secara lebih spesifik, budaya dapat dilihat dalam kolektivis dan individualis, (Kacen & Lee, 2002; Mihić &
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
Kursan, 2010; Rook, 1987; Yang, Huang, & Feng, 2011) serta ethnocentrism (Shimp & Sharma, dalam Watson & Wright, 2000; Wanninayake & Chovancova, 2012; Worchel & Cooper, dalam Shimp & Sharma, 1987). Ethnocentrism menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif (Shimp & Sharma, dalam Watson & Wright, 2000; Wanninayake & Chovancova, 2012; Worchel & Cooper, dalam Shimp & Sharma, 1987). Pernyataan ini didukung oleh penelitian Chen (2008) di Cina dan Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa orang yang memiliki ethnocentrism tinggi akan membeli produk yang dirancang dan dirakit di negara mereka, sedangkan bagi mereka dengan ethnocentrism rendah akan lebih rentan untuk membeli produk yang dirancang dan dirakit di negara luar. Hal ini dikarenakan konsep umum etnosentrisme mengungkap tentang fenomena konsumen yang fokus pada responsibilitas dan moralitas membeli produk buatan asing dan loyalitas konsumen pada produk pabrik negara mereka (Shimp & Sharma, dalam Watson & Wright, 2000). Dapat diartikan bahwa konsumen etnosentrisme berfokus pada rasa tanggung jawab konsumen untuk mengkonsumsi produk negara mereka dan penilaian baik atau tidaknya saat konsumen mengkonsumsi barang impor serta mengenai kesetiaan konsumen pada produk lokal. Kegemaran seseorang dalam suatu budaya akan berbeda satu dengan lainnya dan kegemaran mereka dipengaruhi oleh budaya setempat (Kacen & Lee, 2002). Sebagai contoh, Korea yang dijuluki sebagai Negara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
Gingseng memiliki budaya cinta terhadap produk lokal. Banyak alasan untuk warga Korsel menggunakan barang buatan dalam negeri dan mencintai produk nasional mereka. Mereka terkenal unggul dalam produksi gadget saat ini. Terlebih lagi, operator telekomunikasi Korsel juga memberi persyaratan ketat sebelum memasarkan sebuah smartphone buatan brand asing
(Kristo,
2012).
Warga
Seoul
hampir
semua
menggunakan produk gadget lokal seperti Samsung ataupun LG. Demikian juga piranti rumah tangga ataupun kelengkapan lainnya. Sementara di jalanan kota Seoul, mobil didominasi oleh Hyundai. Nyaris tidak ada mobil pabrikan Jepang. Kalaupun ada mobil dari luar negeri, warga Seoul lebih memilih buatan Eropa seperti Mercy, Jeep atapun Porche. Dengan catatan, jumlahnya pun sangat sedikit (Saputra 2012). Perilaku tersebut adalah bentuk dari ethnocentrism konsumen yang fokus pada responsibilitas dan moralitas membeli produk buatan asing dan loyalitas konsumen pada produk pabrik negara mereka (Shimp & Sharma, dalam Watson & Wright, 2000). Konsumen etnosentris melihat grup mereka sendiri sebagai pusat universal, menginterpretasi bagian sosial lain dengan perspektif grup mereka, dan menolak grup yang berasal dari budaya yang berbeda dengan mereka (Worchel & Cooper, dalam Shimp & Sharma, 1987). Mooij (2003) mengungkapkan bahwa ketika konsumen lebih memilih produk atau merek dari negara mereka sendiri dibandingkan produk atau merek dari negara lain, disebut dengan konsumen etnosentris. Shimp dan Shin (1995) menyatakan bahwa konsep umum ethnocentrism
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
mengungkap tentang fenomena konsumen untuk produk domestik, atau prasangka terhadap impor, ekonomi nasionalisme, serta bias budaya terhadap impor. Secara sederhana dapat diartikan bahwa ethnocentrism berkaitan tentang sikap positif konsumen terhadap produk lokal dan pandangan negatif konsumen terhadap barang impor serta pengaruh budaya lokal
(seperti,
sikap nasionalis) terhadap barang asing.
Ethnocentrism juga dapat didefinisikan sebagai kecenderungan individu yang
menganggap
kebudayaannya
sendiri
sebagai
superior
dan
merendahkan kebudayaan lainnya (Wanninayake & Chovancova, 2012). Kecintaan akan produk lokal di Korea berbeda dengan di Indonesia. Perajin sepatu dan sandal di Desa Mojosantren, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarko, Jawa Timur, mengatakan bahwa nilai jual sepatu dan sandal yang mereka produksi akan memiliki nilai jual rendah bila diberi merek “Made in Indonesia”. Mengatasi permasalahan ini, agar produk mereka laku di pasaran, para perajin akan memasang merek “Made in Singapore” atau “Made in Japan” (Prasetyo, 2008a). Contoh lainnya yang menunjukkan sikap antusias masyarakat Indonesia pada produk luar ialah, ketika ratusan orang rela antri untuk membeli sepatu “Crocs” merek Amerika Serikat buatan China yang sedang dijual sepertiga harga normalnya di Jakarta Convention Center (Listiyorini, 2009). Menteri perdagangan Mari Elka Pangestu memahami produk dalam negeri sering kalah bersaing dengan produk impor. Mari Elka Pangestu juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
menyatakan bahwa benar seringkali produk Indonesia tidak mampu bersaing dengan produk murah dari Tiongkok (Nuria, 2008). Kasus lainnya, Indonesia sebenarnya memiliki dua jenis mobil buatan dalam negeri yakni mobil nasional Esemka dan Tawon. Mobil Esemka dibuat dalam dua tipe yakni, Rajawali untuk tipe SUV (sport utility vehicle). Namun, pada kenyataannya tiap menteri dan pejabat setingkat menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II justrus diberi fasilitas mobil Toyota Crown Royal Saloon buatan Jepang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal ini sangat berbeda dengan yang terjadi di negara lain. China misalnya, mereka memilih mobil buatan sendiri dibanding membeli mobil BMW atau Mercedes-Benz yang biasa dipakai sebagai kendaraan resmi pejabatnya. Sementara, Perdana Menteri Italia lebih suka menggunakan mobil Maserati yang juga merupakan produk dalam negeri. Perdana Menteri Malaysia menggunakan mobil Proton Chancellor meskipun dia juga mendapat fasilitas mobil kenegaraan BMW 740Li. Jajaran kabinet di Malaysia juga diwajibkan menggunakan mobil nasional Proton Perdana Executives (Ferdinan, 2010). Tidak hanya dalam hal produksi mobil, Indonesia sebenarnya memiliki produk fashion yang berkualitas dengan desain beraneka ragam yang bersumber pada kearifan lokal dan budaya yang tinggi. Bertitik tolak dari
keunggulan
tersebut,
Menteri
Perdagangan
Gita
Wirjawan
mengungkapkan bahwa seharusnya masyarakat Indonesia bangga, mencintai serta menggunakan produk fashion Indonesia (Utami, 2012)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
Korea dan beberapa negara lain mampu memiliki rasa cinta mereka terhadap produk lokal, namun di Indonesia justru sebaliknya. Walaupun produk luar berusaha masuk kedalam pasar lokal Korea, namun para konsumennya tidak menunjukkan minat mereka untuk membeli produk asing tersebut. Konsumen akan lebih selektif dalam memilih produk yang akan digunakan, sehingga pengontrolan perilaku membeli berdasarkan kebutuhan (tidak spontan) dapat terjadi. Sebaliknya di Indonesia, konsumen
justru
menunjukkan
antusiasme
yang
besar
untuk
mengkonsumsi produk-produk buatan asing atau non-lokal yang membanjiri pasar Indonesia. Begitu banyak tawaran produk asing dapat mengakibatkan konsumen tidak selektif dalam memilih produk dan berakibat munculnya perilaku berbelanja yang terjadi secara tidak terencana, tertarik secara emosional, serta proses pembuatan keputusan dilakukan dengan cepat tanpa berpikir secara bijak dan adanya pertimbangan. Selain itu, perilaku pembelian impulsif tersebut juga dapat terjadi pada remaja yang sedang mengalami masa pergolakan yang penuh dengan konflik dan perubahan suasana hati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara ethnocentrism dan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan ethnocentrism dan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas atau menambah khasanah ilmu pengetahuan psikologi konsumen dan psikologi perkembangan khususnya mengenai hubungan ethnocentrism dan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja.
2.
Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai umpan balik dan bahan evaluasi bagi remaja berkaitan dengan pelaku pembelian impulsifnya. Evaluasi ini dapat berbentuk penilaian atau refleksi terhadap pribadi masingmasing remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
BAB II DASAR TEORI
A. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying) 1. Definisi Pembelian Impulsif Menurut Barratt (dalam Alagöz & Ekici, 2011), impulsif adalah sifat kepribadian yang didefinisikan sebagai kecenderungan bertindak tanpa pemikiran, membuat keputusan kognitif yang cepat, dan gagal untuk menghargai keadaan di luar sini dan sekarang. Membeli impulsif dapat juga dikatakan sebagai tindakan melakukan pembelian yang tidak direncanakan atau spontan (Rook & Fisher, dalam George, & Yaoyuneyong, 2010). Rook (1987) mendefinisikan pembelian impulsif sebagai perilaku berbelanja yang terjadi secara tidak terencana, tertarik secara emosional, serta proses pembuatan keputusan dilakukan dengan cepat tanpa berpikir secara bijak dan adanya pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan alternatif yang ada. Secara ringkas Jones, Reynolds, Weun, dan Beatty (dalam Niu & Wang, 2009) menyatakan bahwa
pembelian
impulsif
adalah
perilaku
pembelian
tanpa
merenungkan yang terjadi tanpa pembeli terlibat dalam banyak evaluasi. Rook dan Gardner (dalam Kacen & Lee, 2002) mendefinisikan pembelian impulsif sebagai pembelian yang tidak direncanakan yang
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
ditandai dengan (1) relatif cepat pengambilan keputusan, dan (2) bias subjektif dalam mendukung kepemilikan langsung. Dapat dikatakan juga bahwa membeli impulsif bersifat reaktif dan rawan terjadi pengurangan atas konsekuensi (Rook, dalam Alagöz & Ekici, 2011). Hal ini sama seperti yang diungkapkan Beatty dan Ferrell (dalam Alagöz & Ekici, 2011) yaitu, bahwa pembelian impulsif terjadi ketika konsumen tidak merenungkan banyak konsekuensi membeli produk. Pembelian impulsif digambarkan sebagai perilaku pembelian tidak terencana yang tiba-tiba, kuat dan sering gigih mendesak untuk membeli yang dimulai secara spontan pada saat konfrontasi dengan item tertentu, serta disertai dengan perasaan senang dan kegembiraan (Rook, dalam Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009; Rook, dalam Verplanken & Herabadi, 2001). Dengan kata lain, pembelian impulsif adalah tindakan tidak disengaja, dan disertai dengan respon emosional yang kuat (Rook & Gardner, dalam Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009). Rook (dalam Verplanken & Sato, 2011) juga memberikan definisi yang komprehensif dari pembelian impulsif, yang mencakup tiga fitur utama, yaitu, pembelian yang tidak direncanakan, sulit untuk mengontrol, dan disertai dengan respons emosional. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif (impulsive buying) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan kegiatan pembelian yang spontan, kurang pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan alternatif yang ada,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
terjadi ketika ada keterikatan secara emosional (perasaan senang dan kegembiraan), bersifat mendesak, sulit untuk dikontrol, serta disertai dengan penyesalan.
2. Aspek-aspek Pembelian Impulsif Verplanken dan Herabadi (2001) mengungkapkan dua aspek dalam pembelian impulsif, yaitu: a. Aspek Kognitif Aspek kognitif yang dimaksud dalam pembelian impulsif adalah kecenderungan tanpa adanya pertimbangan, pemikiran, dan merencanakan ketika membeli produk. b. Aspek Afektif Aspek afektif pembelian impulsif meliputi perasaan senang dan gembira, dorongan untuk membeli dan kesulitan untuk mengontrol, serta penyesalan atau rasa bersalah setelah pembelian.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Impulsif a. Faktor Internal Pada beberapa penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa kepribadian dapat mempengaruhi pembelian impulsif seseorang (Lin & Chuang, 2005; Lin & Lin, 2005; Karbasivar & Yarahmadi, 2011; Qureshi, Zeb & Saifullah, 2012; Stern, dalam Sun & Wu, 2011; Verplanken & Herabadi, 2001; Verplanken & Herabadi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
dalam Herabadi, Verplanken & Knippenberg, 2009; Verplanken & Sato, 2011;). Sifat kepribadian ini diduga dapat menunjukkan perilaku impulsif lebih dari sifat-sifat yang lainnya (seperti regulasi diri, kondisi emosional, suasana hati, dsb), serta mampu membantu seseorang untuk memutuskan tingkat kecenderungan pembelian impulsif (Rook & Fisher, dalam Karbasivar & Yarahmadi, 2011). Hal ini didukung oleh penelitian Qureshi, Zeb, dan Saifullah (2012) yang menunjukkan bahwa individu yang memiliki salah satu faktor dalam Big Five, yaitu openness to experience (seperti imajinatif, sensitif secara artistik, dan intelektual) akan berperilaku impulsif. Emotional Intelligence dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Hal ini diduga bahwa orang dengan Emotional Intelligence yang tinggi akan signifikan memiliki perilaku pembelian impulsif yang rendah daripada orang yang memiliki Emotional Intelligence rendah (Lin & Chuang, 2005). Selain itu, faktor pribadi juga dapat mempengaruhi pembelian impulsif. Faktor
pribadi
dapat
berupa
keinginan
seseorang
untuk
menunjukkan identitas sendiri, suasana hati (mood konsumen atau keadaan
emosional),
untuk
mengatasi
ketegangan,
untuk
menghargai dirinya sendiri, untuk bersosialisasi atau melakukan belanja sebagai hobi, serta kurangnya kontrol (Rook, 1987; Youn & Faber, dalam Alagöz & Ekici, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor internal yang mempengaruhi pembelian impulsif ialah sifat kepribadian, Emotional Intelligence, serta faktor personal, seperti keinginan seseorang untuk menunjukkan identitas sendiri, suasana hati, cara untuk mengatasi ketegangan, untuk menghargai dirinya sendiri, untuk bersosialisasi atau melakukan belanja sebagai hobi, dan kurangnya kontrol, juga merupakan faktor internal pembelian impulsif.
b. Faktor Eksternal Penelitian Lin dan Lin (2005) pada remaja di Taiwan mengungkapkan bahwa jumlah uang saku yang lebih dapat mengakibatkan pembelian impulsif pada remaja. Ketika remaja memiliki uang saku yang lebih, pembelian impulsif secara signifikan akan meningkat. Selain itu, lingkungan seperti, atmosfer toko, lokasi rak, kemasan, gambar, warna produk, pemandangan, suara, dan bau juga dapat mempengaruhi pembelian impulsif (Eroglu & Machleit serta Mitchell, dalam Karbasivar & Yarahmadi, 2011; Karbasivar & Yarahmadi, 2011; Mihić & Kursan, 2010; Youn & Faber, dalam Alagöz & Ekici, 2011). Budaya merupakan salah satu bagian dalam lingkungan yang mampu mempengaruhi pembelian impulsif. Secara lebih spesifik, budaya dapat dilihat dalam kolektivis dan individualis (Mihić &
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
Kursan, 2010; Kacen & Lee, 2002; Rook, 1987; Yang, Huang, & Feng, 2011). Pada penelitian Kacen dan Lee (2002) diungkapkan bahwa seseorang dari budaya individualis akan memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang dari budaya kolektivis. Budaya juga dapat dilihat dalam ethnocentrism (Shimp & Sharma, dalam Watson & Wright, 2000; Wanninayake & Chovancova, 2012; Worchel & Cooper, dalam Shimp & Sharma, 1987). Ethnocentrism dapat memberikan efek pada niat beli konsumen. Pada penelitian Chen (2008) di Cina dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki ethnocentrism tinggi akan membeli produk yang dirancang dan dirakit di negara mereka, sedangkan bagi mereka dengan ethnocentrism rendah akan lebih rentan untuk membeli produk yang dirancang dan dirakit di negara luar. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dilihat pengaruh budaya (khususnya ethnocentrism) terhadap pembelian impulsif. Ethnocentrism memiliki konsep umum yang mengungkap tentang fenomena konsumen yang fokus pada responsibilitas dan moralitas membeli produk buatan asing dan loyalitas konsumen pada produk pabrik negara mereka (Shimp & Sharma, dalam Watson & Wright, 2000). Dapat juga diartikan bahwa konsumen etnosentris berfokus pada 3 hal, yaitu: 1). rasa tanggung jawab konsumen untuk mengkonsumsi produk negara mereka, 2). penilaian baik atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
tidaknya saat konsumen mengkonsumsi barang impor serta 3). kesetiaan konsumen pada produk lokal. Konsep inilah yang dapat mengarahkan ethnocentrism menjadi faktor dalam pembelian impulsif terhadap impor. Kesimpulannya,
faktor
eksternal
yang
mempengaruhi
pembelian impulsif antara lain, jumlah uang saku yang lebih serta lingkungan (atmosfer toko, lokasi rak, kemasan, gambar, warna produk), dan budaya.
B. Ethnocentrism 1. Definisi Ethnocentrism Ethnocentrism adalah sebuah konsep yang pertama diperkenalkan oleh Sumner pada tahun 1906. Sumner mengidentifikasi ethnocentrism sebagai kecenderungan yang menganggap kepercayaan, standar, dan kode perilaku kelompok lebih unggul dari kelompok lainnya (dalam Silva, 2010). Wanninayake dan Chovancová (2012) mendefinisikan ethnocentrism sebagai kecenderungan individu yang menganggap kebudayaan mereka sendiri sebagai superior dan merendahkan kebudayaan lainnya. Menurut para peneliti sebelumnya seperti LuqueMartinez, Ibanez-Zapata, dan del Barrio-Garcia (dalam Silva, 2010), konsep ethnocentrism merupakan representasi dari universalitas, kecenderungan untuk melihat sendiri kelompok individu sebagai pusat alam semesta, untuk menafsirkan unit sosial lainnya dari perspektif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
kelompok dan untuk menolak orang-orang yang secara budaya berbeda, membabi buta menerima mereka dari budaya yang sama. Menurut Heine (2008), ethnocentrism
dapat menyebabkan orang
untuk berasumsi bahwa cara hidup budaya mereka sendiri dalam beberapa hal lebih baik atau lebih alami daripada yang lain. Secara umum, konsep ethnocentrism ialah melihat grup sebagai pusat universal, menginterpretasi bagian sosial lain dengan perspektif grup, dan menolak orang yang berasal dari budaya yang berbeda (Worchel & Cooper, dalam Shimp & Sharma, 1987). Lebih spesifik, ethnocentrism termasuk kecenderungan untuk (1) membedakan berbagai kelompok, (2) melihat kejadian-kejadian di hal kepentingan kelompok (ekonomi, politik, dan sosial), (3) melihat kelompok sendiri sebagai pusat alam semesta dan menganggap cara hidupnya sebagai superior untuk semua lain, (4) menjadi curiga dan meremehkan kelompok lain; (5) melihat kelompok sendiri sebagai superior, kuat, dan jujur; (6) melihat kelompok lain sebagai inferior, lemah, dan jujur pengacau (LeVine & Campbell, dalam Shimp & Shin, 1995). Shimp dan Sharma (dalam Watson & Wright, 2000) mengungkapkan
bahwa
konsumen
etnosentris
fokus
pada
responsibilitas dan moralitas membeli produk buatan asing dan loyalitas konsumen pada produk pabrik negara mereka. Dapat juga diartikan bahwa konsumen yang etnosentris memiliki rasa tanggung jawab untuk mengkonsumsi produk negara mereka, memiliki penilaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
baik atau tidaknya saat mengkonsumsi barang impor dan mengenai kesetiaan konsumen pada produk lokal. Menurut Silva (2010), ethnocentrism juga dapat dikatakan sebagai istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan konsumen yang memposisikan superior terhadap produk dan jasa pilihan yang dipercaya berasal dari negara mereka. Mooij
(2003) menyatakan bahwa ketika konsumen lebih
memilih produk atau merek dari negara mereka sendiri dibandingkan produk atau merek dari negara lain, maka konsumen tersebut disebut konsumen etnosentris Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ethnocentrism
merupakan
kecenderungan
konsumen
untuk
menganggap kebudayaan mereka sendiri sebagai superior dan merendahkan kebudayaan lainnya, atau kecenderungan konsumen memposisikan produk dan jasa pilihan yang dipercaya berasal dari negara mereka sebagai superior.
2. Aspek-aspek Ethnocentrism Ethnocentrism dapat dilihat melalui tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Aspek kognitif berkaitan dengan pemikiran, aspek afektif berkaitan dengan perasaan, dan aspek konatif berkaitan dengan tindakan (Maio & Haddock, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
3. Dampak Ethnocentrism Penelitian Chen (2008) di Cina dan Amerika Serikat menemukan bahwa ethnocentrism memiliki efek pada niat beli. Tujuan penelitian Chen ini ialah untuk menguji efek negara asal (Country of Origin), efek keakraban merek, dan efek ethnocentrism di dua pasar berbeda yaitu Cina dan Amerika Serikat yang menggunakan laptop sebagai stimulus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk orang yang memiliki ethnocentrism tinggi (subjek Amerika Serikat) akan membeli laptop yang dirancang dan dirakit di negara mereka
(Amerika
Serikat),
sedangkan
bagi
mereka
dengan
ethnocentrism rendah (subjek Cina) akan lebih berniat untuk membeli laptop yang dirancang dan dirakit di negara Amerika Serikat. Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Chakrabarty dan Conrad (1995) yang menemukan adanya hubungan antara niat ethnocentrism dan pembelian yang dimodifikasi oleh persepsi terhadap kualitas. Hasil penelitian Chakrabarty dan Conrad menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi kualitas produk Amerika, semakin rendah niat pembelian produk asing. Temuan ini memberikan dukungan pada produsen barang elektronik untuk meningkatkan kualitas barang elektronik di Amerika dibandingkan dengan produsen asing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
C. Remaja 1. Definisi Remaja Adolescence berasal dari bahasa Latin “adolescere” (kata bendanya adolescentia = remaja), yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa (Desmita, 2007; Jahja, 2011; Steinberg, 2002). Dapat diartikan masa remaja (adolescence) ialah periode perkembangan transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, yang memasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun (Santrock, 2002). Mönks, Knoers, dan Haditono (1999) mengungkapkan bahwa masa remaja secara global berlangsung antara usia 12 dan 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun: masa remaja akhir. Menurut Steinberg (2002), masa remaja merupakan masa pertumbuhan, bergerak dari ketidakmatangan anak ke kedewasaan dewasa, serta masa persiapan untuk masa depan masa remaja yaitu masa transisi: biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) pada orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral (Salzman, dalam Jahja, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa masa remaja (adolescence) ialah periode perkembangan transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, yang memasuki usia 12 hingga 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun: masa remaja akhir.
2. Karakteristik Remaja Seorang sarjana Psikologi Amerika Serikat G.S. Hall (dalam Sarwono, 2011; Santrock, 2012) yang disebut sebagai bapak psikologi remaja mengungkapkan bahwa, pada tahap perkembangan manusia: Masa remaja (adolence) : 12-23 tahun, yaitu masa badai dan stres (stress-and-stress view) yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak akibat pertentangan nilai-nilai. Dengan kata lain masa remaja adalah masa pergolakan yang penuh dengan konflik dan perubahan suasana hati (Hall dalam Santrock, 2002; Santrock, 2012). Erik H. Erikson adalah ahli psikoanalisa yang menjadi salah satu ahli teori pertama yang mengajukan pendekatan rentang kehidupan terhadap psikologi perkembangan. Menurut Erikson, perkembangan individu melalui 8 tahapan, yaitu kepercayaan dan ketidakpercayaan, otonomi dengan rasa malu dan keragu-raguan, inisiatif dan perasaan bersalah, kompetensi dan inferiorotas, identitas dan kebingungan identitas, keintiman dan keterkucilan, bangkit dan mandeg, serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
integritas ego dan kekecewaan (Santrock, 1995, Wade & Tavris, 2008b). Menurut Erikson (1989), tahap kelima (12-23 tahun) merupakan konflik psikososial yang muncul pada mula pubertas. Konflik psikososial ini adalah “identitas” melawan “kekacauan identitas”. Pemuda ditimpa oleh sekian banyak masalah yang berasal dari proses fisiologis dan seksualnya. Remaja juga mengalami perkembangan pada aspek kognisi sosialnya. Menurut Dacey dan Kenny (dalam Desmita, 2007), yang dimaksud dengan kognisi sosial adalah kemampuan untuk berpikir secara kritis mengenai isu-isu dalam hubungan interpersonal, yang berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman, serta berguna untuk memahami orang lain dan menentukan bagaimana melakukan interaksi dengan mereka. Santrock (2007; Santrock 2012) menyatakan bahwa egosentrisme remaja (adolescent egocentrism) merupakan kesadaran diri pada remaja yang meningkat, yang tercermin dalam keyakinan mereka bahwa orang lain berminat terhadap diri mereka seperti halnya mereka terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa selain mengalami perubahan fisiologis, remaja juga mengalami perkembangan pada aspek kognisi sosialnya (kemampuan untuk berpikir secara kritis mengenai isu-isu dalam hubungan interpersonal), serta perkembangan pada aspek sosio-emosi (seperti, konflik psikososial “identitas” melawan “kekacauan identitas”).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
D. Dinamika Hubungan Ethnocentrism dan Kecenderungan Pembelian Impulsif pada Remaja Remaja merupakan masa di mana seseorang dihadapkan pada situasi yang lebih banyak melibatkan pengambilan keputusan (Suntein, dalam Santrock, 2012). Termasuk untuk menentukan menggunakan produk lokal ataupun non-lokal. Kalangan remaja merupakan pengguna produk impor yang paling mencolok saat ini. Maka dari itu, Kementerian Perdagangan RI, terus membangun kesadaran dengan memberikan program sosialisasi produk Indonesia yang digelar di Balikpapan dan beberapa kota lain. Minat para remaja pada produk impor memang sulit diatasi, ditambah lagi dengan adanya tradisi latah yang umumnya melanda para remaja tersebut (Balikpapan Pos, 2012). Hal ini dapat terjadi karena kurang adanya ethnocentrism dalam diri remaja saat ini. Ethnocentrism
merupakan
kecenderungan
untuk
menganggap
kebudayaan mereka sendiri sebagai superior dan menurunkan kebudayaan lainnya (Wanninayake & Chovancová, 2012). Ethnocentrism juga dapat digunakan untuk mengidentifikasikan konsumen yang memposisikan superior terhadap produk dan jasa pilihan yang dipercaya berasal dari negara mereka (Silva, 2010). Shimp dan Sharma (dalam Watson & Wright 2000) mengungkapkan bahwa konsumen
etnosentris fokus pada
responsibilitas dan moralitas membeli produk buatan asing dan loyalitas konsumen pada produk pabrik negara mereka. Dapat diartikan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
konsumen etnosentris berfokus pada rasa tanggung jawab konsumen untuk mengkonsumsi produk negara mereka, memiliki penilaian baik atau tidaknya saat mengkonsumsi barang impor, dan mengenai kesetiaan konsumen pada produk lokal. Ethnocentrism secara tidak langsung memberikan dampak pada niat beli konsumen lokal. Konsumen ethnocentrism akan lebih selektif atau mampu berpikir secara bijak dan penuh pertimbangan dalam memilih produk yang akan mereka gunakan. Sebaliknya, apabila konsumen tidak memiliki ethnocentrism, maka konsumen justru lebih rentan terhadap produk-produk buatan asing. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Chen
(2008)
yang
menunjukkan
bahwa
orang
yang
memiliki
ethnocentrism tinggi akan membeli produk yang dirancang dan dirakit di negara mereka, sedangkan bagi mereka dengan ethnocentrism rendah akan lebih rentan untuk membeli produk yang dirancang dan dirakit di negara luar. Dalam hal ini, konsumen akan tidak selektif lagi dalam mempertimbangkan banyaknya tawaran produk buatan asing yang masuk ke dalam pasar lokal. Dengan demikian, niat beli konsumen terhadap produk asing pun tidak dapat terkendalikan lagi. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya kecenderungan pembelian impulsif pada konsumen. Rook (1987) mendefinisikan pembelian impulsif sebagai perilaku berbelanja yang terjadi secara tidak terencana, tertarik secara emosional, serta proses pembuatan keputusan dilakukan dengan cepat tanpa berpikir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
secara bijak dan adanya pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan alternatif yang ada. Dapat juga dikatakan bahwa membeli impulsif digambarkan sebagai perilaku pembelian yang tidak direncanakan yang ditandai oleh, tiba-tiba, kuat dan sering gigih mendesak untuk membeli yang dimulai secara spontan pada saat konfrontasi dengan aitem tertentu, dan disertai dengan perasaan senang dan kegembiraan (Rook, dalam Herabadi, Verplanken, & Knippenberg, 2009; Rook, dalam Verplanken & Herabadi, 2001). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ethnocentrism dapat memberikan dampak terhadap pembelian impulsif pada konsumen yang secara khusus dalam penelitian ini ialah remaja. Hal ini didukung juga dengan karakteristik remaja yang memasuki masa pergolakan yang penuh dengan konflik dan perubahan suasana hati.
Bagan Hubungan Ethnocentrism dan Kecenderungan Pembelian Impulsif
Remaja
ethnocentrism tinggi
selektif terhadap produk impor
niat dan kecenderungan pembelian impulsif terhadap impor rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
E. Hipotesis Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara ethnocentrism dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja. Semakin tinggi ethnocentrism, maka semakin rendah kecenderungan perilaku pembelian impulsif. Sebaliknya, semakin rendah ethnocentrism justru semakin meningkatkan kecenderungan perilaku pembelian impulsif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Penelitian korelasi bertujuan untuk mendeskripsikan kekuatan relasi antara minimal dua peristiwa atau karakteristik. Semakin kuat korelasi (atau hubungan) antara dua peristiwa, maka semakin efektif dalam memprediksikan suatu peristiwa berdasarkan peristiwa lainnya (Whitley, dalam Santrock, 2007; Santrock, 2012). Menurut Azwar (2009), penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.
B. Variabel Penelitian Variabel Bebas (Independent)
: Kecenderungan Pembelian Impulsif
Variabel Tergantung (Dependent)
: Ethnocentrism
C. Definisi Operasional 1. Ethnocentrism Ethnocentrism merupakan kecenderungan pada remaja untuk menganggap kebudayaan sendiri sebagai superior dan menurunkan kebudayaan lainnya, atau kecenderungan remaja memposisikan produk dan jasa pilihan yang dipercaya berasal dari negara mereka
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
sebagai superior. Pengukuran Ethnocentrism ini menggunakan skala ethnocentrism yang terdiri dari tiga aspek yaitu, aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Skor rendah yang diperoleh dalam skala tersebut menunjukkan bahwa subjek memiliki ethnocentrism yang rendah.
Sebaliknya,
skor
tinggi
pada
skala
ethnocentrism
menunjukkan bahwa subjek memiliki ethnocentrism yang tinggi.
2. Kecenderungan Pembelian Impulsif Kecenderungan pembelian impulsif (impulsive buying) adalah kecenderungan remaja untuk melakukan kegiatan pembelian yang spontan, kurang pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan alternatif yang ada, terjadi ketika ada keterikatan secara emosional (perasaan senang dan kegembiraan), bersifat mendesak, sulit untuk dikontrol,
serta
kecenderungan
disertai
dengan
pembelian
impulsif
penyesalan. ini
Pengukuran
menggunakan
skala
kecenderungan pembelian impulsif yang terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif. Kecenderungan pembelian impulsif diukur dengan skala kecenderungan pembelian impulsif. Skor rendah yang diperoleh dalam
skala
tersebut
menunjukkan
bahwa
subjek
memiliki
kecenderungan pembelian impulsif yang rendah. Sebaliknya, jika skor tinggi yang diperoleh pada skala kecenderungan pembelian impulsif, maka dapat dikatakan bahwa subjek memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
D. Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja berusia antara 12 dan 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun: masa remaja akhir (Mönks, Knoers, & Haditono, 1999). Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini ialah Convenience Sampling, yaitu pemilihan sampel dilakukan peneliti berdasarkan pada ketersediaan sampel atau kemudahan sampel untuk diperoleh (Kountur, 2003).
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode penskalaan model Likert. Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur kecenderungan pembelian impusif adalah skala pembelian impulsif. Skala pembelian impulsif ini dikembangkan berdasarkan aspek kognitif dan aspek afektif dalam teori Verplanken dan Herabadi (2001). Pengukuran Ethnocentrism dalam penelitian ini menggunakan skala ethnocentrism. Pada penelitian ini, pengukuran ethnocentrism diukur melalui tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Pada skala pembelian impulsif, peneliti menyusun 40 butir pernyataan yang terdiri 20 butir pernyataan favorable dan 20 butir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
pernyataan unfavorable. Sedangkan pada skala ethnocentrism, peneliti menyusun 15 butir pernyataan favorable. Penggunaan 15 aitem ini ditujukan untuk mengefektifkan waktu pengerjaan skala. Pernyataanpernyataan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1 Blue Print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Sebelum Seleksi Aitem Nomer Aitem
No.
Aspek
1.
Aspek Kognitif
2.
Aspek Afektif
Favorable 1, 2, 3, 4, 5, 1, 22, 23, 23, 25 11, 12, 13, 14, 15, 31, 32, 33, 34, 35 Total
Jumlah
Bobot
20
50%
20
50%
40
100%
Unfavorable 6, 7, 8, 9, 10, 26, 27, 28, 29, 30 16, 17, 18, 19, 20, 36, 37, 38, 39, 40
Tabel 2 Blue Print Skala Ethnocentrism Sebelum Seleksi Aitem No. Aspek No. Aitem Favorable Jumlah 1. Aspek Kognitif 1, 4, 7, 10, 13 5 2. Aspek Afektif 2, 5, 8, 11, 14 5 3. Aspek Konatif 3, 6, 9, 12, 15 5 Total 15
Bobot 33,3% 33,3% 33,3% 100%
Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Sedangkan Skala Ethnocentrism hanya terdiri dari pernyataan favorable, dengan pertimbangan bahwa pernyataan favorable
sudah
mampu
mewakili
pernyataan
unfavorable
serta
menghindari terjadinya negasi pada pernyataan favorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung objek sikapnya sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung objek sikapnya (Supratiknya, 1998b). Dalam menjawab pernyataan-pernyataan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
tersebut, subjek diberi 4 kategori respon yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Penggunaan 4 kategori respon tanpa adanya kategori respon “netral” digunakan dengan pertimbangan bahwa penyajian titik tengah hanya memberikan kemudahan bagi subjek yang tidak bersedia mengerjakan tugas dengan serius atau yang defensif dalam menunjukkan karakteristik pribadinya (Friedenberg, 1995). Pada pernyataan favorable, jawaban Sangat Sesuai (SS) akan mendapat skor 4, jawaban Sesuai (S) akan mendapat skor 3, jawaban Tidak Sesuai (TS) akan mendapat skor 2, dan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) akan mendapat skor 1. Pada pernyataan favorable skor tinggi mengindikasikan bahwa subjek memiliki kecenderungan pembelian impulsif pada skala pembelian impulsif. Sedangkan jawaban rendah mengindikasikan bahwa subjek cenderung tidak memiliki kecenderungan pembelian impulsif pada skala pembelian impulsif. Pada Skala Ethnocentrism, dapat mengindikasikan bahwa subjek akan memiliki kecenderungan etnosentris bila subjek memilih dua kategori respon dengan skor tinggi yaitu Sangat Sesuai (SS) dengan skor 4 dan Sesuai (S) dengan skor 3. Sedangkan bila subjek memilih dua kategori respon dengan skor rendah yaitu Tidak Sesuai (TS) dengan skor 2 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) dengan skor 1, maka hal ini dapat mengindikasikan bahwa subjek tidak memiliki kecenderungan etnosentris.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
Tabel 3 Skor Favorable Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dan Skala Ethnocentrism Respon Skor Sangat Sesuai 4 Sesuai 3 Tidak Sesuai 2 Sangat Tidak Sesuai 1
Pada pernyataan unfavorable, jawaban Sangat Setuju (SS) akan mendapat skor 1, jawaban Sesuai (S) akan mendapat skor 2, jawaban Tidak Sesuai (TS) akan mendapat skor 3, dan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) akan mendapat skor 4. Pada pernyataan unfavorable skor tinggi mengindikasikan bahwa subjek tidak memiliki kecenderungan pembelian impulsif pada Skala Pembelian Impulsif. Sedangkan jawaban rendah mengindikasikan bahwa subjek memiliki kecenderungan pembelian impulsif pada Skala Pembelian Impulsif. Tabel 4 Skor Unfavorable Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif Respon Skor Sangat Sesuai 1 Sesuai 2 Tidak Sesuai 3 Sangat Tidak Sesuai 4
F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Penelitian ini menggunakan validitas isi yang diselidiki melalui analisis rasional terhadap isi tes serta didasarkan penilaian (judgement) yang bersifat subjektif (Supratiknya, 1998a). Penyusunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
instrumen berupa Skala Pembelian Impulsif dan Skala Ethnocentrism didasarkan pada aspek-aspek dalam teori yang ada. Pengujian validitas dilakukan oleh ahli (experts judgment) yaitu dosen pembimbing skripsi. Penilaian ini dilakukan berdasarkan kesesuaian aitem-aitem dalam tes dengan aspek-aspek yang hendak diungkap serta kesesuaian dengan blue print. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memilih aitem-aitem yang representatif dari keseluruhan bahan yang berkenaan dengan aspek yang hendak diukur (Nasution, 2011).
2. Seleksi Aitem Seleksi aitem dilakukan dengan cara menguji kesesuaian karakteristik masing-masing aitem dengan aspek yang mewakili setiap variabel. Pada penelitian ini, seleksi aitem dilakukan berdasarkan daya diskriminasi atau daya beda. Suatu aitem dikatakan memilliki daya diskriminasi tinggi bila semua atau sebagian Kelompok Tinggi menjawab dengan hasil besar dan semua atau sebagian Kelompok Rendah mendapat nilai rendah. Semakin besar proporsi penjawab tinggi dari Kelompok Tinggi dan Kelompok Rendah, semakin besarlah daya diskriminasi suatu aitem (Supratiknya, 1998b). Kesesuaian
fungsi
aitem
dengan
fungsi
skala
dalam
mengungkap individual dapat ditunjukkan oleh parameter daya beda aitem yang berupa koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor total skala (rix). Besarnya koefisien korelasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
aitem-total bergerak dari 0 - 1,00 dengan tanda positif atau negatif. Semakin baik daya deskriminasi aitem maka koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1,00. Sebaliknya, koefisien yang mendekati angka 0 atau yang memiliki tanda negatif mengindikasikan bahwa aitem tersebut tidak memiliki daya deskriminasi. Batasan rix ≥ 0,30 biasanya digunakan sebagai kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem-total. Aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Sebaliknya, aitem yang memiliki harga rix kurang dari 0,30 dapat dinyatakan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah (Azwar, 2013). Peneliti melakukan uji coba Skala Pembelian Impulsif dan Skala Ethnocentrism pada 202 subjek (Siswa SMA Katolik Thomas Aquino Tabanan-Bali, Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan Mahasiswa Sekolah Tinggi Injili Indonesia-Bali) yang berusia antara 12 – 21 tahun. Skala yang terkumpul kemudian diproses dan diseleksi menggunakan batas kriteria indeks daya beda aitem yakni 0,30. Pada Skala Pembelian Impulsif menunjukkan bahwa dari 40 aitem terdapat 35 aitem yang baik dan 5 aitem yang kurang baik. Jumlah aitem yang kurang baik belum mampu menyeimbangkan komposisi tiap aspeknya. Oleh karena itu, peneliti melakukan penyeleksian kedua secara manual dengan melihat skor terendah lainnya pada tiap aspek, kemudian peneliti melakukan pengguguran pada skor rendah tersebut sehingga komposisi pada tiap aspek sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
Setelah melalui proses penyeleksian kedua, maka ditetapkan jumlah aitem yang tidak lolos adalah 8 aitem. Jadi, jumlah aitem yang lolos adalah 32 aitem. Tabel 5 Blue Print Skala Pembelian Impulsif Setelah Uji Coba Nomer Aitem No. Aspek Jumlah Bobot Favorable Unfavorable 1. Aspek 1, 2, 3, 4, 5, 21, 6, 7, 8, 9, 10, 26, 16 50% Kognitif 22, 23, 24, 25 27, 28, 29, 30 2. Aspek 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 16 50% Afektif 31, 32, 33, 34, 35 20, 36, 37, 38, 39, 40 Total 32 100% Ket. : Angka yang dicetak tebal adalah aitem yang gugur dalam penelitian
Pada Skala Ethnocentrism menunjukkan bahwa dari 15 aitem tidak terdapat aitem yang kurang baik karena semua aitem memiliki nilai diatas 0,30 (> 0,30). Dengan kata lain, semua aitem adalah baik dan dapat langsung dipergunakan. Tabel 6 Blue Print Skala Ethnocentrism Setelah Uji Coba No. Aspek No. Aitem Favorable Jumlah 1. Aspek Kognitif 1, 4, 7, 10, 13 5 2. Aspek Afektif 2, 5, 8, 11, 14 5 3. Aspek Konatif 3, 6, 9, 12, 15 5 Total 15
Bobot 33,3% 33,3% 33,3% 100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
3. Reliabilitas Sinonim atau kata lain dari reliabilitas adalah konsistensi dan stabilitas (Supratiknya, 1998a). Artinya, suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat ukur itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil ukur yang sama (Nasution, 2011). Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yang bertujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar bagian dalam tes (Azwar, 2007). Rumus yang digunakan untuk mencari estimasi reliabilitas konsistensi internal dalam penelitian ini adalah Alpha (α) Cronbach. Berdasarkan hasil perhitungan, Skala Pembelian Impulsif pada penelitian ini memiliki koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,916. Hal ini menunjukkan bahwa Skala Pembelian Impulsif tersebut sangat reliabel. Sedangkan Skala Ethnocentrism memiliki koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,930. Hasil koefisien tersebut menunjukkan bahwa Skala Ethnocentrism tersebut sangat reliabel (Sarwono, 2006).
G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji ini perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
memiliki asumsi normalitas sebaran (Santoso, 2010). Uji normalitas dilakukan dengan Kolomogorov-Smirnov. Jika nilai sig. atau p > 0,05 maka dapat disimpulkan hipotesis nol gagal ditolak, yang berarti data yang diuji memiliki distribusi yang tidak berbeda dari data yang normal, atau data yang diuji memiliki distribusi normal. Sebaliknya, jika p < 0,05 maka dapat disimpulkan hipotesis nol ditolak, yang berarti data yang diuji memiliki distribusi yang berbeda dari data yang normal, atau data yang diuji memiliki distribusi tidak normal (Santoso, 2010).
b. Uji Linearitas Uji linearitas menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang hendak dianalisis itu mengikuti garis lurus. Oleh karenanya, peningkatan atau penurunan kuantitas pada satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa uji lineritas digunakan untuk melihat kekuatan hubungan antara dua variabel. Jika nilai sign. atau p > 0,05 maka terdapat hubungan tidak linear atau hubungan antara dua variabel lemah (Santoso, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
2. Uji Hipotesis Analisis penelitian ini menggunakan metode Product Moment Pearson. Uji korelasi Product Moment Pearson digunakan dengan alasan untuk melihat apakah ada hubungan antara ethnocentrism dan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja. Koefisien yang dihasilkan bernilai -1 hingga +1, yang menunjukkan apakah hubungan tersebut positif atau negatif (Prasetyo, 2008b). Jika nilai sig. (p) < 0,05 maka H0 ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara dua variabel. Sebaliknya, jika nilai sig. (p) > 0,05 maka H0 gagal ditolak atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel (Trihendradi, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di tiga tempat yang berbeda, yaitu di SMP Joannes Boscho Yogyakarta, SMA Kristen Immanuel Kalasan, dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian di SMP Joannes Boscho dilaksanakan pada tanggal 2 September 2013 dengan subjek terdiri dari 3 kelas yaitu kelas XI Cooperation, kelas XIII Simplicity, dan kelas XII Peace. Sedangkan pemberian skala di SMA Kristen Immanuel dilaksanakan pada tanggal 3 September 2013 dan pengambilan kembali skala pada tanggal 9 September 2013. Penyebaran skala pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma berlangsung pada tanggal 6 - 10 September 2013.
B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki dan perempuan berusia antara 12 tahun hingga 21 tahun. Jumlah Subjek secara keseluruhan adalah 161 orang dengan jumlah pada masing-masing masa remaja, yaitu 63 remaja awal, 53 remaja pertengahan, dan 45 remaja akhir.
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
Tabel 7 Data Usia Subjek Penelitian Usia 12 – 15 tahun 15 – 18 tahun 18 – 21 tahun Total
Jumlah 63 orang 53 orang 45 orang 161 orang
Tabel 8 Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki 77 orang Perempuan 84 orang Total 161 orang
C. Deskripsi Data Penelitian Peneliti melakukan perbandingan antara mean teoritis dan mean empiris pada data yang peroleh. Jika mean empiris lebih besar daripada mean teoritis maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan pembelian impulsif dan ethnocentrism yang tinggi. Sebaliknya, bila mean empiris lebih kecil daripada mean teoritis maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan pembelian impulsif dan ethnocentrism yang rendah. Mean teoritis adalah rata-rata skor alat ukur penelitian yang diperoleh dengan perhitungan manual. Mean empiris adalah rata-rata skor data penelitian yang diperoleh dari deskripsi data di statistik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
Tabel 9 Data Teoritis dan Empiris Variabel
N
P
SD
Mean Teoritis Min. Mak. Mean
Mean Empiris Min. Mak. Mean
Kecenderungan Pembelian .000 161 Impulsif
12.210
32
128
80
34
114
Ethnocentrism
7.398
15
60
37,5
15
60
.201
Hasil dari uji t pada skala kecenderungan pembelian impulsif dan skala ethnocentrism memiliki nilai p sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara mean empiris dan mean teoritis. Pada tabel 9, skala kecenderungan pembelian impulsif memiliki mean teoritis sebesar 80 dan mean empiris sebesar 68,88. Berdasarkan hasil tersebut, mean teoritis lebih besar dibandingkan mean empiris, maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian pada kenyataannya memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang rendah. Sedangkan pada skala ethnocentrism memiliki mean teoritis yang diperoleh sebesar 37,5 dan mean empiris sebesar 38,25. Hal ini menunjukkan bahwa mean empiris lebih besar daripada mean teoritis, tetapi tidak dapat dikatakan tinggi secara signifikan. Hal ini dikarenakan nilai p sebesar 0,201. Dengan kata lain, subjek penelitian pada kenyataannya memiliki ethnocentrism yang tinggi namun diragukan (karena tidak signifikan).
68.88 38.25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
D. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Berdasarkan
hasil
analisis
Kolmogorov-Smirnov
menggunakan SPSS 16.0 For Windows, diperoleh nilai p untuk skala kecenderungan pembelian impulsif sebesar 0,200. Karena nila signifikansi variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel kecenderungan pembelian impulsif berdistribusi normal. Sama halnya dengan skala ethnocentrism yang memiliki nilai p sebesar 0,200, maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel ethnocentrism juga memiliki distribusi yang normal.
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. k.p.impulsif .057 161 .200* etnosentris .063 161 .200*
b. Uji Linearitas Hasil uji linearitas menunjukkan nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,263. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel kecenderungan pembelian impulsif dan ethnocentrism tidak terdapat hubungan yang linear.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
Tabel 11 Hasil Uji Linearitas k.p.impulsif * ethnocentrism
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
F 2.159 1.263 2.186
Sig. .001 .263 .001
Scatter Plot
Berdasarkan bagan 1, scatter plot menunjukkan pola yang
tidak mengikuti garis lurus. Hal ini menunjukkan bahwa data tidak linear.
2. Uji Hipotesis Pada penelitian ini, uji hipotesis tidak dilakukan karena hasil menunjukkan bahwa data tidak linear. Maka dari itu, pengujian korelasi Product Moment Pearson tidak dapat digunakan. Hal ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
dikarenakan data yang dibutuhkan dalam korelasi product moment diasumsikan memiliki hubungan yang linear (Santoso, 2010). Maka dari itu dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara ethnocentrism dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja. Dapat diartikan pula bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
E. Analisis Tambahan
Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis tambahan terhadap data demografis subjek. Peneliti melakukan perbandingan mean pada setiap kelompok usia subjek terhadap variabel kecenderungan pembelian impulsif dan variabel ethnocentrism. Pada variabel kecenderungan pembelian impulsif diperoleh mean antara usia dan jenis kelamin subjek sebagai berikut: Tabel 12 Mean Usia dan Jenis Kelamin Subjek pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif JK Usia Mean 12-15 tahun 69.00* 15-18 tahun 65.38 Laki-laki 18-21 tahun 68.09 Total 67.51 12-15 tahun 70.19 15-18 tahun 70.33* Perempuan 18-21 tahun 69.94 Total 70.13* 12-15 tahun 69.49* 15-18 tahun 67.62 Total 18-21 tahun 69.49* Total 68.88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
Peneliti
juga
melakukan
uji
beda
dengan
tujuan
untuk
membandingkan rata-rata dua populasi (Sarwono, 2006). Berikut merupakan hasil data uji beda kelompok berdasarkan jenis kelamin dan usia subjek penelitian pada variabel kecenderungan pembelian impulsif. Tabel 13 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif
Equal Unequal
t
df
Sig. (2tailed)
-1.366 -1.378
159 157.180
.174 .170
Mean Difference -2.624 -2.624
95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Difference Lower Upper 1.921 -6.419 1.170 1.905 -6.387 1.138
Berdasarkan hasil data pada tabel 13, dapat diketahui signifikansi sebesar 0,174. Karena signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kecenderungan pembelian impulsif pada subjek laki-laki dan subjek perempuan. Tabel 14 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Usia Subjek pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif Sum of Mean df F Squares Square Between Groups 124.072 2 62.036 .413 Within Groups 23729.443 158 150.186 Total 23853.516 160
Sig. .662
Tabel 14 menunjukkan signifikansi sebesar 0,662. Karena signifikansi
lebih
dari
0,05,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
kecenderungan pembelian impulsif pada ketiga kelompok usia subjek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
tidak terdapat perbedaan. Selanjutnya perhitungan uji beda antara jenis kelamin dan usia pada subjek laki-laki dan subjek perempuan.
Tabel 15 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia pada Subjek pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif Sum of Mean df F Squares Square Between 217.510 2 108.755 .915 Groups Laki-laki Within Groups 8791.737 74 118.807 Total 9009.247 76 Between 2.305 2 1.153 .006 Groups Perempuan Within Groups 14565.254 81 179.818 Total 14567.560 83
Tabel 15 menunjukkan nilai signifikansi pada remaja laki-laki sebesar 0,405. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara remaja laki-laki awal, pertengahan, dan akhir. Sedangkan pada remaja perempuan nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,994. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara remaja awal, remaja pertengahan, dan remaja akhir. Selanjutnya perhitungan mean antara usia dan jenis kelamin subjek dilakukan pada variabel ethnocentrism dengan data sebagai berikut: Tabel 16 Mean Usia dan Jenis Kelamin Subjek pada Variabel Ethnocentrism JK Usia Mean 12-15 tahun 35.84 15-18 tahun 38.59 Laki-laki 18-21 tahun 42.45* Total 37.82 Perempuan 12-15 tahun 40.46*
Sig. .405
.994
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
15-18 tahun 18-21 tahun Total 12-15 tahun 15-18 tahun 18-21 tahun Total
Total
39.00 37.00 38.64* 37.75 38.77* 38.33 38.25
Pada variabel ethnocentrism, peneliti juga melakukan uji beda dengan tujuan untuk membandingkan rata-rata dua populasi (Sarwono, 2006). Hasil data uji beda berdasarkan jenis kelamin dan usia subjek penelitian pada variabel ethnocentrism adalah sebagai berikut: Tabel 17 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin Subjek pada Variabel Ethnocentrism
Equal Unequal
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
-.705 -.698
159 142.489
.482 .487
-.825 -.825
1.169 1.182
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -3.133 1.484 -3.161 1.512
Hasil pada tabel 17 menunjukkan signifikansi sebesar 0,482. Signifikansi yang lebih dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa ethnocentrism pada ketiga kelompok usia remaja tidak terdapat perbedaan.
Tabel 18 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Usia Subjek pada Variabel Ethnocentrism Sum of Mean df Squares Square Between Groups 30.843 2 15.421 Within Groups 8725.220 158 55.223 Total 8756.062 160
F
Sig.
.279
.757
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
Tabel 18 menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,757. Karena signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ethnocentrism pada remaja laki-laki dan remaja perempuan tidak terdapat perbedaan. Sedangkan perhitungan uji beda antara jenis kelamin dan usia pada subjek laki-laki dan subjek perempuan dapat dailihat pada tabel 19.
Tabel 19 Data Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia pada Subjek pada Variabel Ethnocentrism Sum of Mean df Squares Square Between 398.666 2 199.333 Groups Laki-laki Within Groups 4900.789 74 66.227 Total 5299.455 76 Between 180.824 2 90.412 Groups Perempuan Within Groups 3248.462 81 40.104 Total 3429.286 83
F
Sig.
3.010
.055
2.254
.111
Tabel 19 menunjukkan nilai signifikansi pada remaja laki-laki sebesar 0,055. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan ethnocentrism antara remaja laki-laki awal, pertengahan, dan akhir. Sedangkan remaja perempuan memperoleh nilai sigfnifikansi sebesar 0,111. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan ethnocentrism antara remaja perempuan awal, pertengahan, dan akhir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
F. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan data yang tidak linear. Uji linearitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,263. Maka dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara ethnocentrism dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja. Tidakadanya hubungan ini dapat diduga karena kurangnya pengkhususan variabel kecenderungan pembelian impulsif terhadap impor. Pada penelitian ini, pemaparan definisi kecenderungan pembelian impulsif masih secara global, yaitu kecenderungan untuk berperilaku belanja yang terjadi secara tidak terencana, tertarik secara emosional, serta proses pembuatan keputusan dilakukan dengan cepat tanpa berpikir secara bijak dan adanya pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan alternatif yang ada (Rook, 1987). Sedangkan pada variabel ethnocentrism, definisi yang
digunakan
menganggap
ialah
kebudayaan
sebagai mereka
kecenderungan sendiri
konsumen
sebagai
superior
untuk dan
merendahkan kebudayaan lainnya (Silva, 2010), atau kecenderungan konsumen memposisikan produk dan jasa pilihan yang dipercaya berasal dari negara mereka sebagai superior (Mooij, 2003). Maka diduga bahwa tidak terdapat titik temu antara kedua variabel pada penelitian ini, karena kurangnya pengkhususan kecenderungan pembelian impulsif terhadap impor. Deskripsi data penelitian menunjukkan bahwa skala ethnocentrism memiliki mean teoritis sebesar 37,5 dan mean empiris sebesar 38,25 (p =
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
0,201). Hal ini dapat diartikan bahwa ethnocentrism pada subjek penelitian tidak dapat dikatakan tinggi secara signifikan (p = 0,201). Hal ini diduga terjadi karena penggunaan soal favorable pada skala ethnocentrism mengakibatkan munculnya facking good oleh subjek penelitian. Facking good dapat terjadi karena penggunaan pernyataan berkaitan dengan kecenderungan konsumen untuk menganggap kebudayaan mereka sendiri sebagai superior dan merendahkan kebudayaan lainnya (Silva, 2010), atau kecenderungan konsumen memposisikan produk dan jasa pilihan yang dipercaya berasal dari negara mereka sebagai superior (Mooij, 2003). Shimp & Sharma (dalam Watson & Wright, 2000) mengungkapkan bahwa konsep umum etnosentrisme meliputi fenomena konsumen yang fokus pada responsibilitas dan moralitas membeli produk buatan asing dan loyalitas konsumen pada produk pabrik negara mereka Dapat diartikan bahwa konsumen yang etnosentris berfokus pada rasa tanggung jawab konsumen untuk mengkonsumsi produk negara mereka dan penilaian baik atau tidaknya saat konsumen mengkonsumsi barang impor serta mengenai kesetiaan konsumen pada produk lokal. Pernyataan tersebut dapat diperkuat dengan pendapat Dayakisni dan Yuniardi (2008) yang mengungkapkan bahwa ethnocentrism merupakan suatu hal yang sulit, ketika jujur disadari semenjak lahir telah diinternalisasi baik secara sadar maupun tidak sadar dari nilai-nilai budaya tertentu. Pada penelitian ini secara khusus nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia yang seharusnya mencintai budaya Indonesia. Oleh karena itu, facking good dapat terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
dan mengakibatkan hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kedua variabel penelitian. Analisis tambahan pada data demogfrafis subjek terhadap variabel ethnocentrism
dan
variabel
menunjukkan
hasil
bahwa
kecenderungan remaja
pembelian
perempuan
lebih
impulsif memiliki
kecenderungan pembelian impulsif dan ethnocentrism dibandingkan remaja laki-laki. Menurut hasil penelitian Alagöz dan Ekici (2011), konsumen perempuan lebih memiliki keinginan membeli produk yang mereka
suka
pada
pandangan
pertama
tanpa
berpikir
lebih
banyak, sedangkan konsumen laki-laki akan bersikap lebih hati-hati dan terencana. Selain itu, konsumen perempuan juga memiliki tingkat dorongan yang kuat saat berada pada kondisi baik serta reaktif sehingga lebih mudah untuk berperilaku impulsif (Gąsiorowska, 2011). Dalam penelitian ini, remaja akhir merupakan masa remaja yang memiliki kecenderungan pembelian impulsif tertinggi. Secara spesifik, remaja laki-laki pada masa awal (12-15 tahun) dan remaja perempuan pada masa pertengahan (15-18 tahun) memiliki kecenderungan pembelian impulsif tertinggi. Remaja laki-laki pada masa awal dapat dikatakan kurang kompeten dibandingkan dengan remaja laki-laki pada masa pertengahan dan akhir. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa remaja yang lebih tua lebih kompeten dibandingkan remaja yang lebih muda, dan remaja yang lebih muda juga lebih kompeten dibandingkan anak-anak (Keating, dalam Santrock, 2012). Sedangkan remaja perempuan pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
masa pertengahan memiliki kecenderungan pembelian impulsif tertinggi. Peneliti menduga bahwa faktor personal seperti keinginan remaja untuk menunjukkan identitas diri, dominasi suasana hati (mood konsumen atau keadaan emosional), untuk menghargai dirinya, untuk bersosialisasi atau melakukan belanja sebagai hobi, serta kurangnya kontrol mulai muncul pada masa ini (Youn & Faber, dalam Alagöz & Ekici, 2011; Rook, 1987). Remaja pertengahan merupakan masa remaja yang memiliki ethnocentrism tertinggi. Sedangkan, remaja laki-laki pada masa akhir (1821 tahun) dan remaja perempuan pada masa awal (12-15 tahun) memiliki ethnocentrism tertinggi. Remaja laki-laki pada masa akhir memiliki ethnocentrism yang tinggi karena mulai memiliki sikap mandiri serta kemampuan untuk menentukan nilai-nilai esetika dan isu-isu moral (Salzman, dalam Jahja, 2011). Sedangkan remaja perempuan pada masa awal menunjukkan ethnocentrism yang tinggi dikarenakan pada masa ini belum ada pertentangan nilai dan pengaruh dari teman terhadap perkembangan penampilan. Menurut Wade dan Travis (2008a), teman sebaya memegang peranan paling penting karena mereka mewakili nilai dan gaya generasi yang termasuk dalam kelompok usia tersebut. Penolakan oleh teman sebaya saat masa Hal ini dapat menjadi pengaruh bagi subjek dalam merespon stimulus yang berkaitan dengan ethnocentrism. Maka dari itu, remaja perempuan pada masa pertengahan
dan akhir
memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56
ethnocentrism yang rendah karena mereka sudah mulai menyesuaikan dengan gaya generasi pada kelompok usia mereka. Adapun hasil uji beda pada penelitian ini menunjukkan bahwa setiap kelompok penelitian tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Data dapat dilihat pada tabel 13, 14, 15, 17, 18, dan 19 yang menunjukkan bahwa nilai p lebih besar dari 0,05.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hipotesis penelitian yang menyatakan ada hubungan negatif antara ethnocentrism dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja, ditolak. Uji linearitas menunjukkan bahwa hasil penelitian ini tidak linear dengan nilai signifikansi sebesar 0,263. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara ethnocentrism dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja. Hasil analisis tambahan memberi sumbangan bahwa remaja perempuan lebih memiliki kecenderungan pembelian impulsif ( = 70,13) dan ethnocentrism (
= 38,64) dibandingkan kecenderungan pembelian
impulsif ( = 67,51) dan ethnocentrism ( = 37,82) pada remaja laki-laki. Remaja akhir merupakan masa remaja yang memiliki kecenderungan pembelian impulsif tertinggi dan remaja pertengahan merupakan masa remaja yang memiliki ethnocentrism tertinggi. Remaja laki-laki pada masa awal
dan
remaja
perempuan
pada
masa
pertengahan
memiliki
kecenderungan pembelian impulsif tertinggi. Sedangkan, remaja laki-laki pada masa akhir dan remaja perempuan pada masa awal memiliki ethnocentrism tertinggi. Namun, setiap kelompok pada penelitian ini tidak memiliki perbedaan yang berarti (signifikan).
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih memiliki keterbatasan yang kiranya dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Variabel kecenderungan pembelian impulsif pada penelitian ini kurang mengarah secara khusus kepada impor. 2. Skala ethnocentrism hanya menggunakan soal favorable yang dianggap dapat mengakibatkan facking good.
C. Saran Setelah melaksanakan penelitian dan melihat hasil yang didapatkan, maka peneliti menyarankan: 1. Bagi remaja, kiranya penelitian ini dapat menjadi umpan balik dan bahan evaluasi. Secara khusus, remaja putri sebagai pelaku pembelian impulsif tertinggi. Hal ini karenakan remaja putri lebih memiliki keinginan untuk membeli produk yang mereka suka pada pandangan pertama tanpa berpikir lebih banyak, serta memiliki tingkat dorongan yang kuat saat berada pada kondisi baik dan reaktif sehingga lebih mudah untuk berperilaku impulsif. 2. Bagi
peneliti
selanjutnya,
diharapkan
penggunaan
variabel
pembelian impulsif lebih mengarah secara khusus kepada impor. Sedangkan untuk penggunaan skala ethnocentrism diharapkan memperhatikan penggunaan soal unfavorable.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
DAFTAR PUSTAKA
Alagöz, S. B. & Ekici, N. (2011). Impulse Purchasing as a Purchasing Behaviour and Research on Karaman. International Research Journal of Finance and Economics, ISSN 1450-2887 Issue 66. Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2013). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi II). Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Chakrabarty, S. & Conrad, C. A. (1995). Consumer Ethnocentrism, Purchase Intentions and The Moderating Effects of Involvement and Quality Perception. Journal of marketing research, 28, 280-289. Chen, H. (2008). A Cross National Study of The Effects of Country of Origin, Brand Familiarity And Ethnocentrism in Brand Evaluation. Doctoral student of College of Communication and Information, University of Tennessee, Email:
[email protected]. Dayakisni, T. & Yuniardi, S. (2008). Psikologi Lintas Budaya. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang. Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Erikson, E. H. (1989). Identitas dan Siklus Hidup Manusia, Bunga Rampai I. Jakarta: Penerbit PT Gramedia. Ferdinan. (2010, 20 Agustus). Cinta Produk Lokal, Kata Siapa? Diunduh 18 Desember 2012 dari http://news.okezone.com/read/2010/08/20/337/364768/cinta-produk-lokalkata-siapa Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. USA: Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. Gąsiorowska, Agata. (2011). Gender as a moderator of temperamental causes of impulse buying tendency. Journal of Customer Behaviour. Summer, Vol. 10 Issue 2, p119-142. 24p.
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
George, B. P. & Yaoyuneyong, G. (2010). Impulse Buying And Cognitive Dissonance: A Study Conducted Among The Spring Break Student Shoppers. Young Consumers, Vol. 11, No. 4, pp. 291-306. Gerungan, W.A. (2009). Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Ghani, U., Imran M., & Jan, F. A. (2011). The Impact of Demographic Characteristics on Impulse Buying Behaviour of Urban Consumers in Peshawar. International Journal of Academic Research, Vol. 3. No. 5. II Part. Heine, Steven J. (2008). Cultural Psychology. London: W.W. Norton. Herabadi, A. G., Verplanken, B., & Knippenberg, A. V. (2009). Consumption Experience of Impulse Buying in Indonesia: Emotional Arousal and Hedonistic Considerations. Asian Journal of Social Psychology, 12, 20–31. Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kacen J. J. & Lee J. A. (2002). The Influence of Culture on Consumer Impulsive Buying Behavior. Journal of Consumer Psychology, 12(2), 163-176. Karbasivar, A. & Yarahmadi, H. (2011). Evaluating Effective Factors on Consumer Impulse Buying Behavior. Asian Journal of Business Management Studies 2 (4): 174-181, ISSN 2222-1387. Kountur. (2003). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM. Kristo, Fino Yurio. (2012, 17 Desember). Duh, Sulitnya Menerobos 'Kandang' Samsung. inet.detik.com. Diunduh 18 Desember 2012 dari http://inet.detik.com/read/2012/12/17/110348/2120221/317/duh-sulitnyamenerobos-kandang-samsung?i991102105 Lin, C. H. & Chuang, S. C. (2005). The Effect of Individual Differences on Adolescents' Impulsive Buying Behavior. ADOLESCENCE, Vol. 40, No. 159. Lin, Chien-Huang & Lin, Hung-Ming. (2005). An Exploration of Taiwanese Adolescents' Impulsive Buying Tendency. Adolescence; 40, 157; ProQuest Sociology, pg. 215 Listiyorini, Eko. (2009, 14 Mei). Merek Indonesia. Diunduh 15 Oktober 2012 dari http://lipsus.kompas.com/hidayatdidik/read/2009/05/14/01300893/Merek.In donesia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
Maio, G. R. & Haddock, G. (2010). The Psychology of Attitudes and and Attitude Change. London: SAGE Publications Ltd. Mihić, M. & Kursan, I. (2010). Assessing The Situational Factors and Impulsive Buying Behavior: Market Segmentation Approach. Management: Journal of Contemporary Management Issues, Vol.15, No.2. Mönks, F.J., Knoers, A.M.P., & Hditono, S.R. (1999). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mooij, M. K. (2003). Consumer Behavior and Culture: Consequences for Global Marketing and Advertising. USA: Sage Publications. Nasution, S. (2011). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Niu, H.J. & Wang, Y.D. (2009). Work Experience Effect on Idolatry and The Impulsive Buying Tendencies of Adolescents. Academic journal article from Adolescence, Vol. 44, No. 173. Nuria. (2008, 11 Agustus). Produk Indonesia Kalah Bersaing dengan Impor. economy.okezone.com. Diunduh 18 Desember 2012 dari http://economy.okezone.com/read/2008/08/11/19/135819/produk-indonesiakalah-bersaing-dengan-impor Prasetyo, Aris. (2008a, 22 Desember). Tidak "Pede" dengan Merek "Made in Indonesia". kompas.com. Diunduh 15 Oktober 2012 dari http://www1.kompas.com/read/xml/2008/12/22/20040276/tidak.pede.dengan. merek.made.in.indonesia Prasetyo, Bambang. (2008b). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Teori dan aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Qureshi, A. S.* J. A., Zeb, F., & Saifullah, K. (2012). The Effect of Personality on Impulsive and Compulsive Buying Behaviors. African Journal of Business Management Vol. 6(6). Rook, D. W. (1987). The Buying Impulse. The Journal of Consumer Research, Vol. 14, No. 2, 189-199. Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development, Edisi 5, Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
Santrock, J.W. (2007). Remaja, edisi kesebelas. Jakarta: Penerbit Erlangga. Santrock, J.W. (2012). Perkembangan masa hidup, edisi ketigabelas, Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga. Saputra, Ari. (2012, 23 Oktober). 9 Fakta Menarik di Kota Seoul. travel.detik.com. Diunduh 18 Desember 2012 dari http://travel.detik.com/read/2012/10/23/083142/2069971/1382/9-faktamenarik-di-kota-seoul Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sarwono, Sarlito W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA. Shimp, T. A. & Sharma, S. (1987). Consumer Ethnocentrism: Construction and Validation of the CETSCALE. Journal of Marketing Research, Vol. 24, No. 3, pp. 280-289. Shimp, S.S.T.A. & Shin, J. (1995). Consumer Ethnocentrism: A Test of Antecendents and Moderators. Journal of the Academy of Marketing Science, Volume 23, No. 1, pages 26-37. Silva, G.R.P. (2010). Impact of Ethnocentrism and Ethnocentrism Pitched Advertising on Consumer Behavior of Young Adults in Colombo City. Department of HRM, Faculty of Management and Finance, University of Colombo, Sri Lanka,
[email protected]. Steinberg, Laurence D. (2002). Adolescence – 6th ed. McGraw-Hill Higher Education. Sun, T. & Wu, G. (2011). Trait Predictor s of Online Impulsive Buying Tendency: A Hierarchical Approach. Journal of Marketing Theory and Practice, vol. 19, no. 3, pp. 337–346. Supratiknya, A. (1998a). PSIKOMETRI. Yogyakarta: Pusat Penerbitan dan Pengembangan Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Supratiknya, A. (1998b). Konstruksi Tes. Yogyakarta: Proyek Rancangan Aplikasi Universitas Sanata Dharma. Trihendradi, Cornelius. (2009). Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
Utami, K. W. (2012, 13 Februari). Produk Lokal Bersaing dengan Luar Negeri. ifestyle.okezone.com. Diunduh 15 Oktober 2012 dari http://lifestyle.okezone.com/read/2012/02/13/29/575030/produk-lokalbersaing-dengan-luar-negeri Verplanken, B. & Herabadi, A. (2001). Individual Differences in Impulse Buying Tendency: Feeling and no Thinking. European Journal of Personality Eur. J. Pers. 15: S71-S83. Verplanken, B. & Sato, A. (2011). The Psychology of Impulse Buying: An Integrative Self-Regulation Approach. Springer Science + Business Media, LLC. 34:197–210. Wade, Carole & Tavris, Carol. (2008a). PSIKILOGI, edisi ke-9, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Wade, Carole & Tavris, Carol. (2008b). PSIKILOGI, edisi ke-9, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Wanninayake, W.M.C.B. & Chovancová, M. (2012). Exploring the Impact of Consumer Ethnocentrism on Impulsive Buying Decisions: with evidence from Sri Lanka. Advances in Economics, Risk Management, Political and Law Science. Watson, J. J. & Wright, K. (2000). Consumer Ethnocentrism and Attitudes Toward Domestic and Foreign Products. European Journal of Marketing, Vol. 34 (9/10): 18 Emerald Publishing. Yang, D. J., Huang, K. C., & Feng, X. (2011). A Study of the Factors that Affect the Impulsive Cosmetics Buying of Female Consumers in Kaohsiung. International Journal of Business and Social Science Vol. 2, No. 24, 275. Yistiani, Ni Nyoman M. (2012). Pengaruh Atmosfer Gerai Dan Pelayanan Ritel Terhadap Nilai Hedonik dan Pembelian Impulsif Pelanggan Matahari Department Store Duta Plaza Di Denpasar. Tesis Program Magister, Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Udayana (Tidak diterbitkan).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
Lampiran 1 Skala Try Out
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
SKALA PENELITIAN Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Gretty Henofela Huwae (099114018)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
Yogyakarta, Juli 2013
Kepada : Yth. Saudara yang berpartisipasi
Dengan hormat, saya : Nama
: Gretty Henofela Huwae
Fakultas
: Psikologi
Universitas
: Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir, untuk menyelesaikan tanggung jawab saya sebagai mahasiswa. Maka saya memohon bantuan dan kesediaan Saudara untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan yang telah saya susun dalam skala ini. Tanggapan yang Saudara berikan akan terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, Saudara dimohon untuk menjawab sesuai dengan keadaan Saudara yang sebenarnya. Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian saya ini.
Hormat Saya, Gretty Henofela Huwae
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
DATA IDENTITAS
Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
SKALA I PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat 40 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) didalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu : SS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S
: Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS
:Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri Anda Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban Anda yang mencerminkan diri Anda masing-masing. Contoh cara Pengisian : Pernyataan Saya gemar membaca buku pengetahuan
SS
S
TS
STS
X
Ketika Anda keliru memilih jawaban dan memberi tanda silang (X), maka Anda dapat mengganti pilihan jawaban dan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai : Contoh koreksi : Pernyataan Saya gemar membaca buku pengetahuan
SS X
S
TS X
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan ! No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Pernyataan Saya sering tergesa-gesa dalam memutuskan membeli barang Saya sering membeli barang tanpa saya sadari kegunaannya Saya kurang cermat menentukan barang yang saya beli Saya sering membeli barang diluar perencanaan Saya suka membeli sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu Saya berpikir cermat sebelum membeli sesuatu Saya selalu hati-hati dalam memutuskan untuk membeli barang. Saya tahu barang yang saya beli adalah barang yang saya butuhkan Saya hanya membeli barang yang saya rencanakan untuk dibeli Daripada membeli barang yang menarik, lebih baik saya membeli barang yang bermanfaat Saya kadang-kadang membeli barang karena saya menyukainya, bukan karena saya membutuhkannya. Saya langsung membeli barang yang saya suka Saya merasa butuh perjuangan untuk meninggalkan barang yang menarik perhatian saya Respon perasaan saya berlebihan saat saya sudah tertarik pada suatu barang Saya sering menemukan kesulitan untuk melewatkan barang yang diskon Saya merasa bahwa produk baru tidak harus dibeli saat itu juga Saya bukan tipe orang yang 'jatuh cinta pada pandangan pertama' dengan hal-hal yang saya lihat di toko-toko Saya mampu mengontrol perasaan saya saat melihat sesuatu yang menarik di took Saya mampu menunda pembelian barang yang saya sukai Saya membeli barang yang saya butuhkan, bukan barang yang saya sukai Saya sering membeli barang melebihi apa yang saya rencanakan Saya akan langsung membeli barang yang diskon Saya mudah memutuskan untuk membeli barang-barang yang saya anggap menarik Saya membeli barang tanpa alasan yang tepat Saya tidak suka berpikir panjang saat memutuskan untuk membeli
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan ! No. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Pernyataan Dalam berbelanja, saya membeli barang yang telah saya rencanakan. Saya membeli barang dengan pertimbangan yang matang Saya sering memperhitungkan barang-barang yang akan saya beli Saya sering mempertimbangkan barang yang ‘menarik’ dengan barang yang saya butuhkan Dalam berbelanja, saya fokus pada barang yang saya butuhkan Saya merasa kurang mengontrol perasaan saya saat membeli barang Saya kadang merasa bersalah setelah membeli sesuatu tanpa pertimbangan Saya bisa menjadi sangat bersemangat jika saya melihat sesuatu yang menarik dan ingin saya beli Saya kadang tidak dapat menekan perasaan untuk membeli sesuatu Jika saya melihat sesuatu yang baru, saya ingin segera membelinya Saya tidak akan membeli barang secara berlebihan walaupun suasana hati saya sedang baik Saya tidak berlebihan merespon barang yang saya sukai Saya merasa tidak mudah terpengaruh harga murah Saya tidak merasa menyesal dengan barang yang saya beli Saya mampu mengendalikan suasana hati saya saat berbelanja
SS
S
TS
(silahkan dibalik ke halaman selanjutnya dan isilah pernyataan pada Skala II)
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
SKALA II PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat 15 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) didalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu : SS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S
: Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS
:Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri Anda Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban Anda yang mencerminkan diri Anda masing-masing. Contoh cara Pengisian : Pernyataan Saya gemar membaca buku pengetahuan
SS
S
TS
STS
X
Ketika Anda keliru memilih jawaban dan memberi tanda silang (X), maka Anda dapat mengganti pilihan jawaban dan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai : Contoh koreksi : Pernyataan Saya gemar membaca buku pengetahuan
SS X
S
TS X
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan ! No.
Pernyataan
1. 2.
Menurut saya produk Indonesia, pertama, terakhir, dan terutama Saya merasa lebih puas dengan produk dan jasa Indonesia
3.
Saya lebih banyak ingin menggunakan produk Indonesia
4.
Menurut saya produk Indonesia lebih baik daripada produk impor Saya merasa lebih menyukai produk Indonesia
5. 6. 7. 8.
Saya memiliki keinginan untuk langsung membeli produk Indonesia tanpa pertimbangan Menurut saya produk dan jasa Indonesia lebih terpercaya daripada produk dan jasa dari negara asing Saya merasa bangga pada produk Indonesia
11.
Saya tidak akan ragu-ragu dengan produk dan jasa Indonesia Menurut saya produk Indonesia memiliki kualitas nomer satu Saya merasa produk Indonesia lebih berkualitas
12.
Saya gemar membeli produk Indonesia
13.
Menurut saya produk Indonesia lebih menarik daripada produk impor Saya merasa produk Indonesia lebih terpercaya
9. 10.
14. 15.
Saya tidak akan menunda untuk membeli barang Indonesia
Periksalah kembali jawaban Anda.. Terimakasih untuk partisipasinya.. Tuhan Memberkati
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
Lampiran 2 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha .916
Items
N of Items .916
40
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted
Item Deleted
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha
Total Correlation Correlation
if Item Deleted
aitem1
88.8069
224.744
.440
.
.915
aitem2
88.9653
218.710
.632
.
.912
aitem3
88.8366
224.933
.467
.
.914
aitem4
88.8168
221.931
.535
.
.913
aitem5
89.1436
224.412
.459
.
.914
aitem6
89.2030
222.998
.615
.
.913
aitem7
89.2921
224.516
.583
.
.913
aitem8
89.6436
227.464
.436
.
.915
aitem9
89.2079
225.379
.443
.
.914
aitem10
89.4901
225.007
.512
.
.914
aitem11
88.5248
222.887
.524
.
.913
aitem12
88.8564
221.328
.542
.
.913
aitem13
88.5941
227.357
.325
.
.916
aitem14
88.9010
222.985
.486
.
.914
aitem15
89.0297
227.362
.332
.
.916
aitem16
89.4950
227.455
.347
.
.916
aitem17
89.2327
228.130
.315
.
.916
aitem18
89.4406
228.108
.421
.
.915
aitem19
89.5099
229.385
.405
.
.915
aitem20
89.3366
222.165
.608
.
.913
aitem21
88.9604
221.123
.600
.
.913
aitem22
89.2030
229.595
.284
.
.916
aitem23
88.8317
220.996
.619
.
.912
aitem24
89.2376
220.282
.681
.
.912
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
aitem25
89.0693
223.348
.490
.
.914
aitem26
89.5000
227.535
.414
.
.915
aitem27
89.3515
224.179
.569
.
.913
aitem28
89.4455
229.860
.310
.
.916
aitem29
89.3515
234.746
.079
.
.918
aitem30
89.5198
228.639
.348
.
.915
aitem31
88.9059
221.031
.611
.
.912
aitem32
88.1485
232.913
.135
.
.918
aitem33
88.3762
223.768
.501
.
.914
aitem34
88.8564
221.666
.605
.
.913
aitem35
89.0842
223.749
.506
.
.914
aitem36
89.2970
228.996
.331
.
.916
aitem37
89.1980
228.020
.405
.
.915
aitem38
89.1337
232.713
.155
.
.918
aitem39
89.1139
231.863
.200
.
.917
aitem40
89.3416
226.136
.481
.
.914
Abu-abu Merah
: seleksi pertama menggunakan kriteria indeks daya beda 0,30 : seleksi kedua secara manual dengan melihat skor terendah kedua pada tiap aspek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
Lampiran 3 Reliabilitas dan Seleksi Aitem Skala Ethnocentrism
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha .930
Items
N of Items .929
15
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted
Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Squared Multiple Cronbach's Alpha Correlation
if Item Deleted
aitem1
34.6980
54.580
.585
.417
.927
aitem2
34.5941
54.332
.674
.557
.925
aitem3
34.6337
53.805
.718
.596
.923
aitem4
34.7574
53.359
.722
.573
.923
aitem5
34.6386
53.605
.753
.660
.922
aitem6
35.1139
56.868
.475
.317
.930
aitem7
34.9158
54.535
.669
.516
.925
aitem8
34.2871
55.181
.599
.404
.927
aitem9
34.7079
54.526
.659
.472
.925
aitem10
35.0396
52.954
.749
.670
.922
aitem11
34.8317
53.375
.747
.663
.922
aitem12
34.6485
55.085
.584
.415
.927
aitem13
34.8861
53.176
.705
.585
.924
aitem14
34.8069
53.759
.700
.546
.924
aitem15
34.9752
55.726
.533
.375
.929
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Setelah Seleksi Aitem pada Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .920
N of Items
.921
32
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted aitem2 aitem3 aitem4 aitem5 aitem6 aitem7 aitem8 aitem9 aitem10 aitem11 aitem12 aitem14 aitem15 aitem16 aitem17 aitem18 aitem19 aitem20 aitem21 aitem23 aitem24 aitem25 aitem26 aitem27 aitem30 aitem31 aitem33 aitem34 aitem35 aitem36 aitem37 aitem40
69.6337 69.5050 69.4851 69.8119 69.8713 69.9604 70.3119 69.8762 70.1584 69.1931 69.5248 69.5693 69.6980 70.1634 69.9010 70.1089 70.1782 70.0050 69.6287 69.5000 69.9059 69.7376 70.1683 70.0198 70.1881 69.5743 69.0446 69.5248 69.7525 69.9653 69.8663 70.0099
170.980 176.669 173.405 175.696 174.978 176.048 178.425 176.308 176.393 174.167 172.868 174.953 178.928 178.287 179.025 179.083 180.237 173.895 172.453 172.928 172.155 174.971 178.569 175.890 179.397 172.693 175.107 173.126 175.043 179.238 178.793 177.244
Corrected ItemTotal Correlation .621 .446 .543 .462 .592 .573 .439 .458 .508 .536 .549 .466 .308 .355 .316 .419 .403 .603 .620 .611 .680 .483 .413 .552 .355 .616 .505 .615 .513 .362 .415 .485
Squared Multiple Cronbach's Alpha Correlation if Item Deleted . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.916 .918 .917 .918 .917 .917 .919 .918 .918 .917 .917 .918 .921 .920 .920 .919 .919 .916 .916 .916 .915 .918 .919 .917 .920 .916 .918 .916 .918 .919 .919 .918
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
Lampiran 5 Skala Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
SKALA PENELITIAN Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Gretty Henofela Huwae (099114018)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
Yogyakarta, Agustus 2013 Kepada : Yth. Saudara yang berpartisipasi
Dengan hormat, saya : Nama
: Gretty Henofela Huwae
Fakultas
: Psikologi
Universitas
: Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir, untuk menyelesaikan tanggung jawab saya sebagai mahasiswa. Maka saya memohon bantuan dan kesediaan Saudara untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan yang telah saya susun dalam skala ini. Tanggapan yang Saudara berikan akan terjaga kerahasiaannya. Oleh karena itu, Saudara dimohon untuk menjawab sesuai dengan keadaan Saudara yang sebenarnya. Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian saya ini.
Hormat Saya, Gretty Henofela Huwae
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
DATA IDENTITAS
Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
SKALA I PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat 32 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) didalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu : SS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S
: Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS
:Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri Anda Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban Anda yang mencerminkan diri Anda masing-masing. Contoh cara Pengisian : Pernyataan Saya gemar membaca buku pengetahuan
SS
S
TS
STS
X
Ketika Anda keliru memilih jawaban dan memberi tanda silang (X), maka Anda dapat mengganti pilihan jawaban dan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai : Contoh koreksi : Pernyataan Saya gemar membaca buku pengetahuan
SS X
S
TS X
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan ! No.
Pernyataan
1.
Saya sering membeli barang tanpa saya sadari kegunaannya
2.
Saya kurang cermat menentukan barang yang saya beli
3.
Saya sering membeli barang diluar perencanaan
4.
Saya suka membeli sesuatu tanpa berpikir terlebih dahulu
5.
Saya berpikir cermat sebelum membeli sesuatu
6.
7.
8.
9.
10. 11. 12.
13.
14.
15.
16.
Saya selalu hati-hati dalam memutuskan untuk membeli barang. Saya tahu barang yang saya beli adalah barang yang saya butuhkan Saya hanya membeli barang yang saya rencanakan untuk dibeli Daripada membeli barang yang menarik, lebih baik saya membeli barang yang bermanfaat Saya kadang-kadang membeli barang karena saya menyukainya, bukan karena saya membutuhkannya. Saya langsung membeli barang yang saya suka Respon perasaan saya berlebihan saat saya sudah tertarik pada suatu barang Saya sering menemukan kesulitan untuk melewatkan barang yang diskon Saya merasa bahwa produk baru tidak harus dibeli saat itu juga Saya bukan tipe orang yang 'jatuh cinta pada pandangan pertama' dengan hal-hal yang saya lihat di toko-toko Saya mampu mengontrol perasaan saya saat melihat sesuatu yang menarik di took
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan ! No.
Pernyataan
17.
Saya mampu menunda pembelian barang yang saya sukai
18.
19.
20. 21. 22.
23. 24. 25.
26.
27.
28.
29.
30. 31. 32.
SS
S
TS
STS
Saya membeli barang yang saya butuhkan, bukan barang yang saya sukai Saya sering membeli barang melebihi apa yang saya rencanakan Saya mudah memutuskan untuk membeli barang-barang yang saya anggap menarik Saya membeli barang tanpa alasan yang tepat Saya tidak suka berpikir panjang saat memutuskan untuk membeli Dalam berbelanja, saya membeli barang yang telah saya rencanakan. Saya membeli barang dengan pertimbangan yang matang Dalam berbelanja, saya fokus pada barang yang saya butuhkan Saya merasa kurang mengontrol perasaan saya saat membeli barang Saya bisa menjadi sangat bersemangat jika saya melihat sesuatu yang menarik dan ingin saya beli Saya kadang tidak dapat menekan perasaan untuk membeli sesuatu Jika saya melihat sesuatu yang baru, saya ingin segera membelinya Saya tidak akan membeli barang secara berlebihan walaupun suasana hati saya sedang baik Saya tidak berlebihan merespon barang yang saya sukai Saya mampu mengendalikan suasana hati saya saat berbelanja
(silahkan dibalik ke halaman selanjutnya dan isilah pernyataan pada Skala II)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
SKALA II PETUNJUK PENGERJAAN Berikut ini terdapat 15 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama. Berilah tanda silang (X) didalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu : SS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri Anda
S
: Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri Anda
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri Anda
STS
:Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri Anda Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban Anda sendiri. Dalam
hal ini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban Anda yang mencerminkan diri Anda masing-masing. Contoh cara Pengisian : Pernyataan Saya gemar membaca buku pengetahuan
SS
S
TS
STS
X
Ketika Anda keliru memilih jawaban dan memberi tanda silang (X), maka Anda dapat mengganti pilihan jawaban dan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai : Contoh koreksi : Pernyataan Saya gemar membaca buku pengetahuan
SS X
S
TS X
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat Mengerjakan ! No. 1.
Pernyataan Menurut saya produk Indonesia, pertama, terakhir, dan terutama
2.
Saya merasa lebih puas dengan produk dan jasa Indonesia
3.
Saya lebih banyak ingin menggunakan produk Indonesia
4. 5. 6.
7. 8. 9.
10.
Menurut saya produk Indonesia lebih baik daripada produk impor Saya merasa lebih menyukai produk Indonesia Saya memiliki keinginan untuk langsung membeli produk Indonesia tanpa pertimbangan Menurut saya produk dan jasa Indonesia lebih terpercaya daripada produk dan jasa dari negara asing Saya merasa bangga pada produk Indonesia Saya tidak akan ragu-ragu dengan produk dan jasa Indonesia Menurut saya produk Indonesia memiliki kualitas nomer satu
11.
Saya merasa produk Indonesia lebih berkualitas
12.
Saya gemar membeli produk Indonesia
13. 14. 15.
Menurut saya produk Indonesia lebih menarik daripada produk impor Saya merasa produk Indonesia lebih terpercaya Saya tidak akan menunda untuk membeli barang Indonesia
Periksalah kembali jawaban Anda.. Terimakasih untuk partisipasinya.. Tuhan Memberkati
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
Lampiran 6 Uji Normalitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
df
Sig.
k.p.impulsif
.057
161
.200*
.970
161
.001
ethnocentrism
.063
161
.200*
.989
161
.240
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
Lampiran 7 Uji Linearitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
ANOVA Table Sum of Squares k.p.impulsif *
Between Groups
Mean Square
F
Sig.
8780.087
34
258.238 2.159
.001
151.046
1
151.046 1.263
.263
8629.041
33
261.486 2.186
.001
Within Groups
15073.428
126
Total
23853.516
160
ethnocentrism
(Combined)
df
Linearity Deviation from Linearity
119.630
Measures of Association R k.p.impulsif * ethnocentrism
-.080
R Squared .006
Eta
Eta Squared .607
.368
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
Lampiran 8 Mean Empiris
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ethnocentrism
161
15
60
38.25
7.398
k.p.impulsif
161
34
114
68.88
12.210
Valid N (listwise)
161
One-Sample Test Test Value = 80 95% Confidence Interval of the Difference t k.p.impulsif
df
-11.560
Sig. (2-tailed) 160
Mean Difference
.000
-11.124
Lower
Upper
-13.02
-9.22
One-Sample Test Test Value = 37.5 95% Confidence Interval of the Difference t ethnocentrism
df 1.284
Sig. (2-tailed) 160
.201
Mean Difference .748
Lower
Upper -.40
1.90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
Lampiran 9 Mean Usia dan Jenis Kelamin Subjek Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
Report k.p.impulsif JK
Usia
Mean
N
Std. Deviation
Laki-laki
12-15 tahun
69.00
37
10.881
15-18 tahun
65.38
29
11.108
18-21 tahun
68.09
11
10.368
Total
67.51
77
10.888
12-15 tahun
70.19
26
8.732
15-18 tahun
70.33
24
15.463
18-21 tahun
69.94
34
14.730
Total
70.13
84
13.248
12-15 tahun
69.49
63
9.992
15-18 tahun
67.62
53
13.356
18-21 tahun
69.49
45
13.704
Total
68.88
161
12.210
Perempuan
Total
Report Ethnocentrism JK
Usia
Mean
N
Std. Deviation
Laki-laki
12-15 tahun
35.84
37
8.915
15-18 tahun
38.59
29
6.522
18-21 tahun
42.45
11
9.213
Total
37.82
77
8.350
12-15 tahun
40.46
26
7.601
15-18 tahun
39.00
24
5.846
18-21 tahun
37.00
34
5.554
Total
38.64
84
6.428
12-15 tahun
37.75
63
8.643
15-18 tahun
38.77
53
6.170
18-21 tahun
38.33
45
6.931
Total
38.25
161
7.398
Perempuan
Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
Lampiran 10 Hasil Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin pada Variabel Kecenderungan Pembelian Impulsif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2-
F k.p.impulsif Equal variances assumed Equal variances not assumed
2.795
Sig.
t
.097 -1.366
df
Mean
Std. Error
Difference
tailed) Difference Difference Lower
Upper
159
.174
-2.624
1.921
-6.419
1.170
-1.378 157.180
.170
-2.624
1.905
-6.387
1.138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
Lampiran 11 Hasil Uji Beda Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin pada Variabel Ethnocentrism
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Sig. (2-
F etnosentrisme Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig.
2.884 .091
t -.705
df
Mean
Std. Error
Difference
tailed) Difference Difference Lower
Upper
159
.482
-.825
1.169 -3.133
1.484
-.698 142.489
.487
-.825
1.182 -3.161
1.512
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
Lampiran 12 Surat Pengantar Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103