PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SEJARAH GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO 1964-2010 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh : FENSKA NIM : 091314038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SEJARAH GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO 1964-2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh : FENSKA NIM : 091314038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1.
Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini,
2.
Jemaat GKJ Ambarukmo yang telah memberikan ijin kepada saya untuk menulis Sejarah Gereja GKJ Ambarukmo,
3.
Kedua orang tuaku terkasih, Bapak Fransis Hanny Pormes dan Ibu Jenny Mussa/Pormes, yang telah membesarkan ku de ngan penuh kasih sayang, membimbingku dengan penuh kesabaran, dan selalu memotivasiku untuk terus belajar,
4.
Kakak dan adikku terkasih, Roy Pormes, Frenny Pormes, Rivaldo Pormes, Evergard
Souhoka
yang
telah
menjadi
motivasiku
untuk
segera
menyelesaikan skripsi ini, 5.
Teman-teman seperjuangan, mahasiswa Pendidikan Sejarah angkatan 2009, trimakasih atas bantuan dan kerjasamanya selama ini,
6.
Para pendidik dan saudara-saudaraku, yang telah membantu, membimbing, memotivasi, dan mendoakanku selama ini.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO Jika ragu dalam melakukan sesuatu, sebaiknya tanya kepada diri sendiri, apa yang kita inginkan esok hari dari apa yang telah kita lakukan sebelumnya (Jhon Lubbock) Kita hidup untuk saat ini, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar untuk kebenaran abadi (Chiang Kai Shek) Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan (Samuel Jhonson)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK SEJARAH GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO 1964-2010 Fenska Universitas Sanata Dharma 2015 Skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga permasalahan pokok, yaitu: 1) Latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa (GKJ) Ambakurmo; 2) Perkembangan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo; 3) Implikasi kehadiran Gereja Kristen Jawa Ambarukmo terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Model penulisan yang digunakan adalah deskriptif-analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo dilatarbelakangi oleh bertambahnya jumlah jemaat Gereja Kristen Jawa Gondokusuman 2) Perkembangan GKJ Ambarukmo, dimulai dari masa pra pendewasaan, masa Gereja dewasa, program-program kerja Gereja dan pembangunan gedung gereja untuk peningkatan pelayanan Gereja 3) Implikasi dari hadirnya GKJ Ambarukmo terhadap kehidupan masyarakat terlihat dari berbagai aspek di dalam kehidupan masyarakat seperti, pada aspek sosialekonomi, kesehatan (pengobatan gratis), pemberian beasiswa dan pembangunan sekolah dasar.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT History of Ambarukmo Javanese Christian Chruch in 1964-2010 Fenska Sanata Dharma University 2015 This thesis aims to describe three primary issue, namely: 1) T he background of the founding of Ambarukmo Javanese Christian Chruch; 2) T he development of background Javanese Christian Church; 3) The implications of the presence of Ambarukmo Javanese Christian Church on surrounding people’s life. This study used the historical research with socio-cultural approach method. The writing methode used in this study is descriptive-analytic. The results of this study indicate that: 1) The founding of Ambarukmo Javanese Christian Church was motivated by the increasing number of J avanese Christian Church congregation in Gondokusuman; 2) T he development of Ambarukmo Javanese Christian Church started from the pre-maturing, adult church age, work programs of the church and establishment of church building for service improvement of the church; 3) The implication of the precense of Ambarukmo Javanese Christian Church on t he surrounding people’s life is involved in some aspects, such as socio-economic, health (free medication), scholarship grant, and establishment of elementary schools.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-2010.”. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Drs. B. Musidi, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing, memberikan banyak pengarahan dan masukkan, serta saran selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh dosen dan pihak sekretariat Program Studi Pedidikan Sejarah, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma. 5. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan pelayanan dan membantu penulis dalam memperoleh sumber penulisan skripsi ini. 6. Seluruh Jemaat GKJ Ambarukmo, terima kasih atas dukungan dan doanya. 7. Para pendeta GKJ Ambarukmo, trima kasih atas dukungannya melalui bantuan data-data Gereja, saran-saran, serta doanya. 8. Seluruh keluargaku, terkhusus untuk kedua orang tuaku, Bapak Fransis Hanny Pormes dan Ibu Jenny Mussa/Pormes, dan kakak dan adik , Roy Pormes, Frenny Pormes, Rivaldo Pormes, Evergard Souhoka terima kasih atas dukungan, doa dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis. 9. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2009, t erima kasih atas dukungan dan doanya.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. Latar Belakang ....................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...............................................................................5 C. Tujuan Penulisan .................................................................................5 D. Manfaat Penulisan ...............................................................................5 E. Tinjauan Pustaka..................................................................................6 F. Landasan Teori.....................................................................................8 G. Metode Penelitian..............................................................................12 H. Sistematika Penulisan........................................................................16
BAB II
LATAR BELAKANG BERDIRINYA GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO ...................................................................................17 A. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo masa pra pendewasaan................17 B. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Sebagai Gereja Mandiri............ ..19 C. Program-program Kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo ..............22 xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Kehidupan Program Bidang Pembinaan Warga Gereja ..............25 2. Program Bidang Keesaan .............................................................26 3. Program Bidang Kesaksian dan Pelayanan ................................. 27 4. Program Bidang Penatalayanan ...................................................29 5. Program Bidang Ibadah................................................................30 6. Program Bidang Pengawasan.......................................................30 7. Penugasan Khusus........................................................................30 BAB III PERKEMBANGAN GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO ...................................................32 A. Pembangunan Gedung Gereja ..........................................................32 1. Pembangunan Gedung Gereja I di Papringan ..............................33 2. Pembangunan Gedung Gereja II di Karangbendo ........................34 3. Pembangunan Gedung Gereja Ambarukmo III ............................35 4. Pepanthan Condongcatur..............................................................37 B. Aktivitas Kantor Gereja.....................................................................40 C. Jadwal Kebaktian di Gereja Kristen Jawa Ambarukmo ...................41 1. Pelayanan gerejawi.......................................................................43 2. Pelayanan katekisasi.....................................................................45 3. Retret ............................................................................................49 4. Sidang Klasis................................................................................52 5. Sidang Sinode...............................................................................54 BAB IV IMPLIKASI KEHADIRAN GKJ AMBARUKMO TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT .........................................................57 A. Bidang Pendidikan ............................................................................58 B. Bidang Sosial ....................................................................................60 C. Bidang Kesehatan .............................................................................61 D. Bidang Ekonomi ...............................................................................62 E. Bidang Budaya ..................................................................................63 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V
PENUTUP ............................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................68 LAMPIRAN .........................................................................................................70
DAFTAR LAMPIRAN Silabus ....................................................................................................................71 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................................................76 Arsip .....................................................................................................................101 Daftar Gambar......................................................................................................105
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) tidak saja tumbuh dan berkembang di dalam suatu masyarkat yang berlatarbelakang sosial tertentu, yaitu masyarakat Jawa, bukan pula hanya tumbuh dan berkembang di dalam konteks sejarah tertentu (kolonial-nasional) atau sejarah Gereja tertentu saja (Gereja-gereja Belanda atau Jerman), juga tidak hanya dari sejarah badan zending tertentu, melainkan merupakan “buah” dari pekerjaan Gereja-gereja Jawa sendiri (asli). Masuknya agama Kristen di Yogyakarta diawali dari daerah pedesaan menuju kota, masa ini adalah masa akhir dari masa sebelum timbulnya Gerejagereja di Jawa. Masa ketika Gereja Jawa dibentuk dan diarahkan menjadi Gereja Dewasa berdasarkan tatanan Gereja-gereja Gereformeerd Belanda, yang kemudian bernama Gereja-gereja Kristen Jawa Tengah Selatan (GKJTS) dan kemudian menjadi Gereja-gereja Kristen Jawa. Pengajaran agama Kristen masuk melalui daerah Bagelen, kemudian melalui orang-orang Kristen di desa Jelok dan Bulu di wilayah Purworejo, agama Kristen disebarkan dan mulai tumbuh di daerah kesultanan Yogyakarta 1. Sementara dari daerah selatan kira-kira sekitar 1855, agama Kristen tumbuh dan berkembang melalui desa Selong dan Temon di daerah Kulon Progo. Pada tanggal 13 Agustus 1889 di laksanakan sakramen baptisan bagi seorang bernama Eliyah yang berasal dari desa Selong di rumah 1
J.D. Wolterbeek, Babad Zending di Pulau Jawa, Yogyakarta, Taman Pustaka Kristen,1995, hlm.81
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2 bapak Raden Mas Suryohasmoro Nototaruno di kampung Paku Alaman 2. Baptisan dilaksanakan oleh pendeta Jacob Wilhelm dari Purworejo kepada 61 orang dewasa pribumi, tetapi saat melakukan baptisan pendeta Jacob Wilhelm belum mendapat ijin melakukan pembaptisan di Yogyakarta. Baru setelah 21 Januari 1891 Pendeta Jacob Wilhelm mendapat ijin dari pemerintah Yogyakarta untuk aktif dalam mengembangkan dan melaksanakan sakramen di Kesultanan Yogyakarta. Setelah daerah Yogyakarta terbuka bagi pekabaran injil, maka orang Belanda ikut memberitakan Injil sesuai dengan ajaran dalam alkitab. Di negeri Belanda pada tahun 1892 terjadi penyatuan jemaat-jemaat Gereformeer dengan nama baru menjadi Gereformeerde Kerken in Nederland (GKN). Pada 1 J uni 1894 oleh de Gereformeerde Kerkenin Nederland bahwa semua pekerjaan pekabaran injil di Indonesia menjadi kewajiban Jemaat dan bukan lagi kewajiban dari Nederlandsche Gereformeerde Zendings Vereeniging (NGZV), oleh sebab itu, semua tugas pekerjaan pemberitaan Injil di daerah Jawa Tengah Selatan dan Yogyakarta diserahkan kepada jemaat. Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan Gereja Kristen pertama di Yogyakarta yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa resmi liturgi bergereja dan merupakan gereja pertama yang diresmikan sebagai gereja dewasa pada tanggal 23 November 1913, dengan diresmikannya Gereja Kristen Jawa Gondokusuman maka sejarah berdiri dan dewasanya Gereja-gereja Kristen Jawa di Yogyakarta tidak lepas dari s ejarah Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, begitu juga dengan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. 2
Ibid., hlm. 81.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3 Pembangunan gedung Rumah Sakit Petronella (sekarang Rumah Sakit Bethesda) dan sekolah-sekolah, secara tidak langsung memberi pengaruh dalam perkembangan agama Kristen di Yogyakarta semakin berkembang di wilayah Gereja Gondokusuman. Bentuk pelayanan terfokus pada lembaga pendidikan dan kesehatan, bentuk pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan. Kelompok jemaat di Gondokusuman terus bertambah banyak umatnya karena orang-orang atau pasien yang berobat selain mendapatkan pengobatan untuk kesembuhan, mereka juga mendapatkan penghiburan rohani dari penginjil. Dengan demikian semakin bertambah warga Kristen, sehingga dibangunlah sebuah Gereja yaitu Gereja Kristen Gondokusuman pada tahun 1904 dan kemudian didewasakan pada tanggal 23 November 1913. Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan Gereja induk bagi jemaat Kristen di Yogyakarta. Oleh karena itu Gereja Kristen Jawa Gondokusuman memiliki wilayah yang cukup luas. Dalam hal ini majelis jemaat membagi daerah dalam beberapa wilayah, diantarnya adalah wilayah sebelah Timur yang terdiri dari daerah Demangan Selatan dan Ambarukmo. Wilayah timur inilah yang kemudian menjadi pepanthan Ambarukmo. Pada tahun 1904 umat kristen Gondokusuman mempunyai gedung gereja sendiri yang dinamakan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, namun umat Gereja Kristen Jawa Gondokusuman masih berada dalam pengawasan Gereja induk di Amsterdam yaitu Jemaat Kristen Gereformeed Amsterdam karena belum didewasakan. Pendewasaan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, mempengaruhi pertambahan jumlah jemaat, baik dari dalam (warga asli) maupun dari luar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4 Yogyakarta,
yang
kebanyakan
adalah
mahasiswa-mahasiswi.
Dengan
bertambahnya jemaat tersebut gedung gereja tidak lagi bisa menampung seluruh jemaatnya yang hadir dalam kebaktian. Oleh karena itu majelis Gereja Gondokusuman mendirikan pepanthan-pepanthan (anak cabang dari Gereja Gondokusuman) pada wilayah-wilayah tertentu yang dianggap mempunyai warga jemaat Kristen yang sudah banyak. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo yang merupakan wilayah timur sebagai Pepanthan Gondokusuman, sejak menjadi Pepanthan Ambarukmo, warga a tau umat yang ikut beribadah sudah cukup banyak karena sebagian adalah warga jemaat Gereja Gondokusuman. Bagian selatan dan bagian timur jalan Solo dianjurkan untuk mengikuti ibadah di pepanthan Ambarukmo. Pada saat didewasakan, jumlah warga adalah 359 jiwa, terdiri dari 183 warga dewasa dan 186 warga anak-anak dan dilayani oleh 4 ora ng penatua dan 2 ora ng diaken. Pendeta Marlam Hardjosuwarno, adalah pendeta pertama Gereja Kristen Jawa Ambarukmo yang diteguhkan pa da tanggal 17 Mei 1964. Didirikannya pepanthan tersebut bertujuan untuk memperluas gedung Gereja Gondokusuman dan juga diharapkan dengan adanya pepanthan dapat menambah banyak jemaat Kristen yang telah ada dan untuk memperluas penyebaran agama Krsiten. Dengan mencermati fakta dan berbagai argumentasi yang ada, penulis termotivasi untuk meneliti dan mengkaji lebih mendalam tentang “Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-2010”. Hasil dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi jemaat dan semua yang membaca.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5 B. Rumusan masalah 1.
Bagaimanakah latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambakurmo?
2.
Bagaimana perkembangan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo?
3.
Bagaimanakah implikasi kehadiran Gereja Kristen Jawa Ambarukmo terhadap kehidupan masyarakat sekitar?
C. Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian : 1) Mendeskripisikan latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 2) Mendeskripsikan perkembangan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 3) Menguraikan implikasi dari kehadiran Gereja Kristen Jawa Ambarukmo terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Manfaat Penelitian : a.
Bagi Lembaga Pendidikan (USD khususnya Prodi Pendidikan Sejarah) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan koleksi perpustakaan khususnya karya ilmiah dan dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa lain dalam melakukan penelitian historis tentang peristiwa-peristiwa sejarah Indonesia.
b. Bagi Pihak Gereja Penulisan ini diharapkan membantu jemaat di Gereja Kristen Jawa Ambarukmo untuk memperoleh informasi tentang sejarah perkembangan tempat mereka beribadah dan memberi pengaruh untuk perkembangan pelayanan dalam gereja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6 c.
Bagi Peneliti Penulisan ini sangat bermanfaat bagi peneliti karena memberikan pengetahuan yang sangat berharga dan berguna dalam mengetahui sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. Selain itu penulis juga berharap dapat menerapkan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan menjadi karya ilmiah yang dapat berguna bagi sesama.
D. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan Sejarah Gereja dengan judul “Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo (1964-2010)”. Dibawah ini beberapa buku yang selama ini membicarakan sejarah gereja di Indonesia, yang akan berguna untuk membantu dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut: Pertama, Empat puluh tahun Jemaat Kristen Gondokusuman, terbitan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, dalam buku ini berisi tentang peringatan empat puluh tahun Gereja Kristen Jawa Gondokusuman dan awal mula berdirinya Gereja Kristen Jawa Gondokusuman pada zaman Belanda hingga usianya ke empat puluh tahun terhitung sejak pertama kali Gereja didewasakan. Kedua, Tujuh puluh lima tahun jemaat Kristen Jawa Sawokembar Gondokusuman Yogyakarta, diterbitkan oleh Majelis Gereja Kristen Jawa Sawokembar Gondokusman Yogyakarta. Buku ini berisi tentang peringatan 75 tahun jemaat Kristen Gondokusman pada tanggal 23 November 1988. Dari buku ini dapat diketahui bagaimana mula-mula benih agama kristen berkembang di wilayah Yogyakarta, sampai benih-benih itu berubah menjadi jemaat-jemaat kristen di berbagai tempat, termasuk juga di wilayah Ambarukmo.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7 Ketiga, Gereja-Gereja Kristen Jawa : Benih yang Tumbuh dan Berkembang di Tanah Jawa. Buku ini menceritakan tentang awal mula masuknya Agama Kristen di Jawa. Selain itu juga dijelaskan bagaimana kehidupan Gereja Kristen Jawa dalam melakukan berbagai upaya sehingga wajah konkret Gereja Kristen Jawa dinampakkan melalui pemilihan dan penyusunan ajaran, tata gereja, sistem pemerintahan, ketenagaan serta pelayanan dan kesaksian kepada masyarakat dan bangsa dan negara langsung maupun tidak langsung. Keempat, Sejarah Gereja-gereja Kristen Jawa: Di Bawah Bayang-Bayang Zending 1858-1948. Buku ini menjelaskan bagaimana gambaran tentang Pulau Jawa, keaadaan masyarakat, keadaan lingkungan (geografis) pada saat itu serta bagaimana agama Kristen masuk dan berkembang di Pulau Jawa yang kemudian meluas dan muncul Gereja-gereja Kristen Jawa. Kelima, Sejarah Gereja di Indonesia 1 1500-1860 (Ragi Cerita. Buku ini berisi tentang sejarah gereja di Indonesia dari tahun 1500-1860, yang menjelaskan hal-hal mengenai agama asli masyarakat Indonesia, kedatangan bangsa Barat ke Indonesia, pengaruh agama luar terhadap masyarakat Indonesia. Dalam buku ini juga dijelaskan sejak permulaan tarikh Masehi, Kepulauan Nusantara menduduki tempat yang terkemuka dalam lalu lintas perdagangan Asia. Saudagar-saudagar dari luar datang ke Indonesia untuk berdagang. Selain berdagang, mereka juga membawa serta agama mereka masing-masing, seperti : agama Hindu, Budha, Kristen, dan Islam, yang selanjutnya agama-agama inilah yang dijadikan sebagai alat untuk memperkokoh persekutuan politik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8 E. Landasan Teori Dalam penulisan ini, ada beberapa konsep yang digunakan, yaitu konsep sejarah, konsep gereja dan konsep gereja kristen. 1.
Sejarah Kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yaitu syajara yang berarti terjadi,
syajarah yang berarti pohon, syajarah an-nasab berarti pohon s ilsilah3. Menurut bahasa Arab, sejarah sama artinya dengan sebuah pohon yang terus berkembang dari tingkat sederhana, ke tingkat yang lebih maju. Dalam bahasa Inggris, kata “sejarah” (history) berarti masa lampau umat manusia. Menurut definisi yang paling umum, kata history berarti masa lampau umat manusia4. Kata sejarah juga dapat diartikan sebagai : (1) Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, (2) Pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau 5. Dengan demikian, pengertian sejarah sebagai ilmu adalah suatu ilmu tentang segala sesuatu yang telah dialami oleh manusia dari waktu yang lampau dan yang telah meninggalkan jejak-jejaknya pada saat ini, dimana perhatiannya lebih ditekankan pada aspek peristiwanya sendiri, yang kemudian urutan perkembangan disusun sebagai suatu cerita sejarah, sehingga sejarah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan bahkan terus berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju.
3
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, PT Bentang Pustaka, 1995, hlm 1. Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, UI Press, Jakarta,1975, hlm.103 5 Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (edisi keempat), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, hlm.1241. 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9 2). Gereja Istilah gereja berasal dari bahasa Portugis yaitu igreya, yang berarti kawanan domba yang dikumpulkan oleh gembala. Sampai dengan saat ini, kata igreya merupakan bentuk terjemahan dari bahasa Yunani yaitu kyriake, yang berarti sebutan bagi orang-orang yang menjadi milik Tuhan. Artinya, mereka yang percaya dalam iman yang sungguh kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat. Dalam bahasa Yunani, ada suatu kata lain yang berarti “Gereja” yaitu “ekklesia” yang berarti mereka yang dipanggil, kaum, golongan 6. Kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia memiliki beberapa arti: Arti pertama ialah ‘umat’ atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, Gereja pertama-tama bukanlah sebuah gedung. Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel maupun tempat rekreasi. Arti ketiga ialah aliran atau denominasi (kelompok keagaaman di bawah satu nama atau struktur) dalam agama Kristen, Gereja Katholik maupun Gereja Protestan 7. Gereja adalah suatu kehidupan religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus. Kehidupan bersama dibentuk oleh orang-orang yang atas pertolongan Roh Kudus menerima dengan percaya terhadap penyelamatan Allah di dalam Tuhan Yesus. Pengertian ini menunjukkan bahwa Gereja memiliki segi ilahi dengan segi manusiawi. Segi ilahi Gereja
adalah sebagai buah
penyelamatan Allah, pemilik dan penguasa Gereja adalah Allah. Segi manusiawi 6 7
Thomas van den End, Harta Dalam Bejana, Jakarta, BPK Gunung Mulia, (tanpa tahun). hlm. 7. http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja., diakses tanggal 3 Maret 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10 Gereja sebagai kehidupan bersama religius, yang oleh pertolongan Roh Kudus diciptakan dan diselenggarakan secara lembagawi oleh manusia 8. 3). Gereja Kristen Gereja adalah suatu persekutuan atau perkumpulan orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus dalam karya Roh Kudus. Oleh karena Gereja adalah persekutuan orang-orang yang beriman, di dalam gereja tidak ada lagi pemisahan berdasarkan status atau derajat, tidak ada lagi perbedaan suku, negara atau pun ras, tidak ada lagi diskriminasi antara sesama makhluk Tuhan karena semua yang menjadi bagian dari Gereja, yang dibaptis di dalam Kristus, dengan sendirinya mengakui Kristus adalah kepala gereja dan di dalam Dia, semua manusia sama, tidak ada perbedaan. Demikianlah, Gereja tidak hanya bisa dipahami sebatas pada sebuah bangunan untuk melakukan ibadah pada Tuhan, tetapi Gereja terdiri dari manusia, yang yakin dan percaya akan adanya Yesus Kristus, sehingga Gereja merupakan kesatuan yang utuh tentang Tubuh Kristus. Demikian bahwa Gereja Kristen merupakan kesatuan yang sesungguhnya sejak semula sudah ada dalam diri Yesus Kristus dan bukan kesatuan yang dibentuk atau terjadi oleh kehendak beberapa orang atau banyak orang. Gereja adalah Tubuh Kristus dan Yesus Kristus adalah Kepalanya. Oleh karena itu, kuasa yang ada dalam Gereja adalah Kuasa dari Tuhan. Kekuasaan itu mutlak atas Gereja melalui firman-Nya, dan tidak dapat diwakilkan kepada seseorang atau beberapa orang. Ini berarti hanya ada satu Gereja yang Kudus. Dengan demikian kehadiran Gereja itu tampak dalam kehidupan Gereja-gereja di berbagai wilayah, dan kemudian melembaga sebagai organisasi gerejawi dalam masyarakat. Hal itu 8
Sinode Gereja Kristen Jawa, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa, 2005. hlm. 3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11 lebih jelas dalam kehidupan jemaat-jemaat, di mana jemaat-jemaat tersebut harus dipahami sebagai bagian yang utuh dari sebuah Gereja Kristen. Gereja Kristen Protestan merupakan hasil dari pembaruan keagamaan pada akhir abad XVI di Jerman oleh Martin Luther, adalah seorang Imam Katolik dari Ordo Agustinus. Luther mengingat ajaran Agustinus tentang "Anugerah" yang pernah dibacanya. Doktrin "Anugerah" yang pernah dituliskan Agustinus dalam buku "Pengakuan-pengakuan" (Confessions) adalah salah satu ajaran penting yang telah begitu lama dilupakan Gereja. Sederhananya, doktrin ini meyakini bahwa tidak ada satupun manusia berdosa mampu menyelamatkan dirinya. Hanya Allah yang dapat mengampuni manusia dalam kedaulatan-Nya. Pengampunan inilah yang disebut anugerah, suatu rahmat yang sebenarnya tidak layak diberikan kepada manusia. Bahkan iman pun a dalah pemberian Allah, bukan usaha dan keputusan manusia. Ada dua hal utama yang diperlihatkan oleh gerakan ini, yaitu “1). Pengetahuan langsung dan tanpa pengantara tentang sabda Allah, tanpa pengantara insani, 2). Penghiburan lantaran mendengar dan mengetahui pengampunan yang berasal dari Allah” 9. Konsep Gereja Kristen berbeda dengan konsep Gereja Katolik. Gereja Kristen merupakan hasil dari pekerjaan Badan atau Lembaga Zending (Gereformeed, Salatiga) yang pada saat itu berada di Indonesia, dalam memberitakan Injil, mereka memberitakan melalui orang-orang pribumi. Gereja Kristen menganut ajaran yang berbeda-beda, yaitu ajaran Calvin (kelompok Gereformeed), ajaran Martin Luther dan sebagainya. Gereja-gereja Kristen yang 9
Eddy Kristiyanto, Reformasi Dari Dalam: Sejarah Gereja Zaman Modern, Yogyakarta, Kanisius, 2004, hlm. 51.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12 telah terbentuk misalnya Gereja Kristen Jawa (GKJ), Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Batak (HKBP) sedangkan Gereja Katholik merupakan Gereja yang secara konteks eklesiologi tidak mempunyai masalah dan telah menjadi anggota Gereja Katolik Roma. Secara umum Gereja Katholik merujuk pada Gereja Katolik Roma, karena Gereja Katolik mengakui Paus yang berkedudukan di kota Roma. F. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan di dalam penulisan Sejarah Gereja dengan judul “Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-2010” merupakan penelitian historis. Penelitian historis ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja yang telah terjadi pada masa lampau. Proses tersebut terdiri dari penyelidikan, pencatatan, analisis, dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa masa lalu guna menemukan generalisasi-generalisasi. Metode penelitian sejarah merupakan proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan penggalan masa lalu berdasarkan data yang di peroleh dengan proses penulisan atau historiografi. Penelitian sejarah memiliki beberapa tahapan 10, yaitu: 1. Pemilihan Topik Menurut Kuntowijoyo ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan topik, yaitu kedekatan emosional, kedekatan intelektual, dan rencana penelitian. Dalam proses penelitian, peneliti dapat memakai acuan pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan a) where, menunjuk pada daerah mana yang menjadi objek penelitian, b) when, menunjuk pada waktu yang dipilih, c) who, menunjuk pada siapa saja yang terlibat didalamnya, d) what, menunjuk pada apa 10
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995, hlm. 89.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13 yang dilakukan oleh pelaku, e) why, menunjuk pada pertanyaan mengapa pelaku melakukan perbuatan itu, f) how, menunjuk pada pertanyan bagaimana terjadinya peristiwa itu 11. Penulisan ini dilakukan oleh peneliti karena adanya kedekatan emosional dan kedekatan intelektual peneliti dengan topik Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta dari tahun 1964-2010. Kedekatan emosional dapat dilihat dari peneliti yang tumbuh besar dilingkungan keluarga Kristen, hal ini membuat peneliti tertarik menulis sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. Kedekatan intelektual dapat dilihat dari penulis yang sering membaca buku mengenai agama Kristen. Dengan demikian diharapkan pengetahuan penulis dapat membantu mengulas sejarah Gereja Kristen Jawa. 2. Pengumpulan data (Heuristik) Data yang digunakan dalam penulisan sejarah ini haruslah benar adanya, maksudnya tidak direkayasa. Oleh karena itu, penulis mengumpulkan data dengan melakukan: Studi Pustaka, yaitu dengan pengumpulan data-data dari dokumen milik Gereja Kristen Jawa yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu, penulis juga menggunakan buku yang relevan dengan topik yang diajukan. Wawancara, yaitu pengumpulan data secara lisan dengan cara melakukan tanya jawab dengan orang-orang yang terkait dengan topik penelitian. 3. Verifikasi Setelah dikumpulkan sumber-sumber yang diperlukan, langkah berikutnya adalah melakukan kritik atas sumber atau verifikasi. Tujuan dari kritik sumber yang dilakukan 11
Ibid., hlm.92.
adalah untuk mengetahui kebenaran informasi atau untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14 menguji otentisitas dan kredibilitasnya. Kritik sumber terdiri dari dua macam, yaitu kritik ekstern yang berguna untuk menguji keaslian sumber dan kritik intern yang digunakan untuk mendapatkan keabsahan dari sebuah sumber 12.
Kritik
intern digunakan untuk memperoleh nilai kebenaran dari suatu data agar data tersebut dapat dipercaya atau tidak. Kritik intern dilakukan dengan cara membandingkan berbagai sumber untuk mendapatkan data yang jelas dan lengkap. Sedangkan pada kritik ekstern pengujian dilakukan dengan meneliti data dalam dokumen yang akan digunakan, melalui gaya bahasa yang digunakan, cara penulisannya, dan lain sebagainya. 4. Interpretasi (penafsiran) Interpretasi yaitu penetapan makna dan saling keterkaitan berbagai fakta yang diperoleh. Interpretasi merupakan suatu langkah yang ditempuh oleh penulis dalam menafsirkan fakta-fakta yang telah diuji dan untuk menganalisis sumber supaya
dapat
menghasilkan
suatu
fakta
yang
kebenarannya
dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam interpretasi terdapat dua kegiatan pokok yang harus dilalui, yaitu analasis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan) data atau fakta-fakta yang telah dikumpulkan13. Dalam tahap interpretasi ini, analasis sumber yang dilakukan juga untuk mengurangi subyektifitas dalam penulisan sejarah. Penulisan sejarah tentunya tidak dapat lepas dari unsur subyektifitas, seperti adanya pengaruh dari jiwa,
12 13
Kuntowijoyo, op.cit., hlm.101. Nugroho Noto Susanto, Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah, Jakarta:Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata, 1964, hlm. 22-23.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15 kebudayaan, pendidikan, lingkungan sosial, dan agama, penulisnya 14 karena bisa berpengaruh pada tulisan sejarah yang dihasilkan. 5. Pendekatan Langkah yang terakhir dalam penulisan ini adalah penentuan pendekatan. Pengertian pendekatan dalam penelitian sejarah adalah pola pikir atau cara pandang dari penulis terhadap suatu kejadian atau peristiwa sejarah dari sudut tertentu. Pendekatan diperlukan sebagai cara pandang penulis untuk memandang suatu peristiwa atau kejadian. Pendekatan membantu penulis dalam menentukan berbagai ilmu sosial mana yang perlu digunakan dan aspek-aspek yang tepat diungkapkan dalam penulisan. Pendekatan menjadi satu hal yang sangat penting bagi penulisan sejarah, karena hasil penulisan sejarah yang baik sangat ditentukan oleh jenis pendekatan yang dipakai. Pendekatan yang dipakai oleh penulis adalah pendekatan sosial – historis dan
budaya.
Secara
kronologis
penulis
menguraikan
hal-hal
yang
melatarbelakangi berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo di Yogyakarta. Melalui pendekatan sosial, penulis menganalisa hubungan sosial-historis baik dalam maupun dari luar Gereja, serta masalah-masalah sosial yang muncul disekitar Gereja. Pendekatan historis digunakan untuk melihat kronologis berdiri dan berkembangnya gereja dari tahun 1964-2010. Sedangkan melalui pendekatan budaya penulis berusaha mendapatkan gambaran yang tepat mengenai kebudayaan Jawa dan hubungannya dengan Gereja.
14
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodolgi Sejarah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992, hlm.72.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16 G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi tentang Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-2010, Yogyakarta adalah sebagai berikut: Bab I, memuat pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II, menjelaskan latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, dalam masa pra pendewasaan sampai menjadi gereja mandiri. Bab III, memaparkan perkembangan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. Bab IV, menguraikan mengenai implikasi dari kehadiran Gereja Kristen Jawa terhadap kehidupan masyarakat, yang akan membicarakan pengaruhnya dalam berbagai bidang kehidupan (sosial,budaya,ekonomi,kesehatan dan pendidikan) Bab V, berisi penutup yang memuat kesimpulan dan saran-saran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LATAR BELAKANG BERDIRINYA GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO
A. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo masa pra pendewasaan Gereja Kristen Jawa Ambarukma adalah salah satu Gereja dari ribuan Gereja dewasa yang ada di Indonesia umumnya atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) khususnya, dan GKJ Gondokusuman adalah salah satu Gereja dalam sejarah kebersamaan Sinode GKJ, yang melahirkan banyak Gereja dewasa di Yogyakarta. Wilayah-wilayah yang berkembang menjadi pepanthan, kemudian didewasakan menjadi Gereja mandiri, s alah satunya yaitu Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 15. Sebagai salah satu pepanthan yang ada di bagian timur wilayah pelayanan GKJ Gondokusuman, anggota majelis dan warga jemaat mengajukan diri untuk menjadi pepanthan. Dari tahap pepanthan lantas mewujudkan permohonan menjadi Gereja dewasa. Setelah dipersiapkan dengan baik dan atas kesungguhan dari warga jemaat maka, pada tanggal 17 Mei 1964 dilaksanakan pendewasaan dengan nama Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, dengan wilayah pelayanan bagian timur dari jalan. Munggur-Gejayan sampai Janti dan sekitarnya. Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan Gereja induk bagi jemaat kristen di Yogyakarta, sehingga dari waktu ke waktu semakin bertambah banyak jumlah jemaat, baik dari dalam (warga asli) maupun dari luar yang merupakan 15
Majelis Jemaat G ereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Catatan Sejarah Ringkas GKJ Ambarukmo, Yogyakarta, 1996, hlm. 2.
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18 pendatang (mahasiswa). Gereja Kristen Gondokusuman memiliki wilayah yang cukup luas, majelis jemaat membagi ke dalam beberapa wilayah. Di antaranya wilayah sebelah timur: Demangan baru, Sapen, Ambarukmo, dan Gendeng. Wilayah ini yang kemudian menjadi wilayah pepanthan Ambarukmo16. Hal ini yang menyebabkan gedung gereja tidak lagi bisa menampung seluruh jemaat yang hadir untuk beribadah. Majelis jemaat memutuskan untuk medirikan pepanthan (anak cabang) yang bertujuan menampung jemaat yang ingin beribadah di wilayah tertentu yang sudah mempunyai jemaat yang cukup banyak. Pepanthan ini diharapkan dapat menambah banyak jemaat Kristen yang telah ada untuk memperluas penyebaran agama Kristen. Pada tahun 1964 didewasakanlah Pepanthan Ambarukmo dan sekarang menjadi Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. Pepanthan Ambarukmo sudah cukup banyak memiliki jemaat sehingga jemaat yang berada di daerah dekat Pepanthan Ambarukmo bisa beribadah Minggu di pepanthan Ambarukmo. Pepanthan yang pada saat itu masih meminjam Panti Asuhan Reksa Putra (panti asuhan yang didirikan oleh Gereja Gondokusuman) yang bertujuan untuk menampung dan mendidik anak-anak kristen yang orang tuanya tidak mampu untuk membiayai sekolah dan membantu sesama. Dalam perkembangannya Gereja Kristen Ambarukmo, ada warga sekitar gereja yang ingin belajar tentang agama kristen. Kegiatan pertama yang mereka lakukan yaitu berdoa sebelum makan malam di rumah. Keluarga tersebut merasakan adanya kedamaian di hati dan ketenangan ketika melakukan doa. 16
Majelis Jemaat G ereja Kristen Jawa Gondokususman Yogyakarta, Djemaat Kristen Gondokususman, Empat puluh Tahun, Yogyakarta, hlm. 116.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19 Mendengar keputusan dari keluarga Prawiro Utomo untuk belajar agama kristen, bapak Suwandi bersedia untuk mengajarkan tentang ajaran agama kristen, kemudian dilakukan katekisasi oleh Pendeta Wiyoto Hardjopawiro sebagai pembimbingnya 17. Pada tanggal 25 D esember 1961 di pepanthan Ambarukmo dilaksanakan baptisan kudus untuk pertama kali bagi keluarga atau orang-orang yang sudah menjalankan katekisasi. Dengan adanya jemaat baru maka keberadaan pepanthan Ambarukmo dalam masa ini (pra pendewasaan) bisa diterima oleh masyarakat sekitar, terbukti dari adanya baptisan dan katekisasi yang telah dilaksanakan oleh pepanthan Ambarukmo dan juga gedung gereja baru untuk beribadah. B. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Sebagai Gereja Mandiri Dalam perkembangannya, pembangunan kampus IAIN Sunan Kalijaga di Ngentak Sapen, memberi pengaruh dalam penyelenggaraan ibadah yang masih menumpang di ruangan Panti Asuhan. Majelis dan warga jemaat kemudian menemui Bapak Lurah Papringan pada waktu itu, yang mana rumah beliau pernah digunakan untuk penyelenggaraan SD BOPKRI Demangan III, sehingga diperkenankan untuk membeli tanah, di mana Gereja Induk sekarang berdiri yakni di Jl. Ampel 4 Papringan, satu komplek dengan SD BOPKRI Demangan III, yang lebih dahulu memiliki bangunan sekolah, sehingga majelis dan warga jemaat dapat membeli tanah seluas 1.250 m² di dusun Papringan (sekarang Jalan Ampel 4 Papringan), kemudian dibangun gedung gereja (sekarang gedung induk) yang diresmikan pemakainnya pada tanggal 17 Mei 1975. Pembangunan gedung gereja, 17
Evi Dewajanti, Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-1994, Yogyakarta, 2000. hlm.18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20 diwujudkan dengan persembahan berupa material bangunan dan juga tenaga melalui gotong royong. Majelis GKJ Gondokosuman memberikan dukungan dengan menyumbangkan daun pintu serta jendela yang semuanya dari kayu jati dari bangunan toko buku taman pustaka kristen lama dan bisa digunakan pada tahun 1975. Pada tanggal 14 Mei 1975 diresmikan tempat ibadah untuk warga di sekitar dusun Karangasem, Dero dan Condongcatur (wilayah 7) yang berjumlah 150 jiwa. Pelayanan Gerejawi berkembang hingga sekitar dusun Karangaem Condongcatur. Karena letaknya yang cukup jauh dan jumlah warga yang cukup banyak, majelis Gereja memandang perlu untuk mengangkat pembantu pendeta yaitu Sdr.Yusuf Sutarman, S.Th yang ditetapkan kedudukannya sebagai pembantu pendeta pada tanggal 23 September 1979. Dalam perkembangannya, ada tawaran melalui perumnas Condongcatur yang telah menyediakan tanah seluas 500 m² untuk segera dibangun sebuah gereja. Hal tersebut ditanggapi dengan baik oleh majelis GKJ Ambarukmo, yang kemudian membangun sebuah gedung gereja dengan dana yang berasal dari swadaya warga jemaat. Meskipun pembangunan belum selesai 100% namun atas kehendak majelis gereja dan warga jemaat serta kesepakatan Klasis GKJ Yogyakarta timur, Wilayah 7 (Condong catur dan sekitarnya) pada tanggal 5 Juli 1984, didewasakan dan diberi nama GKJ Condongcatur, dengan warga sejumlah 356 jiwa terdiri dari 168 warga dewasa dan 188 anak-anak. Dalam perkembangan pelayanan Gerejawi, untuk memenuhi kebutuhan kerohanian pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta, maka GKJ Ambarukmo
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21 menerima permohonan kerjasama dari (Badan Kerjasama Persatuan Gereja Indonesia) BKS PGI Wilayah DIY-GMKI cabang Yogyakarta untuk pemanggilan pendeta pelayanan mahasiswa. Setelah rekomendasi persidangan Klasis Yogyakarta Timur, calon pendeta dari Bapak Yusri Panggabean, S.Th, yang dinyatakan layak tahbis. Sedangkan penahbisan dilakukan pada tanggal 17 September 1986 bertempat di gedung gereja yang selesai dibangun di Karangbendo dan sekaligus dilakukan peresmian sebagai gedung gereja kedua. Pembangunan gedung gereja kedua GKJ Ambarukmo, di dusun Karangbendo bermula dari gedung induk yang sudah tidak bisa menampung jumlah jemaat saat melaksanakan ibadah dan adanya 2 keluarga yaitu keluarga Drs. Toekidjo Widjisantosa dan Kel. Hardiyanto Yoram mempersembahkan tanah yang letaknya bersebelahan seluas 1850 m ² untuk dapat dibangun gereja, sedangkan keluarga Handoko Murwitosusanto dan Bapak Samuel Suharto mempersembahkan tanahnya untuk jalan masuk, seluas 5 meter dan panjang 60 meter18. Peletakan batu pertama pembangunan gereja dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 1983. Meskipun pembangunan gedung gereja belum selesai seluruhnya, atas usul warga jemaat, gedung gereja mulai digunakann untuk ibadah Minggu pada tanggal 16 Agustus 1985. Bersamaan dengan itu ditahbiskan Bapak Yusri Panggabean, S.Th sebagai pendeta dengan penugasan pelayanan mahasiswa atas prakasa Badan Kerja Sama Persekutuan Gereja Indonesia Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (BKS PGI GMKI Cabang Yogyakarta).
18
Ibid., hlm. 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22 Salah satu wilayah GKJ Ambarukmo adalah wilayah 6 (Nologaten) yang mempunyai daerah yang cukup luas yang kebetulan adalah lembaga pendidikan Kristen yaitu sekolah PGAK/P (sekarang Kampus STAK Marturia) melalui pengurus Yayasan Pendidikan Kristen Marturia, mengijinkan tiga ruangan kelas dapat digunakan untuk beribadah dan dapat digunakan mulai tanggal 1 Maret 1986 mulai minggu pukul 08.30 WIB. GKJ Ambarukmo bekerjasama dengan pengurus YPK Marturia Yogyakarta untuk membangun gedung gereja di lokasi kampus STAK Marturia di Dusun Nologaten. Setelah mendapatkan ijin prinsip dan ijin mendirikan bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, acara peletakan batu pertama diselenggarakan pada tanggal 12 J uni 1993 ol eh Bupati Sleman Drs. H. Arifin Illyas. Pada tanggal 27 Juli 1995 telah terpilih Sdr. Purwantoro Kurniawan, S.Th sebagai pendeta jemaat ketiga dan dithabiskan hari Jumat, 17 Januari 1997 bersamaan dengan peresmian Gedung 3 GKJ Ambarukmo di Nologaten oleh Bupati Sleman Drs. H. Arifin Illyas. Gereja Kristen Jawa Amabrukmo mempunyai 3 gedung gereja, yaitu gedung gereja 1 di Papringan, Gedung 2 di Karangbendo dan gedung 3 di Nologaten, namun sejak bulan maret 2008, penyebutan gedung 1 P apringan, Gedung 2 Karangbendo dan gedung 3 N ologaten diganti menjadi Gedung Induk Papringan, Pepanthan Karangbendo dan Pepanthan Nologaten. C. Program-program Kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Gereja Kristen Jawa Ambarukmo yang mempunyai visi “Terwujudnya warga Kristen Jawa Ambarukmo yang damai sejahtera sebagai kawan sekerja Allah dalam karya penyelamatan Allah atas dunia ini”. Memiliki beberapa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23 program yang berhubungan dalam pelaksaan kegiatan-kegiatan dalam beribadah. Program-program ini bertujuan untuk peningkatan dalam pelayanan Gereja kedepan19. Misi adalah program kegiatan untuk mencapai/mewujudkan visi yang telah ditetapkan, dengan memberdayakan warga jemaat yang dilandasi semangat kebersamaan dan kerjasama serta peran aktif segenap warga jemaat melaksanakan kesaksian dan pelayanan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat, maka rumusan misi adalah sebagai berikut: 1. Menjadikan dan mewujudkan kehidupan warga Gereja yang aman, tentram, rukun da n peduli terhadap sesama yang dijiwai semangat kebersamaan dan kerjasama, 2. Mewujudkan pemberdayaan seluruh warga Gereja untuk berkarya secara profesional, 3. Menjadikan dan mewujudkan warga Gereja untuk melaksanakan/kesaksian dan pelayanan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat yang dilandasi kasih, 4. Mewujudkan warga Gereja dalam kehidupan bergereja yang dilandasi iman Kristen dan menumbuhkankembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, 5. Mewujudkan warga Gereja dalam kehidupan bermasyarakat yang dilandasi cinta kasih terhadap sesama, kebersamaan dan kegotongroyongan tanpa memandang perbedaan agama, suku, maupun golongan, 6. Mewujudkan sarana dan prasarana dan pemanfaatan serta penatalayanan dalam mendukung pelaksanaan organisasi dan tata laksana Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 20. Tujuan : hasil yang akan dicapai dalam waktu 5 tahunan atau 25 tahunan: 1. Meletakkan kerangka prioritas semua program dan kegiatan, 2. Merupakan fokus dari arah semua program dan kegiatan dalam pelaksanaan misi GKJ Ambarukmo, 3. Mampu menjawab kesenjangan yang terjadi selama ini, saat sekarang dan waktu yang akan datang 21. 19
Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Data Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, Yogyakarta, 2004, hlm.4. 20 Majelis Jemaat G ereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Program Kerja Majelis GKJ Ambarukmo. Yogyakarta, 2014, hlm. 2. 21 Idem
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24 Sasaran : yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu 1 tahun, semesteran, triwulan, bulanan, disebut juga tujuan antara (intermediate goal): 1. Meningkatnya kehidupan warga Gereja yang harmonis dalam persekutuan Tuhan Yesus dan sesama warga, 2. Meningkatnya pemberdayaan warga Gereja secara optimal dan profesional dalam bidangnya, 3. Meningkatnya kesaksian dan pelayanan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat, 4. Meningkatnya kehidupan warga Gereja yang merupakan satu tubuh dalam kehidupan bergereja, 5. Meningkatnya hubungan yang harmonis antara sesama manusia, lintas agama, golongan dalam kehidupan bermasyarakat, 6. Terpenuhinya sarana dan prasarana dan pemanfaatannya serta penatalayanan dalam mendukung pelaksanaan Organisasi dan Tata Laksana Gereja 22. Strategi: untuk mewujudkan sasaran dan tujuan dibutuhkan rencana menyeluruh dan terpadu yang mencakup: 1. Memberdayakan Majelis, Badan-badan Pembantu Majelis, kantor Gereja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang ditetapkan dalam susunan Organisasi dan Tata Laksana yang berlaku. 2. Memberdayakan seluruh warga Gereja agar berperan aktif dalam menumbuhkembangkan semangat kebersamaan dan kerjasamanya dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat. 3. Menggali potensi warga Gereja yang ada untuk pengembangan kehidupan jemaat, 4. Membangun komunikasi dan kebersmaan antara warga Gereja, Badanbadan Pembantu Majelis dan lintas agama/golongan dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat, 5. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dengan peningkatan penatalayanan untuk mendukung kegiatan Gereja dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat 23. Berikut adalah program-program tersebut : Program Umum Rangkuman kegiatan yang nyata, sistematis, terencana, terpadu serta terkoordinasikan dalam mencapai sasaran dan tujuan yang sudah ditetapkan dengan meperhatikan potensi, kondisi dan permasalahan serta analisis SWOT ( 22 23
Ibid., hlm. 3. Idem
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25 metode perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu proyek) secara kualitatif24, kemudian ditetapkan program dalam bidang-bidang yang disesuaikan dengan susunan organisasi yang telah ada sebagai berikut: a. Program Bidang Pembinaan Warga Gereja 1. Bidang pembinaan warga jemaat sesuai tugas pokok da n fungsinya merencanakan dan mengkoordinir serta mendampingi pembinaan warga jemaat secara katergorial berdasarkan umur dan pembinaan warga jemaat secara umum dengan tugas tersebut bidang pembinaan warga jemaat mempunyai program untuk memberdayakan warga jemaat secara utuh menurut kategorial usia, fungsi maupun profesi dan potensi yang ada dalam rangka mengembangkan iman dan kebersamaan dalam kehidupan bergereja melalui berbagai kegiatan. Kegiatan bidang pembinaan warga jemaat selanjutnya dalam pelaksaannya dibagi dalam komisi-komisi yang meliputi: a) Komisi Anak Komisi anak merencanakan 8 kegiatan yaitu : pengadaan materi (bahan ajar sekolah minggu), bantuan transport pengasuh komisi anak, forkom pengasuh KA, kebaktian anak gabungan, gelar ekspresi anak, kegiatan klasikal dan administrasi sekretariat.
24
Ibid., hlm. 4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26 b). Komisi Remaja Komisi remaja merencanakan 8 kegiatan yaitu: rapat rutin, pendalaman alkitab gabungan, olahraga, pemeliharaan sarana prasarana, kegiatan klasikal dan adminitrasi sekretariat. c). Komisi Pemuda Komisi pemuda merencanakan 7 kegiatan yaitu: Pendalaman alkitab gabungan, rapat rutin komisi atau sekretariat, retreat, perawatan alat musik, lomba antar Gereja dan pelatihan dasar kepemimpinan. d). Komisi Dewasa Komisi dewasa merencanakan 10 kegiatan yaitu; Persekutuan doa akhir bulan, kebaktian oikumene HANNA, pelayanan kasih ke panti asuhan Wreda HANNA, kunjungan pasca sripah, kunjungan orang sakit, paduan suara wilayah, perayaan Paskah, wisata, persekutuan doa kawasan wajib doa se-klasis dan penggalangan dana. e). Komisi Adiyuswa Komisi adiyuswa merencankan 7 kegiatan, yaitu: Pendalaman alkitab, senam dan taman gizi, paduan suara adiyuswa, kegiatan klasikal dan sinodal, retreat/wisata rohani, kunjungan warga adiyuswa (yang sudah jompo) dan ceramah kesehatan. b. Program Bidang Keesaan Bidang Keesaan mempunyai tugas dan fungsi merencanakan dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan keesaan, yaitu hubungan antar warga jemaat, antar wilayah, pokja, anggota majelis dan hubungan antar Gereja, lintas agama dan lembaga lain. Progam dalam bidang keesaan bertujuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27 mewujudkan kebersamaan dan kerjasama antar warga jemaat di antar wilayah, antar kelompok kerja, antar anggota majelis melalui urusan dalam. Kebersamaan dan kerjasama ke luar Gereja baik melalui berklasis dan bersinode dengan lembaga-lembaga Kristen maupun lembaga lain /pemerintah/swadaya masyarakat dan membangun hubungan komunikasi dan kebersamaan dengan berbagai kegiatan melalui urusan luar 25. a. Sub Bidang Dalam Pembekalan anggota majelis, pergantian anggota majelis, penatua dan diaken yang meliputi sub kegiatan persiapan, pengenalan, pemilihan, pelepasan dan penyegaran, pelatihan kepemimpinan dan kegiatan selanjutnya adalah sidang majelis, rapat koordinasi bidang, komisi dan sidang majelis terbuka. b. Sub Bidang Luar Menjalin relasi eksternal berupa kepedulian terhadap lembaga/perorangan lain (bantuan) dan partisipasi terhadap lembaga/perorangan lain (utusan) c. Kajian minat warga jemaat dalam beribadah dan bergereja serta susunan organisasi dan tata kerja. c. Program Bidang Kesaksian dan Pelayanan Merencanakan dan mengkordinir kegiatan kesaksian dan pelayanan bagi warga jemaat maupun masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial lahir batin. Dengan ketugasan tersebut bidang kesaksian dan pelayanan mempunyai program memberdayakan warga jemaat dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat untuk memberitakan keselamatan dan berperan serta 25
Ibid., hlm. 7.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28 mewujudkan kesejahteraan warga jemaat dan masyarakat melalui kegiatan pelayanan kasih (diakonia), pelayanan pendididkan serta kesaksian dan pelayanan pekabaran injil dan komunikasi masa. Kegiatan bidang kesaksian dan pelayanan selanjutnya dalam pelaksanaannya dibagi dalam komisi-komisi yang meliputi: a. Sub Bidang Diakonia Kegiatan Diakonia dilaksanakan oleh anggota majelis, diaken, melaksanakan pelayanan kasih diakonia melalui berbagai kegiatan untuk warga jemaat yang kurang mampu serta penghiburan bagi warga jemaat yang sedang kesusahan. Diakonia juga mengelola dana jemaat peduli untuk dana bantuan insidental bagi warga jemaat yang tekena musibah dan masyarakat umum (bencana, sakit, perbaikan rumah, dll) dan PB Palma. b. Komisi Beasiswa Persiapan pendirian Play group/TK, pertemuan rutin, pertemuan pembinaan guru, studi banding guru, subsidi dana rutin/ honorarium guru, perayaan natal dan pentas, bingkisan natal, promosi sekolah, perbaikan fasilitas siswa serta pekan pendidikan kristen. c. Komisi Pendidikan Pengumuman
beasiswa/pengambilan
formulir,
pengumpulan
formulis
permohonan, koordinasi pencarian dana, pencarian dana/pembaharuan donatur, Seleksi calon penerima beasiswa, pengumuman dan pembagian SK, pelaksanaan pembagian beasiswa, laporan tri wulan, kunjungan sosial ke sekolah binaan, rapat koordinasi, penyusunan laporan akhir tahun dan evaluasi serta keakraban pengurusan (tabungan, arisan dan rekreasi)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29 d. Komisi Psikomas Bantuan transport guru pendidikan Agama Kristen Tidak Tetap (GATT); latihan dan pentas seni antara lain macapat, keroncong, karawitan; pemeliharaan alat dan latihan rutin dan pengembangan kembali paduan suara gabungan GKJ Ambarukmo serta pemberdayaan paduan suara anak, remaja, pemuda. d. Program Bidang Penatalayanan Bidang
penatalayanan
sesuai
dengan
fungsinya
mengkoordinir
pengelolaan kekayaan Gereja untuk mendukung kegiatan Gereja secara menyeluruh dengan ketugasan tersebut bidang penatalayanan mempunyai program pengadaan, pengololaan dan pemeliharaan kekayaan Gereja dengan kegiatan merencanakan, melaksanakan/memanfaatkan, mengawasi dan menyusun laporan yang meliputi uang dan barang serta mempertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel. Kegiatan bidang penatalayaan selanjutnya dalam pelaksanaan dibagi dalam 2 sub bidang yaitu: a. Sub Bidang Keuangan Biaya tenaga, biaya kesehatan, jaminan kesehatan, pustaka, Iuran dana kemandirian klasis, bantuan YPK Marturia, Investasi/tabungan, kerumahtanggaan, administrasi, pengembalian pinjaman investasi. b. Sub Bidang Sarana dan Prasarana Inventaris peralatan kantor, pemeliharaan gedung dan inventaris, pemeliharaan kendaraan, pengembangan/renovasi gedung, pembangunan fasilitas gedung gereja, pengadaan tanah pepanthan nologaten, inventasris kekayaan gereja dan inventaris rumah pendeta emiritus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30 e. Program Bidang Ibadah Melaksankan perencanaan ibadah dan liturgi untuk persiapan kebaktian dan sakramen serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan perayaan hari besar. f. Program Bidang Pengawasan Melakukan pengawasan dan pemeriksaan keuangan yang dikelola bendahara, sub bidang keuangan, komisi, panitia, dan satuan pelaksanaan anggaran lainnya. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan sarana dan prasarana milik gereja baik yang ada di gereja maupun yang ada pada satuan pelaksanaan anggaran dan pembinaan penertiban pelaksanaan program seluruh bagian yang sudah disahkan oleh sidang majelis. Mereview sistem dan prosedur pencatatan keuangan 4 kali setahun, pemeriksaan ketaatan sistem dan prosedur, pemeriksaan laporan keuangan gereja dan pemeriksaan inventaris gereja. g. Penugasan Khusus Panitia pengadaan tanah GKJ Ambarukmo untuk gereja d i pepanthan Nologaten (gedung gereja 2). Panitia bekerja berdasarkan keputusan sidang majelis untuk kepemilikan tanah, sehingga tidak hanya kepemilikan hak guna bangunan panitia ini membantu program sekaligus program kegiatan sub bidang sarana prasarana bidang penatalayanan. Panitia pembangunan rumah koster, gedung induk GKJ Ambarukmo. Panita bekerja berdasarkan keputusan sidang majelis untuk mengelola kegiatan pembangunan rumah koster di gedung induk GKJ Ambarukmo. Tim penyusun liturgi, membantu pelaksanaan kegiatan kebaktian sakramen bidang ibadah, yang dikoordinir oleh komisi ibadah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31 Pendewasaan GKJ Ambarukmo diharapkan bisa memberi dampak positif bagi warga
sekitar khususnya dalam hal spiritual dan sosial. Sejak
didewasakannya GKJ Ambarukmo dapat dilihat bahwa pelayanan dan kegiatan gereja yang semakin hari terus berkembang agar dapat memperluas pelayanan Gereja Kristen Jawa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III PERKEMBANGAN GEREJA KRISTEN JAWA AMBARUKMO A. Pembangunan Gedung Gereja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo sebagai Gereja dewasa dalam melaksanakan tugas mewartakan karya penyelamatan Allah dan memelihara keselamatan, GKJ Ambarukmo juga ditempa kemurnian imannya, sehingga mengalami pasang surut kehidupan, seiring dengan kepekaan dan ketaatan pada pimpinan Roh kudus. Namun tentunya kita semua mengakui dan menyakini bahwa Tuhan Yesus Kristus Raja Gereja tetap setia dan dengan sabar mendampingi, membimbing dan melindungi semua orang yang berjuang dalam iman untuk tetap taat dan setia berusaha memenuhi tugas panggilannya sebagai Gereja dewasa. Sampai dengan tahap akhir tahun 1980, ruang lingkup pelayanan GKJ Ambarukmo didukung warga yang terbagi dalam tujuh (7) wilayah untuk mempermudah koordinasi pelayanan gerejawi. Wilayah I meliputi MricanPringgondani-Klebengan dan sekitarnya. Wilayah 2 Barat meliputi Demangan (utara) Jl. Laksda. Adisucipto). Wilayah 2 Timur meliputi Papringan. Wilayah 3 meliputi Sapen dan Demangan (selatan Laksda. Adisucipto). Wilayah 4 meliputi Gendeng, Timoho dan sekitarnya. Wilayah 5 B arat meliputi Gowok, Sorowajan lama, Sorowajan Baru-Gedong Kuning. Wilayah 5 tengah meliputi Karangbendo dan sekitarnya. Wilayah 5 Timur meliputi Janti dan sekitarnya. Wilayah 6 meliputi Ambarukmo, Nologaten, Samsat (Saren, Mundu, dan Tempel), 32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33 Kledokan, Pringwulung, Pringgolayan, Seturan, Babarsari, Tambakbayan, Ngenthak- Janti dan sekitarnya. Wilayah 7 meliputi Perumnas Condongcatur dan Karangasem 26. a. Pembangunan Gedung Gereja I di Papringan Warga jemaat Gereja Kristen Jawa Amabrukmo sudah sejak lama ingin meliliki gedung gereja sendiri. Atas semangat dan kerja keras dari setiap warga jemaat dan majelis yang bertugas, maka dapat membeli sebidang tanah di desa Papringan. Tanah seluas 1250M² dibeli dari mantan Lurah di desa Papringan. Pembangunan gedung gereja mendapat bantuan dari GKJ Gondokusuman berupa material bangunan. Dengan pembangunan tersebut maka warga jemaat yang sebelumnya menumpang di Panti Asuhan Reksa Putra pindah ke gedung baru di desa Papringan. Pada tahun 2004, majelis mengupayakan untuk merenovasi Gedung 1 Papringan dengan SD BOPKRI Demangan III milik Gereja, yang bekerjasama warga GKJ Ambarukmo,Yayasan Petra Surabaya, UKDW (Universitas Kristen Duta Wacana) Yogyakarta dan banyak pihak yang memberikan dukungan pembangunan tersebut hingga dapat digunakan untuk ibadah dan kegiatan Gerejawi. Khusus untuk kelangsungan pembangunan sekolah dasar, didukung oleh dana Debswap dari Jerman, berkenan dengan bantuan pasca gempa bumi 27 Mei 2006.
26
Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Ibadah Raya dan Gelar Budaya Perayaan Jubelium HUT Emas Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Yogyakarta, 2014, hlm.13.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34 b.
Pembangunan Gedung Gereja II di Karangbendo Adanya pembangunan gedung kedua GKJ Ambarukmo adalah mengingat
bila kebaktian pada sore hari di Gereja Papringan penuh hingga harus menambah kursi
di
luar
gedung
gereja.
Maka
hal
itu
menggerakkan
warga
mempersembahkan tanah berupa sawah untuk dapat didirikan gedung gereja, sekaligus memudahkan warga yang ada di sekitar Janti, Karangbendo dan Gowok untuk beribadah bila benar-benar dapat dibangun gedung gereja. Warga yang dimaksud adalah Bapak Drs. Toekidjo Wijisantoso dan Bapak Mayor (Purn) TNI Hardiyono Yoram yang masing-masing mempersembahkan tanah sawah seluas 200 meter persegi dengan didukung dua warga yakni Bapak Handoko Murwitosusanto dan Bapak Samuel Suharto yang mempersembahkan beberapa meter tanah untuk akses jalan menuju ke gereja dan pembangunan SMA BOPKRI Banguntapan dahulu SMA BOPKRI III Yogyakarta. Pembangunan gedung gereja juga dilakukan dengan semangat bergotong royong mulai dari pengukuran tanah dari persembahan kendaraan angkut material dari warga yang bekerja di DPU dan persembahan lainnya dengan konsep bangunan menggunakan filosofi ke-Jawa-an 27. Sebab bangunan gereja dibuat dengan atap mengerucut dan dinding terbuka, sebagaimana sikap orang Jawa yang manyembah satu titik pusat kehidupan namun toleran terhadap siapa saja. Ditambah dengan topangan delapan pilar yang merefleksikan simbol heksagonal yang digunakan bangsa Israel. Perancang bangunan gedung gereja dilakukan oleh warga sendiri yang dikoordinir oleh Bapak Ir. Prawatya Widyanto. Tanggal 1 Agustus 1984 P dt. M Harjosuwarno memasuki masa emiritus, sehingga untuk 27
Ibid., hlm.12.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35 menjalankan kelengkapan kemajelisan berdasarkan keputusan sidang klasis Yogyakarta Timur, diangkatnya Pdt. Imam Sukarjo, S.Th. Beberapa bulan kemudian dipersiapkan pemanggilan pendeta, untuk menggantikan pendeta pertama, lalu terpilihlah Bapak Bambang Subagyo, Sm.Th. yang layak tahbis dalam ujian kependetaan pada persidangan Klasis Yogyakarta Timur di GKJ Patalan Bantul dan ditahbiskan pada tanggal 15 J uli 1987 di
gedung 2
Karangbendo, yang kemudian menugasi Pdt. Bambang Subagyo, Sm.Th. melanjutkan studi untuk menempuh program SI Theologia, dan lulus pada tahun 1992. Berkaitan dengan pemanggilan Bapak Bambang Subagyo, Sm.Th, majelis jemaat bersama warga jemaat menyediakan pastori, yang dibangun di sebelah utara gedung 2 Karangbendo. Pembangunan dimulai awal bulan Mei 1987, menghabiskan dana Rp. 10.000.000, - dan diresmikan bersamaan dengan penahbisan Bapak Bambang Subagyo, Sm.Th sebagai pendeta. Pembangunan yang memakan waktu lama karena terkendala biaya akhirnya selesai dan diresmikan pada tanggal 17 September 1987 dengan menghabiskan biaya ± Rp. 25.000.000,00 da n bersamaan dengan ditahbiskan pendeta mahasiswa yaitu Yusri S.Th. Dalam perkembangannya sekarang Gereja Karangbendo sudah menjadi mandiri pada tahun 2008. c.
Pembangunan Gedung Gereja Ambarukmo III Dalam perkembangan kegiatan gerejawi, majelis dan warga jemaat juga
mendapat
dukungan
dari
Yayasan
Pendidikan
Agama
Kristen
yakni
PGAAK/Protestan di Nologaten dan memperkenankan ruangan-ruangan kelas untuk digunakan beribadah, jemaat meminta ijin dari pengurus Yayasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36 Pendidikan Kristen Marturia untuk melaksankan ke baktian minggu di kampus. Pengurus yayasan memberikan ijin selama tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar, sehingga mempermudah warga yang ada di sekitar Nologaten, Mundu, Saren, Tempel, Pringwulung, Kledokan Ngenthak-Janti maupun Babarsari dan sekitarnya untuk beribadah mulai tanggal 1 Maret 1986. Majelis dan warga jemaat berupaya memilki tanah untuk membangun gereja, namun situasi belum memungkinkan pada waktu itu. Kabar baik bagi majelis GKJ Ambarukmo, warga yang ada di Nologaten dan sekitarnya bahwa ada sebuah yayasan yang semula mengelola PGAAK/P kemudian menjadi Yayasan Pendidikan Kristen Marturia (milik Klasis-klasis) GKJ Se- DIY memberikan sebidang tanah di komplek IAKM (sekarang STAKM Yogyakarta) dapat didirikan bangunan gedung gereja untuk kepentingan bersama. Surat perjanjian kerjasama antara GKJ Ambarukmo dengan Yayasan Pendidikan Kristen Marturia ditandatangani pada tanggal 4 Juni 1993 dengan disaksikan para utusan gereja seKlasis Yogyakarta Utara GKJ. Setelah mendapatkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman, acara peletakan batu pertama diselenggarakan pada tanggal 12 J uni 1993 pukul 10.00 W IB, oleh Bupati Sleman, Drs. H. Arifin Ilyas. Meskipun pembangunan gedung 3 Nologaten belum selesai 100%, namun atas kehendak warga Wilayah 6, dan atas ijin Majelis Gereja, mulai hari Minggu, 9 April 1995, g edung tersebut dipakai untuk beribadah. Setelah pembangunan gedung gereja Nologaten selesai, jumlah jemaat yang beribadah meningkat dari jumlah awal yaitu jumlah jemaat 359 (183 dewasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37 dan 186 anak-anak), menjadi 566 dengan rincian jumlah jemaat dewasa 349 dan jemaat anak 217. d.
Pepanthan Condongcatur Wilayah 7 kemudian hari menjadi gereja mandiri yang setelah menjadi
Pepanthan Condongcatur kemudian didewasakan oleh GKJ Ambarukmo pada tanggal 5 J uli 1984 m enjadi GKJ Condongcatur. Pada saat pendewasaan jumlah jemaat adalah 356 jiwa terdiri dari 168 warga dewasa dan 188 warga anak-anak. Gedung gereja dibangun sebelum pendewasaan pepanthan, seiring dengan pembangunan Perumnas Condongcatur yang memberi fasilitasi sepetak tanah seluas 500 M² yang dapat didirikan tempat ibadah bagi warga Kristiani. Majelis GKJ Ambarukmo menindaklanjuti pembangunan gedung gereja dengan semangat gotong-royong. Dengan semakin berkembangnya jumlah warga jemaat, maka diputuskan untuk mencari seorang pendeta lagi. Setelah melalui proses pencalonan, maka pada tanggal 27 Juli 1995 telah terpilih Sdr. Purwantoro Kurniawan, S.Th sebagai calon pendeta di GKJ Ambarukmo. Ujian kependetaan dilaksanakan pada sidang Kontrakta Klasis Yogyakarta utara GKJ pada tanggal 30 Oktober 1996 di GKJ Ambarukmo dan dinyatakan lulus serta layak untuk ditahbiskan menjadi pendeta. Penahbisan dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Januari 1997 b ersamaan dengan peresmian Gedung 3 GKJ Ambarukmo di Nologaten oleh Bapak Bupati Sleman Drs. H. Arifin Ilyas, yang kemudian disebut dengan Gedung 3 GKJ Ambarukmo di Nologaten.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38 Pada Tahun 2000 Majelis dan warga jemaat menyepakati dilakukannya peminjaman tanpa bunga untuk membeli sebidang tanah serta rumah pastori ke-2 di Jl. Lampar 1/3 Papringan, mengingat kondisi Gedung Induk yang masih menggunakan bangunan lama, maka majelis kemudian berencana melakukan renovasi. Majelis dan warga jemaat kemudian memutuskan untuk membangun gedung baru di sisi barat serta membangun sekolah dasar BOPKRI Demangan III di sisi timur yang bertujuan untuk mengedepankan pelayanan masyarakat di bidang pendidikan. Rancangan pembangunan gedung gereja dikoordinasi oleh Bapak Ir. Prawatya Widyanto mulai tahun 2004 yang dilaksanakan oleh panitia yang ditugasi majelis. Untuk kelancaran kegiatan belajar-mengajar, maka gedung gereja digunakan untuk SD BOPKRI Demangan III pada hari Senin-Sabtu dan pada Minggu untuk ibadah seperti biasa. Majelis dan panitia pembangunan memikirkan untuk kenyamanan belajar mengajar sekolah, maka menemui Ibu Sri Prihartini Suwarjo untuk memperkenankan tanahnya dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan SD. Ibu Sri Prihartini Suwarjo beserta keluarga memperkenankan majelis menggunakan tanahnya sebagai bangunan sekolah sementara, sampai dengan selesainya pembangunan gedung sekolah yang baru. Ada pihak yang mendukung dan peduli pada SD dan Gereja yakni Yayasan Petra Surabaya dan UKDW Yogyakarta. P ada tahun 2006 terjadi gempa bumi besar yang melanda Yogyakarta dan puji Tuhan bangunan Gereja Induk yang baru dibangun, Gereja 2 K aranngbendo dan Gedung Gereja 3 N ologaten tidak mengalami kerusakan yang berarti (kecuali gedung Nologaten yang gentingnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39 runtuh semua). Namun kemudian ada kepedulian dari seorang warga jemaat lain yang bekerja di Pemda. Kabupaten Sleman bekerjasama dengan beberapa warga jemaat dan panitia untuk mengupayakan pengajuan proposal dan pembangunan pasca gempa dari Jerman. Maka terwujudlah bangunan SD dengan rancangan tiga lantai, namun baru dibangun dua lantai (saat ini sedang dibangun di lantai tiga untuk ruang perpustakaan dari pemerintah dan laboraturium biologi dari Bank Mandiri). Dalam perkembangan berikut penyebutan status Gerejawi dengan tempat aktivitas di Gedung 1,2, dan 3 mengalami perubahan seiring dengan perubahan status menjadi gereja induk dan pepanthan. Hal itu didasarkan pada keinginan wilayah 5 Barat dan 5 Timur untuk menjadi pepanthan. Maka pada bulan maret 2008, di putuskan GKJ Ambarukmo terdiri dari gereja induk dan pepanthan, yakni gedung induk meliputi wilayah 1, 2 B arat, 2 T imur, 3 dan 4, pepanthan Karangbendo meliputi 5 (Ba rat, Tengah, Timur) dan pepanthan Nologaten meliputi wilayah 6. Sampai dengan tahun 2012 j umlah warga jemaat 2.926 jiwa yang terdiri dari 2.032 warga dewasa dan 894 warga anak. Anggota majelis yang melayani ada 73 ora ng. Setelah pepanthan Karangbendo dipersiapkan dengan latihan mandiri mulai tahun 2010, maka pada hari senin, 17 September 2012 didewasakan menjadi GKJ Karangbendo Banguntapan Bantul 28. Perkembangan fisik gedung gereja dengan fasilitasnya terus diupayakan, yakni pembangunan rumah koster dan fasilitas pergudangan dengan rancangan Bapak Slamet Anambyah, ST.
28
Ibid., hlm. 18.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40 B. Aktivitas Kantor Gereja Kantor Gereja sangat membantu dalam kelancaran pelayanan gerejawi, komunikasi dan kegiatan Gereja sangat ditunjang oleh kinerja kantor dan para pelayanannya.
Saat
seorang
anggota,maupun
masyarakat
membutuhkan
pelayanan, informasi dan bantuan dapat diperoleh dari kantor Gereja. Karena segala bentuk pelayanan, informasi dan bantuan datangnya pertama-tama dari kantor Gereja, maka kantor Gereja yang pertama-tama dapat dijumpai dan pusat informasi awal kehidupan bergereja. Oleh sebab itu, kantor harus ditunjang oleh pelayan yang memahami bidang kerjanya, suasana kerja yang disiplin, dan suasana kantor yang tidak membuat orang enggan untuk datang baik untuk bertanya, mendapat informasi dan bantuan pelayanan. Sebuah kantor gereja yang diharapkan dapat menunjang pelayanan dan dirasakan manfaatnya baik oleh anggota, simpatisan dan masyarakat. Kantor Gereja bertugas membantu dalam hal gerejawi terutama bagian adminitrasi untuk melancarkan aktivitas gereja. Jam operasional kantor Gereja yaitu Senin-Jumat pukul 08.00 – 13.00 : Pelayanan Adminitrasi Umum dan Pelayanan Adminitrasi Keuangan dan Sabtu pukul 08.00 – 13.00 : Pelayanan Adminitrasi Umum dan pukul 17.00 – 20.00: P ersiapan Kebaktian. Bagian sekertariat bertugas dalam pelayanan adminitrasi 29 yaitu: 1. Penerimaan dan persiapan surat-surat masuk dan keluar. 2. Menyelenggarakan dokumentasi dan statistik 3. Menyelenggarakan persiapan Sakramen Suci seperti Perjamuan Kudus, Baptisan, pernikahan dan lain-lain. 4. Menyelenggarakan persiapan rapat-rapat gereja (rapat Majelis, rapat moderamen majelis, rapat Klasis, rapat jemaat dan lain-lain) 29
Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Kehidupan Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, Yogyakarta, 1990-1991, hlm. 35.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41 5. Menyusun jadwal khotbah untuk hari Minggu, dan jadwal tugas melayani untuk para anggota majelis. 6. Menyusun dan menyeleksi pengumuman dari majelis untuk diberitahukan pada setiap kebaktian hari Minggu. 7. Bendahara bertugas membuat pembukuan keuangan: 1) Pemasukan dari hasil persembahan kantong mingguan, persembahan istimewa dan persembahan bulanan. 2) Pengeluaran rutin dan pengeluaran insidental serta menyusun laporan keuangan. C. Jadwal Kebaktian di Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Kebaktian adalah pertemuan orang beriman untuk bersama-sama menghadap Tuhan dan saling menolong dalam kasih dan dalam pekerjaan yang baik. Kebaktian Minggu, Kebaktian untuk hari Minggu diatur dalam tata kebaktian (liturgi) yang mempunyai unsur-unsur antara lain30: Unsur-unsur liturgi kebaktian adalah adiutorium/votum, salam, puji-pujian, penyampaian hukum Allah, penyesalan dosa, doa, berita anugerah, petunjuk hidup baru, persembahan, pelayanan firman Allah, pengakuan iman dan penyampaian berkat. Macam-macam kebaktian 31 : 1. Kebaktian hari Minggu adalah kebaktian yang diselenggarakan pada hari Minggu dengan menggunakan liturgi dan nyanyian gerejawi yang berlaku di sinode GKJ. 2. Kebaktian hari raya Gerejawi adalah kebaktian yang diselenggarakan pada hari-hari raya Gerejawi yaitu Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus dan Pentakosta. Kebaktian tersebut dapat mempergunakan liturgi dan nyanyian gerejawi variasi yang disusun oleh penyelenggara kebaktian. 3. Kebaktian-kebaktian khusus adalah kebaktian yang diselenggarakan berdasarkan kebutuhan dalam rangka kehidupan bergereja dan bernegara antara lain kebaktian Pernikahan, kebaktian Pemakaman dan Penghiburan, Kebaktian Penahbisan/Peneguhan Pendeta, kebaktian Ucapan Syukur, kebaktian hari besar Nasional dan kebaktian khusus lainnya yang dislenggarakan dengan tetap memperhatikan hakikat kebaktian.
30 31
Ibid., hlm. 37. Sinode GKJ, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa. Yogyakarta, 2005, hlm, 93.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42 Kebaktian diadakan setiap hari Minggu atau saat kebaktian khusus. Setelah didewasakan kebaktian diadakan hanya 4 kali dalam satu hari di gedung gereja Ambarukmo I, yaitu pada pukul : • 06.30 WIB menggunakan Bahasa Indonesia • 08.30 WIB menggunakan Bahasa Jawa • 16.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa • 18.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia Setelah GKJ Ambarukmo memliki 3 gedung gereja yaitu pada tahun 1986 maka jam kebaktian juga menyesuaikan untuk ketiga gedung tersebut, yang dirinci sebagai berikut: Gedung Gereja I: • 05.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia • 06.30 WIB menggunakan Bahasa Indonesia • 08.30 WIB menggunakan Bahasa Jawa • 16.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa • 18.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia Gedung Gereja II: • 07.00 WIB menggunakan Bahasa Jawa • 18.00 WIB menggunakan Bahasa Indonesia Gedung Gereja III : • 08.30 WIB menggunakan Bahasa Jawa Saat ini jadwal kebaktian di GKJ Ambarukmo mempunyai jadwal baru yaitu: Kebaktian Minggu di Gereja Induk • 05.00WIB : Bahasa Indonesia • 07.00 WIB: Bahasa Indonesia • 09.00 WIB: Bahasa Jawa • 18.00 WIB: Bahasa Indonesia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43 Kebaktian Minggu di Pepanthan Nologaten • 08.30 WIB : Bahasa Jawa • 18.00 WIB : Bahasa Indonesia Kebaktian sekolah Minggu di Gereja Induk pukul 07:00 dan di Pepanthan Nologaten pada pukul 08:30. Kebaktian kaum Bapak dilaksanakan setiap hari Selasa Pukul 19:00 Wib dan Ibadah kaum Ibu dilaksanakan setiap hari Rabu Pukul 17:00 Wib. Pelayanan gerejawi a.
Sakramen Baptisan
Sakramen Baptis 1) Sakramen Baptis dilayankan bagi orang dewasa dan anak. 2) Sakramen Baptis dilayankan hanya satu kali. 3) Warga Gereja pindahan dari Gereja lain yang sudah dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh K udus oleh orang yang diberi wewenang di gerejanya, di GKJ tidak perlu dibaptis ulang. Sakramen Baptisan Dewasa 1) Sakramen Baptisan Dewasa adalah Sakramen Baptis yang dilayankan kepada orang dewasa yang mengaku percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Jurus Selamatnya. 2) Syarat-syarat Sakramen Baptisan Dewasa: 1. Calon baptisan telah berusia 16 tahun. 2. Calon baptisan telah menyelesaikan katekisasi. 3. Jika ada orang yang telah menyelesaikan katekisasi di Gereja lain yang mempunyai perbedaan ajaran dengan GKJ, ia perlu memperoleh penjelasan tentang perbedaan ajaran itu berdasarkan Pokok-pokok Ajaran GKJ, sehingga orang itu menerima dan meyakini ajaran GKJ. 4. Calon baptisan dinyatakan layak oleh Majelis Gereja. Sakramen Baptisan Anak (1) Sakramen Baptisan Anak adalah sakramen Baptis yang dilayankan kepada anak berdasarkan Perjanjian Anugerah Allah dalam Tuhan Yesus Kristus dan pengakuan percaya orangtua/walinya. (2) Syarat-syarat Sakramen Baptisan Anak: 1. Calon baptisan berusia di bawah 16 tahun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44 2. Kedua atau salah satu orang tua atau walinya yang sah adalah warga sidi dari Gereja yang bersangkutan dan tidak berada dalam Pamerdi. Jika salah satu orangtua/wali belum Sidi, orangtua/waliyang bersangkutan sebaiknya menyatakan persetujuan tertulis yang formulasinya ditetapkan oleh Majelis Gereja. 3. Orangtua/walinya ditetapkan layak oleh Majelis Gereja setelah mengikuti percakapan gerejawi yang diselenggarkan oleh Majelis Gereja berkenan dengan pemahaman dan penghayatan imannya serta tanggung jawab sebagai orangtua/wali atas pendidikan anak yang dibaptiskan. b.
Sakramen Perjamuan Kudus Diadakan setiap 3 bulan sekali dan pada saat kebaktian malam Jumat Agung (1)Sakramen perjamuan dilayankan sekurang-kurangnya 4 kali setahun. (2)Yang boleh mengikuti Sakramen Perjamuan adalah: 1. Warga Sidi yang tidak dalam Pamerdi 2. Warga titipan sebagaimana diatur dalam pasal 4 dan 5 Tata Laksana 3. Tamu dari gereja lain. (3)Sebelum Sakramen Perjamuan dilayankan, perlu ada persiapan terlebih dahulu yaitu: 1. Majelis mewartakan rencana pelayanan Sakramen Perjamuan dalam kebaktian hari Minggu 2 Minggu berturut-turut dan meminta para warga Gereja yang berhak ikut Sakramen Perjamuan untuk mempersiapkan diri. 2. Majelis mengingatkan makna Sakramen Perjamuan melalui kotbah atau pembacaan bagian pertelaan Sakramen Perjamuan dalam kebaktian hari Minggu menjelang pelayanan Sakramen Perjamuan. 3. Majelis Gereja melakukan penggembalaan persiapan Sakramen Perjamuan kepada warga Gereja yang berhak mengikuti Sakramen perjamuan 32.
c.
Penerimaan Pengakuan Iman Pada seoarang jemaat yang sudah beranjak dewasa dan yang sudah
dibaptis untuk selanjutnya akan mengadakan pengakuan Iman (Sidi), sebelum melakukan penerimaan pengakuan Iman diwajibkan mengkuti katekisasi atau pendalaman Kitab Suci. Syarat-syarat Pengakuan Percaya (Sidi): 32
Ibid., hlm. 94.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45 1. Calon Pengaku Percaya (Sidi) berusia sekurang-kurangnya 16 tahun. 2. Calon Pengaku Percaya (Sidi) telah meyelesaikan Katekisasi dan dinyatakan layak oleh Majelis Gereja. 3. Calon Pengaku Percaya (Sidi) yang telah meyelesaikan Katekisasi di Gereja lain yang mempunyai perbedaan ajaran dengan GKJ, ia perlu memperoleh penjelasan tentang perbedaan ajaran itu berdasarkan Pokok-pokok Ajaran GKJ, sehingga orang itu menerima dan meyakini ajaran GKJ. d. Pengakuan Dosa (Parmedi) Parmedi adalah tindakan Gereja berdasarkan kasih sebagai bentuk pemeliharaan iman kepada warga Gereja atau pejabat Gerejawi yang jatuh ke dalam dosa, atau paham pengajarannya bertentangan dengan Firman Tuhan. Parmedi bertujuan agar yang bersangkutan mengakui dosanya dan bertobat, sehingga keselamatannya terpelihara, menjadi peringat dan pendidikan bagi sesama warga gereja dan agar kesucian Gereja sebagai anugerah Tuhan tetap terjaga demi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Parmedi dilakukan terhadap warga Baptis anak, warga dewasa, pejabat Gerejawi dan Gereja 33. Pelayanan Hari besar Gereja dan Hari Besar Nasional • Malam Jumaat Agung • Peringatan Jumat Agung • Paskah • Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga • Malam Natal • Peringatan Natal • Peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia • Menyambut Tahun Baru Pelayanan Katekisasi Katekisasi merupakan bentuk pembinaan iman dalam Gereja yang memiliki latar belakang sejarah sangat kuat dalam tradisi keagamaan orang Israel dalam perjanjian lama maupun dalam hidup jemaat mula-mula di perjanjian baru. 33
Ibid., hlm. 106.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46 Katekisasi atau Katekese berasal dari kata kerja bahasa Yunani Κατεχειν (katekhein), yang berarti memberitakan, memberitahukan, mengajar, dan memberi pengajaran. Dalam perjanjian baru misalnya, Lukas 1:4, Kisah Para Rasul 18:25, 21:21, 24, Roma 2:17-18,1 Korintus 14-19,dan Galatia 6:6. Disimpulkan bahwa arti kata Katekhein lebih ditekankan pada mengajar bukan dalam arti intelektualistis tetapi lebih kepada arti praktis, yaitu mengajar atau membimbing seseorang, supaya ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Katekisasi yang berlangsung dalam gereja berarti, kegiatan pengajaran iman yang membimbing seseorang (atau beberapa) agar ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Katekisasi tidak semata-mata melakukan transfer pengetahuan Alkitab, melainkan lebih menekankan pada upaya menyampaikan pemahaman isi Alkitab. Oleh karena itu, katekisasi yang dilakukan gereja adalah kegiatan pengajaran yang penting tentang iman juga merupakan pembentukan iman dari peserta katekisasi (katekisan atau calon warga sidi jemaat), sehingga melalui katekisasi warga jemaat dilengkapi untuk mengenal dan percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus sehingga sanggup menghayati, mentaati dan melaksanakan imannya dalam keluarga, Gereja dan masyarakat (Efesus 4: 12-13 : Untuk melengkapi orangorang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus). Katekisasi dilaksakan oleh pendeta dan guru katekisasi. Waktu pelaksanaan katekisasi sekurang-kurangnya 36 kali pertemuan. Bagi kasus-kasus tertentu, jika calon tidak dapat mengikuti katekisasi menurut waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47 yang ditentukan, maka majelis gereja dapat menentukan lama penyelenggaraan dan penyesuaian bahan katekisasinya Pelayanan katekisasi dilaksanakan untuk persiapan anggota jemaat yang akan mengaku percaya. Katekisasi juga diwajibkan untuk anggota jemaat yang akan menikah, khususnya untuk katekisasi pranikah akan dibimbing langsung oleh Pendeta. Katekiasai diadakan pada setiap wilayah pelayanan dan diselenggarakan sesuai jadwal masing-masing wilayah dan dibedakan berdasarkan kelompok
umur.
Kelompok
katekisasi
remaja,
kelompok
katekisasi
Pemuda/Dewasa dan kelompok katekisasi orang tua. Persekutuan Doa Persekutuan doa merupakan bagian dari pembinaan iman yang mendorong anggota jemaat untuk selalu memelihara relasinya dengan Tuhan, dan dapat membangun sikap hidup yang taat dan setia kepada-Nya 34. Persekutuan doa keluarga pada setiap wilayah dan diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Pemahaman Alkitab Pemahaman Alkitab adalah media untuk mendorong anggota jemaat untuk menemukan kekuatan-kekuatan yang membangun hidup bergereja sesuai dengan Firman Tuhan. Dalam kelompok pemahaman Alkitab diberi kesempatan untuk diadakannya diskusi, untuk dan mningkatkan pemahaman tentang Firman Tuhan sehingga menjadi pedoman dalam kehidupan iman di kehidupan sehari-hari.
34
Evi Dewajanti, Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-1994, Yogyakarta, 2000. hlm.51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48 Pelayanan Peneguhan Nikah Peneguhan nikah didahului dengan katekisasi pranikah yang dibimbing sendiri oleh Pendeta. Menurut orang kristen pernikahan adalah suatau persekutuan antar suami dan istri dan lingkungan orang kristen berlaku sistem monogami, yaitu pernikahan berlangsung untuk selamanya atau sekali dalam hidup. Dalam pelayanan katekisasi pranikah diajarkan, pertama tentang konsep pernikahan kristen itu sendiri seperti apa: bahwa itu mengenai memulai kehidupan baru (“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging”, Kejadian 2:24), yang salah satunya mengimplikasikan bahwa seorang cowok dan harus siap nikah dan tidak lagi meminta support keluarga untuk menafkahi istri seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 7:3 yang berbunyi “Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula istri terhadap suaminyadan juga mengimplikasikan bahwa masalah dalam keluarga sebaiknya tidak dibawa ke orang tua (pertama didoakan, di bawa ke pendeta dan diselesaikan oleh pasangan suami-istri). Pernikahan juga hanya boleh sekali: Tidakkah kamu baca, ‘Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia’ Matius 19:6. Dijelaskan juga mengenai peran dan tanggung jawab suami dan istri (Efesus 5:22-28: Istri harus tunduk pada suami, dan suami harus mengasihi istri). Dijelaskan juga mengenai peran anak, dan bagaimana berkomunikasi dengan pasangan dalam menghadapi persoalan dalam keluarga maupun persoalan dari luar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49 Retret Retret memiliki beberapa makna yang berkaitan, yang pada umumnya berupa gagasan untuk sementara waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan biasanya. Sebuah retret dapat dilakukan untuk alasan yang berhubungan dengan spritiual, stres, kesehatan, gaya hidup, ataupun hal-hal sosial atau ekologis. Sebuah retret dapat berarti sebuah periode pengalaman menyendiri ataupun pengalaman mengasingkan diri bersama dengan sebuah kelompok/komunitas. Beberapa retret dilakukan dalam kesunyian, sementara yang lainnya dilakukan dalam suasana berbagi rasa, tergantung dari pengetahuan dan praktik yang dilakukan oleh fasilitator dan/atau pesertanya. Retret sering kali dilakukan di daerah pedesaan atau pedalaman, atau di tempat-tempat retret khusus seperti sebuah biara. Retret religius/spiritual menyediakan waktu untuk berefleksi, berdoa, atau bermeditasi. Kegiaatan retret dilakukan oleh masing-masing komisi yang bertujuan untuk berdoa dan mendapatkan kekuatan, inspirasi dan semangat sehingga dapat kembali melaksanakan tugas dengan baik dalam menghadapi setiap tantangan dalam tugas dan pelayanan gerejawi. Rapat-rapat Gereja Rapat gerejawi diselenggarakan untuk membicarakan kelangsungan kehidupan bergereja. Rapat terdiri dari: Rapat Majelis Gereja, Rapat Diaken, Rapat Majelis terbuka dan Rapat Moderamen. Di dalam keputusan Sidang Sinode XVII pasal 28 yang berisi macam persidangan Gerejawi : Persidangan Majelis Gereja dan Persidangan Majelis Gereja Terbuka (Rapat Gereja). Rapat jemaat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50 telah dicantumkan dalam persidangan gerejawi yang disebut dengan persidangan Majelis Terbuka, maka Persidangan Majelis Terbuka adalah forum Persidangan Majelis Gereja yang dihadiri oleh Pendeta, Penatua dan Diaken yang juga dihadiri oleh anggota gereja, dengan ketentuan 35: 1. Sidang Majelis merupakan wadah pengambilan keputusan serta kebijakan di jemaat. 2. Sidang Majelis Gereja adalah badan pelayanan tertinggi dalam jenjang pengambilan keputusan di tingkat jemaat oleh karena itu wajib dihadiri oleh seluruh anggota Majelis Jemaat 3. Sidang Majelis Gereja dilaksanakan setiap 3 bulan dan sidang dapat dilaksanakan apabila dianggap perlu 4. Sidang Majelis Gereja diadakan atas undangan Pelaksanaan Harian Majelis Jemaat (PHMJ) Sidang Majelis Gereja diadakan untuk berbagai tujuan berupa: 1. Penetapan Rencana Kerja dan Anggaran 2. Pertanggungjawaban Realisasi Rencana Kerja dan Anggaran dari PHMJ kepada Majelis Jemaat 3. Penetapan Peraturan Pelaksanakan Majelis Jemaat 4. Permintaan persetujuan bagi realisasi suatu proyek Non Program 5. Sidang khusus dalam rangka penyelesaian masalah yang timbul dalam jemaat dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan/keputusan sidang majelis gereja. Kehadiran dalam persidangan majelis jemaat merupakan wujud nyata tanggung jawab sebagai pimpinan jemaat. Seorang anggota majelis jemaat berhak dan berkewajiban untuk hadir dalam persidangan majelis gereja dan berpartisipasi di dalamnya dapat mendatangkan banyak hal positif dalam pelayanan bersama
35
Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta, Catatan Sejarah Ringkas Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, Yogyakarta, 2004, hlm. 12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51 dapat terjadi antara lain karena kurangnya kehadiran dan keterlibatan dalam persidangan. 1) Rapat majelis Permusyawaratan anggota majelis jemaat yang mengatur dan menetapkan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab gereja, perihal pemberitaan Injil, pemeliharaan Iman warga jemaat, adminitrasi dan keuangan Gereja. Evaluasi pelaksanaan kegiatan Gereja dan maslah-masalah kebersamaan Klasikal, Sinodal, Oikumenis dan Kemasyarakatan.Dilaksanakan setiap 2 minggu sekali setiap hari Kamis pukul 19.00 WIB – Selesai dan dihadiri oleh anggota majelis. 2) Rapat MajelisTerbuka Materi yang dibicarakan dalam sidang adalah evaluasi kegiatan dan atau rencana dalam pelayanan Gereja, dan hal-hal yang tidak menyangkut rahasia jabatan serta rahasia pribadi warga jemaat. 3) Rapat Diakonia Dilaksanakan 1 bul an sekali untuk membahas secara khusus tindakantindakan diakonia yang dilakukan terhadap anggota jemaat, yang memerlukan pelayanan. Membahas kebutuhan jemaat yang sedang mengalami masalah, peristiwa dukacita, menderita sakit, kelahiran anak dan melayani keluar wilayah seperti membantu daerah yang dilanda bencana. 4) Rapat Moderamen Dilaksanakan dalam rangka melaksanakan keputusan rapat majelis untuk membicarakan hal-hal khusus atau jika dipandang perlu dan mendesak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52 Sidang Klasis Klasis Gereja-Gereja Kristen Jawa adalah ikatan kebersamaan beberapa Gereja Kristen Jawa di wilayah tertentu yang didasarkan pada pengakuan keesaan Gereja sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja Kristen Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa. Ikatan kebersamaan beberapa Gereja Kristen Jawa tersebut diwujudkan dalam Persidangan Klasis dan Visitasi. Beberapa Gereja yang berasal dari satu atau beberapa klasis yang berdekatan dan telah mampu mengatur, mengembangkan, serta membiayai diri sendiri sebagai klasis dapat berdiri menjadi sebuah klasis baru. Setiap klasis memiliki nama yang pasti dan alamat yang jelas. Kedudukan hukum setiap klasis ditentukan oleh klasis itu sendiri. Apabila dalam melaksanakan pelayanannya Gereja Kristen Jawa mengalami masalah, maka akan diadakan Sidang Klasis. Sidang Klasis adalah persidangan para pemangku jabatan Gerejawi utusan Gereja-Gereja anggota Klasis yang bersangkutan. Sidang Klasis terbagi dalam dua macam36: 1. Sidang Klasis yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup klasis, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja. 2. Sidang Klasis Istimewa yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah tertentu dan mendesak yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup klasis, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja. Keputusan yang diperoleh pada saat Sidang Klasis dan Sidang Klasis Istimewa ditetapkan berdasarkan Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja Kristen 36
Sinode GKJ, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa, Salatiga: Sinode GerejaGereja Kristen Jawa, 2012, hlm. 13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53 Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa. Selain itu, keputusan tersebut pun mengikat Gereja-Gereja se-klasis yang bersangkutan. Visitasi Klasis adalah perkunjungan Gerejawi yang dilakukan oleh para pejabat Gerejawi yang ditunjuk oleh persidangan klasis ke suatu Gereja sebagai wujud ikatan Gereja-Gereja dalam lingkungan klasis. Visitasi klasis bertujuan untuk saling mengingatkan dan menguatkan agar Gereja-Gereja senantiasa melaksanakan tanggung jawabnya, baik dalam pemberitaan penyelamatan Allah, pemeliharaan keselamatan, penataan organisasi, serta keuangan dan harta benda. Klasis dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Badan Pelaksana Klasis (Bapelklas), Badan Pengawas Klasis (Bawasklas), dan Administrasi Klasis. Pertama, Badan Pelaksana Klasis (Bapelklas) adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan klasis untuk melaksanakan keputusan-keputusan klasis. Bapelklas mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan klasis berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan klasis. Kedua, Badan Pengawas Klasis (Bawasklas) adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan klasis untuk melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan dan kekayaan klasis. Bawasklas mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan klasis berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan klasis. Ketiga, Administrasi Klasis adalah penataan, penyelenggaraan, dan pengurusan segala usaha atau kegiatan klasis, yang meliputi perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54 Setiap Klasis memiliki kekayaan yang pada hakikatnya kekayaan tersebut adalah milik Allah yang pengelolaannya dipercayakan kepada Klasis dalam rangka melaksanakan tugas panggilannya untuk karya penyelamatan Allah. Kekayaan Klasis terdiri dari uang, surat berharga, barang bergerak dan tidak bergerak, serta kekayaan intelektual. Kekayaan yang dimiliki oleh Klasis diperoleh dari dukungan Gereja-Gereja se-klasis, persembahan warga Gereja, sumbangan perseorangan atau lembaga yang tidak mengikat, dan sumber-sumber lain yang tidak bertentangan dengan iman Kristen. Sidang Sinode Sinode Gereja Kristen Jawa adalah ikatan kebersamaan seluruh GerejaGereja Kristen Jawa melalui Klasis yang didasarkan pada pengakuan keesaan Gereja sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab dengan menaati pokok-pokok ajaran GKJ, serta tata Gereja dan tata laksana GKJ. Sinode GKJ pertama kali diselengarakan di Kebumen, pada tanggal 17 Februari 1931. P ara pemangku jabatan Gerejawi utusan tiap klasis GKJ berhak melakukan persidangan apabila menghadapi masalah dalam menjalankan pekerjaannya. Persidangan tersebut biasa disebut Sidang Sinode. Sidang Sinode terbagi menjadi dua37: 1. Sidang Sinode yaitu persidangan untuk membicarakan masalahmasalah yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup sinode, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja. 2. Sidang Sinode Istimewa yaitu persidangan untuk membicarakan masalah-masalah tertentu dan mendesak yang berkaitan dengan kehidupan Gereja dan tugas panggilannya dalam lingkup sinode, berdasarkan kehendak Kristus Raja Gereja. 37
Ibid., hlm. 16.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55 Keputusan yang diperoleh pada saat Sidang Sinode dan Sidang Sinode Istimewa ditetapkan berdasarkan Alkitab, pokok-pokok ajaran Gereja Kristen Jawa, serta tata Gereja dan tata laksana Gereja Kristen Jawa, yang harus diterima oleh setiap GKJ atau klasis. Visitasi sinode adalah perkunjungan Gerejawi yang dilakukan oleh para pejabat Gerejawi yang ditunjuk oleh persidangan sinode ke suatu klasis sebagai wujud ikatan Gereja-Gereja dalam lingkungan sinode. Visitasi sinode bertujuan untuk melakukan pendampingan terhadap klasis atau Gereja melalui klasis yang divisitasi agar senantiasa melaksanakan tanggung jawabnya, baik dalam pemberitaan penyelamatan Allah, pemeliharaan keselamatan, penataan organisasi, serta keuangan dan harta benda. Klasis dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Badan Pelaksana Sinode (Bapelsin), Badan Pengawas Sinode (Bawasin), dan Administrasi Sinode. Pertama, Badan Pelaksana Sinode (Bapelsin) adalah badan yang beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan sinode untuk melaksanakan keputusan-keputusan sinode. Bapelsin mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan sinode berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan sinode. Kedua,
Badan Pengawas Sinode (Bawasin) adalah badan yang
beranggotakan orang-orang yang diangkat oleh persidangan sinode untuk melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan dan kekayaan sinode. Bawasin mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada persidangan sinode berikutnya dan diberhentikan oleh persidangan sinode. Ketiga, Administrasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56 Sinode adalah penataan, penyelenggaraan, dan pengurusan segala usaha atau kegiatan
sinode,
yang
meliputi
perencanaan,
pengaturan,
pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi. Setiap Sinode memiliki kekayaan yang pada hakikatnya kekayaan tersebut adalah milik Allah yang pengelolaannya dipercayakan kepada Sinode dalam rangka melaksanakan tugas panggilannya untuk karya penyelamatan Allah. Kekayaan Sinode terdiri dari uang, surat berharga, barang bergerak dan tidak bergerak, serta kekayaan intelektual. Kekayaan yang dimiliki oleh Sinode diperoleh dari dukungan setiap GKJ, persembahan warga Gereja, sumbangan perseorangan atau lembaga yang tidak mengikat, dan sumber-sumber lain yang tidak bertentangan dengan iman Kristen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV IMPLIKASI KEHADIRAN GKJ AMBARUKMO TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT Gereja yang hidup adalah Gereja yang bersaksi tentang Yesus Kristus di dunia. Semua bentuk pelayanan Gereja merupakan kesaksian gereja tentang karya Tuhan bagi dunia. Gereja terpanggil untuk melaksanakan amanat agung Kristus (Mat 28:16-20; Markus 16:15). Menjadi saksi Kristus adalah tugas Gereja dan warganya yang berlaku sepanjang masa dan bukan hanya bersaksi (Marturia), tapi juga bersekutu (Koinonia) dan melayani (Diakonia). Inilah yang disebut tri tugas gereja 38. Gereja terpanggil untuk memberitakan berita kesukaan dari Allah bagi semua orang agar percaya dan diselamatkan. Gereja harus terbuka, dinamis, dialogis pada situasi perkembangan di masyarakat dengan sikap positif, kritis ,kreatif dan realistis. Persoalan Gereja, negara, dan sesama dalam kerangka persoalan sosial seringkali kelihatan begitu besar. Sebagai orang beriman, Allah menghendaki kita melakukan sesuatu dalam kemampuan kita terhadap Gereja, negara, dan sesama. Ini merupakan suatu panggilan ilahi dan sekaligus suatu tanggung jawab. Salah satu panggilan orang Kristen yang termulia adalah panggilan untuk pelayanan sosial dan mempedulikan sesama manusia. GKJ Ambarukmo memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas Panggilan dan Pengutusan-Nya melalui “Tiga Tugas Gereja”, yaitu Persekutuan, 38
Soekotjo & Agoes Widhartono.Menjadi Garam dan Terang Kehidupan: 100 tahun GKJ Gondokusuman. Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia. 2013, hlm.100.
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58 Pelayanan, dan Kesaksian. GKJ Ambarukmo berusaha mewujudnyatakan pelayanannya tersebut ke dalam berbagai bidang kehidupan yang ternyata memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat yang ada di sekitar wilayah pelayanannya. Hal ini terlihat di dalam berbagai bidang kehidupan berikut : A. Bidang Pendidikan GKJ Ambarukmo yang mempunyai sebuah sekolah yaitu SD BOPKRI Demangan III di bawah Yayasan BOPKRI 39 (Agama Kristen mempunyai yayasan yang mengurus masalah sekolah kristen yang diberi nama Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia (BOPKRI) dengan tugas untuk menghubungkan antara sekolah kristen, Gereja dan pengurus yayasan BOPKRI). Gereja memiliki komitmen untuk mencerdaskan anak bangsa, mempunyai sebuah komisi yaitu Komisi beasiswa. Dalam melakukan promosi tentang sekolah, dilakukan dengan cara menyebarkan brosur dan lomba (menggambar, fashion show, menyanyi) di Pusat Perbelanjaan untuk menarik minat orang tua supaya menyekolahkan anak mereka di SD BOPKRI Demangan III. Komisi beasiswa bertugas mencari siswa-siswi yang kurang mampu untuk mendapatkan beasiswa dan mencari donatur dari warga jemaat yang memiliki kelebihan dalam hal pendapatan. Komisi beasiswa dapat berjalan dengan baik dan lancar berkat uluran tangan warga jemaat yang ikut berpartisipasi menyumbangkan dana yang diberikan secara ikhlas. Komisi Beasiswa membantu majelis Gereja untuk menghimpun dana dan memberikan bantuan biaya pendidikan kepada warga 39
Yayasan BOPKRI didirikan dengan tujuan mencerdaskan bangsa, dengan mandat menjadi saksi Kristus di dunia pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59 gereja maupun masyarakat yang membutuhkan. Komisi beasiswa merupakan kepanjangan tangan dari majelis Gereja yang berusaha meringankan beban warga di bidang pendidikan. Komisi ini juga menyelenggarakan les pelajaran, kursus menjahit, membatik, dan memasak. Ketika krisis moneter melanda Indonesia, Gereja tersentuh untuk mengambil kesempatan menyatu dengan warga sekitar dengan memberikan subsidi Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) rutin (beasiswa) untuk siswa SD BOPKRI III maupun anak-anak dari luar anggota jemaat. Bermula dari kerinduan para orang tua yang tidak menmpunyai biaya untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Anak-anak yang mendapatkan beasiswa bukan hanya dari anggota jemaat tetapi juga warga sekitar dan juga yang berbeda agama. Di awal pelayanan ini hanya ada lima anak yang diberi bantuan Rp. 5.000,- untuk setiap anak sehingga akhirnya meningkat sampai jumlah 15 anak. Mulai tahun 2008 program ini masuk dalam program kerja dan menjadi program Gereja. Melalui program ini terbentuklah KPA (Komisi Perlindungan Anak) yang fungsi dan tugas utamanya adalah melindungi anak agar tetap berdayaguna dan mengawal anak untuk menerima hak-haknya sebagai seorang anak. Tugas lain adalah mendampingi anak ketika mengalami peristiwa kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehanpelecehan. Komisi ini hanya berjumlah tiga orang saja, namun mereka adalah orang-orang yang peduli dengan dunia anak dan memiliki komitmen untuk melayani anak dan pendidikan. Dalam hal pembangunan gedung sekolah, Gereja juga mendapatkan bantuan dana dari Bank Mandiri berupa pembangunan perpustakaan dan laboratorium Biologi. Pada tahun 2014 Komisi pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60 merencanakan pembangunan Play Group/ TK dan Pembinaan Guru serta Studi Banding Guru yang betujuan meningkatkan kualitas Sekolah dan Gereja dalam hal Pelayanan Pendidikan40. B. Bidang Sosial Bidang sosial merupakan wujud nyata dari kehidupan suatu Gereja dan membantu tugas pemeliharaan hidup bergereja agar dapat berjalan dengan baik. Kegiatan berupa melawat warga jemaat GKJ Ambarukmo sebagai salah satu wujud pemeliharaan iman yang dilakukan dan dijiwai oleh kasih Kristus, agar warga jemaat hidup dalam damai sejahtera berdasarkan iman Kristen. Kegiatan ini dilaksankan rutin baik itu perkunjungan yang berhubungan dengan akan dilaksanakannya Perjamuan Kudus, Baptisan, Pemberkatan Nikah, kegiataan perkunjungan dilaksanakan oleh majelis di masing-masing wilayah. Ada juga perkunjungan dengan suatu kasus yang membutuhkan pelayanan khusus dari Majelis Gereja atau perkunjungan yang dilakukan untuk mengunjungi orang sakit, kedukaan dan semacamnya. GKJ memiliki bidang sosial sendiri yang bertujuan membimbing warga jemaat untuk memiliki sikap bersimpati, agar hidup mandiri, bersikap tolong menolong. Hal ini dimaksudkan agar dapat dicapai keseimbangan dalam usaha mewujudkan kesejahteraan bersama. Pola pelayanan sosial yang telah lama dilakukan oleh GKJ Ambarukmo bertumpu kepada pelayanan kesehatan. Dengan pelayanan ini warga jemaat mampu hadir menyatu dengan masyarakat dan diperhitungkan. Setiap tahun, bersamaan dengan perayaan Paskah, warga jemaat ikut andil mengadakan bazaar, pelayanan pengobatan gratis 40
Majelis Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, Program Kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta,Yogyakarta, 2010, hlm. 8.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61 dan temu pasien, bantuan bencana alam diberbagai daerah yang masuk dalam program PB Palma (Penanggulangan Bencana Palma) 41, bantuan air bersih bagi warga yang membutuhkan melalui kerja sama dengan Pemda Sleman 42, masalah banjir, pembangunan jembatan yang rusak, kelaparan, gizi buruk da n beragam kegiatan lain. Bagi sidang jemaat, warga jemaat juga mengadakan program jimpitan beras yang disalurkan setiap bulan untuk orang atau keluarga yang membutuhkan dan juga memprogramkan pembinaan kawasan kumuh dalam bentuk pemugaran rumah kurang sehat dan perbaikan rumah bagi jemaat yang membutuhkan di Gowok dan Papringan. Warga jemaat melakukan berbagai kunjungan untuk memberi dukungan dan kepedulian kepada sesama, seperti kunjungan ke Panti Wreda, Panti Asuhan Reksa Putra yang dijadwalkan secara teratur. Biasanya kegiatan ini dilakukan rutin selesai kebaktian minggu berdasar berita di Warta Jemaat. Panti Asuhan Reksa Putra juga mendapat pelayanan kesehatan khusus bagi balita. C. Bidang Kesehatan Pola pelayanan sosial yang telah lama dilakukan oleh GKJ Ambarukmo bertumpu kepada pelayanan kesehatan. Dengan pelayanan ini warga jemaat mampu hadir menyatu dengan masyarakat dan diperhitungkan. Pada awal tahun 2000 Gereja mencanangkan program penyuluhan kesehatan diadakan setahun dua kali setahun untuk masyarakat umum pada setiap musim Paskah, Natal dan ulang tahun Gereja dengan materi beragam. Dalam pelayanan ini juga disertai dengan 41 42
Ibid., hlm. 9. Wawancara dengan Sri Winarsih. GKJ Ambarukmo, (Yogyakarta, 12 Agustus 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62 pengobatan gratis. Pelayanan ini makin berkembang seiring dukungan dari Pemerintah Daerah Sleman yang menopang pelayanan ini. Setiap tahun, bersamaan dengan dengan PHBA (Peringatan Hari Besar Agama) seperti bazaar, pelayanan pengobatan gratis dan temu pasien kegiatan berupa donor darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), cek gula darah, cek kolesterol, periksa kesehatan gigi, bahkan operasi amandel dan bibir sumbing di R.S Bethesda dan beragam kegiatan lain. Warga jemaat mencanangkan bahwa hasil dari kegiatan tersebut diserahkan seluruhnya kepada keperluan desa, yang kebanyakan berkaitan dengan pengerahan masa dalam hal pendanaan. Pelayanan orang sakit (Perkunjungan ) dilakukan oleh Majelis berserta anggota Jemaat yang melayani di Rumah Sakit dalam hal pelayanan bentuk Doa dan Puji-pujian. Dalam pelayanan kematian, GKJ Ambarukmo mengembangkan pelayanan kematian lintas agama lintas denominasi (suatu kelompok keagamaan yang diindentifikasi di bawah satu nama, struktur dan/atau doktrin) 43. Melalui pelayanan ini warga jemaat mampu menyatu kepada kebutuhan pokok seseorang yang sedang dirundung kedukaan. GKJ Ambarukmo menerbitkan buku pedoman tata laksana perkabungan untuk pelayanan ini sehingga memudahkan bagi siapa saja yang akan menyatu menjadi anggota sosial tim ini. D. Bidang Ekonomi Pola dan struktur pedesaan masih melekat dalam kehidupan masyarakat sekitar Gereja Ambarukmo, walaupun bermukim di perkotaan. Ada cukup banyak anggota masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan atau belum layak, 43
Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Denominasi_Kristen diakses tanggal 25 November 2014.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63 sehingga mendorong warga jemaat GKJ Ambarukmo untuk ikut serta membangun dan meningkatkan tata kehidupan sosial kemasyarakatan. Warga jemaat menggandeng
tangan
perangkat
desa
dan
masyarakat
Sleman
dalam
pengembangan kemasyarakatan dengan memberikan peminjaman modal usaha (modal stimulan)44 untuk masyarakat umum. Jumlah yang diberikan untuk modal usaha sebesar Rp. 200.000,- sampai Rp. 500.000, - bagi setiap orang atau kelompok masyarakat dengan tujuan akhir untuk memberdayakan masyarakat dalam iklim usaha. Peminjaman tidak dikenakan bunga dan waktu pengembalian pinjaman tidak ditentukan tanggal jatuh tempohnya. Warga yang ingin mendapatkan modal stimulan bisa langsung menghubungi Majelis di masingmasing wilayah atau langsung datang ke kantor gereja, tentunya sebelum mendapatkan modal stimulan perlu adanya survei dan seleksi calon penerima bantuan dari majelis terhadap orang atau kelompok yang mengajukan pinjaman. E. Bidang Kebudayaan GKJ Ambarukmo berada dalam lingkungan budaya, Gereja tidak anti dengan budaya namun mengemasnya untuk membawa orang mengenal kasih Allah. Budaya terlihat dari penggunaan Bahasa Jawa (Bahasa Jawa merupakan bahasa resmi di Gereja-Gereja Kristen Jawa) dalam Ibadah dan kebaktian rumah tangga, yang sudah dijadwalkan dan lagu dalam Kidung Jawa yang sungguh berkesan dan tidak pernah terlupakan. Dalam perkembangannya mulai dipakai bahasa Indonesia dalam khotbah dan ibadah, terjadinya perubahan tersebut kemudian membuat bahasa Jawa dan bahasa Indonesia digunakan secara bergantian tiap minggunya sesuai jadwal ibadah yang sudah ditentukan. 44
Wawancara dengan Sri Winarsih, GKJ Ambarukmo, (Yogyakarta, 12 Agustus 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64 Masyarakat Kristen Jawa Yogyakarta melestarikan penggunaan bahasa Jawa, bahkan mereka juga memelihara dengan baik kebudayaan berbahasa Jawa di dalam ibadah, kebaktian rumah tangga, dan penelahan Alkitab. Bahasa Jawa merupakan bahasa resmi di Gereja-Gereja Kristen Jawa. Selain merupakan bahasa komunikasi dan bahasa ibadah, bahasa Jawa juga menjadi bahasa rapat antar Gereja- Gereja Jawa misalnya dalam sidang klasis maupun sidang sinode. Di tengah perkembangan dunia saat ini, jangan sampai GKJ Ambarukmo meninggalkan ciri khasnya dalam hal tata ibadah. GKJ Ambarukmo juga masih memelihara kesenian daerah Yogyakarta, seperti, macapat, keroncong, karawitan, tari-tarian dan wayang. Awalnya Gereja sangat bersikap selektif terhadap kesenian daerah yang dianggap masih mengandung kepercayaan lama, namun setelah diadakan sidang sinode, Gereja menerima kesenian daerah masyarakat Yogyakarta. Kegiatan kesenian berupa tari-tarian dan wayang jarang dilakukan saat ibadah biasa dan hanya dilakukan saat pelayanan hari besar Gereja saja seperti saat perayaan ulang tahun Gereja. Pada dasarnya Gereja tetap menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, namun tetap selaras dengan ajaran Firman Tuhan. Kegiatan-kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh GKJ Ambarukmo tidak terfokus pada waktu dan tempat atau wilayah tertentu, tetapi kegiatan tergantung pada kebutuhan wilayah tertentu yang sedang memerlukan bantuan dari GKJ Ambarukmo. Pelayanan oleh warga jemaat dilakukan dengan apa yang ada tanpa harus menunggu kemapanan dan kelimpahan. Semua orang percaya seharusnya terpanggil untuk menyatu dalam pelayanan di sekitar wilayah tempat tinggalnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta dilatarbelakangi oleh jumlah jemaat Gereja Kristen Jawa
Gondokusuman, yang semakin hari
bertambah banyak, baik dari luar maupun dalam Yogyakarta, yang kebanyakan adalah mahasiswa-mahasiswi. Dengan bertambahnya jemaat tersebut gedung gereja tidak lagi bisa menampung seluruh jemaatnya yang hadir dalam kebaktian. Oleh karena itu majelis Gereja Gondokusuman mendirikan pepanthan-pepanthan (anak cabang dari Gereja Gondokusuman) pada wilayah-wilayah tertentu yang dianggap mempunyai warga jemaat Kristen yang sudah banyak. Gereja Kristen Jawa
Ambarukmo
yang
merupakan
wilayah
timur
sebagai
Pepanthan
Gondokusuman memiliki tugas untuk melaksanakan kewajibannya dalam bidang kehidupan kerohanian bagi s eluruh jemaat kristen. Sejak menjadi Pepanthan Ambrukmo, warga a tau umat yang ikut beribadah sudah cukup banyak karena sebagian adalah warga jemaat Gereja Gondokusuman. 2. Sejarah Gereja Kristen Jawa masa Pra Pendewasaan sampai menjadi Gereja Mandiri a. Masa Pra Pendewasaan, sebagai salah satu pepanthan yang ada di bagian timur wilayah pelayanan GKJ Gondokusuman, anggota majelis dan warga mengajukan diri untuk menjadi pepanthan. Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66 gereja induk bagi jemaat Kristen di Yogyakarta, sehingga dari waktu ke waktu mulai bertambah banyak jumlah jemaat baik dalam (warga asli) maupun dari luar yang merupakan pendatang (mahasiswa). Gereja Kristen Gondokusuman memiliki wilayah yang cukup luas, membagi ke dalam beberapa wilayah. Di antaranya wilayah sebelah timur: Demangan baru, Sapen, Ambarukmo, dan Gendeng. Wilayah ini yang kemudian menjadi wilayah pepanthan Ambarukmo b. Dalam perkembangannya, Pembangunan kampus IAIN Sunan Kalijaga di Ngentak Sapen, mempengaruhi penyelenggaraan ibadah yang masih menumpang di ruangan Panti Asuhan. Majelis dan warga jemaat memutuskan untuk membangun gedung gereja sendiri. Gereja Kristen Ambarukmo, didewasakan pada tanggal 17 Mei 1964 dengan pendeta konsulen Pdt.DR. Harun Hadiwiyono (Alm). Pada saat didewasakan, jumlah warga adalah 359 jiwa, terdiri dari 183 warga dewasa dan 186 warga anak-anak dan dilayani oleh 4 orang penatua dan 2 orang diaken. 3. Implikasi dari perkembangan GKJ Ambarukmo terhadap masyarakat Yogyakarta terlihat dalam berbagai aspek, yaitu aspek sosial, budaya, kesehatan, dan pendidikan. (a) Dalam bidang pendidikan GKJ Ambarukmo yang mempunyai sebuah sekolah yaitu SD BOPKRI Demangan III di bawah Yayasan BOPKRI, Komisi Beasiswa membantu majelis gereja untuk menghimpun dana dan memberikan bantuan biaya pendidikan kepada warga jemaat maupun masyarakat yang membutuhkan. (b) Dalam bidang sosial: kegiatan sosial berupa perkunjungan yang dilaksanakan oleh masing-masing wilayah atau komisi-komisi gereja. Bantuan bencana alam di berbagai daerah yang masuk dalam program PB
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67 Palma (Penanggulangan Bencana Palma. (c) Dalam bidang kesehatan: GKJ Ambarukmo mencanangkan program penyuluhan untuk masyarakat umum yang diadakan setiap perayaan Paskah. Dalam pelayanan ini juga disertai dengan pengobatan gratis dan kegiatan berupa donor darah yang bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan beragam kegiatan lain. (d) Dalam bidang ekonomi: GKJ Ambarukmo bekerjsama dengan perangkat desa dan masyarakat Sekitar dalam pengembangan kemasyarakatan dengan mempercayakan modal usaha (modal stimulan) untuk masyarakat umum. (e) Dalam bidang budaya: penggunaan Bahasa Jawa (Bahasa Jawa merupakan bahasa resmi di Gereja-Gereja Kristen
Jawa)
dalam
Ibadah
dan
kebaktian
rumah
tangga.
Dalam
perkembangannya mulai dipakai bahasa Indonesia dalam khotbah dan ibadah, terjadinya perubahan tersebut kemudian membuat bahasa Jawa dan bahasa Indonesia digunakan secara bergantian tiap minggunya sesuai jadwal ibadah yang sudah ditentukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA End, Thomas van den. (1993). Ragi Cerita : Sejarah Gereja di Indonesia 2, 1860an - sekarang. Jakarta : BPK Gunung Mulia. ----------------------------. (Tanpa Tahun) Harta Dalam Bejana : Sejarah Gereja Ringkas. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Gottschalk, Louis. (1975). Mengerti Sejarah. Jakarta : Yayasan Penerbit Universitas Indonesia. Kruger, Th Muller. (1966). Sejarah Gereja di Indonesia. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka. Majelis Gereja Kristen Jawa Sawokembar Gondokusuman Yogyakarta. 1988. 75 Tahun Jemaat Gereja Kristen Jawa Sawokembar Gondokusuman Yogyakarta, Yogyakarta. Manandar Soelaeman. (1986). Ilmu Sosial Dasar (Teori dan Konsep Ilmu Sosial). Bandung : PT Eresco. Mardalis. (1990). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara. Nugroho Noto Susanto. (1964). Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah. Jakarta: Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata. Poerwadarminta, W.J.S. (1966). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Sartono, Kartodirjo. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sinode GKJ. (2005). Pokok-pokok Ajaran Gereja Kristen Jawa. Salatiga. Sinode GKJ.( 2012). Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa. Salatiga. Soekotjo & Agoes Widhartono.(2013). Menjadi Garam dan Terang Kehidupan: 100 tahun GKJ Gondokusuman. Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia.
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69 Soekotjo. (2009). Sejarah Gereja-Gereja Kristen Jawa Jilid 1: Di Bawah Bayangbayang Zending 1858-1948. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen Indonesia. Sopater Sularso, dkk. (1998). Gereja dan Kontekstualisasi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Suharso. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang : Widya Karya. Tim Benih yang Tumbuh Sinode XVII-GKJ. (1986). Gereja-Gereja Kristen Jawa: Benih yang Tumbuh dan Berkembang di Tanah Jawa. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Tim Reality. (2008). Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya : Reality Publisher. Verhaak, Christ. (1987). Sejarah Perkembangan Iman Dari Awal Sampai Dengan Masa Kini dan Sejarah Perkembangan Iman di Indonesia. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik “PRADNYAWIDYA”. Wolterbeek, J.D. (1995). Babad Zending di Pulau Jawa. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen. Arsip : Majelis Jemaat G ereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta. (1996). Catatan Sejarah Ringkas GKJ Ambarukmo. Yogyakarta. Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta. (2004). Data Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. Yogyakarta. Majelis Jemaat G ereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta. (2014) Program Kerja Majelis GKJ Ambarukmo. Yogyakarta. Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta. (2014). Ibadah Raya dan Gelar Budaya Perayaan Jubelium HUT Emas Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta. Yogyakarta. Dewajanti Evi. (2000). Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-1994. Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70 Sumber Wawancara : Wawancara dengan Ibu Sri Winarsih, GKJ Ambarukmo, (Y ogyakarta, 12 Agustus 2014). Internet : Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja (diunduh tanggal 3 maret 2013) Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Denominasi_Kristen (diunduh tanggal 25 November 2014). Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Retret (diunduh tanggal 25 November 2014). Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Katekisasi (diunduh tanggal 28 November 2014).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SILABUS
Nama Sekolah
: SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas
: XI (IPS)
Kompetensi Inti
:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
1.5 Menghayati nilainilai
persatuan
keinginan
dan
bersatu
dalam
perjuangan
pergerakan
nasional
menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia 2.5 Berlaku jujur dan
bertanggung-jawab dalam
mengerjakan
tugas-tugas
dari
pembelajaran sejarah. 72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.5 Mengidentifikasi
Sejarah Gereja Kristen
Mengamati
dampak politik, sosial,
Jawa Ambarukmo)
•
budaya, sosial-
1964-2010
ekonomi dan pendidikan pada masa
•
Latar belakang
Observasi : Mengamati
2 x 45
Siswa mengamati
kegiatan peserta didik
menit
gambar tentang sejarah
dalam diskusi dan
Kristen Jawa
Gereja Kristen Jawa
presentasi
Gondokusuma
•
Gereja
n Yogyakarta
Ambarukmo Tes Tertulis : Menilai
penjajahan Barat
berdirinya Gereja
dalam kehidupan
Kristen Jawa
Menanya
bangsa Indonesia masa
Ambarukmo
•
Siswa bertanya dan
kemampuan peserta
•
didik dalam memahami
Kristen Jawa
Tahap-tahap
tentang sejarah Gereja
Kristen Jawa
Ambarukmo
perkembangan GKJ
Kristen Jawa
Ambarukmo
Yogyakarta
Ambarukmo
Ambarukmo Mengumpulkan Informasi
•
Sejarah Gereja
menyampaikan pendapat tentang sejarah Gereja
kini. •
Sejarah
Tugas Terstruktur :
•
Ibadah Raya
Siswa mengumpulkan
Membuat makalah
dan Gelar
kehadiran GKJ
informasi tentang latar
tentang pengaruh
Budaya
Ambarukmo
belakang berdirinya
hadirnya GKJ
Perayaan
terhadap kehidupan
GKJ Ambarukmo dan
Ambarukmo terhadap
Jubelium
masyarakat
tahap-tahap
kehidupan masyarakat
HUT Emas
Implikasi dari
•
perkembangan GKJ
Gereja 73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ambarukmo melalui
Kristen Jawa
buku-buku bacaan,
Ambarukmo
internet, dan sumber-
Yogyakarta.
sumber lainnya
Yogyakarta.
Mengasosiasi •
Menganalisis informasi
•
Internet
dan data yang di dapat dari buku-buku bacaan maupun sumber-sumber terkait lainnya, yang dilanjutkan dengan diskusi kelompok, untuk mendapatkan kesimpulan tentang latar belakang berdirinya GKJ Ambarukmo dan tahap-tahap perkembangan GKJ Ambarukmo 74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kesimpulan, dan implikasi dari kehadiran GKJ Ambarukmo terhadap kehidupan masyarakat sekitar, kemudian hasilnya dicatat pada kertas 4.5 Menalar dampak
Mengkomunikasikan
politik, budaya, sosial-
•
Hasil diskusi kelompok
ekonomi dan
tersebut dipresentasikan,
pendidikan pada masa
kemudian dilakukan sesi
penjajahan Barat
tanya jawab, setelah itu
dalam kehidupan
dilaporkan dalam bentuk
bangsa Indonesia masa
tulisan dalam bentuk
kini dan
makalah.
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah 75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan
: SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
Kelas/Semester
: XI/Gasal
Mata Pelajaran
: Sejarah
Materi Pokok
: Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo 1964-2010.
Pertemuan ke
: 1 (satu)
A. Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,
menerapkan,
dan
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan r asa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, ke bangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77 B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia 2.5 Berlaku jujur dan bertanggung-jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 3.5 Mengidentifikasi dampak politik, budaya, sosial-ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini. 4.5 Menalar dampak politik, budaya, sosial-ekonomi dan pendidikan pada masa penjajahan Barat dalam kehidupan bangsa Indonesia masa kini dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan atas perkembangan Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran sejarah, terkait dengan sejarah perkembangan Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
3. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap perkembangan Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
4. Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas. 5. Mendeskripsikan sejarah kehidupan sosial masyarakat di wilayah pelayanan GKJ Ambarukmo. 6. Mendeskripsikan tahap-tahap perkembangan Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
7. Menganalisis implikasi dari kehadiran GKJ Ambarukmo terhadap kehidupan masyarakat. 8. Menyajikan laporan lisan dalam bentuk presentasi mengenai sejarah kehidupan sosial masyarakat di wilayah pelayanan GKJ Ambarukmo. 9. Mengkomunikasikan
dalam
bentuk
artikel
perkembangan Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
mengenai
sejarah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78 D. Tujuan Pembelajaran Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi siswa dapat : 1. Menunjukkan sikap syukur kepada Tuhan atas Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran sejarah, terkait dengan Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
3. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap perkembangan Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
4. Menunjukkan siap responsif dan pro-aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas. 5. Mendeskripsikan sejarah kehidupan sosial masyarakat di wilayah pelayanan GKJ Ambarukmo. 6. Mendeskripsikan tahap-tahap perkembangan GKJ Ambarukmo 7. Menganalisis implikasi dari kehadiran GKJ Ambarukmo terhadap kehidupan masyarakat. 8. Menyajikan laporan lisan dalam bentuk presentasi mengenai sejarah kehidupan sosial masyarakat di wilayah pelayanan GKJ Ambarukmo. 9. Mengkomunikasikan dalam bentuk artikel mengenai Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
E. Materi Ajar 1. Konteks sosio-historis masyarakat di wilayah pelayanan GKJ Ambarukmo 2. Tahap-tahap perkembangan GKJ Ambarukmo 3. Implikasi dari kehadiran GKJ Ambarukmo terhadap kehidupan masyarakat. F. Alokasi Waktu 2 x 45 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79 G. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran • Pendekatan : Scientifik • Model
: Discovery Learning
• Metode
: Ceramah, diskusi, observasi, presentasi, dan tanya jawab.
H. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi
Pendahuluan
a. Guru mempersilahkan salah satu siswa memimpin doa. b. Guru memberikan salam. c. Guru menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk belajar. d. Guru menanyakan kehadiran siswa. e. Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang akan dipelajari. f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. g. Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran Mengamati • Siswa membaca buku dan mengamati gambar tentang contoh Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. Menanya • Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengomentari sebuah gambar. • Siswa bertanya dan menyampaikan pendapatnya. • Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyampaikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan. Mengeksplorasikan / Menalar • Siswa diminta untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan siswa membaca buku dan mengamati gambar tentang contoh Sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo, melalui bukubuku bacaan, internet, dan sumber-sumber lainnya. Mengasosiasi • Siswa menganalisis informasi dan data-data yang didapat, baik dari buku-buku bacaan, maupun sumber-sumber lain.
Inti
Alokasi Waktu 10 menit
60 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80 Mengkomunikasikan
Penutup
• Siswa berdiskusi dalam sebuah kelompok untuk mendapatkan kesimpulan mengenai sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. • Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. • Masing-masing kelompok diskusi diminta untuk memberikan laporan akhir berupa kesimpulan dari materi sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. a. Kesimpulan • Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi tentang sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo b. Refleksi • Masing-masing siswa menyampaikan nilainilai apa saja yang diperoleh dari pelajaran hari ini. c. Tugas Lanjutan • Siswa membuat makalah tentang sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. d. Mengucapkan Salam • Guru memberikan salam.
20 menit
I. Penilaian Hasil Belajar a. Test : Uraian (terlampir) b. Non Test : 1. Lembar pengamatan sikap (terlampir) 2. Lembar pengamatan diskusi kelompok (terlampir) 3. Lembar penilaian presentasi (terlampir) 4. Membuat makalah tentang sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo (kriteria penilaian terlampir). Format penulisan makalah : BAB I
Pendahuluan
BAB II
Isi
BAB III
Penutup a. Kesimpulan dan saran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81 Catatan : Makalah diketik dengan menggunakan huruf Timer New Roman, ukuran huruf 12, spasi 1,5, print-out kertas A4. J. Sumber dan Media Belajar 1. Pustaka a. Sumber buku : Majelis
Jemaat
Gereja
Kristen
Jawa
Ambarukmo
Yogyakarta.2014.Ibadah Raya dan Gelar Budaya Perayaan Jubelium HUT Emas Gereja
Kristen
Jawa Ambarukmo
Yogyakarta.Yogyakarta. Soekotjo, S.H. dan Agoes Widhartono. 2013. Menjadi Garam dan Terang Kehidupan 100 tahun GKJ Gondokusuman. Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia. Tim Penerbitan Buku Kenangan 75 t ahun GKJ Gondokusuman Yogyakarta. 1988. 75 tahun Jemaat Kristen Jawa Sawokembar Gondokusuman Yogyakarta. Yogyakarta: Majelis Gereja Kristen Jawa Sawokembar Gondokusuman Yogyakarta. End, Thomas van den. (1987). Sejarah Gereja di Indonesia 2 1860sekarang (Ragi Cerita). Jakarta : BPK Gunung Mulia. b. Internet c. Gambar-gambar 2. Media a. White board / black board b. LCD c. Power point Mengetahui,
Yogyakarta, 8 Mei 2015
Kepala Sekolah,
Eko Puji Astuti S.Pd
Guru Mapel
Fenska
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82 Lampiran 1 : Ringkasan Materi A. Gereja Kristen Jawa Amarukmo masa pra pendewasaan Gereja Kristen Jawa Gondokusuman merupakan Gereja induk bagi jemaat Kristen di Yogyakarta, sehingga dari waktu ke waktu jumlah jemaat bertambah banyak baik dari dalam (warga asli) maupun dari luar yang merupakan pendatang (mahasiswa).Gereja Kristen Gondokusuman memiliki wilayah yang cukup luas, majelis gereja membagi kedalam beberapa wilayah. Diantaranya Wilayah sebelah timur:Demangan baru, Sapen, Ambarukmo, dan Gendeng. Wilayah ini yang kemudian menjadi wilayah pepatahn Ambarukmo.Hal ini yang menyebabkan gedung gereja tidak lagi bisa menampung seluruh jemaat yang hadir untuk beribadah.Sehingga majelis jemaat memutuskan untuk medirikan pepanthan (anak cabang) yang bertujuan menampung jemaat yang ingin beribadah di wilayah tertentu yang sudah mempunyai jemaat yang cukup banyak. B. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Sebagai Gereja Mandiri Gereja Kristen Ambarukmo, semula adalah salah satu pepanthan GKJ Gondokusman, yang didewasakan pada tanggal 17 M ei 1964 de ngan pendeta konsulen Pdt.DR. Harun Hadiwiyono (Alm), sedang tempat ibadah menumpang di Panti Asuhan Reksa Putra, Ngentak, Sapen. Pada saat didewasakan, jumlah warga adalah 359 jiwa, terdiri dari 183 warga dewasa dan 186 warga anak-anak dan dilayani oleh 4 ora ng penatua dan 2 orang diaken. Tanggal 17 M ei 1964 Pdt.Marlam Hardjosuwarno, diteguhkan menjadi pendeta pertama Gereja Kristen Jawa Ambarukmo.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83 C. Program-program Kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo a. Program Bidang Pembinaan Warga Gereja 1.
Bidang Pembinaan Warga jemaat sesuai tugas pokok d an fungsinya
merencanakan dan mengkoordinir serta mendampingi pembinaan warga jemaat secara kategorial berdasarkan umur dan pembinaan warga gereja secara umum dengan tugas tersebut bidang pembinaan warga gereja mempunyai program untuk memberdayakan warga jemaat secara utuh menurut kategorial usia, fungsi maupun profesi dan potensi yang ada dalam rangka menumbuh kembangkan iman dan kebersamaan dalam kehidupan bergereja melalui berbagai kegiatan. Kegiatan bidang pembidaan warga jemaat selanjutnya dalam pelaksaannya dibagi dalam komisi-komisi yang meliputi:a). Komisi Anakb). Komisi Remajac). Komisi Pemudad). Komisi Dewasae). Komisi Adiyuswa. b. Program Bidang Keesaan Sub Bidang Dalam Pembekalan anggota majelis, pergantian anggota majelis, penatua dan diaken yang meliputi sub kegiatan persiapan, pengenalan, pemilihan, pelepasan dan penyegaran, pelatihan kepemimpinan dan kegiatan selanjutnya adalah sidang majelis, rapat koordinasi bidang, komisi dan sidang majelis terbuka. a. Sub Bidang Luar Menjalin relasi eksternal berupa kepedulian terhadap lembaga/perorangan lain (bantuan) dan partisipasi terhadap lembaga/perorangan lain (utusan) c. Kajian minat warga dalam beribadah dan bergereja dan serta susunan organisasi dan tata kerja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84 Program Bidang Kesaksian dan Pelayanan Merencanakan dan mengkordinir kegiatan kesaksian dan pelayanan bagi warga jemaat maupun masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial lahir batin. a. Sub Bidang Diakonia Kegiatan diakonia dilaksanakan oleh anggota majelis jemaat dan diaken, melaksanakan pelayanan kasih diakonia melalui berbagai kegiatan untuk warga yang kurang mampu serta penghiburan bagi warga yang sedang kesusahan. b. Komisi Beasiswa Persiapan pendirian Play group/TK, pertemuan rutin, pertemuan pembinaan guru, studi banding guru, subsidi dana rutin/ honorarium guru, perayaan Natal dan pentas, bingkisan Natal, promosi sekolah, perbaikan fasilitas siswa serta pekan pendidikan Kristen. c. Komisi Pendidikan Pengumuman
beasiswa/pengambilan
formulir,
pengumpulan
formulis
permohonan, koordinasi pencarian dana, pencarian daba/pembaharuan donatur, Seleksi calon penerima beasiswa, pengumuman dan pembagian SK, pelaksanaan pembagian beasiswa, laporan tri wulan, kunjungan sosial ke sekolah binaan, rapat koordinasi, penyusunan laporan akhir tahun dan evaluasi serta keakraban pengurusan (tabungan, arisan dan rekreasi) d. Komisi Psikomas Bantuan transport guru pendidikan agama Kristen tidak tetap (GATT); latihan dan pentas seni antara lain macapat, keroncong, karawitan; pemeliharaan alat dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85 latihan rutin dan pengembangan kembali Paduan suara gabungan GKJ Ambarukmo serta pemberdayaan paduan suara anak, remaja, pemuda. Program Bidang Penatalayanan Kegiatan bidang penatalayaan selanjutnya dalam pelaksanaan dibagi dalam 2 sub bidang yaitu: a. Sub Bidang Keuangan Biaya tenaga, biaya kesehatan, jaminan kesehatan, pustaka, iuran dana kemandirian klasis, bantuan YPK Marturia, investasi/tabungan, kerumahtanggaan, Administrasi, pengembalian pinjaman investasi. b. Sub Bidang Sarana dan Prasarana Inventaris peralatan kantor, pemeliharaan gedung dan inventaris, pemeliharaan kendaraan, pengembangan/renovasi gedung, pembangunan fasilitas gedung gereja, pengadaan tanah pepanthan Nologaten, inventasris kekayaan gereja dan inventaris rumah Pendeta Emiritus II. c. Program Bidang Ibadah Melaksankan perencanaan ibadah dan liturgi untuk persiapan kebaktian dan sakramen serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan perayaan hari besar. Program Bidang Pengawasan Melakukan pengawasan dan pemeriksaan keuangan yang dikelola bendahara, sub bidang keuangan, komisi, panitia, dan satuan pelaksanaan anggaran lainnya. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan sarana dan prasarana milik gereja baik yang ada di gereja maupun yang ada pada satuan pelaksanaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86 anggaran dan pembinaan penertiban pelaksanaan program seluruh bagian yang sudah disahkan oleh sidang majelis. Mereview sistem dan prosedur pencatatan keuangan 4 kali setahun, pemeriksaan ketaatan sistem dan prosedur, pemeriksaan laporan keuangan gereja dan pemeriksaan inventaris gereja. Penugasan Khusus Panitia Pengadaan Tanah GKJ Amabarukmo untuk Gereja di Pepanthan Nologaten. Panitia tersebut bekerja berdasarkan keputusan sidang majelis untuk kepemilikan tanah gereja sehingga tidak hanya kepemilikan hak guna bangunan panitia ini membantu program sekaligus program kegiatan sub bidang sarana prasarana bidang penatalayanan. Panitia pembangunan rumah koster gedung induk GKJ Ambarukmo. Panita bekerja berdasarkan keputusan sidang majelis untuk mengelola kegiatan pembangunan rumah koster di gedung induk GKJ Ambarukmo. Tim penyusun liturgi, membantu pelaksanaan kegiatan kebaktian Sakramen Bidang Ibadah, yang dikoordinir oleh komisi ibadah. Aktivitas Kantor Gereja Kantor Gereja sangat membantu dalam kelancaran pelayananGerejawi, komunikasi dan kegiatan Gereja sangat ditunjang oleh kinerja kantor dan para pelayanannya. Pelayanan Gerejawi a.
Sakramen Baptisan Dilakasanakan bagi anak-anak dan orang dewasa atas permintaan orang tua.
b.
Sakramen Perjamuan Kudus Diadakan setiap 3 bulan sekali dan pada saat kebaktian Malam Jumaat Agung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87 c.
Penerimaan Pengakuan Iman Pada seoarang jemaat yang sudah beranjak dewasa dan yang sudah dibaptis untuk selanjutnya akan mengadakan pengakuan Iman (Sidi), sebelum melakukan penerimaan pengakuan Iman diwajibkan mengkitu katekisasi atau pendalaman Kitab Suci.
d. Pengakuan Dosa Dilaksanakan sebagai wujud penerimaan kembali warga yang telah menyadari dan menyesali perbuataannya. Pelayanan Katekisasi Katekisasi merupakan bentuk pembinaan iman dalam Gereja yang memiliki latar belakang sejarah sangat kuat dalam tradisi keagamaan orang Israel dalam perjanjian lama maupun dalam hidup jemaat mula-mula di perjanjian baru.Katekisasi yang berlangsung dalam Gereja berarti, kegiatan pengajaran iman yang membimbing seseorang (atau beberapa) agar ia melakukan apa yang diajarkan kepadanya. Persekutuan Doa Persekutuan doa merupakan bagian dari pembinaan iman yang mendorong anggota Gereja untuk selalu memelihara relasinya dengan Tuhan, dan dapat membangun sikap hidup yang taat dan setia kepada-Nya. Persekutuan doa keluarga pada setiap wilayah dan diselenggarakan setiap satu bulan sekali. Pemahaman Alkitab Pemahaman Alkitab adalah media untuk mendorong anggota gereja untuk menemukan kekuatan-kekuatan yang membangun hidup bergereja sesuai dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88 Firman Tuhan.Dalam kelompok pemahaman Alkitab diberi kesempatan untuk diadakannya diskusi, untuk dan mningkatkan pemahaman tentang Firman Tuhan sehingga menjadi pedoman dalam kehidupan iman di kehidupan sehari-hari. Pelayanan Peneguhan Nikah Peneguhan nikah didahului dengan katekisasi pranikah yang dibimbing sendiri oleh Pendeta.Menurut orang Kristen pernikahan adalah suatau persekutuan antar suami dan istri dan lingkungan orang Kristen berlaku sistem monogami, yaitu pernikahan berlangsung untuk selamanya atau sekali dalam hidup. Retret Retret memiliki beberapa makna yang berkaitan, yang pada umumnya berupa gagasan untuk sementara waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan biasanya. Sebuah retret dapat dilakukan untuk alasan yang berhubungan dengan spritiual, stres, kesehatan, gaya hidup, ataupun hal-hal sosial atau ekologis. Rapat-rapat Gereja Rapat jemaat telah dicantumkan dalam persidangan gerejawi yang disebut dengan persidangan majelis terbuka, maka persidangan majelis terbuka adalah forum persidangan majelis yang dihadiri oleh pendeta, penatua dan diaken yang juga dihadiri oleh anggota jemaat, dengan ketentuan: 1) Rapat majelis Permusyawaratan anggota majelis jemaat yang mengatur dan menetapkan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Gereja, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dan peraturan yang ditetapkan oleh Sinode. 2) Rapat Majelis Terbuka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89 Dilaksanakan untuk membicarakan keaadan Gereja dan kewajiban jemaat dengan dihadiri oleh anggota jemaat dan majelis 3) Rapat Diakonia Membahas kebutuhan jemaat yang sedang mengalami masalah, peristiwa dukacita, menderita sakit, kelahiran anak dan melayani keluar wilayah seperti membantu daerah yang dilanda bencana. GKJ Ambarukmo memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas panggilan dan pengutusan-Nya melalui “Tiga Tugas Gereja”, yaitu persekutuan, pelayanan, dan kesaksian.. Hal ini terlihat di dalam berbagai bidang kehidupan berikut : Bidang Pendidikan GKJ Ambarukmo yang mempunyai sebuah sekolah yaitu SD BOPKRI Demangan III di bawah Yayasan BOPKRI (Agama Kristen mempunyai yayasan yang mengurus masalah sekolah kristen yang diberi nama Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia (BOPKRI) dengan tugas untuk menghubungkan antara sekolah kristen, Gereja dan pengurus yayasan BOPKRI). Bidang Kesehatan Pola pelayanan sosial yang telah lama dilakukan oleh GKJ Ambarukmo bertumpu kepada pelayanan kesehatan. Setiap tahun, bersamaan dengan dengan PHBA (Peringatan Hari Besar Agama) seperti bazaar, pelayanan pengobatan gratis dan temu pasien kegiatan berupa donor darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), bahkan operasi amandel dan bibir sumbing di R.S Bethesda dan beragam kegiatan lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90 Bidang Ekonomi Pola dan struktur pedesaan masih melekat dalam kehidupan masyarakat sekitar Gereja Ambarukmo, walaupun bermukim di perkotaan.Ada cukup banyak anggota masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan atau belum layak, sehingga mendorong warga jemaat GKJ Ambarukmo untuk ikut serta membangun dan
meningkatkan
menggandeng
tata
tangan
kehidupan
perangkat
sosial
desa
dan
kemasyarakatan.Warga masyarakat
Sleman
jemaat dalam
pengembangan kemasyarakatan dengan memberikan peminjaman modal usaha (modal stimulan) untuk masyarakat umum. Bidang budaya Budaya terlihat dari penggunaan bahasa Jawa (bahasa Jawa merupakan bahasa resmi di Gereja-Gereja Kristen Jawa) dalam Ibadah dan kebaktian rumah tangga, yang sudah dijadwalkan dan lagu dalam Kidung Jawa yang sungguh berkesan dan tidak pernah terlupakan. Dalam perkembangannya mulai dipakai bahasa Indonesia dalam khotbah dan ibadah, terjadinya perubahan tersebut kemudian membuat bahasa Jawa dan bahasa Indonesia digunakan secara bergantian tiap minggunya sesuai jadwal ibadah yang sudah ditentukan.Di tengah perkembangan dunia saat ini, jangan sampai GKJ Ambarukmo meninggalkan ciri khasnya dalam hal tata ibadah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91 Lampiran 2 : Soal Tes Soal Uraian : 1. Jelaskan dengan singkat latar belakang berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo! 2. Jelaskan program-program kerja Gereja Kristen Jawa Ambarukmo! 3. Jelaskan secara singkat tahap-tahap perkembangan GKJ Ambarukmo Yogyakarta! 4. Apa saja pengaruh dari hadirnya GKJ Ambarukmo Yogyakarta bagi kehidupan masyarakat? Kunci Jawaban : 1.
Berdirinya Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Yogyakarta d ilatarbelakangi
oleh jumlah jemaat Gereja Kristen Jawa Gondokusuman, yang semakin hari bertambah banyak, baik dari luar maupun dalam Yogyakarta, yang kebanyakan adalah mahasiswa-mahasiswi. Dengan bertambahnya jemaat tersebut gedung gereja tidak lagi bisa menampung seluruh jemaatnya yang hadir dalam kebaktikan. Oleh karena itu majelis jemaat Gondokusuman mendirikan pepanthan-pepanthan (anak cabang dari Gereja Gondokusuman) pada wilayahwilayah tertentu yang dianggap mempunyai warga jemaat Kristen yang sudah banyak. Gereja Kristen Jawa Ambarukmo yang merupakan wilayah timur sebagai Pepanthan Gondokusuman. Sejak menjadi Pepanthan Ambrukmo, warga at au umat yang ikut beribadah sudah cukup banyak karena sebagian adalah warga jemaat Gereja Gondokusuman. 2.
Program Bidang Pembinaan Warga Gereja:Kegiatan bidang pembidaan warga
jemaat selanjutnya dalam pelaksaannya dibagi dalam komisi-komisi yang meliputi:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92 a). Komisi Anak Komisi anak merencanakan 8 kegiatan yaitu : pengadaan materi (bahan ajar sekolah minggu), bantuan transport pengasuh komisi anak, forkom pengasuh KA, kebaktian anak gabungan, gelar ekspresi anak, kegiatan klasikal dan administrasi sekretariat. b). Komisi Remaja Komisi remaja merencanakan 8 kegiatan yaitu: rapat rutin, pendalaman Alkitab gabungan, olahraga, pemeliharaan sarana prasarana, kegiatan klasikal dan adminitrasi sekretariat. c). Komisi Pemuda Komisi pemuda merencanakan 7 kegiatan yaitu: pendalaman Alkitab gabungan, rapat rutin komisi atau sekretariat, retreat, perawatan alat musik, lomba antar gereja dan pelatihan dasar kepemimpinan. d). Komisi Dewasa Komisi dewasa merencanakan 10 kegiatan yaitu; persekutuan doa akhir bulan, kebaktian Oiukumene HANNA, pelayanan kasih ke panti asuhan Wreda HANNA, kunjungan pasca sripah, kunjungan orang sakit, paduan suara wilayah, perayaan Paskah, wisata, persekutuan doa kawasan wajib Doa se-Klasis dan penggalangan dana. e). Komisi Adiyuswa Komisi Adiyuswa merencankan 7 kegiatan, yaitu: pendalaman Alkitab, senam dan taman gizi, paduan suara adiyuswa, kegiatan klasikal dan Sinodal, retreat/wisata rohani, kunjungan warga adiyuswa (yang sudah jompo) dan ceramah kesehatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93 Program bidang keesaan: a. Sub Bidang Dalam Pembekalan anggota majelis, pergantian anggota majelis, penatua dan diaken yang meliputi sub kegiatan persiapan, pengenalan, pemilihan, pelepasan dan penyegaran, pelatihan kepemimpinan dan kegiatan selanjutnya adalah sidang majelis, rapat koordinasi bidang, komisi dan sidang majelis terbuka. b. Sub Bidang Luar Menjalin relasi eksternal berupa kepedulian terhadap lembaga/perorangan lain (bantuan) dan partisipasi terhadap lembaga/perorangan lain (utusan) c. Kajian minat warga dalam beribadah dan bergereja serta susunan organisasi dan tata kerja. Program bidang kesaksian dan pelayanan meliputi: a.
Sub Bidang Diakonia : Kegiatan Diakonia dilaksanakan oleh anggota majelis
dan diaken, melaksanakan pelayanan kasih diakonia melalui berbagai kegiatan untuk warga yang kurang mampu serta penghiburan bagi warga yang sedang kesusahan. b.
Komisi Beasiswa: persiapan pendirian Play group/TK, pertemuan rutin,
pertemuan pembinaan guru, studi banding guru, subsidi dana rutin/ honorarium guru, perayaan Natal dan pentas, bingkisan Natal, promosi sekolah, perbaikan fasilitas siswa serta pekan pendidikan Kristen. c.
Komisi
Pendidikan
:
pengumuman
beasiswa/pengambilan
formulir,
pengumpulan formulis permohonan, koordinasi pencarian dana, pencarian daba/pembaharuan donatur, seleksi calon penerima beasiswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94 d.
Komisi psikomas: bantuan transport guru pendidikan agama Kristen tidak
tetap (GATT); latihan dan pentas seni antara lain macapat, keroncong, karawitan. Program bidang penatalayanan:dibagi dalam 2 sub bidang yaitu: a.
Sub bidang keuangan
Biaya tenaga, biaya kesehatan, jaminan kesehatan, pustaka, iuran dana kemandirian klasis, bantuan YPK Marturia. b.
Sub bidang sarana dan prasarana
Inventaris peralatan kantor, pemeliharaan gedung dan inventaris, pemeliharaan kendaraan, pengembangan/renovasi gedung, pembangunan fasilitas gedung gereja, pengadaan tanah pepanthan Nologaten, inventasris kekayaan gereja dan inventaris rumah Pendeta Emiritus II. Program Bidang Ibadah:melaksankan perencanaan ibadah dan liturgi untuk persiapan kebaktian dan sakramen serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan perayaan hari besar. Program Bidang Pengawasan:melakukan pengawasan dan pemeriksaan keuangan yang dikelola bendahara, sub bidang keuangan, komisi, panitia, dan satuan pelaksanaan anggaran lainnya. Penugasan Khusus:panitian pengadaan tanah GKJ Amabarukmo untuk Gereja di Pepanthan Nologaten. 3. Masa Pra Pendewasaan, sebagai salah satu pepanthan yang ada di bagian timur wilayah pelayanan GKJ Gondokusuman, anggota majelis dan warga mengajukan diri untuk menjadi pepanthan. Dari tahap pepanthan lantas mewujudkan permohonan menjadi Gereja dewasa. Gereja Kristen Jawa Gondokusuman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95 merupakan gereja induk bagi jemaat kristen di Yogyakarta, sehingga dari waktu ke waktu mulai bertambah banyak baik dari dalam (warga asli) maupun dari luar yang merupakan pendatang. Gereja Kristen Gondokusuman memiliki wilayah yang cukup luas, majelis jemaat membagi kedalam beberapa wilayah. Kepindahan panti asuhan, maka akan mempengaruhi penyelenggaraan ibadah yang masih menumpang di ruanganPantiAsuhan. Gereja Kristen Ambarukmo, semula adalah salah satu pepanthan GKJ Gondokusman ( Pepanthan Ambarukmo), yang didewasakan pada tanggal 17 Mei 1964 dengan pendeta konsulen Pdt.DR. Harun Hadiwiyono (Alm), sedang tempat ibadah menumpang di Panti Asuhan Reksa Putra, Ngentak, Sapen. Pada saat didewasakan, jumlah warga adalah 359 jiwa, terdiri dari 183 warga dewasa dan 186 warga anak-anak dan dilayani oleh 4 orang penatua dan 2 orang diaken. Tanggal 17 M ei 1964 P dt.Marlam Hardjosuwarno, diteguhkan menjadi pendeta pertama Gereja Kristen Jawa Ambarukmo. 4. (a) Dalam bidang pendidikan GKJ Ambarukmo yang mempunyai sebuah sekolah yaitu SD BOPKRI Demangan III di bawah Yayasan BOPKRI, Komisi Beasiswa membantu majelis gereja untuk menghimpun dana dan memberikan bantuan biaya pendidikan kepada warga jemaat maupun masyarakat yang membutuhkan. (b) Dalam bidang sosial:kegiatan sosial berupa perkunjungan yang dilaksanakan oleh masing-masing wilayah atau komisi-komisi gereja. Setiap tahun, bersamaan dengan PHBA (Peringatan Hari Besar Agama) seperti bazaar, bantuan bencana alam di berbagai daerah yang masuk dalam program PB Palma (Penanggulangan Bencana Palma), bantuan air bersih bagi warga, masalah banjir, pembangunan jembatan yang rusak, kelaparan, gizi buruk dan beragam kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96 lain. (c) Dalam bidang kesehatan: GKJ Ambarukmo mencanangkan program penyuluhan kesehatan pengobatan gratis dan temu pasien kegiatan berupa donor darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), bahkan operasi amandel dan bibir sumbing di R.S Bethesda dan beragam kegiatan lain. (d) Dalam bidang ekonomi:GKJ Ambarukmo bekerjsama dengan perangkat desa dan masyarakat Sekiat dalam pengembangan kemasyarakatan dengan mempercayakan modal usaha (modal stimulan) untuk masyarakat umum. (e) Dalam bidang budaya: penggunaan Bahasa Jawa (Bahasa Jawa merupakan bahasa resmi di Gereja-Gereja Kristen Jawa) dalam Ibadah dan kebaktian rumah tangga, yang sudah dijadwalkan dan lagu dalam Kidung Jawa yang sungguh berkesan dan tidak pernah terlupakan. Kriteria Penilaian : a. Soal 1 skornya 20 b. Soal 2 skornya 20 c. Soal 3 skornya 20 d. Soal 4 skornya 20 e. Soal 5 skornya 20 Pedoman penilaian produk : No
Skor
Nilai
1
86-100
Baik Sekali
2
71-75
Baik
3
56-70
Cukup
4
< 55
Kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97 Lampiran 3 : Lembar Pengamatan Sikap Tanggung No
Nama
Religiusitas
ProDisiplin
Peduli
Jawab
Responsif
Jmlh aktif
Skor Maksimal = 30 Kriterian penilaian untuk masing-masing aspek : 5
Sangat Baik
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang Baik
1
Tidak Baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98 Lampiran 4 : Lembar Pengamatan Diskusi Kelompok
Aspek Pengamatan Menghargai Jmlh
Mengkomuni No Nama Kerja
Nilai Ket kasikan
Toleransi Keaktifan
Pendapat
sama Pendapat
Teman
Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4
Baik Sekali
3
Baik
2
Cukup
1
Kurang
x 100
Kriteria Nilai A
80-100
Baik Sekali
B
70-79
Baik
C
60-69
Cukup
D
< 60
Kurang
Skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99 Lampiran 5 : Lembar Penilaian Presentasi
Aspek Penilaian Jmlh No
Nama
Komuni kasi
Sistematika Penyampaian
Wawa
Kebe
san
ranian
Antu sias
Gesture & Penampilan
Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4
Baik Sekali
3
Baik
2
Cukup
1
Kurang
Kriteria Nilai A
80-100
Baik Sekali
B
70-79
Baik
C
60-69
Cukup
D
< 60
Kurang
Nilai Skor
Ket
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100 Lampiran 6 : Format Penilaian Makalah
Struktur Makalah Pendahuluan
Indikator Menunjukkan dengan tepat isi : • • • • • •
Isi
• • • • Penutup
Nilai
• •
Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan Ketepatan pemilihan gambar Orisinalitas makalah Mendeskripsikan sejarah Gereja Kristen Jawa Ambarukmo Struktur penulisan disusun dengan jelas sesuai metode yang dipakai Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan (ilmiah) Menghindari sumber (akun) yang belum dikaji secara ilmiah Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah Saran relevan dengan kajian, dan berisi pesan untuk peningkatan kepedulian terhadap hasil peninggalan sejarah GKJ
Jumlah Kriteria Penilaian untuk masing-masing indikator : Sangat sesuai
4
Sesuai
3
Cukup
2
Kurang
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Gedung gereja induk 2011
Gedung gereja induk sekarang
Peletakan Batu pertama pembangungan gedung GKJ di Nologaten
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
GKJ Ambarukmo di Nologaten
GKJ Condongcatur (dulunya pepanthan Condongcatur)
GKJ Karangbendo (dulunya pepanthan Karangbendo)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Pendeta Pertama. Pdt Hardjosuwarno
Pendeta saat ini, Pdt. Purwantoro