PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANALISA DAYA TAHAN USAHA RESTORAN LOKAL: STUDI KASUS PADA USAHA RESTORAN AYAM GORENG LOKAL DI KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh : Erisius Erimayanto NIM: 041324001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 April 2008 Penulis
Erisius Erimayanto
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Erisius Erimayanto
Nomor Mahasiswa
: 041324001
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISA DAYA TAHAN USAHA RESTORAN LOKAL: STUDI KASUS PADA USAHA RESTORAN AYAM GORENG LOKAL DI KABUPATEN SLEMAN” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya: Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 24 April 2008 Yang menyatakan
Erisius Erimayanto
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Motto dan Persembahan Motto Dalam tangan-Mu, ya Tuhan, kuserahkan hidupku Orang yang mencari Tuhan tak-kan kekurangan suatupun Kegagalan adalah bagian hidup. Jangan biarkan kegagalan menjatuhkan dirimu (Vincent P. Collins) Jika mereka dapat melakukannya, saya pun bisa (Vincent P. Collins)
Skripsi ini kupersembahkan: My Jesus Christ My Parent (Petrus Salim & Natalia Sumarni) My Uncle (Aladin & Bunsu Rapat) My Grand Father (T. Hadir) My Brothers/sisters (Kacip, Kuap, Nanong) My Honey Almamaterku
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK ANALISA DAYA TAHA USAHA RESTORAN LOKAL: STUDI KASUS PADA USAHA RESTORAN AYAM GORENG LOKAL DI KABUPATEN SLEMAN
Erisius Erimayanto 041324001 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) tingkat daya tahan usaha restoran ayam goreng lokal dilihat dari sisi peran modal sendiri dalam mendukung kemandirian usaha; 2) tingkat daya tahan usaha restoran ayam goreng lokal dilihat dari sisi perolehan bahan baku untuk kelancaran usaha; 3) tingkat daya tahan usaha restoran ayam goreng lokal dilihat dari sisi penggunaan tenaga kerja: dan 4) tingkat daya tahan usaha restoran ayam goreng lokal dilihat dari sisi omzet. Penelitian ini dilaksanakan di Restoran-restoran ayam goreng lokal yang ada di Kabupaten Sleman pada bulan Maret 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha restoran ayam lokal yang ada di Kabupaten Sleman. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 6 restoran ayam goreng lokal. Penelitian ini bersifat studi eksplorasi dengan teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase. Berdasarkan hasil penelitian, hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Di lihat dari sisi peran modal sendiri dalam mendukung kemandirian usaha, restoranrestoran ayam goreng lokal ini mempunyai daya tahan dalam usahanya. Persentase modal sendiri sebesar 83.3 persen, tingkat rentabilitas rata-rata di atas 20 persen per bulannya; 2) Di lihat dari sisi perolehan bahan baku untuk kelancaran usaha, restoran-restoran ayam goreng lokal ini mempunyai daya tahan dalam usahanya, dengan persentase 100 persen responden tidak pernah mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku, 100 persen responden pasokan bahan bakunya di antar oleh pemasok, serta 100 persen responden mempunyai strategi dalam mengatasi kenaikan harga bahan baku; 3) Di lihat dari sisi penggunaan tenaga kerja, restoran-restoran ayam goreng lokal ini mempunyai daya tahan dalam usahanya, dengan persentase pemutusan hubungan kerja sebesar 16.7 persen, serta tingkat pergantian tenaga kerja sebesar 33.3 persen; 4) Di lihat dari sisi omzet, mempunyai daya tahan, dengan trend penjualan naik 33.3 persen, stabil 33.3 persen, dan turun 33.3 persen, serta 100 persen responden mempunyai strategi dalam menjalankan usahanya.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
ANALYSIS OF BUSINESS ENDURANCE OF LOCAL RESTAURANT. A Case Study at Local Fried Chicken Restaurant in Sleman Regency Erisius Erimayanto 041324001 Sanata Dharma University Yogyakarta 2008 This research aims to know the level of business endurance of local fried chicken restaurant perceived from: (1) the capital role point of view in supporting business self-reliance; (2) the gaining ingredients point of view to accelerate its business; (3) employing workers; and (4) turnover point of view. This research was conducted in a local fried chicken restaurant in Sleman Regency in March 2008. The population of this research were the businessmen of local fried chicken restaurants in Sleman Regency. The samples in this research were 6 local fried chicken restaurants. This research is an exploring research. The techniques of data collection were interview and documentation. The technique of analysing the data was a percentage description technique. The result of this research shows that (1) the role of the capital supports the business self reliance. The percentage of the capital is 83.3%, the average level of rentability is over than 20% per month; (2) the gaining of raw ingredient of the business to accelerate this business ha s high endurance in its business. The percentage is 100%. The respondents had never face any difficulties in gaining raw materials. 100% of respondents said that their raw ingredient delivered by the suppliers, and 100% of respondents have strategy in overcoming the increase of raw ingredients; (3) these local friend chicken restaurants never have difficulties in getting employers, because the decision makers come from the relatives. The percentage of firing is 16.7%, and the level of turnover is 33.3%; (4) the turnover, by trend of sale of workers increases 33.3%, stable is 33.3%, and decrease is 33.3%, and 100% of respondents have strategies in operating their business.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah Bapa dan Bunda Maria, karena atas kemurahan berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisa daya tahan Usaha Restoran Lokal: Studi kasus pada usaha Restoran Ayam Goreng Lokal di Kabupaten Slema n”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan sesuai dengan Program Studi Ekonomi yang di tempuh di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat dan doa yang sangat mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 4. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M.Si, selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar membimbing serta memberikan masukan dan dorongan kepada penulis.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd, selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas kesabaran dan dorongannya kepada penulis selama kuliah dan penulisan skripsi ini. 6. Bapak Siswanto sebagai pihak restoran ayam goreng Suharti yang telah memberi ijin dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi ini. 7. Bapak Totok Diarto sebagai pihak restoran ayam goreng Yogya Chicken yang telah memberi ijin dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi ini. 8. Bapak Putut sebagai pihak restoran ayam goreng Mbok Berek yang telah memberi ijin dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi ini. 9. Bapak Rosyied Rustanto sebagai pihak restoran ayam goreng Kentuku Fried Chicken yang telah memberi ijin dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi ini. 10. Bapak M. Bintoro sebagai pihak restoran ayam goreng Jakarta-Jakarta Fried Chicken yang telah memberi ijin dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi ini. 11. Bapak Yoyok sebagai pihak restoran ayam goreng Pollo Loco Fried Chicken yang telah memberi ijin dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12. Kedua orang tuaku (Bapak Petrus Salim dan Ibu Natalia Sumarni), terima kasih banyak atas segala perhatian, doa dan kasih sayangnya selama ini. 13. Pamanku Bapak Aladin (Mak’ Hitam) dan Ibu Bunsu Rapat (Bunsu Rapat), terima kasih atas doanya, bimbingannya dan perhatiannya serta yang terpenting adalah terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah membiayaku selama kuliah 14. Saudara-saudaraku yang tercinta, Abangku Stefanus (Kacip) dan Istri Santi, Adikku Vinsensius Nono Priono (Kuap) dan istri Christina (Uteh), dan Adikku Vinsensia Nanong Astuti (Nanong). 15. Kakekku tercinta T. Hadir, terima kasih atas doanya, bimbingannya dan petuah-petuahnya dari aku kecil sampai besar dan terima kasih pula atas “Mandaunya”. 16. Paman-pamanku, Paman Yohanes Lasim dan istri (Tante), Paman Laga dan istri (Ibu “Sau”), Paman Bapak “Apheng” dan istri (Ibu Apheng) di Ketapang. 17. Terima kasih pula saya ucapkan kepada Almarhum Bapak Ahua Kim, terima kasih atas semuanya, semoga beristirahat dalam damai. 18. Orang-orang yang pernah saya cintai dan mencintai saya, terima kasih atas semuanya. 19. Teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan 2004, terus berjuang temanteman, jangan biarkan dirimu di kalahkan oleh keadaan.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20. Teman-teman
terbaikku, adek Maria Dwi Retno Sari (Sari) beserta mas
Arjuna, adek Asteria Trihatminingsih (Ria ) beserta mas Guntur, adek Caesilia Puji Astuti (Puji), adek Rosalia Chandra Kristiani (Ocha), kehadiran kalian sangat berarti dalam proses perkuliahanku. 21. Teman-teman kosku Jl. Cepit Baru no. 449 (Wisma Adinda), terima kasih atas semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga masih perlu di kaji dan di kembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif . akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat berma nfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
Erisius Erimayanto
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
…………………
ii
…………………………………
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
…………………………
iv
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA
…………………………
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………........
vi
ABSTRAK
…………………………………………………………
vii
ABSTRACT
…………………………………………………………
viii
KATA PENGANTAR
…………………………………………
ix
DAFTAR ISI
…………………………………………………
xiii
DAFTAR TABEL
…………………………………………………
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
…………………………………………..
xviii
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………….
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………...
3
C. Tujuan Penelitian……………………………………………
4
D. Manfaat Penelitian ………………………………………….
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………….
6
A. Persaingan Global……………………………………………
6
B. Bisnis Restoran………………………………………………
9
1. Konsep Restoran………………………………………..
xiii
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Restoran dan Perkembangannya …..……………………
12
3. Ciri-ciri Restoran…………………………………………
14
4. Franchise Restoran di Indonesia …………………………
16
a. Franchise Asing………………………………………
16
b. Franchise Lokal………………………………………
17
C. Konsep Daya Tahan…………………………………………..
20
D. Penelitian Terdahulu………………………………………….
24
BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………...
25
A. Jenis dan Sifat Penelitian …………………………………..
25
B. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………..
25
1. Populasi………………………………………………….
25
2. Sampel………………………………………………......
26
C. Variabel dan Instrumen Data……………………………….
26
D. Pengukuran Variabel………………………………………..
29
E. Definisi Operasional…………………………………………
31
F. Teknik Pengumpulan Data…………………………………..
32
G. Teknik Analisa Data…………………………………………
33
H. Kerangka Pemikiran………………………………………….
42
BAB IV. GAMBARAN UMUM USAHA ………………………… A. Pendirian Perusahaan ……………………………………….
44 44
B. Letak Perusahaan …………………………………………… 44 C. Bentuk Perusahaan ………………………………………….
45
D. Bagian Produksi …………………………………………….. 46
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Akuntansi …………………………………………………… 47 F. Personalia ……………………………………………………. 47 BAB V. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN …………..
50
A. Permodalan …………………………………………………. 50 B.
Bahan Baku …………………………………………………
54
C. Tenaga Kerja ………………………………………………...
60
D. Pemasaran …………………………………………………... 67 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………….
71
A. Kesimpulan …………………………………………………. 71 B.
Saran ………………………………………………………... 73 1. Bagi Restoran-Restoran ………………………………… 74 2. Bagi Pemerintah ………………………………………… 74 3. Bagi Peneliti Selanjutnya ……………………………….. 74
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..
76
LAMPIRAN - LAMPIRAN…………………………………………….
78
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
1. Tabel II. 1. Tabel Hasil Penelitian Terdahulu ………………………
24
2. Tabel III. 1. Variabel dan Instrumen Data …………………………
27
3. Tabel III. 2. Tabel Sumber Modal Responden
……………………
33
4. Tabel III. 3. Tabel Tingkat Rentabilitas Usaha ……………………..
34
5. Tabel III. 4. Tabel Kesulitan Perolehan Bahan Baku ……………….. 35 6. Tabel III. 5. Tabel Perolehan Pasokan Bahan Baku ………………… 35 7. Tabel III. 6. Tabel Penentuan Harga Bahan Baku …………………... 36 8. Tabel III. 7. Tabel Upaya Mengatasi Kenaikan Harga Bahan Baku … 36 9. Tabel III. 8. Tabel Komposisi Tenaga Kerja ………………………… 37 10. Tabel III. 9. Tabel Jumlah Tenaga Kerja ……………………………
38
11. Tabel III. 10. Tabel Tingkat PHK ……………………………………. 38 12. Tabel III. 11. Tabel Usulan Kenaikan Upah …………………………. 39 13. Tabel III. 12. Tabel Pergantian Tenaga Kerja ………………………
39
14. Tabel III. 13. Tabel Trend Penjualan/Omzet ………………………… 40 15. Tabel III. 14. Tabel Strategi Usaha Penjualan ………………………
40
16. Tabel IV. 1. Tabel Ringkasan Usaha Secara Umum ………………. 49 17. Tabel V. 1. Tabel Sumber Modal Responden
……………………
50
18. Tabel V. 2. Tabel Tingkat Rentabilitas Usaha ……………………..
51
19. Tabel V. 3. Tabel Rekapitulasi Rentabilitas Usaha ………………...
52
20. Tabel V. 4. Tabel Tingkat Suku Bunga …………………………….
53
21. Tabel V. 5 Tabel bahan baku utama ………………………………..
54
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22. Tabel V. 6. Tabel Kesulitan Perolehan Bahan Baku ………………..
55
23. Tabel V. 7. Tabel Perolehan Pasokan Bahan Baku …………………
55
24. Tabel V. 8. Tabel Penentuan Harga Bahan Baku …………………...
57
25. Tabel V. 9. Tabel Upaya Mengatasi Kenaikan Harga Bahan Baku …
58
26. Tabel V. 10. Tabel Komposisi & Jenis Tugas Karyawan …………… 61 27. Tabel V. 11. Komposisi Tenaga Kerja ……………………………… 62 28. Tabel V. 12. Tabel Jumlah Tenaga Kerja …………………………… 63 29. Tabel V. 13. Tabel Tingkat PHK ……………………………………. 64 30. Tabel V. 14. Tabel Usulan Kenaikan Upah …………………………. 65 31. Tabel V. 15. Tabel Pergantian Tenaga Kerja ………………………
66
32. Tabel V. 16. Tabel Trend Penjualan/Omzet ………………………… 67 33. Tabel V. 17. Tabel Strategi Usaha Penjualan ………………………
69
34. Tabel V. 18. Tabel Kisi – Kisi Wawancara ………………………… 79
xvi i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Kisi-Kisi Wawancara ………………………………..
79
2. Lampiran Pedoman Pertanyaan Wawancara ……………………
82
3. Lampiran Perhitungan Tingkat Rentabilitas ……………………
88
a. Restoran Ayam Goreng Suharti …………………………….
88
b. Restoran Ayam Goreng Yogya Chicken ……………………
89
c. Restoran Ayam Goreng Mbok Berek ……………………....
91
d. Restoran Ayam Kentuku Fried Chicken …………………...
93
e. Restoran Ayam Jakarta-Jakarta Fried Chicken …………….
95
f. Restoran Ayam Pollo Loco Fried Chicken …………………
96
4. Lampiran Trend Penjualan per semester ………………………..
99
a. Restoran Ayam Goreng Yogya Chicken ……………………
99
b. Restoran Ayam Pollo Loco Fried Chicken ………………….
100
c. Restoran Ayam Goreng Mbok Berek …………………….....
101
d. Restoran Ayam Kentuku Fried Chicken …………………...
102
e. Restoran Ayam Jakarta-Jakarta Fried Chicken …………….
103
xvi ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini, setiap usaha dituntut untuk lebih memperhatikan keberadaan pihak-pihak yang berada di lingkungan eksternal perusahaan yang akan sangat mempengaruhi jalannya kegiatan suatu usaha. Salah satu pihak yang berada di lingkungan eksternal perusahaan tersebut adalah pesaing (competitor). Pesaing (competitor) merupakan pihak yang berpengaruh sangat besar bagi kelangsungan hidup perusahaan. Apalagi bila pesaing tersebut memiliki lahan kerja dan usaha yang sama. Apabila perusahaan tidak memperhatikan hal tersebut maka perusahaan tersebut akan kalah dalam persaingan global. Hal ini dikarenakan secara dengan sendirinya usahanya tidak mampu menunjukkan kemampuannya dalam bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Seiring dengan adanya globalisasi maka persaingan semakin ketat. Para pesaing tidak hanya perusahaan lokal yang sifatnya sejenis saja tetapi perusahaan asing juga merupakan saingan. Persaingan semakin kuat lagi karena para kompetitor asing tersebut sudah memiliki teknologi yang serba maju/modern. Seiring dengan adanya globalisasi, persaingan tidak hanya terjadi antara restoran lokal dengan restoran lokal yang sifatnya sejenis saja tetapi sudah meluas dengan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
adanya persaingan dengan restoran asing yang sifatnya juga sejenis. Persaingan antara restoran lokal dengan kompetitornya restoran asing ini tidak dapat dihindari. Apabila restoran lokal ini ingin tetap dapat bertahan hidup maka mereka (restoran lokal) harus dapat beradaptasi. Seperti di ketahui restoran-restoran asing dengan sistem waralaba (franchise) maupun non franchise- nya mendominasi. Sementara restoranrestoran yang bernuansa lokal mengalami pasang surut. Dilihat dari sisi pertumbuhannya, usaha waralaba asing dibidang restoran terus mengalami pertumbuhan. Usaha waralaba asing di bidang restoran tersebut mengalami pertumbuhan mencapai 15 persen, sedangkan usaha waralaba yang berbentuk restoran lokal hanya mencatat pertumbuhan kurang dari setengahnya atau sekitar 7 persen per tahun di Indonesia (Agustaman, 2007: 9). Usaha restoran asing yang berbentuk waralaba ini juga lebih mendapat tempat di pasar nasional. Berdasarkan data riset yang pernah dilakukan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), pengusaha restoran lokal lebih cenderung memilih franchise asing. Hal ini di karenakan akuntabilitas
dan
memberi
image
(citra
atau
gengsi)
bagi
penerima/pembeli waralaba (franchisee.) Untuk kota Yogyakarta sendiri pertumbuhan restoran asing baik dalam bentuk franchise maupun non franchise
cukup mengalami
perkembangan yang pesat. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Seni dan Budaya kota Yogyakarta, jumlah restoran asing yang ada di kota Yogyakarta sebanyak 35 buah. Sebagai contoh untuk restoran asing seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KFC
sudah
mempunyai
4
cabang
di
kota
3
Yogyakarta
(www.kompas.co.id/kompas-cetak/0703/02/jateng/49352.htm di akses 22 september 2007). Berdasarkan latar belakang di atas, tulisan ini akan membahas “ANALISA DAYA TAHAN USAHA RESTORAN LOKAL: STUDI KASUS PADA USAHA RESTORAN AYAM GORENG LOKAL DI KABUPATEN SLEMAN ”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan kerangka pikir di atas, maka permasalahan akan lebih di fokuskan pada bagaimana usaha restoran ayam goreng lokal dapat menghadapi dan bertahan dengan banyaknya dan maraknya serta makin diminatinya restoran asing. Permasalahan secara umum dirumuskan, sejauh mana usaha restoran lokal memiliki daya tahan dalam menghadapi kompetitornya usaha restoran asing? Adapun masalah khususnya adalah: 1. Bagaimana tingkat daya tahan usaha restoran lokal dilihat dari sisi peran modal sendiri dalam mendukung kemandir ian usaha? 2. Bagaimana tingkat daya tahan usaha restoran lokal dilihat dari sisi perolehan bahan baku untuk kelancaran usaha? 3. Bagaimana tingkat daya tahan usaha restoran lokal dilihat dari sisi penggunaan tenaga kerja? 4. Bagaimana tingkat daya tahan usaha restoran lokal dilihat dari sisi omzet?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat daya tahan usaha restoran lokal dilihat dari sisi peran modal sendiri dalam mendukung kemandirian usaha. 2. Untuk mengetahui tingkat daya tahan usaha restoran lokal dilihat dari sisi perolehan bahan baku untuk kelancaran usaha. 3. Untuk mengetahui tingkat daya tahan usaha restoran lokal dilihat dari sisi penggunaan tenaga kerja. 4. Untuk mengetahui tingkat daya tahan usaha restoran lokal dilihat dari sisi omzet D. Manfaat Penelitian 1. Bagi para pengusaha restoran lokal Dapat diperoleh gambaran nyata tentang keberadaan usaha para pengusaha restoran lokal dan daya tahan mereka dalam bersaing dengan kompetitor asing. Selanjutnya akan diperoleh jawaban apakah usaha restoran lokal ini merupakan suatu alternatif usaha yang memiliki prospek bagus dan menjanjikan pada masa- masa mendatang. Penelitian ini akan sangat berguna untuk menambah wawasan pengetahuan terhadap keberadaan usaha restoran
khususnya para
pengusaha restoran lokal. 2. Bagi Pemerintah Ada kemungkinan untuk merubah pola kebijakan ekonomi di tingkat mikro bagi pemerintah daerah atas keberadaan usaha restoran lokal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
3. Bagi Universitas Sanata Dharma Bagi Universitas Sanata Dharma, diharapkan penelitian ini dan hasilnya dapat memberikan tambahan sumbangan referensi dan informasi mengenai keberadaan usaha restoran lokal di kota Yogyakarta. 4. Bagi Penulis Bagi penulis sendiri, penelitian ini berguna untuk mengetahui secara mendalam tentang usaha restoran lokal di kota Yogyakarta. Selain itu penelitian ini juga berguna untuk menerapkan pengetahuan yang dimiliki penulis khususnya dalam ilmu Kewirausahaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Persaingan Global Globalisasi mempunyai 2 pengertian, pertama globalisasi sebagai deskripsi/definisi yaitu proses menyatunya pasar dunia menjadi satu pasar tunggal (borderless market). Kedua, sebagai ‘obat kuat’ (prescription) yang menjadikan ekonomi lebih efisien dan lebih sehat menuju kemajuan masyarakat dunia. Globalisasi telah mendorong masyarakat menjadi semakin terbuka terhadap pengaruh dari luar wilayah suatu negara, sehingga daya saing antara satu negara terhadap negara lain menjadi hal yang begitu penting dalam hubungan ekonomi antar bangsa. Azra (2002:224) mendefinisikan globalisasi sebagai arus orangorang, barang-barang dan jasa, informasi dan gagasan melewati batasbatas negara-bangsa dan kebudayaan lokal, nasional dan regional. Menurut Giddens (2001:120), globalisasi merupakan fenomena yang hampir tidak bisa dihindari oleh suatu masyarakat modern sekarang, sekalipun tidak semua konsekue nsinya menguntungkan dengan baik. Bagi negara yang sedang berkembang yang kualitas sumber daya manusia (SDM) nya rendah yang berakibat pada produktivitas dan daya saing rendah, globalisasi dapat menimbulkan konsekuensi yang kurang menguntungkan bagi perekonomiannya.
Pada awalnya, pengaruh globalisasi perlu
diwaspadai sebagai bentuk baru imperialisme (Bello, 2004:6).
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Pada awalnya, pengaruh globalisasi sangat terasa pada bidang ekonomi dan telah melahirkan tata ekonomi baru (new economy). Perkembangan ekonomi baru menuntut perubahan-perubahan baik di dalam organisasi maupun dalam tingkah laku para pelaku ekonomi. Kenichi Ohmae (dalam Sutendy, 2003:26) menyebutkan besarnya pengaruh “4 I”
dalam era
global. 4 I tersebut meliputi: Pertama, Investasi. Pasar modal dunia telah kelebihan investasi untuk memenuhi keperluan negara-negara maju dan masalahnya kesempatan investasi yang menjanjikan keuntungan besar tidak selalu sama dengan negara darimana dana itu berasal. Investasi tidak lagi dibatasi oleh batas geografis ataupun bangsa, bahkan sekarang kehadirannya dinantikan di berbagai negara berkembang di Asia pada umumnya. Kedua, Industri. Industri tidak lagi harus melakukan negoisasi dengan kepentingan pemerintah.
Di masa lalu pemerintah sebagai
representasi negara dapat melakukan regulasi pajak, bea masuk atau substitusi ekspor sebagai strategi melindungi (proteksi) industri dalam negeri. Di masa sekarang bentuk proteksi dan berbagai bentuk halangan masuk (entry barriers) dilarang. Ketiga, Teknologi informasi (IT = Information Technology). Dengan kemajuan perkembangan teknologi seperti internet misalnya, maka dapat dipahami bagaimana jaringan perusahaan multinasional mengembangkan jaringan teknologi informasi yang memungkinkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
perusahaan pusat untuk mengendalikan berbagai anak perusahaannya yang tersebar di berbagai belahan dunia yang lain. Keempat, Konsumen Individual (individual costumer). Para konsumen tidak lagi dikondisikan oleh larangan- larangan dari pemerintah, atau dengan kata lain, pemerintah tidak dapat melarang konsumsi warganya. Para konsumen dapat melakukan pemilihan terhdap produk yang akan mereka konsumsi, misalnya karena harganya lebih murah, sesuai selera dan kualitas lebih baik tanpa memperdulikan dari negara mana barang itu berasal. Gejala globalisasi sudah lama dirasakan oleh negara-negara berkembang dalam bentuk simbol-simbol modernisasi sebagaimana disebut oleh Alvin Toffler (dalam Sutendy 2003:24) sebagai 3 F, yaitu Food, Fun dan Fashion. Food maksudnya makanan sebagaimana meluasnya berbagai produk makanan fast food dan junk foods seperti Kentucky Fried Chicken (KFC), Mc Donald, Pizza, dan sebagainya. Disamping produk makanan, masyarakat negara berkembang juga semakin akrab dengan minuman Coca Cola, Pepsi, Sprite, dan produk lainnya. Pengaruh dunia Fun bisa dilihat dari begitu besarnya pengaruh hiburan baik berupa film layar lebar maupun televisi, musik dan dunia gemerlap lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Dunia hiburan erat kaitannya dengan Fashion. Melalui dunia hiburan diperkenalkan model baju, asesori, rambut dan dandanan lainnya. Persaingan globalisasi juga dapat dipahami dengan melihat bagaimana kehidupan antar bangsa terjalin dan semakin terhubung (interconnected) satu sama lainnya. Bentuk nyata semakin terhubungnya satu bangsa dengan bangsa lain dapat dilihat dari semakin banyaknya tenaga kerja asing dan perusahaan-perusahaan asing atau korporasi multinasional dari negara-negara maju yang melebarkan sayapnya di berbagai belahan dunia yang lain. Restoran makanan siap saji dan produk minuman bermerek internasional misalnya, sekarang dapat ditemui di berbagai kota di Indonesia. Restoran dan produk minuman ini tidak hanya dimaksudkan untuk melayani tenaga kerja ekspatriat di Indonesia, tetapi untuk melayani para pelanggan lokal yang semakin akrab dengan selera produk global ini. B. Bisnis Restoran 1.
Konsep Restoran Dalam banyak literatur, restoran berasal dari kata kerja bahasa Perancis: restaurer yang berarti “a food with restores”, sedangkan operator restoran disebut
sebagai restaurateur. Restoran berarti
sebuah tempat yang sengaja dibangun untuk melayani pemesanan makanan dan minuman, serta menyantapnya di tempat itu juga. Bentuk bangunannya bisa beraneka ragam, termasuk juga hidangan yang ditawarkan (Agustaman, 2007: 18).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 5 tahun 1987 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Peratur an Usaha Rumah Makan/Restoran, yang dimaksud dengan rumah makan/restoran adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan hidangan makan dan minum untuk umum di tempat usahanya. Selain itu, rumah makan/restoran digolongkan me njadi tiga kelas, yaitu: 1. Kelas A Rumah makan/restoran digolongkan kelas A bila memenuhi jumlah kursi atau tempat duduk berjumlah minimal 61 buah, 2. Kelas B Rumah makan/restoran digolongkan kelas B bila memenuhi jumlah kursi atau tempat duduk berjumlah 31 hingga 60 buah 3. Kelas C Rumah makan/restoran digolongkan kelas C bila memenuhi jumlah kursi atau tempat duduk berjumlah maksimal 30 buah.
Menurut Marsum (dalam Sutendy 2003:25), yang dimaksud dengan restoran adalah suatu tempat duduk atau bangunan yang diorganisisr secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan maupun minuman. Sedangkan menurut Sugiarto (dalam Sutendy 2003:25), yang dimaksud dengan restoran adalah suatu tempat yang identik dengan jajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
meja- meja yang tersusun rapi dengan kehadiran orang-orang serta timbulnya aroma semerbak dari dapur dan pelayanan pramusaji, berdentingnya bunyi-bunyian kecil karena persentuhan gelas-gelas kaca dan porselin yang menyebabkan suasana hidup di dalamnya. Menurut Sugiarto (dalam Sutendy 2003:25), jenis-jenis restoran antara lain sebagai berikut: 1. Automat Restaurant Jenis restoran yang menggunakan mesin otomatis dan seseorang dapat mengambil makanan atau minuman yang dikehendaki dengan memasukkan sejumlah koin (uang logam) dengan harga yang tertera. 2. Delicatessen Jenis restoran khusus yang menjual makanan seperti hamburger, sausage, bacon, dan sebagainya. 3. Bistro Jenis restoran dengan model yang berasal dari Perancis, biasanya terdapat di pertokoan dimana banyak orang melalui tempat tersebut. 4. Café Jenis restoran ini hingga kini masih banyak tersebar di kota-kota besar dan terus berkembang, biasanya jenis pelayanan ini juga disajikan hiburan berupa live music show 5. Specialities Restaurant Jenis restoran khusus yang menyajikan hidangan khas dari daerah atau negara tertentu dan jumlah restoran ini sangat banyak jumlahnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Restoran juga terkadang menjadi bagian bangunan komplek hotel, dan merupakan salah satu pelayanan hotel yang diberikan kepada tamunya. Bagi pengelola hotel, keberadaan restoran di hotelnya juga untuk memaksimalkan potential revenue
mereka. Restoran ini juga terbuka
untuk orang luar yang bukan tamu hotel. Tipe restoran bermacam- macam, mulai dari yang sederhana sampai yang mewah. Bentuk bangunannya juga bermacam- macam, ada yang bergabung di pusat jajanan (food court) ada juga gerai independen (di rumah toko atau bangunan rumah sediri). Dalam sajian menunya, restoran memulai menunya dari makanan dan suasana yang simple serta harga yang murah sampai masakan mahal yang disajikan dalam suasana formal, lengkap dengan minuman anggur. Bahkan, pada jaman dulu ada restoran yang mengharuskan pengunjung memakai pakaian formal atau kasual. Makanan yang disajikan di restoran dapat berupa makanan lokal ataupun makanan asing. Dari kedua jenis tersebut temanya bisa berbagai macam, misalnya restoran makanan Padang (Minangkabau), restoran masakan Jawa, restoran masakan China, atau restoran masakan Jepang dan sebagainya. Sehingga suasana yang diciptakan di dalam restoran tersebut bisa bernuansa etnis, mulai dari bentuk bangunan, furnitur, pelayanan, sajian sampai hiburan (musik). 2. Restoran dan Perkembangannya Sejarah munculnya restoran bisa dimulai dari China. Ketika itu di abad 13 Masehi semasa Dinasti Song berkuasa, di Hangzhou sudah berdiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
sebuah rumah makan yang melayani para saudagar, pedagang dan pengembara yang melintas di sana. Di Barat, konsep restoran mulai dikenal sejak abad 18 Masehi. Menurut catatan Guiness Book Of Record, Sobrino de Botin di Madrid, Spanyol, adalah merupakan restoran tertua di dunia sampai saat ini. Restoran itu dibuka tahun 1725. Namun, restoran yang pertama menerapkan sebagai tempat makan justru muncul di Perancis pada tahun 1765 oleh seorang penjual sup bernama Boulager. Restoran yang akhirnya menjadi standar restoran sampai saat ini (dengan tempat duduk pengunjung lengkap, porsi meja individual, pilihan menu dan jam buka restoran) justru dilakukan pertama kali oleh Grand Taverne de londres yang didirikan tahun 1782 oleh seorang bernama Beauvilliers. Restoran mulai dikenal dan berkembang di Perancis setelah Revolusi Perancis. Ketika itu banyak kaum aristokrat kehilangan para ahli masak yang lari meninggalkan mereka. Di saat bersamaan banyak kaum urban mulai datang ke Paris tanpa keluarga dan bersedia menjadi tukang masak untuk para kaum aristokrat ini. Dari situ muncul tempat-tempat makan di sana. Pada jaman itu dikenal seorang kepala koki handal bernama Auguste Escoffer yang sering dijuluki Cook of King dan King of Cooks. Restoran kemudian mulai menyebar cepat ke seluruh dunia. Di AS misalnya, restoran pertama adalah Julliens’s Restorator yang pertama kali dibuka di Boston tahun 1784. Dalam perkembangan di AS ini, banyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
restoran yang kemudian muncul tetap melanjutkan standar pelayanan ala Perancis (serve a la francaise)
dalam menyiapkan makanan di meja,
dimana pengunjung bisa mengambil sendiri, sesuatu hal yang membuat mereka bisa makan lebih cepat. Konsep restoran formal dining, dimana pengunjung diberi hidangan setelah memesan, yang dikena l sebagai secve a la russe, mulai dikenalkan di Perancis oleh seorang Rusia bernama Pangeran Kurakin tahun 1810-an. Konsep ini kemudian berkembang luas sampai ke Inggris dan bagian dunia lainnya. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Restoran jaringan yang pertama berkembang di Indonesia bahkan sampai saat ini yang paling banyak memiliki outlet adalah jenis fast food. Ini dikarenakan selain penyajiannya yang serba cepat, keepmilikan restoran waralaba itu juga relatif mudah dan murah ketimbang restoran non fast food, yang biasanya butuh investasi relatif lebih mahal serta pengembalian modal yang relatif mahal serta pengembalian modal yang relatif lebih lama ketimbang restoran fast food. 3. Ciri-ciri Restoran Secara umum ciri-ciri Restoran adalah pengungunjung duduk di meja, mereka memesan makanan kepada pramusaji, kemudian pramusaji membawakan makanan itu bila sudah siap dihidangkan. Dan kemudian pengunjung me mbayar ke kasir setelah hidangan tersebut habis. Selain makan di tempat, umumnya restoran juga melayani pemesan untuk dibawa pulang (take away) atau antaran pemesan (delivery order). Restoran yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
benar, biasanya akan menempatkan satu atau dua pelayannya di pintu masuk, dan mengantarkan pengunjung ke kursi mereka. Pelayan yang lain akan menunggu pengunjung lengkap dengan daftar menu yang mau di pesan. Secara spesifik tipe restoran bermacam- macam, yakni: brasserie, bistro, pub, café, dining, fast food restaurant, family restaurant. Ciri-ciri retoran secara umum adalah: 1. Pengolahan: makanan umumnya dimasak setelah ada pemesanan menu dari pengunjung kecuali restoran Minang dan restoran prasmanan yang menyediakan menu siap saji. 2. Distribusi: Kebanyakan restoran merupakan bagian dari suatu jaringan atau franchise dengan standarisasi yang dikendalikan restoran/kantor pusat. 3. Pembeli: Mengharuskan pembeli duduk di tempat, memesan melalui pelayanan dan membayar ke kasir setelah menghabiskan hidangan. Pembeli juga bisa memesan untuk dibawa pulang (take away) atau cukup memesan lewat telefon untuk diantar ke tempat pemesan (delivery order). 4. Penyajian: Disajikan dengan piring dan alat bantu makan, seperti sendok, garpu atau pisau pemotong. 5. Jenis sajian: Jenis sajian atau masakan dalam restoran bermacammacam. Ada yang menghidangkan maskan lokal (Jawa, Padang),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
nasional dan mancanegara (China, Oriental, Jepang, Afrika Selatan, Amerika, dan Eropa). 4. Franchise Restoran di Indonesia a. Franchise Asing Meski di negara asalnya, Amerika Serikat (AS), franchise dimulai dari usaha
mesin jahit Singer, namun franchise yang masuk ke
Indonesia dari sana dimulai dengan usaha makanan. Franchise mulai masuk Indonesia tahun 1970-an. Yang masuk pertama kali antara lain KFC, Swensen, Shakey Pisa dan Burger King. Perkembangannya semakin marak mulai terlihat di tahun 1990-an dengan munculnya McDonal’s, Pizza Hut, Hard Rock Café, Texas Fried Chicken, Dunkin’ Donut dan sebagainya. Ketika itu waralaba asing yang masuk ke Indonesia di dominasi oeh usaha makanan, khususnya restoran fast food alias cepat saji. Ratarata franchise asing yang ”beradu nasib” di Indonesia menuai kesuksesan. Contoh ekstrimnya, McDonald’s yang bisa berkembang begitu besar di Indonesia. Belum lagi ada KFC, Pizza Hut, Hard Rock Café, Dunkin Donut dan sebagainya. Di luar AS, bisnis restoran dan kafe juga diminati waralaba asing lainnya, mulai dari Singapura, Jepang, Italia, sampai Filipina. Bagi pemain asing sendiri, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial. Dengan penduduk 227 juta jiwa, dimana kelas menengahnya mencapai 15-17 persen dengan struktur usia di bawah 50 persen,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
menjadi potensi tersendiri buat para pemain asing ini. Terlebih di industri makanan, diperkirakan cenderung meningkat dan prospektif. Namun tidak semua restoran itu yang menawarkan peluang buat investor lokal lain yang ingin mempunyai usaha serupa, Resto seperti Hard Rock Café, MU Restaurant & Bar, Planet Hollywood, Sizzler dan Tony Romas adalah beberapa diantara restoran yang tak menawarkan franchise kepada pihak lain untuk membuka cabang. Oleh
franchisor-nya
di
luar
negeri,
mereka
diharuskan
mengembangkan gerainnya hanya dengan modal sendiri, oleh karena itu haknya menjadi eksklusif. b. Franchise Lokal Seperti halnya memulai usaha di beberapa bidang lain, ada dua pilihan untuk memulai usaha makanan. Pertama, berwirausaha atau membesarkan usaha makanan. Kedua, mengambil usaha makanan yang telah mapan lewat pola waralaba. Dengan mengikuti waralaba tertentu, seseorang bisa menjadi pengusaha dalam sekejap. Latar belakang pendidikan bisnis, pengalaman, dan bakat tak lagi menjadi syarat mutlak. Semua itu bisa dia peroleh dari franchisor. Sebelum krisis moneter di tahun 1997-1998, sudah ada usaha franchise makanan yang beroperasi. Namun semuanya masih didominasi jenis restoran fast food dan kebanyakan kepanjangan dari franchisor dari negara lain. Franchise lokal di bidang makanan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
waktu itu sudah mulai menjalankan pola waralaba masih bisa dihitung dengan jari. Salah satu contohnya adalah Es Teler 77. Es Teler 77 merupakan franchise lokal pertama di Indonesia yang menggunakan sistem baku. Usaha ini dirint is oleh Sukyatno Nugroho sejak pertengahan 1970-an, tapi resmi menggunakan merek Es Teller 77 sejak 1982. pada tahun 1987 dia muali mengembangkan diri dengan cara menggandeng mitra, yang k ini disebut waralaba. Pasca
krisis
moneter,
banyak
orang
terjun
berwirausaha.
Kurangnya keahlian dan pengalaman menyebakan mereka memilih unuk bergabung dalam jaringan waralaba. Sejak itu, pertumbuhan usaha franchise di Indonesia tumbuh dengan pesat. Hingga tahun 2003 jumlah waralaba asing tercatat ada sekitar 220. hingga sampai awal 2006 jumlahnya sekitar 240 asing dan 140 lokal. Dari 140 lokal hanya 129 yang memenuhi persyaratan franchise. Usaha makanan dan minuman masih mendominasi usaha franchise di Indonesia, mulai dalam bentuk restoran, kafe, food courte, sampai gerobak kaki lima. Meski resto waralaba lokal yang muncul kebanyakan jenis fast food,
namun
belakangan
restoran
non fast
food
juga
mulai
mengembangkan jaringan dengan pola waralaba. Restoran ini sifatnya lebih ke etnis, lebih ke makanan-makanan lokal dan makanan- makanan daerah. Ada masakan Padang (Minangkabau), Makassar, Jawa, Lombok, masakan tradisional Indonesia, masakan Oriental (Jepang dan China) serta Eropa, bahkan Meksiko.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Di Indonesia kategori usaha makanan menjadi primadona dalam bisnis waralaba. Pertumbuhannya melebihi kategori-kategori lain. Industrinya pun ditenggarai tidak akan jenuh. Hal ini dikarenakan makanan adalah salah satu kebutuhan pokok. Faktor-faktor penunjang keberhasilan bisnis franchise di Indonesia, antara lain: 1.
Bentuk franchise yang merupakan bisnis instant banyak diminati oleh pengusaha Indonesia, karena pasar yang sudah tersedia serta beberapa keuntungan bentuk franchise itu sendiri seperti bantuan manajerial dan operasional yang diberikan oleh franchisor
2.
Bisnis franchise makanan mempunyai ciri khusus dari produknya, sehingga dapat lebih bertahan dari ancaman pasar
3.
Distribusi bisnis franchise sangat pendek, sehingga kontrol terhadap mutu produk dan pelayanan dapat dilakukan secara langsung
4.
Permintaan terhadap produk makanan ya ng dilihat dari PDB total dan PDB sektor restoran sangat baik dan terus meningkat. Hal ini mencerminkan daya beli yang meningkat.
5.
Terjadinya
pergeseran budaya dari budaya tradisional menjadi
budaya modern membantu suksesnya bisnis franchise makanan 6.
Motivasi membeli makanan asing/baru secara keseluruhan sangat tinggi, namun loyalitas terhadap merek rendah. Konsumen makanan sangat peka terhadap perubahan mutu makanan dan harga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
20
Menu bisnis franchise makanan menjangkau konsumen segala umur dengan berbagai paket menu untuk anak dan dewasa
8.
Kelas
sosial
tidak
menjadi penghambat
bagi
keberhasilan
pertumbuhan bisnis franchise makanan, karena bisnis makanan sudah membagi sendiri segmen pasarnya, seperti fine ending restaurant untuk kelas menengah atas, sedangkan fast food restaurant untuk kelas menengah bawah. 9.
Binsis franchise makanan mengantisipasi perubahan gaya hidup. Gaya hidup pasngan muda yang suami- istri bekerja, tingkat persaingan dunia kerja yang tinggi menyebabkan tingkat stress tinggi. Demikian pula tingkat stress anak yang tinggi akan membutuhkan suasana makan di luar. Selain itu, kecenderungan masyarakat untuk lebih terbuka dengan berbagai makanan asing terus meningkat.
C.
Konsep Daya Tahan Usaha Daya tahan (survival power) dalam konteks penelitian ini bisa diartikan dalam beberapa hal, yaitu: 1. Kemampuan usaha dalam hal ini usaha restoran lokal beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis pada era globalisasi terutama menghadapi maraknya persaingan dengan restoran modern. Pada masa globalisasi misalnya, lingkungan bisnis berubah sehingga perlu adaptasi dalam hal permodalan, bahan baku, proses produksi, strategi pemasaran, dan sebagainya. Suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
usaha yang mengalami kegagalan dalam adaptasi ini, bisa diartikan tidak memiliki daya tahan yang baik. 2. Kemampuan usaha memperoleh omzet sehingga dapat menjalankan operasional usaha. Omzet suatu usaha yang tidak dapat memenuhi kebutuhan biaya operasional usaha akan cenderung tidak dapat tahan lama. Kalau dari penghasilan bersih yang diperolehnya tidak mampu memenuhi kebutuhan operasional perusahaan, maka kelangsungan hidup usahanya pun akan terancam pula. Ada beberapa pengukuran terhadap variabel- variabel tertentu sebagai indikasi ketahanan usaha restoran lokal dalam menghadapi era globalisasi. Pengukuran akan dilihat dari berbagai aspek usaha, misalnya permodalan usaha, penggunaaan dana usaha, sumber dan perolehan bahan baku, ketenagakerjaan dan balas jasa, pemasaran dan pelanggan, serta omzet Menurut Suwarsono ( 1994:173), tujuan perusahaan, memperoleh laba, dan berkembang merupakan refleksi dari usaha perusahaan untuk bertahan hidup. Tanpa mampu bertahan hidup, perusahaan tidak memiliki kesempatan memperoleh laba dan tumbuh berkembang. Dengan kata lain, perusahaan apabila ingin tetap bertahan hidup, maka perusahaan harus mampu memenuhi berbagai kepentingan dari berbagai pihak yang terlibat (stakeholders). Adapun pihak-pihak yang disebut sebagai stake holder adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
a. Pemilik b. Pemasok 1)
Sumber daya alam (SDA)
2)
Sumber daya manusia (SDM)
3)
Sumber daya modal (SDK), kreditur, pemegang saham
4)
Sumber daya teknologi (SDT)
5)
Sumber daya informasi (SDI)
c. Debitur d. Pesaing e. Pelanggan f. Pensuplai substitusi g. Serikat pekerja h. Pemerintah i.
Masayarakat
j. Media massa k. Pihak pencinta lingkungan/lembaga swadaya masyarakat (LSM) Perusahaan mampu bertahan hidup apabila perusahaan mampu melalui tahapan siklus kehidupan perusahaan yang paling kritis. Bertahan hidup adalah tujuan primer dan berjangka pendek, khususnya bagi perusahaan yang baru berdiri. Untuk dapat hidup/bertahan hidup perusahaan harus mampu memperoleh laba dan menumbuhkembangkan perusahaan di kemudian hari. Untuk tetap bertahan hidup juga perusahaan perlu berusaha secara konsisten berada dalam arahan dan batasan komponen pokok misi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
perusahaan serta pihak manajemen perlu memiliki perhatian yang seimbang antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
D. Hasil Penelitian Terdahulu
Judul
Peneliti
Analisa Daya Tahan Sektor Informal Menghada pi Krisis Ekonomi
Suseno Triyanto Widodo, dkk. Tahun 1998
Tabel II. 1. Hasil Penelitian Terdahulu HASIL PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN DENGAN ANALISA DAYA TAHAN USAHA Variabel Teknik Temuan Penelitian Analisa Data Keuangan Sistem 1. Sisi modal sendiri memiliki kemandirian dengan persentase Usaha, Tabulasi modal sendiri sebesar 83.3 persen. Bahan yaitu hasil 2. Sisi perolehan bahan baku mempunyai daya tahan, dengan Baku, penelitian persentase 6.7 persen tidak pernah mengalami kesulitan. Tenaga diolah dan Perolehan pasokan bahan baku sebesar 70 persen responden Kerja, disajikan membeli di pasar. Penentuan harga bahan baku penjual sebesar Masalah dalam 56.7 persen, tawar menawar 43.3 persen serta upaya mengatasi Customer, bentuk kenaikan harga bahan baku 40.6 persen mengurangi porsi bahan Omzet, dan beberapa baku. Daya Tahan. tabel 3. Sisi penggunaan tenaga kerja mempunyai daya tahan dengan 90 secara persen tidak pernah terjadi PHK, 90 persen tidak pernah deskriptif. mengusulkan kenaikan upah, 76.7 persen tidak pernah mengganti tenaga kerja. 4. Sisi strategi pemasaran mempunyai daya tahan, dengan trend penjualan cenderung turun 80 persen, stabil 20 persen. Strategi yang digukan pengurangan bahan baku sebesar 34.9 persen, menaikkan harga jual 30.2 persen. 5. Sisi Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas mempunyai daya tahan dengan 43.3 persen masuk klasifikasi 31-52 persen, 33.3 persen dibawah angka 31 persen, dan 23.3 persen diatas 52 persen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini berupaya mengungkap fakta dan data keberadaan usaha restoran lokal
melalui studi kasus pada usaha restoran lokal ayam goreng di
Kabupaten Sleman
dalam menghadapi kompetitor asing. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran/peta usaha restoran lokal
dalam
menghadapi kompetitor asing di era globalisasi. Penelitian ini bersifat studi eksplorasi. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2005:55). Populasi yang dip ilih adalah para pengusaha restoran lokal ayam goreng yang tersebar di kabupaten Sleman. Para pengusaha restoran ini mulai buka usaha pada pagi hari, malam hari atau ada yang non stop 24 jam. Adapun jumlah restoran ayam goreng lokal yang diteliti di kabupaten Sleman ini berjumlah 6 restoran ayam goreng, yaitu restoran ayam goreng Ny. Suharti, restoran ayam goreng Mbok Berek, Yogya Chicken, Jakarta-
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Jakarta Fried Chicken, restoran Kentuku Fried Chicken, restoran Pollo Loco Fried Chicken. Masing- masing dari restoran ayam goreng lokal ini mempunyai kelebihan masing- masing. Contohnya restoran
ayam goreng Nyonya
Suharti, restoran ini bernuansa khas Jogja dimana dekorasi ukiran dan gendingnya khas Jogja. Adapun bahan baku ayam dari restoran ayam goreng Nyonya Suharti ini adalah ayam kampung. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2005:46). Dalam hal ini sampelnya adalah para pengusaha restoran lokal aya m goreng yang ada di kabupaten Sleman. Tidak semua para pengusaha restoran ayam goreng lokal itu akan di jadikan sampel tetapi akan di acak dan di pilih. C. Variabel dan Instrumen Data Berdasarkan masalah yang telah di rumuskan, dapat dideteksi beberapa variabel pokok dan selanjutnya akan diuraikan secara lebih rinci melalui beberapa instrumen data yang dicari. Variabel dan instrumen data yang dicari adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Tabel III. 1. Variabel dan Instrumen Data No 1
Variabel Keuangan Usaha
Indikator
Instrumen
a. Permodalan • Sumber modal dan proporsinya • Peran
modal
sendiri
dalam
kemandirian usaha • Besarnya omzet yang diterima per hari • Besarnya
biaya
yang
dikeluarkan per bulan (gaji, bahan, angkutan, retribusi, dan lain- lain). 2
Bahan baku
• Sumber bahan baku • Perkembangan (pengadaan
harga
bahan
sendiri,
bahan
diantar, membeli di pasar) • Terjaminnya
kontinyuitas
pasokan bahan baku • Proses produksi: ada tidaknya pengurangan bahan baku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Tenaga kerja
28
• Proporsi tenaga kerja anggota keluarga dan bukan anggota keluarga • Upah
teaga
kerja
proporsinya
dan
terhadap
pengeluaran • Ada tidaknya PHK 4
Pemasaran
• Ada tidaknya penurunan pelanggan/omzet • Ada tidaknya penurunan hasil penjualan • Perlu tidaknya menaikkan harga dan pengaruhnya terhadap pelanggan • Strategi mempertahankan customer
5
Omzet
• Trend penjualan/omzet • Pengeluaran yang dilakukan per bulan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
D. Pengukuran Variabel Ada beberapa pengukuran terhadap variabel tertentu sebagai indikasi ketahanan usaha restoran lokal dalam menghadapi kompetitor. Pengukuran akan dilihat dari berbagai aspek usaha, misalnya
permodalan usaha,
penggunaaan dana usaha, sumber dan perolehan bahan baku, ketenagakerjaan dan balas jasa, pemasaran dan pelanggan, dan omzet. 1.
Pengukuran Permodalan a. Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba/keuntungan. Rentabilitas dapat dicari berdasarkan perhitungan laba dibagi penjualan kali seratus persen. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Laba Rentabilitas= --------------- x 100% Penjualan Keterangan: L = Jumlah laba yang diperoleh dalam suatu periode M = Jumlah penjualan dalam suatu periode tertentu
2. Pengukuran bahan baku Beberapa aspek yang ingin diukur adalah: a. Sumber bahan, dikategorikan menjadi komponen impor dan komponen lokal b. Kontinyuitas, diukur dengan kemudahan dalam memperoleh bahan baku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
c. Penentuan harga bahan baku, diukur dengan menemukan pihak mana yang menentukan harga: pembeli, penjual, atau negosiasi (seller’s market atau buyer’s market ). d. Mengatasi fluktuasi harga bahan baku, dikategorikan dengan mengganti bahan baku, mengurangi bahan baku, tidak melakukan upaya lain, memproduksi bahan baku sendiri dan memotong jalur distribusi. e. Cara memperoleh pasokan, dikategorikan menurut cara memperoleh bahan baku yaitu bahan diantar penjual, pengadaan sendiri dan membeli di pasar. 3.
Pengukuran tenaga kerja Beberapa aspek yang akan diukur adalah sebagai berikut: a. Proporsi jumlah tenaga kerja, diukur dengan membandingkan antara tenaga kerja anggota keluarga dengan bukan anggota keluarga. b. Ada tidaknya pengurangan tenaga kerja c. Ada tidaknya tuntutan kenaikan upah
4.
Pengukuran Strategi Pemasaran Beberapa aspek yang akan diukur adalah sebagai berikut: a. Strategi pemasaran, dikategorikan menjadi 4 model yaitu strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, pengembangan pasar dan diversifikasi produk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
E. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari: 1.
Daya Tahan adalah kemampuan beradaptasi terhadap perubahanperubahan yang terjadi dalam lingkungan internal maupun eksternal.
2.
Usaha/ bisnis adalah kegiatan yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, manusia, maupun organisasi.
3.
Restoran adalah sebuah tempat yang sengaja dibangun untuk melayani pemesanan makanan dan minuman, serta menyantapnya di tempat itu juga.
4.
Restoran lokal sebuah tempat yang sengaja dibangun untuk melayani pemesanan makanan dan minuman, serta menya ntapnya di tempat itu juga. Restoran lokal ini sifatnya bernuansa lokal/daerah setempat.
5.
Modal adalah segala sarana dan prasarana yang dihasilkan untuk digunakan sebagai “input” dalam proses produksi. Pendekatan modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan modal dari sisi biaya tetap dan biaya variabel.
6.
Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dalam proses produksi dan dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya tetap dan biaya variabel.
7.
Bahan baku adalah bahan dasar yang harus tersedia dengan cukup untuk menjamin kelancaran proses produksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
32
Tenaga kerja adalah manusia yang melaksanakan pekerjaan baik sebagai karyawan, usahawan, pegawai, petani, pedagang dan lain- lain.
9.
Gaji/Upah adalah balas karya untuk faktor produksi tenaga kerja manusia per kurun waktu tertentu misalnya 1 bulan dan dalam bentuk satuan rupiah.
10. Laba adalah balas jasa untuk suatu jenis sumber daya manusia yang sangat tertentu, yaitu kegiatan pengusaha yang mengorganisir produksi, mengkombinasikan faktor-faktor produksi dan menanggung resikonnya dalam bentuk rupiah. 11. Rentabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
untuk
mendapatkan
laba/keuntungan atau menunjukkan perbandingan laba dengan aktiva (modal) yang dipergunakan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. F. Teknik Pengumpulan Data Data yang dibutuhkan di dalam penelitian ini terdiri dari: 1.
Data Primer Data primer di peroleh melalui kuesioner/wawancara
2.
Data Sekunder Data sekunder di peroleh melalui pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini berupa catatan, majalah, jurnal, surat kabar, internet dan sebagainya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
G. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh lalu diukur dengan mengunakan teknik sebagai berikut: 1. Permodalan Tabel III. 2. Sumber Modal Responden Sumber Modal Responden Modal Sendiri Modal Sendiri + Modal Luar
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
Keterangan: Su = Suharti
Kc = Kentuku Fried Chicken
Yc = Yogya Chicken
Jf = Jakarta-Jakarta Fried Chicken
Mb = Mbok Berek
Pl = House Pollo Loco
Modal ditinjau dari segi kepemilikannya maka dapat dikelompokkan menjadi modal sendiri dan modal asing. Sumber dana/modal asing adalah sumber dana yang mana pemilik dari sumber dana tersebut adalah merupakan pihak luar dari perusahaan itu. Sumber dana asing ini pada konkritnya adalah berupa utang kepada pihak luar, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Contoh dari modal asing ini seperti utang dagang, utang obligasi, kredit dari bank dan lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Sumber dana sendiri yaitu sumber dana di mana pemilik dana itu adala h merupakan pemilik perusahaan itu sendiri. Contoh sumber dana sendiri ini seperti modal sendiri, laba yang ditahan, dan lainnya. Tabel III. 3. Tingkat Rentabilitas Usaha
Kategori
Tingkat Rentabilitas
Responden %
Su Yc Mb Kc Sehat Sekali 〉 12% Sehat 8 - 12% Kurang Sehat 5 - 8% Tidah Sehat <5% Sumber: SK Menteri Keuangan RI No. 740/1989 Rentabilitas
adalah
kemampuan
perusahaan
Jf
Pl
untuk
mendapatkan
laba/keuntungan. Adapun ukuran kesehatan finansial yang ditentukan pemerintah adalah SK Menteri Keuangan RI No. 740/1989 yang isinya terlihat di tabel diatas (tabel III.3). Rentabilitas dapat di cari berdasarkan perhitungan laba di bagi penjualan kali seratus persen. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Laba Rentabilitas= --------------- x 100% Penjualan Keterangan: L= Jumlah laba yang diperoleh dalam suatu periode M= Jumlah penjualan dalam suatu periode tertentu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
2. Bahan Baku Tabel III. 4. Kesulitan Perolehan Bahan Baku Kesulitan Perolehan Bahan Baku
Responden Su
Yc
Mb
Kc
Jf
%
Pl
Tak Pernah Kadang-kadang Seringkali
Bahan baku harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat menopang tercapainya tujuan bagian produksi yaitu tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu dan tepat ongkos atau harganya. Bahan dasar/bahan baku harus tersedia dengan cukup untuk menjamin kelancaran proses produksi. Tabel III. 5. Perolehan Pasokan Bahan Baku Perolehan Pasokan Bahan Baku
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
Diantar Pemasok Membeli di Pasar/Pemasok
Agar tersedia, maka bahan baku tersebut harus dibeli. Pembelian bahan baku bisa dilakukan melalui pemasok dengan cara diantar oleh pemasok langsung ke tempat usaha/bisnis. Selain diantar langsung oleh pemasok, pasokan bahan baku dapat diperoleh dengan cara membeli langsung ke pasar pemasok tersebut. Hal tersebut diserahkan langsung kepada pemilik usaha berdasarkan atas pertimbangannya sendiri. Masing-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
masing dari kedua pilihan tersebut memiliki keuntungan/kelebihan serta kekuranga n masing- masing. Tabel III. 6. Penentuan Harga Bahan Baku Dominasi Penentuan Harga Bahan Baku
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
Pihak Pembeli Pihak Penjual Tawar Menawar Pasar merupakan pertemuan antara penjual dan pembeli. Di dalam pasar tersebut terjadi interaksi antara penjual dan pembeli. Salah satu interaksi antara penjual dan pembeli tersebut adalah proses tawar menawar untuk mencapai sebuah kesepakatan dalam penentuan sebuah harga dari suatu produk. Dalam sebuah kesepakatan tersebut biasanya ada pihak yang lebih dominan dalam sebuah penentuan tersebut. Dominasi tersebut bisa saja dilakukan oleh pihak pembeli maupun pihak penjual. Tabel III. 7. Upaya Mengatasi Kenaikan Harga Bahan Baku Upaya Mengatasi Kenaikan Harga Bahan Baku Mengganti Bahan Baku Mengurangi Porsi Bahan Baku Menaikkan Harga Jual Lainnya
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Sifat dari harga adalah tidak stabil. Harga akan mengalami suatu fluktuasi berupa turun maupun naik. Bagi seorang pengusaha penurunan harga bukanlah menjadi masalah karena hal ini akan meringankan biaya dan dapat meningkatkan keuntungan. Tetapi sebaliknya naiknya harga akan menimbulkan masalah bagi seorang pengusaha, karena naiknya harga-harga akan menjadi sebuah bencana bagi usahanya yaitu berupa penurunan omzet penjualan, keuntungan, atau bahkan kebankrutan bagi usahanya. Untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan usahanya seorang pengusaha harus mampu mencari alternatif guna keberlangsungan usahanya. 3. Tenaga Kerja Tabel III. 8. Komposisi Tenaga Kerja Komposisi Tenaga Kerja yang Di Gunakan Anggota Kelua rga Famili Bukan Anggota Keluarga Bukan Anggota Keluarga + Anggota Keluarga
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
Salah satu faktor produksi adalah tenaga kerja. Tenaga kerja (Man) merupakan faktor utama dalam proses produksi, sedangkan lainnya seperti uang merupakan penunjang. Di dalam menjalankan proses produksinya suatu usaha memerlukan sumber daya yang disebut tenaga kerja. Untuk memenuhi kebutuhannya akan tenaga kerja suatu usaha perlu melakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
rekruitmen akan tenaga kerja tersebut. Proses rekruitmen tersebut bisa dilakukan melalui mekanisme internal maupun eksternal perusahaan. Proses rekruitmen secara internal bisa mencari dari anggota keluarga sendiri, sanak saudar/famili. Sedangkan rekruitmen secara eksternal bisa berasal dari non anggota keluarga. Tabel III. 9. Jumlah Tenaga Kerja Jumalah Tenaga Kerja yang di Gunakan Dalam Usaha
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
5 – 19 20 - 99 100 - 150 Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Dunia (Usaha Mikro, kecil dan Menengah) Salah satu alat untuk mengukur besarnya suatu usaha adalah dengan cara melihat berapa banyak jumlah tenaga kerja yang digunakan. Semakin banyak karyawan suatu usaha maka usaha tersebut bisa dikatakan usaha yang bonafide. Tabel III. 10. Tingkat PHK Ada Tidaknya PHK
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
Ada Tidak Ada
Tidak semua usaha mampu bertahan dalam mempertahankan usahanya. Meskipun ada yang mampu bertahan, usaha tersebut harus melakukan usaha-usaha untuk tetap mempertahankan usahanya. Salah satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
usaha tersebut antara lain dengan cara melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja/pemberhentian hak kerja (PHK). Tabel III. 11. Usulan Kenaikan Upah Usulan Kenaikan Upah dari Tenaga Kerja
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
Tidak Pernah Pernah
Seiring dengan majunya suatu usaha, biasanya diikuti dengan usulan kenaikan tingkat upah. Usulan kenaikan tingkat upah itu bisa berasal dari karyawan itu sendiri maupun dari pimpinan pemimpin usaha itu sendiri. Tabel III. 12. Pergantian Tenaga Kerja Pergantian Tenaga Kerja
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
Tidak Pernah Pernah Pergantian tenaga kerja merupakan sesuatu yang biasa bagi sutu usaha. Pergantian tersebut bisa dikarenakan usia dari kayawan yang sudah lanjut sehingga harus pensiun. Selain lanjut usia pergantian tenaga kerja juga bisa dikarenakan adanya turn over dari karyawan itu sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
4. Pemasaran Tabel III. 13. Trend Penjualan /Omzet Responden Trend Penjualan
% Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
Cenderung Naik Cenderung Turun Cenderung Stabil
Dengan memanfaatkan strategi pemasaran, parusahaan atau unit bisnis dapat menangkap pangsa pasar yang ada untuk memperbaiki kejenuhan pasar dari produk yang ada
dan penetrasi pasar atau
mengembangkan pasar baru bagi produk yang ada. Dengan menangkap pangsa pasar dan mengembangkan pasar baru maka perusahaan dapat memperbaiki trend penjualan. Tabel III. 14. Strategi Usaha Penjualan Strategi Usaha Penjualan yang Akan Dilakukan
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
Penetrasi Pasar Pengembangan Produk Pengembangan Pasar Diversifikasi Pasar Menaikkan Harga Produk
Untuk
dapat
menjaga
kelangsungan
hidup
usahanya,
sebuah
perusahaan/bisnis perlu melakukan strategi-strategi dalam usahanya. Salah satu strategi yang perlu dilakukan adalah strategi usaha penjualan. Strategi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
usaha
penjualan
dapat
dilakukan
dengan
cara
penetrasi
41
pasar,
pengembangan produk/diverensiasi produk, pengembangan pasar, dan diversifikasi pasar serta menaikkan harga dari sebuah produk untuk tetap mempertahankan kelangsungan usaha.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
H.
42
Kerangka Pemikiran Bisnis restoran/makanan dipercaya merupakan salah satu dari sekian banak bisnis yang tidak terlalu terkena imbas krisis. Sebabnya semua orang butuh makanan, sehingga dengan sendirinya pasti dicari orang. Bahkan hingga kini pertumbuhan restoran jumlahnya sudah terlalu banyak. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Seni dan Budaya kota Yogyakarta jumlah restoran di kota Yogyakarta ada 35 buah baik yang berupa waralaba maupun mandiri. Dalam hal ini restoran waralaba ayam goreng asing mendominasi. Ada beberapa faktor yang mendasari restoran waralaba ayam goreng asing ini mendominasi. Pertama, rasa (taste) dari makanan yang dihidangkan. Kedua, strategi yang fokus. Ketiga, komitmen yang penuh. Dari segi rasa tidak diragukan lagi bahwa restoran ayam goreng asing baik yang waralaba maupun yang non waralaba/mandiri
mempunyai
kualitas rasa yang sama. Rasa dari menu hidangan restoran
asing,
khususnya restoran ayam goreng mempunyai rasa yang sama seperti di negara asalnya. Begitu juga dengan strategi dan fokus, strategi dari restoran ayam goreng asing baik waralaba maupun non waralaba/mandiri adalah menyediakan makanan yang cepat saji (fast food), dengan harga yang relatif terjangkau masyarakat. Restoran-restoran waralaba ayam goreng asing ini biasanya memfokuskan diri kepada segmen pasar menengah,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
dimana masyarakat golongan menengah ke bawah dan mengah ke atas menjadi sasarannya. Dalam hal komitmen, restoran-restoran ayam goreng asing mempunyai komitmen penuh untuk tetap menjaga kualitas baik rasa maupun pelayanan terhadap konsumen. Tentunya tidak hanya 3 faktor tersebut yang membuat restoran ayam goreng asing baik yang waralaba maupun non waralaba/mandiri dapat lebih maju. Faktor lainnya adalah bahwa usaha restoran ayam goreng asing tersebut didukung oleh keuangan usaha yang memadai, kontinyuitas ketersediaan bahan baku, tenaga kerja yang profesional serta manajemen yang baik. Lalu baga imana dengan restoran ayam goreng lokal? Apakah mereka juga memperhatikan faktor rasa (taste), strategi fokus, dan komitmen penuh tersebut?. Selain itu apakah mereka juga didukung keuangan usaha yang memadai, kontinyuitas ketersediaan bahan baku, tenaga kerja yang profesional serta manajemen yang baik?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
BAB IV GAMBARAN UMUM USAHA
A. Pendirian Perusahaan Sebagian besar usaha restoran ayam goreng didirikan pada tahun 2000-an. Usaha-usaha yang didirikan pada tahun 2000-an tersebut adalah restoran ayam goreng Mbok Berek tanggal 27 April 2004, Kentuku Fried Chicken tanggal 10 Februari 2000, Jakarta-Jakarta Fried Chicken tanggal 7 September 2000 dan Pollo Loco tanggal 15 April 2006. Sedangkan restoran ayam goreng Suharti didirikan pada tanggal 18 Juli 1972 serta restoran ayam goreng Yogya Chicken tahun 2007. B. Letak Perusahaan Letak masing- masing usaha restoran ayam goreng ini tersebar di beberapa lokasi tetapi semuanya masih terletak di pemerintah daerah Kabupaten Sleman. Restoran ayam goreng Suharti terletak di Jl. Laksdya Adisucipto no, 208 dengan luas secara keseluruhan ± 4.900 m2 . Yogya Chicken Jl. Gejayan, Gg. Pelem Kecut no. 36 B dengan luas ± 1000 m2 . Mbok Berek Jl. Kaliurang km. 16 dengan luas ± 1000 m2 . Kentuku Fried Chicken, Jl. Selokan Mataram, Gg. Menur dengan ±300 m2 . Jakarta-Jakarta Fried Chicken, Jl. Tambora no. 80A dengan rata-rata luas tanah yang digunakan seluas 7 x 8 m2 , serta Pollo Loco, Perumnas Condong Sari C1, CC, dengan luas secara keseluruhan seluas ±225 m2 .
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Adapun alasan-alasan pemilihan lokasi diatas adalalah karena terletak di tempat yang strategis seperti dekat dengan kampus, jalan raya, serta dekat dengan pemukiman penduduk ataupun memanfaatkan lokasi yang kosong seperti restoran ayam goreng Mbok Berek. C. Bentuk Perusahaan Hampir semua usaha restoran ayam goreng ini berbentuk usaha perorangan karena didirikan oleh orang perorangan. Dari 6 usaha restoran ayam goreng ini, 3 usaha berbentuk firma (fa) yaitu Mbok Berek dengan pimpinan Sunaryo Hadiwandono, Kentuku Fried Chicken dengan pimpinan Rosyid, dan Suharti dengan pimpinan Ibu Suharti. Satu berbentuk PT yaitu Jakarta-Jakarta Fried Chicken dengan pimpinan M. Bintoro, satu lagi berbentuk CV yaitu Yogya Chicken dengan pimpinan Totok Diarto, lainnya berbentuk usaha perorangan yaitu Pollo Loco dengan pimpinan Teguh Prasetyo dan Mr. Hemmo. Adapun bagian-bagian yang ada di usaha restoran ayam goreng ini terdiri dari beberapa bagian serta tidak lebih dari 3 kepala bagian. Restoran ayam goreng Suharti mempunyai tiga bagian yang dikepalai oleh dua orang supervisor
yaitu
supervisor
I
dan
supervisor
II
serta
bagian
administrasi/keuangan. Restoran ayam goreng Yogya Chicken mempunyai dua bagian yaitu bagian administrasi/keuangan dan supervisor untuk bagian cabang. Restoran ayam goreng Mbok Berek mempunyai tiga bagian yaitu bagian pemasaran, keuangan dan operasi. Restoran ayam goreng Kentuku Fried Chicken mempunyai dua bagian yaitu bagian koordinator gudang dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
koordinator outlet. Restoran ayam goreng Jakarta-Jakarta Fried Chicken mempunyai dua bagian yaitu bagian lapangan dan administrasi. Restoran ayam goreng Pollo Loco mempunyai dua bagian yaitu bagian supervisor depan dan supervisor belakang. D. Bagian Produksi Semua restoran ayam goreng ini berbahan baku utama ayam, hanya saja ada yang berbahan baku ayam potong dan ayam kampung (lokal). 4 restoran ayam goreng ini berbahan baku ayam potong dan dua berbahan baku utama ayam kampung. Adapun produk makanan yang dihasilkan oleh 6 restoran ayam goreng ini adalah ayam goreng. 4 dari 6 restoran ayam goreng ini mempunyai keunggulan yang sama yaitu mengunggulkan ayam goreng crispy, dan 2 restoran goreng yaitu Mbok Berek Suharti
mengunggulkan
ayam goreng kampungnya. Saat ini, jumlah makanan yang dihasilkan oleh restoran-restoran ayam goreng ini lebih dari satu jenis makanan. Restoran ayam goreng Yogya Chicken, Jakarta-Jakarta Fried Chicken, Kentuku Fried Chicken, Pollo Loco Fried Chicken menghasilkan ayam goreng crispy, Burger, dan juga soup. Restoran ayam goreng Suharti dan Mbok Berek selain menghasilkan ayam goreng kampung, juga menghasilkan ikan goreng, bakar, dan juga sambal dan lalapan yang menjadi ciri khas mereka masing- masing. Dalam memproduksi makanannya, usaha restoran-restoran ayam goreng ini tidak ada mengimpor bahan baku dari luar secara langsung. Di dalam proses produksi restoran-restoran ayam goreng ini tidak terlalu banyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
menggunakan mesin- mesin. 4 usaha restoran ayam goreng ini yaitu, Yogya Chicken, Kentuku Fried Chicken, Pollo Loco Fried Chicken, Jakarta-Jakarta Fried Chicken hanya menggunakan mesin pemanas (warm) dalam proses produksinya. Restoran ayam goreng Suharti menggunakan mesin yaitu mesin perontok bulu serta restoran ayam goreng Mbok Berek tidak menggunakan mesin dalam proses produksinya. E. Akuntansi Sebagian besar usaha ini tidak membuat sistem pembukuan yang baik dalam menjalankan usahanya. Mereka hanya membuat seadanya saja. Hanya restoran ayam goreng Suharti dan Jakarta-jakarta fried chicken saja yang membuat sistem pembukuan yang memadai. F. Personalia Rata-rata karyawan dari usaha restoran ayam goreng ini berjumlah diatas 5 orang. Restoran ayam goreng Suharti berjumlah 84 orang, Yogya Chicken 50 orang, Mbok Berek 33 orang, Kentuku Fried Chicken 16 orang, dan JakartaJakarta Fried Chicken 32 orang serta Pollo Loco berjumlah delapan orang. Adapun status dari masing- masing karyawan ini adalah merupakan karyawan tetap dan karyawan kontrak. Restoran ayam goreng Suharti dan Kentuku Fried Chicken karyawannya mempunyai status karyawan tetap dan karyawan kontrak. Restoran ayam goreng Yogya Chicken, Mbok Berek, karyawannya berstatus tetap dan restoran ayam goreng Jakarta-Jakarta Fried Chicken serta Pollo Loco Fried Chicken berstatus kontrak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Pengaturan jam kerja dari karyawan ini rata-rata di bagi atas 2 shift. Hanya restoran ayam goreng Jakarta-Jakarta Fried Chicken yang mempunyai 3 shift jam kerja. Balas jasa utama yang diberikan kepada para karyawan oleh restoran-restoran ayam goreng ini berupa gaji yang diberikan setiap 2 minggu sekali sampai 1 bulan sekali. Balas jasa lainnya yang diberikan dapat berupa fee, bonus penjualan, uang lembur. Dalam memperoleh karyawan, usaha restoran-restoran ayam goreng ini secara umum menggunakan dua cara yaitu rekruitmen secara internal dan rekruitmen secara eksternal. Rekruitmen secara internal di lakukan misalnya melalui keluarga-keluarga dari para karyawan atau tetangga yang ada. Rekruitmen secara eksternal dilakukan melalui pengumuman di media massa baik cetak maupun elektronik seperti surat kabar terbitan lokal. Berikut ini adalah tabel ringkasan usaha restoran-restoran ayam goreng secara umum.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Tabel IV.1. Ringkasan usaha secara umum Gambaran Umum Tahun berdiri Lokasi dan letak usaha
Su
Responden Mb Kc
1997
27 -4- 2004
Jl. Laksdya Adisucipto no. 208
Jl. Gejayan, Gg. Pelem Kecut no. 36 B CV
Jl. Kaliurang km.16, Kledan, Sleman, DIY
Jl. Jl. Selokan Tambora Mataram, no. 80A Gg. Menur
Firma
Firma
Firma
Visi
Menjadi restoran terbaik di DIY
Misi
Memberikan pelayanan yang memuaskan
Ibu Suharti
10-2-2000
Jf
18-7-1972
Bentuk usaha Pemilik
Jumlah Tenaga kerja Modal awal
Yc
Bp. Totok Bp.Sunaryo Bp. Diarto Hadiwandono Rosyid Rustanto Membuka Tradisi yang Rasa Lapangan tertuang nikmat pekerjaan dalam citra harga Baru masakan merakyat
Pl
7-9-2002 15-4-2006 Perumnas Condong Sari C1, CC, Sleman
PT
Perseorangan Bp. M. Bp. Teguh Bintoro Prasetyo& Mr. Hemmo Murah, Dalam Meriah, menjalankan dan usaha Mengun- dilakukan tungkan secara sederhana
-
-
-
-
-
84
50
33
16
32
8
-
5 Juta
1 Milyar
87 Juta
20 Juta
150 Juta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Permodalan Berdasarkan hasil penelitian dengan cara wawancara di lapangan, maka berikut ini disajikan tabel hasil perolehan penelitian tentang sumber modal responden. Tabel V. 1. Sumber Modal Responden Sumber Modal Responden
Responden % Su
Modal Sendiri
√
Yc √
Mb √
Kc √
Jf
Pl
√
Modal Sendiri + Modal Luar Sumber: Hasil wawancara, 2008
83.3% √
16.7%
Keterangan: Su = Suharti
Kc = Kentuku Fried Chicken
Yc = Yogya Chicken
Jf = Jakarta-Jakarta Fried Chicken
Mb = Mbok Berek
Pl = House Pollo Loco
Mencermati hasil temuan lapangan tentang dari mana sumber modal diperoleh, sebesar 83.3 persen responden menggunakan modal sendiri untuk mendirikan dan mengembangkan usahanya, dan hanya 16.7 persen responden menggunakan modal sendiri dan modal dari luar. Meskipun menggunakan modal dari luar dalam mendirikan dan menjalankan usahanya namun tidak ada
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
perjanjian antara kedua belah pihak untuk membayar atau mengembalikan modal tersebut (lihat tabel V.1). Jadi dapat disimpulkan bahwa dari sisi sumber modal responden, angka modal sendiri sebesar 83.3 persen ini menunjukkan bahwa adanya kemandirian para pengusaha rumah makan atau restoran ini. Penggunaan modal sendiri ini akan membuat para pengusaha restoran/rumah makan tidak akan terbebani oleh adanya kewajiban-kewajiban seperti membayar bunga atas pinjaman dengan demikian mereka dapat dikatakan mempunyai daya tahan dalam usahanya. Tabel V. 2. Tingkat Rentabilitas Usaha
Kategori
Tingkat Rentabilitas
Sehat Sekali 〉 12% Sehat 8 - 12% Kurang Sehat 5 - 8% Tidah Sehat <5% Sumber: Hasil observasi, 2008. Rentabilitas
adalah
Responden % Su √
Yc √
kemampuan
Mb √
Kc √
perusahaan
Jf √
untuk
Pl √
100%
mendapatkan
laba/keuntungan. Rentabilitas dapat dicari berdasarkan perhitungan laba di bagi penjualan dikalikan seratus persen. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: Laba Rentabilitas= --------------- x 100% Penjualan Keterangan: L = Jumlah laba yang diperoleh dalam suatu periode M = Jumlah penjualan dalam suatu periode tertentu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi tentang hasil tingkat rentabilitas masing- masing dari restoran-restoran ayam goreng yang ada di Kabupaten Sleman. Tabel V. 3. Rekapitulasi Rentabilitas Usaha Responden Suharti Yogya Chicken Mbok Berek Kentuku Fried Chicken Jakarta-Jakarta Fried Chicken Pollo Loco Fried Chicken Sumber: Hasil observasi, 2008
Tingkat Rentabilitas (%) 55.10% 30.14% 39.45% 33.51% 38.92% 28.11%
Berdasarkan perhitungan (data terlampir) di peroleh temuan bahwa semua usaha responden masih mampu menghasilkan keuntungan. Berdasarkan tabel perhitungan diatas (tabel V.2), sebanyak 100 persen responden masih mampu menghasilkan keuntungan yaitu Suharti 55.10% persen, Yogya Chicken 30.14 persen, Mbok Berek 39,45 persen, Kentuku Fried Chicken 33.51 persen, Jakarta-Jakarta Fried Chicken 38.92 persen dan Pollo Loco Fried Chicken 28.11 persen (lihat tabel V.3). Apabila tingkat rentabilitas masing- masing usaha
tersebut dibandingkan dengan tingkat suku bunga tabungan, maka
dapat terlihat dengan jelas bahwa tingkat rentabilitas usaha tersebut diatas tingkat bunga. Tingkat rentabilitas usaha ayam goreng diatas berada diatas 20 persen per bulannya, sedangkan tingkat suku bunga jauh berada di bawah 20 persen per tahunnya. Tingginya tingkat rentabilitas ini menandakan bahwa mereka masih mampu menghasilkan keuntungan yang besar pula. Besarnya tingkat rentabilitas ini menandakan bahwa mereka masih untung apabila mengelola sendiri usahanya dibandingkan harus menjual tempat usahanya dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
uangnya ditabung di bank. Sebagai perbandingan, berikut ini tabel tingkat suku bunga tabungan dalam bentuk rupiah pada bank Mandiri:
Tabel V.4. Tingkat Suku Bunga Tabungan Rupiah Bank Mandiri Tanggal berlaku : 25 February 2008 s/d 31 August 2008 Kategori
Suku Bunga 0% 0.75 % 1.5 % 2% 2.5 %
< 5 Juta >= 5 Juta - < 50 Juta >= 50 Juta - < 500 Juta >= 500 Juta - < 1 M >= 1 M Sumber: www. bankmandiri.co.id
Jadi kesimpulan secara umumnya diperoleh jawaban bahwa berdasarkan hasil temuan lapangan tentang daya tahan usaha restoranrestoran ayam goreng lokal di Kabupaten Sle man yang disajikan dalam tabel , di lihat dari tingkat daya tahan usaha dari sisi peran modal sendiri dalam mendukung kemandirian usaha, usaha- usaha restoran ayam goreng ini dapat dikatakan mempunyai daya tahan dalam usahanya. Hal ini dapat terlihat dari kemandirian modal dalam usaha yaitu sebesar 83, 3 persen (lihat tabel V.1). Selain besarnya angka
peran modal sendiri dalam mendukung
usaha, usaha restoran ayam goreng lokal ini juga dapat dikatakan mempunyai daya tahan dalam usahanya karena mereka masih mampu menghasilkan keuntungan/laba setiap bulannya yaitu rata-rata diatas 20 persen per bulannya, dimana tingkat rentabilitas mereka jauh di atas tingkat suku bunga tabungan di bank (lihat tabel V.3).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
B. Bahan Baku Dalam suatu bisnis, kelancaran usaha sangat ditentukan oleh mekanisme “input – proses – output”. Dapat di katakan jika mekanisme tersebut tidak mengalami gangguan yang berarti, maka kelancaran usaha akan terjamin. Khusus untuk usaha bisnis seperti restoran/rumah makan, sejauh pasokan bahan baku tidak mengalami kesulitan, maka tidak ada masalah bagi kelangsungan usaha para pengusaha restoran/rumah makan. Di bawah ini disajikan tabel bahan baku utama: Tabel V. 5. Tabel bahan baku utama responden Responden Suharti
Bahan Baku Ayam Kampung, Minyak Goreng, Tepung Tapioka, Bumbu, cabe. Yogya Chicken Ayam potong, Minyak Goreng, Tepung Tapioka, Bumbu. Mbok Berek Ayam Kampung, Minyak Goreng, Tepung Tapioka, Bumbu, Ikan lele, nila, gurame, cabe. Kentuku Fried .C. Ayam potong, Minyak Goreng, Tepung Tapioka, Bumbu. Jakarta-Jakarta. F.C. Ayam potong, Minyak Goreng, Tepung Tapioka, Bumbu. Pollo Loco. F.C. Ayam potong, Minyak Goreng, Tepung Tapioka, Bumbu. Sumber: Hasil wawancara, 2008
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Tabel V. 6. Kesulitan Perolehan Bahan Baku
Kesulitan Perolehan Bahan Baku
Responden Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
Tak Pernah
√
√
√
√
√
√
100%
terhadap
para
pemilik
%
Kadang-kadang Seringkali Sumber: Hasil wawancara, 2008 Berdasarkan
hasil
wawancara
restoran/rumah makan yang kemudian hasilnya ditabelkan seperti tabel di atas (tabel V.6), semua responden (100 persen) menjawab tidak ada kesulitan/tidak pernah
mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan
baku. Jadi dapat disimpulkan dengan memperoleh
bahan
baku
tidak adanya kesulitan di dalam
maka
dapat
dikatakan
bahwa
kontinyuitas/kelangsungan hid up dari usaha tersebut terjamin. Tabel V. 7. Perolehan Pasokan Bahan Baku
Perolehan Pasokan Bahan Baku Diantar Pemasok
Responden % Su √
Yc √
Mb √
Kc √
Jf √
Pl √
100%
Membeli di Pasar/Pemasok Sumber: Hasil wawancara, 2008 Dilihat dari perolehan pasokan bahan baku, semua responden (100 persen) mengaku mereka memperoleh pasokan bahan baku dengan cara diantar oleh pemasok. Keadaan pasokan bahan baku yang diantar oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
pemasok ini tidak membuat pihak restoran atau rumah makan menjadi lemah. Hal ini di karenakan harga yang di tawarkan oleh pemasok ini melalui proses tawar menawar dan mengikuti harga yang berlaku secara umum di pasar. Selain
itu,
pembelian
bahan
baku
oleh
para
pengusaha
restoran/rumah makan ini dalam jumlah besar dan berkesinambungan. Dengan
pembelian
dalam
jumlah
besar
ini
maka
pihak
pembeli/restoran/rumah makan akan mendapatkan potongan harga sehingga membuat harga menjadi lebih murah. Selain mendapatkan potongan harga, keuntungan lain yang diperoleh oleh pihak pembeli adalah adanya perjanjian antara pihak penjual (pemasok) dengan pihak pembeli untuk tidak menaikkan harga bahan baku dalam jangka waktu tertentu. Dengan adanya perjanjian ini meskipun harga bahan baku (ayam) mengalami kenaikan di pasaran tetapi harga yang dibeli oleh pembeli tidak mengalami kenaikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari sisi perolehan pasokan bahan baku, usaha restoran ayam goreng lokal ini mempunyai daya taha n dalam usahanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tabel V. 8. Penentuan Harga Bahan Baku Dominasi Penentuan Harga Bahan Baku
Responden Su
Yc
Pihak Pembeli Pihak Penjual Tawar Menawar Mengikuti Harga Pasar √ √ Sumber: Hasil wawancara, 2008
Mb
Kc
√
√
% Jf
Pl
√
√
100%
Berdasarkan hasil wawancara terhadap para responden, para responden mengaku bahwa penentuan harga bahan baku berdasarkan atau mengikuti ketentuan harga pasar. Hal ini dapat terlihat pada tabel V.8, pada tabel tersebut terlihat bahwa 100 persen penentuan harga bahan baku adalah berdasarkan/mengikuti harga pasar. Proses mengikuti harga pasar inipun tidak terjadi begitu saja, artinya masih ada hal yang menentukan naik atau tidak naiknya harga bahan baku ini. Bagi pihak yang telah mengadakan perjanjian (pihak pemasok dan pembeli), meskipun terjadi kenaikan harga-harga bahan baku di pasar, tetapi harga bahan baku yang di antar tersebut tidak langsung naik tetapi masih mengikuti harga yang dulu. Hal ini di karenakan adanya perjanjian antara kedua belah pihak tersebut untuk tidak menaikkan harga meskipun terjadi kenaikan harga di pasar sebelum perjanjian berakhir. Sebaliknya apabila perjanjian itu telah habis dan akan di lanjutkan maka harga- harga akan disesuaikan dengan harga pasar yang sedang terjadi. Dengan demikian maka ketentuan-ketentuan ini tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
saling merugikan antara kedua belah pihak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa dilihat dari sisi penentuan harga bahan baku, usaha restoran ayam goreng lokal ini mempunyai daya tahan. Tabel V. 9. Upaya Mengatasi Kenaikan Harga Bahan Baku Upaya Mengatasi Kenaikan Harga Bahan Baku Mengganti Bahan Baku Mengurangi Porsi Bahan Baku Menaikkan Harga Jual Lainnya
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
√
√
√
√
√
Pl
83.3% √
16.7%
Sumber: Hasil wawancara, 2008 Di tengah-tengah keadaan yang serba tidak menentu seperti sekarang ini, kekhawatiran-kekhawatiran
selalu muncul, salah satu
kekhawatiran tersebut adalah naiknya harga-harga seperti harga bahan baku. Kenaikan harga- harga ini tidak dapat dihindari, untuk tetap dapat hidup maka di perlukan suatu strategi/kiat khusus untuk mengatasi kenaikan dari harga yang tidak dapat dihindari ini. Berdasarkan hasil penelusuran dengan cara wawancara yang dilakukan kepada para pengusaha restoran/rumah makan ini, di peroleh temuan bahwa sebanyak 83.3 persen responden menaikkan harga jual untuk mengatasi kenaikan harga bahan baku tersebut . Hanya satu responden (16.7 persen) mengatakan lainnya (lihat tabel V.9). Lainnya disini maksudnya adalah bahwa responden ini tidak melakukan apapun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
dalam usahanya untuk mengatasi kenaikan harga bahan baku. Pengusaha dari restoran/rumah makan ini hanya menunggu dan melihat saja tentang apa yang terjadi. Adapun alasannya tidak melakukan apapun adalah karena kenaikan harga- harga ini biasanya tidak akan berlangsung lama dan setelah itu harga-harga akan kembali seperti semula. Selain itu alasannya lainnya tidak melakukan apapun seperti menaikkan harga jual adalah di karenakan kekhawatirannya di tinggalkan oleh konsumennya apabila menaikkan harga jual. Strategi menaikkan harga jual ini banyak ditempuh oleh para pengusaha, karena sifat permintaan terhadap makanan jadi adalah inelastis, maka menaikkan harga jual tidak akan diikuti oleh penurunan jumlah yang diminta secara berarti. Jadi kesimpulan secara umumnya diperoleh jawaban bahwa dari perolehan bahan baku untuk kelancaran usaha, restoran-restoran ayam goreng lokal mempunyai daya tahan. Hal ini terlihat dari fakta pada tabel kesulitan perolehan bahan baku (tabel V.6) dimana 100 persen responden menjawab tidak pernah mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku. Dari sisi perolehan pasokan bahan baku semua responden (100 persen), menjawab diantar pemasok (tabel V.7). Dengan diantar oleh pemasok sendiri maka ketersediaan pasokan bahan baku akan terjamin. Hal ini karena adanya prioritas oleh pemasok terhadap para langganannya (pengusaha restoran ayam goreng lokal). Sehingga tidak ada ketakutan bagi para pengusaha restoran ayam goreng lokal ini untuk kehabisan bahan baku yang berakibat pada terganggunya proses produksi usaha.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Dari sisi penentuan harga bahan baku, sebesar 100 persen responden mengaku bahwa penentuan harga bahan baku mengik uti harga pasar (lihat tabel V.8). Penentuan harga baha n baku berdasarkan harga pasar ini tidak akan merugikan antara pihak penjual maupun pembeli. Fakta lainnya adalah dapat terlihat pada upaya mengatasi kena ikan harga bahan baku (tabel V.9) dimana 83.3 persen responden menjawab menaikkan harga jual untuk mengatasi kenaikan harga bahan baku. Dengan menaikkan harga jual maka usaha akan dapat terus bertahan tanpa harus ditinggalkan oleh konsumennya. C. Tenaga Kerja Dalam sebuah perusahaan, pembagian kerja (departmentation) adalah keharusan mutlak, tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih menjadi amat besar. Pembagian kerja pada akhirnya akan menghasilkan departemendepartemen dan job description masing- masing departemen sampai unit-unit terkecil dalam organisasi. Berikut ini disajikan tabel komposisi dan jenis tugas masing- masing karyawan pada usaha restoran ayam goreng lokal di Kabupaten Sleman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Tabel V. 10. Komposisi dan Jenis tugas karyawan Responden
Jabatan M a n a j e r
K e u a n g a n
A d m i n i s t r a s i
A c c o u n t i n g
L o g i s t i k
S u p e r v i s o r
K a s i r / s n a c k
P r a m u s a j i
B a r / c u c i g e l a s
P e r s i a p a n
T e h n i s i
1
1 1 3 6 16 5
6
2
Suharti
1
2
Yogya
1
5 5
Mbok Berek
1
1
Kentuku Fried Chicken
1
1
1
1 4
8
JakartaJakarta Fried Chicken
3
1
1
1 1 1 3
9
Pollo Loco Fried Chicken
1
1
Jumlah D r i v e r
3
B e l a n j a
S C a u t c p i a p mi r i n g
P e n g g o r e n g a n
P o t o n g
S M a a ms b a e k l / U n g k e p
2 6 5 4 6 3 5
4110 15
2 2
U s u s
6
2 84 50
Chicken 1
2 10
2
Sumber: Hasil wawancara, 2008
3
2
1
2
2
1 1 2 2 2 6
33
4 1
16
2 6 1
32
3
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Tabel V. 11. Komposisi Tenaga Kerja
Komposisi Tenaga Kerja yang Di Gunakan
Responden % Su
Anggota Keluarga Famili Bukan Anggota Keluarga Bukan Anggota Keluarga + Anggota √ Keluarga Sumber: Hasil wawancara, 2008
Yc
Mb
Kc
Jf
√ √
√
Pl
√ √
33.3% 66.7%
Dari hasil penelusuran dengan cara wawancara tentang komposisi tenaga kerja yang digunakan, sebagian besar responden mengaku tenaga kerja yang digunakan merupakan bukan anggota keluarga dibantu anggota keluarga sebesar 66.7 persen, sedangkan pengusaha lainnya mengaku komposisi tenaga kerjanya merupakan bukan anggota keluarga sebesar 33.3 persen (lihat tabel V.11). Meskipun usaha ini masih bersifat usaha keluarga/perorangan, namun bila dilihat dari penyerapan tenaga kerjanya di mana sebanyak 33.3 persen tenaga kerjanya adalah bukan anggota keluarga, hal ini menandakan bahwa usaha ini juga memberikan kontribusi terhadap masyarakat di sekitar berupa pemberian peluang kerja. Semakin besar persentase tenaga kerja bukan anggota keluarga maupun anggota keluarga menandakan bahwa usaha ini semakin berkembang dan mempunyai daya tahan untuk melanjutkan/mengembangkan usahanya. Jadi dari sisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
komposisi tenaga kerja dapat disimpulkan bahwa usaha restoran ayam goreng lokal ini mempunyai daya tahan dalam usahanya. Tabel V. 12. Jumlah Tenaga Kerja Jumalah Tenaga Kerja yang di Gunakan Dalam Usaha
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
5 - 19 √ 20-99 100 - 150
√
√
√ Sumber: Hasil wawancara, 2008
√
√ √
33.3% 66.7% 16.7%
Dari sisi jumlah tenaga kerja, rata-rata restoran/rumah makan ini memiliki karyawan di atas 5 (lima) orang. Dari hasil penelusuran dengan cara wawancara ditemukan restoran/rumah makan ayam goreng Suharti memiliki karyawan sebanyak 85 orang, jumlah ini hanya untuk usaha yang ada di kota Yogyakarta saja. Restoran/ayam goreng Yogya Chicken mempunyai karyawan sebanyak 50 orang, hal ini sudah termasuk karyawan-karyawan yang ada di cabang-cabang, yaitu sebanyak 4 cabang di kota Yogyakarta. Restoran/rumah makan ayam goreng Mbok Berek mempunyai 30 orang karyawan, Restoran/rumah makan ayam goreng Kentuku Fried Chicken memiliki 16 orang karyawan, termasuk dengan cabangnya yaitu 2 (dua) cabang dan Restoran/rumah makan ayam goreng Jakarta-Jakarta Fried Chicken memiliki 32 orang karyawan termasuk dengan cabangnya, serta Restoran/rumah makan ayam goreng Pollo Loco memiliki 8 orang karyawan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Jadi dilihat dari sisi jumlah tenaga kerja dimana jumlah tenaga kerja yang diserap cukup banyak, maka dapat dikatakan usaha ini ratarata memiliki daya tahan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Tabel V. 13. Tingkat PHK Ada Tidaknya PHK
Responden % Su
Yc
Mb
Kc
Jf
Pl
√
Ada
16.7
Tidak Ada √ √ Sumber: Hasil wawancara, 2008
√
√
√
83.3
Salah satu indikasi tidak tahannya suatu usaha dapat dilihat dari tingginya tingkat pemutusah hubungan kerja (PHK). Pemutusan hubungan kerja dilakukan karena suatu usaha tidak mampu lagi memberikan hak-hak karyawan seperti gaji di karenakan usaha tersebut mengalami kemunduran atau kebangkrutan. Berdasarkah hasil penelitian, 83.3 persen responden menjawab tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK), dan hanya 16.7 persen saja menjawab ada pemutusan hubungan kerja (lihat tabel V.13). Adanya pemutusan hubungan kerja ini dikarenakan karyawan tersebut tidak disiplin seperti sering terlambat masuk kerja, pemutusan hubungan kerja inipun tidak di lakukan dengan semena-mena tetapi melewati tahapantahapan seperti surat peringatan (SP 1, 2, 3) baru kemudian di tindak. Jadi dilihat dari sisi tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan melihat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
besarnya persentase tidak adanya pemutusan hubungan kerja (PHK), dapat diambil kesimpulan bahwa usaha restoran ayam goreng lokal ini mempunyai daya tahan tahan dalam usahanya. Tabel V. 14. Usulan Kenaikan Upah Usulan Kenaikan Upah dari Tenaga Kerja
Responden % Su
Yc
Tidak Pernah √ Pernah √ Sumber: Hasil wawancara, 2008
Mb
Kc
Jf
Pl
√
√
√
√
83.3% 16.7%
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, 83.3 persen responden menjawab tidak pernah karyawannya meminta/mengusulkan kenaikan upah, dan hanya 16.7 persen yang menjawab pernah mengusulkan kenaikan upah (lihat tabel V.14). Usulan kenaikan upah tidak pernah diusulkan bukan karena usaha tempatnya bekerja tidak mampu membayar usulan kenaikan upah tersebut melainkan para karyawan merasa relatif sudah cukup dengan apa yang didapatnya. Adanya usulan kenaikan upah sebesar 16.7 persen di atas dikarenakan adanya tambahan jam kerja atau ramainya pelanggan yang datang sehingga pihak manajemen berinisiatif untuk memberikan tambahan upah atau menaikkan upah kepada karyawannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Tabel V. 15. Pergantian Tenaga Kerja Responden Pergantian Tenaga Kerja
% Su
Yc
Tidak Pernah √ Pernah √ Sumber: Hasil wawancara, 2008
Mb
Kc
Jf
√
√
√
Pl √
66.7% 33.3%
Dilihat dari sisi tingkat pergantian tenaga kerja (turn over), berdasarkan hasil wawancara dengan responden, hanya 33,3 persen responden mengaku pernah mengadakan pergantian tenaga kerja selama 5 tahun terakhir (Februari 2003 – Februari 2008), dan sebagian besar dari responden (66 persen) mengaku tidak pernah mengadakan pergantian tenaga kerja. Menurut para nara sumber pergantian tenaga kerja ini di lakukan karena karyawan-karyawan tersebut ada yang meminta sendiri untuk berhenti, ada juga yang usianya sudah tua. Jadi dari sisi tingkat pergantian tenaga kerja dapat diambil kesimpulan bahwa usaha ini memiliki daya tahan. Dikatakan memiliki daya tahan karena tidak sering mengadakan pergantian tenaga kerja yaitu sebesar 66.7% (lihat tabel V.15). Jadi kesimpulan secara umumnya diperoleh jawaban bahwa dari sisi penggunaan tenaga kerja, usaha restoran ayam goreng lokal ini mempunyai daya tahan usaha. Hal ini dapat terlihat dari fakta besarnya angka komposisi tenaga kerja yang dimiliki dimana komposisi tenaga kerja bukan anggota keluarga dan anggota keluarga sebesar 66.7 persen serta bukan anggota keluarga sebesar 33.3 persen (tabel V.11). Dari sisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
besarnya jumlah tenaga kerja menunjukkan bahwa usaha yang jumlah karyawannya antara 1-20 orang sebesar 33, 3 persen, antara 20-50 orang sebesar 66.7 persen, dan lebih dari 50 orang sebesar 16.7 persen. Semakin banyak jumlah tenaga kerja yang dimiliki menunujukkan bahwa usaha ini semakin memiliki daya tahan dalam usahanya. Indikator ketahanan lainnya juga dapat dilihat dari rendahnya tingkat pemutusan hubungan kerja yaitu sebesar 16.7 persen atau yang menjawab tidak pernah/tidak ada pemutusan hubungan kerja sebesar 83.3 persen. Semakin besar angka yang menunjukkan usaha ini tidak pernah/tidak ada pemutusan hubungan kerja mengindikasikan bahwa usaha ini memiliki daya tahan dalam usahanya. Bukti lainnya bahwa usaha ini memiliki daya tahan dalam usahanya dapat terlihat juga dari sisi pergantian tenaga kerja. Semakin besar tingkat pergantian tenaga kerja mengindikasikan bahwa usaha ini memiliki masalah dalam usahanya. Dalam hal ini tingkat pergantian tenaga kerja hanya sebesar 33.3 persen (tabel V.14). D. Pemasaran Tabel V. 16. Trend Penjualan /Omzet Responden Trend Penjualan (April 2007-Maret 2008) Cenderung Naik Cenderung Turun Cenderung Stabil Sumber: Hasil wawancara, 2008
% Su √
Yc √
Mb √
Kc
Jf
Pl
√ √
√
33.3% 33.3% 33.3%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, sebanyak 33,3 persen responden menjawab bahwa trend penjualannya (omzet)nya menigkat/naik dan sebanyak 33.3 persen responden menjawab trend penjualan/omzetnya cenderung turun, serta 33.3 persen responden menjawab trend penjualannya stabil (lihat tabel V.16). Meskipun responden yang pendapatannya cenderung stabil dan turun mendapatkan
sebesar 66.6 persen, tetapi mereka masih mampu
keuntungan
dan
mempertahankan
usahanya
serta
mengembangkan usahanya. Stabilnya dan turunnya trend penj ualan ini tidak terlalu berpengaruh bagi usaha restoran/rumah makan ini. Hal ini dikarenakan beberapa alasan diantaranya pertama, sifat dari usaha dibidang makanan mudah menyesuaikan terhadap tekanan/bersifat fleksibel dan lentur. Kedua, sektor usaha ini juga tidak membutuhkan banyak biaya tetap, sebagian besar pengeluaran untuk biaya variabel, sehingga bila penjualan menurun masih mempu menutup biaya variabel tersebut, atau bahkan masih bisa menghasilkan laba/keuntungan. Jenis usaha restoran/rumah makan memiliki titik pulang pokok (BEP) yang relatif tidak terlalu lama. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari para narasumber, mereka mengatakan bahwa dalam kurun waktu 1 – 2 tahun beroperasi mereka sudah bisa mencapai titik pulang pokok (BEP). Hal ini berarti menandakan bahwa target untuk menghasilkan titik pulang pokok (BEP) rendah dan waktu untuk mencapai keuntungan relatif lebih cepat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Tabel V. 17. Strategi Usaha Penjualan Strategi Usaha Penjualan yang Akan Dilakukan
Responden % Su
Yc
Penetrasi Pasar Pengembangan Produk Pengembangan Pasar Diversifikasi Pasar Menaikkan Harga √ √ Produk Sumber: Hasil wawancara, 2008
Mb
Kc
Jf
Pl
√ √
√
√
16.7% 33.3%
50%
Gejolak perekonomian yang kadang-kadang tidak menentu menuntut para pengusaha termasuk pengusaha restoran/rumah makan untuk pandai-pandai menyiasatinya agar usaha tetap mampu bertahan hidup. Siasat apa saja yang di jalankan oleh para pengusaha restoran/rumah makan ini?. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari lapangan ada tiga cara di pilih responden, pertama, melakukan penetrasi pasar sebesar 16.7 persen, kedua, pengembangan produk sebanyak 33.3 persen, dan ketiga, menaikkan harga produk sebesar 50 persen (lihat tabel V.17). Cara-cara diatas relatif mudah dilaksanakan karena tidak terlalu membutuhkan
pertimbangan-pertimbangan
yang
sulit
dari
pihak
manajemen untuk melaksanakannya. Jadi kesimpulan secara umumnya diperoleh jawaban bahwa dari sisi pemasaran, usaha restoran ayam goreng lokal ini mempunyai daya tahan dalam usahanya. Hal ini dapat di lihat dari trend penjualannya yang cenderung naik sebesar 33.3 persen dan pendapatan yang cenderung stabil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
dan turun sebesar 66.6 persen. Meskipun ada pendapatan responden yang cenderung stabil dan turun sebesar 66.6 persen, namun mereka masih mampu menghasilkan keuntungan dan mempertahankan usahanya. Salah satu hal yang mendukung daya tahan usaha mereka juga dapat di lihat dari adanya strategi usaha penjualan mereka. Strategi usaha penjualan ini akan membuat usaha mereka akan tetap bertahan dalam usahanya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan sebesar 16.7 persen responden menggunakan
strategi
penetrasi
pasar,
33.3
persen
responden
menggunakan strategi pengembangan produk, serta 50 persen responden menggunakan strategi menaikkan harga produk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian dengan cara wawancara yang ditujukan pada para responden yaitu para pemilik atau yang mewakili dari restoran/rumah makan ayam goreng di Kabupaten Sleman, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dilihat dari sisi peran modal sendiri dalam mendukung kemandirian usaha, restoran-restoran ayam goreng lokal di Kabupaten Sleman mempunyai daya tahan dalam usahanya. Hal ini terlihat dari besarnya persentase modal sendiri yaitu sebesar 83.3 persen. Dikatakan mempunyai daya tahan dalam sisi modal juga karena usaha- usaha restoran ayam goreng lokal ini masih mampu menghasilkan keuntungan (rentabilitas). Tingkat rentabilitas usaha ayam go reng lokal di Kabupaten Sleman rata-rata di atas 20 persen per bulannya, tingkat rentabilitas usaha restoran ayam goreng lokal di Kabupaten Sleman ini jauh berada di atas tingkat suku bunga tabungan bank, dalam hal ini bank Mandiri. 2. Dari sisi perolehan bahan baku untuk kelancaran usaha, restoran-restoran ayam goreng lokal di Kabupaten Sleman mempunyai daya tahan dalam usahanya. Hal ini terbukti dari melalui:
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
a. 100 persen responden menjawab tidak pernah mengalami kesulitan dalam memperoleh bahan baku. b. 100 persen responden mengaku perolehan pasokan bahan bakunya di antar oleh pemasok. c. 100 persen responden menjawab bahwa penentuan harga bahan baku mengikuti harga pasar. d. 100 persen responden juga mempunyai strategi dalam upaya mengatasi kenaikan harga bahan baku. 3. Dilihat dari sisi penggunaan tenaga kerja, restoran-restoran ayam goreng lokal di Kabupaten Sleman mempunyai daya tahan dalam usahanya. Hal ini terlihat dari fakta sebagai berikut: a. Besarnya jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh usaha-usaha restoran ayam goreng lokal di Kabupaten Sleman ini. Besarnya jumlah tenaga kerja ini berarti semakin maju usaha ini dan semakin kuat daya tahannya. b. Daya tahan mereka juga dapat terlihat dari rendahnya tingkat pemutusan hubungan kerja yaitu hanya sebesar 16.7 persen, dan tidak pernah melakukan pemutusan hubungan kerja sebesar 83,3 persen. Semakin kecil tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) maka berarti usaha ini kuat dan mempunyai daya tahan. c. Dari sisi pergantian tenaga kerja hanya 33.3 persen responden pernah mengganti tenaga kerjanya dan 66.6 persen tidak pernah mengga nti tenaga kerjanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
4. Dilihat dari sisi omzet, restoran-restoran ayam goreng lokal di Kabupaten Sleman mempunyai daya tahan dalam usahanya. Hal ini terlihat dari trend penjualan mereka yang cenderung naik yaitu sebesar 33.3 persen, cenderung stabil 33.3 persen dan cenderung turun sebesar 33.3 persen. Meskipun pendapatan responden ada yang cenderung turun yaitu sebesar 33.3 peren, namun mereka masih mampu memperoleh keuntungan. Dikatakan cenderung turun apabila dibandingkan dengan pendapatan mereka tahun-tahun sebelumnya. Daya tahan usaha dari sisi omzet juga dapat terlihat dari adanya 100 persen responden menggunakan strategi untuk mempertahankan usahanya. Strategi-strategi tersebut meliputi strategi penetrasi pasar sebesar 16.7 persen, pengembangan produk 13.3 persen, dan menaikkan harga 50 persen. B. Saran Dengan meningkatnya persaingan dan semakin kompleksnya pasar di era globalisasi dan pasar bebas ini, maka semua usaha dalam hal ini usaha restoran-restoran ayam goreng lokal harus dapat lebih meningkatkan kemampuannya dalam berbagai hal guna tetap menjaga eksistensi usahanya. Menghadapi kondisi tersebut dan berdasarkan kesimpulan tentang analisa daya tahan usaha restoran-restoran ayam goreng lokal di Kabupaten Sleman, maka penulis akan memberikan saran yang na ntinya diharapkan dapat meningkatkan daya tahan dari usaha-usaha ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
1. Bagi-bagi restoran-restoran ayam goreng lokal yang ada di Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua usaha restoran ayam goreng lokal yang diteliti di Kabupaten Sleman mempunyai daya tahan dalam usahanya.
Kedepannya
mereka
diharapkan
untuk
tetap
mempertahankannya dan berusaha meningkatkan diri lagi dengan segenap sumber daya yang dimiliki guna menghadapi persaingan yang semakin ketat dan komplek ini. 2. Bagi Pemerintah Hasil penelitian menunjukkkan semua usaha restoran ayam goreng lokal yang diteliti di Kabupaten Sleman mempunyai daya tahandalam usahanya. Meskipun hasil penelitian menunjukkan mereka mempunyai daya tahan dalam usahanya, namun masa yang akan datang tetap membutuhkan bantuan dari pemerintah supaya mereka bisa mempertahankan usahanya atau bahkan meningkatkan kemampuan usahanya. Bantuan-bantuan tersebut dapat berupa bimbingan, penyuluhan, kemudahan-kemudahan dalam meningkatkan usahanya seperti adanya bantuan promosi, pemasaran dan lainnya. 3. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua usaha restoran ayam goreng lokal yang diteliti di Kabupaten Sleman mempunyai daya tahan dalam usahanya. Melihat adanya daya tahan tesebut, penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya memasukkan variabel- variabel lain untuk melihat daya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
tahan yang lainnya dalam usaha ini yang belum diteliti dalam penelitian ini seperti dari sisi aspek keuangan yang meliputi aspek solvabilitas, likuiditas dalam usaha ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Daftar Pustaka
Agustaman. 2007. Franchise Guide Series: Kiat Memilih Usaha dengan Biaya Kecil Untung Besar. Jakarta: Dian Rakyat.
Astuti, Dewi. 2006. Kajian Bisnis Franchise Makanan di Indonesia, Journal FE Management Universitas Kristen Petra Surabaya.
Azra, Azyumardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta: Kompas.
Bello, Walden. 2004. De-globalisasi: Gagasan-gagasan Ekonomi Dunia Baru. Yogyakarta: Pondok Edukasi.
Giddens. Anthony. 2001. Runaway World: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita. Jakarta: Grasindo
Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius.
Gitosudarmo, Indriyo.1992. Pengantar Bisnis. Yogyakrta: BPFE.
Martin Mendelsohn. 1993. Franchising: Petunjuk Praktis bagi Franchisor dan Franchisee. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.
Maryani, Endang. 2002. Analisa Daya Tahan Perusahaan dalam menghadapi krisis: Studi Kasus pada PT. Mandom Tbk. Skripsi. Yogyakarta: F.E. USD.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta
Suseno Triyanto Widodo, Hg. dkk. 1998. Analisa Daya Tahan Sektor Informal Menghadapi Krisis Ekonomi. Yogyakarta: USD.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Sutendy, Deddy. 2003. Kepuasan Konsumen dan Strategi Pemasaran: Studi Kasus Pada Restoran Boyong Kalegan di Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: F.E. USD.
Sukandar, Anang. 2004. Franchising di Indonesia. Jakarta: Asosiasi Franchise Indonesia (AFI).
Saraswati, Anastasia. 2004. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih restoran fast food: studi kasus konsumen restoran fast food. Skripsi. Yogyakarta: F.E. USD
Suwarsono. 1994. Manajemen Strategik: Konsep, Alat Analisa, dan Konteks. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Porter. E, Michael. 2003. Implementasi Manajemen Stratejik: Kebijakan dan Proses. Yogyakarta: Amara Books
Wigati Retno Astuti, C, Cornelio Purwantini. 2003. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: Kanisius
http://www.kompas.co.id/kompascetak/0703/02/jateng/49352.htm/22/9/2007.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Tabel V. 18. Kisi-Kisi Wawancara Analisa Daya Tahan Usaha Restoran Lokal: Studi Kasus Pada Usaha Restoran Ayam Goreng Lokal Di Kota Yogyakarta. No I.
Variabel Sejarah Perusahaan
Indikator A. Pendirian
No. Item 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
perusahaan B. Letak
1,2,3
perusahaan C. Bentuk
1,2,3,4
perusahaan
II.
Bagian produksi
1,2,3,4,5,6
III.
Akuntansi
1,2,3,
IV.
Personalia
1,2,3,4,5
Struktur organisasi
1,2
Inventaris/aktiva tetap
1,2,3
V. VI.
VII.
Permodalan
• Rentabilitas
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, 11
VIII.
Bahan Baku
• Sumber bahan
A
baku • Kontinyuitas
B
bahan baku • Perkembangan
C
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bahan baku • Kesulitan
D
memperoleh bahan baku • Cara memperoleh
E
bahan baku • Dominasi
F
Penentuan harga bahan baku • Upaya mengatasi
G
kenaikan harga IX.
Tenaga Kerja
• Proporsi tenaga
A
kerja (Keluarga dan Non Keluarga) • Proporsi Upah
B
tenaga kerja dengan pengeluaran • Jumlah tenaga kerja
C
• Ada tidaknya PHK
D
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
• Pergantian tenaga kerja X.
Customer/Pemasaran
E
• Trend Penjualan
A
• Penurunan
B
pelanggan • Strategi
C
Penjualan XI.
Omzet/Pengeluaran
• Penjualan
A
bruto/hari • Pengeluaran
B
Bruto/hari • Berapa omzet per hari
C
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Pedoman Pertanyaan wawancara
I. Sejarah Perusahaan A. Pendirian perusahaan 1. Kapan dan dimana usaha ini didirikan? 2. Apa nama Usaha ini? 3. Apakah ada perubahan nama usaha dari waktu berdiri sampai sekarang? 4. Usaha ini didirikan dengan akte notaris siapa?, nomor berapa? 5. Mendapatkan ijin resmi dari instansi apa? 6. Siapa nama direktur/pimpinan perusahaan saat ini? 7. Bagaimana komposisi pemegang modal saat ini? 8. Siapa pemegang modal terbesar? 9. Sebutkan data gedung perusahaan? 10. Apa filosofi yang dianut perusahaan? B. Letak perusahaan 1. Di mana letak awal usaha? 2. Apakah ada alasan khusus mengapa perusahaan memilih lokasi/tempat tersebut? 3. Berapa luas tanah yang digunakan untuk usaha? C. Bentuk Perusahaan 1. Apa bentuk bentuk usaha ini (PT, CV, Firma)? 2. Siapa yang bertanggung jawab atas usaha ini? 3. Bagaimana bentuk susunan pimpinan pada waktu berdiri sampai sekarang?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
4. Ada berapa kepala bagian? Apa saja? II. Bagian Produksi A. Apa saja bahan baku yang digunakan? B. Produk makanan apa saja yang dihasilkan? C. Saat ini ada berapa jumlah produk makanan yang dihasilkan? D. Produk makanan apa yang menjadi unggulan perusahaan? E. Adakah bahan baku yang diimpor? Jika ada dari negara mana? F. Apakah dalam memproduksi makanan tersebut menggunakan mesin tertentu? Jika ada apa nama mesin tersebut? III. Akuntansi A. Bagaimana sistem pembukuan dalam usaha? B. Bagaimana bentuk laporan keuangan yang dibuat perusahaan? C. Apakah ada perubahan kebijakan akuntansi menghadapi persaingan? IV. Personalia A. Berapa jumlah karyawan saat ini? B. Bagaimana status karyawan? C. Bagaimana pengaturan jam kerja karyawan? D. Bagaimana balas jasa terhadap karyawan? E. Bagaimana prosedur untuk memp eroleh tenaga kerja? V. Struktur Organisasi A. Bagaimana struktur organisasi usaha ini ? B. Bagaimana organisasi formal dan informalnya?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
VI. Inventaris/Aktiva tetap A. Berapa luas tanah dan gedung? B. Berapa jumlah mesin dan apa jenisnya? C. Apakah ada kekayaan lain diluar pabrik? VII. Permodalan A. Sumber Modal Responden 1. Berapa jumlah modal yang diperlukan pada waktu mendirikan usaha ini? 2. Dari mana saja sumber modal untuk mendirikan usaha ini? a. Modal sendiri b. Modal dari luar c. Modal sendiri + Modal dari luar B. Rentabilitas a. Berapa besar laba bruto perusahaan anda per bulan? b. Berapa besar penjualan netto perusahaan anda per bulan? c. Berapa harga pokok penjualan per unit produk? d. Berapa besar laba operasi sebelum pajak? e. Berapa besar keuntungan netto setelah pajak dari perusahaan anda per bulannya? f. Berapa rata-rata penjualan netto perusahaan anda per bulan? g. Berapa besar modal yang di investasikan untuk mendirikan perusahaan anda ini? h. Berapa tahun beroperasi perusahaan anda ini baru bisa mencapai titik Break Event Point?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
i.
85
Berapa tahun beroperasi perusahaan anda ini baru bisa mencapai keuntungan netto
j. Berapa besar biaya operasi yang di keluarkan dari per unit produk? k. Berapa besar biaya umum yang di keluarkan dari per unit produk? VIII. Bahan Baku A. Dari mana sumber bahan baku yang digunakan dalam proses produksi? B. Apakah kontinyuitas bahan baku ini terjamin? C. Apakah ada perkembangan/penambahan bahan baku yang digunakan? D. Apakah ada Kesulitan dalam Memperoleh Bahan Baku? 1. Tak Pernah 2. Kadang-kadang 3. Seringkali E. Bagaimana cara memperolehan Pasokan Bahan Baku? 1. Diantar Pemasok 2. Membeli di Pasar/Pemasok F. Siapa yang mendominasi Penentuan Harga Bahan Baku? 3. Pihak Pembeli 4. Pihak Penjual 5. Tawar Menawar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
G. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kenaikan Harga Bahan Baku? 1. Mengganti bahan baku 2. Mengurangi porsi bahan baku 3. Menaikkan harga jual 4. Lainnya IX.
Tenaga Kerja A. Bagaimana komposisi tenaga kerja yang dimiliki? 1. Anggota keluarga (AK) 2. Famili (sanak- saudara) 3. Bukan anggota keluarga (BAK) 4. Anggota keluarga dibantu bukan anggota keluarga B. Bagaimana proporsi upah tenaga kerja dengan penge luaran? C. Berapa jumlah tenaga kerja yang di gunakan dalam menjalankan usaha ini? 1. Antara 1-20 orang 2. Antara 20-25 orang 3. Lebih dari 50 D. Apakah ada PHK? 1. Ada 2. Tidak ada E. Apakah ada pergantian tenaga kerja selama ini? 1. Tidak Pernah 2. Jarang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
X. Pemasaran A. Bagaimana trend penjualan selama ini? 1. Cenderung naik 2. Cenderung turun 3. Cenderung stabil B. Apakah ada penurunan pelanggan selama ini? C. Strategi usaha penjualan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan penjualan? 1. Penetrasi pasar 2. Pengembangan produk 3. Pengembangan pasar 4. Diversifikasi pasar 5. Menaikkan harga produk XI. Pengeluaran A. Berapa rata-rata penjualan kotor per hari? B. Berapa rata-rata pengeluaran kotor per hari? C. Berapa Omzet Per hari?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Perhitungan tingkat rentabilitas dari para responden: a. Restoran Ayam Goreng Suharti: Biaya tetap: Gaji karyawan ( 84 orang @ Rp 700.000 )
: Rp 58.800.000/bulan
Biaya listrik dan telepon
: Rp 12.000.000/bulan
Total
Rp 71.300.000/bulan
Biaya Variabel: Ayam Kampung Rp
28.000
Tepung
Rp
900
Minyak Goreng
Rp
1.700
Gas
Rp
880
Bumbu Rendam Rp
500
Bumbu Goreng
Rp
200
Saos Sambal
Rp
4.000
Kemasan
Rp
1.320
Total
Rp
37.500
Jumlah Ayam/ekor Per
Per
hari
bulan
200
6000
Biaya Operasional Hasil Penjualan (Rp) 660.000.000
(Rp) Biaya
Biaya
Variabel
Tetap
225.000.000
71.300.000
L/R (Rp)
Jumlah 363.700.000 296.300.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Keterangan: 1. 1 bulan
: 30 hari
2. Harga Jual
: Rp ± 55.000/potong ayam
3. 1 ekor ayam
: 2 potong
4. Hasil Penjualan
: Jumlah ayam terjual per bulan x per potong ayam.
5. Biaya variabel
: Jumlah ayam terjual/bulan x biaya variabel.
6. Laba rugi hanya (L/R) hanya di perhitungkan dari penjualan ayam saja, tidak termasuk pendapatan dari penjualan lainnya seperti nasi, minuman, kentang, sop, dan lain- lain. 7. Perhitungan di dasarkan atas 1 cabang (kantor pusat 8. Rentabilitas usaha: Laba Rentabilitas = --------------- x 100% Penjualan Rp 363.700.000 Rentabilitas = ----------------------- x 100% Rp 660.000.000
Rentabilitas = 55.10% b. Restoran ayam goreng Yogya Chicken Biaya tetap: Gaji karyawan ( 50 orang @ Rp 500.000)
: Rp 25.000.000/bulan
Biaya sewa (4 @ 15 juta/th= 45 jt)
: Rp 3.750.000/bulan
Biaya listrik ( 4@ 400 ribu)
: Rp 2.000.000/bulan
Total
Rp 30.750.000/bulan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Biaya Variabel: Ayam Potong
Rp
16.000
Tepung
Rp
500
Minyak Goreng
Rp
1.480
Gas
Rp
880
Bumbu
Rp
500
Saos Sambal
Rp
2.136
Kemasan
Rp
1.320
Total
Rp
22.816
Perhitungan: Jumlah
Biaya Operasional
Ayam/ekor
Hasil
Per
Per
Penjualan
hari
bulan
(Rp)
200
6000
240.000.000
(Rp) Biaya
Biaya
Variabel
Tetap
136.896.000
30.750.000
L/R (Rp)
Jumlah
167.646.000
72.354.000
Keterangan: 1. 1 bulan
: 30 hari
2. Harga Jual
: Rp ± 5000/potong ayam
3. 1 ekor ayam
: 8 potong
4. Hasil Penjualan
: Jumlah ayam terjual per bulan x per potong ayam.
5. Biaya variabel
: jumlah ayam terjual/bulan x biaya variabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
6. Laba rugi hanya (L/R) hanya di perhitungkan dari penjualan ayam saja, tidak termasuk pendapatan dari penjualan lainnya seperti nasi, minuman, kentang, sop, dan lain- lain. 7. Perhitungan di dasarkan atas 5 cabang 8. Rentabilitas usaha: Laba Rentabilitas = --------------- x 100% Penjualan Rp 72.354.000 Rentabilitas = ----------------------- x 100% Rp 240.000.000
Rentabilitas = 30.14%
c. Restoran ayam goreng Mbok Berek Biaya tetap: Gaji karyawan ( 33 orang @ Rp 500.000) : Rp
16.500.000
Biaya listrik
: Rp
600.000
Biaya telpon
: Rp
500.000
Total
Rp 17.600.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Biaya Variabel: Ayam Potong
Rp
28.000
Tepung
Rp
772
Minyak Goreng
Rp
1.700
Gas
Rp
800
Bumbu Rendam Rp
400
Bumbu Goreng
Rp
200
Saos Sambal
Rp
4.000
Kemasan
Rp
1.400
Total
Rp
37.272
Perhitungan: Jumlah
Biaya Operasional
Ayam/ekor Per
Per
hari
bulan
20
600
Hasil Penjualan (Rp) 66.000.000
L/R (Rp)
(Rp) Biaya
Biaya
Variabel
Tetap
22.363.200
17.600.000
Jumlah 26.037.000 39.963.000
Keterangan: 1. 1 bulan
: 30 hari
2. Harga Jual
: Rp 55.000 /potong ayam
3. 1 ekor ayam
: 2 potong
4. Hasil Penjualan
: Jumlah ayam terjual per bulan x per potong ayam.
5. Biaya variabel
: jumlah ayam terjual/bulan x biaya variabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
6. Laba rugi hanya (L/R) hanya di perhitungkan dari penjualan ayam saja, tidak termasuk pendapatan dari penjualan lainnya seperti nasi, minuman, kentang, sop, dan lain- lain. 7. Perhitungan di dasarkan atas 1 cabang Laba Rentabilitas = --------------- x 100% Penjualan Rp 26.037.000 Rentabilitas = ----------------------- x 100% Rp 66.000.000 Rentabilitas = 39.45% d. Ayam goreng Kentuku Fried Chicken Biaya tetap: Gaji karyawan (16 orang @ Rp 430.000)
: Rp 6.880.000
Biaya sewa (9.2 juta/th)
: Rp
Biaya listrik Total
: Rp 400.000 Rp 8.046.000
Biaya Variabel: Bahan baku utama: Ayam Potong
Rp 15.400
Tepung + bumbu
Rp
1.050
Minyak Goreng
Rp
1.250
Gas
Rp
145
Saos Sambal
Rp
1.800
Kemasan
Rp
245
Total
Rp 19.890
766.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Perhitungan: Jumlah
Biaya Operasional
Ayam/ekor Per
Per
hari
bulan
40
1200
Hasil Penjualan (Rp) 48.000.000
L/R (Rp)
(Rp) Biaya
Biaya
Variabel
Tetap
23.868.000
8.046.000
Jumlah 16.086.000 31.914.000
Keterangan: 1. 1 bulan
: 30 hari
2. Harga Jual
: Rp 4000 /potong ayam
3. 1 ekor ayam
: 10 potong
4. Hasil Penjualan
: Jumlah ayam terjual per bulan x per potong ayam.
5. Biaya variabel
: Jumlah ayam terjual/bulan x biaya variabel.
6. Laba rugi hanya (L/R) hanya di perhitungkan dari penjualan ayam saja, tidak termasuk pendapatan dari penjualan lainnya seperti nasi, minuman, kentang, sop, dan lain- lain. 7. Perhitungan di dasarkan atas 1 cabang 8. Rentabilitas usaha: Laba Rentabilitas = --------------- x 100% Penjualan Rp 16.086.000 Rentabilitas = ----------------------- x 100% Rp 48.000.000 Rentabilitas = 33.51%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
e. Ayam goreng Jakarta-Jakarta Fried Chicken Biaya tetap: • Gaji karyawan ( 32 orang @ Rp 500.000)
: Rp 16000.000
• Biaya sewa (6 juta/th)
: Rp
500.000
• Biaya listrik dan air
: Rp
600.000
Total
Rp 17.100.000
Biaya Variabel: o Ayam Potong
Rp 14.000
o Tepung
Rp
772
o Minyak Goreng
Rp
1.480
o Gas
Rp
880
o Bumbu Rendam
Rp
250
o Bumbu Goreng
Rp
200
o Saos Sambal
Rp
2.136
o Kemasan
Rp
1.320
Total
Rp 21.038
Perhitungan: Jumlah
Hasil
Ayam/ekor
Penjualan
Per
Per
(Rp)
hari
bulan
60
1800
Biaya Operasional (Rp) Biaya
Biaya Tetap
Jumlah
17.100.000
54.968.400
Variabel 90.000.000
37.868.400
L/R (Rp)
35.031.600
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Keterangan: 1. 1 bulan
: 30 hari
2. Harga Jual
: Rp 5000/potong
3. 1 ekor ayam
: 10 potong
4. Hasil Penjualan
: Jumlah ayam terjual per bulan x per potong ayam.
5. Biaya variabel
: Jumlah ayam terjual/bulan x biaya variabel.
6. Laba rugi hanya (L/R) hanya di perhitungkan dari penjualan ayam saja, tidak termasuk pendapatan dari penjualan lainnya seperti nasi, minuman, kentang, sop, dan lain- lain. 7. Perhitunga n di dasarkan atas 3 outlet. 8. Rentabilitas usaha: Laba Rentabilitas = --------------- x 100% Penjualan Rp 35.031.600 Rentabilitas = ----------------------- x 100% Rp 90.000.000 Rentabilitas = 38.92%
f. Ayam goreng Pollo Loco Biaya tetap: Gaji karyawan ( 8 orang @ Rp 400.000)
: Rp 2.400.000
Biaya sewa (10 juta/th)
: Rp
833.000
Biaya listrik dan telpon
: Rp
400.000
Total
Rp 3.363.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Biaya Variabel: Ayam Potong
Rp 16.000
Tepung
Rp
3.400
Minyak Goreng
Rp
1.150
Gas
Rp
2.300
Bumbu Goreng
Rp
750
Saos Sambal
Rp
1.000
Kemasan
Rp
2.000
Total
Rp 26. 600
Perhitungan: Jumlah Ayam/ekor Per
Per
hari
bulan
12 kg
360 kg
Hasil
Biaya Operasional
Penjualan
(Rp)
(Rp)
Biaya
Biaya Tetap
Jumlah
Variabel 18.000.000
9.576.000
L/R (Rp)
5.061.000 3.363.000
12.939.000
Keterangan: 1. 1 bulan
: 30 hari
2. Harga Jual
: Rp 5000/potong
3. 1 ekor ayam
: 10 potong
4. Hasil Penjualan
: Jumlah ayam terjual per bulan x per potong ayam.
5. Biaya variabel
: Jumlah ayam terjual/bulan x biaya variabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
6. Laba rugi hanya (L/R) hanya di perhitungkan dari penjualan ayam saja, tidak termasuk pendapatan dari penjualan lainnya seperti nasi, minuman, kentang, sop, dan lain- lain. 7. Perhitungan di dasarkan atas 2 outlet. 8. Rentabilitas usaha: Laba Rentabilitas = --------------- x 100% Penjualan Rp 5.061.000 Rentabilitas = ----------------------- x 100% Rp 18.000.000
Rentabilitas = 28.11%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Trend penjuala n per semester : 1. Restoran Ayam Goreng Yogya Chicken: (April 2007 sampai Maret 2008) Nomor
Bulan
Jumlah Penjualan
1
April
Rp 236.400.000
2
Mei
Rp 246.000.000
3
Juni
Rp 247.200.000
4
Juli
Rp 252.000.000
5
Agustus
Rp 288.000.000
6
September
Rp 324.000.000
Total
Rp 1.593.600.000
Sumber: Restoran Ayam goreng Yogya Chicken (Oktober 2007 sampai Maret 2008) Nomor
Bulan
Jumlah Penjualan
1
Oktober
Rp 216.000.000
2
November
Rp 228.000.000
3
Desember
Rp 240.000.000
4
Januari
Rp 180.000.000
5
Februari
Rp 204.000.000
6
Maret
Rp 228.000.000
Total Sumber: Restoran Ayam goreng Yogya Chicken
Rp 1.296.000.000
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
2. Restoran Ayam Goreng Pollo Loco (April 2007 sampai September 2007) Nomor
Bulan
Jumlah Penjualan
1
April
Rp 11.350.000
2
Mei
Rp 12.960.700
3
Juni
Rp 10.350.400
4
Juli
Rp 12.323.450
5
Agustus
Rp 17.976.600
6
September
Rp 12.783.900
Total
Rp 76.745.050
Sumber: Restoran Pollo Loco Fried Chicken
(Oktober 2007 sampai Maret 2008) Nomor
Bulan
Jumlah Penjualan
1
Oktober
Rp 12.346.500
2
November
Rp 11.547.000
3
Desember
Rp 9.373.000
4
Januari
Rp 11.436.660
5
Februari
Rp 9.464.900
6
Maret
Rp 9.200.000
Total Sumber: Restoran Pollo Loco Fried Chicken
Rp 63.368.060
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
3. Restoran ayam goreng Mbok Berek (April 2007 sampai September 2007) Nomor
Bulan
Jumlah Penjualan
1
April
Rp 38.370.000
2
Mei
Rp 58.380.000
3
Juni
Rp 45.390.000
4
Juli
Rp 58.447.000
5
Agustus
Rp 87.348.000
6
September
Rp 55.744.000
Total
Rp 343.679.000
Sumber: Restoran ayam goreng Mbok Berek
(Oktober 2007 sampai Maret 2008) Nomor
Bulan
Jumlah Penjualan
1
Oktober
Rp 57.773.000
2
November
Rp 44.980.000
3
Desember
Rp 48.997.000
4
Januari
Rp 51.191.000
5
Februari
Rp 41.380.000
6
Maret
Rp 38.730.000
Total Sumber: Restoran ayam goreng Mbok Berek
Rp 282.691.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
4. Kentuku Fried Chicken. (April 2007 sampai September 2007) Nomor
Bulan
Jumlah Penjualan
1
April
Rp 8.120.000
2
Mei
Rp 6.987.000
3
Juni
Rp 5.077.650
4
Juli
Rp 8.120.810
5
Agustus
Rp 7.878.950
6
September
Rp 6.890.000
Total
Rp 43.074.410
Sumber: Restoran Kentuku Fried Chicken
(Oktober 2007 sampai Maret 2008) Nomor
Bulan
Jumlah Penjualan
1
Oktober
Rp 7.277.078
2
November
Rp 10.113.158
3
Desember
Rp 6.999.460
4
Januari
Rp 6.840.050
5
Februari
Rp 7.203.560
6
Maret
Rp 9.456.800
Total Sumber: Restoran Kentuk u Fried Chicken
Rp 47.890.106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
5. Jakarta-Jakarta Fried Chicken (April 2007 sampai September 2007) Nomor
Bulan
Jumlah Penjualan
1
April
Rp 105.000.000
2
Mei
Rp 107.000.000
3
Juni
Rp 99.900.000
4
Juli
Rp 103.500.000
5
Agustus
Rp 100.000.000
6
September
Rp 109.000.000
Total
Rp 624.400.000
Sumber: Laporan omzet penjualan Jakarta-Jakarta Fried Chicken.
(Oktober 2007 sampai Maret 2008) Nomor
Bulan
Jumlah Penjualan
1
Oktober
Rp 97.500.000
2
November
Rp 100.000.000
3
Desember
Rp 115.100.000
4
Januari
Rp 103.500.000
5
Februari
Rp 105.000.000
6
Maret
Rp 38.000.000
Total
Rp 559.100.000
Sumber: Laporan omzet penjualan Jakarta-Jakarta Fried Chicken.