PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DENGAN MOTIVASI KERJA RELAWAN BERDASARKAN TEORI ERG PADA ORGANISASI NONPROFIT DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh : Esti Maryunani 109114063
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI HTIBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS Kf,,PEMIMPINAH SITUASIONAL
DENGAN MOTIYASI KERIA RELAWAN BERDASARKAilI TEORI ERG PADA ORGAMSASI NON-PROF'IT I}I YOGYAKARTA
Oleh: Esti ldaryunani
ffi#P ,\ w {tu
trlffi P
l/w*'
adM "3 #,
g"'f**
@*
Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi.
*{ft R$
rr*,-tft{t *i;r
w
r*c/
fr ' r,i.orh\ tr.
***Jh
,t,
-**#sNH
-L
:*
"*\
"#
t;(1. -::x )
{&' u $'aW" d{\
t
/S
ranggal
, 26 nUg 2fi5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIP$ HUBUNGAII ANTARA EFE.KTTVITAS KEPSMIMPINAIiI SITUASIONAL I}ENGAI\I' MOTIYAST KtrRJA RETAWATT BERI}ASARKATT TtrORf ERG
PADA ORGAI\IISAST NON-PROFIT Dt YOGYAKARTA
Dipersiaplmn dan ditulis oleh:
Esti Maryunani
Penguji I Penguji 2 Penguji 3
:
Dr. T. Priyo
YogyaM,t?[- AUG ?0lS tas Psikologi
fru, b.
SanataDharma
{m
VF Bi*. .
ilr
Priyo Widiyanto, M.Si.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Jangan mengeluh Jadilah tangguh seperti yang kamu impikan ! (Eross Candra)
Mimpi tak berlengan, Tapi akan selalu ada jika engkau menginginkan (Dee Lestari)
The future depends on what we do in the present (Mahatma Gandhi)
Akhir dari perjuanganmu hanya kamu yang menentukan, MENYERAH atau MELANGKAH (Anonim)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus yang selalu menemaniku, Bapak dan Ibu yang selalu tulus mendukung dan mendoakan, Keluarga dan Teman-teman yang selalu ada untukku, Dan untukku sendiri yang selalu berusaha bangkit karena percaya selalu ada pelangi sehabis hujan
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Agustus 20 1 5 Penulis,
dQ, Esti Maryunani
V1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DENGAN MOTIVASI KERJA RELAWAN BERDASARKAN TEORI ERG PADA ORGANISASI NONPROFIT DI YOGYAKARTA
Esti Maryunani ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efektivitas kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan antara efektivitas kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan pada organisasi nonprofit. Subjek dalam penelitian ini adalah 73 relawan organisasi non-profit yang telah bergabung minimal 6 bulan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala yang telah diuji reliabilitasnya pada 37 subjek. Skala motivasi kerja terdiri dari kebutuhan eksistensi (r = 0,681), kebutuhan berelasi (r = 0,821), dan kebutuhan berkembang (r = 0,742). Skala efektivitas kepemimpinan situasional terdiri dari perilaku tugas (r = 0,817), perilaku hubungan (r = 0,827), dan kematangan bawahan (r = 0,806). Peneliti tidak dapat melakukan uji korelasi sebab terdapat proporsi yang tidak seimbang terhadap kedua variabel. Peneliti melakukan uji analisis tambahan menggunakan uji korelasi Chi-Square dengan sig < 0,05. Hasil yang diperoleh terdapat hubungan antara masa kerja dengan motivasi kerja relawan pada organisasi non profit (sig = ,047). Disisi lain, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi kerja relawan pada organisasi non-profit (sig = 0,076). Kata Kunci :
Motivasi kerja ERG, kebutuhan eksistensi, kebutuhan berelasi, kebutuhan berkembang, efektivitas kepemimpinan situasional, dimensi perilaku tugas, dimensi perilaku hubungan, dimensi kematangan bawahan, relawan, organisasi non-profit, masa kerja, jenis kelamin
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATION BETWEEN SITUATIONAL LEADERSHIP EFFECTIVENESS AND VOLUNTEERS WORK MOTIVATION BASED ON ERG THEORY IN NON-PROFIT ORGANIZATIONS IN YOGYAKARTA
Esti Maryunani ABSTRACT This research aimed to examine the relationship between situational leadership style effectiveness and volunteer’s work motivation based on ERG theory. The hypothesis in this research was that there was a relationship between situational leadership effectiveness and volunteer’s work motivation in non-profit organizations. The participants of this study were 73 volunteers of non-profit organizations who had worked for 6 months. The data was collected using a scale tested among 37 subjects to confirm its reliability. The work motivation scale consisted of existence need (r) = 0,681, relatedness need (r) = 0,821, and growth need (r) = 0,742. Scale measuring situational leadership consisted of task behavior (r) = 0,817, relation behavior (r) = 0,827, and volunteers maturity (r) = 0,806. The data analysis can’t fulfilled because the variable’s has unbalanced compotition. In his research used Chi-Square correlation technique with the significant value < 0,05 for a increase data analysis. The correlation result showed that work period had correlation with work motivation in non-profit organizations as shown by (p = 0,047), but gender hasn’t correlation with work motivation in non-profit organizations as shown by ( p = 0,076), Keywords : ERG work motivation theory, existence need, relatedness need, growth need, situational leadership effectiveness, task behavior, relation behavior, volunteers maturity, volunteer, non-profit organizations, work period, gender
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama
Nomor
: Esti Maryunani
Mahasiswa : 109114063
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
:
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DENGAN MOTIVASI KERJA RELAWAN BERDASARKAN TEORI ERG PADA ORGANISASI NON-PROFIT DI YOGYAKARTA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya berikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ,jin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penuiis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Agustus 2015
Yang menyatakan,
7Q^Q. Esti Maryunani
1X
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Terima kasih yang tak terhingga peneliti haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus untuk segala penyertaan-Nya, perlindungan, dan bimbingan yang telah diberikan kepada peneliti sehingga proses penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu, mendukung, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang teramat dalam penulis haturkan kepada : 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih untuk waktu, masukan, dan kesabaran ibu dalam membimbing saya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. 4. Seluruh dosen penguji skripsi untuk masukan yang membangun. 5. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, MS., selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih untuk seluruh nasehat dan pengalaman hidup yang telah ibu bagikan. Sehat selalu bu. 6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi atas semua ilmu dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama proses perkuliahan.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni, dan Pak Gie atas bantuan, pelayanan, keramahan, dan canda tawa yang telah dibagikan selama proses perkuliahan. 8. Terima kasih kepada teman-teman relawan yang telah membantu penulis dalam memperoleh data penelitian, yaitu teman-teman relawan dari komunitas Coin A Chance (CAC) Yogyakarta, Yayasan Sosial Soegijapranata Perkampungan Pingit, PLU Satu Hati, Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO), LSM Rifka Annisa Women Crisis Center, LSM SOS Children’s Village, Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Yogyakarta atas partisipasinya dalam penelitian ini. 9. Terima kasih yang tak terhingga untuk Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan semangat kepada penulis dalam proses pengerjaan skripsi. Terima kasih tidak pernah menuntut dan selalu setia mendengar keluh kesah perjuangan ini. Love! 10. Terima kasih untuk kedua kakakku, Erlin Frandita dan Ratna Murtiningtyas. Thankyou Idjah dan Inah buat semua doa, dukungan, dan semangatnya. 11. Teman-teman yang selalu ada dalam suka dan duka, yang selalu mengisi hari-hariku dengan kekonyolan mereka. Terima kasih sudah menemaniku selama proses perkuliahan kita, Pinno, Pudji, Daning, Tista, Fiona, Lolla, Ghea, dan Vienna. Dan terima kasih yang tak terkira untuk Anin yang selalu merelakan diri menemani penulis dalam proses pengambilan data di segala kondisi dan situasi.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12. Teman-teman Psikologi 2010 dan teman-teman kelas B, Sandi, Ninda, Helen, Maria Fiona, Yovi, Keket, dan lainnya. Terima kasih kebersamaannya selama ini. Sukses untuk kita semua. 13. Engger dan Ardhian Listyarian yang sudah bersedia menjadi suhu SPSS dan abstrak, terima kasih ya mau direpotkan. 14. Teman-teman Crew Radio Masdha 2010 dan seluruh teman-teman Divisi Marketing untuk bekerjasama dan pertemanan kita selama 2 tahun. 15. Teman, sahabat, dan juga kakak, Made Manik Wikansari, yang selalu di hati. Terima kasih Manyot sudah mau jadi segalanya baik di Marketing Masdha dan Psikologi. Peluk cium buat Manyot dari Jogja! 16. Cahya Budi Wibawa, terima kasih untuk setiap pertanyaan “Kapan lulus?”, “Piye revisine?” yang membangun dan jadi tempat ngeluh. 17. Benedictus Geovani Suharrukmana yang pernah menjadi passion awal pengajuan judul skripsi. Terima kasih pernah menginspirasi. Penulis menyadari bahwa karya ini masih belum sempurna. Segala kekurangan, ketidaktelitian, dan kekeliruan karya ini menjadi tanggung jawab penulis. Dengan rendah hati, penulis menerima saran dan kritik. Yogyakarta, 26 Agustus 2015
Esti Maryunani
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xviii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7 1. Manfaat Teoretis .................................................................................. 7 2. Manfaat Praktis .................................................................................... 8 a. Bagi Subjek .................................................................................... 8 b. Bagi Organisasi dan Pemimpin Organisasi..................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 9 A. Kepemimpinan Situasional ........................................................................ 9 1. Definisi Kepemimpinan ....................................................................... 9 2. Kepemimpinan Situasional ................................................................ 11 3. Gaya Kepemimpinan Situasional ....................................................... 13 4. Dimensi Kepemimpinan Situasional .................................................. 16 5. Persepsi Terhadap Kepemimpinan Situasional .................................. 19 B. Motivasi Kerja .......................................................................................... 20 1. Definisi Motivasi ................................................................................ 20 2. Definisi Motivasi Kerja ...................................................................... 22 3. Teori Motivasi Kerja .......................................................................... 23 4. Teori Motivasi Kerja “ERG” ............................................................. 25 5. Jenis-jenis Kebutuhan Motivasi Kerja ERG ...................................... 26 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja ........................... 28 C. Relawan Organisasi Non-Profit ............................................................... 30 xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Organisasi Non-Profit ........................................................................ 30 2. Relawan .............................................................................................. 33 D. Dinamika Hubungan Antara Efektivitas Kepemimpinan Situasional dengan Motivasi Kerja Relawan Berdasarkan Teori ERG pada Organisasi Non-Profit di Yogyakarta ........................................................................ 34 E. Skema Penelitian/ Kerangka Penelitian ................................................... 39 F. Hipotesis ................................................................................................... 40 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 41 A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 41 B. Identifikasi Variabel ................................................................................. 41 C. Definisi Operasional ................................................................................ 42 1. Motivasi Kerja .................................................................................... 42 2. Efektivitas Kepemimpinan Situasional .............................................. 42 D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 43 E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 44 1. Skala Motivasi Kerja .......................................................................... 45 2. Skala Efektivitas Kepemimpinan Situasional .................................... 46 a. Skala Perilaku Tugas .................................................................... 47 b. Skala Perilaku Hubungan ............................................................. 48 c. Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis .............................. 49 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ........................................................ 50 1. Validitas Skala ................................................................................... 50 2. Seleksi Aitem ..................................................................................... 51 xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Skala Motivasi Kerja ERG ........................................................... 52 b. Skala Perilaku Tugas .................................................................... 54 c. Skala Perilaku Hubungan ............................................................. 56 d. Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis .............................. 58 3. Reliabilitas ......................................................................................... 60 a. Skala Motivasi Kerja .................................................................... 60 b. Skala Perilaku Tugas .................................................................... 61 c. Skala Perilaku Hubungan ............................................................. 62 d. Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis .............................. 62 G. Metode Analisis Data .............................................................................. 62 1. Uji Asumsi Normalitas ...................................................................... 62 2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 63 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 64 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 64 B. Deskripsi Subjek ...................................................................................... 64 1. Jenis Kelamin ..................................................................................... 64 2. Usia .................................................................................................... 65 3. Masa Kerja ......................................................................................... 65 4. Pengalaman Kerja .............................................................................. 66 C. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................ 66 1. Statistik Data Penelitian ..................................................................... 66 2. Frekuensi Data Kategori .................................................................... 70 a. Distribusi Frekuensi Dimensi Kepemimpinan Situasional .......... 70 xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Distribusi Frekuensi Efektivitas Kepemimpinan Situasional ...... 71 c. Distribusi Frekuensi Kebutuhan Motivasi Kerja ERG ................ 76 D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 76 1. Uji Normalitas ................................................................................... 76 2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 78 3. Analisis Data Tambahan .................................................................... 79 4. Pembahasan ........................................................................................ 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 89 A. Kesimpulan .............................................................................................. 89 B. Saran ......................................................................................................... 90 1. Bagi Subjek ........................................................................................ 90 2. Bagi Organisasi .................................................................................. 90 3. Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 93 LAMPIRAN ........................................................................................................ 98
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................ 39
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Skala Kebutuhan Eksistensi Sebelum Uji Coba ................... 46 Tabel 2. Blue Print Skala Kebutuhan Berelasi Sebelum Uji Coba ...................... 46 Tabel 3. Blue Print Skala Kebutuhan Berkembang Sebelum Uji Coba ............... 46 Tabel 4. Blue Print Skala Perilaku Tugas Sebelum Uji Coba ............................. 48 Tabel 5. Blue Print Skala Perilaku Hubungan Sebelum Uji Coba....................... 49 Tabel 6. Blue Print Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Sebelum Uji Coba ..................................................................................................................... 50 Tabel 7. Distribusi Item Skala Kebutuhan Eksistensi Setelah Seleksi Item ............................................................................................................................... 52 Tabel 8. Distribusi Item Skala Kebutuhan Berelasi Setelah Seleksi Item ............................................................................................................................... 52 Tabel 9. Distribusi Item Skala Kebutuhan Berkembang Setelah Seleksi Item ............................................................................................................................... 53 Tabel 10. Distribusi Item Skala Perilaku Tugas Setelah Seleksi Item ................ 54 Tabel 11. Distribusi Item Skala Perilaku Tugas Setelah Pengguguran Item ...... 55 Tabel 12. Distribusi Item Skala Perilaku Hubungan Setelah Seleksi Item ......... 56
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 13. Distribusi Item Skala Perilaku Hubungan Setelah Pengguguran Item..57 Tabel 14. Distribusi Item Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Setelah Seleksi Item ......................................................................................................... 58 Tabel 15. Distribusi Item Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Setelah Pengguguran Item ................................................................................................ 59 Tabel 16. Deskripsi Jenis Kelamin ..................................................................... 65 Tabel 17. Deskripsi Usia ..................................................................................... 65 Tabel 18. Deskripsi Masa Kerja Berdasarkan Lama Bergabung Dalam Organisasi ............................................................................................................................... 66 Tabel 19. Deskripsi Pengalaman Kerja ............................................................... 66 Tabel 20. Statistik Data Penelitian....................................................................... 67 Tabel 21. Data Teoritis dan Data Empiris............................................................ 68 Tabel 22. Hasil One Sample T-Test ..................................................................... 69 Tabel 23. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Dimensi Perilaku Tugas dan Perilaku Hubungan Pada Kepemimpinan Situasional ......................................... 71 Tabel 24. Kategori Gaya Kepemimpinan Situasional .......................................... 72 Tabel 25. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Situasional ............................................................................................................ 73
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 26. Kategori Kesesuaian Gaya Kepemimpinan Situasional Berdasarkan Kematangan Pekerjaan dan Psikologis ................................................................ 74 Tabel 27. Distribusi Frekuensi Kesesuaian Gaya Kepemimpinan Situasional Berdasarkan Kematangan Pekerjaan dan Psikologis ........................................... 74 Tabel 28. Distribusi Frekuensi Kesesuaian Gaya Kepemimpinan Situasional Berdasarkan Kematangan Pekerjaan dan Psikologis ........................................... 75 Tabel 29. Distribusi Frekuensi Kebutuhan Motivasi Kerja ERG ........................ 76 Tabel 30. Uji Normalitas...................................................................................... 77 Tabel 31. Uji Data Tambahan Hubungan Masa Kerja dengan Motivasi Kerja ............................................................................................................................... 79 Tabel 32. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Motivasi Kerja ERG dengan Masa Kerja ........................................................................................................... 80 Tabel 33. Uji Data Tambahan Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Motivasi Kerja ..................................................................................................................... 81 Tabel 34. Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Motivasi Kerja ERG dengan Jenis Kelamin ....................................................................................................... 82
xxi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Uji Coba ................................................................................ 98 Lampiran 2. Reliabilitas .................................................................................... 121 Lampiran 3. Skala Penelitian ............................................................................ 136 Lampiran 4. Uji Asumsi .................................................................................... 151 Lampiran 5. Uji Data Tambahan ....................................................................... 157
xxii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Organisasi non-profit menjadi salah satu tipe organisasi yang cukup berkembang pesat di dunia, khususnya pada organisasi sosial (Hall &Worth, dalam Varela, 2013). Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985, organisasi non-profit merupakan organisasi yang dibentuk oleh masyarakat dan berperan serta pada proses pelayanan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan nasional yang berdasarkan Pancasila (dalam Wursanto, 2002). Untuk mencapai tujuan nasional tersebut, organisasi membutuhkan tenaga sosial yang dapat dipercaya agar dapat mewujudkan suatu perubahan positif di dalam masyarakat, yaitu tenaga sukarelawan yang menjalankan sejumlah pelayanan sebagai kegiatan utama organisasi non-profit (Herman dan Heimovics, dalam Puspita, 2012). Relawan adalah bagian yang sangat berharga pada organisasi nonprofit dalam berbagai situasi (Worth, dalam Varela 2013) sebab dalam pengabdiannya terhadap masyarakat, relawan dituntut untuk selalu siap melayani masyarakat tanpa ada batasan waktu (Komunikasi pribadi, 19 Juni 2014). Menurut Schroender (dalam Hutapea et al., 2012), relawan merupakan individu yang rela menyumbangkan jasa, kemampuan, dan waktu tanpa mengharapkan keuntungan materi dari organisasi. Harapan tersebut
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menyebabkan
suatu
organisasi
perlu
mengetahui
motivasi
2
yang
melatarbelakangi setiap tenaga kerja dalam bekerja, terlebih pada relawan yang secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan agar organisasi dapat mewujudkan misinya (Clary et al., dalam Varela, 2013). Hal ini dikarenakan motivasi kerja relawan yang dapat mengalami perubahan seiring berjalannya waktu (Topatimasang et al., 1988). Perubahan motivasi kerja relawan ini sesuai dengan pernyataan Agus, salah satu relawan pada organisasi Victory Plus bahwa lingkungan kerja yang cukup rawan dan tidak adanya batasan waktu pelayanan menyebabkan terjadinya perubahan tingkat motivasi pada relawan di organisasi ini yang tampak pada menurunnya jumlah relawan aktif pada organisasi ini (Komunikasi pribadi, 27 Maret 2014). Hal serupa juga diutarakan oleh Wuri, salah satu staf divisi penelitian pada organisasi PKBI, yang menyatakan bahwa terjadi penurunan kinerja pada sebagian besar relawan setiap bulannya hingga akhirnya satu per satu memutuskan untuk mengajukan surat pengunduran diri dari organisasi non-profit ini (Komunikasi pribadi, 19 Juni 2014). Meskipun tingkat pengunduran diri di organisasi PKBI cukup tinggi, namun terdapat pula relawan pasif yang memutuskan untuk bergabung kembali dalam organisasi PKBI sebagai relawan aktif (Komunikasi pribadi, 19 Juni 2014). Fenomena ini sesuai dengan pernyataan Agung Purnomo (Komunikasi pribadi, 1 September 2014), salah satu relawan pada organisasi PKBI, yang menyatakan bahwa dirinya memutuskan untuk bergabung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
kembali menjadi relawan aktif pada organisasi PKBI setelah mengundurkan diri selama satu tahun. Adanya keinginan untuk mengembangkan kemampuan dalam diri dan menjalin hubungan yang lebih akrab dengan seluruh rekan kerja mendorong Agung untuk kembali bergabung ke dalam organisasi PKBI. Pernyataan Agung mengenai keputusannya tersebut sesuai dengan Teori Motivasi Kebutuhan (Needs Theories of Motivation), yaitu teori ERG sebab Agung memiliki kebutuhan untuk dapat berkembang menjadi individu yang lebih produktif dan dapat memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekitarnya.
Selain
itu,
Agung
memiliki
kebutuhan
untuk
terus
mempertahankan eksistensi dan bekerja sama dengan seluruh rekan kerja di organisasi PKBI yang sesuai dengan teori ERG. Teori ERG merupakan teori motivasi yang terdiri dari tiga kelompok kebutuhan dimana setiap individu memiliki tingkat kebutuhan yang beragam pada proses pemenuhannya. Ketiga kelompok kebutuhan tersebut terdiri dari Kebutuhan Eksistensi, Kebutuhan Berelasi, dan Kebutuhan Berkembang (Munandar, 2014). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja relawan. Steers dan Porter (1983) membagi faktor-faktor tersebut menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari minat, sikap, kebutuhan, dan kepribadian seorang individu. Faktor eksternal terdiri dari karakteristik pekerjaan dan kelompok kerja, yaitu rekan kerja dan kualitas hubungan dengan atasan. Kualitas hubungan yang dipengaruhi oleh peran relawan dan peran pemimpin dalam mengontrol organisasi merupakan salah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
satu faktor yang harus diperhatikan untuk menjaga motivasi kerja relawan dan mendukung kelangsungan organisasi (Hersey & Blanchard, 1986 ; Varela, 2013; Nahavandi & Worth, dalam Varela, 2013). Peran pemimpin tersebut akan dipersepsi oleh relawan sehingga motivasi kerja relawan terus terjaga dan dapat mewujudkan misi pelayanan organisasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Worth (dalam Varela, 2013) bahwa relawan merupakan bagian terpenting pada organisasi non-profit dalam berbagai situasi. Kepemimpinan menurut Stogdill (dalam Wahjosumidjo, 1985) adalah suatu proses memengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, pemimpin organisasi tidak dapat didefinisikan sebagai suatu kepemimpinan tanpa adanya peran para tenaga kerja. Hal yang sama terjadi pula pada organisasi non-profit dimana kepemimpinan dilakukan kepada seluruh tenaga kerja, yaitu staf dan relawan. Selain itu, fungsi utama dari suatu kepemimpinan terletak pada aktivitas memegang kekuasaan dan membuat keputusan (Dubin, dalam Wahjosumidjo, 1985). Namun tidak semua pemimpin dapat menghasilkan keputusan yang baik bagi kelangsungan suatu organisasi. Kepemimpinan yang baik tidak hanya terpaku pada konsep, melainkan juga dalam proses menerapkan suatu hubungan dan saling memberi antar pemimpin dan bawahan (Northouse, dalam Varela, 2013). Hal ini disebabkan dalam mencapai tujuan bersama dalam organisasi, seorang pemimpin dituntut untuk dapat bekerjasama dengan bawahannya, termasuk relawan pada lingkup organisasi non-profit. Oleh sebab itu, pemimpin perlu memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
dapat menciptakan situasi yang positif yang dapat mendorong relawan untuk bekerja dan berperilaku sesuai misi organisasi. Dari beragam tipe kepemimpinan, terdapat tipe kepemimpinan yang efektif diterapkan dalam organisasi non-profit, yaitu tipe kepemimpinan situasional. Hal ini dikarenakan situasi di sekitar organisasi non-profit seringkali berubah sehingga membutuhkan tipe kepemimpinan yang dapat disesuaikan dengan situasi pada organisasi tersebut (Topatimasang et al., 1988). Menurut Hersey dan Blanchard (1986), kepemimpinan situasional mampu memberikan pemahaman dan petunjuk yang mudah dalam mengelola dan memotivasi seseorang. Hal ini dikarenakan pemimpin dalam tipe kepemimpinan situasional tidak hanya berorientasi pada tugas, pekerjaan, pengawasan, dan waktu kerja saja, akan tetapi tipe kepemimpinan ini juga menekankan pada hubungan interpersonal dan kematangan anggota dalam proses pengambilan keputusan bagi kelangsungan organisasi (Hersey & Blanchard, 1986). Hal ini memungkinkan terciptanya kedekatan antara pemimpin dengan bawahannya, termasuk relawan. Selain itu, situasi lingkungan kerja yang berubah-ubah dan cukup rawan menuntut pemimpin agar dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang fleksibel sesuai dengan keadaan lingkungan kerja, yaitu kepemimpinan situasional (Finkelstein, dalam Varela, 2013; Komunikasi pribadi, 27 Maret 2014). Menurut Hersey dan Blanchard (1986), kepemimpinan situasional menekankan pada suatu kepemimpinan yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu dimensi perintah dan dimensi pemberian dukungan yang masing-masing
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
dimensi tersebut diterapkan pada situasi tertentu. Unsur-unsur situasi yang mempengaruhi suatu gaya kepemimpinan adalah unsur waktu, tuntutan tugastugas, iklim organisasi, rekan kerja, dan ketrampilan para bawahan (Hersey & Blanchard, 1986). Dalam penerapannya, gaya kepemimpinan tersebut dapat diterapkan dengan mengetahui terlebih dahulu dimensi tingkat kematangan tiap bawahan sebab ketrampilan dan motivasi kerja bawahan cukup beragam (Hersey & Blanchard, 1986). Hal ini menyebabkan seorang pemimpin harus melakukan evaluasi terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhan tiap bawahan untuk selanjutnya diterapkan sesuai dengan tingkat kematangan bawahan (Hersey & Blanchard, 1986). Kepemimpinan situasional kemudian diterapkan melalui empat gaya yang dipilih dan disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahan. Empat gaya tersebut adalah gaya telling, gaya selling, gaya participating, dan gaya delegating (Hersey & Blanchard, 1986). Gaya kepemimpinan dan sikap pemimpin tersebut kemudian dipersepsi oleh bawahan sehingga dapat mempengaruhi motivasi kerjanya (Wahjosumidjo, 1987). Dengan kepemimpinan yang bersifat situasional, memungkinkan bawahan untuk berpartisipasi mengutarakan pendapat maupun hambatan yang dijumpai di tengah masyarakat untuk menciptakan keputusan bersama bagi kelangsungan organisasi (Topatimasang, 1988). Pada organisasi profit, telah dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan situasional terhadap motivasi kerja yang menunjukkan hubungan yang tidak signifikan (Rahadyani, 2005). Pada lingkup organisasi non-profit, penelitian mengenai motivasi kerja relawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
telah banyak dilakukan, namun penelitian sebelumnya digunakan untuk mengetahui hubungan antara perilaku prososial maupun altruisme terhadap motivasi kerja relawan (Damayanti, 2011 ; Puspita, 2012).
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara efektivitas kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan berdasarkan teori ERG pada organisasi non-profit di Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara efektivitas kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan berdasarkan teori ERG pada organisasi non-profit di Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi ilmu Psikologi, khususnya pada bidang Psikologi Kepemimpinan, Psikologi Industri dan Organisasi, serta Psikologi Sosial terkait kepemimpinan situasional dan motivasi kerja dalam diri relawan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
2. Manfaat Praktis a. Bagi Subjek Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi subjek bahwa motivasi kerja merupakan unsur penting dalam suatu organisasi yang dapat dipicu oleh beberapa aspek pendorong. Dengan adanya informasi tersebut, diharapkan subjek dapat memahami aspek pendorong paling dominan dalam dirinya dan ikut berperan aktif untuk menjaga kestabilan motivasi kerjanya. Selain itu, diharapkan subjek dapat lebih terbuka kepada pemimpin organisasi dalam mengungkapkan hal apa yang menjadi kebutuhannya agar gaya kepemimpinan situasional dapat berfungsi secara efektif.
b. Bagi Organisasi dan Pemimpin Organisasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
masukan
bagi
organisasi
dan
pemimpin
untuk
lebih
memperhatikan kebutuhan dan aspek pendorong pada diri relawan dalam menjalankan tugasnya agar organisasi dan pemimpin dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai agar motivasi kerja relawan tetap terjaga dan dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. KEPEMIMPINAN SITUASIONAL 1. Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan
adalah
kemampuan
seseorang
dalam
mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi (Terry, dalam Thoha, 1988; Robbins, 2006; Riggio, 2009; Northouse, 2013). Selain itu, Rost (1993) mendefinisikan kepemimpinan sebagai sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan bawahan yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersama (dalam Jansen, 2013). Keberhasilan suatu proses kepemimpinan dipengaruhi oleh cara pemimpin dalam menciptakan interaksi kerjasama serta mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab kelompok untuk mencapai tujuan organisasi (Wahjosumidjo, 1985). Oleh karena itu, seringkali pemimpin lebih banyak memiliki peran untuk menciptakan jalinan komunikasi dan mempertahankan hubungan dengan bawahan (Northouse, 2013). Menurut Stogdill (dalam Wahjosumidjo, 1985), kepemimpinan memiliki beberapa definisi, yaitu : a. Suatu seni untuk menciptakan kesepakatan dan pemahaman yang sama
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
b. Suatu bentuk persuasi dan inspirasi c. Suatu kepribadian yang memiliki pengaruh d. Tindakan dan perilaku e. Titik pusat pada proses kegiatan kelompok f. Hubungan kekuatan/ kekuasaan g. Sarana pencapaian tujuan h. Suatu hasil dari interaksi i. Suatu peran yang memiliki suatu pola j. Awal dari terbentuknya suatu struktur Wahjosumidjo (1985) mendefinisikan kepemimpinan ke dalam beberapa definisi, yaitu : a. Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu, seperti kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability). b. Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dari kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. c. Kepemimpinan merupakan sebuah proses antarhubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan, dan situasi. Kepemimpinan menurut Moenir (1988) adalah suatu sifat dan kemampuan yang dimiliki seseorang sehingga individu tersebut diikuti, dipatuhi, dihormati dan disayangi oleh orang lain serta bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
oleh individu tersebut (dalam Rahadyani, 2005). Selain itu, Bear dan Fitzgibbon (2005) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses pengelolaan yang seimbang antara efisiensi, keefektifan, misi dan visi untuk dapat menggerakkan organisasi (dalam McMurray et al., 2010). Hal tersebut didukung oleh pernyataan Wirawan (2013) yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemimpin menciptakan visi dan melakukan interaksi saling mempengaruhi dengan para anggota kelompok untuk merealisasikan visi mereka. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan, kepribadian, dan kesanggupan seseorang
dalam
memimpin,
menggerakkan,
mempengaruhi,
menciptakan, dan mempertahankan hubungan dengan suatu kelompok melalui suatu gaya atau perilaku. Gaya atau perilaku tersebut dilakukan agar pemimpin diikuti, dipatuhi, dihormati, dan disayangi oleh kelompok tersebut sehingga tercipta suatu kesepakatan untuk mewujudkan tujuan bersama sesuai visi dan misi yang ada.
2. Kepemimpinan Situasional Menurut Hersey dan Blanchard (1986), kepemimpinan situasional merupakan gaya kepemimpinan dimana peran pemimpin dianggap lebih mengayomi, memahami, serta memahami situasi dan kondisi yang terjadi di dalam organisasi. Hal ini dilakukan sebab pada beberapa penelitian menyatakan bahwa dalam suatu proses kepemimpinan, pemimpin yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berhasil
adalah
pemimpin
yang
mampu
mengadaptasikan
12
gaya
kepemimpinannya agar sesuai dengan faktor situasional yang ada di sekitarnya. Meskipun faktor situasional dipandang dapat mempengaruhi suatu proses kepemimpinan, namun kepemimpinan situasional lebih menekankan pada perilaku pemimpin dan bawahan
(Hersey dan
Blanchard, 1986). Hal ini didukung oleh pernyataan Sanford yang menyatakan bahwa bawahan merupakan faktor yang paling penting dalam setiap proses kepemimpinan (dalam Hersey dan Blanchard, 1986) Kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard (1986) merupakan suatu teori yang berfokus pada perilaku pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan yang disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahan. Hal ini dilakukan untuk membantu orang-orang yang melakukan proses kepemimpinan agar lebih efektif dalam menjalankan peran mereka (Hersey dan Blanchard, 1986). Selain itu, kepemimpinan situasional didefinisikan sebagai proses kepemimpinan yang didasarkan atas hubungan saling mempengaruhi antara : 1) tingkat bimbingan dan arahan yang diberikan pemimpin (perilaku tugas), 2) tingkat dukungan sosioemosional yang disajikan pemimpin (perilaku hubungan), dan 3) tingkat kesiapan yang diperlihatkan bawahan dalam melaksanakan tugas, fungsi, atau tujuan tertentu (kematangan bawahan) (Hersey dan Blanchard, 1986). Berdasarkan
definisi
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
kepemimpinan situasional merupakan suatu gaya kepemimpinan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
berfokus pada situasi di sekitar pemimpin, yaitu pada perilaku antara pemimpin dan bawahan, serta pada tingkat kematangan bawahan yang berkaitan dengan tugas. Oleh sebab itu, kepemimpinan situasional didasarkan pada hubungan antara tingkat bimbingan dan arahan, tingkat dukungan sosioemosional, dan level kematangan bawahan.
3. Gaya Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard (1986) menguraikan bahwa terdapat empat gaya yang diterapkan dalam pelaksanaan kepemimpinan situasional, yaitu: a. Telling (Memberitahukan) Telling merupakan model kepemimpinan yang dapat diterapkan bagi bawahan yang memiliki tingkat kematangan yang rendah dalam pelaksanaan tugasnya. Pada tahap ini bawahan cenderung merasa tidak mampu dan tidak mau dalam memikul tanggung jawab untuk melakukan suatu tugas sehingga bawahan pada tahap ini dapat dikategorikan sebagai bawahan yang tidak berkompeten. Faktor ketidakyakinan pada kemampuan diri dalam melaksanakan sebuah tugas menjadi faktor utama yang menghambat kematangan bawahan pada tahap ini. Faktor ketidakyakinan bawahan yang menyebabkan gaya kepemimpinan telling menjadi model yang sesuai untuk bawahan pada tahap ini. Hal ini disebabkan karena gaya kepemimpinan telling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
mengacu pada perilaku ‘memberitahukan’ yang dilakukan oleh pemimpin kepada bawahan. Gaya kepemimpinan ini dicirikan oleh perilaku pemimpin yang membangun peran dan memberitahu bawahan mengenai apa, bagaimana, kapan, dan dimana dalam melaksanakan tugas. Oleh sebab itu, gaya kepemimpinan ini menekankan pada perilaku tugas yang tinggi dan rendah hubungan.
b. Selling (Menjajakan) Bawahan pada model kepemimpinan selling merupakan bawahan dengan cakupan tingkat kematangan rendah ke sedang. Pada tahap ini bawahan merasa diri tidak mampu melaksanakan tugas, namun memiliki kemauan untuk memikul tanggung jawab dalam suatu tugas. Faktor kurangnya ketrampilan yang dimiliki bawahan menjadi salah satu faktor yang memicu rendahnya keyakinan bawahan pada tingkat kematangan ini. Oleh sebab itu, diperlukan adanya perilaku suportif untuk memperkuat keyakinan dan antusiasme bawahan pada level kematangan ini. Gaya kepemimpinan selling merupakan model kepemimpinan yang sesuai untuk diterapkan pada level kematangan ini. Hal ini disebabkan karena pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin fokus pada perilaku tugas yang tinggi dan diimbangi dengan hubungan yang tinggi pula. Proses ini dilakukan pemimpin dengan melakukan komunikasi dua arah dan memberikan penjelasan kepada bawahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Selain itu, pemimpin berusaha agar secara psikologis bawahan dapat ikut ambil bagian pada tugas yang diberikan.
c. Participating (Mengikutsertakan) Participating merupakan gaya kepemimpinan yang diterapkan bagi bawahan pada tingkat kematangan sedang ke tinggi. Pada tahap ini, bawahan memiliki kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas namun tidak mampu melakukan hal-hal yang diinginkan pemimpin. Ketidakmauan mereka seringkali disebabkan oleh adanya rasa kurang yakin atau tidak merasa aman. Selain itu, ketidakmampuan seseorang untuk melaksanakan suatu tugas terkadang dipengaruhi oleh rendahnya motivasi kerja yang dimiliki oleh bawahan. Oleh sebab itu, perlu adanya komunikasi dua arah untuk mendorong motivasi kerja bawahan dalam melaksanakan suatu tugas
dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki. Gaya kepemimpinan participating merupakan model yang sesuai untuk diterapkan pada level kematangan ini. Hal ini disebabkan karena pemimpin memiliki peran utama untuk membangun suatu hubungan dan komunikasi yang baik dengan bawahan tanpa memberikan penekanan yang berlebih pada tugas. Oleh sebab itu, gaya kepemimpinan ini fokus pada perilaku tinggi hubungan dan rendah tugas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
d. Delegating (Mendelegasikan) Gaya kepemimpinan delegating diterapkan bagi bawahan dengan tingkat kematangan yang tinggi. Bawahan dengan tingkat kematangan yang tinggi memiliki kemampuan, yakin, dan mampu untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Pada tahap ini, umumnya pemimpin hanya memberikan arahan tugas yang relatif rendah kepada bawahan. Hal ini disebabkan karena pemimpin memiliki keyakinan pada kompetensi dan kemampuan yang dimiliki oleh bawahan. Selain itu, pemimpin juga menilai bahwa secara psikologis bawahan telah memiliki kematangan yang baik pada setiap tugas yang diberikan. Oleh sebab itu, pemimpin tidak melakukan komunikasi dua arah kepada bawahan dan membangun hubungan yang relatif rendah. Dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin menerapkan perilaku yang rendah hubungan dan rendah tugas.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat empat gaya kepemimpinan situasional yang
dapat diterapkan dalam
pelaksanaan kepemimpinan situasional, yaitu gaya telling, gaya selling, gaya participating, dan gaya delegating.
4. Dimensi Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard (1986) menguraikan tiga dimensi pokok yang diterapkan pemimpin kepada bawahan, yaitu perilaku tugas, perilaku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
hubungan, dan kematangan bawahan (Hersey dan Blanchard, 1986). Menurut Hersey dan Blanchard (1986) serta Sopiah (2008), ketiga dimensi tersebut meliputi : a.
Perilaku tugas Perilaku tugas merupakan suatu fungsi yang berhubungan dengan suatu hal yang harus dilaksanakan untuk memilih dan mencapai suatu tujuan secara rasional. Perilaku tugas dapat diciptakan oleh pemimpin melalui upaya pemimpin dalam proses penyusunan tujuan, pengarahan, dan pengendalian.
b.
Perilaku hubungan Perilaku
hubungan
merupakan
suatu
fungsi
yang
berhubungan dengan kepuasan emosi yang diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara kelompok, masyarakat atau untuk mempertahankan keberadaan organisasi. Perilaku hubungan dapat diciptakan oleh pemimpin melalui upaya pemimpin dalam memberikan
dukungan,
mengkomunikasikan
hal-hal
yang
berhubungan dengan organisasi, aktif menyimak, dan memberikan umpan balik mengenai kinerja bawahan. c.
Tingkat kematangan bawahan 1.
Kematangan pekerjaan Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki seseorang yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
berguna untuk menunjang performa kerjanya. Individu yang memiliki kematangan pekerjaan yang tinggi dalam bidang tertentu akan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu tanpa arahan dari orang lain. Kematangan bawahan dalam pekerjaan dapat
diidentifikasi
dari
pengalaman
pekerjaannya,
pengetahuan yang dimiliki berkaitan dengan pekerjaan, dan pemahaman akan syarat pekerjaan yang akan dilakukan. 2. Kematangan psikologis Kematangan psikologis dikaitkan dengan kemauan atau motivasi seseorang untuk melakukan suatu hal, selain itu kematangan psikologis ini erat kaitannya dengan keyakinan dalam diri individu tersebut. Individu yang memiliki kematangan secara psikologis dalam bidang atau tanggung jawab tertentu akan merasa bahwa tanggung jawab merupakan hal yang penting. Individu dengan kematangan psikologis yang tinggi memiliki keyakinan dalam dirinya dan merasa diri mampu dalam aspek pekerjaan tertentu sehingga mereka tidak membutuhkan dorongan ekstern dalam melaksanakan suatu tugas.
Kematangan
psikologis
bawahan
juga
dapat
diidentifikasi dari motivasi berprestasi dan keterikatan bawahan pada pekerjaannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat tiga dimensi yang
diterapkan dalam pelaksanaan kepemimpinan
situasional, yaitu dimensi perilaku tugas, perilaku hubungan, dan kematangan bawahan yang diperhatikan dan dilakukan antara pemimpin dan bawahan.
5. Persepsi Terhadap Kepemimpinan Situasional Menurut Robbins (dalam Ardana et al., 2008), persepsi adalah suatu proses dimana individu berusaha untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesannya terhadap suatu hal untuk memberi arti tertentu pada lingkungannya. Menurut Gitosudarmo (dalam Ardana et al., 2008), persepsi
merupakan
proses
memberi
perhatian,
menyeleksi,
mengorganisasikan kemudian menafsirkan stimulus yang ada di lingkungan. Dalam proses kepemimpinan, keberhasilan seorang pemimpin pada suatu organisasi ditentukan pula oleh pandangan dan interpretasi yang dimaknai oleh bawahan (Putranto, 2004). Pandangan bawahan tersebut kemudian dipersepsi oleh bawahan sebagai bentuk penilaian terhadap kinerja pemimpin. Persepsi tersebut muncul dari berbagai pengalaman bawahan terkait proses kepemimpinan, motivasi yang diberikan, dan sikap-sikap pemimpin di dalam organisasi yang kemudian berperan penting dalam proses pembentukan sikap bawahan (Sadli, dalam Suharsih, 2001).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Berdasarkan konsep dari persepsi dan kepemimpinan situasional, dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap gaya kepemimpinan situasional adalah sebuah proses penilaian individu terhadap pemimpin dengan melibatkan seluruh pengalaman dan sikap dalam proses kepemimpinan. Proses ini didasarkan pada perilaku tugas dan perilaku dukungan pemimpin kepada bawahannya yang disesuaikan dengan kematangan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
B. MOTIVASI KERJA 1. Definisi Motivasi Motivasi berasal dari bahasa Latin ‘movere’, yang berarti menggerakkan (Altman et al., 1985; Hasibuan dalam Siadari, 2010; Steers dan Porter, dalam Wijono, 2010). Namun, arti kata motivasi sendiri telah mengalami perkembangan. Steers mengatakan bahwa motivasi bukan hanya sebatas pergerakan, melainkan telah berkembang menjadi sesuatu yang mendorong, mengarahkan, dan menopang perilaku seseorang (dalam Riggio, 2009). Selain itu, Kelly mengatakan bahwa motivasi merupakan suatu kekuatan yang memelihara dan mengubah suatu arah, kualitas, dan intensi dalam berperilaku (dalam Altman et al., 1985). Motivasi adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang (Wahjosumidjo, 1985). Selain itu, Martoyo mengatakan bahwa motivasi merupakan dorongan dalam diri seseorang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
yang muncul untuk mengarahkan dan mempertahankan perilaku sehingga individu dapat mencapai tujuan (dalam Siadari, 2010). Hal tersebut dikemukakan pula oleh Robbins (2006) yang mengatakan bahwa motivasi adalah proses dalam menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam mencapai sasaran. Menurut Wiramihardja (dalam Tawale et al., 2011), motivasi diartikan sebagai kebutuhan psikologis di dalam diri individu yang memiliki arah sehingga harus dipenuhi agar kehidupan kejiwaannya terpelihara dan seimbang. Selain itu, Suseno dan Sugiyanto (2010) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu model yang dapat menggerakkan dan mengarahkan individu agar dapat melaksanakan tugas mereka masing-masing dalam mencapai tujuan dengan penuh kesadaran, kegairahan, dan bertanggungjawab. Hal ini sesuai dengan pernyataan Robbins (dalam Brahmasari dan Suprayetno, 2008) bahwa motivasi merupakan keinginan individu untuk melakukan suatu hal sebagai bentuk kesediaan untuk melakukan suatu usaha dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan individu. Dari
definisi
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
motivasi
merupakan interaksi antara sikap, kebutuhan, dan persepsi seseorang sehingga
tercipta
suatu
usaha
dan
kemauan
yang mendorong,
mengarahkan, menopang, dan mempertahankan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas individu tersebut. Dalam proses interaksi tersebut,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
dorongan dipenuhi sebagai bentuk kesediaan dalam mencapai tujuan untuk mememnuhi kebutuhan agar kehidupan jiwanya seimbang.
2. Definisi Motivasi Kerja Menurut Vroom (dalam Thomas, 2010), motivasi kerja merupakan suatu proses dalam diri individu untuk mengawali dan mengarahkan suatu perilaku/tindakan. Menurut Massie dan Douglas (dalam Thomas, 2010), motivasi kerja adalah pergerakan gagasan seseorang untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan. Hal tersebut dikemukakan pula oleh Wijono (2010) yang mengatakan bahwa motivasi kerja adalah kesungguhan atau usaha dari individu untuk melakukan pekerjaannya guna mencapai tujuan organisasi disamping tujuannya sendiri. Menurut Steers dan Porter (dalam Suseno dan Sugiyanto, 2010), motivasi kerja adalah suatu usaha yang dapat menimbulkan suatu perilaku, mengarahkan perilaku, dan memelihara atau mempertahankan perilaku yang sesuai dengan lingkungan kerja dalam organisasi (dalam Suseno dan Sugiyanto, 2010). Menurut Schneider dan Alderfer (1973), motivasi kerja merupakan suatu dorongan untuk memenuhi kebutuhan pokok individu. Selain itu, menurut Tjalla (dalam Suseno dan Sugiyanto, 2010) yang menyatakan bahwa motivasi kerja merupakan dorongan akan kebutuhan pokok manusia yang diharapkan dapat terpenuhi sehingga jika kebutuhan tersebut tercapai akan berakibat positif pada kesuksesan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
seseorang. Seseorang yang memiliki motivasi kerja tinggi akan berusaha agar pekerjaannya dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan dorongan yang menimbulkan perilaku kerja, keinginan, dan kesungguhan seseorang untuk ikut ambil bagian dalam suatu tindakan, serta memelihara, mempertahankan, dan mengarahkan tindakan tersebut hingga mencapai tujuan tertentu dari suatu organisasi atau kebutuhan psikologisnya.
3. Teori Motivasi Kerja Secara umum, motivasi kerja dibagi ke dalam empat kelompok teori motivasi, yaitu Teori Motivasi Kebutuhan (Need Theories of Motivation), Teori Motivasi Dasar Perilaku (Behavior-Based Theories of Motivation), Teori Motivasi Desain Kerja (Job Design Theories of Motivation), dan Teori Motivasi Kognitif (Cognitive Theories of Motivation) (Riggio, 2009). Teori motivasi kebutuhan menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor fisiologis dan psikologis dalam diri individu yang mendorong dan mengarahkan seseorang untuk dapat memenuhinya (Riggio, 2009). Menurut Riggio (2009), teori motivasi kebutuhan terdiri dari: 1) Teori Hierarki Kebutuhan Dasar (Basic Need Theories), 2) Teori ERG (ERG Theory), 3) Teori Motivasi Berprestasi McClelland (McClelland’s Achievement Motivation Theory).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Teori motivasi dasar perilaku berfokus pada perilaku sebagai suatu hal yang penting agar dapat mempengaruhi motivasi kerja (Riggio, 2009). Menurut Riggio (2009), teori motivasi dasar perilaku terdiri dari tiga teori, yaitu: 1) Teori Penguatan (Reinforcement Theory), 2) Motivasi Intrinsik vs Ektrinsik (Extrinsic versus Intrinsic Motivation), dan 3) Teori Tujuan (Goal-setting Theory). Riggio (2009) mengemukakan bahwa teori motivasi desain kerja berfokus pada perilaku agar seseorang dapat termotivasi. Menurut Riggio (2009), teori motivasi desain kerja terdiri dari dua teori, yaitu: 1) Teori Dua
Faktor
Herzberg
(Herzberg’s
Two-factor
Theory)
dan
2)
Karakteristik Pekerjaan (Job Characteristic Model). Teori motivasi kognitif menurut Riggio (2009) merupakan teori yang menampilkan pandangan bahwa pekerja memiliki pemikiran rasional yang mempertimbangkan kerugian dan keuntungan sebelum ia melakukan suatu pekerjaan. Riggio (2009) membagi teori motivasi kognitif kedalam dua teori, yaitu: 1) Teori Motivasi Keadilan (Equity Theory of Motivation) dan 2) Teori Motivasi Harapan (Expectancy Theory of Motivation). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teori motivasi kebutuhan, yaitu teori motivasi ERG yang dikemukakan oleh Alderfer. Hal ini disebabkan karena dalam wawancara yang telah peneliti lakukan terhadap
beberapa
relawan
sebagai
sample
penelitian,
peneliti
memperoleh data bahwa alasan sebagian relawan untuk bergabung dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
organisasi non-profit disebabkan adanya kebutuhan relawan untuk mempelajari hal baru dan berkembang. Selain itu, sebagian relawan mengemukakan bahwa alasan untuk bergabung sebagai relawan dimotivasi oleh adanya kebutuhan untuk menjalin relasi dalam lingkungan baru (Komunikasi pribadi, 19 Juni 2014; Komunikasi pribadi, 1 September 2014). Kebutuhan-kebutuhan yang memotivasi seseorang untuk bergabung sebagai relawan pada organisasi non-profit ini sesuai dengan teori motivasi kerja ERG yang dikemukakan oleh Alderfer.
4. Teori Motivasi Kerja “ERG” Teori motivasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Motivasi ERG yang dikemukakan oleh Schneider dan Alderfer (1973). Teori motivasi kerja ERG dilatarbelakangi oleh tiga kebutuhan utama yang ada dalam diri individu, yaitu existence needs, relatedness needs, dan growth needs (Schneider et al., 1973; Alderfer et al., 1979). Teori ERG ini sebenarnya merupakan ringkasan dari teori kebutuhan yang dikembangkan oleh Maslow (Schneider et al., 1973; Alderfer et al., 1979). Existence needs (kebutuhan keberadaan/eksistensi) dalam teori ERG merupakan rangkuman dari kebutuhan
yang
dikembangkan oleh Maslow, yaitu kebutuhan fisiologis. Selain itu, relatedness needs (kebutuhan berelasi) memiliki pemahaman yang sama dengan kebutuhan sosial Maslow dan kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan terakhir yang dikemukakan oleh Alderfer adalah growth needs
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
(kebutuhan untuk berkembang) merupakan rangkuman dari kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri yang dikembangkan oleh Maslow. Kebutuhan untuk berkembang ini juga berfokus pada aspek lingkungan sebagai tempat dimana seseorang dapat berkembang (Schneider et al., 1973). Dalam pemenuhan kebutuhan, Alderfer mengatakan bahwa teori ERG tidak memiliki hierarki yang kaku dimana kebutuhan yang lebih rendah harus terlebih dahulu dipenuhi sebelum seseorang melakukan usaha untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Teori ERG berargumen bahwa kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah yang telah terpenuhi akan menyebabkan seseorang memiliki hasrat untuk memenuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. Walaupun begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan ganda dapat memotivasi seseorang untuk melakukan suatu tindakan di saat yang sama (dalam Robbins, 2006). Menurut Tjalla (dalam Suseno dan Sugiyanto, 2010), semakin terpenuhinya kebutuhan seseorang, maka motivasi kerjanya juga akan semakin tinggi.
5. Jenis-jenis Kebutuhan Motivasi Kerja ERG Alderfer et al., (1979) mengatakan bahwa terdapat tiga kebutuhan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan, yaitu : a. Existence Needs (Kebutuhan Keberadaan/Eksistensi) Menurut Alderfer, existence needs meliputi berbagai macam tingkat dorongan yang berkaitan dengan kebutuhan materi dan fisik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Objek tersebut merupakan kebutuhan yang mendasar yang harus dipenuhi oleh setiap individu sehingga timbul suatu proses untuk dapat memenuhinya. Dalam proses pemenuhan tersebut, dibutuhkan adanya suatu kompetisi sebab ketersediaan objek materi tersebut terbatas b. Relatedness Needs (Kebutuhan Berelasi) Relatedness needs berfokus pada individu lain, baik secara individual maupun kelompok, sebagai target dalam memenuhi kebutuhan untuk menjalin hubungan sosial. Proses pemenuhan kebutuhan ini dilakukan dengan cara saling memberi dan menerima nilai-nilai positif dan negatif serta saling mempengaruhi antar individu. c. Growth Needs (Kebutuhan Perkembangan) Menurut Alderfer et al., (1979), growth needs merupakan keinginan seseorang untuk berproses agar dapat
bertumbuh dan
berkembang secara lebih kreatif dan produktif. Kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan ini akan timbul apabila individu dapat menyelesaikan segala permasalahan serta menunjukkan potensi diri dan mengembangkan kemampuannya (Schneider dan Alderfer, 1973).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat tiga jenis kebutuhan yang mendorong terciptanya motivasi dalam diri seseorang, yaitu existence needs, relatedness needs, dan growth needs.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Dalam proses pemenuhan kebutuhan, Alderfer (dalam Siagian, 1989) menekankan bahwa kebutuhan akan eksistensi, kebutuhan berelasi, dan kebutuhan untuk berkembang (existence, relatedness, dan growth) tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1) faktor sosial, 2) faktor budaya, 3) latar belakang sosial, 4) latar belakang pendidikan, dan 5) kemampuan yang dimiliki. Menurut Ramilo, Shrum, dan Narul (dalam Biri dan Iwu, 2014), faktor budaya merupakan salah satu hal yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Dalam penelitian yang telah dilakukan,
dikatakan
bahwa
faktor
budaya
yang
berkembang
mengajarkan seorang pria agar dapat bekerja keras dan lebih termotivasi dalam memenuhi kebutuhannya dibandingkan seorang wanita. Menurut Ardana et al., (2008), motivasi kerja seseorang dipengaruhi oleh karakteristik dalam diri individu itu sendiri dan faktorfaktor pekerjaan, yaitu faktor lingkungan pekerjaan dan faktor dalam pekerjaan. Dalam teori ini, terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang berdasarkan karakteristik dalam diri individu, yaitu : 1) minat, 2) sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi pekerjaan, 3) kebutuhan individual, 4) kemampuan dan kompetensi, 5) pengetahuan tentang pekerjaan, dan 6) emosi, suasana hati, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh individu tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Selain berdasarkan karakteristik dalam diri individu, terdapat pula faktor-faktor pekerjaan yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja berdasarkan faktor lingkungan pekerjaan, yaitu : 1) gaji dan keuntungan yang diterima, 2) kebijakan-kebijakan perusahaan, 3) supervisi, 4) hubungan antar individu dalam lingkungan kerja, 5) kondisi fisik lingkungan kerja dan durasi kerja, dan 6) budaya organisasi. Pada faktor dalam pekerjaan, faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi seseorang adalah : 1) sifat pekerjaan, 2) rancangan tugas/pekerjaan, 3) pemberian pengakuan terhadap prestasi, 4) tingkat/ besarnya tanggung jawab yang diberikan, 5) adanya perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan, dan 6) adanya kepuasan dari pekerjaan. As’ad (1978) mengatakan bahwa motivasi kerja yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1) pekerjaan yang tetap, 2) teman kerja yang baik, 3) pimpinan yang baik, 4) kesempatan untuk memperoleh pengalaman dari pekerjaannya, 5) suasana kerja yang menyenangkan, 6) kesempatan untuk mengabdi kepada masyarakat, 7) jaminan sosial yang baik, 8) keadaan tempat kerja yang menyenangkan, 9) kesempatan untuk berprestasi, 10) gaji yang tinggi, 11) jam kerja yang singkat, dan 12) pekerjaan yang relatif mudah. Menurut Ross et al., (1999), jam kerja yang ditentukan oleh organisasi memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses mempertahankan motivasi kerja seseorang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nesbitt et al., (dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Ross et al., 1999) dikatakan bahwa adanya jam kerja terlalu padat akan berpengaruh secara negatif terhadap suasana hati seseorang yang akan berpengaruh pula terhadap tingkat motivasi kerjanya. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa motivasi kerja dalam diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dalam diri individu, faktor lingkungan pekerjaan, faktor dalam pekerjaan, faktor sosial, faktor budaya, latar belakang sosial, dan latar belakang pendidikan.
C. RELAWAN ORGANISASI NON-PROFIT 1. Organisasi Non-Profit Menurut Koteen (dalam Salusu, 1996), organisasi non-profit adalah badan-badan pemerintahan yang dibentuk dengan undang-undang dan diberi wewenang untuk memberi pelayanan. Selain itu, Salusu mendefinisikan
organisasi
non-profit
tidak
semata-mata
sebagai
organisasi swasta yang bersifat sosial, namun organisasi non-profit juga merupakan badan-badan pemerintah yang memiliki tugas pokok dalam memberikan pelayanan umum kepada masyarakat walaupun hal tersebut mendatangkan keuntungan (1996). Menurut Axelrod dan Nahavandi, organisasi non-profit merupakan organisasi dengan dasar kepemimpinan sukarela dan tidak mendapatkan upah, tetapi orang-orang yang terlibat dalam organisasi ini memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
ketertarikan pada misi organisasi (dalam Varela, 2013). Selain itu, Phipps dan Burbach (dalam Varela, 2013) mendefinisikan organisasi non-profit sebagai organisasi yang memiliki misi untuk melayani masyarakat, menciptakan, dan mempertahankan kepercayaan masyarakat. Anthony dan Young (dalam Salusu, 1996) mendefinisikan organisasi non-profit ke dalam beberapa karakteristik yang melekat pada organisasi ini, antara lain : 1) tidak bermotif mencari keuntungan, 2) adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak, 3) ada kecenderungan semata-mata berorientasi pada pelayanan, 4) banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi, dan 5) tidak banyak menggantungkan diri pada klien untuk mendapatkan bantuan finansial. Menurut Wolf (1984), organisasi non-profit memiliki empat karakteristik, yaitu : a. Organisasi non-profit harus dapat menyatukan dan memiliki tujuan yang berguna bagi masyarakat b. Struktur organisasi non-profit harus dihindarkan dari keinginan dan kepentingan pribadi c. Organisasi non-profit harus dibebaskan dari pajak d. Organisasi non-profit memiliki status khusus di dalam hukum Oleck (dalam Salusu, 1996) membagi organisasi non-profit ke dalam tiga kategori, yaitu :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
a. Public benefit, yaitu keuntungan yang diperoleh organisasi ini difokuskan untuk dinikmati bagi masyarakat umum, seperti museum, sekolah, rumah sakit, dll. b. Mutual benefit, yaitu keuntungan yang diraih oleh organisasi dinikmati secara bersama. c. Private benefit, yaitu organisasi hanya mencari untung dalam jumlah yang sedikit dan dibebaskan dari pajak. Selain itu, keuntungan finansial yang didapat hanya dipergunakan untuk membiayai belanja rutin dan pemeliharaan.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa organisasi nonprofit
merupakan
badan-badan
pemerintahan
dengan
dasar
kepemimpinan sukarela yang memiliki tugas pokok untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Individu yang terlibat di dalam organisasi non-profit tidak memiliki motif untuk mencari keuntungan finansial dan banyak menghadapi kendala dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan batasan bentuk organisasi non-profit, yaitu : 1. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa pelayanan kepada masyarakat dalam bidang sosial, kemanusiaan, dan pendidikan. 2. Anggota maupun pengurus disebut sebagai relawan atau staf.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
3. Organisasi bersifat non-profit atau tidak mencari keuntungan finansial. Honor dalam organisasi hanya bersifat sebagai pengganti biaya operasional.
2. Relawan Menurut Herman dan Heimovics (dalam Puspita, 2012) sejumlah organisasi non-profit membutuhkan relawan untuk menjalankan sejumlah pelayanan utama yang menjadi kegiatan dari organisasi tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan Worth (dalam Varela, 2013) yang menyatakan bahwa relawan merupakan ujung tombak dan sumber kekuatan bagi organisasi non-profit. Dalam penelitiannya, Suparlan (1997) mendefinisikan relawan sebagai warga masyarakat baik perorangan maupun kelompok, yang mau dan mampu memberikan pemikiran, keahlian, barang, jasa, kemudahan, serta waktu dalam pengabdian secara aktif di bidang kesejahteraan sosial. Selain itu, Schroender mengatakan bahwa relawan merupakan individu yang tidak mengharapkan upah atau keuntungan finansial, tetapi memiliki kerelaan untuk menyumbangkan tenaga atau jasa, kemampuan, dan waktu dalam melakukan suatu pelayanan kepada masyarakat (dalam Hutapea et al., 2012) Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa relawan merupakan warga masyarakat baik perorangan maupun kelompok yang mau dan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
diberikan oleh relawan dapat berupa pemikiran, keahlian, barang, jasa, serta waktu dalam pengabdian secara aktif di bidang kesejahteraan sosial dan tidak mengharapkan upah atau keuntungan finansial.
D. DINAMIKA
HUBUNGAN
ANTARA
EFEKTIVITAS
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL DENGAN MOTIVASI KERJA RELAWAN BERDASARKAN TEORI ERG PADA ORGANISASI NON-PROFIT DI YOGYAKARTA Organisasi non-profit sebagai badan pemerintahan memiliki tugas pokok untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan ini dilakukan oleh beberapa individu secara sukarela demi terciptanya kesejahteraan di tengah masyarakat. Individu yang terlibat dalam pelayanan ini disebut sebagai relawan. Menurut Schroender (dalam Hutapea et al., 2012), relawan merupakan individu atau kelompok yang memiliki kerelaan untuk melakukan beberapa hal sebagai wujud pengabdian masyarakat demi terciptanya kesejahteraan di tengah masyarakat. Pengabdian kepada masyarakat bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Hal ini disebabkan oleh relawan tidak memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian yang sama sehingga pelayanan dapat dikatakan tidak memiliki keseragaman (Wolf, 1984). Dalam proses pelayanan kepada masyarakat, relawan dituntut agar dapat memenuhi harapan masyarakat terkait permasalahan sosial yang timbul meskipun tidak ada keseragaman pendidikan dan keahlian pada seluruh relawan. Hal ini menyebabkan peran pemimpin begitu penting dalam proses pengkoordinasian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
relawan organisasi non-profit agar tercipta pola yang sama pada proses pelayanan (Wolf, 1984). Kepemimpinan
merupakan
kemampuan
yang
dimiliki
oleh
seseorang untuk menggerakkan suatu kelompok sebagai upaya untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Proses pencapaian tujuan ini dilakukan
dengan
cara
membangun
tim,
menciptakan
kesatuan,
menyelesaikan perselisihan dalam kelompok, dan mempengaruhi setiap individu yang tergabung dalam organisasi tersebut (Kreitner dan Kinicki, 2005). Keberhasilan dalam menggerakkan dan menciptakan suatu hubungan kerjasama ditentukan oleh bentuk kepemimpinannya. Dalam penelitian ini, bentuk
kepemimpinan
yang digunakan
adalah
gaya
kepemimpinan
situasional. Hal ini disebabkan karena pada bentuk kepemimpinan situasional menuntut seorang pemimpin untuk memiliki kepekaan dalam membaca situasi yang dihadapi lingkungan di sekitar kelompok untuk menentukan keefektifan perilaku kepemimpinannya. Selain berfokus pada situasi, kepemimpinan situasional juga menekankan pada hubungan yang terjalin antara pemimpin dan bawahan. Dalam prosesnya, kepemimpinan situasional didasarkan atas hubungan antara : 1) kadar bimbingan dan arahan (perilaku tugas) pemimpin terhadap bawahan, 2) kadar dukungan sosioemosional (perilaku hubungan) yang diberikan pemimpin terhadap bawahan, dan 3) level kematangan atau kesiapan bawahan yang nampak dari usaha yang dilakukan bawahan dalam setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh pemimpin. Berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
ketiga hubungan tersebut, teori kepemimpinan situasional mengatakan bahwa tingkat kematangan bawahan dianggap bagian penting dalam menentukan perilaku pemimpin (Hersey & Blanchard, 1986). Perilaku pemimpin yang disesuaikan dengan kematangan bawahan tersebut akan diterapkan dalam gaya yang beragam, yaitu gaya telling, gaya selling, gaya participating, dan gaya delegating (Hersey & Blanchard, 1986). Oleh sebab itu, pemimpin perlu mengetahui dan memahami tingkat kematangan bawahan agar dapat menyesuaikan pola kepemimpinannya. Tingkat kematangan yang ditunjukkan bawahan atas suatu tugas, fungsi, atau tujuan tertentu menjadi penentu banyaknya pengarahan atau dukungan yang harus diberikan oleh pemimpin kepada setiap bawahan dalam kelompok tersebut (Hersey & Blanchard, 1986; Madianto, 2003). Pada proses kepemimpinan situasional, penerapan masing-masing dimensi kepemimpinan situasional tersebut akan dipersepsikan oleh bawahan, baik secara positif maupun negatif. Persepsi positif merupakan kesesuaian harapan dengan proses yang dilakukan pemimpin (efektif) sehingga bawahan merasakan adanya rasa penghargaan dalam diri bawahan. Hal ini akan memacu semangat kerja, prestasi kerja, kepuasan kerja, dan meminimalkan intensitas absen dan resiko burnout pada bawahan. Sebaliknya, persepsi negatif merupakan penilaian dan pandangan anggota yang menimbulkan perasaan tidak didukung, tidak diperhatikan, tidak nyaman, dan tidak termotivasi untuk bekerja dikarenakan proses kepemimpinan yang tidak efektif (Putranto, 2004; Anoraga, dalam Tawale et al., 2011; As’ad, 1978;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Gibson et al., dalam Brahmasari dan Suprayetno, 2008, Tawale et al., 2011). Persepsi positif dan negatif dari proses kepemimpinan akan mempengaruhi tingkat motivasi kerja bawahan. Motivasi kerja adalah suatu dorongan dalam diri seseorang yang nampak dalam suatu tindakan sehingga individu tersebut memiliki keinginan untuk berperan aktif dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Teori motivasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kebutuhan dasar yang dikembangkan oleh Alderfer. Alderfer (1979) mengatakan bahwa terdapat tiga kebutuhan dasar yang mendasari motivasi kerja seseorang, yaitu kebutuhan eksistensi, kebutuhan menjalin relasi, dan kebutuhan untuk berkembang. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, setiap individu memiliki tingkat motivasi yang berbeda dalam memenuhi masing-masing kebutuhan. Hal ini menyebabkan teori motivasi ERG tidak memiliki hierarki yang kaku dalam proses pemenuhan kebutuhannya. Selain itu, tingkat prioritas kebutuhan seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya : 1) faktor sosial, 2) faktor budaya, 3) latar belakang sosial, 4) latar belakang pendidikan, dan 5) kemampuan yang dimiliki (Alderfer, dalam Siagian, 1989). Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja individu (Ardana et al., 2008). Steers dan Porter (1983) berpendapat bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja bawahan adalah kualitas hubungan antara bawahan dan atasan. Kualitas hubungan yang baik antara bawahan dan atasan dapat dilakukan dengan memberikan motivasi dan menginspirasi bawahan untuk ikut ambil bagian bagi kemajuan organisasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
(Nahavandi dan Worth, dalam Varela, 2013). Selain itu, pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi penting untuk dilakukan pemimpin untuk meningkatkan gairah kerja bawahan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki (Radig dan Soegiri, dalam Brahmasari et al., 2008). Proses ini sebaiknya disesuaikan pula dengan kebutuhan masing-masing individu yang beragam. Hal ini dilakukan agar motivasi kerja bawahan tetap terjaga serta dapat memberikan hasil yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti ingin mengetahui hubungan antara efektivitas kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja ERG
relawan
pada
organisasi
non-profit
di
Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
E. SKEMA PENELITIAN/ KERANGKA PENELITIAN Gambar 1. Bagan Dinamika Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Situasional dengan Motivasi Kerja Relawan Organisasi Non-Profit
Kepemimpinan Situasional
Gaya Telling - Perilaku tugas tinggi - Perilaku hubungan rendah
Gaya Selling
Gaya Participating
- Perilaku tugas tinggi - Perilaku hubungan tinggi
- Perilaku tugas rendah - Perilaku hubungan tinggi
Gaya Delegating - Perilaku tugas rendah - Perilaku hubungan rendah
Sesuai dengan kematangan bawahan
Tidak sesuai dengan kematangan bawahan
Persepsi Positif
Persepsi Negatif
- Yakin dan memiliki semangat untuk menjadi lebih unggul - Terjalin komunikasi dan hubungan yang akrab dengan rekan kerja - Memiliki keinginan untuk berkembang dan pantang menyerah
MOTIVASI TINGGI
- Penuh keraguan dalam mengerjakan tugas - Menarik diri dari pergaulan dengan rekan kerja - Kurang memiliki keinginan untuk berkembang dan mudah putus asa
MOTIVASI RENDAH
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
F. HIPOTESIS Hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan antara efektivitas kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan berdasarkan teori ERG pada organisasi non-profit di Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis
penelitian
yang
dilakukan
peneliti
adalah
penelitian
korelasional kuantitatif. Menurut Noor (2011), pendekatan korelasional merupakan studi yang diterapkan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih dan bertujuan untuk menguji suatu hipotesis. Proses uji hipotesis tersebut dilakukan untuk mengetahui hubungan antarvariabel atau untuk menyatakan besar kecilnya hubungan antara kedua variabel. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan pada organisasi non-profit.
B. Identifikasi Variabel Variabel merupakan pengelompokkan dua atau lebih atribut dari suatu objek penelitian yang diteliti untuk menguji suatu hipotesis. Suatu variabel pada umumnya dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif) (Noor, 2011). 1. Variabel bebas
: Efektivitas Kepemimpinan Situasional
2. Variabel terikat
: Motivasi Kerja ERG
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
C. Definisi Operasional Definisi operasional menurut Noor (2011) adalah suatu bagian yang mendefinisikan sebuah konsep/ variabel agar dapat diukur, baik dengan mengacu pada dimensi (indikator) dari suatu konsep/ variabel. Dimensi (indikator) tersebut dapat berupa perilaku, aspek, atau sifat/ karakteristik dari suatu variabel (Sekaran, dalam Noor, 2011). 1. Motivasi Kerja Motivasi kerja merupakan dorongan relawan organisasi non-profit untuk mengerahkan kemampuannya dalam perilaku kerja dan memenuhi beberapa kebutuhan dalam dirinya, yaitu : kebutuhan eksistensi, kebutuhan berelasi, dan kebutuhan untuk berkembang. Motivasi kerja dalam penelitian ini dapat diketahui dengan mengacu pada skor total dalam skala motivasi kerja ERG yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala motivasi kerja ini akan terbagi menjadi tiga kelompok skala berdasarkan jenis-jenis kebutuhan motivasi kerja ERG. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula motivasi kerja seseorang. Semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah motivasi kerjanya.
2. Efektivitas Kepemimpinan Situasional Efektivitas kepemimpinan situasional merupakan kesesuaian proses kepemimpinan dengan kematangan bawahan sehingga bawahan dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh pemimpin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Efektivitas kepemimpinan situasional dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
penelitian ini dapat diketahui dengan mengacu pada skor dalam skala kepemimpinan situasional yang terdiri dari tiga skala, yaitu 1) Skala Perilaku Tugas, 2) Skala Perilaku Hubungan, dan 3) Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis. Ketiga skala ini dibuat sendiri oleh peneliti. Skor dalam penelitian ini nantinya akan dilihat apakah proses kepemimpinan bersifat efektif atau tidak efektif.
D. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah relawan organisasi non-profit yang bergerak dalam bidang sosial, kemanusiaan, dan pendidikan. Subjek penelitian adalah relawan dengan kriteria relawan telah terlibat aktif dalam organisasi minimal selama 6 bulan. Hal ini disebabkan karena seseorang yang telah bekerja selama 6 bulan dianggap telah mengenal kondisi lingkungan kerja, baik kondisi fisik lingkungan atau relasi sosial yang terjalin (Ardana et al., 2008). Subjek penelitian dipilih menggunakan metode nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel (Noor, 2011). Salah satu bentuk teknik nonprobability sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam penelitian ini, seseorang diambil sebagai sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel (Noor, 2011). Pertimbangan ini dilakukan dengan cara melibatkan relawan yang telah bekerja aktif selama minimal 6 bulan di dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
organisasi. Hal ini dilakukan agar relawan dapat menilai secara objektif peran pemimpin dalam organisasi tersebut sehingga data yang diberikan dapat menggambarkan proses kepemimpinan yang sesungguhnya.
E. Metode Pengumpulan Data Proses pengambilan data dilakukan kepada relawan organisasi nonprofit dengan menyebarkan empat skala, yaitu skala motivasi kerja, skala perilaku tugas, skala perilaku hubungan, serta skala kematangan pekerjaan dan psikologis. Skala ini disusun menggunakan metode likert. Dalam skala likert ini, subjek diminta untuk menyatakan tanggapan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap pernyataan-pernyataan yang telah disusun oleh peneliti sesuai dengan keadaan yang ada dalam diri relawan atau di lingkungan sekitarnya. Alasan peneliti menggunakan metode likert dalam penelitian ini disebabkan karena sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau suatu kelompok mengenai suatu fenomena sosial efektif apabila diukur menggunakan metode likert (Sugiyono, dalam Putu et al., tanpa tahun). Menurut Sarwono (2006), skala likert diekspresikan mulai dari nilai yang paling negatif hingga yang paling positif dalam bentuk : sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, dan sangat setuju. Nilai tersebut kemudian disimbolkan ke dalam bentuk angka agar dapat dilakukan perhitungan. Pernyataan-pernyatan dalam penelitian ini terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Azwar (2009) mengatakan bahwa pernyataan favorable merupakan pernyataan-pernyataan yang mendukung, memihak,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
atau menunjukkan adanya ciri atribut yang diukur. Pernyataan unfavorable adalah
pernyataan-pernyataan
yang
tidak
mendukung
atau
tidak
menggambarkan ciri atribut yang diukur (Azwar, 2009). Dalam pemberian skor, setiap respon positif terhadap item favorable akan diberi bobot yang tinggi daripada respon negatif. Sebaliknya, respon positif pada item unfavorable akan diberi skor dengan bobot yang lebih rendah daripada respon negatif. 1. Skala Motivasi Kerja Skala motivasi kerja terbagi atas pernyataan favorable dan unfavorable yang terdiri dari 42 item. Dalam penelitian ini, subjek akan diminta untuk memberi tanda pada salah satu bagian dari empat alternatif jawaban yang telah disediakan. Alternatif jawaban yang telah disediakan yaitu, “Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan “Sangat Sesuai” (SS). Alasan peneliti hanya menyediakan empat alternatif jawaban disebabkan karena penggunaan jumlah genap pada opsi jawaban akan memaksa subjek untuk memilih jawaban favorable atau unfavorable tanpa memberikan kesempatan bagi subjek untuk memilih opsi jawaban netral (Anderson, dalam Supratiknya, 2014). Pada pernyataan favorable, bobot nilai yang diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) adalah 1, Tidak Sesuai (TS) adalah 2, Sesuai (S) adalah 3, dan Sangat Sesuai (SS) adalah 4. Sebaliknya, pada pernyataan unfavorable, bobot nilai yang diberikan untuk jawaban Sangat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Tidak Sesuai (STS) adalah 4, Tidak Sesuai (TS) adalah 3, Sesuai (S) adalah 2, dan Sangat Sesuai (SS) adalah 1. Tabel 1 Blue Print Skala Kebutuhan Eksistensi Sebelum Uji Coba No.
Jenis Kebutuhan Motivasi Kerja ERG Kebutuhan Eksistensi Total :
1.
Favorable
Unfavorable
Jumlah
%
7 7
7 7
14 14
100% 100%
Tabel 2 Blue Print Skala Kebutuhan Berelasi Sebelum Uji Coba No.
Jenis Kebutuhan Motivasi Kerja ERG Kebutuhan Berelasi Total :
1.
Favorable
Unfavorable
Jumlah
%
7 7
7 7
14 14
100% 100%
Tabel 3 Blue Print Skala Kebutuhan Berkembang Sebelum Uji Coba No. 1.
Jenis Kebutuhan Motivasi Kerja ERG Kebutuhan Berkembang Total :
Favorable
Unfavorable
Jumlah
%
7 7
7 7
14 14
100% 100%
2. Skala Efektivitas Kepemimpinan Situasional Efektivitas kepemimpinan situasional dapat diungkap melalui tiga skala, yaitu : skala perilaku tugas, skala perilaku hubungan, dan skala kematangan pekerjaan dan psikologis. Skala efektivitas kepemimpinan situasional ini bertujuan untuk melihat tingkat motivasi kerja relawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
berdasarkan gaya kepemimpinan situasional yang diterapkan dalam organisasi sehingga nantinya dapat dikategorikan menjadi empat gaya. a. Skala Perilaku Tugas Skala perilaku tugas dalam penelitian ini terdiri dari beberapa pernyataan favorable dan unfavorable yang akan diberikan kepada anggota organisasi. Subjek diminta untuk memberikan respon pada setiap pernyataan dengan cara memberikan tanda pada salah satu alternatif jawaban. Alternatif jawaban yang disediakan adalah “Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan “Sangat Sesuai” (SS). Bobot nilai yang diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) pada pernyataan favorable adalah 1, Tidak Sesuai (TS) pada pernyataan favorable adalah 2, Sesuai (S) pada pernyataan favorable adalah 3, dan Sangat Sesuai (SS) pada pernyataan favorable adalah 4. Pada pernyataan unfavorable, bobot nilai yang diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) adalah 4, Tidak Sesuai (TS) adalah 3, Sesuai (S) adalah 2, dan Sangat Sesuai (SS) adalah 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Tabel 4 Blue Print Skala Perilaku Tugas Sebelum Uji Coba No 1. 2. 3. 4. 5.
Dimensi Perilaku Tugas Penyusunan Tugas Pengorganisasian Menetapkan Batas Waktu Pengarahan Pengendalian Total :
Favorable 3 3 3
Unfavorable 3 3 3
Jumlah 6 6 6
% 20% 20% 20%
3 3 15
3 3 15
6 6 30
20% 20% 100%
b. Skala Perilaku Hubungan Skala perilaku hubungan terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Skala ini diberikan kepada anggota organisasi non-profit sebagai subjek penelitian. Subjek diminta untuk memberikan respon pada setiap pernyataan yang disajikan sesuai dengan keadaan yang terjadi pada dirinya. Respon tersebut diberikan dengan cara memberikan tanda pada salah satu pilihan jawaban pada tiap-tiap pernyataan. Pilihan jawaban yang disediakan, yaitu “Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan “Sangat Sesuai” (SS). Pada pernyataan favorable, jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) diberikan bobot nilai 1, Tidak Sesuai (TS) adalah 2, Sesuai (S) adalah 3, dan Sangat Sesuai (SS) adalah 4. Pada pernyataan unfavorable, jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) diberikan bobot nilai 4, Tidak Sesuai (TS) adalah 3, Sesuai (S) adalah 2, dan Sangat Sesuai (SS) adalah 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Tabel 5 Blue Print Skala Perilaku Hubungan Sebelum Uji Coba No 1. 2. 3. 4. 5.
Dimensi Perilaku Hubungan Memberikan Dukungan Mengkomunikasikan Memudahkan Interaksi Aktif Menyimak Memberikan respon balik Total :
Favorable
Unfavorable
Jumlah
%
3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 3 15
6 6 6 6 6 30
20% 20% 20% 20% 20% 100%
c. Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Skala kematangan dalam penelitian ini terdiri dari pernyataanpernyataan favorable dan unfavorable. Skala ini di akan diberikan kepada bawahan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan dan kemauan bawahan dalam memikul tanggung jawab yang telah diberikan pemimpin. Subjek diminta untuk memberikan respon pada setiap pernyataan yang disajikan sesuai dengan keadaan yang terjadi pada dirinya. Respon tersebut diberikan dengan cara memberikan tanda pada salah satu angka pada tiap-tiap pernyataan. Alternatif jawaban yang disediakan adalah “Sangat Tidak Sesuai” (STS), “Tidak Sesuai” (TS), “Sesuai” (S), dan “Sangat Sesuai” (SS). Bobot nilai yang diberikan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) pada pernyataan favorable adalah 1, Tidak Sesuai (TS) pada pernyataan favorable adalah 2, Sesuai (S) pada pernyataan favorable adalah 3, dan Sangat Sesuai (SS) pada pernyataan favorable adalah 4. Pada pernyataan unfavorable, bobot nilai yang diberikan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) adalah 4, Tidak Sesuai (TS) adalah 3, Sesuai (S) adalah 2, dan Sangat Sesuai (SS) adalah 1. Semakin tinggi bobot angka yang diperoleh, maka bawahan dianggap memiliki tingkat kematangan yang semakin tinggi pula. Semakin rendah bobot angka yang diperoleh, maka bawahan dianggap memiliki tingkat kematangan yang semakin rendah.
Tabel 6 Blue Print Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Sebelum Uji Coba No
1. 2. 3. 4.
5. 6.
Dimensi Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Pengalaman Pekerjaan Pengetahuan Pekerjaan Memiliki Pemahaman Akan Syarat Pekerjaan Kemauan Untuk Memikul Tanggung Jawab Memiliki Motivasi Berprestasi Memiliki Keterikatan Dalam Organisasi Total :
Favorable
Unfavorable
Jumlah
%
3 2 2
3 2 2
6 4 4
20% 13% 13%
2
2
4
13%
3
3
6
20%
3
3
6
20%
15
15
30
100%
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1.
Validitas Skala Validitas merupakan keadaan yang menggambarkan bahwa alat ukur yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
(Arikunto, dalam Taniredja dan Mustafidah, 2011). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan sebuah fungsi yang menunjukkan seberapa baik skala itemitem telah cukup representatif mencerminkan sebuah konsep (Noor, 2011). Lazimnya validitas isi diperoleh melalui penilaian seorang pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara bagian-bagian tes dan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Pengujian validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan profesional judgement yang dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi.
2.
Seleksi Aitem Seleksi aitem dalam penelitian ini menggunakan parameter daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Aitem yang berdaya beda tinggi adalah aitem yang mampu membedakan mana subjek yang bersikap positif dan subjek yang bersikap negatif (Azwar, 2009). Seleksi aitem dilakukan dengan uji coba (try out). Hasil uji coba tersebut akan dihitung menggunakan SPSS dengan mengkorelasikan antara distribusi skor aitem dan distribusi skor skala. Penghitungan ini diharapkan dapat menghasilkan koefisien korelasi aitem-total (rix) ≥ 0,3. Namun apabila jumlah aitem yang lolos tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka rix dapat diturunkan menjadi rix ≥ 0,25 (Azwar, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a.
52
Skala Motivasi Kerja ERG Berdasarkan hasil uji coba item skala motivasi kerja yang dilakukan terhadap 37 subjek terdapat 27 item yang sahih dari 42 item total awal. Item yang lolos seleksi memiliki korelasi item total (rix) ≥ 0,25. Distribusi item pada skala motivasi kerja dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7 Distribusi Item Skala Kebutuhan Eksistensi Setelah Seleksi Item No. 1.
Jenis Kebutuhan Motivasi Kerja ERG Kebutuhan Eksistensi
Favorable
Unfavorable
8*, 12*, 18, 20, 5*, 9*, 21*, 23*, 22, 26, 40 24*, 33*, 36* Keterangan : item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item
Jumlah 5
yang tidak sahih Pada skala kebutuhan eksistensi dari 14 item yang diujikan terdapat 9 item yang tidak sahih dan 5 item yang sahih. Item-item yang tidak sahih adalah item dengan nomor 5, 8, 9, 12, 21, 23, 24, 33, dan 36 ((rix) ≤ 0,25). Tabel 8 Distribusi Item Skala Kebutuhan Berelasi Setelah Seleksi Item No. 1.
Jenis Kebutuhan Motivasi Kerja ERG Kebutuhan Berelasi
Favorable
Unfavorable
Jumlah
14, 17, 19, 27, 29, 30, 32
1*, 10*, 11, 28, 31, 38, 41
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Keterangan : item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item yang tidak sahih Pada skala kebutuhan berelasi dari 14 item yang diujikan terdapat 2 item yang tidak sahih dan 12 item yang sahih. Item-item yang tidak sahih adalah item dengan nomor 1 dan 10 ((rix) ≤ 0,25).
Tabel 9 Distribusi Item Item No. 1.
Skala Kebutuhan Berkembang Setelah Seleksi
Jenis Kebutuhan Motivasi Kerja ERG Kebutuhan Berkembang
Favorable
Unfavorable
2*, 3, 6*, 15, 34, 4*, 7, 13, 25, 16, 37, 39 35, 42* Keterangan : item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item yang tidak sahih Pada skala kebutuhan berkembang dari 14 item yang diujikan terdapat 4 item yang tidak sahih dan 10 item yang sahih. Item-item yang tidak sahih adalah item dengan nomor 2, 4, 6, dan 42 ((rix) ≤ 0,25). Item-item motivasi kerja yang tidak sahih tersebut memiliki korelasi item total ≤ 0,25 yang berarti item-item tersebut memiliki daya beda yang rendah (Azwar, 2009). Daya beda yang rendah menyebabkan item tersebut menjadi kurang baik untuk digunakan
Jumlah 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
dalam pengambilan data. Item-item tersebut dinyatakan gugur dan tidak diikutsertakan dalam skala untuk pengambilan data.
b. Skala Perilaku Tugas Berdasarkan hasil uji coba item skala perilaku tugas yang dilakukan pada 37 subjek terdapat 15 item yang sahih dari 30 item total awal. Item yang lolos memiliki korelasi item total (rix) ≥ 0,30. Akan tetapi, terdapat 1 item yang diloloskan oleh peneliti sebab item tersebut memiliki korelasi item total (rix) ≥ 0,25, yaitu rix = 0,296. Distribusi item pada skala perilaku tugas dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10 Distribusi Item Skala Perilaku Tugas Setelah Seleksi Item No. 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Motivasi Kerja Penyusunan tujuan Pengorganisasian Menetapkan batas waktu Pengarahan Pengendalian
Favorable 3, 18*, 20 1*, 4, 27 9, 13, 28 8*, 12, 14 10*, 21, 26
Unfavorable 7, 11*, 30* 6*, 22*, 24* 15*, 23, 29 5*, 19*, 25* 2*, 16, 17* Total : Keterangan : item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item yang tidak sahih
Pada skala perilaku tugas terdapat 15 item yang tidak sahih dan 15 item yang sahih dari 30 item yang diujikan. Item-item yang tidak sahih adalah item dengan nomor 1, 2, 5, 6, 8, 10, 11, 15, 17, 18, 19, 22, 24, 25, dan 30. Item-item tersebut memiliki korelasi item
Jumlah 3 2 5 2 3 15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
total (rix) ≤ 0,25 yang berarti pernyataan tersebut memiliki daya beda yang rendah (Azwar, 2009). Dengan demikian item-item tersebut merupakan item yang kurang baik untuk digunakan dalam pengambilan data. Item-item tersebut dinyatakan gugur dan tidak diikutsertakan dalam skala untuk pengambilan data. Dalam skala untuk pengambilan data, peneliti melakukan pengguguran item terhadap beberapa item yang sahih. Pengguguran item ini dilakukan agar tercipta kesetaraan jumlah item pada tiap dimensi dan aspek skala gaya kepemimpinan situasional. Hal ini disebabkan karena menurut teori kepemimpinan situasional, tidak ada dimensi maupun aspek yang bersifat dominan dibanding yang lain (Hersey dan Blanchard, 1986). Berikut adalah sebaran item setelah pengguguran item secara manual yang disajikan oleh peneliti dalam proses pengambilan data : Tabel 11 Distribusi Item Skala Perilaku Tugas Setelah Pengguguran Item No. 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Motivasi Kerja Penyusunan tujuan Pengorganisasian Menetapkan batas waktu Pengarahan Pengendalian
Favorable 3, 20 4, 27 13, 28 12, 14 21, 26
Unfavorable Total :
Jumlah 2 2 2 2 2 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
56
Skala Perilaku Hubungan Berdasarkan hasil uji coba item skala perilaku tugas yang dilakukan pada 37 subjek terdapat 23 item yang sahih dari 30 item total awal. Item yang lolos memiliki korelasi item total (rix) ≥ 0,25. Distribusi item pada skala perilaku tugas dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12 Distribusi Item Skala Perilaku Hubungan Setelah Seleksi Item No. Aspek Motivasi Kerja 1. Memberikan dukungan 2. Mengkomunikasikan halhal yang berkaitan dengan organisasi 3. Memudahkan interaksi 4. Aktif menyimak 5. Memberikan umpan balik mengenai kinerja anggota
Favorable 9, 26, 29 19, 21, 23
Unfavorable 1, 13, 15 7, 25, 30
4, 6, 20 3, 11*, 28 2*, 5, 16*
8, 14, 27 10, 17*, 24* 12*, 18*, 22
Total : Keterangan : item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item yang tidak sahih
Pada skala perilaku tugas terdapat 7 item yang tidak sahih dan 23 item yang sahih dari 30 item yang diujikan. Item-item yang tidak sahih adalah item dengan nomor 2, 11, 12, 16, 17, 18, dan 24. Item-item tersebut memiliki korelasi item total (rix) ≤ 0,25 yang berarti pernyataan tersebut memiliki daya beda yang rendah (Azwar, 2009). Dengan demikian item-item tersebut merupakan item yang kurang baik untuk digunakan dalam pengambilan data. Item-item
Jumlah 6 6
6 3 2
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
tersebut dinyatakan gugur dan tidak diikutsertakan dalam skala untuk pengambilan data. Dalam skala untuk pengambilan data, peneliti melakukan pengguguran item terhadap beberapa item yang sahih. Pengguguran item ini dilakukan agar tercipta kesetaraan jumlah item pada tiap dimensi dan aspek skala gaya kepemimpinan situasional. Hal ini disebabkan karena menurut teori kepemimpinan situasional, tidak ada dimensi maupun aspek yang bersifat dominan dibanding yang lain (Hersey dan Blanchard, 1986). Berikut adalah sebaran item setelah pengguguran item secara manual yang disajikan oleh peneliti dalam proses pengambilan data :
Tabel 13 Distribusi Item Skala Perilaku Hubungan Setelah Pengguguran Item No. Aspek Motivasi Kerja 1. Memberikan dukungan 2. Mengkomunikasikan halhal yang berkaitan dengan organisasi 3. Memudahkan interaksi 4. Aktif menyimak 5. Memberikan umpan balik mengenai kinerja anggota
19
Favorable
Unfavorable 1, 13 7
20 3, 28 5
8 22
Jumlah 2 2
2 2 2
Total :
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
d. Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Berdasarkan hasil uji coba item skala perilaku tugas yang dilakukan pada 37 subjek terdapat 18 item yang sahih dari 30 item total awal. Item yang lolos memiliki korelasi item total (rix) ≥ 0,25. Distribusi item pada skala perilaku tugas dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14 Distribusi Item Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Setelah Seleksi Item No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Aspek Motivasi Kerja Pengalaman kerja Pengetahuan yang dimiliki Pemahaman akan pekerjaan Kesediaan untuk memikul tanggung jawab Memiliki motivasi berprestasi Memiliki keikatan dengan pekerjaan
Favorable
Unfavorable
5*, 7*, 24* 20*, 26 16, 27 13, 22
3, 18*, 25 1, 30* 9, 10 4, 28*
Jumlah 2 2 4 3
6*, 11*, 19
8, 15, 29*
3
2*, 17*, 21
12, 14, 23
4
7 11 Total : Keterangan : item yang dicetak tebal dan berbintang (*) adalah item yang tidak sahih
Pada skala perilaku tugas terdapat 12 item yang tidak sahih dari 30 item yang diujikan. Item-item tersebut adalah item dengan nomor 2, 5, 6, 7, 11, 17, 18, 20, 24, 28, 29, dan 30. Item-item tersebut memiliki korelasi item total (rix) ≤ 0,25 yang berarti pernyataan tersebut memiliki daya beda yang rendah (Azwar, 2009).
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Dengan demikian item-item tersebut merupakan item yang kurang baik untuk digunakan dalam pengambilan data. Item-item tersebut dinyatakan gugur dan tidak diikutsertakan dalam skala untuk pengambilan data. Dalam skala untuk pengambilan data, peneliti melakukan pengguguran item terhadap beberapa item yang sahih. Pengguguran item ini dilakukan agar tercipta kesetaraan jumlah item pada tiap dimensi dan aspek skala gaya kepemimpinan situasional. Hal ini disebabkan karena menurut teori kepemimpinan situasional, tidak ada dimensi maupun aspek yang bersifat dominan dibanding yang lain (Hersey dan Blanchard, 1986). Berikut adalah sebaran item setelah pengguguran item secara manual yang disajikan oleh peneliti dalam proses pengambilan data : Tabel 15 Distribusi Item Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Setelah Pengguguran Item No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Aspek Motivasi Kerja Pengalaman kerja Pengetahuan yang dimiliki Pemahaman akan pekerjaan Kesediaan untuk memikul tanggung jawab Memiliki motivasi berprestasi Memiliki keikatan dengan pekerjaan
Total :
Favorable
Unfavorable
Jumlah 2 2 2 2
26 27 13
3, 25 1 10 4
19
8
2
-
12, 14
2
4
8
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
60
Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu (Sarwono, 2006). Menurut Noor (2011), suatu alat ukur dikatakan konsisten adalah saat alat ukur tersebut digunakan berulang kali, alat pengukur tersebut menunjukkan hasil yang sama dalam kondisi yang sama. Reliabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach pada SPSS (Noor, 2011). Reliabilitas tersebut dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) yang berada dalam rentang 0 – 1,00 (Azwar, 1999). Menurut Azwar (1999), reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai minimal rxx = 0,900. Namun terkadang suatu koefisien yang tidak setinggi itu pun masih dapat dianggap cukup berarti, yaitu saat rxx = 0,600 – 0,800. a.
Skala Motivasi Kerja Koefisien korelasi skala motivasi kerja ERG pada masingmasing jenis kebutuhan, yaitu : 1. Kebutuhan Eksistensi Koefisien korelasi skala kebutuhan eksistensi sebelum seleksi item adalah α = 0,365. Setelah dilakukan seleksi item dan dipilih 5 item yang baik, maka skala kebutuhan eksistensi menghasilkan α = 0, 681. Hasil tersebut dikatakan reliabel karena memiliki konsistensi nilai skala mendekati 1,00.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
2. Kebutuhan Berelasi Koefisien korelasi skala kebutuhan berelasi sebelum seleksi item adalah α = 0, 767. Setelah dipilih menjadi 12 item yang baik, maka skala kebutuhan berelasi menghasilkan α = 0, 821.
Hasil
tersebut
dikatakan
reliabel
karena
memiliki
konsistensi nilai skala mendekati 1,00.
3. Kebutuhan Berkembang Koefisien korelasi skala kebutuhan berkembang sebelum dilakukan seleksi item adalah α = 0, 699. Setelah dipilih menjadi 10 item yang baik, maka skala kebutuhan berkembang menghasilkan α = 0, 742. Hasil tersebut dikatakan reliabel karena memiliki konsistensi nilai skala mendekati 1,00.
b. Skala Perilaku Tugas Koefisien korelasi skala perilaku tugas sebelum dipilih item yang baik adalah α = 0,665. Setelah dipilih menjadi 10 item yang baik, maka skala perilaku tugas menghasilkan α = 0,817. Koefisien skala perilaku tugas mengalami peningkatan sehingga skala tersebut dapat dikatakan reliabel karena memiliki konsistensi nilai skala mendekati 1,00.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
62
Skala Perilaku Hubungan Koefisien korelasi skala perilaku hubungan sebelum seleksi item adalah α = 0,844. Setelah dipilih menjadi 10 item yang baik, maka skala perilaku hubungan menghasilkan α = 0,827. Kedua hasil tersebut dapat dikatakan reliabel karena memiliki konsistensi nilai skala mendekati 1,00.
d. Skala Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Koefisien
korelasi
skala
kematangan
pekerjaan
dan
psikologis sebelum seleksi item adalah α = 0,746. Setelah dipilih menjadi 12 item yang baik, maka skala kematangan pekerjaan dan psikologis menghasilkan α = 0,806. Hasil tersebut dikatakan reliabel karena memiliki konsistensi nilai skala mendekati 1,00.
G. Metode Analisis Data 1.
Uji Asumsi Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak (Noor, 2011). Dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 16.0. Uji normalitas dikatakan memiliki sebaran yang normal apabila p > 0,05.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
63
Uji Hipotesis Peneliti menggunakan uji Chi-Square yang dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16.0 dengan tingkat signifikansi p > 0,05. Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak. Jika nilai sig p < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima (Santoso, 2010). Selain itu, koefisien korelasi (r) dalam uji hipotesis memiliki rentang nilai dari -1 sampai +1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Pada penelitian ini proses pengambilan data dilakukan mulai tanggal 18 Maret hingga 4 Mei 2015. Pengambilan data dilakukan di LSM Rifka Annisa Women Crisis Center, LSM SOS Children’s Village, Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Yogyakarta, PLU Satu Hati, dan Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO). Subjek yang diminta untuk mengisi skala penelitian adalah seluruh relawan organisasi yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Jumlah skala yang disebarkan adalah sebanyak 158 skala dan terdapat 102 skala yang kembali. Akan tetapi, yang dapat digunakan dalam pengolahan data hanya sebanyak 73 skala. Hal ini disebabkan 29 skala lainnya tidak terisi lengkap dan tidak memenuhi kriteria penelitian sehingga tidak dapat digunakan dalam pengolahan data.
B. Deskripsi Subjek 1. Jenis Kelamin Pada penelitian ini melibatkan 73 orang subjek yang terdiri atas 29 orang (39,7 %) laki-laki, 37 orang (50,7 %) perempuan, dan 7 (9,6 %) subjek transgender. Data dapat dilihat pada tabel 16.
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Tabel 16 Deksripsi Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Transgender Total
Jumlah 29 37 7 73
Presentase 39,7 % 50,7 % 9,6 % 100 %
2. Usia Subjek pada penelitian ini memiliki rentang usia 19 tahun sampai dengan 50 tahun. Secara keseluruhan subjek berjumlah 73 orang subjek. Sebelum melakukan pengolahan data, peneliti telah membagi subjek ke dalam beberapa kategori usia sesuai tahap perkembangan Erikson (Santrock, 2002). Data usia subjek dapat dilihat pada tabel 17. Tabel 17 Deskripsi Usia Rentang Usia Remaja Dewasa awal Dewasa tengah Total
Jumlah 9 53 11 73
Presentase 12,3 % 72,6 % 15,1 % 100 %
3. Masa Kerja Subjek pada penelitian ini memiliki masa bekerja yang cukup beragam. Data subjek berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel 18.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Tabel 18 Deskripsi Masa Kerja Berdasarkan Lama Bergabung Dalam Organisasi Masa Kerja 6 bulan – 2 tahun >2 tahun Total
Jumlah 45 28 73
Presentase 61,6 % 38,4 % 100 %
4. Pengalaman Kerja Dalam penelitian ini, 50 subjek menyatakan sebelumnya pernah terlibat di dalam organisasi sosial dan 23 subjek menyatakan sebelumnya tidak pernah terlibat di dalam organisasi sosial. Data subjek berdasarkan pengalaman kerja dapat dilihat pada tabel 19. Tabel 19 Deskripsi Pengalaman Kerja Pengalaman Kerja Ya Tidak Total
Jumlah 50 23 73
Presentase 68,5 % 31,5 % 100 %
C. Deskripsi Data Penelitian 1. Statistik Data Penelitian Berdasarkan perhitungan statistik menggunakan SPSS 16.0 didapatkan hasil sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Tabel 20 Statistik Data Penelitian
Variabel Kepemimpinan Situasional - Perilaku Tugas - Perilaku Hubungan - Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Motivasi Kerja - Kebutuhan Eksistensi - Kebutuhan Berelasi - Kebutuhan Berkembang
Mean
Deskripsi Data SD Min
32,25 31,12 37,16
3,593 3,811 4,137
26 21 27
40 40 47
19,04 36 22,7
2,245 3,197 2,005
13 29 19
24 42 28
Max
Tabel 20 menunjukkan mean dari kebutuhan eksistensi pada variabel motivasi kerja sebesar 19,04 dengan standar deviasi sebesar 2,245. Nilai terendah dari kebutuhan eksistensi sebesar 13 dan nilai tertinggi sebesar 24. Kebutuhan berelasi memiliki mean sebesar 36 dan standar deviasi sebesar 3,197. Nilai terendah pada kebutuhan berelasi adalah sebesar 29 dan nilai tertinggi sebesar 42. Selain itu, kebutuhan berkembang memiliki mean sebesar 22,7 dan standar deviasi sebesar 2,005. Kebutuhan berkembang memiliki nilai terendah sebesar 19 dan nilai tertinggi sebesar 28. Pada variabel kepemimpinan situasional, mean dari dimensi perilaku tugas sebesar 32,25 dengan standar deviasi 3,593. Dimensi perilaku tugas memiliki nilai terendah sebesar 26 dan nilai tertinggi sebesar 40. Dimensi perilaku hubungan pada variabel kepemimpinan situasional memiliki mean sebesar 31,12 dengan standar deviasi sebesar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
3,811. Nilai terendah pada dimensi perilaku hubungan adalah sebesar 21, dan nilai tertinggi sebesar 40. Selain itu, dimensi kematangan pekerjaan dan psikologis memiliki mean sebesar 37,16 dan standar deviasi sebesar 4,137. Dimensi kematangan pekerjaan dan psikologis memiliki nilai terendah sebesar 27 dan nilai tertinggi sebesar 47. Setelah memperoleh statistik data penelitian, peneliti akan melakukan perbandingan mean empiris dan mean teoritis pada skala kepemimpinan situasional dan skala motivasi kerja. Selain itu, dilakukan pula analisis data menggunakan one sample T-test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui respon/ tanggapan subjek terhadap variabel penelitian. Berikut merupakan hasil pengolahan data teoritis dan data empiris penelitian, serta hasil one sample T-test penelitian : Tabel 21 Data Teoritis dan Data Empiris Variabel Kepemimpinan Situasional - Perilaku Tugas - Perilaku Hubungan - Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Motivasi Kerja - Kebutuhan Eksistensi - Kebutuhan Berelasi - Kebutuhan Berkembang
Data Teoritis Mean Min Max
Data Empiris Mean Min Max
25 25 30
10 10 12
40 40 48
33,32 32,39 37,32
28 30 34
38 39 40
15 27,5 17,5
6 11 7
24 44 28
19,04 36 22,7
13 29 19
24 42 28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Tabel 22 Hasil One Sample T-test Variabel Kepemimpinan Situasional - Perilaku Tugas - Perilaku Hubungan - Kematangan Pekerjaan Psikologis Motivasi Kerja - Kebutuhan Eksistensi - Kebutuhan Berelasi - Kebutuhan Berkembang
Hasil
analisis
terhadap
Sig. (2-tailed)
dan
0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000
variabel
kepemimpinan
situasional
menunjukkan bahwa mean teoritis dari masing-masing dimensi memiliki perolehan nilai yang lebih rendah daripada mean empiris dari masingmasing dimensi. Pada dimensi perilaku tugas, nilai mean teoritis yang diperoleh sebesar 25 dan nilai mean empiris sebesar 33,32. Disisi lain, dimensi perilaku hubungan memiliki nilai mean teoritis sebesar 25 dan nilai mean empiris sebesar 32,39. Selain itu, dimensi kematangan bawahan memiliki nilai mean teoritis sebesar 30 dan nilai mean empiris sebesar 37,32. Tabel 22 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada dimensidimensi kepemimpinan situasional adalah sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoritis. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan kepemimpinan situasional di dalam organisasi cukup tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Pada variabel motivasi kerja menunjukkan bahwa mean teoritis dari masing-masing kebutuhan memiliki perolehan nilai yang lebih rendah daripada mean empiris dari masing-masing kebutuhan. Pada kebutuhan eksistensi, nilai mean teoritis yang diperoleh sebesar 15 dan mean empiris sebesar 19,04. Disisi lain, kebutuhan berelasi memiliki nilai mean teoritis sebesar 27,5 dan nilai mean empiris sebesar 36. Selain itu, kebutuhan berkembang memiliki nilai mean teoritis sebesar 17,5 dan nilai mean empiris sebesar 22,7. Selain itu, tabel 22 menunjukkan nilai signikansi 0,000 (p < 0,05). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoritis. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi kerja pada relawan tinggi.
2. Frekuensi Data Kategori a. Distribusi Frekuensi Dimensi Kepemimpinan Situasional Karakteristik subjek berdasarkan dimensi kepemimpinan situasional dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu Perilaku Tugas dan Perilaku Hubungan. Hasil kelompok dimensi kepemimpinan ditampilkan pada tabel 23.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Tabel 23 Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Dimensi Perilaku Tugas dan Perialku Hubungan Pada Kepemimpinan Situasional No.
1. 2.
Dimensi Kepemimpinan Situasional Perilaku Tugas Perilaku Hubungan
Subjek Tinggi F % 73 100 % 69 94,5 %
Rendah F % 4 5,5 %
Total
73 73
Dari skala yang telah diisi oleh 73 subjek diperoleh hasil yang kemudian dikategorikan menjadi 2 bagian, yaitu perilaku tugas dan perilaku hubungan yang masing-masing memiliki skor tinggi dan rendah. Skor ini diketahui melalui mean teoritis pada masing-masing dimensi. Pada dimensi perilaku tugas diperoleh hasil bahwa seluruh responden sebanyak 73 subjek pada penelitian ini mempersepsikan bahwa pemimpin organisasi memiliki perilaku tugas yang tinggi. Disisi lain, pada dimensi perilaku hubungan diperoleh hasil bahwa sebanyak 69 subjek mempersepsikan pemimpin organisasi memiliki perilaku hubungan yang tinggi dan 4 subjek mempersepsikan pemimpin organisasi memiliki perilaku hubungan yang rendah.
b. Distribusi Frekuensi Efektivitas Kepemimpinan Situasional Pada penelitian ini, dimensi kepemimpinan situasional dibagi menjadi dua kategori, yaitu skor tinggi dan skor rendah. Proses kategorisasi ini diperoleh dari mean teoritis pada masing-masing
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
dimensi yang akan mengacu menjadi empat gaya kepemimpinan situasional. Pada dimensi perilaku tugas diperoleh mean teoritis sebesar 25 sehingga subjek yang memiliki skor < 25 dikategorikan telah mempersepsi bahwa pemimpin memiliki perilaku tugas yang rendah. Sebaliknya bila subjek memiliki skor > 25 maka subjek dikategorikan telah mempersepsi pemimpin organisasi memiliki perilaku tugas yang tinggi. Pada dimensi perilaku hubungan diperoleh mean teoritis sebesar 25 sehingga subjek yang memiliki skor < 25 dikategorikan bahwa telah mempersepsi pemimpin organisasi memiliki perilaku hubungan yang rendah. Sebaliknya bila subjek memiliki skor > 25 maka subjek dikategorikan telah mempersepsi pemimpin organisasi memiliki perilaku hubungan yang tinggi.
Tabel 24 Kategori Gaya Kepemimpinan Situasional Gaya Kepemimpinan Situasional Gaya Telling Gaya Selling Gaya Participating Gaya Delegating
Hasil Skoring Perilaku Tugas Perilaku Hubungan Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Tabel 25 Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Gaya Kepemimpinan Situasional No. 1. 2. 3. 4.
Gaya Kepemimpinan Situasional Gaya Telling Gaya Selling Gaya Participating Gaya Delegating Total
Subjek Frekuensi % 4 5,5 % 69 94,5 % 73 100 %
Pada penelitian ini, skor tinggi dan rendah yang diperoleh masing-masing subjek digunakan untuk mengelompokkan subjek ke dalam empat gaya kepemimpinan situasional yang terdapat pada tabel 25. Gaya selling merupakan gaya kepemimpinan yang memiliki presentase tertinggi pada perilaku tugas dan perilaku hubungan, yaitu sebanyak 69 subjek mempersepsi gaya kepemimpinan yang diterapkan ke dalam gaya selling. Gaya telling merupakan gaya kepemimpinan yang memiliki presentase yang cukup tinggi pada perilaku tugas dan perilaku hubungan, yaitu sebanyak 4 subjek mempersepsi gaya kepemimpinan yang diterapkan ke dalam gaya telling. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa tidak ada subjek yang dapat dikategorikan ke dalam gaya participating dan gaya delegating. Hal ini disebabkan karena perolehan skor yang diperoleh subjek
tidak
sesuai
kepemimpinan tersebut.
apabila
dikategorikan
ke
dalam
gaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Tabel 26 Kategori Kesesuaian Gaya Kepemimpinan Situasional Berdasarkan Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Gaya Kepemimpinan Situasional Gaya Telling Gaya Selling Gaya Participating Gaya Delegating
Tingkat Kematangan Pekerjaan dan Psikologis R1 R2 R3 R4
Tabel 27 Distribusi Frekuensi Kesesuaian Gaya Kepemimpinan Situasional Berdasarkan Kematangan Pekerjaan dan Psikologis No.
Gaya Kepemimpinan Situasional
1.
Gaya Telling
2.
Gaya Selling
Tingkat Kematangan Pekerjaan dan Psikologis R1 R2 R3 R4 R1 R2 R3 R4
Total
Keterangan Subjek F % 1 3 2 47 20 73
1,37 % Tidak Sesuai 4,11 % Tidak Sesuai 2,74 % Sesuai 64, 38 % Tidak Sesuai 27,4 % Tidak Sesuai 100 %
Pada penelitian ini, diperoleh hasil pada sebanyak 1 subjek memiliki tingkat kematangan R2 pada gaya telling yang diterapkan dalam organisasi non-profit. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan gaya
kepemimpinan
situasional
tidak
sesuai
dengan
tingkat
kematangan pekerjaan dan psikologis bawahan. Selain itu, sebanyak 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
subjek memiliki tingkat kematangan R3 pada gaya telling yang diterapkan oleh pemimpin. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional yang diterapkan oleh pemimpin tidak sesuai dengan tingkat kematangan bawahan. Pada gaya selling yang diterapkan oleh pemimpin terdapat 2 subjek yang memiliki tingkat kematangan R2. Hal ini menunjukkan bahwa gaya selling yang diterapkan pada organisasi non-profit sesuai dengan tingkat kematangan bawahan. Disisi lain, gaya selling yang diterapkan oleh pemimpin tidak sesuai dengan tingkat kematangan bawahan pada 67 subjek, yaitu 47 subjek dengan tingkat kematangan R3 dan 20 subjek dengan tingkat kematangan R4. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti kemudian melakukan kategorisasi distribusi frekuensi efektivitas gaya kepemimpinan situasional berdasarkan tingkat kematangan bawahan. Kategori tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 28 Distribusi Frekuensi Kesesuaian Gaya Kepemimpinan Situasional Berdasarkan Kematangan Pekerjaan dan Psikologis No 1. 2.
Kesesuaian Gaya Kepemimpinan Sesuai Tidak Sesuai Total
Subjek F 2 71 73
% 2,74 % 97,26 % 100 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
c. Distribusi Frekuensi Kebutuhan Motivasi Kerja ERG Karakteristik subjek berdasarkan pengelompokkan kebutuhan motivasi kerja ditunjukkan pada tabel 29. Tabel 29 Distribusi Frekuensi Kebutuhan Motivasi Kerja ERG No. 1. 2. 3.
Kebutuhan Motivasi Kerja Kebutuhan Eksistensi Kebutuhan Berelasi Kebutuhan Berkembang Total
Subjek F 27 26 20 73
% 36,99 % 35,61 % 27,4 % 100 %
Dari skala motivasi kerja yang telah diisi oleh 73 subjek tersebut telah dikategorikan oleh peneliti menjadi tiga kelompok, yaitu kebutuhan eksistensi, kebutuhan berelasi, dan kebutuhan berkembang. Pada tabel 29 didapatkan hasil bahwa sebanyak 27 subjek (36,99 %) masuk dalam kategori kebutuhan eksistensi, 26 subjek (35,61 %) masuk dalam kategori kebutuhan berelasi, dan sebanyak 73 subjek (27,4 %) masuk dalam kategori kebutuhan berkembang.
D. Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Uji normalitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0. Pada proses analisis ini,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
data dikatakan memiliki sebaran data normal apabila memiliki p > 0,05. Hasil uji normalitas yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : Tabel 30 Uji Normalitas Variabel Kepemimpinan Situasional - Perilaku Tugas - Perilaku Hubungan - Kematangan Pekerjaan dan Psikologis Motivasi Kerja - Kebutuhan Eksistensi - Kebutuhan Berelasi - Kebutuhan Berkembang
KolmogorovSmirnov Z
Sig.
Keterangan
1,356 0,920 1,247
0,5 0,366 0,089
Sebaran normal Sebaran normal Sebaran normal
0,940 0,854 1,306
0,340 0,460 0,066
Sebaran normal Sebaran normal Sebaran normal
Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, dapat dilihat bahwa dimensi perilaku tugas memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,356 dengan signifikansi 0,5 (p > 0,05). Selain itu, dimensi perilaku hubungan memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,920 dengan signifikansi 0,366 (p > 0,05). Dimensi kematangan pekerjaan dan psikologis memperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov 1,247 dengan signifikansi 0,089 (p > 0,05). Disisi lain, kebutuhan eksistensi pada variabel motivasi kerja memperoleh
nilai
Kolmogorov-Smirnov
sebesar
0,940
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
signifikansi 0,34 (p > 0,05). Kebutuhan berelasi memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,854 dengan signifikansi 0,460 (p > 0,05). Selain itu, kebutuhan berkembang pada variabel motivasi kerja memperoleh
nilai
Kolmogorov-Smirnov
sebesar
1,306
dengan
signifikansi 0,066 (p > 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua variabel memenuhi syarat uji normalitas.
2. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, peneliti tidak dapat melakukan uji korelasi terhadap gaya kepemimpinan situasional. Hal ini dikarenakan pada tabel 28 diketahui bahwa kategori efektivitas kepemimpinan situasional yang diterapkan pada organisasi non-profit memiliki frekuensi yang tidak seimbang dan mencolok. Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa sebanyak 71 subjek menilai bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi non-profit tidak sesuai dengan tingkat kematangan pekerjaan dan psikologis relawan. Disisi lain, hanya terdapat 2 subjek yang menilai bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin memiliki kesesuaian dengan tingkat kematangan pekerjaan dan psikologis relawan. Selain itu, dalam penelitian ini hanya terdapat dua kategori gaya kepemimpinan yang dominan sehingga gaya kepemimpinan situasional tidak cukup valid untuk diukur. Hasil yang mencolok dan tidak seimbang tersebut menyebabkan peneliti tidak dapat melakukan uji korelasi terhadap variabel gaya kepemimpinan situasional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
3. Analisis Data Tambahan Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis data tambahan untuk membuktikan adanya hubungan motivasi kerja pada relawan berdasarkan lama masa kerja. Ardana et al., (2008) menyatakan bahwa motivasi kerja turut dipengaruhi oleh kemampuan atau kompetensi yang dimiliki seseorang. Kompetensi tersebut dapat dilihat dari seberapa lama masa kerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan. Oleh karena itu peneliti melakukan pengujian terkait masa kerja. Tabel 31 Uji Data Tambahan Hubungan Masa Kerja dengan Motivasi Kerja Value Pearson Chi-Square Likehood Ratio N of Valid Cases
6,122a
6,032 73
df 2 2
Asymp. Sig. (2-sided) 0,047 0,049
Pada tabel 31, uji data tambahan dilakukan dengan menggunakan metode Chi-Square. Dalam metode Chi-Square, data dikatakan memiliki hubungan apabila nilai sig < 0,05. Pada uji data tambahan terkait masa kerja ini, diperoleh nilai sig = 0,047. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan motivasi kerja relawan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa masa kerja merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi kerja relawan. Berikut merupakan distribusi frekuensi subjek berdasarkan motivasi kerja ERG dengan masa kerja relawan :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Tabel 32 Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Motivasi Kerja ERG dengan Masa Kerja No.
1. 2.
Masa Kerja
6 bulan – 2 tahun > 2 tahun Total
Subjek
45 28 73
Eksistensi F % 18 66,67 % 9 33,33 % 27 100 %
Motivasi Kerja Berelasi F % 18 69,23 % 8 30,77 % 26 100 %
Berkembang F % 9 45 % 11 55 % 20 100 %
Pada tabel 32 dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini terdapat 45 subjek yang memiliki masa kerja 6 bulan – 2 tahun. Pada kategori tersebut, sebanyak 18 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan eksistensi, 18 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berelasi, dan 9 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berkembang. Selain itu, sebanyak 28 subjek diketahui memiliki masa kerja > 2 bulan. Subjek dengan masa kerja > 2 bulan ini terdiri dari 9 subjek yang tergolong dalam kategori kebutuhan eksistensi, 8 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berelasi, dan 11 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berkembang. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada subjek dengan masa kerja 6 bulan – 2 tahun memiliki motivasi kerja yang cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan eksistensi dan kebutuhan berelasi. Disisi lain, pada subjek dengan masa kerja > 2 tahun memiliki motivasi kerja yang cenderung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan berkembang. Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan uji korelasi antara jenis kelamin dengan motivasi kerja relawan. Hasil uji korelasi tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 33 Uji Data Tambahan Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Motivasi Kerja Value Pearson Chi-Square Likehood Ratio N of Valid Cases
df
8.467a 8.673
4 4
Asymp. Sig. (2-sided) 0,076 0,070
73
Pada metode Chi-Square, data dikatakan memiliki hubungan apabila nilai sig < 0,05. Pada uji data tambahan terkait jenis kelamin ini, diperoleh nilai sig = 0,076. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi kerja relawan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin bukan merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi kerja relawan. Berikut merupakan distribusi frekuensi subjek berdasarkan motivasi kerja ERG dengan jenis kelamin relawan :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Tabel 34 Distribusi Frekuensi Subjek Berdasarkan Motivasi Kerja ERG dengan Jenis Kelamin No.
1. 2. 3.
Jenis Kelamin
Subjek
Laki-laki Perempuan Transgender Total
29 37 7 73
Eksistensi F % 7 25,93 % 17 62,96 % 3 11,11 % 27 100 %
Motivasi Kerja Berelasi F % 11 42,31 % 12 46,15 % 3 11,54 % 26 100 %
Berkembang F % 11 55 % 8 40 % 1 5% 20 100 %
Dari 73 orang subjek, dapat dilihat bahwa 29 subjek laki-laki terdiri dari 7 subjek yang tergolong dalam kategori kebutuhan eksistensi, 11 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berelasi, dan 11 subjek tergolong dalam
kategori
kebutuhan
berkembang.
Pada
subjek
perempuan yang berjumlah 37 subjek, sebanyak 17 subjek yang tergolong dalam kategori kebutuhan eksistensi, 12 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berelasi, dan 8 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berkembang. Selain itu, pada subjek transgender yang berjumlah 7 subjek diperoleh hasil bahwa 3 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan eksistensi, 3 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berelasi, dan 1 subjek tergolong dalam kategori kebutuhan berkembang. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pada subjek lakilaki memiliki motivasi kerja yang cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan berelasi dan kebutuhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
berkembang. Selain itu pada subjek perempuan memiliki motivasi kerja yang cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan eksistensi. Pada subjek transgender, motivasi kerja yang dimiliki cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan eksistensi dan kebutuhan berelasi.
4.
Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan berdasarkan teori ERG pada organisasi non-profit di Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti tidak dapat melakukan uji korelasi terhadap kedua variabel tersebut yang disebabkan adanya proporsi yang tidak seimbang dan mencolok pada variabel kepemimpinan situasional. Hasil yang diperoleh pada masing-masing variabel diketahui bahwa terdapat 4 subjek yang mempersepsikan gaya kepemimpinan di dalam organisasi sebagai gaya telling. Selain itu, terdapat 69 subjek yang mempersepsikan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi sebagai gaya selling. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti kemudian melakukan uji kesesuaian gaya kepemimpinan yang telah dipersepsi oleh relawan dengan tingkat kematangan relawan. Hasil yang diperoleh menyatakan
bahwa
terdapat
2
subjek
memiliki
kesesuaian
gaya
kepemimpinan dengan tingkat kematangannya dan 71 subjek yang tidak memiliki kesesuaian gaya kepemimpinan dengan tingkat kematangannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Hasil dengan proporsi yang tidak seimbang ini menjadikan peneliti tidak dapat melakukan uji korelasi terhadap gaya kepemimpinan situasional. Meskipun demikian, kualitas hubungan yang tercipta diantara pemimpin dengan bawahan diyakini sebagai salah satu faktor yang penting untuk menunjang motivasi kerja seseorang (Steers dan Porter, 1983; As’ad, 1978). Kualitas hubungan dalam gaya kepemimpinan situasional ini dapat tercipta melalui perilaku tugas dan perilaku hubungan yang diterapkan oleh pemimpin dengan mempertimbangkan kematangan pekerjaan dan psikologis tiap bawahan (Hersey dan Blanchard, 1986). Dengan memperhatikan tiga dimensi gaya kepemimpinan situasional maka diharapkan terjadi peningkatan motivasi kerja pada bawahan. Menurut Ardana et al., (2008), kepemimpinan bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Selain proses kepemimpinan, terdapat berbagai macam faktor baik intrinsik maupun ekstrinsik yang dapat mempengaruhi motivasi kerja seseorang. Salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang yaitu kondisi pekerjaan, seperti jam kerja dan lingkungan fisik (Ardana et al., 2008). Menurut Vina, pada organisasi non-profit yang bergerak di bidang sosial, kondisi lingkungan kerja merupakan suatu hal yang cukup dipertimbangkan (Komunikasi pribadi, 21 April 2015). Hal ini disebabkan karena lingkungan kerja yang dihadapi oleh relawan terbilang cukup rawan (Komunikasi pribadi, 27 Maret 2014). Lingkungan yang cukup rawan inilah yang dapat menjadi faktor penghambat timbulnya motivasi kerja pada relawan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Lingkungan kerja dipandang oleh relawan tidak hanya sebatas tempat dimana relawan melakukan pelayanan kepada masyarakat dan mendapatkan kenyamanan secara fisik, namun relawan juga memandang lingkungan kerja sebagai tempat dimana ia dapat memperoleh kenyamanan secara psikologis. Kenyamanan secara psikologis ini dapat diperoleh relawan dari suasana kerja yang menyenangkan dan relasi yang terjalin dengan baik antar relawan (As’ad, 1978). Hal ini didukung oleh pernyataan Sheila, salah satu relawan Komunitas PLU Satu Hati, yang menyatakan bahwa lingkungan dengan atmosfer kerja yang tinggi dapat memacu motivasi kerja relawan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Atmosfer kerja tersebut dapat terlihat dari kelengkapan dan keaktifan anggota organisasi. Hal ini disebabkan karena relawan akan mempersepsi secara positif keaktifan anggota organisasi lainnya sehingga memacu timbulnya motivasi kerja dalam dirinya. Selain itu, atmosfer kerja yang hangat dapat tercipta pula melalui dukungan antar anggota sehingga ada rasa penghargaan di dalam diri relawan dan memacu motivasi kerjanya (Komunikasi pribadi, 21 April 2015). Selain adanya faktor ekstrinsik yang mempengaruhi, motivasi kerja relawan juga dapat dipengaruhi oleh adanya faktor intrinsik dalam diri subjek. Faktor utama yang melatarbelakangi timbulnya motivasi kerja adalah minat seseorang untuk menjalankan tugas tersebut (Ardana et al., 2008). Maslach dan Ozer, serta Nesbitt et al., (dalam Ross et al., 1999) menyatakan bahwa kurangnya rencana atau keinginan untuk menjadi seorang relawan sebagai salah satu bentuk kurangnya minat seseorang dalam bekerja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Kurangnya minat kerja seseorang berdampak pada kurangnya motivasi seseorang dalam bekerja sehingga terjadi peningkatan tingkat absen atau mangkir dalam suatu organisasi non-profit tersebut. Pada dasarnya, organisasi non-profit melakukan pekerjaan untuk memenuhi hasrat terciptanya masyarakat beradab, penuh belas kasih, dan berfungsi sepenuhnya. Dalam melakukan pekerjaan tersebut, diperlukan kemampuan dan kompetensi guna menunjang kinerja relawan (Hutapea dan Dewi, 2012). Kompetensi tersebut dapat dilihat dari seberapa lama relawan bergabung dan ikut serta dalam kegiatan kemasyarakatan. Semakin banyak seseorang memiliki kemampuan dan kompetensi kerja, maka semakin tinggi pula tingkat motivasi kerjanya (Ardana et al., 2008). Namun berdasarkan uji data tambahan yang telah peneliti lakukan, hasil yang diperoleh menyatakan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan motivasi kerja seseorang. Uji data tambahan yang dilakukan dengan menggunakan metode Chi-Square yang menghasilkan nilai sig = 0,047 (sig < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja dengan motivasi kerja yang dimiliki relawan. Berdasarkan distribusi frekuensi subjek berdasarkan motivasi kerja dengan masa kerja relawan tidak diperoleh hasil dengan proporsi yang terlalu mencolok. Pada subjek dengan masa kerja 6 bulan – 2 tahun memiliki motivasi kerja yang cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan eksistensi dan kebutuhan berelasi. Selain itu, pada subjek dengan masa kerja > 2 tahun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
memiliki motivasi kerja yang cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan berkembang. Selain dengan melihat korelasi motivasi kerja dengan mengacu pada masa kerja, peneliti juga melakukan uji korelasi antara jenis kelamin dengan motivasi kerja relawan yang dilakukan dengan metode Chi-Square. Pada uji korelasi tersebut diperoleh hasil sig = 0,076 (sig > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi kerja relawan. Menurut Ardana et al., (2008) menyatakan bahwa jenis kelamin turut mempengaruhi motivasi kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas. Namun pada distribusi frekuensi subjek berdasarkan motivasi kerja dengan jenis kelamin tidak diperoleh hasil dengan proporsi yang terlalu mencolok. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa pada subjek laki-laki memiliki motivasi kerja yang cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan berelasi dan kebutuhan berkembang. Selain itu pada subjek perempuan memiliki motivasi kerja yang cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan eksistensi. Pada subjek transgender, motivasi kerja yang dimiliki cenderung dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan eksistensi dan kebutuhan berelasi. Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi kerja relawan dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya suasana atau situasi kerja yang berubah-ubah. Suasana dan situasi lingkungan kerja yang cenderung tidak tetap menyebabkan relawan merasakan adanya suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
tantangan tersendiri dibandingkan dengan suasana pekerjaan yang dilakukan secara rutin (Hutapea dan Dewi, 2012). Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan rasa ingin melayani masyarakat dan mempengaruhi motivasi kerjanya (Finkelstein, dalam Varela, 2013).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Pada penelitian ini, peneliti tidak dapat melakukan uji korelasi terhadap variabel gaya kepemimpinan situasional. Hal ini dikarenakan adanya proporsi yang tidak seimbang pada hasil uji kesesuaian gaya kepemimpinan situasional sehingga peneliti tidak dapat menjawab hipotesis dalam penelitian ini, yaitu terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan berdasarkan teori ERG pada organisasi non-profit di Yogyakarta. Selain itu, peneliti melakukan uji data tambahan untuk melihat hubungan antara masa kerja dengan motivasi kerja relawan. Uji data tambahan yang dilakukan dengan menggunakan metode Chi-Square menghasilkan nilai sig = 0,047 (sig < 0,05) yang berarti terdapat hubungan antara masa kerja dengan motivasi kerja relawan. Selain itu, dilakukan pula uji korelasi antara jenis kelamin dengan motivasi kerja relawan dan diperoleh hasil sig = 0,076 (sig > 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan motivasi kerja relawan.
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
B. Saran 1. Bagi Subjek Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan situasional dengan motivasi kerja relawan. Hal ini disebabkan karena terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja relawan, salah satunya adalah minat dan kemauan untuk terus belajar. Oleh sebab itu, penelitian ini bisa menjadi bahan refleksi bagi relawan sebagai subjek penelitian untuk selalu menumbuhkan minatnya untuk terus berkembang dan belajar. Dengan adanya minat belajar yang kuat maka diharapkan motivasi kerja relawan selalu stabil dan dapat mengabdi dan melayani masyarakat dengan sepenuh hati walaupun telah menghadapi banyak tantangan.
2. Bagi Organisasi Bagi organisasi, berdasarkan hasil yang diperoleh maka organisasi perlu
lebih
memperhatikan
faktor-faktor
eksternal
yang
dapat
mempengaruhi motivasi kerja relawan, salah satunya adalah faktor lingkungan kerja. Diketahui bahwa selain harus memberikan rasa aman secara fisik, lingkungan kerja sebaiknya dapat memberikan rasa nyaman secara psikologis pula. Oleh sebab itu, penting bagi organisasi untuk memperhatikan faktor lingkungan kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu memberikan dukungan kepada relawan dan memfasilitasi terjalinnya hubungan yang akrab antar anggota organisasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dalam proses penelitian, peneliti mengalami beberapa hambatan yang menjadi keterbatasan pada penelitian ini. Keterbatasan tersebut ialah peneliti kesulitan untuk memperoleh data yang disebabkan karena intensitas subjek untuk datang ke kantor/basecamp tidak pasti sehingga pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti sebaiknya lebih jeli dan banyak mencari informasi terkait jadwal kegiatan organisasi yang akan dituju. Hal ini dilakukan agar peneliti secara pasti dapat memperkirakan seberapa lama penelitian akan berjalan. Selain itu, sebaiknya peneliti secara mandiri dapat lebih aktif lagi untuk melakukan pendekatan pada relawan sebagai subjek penelitian sehingga jalannya penelitian tidak hanya tergantumg pada kedatangan relawan ke kantor saja. Keterbatasan kedua yang ada dalam penelitian ini adalah fokus (objek) pelayanan organisasi non profit yang beragam sehingga dasar motivasi kerja relawan menjadi cukup beragam. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti lebih memperhatikan fokus pelayanan dari tiap organisasi dan mengelompokkannya. Hal ini dilakukan karena motivasi seseorang untuk bergabung sebagai relawan turut dipengaruhi pula atas ketertarikannya terhadap objek pelayanan. Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan fokus pelayanan pada tiap-tiap organisasi agar tercipta keseragaman dasar motivasi kerja pada relawan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Selain itu, keterbatasan yang terakhir ialah keterlibatan pemimpin pada organisasi non-profit yang dituju cukup variatif sehingga persepsi subjek terhadap gaya kepemimpinan situasional menjadi variatif. Sebaiknya peneliti selanjutnya menentukan terlebih dahulu organisasi yang akan dituju dan mencari informasi terkait struktur organisasi terlebih dahulu dan mempelajarinya. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan gambaran mengenai struktur organisasi dan kepemimpinan di beberapa organisasi sehingga dapat mempertimbangkan organisasi non-profit mana saja yang sesuai dengan kriteria penelitiannya. Dengan teknik ini, maka diharapkan dapat tercipta pula keseragaman cara pandang relawan dalam mempersepsi gaya kepemimpinan di dalam organisasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
DAFTAR PUSTAKA
Agus. 27 Maret 2014. Wawancara “Permasalahan Yang Dihadapi Organisasi Non Profit Terkait Pola Kerja Relawan”. Kantor Victory Plus, Jl. Tunggorono, Mrican Caturtunggal Depok. Alderfer, Clayton P. & Guzzo, Richard A. 1979. Life Experiences and Adults’ Enduring Strength of Desires in Organizations. Diunduh 25 Juni 2015, dari http://www.jstor.org/stable/pdf/2989917.pdf .
Altman, Steven, Valenzi, Enzo, Hodgetts, Richard M. 1985. Organizational Behavior. Theory and Practice. Florida : Academic Press, Inc. Ardana, Komang, Mujiati, Ni Wayan, Sriathi, Anak Agung Ayu. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta : Graha Ilmu. As’ad, Moh. 1978. Psikologi Industri. Yogyakarta : Percetakan LIBERTY. Azwar, Saifuddin. 1999. Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. 2009. Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Brahmasari, Ida Ayu & Suprayetno, Agus. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Serta Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Diunduh 26 Oktober 2014, dari http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/view/17039/17003 Damayanti, Devi. 2001. Hubungan Intensi Prososial Dengan Motivasi Kerja Relawan Lembaga Swadaya Masyarakat di Yogyakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Field, Andy. 2013. Discovering Statistics Using IBM SPSS Statistics 4th Edition. Canada : SAGE. Hersey, Paul & Blanchard, Kenneth H. 1986. Manajemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga. Hutapea, Bonar & Dewi, Fransisca Iriani R. 2012. Peran Kebermaknaan Hidup dan Kepemimpinan Melayani Terhadap Kepuasan Hidup Sukarelawan Lembaga Swadaya Masyarakat. INSAN Vol. 14 No. 03 . Jansen, Maria Rosaria. 2013. Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Gaya Kepemimpinan dan Dampak Stres Kerja di PT. Primagraphia Digital Jakarta. Jurnal Psiko-Edukasi Vol. 11 No.2 .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. 2005. Perilaku Organisasi. Edisi 5 Buku 2. (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Salemba Empat. Madianto, Ignasius. 2003. Hubungan Antara Kondisi Kerja dan Gaya Kepemimpinan Dengan Kepuasan Kerja Staf Administrasi Unika Atma Jaya Jakarta. Jurnal PsikoEdukasi Vol. 1 No.1 . McMurray, A.J., Sarros, J.C., Merlo, A. Pirola, Islam, M.M. 2010. Leadership, Climate, Psychological Capital, Commitment, and Wellbeing In A Non-Profit Organization. Leadership & Organization Development Journal, Vol. 31 No. 5. Munandar, Ashar Sunyoto. 2014. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS). Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Northouse, Peter G. 2013. Kepemimpinan. Teori dan Praktik. (Terjemahan). Jakarta : PT. Indeks. Purnomo, Agung. 1 September 2014. Wawancara “Motivasi Relawan Untuk Bergabung Kembali Menjadi Relawan Aktif”. Kantor Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia - DIY (PKBI-DIY),Jl. Tentara Rakyat Mataram JT I/705. Puspita, Wilhelmina Reny. 2012. Status Keikutsertaan Mahasiswa Pada Organisasi Nirlaba Ditinjau Dari Sikap Altruisme.Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Putranto, Matheus Andre Priyono. 2004. Hubungan Antara Persepsi Kepemimpinan Demokrasi Dengan Loyalitas Kerja Anggota Dalam Sebuah Organisasi Industri. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Putu, Prayanto, Natajaya, N., Yudana, M. (tanpa tahun). Kontribusi Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah, Pendekatan Supervisi Akademik Kepala Sekolah, dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Guru PNS Pada SMP Negeri di Kecamatan Gerokgak. Diunduh pada 31 Oktober 2014, dari http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ap/article/view/1213/945 Rahadyani, Yohana R. A. 2005. Hubungan Antara Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Guru SMK Karya Guna Bekasi. Jurnal Psiko-Edukasi Vol. 3 No. 2 . Riggio, Ronald E. 2009. Introduction To Industrial/ Organizational Psychology. Fifth Edition.United States of America : Pearson Education. Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Ross, M. W., Greenfield, S. A., Bennett, L. 1999. Predictors of Dropout and Burnout in AIDS Volunteers : A Longitudibal Study. Diunduh 15 Juni 2014, dari http://www.jstor.org/stable/pdf/2838446.pdf
Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta : Grasindo. Santrock, John W. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid I (terjemahan). Jakarta : Erlangga. Santoso, Agung. 2010. Statistik Untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma. Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sarwono, Jonathan. 2009. Statistik Itu Mudah : Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Andi Offset, Yogyakarta. Schneider, Benjamin & Alderfer, Clayton P. 1973. Three Studies of Measures of Need Satisfaction
in
Organizations.
Diunduh
25
Juni
2015,
dari
http://www.jstor.org/stable/pdf/2392201.pdf .
Sheila. 21 April 2015. Wawancara “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Relawan”. Kantor PLU Satu Hati, Jl. Sidomulyo, Tegalmulyo. Siadari, Juliana. 2010. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi Kerja Karyawan Departemen Housekeeping Hotel Santika Premiere Jakarta. Jurnal PsikoEdukasi Vol. 8 No. 2 . Siagian, Sondang P. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Bina Aksara. Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Penerbit ANDI. Steers, R. M. dan Porter, L. W. 1983. Motivation and Work Behavior. Third Edition. New York : McGraw Hill Book Company. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : ALFABETA, cv. Suharsih. 2001. Hubungan Antara Persepsi Kepemimpinan Demokratis Dengan Penilaian Diri Karyawan Terhadap Disiplin Kerja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Suparlan, Y. B. 1997. Kualifikasi Kepribadian, Kemampuan Teknis Pelayanan, Sumbangan Nonteknis Pelayanan, Durasi, dan Dampak Pengabdian Relawan Sosial Teladan : Suatu Penelitian Kualitatif di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Supratiknya, Augustinus. 2014. Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma. Suseno, Miftahun Ni’mah & Sugiyanto. 2010. Pengaruh Dukungan Sosial dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Mediator Motivasi Kerja. Diunduh pada 22 Oktober 2014, dari http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/42 Taniredja, Tukiran & Mustafidah, Hidayati. 2011. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung : ALFABETA, cv. Tawale, Efa Novita, Budi, Widjajaning, Nurcholis, Gartinia. 2011. Hubungan Antara Motivasi Kerja Perawat Dengan Kecenderungan Mengalami Burnout Pada Perawat Di RSUD Serui-Papua. Diunduh pada 26 Oktober 2014, dari http://210.57.222.46/index.php/JIMP/article/view/667/667 Thoha, Miftah. 1988. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Suatu Pendekatan Perilaku. Jakarta : CV. Rajawali. Thomas, Kennedy Andrew. 2010. Work Motivation and Job Satisfaction of Teachers. Diunduh 16 September 2014, dari http://web.a.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=2cacae0b-5072-46d2adbd-7733c43e9297%40sessionmgr4003&vid=0&hid=4209 Topatimasang, R., Dilts, Rust, Junaidi, Arifin. 1988. Manajemen Organisasi Nirlaba Bacaan Utama. Jakarta : Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M). Varela, Laura Lee. 2013. Volunteer Followership In Nonprofit Organizations. Academic Research International,Vol. 4 No. 5. Vina. 21 April 2015. Wawancara “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja Relawan”. Kantor SOS Children’s Village, Jl. Timoho II No. 107 B Yogyakarta. Wahjosumidjo. 1985. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia. Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia. Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri & Organisasi : Dalam Suatu Bidang Gerak Psikologi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Wirawan. 2013. Kepemimpinan. Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Wolf, Thomas. 1984. The Nonprofit Organization. United States of America : Prentice-Hall Inc Wuri. 19 Juni 2014. Wawancara “Permasalahan Yang Dihadapi Organisasi Non Profit Terkait Pola Kerja Relawan”. Sekretariat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Jl. Taman Siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Wursanto, Drs. Ig. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta : Penerbit Andi.
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Skala Uji Coba
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Esti Maryunani 109114063
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yogyakarta, ........................... Kepada Yth. Teman-teman relawan yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat, dengan ini saya Nama
: Esti Maryunani
Fakultas
: Psikologi
Universitas
: Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir untuk menyelesaikan tugas sebagai mahasiswa, maka saya mohon kesediaan teman-teman untuk memberi tanggapan pada pernyataan-pernyataan yang telah saya susun dalam skala penelitian ini. Tanggapan yang teman-teman berikan akan dijaga kerahasiaannya sehingga teman-teman diharapkan untuk mengisi skala berikut sesuai dengan keadaan teman-teman yang sesungguhnya. Saya
ucapkan
terima
kasih
atas
kesediaan
teman-teman
untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Hormat saya,
Esti Maryunani
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tidak dalam keadaan terpaksa dari pihak manapun, akan tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan merupakan keadaan yang benar-benar saya alami sendiri, bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama sebenarnya maka jawaban saya dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.
Menyetujui,
(.....................................)
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DATA IDENTITAS
Inisial
:
Usia
:
Jenis kelamin : Perempuan / Laki-laki * Lama bergabung dalam organisasi : 6 bulan < / 6 bulan – 2 tahun / > 2 tahun * Pernah mengikuti organisasi sosial sebelumnya : Ya / Tidak *
*) coret yang tidak perlu
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PETUNJUK PENGERJAAN SKALA I, II, III, DAN IV
Baca dan pahamilah pernyataan-pernyataan berikut kemudian nyatakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri teman-teman relawan. Berilah tanda centang ( √ ) pada salah satu jawaban yang telah disediakan. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah : SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Teman-teman bebas untuk menentukan jawaban karena dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah. Jawaban yang teman-teman relawan berikan merupakan cerminan dari diri teman-teman sendiri. Contoh cara pengisian skala :
Pernyataan Saya merasa terhibur saat pergi bersama teman.
SS √
Jawaban S TS
STS
Apabila teman-teman merasa jawaban teman-teman kurang mencerminkan diri teman-teman dan ingin mengganti jawaban, maka teman-teman dapat mengganti pilihan jawaban dengan cara memberikan tanda garis dua pada jawaban sebelumnya (=) kemudian memberikan tanda centang ( √ ) pada jawaban yang sesuai. Contoh koreksi :
Pernyataan Saya merasa terhibur saat pergi bersama teman.
103
SS √
Jawaban S TS √
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA I Jawaban No.
Pernyataan
1.
Saya merasa segan apabila orang lain harus
SS
direpotkan untuk membantu saya. 2.
Saya
terpacu
untuk
terus
melatih
kemampuan yang mendukung kinerja saya. 3.
Saya tertantang untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya.
4.
Saya lelah menghadapi berbagai tantangan dalam pekerjaan.
5.
Prestasi kerja bukan menjadi prioritas saya sebab saya memandang bahwa prestasi kerja tidak dibutuhkan dalam organisasi ini.
6.
Saya yakin bahwa program pengembangan diri berguna untuk mendukung karir saya.
7.
Saya memiliki keyakinan bahwa suatu masalah akan selesai dengan sendirinya.
8.
Lingkungan kerja yang aman membuat hati tenang
dan
semakin
meningkatkan
motivasi saya dalam bekerja. 9.
Saat saya merasa terancam dalam bekerja, tidak seorang pun peduli pada perasaan yang saya rasakan.
10.
Sikap yang ditunjukkan atasan kepada saya tidak memiliki pengaruh apa pun pada kinerja saya.
104
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No. 11.
Pernyataan Bekerja
sama
dengan
SS orang
lain
merupakan hal tersulit dalam hidup saya. 12.
Bagi saya, prestasi kerja merupakan sebuah pembuktian bahwa saya adalah pribadi yang dapat diandalkan.
13.
Saat saya menemukan kesulitan, saya akan menyerahkan tugas saya pada orang lain yang lebih unggul dari saya.
14.
Ketika berada di lingkungan kerja, saya berharap
rekan-rekan
kerja
dapat
memahami apa yang saya alami dan rasakan. 15.
Saya gemar mencari berbagai sumber informasi yang berkaitan dengan pekerjaan disela kesibukan saya.
16.
Saya
memiliki
kemampuan
yang
mendukung tugas saya sehingga saya tidak tertarik mengikuti program pengembangan diri. 17.
Saat mengalami kesulitan dalam tugas, saya akan meminta bantuan orang lain.
18.
Menurut saya, fasilitas yang disediakan organisasi membuat anggota semangat bekerja.
19.
Menurut saya, hubungan yang terjalin dengan rekan kerja harus dijaga.
105
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No.
Pernyataan
20.
Mendapatkan pujian sebagai pribadi yang berpretasi
dan
SS
berdedikasi
tinggi
merupakan impian saya. 21.
Terkadang saya cenderung malas untuk bekerja karena lokasi kerja saya cukup jauh dan rawan dari tindak kejahatan.
22.
Organisasi selalu menyediakan layanan kesehatan, seperti kotak P3K bagi tiap anggotanya.
23.
Suasana
di
sekitar
lingkungan
kerja
membuat saya merasa takut dan terancam. 24.
Menurut saya, bobot kerja yang berbedabeda di setiap tugasnya mempersulit saya untuk meraih prestasi kerja.
25.
Saya memilih untuk tidak terlalu ‘ngoyo’ dalam bekerja agar saya tidak menyesal bila saya gagal.
26.
Rekan kerja selalu berusaha menenangkan saya ketika saya merasa kondisi di lingkungan kerja kurang nyaman.
27.
Saya merasa senang apabila saya dapat berbincang dengan orang-orang di sekitar saya.
28.
Saya cenderung suka menutup diri dari lingkungan sekitar, termasuk lingkungan kerja.
106
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No.
Pernyataan
29.
Perhatian yang diberikan oleh atasan
SS
membuat saya terpacu untuk bekerja lebih baik lagi. 30.
Saya merasa mampu untuk bekerja sama dalam tim saat memberikan pelayanan kepada masyarakat.
31.
Saya jarang bercengkrama dengan rekan kerja.
32.
Dalam bekerja, saya dan rekan-rekan kerja selalu
memberikan
semangat
dan
dukungan satu sama lain. 33.
Fasilitas yang disediakan organisasi tidak berpengaruh
pada
performa
kerja
anggotanya. 34.
Saya percaya bahwa orang yang tidak mudah putus asa akan mendapatkan hasil yang maksimal.
35.
Menurut saya, informasi yang ada di media massa tidak cukup relevan sehingga saya tidak
tertarik
untuk
mencari
sumber
informasi. 36.
Asuransi kesehatan tiap anggota bukan merupakan
hal
yang
penting
bagi
organisasi tempat saya bekerja. 37.
Berbagai tantangan dalam pekerjaan tidak menyurutkan semangat kerja saya.
107
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No.
Pernyataan
38.
Saya sering mempertanyakan kemampuan
SS
S
TS
STS
yang dimiliki rekan kerja saat kami dituntut bekerjasama. 39.
Ada kepuasan tersendiri saat saya dapat menyelesaikan suatu masalah.
40.
Saya merasa aman berada di lingkungan tempat saya bekerja.
41.
Saya tidak mempedulikan sikap orang lain terhadap saya.
42.
Menurut saya, kemampuan dalam diri tidak perlu dilatih lagi.
- Periksalah kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati -
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA II Jawaban No. 1.
Pernyataan Pemimpin
SS
meminimalisir
tugas
yang
diberikan kepada tiap anggota sehingga seluruh anggota tidak merasa tertekan. 2.
Saya bingung kemampuan mana yang seharusnya saya perbaiki sebab tidak ada penilaian
dari
pemimpin
mengenai
perkembangan kinerja saya. 3.
Selalu
ada
target
tertentu
yang
direncanakan oleh pemimpin organisasi untuk dicapai setiap bulannya. 4.
Pemimpin
menciptakan
suasana
yang
nyaman dan kondusif dalam bekerja. 5.
Pemimpin memberikan informasi yang berbeda
pada
tiap
masing-masing
anggota
anggota
sehingga menerima
informasi yang tidak seragam. 6.
Pemimpin
tampak
kesulitan
untuk
mengakses lokasi kerja lapangan yang terus berubah. 7.
Pemimpin mengesampingkan target yang harus dicapai agar relawan tidak merasa terbebani.
8.
Setelah memberikan tugas, pemimpin akan terus
mendampingi
dan
mengawasi
jalannya kegiatan.
109
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No.
Pernyataan
9.
Pemimpin menuntut seluruh tugas yang
SS
diberikan dapat selesai tepat waktu. 10.
Pemimpin
selalu
memberikan
respon
verbal terhadap kinerja anggota sebagai bentuk penilaian kerja. 11.
Saya
akan
bekerja
sesuai
dengan
kemampuan yang saya miliki karena tidak ada
target
khusus
yang
ditentukan
pemimpin. 12.
Pemimpin memberikan penjelasan kepada saya hingga saya paham akan tugas saya.
13.
Saat
situasi
di
lapangan
tidak
memungkinkan, pemimpin akan fleksibel pada waktu yang dibutuhkan tiap anggota untuk menyelesaikan tugas. 14.
Saya dan rekan-rekan dapat bekerja sama dengan baik karena kami memperoleh pemahaman yang sama mengenai tugas kami.
15.
Pemimpin enggan menentukan batasan waktu kepada anggota organisasi agar seluruh anggota dapat bekerja secara maksimal.
16.
Laporan merupakan
kemajuan hal
organisasi
yang
penting
pemimpin.
110
bukan bagi
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No.
Pernyataan
SS
17.
Pemimpin acuh pada hasil kerja saya.
18.
Saya mendapatkan penjelasan mengenai deskripsi pekerjaan yang saya jalani.
19.
Pemimpin memberikan kesempatan kepada seluruh angota untuk mengembangkan diri sehingga pemimpin tidak memberikan pengawasan yang intensif.
20.
Target yang ditentukan oleh pemimpin selalu memacu semangat kerja saya.
21.
Pemimpin menetapkan adanya laporan mengenai kemajuan organisasi.
22.
Kebanyakan anggota organisasi terlihat frustasi dalam melaksanakan target yang ditentukan pemimpin.
23.
Menurut pemimpin, waktu tidak menjamin keberhasilan
suatu
tugas
sehingga
pemimpin tidak membatasi waktu kerja relawan. 24.
Faktor
keselamatan
relawan
dalam
lingkungan kerja kurang diperhatikan oleh pemimpin sehingga relawan merasa waswas saat bekerja. 25.
Seringkali
pemimpin
enggan
untuk
mengulang penjelasannya kembali. 26.
Saya mendapatkan penilaian mengenai hasil kerja yang saya peroleh.
111
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No.
Pernyataan
27.
Pemimpin melakukan pengawasan pada
SS
S
TS
STS
tiap anggota yang bertugas di lapangan sehingga
lingkungan
kerjanya
tetap
kondusif. 28.
Pemimpin selalu menentukan batasan waktu yang berbeda-beda pada tiap tugas sesuai dengan porsinya.
29.
Saya cenderung santai dalam bekerja sebab tidak ada batasan waktu yang jelas untuk menyelesaikannya.
30.
Saya seringkali ragu untuk memulai suatu pekerjaan
karena
pemimpin
enggan
menjelaskan batasan peran yang saya miliki.
- Periksalah kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati –
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA III Jawaban No.
Pernyataan
1.
Pemimpin kurang memberi perhatian pada
SS
semangat kerja anggotanya. 2.
Pemimpin tidak ragu untuk memberikan apresiasi kepada saya terkait kinerja saya.
3.
Keluh
kesah
diperhatikan
yang dan
saya
sampaikan
ditanggapi
oleh
pemimpin. 4.
Pemimpin menjadi fasilitator bagi dua divisi atau lebih dalam berkomunikasi.
5.
Saat tugas saya terselesaikan dengan baik, pemimpin akan memuji saya.
6.
Pemimpin
seringkali
merancang
acara
santai untuk merekatkan tali bersaudaraan seluruh anggota organisasi. 7.
Pemimpin
tidak
pernah
melibatkan
anggotanya dalam rapat organisasi. 8.
Organisasi tidak memiliki sosok penengah saat antar anggota organisasi mengalami kesalahpahaman dalam bekerja.
9.
Pemimpin selalu menyalurkan semangat kerjanya pada tiap anggota organisasi.
10.
Pemimpin acuh pada situasi dan kondisi yang saya alami di lingkungan kerja.
11.
Saat saya mengalami kesulitan, pemimpin selalu ada untuk membantu.
113
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No. 12.
Pernyataan Pemimpin
tidak
SS
memandang
kinerja
relawan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 13.
Seringkali
saya merasa tertekan oleh
tuntutan yang diberikan pemimpin. 14.
Pemimpin
selalu
komunikasi
antar
membatasi anggota
jalinan organisasi
selama bertugas. 15.
Kurangnya dukungan dan perhatian dari rekan kerja dan pemimpin membuat saya kehilangan semangat kerja.
16.
Saat tugas yang saya kerjakan gagal, pemimpin akan memberikan nasehat agar hal tersebut menjadi acuan saya untuk tetap semangat.
17.
Pemimpin merupakan sosok penting dalam organisasi sehingga ia kurang memiliki waktu
untuk
berinteraksi
dengan
anggotanya. 18.
Prestasi kerja adalah hal yang biasa bagi pemimpin.
19.
Pemimpin merupakan sosok yang terbuka sehingga
saya
tidak
segan
untuk
mengutarakan gagasan demi kemajuan organisasi. 20.
Pemimpin
kerap
membagi
anggota
organisasi ke dalam beberapa kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas.
114
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No.
Pernyataan
21.
Saya dan rekan-rekan kerja selalu diajak berdiskusi
mengenai
SS
S
TS
STS
perkembangan
organisasi. 22.
Pemimpin
tidak
memberikan
respon
apapun pada hasil kerja saya. 23.
Jika saya memberikan ide, pemimpin akan mempertimbangkannya dengan matang.
24.
Keluh kesah yang saya utarakan terkadang kurang diperhatikan oleh pemimpin.
25.
Pemimpin
membuat
keputusan
secara
individual dalam organisasi. 26.
Pemimpin memberikan berbagai macam tugas
pada
saya
tanpa
meragukan
kemampuan saya. 27.
Anggota organisasi terkesan bekerja secara individual tanpa ada satu kesatuan.
28.
Saya tidak ragu untuk berkeluh kesah kepada pemimpin.
29.
Saya menepis keraguan dalam bekerja karena pemimpin begitu menginspirasi tiap anggota untuk mau bekerja.
30.
Pemimpin enggan menyimak ide/ gagasan dari orang lain.
- Periksalah kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati –
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA IV Jawaban No.
Pernyataan
1.
Saya berpendapat bahwa informasi yang
SS
ada di media massa tidak cukup menambah pengetahuan saya. 2.
Tidak pernah terlintas keinginan saya untuk mengundurkan diri dari pekerjaan ini.
3.
Sebelum bergabung dalam organisasi ini, saya tidak pernah terlibat dalam kegiatan yang melatih kemampuan saya untuk berdinamika dalam masyarakat.
4.
Saya berusaha menyibukkan diri agar pemimpin tidak memberikan tugas pada saya.
5.
Saya pernah terlibat dalam kegiatan yang serupa dengan kegiatan saya saat ini.
6.
Saya berusaha untuk bekerja lebih baik dari rekan-rekan kerja saya.
7.
Saya berpendapat bahwa sekecil apa pun pengalaman kerja yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi kinerjanya.
8.
Bagi saya, prestasi kerja bukanlah hal yang istimewa.
9.
Ketika saya kurang memahami sebuah tugas, saya akan mendapatkan teguran dari pemimpin.
116
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No.
Pernyataan
10.
Saya cenderung berdiam diri saat saya
SS
kurang memahami tugas yang diberikan pada saya. 11.
Kesalahan yang pernah saya lakukan menjadi acuan agar saya menjadi pribadi yang lebih baik.
12.
Setelah bergabung dalam organisasi saya merasa passion saya bukanlah di organisasi ini.
13.
Saya berusaha menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dengan sekuat tenaga.
14.
Saya tidak menikmati pekerjaan ini dan berpikir untuk mengundurkan diri.
15.
Menurut saya, program kerja pengabdian masyarakat tidak mempedulikan adanya prestasi kerja.
16.
Saat
mendapatkan
tugas,
saya
dapat
menyelesaikannya sendiri. 17.
Seluruh rekan kerja telah menjadi keluarga bagi saya.
18.
Pada dasarnya, pengalaman kerja bukan menjadi dasar kesuksesan seseorang dalam bekerja.
19.
Bekerja dengan sekuat tenaga adalah cara untuk membuktikan bahwa saya dapat diandalkan.
117
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No.
Pernyataan
20.
Saya cukup memiliki pengetahuan yang
SS
berkaitan dengan tugas. 21.
Saya
memperoleh
kepuasan
tersendiri
selama bergabung dalam organisasi ini. 22.
Saya
dengan
senang
hati
menerima
komplain dari klien ketika saya tidak dapat memberi pelayanan yang baik. 23.
Saya tidak memiliki kedekatan dengan lingkungan sosial di sekitar saya, termasuk rekan-rekan kerja.
24.
Saya sering ikut serta dalam kegiatan yang bersifat kerelawanan.
25.
Saya merasa kinerja saya tidak optimal karena tidak didukung oleh pengalaman kerja sesuai.
26.
Saya mendapatkan banyak pengetahuan dengan banyak mendengarkan pengalaman hidup orang lain.
27.
Saya paham mengenai hal-hal yang harus saya lakukan dalam pekerjaan.
28.
Sebelum menyanggupi sebuah tugas, rekan kerja perlu meyakinkan saya bahwa saya mampu melaksanakan tugas tersebut.
29.
Saya merasa menjadi pribadi yang tidak bermanfaat bagi masyarakat saat saya gagal dalam memberikan pelayanan.
118
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No.
Pernyataan
30.
Menurut saya, pekerjaan saya saat ini tidak
SS
S
TS
STS
memerlukan pengetahuan khusus.
- Periksalah kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati – TERIMA KASIH
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 Reliabilitas Skala
A. Kebutuhan Eksistensi 1. Sebelum Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .365
14
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR005
38.92
9.465
-.161
.452
VAR008
38.16
8.084
.230
.312
VAR009
38.49
8.535
.096
.355
VAR018
38.41
8.081
.214
.316
VAR020
38.89
7.932
.188
.321
VAR021
38.70
9.048
-.072
.419
VAR022
38.65
7.734
.300
.285
VAR036
38.81
8.547
.036
.380
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR012
38.27
8.869
.025
.375
VAR023
38.41
8.526
.141
.342
VAR024
38.54
9.255
-.083
.405
VAR026
38.46
7.700
.402
.264
VAR033
38.65
8.234
.188
.326
VAR040
38.32
7.892
.395
.275
2. Setelah Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .681
5
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR018
11.73
3.314
.327
.678
VAR020
12.22
2.730
.488
.608
VAR022
11.97
3.360
.289
.696
VAR026
11.78
2.952
.631
.552
VAR040
11.65
3.290
.516
.607
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Kebutuhan Berelasi 1. Sebelum Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .767
14
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item-
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR001
40.46
17.200
.054
.800
VAR010
39.62
16.631
.201
.774
VAR011
39.46
15.255
.542
.737
VAR014
39.78
17.508
.155
.771
VAR017
39.43
16.030
.450
.747
VAR019
39.00
15.611
.580
.736
VAR027
39.24
14.745
.663
.724
VAR028
39.65
16.290
.363
.755
VAR029
39.43
15.363
.552
.736
VAR030
39.32
17.003
.312
.759
VAR031
39.57
16.474
.451
.749
VAR032
39.14
15.620
.632
.734
VAR038
40.00
16.833
.286
.761
VAR041
39.97
15.638
.399
.752
2. Setelah Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .821
12
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR011
34.30
13.104
.513
.804
VAR014
34.62
14.575
.287
.822
VAR017
34.27
13.869
.407
.813
VAR019
33.84
13.306
.583
.799
VAR027
34.08
12.521
.662
.790
VAR028
34.49
13.590
.445
.810
VAR029
34.27
12.869
.604
.796
VAR030
34.16
14.195
.433
.811
VAR031
34.41
14.081
.461
.809
VAR032
33.97
13.583
.558
.802
VAR038
34.84
14.417
.292
.822
VAR041
34.81
13.047
.457
.811
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Kebutuhan Berkembang 1. Sebelum Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .699
14
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR002
40.43
15.308
.258
.689
VAR003
40.65
14.734
.385
.676
VAR004
41.08
16.132
-.016
.729
VAR006
40.38
15.020
.259
.689
VAR007
41.27
13.980
.320
.683
VAR013
41.35
14.512
.341
.679
VAR015
40.81
14.047
.400
.670
VAR016
41.03
14.471
.407
.672
VAR025
41.38
14.131
.303
.686
VAR034
40.41
13.248
.619
.641
VAR035
41.08
14.410
.349
.678
VAR037
40.81
14.602
.352
.678
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR039
40.41
14.803
.395
.675
VAR042
40.57
15.419
.148
.703
2. Setelah Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .742
10
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR003
27.22
11.285
.350
.729
VAR007
27.84
10.806
.252
.751
VAR013
27.92
10.688
.410
.720
VAR015
27.38
10.520
.408
.721
VAR016
27.59
10.970
.397
.723
VAR025
27.95
10.330
.359
.731
VAR034
26.97
9.694
.669
.680
VAR035
27.65
10.512
.438
.716
VAR037
27.38
10.742
.433
.717
VAR039
26.97
11.194
.406
.723
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Dimensi Perilaku Tugas 1. Sebelum Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .665
30
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
83.92
32.465
-.191
.691
VAR00002
83.84
30.306
.095
.667
VAR00003
83.54
28.033
.410
.637
VAR00004
83.19
29.269
.314
.649
VAR00005
83.68
28.725
.323
.646
VAR00006
83.81
31.713
-.092
.683
VAR00007
83.92
28.465
.439
.638
VAR00008
83.46
29.644
.180
.659
VAR00009
83.92
29.965
.165
.660
VAR00010
83.62
30.908
.035
.670
VAR00011
84.24
30.078
.139
.663
VAR00012
83.27
29.314
.366
.647
VAR00013
83.43
28.586
.419
.640
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR00014
83.41
28.137
.482
.634
VAR00015
83.97
29.471
.258
.653
VAR00016
83.68
27.947
.405
.637
VAR00017
83.57
29.752
.175
.660
VAR00018
83.68
32.447
-.249
.682
VAR00019
84.49
32.535
-.204
.690
VAR00020
83.46
28.200
.567
.632
VAR00021
83.49
28.201
.338
.643
VAR00022
83.59
29.359
.301
.650
VAR00023
84.22
29.230
.238
.654
VAR00024
83.86
31.120
-.028
.681
VAR00025
83.73
30.703
.045
.671
VAR00026
83.86
30.509
.130
.662
VAR00027
83.57
29.586
.326
.650
VAR00028
83.76
29.356
.360
.647
VAR00029
84.14
28.342
.359
.642
VAR00030
83.73
29.869
.236
.655
2. Setelah Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .817
10
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
28.16
9.417
.511
.800
VAR00002
27.81
10.158
.440
.807
VAR00003
27.89
9.932
.608
.791
VAR00004
28.05
9.830
.523
.798
VAR00005
28.03
9.805
.513
.799
VAR00006
28.08
9.577
.708
.781
VAR00007
28.11
9.155
.507
.803
VAR00008
28.49
10.479
.406
.810
VAR00009
28.19
10.602
.394
.810
VAR00010
28.38
10.408
.446
.806
E. Dimensi Perilaku Hubungan 1. Sebelum Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .844
30
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
88.27
52.258
.636
.833
VAR00002
88.24
56.689
-.025
.850
VAR00003
88.16
52.195
.535
.835
VAR00004
88.00
52.944
.461
.837
VAR00005
88.24
54.800
.280
.842
VAR00006
88.03
54.027
.261
.843
VAR00007
88.11
52.766
.481
.836
VAR00008
88.32
51.392
.611
.832
VAR00009
88.11
51.655
.570
.833
VAR00010
88.46
52.700
.345
.840
VAR00011
88.22
55.063
.166
.845
VAR00012
88.46
56.533
-.024
.854
VAR00013
88.24
51.856
.588
.833
VAR00014
88.27
52.425
.538
.835
VAR00015
88.49
52.868
.372
.839
VAR00016
88.24
55.189
.184
.844
VAR00017
88.84
55.251
.082
.851
VAR00018
88.84
57.529
-.121
.854
VAR00019
88.00
52.333
.615
.833
VAR00020
88.14
50.398
.635
.830
VAR00021
88.19
51.435
.506
.835
VAR00022
88.19
52.547
.508
.836
VAR00023
88.08
53.688
.456
.838
VAR00024
88.30
54.992
.244
.843
VAR00025
88.38
52.075
.445
.837
VAR00026
88.27
53.480
.395
.839
VAR00027
88.51
52.535
.289
.844
VAR00028
88.41
52.081
.464
.836
VAR00029
88.27
53.758
.408
.839
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
88.27
52.258
.636
.833
VAR00002
88.24
56.689
-.025
.850
VAR00003
88.16
52.195
.535
.835
VAR00004
88.00
52.944
.461
.837
VAR00005
88.24
54.800
.280
.842
VAR00006
88.03
54.027
.261
.843
VAR00007
88.11
52.766
.481
.836
VAR00008
88.32
51.392
.611
.832
VAR00009
88.11
51.655
.570
.833
VAR00010
88.46
52.700
.345
.840
VAR00011
88.22
55.063
.166
.845
VAR00012
88.46
56.533
-.024
.854
VAR00013
88.24
51.856
.588
.833
VAR00014
88.27
52.425
.538
.835
VAR00015
88.49
52.868
.372
.839
VAR00016
88.24
55.189
.184
.844
VAR00017
88.84
55.251
.082
.851
VAR00018
88.84
57.529
-.121
.854
VAR00019
88.00
52.333
.615
.833
VAR00020
88.14
50.398
.635
.830
VAR00021
88.19
51.435
.506
.835
VAR00022
88.19
52.547
.508
.836
VAR00023
88.08
53.688
.456
.838
VAR00024
88.30
54.992
.244
.843
VAR00025
88.38
52.075
.445
.837
VAR00026
88.27
53.480
.395
.839
VAR00027
88.51
52.535
.289
.844
VAR00028
88.41
52.081
.464
.836
VAR00029
88.27
53.758
.408
.839
VAR00030
88.14
52.842
.365
.840
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Setelah Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .827
10
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
28.11
9.377
.732
.793
VAR00002
28.00
9.722
.483
.815
VAR00003
28.08
10.688
.289
.830
VAR00004
27.95
9.886
.454
.817
VAR00005
28.16
9.084
.654
.796
VAR00006
28.08
9.188
.667
.796
VAR00007
27.84
9.584
.642
.801
VAR00008
27.97
8.860
.611
.801
VAR00009
28.03
9.805
.478
.815
VAR00010
28.24
10.356
.276
.845
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Dimensi Kematangan Bawahan 1. Sebelum Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .746
30
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
83.92
36.910
.272
.738
VAR00002
83.78
41.730
-.312
.773
VAR00003
84.00
35.722
.260
.741
VAR00004
83.38
36.464
.540
.728
VAR00005
83.89
39.599
-.069
.760
VAR00006
83.59
38.859
.020
.754
VAR00007
83.08
38.243
.163
.744
VAR00008
83.89
35.655
.440
.728
VAR00009
84.16
38.251
.097
.749
VAR00010
83.76
35.245
.449
.726
VAR00011
83.22
37.896
.219
.741
VAR00012
83.35
34.456
.594
.717
VAR00013
83.24
36.245
.520
.727
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
VAR00014
83.22
35.119
.625
.720
VAR00015
83.76
37.523
.170
.745
VAR00016
83.92
36.521
.275
.738
VAR00017
83.08
36.965
.334
.735
VAR00018
83.84
38.195
.097
.749
VAR00019
83.41
33.081
.727
.706
VAR00020
83.41
38.581
.116
.746
VAR00021
83.08
36.410
.476
.729
VAR00022
83.32
38.059
.240
.741
VAR00023
83.43
36.586
.387
.732
VAR00024
83.43
38.363
.118
.746
VAR00025
83.73
37.036
.312
.736
VAR00026
83.27
36.536
.426
.731
VAR00027
83.41
36.970
.476
.732
VAR00028
84.19
38.324
.104
.748
VAR00029
83.81
38.435
.082
.750
VAR00030
83.76
38.411
.105
.747
2. Setelah Seleksi Item Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .806
12
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
32.41
15.359
.359
.801
VAR00002
32.49
14.535
.311
.818
VAR00003
31.86
15.453
.577
.786
VAR00004
32.38
15.464
.339
.803
VAR00005
32.24
14.078
.577
.780
VAR00006
31.84
14.084
.626
.775
VAR00007
31.73
15.925
.380
.799
VAR00008
31.70
14.548
.660
.775
VAR00009
31.89
13.432
.712
.765
VAR00010
32.22
15.952
.300
.805
VAR00011
31.76
15.745
.388
.798
VAR00012
31.89
16.099
.414
.797
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 Skala Penelitian
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Esti Maryunani 109114063
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yogyakarta, ........................... Kepada Yth. Teman-teman relawan yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat, dengan ini saya Nama
: Esti Maryunani
Fakultas
: Psikologi
Universitas
: Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir untuk menyelesaikan tugas sebagai mahasiswa, maka saya mohon kesediaan teman-teman untuk memberi tanggapan pada pernyataan-pernyataan yang telah saya susun dalam skala penelitian ini. Tanggapan yang teman-teman berikan akan dijaga kerahasiaannya sehingga teman-teman diharapkan untuk mengisi skala berikut sesuai dengan keadaan teman-teman yang sesungguhnya. Saya
ucapkan
terima
kasih
atas
kesediaan
teman-teman
untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Hormat saya,
Esti Maryunani
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tidak dalam keadaan terpaksa dari pihak manapun, akan tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan merupakan keadaan yang benar-benar saya alami sendiri, bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama sebenarnya maka jawaban saya dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.
Menyetujui,
(.....................................)
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DATA IDENTITAS
Inisial
:
Usia
:
Jenis kelamin : Perempuan / Laki-laki * Lama bergabung dalam organisasi ini ** : a. Kurang dari 6 bulan b. 6 bulan – 2 tahun c. Lebih dari 2 tahun, yaitu ± ...... tahun Pernah mengikuti organisasi sosial sebelum bergabung dengan organisasi ini **: a. Ya b. Tidak
*) coret yang tidak perlu **) berilah tanda silang (X)
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PETUNJUK PENGERJAAN SKALA I, II, III, DAN IV
Baca dan pahamilah pernyataan-pernyataan berikut kemudian nyatakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri teman-teman relawan. Berilah tanda centang ( √ ) pada salah satu jawaban yang telah disediakan. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah : SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Teman-teman bebas untuk menentukan jawaban karena dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah. Jawaban yang teman-teman relawan berikan merupakan cerminan dari diri teman-teman sendiri. Contoh cara pengisian skala :
Pernyataan Saya merasa terhibur saat pergi bersama teman.
SS √
Jawaban S TS
STS
Apabila teman-teman merasa jawaban teman-teman kurang mencerminkan diri teman-teman dan ingin mengganti jawaban, maka teman-teman dapat mengganti pilihan jawaban dengan cara memberikan tanda garis dua pada jawaban sebelumnya (=) kemudian memberikan tanda centang ( √ ) pada jawaban yang sesuai. Contoh koreksi :
Pernyataan Saya merasa terhibur saat pergi bersama teman.
141
SS √
Jawaban S TS √
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA I Jawaban No.
Pernyataan
1.
Saya merasa aman berada di lingkungan
SS
tempat saya bekerja. 2.
Bagi saya, prestasi
kerja merupakan
sebuah pembuktian bahwa saya adalah pribadi yang dapat diandalkan. 3.
Saya jarang bercengkrama dengan rekan kerja.
4.
Saat mengalami kesulitan dalam tugas, saya akan meminta bantuan orang lain.
5.
Menurut saya, fasilitas yang disediakan organisasi membuat anggota semangat bekerja.
6.
Saya tertantang untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya.
7.
Menurut saya, hubungan yang terjalin dengan rekan kerja harus dijaga.
8.
Perhatian yang diberikan oleh atasan membuat saya terpacu untuk bekerja lebih baik lagi.
9.
Bekerja
sama
dengan
orang
lain
merupakan hal tersulit dalam hidup saya. 10.
Lingkungan kerja yang aman membuat hati tenang dan semakin meningkatkan motivasi saya dalam bekerja.
142
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No
Pernyataan
11.
Ketika berada di lingkungan kerja, saya berharap
rekan-rekan
SS
kerja
dapat
memahami apa yang saya alami dan rasakan. 12.
Rekan kerja selalu berusaha menenangkan saya ketika saya merasa kondisi di lingkungan kerja kurang nyaman.
13.
Saya memiliki keyakinan bahwa suatu masalah akan selesai dengan sendirinya.
14.
Saya merasa mampu untuk bekerja sama dalam tim saat memberikan pelayanan kepada masyarakat.
15.
Dalam bekerja, saya dan rekan-rekan kerja selalu
memberikan
semangat
dan
dukungan satu sama lain. 16.
Saat saya menemukan kesulitan, saya akan menyerahkan tugas saya pada orang lain yang lebih unggul dari saya.
17.
Berbagai tantangan dalam pekerjaan tidak menyurutkan semangat kerja saya.
18.
Mendapatkan pujian sebagai pribadi yang berprestasi
dan
berdedikasi
tinggi
merupakan impian saya. 19.
Saya cenderung suka menutup diri dari lingkungan sekitar, termasuk lingkungan kerja.
143
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No
Pernyataan
20.
Saya percaya bahwa orang yang tidak
SS
S
TS
STS
mudah putus asa akan mendapatkan hasil yang maksimal. 21.
Saya gemar mencari berbagai sumber informasi yang berkaitan dengan pekerjaan disela kesibukan saya.
22.
Ada kepuasan tersendiri saat saya dapat menyelesaikan suatu masalah.
23.
Saya tidak mempedulikan sikap orang lain terhadap saya.
24.
Saya merasa senang apabila saya dapat berbincang dengan orang-orang di sekitar saya.
- Periksalah kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati – - Lengkapilah pula data diri anda -
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA II Jawaban No. 1.
Pernyataan Saya
mendapatkan
SS
penilaian
dari
pemimpin mengenai hasil kerja yang saya peroleh. 2.
Pemimpin melakukan pengawasan pada tiap anggota yang bertugas di lapangan sehingga
lingkungan
kerjanya
tetap
kondusif. 3.
Pemimpin menetapkan adanya laporan mengenai kemajuan organisasi.
4.
Pemimpin
menciptakan
suasana
yang
nyaman dan kondusif dalam bekerja. 5.
Pemimpin
selalu
menentukan
batasan
waktu yang berbeda-beda pada tiap tugas sesuai dengan porsinya. 6.
Selalu
ada
target
tertentu
yang
direncanakan oleh pemimpin organisasi untuk dicapai setiap bulannya. 7.
Target yang ditentukan oleh pemimpin selalu memacu semangat kerja saya.
8.
Pemimpin memberikan penjelasan kepada saya hingga saya paham akan tugas saya.
9.
Saya dan rekan-rekan dapat bekerja sama dengan baik karena kami memperoleh pemahaman yang sama mengenai tugas kami.
145
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No. 10.
Pernyataan Saat
situasi
di
SS
lapangan
S
TS
STS
tidak
memungkinkan, pemimpin akan fleksibel pada waktu yang dibutuhkan tiap anggota untuk menyelesaikan tugas.
- Periksalah kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati – - Lengkapilah pula data diri anda -
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA III Jawaban No.
Pernyataan
1.
Seringkali saya merasa tertekan oleh
SS
tuntutan yang diberikan pemimpin. 2.
Saat tugas saya terselesaikan dengan baik, pemimpin akan memuji saya.
3.
Keluh
kesah
diperhatikan
yang dan
saya
sampaikan
ditanggapi
oleh
pemimpin 4.
Organisasi tidak memiliki sosok penengah saat antar anggota organisasi mengalami kesalahpahaman dalam bekerja.
5.
Pemimpin merupakan sosok yang terbuka sehingga
saya
tidak
segan
untuk
mengutarakan gagasan demi kemajuan organisasi. 6.
Pemimpin
kerap
membagi
anggota
organisasi ke dalam beberapa kelompok untuk menyelesaikan suatu tugas. 7.
Pemimpin kurang memberi perhatian pada semangat kerja anggotanya.
8.
Pemimpin
tidak
pernah
melibatkan
anggotanya dalam rapat organisasi. 9.
Saya tidak ragu untuk berkeluh kesah kepada pemimpin.
147
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No. 10.
Pernyataan Pemimpin
tidak
SS
memberikan
S
TS
STS
respon
apapun pada hasil kerja saya.
- Periksalah kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati – - Lengkapilah pula data diri anda -
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA IV Jawaban No.
Pernyataan
1.
Bekerja dengan sekuat tenaga adalah cara
SS
untuk membuktikan bahwa saya dapat diandalkan. 2.
Saya merasa kinerja saya tidak optimal karena tidak didukung oleh pengalaman kerja sesuai.
3.
Saya tidak menikmati pekerjaan ini dan berpikir untuk mengundurkan diri.
4.
Saya berpendapat bahwa informasi yang ada di media massa tidak cukup menambah pengetahuan saya.
5.
Sebelum bergabung dalam organisasi ini, saya tidak pernah terlibat dalam kegiatan yang melatih kemampuan saya untuk berdinamika dalam masyarakat.
6.
Saya paham mengenai hal-hal yang harus saya lakukan dalam pekerjaan.
7.
Setelah bergabung dalam organisasi saya merasa
passion
saya
bukanlah
di
organisasi ini. 8.
Saya berusaha menyibukkan diri agar pemimpin tidak memberikan tugas pada saya.
9.
Saya mendapatkan banyak pengetahuan dengan banyak mendengarkan pengalaman hidup orang lain.
149
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawaban No.
Pernyataan
10.
Saya cenderung berdiam diri saat saya
SS
S
TS
STS
kurang memahami tugas yang diberikan pada saya. 11.
Bagi saya, prestasi kerja bukanlah hal yang istimewa.
12.
Saya berusaha menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dengan sekuat tenaga.
- Periksalah kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati – - Lengkapilah pula data diri anda TERIMA KASIH
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 Uji Asumsi
Uji Normalitas 1. Uji Normalitas Kebutuhan Eksistensi Descriptives Statistic KEB_EKSISTENSI
Std. Error
Mean
19.04
95% Confidence Interval for Lower Bound
18.52
Mean
Upper Bound
.263
19.56
5% Trimmed Mean
19.03
Median
19.00
Variance
5.040
Std. Deviation
2.245
Minimum
13
Maximum
24
Range
11
Interquartile Range
4
Skewness
.046
.281
Kurtosis
.098
.555
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic KEB_EKSISTENSI
df
.110
Sig. 73
a. Lilliefors Significance Correction
151
Shapiro-Wilk
.029
Statistic .976
df
Sig. 73
.185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Uji Normalitas Kebutuhan Berelasi Descriptives Statistic KEB_BERELASI
Mean
Std. Error
36.00
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
35.25
Upper Bound
36.75
5% Trimmed Mean
36.02
Median
36.00
Variance
.374
10.222
Std. Deviation
3.197
Minimum
29
Maximum
42
Range
13
Interquartile Range
6
Skewness
-.039
.281
Kurtosis
-.771
.555
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic KEB_BERELASI
.100
df
Shapiro-Wilk
Sig. 73
a. Lilliefors Significance Correction
152
.068
Statistic .976
df
Sig. 73
.168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Uji Normalitas Kebutuhan Berkembang Descriptives Statistic KEB_BERKEMBANG
Std. Error
Mean
22.70
95% Confidence Interval for Lower Bound
22.23
Mean
Upper Bound
.235
23.17
5% Trimmed Mean
22.69
Median
23.00
Variance
4.019
Std. Deviation
2.005
Minimum
19
Maximum
28
Range
9
Interquartile Range
3
Skewness
-.072
.281
Kurtosis
-.388
.555
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic KEB_BERKEMBANG
df
.153
Sig. 73
a. Lilliefors Significance Correction
153
Shapiro-Wilk
.000
Statistic .955
df
Sig. 73
.010
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Uji Normalitas Dimensi Perilaku Tugas Descriptives Statistic PERILAKU_TUGAS
Std. Error
Mean
32.25
95% Confidence Interval for Lower Bound
31.41
Mean
Upper Bound
.421
33.08
5% Trimmed Mean
32.15
Median
31.00
Variance
12.911
Std. Deviation
3.593
Minimum
26
Maximum
40
Range
14
Interquartile Range
4
Skewness Kurtosis
.540
.281
-.495
.555
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic PERILAKU_TUGAS
df
.159
Sig. 73
a. Lilliefors Significance Correction
154
Shapiro-Wilk
.000
Statistic .936
df
Sig. 73
.001
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Uji Normalitas Dimensi Perilaku Hubungan Descriptives Statistic PERILAKU_HUBUNGAN
Std. Error
Mean
31.12
95% Confidence Interval for Lower Bound
30.23
Mean
Upper Bound
.446
32.01
5% Trimmed Mean
31.10
Median
31.00
Variance
14.526
Std. Deviation
3.811
Minimum
21
Maximum
40
Range
19
Interquartile Range
4
Skewness
.173
.281
Kurtosis
.226
.555
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic PERILAKU_HUBUNGAN
.108
a. Lilliefors Significance Correction
155
df
Shapiro-Wilk
Sig. 73
.036
Statistic .981
df
Sig. 73
.359
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Uji Normalitas Dimensi Kematangan Bawahan Descriptives Statistic KEMATANGAN_BAWAHAN Mean
Std. Error
37.16
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound
36.20
Upper Bound
38.13
5% Trimmed Mean
37.12
Median
36.00
Variance
.484
17.111
Std. Deviation
4.137
Minimum
27
Maximum
47
Range
20
Interquartile Range
5
Skewness
.429
.281
Kurtosis
.379
.555
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic KEMATANGAN_BAWAHAN
.146
a. Lilliefors Significance Correction
156
df
Shapiro-Wilk
Sig. 73
.001
Statistic .956
df
Sig. 73
.013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Uji Data Tambahan
Uji Data Tambahan 1.
Masa Kerja – Motivasi Kerja Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
sided)
a
2
.047
Likelihood Ratio
6.032
2
.049
Linear-by-Linear Association
3.732
1
.053
Pearson Chi-Square
6.122
N of Valid Cases
2.
df
144
Jenis Kelamin – Motivasi Kerja Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
a
4
.076
Likelihood Ratio
8.673
4
.070
Linear-by-Linear Association
6.754
1
.009
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
8.467
144
157