PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI KONSEP GAYA YANG TERJADI PADA SISWA BEBERAPA SMP DI YOGYAKARTA Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh : Katarina Priyanti NIM : 091424038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI KONSEP GAYA YANG TERJADI PADA SISWA BEBERAPA SMP DI YOGYAKARTA Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh : Katarina Priyanti NIM : 091424038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI KONSEP GAYA YANG TERJADI PADA SISWA BEBERAPA SMP DI YOGYAKARTA
Oleh : Katarina Priyanti NIM : 091424038
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
Rohandi, Ph.D.
Tanggal : 20 Januari 2014
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI KONSEP GAYA YANG TERJADI PADA SISWA BEBERAPA SMP DI YOGYAKARTA Dipersiapkan dan ditulis oleh : Katarina Priyanti NIM : 091424038
Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Pada tanggal 7 Februari 2014 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Aufridus Atmadi, M. Si.
..........................
Sekretaris
: Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si.
.........................
Anggota
: Rohandi, Ph.D.
.........................
Anggota
: Drs. Aufridus Atmadi, M, Si.
.........................
Anggota
: Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si.
.........................
Yogyakarta, 7 Februari 2014 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan
Rohandi, Ph.D. iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Dengan pancaran sinar kasih-Nya, Allah melukiskan pelangi anugerah-Nya di atas awan kelabu hidup kita” Doa, Syukur atas segala yang ada, Usaha yang terbaik dan Jalani Hidup dengan Hati yang Tenang dan Ikhlas
Kupersembahkan skripsi ini untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapakku (Antonius Suparman) dan Ibuku (Maria Suminem) yang tercinta Mbak Suci dan keluarga, Mbak Mimi dan keluarga Thanks for everything.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Februari 2014 Penulis
Katarina Priyanti
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Katarina Priyanti NIM : 091424038 Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul :
PEMAHAMAN DAN MISKONSEPSI KONSEP GAYA YANG TERJADI PADA SISWA BEBERAPA SMP DI YOGYAKARTA
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 8 Februari 2014 Yang menyatakan
Katarina Priyanti
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Katarina Priyanti. 2014. Pemahaman dan Miskonsepsi Konsep Gaya yang terjadi pada Siswa Beberapa SMP di Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif dan diskriptif kualitatif yang bertujuan (1) mengetahui tingkat pemahaman siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap konsep gaya. (2) mengetahui konsep apa saja yang paling dipahami dan yang kurang dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta dalam memahami konsep gaya. (3) Untuk mengetahui miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta dalam memahami konsep gaya. Penelitian ini dilaksanakan di 3 SMP yang ada di Yogyakarta yaitu SMP Kanisus pakem 13 Mei 2013, SMP Aloysius Turi 23 Mei 2013, SMP Pangudi Luhur Yogyakarta 20 Mei 2013. Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang terdiri dari 105 siswa. Instrumen yang digunakan adalah satu set tes FCI. Penelitian ini diawali dengan peyusunan instrumen dan selanjutnya memberi tes kepada siswa. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa (1) siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang sangat kurang terhadap konsep hukum III Newton dan gravitasi, pemahaman yang kurang terhadap konsep kinematika, hukum I Newton, hukum II Newton, dan pemahaman yang cukup terhadap konsep prisip superposisi, siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap keseluruhan konsep gaya. (2) konsep yang paling dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta yaitu pada konsep prinsip superposisi dan konsep yang sedikit dipahami oleh siswa yaitu pada konsep hukum III Newton. (3) miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta adalah siswa tidak dapat membedakan posisi dengan kecepatan, tidak dapat membedakan kecepatan dengan percepatan, kehilangan/ menerima dorongan aslinya, dengan menghilangnya dorongan, massa yang besar memberikan gaya yang lebih besar, perantara/ peralatan yang aktif yang menghasilkan gaya lebih besar, hanya peralatan/ perantara yang aktif menyebabkan gaya, gaya yang mengatasi hambatan sehingga benda dapat bergerak, percepatan menyatakan bertambahnya gaya, pertambahan gravitasi sebanding dengan kecepatan jatuhnya benda, dan benda yang lebih berat jatuh lebih cepat. Kata kunci : Pemahaman konsep, Miskonsepsi, Gaya, FCI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Katarina Priyanti.2014. Understanding and Misconceptions of the Force Concept occur to students in some Junior High Schools in Yogyakarta. Thesis. Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research is quantitative descriptive and qualitative descriptive which purpose to (1) determine the level of students in some Junior High Schools in Yogyakarta understanding of the force concept. (2) want to know what concepts is most comprehensible and less understood by students in some Junior High Schools in Yogyakarta in understanding the force concepts. (3) want to know what a lot of misconception occur to students in some Junior High Schools in Yogyakarta in understanding the force concepts. This research was done at 3 Junior High Schools in Yogyakarta, namely SMP Kanisus pakem on May 13rd2013, SMP Aloysius Turi on May 23rd, 2013, and SMP Pangudi Luhur Yogyakarta on May 20th 2013. The subjects of this research were eighth grade students consisted of 105 students. The instrument used was a set of FCI tests. This research began with drafting instruments, and then gave the test to the students. The results of this research showed that (1) Students in some Junior High Schools in Yogyakarta has less understanding of the concept of gravity and Newton's third law, lack understanding of the concepts of kinematics , Newton's first law, Newton's second law, and sufficient understanding of the concept of the superposition principle, students in some Junior High Schools Yogyakarta have poor understanding of the overall of force concept. (2) The concept of the most understood by students is the concept of the superposition principle and the concept of which is less understood by students is Newton’s third law. (3) misconceptions prevalent students in some Junior High Schools in Yogyakarta are undiscrimination position with velocity, undiscrimination velocity with acceleration, loss/ recovery of original impetus, impetus dissipation, greater mass implies greater force, most active agent produces greatest force, active force wears out, motion when force overcomes resistance, acceleration implies increasing force, gravity increases as objects fall, heavier objects fall faster. . Keywords : Understanding of concept, Misconceptions, Force, FCI
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan atas berkat dan rahmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penelitian dan penulisan skripsi dengan judul Pemahaman dan Miskonsepsi Konsep Gaya yang terjadi pada siswa Beberapa SMP di Yogyakarta. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di beberapa SMP yang ada di Yogyakarta, sehingga kesimpulan pada penelitian ini tidak untuk melihat pemahaman dan miskonsepsi konsep gaya yang tejadi pada siswa seluruh SMP yang ada di Yogyakarta. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma serta dosen pembimbing,
yang telah
meluangkan waktu, tenaga, untuk membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Drs. Aufridus Atmadi M, Si. selaku Ketua Program studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma. 3. Dwi Nugraheni Rositawati S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang tidak henti memberikan arahan dan dukungan. ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Andrias Indra Purnama, S.T., S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Kanisius Pakem yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 5. Br. Kosmas Mulyadi, S. Pd., CSA. selaku kepala sekolah SMP Aloysius turi yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 6. Br.Valentinus Naryo FIC, M. Pd. selaku kepala sekolah SMP Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 7. Ibu siska selaku guru fisika SMP Kanisius Pakem atas segala bantuan dan dukungan dalam penelitian. 8. Bapak Bagiyo selaku guru fisika SMP Aloysius Turi atas segala bantuan dan dukungan dalam penelitian. 9. Bapak Yuli selaku guru fisika SMP Pangudi Luhur Yogyakarta atas segala bantuan dan dukungan dalam penelitian. 10. Kelompok skripsi FCI (Evi Mardiana dan Martina Tania) atas kebersamaan dan kerjasamanya dalam skripsi ini. 11. Siswa kelas VIIIA dan VIIIB SMP Kanisius Pakem atas partisipasinya sebagai subjek penelitian sehingga penelitian berjalan dengan lancar. 12. Siswa kelas VIIIB SMP Aloysius Turi atas partisipasinya sebagai subjek penelitian sehingga penelitian berjalan dengan lancar. 13. Siswa kelas VIIID SMP Pangudi Luhur Yogyakarta atas partisipasinya sebagai subjek penelitian sehingga penelitian berjalan dengan lancar. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14. Seluruh dosen Pendidikan Fisika atas didikan dan pengetahuan yang penulis peroleh selama ini. 15. Seluruh staff karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu penulis selama menyelesaikan kuliah. 16. Kedua orang tuaku, atas kasih sayang, doa dan bimbingannya yang tulus serta tidak pernah bosan dalam mendidik. 17. A. Noven Yovinda yang selalu setia menemani, sebagai tempat keluh kesah, selalu membantu, mendukung dan memberikan semangat. 18. Seluruh anggota velocity (Pendidikan Fisika 2009) atas kebersamaannya selama kuliah, velocity luar biasa. 19. Teman-teman banana kos (rosa, yustin, etik, nia, grasia) atas kebersamaan, suka duka bersama, kegilaan serta dukungan yang selalu diberikan selama ini. 20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terimakasih atas segala bantuan, dukungan, dan juga bimbingan yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .............................. vi ABSTRAK ............................................................................................... vii ABSTRACT ............................................................................................ viii KATA PENGANTAR ............................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv DAFTAR TABEL ................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A.
Latar Belakang ............................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah......................................................................... 2
C.
Tujuan .......................................................................................... 3
D.
Manfaat ........................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 5 A.
Konsep ......................................................................................... 5
B.
Pemahaman konsep....................................................................... 6
C.
Miskonsepsi .................................................................................. 7
D.
Cara Mendekteksi Salah Konsepsi .............................................. 14 xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Force Concept Inventory ................................................................ 19 F.
Gaya ............................................................................................... 24 1.
Kinematika ................................................................................. 24
2.
Hukum Newton .......................................................................... 28 a.
Hukum I Newton..................................................................... 28
b.
Hukum II Newton ................................................................... 29
c.
Hukum III Newton .................................................................. 30
d.
Kaitan Hukum Newton, Momentum dan Impuls ...................... 31
3.
Prinsip Superposisi ..................................................................... 33
4.
Macam-macam Gaya .................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 36 A.
Jenis Penelitian ........................................................................... 36
B.
Subyek Penelitian ....................................................................... 36 1.
Populasi ...................................................................................... 36
2.
Sampel........................................................................................ 37
C.
Variabel ...................................................................................... 37
D.
Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 37
E. Metode Penelitian ........................................................................... 38 1.
2. F.
Instrumen.................................................................................... 38 a.
Penyusunan Instrumen ............................................................ 38
b.
Validitas Instrumen ................................................................. 39 Pengumpulan data....................................................................... 39
Metode Analisis Data ..................................................................... 40 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
Pemahaman ................................................................................ 40
2.
Miskonsepsi ................................................................................ 44
BAB IV DATA DAN ANALISA ............................................................ 47 A.
Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 47
B.
Data ............................................................................................ 48
C.
Diskripsi dan Analisa Data.......................................................... 48 1.
Pemahaman ................................................................................ 49
2.
Miskonsepsi ................................................................................ 52
D.
a.
Kinematika .............................................................................. 53
b.
Hukum I Newton..................................................................... 58
c.
Hukum II Newton ................................................................... 62
d.
Hukum III Newton .................................................................. 64
e.
Prinsip Superposisi .................................................................. 69
f.
Macam-macam Gaya ............................................................... 71 Implikasi..................................................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 80 A.
Kesimpulan................................................................................. 80
B.
Saran .......................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 83
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A1. Soal FCI ............................................................................. 85 Lampiran A2. Lembar Jawaban................................................................. 96 Lampiran B1. Contoh hasil pengisian lembar jawaban .............................. 98 Lampiran B2. Keadaan jawaban siswa .................................................... 108 Lampiran B3. Rekap skor pemahaman pada konsep Kinematika, Hukum I Newton, Hukum II Newton ................................................................... 112 Lampiran B4. Rekap skor pemahaman pada konsep Hukum III Newton, Prinsip Superposisi, dan Macam-macam Gaya ........................................ 115 Lampiran C1. Surat Permohonan ijin Penelitian ...................................... 118 Lampiran C2. Surat Keterangan Telah melaksanakan Penelitian ............. 121 Lampiran D. Dokumentasi pelaksanaan penelitian ................................ 124
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Contoh salah konsepsi ................................................................ 8 Tabel 2.2 Konsep-konsep gaya dalam FCI ................................................ 22 Tabel 2.3 Miskonsepsi dalam FCI ............................................................ 23 Tabel 3.1 Tabel untuk rekap pemahaman siswa terhadap setiap konsep .... 41 Tabel 3.2 Tabel untuk pemahaman konsep gaya ....................................... 43 Tabel 3.3 Klasifikasi pemahaman siswa menggunakan rata-rata skor........ 44 Tabel 3.4 Tabel untuk keadaan siswa menjawab ....................................... 44 Tabel 3.5 Tabel untuk jumlah siswa menjawab terhadap setiap konsep dan jenis miskonsepsinya ................................................................. .........45 Tabel 4.1 Pemahaman siswa pada konsep gaya......................................... 49 Tabel 4.2a Jumlah siswa menjawab terhadap konsep kinematika dan jenis miskonsepsinya ......................................................................................... 53 Tabel 4.2b Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum I Newton dan jenis miskonsepsinya .......................................................................... 58 Tabel 4.2c Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum II Newton dan jenis miskonsepsinya .......................................................................... 62 Tabel 4.2d Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum III Newton dan jenis miskonsepsinya .......................................................................... 64 Tabel 4.2e Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Prinsip Superposisi dan jenis miskonsepsinya .......................................................................... 69 Tabel 4.2f Jumlah siswa menjawab terhadap konsep macam-macam Gaya dan jenis miskonsepsinya ................................................................. 71
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Fisika adalah mata pelajaran yang sudah mulai diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam fisika ada banyak pokok bahasan, salah satunya adalah gaya. Klasifikasi umum gaya terdiri dari kinematika, hukum Newton, dan macam-macam gaya (David Hestens, dkk, 1992). Konsep tersebut merupakan konsep yang dasar dari mekanika, dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga harus dipahami secara matang. Pokok bahasan gaya sendiri juga sudah diajarkan pada jenjang SMP. Menurut Moh. Amien (Kartika Budi, 1987:233), dipandang dari segi isi dalam kegiatan belajar mengajar fisika (IPA, Sains) yang harus dipahami adalah konsepkonsep, prinsip-prinsip dan teori-teori. Dalam memahami konsep-konsep, dan selanjutnya prinsip yang menyatakan hubungan diantara konsep-konsep tersebut menjadi langkah paling awal dan sangat penting dalam belajar fisika (Kartika Budi, 1987). Dengan tidak memahami konsep maka pemahaman konsep dapat dikatakan mengalami salah konsep atau sering disebut mengalami miskonsepsi. Sesuai dengan kegiatan belajar fisika, maka dalam mempelajari pokok bahasan gaya juga harus dimulai dengan memahami konsep gaya, sehingga peneliti ingin melihat bagaimanakah pemahaman siswa SMP terhadap konsep gaya.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Ada instrumen yang digunakan untuk menguji pemahaman konsep gaya yaitu Force Concept Inventory atau lebih dikenal dengan FCI. Instrumen ini bersifat pilihan ganda dan pertanyaan-pertanyaan yang digunakan berkisar dalam kehidupan sehari-hari. Didalam instrumen FCI untuk setiap pilihan jawaban yang salah sudah diketahui jenis miskonsepsi yang biasa terjadi dalam memahami konsep gaya. Dalam penelitian yang memiliki tujuan serupa banyak peneliti yang menggunakan instrumen tersebut. Berpedoman dengan instrumen FCI maka peneliti menggunakan instrumen tersebut untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan mengetahui miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta dalam memahami konsep gaya.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diteliti adalah: 1. Bagaimanakah pemahaman siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap konsep gaya? 2. Miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta dalam memahami konsep gaya?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
C. Tujuan Sesuai dengan perumusan masalahnya, maka penelitian disini bertujuan: 1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap konsep gaya. 2. Untuk mengetahui konsep apa saja yang paling dipahami dan kurang dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta dalam memahami konsep gaya. 3. Untuk mengetahui miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta dalam memahami konsep gaya.
D. Manfaat
1. Bagi Guru dan Calon Guru Memberikan informasi mengenai pemahaman siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap konsep gaya. Dari informasi pemahaman tersebut guru dan calon guru mengetahui konsep gaya yang paling dipahami dan konsep gaya yang kurang dipahami. Sehingga guru maupun calon guru diharapakan dapat berusaha menyampaikan dengan baik konsep-konsep gaya terutama yang masih sedikit dipahami oleh siswa. Memberikan informasi mengenai miskonsepsi yang ada pada konsep gaya. Miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa dapat dijadikan pegangan untuk merancang proses belajar mengajar, dan merancang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
metode yang tepat digunakan dalam mengajar, agar kesalahan dapat dihindari atau setidak-tidaknya mengurangi atau memperkecil. 2. Bagi peneliti Memberikan gambaran tingkat pemahaman dan miskonsepsi terhadap konsep gaya yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Menurut Ausebel (Berg, 1991:8) konsep adalah benda- benda, kejadiankejadian, situasi- situasi atau ciri–ciri yang memiliki ciri khas yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu tanda atau simbol.Jadi konsep merupakan abstraksi dari ciri–ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir. Tafsiran seseorang akan suatu konsep berbeda-beda. Tafsiran konsep oleh seseorang disebut konsepsi (Berg, 1991:8). Dalam hal pemahaman konsep, Berg (1991) mengatakan bahwa setiap obyek lingkungan hidup bisa berwujud dalam banyak bentuk, ukuran, dan ciriciri lain. Dalam buku itu juga disebutkan contoh meja. Meja mempunyai bentuk persegi panjang, segtiga, dan bundar dengan warna, bahan, dan ukuran serta jumlah kaki yang macam-macam. Kesemuannya itu dapat disebut meja. Kata meja adalah suatu abstraksi yang menunjukkan kesamaan semua meja. Meja adalah simbol yang dipakai manusia untuk berkomunikasi mengenai suatu jenis benda dengan ciri-ciri tertentu. Setiap konsep tidak berdiri sendiri, melainkkan berhubungan dengan konsep-konsep yang lain. Misalnya konsep impuls berhubungan dengan banyak
konsep
lain
dan 5
hanya
mempunyai
arti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
apabila berhubungan dengan konsep-konsep lain. Semua konsep bersama membentuk semacam jaringan pengetahuan didalam kepala manusia. Semakin lengkap, terpadu, tepat, dan kuat hubungan antar konsep-konsep dalam kepala seseorang, semakin luaslah pemahaman terhadap konsepnya (Berg, 1991).
B. Pemahaman konsep Moh.Amien (budi, 1987:233), di pandang dari segi isi ternyata dalam kegiatan belajar mengajar fisika (IPA, Sains) yang harus dipahami adalah konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori. Guru fisika akan dapat menanamkan konsep fisika dengan benar bila mereka sendiri memiliki konsep–konsep yang benar. Oleh karena itu, pemahaman konsep secara benar adalah sangat penting bagi guru. Berg (1991:11) menjelaskan bahwa seseorang dapat dikatakan memahami konsep bila ia: (1) dapat mendefinisikan konsep yang bersangkutan dengan kata kata sendiri, (2) dapat menjelaskan perbedaan antara konsep yang bersangkutan dengan konsep–konsep lain, (3) dapat menjelaskan hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain, dan (4) dapat menjelaskan arti konsep dalam kehidupan sehari–hari, maka seseorang dikatakan memahami konsep dengan baik bila tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai. Siswa akan dapat menyatakan definisi dengan kata-kata sendiri, dapat membedakan konsep yang satu dengan yang konsep yang lain, dapat menjelaskan hubungan antar konsep dan dapat menjelaskan artinya dalam kehidupan sehari–hari, bila siswa dapat meningkat hakikat suatu konsep.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Dahar (1989) merinci kriteria tingkat pemahaman konsep sebagai berikut: 1) tingkat kongkret, 2) tingkat identitas, 3) tingkat klasifikatori, 4) tingkat formal. Tingkat Kongkret dicapai apabila telah mengenal suatu benda yang dihadapi sebelumnya. Tingkat identitas dicapai apabila mengenal suatu obyek sesudah suatu selang waktu, bila orang itu mempunyai orientasi ruang yang berbeda terhadap obyek itu, atau obyek itu ditentukan. Sebagai contoh mengenal suatu bola dengan cara menyentuh bola itu, bukan melihatnya. Tingkat Klasifikatori telah dicapai apabila mengenal persamaan dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama. Tingkat formal telah dicapai apabila dapat menentukan atribut–atribut yang membatasi konsep.
C. Miskonsepsi Miskonsepsi atau salah konsep adalah suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang di terima para pakar dalam bidang itu (Suparno P, 2005). Langkah awal dari mempelajari konsep adalah usaha untuk menangkap makna konsep melalui proses presepsi yang melalui tahap–tahap perekaman informasi melalui indera, seleksi informasi yang dipengaruhi oleh kondisi sesaat, motivasi, dan pemusatan perhatian, pengiriman informasi ke otak, pengolahan informasi melalui dan penyimpanan gambaran tersebut dalam memori (Kartika Budi, 1992:114). Kualitas gambaran yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kualitas proses pembentukan dan kemampuan pembentukannya, maka tidak mengherankan bila terhadap konsep yang sama terjadi perbedaan konsepsi antara orang yang satu dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
orang yang lain. Salah konsepsi terhadap konsep–konsep fisika terjadi bila konsepsi seseorang berbeda dengan konsepsi para fisikawan yang secara teoritis obyektif dianggap benar dan baku, dan secara obyektif keilmuan konsepsi tersebut memang salah (Kartika Budi, 1992:114). Pada tabel berikut ini adalah beberapa salah konsepsi yang pernah terjadi. Tabel 2.1 Contoh salah konsepsi Konsep
Konsep Benar
Salah Konsep
Dinamika Gerak
Agar benda bergerak dengan kecepatan tetap, gaya resultan sama dengan nol.
Agar benda bergerak dengan kecepatan tetap harus ada gaya resultan dengan besar yang tetap (>0) dan arah sejajar dengan gerak. Contoh: sepeda harus diayunkan (gaya dorong) untuk mempertahankan gerak. (Euwe Van den Berg (ed), 1991: 39).
Gaya
Gaya gravitasi dan gaya normal tidak nol pada saat benda diam atau bergerak.
Benda hanya bisa diam kalau sama sekali tidak ada gaya bekerja padanya, maka gaya gravitasi dan gaya normal dianggap nol (Euwe Van den Berg (ed), 1991: 34).
Dalam fisika ada konsep–konsep yang memiliki berbagai pengertian yang
ditunjukkan
dengan
adanya
beberapa
definisi
sesuai
dengan
penekanannya dan peruntukannya. Hal itu berarti bila terjadi perbedaan konsepsi belum berarti salah konsepsi. Kemungkinan yang terjadi adalah konsepsi seseorang tentang konsep tertentu lebih lengkap, lebih sempurna, dan lebih fungsional dari konsepsi orang lain. Empat sumber yang mungkin menyebabkan terjadinya miskonsepsi adalah (a) guru, (b) proses belajar mengajar, (c) siswa, dan (d) buku pegangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
(Kartika Budi, 1992). Berikut penjelasan dari keempat poin tersebut yang dirangkum dari jurnal yang ditulis oleh Kartika Budi (1992) yang berjudul Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa salah Konsepsi yang terjadi, buku Paul Suparno (2005) yang berjudul Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fsika serta beberapa dari sumber lain. a. Guru Miskonsepsi siswa dapat terjadi pula karena miskonsepsi yang dibawa oleh guru. Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan fisika yang tidak benar akan menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi (Suparno, 2005). Apabila guru mengajarkan konsep fisika secara keliru/ secara salah, maka siswa akan memegangnya kuat-kuat dan menganggap konsep itu benar sampai ada pembetulan.
Bila miskonsepsi terjadi pada siswa maka miskonsepsi yang sama terjadi pada guru atau pengajar pada umumnya (Kartika Budi, 1992). Hal ini dapat dijelaskan bahwa pengetahuan yang dimiliki guru dapat berupa pengetahuan yang diperoleh saat mereka belajar di sekolah atau perguruan tinggi. Miskonsepsi diperoleh pada proses belajar mengajar yang tidak pernah diremidiasi karena tidak disadari sebagai sebuah miskonsepsi atau sebuah kesalahan pengertian konsep. Bila terjadi miskonsepsi pada guru, sulit diharapkan tidak terjadi miskonsepsi pada siswa. Sebaliknya bila tidak terjadi miskonsepsi pada guru, tidak berarti bahwa tidak akan terjadi miskonsepsi pada siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
b. Proses Belajar Mengajar Konsepsi dapat terbentuk dalam proses belajar mengajar. Apabila terjadi kesalahan, dapat disebabkan oleh proses belajar mengajarnya sendiri. Proses belajar mengajarnya sendiri kurang memberi peluang terbentuknya konsepsi secara benar, karena pemahaman konsep dilakukan secara cepat, pemahaman hakikat suatu konsep kurang mendapatkan tekanan, latihan dan soal-soal ulangan atau soal ujian kurang memaksa siswa. c. Siswa Siswa merupakan obyek yang sering dikaitkan apabila terjadi miskonsepsi. Dalam bidang fisika, miskonsepsi memang paling banyak berasal dari diri siswa sendiri. Berikut beberapa penyebab miskonsepsi dari siswa yang dirangkum dari buku Paul Suparno (2005) yang berjudul Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika, antara lain: 1. Prakonsepsi atau Konsep Awal Sebelum siswa mengikuti pelajaran di kelas, ternyata siswa sudah memilki konsep sendiri akan suatu bahan yang tertanam dalam otaknya. Konsep tersebut disebut konsep awal atau prakonsepsi. Konsepsi awal yang dimiliki siswa secara substansial mengakui berbeda dengan gagasan yang diajarkan dan konsepsi ini akan mempengaruhi belajar dan bisa menghambat perubahan untuk selanjutnya (Muhamad Taufiq, 2012). Konsep awal ini biasanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
mengandung miskonsepsi. Salah konsep awal ini jelas akan menyebabkan miskonsepsi pada saat mengikuti pelajaran fisika, sampai kesalahan tersebut diperbaiki. Prakonsepsi ini biasanya diperoleh dari orangtua, teman, sekolah awal, dan pengalaman di lingkungan siswa. 2. Reasoning yang Tidak Lengkap atau Salah Semua orang punya nalar masing-masing untuk setiap konsep. Tingkat penalarannya pun berbeda. Oleh karena itu miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh reasoning atau penalaran. Tingkat penalaran siswa berbeda-beda, tetapi yang disayangkan adalah sering penalaran siswa tidak lengkap atau salah. Hal tersebut disebabkan oleh informasi atau data yang diperoleh tidak lengkap. Akibatnya, siswa menarik kesimpulan akan suatu konsep secara salah sehingga menyebabkan miskonsepsi. Penyebab lain penalaran yang salah adalah logika yang salah dalam pengambilan kesimpulan atau dalam menggeneralisasi sehingga menyebabkan miskonsepsi. Selain itu, pengamatan yang tidak lengkap dan teliti juga dapat menyebabkan pengambilan kesimpulan yang salah dan miskonsepsi.
3. Intuisi yang Salah Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang secara spontan mengungkapkan sikap atau gagasannya tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
sesuatu sebelum secara obyektif dan rasional diteliti. Apabila intuisi salah dan perasaan siswa juga dapat menyebabkan miskonsepsi. Paul Suparno memberikan contoh, siswa memiliki intuisi bahwa jika dua benda mempunyai percepatan yang sama, maka kecepatan dan jaraknya juga sama. Jika kecepatanya nol, percepatan juga nol, sehingga keduanya akan berhenti seketika. Pengamatan akan benda atau kejadian yang terus-menerus dapat menyebabkan pemikiran atau pengertian intuitif secara spontan, apabila menghadapi persoalan fisika tertentu maka yang muncul dalam benak siswa adalah pengertian yang spontan itu. Misalnya, siswa sering melihat benda padat selalu tenggelam, maka siswa juga akan berpendapat bahwa gabus juga akan tenggelam bila berada di air. 4. Kemampuan Kemampuan miskonsepsi.
siswa
juga
Secara umum,
mempunyai siswa
pengaruh
pada
yang memiliki tingkat
kepintaran matematis-logisnya kurang tinggi, akan mengalami kesulitan dalam menangkap konsep fisika, terlebih konsep yang abstrak. Hal ini akan menyebabkan siswa tidak menangkap konsep yang benar dan merasa bahwa itulah konsep yang benar, maka akibatnya terjadi miskonsepsi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
5. Minat Belajar Siswa yang berminat pada fisika cenderung mempunyai miskonsepsi lebih rendah daripada siswa yang tidak berminat pada fisika. Kurang berminat untuk belajar fisika dan kurang memperhatikan penjelasan guru mengenai pengertian fisika yang baru. Mereka bahkan tidak mau mendengarkan penjelasan guru dan mempelajari sendiri bahan-bahan fisika dari buku dengan sungguhsungguh. Akibatnya adalah terjadinya miskonsepsi, apabila itu sudah terjadi, sering kali membiarkan saja hal itu terjadi pada dirinya tanpa mau mencari kebenarannya. d. Buku Pegangan Buku sumber (buku ajar) dapat merupakan sumber miskonsepsi yang potensial (Kartika Budi, 1992). Penyebabnya dapat berupa miskonsepsi yang dimiliki penulis, terjadi salah tulis yaitu adalah perbedaan ide penulis dengan apa yang tertulis, atau uraian yang tidak jelas yang dapat menimbulkan penafsiran dan penyimpulan yang salah, sehingga miskonsepsi tidak dapat terhindarkan. Kartika Budi (1992) memberikan contoh yaitu, penulis kutipkan salah satu pernyataan dari buku ajar, yaitu buku Energi, Gelombang dan Medan: Jilid I, halaman 51 mengenai gaya aksi reaksi pada suatu sistem yang terdiri dari buku yang terletak diam di atas meja: “Jika W ditafsirkan sebagai gaya yang bekerja pada meja yang ditimbulkan oleh buku (aksi), maka N adalah gaya yang bekerja pada buku yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
ditimbulkan oleh meja (reaksi) (Sumadji dkk, 1980:51)”. Dari pernyataan itu, dapat dihasilkan pengertian yang salah, yaitu bahwa W dan N merupakan pasangan gaya aksi dan reaksi. W adalah gaya berat benda dan N adalah gaya normal, berarti keduanya bekerja pada benda. Jadi N dan W jelas bukan pasangan gaya aksi reaksi. Kunci penyebab kesalahan adalah “jika W ditafsirkan gaya yang bekerja pada meja”. W adalah gaya tarik bumi pada buku (benda), tidak dapat ditafsirkan sebagai gaya yang bekerja pada meja. Seharusnya dikatakan “akibat W (berat buku), buku melakukan gaya pada meja”. Gaya tersebut dibuktikan bahwa besarnya W sama dengan besar Fb-m, tetapi W dan Fb-m adalah dua gaya. Jadi yang merupakan pasangan interaksi adalah N (Fm-b) dengan Fb-m, bukan N dengan W.
D. Cara Mendekteksi Salah Konsepsi Ada beberapa cara yang digunakan peneliti untuk mendeteksi miskonsepsi siswa antara lain, menurut Kartika Budi salah konsepsi dapat dideteksi melalui langkah- langkah sebagai berikut: (1) Pendeteksi (guru) memahami hakikat atau makna suatu konsep dengan baik dan dinyatakan dengan jelas, (2) berdasarkan pemahaman yang benar tersebut kemungkinankemungkinan salah konsepsi yang dapat terjadi, (3) berdasarkan kemungkinan salah konsepsi yang dapat terjadi, disusun soal (dapat berbentuk uraian bebas, isian singkat maupun pilihan berganda) yang memungkinkan kesalahan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
dapat di deteksi, dan (4) setelah tes dilakukan (dapat secara lisan atau tertulis), untuk mengetahui secara tepat kesalahan yang terjadi. Ada beberapa cara yang digunakan peneliti untuk mendeteksi miskonsepsi siswa antara lain: peta konsep, tes pilihan ganda disertai alasan, tes esai tertulis, wawancara diagnosa, diskusi dikelas, dan praktikum dengan tanya jawab (Suparno P, 2005). 1. Peta Konsep Peta konsep digunakan peneliti untuk mendektesi miskonsepsi siswa dalam bidang fisika. Peta konsep mengungkapkan hubungan berarti antara konsep-konsep dan menenkankan gagasan–gagasan pokok, yang disusun hirarki, dengan jelas dapat mengungkapkan miskonsepsi siswa yang digambarkan dalam peta konsep tersebut. Miskonsepsi dapat diidentifikasi dengan melihat apakah hubungan antara konsep-konsep itu benar atau tidak. Biasanya miskonsepsi dapat dilihat dalam proposisi yang salah dan tidak adanya hubungan yang lengkap antar konsep. 2. Pilihan Ganda Disertai Alasan Dalam pilihan ganda disertai alasanya siswa harus menjawab dan menulis alasannya menjawab seperti itu. Dalam bagian alasan, siswa harus menulis mengapa bisa memilih jawaban itu. Berdasarkan hasil jawaban yang tidak benar dalam pilihan ganda ini, dapat dilakukan wawancara terhadap siswa. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk meneliti bagaimana cara berfikir siswa dan mengapa mereka bisa berfikir seperti itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
3. Tes Esai Tertulis Tes esai yang memuat beberapa konsep fisika yang hendak diajarkan atau yang sudah diajarkan seharusnya dapat dipersiapkan oleh guru. Dari tes tersebut dapat diketahui miskonsepsi yang dibawa oleh siswa dan dalam bidang apa. Setelah ditemukan miskonsepsinya, beberapa siswa dapat diwawancarai untuk mendalami, mengapa mereka mempunyai gagasan seperti itu. Dari wawancara itu akan terlihat dari mana miskonsepsi itu dibawa. 4. Wawancara Diagnosa Wawancara berdasarkan konsep fisika dapat dilakukan untuk melihat miskonsepsi yang dialami siswa. Guru memperkirakan beberapa konsep fisika yang diperkirakan sulit dimengerti oleh siswa atau beberapa konsep fisika yang pokok dari bahan yang diajarkan. Kemudian siswa diajak untuk mengekspesikannya gagasan mereka mengenai konsep-konsep diatas. Dari sini dapat dimengerti miskonsepsi yang ada dan sekaligus ditanyakan dari mana memperoleh konsep alternatif tersebut. Wawancara dapat berbentuk bebas dan tersetruktur. Dalam wawancara bebas, guru atau peneliti bebas bertanya kepada siswa dan siswa dapat dengan bebas menjawab. Dalam wawancara ini pertanyaan ataupun urutan tidak perlu dipersiapkan. Sedangkan dalam wawancara terstruktur, pertanyaan sudah disiapkan dan urutannya secara garis besar sudah disusun sehingga memudahkan dalam praktiknya. Keuntungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
wawancara terstruktur adalah peneliti dapat secara sistematis bertanya pada siswa. Bagi peneliti yang belum biasa melakukan wawancara sebaikknya mempersiapkan pertanyaan pertanyaan terlebih dahulu. Hal itu
dilakukan
untuk
menghindari
kemacetan-kemacetan
dalam
wawancara. Sebaiknya dalam wawancara digunakan perekam agar tidak kehilangan data yang diperlukan. 5. Diskusi Dalam Kelas Dalam diskusi di kelas siswa diminta mengungkapkan gagasan mereka tentang konsep yang sudah diajarkan atau hendak diajarkan. Dari diskusi dikelas itu dapat di deteksi juga apakah gagasan mereka itu tepat atau tidak. Dari diskusi itu, guru atau seorang peneliti dapat mengerti konsep-konsep alternatif yang dipunyai siswa. Cara ini lebih dapat mengerti konsep-konsep alternatif yang dipunyai siswa. Cara ini lebih cocok digunakan pada kelas yang besar, dan juga sebagai penjajakan awal. Yang perlu diperhatikan oleh guru adalah membantu agar setiap siswa berani mengungkapkan pikiran mereka tentang persoalan yang dibahas. 6. Praktikum dengan Tanya Jawab Praktikum yang disertai dengan tanya jawab antara guru dengan siswa yang melakukan praktikum jua dapat digunakan utuk mendeteksi apakah siswa mempunyai miskonsepsi tentang konsep pada praktikum itu atau tidak. Selama praktikum, guru selalu bertanya bagaimana konsep
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
siswa dan bagaimana siswa menjelaskan persoalan dalam praktikum tersebut. Praktikum ini dapat diurutkan sebagai berikut: a) Guru menggungkapkan persoalan yang ingin dilakukan dalam praktikum. Misalnya, kita ingin mengerti apa yang mempengaruhi pemuaian volum suatu benda. b) Siswa diminta untuk membuat hipotesis atau dugaan lebih dulu dan alasanya. c) Siswa melakukan praktikum. Selama itu guru dapat mengajukan pertanyaan sehingga semakin mengerti konsep siswa tentang pemuaian volum. d) Siswa meenyimpulkan hasilnya. Guru dapat menanyakan apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang dipikirkan sebelumnya. Bila tidak sesuai, guru mempertanyakan mengapa hal itu terjadi? e) Dari seluruh proses diatas, guru dapat mengerti apakah siswa mempunyai miskonsepsi atau tidak, dan bagaimana miskonsepsi itu dapat diperbaiki. 7. Rangkuman Ada berbagai cara untuk mendeteksi miskonsepsi siswa. Beberapa cara yang biasa digunakan peneliti antara lain, wawancara, peta konsep, tes esai, tes pilihan ganda dengan alasan, diskusi dikelas, dan praktikum dengan tanya jawab. Beberapa peneliti menggunakan beberapa cara itu bersama-sama untuk melengkapi, seperti tes esai dengan wawancara. Yang kiranya perlu ditekankan adalah bahwa siswa diberi kesempatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
mengungkapkan gagasan mereka sehingga dapat dimengerti miskonsepsi yang di punyai. Salah konsepsi dapat dideteksi oleh siapa saja dan kapan saja. Mahasiswa sebagai calon guru pun dapat melakukannya dan dapat digunakan sebagai bekal yang akan datang untuk mengajar. Bagi guru sendiri tentu saja akan lebih baik karena kualitas guru di mana guru mengajar akan lebih baik.
E. Force Concept Inventory Force Concept Inventory (FCI) adalah sebuah instrumen alat ukur yang digunakan untuk menguji pemahaman konsep gaya bagi siswa maupun mahasiswa. Bentuk dari instrumen tersebut adalah pilihan ganda, dan pada pilihan jawaban yang salah sudah diidentifikasi jenis miskonsepsi yang biasa terjadi dalam memahami konsep gaya. Pertanyaan-pertanyaannya berkisar kejadian sehari-hari yang dialami siswa yang mencakup klasifikasi umu dari gaya yaitu kinematika, hukum newton, prinsip super posisi dan macam-macam gaya. FCI dapat digunakan dalam tiga kategori utama untuk dua tujuan yaitu instruksional dan penelitian (David Hestenes, dkk, 1992). 1. Sebagai sebuah alat untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep gaya dan juga digunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi miskonsepsi yang terjadi. Hal itu secara khusus dapat bermanfaat bagi para guru yaitu untuk memberikan informasi serta meningkatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
kesadarannya kepada guru tentang miskonsepsi di kalangan para siswanya sendiri. Untuk mengidentifikasi miskonsepsi cara yang tepat digunakan adalah dengan wawancara. Untuk melakukan wawancara diperlukan waktu yang sangat lama, miskonsepsi itu bersifat universal untuk itu maka dapat digunakan dengan cara menuliskan alasannya atas jawaban yang dipilih. Teknik wawancara untuk para siswa secara individual haruslah ditransformasikan ke dalam sebuah teknik diskusi kelas untuk menyelidiki miskonsepsi-miskonsepsi dan merangsang interaksi di kalangan siswa untuk menyebabkan perubahan konseptual. 2. Untuk evaluasi pengajaran FCI merupakan sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
pemahaman
siswa
mengenai
konsep
gaya,
dan
mengidentifikasi miskonsepsi terhadap konsep gaya. Pertanyaan FCI didesain secara khusus untuk menguji sekitar pemahaman konsep gaya dan digunakan untuk menganalisis miskonsepsi, soal yang terdapat dalam FCI bersifat pilihan ganda tidak ada rumus atau hitungan yang terkandung di dalam soal sehingga dalam mengerjakan soal FCI tidak memaksa siswa untuk berhitung dan menggunakan rumus tetapi memaksa siswa untuk berfikir menggunakan pemahaman konsep. Pertanyaan dalam tes pemahaman konsep bersifat kualitatif, dimaksudkan
untuk
memperkenalkan
konsep
dan
mengurangi
penggunaan rumus matematika yang rumit. Mengurangi penggunaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
rumus matematika yang rumit diharapkan dapat menghilangkan kesan bahwa fisika sangat sulit. Tes pemahaman konsep diharapkan dapat memotivasi siswa tidak hanya menghafal rumus fisika tetapi juga belajar memahami konsep dengan benar. 3. Sebagai sebuah ujian penempatan FCI dapat digunakan untuk menguji kemampuan para siswa sehingga dapat melihat kemampuan pemahamnya tentang konsep gaya dan miskonsepsi yang terjadi, dan selanjutnya di gunakan untuk membantu menentukan dan pertimbangan menempatkan ke jenjang yang lebih tiinggi/ selanjutnya. Dalam FCI klasifikasi letak konsep gaya tertera pada tabel 2.2 Konsep-konsep gaya dalam FCI halaman 22. Semua konsep yang terkandung didalamnya merupakan konsep gaya yang esensial/penting dan yang dibagi dalam enam dimensi konseptual. Keenamnya dibutuhkan untuk konsep yang utuh. Selain disajikan dalam bentuk konsep-konsep yang esensial dan jawaban dari soal-soalnya, juga disajikan miskonsepsi yang sering terjadi pada siswa saat menjawab soal-soal tentang konsep gaya. Hal tersebut disajikan dalam tabel 2.3 Miskonsepsi dalam FCI halaman 23.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Tabel 2.2 Konsep-konsep gaya dalam FCI Konsep
Kinematika (Kinematics)
Hukum I Newton (First Law)
Subkonsep Kecepatan yang dibeda-bedakan dari posisinya Percepatan yang dibeda-bedakan dari kecepatannya Percepatan konstan pada: Lintasan parabola Kelajuan yang berubah Penjumlahan vektor kecepatan Tanpa adanya gaya Arah kecepatan yang tetap Kelajuan konstan Dengan menghilangkan gaya yang bekerja Impuls gaya Gaya yang konstan secara tidak langsung menyatakan percepatannya konstan Untuk impuls gaya
Hukum II Newton (Second Law) Hukum III Newton Untuk gaya yang terus menerus (Third Law) Penjumlahan vektor Prinsip Superposisi (Superposition Menghilangkan gaya yang bekerja Principle) Sentuhan pada benda padat: Pasif Impuls Gesekan yang berlawanan dengan gerakannya Macammacam gaya Bekerja pada fluida: (Kinds of Hambatan Udara Force) Tekanan Udara Gravitasi Percepatan tidak dipengaruhi berat benda Lintasan parabola
No soal 12d 13d 15d 16b 4d 2b 17d 18a 20b 3b 12d, 16b 5d 7a 11b 19c
6b 8b 19c 14d 6d 6b,14d,10c 1b 9b
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Konsep
Kinematika (Kinematics)
Tabel 2.3 Miskonsepsi dalam FCI Kode Miskonsepsi Tidak dapat membedakan posisiK1 kecepatan Tidak dapat membedakan kecepatanK2 percepatan Komponen kecepatan tidak diuraikan K3 secara vektor I1 I2
Dorongan (Impetus)
I3 I4 I5 AF1 AF2 AF3
Gaya Aktif (Active Force)
AF4 AF5 AF6 AF7
Pasangan AR1 aksi/reaksi (Action/Reaction AR2 Pairs) Rangkaian yang CI1 mempengaruhi CI2
23
Item 12a 12b, 12c, 13b, 13c 4c
9a, 14b, 14c, 20c Kehilangan/ menerima dorongan 3c, 15a, aslinya 17a, 17d 9c, 9d, 18c, Menghilangnya dorongan 18d Terjadi dorongan yang berubah 3d, 15c, perlahan-lahan 18b, 20d Dorongan dengan arah yang melingkar 2a, 2c, 2d Hanya perantara/ peralatan yang aktif 5a, 7c, 8a, menyebabkan gaya 14a Gerakan yang menyatakan bahwa 20a terdapat gaya aktif pada benda Tidak ada gerak menyatakan tidak ada 6a gaya Kecepatan sebanding dengan gaya 16a, 19a yang digunakan Percepatan menyatakan bertambahnya 10b gaya Gaya menyebabkan percepatan 16c menuju ke pusat kecepatan Gaya aktif yang bekerja menurun 16d Massa yang lebih besar menyatakan 5c, 7b gaya yang lebih besar Perantara/peralatan yang aktif 5d menghasilkan gaya yang lebih besar Gaya yang besar menentukan arah 11a gerak Gabungan gaya menentukan arah 2c, 2d, 9a, gerak 11c, 15b Gaya dorong oleh “ pukulan”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Konsep (Concantenation of Influences)
Kode
Miskonsepsi
24
Item
CI3
Gaya akhir untuk menentukan gerak
3a, 4b, 17d
CF
Gaya Centrifugal
2c, 2d
Adanya hambatan
6d, 7d
Beberapa Ob pengaruh dalam gerak (Other Influences R1 on Motion) Hambatan
R2
(Resistance)
R3 G1 G2
Gravitasi
G3
(Gravity)
G4 G5
Besar massa menyebabkan berhenti bergerak Gaya yang mengatasi hambatan sehingga benda bergerak Hambatan yang berlawanan dengan gaya Adanya tekanan udara dan gravitasi Gravitasi untuk massa Benda yang lebih berat jatuh lebih cepat Pertambahan gravitasi sebanding dengan kecepatan jatuhnya benda Gravitasi bekerja setelah benda dikenai dorongan
20a 19b 19d 6c, 10a 10d 1d 10b 9c, 9b
F. Gaya Gayaadalah tarikan atau dorongan. Gaya dapat menyebabkan perubahan gerak benda atau perubahan bentuk dan ukuran benda. Gaya juga dapat dikatakan suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan sebuah benda tersebut mengubah suatu kecepatannya. Klasifikasi umum dari gaya adalah: 1. Kinematika Kinematika
adalah
suatu
konsep
tentang
gerakan.
Berisi
pembahasan tentang gerakan benda tanpa mempertimbangkan penyebab
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
gerakan tersebut. Dalam kinematika ada beberapa konsep yang mendukung yaitu: a. Kecepatan dan Kelajuan Kecepatan adalah perpindahan tiap satuan waktu. Kecepatan merupakan besaran vektor.
Sedangkan perpindahan adalah
perubahan kedudukan suatu benda dihitung dari jarak kedudukan awal dan kedudukan akhirnya. Perpindahan juga merupakan besaran vektor. Rumus kecepatan adalah:
Kelajuan adalah jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu. Kelajuan merupakan besaran skalar. Sedangkan jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh. Jarak juga merupakan besaran. Rumus kelajuan adalah:
b. Percepatan Suatu benda bergerak pada umumnya mengalami perubahan kecepatan, kadang menjadi lebih cepat atau lebih lambat. Percepatan timbul karena adanya perubahan kecepatan sehingga ada kaitan erat antara percepatan dengan vektor kecepatan.
Besaran sebuah vektor
adalah vektor yang diperoleh dari pembagian dengan skalar
, berarti percepatan juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ditentukan oleh besar dan arahnya. Arahnya sama dengan besarnya adalah
26
dan
dinyatakan dalam satuan kecepatan dibagi oleh
satuan waktu. Besaran ā disebut percepatan rata-rata karena yang diketahui hanyalah perubahan kecepatan dan selang waktu totalnya. Percepatan konstan berarti perubahan kecepatan terhadap waktu yang sama, baik besarnya maupun arahnya. Jika tidak ada perubahan kecepatan, artinya kecepatan konstan maka
sama
dengan nol untuk setiap selang waktu dan percepatannya juga sama dengan nol. Jika percepatan rata-rata yang diukur dalam berbagai selang waktu ternyata tidak konstan, maka dikatakan bahwa benda mengalami percepatan yang berubah. Percepatan dapat berubah besarnya maupun arahnya atau kedua-duanya. Salah satu contoh gerak lengkung dengan percepatan konstan adalah gerak peluru (proyektil). Gerak peluru yang sering disebut juga gerak parabola adalah gerak dengan percepatan konstan g yang berarah ke bawah, dan tidak ada komponen percepatan dalam arah horizontal. Dalam gerak melingkar biasa dalam alam dan pengalaman sehari-hari. c. Penjumlahan Vektor Kecepatan Suatu kecepatan tidak hanya mengacu pada seberapa cepat sesuatu bergerak tetapi juga arahnya. Besaran seperti kecepatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
yang memiliki arah dan besar merupakan suatu besaran vektor. Ada dua kecepatan, yaitu kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat. 1) Kecepatan rata-rata Kecepatan
rata-rata
didefinisikan
sebagai
hasil
bagi
perpindahan dengan selang waktu tempuhnya. Untuk gerak lurus satu dimensi, maka persamaan kecepatan rata-rata yaitu:
Pada gerak dalam bidang (dua dimensi) definisinya tetap, hanya
diganti dengan vektor posisi
.
Bentuk konponen dari kecepatan rata-rata dengan mensubstitusi
dengan
kita peroleh ke dalam
persamaan di atas.
dengan
2) Kecepatan sesaat Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan ratarata untuk selang waktu
yang mendekati nol. Untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kecepatan sesaat
gerak
pada
bidang
(dua
28
dimensi),
dinyatakan:
Bentuk komponen dari kecepatan sesaat dengan mensubstitusi
kita peroleh
dalam Persamaan
dengan
2. Hukum Newton a. Hukum I Newton Hukum I Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan, kecuali ada gaya eksternal yang bekerja pada benda itu. Kecenderungan ini digambarkan
dengan
mengatakan
bahwa
benda
mempunyai
kelembaman. Sehubungan dengan itu, hukum I Newton seringkali dinamakan hukum kelembaman. Pada Hukum I Newton tidak membuat perbedaan antara benda diam dan benda bergerak dengan kecepatan konstan. Pertanyaan tentang apakah sebuah benda sedang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
diam atau bergerak dengan kecepatan konstan tergantung pada kerangka acuan dimana benda itu diamati. Hukum I Newton menyatakan bahwa: ”jika gaya atau resultan yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol, benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan”.
b. Hukum IINewton Gaya atau resultan gaya yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol maka benda diam akan bergerak jika sebuah gaya luar bekerja padanya. Benda yang diam kemudian bergerak berarti mengalami perubahan kecepatan. Perubahan kecepatan menyebabkan adanya percepatan. Semakain besar gaya yang bekerja pada benda semakin cepat gerak benda. Kesetaraan antara gaya dengan percepatan oleh Newton dituangkan dalam hukum II Newton sebagai berikut: “Apabila resultan gaya yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol, benda akan mengalami percepatan yang arahnya sama dengan arah resultan gaya”.
Persamaan ini menjelaskan hubungan antara resultan gaya dengan massa dan percepatan. Adanya resultan gaya yang bekerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
pada sebuah benda bermassa menyebabkan benda bermassa mengalami percepatan. c. Hukum III Newton Hukum ketiga newton kadang dinamakan hukum interaksi atau hukum aksi reaksi. Hukum ini mengambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika gaya dikerjakan pada sebuah benda A, maka harus ada benda lain B yang mengerjakan benda itu. Selanjutnya jika benda B mengerjakan gaya pada benda A, maka benda A harus mengerjakan gaya pada benda B yang sama besar dan berlawanan arahnya. Hukum Newton III menyatakan bahwa: ”jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua, maka benda kedua akan mengerjakan gaya yang sama pada benda pertama dengan arah yang berlawanan
”. Aplikasinya dalam kehidupan sehari-
hari adalah saat kita berjalan pada permukaan yang keras, maka sebenarnya kita sedang menekan lantai. Tapi berhubung lantai tersebut keras, maka lantai memberikan gaya reaksinya dengan menahan kaki kita. Jika kita berjalan di atas pasir/ tanah basah yang permukaannya lebih lunak dari lantai. Gaya tekan yang kita berikan tidak terlalu ditahan oleh tanah/pasir tersebut sehingga kaki kita bisa masuk ke dalamnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
d. Kaitan Hukum Newton, Momentum dan Impuls Momentum adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam waktu hanya sesaat.
Impuls adalah peristiwa yang bekerja pada benda dalam waktu sesaat, atau dengan kata lain impuls adalah bekerjanya gaya dalam waktu yang sangat singkat.
Impuls sama dengan perubahan momentum. Suatu benda yang bermassa m bekerja dengan gaya F yang konstan, maka setelah waktu Δt benda tersebut bergerak dengan kecepatan, seperti pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Dengan
maka impuls adalah perubahan
momentum. Diperkenalkan bentuk lain dari hukum II Newton, yang menjelaskan hubungan antara resultan gaya dengan perubahan momentum. Jika terdapat resultan gaya bekerja pada sebuah benda yang pada mulanya diam maka benda tersebut bergerak. Sebelum bergerak, benda tidak mempunyai momentum. Setelah bergerak, benda mempunyai momentum. Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya resultan gaya yang bekerja pada benda menyebabkan momentum benda berubah selama selang waktu tertentu. Dengan kata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
lain, laju perubahan momentum suatu benda sama dengan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. ..........................................1
Persamaan 1 merupakan bentuk lain dari hukum II Newton, yang menjelaskan hubungan antara resultan gaya dengan laju perubahan momentum benda, baik ketika massa benda tetap maupun ketika massa benda berubah.
...................................2 Persamaan 2 merupakan persamaan hukum II Newton yang menjelaskan hubungan antara resultan gaya dengan percepatan yang dialami benda bermassa tetap. Pada Hukum III Newton ada kaitannya dengan gaya impuls.
Contohnya saat kita menendang batu besar dengan kecepatan tertentu, maka kaki kita akan merasa sakit karena waktu kontak yang kecil menyebabkan gaya impuls yang diberikan menjadi besar. Jika saat kita menendang bola yang terbuat dari karet kaki kita tidak akan sakit karena permukaannya yang lunak menjadikan saat kontak antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
kaki dengan bola menjadi lebih lama ketimbang saat kontak antara kaki dengan batu. Waktu kontak yang lebih lama inilah yang membuat kaki tidak terlalu sakit sehingga gaya impulsnya kecil. 3. Prinsip Superposisi Prinsip superposisi adalah penjumlahan dari semua gaya interaksi secara matematika, prinsip superposisi dapat
dinyatakan dalam
vektor.Vektor adalah besaran yang mempunyai besar (angka) dan arah. Penjumlahan vektor-vektor dengan menggunakan dalil phytagoras hanya berlaku untuk vektor-vektor yang tegak lurus. Untuk vektor yang tidak tegak lurus, kita bisa menggunakan cara grafis, yaitu metode jajar genjang dan metode poligon. 4. Macam-macam Gaya a. Gaya Gesek Gaya gesek adalah gaya yang timbul jika ada dua benda atau lebih saling digesekkan atau bersinggungan dengan salah satu atau kedua permukaan benda kasar. Jika permukaan suatu benda bersinggungan atau bergesekan dengan permukaan benda lain, masing-masing benda akan mengerjakan gaya gesek ke benda lain, dengan arah gaya gesekan sejajar dengan permukaan bidang sentuh dan berlawanan. Gaya gesek bisa dikatakan suatu gaya penting yang menyumbang pada kondisi keseimbangan benda. Ada dua jenis gaya gesek yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Gaya gesek statis cenderung untuk mempertahankan keadaan diam benda ketika sebuah gaya dikerjakan pada benda yang diam.
Gaya gesekan kinetis (atau dinamis) cenderung untuk mempertahankan keadaan bergerak dari benda yang sedang bergerak.
b. Hambatan Udara Benda yang bergerak dibumi harus melalui udara. Udara tersusun atas molekul- molekul yang dapat menghambat gerak benda sehingga benda akan lebih sulit bergerak maju. c. Gravitasi Gaya yang paling umum dalam pengalam kita sehari-hari adalah gaya tarikan gravitasi bumi pada sebuah benda. Jika kita menjatuhkan sebuah benda dekat permukaan bumi dan mengabaikan hambatan di udara sehingga satu-satunya gaya yang bekerja pada benda itu adalah gaya gravitasi (keadaan ini dinamakan jatuh bebas), benda dipercepat dibumi dengan percepatan 9,81 m/s2. Pada tiap titik ruang, percepatan ini sama untuk semua benda, tak tergantung pada massanya. Penerapan hukum II Newton untuk gaya gravitasi, percepatan a di gunakan percepatan ke bawah yang disebabkan oleh gravitasi g. Dengan demikian F yang besarnya ditulis sebagai:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Suatu benda bekerja dengan gaya, gaya pasti disebabkan oleh benda lain (hukum III Newton). Oleh karena setiap benda yang dilepas
selalu
jatuh
bebas
ke
permukaan
bumi,
Newton
menyimpulkan bahwa pusat bumilah yang mengerjakan gaya pada benda itu, yang arahnya selalu menuju ke pusat Bumi. Newton menganalisis tentang gravitasi sehingga menghasilkan hukum gravitasi universalnya yang terkenal yang bisa kita nyatakan sebagai berikut “semua benda di dunia ini menarik partikel lain dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali massa benda-benda itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di antaranya. Gaya ini bekerja sepanjang garis yang menghubungkan kedua benda itu” sehingga besar gaya gravitasi dapat dituliskan sebagai:
.
Dengan m1 dan m2 adalah massa kedua benda, r adalah jarak antaranya, dan G adalah konstanta universal yang harus diukur secara eksperimen dan menpunyai nilai numerik yang sama untuk semua benda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian diskriptif kuantitatif dan diskriptif kualitatif. Untuk pemahaman konsep diteliti dengan persentase skor siswa, sedangkan miskonsepsi yang terjadi dinyatakan dengan persentase jumlah siswa yang menjawab salah dan dinyatakan secara teoritis kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan menguji soal yang berhubungan dengan konsep gaya yaitu soal FCI. Soal FCI yang digunakan merupakan modifikasi soal yang terdapat pada jurnal yang digunakan oleh David Hestenes,dkk (1992) untuk kepentingan tujuan serupa. Tes yang diberikan kepada siswa digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa dan untuk mendiskripsikan miskonsepsi konsep gaya yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta.
B. Subyek Penelitian 1. Populasi Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa SMP di Yogyakarta.
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
2. Sampel Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB SMP Kanisius Pakem, VIIIB SMP Aloysius Turi, dan VIIID SMP Pangudi Luhur Yogyakarta. Sampel penelitian sejumlah 105 siswa. C. Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel, yaitu pemahaman tentang konsep gaya dan miskonsepsi tentang konsep gaya. Kedua variabel tersebut tidak akan dicari hubungan atau pengaruhnya, sehingga tidak dibedakan atas variabel bebas dan variabel terikat. Pemahaman konsep gaya yang dimaksudkan dalam penelitian adalah jawaban benar mengenai tes yang diberikan. Sedangkan miskonsepsi konsep gaya adalah jawaban yang salah yang disertai dengan alasan pada tes tentang konsep gaya yang diberikan kepada siswa.
D. Waktu dan Tempat Penelitian Untuk mengadakan penelitian ini berusaha mengambil waktu yang tepat yaitu pada siswa kelas VIII yang sudah memperoleh materi pelajaran mengenai gaya dari guru bidang studi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2013 di SMP Kanisius Pakem, SMP Aloysius Turi, SMP Pangudi Luhur Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
E. Metode Penelitian 1. Instrumen a. Penyusunan Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan miskonsepsi konsep gaya yang terjadi pada siswa SMP. Beranjak dari tes, peneliti akan meneliti miskonsepsi-miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta dalam memahami konsep gaya. Tes yang dipergunakan adalah tes pilihan ganda serta diikuti dengan alasan memilihnya. Tes pilihan ganda ini bersifat informatif tentang kemampuan siswa dalam memahami konsep gaya. Untuk memperjelas informasi bagaimana pemahaman siswa mengenai konsep gaya, maka tes pilihan berganda tersebut menggunakan alasan memilihnya. Instrumen dibuat dari soal yang terdapat pada jurnal yang digunakan oleh David dkk (1992), didalam jurnal terdapat 29 butir soal pilihan ganda mengenai konsep gaya. Pada 29 soal tersebut mencakup keseluruhan dari
konsep-konsep gaya yaitu kinematika, hukum I
Newton, hukum II Newton, hukum III Newton, prinsip superposisi, dan macam-macam gaya. Soal FCI tersebut memiliki pilihan jawaban yaitu a, b, c, d, dan e. Peneliti disini mengurangi jumlah soal yang di teskan kepada siswa menjadi 20 butir soal dengan cara memilih soal-soal yang akan digunakan karena ada beberapa soal FCI diantaranya yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
memiliki konsep yang sama, yaitu dengan ketentuan 20 soal tersebut sudah dapat mewakili semua dari konsep gaya. Karena peneliti disini mengujikan tes tersebut terhadap siswa SMP, maka peneliti hanya menggunakan pilihan jawaban a, b, c, dan d yang biasanya dilihat dari soal-soal yang sering diberikan contohnya soal Ujian Akhir Nasional, soal-soal pada buku paket maupun pada Lembar Kerja Siswa untuk SMP. Peneliti mengurangi pilihan jawaban yang digunakan dengan ketentuan menghilangkan 1 pilihan jawaban salah yang dimana pilihan jawaban yang salah memiliki jenis miskonsepsi sama pada soal yang sama atau jenis miskonsepsinya sudah tertera pada soal no lain. b. Validitas Instrumen Instrumen sudah pernah digunakan untuk menguji pemahaman dan miskonsepsi konsep gaya diluar negeri, sehingga peneliti hanya mengkonsultasikan bahasa instrumen yang digunakan kepada orang yang peneliti anggap lebih ahli dalam membuat dan menyusun instrumen yaitu dosen pembimbing. Berdasarkan kritik, saran petunjuk yang diberikan, instrumen ini diperbaiki sehingga dinyatakan dapat digunakan. 2. Pengumpulan data Untuk mendapatkan data, semua siswa yang menjadi sampel dalam penelitian dikenai tes dengan soal yang sama yaitu soal FCI. Sebelum diadakan tes, siswa tidak diminta untuk mempelajari terlebih dahulu materi gaya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari definisi dari buku-buku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
sehingga apa yang dipelajari selama proses belajar mengajar dapat dimunculkan kembali sesuai dengan yang ditangkap siswa.
F. Metode Analisis Data Dengan melalui jawaban dan alasan yang dituliskan oleh siswa pada lembar jawaban digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan miskonsepsi yang terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta dalam memahami konsep gaya. 1. Pemahaman Di dalam FCI terdapat 6 konsep gaya yang tersebar secara acak dalam soal, dan ada sebagian soal yang mengandung beberapa konsep contohnya untuk soal no 12 mengandung konsep kinematika dan konsep hukum II Newton. Contoh soal no 12 tersebut dapat digunakan untuk menganalisa tingkat pemahaman siswa pada konsep kinematika dan konsep hukum II Newton. Untuk itu tingkat pemahaman siswa terhadap konsep gaya dapat dituliskan yaitu pemahaman pada setiap konsep dan pemahaman pada keseluruhan konsep gaya. Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada setiap konsep, maka untuk setiap jawaban siswa diberikan perlakuan berikut, skor 1 diberikan untuk jawaban siswa yang benar dan skor 0 untuk jawaban siswa yang salah, ini berlaku pada setiap soal. Kemudian di kelompokkan berdasarkan masing-masing konsep dan dihitung skor setiap siswa dan dibuat persentase. Selanjutnya dihitung rata-rata skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
seluruh siswa pada setiap konsep. Berikut tabel yang digunakan untuk menghitung skor siswa dalam memahami konsep gaya.
Tabel 3.1 Tabel untuk rekap pemahaman siswa terhadap setiap konsep Konsep
Kode siswa
No soal
No soal
No soal
Keterangan:
Dari hasil tersebut yang digunakan untuk menganalisis tingkat pemahaman siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap setiap konsep gaya dengan mengklasifikasikan menggunakan tabel 3.2 Klasifikasi pemahaman siswa menggunakan rata-rata skor halaman 44.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap keseluruhan konsep gaya dilihat dari rata-rata skor siswa dari rata-rata skor siswa pada setiap konsep. Dari hasil tersebut yang digunakan untuk menganalisis pemahaman siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap konsep gaya, dan dengan mengklasifikasikan menggunakan tabel 3.3 Klasifikasi pemahaman siswa menggunakan ratarata skor halaman 44. Selanjutnya dihitung standar deviasi dari rata-rata skor seluruh siswa pada setiap konsep. Standar deviasi dari rata-rata skor seluruh siswa pada konsep gaya, digunakan untuk melihat bagaimana pemahaman siswa dalam memahami konsep gaya menyebar atau tidak menyebar dari 6 konsep yang ada. Jika nilai standar deviasi yang didapatkan kecil menunjukkan bahwa skor rata-rata seluruh siswa untuk tiap konsep sama atau memilki perbedaan persentase yang kecil maka pemahaman siswa terhadap konsep gaya tidak menyebar. Apabila nilai standar deviasi yang didapatkan tinggi menujukkan bahwa skor rata-rata seluruh siswa untuk tiap konsep memilki perbedaan persentase yang jauh maka dapat dikatakan bahwa pemahaman siswa terhadap konsep gaya menyebar, dan dapat melihat konsep mana yang sudah paling dipahami dan konsep mana yang kurang dipahami oleh siswa dengan melihat jumlah persentase rata-rata skor seluruh siswa pada setiap konsep. Berikut ini tabel yang digunakan untuk melihat tingkat pemahaman siswa terhadap konsep gaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Tabel 3.2 Tabel untuk pemahaman konsep gaya Konsep
SD (%)
Keterangan:
Pemahaman siswa terhadap konsep gaya pada setiap konsep dan pemahaman seluruh konsep gaya diklasifikasikan menjadi 5 macam yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Klasifikasi tersebut dibuat berdasarkan rata-rata skor siswa dalam bentuk persentase sehingga apabila semua siswa menjawab benar maka rata-rata skor siswa adalah 100%, dan jika semua siswa menjawab salah maka rata-rata skor siswa adalah 0%. Dengan skor rata-rata 0%, siswa dianggap tidak paham sehingga skor 0% tidak masuk dalam klasifikasi pemahaman siswa, sehingga klasifikasi pemahaman dimulai dengan rata-rata skor 0,01%. Klasifikasi pemahaman siswa disajikan dalam tabel 3.3 Klasifikasi pemahaman siswa menggunakan rata-rata skor halaman 44.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Tabel 3.3 Klasifikasi pemahaman siswa menggunakan rata-rata skor Rata-rata skor (%) Klasifikasi pemahaman 81,00-100,00 Sangat baik 61,00-80,99 Baik 41,00-60,99 Cukup 21,00-40,99 Kurang 0,01-20,99 Sangat kurang
2. Miskonsepsi Untuk mengetahui miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa maka dituliskan terlebih dahulu macam jawaban pada setiap nomor dan pada setiap siswa. Selanjutnya menghitung persentase jumlah siswa yang menjawab macam jawaban pada setiap nomor. Berikut tabel yang digunakan untuk mengetahui macam jawaban siswa.
Tabel 3.4 Tabel untuk keadaan siswa menjawab Kode siswa
No soal Jawaban Jawaban Jawaban %) %) %) %)
Keterangan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Dalam soal FCI yang digunakan jenis miskonsepsi pada setiap macam jawaban salah sudah teridentifikasi dan disajikan dalam tabel 2.3 Miskonsepsi dalam FCI halaman 23. Pada setiap konsep memiliki beberapa subkonsep yang terdapat pada setiap nomor secara acak maka untuk melihat jumlah siswa yang menjawab pada setiap konsep dikelompokkan terlebih dahulu sehingga untuk melihat miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa dalam memahami konsep gaya dilihat dengan menggunakan tabel seperti berikut:
Tabel 3.5 Tabel untuk jumlah siswa menjawab terhadap setiap konsep dan jenis miskonsepsinya Jumlah siswa menjawab (%) Subkonsep
No soal
a
b
c
d
Miskonsepsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Persentase jumlah siswa menjawab pada macam jawaban digunakan untuk melihat banyaknya siswa yang menjawab pada macam jawaban. Namun untuk menganalisa miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa adalah dengan melihat persentase jumlah siswa menjawab pada macam jawaban salah itu minimal ada 40% siswa yang menjawab itu pada setiap soal. Karena dalam setiap soal, jenis miskonsepsi yang terjadi pada setiap
macam
jawaban
yang
salah
sudah
teridentifikasi
jenis
miskonsepsinya, jadi dengan minimal 40% siswa yang menjawab salah pada macam jawaban yang sama pada setiap soal berarti menujukkan siswa banyak mengalami miskonsepsi yang sama yang kemudian dijelaskan lebih lanjut dengan mengutip salah satu alasan yang siswa tuliskan dilembar jawab siswa yang memilih macam jawaban salah itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA DAN ANALISA
A. Pelaksanaan Penelitian Dalam melaksanakan penelitian untuk mengetahui pemahaman konsep dan miskonsepsi gaya pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta diawali dengan kegiatan yang peneliti lakukan pada bulan April 2013 sampai bulan Mei 2013 yaitu dengan menyusun instrumen penelitian berupa soal konsep gaya serta mencari sekolah yang bersedia digunakan untuk melakukan penelitian tersebut. Kegiatan berikutnya dalam pelaksanaan penelitian yaitu pengambilan data dengan cara mengetes siswa yang dijadikan sampel untuk mengerjakan soal konsep gaya yang peneliti lakukan pada bulan Mei 2013. Kegiatan dilakukan di 3 SMP di Yogyakarta, yaitu SMP Kanisius Pakem, SMP Aloysius Turi, dan SMP Pangudi Luhur Yogyakarta. Sebelum diadakan tes, siswa tidak diminta untuk mempelajari kembali pokok bahasan gaya. Jenis soal yang digunakan yaitu soal pilihan ganda. Dalam soal siswa diminta untuk memilih jawaban yang tersedia dan menjelaskan alasan pilihannya itu. Dalam memilih jawaban guna untuk mengetahui pemahaman konsep gaya. Dan penjelasan alasan yang dituliskan dari pilihan jawaban digunakan untuk mengetahui serta mendiskripsikan miskonsepsi gaya yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta.
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Pelaksanaan pengambilan data dilakukan di SMP Kanisius Pakem pada hari sabtu 13 mei 2013 pukul 12.00-13.30 WIB dengan jumlah siswa yang dites ada 44 siswa. Di SMP Aloysius Turi pada hari sabtu kamis 23 Mei 2013 pukul 07.00-08.30 WIB dengan jumlah siswa yang dites ada 23 siswa. Dan di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta pada hari senin 20 mei 2013 pukul 10.1512.45 WIB dengan jumlah siswa yang dites ada 38 siswa. Jadi jumlah siswa yang dites ada 105 siswa.
B. Data Tes diikuti oleh 105 siswa kelas VIII beberapa SMP di Yogyakarta. Semua siswa mengerjakan soal yang berkaitan dengan konsep gaya soal terlampir pada lampiran A1. Soal FCI halaman 85. Waktu yang digunakan dalam mengerjakan soal FCI adalah 90 menit, soal FCI terdiri dari 20 soal. Dengan waktu tersebut hampir setiap siswa mengerjakan semua soal FCI, namun ada beberapa siswa yang mengerjakan sebagian soal. Data keadaan siswa dalam menjawab terlampir pada lampiran B2. Keadaan jawaban siswa halaman 108.
C. Diskripsi dan Analisa Data Pada bagian ini dideskripsikan keadaan siswa menjawab pada aspek yang diteliti yaitu pemahaman siswa pada konsep gaya dan miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
1. Pemahaman Pada soal FCI yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dan miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam memahami konsep gaya terdiri dari 6 konsep gaya. Untuk itu pemahaman siswa tentang konsep gaya dilihat pada setiap konsep dan pada keseluruhan konsep gaya. Berdasarkan hasil rekap skor jawaban siswa dilampirkan pada lampiran B3. Rekap skor pemahaman pada konsep Kinematika, Hukum I Newton, hukum II Newton halaman 112, dan
lampiran B4. Rekap skor
pemahaman pada konsep Hukum III Newton, Prinsip Superposisi, dan Macam-macam Gaya halaman 115, maka disini dibuat tabel pemahaman siswa tentang konsep gaya. Tabel 4.1 Pemahaman siswa pada konsep gaya Konsep Kinematika Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton Prinsip Superposisi Gravitasi Keterangan:
SD (%) 28,00 18,33 28,25 10,00 50,48 26,38
26,91
13,55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Berdasarkan tabel 4.1 Pemahaman konsep gaya halaman 49, dilihat rata-rata skor siswa untuk setiap konsep dan dengan menggunakan tabel 3.3 Klasifikasi pemahaman siswa menggunakan skor halaman 44, maka dapat dituliskan pemahaman siswa untuk setiap konsep. Pada konsep kinematika rata-rata skor yang didapatkan oleh siswa adalah 28,00% dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap konsep kinematika. Pada konsep hukum I Newton rata-rata skor yang didapatkan oleh siswa adalah 18,33% dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang sangat kurang terhadap konsep hukum I Newton. Pada konsep hukum II Newton rata-rata skor yang didapatkan oleh siswa adalah 28,25% dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap konsep hukum II Newton. Pada konsep hukum III Newton rata-rata skor yang didapatkan oleh siswa adalah 10,00% dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang sangat kurang terhadap konsep hukum III Newton. Pada konsep prinsip superposisi rata-rata skor yang didapatkan oleh siswa adalah 50,48% maka dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang cukup terhadap konsep prinsip superposisi. Dan pada konsep gravitasi rata-rata skor yang didapatkan oleh seluruh siswa adalah 26,38% dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap konsep macam-macam gaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Setelah mengetahui pemahaman siswa pada setiap konsep gaya disini
juga dituliskan pemahaman siswa pada seluruh konsep gaya.
Berdasarkan tabel 4.1 Pemahaman konsep gaya halaman 49, didapatkan rata-rata skor siswa pada seluruh konsep gaya adalah 26,91% dengan standar deviasi 13,55%. Maka dengan skor rata-rata 26,91% dan menggunakan tabel 3.3 Klasifikasi pemahaman siswa menggunakan skor halaman 44, dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap konsep gaya. Dengan nilai standar deviasi 13,55%, ini merupakan nilai yang besar dari rata-rata skor, berarti rata-rata skor siswa pada konsep gaya adalah menyebar artinya ada perbedaan pada skor rata-rata siswa untuk setiap konsep. Dengan adanya perbedaan rata-rata skor siswa untuk setiap konsep menunjukkan bahwa pada konsep gaya ada konsep yang paling dipahami oleh siswa dan sedikit dipahami oleh siswa. Konsep yang paling dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta yaitu konsep yang memiliki skor rata-rata paling tinggi, dan yang kurang dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta yaitu konsep yang memiliki skor rata-rata paling rendah. Maka dapat dikatakan konsep gaya yang paling dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta adalah konsep prinsip superposisi, dan konsep gaya yang kurang dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta adalah konsep hukum III Newton.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
2. Miskonsepsi Siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap keseluruhan konsep gaya. Dengan memiliki pemahaman yang kurang berarti dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta dalam mengerjakan soal FCI yang di berikan lebih banyak memilih jawaban yang salah. Pada jawaban yang salah menunjukkan adanya miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Berdasarkan keadaan siswa dalam menjawab terlampir pada lampiran B2. Keadaan jawaban siswa halaman 108 dan tabel 2.3 Miskonsepsi dalam FCI halaman 23, maka dibuat tabel jumlah jawaban siswa menjawab dan jenis miskonsepsinya terhadap setiap konsep untuk melihat miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap konsep gaya. Angka yang berwarna biru menunjukkan letak macam jawaban benar dan persentase jumlah siswa yang menjawab benar, berlaku pada setiap nomor. Pada kolom jumlah siswa yang menjawab salah diberikan warna yang digunakan untuk melihat letak dan jenis miskonsepsi sesuai dengan warna, berlaku pada setiap nomor. Dalam pembahasan dibawah ini membahas miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap konsep gaya yang di tunjukkan pada kolom warna kuning yang memiliki persentase jumlah siswa ≥ 40% siswa menjawab salah pada macam jawaban salah itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Kinematika Tabel 4.2a Jumlah siswa menjawab terhadap konsep kinematika dan jenis miskonsepsinya Subkonsep Kecepatan yang dibeda-bedakan dari posisinya Percepatan yang dibeda-bedakan dari kecepatannya Percepatan konstan pada: Lintasan parabola Percepatan konstan pada: Kelajuan yang berubah
No soal 12
13
Jumlah siswa yang menjawab (%) Miskonsepsi a b c d Kosong Total 59,05 Tidak dapat membedakan posisi-kecepatan 0,95 100 Tidak dapat membedakan kecepatan21,90 8,57 9,52 percepatan 36,19
7,62
48,57
6,67
0,95
100
24,76 36,19
15
9,52
0,95
100
0,95
100
1,9
100
28,57 13,33 16
40,95
19,05 25,71
Penjumlahan vektor kecepatan
8,57 4
5,71
22,86
60,95
Tidak dapat membedakan kecepatanpercepatan Kehilangan/ menerima dorongan aslinya Gabungan gaya menentukan arah gerak Terjadi dorongan yang berubah perlahanlahan Kecepatan sebanding dengan gaya yang digunakan Gaya menyebabkan percepatan menuju ke pusat kecepatan Gaya aktif yang bekerja menurun Gaya akhir untuk menentukan gerak Komponen kecepatan tidak diuraikan secara vector
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Berdasarkan tabel 4.2a Jumlah siswa menjawab terhadap konsep kinematika dan jenis miskonsepsinya halaman 53, dengan melihat persentase jumlah siswa pada macam jawaban salah ternyata ada 2 macam jawaban salah yang memilki persentase ≥ 40%, pada konsep kinematika yang digunakan untuk memahami: 1) Kecepatan yang dibeda-bedakan dari posisinya. Dalam memahami konsep tersebut dicantumkan pada soal no 12, seperti berikut: ada dua buah balok (balok A dan balok B) memiliki perbedaan waktu 0.20 detik dari setiap balok menuju kotak bernomor (dari balok bernomor 1 menuju balok bernomor 2) seperti pada gambar di bawah ini, kedua balok itu bergerak ke arah kanan.
Dengan
membaca
keterangan,
melihat
serta
memperhatikan gambar diatas siswa diminta mencermati apakah balok-balok (balok A dan balok B)
ada yang
memiliki kecepatan sama?. Terdapat 59,05% siswa memilih jawaban yang menyatakan bahwa balok A dan balok B tidak memiliki kecepatan yang sama. Jawaban salah tersebut terkait dengan miskonsepsi pada konsep kinematika yaitu siswa tidak dapat membedakan posisi dengan kecepatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Alasan yang ditulis salah satu siswa yang memilih jawaban tersebut adalah “karena posisinya tidak pas antara balok A dan balok B” pada lembar jawab dengan kode SMP_007.
Dengan
siswa
memberi
alasan
tersebut
menunjukkan bahwa untuk menentukan suatu kecepatan yang sama hanya dengan melihat posisi suatu benda berada dititik yang sama. Kecepatan adalah perpindahan tiap satuan . Dalam soal dijelaskan waktu yang dibutuhkan untuk balok-balok A untuk bergerak dari balok 1 menuju balok 2, balok 2 menuju balok 3, dst... adalah sama dengan waktu yang dibutuhkan oleh balok balok B untuk bergerak dari balok 1 menuju balok 2, balok 2 menuju balok 3, dst, maka untuk mengetahui ada tidaknya kecepatan yang sama pada balok A dan balok B yaitu dengan melihat interval/ jarak yang sama untuk balokbalok bernomor antara balok A dan balok B. Pada interval/ jarak yang sama balok-balok tersebutlah yang memiliki kecepatan yang sama karena sudah dijelaskan dalam soal bahwa waktu yang diwakili oleh kotak bernomor adalah sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
2) Percepatan yang dibeda-bedakan dari kecepatannya. Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal no 13 dengan menggunakan gambar dibawah ini dengan pertanyaannya adalah bagaimana hubungan percepatan antara balok A dan balok B?.
Terdapat 48,57% siswa memilih jawaban c yang menyatakan percepatan balok B lebih besar dari pada percepatan balok A, jawaban tersebut terkait dengan miskonsepsi pada kinematika yaitu bahwa siswa tidak dapat membedakan suatu kecepatan dengan percepatan. Alasan yang ditulis salah satu siswa yang memilih jawaban tersebut adalah “karena jarak A lebih dekat sedangkan B lebih jauh-jauh” dikutip dari lembar jawaban dengan kode SMP_052. Dengan alasan tersebut berarti siswa tidak bisa membedakan suatu kecepatan dengan percepatan, siswa
menganggap dengan suatu kotak bergerak dengan
waktu yang sama dan memiliki jarak antar balok jauh maka balok memiliki kecepatan yang lebih besar. Dalam kasus ini dimana balok dapat menempuh jarak lebih jauh adalah balok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memiliki kecepatan yang besar. Jadi cukup
57
jelas bahwa
siswa belum dapat membedakan suatu kecepatan dengan percepatan. Percepatan timbul karena adanya perubahan kecepatan (
Dalam soal untuk melihat hubungan percepatan
balok A dan B adalah dengan melihat saja inetrval/ jarak balok-balok bernomor pada balok A dan balok-balok bernomor pada balok B karena waktu yang digunakan dari balok-balok bernomor adalah sama. Maka dapat dilihat interval/ jarak balok-balok bernomor pada balok A dan balok B, dengan adanya interval/ jarak dan waktu berarti bisa mengetahui kecepatanya. Balok-balok bernomor pada balok A memiliki interval/ jarak yang sama, dengan keterangan waktunya sama makadapat dikatakan balok A memilki kecepatan yang sama, berarti tidak mengalami perubahan kecepatan dengan kata lain percepatannya nol. Pada balok B pun terlihat seperti pada balok balok A maka dapat dikatakan percepatan balok A= percepatan balok B yaitu 0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Hukum I Newton Tabel 4.2b Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum I Newton dan jenis miskonsepsinya Subkonsep
No soal
Tanpa adanya gaya
2
Arah kecepatan yang tetap
17
Kelajuan konstan
18
Dengan menghilangkan gaya yang bekerja
20
Jumlah siswa yang menjawab (%) Miskonsepsi a b c d Kosong Total 35,24 Dorongan dengan arah yang melingkar 2,86 100 Gabungan gaya menentukan arah gerak 22,86 13,33 25,71 Gaya centrifugal Kehilangan/ menerima dorongan 20,00 45,71 1,90 100 aslinya 5,71 26,67 Gaya akhir untuk menentukan gerak Terjadi dorongan yang berubah 20,95 1,90 100 perlahan-lahan 11,43 45,71 20,00 Menghilangnya dorongan Gerakan yang menyatakan bahwa terdapat gaya aktif pada benda 38,10 Besar massa menyebabkan berhenti 3,81 100 bergerak 33,33 14,29 Gaya dorong oleh “ pukulan” Terjadi dorongan yang berubah 11,49 perlahan-lahan
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan tabel 4.2b Jumlah siswa
59
menjawab terhadap
konsep Hukum I Newton dan jenis miskonsepsinya halaman 58, dan melihat persentase jumlah siswa pada macam jawaban salah terhadap konsep Hukum I Newton, ternyata ada 2 macam jawaban salah yang memilki persentase ≥ 40% pada konsep kinematika yang digunakan untuk memahami: 1) Arah kecepatan yang tetap Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal nomor 17 dengan ditunjukkan dengan gambar seperti dibawah ini, dengan keterangan yaitu saat roket mencapai posisi “c” mesin roket mati, lintasan manakah yang dilalui roket setelah dari posisi “c”?
Terdapat 45,71% siswa memilih gambar lintasan yang tepat yaitu ddengan miskonsepsi yang terkait dalam jawaban tersebut yaitu menghilangnya dorongan. Alasan yang dituliskan salah satu siswa yang memilih jawaban salah tersebut yaitu “karena kecepatan berkurang” alasan pada lembar jawab kode SMP_002, disini siswa menganggap dengan mesin roket mati maka tidak ada gaya/ dorongan lagi roket untuk bergerak maka arah kecepatan roket berubah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
menurun. Dalam memahami konsep tentang arah kecepatan yang
tetap
siswa
mempertahankan
banyak
suatu
yang
kecepatan
berfikir
dan
arah
untuk tertentu
diperlukan gaya luar. Pada Hukum I Newton menyatakan bahwa: ”jika gaya atau resultan yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol, benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan”. Hukum I Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan selama tidak ada gaya eksternal yang bekerja. Yang terjadi untuk gerak pada roket setelah roket tidak diberi gaya sama dengan nol adalah roket bergerak dengan kecepatan konstan. Dengan kecepatan konstan roket bergerak maka dapat dikatakan bahwa roket melakukan gerak lurus beraturan (GLB). Kecepatan merupakan besaran vektor jadi kecepatan memiliki arah, pada GLB kecepatan konstan berarti besar kecepatan dan arah kecepatan konstan maka jawaban yang tepat adalah b. 2) Kelajuan konstan Dalam memahami konsep ini dicantumkan pada soal nomor 18 menggunakan gambar seperti pada subkonsep sebelumnya
(arah
kecepatan
konstan)
ditanyakan
bagaimanakah kelajuan roket setelah mencapai posisi “c”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Terdapat 45,71% siswa yang memilih jawaban c yang menyatakan kelajuan roket adalah terus menurun, jawaban tersebut mengandung miskonsepsi terkait dengan dorongan yaitu menghilangnya dorongan. Alasan yang dituliskan salah satu siswa yang memilih jawaban tersebut yaitu “karena gayanya dihilangkan” dikutip dari lembar siswa dengan kode SMP_096, siswa beranggapan dengan mesin roket mati/ dorongan sudah tidak lagi diberikan maka kelajuannya dalam bergerak menurun. Disini ternyata siswa juga berfikir untuk mempertahankan suatu keadaan tertentu tertentu diperlukan gaya luar.
Dalam subkonsep
sebelumnya (arah kecepatan konstan) roket bergerak dengan kecepatan konstan dan arah konstan maka roket melakukan GLB. Denganroket bergerak kecepatan konstan dan arah konstan maka kelajuan dari roket adalah konstan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Hukum II Newton Tabel 4.2c Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum II Newton dan jenis miskonsepsinya Subkonsep
No soal
a 38,10
Jumlah siswa yang menjawab (%) b c d Kosong Total 34,29
Impuls gaya
3
0,95
0,95
100
0,95
100
0,95
100
25,71 24,76 36,19
15 Gaya yang konstan secara tidak langsung menyatakan percepatannya konstan
9,52 28,57
13,33 16
40,95
19,05 25,71
Miskonsepsi Gaya akhir untuk menentukan gerak Kehilangan/ menerima dorongan aslinya Terjadi dorongan yang berubah perlahan-lahan Kehilangan/ menerima dorongan aslinya Gabungan dari Gaya menentukan gerak Terjadi dorongan yang berubah perlahan-lahan Kecepatan sebanding dengan Gaya yang digunakan Gaya menyebabkan percepatan menuju ke pusat kecepatan Gaya aktif yang bekerja menurun
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan tabel 4.2c Jumlah siswa
63
menjawab terhadap
konsep Hukum II Newton dan jenis miskonsepsinya halaman 62, terlihat bahwa persentase jumlah siswa yang menjawab pada macam setiap jawaban salah dibawah 40% maka peneliti tidak menganalisa miskonsepsi yang banyak terjadi pada konsep hukum II Newton. Namun dari tabel dapat terlihat informasi jenis miskonsepsi yang terkait pada jawaban salah yang siswa pilih dalam memahami konsep hukum III Newton.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Hukum III Newton Tabel 4.2d Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum III Newton dan jenis miskonsepsinya Subkonsep
No soal
a
Jumlah siswa yang menjawab (%) b c d Kosong Total
36,19 Untuk Impuls Gaya
12,38
5
9,52
100
41,90
31,43 Untuk gaya yang terus menerus
7
10,48
100
52,38 5,71
Miskonsepsi Hanya perantara/ peralatan yang aktif menyebabkan gaya Massa yang lebih besar menyatakan gaya yang lebih besar Perantara/peralatan yang aktif menghasilkan gaya yang lebih besar Massa yang lebih besar menyatakan gaya yang lebih besar Hanya perantara/ peralatan yang aktif menyebabkan gaya Adanya hambatan
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan tabel 4.2d Jumlah siswa
65
menjawab terhadap
konsep Hukum III Newton dan jenis miskonsepsinya halaman 64, dengan melihat persentase jumlah siswa pada macam jawaban salah terhadap konsep hukum III Newton, ternyataada 2 macam jawaban salah yang memilki persentase ≥ 40%
pada konsep
kinematika yang digunakan untuk memahami: 1) Untuk impuls gaya Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal nomor 5. Pada soal dijelaskan: ada dua orang siswa, siswa ”a” memiliki massa 95 kg dan siswa “b” memiliki massa 77 kg masing masing duduk di atas kursi
dan saling
berhadapan. Siswa “a” meletakkan kakinya pada lutut siswa “b”, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Siswa “a” tiba- tiba mendorong lutut siswa “b” dengan kakinya, sehingga menyebabkan kedua kursi bergerak. Siswa diminta untuk memilih jawaban yang tepat dari kesimpulan peristiwa yang terlihat pada gambar dibawah ini dengan keterangan diatas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Ada 41,90 % siswa memilih jawaban c yang memiliki pernyataan kedua siswa saling memberikan gaya, tetapi siswa “a” memberikan gaya yang lebih besar, dalam pernyatan ini terdapat miskonsepsi terkait dengan pasangan aksi-reaksi yaitu massa yang lebih besar menyatakan gaya yang lebih besar dan juga terkait miskonsepsi gaya aktif yaitu hanya perantara/ peralatan aktif yang menyebabkan gaya. Alasan yang diberikan oleh salah satu siswa yang memilih jawaban salah tersebut yaitu “karena siswa “a” mempunyai massa yang lebih besar dari siswa “b” dikutip dari lembar jawab dengan kode SMP_058. Dengan melihat alasan yang siswa berikan menyatakan massa suatu benda digunakan untuk menentukan besarnya gaya yang bekerja sehingga besarnya gaya yang diberikan oleh siswa a terhadap siswa b lebih besar. Massa tidak menentukan besar kecilnya sebuah gaya, pada kasus ini kedua siswa memberikan gaya yang sama besarnya. Dalam konsep hukum III Newton dimana
,
besarnya gaya sama hanya arahnya yang
berlawanan. Dengan keterangan pada soal maka siswa b setelah didorong bergerak lebih cepat dibanding siswa a berarti siswa a dengan massa lebih kecil bergerak lebih cepat/ percepatannya besar, dan pada siswa b yang memiliki massa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
besar bergerak lebih lambat/ percepatan kecil, maka besarnya gaya adalah sama. 2) Gaya yang terus menerus diberikan Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal no 7. Sebuah mobil terus menerus mendorong (memberikan gaya) terhadap truk yang mogok hingga truk bergerak kedepan. Siswa diminta untuk menyimpulkan dari kejadian peristiwa tersebut. Ada 52,38% siswa memilih jawaban salah c dengan pernyataan yaitu bahwa mesin mobil dalam keadaan hidup sehingga memberikan gaya dorong terhadap truk, tetapi mesin truk mati sehingga truk tidak bisa memberikan gaya balik ke mobil, dan truk kedepan karena terdorong oleh mobil. Pernyataan pada jawaban c memiliki miskonsepsi yang terkait pada gaya aktif yaitu hanya perantara/ peralatan aktif yang menyebabkan gaya. Alasan yang salah satu siswa tuliskan dalam memilih jawaban tersebut yaitu “karena mobil memberikan gaya dorong terhadap truk sehingga truk dapat meluncur” dikutip dari lembar jawaban dengan kode SMP_102. Terlihat bahwa siswa menganggap mobil yang mesinnya dalam keadaan hiduplah yang memberikan gaya terhadap truk namun karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
truk diam maka truk tidak memberikan gaya balik terhadap mobil. Dalam hukum III Newton mengambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika gaya dikerjakan pada sebuah benda A, maka harus ada benda lain B yang mengerjakan benda itu. Selanjutnya jika benda B mengerjakan gaya pada benda A, maka benda A harus mengerjkan gaya pada benda B yang sama besar dan berlawanan arahnya. Hukum III Newton menyatakan bahwa: ”jika benda pertama menegrjakan gaya pada benda kedua, maka benda kedua akan mengerjakan gaya yang sama pada benda pertama dengan arah yang berlawanan . Ini sama halnya pada kasus mobil yang terus memberikan gaya terhadap truk maka besarnya gaya yang diberikan mobil terhadap truk sama dengan gaya yang diberikan truk terhadap mobil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e. Prinsip Superposisi Tabel 4.2e Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Prinsip Superposisi dan jenis miskonsepsinya Subkonsep Penjumlahan vektor
No soal 11
a
Jumlah siswa yang menjawab (%) d b c Kosong Total
14,29
4,76
67,62
0,95
100
2,86
100
12,38 38,10 Menghilangkan gaya yang bekerja
20
33,33 14,29 11,49
Miskonsepsi Gaya yang besar menentukan arah gerak Gabungan gaya menentukan arah gerak Gerakan yang menyatakan bahwa terdapat gaya aktif pada benda Besar massa menyebabkan berhenti bergerak Gaya dorong oleh “ pukulan” Terjadi dorongan yang berubah perlahan-lahan
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan tabel 4.2e Jumlah siswa
70
menjawab terhadap
konsep Prinsip Superposisi dan jenis miskonsepsinya halaman 69, terlihat bahwa persentase jumlah siswa yang menjawab pada settiap macam jawaban salah dibawah 40% maka peneliti tidak menganalisa miskonsepsi yang banyak terjadi pada konsep prinsip superposisi. Namun dari tabel dapat terlihat informasi jenis miskonsepsi yang terkait pada jawaban salah yang siswa pilih dalam memahami konsep prinsip superposisi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f. Macam-macam Gaya Tabel 4.2f Jumlah siswa menjawab terhadap konsep macam-macam Gaya dan jenis miskonsepsinya Subkonsep
No soal
Sentuhan pada benda padat:Pasif
6
Sentuhan pada benda padat: Impuls
8
Gesekan yang berlawanan dengan arah gerak
a 65,71
Jumlah siswa yang menjawab (%) b c d Kosong Total 20,00
9,52
0,95
100
2,86
100
3,81
100
0,95
100
0,95
100
3,81 13,33
37,14
2,86
43,81
39,05 19
40,00
10,48 6,67
Bekerja pada fluida: Hambatan udara
14
Bekerja pada fluida:Tekanan udara
6
9,52
39,05 18,10
65,71
20,00
32,38 9,52 3,81
Miskonsepsi Tidak ada gerak menyatakan tidak ada gaya Ada tekanan udara dan gravitasi Adanya hambatan Hanya perantara/ peralatan yang aktif menyebabkan gaya Kecepatan sebanding dengan gaya yang digunakan Gaya yang mengatasi hambatan sehingga benda bergerak Hambatan yang berlawanan dengan gaya Hanya perantara/ peralatan yang aktif menyebabkan gaya Gaya dorong oleh “ pukulan” Tidak ada gerak menyatakan tidak ada gaya Adantekanan udara dan gravitasi Adanya hambatan
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Subkonsep
No soal
A 7,62
Jumlah siswa yang menjawab (%) b c d Kosong Total
62,86
10
9,52
0,95
100
0,95
100
0,95
100
19,05 Gravitasi 14
9,52
39, 05 18,10
32,38
20,00
9,52
65,71 6
3,81 Percepatan tidak dipengaruhi berat benda
1
11,43
2,86
8,57
77,14
9
2,86
44,76 34,29
15,24
Adanya tekanan udara dan gravitasi Pertambahan gravitasi sebanding dengan kecepatan jatuhnya benda Percepatan menyatakan bertambahnya gaya Gravitasi untuk massa Hanya perantara/ peralatan yang aktif menyebabkan gaya Gaya dorong oleh “ pukulan” Tidak ada gerak menyatakan tidak ada gaya Adanya tekanan udara dan gravitasi Adanya hambatan
100
Benda yang lebih berat jatuh lebih cepat
100
Gabungan gaya menentukan arah gerak Gaya dorong oleh “ pukulan” Menghilangnya dorongan Gravitasi bekerja setelah benda dikenai dorongan
2,86 Lintasan parabola
Miskonsepsi
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Berdasarkan tabel 4.2f Jumlah siswa menjawab terhadap konsep macam-macam Gaya dan jenis miskonsepsinya halaman 71, dengan melihat persentase jumlah siswa pada macam jawaban salah terhadap konsep tersebut, ternyata ada 5 macam jawaban salah yang memilki persentase ≥ 40% pada konsep macam-macam gaya yang digunakan untuk memahami: 1) Sentuhan pada benda padat: pasif, tekanan udara, gravitasi Dalam
memahami
konsep
macam-macam
gaya
tersebut terdapat pada soal no 6, dengan menanyakan gaya apa saja yang bekerja pada buku yang berada diatas meja. Ada
65,71%
siswa
memilih
jawaban
a
yang
menyatakan tidak ada satupun yang benar. Jawaban tersebut memiliki miskonsepsi terkait dengan gaya aktif yaitu tidak ada gerak menyatakan tidak ada gaya. Alasan yang salah satu siswa berikan dalam memilih jawaban salah tersebut yaitu “ karena buku diam saja dimeja” dikutip dari lembar jawaban dengan kode siswa SMP_086. Dengan melihat alasan siswa memilih jawaban tersebut berarti siswa beranggapan bahwa suatu benda yang tidak mengalami gerak berarti menyatakan tidak adanya gaya yang bekerja pada benda itu walaupun benda itu bersentuhan. Walaupun suatu benda yang bersentuhan diam, tetap ada gaya yang bekerja pada benda. Gaya yang bekerja pada buku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
yang berada diatas meja adalah gaya kebawah buku yang disebabkan oleh gravitasi, dan gaya keatas oleh meja terhadap buku yang disebut gaya normal, dan gaya keatas yang disebabkan oleh tekanan udara. 2) Sentuhan pada benda padat: impuls Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal no 8 yaitu ketika bola karet jatuhkan ke lantai maka bola akan terpantul kembali, pertanyaan yang diberikan adalah apa yang menyebakan bola karet terpantul kembali? Ada 43,81% siswa memilih pada jawaban yang belum teridentifikasi miskonsepsinya pada tabel 2.3 Miskonsepsi dalam FCI halaman 24. yaitu pada pilihan jawaban d. Alasan dari salah satu siswa yaitu “karena bolalah yang memberi gaya pada lantai tetapi gaya balik yang diberikan lantai lebih besar sehingga bola kembali terpantul keatas” dikutip dari lembar jawaab dengan kode SMP_059. Pada soal diatas gaya impuls yang terjadi yaitu lantai memberikan gaya terhadap bola sehingga bola terpantul. 3) Gesekan yang berlawanan dengan arah gerak Dipaparkan pada soal nomor 19 yaitu adanya sebuah kotak besar didorong dan kotak tersebut bergerak dengan kecepatan konstan 4,0 m/s. Disini siswa disuruh memilih kesimpulan yang tepat untuk kasus tersebut. Ada 40,00%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
siswa memilih jawaban b yang menyatakan besar gaya yang bekerja untuk mengerakan kotak dengan kecepatan konstan harus lebih besar daripada beratnya. Untuk pernyataan itu ternyata terdapat miskonsepsi yang terkait dengan hambatan dalam gerak suatu benda yaitu gaya yang mengatasi hambatan sehingga benda bergerak gerak. Alasan salah satu siswa yang memilih jawban salah tersebut yaitu “karena jika gaya yang diberikan ke kotak kurang maka kotak gak akan bergerak” dikutip dari lembar siswa dengan kode SMP_096. Dari alasan siswa terlihat bahwa siswa menyimpulkan untuk dapat mengerakkan kotak besar agar kotak dapat bergerak dengan kecepatan konstan maka gaya yang diberikan harus lebih besar dari massa balok besar. Ada 2 jenis gaya gesek, salah satunya adalah gaya gesek kinetis cenderung untuk mempertahankan keadaan bergerak dari benda yang sedang bergerak. Gaya gesek kinetis
inilah yang digunakan dalam kasus soal
seperti no 19, maka gaya yang digunakan untuk mengerakkan kotak adalah gaya gesek kinetis, jadi besarnya gaya yang bekerja untuk mengerakkan kotak secara konstan sama dengan gaya gesek yang melawan arah gerakan (gaya kinetis).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
4) Gravitasi Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal nomor 10, yaitu sebuah batu jatuh dari atap gedung berlantai satu ke permukaan tanah, apa yang
akan terjadi?. Ada
62,86% siswa memilih jawaban b yaitu yang mengatakan bahwa kecepatan batu bertambah pada saat jatuh karena semakin dekat dengan tanah semakin besar gaya gravitasinya. Pada jawaban b memiliki miskonsepsi yang terkait dengan gaya aktif yaitu suatu percepatan menyatakan bertambahnya gaya yang bekerja dan juga terkait dengan miskonsepsi tentang gravitasi yaitu pertambahan gravitasi sebanding dengan kecepatan jatuhnya benda. Alasannya yang diberikan oleh salah satu siswa yang memilih jawaban salah tersebut yaitu “semakin dekat keinti gravitasi maka semakin berat/ cepat”, dikutip dari lembar jawaban dengan kode SMP_064. Dengan alasan tersebut dapat terlihat bahwa siswa menganggap suatu gravitasi akan bertambah besar saat mendekati tanah sehingga kecepatan benda untuk jatuh semakin cepat. Sebenarnya alasan siswa bisa benar jika kasusnya untuk mengatakan suatu benda yang jatuh dari ketinggian yang begitu tinggi sekali. Namun dalam konteks soal tersebut bola hanya dijatuhkan dari atas gedung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
berlantai satu jadi jawaban dan alasan siswa dapat dikatakan mengalami miskonsepsi pada kasus tersebut. Perbedaan besarnya gravitasi terjadi pada tempat yang memiliki perbedaan yang jauh karena pusat bumilah yang melakukan gaya gravitasi tersebut. 5) Percepatan tidak dipengaruhi berat benda Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal nomor 1. Pertanyaan soal pada nomor tersebut adalah adanya dua buah bola yaitu bola A dan bola B, kedua bola tersebut tebuat dari logam dan memiliki ukuran yang sama, untuk massanya
berbeda bola A memiliki massa 2x lipat lebih
besar dari bola B. Pada waktu yang sama kedua bola dijatuhkan dari lantai 2 sebuah gedung. Bagaimana waktu yang dibutuhkan bola untuk mencapai tanah?. Ada 77,14% siswa memilih jawaban d yaitu waktu yang dibutuhkan bola B untuk mencapai tanah lebih lama. Pada pilihan jawaban d memiliki miskonsepsi yang terkait dengan gravitasi yaitu obyek yang lebih berat akan jatuh lebih cepat. Alasan yang salah satu siswa berikan dalam memilih jawaban tersebut “karena benda yang lebih besar massanya lebih cepat jatuh daripada yang lebih kecil” siswa dengan kode siswa SMP_087. Dengan alasan tersebut berarti siswa yang beranggapan bahwa sebuah benda yang massanya lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
besar akan jatuh lebih cepat daripada benda yang massanya ringan pada peristiwa gerak jatuh bebas.
D. Implikasi Hasil analisa pemahaman dan miskonsepsi konsep gaya yang terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta terkait dengan jawaban yang benar dan jawaban yang salah ternyata menunjukkan bahwa pemahaman siswa untuk konsep gaya adalah kurang berarti menunjukkan bahwa siswa dalam memahami konsep lebih memahami pada jawaban salah. Pada jawaban benar yang dipilih siswa menujukkan bahwa siswa bisa memahami konsep gaya dengan benar. Pada jawaban salah yang dipilih siswa menujukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi. Agar siswa dapat memahami konsep gaya dengan benar yaitu tugas guru fisika adalah menanamkan konsep gaya yang benar terhadap siswa. Selama ini masalah pemahaman dan miskonsepsi kurang mendapat perhatian yang khusus bagi pihak guru. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan usaha dan upaya dari seorang guru dalam meningkatkan pemahaman dan menghindari atau mengurangi miskonsepsi konsep gaya yang terjadi pada siswa yaitu dengan cara menanamkan konsep yang benar dan menghidari atau mengurangi miskonsepsi yang terjadi, maka dari itu perlunya implikasi yang harus dilakukan oleh seorang guru diantaranya sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
1. Implikasi terhadap konsep yang benar, konsep yang benar adalah sangat penting bagi guru, karena gurulah yang lebih berperan dalam menanamkan konsep benar terhadap siswa. 2. Implikasi terhadap rancangan pembelajaran fisika, dengan berdasarkan pertimbangan hasil analisa tersebut maka guru harus merancang suatu proses pembelajaran yang akan dilakukan dengan tepat di dalam suatu pembelajaran sehingga konsep gaya yang benar dapat tersampaikan dengan tepat, dan juga miskonsepsi yang banyak terjadi dapat dihindari atau berkurang. 3. Implikasi terhadap rancangan evaluasi pembelajaran fisika, guru merancang suatu evaluasi yang tepat yang akan digunakan untuk mengukur hasil dari proses belajar mengajar fisika. 4. Implikasi terhadap pelaksanaan pengajaran dan evaluasi pembelajaran fisika, guru melaksanakan dengan baik rancangan yang sudah dipersiapkan dengan matang agar semua tujuan dari belajar mengajar pokok bahasan gaya dapat tercapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan data dan analisa penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang sangat kurang terhadap konsep hukum I Newton dan hukum III Newton, pemahaman yang kurang terhadap konsep kinematika, hukum II Newton, dan macam-macam gaya, pemahaman yang cukup terhadap konsep prinsip superposisi, dan pemahaman siswa terhadap seluruh konsep gaya adalah kurang. 2. Konsep prinsip superposisi adalah konsep yang paling di pahami dan konsep hukum III Newton adalah konsep yang kurang dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta dari ke-6 konsep gaya yang ada. 3. Siswa beberapa SMP di Yogyakarta banyak mengalami miskonsepsi yaitu: siswa tidak dapat membedakan posisi benda dengan kecepatan benda dalam memahami kecepatan benda yang dibedakan dari posisinya dan juga siswa tidak dapat membedakan kecepatan dengan percepatan dalam memahami suatu percepatan yang dibeda-bedakan dari kecepatannya. kehilangan/ dorongan,
menerima dorongan aslinya dan dalam
memahami 80
konsep
menghilangnya
hukum
I
Newton
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
massa yang besar memberikan gaya yang lebih besar, perantara/ peralatan yang aktif yang menghasilkan gaya lebih besar dan hanya peralatan/ perantara yang aktiflah menyebabkan gaya, dalam memahami hukum III Newton tidak ada gerak menyatakan tidak ada gaya dalam memahami macam-macam gaya yang bekerja pada (benda padat, pada tekanan udara, dan gravitasi) dan gaya yang mengatasi hambatan sehingga benda dapat bergerak, dalam memahami gaya gesek. percepatan menyatakan bertambahnya gaya dan pertambahan gravitasi sebanding dengan kecepatan jatuhnya benda dan benda yang lebih berat jatuh lebih cepat dalam memahami konsep gravitasi.
B. SARAN Sejalan dengan kesimpulan diatas maka pada bagian akhir skripsi ini, peneliti menyampaikan beberapa saran: 1. Bagi guru dan calon guru Dengan melihat tingkat pemahaman siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap konsep gaya maka sesuai dengan isi dari belajar mengajar fisika guru lebih menekankan pemahaman konsep gaya sehingga siswa dapat memahami konsep gaya dengan baik dan miskonsepsi yang banyak terjadi dapat dikurangi atau diperkecil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
2. Bagi peneliti selanjutnya: a. Dalam mengungkap miskonsepsi yang banyak terjadi dapat ditambahkan dengan metode wawancara yaitu mewawancarai siswa yang
mengalami
mengetahui
miskonsepsi
alasan
dan
sebab
sehingga mengapa
peneliti siswa
bisa
lebih
mengalami
miskonsepsi tersebut. b. Dalam merumuskan instrumen dari instrumen yang pernah digunakan di luar negri, perlu dirumuskan ulang terjemahan secara kontekstual dan disesuaikan dengan kelompok sasaran yang di teliti. c. Dapat membandingkan hasil penelitian dengan jenjang yang lebih tinggi, sehingga dapat terlihat bagaimana perkembangan dari pemahaman dan miskonsepsi yang terjadi terhadap konsep gaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Berg, E. V. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga:UniversitasKristen Satya Wacana. Budi, Kartika, Fr, Y. 1992. Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi yang Terjadi, dalam Widya Dharma.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dahar. R. W. 1989, Teori-Teori Belajar, Jakarta: Erlangga Foster, Bob. 2004. Terpadu Fisika SMA untuk Kelas X Semester 1. Jakarta: Erlangga. Haliday, Resnick. 1985. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Hestenes David, Malcolm Wells, dan Gregg Swackhamer (1992) Force Concept Inventory, Physics. Teacher. 30, hal. 141-158 Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Kanginan, Marthen. 2002. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 1. Jakarta: Erlangga. Marpaung, Yansen., Suparno, Paul. (1987). Sumbangan Pikiran terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika, IKIP Sanata Dharma. Purwanto, N. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Soetrisno. 1977. Fisika Dasar: mekanika. Bandung: ITB Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: USD. Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Lampiran A1. Soal FCI Force Concept Inventory Mata Pelajaran: Fisika, Waktu: 90 menit
1.
Dua buah bola (A dan B) terbuat dari logam dengan ukuran yang sama, tetapi bola A massanya 2x
lebih besar dari bola B. Pada waktu yang
bersamaan kedua bola itu dijatuhkan dari lantai dua sebuah gedung. Waktu yang dibutuhkan bola untuk mencapai tanah adalah? a.
Waktu yang dibutuhkan bola A setengah lebih lama dibandingkan bola B untuk mencapai tanah.
2.
b.
Waktu yang dibutuhkan kedua bola sama untuk mencapai tanah.
c.
Waktu yang dibutuhkan bola A untuk mencapai tanah lebih lama.
d.
Waktu yang dibutuhkan bola B untuk mencapai tanah lebih lama.
Sebuah bola yang memiliki massa, terpasang pada tali dan diayunkan secara melingkar pada bidang horizontal seperti yang terlihat pada gambar. Pada titik yang ditunjukkan dalam gambar, tali yang mengikat bola tiba-tiba putus. Jika peristiwa ini diamati secara langsung dari atas, yang menunjukkan lintasan bola setelah tali putus adalah?
KonsepGaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Gunakan pernyataan dan gambar di bawah ini untuk menjawab soal nomor 3 dan 4. Gambar melukiskan sebuah bola bergerak dengan kecepatan konstan dari titik "a" ke titik "b" tanpa gesekan. Ketika mencapai titik "b",
bola itu menerima "tendangan" dengan arah
tendangan yaitu ke arah uyang ditunjukkan tanda panah dengan cetak tebal (lihat gambar).
3.
Lintasan manakah yang tepat menunjukan arah gerak bola setelah bola ditendang?
4.
Bagaimanakah kecepatan bola setelah "ditendang"? a.
Sama dengan kecepatan awal (vo) bola sebelum ditendang
b.
Sama dengan kecepatan (v) bola setelah ditendang
c.
Sama dengan penjumlahan kecepatan awal (vo) bola sebelum ditendang dengan kecepatan bola (v) setelah ditendang
KonsepGaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d.
87
Lebih besar dari kecepatan awal (vo) bola sebelum ditendang atau kecepatan (v) bola setelah ditendang, tetapi lebih kecil daripada penjumlahan kecepatan awal (vo) bola sebelum ditendang dengan kecepatan (v) bola setelah ditendang
Pernyataan ini digunakan untuk soal nomor 5. Ada dua orang siswa , siswa ”a” memiliki massa 95 kg, dan siswa “b” memiliki massa 77 kg masing masing duduk di atas kursi dan saling berhadapan. Siswa “a” meletakkan kakinya pada lutut siswa “b”, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Siswa “a” tiba- tiba mendorong lutut siswa “b” dengan kakinya, sehingga menyebabkan kedua kursi bergerak.
5.
Apa yang terjadi pada peristiwa di samping? a.
Siswa “a” mendorong siswa “b”, tetapi
siswa
“b”
tidak
memberikan gaya apapun pada siswa “a”. b.
Kedua siswa saling memberikan gaya,
tetapi
siswa
“b”
memberikan gaya yang lebih besar. c.
Kedua siswa saling memberikan gaya,
KonsepGaya
tetapi
siswa
“a”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
memberikan gaya yang lebih besar. d.
Kedua siswa saling memberikan gaya yang sama besarnya.
6.
Sebuah buku berada di atas meja. Gaya apa saja yang bekerja pada buku? 1) Gaya ke bawah yang disebabkan oleh gravitasi 2) Gaya ke atas oleh meja 3) Gaya ke bawah yang disebabkan oleh tekanan udara 4) Gaya ke atas yang disebabkan oleh tekanan udara. a.
1 saja
b.
1 dan 2
c.
1, 2 dan 3
d.
1, 2 dan 4
Pernyataan dan gambar di bawah ini digunakan untuk menjawab pertanyaan nomor 7 dan 8.
Sebuah truk besar yang mogok di jalan didorong oleh mobil kecil yang berada di belakang.
KonsepGaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
89
Saat mobil yang sedang mendorong truk itu menambahkan kecepatan supaya truk dapat meluncur, apa yang terjadi pada peristiwa ini? a.
Besarnya gaya dorong mobil ke truk itu sama dengan besarnya gaya dorong balik dari truk ke mobil.
b.
Besarnya gaya dorong mobil ke truk itu lebih besar dari gaya balik dari truk ke mobil
c.
Mesin mobil dalam keadaan hidup sehingga memberikan gaya dorong terhadap truk itu, tetapi mesin truk mati sehingga tidak bisa memberikan gaya dorong balik ke mobil, truk bergerak ke depan hanya karena terdorong oleh mobil.
d.
Baik mobil maupun truk tidak saling memberi gaya satu sama lain, truk bergerak ke depan hanya karena berada pada arah mobil.
8.
Ketika bola karet dijatuhkan ke lantai, maka bola akan terpantul kembali karena? a.
Energi kekal yang tersimpan dalam bola
b.
Lantai memberikan gaya pada bola sehingga menyebabkan bola terpantul ke atas
c.
Pada lantai bola tetap bergerak
d.
Tidak ada satupun jawaban yang benar
KonsepGaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9.
90
Pada gambar berikut, lintasan manakah yang menunjukkan gerakan peluru meriam yang benar?
10.
Sebuah batu jatuh dari atap gedung berlantai satu ke permukaan tanah, maka yang akan terjadi? a.
Batu itu jatuh karena dipengaruhi oleh gravitasi bumi dan tekanan udara yang mendorongnya ke bawah.
b.
Kecepatan batu itu bertambah pada saat jatuh karena semakin dekat ke tanah semakin besar gaya gravitasinya.
c.
Kecepatan batu itu bertambah karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang konstan.
d.
Batu jatuh ke tanah karena secara alamiah semua benda jatuh ke tanah.
KonsepGaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11.
91
Ada dua orang, seorang ayah dan anak laki-laki menarik dengan kuat dua tali yang terikat pada peti seperti pada gambar. Arah lintasan manakah (A-D) yang paling cocok dengan lintasan peti kalau ditarik?
Untuk soal no 12, dua buah balok (balok A dan balok B) memiliki perbedaan waktu 0.20 detik dari setiap balok menuju kotak bernomor (dari balok bernomor 1 menuju balok bernomor 2) seperti pada gambar di bawah ini, kedua balok itu bergerak ke arah kanan.
12.
Apakah balok-balok (balok A dan balok B) ada yang memiliki kecepatan sama? a.
Tidak.
b.
Ya, pada balok nomor 2.
c.
Ya, pada balok nomor 5.
d.
Ya, selama balok nomor 3 menuju balok nomor 4.
KonsepGaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Untuk soal no 13, posisi 2 balok (balok A dan balok B) pada interval waktu yang sama berturut-turut diwakili oleh kotak bernomor yang ditunjukan pada diagram di bawah ini. Balok-balok bergerak pada arah kanan.
13.
Dapat disimpulkan untuk hubungan percepatan pada balok A dan balok B yang tepat yaitu:
14.
a.
Percepatan balok A > percepatan balok B.
b.
Percepatan balok A = percepatan balok B yaitu > 0.
c.
Percepatan balok B > percepatan balok A.
d.
Percepatan balok A = percepatan balok B yaitu 0.
Sebuah bola golf dipukul kemudian diamati ketika melintas di udara seperti gambaran di bawah ini.
Gaya apakah yang terjadi pada bola golf selama berada di udara?
KonsepGaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
1. Gaya gravitasi. 2. Gaya pukulan. 3. Gaya gesek udara. a.
1
b.
1 dan 2
c.
1, 2 dan 3
d.
1 dan 3
Untuk menjawab pertanyaan nomor (15 sampai 18), sesuaikan jawaban anda dengan pernyataan dan gambar berikut. Sebuah roket mula-mula bergerak dari posisi “a” ke posisi “b” dengan kecepatan konstan. Sampai diposisi “b” mesin roket hidup/mulai menghasilkan dorongan secara konstan kemudian mesin mati pada saat roket mencapai posisi “c”.
15.
Lintasan manakah yang paling tepat untuk menggambarkan lintasan roket bergerak dari posisi “b” sampai diposisi “c”?
KonsepGaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16.
94
Ketika roket bergerak dari posisi “b” ke posisi “c”, maka kelajuan roket adalah
17.
a.
Konstan
b.
Terus meningkat
c.
Meningkat untuk sementara waktu lalu konstan
d.
Konstan untuk sementara dan selanjutnya menurun
Pada posisi “c” mesin roket mati. Lintasan manakah yang tepat untuk menunjukkan roket bergerak setelah dari posisi “c”?
18.
Kelajuan roket setelah dari posisi “c” adalah a.
Konstan
b.
Terus meningkat
c.
Terus menurun
d.
Konstan untuk sementara waktu dan selanjutnya menurun
KonsepGaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19.
95
Kotak besar didorong dengan sebuah gaya dan bergerak dengan kecepatan konstan 4,0 m/s. Apa yang kamu dapat simpulkan dari gaya yang terjadi pada kotak? a. Jika gaya yang diberikan besarnya dua kali semula maka kecepatan konstan dari kotak akan meningkat menjadi 8.0 m/s. b. Besar gaya yang bekerja untuk menggerakan kotak dengan kecepatan konstan harus lebih besar daripada beratnya. c. Besar gaya yang bekerja untuk menggerakan kotak dengan kecepatan konstan harus sama dengan gaya gesek yang melawan gerakan. d. Sebuah gaya yang bekerja membuat kotak bergerak, tetapi gaya gesek bukanlah gaya yang melawan gerakan.
20.
Jika gaya yang bekerja pada kotak (pada soal nomor 19) tiba-tiba dihentikan, maka kotak akan? a.
Segera berhenti
b.
Dengan segera bergerak lalu perlahan-lahan berhenti.
c.
Diteruskan pada kecepatan yang konstan.
d.
Meningkat kecepatannya dalam periode waktu yang pendek, kemudian perlahan-perlahan berhenti.
Selamat mengerjakan
KonsepGaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran A2. Lembar Jawaban
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran B1. Contoh hasil pengisian lembar jawaban
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran B2. Keadaan jawaban siswa
Kode Siswa SMP_001 SMP_002 SMP_003 SMP_004 SMP_005 SMP_006 SMP_007 SMP_008 SMP_009 SMP_010 SMP_011 SMP_012 SMP_013 SMP_014 SMP_015 SMP_016 SMP_017 SMP_018 SMP_019 SMP_020 SMP_021 SMP_022 SMP_023 SMP_024 SMP_025 SMP_026 SMP_027 SMP_028 SMP_029 SMP_030
1 d d d d d d c d c d d d d d a b a d d b d d d d a d d d c d
2 d a b b b a a b d a d a d b a d d b d b a b d a a b b d
3 d b d a b a b b b d d a a b a d d b b a b b b a d d a b b
4 c d c c a b d d c c d c d d c c d d d d d b d d a d d d a d
5 c d c c a c a a c b c c a a a b a c c c a a c a b a a c c c
6 c a a d a a c a a b c a a a a c a a b a a a a b a a a c a
7 b c d c d b b d c a b c a b a c b b c c c b c c d b b c c c
8 b d d d d d b d d b d c a b b b d d b b c b d a a a a c b d
9 c c d c a b c a b b c c c c c b b c d b b b d a b d d c
No Soal 10 11 a c d b b c b c b b a b d b b b d b b b b a b b b b b a c b b a b b b a b b d b b b b b b b b c c c b d b d b b d b b b
12 b b a c a b a a a a b a a c a c a a b a c b d a a a a a a a
13 d c c a a b a a b d a c a a a c a a a c a c a b c a a d c a
14 d c a d c c d b d c c b c c c d d b c b c a c d d d d d d b
15 b d c b b b b a b b a b b c c c b b c b a b a b a c c c b b
16 b d b c a a d a a c b b b b a c d b d b d b d a b a a b c d
17 c d b d a c d d d d d c c c c b b d c a a d d c a c c b c c
18 19 20 b b b c a b c c d a b a a a c c b b a c d b b a a b d b c a a b a b b a b c b a c b b a b c a a b a b b b c a d c d b a b b a b b a a a a b c b c b c c b d d a c a b c c b b
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kode Siswa SMP_031 SMP_032 SMP_033 SMP_034 SMP_035 SMP_036 SMP_037 SMP_038 SMP_039 SMP_040 SMP_041 SMP_042 SMP_043 SMP_044 SMP_045 SMP_046 SMP_047 SMP_048 SMP_049 SMP_050 SMP_051 SMP_052 SMP_053 SMP_054 SMP_055 SMP_056 SMP_057 SMP_058 SMP_059 SMP_060
1 d d a d c d a d d d a d d d d d d c d d d d d d d d a d d c
2 3 4 5 d a d a b a d c a d c b b d a b b b c a b d d a a d a b d d c d b c c b c c d a c c a a d b b d d a a b d c a a d a d d b a c a d c c a a a b a c a d a c b d b b a a a d c b d d b c a d c c a a d d b b d b a a b a a c d a c d d b d a
6 a a b b b a a a a b d a b a a a a a a a a a a a a a a a b a
7 b c c c c d c a c c c a c c b c c c b b c d b c b c c c b c
8 d b d d d d b b d b b d d d d b b a a d b a b d b d b d b
9 c c b b b d b b c c c c b b b c b b b d d d b b b c d b b b
No Soal 10 11 b b b b b b b b b b c a b a c a c d b b b b b b b b b b b b c b b c d b b a b a d d b b b a b c b b b b b d b b b b d c
12 a a a a a a a a c c d d d d a a a c b c d a c a a a a b d a
13 c d a c a a a c a a c d c c d d a a a a a c b a a c a c c a
14 d d d b c c d d a d b d b d d b d a d b c d a b a d b c c b
15 d c b a b b b c d b a a b c c b c a a b c a b a b b d b a a
16 b b b d b d d b b c b c b b b d b d d b d a b a b b d d d d
17 d d d a c c d a d d a a d c b a d d a d c d c d c d a d b
18 c d d a b d c c c b c c c c c b c c c c c c c b d a c a c c
109
19 20 b b a b a c d a b c d a b a a a b a a a b a b a b a b a a a
d a a a d b d b d d d d b a d b a b a a c b d a a b c b
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kode Siswa SMP_061 SMP_062 SMP_063 SMP_064 SMP_065 SMP_066 SMP_067 SMP_068 SMP_069 SMP_070 SMP_071 SMP_072 SMP_073 SMP_074 SMP_075 SMP_076 SMP_077 SMP_078 SMP_079 SMP_080 SMP_081 SMP_082 SMP_083 SMP_084 SMP_085 SMP_086 SMP_087 SMP_088 SMP_089 SMP_090
1 d d d d d d c d d d d d d c d d d a a d a d d d d c d d d d
2 d b c c b d d b d a a d a a d b c a a d a a a d a b a a a a
3 b a a d a d b d b b d b b b b a b a b b a a b b d a b c d d
4 c d c b c c d d d d d d d c d c d d c d c d d d d c d d d d
5 a c a a c d c c c a c c a a b c b d a b b c a c a c b a a a
6 a a a a b a a a a a b a a b d a d a a a b b a b a a a a b b
7 c b a b b b b c b c b c c c c c c b c b c c b c c c c c a a
8 b b b d d b d
9 c c c b b d b
No Soal 10 11 b b d b b b b b c b d b c a
a b b e b d a b b d b b a a d d d d a b b b
b b c c b b b b b d b b c c c c b b b b c c
a b b d d c d b d b d d a a b d b b b b b b
b c b b c b b b b b c b b b b b b c b b b b
110
12 c a a d d a a
13 c a c c b b a
14 b d b d c d c
15 b d b c a b c
16 c c b b d b a
17 c d d d a d c
18 a c c d c c a
19 c a a b b a d
20 b a b d a b b
a a a d a a d d d a a a b a a d d a a a d d
b c a c c b c c a a c c a a c c c c a a c c
d d d d d c a b a d d d c c c c b d d d d d
c a d b a a d d d a a b b b c c c b d a a a
c c d b c d b a b a d b b b d c c b c d c c
a a a a a a a a a c c c c c c c c d d d d d
a b d d d d b c b c c b c c d a c c d d d d
b a b b a a a b a a b b b b c c b c a a b b
a a c a c b a b a a c a a b b b a b c a a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
No Soal Kode Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 SMP_091 d a d b d a a b c a c d a c c a d d a d SMP_092 d a d b a a a b c a b d a c c b d d a b SMP_093 d a a d c c c d c a a d c c b c d d b a SMP_094 d c a d d b b d b b b a c c c b d c b c SMP_095 d c a d a c b d b b b a c c c c d b b a SMP_096 d c a d d c c d c b b a c c c b d c b a SMP_097 d b d d c c c d d d a d b c c c d d c b SMP_098 a a a c c c b a b b b a c c c b d c b c SMP_099 d c a d d b b d b b b a c c c b d c b a SMP_100 d a a c c a b d b c a d c c a d d c a b SMP_101 d c d d d b b d d d b a c c c b d c b a SMP_102 d c d d c a c d c b a a c a a d d c c a SMP_103 b a d d c a c d d b b d c a a d d c b a SMP_104 a a a d b b a b d b b a c b c b d c b a SMP_105 d a d d c a c d c d b a c b b c d d b b a (%) 11,43 35,24 38,10 5,71 36,19 65,71 10,48 13,33 2,86 7,62 14,29 59,05 36,19 9,52 24,76 13,33 20,00 11,43 39,05 38,10 b (%) 2,86 22,86 34,29 8,57 12,38 20,00 31,43 37,14 44,76 62,86 67,62 8,57 7,62 18,10 36,19 40,95 5,71 20,95 40,00 33,33 c (%) 8,57 13,33 0,95 22,86 41,90 9,52 52,38 2,86 34,29 9,52 12,38 9,52 48,57 32,38 28,57 19,05 26,67 45,71 10,48 14,29 d (%) 77,14 25,71 25,71 60,95 9,52 3,81 5,71 43,81 15,24 19,05 4,76 21,90 6,67 39,05 9,52 25,71 45,71 20,00 6,67 11,43 kosong (%) 0,00 2,86 0,95 1,90 0,00 0,95 0,00 2,86 2,86 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 1,90 1,90 3,81 2,86 total (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran B3. Rekap skor pemahaman pada konsep Kinematika, Hukum I Newton, Hukum II Newton
Kode Siswa SMP_001 SMP_002 SMP_003 SMP_004 SMP_005 SMP_006 SMP_007 SMP_008 SMP_009 SMP_010 SMP_011 SMP_012 SMP_013 SMP_014 SMP_015 SMP_016 SMP_017 SMP_018 SMP_019 SMP_020 SMP_021 SMP_022 SMP_023 SMP_024 SMP_025 SMP_026 SMP_027 SMP_028 SMP_029 SMP_030 SMP_031 SMP_032 SMP_033 SMP_034 SMP_035
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kinematika No Soal 13 15 16 4 S Skor (%) 1 0 1 0 2 40 0 1 0 1 2 40 0 0 1 0 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 20 0 0 0 1 1 20 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 20 0 0 1 1 2 40 0 0 1 0 1 20 0 0 1 1 2 40 0 0 1 1 2 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 20 0 0 1 1 2 40 0 0 0 1 1 20 0 0 1 1 2 40 0 0 0 1 1 20 0 0 1 0 1 20 0 0 0 1 2 40 0 0 0 1 1 20 0 0 1 0 1 20 0 0 0 1 1 20 0 0 0 1 1 20 1 0 1 1 3 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 20 0 1 1 1 3 60 1 0 1 1 3 60 0 0 1 1 2 40 0 0 0 1 1 20 0 0 1 0 1 20
2 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1
Hukum I Newton No soal 17 18 20 S Skor (%) 0 0 1 1 25 0 0 1 1 25 1 0 0 2 50 0 0 0 1 25 0 0 0 1 25 0 1 0 1 25 0 0 0 0 0 0 0 1 2 50 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 0 0 1 1 25 0 0 1 2 50 0 1 1 2 50 1 0 1 2 50 1 0 0 1 25 0 0 1 1 25 0 0 0 1 25 0 1 0 1 25 0 0 0 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 1 25 0 1 0 1 25 0 0 1 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 50 0 1 0 2 50 0 0 1 1 25 0 0 1 1 25 0 0 0 1 25 0 0 0 0 0 0 1 0 2 50 0 0 0 1 25
Hukum II Newton No soal 3 15 16 S Skor (%) 0 0 1 1 33,33 1 1 0 2 66,67 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 1 0 0 1 33,33 0 0 0 0 0 1 0 0 1 33,33 1 0 0 1 33,33 1 0 0 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 0 0 1 1 33,33 0 0 1 1 33,33 0 0 1 1 33,33 1 0 0 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 1 0 0 1 33,33 1 0 1 2 66,67 0 0 0 0 0 1 0 1 2 66,67 1 0 0 1 33,33 1 0 0 1 33,33 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 1 0 0 1 33,33 1 0 0 1 33,33 0 1 1 2 66,67 0 0 1 1 33,33 0 0 1 1 33,33 1 0 0 1 33,33 1 0 1 2 66,67
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kode Siswa SMP_036 SMP_037 SMP_038 SMP_039 SMP_040 SMP_041 SMP_042 SMP_043 SMP_044 SMP_045 SMP_046 SMP_047 SMP_048 SMP_049 SMP_050 SMP_051 SMP_052 SMP_053 SMP_054 SMP_055 SMP_056 SMP_057 SMP_058 SMP_059 SMP_060 SMP_061 SMP_062 SMP_063 SMP_064 SMP_065 SMP_066 SMP_067 SMP_068 SMP_069 SMP_070
12 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
Kinematika No Soal 13 15 16 4 S Skor (%) 0 0 0 1 1 20 0 0 0 1 1 20 0 0 1 1 2 40 0 1 1 0 2 40 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 40 1 0 0 1 3 60 0 0 1 1 3 60 0 0 1 1 3 60 1 0 1 1 3 60 1 0 0 0 1 20 0 0 1 1 2 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 20 0 0 0 0 1 20 0 0 0 1 1 20 0 0 1 1 2 40 0 0 0 1 1 20 0 0 1 0 1 20 0 0 1 0 1 20 0 1 0 0 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 20 0 0 0 1 1 20 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 40 0 0 1 0 1 20 0 0 1 0 2 40 0 0 0 0 1 20 0 0 1 0 1 20 0 0 0 1 1 20 0 0 0 1 1 20 0 0 0 1 1 20 0 0 0 1 1 20
2 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
Hukum I Newton No soal 17 18 20 S Skor (%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 50 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 25 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 1 0 0 1 25 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 0 0 0 1 25 0 0 1 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 25 0 0 1 1 25 0 0 0 0 0 0 1 0 1 25 0 0 0 0 0 0 1 1 3 75 0 0 0 0 0 1 0 1 2 50 0 1 1 2 50 0 0 0 1 25 0 0 1 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 1 25 0 0 1 1 25 0 1 1 2 50 0 0 0 1 25 0 1 0 1 25 0 0 0 0 0
Hukum II Newton No soal 3 15 16 S Skor (%) 1 0 0 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 1 1 1 3 100 1 0 0 1 33,33 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 1 0 1 2 66,67 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 1 0 0 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 0 0 1 1 33,33 1 1 0 2 66,67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 33,33 1 0 0 1 33,33 0 1 0 1 33,33 0 0 1 1 33,33 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 1 0 0 1 33,33 0 0 0 0 0 1 0 0 1 33,33 1 0 0 1 33,33
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kode Siswa SMP_071 SMP_072 SMP_073 SMP_074 SMP_075 SMP_076 SMP_077 SMP_078 SMP_079 SMP_080 SMP_081 SMP_082 SMP_083 SMP_084 SMP_085 SMP_086 SMP_087 SMP_088 SMP_089 SMP_090 SMP_091 SMP_092 SMP_093 SMP_094 SMP_095 SMP_096 SMP_097 SMP_098 SMP_099 SMP_100 SMP_101 SMP_102 SMP_103 SMP_104 SMP_105
12 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0
Kinematika No Soal 13 15 16 4 S Skor (%) 0 1 0 1 2 40 0 0 1 1 3 60 0 0 0 1 1 20 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 80 0 1 0 0 2 40 0 1 1 1 4 80 0 0 0 1 1 20 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 40 0 0 1 0 1 20 0 0 1 1 2 40 0 0 0 1 1 20 0 0 0 1 2 40 0 0 0 1 2 40 0 0 1 0 1 20 0 1 0 1 2 40 0 0 0 1 1 20 0 0 0 1 2 40 0 0 0 1 2 40 0 0 0 0 1 20 0 0 1 0 2 40 0 0 0 1 2 40 0 0 1 1 2 40 0 0 0 1 1 20 0 0 1 1 2 40 0 0 0 1 2 40 0 0 1 0 1 20 0 0 1 1 2 40 0 0 0 0 1 20 0 0 1 1 2 40 0 0 0 1 1 20 0 0 0 1 2 40 0 0 1 1 2 40 0 0 0 1 1 20 Rata-rata skor siswa pada kinematika 28,00%
2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Hukum I Newton No soal 17 18 20 S Skor (%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 0 0 0 0 0 0 0 1 2 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 0 1 1 2 50 0 0 1 1 25 0 0 0 1 25 0 0 1 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 25 Rata-rata skor siswa pada Hukum I Newton 18,33%
114
Hukum II Newton No soal 3 15 16 S Skor (%) 0 1 0 1 33,33 1 0 1 2 66,67 1 0 0 1 33,33 1 0 0 1 33,33 1 1 1 3 100 0 1 0 1 33,33 1 1 1 3 100 0 0 0 0 0 1 0 0 1 33,33 1 0 1 2 66,67 0 0 1 1 33,33 0 0 1 1 33,33 1 0 0 1 33,33 1 0 0 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 1 1 0 2 66,67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 33,33 0 0 0 0 0 Rata-rata skor siswa pada Hukum I Newton 28,25%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Lampiran B4. Rekap skor pemahaman pada konsep Hukum III Newton, Prinsip Superposisi, dan Macam-macam Gaya
Hukum III Newton Prinsip Superposisi Kode No Soal No Soal Siswa 5 7 S Skor(%) 11 20 S Skor (%) 6 SMP_001 0 0 0 0 0 1 1 50 0 SMP_002 1 0 1 50 1 1 2 100 0 SMP_003 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_004 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_005 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_006 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_007 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_008 0 0 0 0 1 1 2 100 0 SMP_009 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_010 0 1 1 50 1 1 2 100 1 SMP_011 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_012 0 0 0 0 1 1 2 100 0 SMP_013 0 1 1 50 1 1 2 100 0 SMP_014 0 0 0 0 0 1 1 50 0 SMP_015 0 1 1 50 1 1 2 100 0 SMP_016 0 0 0 0 0 1 1 50 0 SMP_017 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_018 0 0 0 0 0 1 1 50 0 SMP_019 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_020 0 0 0 0 1 0 1 50 1 SMP_021 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_022 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_023 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_024 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_025 0 0 0 0 0 1 1 50 1 SMP_026 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_027 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_028 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_029 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_030 0 0 0 0 1 1 2 100 0 SMP_031 0 0 0 0 1 1 2 100 0 SMP_032 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_033 0 0 0 0 1 0 1 50 1 SMP_034 0 0 0 0 1 0 1 50 1 SMP_035 0 0 0 0 1 0 1 50 1
8 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
19 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gravitasi No Soal 14 6 10 6 4 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0
9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1
S 4 0 1 2 0 1 4 0 2 4 2 1 1 2 3 4 3 2 1 5 1 3 1 2 7 3 2 3 3 0 3 4 6 3 4
Skor(% ) 40 0 10 20 0 10 40 0 20 40 20 10 10 20 30 40 30 20 10 50 10 30 10 20 70 30 20 30 30 0 30 40 60 30 40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hukum III Newton Prinsip Superposisi Kode No Soal No Soal Siswa 5 7 S Skor(%)11 20 S Skor (%) 6 SMP_036 1 0 1 50 0 0 0 0 0 SMP_037 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_038 0 1 1 50 0 1 1 50 0 SMP_039 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_040 0 0 0 0 1 1 2 100 1 SMP_041 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_042 0 1 1 50 1 0 1 50 0 SMP_043 0 0 0 0 1 0 1 50 1 SMP_044 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_045 0 0 0 0 1 1 2 100 0 SMP_046 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_047 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_048 0 0 0 0 1 1 2 100 0 SMP_049 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_050 0 0 0 0 0 1 1 50 0 SMP_051 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_052 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_053 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_054 0 0 0 0 0 1 1 50 0 SMP_055 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_056 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_057 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_058 0 0 0 0 1 1 2 100 0 SMP_059 1 0 1 50 1 0 1 50 1 SMP_060 0 0 0 0 0 1 1 50 0 SMP_061 0 0 0 0 1 1 2 100 0 SMP_062 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_063 0 1 1 50 1 1 2 100 0 SMP_064 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_065 0 0 0 0 1 0 1 50 1 SMP_066 1 0 1 50 1 1 2 100 0 SMP_067 0 0 0 0 0 1 1 50 0 SMP_068 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_069 0 0 0 0 1 0 1 50 0 SMP_070 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1
19 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gravitasi No Soal 14 6 10 6 4 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0
9 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1
S 2 3 6 3 5 2 3 4 4 4 1 5 2 3 1 0 3 2 2 2 4 0 2 3 2 2 3 2 4 4 4 2 0 3 4
Skor(% ) 20 30 60 30 50 20 30 40 40 40 10 50 20 30 10 0 30 20 20 20 40 0 20 30 20 20 30 20 40 40 40 20 0 30 40
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kode No Soal No Soal Siswa 5 7 S Skor(%) 11 20 S Skor (%) SMP_071 0 0 0 0 1 0 1 50 SMP_072 0 0 0 0 1 0 1 50 SMP_073 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_074 0 0 0 0 1 1 2 100 SMP_075 0 0 0 0 1 0 1 50 SMP_076 0 0 0 0 1 1 2 100 SMP_077 0 0 0 0 1 0 1 50 SMP_078 1 0 1 50 1 0 1 50 SMP_079 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_080 0 0 0 0 1 0 1 50 SMP_081 0 0 0 0 1 0 1 50 SMP_082 0 0 0 0 1 0 1 50 SMP_083 0 0 0 0 1 1 2 100 SMP_084 0 0 0 0 1 1 2 100 SMP_085 0 0 0 0 1 1 2 100 SMP_086 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_087 0 0 0 0 1 1 2 100 SMP_088 0 0 0 0 1 0 1 50 SMP_089 0 1 1 50 1 0 1 50 SMP_090 0 1 1 50 1 0 1 50 SMP_091 1 1 2 100 0 0 0 0 SMP_092 0 1 1 50 1 1 2 100 SMP_093 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_094 1 0 1 50 1 0 1 50 SMP_095 0 0 0 0 1 0 1 50 SMP_096 1 0 1 50 1 0 1 50 SMP_097 0 0 0 0 0 1 1 50 SMP_098 0 0 0 0 1 0 1 50 SMP_099 1 0 1 50 1 0 1 50 SMP_100 0 0 0 0 0 1 1 50 SMP_101 1 0 1 50 1 0 1 50 SMP_102 0 0 0 0 0 0 0 0 SMP_103 0 0 0 0 1 0 1 50 SMP_104 0 1 1 50 1 0 1 50 SMP_105 0 0 0 0 1 1 2 100 Rata-rata skor siswa Rata-rata skor siswa pada Hukum IIINewton pada Prinsip 10,00% Superposisi 50,48%
6 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
8 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
No Soal 14 6 10 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
6 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
9 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
S Skor(%) 5 50 3 30 4 40 4 40 2 20 2 20 3 30 2 20 4 40 5 50 3 30 3 30 1 10 3 30 1 10 5 50 3 30 4 40 5 50 5 50 1 10 2 20 0 0 4 40 1 10 1 10 1 10 2 20 4 40 2 20 3 30 1 10 1 10 4 40 0 0
Rata-rata skor siswa pada Macam-macam gaya 26,38 %
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran C1. Surat Permohonan ijin Penelitian
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran C2. Surat Keterangan Telah melaksanakan Penelitian
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran D. Dokumentasi pelaksanaan penelitian
Keseriusan siswa dalam mengerjakan soal konsep gaya
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keseriusan siswa dalam mengerjakan soal konsep gaya
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126