PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Fransisca Novieta Afsari Dewi NIM: 082114080
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Fransisca Novieta Afsari Dewi NIM: 082114080
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Kesabaran dan usaha keras akan sanggup menghilangkan kesulitan dan melenyapkan rintangan” (Mario Teguh)
“Jangan berhenti berupaya ketika menemui kegagalan, karena kegagalan adalah cara Tuhan mengajari kita tentang arti kesungguhan” (Cak Nun)
“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat” (Winston Chuchill)
Skripsi ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Papa dan Mama tercinta Kakakku Shanny dan adikku Venty Semua sahabat dan teman-teman yang selalu mendukungku iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2.
Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi yang telah menunjukkan padaku segudang ilmu pengetahuan yang sangat berharga. Karyawan Fakultas Ekonomi yang telah membantu penulis selama menjalani studi di Fakultas Ekonomi.
4.
Bapak Ahmad Rivai selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian. dan segenap karyawan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan serta membantu menyebarkan kuesioner.
5.
Seluruh responden yang telah mengisi kuesioner peneliti.
6.
Ayahanda Ignatius Made Harsanto Wardi dan Ibunda Andreani Made Supriani yang selalu memberikan perhatian, semangat dan doa untukku sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar dan dapat terselesaikan dengan baik.
7.
Kakakku FX. Shanny Herdyanto dan Margareta Venty adikku yang selalu memberiku semangat, motivasi, dan dukungan serta doa untukku. vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 16 April 2013
Penulis
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ..................... v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. vii HALAMAN DAFTAR ISI............................................................................. ix HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... xi HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................ xii ABSTRAK ..................................................................................................... xiii ABSTRACT ................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Batasan Masalah ............................................................................ 6 D. Tujuan Penelitian........................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian......................................................................... 6 F. Sistematika Penulisan.................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 9 A. Pajak .............................................................................................. 9 1. Definisi Pajak ........................................................................... 9 2. Fungsi Pajak ............................................................................. 10 3. Sistem Pemungutan Pajak ........................................................ 11 4. Hambatan Pemungutan Pajak ................................................... 12 B. Pajak Penghasilan .......................................................................... 13 1. Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) ............................... 13 2. Subjek Pajak ............................................................................. 14 3. Yang Tidak Termasuk Subjek Pajak ....................................... 14 C. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) ............................................. 15 1. Pengertian NPWP ..................................................................... 15 2. Orang Pribadi yang Wajib Memiliki NPWP ............................ 15 3. Pendaftaran NPWP ................................................................... 16 4. Pencantuman NPWP ................................................................ 17 5. Fungsi NPWP ........................................................................... 17 6. Manfaat Memiliki NPWP ......................................................... 17 7. Sanksi ....................................................................................... 18 D. Surat Pemberitahuan (SPT) ........................................................... 19 1. Definisi SPT ............................................................................. 19 2. Fungsi SPT ............................................................................... 19 3. Jenis SPT .................................................................................. 20 4. Ketentuan tentang Penyampaian SPT ...................................... 20 5. Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT .................. 22 ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Wajib Pajak (WP).......................................................................... 1. Definisi WP .............................................................................. 2. Hak-hak WP ............................................................................. 3. Kewajiban WP .......................................................................... F. Kepatuhan Perpajakan ................................................................... 1. Definisi Kepatuhan Perpajakan ................................................ 2. Definisi Kepatuhan Wajib Pajak (WP)..................................... 3. Indikator Kepatuhan WP .......................................................... 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan WP ................. 5. Upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Meningkatkan Kepatuhan WP .......................................................................... G. Pengetahuan Pajak......................................................................... H. Kualitas Pelayanan ........................................................................ I. Sanksi Perpajakan ......................................................................... J. Peneliti Terdahulu ......................................................................... K. Kerangka Pemikiran ...................................................................... L. Hubungan Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP)............................................................................. BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. A. Jenis Penelitian ......................................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... D. Data Penelitian.......................................................................... E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... F. Pengukuran Variabel ................................................................ G. Variabel Penelitian ................................................................... H. Populasi dan Sampel................................................................. I. Teknik Pengujian Instrumen..................................................... J. Teknik Analisis Data ................................................................ BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... A. Deskripsi Data Responden ....................................................... B. Deskripsi Hasil Kuesioner ........................................................ C. Teknik Pengujian Data ............................................................. D. Uji Asumsi Klasik .................................................................... E. Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. F. Pengujian Hipotesis (Uji F) ...................................................... G. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ....................................... H. Pengujian Hipotesis (Uji t) ...................................................... I. Pembahasan .............................................................................. BAB V PENUTUP ....................................................................................... A. Kesimpulan ............................................................................... B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ C. Saran ......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN .................................................................................................... x
23 23 24 24 25 25 26 26 27 29 31 32 35 36 38
39 42 42 42 43 43 43 44 44 48 49 50 56 56 60 63 68 71 72 74 75 80 84 84 85 85 86 89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1
Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat Tahun 2010-2012 (Agustus) ........................................................................ 3 Data Responden Berdasarkan Usia ..................................................57 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...................................57 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..........................58 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan..........................................58 Data Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan .........................59 Data Responden Berdasarkan Tahun Perolehan Nomor Pokok WajibPajak (NPWP) ........................................................................59 Deskripsi Hasil Kuesioner ...............................................................60 Analisis Uji Validitas Variabel Pengetahuan Pajak .........................64 Analisis Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan ........................64 Analisis Uji Validitas Variabel Sanksi Perpajakan ..........................65 Analisis Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP)...............................................................................65 Reliability Statistics Variabel Pengetahuan Pajak ..........................66 Reliability Statistics Variabel Kualitas Pelayanan ...........................67 Reliability Statistics Variabel Sanksi Perpajakan ............................67 Reliability Statistics Variabel Kepatuhan WP OP ...........................67 Hasil Uji Normalitas .......................................................................68 Hasil Koefisiensi Uji Multikolonieritas ..........................................69 Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................71 Anova untuk Uji F...........................................................................73 Analisis Koefisien Determinasi .....................................................75
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5
Kerangka Pemikiran ......................................................................38 Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas ..........................................70 Daerah Diterima dan Ditolak H0 Uji F .........................................74 Daerah Diterima dan Ditolak H0 (Hipotesis 1) ............................76 Daerah Diterima dan Ditolak H0 (Hipotesis 2) ............................78 Daerah Diterima dan Ditolak H0 (Hipotesis 3) ............................79
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK, KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat
Fransisca Novieta Afsari Dewi NIM: 082114080 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhanWajib Pajak Orang Pribadi (WP OP). Penelitian ini dilakukan karena kepatuhan WP OP di KPP Pratama Mataram Barat tahun 2010-2012 (Agustus) mengalami penurunan. Penelitian yang dilakukan berupa studi empiris. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling aksidental. Sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 95 responden. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan metode analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pengujian hipotesis menggunakan uji F, pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan WP OP. Pengujian hipotesis menggunakan uji t, pengetahuan pajak dan sanksi perpajakan secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan WP OP sedangkan kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan WP OP.
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF TAX KNOWLEDGE , QUALITY SERVICE AND TAX PENALTIES TOWARD THE COMPLIANCE OF INDIVIDUAL TAXPAYER’S An Empirical Study at Pratama Tax Service Office, West Mataram
Fransisca Novieta Afsari Dewi NIM: 082114080 Sanata Dharma University Yogyakarta 2013
The research was aimed to understand the influence of tax knowledge, quality service and tax penalties toward the compliance of individual taxpayer’s. This research was conducted because the compliance of individual taxpayer’s at Pratama Tax Service Office West Mataram for the year 2010 until 2012 were decreased. The type of research was an empirical study. The sample was chosen using accidental sampling and resulted with 95 respondents. The research used questionnaire as a tool for data gathering. The research used multiple linear regression, F test and t-test, as the data analysis technique. The result of the research showed that using F test, tax knowledge, quality of service and tax penalties simultaneously influence toward the compliance of individual taxpayer’s. Using t-test, tax knowledge and tax penalties were partially not influencing toward the compliance of individual taxpayer’s while the quality service was partially influencing toward the compliance of individual taxpayer’s.
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, dapat dilihat dari adanya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah di segala bidang. Pembangunan tersebut sebagai wujud pemenuhan kewajiban pemerintah terhadap rakyat Indonesia. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut, negara melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan berbagai jenis penerimaan sebagai sumber pendapatan negara. Terdapat 3 (tiga) sumber penerimaan negara yang menjadi pokok andalan, yaitu penerimaan dari sektor pajak, penerimaan dari sektor migas (minyak dan gas bumi) dan penerimaan dari sektor bukan pajak. Penerimaan dari sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan terbesar negara (Widodo, dkk, 2010: 1). Menurut Menteri Keuangan Republik Indonesia, Agus Martowardojo (www.pajak.go.id) realisasi penerimaan perpajakan pada tahun 2011 mencapai Rp872,6 triliun (99,3% dari sasaran APBN-P 2011 sebesar Rp878,7 triliun) atau naik sebesar Rp149,3 triliun (20,6%) dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp723,3 triliun. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan penerimaan pajak. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak adalah dengan melakukan tax reform, yaitu dengan melakukan reformasi terhadap peraturan dan Perundangundangan Perpajakan serta sistem perpajakan Indonesia (Widodo, dkk, 2010: 2). 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
Sistem pemungutan pajak di Indonesia berubah dari official assessment system menjadi self assessment system, dimana self assessment system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak (WP) untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang. Keuntungan self assessment system adalah WP diberi kepercayaan oleh pemerintah (fiskus) untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku (Tarjo dan Indra Kusumawati, 2006: 101-102). Selain memiliki keuntungan, self assessment system juga memilki kelemahan. Dalam prakteknya self assessment system sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau bahkan sering disalahgunakan. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya WP yang dengan sengaja tidak patuh, kesadaran WP yang masih rendah atau kombinasi dari keduanya, sehingga WP enggan untuk melaksanakan kewajiban membayar pajak. Rendahnya kepatuhan dan kesadaran WP terlihat dari sangat kecilnya jumlah mereka yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan mereka yang melapokan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunannya (Sadhani, 2004 dalam Tarjo dan Indra Kusumawati 2006). Menurut Pandiangan (2008: 4), beberapa kondisi atau indikator yang mempengaruhi rendahnya kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan kewajiban pajak antara lain jumlah WP terdaftar masih rendah bila dibandingkan dengan potensi yang ada, kepatuhan WP masih rendah yang tercermin dari pelaksanaan kewajibannya (penyampaian SPT baik masa maupun tahunan yang masih rendah), realisasi penerimaan pajak setiap tahun yang belum menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
tingkat yang optimal dan tax ratio sebagai salah satu indikator kinerja perpajakan di suatu negara yang masih rendah. Kepatuhan WP (tax compliance) dapat diidentifikasi dari kepatuhan WP dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, serta kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Pada hakekatnya kepatuhan WP dipengaruhi oleh faktor internal, yakni faktor yang berasal dari dalam diri WP sendiri serta kondisi sistem administrasi perpajakan yang meliputi tax service dan tax enforcement. Perbaikan administrasi perpajakan diharapkan dapat mendorong kepatuhan WP (Wulandari, 2010: 2). Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat, hingga bulan Agustus tahun 2012 terdapat sebanyak 49.904 Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang terdaftar dan sebanyak 34.141 WP OP yang efektif. Namun 13.864 WP OP yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan WP OP di KPP Pratama Mataram Barat hanya 41%. Berdasarkan data yang diperoleh, tingkat kepatuhan di KPP Pratama Mataram Barat ternyata makin menurun dari tahun ke tahun. Tabel 1.1 Tingkat Kepatuhan WP OP di KPP Pratama Mataram Barat Tahun 2010-2012 (Agustus)
No.
SPT Tahunan
WP OP Terdaftar
WP OP Efektif
1. 2. 3.
2009 2010 2011
31.271 42.355 49.904
25.568 39.597 34.141
Sumber: KPP Pratama Mataram Barat
WP OP Yang % Menyampaikan Kepatuhan SPT 21.203 83% 24.744 62% 13.864 41%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
Berdasarkan Tabel 1.1 maka dapat dilihat bahwa dari tahun 2010 hingga tahun 2012 (Agustus), tingkat kepatuhan WP OP di KPP Pratama Mataram Barat mengalami penurunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian guna mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan WP OP di KPP Pratama Mataram Barat. Beberapa penelitian tentang kepatuhan Wajib Pajak (WP) telah dilakukan oleh peneliti-peneliti. Budi R (2007) melakukan kajian terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak yang ada di wilayah Kota Surabaya. Hasil penelitian berdasarkan uji secara simultan faktor kejelasan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan, filsafat negara dan tingkat pendidikan WP secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan dalam membayar pajak. Faktor kejelasan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kepatuhan membayar pajak. Supriyati dan Nur Hidayati (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh pengetahuan pajak dan persepsi Wajib Pajak (WP) terhadap kepatuhan WP. Hasil penelitian Supriyati dan Nur Hidayati (2008) menunjukkan bahwa variabel pengetahuan pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan WP, sedangkan variabel persepsi WP terhadap petugas pajak dan kriteria WP patuh tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan WP. Salah satu penyebab berpengaruhnya pengetahuan pajak terhadap kepatuhan WP adalah mulai bertambahnya tingkat pengetahuan pajak yang diperoleh langsung dari petugas pajak ataupun sosialisasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
Penelitian yang dilakukan oleh Prabawa (2012) mengenai pengaruh kualitas pelayanan dan sikap WP terhadap kepatuhan pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung Utara. Hasil penelitian Prabawa (2012) menunjukkan bahwa secara simultan (serempak) kualitas pelayanan dan sikap WP OP memiliki pengaruh yang signifikan pada kepatuhan pelaporan WP OP di KPP Pratama Badung Utara. Sedangkan secara parsial kualitas pelayanan dan sikap WP memiliki pengaruh yang positif terhadap kepatuhan pelaporan WP OP di KPP Pratama Badung Utara. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Studi Empiris di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Apakah pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi? 2. Apakah pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi? 3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
4. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang pribadi?
C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, terdapat beberapa batasan masalah. Hal tersebut dilakukan agar tidak terlalu luas dan dapat menjawab masalah yang ada, maka masalah akan dibatasi pada: 1.
Penelitian dilaksanakan di ruang lingkup Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat;
2.
Responden yang digunakan adalah Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP);
3.
Kepatuhan WP OP diukur berdasarkan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan maupun Masa.
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) di KPP Pratama Mataram Barat.
E. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan (pendapat) mengenai tindakan yang harus diambil oleh KPP, guna meningkatkan kepatuhan WP OP yang dilayani oleh KPP tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
2.
Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan bacaan serta referensi di bidang perpajakan bagi pihak yang berminat terhadap topik perpajakan.
3.
Bagi Penulis Dalam penelitian yang dilaksanakan, penulis dapat mengetahui secara langsung faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP. Selain itu, penelitian ini juga memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam mempraktikan teori yang telah dipelajari pada saat kuliah.
F. Sistematika Penulisan Bab I:
Pendahuluan Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II:
Landasan Teori Bab ini menguraikan penjelasan mengenai teori-teori pendukung yang berkaitan dengan topik penelitian serta hipotesis penelitian.
Bab III:
Metode Penelitian Bab ini akan menjelaskan jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subyek dan obyek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, pengukuran variabel, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
Bab IV:
Analisis Data dan Pembahasan Bab analisis data dan pembahasan akan menjelaskan mengenai deskripsi data responden, deskripsi hasil kuesioner, teknik pengujian data, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji F, analisis koefisien determinasi (adjusted R2), uji t dan pembahasan.
Bab V:
Penutup Pada bab penutup berisikan hasil kesimpulan dari analisis data penelitian, keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pajak 1. Definisi Pajak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2011: 1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur: a. Iuran dari rakyat kepada kas negara yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang);
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
b. Berdasarkan Undang-Undang pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya; c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah; d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaranpengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Menurut R. Santoso Brotodihardjo dalam Rahayu (2010: 22), pajak adalah iuran kepada kas negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
2. Fungsi Pajak Menurut Mardiasmo (2011: 1), ada dua fungsi pajak, yaitu: a. Fungsi budgetair (penerimaan) Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya; b. Fungsi regulerend (mengatur) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
3. Sistem Pemungutan Pajak Menurut Mardiasmo (2011: 7), sistem pemungutan pajak terdiri dari: a. Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menetukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak (WP). Ciri-ciri official assessment system: 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus; 2) Wajib Pajak bersifat pasif; 3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh fiskus; b. Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri self assessment system: 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri; 2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang; 3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
c. With Holding System adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-ciri with holding system, yaitu wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
4. Hambatan Pemungutan Pajak Menurut Mardiasmo (2011: 8), hambatan terhadap pemungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi: a. Perlawanan pasif Masyarakat enggan (pasif) membayar pajak, yang dapat disebabkan, antara lain: 1) Perkembangan intelektual dan moral masyarakat; 2) Sistem perpajakan yang (mungkin) sulit dipahami masyarakat; 3) Sistem kontrol tidak dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan baik; b. Perlawanan aktif Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
Bentuk perlawanan aktif, antara lain: 1) Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar
Undang-Undang.
Menurut
Stiglitz
(1985)
dalam
Simanjuntak dan Imam (2012: 90), prinsip utama penghindaran pajak dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) prinsip yaitu: a) Menunda pembayaran pajak (postponement of taxes); b) Memilih tarif pajak yang lebih rendah (different marjinal tax ratio); c) Merekayasa penghasilan menjadi berbagai jenis penghasilan yang memiliki tarif berbeda-beda (manipulation of different types of income that are taxed to different degrees). 2) Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-undang (menggelapkan pajak).
B. Pajak Penghasilan (PPh) 1. Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 Tahun 2008 dalam Mardiasmo (2011: 135), mengatur pengenaan PPh terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Undang-Undang PPh menganut asas materiil, artinya penentuan mengenai pajak yang terutang tidak tergantung kepada Surat Ketetapan Pajak (SKP).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
2. Subjek Pajak Pajak Penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam Tahun Pajak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, Pasal 2 yang menjadi subjek pajak adalah: a. 1) Orang Pribadi; 2) Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak; b. Badan; c. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
3. Yang Tidak Termasuk Subjek Pajak Yang tidak termasuk subjek pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2 adalah: a. Kantor perwakilan negara asing; b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat bukan Warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik; c. Organisasi-organisasi internasional dengan syarat: 1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
2) Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota. d. Pejabat-pejabat
perwakilan
organisasi
internasional
sebagaimana
dimaksud pada huruf c, dengan syarat bukan Warga Negara Indonesia (WNI) dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.
C. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 1. Pengertian NPWP Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 6 menyatakan bahwa Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
2. Orang pribadi yang wajib memiliki NPWP antara lain: a. Orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; b. Orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, yang memperoleh penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
Besarnya PTKP setahun adalah: 1) Wajib Pajak sendiri
: Rp15.840.000,-
2)
: Rp17.160.000,-
Wajib Pajak kawin
3) Wajib Pajak kawin dan memiliki 1 tanggungan : Rp18.480.000,4) Wajib Pajak kawin dan memiliki 2 tanggungan : Rp19.800.000,5) Wajib Pajak kawin dan memiliki 3 tanggungan : Rp21.120.000,-
3. Pendaftaran NPWP Berdasarkan self assessment system, setiap WP yang memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan wajib mendaftarkan diri untuk memiliki NPWP dengan cara: a. Datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau melalui Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Pajak (KP2KP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan WP; b. Melalui internet di situs Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dengan alamat www.pajak.go.id Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula terhadap wanita kawin yang ingin dikenakan pajak secara terpisah dengan suaminya. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP OPPT) yang mempunyai tempat usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggalnya, juga diwajibkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan. Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, bila sampai dengan suatu bulan memperoleh penghasilan yang jumlahnya telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun, wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya. WP OP lainnya yang memerlukan NPWP dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh NPWP.
4. Pencantuman NPWP Dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan, Wajib Pajak (WP) diwajibkan mencantumkan NPWP yang dimilikinya.
5. Fungsi NPWP a. Sarana dalam administrasi perpajakan; b. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya; c. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi pajak.
6. Manfaat memiliki NPWP a. Kemudahan pengurusan administrasi, dalam: 1) Pengajuan kredit bank;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
2) Pembuatan rekening koran di bank; 3) Pengajuan SIUP/ TDP; 4) Pembayaran pajak final (PPh Final, PPN, dan BPHTB, dll); 5) Pembuatan paspor; 6) Mengikuti lelang di instansi Pemerintah, BUMN, dan BUMD. b. Kemudahan pelayanan perpajakan: 1) Pengembalian pajak; 2) Pengurangan pembayaran pajak; 3) Penyetoran dan pelaporan pajak.
7. Sanksi Wajib Pajak (WP) yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan dikenakan sanksi perpajakan. Setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP, atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar (Mardiasmo, 2011: 27).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
D. Surat Pemberitahuan (SPT) 1. Definisi Surat Pemberitahuan (SPT) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 11 menyatakan bahwa Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.
2. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) Menurut Mardiasmo (2011: 31), fungsi SPT bagi Wajib Pajak (WP) Pajak
Penghasilan
(PPh)
adalah
sarana
untuk
melaporkan
dan
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/ atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) tahun pajak atau bagian tahun pajak; b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/ atau bukan objek pajak; c. Harta dan kewajiban; dan/ atau d. Pembayaran dari pemotongan atau pemungutan tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) masa pajak sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
3. Jenis Surat Pemberitahuan (SPT) a. Secara garis besar SPT dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: 1) Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak; 2) Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak. b. Surat Pemberitahuan (SPT) meliputi: 1) SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh); 2) SPT Masa yang terdiri dari: a) SPT Masa PPh; b) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN); c) SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai (PPnBM). c. Surat Pemberitahuan (SPT) dapat berbentuk: 1) Formulir kertas (hardcopy); 2) e-SPT.
4. Ketentuan Tentang Penyampaian SPT a. Penyampaian SPT oleh Wajib Pajak (WP) dapat dilaksanakan: 1) Secara langsung ke KPP/ KP2KP atau tempat lain yang ditentukan (drop box, pojok pajak, mobil pajak keliling); 2) Melalui pos dengan pengiriman surat atau;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
3) Dengan cara lain yaitu melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-filling melalui penyedia jasa aplikasi atau ASP (Application Service Provider). b. Bukti penerimaan SPT untuk yang disampaikan: 1) Secara langsung adalah tanda penerimaan surat; 2) e-filling melalui ASP adalah bukti penerimaan elektronik; 3) Pos dengan bukti pengiriman surat adalah bukti pengiriman surat dan; 4) Perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan adalah tanda penerimaan surat. c. Batas waktu penyampaian: 1) SPT Masa, paling lama dua puluh hari setelah akhir Masa Pajak, kecuali untuk SPT Masa PPh Pasal 22, PPN dan PPnBM yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yaitu secara mingguan paling lama pada hari kerja terakhir minggu berikutnya, dan SPT Masa PPh Pasal 22, PPN dan PPnBM yang dipungut oleh Bendahara paling lama 14 hari setelah Masa Pajak berakhir. Untuk WP dengan kriteria tertentu yang melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu SPT Masa, paling lama 20 hari setelah berakhirnya Masa Pajak terakhir; 2) SPT Tahunan Pajak Penghasilan WP orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak, sedangkan untuk SPT Tahunan Pajak penghasilan WP badan, paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
5. Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian SPT, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar (Mardiasmo, 2011: 36): a. Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk SPT Masa PPN; b. Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk SPT Masa lainnya; c. Rp1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk SPT Tahunan PPh WP Badan; d. Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk SPT Tahunan PPh WP orang pribadi. Menurut Mardiasmo
(2011:
37), keterlambatan atau tidak
menyampaikan SPT oleh Wajib Pajak disebabkan karena: a. Kealpaan Setiap orang yang melakukan kealpaannya: 1) Tidak menyampaikan SPT; 2) Menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara. Kealpaan ini merupakan, kealpaan yang pertama kali dilakukan oleh Wajib Pajak maka wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi administrasi berupa kenaikan 200% (dua ratus persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan melalui penerbitan Surat Keterangan Pajak Kurang Bayar (SKPKB).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
Namun, apabila setelah perbuatan pertama kali, didenda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu) tahun. b. Kesengajaan Setiap orang yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT dan/ atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
E. Wajib Pajak (WP) 1. Definisi Wajib Pajak (WP) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dijelaskan mengenai Wajib Pajak. Pasal 1 angka 2 menyatakan bahwa Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
2. Hak-Hak Wajib Pajak (WP) Menurut Mardiasmo (2011: 56), hak-hak Wajib Pajak (WP) antara lain: a. Mengajukan surat keberatan dan surat banding; b. Menerima tanda bukti pemasukan SPT; c. Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan; d. Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT; e. Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembayaran pajak; f. Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan dalam surat ketetapan pajak; g. Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak; h. Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi, serta pembetulan surat ketetapan pajak yang salah; i. Memberikan kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban pajaknya; j. Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak; k. Mengajukan keberatan dan banding.
3. Kewajiban Wajib Pajak a. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP; b. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP; c. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
d. Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri), dan memasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dalam batas waktu yang telah ditentukan; e. Menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan; f. Jika diperiksa wajib: 1) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak; 2) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan. g. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan.
F. Kepatuhan Perpajakan 1. Definisi Kepatuhan Perpajakan Menurut Nurmantu dalam Rahayu (2010: 138), kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana Wajib Pajak (WP) memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
2. Definisi Kepatuhan Wajib Pajak (WP) Menurut Norman D. Nowak (Moh. Zain, 2004 dalam Rahayu, 2010), kepatuhan Wajib Pajak sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi di mana: a. Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan; b. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas; c. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar; d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya. Menurut Chaizi Nasucha dalam Rahayu (2010: 139), kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari: a. Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri; b. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT); c. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan; d. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.
3. Indikator Kepatuhan Pajak Menurut Sommerfeld et al. (1994: 77) dalam Simanjuntak dan Imam (2012: 103), indikator kepatuhan pajak didasarkan pada adanya kewajiban seluruh WP untuk memasukkan SPT dan melaporkan semua penghasilan secara akurat. Dalam praktik pelaksanaan yang berlangsung saat ini pada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sesuai dengan UndangUndang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
Perpajakan, indikator kepatuhan Wajib Pajak (WP) antara lain dilihat dari (Simanjuntak dan Imam, 2012: 103): a. Aspek ketepatan waktu Sebagai indikator kepatuhan adalah prosentase pelaporan SPT yang disampaikan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. Aspek income atau penghasilan Wajib Pajak Sebagai indikator kepatuhan adalah kesediaan membayar kewajiban angsuran Pajak Penghasilan (PPh) sesuai ketentuan yang berlaku; c. Aspek law enforcement (pengenaan sanksi) Sebagai indikator kepatuhan adalah pembayaran tunggakan pajak yang ditetapkan berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) sebelum jatuh tempo; d. Dalam perkembangannya indikator kepatuhan ini dapat juga dilihat dari aspek lainnya, contoh: aspek pembayaran dan aspek kewajiban pembukuan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pajak Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak (WP), antara lain (Rustiyaningsih, 2011: 49): a. Pemahaman terhadap sistem self assessment Self assessment system yang diterapkan dalam perpajakan di Indonesia
memberikan
kepercayaan
penuh
kepada
WP
untuk
menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
terutang WP. Sistem ini efektif apabila WP memiliki kesadaran, kejujuran, dan kedisiplinan dalam melaksanakan peraturan Perundangundangan Perpajakan yang berlaku; b. Kualitas pelayanan Hakikat pelayanan umum adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan instansi pemerintah di bidang pelayanan umum; 2) Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan sehingga pelayanan umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna (efisien dan efektif); 3) Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas. Kualitas
pelayanan
dapat
diukur
dengan
kemampuan
memberikan pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan pelayanan dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak. Pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K, yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum. c. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin tinggi akan menyebabkan masyarakat lebih mudah memahami Ketentuan dan Peraturan Perundang-undangan di bidang Perpajakan yang berlaku.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
Tingkat pendidikan yang rendah akan berpeluang WP enggan melaksanakan kewajiban perpajakan karena kurangnya pemahaman mereka terhadap sistem perpajakan yang diterapkan; d. Tingkat penghasilan Penghasilan WP sebagai objek pajak dalam Pajak Penghasilan (PPh) sangat terkait dengan besarnya pajak terutang. Tingkat penghasilan akan mempengaruhi kepatuhan WP dalam membayar pajak tepat waktunya. Kemampuan WP dalam memenuhi kewajiban pajak terkait erat dengan besarnya penghasilan, maka salah satu yang dipertimbangkan dalam pemungutan pajak adalah tingkat penghasilan; e. Persepsi Wajib Pajak terhadap sanksi perpajakan Sanksi perpajakan diberikan kepada WP agar WP mempunyai kesadaran dan patuh terhadap kewajiban pajak. Sanksi perpajakan dalam Undang-Undang Perpajakan berupa sanksi administrasi (denda dan bunga) dan sanksi pidana. Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan WP.
5. Upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak (WP) Pemerintah masih terus berupaya untuk meningkatkan kepatuhan WP dalam memenuhi kewajiban perpajakan baik dari penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT), ketepatan pembayaran pajak, dan perhitungan/ pelaporan yang seharusnya agar penerimaan negara dari sektor pajak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
meningkat.
Beberapa
upaya
yang
dilakukan
pemerintah
untuk
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi, antara lain (www.pajak.go.id dalam Rustiyaningsih, 2011: 52): a. Menerbitkan dan mengirimkan surat teguran, imbauan, dan surat tagihan; b. Memberikan sosialisasi perpajakan yang menyangkut pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan; c. Menyampaikan ucapan terima kasih kepada Wajib Pajak yang mengirimkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan tepat waktu; d. Menjadikan masyarakat sadar pajak merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya sehingga akan berdampak pada peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak; Selain itu, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan kesadaran pajak sehingga WP semakin patuh terhadap kewajiban perpajakan antara lain dengan: a. Meningkatkan kualitas pelayanan kantor pajak; b. Memudahkan WP memenuhi kewajiban administrasi perpajakan (layanan e-SPT, mengadakan sosialisasi perpajakan yang akan memberikan pemahaman kepada WP terkait hak dan kewajiban mereka); c. Menyederhanakan sistem perpajakan yang diterapkan; d. Melakukan pemeriksaan pajak untuk menentukan pajak terutang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
G. Pengetahuan Pajak Menurut Notoatmodjo (2003) dalam Pramuditha (2010), pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Menurut Nanda (2005) dalam Pramuditha (2008), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang terkait dengan kurangnya pengetahuan terdiri dari: 1. Kurang terpapar informasi; 2. Kurang daya ingat/ hapalan; 3. Salah menafsirkan informasi; 4. Keterbatasan kognitif; 5. Kurang minta untuk belajar; 6. Tidak familiar terhadap sumber informasi. Menurut Gardina dan Haryanto (2006) dalam Supriyati dan Nur Hidayati (2008), rendahnya kepatuhan Wajib Pajak (WP) penyebabnya antara lain pengetahuan sebagian besar WP tentang pajak, serta persepsi WP tentang pajak dan petugas pajak yang masih rendah. Sebagian besar WP memperoleh pengetahuan pajak dari petugas pajak. Selain itu, pengetahuan pajak juga dapat diperoleh WP dari radio, televisi, majalah pajak, surat kabar, internet, buku perpajakan, konsultan pajak, seminar pajak dan ada pula yang diperoleh dari pelatihan pajak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
Langkah terbaik yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan pajak WP yakni dengan cara diadakannya materi perpajakan dalam pendidikan formal dan pendidikan informal (Romandana, 2012). Pendidikan secara formal dapat diperoleh dalam materi di sekolah hingga perguruan tinggi. Sedangkan pendidikan informal (sosialisasi perpajakan) berupa penyuluhan, seminar, spanduk-spanduk, media massa elektronik lainnya dapat diakses melalui web resmi perpajakan (www.pajak.go.id). Langkah-langkah tersebut dapat berjalan baik jika memberikan dampak yang baik juga bagi WP dalam memahami peraturan perundang-undangan serta akan memunculkan kesadaran diri yang tinggi bagi WP untuk melaksanakan kewajiban mereka sebagai WP patuh dan sukarela. Pengetahuan WP mengenai aturan dan Ketentuan Perpajakan yang berlaku diharapkan akan meningkatkan kepatuhan pajak. Informasi yang dimiliki WP akan mempengaruhi mereka terhadap kepatuhan WP, semakin banyak informasi yang mereka ketahui maka akan membantu mereka untuk bisa memberikan tanggapan. Tingkat pengetahuan yang dimiliki WP akan mempengaruhi keputusan mereka untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
H. Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan terpenuhinya harapan atau kebutuhan pelanggan, di mana pelayanan dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk atau jasa (pelayanan) sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan (Lan, 2003 dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
Hardiyansyah, 2011: 36). Kualitas pelayanan yang diberikan oleh petugas pelayanan merupakan ujung tombak terdepan karena berhadapan langsung dengan publik, sehingga petugas tersebut harus memiliki profesionalisme serta memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat (Hardiyansyah, 2011: 44). Menurut Zeithaml dkk (1990) dalam Hardiyansyah (2011: 47), dimensi pelayanan publik dapat dikembangkan menjadi sebagai berikut: 1.
Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi;
2.
Reliable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat;
3.
Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggungjawab terhadap mutu layanan yang diberikan;
4.
Competence, tuntuntan yang dimilikinya, pengetahuan dan keterampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan;
5.
Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi;
6.
Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat;
7.
Security, jasa pelayanan yang diberikan harus dijamin bebas dari berbagai bahaya dan resiko;
8.
Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
9.
Communication, kemauan pemberi layanan untuk mendengarkan suara, keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat;
10. Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Beberapa dimensi atau atribut yang harus diperhatikan dalam peningkatan kualitas pelayanan (Gesperesz, 1997 dalam Hardiyansyah, 2011: 51) yaitu: 1. Ketepatan waktu pelayanan; 2. Akurasi pelayanan (berkaitan dengan reliabilitas); 3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan; 4. Tanggung jawab yang berkaitan dengan penerimaan pesanan ataupun penanganan keluhan; 5. Kelengkapan (ketersediaan sarana pendukung); 6. Variasi model pelayanan (inovasi); 7. Pelayanan pribadi (fleksibilitas atau penanganan permintaan khusus); 8. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan (berkaitan dengan lokasi, ruang, kemudahan, dan informasi); 9. Atribut yaitu pendukung pelayanan lainnya (kebersihan lingkungan, AC, fasilitas ruang tunggu, fasilitas musik atau televisi). Menurut Ni Luh dalam Rustiyaningsih (2011: 50), pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K, yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan pelayanan dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak. Selain itu, kemudahan dalam melaksanakan hubungan komunikasi yang baik, tersedianya fasilitas fisik termasuk sarana komunikasi yang memadai, dan pegawai yang cakap dalam tugas dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
I.
Sanksi Perpajakan Sanksi adalah hukuman negatif kepada orang yang melanggar peraturan (Jatmiko, 2006). Menurut Mardiasmo (2011: 59), sanksi perpajakan merupakan
jaminan
bahwa
ketentuan
peraturan
Perundang-undangan
Perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi. Selain itu, sanksi perpajakan juga dapat digunakan sebagai alat pencegah (preventif) agar Wajib Pajak (WP) tidak melanggar norma. Sanksi perpajakan diberikan agar WP mempunyai kesadaran dan patuh terhadap kewajiban pajak. Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan WP. Sanksi pajak dalam Undang-Undang Perpajakan, berupa (Mardiasmo, 2011: 59): 1. Sanksi administrasi merupakan pembayaran kerugian kepada negara, khususnya yang berupa denda, bunga, dan kenaikan. 2. Sanksi pidana merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma perpajakan dipatuhi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
Menurut ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan (Mardiasmo, 2011: 59) ada 3 (tiga) macam sanksi pidana yaitu: a) Denda pidana Sanksi berupa denda pidana selain dikenakan kepada Wajib Pajak (WP), ada juga yang diancamkan kepada pejabat pajak atau kepada pihak ketiga yang melanggar norma. Denda pidana dikenakan kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran maupun bersifat kejahatan. b) Pidana kurungan Pidana kurungan hanya diancamkan kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran dapat ditujukan kepada WP dan pihak ketiga. c) Pidana penjara Pidana penjara diancamkan terhadap kejahatan. Ancaman pidana penjara tidak ada yang diajukan kepada pihak ketiga, melainkan kepada pejabat dan Wajib Pajak. Sanksi perpajakan diberikan kepada WP agar WP mempunyai kesadaran dan kepatuhan terhadap kewajiban pajak. Adanya sanksi perpajakan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan WP.
J.
Peneliti Terdahulu Budi R (2007) melakukan kajian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak yang ada di wilayah Kota Surabaya. Hasil penelitian Budi R berdasarkan uji secara simultan faktor kejelasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan, filsafat negara dan tingkat pendidikan WP secara statistik berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan dalam membayar pajak. Faktor kejelasan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kepatuhan membayar pajak. Supriyati dan Nur Hidayati (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh pengetahuan pajak dan persepsi Wajib Pajak (WP) terhadap kepatuhan WP. Hasil penelitian Supriyati dan Nur Hidayati (2008) menunjukkan bahwa variabel pengetahuan pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan WP, sedangkan variabel persepsi WP terhadap petugas pajak dan kriteria WP patuh tidak memiliki pengaruh terhadap terhadap kepatuhan WP. Salah satu penyebab berpengaruhnya pengetahuan pajak terhadap kepatuhan WP adalah mulai bertambahnya tingkat pengetahuan pajak yang diperoleh langsung dari petugas pajak ataupun sosialisasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Penelitian yang dilakukan oleh Prabawa (2012) mengenai pengaruh kualitas pelayanan dan sikap WP terhadap kepatuhan pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung Utara. Hasil penelitian Prabawa (2012) menunjukkan bahwa secara simultan (serempak) kualitas pelayanan dan sikap WP OP memiliki pengaruh yang signifikan pada kepatuhan pelaporan WP OP di KPP Pratama Badung Utara. Sedangkan secara parsial kualitas pelayanan dan sikap WP memiliki pengaruh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
yang positif terhadap kepatuhan pelaporan WP OP di KPP Pratama Badung Utara. Muliari dan Ery (2009) melakukan kajian mengenai pengaruh persepsi tentang sanksi perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak (WP) pada kepatuhan pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Denpasar Timur. Hasil penelitian yang dilakukan Muliari dan Ery adalah persepi WP tentang sanksi perpajakan dan kesadaran WP secara parsial berpengaruh positif dan signifikan kepada pelaporan WP OP di KPP Pratama Denpasar Timur.
H. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan WP OP dalam penyetoran dan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan atau Masa. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen yaitu kepatuhan WP, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan. Pengetahuan Pajak Kualitas Pelayanan
Kepatuhan WP
Pajak Sanksi Perpajakan Pengetahuan Pajak Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
I. Hubungan Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi 1. Hubungan pengaruh pengetahuan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) Menurut Gardina dan Haryanto (2006) dalam Supriyati dan Nur Hidayati (2008), salah satu penyebab rendahnya kepatuhan Wajib Pajak (WP) adalah pengetahuan pajak yang dimiliki oleh WP. Sebagian besar WP memperoleh pengetahuan pajak dari petugas pajak. Pengetahuan pajak juga diperoleh WP melalui radio, televisi, majalah pajak, surat kabar, internet, buku perpajakan, konsultan pajak, seminar pajak maupun dari pelatihan pajak yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sosialisasi dan penyuluhan merupakan salah satu cara yang dilakukan DJP untuk memberikan pengetahuan dan informasi pajak melalui petugas pajak dan diharapkan dapat memudahkan masyarakat khususnya WP dalam memahami administrasi pajak dan menambah pengetahuan perpajakan (Widodo, 2010: 169). Berdasarkan pemahaman di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian sebagai berikut: H1: Pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP.
2. Hubungan pengaruh kualitas pelayanan dan kepatuhan WP OP Belum baiknya pelayanan yang diberikan instansi pemerintah (baik pusat maupun daerah) merupakan kesan dan pandangan umum yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
disampaikan oleh masyarakat (Pandiangan, 2008: 95). Layanan yang diberikan masih dianggap terlalu birokratis, tidak transparan, terlalu panjang, tidak jelas bahkan sering dirasakan berbelit-belit. Oleh sebab itu, dilakukan reformasi
birokrasi
yang diarahkan untuk memberikan
peningkatan pelayanan yang lebih baik kepada publik khususnya bagi WP melalui langkah prioritas yang dilaksanakan dengan memberikan layanan unggulan (Pandiangan, 2008: 95). Menurut Widodo (2010: 150), adanya upaya untuk memberikan kemudahan dan selalu berlaku adil dalam administrasi perpajakan secara signifikan berpengaruh terhadap kepatuhan sukarela WP. Berdasarkan pemahaman di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian sebagai berikut: H2: Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP.
3. Hubungan pengaruh sanksi perpajakan dan kepatuhan WP OP Sanksi
perpajakan
merupakan
jaminan
bahwa
ketentuan
perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi. Dengan kata lain, sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar WP tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo, 2011: 59). Menurut Jatmiko (2006), WP akan memenuhi pembayaran pajak bila memandang sanksi denda akan lebih banyak merugikan. Semakin banyak sisa tunggakan pajak yang harus dibayar WP, maka akan semakin besar bagi WP untuk melunasinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
Berdasarkan pemahaman di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian sebagai berikut: H3: Sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian empiris merupakan penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman. Penelitian ini memerlukan kehadiran peneliti untuk melakukan observasi terhadap fakta atau segala sesuatu yang dialami tanpa perantaraan orang lain. Penelitian empiris umumnya lebih menekankan pada penyelidikan aspek perilaku daripada opini (Indriantoro dan Supomo, 2009: 29). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada penelitian empiris, karena untuk memperoleh data peneliti perlu melakukan observasi secara langsung yaitu dengan melakukan penyebaran kuesioner secara langsung kepada Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP).
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Mataram Barat. 2. Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan, yaitu dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2012.
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian adalah Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang berada di ruang lingkup KPP Pratama Mataram Barat. 2. Objek penelitian adalah pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, sanksi perpajakan dan kepatuhan WP OP.
D. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999: 146), data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer diperoleh dari responden dengan cara mendistribusikan kuesioner secara langsung. Kuesioner ini berisi pernyataanpernyataan mengenai kepatuhan WP OP, pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan. Kuesioner yang disebarkan berisi identitas responden dan pernyataan-pernyataan yang bersifat tertutup.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012: 142). Kuesioner ini terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu bagian pertama berisikan identitas responden secara umum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
dan bagian kedua berisikan pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian untuk mendapatkan data penelitian.
F. Pengukuran Variabel Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur tanggapan atau respons seseorang tentang obyek sosial (Umar, 2003: 82). Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan memberikan skala pada setiap instrument sebagai berikut: 1. SS merupakan jawaban Sangat Setuju diberi skor 5. 2. S merupakan jawaban Setuju diberi skor 4. 3. N merupakan jawaban Netral diberi skor 3. 4. TS merupakan jawaban Tidak Setuju diberi skor 2. 5. STS merupakan jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1.
G. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2012: 38), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2009: 63). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan pajak (X1), kualitas pelayanan (X2) dan sanksi perpajakan (X3) yang dinyatakan dalam skor total hasil pengukuran pernyataan responden mengenai pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan yang telah dilaksanakan di ruanga lingkup KPP Pratama Mataram Barat. a. Pengetahuan Pajak (X1) Menurut Gardina dan Haryanto (2006) dalam Supriyati dan Nur Hidayati (2008), salah satu penyebab rendahnya kepatuhan Wajib Pajak (WP) adalah pengetahuan pajak yang dimiliki oleh WP. Sebagian besar WP memperoleh pengetahuan pajak dari petugas pajak. Pengetahuan WP mengenai aturan dan Ketentuan Perpajakan yang berlaku diharapkan akan meningkatkan kepatuhan pajak. Informasi yang dimiliki WP akan mempengaruhi mereka terhadap kepatuhan WP, semakin banyak informasi yang mereka ketahui maka akan membantu mereka untuk bisa memberikan tanggapan. Tingkat pengetahuan yang dimiliki WP akan mempengaruhi
keputusan
mereka
untuk
memenuhi
kewajiban
perpajakannya. Pernyataan mengenai pengetahuan pajak bersumber pada penelitian yang dilakukan oleh Susianti (2006) dan Sutanto (2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
b. Kualitas Pelayanan (X2) Kualitas
pelayanan
dapat
diartikan
sebagai
sesuatu
yang
berhubungan dengan terpenuhinya harapan atau kebutuhan pelanggan, di mana pelayanan dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk atau jasa (pelayanan) sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan (Lan, 2003 dalam Hardiyansyah, 2011). Menurut
Hardiyansyah
(2011:44),
kualitas
pelayanan
yang
diberikan oleh petugas pelayanan merupakan ujung tombak terdepan karena berhadapan langsung dengan publik, sehingga petugas tersebut harus memiliki profesionalisme serta memberikan pelayanan sebaikbaiknya kepada masyarakat. Pelayanan yang berkualitas harus dapat memberikan 4K, yaitu keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum. Kualitas pelayanan dapat diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan,
dapat
memberikan
pelayanan
dengan
tanggapan,
kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak (Ni Luh dalam Rustiyaningsih, 2011). Pernyataan mengenai kualitas pelayanan bersumber pada penelitian yang dilakukan Jatmiko (2006) dan Maharia (2011). c. Sanksi Perpajakan (X3) Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi. Selain itu, sanksi perpajakan juga dapat digunakan sebagai alat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
pencegah (preventif) agar Wajib Pajak (WP) tidak melanggar norma (Mardiasmo, 2011: 59). Sanksi perpajakan dibedakan menjadi sanksi administrasi
dan
sanksi
pidana.
Sanksi
administrasi
merupakan
pembayaran kerugian kepada negara, khususnya berupa denda, bunga dan kenaikan. Sedangkan sanksi pidana merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma pajak dipatuhi. Pernyataan mengenai sanksi perpajakan bersumber pada penelitian yang dilakukan oleh Jatmiko (2006) dan Novitasari (2007).
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2009: 63). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP). Menurut Rustiyaningsih (2011: 47), kepatuhan perpajakan diartikan sebagai suatu keadaan yang mana Wajib Pajak (WP) patuh dan mempunyai kesadaran dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Kepatuhan dalam perpajakan dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu kepatuhan
formal
dan
kepatuhan
material.
Kepatuhan
formal
merupakan suatu keadaan di mana WP memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Perpajakan. Kepatuhan formal dapat dilihat dari kepatuhan WP dalam menyetorkan SPT. Kepatuhan material merupakan suatu keadaan dimana WP secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
substantif atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan dalam UndangUndang Perpajakan. Pernyataan mengenai kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) bersumber pada penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2006).
H. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sumarni dan Salamah (2006: 69), populasi merupakan keseluruhan obyek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik yang terbatas (finite) maupun tidak terbatas (infinite). Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang berada di ruang lingkup KPP Pratama Mataram Barat. 2. Sampel Sampel
adalah
bagian
populasi
yang
digunakan
untuk
memperkirakan karakteristik populasi (Sumarni dan Salamah, 2006: 70). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel nonprobabilititas dengan pengambilan sampel aksidental. Menurut Sumarni dan Salamah (2006: 78), pengambilan sampel aksidental menentukan sampel berdasarkan kebetulan yang ditemui atau siapa pun yang dipandang oleh peneliti cocok sebagai sumber data. Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan pendapat Slovin sebagai berikut (Suliyanto, 2007: 100):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
n
=
N 1 + Ne2
Keterangan: n = jumlah sampel minimum N = jumlah populasi e = persentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel.
I.
Teknik Pengujian Instrumen 1.
Uji Validitas Menurut Arikunto (1998: 160) dalam Taniredja dan Hidayati (2011:
42),
secara
mendasar
validitas
adalah
keadaan
yang
menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Jadi, suatu alat pengukur dapat dikatakan valid jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu. Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah korelasi product moment. Berikut ini rumus korelasi product moment (Sugiyono, 2012: 228):
Keterangan: rxy = koefisien korelasi setiap pernyataan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
X = skor tiap item pernyataan Y = skor seluruh pernyataan (total variabel) n = jumlah responden
2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang relatif sama maka pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik (Umar, 2003: 149). Menurut Priyatno (2011: 69), uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Metode uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah cronbach’s alpha. Hasil pengujian dapat dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha di atas 0,6 (Sekaran, 1992 dalam Jatmiko, 2006).
J.
Teknik Analisis Data Untuk menjawab rumusan masalah atau pembuktian hipotesis, maka penelitian melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Deskripsi Karakteristik Responden Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari frekuensi dan prosentase usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
pekerjaan, jumlah penghasilan dan tahun kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). 2. Deskripsi Hasil Kuesioner Deskripsi hasil kuesioner merupakan gambaran tentang variabel yang digunakan. Deskripsi ini memuat data statistik seperti: rerata (mean), simpangan baku (standar deviasi), nilai minimum dan nilai maksimum. 3. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi dasar dan asumsi klasik dilakukan sebelum analisis regresi linier. Uji-uji asumsi ini meliputi: a. Uji Normalitas Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, nilai residu mempunyai distribusi yang normal (Santoso, 2010: 210). Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas residual digunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut (Ghozali, 2005: 144 dalam Wulandari, 2011: 42): H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima H0 adalah sebagai berikut: Jika P-value < α, maka H0 ditolak Jika P-value ≥ α, maka H0 diterima
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
b. Uji Multikolinieritas Menurut Santoso (2010: 203), uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen. Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance value. Batas dari VIF adalah 10 dan nilai tolerance value ≤ 0,1. Jika nilai VIF ≥ 10 dan nilai tolerance value ≤ 0,1, maka terjadi multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Priyatno (2011: 296), uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Menurut Nugroho (2005: 62) dalam Wulandari (2011: 44), analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linier tidak terdapat heterokedastisitas jika: 1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0; 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja; 3) Penyebaran
titik-titik
data
tidak
boleh
membentuk
pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali; 4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
4. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi (Priyatno, 2011: 238). Persamaan regresi linier berganda adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan: Y
= Variabel dependen
X1, X2, X3
= Variabel independen
a
= Nilai konstanta
b1, b2, b3
= Koefisien regresi
e
= Simpangan baku estimasi (error)
5. Pengujian Hipotesis (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tergantung (Priyatno, 2011: 258). Dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut: H0 : b1; b2; b3 = 0, artinya pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara simultan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Ha: b1; b2; b3 ≠ 0: pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
Kriteria pengujian pada uji F : H0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05 H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel dan dikatakan signifikan jika < 0,05 6. Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Priyatno, 2011: 251). 7. Pengujian Hipotesis (Uji t) Tujuan dilakukan pengujian ini adalah ingin mengetahui sebuah nilai tertentu yang diberikan sebagai pembanding, berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut: H0 : b1 = 0, artinya pengetahuan pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Ha : b1
≠ 0, artinya pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. H0 : b2 = 0, artinya kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Ha : b2
≠ 0, artinya kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. H0 : b3 = 0, artinya sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
Ha : b3 ≠ 0, sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Kriteria pengujian: H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05 H0 ditolak jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel dan dikatakan signifikan jika < 0,05
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Responden Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat hingga bulan Agustus 2012, jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) efektif yang tercatat sebesar 34.141. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 100 WP OP. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada WP OP yang berada di KPP Pratama Mataram Barat. Kuesioner yang disebarkan kepada WP OP berjumlah 110 kuesioner. Namun dari 110 kuesioner yang disebarkan hanya 95 kuesioner yang dikembalikan dan terisi lengkap, sedangkan 15 kuesioner tidak terisi lengkap dan dianggap cacat sehingga tidak dapat digunakan dalam penelitian. Deskripsi karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri frekuensi dan prosentase usia, jenis kelamin, tingkat pedidikan, pekerjaan, jumlah penghasilan, dan tahun kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
1. Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Usia Usia Responden 20 – 24 tahun 25 – 29 tahun 30 – 34 tahun 35 – 39 tahun 40 – 44 tahun 45 – 54 tahun 55 – 59 tahun 60 – 64 tahun Total
Frekuensi 4 14 13 7 15 37 4 1 95
Persentase (%) 4,21 14,74 13,68 7,37 15,79 38,95 4,21 1,05 100
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 45-54 tahun. 2. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Frekuensi 44 51 95
Persentase (%) 46,32 53,68 100
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden laki-laki dan perempuan cukup seimbang dengan jumlah responden laki-laki sebanyak 44 responden dan responden perempuan sebanyak 51 responden.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
3. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan SLTP/ SMP SLTA/ SMA D-3/ Akademika S-1 Lain-lain Total
Frekuensi 1 43 1 45 5 95
Persentase (%) 1,05 45,26 1,05 47,38 5,26 100
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan di jenjang SLTA/ SMA sebanyak 43 responden dan tingkat pendidikan strata S-1 berjumlah 45 responden. 4. Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.4 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan PNS Karyawan Swasta Wiraswasta Lain-lain - Guru - Pensiunan Total
Frekuensi 46 34 8
Persentase (%) 48,42 35,79 8,42
5 2 95
5,26 2,11 100
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal tersebut disebabkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama secara berkala melakukan sosialisasi di instansi-instansi pemerintah sehingga responden yang bekerja sebagai PNS lebih patuh dibandingkan responden yang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
5. Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan Tabel 4.5 Data Responden Berdasarkan Jumlah Penghasilan Tingkat Penghasilan
Frekuensi
< Rp1.500.000 Rp1.500.000 – Rp3.000.000 Rp3.000.000 – Rp5.000.000 Rp5.000.000 – Rp7.000.000 Rp7.000.000 – Rp9.000.000 >Rp9.000.000 Total
3 42 41 9 95
Persentase (%) 3,16 44,21 43,16 9,47 100
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebanyak 42 responden
memiliki
Rp3.000.000,00.
jumlah
Sedangkan
penghasilan responden
sebesar
dengan
Rp1.500.000,00-
jumlah
penghasilan
Rp3.000.000,00-Rp5.000.000,00 sebanyak 41 responden.
6. Responden Berdasarkan Tahun Kepemilikan NPWP Tabel 4.6 Data Responden Berdasarkan Tahun Perolehan NPWP Tahun Perolehan NPWP 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Total
Frekuensi 9 26 22 26 7 1 4 95
Persentase (%) 9,47 27,37 23,16 27,37 7,37 1,05 4,21 100
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tahun perolehan NPWP pada tahun 2007 dan tahun 2009 sama sebanyak 26 responden.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
B. Deskripsi Hasil Kuesioner Deskripsi ini berisi data penelitian atau hasil dari kuesioner yang telah disebarkan tentang variabel yang digunakan. Deskripsi hasil kuesioner memuat data statistik seperti rerata (mean), simpangan baku (standar deviasi), serta skor minimum dan skor maksimum. Deskripsi hasil kuesioner secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Deskriptif Hasil Kuesioner
Variabel Penelitian Pengetahuan Pajak (X1) Kualitas Pelayanan (X2) Sanksi Perpajakan (X3) Kepatuhan WPOP (Y) Valid N (listwise)
N 95 95 95 95 95
Minimum Maximum Mean 26 21 9 15
40 33 20 25
34.24 28.57 14.60 20.92
Std. Deviation 2.319 2.230 2.185 2.127
Sumber: data primer diolah
Keterangan: N
= Jumlah responden;
Minimum
= Jumlah total skor terendah atau minimum dari setiap variabel;
Maksimum
= Jumlah total skor tertinggi atau maksimum dari setiap variabel ;
Mean
= besarnya nilai rata-rata;
Standar deviasi
= besarnya nilai penyimpangan rata-rata.
1. Pengetahuan Pajak Pengetahuan pajak menggambarkan seberapa banyak ilmu atau wawasan tentang pajak yang dimiliki atau diketahui oleh WP. Setiap Wajib
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
Pajak Orang Pribadi (WP OP) pasti memiliki pengetahuan pajak yang berbeda-beda. Sebagian besar pengetahuan pajak diperoleh WP OP dari sosialisasi yang diberikan oleh petugas pajak. Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pajak sehingga dapat menambah wawasan WP OP dan mampu memberikan kesadaran akan pentingnya pajak. Berdasarkan tabel di atas, tanggapan dari 95 responden mengenai pengetahuan pajak rata-rata sebesar 34,24 dengan standar deviasi sebesar 2,319. Responden memiliki total skor pengetahuan pajak minimum sebesar 26 dan maksimum sebesar 40. 2. Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan dikatakan berkualitas apabila dapat menyediakan produk atau jasa (pelayanan) sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Kualitas pelayanan diukur dengan kemampuan memberikan pelayanan yang memuaskan, memberikan pelayanan dengan tanggap, kemampuan, kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh petugas pajak. Berdasarkan tabel di atas, tanggapan dari 95 responden mengenai kualitas pelayanan dalam penelitian ini memiliki nilai rata-rata 28,57 dengan standar deviasi sebesar 2,230. Nilai minimum sebesar 21 dan nilai maksimum sebesar 33 adalah total skor terkecil dan terbesar dari jawaban responden.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
3. Sanksi Perpajakan Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi. Sanksi perpajakan diberikan/ dikenakan agar Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) mempunyai kesadaran dan patuh terhadap kewajiban pajak. Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan tanggapan 95 responden mengenai sanksi perpajakan nilai rata-rata sebesar 14,60 dengan standar deviasi sebesar 2,185. Nilai minimum untuk nilai terendah dari total skor nilai responden sebesar 9 dan nilai maksimum untuk nilai tertinggi dari total skor nilai responden sebesar 20. 4. Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) Kepatuhan WP OP didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana WP OP memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Kepatuhan pajak didasarkan pada adanya kewajiban WP OP untuk memasukkan Surat Pemberitahuan (SPT) dan melaporkan semua penghasilan secara akurat. Berdasarkan tabel di atas, 95 responden mempunyai kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) rata-rata 20,92 dengan standar deviasi 2,127. Nilai kepatuhan WP OP minimum sebesar 15 dan nilai kepatuhan maksimum sebesar 25.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
C. Teknik Pengujian Data 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam
penelitian
ini,
pengambilan
data
dilakukan
dengan
menggunakan kuesioner. Data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada Wajib Pajak (WP) yang berada di ruang lingkup Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat. Kuesioner yang disebarkan 110 kuesioner, dari hasil kuesioner yang disebarkan hanya 95 kuesioner yang kembali atau tingkat pengembalian kuesioner sebesar 95% disebabkan kuesioner tersebut tidak diisi lengkap oleh responden. Kuesioner terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu bagian I (pertama) berisi data responden yang akan digunakan untuk mengetahui karakteristik responden antara lain usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan dan kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sedangkan bagian II (kedua) berisi pernyataan mengenai pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, sanksi perpajakan dan kepatuhan WP. a. Uji Validitas Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi Pearson yang telah dibahas pada bab terdahulu. Validitas adalah
keadaan
yang
menggambarkan
tingkat
instrument
yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto, 1995: 219 dalam Taniredja dan Hidayati, 2011: 42).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
1) Variabel Pengetahuan Pajak Tabel 4.8 Analisis Uji Validitas Variabel Pengetahuan Pajak No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8
Nilai rhitung 0,514 0,449 0,509 0,655 0,708 0,732 0,466 0,654
Nilai rtabel 0,202 0,202 0,202 0,202 0,202 0,202 0,202 0,202
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel pengetahuan pajak memiliki rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel). Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan untuk variabel pengetahuan pajak dinyatakan valid. 2) Variabel Kualitas Pelayanan Tabel 4.9 Analisis Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan No. Item 1 2 3 4 5 6 7
Nilai rhitung 0,516 0,508 0,632 0,541 0,680 0,686 0,361
Nilai rtabel 0,202 0,202 0,202 0,202 0,202 0,202 0,202
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel kualitas pelayanan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan untuk variabel kualitas pelayanan dinyatakan valid. 3) Variabel Sanksi Perpajakan Tabel 4.10 Analisis Uji Validitas Variabel Sanksi Perpajakan No. Item 1 2 3 4
Nilai rhitung 0,662 0,668 0,710 0,700
Nilai rtabel 0,202 0,202 0,202 0,202
Keterangan Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel sanksi perpajakan memiliki rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel). Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan untuk variabel sanksi perpajakan dinyatakan valid. 4) Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) Tabel 4.11 Analisis Uji Validitas Variabel Kepatuhan WPOP No. Item 1 2 3 4 5
Nilai rhitung 0,654 0,678 0,761 0,706 0,436
Nilai rtabel 0,202 0,202 0,202 0,202 0,202
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa semua butir pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel). Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan untuk variabel kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dinyatakan valid.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
b. Uji Reliabilitas Suatu alat pengukur dapat dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur
suatu
gejala
pada
waktu
yang
berlainan
senantiasa
menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Nasution, 2007: 77 dalam Taniredja dan Hidayati, 2011: 42). Pengujian reliabilitas terhadap 24 pernyataan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode cronbach’s alpha. Kuesioner dapat dikatakan reliabel jika nilai dari cronbach’s alpha di atas 0,60 (Sekaran, 1992 dalam Jatmiko, 2006). 1) Variabel Pengetahuan Pajak
Tabel 4.12 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .718
8
Pada tabel 4.12 hasil uji reliabilitas pada variabel pengetahuan pajak di atas, menunjukkan bahwa variabel pengetahuan pajak memiliki nilai cronbach’s alpha 0,718 > 0,6. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa variabel pengetahuan pajak adalah reliabel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
2) Variabel Kualitas Pelayanan Tabel 4.13 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .616
7
Pada tabel 4.13 hasil uji reliabilitas pada variabel kualitas pelayanan, menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan memiliki nilai cronbach’s alpha 0,616 > 0,6. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa variabel kualitas pelayanan adalah reliabel. 3) Variabel Sanksi Perpajakan Tabel 4.14 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .619
4
Pada tabel 4.14 hasil uji reliabilitas pada variabel sanksi perpajakan, menunjukkan bahwa variabel sanksi perpajakan memiliki nilai cronbach’s alpha 0,619 > 0,6. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa variabel sanksi perpajakan adalah reliabel. 4) Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Tabel 4.15 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .659
5
Pada tabel 4.15 hasil uji reliabilitas pada variabel kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP), menunjukkan bahwa variabel
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
tersebut memiliki nilai cronbach‘s alpha 0,659 > 0,6. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa variabel kepatuhan WP OP adalah reliabel.
D. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan dengan mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas dengan metode One Sample Kolmogorov-Smirnov, uji multikolinearitas dengan melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF) dan tolerance, serta uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode scatterplot. 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang normal. Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. Sumber: data diolah
95 .0000000 1.99141577 .043 .040 -.043 .419 .995
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi (Asym. Sig 2-tailed) 0,995 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai residu/ eror dalam perhitungan dikatakan normal.
2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF) dan tolerance. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.17 Hasil Koefisiensi Multikolonieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Pengetahuan Pajak
.527
1.898
Kualitas Pelayanan
.536
1.865
Sanksi Perpajakan
.972
1.029
a. Dependent Variable: Kepatuhan WPOP Sumber: data diolah
Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1 untuk ketiga variabel maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas di atas dapat terlihat bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y.
Jadi
dapat
disimpulkan
heteroskedastisitas pada model regresi.
bahwa
tidak
terjadi
masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
E. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih varaibel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Tabel 4.18 Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
11.901
3.370
Pengetahuan Pajak
.073
.124
Kualitas Pelayanan
.272 -.086
Sanksi Perpajakan
Beta
t
Sig.
3.531
.001
.080
.589
.557
.128
.285
2.127
.036
.097
-.088
-.888
.377
a. Dependent Variable: Kepatuhan WPOP Sumber: data diolah
Persamaan regresi linier berganda: Y = 11,901 + 0,73X1 + 0,272X2 – 0,86X3 Keterangan: Y
= Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
X1
= Pengetahuan Pajak
X2
= Kualitas Pelayanan
X3
= Sanksi Perpajakan
Penjelasan persamaan tersebut sebagai berikut: 1. Konstanta (a) Jika semua variabel bebas memiliki nilai 0 maka nilai variabel terikat (beta) sebesar 11,901;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
2. Pengetahuan pajak (X1) terhadap Kepatuhan WP OP (Y) Nilai koefisien pengetahuan pajak untuk variabel X1 sebesar 0,73. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan pengetahuan pajak satu satuan maka variabel kepatuhan WP OP akan naik sebesar 0,73 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap; 3. Kualitas pelayanan (X2) terhadap Kepatuhan WP OP (Y) Nilai koefisien kualitas pelayanan untuk variabel X2 sebesar 0,272. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan kualitas pelayanan satu satuan maka variabel kepatuhan WP OP akan naik sebesar 0,272 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap; 4. Sanksi perpajakan (X3) terhadap Kepatuhan WP OP (Y) Nilai koefisien sanksi perpajakan untuk variabel X3 sebesar 0,86 dan betanda negatif. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan sanksi perpajakan satu satuan maka variabel kepatuhan WP OP akan turun sebesar 0,86 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
F. Pengujian Hipotesisi (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersamasama terhadap variabel tergantung (Priyatno, 2011: 258).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
Tabel 4.19 Anova untuk Uji F ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression
df
Mean Square
52.547
3
17.516
Residual
372.779
91
4.096
Total
425.326
94
F 4.276
Sig. .007a
a. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pengetahuan Pajak b. Dependent Variable: Kepatuhan WPOP Sumber: data diolah
Tahap-tahap untuk melakukan uji F sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis H0
: pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara simultan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP
Ha
: pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP
2. Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 3. Menentukan Fhitung Berdasarkan tabel 4.19 diperoleh Fhitung sebesar 4,276. 4. Menentukan Ftabel Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α = 5%, df 1 (jumlah variabel-1) atau 4-1 = 3 dan df 2 (n-k-1) atau 95-3-1 = 91 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Hasil perolehan untuk Ftabel sebesar 2,705 (Lampiran halaman 115).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
5. Kriteria pengujian H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05 H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel dan dikatakan signifikan jika < 0,05 6. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel Nilai Fhitung > Ftabel (4,276 > 2,705)
Daerah Terima H0 Daerah Tolak H0
Daerah Tolak H0
-2,705 2,705 4,276 Gambar 4.2 Daerah Diterima dan Daerah Ditolak H0 (Uji F) 7. Kesimpulan Karena nilai Nilai Fhitung > Ftabel (4,276 > 2,705) dengan signifikan 0,007 < 0,05 maka H0 ditolak, artinya pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
G. Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Analisis
determinasi
digunakan
untuk
mengetahui
prosentase
sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Priyatno, 2011: 251).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
Tabel 4.20 Analisis Koefisien Determinasi Model Summary Model 1
R
R Square a
.351
Adjusted R Square
.124
.095
Std. Error of the Estimate 2.024
a. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pengetahuan Pajak
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh angka adjusted R square sebesar 0,095 atau (9,5%). Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) sebesar 9,5%. Sedangkan sisanya 90,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
H. Pengujian Hipotesis (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: 1. Variabel Pengetahuan Pajak a. Menentukan hipotesis: H0 : Pengetahuan pajak secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Ha : Pengetahuan pajak secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
b. Menentukan tingkat signifikansi: Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 c. Menentukan thitung: Berdasarkan output di tabel 4.18 diperoleh thitung sebesar 0,589. d. Menentukan ttabel: Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 95-3-1 = 91. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi 0,025) hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 1,986. e. Kriteria pengujian: H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05 H0 ditolak jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel dan dikatakan signifikan jika < 0,05 f. Membandingkan thitung dengan ttabel: Nilai –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ 0,589 ≤ 1,986 maka H0 diterima
Daerah Terima H0 Daerah Tolak H0 -1,986
Daerah Tolak H0 0,589
1,986
Gambar 4.3 Daerah Terima dan Daerah Tolak H0 (Hipotesis 1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
g. Kesimpulan: Karena nilai –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ 0,589 ≤ 1,986 dengan signifikan 0,557 > 0,05 maka H0 diterima, artinya pengetahuan pajak secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP).
2. Variabel Kualitas Pelayanan a. Menentukan hipotesis: H0 :
Kualitas pelayanan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Ha : Kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi b. Menentukan tingkat signifikansi: Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 c. Menentukan thitung: Berdasarkan output di tabel 4.18 diperoleh thitung sebesar 2,127. d. Menentukan ttabel: Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 95-3-1 = 91. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi 0,025) hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 1,986. e. Kriteria pengujian: H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
H0 ditolak jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel dan dikatakan signifikan jika < 0,05 f. Membandingkan thitung dengan ttabel: Nilai thitung > ttabel = 2,127 > 1,986 maka H0 ditolak.
Daerah Terima H0 Daerah Tolak H0 -1,986
Daerah Tolak H0 1,986 2,127
Gambar 4.4 Daerah Diterima dan Daerah Tolak H0 (Hipotesis 2) g. Kesimpulan: Karena Nilai thitung > ttabel (2,127 > 1,986) dengan signifikan 0,036 < 0,05 maka H0 ditolak, artinya kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP).
3. Variabel Sanksi Perpajakan a. Menentukan hipotesis: H0 :
Sanksi perpajakan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Ha : Sanksi perpajakan secara parsial berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
b. Menentukan tingkat signifikansi: Tingkat signifikansi menggunakan 0,05. c. Menentukan thitung: Berdasarkan output di tabel 4.18 diperoleh thitung sebesar – 0,888. d. Menentukan ttabel: Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 95-3-1 = 91. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi 0,025) hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 1,986. e. Kriteria pengujian: H0 diterima jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel dan dikatakan signifikan jika > 0,05 H0 ditolak jika –thitung < -ttabel atau thitung > ttabel dan dikatakan signifikan jika < 0,05 f. Membandingkan thitung dengan ttabel: Nilai - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ - 0,888 ≤ 1,986 maka H0 diterima.
Daerah Terima H0 Daerah Tolak H0 -1,986
Daerah Tolak H0 -0,888
1,986
Gambar 4.5 Daerah Diterima dan Daerah Ditolak H0 (Hipotesis 3)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
g. Kesimpulan: Karena nilai - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ - 0,888 ≤ 1,986 dengan signifikan 0,377 > 0,05 maka H0 diterima, artinya sanksi perpajakan secara parsial tidak berpengaruh siginifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP).
I.
Pembahasan Pengaruh faktor pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP), penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Uji F (Secara Simultan) Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji F, diperoleh hasil Fhitung > Ftabel (4,276 > 2,705) dengan signifikan 0,007 < 0,05 maka H0 ditolak, artinya pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. 2. Uji t (Secara Parsial) a. Pengetahuan Pajak Faktor pengetahuan pajak dengan hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) ditolak. Hal tersebut ditunjukkan dengan pengujian hipotesis menggunakan uji t, di mana diperoleh hasil thitung ≤ ttabel = 0,589 ≤ 1,986 dengan signifikan 0,557 > 0,05.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
Pengetahuan pajak menggambarkan seberapa banyak ilmu atau wawasan tentang pajak yang dimiliki atau diketahui oleh WP OP. Pengetahuan pajak biasanya diperoleh WP OP dari petugas pajak. Berdasarkan deskripsi data responden, mayoritas WP OP berusia 45-54 tahun. Pada usia tersebut, WP OP sudah memiliki pengetahuan pajak yang cukup luas. Selain itu, sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan S-1 dan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sehingga WP OP diharapkan sudah memiliki pengetahuan pajak yang lebih luas daripada WP OP yang lainnya. Salah satu upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk meningkatkan pengetahuan pajak yang dimiliki oleh WP OP yakni dengan mengadakan kegiatan sosialisasi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyadarkan WP OP akan kewajiban perpajakannya dan memberikan pemahaman mengenai pengetahuan pajak kepada WP OP agar lebih mudah dimengerti. Namun, dalam prakteknya masih banyak WP OP yang enggan atau dengan sengaja tidak patuh melaksanakan kewajiban perpajakannya. Oleh karena itu, secara parsial pengetahuan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan WP OP. b. Kualitas Pelayanan Faktor kualitas pelayanan dengan hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP diterima. Hal tersebut ditunjukkan dengan pengujian hipotesis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
menggunakan uji t, dimana diperoleh hasil Nilai thitung > ttabel = 2,127 > 1,986 dengan signifkan 0,036 < 0,05. Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai
sesuatu yang
berhubungan dengan terpenuhinya harapan atau kebutuhan pelanggan. Pelayanan dapat dikatakan berkualitas apabila dapat memberikan keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum pada WP OP. Peningkatan kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara ketepatan waktu, kesopanan, dan keramahan dalam memberikan pelayanan serta kenyamanan dalam memperoleh pelayanan (lokasi, ruang, kemudahan dan informasi). Mayoritas responden dalam penelitian ini adalah perempuan, dimana perempuan biasanya lebih memiliki kepekaan dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan lebih memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan (sarana dan prasarana) sehingga petugas pajak harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada WP OP. Oleh karena itu, kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan WP OP. c. Sanksi Perpajakan Faktor sanksi perpajakan dengan hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan WP OP ditolak. Hal tersebut ditunjukkan dengan pengujian hipotesis menggunakan uji t, di mana diperoleh hasil - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ - 0,888 ≤ 1,986 dengan signifikan 0,377 > 0,05.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi. Selain itu, sanksi perpajakan juga dapat digunakan sebagai alat pencegah agar WP OP tidak melanggar norma perpajakan. Sanksi perpajakan diberikan agar WP OP mempunyai kesadaran dan patuh terhadap kewajiban perpajakan. WP OP akan memenuhi kewajiban perpajakannya, apabila memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikan. Berdasarkan deskripsi data responden dalam penelitian, responden memiliki jumlah penghasilan berkisar antara Rp1.500.000Rp5.000.000,-. Dengan jumlah penghasilan yang cukup besar, WP OP tidak memandang sanksi perpajakan sebagai hal yang merugikan sehingga sanksi perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan WP OP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Uji F (Secara Simultan) Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji F, diperoleh hasil Fhitung > Ftabel (4,276 > 2,705) dengan signifikan 0,007 < 0,05 maka H0 ditolak, artinya pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. 2. Uji t (Secara Parsial) a. Pengetahuan Pajak Melalui uji hipotesis dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ 0,589 ≤ 1,986 sehingga tidak berhasil menolak H0 yang artinya pengetahuan pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. b. Kualitas Pelayanan Melalui uji hipotesis dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung > ttabel = 2,217 > 1,986 sehingga berhasil menolak H0 yang artinya kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. 84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
c. Sanksi Perpajakan Melalui uji hiptesis dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai ttabel ≤ thitung ≤ ttabel = -1,986 ≤ -0,888 ≤ 1,986 sehingga tidak berhasil menolak H0 yang artinya sanksi perpajakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini, peneliti tidak mengetahui secara pasti mengenai jumlah jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) yang berada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Barat.
C. Saran Bagi para peneliti selanjutnya, sebaiknya menambahkan data mengenai jumlah jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan WP OP yang berada di KPP Pratama Mataram Barat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Budi R, Ikhsan. 2007. “Kajian Terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak”. Jurnal Akuntansi ,Manajemen Bisnis san Sektor Publik. Vol. 3. (Juni). No. 3: 288-310. Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik Konsep, Dimensi, Indikator dan Implementasinya. Cetakan I. Penerbit Gava Media, Yogayakarta. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta. Jatmiko, Agus Nugroho. 2006. “Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang)”. Tesis Dipublikasikan. Universitas Diponegoro, Semarang. eprints.undip.ac.id/15261/1/Agus_Nugroho_Jatmiko.pdf. Diakses tanggal 10 Agustus 2012. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga, Jakarta. Maharia, Gapong. 2011. “Pengaruh Wajib Pajak dalam Memoderasi Hubungan antara Pelayanan Pajak dengan Persepsi Penerimaan Pajak”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi 2011. Penerbit Andi, Yogyakarta. Menteri Keuangan. 2012. Realisasi Tax Ratio 2011 Naik Satu Persen. http://www.pajak.go.id/content/menteri-keuangan-realisasi-tax-ratio-2011naik-satu-persen. Diakses tanggal 10 Januari 2012. Muliari, Ni Ketut dan Putu Ery Setiawan. 2009. “Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Udayana, Denpasar. ojs.unud.ac.id/index.php/jiab/issue/view/421. Diakses tanggal 15 September 2012. Novitasari, Fin-Fin. 2009. “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Pajak”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Kristen Petra, Surabaya. dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_8814.html. Diakses tanggal 10 Agustus 2012. 86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi & Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan UU Terbaru. Cetakan Pertama. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Prabawa, Made Adi Mertha. 2012. “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Sikap Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara”. Media Bina Ilmiah. Vol 6. (Maret) No. 2: 51-55. Pramuditha, Christiani Maria. 2010. “Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak Orang Pribadi Mengenai Undang-Undang Pajak Penghasilan Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System (Studi Survei pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Widyatama, Bandung. dspace.widyatama.ac.id/jspui/handle/123456789/1433. Diakses tanggal 15 September 2012. Priyatno, Duwi. 2011. Buku Saku SPSS Analisis Statistik Data Lebih Cepat, Efisien, dan Akurat. Cetakan Pertama. Penerbit MediaKom, Yogyakarta. Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal. Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Romandana, Anggraini. 2012. “Pengaruh Pengetahuan Pajak, Persepsi Petugas Pajak dan Sistem Administrasi Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan WP OP”. Skripsi Dipublikasikan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas, Surabaya. http://katalog.lbrary.perbanas.ac.id/download-6190_artikel%20Ilmiah.pdf. Diakses tanggal 5 Februari 2013. Rustiyaningsih, Sri. 2011. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak”. Widya Warta. (Juli). Tahun XXXV. No.02: 44-54. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Simanjuntak, Timbul Hamonangan dan Imam Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan Dalam Pembangunan Ekonomi. Cetakan Pertama. Penerbit Raih Asa Sukses, Jakarta. Sujarweni, V Wiratna dan Poly Endrayanto. 2012. Statistik untuk Penelitian. Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Suliyanto. 2007. Metode Riset Bisnis. Edisi I. Penerbit Andi, Yogyakarta. Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Ke-20. Penerbit Alfabeta, Bandung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke15. Penerbit Alfabeta, Bandung. Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit Andi, Yogyakarta. Supriyati dan Nur Hidayati. 2008. “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. Akuntansi dan Teknologi Informasi. Vol. 7. (Mei). No. 1: 41-50. Susianti, Dewi. 2006. “Pemahaman Wajib Pajak Badan terhadap Pajak Penghasilan”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Sutanto, Melina. 2009. “Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak dan Jumlah Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Mataram”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Kristen Petra, Surabaya. dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_14483_9.html. Diakses Tanggal 10 Agustus 2012. Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah. 2011. Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Cetakan Kesatu. Penerbit Alfabeta, Bandung. Tarjo dan Indra Kusumawati. 2006. “Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System: Suatu Studi di Bangkalan”. JAAI. Vol 10. (Juni). No1: 101-120. Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis Panduan Mahasiswa untuk Melaksanakan Riset Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil Riset Bidang Manajemen dan Akuntansi. Cetakan Kedua. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007, tentang “Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan”. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang “Pajak Penghasilan”. Widodo, Widi. 2010. Moralitas, Budaya, dan Kepatuhan Pajak. Cetakan Kesatu. Penerbit Alfabeta, Bandung. Wulandari, Monica Indah. “Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaksanakan Kewajiban Pajak Penghasilan”. Skripsi Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
KATA PENGANTAR
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari diTempat
Dengan segala kerendahan hati perkenankanlah saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, pada kesempatan ini memohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk meluangkan waktu mengisi kuisioner ini. Adapun judul penelitian saya adalah “Pengaruh Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi”. Hasil penelitian ini hanya untuk kalangan sendiri dan saya berjanji untuk menjamin
kerahasiaannya.
Oleh
karena
itu,
saya
mohon
kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk mengisi kuesioner ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Demikian permohonan saya, atas bantuan dan kerja sama Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Fransisca Novieta Afsari Dewi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
A. Identitas Responden: 1. Nama
: ________________________________(boleh dikosongkan)
2. Umur
:
3. Jenis Kelamin :
Tahun Laki-laki Perempuan
4. Pendidikan Terakhir : SLTP/SMP SLTA/SMA D – 3/AKADEMIKA Jenjang S – 1 Jenjang S – 2 Lain – lain ………………………. 5. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS) Karyawan Swasta Wiraswasta Lain – lain ……………………….. 6. Berapakah jumlah penghasilan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari setiap bulannya? Kurang dari Rp 1.500.000
Rp 5.000.000 – Rp 7.000.000
Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000
Rp 7.000.000 – Rp 9.000.000
Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000
Lebih dari Rp 9.000.000
7. Sejak kapan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)? Tahun 2012
Tahun 2008
Tahun 2011
Tahun 2007
Tahun 2010
Tahun 2006
Tahun 2009
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
B. Petunjuk pengisian: 1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama. 2. Pastikan anda tidak melewati 1 (satu) nomor pun. 3. Jawablah pertanyaan sesuai dengan pendapat Saudara dengan memberikan tanda silang (X) pada setiap pertanyaan dan kolom yang telah tersedia. 4. Alternatif jawaban tersebut adalah sebagai berikut: SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
N
: Netral
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
C. Pernyataan 1. Instrumen Pengetahuan Pajak No
Pernyataan
1
Pajak selaku instrumen hukum yang diatur oleh Undang-Undang adalah suatu kewajiban yang mengikat bagi setiap warga negara (Wajib Pajak). Pajak mempunyai sifat memaksa.
2 3
4 5 6
7
8
Pajak merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Setiap Wajib Pajak (WP) diharuskan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) NPWP dapat digunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP. Dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan, WP diwajibkan mencantumkan NPWP yang dimilikinya . WP seharusnya menghitung dan menetapkan sendiri jumlah pajak yang terutang melalui pengisian formulir Surat Pemberitahuan (SPT). WP wajib mengisi dan menyampaikan SPT dengan benar, lengkap, jelas dan menandatanganinya.
SS
S
N
TS STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
2. Instrumen Kualitas Pelayanan No
Pernyataan
1
Petugas sopan dan memberikan pelayanan dengan baik. Petugas memberikan pelayanan dengan cepat dan memuaskan. Petugas tanggap dan sangat membantu.
2 3 4
5
6 7
SS
S
N
TS STS
SS
S
N
TS STS
Petugas senantiasa memperhatikan keberatan Wajib Pajak (WP) atas pajak yang dikenakan. Penyuluhan yang dilakukan oleh petugas dapat membantu pemahaman anda mengenai hak dan kewajiban anda selaku WP Teknologi yang digunakan KPP sudah cukup modern. Gedung KPP sudah cukup memadai (bersih, rapi dan nyaman).
3. Instrumen Sanksi Perpajakan No
Pernyataan
1
Sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar Wajib Pajak (WP) tidak melanggar norma perpajakan. Peraturan perpajakan sudah dilaksanakan secara merata/ adil untuk semua masyarakat. Peraturan pajak sudah seimbang antara hak dan kewajiban WP. Denda sebesar 2% per bulan yang dikenakan pada WP adalah wajar.
2
3 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
4. Instrumen Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi No 1
2 3
4 5
Pernyataan
SS
Dalam 2 tahun terakhir saya menyampaikan atau melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dengan tepat waktu Saya selalu menyampaikan SPT Tahunan sebelum jatuh tempo Dalam 2 tahun terakhir saya menyampaikan SPT Masa (bulanan) dengan tepat waktu Saya selalu menyampaikan SPT Masa sebelum jatuh tempo Saya tidak pernah dikenakan sanksi administrasi atau denda oleh Dirjen Pajak berkaitan dengan SPT Tahunan dan Masa “Terima Kasih atas Partisipasi Anda”
S
N
TS STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI