PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INTEGRASI TIMOR TIMUR KE DALAM PEMERINTAHAN INDONESIA 1976 - 1999 MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh RENDRA PURNAWAN JAPESA NIM : 091314014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INTEGRASI TIMORTIMUR KE DALAM PEMERINTAHAN INDONESIA TAHUN 1976 - 1999 MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh :
RENDRA PURNAWAN JAPESA NIM : 091314014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Makalah ini saya persembahkan kepada : 1. Allah SWT yang telah memberikan berkat dan rahmatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. 2. Kedua orang tuaku terkasih, Bapak Syamsu Udaya dan Ibu Rosina, yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, membimbingku dengan penuh kesabaran, dan selalu memotivasiku untuk terus belajar. 3. Adikku terkasih, Dewi Juwita Cahyati dan pacarku Leny Astriani yang selalu motivasi untuk segera menyelesaikan makalah ini.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Jas Merah” Jangan sekali-kali melupakan sejarah, tapi jangan juga sekaliKali meratapi sejarah, karena yang seharusnya kita lakukan adalah belajar dari sejarah. (Soekarno)
Tak ada kesulitan yang tak terkalahkan. Bahkan kesulitan yang bersifat khayalan pun bias diatasi dengan berfikir yang benar. (Norman Vincent Peale)
Semakin keras anda bekerja, semakin sulit untuk menyerah. (Vince Lombardi)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Agustus 2015 Penulis
Rendra Purnawan Japesa
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Rendra Purnawan Japesa
Nomor Mahasiswa
: 091314014
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Integrasi Timor Timur ke Dalam Pemerintahan Indonesia Tahun 1976-1999”. Demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 26 Agustus 2015
Yang menyatakan
Rendra Purnawan Japesa
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
INTEGRASI TIMORTIMUR KE DALAM PEMERINTAHAN INDONESIA TAHUN 1976 - 1999 Rendra Purnawan Japesa Universitas Sanata Dharma 2015
Tujuan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis tiga permasalahan pokok, yaitu :1) Proses integrasi Timor Timur kewilayah Republik Indonesia. 2) Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia. 3) Dampak integrasi terhadap perkembangan wilayah Timor Timur. Makalah ini disusun melalui studi pustaka, mengunakan pendekatan multi dimensional, dan ditulis secara deskrptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :1) proses integrasi dimulai ketika Indonesia memiliki kepentingan untuk membendung pengaruh paham komunis di ASIA 2) Rakyat Timor Timur berkeinginan untuk bergabung dengan Indonesia agar kenflik sosial di Timor Timur berakhir. 3) dampak negative dari integrasi menimbulkan banyak korban jiwa maupun harta bagirakyat Timor Timur, dan dampak positif banyak membantu perkembangan polapikir masyarakat Timor Timur dalam memandang dan menyelesaikan permasalahan.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
The integration of East Timor into the Indonesian government in1976 - 1999 Rendra Purnawan Japesa Sanata Dharma University 2015
The purpose of this papers for description something and anality 3 main/major problems. 1) Th integration process of Timor Timur to the Republic of Indonesia Region. 2) Factor integration of Timor Timur with Indonesia. 3) The impact of integration for development Timor Timur region. This papers created by study literature with approach multydimensional, an written by description analysis. The goal of the research showes that : 1) The prosess of integration begen when Inonesia have interst for stem comunism in ASIA. 2) Timor Timur citizen wanna joine with Indonesia with that the social conflict of Timor Timur done. 3) The negatively impact from integration cause many fatalities which aset for Timor Timur cityzen and the positive impact so much helpfull development mindset for Timor Timur citizen when facing problems.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “INTEGRASI TIMOR TIMUR KE DALAM PEMERINTAHAN INDONESIA TAHUN 1976 - 1999”. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin mengucap kanterimakasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ibu Dra. Theresia Sumini, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. 3. Bapak Dr. Anton Haryono, M. Hum selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing, memberikan banyak pengarahan dan masukkan, serta saran selama proses penulisan dan penyusunan makalah ini. 4. Seluruh dosen danpihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma. 5. Seluruh karyawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan pelayanan dan membantu penulis dalam memperoleh sumber penulisan makalah ini. 6. Seluruh keluargaku, terkhusus untuk kedua orang tuaku, Bapak Sanyu Udaya dan Ibu Rosina, serta adikku Dewi J C, dan juga pacarku tersayang Leny Astriani terimakasih atas dukungan, do’a dan semangat yang selalu diberikan kepada saya. 7. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2009, terimakasih atas dukungan dan do’anya.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Semua pihak yang telah membantu, namun tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terimakasih atas dukungan dan do’anya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, guna penyempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 26 Agustus 2015
Rendra Purnawan Japesa
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................... vii ABSTRAK....................................................................................................... viii ABSTRACT ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR........................................................................................ x DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi BABIPENDAHULUAN..................................................................................... 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................ 6 D. Sistematika Penulisan ............................................................................. 7
BAB II PROSES INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WILAYAH REPUBLIK INDONESIA .................................................................... 8 A. Terbentuknya Partai Politik di Timor Timur ........................................... 8 xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Campur Tangan Pemerintah Indonesia............ ...................................... 12 C. Perang Saudara. .................................................................................... 13 D. Deklarasi Sepihak Fretilin .................................................................... 14 E. Deklarasi Balibo ................................................................................... 17 F. Invasi Militer Indonesia ke Timor Timur............................................... 19 G. Peresmian Integrasi Timor Timur Oleh Indonesia ................................. 22 H. Operasi Keamanan Setelah Peresmin Integrasi ..................................... 23 I. Pemilu Pertama di Timor Timur............................................................. 26
BAB III FAKTOR INTEGRASI TIMOR TIMOR DENGAN INDONESIA ...................................................................................... 29 A. Faktor Dari Rakyat Timor Timur .......................................................... 29 B. Faktor Dari Pemerintah Indonesia......................................................... 32
BAB IV DAMPAK INTEGRASI TERHADAP PERKEMBANGAN TIMOR TIMUR ................................................................................ 37 A. Dampak Negatif Dari Integrasi Timor Timur ke Indonesia .................. 37 1...................................................................................................... D alam Bidang Sosial ........................................................................ 37 a).......................................................................................... O perasi Seroja Berlanjut ....................................................... 37 b).......................................................................................... P emberontakan Pertama Setelah Takluknya Timor Timur Oleh ABRI......................................................................... 39 c).......................................................................................... T ragedi Santa Cruz............................................................... 40 2...................................................................................................... D alam Bidang Politik ....................................................................... 43 3...................................................................................................... D alam Bidang Ekonomi ................................................................... 44 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Dampak Positif Dari Integrasi Timor Timur Dengan Indonesia............. 45 1...................................................................................................... D alam Bidang Sosial ........................................................................ 45 2...................................................................................................... D alamBidang Politik ........................................................................ 48 3...................................................................................................... D alam Bidang Ekonomi ................................................................... 51 C. Dampak Lepasnya Timor Timur Dari Indonesia………………………..53
BAB V KESIMULAN...................................................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 60 LAMPIRAN .................................................................................................... 63
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Silabus............................................................................................................... 63 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................... 68
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Timor merupakan suatukawasan yang sudah dikenal secara luas sejak kurang lebih 200 tahun yang lalu, terutama karena eksotisme produk kayu cendananya yang aromanya sangat mempesona. Jauh sebelum Belanda dan Portugis masuk ke wilayah ini, pulau Timor adalah bagian dari jaringan perdagangan yang secara politis berpusat di Jawa Timur dan kemudian bergabung dengan Sulawesi, jaringan ini terikat dalam satu jaringan komersial dengan Cina dan India.1 Kawasan pulau Timor membujur dari arah barat daya ke timur laut. Satusatunya batas darat adalah disebelah barat daya, yaitu dengan bagian barat pulau Timoryang merupakan wilayah dari provinsi NTT. Luas wilayah pulau Timor bagian timuradalah 14.989.375 km2, sedangkan belahan bagian barat yang masuk provinsi NTT adalah 13.819.41 km2.2Keadaan alam pulau Timor kurang bagus karena kondisi tanahnya terdiri dari bebatuan kapur dan pegunungan yang tidak vulkanis seperti di pulau Jawa, sehingga tumbuh-tumbuhan tidakbanyak jenisnya,akan tetapi kayu cendana banyak tumbuh diwilayah ini.
1
Jhon GTaylor,Perang Tersembunyi ( Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan),Jakarta, Porum solidaritas untuk rakyat Timor Timur, 1998, hlm, 2. 2 A Kardiyat Wiharyanto,SEJARAH INDONESIA DariProklamasi Sampai Pemilu 2009. Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma,2011,hlm, 198.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
Produk kayu cendana inilahyang menjadi daya tarik bangsa Eropa datang kewilayah timur Indonesia.Kedatangan Portugis pertamakali di kawasan Timor adalah di pulau Solor.Ada dua versi kedatangan bangsa Portugis ke pulau Timor. Versi pertama menyatakan bahwa Portugis tiba dipulau Timor tahun 1511, ketika penjajahan Portugis Alfonso de Abrau mengelilingi pulau tersebut dan membuat peta mengenainya. Sementara versi kedua menyatakan bahwa kedatangan bangsa Portugis untuk pertama kalinya ke Pulau Timor adalah tahun 1519, ketika Ferdinand Magallen menjejakkan kaki untuk pertama kalinya dipulau itu dengan menumpang kapal berbendera Spanyol. Sampai saat ini para sejarawan belum sepakat mengenai kapan persisnya Bangsa Portugis datangke pulau Timor. Setelah Belanda menguasai sebagian wilayahpulau Timor bagian barat yaitu wilayah Solor, kegiatan Portugis terdesak ke pulau Timor bagian timur, pada tahun 1640 orang-orang Portugis mulai membangun tempat tinggal baru di Timor, khusus untuk para pastor dan pedagang. Sejak saat itu perhatian Portugis semakin terpusat ke pulau Timor bagian timur ini. Siasat pertama yang berorientasi pada agama dan perdagangan mulai berubah bentuk menjadi ekspansi teritorial dengan mendirikan benteng-benteng. Politik adu domba dipraktikkan antara raja-raja setempat yang diakhiri dengan pengakuan kekuasaan Portugis oleh masyarakat pribumi.3 Akan tetapi secara administratif atau secara de facto Portugal menancapkan kekuasaanya pada tahun 1665 saat Raja Muda Portugal yang berkedudukan di
3
Ibid., hlm 198-199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
India mengangkat Simon Luis sebagai kepala daerah Timor pertama.4 Sementara itu Belanda semakin memperluas kekuasannya kewilayah Nusa Tenggara Timur, sehingga Portugis semakin terdesak dan pada tahun 1769 tinggal menguasai daerah Timor bagian timur saja.Pengaruh Portugis mengalami kemunduran di wilayah-wilayah jajahannya.Sejak tahun 1662 satu demi satu wilayah jajahan Portugis jatuh ketangan lawan-lawannya yaitu Belanda dan Inggris, begitupun denganwilayah jajahannya di Indonesia khususnya pulau Timor bagian barat (Flores) kecuali Timor bagian timur. Meskipun Portugis hanya menguasai sebagiankecil wilayah pulau Timor, Portugis tidak begitu saja dengan mudah menanamkan kekuasaanya di daerah tersebut.Itu terbukti sejak Portugis mulai berusaha menguasai daerah Timor Timur, rakyat secara terus menerus melakukan perlawanan.5 Sejarah mencatat bahwa bangsa Timor melakukan perlawanan terhadap Portugis untuk pertamakalinya pada tahun 1641. Pada waktu itu sejumlah penguasa lokal,
yaitu mereka yang tinggal dikawasan Wahale,
mengontrol sebagian wilayah pantai Timor. Akantetapi tahun 1642 Portugis mampu menguasai keadaan setelah pasukan mereka memenangkan pertempuran didaerah Atapupu.6 Pulau Timormerupakan satu kesatuan pulau yang dibagi dua menjadi wilayah Portugis dan Belanda pada masa kolonial. Portugismenguasai wilayah Timor bagian timur atau yang sekarang disebut dengan Timor Leste dan Belanda
4
Genewati dkk, Keamanan Diperbatasan Indonesia-Timor Leste. Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 55-56. 5 A K Wiharyanto, op, cit, hlm. 200. 6 Genawati dkk, op, ci, hlm. 58.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
menguasai daerah Timor bagian Barat atau yang disebut sebagai Provinsi Nusa TenggaraTimur.7 Pulau Timor bagian timur bukan bagian dari tanah jajahan Belanda melainkan jajahan Portugal.Dengan demikianmaka kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak mencakup wilayah Timor bagian timur.8 Akan tetapi Timor Timur pernah berintegrasi dengan pemerintahan Republik Indonesia pada tahun 1976 sampai dengan tahun 1999 yang kemudian mendeklarasikan kemerdekaan wilayahnya sebagai Negara yang merdeka dan berdiri sendiri dengan nama Timor Leste. Dalam proses menginterasikan Timor Timur kewilayah pemerintahan Indonesia,
Indonesia
merancang
sebuah
Undang-Undang
Integrasi
dan
mendirikan Majelis Rakyat pada bulan Mei 1976. Tugas dari anggota Majelis ini adalah menyusun petisi yang diperuntukkan kepada Presiden Soeharto yang meminta Indonesia untuk mengabulkan integrasi.9 Petisi ini ditandatangani oleh Arnaldo dos Reis Araujo sebagai ketua PSTT (Pemerintahan Sementara Timor Timur) dan Guilherme Goncalves selaku dewan perwakilan rakyat daerah, isi utama dari petisi singkat ini adalah agar Timor-Leste disatukan dengan Indonesia tanpa dilakukannya sebuah referendum. Pada tahun 1975, perkembangan politik di Timor Timur mengalami keadaan yang paling kritis dengan adanya tindakan sepihak dari Fretilin, dengan
7
8
Ibid., hlm. 55.
Setyohadi, Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa, Jakarta,2002,hlm. 158. (Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste), Chaga! Laporan Komisi Penerimaan Kebenarandan Rekonsiliasi( CAVR ) di Timor-Leste. Volum 1,Jakarta, PT Gramedia, 2010, hlm. 238. 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
melakukan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 25 November 1975. Namun partai lain menandingi deklarasi kemerdekaan Fretilin dengan melakukan deklarasi “integrasi” yang isinya ingin bergabung dengan Indonesia, dan ahkirnya masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan melalui UU No. 7 Th. 1976 (LN. 1976-36) tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu juga lahir PP No. 19 Th. 1976 (LN. 1976-36) tentang Pembentukan Propinsi Daerah Tingkat I Timor Timur serta dipertegas lagi melalui Ketetapan MPR No. VI/MPR/1976 yang mengukuhkan penyatuan wilayah Timor Timur yang terjadi pada tanggal 17 Juli 1976 ke dalam wilayah Negara Kesatuan RI. Proses integrasi ini didasarkan pada Deklarasi Balibo yang ditandatangani pada tanggal 30 November 1975. Deklarasi Balibo dan ketentuan-ketentuan di atas menjadi dasar klaim bagi pemerintah Indonesia. Namun pada ahkirnya persaudaraan itu hanya berlangsung 23 tahun, yang disebabkan timbulnya perbedaan keinginan antara pemerintah Indonesia dengan Fretilin yang mengklaim sebagai pemerintah. Pada tanggal 17 Juli 1976, Presiden Soeharto menandatangani undangundang yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, meresmikan tindakan Indonesia mengintegrasikan Timor-Leste.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai sejarah Timor Timur ( Timor Leste ) dari proses Integrasi sampai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
terjadinya Refrendum 1976 - 1999, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia? 2. Apa yang menjadi Faktorintegrasi Timor Timur dengan Indonesia? 3. Bagaimana dampak integrasi terhadap perkembangan wilayah TimorTimur?
C. Tujuan dan Manfaat penulisan 1. Tujuan Penulisan Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis : a. Proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia. b. Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia. c. Dampak integrasi terhadap perkembangan wilayah Timor. 2. Manfaat Penulisan Hasil dari penulisan ini diharapkandapat memberikan berbagai manfaat antara lain: a. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan mengenai sejarah Timor Timor dari awal proses integrasi sampai terjadinya refrendum1976-1999, menambah wawasan, meningkatkan sikap kritis dan menambah kesadaran sejarah serta menambah bekal bagi penulis untuk menjadi seorang guru sejarah yang berkualitas dan profesional dalam meningkatkan karya dalam bidang pendidikan. b. Bagi Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan dan dapat dijadikan sebagai sumber referensi bagi teman-teman, dan siapapun yang membutuhkan. c. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi ilmu pengetahuan khususnya sejarah Indonesia mengenai Timor Timur dari awal proses integrasi sampai terjadinya refrendum1976-1999, D. Sistematika Penulisan Penulisan tentang "Timor Timur pada Masa di Bawah Pemerintahan Indonesia 1967 - 1999" ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan.
BAB II
Bab ini menguraikan tentang proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.
BAB III
Bab ini menguraikan tentang faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia
BAB IV
Bab ini menguraikan tentang dampak integrasi terhadap Perkembangan wilayah Timor Timor.
BAB V
Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan permasalahan yang telah diuraikan dalam bab II, III, dan IV.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II PROSES INTEGRASI TIMOR TIMUR KE WILAYAH REPUBLIK INDONESIA
A. Terbentuknya Partai Politik di Timor Timur Kekacauan politik yang menyebabkan terjadinya Revolusi Anyelir dalam pemerintahan Portugal mengakibatkan berpindahnya kekuasaan dari pemerintahan sipil ketangan militer.Pemerintahan Portugis yang diambil alih oleh militer berusaha memperbaiki keadaan keterbelakangan Portugis di Eropa seperti pertentangan politik yang berlarut-larut, keadaan ekonomi Portugis yang semakin merosot, pengangguran terus meningkat, dan perang di daerah jajahan terus berkobar. Pemerintahan dibawah kekuasaan militer ini segera memenuhi janjinya untuk mengembalikan hak-hak sipil, para tahanan politik dibebaskan, partai pemerintah dibubarkan, polisi rahasia dihapus, sensor pers ditiadakan dan kepada rakyat diberikan kebebasan untuk membentuk partai politik dan mengambil bagian dalam menyusun kebijaksanaan pemerintahan. Pemerintahan baru itu juga mengumumkan maksudnya untuk menerapkan azas-azas demokrasi di provinsi-provinsi seberang lautan dan sehubungan dengan itu bermaksud mengadakan suatu referendum pada tanggal 31 Maret 1975 dimana rakyat dapat menentukan status politik dan hari depan negerinya sendiri. Untuk menyikapi hal tersebut rakyat Timor Timur bergegas membentuk partai politik untuk mempersiapkan pemerintahannya sendiri.Mengenai hal ini
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9 pemerintahan Portugis juga mendukung dibentuknya partai politik di Timor Timur dan juga memberikan kesempatan dan hak kepada masing-masing partai politik untuk mengkampanyekan pilihan politiknya serta mempersiapkan rakyat untuk mengikuti pemilihan umum guna menentukan nasib Timor Timur. Partai politik yang terbentuk pertama kali di Timor Timur adalah Partai UDT (Uni Demokratik Timor, Persatuan Demokratik Timor) yang terbentuk pada tanggal 11 Mei 1974, partai Sosialis Demokrat, Frente Revolucionaria da Timor-Leste Independente ( FRETILIN) 1, muncul dari ASDT (Asosiasi Sosial Demokratik Timor) yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1974. Manifesto pertama ASDT menyerukan penolakan terhadap kolonialisme, partisipasi segera orang Timor dalam
pemerintahan
lokal,
dan
diskriminasi
rasial,
melawan
korupsi,
danmembangun hubungan baik dengan negara tetangga. ASDT sendiri tumbuh dari komite untuk pembelaan buruh yang muncul segera setelah kup di Lisabon, sedangkan tranformasi dari ASDT ke FRETILIN merupakan perwujudan sebuah perubahan orientasi menuju perlunya membentuk sebuah organisasi politik berbasiskan masa diseputar semboyan kemerdekaan.2 Tokoh-tokoh penting dalam berdirinya partai ini antara lain, Francisco Xavier do Amaral, Alarico Jorge Frenandes, Nicolau dos Reis Lobato, Mari Alkatiri, Rogerio Tiago de Fatima Lobato, Jose Manuel Horta, Abilio Araujo, Francisco Borja da Costa, Antonio Duarte Carvarinho dan Vicente dos Reis. APODETI (Asosiasi Rakyat Demokratik Timor) merupakan partai minoritas yang terbentuk dari sebuah pertemuan tiga puluh sampai empat puluh orang 1
A. KWiharyanto, Sejarah Indonesia Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2011, hlm 202. 2 Geoffrey, C, Gunn, Timor Loro Sae ; 500 Years, Makau, Livros do Oriente, 1999, hlm 411.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10 Timor pada tanggal 27 Mei 1974.3Dukungan awal dari partai ini adalah beberapa orang dari komunitas Arab di Dili (kecuali Mari Alkatiri dan Hamis Bassarawen), yang mengajukan permintaan integrasi terhadap konsulat Indonesia, kemudian mendapat dukungan dari para Liurai (Raja/Kepala Desa).Pemimpin APODETI yang paling menonjol adalah Guilherme Goncalves, Arnaldo dos Reis Araujo dan Ojorio Doares.Selain dukungan dari komunitas Arab dan liurai setempat, terbentuknya partai ini tidak terlepas dari bantuan dinas intelijen Indonesia, BAKIN yang sebelumnya sudah masuk ke Timor dan membangun jaringan dengan agen-agen konsulat Indonesia di Dili. Tiga partai kecil lainnya yang terbentuk namun tidak banyak berpengaruh yaitu: KOTA (Klibur Oan Timor Aswain, Pasukan Ksatria Timor), Partai TRABALHISTA (Partai Buruh) dan terakhir Partai ADILTA (Perkumpulan Demokratik untuk Integrasi Timor-Timur dengan Australia), dari tiga partai ini tidak satupun yang mempunyai pengaruh yang signifikan selama masa akhir kekuasaan Portugis dibandingkan dengan tiga partai lainnya. Pada awal perjuangan untuk memenangkan referendum, ketiga partai menunjukkan sikap yang cukup sportif.Pihak Portugispun menunjukkan pula kemampuannya sebagai stabilisator yang dapat mencegah munculnya ekstrimisekstrimis di Timor.Prinsip hubungan baik dengan Indonesia benar-benar dipelihara dan berbagai usaha kerjasama dengan propinsi NTT diusahakan dapat berkembang.
3
(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,Chega (Laporan Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia, 2010, hlm 206.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11 Ketenangan tersebut menghilang setelah adanya pergantian gubernur beserta stafnya, pada tanggal 18 November 1974 Gubernur Fernando Alvos Aldeia diganti oleh Letkol Lemos Pires yang diantara anggota stafnya ada tiga orang yang berasal dari partai komunis Portugal PCP (Partido Comunista Portugues), yaitu Mayor Fransisco de Mota sebagai ketua kabinet urusan politik, Mayor Yonathan sebagai kabinet urusan sosial, dan Kapten Ramos sebagai perwira inteligen. Dengan demikian terganggunya
proses dekolonisasi
tidaklain
disebabkan oleh adanya unsur-unsur PCP yang sengaja menyusup ke Timor. Strategi mereka adalah dekolonisasi harus menghasilkan suatu posisi dan kondisi Timor Timur yang menguntungkan gerakan komunis Internasional.4 Oleh karena itu mereka berusaha langsung mengerahkan proses dekolonisasi, meskipun bertentangan dengan ketentuan pemerintahan Lisbon. Hasil pendekatan dan penjajakan delegasi Indonesia pada pertengahan bulan Oktober 1974, ternyata dalam proses dekolonisasi di Timor Timur pemerintah Lisbon tetap berpegang pada sikap dasar yaitu menyerahkan masa depan Timor Timur sepenuhnya pada aspirasi rakyat Timor, merdeka dan berdiri sendiri bagi Timor adalah suatu hal yang tidak realistis, berintegrasi dengan Indonesia adalah kedudukan masa depan Timor Timur yang paling realistis, menghargai dan mengakui serta memberi kesempatan pada Indonesia untuk menggarap masa depan Timor Timur, dan menyadari sepenuhnya atas kepentingan dan kedudukan Indonesia dalam masalah Timor Timur.
4
Hendro Subroto, Saksi Mata Perjuangan Integrasi Timor Timur, Jakarta,Pustaka Sinar Harapan, 1996, hlm 21.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12 B. Campur Tangan Pemerintah Indonesia Meskipun Revolusi Bunga pada awalnya berjalan mulus di Portugal, bulanbulan dan tahun-tahun setelahnya merupakan ketidakstabilan politik, saat beberapa pemerintahan minoritas berturut-turut terbentuk, dan kemudian runtuh, sampai partai sosialis berkuasa pada tahun 1982.Ketidakstabilan ini membatasi kemampuan Portugal untuk secara efektif menangani berbagai peristiwa yang terjadi di Timor Timur.Dengan destabilisasi aktif yang dilancarkan oleh Indonesia, pemerintahan Portugal tidak mampu menjalankan proses dekolonisasi.5 Pemerintah Indonesia yang pada awalnya berambisi untuk menggabungkan bekas jajahan Portugis tersebut dengan badan intelijennya yaitu BAKIN melalui suatu operasi komodo yang telah berhasil membentuk partai politik APODETI, namun para pendiri partai ini sedikit kecewa, karena minimnya dukungan yang diperoleh oleh partai tersebut. Oleh sebab itu, Jendral Ali Moertopo yang memimpin operasi tersebut mulai mencari cara baru untuk mencapai tujuannya. Operasi Komodo yang dijalankan oleh militer Indonesia dan propaganda yang mengunakan surat kabar Berita Yudha dan Harian Antara, berhasil mempengaruhi beberapa tokoh UDT seperti Oliveir, Joao Carrascalao dan Lopez da Cruz untuk keluar dari koalisi dan akibat dari propaganda media tersebut berakibat runtuhnya koalisi antara UDT dan FRETILIN yang berujung pada perang saudara (sipil) di Timor Timur.
5
Chega, op, cit., hlm. 168.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13 C. Perang Saudara Badan intelijen BAKIN melalui operasi Komodo dan kedua media propagandanya, memperluas berita–berita yang isinya hanya menggembargemborkan FRETILIN sebagai partai komunis yang telah menerima senjata dari Cina dan akan melakukan kudeta. Informasi seperti inilah yang menambah keyakinan UDT terhadap ancaman FRETILIN yang semakin radikal. Oleh sebab itu ketiga pemimpin UDT ini kemudian melakukan pertemuan dengan Ali Moertopo di Jakarta untuk menanyakan posisi Indonesia.Ternyata dalam pertemuan itu Moertopo sudah mengambil sikap yang begitu keras untuk mencapai tujuannya.Ia mengatakan bahwa sekarang FRETILIN adalah gerakan komunis, yang sedang merencanakan untuk melakukan kudeta di pertengahan Agustus dan apabila kudeta itu berhasil maka Indonesia akan ikut campur. 6Hal ini ditambah lagi dengan pernyataan Soeharto pada awal bulan Juli yang mengatakan “Timor Timur tidak akan bertahan lama”.Sebaliknya dari pertemuan itu, ketiga pemimpin UDT melewati Denpasar, Bali. Di Denpasar mereka ditemui oleh agen BAKIN yang menyamar sebagai diplomat Malaysia dan menyatakan kepada ketiga pemimpin UDT ini bahwa negaranya akan sangat mendukung apabila mereka berhasil mencegah pemerintahan yang berhaluan kiri di Timor Timur. Ketiga pemimpin UDT ini tiba di Dili pada tanggal 6 Agustus 1975.Kedatangan mereka di Dili langsung disodori dengan berita-berita yang tidak jauh berbeda dengan yang mereka dengar sebelumnya di Jakarta.Akhirnya pada tanggal 9 dan 10 Agustus 1975 UDT melakukan kudeta mendahului 6
Taylor, Jhon G,Perang Tersembunyi ( Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan). Porum solidaritas untuk rakyat Timor Timur, Jakarta, 1998, hlm 89.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14 Fretilin.Mereka berhasil menguasai beberapa tempat penting di Dili seperti bandara, pelabuhan, pusat komunikasi dan beberapa tempat utama yang dianggap pentingbagi mereka.Mereka mulai melakukan penangkapan terhadap anggotaanggota FRETILIN di beberapa daerah seperti Bacau, Same, Ainaro, dan Maubesi. Pemerintah setempat dengan timnya yang diutus dari Portugal untuk penyelesaian proses dekolonisasi mencoba melakukan negoisasi dengan UDT maupun FRETILIN namun situasi yang makin parah membuat usaha Lemos Pires tidak menemukan hasil yang positif. Dengan serangan dari UDT yang semakin bertambah maka FRETILIN dengan komite sentralnya mulai melakukan rencana untuk melakukan serangan balasan melawan UDT. Regerio Lobato, seorang negosiator militer utama pada saat itu, yang merupakan adik dari salah satu pendiri FRETILIN yaitu Nocolau Lobao berhasil mengajak unit-unit tentara di Aileu dan Maubesi bergabung untuk melawan pasukan UDT. Akhirnya pada tanggal 20 Agustus 1975 FRETILIN melancarkan balasan kudeta.Perang antara UDT dan FRETILIN pun semakin gencar dan pertempuran ini dimenangkan oleh pihak Fretilin yang berhasil memukul mundur pasukan UDT ke perbatasan Indonesia. Sementara itu, Lemos Pires beserta stafnya yang merupakan utusan dari pemerintahan Portugal, tidak sanggup lagi mengendalikan situasi pada saat itu memilih mundur ke sebuah pulau lepas pantai kota Dili, yaitu Atauro.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15 D. Deklarasi Sepihak Fretilin Kudeta yang dilancarkan UDT dan dibalas dengan kontra kudeta oleh FRETILIN berlangsung singkat namun berdarah.FRETILIN pun keluar sebagai pemenang serta satu-satunya partai yang berkuasa di Timor Timur pada saat itu. Sedangkan UDT yang kalah dan terjebak di perbatasan, memperoleh ijin masuk ke wilayah Indonesia dan melanjutkan Movimento Anti Comunista Revolusionario (MARC, Gerakan Revolusi Anti Komunis), yang dikoordinir F.X. Lopes da Cruz, yang pembentukannya diumumkan di Dili pada hari-hari setelah kup UDT.7Sementara dari pihak Portugal yang melarikan diri ke Atauro diminta kembali oleh FRETILIN untuk melanjutkan program dekolonisasinya.Namun perwakilan Portugal tersebut memilih melanjutkan perjalanan dan menolak permintaan kembali dari FRETILIN, sehingga praktis FRETILIN lah yang menjadi satu-satunya partai berkuasa dan menjalankan roda pemerintahan secara de faco. FRETILIN yang secara de facto telah menguasai Timor Timur dan menjalankan beberapa programnya yang dulu hanya berfokus pada mobilisasi kekuatan rakyat berubah menjadi mobilisasi untuk bagaimana membentuk suatu pemerintahan yang kuat.Tugas-tuganya itu kemudian diserahkan kepada seluruh anggota komite sentral yang ada pada saat itu.Fokus perhatian Komite Sentral pun tidak lagi hanya di Dili namun meluas keseluruh daerah Timor Timur untuk menjalankan program pemerintahan yang disepakati bersama.
7
Hill, Helen Mary, Gerakan Pembebasan Nasional Timor Loro Sae, Yayasan HAK dan Sahe Institute for Liberation, Universitas Michigan, 2000, hlm 183.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16 Namun
situasi
di
perbatasan
yang
terus
menerus
menunjukkan
perkembangan kurang baik bagi pemerintahan FRETILIN, memicu perlu dilakukannya proklamasi kemerdekaan segera secara sepihak, karena melihat situasi di perbatasan semakin mengkhawatirkan. Ide untuk dilakukannya proklamasi ini berawal dari sikap para tentara FRETILIN dan beberapa pemimpinnya yangmerasa bahwa mereka berjuang dan ingin dinyatakan mati sebagai seorang tentara dan pejuang yang membela tanah airnya, dengan melawan tentara invasi dantidak mau dinyatakan sebagai tentara propinsi bagian Portugal. Para tentara FRETILIN mulai memikirkan keadaan di perbatasan dan keinginan tentaranya yang sedang bertempur di perbatasan melawan tentara Indonesia.Untuk itu, FRETILIN mulai mengutus beberapa orang untuk melakukan diplomasi ke beberapa Negara agar mendukung dan mengakui jika FRETILIN melakukan proklamasi kemerdekaan secara sepihak.Ramos Horta ke Australia dan Marie Alkatiri ke Afrika untuk diplomasi dengan beberapa Negara yang merupakan bekas jajahan Portugis. Pemerintahan Australia menunjukkan sikap yang tidak jelas terhadap usaha diplomasi yang disampaikan oleh utusan Timor Timur, bahkan ketika jurnalis warganegaranya yang terbunuh di perbatasan pun tidak menunjukkan sikap yang keras terhadap Operasi Militer Indonesia. Berbeda dengan di Afrika, sekembalinya Marie Alkatiri dari Afrika mengatakan bahwa 25 pemerintahan Afrika akan mengakui proklamasi kemerdekaan Timor Timur setelah sepuluh hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17 Sebenarnya FRETILIN dan para pemimpinnya tetap menaruh perhatian kepada pemerintahan Portugal untuk kembali dan menyatakan kemerdekaan kepada Timor Timur, namun sikapPortugal yang pada saat itu juga menunjukkan sikap yang tidak jelas, bahkan Portugal malah melakukan negosiasi dengan Indonesia tentang masa depan Timor Timur, sikap ini membuat FRETILIN dan para pemimpinnya terpaksa mengambil tindakan untuk mengantisipasi adanya serangan besar-besaran dari militer Indonesia. Maka pada tanggal 28 November 1975 FRETILIN dan seluruh rakyat Timor Timur menyatakan Proklamasi kemerdekaannya secara sepihak (Unilateral) dilapangan gedung pemerintahan pusat di Dili. Fretilin membacakan deklarasi di hadapan 2.000 orang yang berkumpul di depan gedung pemerintahan Portugis. Pasukan Fretilin berparade sesuai dengan satuan mereka, dan pada pukul 17.55 bendera Portugis yang sudah berkibar berabad-abad di Timor Timur diturunkan, dan menggantinya dengan bendera baru yaitu bendera Republik Demokratik Timor-Leste. Walaupun Fretilin telah mendeklarasikan kemerdekaanpada 1 Desember, deklarasi sepihak pada 28 November ini terjadi secara tak terduga dan tibatiba.menyebabkan pelaksanaannya tidak matang, seperti dalam proses penulisan naskah proklamasinya, penjahitan benderanya, dan tidak semua pemimpin Fretilin hadir pada upacara proklamasinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18 E. Deklarasi Balibo Sehari setelah deklarasi kemerdekaan Timor-Leste sepihak oleh FRETILIN ke empat partai politik menanggapi deklarasi sepihak Fretilin.Empat partai politik Timor-Leste
seperti
UDT,
APODETI,
KOTA,
dan
TRABALHISTA
mengeluarkan Proklamasi integrasi untuk mengimbangi langkah yang diambil Fretilin.Mereka yang pro integrasi Proklamasi menuduh deklarasi sepihak Fretilin menghambat solusi damai atas konflik dan hak rakyat Timor Timur atas penentuan nasib sendiri. Kemudian proklamasi itu menyatakan bahwa seluruh bekas koloni Timor Portugis akan diintegrasikan ke dalam wilayah Republik Indonesia, dan menggambarkan hal ini sebagai pengungkapan paling tegas dari perasaan rakyat Timor Timur. Pemerintah dan rakyat Indonesia diminta untuk mengambil segala langkah untuk melindungi hak hidup rakyat yang kini menganggap dirinya sebagai rakyat Indonesia namun hidup di bawah teror dan praktik fasis Fretilin dengan persetujuan pemerintahan Portugis.8 Dari pihak Indonesia Deklarasi sepihak Fretilin menjadi pemicu bagi Presiden Suharto untuk mengesahkan invasi besar-besaran Indonesia atas Timor Timur. Ketika menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik menerima proklamasi integrasi pada tanggal 1 Desember, pihak Indonesia menyatakan perjuangan berat masih ada didepan dan Indonesia akan memberikan dukungan terselubung atau terbuka secara menyeluruh, Adam Malik menyimpulkan dengan mengatakan diplomasi sudah berakhir. Kini Timor Timurakan diselesaikan di medan tempur.9
8 9
Soekanto (ed.), Integrasi,Surakarta, Yayasan Parikesit, 1976, hlm 283-284. „‟Malik Warm‟‟ The Canberra Times, dikutip dalam Jollffe, Eas Timor, hlm 225-226.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19 Keinginan invasi besar-besaran untuk menguasai Timor Timur menjadi jelas pada bulan Desember, Indonesia melancarkan operasi militer yang diberi nama Operasi Flamboyan. Operasi ini didukung oleh pemerintah Australia untuk menggabungkan Timor Timur kedalam wilayah Indonesia setelah Perdana Mentri Australia Gough Whitlam bertemu dengan Presiden Suharto di Wonosobo. Militer Indonesia pun menpersiapkan pasukannya untuk melakukan invasi besar-besaran ke wilayah Timor Timur dengan membentuk Komando Tugas Gabungan Operasi Seroja. Pasukan ditambah 3.200 orang, bantuan ini termasuk Detasemen Tempur ke 2 Kopassandha, Batalion Infanteri Surabaya, kapal selam ratulangi, dua pesawat pengangkut, dan 3 batalion dari Brigade Infanteri ke 2 Jawa Timur. Komando operasi Seroja membuat strategi penyerangan dari dua sisi oleh pasukan gabungan terhadap Dili. Puncaknya pada tanggal 7 Desember 1945, Indonesia melancarkan serangan besar-besaran terhadap Dili
F. Invasi Militer Indonesia ke Timor Timur Militer Indonesia merasa frustasi karena gagal memancing intervensi dengan cara mendorong konflik internal. Sekarang pemimpin Operasi Komodo harus banting stir, yaitu langsung memakai jalan keluar militer. Pemerintahan FRETILIN harus dilenyapkan secepatnya, sebelum mereka berhasil memantapkan diri menjadi salah satu pemegang kuasa yang dipercaya orang.Untuk mencapai sasaran ini kontrol kewilayahan mereka harus terus dikurangi dengan cara penyerangan di kantong wilayah yang dikontrol FRETILIN.Jika ini gagal, maka yang harus dilakukan adalah penyerbuan langsung.Sementara itu di front
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20 Internasional, opini luar negeri harus digarap dengan hati-hati, agar siap menerima hasil apapun.Untuk itu operasi Komodo terus mendengungkan mitos bahwa perang saudara tidak berhenti setelah bulan Agustus. Mitos ini diterbitkan di surat kabar
asing agar terlihat perang saudara di Timor Timur masih bergejolak,
padahal sumber perang itu adalah serangan perbatasan oleh pasukan Indonesia sendiri.10 Pada tanggal 7 Desember 1975, 10.000 anggota pasukan tentara Indonesia yang didukung kapal-kapal perang buatan Rusia, pesawat-pesawat angkut, tank ampibi, pesawat perang dan helikopter buatan Amerika, dengan nama sandi Operasi Seroja, pada tanggal 8 Desember 1975 dilaksanakan penyerbuan atas Dili. Dimulai dengan pengeboman dipagi buta, disusul dengan serangan udara pukul 5 pagi dan pada saat yang sama tentara elit Indonesia, kopassandha mendarat di dermaga. Dalam susunan strategi perang saat itu akan dilakukan pengepungan Dili secara cepat oleh pasukan khusus dari daerah perbatasan. Tetapi mereka harus melewati perlawanan ketat FRETILIN sehingga rencana semula gagal.Pasukan penyerbuan yang dipimpin oleh Jendral Murdani, dengan anak buahnya, Kolonel Dading. Dengan 10.000 tentara yang telah diturunkan berasal dari divisi Brawijaya, Jawa Timur dan Siliwangi, Jawa Barat, melakukan serangan yang sangat brutaldan terjadi pembunuhan yang sistematik terhadap penduduk sipil di Dili. Kekerasan dan perampasan harta benda dengan cara-cara yang primitive. Bahkan Uskup Dili, Mgr. Costa Lopez, menggambarkan begitu tentara mendarat dimulailah pembunuhan terhadap siapapun yang mereka temui. Mayat-mayat
10
Taylor, John G, op, cit., hlm 105.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21 bergelimpangan di jalan, yang kami lihat hanyalah tentara yang membunuh dan terus membunuh.11 Sekitar pukul 9 pagi tahun 1975 di Dili, sekelompok orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak juga telah dibunuh dengan cara sama. Seorang saksi mata mengatakan bahwa tentara Indonesia menyambar anak-anak dari ibunya dan melemparnya ke kerumunan, kemudian perempuan-perempuan itu dibunuh satu per satu, dan semua yang melihat disuruh menghitung. 12Medan pembunuhan lain adalah di sekitar barak Polisi Portugis di selatan kota. Pada tanggal 10 Desember pasukan lain mendarat di Bacau, sedangkan pada tanggal 25 dan 26 Desember jumlah pasukan ditambah lagi sekitar 15.000 dari 10.000 pasukan yang sudah ada. Penambahan itu dilakukan untuk mendorong gerak pasukan di kota-kota seperti Dili dan Bacau ke daerah pedalaman.Dengan dukungan dari pemerintah Australia terhadap pendudukan militer Indonesia atas Timor Timur, dan memberi pengesahan melalui pengakuan de jure atas kedaulatan Indonesia.Bahkan setiap pernyataan yang penting dikeluarkanoleh Indonesia, diterima begitu saja sebagai aksioma untuk perumusan kebijakan luar negeri Australia. Setelah pasukan Indonesia masuk lebih dalam lagi di wilayah Timor Timur pasukan FRETILIN mundur lebih jauh lagi ke pedalaman, pertama ke Maubisse dan kemudian ke pantai selatan.Pembantaian tahanan terjadi ketika FRETILIN bergerak mundur tahanan yang dibantai itu adalah mereka yang menjadi pengikut partai UDT dan APODETI.Ketika komite FRETILIN terpecah, sebagian berada di 11 12
Uskup Timor Timur, 1983 dalam John G. Taylor.,op. cit., hlm 122. Dunn, 1977 dalam John G. Taylor.op. cit., hlm 123.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22 Aileu dan sebagian berada di Maibisse.Dalam keadaan seperti inilah FRETILIN melakukan beberapa eksekusi massal terhadap para tahanan di daerah Aileu.13 Menyadari keterbatasannya dan keterdesakannya oleh militer Indonesia pada tanggal 15 Mei sampai Juli 1976, FRETILIN mengadakan konfrensi nasional di Soibada di daerah pedalaman timur untuk menentukan strateginya. FRETILIN
membuat
keputusan
untuk
memobilisasi
resistensi
nasional.Strateginya mencakup resistensi semi gerilya. Hal ini akan mendukung secara logistik oleh penduduk sipil yang akan ikut dengan FRETILIN.
G. Peresmian Intergrasi Timor Timur Oleh Indonesia Tidak lama setelah pertemuan FRETILIN di Soibada, Indonesia merancang apa yang disebut sebagai sebuah undang-undang integrasi. Pemerintahan sementara yang didirikan Indonesia di Dili, mengumpulkan orang-orang dalam suatu badan yang disebut Majelis Rakyat selama Mei 1976, diketahui oleh Guilherman Goncalves.Majelis ini merupakan orang-orang terpilih dari setiap daerah yang mewakili orang Timor.Para anggota majelis menyusun petisi kepada Presiden
Soeharto
untuk
mengabulkan
integrasi.Mario
Carrascalao
mengemukakan bahwa ini merupakan satu-satunya fungsi yang dilakukan Majelis Rakyat. Petisi ini ditandatangani oleh Arnaldo dos Reis Araujo sebagai ketua PSTT, dan Guilherme Goncalves selaku kepala dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), walaupun badan ini belum dibentuk. Mereka mengklaim dirinya
13
Chega.op. cit., hlm. 236.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23 mewakili rakyat Timor, dan menyebut deklarasi Balibo sebagai dasarbagi klaim tersebut, isi utama dari petisi singkat ini adalah agar Timor Timur disatukan dengan Indonesia tanpa dilakukannya sebuah referendum.14Kelompok itupun diterbangkan seluruhnya ke Jakarta untuk menyampaikan petisi tersebut kepada presiden Soeharto. Pada tanggal 7 Juni 1976 Arnaldo dos Reis Araujo, Guilherme Goncalves, Francisco Xavier Lopes da Cruz, dan Mario Carrascalao menyerahkan petisi tersebut kepada presiden Soeharto. Pada 25 Juni, sebuah misi pencarian fakta para pejabat Indonesia dan sekelompok diplomat internasional yang terdiri atas sepuluh orang yaitu duta besar Korea Selatan, Malaysia, Suriah untuk Jakarta, Charge d‟Affaires dari Afganistan dan Irak, seta para perwira yang mewakili Panam, Yaman Selatan,dan India mengunjungi Dili, dengan didampingi wartawan Indonesia dan wartawan asing. Dalam perjalanan selama satu hari tersebut, mereka menghadiri upacara dimana kepala PSTT Arnaldo dos Reis Araujo menyampaikan pidato, dan kelompok itu mengunjungi beberapa kota yang dekat dengan Dili. Misi itu melaporkan bahwa pemerintahan yang efektif telah berjalan dengan baik dan Dewan Perwakilan Rakyat berjalan sebagai “alat Demokrasi‟‟.Misi itu juga menemukan adanya keinginan untuk melakukan integrasi tanpa melakukan referendum, yang mereka anggap sebagai mekanisme yang asing bagi orang Timor. Pada 17 Juli 1976, Presiden Soeharto menandatangani Undang-Undang
14
Chega, ibid.,hlm. 239.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24 yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR-RI meresmikan tindakan Indonesia mengintegrasikan Timor Timor.15
H. Operasi Keamanan Setelah Peresmian Integrasi Sesuai dengan pernyataan menteri Luar Negri Indonesia Adam Malik ketika menerima proklamasi integrasi Timor Timur di Balibo, beliau mengatakan bahwa perjuangan yang dihadapi Indonesia di Timor Timur masih ada yaitu terkait dengan keamanan di wilayah Timor Timur itu sendiri. Setelah resminya integrasi Timor Timur dengan pemerintahan Republik Indonesia, operasi keamananpun dilanjutkan.Sekitar pertengahan hingga akhir 1976, pesawat serang udara Bronco OV-10 pertama buatan AS tiba di Indonesia dan dipergunakan untuk melumpuhkan
serangan
dan
menghancurkan
pasukan
pemberontak
Fretilin.Kekuatan udara menjadi bagian penting dari strategi ABRI di Timor Timur, karena para pemberontak banyak bersembunyi di pedalaman hutan dan perbukitan. Walaupun Indonesia sudah menggunakan kekuatan udara tambahan yang dipasok dari Amerika Serikat, situasi pada akhir 1976 itu pada dasarnya merupakan kebuntuan. Pada April 1976, sebuah laporan dari kedutaan besar Amerika mengemukakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh ABRI: Jendral Yogi (Asisten Perencanaan, Depertemen Pertahanan)…memperkirakan kekuatan Fretilin sekitar 3.000 dengan hanya 5.000 dari 15.000 pucuk senjata yang sejauh ini disita oleh Indonesia. Indonesia belum-belum sudah mengalami kekurangan
15
Chega, ibid., hlm. 239.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25 sumberdaya, dengan kekurangan pasokan amunisi untuk senjata ringan, artileri, tank, dan meriam angkatan laut.16 Pada paruh kedua 1977, operasi militer Indonesia semakin gencar, yang mencakup penghancuran sumber makanan di pedalaman untuk memisahkan masyarakat sipil dari resistensi bersenjata.Operasi ini mengakibatkan kematian masyarakat sipil dalam jumlah yang tak terkira akibat serangan langsung serta kelaparan dan wabah penyakit akibat dihancurkannya basis-basis Fretilin dan sumber makanan.Dengan mundurnya Fretilin kesejumlah kecil daerah yang lebih sempit, ABRI meluncurkan Operasi Cahaya, dengan maksud untuk memaksa para pemimpin utama Fretilin menyerah bersama penduduk sipil yang tersisa.17Gunung Matebian di wilayah timur dan beberapa wilayah di Suai dan Ermera di wilayah barat menjadi ajang pengeboman udara yang paling gencar, yang mengakibatkan kematian sekala besar dan akhirnya penyerahan diri puluhan ribu penduduk sipil.Para pemimpin utama Fretilin ditangkap, menyerahkan diri, atau dibunuh, sehingga resistensi bersenjata yang tersisa kacau-balau.Presiden Fretilin Nicolaus Lobato terbunuh dalam pertempuran 31 Desember 1978. 18Sedangkan Xanana Gusmao berhasil meloloskan diri ke wilayah timur.ABRI terus melanjutkan operasi penumpasan sampai pada awal 1979, dan pada Maret 1979 menyatakan wilayah ini sudah ditaklukan. Operasi militer antara pertengahan 1977 sampai pada awal 1979 sering disebut sebagai kampaye “pengepungan dan penghancuran.‟‟Kampanye tersebut
16
Telegram, Kedutaan Besar Amerika Jakarta kepada Menteri Luar Negri di Washington, GOI Request for Help in Timor, 29 April 1976, dalam Chega!, hlm 241. 17 Chega.op. cit. hlm. 241. 18 Chega, ibid., hlm. 280.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26 punya dua tujuan, yaitu untuk menghancurkan kepemimpinan Fretilin dan memaksa penduduk sipil yang tinggal di pedalaman bergunung-gunung menyerahkan diri kepada ABRI di dataran rendah.Pada Agusutus 1977, ABRI melancarkan operasi militer besar- besaran dengan pasukan awal terdiri atas tiga batalion ditambah menjadi tujuh belas batalion pada bulan Agustus 1977. Fokus awal dari ofensif ini adalah sektor barat, yang dikenal dengan nama sandi Operasi Sisir. Seperti berbagai operasi sebelumnya, dukungan artileri Angkatan Laut dan Udara adalah faktor penting bagi kemenangan ABRI. Penggunaan kekuatan udara memberikan tekanan yang sangat besar kepada Fretilin, karena kekuatan bersenjata Fretilin hanya bersenjata ringan.Ini menjadi faktor utama yang membuat penduduk sipil di gunung menyerahkan diri, dan memberikan kemenangan militer kepada ABRI atas Fretilin/Falintil pada tahun 1979. Selain ini, dukungan dari Negara luar juga manjadi faktor kemenganan militer Indonesia seperti dukungan dari AS yang memasok 16 unit F5, sebuah Skuadron A4, dan sebuah fasilitas pembuatan senapan M-16.19 Pada tahun 1978 Inggris mengumumkan
niatnya untuk memasok pesawat Jet Hawk untuk
serangan darat.20 Sementara itu Ausralia memasok helikopter dan pesawat angkut.21 Ini menjadi pertanda yang jelas bagi Indonesia bahwa negara-negara Barat tidak menantang operasi militernya di Timor Timur.
19
Chega, ibid., hlm. 244. Taylor, Jhon G, Perang Tersembunyi ( Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan), Jakarta, Porum solidaritas untuk rakyat Timor Timur,1998,hlm. 78. 21 Carmal Budiardjo dan Liem Soei Liong, The War Against East Timor, Zed Book, 1984,hlm, 30. 20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27 I. Pemilu Pertama di Timor Timur Dengan selesainya operasi keamanan, militer Indonesia berkesimpulan bahwa mereka telahberhasil mengamankan wilayah ini.Ketika pemilihan umum diselenggarakan pada tahun 1982, ini juga diselenggarakan untuk pertamakalinya di Timor Timur.Militer bertanggung jawab untuk menjaga keamanan bagi pelaksanaan
pemilu
di
seluruh
kepulauan
Indonesia.Untuk
itu
militer
membutuhkan pasukan yang besar dalam melaksanakan tugasnya untuk mengawal keamanan pemilu di seluruh kepulauan Indonesia, menyebabkan berkurangnya pasukan militer yang berada di wilayah Timor Timur.22 Hasil pemilu di Timor Timur menunjukkan lebih dari 99% suara memilih Golkar, Partai Presiden Soeharto yang berkuasa.Hal ini, ditambah dengan perhitungan suara yang sangat cepat, menunjukkan dengan kuat adanya hasil yang dimanipulasi.Kemungkinan motif bagi manipulasi suara ditujukkan setahun berikutnya ketika Gubernur Mario Carrascalao menyatakan bahwa : „‟Orangorang telah diberitahu bahwa dengan memilih Golkar, mereka akan menunjukkan pandangan mereka tentang integrasi dengan Indonesia.‟‟23 Dalam peristiwa itu, Indonesia menggunakan suara sebagai bukti tentang adanya dukungan bagi Indonesia.Xanana Gusmao tidak menahan-nahan serkesmenya dalam pesannya kepada PBB pada tahun 1982 : …partainya Suharto memenangi pemilu lagi. Di Timor Timur, dibawah todongan senjata, semua penduduk memberikan suara yang mendukung Golkar. Sebuah paradoks yang mengherankan, Timor
22
Peter A, Rohi, “Hanya Dengan 1 Pistol di Pinggang Kotak Suara di Kawal Ke Los Palos’’, Sinar Harapan, 1 Juni 1982, hlm. 84. 23 Chega,op, cit., hlm. 275.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28 Timur dan Irian Jaya merupakan “provinsi kesayangan” Soeharto dan pendukung Golkar.24 Walaupun pelaksanaan pemilu di Timor Timur banyak mengalami kecurangan,akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa sistem pemerintahan Indonesia sudah dilaksanakan dan dijalankan di Timor Timur. Segera setelah pelaksanaan pemilu, pihak militer Indonesia memulai pendekatan baru untuk menjaga keamanan di Timor Timur, yaitu dengan melakukan pendekatan negosiasi dengan gerakan resistensi Timor Timur.Berbagai pertemuan lokal antara pejabat Indonesia dan Falintil sering dilakukan yang kemudian membuka jalan bagi beberapa kontak di tingkat yang lebih tinggi.Pada tanggal 20 Maret 1983, dua orang mayor Indonesia dan beberapa staf militer bertemu dengan Xanana Gusmao di Liaruca untuk melakukan negosiasi.Pada pertemuan ini dihasilkan empat poin yang diminta oleh pihak Falintil diantaranya : (1) penarikan tanpa sarat pasukan Indonesia dari Timor Timur; (2) sebuah misi penjaga perdamaian PBB; (3) sebuah referendum yang bebas dan adil; dan (4) kehadiran Falintil/Fretilin yang berkelanjutan untuk menjaga keamanan selama proses ini.25 Tiga hari kemudian tanggal 23 Maret 1983, Kolonel Purwanto sendiri yang bertemu dengan Xanana Gusmao di Larigutu.Pertemuan ini menghasilkan penandatanganan kesepakatan genjatan senjata antara militer Indonesia dengan Falintil/Fretilin.Yang lainnya mengikuti, dan genjatan senjata pun menyebar ke seluruh wilayah Timor Timur.26
24
Xanana Gusmao, „‟Message to the 37th UN General Assembly, 14 Oktober 1982. Dalam Chega!, hlm 275. 25 Jill Jolliffe, Timor: Terra Sangrenta, O Jornal, Lisabon, 1989, hlm. 163-170. 26 Chega,op. cit., hlm. 276.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III FAKTOR INTEGRASI TIMOR TIMUR DENGAN INDONESIA
A. Faktor dari Rakyat Timor Timur Diantara partai politik yang lahir di Timor Timur, ada yang pro integrasi yaitu partai politik APODETI.Karena tujuanya yang berbeda, maka partai ini dikecam oleh dua partai lainnya. Namun APODETI terus berjuang dan mengusahakan bahasa Indonesia diajarkan di Timor Timur. FRETILIN dan UDT lalu membentuk koalisi, akan tetapi FRETILIN lebih condong ke komunis maka koalisi keduanya berakhir.1Ketika berlangsung pembicaraan dekolonisasi Timor Timur pada tanggal 26 Juni 1975 di Macao, FRETILIN memboikot, sehingga masa depan Timor Timur belum dapat ditentukan pada saat pembicaraan itu. Kemudian keadaan semakin memburuk ketika pengangkatan Kolonel Ramos Pires menjadi Gubernur baru di Timor Timur pada tanggal 14 November 1974. Ia sendiri cenderung kepada UDT, tetapi sebagian besar stafnya pro komunis Portugal sehingga cenderung kepada FRETILIN. Bahkan mereka telah berpikir untuk menjadikan Timor Timur sebagai pangkalan gerakan Komitern (Organisasi Komunis Internasional).2 Staf Pires yang berhaluan komunis membantu FRETILIN dengan persenjataan dan membiarkan partai menguasai Tropas (polisi kolonial Portugal). 1
Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, Jakarta, Balai Pustaka, 1993,hlm 488. 2 A, K, Wiharyanto, Sejarah Indonesia Dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 2011, hlm 202-203.
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
Dalam usahanya mengalahkan lawan-lawannya, FRETILIN tidak segan-segan menggunakan kekerasan.Akibatnya banyak orang yang pro UDT dan APODETI marasa
diteror.Mereka
melarikan
diri
menyeberang
ke
Timur
Barat
(Indonesia).Pada pertengahan 1975 jumlah mereka yang melarikan diri ke Timur Barat mencapai 50.000 orang.Untuk membantu mereka pemerintah Indonesia menyediakan pangan, bahan bangunan, alat pertanian, dan uang yang dikeluarkan sampai maret 1976 mencapai dua milyar rupiah.3 Untuk mengatasi kekacauan di Timor Timur, Portugal dan Indonesia melakukan pertemuan di Roma pada tanggal 5 November 1975.Pertemuan itu menghasilkan dokumen yang disebut Memorandum of Understanding.Dalam dokumen itu kedua Negara mengakui hak semua partai atas Timor Timur.Dalam kekacauan di Timor Timur FRETILIN menggunakan kekerasan sehingga UDT, APODETI, KOTA dan TRABALISTA menggunakan senjata pula.Untuk menjamin kemenangan, kelompok pro integrasi menerima sukarelawan dari Indonesia, setelah mereka mengawal kembalinya pengungsi dari Timor Timur ke kampung halamannya. Menghadapi keadaan yang kacau Kolonel Pires meninggalkan Dili, melarikan diri dari tanggung jawab dan mengungsi ke pulau Atauro. Sadar kedudukannya yang semakin terdesak dan merasa diberi kesempatan oleh Pires dengan mengundurkan diri, FRETILIN pada tanggal 28 November 1975 memproklamasikan berdirinya Republik Demokratis Timor Timur di Dili. Dengan Xavier Do Amaral sebagai Presiden.
3
Ibid., hlm. 203.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
Guna menghadapi aksi FRETILIN yang dinilai sepihak, maka UDT, APODETI, KOTA dan TRABALISTA pata tanggal 30 November 1975 juga memproklamasikan penggabungan Timor Timur kedalam wilayah Indonesia di Balibo. Proklamasi tersebut ditindaklanjuti dengan menegakkan kekuasaan di seluruh Timor Timur.4 Berkat kerja sama yang baik dari keempat partai pro integrasi ini, maka pada pertengahan Desember 1975 dapat dikatakan seluruh Timor Timur sudah dikuasai pasukan gabungan pro integrasi, bahkan Dili pun dapat direbut pula. Oleh karena itu, tindakan lanjutan dari gabungan partai yang pro integrasi adalah mendirikan Pemerintahan Sementara Timor Timur (PSTT) yang berkedudukan di Dili.Kepala PSTT adalah Arnaldo dos reis Araujo dan Xavier Lopez da Cruz sebagai wakilnya.Kemudian dibentuk pula DPR Timor Timur sebagai wakil rakyat dengan Guilherme Maria Goncalves sebagai ketua. Setelah merasa semuanya jelas dan PSTT merasa yakin akan kedudukannya, maka DPR Timor Timur yang beranggotakan 30 orang, disaksikan para anggota PSTT dan undangan lain, pada tanggal 30 Mei 1976 menyelenggarakan sidang khusus dengan pembahasan tunggal integrasi Timor Timur dengan Indonesia. Dalam sidang itu diputuskan tiga keputusan yaitu, pertama, menyampaikan petisi integrasi kepada Pemerintahan RI di Jakarta, kedua, menyerahkan kepada komisi khusus rumusan petisi integrasi, ketiga, mempercayakan kepada ketua sidang untuk menentukan delegasi.5
4
(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste), ,Chega (Laporan Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia, 2010, hlm 221. 5 A, K, Wiharyanto,op, cit., hlm.204.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
Dalam waktu singkat petisi integrasi selesai disusun dan pada tanggal 7 Juni 1976 delegasi petisi sudah menyampaikan pada pemerintah Indonesia di Jakarta.Presiden Soeharto menyambut baik petisi itu karena berasal dari rakyat Timor Timur. Namun, untuk ikut merasakan yang dialami rakyat Timor Timur, pemerintah Indonesia mengirim delegasi 36 orang dengan menyertakan 11 perwakilan Negara asing dan 40 wartawan dalam dan luar negri ke Timor Timur. Berdasarkan laporan delegasi maka pada tanggal 9 Juli 1976 pemerintahan Indonesia menerima petisi dan segera dengan RUU integrasi. RUU itu diterima oleh DPR pada tanggal 17 Juli 1976 sebagai UU No. 7 tahun 1976, yang menyatakan bahwa Timor Timur secara resmi menjadi Provinsi ke 27. 6 Adapun alasan Indonesia menerima integrasi Timor Timur kedalam wilayah RI, karena integrasi tersebut merupakan keinginan sebagian besar masyarakat Timor Timur dan disaksikan oleh dunia internasional.Hal itu juga diperkuat pengakuan Australia atas integrasi Timor Timur.7
B. Faktor Dari Pemerintahan Indonesia Pada masa pemerintahan Soeharto, Timor Timur bukan bagian dari wilayah teritorial politik Republik Indonesia, sebab wilayah Indonesia hanya mencakup bekas jajahan Hindia Belanda.Karena wilayah Indonesia hanya mencakup wilayah bekas jajahan Hindia Belanda, maka Irian Jaya diklaim sebagai milik Indonesia
6
Syamsul Hadi, Andi Widjajanto, dkk, Disintegrasi Pasca Orde Baru, Jakarta, Cires FISIP UI,2007, hlm. 188. 7 A, K, Wiharyanto, op, cit., hlm. 205.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
yang sah.Sementara Timor Timur dirasa kurang menarik bagi Indonesia karena lokasinya yang jauh dan kondisi ekonomi yang marginal. 8 Peranan Timor Timur bagi Indonesia bukan sekedar ambisi teritorial. Kepentingan itu memperlihatkan kekhawatiran yang besar terhadap kemungkinan ancaman keamanan republik yang mungkin timbul dari perubahan politik yang tak menentu dari koloni yang berdampingan. Terdapat kemungkinan bahwa pemerintahan Soeharto menentang munculnya suatu Negara merdeka untuk menggantikan kekuasaan Portugis. Pada pertengahan Mei 1974 muncul suatu gerakan politik radikal yang mendapat dukungan massa yang besar dan menimbulkan kekhawatiran pada pihak Indonesia terhadap kemungkinan mempunyai wilayah kekuasaan yang sama dengan suatu Negara merdeka yang identitas politiknya tak dapat diterima. Afiliasi eksternalnya dapat menimbukan tantangan terhadap kepentingan Indonesia karena kehadirannya pada pinggiran nusantara.9 Gerakan radikal Timor Timur yang menyebut dirinya FRETILIN, menuntut kemerdekaan sejak awal dan menyeluruh sifatnya, yang mempunyai hubungan baik dengan sayap kiri di Portugis maupun koloninya di Afrika. Ini menimbulkan kekhawatiran besar di Jakarta.Reaksi awal Indonesia menumbuhkan suatu partai klien yang berusaha berintegrasi dengan Indonesia.Dukungan Indonesia terhadap Apodeti ditentukan oleh keprihatinan mendalam atas keamanan nasional.Timor Timur diinginkan dan diambil alih dengan kekuatan militer bukan karena pulau koloni Portugis itu dianggap sebagai modal atau pulau yang berharga tetapi 8 9
Rosihan Anwar, Sejarah Kecil petite history Indonesia, Jakara, kompas, 2004, hlm. 29. AK, Wiharyanto, op, cit., hlm. 206.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
karena dipertimbangkan sebagai esensial dalam menjamin pulau itu tidak digunakan untuk tujuan yang dapat merugikan pihak Indonesia. Indonesia mengejar tujuan penggabungan tersebut dengan
strategi
mempengaruhi proses politik diwilayah Timor Timur. Penggabungan secara kekerasan dipertimbangkan hanya sebagai rencana alternatif terakhir karena presiden Soeharo tidak mau Indonesia dilihat sebagai melanggar kedaulatan Portugis sepanjang hal itu dapat dilaksanakan didalam konteks yang stabil dan atas dasar pengikatan diri yang kuat terhadap dekolonisasi secara tertib.Taktik ini dilakukan agar tidak menodai reputasi internasional Indonesia terutama terhadap pemberi bantuan kepada Indonesia.Selain itu taktik presiden Soeharto tersebut juga bertujuan agar tidak menimbulkan perasaan khawatir pada tetangga kawasannya dan terutama mitranya di ASEAN. Terjadi persekutuan antara FRETILIN dan UDT untuk melawan partai klien yaitu APODETI.10Hal ini menghambat ruang gerak untuk melakukan pembenaran dan meyakinkan untuk mengadakan intervensi militer.Dalam perkembangannya persekutuan antara dua partai politik antara FRETILIN dan UDT bubar karena FRETILIN semakin radikal dan mengambil inisiatif sendiri dengan menyatakan diri mereka sebagai wakil tunggal rakyat Timor Timur.sehingga UDT mulai khawatir, UDT lalu menarik diri dari koalisi tersebut sehingga menimbulkan konfrontasi antara kedua kelompok itu. Dukungan yang semakin kuat terhadap FRETELIN menyebabkan kelompok itu berhasil menghancurkan semua oposisi kecuali sepanjang perbatasan Timur Barat. Meletusnya perang saudara itu tidak
10
Chega,op, cit.,hlm.190.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
hanya mengacaukan rencana Portugis bagi dekolonisasi secara tertib tetapi juga menimbulkan pelepasan tanggung jawab secara total pada pihak pejabat kolonial yang kemudian mengasingkan diri ke pulau Atauro. Sebagai akibat dari konflik tersebut, kelompok pro intergrasi menyatakan bergabung dengan Indonesia untuk melawan FRETILIN, serta minta bantuan kepada RI. Invasi militer RI dilakukan dengan alasan untuk memulihkan ketertiban di Timor Timur.Pernyataan Indonesia menegaskan bahwa pemerintah tak mampu mencegah relawan Indonesia untuk membantu saudara-saudara mereka di Timor Timur dalam perjuangan mereka membebaskan diri dari penindasan FRETILIN.Walaupun FRETILIN sempat melakukan perlawanan, namun karena tindakseimbangannyakekuatan militer yang dimiliki dan tidak adanya dukungan luar terhadap FRETILIN, menyebabkan penggabungan Timur Timor ke dalam wilayah Republik Indonesia tak diragukan lagi. Penggabungan Timor Timur ke wilayah Indonesia merupakan suatu upaya untuk menjamin batas pinggiran Negara kepulauan.Kemungkinan timbulnya suatu politik yang radikal yang merdeka yang berlokasi dekat dengan perbatasan wilayah RI tak dapat ditolelir.Indonesia mampu menggunakan kekuatan militer yang memadai untuk menghancurkannya, selain itu Indonesia juga dapat memperhitungkan sikap baik hati dari semua Negara kawasan Negara terdekat yang
kepentingannya
dimajukan
dengan
tindakan
perluasan
wilayah
tersebut.Dalam keadaan apapun, seorang pemimpin militer seperti presiden
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
Soeharto akan mempunyai kecenderungan yang kuat untuk mengambil tindakan terhadap Timor Timur yang menginginkankemerdekaan.11 Bertolak dari latar belakang tersebut, intervensi militer Indonesia terhadap Timor Timur akhirnya tidak mendapatkan kutukan dari Negara-negara tetangga di ASEAN yang non komunis, karena mereka memahami apabila Timor Timur berada dibawah kontrol FRETILIN (yang condong ke komunis) dipandang sebagai suatu ancaman yang harus dihilangkan di Asia Tenggara. Hal itu merupakan suatu kemenangan strategi dan politik bagi pihak Republik Indonesia pada saat itu. Namun dibelakang pengesahan sementara itu terpampang tugas berat RI untuk menghapuskan masalah Timor Timur, yang oleh Negara luar penggabungan wilayah Timor Timur ke wilayah Indonesia belum memenuhi sarat dekolonisasi.
11
A, K, Wiharyanto, op, cit., hlm. 208-209.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DAMPAK INTEGRASI TERHADAP PERKEMBANGAN TIMOR TIMUR
A. Dampak Negatif Dari Integrasi Timor Timur ke Indonesia 1. Bidang Sosial a) Operasi Seroja Sekitar pertengahan hingga akhir 1976, pesawat udara Branco OV-10 pertama buatan AS tiba di Indonesia, tambahan kekuatan udara ini menjadi bagian penting dari strategi ABRI di Timor Timur. Penembakan dan pengeboman udara dilakukan sebagai strategi untuk memperlunak berbagai sasaran
menjelang
serangan
darat
yang
dilakukan
oleh
pasukan
infanteri.Penggunaan kekuatan udara memberikan tekanan yang sangat besar kepada Fretilin, karena kekuatan bersenjata Fretilin hanya menggunakan senjata ringan.1 Ini menjadi faktor utama yang membuat penduduk sipil di gunung menyerahkan diri, dan memberikan kemenangan kepada ABRI atas Fretilin. Meskipun ABRI menguasai sebagian besar koridor jalan-jalan utama dan daerahdaerah yang dapat dijangkau melalui pesisir utara, berbagai daerah yang luas di pedalaman tetap berada di luar kekuasaan ABRI. ABRI berharap dapat dengan cepat dan mudah menguasai Timor Timur, namun sebaliknya malah menghadapi perlawanan yang sengit dari Fretilin.Perkembangan usaha ABRI untuk menguasai Timor Timur berjalan lambat. 1
John Taylor, East Timor: The Price of Freedom. Zed Books, London dan New York, 1999,hlm 84.
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38 Fretilin menghadapi persoalan besar mengenai apa yang harus mereka lakukan dengan penduduk sipil yang berjumlah besar di berbagai basis mereka di pedalaman. Beberapa orang berpendapat bahwa sudah saatnya untuk mengubah strategi, dan memperbolehkan masyarakat sipil menyerahkan diri dan kembali bermukim di kota. Terjadi pertentangan mengenai masalah ini dalam tubuh Fretilin dan mengakibatkan perpecahan berdarah dan disingkirkannya presiden Francisco Xavier do Amaral. Penahanan dan pembunuhan terhadap warga sipil yang tidak sependapat dilakukan Fretilin selama periode ini.2 Pada paruh kedua 1977, operasi militer Indonesia semakin gencar, yang mencakup penghancuran sumber makanan di pedalaman untuk memisahkan masyarakat sipil dari resistensi bersenjata. Operasi ini mengakibatkan kematian masyarakat sipil dalam jumlah yang tak terkira akibat serangan langsung serta kelaparan dan wabah penyakit akibat dihancurkannya basisbasis Fretilin dan sumber makanan.Dengan mundurnya Fretilin ke sejumlah kecil daerah yang lebih sempit, ABRI meluncurkan operasi cahaya, dengan maksud untuk memaksa para pemimpin utama Fretilin menyerah bersama penduduk sipil yang tersisa. Operasi militer antara pertengahan 1977 sampai pertengahan 1979 sering disebut sebagai kampaye “pengepungan dan penghancuran”. Kampanye tersebut mempunyai dua tujuan, yaitu untuk menghancurkan kepemimpinan Fretilin dan memaksa penduduk sipil yang tinggal di pedalaman menyerahkan diri kepada 2
(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,Chega (Laporan Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia, 2010, hlm 240.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39 ABRI.3Pada 6 April 1978, Jendral Mohammad Yusuf ditunjuk sebagai panglima ABRI, beliau mengambil alih kendali secara pribadi berbagai operasi di Timor Timur, memotong wewenang Moerdani dan Kalbuadi. Pada masa itu operasi cahayapun dilancarkan. Operasi ini secara khusus menargetkan para pemimpin Fretilin. Tujuannya adalah agar para pemimpin partai yang berpengaruh menyerahkan diri sehingga masyarakatpun ikut menyerahkan diri secara besarbesaran, dengan demikian memisahkan masyarakat dari para gerilya. Seiring berjalannya waktu dan resistensi semakin terdesak ke daerah yang lebih sempit, sifat konflik ini berubah menjadi suatu pengepungan terhadap masyarakat sipil.4
b) Pemberontakan Setelah Takluknya Timor-Timur Oleh ABRI Pada 10 Juni 1980, Falintil melancarkan serangan ke Dili. Serangan ini benar-benar mengejutkan ABRI. Ini merupakan pemberontakan pertama setelah kekalahan telak Fretilin pada akhir 1978. Pemberontakan ini disebut dengan (Levantamento) kebangkitan, nama ini digunakan oleh gerakan resistensi untuk menimbulkan rasa kebersamaan antara anggota resistensi yang melakukan serangan militer terbatas yang dilakukan oleh berbagai kelompok kecil Falintil/Fretilin yang masih bertahan, yang telah menyusun kekuatan kembali pada bulan-bulan sebelumnya. Serangan ke Dili membuktikan daya tahan gerakan resistensi serta perlawanan bersenjata terhadap pemerintahan militer Indonesia.Serangan tersebut dilakukan sampai Lahane dan Bacore, serangan ini 3 4
Carmal Budiardjo and Liem Soei Liong, The War Against East Timor, Zed Book, 1984. hlm 27. Ibid.,hlm 30.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40 bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Fretilin masih ada.Pihak militer Indonesia terkejut sekaligus dipermalukan dengan keberanian serangan dari pihak resistensi yang dianggap sudah dikalahkan. Hampir setahun kemudian pertengahan 1981, ABRI melancarkan operasi besar-besaran yang menggabungkan personil militer dengan puluhan ribu penduduk sipil yang membentuk pagar betis manusia, mereka ini berjalan kaki melintasi daerah-daerah yang luas di wilayah Timor Timur untuk mencari dan menangkap Falintil yang tersisa. Meski bisa menangkap banyak orang Timor, baik sipil maupun pejuang, gerakan pagar betis ini tidak berhasil secara substansial menghancurkan Falintil.
c) Tragedi Santa Cruz Pembantaian pemuda Timor Timur di pemakaman Santa Cruz oleh para serdadu Indonesia pada 12 November 1991 merupakan titik balik dalam perjuangan rakyat Timor Timur untuk diakui secara internasional. Untuk pertama kali sejak invasi 1975, kebrutalan militer Indonesia terhadap warga sipil terekam dalam film oleh media internasional. Film yang diselundupkan keluar dari wilayah tersebut beberapa hari setelah pembantaian awal yang dilakukan oleh militer Indonesia, ditayangkan oleh berbagai televisi di seluruh dunia dan menyingkap keadaan sebenarnya tentang pendudukan Indonesia yang selama itu disembunyikan oleh Jakarta. Penindasan yang keras oleh militer Indonesia terhadap rakyat Timor Timur ini tidak lagi bisa disangkal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41 Beberapa minggu sebelum terjadinya pembantaian, para aktivis di Timor Timur tengah mempersiapkan diri untuk kunjungan delegasi Portugis. Terdapat desas-desus tentang rencana pertemuan antara delegasi tersebut dengan Xanana Gusmao, harapan masyarakat Timor Timur pun sangat tinggi terhadap pertemuan itu untuk melepaskan diri dan menjadi negara yang berdiri sendiri. Gerakan klandestin mempersiapkan demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi mereka kepada delegasi Portugis, sekelompok pemuda menulis spanduk di halaman Gereja Motael di pantai Dili. Kelompok demonstrasi ini dipantau oleh intelijen Indonesia, dan keributan dengan militer Indonesia terjadi pada 28 Oktober 1991 ketika salah seorang mahasiswa (Sebastiao Gomes) ditembak mati. Walaupun kunjungan delegasi Portugis dibatalkan, pada 11 November 1991 pelopor khusus PBB tentang penyiksaan, Pieter Kooijmas berada di Dili. Gerakan klandestin memutuskan untuk tetap melakukan demonstrasi untuk mengenang pembunuhan Sebastiao Gomes setelah misa pemakaman di Gereja Motael pada pagi 12 November 1991. Ada upaya sungguh-sungguh untuk memastikan agar demonstrasi tersebut berlangsung dengan damai. Tentara, polisi, dan agen intelijen Indonesia berjaga di sepanjang jalanjalan kota Dili selama demonstrasi dari Gereja Motael sampai pemakaman Santa Cruz. Sebagian demontran berjalan dari Motael, sementara sebagian bergabung ditengah perjalanan dan lebih banyak lagi yang bergabung di pemakaman. Kemudian spanduk dikibarkan yang isinya menghimbau keterlibatan PBB di Timor Timur, mendukung Xanana Gusmao dan penentuan nasib sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42 Keadaan sangat menegangkan, karena keterbukaan seperti ini tidak diperkirakan sebelumnya. Ada berbagai kesaksian, namun yang jelas dalam perjalanan seorang tentara Indonesia ditusuk dan dibawa keadaan cidera. Pernyataan Indonesia
tentang
kejadian
tersebut
menjelaskan
bahwa
hal
tersebut
mempropokasi kemarahan militer dan berlanjut dengan pembantaian. Tetapi, bukti tidak mendukung kesimpulan tersebut.Penembakan dimulai ketika demonstran tiba di kompleks pemakaman Santa Cruz. Tentara menembaki dengan senjata-senjata otomatis kearah pesera demonstrasi damai dan tidak bersenjata, komisi kemudian mendengar kesaksian bahwa para tentara mengepung pemakaman Santa Cruz, lalu masuk dan membunuh orang-orang yang tidak terluka atau mereka yang terluka ringan, dengan menusuk mereka mengunakan pisau bayonet. Banyak pemuda yang diangkut menggunakan truk, ke rumah sakit militer Wira Husada di Lahane, Dili, ke pusat-pusat interogasi, atau dibunuh begitu saja.Ratusan pemuda berlari ke kediaman Uskup Belo mencari perlindungan. Uskup Belo menghubungi Gubernur Mario Carrascalao, dan pergi ke Santa Cruz, untuk melihat sejumlah tubuh orang yang tebunuh dan terluka, dan kemudian pergi ke rumah sakit Wira Husada tempat dimana dia melihat hasil pemukulan yang parah. Komisi mendengarkan kesaksian yang menyebut tentang serangkaian pembunuhan dalam hari-hari sesudahnya, ketika pasukan keamanan Indonesia memburu orang-orang yang mereka curigai terlibat dalam unjuk rasa tersebut. Komisi juga mendengar tentang orang-orang hilang yang belum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43 diketemukan, dan tentang kekerasan seksual terhadap perempuan muda di Santa Cruz.5
2. Bidang Politik Resistensi yang dipimpin oleh FRETILIN nyaris dihancurkan oleh operasi pengepungan dan pembasmian 1978 – 1979. Sebagian besar pemimpin senior Fretilin dan Falintil terbunuh, tertangkap atau menyerahkan diri dalam periode ini. Sisanya yang masih hidup dalam kelompok terpisah berupaya sekuat tenaga untuk menghimpun kekuatan kembali. Tiga komite sentral yang masih bertahan yang melarikan diri ke wilayah Timur salah satunya adalah Xanana Gusmao. Kelompok-kelompok kecil yang melarikan diri ke wilayah timur dan barat berupaya menyusun kekuatan kembali dengan menggunakan strategi baru yaitu dengan menanggalkan tampilan militer mereka, berpakaian seperti penduduk sipil, dan menyembunyikan senjata mereka. Tujuan mereka adalah mencari dan menghubungi kemite sentral Fretilin dan menggalang dukungan dari penduduk sipil yang masih selamat. Sebagai pemimpin Xanana Gusmao melaksanakan konfrensi Reorganisasi Nasional pada maret 1981 yang memulai proses perluasan Gerakan Resistensi menjadi front persatuan nasional yang lebih luas, mengubah arah taktis resistensi bersenjata menjadi perang gerilya. Selain itu usaha politik lain juga dibangun oleh Fretilin dengan petinggi gereja Katolik di Timor Timur, ini merupakan langkah
5
Chega, op, cit., hlm.294-295.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44 penting ke arah tujuan persatuan nasional di antara pihak yang bertentangan pada 1975, yaitu antara UDT dan FRETILIN. 6 Kegiatan politik inipun dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
3. Bidang Ekonomi Pada masa operasi Soroja banyak lahan pertanian di daerah Timor Timur hancur akibat pengeboman, ini merupakan dampak dari pertempuran antara pasukan Fretilin dengan militer Indonesia. Dengan tanaman pangan hancur, dan penduduk sipil tidak lagi dapat tinggal di pemukiman tempat mereka bercocok tanam, dan terpaksa harus bergerak meninggalkan wilayah pemukiman untuk menghindari pertempuran ke wilayah pegunungan mengakibatkan banyak warga sipil meninggal karena kelaparan, yang paling banyak meninggal adalah orang tua dan anak-anak.7 Periode antara akhir 1977 sampai 1979 merupakan masa tragedi kemanusian terbesar dalam sejarah Timor Timur.Kelaparan hebat terjadi akibat operasi militer besar-besaran Indonesia untuk menumpas Resistensi Fretilin.Penduduk sipil yang melarikan diri ke gunung-gunung menyerahkan diri dalam jumlah yang besar ke pada militer Indonesia. Mereka ditampung dalam kemah-kemah sementara, akan tetapi mereka masih saja kelaparan karena camp penampungan tidak mempunyai cukup banyak stok makanan untuk para masyarakat sipil yang menyerahkan diri dalam jumlah besar. Keadaan mereka juga diperburuk oleh kontrol militer atas 6 7
Ibid.,hlm. 265. Ibid.,hlm. 246-247.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45 operasi bantuan domestik Indonesia, dan larangan bagi lembaga internasional untuk masuk ke wilayah tersebut.8Tidak terdengar sedikitpun kegiatan perekonomian di Timor Timur, karena semua kegiatan jenis apapun di Timor Timur selalu berada dibawah pengawasan militer Indonesia.
B. Dampak Positif Dari Integrasi Timor Timur ke Indonesia 1. Bidang Sosial Masyarakat Timor Timur pada saat berada dibawah Indonesia banyak mengalami perkembangan yang siknifikan terutama dalam bidang sosial, pendidikan, kesehatan, serta sarana dan prasarana.Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial telah menghasilkan tingkat kesejahteraan sosial yang lebih baik yang ditunjukkan oleh berbagai indicator, diantarannya : jumlah penduduk melek huruf meningkat dari 7,8 persen pada tahun 1976 menjadi 45,1 persen pada tahun 1990, angka kematian bayi per seribu kelahiran hidup adalah 65 pada tahun 1993, serta usia harapan hidup penduduk adalah 61,8 tahun pada tahun 1993. Peningkatan kesejahteraan tersebut didukung oleh peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Propinsi Timor Timur yang makin merata dan makin luas jangkauannya. Pada tahun 1990 telah ada 10 unit rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 549 buah, dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) serta puskesmas pembantu sebanyak 188 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan 79,1 kilometer persegi dan penduduk yang dilayani
8
Ibid.,hlm. 253.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46 sebanyak 3.976 orang per puskesmas termasuk puskesmas pembantu. Keadaan ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan tahun 1985, dengan jumlah puskesmas baru mencapai 63 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan 236,1 kilometer persegi dan dengan penduduk yang dilayani sebanyak 34.576 orang per puskesmas. Dibandingkan pada masa pendudukan Portugis tingkat pendidikan rakyat Timor sangat rendah, itu dikarenakan pada masa itu penduduk tidak bebas dan hanya pada golongan tertentu saja yang dapat menikmati pendidikan, seperti para pegawai pemerintahan, polisi atau tentara, dan anak kepala suku saja yang dapat merasakan pendidikan. Sedangkan masyarakat biasa tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ketika Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia, tingkat pendidikan rata-rata penduduk Timor Timur telah menunjukkan kemajuan yang cukup berarti. Hal ini diperlihatkan oleh angka partisipasi sekolah dasar (SD) kasar yang pada tahun 1992 telah mencapai 96,9 persen. Tingkat partisipasi pendidikan ini didukung oleh ketersediaan sekolah yang makin meningkat. Pada tahun 1992 telah ada 822 unit SD yang berarti rata-rata lebih dari satu unit SD pada setiap desa. Peningkatan jumlah SD dan murid didukung oleh peningkatan jumlah guru.Pada tahun 1992 tercatat 5.024 orang guru dan setiap guru SD melayani 20 murid.9 Pembangunan daerah Timor Timur didukung oleh pembangunan prasarana yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tingkat I 9
http://haumaknee.blogspot.com/2012/12/sistem-pendidikan-di-timor-leste.html. diunduh tanggal 25 maret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47 dan daerah tingkat II. Di bidang prasarana transportasi sampai dengan tahun 1992 telah dibangun dan ditingkatkan berbagai prasarana transportasi darat meliputi dermaga penyeberangan dan jaringan jalan yang mencapai 3.832 kilometer. Ketersediaan jaringan jalan tersebut telah makin baik, seperti terlihat pada tingkat kepadatan yang mencapai rata-rata 226,7 kilometer per 1.000 kilometer persegi. Ketersediaan prasarana transportasi lainnya yang mendukung pembangunan daerah seperti prasarana transportasi laut dan transportasi udara juga telah meningkat. Propinsi Timor Timur memiliki 3 pelabuhan laut yang cukup besar, yaitu pelabuhan laut Dili, Pante Macasar, dan Corn, yang telah ditingkatkan fasilitas dermaga dan fasilitas keselamatan pelayarannya. Demikian pula, prasarana transportasi udara yang ada di Timor Timur pada umumnya kondisinya telah meningkat. Dua Bandar udara (bandara) yang ada, yaitu Bandara Comoro di Dili dan Bandara Baucau, dewasa ini fasilitasnya telahditingkatkan meskipun dari keduanya hanya Bandara Comoro yang dipergunakan untuk penerbangan komersial. Di bidang pengairan, meskipun masih terbatas, telah pula dilaksanakan peningkatan prasarana pengairan, berupa jaringan irigasi.Pada tahun 1993 jaringan irigasi telah dapat mengairi sawah seluas kurang lebih 7.000 hektare sehingga membantu peningkatan dan menunjang produksi pertanian. Penyediaan prasarana ketenagalistrikan di propinsi ini dilayani oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) Wilayah XI yang meliputi Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur, sampai dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48 tahun 1991 telah menghasilkan daya terpasang sebesar 152 megawatt. 10
2. Bidang Politik Setelah Timor Timur berada di bawah pemerintahan Indonesia dan menjadi provinsi yang ke 27, otomatis kontrol keamanan dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia, dengan demikian kegiatan politik Timor Timor tidak sebebas ketika sebelum pendudukan Indonesia. Meskipun demikian, peristiwa ini membawa perubahan yang positif bagi Timor Timur, yang semula menyelesaikan permasalahan dengan kudeta ataupun dengan pertempuran, sekarang berubah menjadi politik diplomasi dan tanpa kekerasan. Usaha diplomasi ini dilakukan oleh partai UDT dan Fretilin, akan tetapi yang lebih dominan selama dekade pertama setelah invasi Indonesia sebagian besar dilakukan oleh Fretilin. Tujuan diplomatik Fretilin adalah memperkenalkan Republik Demokratik Timor-Leste secara internasional, aktifitas merekan menjadi dasar kuat bagi kampanye penentuan nasib sendiri di masa depan. Merekalah yang membuka diplomasi garis depan diplomasi utama di Eropa, Afrika, Amerika Serikat dan di PBB. Hubungan yang kuat dan berkesinambungan juga dipelihara bersama organisasi-organisasi masyarakat madani di banyak negera. Dampaknya usaha itu
10
https://www.bappenas.go.id Diunduh tanggal 25 maret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49 mendapar respon dari Negara internasional dan dukungan dari PBB atas usaha penentuan nasib sendiri bagi rakyat Timor Timur.11 Pada 1990-an CNRM (Concelho Nacional da Resistencia Maubere/Dewan NasionalPerlawananMaubere) berusaha berdialog dengan Indonesia. Dengan dukungan LSM internasional dan berbagai kelompok masyarakat sipil, menawarkan rencana tiga tahap untuk perdamaian, yang pada dasarnya adalah demiliterisasi Timor Timur, sebuah otonomi transisional, dan sebuah tindakan penentuan nasib sendiri untuk menentukan status politik permanen wilayah tersebut. Mereka mengajukan rencana damai tersebut pertama ke Uni Eropa dan kemudian ke PBB, dan menunjukkan dukungan aktif oleh Portugal.Pemerintah Indonesia menolak rencana tersebut. Meskipun demikian rencana tersebut tetap ditawarkan selama dasawarsa 1990-an sebagai fokus upaya diplomatik CRNM dan tanda keinginan mereka untuk mencari solusi melalui dialog. 12Sementara itu Portugal memulai lagi pembicaraan dengan Indonesia pada 1992, setelah menghentikan hubungan pasca pembantaian Santa Cruz pada 1991. Jose Ramos-Horta melanjutkan kempanye diplomatikna berdasarkan rencana perdamaian ini.Saat Indonesia berada dibawah tekanan yang meningkat menyusul terungkapnya pembantaian Santa Cruz, dan sebagian kalangan internasional merasa berkepentingan untuk mencapai solusi bagi Timor Timur. Dengan dukungan masyarakatTimor Timur yang berada di luar negeri dan
11
(Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,ChegaVolum II (Laporan Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi ( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia, 2010, hlm 752- 754. 12 Chega, op.cit., hlm. 299.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50 gerakan solidaritas internasional yang makin luas, ia bekerja keras untuk meningkatkan profil internasional pemimpin CNRM, Xanana Gusmao, dan untuk meyakinkan para pemimpin dunia bahwa solusi politik dapat dilakukan dalam penyelesaian Timor Timur. Penganugrahan hadiah nobel perdamaian 1996 bagi Uskup Belo dan Jose Ramos-Horta adalah momen pendorong baru bagi perjuangan rakyat Timor Timur untuk diakui secara internasional. Penghargaan tersebut memberi pengakuan bagi perjuangan kedua orang ini, yang pengalamannya selama pendudukan Indonesia sangat berbeda tetapi visi tentang indentitas rakyat Timor Timur dan harga diri manusia tetap sama. Dalam pidato penerimaan nobel perdamaian Uskup Belo mengatakan : Saya sangat percaya bahwa saya berada di sini dasarnya sebagai suara dari rakyat Timor Timur yang tidak bersuara, yang spiritnya bersama saya hari ini, jika tidak secara langsung. Dan apa yang diinginkan rakyat adalah perdamaian, diakhirinya kekerasan, dan dihormatinya hak asasi mereka. Harapan saya yang paling besar bahwa hadiah nobel perdamaian 1996 ini dapat membantu mencapai tujuan-tujuan tersbut.13 Di Timor Timur, Anugrah Nobel Perdamaian tersebut menunjukan kepada rakyat Timor Timur bahwa mereka tidak dilupakan oleh masyarakat internasional, dan meningkatkan harapan untuk bantuan internasional dalam pencarian solusi bagi konflik di Timor Timur.
13
Chega, op. Cit., hlm.301.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51 3. Bidang Ekonomi Program pembangunan yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap wilayah Timor Timur pada masa pendudukannya dapat dibagi kedalam beberapa tahap. Pertama, periode antara 17 Juli 1976 hingga 31 Maret 1977, pemerintah Indonesia mengeluarkan dana sebesar Rp 4 milyar. Dana dimaksudkan untuk membiayai proyek-proyek yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakat seperti penyedian tempat tinggal bagi 40.000 orang pengungsi, perbaikan pasilitas-pasilitas kesehatan, sarana pendidikan, juga penyediaan air minum dan listrik. Periode ini di kategorikan dengan periode rehabilitasi. Kedua, suatu tahap yang disebut sebagai periode konsolidasi. Tahap ini terhitung antara 1977 hingga 1989. Anggaran sebesar Rp 6,6 milyar disalurkan kepada propinsi baru ini, dengan perincian Rp 3,5 milyar dialokasikan untuk proyek-proyek pembangunan sarana pendidikan, pengembangan dibidang pertanian, kehutanan dan koperasi. Pada periode konsolidasi ini, anggaran itu juga termasuk sebagai subsidi dalam bentuk intruksi Presiden, yakni Rp 1,5 milyar untuk pemerintah propinsi, untuk pemerintah daerah Rp 520 juta, pembangunan desa-desa disalurkan sebesar
Rp 228 juta, untuk pembangunan fasilitas kesehatan
masyarakat Rp 368 dan Rp 542 juta untuk pembangunan sarana pendidikan. Ketiga, sejak April 1978 sampai dengan 1985, pemerintahan Indonesia menyalurkan
secara
terus
menerus
mengupayakan
program-program
pembangunan di Timor Timur. tahap ini disebut dengan tahap stabilitas. Menurut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52 catatan Singh, jumlah total dana yang disalurkan pemerintah Indonesia dari tahun 1976 hingga 1985 adalah sebesar Rp 278.647.165.660.14 Upaya pembangunan di bidang sarana dan prasarana sebagaimana yang diajukan RAPBN periode 1996/1997, yang oleh sebagian kalangan dipahami sebagai bentuk komitmen pemerintahan untuk pembangunan sosial dan ekonomi di Timor Timur, karena terlihat dari jumlah dana pembangunan yang disalurkan oleh pemerintah ke propinsi tersebut tampak selalu mengalami peningkatan. Ini terlihat dalam Repelita VI menunjukan angka kenaikan angaran pembangunan dari 15.95 milyar pada periode 1989/1990 menjadi Rp 43.80 milyar pada 1994/1995. Demikian pula dalam hal anggaran rutinnya, pada periode yang sama meningkat dari Rp 12.03 milyar menjadi Rp 21.77 milyar.Disamping penyaluran dana yang dikeluarkan oleh pemerintah guna mempercepat proses pembangunan, tercatat sejumlah perusahaan milik swasta yang bergerak diberbagai sector juga beroperasi
di wilayah ini. Menurut catatan Aditjondro, hingga tahun 1997
perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, perumahan, kontraktor maupun di sector industri, jumlahnya mencapai 24 perusahaan.15
14
Bilveer Singh. Habibie dan Demokratisasi di Indonesia. Jakarta. Cidesindo 2000. hlm. 53-54. Hotrun Siregar. Timor Timur di Penghujung Integrasi. Tanggerang Selatan. Mega Kreasi Media. 2002. hlm 55. 15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53 C. Dampak Lepasnya Timor Timur dari Indonesia Pada tahun 1974-1975 pergolakan politik yang ditandai oleh perseteruan antara beberapa partai besar yang terjadi sebagai akibat dari proses dekolonisasi yang terlambat dan terburu-buru. Pergolakan itu mendorong ribuan orang Timor Portugis menyebrang ke Timor Barat, menuju kota Atambua. Mulai saat itulah para pengungsi Timmor Leste menjadi arena pertautan sejarah antara negri itu dengan Republik Indoensia. Dari awal mula pertautan ini berada ketegangan antara masalah kemanusiaan dan politik. Dalam perspektif kemanusian para pengungsi pada waktu itu adalah kelompok orang yang telah menjadi korban dari pergolakan politik antara partai di sebuah wilayah yang sedang dilalaikan oleh para penguasa penjajahnya. Sesudah mengambil bagian dalam pemilu tahun 1975, mereka harus menanggung penderitaan sebagai pengungsi. Mereka adalah manusia yang sedang dilanda ketakutan dan menyebrang ke perbatasan demi mempertahankan hidup mereka. Namun perspektif kemanusian itu rupanya harus bertarung hebat dengan perspektif politik. Sejak awal, kedatanga para pengungsi itu sudah dijadikan komoditi politik oleh beberapa tokok dalam jajaran Orde Baru dan militer RI, kedatangan mereka ditafsirkan sebagai bukti yang tak terbantahkan bahwa mereka meminta intervensi militer Indonesia ke wilayah Timor Timur. Para pengungsi ini dijadikan kasus yang menjadi motif utama intervensi militer Indonesia. Selanjutnya para pengungsi bahkan dijadikan indikasi kuat kea rah pemerintah integrasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Dibandingkan dengan kelompok-kelompok pengungsi lain, kelompok di Timor Barat adalah yang paling menderita dan paling tak terurus. Penderitaan para pengungsi di Timor Barat antaralain juga berasal dari dimensi psikologis mereka sejak semula, yakni keterpaksaan mereka. Kebanyakan dari mereka ini mengungsi karena dipaksa oleh keadaan yang bagi mereka sudah tidak tertanggungkan lagi. Banyak diantara mereka ini terancam oleh kemenangan pihak kemerdekaan. Beratnya penderitaan pengungsi di Timor Barat tampak dari kenyataan bahwa mereka mengungsi paling lama. Sampai pertengahan tahun 2000, sebanyak 100.000 pengungsi masih tinggal di Timor Barat. Dan masih ada yang bertahan sampai sekarang tahun 2015, pastilah dapat dibayangkan penderitaan mereka yang selama kurun waktu itu harus tercabut dari akar-akar kehidupan mereka. Untuk bertahan hidup, mereka harus bertarung dengan berbagai kesulitan. Bantuan UNHCR, pemerintah, atau berbagai LSM tidak dapat diandalkan.16 Ditengah situasi yang membelit itu banyak para pengungsi berjuang mengusahakan mata pencharian sendiri seperti mengolah tana hmilik orang lain untuk di Tanami padi dan sebagainya lalu hasil dari perkebunan tersebut dibagi dua dengan pemilik lahan, ada juga yang menjadi pekerja serabutan, seperti kuli bangunan dan sebagainya, begitulah cara mereka bertahan hidup di pengungsian. Ada juga sebagian darimereka yang mengikuti program pemerintah dikirim
16
Ibid, hlm xxv.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55 kepulau lainnya untuk transmigrasi seperti pulau Sumatra dan Kalimantan. namun tidak semua pengungsi mengikuti program pemerintah atau mendapatkan lahan atau tanah milik orang lain untuk digarap, hanya sebagian dari mereka yang mendapatkan kesempatan itu. Sebagian dari mereka menjual kembali rumah bantuan dari pemerintah untuk dijadikan sebagai modal untuk modal usaha atau untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, dan mereka kembali membangun rumah-rumah semi permanen dilokasi semula yang dijadikan tempat pengungsian dengan bangunan seadannya beralaskan tanah dan beratapkan terpal. Bahkan sampai sekarang mereka yang kurang beruntung masih mengharapkan bantuan dari tetangga hanya demi sekedar bertahan hidup. Solusi dari pemerintah tidak cukup berhasil untuk menangani para pengungsi eks Timor Timur ini.17
17
Wawancara dengan mahasiwa dari daerah perbatasan yang menjadi tempat para pengungsi : Maria Sediari Pitfina Yos Morok dan Emilius Klefas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN
Ketika pemerintahan Portugis mengalami krisis dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi, menyebabkan pergesaran pemerintahan sipil ke tangan militer. Ketika pemerintahan dijalankan oleh militer, pemerintahan menghasilkan satu kebijakan yang memberikan peluang bagi wilayah jajahan Portugis untuk membentuk partai politik dan berkesempatan untuk menentukan masa depan mereka sendiri. Menyikapi hal tersebut, terbentuklah beberapa partai politik di wilayah jajahan Portugis di Timor Timur, diantaranya : Partai FRETILIN, APODETI, KOTA, TRABALHISTA, dan ADILTA. Dalam perjalanananya memperjuangkan kemerdekaan untuk wilayahnya, partai-partai politik di Timor-Timur mengalami perpecahan dan mengalami perbedaan dalam tujuan. Ada partai yang pro kemerdekaan dan pro integrasi, perbedaan ini disebabkan adanya penyusup dari kelompok Komunis Internasional, yang menyusup kedalam salah satu partai politik di Timor Timur untuk memanfaatkan situasi demi memperluas penyebaran ideologinya. Peristiwa inilah yang dijadikan alasan oleh Indonesia untuk menyatukan wilayah Timor Timur ke dalam willayah NKRI. Perbedaan tujuan antara partai-partai politik di Timor Timur menyebabkan pecahnya perang saudara, antara kolompok yang pro kemardekaan dan kelompok yang pro integrasi. Puncak dari perselisihan yang tidak memiliki titik temu 56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57 diantara kedua belah pihak yang bertikai, memicu salah satu pihak yang pro kemardekaan mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur secara sepihak. Peristiwa ini memancing pihak yang pro integrasi juga mendeklarasikan integrasi wilayah Timor Timur kedalam wilayah Republik Indonesia di Balibo. Selain faktor keinginan masyarakat Timor Timur sendiri yang ingin berintegrasi terhadap Indonesia, invasi militer yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia juga menjadi faktor penting terlaksananny integrasi Timor Timur ke dalam
wilayah
Indonesia.
Setelah
peristiwa
diatas
terjadi,
Indonesia
menindaklanjuti petisi yang disampaikan oleh masyarakat Timor Timur yang pro integrasi dengan melakukan pencarian pakta untuk membuktikan kebenaran jikalau masyarakat Timor Timur ingin dan tanpa paksaan untuk berintegrasi dengan Indonesia. Setelah pncarian pakta selesai dilakukan presiden Soeharto menyetujui petisi tersebut dan pada tanggal 27 Juli 1976 Presiden Soeharto menandatangani undang-undang yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia meresmikan tindakan Indonesia mengintegrasikan Timor Timur. Setelah keinginan sebagian masyarakat Timor Timur dan Indonesia tercapai untuk berintegrasi dan menghalang penyebaran Komunis Internasional tercapai, keadaan di Timor Timur tidak juga kunjung membaik, justru cenderung memburuk. Konflik sosial semakin meruncing sehingga menimbulkan konflik sosial yang menyebabkan posisi Indonesia terpojok dimata masyarakat dunia bahkan masyarakt Indonesia sendiri mengutuk perbuatan Indonesia terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58 masyarakt Timor Timur. Protes masyarakat dunia terhadap pendudukan Indonesia terhadap Timor Timur ini disebabkan terpublikasinya kekerasan sosial yang terjadi di Timor Timur. Seperti tragedi sosial Santa Cruz. Keadaan perekonomian Timor Timur semangkin terpuruk, kelaparan, penyakit melanda masyarakat dan mengakibatkan banyak kematian di Timor Timor. Keadaan politik Timor Timur pun tidak jauh berbeda, banyak pertikaian yang di sebabkan perbedaan pandangan politik ini bahkan pertikaian yang disebabkan perbedaan politik ini bukan hanya pada mereka yang pro dan kontra terhadap interasi saja, didalam pihak Fretilin yang mendukung kemerdekaan pun mengalami perpecahan dan pembunuhan terhadap sesamanya. Melihat konflik yang tak kunjung selesai di Timor Timur, PBB segera mendesak Indonesia dan Portugal sebagai pihak yang berkepentingan dalam penyelesaian masalah Timor Timur, dan mempasilitasi pertemuan keduanya. PBB juga terlibat dalam menyatukan rakyat Timor Timur dari semua atar belakang untuk bersama-sama membahas berbagai perbedaan mereka untuk mencari landasan yang sama. Ketika krisis financial ASIA melanda Indonesia, Indonesia diwarnai dengan berbagai demonsrasi yang memaksa mundurnya Presiden Soeharto dari jabatannya. Dan melihat kekacauan yang semangkin mengenaskan di Indonesia akhirnya Presiden Soeharto memutuskan untuk mmengundurkan diri, dan jabatan Presiden digantikan oleh wakinya B.J Habibie. Presiden Habibie kemudian membuat keputusan yang mengejutkan mengenai Timor Timur, beliau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59 menyatakan bahwa Indonesia akan memperbolehkan masyarakat Timor Timur untuk memilih dan menentukan sediri masa depan mereka sendiri. Pada tanggal 30 Agustus 1999 merupakan hari bersejarah bagi Timor Timur, hari ini merupakakn hari dimana mereka dapat memilih dan menentukan masa depan mereka sendiri. Kemudian pada tanggal 4 September 1999 meupakan pembacaan hasil pemungutan suara yang hasilnya 78,5% memilih pemisahan diri dari Indonesia. Dengan demikian terjawablah keinginan masyarakat yang berada di daerah konflik ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA (KomisiPenerimaan, Kebenaran, danRekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,
(2010).Chega (LaporanKomisiPenerimaanKebenarandanRekonsiliasi( CAVR) di Timor-Leste), Jakarta, PT Gramedia, (KomisiPenerimaan, Kebenaran, danRekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste),,2010. ChegaVolum II (LaporanKomisiPenerimaanKebenarandanRekonsiliasi( CAVR) di Timor-Leste). Jakarta. PT Gramedia.
Wiharyanto,A, K. (2011).Sejarah Indonesia Dari ProklamasiSampaiPemilu 2009.Yogyakarta.UniversitasSanata Dharma. Singh, Bilveer.2000.HabibiedanDemokratisasi di Indonesia. Jakarta. Cidesindo
CarmalBudiardjo and LiemSoeiLiong. (1984). The War Against East Timor. Zed Book,____. Chamberlain, Ernest. (2003). “The Struggle in Iliomar: Resistance in Rural East Timor,” Australia. Point Lonsdale. Genewatidkk, (2009).KEAMANAN DIPERBATASAN INDONESIA-TIMOR LESTE.Yogyakarta.PustakaPelajar. Geoffrey, C, Gunn, (1999). Timor LoroSae ; 500 Years, Makau, Livros do Oriente. Subroto, Hendro.(1996). Saksi Mata PerjuanganIntegrasi Timor Timur, Jakarta,PustakaSinarHarapan. 60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61 Hill, Helen Mary. (2000).GerakanPembebasanNasional Timor LoroSae, Yayasan HAK danSahe Institute for Liberation, Universitas Michigan. Siregar, Hotrun. 2002.TimorTimur di PenghujungIntegrasi. Tanggerang Selatan. Mega Kreasi Media. Taylor,John G. East Timor:(1999). The Price of Freedom.Zed Books, London dan New York. Jolliffe. (1978).timor: Nationalism and Colonialism. The University of Queensland Press. MarwatiDjoenedPoesponegorodanNugrohoNotosusanto.(1993). SejarahNasional Indonesia VI, Jakarta, BalaiPustaka. Patrick, ASmythe. (2004).The Heaviest Blow-The Catholic Church and The East Timor Issue.Jerman.LIT. Anwar, Rosihan.(2004). Sejarah Kecil petite history Indonesia, Jakara, kompas. Setyohadi.(2002). SejarahPerjalananBangsa Indonesia Dari MasaKeMasa.Jakarta.____. Soekanto (ed.). (1976). Integrasi, YayasanParikesit, Surakarta. SyamsulHadi, AndiWidjajanto, dkk. 2007. DisintegrasiPascaOrdeBaru. Jakarta: Cires FISIP UI. Taylor, JhonG. (1998). PerangTersembunyi(Sejarah Timor Timur Yang Dilupakan).Porum solidaritasuntukrakyat Timor Timur, Jakart. _____.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62 Gusmao, Xanana. (2000). To Resist is to Win: The Autobiography of XananaGusmão , ed. Sarah Niner,Victoria. Aurora Books. Wawancara bersama Maria Sediari Pitfina Yos Morok dan Emilius Klefas.
Sumber Internet https://www.bappenas.go.idDiunduhtanggal 25 maret. http://haumaknee.blogspot.com/2012/12/sistem-pendidikan-di-timorleste.htmldiunduhtanggal 25 maret http://www.crisisgroup.org/en/publication-type/media-releases/2011/asia/timorleste-reconciliation-and-return-fromindonesia.aspx?alt_lang=iddiunduhtanggal 5 september 2015. http://tempointeraktif.com/khusus/selusur/65tahun/page18.phpdi unduhtanggal 5 september 2015.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SILABUS
Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Ketapang
Mata Pelajaran
: Sejarah Indonesia
Kelas
: XII/Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial
Kompetensi Inti
:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisispengetahuan faktual, konseptual, proseduralberdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Sumber
Waktu
Belajar
1.1 Menghayati proses perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan menunjukan rasa syukur terhadap rahmat dan karunian-Nya. 1.2 Menunjukan sikap empati terhadap para pejuang dan mengamalkan nilai-nilai kejuangan para pahlawan dalam kehidupan seharihari. 64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8 Menganalisis Perkembangan
Integrasi Timor Timor ke dalam pemerintahan
Mengamati
Observasi : Mengamati
I Wayan
kegiatan peserta didik
Bardika.
Pemerintahan Orde Indonesia tahun 1976-
Siswa mengamati
dalam diskusi dan
2000.
Baru
sebuah gambar yang
presentasi
Sejarah
1999
4.8 Merekonstruksi
berkaitan dengan proses
2 x 45
Untuk
menit
SMA/MA
perkembangan
Proses Integrasi
integrasi Timor Timor
Tes Tertulis : Menilai
politik,ekonomi,
Timor Timur ke
ke dalam pemerintahan
kemampuan peserta
Kelas XII
sosial budaya dan
wilayah Republik
Indonesia
didik dalam memahami
Program
pendidikan pada
Indonesia.
materi tentang integrasi
IPA. Jakarta
Timor Timur ke dalam
Erlangga
masa Orde Baru
Menanya Siswa bertanya dan
dan Reformasi,
Faktor yang
menyampaikan pendapat pemerintahan Indonesia
A. K
menyajikan dalam
melatarbelakangi
tentang proses integrasi
Wiharyanto,
bentuk tulisan.
integrasi Timor
Timor Timor ke dalam
2011.
Timur ke wilayah
pemerintahan Indonesia
Tugas Terstruktur :
Sejarah
Membuat makalah
Indonesia
Siswa mengumpulkan
tentang dampak yang
dari
Dampak integrasi
informasi
ditimbulkan dari
Proklamasi
terhadap
tentangdampak yang
integrasi Timor Timur
sampai
perkembangan
ditimbulkan dari proses
dengan Indonesia
Pemilu
Indonesia.
Mengumpulkan Informasi
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Timor Timur
integrasi Mengasosiasi
terhadap perkembangan
2009.
di Timor Timur.
Yogyakarta.
Menganalisis informasi
USD.
dan data yang didapat
(Komisi
dari buku-buku bacaan
Penerimaan,
maupun sumber-sumber
Kebenaran,
terkait lainnya, yang
dan
dilanjutkan dengan diskusi kelompok, untuk mendapatkan kesimpulan tentang
Rekonsiliasi (CAVR) di TimorLeste),2010. Chega
dampak yang
(laporan
ditimbulkan dari proses
Komisi
integrasi Timor Timur
Penerimaan
dengan Indonesia
Kebenaran
kemudian hasilnya
dan
dicatat pada kertas
Rekonsiliasi
Mengkomunikasikan Hasil diskusi kelompok
(CAVR) di Timor-Leste.
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tersebut dipresentasikan,
Jakarta. PT
kemudian dilakukan sesi
Gramedia.
tanya jawab, setelah itu
Hotrun
dilaporkan dalam bentuk
Siregar. 2002.
tulisan.
Timor Timur di Penghujung Integrasi. Tanggerang Selatan. Mega Kreasi Media.
Internet
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 2 Ketapang
Kelas/Semester
: XII/Gasal
Mata Pelajaran
: Sejarah Indonesia
Materi Pokok
: Integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia 1976-1999
Pertemuan ke
: 1 (Satu)
A. Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,
menerapkan,dan
konseptual, proseduralberdasarkan
menganalisispengetahuan
faktual,
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69 B. Kompetensi Dasar 3.8 Mengevaluasi perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya dan pendidikan pada masa Orde Baru dan reformasi. 4.8
mengkonstruksi perkembangan politik, ekonomi, sosial budaya dan pendidikan pada masa pemerintahan Orde Baru dan Reformasi, menyajikan dalam bentuk tulisan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1
Menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan atas pelajaran yang positif dari proses integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia 1976-1999.
2.1
Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran sejarah, terkait denganmateri pelajaran tentang integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia 1976-1999.
2.2
Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas.
3.8.1 Mendeskripsikan proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia. 3.8.2 Mendeskripsikan faktor-faktor terjadinya integrasi Timor Timur dengan Indonesia. 4.8.1 Menyajikan laporan lisan dalam bentuk presentasi mengenaiproses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia. 4.8.1 Mengolah informasi dalam bentuk artikel mengenaiproses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.
D. Tujuan Pembelajaran 1.2
Menunjukkan nilai-nilai syukur kepada Tuhan atas pelajaran yang positif dari proses integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia 1976-1999.
2.3
Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran sejarah, terkait dengan materi pelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70 tentang integrasi Timor Timur ke dalam Pemerintahan Indonesia 19761999. 2.4
Menunjukkan sikap responsif dan pro-aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas.
3.8.1 Mendeskripsikan proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia. 3.8.3 Mendeskripsikan faktor-faktor terjadinya integrasi Timor Timur dengan Indonesia. 4.8.2 Menyajikan laporan lisan dalam bentuk presentasi mengenaiproses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia. 4.8.2 Mengolah informasi dalam bentuk artikel mengenai proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia.
E. Materi Ajar 1. Proses Integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia. 2. Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia. 3. Dampak integrasi terhadap perkembangan Timor Timur.
4. Alokasi Waktu 2 x 45 menit
5. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Scientifik Model
: Discovery Learning
Metode
: Ceramah, diskusi, observasi, presentasi, dan tanyajawab.
6. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi
Alokasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71 Waktu Pendahuluan
a. Guru mempersilahkan salah satu siswa
10 menit
memimpin doa. b. Guru memberikan salam. c. Guru menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk belajar. d. Guru menanyakan kehadiran siswa. e. Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai materi pembelajaran yang akan dipelajari. f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. g. Guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran Inti
Mengamati Siswamengamati sebuah peta yang berkaitan dengan proses integrasi Timor Timur Menanya Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengomentaripeta tersebut. Siswa bertanya dan menyampaikan pendapatnya. Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyampaikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan. Mengeksplorasikan / Menalar Peserta didik diminta untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan proses integrasi Timor Timur ke dalam pemerintahan Indonesia, melalui buku-buku bacaan, internet, dan sumber-sumber lainnya.
60 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72 Mengasosiasi Peserta didik menganalisis informasi dan datadata yang didapat, baik dari buku-buku bacaan, maupun sumber terkait lainnya. Mengkomunikasikan Peserta didik berdiskusi dalam sebuah kelompok untuk mendapatkan kesimpulan mengenai proses integrasi Timor Timur ke dalam pemerintahan Indonesia. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Masing-masing kelompok diskusi diminta untuk memberikan laporan akhir berupa kesimpulan dari materi proses integrasi Timor Timur ke dalam pemerintahan Indonesia. Penutup
a. Kesimpulan Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran tentang proses integrasi Timor Timur ke dalam pemerintahan Indonesia. b. Refleksi Masing-masing peserta didik menyampaikan nilai-nilai apa saja yang diperoleh dari pelajaran hari ini. c. Tugas Lanjutan Siswa membuat makalah tentang proses integrasi Timor Timur ke dalam pemerintahan Indonesia. d. Mengucapkan Salam Guru memberikan salam.
20 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
7. Penilaian Hasil Belajar a. Test : Uraian (terlampir) b. Non Test : 1. Lembar pengamatan sikap (terlampir) 2. Lembar pengamatan diskusi kelompok (terlampir) 3. Lembar penilaian presentasi (terlampir) 4. Membuat
makalah
tentang
integrasi
Timor
Timur
ke
dalam
pemerintahan Indonesia. Format penulisan makalah : BAB I
Pendahuluan
BAB II
Isi
BAB III
Penutup a. Kesimpulan b. Saran
Catatan : Makalah diketik dengan menggunakan huruf Timer New Roman, ukuran huruf 12, spasi 1,5, print-out kertas A4.
8. Sumber dan Media Belajar 1. Pustaka a. Sumber buku : I Wayan Bardika.2000. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA. Jakarta Erlangga A. K Wiharyanto, 2011. Sejarah Indonesia dari Proklamasi sampai Pemilu 2009.Yogyakarta.USD. ____.2010.Chega (laporan Komisi Penerimaan Kebenaran dan Rekonsiliasi (CAVR) di Timor-Leste. Jakarta. PT Gramedia. Hotrun Siregar. 2002. Timor Timur di Penghujung Integrasi. Tanggerang Selatan. Mega Kreasi Media. b. Internet
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74 c. Gambar-gambar
2. Media a. White board / black board b. LCD c. Power point
Mengetahui, Kepala Sekolah,
Yogyakarta, 31 Maret 2015 Guru Mapel
Rendra Purnawan Japesa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75 Lampiran 1 : Ringkasan Materi A. Proses Integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia Proses awal integrasi ini diawali dengan terbentuknya partai politik di Timor Timur, ini menjadi penting karena dalam perkembangannya ada salah satu partai politik yang pro intregrasi terhadap Indonesia. Ini menjadi salah satu faktor kuat dalam penyatuan Timor Timor kedalam wilayah Republik Indonesia. Partai politik yang terbentuk pertama kali di Timor Timur adalah Partai UDT (Uni Demokratik Timor, Persatuan Demokratik Timor) yang terbentuk pada tanggal 11 Mei 1974, partai Sosialis Demokrat, Frente Revolucionaria da TimorLeste Independente ( FRETILIN), muncul dari ASDT (Asosiasi Sosial Demokratik Timor) yang dibentuk pada tanggal 20 Mei 1974. Manifesto pertama ASDT menyerukan penolakan terhadap kolonialisme, partisipasi segera orang Timor dalam pemerintahan lokal, dan diskriminasi rasial, melawan korupsi, danmembangun hubungan baik dengan negara tetangga. ASDT sendiri tumbuh dari komite untuk pembelaan buruh yang muncul segera setelah kup di Lisabon, sedangkan tranformasi dari ASDT ke FRETILIN merupakan perwujudan sebuah perubahan orientasi menuju perlunya membentuk sebuah organisasi politik berbasiskan masa di seputar semboyan kemerdekaan. Tokoh-tokoh penting dalam berdirinya partai ini antara lain, Francisco Xavier do Amaral, Alarico Jorge Frenandes, Nicolau dos Reis Lobato, Mari Alkatiri, Rogerio Tiago de Fatima Lobato, Jose Manuel Horta, Abilio Araujo, Francisco Borja da Costa, Antonio Duarte Carvarinho dan Vicente dos Reis. APODETI (Asosiasi Rakyat Demokratik Timor) merupakan partai minoritas yang terbentuk dari sebuah pertemuan tiga puluh sampai empat puluh orang Timor pada tanggal 27 Mei 1974.Dukungan awal dari partai ini adalah beberapa orang dari komunitas Arab di Dili (kecuali Mari Alkatiri dan Hamis Bassarawen), yang mengajukan permintaan integrasi terhadap konsulat Indonesia, kemudian mendapat dukungan dari para Liurai (Raja/Kepala Desa).Pemimpin APODETI yang paling menonjol adalah Guilherme Goncalves, Arnaldo dos Reis Araujo dan Ojorio Doares.Selain dukungan dari komunitas Arab dan liurai setempat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76 terbentuknya partai ini tidak terlepas dari bantuan dinas intelijen Indonesia, BAKIN yang sebelumnya sudah masuk ke Timor dan membangun jaringan dengan agen-agen konsulat Indonesia di Dili. Tiga partai kecil lainnya yang terbentuk namun tidak banyak berpengaruh yaitu: KOTA (Klibur Oan Timor Aswain, Pasukan Ksatria Timor), Partai TRABALHISTA (Partai Buruh) dan terakhir Partai ADILTA (Perkumpulan Demokratik untuk Integrasi Timor-Timur dengan Australia), dari tiga partai ini tidak satupun yang mempunyai pengaruh yang signifikan selama masa akhir kekuasaan Portugis dibandingkan dengan tiga partai lainnya. Selain itu campur tangan pemerintah Indonesia juga menjadi hal penting dalam proses ini. Pemerintah Indonesia yang pada awalnya berambisi untuk menggabungkan bekas jajahan Portugis tersebut dengan badan intelijennya yaitu BAKIN melalui suatu operasi komodo yang telah berhasil membentuk partai politik APODETI, namun para pendiri partai ini sedikit kecewa, karena minimnya dukungan yang diperoleh oleh partai tersebut. Oleh sebab itu, Jendral Ali Moertopo yang memimpin operasi tersebut mulai mencari cara baru untuk mencapai tujuannya. Operasi Komodo yang dijalankan oleh militer Indonesia dan propaganda yang mengunakan surat kabar Berita Yudha dan Harian Antara, berhasil mempengaruhi beberapa tokoh UDT seperti Oliveir, Joao Carrascalao dan Lopez da Cruz untuk keluar dari koalisi dan akibat dari propaganda media tersebut berakibat runtuhnya koalisi antara UDT dan FRETILIN yang berujung pada perang saudara (sipil) di Timor Timur. Setelah camppur tangan pemerintah Indonesia dalam politik Timor Timur, meletus perang saudara yang diakibatkan oleh dua partai kuat yang saling bertentangan yang satu pro integrasi dan yag satunya lagi kontra integrasi. Kemudian partai yang kontra integrasi mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur menjadi Timor-Leste, dan dibalas dengan partai yang pro intgrasi dengan deklarasi integrasi atau yang biasa kita kenal dengan perjanjian Balibo, yang isinya ingin menggabungkan diri dengan Indonesia dan ingin menjadi bagian dari NKRI.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77 Hingga akhirnya pemerintahan Indonesia mengabulkan permintaan Timor Timur untuk berintegrasi dengan Indonesia. B. Faktor integrasi Timor Timur dengan Indonesia. Faktor dari Rakyat Timor Timur Diantara partai politik yang lahir di Timor Timur, ada yang pro integrasi yaitu partai politik APODETI.Karena tujuanya yang berbeda, maka partai ini dikecam oleh dua partai lainnya. Namun APODETI terus berjuang dan mengusahakan bahasa Indonesia diajarkan di Timor Timur. FRETILIN dan UDT lalu membentuk koalisi, akan tetapi FRETILIN lebih condong ke komunis maka koalisi keduanya berakhir. Ketika berlangsung pembicaraan dekolonisasi Timor Timur pada tanggal 26 Juni 1975 di Macao, FRETILIN memboikot, sehingga masa depan Timor Timur belum dapat ditentukan pada saat pembicaraan itu. Kemudian keadaan semakin memburuk ketika pengangkatan Kolonel Ramos Pires menjadi Gubernur baru di Timor Timur pada tanggal 14 November 1974. Ia sendiri cenderung kepada UDT, tetapi sebagian besar stafnya pro komunis Portugal sehingga cenderung kepada FRETILIN. Bahkan mereka telah berpikir untuk menjadikan Timor Timur sebagai pangkalan gerakan Komitern (Organisasi Komunis Internasional). Staf Pires yang berhaluan komunis membantu FRETILIN dengan persenjataan dan membiarkan partai menguasai Tropas (polisi kolonial Portugal). Dalam usahanya mengalahkan lawan-lawannya, FRETILIN tidak segan-segan menggunakan kekerasan.Akibatnya banyak orang yang pro UDT dan APODETI marasa
diteror.Mereka
melarikan
diri
menyeberang
ke
Timur
Barat
(Indonesia).Pada pertengahan 1975 jumlah mereka yang melarikan diri ke Timur Barat mencapai 50.000 orang.Untuk membantu mereka pemerintah Indonesia menyediakan pangan, bahan bangunan, alat pertanian, dan uang yang dikeluarkan sampai maret 1976 mencapai dua milyar rupiah. Untuk mengatasi kekacauan di Timor Timur, Portugal dan Indonesia melakukan pertemuan di Roma pada tanggal 5 November 1975.Pertemuan itu menghasilkan dokumen yang disebut Memorandum of Understanding.Dalam dokumen itu kedua Negara mengakui hak semua partai atas Timor Timur.Dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78 kekacauan di Timor Timur FRETILIN menggunakan kekerasan sehingga UDT, APODETI, KOTA dan TRABALISTA menggunakan senjata pula.Untuk menjamin kemenangan, kelompok pro integrasi menerima sukarelawan dari Indonesia, setelah mereka mengawal kembalinya pengungsi dari Timor Timur ke kampung halamannya. Menghadapi keadaan yang kacau Kolonel Pires meninggalkan Dili, melarikan diri dari tanggung jawab dan mengungsi ke pulau Atauro. Sadar kedudukannya yang semakin terdesak dan merasa diberi kesempatan oleh Pires dengan mengundurkan diri, FRETILIN pada tanggal 28 November 1975 memproklamasikan berdirinya Republik Demokratis Timor Timur di Dili. Dengan Xavier Do Amaral sebagai Presiden. Guna menghadapi aksi FRETILIN yang dinilai sepihak, maka UDT, APODETI, KOTA dan TRABALISTA pata tanggal 30 November 1975 juga memproklamasikan penggabungan Timor Timur ke dalam wilayah Indonesia di Balibo. Proklamasi tersebut ditindaklanjuti dengan menegakkan kekuasaan di seluruh Timor Timur. Berkat kerja sama yang baik dari keempat partai pro integrasi ini, maka pada pertengahan Desember 1975 dapat dikatakan seluruh Timor Timur sudah dikuasai pasukan gabungan pro integrasi, bahkan Dili pun dapat direbut pula. Oleh karena itu, tindakan lanjutan dari gabungan partai yang pro integrasi adalah mendirikan Pemerintahan Sementara Timor Timur (PSTT) yang berkedudukan di Dili.Kepala PSTT adalah Arnaldo dos reis Araujo dan Xavier Lopez da Cruz sebagai wakilnya.Kemudian dibentuk pula DPR Timor Timur sebagai wakil rakyat dengan Guilherme Maria Goncalves sebagai ketua. Setelah merasa semuanya jelas dan PSTT merasa yakin akan kedudukannya, maka DPR Timor Timur yang beranggotakan 30 orang, disaksikan para anggota PSTT dan undangan lain, pada tanggal 30 Mei 1976 menyelenggarakan sidang khusus dengan pembahasan tunggal integrasi Timor Timur dengan Indonesia. Dalam sidang itu diputuskan tiga keputusan yaitu, pertama, menyampaikan petisi integrasi kepada Pemerintahan RI di Jakarta, kedua, menyerahkan kepada komisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79 khusus rumusan petisi integrasi, ketiga, mempercayakan kepada ketua sidang untuk menentukan delegasi. Dalam waktu singkat petisi integrasi selesai disusun dan pada tanggal 7 Juni 1976 delegasi petisi sudah menyampaikan pada pemerintah Indonesia di Jakarta.Presiden Soeharto menyambut baik petisi itu karena berasal dari rakyat Timor Timur. Namun, untuk ikut merasakan yang dialami rakyat Timor Timur, pemerintah Indonesia mengirim delegasi 36 orang dengan menyertakan 11 perwakilan Negara asing dan 40 wartawan dalam dan luar negri ke Timor Timur. Berdasarkan laporan delegasi maka pada tanggal 9 Juli 1976 pemerintahan Indonesia menerima petisi dan segera dengan RUU integrasi. RUU itu diterima oleh DPR pada tanggal 17 Juli 1976 sebagai UU No. 7 tahun 1976, yang menyatakan bahwa Timor Timur secara resmi menjadi Provinsi ke 27. Adapun alasan Indonesia menerima integrasi Timor Timur ke dalam wilayah RI, karena integrasi tersebut merupakan keinginan sebagian besar masyarakat Timor Timur dan disaksikan oleh dunia internasional.Hal itu juga diperkuat pengakuan Australia atas integrasi Timor Timur. Pada masa pemerintahan Soeharto, Timor Timur bukan bagian dari wilayah teritorial politik Republik Indonesia, sebab wilayah Indonesia hanya mencakup bekas jajahan Hindia Belanda.Karena wilayah Indonesia hanya mencakup wilayah bekas jajahan Hindia Belanda, maka Irian Jaya diklaim sebagai milik Indonesia yang sah.Sementara Timor Timur dirasa kurang menarik bagi Indonesia karena lokasinya yang jauh dan kondisi ekonomi yang marginal. Peranan Timor Timur bagi Indonesia bukan sekedar ambisi teritorial. Kepentingan itu memperlihatkan kekhawatiran yang besar terhadap kemungkinan ancaman keamanan republik yang mungkin timbul dari perubahan politik yang tak menentu dari koloni yang berdampingan. Terdapat kemungkinan bahwa pemerintahan Soeharto menentang munculnya suatu Negara merdeka untuk menggantikan kekuasaan Portugis. Pada pertengahan Mei 1974 muncul suatu gerakan politik radikal yang mendapat dukungan massa yang besar dan menimbulkan kekhawatiran pada pihak Indonesia terhadap kemungkinan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80 mempunyai wilayah kekuasaan yang sama dengan suatu Negara merdeka yang identitas politiknya tak dapat diterima. Afiliasi eksternalnya dapat menimbukan tantangan terhadap kepentingan Indonesia karena kehadirannya pada pinggiran nusantara. Gerakan radikal Timor Timur yang menyebut dirinya FRETILIN, menuntut kemerdekaan sejak awal dan menyeluruh sifatnya, yang mempunyai hubungan baik dengan sayap kiri di Portugis maupun koloninya di Afrika. Ini menimbulkan kekhawatiran besar di Jakarta.Reaksi awal Indonesia menumbuhkan suatu partai klien yang berusaha berintegrasi dengan Indonesia.Dukungan Indonesia terhadap Apodeti ditentukan oleh keprihatinan mendalam atas keamanan nasional.Timor Timur diinginkan dan diambil alih dengan kekuatan militer bukan karena pulau koloni Portugis itu dianggap sebagai modal atau pulau yang berharga tetapi karena dipertimbangkan sebagai esensial dalam menjamin pulau itu tidak digunakan untuk tujuan yang dapat merugikan pihak Indonesia. Indonesia
mengejar
tujuan
penggabungan
tersebut
dengan
strategi
mempengaruhi proses politik di wilayah Timor Timur. Penggabungan secara kekerasan dipertimbangkan hanya sebagai rencana alternatif terakhir karena presiden Soeharo tidak mau Indonesia dilihat sebagai melanggar kedaulatan Portugis sepanjang hal itu dapat dilaksanakan di dalam konteks yang stabil dan atas dasar pengikatan diri yang kuat terhadap dekolonisasi secara tertib.Taktik ini dilakukan agar tidak menodai reputasi internasional Indonesia terutama terhadap pemberi bantuan kepada Indonesia.Selain itu taktik presiden Soeharto tersebut juga bertujuan agar tidak menimbulkan perasaan khawatir pada tetangga kawasannya dan terutama mitranya di ASEAN. Terjadi persekutuan antara FRETILIN dan UDT untuk melawan partai klien yaitu APODETI.Hal ini menghambat ruang gerak untuk melakukan pembenaran dan meyakinkan untuk mengadakan intervensi militer.Dalam perkembangannya persekutuan antara dua partai politik antara FRETILIN dan UDT bubar karena FRETILIN semakin radikal dan mengambil inisiatif sendiri dengan menyatakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81 diri mereka sebagai wakil tunggal rakyat Timor Timur.sehingga UDT mulai khawatir, UDT lalu menarik diri dari koalisi tersebut sehingga menimbulkan konfrontasi antara kedua kelompok itu. Dukungan yang semakin kuat terhadap FRETELIN menyebabkan kelompok itu berhasil menghancurkan semua oposisi kecuali sepanjang perbatasan Timur Barat. Meletusnya perang saudara itu tidak hanya mengacaukan rencana Portugis bagi dekolonisasi secara tertib tetapi juga menimbulkan pelepasan tanggung jawab secara total pada pihak pejabat kolonial yang kemudian mengasingkan diri ke pulau Atauro. Sebagai akibat dari konflik tersebut, kelompok pro intergrasi menyatakan bergabung dengan Indonesia untuk melawan FRETILIN, serta minta bantuan kepada RI. Invasi militer RI dilakukan dengan alasan untuk memulihkan ketertiban di Timor Timur.Pernyataan Indonesia menegaskan bahwa pemerintah tak mampu mencegah relawan Indonesia untuk membantu saudara-saudara mereka di Timor Timur dalam perjuangan mereka membebaskan diri dari penindasan FRETILIN.Walaupun FRETILIN sempat melakukan perlawanan, namun karena tindak seimbangannya kekuatan militer yang dimiliki dan tidak adanya dukungan luar terhadap FRETILIN, menyebabkan penggabungan Timur Timor ke dalam wilayah Republik Indonesia tak diragukan lagi. Penggabungan Timor Timur ke wilayah Indonesia merupakan suatu upaya untuk menjamin batas pinggiran Negara kepulauan.Kemungkinan timbulnya suatu politik yang radikal yang merdeka yang berlokasi dekat dengan perbatasan wilayah RI tak dapat ditolelir.Indonesia mampu menggunakan kekuatan militer yang memadai untuk menghancurkannya, selain itu Indonesia juga dapat memperhitungkan sikap baik hati dari semua Negara kawasan Negara terdekat yang kepentingannya dimajukan dengan tindakan perluasan wilayah tersebut. Dalam keadaan apapun, seorang pemimpin militer seperti presiden Soeharto akan mempunyai kecenderungan yang kuat untuk mengambil tindakan terhadap Timor Timur yang menginginkan kemerdekaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82 Bertolak dari latar belakang tersebut, intervensi militer Indonesia terhadap Timor Timur akhirnya tidak mendapatkan kutukan dari Negara-negara tetangga di ASEAN yang non komunis, karena mereka memahami apabila Timor Timur berada di bawah kontrol FRETILIN (yang condong ke komunis) dipandang sebagai suatu ancaman yang harus dihilangkan di Asia Tenggara. Hal itu merupakan suatu kemenangan strategi dan politik bagi pihak Republik Indonesia pada saat itu. Namun di belakang pengesahan sementara itu terpampang tugas berat RI untuk menghapuskan masalah Timor Timur, yang oleh Negara luar penggabungan wilayah Timor Timur ke wilayah Indonesia belum memenuhi sarat dekolonisasi. C. Dampak integrasi terhadap perkembangan Timor Timur. Dampak Negatif Pembantaian pemuda Timor Timur di pemakaman Santa Cruz oleh para serdadu Indonesia pada 12 November 1991 merupakan titik balik dalam perjuangan rakyat Timor Timur untuk diakui secara internasional. Untuk pertama kali sejak invasi 1975, kebrutalan militer Indonesia terhadap warga sipil terekam dalam film oleh media internasional.Film yang diselundupkan keluar dari wilayah tersebut beberapa hari setelah pembantaian awal yang dilakukan oleh militer Indonesia, ditayangkan oleh berbagai televisi di seluruh dunia dan menyingkap keadaan
sebenarnya
tentang
pendudukan
Indonesia
yang
selama
itu
disembunyikan oleh Jakarta.Penindasan yang keras oleh militer Indonesia terhadap rakyat Timor Timur ini tidak lagi bisa disangkal. Beberapa minggu sebelum terjadinya pembantaian, para aktivis di Timor Timur tengah mempersiapkan diri untuk kunjungan delegasi Portugis.Terdapat desas-desus tentang rencana pertemuan antara delegasi tersebut dengan Xanana Gusmao, harapan masyarakat Timor Timur pun sangat tinggi terhadap pertemuan itu untuk melepaskan diri dan menjadi negara yang berdiri sendiri.Gerakan klandestin mempersiapkan demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi mereka kepada delegasi Portugis, sekelompok pemuda menulis spanduk di halaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83 Gereja Motael di pantai Dili. Kelompok demonstrasi ini dipantau oleh intelijen Indonesia, dan keributan dengan militer Indonesia terjadi pada 28 Oktober 1991 ketika salah seorang mahasiswa (Sebastiao Gomes) ditembak mati. Walaupun kunjungan delegasi Portugis dibatalkan, pada 11 November 1991 pelopor khusus PBB tentang penyiksaan, Pieter Kooijmas berada di Dili. Gerakan klandestin memutuskan untuk tetap melakukan demonstrasi untuk mengenang pembunuhan Sebastiao Gomes setelah misa pemakaman di Gereja Motael pada pagi 12 November 1991.Ada upaya sungguh-sungguh untuk memastikan agar demonstrasi tersebut berlangsung dengan damai. Tentara, polisi, dan agen intelijen Indonesia berjaga di sepanjang jalan-jalan kota Dili selama demonstrasi dari Gereja Motael sampai pemakaman Santa Cruz. Sebagian demontran berjalan dari Motael, sementara sebagian bergabung di tengah
perjalanan
dan
lebih
banyak
lagi
yang
bergabung
di
pemakaman.Kemudian spanduk dikibarkan yang isinya menghimbau keterlibatan PBB di Timor Timur, mendukung Xanana Gusmao dan penentuan nasib sendiri.Keadaan sangat menegangkan, karena keterbukaan seperti ini tidak diperkirakan sebelumnya.Ada berbagai kesaksian, namun yang jelas dalam perjalanan
seorang
tentara
Indonesia
ditusuk
dan
dibawa
keadaan
cidera.Pernyataan Indonesia tentang kejadian tersebut menjelaskan bahwa hal tersebut
mempropokasi
kemarahan
militer
dan
berlanjut
dengan
pembantaian.Tetapi, bukti tidak mendukung kesimpulan tersebut.Penembakan dimulai ketika demonstran tiba di kompleks pemakaman Santa Cruz.Tentara menembaki dengan senjata-senjata otomatis ke arah pesera demonstrasi damai dan tidak bersenjata, komisi kemudian mendengar kesaksian bahwa para tentara mengepung pemakaman Santa Cruz, lalu masuk dan membunuh orang-orang yang tidak terluka atau mereka yang terluka ringan, dengan menusuk mereka mengunakan pisau bayonet. Banyak pemuda yang diangkut menggunakan truk, ke rumah sakit militer Wira Husada di Lahane, Dili, ke pusat-pusat interogasi, atau dibunuh begitu saja.Ratusan pemuda berlari ke kediaman Uskup Belo mencari perlindungan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84 Uskup Belo menghubungi Gubernur Mario Carrascalao, dan pergi ke Santa Cruz, untuk melihat sejumlah tubuh orang yang tebunuh dan terluka, dan kemudian pergi ke rumah sakit Wira Husada tempat dimana dia melihat hasil pemukulan yang parah. Komisi mendengarkan kesaksian yang menyebut tentang serangkaian pembunuhan dalam hari-hari sesudahnya, ketika pasukan keamanan Indonesia memburu orang-orang yang mereka curigai terlibat dalam unjuk rasa tersebut.Komisi juga mendengar tentang orang-orang hilang yang belum diketemukan, dan tentang kekerasan seksual terhadap perempuan muda di Santa Cruz. Kegiatan politik Timor Timur juga tidak mengalami perkembangan karena pada masa ini kebebasan berpolitik sangat minim dan tidak bebas mengeluarkan pendapat terhadap pemerintah pusat.Kegiatan perekonomian masyarakat pribumi juga mengalami kemerosotan ini merupakan dampak dari pertempuran dan krisis sosial di Timor Timur. Dampak Positif Masyarakat Timor Timur pada saat berada dibawah Indonesia banyak mengalami perkembangan yang siknifikan terutama dalam bidang sosial, pendidikan, kesehatan, serta sarana dan prasarana. Pembangunan di bidang kesejahteraan sosial telah menghasilkan tingkat kesejahteraan sosial yang lebih baik yang ditunjukkan oleh berbagai indicator, diantarannya ;jumlah penduduk melek huruf meningkat dari 7,8 persen pada tahun 1976 menjadi 45,1 persen pada tahun 1990, angka kematian bayi per seribu kelahiran hidup adalah 65 pada tahun 1993, serta usia harapan hidup penduduk adalah 61,8 tahun pada tahun 1993. Peningkatan kesejahteraan tersebut didukung oleh peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Propinsi Timor Timur yang makin merata dan makin luas jangkauannya. Pada tahun 1990 telah ada 10 unit rumah sakit dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 549 buah, dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) serta puskesmas pembantu sebanyak 188 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan 79,1 kilometer persegi dan penduduk yang dilayani
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85 sebanyak 3.976 orang per puskesmas termasuk puskesmas pembantu. Keadaan ini jauh lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan tahun 1985, dengan jumlah puskesmas baru mencapai 63 unit dengan jangkauan pelayanan mencakup luasan 236,1 kilometer persegi dan dengan penduduk yang dilayani sebanyak 34.576 orang per puskesmas. Dibandingkan pada masa pendudukan Portugis tingkat pendidikan rakyat Timor sangat rendah, itu dikarenakan pada masa itu penduduk tidak bebas dan hanya pada golongan tertentu saja yang dapat menikmati pendidikan, seperti para pegawai pemerintahan, polisi atau tentara, dan anak kepala suku saja yang dapat merasakan pendidikan. Sedangkan masyarakat biasa tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar.Ketika Timor Timur berintegrasi dengan Indonesia, tingkat pendidikan rata-rata penduduk Timor Timur telah menunjukkan kemajuan yang cukup berarti. Hal ini diperlihatkan oleh angka partisipasi sekolah dasar (SD) kasar yang pada tahun 1992 telah mencapai 96,9 persen. Tingkat partisipasi pendidikan ini didukung oleh ketersediaan sekolah yang makin meningkat.Pada tahun 1992 telah ada 822 unit SD yang berarti rata-rata lebih dari satu unit SD pada setiap desa.Peningkatan jumlah SD dan murid didukung oleh peningkatan jumlah guru.Pada tahun 1992 tercatat 5.024 orang guru dan setiap guru SD melayani 20 murid. Pembangunan daerah Timor Timur didukung oleh pembangunan prasarana yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tingkat I dan daerah tingkat II.Di bidang prasarana transportasi sampai dengan tahun 1992 telah dibangun dan ditingkatkan berbagai prasarana transportasi darat meliputi dermaga penyeberangan dan jaringan jalan yang mencapai 3.832 kilometer. Ketersediaan jaringan jalan tersebut telah makin baik, seperti terlihat pada tingkat kepadatan yang mencapai rata-rata 226,7 kilometer per 1.000 kilometer persegi. Ketersediaan prasarana transportasi lainnya yang mendukung pembangunan daerah seperti prasarana transportasi laut dan transportasi udara juga telah meningkat. Propinsi Timor Timur memiliki 3 pelabuhan laut yang cukup besar, yaitu pelabuhan laut Dili, Pante Macasar, dan Corn, yang telah ditingkatkan fasilitas dermaga dan fasilitas keselamatan pelayarannya. Demikian pula,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86 prasarana transportasi udara yang ada di Timor Timur pada umumnya kondisinya telah meningkat. Dua Bandar udara (bandara) yang ada, yaitu Bandara Comoro di Dili dan Bandara Baucau, dewasa ini fasilitasnya telahditingkatkan meskipun dari keduanya hanya Bandara Comoro yang dipergunakan untuk penerbangan komersial. Di bidang pengairan, meskipun masih terbatas, telah pula dilaksanakan peningkatan prasarana pengairan, berupa jaringan irigasi.Pada tahun 1993 jaringan irigasi telah dapat mengairi sawah seluas kurang lebih 7.000 hektare sehingga membantu peningkatan dan menunjang produksi pertanian. Penyediaan prasarana ketenagalistrikan di propinsi ini dilayani oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) Wilayah XI yang meliputi Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur, sampai dengan tahun 1991 telah menghasilkan daya terpasang sebesar 152 megawatt. Kemudian dalam bidang ekonomi Indonesia juga banyak melakukan pembangunan
dalam
bidang ini.Program
pembangunan
yang dilakukan
pemerintah Indonesia terhadap wilayah Timor Timur pada masa pendudukannya dapat dibagi kedalam beberapa tahap. Pertama, periode antara 17 Juli 1976 hingga 31 Maret 1977, pemerintah Indonesia mengeluarkan dana sebesar Rp 4 milyar. Dana dimaksudkan untuk membiayai proyek-proyek yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakat seperti penyedian tempat tinggal bagi 40.000 orang pengungsi, perbaikan pasilitas-pasilitas kesehatan, sarana pendidikan, juga penyediaan air minum dan listrik.Periode ini di kategorikan dengan periode rehabilitasi.Kedua, suatu tahap yang disebut sebagai periode konsolidasi.Tahap ini terhitung antara 1977 hingga 1989. Anggaran sebesar Rp 6,6 milyar disalurkan kepada propinsi baru ini, dengan perincian Rp 3,5 milyar dialokasikan untuk proyek-proyek pembangunan sarana pendidikan, pengembangan dibidang pertanian, kehutanan dan koperasi. Pada periode konsolidasi ini, anggaran itu juga termasuk sebagai subsidi dalam bentuk intruksi Presiden, yakni Rp 1,5 milyar untuk pemerintah propinsi, untuk pemerintah daerah Rp 520 juta, pembangunan desa-desa disalurkan sebesar Rp 228 juta, untuk pembangunan fasilitas kesehatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87 masyarakat Rp 368 dan Rp 542 juta untuk pembangunan sarana pendidikan. Ketiga, sejak April 1978 sampai dengan 1985, pemerintahan Indonesia menyalurkan
secara
terus
menerus
mengupayakan
program-program
pembangunan di Timor Timur.tahap ini disebut dengan tahap stabilitas. Menurut catatan Singh, jumlah total dana yang disalurkan pemerintah Indonesia dari tahun 1976 hingga 1985 adalah sebesar Rp 278.647.165.660. Upaya pembangunan di bidang sarana dan prasarana sebagaimana yang diajukan RAPBN periode 1996/1997, yang oleh sebagian kalangan dipahami sebagai bentuk komitmen pemerintahan untuk pembangunan sosial dan ekonomi di Timor Timur, karena terlihat dari jumlah dana pembangunan yang disalurkan oleh pemerintah ke propinsi tersebut tampak selalu mengalami peningkatan. Ini terlihat dalam Repelita VI menunjukan angka kenaikan angaran pembangunan dari 15.95 milyar pada periode 1989/1990 menjadi Rp 43.80 milyar pada 1994/1995. Demikian pula dalam hal anggaran rutinnya, pada periode yang sama meningkat dari Rp 12.03 milyar menjadi Rp 21.77 milyar. Disamping penyaluran dana yang dikeluarkan oleh pemerintah guna mempercepat proses pembangunan, tercatat sejumlah perusahaan milik swasta yang bergerak diberbagai sector juga beroperasi
di wilayah ini. Menurut catatan Aditjondro, hingga tahun 1997
perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, perumahan, kontraktor maupun di sector industri, jumlahnya mencapai 24 perusahaan. Lampiran 2 : kerja kelompok dan Soal Tes
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88 Soal Uraian : 1. Jelaskan secara singkat usaha partai politik yang pro integrasi dalam memperjuangkan integrasi dengan pemerintahan Indonesia ! 2. Bagaimana kehidupan sosial mayarakat Timor Timur pada masa proses integrasi ? 3. Jelaskan faktor integrasi masyarakat Timor Timur dengan pemerintahan Indonesia ! 4. Jelaskan secara singkat dampak negatif dalam bidang sosial dari integrasi Timor Timor dengan Indonesia bagi rakyat Timor Timur! 5. Jelaskan dampak positif dari integrasi Timor Timur dengan Indonesia dalam bidang pendidikan bagi masyarakat Timor Timur !
Kunci Jawaban : 1. Usaha salah satu partai yang pro integrasi UDT dalam memperjuangkan integrasi dengan Indonesia adalah dengan menggalang dukunngan dari partai partai kecil lain diantaranya :APODETI, KOTA, dan TRABALHISTA untuk membuat sebuah petisi kepada Presiden Soeharto agar mau menggabungkan wilayah Timor Timur ke dalam wilayah NKRI. Usaha ini dilakukan oleh kelompok yang pro integrasi untuk menandingi deklarasi kemerdekaan sepihak yang dilakukan oleh partai Fretilin sebelumnnya. 2. Pada masa proses integrasi Timor Timur ke dalam wilayah NKRI, kondisi masyarakat pribumi yang menempati pulau itu sangat memprihatinkan. Masyarakat Timor Timur mengalami konflik yang berkepanjangan, dan mengalami musibbah kelaparan yang melanda masyarakat akibat dari pertempuran yang terjadi di pulau tersebut. Banyak terjadi pembantaian yang dilakukan pihak militer Indonesia maupun yang dilakukan partai politik yang sedang bertikai. Kegiatan perekonomian, pendidikan, dan perkantoran birokrasi pemerintahan lumpuh total. 3. Rasa senasib sepenanggungan bagi masyarakat perbatasan antara Indonesia dan Timor Timur, mereka merasa sama sama menjadi korban dari pertempuran para pemegang kebijakan, selain itu penduduk di perbatasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89 merupakan satu suku dan juga kesamaan budaya. Oleh karena itu dengan pertimbangan kesamaan kebudayaan dan perasaan senasib sepenanggungan mereka yang berada di pulau Timur pada saat itu berkeinginan untuk bergabung dengan pemerintahan Indonesia. 4. Keadaan yang tidak kundusif dalam masyarakat Timor Timur akibat invasi militer Indonesia menyebabkan masyarakat merasa takut untuk beraktivitas dan merasa was was terhadap serangan militer Indonesia dalam melakukan penumpasan anggota Fretilin. Hingga puncak dari kekhawairan dan keakutan masyarakat itu terjadiketika masyarakat Timor Timur malakukan aksi damai dan kemudian terjadi penembakan brutal dari militer Indonesia yang kejadian itu sering disebut dengan peristiwa santa cruz. Yang banyak menimbulkan korban jiwa di Timor Timur. 5. Tidak semua yang dilakukan Indonesia terhadap Timor Timur memberikan dampak yang negatif, selama masa pemerrintahan Indonesia di Timor Timur, pemerintah Indonesia banyak membangun invrastruktur dalam bidang kesehatan, pendidikan, prasana public yang lain seperti gadung pemerintahan, pembangunan jalan utama, pemmbangunan bandara, pelabuhan, dna juga pembangkit listrik untuk mendukung perkembangan wilayah ini.
Kriteria Penilaian : a. Soal 1 skornya 20 b. Soal 2 skornya 20 c. Soal 3 skornya 20 d. Soal 4 skornya 20 e. Soal 5 skornya 20 Pedoman penilaian produk : No
Skor
Nilai
1
86-100
Baik Sekali
2
71-75
Baik
3
56-70
Cukup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90 4
< 55
Kurang
Lampiran 3 : Lembar Pengamatan Sikap
No
Nama
Religiusitas
Tanggung Jawab
Disiplin
Peduli
Responsif
Proaktif
Jmlh
Skor Maksimal = 30
Kriterian penilaian untuk masing-masing aspek : 5
Sangat Baik
4
Baik
3
Cukup
2
Kurang Baik
1
Tidak Baik
Lampiran 4 : Lembar Pengamatan Diskusi Kelompok
Aspek Pengamatan No
Nama
Kerja sama
Mengkomuni kasikan Pendapat
Toleransi
Keaktifan
Menghargai
Jmlh
Pendapat
Skor
Teman
Nilai
Ket
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4
Baik Sekali
3
Baik
2
Cukup
1
Kurang
x 100
Kriteria Nilai A
80-100
Baik Sekali
B
70-79
Baik
C
60-69
Cukup
D
< 60
Kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92 Lampiran 5 : Lembar Penilaian Presentasi
Aspek Penilaian No
Nama
Komuni
Sistematika
Wawa
Kebe
Antu
Gesture &
kasi
Penyampaian
san
ranian
sias
Penampilan
Jmlh Skor
Nilai
Keterangan Skor : Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4
Baik Sekali
3
Baik
2
Cukup
1
Kurang
Kriteria Nilai A
80-100
Baik Sekali
B
70-79
Baik
C
60-69
Cukup
D
< 60
Kurang
Lampiran 6 : Format Penilaian Makalah
Struktur Makalah
Indikator
Nilai
Ket
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93 Pendahuluan
Menunjukkan dengan tepat isi : Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan
Isi
Ketepatan pemilihan gambar Orisinalitas makalah Mendeskripsikantentang proses integrasi Timor Timur ke wilayah Republik Indonesia. Struktur penulisan disusun dengan jelas sesuai metode yang dipakai Bahasa yang digunakan sesuai EYD dan komunikatif Daftar pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan (ilmiah) Menghindari sumber (akun) yang belum dikaji secara ilmiah
Penutup
Kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah
Jumlah
Kriteria Penilaian untuk masing-masing indikator : Sangat sesuai
4
Sesuai
3
Cukup
2
Kurang
1